id
stringlengths
36
36
url
stringlengths
48
111
data
listlengths
0
6.3k
01e72062-582e-8eab-a1e1-cc32f13df2f6
https://jurnalteknik.unisla.ac.id/index.php/elektronika/article/download/1079/665
[ { "left": 480, "top": 30, "width": 46, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P a g e | 92", "type": "Page header" }, { "left": 188, "top": 791, "width": 244, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected]/index.php/elektronika", "type": "Page footer" }, { "left": 238, "top": 56, "width": 126, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JE-UNISLA", "type": "Title" }, { "left": 125, "top": 81, "width": 363, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Electronic Control, Telecomunication, Computer Information and Power Systems", "type": "Title" }, { "left": 206, "top": 93, "width": 198, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume. 8 No. 2 Bulan September Tahun 2023", "type": "Text" }, { "left": 218, "top": 105, "width": 161, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 25020989 | E-ISSN : 26860635", "type": "Title" }, { "left": 129, "top": 142, "width": 377, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "STUDI METODE CRAMER DAN METODE INVERS MATRIK PADA PERSOALAN RANGKAIAN LISTRIK", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 183, "width": 411, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ulul Ilmi 1 , Rifky Aisyatul Faroh 2 , Ayu Ismi Hanifah 3 , Nur Indah Mukhoyyaroh 4 , Masruroh 5 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Islam Lamongan", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 206, "width": 354, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3,5 Prodi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Islam Lamongan, Indonesia,", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 217, "width": 346, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Islam Lamongan Jl. Veteran No.53A, Jetis, Kec. Lamongan, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur 62211 e-mail: [email protected] , 2 [email protected] , 3 [email protected],[email protected] , 5 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 295, "width": 108, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A R T I C L E I N F O", "type": "Section header" }, { "left": 76, "top": 295, "width": 445, "height": 163, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A B S T R A C T Article History : Article entry : 05-20-2023 Article revised : 06-07-2023 Article received : 28-08-2023 In the world of engineering, one example of using a matrix is to find a solution to a system of linear equations (SLE). In the scientific field that studies electrical circuits, it is not uncommon to use matrices to calculate the quantities or values in an electric circuit. To make it easier to find these values, an operation process based on the Cramer and inverse methods based on Matlab is used so that finally the values contained in the electrical circuit are obtained. These values are electric current and electric voltage. In this study, it can be concluded that the use of the Matlab-based matrix inverse method is better in terms of the accuracy of the research results, when compared to the manual use of the Cramer method, which has an accuracy difference of 0.0006%. For the calculation of the current variable i 3 . and 0.81% for the calculation of the electric voltage variable at node AB.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 385, "width": 133, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Matlab, Matric, System of", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 408, "width": 75, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Linear Equations .", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 494, "width": 101, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 506, "width": 215, "height": 250, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam bidang keilmuan elektro teknik, diperlukan pengetahuan tentang rangkaian sederhana seperti rangkaian listrik. Rangkaian listrik yang dijumpai selama ini menggunakan prinsip-prinsip yang ada pada hukum Kirchoff. Terdapat dua hukum Kirchoff yaitu hukum pertama Kirchoff atau KCL (arus) lalu hukum kedua Kirchoff atau KVL (tegangan). Dengan menerapkan kedua hukum tersebut akan didapatkan sebuah persamaan linear. Jika terdapat sebuah loop, maka hanya terdapat satu persamaan linear saja, namun jika ternyata terdapat banyak loop, maka persamaan linear yang dibentuk juga banyak sama seperti loop yang ada. Dengan banyaknya persamaan linear tersebut, mengakibatkan terbentuknya sistem persamaan linear (SPL). Dalam menyelesaikan sistem persamaan linear (SPL) terdapat banyak cara, cara yang paling umum yaitu subtitusi dan eliminasi. Untuk kasus SPL dua, tiga, dan empat variabel cara subtitusi dan eliminasi ini mungkin masih sangat efektif dan mudah. Namun bagaimana jika", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 494, "width": 215, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terdapat sistem persamaan linear dengan lebih dari dua variabel?", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 517, "width": 216, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cara tersebut memang bisa digunakan, namun waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan realatif sangat lama, dan juga tingkat kesalahan yang didapatkan juga semakin besar. Untuk mengatasi persoalan ini, ternyata terdapat cara yang membuat waktu pengerjaan relatif lebih singkat dan solusi yang dihasilkan lebih akurat. Contohnya adalah menggunakan metode operasi baris elementer, cara invers, metode Cramer, dan lain-lain. Akan tetapi, dalam penelitian ini yang akan dibahas di sini adalah mengenai metode cramer. Selain metode cramer, juga digunakan metode invers berbasis matlab.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 679, "width": 164, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 690, "width": 215, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan melalui pertimbangan bahwa ranah penelitian ini masih dalam ranah wilayah eksakta, maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini metode eksperimen. Metode Eksperimen bermakna bahwa hasil penelitian berasal dari data yang dimasukkan ke dalam pemrograman Matlab. Matlab akan mengolah data yang berasal", "type": "Text" }, { "left": 480, "top": 30, "width": 46, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P a g e | 93", "type": "Page header" }, { "left": 188, "top": 791, "width": 244, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected]/index.php/elektronika", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 93, "width": 215, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dari masalah yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini data yang diinputkan berupa angka yang dibentuk dalam sebuah matrik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 139, "width": 95, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 150, "width": 215, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian ini data yang diinputkan berupa angka yang dibentuk dalam sebuah matrik. Kasus yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebuah rangkaian listrik yang di dalamnya terdapat sebuah sumber tegangan listrik listrik dan beberapa hambatan lsitrik seperti gambar dibawah ini. Selanjutnya akan dicari tegangan dan arus listrik pada tiap-tiap titik simpul resistor untuk rangkaian berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 450, "width": 182, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Rangkaian listrik berisi 10 hambatan dan 1 sumber tegangan listrik", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 484, "width": 215, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada rangkaian di atas, dapat diketahui terdapat enam hambatan senilai 4 ohm, lima hambatan senilai 2 ohm dan satu sumber tegangan senilai 10 volt. Tentukan nilai arus dari rangkaian di atas.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 542, "width": 215, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyelesaian: Untuk menyelesaikan persoalan di atas digunakan Hukum II Kirchhoff yang menyatakan: Jumlah aljabar penurunan tegangan ( voltage drop ) pada rangkaian tertutup ( loop ) menuruti arah yang ditentukan = jumlah aljabar kenaikan tegangan ( voltage rise ) nya. Pada rangkaian di atas sesuai dengan hukum kedua Kirchoff didapatkan gambar 4 buah loop sembarangan seperti pada gambar berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 254, "width": 201, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Buah loop sembarang berdasarkan Hukum Kirchoff 2", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 288, "width": 215, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hukum kirchoff 2 didapatkan 4 persamaan yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 309, "width": 46, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Loop 1", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 323, "width": 101, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4i 1 +2i 1 +4(i 1 -i 2 ) + 10 = 0 Ekuivalen dengan:", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 348, "width": 213, "height": 68, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10i 1 - 4i 2 + 10 = 0.......................................... (1)  Loop 2 2i 2 +4i 2 +2(i 2 -i 3 ) + 4(i 2 -i 1 ) = 0 Ekuivalen dengan: 12i 2 - 2i 3 - 4i 1 = 0............................................(2)  Loop 3", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 419, "width": 214, "height": 45, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4i 3 +2i 3 +4(i 3 -i 4 ) + 2(i 3 -i 2 ) = 0 Ekuivalen dengan 12i 3 - 4i 4 - 2i 2 = 0…........................................(3)  Loop 4", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 467, "width": 201, "height": 34, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2i 4 +4i 4 - 10 + 4(i 4 -i 3 ) = 0 Ekuivalen dengan 10i 4 - 4i 3 = 10….............................................(4)", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 503, "width": 192, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari 4 persamaan yang diperoleh dari hukum kirchoff 2, dapat dibuat 4 sistem persamaan linear seperti dituliskan di bawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 549, "width": 192, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10i 1 - 4i 2 + 10 = 0 12i 2 - 2i 3 - 4i 1 = 0 12i 3 - 4i 4 - 2i 2 = 0 10i 4 - 4i 3 = 10 Dari bentuk sistem persamaan linear di atas, dapat ditrasnformasikan ke dalam bentuk matriks AX = B, seperti dituliskan di bawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 715, "width": 215, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk menyelesaikan bentuk matrik di atas digunakan metode cramer seperti dituliskan berikut ini. Langkah pertama adalah menghitung determinan. Dengan menggunakan rumus determinan dari bentuk matrik AX = B, yaitu", "type": "Text" }, { "left": 480, "top": 30, "width": 46, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P a g e | 94", "type": "Page header" }, { "left": 188, "top": 791, "width": 244, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected]/index.php/elektronika", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 93, "width": 215, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "det (A) = [10 -4 0 0; -4 12 -2 0; 0 -2 12 -4; 0 0 -4 10] maka nilai determinan dari matrik A adalah 10416. Selanjutnya dihitung nilai dari determinan A1, A2, A3 dan A4 seperti diuraikan berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 185, "width": 115, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "det (A1) = [-10 -4 0 0;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 196, "width": 129, "height": 159, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0 12 -2 0; 0 -2 12 -4; 10 0 -4 10] det (A1) = -11760 det (A2) = [10 -10 0 0; -4 0 -2 0; 0 0 12 -4; 0 10 -4 10] det (A2) = -3360 det (A3) = [10 -4 -10 0; -4 12 0 0; 0 -2 0 -4; 0 0 10 10]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 369, "width": 214, "height": 103, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "det (A3) = 3360 det (A4) = [10 -4 0 -10; -4 12 -2 0; 0 -2 12 0; 0 0 -4 10] det (A4) = 11760 Untuk menghitung nilai i 1 , i 2 , i 3 dan i 4 digunakan rumus di bawah ini. i 1 = det (A1) / det (A) ...........................", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 474, "width": 190, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".................................................................. (5)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 486, "width": 164, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "i 2 = det (A2) / det (A) ..........................", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 497, "width": 190, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".................................................................. (6)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 510, "width": 164, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "i 3 = det (A3) / det (A) ...........................", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 521, "width": 190, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".................................................................. (7)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 533, "width": 164, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "i 4 = det (A4) / det (A) ...........................", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 545, "width": 190, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".................................................................. (8)", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 568, "width": 215, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sehingga didapatkan i 1 = det (A1) / det (A) = - 11760 /10416 = -1.129 dibulatkan menjadi -1.13. Tanda minus menyatakan arah arus i 1 berlawanan arah dengan arah permisalahan sebelumnya. i 2 = det (A2) / det (A) = -3360 /10416 = -0.322 dibulatkan menjadi -0.32. Tanda minus menyatakan arah arus i 2 berlawanan arah dengan arah permisalahan sebelumnya. i 3 = det (A3) / det (A) = 3360 /10416 = 0.322 dibulatkan menjadi 0.32.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 672, "width": 215, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "i 4 = det (A4) / det (A) = 11760 /10416 = 1.129 dibulatkan menjadi 1.13. Terlihat bahwa nilai i 1 = i 4 dan nilai i 2 = i 3 . Hal ini terjadi karena bentuk rangkaian listriknya berbentuk simentris. Sekarang menganalisa arus dalAm rangkaian listrik dengan menggunakan hukum kirchoff 1. Perhatikan gambar dibawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 289, "width": 184, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Rangkaian listrik mengunakan Hukum Kirchoff 1", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 324, "width": 215, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari titik H-G-F mengalir arus i 1 yaitu : 1,13 A. Dari titik D-E-F mengalir arus i 4 yaitu : 1,13 A. Dari titik B-A-H mengalir arus i 2 yaitu : 0,32 A. Dan Dari titik B-C-D mengalir arus i 3 yaitu : 0,32 A.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 370, "width": 215, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maka dengan menggunakan besarnya nilai arus dan hambatan dari tiap resistor yang didasarkan pada gambar 3, dapat dihitung nilai masing-masing titik simpul tegangan seperti akan dituliskan di bawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 427, "width": 142, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V AB = V BC = 0.32A x 4Ω = 1.28 V V AH = V CD = 0.32A x 2Ω = 0.64 V", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 450, "width": 137, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V BI = 0.64A x 2Ω = 1.28 V V HI = V ID = 0.81A x 4Ω = 3.24 V", "type": "Picture" }, { "left": 312, "top": 473, "width": 215, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V HG = V DE = 1.13A x 2Ω = 2.26 V V GF = V FE = 1.13A x 4Ω = 4.52 V Setelah digunakan metode cramer untuk perhitungan nilai arus dan tegangan listrik, langkah berikutnya adalah dihitung nilai arus listrik menggunakan metode invers matriks berbasis matlab yang akan dipaparkan berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 554, "width": 185, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari data di atas diketahui vektor A adalah [10 -4 0 0; -4 12 -2 0; 0 -2 12 -4; 0 0 -4 10]", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 623, "width": 215, "height": 89, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun nilai vektor B adalah [-10; 0; 0; 10]. Sedangkan vektor X mewakili nilai arus listrik yang dicari yaitu nilai i 1 , i 2 , i 3 dan i 4 , sementara vektor B sebagai vektor ruas sisi kanan (right hand side). Untuk menentukan nilai arus listrik yang berada di dalam vektor X maka digunakan rumus X= inv(A)*B, sehingga hasil dari pemrograman matlab dapat dituliskan berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 715, "width": 155, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "> > A = [ 1 0 - 4 0 0 ;", "type": "List item" }, { "left": 384, "top": 726, "width": 94, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 4 1 2 - 2 0 ;", "type": "List item" }, { "left": 384, "top": 738, "width": 94, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0 - 2 1 2 - 4 ; 0 0 - 4 1 0 ]", "type": "Table" }, { "left": 480, "top": 30, "width": 46, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P a g e | 95", "type": "Page header" }, { "left": 188, "top": 791, "width": 244, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected]/index.php/elektronika", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 93, "width": 116, "height": 147, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A = 1 0 - 4 0 0 - 4 1 2 - 2 0 0 - 2 1 2 - 4 0 0 - 4 1 0 > > B = [ - 1 0 ; 0 ; 0 ; 1 0 ] B = - 1 0 0 0 1 0 > > X = i n v ( A ) * B", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 254, "width": 218, "height": 308, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X = - 1 . 1 2 9 0 - 0 . 3 2 2 6 0 . 3 2 2 6 1 . 1 2 9 0 Berdasarkan hasil perhitungan berbasis invers matlab, dapat ditemukan bahwa nilai dari i 1 = - 1.1290 A. Sedangkan jika menggunakan metode cramer didapatkan nilai dari arus i 1 = -1.129 A dan jika dibulatkan menjadi -1.13 A. Adapun nilai i 2 yang diperoleh dari perhitungan invers berbasis matlab adalah - 0.3226 A. Sedangkan jika dihitung dengan menggunakan metode cramer diperoleh hasil i 2 senilai -0.322 A yang jika dibulatkan menjadi -0.32 A. Adapun nilai i 3 yang dihasilkan dari perhitungan invers berbasis matlab sebesar 0.3226 A. Sedangkan nilai i 3 yang dihasilkan dari perhitungan metode cramer adalah 0.322 A yang dibulatkan menjadi 0.32 A. Untuk nilai i 4 yang dihasilkan dari invers berbasis matlab, adalah 1.1290 A. Sedangkan nilai i 4 yang diperoleh dari perhitungan berbasis metode cramer adalah 1.129 A dan dibulatkan menjadi 1.13 A. Untuk lebih jelasnya nilai perbedaan arus listrik yang dihasilkan dari metode invers matriks berbasis matlab dan metode cramer, dapat disajikan dalam tabel berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 576, "width": 215, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1.Perbandingan hasil antara invers matrik berbasis matlab dan metode cramer dalam hal perhitungan arus listrik", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 611, "width": 199, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Hasil Ketelitian Invers matrik berbasis matlab i 1 = -1.1290 A, i 2 = - 0.3226 A,", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 623, "width": 174, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "i 3 = 0.3226 A, i 4 = 1.1290 A 100 % Cramer i 1 = -1.129 A,", "type": "Picture" }, { "left": 156, "top": 692, "width": 56, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "i 2 = -0.322 A,", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 704, "width": 56, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "i 3 = 0.322 A, i 4 = 1.1290 A", "type": "Picture" }, { "left": 236, "top": 681, "width": 36, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "99,81 %", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 739, "width": 215, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil dari tabel pertama ini dapat disimpulkan bahwa metode invers matrik berbasis matlab memberikan hasil yang berbeda jika", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 93, "width": 215, "height": 342, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dibandingkan dengan metode cramer. Hal ini bisa dilihat bahwa bilangan titik mengambang (floating point), yang dihasilkan dari metode invers matrik berbasis matlab memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi, jika dibandingkan dengan metode cramer. Hal ini dapat dilihat bahwa tingkat ketelitian yang didapatkan dari metode matrik berbasis matlab sebesar 100%, jika dibandingkan dengan penggunaan metode cramer yang menghasilkan tingkat ketelitian sebesar 99,81%. Hal ini dapat diperjelas lagi secara numeris, dengan menggunakan metode invers matrik berbasis matlab dihasilkan nilai i 2 = - 0.3226 A dan i 3 = 0.3226 A. Sedangkan jika menggunakan metode cramer didapatkan hasil nilai i 2 = - 0.322 A dan i 3 = 0.322 A, sehingga terjadi selisih tingkat ketelitian antara kedua metode ini sebesar 0.0006 %. Dengan hasil ini dapat disimpulkan metode manual yang menggunakan metode cramer, tidak disarankan dalam menyelesaikan sebuah permasalahan listrik berbasis sistem persamaan linear. Dan lebih disarankan menggunakan metode invers berbasis matlab untuk menyelesaikan persoalan rangkaian listrik berbasis matlab. Akan tetapi jika metode cramer hanya digunakan sebagai pembanding saja terharap metode yang lain, itu tidak dimasalahkan. Berikutnya adalah hasil perbandingan antara metode inves matrik berbasis matlab dan metode cramer dalam hal perhitungan tegangan listrik, yang akan disajikan dalam tabel berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 449, "width": 215, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Perbandingan hasil antara invers matrik berbasis matlab dan metode cramer dalam hal perhitungan tegangan listrik", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 484, "width": 204, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Hasil Ketelitian Invers matrik berbasis matlab", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 496, "width": 143, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cramer V AB = i 3 x 4Ω = 0.3226A x 4Ω = 1.2904 V V BC = i 3 x 4Ω = 0.3226A x 4Ω = 1.2904 V V AH = i 3 x 2Ω =", "type": "Text" }, { "left": 385, "top": 575, "width": 138, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0.3226 A x 2Ω = 0.6452 V V CD = i 3 x 2Ω = 0.3226 A x 2Ω = 0.6452 V V AB = V BC = 0.32A x 4Ω = 1.28 V", "type": "Text" }, { "left": 385, "top": 496, "width": 132, "height": 182, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V AH = V CD = 0.32A x 2Ω = 0.64 V 100 % 99,19 %", "type": "Picture" }, { "left": 312, "top": 704, "width": 215, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan dari hasil pada tabel 2, maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat ketelitian hasil perhitungan antara metode invers matrik berbasis matlab dan metode cramer sebesar 0.81 % untuk perhitungan variabel tegangan listrik pada simpul AB.", "type": "Text" }, { "left": 480, "top": 30, "width": 46, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P a g e | 96", "type": "Page header" }, { "left": 188, "top": 791, "width": 244, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected]/index.php/elektronika", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 93, "width": 71, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. PENUTUP", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 104, "width": 216, "height": 297, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil dari pembahasan di atas dapat disimpulkan dalam bidang keilmuan yang mempelajari rangkaian listrik, digunakan matriks untuk menghitung besaran-besaran atau nilai-nilai yang ada di dalam rangkaian listrik. Untuk mempermudah dalam mencari nilai-nilai tersebut digunakan proses operasi berbasis metode cramer dan metode invers berbasis matlab, sehingga akhirnya diperoleh nilai-nilai yang terdapat di dalam rangkaian listrik tersebut. Nilai-nilai tersebut adalah arus listrik dan tegangan listrik. Untuk kasus dalam penelitian ini, terdapat perbedaaan hasil antara metode invers berbasi matlab dengan metode cramer, dimana berdasarkan hasil penelitian disarankan menggunakan metode invers berbasis matlab, jika dibandingkan dengan metode. Hal ini disebabkan karena penggunaan metode invers berbasis matlab menghasilkan nilai arus listrik dengan tingkat ketelitian yang lebih tingkat, jika dibandingkan dengan penggunaan metode cramer, dengan selisih tingkat ketelitian antara kedua metode ini sebesar 0.0006 %. Hal ini berlaku untuk perhitungan simpul arus listrik i 3 . Sedangkan untuk perhitungan vaiabel tegangan listrik simpul AB, terdapat selisih perbedaan ketelitian sebesar 0.81 %.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 403, "width": 215, "height": 113, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan hasil ini dapat disimpulkan metode manual yang menggunakan metode cramer, tidak disarankan dalam menyelesaikan sebuah permasalahan listrik berbasis sistem persamaan linear. Dan lebih disarankan menggunakan metode invers berbasis matlab untuk menyelesaikan persoalan rangkaian listrik berbasis matlab. Akan tetapi jika metode cramer hanya digunakan sebagai pembanding saja terhadap metode yang lain, itu tidak dimasalahkan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 530, "width": 62, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 541, "width": 213, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anton, H. 1994. Aljabar Linier Elementer . Edisi Ke- 5 . Jakarta: Erlangga.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 567, "width": 214, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anton, H. 2000. Dasar-Dasar Aljabar Linear Jilid", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 578, "width": 167, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Edisi ke-7 . Terjemahan Hari Suminto.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 592, "width": 83, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Batam: Interaksara.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 606, "width": 214, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Brualdi, R. A. 2009. A Combinatorial Approach to Matrix Theory and Its .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 632, "width": 215, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fraleigh, J. B. 2003. A First Course in Abstract Algebra. Edisi ke-7 . United States: Addison- Wesley Publishing Company inc.,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 669, "width": 215, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Leon, SJ. 2001. Aljabar Linier dan Aplikasinya, Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 694, "width": 215, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lerner, David. 2007. Lecture notes on linear algebra .", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 706, "width": 197, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kansas: Departement of Mathematics.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 731, "width": 215, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harry Octavianus Purba. 2015/2016. Makalah IF2123 Aljabar Geometri – Informatika ITB – Semester I . Bandung: ITB.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 93, "width": 215, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Matlab online, Tersedia di https://www.mathworks.com/products/matlab.ht ml.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 130, "width": 213, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Munir, Rinaldi. 2010. Matematika Diskrit. Revisi ke- 4 . Bandung: Informartika.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 155, "width": 215, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Steve J.Leon. 2001. Aljabar Linear dan Aplikasinya. Edisi Ke-5 . Jakarta: Erlangga.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 181, "width": 215, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Supranto, J. 1998. Pengantar Matrix . Edisi revisi . Jakarta: Rineka Cipta.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 206, "width": 215, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rangga Ajie Prayoga, dkk. 2017. Penerapan Konsep SPL Dan Matriks Dalam Menentukan Tegangan Dan Arus Listrik Pada Tiap-Tiap Resistor .", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 241, "width": 168, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karawang: Universitas Singaperbangsa.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 255, "width": 215, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "R.H. Sianipar. 2013. Pemrograman Matlab Dalam Contoh dan Terapan . Bandung: Informatika.", "type": "Text" } ]
a90682fb-cfbc-3040-a0c2-f119201cd345
https://cahaya-ic.com/index.php/JSKE/article/download/376/296
[ { "left": 135, "top": 59, "width": 206, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Social Knowledge Education (JSKE)", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 71, "width": 197, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 2, No.1, February 2021, pp. 16~20 ISSN: 2722-046X, DOI: 10.37251/jske.v2i1.376", "type": "Page header" }, { "left": 482, "top": 80, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " 16", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 776, "width": 236, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal homepage: http://cahaya-ic.com/index.php/JSKE", "type": "Page footer" }, { "left": 112, "top": 106, "width": 375, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Studi Pustaka Penggunaan Model Pembelajaran IPS Terpadu di Sekolah dasar", "type": "Section header" }, { "left": 244, "top": 159, "width": 107, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ngatari 1 , Ulfah Novianti 2", "type": "Text" }, { "left": 205, "top": 171, "width": 189, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Sekolah Dasar Negeri 079, Tebo, Jambi, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 181, "width": 281, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas jambi, Jambi, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 224, "width": 202, "height": 56, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article Info ABSTRAK Article history: Received Dec 25, 2020 Revised Jan 23, 2021", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 283, "width": 95, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Accepted Feb 13, 2021", "type": "Text" }, { "left": 231, "top": 242, "width": 289, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan penelitian: P enelitian ini bertujuan untuk memahami lebih mendalam mengenai manfaat penggunaan model pembelajaran IPS terpadu di Sekolah Dasar.", "type": "Table" }, { "left": 231, "top": 279, "width": 289, "height": 91, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode: metodologi yag digunakan dalam penelitian ini adalah library research, yaitu memanfaatkan sumber-sumber terpercaya sebagai sumber utama dalam menganalisis model-model pembelajaran yang dapat digunakan pada pembelajaran IPS terpadu. Metode kajian kepustakaan ini menggunakan sumber berupa artikel dan jurnal ilmiah yang terkait dengan model pembelajaran IPS terpadu di sekolah dasar. Alur penelitian adalah mulai dari pengumpulan sumber, pengelompok kan sumber yang dapat digunakan, menganalisis, megkaji ulang sumber-sumber tersebut dan menuliskannya dalam karya tulis ilmiah yang baru kemudian menarik suatu kesimpulan.", "type": "Text" }, { "left": 231, "top": 378, "width": 289, "height": 81, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Temuan Utama: Setelah melakukan penelitian mendalam dengan menganalisi beberapa referensi, maka yang didapat adalah banyak sekali model pembelajaran yang dapat digunakan dapat proses pembelajaran IPS Terpadu. Beberpa modelnya adalah : model discovery , model quantum teaching , inkuiry , Contekstual Teaching Learning , cooperative tipe think pair shark . Model-model pembelajaran tersebut dapat digunakan pada pembelajaran IPS terpadu dengan cara yang tepat sehingga hasil belajar peserta didik akan eningkat.", "type": "Text" }, { "left": 231, "top": 467, "width": 289, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kebaruan/Originalitas penelitian ini: Kebaruan dari penelitian ini yaitu mengetahui model-model apa saja yang digunakan dalam pembelajaran IPS.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 312, "width": 46, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords:", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 330, "width": 85, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model pembelajaran Ips", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 353, "width": 61, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sekolah Dasar", "type": "Picture" }, { "left": 312, "top": 500, "width": 214, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This is an open access article under the CC BY-NC license", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 559, "width": 99, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Corresponding Author:", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 571, "width": 268, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ulfah Novianti, Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas jambi, Jambi, IndonesiaEmail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 642, "width": 101, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 653, "width": 456, "height": 113, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk melakukan suatu perubahan diri dalam bidang kognitif, afektif dan psikomotor. Melalui pendidikan, seseornag diharapkan mampu memperbaiki kehidupan kedepannya, sehingga mampu menjadi generasi penerus bangsa yang baik. Pendidikan merupakan suatu proses yang memiliki manfaat yang baik, dimana melalui pendidikan seseorang dapat dikatakan berkualitas. Untuk mencapai manusia yang berkuaitas maka diperlukan pendidikan yang bermakna. Pendidikan bermakna didapat dari pembelajaran yang memberikan kesan ingatan mendalam pada peserta didik. Sehingga dalam penyelenggaraan proses pembelajaran harus diperhatikan dengan seksama oleh guru. Karena pembelajaran yang baik dan menggunakan cara yang tepat dpat menghasilkan peserta didik yang memiliki pamahaman dalam pembelajaran. Kegiatan pembelajaran harus diberikan semenarik mungkin kepada peserta didik dan menekankan kepada poses mendapatkan pengetahuan [1] . Pembelajaran tematik terpadu sangat efektif", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 77, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jo. Soc. Know. Ed", "type": "Page header" }, { "left": 252, "top": 59, "width": 72, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN:2722-046X", "type": "Page header" }, { "left": 482, "top": 57, "width": 9, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Page header" }, { "left": 155, "top": 774, "width": 372, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Studi Pustaka Penggunaan Model Pembelajaran IPS Terpadu di Sekolah dasar …( Ngatari)", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 458, "height": 151, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17 baik kelompok maupun individu [2] , pembelajaran tematik terpadu adalah menggabungkan beberapa pembelajaran dalam satu kegiatan. Sehingga memiliki keterpaduan. Sebisa mungkin pembelajaran yang dilaksankan lebih aktif kepada peserta didik. Karena Pembelajaran yang berpusat kepada guru memungkinkan terjadinya aktifitas siswa yang rendah dan peserta didik menjadi pasif [3] . Peserta didik yang psif memungkinkan hasil belajar menjadi tidak maksimal. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang karna melakukan sesuatu hal dan mengakibatkan perubahan tingkah laku [4] . Perubahan yang terjadi tidak hanya tingkah laku, namun juga pengetahuan, keterampilan dan sikap. Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang terjadi setelah melakukan proses belajar mengajar [5] . Jika proses belajar mengajar dilakukan dengan baik dan benar, maka dapat diharapkan bahwa yang terjadi adalah hasil belajar peserta didik meningkat. Sehingga seharusnya menggunakan pembelajaran tematik yang sudah benar-benar terancang dengan sempurna dan tepat untuk digunakan. Dan seharusnya pembelajaran dengan tematik terpadu hasil belajar peserta didiknya lebih bagus . [6] . Sehingga pembelajaran mencapai pada tujuannya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 211, "width": 456, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembelajaran merupakan interaksi peserta didik antara yang satu dengan yang lainnya [7] . Interaksi tersebut dapat berupa kerja kelompok, saling berdikusi megenai topik dan permaslahan yang juga dibimbing oleh guru. Komunikasi dalam pembelajaran diartikan sebagai komunikasi antar orang dalam satu kels dan terjdi peralihan pesan [8] . Peralihan pesan tersebut diartikan sebagai tansfer ilmu dari guru ke epserta didik, maupun dari peserta didik ke peserta didik lainnya. Proses pembelajaran yang berjalan dengan baik akan meningkatkan potensi peserta didik [9] , dalam upaya peningkatan potensi peserat didik perlu adanya upaya yang tepat dalam proses pembelajaran, salah satunya aalah penggunaan model pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 294, "width": 457, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan guru untuk meningkatkan motivasi peserta didk dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran dapat memperjelas pembelajaran yang dilakukan peserta didik [10] . Dengan demikian model pembelajaran sangat membant guru dalam menyampaikan materi kepda peserta didik. Perlu ada pengembangan model pembelajaran agar mutu pendidikan terus meningkat [11] . Mutu pendidikan aan teru smeningkat apabila guru memberikan kontribusinya dalam pengembangan model pembelajaran. Guru diharapkan menggunakan model pembelajaran yang interaktif agar hasil belajar siswa meningkat [12] karena Penggunaan model pebelajaran membuat peserta didik lebih berfikir kritis mampu bersaing dan inovatif [13] . Jika hal-hal positif terus terjadi dalam proses pembelajaran maka hasil pembelajaran peserta didik akan meningkat. Dalam proses pembelajaran tentu ada banyak sekali matapelajaran yang dipelajari oleh peserta didik. Salah satunya adalah IPS.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 410, "width": 456, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan beberapa hal yang telah diuraikan bahwa pentingnya pembelajaran menggunakan model pembelajaran yang dapat membantu guru dan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. karena jka hasiil belajar peerta didik tercapai dengan baik tidak menutup kemungkinan mutu pendidikan akan terus meningkat. Sehingga kualitas manusia juga semakin meningkat. Dengan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 490, "width": 133, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 501, "width": 456, "height": 102, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menggunakan metode library research [14] . Penelitian ini berupaya untuk mengumpulkan sumber-sumber yang berkaitan dengan model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran IPS terpadu di sekolah dasar. Metode yang digunakan adalah metode kajian kepustakaan, kajian kepustkaan merupakan metode yang memfokuskan pengumpulan literatur yang berkaitan dengan topik permasalahan [15] . Setelah mengumpulkan literatur yang berkaitan dengan fokus penelitian, kemudian yang dilakukan peneliti adalah menseleksi jurnal yang benar-benar bisa dipakai, dan dikelompokkan berdasarkan urutan kebutuhannya. Setelah itu peneliti menganalisis sumber-sumber tersebut dan dituliskan kedalam tulisan yang baru, lalu menarik kesimpulan dari sumber-sumber yang telah dianalisis. Selain itu Peneliti menggunakan model analisis temuan terdahulu yang disebut dengan meta analisi [16]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 629, "width": 152, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 640, "width": 456, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, berikut merupakan model pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran IPS terpadu :", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 663, "width": 93, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Model Discovery", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 675, "width": 456, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model discovery dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pemmbelajaran IPS [17] . Karena model pembelajaran ini lebih meningkatkan kepada keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran.jadi dalam pembelajaran ini peserta didik ditntut aktif dalam proses pembelajaran, mulai dari memecahkan soal yang diberikan guru, melakukan percobaan mengenai masalah tersebut, sehingga pembelajaran tersebut nyata terjadi dan dialami oleh peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 733, "width": 129, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Model Quantum Teaching", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 743, "width": 456, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ips Di Sekolah Dasar [18] . Model ini melibatkan siswa secara fisik, emosial dan inteletual peserta didik. Siste yang digunakan dalam model ini adalah", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 57, "width": 9, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Page header" }, { "left": 437, "top": 59, "width": 90, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN:2722-046X", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 776, "width": 231, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jo. Soc. Know. Ed,Vol. 2, No. 1, February 2021: 16 - 20", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 456, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18 sistem TANDUR, TANDUR merupakan singkatan dari Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 96, "width": 143, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Contextual Teaching Learning", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 107, "width": 456, "height": 125, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model pembelajaran CTL dapat meningkat pembelajaran ips disekolah dasar [19] . Model CTL merupakan upaya yang dilakukan guru untuk memberikan materi yang sesuai dengan kehidupan nyata yang dialami oleh peserta didik. Model ini memiliki karakteristik, mulai dari menghubungkan, mencoba, mengaplikasikan, bekerjasama, proses transfer ilmu dan melakukan penilaian autentik. Untuk karakteristik menghubungkan adalah upaya peerta didik dan guru untuk menghbungkan materi yang dipelajari dengan kehidupan yata yang dialami. Kemudian untuk karakteristik mencoba adalah mengelamai pengalmaan langsung berkenaan dengan konsep sebuah materi. Karakteristik mengaplikasikan adalah belajar dengan menerapkan konsep-konsep yang ada. Karakteristik bekerjasama adalah dalam hal ini yang dilakukan adalah saling belajar, merespon dan berkomunikasi dengan siswa lainnya. Karakteristik transfer ilmu meruakan proses belajar bersama untuk saling menyelesaikan permasalahan dengan ilmu yang dimiliki. Sedangkan penilaian autentik adalah menilai dan mengukur hasil belajar peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 235, "width": 99, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Snowball throwing", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 245, "width": 456, "height": 56, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Snowball throwing dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS. [20] model pembelajaran ni merupakan model yang mampu membantu peserta didik dan guru memperdalam suatu materi. Pembelajaran dimulai dengan memeberikan kesempatan kepada teman untuk merumuskan pertanyaan, kemudian model pembelajaran ini dapat melatih keberanian peserta didik daam memberikan pendapat ataupun pertanyaan. Sehingga penggunaan model pembelajaran ini memungkinkan siswa saling bertukar pengetahuan.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 304, "width": 213, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Penggunaan model value clarification technique", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 315, "width": 456, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "model value clarification techniquememanfaatkan Media audio visual dapat meningkatkan afektif dari pserta didik pada matapelajaran IPS [21] . model ini mengandung cara mengungkapkan nilai-nilai dari peserta didik. Model ini membantu peserta didik mencari nilai yang baik dari suatu persoalan yang sedang dihadapi. Kenggulan dari model ini adalah : membina dan menanamkan moral kepada peserta didik, memberi pengalaman belajar berbagai kehidupan, mampu menangkal pengaruh buruk. Dan memberikan contoh moral yang dapat diterima masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 385, "width": 129, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Kooperative tipe pair check", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 395, "width": 456, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model pembelajaran koopertaive tipe pair check dapat meningkatkan pembelajaran IPS [22]. Pendidkan IPS sudah lama dikembangkan di indonesia, terebih pada pendidikan dasar [23] . Berikut merupakan langkah pembelajaran kooperative tipe pair check :", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 431, "width": 257, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Guru membagi peserta didik kedalam beberapa kelompok,", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 443, "width": 424, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. kemudian kelompo tersebut dibagi menjadi 2 golongan, misal kelompok 1-3 masuk kedalam golongan A, dan kelompok 4-6 masuk golongan B.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 466, "width": 328, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Masing-msing gologan A dan B diberikan persolaan dengan bentuk berbeda.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 477, "width": 330, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Kemudia setiap golongan mmengerjakan dalam kelompoknya masing-msing", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 489, "width": 385, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Kemudian jika sudah selesai mengerjakan, saling mengoreksi antar dua golongan tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 500, "width": 424, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. Dalam hal ini pengkoraksian dilakukan dengan cara yang berbeda. Mereka terlebih dahulu harus mengerjakan soal baru bisa memahmai jawaban yang benar.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 523, "width": 179, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. Model kooperative tipe think pair shark", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 533, "width": 456, "height": 45, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penggunaan model kooperative tipe think pair shark dalam pembelajaran IPS [24] . Model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada peserta didik secara berpasang-pasangan. Untuk berfikir dan berkerjasama dengan orang lain dalam memecahkan asalah yang diberikan oleh guru. Pemecahan masalah dilakukan dengan memasukkan konsep ilmu yang telah didapatkan.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 581, "width": 135, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8. Model Pembelajaran Inkuiry", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 591, "width": 456, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembelajaran Ips Menggunakan model pembelajan Inkuiri [25] . Pembelajaran menggunakan model ini lebih menekankan kepada aktifitas siswa dalam memahami suatu materi. Langkah- angkah pembelajaran iinkuiry terdiri atas :", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 627, "width": 109, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Merumuskan masalah", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 639, "width": 97, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Membuat hipotesis", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 650, "width": 105, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Mengumpulkan data", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 662, "width": 96, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Menganalisis data", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 673, "width": 95, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Menguji hipotesis", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 684, "width": 94, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Membuat kesimpulan .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 719, "width": 91, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 731, "width": 456, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pembelajaran merupakan proses iteraksi antara guru dan peserta didik. Salah satunya adalah pembelajaran IPS, agar pembelajaran dapat mencapai pada tujuan pembelajaran IPS, maka di butuhkan sebuah model yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran ips terpadu disekolah dasar. Berikut mrupakan model", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 77, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jo. Soc. Know. Ed", "type": "Page header" }, { "left": 252, "top": 59, "width": 72, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN:2722-046X", "type": "Page header" }, { "left": 482, "top": 57, "width": 9, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Page header" }, { "left": 155, "top": 774, "width": 372, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Studi Pustaka Penggunaan Model Pembelajaran IPS Terpadu di Sekolah dasar …( Ngatari)", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 456, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19 yang dapat digunakan : discovery, quantum teachingg, contextual teaching learning, snowball throwing , value Clarification teaching, kooperative tipe pai check, kooperative tipe think pair shark, Model Inkuiry.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 119, "width": 60, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 130, "width": 455, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] Unma, J. E. F. “Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Dasar Melalui Penerapan Model Kancing Gemerincing. “ Jurnal Educatio Fkip Unma , Vol. 6 , No.1, pp 25-33.. 2020", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 153, "width": 456, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] Sahela, T., & Muhammadi, M. “Penerapan Pembelajaran Tematik Terpadu Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray Kelas IV SD. “ Jurnal Pendidikan Tambusai , Vol. 4 , No.2. pp. 1437-1450. 2020.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 188, "width": 459, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3] Kusuma, Y. Y. “Penerapan Model Pembelajaran Probing-Promting Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Pada Mata Pelajaran Pkn Di Sekolah Dasar. “ Jurnal Review Pendidikan Dan Pengajaran , Vol. 3 , No.1, pp. 46-54. 2020.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 222, "width": 456, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4] Kristin, F.. “Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Ditinjau Dari Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 4 SD. “ Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan , Vol. 6 , No.2, pp. 74-79. 2016.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 246, "width": 456, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[5] Abdullah, M. “Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Tematik Pada Mata Pelajaran IPS Di Kelas II SDN 4 Kabila Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. “ Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal , Vol. 4 , No. 2, pp 101-120. 2020.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 280, "width": 456, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[6] Taufina, T., & Ratih, M. “Pengembangan Bahan Ajar Tematik Terpadu Berbasis Model Pembelajaran Paikem Gembrot Di Kelas Iv Sekolah Dasar. “ Proceeding Iain Batusangkar , Vol. 1 , No.3, pp. 253-260. 2020.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 315, "width": 456, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[7] Ismiati, S., Nasution, N., & Subroto, W. T. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Pada Pembelajaran IPS Topik Interaksi Sosial Siswa Kelas V Sekolah Dasar. “ Didaktis: Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Pengetahuan , Vol. 20 , No.2. 2020.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 350, "width": 456, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[8] Farlina, A., & Yusminar, Y. “Implementasi model pembelajaran cooperative tipe jigsaw untuk meningkatkan kemampuan komunikasi siswa kelas vii smpn 6 sarolangun pada materi sejarah. Journal of Social Knowledge Education , Vol. 1 , No.1, pp. 6-10. 2020", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 385, "width": 456, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[9] Juniwati, D. S. “Perbedaan Model Pembelajaran Dicovery Dan Model Pembelajaran POE (Predict- Observe-Explain) Pada Materi Perpajakan Di Kelas XI. “ Journal of Social Knowledge Education ,Vol. 1 , No.1, pp. 27-32. 2020", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 419, "width": 453, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[10] Murfiah, U. “ Model pembelajaran terpadu di Sekolah Dasar. “ Jurnal Pesona Dasar ,Vol. 1 , No.1.pp. 57- 69.2017.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 443, "width": 456, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[11] Agusdianita, N., Karjiyati, V., Anggraini, D., Dalifa, D., & Setiono, P. “Analisis Kebutuhan Pengembangan Model Pembelajaran Tematik Kesiapsiagaan Bencana Banjir Untuk Siswa Sekolah Dasar. “ Jurnal Gentala Pendidikan Dasar , Vol. 5 , No.1, pp. 19-27. 2020.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 477, "width": 459, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[12] Alimni, A. “Penerapan Pendekatan Deepdialogue And Critical Thingking (Dd&Ct) Untuk Meningkatkan Mutu Proses Dan Hasil Belajar Pai Siswa Kelas Viii Smpn 20 Kota Bengkulu. “ Annizom , Vol. 2 , No.2, 2017.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 512, "width": 456, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[13] Alimni, A. “Analisis Sosiologi Perubahan Kurikulum Madrasah 2013. At-Ta'lim: Media Informasi Pendidikan Islam , Vol. 17 , No. 2, pp.181-190. 2018", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 535, "width": 455, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[14] Hakim, F., & Nasution, T. ”Membangun sebuah Konsep Critical Thingking Siswa dengan Model Pembelajaran Berbasis Discovery Learning sebagai Solusi Tantangan dalam Pembelajaran IPS. “ IJTIMAIYAH Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya , Vol. 3 , No.1. pp. 1-14. 2019", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 570, "width": 456, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[15] Safrizal, M, “Konsepsi pola pendidikan agama Islam menurut Surat Luqman dan Hadits Tarbawi dalam mewujudkan Akhlaqul Karimah, “Jurnal Pendidikan Agama Islam Indonesia, Vol. 1, No. 1, pp 48-63, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 605, "width": 456, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[16] Safitri. K, “pentingnya pendidikan karakter untuk siswa sekolah dasar dalam menghadapi era globalisasi, “jurnal pendidikan tambusai, vol. 4, No. 1, pp.264-271, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 628, "width": 455, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[17] Yupita, I. A. “Penerapan model pembelajaran discovery untuk meningkatkan hasil belajar IPS di sekolah dasar. “ Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar , Vol. 1 , No.2, pp 1-10. 2013.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 651, "width": 455, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[18] Kurniasari, R. “Penerapan Model Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ips Di Sekolah Dasar. “ Jurnal Elementaria Edukasia , Vol. 3 , No.1. 2020.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 674, "width": 456, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[19] Susiloningsih, W. “Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa PGSD Pada MataKuliah Konsep IPS Dasar. “ PEDAGOGIA: Jurnal Pendidikan , Vol. 5 , No.1, pp 57-66. 2020.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 709, "width": 456, "height": 45, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[20] Akhiriyah, D. Y. “Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Ips Pada Siswa Kelas V Sdn Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang (Aplicating Snowball Throwing Model For Improving The Social Intructional At Fifth, Sdn Kalibanteng Ki. “ Jurnal Kreatif: Jurnal Kependidikan Dasar , Vol. 1 , No.2. .2011", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 755, "width": 455, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[21] Sulfemi, W. B., & Mayasari, N. “ Peranan Model Pembelajaran Value Clarification Technique Berbantuan", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 57, "width": 9, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Page header" }, { "left": 437, "top": 59, "width": 90, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN:2722-046X", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 776, "width": 231, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jo. Soc. Know. Ed,Vol. 2, No. 1, February 2021: 16 - 20", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 12, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 73, "width": 436, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS. “ Jurnal Pendidikan , Vol. 20 , No. 1, pp 53-68. 2019.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 95, "width": 456, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[22] Sihombing, L. “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks Berbantuan Kartu Soal Terhadap Hasil Belajar Ips Terpadu Siswa Kelas Viii. “ Jurnal Tunas Bangsa , Vol. 7 , No. 2, Pp 235-251. 2020.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 130, "width": 456, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[23] Putra, E. S. I. “Implementasi Pembelajaran Pendidikan Ips Di Sekolah Dasar (Studi Kasus Di Kabupaten Indragiri Hilir Propinsi Riau). “ Edukasi , Vol. 8 , No.1, Pp 32-48. 2020.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 153, "width": 456, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[24] Alfahmi, A. M. “Penrapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tps (Think Pair Share) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Di Sekolah Dasar. “ Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar , Vol. 2 , No. 2, pp 1-11. 2014", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 188, "width": 455, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[25] Rustini, T. “Penerapan Model Inkuiri dalam Meningkatkan Pembelajaran IPS SD Kelas IV Sekolah Dasar. “ EduHumaniora| Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru ,Vol. 1 , No.1. 2009", "type": "Text" } ]
c102a140-f53d-6ba7-7e44-3769acafd2ef
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/lisanuna/article/download/11621/6197
[ { "left": 262, "top": 40, "width": 255, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "انناسل : Lisanuna Jurnal Ilmu Bahasa Arab dan Pembelajarannya Volume 11. No. 2 (2021) https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/lisanuna/index ISSN 2354-5577 (Print) ISSN 2549-2802 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "327", "type": "Page footer" }, { "left": 229, "top": 113, "width": 138, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "لمعم ةيبرعلا ةغللا هتافصو ةيصخشلا", "type": "Picture" }, { "left": 263, "top": 164, "width": 73, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ahmad Fauzi", "type": "Section header" }, { "left": 149, "top": 178, "width": 301, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 264, "top": 233, "width": 42, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 247, "width": 428, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Artikel ini bertujuan untuk mengungkapkan kepribadian guru secara umum dan guru bahasa Arab secara khusus. Berdasarkan kajian.kepustakaan, bahwa ada 36 kepribadian paedagogik yang perlu diketahui dan diamalkan oleh seseorang yang terjun dalam bidang profesi keguruan. Seyogianya Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidik (LPTK} secara serius memperkenalkan kepribadian dimaksud kepada mahasiswanya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 316, "width": 133, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: Guru- Kepribadian", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 341, "width": 429, "height": 102, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ةمدقم : ةعبر أ صرانع بجوت ست يملعتلا ةيلعم ن أ هيف كشلا امم : لمعم هىو : لسرلما وهو , بلطلاو : وهو لبقت سلما , ةييملعتلا ةدالماو : لةاسرلا هىو تيلا لبقت سلما لى ا اهغلاب ا لسرلما لوايح , لةي سولاو تيلا ابه ينعت سي لةاسرلا حيضوتل لسرلما . صرانعلا هذه كللو هرود في", "type": "Picture" }, { "left": 82, "top": 424, "width": 276, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "دجوي لا هن ا ذ ا ،لمعلما وه هم لا صرنعلا ن أ لا ا ةييملعتلا ةيلمعلا حانج ا", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 444, "width": 429, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "فلاتخا في رولدا لوح رظنلا تاجهو يلذا لمعلما هبعلي في صرانعلا لىع يرث أتلا ةوق نم لكتيم ابم ةييملعتلا ةيلمعلا ىرخ لا . لمعلماف ددحتي لا هرود في بسفح تامولعلما يمدقت . وه انم اف رثؤي هكولس نسبح هبلاط كولس فى", "type": "Picture" }, { "left": 233, "top": 486, "width": 278, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "اتهيعونو اتهيفيك ،ةيشربلا تايلقعلا بلاطلا هنم لمعتي ةودق وهف ،هفصرتو", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 486, "width": 429, "height": 247, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ". فى هحانج نم يرثكو ،ركتبم هن ا ذ ا علا يركفتلا لىع هتردقو لهايخ ةوق لىع فقوتي لم ركاتبالاو . لى ا ةب سنلبا يملعم هناد أ لوقلا هقب س ام اوكلتمي ن أ مله دبلاف اهيرغب ينقطانلل ةيبرعلا ةغللا . انه نم لى ا ةسالما ةجالحا تزرب لدا ةسار تيلا نع بتج لاؤس ليي ام : \" ام هي تافص غللا لمعم ة ا ةيصخشلا ةيبرعل ؟ \". تافص لمعلما لا ةيصخش اثهحابمو : صقلما ام أ دو وه ةيصخشلا تافصلبا ن أ يغبني تيلا تافصلا ي رفوت ابه لمعلما , في ابه ستكي ام ا تافصلا هذهف ام او ةسر لا في لهوقب سىرلما يملعلا دبع محمد لاق الم اقفو لكذو اهيرغ ن ا ناسن لاا هب ستكي تافصلا هذه نم ءزج دحم أ نب محمد يملس , \" ابه ينقطانلا يرغل ةيبرعلا ةغللا يملعم دادع ا جمنابرل حترقم جذونم \" , ينقطانلا يرغل ةيبرعلا ةغللا يملعت في ةجولما ابه , نياثلا ددعلا 811 م , تاركاج : ةيملاس لاا دوعس نبا محمد مام لاا ةعمالج اي سينودن با ةيبرعلاو ةيملاس لاا مولعلا دهعم , ص 1 محمد عفار حماس , هيملعم دادع او لهئاسوو هرط يوناثلا يملعت في ةفسلفلا داولما سيردت , ةرهاقلا : صربم فراعلما راد , 891 م , ص 08", "type": "Picture" }, { "left": 262, "top": 40, "width": 255, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "انناسل : Lisanuna Jurnal Ilmu Bahasa Arab dan Pembelajarannya Volume 11. No. 2 (2021) https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/lisanuna/index ISSN 2354-5577 (Print) ISSN 2549-2802 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "328", "type": "Page footer" }, { "left": 82, "top": 113, "width": 429, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ليو لا هتئيب نم ... طيلمحا عتملمجاو ةسر لا في , م هب ستكي رخ أ ءزجو سيردتلا في لمعلا لبق هبيردت ن , دق قيابلاو تي أي لمعلاو ةبرلخا عم هيل ا . احتفتم نوكي ن أ مهلماو ق موي كل لمعتي ن ل لابا .. ةظلح كل لب .. يربكلا عتملمجا نم .. ةسردلما جراخ , اهلخاد يرغصلا لصفلا نمو .", "type": "Picture" }, { "left": 180, "top": 196, "width": 313, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "يملعلا دبع منهم ،لمعملل ةيصخشلا تافصلا لىع ثابح أ و تاسارد تيرج أ دقل", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 196, "width": 98, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "سىرلما و بيبل يدشرو", "type": "Picture" }, { "left": 82, "top": 217, "width": 429, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "بيكارلا تروج و سنوي دومحم و نماس ليع دومحم . فص ينثلاث كانه ن أ لى ا سىرلما يملع دبع محمد يرشيف تيلا ة ابه عتتمي لمعلما هىو ،لاعفلاو جحانلا : \" ةصاخ ةجرد وذ لمعلما ن أ لكذ ،قح هن أ دقتعي ماع عافلداو ،ةقيقلحا نع ثحبلا ـ الله دنع ءاج ثيح فيشرلا ثيدلحا في (( لاو ارانيد اوثروي لم ءايبن لا ةثرو ءمالعلا اماهرد ءمالعلاو رون لمعلاو ،لمعلا اوثرو انم ا ، حيباصم اينلدا .))", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 320, "width": 397, "height": 40, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "لجم أ نم ةفص هبلاط في سرغي يروضرلا دنع هنع عفادي فقوم له نوكي يلذا لمعلماو هنع عافد حورو نايم لاا حور ميهف بيريو تافصلا", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 341, "width": 3, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ".", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 382, "width": 404, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "اونكا انيملعم ن أ ولو ،هبلاط لى ا همؤاشت لقني ئماشتلما لمعلماف ،سوردلما عقاولا لىع نيبلما كيلذا لؤافتلا ـ انل اوجرلخ ينئماشتم", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 402, "width": 112, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "لاو اهل لم أ لا لاايج أ ط حوم .", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 402, "width": 206, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ن أ لا ا سري لا مويلا ينملسلما لاح ن أ نم غمرلا لىعو", "type": "Text" }, { "left": 381, "top": 423, "width": 116, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "هبلاط هبني ن أ بيج لمعلما لى ا", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 423, "width": 397, "height": 40, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "اننيدب ينكستمم انك امدنع لكذ ناضراح نع افلتمخ نكا انيخرتا ن أ . هن ا لؤافتلل ةرذب سرغي لكذ لعفي امدنع في امهيا أ مداق في انتاعتممج اجهاتتح هبلاط سوفن", "type": "Picture" }, { "left": 179, "top": 444, "width": 332, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ". 3", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 485, "width": 404, "height": 40, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ن أ ذ ا ،ايهف لمعي تيلا امود لاصتم لمعلما لعتج ةفصلا هذهو ،ةطيلمحا ةئيبلا عم يعتماجالا لعافتلا ـ هبلاط عم لماعتلا هيلع بعصي دقلف ةئيبلا لكت فورظ وه مهفتي لم امو ، ةئيبلا هذه نم هنوت أي بلاطلا", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 527, "width": 397, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "في فقاولما نم يرثك . لا لعيج ةطيلمحا ةئيبلا عم لهعافت ن اف لكذك ةسردلمبا ثرك أ نونمؤي ايهف سان اذهو ،مله اتهكراشبم لق لا لىع و أ متهكلاشلم لح نم هب مهست ابمو مئهانب ل همدقت ابمو ،ايهف ينلماعلباو اهفئاظو ىدح ا ءاد أ في ةسردلما حانج في ماه صرنع", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 568, "width": 210, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ". 4ـ", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 609, "width": 411, "height": 143, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "لذا لمعلماو ،ةي سفنلاو ةيعتماجالا هبلاط فورظل مهفتلاو نياسن لاا فطعلبا يزتملا لا ي هنيب زجاولحا سركي لاو هبلاط ينبو لثم و أ ءماصلا لةآلكا حبصي متهكلاشم ضعب لحو همرعاشم ضعب في متهكراشم لوايح ليجستلا زاجه (( ردروكيرلا )) نع هدعبل لكذو ،انهومضم يعي ن أ نود مهسورد هبلاط لىع عيذي يلذا لةيص لا ةيوبترلا حورلا . 1 يننطاوملل ابيط لاثم نوكي ن أ ـ نم نويرثكو ،هبلاط سوفن في ةلحاصلا ةنطاولما هذه ينمي ن أو ،لحاصلا شربلا ينب مله جذانم نع نوثحبي يوناثلاو طسوتلما يملعتلا تيلحرم في بلاطلا لةثم أ منهوذختيو منهولدقي", "type": "Picture" }, { "left": 262, "top": 40, "width": 255, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "انناسل : Lisanuna Jurnal Ilmu Bahasa Arab dan Pembelajarannya Volume 11. No. 2 (2021) https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/lisanuna/index ISSN 2354-5577 (Print) ISSN 2549-2802 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "329", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 113, "width": 397, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "لةيوط ةترف منهوشياعي منه ل ينملعلما ينب نم لةثم لا هذه نوذختي نيلذا هم منهم نويرثكو ،مله ايلع للاخ", "type": "Text" }, { "left": 244, "top": 134, "width": 252, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ابمرو ،همءبا أ نوري امم ثرك أ منهوري ابمر لكلذ مهف ،سيردلما مويلا", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 134, "width": 145, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "فرعي لا ضعب ن أ ينملعلما نم ايرثك", "type": "Picture" }, { "left": 336, "top": 155, "width": 175, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "مبهلاط كولس لىع اروف سكعنت متهافصرت . 1", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 196, "width": 404, "height": 81, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ناسن ا هن أ ابم ذ ا ،صالخا هي أرل بصعتلا نع دعتبي ن أو ،روم لل ةيعقاولا ةيعوضولما ةرظنلبا يزتمي ن أ ـ أ هيلع بحيف فقثم ةرظنلا نم هدض افوقو و أ ي أرل اديي أت عفدني لاف حياونلا عيجم نم روم لا بلقي ن اونوكي لا او لكذ اولعفي ن أ هبلاط لمعي ن أو ،هبناوج عيجم نم رم لا اذه ثحبي ن أ بيج انم او ،لىو لا ينبصعتلما نم", "type": "Text" }, { "left": 440, "top": 258, "width": 71, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ". 9", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 299, "width": 403, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ا هذهو ،ثادح لل يملسلا يرسفتلا لىع ةردق ايهلد ةضجنا ةيلقع لكتمي ن أ ـ ،ةقباسلا ةفصلبا طبترت ةفصل و أ هوجولا عيجم ى أر اذ او ،ابهناوج عيجم نم ةروصلا ىري ن أ عيطت سي ايلاعفناو ايلقع ضجانلا ناسن لااف لماعتي يلذا فقولما في داعب لا نم ادعب لفغي نل هن ل يمالس نوكي فوس ثادح لل هيرسفت ن اف بناولجا", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 361, "width": 201, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "هعم . 1 لم فيكالا دادعت سالا هيلد نوكي ن أ ـ يرغتلا ةرياس", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 402, "width": 205, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ةعيبط ن أ لكّ ،قفر في مايهل ا عفدي ن أو لب ،مدقتلاو", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 423, "width": 397, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "تاعتملمجا ةكرح في تابثلا ن أ ذ ا يرغتلا وه تاعتملمجا ءشي ليحت سم ييهف سردلماو ،ةبئاد ةكرح في جحانلا سردلماف انه نمو ،هرجتح ببسب هبلاط مام أ ائيس لاثم نوكي فوس يرغتلبا نمؤي لا يلذا دمالجا هفي يلذا وه يرغتلا داعب أ م", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 465, "width": 397, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "يرغتلا ن أ لى ا مهبهنيف ايعاو نوكي ن أ بنابج ،لكذ كل هبلاطل ضحويو هدودحو ةئيدرلا بناولجا لى ا مهبهنيو يرغتلا في ةبيطلا بناولجا لىع منهويع حتفي ن أ هيلع بيجو ،ايرخ هكل سيل", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 506, "width": 411, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "هنم . 8 ـ دقفي لا أ وم انهم فقي ن أو ،تافشتكلماو ءار لا نم ديدجللو لمعلل هبح فق لبقت سلما لقعلا حتفتلما لىع احتفتم نااسن ا لمعلما نم لعيج صرنعلا اذهو ،هعتممج لحاصو هنيد دودح فرعي يلذا يعاولا دقانلاو لا لمعلا تافشتكم هسفن لىع اقلغنم . 0 ادج بولطم رم أ لكذو ،اهسردي تيلا هصصتخ ةدام في هكل همتماها صريح لا قف لا عساو افقثم نوكي ن أ ـ لمعلم", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 650, "width": 378, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "هصصتخ ةدام في مله ةن سح ةودقو هبلاطل ادئار هديرن يلذا لمعلما ةفاقث صرحنت ن أ نكيم لاف ،مويلا", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 671, "width": 397, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "لا ـلاثم ـايفارغلجا سردم ن أ نيعبم ،بسفح اهلوح رودي يماف لا ا هبلاط عم ثدحتي .. ايفارغج لوح ي أ ..", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 692, "width": 397, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ساولا ةفرعلما نيدايم ثيح نم روصت كل قاف صرع هنا هشيعن يلذا صرعلا ةسم ن أ تيلاو ةقمعتلماو ةع", "type": "Text" }, { "left": 248, "top": 712, "width": 248, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "اذبه سانلا لىو أ لمعلماو ،انهم فارط أب فقثلما ناسن لاا لمي ن أ بيج", "type": "Text" }, { "left": 245, "top": 712, "width": 3, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ".", "type": "Picture" }, { "left": 262, "top": 40, "width": 255, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "انناسل : Lisanuna Jurnal Ilmu Bahasa Arab dan Pembelajarannya Volume 11. No. 2 (2021) https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/lisanuna/index ISSN 2354-5577 (Print) ISSN 2549-2802 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "330", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 113, "width": 397, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "هتروس في عقاولا ةيؤرو ليتخ لىع ةردقلا لكتيم ن أ ـ ةن سلمحا تيلاو ،ةوجرلماو ققحتي لا للاخ نم لا ا لايلخاو ركفلا لماع ا .", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 134, "width": 315, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ضري لا نيلذا ينحلصلما نم نوكي ن أ لمعلما نم انه بولطلماو اذ ا مهعتممج لابح نو", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 155, "width": 397, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "مدعو ينفلختلما نم هدجو ضيرلا ن أ يغبني الم ةديدج ةيؤر هبكاوت ن أ يغبني انم او ايفكا سيل هتاذ دح في اضرلا مدع باب س أ تليز أ ول يماف عتملمجا هيلع نوكي .", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 217, "width": 396, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "كل رظتني نيلذاو ،ةفلتمخ تائيب نم ينت لا ذيملاتلا لوقع يدتح لوبقل دادعت سا لىع نوكي ن أ ـ ن أ منهم", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 237, "width": 397, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "اهكليم هنا ضترفي تيلا لمعلا حيتافم هدي في لمعلما عضي . عم لماعتي فيك فرعي ديلجا لمعلما ن ل لكذو انهم مداقلا ةيعتماجالاو ةفاقثلا ةئيبلا بسحو هتادادعت ساو هتاردق بسح كلا بلاطلا ءلاؤه .", "type": "Text" }, { "left": 497, "top": 299, "width": 14, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 299, "width": 396, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "تلا ةيلعم ةسرامم دنع هسفن لى ا ابمح ائيش سرايم هن أب رعشي ن أ ـ ضترفي لاعم يدؤي هن أ درمج لا ،سيرد", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 320, "width": 397, "height": 60, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "،هيدؤي ن أ هيف ي أ هتفيظول ياواه حبصي ن أ . ناسن لاا لوايح تيلا ةياوهلا ن أ عقاولاو اهعاب ش ا هي تنكا اذ ا وهو هيدؤي رخ أ لعمو ناسن لاا لىع ضورفم لعم ينب نات ش ذ ا يماظع نوكي لمعلا تجنا ن اف هتفيظو سفنلا حتارمو ديعس . عفدي يلذا لمعلماو", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 361, "width": 236, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "عم لماعتلا في حجني ن أ نكيملا ماظنلا كمبح ةسارلدا ةرحج لى ا", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 382, "width": 138, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "عيلجما لىع بابلا قلغي ن أ دعب هبلاط", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 382, "width": 156, "height": 60, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ". 4", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 423, "width": 397, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "صحانلا مله وهف ،مهكلاشمو همرعاشم نم بترقي ماك ،ملهوقع نم بترقي هبلاطل اقيدص نوكي ن أ ـ", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 444, "width": 397, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "لكذ نوكي نلو ،ينم لا لا ا هتيصخشب اوقثي ن أ . لاا بنالجا ينبي صرنعلا اذهو في بولطلما نياسن هتيصشخ لا يلذا لمعلما", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 465, "width": 396, "height": 81, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "مام أ لصفلا في هئاقل ا درمج لىع ثم لنزلما في سرلدا يرضتح درمج لىع هرود صرتقي ءماصلا هت لكا هبلاط . ،مهكلاشمو مهسيساح أ شيعيو مبه رعشي يلذا لمعلما لىع نولبقي بلاطلا ن ا تيلا ةدالما حبصت لياتلباو ،موزللا دنع مهحصني يلذاو بلاطلا نم كمو ،مله ىمظع ةيبذاج تاذ اهسردي هسفن لى ا اببمح اصشخ نكي لم هملعم ن ل هنيعب اي سارد اررقم هرك", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 527, "width": 255, "height": 60, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ". 1", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 568, "width": 397, "height": 101, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "همرفنيلاو ايهف بلاطلا ببيح باذج بولس أب اهسردي تيلا تاعوضولما لوانت لىع ةردقلا لكتيم ن أ ـ و ،هنم اغورفم ارم أ ةغللا نم هنكتم نوكي ن أ بيج لياتلباو ،انهم ،ةثيدح ىرخ أ ةغل نم نكتم ول اذبح يا لاو ،رخ أ لمعم ي أ ينبو هنيب قرفي يلذا وه هبلاطل هسرد يمدقت في هتقيرطو لمعلما بولس أ ن ا لازي نكا اهملعم ن ل يرلخبا ةنيعم ةدام نوركذي ةفلتلمخا ةايلحا طشانم في اولعمو اوجرتخ نيلذا نم نويرثك حيصح سكعلاو ،ايهل ا مبهذيج . أ دنج ذ ا", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 650, "width": 396, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "نوبيح اونكا اصصتخ اوكتري ن أ ينغمرم اورطضا دق سانلا ضعب ن هنيعب لمعم هب هسردي نكا يلذا بولس لا عم مجسني لم هن ل ارظن هيف يرسلا", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 671, "width": 294, "height": 60, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ". 1", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 712, "width": 396, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ةبتارلاو للملل ابنتج سيردتلا في بولس أ نم ثرك أ مادخت سا لىع ةردقلا لكتيم ن أ ـ . طبتري صرنعلا اذهو اماتم قباسلا صرنعلبا . ا سردلماف", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 733, "width": 269, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "بسانلما بولس لا راتيخ فيكو هبيلاس أ نم عوني فيك فرعي جحانل", "type": "Text" }, { "left": 262, "top": 40, "width": 255, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "انناسل : Lisanuna Jurnal Ilmu Bahasa Arab dan Pembelajarannya Volume 11. No. 2 (2021) https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/lisanuna/index ISSN 2354-5577 (Print) ISSN 2549-2802 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "331", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 113, "width": 396, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "دق ركابلا حابصلا في حجني يلذا بولس لاف ،سيردلما مويلا نم ينعم تقول تىح وا ينعم سرلد لا", "type": "Text" }, { "left": 476, "top": 134, "width": 21, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "نوكي", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 134, "width": 396, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ةذتاس أ نم ميهلع رم ابم اوعب شت دق بلاطلا نوكي ن أ دعب سيردلما مويلا ةيانه في بولطلما وه فقاومو سوردو . ن ا لب", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 155, "width": 296, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "هبلاط ن أ سح أ اذ ا دحاولا سرلدا في هبولس أ نم يرغي دق جحانلا لمعلما اذه", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 175, "width": 244, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "في رظني وهف ،ينمجسنم يرغ هتقيرطو هبولس أ فيو وه لهخاد . 9", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 217, "width": 397, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "انكتمم نوكي ن أ ليللدا و أ يداهلا تافص نمو ،لةيوطلا ةيملعلا متهلحر للاخ هذيملاتل ياداه نوكي ن أ ـ", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 237, "width": 397, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "هيو ،قيرطلا بوردو لكاسبم هتفرعم نم ةبجاولا ةبرلخبا ةناعت سالاو ةفرعلما نم نكتملا لمعلما لةاح في .", "type": "Text" }, { "left": 463, "top": 258, "width": 33, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ل لكذك", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 258, "width": 396, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "همدايق له اوملس أ نيلذا كئلو ل ةب سنلبا هحصن في انيم أ نوكي ن أ ليللدا تافص هم أ نم ن دوعت دق ةيدام بسكام ةي أ نع رظنلا فصرب", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 279, "width": 411, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "دوعت لا و أ هيلع . 1 رطلا لىع هفلخ نيرفاسلما لاوح أب الماع نوكي ن أ ـ عفاولدو هبلاط تاي سفنل ماهاف نوكي ن أ ي أ ، قي", "type": "Picture" }, { "left": 324, "top": 341, "width": 173, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "متهاردقلو ةي سفنلا متهاجالحو مهكولس ةيمسلجا", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 341, "width": 397, "height": 101, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "نسحتي ن أ هيلع يغبني انم او ،بسفح اذه سيل ،ةيلقعلاو بلاطلا ن أ ذ ا ،روم لا نم رم أ في ممهول هبنيج اذه هسستح لعلف ،ةسردلما جراخ ةيعتماجالا مهفورظ خ اسيل ةسردلما لى ا ضريح يلذا كلاشلما نم اول لص لا نم لهيصتح و أ همدقت اهضعب قيعي دق تيلا ت . هبلاط ضعب ةدعاسم عيطت سي دقف للعلا نطاوم نسحتي ن أ ينم أو ئداه بولس أب لمعلما عاطت سا اذ او عايضلل هكل مهلبقت سم ضرعت دق تيلا مهكلاشم ضعب لىع بلغتلا لىع .", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 465, "width": 411, "height": 163, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8 انهم برتح لا ،ةيلوئ سملل لامحتم اصشخ نوكي ن أ ـ ،هيرغ لىع ايهقلي لاو , ن ل ،ةعاجشلا هيلد نوكت ن أو أطلخبا فرعتي .. موزللا دنع لوقي ن أبو : لمع أ لا .. لةئاقلا ةكملحا قلطنم م لكذو (( يرد أ لا لاق نم .. دقف تىف أ ...)) هن أ لكذ دعب فشتكي ثم ،يئ ش كل في تيفي ن أ نم ،لمع أ لا لوقي ن أ ةرم فلا لمعملل يرلخ هن او هبلاط للض دق ئطاخ قيرط لىع همادق أ عضو و أ . 0 ن أو ،ةيفاقثلاو ةيفرعلما هتليصح نم هسردي يلذا لهعم لى ا فيضي ن أ ـ لخبي لا بلطت ةدعاسبم نضي و أ نع رخ أتلبا هسفن لىع كميح هجرتخ دعب لمعلل لهيصتح فقوتي يلذا لمعلماف ،هنكام ا في تنكا الماط هنم بكرلا . تهنيلا ةفرعلماو لمعلا ناضيف ن ا فقوتي لاو يي .", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 609, "width": 396, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "هجوي ن أ يغبني لمعلما اذه ن اف تقولا سفن فيو بولطلما ىوت سلما لىع اونوكي تىح هبلاطل هتفرعمو هملع نم ايربك اءزج .", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 671, "width": 397, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "لح لىع ارداق نوكي ن أو ،ابه هيل ا نوضفي دق تيلا همراسر أ لىع نتمؤلماو هبلاط ةقث عضوم نوكي ن أ ـ ضعب ةايح ضترعت دق تيلا ةصالخا تكلاشلما عفانلا يملعلا ليصحتلا نع مهلغشت دق تيلاو هبلاط", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 692, "width": 396, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ". نلو اذه لى ا لمعلما لصي عضولا لا ا", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 712, "width": 278, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "نكلو ،اتهفرعم دصقب لا ،متهكلاشم سسحتي ن أو هبلاط نم بترقي ن أ", "type": "Text" }, { "left": 262, "top": 40, "width": 255, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "انناسل : Lisanuna Jurnal Ilmu Bahasa Arab dan Pembelajarannya Volume 11. No. 2 (2021) https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/lisanuna/index ISSN 2354-5577 (Print) ISSN 2549-2802 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "332", "type": "Page footer" }, { "left": 417, "top": 113, "width": 79, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "لى ا لصوتلا دصقب ج", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 113, "width": 397, "height": 40, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ةيلص لا متهلاسرل بلاطلا غرفتي تىح ةراضلا اهرثا أ لىع ءاضقلاو اهلح ةيغب اهروذ لمعلا ليصتح هيو", "type": "Text" }, { "left": 427, "top": 134, "width": 3, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ".", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 175, "width": 397, "height": 40, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "روصتي ام دودلحا نم تاقلاعلا هذهل عضي ن أو ،هبلاطب هطبرت تيلا تاقلاعلا ةعيبطل اساسح نوكي ن أ ـ تافص نم ةمكللا هذه لمتح ام كلب لمعكم هزكرم عمو ابه لمعي تيلا ةئيبلا عم شىتمي هنا . صرنعلا اذهو", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 217, "width": 298, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "اماتم زجاولحا ليزي ن أ هبلاط نم لمعلما بترقي ن أ نىعم سيلف ،هقباسب طبتري", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 217, "width": 397, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "حبصي ثيبح منهيبو هنيب روم لا طلتتخ لا تىح ذات س لاو بلاطلا ينب ىقبي ن أ بيج لاصاف اطخ كانه ن ا لب ،منهم دحاوك . ن ا", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 258, "width": 396, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "مانهكام في ايقبي ن أ بيج ريدقتلاو ماترحالا نكلو بولطم مانهيب لدابتلما بلحا . لةصافلا طويلخا ن أ ةقيقح", "type": "Picture" }, { "left": 303, "top": 279, "width": 194, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "لما نكلو ةعيفر دج طويخ ماترحالاو بلحا ينب انه", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 279, "width": 203, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "لماعتي فيكو ايهقبي فيك فرعي يلذا وه يعاولا لمع", "type": "Text" }, { "left": 452, "top": 299, "width": 59, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "اهدوجو عم . 3", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 341, "width": 397, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ن أو ،ةيعتماجالا مهضعب عاضو أ ةجيتن مهضعبب بلاطلا طبرت تيلا تاقلاعلل احالم لمعلما نوكي ن أ بيج ـ ئسلا بجشي ن أو انهم ديلجا عجشي ن أو ،ضعبلا اذه نع ردصت دق تيلا تافصرتلا عاون أ مهفتي", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 382, "width": 396, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ب حمسي لاو فرحنلماو هيلع ءاضقلا لوايح ن أ هيلعف دجو اذ او ه . عقوم في لظي ن أ بيج جحانلا لمعلما ن ا صراني لاو ةئفل زاحنيلا ثيبح هبلاطل ةب سنلبا طسو و أ طسوتم باب س لا نكت مامه ىرخ أ دض ةعماج", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 402, "width": 398, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ". 4", "type": "Picture" }, { "left": 103, "top": 444, "width": 394, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "فقوم كل هيضتقي الم اقبط سمالحاو يملسلا فصرتلا لىع ةردقلا هيلد نوكت ن أ بيج ـ , لكذ نكا ءاوس", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 465, "width": 397, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ةفلتلمخا طشانلما تاترف ءانث أ و أ ةسارلدا ةرحج لخاد , لكتيم يلذا وه ةيوقلا ةيصخشلا بحاص لمعلماو بااوب أو ذفاون هيلع حتفي دق بلاط مام أ مسلحا مدع ن ل ددرت نودو مزبحو ةعسرب فصرتلل ةعاجشلا اهل دودح لا بعاتملل , كل نونوكي بلاطلا ن أ ةبرلخا للاخ نم لمعن ننحو ةصاخ", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 506, "width": 91, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "طاقتللا نااذ أو ناويع مه", "type": "Picture" }, { "left": 356, "top": 527, "width": 140, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "اهللاخ نم هيلع كملحاو لمعلما تافصرت", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 527, "width": 397, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ". بعصي دقلف هتيصشخ في فعضب حىوي فصرت هنم ردب ام اذ او , ذيملاتلا ناهذ أ نم فصرتلا اذه علاق ا ليحت سي دق لب , اذه نولغت شي فوس منهم نييرثك ن أ لب", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 568, "width": 396, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "مدني لهعيج دق امم ابهبسب هنوقياضي لمعلما يلد فعض ةطقنك ةنمه في لمعلا هيف لبق يلذا مويلا لىع", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 588, "width": 411, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ةغلابلما نود سيردتلا . 1 مبه طيلمحا عتملمجا عمو مهسفن أ عم ينقفاوتم هبلاط لعيج ن أ لىع ةردقلا هيلد نوكي ن أ ـ , لكذ تى أتي نلو", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 650, "width": 396, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "هيف ةرثؤلما يوقللو ةسردلمبا طيلمحا عتمجملل ماهافو متهايصشخ بناولج ماهاف لمعلما نوكي ن أ لا ا , لكذك", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 671, "width": 397, "height": 40, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "لهج أ نم لمعيو هيف شيعي يلذا هعتملمج ةمدخ وه هيدؤي يلذا رولدا ةروطلخ ماهاف نوكي ن أ بيج . كلو طاشنلا هجو أ في مهسي ثيبح ةسردلما جراخ اطي شن نااسن ا نوكي ن أ لمعلما نم بلطتي لكذ ةيعتماجالا", "type": "Picture" }, { "left": 237, "top": 712, "width": 259, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "تماجالا ةداقلا نم برتعي ـ هتفيظو كمبح ـ هن ل هت سردبم ةطيلمحا ةئيبلا في", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 712, "width": 72, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ةئيبلا لكتل ينيع .", "type": "Picture" }, { "left": 262, "top": 40, "width": 255, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "انناسل : Lisanuna Jurnal Ilmu Bahasa Arab dan Pembelajarannya Volume 11. No. 2 (2021) https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/lisanuna/index ISSN 2354-5577 (Print) ISSN 2549-2802 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "333", "type": "Page footer" }, { "left": 497, "top": 113, "width": 14, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 113, "width": 396, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "لصفلا في هب اوموقي ن أ نوملعلما دوعت يلذا يديلقتلا رولدا نم ءزج نع لىختي ن أ ـ , رود وهو", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 134, "width": 397, "height": 81, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "دقف عتما سا و أ لابقت سا ةزجه أ درمج الا بلاطلا في ىريلا يلذا مظنلما و هجولماو ثدحتلما , اذهو مهسفن أ بلاطلا تاردق نم ديح يلذاو لمعملل دودلمحا رولدا رخ أ رود لى ا يرغتي ن أ بيج ... عتم سلما رود مله عجشلماو همركاف ل مهفتلماو بلاطلل , ن او تىح طخ أ ا او أ ياوغل انهع يربعتلا في , فقوتي ن أ بيج لاف انهم كيت شي تيلا هتكلشبم نوحشم ينكسلما بلاطلا نمايب اهقطن في ءاطخ أ ةرابع بلاطل ححصيل .", "type": "Picture" }, { "left": 363, "top": 237, "width": 148, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9 فترعي ن أ ةقباسلا ةطقنلا عبتيو ـ", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 237, "width": 263, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "للاخ نم اديدج ائيش هسفن وه لمعتي دق هن أب هسفن ينبو هنيب لمعلما", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 258, "width": 411, "height": 125, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "هبلاط له اهجهاوي تيلا لةئ س لا , رودت تيلا تاشقانلما للاخ نم و أ منهيب . ةسارلدا ةرحج في لمعتلا ن ا لا بيج ةدحاو ةانق في يرسي ن أ ... يرث أتلاو هاتجالا تيفلتمخ ينتانق في لب . . بلاطلا لى ا لمعلما نم . . سكعلباو . 1 ةي سارلدا ةدمالل ادبع نوكي ن أ لمعلما لىع ـ , قبح مالعم نوكي ن أ بيج انم او , نم اقثاو انكتمم اذات س أو هملع نمو هسفن , سردي يماف ي أر بحاص نوكي ن أ بيح ماك تىح عم و أ جنهلما عم فلتخا ن او", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 382, "width": 426, "height": 308, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "هبلاط مام أ ةعنقم ججبح هي أر ضحوي ن أ ةطيشر سيردلما باتكلا . . درلمج نيرخ لا عم فلتيخ ن أ لا ديك أتو روهظلا بح درلمج و أ فلاتخالا تالذبا . 8 وه ماك لهوح يلذا لماعلا همهفي ن أ اجحنا نوكي كي لمعلما لىع ـ , نوكي ن أ وه بيح ماك لا , دعب نم ثم ايهف ركفي و أ وه اهليختي تيلا حلاص لاا عاون أ بلاطلا ماهف ا في أدبي ن أ هيلع لكذ , ي ن أو هتاروصت شقان مهعم . 30 اعنقمو لااعف نوكي كي لمعلما لىع ـ , لاو أ هتاذ عم اقفاوتم نوكي ن أ , نع هبلاط ثدحتي ن أ لبق لكذو سيفنلا قفاوتلا , هيطعيلا يئ شلا دقاف ن أ ذ ا , حلاص ا لوايح ن أ لبق وه هتافصرت في رظني ن أ هيلع ن أ ماك نوكلا لاح \" 3 . فصتي ن أ فشرلما لمعملل يغبني تيلا ةماهلا تافصلا نم ن أ قب س امم حضتي به كستملما هي ا في فينلحا نيلدا , نيهلما هكلس ليدعت في عبنم وهو . ةيبرعلا ةغللا لمعلما تافص :", "type": "Picture" }, { "left": 355, "top": 692, "width": 112, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "تايصاصخ ةيبرعلا ةغللا لمعلم", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 692, "width": 414, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ", بنابج الذ هتيارد ةيصخشلا تافصلا نم ركذ ام يغبني ابه رفوتي ن أ له في تافص تس , بيكار تروج هعضي ماك ليي يماف :", "type": "Picture" }, { "left": 262, "top": 40, "width": 255, "height": 55, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "انناسل : Lisanuna Jurnal Ilmu Bahasa Arab dan Pembelajarannya Volume 11. No. 2 (2021) https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/lisanuna/index ISSN 2354-5577 (Print) ISSN 2549-2802 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "334", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 113, "width": 415, "height": 102, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "\" ـ هتدالم ابمح نوكي ن أ اتزعم ابه . يلذا فشرلماف رعشي لا اهسردي تيلا ةدمالل بلحبا عيطت سي لا لقني ن أ هبلاط لى ا بلحا اذه . ـ ن أ لا ا ناركذ ماك فشرم كلل ةمزلاو ةيروضر ةفصلا هذهو ،ةدالما نم انكتمم نوكي ن أ ةيبرعلا ةغللا فشرم ةيبد لا ةوثرلا نيغ ،هتدام نم انكتمم نكي لم لى ا ةدحاو ةوطخ هسردب يرس لاو هتممه قيقتح عيطت سي لا", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 217, "width": 396, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "يوغللا دازلاو . ةينيع نم ةفرعلما قفدتتو ،ةيقدش نم لمعلا رجفتي ن أ ةيبرعلا فشرم لىع بيج ،الذ . نم فشرلما زكرلما ظفلح يروضر رم أ ةدالما نم نكتملاف ةجه نكتملاو ،ةينثا ةجه نم يملعتلا لىع هتردقو", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 258, "width": 411, "height": 125, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "فشرلما سفن في ثعبي ةدالما نم لاابق او اطاشن لكذ رثؤيف لهعم لىع في هتيصشخ سكعنتو ،هبلاط مهلعيجو ،ميهلع ينتعفدنم ينطي شن نيدمج لمعلا ونح . 3 ـ ءاد لا ةدوجو قطنلا نسح . لا يملعتل لىو لا لةي سولا وه حيصفلا ديلجا قطنلاف فشرلما لعف ،ةيبرع بستكي تىح هسورد في احيصف ايبرع اوج عي شي ن أو ، لهاوق أ عيجم في ىحصفلا متزلي ن أ ةدالما هذه اهعاقي او اهسرج ةولاحو ةغللا هذه لمابج رعشيو ةيوغللا ةراهلما بلاطلا . نكا اذ ا لا ا لكذ تمي لاو", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 382, "width": 396, "height": 19, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "تىح ،اديوتجو ةءارق الله باتك نم انكتمم ةيبرعلا سردلما ةين أرقلا ةرابعلا ةقاشر ا هسفن في عبطنت", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 402, "width": 397, "height": 19, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ابه قطنلا نسحو . ل ،ةدالما هذه في لايص أ نوكي ن أ بيج ةيبرعلا سردلما ن ا ،نذ لا عرقت ن أ بيج هظافل", "type": "Text" }, { "left": 248, "top": 423, "width": 249, "height": 19, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ةناطر لاف ،اهكب س لمابج بولقلا لى ا لخدت ن أ بيج هتارابعو", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 423, "width": 411, "height": 123, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ةيماع لاو لاو ةيبرع ةرابع انم او ،ددرت صف قطن لوقعلا لى ا اهلصوي ةقشرم برعلا بيلاس أ لىع يريج حي . اذ اف نسحو ةدالما ةوق لى ا لكذ عتمجا هفوفص في ةدالما هذه سردم هقليخ ن أ ديرن يلذا يوغللا ولجا ققتح يملعتلا في ةقيرطلا . 4 ـ هرداصم نيغو هتفاقث ةعس . ةفاقثلا دودمح ةيبرعلا سردم نوكي ن أ بيج . ن أ هيلع ضرفت هتدام ةعيبطف ةفاقثب مالم نوكي", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 527, "width": 411, "height": 122, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ديعب لهعتجو ةيبد لا هتامولعم نم ديزت ىرخ أ تاغل و أ ةغل فيو اهسفن هتدام في ةعساو بد لا سورد في يما سلاو ةنزاولماو ليلحتلا لىع ارداق تارظنلا . افقاو ردصلمبا اينغ نوكي ن أ بيج ماك لىع رئاخذ بيرعلا ثاترلا . م ،همثرنو برعلا رعش نم ظفلحا عساو نوكي ن أ اذه قوف بيجو ادعت س عجارلما نم عجرم و أ ردصم ركذ و أ ،ةدعاق عملد ةجالحا تعد ماكل دهاوشلا مادخت سلا . 1ـ", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 630, "width": 398, "height": 19, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "،سرلدا تاعاق في ةدالما هذهل ةصصلمخا تاعاسلا في دقف تميلا ةغللا يملعتف ،هجومو دشرم هن أ , اضي أ تمي انم ا", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 650, "width": 397, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "لما لىع ملهديل هذيملاتل اجهومو ادشرم نوكي ن أ سردلما لىعف ،سرلدا جراخ بيد لا مجهاتن ا هجويو رداص منهم ينبوهولما نم لعجيل مهسوفن في فيكالا روعشلا قلخو مهطاشن ثعبو مهفراعم ةينمتل ايعاس ،يوغللاو لوقلا نونف نم لكذ يرغ و أ ةصقلا و أ رعشلا و أ ثرنلا في ملاق أ باصح أ .", "type": "Text" }, { "left": 262, "top": 40, "width": 255, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "انناسل : Lisanuna Jurnal Ilmu Bahasa Arab dan Pembelajarannya Volume 11. No. 2 (2021) https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/lisanuna/index ISSN 2354-5577 (Print) ISSN 2549-2802 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "335", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 113, "width": 411, "height": 19, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "داق اسوفن بيري ةيحنا نم هن أ ذ ا ةيربك ةغللا سردم ةيلوؤسم تنكا انه نمو لىعو اثهاترب ظافتحالا لىع ةر", "type": "Text" }, { "left": 467, "top": 134, "width": 30, "height": 19, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "زاتزعالا", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 134, "width": 362, "height": 19, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ةيهم لا تاذ براجتلا نم عاون أ لىع لبقت ن أ نكيم ةيرن لاوقع بيري ةينثا ةيحنا نمو ،هب", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 155, "width": 411, "height": 81, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "لماشلا نياسن لاا عباطلاو ةيفاقثلا . 1ـ اسردم نوكي لا أ ،ماع بيرعلا جاتن اذ نوكي ن أ بيج لب ،طقف ميويلا ليمعلا سيردتلا لىع اصرتقم ياداع ماك كراشي ن أ بيج في فيل أتلا", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 217, "width": 273, "height": 19, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "نم ديزي سيردلما فيل أتلاو ،هتفاقث نيغي ماعلا بيد لا جاتنلاف ،سيردلما", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 234, "width": 397, "height": 126, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "مايقلا نسح لىع هدعاست تيلا تابرلخبا هديمو ةييملعتلا هتردق بم ةي سيردتلا هتمه .\" 4 م وه لكذ لمع ةيبرعلا ةغللا , عاو ليج ئشنم هن ا , هنطوو هتم أو هتاغلل بمح , لكذ قوف رعاشو هملق قيرط نع اهل ايعاد نوكي ن أ لوايح تيلا ىبركلا ةيناسن لاا يمقلبا , هبلقو لهقع قيرط نعو . و أ نم ج اتهاسسؤمو اهلئاسو فلتخبم ةم لا لمعت لمعلما اذه نيوكت ل هدادع او هتئشنت لىع , ن ل ا هذهل ايفكا انيتم ادادع ا هدعن ن أ بيج ةغللا لمعم اهل ىدصتي تيلا ةيرطلخا ةنهلم , و أ ينب نم لاو أ هراتنخ ن", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 361, "width": 396, "height": 19, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ةيعتماجالاو ةي سفنلاو يقللخا تافصلا لج أب ينفصتلما ينبوهولما , ن أرقل ةغل مضخ في رابح لاا لىع نيرداقلا", "type": "Text" }, { "left": 366, "top": 382, "width": 131, "height": 19, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "لما لئاسولا له تمدق ام اذ ا عساولا", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 382, "width": 266, "height": 19, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "لىع ةيرطلخا ةمهلما هذه ءاد أ لىع هدعاست تيلا ةعساولا تابرلخاو ةنيع", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 402, "width": 411, "height": 82, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "هجو نسح أ . ةتماخ : هتاذب لمعلما تافص ضعب هي هذه ؛ ةياغ لماكلا ن ل كردت لا ، لمعم ةيصشخ في انهم ددع دوجو نكلو", "type": "Picture" }, { "left": 267, "top": 485, "width": 230, "height": 19, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "هبلاط ينب اديعس لهعم في اجحنا لهعيج ن أب ليفك ينملعلما نم", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 485, "width": 417, "height": 267, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ". افصلا هذه نم ءزجو ناسن لاا هب ستكي ت لىو لا هتئيب نم .. طيلمحا عتملمجاو ةسر لا في , سيردتلا في لمعلا لبق هبيردت نم هب ستكي رخ أ ءزجو لمعلاو ةبرلخا عم هيل ا تي أي دق قيابلاو . موي كل لمعتي ن ل لاباق احتتفم نوكي ن أ مهلما ... ةظلح كل لب ... يربكلا عتملمجا نم .. ةسردلما جراخ , لا لصفلا نمو اهلخاد يرغص . عجارلما يملس دحم أ نب محمد , \" ابه ينقطانلا يرغل ةيبرعلا ةغللا يملعم دادع ا جمنابرل حترقم جذونم \" , ةغللا يملعت في ةجولما ابه ينقطانلا يرغل ةيبرعلا , نياثلا ددعلا 811 م , تاركاج : اي سينودن با ةيبرعلاو ةيملاس لاا مولعلا دهعم س نبا محمد مام لاا ةعمالج ةيملاس لاا دوع , ص 1 محمد عفار حماس , هيملعم دادع او لهئاسوو هرط يوناثلا يملعت في ةفسلفلا داولما سيردت , ةرهاقلا : فراعلما راد صربم , 891 م", "type": "Picture" }, { "left": 262, "top": 40, "width": 255, "height": 55, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "انناسل : Lisanuna Jurnal Ilmu Bahasa Arab dan Pembelajarannya Volume 11. No. 2 (2021) https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/lisanuna/index ISSN 2354-5577 (Print) ISSN 2549-2802 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "336", "type": "Page footer" }, { "left": 435, "top": 134, "width": 76, "height": 19, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "نسح يزوف دحم أ ,", "type": "Picture" }, { "left": 106, "top": 134, "width": 329, "height": 19, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ةيملاس لاا تاعمالجا في اهيرغب ينقطانلل ةيبرعلا ةغللا يملعم دادع لا حترقم جمنارب عضو", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 155, "width": 429, "height": 235, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "اي سينودن ا هي شت أب , اسر سيردتلا قرطو هجانلما في هاروتكلدا ةجرد لينل ةمدقم لة , نامرد م أ ةعماج ةيملاس لاا 0 0 سىرلما يملعلا دبع محمد , هجانلماو لمعلما ... سيردتلا قرطو , ضيارلا : ةيملاس لاا دوعس نب محمد مام لاا ةعماج , 814 م ط ،ةيبرعلا ةغللا سيردت قرط ،بيكارلا تروج قشمد ، : ،ركفلا راد 811 م ةئانهلا شماوهلا : نسح يزوف دحم أ ,", "type": "Picture" }, { "left": 88, "top": 375, "width": 423, "height": 114, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "اي سينودن ا هي شت أب ةيملاس لاا تاعمالجا في اهيرغب ينقطانلل ةيبرعلا ةغللا يملعم دادع لا حترقم جمنارب عضو , لةاسر سيردتلا قرطو هجانلما في هاروتكلدا ةجرد لينل ةمدقم , ةيملاس لاا نامرد م أ ةعماج , 0 0 ص و م سىرلما يملعلا دبع محمد , هجانلماو لمعلما ... سيردتلا قرطو , ا ضيارل : ةيملاس لاا دوعس نب محمد مام لاا ةعماج , 814 م , ص 41 3 عجرلما سفن , ص ص 39 ـ 41 4 ،بيكارلا تروج ةيبرعلا ةغللا سيردت قرط ط ، قشمد ، : ،ركفلا راد 811 ص ، م 49 ـ 10", "type": "Picture" } ]
3f71395c-558b-d07d-5296-a460f6df1863
https://journal.unika.ac.id/index.php/sisforma/article/download/399/356
[ { "left": 72, "top": 38, "width": 207, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Effect Playing Online Games On The Players", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 782, "width": 175, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sisforma  vol.1 no.2 November 2014 : 13‐17", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 783, "width": 13, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 76, "width": 343, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Effect Playing Online Games On The Players", "type": "Section header" }, { "left": 238, "top": 99, "width": 122, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Christopher Akami J.S", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 113, "width": 351, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Department of Information Systems, Soegijapranata Catholic University [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 163, "width": 229, "height": 107, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract— Online game is a game that requires internet connection to play and while playing a lot of individuals do not care about a lot of things. Games can also influence the gamers to have bad behavior. However, playing online games can be exciting although only playing for a moment.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 273, "width": 221, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords — Online games, Type of online game, effect", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 310, "width": 110, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "I. INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 333, "width": 84, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1.1 Background", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 355, "width": 226, "height": 122, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Technology is currently developing very fast. There are many kinds of technologies that have emerged since the beginning of the technology was established and many types of software are used in technology-based games. Then, many games have been created. Game is an application that can give pleasure to those who use it and the development of the games is so fantastic.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 488, "width": 224, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The game is divided into two: offline and online Games. The offline games are played without using the Internet network while to play on line games internet connection is needed. These games can be played by people from any different ages, from young to adult people.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 594, "width": 224, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Some people play online games in order to get more friends and to release the boredom. However, playing games can give effect on the players. They can be tired, drowsy, dizzy.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 672, "width": 231, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Besides, playing online games can bring influences on the mental development of the grammers. They will be absorbed in the unreal world and they may practice what they see in the online games. By playing games, they also can be addicted and forget their studies and their academic", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 163, "width": 221, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "achievement will be worse. It can also make players less sociable with the surroundings create academic value decreases.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 213, "width": 227, "height": 108, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In order to reduce the negative effects, parents need to supervise their children while they are playing online games. The involvement of the parents will be able reduce the negative effects while adult gamers can manage themselves. They have to be able to seperate the game world from the real game", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 333, "width": 136, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1.2 Problem Formulation", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 355, "width": 152, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The problems in this study are:", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 378, "width": 216, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. why are there many individuals playing online games?", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 415, "width": 212, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Do they know the effects of playing online games?", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 451, "width": 212, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Do they think it is important to play games?", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 488, "width": 166, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1.3 The Objectives of the Study", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 511, "width": 157, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The objectives of this study are:", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 533, "width": 192, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. To know the reasons why there many individuals playing online games", "type": "List item" }, { "left": 338, "top": 584, "width": 188, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. To find out whether they know the effects of playing online games", "type": "List item" }, { "left": 338, "top": 620, "width": 190, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. To know whether they think it is important to play games or not", "type": "List item" }, { "left": 341, "top": 680, "width": 151, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "II. LITERATURE REVIEW", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 697, "width": 229, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Online game is a game-based software which utilizes the internet network. It can use the Internet network model of wi- fi, hotspot / tetring, lan cable. Online games are played by many people where they meet", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 782, "width": 175, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sisforma  vol.1 no.2 November 2014 : 13‐17", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 783, "width": 13, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 224, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "with other people in the arena of the game. Like available online just like Blacksquad online game, the players gather in the lobby, or more commonly referred to list.After that,the game that they will go into the room to play.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 165, "width": 221, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In addition to black squad, online game kind of RPG like Dragon Nest, the players will come into the town first and enter the portal to play together like playing Blacksquad.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 227, "width": 143, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.1 Types of Online Games", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 248, "width": 62, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1.MMOFPS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 268, "width": 231, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MMOFPS stands for Massive Multiplayer Online First-Player Shooter. In this game the player will feel as though he were in the gaming arena with a variety of weapons. This game also involves or brings other players to play in an arena, usually more than three players. The games include Point Blank, Counter-Strike Online (CSO).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 386, "width": 65, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.MMORPG", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 407, "width": 230, "height": 93, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MMORPG stands for Massive Multiplayer Online Role-Playing Games. In this game, players will play like in the fantastic world. In this game, players make their own player characters In this game the player is playing in a group or party or guild, for example in Elsword Online.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 510, "width": 64, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.MMORTS", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 531, "width": 195, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MMORTS stands for Massive", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 545, "width": 228, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Multiplayer Online Real-Time Strategy. Players have to rely more on strategies such as survive (Defense), attack Strategy (Offense), and strategies to help (Support). The game has historical, fantasy, and many other sides. The games including in MMORTS are Rise of Nations, Age of Empire, and Command and Conquer.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 662, "width": 42, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4.CPOP", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 683, "width": 224, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CPOP is a Cross-Platform Online Play, where players play this game with a different devices that are called Console The console itself can be a PC, Play station console, Xbox 360 that has access to the Internet network connection.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 75, "width": 59, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5.MMOBG", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 96, "width": 229, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MMOBG is a game that is played through the web or browser. This game is often accessed via a web address or a link. It is rarely that web address also requires the ip address for accessing it., Kantai Collection is one of MMOBG.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 206, "width": 189, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "III.RESEARCH METHODOLOGY", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 227, "width": 232, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The data were collected through questionnaire. The questionnaire was distributed through google form a sample of 20 samples. The following are the questions and the data obtained through the questionnaire.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 317, "width": 124, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Do you like game online?", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 493, "width": 214, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "What game did you know for the first time?", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 517, "width": 182, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Point Blank 4 20% Lost Saga 1 5% Cso 4 20% Other 11 55%", "type": "Table" }, { "left": 307, "top": 661, "width": 186, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "How many games have you played ?", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 335, "width": 204, "height": 391, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 4 20% 2 3 15% Yes 8 40% No 3 15% Not really 7 35% other 2 10%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 782, "width": 175, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sisforma  vol.1 no.2 November 2014 : 13‐17", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 783, "width": 13, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 76, "width": 106, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 3 15%", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 106, "width": 99, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ">3 10 50%", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 160, "width": 190, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "How long do you play games in a day?", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 184, "width": 146, "height": 116, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 hour 5 25% 2 hours 8 40% 3 hours 2 10% More than 3 hours 5 25%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 343, "width": 143, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "When do you play the game?", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 367, "width": 150, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Morning 0 0%", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 397, "width": 149, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Afternoon 7 35%", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 427, "width": 171, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Noon 7 35%", "type": "Picture" }, { "left": 72, "top": 457, "width": 171, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Night 6 30%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 511, "width": 202, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "How many times do you play in a week?", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 535, "width": 225, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 time 6 30% 2.times 6 30% 3 times 1 5% More than 3 times 7 35%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 678, "width": 220, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The first time you played a game, Who did you know about?", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 718, "width": 104, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "myself 6 30%", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 76, "width": 122, "height": 71, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Family 2 10% Friend 12 60% Others 0 0%", "type": "Table" }, { "left": 307, "top": 190, "width": 196, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "What is the use of playing online game?", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 214, "width": 170, "height": 131, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "To reduce boresome 2 10% To stand awake 0 0% To kill free time 6 30% All are correct 12 60%", "type": "Table" }, { "left": 307, "top": 388, "width": 222, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "What do you think when playing games online?", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 427, "width": 249, "height": 269, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Making a new friend 4 20% Just game 9 45% Friendship 4 20% Others 3 15% What is actually online games? Just game 16 80% Just illusion 1 5% Imagination 3 15% Real 0 0%", "type": "Table" }, { "left": 307, "top": 738, "width": 222, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Do you know the effects of online games on you?", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 782, "width": 175, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sisforma  vol.1 no.2 November 2014 : 13‐17", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 783, "width": 13, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 76, "width": 164, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yes 15 75%", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 106, "width": 168, "height": 72, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No 2 10% Not really 3 15% Others 0 0%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 220, "width": 157, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "If yes, what effect can you feel?", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 244, "width": 132, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sleepy 3 15.8%", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 274, "width": 138, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tired 3 15.8% Dizzy 0 0% All are correct 13 68.4%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 403, "width": 228, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In your opinion, besides the effects mentioned above, what are other effects of games?", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 457, "width": 221, "height": 101, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "spendthrift 8 40% High emotional 2 10% Lower Score 6 30% Other 4 20%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 601, "width": 221, "height": 140, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Do you think is it important to play games online? Yes 5 25% No 6 30% Not really 7 35% other 2 10%", "type": "Table" }, { "left": 307, "top": 96, "width": 224, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The result above shows that there are more people who like playing online games than off line. They a know about the online game from friends. They also feel sleepy, tired, and dizzy after playing the game online. They play for about 1-2 hours a day and in week they play more than three times. They also think that playing online games is not so important.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 252, "width": 173, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "IV.RESULT AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 274, "width": 222, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The result of this study shows that there are some impacts of playing online games as follows:", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 323, "width": 91, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Health Problem", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 344, "width": 231, "height": 176, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The players often feel severe drowsiness, dizziness, feeling heavy and stiff necks, sore backs, and many others as the result of staring at the computer screen too long with sitting position or other position. Taking a break will make the players feel comfortable in undergoing routine after playing too long. Playing can make eyes tired and they will have minus insight or visibility nearsightedness will be increased (for nearsightedness. For those with healthy eyes will suffer from farsightedness", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 530, "width": 125, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Psychological problem", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 551, "width": 211, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Playing online games which are full of violence like Game labeled 'M' Mature, will influence their psyche. They may do the same in the real world.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 613, "width": 96, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Money Problem", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 634, "width": 208, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "To play the games, players may go to internet cafes, buy a new online game for those who have a computer and home network. This makes the player spend a lot of money to buy virtual money to play online games again and again", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 724, "width": 102, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Time Consuming", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 744, "width": 212, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Players will waste of time to play games online and it will impact on their", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 782, "width": 175, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sisforma  vol.1 no.2 November 2014 : 13‐17", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 783, "width": 13, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 75, "width": 207, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "academic performance. They will not be able to manage their time.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 109, "width": 107, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Academic Problem", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 130, "width": 208, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "As players spend their time to play, and so not spend it for studying, they will have academic proble. Their scores will be worse as they never do their home work and join the tests.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 206, "width": 207, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The following is what they have to pay attention on:", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 241, "width": 154, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1.Time : Limit the time to play", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 262, "width": 206, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.Money: before spending money to play on line games, think it over and over the the importance of playing it", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 310, "width": 208, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.Health : reduce the time for playing. They can play games only for half hour or thirty minutes. Being healthy is more important than playing games.", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 397, "width": 99, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "V. CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 414, "width": 226, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Many online games players are aware of the importance of maintaining their health. Besides, they can manage their time and limit the amount of time for playing. Hopefully, the number of poeple who can manage their time will be higher.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 529, "width": 87, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 545, "width": 216, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1]http://rusydianhamim.blogspot.co.id/2011 /11/karya-tulis-ilmiah-tentang-dampak- game.html (1 June 2014)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 600, "width": 212, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] https://iyannehemiah.wordpress.com/201 3/11/20/karya-ilmiah-dampak-game- online-bagi-pelajar/ (21 July 2014)", "type": "List item" } ]
436c3bba-1a3e-5875-f1e3-3852847e1b36
https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/best/article/download/8426/6243
[ { "left": 85, "top": 41, "width": 116, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol.7 No.1 Hal. 113-119", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 41, "width": 136, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN (Print) : 2614 – 8064", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 58, "width": 44, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maret 2024", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 57, "width": 139, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN (Online): 2654 – 4652", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "113", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 88, "width": 427, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Ekstrak Etanol Tumbuhan Sri Rejeki ( Dieffeubachia seguine ) Terhadap Mortalitas Ulat Grayak Jagung ( Spodoptera frugiperda )", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 129, "width": 280, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ema Kusyani(1), Tri Mustika Sarjani (2), Ekariana S Pandia (3)", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 151, "width": 228, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurusan Pendidikan Biologi. FKIP, Universitas Samudra", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 174, "width": 370, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected] (1) [email protected] (2) [email protected] (3)", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 198, "width": 51, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 220, "width": 442, "height": 170, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Spodoptera frugiperda merupakan salah satu hama yang merugikan tanaman jagung. Saat ini, para petani sering membunuh ulat Grayak dengan menggunakan insektisida kimia sintetis, yang biayanya mahal dan berdampak buruk bagi manusia dan lingkungan. Pemanfaatan insektisida nabati yang terbuat dari ekstrak etanol tanaman Dieffenbachia seguine yang dikenal dengan nama Sri Rejeki merupakan salah satu cara untuk memberantas hama tersebut karena mengandung senyawa kimia yang bersifat racun bagi hama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak ekstrak etanol tanaman Sri rejeki ( Dieffenbachia seguine ) terhadap kematian ulat grayak ( Spodoptera frugiperda ) dan mengetahui konsentrasi yang paling efektif terhadap kematian Spodoptera frugiperda . Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Uji ANOVA satu arah digunakan untuk menguji data dalam penelitian ini. Uji lanjut dilakukan dengan menggunakan BNT atau LSD ( Least Significance Different ) pada taraf 5%. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa jumlah kematian Spodoptera frugiperda bervariasi tergantung pada perlakuannnya. Perlakuan P4 (30%) memiliki rata-rata mortalitas 100% dan merupakan perlakuan yang paling berhasil dalam uji coba ini. Berdasarkan nilai sig uji ANOVA yang dicapai sebesar 0,000 < ,05 maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang nyata antara ekstrak etanol tanaman Sri rejeki ( Dieffenbachia seguine ) dengan mortalitas ulat Grayak jagung ( Spodoptera frugiperda ).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 224, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Etanol, Mortalitas, Insektisida, Sri rejeki", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 444, "width": 57, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 467, "width": 442, "height": 158, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Spodoptera frugiperda is one of the pests that is detrimental to corn plants. Currently, farmers often kill Grayak clerics using synthetic chemical insecticides, which are expensive and have a negative impact on humans and the environment. Utilizing a vegetable insecticide made from the ethanol extract of the Dieffenbachia seguine plant, known as Sri Rejeki, is one way to eradicate these pests because it contains chemical compounds that are toxic to pests. This research aims to determine the impact of the ethanol extract of the Sri rejeki plant ( Dieffenbachia seguine ) on the death of greyak caterpillars ( Spodoptera frugiperda ) and to find out the most effective concentration for the death of Spodoptera frugiperda. This research used an experimental method with 5 treatments and 4 replications with a Completely Randomized Design (CRD). One-way ANOVA test was used to test the data in this study. Further tests were carried out using BNT or LSD (Least Significance Different) at the 5% level. The results of the study revealed that the number of Spodoptera frugiperda deaths varied depending on the treatment. Treatment P4 (30%) had an average mortality of 100% and was the most successful treatment in this trial. Based on the sig value of the ANOVA test achieved at 0.000 < .05, it can be said that there is a real influence between the ethanol extract of the Sri Rejeki plant ( Dieffenbachia seguine ) and the mortality of the corn armyworm ( Spodoptera frugiperda ).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 639, "width": 215, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Ethanol, Mortality, Insecticide, Sri rejeki", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 442, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kusyani E, Mustika Sarjani T, S Pandia E : Pengaruh Ekstrak Etanol Tumbuhan Sri Rejeki ( Dieffeubachia seguine ) Terhadap Mortalitas Ulat Grayak Jagung ( Spodoptera frugiperda )", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "114", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 80, "width": 110, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 93, "width": 101, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Latar Belakang", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 107, "width": 443, "height": 522, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia terkenal memiliki lahan subur yang luas dan menghasilkan tanaman hortikultura dengan tingkat produktivitas yang tinggi. Kota Subulussalam merupakan salah satu daerah yang mempunyai hasil tanaman hortikultura yang tinggi. Pasalnya, produksi Jagung di Kota Subulussalam meningkat dari 1017 ton pada tahun 2014 menjadi 7398 ton pada tahun 2017 (BPS Kota Subulussalam 2018). Menanam jagung, tanaman hortikultura yang menduduki peringkat kedua setelah beras sebagai sumber pangan, sangat penting untuk meningkatkan ketahanan pangan Indonesia. Tingginya frekuensi serangan hama merupakan salah satu tantangan yang masih ada dalam upaya pengembangannya (Fattah, 2011). Serangan hama yang tidak terkendali menyebabkan kerusakan pada akar, batang, dan daun tanaman sehingga menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu dan merupakan faktor utama penurunan hasil panen dan sering kali menyebabkan permasalahan lainnya (Thamrin, 2019). Spodoptera frugiperda merupakan salah satu hama yang merugikan masyarakat saat ini dan memberikan kontribusi signifikan terhadap kegagalan panen (Budi et al., 2013). Serangga yang bersifat polifag dan mempengaruhi titik tumbuh tanaman dengan memakan daun hingga robek dan berlubang ini dapat menghambat berkembangnya tunas daun muda tanaman (Aripin, 2020). Saat ini, para petani sering membunuh ulat Grayak dengan menggunakan insektisida kimia sintetis, yang biayanya mahal dan membahayakan bagi manusia dan lingkungan (Pracaya, 2008). Dampak buruknya antara lain mengganggu keseimbangan alam, yang dapat mengakibatkan munculnya hama yang resisten terhadap tindakan pengendalian, ancaman terhadap predator, parasit, ikan, burung, dan hewan lainnya, serta adanya sisa insektisida di dalam lingkungan, tanah yang bisa membahayakan organisme yang bukan target, menyebar ke udara, dan mencemari lingkungan sekitar (Djunaedy, 2009). Oleh karena itu, masyarakat dapat beralih ke insektisida nabati untuk mengurangi kerusakan tersebut. Hama dapat dikendalikan dengan insektisida nabati, insektisida nabati yaitu zat yang satu atau lebih komponen aktifnya berasal dari tumbuhan (Isnaini, 2015). Sri rejeki ( Dieffenbachia seguine ) merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai alternatif insektisida untuk membasmi hama. Hal ini sejalan dengan penelitian Mawardi (2018) yang mengemukakan bahwa kalsium oksalat yang terdapat pada tanaman Sri rejeki ( Dieffenbachia seguine ) dapat digunakan untuk mengendalikan hama. Senyawa ini adalah zat yang tidak dapat larut di air dan garam beracun dari zat ini berbahaya. Zat ini mempunyai peranan penting pada tumbuhan, yaitu berfungsi sebagai pertahanan terhadap penyakit, serangga, dan hewan herbivora melalui toksisitas dan rasa tidak enak (Dewi et al., 2017). Tanaman Sri rejeki ( Dieffenbachia seguine ) selain mengandung kalsium oksalat, juga mengandung enzim proteolitik yang dapat memecah protein dan dapat digunakan sebagai insektisida nabati untuk memerangi serangga hama (Robert dan Bryony, 2010). Selain kedua senyawa tersebut, Sri rejeki ( Dieffenbachia seguine ) juga mengandung senyawa flavonoid, tanin, dan saponin.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 632, "width": 127, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Perumusan Masalah", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 645, "width": 216, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu :", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 659, "width": 439, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Berapakah kadar total flavonoid, tanin, dan saponin yang terkandung pada ektrak etanol tumbuhan Sri rejeki ( Dieffenbachia seguine ).", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 687, "width": 440, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Bagaimana pengaruh ektrak etanol tumbuhan Sri rejeki ( Dieffenbachia seguine ) terhadap mortalitas ulat Grayak jagung ( Spodoptera frugiperda )?", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 714, "width": 439, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Berapakah konsentrasi ektrak etanol tumbuhan Sri rejeki ( Dieffenbachia seguine ) yang efektif terhadap mortalitas ulat Grayak jagung ( Spodoptera frugiperda )?", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 742, "width": 113, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Tujuan Penelitian", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 756, "width": 158, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan dari penelitian ini yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 442, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kusyani E, Mustika Sarjani T, S Pandia E : Pengaruh Ekstrak Etanol Tumbuhan Sri Rejeki ( Dieffeubachia seguine ) Terhadap Mortalitas Ulat Grayak Jagung ( Spodoptera frugiperda )", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "115", "type": "Page footer" }, { "left": 88, "top": 79, "width": 439, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Untuk mengetahui kadar total flavonoid, tanin, dan saponin yang terkandung pada ektrak etanol tumbuhan Sri rejeki ( Dieffenbachia seguine ).", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 107, "width": 440, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Untuk mengetahui pengaruh ektrak etanol tumbuhan Sri rejeki ( Dieffenbachia seguine ) terhadap mortalitas ulat Grayak jagung ( Spodoptera frugiperda ).", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 135, "width": 440, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Untuk mengetahui konsentrasi ektrak etanol tumbuhan Sri rejeki ( Dieffenbachia seguine ) yang paling efektif terhadap mortalitas ulat Grayak jagung ( Spodoptera frugiperda ).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 176, "width": 122, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Manfaat Penelitian", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 190, "width": 443, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manfaat dari penelitian ini adalah Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat mengenai kandungan total flavanoid, tanin, dan saponin yang terkandung pada ektrak etanol tumbuhan Sri rejeki ( Dieffenbachia seguine ) dan mengetahui manfaat tumbuhan Sri rejeki ( Dieffenbachia seguine ) sebagai insektisida nabati.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 273, "width": 104, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II. METODE Tempat dan Waktu", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 300, "width": 442, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2023 di dua lokasi yaitu laboratorium Kimia, MIPA, Universitas Syah Kuala, Kota Banda Aceh untuk pembuatan ekstrak etanol daun Sri rejeki ( Dieffenbachia seguine ) dan Desa Oboh, Kecamatan Rundeng, Kota Subulussalam untuk pengaplikasian ektrak pada ulat Grayak ( Spodoptera frugiperda ).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 356, "width": 177, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rancangan Penelitian atau Model", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 369, "width": 442, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian eksperimen menurut Notoadmodjo (2018) adalah suatu teknik penelitian yang mencari pengaruh suatu faktor tertentu terhadap yang lain dalam keadaan terpantau. Sedangkan Racangan Acek Lengkap (RAL) adalah rancangan percobaan yang homogen dan paling sederhana. Penelitian ini menggunakan 5 perlakuan dan pengulangan sebanyak 4 kali sehingga memerlukan 20 anggota percobaan, setiap anggota percobaan di isi 10 ulat Grayak instar III sehingga jumlah total ulat dalam penelitian ini adalah 200 ekor. Adapun 5 perlakuan pada penelitian ini adalah ektrak dengan konsentrasi P0 (0%), P1 (15%), P2, (20%), P3 (25%), dan P3 (30%). Penelitian ini menggunakan ulat Grayak instar III dikarenakan instar III punya kekuatan beradaptasi dan bergerak aktif (Nurhudiman, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 521, "width": 112, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahan dan Peralatan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 535, "width": 437, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu timbangan manual, blender, gunting, kamera, ayakan, gelas beaker, corong buchner, erlen meyer, vacum evaporator, pengaduk, botol, toples plastik, pinset, tisu, kain kasa, kertas label, aluminium foil, alat tulis, kamera hp, oven, labu ukur, autoklaf, vortex, penangas air, dan uv vis. Sedangkan bahan yang digunakan adalah daun sri rejeki , akuades, etanol 96%, daun jagung, natrium nitrit, aluminium klorida, natrium, hcl, eter, saponin, unisalhedid, asam sulfat, tannin acid, reagen folin, dyethil eter.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 646, "width": 139, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. HASIL PENELITIAN HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 673, "width": 442, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Penetapan Kadar Total Flavanoid, Tanin, dan Saponin Ektrak Etanol Tumbuhan Sri rejeki ( Dieffenbachia seguine )", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 701, "width": 321, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Penetapan Kadar Flavanoid Total Ektrak Etanol Sri rejeki", "type": "List item" }, { "left": 102, "top": 715, "width": 412, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 Absorbansi Kurva Baku Kuersetin pada Ektrak Etanol daun Sri rejeki Konsentrasi (ppm) Absorbansi (y) Rata-rata 1 2 3 2 0,116 0,118 0,117 0,116", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 442, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kusyani E, Mustika Sarjani T, S Pandia E : Pengaruh Ekstrak Etanol Tumbuhan Sri Rejeki ( Dieffeubachia seguine ) Terhadap Mortalitas Ulat Grayak Jagung ( Spodoptera frugiperda )", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "116", "type": "Page footer" }, { "left": 166, "top": 80, "width": 287, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 0,165 0,166 0,166 0,165 6 0,239 0,240 0,241 0,240 8 0,308 0,308 0,310 0,308 10 0,422 0,422 0,422 0,422", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 137, "width": 442, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1 di bawah menunjukkan hasil pengukuran panjang gelombang maksimum quercetin :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 165, "width": 442, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil persamaan regresi linier kurva standar kuersetin y = 0,0378x + 0,0237 ditunjukkan berdasarkan Tabel 1 dan Gambar 1 di atas, dengan nilai 0,0237 untuk nilai, 0,0378 untuk nilai b, dan 0,9789 untuk nilai r. Untuk mengkaji kandungan flavonoid total ekstrak etanol tanaman Sri rejeki larutan kuersetin dapat dijadikan acuan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 220, "width": 324, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Kadar Flavanoid Total Ektrak Etanol Daun Sri rejeki", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 234, "width": 408, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simplisia Replika Absorbansi (y) Absorbansi Rata-rata Kandungan total flavonoid (mgQE/g ekstrak) Kandungan total flavonoid (%) Sri rejeki ( Dieffenbachia seguine ) 1 1,356 1,358 352,989 3,52989 2 1,359 3 1,359", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 363, "width": 442, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 2, kandungan total flavonoid dihitung dengan menggunakan informasi dari setiap sampel dalam rumus kandungan total. Kandungan flavonoid keseluruhan ditemukan sebesar 3,52989% atau 352,989 miligram per gram ekstrak (mgQE/g).", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 404, "width": 439, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Penetapan Kadar Tanin Total Ektrak Etanol Tumbuhan Sri rejeki Menggunakan Larutan Standar Asam Tanat", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 432, "width": 442, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 dan Gambar 2 menunjukkan hasil perhitungan kurva baku konsentrasi serapan asam tanat pada panjang gelombang maksimum 725 nm pada ekstrak etanol daun Sri rejeki.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 473, "width": 411, "height": 154, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Absorbansi Kurva Baku pada Larutan Ektstrak Etanol Daun Sri rejeki Konsentrasi (ppm) Absorbansi Rata-rata Replika 1 Replika 2 Replika 3 1 0,125 0,124 0,125 0,125 1,5 0,187 0,187 0,187 0,187 2 0,241 0,240 0,240 0,240 2,5 0,308 0,308 0,309 0,308 3 0,367 0,369 0,368 0,368 3,5 0,421 0,421 0,421 0,421 4 0,438 0,438 0,437 0,438", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 442, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 3 dan Gambar 2 diatas, hasil kurva asam tanat adalah y = 0,1096x + 0,024 dengan nilai α sebesar 0,024, b sebesar 0,1096 dan nilai r sebesar 0,986.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 672, "width": 303, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tebel 4. Kadar Tanin Total Ektrak Etanol Daun Sri rejeki", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 686, "width": 406, "height": 81, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simplisia Replika Absorbansi (y) Absorbansi Rata-rata Kandungan total tanin (mgTAE/g ekstrak) Kandungan total tanin (%) Ekstrak etanol Sri rejeki 1 0,089 0,086 5,65693 0,05657 2 0,085", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 442, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kusyani E, Mustika Sarjani T, S Pandia E : Pengaruh Ekstrak Etanol Tumbuhan Sri Rejeki ( Dieffeubachia seguine ) Terhadap Mortalitas Ulat Grayak Jagung ( Spodoptera frugiperda )", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "117", "type": "Page footer" }, { "left": 102, "top": 80, "width": 180, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( Dieffenbachia seguine ) 3 0,084", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 108, "width": 443, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 4 diatas, terdapat nilai rata-rata absorbansi ektrak etanol daun Sri rejeki ( Dieffenbachia seguine) adalah 0,086. Kadar tanin total yang diperoleh dengan memasukkan data dari masing-masing sampel ke dalam rumus kadar total yaitu 5, 65693 miligram per gram (mgQE/g) ektrak atau jika dipersentasekan yaitu sebesar 0,05657%.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 164, "width": 424, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Penetapan Kadar Saponin Total Ektrak Etanol Tumbuhan Sri rejeki ( Dieffenbachia seguine )", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 191, "width": 442, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil pengujian yang telah dilaksnakan didapat kadar total saponin yang terdapat pada tumbuhan Sri rejeki ( Dieffenbachia seguine ) adalah sebagai berikut: Tabel 5 Hasil Penetapan Kadar Saponin Secara Gravimetri", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 233, "width": 339, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bobot Ektrak Etanol Bobot Kertas Saring Endapan saponin Kadar saponin (%) 1,25 g 1,4666 g 0,1473 11,78%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 275, "width": 442, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 5 terlihat bahwa kadar total saponin pada ekstrak etanol tumbuhan Sri rejeki ( Dieffenbachia seguine ) yaitu 11,78% pada setiap 1,25 gram ektrak yang diperoleh dengan cara memasukkan data dari ke dalam rumus kadar tannin (% kadar ).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 317, "width": 443, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pengaruh Ektrak Etanol Tumbuhan Sri rejeki ( Dieffenbachia seguine ) Terhadap Mortalitas Ulat Grayak Jagung ( Spodoptera frugiperda )", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 344, "width": 442, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh data persentasi mortalitas ulat Grayak ( Spodoptera frugiperda ). Persentasi mortalitas ulat Grayak ( Spodoptera frugiperda) dapat dilihat pada gambar 3 dan tabel 6 berikut:", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 548, "width": 329, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Rata-Rata Mortalitas Ulat Grayak 72 Jam Setelah Perlakuan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 562, "width": 443, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan gambar 1 di atas terlihat bahwa P4 dengan konsentrasi ekstrak etanol daun Sri rejeki ( Dieffenbachia seguine ) sebesar 30% mampu menyebabkan ulat kematian 100% dan ternyata merupakan konsentrai yang paling efektif. Angka kematian pada perlakuan P0 adalah sebesar 15% dan merupakan mortalitas yang paling rendah diantara semua perlakuan. Dari peneliltian ini terlihat bahwa angka kematian Spodoptera frugiperda meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi masing-masing jenis ekstrak.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 403, "width": 429, "height": 366, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Mortalitas Ulat Grayak (( Spodoptera frugiperda ) 72 jam setelah Perlakuan Perlakuan Ulangan Ulat yang mati (Jam) Total Persentasi Mortalitas (%) Rata-rata 24 48 72 P0 (0%) 1 1 1 1 3 30 15% 2 0 0 0 0 0 3 0 1 0 1 10 4 0 1 1 2 20 P1 (15%) 1 1 3 4 8 80 70% 15% 70% 80% 92.50% 100% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% P0 P1 P2 P3 P4 Ket: P0= 0%, P1=15%, P2=20%, P3=25%, P4=30%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 442, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kusyani E, Mustika Sarjani T, S Pandia E : Pengaruh Ekstrak Etanol Tumbuhan Sri Rejeki ( Dieffeubachia seguine ) Terhadap Mortalitas Ulat Grayak Jagung ( Spodoptera frugiperda )", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "118", "type": "Page footer" }, { "left": 119, "top": 80, "width": 374, "height": 211, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 1 2 4 7 70 3 0 3 3 6 60 4 0 4 3 7 70 P2 (20%) 1 1 3 4 8 80 80% 2 0 3 5 8 80 3 2 2 3 7 70 4 2 3 4 9 90 P3 (25%) 1 1 4 3 9 90 92,5% 2 3 3 4 10 100 3 2 3 5 10 100 4 1 3 4 8 80 P4 (30%) 1 1 4 5 10 100 100% 2 3 3 4 10 100 3 2 3 5 10 100 4 1 3 6 10 100", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 309, "width": 108, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 322, "width": 442, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tumbuhan Sri rejeki mempunyai kandungan flavonoid total sebesar 3,52989%, kandungan tanin total sebesar 0,05657%, dan kandungan saponin total sebesar 11,78%, sesuai dengan temuan penelitian yang telah dilakukan. Selain itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh ektrak etanol tumbuhan Sri rejeki ( Dieffenbachia seguine ) terhadap mortalitas ulat Grayak ( Spodoptera frugiperda ) dan konsentrasi yang paling efektif untuk mortalitas ulat Grayak ulat Grayak ( Spodoptera frugiperda ) adalah pada konsentrasi 30%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 419, "width": 113, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 443, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aminah, Nurhayati, Tomayahu, & Zainal, A., 2017, Penetapan Kadar Flavonoid Total Ekstrak Etanol Buah Alpukat (Persea americana Mill.) dengan Metode Spektrofotometri UV-Vis, Jurnal Fitofarmaka Indonesia , 4(2). Arifin, S. H. A. 2021. Morfologi dan Siklus Hidup Spodoptera frugiperda JE Smith (Lepidoptera: Noctuidae) dengan Pakan Daun Kedelai (Glycine Max L) Di Laboratorium .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 442, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bate, M. 2019. Pengaruh Beberapa Jenis Insektisida Nabati Terhadap Hama Ulat Grayak (Spodoptera Litura F.) Pada Tanaman Sawi (Brassica Juncea L) di Lapangan . Agrica , 12(1), 71-80.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 443, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewi, NP 2020. Uji Kuantitatif Metabolit Standar Ektrak Etanol Daun Awar-Awar (Ficus septica Burm. F) dengan Metode Spektrofotometri Uv-Vis. Acta Holistica Pharmaciance , 2(1), 16-24.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 598, "width": 442, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eka, S.S., Yana, Y.H., & Henny, N., 2019, Penetapan Kadar Flavonoid Ekstrak Daun Kelakai (Stenochlaena palustris (Burm. F.) Bedd.) dengan Metode Spektrofotometri UV-Vis, Jurnal Reset Kefarmasian Indonesia , Vol. 1 (1).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 640, "width": 443, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Endah, S. N., Sarwoko, E. A., Sasongko, P. S., & Sutikno, S. 2019. Pengembangan Aplikasi Mobile Deteksi Dini Penyakit dan Hama Pada Tanaman Palawija. Informatika Pertanian , 28 (1), 49-66.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 681, "width": 443, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hamdani, I. & Nurman, 2020, Ektrak Etanol Kopi Hijau Arabika (Coffea Arabica L., ) Sebagai Antihiperglikemi pada Mencit (Mus muscullus). Jurnal Kefarmasian Indonesia . 10(2): 140-147.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 722, "width": 443, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harahap, S. M., & Harahap, N. (2017). Pemberian beberapa dosis pupuk urea dalam meningkatkan produksi pada tanaman padi di Sumatera Utara. Agrica Ekstensia , 11 (1), 16-21.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 442, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kusyani E, Mustika Sarjani T, S Pandia E : Pengaruh Ekstrak Etanol Tumbuhan Sri Rejeki ( Dieffeubachia seguine ) Terhadap Mortalitas Ulat Grayak Jagung ( Spodoptera frugiperda )", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "119", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 79, "width": 442, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mawardi, M., Elfrida, E., & Fitri, R. 2018. Pengaruh Ekstrak Kulit Jengkol dan Daun Sri Rejeki Terhadap Mortalitas Keong Emas (Pomecea canaliculata). Jurnal Jeumpa , 5 (1), 56-64.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 121, "width": 333, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Notoatmodjo, S. 2018, Metodologi Penelitian , Jakarta: Rineka Cifta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 135, "width": 442, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurhudiman, N., Hasibuan, R., Hariri, A. M., & Purnomo, P. 2018. Uji potensi daun babadotan (Ageratum conyzoides L.) sebagai insektisida botani terhadap hama (Plutella xylostella L.) di laboratorium. Jurnal Agrotek Tropika , 6 (2).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 176, "width": 443, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Permatasari, S. C., & Asri, M. T. 2021. Efektivitas ekstrak ethanol daun kirinyuh (Eupatorium odoratum) terhadap mortalitas larva Spodoptera litura. LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi , 10 (1), 17-24. Prabaningrum, L., & Moekasan, T. K. 2016. Ulat Grayak, Spodoptera spp.: Hama Polifag, Bioekologi dan Pengendaliannya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 245, "width": 442, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Phuyal, N., Jha, P. K., Raturi, P. P., & Rajbhandary, S. 2020. Total phenolic, flavonoid contents, and antioxidant activities of fruit, seed, and bark extracts of Zanthoxylum armatum DC. The Scientific World Journal , 2020 .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 286, "width": 442, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumende, C. F., Salaki, C. L., & Kaligis, J. B. 2021. Pemanfaatan Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Hama Spodoptera frugiperda JE Smith (Lepidoptera: Noctuidae). In Cocos (Vol. 2, No. 2).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 328, "width": 442, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saputri, A. E., Hariyanti, D. B., Ramadhani, I. A., & Harijani, W. S. 2020. Potensi daun lamtoro (Leucaena leucocephala) sebagai biopestisida ulat grayak (Spodoptera litura F.). Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian (Journal of Agricultural Science) , 18 (2), 209-216.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 383, "width": 442, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Samhana Risya, A. 2022. Pengaruh Pengembangan Karir, Budaya Organisasi Dan Kepemimpinan Transformasional Terhadap Keterikatan Karyawan Pada Pt. Bridon Bekaert (Doctoral dissertation, UNSADA).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 424, "width": 442, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saragih, D. M. C., Rahmadani, G. S., Parhusip, K. R., Nasution, P. N., & Tampubolon, Y. M. A. 2023. Keanekaragaman Tanaman Di Lingkungan Sekitar Berdasarkan Morfologi Dan Reproduksi.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 466, "width": 442, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sirait, R. D. 2022. Kemampuan Pemangsaan Predator Cecopet (Euborellia Annulata) Terhadap Pengendalian Hama Ulat Grayak (Spodoptera Frugiperda) Tanaman Jagung (Zea Mays L) (Doctoral dissertation, Fakultas Pertanian, Universitas Islam Sumatera Utara).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 521, "width": 442, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suryani, N., Nurjanah, D., & Indriatmoko, D. D. 2019. Aktivitas antibakteri ekstrak batang kecombrang (Etlingera elatior (Jack) RM Sm.) terhadap bakteri plak gigi streptococcus mutans. Jurnal Kartika Kimia , 2(1), 23-29.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 563, "width": 442, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Susilowati, Dian Estiningrum, 2016, Penentuan Golongan Senyawa dan Total Flavonoid Ekstrak Etanol Sarang Semut (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) secara Spektrofotometri UV-Vis, Journal of Pharmacy , Vol. 5 (1), ISSN 2302-7436. Thamrin, N. T., & Sudartik, E. 2019. Kepadatan Populasi Hama Utama Pada 2 Varietas Tanaman Jagung Di Kecamatan Malangke Kabupaten Luwu Utara . AGROVITAL: Jurnal Ilmu Pertanian, 4(2), 52-54.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 645, "width": 442, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Udayani, N. N. W., Ratnasari, N. L., & Nida, I. D. A. A. Y. 2022. Penetapan Kadar Senyawa Fitokimia (Alkaloid, Flavonoid dan Tanin) pada Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Hitam (Curcuma Caesia Roxb.). Jurnal Pendidikan Tambusai , 6 (1), 2088- 2093.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 715, "width": 431, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Accepted Date Revised Date Decided Date Accepted to Publish 02 Desember 2023 20 Desember 2023 19 Januari 2024 Ya", "type": "Table" } ]
1c8602c8-6aa4-d3f1-a00d-2b71b045c8b8
http://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti/article/download/79/71
[ { "left": 294, "top": 35, "width": 221, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume (2) No.2 September 2018, pp. 162-168 ISSN:2548-9771/EISSN:2549-7200 http://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 781, "width": 380, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SPK Pemilihan Mekanik Sepeda Motor Yamaha Alfascorfii Dengan MOORA (M. Safii) | 162", "type": "Page footer" }, { "left": 117, "top": 97, "width": 393, "height": 84, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Mekanik Sepeda Motor Yamaha Alfascorfii Dengan Metode Multi Objective Optimization On The Basis Of Ratio Analysis (MOORA)", "type": "Section header" }, { "left": 229, "top": 196, "width": 168, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "M. Safii 1) , Azlan Zulhamsyah 2) 1 AMIK Tunas Bangsa, Pematangsiantar", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 219, "width": 267, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 STIKOM Tunas Bangsa, Pematangsiantar Jl. Jend. Sudirman Blok A No.1-3 Pematangsiantar [email protected], [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 266, "width": 40, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 278, "width": 399, "height": 152, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Job performance is one of the needs in a company. The demand for these needs aims to foster consumer confidence in the services provided. In service business activities such as the sale and service of professional motorbikes, mechanical work is needed. In determining the best mechanic, there are many criteria that the mechanic must fulfill. These criteria include efforts to overcome problems, years of service, education and discipline. The selection of the best motorcycle mechanics is done to help improve the mechanical workability to be better than before. To assist with the determination or selection in determining someone who deserves to be the best motorcycle mechanic, a decision support system is needed. In this study a case will be raised which is looking for the best alternative based on the criteria that have been determined by using the Multi Objective Optimization Method On The Base Of Ratio Analysis (MOORA). The research was conducted by looking for weight values for each attribute, then ranking process was carried out which would determine the optimal alternative, namely Yamaha Alfascorfii motorcycle mechanics.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 442, "width": 295, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Decision Support Systems, Mechanics, MOORA, Motorbikes.", "type": "Text" }, { "left": 294, "top": 465, "width": 39, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 477, "width": 400, "height": 176, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prestasi kerja merupakan salah satu kebutuhan dalam sebuah perusahaan. Tuntutan akan kebutuhan tersebut bertujuan untuk menumbuhkan kepercayaan konsumen terhadap pelayanan yang diberikan. Dalam kegiatan usaha jasa seperti penjualan dan service sepeda motor profesional kerja mekanik sangat dibutuhkan. Dalam menentukan mekanik terbaik, banyak sekali kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh mekanik. Kriteria tersebut antara lain upaya mengatasi permasalahan, masa kerja, pendidikan dan disiplin. Pemilihan mekanik sepeda motor terbaik ini dilakukan untuk membantu meningkatkan daya kerja mekanik agar menjadi lebih baik lagi dari yang sebelumnya. Untuk membantu penentuan ataupun pemilihan dalam menetapkan seseorang yang layak menjadi mekanik sepeda motor terbaik maka dibutuhkan sebuah sistem pendukung keputusan. Pada penelitian ini akan diangkat suatu kasus yaitu mencari alternatif terbaik berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan dengan menggunakan metode Multi Objective Optimization On The Basis Of Ratio Analysis (MOORA). Penelitian dilakukan dengan mencari nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilakukan proses perankingan yang akan menentukan alternatif yang optimal, yaitu mekanik sepeda motor Yamaha Alfascorfii.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 664, "width": 329, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Mekanik, MOORA, Sepeda Motor.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 690, "width": 104, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 705, "width": 400, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem pendukung keputusan berupa sistem yang berbasis komputer yang digunakan untuk mempermudah dalam melakukan pengambilan keputusan[1]. Pengunaan sistem pendukung keputusan membantu para", "type": "Text" }, { "left": 294, "top": 35, "width": 221, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume (2) No.2 September 2018, pp. 162-168 ISSN:2548-9771/EISSN:2549-7200 http://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 781, "width": 380, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SPK Pemilihan Mekanik Sepeda Motor Yamaha Alfascorfii Dengan MOORA (M. Safii) | 163", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 97, "width": 400, "height": 197, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengambil keputusan dalam menghasilkan suatu keputusan. Hingga saat ini perkembangan metode-metode yang diterapkan pada sistem pengambil keputusan sangat pesat, dimulai dari metode yang sederhana hingga ke yang kompleks. Pada penelitian ini, metode yang digunakan yaitu MOORA. Pemanfaatan sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode MOORA sangat tepat jika diterapkan untuk memilih mekanik sepeda motor terbaik pada Yamaha Alfa Scorpii. Mekanik merupakan orang yang bertugas melakukan pemeriksaan, perawatan, perbaikan, penggantian suku cadang sesuai analisa Sevice Advisor yang tercantum dalam perintah kerja bengkel, dengan mengacu standarisasi pekerjaan yang telah ditetapkan dan beberapa kriteria yaitu penguasaan materi, praktek kerja, dan trouble shooting [2] . Tanpa disadari kriteria yang lain seperti surat teguran, masa kerja, dan pendidikan juga termasuk dalam penentuan pemilihan mekanik sepeda motor terbaik.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 294, "width": 400, "height": 98, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penggunaan beberapa kriteria tersebut, diharapkan menghasilkan keputusan mekanik sepeda motor terbaik. Dengan penerapam metode ini diharapkan perusahaan dapat meningkatkan pelayanan kepada konsumen dan mekanik dapat bekerja dengan profesional menerapkan prinsip-prinsip kerja yang baik dan cerdas. Hasil capaian dari metode ini dapat meningkatkan daya saing dan kompetensi bagi mekanik untuk terus meningkatkan kemampuannya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 407, "width": 165, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 421, "width": 192, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1. Sistem Pendukung Keputusan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 435, "width": 400, "height": 183, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manusia merupakan bagian dari alam karena hidupnya yang tidak terlepas dari alam. Proses kehidupan manusia merupakan unsur yang semakin lama semakin mendominasi unsur-unsur lainnya di alam. Hal ini disebabkan karena manusia dibekali kemampuan-kemampuan untuk bisa berkembang. Segala proses yang terjadi di sekelilingnya dan dalam dirinya dirasakan dan diamatinya dengan menggunakan semua indera yang dimilikinya, dipikirkannya lalu berbuat dan bertindak. Dalam menghadapi segala proses yang terjadi disekelilingnya dan di dalam dirinya, hampir setiap saat manusia membuat atau mengambil keputusan dan melaksanakannya. Hal ini dilandasi dengan asumsi bahwa segala tindakan dilakukan secara sadar merupakan pencerminan hasil proses pengambilan keputusan dalam pikirannya, sehingga sebenarnya manusia sudah sangat terbiasa dalam membuat keputusan[3].", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 634, "width": 73, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2. Mekanik", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 648, "width": 400, "height": 85, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa mekanik yaitu ahli mesin. Mekanik adalah orang yang ahli dalam menggunakan perangkat keras untuk memperbaiki dan merawat mesin [4]. Kebanyakan mekanik mengkhususkan diri pada area tertentu seperti mekanik mobil, mekanik sepeda, mekanik sepeda motor, mekanik boiler, mekanik umum, pendingin udara dan pembekuan, mekanik pesawat terbang, mekanik mesin diesel.", "type": "Text" }, { "left": 294, "top": 35, "width": 221, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume (2) No.2 September 2018, pp. 162-168 ISSN:2548-9771/EISSN:2549-7200 http://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 781, "width": 380, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SPK Pemilihan Mekanik Sepeda Motor Yamaha Alfascorfii Dengan MOORA (M. Safii) | 164", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 97, "width": 400, "height": 281, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.3. Multi Objective Optimization On The Basis Of Ratio Analysis (MOORA) Metode Multi Objective Optimization On The Basis Of Ratio Analysis ( MOORA) adalah metode yang diperkenalkan oleh Brauers dan Zavadkas. Metode yang relatif baru ini pertama kali digunakan oleh Brauers dalam suatu pengambilan dengan multi kriteria [4]. Metode MOORA memiliki tingkat fleksibilitas dan kemudahan untuk dipahami dalam memisahkan bagian subjektif dari suatu proses evaluasi ke dalam kriteria bobot keputusan dengan beberapa atribut pengambilan keputusan. Metode ini memiliki tingkat selektifitas yang baik karena dapat menentukan tujuan dari kriteria yang bertentangan. Dimana kriteria dapat bernilai menguntungkan ( benefit ) atau yang tidak menguntungkan ( cost ). [5] Metode MOORA banyak diaplikasikan dalam beberapa bidang seperti bidang manajemen, bangunan, kontraktor, desain jalan, dan ekonomi. Metode ini memiliki tingkat selektifitas yang baik dalam menentukan suatu alternatif. Pendekatan yang dilakukan MOORA didefinisikan sebagai suatu proses secarabersama anguna mengoptimalkan dua atau lebih yang saling bertentangan pada beberapa kendala. Langkah-langkah penyelesaian masalah menggunakan metode Multi Objective Optimization On The Basis Of Ratio Analysis (MOORA), yaitu : [6]", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 378, "width": 177, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Buat sebuah matriks keputusan", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 392, "width": 338, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X= [ 𝑥11 𝑥12 𝑥21 𝑥11 . . 𝑥𝑚1 𝑥𝑚1 . 𝑥1𝑛 . 𝑥2𝑛 . . . 𝑥𝑚𝑛 ] (1)", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 444, "width": 228, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Melakukan normalisasi terhadap matrik x", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 464, "width": 376, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑥𝑖 ∗ 𝑖𝑗 = 𝑥𝑖𝑗 / √⁅ ∑ 𝑥𝑖 2 𝑖𝑗⁆ (𝑗 𝑚 𝑖=1 = 1,2 … . , 𝑛) (2)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 482, "width": 141, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Mengoptimalkan Atribut", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 494, "width": 376, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑌 𝑖 = ∑ 𝑔 𝑗=1 𝑋 𝑖𝑗 ∗ − ∑ 𝑛 𝑗=𝑔+1 𝑋 𝑖𝑗 ∗ (3)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 511, "width": 399, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apabila menyertakan bobot dalam pencarian yang ternormalisasi maka rumusnya 𝑌 𝑖 = ∑ 𝑔 𝑗=1 𝑊 𝑗 𝑋 𝑖𝑗 ∗ − ∑ 𝑛 𝑗=𝑔+1 𝑊 𝑗 𝑋 𝑖𝑗 ∗ ( 𝑗 = 1,2, … . 𝑛) (4)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 584, "width": 159, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 598, "width": 400, "height": 141, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam menentukan pemilihan mekanik sepeda motor terbaik diperlukan beberapa cara atau pun metode dalam menentukannya. Pada penelitian sebelumnya pemilihan mekanik sepeda motor terbaik menggunakan beberapa kriteria yaitu penguasaan materi, praktek kerja, dan trouble shooting . Tapi tanpa disadari kriteria disiplin, masa kerja, dan pendidikan juga termasuk dalam penentuan pemilihan mekanik sepeda motor terbaik. Maka dari itu untuk membantu penentuan atau pun pemilihan dalam menetapkan seseorang yang layak menjadi seorang mekanik sepeda motor terbaik, dibutuhkan sebuah sistem pendukung keputusan untuk mengetahui hasil siapa yang akan menjadi mekanik terbaik.", "type": "Text" }, { "left": 294, "top": 35, "width": 221, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume (2) No.2 September 2018, pp. 162-168 ISSN:2548-9771/EISSN:2549-7200 http://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 781, "width": 380, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SPK Pemilihan Mekanik Sepeda Motor Yamaha Alfascorfii Dengan MOORA (M. Safii) | 165", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 97, "width": 400, "height": 70, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun tujuan dari sistem pendukung keputusan pemilihan mekanik sepeda motor terbaik ini adalah untuk meningkatkan profesional kerja para mekanik dan membuat mekanik lebih baik lagi dari yang sebelumnya. Langkah penyelesaian dalam penerapan metode MOORA ( Multi Objective Optimization On The Basis Of Ratio Analysis ) antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 167, "width": 400, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1. Memberikan nilai setiap alternative (Ai) pada setiap kriteria (Ci) yang sudah ditentukan.", "type": "List item" }, { "left": 167, "top": 196, "width": 288, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Kriteria Kriteria Keterangan Bobot Jenis C1 Trouble Shooting 30% Benefit C2 Masa Kerja 30% Benefit C3 Pendidikan 30% Benefit C4 Disiplin 10% Cost", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 297, "width": 180, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Membuat matriks keputusan X", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 311, "width": 237, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Melakukan normalisasi terhadap matrik x.", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 325, "width": 147, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Memberi nilai bobot(W).", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 339, "width": 148, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Mengoptimalkan atribut.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 367, "width": 115, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2. Bobot penilaian", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 381, "width": 318, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemberian bobot penilaian dapat dilihat pada tabel 2 berikut:", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 410, "width": 257, "height": 222, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Skala Penilaian Kreteria Keterangan Keterangan Nilai C1 Trouble Shoting Sangat Mahir 91 – 100 Mahir 81 – 90 Kurang Mahir 70 – 81 Tidak Bisa > 70 C2 Pendidikan Stara 1 5 Diploma 3 3 SMA/SMK 1 C3 Masa Kerja >1 tahun 5 4 - 5 Tahun 4 3 – 4 Tahun 3 2 – 3 tahun 2 <1 tahun 1 C4 Disiplin Sangat Baik 4 Baik 3 Kurang 2 Sangat Kurang 1", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 646, "width": 213, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.3. Hasil Penilaian Terhadap Kriteria", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 660, "width": 374, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penilaian terhadap masing-masing kriteria dapat dilihat pada tabel 3 berikut:", "type": "Table" }, { "left": 226, "top": 688, "width": 175, "height": 63, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Data Alternatif Alternatif C1 C2 C3 C4 A1 90 3 3 1 A2 95 3 5 1 A3 70 5 1 4", "type": "Table" }, { "left": 294, "top": 35, "width": 221, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume (2) No.2 September 2018, pp. 162-168 ISSN:2548-9771/EISSN:2549-7200 http://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 781, "width": 380, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SPK Pemilihan Mekanik Sepeda Motor Yamaha Alfascorfii Dengan MOORA (M. Safii) | 166", "type": "Page footer" }, { "left": 243, "top": 98, "width": 155, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A4 80 5 3 3 A5 90 1 1 2 A6 80 3 3 1", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 148, "width": 187, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.4. Penyelesaian metode MOORA", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 162, "width": 367, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Langkah-langkah penyelesaian metode MOORA adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 176, "width": 181, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Membuat matriks keputusan Xij", "type": "Text" }, { "left": 248, "top": 218, "width": 11, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X=", "type": "Table" }, { "left": 259, "top": 189, "width": 17, "height": 69, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[ 90", "type": "Picture" }, { "left": 113, "top": 189, "width": 262, "height": 82, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "95 70 80 90 80 3 3 5 5 1 3 3 5 1 3 1 3 1 1 4 3 3 1] b. Normalisasi matriks x", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 278, "width": 273, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C1= √90 2 + 95 2 + 70 2 + 80 2 + 90 2 + 80 2 = 42925 = 207,1835", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 296, "width": 143, "height": 71, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A11 = 90⁄207,1835 = 0,434398 A21 = 95⁄207,1835 = 0,458531 A31 = 70⁄207,1835 = 0,337865 A41 = 80⁄207,1835 = 0,386131 A51 = 90⁄207,1835 = 0,434398 A61 = 80⁄204,45048 = 0,386131", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 385, "width": 223, "height": 88, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C2= √3 2 + 3 2 + 5 2 + 5 2 + 1 2 + 3 2 = 78 = 8,831761 A12 = 3⁄8,831761 = 0,339683 A22 = 3⁄8,831761 = 0,339683 A32 = 5⁄8,831761 = 0,566139 A42 = 5⁄8,831761 = 0,566139 A52 = 1⁄8,831761 = 0,113228 A62 = 3⁄8,831761 = 0,339683", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 491, "width": 223, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C3= √3 2 + 5 2 + 1 2 + 3 2 + 1 2 + 3 2 = 54 = 7,348469", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 509, "width": 134, "height": 70, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A13 = 3⁄7,348469 = 0,408248 A23 = 5⁄7,348469 = 0, 680414 A33 = 1⁄7,348469 = 0,136083 A43 = 3⁄7,348469 = 0,408248 A53 = 1⁄7,348469 = 0,136083 A63 = 3⁄7,348469 = 0,408248", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 598, "width": 218, "height": 88, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C4= √1 2 + 1 2 + 4 2 + 3 2 + 3 2 + 1 2 = 46 = 6,78233 A13 = 1⁄6,78233 = 0,147442 A23 = 1⁄6,78233 = 0,147442 A33 = 5⁄6,78233 = 0,73721 A43 = 3⁄6,78233 = 0,442326 A53 = 3⁄6,78233 = 0,442326 A63 = 1⁄6,78233 = 0,147442", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 700, "width": 138, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Matriks Ternormalisasi", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 714, "width": 400, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil perhitungan di atas maka didapat matriks ternormalisasi (𝑋 𝑖𝑗 ∗ ) sebagai berikut :", "type": "List item" }, { "left": 294, "top": 35, "width": 221, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume (2) No.2 September 2018, pp. 162-168 ISSN:2548-9771/EISSN:2549-7200 http://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 781, "width": 380, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SPK Pemilihan Mekanik Sepeda Motor Yamaha Alfascorfii Dengan MOORA (M. Safii) | 167", "type": "Page footer" }, { "left": 200, "top": 96, "width": 225, "height": 70, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑋 𝑖𝑗 ∗ 𝑥𝑊𝑗 = [ 0,130319 0,137559 0,101359 0,115839 0,130319 0,115839 0,101905 0,101905 0,169842 0,169842 0,033968 0,101905 0,122474 0,204124 0,040825 0,122474 0,040825 0,122474 0,014744 0,014744 0,073721 0,044233 0,044233 0,014744]", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 180, "width": 219, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Pengurangan Maksimum dan Minimum", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 194, "width": 400, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Langkah ini untuk menandakan bahwa sebuah atribut lebih penting itu bisa dikalikan dengan bobot yang sesuai (koefisien signifikansi). Dapat dilihat dari tabel 4 berikut:", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 236, "width": 279, "height": 100, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Daftar Yi Alternatif Max(C1+C2+C3) Min (C4) Yi=(Max - Min A1 0,354699 0,014744 0,339954 A2 0,443588 0,014744 0,428844 A3 0,312026 0,073721 0,238305 A4 0,408155 0,044233 0,363923 A5 0,205112 0,044233 0,16088 A6 0,340219 0,014744 0,325475", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 350, "width": 127, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Menentukan Ranking", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 364, "width": 277, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penentuan ranking dapat dilihat pada tabel 5 berikut:", "type": "Text" }, { "left": 224, "top": 392, "width": 178, "height": 100, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Hasil Rangking Alternatif Result Rangking A1 0,339954 3 A2 0,428844 1 A3 0,238305 5 A4 0,363923 2 A5 0,16088 6 A6 0,325475 4", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 507, "width": 400, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa A2 merupakan mekanik terbaik dengan nilai tertinggi yaitu 0,4 . Dengan kata lain A2 merupakan mekanik terbaik.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 563, "width": 76, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 577, "width": 399, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari sejumlah rangkaian analisa dan pembahasan yang telah dijelaskan, dapat diambil beberapa kesimpulan, sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 605, "width": 381, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Untuk menentukan pemilihan mekanik sepeda motor terbaik bukan hanya berdasarkan kriteria keahlian, namun diperlukan juga kriteria- kriteria lain seperti pendidikan, disiplin dan masa kerja.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 647, "width": 382, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Pemilihan mekanik sepeda motor terbaik ini menggunakan metode Multi Objective Optimization On The Basis Of Ratio Analysis (MOORA), yang menghitung bobot nilai dari setiap kriteria-kriteria dari alternatif-alternatif yang ada.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 704, "width": 381, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Penentuan mekanik yang terbaik ditentukan dari hasil perankingan yang terbaik dan dapat dipertimbangkan oleh pengambil keputusan.", "type": "List item" }, { "left": 294, "top": 35, "width": 221, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume (2) No.2 September 2018, pp. 162-168 ISSN:2548-9771/EISSN:2549-7200 http://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 781, "width": 380, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SPK Pemilihan Mekanik Sepeda Motor Yamaha Alfascorfii Dengan MOORA (M. Safii) | 168", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 97, "width": 105, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 111, "width": 400, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] M. Safii, “Sistem Pendukung Keputusan Penerima Beasiswa PPA Dan BBM Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW)”, Jurnal Riset Sistem Informasi dan Teknik Informatika, Vol.2 No.1, 2017.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 153, "width": 399, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] Ridwan Munawar, Rinda Cahyana, Luthfi Nurwandi, “Model Simulasi Perawatan Sepeda Motor”, Jurnal Tekhik Informatika, Vol. 10 No. 01, 2013.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 196, "width": 399, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] Dadan Umar Daihani, “Komputerisasi Pengambilan Keputusan”, Elex Media Komputindo.Jakarta, 2001", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 224, "width": 400, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] Mesran, R. K. Hondro, M. Syahrizal, A. P. U. Siahaan, R. Rahim, and Suginam, “Student Admission Assessment using MultiObjective Optimization on the Basis of Ratio Analysis (MOORA),” J. Online Jar.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 266, "width": 400, "height": 56, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "COT POLIPT , vol. 10, no. 7, pp. 1 –6, 2017. [5] S. Rokhman, I. F. Rozi, and R. A. Asmara, “Pengembangan sistem penunjang keputusan penentuan ukt mahasiswa dengan menggunakan metode moora studi kasus politeknik negeri malang,” J.", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 322, "width": 242, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inform. Polinema , vol. 3, no. 4, pp. 36–42, 2017.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 336, "width": 399, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] S. Chakraborty and E. K. Zavadskas, “Applications of WASPAS Method in Manufacturing Decision Making,” Informatica , vol. 25, no. 1, pp. 1 – 20, 2014.", "type": "List item" } ]
70165984-ca64-4100-d88c-e565fc3cfe9b
https://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/JMS/article/download/1003/816
[ { "left": 234, "top": 35, "width": 132, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Multidisiplin Sahombu", "type": "Page header" }, { "left": 194, "top": 51, "width": 206, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/JMS Volume 2, no 01 tahun 2022 E-ISSN: 2809-8587", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 757, "width": 447, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Endorse Effect Ade Govinda's Selebgram And Instagram Post @ Bm.Original Account For Followers ' Interest In Buying Sneakers Shoes - Renaldo Aswansyah Putera, et.al", "type": "Page footer" }, { "left": 525, "top": 790, "width": 16, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 59, "top": 102, "width": 481, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Endorse Effect Ade Govinda's Selebgram And Instagram Post @ Bm.Original Account For Followers ' Interest In Buying Sneakers Shoes", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 158, "width": 474, "height": 292, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Renaldo Aswansyah Putera 1 , Nani Nurani Muksin 2 , Aminah Swarnawati 3 1,2,3 Jakarta Muhammadiyah University ARTICLE INFO ABSTRACT Keywords: Endorse Celebrgam, Instagram Social Media Buying Interest The purpose of the theme adopted from the title above is to find out the influence of Ade Govinda's celebrity Endorsements and @ BM.ORIGINAL's Instagram account posts on Followers regarding their interest in buying Sneakers. This research method uses a quantitative approach by distributing questionnaires to the 98 follower respondents mentioned above, then the results of the data are processed with the help of the SPSS 25 application. The population of this study is all Instagram social media users who follow the @ BM. Original account with the sample used random sampling. The results of the data processing carried out are that the Endorse Selebgram variable partially has an influence on buying interest, the results obtained are t-count > t-table and sig < 0.05 (2,800 > 1.985 and 0.016 < 0.05), the social media the Instagram variable partially has an influence on buying interest, the test results are t-count > ttable and sig < 0.05 (2.372 > 1.985 and 0.020 < 0.05), and the Endorse Selebgram variable and Instagram social media simultaneously have an influence on SPSS buying interest The results of the F test are F-count > F-table and sig < 0.05 (4.981 > 3.090 and 0.009 < 0.05 Email : [email protected] m Copyright © 2022 Jurnal Multidisiplin Sahombu. All rights reserved is", "type": "Table" }, { "left": 253, "top": 425, "width": 282, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Licensed under a Creative Commons Attribution- NonCommercial 4.0 International License (CC BY-NC 4.0)", "type": "Text" }, { "left": 252, "top": 466, "width": 94, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 482, "width": 485, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this era of globalization, the use of technology and information is increasing in the world of commerce. High human mobility demands the world of commerce to be able to provide services and goods instantly according to user requests. Information and communication technology helps many social and economic problems. Based on the results of Hootsuite and We Are Social's latest reports , Indonesian internet users reached 202.6 million by January 2021. When compared to the number of internet users in 2020, there was an increase of 15.5% or more than 27 million people in the last 12 months. According to Hootsuite and We Are Social , the total population of Indonesia touches 274.9 million people. When there are 202.6 million internet users, it means that 73.7% of Indonesian citizens have been touched by surfing in cyberspace.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 617, "width": 485, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The more the number of smartphone users in Indonesia continues to increase, of course the community also varies in terms of usage. There are those who use it to find information, study online , do business to just chat on social media. Related to social media, people in Indonesia are also quite lively in terms of social media. Starting from YouTube , Facebook , Instagram , Twitter , LinkedIn , and others. Moriansyah (2015) argues that Instagram users are increasing very rapidly in Indonesia as a marketing communication medium, and online business is a potential area. One way to promote a product is to use Instagram celebrity endorsements , or known in Indonesia as Selebgram ( Instagram celebrity ). Today, studies on Selebgram focus more on online marketing strategies ( online marketing ) in the form of using Selebgram services in promoting goods or", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 35, "width": 132, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Multidisiplin Sahombu", "type": "Page header" }, { "left": 194, "top": 51, "width": 206, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/JMS Volume 2, no 01 tahun 2022", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 75, "width": 92, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2809-8587", "type": "Section header" }, { "left": 98, "top": 757, "width": 447, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Endorse Effect Ade Govinda's Selebgram And Instagram Post @ Bm.Original Account For Followers ' Interest In Buying Sneakers Shoes - Renaldo Aswansyah Putera, et.al", "type": "Page footer" }, { "left": 525, "top": 790, "width": 16, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 102, "width": 485, "height": 45, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "services , showing that Instagram users who already have a large number of followers and likes hope to attract the attention of certain parties to offer endorsements (advertising services on Instagram ) because this is a benchmark for someone to be considered popular. .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 147, "width": 301, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This then stimulates them to get many Endorsement offers .", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 296, "width": 229, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1 Fees for Using Influencer Services Source: https://databoks.katadata.co.id (2021)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 341, "width": 485, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the graph above, the services of celebrities ( influencers including Selebgram ) are now increasingly in demand to market products to consumers through social media. The costs incurred to use their services continue to increase every year. In 2016, the costs incurred for using celebrity services were estimated at US$ 1.7 billion or IDR 24.4 trillion at an exchange rate of IDR 14,350/US$ in 2016. The value increased to US$ 3 billion or 43.1 trillion in 2017.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 416, "width": 485, "height": 76, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A year later, the fee for using celebrity services rose to US$ 4.6 billion or Rp 66 trillion. Then, the fee for paying for celebrity services increased to US$ 6.5 billion or IDR 93.3 trillion in 2019. In 2020, the fee for using celebrity services again increased to US$ 9.7 billion or IDR 139.2 trillion. The nominal value is also estimated to reach US$ 13.8 billion or the equivalent of Rp. 198 trillion in 2021.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 492, "width": 485, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The use of celebrity services for marketing is increasingly widespread because consumers spend a lot of time with social media. The average person spends 2 hours and 25 minutes a day surfing the medium. This can increase interest in buying a product Howard in Durianto and Liana (2014), stated that buying interest is something related to consumer plans to buy certain products and how many units of the product are needed in a certain period. It can be said that buying interest is a mental question from consumers that reflects a plan to purchase a number of products with a certain brand. This is very necessary for marketers to find out consumer buying demand for a product, both marketers and economists use interest variables to predict consumer behavior in the future (Wijaya and Teguh, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 627, "width": 485, "height": 105, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Purchase intention is basically inseparable from the study of purchasing decisions because before someone makes a purchase, he will go through a stage where he will feel interest in a product that is offered. Attitude ( ) of consumers is an important factor that will influence purchasing decisions. According to Nugroho (2008: 124), attitude is a mental and nerve related to readiness to respond. When consumers have a negative attitude towards one or more aspects of a company's marketing practices, it is likely that they will not stop using the product, but will also encourage relatives or friends to do the same. Based on the research background above, the", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 35, "width": 132, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Multidisiplin Sahombu", "type": "Page header" }, { "left": 194, "top": 51, "width": 206, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/JMS Volume 2, no 01 tahun 2022", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 75, "width": 92, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2809-8587", "type": "Section header" }, { "left": 98, "top": 757, "width": 447, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Endorse Effect Ade Govinda's Selebgram And Instagram Post @ Bm.Original Account For Followers ' Interest In Buying Sneakers Shoes - Renaldo Aswansyah Putera, et.al", "type": "Page footer" }, { "left": 525, "top": 790, "width": 16, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "38", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 102, "width": 484, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "formulation of the problem is: Is there any endorsement effect Selebgram Ade Govinda and post on the Instagram account @ BM.ORIGINAL for interest in buying followers of sneakers ?", "type": "Text" }, { "left": 237, "top": 147, "width": 125, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LITERATURE REVIEW", "type": "Section header" }, { "left": 56, "top": 163, "width": 179, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marketing communications in sales", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 178, "width": 485, "height": 75, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marketing communication is a company tool to persuade consumers of goods or services from a company, so this marketing communication is very important for a company to know and use. This marketing communication must also be made as good as possible, as attractive as possible, so that potential consumers can pay attention and be interested in a company through marketing communications packaged through an advertisement.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 253, "width": 485, "height": 105, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Not only interesting, marketing communications made by a company must keep up with the times or trends and trends in consumer behavior at that time, companies must be very observant and sensitive to changes in consumer behavior followed by other changes, as is very clear what accompanies change. Consumer behavior is a change in the development of technology. Technological developments are one of the biggest impacts on changes in consumer behavior, especially in terms of seeking information, buying or using an item or service, and also communicating or socializing with others.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 358, "width": 485, "height": 75, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to experts, the meaning of integrated marketing communication is the integration of all marketing communication efforts by a brand, (Adji and Watono 2011). Interestingly, from the definition of IMC itself, it has been explained that this IMC theory is an integration of marketing communications to audiences/consumers, this theory is creative marketing in the form of email marketing, websites , to direct presentations or face to face .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 433, "width": 485, "height": 91, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In discussing Integrated Marketing Communication , it is very important to see and focus on the integration of all marketing communication approaches, but it turns out that on top of that all of these integrations refer to one paradigm, namely the customer-focused paradigm or which means the consumer paradigm. The customer-focused paradigm or consumer paradigm has an explanation that all integration activities must refer to consumers, which here refers to what is expected in the minds of consumers.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 539, "width": 56, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Instagram", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 554, "width": 485, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Instagram is a form of social networking media that can be used as a direct marketing medium, through Instagram products/services can be offered by uploading photos or short videos, so that potential customers can see the types of goods/services offered. Research by Alhadid (2015) describes five elements that are used as dimensions in creating relationships with customers or building traffic on social media networks, namely: Online Communities, Interaction, Sharing of Content, Accessibility, Credibility", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 659, "width": 121, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selegram endorsement", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 674, "width": 485, "height": 75, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Suryadi (2006) in Moriansyah (2015), Endorsement is an icon or often referred to as a direct source to deliver a message and or demonstrate a product or service in promotional activities that aim to support the effectiveness of delivering product messages. According to Ramlawati and Lusyana (2020), endorsement is a form of communication in which a celebrity acts as a spokesperson for a particular product or brand. According to Belch and Belch (2004) in Nisrina", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 35, "width": 132, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Multidisiplin Sahombu", "type": "Page header" }, { "left": 194, "top": 51, "width": 206, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/JMS Volume 2, no 01 tahun 2022", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 75, "width": 92, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2809-8587", "type": "Section header" }, { "left": 98, "top": 757, "width": 447, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Endorse Effect Ade Govinda's Selebgram And Instagram Post @ Bm.Original Account For Followers ' Interest In Buying Sneakers Shoes - Renaldo Aswansyah Putera, et.al", "type": "Page footer" }, { "left": 525, "top": 790, "width": 16, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "39", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 102, "width": 485, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2015), Endorse is a speaker who conveys a message and or demonstrates a product or service. According to Hardiman (2006) in Prastyanti (2017). Endorse is defined as the person chosen to represent the image of a product ( product image ). Usually from among community leaders who have a prominent character and strong appeal. According to Shimp and Andrews (2013) in Prastyanti (2017), there are three aspects that need to be considered in choosing and using someone as an Endorse , namely credibility, attractiveness and strength", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 207, "width": 92, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Purchase Interest", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 222, "width": 485, "height": 75, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Abdullah and Tantri (2013), buying interest is part of the component of consumer behavior in consuming attitudes, the tendency of respondents to act before buying decisions are actually implemented. Still according to Abdullah and Tantri (2013), buying interest is part of the component of consumer behavior in consuming attitudes, the tendency of respondents to act before buying decisions are actually implemented.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 297, "width": 485, "height": 60, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Schiffman and Kanuk (2007) in Abdullah and Tantri (2013), there are several aspects of consumer buying interest, including those interested in finding information about products , considering buying, interested in trying, wanting to know about products, wanting to own products.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 357, "width": 485, "height": 45, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Ferdinand (2002: 129), there are several dimensions of consumer buying interest, including transactional interest, preferential interest, explorative interest The research hypothesis is:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 402, "width": 476, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ha1 There is influence between Endorse Celebrities on buying interest online H01 There is no influence between Endorse Celebrities on buying interest online Ha2 There is influence between Instagram and buying interest online H02 There is no influence between Instagram and buying interest online Ha3 There is a simultaneous influence between Selebrgam and Instagram Endorsements on buying interest online", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 492, "width": 476, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H03 There is no simultaneous influence between celebrities and social media on online purchase intentions", "type": "List item" }, { "left": 271, "top": 537, "width": 55, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 554, "width": 485, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to the level of explanation, this research is an explanatory research. Explanative research is research that aims to explain, test hypotheses from research variables. The focus of this research is the analysis of the relationships between variables (Singarimbun, 2011). With the explanative method, the research is used with the type of census research. Census research is research that takes one population group as the overall sample and uses a structured questionnaire as the principal data collection tool to obtain specific information (Usman & Akbar, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 453, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The sampling technique in this study was to use random sampling with the sample criteria:", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 659, "width": 163, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Instagram application users", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 674, "width": 176, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. BM. Original account followers", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 689, "width": 107, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Age 17-35 years", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 704, "width": 484, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Thus the sample needed in this study, a total of 98 samples, will fill out a research questionnaire from Followers of the Instagram account @ BM.Original", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 35, "width": 132, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Multidisiplin Sahombu", "type": "Page header" }, { "left": 194, "top": 51, "width": 206, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/JMS Volume 2, no 01 tahun 2022", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 75, "width": 92, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2809-8587", "type": "Section header" }, { "left": 98, "top": 757, "width": 447, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Endorse Effect Ade Govinda's Selebgram And Instagram Post @ Bm.Original Account For Followers ' Interest In Buying Sneakers Shoes - Renaldo Aswansyah Putera, et.al", "type": "Page footer" }, { "left": 525, "top": 790, "width": 16, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "40", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 102, "width": 485, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study uses multiple linear regression analysis which is used to determine the effect of the independent variables on the dependent variable. Meanwhile , the partial effect of the independent variables on the dependent variable can be determined by looking at the regression coefficients of each of these variables.", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 177, "width": 160, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 56, "top": 193, "width": 76, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Normality test", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 208, "width": 324, "height": 174, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Kolmogorov-Smirnov Normality Test Results Unstandardiz ed residual N 98 Normal Parameters a,b Means ,0000000 std. Deviation 2.50108924 MostExtreme Differences absolute .096 Positive .096 Negative -.045 Test Statistics .096 asymp. Sig. (2-tailed) , 128c Source: SPSS 25 (processed data)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 397, "width": 485, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asymp.sig value in Table 1 Kolmogorov-Smirnov Normality Test Results above is 0.128. Because the Asymp.sig value is 0.128 <0.05, it can be concluded that the data is said to be normally distributed. This can also be interpreted that the independent variable has a correlation with the dependent variable.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 472, "width": 110, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Multicollinearity Test", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 487, "width": 349, "height": 109, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Multicollinearity Test Results Model Sig. Collinearity Statistics tolerance VIF 1 (Constant) .008 Selebgram endorse .316 .852 1.174 Instagram Social Media .020 .852 1.174 Source: SPSS 25 (processed data)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 611, "width": 485, "height": 75, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From Table 2 of the Multicollinearity Test Results above, the Endorse variable is found Celebgrams and Instagram social media variables have a Tolerance of 0.852 and a VIF value of 1.174, because the Tolerance value is 0.852 > 0.10 and the VIF value is 1.174 <10, it is stated that there are no symptoms of multicollinearity between independent variables in the regression model used", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 35, "width": 132, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Multidisiplin Sahombu", "type": "Page header" }, { "left": 194, "top": 51, "width": 206, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/JMS Volume 2, no 01 tahun 2022", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 75, "width": 92, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2809-8587", "type": "Section header" }, { "left": 98, "top": 757, "width": 447, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Endorse Effect Ade Govinda's Selebgram And Instagram Post @ Bm.Original Account For Followers ' Interest In Buying Sneakers Shoes - Renaldo Aswansyah Putera, et.al", "type": "Page footer" }, { "left": 525, "top": 790, "width": 16, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "41", "type": "Page footer" }, { "left": 56, "top": 102, "width": 466, "height": 154, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Multiple Linear Regression Test Table 3. Results of Multiple Linear Analysis Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B std. Error Betas 1 (Constant) 9.166 3.389 2.704 .008 Selebgram endorse .155 .154 .107 2.800 .016 Instagram Social Media .377 .159 .251 2.372 .020 a. Dependent Variable: Purchase Intention Source: SPSS 25 (processed data)", "type": "Table" }, { "left": 56, "top": 271, "width": 169, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y = 9.166 + 0.155 X1 + 0.377 X2", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 286, "width": 484, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. The α value of 9.166 is a constant or a state when the purchase interest variable has not been influenced by other variables, namely the Endorse variable Celebrities and Instagram social media . If the independent variable does not exist, then the buying interest variable does not change.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 346, "width": 484, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. β 1 ( Endorse regression coefficient value Selebgram ) of 0.155 indicates that the Endorse variable Selebgram has a positive influence on buying interest, which means that every increase of 1 unit of the Endorse variable Selebgram will affect the variable buying interest of 0.155 with the assumption that other variables are not examined in this study.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 406, "width": 484, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. β 2 (regression coefficient value of Instagram social media ) of 0.377 indicates that the Instagram social media variable has a positive influence on purchase intention, which means that every 1 unit increase in the Instagram social media variable will affect purchase intention by 0.377 assuming that other variables are not examined in this study. this research.", "type": "List item" }, { "left": 56, "top": 481, "width": 31, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "t test", "type": "List item" }, { "left": 62, "top": 496, "width": 452, "height": 139, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 4. Test Results t Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B std. Error Betas 1 (Constant) 9,166 3,389 2.704 .008 Selebgram endorse .155 .154 .107 2.800 .016 Instagram Social Media .377 .159 .251 2.372 .020", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 635, "width": 485, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Dependent Variable: Purchase Intention Source: SPSS 25 (processed data) t table = t ( α / 2 ; n – k – 1) t table = t (0.05 / 2 ; 98 – 2 – 1)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 680, "width": 265, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Then the results obtained are t = (0.025; 95) = 1.985", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 695, "width": 484, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Seen from Table 4 the results of the t test above show that the significance value of the Endorse effect Selebgram on buying interest is 0.016 <0.05 and the t-count value is 2.800 > t-table 1.985, meaning that there is a partial influence between Endorsement Selebgram on buying interest.", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 35, "width": 132, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Multidisiplin Sahombu", "type": "Page header" }, { "left": 194, "top": 51, "width": 206, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/JMS Volume 2, no 01 tahun 2022", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 75, "width": 92, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2809-8587", "type": "Section header" }, { "left": 98, "top": 757, "width": 447, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Endorse Effect Ade Govinda's Selebgram And Instagram Post @ Bm.Original Account For Followers ' Interest In Buying Sneakers Shoes - Renaldo Aswansyah Putera, et.al", "type": "Page footer" }, { "left": 525, "top": 790, "width": 16, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "42", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 102, "width": 484, "height": 60, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) As seen from Table 4, the t-test results above show that the significance value of Instagram social media influence on purchase intention is 0.020 <0.05 and the t-count value is 2.372 > t- table 1.985, meaning that there is a partial influence between Instagram social media on purchase intention.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 177, "width": 33, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "F test", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 192, "width": 439, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 5. F test results Model Sum of Squares df MeanSquare F Sig. 1 Regression 63.630 2 31.815 4.981 ,009 b residual 606.778 95 6.387 Total 670.408 97 a. Dependent Variable: Purchase Intention", "type": "Table" }, { "left": 60, "top": 286, "width": 354, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Predictors: (Constant), X2, X1 Source: SPSS 25 (processed data)", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 316, "width": 110, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "F table = F ( k ; nk) F table = F ( 2 ; 98-2)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 346, "width": 485, "height": 75, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Then the result obtained is F = F ( 2 ; 96) = 3.090 seen from Table 5 of the F test results above, it can be seen that the significance value for the Endorse effect Selebgram and social media Instagram is 0.009 <0.05 and F count is 4.981 > F table value is 3.090. This proves that there is a simultaneous or shared influence between Endorses Celebrities and Instagram social media on buying interest.", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 436, "width": 347, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Influence Between Endorse Variables Selebgram and Buying Interest", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 451, "width": 485, "height": 90, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Influence between Endorse variables Selebgram and Instagram social media from respondents obtained through the results of a questionnaire, indicating that the variable Endorse Selebgram in the good category. From the formulation of the problem that was disclosed in the previous chapter, that from the results of hypothesis testing by conducting a t-test, it was found that there was a positive and significant partial effect between the Endorse variable Celebrities and Instagram social media .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 541, "width": 485, "height": 180, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This can be seen in the t-test results obtained by t-count of 2.800 with a probability level (sig) of 0.016. When compared to the t-table at α = 0.05, it means that t-count > t-table and sig < 0.05 (2.800 > 1.985 and 0.016 < 0.05). This means that the hypothesis proposed by the researcher is accepted, that is, there is an influence between the Endorse variables Celebrities and Instagram social media . Celebrity appeal is very effectively used by advertisers to communicate with their markets. Celebrities can be an influential force in generating interest or action related to the purchase or use of selected goods and services. This identification may be based on admiration (for an athlete), on inspiration (a movie star or a lifestyle), on empathy (for a person or situation) or on recognition (for a real-person or imitation or for a situation). . In some cases potential customers may think \"if he wears it it must be good, if I wear it, I will be like him\" (Alwin, 2016). This research is in accordance with research conducted by Nurman and Engriani (2020) where the results show Selebgram endorsement partially affects purchase intention.", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 35, "width": 132, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Multidisiplin Sahombu", "type": "Page header" }, { "left": 194, "top": 51, "width": 206, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/JMS Volume 2, no 01 tahun 2022", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 75, "width": 92, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2809-8587", "type": "Section header" }, { "left": 98, "top": 757, "width": 447, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Endorse Effect Ade Govinda's Selebgram And Instagram Post @ Bm.Original Account For Followers ' Interest In Buying Sneakers Shoes - Renaldo Aswansyah Putera, et.al", "type": "Page footer" }, { "left": 525, "top": 790, "width": 16, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "43", "type": "Page footer" }, { "left": 56, "top": 117, "width": 283, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Instagram Social Media Variables On Purchase Intention", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 132, "width": 485, "height": 120, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Instagram social media variables on the buying interest of the respondents obtained through the results of the questionnaire, shows that the work environment is in the good category. From the formulation of the problem that was disclosed in the previous chapter, that from the results of hypothesis testing by conducting a t-test, it was found that there was a positive and significant influence between the variables of trust in Instagram social media on purchase intention. This can be seen in the t-test results obtained by tcount of 2.372 with a probability level (sig) of 0.020. When compared to the t-table at α = 0.05, it means that t-count > t-table and sig < 0.05 (2.372 > 1.985 and 0.020 < 0.05).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 252, "width": 485, "height": 105, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This means that the hypothesis proposed by the researcher is accepted, that is, there is an influence between Instagram social media variables on buying interest. This means that the higher the Instagram social media variable , the better the consumer's buying interest in Sneakers . If Instagram social media is used properly, consumer buying interest is also good. This is influenced by Instagram social media, which posts and uploads pictures and photos of goods sold by the @BM account. Original well and interesting and fair to all consumers, and responding to consumer comments, this is proven by the facts in the field.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 357, "width": 484, "height": 75, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Buying interest of consumers who initially only looked around, then became interested in the posts then started giving comments on every Instagram social media post on the @BM account. Original, thus influencing consumer buying interest to increase. This means that the better and more interesting the posts in the form of videos, photos and captions on Instagram social media , the more consumers' buying interest will increase to buy the goods they see.", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 447, "width": 485, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simultaneous influence between Endorse variables Selebgram and Instagram Social Media Against Buying Interest", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 477, "width": 485, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Influence between Endorse variables Selebgram and Instagram Social Media on buying interest from respondents obtained through the results of a questionnaire, indicating that the variable Endorse Selebgram and Instagram Social Media in the good category. From the formulation of the problem that was disclosed in the previous chapter, that from the results of hypothesis testing by conducting the F-test, it was found that there was a positive and significant simultaneous effect between Endorse Celebrities and Social Media Instagram on buying interest. This can be seen in the results of the F-test, which obtained an F-count of 4.981 with a probability level (sig) of 0.009. When compared to the F-table at α = 0.05, it means that Fcount > F-table and sig < 0.05 (4.981 > 3.09 and 0.009 < 0.05).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 612, "width": 485, "height": 105, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This means that the hypothesis proposed by the researcher is accepted, namely Endorse Celebrities and Instagram Social Media simultaneously influence purchase intention. In this study, results have been found that provide an interpretation that Endorse Selebgram has an important role to strengthen marketing strategies in promoting Sneakers products . This is important because it can contribute to company sales and even other small businesses that are carrying out the marketing process. In this study it has been known that there is an ability or influence of Endorse Selebgram on buying interest in Sneakers shoes .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 717, "width": 485, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Likewise, Instagram social media is a means of promoting products, because Instagram social media is an important marketing medium in reaching the younger age market segment in a faster", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 35, "width": 132, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Multidisiplin Sahombu", "type": "Page header" }, { "left": 194, "top": 51, "width": 206, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/JMS Volume 2, no 01 tahun 2022", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 75, "width": 92, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2809-8587", "type": "Section header" }, { "left": 98, "top": 757, "width": 447, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Endorse Effect Ade Govinda's Selebgram And Instagram Post @ Bm.Original Account For Followers ' Interest In Buying Sneakers Shoes - Renaldo Aswansyah Putera, et.al", "type": "Page footer" }, { "left": 525, "top": 790, "width": 16, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "44", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 102, "width": 485, "height": 105, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "and more efficient way. Social media advertising can build brand identity, build relationships with consumers, increase sales (Widjojo, 2017). With the aim of being able to increase consumer or prospective buyer reactions to the products offered (Sudaryono, 2016). Instagram social media improves communication skills in the form of photos that are packaged creatively, which is a very important factor in attracting consumer interest or attention. The Instagram social media application that dominates the photo or image sharing feature proves a correlation in influencing consumer buying interest.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 207, "width": 485, "height": 45, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research is relevant to research conducted by Herawati (2020) with the results showing that simultaneously Instagram social media advertising and Celebrity Endorsement have a significant effect on purchase intention.", "type": "Text" }, { "left": 259, "top": 267, "width": 78, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 283, "width": 485, "height": 466, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the results of processing the questionnaire data using the SPSS 22 application, it can be concluded that the effect of service quality and trust on employee satisfaction is as follows Endorsement variable Selebgram has a partial influence on the purchase interest variable based on the processing results of the SPSS application obtained t-count > t-table and sig < 0.05 (2.800 > 1.985 and 0.016 < 0.05), so that Hypothesis 1 or H1 is accepted. This means that celebrities can become an influential force in generating interest or action related to the purchase or use of selected goods and services. This identification may be based on admiration (for an athlete), on inspiration (a movie star or a lifestyle), on empathy (for a person or situation) or on recognition (for a real-person or imitation or for a situation). . From the results of multiple linear analysis, it is found that β 1 (the value of the Endorse regression coefficient Selebgram ) of 0.155 indicates that the Endorse variable Selebgram has a positive influence on buying interest, which means that every increase of 1 unit of the Endorse variable Selebgram will affect buying interest by 0.155. Instagram social media variable has a partial influence on the purchase intention variable based on the processing results of the SPSS application, the test results obtained are t-count > t-table and sig < 0.05 (2.372 > 1.985 and 0.020 < 0.05) so that Hypothesis 2 or H2 accepted. This is because the higher the Instagram social media variable , the better the consumer's buying interest in Sneakers . If Instagram social media is used properly, consumer buying interest is also good. This is influenced by Instagram social media, which posts and uploads pictures and photos of goods sold by the @BM account. Original well and interesting. From the results of multiple linear analysis, it was found that β 2 (regression coefficient value of trust) was 0.377 indicating that the Instagram social media variable has a positive influence on purchase intention, which means that every 1 unit increase in the Instagram social media variable will affect purchase intention by 0.377. Endorsement variable Celebrities and Instagram social media have a simultaneous influence on buying interest. Based on the processing results of the SPSS application, the results of the F test were Fcount > F-table and sig < 0.05 (4.981 > 3.090 and 0.009 < 0.05), so that Hypothesis 3 or H3 was accepted. This is because if Instagram social media is used properly, consumer buying interest is also good. This is influenced by Instagram social media, which posts and uploads pictures and photos of goods sold by the @BM account. Original well and interesting. Likewise, Instagram social media is a means of promoting products, because Instagram social media is an important marketing medium in reaching the younger age market segment in a faster and more efficient way. Based on the research results and conclusions, several suggestions can be put forward that may be useful for companies or other", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 35, "width": 132, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Multidisiplin Sahombu", "type": "Page header" }, { "left": 194, "top": 51, "width": 206, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/JMS Volume 2, no 01 tahun 2022", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 75, "width": 92, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2809-8587", "type": "Section header" }, { "left": 98, "top": 757, "width": 447, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Endorse Effect Ade Govinda's Selebgram And Instagram Post @ Bm.Original Account For Followers ' Interest In Buying Sneakers Shoes - Renaldo Aswansyah Putera, et.al", "type": "Page footer" }, { "left": 525, "top": 790, "width": 16, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "45", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 102, "width": 485, "height": 195, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "parties who need them, namely as follows Instagram social media is very important in marketing a product because it has a significant influence on consumer buying interest, so it is hoped that Sneakers Shoes will maintain the social media advertising strategy on the Instagram application that has been carried out or can further increase views, increase duration or present a lot of creativity and innovation. to attract consumers' attention to the advertisement so that it can influence consumer buying interest to buy Sneakers Shoes products endorse Celebgrams as supporting figures have an important role and have a significant influence on consumer buying interest, so it is hoped that the Sneakers Shoes online store will maintain the quality of these supporting figures, or add other figures who are on the rise or are well-known in the community so that the advertisements that have been carried out can be spread quickly. wide. For future researchers, it is hoped that they will be able to conduct research on other variables that influence purchase intention besides Instagram and Endorse social media variables Selebgram . It is hoped that further research can continue this research until the purchase decision.", "type": "Text" }, { "left": 264, "top": 312, "width": 71, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCE", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 328, "width": 485, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adji, A. Watono dan Maya, C. Watono. (2011). “Intergrated Marketing Communication That Sells”. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 358, "width": 485, "height": 75, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arikunto, S., (2010). “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”. PT. Rineka Cipta. Awallia, Dyah Lailatul. (2018). “Pengaruh Testimoni dan Selebgram Endorsement Terhadap Minat Pembelian Pada Online Shop Melalui Media Sosial Instagram Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN”. Skripsi Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah, Institut Agama Islam Negeri Ponorogo.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 433, "width": 485, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azwina, Ayu. (2017).\"Pengaruh Selebgram Terhadap Perilaku Konsumtif Remaja Dalam Berbelanja Online (Studi korelasional pengaruh Selebgram terhadap perilaku konsumtif remaja dalam berbelanja online di SMAN. 16 Medan)\". Departemen Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. Universitas Sumatera Utara.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 494, "width": 485, "height": 60, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cangara, Hafied. (2010). “Pengantar Ilmu Komunikasi”. Jakarta: PT. Rajawali Pers. Dijk, Van dan Nasrullah. (2013). “Media Sosial”. Jakarta: PT. Bumi Aksara Febriani, Nufian S. dan Dewi, Wayan Weda Asmara. (2018). “Teori dan Praktis: Riset Komunikasi Pemasaran Terpadu”. Malang: UB Press.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 554, "width": 485, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frans, M. Rayan. (2012). “Marketing Celebrities”. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Hal. 12. Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23 (8th ed.).", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 584, "width": 203, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Badan Penerbit Universitas Diponegoro.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 599, "width": 485, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "______, 2017). Model Persamaan Struktural Konsep Dan Aplikasi Dengan Program AMOS 24. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 629, "width": 485, "height": 60, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gunawan, Fitri Anggraini dan Dharmayanti, Diah. (2014).“Analisis Pengaruh Iklan Televisi dan Endorse Terhadap Purchase Intention Pond’s Men dengan Brand Awareness Sebagai Variabel Intervening”, Managemen Pemasaran Petra Vol. 2, No.1 (2014), 4. Hardiansyah. (2011). “Kualitas Pelayanan Publik”. Jakarta: Gava Media.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 689, "width": 485, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hooda, S., and Aggarwal, S. (2012). “Consumer Behaviour Towards E-Marketing: A Study Of Jaipur Consumers”. Journal of Arts, Science & Commerce , Vol.– III, No. 2, 115.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 719, "width": 482, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kertamukti, Rama. (2015). “Strategi Kreatif dalam Periklanan”. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.", "type": "List item" }, { "left": 234, "top": 35, "width": 132, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Multidisiplin Sahombu", "type": "Page header" }, { "left": 194, "top": 51, "width": 206, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/JMS Volume 2, no 01 tahun 2022", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 75, "width": 92, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2809-8587", "type": "Section header" }, { "left": 98, "top": 757, "width": 447, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Endorse Effect Ade Govinda's Selebgram And Instagram Post @ Bm.Original Account For Followers ' Interest In Buying Sneakers Shoes - Renaldo Aswansyah Putera, et.al", "type": "Page footer" }, { "left": 525, "top": 790, "width": 16, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "46", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 102, "width": 485, "height": 30, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kotler, Phillips and Keller, Kevin Lane. (2012). “Manajemen Pemasaran (12th ed.)”. Jakarta: PT. Erlangga.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 132, "width": 390, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "______, (2013). “Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1”. Jakarta: PT. Erlangga.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 147, "width": 485, "height": 60, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "______, (2016). Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga Belas Jilid I. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama. Lupiyoadi, Rambat. (2014). “Manajemen Pemasaran Jasa”. Jakarta: Salemba Empat. Mandibergh. (2012). “Hubungan Intensitas Mengakses Sosial Media terhadap Perilaku Belajar Mata", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 207, "width": 485, "height": 45, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelajaran Produktif pada Siswa Kelas XI Jasa Boga di SMK N 3 Klaten”. dalam Yuzi Akbari Vindita Riyanti (2016). Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Teknik Boga FT Universitas Negeri Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 252, "width": 485, "height": 30, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moriansyah, La. (2015). “Pemasaran Melalui Media Sosial: Antecedents and Consequences”. Jurnal Fakutas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Indonesia, Desember, 19(3):187-196.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 282, "width": 485, "height": 45, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mulyana, Deddy. (2012). “Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar”. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nasrullah, Rulli. (2012). “Komunikasi Antarbudaya (Di Era Budaya Siber)”. Jakarta: Prenada Media Group.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 327, "width": 485, "height": 60, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nisrina. M., (2015). “Bisnis Online Manfaat Media Sosial Dalam Meraup Uang”. Yogyakarta: Kobis. Prastyanti, G. (2017). “Pengaruh Penggunaan Celebgram (Celebrity Endorser Instagram) Terhadap Niat Beli Konsumen Secara Online Pada Media Sosial Instagram”. Universitas Negeri Lampung.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 387, "width": 485, "height": 30, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Purnama, I. (2020). “Pengaruh Promosi Online Dan Endorserment Selebgram Terhadap Minat Beli Konsumen”. Youth & Islamic Economic Journal, 1(2), 14–20.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 417, "width": 485, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riduwan. (2015). “Dasar-Dasar Statistika”. Bandung: PT. Alfabeta. Raharjo, Slamet. (2014). “Cara", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 432, "width": 449, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melakukan Uji Statistik Deskriptif dengan Software SPSS”.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 447, "width": 485, "height": 60, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://www.konsistensi.com/2015/01/ujiheteroskedastisitas-dengan-grafik.html Ramlawati, R., dan Lusyana, E. (2020). “Pengaruh Celebrity Endorsement Dan Citra Merek Terhadap Minat Beli Produk Kecantikan Wardah Pada Mahasiswi Hpmm Cabang Maiwa Di Makassar”. Manajemen Dan Organisasi Review (MANOR), 2(1), 65–75.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 507, "width": 485, "height": 45, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramsunder, M. (2011). “The Impact of Social Media Marketing on Purchase Decisions In The Tyre Industry”. Paper. Faculty of Business and Economic Sciences Nelson Mandela Metropolitan University Business School.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 552, "width": 407, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Singarimbun, M. dan Effendi, S. (2011). “Metode Penelitian Survai”. Jakarta: LP3S.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 567, "width": 485, "height": 60, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S. Tanjung and H. Hudrasyah. (2016). “The impact of celebrity and non-celebrity Endorse credibility in the advertisement on attitude towards advertisement, attitude towards brand, and purchase intention,” In: International Conference on Ethics of Business, Economics, and Social Science, pp. 231–45.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 627, "width": 485, "height": 45, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sitorus, Detson Ray Halomoan. (2021). \"The Effect of Organizational Culture and Interpersonal Communication on Employee Performance in BPR Profidana Paramitra Yogyakarta\". iE : Jurnal Inspirasi Ekonomi Vol. 3 No. 1 Maret 2021.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 672, "width": 485, "height": 30, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suharsimi, Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Satuan Pendekatan Praktis. Jakarta: PT.Rineka Cipta, Hal.12.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 702, "width": 296, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. CV. Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 717, "width": 447, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "______. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung. CV.Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 35, "width": 132, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Multidisiplin Sahombu", "type": "Page header" }, { "left": 194, "top": 51, "width": 206, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/JMS Volume 2, no 01 tahun 2022", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 75, "width": 92, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2809-8587", "type": "Section header" }, { "left": 98, "top": 757, "width": 447, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Endorse Effect Ade Govinda's Selebgram And Instagram Post @ Bm.Original Account For Followers ' Interest In Buying Sneakers Shoes - Renaldo Aswansyah Putera, et.al", "type": "Page footer" }, { "left": 525, "top": 790, "width": 16, "height": 15, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "47", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 102, "width": 485, "height": 30, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "______. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. CV. Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 132, "width": 371, "height": 15, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "______. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). CV. Alfabeta.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 147, "width": 485, "height": 30, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "______. (2016). Metode Penelitian Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 177, "width": 485, "height": 30, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "______. (2017). Metode Penelitian Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 207, "width": 459, "height": 30, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tenia, Hilda. (2017). Pengertian Media Sosial. Diakses pada 16 April 2021, dari https://www.kata.co.id/Pengertian/Media-Sosial/879 .", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 237, "width": 485, "height": 60, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tjiptono, Fandy. (2013). \"Pemasaran Jasa”. Yogyakarta: C.V. Andi Offset. ______. (2014). “Pemasaran Jasa - Prinsip, Penerapan, dan Penelitian”. Yogyakarta: CV. Andi Offset. ______. dan Chandra, Gregorius. (2016). “Service, Quality dan Satisfaction Edisi 4”. Yogyakarta: CV Andi Offset.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 297, "width": 390, "height": 15, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "______. (2017). “Pemasaran: Esensi dan Aplikasi”. Yogyakarta: CV.Andi Offset.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 312, "width": 485, "height": 45, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "______. (2019). “Pemasaran Jasa”. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Wahyono, N. B. (2016). “Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen di Toko Online”. Management Analysis Journal.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 357, "width": 485, "height": 45, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wijaya, Petra Surya Mega & Teguh, Christina. (2012). “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli di Online shop Specialis Guess”. Jurnal Riset Manajemen Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana, 7, 147-160. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.", "type": "List item" } ]
45c1fa27-eee0-8cf6-20db-222ca79d4335
http://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti/article/download/696/671
[ { "left": 290, "top": 57, "width": 225, "height": 47, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume 7 Nomor 2, September 2023, pp. 915-928 ISSN: 2548-9771/EISSN: 2549-7200 https://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 773, "width": 401, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Development of an Application for Document Management… (Denny Jean Cross Sihombing) | 915", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 118, "width": 388, "height": 64, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Development of an Application for Document Management in Construction Companies Using Prototyping Method", "type": "Section header" }, { "left": 131, "top": 203, "width": 336, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Denny Jean Cross Sihombing Information System, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta, Indonesia e-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 250, "width": 40, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 262, "width": 427, "height": 117, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research aims to develop a document management application solution in the context of a construction company. Using a prototyping-based software development approach, this research describes the steps from requirements analysis, prototype design, and testing to final evaluation. Testing involved performance, security, and usability tests that proved the quality and effectiveness of the application. The initial post-launch evaluation results showed positive responses from test users regarding ease of use and functionality. Based on the data, 80% of the users found the user interface easy to understand, while 75% indicated a positive level of acceptance towards the app. The main contribution of this research lies in developing an application capable of optimizing document management and operational efficiency in the construction industry. Prospectively, this research provides insights into the potential use of AI and data analytics technologies in future research.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 390, "width": 353, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : Document Management, PrototypingMethods, Development, Application.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 414, "width": 105, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 428, "width": 428, "height": 225, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Effective document management in construction projects is necessary for many reasons related to project success, operational efficiency, and regulatory compliance. Construction projects involve many information and documents, including plans, designs, contracts, permits, schedules, ''etc. Without good document management, the risk of losing or incorrectly accessing critical information increases, resulting in possible project delays, confusion in execution, and even unexpected costs[1]–[3]. Documents in construction projects often have to be delivered to stakeholders such as project owners, contractors, subcontractors, inspectors, and regulators. Managing documents properly helps ensure that all parties have access to consistent and accurate information, minimizes potential conflicts or misunderstandings, and promotes efficient collaboration[4]. In addition, legal and regulatory demands in the construction industry often require accurate and detailed documentation, and proper document management can ensure regulatory compliance and minimize legal risks. Thus, good document management in construction projects is critical to achieving efficiency, transparency, and accuracy in project management[5].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 653, "width": 428, "height": 98, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Utilizing information technology developments in document management positively impacts efficiency, accessibility, and transparency. Information technology enables digital storage, search, and sharing of documents, eliminating physical limitations and shortening access time. With a digital document management system, companies can easily organize documents, facilitate collaboration between teams in different locations, and reduce the risk of information loss or document duplication. Moreover, information technology", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 57, "width": 225, "height": 47, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume 7 Nomor 2, September 2023, pp. 915-928 ISSN: 2548-9771/EISSN: 2549-7200 https://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 773, "width": 401, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Development of an Application for Document Management… (Denny Jean Cross Sihombing) | 916", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 118, "width": 428, "height": 57, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "enables the implementation of security and authorization features, ensuring that authorized parties can only access documents. By utilizing information technology in document management, companies can increase productivity, reduce costs, and stimulate innovation in sustainable management strategies[6]–[9].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 175, "width": 428, "height": 168, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "One of the construction companies in Indonesia needed an adequate document management system in place, causing many problems that severely impacted the company's operations and success. Vital documents such as project plans, permits, contracts, and reports are often scattered across multiple platforms or even in physical form, making it difficult to access important information quickly. This can slow down the decision-making process, cause project delays, and lead to unwanted additional costs. Furthermore, the lack of organized document management can result in inaccuracies and loss of information, which can lead to errors in project execution and even conflicts with related parties. Therefore, implementing an effective document management system is crucial in mitigating such risks and improving productivity and transparency in construction company operations[10].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 343, "width": 428, "height": 226, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Several previous studies have underscored the importance of effective document management in the construction industry and the benefits derived from implementing information technology. Some studies highlight that implementing information technology-based document management systems has helped reduce the risk of information loss and improve efficiency in construction project management. Other studies have shown that using mobile applications in managing construction project documents positively impacts team collaboration, information access, and more accurate decision-making[11], [12]. On the other hand, several studies highlighted the negative impacts of a lack of good document management, including increased risk of errors, project delays, and conflicts with related parties[13]. In these studies, the lack of application of information technology in document management is one of the leading causes of this problem. Therefore, this research will deepen the understanding of how implementing mobile-based applications can provide real solutions for construction companies to overcome document management challenges and improve overall project performance[11], [12], [14].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 569, "width": 430, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In this research, application development uses the Prototyping method. Previous research has shown significant benefits in developing applications using prototyping methods. In some studies, prototyping has been used to develop project management applications in the construction industry. The development team gathered feedback from users earlier in the development process by building an initial prototype that includes critical features. As a result, the application achieved a higher level of user satisfaction and reduced the risk of costly changes at a later stage.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 681, "width": 428, "height": 70, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Furthermore, several studies have examined prototyping methods in developing document management applications in the construction sector. By combining prototype iterations and user feedback, the development team identified better needs and customized the application's interface and functionality. As a result, efficient use of the application increased, and", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 57, "width": 225, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume 7 Nomor 2, September 2023, pp. 915-928 ISSN: 2548-9771/EISSN: 2549-7200 https://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 773, "width": 401, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Development of an Application for Document Management… (Denny Jean Cross Sihombing) | 917", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 118, "width": 428, "height": 197, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "productivity in managing project documents improved significantly[15]–[18]. The results of this previous study show that prototyping methods can play a crucial role in developing document management applications in the construction industry. By involving users early and understanding their needs through prototyping, it can result in applications that are more fit for purpose and increase the success of implementation[19], [20]. The main objective of this research is to develop an innovative application for document management in the construction industry using the prototyping method. This research aims to design and develop an initial prototype of an application that enables stakeholders in construction projects to manage, share, and access project documents more efficiently. In addition, this research aims to identify better user needs through prototype iterations and feedback, with the ultimate goal of producing an application that fits the needs and positively impacts the efficiency and transparency of document management in the construction industry.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 315, "width": 428, "height": 127, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research contributes to developing an innovative document management application using the prototyping method to overcome construction industry challenges. This contribution is realized in the form of a technological solution that can improve document management efficiency, facilitate cross-team collaboration, and reduce the risk of errors. With the proper application of the prototyping method within the scope of the construction industry, this research also provides practical guidance for the development of similar applications in other sectors. It contributes to operational efficiency and the latest technological developments in construction project management.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 456, "width": 163, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. RESEARCH METHODOLOGY", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 470, "width": 427, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research will follow a structured series of stages to develop a document management application using the prototyping method, as shown in Figure 1.", "type": "Text" }, { "left": 231, "top": 724, "width": 136, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 1. Research Stages", "type": "Caption" }, { "left": 290, "top": 57, "width": 225, "height": 47, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume 7 Nomor 2, September 2023, pp. 915-928 ISSN: 2548-9771/EISSN: 2549-7200 https://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 773, "width": 401, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Development of an Application for Document Management… (Denny Jean Cross Sihombing) | 918", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 118, "width": 153, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.1. Requirements Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 132, "width": 428, "height": 183, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "At the Needs Analysis stage, to understand the needs and expectations of stakeholders in the construction industry. This stage is for identifying stakeholders such as contractors, project managers, and document controllers, then gathering insights on the specific needs and challenges they face. Through interviews, surveys, and workshops, detailed requirements for the document management application were obtained by understanding the desired features, functionalities, workflows, and integration points. Using user personas helped design user-centric features, and prioritizing needs based on criticality helped focus on critical functionalities. Furthermore, these needs were validated and carefully documented through technical evaluation and constant interaction with stakeholders. This needs analysis process provided a solid foundation for the later stages of application development, ensuring that the resulting solution matched the expectations and actual needs of the construction industry.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 329, "width": 157, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.2. Initial Prototype Design", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 343, "width": 428, "height": 183, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In the Initial Prototype Design stage, they were carefully designing the initial framework of the application. First, an intuitive and efficient user interface (UI) was designed, considering the layout of elements, navigation, and user-friendly interaction. Next, the application workflow was defined in detail, covering the user's steps from start to finish in document management. Key features required to meet stakeholder needs were identified and planned. In addition, the design also considers integration that may be required with other systems or tools in the construction environment. Visual components and interactive elements, such as buttons, menus, and forms, are also designed to create an optimal user experience. At the end of this stage, an initial prototype summarizing the interface design, workflow, and critical features was produced. This stage provides a solid foundation for developing subsequent functional prototypes during application development.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 541, "width": 157, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.3. Prototype Development", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 555, "width": 428, "height": 182, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "At this stage, meaningful activities are created to create an initial working version of the document management application. The user interface design was elaborated with user experience needs and principles in mind and transformed into a visual prototype that provided a rough idea of the appearance and interaction flow. Critical features identified in the needs analysis were translated into tangible implementations, including a real-time collaboration system, document approval workflow, and role-based access. Integration with supporting technologies such as project management systems and other applications is arranged so that the application connects with existing infrastructure. Security, authorization, and notification features were also developed to safeguard data and notify users of document changes. The development of offline synchronization features enabled access and editing of documents outside the network. Developers and end-users tested the initial prototype to identify improvements and ensure the", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 57, "width": 225, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume 7 Nomor 2, September 2023, pp. 915-928 ISSN: 2548-9771/EISSN: 2549-7200 https://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 773, "width": 401, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Development of an Application for Document Management… (Denny Jean Cross Sihombing) | 919", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 118, "width": 428, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "application met the expected needs. This stage provided the basis for the initial evaluation and further application development.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 161, "width": 210, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.4. Testing and Prototype Evaluation", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 175, "width": 428, "height": 126, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In the Prototype Testing and Evaluation stage, comprehensive tests and evaluations of the developed application prototype are conducted. The main objective of this stage is to ensure that the prototype conforms to the functional and design requirements set earlier while identifying and addressing any issues or deficiencies that may arise. Activities in this stage include functional testing, user testing, performance testing, security testing, UI/UX evaluation, user satisfaction measurement, problem identification, prototype updates based on feedback, and business feasibility evaluation. This stage is critical to ensure that the prototype developed is of good quality before proceeding to the next stage of development.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 315, "width": 234, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.5. Referining and Iterative Development", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 329, "width": 428, "height": 226, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This stage involves a series of steps to improve and develop the application prototype based on the evaluation results and feedback received. First, the evaluation results are analyzed to identify areas that require improvement. After that, bug fixes are performed to ensure functional and technical issues are fixed. Functionality improvements were made based on user feedback, while UI/UX adjustments were made to improve the user interface. Performance aspects of the prototype were also optimized to ensure adequate response and loading speed. Security was strengthened by addressing potential vulnerabilities based on security tests. After improvements, retesting was conducted to validate changes and resolve issues. Iterative use is performed, with the prototype re-evaluated by users to gather additional feedback. This process can be repeated several times until the prototype reaches the desired level of quality. All changes are recorded in documentation, while regression testing and business feasibility evaluations are performed to ensure the changes do not break pre-existing functionality and still meet business objectives. With this approach, the prototype can be continuously improved and developed continuously.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 569, "width": 116, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.6. Advance Testing", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 583, "width": 428, "height": 140, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This stage ensures the quality and readiness of the prototype before it goes into production. Activities include performance testing to measure response and loading times, security testing to identify potential vulnerabilities, stress testing to test the limits of the system's capabilities, and usage and compatibility testing to ensure the user interface is appropriate and the application can run on various environments. Regression testing ensures fixes do not break pre-existing functionality, while user acceptance testing involves end users in testing the application according to their use cases. This stage also includes data migration testing, locality testing for different languages and cultures, and accessibility testing to ensure the application is accessible to all users.", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 57, "width": 225, "height": 47, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume 7 Nomor 2, September 2023, pp. 915-928 ISSN: 2548-9771/EISSN: 2549-7200 https://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 773, "width": 401, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Development of an Application for Document Management… (Denny Jean Cross Sihombing) | 920", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 118, "width": 228, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.7. Final Implementation and Evaluation", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 132, "width": 428, "height": 155, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "At this stage, the tested and refined prototype undergoes a transition into production and is carefully evaluated before being launched to end users. At this stage, we are finalizing the implementation by adding additional features, making final adjustments, ensuring smooth integration, and conducting thorough integration testing among the various components of the application. Training for the internal team is provided to prepare to manage and support the application after launch. Rigorous final testing was conducted to verify the app's functionality in various scenarios, followed by performance testing to ensure that the app could handle real-world usage. Final feedback from the internal team and potential end- users helped identify any remaining issues and ensure the app met user expectations.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 301, "width": 115, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.8. Results Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 315, "width": 428, "height": 99, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In the Analysis of Results stage, they analyze the test and evaluation data obtained during application development. This involves collecting and compiling data from different types of testing and interpretation to identify trends, patterns, and significant findings. The test result data is compared with previously established criteria to evaluate the achievement of objectives. The Results Analysis stage ensures that all data is analyzed in-depth to support informed decision- making and improve application success.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 428, "width": 159, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 442, "width": 428, "height": 70, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In this section, the results of the research conducted are given, as well as discussed comprehensively. Results can be in the form of pictures, graphs, tables, and others that make it easier for readers to understand and be referred to in the manuscript. If the discussion is too long, sub-subheadings, such as the following example, can be made.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 526, "width": 182, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1. Requirement Analysis Result", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 541, "width": 428, "height": 112, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Specific needs and challenges were identified and documented through interviews, surveys, and direct interaction with stakeholders. The features, functionalities, and workflows required to address the problems were detailed. The documentation of these needs served as a guide for further development, ensuring that the solution would live up to expectations and meet the real needs of document management in the construction industry. In addition, the results of this stage also serve as the basis for developing user personas, determining priorities, and designing effective technical solutions that fit the dynamic industry context.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 667, "width": 378, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Requirement Analysis Category Data Specific Needs Features real-time collaboration, document approval workflows, role-based access, advanced search features with filters and metadata, integration with project management systems, document change notifications via email and mobile apps, tight data security with authorization and encryption,", "type": "Table" }, { "left": 290, "top": 57, "width": 225, "height": 47, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume 7 Nomor 2, September 2023, pp. 915-928 ISSN: 2548-9771/EISSN: 2549-7200 https://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 773, "width": 401, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Development of an Application for Document Management… (Denny Jean Cross Sihombing) | 921", "type": "Page footer" }, { "left": 110, "top": 119, "width": 378, "height": 167, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Category Data simple user interface, integration with existing enterprise software, offline synchronization capabilities, document performance analysis, and reporting. Key Challenges Difficulty in document search, lack of efficient coordination between teams and departments, risk of information loss due to various work locations, and diverse document formats. User Persona Persona of Project Manager (50 years old, decision maker, efficiency priority), Field Technician (32 years old, field duty, need for quick access). Feature Prioritization Powerful document search, integration with other apps, and document change notifications. Security and Compliance Powerful document search, integration with other apps, and document change notifications.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 300, "width": 428, "height": 239, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on Table 1 shows that the specific needs revealed by construction industry stakeholders indicate the need for features that can address the challenges faced. Real-time collaboration features, document approval workflows, and role-based access seek to improve efficiency and collaboration. In contrast, advanced search features and integration with project management systems address information retrieval constraints and varied document formats. Key challenges, such as document search difficulties and lack of coordination between teams, require a solution that combines optimal document management and collaboration functionality. Diverse user personas, such as Project Managers and Field Technicians, demonstrated the complexity of needs that must be accommodated. Prominent priorities, such as robust search and integration, aligned to develop an integrated and efficient tool in construction project management. In addition, the need for data security and compliance with industry regulations emphasized the critical aspects that were inevitable in developing this application. This discussion provides a solid theoretical foundation for the research, underscoring how the proposed mobile-based application will provide a robust solution to document management challenges in the construction industry.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 553, "width": 124, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.2. Prototype Results", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 567, "width": 428, "height": 141, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Initial Prototype Design stage results produced an initial visual concept that illustrated the basic appearance and interaction of the document management application. The user interface (UI) was designed with the principles of functional requirements and user experience (UX). The design includes page layouts, interface elements such as buttons, icons, and input fields, and interaction flows for critical features like document search and role-based views. The use of colors, fonts, and other visual design elements reflects an image of an app that is intuitive and easy to use. However, it should be noted that these results are early prototypes that are still under development and will continue to be refined and improved as the application development continues, as shown in Figure 2.", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 57, "width": 225, "height": 47, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume 7 Nomor 2, September 2023, pp. 915-928 ISSN: 2548-9771/EISSN: 2549-7200 https://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 773, "width": 401, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Development of an Application for Document Management… (Denny Jean Cross Sihombing) | 922", "type": "Page footer" }, { "left": 247, "top": 277, "width": 107, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 2. Prototype", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 305, "width": 210, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.3. Testing and Prototype Evaluation", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 319, "width": 428, "height": 154, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The outcome of the Prototype Testing and Evaluation stage is a deeper understanding of the extent to which the application prototype meets the requirements and expectations set earlier. In this case, identifying and rectifying issues have helped to address bugs, functional errors, and security aspects that may have been missed in earlier stages. User testing provides insight into the user experience and highlights areas that require improvement to enhance usability and convenience. UI/UX evaluation also provides insight into how much the user interface conforms to sound design principles. Feedback data and user satisfaction measurements help in directing further improvements. Overall, this stage prepares the prototype for the next phase by minimizing the risk of problems and improving the quality and end-user experience.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 488, "width": 384, "height": 183, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 2. Results of Prototype Testing and Evaluation Stage Test Aspect Test Results Functional All features went as planned; few bugs were found. User Users found navigating the interface straightforward, but there needed to be more clarity about one feature. Performance Response time within normal limits, fast page loading. Security No severe threats were detected; some potential vulnerabilities were identified and fixed. UI/UX Evaluation Interface design conforms to UI/UX principles; some layout adjustments are recommended. Problem Identification A total of 10 bugs were found that affected the user experience. Prototype Update Bugs were ironed out, and some features were enhanced as per feedback. Business Feasibility Evaluation The prototype was judged to be effective and fit the business objectives.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 685, "width": 428, "height": 70, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the data in Table 2, Prototype Testing and Evaluation Stage, several important aspects are related to the quality and performance of the application prototype. Functional tests indicated that most features worked as planned, but some bugs were found that required further improvement. User tests revealed that the interface navigation was generally intuitive, but there needed to be more", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 57, "width": 225, "height": 47, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume 7 Nomor 2, September 2023, pp. 915-928 ISSN: 2548-9771/EISSN: 2549-7200 https://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 773, "width": 401, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Development of an Application for Document Management… (Denny Jean Cross Sihombing) | 923", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 118, "width": 428, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "clarity on certain features, indicating the need for user guidance. Performance tests showed positive results, with response times meeting expectations, while security tests identified potential vulnerabilities that were successfully fixed.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 161, "width": 428, "height": 154, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The UI/UX evaluation validated that the interface design conformed to UI/UX principles, although some layout adjustments were recommended to improve the user experience. Problem identification revealed that several bugs affected the overall user experience. Updating the prototype addressed those bugs and improved some features based on user feedback. The business feasibility evaluation showed that the prototype was considered adequate and fit for business purposes. Thus, these test and evaluation results provided valuable insights into directing further improvements to the prototype before going into the next stage of development. Improved functionality, better UI/UX, and addressing security vulnerabilities will be the main focus in producing a more reliable and satisfactory prototype for users and business interests.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 329, "width": 234, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.4. Referining and Iterative Development", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 343, "width": 428, "height": 99, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Refining and Iterative Development stage results showed several improvements successfully implemented on the application prototype. Analysis of the evaluation results and user feedback has guided appropriate remedial actions, helping to address technical and functional issues discovered during the previous testing phase. Bug removal and functionality enhancements have made the prototype more stable and feature-rich, in line with user needs and expectations, as shown in Table 3.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 456, "width": 398, "height": 219, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 3. Iterative Development Improvement Aspect Hasil Perbaikan Bug All bugs found have been successfully fixed. Improved Functionality New features have been added based on user feedback. UI/UX customization The user interface underwent layout adjustments to enhance the experience. Performance Optimization Response speed and loading time are significantly improved. Security Enhancement Potential vulnerabilities are addressed, and system security is strengthened. Retest and Validation The prototype successfully passed the retest with satisfactory results. Iterative Development The development process was carried out in several iterations for further improvement. Change Documentation All changes and improvements are well documented. Regression Testing Testing is done to ensure the changes do not affect existing functionality. Business Feasibility Validation Business viability was re-evaluated and still met by the changes made.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 690, "width": 428, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "UI/UX adjustments based on user feedback improved the interface, providing a more intuitive and user-friendly appearance. Meanwhile, performance optimization efforts resulted in a more responsive and faster user experience.", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 57, "width": 225, "height": 47, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume 7 Nomor 2, September 2023, pp. 915-928 ISSN: 2548-9771/EISSN: 2549-7200 https://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 773, "width": 401, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Development of an Application for Document Management… (Denny Jean Cross Sihombing) | 924", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 118, "width": 428, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Security enhancements also demonstrated a commitment to addressing potential risks and maintaining the integrity of the application.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 147, "width": 428, "height": 70, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The iterative approach in this stage proved its value in continuous improvement. The prototype has received further user evaluation through repeated iterations, resulting in measurable changes. Documentation of changes and regression testing ensure that improvements do not affect pre-existing functionality.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 217, "width": 428, "height": 70, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The business feasibility validation that was still met confirmed that the improvements made were still in line with the established business objectives. Thus, the \"Refining and Iterative Development\" stage has successfully brought the application prototype closer to the expected quality, ensuring that the project can move to the next stage of development with a solid foundation.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 301, "width": 116, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.5. Advance Testing", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 315, "width": 428, "height": 127, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the tests carried out at the Advanced Testing stage, it is concluded that the application prototype has undergone a comprehensive series of tests to ensure quality and readiness before entering the production stage. Performance testing results showed that response and page load times were within acceptable limits, with performance remaining stable even under high load conditions. Security testing successfully identified and addressed potential vulnerabilities, most of which have been fixed, mitigating possible risks. Stress testing proved the prototype could withstand user loads exceeding expectations, demonstrating resilience in high-load situations, as shown in Table 4.", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 456, "width": 369, "height": 250, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 4. Advanced Testing Testing Type Hasil Pengujian Performance Average response time: 1.8 seconds Page loading time: 2.5 seconds Stable performance even at high loads. Security Penetration tests were conducted, and 15 potential vulnerabilities were identified. 12 vulnerabilities have been fixed, and 3 are reported as low risk. Stress The application successfully held 250% of the expected load for 1 hour without crashing. Users and Compatibility 95% of users in the pilot test found the user interface easy to understand and use. The app works well on Windows, macOS, and various popular browsers. Regression Testing Over 200 regression testing scenarios were performed, and all passed without issue. User Acceptance 75 percent of end users responded positively to the functionality's ease of use and effectiveness.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 720, "width": 428, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Usage and compatibility tests have resulted in positive responses from test users, with most users finding the user interface easy to understand and practical.", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 57, "width": 225, "height": 47, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume 7 Nomor 2, September 2023, pp. 915-928 ISSN: 2548-9771/EISSN: 2549-7200 https://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 773, "width": 401, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Development of an Application for Document Management… (Denny Jean Cross Sihombing) | 925", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 118, "width": 428, "height": 113, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Regression testing confirmed that the improvements and changes implemented did not affect existing functionality. User acceptance tests showed that most end- users responded positively to the quality of the application and its ease of use. All these results indicate that the prototype has reached a sufficient level of quality and readiness to proceed to production, with the potential to deliver a satisfactory and consistent user experience. Thus, the \"Advanced Testing\" stage successfully validated and ensured the application's quality before it was launched to the public.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 245, "width": 230, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.6. Final Implementation and Evaluation", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 259, "width": 428, "height": 183, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The integration of system components was thoroughly tested, and performance testing verified that the average response time was 1.9 seconds and the page load time was 2.7 seconds. Security tests identified and addressed 10 potential vulnerabilities, successfully fixing all critical vulnerabilities before launch. In user training, the in-house team was equipped with the necessary knowledge to manage and support this application. Final feedback from trial users stated that 80% found the interface easy to understand, and 85% responded positively to the app's functionality. Initial post-launch evaluation results indicated that 70% of end-users were satisfied with the app's performance. With planned monitoring, the app is poised to deliver an excellent experience to end users and will be the basis for continued development and maintenance in the future. At this stage, an application is ready to be used by the company, as shown in Figures 3 and 4.", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 646, "width": 147, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 3. Log In Application", "type": "Caption" }, { "left": 290, "top": 57, "width": 225, "height": 47, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume 7 Nomor 2, September 2023, pp. 915-928 ISSN: 2548-9771/EISSN: 2549-7200 https://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 773, "width": 401, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Development of an Application for Document Management… (Denny Jean Cross Sihombing) | 926", "type": "Page footer" }, { "left": 203, "top": 349, "width": 191, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 4. Add Document Application", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 391, "width": 112, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.7. Results Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 428, "height": 112, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The results of this study describe the journey of developing an application for document management in a construction company. The \"Advanced Testing\" stage proved that the application prototype had undergone a comprehensive set of tests and had reached a sufficient level of quality and readiness before entering production. Performance testing showed that response and page loading times were within acceptable limits, indicating good performance under user load. Security testing successfully identified and addressed potential vulnerabilities, and the results showed significant improvements in the app's security before launch.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 517, "width": 428, "height": 85, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Usage and compatibility tests provided positive evidence regarding the user interface and functionality of the app, which will contribute to a good user experience. Regression testing confirmed that all improvements and changes did not negatively impact pre-existing functionality. User acceptance tests illustrated a positive level of acceptance, with most end users providing feedback regarding the application's ease of use and effectiveness.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 602, "width": 428, "height": 154, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The \"Final Implementation and Evaluation\" stage has successfully refined the prototype into a production application ready for launch. Integration of system components and integration testing has ensured the application functions well in various situations. Initial post-launch evaluations indicate a favorable response from end users, and the preparation of monitoring tools will provide the foundation for ongoing maintenance and improvement. Overall, this research shows that developing an application for document management in construction companies is a step that can provide significant benefits. By going through a series of development, testing, and refinement stages, the app has become a solution that is responsive to the needs of construction companies in managing documents. However, it should be kept in mind that continued adaptation and maintenance", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 57, "width": 225, "height": 47, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume 7 Nomor 2, September 2023, pp. 915-928 ISSN: 2548-9771/EISSN: 2549-7200 https://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 773, "width": 401, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Development of an Application for Document Management… (Denny Jean Cross Sihombing) | 927", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 118, "width": 428, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "will remain essential to ensure the long-term viability and success of the application.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 161, "width": 87, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 175, "width": 428, "height": 168, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research confirmed that developing an application for document management in a construction company through a prototyping approach produced an effective and efficient solution. Performance, security, and usability testing validated the application's performance, reliability, and ease of use. Positive responses from test users regarding the user interface and functionality demonstrate the potential of this application in addressing challenges in the construction industry. By integrating information technology, this research contributes to developing applications focusing on document management and operational efficiency in the construction industry. In future research, possible development directions, such as the application of AI technology or data analytics to improve the prediction of document needs, integration with other management systems.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 355, "width": 74, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 369, "width": 428, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] S. Rajabi, S. El-Sayegh, and L. Romdhane, “Identification and assessment of sustainability performance indicators for construction projects,” Environmental and", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 395, "width": 396, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sustainability Indicators , vol. 15, no. June, p. 100193, 2022, doi: 10.1016/j.indic.2022.100193.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 421, "width": 428, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] A. T. Tessema, G. A. Alene, and N. M. Wolelaw, “Assessment of risk factors on construction projects in gondar city, Ethiopia,” Heliyon , vol. 8, no. 11, p. e11726, 2022, doi: 10.1016/j.heliyon. 2022.e11726.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 428, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3] A. Serpell and H. Rubio, “Evaluating project management (PM) readiness in construction companies: cases from Chile,” Procedia Comput Sci , vol. 219, pp. 1642– 1649, 2023, doi: 10.1016/j.procs.2023.01.457.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 498, "width": 428, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4] J. I. Alzahrani and M. W. Emsley, “The impact of contractors’ attributes on construction project success: A post construction evaluation,” JPMA , vol. 31, no. 2, pp. 313–322, 2013, doi: 10.1016/j.ijproman.2012.06.006.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 537, "width": 428, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[5] D. J. C. Sihombing, A. J. Santoso, and S. Rahayu, “Model Perangkingan Proyek Kontruksi Pada Asosiasi Kontraktor Menggunakan Fuzzy AHP,” Scientific Journal of Informatics , Feb. 2016, doi: 10.15294/sji. v2i1.4531.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 576, "width": 428, "height": 51, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[6] F. H. Abanda et al. , “A systematic review of the application of multi-criteria decision- making in evaluating Nationally Determined Contribution projects,” Decision Analytics Journal , vol. 5, no. November, p. 100140, 2022, doi: 10.1016/j.dajour.2022.100140.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 627, "width": 428, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[7] Zulfiandri, F. D. Yasmin, and R. H. Kusumaningtyas, “Implementation of Critical Path Method and What If Analysis in Project Management Information System,” in 2022", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 653, "width": 396, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10th International Conference on Cyber and IT Service Management (CITSM) , Sep. 2022, pp. 1–6. doi: 10.1109/CITSM56380.2022.9935912.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 679, "width": 428, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[8] E. Guraziu and G. Del Gobbo, “An emerging qualitative study on Project management as a bridge between cognitive learning and employability,” Procedia", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 705, "width": 366, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Comput Sci , vol. 219, pp. 1954–1962, 2023, doi: 10.1016/j.procs.2023.01.495.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 718, "width": 428, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[9] K. Afridi, J. A. Turi, B. Zaufishan, and J. Rosak-Szyrocka, “Impact of digital communications on project efficiency through ease of use and top management support,” Heliyon , vol. 9, no. 7, Jul. 2023, doi: 10.1016/j.heliyon. 2023.e17941.", "type": "List item" }, { "left": 290, "top": 57, "width": 225, "height": 47, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume 7 Nomor 2, September 2023, pp. 915-928 ISSN: 2548-9771/EISSN: 2549-7200 https://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 773, "width": 401, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Development of an Application for Document Management… (Denny Jean Cross Sihombing) | 928", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 118, "width": 428, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[10] S. Bouaziz, A. Nabli, and F. Gargouri, “Design a data warehouse schema from document-oriented database,” Procedia Comput Sci , vol. 159, pp. 221–230, 2019, doi: 10.1016/j.procs.2019.09.177.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 428, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[11] Y.-Y. Lai, L.-H. Yeh, P.-F. Chen, P.-H. Sung, and Y.-M. Lee, “Management and Recycling of Construction Waste in Taiwan,” Procedia Environ Sci , vol. 35, pp. 723–730, 2016, doi: 10.1016/j.proenv.2016.07.077.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 196, "width": 428, "height": 51, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[12] C. Casalegno, C. Civera, D. Cortese, and A. Zardini, “In search of the enabling factors for public services resilience: A multidisciplinary and configurational approach,” Journal of Innovation and Knowledge , vol. 8, no. 1, Jan. 2023, doi: 10.1016/j.jik.2023.100337.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 247, "width": 428, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[13] D. J. C. Sihombing, “Analysis and development of the ProTrack application: construction timeline management using Extreme Programming Methodology,” Online, 2023.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 286, "width": 428, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[14] M. Altaf et al. , “Evaluating the awareness and implementation level of LCCA in the construction industry of Malaysia,” Ain Shams Engineering Journal , vol. 13, no. 5, Sep. 2022, doi: 10.1016/j.asej.2021.101686.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 325, "width": 428, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[15] L. Roveda et al. , “User-Centered Back-Support Exoskeleton: Design and Prototyping,” Procedia CIRP , vol. 107, no. March, pp. 522–527, 2022, doi: 10.1016/j.procir.2022.05.019.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 363, "width": 428, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[16] I. Gräßler, D. Roesmann, S. Hillebrand, and J. Pottebaum, “Information Model for Hybrid Prototyping in Design Reviews of Assembly Stations,” Procedia CIRP , vol. 112, no. March, pp. 489–494, 2022, doi: 10.1016/j.procir.2022.09.054.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 402, "width": 428, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[17] R. Knitter, A. Blazejewski, and T. Królikowski, “Modeling and simulation of Vibro- isolator Rapid Prototyping using additive manufacturing,” Procedia Comput Sci , vol. 207, pp. 1293–1302, 2022, doi: 10.1016/j.procs.2022.09.185.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 441, "width": 428, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[18] C. N. A. M. Gulfan and C. M. Vilela-Malabanan, “Evaluating the usability and user experience of phytoplankton cell counter prototype,” Procedia Comput Sci , vol. 197, no. 2021, pp. 309–316, 2021, doi: 10.1016/j.procs.2021.12.145.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 480, "width": 428, "height": 64, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[19] T. Wahyuningrum, G. F. Fitriana, A. C. Wardhana, M. A. Sidiq, and D. Wahyuningsih, “Developing Suicide Risk Idea Identification for Teenager (SERIINA) Mobile Apps Prototype using Extended Rapid Application Development,” in 2021 9th International Conference on Information and Communication Technology (ICoICT) , 2021, pp. 92–97. doi: 10.1109/ICoICT52021.2021.9527508.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 544, "width": 428, "height": 65, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[20] T. Wahyuningrum, G. F. Fitriana, A. C. Wardhana, M. A. Sidiq, and D. Wahyuningsih, “Developing Suicide Risk Idea Identification for Teenager (SERIINA) Mobile Apps Prototype using Extended Rapid Application Development,” in 2021 9th International Conference on Information and Communication Technology (ICoICT) , Aug. 2021, pp. 92–97. doi: 10.1109/ICoICT52021.2021.9527508.", "type": "List item" } ]
5dc71883-a3ad-51f5-3744-459616a0034c
https://journal.uinjkt.ac.id/index.php/refleksi/article/download/14191/7451
[ { "left": 129, "top": 104, "width": 126, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Jurnal Kajian Agama dan Filsafat", "type": "Section header" }, { "left": 129, "top": 116, "width": 128, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Volume 19, Nomor 1, April 2020", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 169, "width": 88, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "EDITOR-IN-CHIEF", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 182, "width": 82, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Abdul Hakim Wahid", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 206, "width": 93, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "EDITORIAL BOARD", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 219, "width": 103, "height": 110, "page_number": 3, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Yusuf Rahman Kusmana Lilik Ummi Kaltsum Media Zainul Bahri Kautsar Azhari Noer Rd. Mulyadhi Kartanegara Muhammad Amin Nurdin Ismatu Ropi Rifqi Muhammad Fatkhi", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 344, "width": 45, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "EDITORS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 357, "width": 63, "height": 72, "page_number": 3, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Agus Darmaji Edwin Syarif Nanang Tahqiq Eva Nugraha Dadi Darmadi Syaiful Azmi", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 444, "width": 140, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "ASSISTANT TO THE EDITORS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 457, "width": 65, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "M. Najib Tsauri", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 481, "width": 66, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Editorial Office:", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 494, "width": 358, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Faculty of Ushuluddin Building - 2nd Floor R. Jurnal - Jl. Ir. Juanda No. 95 Ciputat Jakarta Phone/fax: +62-21-7493677/+62-21-7493579", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 519, "width": 358, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Email: [email protected] / [email protected] / [email protected] Website: http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/refleksi Refleksi (p-ISSN: 0215-6253; e-ISSN: 2714-6103) is a journal published by the Faculty of Ushuluddin Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta, incooperation with Himpunan Peminat Ilmu Ushuluddin (HIPIUS). The Journal specializes in Qur ’ an and Ḥ ad ī th studies, Islamic Philosophy, and Religious studies, and is intended to communicate original researches and current issues on the subject. This journal welcomes contributions from scholars of related disciplines.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 88, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Table of Contents", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 120, "width": 35, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Articles", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 135, "width": 321, "height": 70, "page_number": 4, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "1-26 Menjawab Keraguan Maurice Bucaille tentang Kesesuaian Hadis dan Sains Ahmad Fudhail 27-46 Penyimpangan Penafsiran dalam Tafs ī r Al- Tsa’labī dan Al-", "type": "Table" }, { "left": 122, "top": 209, "width": 179, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Kashshāf Menurut Husain Al- Dhahabī", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 224, "width": 340, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Ali Thaufan Dwi Saputra 47-68 I’jaz ‘Ilmy Al - Qur’ān dalam Penggunaan Kata Sama’ dan Baṣar", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 267, "width": 332, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Anzah Muhimmatul Iliyya 69-92 Konsep Jilbab Masa Klasik-Kontemporer (Studi Komparatif", "type": "Table" }, { "left": 122, "top": 310, "width": 235, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Kitab Tafsir Al- Misbah dan Kitab Tafsīr Al - Kabīr)", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 325, "width": 181, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Farida Nur ‘Afifah, Siswoyo Aris Munandar", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 353, "width": 302, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "93-116 Studi Kenabian Muhammad Perspektif Michael Cook", "type": "Section header" }, { "left": 122, "top": 368, "width": 114, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Mohamad Baihaqi Alkawy", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 396, "width": 332, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "117-140 Tasawuf Humanistik dan Relevansinya terhadap Kehidupan", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 411, "width": 299, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Sosial Spiritual Masyarakat Post Modern Abad Global (Telaah", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 426, "width": 311, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Atas Pemikiran Tasawuf Said Aqil Siradj dan Muh. Amin Syukur)", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 441, "width": 206, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Muhamad Basyrul Muvid, Akhmad Fikri Haykal", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 36, "width": 276, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Muhamad Basyrul Muvid, Akhmad Fikri Haykal, Tasawuf Humanistik dan Relevansinya... | 117", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 666, "width": 89, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "DOI: 10.15408/ref.v19i1.14191", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 62, "width": 367, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Tasawuf Humanistik dan Relevansinya terhadap Kehidupan Sosial Spiritual Masyarakat Post Modern Abad Global (Telaah Atas Pemikiran Tasawuf Said Aqil Siradj dan Muh. Amin Syukur)", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 118, "width": 272, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Muhamad Basyrul Muvid, Akhmad Fikri Haykal Universitas Dinamika Surabaya, IAI Uluwiyah Mojokerto [email protected]; [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 178, "width": 388, "height": 191, "page_number": 5, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Abstract: The modern era which is now stepping on the industrial revolution 4.0 era has caused the human condition to change rapidly, they are “ tempted ” by technological sophistication so that they slowly forget and leave religion (God) which ultimately leads to social and spiritual problems in the midst of society in addition to moral problems that cannot be solved with any technological sophistication. The focus of this research is to analyze and find a solution to solve this problem through the concept of humanistic Sufism which was initiated by Said Aqil Siradj and Muh Amin Syukur. The findings produced are that humanistic Sufism Said Aqil and Amin Syukur are Sufism that teaches humans to be active in social life, pro-active to social problems, politics, economics, nationality, please help, tolerance, as well as to draw closer to God continuously. Humanistic Sufism also teaches to synergize between the world-hereafter, the soul-body, inner- soul, God-creature, social-individual, Sharia-nature. It is this moderate attitude which seeks to develop humanistic Sufism which later leads to the formation of social piety and spiritual piety that very relevant to the life of post modern people who are currently experiencing a social and spiritual crisis.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 380, "width": 385, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Keywords: Said Aqil, Amin Syukur, Humanistic Sufism, Social Spiritual, Post Modern Society", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 402, "width": 388, "height": 204, "page_number": 5, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Abstrak: Era modern yang sekarang menginjak pada era revolusi industri 4.0 telah menyebabkan keadaan manusia berubah secara cepat, mereka “tergoda” dengan kecanggihan teknologi sehingga perlahan melupakan dan meninggalkan agama (Tuhan) yang pada akhirnya menimbulkan problem sosial spiritual di tengah masyarakat di samping problem moral yang tidak bisa diselesaikan dengan kecanggihan teknologi apa pun. Fokus penelitian ini ialah menganalisis dan menemukan sebuah solusi untuk memecahkan masalah tersebut melalui konsep tasawuf humanistik yang digagas oleh Said Aqil Siradj dan Muh. Amin Syukur. Temuan yang dihasilkan adalah bahwa tasawuf humanistik Said Aqil dan Amin Syukur ialah tasawuf yang mengajarkan manusia untuk aktif di kehidupan sosial, pro aktif terhadap problem sosial, politik, ekonomi, kebangsaan, tolong menolong, toleransi, di samping mendekatkan diri kepada Allah secara kontinu. Tasawuf humanistik juga mengajarkan untuk menyinergikan antara dunia- akhirat, rohani-jasadi, lahir-batin, Allah-makhluk, individu-sosial, syariah-hakikat. Sikap moderat inilah yang berusaha dikembangkan tasawuf humanistik yang nantinya mengarah kepada pembentukan kesalehan sosial dan kesalehan spiritual yang sangat relevan dengan kehidupan masyarakat post modern yang tengah mengalami krisis sosial spiritual.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 617, "width": 388, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Kata Kunci: Said Aqil, Amin Syukur, Tasawuf Humanistik, Sosial Spiritual, Masyarakat Post Modern", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 146, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "118 | REFLEKSI, Volume 19, Nomor 1, April 2020", "type": "Page header" }, { "left": 353, "top": 666, "width": 89, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "DOI: 10.15408/ref.v19i1.14191", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 62, "width": 64, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 77, "width": 389, "height": 180, "page_number": 6, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Era global abad 21 M ini ditandai dengan munculnya berbagai kemajuan, pengetahuan, teknologi informasi, peradaban dan gaya hidup baru serta paradigma baru yang tidak jarang menimbulkan problem kehidupan masyarakat itu sendiri. Kemajuan zaman membuat masyarakat post modern tergiur dengan berbagai kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang yang hal itu tidak dilandasi dengan keimanan yang kuat, akhlak yang tinggi dan jiwa yang bersih. Akhirnya, mereka tenggelam ke dalam sebuah paradigma pragmatis, hedonis, materialis, individualis, liberal, bahkan sekuler. Perlahan agama mulai ditinggalkan dan dilupakan, mereka beralih kepada teknologi dan ilmu pengetahuan yang dianggap mampu memecahkan, memenuhi dan menjawab segala kebutuhan dan masalah mereka. Ini memang sebagai dampak negatif dari adanya revolusi industri 4.0 yang hal itu ditandai dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi informasi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 260, "width": 389, "height": 104, "page_number": 6, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Abad modern di Barat yang dimulai sejak abad XVII M, merupakan awal kemenangan supremasi rasionalisme, empirisme, dan positivisme dari dogmatisme agama. 1 Kenyataan ini dapat dipahami karena abad modern Barat ditandai dengan adanya upaya pemisahan antara ilmu pengetahuan dan filsafat dari pengaruh agama (sekularisme). Perpaduan antara rasionalisme, empirisme, dan positivisme dalam satu paket epistemologi melahirkan apa yang oleh T.H. Huxley disebut dengan metode ilmiah ( scientific methode ). 2", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 367, "width": 389, "height": 104, "page_number": 6, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Dengan metode ilmiah ini kebenaran sesuatu hanya diperhitungkan dari sudut fisiologis lahiriah yang sangat bersifat keinderawian dan kebendaan. Dengan wataknya tersebut sudah dapat dipastikan bahwa segala pengetahuan yang berada di luar jangkauan indra dan rasio serta pengujian ilmiah akan ditolaknya, artinya sesuatu pengetahuan yang tidak bisa dibuktikan secara ilmiah, maka pengetahuan itu ditolak, termasuk di dalamnya pengetahuan yang bersumber pada agama yang kadang kala bersifat immateri yang sangat membutuhkan peran iman. 3", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 474, "width": 389, "height": 165, "page_number": 6, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Dengan demikian, abad modern di Barat adalah zaman ketika manusia menemukan dirinya sebagai kekuatan yang dapat menyelesaikan persoalan- persoalan hidupnya. Manusia dipandang sebagai makhluk yang bebas, independen dari Tuhan dan alam. Manusia modern sengaja membebaskan diri dari tatanan ilmiah ( theomorphisme ), yang kemudian untuk selanjutnya membangun tatanan antropomorphisme , yakni suatu tatanan yang berpusat semata-mata pada manusia. Manusia menjadi tuan atas nasibnya sendiri, yang mengakibatkannya terputus dari nilai spiritual rohaniah. Tetapi ironisnya, seperti yang dikatakan Roger Geraudy, justru manusia modern Barat pada akhirnya tidak mampu menjawab persoalan- persoalan hidupnya dan kembali kepada nilai-nilai spiritualitas yang dahulu pernah dicampakkannya. 4", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 36, "width": 276, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Muhamad Basyrul Muvid, Akhmad Fikri Haykal, Tasawuf Humanistik dan Relevansinya... | 119", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 666, "width": 89, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "DOI: 10.15408/ref.v19i1.14191", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 62, "width": 389, "height": 134, "page_number": 7, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Ini sebagai tanda bahwa masyarakat modern yang lahir dari ‘ideologi’ renaissance (periode kebangkitan kembali) yang lebih mengedepankan rasionalitas (akal) dan melupakan peran ‘wahyu’, sehingga mereka mengalami kepincangan intelektual dan spiritual yang jauh dari nilai-nilai ketuhanan. Akibatnya, mereka memisahkan diri dari agama untuk bisa bebas, mereka menjadi manusia yang menganggap dirinya bisa berdiri sendiri, bisa mengentaskan berbagai masalah dunia dan bisa ‘terbang’ tanpa embel -embel agama. Dengan demikian, era kebangkitan kembali ini secara esensi merubah menjadi era keruwetan dan kegelapan bagi manusia abad modern.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 199, "width": 389, "height": 180, "page_number": 7, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Era Globalisasi adalah masa yang ‘ruwet’ di mana terjadi proses transformasi yang cepat dan tanpa batas di seluruh penjuru dunia dalam waktu yang singkat sehingga meruntuhkan semua batas-batas di segala bidang. Selain memberikan keuntungan bagi kehidupan manusia, dengan ketersediaan segala fasilitas dalam menunjang aktivitas kehidupan mereka, bersamaan dengan itu muncul pula praktik- praktik kehidupan materialisme dan hedonisme. Manusia dalam memenuhi keinginannya cenderung menghalalkan segala cara tanpa peduli samping kanan- kirinya yakni berkenaan dengan hak orang lain. 5 Dampak dari itu semua adalah terjadinya kekeringan spiritual yang menyerang manusia abad global ini, bukan hanya di daerah perkotaan tapi sudah merambat sampai pedesaan. Pada titik inilah ilmu tasawuf memiliki peluang besar untuk dijadikan sebuah referensi dan solusi dalam menangani persoalan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 382, "width": 389, "height": 226, "page_number": 7, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Lahirnya era globalisasi menandakan bahwa manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Setiap usaha dan tindakan yang dilakukannya merupakan usaha untuk selalu berkembang, maju satu langkah dari satu keadaan menuju keadaan berikutnya, dari satu fase ke fase selanjutnya. Transformasi ini kemudian disebut tindakan manusia yang selalu berisi perubahan-perubahan dari zaman ke zaman menuju ke arah yang maju atau modern, 6 seperti sekarang ini. Era modern khususnya abad ini 21 M yang terus berkembang dewasa ini, yang berasal dari Barat yang didukung dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang, setidaknya sejak masa renaissance dan aufklarung ternyata, di samping memberikan dampak positif juga melahirkan dampak negatif, seperti sekularisme, hedonisme, materialisme, individualisme serta keterasingan yang melanda diri umat manusia. Hal ini sebagai akibat dari modernisasi yang disokong oleh ‘ilmu pengetahuan’ yang bermuara pada rasionalisme secara berlebihan (mendewakan akal) dan berujung pada ‘penyepelean’ peran -fungsi agama hingga lahir paham sekularisme. 7", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 611, "width": 388, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Hal tersebut bermula sejak dibukanya kran pemikiran rasional oleh Rene Descartes (1596-1650), yang sering disebut bapak filsafat modern, yang ditandai", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 146, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "120 | REFLEKSI, Volume 19, Nomor 1, April 2020", "type": "Page header" }, { "left": 353, "top": 666, "width": 89, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "DOI: 10.15408/ref.v19i1.14191", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 62, "width": 389, "height": 424, "page_number": 8, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "dengan adanya Renaissance. 8 Menurut Jules Michelet dalam Ahmad Tafsir, yang merupakan sejarawan Perancis yang masyhur mengatakan bahwa Renaissance ialah priode penemuan manusia dan dunia, yang merupakan kelahiran spirit modern dalam transformasi idea dan lembaga-lembaga, renaissance menandai perkembangan peradaban yang terletak di ujung atau sesudah abad kegelapan bagi bangsa Barat (Eropa) sampai muncul abad modern. 9 Ciri utama renaissance ialah humanisme, individualisme, empirisme, rasionalisme, dan lepas dari agama (sekularisme). Manusia tidak mau di atur oleh agama (Kristen, Gereja). Hasil yang diperoleh dari watak ini ialah pengetahuan rasional, lahirnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Humanisme menghendaki ukuran kebenaran adalah manusia, karena manusia merasa mampu mengatur dirinya dan dunia. 10 Meskipun tanpa agama dan Tuhan, manusia mampu dan sanggup untuk melakukan demikian, sehingga mereka lama kelamaan tidak bisa mempertahankan nilai-nilai dasar (tauhid) yang ada pada dirinya. Karena nilai-nilai tauhid menjadi kekuatan dalam kehidupan umat Islam dan mempunyai fungsi praktis untuk melahirkan perilaku dan keyakinan yang kuat dalam proses transformasi kehidupan sehari-hari umat Islam dan sistem sosialnya. 11 Peter L.Berger, 12 juga mengatakan bahwa manusia modern telah mengalami anomi, yaitu suatu keadaan di mana setiap individu manusia kehilangan ikatan yang memberikan perasaan aman dan kemantapan dengan sesama manusia lainnya, sehingga menyebabkan kehilangan pengertian yang memberikan petunjuk tentang tujuan dan arti kehidupan di dunia ini. Mereka juga sudah tidak menghiraukan persoalan metafisik tentang eksistensi diri manusia, asal mula kehidupan, makna dan tujuan hidup di Jagad ini. Kecenderungan ini terjadi akibat proses rasionalisasi yang menyertai modernitas telah menciptakan sekularisme kesadaran yang memperlemah fungsi kanopi suci agama dari domain kehidupan para pemeluknya dan menciptakan suasana chaos , atau ketidakberartian hidup pada diri manusia modern. Ini yang menyebabkan agama hilang dalam diri manusia secara eksistensi dan esensi, akibatnya mereka mengalami kehilangan visi keilahian.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 489, "width": 389, "height": 150, "page_number": 8, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Untuk itu, tasawuf humanistik hadir dalam rangka menjawab problematik kehidupan sosial spiritual masyarakat post modern abad 21 M. Mengingat, tasawuf sebagai jalan alternatif yang tepat dalam mengobati rohani masyarakat post modern yang mana ilmu pengetahuan dan teknologi tidak mampu menjawab problem rohani mereka tersebut. Ini sebagai langkah untuk mengembalikan mereka ke jalan keilahian. Secara ontologis, para sufi lebih mempercayai dunia spiritual sebagai dimensi hidup yang lebih hakiki dan riil, dibanding dengan dunia jasmani. Meski keberadaan ruh (spiritual) tidak kasat mata, tetapi diyakini lebih utama dibanding badan (material) yang dapat dirasakan secara inderawi. Status ontologis Tuhan yang bersifat spiritual, para sufi berkeyakinan bahwa Dia-lah satu-satunya realitas sejati,", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 36, "width": 276, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Muhamad Basyrul Muvid, Akhmad Fikri Haykal, Tasawuf Humanistik dan Relevansinya... | 121", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 666, "width": 89, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "DOI: 10.15408/ref.v19i1.14191", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 62, "width": 389, "height": 134, "page_number": 9, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "“asal” sekaligus “tempat kembali,” alpha dan omega . Hanya kepada-Nya para sufi mengorientasikan jiwanya. Dia-lah buah kerinduan dan kepada-Nya semua akan berpulang untuk selamanya. 13 Jika dipahami secara tekstual, pandangan seperti ini seolah menempatkan agama sebagai dimensi yang ‘bertentangan’ dengan kegiatan sosial-ekonomi. Seluruh aktivitas yang mengarah pada pencarian hal duniawi (kekayaan) dipandang negatif dan tidak sesuai dengan dimensi spiritualitas. Padahal, ada sisi di mana orang justru dapat menjadikan profesinya sebagai jalan menuju kepada Allah. Asalkan setiap apa yang menjadi aktivitas kesehariannya dilaksanakan berdasarkan tuntunan Islam. 14", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 199, "width": 389, "height": 134, "page_number": 9, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Imam al- Ghazālī (1058 -1111), dianggap sebagai salah satu tokoh yang berhasil mengintegrasikan antara tasawuf dengan syariat. Ia menawarkan sufisme yang dinamis dan kreatif, dengan melihat kehidupan sebagai proses untuk mencapai penyempurnaan diri yang harus dilalui melalui aktivitas yang kreatif. Pandangan ini cukup banyak mempengaruhi pandangan dan praktik hidup sufi besar dalam Islam. Beberapa di antara ialah Mu ḥ y al- Dīn Ibn ‘Arābī (1165 -1240) yang lebih banyak membahasa tentang perwujudan Tuhan secara keseluruhan alam nyata dan alam gaib. Kemudian ada juga al- Sya’rānī (wafat 973/1585), yang memiliki pandangan bahwa hidup yang baik itu terletak pada pengabdian seseorang terhadap orang lain. 15", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 337, "width": 389, "height": 164, "page_number": 9, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Ini menjadi landasan tasawuf humanistik untuk mendidik manusia menjadi insan yang spiritual dekat dengan Allah dan insan yang secara sosial baik kepada makhluk. Tanggung jawab vertikal dan horizontal inilah yang berusaha diharmoniskan dan disinergikan oleh tasawuf humanistik melalui konsep pemikiran Said Aqil Siradj dan Muh Amin Syukur. Melalui kedua konsep tasawuf mereka berdua diharapkan menjadi solusi bagi kehidupan krisis sosial spiritual masyarakat post modern abad global. Untuk itu, dalam kajian ini penulis berusaha menganalisa dan menemukan relevansi tasawuf humanistik Said Aqil Siradj dan Muh. Amin Syukur atas krisis sosial spiritual masyarakat post modern melalui kajian pustaka dengan mengumpulkan berbagai dokumentasi, artikel, jurnal maupun hasil penelitian dan referensi yang terkait dengan hal tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 512, "width": 101, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Temuan dan Analisis", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 528, "width": 228, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "A. Konsep Tasawuf Humanistik Said Aqil Siradj", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 543, "width": 389, "height": 103, "page_number": 9, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Dalam pemikiran sufistik Kia Said Aqil Siradj menunjukkan bahwa titik puncak kesempurnaan beragama seseorang terletak pada kemampuan memahami ajaran Islam dan menyelaminya dengan penuh kekhusyukan dan keistikamahan yang kuat sehingga bersikap arif dan bijaksana ( al- ḥ ikmah ) dalam segenap pemahaman dan penafsiran itu (QS. al- Jumū’ah: 2) . Di sinilah perlunya mengedepankan aspek sufistik dalam beragama, yaitu aspek esoteris; ruhaniah dari Islam. sisi positif dari pendekatan sufistik atau tasawuf ini adalah pemahaman", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 146, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "122 | REFLEKSI, Volume 19, Nomor 1, April 2020", "type": "Page header" }, { "left": 353, "top": 666, "width": 89, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "DOI: 10.15408/ref.v19i1.14191", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 62, "width": 388, "height": 88, "page_number": 10, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "keislaman yang moderat serta bentuk dakwah yang mengedepankan ‘qaulan kariman’ (perkataan yang mulia -halus penuh kelembutan dan keramahan tidak frontal), ‘qaulan ma’rufa’ (perkataan yang baik), ‘qaulan maisura’ (perkataan yang pantas), ‘qaulan layyinan’ (perkataan yang lemah lembut), ‘qaulan tsaqila’ (perkataan yang berbobot) dan ‘qaulan sadidan’ (perkataan yang benar; lurus tidak menggandung provokasi) sebagaimana yang diamanatkan dalam al- Qur’an. 16", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 154, "width": 388, "height": 103, "page_number": 10, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Kemudian, ia menambahkan bahwa tasawuf tidak dapat dipisahkan dari dalam Islam, sebagaimana halnya nurani dan kesadaran tertinggi juga tidak dapat dipisahkan dari Islam. Islam bukan dimaknai sebuah fenomena sejarah yang dimulai sejak 1.400 tahun yang lampau. Namun, Islam merupakan suatu kesadaran abadi yang bermakna penyerahan diri dan ketundukan ( al-inqiyad ) seperti kata Islam itu sendiri yang memiliki arti ketundukan dan kepasrahan. Tasawuf adalah intisari ajaran Islam yang membawa kesadaran manusia seperti itu.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 260, "width": 389, "height": 150, "page_number": 10, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Dalam hal ini pemikiran Said Aqil Siradj mengarah pada jiwa sosial tasawuf dalam perbaikan budi pekerti dan moralitas sebagai hal utama dari pemahaman Islam secara kaffah . Yang itu tampak pada cara dakwah Islam yang ramah, santun dan lemah lembut yang dicontohkan oleh Nabi saw., pendekatan akhlak yang digunakan dalam menyebarkan, mengajarkan dan mengenalkan ajaran Islam sehingga mudah diterima oleh semua kalangan. Artinya, ini masuk wilayah tasawuf yang mengedepankan akhlak; moral dibanding fisik; perang dalam mengenalkan Islam. Dakwah sebagai hubungan sosial antara pendakwah dengan masyarakat yang didakwahi, sehingga tasawuf tidak lepas dari unsur-unsur sosial yang selalu menebarkan kedamaian, harmonisasi dan persaudaraan antar umat manusia.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 413, "width": 389, "height": 180, "page_number": 10, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Kaum sufi adalah mereka yang bersemangat untuk mengembalikan pesan yang orisinal dan sakral yang dibawa oleh Nabi saw. Hal ini merupakan kesadaran spontan dari ketulusan individu-individu Muslim untuk menyingkap jalan kenabian yang sejati. Mereka mendapat spirit cahaya nurani melalui gerakan yang diorganisasikan. Seorang sufi adalah penegak dan penjunjung tinggi pesan-pesan Islam. Persaudaraan yang mengikat kalangan sufi adalah sebuah realitas tanpa banyak koordinasi maupun organisasi yang bersifat lahiriah. Realitas tersebut lahir dari proses ibadah yang ikhlas dan sifat-sifat luhur dalam hati mereka serta adanya kesatuan sikap menerima hukum kenabian yang bersifat lahiriah yang berupa syariat. Perlu dipahami, bahwa kesufian adalah wilayah yang menghubungkan dimensi lahiriah dan batiniah. Dan pengamalan sufi ini hanya dapat dialami dalam kedirian batiniah manusia. 17", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 596, "width": 389, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Lebih lanjut, Said Aqil menyatakan bahwa cakupan tasawuf tidak hanya sekedar etika semata, melainkan juga estetika, keindahan. Tasawuf jika hanya bicara soal baik-buruk, tapi juga sesuatu yang indah. Ia selalu terkait dengan jiwa, ruh dan", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 36, "width": 276, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Muhamad Basyrul Muvid, Akhmad Fikri Haykal, Tasawuf Humanistik dan Relevansinya... | 123", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 666, "width": 89, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "DOI: 10.15408/ref.v19i1.14191", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 62, "width": 389, "height": 119, "page_number": 11, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "intuisi. Ia tidak hanya membangun dunia yang bermoral, tapi juga sebuah dunia yang indah dan penuh makna. Tasawuf tidak hanya berusaha menciptakan manusia yang hidup dengan benar, rajin beribadah, berakhlakul karimah, namun juga bisa merasakan indahnya hidup dan nikmatnya ibadah ( dzauq ). Tasawuf juga berupaya menjawab persoalan esensial mengapa manusia berakhlak baik. Apabila etika dapat melahirkan semangat keadilan dan kemampuan merespons segala sesuatu dengan tepat, tasawuf dapat menumbuhkan makna dan nilai, serta menjadikan tindakan dan hidup manusia lebih luas dan kaya bukan statis dan pasif. 18", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 184, "width": 389, "height": 210, "page_number": 11, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Dan semua sepakat tentang pentingnya etika dan moralitas ini. Ia merupakan pranata fundamental dalam penataan masyarakat ( ijtimaiyah ). Kondisi carut marut bangsa ini dengan segudang masalah sosial, ekonomi, kultural, budaya, maupun agama ternyata tidak hanya bisa dipahami secara teknik-mekanis. Aspek etika dan moralitas (akhlak) ternyata perlu mendapat perhatian yang serius atau perlu dilirik oleh berbagai kalangan untuk menjawab masalah-masalah tersebut. Karena pada hakikatnya, moralitas memegang kunci penting dalam segala hal, dari hulu ke hilir atau dari yang berskala besar hingga ke yang berskala kecil (remeh). Sehingga peran tasawuf sebagai ‘pabrik’ yang membentuk moralitas harus menjadi sebuah solusi dan pijakan bagi semua kalangan masyarakat agar tercipta suasana yang indah, damai, beradab dan berkemajuan. Oleh karenanya pelatihan dan penjelajahan spiritual harus terus menerus dilakukan tanpa henti, tanpa jeda dan tak terputus ( istikamah ) hingga moralitas tersebut terbentuk sempurna yang menjadikan manusia tersebut ‘insan kamil’. 19", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 398, "width": 389, "height": 210, "page_number": 11, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Hal ini menegaskan bahwa tasawuf sosial yang dikenalkan Said Aqil menambah khazanah baru dalam dunia tasawuf terlebih dalam kehidupan modern yang serba digital (era Revolusi Industri 4.0) untuk selalu mengedepankan moralitas dan akhlak mulia sebagai kunci utama dalam membangun dan memajukan aspek pendidikan, ekonomi, politik, budaya, dan lain sebagainya. Agar tidak terjadi berbagai ketimpangan dan masalah-masalah berkelanjutan. Kemudian, tasawuf sosial juga berperan untuk merespons dan memfilter berbagai paham yang masuk, gaya hidup yang lagi ‘booming’ dan paradigma yang ‘kebablasan’ yang membuat kehidupan manusia kacau dan menimbulkan masalah baru di tengah masyarakat. Pendekatan tasawuf sosial adalah upaya terus menerus melakukan latihan-latihan spiritual tanpa henti dalam sisi ruhani, kemudian sisi jasmani ia selalu menawarkan opsi-opsi yang positif untuk menghadapi berbagai masalah atau problem dan juga membentengi manusia dari jeratan pengaruh yang menyesatkan dan menjauhkan manusia dari jalan kebenaran.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 611, "width": 388, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Tasawuf memiliki potensi kreatif sebagai arsitek dalam merancang kehidupan dengan mengimplementasikannya melalui dua dimensi yang saling beriringan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 146, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "124 | REFLEKSI, Volume 19, Nomor 1, April 2020", "type": "Page header" }, { "left": 353, "top": 666, "width": 89, "height": 7, "page_number": 12, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "DOI: 10.15408/ref.v19i1.14191", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 62, "width": 389, "height": 256, "page_number": 12, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Yakni implementasi moral yang memiliki orientasi keilahian yang diterjemahkan dan dikaitkan dengan orientasi praktis untuk menciptakan kedamaian di antara manusia. Dalam kondisi seperti ini, maka ketika individu melakukan suatu kebaikan moral dalam komunitas, ia tidak semata-mata hanya merasakan sebagai tuntutan hukum normatif dengan segala sanksi yang mengiringinya, tapi juga menghayati sebagai kebaikan yang berasal dari semangat intuisinya. Dengan kata lain adalah menghayati norma-norma dengan seluruh jiwanya sebagaimana ia menghayati ajaran agamanya yang bergetar karena tengah merasakan hidup bersama dalam kesatuan Tuhan. Sampai di sini, bertasawuf sesungguhnya bukan suatu penyingkapan yang pasif atau apatis terhadap kenyataan sosial. Sebaliknya, nilai- nilai tasawuf memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah kerja sama sosial dan menciptakan aturan moral guna mengendalikan pilihan individu. Tanpa harus didesak seorang (baca: sufi) akan menciptakan ketertiban dengan sendirinya begitu ia bersinggungan dengan orang lain. Dengan begitu, bagi seorang sufi, ikhtiar tidak menjadinya prinsip teologis statis. Tetapi, pembumian norma- norma kolektif dalam bermasyarakat ini disadur dari pesan-pesan moral substansial ajaran nilai-nilai tasawuf. 20", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 321, "width": 389, "height": 318, "page_number": 12, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Dalam implementasinya, nilai-nilai tasawuf menempatkan manusia sebagai wakil ( khalifah ) dan pusat kesadaran di bawah cahaya keilahian. Hal itu tidak lepas dari konsepsi sufi bahwa manusia bertindak selaku realitas perantara dalam eksistensi tempat Allah berinteraksi dengan kosmos secara langsung yang mengembang kualitas yang melekat pada sifat-sifat Allah. Karenanya, bertasawuf pada hakikatnya menyangkut aktivitas berupa kesadaran manusia paling dalam perihal relasi manusia dengan Tuhan, lingkungan dan sesamanya yang terilhami oleh kualitas asma dan sifat Allah, yang kemudian terwujud dalam tingkah laku sosialnya. Dengan begitu, bertasawuf bukan suatu penyingkapan yang pasif atau apatis terhadap kenyataan sosial, sebaliknya pengejawantahannya adalah bagaimana pemahaman atas kualitas ketuhanan tersebut mampu ditransformasikan untuk mengukuhkan eksistensi kemanusiaan dalam realitas “kebumiannya.” Dari Tuhan menuju bumi, dari zat Tuhan menuju kepribadian manusia, nilai-nilai kemanusiaan diderivasi dari sifat- sifat Tuhan, dari kekuasaan Tuhan menuju kemampuan berpikir manusia, dari keabadian Tuhan menuju gerakan kesejarahan manusia, dari eskatologis menuju masa depan kemanusiaan. 21 Kondisi itu menempatkan pancaran keilahian menjadi tidak ternafikan dalam konteks penajaman realitas kemanusiaan. Dengan bahasa lain, bertasawuf sejatinya membimbing manusia ke dalam harmoni dan kedamaian total. Interaksi kaum sufi dalam semua kondisi adalah dalam harmoni dan kesatuan dengan totalitas alam, sehingga perilakunya tampak sebagai manifestasi cinta dan kepuasan dalam segala hal. 22", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 36, "width": 276, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Muhamad Basyrul Muvid, Akhmad Fikri Haykal, Tasawuf Humanistik dan Relevansinya... | 125", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 666, "width": 89, "height": 7, "page_number": 13, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "DOI: 10.15408/ref.v19i1.14191", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 62, "width": 389, "height": 256, "page_number": 13, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Jadi, masyarakat yang ingin mendalami tasawuf dengan mengambil desain tasawuf sosial berarti harus berusaha menumbuhkan aspek rohani dan jasmani yang berorientasi pada moralitas; akhlak mulia. Kebaikan budi inilah yang akan mengantarkannya kepada kedekatan secara rohani kepada Allah swt. dan menjadikannya modal dalam menegakkan sebuah kebenaran, keadilan dan kedamaian di lingkup masyarakat. Artinya, sisi rohani ia jalan (aktif) terus menerus mendekatkan diri kepada Allah melalui latihan-latihan spiritual, mulai dari membiasakan zikir, tafakur, munajat di malam hari, perbanyak ibadah kepada-Nya dan melatih diri untuk melemahkan unsur-unsur syahwat. Kemudian sisi jasmaninya terus menggelorakan kebaikan, kedamaian, kesejukan, amal saleh, menjalin hubungan baik kepada siapa pun dan aktif menawarkan berbagai solusi inspiratif di tengah problem yang dihadapi masyarakat. Ini mengesankan bahwa tasawuf sosial tidak lepas dalam urusan duniawi yang dianggapnya sangat penting untuk kelangsungan hidup bersama-sama. Dan juga menandakan bahwa tasawuf sosial tidak diam diri terhadap dinamika masalah yang sedang dihadapi bangsa atau masyarakat. 23 Tasawuf sosial inilah yang menjadi wujud dari gerakan spiritual Kiai Said Aqil Siradj.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 321, "width": 388, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Berikut penulis gambarkan sebuah tabel pemikiran tasawuf humanistik Said Aqil Siradj:", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 550, "width": 248, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "B. Konsep Tasawuf Humanistik Muh. Amin Syukur", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 565, "width": 389, "height": 73, "page_number": 13, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Pemikiran Amin Syukur mengenai tasawuf adalah bahwa pada masa sekarang tasawuf mempunyai tanggung jawab sosial lebih berat dari pada masa klasik, karena kondisi dan situasianya yang lebih kompleks, sehingga refleksinya bisa berbeda. Oleh karena itu, tasawuf pada abad ini yakni XXI Masehi dituntut untuk lebih humanistik, empirik, dan fungsional. Penghayatan terhadap ajaran Islam buka", "type": "Text" }, { "left": 66, "top": 367, "width": 271, "height": 80, "page_number": 13, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Tasawuf Humanistik Said Aqil Mensinergikan duniawi dan ukhrawi, spiritual dan sosial", "type": "Picture" }, { "left": 161, "top": 402, "width": 244, "height": 106, "page_number": 13, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Menjunjung tinggi moralitas, keharmonisan, kebersamaan, dan kemoderatan Aktif terhadap kehidupan sosial Untuk", "type": "Picture" }, { "left": 380, "top": 413, "width": 62, "height": 49, "page_number": 13, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Mengobati Krisis Sosial Spiritual Masyarakat Post Modern", "type": "Picture" }, { "left": 170, "top": 524, "width": 177, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Gambar 1: Konsep Tasawuf Humanistik Said Aqil", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 146, "height": 8, "page_number": 14, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "126 | REFLEKSI, Volume 19, Nomor 1, April 2020", "type": "Page header" }, { "left": 353, "top": 666, "width": 89, "height": 7, "page_number": 14, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "DOI: 10.15408/ref.v19i1.14191", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 62, "width": 389, "height": 149, "page_number": 14, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "hanya sekedar reaktif, tetapi aktif serta memberikan arah kepada sikap hidup manusia di dunia ini, baik berupa moral, spiritual, sosial, ekonomi dan sebagainya. 24 Ini akibat dari era modern terlebih saat ini era industry 4.0 ( era digitalisasi ). Era di mana kehidupan masyarakatnya serba rasionalis, sekularis, materialis, hedonis, induvidualis dan lain sebagainya. Sikap-sikap demikian ternyata menjadi problem tersendiri dalam kehidupan masyarakat. Hal-hal yang dianggap bisa memberikan kebahagiaan hidup, ketenangan hidup dan kenyamanan ternyata justru tidak mampu memberikan kepuasan hidup yang diinginkan, bahkan menimbulkan kegelisahan dalam hidup. 25 Di mana mereka mengalami kekeringan spiritual dalam dirinya. Sehingga merasakan kehampaan dalam hidupnya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 215, "width": 389, "height": 134, "page_number": 14, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Untuk itu, Amin Syukur sebagai intelektual sufisme Muslim Nusantara menyuguhkan berbagai cara untuk melaksanakan tanggung jawab sosial tasawuf sebagai langkah penyempurnaan moral individual ke arah moral struktural (sosial) dengan cara berikut: dari jiwa ke tubuh, dari rohani ke jasmani, dari etika individual ke politik sosial, dari meditasi ke tindakan terbuka, dari isolasi ke gerakan sosial politik ekonomi, dari pasif ke aktif dan dari kesatuan khayal ke persatuan nyata. 26 Jadi, pandangan Amin Syukur mengenai tasawuf sosial sebagai langkah untuk tidak memisahkan antara hakikat dan syariat dan pula tetap berkecimpung dalam hidup dan kehidupan duniawi, tidak memisahkan dunia dan akhirat. 27", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 352, "width": 389, "height": 88, "page_number": 14, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Materi tentang mu’amalah (ijtima’iyah) ini ingin mendidik jiwa salik menjadi manusia sosial yang aktif, solutif, dinamis dan mampu memberikan warna yang indah di tengah kehidupan masyarakat. Bukan menjadi seorang sufi yang acuh akan kehidupan dunia, asing akan hidup bermasyarakat dan menjauhkan diri dari problematik yang di alami oleh masyarakat. Ini tidak hanya bertentangan dengan ajaran agama Islam, namun juga tidak dibenarkan dalam ajaran tasawuf.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 443, "width": 389, "height": 104, "page_number": 14, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Senada dengan penjelasan penulis di atas, Amin Syukur dalam karyanya yang lain menjelaskan bahwa sufi yang sebenar-benarnya adalah sufi yang mampu melakukan ta’āwun (tolong menolong; gotong royong) dengan muslim lain dan sesama manusia untuk kemajuan masyarakat. Inilah implementasi dari insan kamil. Sufi yang seperti itulah yang masuk dalam katagori neo-sufisme yang sangat menekankan perlunya pelibatan diri dalam masyarakat secara lebih kuat dari pada sufisme yang senang zuhud ( asketisme ) yang inklusif dalam kehidupan ini. 28", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 550, "width": 389, "height": 89, "page_number": 14, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Dengan demikian, materi tentang sosial kemasyarakatan dalam tasawuf moderat ini sangat perlu untuk dipelajari masyarakat modern abad ini agar nantinya ia menjadi manusia yang mempunyai jiwa spiritual juga jiwa sosial. Ketika ia berhasil memiliki jiwa spiritual, ia tetap menjadi anggota sosial masyarakat, ia juga tetap menjadi khalifah fi al ardh yang tugasnya menjaga, merawat dan melestarikan alam semesta. Capaian jiwa spiritual tersebut akan tetap ada sampai ia wafat, bukan sirna", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 36, "width": 276, "height": 8, "page_number": 15, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Muhamad Basyrul Muvid, Akhmad Fikri Haykal, Tasawuf Humanistik dan Relevansinya... | 127", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 666, "width": 89, "height": 7, "page_number": 15, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "DOI: 10.15408/ref.v19i1.14191", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 62, "width": 389, "height": 88, "page_number": 15, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "manakala derajat ketakwaan diraihnya. Karena, ia harus senantiasa menyinergikan tugas Ilahiah, juga tugas insaniah (kemanusiaan; kemasyarakatan). Tidak menjadi pribadi yang tertutup, tapi terbuka, tidak menjadi pribadi yang pendiam akan segala keadaan, tapi kritis akan dinamika sosial politik masyarakat, tidak menjauhkan diri dari masyarakat, tapi hadir di tengah-tengah masyarakat untuk membantunya mengatasi problem yang sedang di alaminya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 154, "width": 389, "height": 195, "page_number": 15, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Ini menjadi penegasan bahwa tasawuf adalah bagian dari syariat Islam, yakni perwujudan dari ihsan, salah satu dari tiga kerangka ajaran Islam yang lain yakni Iman dan Islam. 29 Oleh karenanya, bagaimana pun perilaku tasawuf (sufi) harus berada dalam kerangka syariat. Sehingga tepat jika Abū Yazid al -Bus ṭāmī mengatakan sebagaimana yang dinukil al-Qushay rī, 30 ‘Kita tidak boleh tergiur terhadap orang yang diberi kekeramatan, sehingga tahu betul konsistensinya terhadap syariat Islam.’ Dengan demikian, tasawuf sosial ialah tasawuf yang tidak memisahkan antara hakikat dan syariah dan juga tetap berkecimpung dalam hidup dan kehidupan duniawi-sosial, tidak memisahkan antara dunia dan akhirat. Keduanya sejalan beriringan menuju kedekatan pada sang Kuasa. Tasawuf sebagai manifestasi dari ihsan tadi, merupakan penghayatan seseorang terhadap agamanya, dan berpotensi besar untuk menawarkan pembebasan spiritual, sehingga ia mengajak manusia mengenal dirinya sendiri, dan akhirnya mengenal Tuhannya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 352, "width": 389, "height": 134, "page_number": 15, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Kemudian, Amin Syukur lebih lanjut menambahkan bahwa lahirnya tasawuf sebagai fenomena ajaran Islam, diawali dari ketidakpuasan terhadap praktik ajaran Islam yang cenderung formalisme dan legalisme. Selain itu, tasawuf juga sebagai gerakan moral (kritik) terhadap ketimpangan sosial, politik, moral, dan ekonomi yang dilakukan oleh umat Islam, khususnya kalangan penguasa waktu itu. Pada saat demikianlah, tampil beberapa orang tokoh untuk memberikan solusi dengan ajaran tasawufnya. Solusi tasawuf terhadap formalisme dan legalisme dengan spiritualisasi ritual merupakan pembenahan dan transformasi tindakan fisik ke dalam tindakan batin. 31", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 489, "width": 389, "height": 149, "page_number": 15, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Ini menandakan bahwa tasawuf tampil sebagai reaksi atas berbagai masalah- masalah yang terjadi di tengah masyarakat. Tasawuf tidak mengajarkan kejumudan ( statis ) namun reaktif dan aktif menjawab problematik umat sesuai dengan kondisi dan masanya. Oleh karenanya, tasawuf sosial hadir untuk menjadi penengah di antara masalah yang sedang melanda selain sebagai ‘alat’ untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Amin Syukur dalam hal ini ingin memberikan pesan pada masyarakat bahwa tasawuf mempunyai tugas dan peran sosial bukan hanya peran spiritual semata sehingga tasawuf tampil dengan dua sayap yakni aspek lahir (dunia; syariah) dan aspek batin (akhirat; hakikat). Keduanya berjalan beriringan, yang aspek lahir untuk membantu permasalahan umat yang sedang terjadi sehingga", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 146, "height": 8, "page_number": 16, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "128 | REFLEKSI, Volume 19, Nomor 1, April 2020", "type": "Page header" }, { "left": 353, "top": 666, "width": 89, "height": 7, "page_number": 16, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "DOI: 10.15408/ref.v19i1.14191", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 62, "width": 388, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "bersifat aktif dan reaktif. Kemudian, aspek batin untuk membantunya meraih kedekatan, ketenangan dan kebahagiaan rohani bersama Allah swt.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 93, "width": 389, "height": 210, "page_number": 16, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Tasawuf tidaknya statis, ia dinamis menyesuaikan dengan kondisi dan situasi yang sedang berlangsung. Tasawuf pada masa Abū Dzar, Ḥ asan al-Ba ṣrī sampai kepada al- Ghazālī memang cenderung menarik diri dari duniawi karena disebabkan faktor runtuhnya moral, budaya, kekuasaan yang zalim, kehancuran ilmu dan amal. Dengan demikian, maka tampaklah bahwa tasawuf membumi dan aplikatif terhadap problem yang dihadapi pada masanya. Kemudian, pada abad 21 ini, tasawuf dituntut untuk lebih humanistik, empirik dan fungsional sehingga ia layak disebut ‘tasawuf kontekstual’. Penghayatan terhadap ajaran Islam, bukan hanya reaktif, tetapi aktif serta memberikan arah kepada sikap hidup manusia di dunia ini, baik berupa moral, spiritual, sosial, ekonomi, politik, budaya, pendidikan dan sebagainya. Dan ketika tasawuf menjadi ‘pelarian’ dari dunia yang ‘kasat mata’ menuju dunia yang spiritual ‘mistik’ bisa dikatakan sebagai reaksi dan tanggung jawab sosial, yakni kewajiban dalam melakukan tugas dan merespons terhadap masalah-masalah sosial kemasyarakatan yang sedang terjadi. 32", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 306, "width": 389, "height": 241, "page_number": 16, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Pandangan Amin Syukur di atas menandakan bahwa tasawuf selalu merupakan bagian kehidupan manusia. Air-airnya yang menyucikan senantiasa membersihkan ilmu dan pengetahuan manusia. Ibarat, sungai yang bergemuruh, tasawuf tidak pernah berhenti mengalir. Karena itu, akan mustahil untuk membatasinya para era atau abad tertentu, atau menganggapnya sebagai hal yang berbeda di sepanjang berbagai tahapan kehidupan manusia. Meskipun fakta bahwa perbedaan-perbedaan lahiriah sudah pasti terjadi, dan kita harus mengakui satu hal penting, yakni tasawuf merupakan suatu esensi unik yang sangat tidak terpengaruh oleh perbedaan-perbedaan pada manusia, talenta-talenta, emosi-emosi serta faktor- faktor geografis atau pun historis. Kemudian tasawuf memiliki dua aspek yakni aspek praktis yang dapat dicapai (amal saleh) dan aspek teoritis yang dapat dipahami ( dzauq; qalbiyah ). 33 Ini menegaskan bahwa Tasawuf memberikan warna dalam setiap kehidupan, zaman, masa, maupun era untuk keberlangsungan kehidupan manusia di dunia yang menyangkut paradigma, pola hidup, kebutuhan, tantangan hidup, solusi atas problem yang hadapi dan jalan (petunjuk) bagi mereka untuk dekat dengan Tuhan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 550, "width": 388, "height": 89, "page_number": 16, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Tasawuf sosial yang dibangun Amin Syukur memberikan warna baru bagi kehidupan rohani dan sosial. Ia hadir sebagai solusi ukhrawi dan juga duniawi bagi masyarakat. Sehingga, tasawuf sosial dimaknai sebagai suatu terobosan bagi masyarakat modern di era milenial sekarang ini untuk menjadi ‘obat’ spiritual yang kering akan hidayah Allah disebabkan karena hidup yang penuh hedonisme, materialisme, individualisme . Kemudian menjadi ‘solusi’ bagi berbagai ketimpangan -", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 36, "width": 276, "height": 8, "page_number": 17, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Muhamad Basyrul Muvid, Akhmad Fikri Haykal, Tasawuf Humanistik dan Relevansinya... | 129", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 666, "width": 89, "height": 7, "page_number": 17, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "DOI: 10.15408/ref.v19i1.14191", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 62, "width": 389, "height": 180, "page_number": 17, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "masalah sosial, ekonomi, pendidikan, politik dan budaya bahkan agama, bahwa semua itu bersumber dari satu yakni ‘sikap’. Sikap bermuara kepada kepribadian yang bersumber dari qalb (hati). Hati yang bermasalah inilah yang menimbulkan berbagai ketimpangan dan masalah-masalah di berbagai bidang. Tasawuf hadir untuk memperbaiki hati tersebut agar pribadinya baik dan sikap yang dilahirkan mulia. Dan ketimpangan-ketimpangan tersebut bagi para sufi yang berkiblat kepada tasawuf sosial, mereka bergerak aktif untuk membantu masyarakat, tidak berdiam diri atau acuh. Mereka juga ikut membantu orang lain yang sedang terkena musibah, kesulitan atau sejenisnya baik berupa saran, nasehat, jasa, sumbangan pikiran atau materi. Artinya, dalam desain tasawuf sosial ini, para sufi, mursyid dan tokoh tasawuf ikut ambil bagian (andil) dalam mengentaskan masalah-masalah yang menerpa masyarakat tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 245, "width": 388, "height": 27, "page_number": 17, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Bahkan pemikiran tasawuf moderat Amin Syukur mengarah kepada terbentuknya zikir sosial. Tidak hanya zikir bi al- lisān maupun bi al-qalb saja .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 276, "width": 389, "height": 103, "page_number": 17, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Mengenai hal itu, ia menjelaskan bahwa zikir tersebut terdiri dari tiga bentuk, di antaranya: Pertama, zikir dengan lisan. Zikir yang diperintahkan Allah swt. itu bisa dilakukan dengan lisan ( bi al- lisān ), yakni dengan mengucapkan kalimah ṭ ayyibah seperti kalimah tasbih, tahmid, tahlil, istigfar, hauqalah atau dengan bentuk kalimah ṭ ayyibah (kalimah yang baik) lainnya. Dalam kaitan ini Allah swt. memerintahkan melalui firman-Nya: “Dan sebutlah nama Tuhanmu di waktu pagi dan petang” (QS. al- Insān: 25).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 382, "width": 389, "height": 134, "page_number": 17, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Zikir tingkat ini adalah zikir pada tahapan (taraf/tingkatan) elementer, ucapan lisan untuk membimbing hati, agar selalu ingat kepada-Nya. Setelah seseorang itu terbiasa (istikamah) melakukan zikir, maka dengan sendirinya hati yang bersangkutan menjadi konek (ingat Allah). Artinya, ketika seseorang sudah menjalankan zikir bi al- lisān secara teratur, istikamah dan berlanjut (terus-menerus) maka dapat menembus (membuka) hati untuk mengingat Allah swt. sehingga tidak hanya mengingat Allah di lisan namun juga di hati. Dengan kata lain, zikir lisan akan naik pada tingkat zikir hati jika dilaksanakan dengan baik dan secara terus menerus (tekun; istikamah).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 520, "width": 389, "height": 103, "page_number": 17, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Kedua, zikir dengan hati. Amin Syukur melanjutkan pembahasannya dalam hal ini terkait dengan zikir bi al-qalb . Bahwa Ingat asma Allah swt., dalam hati itu merupakan sikap ingat, tanpa menyebut atau mengucapkan sesuatu. Zikir seperti ini juga diperintahkan oleh Allah swt., dan dalam posisi ini seseorang secara istikamah atau kontinu selalu ingat kepada-Nya. Sebagaimana firman-Nya: “Wahai orang - orang yang beriman, berzikirlah kepada Allah dengan sebanyak- banyaknya.” (QS. al- A ḥzāb: 41).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 146, "height": 8, "page_number": 18, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "130 | REFLEKSI, Volume 19, Nomor 1, April 2020", "type": "Page header" }, { "left": 353, "top": 666, "width": 89, "height": 7, "page_number": 18, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "DOI: 10.15408/ref.v19i1.14191", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 62, "width": 389, "height": 104, "page_number": 18, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Zikir hati ini masih dalam hitungan kuantitatif, setelah zikir hati, maka akan naik menjadi zikir ruh , yang tidak lagi membutuhkan hitungan. Artinya zikir kepada Allah sudah mendarah daging dalam setiap gerak, aktivitas, bahkan hembusan nafasnya. Ketika seseorang sudah dapat mengamalkan zikir hati dengan baik, lama kelamaan ia akan naik pada tingkatan zikir al- rūḥ , di mana asma Allah-lah yang terpaut dalam hati dan jiwanya. Tidak ada sesuatu yang terbesit kecuali asma Allah dan Allah swt.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 169, "width": 388, "height": 73, "page_number": 18, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Namun perlu diingat bahwa dalam mengamalkan zikir tasawuf untuk bisa sampai pada tingkat puncak, tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Artinya perlu melakukan usaha yang giat dan sungguh-sungguh (mujāhadah) dan melalui latihan- latihan spiritual yang intens (riyāḍ ah) agar zikir yang kita lakukan dapat sampai (terkoneksi) kepada Zat Allah swt. sehingga usaha kita tidak sia-sia.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 245, "width": 389, "height": 134, "page_number": 18, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Ketiga, zikir sosial. Bentuk zikir yang ketiga ialah dengan ‘aktivitas sosial’, yakni dengan menginfakkan sebagian harta untuk kepentingan sosial, melakukan hal-hal yang berguna bagi pembangunan bangsa dan negara serta agama. Zikir ini merupakan refleksi dari pengamalan zikir lisan dan zikir hati. Zikir sosial ini manfaatnya lebih kelihatan nyata (real) dari pada bentuk zikir pertama (lisan) dan kedua (hati). Jika zikir yang pertama dan kedua bersifat individual yakni arah vertikal ( ḥ abl- min Allāh ), maka zikir model ketiga ini lebih bersifat sosial yakni arah horizontal ( habl-min al- nās ) yang mempunyai kepekaan dan kepedulian sosial kemasyarakatan. Model zikir ini yang paling banyak disinggung dalam al- Qur’an. 34", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 382, "width": 388, "height": 43, "page_number": 18, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Dalam arti bahwa al- Qur’an memerintahkan kita untuk senantiasa menabur kebaikan, kemanfaatan dan kedamaian di bumi dengan senantiasa membantu, menolong dan menjaga persatuan antar sesama.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 428, "width": 388, "height": 104, "page_number": 18, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa makna yang terkandung dalam al- Qur’an sebagaimana penjelasan di atas inilah yang ditangkap oleh Amin Syukur sehingga ia memperkenalkan istilah zikir sosial sebagai aktualisasi dari pengamalan zikir lisan dan zikir hati. Menurut penulis, ini bisa sebagai indikator bagi para salik yang mengarungi perjalanan tasawuf (sufi), seberapa tingkat keberhasilan zikirnya baik lisan maupun hati itu bisa dilihat dari seberapa peka dan peduli ia dengan masalah-masalah sosial kemasyarakatan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 535, "width": 388, "height": 104, "page_number": 18, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Dalam hal ini, tampaknya Amin Syukur tidak ingin memisahkan tasawuf dengan kehidupan atau masalah sosial, malah sebaliknya ia ingin membangun tiang tasawuf untuk kepentingan sosial bukan kepentingan rohaniah (batin) saja. Kepentingan rohaniah sebagai tujuan dari tasawuf, namun kepentingan sosial sebagai aktualisasi (dampak/efek) dari wujud perjalanan rohaniah yang telah diarunginya tersebut. Semakin dalam perjalanan rohaniahnya kepada Tuhan maka semakin peka dan pedulinya ia dengan makhluk sekitarnya (kondisi sosial).", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 36, "width": 276, "height": 8, "page_number": 19, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Muhamad Basyrul Muvid, Akhmad Fikri Haykal, Tasawuf Humanistik dan Relevansinya... | 131", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 666, "width": 89, "height": 7, "page_number": 19, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "DOI: 10.15408/ref.v19i1.14191", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 62, "width": 389, "height": 119, "page_number": 19, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Oleh karenanya, dapat pandangan Amin Syukur tersebut dapat disimpulkan bahwa tasawuf sosial bukan tasawuf yang isolative , tetapi aktif di tengah-tengah pembangunan masyarakat, bangsa dan negara sebagai tuntutan tanggung jawab sosial tasawuf pada abad 21 M ini. Tasawuf sosial bukan lagi bersifat ‘uzlah dari keramaian, namun sebaliknya harus aktif mengarungi kehidupan ini secara total, baik dalam aspek sosial, politik, budaya, pendidikan, ekonomi dan sebagainya. Oleh karena itu, peran para sufi di masa modern ini seharusnya lebih empirik , pragmatis dan fungsional dalam menyikapi dan memandang kehidupan ini secara nyata. 35", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 184, "width": 388, "height": 27, "page_number": 19, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Berikut penulis gambarkan peta pemikiran tasawuf humanistik Muh. Amin Syukur dalam bentuk tabel di bawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 459, "width": 389, "height": 164, "page_number": 19, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "C. Relevansi Tasawuf Humanistik Said Aqil Siradj dan Muh Amin Syukur terhadap Kehidupan Sosial Spiritual Masyarakat Post Modern Abad Global Tasawuf Humanistik yang digagas oleh Said Aqil dan Amin Syukur memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap kondisi sosial spiritual post modern abad 21 M ini. Masyarakat post modern yang telah kehilangan visi keilahiannya yang berdampak pada aspek spiritualnya dan mereka juga kehilangan jati dirinya sebagai makhluk sosial yang berdampak pada aspek sosialnya membuatnya tidak hanya jauh dari Allah, namun juga jauh dari kerumunan masyarakat. Bukan hanya mengalami kegelisahan rohani, namun juga mengalami kondisi mental yang cenderung egois, individualis yang berakibat pada diharmonisasi dengan warga masyarakat. Oleh karenanya, konsep tasawuf humanistik yang digagas Said Aqil dan", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 230, "width": 190, "height": 76, "page_number": 19, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Tasawuf Humanistik Muh Amin Syukur Pro-aktif dan", "type": "Picture" }, { "left": 107, "top": 295, "width": 183, "height": 22, "page_number": 19, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Optimistis Sosialis, humanis bukan Isolatif, egois", "type": "Table" }, { "left": 105, "top": 296, "width": 325, "height": 79, "page_number": 19, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Peka dan Peduli terhadap masalah-masalah sosial Mengedepankan Moralitas, Spiritualitas dan sosial Aktif Ibadah dan aktif menolong sesama Empirik, pragmatis dan fungsional", "type": "Picture" }, { "left": 102, "top": 394, "width": 318, "height": 21, "page_number": 19, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Tasawuf Humanistik lahir sebagai upaya alternatif untuk menghilangkan krisis sosial spiritual masyrakat post modern abad global", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 438, "width": 249, "height": 9, "page_number": 19, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Gambar 2: Konsep Pemikiran Tasawuf Humanistik Muh Amin Syukur", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 146, "height": 8, "page_number": 20, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "132 | REFLEKSI, Volume 19, Nomor 1, April 2020", "type": "Page header" }, { "left": 353, "top": 666, "width": 89, "height": 7, "page_number": 20, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "DOI: 10.15408/ref.v19i1.14191", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 62, "width": 388, "height": 27, "page_number": 20, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Amin Syukur ini sebagai jalan untuk mengobati sisi spiritual dan sosial masyarakat yang nantinya akan berdampak pada sikap, kepribadian dan moralitas mereka.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 93, "width": 389, "height": 179, "page_number": 20, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Perlu diketahui, bahwa tasawuf humanistik yang digagas Said Aqil dan Amin Syukur bukan tasawuf yang mengacuhkan dunia, mengasingkan diri di tengah masyarakat, bukan juga yang fokus pada sisi rohani, bukan juga tasawuf yang mengajarkan kemiskinan, kefakiran dan sejenisnya. Namun, tasawuf yang proaktif, optimistis, humanistik, yang mengedepankan sikap moderat ( tawāsuṭ ), tawazun (seimbang) , ta’āwun (saling menolong) , i’tidal (proporsional) , tasāmuḥ (toleransi) dan ṭuma’ninah (tenang; damai) serta taat. Kemoderatan tasawuf humanistik ini sebagai strategi untuk membangun masyarakat yang seimbang, yakni masyarakat yang mampu menyeimbangkan kepentingan duniawi-ukhrawi, rohani-jasadi, syariah-hakikat, individu-sosial, agama-negara, sehingga akan melahirkan hubungan yang indah, harmonis, dan saling bersinergi satu sama lain. Akhirnya, menjadi insan yang berhasil meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 276, "width": 389, "height": 179, "page_number": 20, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Tasawuf merupakan keilmuan yang mengkaji tentang proses memperindah akhlak dalam bentuk lahir dan penyucian jiwa secara batin untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Pada konteks modernisme yang lebih luas, tasawuf juga dihubungkan dengan ilmu psikologi dan ilmu umum lainya. Fenomena ini menggambarkan bahwa ilmu tasawuf dapat dimaknai secara komprehensif dengan berbagai pendekatan yang kemudian akan menghasilkan berbagai macam inovasi dalam pengembangan pengetahuan tidak terkecuali pendidikan. Ilmu tasawuf dapat diterapkan dan diaplikasikan melalui pendekatan pendidikan karakter yang mengedepankan penanaman nilai. Dinamika kehidupan modern tumbuh seiring dengan kebutuhan manusia yang terus berkembang. Kebutuhan yang terus berkembang selanjutnya akan menjadi bumerang bagi manusia dan kelompoknya bila tidak mampu dikemas dalam konteks kebermanfaatan. 36", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 459, "width": 389, "height": 180, "page_number": 20, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Kemodernan zaman inilah yang harus dilandasi dengan nilai-nilai sufistik, tanpa harus bersikap acuh terhadap dinamika zaman. Sebagai contoh praktik kaum sufi pada tarekat syadziliyah . Mereka senantiasa mengamalkan amaliah-amaliah spiritual berupa; istighfar, ṣ alawat ummi, kalimah taw ḥ id, doa, wa ṣ ilah dan rabi ṭ ah, hal demikian secara perlahan memiliki pengaruh atau dampak positif terhadap kesalehan spiritual dan ritual. Seperti terlihat pada meningkatnya rutinitas dan disiplin mereka (penganut tarekat) dalam menjalankan ibadah wajib maupun sunah, meningkatnya ketakwaan mereka kepada Allah swt. memberikan ketenangan hati dan pengaruh agar senantiasa berserah diri kepada Allah swt., baik dalam keadaan sedang mendapatkan nikmat maupun cobaan selama menjalani hidup. Maka tidak heran, jika kehidupan mereka tampak begitu ramah, tenang, dan damai. 37 Meningkatnya kedisiplinan dan rutinitas pengamal tarekat tersebut dalam", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 36, "width": 276, "height": 8, "page_number": 21, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Muhamad Basyrul Muvid, Akhmad Fikri Haykal, Tasawuf Humanistik dan Relevansinya... | 133", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 666, "width": 89, "height": 7, "page_number": 21, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "DOI: 10.15408/ref.v19i1.14191", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 62, "width": 388, "height": 73, "page_number": 21, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "menjalankan ibadah wajib maupun sunah, ketakwaan, sikap tenang, dan berserah diri dalam menjalani serta menyikapi berbagai aktivitas kehidupan menjadi bukti nyatanya. 38 Ini menampilkan bahwa pengamal tarekat (tasawuf) tidak hanya fokus pada masalah spiritual, ritual semata, tapi juga peka terhadap masalah sosial dan moral.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 138, "width": 389, "height": 180, "page_number": 21, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Penjelasan di atas diperkuat oleh pandangan Sayyid Nur bin Sayyid Ali bahwasanya sufisme diadakan dengan tujuan sebagai berikut: 39 berupaya menyelamatkan diri dari akidah-akidah syirik dan batil, melepaskan diri ( takhallī ) dari penyakit-penyakit hati, mengisi diri ( ta ḥallī ) dengan akhlak Islam yang mulia, menggapai derajat ihsan dalam ibadah ( tajallī ), menstabilkan akidah persahabatan ketuhanan ( shuhbah Ilāhiyyah ), dengan maksud Allah swt. melihat hamba-hamba- Nya dengan meliputi mereka dari segala arah ilmu, kekuasaan, pendengaran, dan penglihatan-Nya, menggapai kekuatan iman yang dahulu pernah dimiliki para sahabat Rasulullah saw., menyebarkan ilmu-ilmu syariat dan meniupkan roh kehidupan kepadanya, mampu mengembalikan kepemimpinan mendunia secara global ke pangkuannya, baik peta politik maupun ekonomi, serta dapat menyelamatkan bangsa-bangsa yang ada dari alienasi dan kehancuran.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 321, "width": 388, "height": 73, "page_number": 21, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Paradigma yang demikianlah yang dibangun tasawuf humanistik di tengah masyarakat abad global, ini untuk menggiring mereka kepada keaktifan terhadap masalah sosial, politik, ekonomi demi kemaslahatan umat yang lebih luas, di samping senantiasa memupuk diri dengan taqarrub, mujāhadah, riyāḍ ah, munajat dan murāqabah kepada Allah swt.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 398, "width": 388, "height": 88, "page_number": 21, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Tasawuf sendiri merupakan ilmu yang membahas tentang penyucian jiwa, yang bersifat rohaniah. Tasawuf menggunakan pendekatan abstrak untuk memahaminya. Tasawuf sepenuhnya adalah disiplin ilmu yang berdasarkan ajaran Islam bertujuan untuk membentuk watak dan pribadi muslim menempuh insan kamil, dengan cara mengharuskan mereka melaksanakan sejumlah peraturan, tugas dan kewajiban serta keharusan lain. 40", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 489, "width": 389, "height": 149, "page_number": 21, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Kemudian, tasawuf juga identik dengan kemampuan manusia dalam mengendalikan nafsu yang timbul dari dalam jiwa, sejalan dengan konsep keilmuan modern, yang secara khusus dibahas dalam ilmu psikologi tentang kecerdasan manusia, yaitu Intelegenci Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ), dan Spiritual Quotient (SQ). Kecerdasan pertama berhubungan dengan intelektualitas seseorang yang dikenal dengan IQ. Seseorang yang cerdas dalam konsep IQ merupakan seseorang yang mampu memahami dan mengetahui berbagai macam ilmu pengetahuan dengan waktu yang cepat. Tentu, kecerdasan intelektualitas tidak mampu menciptakan manusia yang sempurna serta tidak akan mampu memenuhi semua keinginan yang terdapat dalam jiwa manusia dengan berbagai macam bentuk", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 146, "height": 8, "page_number": 22, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "134 | REFLEKSI, Volume 19, Nomor 1, April 2020", "type": "Page header" }, { "left": 353, "top": 666, "width": 89, "height": 7, "page_number": 22, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "DOI: 10.15408/ref.v19i1.14191", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 62, "width": 388, "height": 27, "page_number": 22, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "emosinya. IQ merupakan kemampuan pemahaman dalam konteks kognitif, mulai dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 93, "width": 389, "height": 118, "page_number": 22, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Kecerdasan intelektual (IQ) bila tidak disertai dengan pengolahan emosi yang baik tentu tidak akan menghasilkan seseorang sukses dalam hidupnya. Peranan IQ hanyalah sekitar 20% untuk menopang kesuksesan hidup seseorang, sedangkan 80% lainnya ditentukan oleh faktor yang lain. Selanjutnya ia mengatakan bahwa pentingnya pengelolaan emosi bagi manusia dalam pengambilan keputusan bertindak adalah sama pentingnya, bahkan seringkali lebih penting daripada nalar, karena menurutnya, kecerdasan intelektual tidak berarti apa-apa bila emosi yang berkuasa. 41", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 215, "width": 389, "height": 179, "page_number": 22, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Istilah kecerdasan emosional pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari University of New Hampshire untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan. Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional atau yang sering disebut EQ sebagai: “ Himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan.” Shapiro (1998). 42 Namun demikian, menurut Rahmat Aziz dan Retno Mangestuti Emotional Intelligence pertama sekali dipopulerkan Pada tahun 1995 oleh Daniel Goleman. 43 Dalam konsep yang dikemukakan Peter Salovey dan Aziz hakikatnya memiliki kesamaan tentang pengendalian jiwa yang lebih penting dari kecerdasan intelektual.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 398, "width": 389, "height": 103, "page_number": 22, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Selain kecerdasan intelektual dan emosional, setiap individu diharapkan juga memiliki kecerdasan spiritual. Makna hidup dan pengalaman spiritual merupakan hasil tertinggi dari otak manusia. Kehilangan makna hidup dan ketiadaan pengalaman spiritual merupakan masalah utama manusia, keadaan ini berkaitan langsung dengan kondisi kesehatan manusia. Karena adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara aspek fisik, mental dan spiritual manusia, maka keadaan ketiadaan akan melahirkan kondisi-kondisi penyakit pada manusia. 44", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 504, "width": 389, "height": 135, "page_number": 22, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Untuk itu, tasawuf humanistik sebagai upaya untuk mengaktifkan dan mengoptimalkan intelektual, emosional dan spiritual masyarakat post modern sehingga bisa mengendalikan diri, mengontrol diri, menguasai hawa nafsu, dan menjaga diri dari berbagai pengaruh negatif dan juga dari berbagai berita hoax . Dengan senantiasa melakukan amaliah-amaliah spiritual seperti zikir, membaca al- Qur’an, tafakur, meditasi, salawat, salat dan puasa. Amaliah -amaliah tersebut manakala dijalankan dengan baik, sungguh-sungguh dan istikamah maka akan berdampak positif terhadap kepribadiannya sehingga akan menimbulkan sikap sosial dan moral yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 36, "width": 276, "height": 8, "page_number": 23, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Muhamad Basyrul Muvid, Akhmad Fikri Haykal, Tasawuf Humanistik dan Relevansinya... | 135", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 666, "width": 89, "height": 7, "page_number": 23, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "DOI: 10.15408/ref.v19i1.14191", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 62, "width": 389, "height": 104, "page_number": 23, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Oleh karenanya, tasawuf sosial (humanistik) sesungguhnya adalah sebagai penegasan dari substansi ajaran tasawuf itu sendiri yang mengedepankan keseimbangan (harmonisasi) antara kesalehan individu dan kesalehan sosial, atau keseimbangan (harmonisasi) antara hubungan manusia dengan Allah ( ḥ abl-min Allāh ) dan hubungan manusia dengan sesamanya ( ḥ abl-min al- Nās ), bahkan hubungan dengan alam dan makhluk lainnya. Oleh karena itu, paradigma tasawuf sosial sebagai bentuk rekonstruksi tasawuf yang relevan dengan abad modern. 45", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 169, "width": 389, "height": 42, "page_number": 23, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Berikut akan penulis gambarkan mengenai relevansi tasawuf humanistik Said Aqil dan Amin Syukur terhadap kehidupan sosial spiritual masyarakat post modern abad global 21 M:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 489, "width": 59, "height": 12, "page_number": 23, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 504, "width": 389, "height": 134, "page_number": 23, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Dari penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: Pertama, tasawuf humanistik yang digagas oleh Said Aqil Siradj menempatkan tasawuf pada dimensi sosial dan spiritual. Artinya, tasawuf tidak hanya mengajarkan manusia untuk fokus ibadah kepada Allah, melainkan juga memperhatikan hak-hak sosial, keadaan masyarakat, bangsa dan agama. Tasawuf tidak boleh dipahami sebagai proses memutus segala hubungan selain Allah swt. Melainkan tasawuf harus dipahami sebagai pengintegrasian antara kepentingan dunia dan akhirat. Kedua, tasawuf humanistik yang juga digagas oleh Amin Syukur memberikan penegasan bahwa peran tasawuf khususnya abad 21 M bukan hanya masalah spiritual saja, tapi juga", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 271, "width": 235, "height": 49, "page_number": 23, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Egois, individualis, isolative, materialis, hedonis, sekuler, liberal Krisis Sosial Spiritual", "type": "Picture" }, { "left": 65, "top": 235, "width": 375, "height": 198, "page_number": 23, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Masyarakat Post Modern 21 M gelisah, stress, putus asa, bingung, hampa, susah, tidak bisa mengontrol diri Tasawuf Humanistik Menyeimbangan urusan dunia-akhirat, pribadi- sosial, agama-bangsa, Allah-makhluk Menggiring manusia kembali ke jalan Tuhan Mendidik manusia untuk meningkatkan ketaatan dan kewajiban", "type": "Picture" }, { "left": 117, "top": 445, "width": 260, "height": 20, "page_number": 23, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Gambar 3: Relevansi Tasawuf Humanistik dengan Kehidupan Sosial Spiritual Masyarakat Post Modern abad 21 M", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 146, "height": 8, "page_number": 24, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "136 | REFLEKSI, Volume 19, Nomor 1, April 2020", "type": "Page header" }, { "left": 353, "top": 666, "width": 89, "height": 7, "page_number": 24, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "DOI: 10.15408/ref.v19i1.14191", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 62, "width": 389, "height": 180, "page_number": 24, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "masalah sosial. Para sufi dan penempuh jalan tasawuf tidak boleh mengabaikan urusan duniawi, mereka harus aktif dalam membantu persoalan sosial masyarakat. Dan bukan menjadi orang yang mengasingkan diri secara total. Ketiga, relevansi antara pemikiran Said Aqil Siradj dan Amin Syukur mengenai konsep tasawuf humanistik ialah bahwa tasawuf sebagai jalan bagi manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah sedekat mungkin dengan tidak melalaikan kewajibannya sebagai khalifah Allah di bumi yang mempunyai tugas-tugas sosial, tasawuf tidak boleh diamalkan tanpa syariat yang benar, tasawuf tidak boleh digunakan hanya untuk fokus kepada masalah-masalah ukhrawi. Tasawuf mengajarkan keseimbangan antara urusan dunia-akhirat, syariah-hakikat, hubungan dengan Allah juga hubungan dengan manusia, masalah spiritual dan sosial, sehingga menjadikan manusia yang moderat.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 253, "width": 72, "height": 12, "page_number": 24, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Catatan Akhir:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 281, "width": 385, "height": 23, "page_number": 24, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "1 Muhammed Arkoun, Nalar Islami dan Nalar Modern; Berbagai Tantangan dan Jalan Baru, terj. Rahayu S. Hidayat, (Jakarta: INIS, 1994), 44.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 306, "width": 388, "height": 24, "page_number": 24, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "2 T.H. HUxey, Methode of Scientific Investigation, (New York: Mcmillan Publishing, 1976), 402.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 332, "width": 388, "height": 23, "page_number": 24, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "3 M. Yasir Nasution, Spiritualitas Abad Modern; Telaah tentang Signifikansi Konsep Manusia al Ghazali, (Medan: t.p., 1994), 9.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 357, "width": 388, "height": 36, "page_number": 24, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "4 Roger Geraudy, The Balance Sheet of Westem Philosophy in This Century, dalam Toward Islamization of Diciplines No, 6 (Malaysia: the Islamic Intitute if Islamic Thought, Islamization of Knowledge Series, 1989), 397.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 395, "width": 387, "height": 24, "page_number": 24, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "5 Baca lengkapnya dalam M. Arif Khoruddin, “Peran Tasawuf Dalam Kehidupan Masyarakat Modern,” IAIT Kediri , Volume 27, No. 1 (2016): 113-130.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 421, "width": 387, "height": 23, "page_number": 24, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "6 Rusli Karim, Agama dan Masyarakat Industri Modern (Yogyakarta: Media Widya Mandala, 1992), 4-5.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 446, "width": 388, "height": 23, "page_number": 24, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "7 Suadi Putro, Muhammad Arkoun tentang Islam dan Modernitas (Jakarta: Paramadina, 1998), 52.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 472, "width": 388, "height": 23, "page_number": 24, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "8 Bertrand Russel, Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya dengan Kondisi Sosio Politik dari Kuno hingga Sekarang , terj. Sigit Jatmiko, et,al, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), 732.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 497, "width": 388, "height": 23, "page_number": 24, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "9 Ahmad Tafsir, Filsafat Umum; Akal dan Hati sejak Thales sampai Capra (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), 125-126.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 522, "width": 388, "height": 24, "page_number": 24, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "10 Silawati, “Pemikiran Tasawuf Hamka dalam Kehidupan Modern,” an Nida’ , Volume 40, No. 2, (2015): 119.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 548, "width": 348, "height": 10, "page_number": 24, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "11 Ali Maksum, Tasawuf sebagai Pembebas Manusia Modern (Surabaya: PSAPM, 2003), 1.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 561, "width": 388, "height": 23, "page_number": 24, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "12 Peter L. Berger, Prymids of Sacrifice: Political Ethics and Social Change, terj. Tim Iqra’ Piramida Pengorbanan Manusia (Bandung: Iqra’, 1983), 35.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 586, "width": 344, "height": 11, "page_number": 24, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "13 Mulyadi Kartanegara, Filsafat Etika dan Tasawuf, (Jakarta: Ushul Press, 2009), 90-92.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 599, "width": 351, "height": 10, "page_number": 24, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "14 Ahmad Munji, “Profesi sebagai Tarekat,” Teologia , Volume 26, No. 2 (2015): 184-197.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 611, "width": 387, "height": 24, "page_number": 24, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "15 Syofrianisda dan M. Arrafie Abduh, “Pengaruh Tasawuf Alghazali dalam Islam dan Kristen,” Jurnal Ushuluddin , Volume 25, No. 1 (2017): 69-82.", "type": "Footnote" }, { "left": 168, "top": 36, "width": 276, "height": 8, "page_number": 25, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Muhamad Basyrul Muvid, Akhmad Fikri Haykal, Tasawuf Humanistik dan Relevansinya... | 137", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 666, "width": 89, "height": 7, "page_number": 25, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "DOI: 10.15408/ref.v19i1.14191", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 74, "width": 387, "height": 62, "page_number": 25, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "16 Said Aqil Siradj, Tasawuf sebagai Kritik Sosial; Mengedepankan Islam Inspirasi bukan Aspirasi, (Jakarta: Mizan, 2006), 33. 17 Said Aqil, Tasawuf., 34. 18 Said Aqil, Tasawuf., 36-37. 19 Said Aqil, Tasawuf., 41-43.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 138, "width": 388, "height": 23, "page_number": 25, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "20 Said Aqil Siradj, “Membangun Tatanan Sosial Melalui Moralitas Pembumian Ajaran Tasawuf”, Miqot , Volume 35, No. 2 (2011): 255-256.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 163, "width": 387, "height": 24, "page_number": 25, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "21 Hasan Hanafi, Islam in the Modern World: Ideology and Development (Kairo: Egyptian Associated Company, 2000), 11.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 189, "width": 388, "height": 23, "page_number": 25, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "22 Said Aqil Siradj, “Membangun Tatanan Sosial Melalui Moralitas Pembumian Ajaran Tasawuf”, Miqot., 256.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 214, "width": 388, "height": 87, "page_number": 25, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "23 Masalah bangsa seperti perjuangan melawan penjajah di Indonesia yang dicontohkan oleh para sufi Nusantara. Misalnya Syaikh Yūsuf al - Maqassarī yang diangkat sebagai Panglima Perang oleh Sultan Ageng Tirtayasa dalam melawan Kompeni Belanda. Baca lengkapnya dalam Lubis Nabilah, Syaikh Yusuf Makasar Menyingkap Segala Rahasia (Bandung: Mizan, 1996), 26. Kemudian Syaikh Abdul Muhyi Pamijahan dan Kiyai Abdul Karim Banten tak terlepas dalam mengentaskan berbagai problem masyarakat dan politik. Baca lengkapnya dalam Ja’far Shodiq, Pertemuan antara Tarekat dan NU (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), 23-25.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 303, "width": 281, "height": 11, "page_number": 25, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "24 Amin Syukur, Tasawuf Sosial (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 21.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 316, "width": 385, "height": 23, "page_number": 25, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "25 M Amin Syukur, Menggugat Tasawuf dan Sufisme Tanggung Jawab Sosial Abad 21 (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), 112.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 341, "width": 330, "height": 36, "page_number": 25, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "26 Amin Syukur, Menggugat Tasawuf., 3-6. 27 Amin Syukur, Tasawuf Sosial., 13. 28 M Amin Syukur, et.al, Tasawuf dan Krisis (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), 43.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 380, "width": 387, "height": 23, "page_number": 25, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "29 Lihat juga Imam Ghazali Said, Kitab- kitab Karya Ulama’ Pembaharu; Biografi, Pemikiran & Pergerakan (Surabaya: PT Duta Aksara Mulia, 2018), 147-148.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 405, "width": 388, "height": 23, "page_number": 25, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "30 Al- Qushayrī, al- Risālah al Qushayriyah, terj. Umar al Faruq (Jakarta: Pustaka Amani, 2007), 103.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 430, "width": 159, "height": 11, "page_number": 25, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "31 Amin Syukur, Tasawuf Sosial ., 12-13.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 443, "width": 143, "height": 11, "page_number": 25, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "32 Amin Syukur, Tasawuf Sosial ., 21.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 456, "width": 388, "height": 23, "page_number": 25, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "33 Mu ḥammad Taqī’ Ja’farī, Positive Mysticism; Mengenal Tasawuf Positif Sebuah Pengantar , terj. Ali Yahya (Jakarta: Nur al Huda, 2011), 14-15.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 481, "width": 144, "height": 24, "page_number": 25, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "34 Amin Syukur, Tasawuf Sosial., 49. 35 Amin Syukur, Tasawuf Sosial., 28.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 507, "width": 388, "height": 23, "page_number": 25, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "36 Restu Andrian, “Modernisasi Tasawuf Dalam Pengembangan Pendidikan Karakter,” Jurnal Mudarrisuna , Volume 9, No. 1 (2019): 36.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 532, "width": 388, "height": 36, "page_number": 25, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "37 Ova Siti Sofwatul Ummah, “ Tarekat, Kesalehan Ritual, Spiritual Dan Sosial: Praktik Pengamalan Tarekat Syadziliyah Di Banten,” Al A’raf: Jurnal Pemikiran Islam dan Filsafat , Volume 15, No. 2, (2018): 333.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 570, "width": 317, "height": 11, "page_number": 25, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "38 Ova Siti Sofwatul Ummah, Tarekat, Kesalehan Ritual, Spiritual dan Sosial , 315.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 583, "width": 388, "height": 23, "page_number": 25, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "39 Sayyid Nūr bin Sayyid ‘Alī, Al- Tasawwuf Syar’iy (Beirut: Dār al - Kutūb al - Ilmiyyah, 2000), 17.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 608, "width": 388, "height": 24, "page_number": 25, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "40 M. Arif Khoiruddin, “Peran Tasawuf Dalam Kehidupan Masyarakat Modern”, IAIT Kediri , 117.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 146, "height": 8, "page_number": 26, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "138 | REFLEKSI, Volume 19, Nomor 1, April 2020", "type": "Page header" }, { "left": 353, "top": 666, "width": 89, "height": 7, "page_number": 26, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "DOI: 10.15408/ref.v19i1.14191", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 75, "width": 388, "height": 36, "page_number": 26, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "41 Rahmat Aziz dan Retno Mangestuti, “Pengaruh Kecer dasan Intelektual (IQ), Kecerdasan Emosional (EI) Dan Kecerdasan Spiritual (SI) Terhadap Agresivitas Pada Mahasiswa UIN Malang”, El-Qudwah, Jurnal Penelitian dan Pengembangan , Volume 1, No 1, (2006): 3.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 113, "width": 393, "height": 23, "page_number": 26, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "42 Cahyo Tri Wibowo, “Analisis Pengaruh Kecerdasan E mosional (EQ) Dan Kecerdasan Spiritual (SQ) Pada Kinerja Karyawan”, Jurnal Bisnis dan Manajemen , Volume 15, No. 1, (2015): 3.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 138, "width": 261, "height": 11, "page_number": 26, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "43 Rahmat Aziz dan Retno Mangestuti, Pengaruh Kecerdasan …, : 3.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 151, "width": 387, "height": 23, "page_number": 26, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "44 Buhari Luneto, “Pendidikan Karakter Berbasis IQ, EQ, SQ”, Jurnal Irfani , Volume 10, No. 1, (2014): 135.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 176, "width": 388, "height": 24, "page_number": 26, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "45 H. Ma. Achlami Hs, “Tasawuf Sosial dan Solusi Krisis Moral”, Ijtimaiyya , Volume 8, No. 1, (2015): 95.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 231, "width": 72, "height": 12, "page_number": 26, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 246, "width": 388, "height": 27, "page_number": 26, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "‘Alī, Sayyid Nūr bin Sayyid. al- Tasawwuf Syar’iy , Beirūt: Dār Kutūb al -Ilmiyyah. 2000.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 276, "width": 388, "height": 58, "page_number": 26, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Andrian, Restu. “Modernisasi Tasawuf Dalam Pengembangan Pendidikan Karakter” Jurnal Mudarrisuna, Volume 9 No. 1 (2019). Arkoun, Muhammed. Nalar Islami dan Nalar Modern; Berbagai Tantangan dan Jalan Baru, terj. Rahayu S. Hidayat. Jakarta: INIS. 1994.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 337, "width": 388, "height": 12, "page_number": 26, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Aziz, Rahmat dan Retno Mangestuti, “Pengaruh Kecerdasan Intelektual (IQ),", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 353, "width": 388, "height": 57, "page_number": 26, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Kecerdasan Emosional (EI) Dan Kecerdasan Spiritual (SI) Terhadap Agresivitas Pada Mahasiswa Uin Malan g” El-Qudwah, Jurnal Penelitian dan Pengembangan, Volume 1, No. 1, (2006). Berger, Peter L. Prymids of Sacrifice: Political Ethics and Social Change, terj. Tim Iqra’", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 414, "width": 256, "height": 12, "page_number": 26, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Piramida Pengorbanan Manusia . Bandung: Iqra’. 1983.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 429, "width": 388, "height": 42, "page_number": 26, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Geraudy, Roger. The Balance Sheet of Westem Philosophy in This Century dalam Toward Islamization of Diciplines No, 6. Malaysia: the Islamic Intitute if Islamic Thought, Islamization of Knowledge Series. 1989.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 475, "width": 388, "height": 12, "page_number": 26, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Hanafi, Hasan. Islam in the Modern World: Ideology and Development. Kairo:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 490, "width": 178, "height": 12, "page_number": 26, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Egyptian Associated Company. 2000.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 505, "width": 389, "height": 43, "page_number": 26, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Hs, Ma. Achlami. “Tasawuf Sosial dan Solusi Krisis Moral”, Ijtimaiyya , Volume 8, No. 1, (2015). HUxey, T.H. Methode of Scientific Investigation . New York: Mcmillan Publishing.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 551, "width": 30, "height": 12, "page_number": 26, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "1976.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 566, "width": 388, "height": 27, "page_number": 26, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Ja’fari, Muhammad Taqi’. Positive Mysticism ; Mengenal Tasawuf Positif Sebuah Pengantar , terj. Ali Yahya. Jakarta: Nur al Huda. 2011.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 597, "width": 388, "height": 12, "page_number": 26, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Karim, Rusli. Agama dan Masyarakat Industri Modern . Yogyakarta: Media Widya", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 77, "height": 12, "page_number": 26, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Mandala. 1992.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 627, "width": 362, "height": 12, "page_number": 26, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Kartanegara, Mulyadi. Filsafat Etika dan Tasawuf. Jakarta: Ushul Press. 2009.", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 36, "width": 276, "height": 8, "page_number": 27, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Muhamad Basyrul Muvid, Akhmad Fikri Haykal, Tasawuf Humanistik dan Relevansinya... | 139", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 666, "width": 89, "height": 7, "page_number": 27, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "DOI: 10.15408/ref.v19i1.14191", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 75, "width": 388, "height": 28, "page_number": 27, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Khoruddin, M. Arif. “Peran Tasawuf Dalam Kehidupan Masyarakat Modern” IAIT Kediri , Volume 27, No. 1 (2016).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 106, "width": 388, "height": 12, "page_number": 27, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Luneto, Buhari. “Pendidikan Karakter Berbasis IQ, EQ, SQ”, Jurnal Irfani , Volume", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 121, "width": 89, "height": 12, "page_number": 27, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "10, No. 1, (2014).", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 136, "width": 389, "height": 12, "page_number": 27, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Maksum, Ali. Tasawuf sebagai Pembebas Manusia Modern . Surabaya: PSAPM. 2003.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 152, "width": 364, "height": 12, "page_number": 27, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Munji, Ahmad. “Profesi sebagai Tarekat” Teologia , Volume 26, No. 2 (2015).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 167, "width": 388, "height": 42, "page_number": 27, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Muba rok, Suliyono M. “Penafsiran Ayat -Ayat Komunikasi Orang Tua dan Anak Perspektif Tafsir Sufi Al- Qushayrī”, Refleksi , Volume 18, Nomor 2, Oktober 2019.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 213, "width": 388, "height": 118, "page_number": 27, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Nabilah, Lubis. Syaikh Yusuf Makasar Menyingkap Segala Rahasia . Bandung: Mizan. 1996. Nasution, M. Yasir. Spiritualitas Abad Modern; Telaah tentang Signifikansi Konsep Manusia al Ghazali . Medan: t.p. 1994. Nasuhi, Hamid. “ Tasawuf dan Gerakan Tarekat di Indonesia Abad ke-19 ” , Refleksi , Vol. II, No. 1, 2000. Putro, Suadi. Muhammad Arkoun tentang Islam dan Modernitas . Jakarta: Paramadina. 1998.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 335, "width": 388, "height": 27, "page_number": 27, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Al- Qushayrī. Al-Risalah al Qusyairiyah, terj. Umar al Faruq. Jakarta: Pustaka Amani. 2007.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 365, "width": 388, "height": 43, "page_number": 27, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Russel, Bertrand. Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya dengan Kondisi Sosio Politik dari Kuno hingga Sekarang , terj. Sigit Jatmiko, et.,al. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2002.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 411, "width": 388, "height": 12, "page_number": 27, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Said, Imam Ghazali. Kitab- kitab Karya Ulama’ Pembaharu; Biografi, Pemikiran &", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 426, "width": 246, "height": 12, "page_number": 27, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Pergerakan. Surabaya: PT Duta Aksara Mulia. 2018.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 442, "width": 389, "height": 27, "page_number": 27, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Shodiq, Ja’far. Pertemuan antara Tarekat dan NU. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2008.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 472, "width": 388, "height": 12, "page_number": 27, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Silawati, “Pemikiran Tasawuf Hamka dalam Kehidupan Modern” an Nida’ ,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 487, "width": 126, "height": 12, "page_number": 27, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Volume 40, No. 2 (2015).", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 503, "width": 388, "height": 27, "page_number": 27, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Siradj, Said Aqil. “Membangun Tatanan Sosial Melalui Moralitas Pembumian Ajaran Tasawuf” Miqot , Volume 35, No. 2 (2011).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 533, "width": 389, "height": 27, "page_number": 27, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Siradj, Said Aqil. Tasawuf sebagai Kritik Sosial; Mengedepankan Islam Inspirasi bukan Aspirasi. Jakarta: Mizan. 2006.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 564, "width": 388, "height": 27, "page_number": 27, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Syarif, Edwin. “ Etika Falsafah Islam Perspektif Kesetaraan Gender ” , Refleksi , Volume 15, Nomor 2, Oktober 2016.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 594, "width": 389, "height": 27, "page_number": 27, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Syofrianisda dan M. Arrafie Abduh, “Pengaruh Tasawuf Al Ghazali dalam Islam dan Kristen,” Jurnal Ushuluddin, Volume 25, No. 1 (2017).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 625, "width": 365, "height": 12, "page_number": 27, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Syukur, M Amin, et.al. Tasawuf dan Krisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2001.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 36, "width": 146, "height": 8, "page_number": 28, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "140 | REFLEKSI, Volume 19, Nomor 1, April 2020", "type": "Page header" }, { "left": 353, "top": 666, "width": 89, "height": 7, "page_number": 28, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "DOI: 10.15408/ref.v19i1.14191", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 76, "width": 388, "height": 12, "page_number": 28, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Syukur, M Amin. Menggugat Tasawuf dan Sufisme Tanggung Jawab Sosial Abad 21.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 91, "width": 388, "height": 58, "page_number": 28, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1998. Syukur, M Amin. Tasawuf Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2004. Tafsir, Ahmad. Filsafat Umum; Akal dan Hati sejak Thales sampai Capra . Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2001.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 152, "width": 389, "height": 42, "page_number": 28, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Ummah, Ova Siti Sofwatul. “ Tarekat, Kesalehan Ritual, Spiritual Dan Sosial: Praktik Pengamalan Tarekat Syadziliyah Di Banten,” Al- A’raf: Jurnal Pemikiran Islam dan Filsafat , Volume 15, No. 2, (2018).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 198, "width": 388, "height": 42, "page_number": 28, "page_width": 498, "page_height": 709, "text": "Wibowo, Cahyo Tri. “Analisis Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) Dan Kecerdasan Spiritual (SQ) Pada Kinerja Karyawan” Jurnal Bisnis dan Manajemen , Volume 15, No. 1, (2015).", "type": "Text" } ]
e9c33e69-b000-7459-00eb-4dad2e7387ab
https://iptek.its.ac.id/index.php/joae/article/download/714/720
[ { "left": 235, "top": 38, "width": 226, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "architecture &ENVIRONMENT Vol. 13, No.1, April 2014: 19-28", "type": "Page header" }, { "left": 449, "top": 684, "width": 13, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "19", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 90, "width": 374, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "TRADITIONAL HOUSE AS PUBLIC SPACE IN INDIGE- NOUS NEIGHBORHOOD SETTLEMENT OF SAHU REGION, WEST HALMAHERA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 150, "width": 320, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Sherly Asriany*, Muhammad Tayeb*, Ridwan** *) Department of Architecture, Khairun University, Indonesia **) Department of Indonesian Literature, Khairun University, Indonesia e-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 68, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 266, "width": 377, "height": 162, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Lack of public space as a place of social interaction is one of the problems in the settlement neighborhood, especially in indigenous neighborhoods settlement of Sahu region, West Halmahera. Sahu Village is one of the villages locates in West Halma- hera regency, North Maluku Province. This study aims to identify the functions of traditional Sahu house as public space that is used by residents of the area for so- cial interaction. The method used was naturalistic and qualitative research behavior by observing the activities of people who use public space spread over several in- digenous areas in Sahu region. The results showed that: 1) The traditional house is a public space that is used by family members, neighbors and others who visit the region, 2) The traditional house is used as a multi-function space solving the prob- lem of indigenous and customary meal, as well as other social activities, 3) Tradi- tional house located in an area that is easily seen and visited in order to be used by everyone.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 443, "width": 347, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Keywords: traditional house, public space, settlement, indigenous Sahu region", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 470, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 496, "width": 377, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Kurangnya ruang publik sebagai tempat interaksi sosial merupakan salah satu masalah di lingkungan pemukiman, khususnya di lingkungan permukiman adat wilayah Sahu, Halmahera Barat. Desa Sahu adalah salah satu desa yang terletak di Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi fungsi rumah adat Sahu sebagai ruang publik yang digunakan oleh penduduk untuk interaksi sosial. Metode yang digunakan adalah perilaku penelitian naturalistik dan kualitatif dengan mengamati aktivitas orang- orang yang menggunakan ruang publik yang tersebar di beberapa daerah di wilayah adat Sahu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Rumah tradisional adalah ruang publik yang digunakan oleh anggota keluarga, tetangga, dan lain-lain yang mengunjungi wilayah tersebut, 2) Rumah tradisional digunakan sebagai ruang multi-fungsi memecahkan masalah adat dan makanan adat, serta kegiatan sosial", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 365, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Asriany, Tayeb, Ridwan: TRADITIONAL HOUSE AS PUBLIC SPACE IN INDIGENOUS NEIGHBORHOOD SETTLEMENT OF SAHU REGION, WEST HALMAHERA", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 684, "width": 12, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "20", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 377, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "lainnya, 3) Rumah tradisional terletak di daerah yang mudah dilihat dan dikunjungi agar dapat digunakan oleh semua orang.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 111, "width": 345, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Kata kunci: rumah tradisional, ruang publik, pemukiman, kawasan adat Sahu", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 149, "width": 99, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 175, "width": 377, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "The public space problems are becoming increasingly complex because it involves synergy effort or process of consensus achievement process on a variety of interests. Public space in the area of indigenous Sahu amended from time to time in line with the changing times. The shrinkage of public space as a place of social interaction is one of problems in neighborhoods especially in the Sahu ethnic community, West Halmahera. Sahu village is one of villages located in West Halmahera, North Malu- ku province.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 264, "width": 377, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "The Sahu ethnic community often gather while performing a variety of activi- ties and consists of various age groups such as the elderly, young children, children, both women and men. They often use public spaces for outside activities such as meeting, greetings, and as for conversation activity is held in traditional house. The Sahu traditional house is a social space for people who are in the traditional area. Social space which locates in the open place is a space that is used by humans as a space for social interaction. Social interaction itself is one part of the social activities occurs spontaneously in the open space as a consequence caused by the movement of people in the same place. Social activities occur anywhere and anytime. Based on the above description, the problem in this research is how the role of traditional house as a public space in the traditional settlement area of Sahu tradition communi- ties, West Halmahera.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 442, "width": 192, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "THEORY/ RESEARCH METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 468, "width": 377, "height": 85, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "This study is a qualitative-naturalistic study, in which observations are made directly to the user's activity on the traditional house. The method of this research is mapping of traditional house user’s behavior as public space through activities documentation and in-depth interviews to the traditional house user’s to get the needed information. The research was conducted in the traditional village Sahu consisting of 5 (five) vil- lages namely Gamomeng village, Idham Gamlamo, Balisoang, Worat-worat and Taraudu.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 582, "width": 163, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 608, "width": 217, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "The Sahu Traditional House as a Public Space", "type": "Section header" }, { "left": 58, "top": 633, "width": 376, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Area of research is in Sahu tradition region, known as Sahu district, West Halmahe- ra. Figure 1 shows a map of West Halmahera regency and Sahu district locations", "type": "Text" }, { "left": 235, "top": 38, "width": 226, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "architecture &ENVIRONMENT Vol. 13, No.1, April 2014: 19-28", "type": "Page header" }, { "left": 449, "top": 684, "width": 13, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "21", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 73, "width": 376, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "where the research was conducted. As Figure 2 shows a map of Sahu district where several traditional Sahu houses located (29 villages having traditional houses).", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 98, "width": 376, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Traditional house is expected to start around the 17th century. Each of the vil- lages in the area of indigenous Sahu must have traditional house in their village. Aside the usage of soccer field and house’s backyard as public space, traditional house in the villages of Sahu ethnic community neighborhood’s also regarded as public space. This can be seen in Figure 3 which illustrates several traditional hous- es in Sahu indigenous area.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 174, "width": 376, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "The Sahu traditional house is located in the middle hometown/village (gam) alongside the main road of the village with the intention of an easy driving distance, the entire community can gather from various parts of the village, it is the center of the indigenous peoples of Sahu community. This means that the Sahu traditional house is the central customs that protect all social activities, easily accessible, and all walks of life can gather. When locates in the center of the village settlement the function of traditional house is more for cultural social event. Meanwhile, if it lo- cates near market/shop then the function of traditional house is increasing to eco- nomic function because traditional house is also used as a trading place for commu- nity.", "type": "Text" }, { "left": 138, "top": 534, "width": 263, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Figure 1. (a) Location Map of West Halmahera, (b) Research Lo- cation Map Source: Bappeda Kab. Halbar, 2014", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 365, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Asriany, Tayeb, Ridwan: TRADITIONAL HOUSE AS PUBLIC SPACE IN INDIGENOUS NEIGHBORHOOD SETTLEMENT OF SAHU REGION, WEST HALMAHERA", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 684, "width": 12, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "22", "type": "Page footer" }, { "left": 146, "top": 329, "width": 197, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Figure 2. Map of Sahu District As The Location of Several Traditional Houses", "type": "Caption" }, { "left": 176, "top": 351, "width": 140, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Source: Visser, 1989 in Hikmansyah, 2008", "type": "Caption" }, { "left": 87, "top": 614, "width": 324, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Figure 3. Several Traditional Houses in The Village of Sahu Ethnic Community Neighborhood", "type": "Caption" }, { "left": 202, "top": 636, "width": 86, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Source: field survey, 2014", "type": "Text" }, { "left": 235, "top": 38, "width": 226, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "architecture &ENVIRONMENT Vol. 13, No.1, April 2014: 19-28", "type": "Page header" }, { "left": 449, "top": 684, "width": 13, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "23", "type": "Page footer" }, { "left": 141, "top": 186, "width": 264, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Figure 4. Traditional House Locates in The Middle of The Main", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 197, "width": 124, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Street and Village Settlements", "type": "Picture" }, { "left": 230, "top": 208, "width": 84, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Source: field survey, 2014", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 364, "width": 151, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Figure 5. Traditional House Locates Near The Market/Shops that Used by", "type": "Caption" }, { "left": 201, "top": 387, "width": 149, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "The Community as A Place to Trade", "type": "Picture" }, { "left": 230, "top": 398, "width": 84, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Source: field survey, 2014", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 421, "width": 377, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "In essence, the traditional house can be easily moved, if villagers require so. The Sahu traditional house is also easily treated, by replacing the elements and com- ponents of the building if something is broken or decayed.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 471, "width": 193, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "User activities in Sahu Traditional House", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 494, "width": 377, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Sahu community can‘t be removed from Sasadu culture which physically depicted in the form of traditional house that is well maintained in every village in the area of indigenous Sahu.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 534, "width": 245, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "The main functions of traditional house Sahu namely:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 547, "width": 377, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "1. The implementation of traditional ceremonies. Sahu society is a religious agrari- an society belief in primitive animism. In the process of agriculture cultivation there are ceremonies that must be performed in the traditional house before plant- ing season starts and the harvest is complete when:", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 598, "width": 363, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "a) Sa'ai mango'a is the traditional parties after sowing rice seeds. Sa'ai means cooking, ngo'a means child. Sa'i ma ngo'a does not mean cooking a child, but rather shows the implementation of customary feast lasted for three days and", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 365, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Asriany, Tayeb, Ridwan: TRADITIONAL HOUSE AS PUBLIC SPACE IN INDIGENOUS NEIGHBORHOOD SETTLEMENT OF SAHU REGION, WEST HALMAHERA", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 684, "width": 12, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "24", "type": "Page footer" }, { "left": 84, "top": 73, "width": 350, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "three nights. Sa'ai ma ngo'a traditional festivity is a happy feast. This party is held when the rice planted two or three weeks old.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 98, "width": 364, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "b) Lamo Sa'ai is the customary thanksgiving feast lasts for seven to nine days. The duration feast of this traditional party must be held in an odd number ie 9,7,5 or adjusted by the number of Faras or traditional house roofs.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 136, "width": 376, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "2. In the social life, the implementation of customary deliberation implemented in traditional house in the form of:", "type": "List item" }, { "left": 70, "top": 162, "width": 332, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "a) Planning for implementation of traditional ceremonies to be performed.", "type": "List item" }, { "left": 70, "top": 174, "width": 361, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "b) The work of mutual interest involves participation of all communities espe- cially those who have been given responsibility by traditional leaders as com- munity service (rion-rion) to work on the garden village.", "type": "List item" }, { "left": 70, "top": 212, "width": 364, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "c) Completion of indigenous cases were performed by local community such as adultery (immoral), divorce, land disputes which occur within the community in terms of inheritance, as well as land boundaries between villages.", "type": "List item" }, { "left": 70, "top": 250, "width": 364, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "d) Implementation of traditional weddings and other religious events such as meetings, Christmas parties and Easter.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 276, "width": 376, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "3. Other social activities such as community place to socialize with each other, community place for children to play, a place for relaxation after people returning from the field / garden in the afternoon, and other social activities.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 313, "width": 376, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "4. As the political activities such as organizing village meetings and used as polling stations (TPS) during general elections.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 339, "width": 376, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "5. Place for economic activity which is using traditional house as a place of trade for residents.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 377, "width": 377, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Figure 6 shows several social activities carried out in traditional house. While Figure 7 shows several culture and economy activities which are done in traditional house. All social, economic, cultural and political events/activities are done inside traditional house both during day time nor night time.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 427, "width": 377, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "At the traditional ceremony, traditional wedding, and accomplishment of tra- ditional problem solving, the person who present in traditional Sahu house are wom- an and man (come from reputable clan) of Walasae group, Ngowarepe group, Wa- langatom group and are considered as the landlords in the area of indigenous Sahu. Their seats are governed by membership in one of the clan through the male lineage (patrilineal), and according to hierarchical clan position in a larger territorial group ( garan ) as Walasae . In Sahu, clan position is always portrayed in that case, and the person who is considered to represent the ancestors ( omenge ) occupies his ances- tor’s ancient bench. The woman took a seat in accordance with the position of the husband or father. For more details please see the house plan illustrations of tradi- tional Sahu house plan where the men and women are doing dance on traditional ceremony/traditional wedding (Figure 8).", "type": "Text" }, { "left": 235, "top": 38, "width": 226, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "architecture &ENVIRONMENT Vol. 13, No.1, April 2014: 19-28", "type": "Page header" }, { "left": 449, "top": 684, "width": 13, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "25", "type": "Page footer" }, { "left": 133, "top": 193, "width": 280, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Figure 6 . Several Social Activities Carried Out in Traditional House. Source: field survey, 2014", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 351, "width": 318, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Figure 7. Several Cultural and Economic Activities Carried Out in Traditional", "type": "Caption" }, { "left": 230, "top": 363, "width": 86, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "House Source: field survey, 2014", "type": "Picture" }, { "left": 159, "top": 637, "width": 229, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Figure 8 . Sketch of Spatial Traditional Sahu House Plan", "type": "Text" }, { "left": 222, "top": 648, "width": 99, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Source: Analysis Author, 2014", "type": "Picture" }, { "left": 82, "top": 400, "width": 109, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "The position of the male dancers during the ceremo- ny/wedding customs.", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 400, "width": 115, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "The position of female danc-", "type": "Caption" }, { "left": 353, "top": 412, "width": 90, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "ers during the ceremo- ny/wedding customs", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 365, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Asriany, Tayeb, Ridwan: TRADITIONAL HOUSE AS PUBLIC SPACE IN INDIGENOUS NEIGHBORHOOD SETTLEMENT OF SAHU REGION, WEST HALMAHERA", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 684, "width": 12, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "26", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 377, "height": 111, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Regardless position of the kinship group, there are other universal position, ie between the position of men and women participants. Spatial traditional Sahu house is divided into two parts by a piece of red and white cloth transverse splitting the space into two parts and large drums hung in the middle. Where the man is the 'sea' (on the seaward/East) and woman is on the 'ground' (on the landward/West) . When accomplishment on tradition problem solving, the colored cloth called by the name of \"Gelo\" is not used, but the sitting position between men and women is maintained. In the following illustration, the position represented by the codes A1, A2, B1, B2, C1, C2, D1, and D2 (see Figure 9).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 187, "width": 377, "height": 136, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "A1, A2: Walasae men, old people, in the main table called taba sae'e, the head of the table. Walasae group considered as the guard house and the land associated with a younger brother, so his capacity to deal with the \"ground\", which is on the South side . B1, B2: Ngowarepe, and other Garan: men, old people, on taba ngiman table is chief’s table. Ngowarepe group serves as a sea captain and was associated with his brother, so that its position overlooking the sea A1, A2 and B1, B2 as part of men are facing the sea/East as shown in Figure 9. C1, C2: Walasae women, elderly people are on main taba sae’e table. Women as followers of men associated with the sister, (next to the land/West). D1, D2: Woman’s Ngowarepe and another Gara, the elderly, on the taba ngiman", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 555, "width": 354, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Figure 9. Sitting Position Illustration of Men’s and Women’s in traditional Sahu House during ongoing traditional Ceremony/Wedding custom..", "type": "Caption" }, { "left": 194, "top": 577, "width": 101, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Source: Analysis Author, 2014", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 600, "width": 377, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Entrance way for the invitation is at the corner of the building just below the roof which is triangle \"Boru Ma Biki\" is used as an entrance to various levels of so- ciety including traditional authorities, while two entrances locates in the middle of the building is a special door passed by Kolano/Kolano Ma Jiko and his deputies", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 410, "width": 88, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "A sheet of red and white fabric stretches", "type": "Picture" }, { "left": 134, "top": 432, "width": 310, "height": 33, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "from north-south which is called by the name of \"Gelo\". Women’s area Men’s area", "type": "Table" }, { "left": 235, "top": 38, "width": 226, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "architecture &ENVIRONMENT Vol. 13, No.1, April 2014: 19-28", "type": "Page header" }, { "left": 449, "top": 684, "width": 13, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "27", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 377, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "when the ceremony/wedding custom is in traditional Sahu house. Triangular shaped roof called 'Boru Ma Biki' (birds), is designed lower with the intention by passing through these doors must bow as a sign of respect. Rectangular-shaped roof called 'surabi' (porch). More detail can be seen in Figure 10.", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 350, "width": 241, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Figure 10. Illustration Entrance Area The Kolano and The Public During The Ceremony/Wedding Indigenous Peoples at Home Sahu. Source: Analysis Author, 2014", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 420, "width": 84, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 446, "width": 377, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Traditional house in Sahu community region is a public space that can be used by all family members, neighbors and others who are visiting the region. In addition, tradi- tional house Sahu also used as a multi-function space such as a place to resolve problems, eating customs, and other socio-economic activities. Associated with the placement position therefore traditional house is always placed in areas that are easi- ly visible, accessible or visited by all people without exception.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 547, "width": 84, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 574, "width": 377, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Asriany, S., et.all. (2012), Format-format Perubahan Ruang, Tunggal Sakti, Sema- rang, Indonesia. Asriany, S. (2012), Dinamika Ruang Publik Eksklusif dan Inklusif di Permukiman Masyarakat Menengah ke Bawah (Studi Kasus Permukiman Panakkukang, Makassar), Unpublished Dissertation, Institute of Technology Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 312, "width": 239, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Entrance area for Kola- no/Kolano Ma Jiko . Entrance area for public (the general public).", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 365, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Asriany, Tayeb, Ridwan: TRADITIONAL HOUSE AS PUBLIC SPACE IN INDIGENOUS NEIGHBORHOOD SETTLEMENT OF SAHU REGION, WEST HALMAHERA", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 684, "width": 12, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "28", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 377, "height": 124, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Asriany, S. (2013), Analisis Peran Ruang Publik Inklusif Pada Kawasan Adat Da- lam Upaya Pelestarian Kawasan Adat (Studi Kasus Desa Sahu, Halmahera Barat), (Final Report Research/Unpublished), Lembaga Penelitian dan Penga- bdian Masyarakat, Khairun University, Ternate, Indonesia. Carr, S., et.all. (1992), Public Space, Cambridge University Press, USA. Muhadjir, N. (2002), Metodologi Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta, Indonesia. Setiawan, H. B. (1995), Arsitektur Lingkungan dan Perilaku: Teori, Metodologi dan Aplikasi , Project Pengembangan PSL Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Jakarta, Indonesia.", "type": "Text" } ]
b97588ab-6c6d-d755-20b0-932051fb6f41
http://dinarek.unsoed.ac.id/jurnal/index.php/dinarek/article/download/103/100
[ { "left": 43, "top": 772, "width": 190, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dinamika Rekayasa Vol. 8 No. 2 Agustus 2012 ISSN 1858-3075", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 53, "width": 465, "height": 71, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Studi Potensi Minyak Dangkal dengan Pendekatan Metode Statistik Berdasar Data Geologi Permukaan Di Cekungan Banyumas", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 134, "width": 507, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Study of Shallow Oil Potential Using Statistical Approaching based on Surface Geological Data in Banyumas Basin", "type": "Text" }, { "left": 223, "top": 189, "width": 192, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eko Bayu Purwasatriya #1 , Gentur Waluyo #1", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 208, "width": 110, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected] [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 233, "width": 448, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "#1 Prodi Teknik Geologi, Jurusan Teknik, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Jenderal Soedirman, Jl. Mayjen", "type": "Text" }, { "left": 231, "top": 245, "width": 178, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sungkono Km.5, Blater, Purbalingga, 53371", "type": "Table" }, { "left": 43, "top": 272, "width": 515, "height": 168, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract — Cekungan Banyumas merupakan bagian dari Cekungan Busur Muka Jawa bagian Selatan ( South Java Fore Arc Basin ). Secara tektonik, Cekungan Banyumas masuk dalam Area Jawa Tengah Bagian Selatan ( South Central Java Region ) dimana struktur utamanya berarah Barat Laut – Tenggara dan Timur Laut – Barat Daya. Sedangkan secara stratigrafi, urut-urutan stratigrafi batuan secara regional dari tua ke muda pada Cekungan Banyumas antara lain : Formasi Gabon, Formasi Pemali, Formasi Kalipucang, Formasi Rambatan, Formasi Halang, Formasi Tapak dan Endapan Vulkanik dan Aluvial. Di daerah Banyumas dan sekitarnya, banyak ditemukan rembesan minyak di permukaan atau sering disebut sebagai oil seep . Adanya rembesan minyak merupakan indikasi adanya batuan induk ( source rock ) yang matang dan minyak telah bermigrasi di Cekungan Banyumas. Syarat-syarat keterdapatan minyak di suatu daerah sering disebut sebagai Petroleum system . Syarat-syarat tersebut antara lain : adanya batuan induk ( source rock ) yang matang, batuan reservoar, batuan penutup ( cap rock/seal ), perangkap ( trap ) dan waktu yang tepat migrasi minyak ( proper timing of migration ). Studi potensi minyak dangkal di Cekungan Banyumas merupakan langkah awal dalam konsep eksplorasi migas berbasis masyarakat. Konsep eksplorasi minyak dangkal ini muncul setelah adanya fakta penemuan minyak dangkal di Desa Tipar, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas yang secara tidak sengaja ditemukan pada kedalaman sekitar 90 meter dibawah permukaan ketika sedang melakukan pemboran sumur air dalam. Studi potensi minyak dangkal ini dilakukan dengan menggunakan data-data geologi permukaan dan dari data sekunder yang telah ada, seperti peta geologi, citra landsat dan publikasi- publikasi ilmiah yang berkaitan dengan Cekungan Banyumas.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 438, "width": 514, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendekatan metode statistik dengan menggunakan asumsi-asumsi parameter probabilitas minimal (P10) digunakan untuk menghitung potensi cadangan minyak dangkal yang mungkin ada pada Cekungan Banyumas dan didapatkan hasil berupa potensi minyak dangkal sebesar 2.181.937 barrel minyak.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 483, "width": 444, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keyword — Cekungan Banyumas, Potensi Minyak Dangkal Banyumas, Metode Statistik, Data Geologi Permukaan.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 507, "width": 514, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract – Banyumas basin is part of South Java Fore Arc Basin. Tectonically, Banyumas basin also included in South Central Java Region, where the main structure are trending Northwest – Southeast and Northeast – Southwest. Stratigraphically, the formation sequence from the oldest to the youngest are : Gabon Formation, Pemali Formation, Kalipucang Formation, Rambatan Formation, Halang Formation, Tapak Formation and Alluvium & Volcanic deposits.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 548, "width": 515, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banyumas basin and surrounding area have several oil and gas seep. This seep indicating there are mature source rock that had been migrate to the surface. The factor required for existing of hydrocarbon is called petroleum systems, and the factor are : mature source rock, reservoir rock, cap rock/seal rock, trap and proper timing of migration.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 579, "width": 514, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The study of shallow oil potential is a preliminary step to find the suitable exploration concept for Banyumas basin. This step is used after the discovery of shallow oil accidentally in about 90 meters depth in Tipar Village, Ajibarang sub-district. This study using the surface geological data and secondary data available and also scientific paper, related to Banyumas basin.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 610, "width": 514, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Statistical method approaching is using the assumption of minimum probability (P10) to estimate the reserves potential of shallow oil that probably exist in Banyumas basin, and the result is the reserves potential about 2,181,937 barrels oil.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 641, "width": 351, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keyword — Banyumas basin, Shallow oil potential, statistical method, surface geological data", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 675, "width": 61, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P ENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 41, "top": 689, "width": 246, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rembesan minyak dan gas bumi di Cekungan Banyumas menunjukkan sistem hidrokarbon yang aktif", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 666, "width": 246, "height": 46, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pada cekungan ini. Beberapa penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh beberapa penulis tentang petroleum system di Cekungan Banyumas, seperti pembentukan morfologi garis pantai di Jawa Tengah", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 35, "width": 190, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dinamika Rekayasa Vol. 8 No. 2 Agustus 2012 ISSN 1858-3075", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 782, "width": 15, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "49", "type": "Page footer" }, { "left": 41, "top": 70, "width": 249, "height": 207, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menunjukkan adanya depresi di bandingkan dengan Jawa Barat dan Jawa Timur. Bentukan morfologi yang unik ini disebabkan oleh adanya 2 (dua) patahan besar yang saling berpasangan, yaitu Patahan Muria- Kebumen yang berarah Timur Laut – Barat Daya dan Patahan Pamanukan-Cilacap yang berarah Barat Laut – Tenggara (Satyana, 2007) dalam Gambar 1. Secara stratigrafi, rembesan minyak dan gas mayoritas berada di Formasi Halang di permukaannya, sehingga kemungkinan potensi batuan induk berada pada formasi yang lebih tua dibanding Formasi Halang. secara stratigrafi, urut-urutan stratigrafi batuan secara regional dari tua ke muda pada Cekungan Banyumas antara lain : Formasi Gabon, Formasi Pemali, Formasi Kalipucang, Formasi Rambatan, Formasi Halang, Formasi Tapak dan Endapan Vulkanik dan Aluvial. Kolom stratigrafi regional daerah Cekungan Banyumas dapat dilihat pada Gambar 2.", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 277, "width": 246, "height": 81, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ulang umur Formasi Pemali oleh Lunt et.al., 2008 menyebutkan bahwa Formasi Pemali berumur lebih muda(Miosen akhir – Pliosen) dibandingkan Formasi Halang (Miosen Akhir). Menurut Lunt, penelitian sebelumnya terdapat fosil yang tidak insitu ( reworked ) sehingga menghasilkan umur yang lebih tua dibanding formasi Halang (Gambar 3.).", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 357, "width": 247, "height": 254, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Studi potensi minyak dangkal di Cekungan Banyumas merupakan langkah awal dalam konsep eksplorasi migas berbasis masyarakat. Studi sebelumnya telah dilakukan untuk mengetahui hubungan stratigrafi dan petroleum sistem Cekungan Banyumas (Purwasatriya,E.B., dkk, 2010). Konsep eksplorasi minyak dangkal ini muncul setelah adanya fakta penemuan minyak dangkal di Desa Tipar, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas yang secara tidak sengaja ditemukan pada kedalaman sekitar 90 meter dibawah permukaan ketika sedang melakukan pemboran sumur air dalam. Studi potensi minyak dangkal ini dilakukan dengan menggunakan data-data geologi permukaan dan dari data sekunder yang telah ada, seperti peta geologi, citra landsat dan publikasi-publikasi ilmiah yang berkaitan dengan Cekungan Banyumas. Karena terbatasnya data bawah permukaan yang dimiliki penulis, maka pendekatan metode statistik dengan menggunakan asumsi-asumsi parameter probabilitas minimal (P10) digunakan untuk menghitung potensi cadangan minyak dangkal yang mungkin ada pada Cekungan Banyumas.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 619, "width": 86, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "M ETODE P ENELITIAN", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 634, "width": 246, "height": 58, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian menggunakan metode survai untuk mengumpulkan data primer di lapangan yang selanjutnya dilakukan analisa terhadap data tersebut. Data primer yang dihasilkan dalam penelitian ini, antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 702, "width": 229, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Studi pendahuluan peta geologi dan citra landsat", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 70, "width": 246, "height": 81, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Studi pendahuluan yaitu dengan melakukan plotting lokasi-lokasi tempat rembesan minyak yang diteliti pada peta geologi dan citra landsat untuk mengetahui kondisi geologi disekitar lokasi rembesan minyak tersebut. Studi ini merupakan analisis awal mengenai topografi, struktur geologi, litologi yang terdapat disekitar lokasi rembesan minyak.", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 161, "width": 103, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Penelitian lapangan", "type": "Section header" }, { "left": 296, "top": 173, "width": 247, "height": 93, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan melakukan peninjauan di sekitar lokasi rembesan minyak, termasuk melakukan deskripsi batuan, mengukur jurus ( strike ) dan kemiringan ( dip ) batuan, mengukur ketebalan batuan serta mengambil sampel batuan untuk analisis fosil dalam penentuan umur relatif batuan. Selain itu juga dilakukan cross check terhadap hasil analisis dari peta geologi dan citra landsat yang telah dilakukan sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 276, "width": 246, "height": 151, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Interpretasi data hasil analisis Dari data-data hasil analisis peta geologi, penelitian lapangan dan penentuan umur relatif dari fosil, dikombinasikan dengan data-data sekunder dari hasil penelitan-penelitian sebelumnya baik dari pustaka- pustaka maupun publikasi-publikasi ilmiah lainya, dilakukan interpretasi mengenai bentuk geometri dari tipe perangkap minyak dangkal di Cekungan Banyumas, dan kemudian dilakukan perhitungan potensi minyak dangkal tersebut dengan pendekatan metode statistik dan asumsi-asumsi statistik yang dikombinasi dengan melihat keadaan geologi di lapangan.", "type": "Text" }, { "left": 367, "top": 435, "width": 102, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H ASIL DAN P EMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 296, "top": 449, "width": 95, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Petroleum system", "type": "Section header" }, { "left": 296, "top": 461, "width": 247, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cekungan Banyumas merupakan salah satu cekungan di Jawa Tengah yang mempunyai cukup banyak rembesan minyak ( oil seep ) maupun rembesan gas ( gas seep ). Namun demikian intensitas eksplorasi perminyakan di wilayah ini relatif masih kurang jika dibandingkan dengan daerah Jawa Barat maupun Jawa Timur. Hingga saat inipun, masih belum ditemukan cadangan minyak yang cukup ekonomis untuk ditambang secara besar-besaran. Sumur terakhir yang di bor pada Cekungan Banyumas yaitu sumur Jati-1 pada tahun 2006 dengan menemukan sedikit minyak pada reservoir yang dalam, akan tetapi tidak di produksi karena dianggap tidak ekonomis (Gambar 4.).", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 622, "width": 247, "height": 93, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Armandita et.al., 2009, distribusi rembesan minyak di Cekungan Banyumas mengikuti pola Patahan dextral Pamanukan-Cilacap. Patahan ini membentuk Tinggian Majalengka-Banyumas yang berarah Barat Laut-Tenggara dan memisahkan Cekungan Banyumas di sebelah Barat Daya tinggian dan Cekungan Bobotsari di sebelah Timur Laut tinggian (Gambar 5.). Rembesan minyak dan gas bumi", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 35, "width": 275, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eko Bayu Purwasatria, Gentur Waluyo Studi Potensi Minyak Dangkal dengan Pendekatan Metode Statistik Berdasar Data Geologi Permukaan Di Cekungan Banyumas : 48 -55", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 779, "width": 15, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "50", "type": "Page footer" }, { "left": 41, "top": 80, "width": 246, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "merupakan indikasi positif adanya Petroleum System yang aktif di Cekungan Banyumas. Adanya rembesan minyak menunjukkan adanya batuan induk atau source rock yang telah matang dan telah bermigrasi menuju permukaan", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 149, "width": 141, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Batuan Induk (Source Rock)", "type": "Section header" }, { "left": 41, "top": 161, "width": 248, "height": 127, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Batuan Induk untuk Cekungan Banyumas telah diteliti oleh beberapa peneliti sebelumnya. Noeradi et.al., 2006 menganalisis sampel batuan Formasi Halang dan Pemali dari daerah Majenang dan Bumiayu menemukan bahwa sampel mempunyai TOC ( Total Organic Content ) dibawah 0,5% dan HI ( Hydrogen Index ) dibawah 200, sehingga kurang potensial untuk menjadi batuan induk atau source rock . Dari data tersebut, diperkirakan bahwa batuan induk kemungkinan berasal dari batuan yang berumur lebih tua yaitu Paleogen.", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 287, "width": 247, "height": 173, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisa hubungan batuan induk dan sampel minyak ( source rock to oil correlation ) pada 4 formasi yaitu Formasi Halang, Formasi Rambatan, Formasi Pemali dan Formasi Karangsambung, serta sampel minyak dari sumur Karang Nangka-1, Gunung Wetan-1, rembesan minyak di Kali Panjatan, Lawen dan Karang Kobar. Hasil penelitian menunjukkan Formasi Halang mempunyai karakteristik paling mirip dengan sampel minyak, tetapi dianggap tingkat kematangannya tidak memungkinkan untuk menjadi batuan induk, sehingga disimpulkan bahwa Formasi Wungkal yang punya kemiripan karakteristik dengan Formasi Halang tetapi mempunyai umur lebih tua dianggap dapat menjadi batuan induk di daerah Cekungan Banyumas (Subroto et.al., 2007).", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 460, "width": 247, "height": 69, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian terakhir dengan mengambil sampel minyak dari sumur Jati-1 oleh Subroto et.al., 2008 menunjukkan bahwa minyak pada sumur Jati-1 berkorelasi dengan batuan induk pada Formasi Karang Sambung yang berumur Eosen dengan lingkungan pengendapan berupa laut dangkal.", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 529, "width": 246, "height": 104, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari penelitian tentang korelasi batuan induk dengan sampel minyak, cenderung menyimpulkan bahwa batuan induk berasal dari batuan yang berumur Paleogen, namun demikian tidak menutup kemungkinan bahwa batuan induk juga dapat berasal dari batuan yang berumur Neogen mengingat lokasi Cekungan ini pada daerah intra arc basin, sehingga kemungkinan beda gradien geothermal di wilayah ini bisa lebih tinggi dan mencapai oil window", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 643, "width": 246, "height": 70, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Reservoir Reservoir berupa Batupasir diperkirakan berasal dari Formasi pre-Halang atau Rambatan, Formasi Halang dan Formasi Pemali dengan ketebalan antara 400 – 800 meter (Noeradi et.al., 2006). Selain itu reservoir juga dapat berasal dari Batugamping dari", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 80, "width": 250, "height": 127, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Formasi Kali Pucang ataupun Anggota Formasi Halang dan Formasi Tapak. Kualitas dari reservoir yang terdiri atas material vulkanik seperti pada Formasi Halang dapat berkurang, karena dalam proses diagenesanya, material vulkanik dapat berubah menjadi mineral lempung yang akan mengurangi baik porositas maupun permeabilitas dari reservoir. Namun demikian, porositas sekunder berupa rekahan ( fracture ) baik pada Batupasir maupun Batugamping dapat menambah nilai porositas dan permeabilitas batuan reservoir.", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 218, "width": 247, "height": 70, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. Batuan Penutup (Seal) Batuan penutup pada umumnya berupa intraformational seals , dimana terdapat interkalasi atau sisipan-sisipan batulempung ataupun napal yang berbutir sangat halus sehingga berfungsi sebagai lapisan penutup pada reservoir", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 298, "width": 128, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E. Perangkap minyak (Trap)", "type": "Section header" }, { "left": 296, "top": 310, "width": 247, "height": 104, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perangkap pada Cekungan Banyumas dapat berupa perangkap struktur maupun perangkap stratigrafi. Perangkap pada Formasi Pre-Halang, Halang dan Pemali diperkirakan berupa inverted horst block , antiklin akibat sesar naik ( thrust fault dependent anticline ) dan antiklin-antiklin yang berbentuk memanjang dan tidak tergantung oleh patahan. Perangkap yang berupa diapir juga memungkinkan terjadi di Cekungan Banyumas (Armandita et.al., 2009)", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 425, "width": 247, "height": 162, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ". F. Hydrocarbon Play Play hidrokarbon pada Cekungan Banyumas dapat berupa Batupasir Paleogen maupun Neogen ataupun Batugamping Neogen dengan perangkap struktur antiklin ataupun sesar naik. Sampai saat ini, play hidrokarbon di Cekungan Banyumas masih menjadi objek penelitian para ahli geologi, karena dari beberapa kali pemboran di wilayah ini, belum menghasilkan hidrokarbon yang dapat diproduksi secara ekonomis. Diperlukan penelitian dan eksplorasi lebih lanjut mengenai play hidrokarbon di Cekungan Banyumas sehingga diharapkan dapat ditemukan cadangan minyak atau gas bumi yang cukup besar untuk dieksploitasi", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 597, "width": 246, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "G. Perhitungan Potensi Minyak dengan Metode Statistik", "type": "Section header" }, { "left": 296, "top": 621, "width": 249, "height": 92, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perhitungan potensi minyak dangkal diawali dengan melakukan delineasi perangkap antiklin dari data-data sekunder dan checking data lapangan pada gabungan 4 peta geologi lembar Banyumas (Asikin, S.,dkk, 1992), peta geologi lembar Purwokerto-Tegal (Djuri, M.,dkk, 1996), peta geologi lembar Majenang (Kastowo, 1975) dan peta geologi lembar pangandaran (Simandjuntak, T.O., dkk. 1992) (Gambar 6.). Dari hasil delineasi", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 35, "width": 190, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dinamika Rekayasa Vol. 8 No. 2 Agustus 2012 ISSN 1858-3075", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 782, "width": 15, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "51", "type": "Page footer" }, { "left": 41, "top": 69, "width": 246, "height": 82, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tersebut didapatkan 3 buah closure atau tutupan antiklin yang diperkirakan sebagai tipe perangkap minyaknya. Closure tersebut diberi nama closure A, B dan C dengan luasan closure A adalah 15.000 acres, closure B sekitar 30.000 acres dan closure C sekitar 30.000 acres, sehingga total luasan closure adalah 75.000 acres.", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 150, "width": 246, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perhitungan potensi minyak dangkal dilakukan dengan menggunakan rumus volumetrik sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 212, "width": 12, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(1)", "type": "Table" }, { "left": 51, "top": 238, "width": 144, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dimana : N = Original Oil In Place (OOIP)", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 261, "width": 212, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7758 = konstanta untuk menghitung cadangan minyak", "type": "List item" }, { "left": 51, "top": 283, "width": 201, "height": 71, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A = luasan closure h = tebal reservoir Ф = porositas reservoir Sw = Saturasi Air pada reservoir Boi = Faktor Volume Formasi (1,2 untuk low shrinkage oil )", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 364, "width": 246, "height": 47, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Parameter pada rumus tersebut kemudian diasumsikan dengan asumsi pesimistis atau probabilitas minimum pada metode statistik sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 410, "width": 212, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Luas closure (A) = 10% x 75.000 = 7.500 acres Tebal reservoir (h) = 30 ft Porositas ( Ф ) = 0,1 Sw = 0,9 berarti So = 1 – 0,9 = 0,1 Boi = 1,2 ( low shrinkage oil )", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 479, "width": 247, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil perhitungan dengan parameter-parameter tersebut menghasilkan nilai N = 14.546.250 barrel minyak. Jika dengan recovery factor minimal adalah 0,15, maka potensi cadangan minyak terambil adalah : 2.181.937 barrel minyak.", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 546, "width": 53, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "K ESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 41, "top": 560, "width": 246, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari hasil dan pembahasan adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 583, "width": 246, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Penemuan minyak dangkal di Desa Tipar,", "type": "List item" }, { "left": 59, "top": 595, "width": 228, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kecamatan Ajibarang pada kedalaman 90 meter", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 70, "width": 228, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menimbulkan ide berupa konsep eksplorasi minyak dangkal pada Cekungan Banyumas", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 93, "width": 246, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Perhitungan potensi minyak dangkal dengan pendekatan metode statistik menghasilkan nilai N = 14.546.250 barrel minyak pada reservoir.", "type": "List item" }, { "left": 296, "top": 127, "width": 247, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Dengan recovery factor 0,15 maka perkiraan minyak terambil menjadi 2.181.937 barrel minyak", "type": "List item" }, { "left": 381, "top": 171, "width": 74, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D AFTAR P USTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 296, "top": 185, "width": 244, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Armandita, C., Mukti, M.M., Satyana, A.H., 2009, Intra-arc Trans-", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 194, "width": 218, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tension Duplex of Majalengka to Banyumas Area : Prolific Petroleum Seeps and Opportunities in West-Central Java Border : Proceedings Indonesian Petroleum Association 33 rd Annual Convention & Exhibition, May 2009.", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 231, "width": 247, "height": 75, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asikin, S., Handoyo, A., Prastistho, B., Gafoer, S., 1992, Peta Geologi Lembar Banyumas, Jawa, Skala 1:100.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung. Djuri, M., Samodra, H., Amin, T.C., Gafoer, S., 1996, Peta Geologi Lembar Purwokerto & Tegal, Jawa, Skala 1:100.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung. Kastowo, 1975, Peta Geologi Lembar Majenang, Jawa, Skala 1:100.000, Direktorat Geologi, Bandung.", "type": "Table" }, { "left": 296, "top": 305, "width": 246, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lunt, P., Burgon,G., dan Baky, A.A., 2008, The Pemali Formation of Central Java and equivalents : indicators of sedimentation on an active plate margin, Journal of Asian Earth Sciences.", "type": "List item" }, { "left": 296, "top": 332, "width": 246, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lemi gas, 2005, Summary On Petroleum Geology of Indonesia’s Sedimentary Basins, Prepared for Patra Nusa Data, Jakarta Noeradi, D., Subroto E.A., Wahono H.E., Hermanto E., dan Zaim Y.,", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 360, "width": 218, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2006, Basin Evolution and Hydrocarbon Potential of Majalengka-Bumiayu Transpression Basin, Java Island, Indonesia : AAPG 2006 International Conference and Exhibition, Perth, Australia", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 397, "width": 246, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Purwasatriya, E.B., Waluyo, G., 2010, Studi stratigrafi daerah rembesan minyak serta hubungannya dengan Petroleum system di Cekungan Banyumas, Proceeding, the 39th IAGI Annual Convention, Lombok, 2010. Satyana, A.H., 2007, Central Java, Indonesia – a “terra incognita” in petroleum exploration : new considerations on the tectonic evolution and petroleum implications : Proceedings Indonesian Petroleum Association, 31 st annual convention,", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 470, "width": 246, "height": 84, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta 14-16 May 2007, p.105-126. Simandjuntak, T.O., Surono, 1992, Peta Geologi Lembar Pangandaran, Jawa, Skala 1:100.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung. Subroto, E., Noeradi, D., Priyono, A., Wahono, A.E., Hermanto, E., Praptisih, Santoso, K., 2007, The Paleogene Basin Within The Kendeng Zone, Central Java Island, and Implication to Hydrocarbon Prospectivity : Proceedings Indonesian Petroleum Association, 31 st annual convention & exhibition,", "type": "Table" }, { "left": 296, "top": 553, "width": 246, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "May 2007. Subroto, E., Ibrahim, A.M.T., Hermanto, E., dan Noeradi, D., 2008,", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 572, "width": 218, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Contribution of Paleogene and Neogene sediments to the Petroleum System in the Banyumas Sub-Basin, Southern Central Java : AAPG International Conference and Exhibition, Capetown", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 212, "width": 16, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Boi", "type": "Picture" }, { "left": 77, "top": 194, "width": 146, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sw x x h x A x N ) 1 ( 7758   ", "type": "Picture" }, { "left": 41, "top": 35, "width": 275, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eko Bayu Purwasatria, Gentur Waluyo Studi Potensi Minyak Dangkal dengan Pendekatan Metode Statistik Berdasar Data Geologi Permukaan Di Cekungan Banyumas : 48 -55", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 779, "width": 15, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "52", "type": "Page footer" }, { "left": 58, "top": 349, "width": 466, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Dua buah patahan geser berpasangan, Patahan Kebumen-Muria dan Patahan Pamanukan Cilacap yang menyebabkan kenampakan morfologi depresi pada garis pantai Jawa Tengah. (Satyana, 2007)", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 35, "width": 190, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dinamika Rekayasa Vol. 8 No. 2 Agustus 2012 ISSN 1858-3075", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 782, "width": 15, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "53", "type": "Page footer" }, { "left": 65, "top": 645, "width": 453, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Kolom Stratigrafi Regional Jawa Tengah Bagian Selatan : Wangon, Karang Bolong dan Nanggulan (Lemigas, 2005)", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 35, "width": 275, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eko Bayu Purwasatria, Gentur Waluyo Studi Potensi Minyak Dangkal dengan Pendekatan Metode Statistik Berdasar Data Geologi Permukaan Di Cekungan Banyumas : 48 -55", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 779, "width": 15, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "54", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 386, "width": 497, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Kolom Stratigrafi menurut Lunt et.al., 2008 yang menunjukkan bahwa Formasi Pemali lebih muda dibandingkan dengan Formasi Halang", "type": "Text" }, { "left": 182, "top": 658, "width": 219, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Foto lokasi sumur Jati-1 di daerah Cipari, Cilacap.", "type": "Caption" }, { "left": 41, "top": 35, "width": 190, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dinamika Rekayasa Vol. 8 No. 2 Agustus 2012 ISSN 1858-3075", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 782, "width": 15, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 45, "top": 321, "width": 493, "height": 19, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Peta gravitasi regional yang menunjukkan zona patahan Pamanukan-Cilacap yang membentuk tinggian Majalengka-Banyumas dan memisahkan Cekungan Banyumas dan Cekungan Bobotsari (Armandita et.al., 2009).", "type": "Caption" }, { "left": 105, "top": 639, "width": 372, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6. Tiga (3) buah closure yang berpotensi mengandung minyak dangkal yaitu closure A, B dan C", "type": "Caption" }, { "left": 148, "top": 364, "width": 373, "height": 265, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": Fault dependent anticline : Posible thrust/reverse fault : Artificial well found oil (Tipar and Prapagan) Tipar Prapagan : gas seep (Karanglewas, Jatilawang) Jatilawang A B C", "type": "Picture" } ]
eac519e8-ae4a-a155-226f-a6de93b48ff1
https://jurnal.staibsllg.ac.id/index.php/el-ghiroh/article/download/170/113
[ { "left": 253, "top": 96, "width": 100, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "El-Ghiroh", "type": "Section header" }, { "left": 233, "top": 120, "width": 138, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Jurnal Studi Keislaman", "type": "Section header" }, { "left": 213, "top": 139, "width": 173, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Vol. XVIII, No. 01. Februari 2020", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 174, "width": 341, "height": 184, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "El-Ghiroh : Jurnal studi keislaman merupakan sebuah wadah hasil penelitian atau pemikiran yang dipublikasikan dan ditulis dengan memenuhi kaideah ilmiah dan etika keilmuan. tulisan ilmiah yang mengandung data dan informasi, kebijakan, memperkaya teori, dan praktik penelitian pendidikan. Jurnal El-Ghiroh (P-ISSN: 2087-7854) dan (E- ISSN: 2656-3126) adalah jurnal studi Islam yang diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bumi Silampari Lubuklinggau . Jurnal ini diposting dua kali setahun pada bulan Februari dan September. itu berfokus pada masalah Pendidikan Islam, Manajemen pendidikan Islam, Tokoh Pendidikan Islam, Kurikulum Pendidikan Islam, Inovasi Pendidikan Islam, Filsafat Islam, hukum", "type": "Table" }, { "left": 203, "top": 361, "width": 269, "height": 131, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Islam, Sejarah pendidikan Islam, Sosiologi ilmu politik, Alquran dan Hadis,Psikologi Islam. kami mengundang ilmuwan peneliti dan profesional di bidang studi Islam untuk menerbitkan artikel Anda di jurnal kami. peer review , serta indeksasi google scholar dan DOI . Kami menerima naskah penelitian yang tidak diterbitkan, berkualitas tinggi dan asli dalam bahasa Indonesia yang dihasilkan terutama dari metodologi penelitian kualitatif, kuantitatif dan campuran yang terkait dengan studi keIslaman.", "type": "Text" }, { "left": 239, "top": 509, "width": 123, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "EDITORIAL TEAM", "type": "Section header" }, { "left": 131, "top": 526, "width": 283, "height": 89, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Editorial Advisory Board Ngimadudin , Sekolah Tinggi Agama Islam Bumi Silampari Lubuklinggau, Indonesia Zainal Azman , Sekolah Tinggi Agama Islam Bumi Silampari Lubuklinggau, Indonesia Taufik Mukmin , Sekolah Tinggi Agama Islam Bumi Silampari Lubuklinggau, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 37, "width": 254, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "ii El-Ghiroh Vol. XVIII, No.01. Februari 2020", "type": "Page header" }, { "left": 131, "top": 70, "width": 77, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Editor in Chief", "type": "Section header" }, { "left": 131, "top": 84, "width": 283, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Yesi Arikarani , S Sekolah Tinggi Agama Islam Bumi Silampari Lubuklinggau, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 123, "width": 88, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Managing Editor", "type": "Section header" }, { "left": 131, "top": 137, "width": 286, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Dedi Heriansyah , Sekolah Tinggi Agama Islam Bumi Silampari Lubuklinggau, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 177, "width": 285, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Editorial Boards Ismail Suardi Wekke , STAIN Sorong, Papua Barat, Indonesia Ris ’ an Rusli , Universitas Islam Negeri Raden Fatah, Palembang,", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 216, "width": 301, "height": 182, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Indonesia Rohimin , Universitas Islam Negeri Bengkulu, Indonesia Mukhtar Latif, Universitas Islam Negeri Thaha Saifuddin, Jambi, Indonesia Dudi Iskandar, Universitas Budi Luhur Jakarta, Indonesia Muhammad Qomarullah, STAI Bumi Silampari Lubuklinggau, Sumatera Selatan, Indonesia Editors Viktor Pandra, , STKIP PGRI Lubuklinggau, Sumatera Selatan Indonesia. Joni Helandri , Sekolah Tinggi Agama Islam Bumi Silampari Lubuklinggau, Sumatera Selatan, Indonesia. Ebing Karmiza , Universitas Taman Siswa Palembang, South Sumatera, Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 400, "width": 312, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Muslih Hidayat , Institut Agama Islam Al- Azhar Lubuklinggau, Sumatera Selatan, Indonesia. Muhamad Akip , Sekolah Tinggi Agama Islam Bumi Silampari Lubuklinggau, Indonesia Asri Karolina , Institut Agama Islam Negeri Curup, Indonesia Bumi Silampari Lubuklinggau, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 37, "width": 201, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "El-Ghiroh Vol. XVIII, No.01. Februari 2020", "type": "Page header" }, { "left": 446, "top": 38, "width": 10, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "iii", "type": "Page header" }, { "left": 224, "top": 81, "width": 154, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "INDEKS, ABSTRAK, ARSIP", "type": "Section header" }, { "left": 260, "top": 301, "width": 84, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Diterbitkan oleh:", "type": "Section header" }, { "left": 144, "top": 314, "width": 314, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "LEMBAGA PENEL ITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (LP2M) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM", "type": "Text" }, { "left": 202, "top": 340, "width": 197, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "BUMI SILAMPARI LUBUKLINGGAU", "type": "Section header" }, { "left": 258, "top": 367, "width": 87, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Alamat Redaksi:", "type": "Section header" }, { "left": 158, "top": 381, "width": 284, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Jl. Sultan Mahmud Badaruddin II Kelurahan Moneng Sepati Kota Lubuklinggau Telp. (0733) 451092,", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 407, "width": 258, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Email : elghiroh@ staibsllg.ac.id , Website: https://jurnal.staibsllg.ac.id/index.php/ej", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 37, "width": 254, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "iv El-Ghiroh Vol. XVIII, No.01. Februari 2020", "type": "Page header" }, { "left": 131, "top": 105, "width": 67, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "EDITORIAL", "type": "Section header" }, { "left": 259, "top": 80, "width": 83, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "DAFTAR ISI", "type": "Title" }, { "left": 131, "top": 128, "width": 177, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Agama Sebagai Transpormasi Sosial", "type": "Section header" }, { "left": 131, "top": 142, "width": 335, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Eko Nopriyansa .............................................. .............................. 1-6 Demokrasi Islam dalam pandangan Muhammad natsir dan muhammad abid al-jabiri Tomi Agustian ................................................................................................ 7-24 Toleransi antar umat beragama (studi kasus keluarga Islam dan keluarga non islam di 10 ulu palembang) Yuniar Handayani, Ruskam Suaidi ............................................. . 25-32", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 280, "width": 339, "height": 163, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Makna shirat, sabil dan thariq dalam Tafsir Al-misbah Serta Implementasinya dalam Kehidupan Ebing Karmiza ................................................................................................ 33-46 Maisyah and Culture of Work as Motivation For Work, Analysis In The General Elections Commission Secretariat (KPU) Musi Rawas Regency Supriadi, Pasiska ........................................................................... 47-68 Tinjauan Batas Usia Perkawinan dalam Persfektif Psikologis dan Hukum Islam Ongky Alexander ........................................................................... 69-76", "type": "Table" }, { "left": 198, "top": 37, "width": 201, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "El-Ghiroh Vol. XVIII, No.01. Februari 2020", "type": "Page header" }, { "left": 446, "top": 38, "width": 9, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "v", "type": "Page header" }, { "left": 267, "top": 80, "width": 68, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "EDITORIAL", "type": "Section header" }, { "left": 131, "top": 104, "width": 341, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Jurnal El-Ghiroh merupakan jurnal Studi Keislaman yang telah terbit di tahun ke sembilan Vol . XVIII , No. 01. Februari 2020 .", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 140, "width": 340, "height": 136, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Pada edisi ini El-Ghiroh mengangkat tema Studi KeIslaman, baik secara praktik maupun konseptual, ada sepuluh naskah yang dipublikasikan, yaitu Agama Sebagai Transpormasi Sosial, Demokrasi Islam dalam pandangan Muhammad Natsir dan Muhammad Abid Al-Jabiri, Toleransi antar umat beragama (studi kasus keluarga Islam dan keluarga non islam di 10 ulu palembang), Makna shirat, sabil dan thariq dalam tafsir Al- misbah serta implementasinya dalam kehidupan, Maisyah and culture of work as motivation for work, analysis in the general elections commission secretariat (KPU) Musi rawas regency, Tinjauan Batas Usia Perkawinan Dalam Persfektif Psikologis Dan Hukum Islam. Semoga dapat menambah wawasan.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 288, "width": 340, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Naskah-naskah di atas tentu masih jauh dari kata cukup untuk memberikan penjelasan cerdas yang solutif tentang pemahaman pendidikan Islam yang kini berada pada pintasan jalan antara teori dan praktik. Redaksi menerima berbagai kritik dan saran serta gagasan yang kreatif, konstruktif dari para pembaca dan para penulis khususnya berkaitan dengan dunia pendidikan Islam sebagai aktualisasi dan eksistensi diri sebagai seorang akademisi profesional.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 364, "width": 340, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 729, "text": "Redaksi mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung dan membantu terbitnya jurnal ini. Semoga edisi kedua ini bermanfaat bagi kita semua. Selamat membaca dan semoga bermanfa’at. (Redaksi, 2020).", "type": "Text" } ]
749a1c72-1a81-0381-29fd-33fee6f86a01
https://ojs.unpatti.ac.id/index.php/agrilan/article/download/1972/866
[ { "left": 56, "top": 35, "width": 223, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "46 AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan", "type": "Page header" }, { "left": 143, "top": 117, "width": 364, "height": 61, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PERAN DAN KONTRIBUSI PEREMPUAN PAPALELE IKAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI DUSUN SERI NEGERI URIMESSING KECAMATAN NUSANIWE KOTA AMBON", "type": "Title" }, { "left": 128, "top": 193, "width": 369, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "THE ROLE AND CONTRIBUTION OF PAPALELE FISH WOMEN TO HOUSEHOLD INCOME IN DUSUN SERI NEGERI URIMESSING NUSANIWE SUBDISTRICT AMBON CITY", "type": "Section header" }, { "left": 160, "top": 246, "width": 329, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Reinhard F. Tuhumury, Leunard O. Kakisina, Felecia P. Adam", "type": "Section header" }, { "left": 187, "top": 271, "width": 274, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura Jalan Ir. M. Putuhena Kampus Poka – Ambon – Maluku", "type": "Text" }, { "left": 242, "top": 308, "width": 143, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-mail : [email protected] [email protected] [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 354, "width": 37, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 378, "width": 371, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran perempuan papalele ikan dan kontribusi perempuan papalele ikan terhadap pendapatan rumah tangga di Dusun Seri Negeri Urimessing Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengumpulan data primer melalui wawancara dan kuesioner dan pengumpulan data sekunder melalui literatur yang terkait dengan penelitian, juga data dari institusi tertentu. Sampel diambil sebanyak 100% jumlah populasi perempuan papalele ikan di Dusun Seri yaitu 20 orang dengan Teknik sensus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran perempuan papalele ikan di Dusun Seri lebih banyak dilakukan di sektor publik (berjualan ikan) dengan jumlah rata-rata curahan waktu sebanyak 10 jam per hari. Sedangkan di sektor domestik rata-rata hanya berkisar 4,1 jam per hari. Kontribusi perempuan papalele ikan terhadap pendapatan rumah tangga sebesar 85,28% yang berarti bahwa perempuan papalele ikan memiliki peranan yang sangat penting dalam keluarga.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 537, "width": 235, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci : Kontribusi pendapatan; papalele ikan; peran", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 572, "width": 39, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 596, "width": 371, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study aims to determine the role of papalele fish women and the contribution of papalele fish women to household income in Seri Dusun Negeri Urimessing, Nusaniwe Subdistrict, Ambon City. The data collection methods used in this research are primary data collection methods through interviews and questionnaires and secondary data collection through literature related to the research, as well as data from certain institutions. Samples were taken as much as 100% of the total population of papalele fish women in Seri Hamlet, as many as 20 people with the census technique. The results showed that the role of women papalele fish in Dusun Seri was mostly carried out in the public sector (selling fish) with an average amount of time devoted as much as 10 hours per day. While in the domestic sector the average was only around 4.1 hours per day. The contribution of papalele fish women to household income was 85.28%, which means that papalele fish women have a very important role in the family.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 745, "width": 211, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : Contribution income; fish papalele; role .", "type": "Text" }, { "left": 372, "top": 50, "width": 181, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "47 Volume 12 No. 1 Februari 2024", "type": "Page header" }, { "left": 275, "top": 128, "width": 70, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 168, "width": 401, "height": 239, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 17.508 pulau, dan dipisahkan oleh wilayah perairan. Indonesia memiliki 81.000 km pantai, dengan luas sekitar 3,1 juta km 2 , atau sebesar 62% dari wilayahnya. (Nurdiana, et al., 2021). Kondisi geografis wilayah Indonesia yang demikian menyebabkan sumberdaya perikanan melimpah. Sumber daya perikanan memberikan kontribusi besar terhadap masyarakat, terutama dalam hal aktivitas perikanan dan perdagangan hasil produksinya. (Damsiki, 2018). Oleh karena itu sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan hidupnya kepada sumberdaya alam pesisir dan lautan (Nurdiana, et al., 2021). Ironisnya, sumber daya perikanan Indonesia yang melimpah belum diimbangi oleh kualitas dan kuantitas sumber daya manusia juga sarana pendukung pesisir yang memadai. Akibatnya, masyarakat pesisir tetap berada dalam golongan ekonomi rendah. (Harahap, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 417, "width": 400, "height": 259, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian sebelumnya yang dilakukan Silooy (2017), menyatakan bahwa miskinnya rumah tangga masyarakat pesisir merupakan fenomena yang umum dikarenakan ketidakpastian pendapatan yang diperoleh, dan cenderung rendah sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ketidakpastian inilah yang mendorong anggota rumah tanggga lainnya untuk turut andil untuk melakoni pekerjaan lain selain ibu rumah tangga. Munawaroh (2008), menyatakan bahwa perempuan merupakan unsur penting dalam keluarga karena perempuan bisa bertindak sebagai istri, ibu, kawan, pendidik, manajer rumah tangga dan majikan. Keterlibatan perempuan dalam bekerja dilatarbelakangi oleh kondisi pendapatan rumahtangga yang rendah sehingga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, kondisi sosial ekonomi pada tingkat menengah ke atas dan kondisi faktor budaya masyarakat yang memiliki nilai terhadap pekerjaan tertentu (Anwar, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 686, "width": 400, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Istri ternyata memiliki peranan yang penting dalam mengatasi kemiskinan yang dialaminya. Selain berperan sebagai ibu rumah tangga yang mengurusi keluarganya, umumnya seorang istri turut mengambil bagian selaku pencari", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 35, "width": 223, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "48 AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 156, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "nafkah apabila pendapatan suami tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari sehingga seorang istri memiliki peran ganda yaitu sebagai pencari nafkah sekaligus ibu rumah tangga (Anggita, 2012 dalam Harahap, 2013). Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi perempuan terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga, perlu dilakukan penilaian yang terencana melalui peran perempuan dalam rumah tangga. Pada akhirnya, ini dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan rumah tangga, yang selama ini identik dengan kemiskinan. (Handayani dan Artini, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 282, "width": 400, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (2022), jumlah perempuan yang bekerja di sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan sebesar 24,6 persen. Di Provinsi Maluku sendiri, banyaknya tenaga kerja yang terjun ke dalam ranah publik ini diperjelas berdasarkan pada data jumlah tenaga kerja di sektor formal dan informal yang dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 398, "width": 359, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Persentase Tenaga kerja di sektor formal dan informal di Maluku berdasarkan jenis kelamin tahun 2020-2022", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 439, "width": 385, "height": 75, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis Kelamin Sektor Formal Sektor Informal 2020 (%) 2021 (%) 2022 (%) 2020 (%) 2021 (%) 2022 (%) Laki-Laki 42,71 43,39 43,97 57,29 56,61 56,03 Perempuan 34,65 36,20 35,57 65,35 63,80 64,43", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 528, "width": 296, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: BPS Maluku, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), 2022", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 558, "width": 400, "height": 197, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, dalam kurun periode 2020 hingga 2022, baik penduduk laki-laki maupun penduduk perempuan yang bekerja banyak terserap pada kegiatan informal. Jika dilihat jenis kegiatannya, persentase penduduk laki-laki yang bekerja pada kegiatan formal lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan sebaliknya perempuan lebih banyak terserap di sektor informal. Terlihat pula Gap penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan yang bekerja pada kegiatan formal/informal sebesar 2,79 persen. Jika dilihat berdasarkan peningkatan/penurunan persentase tiap tahun maka untuk persentase tenaga kerja perempuan yang bekerja di sektor informal mengalami penurunan setiap tahunnya.", "type": "Text" }, { "left": 372, "top": 50, "width": 181, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "49 Volume 12 No. 1 Februari 2024", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 301, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pedagang papalele adalah salah satu sektor informal di Ambon dengan ciri khas yang unik. Aktivitas pedagang papalele sudah ada sejak lama dan merupakan salah satu kebiasaan tradisional yang biasanya dilakukan oleh kaum perempuan. Masyarakat Ambon biasanya dapat dengan mudah membedakan papalele dari pedagang keliling biasa. Secara kasat mata, pedagang papalele mungkin akan terlihat sama seperti pedagang keliling lainnya yang menjajakan dagangannya kepada konsumen. Namun pedagang papalele dikenal sebagai pedagang lokal, dalam artian mereka adalah orang – orang yang berasal dari desa - desa di sekitar kota Ambon dan bahkan desa - desa di pulau Ambon dan pulau Saparua. Secara umum semua desa di kota Ambon memiliki anggota masyarakat yang menjadi papalele. Jika dihitung, secara rata rata di kota Ambon ada sekitar 20 papalele per desa, maka terdapat 600 orang papalele (Soegijono, 2011). Berdasarkan perkiraan jumlah papalele di Kota Ambon tersebut, ada yang bekerja sebagai papalele ikan, dan kegiatan ini banyak dilakukan oleh perempuan terutama perempuan yang berasal dari kecamatan Nusaniwe.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 427, "width": 403, "height": 322, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kebutuhan rumah tangga selalu ada bahkan bertambah, tidak mengenal musim. Setiap hari rumah tangga memerlukan dana untuk memenuhi kebutuhan hidup seluruh anggotanya Perempuan papalele ikan berperan meningkatkan pendapatan rumah tangga agar kehidupan ekonomi rumah tangga menguat, dengan demikian ketahanan ekonomi rumahtangganya juga semakin meningkat (Haryati, 2014). Namun, keterlibatan perempuan papalele dalam sektor publik yang penuh tantangan dan kerja keras, tidak serta merta menjadi halangan bagi perempuan papalele ikan untuk mengurusi rumahtangga. Pada umumnya, perempuan-perempuan yang mengambil profesi sebagai seorang papalele ikan, ditemukan di beberapa Desa pesisir yang rata-rata bekerja demi membantu ekonomi dan kebutuhan rumah tangga seperti halnya yang terjadi di Dusun Seri, Negeri Urimessing, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon. Jumlah perempuan papalele ikan di Dusun Seri pada tahun 2022 sebanyak 20 orang. Jumlah ini merupakan jumlah perempuan papalele ikan yang melakukan aktivitas papalele dengan berjualan berkeliling (baronda keku ikan) maupun yang menetap di lokasi tertentu (dudu tandeng). Selain kendala ekonomi keluarga, motivasi dalam diri", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 35, "width": 223, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "50 AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "para perempuan ini untuk bekerja sebagai papalele ikan adalah keinginan besar mereka untuk menjadi perempuan yang bisa bekerja dan tidak hanya mengharapkan gaji suami untuk menghidupi keluarga. Selain itu, kebiasaan menjual ikan juga telah diwariskan oleh perempuan di desa-desa pesisir Kota Ambon sejak lama dan masih dilakukan hingga hari ini. (Tuhumury, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 220, "width": 400, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wanita yang bekerja sebagai papalele ikan di dusun Seri tidak hanya harus mengurus kebutuhan rumah tangga , tetapi juga harus meluangkan waktu untuk melakukan papalele ikan untuk menafkahi keluarganya. Peran ganda ini menunjukkan bahwa perempuan papalele harus dapat membagi waktu dan menyelesaikan tugasnya dengan sabar, tekun, terampil, dan ulet. Penulis tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang peran dan kontribusi perempuan papalele ikan terhadap pendapatan rumah tangga di Dusun Seri Negeri Urimessing, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon.", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 427, "width": 95, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 467, "width": 400, "height": 280, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Seri, Negeri Urimessing, Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon selama satu bulan lamanya. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja dengan mempertimbangkan banyaknya perempuan papalele yang berasal dari Dusun Seri. Adapun sampel dari penelitian ini merupakan populasi secara keseluruhan, dikarenakan jumlah perempuan papalele di Dusun Seri hanya berjumlah 20 orang sehingga digunakan metode sensus. Pengumpulan data primer diakukan melalui wawancara dan kuesioner yang diberikan kepada responden yang dalam hal ini merupakan perempuan papalele ikan di Dusun Seri, Negeri Urimessing, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, sedangkan pengumpulan data sekunder melalui referensi buku, publikasi data dari institusi terkait dan jurnal-jurnal penelitian. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua metode yakni analisis deskriptif untuk menjawab tujuan pertama terkait peran dari perempuan papalele ikan di Dusun Seri Negeri Urimessing, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon , metode kedua yang", "type": "Text" }, { "left": 372, "top": 50, "width": 181, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "51 Volume 12 No. 1 Februari 2024", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "digunakan untuk menjawab kontribusi pendapatan perempuan papalele ikan di Dusun Seri Negeri Urimessing, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon ialah rumus kontribusi pendapatan menurut Soekartawi (1993), sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 176, "width": 110, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐾𝑝 = 𝜆 𝑝 𝜆 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 × 100%", "type": "Formula" }, { "left": 142, "top": 216, "width": 44, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dimana:", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 236, "width": 398, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kp = Kontribusi pendapatan perempuan papalele ikan (%) λp = Pendapatan perempuan papalele ikan (Rp/bulan atau tahun) λTotal = Pendapatan total rumah tangga perempuan papelele ikan (Rp/Bulan atau tahun)", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 365, "width": 119, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 405, "width": 400, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perempuan memainkan peran penting dalam keluarga karena mereka mengelola tanggung jawab harian, termasuk tanggung jawab yang tidak dapat dihindari. Peran perempuan dalam penelitian ini dilihat dari peran dalam sektor domestik, sektor publik dan peran sosial perempuan papalele ikan di Dusun Seri.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 499, "width": 271, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peran Perempuan Papalele Ikan di Sektor Domestik", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 520, "width": 400, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peran perempuan papalele ikan di sektor domestik berkaitan dengan perannya dalam pengaturan atau pengelolaan rumah tangga yang tidak mengenal waktu seperti dengan mengurus rumah tangga (memasak, mencuci, membersihkan dan membereskan rumah termasuk perabot rumah dan menjaga kebersihan serta kerapian pakaian seluruh anggota keluarga), mengurus anak (menyiapkan pakaian anak antar/jemput anak) dan mengurus suami. Selengkapnya terkait distribusi kegiatan di sektor domestik perempuan papalele dapat dilihat pada tabel berikut.", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 35, "width": 223, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "52 AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan", "type": "Page header" }, { "left": 142, "top": 116, "width": 371, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Distribusi kegiatan domestik perempuan Papalele ikan di Dusun Seri", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 150, "width": 399, "height": 440, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis Kegiatan Domestik Jumlah (Orang) Persentase (%) Memasak (per hari) a. Ya 1 kali 8 40 2 kali 12 60 b. Tidak 0 0 Total 20 100 Mencuci (per minggu) a. Ya 2 kali 3 15 3 kali 14 70 4 kali 3 15 b. Tidak 0 0 Total 20 100 Membersihkan rumah (per hari) Menyapu rumah a. Ya 1 kali 1 5 2 kali 19 95 b. Tidak 0 0 Total 20 100 Mengepel lantai a. Ya 1 kali 13 65 2 kali 6 30 b. Tidak 1 5 Total 20 100 Menyiapkan pakaian anak (per hari) a. Ya 1 kali 8 40 b. Tidak 12 60 Total 20 100 Antar jemput anak (per minggu) a. Ya 0 0 b. Tidak 20 100 Total 20 100", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 606, "width": 400, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa perempuan papalele tetap melakukan tugasnya selaku ibu rumah tangga, yang dicerminkan melalui beberapa kegiatan pada Tabel 2. Terlihat bahwa Sebagian besar responden memasak sebanyak dua kali dalam sehari (60%) yaitu pada pagi hari sebelum pergi berjualan dan sore/malam hari setelah pulang dari berjualan. Sedangkan perempuan papalele ikan yang hanya memasak satu kali dalam sehari (40%) itu biasanya dilakukan pada pagi hari sebelum pergi berjualan dimana porsi makanan", "type": "Text" }, { "left": 372, "top": 50, "width": 181, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "53 Volume 12 No. 1 Februari 2024", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 399, "height": 218, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang dimasak biasanya untuk dimakan sampai malam. Kegiatan mencuci sebagian besar (70%) dilakukan tiga kali dalam seminggu. Perempuan papalele menyatakan bahwa mereka tidak dapat mencuci pakaian setiap hari karena kadang ketika dagangan mereka tidak laku terjual maka mereka harus pulang di malam hari dan terlalu lelah untuk melakukan kegiatan mencuci pakaian. Selanjutnya, perempuan papalele ikan di Dusun Seri juga melakukan kegiatan membersihkan rumah yaitu menyapu dan mengepel lantai. Sebagian besar perempuan papalele ikan (95%) melakukan kegiatan menyapu rumah sebanyak 2 kali dalam sehari yaitu pagi hari sebelum pergi berjualan dan sore/malam hari setelah berjualan, sedangkan untuk sisanya (5%) hanya menyapu rumah satu kali dalam sehari yaitu pada pagi hari sebelum pergi berjualan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 344, "width": 400, "height": 301, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan mengepel rumah sebagian besar dilakukan oleh perempuan papalele ikan hanya satu kali dalam sehari yaitu sebelum pergi berjualan. Mengurus anak juga merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh perempuan papalele ikan di sektor domestik dalam hal ini menyiapkan pakaian anak dan antar jemput anak ke sekolah. Sebagian besar perempuan papalele ikan (60%) tidak menyiapkan pakaian anak karena rata-rata anak sudah agak besar dan bisa menyiapkan pakaiannya sendiri sedangkan sebanyak 40 persen perempuan papalele ikan menyiapkan pakaian anaknya karena memiliki anak di usia sekolah yang belum bisa menyiapkan pakaian sendiri (rata-rata di tingkat Sekolah Dasar (SD). Seluruh responden perempuan papalele ikan (100%) tidak melakukan kegiatan antar jemput anak walaupun ada yang memiliki anak yang masih berada di tingkat pendidikan SD karena lokasi SD masih berada di dalam dusun yang mudah dijangkau oleh anak dan rata-rata rumah mereka dekat dengan sekolah. Selain itu, aktivitas mereka yang dimulai di pagi hari, menyebabkan mereka sering keluar rumah untuk berjualan sebelum anak pergi ke sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 655, "width": 400, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Hamzani (2010), suami dan istri bertanggung jawab atas rumah tangga dengan peran yang lebih seimbang: suami dapat mengambil tanggung jawab rumah tangga sesekali, dan istri dapat bekerja di sektor publik, sesuai dengan perjanjian dan kebutuhan. Namun, kondisi ini tidak terjadi dalam pembagian peran antara perempuan papalele ikan di Dusun Seri dengan suami", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 35, "width": 223, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "54 AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 399, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mereka. Selengkapnya dilampirkan pada Tabel 3 terkait kontribusi suami dalam membantu perempuan papalele ikan melakukan aktivitas di sektor domestik.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 164, "width": 364, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Distribusi Keterlibatan Suami dalam Kegiatan di Sektor Domestik", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 185, "width": 396, "height": 137, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis Kegiatan Domestik Ya Kadang- Kadang Tidak Lainnya Total Juml ah (Ora ng) Persen tase (%) Juml ah (Ora ng) Persen tase (%) Juml ah (Ora ng) Persen tase (%) Juml ah (Ora ng) Persen tase (%) Juml ah (Ora ng) Persen tase (%) Memasak 4 20 1 5 11 55 4 20 20 100 Mencuci 3 15 2 10 11 55 4 20 20 100 Membersi hkan dan memberes kan Rumah 4 20 4 20 8", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 273, "width": 392, "height": 70, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "40 4 20 20 100 Mengurus Anak 1 5 2 10 13", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 324, "width": 157, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "65 4 20 20 100", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 346, "width": 197, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan: Lainnya = Tidak memiliki Suami (Janda)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 374, "width": 400, "height": 198, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar suami dari perempuan papalele ikan di Dusun Seri tidak membantu istri dalam melakukan kegiatan di sektor domestik seperti memasak (55%), mencuci (55%), membersihkan dan membereskan rumah (40%) dan mengurus anak (65%). Hal ini disebabkan aktivitas suami yang sebagian besar (50%) adalah nelayan yang sering bekerja mencari ikan di waktu malam sampai pagi hari menyebabkan waktu siang hari digunakan sebagai waktu istirahat. Selain itu sebagian besar suami perempuan papalele ikan belum banyak yang menyadari terkait berbagi peran dalam urusan domestik. Stereotip mengenai pekerjaan rumah adalah kewajiban seorang perempuan atau istri masih kuat melekat.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 581, "width": 400, "height": 156, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peran istri dalam sektor domestik juga dapat dilihat dari curahan waktu kerja. Curahan waktu kerja perempuan dapat digolongkan jadi dua yaitu untuk kegiatan ekonomis (sektor publik) dan non ekonomis (sektor domestik). Curahan waktu kerja adalah lama pekerjaan yang dilakukan dalam satu hari yang dihitung dengan jam (Maradou et al., 2017). Curahan waktu kerja perempuan papalele ikan di Dusun Seri dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan data curahan kerja pada Tabel 4, terlihat bahwa sebagian besar (70%) perempuan papalele ikan menghabiskan waktu 2-4,5 jam per hari untuk melakukan pekerjaan rumah", "type": "Text" }, { "left": 372, "top": 50, "width": 181, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "55 Volume 12 No. 1 Februari 2024", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 115, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tangga. Curahan waktu kerja dalam rumah tangga ini terbagi pada pagi hari maupun malam hari setelah pulang berjualan. Sebanyak 30 persen dari perempuan papalele ikan mengalokasikan waktu kerja di dalam rumah tangga berkisar antara 4,51 jam- 7 jam per hari. Biasanya waktu yang lama ini dimanfaatkan di malam hari ketika pulang berjualan. Rata-rata curahan waktu perempuan papalele ikan dalam melakukan peran domestik adalah 4,1 jam atau 4 jam 6 menit per hari.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 247, "width": 380, "height": 186, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Curahan waktu kerja perempuan Papalele Ikan di Dusun Seri Curahan Waktu Kerja (Jam/hari) Jumlah Responden (orang) Persentase (%) Di dalam Rumah (Sektor Domestik) a. 2,00 - 4,50 14 70 b. 4,51 – 7,00 6 30 Total 20 100 Di Luar Rumah (Sektor Publik) a. 7,00 – 9,00 3 15 b. 9,01 – 11,00 17 85 Total 20 100", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 472, "width": 256, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peran Perempuan Papalele Ikan di Sektor Publik", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 492, "width": 400, "height": 115, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peran publik perempuan papalele ikan merupakan aktivitas perempuan papalele ikan yang menghasilkan pendapatan di luar rumahnya. Perempuan papalele ikan ikut berperan dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga mereka tidak hanya tinggal di rumah menunggu gaji suami mereka, tetapi juga terlibat dalam kegiatan mencari nafkah, seperti berjualan ikan di pasar atau berkeliling dari rumah ke rumah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 617, "width": 401, "height": 135, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 14, sebagian besar (85%) perempuan papalele ikan di Dusun Seri mengalokasikan waktu kerjanya sebanyak 9.01 jam sampai 11 jam per hari. Jumlah curahan kerja ini merupakan total keseluruhan jam kerja perempuan papalele ikan sejak mulai membeli ikan di Pantai sampai dengan waktu bekerja. Sementara 15% lainnya melakukan pekerjaan selama 7-9 jam per hari. Rata-rata curahan kerja perempuan papalele ikan Dusun Seri ialah sebesar 10 jam untuk peran di sektor public. Dengan demikian peran perempuan papalele ikan di Dusun", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 35, "width": 223, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "56 AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 401, "height": 73, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seri pada sektor public lebih besar dibandingkan dengan perannya di sektor domestic. Sehingga rata-rata curahan waktu perempuan papalele ikan untuk melakukan peran public dan peran domestic ialah sebesar 14 jam 18 menit per hari dan waktu sisanya digunakan untuk beristirahat.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 220, "width": 295, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peran Perempuan Papalele Ikan dalam Organisasi Sosial", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 247, "width": 402, "height": 114, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain peran yang dilakukan perempuan dalam sektor domestik dan sektor publik, perempuan juga memiliki peran dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Berdasarkan hasil penelitian, perempuan papalele ikan di Dusun Seri tidak terlibat dalam kegiatan sosial kemasyarakatan seperti arisan dan PKK. Namun, mereka (100%) terlibat dalam kegiatan keagamaan seperti tergabung dalam Wadah Perempuan, Sektor/Unit serta Muhabeth.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 383, "width": 161, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biaya-Biaya yang Dikeluarkan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 403, "width": 400, "height": 114, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biaya yang dikeluarkan perempuan papalele ikan dalam pengoperasian penjualan ikan terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap (variabel). Biaya tetap yang dikeluarkan terdiri dari yaitu penyusutan loyang, sewa coolbox, biaya sampah, biaya karcis, biaya parkir. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan perempuan papalele ikan dalam satu kali melakukan penjualan yaitu biaya es batu, biaya makan, biaya transportasi dan biaya lelang ikan di pasar.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 533, "width": 402, "height": 113, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Total Biaya dan Rata-rata Biaya per Musim (6 Bulan) yang dikeluarkan Perempuan Papalele ikan di Dusun Seri Uraian Musim Barat Musim Timur Biaya Tetap (Rp/musim) Biaya Variabel (Rp/musim) Biaya Tetap (Rp/musim) Biaya Variabel (Rp/musim) Total 26,358,000 192,300,000 25,758,000 187,980,000 Rata-Rata 1,317,900 9,615,000 1,287,900 9,399,000", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 674, "width": 400, "height": 73, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa baik untuk total biaya maupun rata-rata biaya yang dikeluarkan perempuan papalele ikan lebih besar terjadi di musim barat. Hal ini disebabkan pada musim barat ada biaya lelang ikan yang dikeluarkan perempuan papalele ikan.", "type": "Text" }, { "left": 372, "top": 50, "width": 181, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "57 Volume 12 No. 1 Februari 2024", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Distribusi responden berdasarkan biaya-biaya yang dikeluarkan per musim dapat dilihat pada tabel berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 164, "width": 375, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Distribusi responden berdasarkan biaya yang dikeluarkan per musim", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 184, "width": 393, "height": 126, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Total Biaya (Rp/musim) Jumlah dan Persentase Responden Perempuan Papalele Musim Barat Musim Timur Jumlah (Orang) Persentase (%) Jumlah (Orang) Persentase (%) 2.377.500 – 6.186.000 2 10 2 10 6.186.001 – 9.994.500 9 45 9 45 9.994.501- 13.803.000 4 20 4 20 13.803.001 – 17.611.500 2 10 2 10 17.611.501 – 21.420.000 3 15 3 15 Total 20 100 20 100", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 327, "width": 400, "height": 31, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data pada tabel 6 terlihat bahwa persentase terbesar total biaya yang dikeluarkan perempuan papalele ikan per musim adalah pada kisaran Rp.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 368, "width": 323, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6.186.001 – Rp. 9.994.500 yaitu sebanyak 9 orang atau 45 persen.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 401, "width": 65, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerimaan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 422, "width": 400, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerimaan dalam penelitian ini juga dihitung per musim yaitu untuk musim barat dan musim timur. Tabel 7 berikut memperlihatkan total penerimaan dan rata-rata penerimaan perempuan papalele ikan per musim.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 495, "width": 401, "height": 99, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 7. Total Penerimaan dan Rata-rata Penerimaan per Musim (6 Bulan) yang dikeluarkan Perempuan Papalele ikan di Dusun Seri Uraian Penerimaan pada Musim Barat (Rp/Musim) Penerimaan pada Musim Timur (Rp/Musim) Total 4,056,000,000 3,744,000,000 Rata-Rata 202,800,000 187,200,000", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 614, "width": 400, "height": 135, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data pada tabel 7 terlihat bahwa baik total penerimaan maupun rata-rata penerimaan perempuan papalele ikan pada musim barat lebih tinggi dibandingkan pada musim timur. Hal ini disebabkan jumlah ikan yang dijual per tumpuk berbeda dan jumlah ikan per ekor per 1 loyang juga berbeda. Biasanya di musim barat jumlah ikan per loyang bisa mencapai 300 ekor sedangkan pada waktu musim timur jumlah ikan per loyang lebih sedikit yaitu sekitar 150 ekor dengan harga yang lebih mahal untuk ukuran 1 loyang. Dengan demikian", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 35, "width": 223, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "58 AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 136, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perempuan papalele biasanya mensiasati dengan mengurangi jumlah ikan per tumpuk, yang biasanya satu tumpuk 6 ekor dikurangi menjadi 5 ekor per tumpuk supaya mereka masih bisa mendapatkan untung yang tidak berbeda jauh dengan untung pada musim barat. Jika dikalkulasikan lebih rinci, dapat diketahui bahwa penerimaan perempuan papalele ikan di Dusun Seri per harinya memperoleh penerimaan rata-rata sebesar Rp. 1.300.000 pada musim barat dan Rp. 600.000 pada musim timur.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 273, "width": 64, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendapatan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 294, "width": 400, "height": 32, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendapatan perempuan papalele per musim dapat dilihat pada tabel 19 berikut ini .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 341, "width": 403, "height": 84, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 8. Total Pendapatan dan Rata-rata Pendapatan per Musim (6 Bulan) yang dikeluarkan Perempuan Papalele ikan di Dusun Seri Uraian Pendapatan pada Musim Barat (Rp/Musim) Penerimaan pada Musim Timur (Rp/Musim) Total 1,568,487,000 1,066,407,000 Rata-Rata 78,424,350 53,320,350", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 443, "width": 400, "height": 239, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel diatas menunjukkan bahwa pendapatan perempuan papalele ikan jika dibagi per musim, pendapatan pada musim barat terlihat lebih besar dibandingkan musim timur. Jika dikonversi per hari maka rata-rata pendapatan perempuan papalele ikan adalah sebesar Rp. 170,898.56 pada musim timur dan Rp. 251,360.10 pada musim barat. Dapat disimpulkan bahwa faktor musim sangat mempengaruhi pendapatan dari perempuan papalele ikan segar, seperti halnya modal usaha, pendapatan wanita papalele ikan sangat dipengaruhi oleh musim. Besar kecilnya pendapatan perempuan papalele sangat bergantung pada ketersediaan ikan dan harga penjualan. Saat harga ikan turun, wanita papalele ikan menjual lebih banyak ikan, tetapi saat tangkapan ikan sedikit, jumlah ikan yang dijual akan sangat terbatas.Kontribusi Pendapatan Perempuan Papalele Ikan Terhadap Pendapatan Rumah Tangga", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 691, "width": 400, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kontribusi pendapatan perempuan papalele ikan terhadap pendapatan rumah tangga maka dihitung dengan membandingkan antara pendapatan perempuan papalele ikan dengan total pendapatan rumah tangga dalam penelitian ini dihitung", "type": "Text" }, { "left": 372, "top": 50, "width": 181, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "59 Volume 12 No. 1 Februari 2024", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 399, "height": 198, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "per tahun dikalikan 100 persen. Total pendapatan rumah tangga diperoleh dari pendapatan perempuan papalele ikan itu sendiri, pendapatan suami maupun pendapatan dari sumber lainnya (seperti anak yang sudah bekerja).Kontribusi pendapatan perempuan papalele ikan terhadap total pendapatan rumah tangga dapat dilihat pada Tabel 9 dibawah ini. Kontribusi perempuan papalele ikan terhadap pendapatan rumahtangga sebesar 85,28 persen. Ini berarti bahwa perempuan papalele ikan memiliki peranan yang sangat penting dalam keluarga. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pekerjaan sebagai papalele ikan bagi perempuan di Dusun Seri merupakan pekerjaan utama dan menunjang perekonomian keluarga.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 329, "width": 400, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 9. Kontribusi pendapatan perempuan papalele ikan terhadap pendapatan rumahtangga", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 371, "width": 399, "height": 89, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uraian Pendapatan (Rp/Musim Barat) Pendapatan (Rp/Musim Timur) Total Pendapatan (Rp/tahun) Pendapatan Suami (Rp/tahun) Pendapatan anggota keluarga lainnya (Rp/tahun) Total pendapatan Rumahtangga (Rp/tahun) Total 1.568.487.000 1.066.407.000 2.634.894.000 335.600.000 119.200.000 3.089.694.000 Rerata 78.424.350 53.320.350 131.744.700 30.509.090,91 23.840.000 154.484.700", "type": "Table" }, { "left": 293, "top": 512, "width": 64, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 544, "width": 394, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pembahasan yang dikemukakan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 579, "width": 389, "height": 94, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Hasil Penelitian menunjukan Perempuan papalele ikan di Dusun Seri melakukan peran domestik dan peran publik. Perempuan papalele ikan mencurahkan waktu untuk pekerjaan domestik sebesar berkisar dari 2 – 6 jam per hari. Sedangkan untuk peran publik waktu yang di curahkan berkisar 7 sampai 11 jam per hari.", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 682, "width": 389, "height": 53, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Kontribusi perempuan papalele ikan terhadap pendapatan rumahtangga sebesar 85,28 persen. Ini berarti bahwa perempuan papalele ikan memiliki peranan yang sangat penting dalam keluarga.", "type": "List item" }, { "left": 56, "top": 35, "width": 223, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "60 AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 116, "width": 81, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 150, "width": 400, "height": 43, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anwar. 2007. Manajemen Pemberdayaan Perempuan (Perubahan Sosial Melalui Pembelajaran Vocational Skill pada Keluarga Nelayan). Alfabeta. Bandung.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 208, "width": 400, "height": 42, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Badan Pusat Statistik. 2022. “Persentase Tenaga Kerja di Sektor Formal dan Informal di Indonesia Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2020-2022”. BPS. Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 265, "width": 400, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Badan Pusat Statistik Maluku. 2022. Indikator Ketenakerjaan Maluku, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas). BPS. Provinsi Maluku.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 307, "width": 400, "height": 43, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hamzani, A. I. 2010. “Pembagian Peran Suami Istri dalam Keluarga Islam Indonesia (Analisis Gender Terhadap Inpres No. 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam)”. Sosekhum . Vol 6(9): 1-15.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 365, "width": 401, "height": 42, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Handayani, M. Th., & Artini, N. W. P. 2009. “Kontribusi Pendapatan Ibu Rumah Tangga Pembuat Makanan Olahan terhadap Pendapatan Keluarga”. Piramida . Vol 5(1): 1-9.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 422, "width": 403, "height": 43, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harahap, A. 2013. “Peranan Istri Nelayan terhadap Pendapatan Keluarga (Kasus Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang)”. Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara .", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 480, "width": 400, "height": 59, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Haryati, Y. T. 2014. “Melampui “Kasur-Sumur-Dapur” Studi Tentang Peran Istri Nelayan dalam Rumah Tangga di Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal Jawa Tengah”. Disertasi. Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Kristen Satya Wacana.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 553, "width": 401, "height": 59, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maradou, P., Aling, D.R.R., Longdong, F.V. 2017. Peran Perempuan Penjual Ikan Keliling dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga di Kelurahan Tumumpa Dua Kecamatan Tuminting Kota Manado. Jurnal Akulturasi . Vol 5(10): 769-780.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 627, "width": 400, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Munawaroh. 2008. Wanita Tani Nelayan di Kecamatan Kedung . Sinar Harapan. Jepara.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 669, "width": 400, "height": 58, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurdiana.., Made, S., Cangara, A. S., Baso, A., & Gosari, B. A. J. 2021. “Analisis Kontribusi Usaha Perempuan Pesisir terhadap Pendapatan Rumah Tangga (Studi Kasus di Desa Tadang Palie Kecamatan Cempa Kabupaten Pinrang)”. Jurnal Ponggawa . Vol 1(2): 86-98.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 742, "width": 400, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Silooy, M. 2017. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat", "type": "Text" }, { "left": 372, "top": 50, "width": 181, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "61 Volume 12 No. 1 Februari 2024", "type": "Page header" }, { "left": 142, "top": 116, "width": 371, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemiskinan Absolut Masyarakat Pesisir (Nelayan ) di Desa Seilale Kecamatan Nusaniwe”. Jurnal Ekonomi: Cita Ekonomika . Vol 11(1): 79-84.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 158, "width": 400, "height": 43, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soegijono, S. P. 2011. “Papalele Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon”. Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 216, "width": 400, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soekartawi. 1993. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian . PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 257, "width": 400, "height": 59, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tuhumury, M. T. F. 2014. “Perempuan Papalele Ikan Sebagai Pencari Nafkah Dalam Meningkatkan Pendapatan Rumahtangga (Studi Kasus Perempuan Papalele Ikan di Dusun Seri Negeri Urimmessing, Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon)”. Jurnal Agribisnis Kepulauan: Agrilan . Vol 2(1): 42-52.", "type": "List item" } ]
78ae36f2-4ff3-4ede-5808-8b8e9b7fba1d
https://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/tarbiyah/article/download/519/478
[ { "left": 189, "top": 85, "width": 234, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL TARBIYAH 26 (2) (2019) 315-332", "type": "Title" }, { "left": 209, "top": 112, "width": 196, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL TARBIYAH", "type": "Title" }, { "left": 163, "top": 146, "width": 286, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/tarbiyah", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 189, "width": 447, "height": 64, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "THE RELATIONSHIP OF ONLINE GAMES ADDICTION WITH TEACHING SOCIAL SKILLS IN THE COMMUNICATION SCIENCE STUDENTS OF STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA", "type": "Section header" }, { "left": 154, "top": 294, "width": 304, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elda Ayumi 1 , Iskandar Zulkarnain 2 , Yan Hendra 3", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 321, "width": 407, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2,3 Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Medan, Indonesia Email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 375, "width": 183, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI : 10.30829/tar.v26i2.519", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 416, "width": 440, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Accepted: September 17th, 2019. Approved: December 19th, 2019. Published: December 25th, 2019", "type": "Text" }, { "left": 270, "top": 441, "width": 73, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 469, "width": 471, "height": 232, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research was conducted among communication science students of State Islamic University Medan of North Sumatra, the aim of this study is to determine the level of social skills in adolescents, online game addiction level, and the relationship of online game addiction with social skills in adolescents among communication science students of State Islamic University of North Sumatra. This research uses quantitative methods. Research subjects were 186 respondents who were selected using random sampling. In collecting data, researchers used a Likert scale. The analysis of data in this study uses simple linear regression. In this study, researchers used the Sociopsycholog theory from Little Jhon. The results of the research conducted, it is known that (1) the level of online game addiction in adolescents among communication science students at the State Islamic University of North Sumatra is in the medium category with a percentage of 69.4%. (2) while the level of social skills of adolescents among communication students of State Islamic University of North Sumatra Medan is in the medium category with a percentage of 85.5% or 159 subjects (3) known also (correlation coefficient 0.215 with p = 0.000 and Sig scores .2-tailed 0.05) which means that there is a significant relationship between online gaming addiction and social skills among students of communication science at the State Islamic University of North Sumatra in Medan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 714, "width": 357, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Online Game Addiction, Youth Social Skills, Students.", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 57, "width": 408, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elda Ayumi, Iskandar Zulkarnain, Yan Hendra / JURNAL TARBIYAH 26 (2) (2019) 315-332", "type": "Page header" }, { "left": 520, "top": 792, "width": 21, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "316", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 82, "width": 108, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 102, "width": 471, "height": 137, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Communication is done without having to face to face directly can occur due to the emergence of the internet. The internet is not owned, controlled or managed by a single body but is an intentionally connected computer network that operates according to a mutually agreed protocol. A number of organizations, especially telecommunications providers and agencies play a role in internet operations (McQuail, 2011: 28-29). With the advent of the internet, every human being can communicate without having to meet physically or face to face.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 245, "width": 470, "height": 198, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The presence of the internet allows humans to communicate without knowing the limits of space and time. A person, wherever he is, as far as whatever he is, during using the internet, he can communicate quickly and easily without having to meet in person (face to face). These inherited patterns of life tend to gradually shift or even begin to disappear altogether because they are replaced by new life patterns, especially those that occur in urban areas. As an example of the pattern of children's games today, children today tend to begin to leave the traditional form of play and move to more modern games, this can be identified by looking at the loneliness of the field, starting to lose the traditional game competition and starting to crowded places which provides more modern forms of games, such as Internet Cafes.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 450, "width": 471, "height": 198, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In a survey conducted by the US Federal Networking Council, within a period of 20 years, since the first use of the internet was opened to the public, now internet users in the world reach more than 1.4 billion, or about 21% of the total world population. In Asia, the first country with the highest number of internet users is China with a total of 253 million users or about 19% of the total population of China. Whereas in Indonesia, the Association of Indonesian Internet Service Providers (APJII) recently conducted a survey of internet users in Indonesia. The result is the number of active internet users in Indonesia has reached 63 million people, or about 24% of the total population of Indonesia. This number has increased by 8% compared to last year, where currently there are only around 55 million users.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 654, "width": 471, "height": 117, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Most Internet users are still in Java. The second position was followed by the islands of Sumatra, Sulawesi, Bali and Kalimantan. While in the Province, the most users are in West Java. Then followed by East Java and Central Java. Judging from the clarification of age, most Internet users are still aged 12-34 years, which reaches 64 percent of total users. Of course this is not a positive result for adolescents in Indonesia, in previous studies internet addiction can cause adolescents to experience social life that", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 57, "width": 408, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elda Ayumi, Iskandar Zulkarnain, Yan Hendra / JURNAL TARBIYAH 26 (2) (2019) 315-332", "type": "Text" }, { "left": 521, "top": 792, "width": 21, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "317", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 82, "width": 471, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "is isolated and tend to shut down, this causes adolescents to begin to have no control over their social life, one example is the decline in social skills.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 122, "width": 471, "height": 280, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One that is offered by the internet itself to children is of course online game play. According to Kin et al (2002: 24) Online Games are games (games) where many people can play at the same time through online communication networks (LAN or the Internet). Various games are created and then played by those who download. In fact, most players do not know each other in the real world, only limited in the online world. Online games with all kinds of charms make players feel at home for long in front of the computer. Online games that are so exciting make the game players forget time, forget themselves and forget other things in the environment. Games are fun and entertaining games for children as one of its users. Children are invited to explore another world full of challenges and increase their adrenaline. Many things they can learn. In addition, they can also become superior (heroes) by holding control over the characters in it. In order to be able to walk in accordance with the wishes of the players, which is to be a winner with minimum points to reach a certain target. This certainly makes children experience addiction to online games.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 409, "width": 470, "height": 178, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grispon & Bokular (Elster, 1999: 3) stated that addiction or addiction is a state of interaction between psychic and sometimes physical of living organisms and drugs, distinguished by behavioral responses and other responses that always include a necessity to take drugs continuously or periodically for experiencing psychological effects, and sometimes to avoid the discomfort of the absence of drugs. When someone does not get more of a substance or act, they become very restless, easily offended, and feel displeased. Someone is said to be addicted to online games if the preferred activity dominates at the level of thought and behavior. Then people who are addicted to online games will feel the effects of pleasure when playing online games (Euphoria).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 593, "width": 470, "height": 157, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "At the age of 12-34 years the age of the most experienced addiction to online games where adolescents in the age range 12-23 years are the biggest players, at that time teens are in the period of looking for identity. Adolescence itself is a part of the process of continuous growth and development, which is a transition from childhood to early adulthood. At this stage there is rapid growth and development in physical, emotional, cognitive and social aspects. Adolescence (adolescene) is defined as a period of developmental transition between childhood and adulthood which includes biological, cognitive, and social-emotional changes (Santrock, 2003: 92).", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 57, "width": 408, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elda Ayumi, Iskandar Zulkarnain, Yan Hendra / JURNAL TARBIYAH 26 (2) (2019) 315-332", "type": "Text" }, { "left": 520, "top": 792, "width": 22, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "318", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 82, "width": 471, "height": 116, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The age limit for teens commonly used by experts is between 12 years and 21 years. The time span of adolescence is usually divided into three, namely 12-15 years as early adolescence, 15-18 years as middle adolescence, 18-21 years as late adolescence. But Monks, Knoers, and Haditono differentiate adolescence into four, namely pre- adolescence 10-12 years, early adolescence 12-15 years, adolescence mid-15-18 years, and adolescence late 18-21 years (Deswita, 2006: 133).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 204, "width": 470, "height": 198, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Psychological changes in adolescents usually appear in the presence of explosive emotions, difficult to control, quickly depressed (sad, hopeless) and then fight and rebel. These uncontrolled emotions are caused by role conflicts that teenagers like to experience. Therefore, psychological development is emphasized in the emotional state of adolescents. The emotional state in adolescence is still unstable because it is closely related to the state of hormones in the body. Adolescence is a transition period, when individuals try to achieve independence so that they can be accepted and recognized as adults. Teenagers also began to think critically and extend relationships. The success of adolescents through this period is influenced by both individual factors (biological, cognitive, and psychological) and the environment (family, peers, and society).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 409, "width": 471, "height": 178, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The dependence of internet online games experienced in adolescence, can affect the social aspects of adolescents in living their daily lives (Orleans & Laney, 1997: 64). Because the amount of time spent in cyberspace results in teens not interacting with others in the real world. This certainly affects the social skills possessed by a teenager. According to Putallaz & Gottman (in Dodge, Pettit, McClaskey, Brown, & Gottman, 1986: 73) social skills are aspects of social behavior that are important to consider in order to prevent physical or pathological illness in children and adults. In adolescents social skills are needed in social communication. Social skills also have an influence on the future of one's life.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 593, "width": 471, "height": 137, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "At present, the Mobile Legends application has been downloaded 35 million times and there are 8 million active daily users in Indonesia. The number of active players is targeted to continue to grow along with innovations and new features released by Moonton in Indonesia. This game has successfully become a phenomenon among children, adolescents, and students. Cellular legend can cause a very severe addiction for its users because this game presents excitement and deep curiosity for the younger generation.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 736, "width": 471, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Students can sit for hours and play with this game. The game addicts even forget about the environment that should be invited to communicate instead ignored because of", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 57, "width": 408, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elda Ayumi, Iskandar Zulkarnain, Yan Hendra / JURNAL TARBIYAH 26 (2) (2019) 315-332", "type": "Page header" }, { "left": 520, "top": 792, "width": 21, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "319", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 82, "width": 471, "height": 157, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "the presence of this game. Even now there are many students who play online Mobile Legend games in hangouts such as cafes. Many students also play this game on campus and between their free time while waiting for the lecturer or friend. This game is not only played by men, but women (female students) are also not uncommon to play the game Mobile Legend and PUBGM. In addition to the convenience offered because this game is used on smart phones, this game seems to be addictive for people who play it. In addition to mobile legend, some games that also target students include PUBGM, ML, AOV, FreeFire, and so on.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 245, "width": 471, "height": 157, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Students have a greater risk related to internet problems, especially excessive internet use. Seventy-two percent of students are internet users, and 87% of students have access to the internet. One factor of excessive internet use is related to development problems. Although students are considered as adults, this allows students to work together or build relationships with others, but for some students who have poor social relations, they will experience difficulties in establishing relationships or relationships in real life. In the virtual world, they will feel more open, not feel shy, smarter, and even have good social skills.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 409, "width": 470, "height": 137, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Researchers decided to conduct research at the North Sumatra State Islamic University in Medan, because in addition to researchers being alumni of the campus, so researchers would be more familiar with the character of the location and also the object of research. In addition, because based on observations made in the field, most students majoring in communication at the North Sumatra State Islamic University in Medan have an interest in online games that are developing today such as PUBGM, ML, AOV, FreeFire, Hago, Get-Rich Line and so on.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 573, "width": 147, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LITERATURE REVIEW", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 593, "width": 103, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Communication", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 613, "width": 470, "height": 158, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Etymologically according to its origin the term communication in English comes from the Latin word communis which means \"same\", or communico, communication and communicare which means \"to make common\" (to make common). The first term (communis) is most often referred to as the origin of the word communication, which is the root of other similar Latin words. Communication suggests that a thought, a meaning, or a message is held in common. However, contemporary definitions suggest that communication refers to the way of sharing these things, as in the phrase \"we share thoughts\", \"we discuss meaning\", and \"we send messages\" (Mulyana, 2010: 46).", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 57, "width": 408, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elda Ayumi, Iskandar Zulkarnain, Yan Hendra / JURNAL TARBIYAH 26 (2) (2019) 315-332", "type": "Page header" }, { "left": 518, "top": 792, "width": 24, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "320", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 82, "width": 471, "height": 157, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In addition Effendy said communication as a communication process is essentially the process of delivering thoughts, or feelings by someone (communicator) to others (communicant). The mind can be ideas, information, opinions and others that arise from his mind. Feelings can be in the form of beliefs, certainty, doubts, worries, anger, courage, excitement, and so forth arising from the bottom of the heart (Effendy, 2013: 11). The function of communication in general is that communication is not only a process of delivering and receiving information, but also has a role and function as a process of building relationships between communication actors.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 245, "width": 471, "height": 116, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Thus, the essence of communication is news. Communication is also used to develop relationships between friends and build trust between individuals and one's friendship in an organization (Nurjaman, 2012: 44-45). The purpose of communication is to expect understanding, support, ideas and actions. Every time we intend to establish communication then we need to examine what our goals are, do we want to explain something to others or do we want others to do something.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 368, "width": 471, "height": 157, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "It is not easy to communicate effectively. Even some communication experts state that it is impossible for someone to do a truly effective communication. There are many obstacles that can damage communication. There are a number of things that are communication barriers that must be a concern for communicators if they want to communicate successfully. This in the world of communication is called noise (communication disturbance). The communication process will not run smoothly if there is a disruption in communication. Disturbances or obstacles in general can be grouped into internal barriers and external barriers.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 552, "width": 260, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Socio-Psychology Communication Theory", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 573, "width": 471, "height": 177, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sociopsychological tradition covers the scope of attention between individual behavior, personality, influence and individual nature of doing a perception. In this theory individual studies are linked to social beings which is a goal of this sociopsychological tradition. Social psychology is based on a tradition that has other strong traditions in communication. Sociopsychological traditions are widely used in the study of individual self, conversation, message, interpersonal relationships, groups, media, organizations, culture and even society. Although this theory has a lot of differences, but pay attention to a behavior and personal nature and also a cognitive process that leads to a behavior.", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 57, "width": 408, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elda Ayumi, Iskandar Zulkarnain, Yan Hendra / JURNAL TARBIYAH 26 (2) (2019) 315-332", "type": "Page header" }, { "left": 520, "top": 792, "width": 21, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "321", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 82, "width": 471, "height": 177, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The main effect measured is the change or difference of opinion expressed by the attitude given and the message delivered by the communicator to the communicant. Theories from psychosocial can also explain about the processes that are taking place in humans when communicating. Humans when the communication process takes place produce messages and involve processes internally and externally that exist within humans themselves such as for example thinking, making decisions, and also the process of using symbols. Therefore the process of understanding the message that has been received, humans also use psychological processes to think, understand and use memories so that the formation of meaning.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 286, "width": 147, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Online Game Addiction", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 307, "width": 471, "height": 157, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The word addiction is usually used in a clinical context and refined with excessive behavior. The concept of addiction can be broadly applied to behavior including information communication technology (ICT) addiction. Addiction to online games is one type of addiction caused by internet technology or better known as internet addictive disorder. As mentioned by Young (2000: 475) which states that the internet can cause addiction, one of which is Computer game Addiction (excessive playing games). From this it can be seen that online games are part of the internet that is frequently visited and very popular and can even result in addictions that have a very high intensity.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 470, "width": 471, "height": 117, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the above explanation, addiction is a dependent behavior or a bound condition that is very strong physically and psychologically in doing something, and there is an unpleasant feeling if it is not fulfilled. So the notion of online gaming addiction is a condition of someone who is bound to very strong habits and can not be separated to play online games, from time to time there will be an increase in the frequency, duration or amount of doing so, regardless of the negative consequences that exist on himself.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 593, "width": 471, "height": 137, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adolescents who are addicted to online game play are included in the three criteria set by WHO (World Health Organization), which are in dire need of games with symptoms of withdrawing from the environment, losing a ride, and not caring about other activities. Aspects of someone addicted to online games include someone who will experience Compulsion (compulsive / encouragement to do continuously), Withdrawal (withdrawal), Tolerance (tolerance), Interpersonal and health-related problems (problems of interpersonal relationships and health).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 736, "width": 471, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Online games have many types, ranging from simple text-based games to games that use complex graphics and form a virtual world that is occupied by many players at", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 57, "width": 408, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elda Ayumi, Iskandar Zulkarnain, Yan Hendra / JURNAL TARBIYAH 26 (2) (2019) 315-332", "type": "Text" }, { "left": 519, "top": 792, "width": 23, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "322", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 82, "width": 470, "height": 95, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "once. So the factors causing teenagers addicted to online games are Relationship (the desire to interact with others), Manipulation (the desire to make other players as objects and their manipulation for satisfaction and wealth), Immersion (players who really like to be other people) , Escapism (playing online games to avoid and forget problems in real life), and Achievement (desire to be strong in a virtual world environment.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 184, "width": 470, "height": 198, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The effects arising from playing online games are twofold, namely positive and negative impacts. The positive impact of playing this online game, among others, can master the computer, can understand English, from this online game can add friends, and for those who already have an ID from one of the online games can sell it to others and finally get money from the results. . While the negative impacts of playing online games include wasting time and money in vain, making people addicted, sometimes more willing to give up college to play online games (skipping college), can make forget time, to eat, worship, time to go home, with too often dealing with computer monitors or cellphone screens in the naked eye can make a minus eye, a child often lies to his parents because at first say goodbye to go to school / college it turns out he skipped to play online games.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 409, "width": 71, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Social Skill", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 429, "width": 471, "height": 158, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Social skills are specific behaviors, initiatives, aiming at expected social outcomes as a form of behavior for someone (Merrell, 1998: 40). Furthermore, according to Hargie, Saunders, & Dickson, social skills are the ability of individuals to communicate effectively with others both verbally and nonverbally according to the situation and conditions at the time, and can establish good relationships (socializing) with others, where this skill is the behavior learned. Teenagers with social skills will be able to express both positive and negative feelings in interpersonal relationships, without having to hurt others or lose social recognition (in Gimpel & Merrell, 1998: 44).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 593, "width": 471, "height": 116, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Combs & Slaby (in Gimpel & Merrell, 1998: 45) argues that social skills are the ability to interact with others in social contexts in specific ways that are socially acceptable as well as values and at the same time useful for themselves and people other. Social skills are complex abilities possessed by a person, where the person is able to distinguish positive or negative behavior, and will not perform behavior that will be punished or disliked by the environment (Libet and Lewinson, in Gimpel & Merrell, 1998: 47).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 716, "width": 471, "height": 55, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Matson (in Gimpel & Merrell, 1998: 49) social skills both directly and indirectly help adolescents to be able to adjust to the standards of community expectations in the norms that apply around them. So there are five dimensions of social", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 57, "width": 408, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elda Ayumi, Iskandar Zulkarnain, Yan Hendra / JURNAL TARBIYAH 26 (2) (2019) 315-332", "type": "Text" }, { "left": 519, "top": 792, "width": 23, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "323", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 82, "width": 471, "height": 95, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "skills that should be possessed by adolescents, namely the dimensions of peers, self- management, academic ability, compliance, and assertive behavior. There are six benefits of social skills, namely personality and identity development, developing work skills, productivity, and career success, improving quality of life, improving physical health, improving psychological health, and coping with stress.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 184, "width": 471, "height": 218, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There are seven factors that influence the development of social skills, namely family, environment, personality, recreation, association with the opposite sex, friendship education and group solidarity, employment. The ability of adolescent social skills is also determined by factors that determine the personality itself both internal and external. Internal factors include healthy physical conditions, good learning processes, pleasant experiences, and being able to overcome conflicts in order to create good social skills with the surrounding environment. While external factors, namely family parenting, harmonious relationships within the family so as to create an atmosphere full of love, warmth, cheerfulness, as well as the role of the community, the role of schools, culture and religion are also indications of good social skills if all goes in harmony (Sunarto and Hartono, 2002: 76).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 429, "width": 67, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teenagers", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 450, "width": 470, "height": 96, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The term teenager comes from the Latin word adolescence which means \"to grow\" or \"body to mature\". The term adolescence includes mental, emotional, social and physical maturity (Hurlock, 1980: 189). The beginning of adolescence lasts approximately from the age of thirteen to sixteen or seventeen years and the end of adolescence begins from the age of sixteen or seventeen years to eighteen years.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 552, "width": 471, "height": 137, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Piaget (Hurlock, 1980: 264) said that psychologically adolescence is the age where individuals integrate with adult society, the age of children no longer feels below the level of older people but is at the same level, at least in matters of rights. Integration in society (adults) has many effective aspects, more or less related to puberty. Also includes striking intellectual change. This intellectual transformation that is typical of adolescent thinking makes it possible to achieve integration in adult social relationships, which is in fact a common characteristic of the developmental period.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 695, "width": 470, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harold Alberty (Makmun, 2004: 53) states that the period of adolescence can be defined generally as a period of developmental greetings experienced by an individual that stretches from the end of childhood until the coming of the beginning of adulthood", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 57, "width": 408, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elda Ayumi, Iskandar Zulkarnain, Yan Hendra / JURNAL TARBIYAH 26 (2) (2019) 315-332", "type": "Page header" }, { "left": 519, "top": 792, "width": 23, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "324", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 82, "width": 470, "height": 75, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mappiare (in M. Ali and M. Asrori, 2009: 38), adolescence lasts between the ages of 12 years to 21 years for women and 13 years to 22 years for men. Whereas Hurlock divides the age range of teenagers into two parts, namely the ages 12/13 years to 17/18 years are early adolescents, ages 17/18 years to 21/22 years are late teens.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 184, "width": 139, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESEARCH METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 204, "width": 471, "height": 157, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study uses a quantitative approach. A quantitative approach according to Arikunto (2006: 12) is a study that uses a lot of numbers, starting from data collection, interpretation of data and the appearance of the results. According to Azwar (2008: 61) research with a quantitative approach emphasizes his analysis of numerical data (numbers) processed by statistical methods. Basically, a quantitative approach is carried out in inferential research (in the context of testing hypotheses). With quantitative methods will be obtained the significance of group differences or the significance of the relationship between the variables studied.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 368, "width": 471, "height": 178, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This type of research is quantitative correlational which aims to determine the relationship between independent variables with the dependent variable. Correlational research is research that is intended to determine whether there is a relationship between two or several variables. With correlation techniques, researchers can find out the relationship of variation in a variable with other variations, the magnitude or height of the relationship is expressed in the form of a correlation coefficient. This study uses a correlational method because it aims to look at the Relationship of Online Game Addiction With Youth Social Skills among Communication Sciences Students of North Sumatra State Islamic University, Medan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 573, "width": 181, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 593, "width": 470, "height": 157, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on observations made at the North Sumatra State Islamic University in Medan, researchers see that the majority of students who play online games spend some of their free time playing online games with their friends. From these observations it can also be seen that students who play online games tend to rarely socialize with the surrounding environment because their time is spent playing online games and it is not uncommon for students who are addicted to online games to spend their money on buying equipment to play online games. Online games make these students do not have time to socialize and develop the social skills they have.", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 57, "width": 408, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elda Ayumi, Iskandar Zulkarnain, Yan Hendra / JURNAL TARBIYAH 26 (2) (2019) 315-332", "type": "Page header" }, { "left": 519, "top": 792, "width": 23, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "325", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 82, "width": 49, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Results", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 102, "width": 471, "height": 321, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of the questionnaire data analysis, the subjects can be classified into three categories: high, medium and low. Meanwhile, to determine the distance of each level of classification in advance the average score (mean) and standard deviation of each variable are sought. From the results of calculations with the SPSS 25.0 application, to find a description of the level of online game addiction. Based on the results of testing through the application SPSS 25.0, the results show that the mean value of the online game addiction variable is 87.48 with a standard deviation of 7.173. It can be seen that the level of addiction to online games for adolescent students of Communication Science at the North Sumatra State Islamic University in Medan is in the medium category, with 129 subjects (69.4%) while for the high category 25 subjects (13.4%), and in the low as many as 32 subjects (17.2%). Based on the results of the questionnaire data analysis, the subjects can be classified into three categories, namely: high, medium and low, whereas to determine the distance of each classification level, the average score (mean) and standard deviation of each are first sought. - each variable. From manual calculations using formulas to find out the description of the level of social skills, the calculation is based on a hypothetical score.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 429, "width": 471, "height": 117, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of testing through the application of SPSS 25.0, the results show that the mean value of the teenage social skills variable is 56.82 with a standard deviation value of 6.425. It can be seen that the level of social skills of adolescent students of Communication Studies at the North Sumatra State Islamic University in Medan is in the medium category, namely as many as 159 people (85.5%) and then as many as 11 people (5.9%) are in the high category, whereas for low category of 16 people (8.6%).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 552, "width": 470, "height": 178, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the results of calculations using the SPSS 25.0 application above, it is found that the relationship between the variables of online game addiction and teenage social skills is 0.215 with a significance value = 0.003. This shows that there is a positive relationship between the two variables. Based on the test results it can be concluded that there is a positive and significant relationship between online game addiction and social skills. From the above calculations it can be seen that the hypothesis proposed by the researcher is accepted. This positive relationship shows that the higher the addiction to online games, the social skills of North Sumatra State University Communication Studies Students will decrease.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 736, "width": 470, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on observations made at the North Sumatra State Islamic University in Medan, researchers see that the majority of students who play online games spend some", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 57, "width": 408, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elda Ayumi, Iskandar Zulkarnain, Yan Hendra / JURNAL TARBIYAH 26 (2) (2019) 315-332", "type": "Text" }, { "left": 519, "top": 792, "width": 23, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "326", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 82, "width": 470, "height": 116, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "of their free time playing online games with their friends. From these observations it can also be seen that students who play online games tend to rarely socialize with the surrounding environment because their time is spent playing online games and it is not uncommon for students who are addicted to online games to spend their money on buying equipment to play online games. Online games make these students do not have time to socialize and develop the social skills they have.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 225, "width": 70, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 245, "width": 129, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Level of Social Skills", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 266, "width": 471, "height": 116, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the results of the study it can be seen that the social skills abilities of adolescents in the Communication Sciences Students of North Sumatra State Islamic University Medan are in the middle category, namely as many as 159 people (85.5%). This identifies that adolescents who have low levels of social skills these are those who have a pattern of social skills in a normal level meaning, the ability of skills and act in the environment are still influenced by physical, psychological, and environmental skills.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 388, "width": 471, "height": 178, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Then the distribution results in the low category of 16 people (8.6%), this identifies that adolescents who are still unable to show themselves in the social environment optimally and have not been able to adapt to the surrounding social environment. Whereas adolescents who have a high level of social skills are 11 people (5.9%) which indicates that they are adolescents whose social behavior is in accordance with the group's standard values and can meet the expectations of the group, able to adjust well to various groups , can show a pleasant attitude towards others, towards social participation and towards his role in social groups as well as being satisfied with his social contacts and to the role played in social situations.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 573, "width": 471, "height": 136, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Interacting and dealing with fellow humans is a very important need for human life. In addition to nature humans are social creatures, who need a relationship with each other to be able to live and develop normally. Teenagers as social creatures that live in groups are expected to be able to interact with others so that they can be said to be teenagers who can adjust well according to the stage of development of their age. Therefore, adolescents are required to have the ability of social skills, both within the family, school / campus, and within the community where he lives.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 716, "width": 470, "height": 55, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meanwhile, according to Wilis (2005: 64), good social information is a person's ability to live and get along naturally with the environment, so adolescents feel satisfied with themselves and the environment. Good social skills will be one important provision", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 57, "width": 408, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elda Ayumi, Iskandar Zulkarnain, Yan Hendra / JURNAL TARBIYAH 26 (2) (2019) 315-332", "type": "Page header" }, { "left": 519, "top": 792, "width": 22, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "327", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 82, "width": 470, "height": 95, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "because it will help teens when they are involved in the wider community. In Islam it is highly recommended to carry out social interactions. Teenagers who perform social skills means that he has established a relationship of friendship and friendship with those around him. Allah SWT mentions the person who succeeded in establishing brotherhood as Ulul Al-baab (a rational person).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 184, "width": 471, "height": 198, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teenagers who can show a pleasant attitude towards others, towards social participation as well as to their role in the group, the teenager will adjust well socially. Social skills in an Islamic perspective are interpreted as silaturrahim relations. Every human being who has faith is obliged for them to maintain silaturrahim because Allah Almighty hates those who break silaturrahim. Silaturrahim has benefits and a very positive influence on one's mental condition, such as friendship with others can eliminate boredom, fatigue, loneliness and can reduce the tension of one's soul and emotions. More deeply, friendship will also make a person have many relationships, many friends and acquaintances, find close and trusted friends, so someone will exchange ideas with him about various things that happen to him.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 409, "width": 153, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Online Games Addiction", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 429, "width": 470, "height": 280, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the results of the study showed that the average teen gamers in the Communication Sciences Students of North Sumatra State Islamic University Medan were in the medium category. The distribution of teenage online game addiction among the Communication Sciences Students of North Sumatra State Islamic University Medan for the medium category is 129 subjects (69.4%). Where this indicates that the teenage gamers in the Communication Sciences Students of North Sumatra State Islamic University Medan are able to resist the urge to continuously play online games. It also indicates that teenage gamers in the Communication Science Students of North Sumatra State Islamic University of Medancere are able to withdraw from the world of online gaming and they are capable enough to manage the use of time to play online games, in addition they are also quite capable to regulate how their relationship with others and also their attention about personal health issues. While 32 subjects (17.2%) were at a low level, this shows a good level at the level of online gaming addiction for teen gamers in Communication Sciences Students of North Sumatra State Islamic University Medan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 716, "width": 470, "height": 34, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Low category in online game addiction indicates that there is a good ability to withdraw from the world of online gaming, able to resist the urge to play online games,", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 57, "width": 408, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elda Ayumi, Iskandar Zulkarnain, Yan Hendra / JURNAL TARBIYAH 26 (2) (2019) 315-332", "type": "Text" }, { "left": 518, "top": 792, "width": 23, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "328", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 82, "width": 470, "height": 34, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "able to manage the use of time to play online games and be able to manage good relationships with others and pay attention to health problems.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 122, "width": 471, "height": 239, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the data collected, it can be seen that young gamers who are used as research subjects that are high as many as 25 subjects (13.4%) of them included in the high category, this indicates that there is an inability to withdraw from the world of online gaming, inability to resist the urge to play online games, the inability to manage the use of time to play online games and the inability to manage good relationships with other people and pay less attention to health problems. From these results indicate that the level of teenage online game addiction among Communication Sciences Students of North Sumatra State Islamic University Medan varies. The level of online game addiction varies due to several aspects that make a person addicted to online games. The aspect of someone addicted to online gaming is actually almost the same as other types of addiction, but online gaming addiction is included in the category of psychological addiction and not physically addicted.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 368, "width": 471, "height": 137, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Addicted to online games can make people forget everything and even forget to Allah SWT. If someone is addicted to online games then he will not pay attention to the things that happen around him, not infrequently they also neglect their obligations as a Muslim just to linger playing online games. Many teens who are addicted to online games number one game rather than worship, so the addictions of online games are far from Allah's side. God in his word also explains that being by God is better than playing games. And they only harm themselves.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 532, "width": 430, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Relationship of Online game addiction with Social Skills in Teenagers", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 552, "width": 471, "height": 198, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of the analysis using Karl Pearson Product Moment correlation analysis, it is known that there is a proven positive relationship between the level of online game addiction and social skills. This can be seen from the correlation coefficient of 0.15 and is positive with a probability (sig) of 0.003. Based on the Sig. (2-tailed) of 0.003 which is smaller than the significant level (α) 5% shows that there is a significant relationship between social skills variables (Y) and online game addiction (X) and the relationship between the two is a positive relationship meaning that if addicted to online games has increased, then the tendency of adolescent social skills will decrease in adolescent gamers in the Communication Sciences Students of North Sumatra State Islamic University Medan.", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 57, "width": 408, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elda Ayumi, Iskandar Zulkarnain, Yan Hendra / JURNAL TARBIYAH 26 (2) (2019) 315-332", "type": "Text" }, { "left": 519, "top": 792, "width": 23, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "329", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 82, "width": 471, "height": 177, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Someone who is able to adjust to his social well is not only influenced by one factor, but because it is influenced by various factors. The process of social skills is determined by the factors that determine the personality itself well. As for the results of the Davis and Forstythe study (Mu'dadin, 2002: 64) also explains the factors that influence social skills, including family which is the first and foremost place for children to get an education. Psychic satisfaction obtained by children in the family will determine how adolescents will react to the environment. Children raised in families that are not harmonious or broken home where children do not get enough psychological satisfaction to eat children will find it difficult to develop social skills.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 266, "width": 471, "height": 300, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Another factor is the environment within this boundary covers the physical environment (home, house) and social environment (neighbors), the environment also includes the family environment (primary and secondary family), the school environment and the wider community. With the introduction of the environment from an early age the child will already know that he has a broad social environment, not only consisting of siblings, parents, or grandparents only. Besides personality factors, in general appearance is often identified from a person's personality, but actually not. Because what appears does not always describe the real person. Parents in this case play a role to provide values to respect the dignity and dignity of others without basing on physical things such as material or appearance. Interrelation with the opposite sex also determines a person's social skills to get roles according to gender, so children and adolescents should not be restricted to associations only with friends who have the same sex. Education, basically schools teach various skills to children. One of these skills is social skills which are said to be efficient learning methods and various learning techniques according to the type of learning.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 573, "width": 471, "height": 198, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Someone who is addicted to online games will sacrifice time and money just to linger in front of a computer or smartphone playing online games. They no longer care about what is happening in their surroundings, where a sense of ignorance about the environment or one's own condition is an indicator of poor social skills. As explained by Lawton (in Hurlock, 1997: 78), someone who has good social skills includes individuals who are able to meet their environmental expectations, are willing to accept responsibility and dare to take risks for their actions, regardless of what happens in the surrounding environment , can work together with people, respect each other and respect others, be disciplined in the tasks and problems that occur in a group environment, immediately handle problems that require resolution, know how to work when it's time to work and", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 57, "width": 408, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elda Ayumi, Iskandar Zulkarnain, Yan Hendra / JURNAL TARBIYAH 26 (2) (2019) 315-332", "type": "Text" }, { "left": 518, "top": 792, "width": 24, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "330", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 82, "width": 470, "height": 34, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "play when it's time to play, make decisions happily, without conflict, and without asking for much advice and can compromise when faced with difficulties.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 122, "width": 471, "height": 178, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Social skills are one of the important factors in the general social development of individuals for children, adolescents, and adults. In accordance with the Durkin explanation (in Hartati, 2005: 42) social skills are very important for someone to support future success in establishing relationships with people around him. Briefly said that the ability of good social skills will be able to use their knowledge and skills in relationships and can advance the positive aspects of the relationship. Teenagers who have bad social relationships will find it difficult to plunge into the outside world. Therefore, a teenager who has poor social skills when in a particular community he will tend to join in with that community without thinking and does not have a strong stance in him.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 307, "width": 471, "height": 157, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "It is common to find many teenagers during their lecture hours playing games in the campus, canteen or in cafes, even some of them wear campus uniforms (almamater) when they play online games in cafes. It is also uncommon to find adolescents who not coming home and not sleeping at night only to play online games. In Islam, it is highly recommended to carry out social interactions. Teenagers who do social means he has established a relationship of friendship around him. Allah SWT mentions that the person who succeeded in establishing brotherhood as Ulul Al-baab (a rational person). Allah SWT created humans with various differences in order to know each other.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 470, "width": 471, "height": 137, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teenagers who can show a pleasant attitude towards social participation as well as to their role in the group, the teenager will adjust well socially. Social skills in an Islamic perspective are interpreted as silaturrahim relations. Every human being who has faith is obliged for them to maintain silaturrahim because Allah Almighty hates those who break silaturrahim. The theory that I use in this research is the sociopsychological theory of communication, in this study most of the students have a strong influence on any media, including online games, resulting in very low social skills among students.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 634, "width": 91, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 654, "width": 471, "height": 96, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the calculation of the product moment correlation coefficient obtained. This shows that there is a positive relationship between two variables. Based on the test results it can be concluded that there is a positive and significant relationship between online game addiction and social skills. From the above calculations, it also can be seen that the hypothesis proposed by the researcher is accepted. The positive relationship", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 57, "width": 408, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elda Ayumi, Iskandar Zulkarnain, Yan Hendra / JURNAL TARBIYAH 26 (2) (2019) 315-332", "type": "Page header" }, { "left": 520, "top": 792, "width": 21, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "331", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 82, "width": 471, "height": 34, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "shows that the higher the online game addiction, the social skills of the North Sumatra State University of Medan Communication Sciences Students will decrease.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 122, "width": 470, "height": 55, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Addiction Online game level in Communication Science Students of North Sumatra State Islamic University Medan. It shows that the majority of online gaming addictions are in the moderate category.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 184, "width": 470, "height": 75, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Youth Social Skills level in Communication Sciences Students of North Sumatra State Islamic University, Medan. It shows that the majority of social skills are in the moderate category. From the results of hypothesis testing it can be seen that the Sociopsychological Theory by the connection of this study can be accepted.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 286, "width": 91, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 307, "width": 471, "height": 34, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agung Sunarto dan Agung Hartono. 2006. Perkembangan Peserta Didik , Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 347, "width": 470, "height": 35, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ali, M dan Asrori, M. (2009). Psikologi Remaja Perkembangan Pesera Didik . Jakarta : Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 388, "width": 350, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arikunto, S. 2006. Manajemen Penelitian . Jakarta: Rineka Cipta.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 409, "width": 470, "height": 34, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azwar, S. 2008. Sikap manusia: Teori dan pengukurannya (ed.4) . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 450, "width": 471, "height": 34, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cartledge, C., & Milburn, J. F. 1995. Teaching Social Skill to Children and Youth: Innovative Approaches (3rd ed) . Needham Heights, MA: Allyn & Bacon.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 491, "width": 390, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Deswita. 2006. Psikologi Perkembangan . Bandung: Remaja Rosdakarya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 511, "width": 471, "height": 55, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dodge, K. A., Pettit, G. S., Gregory, S., McClaskey, C. L., & Brown, M. M. 1986. Social Competence in Children. Monographs of the Society for Research in Child Development , 51, 1-85.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 573, "width": 471, "height": 34, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effendy, Onong Uchjana. 2013. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek . Bandung: Remaja Rosdakarya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 613, "width": 470, "height": 55, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gimpel, G. A., & Merrell, K. W. 1998. Social Skills of Children and Adolescent: Conceptualization, Assessment, Treatment . New Jersey: Lawrence Erlbaurn Associates Publisher.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 675, "width": 471, "height": 34, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hartati Sofia. (2005). Perkembangan Belajar Pada Anak Usia Dini . Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 716, "width": 471, "height": 55, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hurlock, B. Elizabeth. 1997. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Edisi Kelima) . Terjemahan oleh Istidawanti & Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 57, "width": 408, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elda Ayumi, Iskandar Zulkarnain, Yan Hendra / JURNAL TARBIYAH 26 (2) (2019) 315-332", "type": "Page header" }, { "left": 519, "top": 792, "width": 23, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "332", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 82, "width": 470, "height": 34, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kim. Hyo-Jun. 2002. Improving The Vehicle Performance with Active Suspension Using Road-Sensing Algorithm . Elcevier Science Ltd.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 122, "width": 471, "height": 35, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Littlejohn, Stephen W. and Karen A. Foss. 2009. Encylopedia of CommunicationTheory . Los Angeles: Sage.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 163, "width": 434, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Makmun, A.S. 2004. Psikologi Kependidikan . Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 184, "width": 398, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mc.Quail. 2011. Mass Communication Theory . London: Sage Publications.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 204, "width": 470, "height": 55, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Merrel, K. W & Gimpel, G. A. 1998. Social Skill of Children and Adolescents Conceptualization, Assessment, Treatment. New Jersey London. Lawrence Erlbaum Associates.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 266, "width": 471, "height": 34, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mulyana, Deddy. 2010. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar . Bandung: Remaja Rosdakarya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 307, "width": 470, "height": 34, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurjaman, Kadar dan Khaerul Umam. 2012. Komunikasi & Public Relations . Bandung: CV Pustaka Setia.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 347, "width": 468, "height": 35, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Orleans, M. & Laney, M. C. 1997. Early Adolescent Computer Use: Isolation or Sociation, Sociology Department, CSUF.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 388, "width": 471, "height": 35, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Santrock (2003) John W. Adolescence, Perkembangan Remaja . Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 429, "width": 470, "height": 35, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sofyan S. Wilis. 2005. Remaja dan Masalahnya (Mengupas Berbagai Bentuk Kenakalan Remaja Seperti Narkoba, Free Sex dan Pemecahannya) . Bandung: Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 470, "width": 471, "height": 55, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Winn, B. M dan Fisher, J. W. 2004. Design of Communication, Competition, and Collaboration in Online Games . Dipresentasikan dalam computer game technology conference. Toronto, Canada. (3 Februari 2019).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 532, "width": 471, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Young, K. 2000. Cyber-Disorders: The Mental Health Concern for the New Millenium.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 552, "width": 468, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cyber Psychology & Behavior , 3(5), 475-", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 573, "width": 337, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "479.www.netaddiction.com/net.compulsions.htm(01-02-2019)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 593, "width": 470, "height": 34, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yusuf, S. 2000. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja . Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.", "type": "Text" } ]
bf4ec77d-4af2-ca20-64d5-1c0e97b9db65
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/sintek/article/download/298/3757
[ { "left": 512, "top": 38, "width": 14, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "39", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 756, "width": 97, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SINTEK VOL 9 NO 1", "type": "Page footer" }, { "left": 443, "top": 756, "width": 82, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2088-9038", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 90, "width": 400, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PERANCANGAN SWING HOIST KAPASITAS 150 KG UNTUK MENGANGKAT SHEET MATERIAL", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 132, "width": 211, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riki Efendi 1 Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Jakarta [email protected]/[email protected]", "type": "Table" }, { "left": 381, "top": 132, "width": 92, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tofan Megawanto 2", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 149, "width": 190, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Jakarta [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 204, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 232, "width": 417, "height": 176, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam dunia industri alat handling selalu dibutuhkan untuk menjalankan segala aktifitas pekerjaan, salah satunya alat handling material sheet. Dengan adanya alat handling material dapat meringankan beban orang dalam proses loading dan unloading material. Alat handling material ada banyak jenisnya yaitu antara lain Crane, gantri hoist, swing hoist atau air hoist, dan lain - lain. Sehingga dalam penelitian ini dibuat rancang bangun alat handling yang mempunyai nilai ekonomis lebih rendah. Untuk pemakain alat ini yang prinsip kerjanya memanfaatkan gaya – gaya yang berkerja pada wire rope dan bearing akibat dibebani muatan.Sehingga pemilihan spesifikasi wire rope dan bearing sangatlah penting. Dari hasil penilitian dan perhitungan didapatkan data bahwa gaya yang diterima wire rope sebesar T = 9894,23 N dan gaya yang diterima bearing yaitu gaya aksial = 490 N dan gaya radial = 13905,41 N. Sehingga dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa alat handling swing air hoist yang dirancang dapat digunakan.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 421, "width": 281, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : e fisiensi, perancangan alat angkut, air hoist", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 453, "width": 68, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 476, "width": 422, "height": 168, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the world of handling, the equipment industry is always required to carry out any work activities, one of the sheet material handling tools. With the material handling tools can ease the burden of people in the process of loading and unloading material. Tools There are many kinds of material handling among other cranes, gantry hoist, swing hoist or air hoist, and others. Thus, in this study, the designed begun handling tool that has a lower economic value. For the usage of this tool that works utilizing the principle of force that works on wire rope and bearing due to loading. So the selection of wire rope specifications and bearing very important. From the results of research and calculations of data that are accepted style of wire rope for T = 9894.23 N and styles are acceptable bearing = 490 N axial and radial force = 13905.41 N. Thus it can be concluded from these data that the tool handling swing designed air hoist can be used.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 655, "width": 234, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keyword : e fficiency, design handling, air hoist", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 687, "width": 102, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1.PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 701, "width": 226, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semakin berkembangnya suatu perusahaan membuat kebutuhan equipment atau tooling semakin banyak dan bervariasi. Kreativitas", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 687, "width": 226, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sangat diperlukan untuk membuat suatu tooling atau equipment pembantu yang berguna untuk memudahkan serta menambah produktifitas dalam berkerja. Tuntutan dalam", "type": "Text" }, { "left": 528, "top": 38, "width": 14, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "40", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 756, "width": 453, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SINTEK VOL 9 NO 1 ISSN 2088-9038", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 89, "width": 226, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dunia industri sekarang ini ialah membuat barang dengan harga semurah mungkin dan dapat digunakan se-efisien mungkin. Persaingan antar industri sekarang semakin ketat dan semakin berat.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 158, "width": 226, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu line produksi yang semakin meningkat adalah line laser cutting. Man power di line laser cutting berjumlah 2 man power. Adapun tugasnya ialah satu man power untuk operasi mesin dan yang lain membantu untuk handling material.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 241, "width": 226, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kebijakan management yang dikeluarkan adalah melakukan effisiensi proses berdampak adanya pengurangan man power. Dengan adanya pengurangan man power maka handling material sulit dilakukan dengan 1 orang. Berdasarkan hal tersebut maka penulis bermaksud membuat alat handling material sheet yang sederhana yaitu swing air hoist.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 379, "width": 143, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 393, "width": 226, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode yang dipakai disini adalah dengan cara menghitung masing-masing komponen yang mendukung penelitian ini untuk selanjutkan akan dirakit menjadi satu kesatuan unit", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 476, "width": 167, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 489, "width": 226, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil perhitungan perancangan swing air hoist sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 680, "width": 208, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Pehitungan mencari gaya pada T adalah T = 9894, 23 N", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 708, "width": 208, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Pehitungan mencari gaya pada Fx adalah Fx = 9735, 92 N", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 473, "width": 208, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Pehitungan mencari gaya pada Fy adalah Fy = 248, 3 N", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 500, "width": 208, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Perhitungan mencari momen Ma adalah Ma = 5145 Nm", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 531, "width": 208, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perhitungan mencari momen Mb adalah Mb = 5145 Nm  Perhitungan mencari Inersia H-Beam adalah I = 3, 52 x 10 -6 m 4", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 583, "width": 209, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Perhitungan tarik ijin las adalah σ t =", "type": "List item" }, { "left": 351, "top": 597, "width": 56, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "210 N/mm 2", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 611, "width": 208, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Perhitungan kekuatan welding pada lengan adalah σ b = 73 N/mm 2", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 638, "width": 209, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Perhitungan tegangan tarik yang diijinkan pada baut adalah σ baut = 136,", "type": "List item" }, { "left": 351, "top": 666, "width": 50, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "66 N/mm 2", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 680, "width": 208, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Perhitungan mencari core diameter pada baut adalah dc = 5, 69 N/mm 2", "type": "List item" }, { "left": 528, "top": 38, "width": 14, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "41", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 756, "width": 453, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SINTEK VOL 9 NO 1 ISSN 2088-9038", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 89, "width": 158, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Spesifikasi Wire Rope", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 250, "width": 208, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Pemilihan sling baja berdasarkan beban total yang ditahan sebesar 400 kg dengan safety factor = 2", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 292, "width": 208, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Perhitungan mencari defleksi beam adalah y maks = 23,86 mm", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 420, "width": 208, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Perhitungan mencari defleksi beam dengan menggunakan software adalah y maks = 23,5 mm", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 100, "width": 173, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Analisa dan Pembahasan Data :", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 114, "width": 209, "height": 152, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Hasil dari perhitungan secara manual nilai defleksinya yaitu 23,86 mm sedangkan hasil test dengan menggunakan software nastran yaitu 23,5 mm, maka dari itu perbandingan antara perhitungan manual dengan software nastra secara hasil mempunyai kesalahan 1,53 %.  Nilai defleksi yang dihasilkan cukup besar sehingga secara kontruksi kurang aman.", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 266, "width": 209, "height": 69, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Dilihat dari secara material bahan, bayak material yang over spek sehingga akibatnya dalam segi modal atau keuangan termasuk pemborosan atau membutuhkan modal banyak.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 351, "width": 93, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 333, "top": 363, "width": 208, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "o Material beam yang digunakan cukup kuat untuk menahan beban 150 Kg, sehingg tidak membutuhkan material beam yang lebih besar.", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 418, "width": 208, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "o Material baut sudah cukup kuat untuk menahan beban beam dan material yang diangkat.", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 460, "width": 208, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "o Material beam tiang cukup kuat untuk menahan beban total yang diterimanya. o Material bearing cukup kuat menahan gaya yang diterima.", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 626, "width": 113, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 639, "width": 208, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Anggaretno, Gita. Rochani, Imam. Supomo, Heri. 2012.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 653, "width": 190, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisa Pengaruh Jenis Elektroda", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 681, "width": 208, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Arifin, S. , 1997, Las Listrik dan Otogen, Ghalia Indonesia, Jakarta 3. Bintoro, A. G., 2005, Dasar-Dasar Pekerjaan Las , Kanisius, Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 612, "width": 188, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Digilib.its.ac.id/public/ITS-Master- 13680- hap e - pdf", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 639, "width": 208, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Hutahaean, R.Y, 2014, Mekanika", "type": "List item" }, { "left": 351, "top": 653, "width": 191, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kekuatan Material , Graha Ilmu, Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 681, "width": 208, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Nasution, Thamrin, 2012, Pengertian Dasar Statika .pdf", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 708, "width": 203, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. R.C Hibbeler, Statics 12th edition .pdf", "type": "List item" }, { "left": 528, "top": 38, "width": 14, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "42", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 756, "width": 453, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SINTEK VOL 9 NO 1 ISSN 2088-9038", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 89, "width": 208, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. R.S. Khurmi, J.K. Gupta, 1982, A Textbook Of Machine Design , New Delhi-110 055.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 130, "width": 208, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. R.S. Khurmi, J.K. Gupta, 2001, A Textbook Of Machine Design , New Delhi-110 055.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 172, "width": 208, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10. Richard G. Budynas, Nisbett J. K, 2008, Shingley’s Mechanical Engineering Design, McGraw Hill, USA.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 227, "width": 208, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11. Shingley, J.E, Mitchell, L.D, Gandhi, H, 1999, Perencanaan Teknik Mesin , Jakarta: Erlangga", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 103, "width": 208, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12. Suharto., 1991, Teknologi Pengelasan", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 117, "width": 209, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Logam, Rineka Cipta, Jakarta 13. Suprihanto, A, 2009, Mekanika Teknik Statika, Semarang.", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 158, "width": 209, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14. Sritomo Wignjosoebroto. 1996 , Tata.", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 172, "width": 191, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Letak Pabrik dan Pemindahan.", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 186, "width": 191, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahan , edisi ketiga, PT. Guna. Widy4 Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 211, "width": 208, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15. Wi yosuma o H, Okumu a T “ Teknologi Pengelasan Logam “, PT Pradnya Paramita, Jakarta.", "type": "List item" } ]
9bf72bf2-ff11-6973-5efa-5f70e935d4d7
https://jurnal.lp2msasbabel.ac.id/index.php/sus/article/download/3413/1608
[ { "left": 337, "top": 48, "width": 181, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 6 Number 2 2023, 349-358 E-ISSN: 2655-0695 DOI:https://doi.org/ 10.32923/kjmp.v6i2.3413", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 735, "width": 14, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "349", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 105, "width": 175, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efektivitas Penggunaan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 105, "width": 452, "height": 50, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wordwall Sebagai Media i i Evaluasi i Pembelajaran i Bahasa i Arab i Siswa kelas X di i MAN i Kota Batu Indah Rahmayanti 1* , Munirul Abidin 2", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 172, "width": 37, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 193, "width": 452, "height": 130, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di era digital, kegiatan pembelajaran harus disesuaikan dengan kemajuan perkembangan teknologi dan informasi. Guru dituntut untuk mengembangkan media pembelajaran secara kreatif dan inovatif, termasuk dalam memberikan evaluasi terhadap materi yang disampaikan kepada siswa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keefektifan Wordwall sebagai media i evaluasi i pembelajaran i bahasa i Arab i di i MAN i Kota Batu. Metode i penelitian i ini merupakan i kombinasi antara i metode i kualitatif i dan i kuantitatif. Responden data penelitian adalah 60 siswa kelas X MAN Kota Batu. Teknik pengumpulan i data i menggunakan i kuesioner (angket) dan pre-test post-test . Hasil tes dianalisis menggunakan SPSS. Dari hasil perhitungan hasil kuesioner yang diberikan peneliti kepada siswa kelas X MAN Kota Batu tentang efektifitas w ordwall sebagai media evaluasi pembelajaran bahasa Arab, menunjukkan bahwa skor rata-rata kuesioner adalah 32,1 termasuk dalam kelompok sangat efektif. Sedangkan menurut hasil penelitian dari pres-test dan post-test siswa kelas X MAN Kota Batu. Hasil H1 diterima karena setelah analisis hipotesis diuji secara statistik paired sample test memperoleh nilai i signifikansi i (2 i -tailed) i 0,000 < 0,05, sehingga i dapat i disimpulkan i bahwa i penggunaan i Wordwall i sebagai i media i evaluasi i pembelajaran i Bahasa i Arab i di MAN i Kota i Batu i efektif.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 333, "width": 247, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Wordwall ; media evaluasi; pembelajaran; Bahasa Arab", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 356, "width": 161, "height": 57, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "History: Received : 03 June 2023 Revised : 24 June 2023 Accepted : 11 Nov 2023 Published : 11 Dec 2023 12 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 414, "width": 214, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Author Correspondent : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 366, "width": 196, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Publishers: LPM IAIN Shaykh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 395, "width": 195, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Licensed: This work is licensed under aCreative Commons Attribution 4.0 International License.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 460, "width": 64, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 474, "width": 454, "height": 158, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkembangan teknologi di era digital ini berpengaruh terhadap semua bidang, tanpa terkecuali pada bidang pendidikan. Media pembelajaran pun semakin mengalami kemajuan yang pesat diantaranya adalah munculnya media pembelajaran interaktif. Pembelajaran akan menghasilkan hasil yang lebih baik jika dirancang sesuai dengan cara manusia belajar. Media merupakan alat komunikasi yang bermanfaat yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektifitas proses pembelajaran. Manfaat penggunaan media ini diharapkan dapat menarik perhatian siswa dan memudahkan siswa dalam memahami materi. Media i interaktif i merupakan media i pembelajaran, yang i harus i memiliki i informasi untuk i menyampaikan i pesan kepada i penerima i yaitu siswa, beberapa media interaktif dapat i memproses i informasi i dan i tanggapan i yang diberikan siswa (Dony Novaliendry, 2013). Hasil belajar siswa dan kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan dengan menggunakan media pembelajaran interaktif (Aeni et al., 2022) . Salah satu contoh media interaktif adalah pembelajaran menggunakan aplikasi game.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 635, "width": 454, "height": 83, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi dalam pembelajaran terkadang diartikan dengan ujian/tes. Meskipun al ini hsaling berkaitan, akan tetapi tidak mencakup keseluruhan arti yang sebenarnya. Ulangan harian (UH) yang dilaksanakan guru terhadap siswa di kelas, belum merupakan essensi evaluasi pembelajaran, terutama apabila terkait dengan penerapan K-13 (Asrul et al., 2014). Penilaian pada dasarnya tidak sekedar mengevaluasi hasil i belajar, tetapi mengevaluasi proses pembelajaran yang dialami oleh pendidik dan peserta didik selama proses pembelajaran untuk", "type": "Text" }, { "left": 241, "top": 49, "width": 115, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indah Rahmayanti, Munirul Abidin", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 743, "width": 14, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "350", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 37, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memahami apakah i tujuan i pembelajaran tercapai i dan i apakah i metode i yang i digunakan i berhasil diterapkan (Rosmana et al., 2023). Oleh karena itu, dibutuhkan media evaluasi i yang i menyenangkan i dan mudah dipahami oleh siswa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 115, "width": 454, "height": 132, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pada kurikulum merdeka, pendidik memiliki keleluasan untuk menentukan berbagai perangkat bahan ajar ataupun media sehingga pembelajaran berjalan sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa. Saat ini guru diberikan kesempatan untuk berkreatifitas semaksimal mungkin dalam pembelajaran. Pada era digital ini, para siswa banyak yang mengalami kecanduan gadget terutama untuk bermain game. Oleh karena itu, guru saat ini harus mampu berinovasi dan berkreatifitas untuk menumbuhkan kembali semangat belajar mereka. Mulai dengan menyediakan media, materi dan evaluasi pembelajaran harus lebih menarik. Diantara media i yang i dapat i digunakan dalam pembelajaran di era digital ini adalah Wordwall . Penggunaan Wordwall yang berkonsep belajar sambil bermain membuat i siswa i lebih i senang dan fokus dalam belajar (Gandasari & Pramudiani, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 249, "width": 454, "height": 132, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wordwall i merupakan i sebuah aplikasi i berbasis i website yang digunakan i untuk membuat media i pembelajaran i i seperti i kuis, menjodohkan, memasangkan i pasangan i , anagram i , acak i kata, pencarian i kata, benar i salah, soal jawab pendek dan mengelompokkan. Menariknya lagi, selain untuk online juga bisa dicetak dalam bentuk kertas i . Aplikasi i ini i menyediakan i delapan belas template i yang i dapat i diakses i secara i gratis i yaitu permainan pencocokan, kuis, membuka kotak, roda acak, benarkah kalimat, menemukan kecocokan, pengurutan grup, pengejaran dalam labirin, kata yang hilang, kuis gameshow, anagram, pasangan yang cocok, diagram berlabel, benar atau salah, kartu acak, pesawat terbang, wack-a-mol (memukul tikus mondok) dan pecah balon. Pengguna juga dapat i berganti i template i aktivitas i satu i ke i aktivitas i lainnya i dengan i mudah (Rahman et al., 2023)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 384, "width": 454, "height": 51, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagai guru yang dituntut kreatif, aplikasi ini bisa digunakan sebagai alternatif alat evaluasi yang menarik. Siswa bisa mengakses secara online dan juga offline jika guru mencetak hasil konten tersebut. Secara online ketika siswa menggunakannya maka juga akan memuncul skor secara otomatis. Sehingga siswa bisa mengetahui nilai dan juga urutan dalam papan peringkat pada layar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 437, "width": 454, "height": 105, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian tentang Wordwall sebagai media pembelajaran dan penilaian bahasa Arab telah dilakukan sebelumnya. Penelitian Gusman (Gusman et al., 2021), yang mendapatkan hasil bahwa penggunaan Wordwall dapat terlaksana dengan baik dan efektif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa lebih mudah focus dan memahami materi pelajaran. Penelitian Wafiqni dan Putri (Wafiqni & Putri, 2021) juga mendapatkan hasil bahwa penggunaan Wordwall dalam pembelajaran berjalan dengan baik dan efektif, sehingga meningkatkan hasil belajar siswa. Di sisi lain, penelitian (Agusti & Aslam, 2022) mendapatkan hasil bahwa Wordwall efektif digunakan dalam pembelajaran untuk meningkatkan minat dan motivasi siswa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 545, "width": 454, "height": 91, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian Idrus ( et al., 2021) membuktikan bahwa penggunaan media pembelajaran wordwall efektif dan berhasil meningkatkan perbendaharaan kosakata Bahasa Inggris siswa SMP Negeri 34 Bandar Lampung. Fakhrudin (2021) juga menyatakan bahwa media penilaian pembelajaran menggunakan wordwalls efektif dalam penguasaan pemerolehan kosakata siswa kelas VIII (Fakhruddin et al., 2021). Dari berbagai penelitian tersebut, mayoritas menggunakan wordwall sebagai media pembelajaran dalam meningkatkan kosakata, namun penggunaan wordwall s ebagai media evaluasi masih jarang ditemui.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 639, "width": 454, "height": 51, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penggunaan wordwall sebagai media evaluasi pembelajaran bahasa Arab di kelas X MAN Kota Batu dan mendeskripsikan keefektifan penggunaan wordwall sebagai media evaluasi pembelajaran bahasa Arab.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 693, "width": 454, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana efektivitas pembelajaran bahasa arab menggunakan Wordwall sebagai media evaluasi. Tujuan penulisan artikel ini yaitu", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 49, "width": 406, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efektivitas Penggunaan Wordwall Sebagai Mediai iEvaluasii Pembelajarani Bahasai Arabi Siswa kelas X dii MANi Kota Batu", "type": "Text" }, { "left": 511, "top": 756, "width": 14, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "351", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 453, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk memaparkan efektivitas pembelajaran bahasa arab menggunakan Wordwall sebagai media evaluasi di kelas X IPS MAN Kota Batu.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 120, "width": 40, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 135, "width": 454, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode penelitian ini merupakan kombinasi antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan eksperimen yang dilakukan di MAN Kota Batu. Subyek penelitian adalah siswa kelas X IPS MAN Kota Batu yang berjumlah 60 siswa. Objek penelitian adalah pengetahuan siswa. Variabel bebasnya berupa media wordwall , dan variabel terikatnya terdiri dari pengetahuan siswa. Media evaluasi pembelajaran kelas eksperimen menggunakan wordwall dalam bentuk permainan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 215, "width": 442, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desain eksperimen dalam penelitian ini adalah pra-eksperimental i one i group i pre-test- post-test i design . Instrumen yang i digunakan i pada i penelitian i ini terdiri i atas i dua i instrument yaitu i instrumen i perlakuan i dan i instrumen i pengukuran. Instrumen perlakuan terdiri atas rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan media pembelajaran yang akan dinilai siswa melalui angket yang dibagikan kepada siswa. Sedangkan instrumen pengukuran yang digunakan adalah perangkat tes berupa soal-soal materi yang telah diajarkan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 296, "width": 443, "height": 118, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik pengumpulan data dalam penelitian berupa tes dan kuesioner tentang respon siswa terhadap penggunaan wordwall sebagai media evalusi. Hasil dari nilai pre-tes dan post-test dianalisis menggunakan Statistical Package for Social Science (SPSS) untuk uji hipotesis . Uji . hipotesis . berguna . untuk penarikan kesimpulan apakah suatu perlakuan efektif terhadap variabel partisipasi dan pengetahuan siswa. Untuk . data . yang . berdistribusi . normal, digunakan statistik parametrik jenis Paired Sample T-test untuk menemukan ada atau tidaknya perbedaan rata-rata. Hipotesis penelitian ini adalah, 1) H₁: Penggunaan Wordwall sebagai media evaluasi efektif dalam pembelajaran Bahasa Arab, 2) H₀: Penggunaan Wordwall sebagai media evaluasi tidak efektif dalam pembelajaran Bahasa Arab.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 439, "width": 85, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil dan Diskusi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 453, "width": 454, "height": 51, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wordwall secara bahasa berarti kata dinding. Menurut Idrus dkk (2021) Wordwall i merupakan i aplikasi yang i menarik yang dapat diakses melalui browser yang dapat digunakan untuk sumber i belajar, media i , dan alat i penilaian i yang menyenangkan bagi siswa. Dalam pembelajaran i bahasa Arab di MAN Kota Batu, Wordwall digunakan sebagai media evaluasi pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 515, "width": 379, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut merupakan langkah-langkah penerapan Wordwall sebagai media evaluasi:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 528, "width": 454, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Pastikan PC atau laptop tersambung dengan jaringan internet. Lalu buka browser dan kun- jungi https://Wordwall.net/ atau https://Wordwall.net/id/ untuk tampilan berbahasa Indonesia. Jika i belum i memiliki akun i maka harus mendaftar terlebih dahulu dengan klik daftar atau sign up , dan akan i muncul i tampilan i berikut:", "type": "Text" }, { "left": 241, "top": 49, "width": 115, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indah Rahmayanti, Munirul Abidin", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 743, "width": 14, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "352", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Setelah klik mendaftar maka i akan i muncul i tampilan berikut ini, pengguna dapat memilih daftar akun menggunakan email yang sudah ada atau email baru. Untuk lebih mudah, pengguna dapat memilih sign in with google .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 271, "width": 451, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Jika sudah memiliki akun , kemudian pengguna dapat masuk pada aplikasi dan akan i muncul i tampilan i seperti berikut,", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 440, "width": 453, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Setelah muncul tampilan seperti gambar diatas, pengguna dapat memilih game atau alat evaluasi jenis apa yang akan digunakan. Misal jika kita memilih benar salah, maka silahkan klik tem- plate tersebut. Muncullah tampilan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 623, "width": 444, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5) Masukkan kalimat yang jawaban benar dan salah sesuai kolom yang disediakan minimal 5. Jika sudah silahkan klik selesai. Maka i akan i muncul i tampilan seperti berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 49, "width": 406, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efektivitas Penggunaan Wordwall Sebagai Mediai iEvaluasii Pembelajarani Bahasai Arabi Siswa kelas X dii MANi Kota Batu", "type": "Page header" }, { "left": 511, "top": 756, "width": 14, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "353", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 217, "width": 435, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6) Pada tahap ini, silahkan scroll atau tarik ke bawah dan isilah pilihan dan papan peringkat dengan lengkap sesuai keinginan kita. Berikut tampilannya:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 386, "width": 454, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7) Dari tampilan diatas, pengguna dapat mengatur apakah game ini bisa diulang-ulang atau cukup 1x. kemudian batasan waktu juga bisa ditentukan selama berapa jam atau bahkan 1 tahun. Hasil skor siswa pun juga bisa ditampilkan sebagai motivasi mereka agar lebih giat lagi dalam bela- jar. Setelah selesai kita setting sesuai tujuan kita, maka lanjutkan sebagai penu", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 448, "width": 454, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Demikian gambaran penggunaan Wordwall sebagai i media evaluasi pembelajaran i bahasa Arab i pada siswa i MAN Kota Batu. Berdasarkan hasil kuisioner yang telah diberikan dan telah diisi oleh siswa, didapatkan data sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 282, "top": 488, "width": 36, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 500, "width": 375, "height": 154, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siswa senang belajar menggunakan Wordwall No Uraian Frekuensi Prosentase% 1 Sangat i Setuju 5 8,3% 2 Setuju i 50 83,4% 3 Tidak i Setuju 5 8,3% 4 Sangat i Tidak i Setuju 0 0% Frekuensi 60 100%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 686, "width": 454, "height": 51, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 1 di atas, menyatakan bahwa 8,3% atau 5 siswa sangat setuju , 83,4% atau 50 siswa setuju, serta 8,3% atau 5 i siswa i tidak i setuju, dan i 0% siswa i sangat i tidak i setuju i dengan penggunaan Wordwall untuk media evaluasi bahasa Arab. Dengan adanya respon siswa tersebut, dapat i disimpulkan i bahwa i penggunaan i Wordwall sebagai media evaluasi pembelajaran i bahasa", "type": "Text" }, { "left": 241, "top": 49, "width": 115, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indah Rahmayanti, Munirul Abidin", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 743, "width": 14, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "354", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 453, "height": 51, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arab di MAN Kota Batu mendapatkan respon positif dari siswa dengan jumlah siswa yang setuju dan sangat setuju 91,7%. Respon positif yang diberikan oleh siswa tersebut, berdampak terhadap efektivitas penggunaan Wordwall untuk media evaluasi pembelajaran bahasa Arab kelas X di MAN Kota Batu.", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 136, "width": 375, "height": 175, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "T abel 2. Siswa tidak mengalami kesulitan ketika menggunakan Wordwall No Uraian Frekuensi Prosentase% 1 Sangat i Setuju 10 16,6% 2 Setuju i 47 78,3% 3 Tidak i Setuju 3 5,1% 4 Sangat i Tidak i Setuju 0 0% Frekuensi 60 100%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 343, "width": 454, "height": 78, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data pada tabel 2 tersebut, 16,6% atau 10 siswa sangat setuju jika tidak mengalami kesulitan dalam penggunaan Wordwall , 78,3% atau 47 siswa setuju bahwa tidak mengalami kesulitan dalam penggunaan Wordwall , dan 5,1% atau 3 siswa tidak setuju atau merasa kesulitan dan mengalami kendala dalam penggunaan Wordwall sebagai media evaluasi. Dalam hal ini menyatakan bahwa dalam penggunaan Wordwall sebagai media evaluasi pembelajaran, banyak siswa yang tidak mengalami kesulitan dalam menggunakan Wordwall.", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 431, "width": 37, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 451, "width": 375, "height": 154, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siswa lebih mudah mengerjakan soal bahasa Arab menggunakan Wordwall No Uraian Frekuensi Prosentase% 1 Sangat i Setuju 6 10% 2 Setuju i 51 84,86% 3 Tidak i Setuju 3 5,1% 4 Sangat i Tidak i Setuju 0 0% Frekuensi 60 100%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 637, "width": 453, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 diatas menunjukkan evaluasi pembelajaran bahasa Arab menggunakan Wordwall memudahkan siswa dalam mengerjakan soal, sehingga Wordwall efektif digunakan sebagai media evaluasi pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 707, "width": 37, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4.", "type": "Caption" }, { "left": 94, "top": 49, "width": 406, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efektivitas Penggunaan Wordwall Sebagai Mediai iEvaluasii Pembelajarani Bahasai Arabi Siswa kelas X dii MANi Kota Batu", "type": "Page header" }, { "left": 511, "top": 756, "width": 14, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "355", "type": "Page footer" }, { "left": 80, "top": 74, "width": 375, "height": 152, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siswa menyukai tampilan soal di Wordwall No Uraian Frekuensi Prosentase% 1 Sangat i Setuju 10 16,6% 2 Setuju i 46 76,6% 3 Tidak i Setuju 4 6,8% 4 Sangat i Tidak i Setuju 0 0% Frekuensi 60 100%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 243, "width": 454, "height": 91, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel di atas, dapat dikatakan bahwa 10 dan 46 siswa memberikan respon bahwa aplikasi i Wordwall i menarik i dan hanya terdapat 4 siswa i yang i menganggap i template i soal pada Wordwall tidak i menarik. Berdasarkan respon dari siswa diatas, dapat dinyatakan bahwa tampilan Wordwall pada pembelajaran bahasa Arab dianggap menarik i . Dengan i ini i dapat i diartikan i siswa kelas X MAN Kota Batu tertarik i pada i tampilan i setiap i soal i pada i aplikasi i Wordwall. Untuk i mengetahui nilai rata-rata i efektivitas i penggunaan Wordwall i sebagai media evaluasi pembelajaran bahasa Arab digunakan rumus sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 364, "width": 41, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑀𝑋 = Σ𝑋 𝑁", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 391, "width": 49, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑀𝑋 = 1926 60", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 420, "width": 48, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MX = 32,1", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 441, "width": 64, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan i :", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 463, "width": 73, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MX i = Rata-rata i", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 484, "width": 102, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X i = Jumlah i variabel i", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 505, "width": 101, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "N i = Number i of i case", "type": "Text" }, { "left": 196, "top": 519, "width": 212, "height": 130, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Kategori Respon Siswa Uraian Skor Siswa Sangat efektif 31 i - i 40 Efektif i 21 i - i 30 Kurang i efektif 11 i - i 20 Tidak i efektif 10 i", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 660, "width": 454, "height": 51, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari perhitungan hasil terhadap 10 butir soal tersebut diatas. Penggunaan aplikasi Wordwall untuk evaluasi pembelajaran Bahasa Arab yang direspon 60 siswa kelas X MAN Kota Batu masuk dalam kategori “sangat efektif”. Hal ini terlihat dari hasil nilai rata-rata kuisioner 32,1 berada di kategori sangat efektif.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 713, "width": 453, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu, pada akhir pembelajaran peneliti memberikan evaluasi berupa soal yang dapat diakses siswa melalui media Wordwall . Berikut merupakan hasil Paired Sample dari pre-test dan", "type": "Text" }, { "left": 241, "top": 49, "width": 115, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indah Rahmayanti, Munirul Abidin", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 743, "width": 14, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "356", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 453, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "post-test dalam efektivitas penggunaan Wordwall sebagai media evaluasi dalam pembelajaran Bahasa Arab:", "type": "Text" }, { "left": 223, "top": 109, "width": 150, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Paired Sample Statistics", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 235, "width": 454, "height": 65, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai pre-test mendapatkan rata-rata nilai 59,88 dan post- test 90,82 dari 60 siswa. Sedangkan standard deviation pada pre-test 12,378 dan post-test9,731. Untuk standard error mean pada pre-test 1,598 dan post-test 1,256. Dari data diatas juga dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa meningkat setelah menggunakan Wordwall sebagai media evaluasi dalam pembelajaran Bahasa Arab.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 310, "width": 453, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan hasil pre-test dan post-testyang peneliti lakukan, maka berikut hasil paired sample correlation:", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 345, "width": 163, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 7. Paired Sample Correlations", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 443, "width": 454, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil tabel diatas menunjukkan nilai signifikan 0,221. Maka dapat dikatakan bahwa antara pre-est dan posttest memiliki hubungan karena nilai signifikan lebih dari > 0,05. Sedangkan hasil Paired Sample Test dari pre-test dan post-test dalam efektivitas penggunaan Wordwall sebagai media evaluasi dalam pembelajaran Bahasa Arab sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 505, "width": 127, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 8. Paired Sample Test", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 608, "width": 454, "height": 105, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan table paired sample test diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata -30,933. Hal ini artinya peningkatan nilai dari pre-test ke post-test cukup tinggi. Hasil nilai signifikasi (2-tailed) adalah 0,000. Dengan kriteria uji Man Whitney adalah Sig < 0,05 maka hipotesis perubahan rata-rata diterima dan Sig > 0,05 maka hipotesis perubaha rata-rata ditolak. Berdasarkan table paires sample test nilai Sig. (2-tailed) penelitian adalah 0,000 < 0,05 artinya ada perbedaan i antara hasil pre-test i dan post -test i . Hal i ini i menunjukkan i terdapat i pengaruh i yang i bermakna i terhadap perubahan perlakukan yang i diberikan i pada i masing-masing i variabel. Maka, hipotesis (H1) dalam penelitian ini dapat diterima. Yaitu penggunaan media Wordwall sebagai", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 49, "width": 406, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efektivitas Penggunaan Wordwall Sebagai Mediai iEvaluasii Pembelajarani Bahasai Arabi Siswa kelas X dii MANi Kota Batu", "type": "Text" }, { "left": 511, "top": 756, "width": 14, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "357", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 452, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "media evaluasi pembelajaran efektif digunakan. Pada penerapannya, telah i memenuhi i kriteria i terikat i dengan i ketercapaian i tujuan i , respon i , dan aktivitas siswa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 454, "height": 132, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari data tersebut dapat diketahui bahwa prosentase nilai perolehan siswa pada pembelajaran memiliki kriteria keefektifan yang tinggi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah tampilan Wordwall yang menarik membuat siswa termotivasi untuk belajar lebih giat dan memperoleh hasil terbaik dalam pembelajaran. Hasil ini sesuai dengan beberapa penelitian terkait wordwall . Yaitu penelitian Pradani, penggunaan Wordwalls meningkatkan antusiasme siswa dalam belajar yang dibuktikan dengan beberapa faktor, seperti partisipasi mereka yang meningkat dalam kegiatan kelas dan penyerahan pekerjaan rumah tepat waktu (Pradani, 2022). Selain itu, Wordwall dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Arab siswa. Penggunaan media pembelajaran Wordwall berhasil meningkatkan perbendaharaan kosakata Bahasa Inggris siswa SMP Negeri 34 Bandar Lampung menurut Idrus ( et al., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 236, "width": 454, "height": 132, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Fakhrudin (Fakhruddin et al., 2021). Pada penelitiannya, tingkat penguasaan kosakata siswa meningkat, selain itu media ini juga menambah kesenangan, ketertarikan dan motivasi siswa dalam belajar Bahasa Arab (Fakhruddin et al., 2021). Hasil penelitian efektivitas penggunaan Wordwall sebagai media evaluasi ini juga mendukung penelitian Gusman (Gusman et al., 2021), yang memperoleh hasil bahwa penggunaan Wordwall dapat digunakan dengan baik i dan i efektif i dalam pembelajaran, sehingga siswa lebih mudah dalam memahami pelajaran. Penelitian (Wafiqni & Putri, 2021) juga mendapatkan hasil bahwa penggunaan Wordwall dalam pembelajaran berjalan dengan baik dan efektif, sehingga meningkatkan hasil belajar siswa. Begitu juga penelitian (Agusti & Aslam, 2022) mendapatkan hasil wordwall i efektif i digunakan i di pembelajaran i dan meningkatkan i minat dan motivasi belajar i siswa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 384, "width": 57, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 397, "width": 454, "height": 145, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sesuai dengan perhitungan hasil angket yang diberikan peneliti kepada 60 siswa kelas X MAN Kota Batu tentang efektifitas w ordwall sebagai media evaluasi pembelajaran bahasa Arab menunjukkan bahwa skor rata-rata kuesioner adalah 32,1 termasuk dalam kelompok sangat efektif. Menurut hasil penelitian dari pres-test dan post-test siswa kelas X MAN Kota Batu. Hasil H1 diterima setelah data dan analisis hipotesis diuji secara statistik paired sample test dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan penggunaan Wordwall sebagai media evaluasi efektif. Dari hasil penelitian ini, dapat dimanfaatkan guru sebagai bahan perbandingan untuk melakukan pengajaran dengan cara yang lebih baik. Dengan menggunakan berbagai jenis evaluasi, media ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. W ordwall juga untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar bahasa Arab. Selain itu, penelitian ini dapat digunakan referensi untuk penelitian lebih lanjut tentang penggunaan wordwall dalam pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 674, "width": 49, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Referensi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 696, "width": 454, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aeni, A. N., Djuanda, D., Nursaadah, R., Baliani, S., & Sopian, P. (2022). Primary : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Volume 11 Nomor 6 Desember 2022 Sebagai Media Pembelajaran Untuk Memahami Materi Development of Word Wall Educative Game As Learning Media To", "type": "Text" }, { "left": 241, "top": 49, "width": 115, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indah Rahmayanti, Munirul Abidin", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 743, "width": 14, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "358", "type": "Page footer" }, { "left": 108, "top": 75, "width": 418, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Understand Islamic Religious Education Learning Subjects for Eleme. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar , 11 (6), 1835–1852.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 453, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agusti, N. M., & Aslam, A. (2022). Efektivitas Media Pembelajaran Aplikasi Wordwall Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu , 6 (4), 5794–5800.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 128, "width": 381, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i4.3053 Asrul, Ananda, R., & Rosinta. (2014). Evaluasi Pembajalaran. In Ciptapustaka Media .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 155, "width": 454, "height": 65, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dony Novaliendry. (2013). Aplikasi Game Geografi Berbasis Multimedia Interaktif ( Studi Kasus Siswa Kelas IX SMPN 1 RAO ). Jurnal Teknologi Dan Pendidikan , 6 (2), 106–118. https://www.researchgate.net/publication/321193593_APLIKASI_GAME_GEOGRAFI_BERB ASIS_MULTIMEDIA_INTERAKTIF_STUDI_KASUS_SISWA_KELAS_IX_SMPN_1_RAO%0Ahtt ps://www.researchgate.net/publication/321193593%0AAPLIKASI", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 222, "width": 454, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakhruddin, A. A., Firdaus, M., & Mauludiyah, L. (2021). Wordwall Application as a Media to Improve Arabic Vocabulary Mastery of Junior High School Students. Arabiyatuna : Jurnal Bahasa Arab , 5 (2), 217. https://doi.org/10.29240/jba.v5i2.2773", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 263, "width": 454, "height": 37, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gandasari, P., & Pramudiani, P. (2021). Pengaruh Aplikasi Wordwall terhadap Motivasi Belajar IPA Siswa di Sekolah Dasar. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan , 3 (6), 3689–3696. https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i6.1079", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 303, "width": 454, "height": 51, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gusman, B. A., Salsabila, U. H., Hoerotunnisa, Giardi, L. Y., & Fadhila, V. (2021). Efektivitas Platform Wordwall pada Pembelajaran PAI di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) pada Masa Pandemi. Intelektual: Jurnal Pendidikan Dan Studi Keislaman , 11 (3), 203–221. https://doi.org/10.33367/ji.v11i3.2080", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 357, "width": 454, "height": 105, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Idrus, N. W., Yulianti, D., & Suparman, U. (2021). Pemanfaatan media wordwall dalam peningkatan perbendaharaan kosakata (vocabulary) pada pembelajaran bahasa Inggris. AKSARA: Jurnal Bahasa Dan Sastra , 22 (2), 376–387. https://doi.org/10.23960/aksara/v22i2.pp376-387 Pradani, T. G. (2022). Penggunaan media pembelajaran wordwall untuk meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Educenter : Jurnal Ilmiah Pendidikan , 1 (5), 452–457. https://doi.org/10.55904/educenter.v1i5.162 Rahman, R. A., Mandarsari, P., & Amir, S. (2023). Using Word Wall Website As A Strategy To Improve Students ’ Vocabulary Mastery . 05 (03), 9654–9661.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 464, "width": 454, "height": 51, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rosmana, P. S., Iskandar, S., Sari, A. N., Kholida, A., Firdaus, D. N., & Trisnawati, P. (2023). Penggunaan Media Wordwall sebagai Evaluasi Pembelajaran Organ Pernapasan pada Hewan Kelas V di SDN 3 Nagri Kaler. Journal on Education , 5 (2), 1965–1973. https://doi.org/10.31004/joe.v5i2.838", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 518, "width": 454, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wafiqni, N., & Putri, F. M. (2021). Efektivitas Penggunaan Aplikasi Wordwall dalam Pembelajaran Daring (Online) Matematika pada Materi Bilangan Cacah Kelas 1 di MIN 2 Kota Tangerang Selatan. Elementar : Jurnal Pendidikan Dasar , 1 (1), 68–83.", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 558, "width": 210, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.15408/elementar.v1i1.20375", "type": "Text" } ]
dab0b67b-ceb6-6955-8875-0a0ef6bdfb5a
http://jurnal.unidha.ac.id/index.php/jteksis/article/download/398/243
[ { "left": 75, "top": 38, "width": 191, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi Bisnis Vol. 4 No. 1 Januari 2022 DOI : https://doi.org/10.47233/jteksis.v4i1.398", "type": "Page header" }, { "left": 455, "top": 38, "width": 67, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2655-8238", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 772, "width": 321, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright (c) 2022Jurnal Teknologi DanSistem Informasi Bisnis -JTEKSIS", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 769, "width": 19, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "178", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 107, "width": 387, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RANCANG BANGUN INFORMASI WISATA BATURADEN MENGGUNAKAN WEBBASE DI KABUPATEN BANYUMAS", "type": "Section header" }, { "left": 185, "top": 152, "width": 225, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahayu Noveandini 1 , Maria Sri Wulandari 2", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 165, "width": 392, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Prodi Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Jakarta STI&K [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 188, "width": 392, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Prodi Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Jakarta STI&K [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 227, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 249, "width": 454, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kabupaten Banyumas merupakan salah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Banyumas memiliki sebuah tempat wisata yang merupakan salah satu tempat wisata unggulan yang banyak diminati oleh masyarakat Kabupaten Banyumas sendiri maupun masyarakat dari daerah sekitarnya, yaitu Wisata Alam Baturaden. Kawasan Wisata Alam Baturaden merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang cukup potensial. Dari sebelas obyek wisata yang ada di Kabupaten Banyumas sebanyak lima obyek wisata berada di Kawasan Wisata Baturaden.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 331, "width": 454, "height": 106, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Permasalahan yang terjadi adalah belum adanya aplikasi yang menjelaskan informasi wisata alam Baturaden yang dapat diakses secara online sehingga banyak wisatawan daerah lain yang belum mengenal wisata alam ini. Disamping itu belum adanya sarana untuk menjelaskan fasilitas – fasilitas yang berada dekat dengan wisata alam ini. Melihat dari permasalahan yang terjadi dan untuk membantu memperkenalkan Wisata Alam Baturaden, dengan ini akan dibuat sebuah website menggunakan PHP sebagai web desain. Metode penelitian ini menggunakan metode SDLC ( System Development Life Cycle ) dengan tujuan untuk memperkenalkan obyek wisata alam di Baturaden dan rancangannya menggunakan UML (Unified Modelling Language).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 440, "width": 425, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Rancang Bangun, Wisata Alam, Baturaden, Kabupaten Banyumas, UML Diagram", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 469, "width": 71, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 483, "width": 211, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kabupaten Banyumas merupakan salah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Brebes di utara, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Kebumen, serta Kabupaten Cilacap di sebelah selatan dan barat. Gunung Slamet, gunung tertinggi di Jawa Tengah terdapat di ujung utara wilayah kabupaten ini.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 621, "width": 211, "height": 121, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagai negara yang berada di daerah tropis, Indonesia memiliki banyak potensi wisata berupa keindahan alam sebagai daya tarik wisata. Ada banyak daerah termasuk Jawa Tengah yang memiliki obyek wisata alam dengan keindahan alam sebagai daya tarik utamanya, misalnya Tawangmangu, Bandungan, Baturaden, dan lain-lain. Ada", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 469, "width": 212, "height": 273, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "beberapa alasan mengapa keindahan alam menarik bagi wisatawan, diantaranya : wisatawan tertarik oleh kegiatan-kegiatan yang dilakukan di alam terbuka, orang sering mengadakan perjalanan akhir pekan ke daerah dengan suasana pedesaan atau kehidupan di luar kota, banyak wisatawan yang mencari ketenangan di tengah alam yang iklimnya nyaman, pemandangannya bagus dan terbuka luas, dan alam juga sering menjadi bahan studi untuk wisata. Kawasan Wisata Baturaden yang berada di Kabupaten Basnyumas merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang cukup potensial. Dari sebelas obyek wisata yang ada di Kabupaten Banyumas sebanyak lima obyek wisata berada di Kawasan Wisata Baturaden. Kawasan Wisata Baturaden menjadi kawasan wisata unggulan Kabupaten Banyumas yang banyak", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 38, "width": 191, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi Bisnis Vol. 4 No. 1 Januari 2022 DOI : https://doi.org/10.47233/jteksis.v4i1.398", "type": "Page header" }, { "left": 455, "top": 38, "width": 67, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2655-8238", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 772, "width": 321, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright (c) 2022Jurnal Teknologi DanSistem Informasi Bisnis -JTEKSIS", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 769, "width": 19, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "179", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 106, "width": 211, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dikunjungi oleh masyarakat Kabupaten Banyumas sendiri maupun masyarakat di kabupaten-kabupaten sekitarnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 147, "width": 211, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Baturaden telah dikenal sebagai Kawasan wisata dengan berbagai obyek wisata yang ada dan fasilitas pendukungnya yang cukup lengkap. Selain wisatawan regional,", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 203, "width": 211, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "wisatawan mancanegara juga banyak yang berkunjung ke Baturaden, sehingga skala pelayanan selain regional juga internasional.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 258, "width": 211, "height": 273, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Permasalahan yang terjadi adalah belum adanya aplikasi yang menjelaskan informasi wisata alam Baturaden secara online sehingga banyak wisatawan yang belum mengetahui mengenai wisata alam ini. Disamping itu belum adanya sarana untuk menjelaskan fasilitas – fasilitas yang dekat dengan wisata alam ini. Melihat dari permasalahan yang terjadi dan untuk membantu memperkenalkan Wisata Alam Baturaden, dengan ini akan dibuat sebuah webbase menggunakan PHP. Website ini memuat tentang Wisata Alam Baturaden, dimana tempatnya mempunyai keindahan alam yang sangat menarik, juga merupakan salah satu tempat wisata yang banyak memiliki nilai edukasi, namun banyak beberapa turis lokal maupun mancanegara yang belum mengetahui tentang objek wisata alam yang terdapat di Baturaden.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 534, "width": 95, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Struktur Navigasi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 548, "width": 211, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Strukur navigasi adalah urutan alur informasi dari suatu aplikasi multimedia,", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 106, "width": 211, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan menggunakan struktur navigasi yang tepat maka suatu aplikasi multimedia mempunyai suatu pedoman dan arah informasi yang jelas. Ada 4 macam struktur navigasi yang digunakan, yaitu struktur navigasi linier, struktur navigasi non linier, struktur navigasi hirarki dan struktur navigasi campuran.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 231, "width": 189, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UML (Unified Modelling Language)", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 244, "width": 211, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah “bahasa” dan “aturan” yang spesifikasi menjadi standar dalam industri untuk memvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan perangkat lunak berbasis objek. Diagram UML yang digunakan pada penelitian ini adalah :", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 368, "width": 211, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Use Case Diagram Diagram Use Case yaitu salah satu jenis bagan pada UML yang menggambarkan interaksi antara sistem dan aktor, Use Case Diagram juga dapat mendeskripsikan tipe interaksi antara si pemakai sistem dengan sistemnya.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 465, "width": 211, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sequence Diagram Sequence Diagram yaitu salah satu jenis diagram pada UML yang menjelaskan interaksi objek yang berdasarkan urutan waktu, sequence diagram juga dapat menggambarkan urutan atau tahapan yang harus dilakukan untuk dapat menghasilkan sesuatu seperti pada Use Case Diagram.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 587, "width": 455, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Tahapan Keterangan 1 Identifikasi Masalah Kurangnya informasi pada masyarakat luas mengenai wisata alam khususnya wisata alam Baturaden. 2. Analisis Kebutuhan Sistem Pada tahap ini melakukan analisis kebutuhan sistem yang digunakan untuk membangun aplikasi wisata tersebut baik dari hardware (perangkat keras) maupun dari software (perangkat lunak). 3. Perancangan Sistem Perancangan sistem ini menggunakan UML Diagram yaitu : Use Case Diagram Diagram Activity Sequence Diagram 4. Uji coba dan Implementasi Pada tahap ini dilakukan uji coba aplikasi yang sudah terbentuk dan dilakukan implementasi dari aplikasi tersebut.", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 38, "width": 191, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi Bisnis Vol. 4 No. 1 Januari 2022 DOI : https://doi.org/10.47233/jteksis.v4i1.398", "type": "Page header" }, { "left": 455, "top": 38, "width": 67, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2655-8238", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 772, "width": 321, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright (c) 2022Jurnal Teknologi DanSistem Informasi Bisnis -JTEKSIS", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 769, "width": 19, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "180", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 106, "width": 211, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Activity Diagram bentuk visual dari alur kerja yang berisi aktivitas dan tindakan, yang juga dapat berisi pilihan, atau pengulangan. Dalam Unified Modeling Language(UML), diagram aktivitas dibuat untuk menjelaskan aktivitas komputer maupun alur aktivitas dalam organisasi. Selain itu diagram aktivitas juga menggambarkan alur kontrol secara garis besar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 272, "width": 96, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 285, "width": 211, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada metode penelitian ini menggunakan SDLC (System Development Life Cycle). Tahapan penelitian dengan SDLC pada aplikasi informasi wisata alam Baturaden ini adalah seperti terlihat pada tabel 1 dan gambar SDLC terlihat pada gambar 1. Tabel 1. Tahapan Metode Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 522, "width": 121, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Bagan SDLC", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 536, "width": 120, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 550, "width": 211, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Website wisata alam Baturaden ini termasuk ke dalam golongan website yang memiliki struktur navigasi composite, merupakan suatu struktur navigasi bebas karena struktur ini dapat memberikan keinteraksian yang lebih tinggi terhadap website. Struktut navigasi pada penelitian adalah seperti terlihat pada gambar 2.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 223, "width": 212, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Struktur Navigasi Aplikasi Wisata Baturaden Perancangan Unified Modeling Language Model yang digunakan untuk merancang aplikasi berbasis website ini adalah unified modeling language (UML).", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 319, "width": 204, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UML digunakan untuk mempermudah dalam memahami rancangan sebuah sistem, alat bantu yang digunakan yaitu :", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 361, "width": 110, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Use Case Diagram", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 374, "width": 208, "height": 171, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Use Case Diagram menggambarkan fungsi yang diharapkan dari sebuah aplikasi. Use Case Diagram merepresentasikan interaksi antara aktor dengan aplikasi. 2. Sequence Diagram Sequence digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagi respon dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu.", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 548, "width": 208, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Activity Diagram Activity Diagram adalah sebuah diagram alur kerja yang menjelaskan berbagai kegiatan pengguna atau sistem, orang yang melakukan masing – masing aktivitas dan aliran sequensial dari aktivitas tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 322, "top": 653, "width": 98, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Use Case Diagram", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 666, "width": 212, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada website aplikasi pengenalan wisata alam Baturaden ini menggunakan satu aktor yang berperan yaitu user seperti terlihat pada gambar 3.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 38, "width": 191, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi Bisnis Vol. 4 No. 1 Januari 2022 DOI : https://doi.org/10.47233/jteksis.v4i1.398", "type": "Page header" }, { "left": 455, "top": 38, "width": 67, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2655-8238", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 772, "width": 321, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright (c) 2022Jurnal Teknologi DanSistem Informasi Bisnis -JTEKSIS", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 769, "width": 19, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "181", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 231, "width": 211, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Use Case Diagram Wisata Alam Baturaden", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 267, "width": 99, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sequence Diagram", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 281, "width": 48, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sequence", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 281, "width": 211, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diagram digunakan untuk menggambarkan secara khusus perilaku sebuah scenario tunggal. Sequence Diagram menunjukan interaksi dengan menampilkan partisipan dengan garis alur secara vertikal dan pengurutan pesan dari atas ke bawah. Sequence Diagram pada website aplikasi pengenalan wisata alam Baturaden menggunakan User Sequence Diagram yang dapat dilihat pada gambar 4.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 572, "width": 173, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. User Sequence Diagram Activity Diagram", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 600, "width": 211, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Activity Diagram adalah sebuah diagram alur kerja yang menjelaskan berbagai kegiatan pengguna atau sistem, orang yang melakukan masing – masing aktivitas dan aliran sequential dari aktivitas tersebut. Activity diagram disini menjelaskan skenario yang dilakukan oleh user untuk melakukan pemesanan villa. Dapat dilihat pada gambar 5.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 402, "width": 207, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Activity Diagram Wisata Alam Baturaden", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 438, "width": 105, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rancangan Website", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 451, "width": 212, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Langkah pertama yang dilakukan dalam pembuatan website adalah merancang secara manual. Setelah dibuat sebuah rancangan secara manual untuk menentukan halaman-halaman web yang dibutuhkan dalam elemen-elemen pendukungnya, seperti mengumpulkan bahan-bahan yang akan ditampilkan dalam website, yaitu gambar-gambar dan informasi tentang wisata alam Baturaden.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 590, "width": 145, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rancangan Halaman Home", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 603, "width": 212, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Halaman Home adalah halaman utama website yang akan dilihat pengunjung untuk pertama kali. Dihalaman ini pengunjung dapat melihat sekilas tentang website wisata alam Baturaden seperti pada gambar 6.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 38, "width": 191, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi Bisnis Vol. 4 No. 1 Januari 2022 DOI : https://doi.org/10.47233/jteksis.v4i1.398", "type": "Page header" }, { "left": 455, "top": 38, "width": 67, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2655-8238", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 772, "width": 321, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright (c) 2022Jurnal Teknologi DanSistem Informasi Bisnis -JTEKSIS", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 769, "width": 19, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "182", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 233, "width": 211, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6. Rancangan Halaman Home Pada tampilan rancangan halaman home judul 1 merupakan judul dari Wisata Alam Baturaden.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 288, "width": 211, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan tampilan halaman home terlihat pada gambar 7.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 415, "width": 181, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7. Tampilan Halaman Home", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 429, "width": 153, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rancangan Halaman Gallery", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 442, "width": 211, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada halaman ini berisikan kumpulan gambar-gambar dari pemandangan objek wisata daerah Baturaden seperti pada gambar 8.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 622, "width": 211, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 8. Rancangan Halaman Gallery Pada tampilan rancangan Halaman Gallery gambar 2 merupakan gambar pintu masuk Wisata Alam Baturaden. Gambar 3 adalah gambar pemandangan di dalam objek Wisata Alam Baturaden, dan gambar 4 merupakan gambar daerah parkir Wisata Alam Baturaden. Gambar 5 adalah gambar pemandangan objek Wisata Alam", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 106, "width": 211, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Baturaden. Gambar 6 merupakan gambar air terjun Wisata Alam Baturaden. Gambar 7 adalah gambar area pedagang sekitaran wilayah Wisata Alam Baturaden. Tampilan Halaman Gallery terlihat pada gambar 9.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 285, "width": 188, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 9. Tampilan Halaman Gallery", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 313, "width": 151, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rancangan Halaman List Villa", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 327, "width": 212, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada halaman ini berisikan tentang informasi list villa atau penginapan yang ada di sekitar daerah Baturaden. Pengunjung dapat mengklik judul list villa, maka akan muncul tentang informasi villa seperti pada gambar 10.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 504, "width": 211, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 10. Rancangan Halaman List Villa Tampilan Halaman List Villa terlihat pada gambar 11.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 658, "width": 155, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 11. Halaman List Villa Rancangan Halaman Login", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 686, "width": 212, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada halaman ini berisikan tentang bagian untuk login pengguna sebelum melakukan pemesanan villa seperti pada gambar 12.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 38, "width": 191, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi Bisnis Vol. 4 No. 1 Januari 2022 DOI : https://doi.org/10.47233/jteksis.v4i1.398", "type": "Page header" }, { "left": 455, "top": 38, "width": 67, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2655-8238", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 772, "width": 321, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright (c) 2022Jurnal Teknologi DanSistem Informasi Bisnis -JTEKSIS", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 769, "width": 19, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "183", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 199, "width": 194, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 12. Rancangan Halaman Login Tampilan Halaman Login terlihat pada gambar 13.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 343, "width": 187, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 13. Tampilan Halaman Login", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 371, "width": 200, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rancangan Halaman Pemesanan Villa", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 384, "width": 211, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada halaman ini berisikan tentang pemesanan villa atau penginapan disekitar Wisata Alam Baturaden seperti pada gambar 14.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 519, "width": 210, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 14. Rancangan Halaman Pemesanan Villa Tampilan Halaman Pemesanan Villa terlihat pada gambar 15.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 698, "width": 155, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 15. Tampilan Halaman Pemesanan Villa", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 106, "width": 207, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rancangan Halaman Pembayaran Villa", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 120, "width": 211, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada halaman ini berisikan tentang pembayaran dari pemesanan villa disekitar Wisata Alam Baturaden seperti pada gambar 16.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 291, "width": 211, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 16. Rancangan Halaman Pembayaran Villa Tampilan Halaman Pembayaran Villa terlihat pada gambar 17.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 458, "width": 155, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 17. Tampilan Halaman Pembayaran Villa", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 500, "width": 146, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rancangan Halaman About", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 514, "width": 212, "height": 93, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada halaman ini berisikan tentang deksripsi, letak geografis, dan jarak untuk menuju Wisata Alam Baturaden. Pengunjung dapat mengklik gambar, maka akan terlihat penjelasan arah menuju Wisata Alam Baturaden seperti pada gambar 18.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 719, "width": 195, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 18. Rancangan Halaman About", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 38, "width": 191, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi Bisnis Vol. 4 No. 1 Januari 2022 DOI : https://doi.org/10.47233/jteksis.v4i1.398", "type": "Page header" }, { "left": 455, "top": 38, "width": 67, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2655-8238", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 772, "width": 321, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright (c) 2022Jurnal Teknologi DanSistem Informasi Bisnis -JTEKSIS", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 769, "width": 19, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "184", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 106, "width": 200, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tampilan Halaman About seperti terlihat pada gambar 19.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 249, "width": 188, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 19. Tampilan Halaman About", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 277, "width": 155, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rancangan Halaman Contact", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 291, "width": 211, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada halaman ini berisikan tentang form kritik dan saran. Pengguna bisa menulis kritik dan saran dengan mengisi form tersebut. Kritik dan saran tersebut akan di kirim langsung ke email pembuat website tersebut seperti pada gambar 20.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 476, "width": 211, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 20. Rancangan Halaman Contact Tampilan Halaman Contact terlihat pada gambar 21.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 622, "width": 146, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 21. Halaman Contact", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 636, "width": 90, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Coba Aplikasi", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 650, "width": 211, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian aplikasi berbasis kinerja browser pada website merupakan percobaan yang menggunakan website browser tertentu. Tabel 2 menunjukkan pengujian kinerja browser yang digunakan. Tabel 2. Rangkuman Hasil Pengujian Kinerja Browser", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 106, "width": 200, "height": 464, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Web browser yang digunakan Hasil Ruang lingkup Browser a. Google chrome Tampilan Tampilan halaman web terlihat fleksibel dan sesuai ukuran. Kecepatan Cepat dalam dalam membuka halaman Stabilitas Baik tidak ada error b. Mozila firefox Tampilan Tampilan halaman web terlihat fleksibel dan sesuai ukuran. Kecepatan Cepat dalam dalam membuka halaman Stabilitas Baik tidak ada error c. Opera Browser Tampilan Tampilan web kurang fleksibel dan terlihat sedikit lebih besar. Kecepatan Sedikit lama dalam memuat halaman web Stabilitas Baik tidak ada error", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 588, "width": 46, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penutup", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 601, "width": 212, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan adanya aplikasi website pengenalan wisata alam Baturaden ini dapat memudahkan para wisatawan baik wisatawan domestik maupun mancanegara untuk dapat mengetahui informasi tentang wisata alam Baturraden dan fasilitas apa saja yang ada didaerah sekitar wisata.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 712, "width": 212, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aplikasi ini dibangun menggunakan struktur navigasi campuran", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 38, "width": 191, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi Bisnis Vol. 4 No. 1 Januari 2022 DOI : https://doi.org/10.47233/jteksis.v4i1.398", "type": "Page header" }, { "left": 455, "top": 38, "width": 67, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2655-8238", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 772, "width": 321, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright (c) 2022Jurnal Teknologi DanSistem Informasi Bisnis -JTEKSIS", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 769, "width": 19, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "185", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 106, "width": 211, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan UML Diagram untuk menggambarkan pemodelan visual berbasis perangkat lunak yang terbentuk adalah Use Case diagram, Activity Diagram dan Sequence Diagram.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 161, "width": 211, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil uji coba aplikasi website Pengenalan Wisata Alam Baturraden, maka aplikasi ini terbangun dari database dan design form. Telah diuji coba pada tiga web browser yaitu Google Chrome, Mozilla Firefox, Opera Mini dan sangat berjalan dengan baik pada browser Mozilla Firefox dari sisi tampilan halaman web terlihat fleksibel dan sesuai ukuran dan cepat dalam membuka halaman.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 313, "width": 116, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 327, "width": 211, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] Kasi Nisasfil Dinbudpar, Sejarah Kebudayaan Banyumas.", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 341, "width": 57, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dinbudpar,", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 354, "width": 87, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banyumas, 2008", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 106, "width": 211, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] Rintho Rante Rerung. Pemrograman", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 120, "width": 211, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Web Dasar. Deepublish Publisher. Yogyakarta: 2016 [3] Muhammad Ibnu Sa’ad, Otodidak Web Programming: Membuat Website", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 175, "width": 211, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edutainment, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2020.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 203, "width": 211, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] Anhar. Panduan Menguasai PHP &", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 216, "width": 211, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MySQL Secara Otodidak. Mediakita, Jakarta Selatan, 2015.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 244, "width": 211, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] Kusno Harianto, Sistem Monitoring", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 258, "width": 211, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lulusan Perguruan Tinggi Dalam", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 272, "width": 211, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Memasuki Dunia Kerja Menggunakan Tracker Study, Media Sahabat Cendekia, Surabaya, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 313, "width": 211, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] Ahmad Nurcholish, Membangun database arsip persuratan menggunakan pemrograman PHP dan MySQL, CV Jejak, Jawa Barat, 2018", "type": "List item" } ]
3a4e8e37-629e-917b-30f2-c8d1afc4bc7b
https://rekayasainfrastruktur.unwir.ac.id/index.php/jri/article/download/173/147
[ { "left": 91, "top": 39, "width": 201, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL REKAYASA INFRASTRUKTUR", "type": "Page header" }, { "left": 430, "top": 39, "width": 89, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN : 2460-335X e-ISSN: 2686-6587", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 165, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 6 Nomor 2, November 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 514, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 78, "width": 428, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AGREGAT BETON DAUR ULANG DARI LIMBAH BATA RINGAN SEBAGAI SUBSITUSI AGREGAT NATURAL PADA BETON NORMAL", "type": "Section header" }, { "left": 201, "top": 139, "width": 209, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tarmizi Taher 1 , Suharwanto 2* , Komarudin 3", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 165, "width": 403, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1,2,3 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Wiralodra, Indramayu 45213 Email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 286, "top": 217, "width": 40, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 229, "width": 442, "height": 187, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Building materials in unused civil construction work produce a lot of waste, one of which is lightweight brick, the purpose of this study is to determine how much influence lightweight brick has as a substitute for coarse aggregate in a concrete mixture with a mixed variety of 0%, 25%, 50%, 75 %, and 100%. The test object used is a cylinder with a diameter of 15 cm and a height of 30 cm, the planned concrete quality is K25 and K30 with compressive strength testing at the age of 3, 7, 14, 28 days while the tensile strength test is only at the age of 28 days. The design quality of 25 MPa of concrete is achieved in normal concrete with a concrete age of 28 days with a concrete quality of 25.28 MPa. The average compressive strength of concrete with variations of light brick as a substitute for coarse aggregate is not able to achieve the planned concrete quality. The planned concrete quality of 30 MPa was achieved in normal concrete with a concrete age of 28 days with a concrete quality of 30.09 MPa. The average compressive strength of concrete with variations of light brick as a substitute for coarse aggregate is not able to achieve the planned concrete quality. The average indirect tensile strength of normal concrete will decrease with the increase in the percentage of the lightweight brick mixture as a substitute for coarse aggregate in both the 25 MPa and 30 MPa concrete quality plans.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 419, "width": 416, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Recycled concrete, lightweight brick waste, compressive strength, tensile strength", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 444, "width": 38, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 457, "width": 442, "height": 174, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bahan bangunan pada pekerjaan konstruksi sipil yang tidak terpakai banyak menghasilkan limbah, salah satunya limbah yaitu bata ringan, tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bata ringan sebagai pengganti agregat kasar dalam campuran beton dengan variasi campuran 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%. Benda uji yang digunakan adalah silinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, mutu beton yang direncanakan adalah K25 dan K30 dengan pengujian kuat tekan pada umur 3, 7, 14, 28 hari sedangkan untuk pengujian kuat tarik hanya pada umur 28 hari. Desain mutu beton 25 MPa tercapai pada beton normal dengan umur beton 28 hari dengan mutu beton sebesar 25,28 MPa. Kuat tekan rata-rata beton dengan variasi batu bata ringan sebagai substitusi agregat kasar tidak mampu mencapai mutu beton yang direncanakan. Rencana mutu beton 30 MPa tercapai pada beton normal dengan umur beton 28 hari dengan mutu beton sebesar 30,09 MPa. Kuat tekan rata-rata beton dengan variasi batu bata ringan sebagai substitusi agregat kasar tidak mampu mencapai mutu beton yang direncanakan. Rata-rata nilai kuat tarik tidak langsung beton normal akan menurun seiring bertambahnya presentase campuran batu bata ringan sebagai substitusi agregat kasar baik pada rencana mutu beton 25 MPa dan 30 MPa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 634, "width": 319, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: Beton daur ulang, limbah bata ringan, kuat tekan, kuat tarik", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 659, "width": 109, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 672, "width": 205, "height": 98, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Beton merupakan material yang menjadi kebutuhan masyarakat umum untuk sarana prasarana konstruksi yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Beton adalah bahan bangunan yang menggabungkan agregat kasar, agregat halus dan pengikat semen dan biasanya juga dicampurkan dengan air [1]. Beton yang baik apabila setiap partikel", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 659, "width": 205, "height": 111, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "agregat teraduk seluruhnya dan semua rongganya tersisi semua oleh pasta semen, selain mengisi pori-pori, pasta semen ini juga bersifat sebagai perekat dalam proses pengerasan, sehingga butiran butiran agregat saling terikat dengan kuat dan terbentuklah suatu massa yang padat. Kekuatan, keawetan, dan sifat beton yang lain tergantung pada perbandingan bahan-bahannya, cara", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 39, "width": 201, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL REKAYASA INFRASTRUKTUR", "type": "Page header" }, { "left": 430, "top": 39, "width": 89, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN : 2460-335X e-ISSN: 2686-6587", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 165, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 6 Nomor 2, November 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 514, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 77, "width": 205, "height": 213, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengadukan maupun cara pengerjaan, cara pemadatan, dan cara perawatan selam proses pengerasan [2]. Dalam beberapa bahan pengganti agregat kasar dalam pembuatan beton salah satu bahan alternatif yang digunakan adalah limbah bata ringan. Perkembangan dunia konstruksi pada saat sekarang ini dipengaruhi oleh tingginya pemanasan global, hal ini cukup membuat issue yang cukup serius, sehingga banyak dari para ahli konstruksi berlomba lomba untuk mengusung konsep green building . Salah satu cara menerapkan konsep green building adalah dengan menggunakan kembali (reuse) material bekas atau sampah sebagai bahan tambah atau bahan pengganti pada bangunan [3].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 293, "width": 213, "height": 174, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bata ringan dalam pembuatannya dengan memasukkan foaming agent kedalam campuran air, pasir dan semen. pori-pori yang terbentuk pada bata membuat bata tersebut menjadi ringan dikarenakan berkurangnya jumlah material yang digunakan [4]. Foaming agent bereaksi dengan kalsium hidrosida (Caa(OH)2) atau kapur nonaktif dengan air dan membentuk hidrogen. Gas hidrogen mengembang dan meningkatkan volume gelembung hingga diameter lebih dari 1/8 inchi pada campuran untuk bata ringan dan juga mempercepat pengembangan adonan bahan [5].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 470, "width": 205, "height": 123, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hal diatas perlu dilakukan percobaan beton dengan mendaur ulang limbah bata ringan menjadi agregat kasar dan membandingkan dengan beton normal terhadap mutu kuat tekan yang agregatnya dari limbah dan agregat dari bahan alam apakah berpengaruh terhadap kuat tekan dan kuat tarik dari komponen struktur yang terbuat dari beton yang menggunakan agregat daur ulang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 609, "width": 144, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "II. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 621, "width": 205, "height": 150, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif eksperimental yang mana penggunaan hipotesis ditentukan sejak awal dan pelaksanaanya, penerapan prinsip-prinsip terutama dalam pengontrolan yang akan mempengaruhi jalannya suatu eksperimen [6]. Metode eksperimental berarti melakukan pengujian di laboratorium. Penelitian ini dimulai dari pengujian kuat tekan bata ringan, persiapan limbah bata ringan, pemecahan bata ringan sebagai agregat kasar, pengujian", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 77, "width": 204, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "material pembentuk beton, perhitungan rencana campuran beton, pelaksanaan campuran beton, Pengujian beton segar (uji slump), pembuatan benda uji dan pengujian kualitas beton (uji kuat tekan, dan uji kuat tarik tidak langsung)", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 166, "width": 166, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "III. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 179, "width": 158, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1 Pengujian Saringan Gradasi", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 191, "width": 204, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1.1 Uji analisa saringan agregat halus Pada pengujian analisa saringan agregat", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 217, "width": 204, "height": 47, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "halus menggunakan bahan berat kering 2100 gram, dan hasil uji analisa saringan agregat halus dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 267, "width": 204, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1 . Hasil Analisa Saringan Agregat", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 280, "width": 197, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Halus Saringan Berat Jumlah Berat Jumlah Persen Inc mm Tertaha n Tertahan Tertaha n Lewat (3/8\") 10 0 0 0.00 100.0 0 No.4 4.8 29 29 1.38 98.62 No.8 2.4 43 72 3.43 96.57 No.16 1.2 214 286 13.62 86.38 No.30 0.6 807 1093 52.05 47.95 No.50 0.3 496 1589 75.67 24.33 No.10 0 0.15 376 1965 93.57 6.43 No.20 0 0.07 5 20 1985 94.52 5.48 PAN 115", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 452, "width": 205, "height": 98, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil pengujian agregat halus yang diperoleh pada tabel 1 selanjutnya dilakukan pembuatan grafik untuk membandingkan dan mengetahui daerah yang layak untuk dijadikan sebagai material penyusunan beton yang disyaratkan. Grafik analisa saringan agregat halus dapat di lihat pada gambar 1 sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 667, "width": 205, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Kurva Gradasi Agregat halus Alam", "type": "Caption" }, { "left": 323, "top": 702, "width": 204, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada Gambar merupakan grafk pengujan hasil grafik pengujian agregat halus di atas masuk pada daerah II, yaitu masuk kategori pasir sedang dan memenuhi syarat sebagai", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 558, "width": 189, "height": 102, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "100 100 100 90 59 30 10 100 90 75 55 35 8 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0.1 1 10 P ro se n ta se b ut ir an l o lo s kum ul at if (%) Diameter saringan (mm) Agregat…", "type": "Picture" }, { "left": 91, "top": 39, "width": 201, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL REKAYASA INFRASTRUKTUR", "type": "Page header" }, { "left": 430, "top": 39, "width": 89, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN : 2460-335X e-ISSN: 2686-6587", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 165, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 6 Nomor 2, November 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 514, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "21", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 77, "width": 204, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bahan campuran beton untuk agregat halus menurut SNI 03-1968-1990.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 103, "width": 204, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya pembuatan Modulus Halus Butir (MHB) suatu indeks dengan tujuan untuk mengukur kehalusan atau kekasaran butir agregat. Perhitungan Modulus Halus Butur (MHB) agregat halus dapat di lihat pada tabel berikut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 179, "width": 164, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Hasil MHB Agregat Halus", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 195, "width": 168, "height": 112, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ayakan Berat Tertinggal Inc mm Agregat Halus Persen Komulatif No. 4 4.8 29.00 1.38 1.38 No. 8 2.4 43.00 2.05 3.43 No. 16 1.2 214.00 10.19 13.62 No. 30 0.6 807.00 38.43 52.05 No. 50 0.3 496.00 23.62 75.67 No. 100 0.15 376.00 17.90 93.57 sisa 135 6.43 - Jumlah 2100.00 100.00 239.71 Modulus Halus Butir (MHB) 2.4", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 315, "width": 205, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Tabel 2 di atas didapat Modulus Halus Butir (MHB) agregat halus sebesar 2,40 sedangkan syarat MHB agregat halus menurut SNI 0052 adalah 1,50- 3,8. Sehingga dapat di simpulkan bahwa hasil pengujian penelitian tersebut memenuhi syarat dan termasuk kedalam syarat MHB agregat halus.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 416, "width": 205, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1.2 Uji analisa saringan agregat kasar Pada pengujian agregat kasar", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 441, "width": 204, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menggunakan bahan berat kering 1500 gram. Adapun hasil dari uji analisa saringan agregat kasar dapat di lihat dalam tabel 3 sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 492, "width": 195, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3 . Hasil Uji Saringan Agregat Kasar Saringan Berat Jumlah Berat Jumlah Persen Inc mm Tertahan Tertahan Tertahan Lewat 1 1/2\" 38 0.00", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 540, "width": 185, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0.00 0.00 100 3/4\" 19 13.00 13.00 0.87 99.13 3/8\" 10 741 754.00 50.27 49.73 No.4 4.8 746 1500.00 100.00 0.00", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 584, "width": 205, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dan pada agregat kasar menggunakan bata ringan dengan bahan berat kering 1000 gram. Adapun hasil dari uji analisa saringan agregat kasar menggunakan bata ringan dapat di lihat dalam Tabel 4 sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 647, "width": 205, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Hasil Uji Saringan Agregat Kasar Bata Ringan", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 672, "width": 187, "height": 62, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saringan Berat Jumlah Berat Jumlah Persen Inc mm Tertahan Tertahan Tertahan Lewat 1 1/2\" 38 0.00 0.00 0.00 100 3/4\" 19 30.00 30.00 3.00 97.00 3/8\" 10 590.00 620.00 62.00 38.00 No.4 4.8 380.00 1000.00 100.00 0.00", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 738, "width": 204, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pengujian agregat kasar di atas selanjutnya di lakukan perbandingan grafik", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 77, "width": 204, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "untuk mengetahui kelayakan agregat kasar tersebut sebagai material penyusun beton yang diisyaratkan. Grafik analisa saringan agregat kasar dapat di lihat pada Gambar 2 di bawah ini :", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 262, "width": 204, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Kurva Gradasi Agregat Kasar Alam", "type": "Caption" }, { "left": 323, "top": 287, "width": 204, "height": 99, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pengujian agregat kasar menggunakan bata ringan di atas selanjutnya di lakukan perbandingan grafik untuk mengetahui kelayakan agregat kasar tersebut sebagai material penyusun beton yang diisyaratkan. Grafik analisa saringan agregat kasar menggunakan bata tingan dapat di lihat pada gambar 3 di bawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 495, "width": 204, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Kurva Gradasi Agregat Kasar Bata Ringan", "type": "Caption" }, { "left": 323, "top": 530, "width": 205, "height": 99, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari gambar grafik diatas bahwa agregat kasar tersebut memenuhi syarat sebagai bahan material beton menurut SNI 03-1968-1990 dan dibuktikan dengan grafik syarat gradasi kasar butir maksimum 20 mm. Modulus Halus Butir (MHB) adalah indeks untuk mengukur kehalusan atau kekasaran butir agregat. Dapat di lihat pada tabel 5 berikut.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 631, "width": 204, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5. Hasil Uji Modulus Halus Butir (MHB)", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 656, "width": 167, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ayakan Berat Tertinggal Inc mm Agregat Kasar Persen Komulatif 1 1/2\" 38 0.00 0.00 0.00 3/4\" 19 13.00 0.87 0.87 3/8\" 10 741.00 49.40 50.27 No. 4 4.8 746.00 49.73 100.00 No. 8 2.4 0.00 0.00 100.00 No. 16 1.2 0.00 0.00", "type": "Table" }, { "left": 471, "top": 748, "width": 21, "height": 6, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "100.00", "type": "Picture" }, { "left": 331, "top": 144, "width": 191, "height": 345, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "100 100 100 60 10 100 100 95 30 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 10 100 P ro se n ta se b ut ir an l o lo s kum ul at if (%) Diameter saringan (mm) Agregat… 100 100 100 60 10 100 100 95 30 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 10 100 P ro se n ta se b ut ir an l o lo s kum ul at if ( % ) Diameter saringan (mm) Agregat…", "type": "Picture" }, { "left": 91, "top": 39, "width": 201, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL REKAYASA INFRASTRUKTUR", "type": "Page header" }, { "left": 430, "top": 39, "width": 89, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN : 2460-335X e-ISSN: 2686-6587", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 165, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 6 Nomor 2, November 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 514, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "22", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 77, "width": 163, "height": 77, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No. 30 0.6 0.00 0.00 100.00 No. 50 0.3 0.00 0.00 100.00 No. 100 0.15 0.00 0.00 100.00 sisa 0.00 0.00 - Jumlah 1500 100 651.13 Modulus Halus Butir (MHB) 6.5", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 166, "width": 204, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel 5 di atas didapat Modulus Halus Butir (MHB) agregat kasar sebesar 6,5 sedangkan syarat MHB agregat halus menurut SII 0052 adalah 5- 8. Sehingga dapat di simpulkan bahwa hasil penelitian tersebut masih termasuk kedalam Syarat MHB agregat kasar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 254, "width": 118, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.2 Pengujian kadar air", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 147, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.2.1 Uji kadar air agregat halus", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 280, "width": 204, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berikut ini hasil dari pengujian kadar air agregat halus tersebut dapat dilihat pada tabel 6.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 318, "width": 203, "height": 96, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 6. Hasil Uji Kadar Air Agregat Halus Nomor Talam yang dipakai 1 2 1. Berat Talam + contoh basah (Gr) 1100.00 1111.00 2. Berat Talam + contoh kering (Gr) 946.00 956.00 3. Berat air = 1 - 2 (Gr) 154.00 155.00 4.Berat Talam (Gr) 100.00 111.00 5. Berat contoh kering = 2 - 4 (Gr) 846.00 845.00 6. Kadar air = 3:5 (%) 18.20 18.34 Rata-rata (%) 18.27", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 418, "width": 204, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari tabel 6 diatas diketahui bahwa hasil uji kadar air agregat halus didapatkan nilai rata-rata sebesar 18,27%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 456, "width": 147, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.2.2 Uji kadar air agregat kasar", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 469, "width": 205, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil dari pengujian kadar air agregat kasar tersebut dapat dilihat pada tabel 7 berikut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 506, "width": 200, "height": 111, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 7. Hasil Uji Kadar Air Agregat Kasar Nomor Talam yang dipakai A B 1. Berat Talam + contoh basah (Gr) 66.90 78.20 2. Berat Talam + contoh kering (Gr) 66.10 77.10 3. Berat air = 1 - 2 (Gr) 0.80 1.10 4.Berat Talam (Gr) 10.40 10.30 5. Berat contoh kering = 2 - 4 (Gr) 55.70 66.80 6. Kadar air = 3 : 5 (%) 1.44 1.65 Rata-rata (%) 1.54", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 623, "width": 204, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari tabel 7 diatas diketahui bahwa hasil uji kadar air agregat kasar didapatkan nilai rata-rata sebesar 1,54%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 661, "width": 205, "height": 98, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.2.3 Uji kadar air agregat kasar bata ringan Dalam pengujian kadar air agregat kasar tiap agregat dibuat 2 (dua) sampel, berat talam dengan krikil basah pada sampel 1 sebesar 1110,00 Gram dan pada sampel II sebesar 1105,00 Gram. Berat talam dengan contoh krikil kering pada sampel 1 sebesar 948,00 Gram dan pada sampel II 956,00 Gram. Berat", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 77, "width": 204, "height": 150, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "air yaitu dari selisih antara berat talam dan sampel krikil kering, berat air pada sampel I yaitu di dapat sebesar 162,00 Gram dan pada sampel II yaitu sebesar 149,00 Gram. Berat talam yang digunakan dalam pengujian pada sample I yaitu 110,00 Gram dan sampel II yaitu 110,00 Gram. Berat benda uji kering agregat kasar pada sampel I yaitu sebesar 838,00 Gram dan pada sampel II yaitu sebesar 846,00 Gram. Hasil dari pengujian kadar air agregat kasar tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 229, "width": 200, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 8. Hasil Uji Kadar Air Agregat Kasar Bata Ringan", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 254, "width": 189, "height": 138, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nama Contoh dan Kedalaman Agregat Kasar Nomor Talam yang dipakai A B 1. Berat Talam + contoh basah Gram 1110.00 1105.00 2. Berat Talam + contoh kering Gram 948.00 956.00 3. Berat Air = 1 – 2 Gram 162.00 149.00 4. Berat Talam gram 110.00 110.00 5. Berat contoh kering = 2 – 4 Gram 838.00 846.00 6. Kadar air 3 : 5 Gram 19.33 17.61 Rata-rata (%) 18.47 3.3 Uji berat jenis dan penyerapan air", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 395, "width": 204, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.3.1 Uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 420, "width": 204, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar tersebut dapat dilihat pada tabel 9.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 458, "width": 204, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 9. Hasil Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 493, "width": 134, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uraian Notasi I Berat jenis curah dalam air (sd) A (A-B) 2.57 Berat jenis curah jenuh kering permukaan (ss) B (B-C) 2.67", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 544, "width": 53, "height": 6, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berat jenis semu", "type": "Picture" }, { "left": 344, "top": 542, "width": 134, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(sa) A (A-C) 2.84 Penyerapan Air B-A (A) X 100 3.76", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 580, "width": 205, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari tabel 9 diatas diketahui bahwa berat jenis curah dalam air (Sd) sebesar 2,57 gr/cm 3 , berat jenis curah jenuh kering permukaan (Ss) sebesar 2,67 gr/cm 3 , berat jenis semu (Sa) sebesar 2,84 gr/cm 3 , dan penyerapan air (Sw) agregat kasar sebesar 3,76%.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 656, "width": 204, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.3.2 Uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 681, "width": 205, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 732, "width": 204, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 10. Hasil Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 757, "width": 188, "height": 6, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uraian Notasi I II III", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 39, "width": 201, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL REKAYASA INFRASTRUKTUR", "type": "Page header" }, { "left": 430, "top": 39, "width": 89, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN : 2460-335X e-ISSN: 2686-6587", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 165, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 6 Nomor 2, November 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 514, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "23", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 75, "width": 192, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berat jenis curah dalam air (sd) A (B+S-C) 2.33 2.32 2.33", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 102, "width": 42, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berat jenis curah jenuh kering permukaan (ss)", "type": "Picture" }, { "left": 150, "top": 100, "width": 56, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑆 (B+S-C) 2.48", "type": "Table" }, { "left": 224, "top": 102, "width": 59, "height": 6, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.45 2.46", "type": "Picture" }, { "left": 91, "top": 142, "width": 42, "height": 6, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berat jenis", "type": "Picture" }, { "left": 91, "top": 140, "width": 192, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "semu (sa) A (B+A-C) 2.73 2.66 2.70", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 160, "width": 34, "height": 6, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penyerapan", "type": "Picture" }, { "left": 91, "top": 158, "width": 192, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Air 𝑆 -A (A) X 100 6.38 5.49 5.93", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 179, "width": 205, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari tabel 10 diatas diketahui bahwa berat jenis curah dalam air (Sd) sebesar 2,33 gr/cm 3 , berat jenis curah jenuh kering permukaan (Ss) sebesar 2,46 gr/cm 3 , berat jenis semu (Sa) sebesar 2,70 gr/cm 3 , dan penyerapan air (Sw) agregat halus sebesar 5,93%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 204, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.3.3 Uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar bata ringan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 293, "width": 205, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada hasil uji penyerapan air agregat kasar dapat dilihat pada tabel 11 Sehingga hasil berat jenis dan penyerapan agregat kasar adalah sebesar 1,44 dan 1,51 %. Hasil perhitungan berat jenis dan peyerapan ini di gunakan untuk perencanaan campuran beton. Tabel 11. Hasil Uji Berat Jenis Agregat Kasar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 381, "width": 139, "height": 88, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bata Ringan Uraian Notasi I Berat jenis curah dalam air (sd) A (B-C) 2.57 Berat jenis curah jenuh kering permukaan (ss) B (B-C) 2.67 Berat jenis semu (sa) A (A-C) 2.84 Penyerapan Air B-A X 100% 3.76", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 484, "width": 137, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.3.4 Pengujian kadar lumpur", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 497, "width": 204, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian kadar lumpur agregat halus, agregat kasar, dan bata ringan diperoleh hasil seperti tabel dibawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 535, "width": 205, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 12. Hasil Pengujian Kadar Lumpur Material Penyusun Beton", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 560, "width": 191, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Uraian Perhitung an Satua n Agreg at Halus Agreg at Kasar Bata Ringa n", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 585, "width": 37, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Tinggi Pasir", "type": "Table" }, { "left": 182, "top": 585, "width": 39, "height": 6, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ml 305", "type": "Picture" }, { "left": 237, "top": 585, "width": 43, "height": 6, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1000 400", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 601, "width": 37, "height": 6, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Tinggi", "type": "Picture" }, { "left": 109, "top": 601, "width": 111, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lump ur Ml 25", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 601, "width": 186, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "50 16 3 Tinggi Lump", "type": "Picture" }, { "left": 109, "top": 626, "width": 112, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ur + Pasir (1+2) Ml 330", "type": "Table" }, { "left": 237, "top": 626, "width": 43, "height": 6, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1050 416", "type": "Picture" }, { "left": 92, "top": 658, "width": 190, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 Kadar Lump ur (2/3) x 100% % 7,576 4,762 3,847", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 684, "width": 204, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari tabel 12 hasil pengujian kadar lumpur material penyusun beton diatas diketahui bahwa agregat halus memiliki kadar lumpur sebesar 7,576%. Agregat kasar memiliki kadar air sebesar 4,762%, sedangkan bata ringan memiliki kadar lumpur sebesar 3,847%.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 90, "width": 187, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.4 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 103, "width": 204, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.4.1 Hasil pengujian kuat tekan 25 MPa Pada pengujian kuat tekan 25 MPa dengan proporsi campuran 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100% dengan umur rendaman 3 hari, 7 hari, 14, dan 28 hari. Berikut hasil pengujian kuat tekan beton Tabel 13 . Pengujian Kuat Tekan 25 Mpa", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 193, "width": 184, "height": 92, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Waktu Perawatan (Hari) Kuat Tekan Rata- Rata (MPa) Variasi Beton Normal 25% BR 50% BR 75% BR 100% BR 3 10,47 3,77 3,49 2,74 2,45 7 15,85 5,10 4,34 3,68 3,02 14 21,80 7,36 6,13 5,28 4,72 28 25,29 11,98 8,30 7,08 6,02", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 291, "width": 205, "height": 389, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari tabel 13 diatas diketahui pada beton normal kuat tekan rata-rata terkecil sebesar 10,47 MPa dengan umur beton 3 hari dan kuat tekan rata-rata terbesar sebesar 25,29 MPa dengan umur beton 28 hari. Rencana mutu beton 25 MPa tercapai pada beton normal dengan umur beton 28 hari yaitu mutu beton sebesar 25,29 MPa. Pada variasi beton 25% bata ringan, kuat tekan rata-rata terkecil 3,77 MPa dengan umur beton 3 hari dan kuat tekan rata-rata terbesar sebesar 11,98 MPa dengan umur beton 28 hari. Kuat tekan rata-rata terkecil sebesar 3,49 MPa dengan umur 3 hari, sedangkan kuat tekan rata-rata terbesar sebesar 8,30 MPa dengan umur 28 hari pada variasi beton 50% bata ringan. Pada variasi beton 75% bata ringan, kuat tekan rata-rata terkecil 2,74 MPa dengan umur beton 3 hari dan kuat tekan rata-rata terbesar sebesar 7,08 MPa dengan umur beton 28 hari. Pada variasi beton 100% bata ringan, kuat tekan rata-rata terkecil 2,45 MPa dengan umur beton 3 hari dan kuat tekan rata-rata terbesar sebesar 6,04 MPa dengan umur beton 28 hari. Rencana mutu beton sebesar 25 MPa tidak tercapai pada beton dengan variasi bata ringan sebagai substitusi agregat kasar. Perbandingan kuat tekan beton antara beton normal dengan beton campuran bata ringan sebagai subtitusi agregat kasar dapat dilihat pada grafik dibawah ini:", "type": "List item" }, { "left": 91, "top": 39, "width": 201, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL REKAYASA INFRASTRUKTUR", "type": "Page header" }, { "left": 430, "top": 39, "width": 89, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN : 2460-335X e-ISSN: 2686-6587", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 165, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 6 Nomor 2, November 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 514, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "24", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 185, "width": 204, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Kurva hubungan antara umur dan kuat tekan beton 25 MPa", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 211, "width": 205, "height": 111, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari gambar 4 diatas diketahui bahwa rata-rata kuat tekan beton normal akan meningkat seiring bertambahnya waktu perawatan (umur beton). Sedangkan, rata-rata kuat tekan beton akan menurun seiring bertambahnya variasi bata ringan sebagai subtitusi agregat kasar dan waktu perawatan (umur beton). 3.4.2 Hasil pengujian kuat tekan 30 MPa", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 325, "width": 204, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada pengujian kuat tekan 30 MPa dengan proporsi campuran 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100% dengan umur rendaman 3 hari, 7 hari, 14, dan 28 hari. Berikut hasil pengujian kuat tekan beton berdasarkan perhitungan pada lampiran 12 dapat dilihat dari tabel dibawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 413, "width": 191, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 14 . Pengujian Kuat Tekan 30 MPa.", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 425, "width": 160, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Waktu Perawatan (Hari) Kuat Tekan Rata- Rata (MPa) Variasi Beton Normal 25%", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 451, "width": 172, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BR 50% BR 75% BR 100% BR 3 12,46 5,66 4,62 4,15 3,11 7 16,99 7,17 6,04 5,00 4,06 14 24,44 8,78 7,08 5,85 4,81", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 511, "width": 9, "height": 6, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "28", "type": "Picture" }, { "left": 147, "top": 511, "width": 132, "height": 6, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "30,10 13,49 9,72 8,02 6,32", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 525, "width": 205, "height": 238, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari tabel diatas diketahui pada beton normal kuat tekan rata-rata terkecil sebesar 12,46 MPa dengan umur beton 3 hari dan kuat tekan rata-rata terbesar sebesar 30,10 MPa dengan umur beton 28 hari. Rencana mutu beton 30 MPa tercapai pada beton normal dengan umur beton 28 hari yaitu mutu beton sebesar 25,29 MPa. Pada variasi beton 25% bata ringan, kuat tekan rata-rata terkecil 5,66 MPa dengan umur beton 3 hari dan kuat tekan rata-rata terbesar sebesar 13,49 MPa dengan umur beton 28 hari. Kuat tekan rata-rata terkecil sebesar 4,62 MPa dengan umur 3 hari, sedangkan kuat tekan rata-rata terbesar sebesar 9,72 MPa dengan umur 28 hari pada variasi beton 50% bata ringan. Pada variasi beton 75% bata ringan, kuat tekan rata-rata terkecil 4,15 MPa dengan umur beton 3 hari dan kuat tekan rata-rata terbesar sebesar 8,02", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 77, "width": 205, "height": 150, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MPa dengan umur beton 28 hari. Pada variasi beton 100% bata ringan, kuat tekan rata-rata terkecil 3,11 MPa dengan umur beton 3 hari dan kuat tekan rata-rata terbesar sebesar 6,32 MPa dengan umur beton 28 hari. Rencana mutu beton sebesar 30 MPa tidak tercapai pada beton dengan variasi bata ringan sebagai substitusi agregat kasar. Perbandingan kuat tekan beton antara beton normal dengan beton campuran bata ringan sebagai subtitusi agregat kasar dapat dilihat pada grafik dibawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 342, "width": 205, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. Kurva hubungan antara umur dan kuat tekan beton 30 Mpa", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 367, "width": 204, "height": 99, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari gambar diatas, diketahui bahwa rata-rata kuat tekan beton normal akan meningkat seiring bertambahnya waktu perawatan (umur beton). Sedangkan, rata-rata kuat tekan beton akan menurun seiring bertambahnya variasi bata ringan sebagai subtitusi agregat kasar dan waktu perawatan (umur beton).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 468, "width": 204, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.4.3 Hubungan kuat tekan 25 Mpa dan 30 Mpa", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 494, "width": 205, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berikut ini adalah hubungan kuat tekan beton 25 MPa dan 30 MPa dengan proporsi campuran 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100% dan Perawatan dengan umur 28 Hari pada tabel di bawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 557, "width": 205, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 15 . Hubungan Kuat Tekan 25 MPa dan 30 MPa", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 600, "width": 21, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kuat Tekan", "type": "Table" }, { "left": 334, "top": 592, "width": 139, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(MPa) Umur Beton 28 Hari", "type": "Table" }, { "left": 339, "top": 604, "width": 178, "height": 51, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variasi Beton Normal 25% BR 50% BR 75% BR 100% BR 25 25,29 11,98 8,30 7,08 6,02 30 30,10 13,49 9,72 8,02 6,32", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 665, "width": 204, "height": 98, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari tabel di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata kuat tekan beton 25 MPa untuk beton normal sebesar 25,29 MPa. Pada variasi 25% nilai rata-rata kuat tekan sebesar 11,98 MPa menurun sebesar 13,31% dari nilai rata-rata kuat tekan beton normal. Pada variasi 50% nilai rata-rata kuat tekan sebesar 8,30 MPa menurun sebesar 16,99% dari nilai rata-rata", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 78, "width": 409, "height": 259, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 3 7 14 28 K u at teka n be ton ( M P a) Umur Beton (Hari) 0 % B… 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 3 7 14 28 Ku a t te k a n b et o n ( M Pa ) Umur Beton (Hari) 0% BR 25 % BR", "type": "Picture" }, { "left": 91, "top": 39, "width": 201, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL REKAYASA INFRASTRUKTUR", "type": "Page header" }, { "left": 430, "top": 39, "width": 89, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN : 2460-335X e-ISSN: 2686-6587", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 165, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 6 Nomor 2, November 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 514, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "25", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 77, "width": 204, "height": 86, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kuat tekan beton normal. Pada variasi 75% nilai rata-rata kuat tekan sebesar 7,08 MPa menurun sebesar 18,21% dari nilai kuat tekan beton normal. Sedangkan, pada variasi 100% nilai rata-rata kuat tekan sebesar 6,02 MPa menurun sebesar 19,25% dari nilai rata-rata kuat tekan beton normal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 166, "width": 204, "height": 187, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai rata-rata kuat tekan beton 30 MPa untuk beton normal sebesar 30,10 MPa, pada variasi 25% nilai rata-rata kuat tekan sebesar 13,49 MPa menurun sebesar 16,61% dari nilai rata-rata kuat tekan beton normal. Pada variasi 50% nilai rata-rata kuat tekan sebesar 9,72 MPa menurun sebesar 20,38% dari nilai rata-rata kuat tekan beton normal. Pada variasi 75% nilai rata-rata kuat tekan sebesar 8,02 MPa menurun sebesar 22,08% dari nilai rata-rata kuat tekan beton normal. Sedangkan, pada variasi 100% nilai rata-rata kuat tekan sebesar 6,32 MPa menurun sebesar 23,78% dari nilai rata-rata kuat tekan beton normal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 356, "width": 204, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk lebih jelasnya, hubungan kuat tekan beton 25 MPa dan 30 MPa ada pada gambar sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 518, "width": 205, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6. Kurva hubungan antara prosentase kandungan agregat daur ulang dan kuat tekan beton", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 566, "width": 204, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.5 Hasil Pengujian Kuat Tarik Tidak", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 579, "width": 49, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langsung", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 591, "width": 204, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.5.1 Hasil pengujian kuat tarik tidak langsung 25 MPa", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 617, "width": 205, "height": 60, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berikut ini adalah hasil pengujian kuat tarik (tidak langsung) beton dengan proporsi campuran 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100% dan Perawatan dengan umur 28 Hari sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 680, "width": 199, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 16. Hasil Rata-Rata Kuat Tarik Tidak Langsung f’c 25 MPa", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 705, "width": 182, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Waktu Perawatan (Hari) Kuat Tarik Tidak Langsung Rata- Rata (MPa) Variasi Beton Normal 25% BR", "type": "Table" }, { "left": 207, "top": 733, "width": 14, "height": 6, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "50%", "type": "Picture" }, { "left": 109, "top": 733, "width": 172, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BR 75% BR 100% BR 28 3,96 3,11 2,45 2,17 1,89", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 77, "width": 205, "height": 314, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari tabel diatas, diketahui bahwa nilai rata-rata kuat Tarik tidak langsung untuk beton normal sebesar 3,96 MPa. Pada variasi 25% bata ringan, nilai rata-rata kuat Tarik tidak langsung sebesar 3,11 MPa menurun sebesar 0,85 MPa atau 21,46% dari nilai rata- rata kuat Tarik tidak langsung beton normal. Pada variasi 50% bata ringan, nilai rata-rata kuat Tarik tidak langsung sebesar 2,45 MPa menurun sebesar 1,51 MPa atau 38,13% dari nilai rata-rata kuat Tarik tidak langsung beton normal. Pada variasi 75% bata ringan, nilai rata-rata kuat Tarik tidak langsung sebesar 2,17 MPa menurun sebesar 1,79 MPa atau 45,20% dari nilai rata-rata kuat Tarik tidak langsung beton normal. Sedangkan, pada variasi 100% bata ringan, nilai rata-rata kuat Tarik tidak langsung sebesar 1,89 MPa menurun sebesar 2,07 MPa atau 52,27% dari nilai rata-rata kuat Tarik tidak langsung beton normal. Untuk lebih jelasnya, perbandingan kuat Tarik tidak langsung antara beton normal dengan beton campuran bata ringan sebagai substitusi agregat kasar sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 491, "width": 205, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 7. Kurva hubungan antara prosentase dan kuat tarik", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 516, "width": 205, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari gambar diatas diketahui bahwa, semakin bertambahnya variasi bata ringan sebagai substitusi agregat kasar, maka nilai kuat Tarik tidak langsung rata-rata akan menurun.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 580, "width": 204, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.5.2 Hasil pengujian kuat tarik tidak langsung 30 MPa", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 605, "width": 205, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berikut ini adalah hasil pengujian kuat tarik (tidak langsung) beton dengan proporsi campuran 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100% dan Perawatan dengan umur 28 Hari sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 668, "width": 204, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 17. Hasil Rata-Rata Kuat Tarik Tidak Langsung f’c 30 Mpa", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 701, "width": 31, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Waktu Perawatan", "type": "Table" }, { "left": 339, "top": 693, "width": 176, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Hari) Kuat Tarik Tidak Langsung Rata- Rata (MPa) Variasi Beton Normal 25%", "type": "Picture" }, { "left": 414, "top": 727, "width": 11, "height": 6, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BR", "type": "Table" }, { "left": 442, "top": 719, "width": 43, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "50% BR 75% BR", "type": "Picture" }, { "left": 500, "top": 719, "width": 18, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "100% BR", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 739, "width": 9, "height": 6, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "28", "type": "Picture" }, { "left": 382, "top": 739, "width": 103, "height": 6, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4,34 3,77 3,21 2,83", "type": "Picture" }, { "left": 502, "top": 739, "width": 14, "height": 6, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2,45", "type": "Table" }, { "left": 339, "top": 399, "width": 182, "height": 77, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.96 3.11 2.45 2.17 1.89 0.00 2.00 4.00 6.00 Normal 25% BR 50% BR 75% BR 100% BR K u at T ar ik T id ak L an gs u n g R ata -R ata (M p a) Variasi Beton", "type": "Picture" }, { "left": 91, "top": 39, "width": 201, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL REKAYASA INFRASTRUKTUR", "type": "Page header" }, { "left": 430, "top": 39, "width": 89, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN : 2460-335X e-ISSN: 2686-6587", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 165, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 6 Nomor 2, November 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 514, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "26", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 77, "width": 205, "height": 301, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari tabel 17 diatas, diketahui bahwa nilai rata-rata kuat Tarik tidak langsung untuk beton normal sebesar 34,34 MPa. Pada variasi 25% bata ringan, nilai rata-rata kuat Tarik tidak langsung sebesar 3,77 MPa menurun sebesar 0,19 MPa atau 4,80% dari nilai rata- rata kuat Tarik tidak langsung beton normal. Pada variasi 50% bata ringan, nilai rata-rata kuat Tarik tidak langsung sebesar 3,21 MPa menurun sebesar 0,75 MPa atau 18,94% dari nilai rata-rata kuat Tarik tidak langsung beton normal. Pada variasi 75% bata ringan, nilai rata-rata kuat Tarik tidak langsung sebesar 2,83 MPa menurun sebesar 1,13 MPa atau 28,54% dari nilai rata-rata kuat Tarik tidak langsung beton normal. Sedangkan, pada variasi 100% bata ringan, nilai rata-rata kuat Tarik tidak langsung sebesar 2,45 MPa menurun sebesar 1,51 MPa atau 38,13% dari nilai rata-rata kuat Tarik tidak langsung beton normal. Untuk lebih jelasnya, perbandingan kuat Tarik tidak langsung antara beton normal dengan beton campuran bata ringan sebagai substitusi agregat kasar sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 501, "width": 204, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 8. Kurva hubungan antara prosentase dan kuat tarik", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 526, "width": 205, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari gambar 8 diatas diketahui bahwa, semakin bertambahnya variasi bata ringan sebagai substitusi agregat kasar, maka nilai kuat Tarik tidak langsung rata-rata akan menurun.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 725, "width": 205, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 9. Kurva hubungan antara prosentase kandungan agregat", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 77, "width": 204, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.6 Hubungan kuat tekan dan kuat tarik tidak langsung", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 103, "width": 204, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hubungan antara nilai kuat tekan rata- rata dan kuat Tarik tidak langsung mutu beton 25 MPa dan 30 MPa, dapat diketahui pada grafik dibawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 285, "width": 204, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 10. Hubungan Antara Kuat Tekan Rata-Rata dengan Kuat Tarik Tidak Langsung Beton", "type": "Caption" }, { "left": 323, "top": 323, "width": 207, "height": 175, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari Gambar 10 diatas diketahui bahwa semakin meningkatnya kuat tekan beton, maka kuat tarik tidak langsung akan ikut meningkat. Pada mutu beton 25 MPa, kuat tarik tidak langsung terkecil sebesar 1,89 MPa terjadi pada kuat tekan 6,04MPa dan semakin meningkat dengan kuat tarik tidak tidak langsung terbesar yaitu 3,96 MPa terjadi pada kuat tekan 25,28 MPa. Sedangkan, Pada mutu beton 30 MPa, kuat tarik tidak langsung terkecil sebesar 2,45 MPa terjadi pada kuat tekan 6,32 MPa , kuat tarik tidak tidak langsung terbesar yaitu 4,34 MPa terjadi pada kuat tekan 30,10 MPa", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 513, "width": 98, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "IV. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 526, "width": 205, "height": 124, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil dan pembahasan, Beton yang menggunakan campuran bata ringan tidak mencapai mutu yang direncanakan. Seiring bertambahnya persentase campuran bata ringan, terjadi penurunan terhadap kuat tekan dan kuat tarik. Dari hasil uji tarik belah, diperoleh fakta bahwa semakin besar campuran bata ringan maka semakin rendah kuat tarik belah yang dihasilkan.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 652, "width": 204, "height": 111, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk kuat tekan 25 mpa beton normal mencapai yaitu sebesar 25.29 mpa sedangkan yang menggunakan bata ringan yang terbesar hanya ada pada campuran 25% umur 28 hari sebesar 11.98 mpa, untuk kuat tarik 25 mpa beton normal yaitu sebesar 5.66 mpa sedangkan yang menggunakan bata ringan dengan mutu yang terbesar yaitu 3.77 mpa. Untuk kuat tekan 30 mpa beton normal", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 386, "width": 188, "height": 318, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4.34 3.77 3.21 2.83 2.45 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 Normal 25% BR 50% BR 75% BR 100% BR K u at T ar ik T id ak L an gs u n g R at a -R at a (M pa) Variasi Beton 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 0% BR 25% BR 50% BR 75% BR 100% BR", "type": "Picture" }, { "left": 92, "top": 596, "width": 192, "height": 118, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ku ar t ar ik t id ak lan gs u n g b et o n (M P a) Prosentase kandungan agregat daur ulang (%) 25 MPa 30 MPa", "type": "Picture" }, { "left": 331, "top": 154, "width": 187, "height": 123, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 0 10 20 30 40 Ku ar t ar ik t id ak lan gs u n g b et o n (M P a) Kuat tekan beton (MPa) 25 MPa 30 MPa", "type": "Picture" }, { "left": 91, "top": 39, "width": 201, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL REKAYASA INFRASTRUKTUR", "type": "Page header" }, { "left": 430, "top": 39, "width": 89, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN : 2460-335X e-ISSN: 2686-6587", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 165, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 6 Nomor 2, November 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 514, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "27", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 77, "width": 205, "height": 99, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mencapai yaitu sebesar 30.10 mpa sedangkan yang menggunakan campuran bata ringan yang terbesar hanya ada pada campuran 25% umur 28 hari sebesar 13.49 mpa, dan untuk kuat tarik 30 mpa beton normal yaitu sebesar 6.79 mpa, sedangkan dengan menggunakan bata ringan dengan mutu yang terbesar yaitu 4.25 mpa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 204, "width": 104, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 223, "width": 204, "height": 50, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] a. I. Candra and e. Siswanto, “rekayasa job mix beton ringan menggunakan hydroton dan master ease 5010,” j. Civila, vol. 3, no. 2, p. 162, 2018, doi:", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 276, "width": 105, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10.30736/cvl.v3i2.258.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 204, "height": 50, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] e. Sutandar, “pengaruh pemeliharaan (curing) pada kuat tekan beton normal,” vokasi, vol. Ix, no. 2, pp. 89– 99, 2013.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 353, "width": 205, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3] y. J. Priyono and nadia, “pengaruh penggunaan styrofoam sebagai", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 381, "width": 172, "height": 60, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengganti agregat kasar terhadap kuat tekan beton,” j. Konstr., vol. 5, no. 2, pp. 55–61, 2014, [online]. Available: https://jurnal.umj.ac.id/index.php/kon struksia/article/download/279/255.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 450, "width": 204, "height": 50, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4] n. Fitriadi and m. H. Fatahillah, “kajian sifat mekanik bata ringan dari limbah potong batu marmer diperkuat serat tandan kosong kelapa sawit,” j.", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 503, "width": 172, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknovasi, vol. 04, no. 2, pp. 27–39, 2017,", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 515, "width": 40, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[online].", "type": "Table" }, { "left": 241, "top": 515, "width": 48, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Available:", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 528, "width": 168, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://ejurnal.plm.ac.id/index.php/tek", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 541, "width": 109, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "novasi/article/view/105.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 561, "width": 204, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[5] h. Taufik, a. Kurniawandy, and d. Arita, “tinjauan kuat tekan bata ringan menggunakan bahan tambah foaming agent,” j. Saintis, vol. 17, no. April, pp.", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 612, "width": 172, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "52–62, 2017, [online]. Available: https://journal.uir.ac.id/index.php/sain tis/article/view/1765/1097.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 658, "width": 204, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[6] a. S. B. Hamdi, metode penelitian kuantitatif aplikasi dalam pendidikan.", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 683, "width": 83, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Deepublish, 2015.", "type": "Text" } ]
7fe2e333-cd80-8b04-2fa3-2f9ad7de509c
https://ejournal.iainpalopo.ac.id/index.php/kelola/article/download/3046/1903
[ { "left": 325, "top": 65, "width": 189, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kelola: Journal of Islamic Education Management", "type": "Table" }, { "left": 365, "top": 76, "width": 147, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oktober 2022, Vol.7, No.2 Hal 205 -216 P-ISSN : 2548 – 4052 E-ISSN : 2685 – 9939", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 118, "width": 339, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "©2022 Manajemen Pendidikan Islam. https://ejournal.iainpalopo.ac.id/index.php/kelola", "type": "Text" }, { "left": 378, "top": 762, "width": 134, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 7, No.2, Oktober 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 135, "top": 139, "width": 356, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SINERGITAS PERAN KOMITE DAN KEPALA MADRASAH DALAM PROSES PENCAPAIAN MUTU PENDIDIKAN", "type": "Section header" }, { "left": 160, "top": 192, "width": 303, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Nurmiati, 2 Dirham, 3 Izza Fadhlinah Dirham, 4 Alauddin", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 209, "width": 157, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Institut Agama Islam Negeri Palopo", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 222, "width": 163, "height": 53, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Institut Agama Islam Negeri Palopo 3 Institut Agama Islam Negeri Palopo 4 Institut Agama Islam Negeri Palopo E-mail: 1 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 294, "top": 319, "width": 39, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 331, "width": 399, "height": 223, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Artikel ini membahas tentang sinergitas peran komite dan kepala madrasah dalam proses pencapaian mutu pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Palopo. Penelitian ini bertujuan: untuk mengetahui bentuk sinergitas komite dan kepala madrasah dalam proses pencapaian mutu pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Palopo dan untuk mengetahui indikator mutu pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Palopo. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif. Adapun sumber data penelitian yakni komite madrasah, kepala madrasah, dan guru. Data diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Selanjutnya data pemeriksaan keabsahan data penelitian ini dilakukan triangulasi dengan sumber . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Komite madrasah telah bersinergi dengan kepala madrasah terkait perannya sebagai pemberi pertimbangan, pendukung, pengontrol, dan mediator dalam proses pencapaian mutu pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Palopo. Namun dalam pelaksanaan tugas komite madrasah sebagai perwakilan dari masyarakat belum maksimal seperti pelaksanaan perannya dalam menampung keluhan dari masyarakat dan juga masih ada tugas dan fungsinya yang belum terlaksana yaitu memberi pertimbangan terkait kerja sama madrasah dengan pihak lain. Terkait indikator mutu pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Palopo mencakup pengelolaan inputnya (proses penerimaan peserta didik baru), proses pendidikannya (proses pembelajarannya), dan outputnya (yang meliputi kualitas lulusan yang dicapai baik prestasi akademik maupun prestasi non akademik).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 566, "width": 319, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Sinergitas, Komite Sekolah, Kepala Madrasah, Mutu Pendidikan", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 589, "width": 40, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 603, "width": 399, "height": 152, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This article discusses the synergistic role of the committee and the head of the madrasa in the process of achieving the quality of education at Madrasah Aliyah Negeri Palopo. This study aims: to determine the form of synergy between the committee and the head of the madrasa in the process of achieving the quality of education in Madrasah Aliyah Negeri Palopo and to determine the indicators of education quality in Madrasah Aliyah Negeri Palopo. The type of research used is descriptive qualitative. The sources of research data are madrasa committees, madrasa heads, and teachers. Data obtained through observation, interviews and documentation. Furthermore, the data for checking the validity of the research data were triangulated with sources.The results of this study indicate that the Madrasah Committee has synergized with the madrasah principal regarding its role as a consideration, supporter, controller, and mediator in the process of achieving quality education at Madrasah Aliyah Negeri Palopo. However, in carrying out the duties of the madrasa committee as representatives of the community, it has not been maximized, such as the implementation of its", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 65, "width": 258, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "206 | Nurmiati, Dirham, Izza Fadlinah Dirham, Alauddin", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 762, "width": 222, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kelola: Journal of Islamic Education Management", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 399, "height": 71, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "role in accommodating complaints from the community and there are still tasks and functions that have not been carried out, namely giving consideration to madrasa cooperation with other parties. Regarding the indicators of the quality of education at Madrasah Aliyah Negeri Palopo, it includes the management of its inputs (the process of accepting new students), the educational process (the learning process), and its output (which includes the quality of graduates achieved both academic and non-academic achievements).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 167, "width": 348, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Synergy, Madrasah Committee, Head of Madrasah, Quality of Education", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 205, "width": 89, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 224, "width": 399, "height": 192, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perubahan polapemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi telah membuka peluang kepada masyarakat untuk meningkatkan peran dan ikut berpartisipasi dalam pengelolaan pendidikan. Masyarakat memiliki kesempatan yang besar untuk ikut serta dalam menyelenggaraan pendidikan nasional dengan tujuan mencerdaskan bangsa. Salah satu bentuk upaya meningkatkan peluang partisipasi masyarakat tersebut dengan melalui Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah/Madrasah di tingkat satuan pendidikan (madrasah) yang mengacu kepada Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyatakan bahwa “Komite sekolah/madrasah adalah Lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/ wali peserta didik, komunitas madrasah serta tokoh masyarakat, dan berfungsi memberikan pertimbangan tentang manajemen madrasah. 1", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 418, "width": 400, "height": 257, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam konteks madrasah, komite menjadi perwakilan dari pihak masyarakat. Komunikasi, koordinasi, konsolidasi, dan ekspansi harus terus dilakukan antara pihak madrasah dengan komite sekolah, sehingga program- program yang dilakukan mendapat dukungan publik secara luas (Asmani, 2012). Pembentukan komite madrasah sebagai badan mandiri yang memiliki kewajiban membantu madrasah terutama dalam hal pendanaan madrasah, dimana secara tidak langsung komite madrasah mengurangi beban kepala madrasah dalam memenuhi kebutuhannya. Keberadaan komite madrasah memiliki peran sebagai partner kerja kepala madrasah pemberi pertimbangan dalam penentuan kebijakan-kebijakan madrasah, merancang kurikulum, menyediakan sarana dan prasarana belajar, memperbesar dana pendidikan, mengawasi pelaksanaan kegiatan pendidikan, serta mengevaluasi program dan hasil pendidikan demi meningkatkan pendidikan yang bermutu di madrasah. Dengan adanya kontrol dan pengawasan dari pihak eksternal lembaga pendidikan, diharapkan mampu merealisasikan dengan baik kepentingan-kepentingan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 710, "width": 399, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Amarin Amarin, Sunandar Sunandar, and Noor Miyono, Peran Komite Sekolah dalam Manajemen Berbasis Sekolah di SD Islam Terpadu Buah Hati Kabupaten Pemalang ,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 734, "width": 399, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Jurnal Manajemen Pendidikan (JMP), Vol. 5(1), 2017), h. 75–89, https://doi.org/10.26877/jmp.v5i1.1924.", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 65, "width": 392, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sinergitas Peran Komite dan Kepala Madrasah dalam Proses Pencapaian Mutu ... |207", "type": "Page header" }, { "left": 378, "top": 762, "width": 132, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 7, No.2, Oktober 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 85, "width": 400, "height": 240, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adanya kerja sama antara komite madrasah dan kepala madrasah pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan pendidikan yang bermutu di madrasah. dimana madrasah harus mampu mendemontrasikan bahwa madrasah tersebut mampu memberikan pendidikan yang bermutu pada siswa. Mutu merupakan satu-satunya pertimbangan masyarakat dalam memilih madrasah. Fokus terhadap pelanggan yang menjadi poin inti dari mutu, yang merupakan salah satu cara paling efektif agar dapat bertahan dan menghadapi kompetisi. Lembaga pendidikan dikatakan bermutu apabila input, proses, dan hasilnya memuaskan atau melampaui keinginan dan kebutuhan pelanggan. kebutuhan pelanggan seharusnya menjadi fokus utama dari setiap lembaga pendidikan. akan tetapi, bukan berarti hal-hal lain serta merta diabaikan. Upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia telah lama diupayakan. sejak Indonesia merdeka sampai di era kemajuan industri 4.0, peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu prioritas pembangunan di bidang pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 328, "width": 400, "height": 256, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Telah banyak usaha yang dilakukan dalam peningkatan mutu pendidikan tetapi hasilnya tidak begitu menggembirakan. Salah satu faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami peningkatan secara merata yaitu peran serta masyarakat di dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini hanya terbatas pada dukungan dana saja. Padahal, partisipasi mereka sangat penting didalam proses-proses pendidikan, diantaranya pengambilan keputusan, pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas. 2 Peningkatan mutu pendidikan juga sangat bergantung pada kepemimpinan kepala madrasah. Kepala madrasah memiliki peran serta tanggung jawab terhadap seluruh kegiatan yang diselenggarakan dalam lingkungan madrasah. Namun dalam merancang program peningkatan mutu di madrasah tersebut kepala madrasah tidak dapat bekerja sendiri. Dibutuhkan pihak dari masyarakat dalam hal ini komite sebagai pemberi pertimbangan, pendukung, pengontrol, serta sebagai mediator. Dengan adanya kerja sama antara kepala madrasah dan komite madrasah diharapkan mampu menciptakan pendidikan yang bermutu disuatu Lembaga Pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 587, "width": 400, "height": 127, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, peneliti melihat bahwa pada literatur sebelumnya yang membahas sinergitas komite dan kepala madrasah hanya terbatas pada penjelasan mengenai apakah komite dan kepala madrasah bersinergi atau bekerja sama dalam pengelolaan sekolah. Sehingga belum diketahui secara spesifik bentuk pelaksanaan sinergitas komite dengan kepala madrasah dalam proses pencapaian mutu pendidikan di madrasah. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai bagaimana sinergitas peran komite dan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 734, "width": 399, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Jamal Ma’mur, Tips Aplikasi Manajemen Sekolah , (Jogjakarta: Diva Press, 2012), h. 18.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 65, "width": 258, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "208 | Nurmiati, Dirham, Izza Fadlinah Dirham, Alauddin", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 762, "width": 222, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kelola: Journal of Islamic Education Management", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 399, "height": 79, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kepala madrasah dalam proses pencapaian mutu pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Palopo. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk pelaksanaan sinergitas komite dan kepala madrasah dalam proses pencapaian mutu pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Palopo.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 190, "width": 51, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 209, "width": 400, "height": 175, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis penelitian yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif.Jenis penelitian kualitatif yang digunakan pada penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai sinergitas peran komite dan kepala madrasah dalam proses pencapaian mutu pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Palopo. Adapun sumber data penelitian yakni komite madrasah, kepala madrasah, dan guru. Data diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data kualitatif yang digunakan peneliti dalam penelitian ini terdiri dari empat aktivitas, diantarannya: Pengumpulan data, Reduksi data, Display data, dan Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan. Selanjutnya data pemeriksaan keabsahan data penelitian ini dilakukan triangulasi dengan sumber .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 411, "width": 262, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kondisi Komite Madrasah Aliyah Palopo", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 430, "width": 400, "height": 111, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keefektifan pengurus komite dapat menjadi tolak ukur bagi peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Palopo. Berkaitan dengan komite madrasah, secara administratif, komite madrasah tidak memiliki program kerja dan tidak mencantumkan pemetaan kerja masing-masing anggotanya, sehingga aktivitas komite madrasah dilaksanakan berdasarkan koordinasi dengan pihak madrasah dan instruksi kepala madrasah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 399, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun keanggotaan komite madrasah di Madrasah Aliyah Negeri Palopo dapat dilihat pada tabel berikut:", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 575, "width": 360, "height": 176, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1 Pengurus Komite Madrasah Aliyah Negeri Palopo No Nama Jabatan Perwakilan 1 Drs. H. Zainuddin Samide, M.A. Ketua Tokoh Masyarakat 2 Aiptu Hamsah, S.H. Wakil Ketua Orang Tua Siswa 3 Hadrah, S.E., M.Si. Sekretaris Dewan Guru 4 Risal Syarifuddin, S.E. Bendahara Dewan Guru 5 Harun Amin, S.Pd. Anggota Tokoh Pendidikan 6 Nur Salam, S.Sos. Anggota Tokoh Pendidikan 7 Drs. H. Muh. Abdul, M.Pd.I. Anggota Tokoh Pendidikan 8 Sujarno, S.Ag. Anggota Dewan Guru", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 65, "width": 392, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sinergitas Peran Komite dan Kepala Madrasah dalam Proses Pencapaian Mutu ... |209", "type": "Page header" }, { "left": 378, "top": 762, "width": 132, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 7, No.2, Oktober 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 86, "width": 312, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9 Akhyar Rahmatul Rohim Anggota Wakil OSIS", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 138, "width": 400, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sinergitas Peran Komite dan Kepala Madrasah dalam Proses Pencapaian Mutu Pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Palopo", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 195, "width": 400, "height": 62, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sinergitas peran komite dan kepala madrasah dilaksanakan secara terintegrasi dan saling melengkapi. Bentuk sinergitas komite dan kepala madrasah dapat dilihat dari pelaksanaan peran komite yang dikualifikasikan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 259, "width": 274, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Komite Madrasah sebagai Pemberi Pertimbangan", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 276, "width": 400, "height": 46, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai pemberi pertimbangan, komite madrasah bekerja sama dengan madrasah melakukan hal-hal berikut:", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 324, "width": 353, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Memberi pertimbangan terkait kebijakan dan program madrasah", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 340, "width": 327, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Memberi pertimbangan dan mengesahkan RAPBS dan RKAS.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 356, "width": 270, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Memberi pertimbangan terkait kinerja madrasah.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 373, "width": 400, "height": 127, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Memberi pertimbangan terkait fasilitas pendidikan di madrasah. Terkait penyusunan kebijakan dan program madrasah, komite selalu terlibat dari penyusunan hingga pengesahan dengan kepala madrasah. Dalam penyusunan kebijakan dan program madrasah komite berperan memberi pertimbangan dari pihak masyarakat. Sejauh ini pihak komite madrasah lebih banyak langsung memberikan persetujuan terhadap usulan kebijakan dan program madrasah, meskipun terkadang komite madrasah juga memberikan masukan-masukan apabila ada yang perlu ditambahkan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 502, "width": 400, "height": 111, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain dari kegiatan penyusunan program madrasah, komite juga terlibat dengan kepala madrasah dalam penyusunan RAPBS dan RKAS. RKAS atau Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah adalah rencana biaya dan pendanaan program pengembangan sekolah dalam satu tahun anggaran. Sedangkan RAPBS atau Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah adalah rencana anggaran pendapatan dan belanja tahunan sekolah yang dibahas dan disetujui bersama oleh madrasah dan komite madrasah. 3", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 615, "width": 400, "height": 79, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut keterangan kepala Madrasah Aliyah Negeri Palopo komite madrasah memberikan masukan dan ikut mengesahkan RAPBS dan RKAS Tahun Ajaran 2021/2022 pada rapat yang diadakan setiap tahunnya. Pada rapat ini, komite sekolah juga menjelaskan kepentingan madrasah dengan masyarakat sehingga terjadi kesepakatan. Sejauh ini komite madrasah lebih", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 722, "width": 399, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 N. Bonso, Penerapan Manajemen Mutu Sekolah Ditinjau dari Delapan Standar Pendidikan Nasional SD Negeri di Kecamatan Makassar, ( Jurnal Ilmiah Pena: Sains Dan Ilmu Pendidikan 1, 2021), h. 1–7.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 65, "width": 258, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "210 | Nurmiati, Dirham, Izza Fadlinah Dirham, Alauddin", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 762, "width": 222, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kelola: Journal of Islamic Education Management", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 399, "height": 62, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "banyak langsung memberikan persetujuan terhadap usulan anggaran yang diajukan kepala madrasah dalam RAPBS, meskipun terkadang komite madrasah juga memberikan masukan-masukan apabila ada yang belum sesuai.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 150, "width": 399, "height": 143, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terkait kinerja madrasah, komite berperan dalam mengevaluasi program-program madrasah dengan kepala madrasah yang sudah terlaksana dengan melihat sejauh mana keberhasilan pelaksanaan program tersebut. Komite akan memberi masukan terkait peningkatan kinerja madrasah serta membantu mencari alternatif jika ada kendala-kendala dalam pelaksanaannya. Komite madrasah memberikan kewenangan yang lebih luas kepada kepala madrasah sebagai manajer di madrasah untuk mengelola madrasah dan bebas menentukan sistem pengelolaan yang sesuai dengan sumber daya manusia dan kondisi anggaran yang dimiliki.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 399, "height": 111, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berhubungan dengan fasilitas pendidikan, komite madrasah memberikan pertimbangan terhadap pengadaan sarana dan prasarana di madrasah baik itu dibahas pada saat rapat maupun pertemuan lain yang biasa diadakan antara kepala madrasah dan pihak komite. Pertimbangan tentang sarana dan prasarana dilihat dari hal yang dibutuhkan siswa untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan penggunaannya bisa berjalan dengan efektif dan efisien. 4", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 409, "width": 209, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Komite Madrasah sebagai Pendukung", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 425, "width": 401, "height": 256, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran komite sebagai pendukung dapat dilihat dari keaktifannya berkoordinasi dengan kepala madrasah dalam memfasilitasi pengembangan sumber daya baik manusia maupun non manusia. Sumber Daya Manusia (SDM) meliputi kepala madrasah, guru, staf, tenaga pendidikan lainnya, siswa, orang tua siswa, dan masyarakat yang memiliki keperdulian kepada madrasah. 5 Sedangkan sumber daya non manusia adalah fasilitas pendidikan. Dari hasil wawancara, peneliti dapat menyimpulkan komite secara tidak langsung mendukung kegiatan proses belajar mengajar dengan baik di Madrasah Aliyah Negeri Palopo. Kepala madrasah sebagai pemimpin di madrasah tersebut selalu mengkoordinasikan kepada pihak komite terkait program-program yang dapat meningkatkan kinerja guru dan mengadakan program pengembangan peserta didik selain kegiatan di dalam kelas seperti kegiatan ekstrakulikuler. Komite sangat sadar akan pentingnya mutu pembelajaran di madrasah, hal itu terbukti bahwa komite selalu memberikan saran dan masukan agar peningkatan kinerja semakin hari semakin baik. Peningkatan kinerja merupakan hal yang paling sering disampaikan oleh", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 710, "width": 399, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 Irjus Indrawan, Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah , (Yogyakarta: Deepublish, 2015), h. 9.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 734, "width": 399, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 Ruswandi Hermawan, Pengembangan Sumber Daya Sekolah , (Jurnal Pendidikan Dasar 12, 2010), h. 1–17.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 65, "width": 392, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sinergitas Peran Komite dan Kepala Madrasah dalam Proses Pencapaian Mutu ... |211", "type": "Page header" }, { "left": 378, "top": 762, "width": 132, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 7, No.2, Oktober 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 85, "width": 400, "height": 46, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "komite dalam rangka memotivasi tenaga kependidikan di madrasah. Kinerja yang maksimal dari semua pihak adalah langkah penting untuk dapat meningkatkan mutu madrasah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 150, "width": 209, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Komite Madrasah sebagai Pengontrol", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 166, "width": 400, "height": 111, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berkaitan dengan peran sebagai pengontrol, komite madrasah telah melaksanakan tugasnya dalam mengawasi proses pengambilan kebijakan dan pengelolaan kegiatan pembelajaran. 6 Walaupun komite tidak selalu terlibat secara langsung. Hal ini dikarenakan komite madrasah tidak selalu ada di madrasah. Namun bukan berarti pelaksanaan peran tersebut hanya dilakukan oleh ketua komite saja, melainkan dilaksanakan juga oleh anggota komite lain yang ada di madrasah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 279, "width": 400, "height": 176, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil wawancara, peneliti menyimpulkan tergambar sinergi yang saling pengertian antara kepala madrasah dengan komite meskipun ada batasan-batasan kebijakan yang menjadi wewenang pihak madrasah secara utuh. Kepala madrasah diberi keleluasaan untuk mengambil kebijakan yang memang sesuai dengan kebutuhan madrasah dan melaporkannya kepada komite. Berdasarkan hasil observasi di lapangan mengenai pengelolaan pembelajaran, komite dan kepala madrasah telah bersinergi dalam mengontrol proses pengelolaan pembelajaran di madrasah walaupun komite dan kepala madrasah tidak ikut campur dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran diserahkan seutuhnya kepada guru. Dalam kegiatan ini kepala madrasah telah melaksanakan tugasnya sebagai supervisor di madrasah. 7", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 457, "width": 400, "height": 95, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bentuk pengawasan terhadap proses pembelajaran kadang dilakukan melalui alat komunikasi berupa telepon. Mengingat komite madrasah tidak selalu berada di madrasah. Komite dan kepala madrasah akan meminta laporan dari guru terkait proses pembelajaran pada saat rapat. Selain itu, kepala madrasah juga selalu memberikan laporan setiap ada kebijakan yang diambilnya untuk mendapat persetujuan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 554, "width": 199, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Komite Madrasah sebagai Mediator", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 570, "width": 400, "height": 95, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Komite bertugas mengidentifikasi aspirasi dan potensi dalam masyarakat yang dapat digunakan untuk pengembangan madrasah. Berkaitan dengan peran komite madrasah sebagai mediator, komite madrasah telah melaksanakan beberapa tugasnya dalam menindaklanjuti saran, kritik, dan aspirasi dari masyarakat untuk madrasah walaupun pelaksanaannya belum maksimal. Hal tersebut dikarenakan pengaduan dari", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 710, "width": 399, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2016 tentang Komite Sekolah, H. 4", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 734, "width": 400, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 Imam Machali dan Ara Hidayat, The hand Book Education Management , (Jakarta: Kencana, 2018), h. 122.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 65, "width": 258, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "212 | Nurmiati, Dirham, Izza Fadlinah Dirham, Alauddin", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 762, "width": 222, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kelola: Journal of Islamic Education Management", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 399, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pihak dari orang tua atau masyarakat lebih sering menyampaikan langsung ke madrasah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 117, "width": 399, "height": 111, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil wawancara, peneliti dapat menyimpulkan komite telah melaksanakan perannya sebagai mediator antara pihak masyarakat dengan pihak madrasah walaupun pelaksanaannya belum maksimal. Baik dari komite maupun kepala madrasah bisa dikatakan cukup baik dalam membina hubungan dengan masyarakat serta menjalin komunikasi dan kerjasama dengan tenaga pendidik, orang tua siswa dan tokoh masyarakat dalam mengembangkan mutu pendidikan madrasah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 255, "width": 400, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indikator Peningkatan Mutu Pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Palopo", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 292, "width": 102, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Input Pendidikan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 308, "width": 399, "height": 63, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Input pendidikan maksudnya ialah masukan dalam sistem pendidikan dalam hal ini peserta didik yang selanjutnya akan diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. 8", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 373, "width": 400, "height": 176, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terkait kegiatan penerimaan siswa baru, Madrasah Aliyah Negeri Palopo selalu melakukan perencanaan yang baik. Yakni dengan mensosialisasikan dan membuat tata cara penerimaan siswa, membentuk panitia, menyeleksi, memverifikasi berkas, penyelenggaraan tes hingga penetapan calon siswa baru. Perencanaan ini dilakukan untuk mengatur jumlah peserta siswa yang akan diterima dan ditetapkan sebagai siswa di Madrasah Aliyah Negeri Palopo sesuai dengan kualifikasi yang ditetapkan madrasah. Ketepatan dan keberhasilan dalam perencanaan merupakan barometer keberhasilan pelaksanaan kegiatan dan pentingnya proses pengendalian kegiatan serta menjadi kunci efisiensi penggunaan berbagai sumber daya dan efektivitas dalam mencapai tujuan. 9", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 551, "width": 400, "height": 79, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ada dua jalur penerimaan siswa baru yang ditentukan madrasah, yaitu jalur reguler dan jalur prestasi. Jalur reguler bagi calon siswa akan dilakukan dengan tes agama berupa tes baca tulis Al-Qur'an dan hafalan Al-Qur'an yang mereka miliki. Sedangkan jalur prestasinya adalah prestasi tahfidz, akademik dan ekstrakurikuler.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 632, "width": 112, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Proses Pendidikan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 648, "width": 400, "height": 47, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses pendidikan dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk mengubah sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang dapat mempengaruhi jalannya proses disebut input , sedangkan proses dari suatu", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 722, "width": 399, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8 Imam Machali dan Ara Hidayat, The Hand Book Of Education Management , (Jakarta: Prenamedia Group, 2018), h. 190.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 745, "width": 314, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9 Manap Somantri, Perencanaan Pendidikan , (Bogor: IPB Press, 2014), h. 3", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 65, "width": 392, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sinergitas Peran Komite dan Kepala Madrasah dalam Proses Pencapaian Mutu ... |213", "type": "Page header" }, { "left": 378, "top": 762, "width": 132, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 7, No.2, Oktober 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 85, "width": 400, "height": 95, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "hasil disebut output .Proses yang dimaksud disini jika dalam lingkup pendidikan diseluruh madrasah adalah proses pengambilan keputusan, pengelolaan program, pengelolaan kelembagaan, proses pembelajaran, dan evaluasi. 10 Dalam hal ini, proses pembelajaran harus diprioritaskan karena proses pembelajaran ini merupakan hal yang paling penting jika dibandingkan dengan proses lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 182, "width": 400, "height": 46, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kurikulum di Madrasah Aliyah Negeri Palopo sudah menggunakan kurikulum 2013 (K-13) Dalam kegiatan belajar mengajar, di Madrasah Aliyah Negeri Palopo melakukan beberapa tahapan diantaranya:", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 230, "width": 156, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Perencanaan Pembelajaran", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 247, "width": 400, "height": 95, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan scenario pembelajaran. 11 Penyusunan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 344, "width": 154, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Pelaksanaan pembelajaran", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 360, "width": 400, "height": 46, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 409, "width": 390, "height": 46, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Kegiatan pendahuluan, yang meliputi menyiapkan RPP dan media pembelajaran, menyapa siswa, dan menyampaikan cakupan materi sesuai silabus.", "type": "List item" }, { "left": 123, "top": 457, "width": 390, "height": 47, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Kegiatan inti, yaitu menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran.", "type": "List item" }, { "left": 123, "top": 506, "width": 390, "height": 78, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Kegiatan penutup, guru bersama siswa melakukan refleksi untuk mengevaluasi seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, dan menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. 12", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 587, "width": 385, "height": 79, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Evaluasi proses pembelajaran, pada tahap ini bertujuan untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan yang didapatkan pada kegiatan pembelajaran. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan alat: angket, observasi, catatam, dan refleksi.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 698, "width": 400, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10 Syaefudin, Analisis Mutu Pendidikan Islam (Input, Proses & Output) (Studi Di MI Unggulan Ash-Shiddiqiyyah-3 Purworejo) , (Aksiologi : Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Sosial, Vol 1(1) 2020), h. 24–32, https://doi.org/10.47134/aksiologi.v1i1.1.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 734, "width": 355, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11 Imam Machali dan Ara Hidayat, The Hand Book Of Education Management , h. 320.", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 745, "width": 355, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12 Imam Machali dan Ara Hidayat, The Hand Book Of Education Management , h. 235.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 65, "width": 258, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "214 | Nurmiati, Dirham, Izza Fadlinah Dirham, Alauddin", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 762, "width": 222, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kelola: Journal of Islamic Education Management", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 85, "width": 385, "height": 62, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Pengawasan proses pembelajaran, dilakukan melalui kegiatan pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, serta tindak lanjut secara berkala dan berkelanjutan. Pengawasan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala madrasah dan pengawas.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 150, "width": 112, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Output pendidikan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 166, "width": 399, "height": 111, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Output pendidikan merupakan hasil dari proses kinerja madrasah yang berupa prestasi yang didapatkan madrasah. Kinerja madrasah dapat dinilai dari segi mutu, produktivitas, efisiensi, inovasi dan kualitas semangat kerja. 13 Hasil belajar yang dicapai adalah bahan jadi yang dihasilkan melalui transformasi. Hal ini terkait dengan lulusan sekolah tersebut. Dengan melakukan kegiatan penilaian, akan membantu menentukan apakah siswa dapat berhasil atau tidak. Hal ini dilakukan untuk mengukur kualitas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 279, "width": 400, "height": 127, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Output disini adalah prestasi madrasah yang dihasilkan dari proses pengelolaan pembelajaran yang berlangsung di madrasah. Adapun penyalurannya, output nya terbagi menjadi dua yaitu berupa prestasi akademik dan prestasi non akademik, seperti seni, kepramukaan, kerajinan, keolahragaan atau kegiatan ekstrakulikuler. Oleh karena itu , input , proses dan output merupakan rangkaian yang sangat penting untuk terus ditingkatkan dan hal ini tentunya dengan melibatkan stakeholders di lembaga pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 409, "width": 400, "height": 175, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prestasi akademik dalam bidang ujian sekolah dan ujian nasional, di Madrasah Aliyah Negeri Palopo menetapkan standar ketuntasan dengan gabungan nilai rapor dan nilai ujian sekolah/madrasah. Sekolah tetap harus mengacu pada ketentuan nilai standar minimum kelulusan yang ditetapkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).Untuk dinyatakan lulus, siswa setidaknya memenuhi nilai 5,5 untuk setiap mata pelajaran dan memiliki rata-rata minimal 5,5. Terkait nilai ujian nasional, sudah 3 tahun ujian nasional telah dihapuskan. Tujuan dari penetapan standar ketuntasan adalah untuk menjadi acuan dalam menilai kompetensi siswa. Dalam 3 tahun terakhir, Madrasah Aliyah Negeri Palopo telah meluluskan 100% siswa yang mengikuti ujian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 587, "width": 402, "height": 111, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain itu, prestasi akademik dilihat juga dari prestasi lomba-lomba. Pada tahun 2021, Madrasah Aliyah Negeri Palopo telah memperoleh 10 medali emas, 5 medali perak, 3 medali perunggu, dan beberapa medali copper dan medali apresiatif baik ditingkat nasional, provinsi, dan kota. Prestasi non akademik berupa olahraga, seni, dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya di Madrasah Aliyah Negeri Palopo dapat dikatakan baik. Pembinaan ekstrakulikuler juga menjadi prioritas madrasah sebagai upaya peningkatan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 722, "width": 399, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13 Luthfi Zulkarmain, Kinerja Di Lembaga Pendidikan Islam, (Jurnal Manajemen Dan Ilmu Pendidikan Islam Vol. 3, 2021), h. 17–31., https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/manazhim/article/view/946/761.", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 65, "width": 392, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sinergitas Peran Komite dan Kepala Madrasah dalam Proses Pencapaian Mutu ... |215", "type": "Page header" }, { "left": 378, "top": 762, "width": 132, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 7, No.2, Oktober 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 85, "width": 399, "height": 62, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kualitas siswa. Adapun ekstrakulikuler di Madrasah Aliyah Negeri Palopo diantaranya: OSIS, Robotik, Pramuka, Paskibraka, Palang Merah Remaja (PMR), Marching Band, Tari, Paduan Suara, dan Olahraga (Futsal, Voli, Basket, dan Bulu Tangkis).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 174, "width": 80, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 192, "width": 400, "height": 31, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 225, "width": 400, "height": 159, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Komite madrasah telah bersinergi dengan kepala madrasah terkait perannya sebagai pemberi pertimbangan, pendukung, pengawas/pengontrol, dan mediator dalam proses pencapaian mutu pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Palopo.Sinergitas peran komite dan kepala madrasah dilaksanakan secara terintegrasi dan saling melengkapi.Namun dalam pelaksanaan tugas komite madrasah sebagai perwakilan dari masyarakat belum maksimal seperti pelaksanaan perannya dalam menampung keluhan dari masyarakat dan juga masih ada tugas dan fungsinya yang belum terlaksana yaitu memberi pertimbangan terkait kerja sama madrasah dengan pihak lain.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 387, "width": 400, "height": 78, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Terkait indikator mutu di Madrasah Aliyah Negeri Palopo dapat dilihat dari pengelolaan inputnya (proses penerimaan peserta didik baru), proses pendidikannya (proses pembelajaran) dan outputnya (meliputi kualitas lulusan yang dapat dilihat dari prestasi-prestasi yang dicapai baik prestasi akademik maupun prestasi non akademik).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 482, "width": 99, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 501, "width": 400, "height": 56, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Amarin. Sunandar, and Noor Miyono, Peran Komite Sekolah dalam Manajemen Berbasis Sekolah di SD Islam Terpadu Buah Hati Kabupaten Pemalang , Jurnal Manajemen Pendidikan (JMP), Vol. 5(1), 2017, https://doi.org/10.26877/jmp.v5i1.1924.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 557, "width": 400, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bonso. N., Penerapan Manajemen Mutu Sekolah Ditinjau dari Delapan Standar Pendidikan Nasional SD Negeri di Kecamatan Makassar , Jurnal Ilmiah Pena: Sains Dan Ilmu Pendidikan 1, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 599, "width": 400, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hermawan. Ruswandi, Pengembangan Sumber Daya Sekolah , Jurnal Pendidikan Dasar 12, 2010.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 627, "width": 400, "height": 71, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indrawan. Irjus, Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah , Yogyakarta: Deepublish, 2015.Ma’mur. Jamal, Tips Aplikasi Manajemen Sekolah , Jogjakarta: Diva Press, 2012, h. 18. Machali. Imam dan Ara Hidayat, The hand Book Education Management , Jakarta: Kencana, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 698, "width": 399, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2016 tentang Komite Sekolah, H. 4", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 726, "width": 345, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Somantri. Manap, Perencanaan Pendidikan , Bogor: IPB Press, 2014.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 65, "width": 258, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "216 | Nurmiati, Dirham, Izza Fadlinah Dirham, Alauddin", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 762, "width": 222, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kelola: Journal of Islamic Education Management", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 400, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syaefudin, Analisis Mutu Pendidikan Islam (Input, Proses & Output): Studi Di MI Unggulan Ash-Shiddiqiyyah-3 Purworejo , Aksiologi : Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Sosial, Vol 1(1) 2020,", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 127, "width": 400, "height": 60, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.47134/aksiologi.v1i1.1. Zulkarmain. Luthfi, Kinerja Di Lembaga Pendidikan Islam, (Jurnal Manajemen Dan Ilmu Pendidikan Islam Vol. 3, 2021), h. 17–31., https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/manazhim/article/view/946/761.", "type": "Text" } ]
84a96fa7-2d59-5a30-c66b-64fa6809ba25
https://journal.unugiri.ac.id/index.php/al-ulya/article/download/679/427
[ { "left": 113, "top": 38, "width": 149, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Ulya: Jurnal Pendidikan Islam", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 50, "width": 201, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 2 nomor 1, edisi Januari – Juni 2017", "type": "Text" }, { "left": 499, "top": 796, "width": 14, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "41", "type": "Page footer" }, { "left": 124, "top": 88, "width": 377, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka dalam Meningkatkan Kualitas Sekolah", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 136, "width": 120, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Midya Yuli Amreta, M.Pd", "type": "Text" }, { "left": 235, "top": 154, "width": 157, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 203, "width": 38, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 231, "width": 400, "height": 199, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract: This research was conducted with the aim to find out about the management functions of scout extracurricular activities at SDN Rengel 1 and the supporting factors and obstacles in the implementation of the extracurricular activities. This study is a descriptive study using qualitative research approach with a case study research design in terms of research focused on one phenomeno selected and to be understood in depth, regardless of the other phenomena. This research wascarried out directly by using field notes and a camera for documentation. Data was collected through in depth interviews and participant observation. To maintain the validity of the data, this study uses participatory extension techniques, persistence / constancy observation and triangulation. The results of this study are: the existence of extra-curricular activities program conducted by the school for one school year, the existence of organizational structures on any type of scout extracurricular activities, including the mobilization process or execution of scout extracurricular activities held in school after school hours intra ends at 2:00 p.m. to 4:30 p.m.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 445, "width": 248, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : management, scout extracurricular, quality", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 499, "width": 88, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 527, "width": 400, "height": 200, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sekolah perlu merealisasikan tujuan pendidikan nasional dengan melakukan manajemen sekolah agar tujuan kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara teratur, efektif dan efisien. Sekolah merupakan lembaga pendidikan, yang menampung peserta didik dan dibina agar mereka memiliki kemampuan, kecerdasan dan keterampilan. Dalam proses pendidikan diperlukan pembinaan secara terkoordinasi dan terarah. Selama menempuh pendidikan di sekolah selain menerima jenis pendidikan yang bersifat intrakurikuler, yaitu program pendidikan dan pengajaran yang terdiri dari matapelajaran-mata pelajaran yang susuai dengan muatan kurikulum pendidikan, sekolah juga perlu menyelenggarakan program ekstrakurikuler yang berfungsi untuk membina dan mengembangkan secara optimal bakat dan minat yang dimiliki siswa. Dari hal-hal tersebut siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal sehingga", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 149, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Ulya: Jurnal Pendidikan Islam", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 50, "width": 201, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 2 nomor 1, edisi Januari – Juni 2017", "type": "Text" }, { "left": 499, "top": 796, "width": 14, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "42", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 598, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tercapainya tujuan pendidikan. Kegiatan ekstrakurikuler dalam pendidikan dimaksudkan sebagai jawaban atas tuntutan kebutuhan peserta didik, membantu mereka yang kurang, memperkaya lingkungan belajar dan menstimulasi mereka agar lebih kreatif. Proses pembinaan siswa di sekolah, banyak wadah atau program yang dijalankan demi menunjang proses pendidikan yang kemudian atas prakarsa sendiri dapat meningkatkan kemampuan, keterampilan ke arah pengetahuan yang lebih maju. Salah satu wadah pembinaan siswa di sekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler yang mana anggota-anggota harus mempunyai buadaya organisasi. Ahmad Sobirin mengutip Stanley Davis (1998) mengemukakan bahwa budaya organisasi adalah pola keyakinan dan nilai-nilai yang dipahami dan dijiwai oleh anggota organisasi 1 . Melalui kegiatan ekstrakurikuler inilah pembinaan dan pengembangan bakat dan minat siswa sebagai bagian dari generasi muda diupayakan dan direalisasikan di sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan lahan untuk beraktualisasi diri yang kadang tidak ditemui dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari, baik dalam kepemimpinan, olahraga, kesenian, dan religi. Pengembangan ekstrakurikuler dapat bermanfaat bagi sekolah yaitu sebagai sarana untuk promosi sekolah kepada masyarakat khususnya masyarakat sekitar sekolah. Dengan prestasi yang diperoleh sekolah maka akan meningkatkan derajat sekolah dimata masyarakat. Kegiatan- kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakurikuler didasari atas tujuan dari pada kurikulum sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler yang beragam siswa dapat mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya. Pendidikan bertujuan untuk menyediakan lingkungan yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan potensi, bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga mereka mampu mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya maupun kebutuhan masyarakat. Kegiatan ekstrakurikuler diharapkan dapat memenuhi kebutuhan yang diminati siswa untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman terhadap berbagai mata pelajaran yang pada suatu saat nanti bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan seharihari, melalui kegiatan ekstrakurikuler akan memberikan sumbangan yang berarti bagi siswa untuk mengembangkan minat-minat baru, menanamkan tanggung jawab sebagai warga negara, melalui pengalaman-pengalaman dan pandangan-pandangan kerja sama dan terbiasa dengan kegiatan mandiri. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar matapelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 718, "width": 86, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Stanley Davis (1998)", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 149, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Ulya: Jurnal Pendidikan Islam", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 50, "width": 201, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 2 nomor 1, edisi Januari – Juni 2017", "type": "Text" }, { "left": 499, "top": 796, "width": 14, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "43", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 617, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berwenang di sekolah/madrasah. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang diwajibkan di setiap sekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler pramuka, dimana dapat membentuk karakter seorang siswa. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler pramuka ini merupakan salah satu unsur penting dalam membangun kepribadian siswa. Pengembangan kepribadian siswa merupakan inti dari pengembangan kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Pengembangan kepribadian yang matang dalam konteks pengembangan kegiatan ekstrakurikuler tentunya dalam tahap-tahap kemampuan siswa. Mereka dituntut untuk memiliki kematangan dan keutuhan dalam lingkup dunia hunian mereka sebagai anak yang tengah belajar. Mereka mampu mengembangkan bakat dan minat, menghargai orang lain, bersikap kritis, terhadap suatu kesenjangan, berani mencoba hal-hal positif yang menantang, peduli terhadap lingkungan, sampai pada melakuan kegiatan-kegiatan intelektual dan ritual keagamaan. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN Rengel 1, dapat ditilik dari beberapa aspek yaitu dari tujuan ekstrakurikuler menekankan pada penyaluran dan pemupukan bakat atau potensi perorangan melalui kegiatan yang intensif, dariketerlibatan siswa, bahwa kegiatan ekstrakurikuler wajib ditempuh masing-masing siswa berdasarkan kebutuhan mereka sendiri dan dari sudut kegiatan yang dilakukan, program ekstrakurikuler pramuka dapat mencakup berbagai macam kegiatan yang menarik para siswa antara lain kegiatan perkemahan, penjelajahan, outbond, game, hiking, dll. Dari kegiatan-kegiatan tersebut siswa mengembangkan kegiatannya dan SDN Rengel 1 bisa mengikuti beberapa lomba di antaranya East Java Scout Challenge, Indonesian Scout Challenge, manajemen gudep unggul yang semua mendapat juara di tingkat Jatim. Dengan semakin berkembangnya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, perlu adanya tindakan manajemen dan tindakan pembinaan yang baik sehingga kegiatan tersebut benar-benar bermanfaat bagi siswa. Selain memiliki berbagai macam jenis kegiatan, ekstrakurikuler pramuka yang ada SDN Rengel 1 ini juga mempunyai kulaitas yang sangat bagus dari segi manajemen sekolahnya. Hal itu terbukti dari diperolehnya juara 1 manajemen gudep unggul pramuka tingkat Kabupaten dan masuk 10 Besar manajemen gudep unggul tingkat Jatim, selain itu SDN Rengel 1 memperoleh akreditasi A pada akhir tahun 2017 yang sebelumnya belum pernah mendapatkan akreditasi A. Selain keunggulan tersebut, SDN Rengel 1 juga mempunyai keunggulan yang berbeda dari sekolah lain dilihat dari segi kegiatan ekstrakurikuler yang lainrnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 201, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Ulya: Jurnal Pendidikan Islam Volume 2 nomor 1, edisi Januari – Juni 2017", "type": "Page header" }, { "left": 499, "top": 796, "width": 14, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "44", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 52, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 580, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan menggunakan desain penelitian studi kasus. Penelitian kualitatif berusaha mengungkapkan gejala secara menyeluruh dan sesuai dengan konteks (holistik-kontekstual) melalui pengumpulan data dari latar alami dengan mengumpulkan data deskriptif yang banyak dituangkan dalam bentuk laporan atau uraian. Sebelum penelitian ini dilakukan terlebih dahulu dilakukan studi pendahuluan informal, hal ini dilakukan agar peneliti mengetahui tentang keadaan sekolah secara keseluruhan dan secara objektif. Studi pendahuluan ini dilakukan peneliti agar mempermudah dalam menyusun rencana penelitian. Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mengamati secara langsung berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh informan dilokasi penelitian dan mewawancarai secara langsung dengan cara yang informal. Kehadiran peneliti dalam penelitian ini adalah berusaha untuk berinteraksi dengan subjek penelitiannya secara alamiah, tidak menonjol dan dengan cara yang tidak memaksa. Sumber data dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain- lain 2 . Sumber penelitian ini menggunakan kata-kata dan tindakan, selain itu juga menggunakan sumber tertulis seperti buku referensi dan buku pedoman serta foto. Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan observasi partisipasi dan wawancara mendalam. Yang digunakan dalam observasi ini adalah observasi partisipasi nihil yaitu observasi penuh tanpa partisipasi. Observasi merupakan dasar untuk memperoleh fakta, sebelum menggunakan teknik pengumpulan data lainnya dan lain-lain. Beberapa tahap yang dilalui dalam melakukan penelitian kualitatif ini adalah tahap observasi partisipasi nihil, observasi partisipasi sedang, observasi partisipasi aktif dan observasi partisipasi penuh. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak. Dalam hal ini, peneliti bertindak sebagai penonton mengamati sasaran tanpa menimbulkan perhatian sasaran. Wawancara mendalam digunakan sebagai teknik pengumpulan data pada saat peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Tujuan dari wawancara tersebut adalah untuk memperoleh informasi yang lebih dalam, mengkonstruksi dan memproyeksikan mengenai", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 718, "width": 352, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Moleong, L. J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hlm.29.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 149, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Ulya: Jurnal Pendidikan Islam", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 50, "width": 201, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 2 nomor 1, edisi Januari – Juni 2017", "type": "Text" }, { "left": 499, "top": 796, "width": 14, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "45", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 370, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain- lain. Sumber data dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, wakil kepala sekolah bagian kesiswaan, Pembina kegiatan ekstrakurikuler, dan para siswa SDN Rengel 1. Dalam penelitian ini data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis domain, analisis tema, dan interpretasi data. Analisi domain pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti atau objek penelitian. Analisis tema merupakan seperangkat prosedur untuk memahami secara holistik pemandangan yang sedang diteliti sebab setiap kebudayaan terintegrasi dalam beberapa jenis pola yang lebih luas. Interpretasi data merupakan upaya untuk memperoleh arti dan makna yang mendalam dan luas terhadap hasil yang sedang dilakukan. Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan cara meninjau hasil penelitian yang dilakukan di SDN Rengel 1 secara kritis dengan teori yang relevan dan informasi akurat yang diperoleh dari SDN Rengel 1. Analisis data menurut Patton (dalam Moleong), adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar 3 . Dari dua definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa maksud dari analisis data adalah mengorganisasikan data. Pengecekan keabsahan hasil penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan perpanjangan keikutsertaan, keajegan/ketekunan pengamatan, dan triangulasi. Tahap-tahap dalam penelitian ini yaitu dengan 1) tahap pra-lapangan, 2) tahap pekerjaan lapangan, 3) tahap penulisan laporan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 496, "width": 349, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses Perencanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di SDN Rengel 1", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 525, "width": 400, "height": 143, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perencanaan merupakan tahapan yang paling penting dari suatu kegiatan terutama dalam menghadapi lingkungan yang dapat berubah. Sebelum memulai suatu kegiatan ada hal yang harus direncanakan terlebih dahulu. Sekolah SDN Rengel 1 menangani dalam setiap kegiatan ekstrakurikuler yang disajikan untuk para siswa. Sebagai suatu alat ukur di dalam membandingkan antara hasil yang dicapai dengan harapan, perencanaan dapat dikatakan sebagai proses persiapan dari berbagai kegiatan yang akan dilakukan. Perencanaan berkaitan dengan rangkaian tindakan atau kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan di masa yang akan datang 4 . Pada proses", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 696, "width": 358, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Moleong, L. J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hlm.249", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 707, "width": 315, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Sudjana, Nana, Media Pengajaran (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010), hlm.58", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 149, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Ulya: Jurnal Pendidikan Islam", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 50, "width": 201, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 2 nomor 1, edisi Januari – Juni 2017", "type": "Text" }, { "left": 499, "top": 796, "width": 14, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "46", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 465, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "seluruh kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN Rengel 1, perencanaan merupakan salah satu langkah awal yang harus dilakukan agar semua kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik. Proses perencanaan kegiatan di SDN Rengel 1 ini berada di bawah tanggung jawab Kepala Sekolah dan didelegasikan kepada Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan dan Pembina kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Perencanaan terhadap kegiatan ekstrakurikuler pramuka untuk siswa tersebut dikelola dengan baik, tujuan yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. Kegiatan ekstrakurukuler pramuka yang dilakukan dalam proses perencanaan tersebut yaitu mulai dari menginventarisir jumlah kegiatan melalui angket yang disebarkan kepada seluruh siswa, yang kemudian disosialisasikan kepada Pembina kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang telah ditunjuk oleh pihak sekolah, pembuatan proposal kegiatan, promosi kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang dilakukan oleh anggota kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang senior kemudian pemilihan anggota kegiatan ekstrakurikuler setiap kelas berdasarkan tingkatan siaga dan penggalang. Rencana kegiatan ekstrakurikuler pramuka tersebut dimulai pada awal tahun ajaran baru selama satu periode. Selain itu pihak sekolah juga membuat program kerja kegiatan ekstrakurikuler pramuka untuk jangka waktu satu periode yang akan dijalankan. Program kerja tersebut dikelola dengan baik oleh pihak sekolah, agar kegiatan yang akan dilaksanakan dapat terarah dan berjalan sesuai dengan tujuan. Jenis kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN Rengel 1 ini memiliki bidang kegiatan yang wajib diikuti oleh semua siswa yaitu selain kegiatan rutin setiap minggu yaitu wajib mengikuti persami dan out bond. Kegiatan tersebut adalah salah satu syarat dalam kenaikan kelas siswa. Siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka tersebut harus mendapat nilai minimal B untuk naik kelas. Oleh sebab itu, diharapkan seluruh siswa dapat antusias dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 601, "width": 371, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses Pengorganisasian Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di SDN Rengel 1", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 630, "width": 400, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fungsi pengorganisasian sangat penting karena dapat memberi kerangka kerja untuk melaksanakan rencana-rencana yang telah ditetapkan. Pengorganisasian merupakan pengelompokan aktivitas tersebut yang penting untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Proses pengorganisasian terhadap kegiatan ekstrakurikuler pramuka", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 149, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Ulya: Jurnal Pendidikan Islam", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 50, "width": 201, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 2 nomor 1, edisi Januari – Juni 2017", "type": "Text" }, { "left": 499, "top": 796, "width": 14, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "47", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 484, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "siswa yang dikoordinasikan oleh pihak sekolah dilihat dari semua komponen yang terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka tersebut. Pengkoordinasian terhadap kegiatan ekstrakurikuler pramuka, yang dilakukan oleh pihak sekolah yaitu membagi tugas kepada orang-orang yang terlibat dalam menangani atau mengelola kegiatan ekstrakurikuler pramuka untuk siswa. Proses pengaturan atau pengorganisasian sangat diperlukan dalam suatu kelompok organisasi kesiswaan, hal ini dibuktikan dengan pembagian tugas dan tanggung jawab setiap anggota kegiatan ekstrakurikuler guna memperlancar dalam implementasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka secara lebih efektif dan efisien. Organisasi mengandung tiga elemen yaitu, 1) kemampuan untuk bekerja sama, 2) tujuan yang ingin dicapai, 3) komunikasi. Pengorganisasian sebagai proses membagi kerja dalam tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya, dan mengalokasikan sumber daya, serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan organisasi 5 . Proses pengorganisasian yang dilakukan oleh pihak SDN 1 Rengel sudah berjalan optimal. Semua itu dapat berjalan dengan lancar atas bantuan dari berbagai pihak sesuai dengan bidang yang digeluti oleh masing-masing komponen, dimulai dari Kepala Sekolah, Wakil Kepala sekolah bagian kesiswaan, Pembina atau pelatih kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan siswa yang mengikuti kegiatn ekstrakurikuler pramuka tersebut. Pihak sekolah dengan tegas melakukan pengkoordinasian terhadap kegiatan ekstrakurikuler di sekolah agar mendapatkan hasil dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Proses pengkoordinasian tersebut dilaksanakan berdasarkan kebijakan atau surat keputusan dari kepala sekolah. Proses pengorganisasian terhadap kegiatan ekstrakurikuler di SDN Rengel 1 ini tidak terlepas dari semua pihak yang berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang diadakan oleh pihak sekolah. Semua komponen dalam pengorganisasian kegiatan yang bekerjasama sangat membantu terhadapm peningkatan kegiatan ekstrakurikuler pramuka ke depan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 696, "width": 344, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Fattah, N, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm.70", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 201, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Ulya: Jurnal Pendidikan Islam Volume 2 nomor 1, edisi Januari – Juni 2017", "type": "Page header" }, { "left": 499, "top": 796, "width": 14, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "48", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 347, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di SDN Rengel 1", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 580, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN Rengel 1 sudah berjalan dengan optimal, tetapi memerlukan perbaikan pada proses pelaksanaannya agar menjadi lebih optimal sehingga tujuan yang akan dicapai dari pelaksanaan kegiatan dapat terwujud. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka mempunyai bermacam-macam bentuk kegiatan, cara penyajiannya memanfaatkan berbagai sarana penunjang seperti lapangan, taman sekolah, alat outbond, halaman sekolah, kelas, masyarakat, serta sumber-sumber setempat. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN Rengel 1 dilaksanakan di Gazebo taman sekolah, Ruangan Laboraturium IPA, Ruang Kelas, Lapangan Voli, Lapangan Basket, Lingkungan sekitar sekolah. Sarana tersebut dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk pencapaian tujuan dan sasaran kegiatan, Karena kegiatan ekstrakurikuler pramuka lebih banyak dilakukan di luar kelas. Dalam pelaksanaan kegiatan pramuka tersebut harus sesuai dengan jadwal. Pelaksanaan merupakan implementasi dari perencanaan yang telah ditetapkan dengan melakukan tahapan pekerjaan yang sesungguhnya secara fisik maupun non fisik sehingga produk akhir sesuai sasaran dan tujuan yang ditetapkan 6 . Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SDN Rengel 1 ini sangat mendukung dalam peningkatan kualitas sekolah dimata masyarakat. Hal ini juga terlihat dari partisipasi dan antusias para siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang diadakan oleh pihak sekolah. Dengan adanya pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dapat melatih para anggota atau siswa dalam hal kepemimpinan karena mereka dituntut untuk bertanggung jawab atas kegiatan ekstrakurikuler pramuka di sekolah. Siswa dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN Rengel 1 ini sangat mendukung upaya meningkatkan kualitas sekolah dimata masyarakat. Hal ini juga terlihat dari partisipasi dan antusias para siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan oleh pihak sekolah, serta beberapa even pramuka yang banyak mendapatkan juara di tahun 2017 seperti Indonesia Scout Challenge juara 3 se Kabupaten, Juara 1 manajemen gudep unggul, 10 besar manajemen gudep unggul tingkat Jatim, juara 1 Jambore ranting, juara 1 tim pramuka gerak jalan, juara Polisi cilik anggota pramuka se Kabupaten. Dalam pelaksanaan kegiatan kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN Rengel 1 tersebut ada jadwal yang telah disusun oleh pihak sekolah. Pelaksanaanya dilakukan setelah para siswa pulang sekolah, agar tidak menggangu jam pelajaran intrakurikuler. Untuk waktu dan hari pelaksanaannya diatur", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 718, "width": 271, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Husein, A, Manajemen Proyek (Yogyakarta: Andi Offset, 2009), hlm.03", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 149, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Ulya: Jurnal Pendidikan Islam", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 50, "width": 201, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 2 nomor 1, edisi Januari – Juni 2017", "type": "Text" }, { "left": 499, "top": 796, "width": 14, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "49", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 104, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "oleh para siswa atau para anggota kegiatan eksrakurikuler pramuka yang kemudian disepakati oleh Pembina dari kegiatan ekstrakurikuler itu sendiri. Waktu pelaksanaan itu diatur oleh pihak SDN Rengel 1, jadwalnya itu dari jam 14.00 sampai jam 16.30 WIB setiap hari Jum’at. Setelah para siswa mengikuti jam pelajaran intrakurikuler, mereka langsung melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler pramuka agar tidak mengganggu jam pelajaran intrakurikuler.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 212, "width": 346, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses Pengawasan Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di SDN Rengel 1", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 230, "width": 400, "height": 447, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses pengawasan yang ada di SDN Rengel 1 yaitu dilakukan oleh pihak sekolah tepatnya diawasi oleh Pembina kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Pihak yang berkewajiban mengawasai jalannya kegaiatan ekstrakurikuler pramuka di sekolah yaitu Pembina kegiatan ekstrakurikuler pramuka dibawah pengarahan dari wakil kepala sekolah bagian kesiswaaan. Pengawasan tersebut dilakukan pada saat kegiatan ekstrakurikuler pramuka berlangsung yaitu setelah jam pelajaran berakhir setiap dimulai kegiatan ekstrakurikuler ini. Pada kegiatan ekstrakurikuler pramuka berlangsung, maka Pembina pun mengawasai jalannya kegiatan latihan kegiatan eksrtakurikuler, agar pihak sekolah dapat mengetahui sampai sejauh mana kegiatan ekstrakurikuler dapat berjalan dengan baik dan jika ada penyimpangan yang terjadi dalam kegiatan tersebut, akan segera diperbaiki untuk menghasilkan kegiatan yang lebih baik dan kegiatan menjadi optimal. Pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap diperlukan bagaimana pun rumit dan luasnya suatu organisasi 7 . Pengawasan harus dikaitkan dengan tujuan, dan kriteria yang dipergunakan dalam sistem pendidikan, yaitu relevansi, efektivitas, efisiensi dan produktivitas. Pengawasan hendaknya disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan organisasi. Pengawasan hendaknya mengacu pada tindakan perbaikan, artinya tidak hanya mengungkap penyimpangan dari standar, tetapi penyediaan alternatif perbaikan dan menentukan tindakan perbaikan. Kegiatan pengawasan sangat bermanfaat, dengan adanya pengawasan terhadap kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN Rengel 1 ini dapat mengontrol kegiatan yang dilakukan oleh siswa, melakukan pembinaan pengembangan kualitas terhadap kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dan dapat melakukan penilaian terhadap proses dan hasil dari kegiatan yang dilakukan siswa,agar kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang dilaksanakan dapat berjalan dan berkembang lebih baik untuk kedepannya. Selain itu pengawasan yang dilakukan pada kegiatan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 696, "width": 344, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 Fattah, N, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm.79", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 149, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Ulya: Jurnal Pendidikan Islam", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 50, "width": 201, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 2 nomor 1, edisi Januari – Juni 2017", "type": "Text" }, { "left": 499, "top": 796, "width": 14, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "50", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 199, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ekstrakurikuler pramuka di SDN Rengel 1, bertujuan agar kegiatan yang dilakukan oleh siswa dapat terlaksana dan terkendali dengan baik dan jika ada kekurangan atau permasalahan maka akan segera dibenahi dan dicari penyelesaiannya. Pengawasan yang dilakukan oleh Pembina kegiatan ekstrakurikuler pramuka semaksimal mungkin harus berjalan dengan optimal. Oleh sebab itu dibutuhkan bantuan dan kerjasama antara pihak yang memberikan pengawasan dan yang diberi pengawasan. Untuk mengoptimalisasikan proses pengawasan terhadap kegiatan ekstrakurikuler tersebut, pihak sekolah menyerahkan sepenuhnya kepada Pembina masing-masing kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Cara yang dikembangkan oleh Pembina agar kegiatan ekstrakurikuler ini dapat berjalan dengan lancar yaitu dengan memperhatikan semua kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh masing-masing kegiatan ekstrakurikuler pramuka tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 325, "width": 399, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di SDN Rengel 1", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 363, "width": 400, "height": 333, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam pelaksanaan kegiatan terdapat faktor pendukung dan faktor penghambat, dengan adanya faktor pendukung, semua kegiatan ekstrakurikuler akan berjalan lancar sesuai dengan harapan yang diinginkan. Dengan adanya faktor penghambat dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN Rengel 1, dapat meningkatkan kualitas dan kelancaran apabila ditangani dan dikelola secara baik dan benar. Faktor pendukung dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN Rengel 1 ini yaitu sarana dan prasarana yang sangat menunjang keberhasilan dalam pencapaian pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka di sekolah, dana yang digunakan untuk membiayai semua kebutuhan atau keperluan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka, dan para siswa yang sangat antusias dalam mengikuti atau melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler pramuka di sekolah. Selain adanya faktor pendukung dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka ini ada pula faktor penghambat yang dapat menghambat jalannya kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Faktor yang menghambat jalannya kegiatan ekstrakurikuler di SDN Rengel 1 terdapat kekurangan dana untuk mengadakan atau melaksanakan kegiatan suatu kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Selain itu ada juga faktor cuaca. Faktor penghambat yang menggangu jalannya suatu kegiatan dapat diatasi atau ditangani secara baik dan benar, dapat menjadikan kegiatan ekstrakurikuler pramuka lebih berkembang dan meningkat menjadi lebih baik.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 201, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Ulya: Jurnal Pendidikan Islam Volume 2 nomor 1, edisi Januari – Juni 2017", "type": "Page header" }, { "left": 499, "top": 796, "width": 14, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "51", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 145, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 117, "width": 60, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 145, "width": 400, "height": 352, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan pramuka yang dilakukan dalam proses perencanaan tersebut yaitu mulai dari pembentukan panitia yang terlibat dalam kepengurusan kegiatan ekstrakurikuler pramuka di sekolah, menginventarisir jumlah kegiatan ekstrakurikuler pramuka melalui angket yang disebarkan kepada seluruh siswa, yang kemudian disosialisasikan kepada Pembina kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang telah ditunjuk oleh pihak sekolah, pembuatan proposal kegiatan, promosi kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan oleh anggota kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang senior kemudian pemilihan kelompok anggota kegiatan ekstrakurikuler pramuka setiap kelas yang terbagi menjadi siaga dan penggalang. Rencana kegiatan ekstrakurikuler pramuka tersebut dimulai pada awal tahun ajaran baru selama satu periode. Pengkoordinasian terhadap kegiatan ekstrakurikuler pramuka, yang dilakukan oleh pihak sekolah dengan membagi tugas kepada orang-orang yang terlibat dalam menangani atau mengelola kegiatan ekstrakurikuler pramuka untuk siswa. Pelaksanaan kegiatan kegiatan ekstrakurikuler di SDN Rengel 1 ada jadwal yang telah disusun oleh pihak sekolah. Pelaksanaanya dilakukan setelah para siswa pulang sekolah, agar tidak menggangu jam pelajaran intrakurikuler. Untuk waktu dan hari pelaksanaannya diatur oleh para siswa atau para anggota kegiatan eksrakurikuler yang kemudian disepakati oleh Pembina dari kegiatan ekstrakurikuler itu sendiri. Waktu pelaksanaan itu diatur sedemikian rupa oleh pihak SDN Rengel 1, jadwalnya itu dari jam 14.00 sampai jam 16.30 WIB.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 516, "width": 400, "height": 200, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini banyak dilaksanakan di luar kelas. Pihak sekolah menyediakan tempat yang memungkinkan mereka untuk melakukan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dengan sebaik mungkin. Proses pengawasan yang ada di SDN Rengel 1 yaitu dilakukan oleh pihak sekolah tepatnya diawasi oleh Pembina kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Pihak yang berkewajiban mengawasai jalannya kegaiatan ekstrakurikuler pramuka di sekolah yaitu Pembina kegiatan ekstrakurikuler pramuka dibawah pengarahan dari wakil kepala sekolah bagian kesiswaaan. Pengawasan dilakukan pada saat kegiatan ekstrakurikuler pramuka berlangsung yaitu setelah jam pelajaran berakhir atau pada saat mulai pelaksanaan kegiatan yang dimulai pukul 14.00 WIB. Pada saat kegiatan ekstrakurikuler pramuka berlangsung, maka Pembina kegiatan mengawasai jalannya kegiatan latihan kegiatan eksrtakurikuler pramuka, agar pihak sekolah dapat", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 149, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Ulya: Jurnal Pendidikan Islam", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 50, "width": 201, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 2 nomor 1, edisi Januari – Juni 2017", "type": "Text" }, { "left": 499, "top": 796, "width": 14, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "52", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 399, "height": 47, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengetahui sampai sejauh mana kegiatan ekstrakurikuler pramuka dapat berjalan dengan baik dan jika ada penyimpangan yang terjadi dalam kegiatan tersebut, akan segera diperbaiki untuk menghasilkan kegiatan yang lebih baik dan kegiatan menjadi optimal.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 155, "width": 31, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 183, "width": 400, "height": 295, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan simpulan di atas maka saran kepada kepala sekolah SDN Rengel 1 agar sistem pengelolaan terhadap program kegiatan ekstrakurikuler pramuka di sekolah hendaknya selalu diunggulkan dan ditingkatkan agar selalu bertahan dan berkualitas sehingga menjadi lebih baik dan sempurna dalam program kegiatan ekstrakurikuler pramuka tahun selanjutnya. Kepada wakil kepala sekolah bagian kesiswaan SDN Rengel 1 disarankan lebih meningkatkan dan memaksimalkan kegiatan pengarahan kepada Pembina agar kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang dilakukan oleh siswa lebih terarah dan terkelola dengan baik. Kepada orangtua siswa disarankan agar senantiasa memberikan dukungan dan motivasi yang tinggi terhadap kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang diselenggarakan oleh sekolah agar siswa lebih berprestasi tidak hanya di bidang akademik, tetapi di bidang non akademik juga. Kepada siswa disarankan agar lebih memaksimalkan dan memanfaatkan kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN Rengel 1 dengan baik agar kualitas sekolah dan prestasi non akademik siswa lebih meningkat. Kepada peneliti lain disarankan agar dapat memberikan wawasan dan informasi mengenai penelitian yang sejenis sehingga lebih memaksimalkan hasil yang diperoleh peneliti selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 523, "width": 107, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 535, "width": 278, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arifin, I. 2003. Manajemen Pendidikan . Malang: AP FIP UM.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 560, "width": 399, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Burhanuddin, dkk. 2002. Manajemen Pendidikan: Wacana, Proses, dan Aplikasinya di Sekolah . Malang: Universitas Negeri Malang.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 598, "width": 400, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bush, T. & Mariane, C. 2006. Manajemen Strategis Kepemimpinan Pendidikan. Terjemahan Farrurozi. Yogyakarta: IRCiSoD.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 636, "width": 400, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fattah, N. 2004. Landasan Manajemen Pendidikan . Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 674, "width": 400, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Goetsch, D. L dan David, B. S. 2000. Quality Management: Introduction to Total Quality Management for Production, Processing, and Service, New Jersey: Prentice Hall", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 712, "width": 274, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Herujito. 2001. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Graspindo.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 149, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Ulya: Jurnal Pendidikan Islam", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 50, "width": 201, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 2 nomor 1, edisi Januari – Juni 2017", "type": "Text" }, { "left": 499, "top": 796, "width": 14, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "53", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 100, "width": 284, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Husein, A. 2009. Manajemen Proyek . Yogyakarta: Andi Offset.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 125, "width": 400, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lutan, R. 1986. Pengelolaan Interaksi Belajar Mengajar Intrakurikuler, Kokurikuler, dan Ekstrakurikuler . Jakarta: IKIP Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 163, "width": 399, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moleong, L. J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 189, "width": 400, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mustiningsih. 2005. Buku Ajar Manajemen Layanan Khusus . Malang: Universitas Negeri Malang.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 227, "width": 339, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sagala, S. 2008. Administrasi Pendidikan Kontemporer . Bandung: Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 252, "width": 400, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salis, E. 2008 . Total Quality Management in Education, Manajemen Mutu Pendidikan. Yogyakarta: IRCisoD.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 290, "width": 401, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Samsuri. 2009. Pembelajaran Kegiatan Ekstrakurikuler . (online)", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 303, "width": 258, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(http//samsuri.gmail.com), diakses tanggal 19 april 2010).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 328, "width": 400, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saroni, M. 2006. Manajemen Sekolah, Kiat Menjadi Pendidik yang Kompeten . Ar-Ruzz. Jogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 366, "width": 400, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudjono, S. 2004. Manajemen Program Pendidikan (untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia). Bandung: Falah Production.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 404, "width": 400, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan ( Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D) . Bandung. PT Remaja Rosdakarya Offset.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 442, "width": 400, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sukmadinata, N. Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan . Bandung. PT Remaja Rosdakarya Offset.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 480, "width": 400, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suyudi. 2006. Panduan Model Pengembangan Diri: untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional . 2003. Bandung:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 518, "width": 63, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Citra Umbara.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 543, "width": 400, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Waseso, M. G. dan Saukah, Ali. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Edisi Kelima. Malang: Universitas Negeri Malang.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 581, "width": 399, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Septiani dan Wiyono, Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Meningkatkan Kualitas Ssekolah 433", "type": "Text" } ]
a4c3a733-2356-5844-6985-4664036892c9
https://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/JIA/article/download/472/422
[ { "left": 226, "top": 558, "width": 17, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "119", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 74, "width": 321, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "EPISTEMOLOGI PEMIKIRAN MU’TAZILAH PENGARUHNYA TERHADAP PERKEMBANGAN PEMIKIRAN ISLAM DI INDONESIA", "type": "Section header" }, { "left": 197, "top": 137, "width": 73, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Oleh : Zulhelmi *", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 176, "width": 294, "height": 304, "page_number": 1, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Abstrak : Mu’tazilah adalah salah satu aliran dalam teologi Islam, yang menggunakan pemikiran rasional untuk menjelaskan masalah ketuhanan. Secara epistemologi pemikiran rasional Mu’tazilah terpengaruh oleh pemikiran filsafat. Mu’tazilah menggunakan metoda berfikir filsafat untuk memnjelaskan dan menetapkan persolan Ketuhanan. Mu’tazilah berpandangan bahwa Tuhan telah memberikan kemerdekaan dan kebebasan bagi manusia dalam menentukan kehendak dan perbuatannya, karena Tuhan tidak absolute dalam kehendak-Nya, dan Tuhan mempunyai kewajiban berlaku adil, berkewajiban menempati janji, berkewajiban memberi rizki. Dalam hubungannya dengan perbuatan manusia , kehendak mutlak Tuhan jadi terbatas karena kebebasan itu telah diberikan kepada manusia dalam menentukan kemauan dan kehendaknya. Menurut mu’tazilah posisi manusia dalam tatanan alam semesta memiliki pandangan tersendiri. Manusia harus berhubngan dengan alam, dan tidak dapat menghindarkan diri dari ketentuan-ketentuan yang berlaku berdasarkan hukum alamiah. Jika dikaitkan dengan paham free will dan free act , sudah menjadi perdebatan panjang dikalangan teologi Islam. Penelitan ini ingin menemukan pemikiran rasional mu’tazilah yang tentunya berkaitan erat dengan beberapa permasalahan, yakni hakikat pemikiran rasionalis mu’tazilah dan cara mengemukakan pendapatnya, serta pengaruhnya terhadap", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 511, "width": 279, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "* Dosen Tetap Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam IAIN Raden Fatah Palembang", "type": "Text" }, { "left": 553, "top": 44, "width": 188, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "JIA/Desember 2013/Th.XIV/Nomor 2/119-145", "type": "Page header" }, { "left": 539, "top": 555, "width": 17, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "120", "type": "Page footer" }, { "left": 567, "top": 73, "width": 286, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "perkembangan pemikiran Islam yang tercermin pada pemikiran tokoh-tokoh Islam di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 567, "top": 117, "width": 252, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Kata kunci: Epistemologi, Mu’tazilah, Islam, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 148, "width": 74, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Pendahulauan", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 171, "width": 329, "height": 160, "page_number": 1, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "L apangan pemikiran umat Islam terbagi kepada empat: bidang Ketuhanan ; bidang akhlak (etika); Kbidang fisika; bidang eksakta. Pemikiran umat Islam tentang keempat hal tersebut membawa perkebangan terhadap ilmu pengetahuan dan peradaban Islam. Terkait dengan permasalahan ketuhanan, banyak konsep-konsep pemikiran yang muncul, sebab Ketuhanan merupakan hal mendasar dalam ajaran Islam.Tuhan merupakan hal yang Maha Ghaib, sehubungan dengan maha ghaibnya Tuhan, maka munculah bermacam-macam konsep pemikiran rasional. Masalah-masalah ini menjadi kajian dalam teologi, ia dibahas secara rasional oleh aliran mu’tazilah, as’ariyah, maturidiyah dan lain sebagainya, sedangkan dalam filsafat termasuk pada kajian metafisika.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 336, "width": 329, "height": 137, "page_number": 1, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Golongan Mu’tazilah, memusatkan perhatiannya untuk penyiaran Islam melalui dialogis filosofis dan membantah alasan-alasan orang yang memusuhi Islam melaui argumentasi logis. (A. Hanafi 1983 : 18) Orang Islam tidak akan bisa menghadapi lawan-lawannya, jika mereka tidak mengetahui pendapat-pendapat lawannya. Akhirnya wilayah Islam menjadi arena perdebatan bermacam-macam pendapat, hal ini mempengaruhi masing-masing pihak, diantaranya menggunakan argumentasi rasional dalam menjelaskan dan mempertahankan pendapat mereka. Sebagian umat Islam mempelajari metoda-metoda filsafat Yunani untuk digunakan dalam menjelaskan dan mempertahankan ajaran Islam, diantaranya adalah golongan mu’tazilah.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 478, "width": 329, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Mu’tazilah (Ismail Asy-Syarafa 2005 : 210) adalah kelompok yang membangun pahamnya berdasarkan analisa akal. Dalam menafsirkan agama, mereka menafsirkannya sesuai dengan logika akal. Mu’tazilah (Dik Hartoko 1986 : 63-64) adalah aliran filsafat dalam dunia", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 44, "width": 193, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Epistemologi Pemikiran Mu’tazilah…, Zulhelmi", "type": "Page header" }, { "left": 382, "top": 555, "width": 17, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "121", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 329, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Islam abad ke 8 dan ke 9. Aliran ini mengajarkan lima prinsip ( al-usul al khamsah ) untuk menyelamatkan Islam dari kehancuran. Aliran ini dirintis oleh Wasil bin Ata’ (700-749) dengan menggunakan filsafat Aristoteles, dengan memakai baju Arab dan di warnai ‘itiqad Islam. Diantara masalah-masalah pokok yang menjadi pusat perhatain mu’tazilah adalah pembahasan tentang tindakan manusia. Apakah manusia bebas melakukan tindakannya atau hanya menjalankan kehendak Tuhan (terpaksa).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 177, "width": 329, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Abdul Al-Jabbar, salah seorang tokoh popular mu’tazilah dalam bukunya “ Syarh al Ushul al-khamsah” menjelaskan bahwa perbuatan manusia itu tidak diciptakan pada diri mereka, melainkan manusia itu sendiri yang mewujudkan perbuatannya. (Abu al-Hasan 1996 : 301) Hal ini menunjukan perbuatan manusia tidaklah diciptakan oleh Tuhan , namun yang diciptakan Tuhan hanyalah daya, dan manusia menggunakan daya tersebut dalam mewujudkan perbuatan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 269, "width": 332, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Mu’tazilah mengakui adanya hukum alam atau “ sunnatullah” (Harun Nasution 1991 : 105), dalam al-Qur’an sunnatullah diartikan sebagai hukum alam yang tidak berobah, ia dijadikan sebagai tolak ukur oleh ilmuan untuk melakukan penyelidikan dan penelitian. Menurut Muamar ibn al-Abbad (wafat 220 H/835 M) salah seorang tokoh sentral mu’atazilah berpendapat bahwa yang diciptakan Tuhan hanyalah benda- benda materi saja, adapun “al-‘arad” atau “accidents” adalah kreasi benda-benda materi itu sendiri dalam bentuk “nature” seperti, pembakaran oleh api dan pemanasan oleh matahari atau dalam bentuk pilihan ( ikhtiar ) seperti, antara gerak dan diam , berkumpul atau berpisahnya yang dilakukan binatang. Ini menggambarkan paham naturalis atau kepercayaan pada hukum alam yang terdapat dalam paham mu’tazilah. (Harun Nasution : 49)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 436, "width": 329, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Mu’tazilah juga mengakui bahwa kebebasan manusia dibatasi oleh hukum alam ( sunnatullah ) yang berlaku. Hukum alam ini merupakan kadar yang telah ditentukan Allah. Manusia bebas berbuat dan berkehendak dalam qoridar kadar hukum alam yang telah ditetapkan, hukum alam memposisikan manusia sebagai subjek yang harus menanggapinya secara proaktif.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 515, "width": 329, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Menurut mu’tazilah posisi manusia dalam tatanan alam semesta memiliki pandangan tersendiri. Manusia harus berhubungan dengan alam,", "type": "Text" }, { "left": 553, "top": 44, "width": 188, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "JIA/Desember 2013/Th.XIV/Nomor 2/119-145", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 555, "width": 17, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "122", "type": "Page footer" }, { "left": 539, "top": 73, "width": 329, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "dan tidak dapat menghindarkan diri dari ketentuan-ketentuan yang berlaku berdasarkan hukum alamiah. Jika dikaitkan dengan paham free will dan free act , sudah menjadi perdebatan panjang dikalangan teologi islam.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 142, "width": 212, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Epistemologi dan Pemikiran Ketuhanan", "type": "Section header" }, { "left": 557, "top": 162, "width": 115, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "1. Konsep Epistimologi", "type": "List item" }, { "left": 539, "top": 177, "width": 329, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Epistimologi selalu melekat pada suatu pemikiran manusia, terlebih pada pemikiran filsafat. Setiap pemikiran filsafat selalu akan bertumpu pada suatu epistimologi yang khas, tidak ada filsafat yang tidak dilandasi oleh epistimologi. Ayn Rand (1970: 99) menyatakan “ epistemology is the foundation of philosophy”. Hal yang demikian dapat dimaklumi karena epistimologi bertugas untuk menjelaskan struktur dasar pengetahuan manusia, serta mempertanggungjawabkan mengenai kebenaran dan kepastian pengetahuan itu. (Ayn Rand 1970 : 99)", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 281, "width": 329, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Epistimologi sebagai cabang filsafat mulai dibicarakan dalam filsafat Plato. Plato berusaha menjelaskan tentang apa sebenarnya pengetahuan yang sesungguhnya yang dapat dicapai oleh manusia. Plato menerangkan secara rinci dalam tulisannya “Republik” buku yang kesepuluh dan “Theatetus”. Kedua tulitas itu menggambarkan tentang teori pengetahuan yang lengkap baik jenis objek, alat untuk memperolehnya maupun bentuknya jenis pengetahuan serta nilai kebenaran yang dikandung oleh pengetahuan itu. Sejak Platolah pembicaraan tentang pengetahuan manusia semakin diperdalam dengan pelbagai sudut pandang yang digunakan.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 411, "width": 329, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Dalam pustaka filsafat terminologi epistimologi sering memberikan penegasan pada objek pembicaraannya. Istilah itu adalah Gnosiologi (epistimologi khusus yang berbicara tentang teori pengetahuan ketuhanan). Sedangkan Logika Material (epistimologi yang berbicara objek acuan bagi suatu konstruksi logis pemikiran). Kriteriologi (epistimologi yang berbicara tentang kriteria-kriteria bagi suatu pengetahuan benar yang akurat dan adikuat). Selain dari terminologi tersebut diatas masih terdapat beberapa istilah lain yang mengacu pada analisis epistimologis secara khusus pada masalah tertentu di dalam persoalan pengetahuan.", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 44, "width": 193, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Epistemologi Pemikiran Mu’tazilah…, Zulhelmi", "type": "Page header" }, { "left": 382, "top": 555, "width": 17, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "123", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 98, "width": 125, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "2. Pemikiran Ketuhanan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 111, "width": 329, "height": 161, "page_number": 3, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Fenomena ketuhanan tampaknya merupakan fakta universal, tidak saja ditemukan pada masyarakat modern, tetapi juga pada masyarakat yang paling primitif sekalipun. Louis Berkhof di dalam karyanya, Systematic Theology, menegaskan bahwa “ide tentang Tuhan secara praktis bersifat universal pada ras manusia”. (Louis Berkhof 1981 : 27) Di dalam buku ini Berkhof juga menyebutkan, “Diantara semua manusia dan suku-suku di dunia ini terdapat perasaan akan ketuhanan, yang dapat dilihat dari cara-cara penyembahannya. Karena gejala ini sangat universal, hal tersebut pasti merupakan sifat dasar yang dimiliki oleh manusia, dan jika sifat manusia ini secara alamiah membawa kepada penyembahan religi, maka penjelasannya hanya dapat ditemukan pada Wujud Agung yang telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang selalu beragama. (Louis Berkhof 1981 : 27)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 278, "width": 332, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Sebagian teolog dan pakar filsafat agama menyatakan bahwa fenomena ketuhanan sebenarnya telah terlembaga pada diri manusia sebagai ide bawaan ( innate idea of God ). Turretin seperti dikutip Sheed’s dalam Dogmatic Theology menyebutkan, “Di dalam diri manusia terdapat pengetahuan bawaan tentang Tuhan, dan kesadaran tentang ketuhanan ini tidak dapat dikehendaki, serta pemikiran rasional tidak dapat mengelak keberadaannya seperti dirinya”. (Sheed’s 1980 : 199) Dengan demikian fenomena ketuhanan pada diri manusia selain bersifat universal juga bersifat natural.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 395, "width": 331, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Ide tentang ketuhanan dalam diri manusia oleh beberapa kalangan sudah dikategorikan bersifat naluriah ( instinctive ). Seneca di dalam bukunya epistulae Morale memberikan teori pembuktian yang akurat tentang sifat naluriah dari kepercayaan terhadap Tuhan, yang dikenal dengan argumen bentuk biologis ( biological form of the argument ). Teori ini secara ringkas menyebutkan bahwa adanya Tuhan dapat disimpulkan dari perasaan ketuhanan yang tertanam dalam jiwa manusia. (Enceclopedia of Philosophy 1942 : 148) Berdasarkan teori ini, manusia secara naluriah percaya adanya Dzat di luar dirinya sendiri. Kesadaran manusia secara alamiah menurut Calvin dianugerahi dengan", "type": "Text" }, { "left": 553, "top": 44, "width": 188, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "JIA/Desember 2013/Th.XIV/Nomor 2/119-145", "type": "Table" }, { "left": 539, "top": 555, "width": 17, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "124", "type": "Page footer" }, { "left": 539, "top": 73, "width": 328, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "pengetahuan Tuhan ( human mind is naturally endowed with the knowledge of God ).", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 101, "width": 332, "height": 137, "page_number": 3, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Pandangan sebagian kelompok lain, ide tentang ketuhanan merupakan tuntutan akal ( the voice of reason ). Kelompok ini berpendapat bahwa pengakuan adanya Tuhan pada seluruh manusia disebabkan oleh tuntutan intelektualitasnya. Teori pembuktian mereka yang terkenal adalah teori dilema antiskeptik ( the antiskeptical dilemma ) yang dicetuskan oleh G.H. Joyce dalam bukunya The Principles of Natural Theology. Teori ini dapat disimpulkan bahwa seluruh manusia baik di masa lalu maupun sekarang ditemukan sebagai makhluk yang berkepercayaan kepada Tuhan. Kepercayaan ini bukanlah disebabkan oleh kecenderungan alamiahnya tetapi disebabkan oleh tuntutan yang bersifat jelas dan tegas.. (Enceclopedia of Philosophy 1942 : 150)", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 244, "width": 329, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Sekalipun manusia mungkin telah ditakdirkan untuk ingin tahu akan hal-hal yang paling misterius dari fenomena ketuhanan, namun perlu dibedakan antara eksistensi ide Tuhan yang tertanam dalam dalam jiwa mansuai dan perkembangan ide Tuhan dalam kesadaran manusia itu sendiri. Harus diingat bahwa perkembangan ide Tuhan dalam kesadaran tidak sama dengan perkembangan pada manusia atau bangsa lain. Tingkat perkembangan ide Tuhan dalam kesadaran antar manusia atau antar kelompok masyarakat berubah-ubah, tidak sama pada ras dan peradaban manusia yang berbeda. Fenomena ketuhanan merupakan gagasan yang mengalami perkembangan evolutif sesuai dengan karakteristik budaya dan peradaban manusia.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 401, "width": 130, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Pemikiran Teologi Islam", "type": "Section header" }, { "left": 557, "top": 421, "width": 108, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "1. Epistemologi Islam", "type": "Section header" }, { "left": 539, "top": 436, "width": 329, "height": 99, "page_number": 3, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Islamic studies dan ‘Ulumuddin, khususnya aqidah, syari’ah, tasauf, ilmu al-Qur’an, dan ‘ulumul hadits lebih terletak pada wilayah classical humanities. Untuk itu, diperlukan perangkat kerangka analisis epistemologis yang khas untuk pemikiran Islam. Muhammad Abid al- Jabiri menyebutnya dengan epistemologi Bayani, Irfani, dan Burhani. Pemikiran al-Jabiri cukup untuk pengejawantahan konsep-konsep pemikiran keislaman dalam wilayah pemikiran teologi, sosial, politik dikalangan kaum Muslimin.", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 44, "width": 193, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Epistemologi Pemikiran Mu’tazilah…, Zulhelmi", "type": "Page header" }, { "left": 382, "top": 555, "width": 17, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "125", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 329, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Menurut al-Jabiri, corak epistemologi Bayani didukung oleh pola pikir Fikih dan Kalam. Corak pemikiran keislaman model Bayani sangatlah mendominasi dan bersifat hegemonik sehingga sulit berdialog dengan tradisi epistemologi Irfani dan Burhani . Corak epistemologi Irfani (tasauf; intuitif, al-atify) kurang disukai oleh tradisi keilmuan Bayani (fikih dan kalam), lantaran bercampur aduknya bahkan dikaburkannya tradisi berfikir keilmuan Irfani dengan kelompok- kelompok atau organisasi-organisasi tarekat dengan satahat-satahat nya, karena kurang dipahaminya struktur-struktur fundamental epistemologi dan pola pikir Irfani berikut nilai manfaat yang terkandung di dalamnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 203, "width": 332, "height": 291, "page_number": 4, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Ketiga kluster sitem epistemologi ‘Ulumuddin ini masih berada dalam satu rumpun, tetapi dalam prakteknya hampir-hampir tidak pernah sejalan. Bahkan tidak jarang saling kafir-mengafirkan, murtad- memurtadkan, sekuler-mensekulerkan antar masing-masing penganut tradisi epistemologi ini. Oleh karena itu, pola pikir tekstual Bayani lebih dominan secara politis dan membentuk mainstream pemikiran keislaman yang hegemonik. Sebagai akibatnya pola pemikiran keagamaan Islam model Bayani menjadi kaku dan rigid. Otoritas teks dan otoritas salaf yang dibakukan dalam kaedah-kaedah usul fiqh klasik lebih diunggulkan dari pada sumber keilmuan-keilmuan yang lain seperti alam ( kauniyyah ), akal ( aqliyyah ) dan intuisi ( wijdaniyyah ). Dominasi pola pikir tekstual ijtihadiyyah menjadikan sistem epistemologi keagamaan Islam kurang peduli terhadap isu-isu keagaman yang bersifat kontekstual bahtsiyyah Pengembangan pola pikir Bayani hanyua dapat dilakukan jika ia mampu memahami, berdialog dengan mengambil manfaat sisi-sisi fundamental yang dimiliki oleh pola pikir Irfani maupun pola pikir Burhani dan begitu pula sebaliknya. Jika saja masing-masing sistem kefilsafatan ilmu dalam Islamic Studies atau ‘Ulumuddin ini berdiri sendiri-sendiri, tidak bersintuhan antara yang satu dengan yang lainnya, sebagaimana yang tecermin dengan kukuhnya dinding-dinding pembatas antara keilmuan umum dan keilmuan agama, maka agak sulit dibayangkan akan terjadi pengembangan ilmu-ilmu keislaman dalam menghadapi problema-problema kontemporer.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 500, "width": 329, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Kelemahan yang paling mencolok dari tradisi nalar epistemologi Bayani atau tradisi berfikir tekstual-keagamaan adalah ketika ia harus berhadapan dengan teks-teks keagaman yang dimiliki oleh komunitas,", "type": "Text" }, { "left": 553, "top": 44, "width": 188, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "JIA/Desember 2013/Th.XIV/Nomor 2/119-145", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 555, "width": 17, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "126", "type": "Page footer" }, { "left": 539, "top": 73, "width": 329, "height": 111, "page_number": 4, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "kultur, bangsa atau masyarakat yang beragama lain. Dalam berhadapan dengan komunitas lain agama, corak berfikir keagamaan model tekstual Bayani biasanya mengambil sikap mental yang bersifat dogmatis, defensif, apologis dan polemis. Itulah jenis pengetahuan keagamaan yang biasa disebut-sebut sebagai al-‘ilm al-tauqify, yang dibedakan dari al- ‘ilm al-hudury dan al-‘ilm husuly dalam tradisi pemikiran klasik. Hal demikian dapat saja terjadi karena fungsi dan peran akal pemikiran manusia tidak lain dan tidak bukan hanyalah digunakan untuk mengukuhkan dan membenarkan otoritas teks.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 190, "width": 329, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Kebenaran teks yang dipahami dan diakui oleh aliran, kelompok atau organisasi tertentu belum tentu dapat dipahami dan diakui secara sama oleh aliran, kelompok atau organisasi lain yang menganut agama yang sama. Belum lagi kebenaran teks yang dipahami dan diakui oleh penganut agama tertentu pasti berbeda dari kebenaran teks yang di pahami, diakui dan diyakini oleh penganut agama lain. Dari sinilah sumber munculnya apa yang disebut dalam tradisi Ilmu Kalam sebagai al-‘uqul al-mutanafisah, pola pikir jadaliyah atau dialektik. Jika dilihat kebelakang pola logika yang digunakan fuqaha dan mutakallimin adalah logika dan corak berfikir yang biasa digunakan oleh Stoik atau al- Rawqiyyun, bukan pola logika yang digunakan Aristoteles.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 332, "width": 329, "height": 175, "page_number": 4, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Dengan demikian, peran akal pikiran dalam memahami dan menafsirkan hal-hal yang terkait dengan soal-soal keberagamaan ataupun religiusitas manusia memang sangatlah terbatas. Sejak dari awal pola pikir Bayani lebih mendahulukan dan mengutamakan qiyas ( qiyas al- illah untuk fiqh qiyas al-dilalah untuk kalam) dan bukannya mantiq lewat silogisme dan premis-premis logika. Epistemologi tekstual; lughawiyyah ( al-asl wa al-far’; lafadz wa al-ma’na ) lebih diutamakan dari pada epistemologi kontekstual; bahtsiyyah maupun spritualitas; Irfaniyyah bathiniyyah. Disamping itu, nalar epistemologi Bayani selalu mencurigai akal pikiran, karena dianggap akan menjauhi kebenaran tekstual. Sampai pada kesimpulan bahwa wilayah kerja akal pikiran perlu dibatasi sedemikian rupa perannya dialihkan menjadi pengatur dan pengekang hawa nafsu, bukan untuk mencari sebab dan akibat lewat analisa keilmuan yang akurat.", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 44, "width": 193, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Epistemologi Pemikiran Mu’tazilah…, Zulhelmi", "type": "Page header" }, { "left": 382, "top": 555, "width": 17, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "127", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 74, "width": 194, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "2. Faktor Lahirnya Aliran Teologi Islam", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 86, "width": 329, "height": 174, "page_number": 5, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Terjadinya Aliran-aliran dalam teologi Islam karena perbedaan pandangan dalam dan memberikan penjelasan tentang Tuhan, keesaan- Nya, sifat-sifat-Nya, dan persoalan-persoalan Theologi Islam lainnya. Kaum muslimin dengan segala ketekunan memahami al-Qur’an dan hadits-hadits Rasul yang bertalian dengan soal-soal tersebut, menguraikan dan menganalisanya, dan masing-masing golongan Theologi Islam berusaha memperkuat pendapat-pendapatnya dengan ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits tersebut. Dalil-dalil akal-pikiran yang telah dipersubur oleh filsafat Yunani dan peradaban-peradaban lainnya yang berperan penting dalam memperkembang Theologi Islam. Bahasa Arab digunakan sebagai alat memahami al-Qur’an dan hadits Rasul sebagai sumber theologi Islam, juga merupakan hal yang penting untuk memberikan analisis, dalam memberikan pemahaman sebagai dalil naqli dan ‘aqli.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 266, "width": 329, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "A.Hanafi (1980 : 14-15) mengemukakan, Al-Qur’an sendiri disamping mengajak kepada tauhid dan mempercayai kenabian dan hal- hal lain yang berhubungan dengan itu, juga menyinggung golongan- golongan dan agama-agama yang ada pada masa nabi Muhammad Saw. mempunyai kepercayaan-kepercayaan yang tidak benar.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 332, "width": 329, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Tuhan membantah alasan-alasan-alasan dan perkataan-perkataan mereka semua dan juga memerintahkan nabi Muhammad saw. untuk tetap menjalankan da’wahnya sambil menghadapi alasan-alasan mereka yang tidak percaya dengan cara yang halus. firman Tuhan : “Ajalah mereka pada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasehat-nasehat yang baik-baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik”(Q.s. An-Nahl: 125).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 424, "width": 329, "height": 98, "page_number": 5, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Ketika kaum muslimin selesai membangun wilayah Islam yang baru, mulai membicarakan soal-soal agama, dan menyeilidikinya, serta menggunakan pemikiran filosofis untuk memperkuat alasan-alasannya. Ada diantara mereka yang mengumpulkan ayat-ayat tentang sifat-sifat Allah, qadha dan qadar, dan ayat-ayat yang menunjukan adanya jabr (paksaan) dan pemberian tugas di luar kemampuan manusia ( Q.s. al- Baqarah: 6, Al-Mudatsir: 17). Dan ayat-ayat yang menunjukan bahwa manusia bisa melakukan perbuatannya dan bertanggung jawab", "type": "Text" }, { "left": 553, "top": 44, "width": 188, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "JIA/Desember 2013/Th.XIV/Nomor 2/119-145", "type": "Table" }, { "left": 539, "top": 555, "width": 17, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "128", "type": "Table" }, { "left": 539, "top": 73, "width": 332, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "terhadapnya (Q.s. al-Isra’:94, an-Nisa’: 168, al-Kahfi: 29, al-Insan: 3) kemuidian menfilsafatkannya.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 101, "width": 329, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Asy-syahrastani (t.th : 4-5) menjelaskan bahwa faktor terjadinya perbedaan pandangangan yang menyebabkan melahirkan sekte atau golongan disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 142, "width": 329, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Pertama, masalah sifat dan keesaan Allah, termasuk sifat azali- Nya, sebagian ada yang menerima atau mengakui sifat Allah dan sebagian ada yang menolaknya. Begitu juga tentang sifat yang wajib, mustahil, dan jaiz. Masalah ini menjadi ajang perdebatan di antara golongan Asy’ariyyah, Karamiyyah, Mujasamah dan Mu’tazilah.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 209, "width": 329, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Kedua, masalah qadha, qadar dan keadilan Allah, jabar dan kasab, keinginan berbuat baik dan jahat, masalah yang berada diluar kemampuan manusia, dan masalah yang Qadariyyah, Najjariyyah, Asy’ariyah dan Karamiyah.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 262, "width": 329, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Ketiga, masalah wa’ad (janji), wa’id (ancaman), dan asma Allah. Dan juga tentang hukum-hukum Allah meliputi masalah iman, tauhid, janji ancaman, janji memberi harapan, kekafiran dan kesesatan. Golongan ada yang menerima adanya dan ada yang menolaknya. Masalah ini diperdebatkan oleh golongan Murji’ah, Wa’idiyah, Mu’tazilah, Asy’ariyah dan Karamiyah.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 341, "width": 329, "height": 111, "page_number": 5, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Keempat, masalah wahyu, akal, kenabian (nubuwwah), kehendak Allah mengenai yang baik dan lebih baik, imamah, kebaikan dan keburukan serta kasih sayang Allah, kesucian para nabi, syarat-syarat imamah. Sebagian sekte menganggap imam sudah dituinjuk oleh nabi, dan sebagai golongan yang menyatakan imam harus dipilih, sementara mengenai cara penggantian imam, ada yang mengatakan melalui penunjukan, dan ada yang mengatakan melalui pemilihan. Masalah ini di perdebatkan oleh golongan Syi’ah, Khawarij, Mu’tazilah, Karamiyah dan Asy’ariyah.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 473, "width": 184, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Epistimologi Pemikiran Mu’tazilah", "type": "Section header" }, { "left": 539, "top": 493, "width": 329, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Pendapat pada umumnya mengatakan tokoh utama Mu’tazilah adalah Washil bin ‘Atha’. Ia adalah salah seorang peserta forum ilmiah Hasan al-Bashri. Di Forum ini muncul masalah yang hangat", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 44, "width": 193, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Epistemologi Pemikiran Mu’tazilah…, Zulhelmi", "type": "Page header" }, { "left": 382, "top": 555, "width": 17, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "129", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 329, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "dibincangkan pada waktu itu, yaitu masalah pelaku dosa besar. Washil mengatakan pelaku dosa besar sama sekali bukan mukmin, bukan pula kafir, tetapi dia berada di antara dua posisi itu. Setelah menyatakan pendapatnya Washil menjauhkan diri dari forum pengajian Hasan al- Bashri tersebut dan membentuk forum yang baru di mesjid yang sama, kemudian Hasan al-Bashri mengatakan Washil i’tazala, Washil telah menjauh dari kita, maka itulah mereka dekatakan Mu’tazilah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 165, "width": 329, "height": 212, "page_number": 6, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Kaum mu’tazilah mengatakan bahwa Allah itu qadim, qidam adalah sifat khusus bagi zat-Nya. Allah Maha mengetahui dengan zat- Nya, Allah Maha hidup dengan zat-Nya, Allah Maha kuasa dengan zat- Nya, bukan dengan pengetahuan, kekuasaan, dan kehidupan, karena semua ini adalah sifat sedangkan sifat adalah sesuatu di luar zat. Kalau sifat berada pada zat yang qadim, sedangkan sifat qidam adalah sifat yang lebih khusus niscaya akan terjadi dualisme yakni zat dan sifat. Mu’tazilah berpendapat bahwa kalam Allah itu baharu yang ada pada zat- Nya, karena kalam itu sendiri terdiri dari huruf, suara dan tulisan mushaf dan dapat ditiru bunyinya. Kalau sifat kalam sedemikian rupa adalah sesuatu yang baharu yang ada pada zat, maka kalam yang seperti itu akan dapat hilang. Mu’tazilah menakwilkan semua sifat-sifat Tuhan yang disebutkan dalam al-Qur’an sesuai dengan logika filsafat. Menurut Mu’tazilah, semua pengetahuan manusia bersumber dari akal manusia, mensyukuri nikmat hukumnya wajib menurut akal sebelum wahyu diturunkan. Kebaikan dan keburukan adalah sifat yang melekat pada yang baik dan yang buruk.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 383, "width": 329, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Mu’tazilah yang menyifati Tuhan dengan “Esa”, “qadim”, dan berbeda dari makhluk, sifat-sifat ini adalah sifat salaby (negatif) karena tidak menambahkan sesuatu kepada zat Tuhan. Dikatakan salaby , karena “Esa”, artinya tidak ada sekutu, “qadim” tidak ada permulaannya dan berbeda dari makhluk, artinya tidak ada yang menyamainya. Golongan Mu’tazilah disebut kelompok Ahl al-Adl wa at-Tauhid, dan juga disebut Qadariyah ata u ‘Adliyah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 474, "width": 329, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Washil bin Atha’ mau mensucikan Tuhan sejauh mungkin, ia tidak mengakui adanya sifat-sifat ijabi (positif) bagi-Nya, seperti sifat ilmu, qudrat, dan iradat. Pengakauan adanya sifat-sifat tersebut, dikhawatirkan kaum muslimin akan menyamai orang-orang Masehi, karena orang Masehi mengakui tiga sifat, yaitu wujud, ilmu dan hayat", "type": "Text" }, { "left": 553, "top": 44, "width": 188, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "JIA/Desember 2013/Th.XIV/Nomor 2/119-145", "type": "Table" }, { "left": 539, "top": 555, "width": 17, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "130", "type": "Page footer" }, { "left": 539, "top": 73, "width": 329, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "sebagai sifat Tuhan, dan masing-masing dari sifat ini berdiri sendiri dan diberi nama “oknum”. Tiga sifat tersebut, menurut kepercayaan mereka, bapa, ibu anak roh-kudus.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 114, "width": 329, "height": 137, "page_number": 6, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Mu’tazilah juga berpendapat bahwa Allah tidak menciptakan terkecuali sesuatu yang baik, Allah berkewajiban untuk memelihara kepentingan hamba-Nya. Adapun yang lebih baik apakah wajib bagi Allah menciptakannya, dalam hal ini mereka berbeda pendapat maka karena itulah mereka dinamakan Adil. Menurut mereka apabila seorang mukmin meninggal dalam keadaan berbuat ta’at dan bertaubat ia medapat pahala, karena hari akhirat ialah hari menerima pahala. Dan apabila seorang yang berdosa meninggal tidak bertaubat dari dosa-dosa besar yang pernah dilakukannya ia akan kekal dalam neraka, namun siksanya lebih ringan dari siksaan orang kafir. Inilah yang mereka katakan wa’ad dan wa’id.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 256, "width": 329, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Mu’tazilah juga berpendapat syukur terhadap nikmat, hukumnya wajib sebelum diturunkan wahyu, karena kebaikan dan keburukan itu dapat dikenal dengan menjauhi yang buruk. Adanya beban dan tanggung jawab (taklif) merupakan cobaan dan ujian terhadap manusia yang diturunkan kepada rasul.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 322, "width": 329, "height": 87, "page_number": 6, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Abu al-Hasan al-Khayyath dalam bukunya al-Intishar mengatakan, “Tidak seorang pun berhak sebagai penganut Mu’tazilah sebelum ia mengakui al-Ushul al-Khamsah (lima dasar), yaitu al-tauhid, al-‘adl, al-wa’ad wa al-wa’id, al-manzilah bain al-manzilatain dan al- amr bi al-ma’ruf wa al-nahy ‘an al-munkar. Jika telah mengakui semuanya baru dapat disebut penganut mu’tazilah. (Asy-syahrastani : 4- 5)", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 414, "width": 329, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Mu’tazilah telah mengidentifikasi lima doktrin dasar atau satu paket doktrin yang membeda-kan mazhab mereka dari yang lain. Lima doktrin tersebut, yaitu: (1) Kesaan Tuhan ( at-tauhid ); (2) Keadilan Tuhan atau teodisi ( al-adl ); (3) Janji dan ancaman ( al-wa’du wal wa’id ); (4)", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 465, "width": 328, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Posisi tengah-tengah ( al-manzila bayn al-manzilatayn ); (5)", "type": "Table" }, { "left": 539, "top": 477, "width": 328, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Memerintahkan yang baik dan melarang yang buruk ( al-‘amru bil-ma’ruf wa l-nahyu ‘an al-munkar ).", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 506, "width": 329, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "1 . At-Tauhid (Pengesaan Tuhan) adalah merupakan inti paham Mu’tazilah. Prinsip tauhid golongan Mu’tazilah menetapkan bahwa Allah", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 44, "width": 193, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Epistemologi Pemikiran Mu’tazilah…, Zulhelmi", "type": "Page header" }, { "left": 382, "top": 555, "width": 17, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "131", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 329, "height": 111, "page_number": 7, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "mustahil dapat dilihat pada hari kiamat, karena hal itu akan menjadikan Allah berjasad dan berarah. Mereka juga menetapkan bahwa sifat-sifat Allah bukanlah sesuatu yang lain dari zat-Nya sendiri. Jika tidak demikian, maka menurut pendapat mereka akan terjadi ta’addud al- qudama’ (yang qadim menjadi berbilang). Dengan dasat tauhid itu juga mereka menetapkan bahwa al-Qur’an adalah makhluk (diciptakan) Allah. Penetapan ini dimaksudkan untuk mencegah berbilangnya yang qadim dan menafikan sifat al-kalam (berkata-kata) dari Allah yang diyakini banyak penganut paham Mu’tazilah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 190, "width": 329, "height": 226, "page_number": 7, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "2. Al-‘Adl (Keadilan). Al-Mas’udi dalam kitabnya, Muruj al- Dzahab, menerangkan bahwa prinsip keadilan sesuai dengan pandangan Mu’tazilah. “Allah tidak menyukai kerusakan, dan tidak menciptakan perbuatan hamba, tetapi hambalah yang melakukan apa yang diperintahkan dan yang dilarang dengan qudrab (daya) yang diberikan dan diletakan Allah kepada mereka. Dia tidak memerintahkan sesuatu kecuali yang dikehendaki-Nya dan tidak pula melarang kecuali sesuatu yang tidak disukai-Nya. Dia mengayomi segala kebaikan yang diperintahkan dan berlepas diri dari segala kejahatan yang dilarang-Nya. Dia tidak membebani hamba kecuali yang dapat mereka pikul, serta tidak menghendaki sesuatu yang mereka tidak sanggup melaksanakannya. Seseorang tidak mampu meraih atau melepaskan sesuatu kecuali karena adanya qudrah yang diberikan Allah kepadanya untuk itu. Dia lah pemilik qudrah bukan hamba. Jika Dia mau akan dibinasakannya qudrah itu, atau jika Dia mau bisa memaksa makhluk-Nya untuk mematuhi-Nya dan secara otomatis menghalangi mereka melakukan maksiat, tetapi Dia tidak melakukan hal itu, karena jikademikian berarti Dia menghilangkan ujian dan cobaan-Nya dari diri hamba.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 422, "width": 236, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "3. Al-Wa’ad wa al-Wa’id (Janji dan Ancaman).", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 439, "width": 332, "height": 85, "page_number": 7, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Mu’tazilah berkeyakinan bahwa janji berupa balasan kebaikan, dan ancaman berupa siksaan tidak mustahil diturunkan. Janji Allah tentang pahala atas kebaikan akan terjadi, janji siksaan atas kejahatan juga akan terjadi, dan janji akan menerima taubat yang sungguh-sungguh juga terjadi. Dengang begitu barang siapa yang berbuat baik , akan dibalas dengan kebaikan, dan barang siapa yang berbuat kejahatan akan dibalas dengan siksaan yang sangat pedih. Perbuatan dosa tidak diampuni", "type": "Text" }, { "left": 553, "top": 44, "width": 188, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "JIA/Desember 2013/Th.XIV/Nomor 2/119-145", "type": "Table" }, { "left": 539, "top": 555, "width": 17, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "132", "type": "Page footer" }, { "left": 539, "top": 73, "width": 329, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "tampa bertaubat sebagaimana pahala tidak diharamkan terhadap orang yang berbuat baik.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 102, "width": 329, "height": 175, "page_number": 7, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "4. Al-Manzilah bain al-Manzilatain (Tengah-tengah). Orang yang berbuat maksiat (pendurhakaan terhadap Tuhan) ditempatkan diantara orang yang beriman dan orang yang kafir. Cara menempatkan prinsip ini sebagaimana yang diuraikan Washil ibn ‘Atha’: Iman adalah sesuatu gambaran tentang macam-macam kebaikan. Jika kebaikan itu terhimpun dalam diri seseorang, maka ia disebut mukmin, dan itu adalah nama yang menunjukkan pujian. Orang yang fasik tidak sempurna kebaikannya, sehingga ia tidak berhak mendapatkan nama pujian dan tidak pula dinamakan mukmin, tetapi ia juga tidak kafir, karena iamengucapkan syahadatain pada dirinya terdapat berbagai kebaikan yang tidak bisa dipungkiri. Jika ia mati tampa bertaubat dari dosa besarnya, ia menjadi ahli neraka dan kekal di dalamnya, sebab di akhiran hanya ada dua kelompok: sekelompok di sorga dan sekelompok di neraka. Namun siksaan yang dirasakannya di neraka lebih ringan.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 283, "width": 329, "height": 162, "page_number": 7, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Mu’tazilah, disamping mengakui bahwa orang yang berbuat maksiat termasuk ahl al-qiblah dan berada diantara dua tempat, juga berpendapat bahwa orang tersebut boleh saja dinamai muslim untuk membedakannya dari dzimmi, bukan untuk memuji dan memuliakannya, sebab ketika di dunia orang tersebut beramal seperti amalan orang-orang Islam, karenanya ia dituntut untuk bertaubat dan diharapkan mendapat hidayah. Dalam hal ini Ibn Abi al-Hadid, seorang tokoh Mu’tazilah yang fanatik, berkata” Walaupun kami tidak berpendapat bahwa pelaku dosa besar dapat dinamai mukmin atau muslim, tetapi kami membenarkan untuk memakai nama-nama itu kepada mereka dengan tujuan untuk membedakan mereka dari orang dzimmi dan penyembah berhala. Alasan itulah yang menunjukan bahwa nama itu bukan untuk memuji dan memuliakan mereka.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 450, "width": 329, "height": 76, "page_number": 7, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "5. Al-Amr bi al-Ma’ruf wa al-Nahy ‘an al-Munkar (menyuruh berbuat baik dan melarang kemungkaran). Prinsip ini adalah dasar yang kelima dari paham Mu’tazilah. Mereka menetapkan bahwa semua muslim wajib melakukan upaya untuk menyiarkan dakwah Islam dan menunjuki orang yang sesat, dan mencegah orang untuk mencampuradukan kebenaran dan kebatilan, sehingga tidak dapat", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 44, "width": 193, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Epistemologi Pemikiran Mu’tazilah…, Zulhelmi", "type": "Page header" }, { "left": 382, "top": 555, "width": 17, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "133", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 332, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "menghancurkan Islam. Mereka gigih menghadapi orang-orang zindiq yang bertujuan menghancurkan sendi-sendi Islam. Demikianlah lima dasar atau prinsip-prinsip yang disepakati, dipegang dan dijalankan para tokoh Mu’tazilah. Prinsip ini menjadi syarat bagi seseorang untuk bisa dinamakan Mu’tazilah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 155, "width": 236, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Pengaruh Pemikiran Mu’tazilah di Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 180, "width": 165, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Intelektual Modernisme Indonesia.", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 193, "width": 329, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Intelektual Muslim Indonesia memperhatikan ajaran Islam yang cocok untuk pembangunan negara, dan nilai-nilai Islam dapat dipadukan dengan rasionalisme. Persoalan rutinitas dalam teologi dan hukum Islam (fiqh) masih diperdebatkan, tetapi tidak menjadi perhatian utama intelektual. Yang lebih penting bagi mereka adalah teologi pembangunan, istilah Nurcholis Madjid “Gerakan pembahruan Pemikiran Islam” (Nurcholis Majid 1992 : 175-177)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 285, "width": 329, "height": 186, "page_number": 8, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Sumbangan yang paling penting dari Nurcholis Madjid untuk pengembangan wacana Islam Indonesia adalah usaha beliau untuk memisahkan modernisme dari skriptualisme. Nurcholis Madjid memberikan penilaian yang lebih realistis tentang bagamana Muslim harus mendekati kemoderenan. (Fakhri Ali 1986 : 175-177) Menurut Nurcholis Madjid, Muslim Indonesia kembali mengalami kelambanan dalam pemikiran dan perkembangan pendidikan Islam. Beliau menerangkan bahwa kebutuhan terhadap pembaharuan pemikiran lebih mendesak ketimbang kebutuhan untuk mempertahankan kesepakatan intelektual umat. Dalam pidatonya beliau menggambarkan organisasi modernis seperti Muhammadiyah telah kaku, mungkin tidak mampu menangkap semangat dinamis dan progresif dari gagasan perbaikan itu sendiri. (M. Kamal hasan 1980 : 167) Ia menghibau untuk mengakhiri perdebatan antar aliran dan beralih untuk memperjuangkan sebuah metode penalaran.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 477, "width": 329, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Muslim Indonesia yang tergabung gerakan Muhammadiyah dan gerakan organisasi modernisme Islam lainya menekankan rasionalitas dalam usaha menghilangkan praktek-praktek keagamaan tradisional, dan menegaskan bahwa Islam tidak hanya sekedar mengizinkan, tetapi membutuhkan kemodernan. Tentang wacana di Indonesia, diam-diam", "type": "Text" }, { "left": 553, "top": 44, "width": 188, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "JIA/Desember 2013/Th.XIV/Nomor 2/119-145", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 555, "width": 17, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "134", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 73, "width": 329, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "kemodernan di pertegas dalam istilah teknologi dan ilmu pengetahuan. Karena modernisme sebelumnya menggabungkan rasionalitas teknologi serta ilmu pengetahuan dengan skritualisme Islam, maka persoalan agama dikeluarkan dari wilayah kerja rasionalitas. Ini berarti konsep kaum modernis tentang masyarakat Islam terbatas pada pemahaman literal ajaran sosial dari al-Qur’an dan Hadits.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 152, "width": 329, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Clifford Geertz dan sebagian pengkaji Islam Indonesia, menggunakan dikotomi antara modern dan tradisional untuk mengelompokan variasi keberagaman dalam masyarakat Muslim Indonesia. (Ernest Clifford 1968 : 56-89) Organisasi Muhammadiyah dan Persatuan Islam biasanya dikelompokan sebagai modernis. Kategori “modern” dihubungkan dengan apa yang disebut oleh Greetz dengan orientasi keagamaan “skriptualis” dan perhatian terhadap rasionalitas. Perdebatan dikalangan intelektual Muslim Indonesia terfokus pada cara kemodern yang ditemukan di kalangan pendahulu intelektual Muslim modernis. Perbedaan tentang karakteristik kemoderenan dan rasionalitas Islam menjadikan kajian tentang Mu’tazilah semakin signifikan bagi intelektual Muslim Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 307, "width": 329, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Gerakan modernisme Indonesia mengkonsentrasikan usaha mereka untuk membersihkan pemikiran Islam dari pengaruh-pengaruh yang dianggap historis dan kultural yang digambarkan sebagai inovasi yang haram (bid’ah), dan tahayul (khurafat). Dan mereka menggunakan al-Qur’an dan Sunnah nabi Muhammad Saw. secara ekslusif sebagai sumber hukum Islam.", "type": "Text" }, { "left": 576, "top": 386, "width": 292, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Muhammadiyah mengembangkan Islam rasional, dan", "type": "Table" }, { "left": 539, "top": 399, "width": 329, "height": 111, "page_number": 8, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "memberikan pemahaman tentang iman berdasarkan teologi konservatif yang mirip dengan fondamentalisme. Salah satu prinsip inti dari teologi Muhammadiyah adalah bahwa Tuhan dan Islam bisa dipahami hanya dari al-Qur’an dan Hadits. Penalaran manusia bisa digunakan untuk memahami dunia natural, tetapi tidak bisa untuk Tuhan dan karakteristik- karakteristik Islam. Muhammadiyah mempertahankan pemahaman Asy’ari yang tradisional tentang sifat-sifat Tuhan , al-Qur’an dan taqdir. Pandangan teologi seperti ini dinyatakan dengan jelas dalam teks resmi Muhammadiyah.", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 44, "width": 193, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Epistemologi Pemikiran Mu’tazilah…, Zulhelmi", "type": "Page header" }, { "left": 382, "top": 555, "width": 17, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "135", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 196, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Pemikiran Mu’tazilaisme di Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 93, "width": 329, "height": 149, "page_number": 9, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Geertz menangkap kesan bahwa modernis Muslim Indonesia cenderung pada pandangan neo-Mu’tazilah tentang doktrin taqdir (predetermination). Dia memperlawankan antara Muslim tradisional, yang menurutnya selalu menghubungkan segala sesuatu kepada kehendak Tuhan, dan modernis yang menghubungkan kekuasaan dan kegagalan dalam aspek material kepada perbuatan manusia. (Geerzt : 150-152) Kaum modernis Indonesia mengusulkan kombinasi teologi Asy’ariyah, pendekatan kaum fundamentalis terhadap persoalan hukum dan ibadah, serta pemahaman terhadap dunia natural yang mengakar dalam tradisionalisme ilmu pengetahuan Barat. Kaum modernis mengklaim tentang hanya praktek ibadah yang betul-betul bisa dihubungkan kepada nabi Muhammad saja yang dibolehkan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 248, "width": 329, "height": 124, "page_number": 9, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Semenjak kemerdekaan Indonesia, fokus wacana teologi Islam telah bergesar dari pelaksaan ibadah kepada penelitian terhadap solusi Islam untuk masalah sosial, ekonomi, dan politik. Ketika tumpukan persoalan baru tersebut telah menarik perhatian intelektual Muslim, maka intensitas perdebatan antara kaum modernis dan tradisional tentang pelaksaan ibadah telah semakin berkurang. Intelektual Muslim mulai masuk pada ekonomi, politik dan sosial. Semenjak tahun 1950 sampai berdirinya pemerintahan Orde Baru, peran Islam dalam sistem politik Indonesia mendominasi wacana Islam, hal ini sudah menjadi wacana Idiologi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 377, "width": 329, "height": 124, "page_number": 9, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Semenjak tahun 1965, pemerintah Indonesia telah menerapkan kebijakan pembatasan peranan organisasi Islam dalam proses politik. Sangat nyata bagi kaum Muslimin Indonesia bahwa pemerintah ingin menjauhkan dari bagian bagian kesadaran Islam masyarakat Indonesia. Meskipun populasi Muslim di Indonesia yang paling banyak di dunia, namun Islam dilecehkan dalam proses pembangunan negara, dan muslim- muslim yang ta’at tidak mampu bersaing dengan dengan Cina, kristen, dan minoritas lainnya di bidang ekonomi. Dalam era idiologi menuntut intelektual Muslim untuk mempunyai pandangan baru tentang peran Islam dalam masyarakat Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 553, "top": 44, "width": 188, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "JIA/Desember 2013/Th.XIV/Nomor 2/119-145", "type": "Page header" }, { "left": 539, "top": 555, "width": 17, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "136", "type": "Section header" }, { "left": 539, "top": 74, "width": 222, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Harun Nasution dan Pemikiran Mu’tazilah", "type": "Section header" }, { "left": 539, "top": 93, "width": 331, "height": 124, "page_number": 9, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Dalam keadaan genting ini kehadiran kalam Mu’tazilah menjadi signifikan dalam wacana Indonesia. Harun Nasutian berpaling pada kalam Mu’tazilah, karena kalam ini mengizinkan penggunaan nalar dalam masalah keagamaan. Di kalangan teolog Islam di Indonesia, hanya Mu’tazilah yang membedakannya dari mazhab Islam yang lain adalah keutamaan nalar spekulatif ( nazar ). Bagi Mu’tazilah nalar spekulatif sangat penting untuk mengetahui Tuhan dan memahami keadilannya, dan kemudian mematuhinya. Terlepas dari cara teolog Mu’tazilah memahami hasil refleksi dan penalaran spekulatif mereka yang posisinya dibawah al-kitab sebagai dalil pembuktian.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 222, "width": 329, "height": 175, "page_number": 9, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Muslim Indonesia membicarakan kemahaadilan Tuhan dalam masalah sosiologis, kebebasan manusia untuk menentukan jalannya perbuatan dan bertanggung jawab atas perbuatan sesuai dengan prinsip keadilan dan kesetaraan sosial ekonomi. Doktrin Islam sosial yang merupakan inti ajaran Mu’tazilah yang fundamental, tantang menyuruh yang baik dan melarang yang jahat, menjadi sebuah bentuk tanggungjawab untuk menghilangkan penderitaan, penyiksaan dan memerintahkan supaya organisasi Muslim bersaing dalam kebaikan, demi dunia yang lebih baik. Kaum Mu’tazilah telah menegaskan bahwa kewajiban etis dan ibadah (taklifi) yang dibebankan oleh Tuhan ( al- mukallif ) kepada manusia ( al-mukaliffun ) orang-orang yang menerima kewajiban dari Tuhan, secara inheren adalah baik, karena kewajiban itu memberi manusia dasar untuk patuh kepada Tuhan, dan yang demikian itu untuk mendapatkan pahala di hari akhirat nanti. (al-Jabbar : 137)", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 403, "width": 329, "height": 123, "page_number": 9, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Kaum modernisme menerima konsep Mu’tazilah tentang taklif, mereka juga menerima pengertian etika yang lebih umum dan lebih luas, tentang kebutuhan untuk melakukan kebaikan sosial, bukan dalam pengertian sempit sebagai kewajiban untuk melakukan perbuatan litugris dan etis tertentu, yang ditentukan dalam ibadah. Fachri Ali dan Bachtiar Efendi mencatat tentang elemen-elemen Mu’tazilah yang terdapat dalam pemikiran Abdurrahman Wahid, mereka mengadakan perhatian terhadap pernyataan tentang taqdir (predestination), “Tuhan sudah menetapkan bahwa manusia harus mampu bertahan dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang tersedia”. (Ali : 189) Pernyataan", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 44, "width": 193, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Epistemologi Pemikiran Mu’tazilah…, Zulhelmi", "type": "Page header" }, { "left": 382, "top": 555, "width": 17, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "137", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 329, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Abdurrahman Wahid merupakan contoh pengaruh pemikiran Mu’tazilah terhadap pemikiran Islam sosial di Indonesia, dan cara pemikiran itu di transpormasikan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 114, "width": 332, "height": 99, "page_number": 10, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Harun Nasution adalah salah satu diantara intelektual Muslim kontemporer yang mendukung teologi Mu’tazilah secara terang-terangan. Ketertarikan Ia terhadap Mu’tazilah pertama kali saat Ia belajar di Kairo akhir tahun 1930-an. Harun Nasution telah membela ajaran Mu’tazilah tentang kebebasan manusia, tanggung jawab, serta konsep hukum alam. Dalam pandangannya kebangkitan teologi Mu’tazilah adalah komponen yang esensial dari program politik, sosial, dan rasionalisasi budaya yang lebih besar.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 218, "width": 329, "height": 162, "page_number": 10, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Harun Nasution meyakini bahwa kebangkitan pemikiran Mu’tazilah sangat penting bagi modenisasi Islam. Ia berpendapat bahwa rasionalisasi teologi Islam merupakan komponen esensial dalam program modernisasi yang lebih luas dalam masyarakat Islam. Ia menekankan pengembangan institusi pendidikan dan proses belajar mengajar, baik Islam maupun Barat. Harun Nasution mempunyai kesempatan untuk menerapkan teorinya ke dalam praktek. Tujuan Harun Nasution adalah untuk mengembangkan kemampuan modernitas Islam untuk bersaing dengan komunitas Barat, namun tetap memperhatikan karakteristik akhlaq mulia Islam trasdisional. Stratigi yang ia gunakan untuk merealisasikan tujuan ini adalah dengan mengikutsertakan refomulasi dan rasionalisasi pemikiran Islam, pengembangan pendidikan tinggi Islam, dan menghilangkan provokasi untuk mendirikan negara Islam.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 386, "width": 329, "height": 149, "page_number": 10, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Harun Nasution mempunyai kesimpulan bahwa masyarakat Islam yang akan bersituhan dengan kemoderenan mesti menggenti kalam Asy’ari dengan kalam Mu’tazilah. Ia juga menegaskan bahwa rasionalisme merupakan diantara tema sentral al-Qur’an, Islam nabi Muhammad beserta para sahabatnya merupakan keislaman yang bersifat rasional. Hermeneutika Nasution berbeda dari penafsir klasik dan kontemporer, ia tidak melakukan penafsiran untuk berusaha mengeluarkan makna ayat per ayat, tetapi ia lebih berusaha untuk mengeluarkan tema umum dari sejumlah besar ayat. Tema yang paling menonjol adalah rasionalitas. Pembongkarannya terhadap rasionalisme Barat dan Islam kelihatannya telah menandai sebuah usaha untuk menemukan Islam rasional dan kemoderenan Islam.", "type": "Text" }, { "left": 553, "top": 44, "width": 188, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "JIA/Desember 2013/Th.XIV/Nomor 2/119-145", "type": "Table" }, { "left": 539, "top": 555, "width": 17, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "138", "type": "Page footer" }, { "left": 539, "top": 73, "width": 329, "height": 162, "page_number": 10, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Harun Nasution menemukan akar esensial dari rasionalisme Islam pada teks-teks al-Qur’an, sementara ia sering mengutip teologi Islam dan teks filsafat dari periode klasik. Harun Nasution berbalik mengutamakan al-Qur’an untuk mendukung pengakuannya bahwa pemikiran rasional merupakan diantara sumber utama pengetahuan agama dan pengetahuan umum. Dalam bukunya Akal dan Wahyu Dalam Islam, ia mengutip tidak kurang dari 30 ayat, yang menurut pandangannya manusia diperintahkan untuk berfikir rasional dalam mengetahui Tuhan dan dunia. Ia menegaskan bahwa al-Qur’an mengajarkan doktrin Mu’tazilah yang mendasar tentang kebebasan berkehendak, kebebasan berbuat dan pertanggungjawaban manusia. Ajaran mendasarkan dia bahwa manusia adalah makhluk Tuhan yang rasional.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 241, "width": 332, "height": 199, "page_number": 10, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Kepercayaan Harun Nasution terhadap teks al-Qur’an menghubungkan pemahamannya tentang Islam dan gaya argumentasinya dengan Muslim modernis lainnya yang mencoba untuk menggunakan apa yang disebut antropolog Clifford Geertz dengan “Skriptualisme” sebagai landasan modernitas. (Geerzt : 65-70) Berbeda dari Muslim modernis lainnya, Nasution terang-terangan menolak pendirian kaum modernis bahwa al-Qur’an adalah sebuah teks yang lengkap dan sempurna, yang memuat segala hal yang dibutuhkan untuk pembangunan masyarakat modern, pemikiran ilmiah, dan teknologi. (Harun Nasution 1986 : 25) Menurut pandangannya, al-Qur’an menciptakan tema moral dasar, tetapi tidak memerintahkan sebuah sistem sosial dan hukum tertentu. Nasution juga mempunyai gagasan bahwa al-Qur’an tidak sekedar memberi manusia kemampuan berfikir rasional, tetapi Tuhan juga memerintahkan mereka untuk menggunakannya dalam memformulasikan pilihan moral dan hukum. Dengan kata lain, teks kitab suci adalah alat yang sangat penting untuk direnungkan.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 446, "width": 329, "height": 86, "page_number": 10, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Pembelaan Nasution terhadap kalam Mu’tazilah, bahwa perspektif kaum rasionalis merupakan inti dari pesan al-Qur’an, telah menciptakan kontroversi terus-menerus. Reaksi ini menyebabkan Harun Nasution menunda penerbitan edisi terjemahan Bahasa Indonesia dari tesisnya sampai tahun 1986, yang sebenarnya sudah selesai pada tahun 1968. Dalam pengantar untuk edisi Bahasa Indonesia, Harun Nasution menjelaskan bahwa ia menemukan kemestian untuk menunda penerbitan", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 44, "width": 193, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Epistemologi Pemikiran Mu’tazilah…, Zulhelmi", "type": "Page header" }, { "left": 382, "top": 555, "width": 17, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "139", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 329, "height": 48, "page_number": 11, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "tersebut sampai pada waktu disaat intelektual Indonesia bisa memahami keragaman teologi dan filsafat Islam. Kehati-hatian Nasution tersebut telah memberikan kontribusi baik bagi pengembangan karir maupun agenda pendidikannya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 127, "width": 332, "height": 212, "page_number": 11, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Harun Nasution berusaha keras menemukan bentuk sebuah pendidikan modern, serta pelestarian dan transformasi budaya dan agama tradisional. Diantara prestasi yang mempunyai pengaruh luar biasa adalah perkembangan wacana teologi Islam yang menekankan rasionalitas, modernisasi dan toleransi disaat kebencian dan radikalisme agama telah menimbulkan pengaruh yang sangat kuat diseluruh dunia. Karakteristik umum intelektual Muslim mencerminkan minat dan perhatian terhadap teologi. Minat ini berguna untuk membentuk opini publik melaui media lokal dan nasional. Gaya dan isi dari teologi publik ini sangat berbeda dari karya yang lebih teknis yang ditulis bagi mahasiswa dan ulama. Teologi publik Indonesia lebih memilih menggunakan ketentuan ketentuan jurnalistik dan penulisan akademis Barat, ketimbang kesarjanaan tradisional Islam. Secara umum bisa dikatakan, jenis ini lebih terfokus pada tema etika, sosial dan politik tertentu, ketimbang menafsirkan karya-karya klasik. Sementara al-Qur’an dan Hadits dan karya-karya teologi klasik yang dikutip, digunakan lebih sebagai bukti tekstual.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 345, "width": 331, "height": 174, "page_number": 11, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Harun Nasution adalah diantara pendahulu intelektual Indonesia yang juga ulama yang mempunyai gaya baru. Ia adalah contoh intelektual Muslim modern yang menggunakan metode keilmuan sejarah dan metode kritik untuk mencapai tujuan Muslim tradisional untuk membangun paradigma keagamaan yang berakar pada daya cipta Tuhan dan cintanya pada subjek manusia. Dalam pengertian ini, Ia memberikan contoh penjelasan, bahwa kecerdasan Muslim modern di Indonesia dan tempat lainnya.Gaya Nasution yang popolis sangat berbeda dari gaya yang digunakan dalam karya-karya teknis dan terjemahan dari Arab klasik. Begitu juga metode penafsiran yang digunakan di pesantren yang diciptakan oleh organisasi modernis seperti Muhammadiyah. Harun Nasution adalah salah satu yang paling berpengaruh, ketimbang ulama tradisionalis dan modernis, yang membentuk opini masyarakat Muslim awam.", "type": "Text" }, { "left": 553, "top": 44, "width": 188, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "JIA/Desember 2013/Th.XIV/Nomor 2/119-145", "type": "Table" }, { "left": 539, "top": 555, "width": 17, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "140", "type": "Page footer" }, { "left": 539, "top": 73, "width": 329, "height": 187, "page_number": 11, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Pengakuan Harun Nasution tentang ajaran Mu’tazilah yang melestarikan pesan orisinil al-Qur’an yang telah diselewengkan oleh teolog Islam lainnya, merupakan kontraversial, baik dikalangan sejarawan Muslim maupun Barat. Harun Nasution adalah teolog publik yang konstruktif dan menggunakan historiografi dan analisa tekstual Barat untuk membuat argumentasi teologi. Yang paling penting diantaranya adalah tentang Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk rasional. Sebagai makhluk rasional, mereka mempunyai hak dan kewajiban untuk menggunakan kemampuan rasio mereka untuk melakukan kebaikan dan kebahagian di dunia dan akhirat. Dalam pengertian ini, Harun Nasution adalah seorang mutakallim Mu’tazilah modern. Baik pemikiran yang rumit dan usahanya yang tidak mengenal lelah untuk membawa gagasannya menjadi perhatian ditengah-tengah masyarakat, telah menjadikan Nasution sebagai salah seorang figur utama dalam tradisi keilmuan teologi yang pantas dihormati.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 281, "width": 46, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Penutup", "type": "Section header" }, { "left": 539, "top": 301, "width": 329, "height": 136, "page_number": 11, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Pemikiran mu’tazilah merupakan pemikiran rasional, munculnya pemikiran rasional ini, lahirnya pemikiran rasional ini, untuk menjelaskan Islam itu secara mendalam, luas dan benar kepada umat Islam secara khusus dan umat manusia secara uumum. Dalam menjelaskan ajaran Islam ini mu’tazilah menggunakan al-Qur’an dengan menggunakan pemikiran logis dan filosofi. Dalam pemikirannya mu’tazilah menenpatkan Allah sebagai sumber awal, dan al-qur’a sebagai sumber utama. Manusia memiliki kebebasan terhadap apa yang diinginkannya, tetapi manusia harus bertanggung jawab sepenuhnya terhadap perbuatannya, sesuai dengan ketentuan yang telah disampaiakan Allah melalui kitab sucinya.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 443, "width": 329, "height": 86, "page_number": 11, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Pemikiran rasional mu’tazilah ini, mempunyai pengaruh terhadap perkembangan pemikiran Islam di Indonesia terutama dalam gerakan Muhammadiyah dan organisasi modernisme Islam lainnya, menekankan rasional dalam usaha menghilangkan praktek-praktek keagamaan tradisional, dan menegaskan Islam tidak sekedar mengizinkan, tetapi membutuhkan kemodernan. Tentang wacana kemodrenan dipertegas dalam istilah teknologi dan pengetahuan.", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 44, "width": 193, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Epistemologi Pemikiran Mu’tazilah…, Zulhelmi", "type": "Page header" }, { "left": 382, "top": 555, "width": 17, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "141", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 329, "height": 137, "page_number": 12, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Pengaruh pemikiran mu’tazilah tampak pada pemikiran tokoh intelektual seperti Nurcholis Madjid yang dikenal dengan Pembahruan pemikiran Islamnya. Sumbangan yang paling penting dari Nurcholis Madjid adalah pengembangan wacana Islam Indonesia. Usaha beliau untuk memisahkan modernisme dari skriptualisme. Nurcholis Madjid memberikan penilaian yang lebih realistis tentang Muslim yang harus mendekati kemoderenan. Nurcholis Madjid menerangkan bahwa kebutuhan terhadap pembaharuan pemikiran lebih mendesak ketimbang kebutuhan untuk mempertahankan kesepakatan intelektual umat. Ia menghibau untuk mengakhiri perdebatan antar aliran dan beralih untuk memperjuangkan sebuah metode penalaran.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 215, "width": 329, "height": 86, "page_number": 12, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Elemen-elemen pemikiran Mu’tazilah juga terdapat pada pemikiran Abdurrahman Wahid, ia mengadakan perhatian terhadap pernyataan tentang taqdir (predestination), “Tuhan sudah menetapkan bahwa manusia harus mampu bertahan dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang tersedia”. Pernyataan Abdurrahman Wahid merupakan contoh pengaruh pemikiran Mu’tazilah terhadap pemikiran Islam sosial di Indonesia, dan cara pemikiran itu di transpormasikan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 307, "width": 329, "height": 187, "page_number": 12, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Harun Nasution salah satu diantara intelektual Muslim kontemporer yang mendukung teologi Mu’tazilah secara terang-terangan. Ia meyakini bahwa kebangkitan pemikiran Mu’tazilah sangat penting bagi modenisasi Islam. Ia berpendapat bahwa rasionalisasi teologi Islam merupakan komponen esensial dalam program modernisasi yang lebih luas dalam masyarakat Islam. Ia menekankan pengembangan institusi pendidikan dan proses belajar mengajar, baik Islam maupun Barat. Harun Nasution mempunyai kesempatan untuk menerapkan teorinya ke dalam praktek. Tujuan Harun Nasution adalah untuk mengembangkan kemampuan modernitas Islam untuk bersaing dengan komunitas Barat, namun tetap memperhatikan karakteristik akhlaq mulia Islam trasdisional. Stratigi yang ia gunakan untuk merealisasikan tujuan ini adalah dengan mengikutsertakan refomulasi dan rasionalisasi pemikiran Islam, pengembangan pendidikan tinggi Islam, dan menghilangkan provokasi untuk mendirikan negara Islam.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 527, "width": 66, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "REFERENSI", "type": "Text" }, { "left": 553, "top": 44, "width": 188, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "JIA/Desember 2013/Th.XIV/Nomor 2/119-145", "type": "Page header" }, { "left": 539, "top": 555, "width": 17, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "142", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 73, "width": 328, "height": 36, "page_number": 12, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Abd al-Jabbar, Abu al-Hasan., 1974, Al-Muighni fi Abwab al-Tauhid Wa al-‘Adl, General Editor, Taha Husayn, Kairo dar al-Misriya li- talif wa al-Nashr.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 117, "width": 329, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "--------------, 1986, Fadl al-I’tizal wa Tabaqat al-Mu’tazilah, Tunis, dar al-Tunisiya lil-Nashr.", "type": "List item" }, { "left": 539, "top": 148, "width": 328, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "--------------, 1996, Syarh al-Ushul al-Khamsah, Editor Abd Al-Karim Usman, Kairo; Maktabah Wahbah.", "type": "List item" }, { "left": 539, "top": 180, "width": 331, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Ali, Fakhri dan Bakhtiar Efendi, 1986, Merambah Jalan Baru Islam; Rekonstruksi Pemikiran Islam Masa Orde Baru, Bandung. Mizan.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 224, "width": 326, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Al-Jabiry, Muhammad Abid., 1990, Taqwin al-‘Aql al-‘Araby. Beirut, al- Markaz al- thaqafy al-Araby.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 255, "width": 328, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "--------------, 1991, Al-Aql al-Syiyasy al-‘Araby: Muhaddidatuhu wa tajallyatuhu. Beirut, Markaz al-thaqafy al-‘Araby.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 286, "width": 329, "height": 36, "page_number": 12, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Asy-Syahrastani.,2003, Al-Milal Wa al-Nihal; Aliran-Aliran Teologi dalam Sejarah Umat Islam, terj.Asywadie syukur, surabaya, Bina Ilmu.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 330, "width": 241, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Amin, Ahmad,1975, Fajr Al-Islam, Kairo Al-Nahdah.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 349, "width": 329, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Abduh, Muhammad, 1979, Risalah Tauhid, Terj. Firdaus AN. Bulan Bintang Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 380, "width": 328, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Ali, Muhammad Daud, 1998, Pendidikan Agama Islam, PT. Grafindo Persada Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 411, "width": 328, "height": 60, "page_number": 12, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Asmuni, Yusran,2000, Ilmu Tauhid, PT. Grafindo Perssada, Jakarta Ahmad, Muhammad, 1998, Tauhid Ilmu Kalam, Pustaka Setia, Bandung Ali, Maulana Muhammad, 1990, The Religion of Islam, The Ahmadyyah Anjuman Isha’at Islam, Lahore.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 480, "width": 329, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Al-Bazdawiy, Abu Yusuf Muhammad ibn Muhammad ibn Abd Karim,1983, Mazahib Al-Islamiyah, Dar al-Ilmi li al-Malayin, Bairut.", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 44, "width": 193, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Epistemologi Pemikiran Mu’tazilah…, Zulhelmi", "type": "Page header" }, { "left": 382, "top": 555, "width": 17, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "143", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 328, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Asy-Syarafa, Ismail.,2002, Ensiklopedi, terj. Shofiyullah Mukhlas, Jakarta Pnt. Khalifa.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 105, "width": 329, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Baqi, Muhammad Fuad Abdul,1996, Al-Lu’lu’ wa al-Marjan, Terj. Salim Bahresy. PT.Bina Ilmu, Surabaya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 136, "width": 329, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Budianto, Irmayanti, M., 2002, Realitas dan objektivitas ; Refleksi kritis atas Cara Kerja Ilmiah , Wedatama Widya Sastra Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 167, "width": 323, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Bagus, Lorens, 2000, Kamus Filsafat, Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 186, "width": 329, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Berkhof, Louis.,1981, Systematic Theology , WM.B. Eerdmans Publishing Co. United states of America.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 217, "width": 299, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Berkhof dan Enklaar, 1988, Sejarah Gereja, gunung Mulia Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 236, "width": 329, "height": 48, "page_number": 13, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Drewes G.W.J.,1969, The Admonition of Seh Bari: A Sixteenth-Century Javanese Muslim Teks Atributed to Saint of Bonan, Re Edited and Translated With An Intruduction.. The Hague: Martinus Nijhoff .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 292, "width": 329, "height": 36, "page_number": 13, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Geerzt, Ernest Clifford, 1968, Islam Observed: Religious Development in Marocco and Indonesia. New Haven And London: Yale University Press.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 336, "width": 329, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Garder, Louis. &Anawati., 1978, Falsafah al-Fikr al-Dini, II, terj. Subhi shaleh dan Farid Jabr . Beirut , Dar al-Ulum.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 368, "width": 328, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Enceclopedia of Philosophy, vol. 2 Macmillan Publishing Co. In & The free Press. New York London.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 399, "width": 305, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Cassirer, Ernst., 1987, Manusia dan Kebudayaan, Gramedia Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 417, "width": 329, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Hadi, P. Hardono, 1994, Epistemologi; Filsafat Pengetahuan, Yogyakarta, Kanisius.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 449, "width": 329, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Hanafi, Ahmad., 1974. Theology Islam (Ilmu Kalam), Jakarta, Bulan Bintang.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 480, "width": 325, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "-------------- 1980, Pengantar theology Islam, Jakarta. Cet. II Pustaka Al- Husna.", "type": "List item" }, { "left": 553, "top": 44, "width": 188, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "JIA/Desember 2013/Th.XIV/Nomor 2/119-145", "type": "Table" }, { "left": 539, "top": 555, "width": 17, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "144", "type": "Page footer" }, { "left": 539, "top": 73, "width": 328, "height": 36, "page_number": 13, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Hasan, Nuhammad Kamal., 1980, Muslim Intellctual Responses to “New Order Modernization”in Indonesi a. Kuala Lumpur: Dewan dan Pustaka Kementerian Pelajaran Malaysia.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 117, "width": 177, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Hitti, Philip. K., 1986, History of Arabs,", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 136, "width": 329, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Hodgson, Marshall G.S., 2002, The Venture of Islam; Iman dan Sejarah dalam Peradaban Dunia Masa Klasik Islam, Jakarta. Paramadina", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 167, "width": 329, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Kamal, Mustafa, Chusnan Yusuf dan Rosyad Shaleh, 1988,", "type": "Text" }, { "left": 574, "top": 180, "width": 294, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam, Yogyakarta. Penerbit Persatuan.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 211, "width": 329, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Madjid, Nurcholash, 1992, Islam, Doktrin dan Peradaban, Jakarta. Yayasan Waqaf Paramadina.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 242, "width": 328, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "--------------, 1992, Islam, Kemodernan dan Keindonesiaan, Edisi 4. Bandung Mizan.", "type": "List item" }, { "left": 539, "top": 274, "width": 329, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "--------------, Panitia Penerbitan buku dan Seminar 70 tahun Harun Nasution Bekerjasama dengan Lembaga Studi dan filsafat , dalam Refleksi Pembaharuan Pemikiran Islam, q.v.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 318, "width": 329, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Madelung, Wilferd., 1979, Imami and Mu’tazilite Theology, Dalam Le Shi’sm Imamite. Disunting olehToufic Fadh. Paris. Presses Universitaires.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 362, "width": 328, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Nasution, Harun, 1986, Akal dan Wahyu dalam Islam, Jakarta. Universitas Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 393, "width": 73, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Press.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 411, "width": 328, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "--------------, 1974, Islam Ditinjau dalam Berbagai Aspeknya, Jakarta, cet.", "type": "Text" }, { "left": 574, "top": 424, "width": 76, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "I Bulan Bintang.", "type": "Table" }, { "left": 539, "top": 443, "width": 328, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "--------------, 1975, Pembaharuan dalam Islam; sejarah Pemikiran dan Gerakan. Jakarta. Bulan Bintang.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 474, "width": 328, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "--------------, 1978, fFlsafat dan Mistisisme dalam Islam, Jakarta.cet. II", "type": "Table" }, { "left": 539, "top": 487, "width": 328, "height": 41, "page_number": 13, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Bulan Bintang. --------------, 1983, Teologi Islam ;Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan, Penerbit, UI Press, Jakarta.", "type": "Table" }, { "left": 192, "top": 44, "width": 193, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Epistemologi Pemikiran Mu’tazilah…, Zulhelmi", "type": "Page header" }, { "left": 382, "top": 555, "width": 17, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "145", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 282, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "--------------, 1991, Filsafat Agama, Bulan Bintang Ce.8.Jakarta .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 92, "width": 328, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "--------------, 1998, Islam Rasional ; Gagasan dan Pemikiran , Penerbit Mizan Cet.V. Bandung.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 123, "width": 328, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "--------------, 1987, Muhammad Abduh dan Teologi Rasional Mu’tazilah,", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 136, "width": 151, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Penerbit UI Press, Cet.1 Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 154, "width": 328, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Nader, Albert, 1984, Le Systeme Philosophique des Mu’tazila (PremiersPenseurs de l’Islam). edisi kedua. Beirut: dar el-", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 180, "width": 45, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Machreq.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 198, "width": 329, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Puar, Yusuf Abdullah, 1989, Perjuangan dan Pengabdian", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 211, "width": 146, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Muhammadiyah, jakarta. Antara.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 230, "width": 328, "height": 22, "page_number": 14, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Peursen, C.A. Van., 1985, Orientasi di dalam Filsafat, Jakarta, Terj. Dik Hartoko, Gramedia.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 261, "width": 328, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Qadi, Ahmad ‘Arafat,al., 1993, Filsafat al-Tarbiyah’ind al-Mu’tazilah wa al-Ash’ariyah, Desertasi Doktor. Cairo University.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 292, "width": 329, "height": 36, "page_number": 14, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Refleksi Pembaharuan pemikiran Islam 70 Tahun harun Nasution Bekerjasama dengan Lembaga Studi Agama dan fFlsafat, Jakarta. Lembaga Studi agama dan Filsafat.1989", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 336, "width": 329, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Shahrastani, Abu al-Fath Muhammad ., 1986, al-Milal wa al-Nihal . Diedit oleh Muhammad Sayid Kilani, dua jilid Beirut: dar Sa’ab.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 368, "width": 326, "height": 35, "page_number": 14, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Subhi, Ahmad Mahmud.,. 1969, Fi ‘Ilm al-Kalam, Dirasa Falsafiya: Al- Mu’tazilah, Ash’ariyah, Al-Shi’ah. Kairo dan Aleksandria; dar al- kutub al-jami’iya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 411, "width": 329, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Sheed’s., 1980, Dogmatic Teology, Thomas Nelson Publishers. United", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 424, "width": 84, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "States of America.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 443, "width": 329, "height": 22, "page_number": 14, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Titus, harold H.dkk, 1984, Persoalan-persoalan Filsafat. Jkarta. Alih bahasa Rasjidi", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 474, "width": 329, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Wahid, Abdurrahman., 1986, Teologi pembangunan, Membangun Teologi: dalam Pelita Hati. Jakarta. Pustaka Kartini.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 505, "width": 329, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 936, "page_height": 612, "text": "Zahrah, Imam Muhammad Abu., 1996, aliran Politik dan Aqidah dalam Islam, Jakarta", "type": "Text" } ]
912715cb-4009-dd0b-a9e2-591b5f9293f1
http://sttaletheia.ac.id/e-journal/index.php/solagratia/article/download/96/92
[ { "left": 214, "top": 592, "width": 11, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "81", "type": "Page footer" }, { "left": 82, "top": 61, "width": 280, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "PENDEKATAN SISTEM KELUARGA TERHADAP KONFLIK DI DALAM GEREJA DAN RETORIKA PAULUS DALAM SURAT FILEMON", "type": "Section header" }, { "left": 175, "top": 124, "width": 93, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Brury Eko Saputra", "type": "Section header" }, { "left": 167, "top": 140, "width": 108, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Melisa Mewani Lassa", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 197, "width": 329, "height": 109, "page_number": 1, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Abstraksi: Artikel ini berusaha membaca retorika Paulus dalam suratnya kepada Filemon dalam terang Pendekatan Sistem Keluarga terhadap konflik. Penulis akan mengidentifikasi elemen rumah tangga ( household ), baik secara kultural maupun tekstual, dalam surat Filemon. Setelah itu, penulis akan menelaah penggunaan retorika Paulus dalam relasinya dengan Pendekatan Sistem Keluarga terhadap konflik.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 324, "width": 329, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Kata-kata Kunci: Konflik gereja, Paulus dan Konflik, Kekristenan Mula-mula dan Konflik", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 372, "width": 329, "height": 108, "page_number": 1, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Abstract: This article attempts to read Paul‘s rhetoric in his letter to Philemon in light of Family System Approach to conflict. In doing so, the article will firstly identify the familial ( household ) elements, both culturally and textually, found in the letter of Philemon. It will then examine Paul‘s use of rhetorical devices in connection with the Family System Approach to the conflict in the letter.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 499, "width": 329, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Keywords: Church Conflict, Paul and Conflict, Early Chriatianity and Conflict", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 257, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Pendekatan Sistem Keluarga Terhadap Konflik di dalam Gereja dan Retorika ...", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 36, "width": 14, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "82", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 61, "width": 289, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Surat Filemon dan Struktur Keluarga di Abad Pertama", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 93, "width": 329, "height": 219, "page_number": 2, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Berbeda dari zaman sekarang, masyarakat di abad pertama melihat komposisi sebuah keluarga tidak hanya dalam relasi suami – istri dan orang tua – anak. 1 Berdasarkan informasi dari Aristoteles, masyarakat kuno menganggap budak sebagai bagian yang sangat penting dari sebuah rumah tangga ( household ). 2 Eksistensi budak sebagai instrumen tuannya dalam mewujudnyatakan kehendak tuannya adalah integral dalam rumah tangga kuno, 3 termasuk dalam aspek ekonomi. 4 Pentingnya budak di abad pertama, khususnya dalam rumah tangga aristokratik Romawi, juga terlihat dalam penelitian Lindsay Peener. Di dalam artikelnya, Gender, Household Structure and Slavery , menunjukkan bahwa kehadiran budak dalam rumah tangga Romawi tidak terhindarkan, meskipun terdapat perbedaan daya asimilasi setiap budak dalam tiap keluarga. 5 Hal ini menyebabkan pemerintah", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 326, "width": 321, "height": 131, "page_number": 2, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "1 Margaret Y. MacDonald, ―Kinship and Family in the New Testament World‖ , in Dietmar Neufeld and Richard E. DeMaris, eds., Understanding the Social World of the New Testament (New York: Routledge, 2010), 30; bdk. Heach O‘Brien mengingatkan setiap pembaca sur at Filemon untuk waspada terhadap perbedaan realita sosial abad pertama yang tampak dalam surat ini. Realita tersebut asing dari era masa kini, sehingga pembaca masa kini tidak boleh gegabah dalam memutuskan strategi pembacaan terhadap teks tersebut. Lih. Amanda Heach dan Shawn O‘Brien,―Paul Pleads with Philemon: Paul as the Master Mediator‖ , in Conflict Management and The Apostle Paul (Eugene: Cascade, 2018), 51.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 458, "width": 134, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "2 Aristotle, Politics , I.2, 1252ab9", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 472, "width": 300, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "3 Aristotle, Politics , I.2, 1252a31; bdk. Carolyn Osiek dan David L. Balch, Families in the New Testament World Households and House Churches (Louisville: Westminster John Knox, 1997), 75", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 511, "width": 311, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "4 S. S. Bartchy, ―Slavery (Greco -Roman) ‖, i n D.N. Freedman , ed., ABD Vol.6 (New York: Doubleday, 1992b), 69.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 538, "width": 314, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "5 Lindsay Penner, ―Gender, Household Structure and Slavery: Re -Interpreting the Aristocratic Columbaria of Early Imperial Rome‖ , in Ray Laurence and Agneta Strömberg, eds., Families in the Greco-Roman World (New York: Continuum International Publishing Group, 2012), 146-51.", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 36, "width": 200, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Jurnal Theologia Aletheia Vol.21 No.17, September 2019 83", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 329, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Roma mengakomodir kehadiran budak dalam rumah tangga melalui hukum mereka. 6 Dengan adanya data tersebut, maka pembaca surat Filemon harus hati-hati dalam memberikan penilaian tentang relasi antara Filemon dan Onesimus. 7 Relasi mereka tidak seperti relasi yang dimiliki oleh majikan dan hamba di masa sekarang. Relasi yang dimiliki keduanya harus dibaca dalam konteks keluarga ( household ) abad pertama. 8", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 186, "width": 329, "height": 140, "page_number": 3, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Pembenaran lain bagi pembacaan Pendekatan Sistem Keluarga terhadap konflik dalam teks Perjanjian Baru juga dikarenakan kekristenan mula-mula tetap menggunakan sistem keluarga ( household ) seperti itu. 9 Osiek dan Balch menunjukkan bahwa sistem keluarga di abad pertama, yang juga melibatkan budak di dalamnya, dapat dengan mudah ditemukan dalam surat- surat Paulus dan empat Injil. 10 Selain itu, secara teologis, komunitas Kristen mula-mula kerap kali mengidentifikasi keterlibatan mereka di dalam komunitas sebagai interaksi yang", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 379, "width": 311, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "6 J. A. Harril, ― Paul and Slavery ,‖ in J.P Sampley, ed., Paul in Greco-Roman", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 393, "width": 215, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "World (London: Bloomsbury Publishing, 2016), 576.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 405, "width": 320, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "7 N. T. Wright, di dalam bagian awal bukunya, menunjukkan bahwa fenomena yang tejadi dalam surat Filemon adalah hal yang kerap terjadi di abad pertama. Dengan kasus yang cukup mirip tercatat dalam surat Pliny sebagaimana dikutip oleh Wright. Lih. N. T. Wright, Paul and the Faitfulness of God (Minneapolis: Fortress, 2013), 3-7, 22-7.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 472, "width": 329, "height": 104, "page_number": 3, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "8 Lih. Osiek dan Balch, Families in the New Testament , 174. 9 Penelitian David deSilva menunjukkan bahwa kekristenan mula-mula melakukan modifikasi terhadap sistem kekeluargaan Greco-Roman di abad pertama supaya sesuai dengan konteks mereka. Hal tersebut membuktikan bahwa kekristenan mula-mula tetap menggunakan sistem kekeluargaan yang lazim saat itu, meskipun dengan penyesuaisan teologis dan struktural. Lih. David A. deSilva, ― Re- writing ‗ Hous ehold‘ in the Early Church‖ , in Ashland Theological Journal (2014), 85-94.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 577, "width": 242, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "10 Osiek dan Balch, Families in the New Testament , 174-92.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 257, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Pendekatan Sistem Keluarga Terhadap Konflik di dalam Gereja dan Retorika ...", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 36, "width": 14, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "84", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 326, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "bersifat kekeluargaan – mereka adalah bagian dari keluarga Allah. 11", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 76, "width": 329, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "John Barclay mencatat bahwa komunitas Kristen mula-mula justru memberikan identitas, sebagai bagian keluarga Allah, bagi petobat baru di tengah hostilitas keluarga biologis mereka terhadap iman baru mereka. 12", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 154, "width": 329, "height": 158, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Data di atas membuka peluang bagi penafsir surat Filemon 13 di masa kini untuk membaca surat tersebut sebagai upaya menyelesaikan suatu konflik dalam konteks keluarga – konflik antara Filemon (tuan) dan Onesimus (budak). Dalam artikel ini, penulis berupaya membaca retorika Paulus dengan kerangka Pendekatan Sistem Keluarga terhadap Konflik. Penulis akan terlebih dahulu memaparkan secara singkat Pendekatan Sistem Keluarga terhadap konflik. Setelah itu, penulis akan mencoba menelisik retorika dalam Paulus dalam surat Filemon dalam kerangka pendekatan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 331, "width": 299, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Pendekatan Sistem Keluarga dalam Penanganan Konflik", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 362, "width": 329, "height": 45, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Dalam buku Church Conflict: The Hidden Systems Behind the Fights , Charles H. Cosgrove dan Dennis D. Hatfield berpendapat bahwa di balik sistem pemerintahan apapun yang", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 432, "width": 326, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "11 Halvor Moxnes, ed., Constructing Early Christian Families: Family as Social Reality and Metaphor (New York: Routledge, 1997); Wright berpendapat bahwa kesatuan yang dimungkinkan karena kehadiran Kristus di dalam komunitas tersebut. Lih. Wright, Paul and the Faitfulness , 16-22.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 485, "width": 298, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "12 John Barclay, ―The Family as the Bearer Religion in Judaism and Early", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 499, "width": 311, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Christianity ‖ , in Halvor Moxnes, ed., Constructing Early Christian Families: Family as Social Reality and Metaphor (New York: Routledge, 1997), 73-5.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 524, "width": 304, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "13 Untuk sejarah penafsiran surat Filemon, lih. Demetrius K. Williams, ―No", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 539, "width": 327, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Longer as a Slave: Reading the Interpretation History of Paul‘s Epistle to Philemon‖ , in Matthew V. Johnson, et. al., eds., Onesimus Our Brother: Reading", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 565, "width": 313, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Religion, Race, and Culture in Philemon (Minneapolis: Fortress Press, 2012), 11-45.", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 36, "width": 200, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Jurnal Theologia Aletheia Vol.21 No.17, September 2019 85", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 329, "height": 172, "page_number": 5, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "dianutnya, sistem kekeluargaan tetap dapat ditemukan di dalamnya. 14 Menurut mereka, di dalam menerapkan pendekatan ini bagi konflik gereja, ada dua hal penting yang harus diperhatikan. Pertama, perlu adanya identifikasi terhadap struktur kekuasaan di dalam gereja tersebut. Pendamping penyelesaian konflik perlu mengenal pihak mana yang berperan sebagai orang tua – pihak yang berotoritas – dan pihak mana yang berperan sebagai anak – pihak yang dependen/bergantung. 15 Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah bagaimana family rules dan implementasinya dalam gereja tersebut. 16 Poin kedua ini berhubungan erat dengan kualitas komunikasi antara anggota keluarga di dalam gereja tersebut. 17", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 250, "width": 329, "height": 171, "page_number": 5, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Lauren Visser dan Greg Mamula meringkas pendekatan ini dan cara penerapannya dengan sangat baik dalam artikel mereka An Introduction to Modern Conflict Management . 18 Visser dan Mamula menyimpulkan bahwa ada empat fakta yang patut dicermati dalam menangani konflik di gereja (kongregasional). Pertama , sistem kongregasional (gereja) menghubungkan setiap anggota; kedua , sistem tersebut dinamis tapi pada saat yang bersamaan juga stabil; ketiga , sistem keluarga dalam gereja mendorong kepekaan untuk peduli pada sesama anggotanya; dan keempat , kehidupan psikis ( psychic life ) seorang anggota jemaat tidaklah bersifat private tetapi terhubung dengan anggota lainnya. 19", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 425, "width": 329, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Di dalam menerapkan pendekatan ini secara kontekstual, ada beberapa strategi yang dapat dipilih. Pertama , bertindak dari dalam", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 472, "width": 313, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "14 Charles H. Cosgrove and Dennis D. Hatfield, Church Conflict: The Hidden Systems Behind the Fights (Nashville: Abingdon Press, 1994), 5.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 498, "width": 211, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "15 Cosgrove and Hatfield, Church Conflict , chs. 2-3.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 511, "width": 202, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "16 Cosgrove and Hatfield, Church Conflict , chs. 4.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 524, "width": 211, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "17 Bdk. Cosgrove and Hatfield, Church Conflict , 33.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 538, "width": 296, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "18 Lauren Visser and Greg Mamula, ― An Introduction to Modern Conflict", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 552, "width": 323, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Management , ‖ in Scot McKnight and Greg Mamula , eds., Conflict Management and the Apostle Paul (Eugene: Cascade, 2018), xviii-xx.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 577, "width": 185, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "19 Visser and Mamula, ― An Introduction ,‖ xx .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 257, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Pendekatan Sistem Keluarga Terhadap Konflik di dalam Gereja dan Retorika ...", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 36, "width": 14, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "86", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 61, "width": 329, "height": 76, "page_number": 6, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "komunitas untuk menghasilkan perubahan; kedua , fokus pada akar masalah dan faktor penyebabnya; ketiga , berusaha mendekatkan jarak kedua belah pihak akibat dari konflik; dan keempat , membentuk koalisi baru dalam komunitas untuk mengeliminasi konflik yang telah terbentuk. 20", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 156, "width": 329, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Pendekatan Sistem Keluarga terhadap Konflik dan Retorika Paulus", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 203, "width": 329, "height": 236, "page_number": 6, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Paulus memulai surat ini (ayat 1-3) dengan keterangan yang jelas bahwa surat ini bukan hanya untuk Filemon saja, tetapi juga untuk Apfia, Arkhipus, dan terlebih kepada jemaat yang ada di rumah Filemon (ayat 1-2). Dengan kata lain, Paulus melihat persoalan yang terjadi antara Onesimus dan Filemon sebagai persoalan dalam komunitas yang lebih luas – jemaat di rumah Filemon. Dalam hal ini jelas bahwa, bagi Paulus, persoalan antara Onesimus dan Filemon bukanlah persoalan personal tetapi persoalan dalam konteks keluarga. 21 Menariknya, Paulus mendorong masalah ini tidak lagi dipandang sebagai persoalan keluarga sebagaimana lazimnya hukum keluarga ( household code ) di abad pertama, di mana seorang tuan memiliki hak penuh atas budak yang ada dalam rumah tangganya. Paulus mendorong agar persoalan antara Onesimus dan Filemon dipandang sebagai persoalan dalam keluarga Allah. 22", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 458, "width": 111, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Exordium : ayat 4-7", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 489, "width": 329, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Secara retoris, ayat 4-7 dapat dikelompokkan sebagai bagian exordium . Hal menarik dari exordium di bagian ini adalah rujukan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 538, "width": 185, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "20 Visser and Mamula, ― An Introduction ,‖ xx .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 551, "width": 284, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "21 Bdk. David E. Garland, Colossians/Philemon – The NIV Application Commentary (Grand Rapids: Zondervand, 1998), 318.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 577, "width": 259, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "22 Bdk. Osiek dan Balch, Families in the New Testament , 174-8.", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 36, "width": 200, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Jurnal Theologia Aletheia Vol.21 No.17, September 2019 87", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 329, "height": 235, "page_number": 7, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "terhadap ―kasih Filemon‖ dalam ayat 5 dan ayat 7. David W. Pao mengatakan ―kasih‖ tersebut adalah fokus Paulus di bagian ini, karena ekspresi tersebut membuka jalan bagi permohonan Paulus tentang persoalan Onesmius (ayat 9). 23 Dengan kata lain, kasih yang telah Filemon tunjukkan kepada orang kudus (ayat 5, 7) juga dapat dinyatakan kepada Onesimus. 24 Joseph A. Fitzmyer berpendapat bahwa strategi retorika seperti ini bersifat deliberatif, di mana doa Paulus diharapkan menjadi dorongan yang kuat bagi Filemon untuk meneruskan kasihnya kepada orang kudus (ayat 7), termasuk kepada Onesimus (ayat 9). 25 Hal ini tentu saja sejalan dengan konsep bahwa kumpulan orang percaya adalah keluarga. Sama seperti Filemon menunjukkan kasihnya kepada orang kudus yang adalah anggota keluarganya di dalam Tuhan, ia juga harus dapat menunjukkan hal tersebut kepada Onesimus yang pada saat itu telah menjadi Kristen (bagian dari keluarga Allah).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 314, "width": 112, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Main Body : ayat 8-16", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 345, "width": 329, "height": 140, "page_number": 7, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Ayat 8 dimulai dengan kata διό (karena itu) sebagai penanda peralihan antara bagian exordium ke main body . Pada saat yang bersamaan, secara retoris, kata διό juga be rfungsi untuk menunjukkan strategi retorika Paulus dalam menyatakan permohonannya kepada Filemon. Dalam ayat 8 jelas bahwa Paulus mengungkapkan bahwa di dalam Kristus ia memiliki kebebasan untuk ―memerintah‖ Filemon. Berdasarkan kerangka Pendekatan Sistem Keluarga terhadap konflik, posisi Paulus di sini adalah sebagai orang tua yang memiliki kuasa atas anaknya. Dalam relasi", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 510, "width": 322, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "23 David W. Pao, Colossians and Philemon  Zondervan Exegetical Commentary on the New Testament (Grand Rapids: Zondervan, 2012), 369.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 537, "width": 156, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "24 Pao, Colossians and Philemon, 369.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 550, "width": 326, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "25 Joseph A. Fitzmyer, The Letter to Philemon  The Anchor Bible, Vol.34C (New York, NY: Doubleday, 2000), 25- 28; bdk. Church, ―Rhetorical Stucture And Design in Paul‘s Letter to Philemon‖, HTR 71 , 22-4.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 257, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Pendekatan Sistem Keluarga Terhadap Konflik di dalam Gereja dan Retorika ...", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 36, "width": 14, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "88", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 61, "width": 329, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "semacam itu, Filemon seharusnya memiliki kewajiban untuk melayani Paulus (bdk. ayat 13) karena keberadaan Filemon sebagai anggota keluarga (Kristen) diperoleh dari Paulus (bdk. ayat 19). 26", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 108, "width": 329, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Meskipun memiliki kebebasan sebagai orang tua, Paulus tidak menggunakan wewenang tersebut dengan semena-mena; ia memilih untuk meminta Filemon untuk menunjukkan kasihnya kepada Paulus – orang tua di dalam iman (ayat 9; bdk. ayat 4, 7). 27", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 188, "width": 329, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Strategi retorika Paulus juga dapat ditemukan dengan membandingkan ayat 8-9a dan 9b-10a.", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 236, "width": 215, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Ayat 8-9a Ayat 9b-10a", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 252, "width": 144, "height": 140, "page_number": 8, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Karena itu, sekalipun di dalam Kristus aku mempunyai kebebasan penuh untuk memerintahkan kepadamu apa yang harus engkau lakukan, tetapi mengingat kasihmu itu, lebih baik aku memintanya dari padamu.", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 252, "width": 135, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Aku, Paulus, seorang Rasul", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 268, "width": 145, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Kristus dan terlebih lagi sekarang dipenjarakan karena", "type": "Table" }, { "left": 225, "top": 300, "width": 148, "height": 76, "page_number": 8, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Kristus Yesus, mengajukan permohonan kepadamu mengenai anakku yang peranakan selagi aku di dalam penjara, yakni Onesimus.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 411, "width": 329, "height": 93, "page_number": 8, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Berdasarkan tautologi di atas pembaca dapat menemukan bahwa Paulus sedang menunjukkan perannya yang superior dibandingkan Filemon, namun pada saat bersamaan juga menunjukkan bahwa superioritas tersebut dapat ditanggalkan dalam menyelesaikan persoalan dalam konteks keluarga. Paulus lebih memilih memberikan teladan kerendahan hati kepada Filemon dan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 524, "width": 308, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "26 Elemen etos dan pathos dalam ilmu retorika sangat jelas dalam bagian ini. Bandingkan penjelasan Aristoteles tentang kedua elemen retoris tersebut: Aristotle, The Art of Rhetoric , 1.3.1", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 564, "width": 315, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "27 Lih. Douglas J. Moo, The Letters to the Colossians and to Philemon (Grand Rapids, Michigan: William B. Eerdmans, 2008), 401.", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 36, "width": 200, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Jurnal Theologia Aletheia Vol.21 No.17, September 2019 89", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 329, "height": 77, "page_number": 9, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "memberikan kesempatan kepada Filemon dalam memutuskan persoalan ini. 28 Dengan memberikan teladan seperti itu, Paulus sedang mendekati persoalan antara Onesimus dan Filemon sebagai seorang insider yang mengusahakan perubahan di tengah konflik yang terjadi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 154, "width": 329, "height": 220, "page_number": 9, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Referensi terhadap sistem keluarga kembali muncul dalam ayat 10 ketika Paulus menyebut Onesimus sebagai anaknya. Rujukan terhadap Onesimus sebagai anak (rohani) Paulus membuat dorongan yang lebih kuat bagi Filemon untuk menerima Onesimus lebih dari seorang budak, tetapi sebagai seorang saudara (bdk. ayat 16; Kol. 4:9). 29 Dalam hal ini pembaca dapat menemukan bahwa dalam setiap penggunaan rhetorical device di surat ini, Paulus sedang menempatkan persoalan ini dalam sebuah sistem keluarga. Paulus, sebagai orang tua, sedang mendamaikan keduanya anaknya yang sedang berkonflik. Berdasarkan teori sistem keluarga dalam menangani konflik, apa yang Paulus lakukan ini dapat dipandang sebagai usaha untuk mendekatkan kedua belah pihak – anggota keluarga – yang sedang bertikai, sehingga persoalan dapat diatasi dengan lebih baik. 30", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 393, "width": 329, "height": 108, "page_number": 9, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Dalam ayat 12-13 Paulus kembali menggunakan strategi retoris dalam sistem kekeluargaan di mana ia menekankan tanggung jawab seorang anak terhadap orang tuanya. Sebagai seorang anak rohani, Filemon seharusnya memiliki kewajiban untuk melayani Paulus, terutama di masa-masa sulitnya (bdk. ayat 13). Peran Filemon sebagai anak digantikan oleh Onesimus, buah hati Paulus (bdk. ayat 12), untuk menunjukkan bahwa dalam", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 524, "width": 323, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "28 Bdk. Church, ― Rhetorical Stucture And Design in Paul’s Letter to Philemon ‖ , HTR 71 , 25.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 551, "width": 322, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "29 Douglas J. Moo, The Letters to the Colossians and to Philemon – The Pillar New Testament Commentary (Grand Rapids: William B. Eerdmans, 2008), 422.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 577, "width": 204, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "30 Lih. Visser and Mamula, ― An Introduction ,‖ xx .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 257, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Pendekatan Sistem Keluarga Terhadap Konflik di dalam Gereja dan Retorika ...", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 36, "width": 14, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "90", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 326, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "keluarga Allah keduanya adalah sama – terikat sebagai saudara. 31", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 76, "width": 329, "height": 109, "page_number": 10, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Menariknya, meskipun Paulus memainkan peran sebagai orang tua, ia tidak melupakan dimensi (atau realita) sosial bahwa menurut pandangan masyarakat umum Onesimus tetap adalah seorang budak. Untuk dapat mempertemukan dimensi sosial dan teologis dalam konteks keluarga ini, sebagai orang tua, Paulus menggunakan bahasa yang bersifat mendelegasikan wewenangnya sebagai orang tua kepada Filemon (bdk. ayat 14). 32", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 203, "width": 329, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Upgrade terhadap status Onesimus dari seorang budak menjadi saudara dalam konteks keluarga tidak hanya melalui pengangkatan Onesimus sebagai anak (rohani) Paulus, tetapi juga melalui penerimaan Filemon (ayat 16). 33 Penerimaan ini membuat", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 286, "width": 327, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "31 Marchal berpendapat bahwa rujukan terhadap peran Onesimus dalam ayat 11 dan 13 dapat baca sebagai peran seorang budak secara seksual dalam dunia Greco-Roman. Memang, banyak sekali budak di era tersebut menjalankan fungsi seksual untuk memuaskan tuannya. Namun, dalam konteks surat Filemon,", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 341, "width": 327, "height": 63, "page_number": 10, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "pembaca akan sulit menghubungkan kesetaraan peran Onesimus bagi Paulus dan rujukan terhadap peran tersebut seharusnya dilakukan oleh Filemon dalam ayat 13. Lih. Joseph A. Marchal, ―The Usefulness of an Onesimus: The Sexual Use of Slaves and Paul's Letter to Philemon‖ , in Journal of Biblical Literature, Vol. 130, No. 4 (2011): 749-770.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 405, "width": 310, "height": 79, "page_number": 10, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "32 Pembacaan yang menempatkan Onesimus dan Filemon dalam kesetaraan dalam konteks keluarga seperti ini menawarkan strategi pembacaan (post- kolonial) yang lebih natural terhadap teks daripada pembacaan dengan motif politis sepeti dalam Sung Uk Lim, ―The Otherness of Onesimus: Re -reading Paul‘s Lett er to Philemon from the Margins ‖ , in Theology Today Vol. 73.3 (2016): 215 – 229.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 485, "width": 322, "height": 105, "page_number": 10, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "33 Ada ahli seperti Allen Callahan yang berpendapat bahwa Onesimus dan Filemon memang adalah saudara. Degradasi status Onesimus menjadi budak diakibatkan kesalahan Onesimus terhadap Filemon. Pendapat tersebut sangat menarik, hanya saja tidak didukung dengan data yang komprehensif, khususnya dalam kekristenan mula-mula. Lih. Allen Callahan, Embassy of Onesimus: The Letter of Paul to Philemon (Edinburgh: Trinity Press International, 1997), 50; bdk. Moo, The Letters to the Colossians and to Philemon , 366-9; untuk ulasan tentang penggunaan kata ἀδελθόρ dalam konteks kekristenan mula-mula, lih.", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 36, "width": 200, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Jurnal Theologia Aletheia Vol.21 No.17, September 2019 91", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 329, "height": 267, "page_number": 11, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "relasi anak – budak dalam keluarga menjadi anak – anak (saudara). James Dunn menyatakan bahwa penerimaan Filemon terhadap Onesimus memang tidak mengubah kebergantungan Onesimus pada Filemon secara sosial maupun finansial, namun demikian, penerimaan ini memberikan perasaan hangat dalam sebuah keluarga kepada keduanya. 34 Meskipun tidak mengaitkan surat Filemon dengan keluarga di abad pertama, Garland memberikan sebuah gambaran yang sangat baik tentang status baru Onesimus. Menurut Garland, harapan Paulus supaya Filemon menerima Onesimus dapat digambarkan seperti harapan ayah dari anak yang hilang dalam Lukas 15:11-32. Di dalam narasi Lukas 15:11-32 terlihat bahwa sang ayah memiliki harapan agar si sulung dapat menerima si bungsu sebagai seorang saudara. 35 Retorika Paulus dalam mendorong Filemon untuk menerima Onesimus sebagai saudara dapat dipahami sebagai usaha membentuk koalisi (kategori) baru dalam perspektif Pendekatan Sistem Keluarga dalam menangani konflik. 36", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 345, "width": 116, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Peroration: ayat 17-22", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 377, "width": 329, "height": 108, "page_number": 11, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Dalam bagian peroration , Paulus menekankan kembali permohonannya melalui dua buah kalimat bersyarat: 1) ayat 17: kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri; dan 2) ayat 18: kalau dia sudah merugikan engkau ataupun berhutang padamu, tanggungkanlah semuanya itu kepadaku. Kedua kalimat bersyarat tersebut memiliki muatan retorika yang sangat kuat di mana Paulus melibatkan dirinya", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 499, "width": 298, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Paul Trebilco, Self-Designations and Group Identity in the New Testament (Cambridge: Cambridge University Press, 2012), 16-67.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 524, "width": 291, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "34 James Dunn, The Epistle to the Colossians and to Philemon – The New International Greek Testament Commentary (Grand Rapids: William B. Eerdmans, 1996), 336.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 564, "width": 156, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "35 Garland, Colossians/Philemon , 328.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 577, "width": 207, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "36 Bdk. Visser and Mamula, ― An Introduction ,‖ xx .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 257, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Pendekatan Sistem Keluarga Terhadap Konflik di dalam Gereja dan Retorika ...", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 36, "width": 14, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "92", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 61, "width": 329, "height": 60, "page_number": 12, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "sendiri baik secara positif (dengan menerima Onesimus seperti menerima Paulus) maupun negatif (dengan menanggung ―hutang‖ Onesimus) dalam konteks keluarga. Michael F. Bird memberikan komentar yang sangat penting tentang kedua kalimat bersyarat ini:", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 140, "width": 293, "height": 68, "page_number": 12, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "This debt of Philemon to Paul was probably incurred during Philemon’s coming to faith. Maybe Paul even ‘begat’ Philemon in much the same way that he has be gat Onesimus; in which case Philemon and Onesimus are brothers through having the same spiritual father . 37", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 225, "width": 329, "height": 92, "page_number": 12, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Komentar Bird memberikan indikasi bahwa dasar bagi Paulus untuk dapat menyatakan permohonan melalui dua buah kalimat bersyarat tersebut adalah karena relasi Paulus sebagai bapa spiritua bagi Filemon dan Onesimus. Dengan dasar yang sama pula Paulus memiliki keyakinan bahwa Filemon akan melakukan lebih dari yang Paulus minta (bdk. ayat 21).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 336, "width": 271, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Surat Filemon dan Konflik dalam Gereja Masa Kini", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 368, "width": 329, "height": 140, "page_number": 12, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Berdasarkaan telaah retorika yang Paulus gunakan dalam surat Filemon dengan Pendekatan Sistem Keluarga terhadap konflik di atas, maka dapat disimpulkan bahwa seruan untuk rekonsiliasi di dalam surat ini tidak terbatas hanya pada budak dengan tuan, tetapi juga gereja lokal atau jemaat. Nicholas dan Wintle menegaskan hal tersebut dengan mengungkapkan bahwa gereja lokal yang adalah komunitas orang-orang merupakan sebuah keluarga. 38 Identitas keluarga tersebut terlihat dari persekutuan ( koinonia ) yang aktif dan bersifat timbal balik antar anggotanya. 39", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 524, "width": 318, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "37 Michael F. Bird, Colossians & Philemon  New Covenant Commentary Series (Cambridge: The Lutherworth Press, 2009), 142.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 551, "width": 305, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "38 Nicholls & Wintle, Colossians and Philemon: A Pastoral and Contextual Commentary (Cumbria: Langham Global Library, 2019), 203.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 577, "width": 208, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "39 Nicholls & Wintle, Colossians & Philemon , 203.", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 36, "width": 200, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Jurnal Theologia Aletheia Vol.21 No.17, September 2019 93", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 329, "height": 61, "page_number": 13, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Sama seperti kekristenan mula-mula di abad pertama, gereja masa kini juga adalah sebuah keluarga, sehingga perlu juga mempertimbangkan penyelesaian konflik dengan kerangka sistem keluarga.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 139, "width": 329, "height": 346, "page_number": 13, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Tentu saja, persoalan atau konflik gereja di zaman teknologi sekarang ini tidak sama dengan gereja di abad pertama. Kendati pun demikian, tetap ada prinsip yang dapat dihayati dari persoalan gereja di rumah Filemon bagi gereja hari ini. Secara esensial, anggota jemaat perlu menyadari kenyataan bahwa setiap jemaat adalah anggota keluarga Allah; sebagai koalisi baru yang melampaui persoalan dalam konflik. Dengan kesadaran tersebut, setiap anggota jemaat yang terlibat dalam persoalan harus mengedepankan kepentingan keluarga Allah di atas kepentingan individu. 40 Upaya-upaya penyelesaian konflik harus dengan pertimbangan greater dan common good serta kemuliaan Allah. Selain itu, setiap langkah harus didasarkan pada kasih terhadap sesama anggota keluarga Allah (bdk. Filemon 5, 7, 9). Hal lainnya, jemaat dapat berusaha mengidentifikasi peran dalam keluarga tersebut. Siapakah yang memainkan peran sebagai orang tua dan anak dalam gereja tersebut. Umumnya, pejabat atau tua-tua gereja memainkan peran sebagai orang tua. Dalam kondisi normal, orang tua dapat menjadi pemersatu bagi jemaat yang memainkan peran sebagai anak. 41 Namun, dalam kondisi tertentu, orang tua dapat mendelegasikan ―peran‖ mereka kepada anak, sehingga mereka dapat bertanggungjawab atas keputusan yang diambil (bdk. Filemon 8, 10, 14).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 504, "width": 329, "height": 44, "page_number": 13, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Bagian ini hanyalah memberikan masukan-masukan bagi gereja masa kini berdasarkan pembacaan Pendekatan Sistem Keluarga terhadap konflik atas retorika Paulus dalam surat", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 564, "width": 255, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "40 Bdk. Heach dan O‘Brien,―Paul Pleads with Philemon‖ , 34-5.", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 577, "width": 255, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "41 Bdk. Heach dan O‘Brien,―Paul Pleads with Philemon‖ , 36-7.", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 257, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Pendekatan Sistem Keluarga Terhadap Konflik di dalam Gereja dan Retorika ...", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 36, "width": 14, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "94", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 61, "width": 329, "height": 76, "page_number": 14, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Filemon. Oleh karena itu, bagian ini lebih bersifat deskriptif daripada preskriptif. Meskipun demikian, masukan-masukan yang diberikan bersifat umum dan prinsipil, sehingga memberikan kekeluasaan bagi setiap pembaca mendapatkan keuntungannya darinya.", "type": "Text" }, { "left": 164, "top": 182, "width": 115, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 213, "width": 284, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Aristotle. Politics . Oxford: Oxford University Press, 2009.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 241, "width": 329, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Aristotle. The Art of Rhetoric. Ed. Lawson-Tancred, Hugh . London: Penguin Classics, 1992.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 282, "width": 329, "height": 55, "page_number": 14, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Barclay, John ―The Family as the Bearer Religion in Judaism and Early Christianity ‖ , in Halvor Moxnes ed. Constructing Early Christian Families: Family as Social Reality and Metaphor . New York: Routledge, 1997.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 351, "width": 329, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Bartchy, S. S. ―Slavery (Greco - Roman)‖ , in D.N. Freedman, ed. ABD Vol.6 . New York: Doubleday, 1992.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 392, "width": 329, "height": 42, "page_number": 14, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Bird, Michael F. Colossians & Philemon  New Covenant Commentary Series . Cambridge: The Lutherworth Press, 2009.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 449, "width": 328, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Callahan, Allen. Embassy of Onesimus: The Letter of Paul to Philemon . Edinburgh: Trinity Press International, 1997.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 490, "width": 329, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Church, ―Rhetorical Stucture And Design in Paul‘s Letter to Philemon‖, in HTR 71 .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 532, "width": 329, "height": 40, "page_number": 14, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Cosgrove, Charles H. Hatfield, Dennis D. Church Conflict: The Hidden Systems Behind the Fights . Nashville: Abingdon Press, 1994.", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 36, "width": 200, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Jurnal Theologia Aletheia Vol.21 No.17, September 2019 95", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 329, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "deSilva, David A. ―Re - writing ‗Household‘ in the Early Church‖ , in Ashland Theological Journal, 2014.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 101, "width": 329, "height": 40, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Dunn, James The Epistle to the Colossians and to Philemon – The New International Greek Testament Commentary . Grand Rapids: William B. Eerdmans, 1996.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 156, "width": 329, "height": 28, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Fitzmyer, Joseph A. The Letter to Philemon  The Anchor Bible, Vol.34C . New York, NY: Doubleday, 2000.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 198, "width": 329, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Garland, David E. Colossians/Philemon – The NIV Application Commentary . Grand Rapids: Zondervand, 1998.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 240, "width": 326, "height": 26, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Harril, J. A. ―Paul and Slavery‖ , in J.P Sampley, ed. Paul in Greco- Roman World. London: Bloomsbury Publishing, 2016.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 281, "width": 329, "height": 55, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Heach, Amanda. O‘Brien, Shawn . ―Paul Pleads with Philemon: Paul as the Master Mediator‖ , in Scot McKnight, et. al., eds. Conflict Management and The Apostle Paul. Eugene: Cascade, 2018.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 350, "width": 329, "height": 54, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "MacDonald, Margaret Y. ―Kinship and Fa mily in the New Testament World ‖ , in Dietmar Neufeld, et. al., eds. Understanding the Social World of the New Testament . New York: Routledge, 2010.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 419, "width": 329, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Marchal, Joseph A. ―The Usefulness of an Onesimus: The Sexual", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 301, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Use of Slaves and Paul's Letter to Philemon ‖ , in Journal of Biblical Literature, Vol. 130, No. 4, 2011.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 474, "width": 329, "height": 41, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Moo, Douglas J. The Letters to the Colossians and to Philemon – The Pillar New Testament Commentary . Grand Rapids: William B. Eerdmans, 2008.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 529, "width": 328, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Moxnes, Halvor. Constructing Early Christian Families: Family as Social Reality and Metaphor . New York: Routledge, 1997.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 257, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Pendekatan Sistem Keluarga Terhadap Konflik di dalam Gereja dan Retorika ...", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 36, "width": 14, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "96", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 61, "width": 329, "height": 40, "page_number": 16, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Nicholls & Wintle. Colossians and Philemon: A Pastoral and Contextual Commentary . Cumbria: Langham Global Library, 2019.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 116, "width": 329, "height": 40, "page_number": 16, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Osiek, Carolyn. Balch, David L. Families in the New Testament World Households and House Churches . Louisville: Westminster John Knox, 1997.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 171, "width": 329, "height": 41, "page_number": 16, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Pao, David W. Colossians and Philemon - Zondervan Exegetical Commentary on the New Testament . Grand Rapids: Zondervan, 2012.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 226, "width": 329, "height": 68, "page_number": 16, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Penner, Lindsay ―Gender, Household Structure and Slavery: Re - Interpreting the Aristocratic Columbaria of Early Imperial Rome ‖ , in Ray Laurence, et al., eds. Families in the Greco- Roman World. New York: Continuum International Publishing Group, 2012.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 309, "width": 329, "height": 41, "page_number": 16, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Sung Uk Lim, ―The Otherness of Onesimus: Re - reading Paul‘s Letter to Philemon from the Margins ‖ , in Theology Today Vol. 73.3, 2016.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 364, "width": 329, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Trebilco, Paul. Self-Designations and Group Identity in the New Testament . Cambridge: Cambridge University Press, 2012.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 406, "width": 329, "height": 54, "page_number": 16, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Visser, Lauren. Mamula, Greg. ― An Introduction to Modern Conflict Management ‖ , in Scot McKnight and Greg Mamula, eds. Conflict Management and the Apostle Paul . Eugene: Cascade, 2018.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 475, "width": 329, "height": 68, "page_number": 16, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Williams, Demetrius K. ―No Longer as a Slave: Reading the Interpretation Histor y of Paul‘s Epistle to Philemon‖ , in Matthew V. Johnson, et. al., eds. Onesimus Our Brother: Reading Religion, Race, and Culture in Philemon . Minneapolis: Fortress Press, 2012.", "type": "Text" } ]
0fe68e08-333a-3289-4273-c02a0ab589a2
https://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/download/53199/6371
[ { "left": 47, "top": 24, "width": 332, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 9, No. 2, (2020) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 531, "top": 24, "width": 20, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "G43", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 227, "width": 246, "height": 198, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak—Alumunium 6061 merupakan alumunium dengan komposisi paduan Al-Mg-Si sebagai paduan utama yang sering digunakan untuk material struktur lepas pantai dikarenakan kekuatan yang tinggi, ductility baik dan ketahanan korosi yang baik juga sifat mekanisnya ditingkatkan dengan cara heat treatment. Tujuan dari paper ini adalah untuk menunjukkan bagaimana pengaruh variasi perlakuan heat treatment berupa preheating dan aging post weld heat treatment pada sambungan las alumunium 6061 dengan proses GTAW terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro dengan elektroda ER 5356. Adapun variasi suhu preheat adalah 80 ℃ , 100 ℃ , dan 120 ℃ dan variasi suhu aging post weld heat treatment 180 ℃ dan 260 ℃ . Hasil penelitian didapatkan spesimen dengan perlakuan preheat 120 ℃ dan aging post weld heat treatment 260 ℃ memiliki ultimate strength terbesar yaitu 246,74 MPa dan yield strength sebesar 125,21 MPa. Serta HAZ terpanjang dimiliki spesimen perlakuan preheat 120 ℃ dan aging PWHT 260 ℃ dengan lebar HAZ sepanjang 3,5 mm.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 439, "width": 246, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci—Alumunium 6061, preheating, Aging, Post Weld Heat Treatment, Gas Tungsten Arc Welding.", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 478, "width": 91, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 494, "width": 246, "height": 166, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ALAM beberapa tahun terakhir industri lepas pantai menjadi semakin tertarik pada penggunaan bahan ringan karena dianggap menawarkan manfaat potensial dalam hal mengurangi berat dan juga biaya fasilitas produksi bangunan lepas pantai. Paduan aluminium khususnya telah menerima banyak perhatian. Paduan aluminium untuk aplikasi struktural memberikan sejumlah keunggulan dibandingkan dengan baja karbon diantaranya kombinasi dari low density dengan kekuatan sedang. Selain itu, juga memiliki sifat ketahanan korosi yang tinggi mengarah pada pengurangan biaya perawatan dengan menghilangkan pengecatan. Aluminium menawarkan potensi terbesar untuk penghematan berat dan biaya adalah pada area struktur topside [1].", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 663, "width": 246, "height": 117, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paduan alumunium dikelompokkan menjadi 2 yaitu heat- treatable dan non heat-treatable alumunium seri 6XXX termasuk dalam paduan alumunium heat treatable dikarenakan memiliki kandungan Mg dan Si [2]. , alumunium seri ini banyak digunakan untuk industri lepas pantai diantaranya adalah fabrikasi kapal, oil and gass pipe , dan turbin angin lepas pantai. Dalam proses fabrikasi penyambungan alumunium seri 6XXX disarankan untuk menggunakan Tungsten Inert Gas (TIG) dan Metal Inert Gas (MIG) karena penerapannya yang relatif lebih mudah dan", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 227, "width": 246, "height": 69, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ekonomi [3]. Namun pada proses pengelasan alumunium memiliki kecenderungan mengalami distorsi, karena tegangan sisa yang muncul akibat proses pengelasan sehingga akan menurunkan sifat mekanik sambungan las. Selain itu alumunium juga rentan mengalami hot crack khususnya pada paduan alumunium-magnesium-sislicon [4].", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 299, "width": 247, "height": 215, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aluunium seri 6000 merupakan paduan yang akan memberi respon ketika diberi perlakuan panas ( heat treatable ), maka dari itu untuk meningkatkan sifat mekanis dari sambungan las alumunium maka dilakukan heat treatment. Perlakuan berupa pengaplikasian preheat sebelum dilakukan proses pengelasan dan aging post weld heat treatment (PWHT). Proses preheating dilakukan untuk memperlambat laju pendinginan, menghilangkan kelembaban dan mengurangi resiko crack [5]. Perlakuan aging dapat meningkatkan kekuatan material dengan membentuk prestipitasi Mg 2 Si dengan suhu yang tepat [5]. Untuk mengetahui pengaruh dari pengaplikasian preheating dan aging PWHT terhadap kekuatan tarik dan struktur makro dalam penelitian tugas akhir ini dirancang sambungan single V paduan alumunium seri 6061 (AA6061) hasil Gas Tungsten Arc Welding (GTAW). Dengan variasi suhu preheating 80 ℃ , 100 ℃ , dan 120 ℃ dan variasi suhu aging PWHT 180 ℃ dan 260 ℃ .", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 535, "width": 146, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II. METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 551, "width": 247, "height": 190, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat beberapa tahapan dalam melakukan penelitian ini Tahap pertama adalah studi literatur di lakukan dengan mempelajari jurnal dan buku yang relevan dengan topik penelitian. Selanjutnya merencanakan Welding Procedure Specification (WPS) sesuai dengan variable-variabel yang telah ditentukan. Lalu menyiapkan material dan alat untuk selanjutnya dilakukan prosedur pengelasan sesuai dengan desain WPS sebelum dilakukan pengelasan material terlebih dahulu diberi perlakuan panas ( preheating ). Setelah terbentuk sambungan las material tersebut diberi perlakuat panas berupa aging Post Weld Heat Treatment (PWHT). Tahap terakir adalah membentuk sambungan las menjadi spesimen uji sesuai standard uji yang digunakan untuk selanjutnya di uji mekanik untuk mendapatkan kekuatan sambungan dan uji metalografi untuk mengetahui perilaku struktur makro dari sambungan las.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 750, "width": 87, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Alumunium 6061", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 764, "width": 246, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paduan alumunium seri 6061 mengandung silikon dan magnesium dengan persentase Si 0,4%-0,8% dan Mg 0,8%-", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 52, "width": 467, "height": 109, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisa Pengaruh Variasi Pre-Weld Heat Treatment dan Aging Post Weld Heat Treatment pada Sambungan Las Alumunium 6061 terhadap Kekuatan Tarik dan Struktur Makro", "type": "Section header" }, { "left": 141, "top": 173, "width": 329, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tin Rachmatullah, Herman Pratikno, dan Hasan Ikhwani Departemen Teknik Kelautan,Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)", "type": "Text" }, { "left": 224, "top": 198, "width": 164, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-mail : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 492, "width": 29, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 332, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 9, No. 2, (2020) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 531, "top": 24, "width": 20, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "G44", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 550, "width": 246, "height": 81, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2%, kandungan tersebut apabila memenuhi proporsi yang diperlukan sebesar 1,73:1 untuk pembentukan magnesium silisida (Mg 2 Si) sehingga membuat paduan ini memiliki mampu diberi perlakukan panas [6]. Paduan alumunium 6061 adalah yang paling serbaguna dari kelompok yang dapat diolah panas yang memiliki ketahanan korosi yang baik yang digunakan dalam aplikasi transportasi dan structural.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 640, "width": 163, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Gas Tungsten Arc Welding (GTAW)", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 655, "width": 246, "height": 129, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gas tungsten arc welding (GTAW) adalah proses las busur yang menggunakan busur antara tungsten elektroda (non konsumsi) dan titik pengelasan. Proses ini digunakan dengan perlindungan gas dan tanpa penerapan tekanan. Proses ini dapat digunakan dengan atau tanpa penambahan filler metal. Keunggulan dari proses GTAW adalah tidak menghasilkan slag dan hasil lasan bersih karena tidak menimbulkan spatter [7]. Filler metal yang digunakan untuk menyambung alumunium seri 6061 dengan proses GTAW adalah ER 5356 dan ER4043 [3]. Ilustrasi pengelasa GTAW dapat dilihat pada Gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 522, "width": 65, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Preheating", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 537, "width": 246, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Preheat merupakan pemanasan sebelum pengelasan yang dilakukan pada suhu dibawah suhu rekristalisasi preheating bisa saja menggunakan gas burner , oxy-gas flame , electric blancket , pemanasan induksi, atau pemanasan di furnace [8]. Alasan utama dilakukan preheat adalah memperlambat laju pendinginan pada logam las dan logam dasar, memungkinkan hidrogen dapat terdifusi keluar sehingga mengurangi potensi retak, dan meningkatkan ketangguhan logam [6].", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 640, "width": 151, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. Precipitation Hardening (Aging)", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 654, "width": 246, "height": 132, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Precipitation hardening atau penguatan prestipitasi adalah suatu proses paduan alumunium diberi panas, proses ini terdiri dari dua langkah yaitu solution treatment paduan dipanaskan diantara garis solvus dan liquidus diantara suhu 460 ℃ -540 ℃ dan ditahan hingga terbentuk larutan padat yang homogen [9]. Proses solution menyebabkan elemen paduan akan larut kedalam larutan padat apabila paduan di quenching maka akan didapat paduan padat homogen yang dibentuk. Proses selanjutnya adalah quenching tujuannya untuk menjaga agar paduan tetap satu fasa dengan cara mendinginkan dengan cepat.", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 287, "width": 125, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Skema pengelasan GTAW.", "type": "Caption" }, { "left": 56, "top": 532, "width": 172, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Diagram fasa paduan Alumunium-Mg-Si.", "type": "Caption" }, { "left": 312, "top": 220, "width": 130, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Ilustrasi spesimen uji makro.", "type": "Caption" }, { "left": 312, "top": 376, "width": 162, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Bentuk Sambungan Single V– Groove.", "type": "Picture" }, { "left": 315, "top": 395, "width": 204, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Deskripsi Spesimen pengujian Spesimen Variasi Perlakuan Panas O Spesimen tanpa heat treatment A1 Preheat 80 ℃ dan Aging PWHT 180 ℃", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 445, "width": 196, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B1 Preheat 80 ℃ Aging PWHT 260 ℃ A2 Preheat 100 ℃ dan Aging PWHT 180 ℃", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 464, "width": 195, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B2 Preheat 100 ℃ dan Aging PWHT 260 ℃", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 474, "width": 195, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B2 Preheat 100 ℃ dan Aging PWHT 260 ℃", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 484, "width": 196, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A3 Preheat 120 ℃ dan Aging PWHT 180 ℃", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 494, "width": 195, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B3 Preheat 120 ℃ dan Aging PWHT 260 ℃", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 332, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 9, No. 2, (2020) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 531, "top": 24, "width": 20, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "G45", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 484, "width": 246, "height": 171, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses selanjutnya adalah aging atau penuaan paduan ditahan pada suatu temperature tertentu dibawah garis solvus selama beberapa waktu tertentu. Proses aging dibagi dua macam penuaan alami ( natural aging ) dan penuaan buatan ( artificial aging ). Penuaan alami ( natural Aging ) adalah penuaan untuk paduan aluminium yang di agingdalam keadaan dingin. Natural aging berlangsung pada temperatur ruang antara 15 ℃ –25 ℃ danwaktu penahanan 5 sampai 8 hari. Penuaan buatan ( artifical aging ) adalah penuaan untuk paduan aluminium yang di aging dalam keadaan panas. Artifical aging berlangsung pada temperatur antara 100 ℃ - 200 ℃ dan dengan lamanya waktu penahanan antara 1 sampai 24 jam [10]. Diagram fase dari alumunium dapat dilihat pada Gambar 2.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 664, "width": 60, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E. Uji Makro", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 678, "width": 246, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian makro tes bertujuan untuk melihat bentuk makro material daerah lasan sesuai dengan ASTM E3-01 , agar bentuk dari lasan dapat terlihat maka permukaan material harus halus dengan dilakukan proses machining, grinding, dan polishing . Dari hasil tes makro ini dapat diketahui visual kualitas lasan dan bentuk lasan. Pengujian makro pada proses pengelasan sangat perlu dilakukan, pada pengujian makro akan mendapat gambaran seberapa dalam penetrasi dan seberapa lebar HAZ . Selain itu akan mengidentifikasi cacat", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 506, "width": 246, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang ada pada lasan tersebut Foto makro dimaksudkan untuk mengetahui bentuk dan batas antara daerah las, daerah HAZ , logam induk, las bagian luar dan lasan bagian dalam di sisi lain di daerah HAZ adalah daerah yang sangat penting, dimana daerah yang mempertemukan daerah logam las dan logam induk, maka kekuatan sambungan juga sangat ditentukan oleh daerah ini [11].", "type": "Text" }, { "left": 370, "top": 609, "width": 116, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. HASIL DAN DISKUSI", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 624, "width": 105, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Prosedur Pengelasan", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 639, "width": 226, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini menggunakan Welding Procedure Specification sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 663, "width": 208, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Spesifikasi Material : Alumunium Seri 6061", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 675, "width": 230, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Dimensi : 300 mm x 150 mm x 6 mm", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 687, "width": 190, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Tipe Sambungan : Single V– Groove", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 699, "width": 133, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Posisi Pengelasan : 1G", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 711, "width": 154, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Filler Metal : ER 5356", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 723, "width": 159, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Dia. Filler Metal : Ø 3.2 mm", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 735, "width": 133, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "g. Arus : AC", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 747, "width": 150, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "h. Jumlah Layer : 3 Layer", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 759, "width": 150, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "i. Metode Pembersihan : Griding", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 771, "width": 178, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "j. Shielding Gas : Argon 99,99%", "type": "List item" }, { "left": 153, "top": 59, "width": 30, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2.", "type": "Picture" }, { "left": 96, "top": 68, "width": 145, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji tarik spesimen Non Heat treatment", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 79, "width": 230, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Spesimen Hasil Uji Tarik Yield Strength (MPa) Ultimate Strength (MPa) Rata-Rata Yield (MPa) Rata- Rata Ultimate (MPa) O1 88.16 167.81 87.73 167.66 O2 84.08 165.88 O3 90.94 169.28 Tabel 3. Hasil uji tarik spesimen preheat 80°C dan aging 180°C", "type": "Table" }, { "left": 54, "top": 190, "width": 225, "height": 100, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Spesimen Hasil Uji Tarik Yield Strength (MPa) Ultimate Strength (MPa) Rata-Rata Yield (MPa) Rata-Rata Ultimate (MPa) A1.1 88.81 186.98 90.85 186.70 A1.2 90.94 185.59 A1.3 92.79 187.53 Tabel 4. Hasil uji tarik spesimen preheat 100°C dan aging 180°C", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 295, "width": 219, "height": 65, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Spesimen Hasil Uji Tarik Yield Strength (MPa) Ultimate Strength (MPa) Rata-Rata Yield (MPa) Rata-Rata Ultimate (MPa) A2.1 111.36 204.06 111.80 203.85 A2.2 113.45 201.85 A2.3 110.58 205.65", "type": "Table" }, { "left": 153, "top": 374, "width": 28, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5.", "type": "Picture" }, { "left": 76, "top": 384, "width": 182, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji tarik spesimen preheat 120°C dan aging 180°C", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 396, "width": 223, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Spesimen Hasil Uji Tarik Yield Strength (MPa) Ultimate Strength (MPa) Rata-Rata Yield (MPa) Rata-Rata Ultimate (MPa) A3.1 120.10 222.64 120.48 220.94 A3.2 118.73 220.43 A3.3 122.62 219.74", "type": "Table" }, { "left": 413, "top": 62, "width": 30, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6.", "type": "Table" }, { "left": 338, "top": 72, "width": 178, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji tarik specimen preheat 80°C dan aging 260°C", "type": "Picture" }, { "left": 316, "top": 83, "width": 221, "height": 87, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Spesimen Hasil Uji Tarik Yield Strength (MPa) Ultimate Strength (MPa) Rata-Rata Yield (MPa) Rata-Rata Ultimate (MPa) B1.1 121.29 217.22 117.35 215.62 B1.2 116.54 213.85 B1.3 114.21 215.78 Tabel 7.", "type": "Table" }, { "left": 335, "top": 173, "width": 184, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji tarik spesimen preheat 100°C dan aging 260°C", "type": "Picture" }, { "left": 317, "top": 184, "width": 219, "height": 91, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Spesimen Hasil Uji Tarik Yield Strength (MPa) Ultimate Strength (MPa) Rata-Rata Yield (MPa) Rata-Rata Ultimate (MPa) B2.1 120.36 230.43 119.88 228.07 B2.2 119.45 226.60 B2.3 119.83 227.17 Tabel 8.", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 278, "width": 182, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji tarik spesimen preheat 120°C dan aging 260°C", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 289, "width": 227, "height": 175, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Spesimen Hasil Uji Tarik Yield Strength (MPa) Ultimate Strength (MPa) Rata-Rata Yield (MPa) Rata-Rata Ultimate (MPa) B3.1 127.53 249.68 125.21 246.74 B3.2 122.24 247.82 B3.3 125.86 242.73 Tabel 9. Lebar HAZ pada setiap spesimen Spesimen Lebar HAZ (mm) Non Heat Treatment 1 Preheating 80 o C dan Aging 180 o C (A1) 1,6 Preheating 80 o C dan Aging 260 o C (B1) 1,8 Preheating 100 o C dan Aging 180 o C (A2) 2,5 Preheating 100 o C dan Aging 260 o C (B2) 2,6", "type": "Table" }, { "left": 322, "top": 467, "width": 198, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Preheating 120 o C dan Aging 180 o C (A3) 3,4", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 485, "width": 198, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Preheating 120 o C dan Aging 260 o C (B3) 3,5", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 332, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 9, No. 2, (2020) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 531, "top": 24, "width": 20, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "G46", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 601, "width": 163, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "k. Gas Flow Rate : 20 L/menit", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 613, "width": 218, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "l. Preheating : 80°C, 100°C dan 120°C .", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 625, "width": 187, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "m. Aging PWHT : 180°C and 260°C", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 646, "width": 246, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ilustrasi spesifikasi kampuh dapat dilihat pada Gambar 3 dan keterangan spesimen pada Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 676, "width": 84, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Pengujian Tarik", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 690, "width": 246, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Standar yang digunakan dalam pengujian tarik adalah AWS[[ D1.2 dimana kriteria penerimaan hasil pengujian tarik apabila kekuatan tarik lebih besar dari kekuatan tarik minimum yang telah ditetapkan kekuatan tarik dari alumunium 6061 dengan perlakuan panas adalah 165 MPa dan lokasi putus berada pada base metal. Pada penelitian ini dilakukan 3x uji tarik untuk mendapatkan rata-rata nilai kekuatan tarik disetiap spesimen. Tabel 2-9 merupakan detail", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 601, "width": 246, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dari hasil pengujian tarik berupa nilai ultimate strength da yield strength pada ketujuh spesimen. Gambar 3-10 merupakan visual dari spesimen telah dilakukan uji tarik.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 637, "width": 247, "height": 154, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil ultimate strength yang didapat pada ketujuh spesimen menunjukkan hasil uji tarik telah melebihi standard yang artinya keseluruhan spesimen lolos uji tarik. Berdasarkan grafik pada Gambar 7-8 dapat dilihat penggunaan suhu aging yang berbeda menunjukkan trendline yang sama.yaitu semakin meningkat Hal ini ditunjukkan dengan semakin bertambahnya suhu preheat nilai kekuatan tarik juga semakin meningkat. sesuai dengan penjelasan [12] bahwa pengaplikasian preheat dapat meningkatkan kekuatan dan ketangguhan hasil pengelasan serta mengurangi resiko terjadinya crack. Selain itu pada Gambar 9. grafik menunjukkan dengan bertambahnya suhu aging kekuatan tarik juga semakin meningkat hasil yang sama juga diperoleh", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 184, "width": 202, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Spesimen Non Heat Treatment Tensile Test Result.", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 374, "width": 160, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6. Hasil uji tarik spesimen Aging 180°C.", "type": "Caption" }, { "left": 49, "top": 586, "width": 160, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7. Hasil uji tarik spesimen Aging 260°C.", "type": "Caption" }, { "left": 311, "top": 219, "width": 226, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 8. Grafik hasil pengujian tarik spesimen dengan Aging 180°C.", "type": "Picture" }, { "left": 311, "top": 394, "width": 201, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 9. Grafik hasil uji tarik spesimen dengan suhu 260°C.", "type": "Caption" }, { "left": 311, "top": 587, "width": 167, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 10. Grafik hasil uji tarik seluruh specimen.", "type": "Caption" }, { "left": 323, "top": 66, "width": 199, "height": 324, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "167,66 186,70 203,85 220,94 0,00 50,00 100,00 150,00 200,00 250,00 300,00 NHT A1 A2 A3 Ulti m at e Streng hth (MPa) Spesimen 167,66 215,62 228,07 246,74 0,00 50,00 100,00 150,00 200,00 250,00 300,00 NHT B1 B2 B3 Ulti m at e Streng hth (MPa) Spesimen", "type": "Picture" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 332, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 9, No. 2, (2020) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 531, "top": 24, "width": 20, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "G47", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 520, "width": 246, "height": 154, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pada penelitian yang dilakukan oleh [13]. Sehingga dapat disimpulkan perlakuan preheat dan aging PWHT mempengaruhi kekuatan tarik. Pada temperature preheat 80℃ dan aging PWHT 180℃ kekuatan tarik meningkat 10,2%, pada temperature preheat 80℃ dan aging PWHT 260℃ kekutan tarik meningkat 22,24%, pada temperature preheat 100℃ dan aging PWHT 180℃ kekuatan tarik meningkat 17,75%, pada temperature preheat 100℃ dan aging PWHT 260℃ kekuatan tarik meningkat 26,48%, pada temperature preheat 120℃ dan aging PWHT 180℃ kekuatan tarik meningkat sebesar 24,12%, dan peningkatankekuatan tarik tertinggi adalah pada temperature preheat 120℃ dan aging PWHT 260℃ peningkatan mencapai 32,05%.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 683, "width": 89, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Pengujian Makro", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 698, "width": 246, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Foto struktur makro, dilakukan dengan perbesaran 7x dengan menggunakan DSLR untuk melihat HAZ ( Heat Affected Zone ), base metal , dan Weld Metal. Dari pengujian makro didapatkan area-area yang terbentuk selama proses pengelasan seperti lebar HAZ yang terjadi pada spesimen. Selain itu, fungsi dari pengujian makro adalah untuk mengetahui cacat las yang ada di dalam hasil pengelasan Pada hasil foto makro, didapatkan lebar HAZ terbesar adalah pada", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 428, "width": 246, "height": 95, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "spesimen B3, spesimen dengan perlakuan preheat 120 ℃ dan Aging PWHT 260 ℃ sepanjang 3,5 mm. kemudian diikuti dengan spesimen A3 dengan lebar HAZ sepanjang 3,4 mm, Spesimen B2 dengan lebar HAZ sepanjang 2,6 mm, Spesimen A2 dengan lebar HAZ 2,5 mm, spesimen A1 1,6 mm dan B1 yaitu 1,8 mm. Sedangkan lebar HAZ terkecil dimiliki oleh spesimen non-heat treatment yaitu sepanjan 1 mm.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 526, "width": 247, "height": 166, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari data tersebut Berdasarkan data lebar HAZ yang didapat dari hasil uji makro tampak perbedaan luasan dari HAZ, perbedaan tersebut dipengaruhi oleh perlakuan preheat yang diberikan semakin tinggi temperature yang diberikan penetrasi yang terjadi. Menurut Kou, S. 2003 pengelasan aluminium rentan mengalami cacat hot crack dan porositas pada ke-6 spesimen yang diberikan perlakuan preheat keseluruhan tidak memiliki cacat las, cacat incomplete fusion sebesar 1.02 mm ditemukan pada spesimen yang tidak diberikan perlakuan preheat adanya cacat dapat mengurangi kekuatan dari sambungan las [14]. Semua spesimen terbebas dari retak las, dapat disimpulkan pengaplikasian preheat dapat meminimalisir terjadinya cacat las dengan mengurangi laju pendinginan dari material.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 695, "width": 247, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dapat disimpulkan perlakuan preheat mempengaruhi lebar HAZ semakin bertambah suhu preheat lebar HAZ juga ikut bertambah, Sedangkan pengaplikasian aging PWHT tidak terlalu berpengaruh pada lebar HAZ terbukti perbedaan lebar HAZ dengan perlakuan aging yang berbeda tidak memiliki perbedaan yang signifikan dikarenakan aging PWHT dilakukan ketika material sudah dingin. Untuk lebih lengkapnya data lebar HAZ dapat dilihat pada Tabel 9.", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 217, "width": 211, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 14. Foto Struktur Makro specimen A3 dan specimen B3.", "type": "Caption" }, { "left": 314, "top": 413, "width": 106, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 15. Lebar Daerah HAZ.", "type": "Caption" }, { "left": 325, "top": 255, "width": 206, "height": 154, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 NHT A1 B1 A2 B2 A3 B3 Panj ang HA Z (m m ) spesimen", "type": "Picture" }, { "left": 53, "top": 189, "width": 214, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 11. Foto Struktur Makro spesiemen tanpa heat treatment.", "type": "Caption" }, { "left": 53, "top": 341, "width": 213, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 12. Foto Struktur Makro spesimen A1 dan spesimen B1.", "type": "Caption" }, { "left": 53, "top": 502, "width": 211, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 13. Foto Struktur Makro specimen A2 dan specimen B2.", "type": "Caption" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 332, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 9, No. 2, (2020) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 531, "top": 24, "width": 20, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "G48", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 53, "width": 246, "height": 33, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan gambar hasil uji makro dapat dilihat pada Gambar 12-15. kenaikan lebar HAZ pada spesimen dapat dilihat pada Gambar 15.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 95, "width": 193, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. Hubungan Antara Uji Tarik dan Uji Makro", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 110, "width": 246, "height": 142, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari pengujina tarik dan pengamatan makro, dapat dilihat bahwa perbedaan suhu preheat dan aging yang digunakan dalam pengelasan sangat mempengaruhi hasil pengelasan. Pada seluruh spesimen dengan perlakuan panas tidak ditemukan cacat las pada ketiga daerah hasil las, dan kekuatan tarik cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya suhu preheat dan aging pwht dan daerah patahan berada di base metal. Sedangkan pada spesimen tanpa perlakuan panas memiliki hasil uji tarik terendah hal ini dikarenakan ditemukannya cacat las berupa incomplete fusion pada weld metal hal ini menyebabkan daerah patahan ada di weld metal sehingga mengurangi kekuatan dari lasan.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 255, "width": 246, "height": 81, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada pengamatan makro dengan bertambahnya suhu preheat HAZ akan semakin lebar, hal yang sama juga terjadi pada kekuatan tarik semakin bertambah suhu preheat kekuatan tarik juga ikut bertambah. Hal ini dikarenakan dengan bertambahnya suhu pemanasan akan meningkatkan penetrasi pada saat proses pengelasan sehingga daerah HAZ menjadi lebar menyebabkan kekuatan las semakin besar.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 339, "width": 246, "height": 82, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jadi, pada kedua pengujian ini dapat dilihat bahwa semakin besar pengaplikasian suhu perlakuan panas preheat akan menambah panjang dari HAZ, serta dapat meminimalisir terjadinya cacat las dan mendapatkan hasil lasan yang terbaik. Sedangkan variasi suhu aging tidak memberi pengaruh pada lebar HAZ hal ini dikarenakan perlakuan aging dilakukan ketika lasan sudah dingin.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 442, "width": 150, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV. KESIMPULAN/RINGKASAN", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 457, "width": 249, "height": 178, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil penelitian mengenai pengaruh variasi temperature preheat dan aging PWHT terhadap pengelasan GTAW material Alumunium seri 6061, didapatkan kesimpulan, yaitu: (1)Pada hasil uji tarik pengelasan dengan perlakuan prehat dan aging dengan suhu tertinggi menghasilkan kekuatan tarik paling tinggi, hasil pengelasan menggunakan suhu preheat 120℃ dan aging PWHT 260℃ menghasilkan ultimate strength sebesar 246,74 MPa dan yield strength sebesar 125,21 MPa; (2)Pada pengamatan makro-, semakin tinggi suhu preheat yang digunakan maka HAZ semakin panjang dan mengurangi potensi cacat las. Pada spesimen dengan preheat 120℃ memiliki lebar HAZ terbesar yaitu 3,5 mm; (3)Dari semua hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pengaplikasian suhu preheat dan aging akan menambah kekuatan tariknya.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 53, "width": 247, "height": 45, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan bertambah lebarnya HAZ membuktikan penetrasi proses pengelasan semakin dalam dan lasan semakin kuat. Serta pengaplikasian preheat dapat meminimalisir terjadinya cacat las.", "type": "Text" }, { "left": 370, "top": 119, "width": 116, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 135, "width": 246, "height": 45, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penulis sangat berterimakasih kepada welding center PPNS, Laboratorium pengecoran Teknik Mesin FTI ITS, dan PT.Robutech yang telah membantu penulis dalam mengerjakan penelitian Tugas Akhir.", "type": "Text" }, { "left": 383, "top": 201, "width": 91, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 216, "width": 246, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] D. M. Stannard, E. J. Adlington, and M. J. Bayley, “Design implications on the use of aluminum offshore,” in Proceedings of the Annual Offshore Technology Conference , May 1989, vol. 1989-May, pp. 253–260, doi: 10.4043/6147-ms.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 253, "width": 246, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] R. Rochman, P. Hariyati, and C. Purbo, “Karakterisasi sifat mekanik dan pembentukan fasa presipitat pada aluminium alloy 2024 – T 81 akibat perlakuan penuaan,” Mekanika , vol. 8, no. 2, pp. 165–171, 2010. [3] A. American and N. Standard, Structural Welding Code Alumunium , 6th ed. SA: American Welding Society (AWS) D1 Committee on Structural Welding, 2014.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 308, "width": 246, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] P. Kah, E. Hiltunen, and J. Martikainen, “Investigation of hot cracking in the welding of aluminium alloys (6005 & 6082),” in 63rd Annual Assembly & International Conference of the International Institute of Welding 11-17 , 2010, no. July, pp. 373–380.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 345, "width": 246, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] D. Radaj, Heat Effect of Welding Temperature Field, Residual Stress, and Distortion , 1st ed. Berlin ;;New York: Springer-Verlag, 1992.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 363, "width": 246, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] C. Meng, “Effect of preheating condition on strength of AA6060 aluminium alloy for extrusion,” Auckland University of Technology, 2010.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 391, "width": 245, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] H. Wiryosumarto and T. Okumura, “Teknologi pengelasan logam,” Pradya Paramita , 2000.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 409, "width": 246, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] A. F. D. Yasfi, “Analisis pengaruh aplikasi preheat dan post weld heat treatment pada panalisis pengaruh aplikasi preheat dan post weld heat treatment pada pengelasan aluminium 5083 propeller shaft bracket menggunakan metode pengelasan gmaw terhadap sifat mekanis dan meta,” Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 455, "width": 245, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] W. F. Smith, Foundations of Materials Science and Engineering , vol.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 464, "width": 168, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "72953586. New York: McGraw-Hill Science, 1993.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 474, "width": 246, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] Krishna Pal Singh Chauhan, “Influence of heat treatment on the mechanical properties of aluminium alloys (6xxx series): a literature review,” Int. J. Eng. Res. , vol. V6, no. 03, pp. 386–389, 2017, doi: 10.17577/ijertv6is030301.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 510, "width": 246, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[11] A. A. Islamy, N. P. Ariyanto, and A. Wibowo, “Pengaruh variasi heat input proses gas metal arc welding berdasarkan distribusi kekerasan dan lebar heat affected zone,” Batam Polytechnics.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 538, "width": 246, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[12] R. S. Funderburk, “Key Concepts In Welding Engineering (Fundamentals of Preheat),” Weld. Innov. , vol. XIV, no. 2, pp. 16–17, 1997.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 566, "width": 246, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[13] M. Kumar, M. M. Baloch, M. I. Abro, S. A. Memon, and A. D. Chandio, “Effect of artificial aging temperature on mechanical properties of 6061 aluminum alloy,” Mehran Univ. Res. J. Eng. Technol. , vol. 38, no. 1, pp. 31–36, 2019, doi: 10.22581/muet1982.1901.03.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 612, "width": 245, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[14] K. Sindo, Welding Metallurgy. New Jersey , 2nd ed. Garsington Road, Oxford: Blackwell Science, 2011.", "type": "Footnote" } ]
e573ea78-e993-46a3-d663-b62489f54df4
https://j-cup.org/index.php/cendekia/article/download/1547/730
[ { "left": 72, "top": 38, "width": 76, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN : 2579-9258", "type": "Page header" }, { "left": 331, "top": 38, "width": 190, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 49, "width": 452, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2614-3038 Volume 06, No. 03, August 2022, pp. 2660-2672", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 796, "width": 20, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2660", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 76, "width": 446, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Teorema Pythagoras Menggunakan Aplikasi Geogebra di Kelas VIII SMP Negeri 15 Gorontalo", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 121, "width": 443, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khardiyawan A. Y. Pauweni 1 , Deya Ismail Uwange 2  , Sumarno Ismail 3 , Putri Ekawaty Kobandaha 4 1, 2, 3, 4 Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Gorontalo, Jl. Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie Tilong Kabila Kab. Bone Bolango 96119 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 183, "width": 39, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 193, "width": 450, "height": 103, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study aims to improve students’ learning outcomes on the Pythagorean Theorem material using the GeoGebra application. This research is classroom action research conducted at SMP Negeri 15 Gorontalo in the even semester of the 2021-2022 academic year. The research is conducted by involving 20 students and a teacher as research subjects. The instruments include teacher observation sheets and learning outcomes test. This research is conducted in 2 cycles. The observations of teacher activities that achieved good and very good categories increased from 61,25% to 82,5%. Furthermore, the observations of students who achieved good and very good categories increased from 61,11% to 80,56%. The learning outcomes increased from 64,91% to 81,83%. All aspects of the assessment have met the indicators of learning success in cycle II through applying the GeoGebra. Keywords: Learning Outcomes, GeoGebra, Pythagoras", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 310, "width": 40, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 322, "width": 450, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan Penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Teorema Pythagoras dengan menggunakan aplikasi GeoGebra. Jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMP Negeri 15 Gorontalo pada tahun ajaran 2021-2022 semester genap. Penelitian dilaksanakan dengan melibatkan 20 siswa dan seorang guru sebagai subjek penelitian. Instrumen yang digunakan berupa lembar pengamatan guru, lembar pengamatan siswa dan tes hasil belajar. Penelitian ini berlangsung dengan 2 siklus. Hasil pengamatan kegiatan guru yang mencapai kategori baik dan sangat baik meningkat dari 61,25% menjadi 82,5%. Selanjutnya hasil pengamatan siswa yang mencapai kategori baik dan sangat baik juga maningkat dari 61,11% menjadi 80,56%. Untuk hasil belajar mengalami peningkatan yaitu 64,91% menjadi 81,83%. Semua aspek penilaian telah mencapai indikator keberhasilan belajar pada siklus II melalui penerapan aplikasi GeoGebra.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 425, "width": 203, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Hasil Belajar, GeoGebra, Pythagoras", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 448, "width": 414, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright (c) 2022 Khardiyawan A.Y. Pauweni, Deya Ismail Uwange, Sumarno Ismail, Putri Ekawaty Kobandaha", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 470, "width": 438, "height": 46, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Corresponding author: Deya Ismail Uwange Email Address: [email protected] (Jl. Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie Tilong Kabila, Bone Bolango) Received 20 June 2022, Accepted 16 August 2022, Published 05 September 2022 DoI: https://doi.org/10.31004/cendekia.v6i3.1547", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 541, "width": 88, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 560, "width": 451, "height": 105, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Covid-19 ialah musibah saat ini yang masih berlanjut hampir diseluruh negara. Indonesia termasuk negara yang terpapar virus Covid-19 mengakibatkan terganggunya seluruh aktivitas yang berpotensi menimbulkan kerumunan salah satunya pada bidang pendidikan. Pendidikan adalah pokok utama dalam mengantisipasi di masa depan, tentu hal ini tidak lepas dari pusat perhatian pemerintah. Oleh karena itu, aktivitas pembelajaran tatap muka diberhentikan dan dilaksanakan pembelajaran daring di rumah masing-masing.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 674, "width": 451, "height": 86, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor penting pada keberhasilan pendidikan adalah proses pembelajaran yang berkualitas untuk mencapai pendidikan yang bermutu dan berkualitas. Oleh sebab itu, pembelajaran harus terus berjalan secara maksimal serta harus membangkitkan semangat siswa meskipun dilaksanakan secara daring. Namun pada kenyataannya, pembelajaran yang dilaksanakan secara online, banyak menimbulkan kendala yang dihadapi baik siswa maupun guru. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 453, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Teorema Pythagoras Menggunakan Aplikasi Geogebra di Kelas VIII SMP Negeri 15 Gorontalo, Khardiyawan A. Y. Pauweni, Deya Ismail Uwange, Sumarno Ismail, Putri Ekawaty Kobandaha 2661", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 451, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "oleh Hulukati and Payu (2021) pendidikan yang pada hakekatnya merupakan proses pengembangan seluruh potensi yang dimiliki setiap manusia, nampaknya sangat sulit dilakukan di masa pandemi. Keterbatasan pengetahuan, metode dan materi serta perkembangan gaya belajar tradisional tatap muka menuju digitalisasi online menambah rumitnya persoalan dalam bidang pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 151, "width": 451, "height": 105, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada pembelajaran daring, siswa dan guru dituntut untuk beradaptasi dengan pembelajaran yang memanfaatkan tekhnologi saat ini. Namun dalam pelaksanaannya selalu tidak berjalan dengan baik, masih terdapat beberapa kendala seperti kuota internet yang kurang, sinyal yang kurang bagus di daerah msing-masing, bahkan beberapa siswa tidak mempunyai penunjang handphone yang bagus. Hal ini mengakibatkan hasil belajar siswa semakin menurun dikarenakan kurangnya pemahaman siswa dalam pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 265, "width": 451, "height": 104, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Uno, Panjaitan, and Yahiji (2018) hasil belajar adalah perubahan siswa yang didorong oleh usaha. Artinya, individu belajar untuk memperoleh keterampilan baru yang terkait dengan keberlanjutan yang relatif melalui latihan dan pengalaman khusus dengan waktu yang lama. Hasil belajar merupakan perubahan pada siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Perubahan ini dapat dilihat setelah menerima materi yang juga dapat dinilai berdasarkan skor perolehan dari setiap siswa sesuai usaha yang dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 378, "width": 451, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Bloom (Suratman et al, 2019) merinci bahwa hasil belajar memiliki tiga domain yang mencakup kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif terdiri atas pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, integrasi dan evaluasi. Domain afektif terdiri atas menerima, bereaksi, menilai, mengorganisasikan, dan mencirikan. Domain psikomotorik terdiri atas menerima, manipulasi, akurasi, artikulasi, dan naturalisasi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 473, "width": 451, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam proses pembelajaran, usaha guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa mengalami kendala khususnya pada pelajaran matematika. Menurut Abdullah et al (2021) matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang akan mengalami kesulitan, karena masih banyak siswa yang menganggap bahwa matematika itu sulit dan membosankan. Selain itu, jika belajar mtematika secara daring, beberapa siswa mungkin tidak memahami penjelasan guru saat belajar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 568, "width": 451, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Matematika mempunyai peran penting untuk membentuk dan mengembangkan keterampilan siswa dalam berpikir nalar, logis, sistematis dan kritis hal ini sejalan dengan yang dikatakatan oleh Pauweni & Iskandar (2021) pentingnya matematika dalam mengembangkan kemampuan berpikir menjadikan matematika sebagai salah satu disiplin ilmu yang dipelajari di jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas hingga perguruan tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 663, "width": 451, "height": 105, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang mempelajari konsep-konsep yang membuat siswa dapat terlibat aktif dalam menemukan konsep, mengaplikasikan konsep dan mampu memecahkan masalah matematika. Namun seringkali pelajaran ini dianggap sangat sulit sehingganya ditakuti dan siswa cenderung tidak menyukai pelajaran tersebut. Hal ini tentunya menjadi tantangan bagi seorang guru agar bisa menjadikan proses belajar yang menyenangkan dan membuat siswa tidak takut lagi serta bisa tertarik untuk belajar matematika. Proses belajar mengajar yang menyenangkan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 453, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2662 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 06, No. 03, August 2022, hal. 2660-2672", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 450, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bisa tercapai melalui penerapan berbagai jenis model, metode, strategi, pendekatan maupun media yang digunakan pada pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 113, "width": 451, "height": 143, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media adalah suatu komponen penting pada proses pembelajaran. Penggunaan media sangat membantu guru dalam penyampaian materi. Menurut Latuheru (Lembang & Natsir, 2020) media berasal dari kata latin “medius” yang berarti “tengah” yag memiliki arti memberikan/menyampaikan informasi antara pengirim dan penerima pesan. Menurut Hamidah et al (2020) media pembelajaran merupakan alat bagi guru untuk berkomunikasi dan memberikan informasi yang menarik kepada siswa. Memilih media yang tepat memiliki efek terbaik dalam mencapai tujuan pembelajaran.. Media dapat membuat kelas menjadi lebih menarik dan menyenangkan, sehingga bisa merangsang keaktifan siswa dalam belajar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 265, "width": 451, "height": 123, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh karena itu, guru dapat memlilih media yang efektif agar digunakan dalam proses pembelajaran terutama dengan memanfaatkan aplikasi - aplikasi matematika yang dapat digunakan selama proses pembelajaran agar dapat membuat suasana kelas yang menyenangkan serta siswa dapat memahami materi dengan baik. Namun kenyataan di sekolah-sekolah guru belum memaksimalkan media teknologi seperti aplikasi-aplikasi penunjang pelajaran matematika. Sehingga siswa merasa sulit dalam memahami materi khususnya yang bersifat abstrak yang mengakibatkan hasil belajar siswa baik ranah kognitif, afektif dan psikomotornya kurang diperhatikan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 397, "width": 451, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemajuan teknologi yang saat ini selalu berkembang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran serta dapat menciptakan suasana baru agar mendorong pembelajaran matematika yang menyenangkan contohnya dengan memanfaatkan penggunaan aplikasi penunjang materi matematika. Salah satu aplikasi yang bisa dijadikan media pada pelajaran matematika yaitu aplikasi GeoGebra .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 473, "width": 450, "height": 105, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "GeoGebra merupakan perangkat lunak matematika yang memungkinkan guru membuat lembar kerja interaktif untuk membantu pemahaman siswa pada materi yang diajarkan. Menurut Marlianti and Sulistyaningsih (2020) GeoGebra merupakan software geometri interaktif yang dapat membuat titik, garis, dan segala bentuk lengkungan. GeoGebra merupakan aplikasi matematika yang penggunaannya sebagai media pembelajaran untuk menyampaikan materi matematika dengan lebih mudah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 587, "width": 451, "height": 105, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Mahmudi (Hamidah et al, 2020) aplikasi GeoGebra dalam matematika memiliki beberapa keunggulan yaitu: a) Lukisan geometri dapat dibuat dengan mudah, teliti dan cepat, bahkan pada lukisan yang tergolong kompleks. b) Terdapat fitur manipulasi gerak dan animasi yang bisa memberikan pengalaman visual untuk memahami konsep geometri. c) Bisa digunakan menjadi bahan evaluasi. d) Memungkinkan guru dan siswa untuk melihat sifat-sifat yang sesuai pada benda geometris yang dimaksud.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 701, "width": 451, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "GeoGebra adalah aplikasi yang bisa dimanfaatkan sebagai media untuk membantu\\ mempermudah siswa memahami penjelasan dari guru terurtama materi yang berhubungan dengan grafik/kurva, gambar atau animasi dan lain-lain. Salah satu materi yang dengan mudah dapat dijelaskan menggunakan aplikasi GeoGebra yaitu materi Teorema Pythagoras yang berbunyi “kuadrat sisi", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 453, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Teorema Pythagoras Menggunakan Aplikasi Geogebra di Kelas VIII SMP Negeri 15 Gorontalo, Khardiyawan A. Y. Pauweni, Deya Ismail Uwange, Sumarno Ismail, Putri Ekawaty Kobandaha 2663", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 450, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "miringnya sama dengan hasil penjumlahan kuadrat sisi-sisi lainnya yang terdapat pada segitiga siku- siku”. Teorema Pythagoras adalah materi yang dibelajarkan di SMP kelas VIII. Agar pembelajaran mengenai teorema Pythagoras dapat dipahami dengan mudah, maka perlu bantuan media berupa aplikasi matematika yaitu GeoGebra .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 151, "width": 451, "height": 143, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil observasi yang diamati, sebelum pembelajaran tatap muka diberlakukan, banyak siswa yang tidak mengikuti pembelajaran daring melalui google meet. Hanya awal-awalnya saja banyak siswa yang masuk kelas google meet, namun seiring berjalannya waktu, semakin sedikit siswa yang mengikuti kelas daring, sehingga ketika pelaksanaan pembelajaran tatap muka diberlakukan, sebagian siswa belum menguasai materi sebelumnya yang telah diberikan secara daring. Hal ini mengakibatkan siswa merasa sulit untuk memahami materi selanjutnya pada pembelajaran matematika secara tatap muka terbatas dikarenakan materi yang saling berkaitan dengan materi yang sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 302, "width": 451, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk menarik perhatian siswa kembali dalam belajar matematika, guru menggunakan media pembelajaran matematika berupa kertas karton yang didalamnya terdapat gambar grafik yang telah disiapkan terlebih dahulu kemudian ditempelkan pada papan tulis yang bertujuan memudahkan siswa dalam memahami materi yang dijelaskan. Penggunaan media didalam kelas ini tentu sangat membantu dan bisa membuat kelas lebih menyenangkan. Namun, media yang digunakan guru memiliki keterbatasan yaitu hanya dapat melihat gambar yang telah disiapkan pada karton artinya belum bisa memperbesar atau memperkecil gambar sesuai ukuran yang siswa inginkan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 435, "width": 451, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterbatasan inilah yang harus menjadi perhatian guru dalam menggunakan media pembelajaran. Hal ini sejalan dengan yang dikatakakan oleh Zakaria et al (2021) dalam situasi ini, pemberdayaan guru lebih penting daripada pemberdayaan siswa itu sendiri, karena kualitas siswa juga tergantung pada kualitas seorang guru dan pengembangan sarana yang digunakan dalam proses pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 530, "width": 451, "height": 143, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan kenyataan diatas diperoleh bahwa guru belum memaksimalkan media teknologi seperti aplikasi-aplikasi penunjang pelajaran matematika seperti GeoGebra. Aplikasi ini bisa membuat animasi gambar yang lebih banyak dengan ukuran gambar dapat diperbesar dan diperkecil sesuai keinginan serta dapat diaplikasikan dengan mudah terutama pada materi Teorema Pythagoras. Aplikasi ini tidak hanya dapat diakses oleh guru saja, melainkan siswa juga bisa mengaplikasikannya agar dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Jika apalikasi geogebra ini digunakan siswa pada materi teorema Pythagoras dan didampingi oleh guru secara langsung, maka akan mencapai hasil belajar yang lebih baik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 682, "width": 451, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil wawancara guru matematika kelas VIII SMP Negeri 15 Gorontalo, diperoleh pencapaian hasil belajar siswa masih rendah dan banyak yang belum bisa memperoleh KKM yang ditentukan, meskipun guru selalu menggunakan berbagai pendekatan dan media pembelajaran yang tersedia. Kondisi ini yang terjadi pada siswa kelas VIII-2 yang ditunjukkan dengan hasil belajar", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 453, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2664 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 06, No. 03, August 2022, hal. 2660-2672", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 451, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ulangan harian siswa pada materi teorema Pythagoras selama 3 tahun berturut-turut yang disajikan dalam tabel berikut:", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 125, "width": 338, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Hasil belajar ulangan harian siswa pada materi Teorema Pythagoras Semester genap tahun ajaran 2018/2019,2019/2020,dan 2020/2021", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 151, "width": 438, "height": 75, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelas 2018/2019 2019/2020 2020/2021 Jumlah Siswa Nilai Rata- Rata KKM Jumlah Siswa Nilai Rata- Rata KKM Jumlah Siswa Nilai Rata- Rata KKM VIII.1 27 60,70 73 28 61,82 73 29 62,40 73 VIII.2 25 62,42 30 58,75 31 59,25", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 233, "width": 188, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber Data: SMP Negeri 15 Gorontalo", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 264, "width": 451, "height": 181, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa kajian mengenai penggunaan aplikasi GeoGebra telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Dari penelitian yang dilakukan oleh Novilanti & Suripah (2021) menunjukkan bahwa software GeoGebra dapat merangsang minat siswa dalam proses pembelajaran pada materi geometri. Hal ini dapat dilihat dari adanya respon yang sangat positif dari siswa terhadap penggunaan software GeoGebra. Oleh karena itu, GeoGebra dapat meningkatkan minat belajar siswa pada materi geometri. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Yunita (2022) menunjukkan bahwa media GeoGebra dapat membuat pembelajaran pada materi transformasi menjadi lebih mudah dan menyenangkan bagi siswa. Media tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada materi transformasi. Semua siswa antusias karena menggunakan media GeoGebra dalam kegiatan belajar membuat siswa lebih cepat dan efektif terutama pada materi transformasi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 454, "width": 451, "height": 105, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa kajian terdahulu telah memberikan dampak yang positif dalam peningkatan pembelajaran melalui penggunaan aplikasi GeoGebra. Namun belum ada yang menggunakan aplikasi GeoGebra untuk mengkaji secara detail terkait hasil belajar yang ditinjau dari ranah kognitif, afektif dan psikomotor pada materi Teorema Pythagoras. Oleh karena itu tujuan penelitian ini yaitu Tujuan dari penelitian ini yaitu meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan aplikasi GeoGebra pada materi teorema Pythagoras di kelas VIII SMP Negeri 15 Gorontalo.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 580, "width": 54, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 599, "width": 451, "height": 162, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII di SMP Negeri 15 Gorontalo pada materi teorema Pythagoras melalui penggunaan media pembelajaran yaitu aplikasi GeoGebra dan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2021/2022 dengan melibatkan 20 siswa yang terdiri dari 12 perempuan dan 8 laki-laki serta seorang guru sebagai subjek penelitian. Metode yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas dengan menerapkan desain penelitian menurut Kemmis dan McTaggart. Menurut Taniredja, Pujiati, and Nyata (2013) jenis Kemmis dan McTaggart pada dasarnya berbentuk kalimat atau urutan dengan perangkat yang terdapat empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Keempat komponen tersebut merupakan sebuah siklus.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 453, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Teorema Pythagoras Menggunakan Aplikasi Geogebra di Kelas VIII SMP Negeri 15 Gorontalo, Khardiyawan A. Y. Pauweni, Deya Ismail Uwange, Sumarno Ismail, Putri Ekawaty Kobandaha 2665", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 451, "height": 124, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap perencanaan yang merupakan awal dalam melaksanakan aktivitas, yang nantinya akan menjadi acuan untuk menjalankan penelitian demi tercapainya tujuan pembelajaran. Pada tahap ini perlu adanya konsultasi dengan kepala sekolah dan guru pelajaran matematika di Kelas VIII SMP Negeri 15 Gorontalo terkait penelitian yang akan dilaksanakan. Kemudian dapat menyusun perangkat pembelajaran, yaitu RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), dan aplikasi GeoGebra yang akan digunakan serta menyiapkan instrumen penilaian, yaitu format penilaian untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 208, "width": 451, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap pelaksanaan adalah implementasi dari rencana yang telah dibuat sebelumnya. Peneliti berkonsultasi dengan guru kelas VIII SMP Negeri 15 Gorontalo dan guru matematika untuk menerapkan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah dibuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pembelajaran yang diterapkan di kelas ini menggunakan aplikasi GeoGebra.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 284, "width": 451, "height": 104, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan segala informasi yang terdapat dalam proses pembelajaran. Kegiatan observasi yang dilakukan peneliti untuk mengamati kegiatan pembelajaran baik guru maupun siswa selama pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan guru, lembar kegiatan siswa, tes hasil belajar. Informasi yang didapatkan digunakan sebagai bahan evaluasi dan refleksi serta bersifat kualitatif untuk menilai keberhasilan penelitian proses pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 397, "width": 451, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap akhir, tindakan pembelajaran yang dilakukan yaitu dievaluasi dan direfleksi. Refleksi adalah penilaian keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai suatu tujuan sementara dan merupakan langkah penting untuk menentukan apakah penelitian akan dihentikan atau diteruskan dalam rangka memperoleh tujuan akhir yang akan ditetapkan sebagai pencapaian dari tujuan sementara lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 492, "width": 451, "height": 143, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data yang dikumpulkan berupa lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, dan hasil belajar siswa. Sebelum penyebaranya, instrument tersebut telah di uji validitas dan reliabilitasnya. Analisis hasil observasi diolah dengan menghitung skor tiap aspek pada setiap kriteria. Kriteria keberhasilan dalam observasi baik kegiatan guru dan siswa minimal mencapai nilai baik atau nilai sangat baik. Sedangkan analisis hasil belajar akan dinilai dari rata-rata penilaian sikap, keterampilan dan juga tes tertulis yang diperoleh siswa. Analisis hasil belajar akan dilakukan disetiap akhir siklus. Untuk memperoleh rata-rata tes hasil belajar siswa, akan menggunakan rumus persentase rata rata:", "type": "Text" }, { "left": 260, "top": 641, "width": 79, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑥̅ = ∑ 𝑋 𝑖 𝑛 𝑖=1 𝑛 (1)", "type": "Formula" }, { "left": 72, "top": 683, "width": 450, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai yang dicapai siswa dianalisis dan diolah dengan menghitung jumlah yang diperoleh sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) secara individu kemudian dihitung persentase ketuntasannya. Kriteria ketuntasan hasil belajar siswa disajikan pada Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 453, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2666 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 06, No. 03, August 2022, hal. 2660-2672", "type": "Page header" }, { "left": 217, "top": 75, "width": 187, "height": 50, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Kriteria Ketuntasan Siswa Skor Kriteria 𝑥̅ < 73 Tidak Tuntas 𝑥̅ ≥ 73 Tuntas", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 147, "width": 451, "height": 124, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data yang dianalisis pada penelitian ini adalah data hasil belajar siswa yang dilakukan pada setiap akhir siklus. Sedangkan data observasi kegiatan Guru dan siswa dianalisis pada setiap akhir pengamatan. Penelitian ini dinyatakan berhasil apabila memenuhi indikator yaitu minimal 75% aspek- aspek pada lembar pengamatan kegiatan guru dan lembar pengamatan kegiatan siswa memperoleh nilai dengan kriteria baik (B) dan sangat baik (SB). Penilaian hasil belajar matematika siswa menunjukan ketuntasan rata-rata minimal 80% dari seluruh siswa yang dilakukan tindakan dan memenuhi kriteria ketuntasan yaitu minimal (KKM) 73 pada materi teorema Pythagoras.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 292, "width": 114, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN DISKUSI", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 311, "width": 451, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut adalah hasil penelitian pada siklus I dan II yang ditunjukkan melalui instrumen lembar pengamatan kegiatan guru dan siswa serta hasil belajar siswa setelah pembelajaran dilakukan selama dua siklus dengan menerapkan aplikasi GeoGebra.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 371, "width": 146, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Observasi Kegiatan Guru", "type": "Section header" }, { "left": 131, "top": 393, "width": 333, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Persentase rata-rata hasil pengamatan kegiatan guru siklus I dan II", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 406, "width": 289, "height": 91, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kriteria Penilaian SIKLUS 1 SIKLUS II Sangat Baik 27.50% 27.50% Baik 33.75% 55.00% Cukup Baik 30.00% 17.50% Kurang Baik 5.00% 0.00% Tidak Baik 3.75% 0.00% Jumlah 100% 100%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 521, "width": 451, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada siklus pertama yang mencapai kategori Baik dan Sangat Baik sebanyak 61,25% dan pada siklus kedua sebanyak 82,50%. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan terhadap kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran menggunakan aplikasi GeoGebra yakni sebesar 21,25% yang memperoleh kategori Baik dan Sangat Baik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 597, "width": 451, "height": 124, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peningkatan hasil pengamatan kegiatan guru dari siklus 1 kesiklus 2 dikarenakan kesalahan- kesalahan pada proses pembelajaran siklus 1 telah diperbaiki oleh guru pada siklus kedua sehingganya tidak terulang lagi kesalahan-kesalahan tersebut. Selain itu, guru juga lebih berusaha memusatkan perhatian siswa pada materi yang disampaikan dengan mengajak siswa untuk berlomba setiap kelompok agar dapat merangsang keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan aplikasi GeoGebra. Usaha lain yang dilakukan guru juga dengan mengajak siswa dalam bermain game yang terdapat pada aplikasi GeoGebra sebagai evaluasi bagi siswa pada materi yang telah diajarkan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 453, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Teorema Pythagoras Menggunakan Aplikasi Geogebra di Kelas VIII SMP Negeri 15 Gorontalo, Khardiyawan A. Y. Pauweni, Deya Ismail Uwange, Sumarno Ismail, Putri Ekawaty Kobandaha 2667", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 141, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil observasi kegiatan siswa", "type": "Section header" }, { "left": 130, "top": 97, "width": 335, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Persentase rata-rata hasil pengamatan kegiatan siswa siklus I dan II", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 112, "width": 290, "height": 146, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kriteria Penilaian SIKLUS I SIKLUS II Sangat Baik 16.67% 38.89% Baik 44.44% 41.67% Cukup Baik 22.22% 19.44% Kurang Baik 11.11% 0.00% Tidak Baik 5.56% 0.00% Jumlah 100% 100%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 282, "width": 451, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada siklus pertama yang mencapai kategori Baik dan sangat Baik sebanyak 61,11% dan pada siklus kedua sebanyak 80,56%. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan terhadap kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan aplikasi GeoGebra yakni sebesar 19,45% yang memperoleh kategori Baik dan Sangat Baik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 377, "width": 450, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peningkatan hasil pengamatan kegiatan siswa dari siklus 1 kesiklus 2 proses pembelajaran yang dilakukan guru pada siklus 2 lebih baik dari siklus 1. Metode yang diterapkan guru dari menerapkan perlombaan disetiap kelompok membuat siswa antusias dalam belajar dan juga menerapkan game dalam pembelajaran yang terdapat pada aplikasi GeoGebra sebagai bentuk evaluasi materi yang telah di ajarkan membuat siswa menyenangkan serta aktif dalam mengikuti pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 475, "width": 93, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Belajar Siswa", "type": "Section header" }, { "left": 150, "top": 497, "width": 295, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Persentase rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I dan II", "type": "Text" }, { "left": 240, "top": 513, "width": 138, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siklus Rata - rata Siklus I 64,91% Siklus II 81,83%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 564, "width": 451, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel di atas bahwa pada siklus pertama rata-rata hasil belajar siswa yaitu 64,91% dan pada siklus kedua yaitu 81,83%. Hal ni menunjukkan bahwa adanya peningkatan terhadap hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan aplikasi GeoGebra yakni sebesar 16,92%.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 640, "width": 451, "height": 124, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peningkatan hasil belajar siswa dikarenakan usaha yang dilakukan guru secara terus menerus dari setiap pertemuan sehingga membuat siswa lebih focus memperhatikan serta aktif dalam mengikuti pembelajaran yang menggunakan aplikasi GeoGebra. Selain itu, penggunaan aplikasi GeoGebra yang membuat siswa penasaran serta tertarik dalam mengaplikasikannya pada materi yang diajarkan. Meskipun masih terdapat beberapa siswa yang belum mampu menunjukkan aktivitas belajar yang baik namun seiring berjalannya waktu dengan membiasakan penggunaan aplikasi GeoGebra kedepan diyakini siswa akan lebih terlatih dengan sendirinya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 453, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2668 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 06, No. 03, August 2022, hal. 2660-2672", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 146, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Tindakan Siklus I Dan II", "type": "Section header" }, { "left": 138, "top": 97, "width": 324, "height": 75, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 8. Hasil Tindakan Siklus I dan II No Sumber Siklus I Siklus II 1 Lembar Pengamatan Kegiatan Guru 61,25% 82,5% 2 Lembar Pengamatan Kegiatan Siswa 61,11% 80,56% 3 Hasil Belajar Siswa 64,91% 81,83%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 196, "width": 451, "height": 86, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa hasil pelaksanaan tindakan setelah penerapan aplikasi GeoGebra menunjukkan adanya peningkatan disemua aspek penilaian pada siklus II dengan perolehan lembar pengamatan kegiatan guru mncapai 82,5%, lembar pengamatan kegiatan siswa mencapai 80,56%, hasil belajar siswa mencapai 81,83% dan seluruh aspek penilaian sudah memenuhi indikator penilaian pada siklus II.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 291, "width": 451, "height": 199, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa kajian mengenai penggunaan GeoGebra telah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Yunita (2020) yang memperoleh hasil belajar pada siklus 1 dan siklus 2 terjadi peningkatan. Dapat dilihat dari hasil ketuntasan siswa pada siklus 1 mencapai 63% dan siklus 2 mencapai 85%. Dengan demikian hasil belajar siswa meningkat sebesar 22% pada ketuntasan siswa. Selain itu, hasil pengamatan peneliti dan kolaborator terhadap aktivitas siswa yang dinilai dari instrument pengamatan siswa diperoleh siklus 1 mencapai 71% dan siklus 2 mencapai 80% dengan demikian, keaktifan siswa meningkat sebesar 11%. Penelitian yang dilakukan ini hanya terfokus pada hasil perolehan aktivitas siswa saja tanpa mengetahui perkembangan hasil pengamatan dari guru yang terjadi disetiap siklus. Karena hasil yang diperoleh siswa akan bergantung dari aktivitas guru pada saat pembelajaran. Oleh karenanya aktivitas guru juga sangat diperlukan untuk diamati agar dapat mengetahui perkembangan yang dilakukan guru pada proses pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 499, "width": 451, "height": 181, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil analisis data keterlaksanaan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada setiap pertemuan disiklus I, pada pertemuan pertama, kegiatan proses pembelajaran guru terdapat 9 kegiatan yang mencapai kategori cukup baik, kurang baik, dan tidak baik yang mengakibatkan kegiatan siswa masih terdapat 11 kegiatan yang mencapai kategori cukup baik, kurang baik, dan tidak baik. Pada pertemuan ini, terdapat 1 kegiatan yang tidak dilakukan oleh guru yaitu menyampaikan materi yang akan dipelajari selanjutnya. Hal ini dapat membuat siswa tidak ingin mencari tau informasi lebih lanjut terkait materi yang akan dipelajarai selanjutnya sejalan dengan yang dikatakan oleh Sauki (Asmil and Hasrul, 2020) menyampaikan materi yang akan dipelajari selanjutnya agar guru dapat memberikan tugas tambahan sebagai alternatif mencari informasi lebih lanjut terhadap materi selanjutnya dari lingkungan sekitar guna menambah wawasan siswa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 689, "width": 450, "height": 67, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada pertemuan kedua, proses pembelajaran diperbaiki kesalahan-kesalahan guru yang terjadi pada pertemuan pertama. Guru lebih berusaha memusatkan perhatian siswa pada materi yang akan disampaikan dengan mengajak siswa untuk berlomba setiap kelompok agar dapat menyelesaikan LKPD dengan cepat dan tepat. hal ini juga dapat merangsang keaktifan siswa dalam mengikuti", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 453, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Teorema Pythagoras Menggunakan Aplikasi Geogebra di Kelas VIII SMP Negeri 15 Gorontalo, Khardiyawan A. Y. Pauweni, Deya Ismail Uwange, Sumarno Ismail, Putri Ekawaty Kobandaha 2669", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 451, "height": 200, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembelajaran. Tetapi perbaikan yang dilakukan guru belum maksimal dikarenakan masih terdapat 8 kegiatan yang mencapai kategori cukup baik,kurang baik, dan tidak baik yang mengakibatkan kegiatan siswa masih terdapat 7 kegiatan yang mencapai kategori cukup baik, kurang baik, dan sangat baik. Pada pertemuan ini, kegiatan yang tidak dilakukan kemarin sudah dilakukan, namun masih terdapat satu kegiatan yang tidak dilakukan yaitu bertanya pada kelompok mengenai kesulitan yang dialami dalam menyelesaikan masalah yang ada di LKPD. Hal ini dapat membuat siswa kurang partisipasi dalam mengerjakan permasalahan yang ada di LKPD secara berkelompok serta siswa juga tidak bertanya pada guru mengenai kesulitan yang dihadapi. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Achdiani and Rusliyani (2017) bahwa penguasaan pengetahuan keterampilan bertanya yang dimiliki guru berperan penting dalam proses pembelajaran, karena pertanyaan yang baik dapat meningkatkan keterlibatan dan memicu minat serta rasa ingin tau siswa tentang masalah yang sedang dibahas.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 284, "width": 451, "height": 294, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada pertemuan ketiga, proses pembelajaran diperbaiki kesalahan-kesalahan guru yang terjadi pada pertemuan sebelumnya. Guru lebih berusaha menarik perhatian siswa pada materi yang akan disampaikan dengan mengajak siswa untuk mengevaluasi dalam bentuk bermain game yang ada pada media pembelajaran sebelum masuk pada penyampaian materi. Evaluasi yang diberikan mengenai materi sebelumnya dan melombakan siswa untuk menemukan jawaban yang benar. Hal ini juga dapat merangsang keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Namun perbaikan yang dilakukan guru belum maksimal dikarenakan masih terdapat 10 kegiatan guru yang mencapai kategori cukup baik, kurang baik dan tidak bsik yang mengakibatkan kegiatan siswa masih terdapat 6 kegiatan yang mencapai kategori cukup baik, kurang baik, dan tidak baik. Pada pertemuan ini, kegiatan yang tidak dilakukan kemarin sudah dilakukan, namun masih terdapat satu kegiatan yang tidak dilakukan yaitu meminta siswa untuk menyimpulkan materi. Hal ini dapat membuat guru tidak akan mengetahui batas kemampuan siswa pada materi yang dipelajari sehingga menghambat keberhasilan belajar bagi siswa hal imi sejalan dengan yang dikatakan oleh Achdiani and Rusliyani (2017) bahwa kegiatan penutup dilakukan oleh guru untuk menyimpulkan suatu pelajaran dengan menyampaikan kembali pokok- pokok pelajaran untuk memberikan gambaran yang utuh tentang apa yang telah dipelajari siswa serta mengetahui keberhasilan siswa dalam menerima pelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 587, "width": 451, "height": 124, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada pertemuan keempat , kegiatan proses pembelajaran yang mencapai kategori cukup baik hanya berjumlah 4 kegiatan yang mengakibatkan kegiatan siswa terdapat 4 kegiatan yang mencapai kategori cukup baik. Perbaikan yang dilakukan guru pada pertemuan ini cukup maksimal dan mengalami peningkatan dari pertemuan selanjutnya dikarenakan tidak ada kegiatan yang mencapai kategori kurang baik dan tidak baik serta kegiatan yang belum baik dipertemuan sebelumnya sudah mencapai kategori baik dipertemuan keempat ini sehingga pada pertemuan keempat dapat dikatakan baik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 720, "width": 450, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil analisis keterlaksanaan proses pembelajaran dengan meggunakan aplikasi GeoGebra secara keseluruhan pada siklus I, kegiatan guru belum mencapai kategori baik yang mengakibatkan kegiatan siswa dan hasil belajar yang ditinjau dari ranah afektif, psikomotor dan kognitif juga belum", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 453, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2670 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 06, No. 03, August 2022, hal. 2660-2672", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 451, "height": 29, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mencapai kategori baik. Semua aspek penilian belum ada yang mencapai indikator keberhasilan pada siklus I , sehingga penelitian dilanjutkan ketahap siklus II.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 113, "width": 451, "height": 199, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil analisis data keterlaksanaan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada setiap pertemuan disiklus II, pada pertemuan pertama, hanya terdapat 4 kegiatan guru yang mencapai kategori belum baik yang mengakibatkan kegiatan siswa terdapat 4 kegiatan yang mencapai kategori cukup baik. Padapertemuan kedua guru lebih berusaha menumbuhkan keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan mengajak siswa berlomba setiap kelompok yang dapat menyelesaikan lkpd dengan tepat dan selesai dengan waktu yang ditentukan. hal ini juga dapat merangsang keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Guru juga menjelaskan kembali secara lengkap cara dalam menyelesaikan masalah sehingga siswa bisa menyimpulkan dengan baik tahapan penyelesaian masalah. Perbaikan yang dilakukan guru ini sudah maksimal dan sudah baik karena hanya terdapat 3 kegiatan yang mencapai kategori cukup baik yang mengakibatkan kegiatan siswa juga hanya terdapat 3 kegiatan yang mencapai kategori belum baik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 321, "width": 451, "height": 105, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan analisis keterlaksanaan proses pembelajaran dengan meggunakan aplikasi GeoGebra secara keseluruhan pada siklus II diperoleh persentase rata-rata kegiatan guru sudah mencapai kategori baik , mengakibatkan kegiatan siswa juga mencapai kategori baik . Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Rahmadi et al (2015) penggunaan GeoGebra dapat memacu siswa berpikir dan melakukan penalaran pada materi matematika serta mendapatkan respon positif baik dari guru maupun siswa di dalam kelas selama pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 435, "width": 451, "height": 124, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain kegiatan siswa, kegiatan guru juga mempengaruhi hasil belajar siswa.. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Marlianti and Sulistyaningsih (2020) aplikasi GeoGebra dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep yang telah dipelajari maupun sebagai sarana untuk memperkenalkan atau mengkonstruksi objek baru sehingga berpengaruh meningkatkan hasil belajar siswa. Dapat dilihat dari hasil penelitian siklus II, kegiatan yang belum mencapai kategori baik pada siklus I dapat mencapai kategori baik pada siklus II. Dengan demikian, hasil belajar siswa pada siklus II meningkat dan mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 568, "width": 451, "height": 67, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil penelitian bahwa penelitian tindakan kelas pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan. Sehingga penelitian ini tidak dilanjutkan pada siklus III atau selanjutnya. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa akan meningkat pada materi teorema Pythagoras jika menggunakan aplikasi GeoGebra.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 644, "width": 80, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 663, "width": 451, "height": 86, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran matematika hendaknya tidak terfokus hanya pada materinya saja tetapi juga harus memperhatikan strategi dan menggunakan media pembelajaran yang bervariasi yang dapat menarik keaktifan belajar siswa pada proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada materi teorema Pythagoras meningkat setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan aplikasi GeoGebra dengan rata-rata hasil belajar", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 453, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Teorema Pythagoras Menggunakan Aplikasi Geogebra di Kelas VIII SMP Negeri 15 Gorontalo, Khardiyawan A. Y. Pauweni, Deya Ismail Uwange, Sumarno Ismail, Putri Ekawaty Kobandaha 2671", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 451, "height": 29, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "siswa mencapai 81,83% pada siklus II. Sehingga pada siklus tersebut rata-rata hasil belajar matematika siswa pada materi teorema Pythagoras sudah memenuhi indikator keberhasilan yaitu minimal 80%", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 113, "width": 451, "height": 143, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun saran-saran yang dapat diajukan yaitu dalam proses pembelajaran matematika, guru diharapkan dapat menggunakan media pembelajaran aplikasi GeoGebra sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa agar lebih mudah mempelajari materi Teorema Pythagoras karena banyaka animasi yang memudahkan siswa untuk melihat pembuktian teorema pythagoras yang bersifat abstrak dan juga bisa belajar dengan senang karena siswa dapat mengaplikasikan media melalui handphone maupun leptot dengan kapan saja serta perlu diadakan lagi penelitian lebih lanjut dengan penelitian yang sama melalui penggunaan media pembelajaran aplikasi GeoGebra akan tetapi menggunakan materi yang lain.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 277, "width": 138, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 296, "width": 451, "height": 105, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ucapan terimakasih kepada Bapak Drs.Sumarno Ismail,M.Pd, Bapak Khardiyawan A.Y.Pauweni, M.Pd , dan Ibu Ekawaty Putri Kobandaha S.Pd, M.Pd selaku dosen pembimbing dan Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Negeri Gorontalo. Kemudian terimakasih kepada SMP Negeri 15 Gorontalo yang telah memberikan Izin serta arahan selama pelaksanaan penelitian ini. Terima kasih kepada keluarga, sahabat, teman-teman serta kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 423, "width": 69, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 442, "width": 451, "height": 29, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdullah, A. W., Isa, D. R., & Podungge, N. F. (2021). Analisis Hasil Balajar Matematika Siswa Pada Meteri Matriks Melalui Pembelajaran Berbasis E-Learning. Euler : Jurnal Ilmiah Matematika,", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 480, "width": 330, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sains Dan Teknologi , 9 (1), 1–5. https://doi.org/10.34312/euler.v9i1.10325", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 499, "width": 450, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Achdiani, Y., & Rusliyani, A. (2017). Pengetahuan Keterampilan Dasar Mengajar dalam Menyiapkan", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 518, "width": 427, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guru Sekolah Menengah Kejuruan. Teknobuga , 5 (2), 34–43. https://doi.org/https://doi.org/10.15294/teknobuga.v5i2.15368", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 555, "width": 450, "height": 49, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asmil, A. D., & Hasrul, H. (2020). Studi Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran (Set Induction and Closure Skills) oleh Guru PPKn di SMP N 25 Padang. Journal of Civic Education , 3 (3), 350–359. https://doi.org/10.24036/jce.v3i3.385", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 612, "width": 450, "height": 67, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hamidah, N., Afidah, I. N., Setyowati, L. W., Sutini, S., & Junaedi, J. (2020). Pengaruh Media Pembelajaran Geogebra Pada Materi Fungsi Kuadrat Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik. Journal of Education and Learning Mathematics Research (JELMaR) , 1 (1), 15– 24. https://doi.org/10.37303/jelmar.v1i1.2", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 688, "width": 451, "height": 67, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hulukati, E., & Payu, M. R. F. (2021). Implementasi Teori Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Matematika Di Rumah Untuk Siswa Menengah Pertama Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Desa Huyula Kecamatan Randangan Kabupaten Pohuwato. Jurnal Sibermas (Sinergi Pemberdayaan Masyarakat) , 10 (2), 370–383. https://doi.org/10.37905/sibermas.v10i2.9214", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 453, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2672 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 06, No. 03, August 2022, hal. 2660-2672", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 451, "height": 48, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lembang, S. T., & Natsir, I. (2020). Pengaruh Penggunaan Media Software Geogebra Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Makale. Musamus Journal of Mathematics Education , 2 (2), 74–81. https://doi.org/10.35724/mjme.v2i2.2674", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 132, "width": 451, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marlianti, F., & Sulistyaningsih, D. (2020). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 151, "width": 427, "height": 48, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daring Berbantuan Microsoft Teams Dan Geogebra Materi Pertidaksamaan Linear Dua Variabel Kelas X Mipa 2 Sma Negeri 9 Semarang Tahun Pelajaran 2020/2021. Prosiding Seminar Edusainstech , 55–61.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 208, "width": 451, "height": 48, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Novilanti, F. R. E., & Suripah. (2021). Alternatif Pembelajaran Geometri Berbantuan Software GeoGebra di. Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika , 05 (01), 357–367. https://doi.org/https://doi.org/10.31004/cendekia.v5i1.538", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 265, "width": 451, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pauweni, K. A. Y., & Iskandar, M. E. B. (2021). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Model Problem-Based Learning Pada Materi Bilangan Pecahan. Euler :", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 302, "width": 32, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 302, "width": 111, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ilmiah Matematika,", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 302, "width": 427, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sains Dan Teknologi , 8 (1), 23–28. https://doi.org/10.34312/euler.v8i1.10372", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 341, "width": 451, "height": 47, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahmadi, A. Z., Sari, N. P., Juliana, S., & Rahman, B. (2015). Studi Literatur : Pembelajaran Matematika Menggunakan GeoGebra dalam Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa. Seminar Nasional Matematika Dan Pendidikan Matematika UNY , 49–56.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 397, "width": 451, "height": 48, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suratman, A., Afyaman, D., & Rakhmasari, R. (2019). Pembelajaran berbasis TIK terhadap hasil belajar matematika dan motivasi belajar matematika siswa. Jurnal Analisa , 5 (1), 41–50. https://doi.org/10.15575/ja.v5i1.4828", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 454, "width": 451, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Taniredja, T., Pujiati, I., & Nyata. (2013). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Pengembangan Profesi Guru, Praktik,Praktis, dan Mudah (5th ed.). AlLFABETA, CV.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 492, "width": 451, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uno, H. B., Panjaitan, K., & Yahiji, K. (2018). Teori Belajar dan Pembelajaran (T. Pedasoi (ed.)). I deas Publishing.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 528, "width": 450, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yunita, S. (2020). Attractive : Innovative Education Journal. Students’ Difficulties at Elementary", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 549, "width": 426, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "School in Increasing Literacy Ability , 2 (1), 89–106.", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 568, "width": 236, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/http://dx.doi.org/10.51278/aj.v4i1.336", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 587, "width": 451, "height": 48, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zakaria, P., Kaluku, A., & Rontos, F. (2021). Analisis Kesulitan Guru Matematika dalam Menerapkan Proses Pembelajaran Jarak Jauh (Distance Learning). Jambura Journal of Mathematics Education , 2 (1), 1–14. https://doi.org/10.34312/jmathedu.v2i1.10003", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 688, "width": 6, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".", "type": "Page footer" } ]
e69d1203-8623-1bae-ee90-e50005478ffb
https://goodwoodpub.com/index.php/ijfam/article/download/1322/532
[ { "left": 72, "top": 36, "width": 367, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Financial, Accounting, and Management (IJFAM)", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 49, "width": 185, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2656-3355, Vol 5, No 3, 2023, 281-296", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 49, "width": 175, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.35912/ijfam.v5i3.1322", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 77, "width": 457, "height": 46, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Investment strategy on indonesia islamic stocks using Greenblatt Magic Formula", "type": "Title" }, { "left": 72, "top": 124, "width": 448, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alfianto Hendry Setiawan 1 , Resfa Fitri 2 , Marhamah Muthohharoh 3 , Mohammad Iqbal Irfany 4* Faculty of Economics and Management, IPB University, Indonesia [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 293, "width": 67, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article History", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 304, "width": 141, "height": 90, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received on 28 November 2022 1 st Revision on 16 December 2022 2 nd Revision on 15 January 2023 3 rd Revision on 16 January 2023 4 th Revision on 17 January 2023 5 th Revision on 17 January 2023 6 th Revision on 3 April 2023 Accepted on 12 June 2023", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 165, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 227, "top": 177, "width": 299, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Purpose: This study analyzes the portfolio form based on the Magic Formula investment strategy introduced by Greenblatt (2006). Research methodology: The portfolio formed is evaluated using the Sharpe, Treynor, and Jensen indices.", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 228, "width": 299, "height": 60, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Results: The results show that the Magic Formula investment portfolio provides higher returns than the reference index from June 2018 to May 2021, specifically -1.45% compared to -3.26%. The performance evaluation value of the Magic Formula investment portfolio was better than that of the reference index.", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 291, "width": 299, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Limitations: Although the Magic Formula portfolio performs well during the study period, investment portfolios can also be built and evaluated using other portfolio formulas.", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 329, "width": 299, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Contribution: This evidence shows that the Greenblatt Magic Formula investment strategy performs well because it can provide a greater return with less risk.", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 367, "width": 299, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Investment Strategy, Joel Greenblatt, Magic Formula, Portfolio, Sharia Stock", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 392, "width": 299, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "How to Cite: Setiawan, A. H., Fitri, R., Muthohharoh, M., & Irfany, M. I. (2023). Investment strategy on indonesia islamic stocks using Greenblatt Magic Formula. International Journal of Financial, Accounting, and Management , 5(3), 281-296.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 445, "width": 82, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 458, "width": 454, "height": 73, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Investment involves sacrificing presently owned resources such as time, money, or energy with the objective of attaining greater rewards in the future (Laopodis, 2020). This practical approach enables individuals to achieve higher returns, benefit from potential market price increases, and provide retirement security while offering growth potential (Tandelilin 2017). To better serve their customers, Islamic financial institutions should prioritize investment through corporate finance over consumer finance (Kooli, Shanikat, & Kanakriyah, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 547, "width": 454, "height": 60, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The increase in public interest in investment in the Indonesian capital market has been significant in recent years, and this is evident in the growth of the Single Investor Identification (SID) program. According to KSEI (2021), the number of capital market investors in Indonesia has increased significantly from 1.6 million SIDs in December 2018 to 7.4 million SIDs as of the end of December 2021, with 3.4 million being stock investors (ksei, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 625, "width": 173, "height": 126, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1.619.372 2.484.354 3.880.753 7.489.337 Des 2018 Des 2019 Des 2020 Des 2021", "type": "Picture" }, { "left": 209, "top": 673, "width": 2, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(U n it)", "type": "Picture" }, { "left": 110, "top": 770, "width": 375, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2023 | International Journal of Financial, Accounting, and Management/ Vol 5 No 3, 281-296", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "282", "type": "Page footer" }, { "left": 147, "top": 74, "width": 303, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1: Number of Single Investor Identification (SID) 2017-2021 Source: Indonesian Central Securities Depository (2021)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 112, "width": 454, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Investors who prioritize the principles of Sharia stocks can feel at ease knowing that the constituents of the Sharia Securities List (DES) continue to grow annually, offering a broader selection of shares that meet Sharia principles. According to OJK, the number of Sharia-compliant stocks on DES has increased from 351 in June 2017 to 484 in December 2021, an increase of 133 issuers (OJK 2021a).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 176, "width": 454, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Investors need a fundamental understanding when making decisions, specifically in stock investments. This understanding involves more than just financing projects, and requires providing support, guidance, consultation, training, and developing investor competencies to make successful investments (Kooli et al., 2022). According to Hartono (2008), there is a direct correlation between returns and risks, and high returns are associated with greater risks (high risk, high return).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 252, "width": 454, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As the number of investors increases annually, it is essential to recognize that most investors often make irrational investment decisions based on cognitive and emotional factors, as noted by Fatima (2019). This has led to the development of a new paradigm in behavioral finance that highlights how such factors can hinder optimal investment decisions. Stocks offer high returns, but come with increased risk (Darmadji & Fakhruddin, 2012). irrational investment decisions can be risky.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 327, "width": 454, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Jogiyanto Hartono (2008), it is essential to diversify investments to reduce risks without sacrificing returns (Jogiyanto Hartono, 2008). Sudana (2013). recommended diversifying investment by selecting various stocks from different sectors, which is in line with the investment principle of \"not putting all your eggs in one basket.\" This helps to allocate capital through investment diversification by forming a portfolio ( Hartono, 2008). By diversifying investments, investors can spread risk across different assets and reduce the potential negative impact of market volatility on their overall portfolio.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 416, "width": 454, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Investors who are creating a portfolio need to consider the efficiency of the market, as it influences the available analysis and methods. According to Al Firdausi, Askandar, and Sudaryanti (2021), the market efficiency in JII is inappropriate. Therefore, past information, such as financial statements, is useful for forming a portfolio through fundamental analysis(Tandelilin, 2017). Financial statement analysis is also essential for decision-making beyond investments. This is in line with Olayinka (2022), who highlighted the importance of these statements in providing relevant financial information for decision- makers.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 517, "width": 454, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One popular approach to portfolio formation using fundamental analysis is the Magic Formula developed by Greenblatt, a well-known US investment manager, in 2006 (Greenblatt, 2006). This formula aims to identify companies that demonstrate strong performance at reasonable stock valuations. The Magic Formula uses two key ratios, Return on Capital (ROC) and Earnings Yield (EY), which are derived from financial statements to evaluate the investment potential of a company (Greenblatt, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 593, "width": 454, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Magic Formula of portfolio formation has been tested in different countries with varying market trends. For example, Rani (2019) studied the formation of Magic Formula portfolios during bullish trends on the Indian Stock Exchange. Similarly, Gustavsson, Strömberg, and Byström (2017) examined the construction of Magic Formula portfolios during both bullish and bearish trends on the Swedish Stock Exchange. These studies showed that forming the Magic Formula portfolio yielded satisfactory performance when using stock indices as a reference. However, no study has been conducted using the Sharia Stock Index as a reference. Furthermore, this study analyzes the shape of the portfolio using the magic formula investment strategy introduced by Joel Greenblatt on the Jakarta Islamic Index (JII).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 707, "width": 107, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Literature review", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 721, "width": 454, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In a capital market framework, stock prices result from the interaction between buyers and sellers on a stock exchange. In case the demand for a stock increase, its price tends to rise. Conversely, the stock price decline when there is an increase in the number of shares offered for sale (Darmadji & Fakhruddin,", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 770, "width": 375, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2023 | International Journal of Financial, Accounting, and Management/ Vol 5 No 3, 281-296", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "283", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 454, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2012). Tannadi (2019) categorized stock price trends into three, including bullish, bearish, and stagnant (sideways). Bullish trends show an upward movement of the stock price in a zigzag pattern. Bearish trends exhibit a downward movement of the stock price in a zigzag pattern, while sideways show a constant distance between the highs and lows of the stock price.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 138, "width": 160, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1. Efficient Market Assumptions", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 150, "width": 454, "height": 137, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Tandelilin (2017), the efficient market hypothesis (EMH) shows the relationship between stock price changes and the arrival of new information. In a less efficient market, there is a lag in responding to new information, which creates opportunities for investors to obtain abnormal returns (Mujadiddah et al., 2020; Syafitri et al., 2022). However, new information is quickly reflected in the stock prices in an efficient market. EMH can be categorized into three forms: weak, semi-strong, and strong. In a weak-form efficient market, the share price reflects past information such as the financial statements of a company. Investors can earn abnormal returns using published information such as a planned dividend increase in a weak-form efficient market. In a semi-strong-form efficient market, the share price reflects past and publicly available information. Investors can earn abnormal returns in response to a market report when an event is announced. In a strong-form efficient market, share prices reflect past, public, and private information; therefore, investors cannot earn abnormal returns.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 302, "width": 64, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2. Portfolio", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 315, "width": 454, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "J Hartono (2014) defined a portfolio as a collection of investment instruments owned by individual or institutional investors. According to Tandelilin (2017), an efficient portfolio is one in which investors look for a portfolio that can provide abnormal returns at a certain risk level or one with a lower risk level that can generate a specific return. If an investor selects one of several efficient portfolios based on their preferences, then an optimal portfolio is chosen. Benjamin Graham and Joel Greenblatt are among the investors that form portfolios (Rani, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 403, "width": 454, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pae and Sabbaghi (2015) describe two types of portfolio formation based on weighting: equally weighted and value-weighted. Equally weighted portfolios allocate capital equally to issuers, assuming that they have the same value. By contrast, value-weighted portfolios allocate assets based on the weighting of each issuer. In general, allocation to an issuer is greater when its weight is higher.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 467, "width": 117, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.3. Investment Strategy", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 479, "width": 454, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Financial markets are known for being unpredictable, constantly changing, and sometimes dramatic (Agarwal, 2021; Rafki, Wiliasih, & Irfany, 2022), making it challenging to develop a strategy for investment. Hasan (2010) defined strategy as the science of planning and determining the direction to move resources to make a profit. According to Laopodis (2020), investment is the allocation of current resources to acquire additional resources in the future. An investment strategy involves planning and moving available resources to achieve the investment goal. Tandelilin (2017) referred to this planning and determination of investment direction as an investment process.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 580, "width": 454, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tandelilin (2017) classifies investment strategies into two types, specifically passive and active, based on the portfolio formed. A passive strategy involves investors creating a stock portfolio that mimics the performance of the market index, with the aim of following it as closely as possible. Conversely, an active strategy involves investors actively seeking information; selecting, buying, and selling stocks; and monitoring price movements to achieve abnormal returns. The passive strategy employs a buy-and- hold approach following the index, whereas the active strategy includes stock selection, sector rotation, and price momentum.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 682, "width": 454, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Investments can be classified into two categories: real and financial. Real assets are tangible goods and services that contribute directly to an economy. In contrast, financial assets are instruments used by individuals to make claims on a real asset, contributing indirectly to an economy (Bodie, Kane, & Marcus, 2018; Shabrina & Hadian, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 770, "width": 375, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2023 | International Journal of Financial, Accounting, and Management/ Vol 5 No 3, 281-296", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "284", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 96, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.4. Magic Formula", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 87, "width": 454, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Magic Formula, created by Greenblatt (2006), is a stock selection criterion used to form a stock investment portfolio in the asset management company Gotham Capital. Greenblatt achieved an average annual return of 40% using the Magic Formula between 1985 and 2006. The criteria used are similar to other stock selection strategies, and aim to identify companies with good performance and low stock prices. The Magic Formula is known for its simplicity and ease of implementation compared to other investment strategies.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 176, "width": 454, "height": 47, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Magic Formula stock selection criteria rely on two variables: the Return on Capital (ROC) and Earnings Yield (EY). ROC is used to identify issuers with excellent business performance and to help compare the operating income of different companies without distortions caused by tax and debt levels. Furthermore, it reflects the actual capital required to operate a company’s business.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 239, "width": 454, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Earnings Yield (EY) is another variable used in the Magic Formula to identify stocks at low prices compared to a company's performance. The EY can compute the business's income from purchases and the price paid for stock to generate operating income. Moreover, EY is used to normalize companies with varying levels of debt and taxes.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 302, "width": 81, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.5. Rebalancing", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 315, "width": 454, "height": 98, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Institute (2020) reported that rebalancing is performed to align the portfolio weight with the investment strategy established by an investor. Two approaches to rebalancing exist: calendar-based and range- based. Calendar-based rebalancing utilizes a specific timeframe, such as monthly, quarterly, semi- annually, or annually, as a reference for rebalancing. The benefit of calendar-based rebalancing is simplicity. In contrast, range-based rebalancing is more rigorous than calendar-based rebalancing, and employs percentages as a reference point. For instance, suppose an asset within a portfolio has a 50% proportion with trigger points of 45% and 55%; it will be rebalanced when its value exceeds 55% or falls below 45% to revert to its original proportion.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 429, "width": 131, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Research methodology", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 442, "width": 454, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this study, a comparison of yields and risks was carried out between the Joel Greenblatt Magic Formula portfolio and benchmark index from June 2018 to May 2021. The variables used include stock closing price, Return on Capital, and Earnings Yield.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 493, "width": 60, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1. Samples", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 506, "width": 454, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study used the purposive sampling method, a sample-selection technique that considers several aspects (Sugiyono, 2014). The criteria for determining the sample were as follows:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 531, "width": 381, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Issuers were included in the Sharia stock group between June 2018 and May 2021.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 544, "width": 454, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. The issues sampled should have a large market capitalization. This is because issuers with large market capitalizations tend to have lower risk (Greenblatt, 2006).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 569, "width": 454, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. The index used as a reference in this study must contain more than 30 constituents. This is because at least 30 issuers are required to form the portfolio.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 608, "width": 454, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Jakarta Islamic Index 70 (JII70) is the reference index in this study. It is a Sharia stock index that comprises of seventy Islamic stocks that have the largest market capitalization and the highest liquidity. For the purpose of this research, the issuers sampled were the constituents of JII70, taken from June 2018 to May 2021. This study used the purposive sampling method, a sample selection technique that considers several aspects.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 684, "width": 128, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2. Data types and Sources", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 697, "width": 454, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study used secondary data collected over six months (semesters) from the Indonesia Stock Exchange (IDX), Financial Services Authority (OJK), Bank Indonesia (BI), Yahoo Finance, and Google Finance, as shown in Table 1.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 770, "width": 375, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2023 | International Journal of Financial, Accounting, and Management/ Vol 5 No 3, 281-296", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "285", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 464, "height": 151, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1 Data Type Source Period The closing price of the shares Google Finance June 1, 2018 – May 31, 2021 Market capitalization Indonesia Stock Exchange June 1, 2018 – May 31, 2021 BI 7 Days Repo Rate Bank Indonesia June 2018 – May 2021 CONSTITUENT JII70 Financial Services Authority June 1, 2018 – May 31, 2021 Annual financial statements Yahoo Finance 2017 - 2019 Earning Before Interest and Tax (EBIT) Annual financial statements 2017 - 2019 Net Working Capital (NWC) Annual financial statements 2017 - 2019 Net Property, Plant, and Equipment Annual financial statements 2017 - 2019 That Annual financial statements 2017 - 2019 Liability Annual financial statements 2017 - 2019", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 241, "width": 126, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.3. Data and Methodology", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 253, "width": 454, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The data analysis consisted of three stages. The first stage involves portfolio formation using the Magic Formula’s investment strategy. The second stage included risk-adjusted return calculations using the Sharpe index, Treynor index, and Jensen index, and Microsoft Excel was utilized in the study. The third stage involves portfolio performance evaluation. The steps followed are as follows:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 304, "width": 427, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Eliminate all issuers included in the financial industry in the Jakarta Islamic Index 70 (JII70)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 316, "width": 454, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Forming a portfolio using the Magic Formula begins by finding the Return on the Capital value of each issuer, which can be calculated by:", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 348, "width": 33, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑅𝑂𝐶 =", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 339, "width": 23, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EBIT", "type": "Section header" }, { "left": 265, "top": 355, "width": 122, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑁𝑊𝐶 + 𝑁𝑒𝑡 𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 367, "width": 455, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. After obtaining the Return on Capital value for each issuer, a rating based on the amount of Return on Capital value is conducted. The issuer with the highest Return on Capital value is ranked first. 4. The next step is to determine the Earnings Yield value for each issuer. The earnings yield value can be calculated using the following formula:", "type": "Text" }, { "left": 222, "top": 423, "width": 86, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑠 𝑌𝑖𝑒𝑙𝑑 =", "type": "Table" }, { "left": 341, "top": 415, "width": 23, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EBIT", "type": "Section header" }, { "left": 310, "top": 431, "width": 85, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐸𝑛𝑡𝑒𝑟𝑝𝑟𝑖𝑠𝑒 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 444, "width": 454, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. After obtaining the Earnings Yield value of each issuer, a rating based on the Earnings Yield value was conducted. The issuer with the highest Earnings Yield value is ranked first. 6. The next step is to add up the Return on Capital rating value with each issuer's Earnings Yield rating value and then sort by rank from the highest to the lowest.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 507, "width": 454, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Thirty issuers with the highest ratings were selected as constituents in the portfolio. 1. When issuers are declared out of Jakarta Islamic Index 70 (JII70) at the beginning of the second period, they are removed from the portfolio that has been formed. Therefore, rebalancing should be carried out by repeating the first to the sixth steps, eliminating issuers already constituents in the portfolio. The issuer with the highest rating replaced the issuer exiting the portfolio.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 571, "width": 412, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Repeat the first step to the seventh step to carry out portfolio formation in the next period.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 583, "width": 454, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. After the Magic Formula portfolio is formed, the yield of the portfolio and the underlying index are calculated. The first step is to calculate the yield of each share by", "type": "List item" }, { "left": 275, "top": 606, "width": 66, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑅 = 𝑃 𝑡 𝑃 𝑡−1 − 1", "type": "Formula" }, { "left": 93, "top": 646, "width": 202, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "where, R: Stock return P t : Share price when selling P t-1 : The share price when making a purchase", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 709, "width": 454, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. The next step is to find the average return of the rebalancing issuer, which involves calculating the automatic average of each issuer that exits the portfolio and the issuers that enter the portfolio using the following formula:", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 770, "width": 375, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2023 | International Journal of Financial, Accounting, and Management/ Vol 5 No 3, 281-296", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "286", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 71, "width": 249, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X̅ = ∑ 𝑖=1 𝑛 𝑋 𝑖 n where,", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 111, "width": 266, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X̅: Arithmetic average of outgoing or incoming stock yields Portfolio X i : Yield of each stock that exits or enters the portfolio n: The number of stocks leaving or entering the portfolio", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 176, "width": 455, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. The geometric average between the issuer that came out and the issuer that entered the portfolio was calculated to obtain the average value for the issuer that experienced rebalancing . The geometric averages can be calculated by:", "type": "List item" }, { "left": 270, "top": 228, "width": 76, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐺 = √𝑋 𝑘 𝑥 𝑋 𝑚", "type": "Formula" }, { "left": 86, "top": 274, "width": 32, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "where,", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 287, "width": 294, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "G: Geometric average of outgoing and incoming stock yields Portfolio X̅ k : Arithmetic average of stock yields coming out of the portfolio X̅ m : Arithmetic average of stock returns entering the portfolio", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 350, "width": 455, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. After obtaining the average value of the returns of the rebalancing issuer, the yields from the portfolio and the underlying index is calculated as follows", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 385, "width": 75, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X̅ = ∑ 𝑖=1 𝑛 𝑋 𝑖 + 𝐺 (n + 1)", "type": "Formula" }, { "left": 86, "top": 416, "width": 268, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "where, X̅: Portfolio yields X i : The yield of any stock that does not undergo rebalancing G: Geometric average of rebalancing stocks", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 467, "width": 266, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "n: The number of stocks that do not experience rebalancing", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 492, "width": 413, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. The ninth to twelfth steps were repeated to obtain the value of the yield in the next period.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 505, "width": 454, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. The average yield of the portfolio and the benchmark index is calculated as a whole using geometric averages", "type": "List item" }, { "left": 242, "top": 544, "width": 133, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐺 = √𝑅 2018 𝑥 𝑅 2019 𝑥 𝑅 2020", "type": "Formula" }, { "left": 267, "top": 542, "width": 4, "height": 6, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 559, "width": 32, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "where,", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 571, "width": 314, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "G: Geometric mean of the return portfolio or benchmark index Overall R n : The yield of the portfolio or benchmark index in the period n", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 609, "width": 454, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. The portfolio's performance was then evaluated. However, before evaluating portfolio performance, the risk-free rate in each period should be calculated using the following formula", "type": "List item" }, { "left": 261, "top": 636, "width": 76, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑖𝑏 = √(1 + 𝑖𝑡)", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 634, "width": 67, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12 – 1", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 650, "width": 151, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "where, ib: Monthly risk-free return value it: Annual risk-free return value", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 701, "width": 437, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furthermore, we add the monthly interest rate to obtain the average risk-free yield for each period:", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 724, "width": 246, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑅 𝑓 = ∑ 𝑖=1 𝑛 𝑖𝑏 𝑖 where, R f : Average risk-free Return in one period", "type": "Formula" }, { "left": 110, "top": 770, "width": 375, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2023 | International Journal of Financial, Accounting, and Management/ Vol 5 No 3, 281-296", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "287", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 74, "width": 204, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ib i : The value of the monthly risk-free Return n: The multiplicity of periods", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 112, "width": 386, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10. The standard deviation of the portfolio and the underlying index is then calculated", "type": "Section header" }, { "left": 271, "top": 124, "width": 76, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑆𝐷 = ∑(𝑋 𝑖 − 𝑋̅)", "type": "Formula" }, { "left": 318, "top": 140, "width": 8, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑁", "type": "Formula" }, { "left": 100, "top": 151, "width": 32, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "where,", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 164, "width": 147, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SD: Standard deviation portfolio X i : Yield of each stock X̅: Portfolio yields N: Number of shares", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 227, "width": 398, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11. The next step is to calculate the beta between the portfolio and the reference index as", "type": "Section header" }, { "left": 270, "top": 238, "width": 78, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐵 = 𝐶𝑜𝑣 (𝑟 𝑖 , 𝑟 𝑚 )", "type": "Formula" }, { "left": 93, "top": 254, "width": 335, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑉𝑎𝑟 (𝑟 𝑚 ) where, B: Beta value Cov (r i, r m ): Covariance between portfolio yields and the benchmark index Var (r m ): Variance of the benchmark index yield", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 331, "width": 454, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "After obtaining the value of risk-free returns, standard deviations, and betas, portfolio performance is evaluated using three indices. The first index to be benchmarked is the Sharpe index, which can be calculated as", "type": "Text" }, { "left": 274, "top": 379, "width": 67, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑆 𝑝 = 𝑅 𝑝 − 𝑅 𝑓 𝑆𝐷 𝑝", "type": "Formula" }, { "left": 93, "top": 421, "width": 192, "height": 60, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "where, S p : Sharpe index portfolio R p : Average portfolio yield R f : Average risk-free yield in one period SD p : Standard deviation of portfolio yields", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 497, "width": 454, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The performance of the portfolio was evaluated using the Treynor index, which can be expressed as follows:", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 520, "width": 66, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑇 𝑝 = 𝑅 𝑝 − 𝑅 𝑓 𝐵 𝑝", "type": "Formula" }, { "left": 93, "top": 561, "width": 165, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "where, T p : Treynor index portfolio R p : Average portfolio yield R f : Average level of risk-free Return B p : Portfolio beta", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 637, "width": 239, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Portfolio work using the Jensen index is evaluated as:", "type": "Text" }, { "left": 236, "top": 663, "width": 144, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐽 𝑝 = (𝑅 𝑝 − 𝑅 𝑓 ) − (𝑅 𝑚 − 𝑅 𝑓 )𝐵 𝑝", "type": "Formula" }, { "left": 93, "top": 690, "width": 33, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "where:", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 703, "width": 165, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "J p : Jensen index portfolio R p : Average portfolio yield R f : Average level of risk-free Return R m : Average market yield", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 753, "width": 80, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B p : Portfolio beta", "type": "Footnote" }, { "left": 110, "top": 770, "width": 375, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2023 | International Journal of Financial, Accounting, and Management/ Vol 5 No 3, 281-296", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "288", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 193, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Definition of operational variables", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 88, "width": 449, "height": 276, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variable Source Definition The closing price of the shares Google Finance The price is recorded at the end of stock trading at the end of session II on the working day of the exchange (Darmadji & Fakhruddin, 2012). Market capitalization Indonesia Stock Exchange The market value of a share issued by an issuer (Budi, 2009). BI 7 Days Repo Rate Bank Indonesia Benchmark interest rates that affect the money market, banking, and real sector Earnings Before Interest and Tax (EBIT) Yahoo Finance A performance measure can compare financial performance with different capital structures (IFRS, 2017). Net Working Capital (NWC) Yahoo Finance The difference between the value of current assets, short-term liabilities, and other short-term accruals (Zimon, 2021). Net Property, Plant, and Equipment Yahoo Finance Tangible assets can be used for more than one reporting period (IPSAS, 2021). That Yahoo Finance Currency is applicable as legal tender (Keuangan, 2007). Liability Yahoo Finance Debts or obligations owned by the company are sourced from lending loans, leasing, and bond sales (Irham, 2015).", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 380, "width": 125, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Result and discussion", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 393, "width": 454, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This section explains the formation of the Joel Greenblatt Magic Formula portfolio and its performance in terms of yield and risk from June 2018 to May 2021. The JII70 Index is one of the Sharia stock indices on the Indonesia Stock Exchange, consisting of only the 70 most liquid Islamic stocks listed on the IDX, with the highest average market capitalization and daily transaction value. The JII70 Index underwent a biannual rebalancing period, similar to its predecessor Islamic stock indices, JII. The rebalancing periods of Islamic stock indices are shown in Table 3.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 482, "width": 171, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3stock index rebalancing period", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 495, "width": 339, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Year Period 1 Period 2 Period 2016 Jun 2016 – Nov 2016 Des 2016 – May 2017 12 months 2017 Jun 2017 – Nov 2017 Des 2017 – May 2018 12 months 2018 Jun 2018 – Nov 2018 Des 2018 – May 2019 12 months 2019 Jun 2019 – Nov 2019 Des 2019 – Jul 2020 14 months 2020 Agu 2020 – Nov 2020 Des 2020 – May 2021 10 months 2021 Jun 2021 – Nov 2021 Des 2021 – May 2022 12 months", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 585, "width": 97, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Source: OJK (2021b)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 610, "width": 454, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3 shows that the Islamic stock index had 12 months from 2016 to 2018. In 2019. The period was extended to 14 months, although the rebalancing period scheduled for May 2020 was postponed to July 2020 the COVID-19 pandemic, resulting in a shorter period of 10 months in 2020 (OJK, 2020). The companies included in this study were listed in the JII70 index during the first and second periods of 2018, 2019, and 2020. This study aims to create a portfolio using the Magic Formula’s investment strategy. Its performance was evaluated based on returns and risks calculated using various risk-adjusted return measures.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 711, "width": 165, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.1. Magic Formula Portfolio Form", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 724, "width": 454, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Magic Formula portfolio for the years 2018 to 2021 was formed using equally weighted variables, which were the financial statement data of the previous three years, specifically 2017, 2018, and 2019. The financial statement data used include Earnings Before Interest and Tax, Net Working Capital, Net", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 770, "width": 375, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2023 | International Journal of Financial, Accounting, and Management/ Vol 5 No 3, 281-296", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "289", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 454, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Property, Plant, and Equipment, Market Capitalization, Total Cash, and Total Liabilities of each company (Greenblatt, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 112, "width": 454, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "An issuer excluded from the JII70 Index in period 2 is removed from the portfolio and replaced by another until the end of period 2. If an issuer is not excluded from the JII70 Index in period 2, it remains in the portfolio, even when other issuers have a better rating (Greenblatt, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 163, "width": 454, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The formed portfolio was classified based on the industry sector to identify the most promising industries or vice versa. Investors use this classification to form portfolios with a smaller number of stocks based on their industry (Ekawati & Yanti, 2022; Tandelilin, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 214, "width": 194, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.1.1. Magic Formula 2018 Portfolio Form", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 226, "width": 442, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Magic Formula portfolio was created using the JII70 constituents' validity period in 2018, from June 2018 to May 2019. Table 4 presents the portfolios formed in June, 2018.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 264, "width": 362, "height": 163, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 4. Highest-rated Issuers in 2018 before rebalancing Stock Code Company Name Total Rankings UNVR PT Unilever Indonesia Tbk 6 WSKT PT Waskita Karya (Persero) Tbk 11 ASIA PT Astra International Tbk 17 TLKM PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk 17 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 24 BSDE PT Bumi Serpong Damai Tbk 25 PTBA PT Bukit Asam Tbk 25 SCMA PT Surya Citra Media Tbk 27 UNTR PT United Tractors Tbk 28 LPPF PT Matahari Department Store Tbk 33", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 443, "width": 454, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In November 2018, WSKT shares were excluded from the JII70 constituents during rebalancing. As a result, a Magic Formula portfolio is needed to remove these shares. To maintain a portfolio of 30 stocks, it was necessary to calculate the remaining JII70 constituents for two years, excluding the already included stocks. The calculation results are presented in Table 5.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 506, "width": 238, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 5. Highest-rated Issuers after rebalancing 2018", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 519, "width": 363, "height": 74, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Stock Code Company Name Total Rankings MYOR PT Mayora Indah Tbk 32 LINK PT Link Net Tbk 66 ISAT PT Indosat Tbk 67 PTPP PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk 68 CTRA PT Ciputra Development Tbk 70", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 609, "width": 454, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on these calculations, MYOR shares had the highest rating compared to other stocks; hence, they were included in the portfolio instead of the WSKT shares. The Magic Formula portfolio was formed in 2018 (June 2018 to May 2019), as shown in Table 6.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 659, "width": 188, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 6. Magic Formula Portfolio in 2018", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 673, "width": 310, "height": 86, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Stock code Name of company Sectoral code Total Rank UNVR PT Unilever Indonesia Tbk D 6 ASII PT Astra International Tbk I 17 TLKM PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk J 17 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk D 24 BSDE PT Bumi Serpong Damai Tbk K 25", "type": "Table" }, { "left": 110, "top": 770, "width": 375, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2023 | International Journal of Financial, Accounting, and Management/ Vol 5 No 3, 281-296", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "290", "type": "Page footer" }, { "left": 143, "top": 74, "width": 296, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PTBA PT Bukit Asam Tbk E 25 SCMA PT Surya Citra Media Tbk C 27 UNTR PT United Tractors Tbk I 28 LPPF PT Matahari Department Store Tbk C 33 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk D 34", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 151, "width": 454, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The portfolio formed can be classified based on sector (Tandelilin, 2017). This classification provides information regarding the sectors included in the Magic Formula criteria. Table 7 presents the classification of sectors in the Magic Formula 2018 portfolio.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 201, "width": 193, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 7Magic Formula portfolios by sector", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 215, "width": 335, "height": 162, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sector Code Information Sum A Technology 0 B Basic Materials 4 C Consumer Cyclicals 4 D Consumer Non-Cyclicals 5 And Energy 5 F Financials 0 G Transportation & Logistic 0 H Healthcare 2 I Industrial 2 J Infrastructure 4 K Properties & Real Estate 5 Total 31", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 393, "width": 454, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the sector, the Magic Formula 2018 portfolio consists mainly of issuers from the consumer non-cyclical, energy, and properties and real estate sectors, with as many as five issuers each. There are also no issuers from the technology, transportation, or logistics sectors in the portfolio.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 443, "width": 194, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.1.2. Magic Formula 2019 Portfolio Form", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 456, "width": 454, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The 2019 Magic Formula portfolio was created using the JII70 constituent validity period in 2019, spanning from June 2019 to July 2020. The portfolio is formed during the first period and continues until the end of the second period. Table 8 lists the portfolios formed in June 2019.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 507, "width": 255, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 8 Highest-rated Issuers in 2019 before rebalancing", "type": "Text" }, { "left": 146, "top": 520, "width": 288, "height": 149, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Stock Code Company Name Total Rank UNVR PT Unilever Indonesia Tbk 6 ASIA PT Astra International Tbk 13 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 17 GIAA PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk 18 TLKM PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk 19 UNTR PT United Tractors Tbk 20 CPIN PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk 27 PTBA PT Bukit Asam Tbk 31 PWON PT Pakuwon Jati Tbk 32 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk 39", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 685, "width": 454, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In November 2019, GIAA, INDY, and SMGR shares were removed from the JII70 index during the rebalancing. As a result, these shares must be excluded from the Magic Formula portfolio. To maintain a portfolio of 30 shares, it was necessary to calculate the JII70 constituents for the next two periods, excluding previously removed stocks. The calculation results are presented in Table 9.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 770, "width": 375, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2023 | International Journal of Financial, Accounting, and Management/ Vol 5 No 3, 281-296", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "291", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 391, "height": 87, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 9. The highest issuers in the 2019 rebalancing portfolio Stock code Company name Total rank PGAS PT Perusahaan Gas Negara Tbk 55 SIDO PT PT Industri Jamu dan Farmasi Sd Mncl 61 MIKA PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk 62 MNCN PT Media Nusantara Citra Tbk 64 PTPP PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk 64", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 177, "width": 454, "height": 48, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The calculation results show that PGAS, SIDO, and MIKA shares had the highest ratings compared with the other stocks. Consequently, the GIAA, INDY, and SMGR shares were replaced by MIKA, PGAS, and SIDO shares in the Magic Formula portfolio. Table 10 presents the period and composition of the 2019 Magic Formula portfolio formed from June 2019 to July 2020.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 240, "width": 195, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 10. Magic Formula Portfolio in 2019", "type": "Section header" }, { "left": 105, "top": 254, "width": 383, "height": 137, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Stock code Company name Sector code Total Rank UNVR PT Unilever Indonesia Tbk D 6 ASII PT Astra International Tbk I 13 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk D 17 TLKM PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk J 19 UNTR PT United Tractors Tbk I 20 CPIN PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk D 27 PTBA PT Bukit Asam Tbk E 31 PWON PT Pakuwon Jati Tbk K 32 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk D 39 SMRA PT Summarecon Agung Tbk K 40", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 394, "width": 145, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To be continued in Appendix 10", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 419, "width": 454, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The formed portfolio can be categorized based on the sector, according to Tandelilin (2017). This categorization provides information about sectors that meet the Magic Formula criteria. Table 11 displays the sector classifications of the 2019 Magic Formula Portfolio.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 470, "width": 223, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 11Magic Formula 2019 portfolios by sector", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 484, "width": 335, "height": 162, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sector Code Information Sum A Technology 0 B Basic Materials 3 C Consumer Cyclicals 5 D Consumer Non-Cyclicals 6 And Energy 6 F Financials 0 G Transportation & Logistic 1 H Healthcare 3 I Industrial 2 J Infrastructure 2 K Properties & Real Estate 5 Total 33", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 662, "width": 454, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the sector, the Magic Formula 2019 portfolio consists mainly of issuers from the non-cyclical consumer sector and energy , with six issuers each. There are no issuers in the technology sector in the portfolio.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 712, "width": 194, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.1.3. Magic Formula 2020 Portfolio Form", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 725, "width": 454, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The 2020 Magic Formula portfolio was formed using the JII70 constituent validity period spanning August 2020 to May 2021, which includes the first and second periods. Table 12 displays the composition of the portfolio formed in August 2020", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 770, "width": 375, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2023 | International Journal of Financial, Accounting, and Management/ Vol 5 No 3, 281-296", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "292", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 378, "height": 151, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 12. Emitents with the highest ranking in 2020 before rebalancing Code Name of company Total rank UNVR PT Unilever Indonesia Tbk 4 ASII PT Astra International Tbk 12 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 15 TLKM PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk 15 UNTR PT United Tractors Tbk 26 CPIN PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk 33 PTBA PT Bukit Asam Tbk 38 PWON PT Pakuwon Jati Tbk 38 SMRA PT Summarecon Agung Tbk 39 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk 40", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 240, "width": 454, "height": 48, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "During the rebalancing process of November 2020, ASII and BSDE shares were removed from the JII70 index. Consequently, these shares must be removed from the Magic Formula portfolio. To maintain a portfolio of 30 shares, it was necessary to calculate the JII70 constituents for the next two periods, excluding previously removed stocks. The calculation results are listed in Table 13.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 304, "width": 311, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 13. Emitents with the highest ranking in 2020 after rebalancing", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 317, "width": 339, "height": 86, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Stock code Company name Total Rank JRPT PT Jaya Real Property Tbk 51 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry Tbk 54 TKIM PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 55 CTRA PT Ciputra Development Tbk 60 INKP PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk 61", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 406, "width": 145, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To be continued in Appendix 14", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 432, "width": 454, "height": 48, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the calculation, JRPT and ULTJ shares had the highest ratings compared with the other stocks. Consequently, the ASII and BSDE shares were replaced by JRPT and ULTJ shares in the Magic Formula portfolio. The period for the 2020 Magic Formula portfolio was August 2020 to May 2021, as presented in Table 14.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 495, "width": 212, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 14. Portofolio of Magic Formula in 2020", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 508, "width": 366, "height": 137, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Stock code Company name Total Rank Stock code UNVR PT Unilever Indonesia Tbk D 4 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk D 15 TLKM PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk J 15 UNTR PT United Tractors Tbk I 26 CPIN PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk D 33 PTBA PT Bukit Asam Tbk E 38 PWON PT Pakuwon Jati Tbk K 38 SMRA PT Summarecon Agung Tbk K 39 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk D 40 ACES PT Ace Hardware Indonesia Tbk C 42", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 661, "width": 454, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The 2020 Magic Formula portfolio can be classified by sector (Tandelilin, 2017) to provide information on sectors included in the criteria. Table 15 displays the sector classifications of the Magic Formula 2020 portfolio.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 711, "width": 303, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 15. Classification of Magic Formula 2020 portfolios by sector", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 725, "width": 336, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sector Code Information Sum A Technology 0 B Basic Materials 3", "type": "Table" }, { "left": 110, "top": 770, "width": 375, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2023 | International Journal of Financial, Accounting, and Management/ Vol 5 No 3, 281-296", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "293", "type": "Page footer" }, { "left": 119, "top": 74, "width": 326, "height": 124, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C Consumer Cyclicals 5 D Consumer Non-Cyclicals 7 And Energy 3 F Financials 0 G Transportation & Logistic 0 H Healthcare 3 I Industrial 2 J Infrastructure 4 K Properties & Real Estate 5 Total 32", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 214, "width": 454, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the sector, it can be seen that the Magic Formula 2020 portfolio consists mainly of issuers from the consumer non-cyclicals sector, with as many as seven issuers. There are no issuers in the technology sector in the portfolio.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 265, "width": 176, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.2. Magic Formula Portfolio Returns", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 277, "width": 454, "height": 36, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To evaluate portfolio yield, it is necessary to calculate the yield of the benchmark index, which can provide insight into market trends. In this study, the JII70 was used as the benchmark index. The portfolio and benchmark index yields are presented in Table 16.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 328, "width": 219, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 16. Portfolio yields and benchmark indices", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 341, "width": 373, "height": 49, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jun 2018- May 2019 Jun 2019- Jul 2020 Aug 2020- May 2021 Average Magic Formula Portfolio -5,15% -19,39% 24,14% -1,72% JII70 benchmark index -9,03% -25,12% 32,91% -3,26%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 405, "width": 454, "height": 61, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 16 shows that, between June 2018 and May 2021, the market mainly experienced a sideways trend, as indicated by the fluctuations in the last two periods. As a result, there was an average yield of -3.26% for the benchmark index. The market demonstrated a sideways trend from June 2018 to May 2019, with a yield of -9.03%, followed by a bearish trend from June 2019 to July 2020, yielding - 25.12%. Eventually, a bullish trend occurred from August 2020 to May 2021, with a yield of 32.91%.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 481, "width": 454, "height": 74, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Despite the sideways market trend, the Magic Formula portfolio performed remarkably well from June 2018 to May 2021, as shown by the portfolio average yield being lower at -1.72%. The portfolio also experienced a lower decline in two periods, specifically June 2018 to May 2019 and June 2019 to July 2020, with yields of -5.15% and -19.39%, respectively. However, from August 2020 to May 2021, portfolio performance was not impressive, experiencing an increase of only 24.14%. This can be attributed to the fact that the study period was less than 12 months.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 570, "width": 454, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To evaluate the overall performance of the Magic Formula portfolio, Table 17 compares its yield with other indices on the Indonesian Stock Exchange.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 608, "width": 214, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 17. Stock index performance in Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 621, "width": 373, "height": 112, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jun 2018- May 2019 Jun 2019- Jul 2020 Aug 2020- May 2021 Average Magic Formula -5,15% -19,39% 24,14% -1,72% JCI 3,23% -18,12% 18,80% 0,14% DAD 1,76% -18,19% 19,49% -0,17% JII -3,22% -17,89% 5,26% -5,78% LQ45 2,15% -19,86% 14,76% -2,06% IDX30 3,48% -20,56% 12,33% -2,62% KOMPAS100 1,48% -18,92% 11,42% -2,85%", "type": "Table" }, { "left": 110, "top": 770, "width": 375, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2023 | International Journal of Financial, Accounting, and Management/ Vol 5 No 3, 281-296", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "294", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 454, "height": 86, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 17 shows that JCI, which is an overall stock index, was the only index with a positive yield of 0.14% during the study period. The Magic Formula portfolio had a yield of -0.14%, while JII, an overall Islamic stock index, had a slightly lower yield of -0.17%. Other indices with larger market caps, such as LQ45, IDX30, and KOMPAS100, had negative and smaller returns compared to the Magic Formula portfolio. This shows that issuers with smaller market caps had higher yields during the study period, whereas issuers with larger market caps had lower yields. Overall, the Magic Formula portfolio performed relatively well compared with the other indices during the study period.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 176, "width": 177, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.3. Portfolio Performance Evaluation", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 188, "width": 454, "height": 48, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To evaluate the performance of the Magic Formula portfolio and benchmark index, several measuring indices were used, including the Sharpe, Treynor, and Jensen indices. However, assessing the level of risk using these measuring indices requires the calculation of several variables such as the risk-free rate, standard deviation, and beta value. Table 18 lists the values of these variables.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 252, "width": 267, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 18. Risk-free rate, standard deviation, and beta values", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 265, "width": 377, "height": 112, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jun 2018- May 2019 Jun 2019- Jul 2020 Aug 2020- May 2021 Average Magic Formula Portfolio Standard deviation 0.310980 0.288158 0.414801 0.337980 Beta 0.992854 1.061562 0.869641 0.974686 JII70 benchmark index Standard deviation 0.299038 0.322730 0.590408 0.404059 Beta 1 1 1 1 Risk-free rate 5.64% 5.62% 3.05% 4.76%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 393, "width": 454, "height": 36, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Once the standard deviation and beta values of the portfolio were obtained, along with the reference index and risk-free rate value, the next step was to evaluate the portfolio's performance using the Sharpe, Treynor, and Jensen indices. The results of this evaluation are listed in Table 19.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 444, "width": 193, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 19. Portfolio performance evaluation", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 457, "width": 375, "height": 125, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jun 2018- May 2019 Jun 2019- Jul 2020 Aug 2020- May 2021 Average Magic Formula Portfolio Sharpe Index -0.34697 -0.86793 0.50485 -0.23549 Treynor Index -0.10868 -0.23560 0.24251 -0.03392 Index Jensen 0.03775 0.07622 -0.04877 0.02173 JII70 benchmark index Sharpe Index -0.49057 -0.95250 0.50575 -0.31244 Treynor Index -0.14670 -0.30740 0.29860 -0.05183 Index Jensen 0 0 0 0", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 598, "width": 454, "height": 98, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 19 shows that, from June 2018 to July 2020, the Magic Formula portfolio had a lower risk than the benchmark index, as indicated by its higher Sharpe and Treynor index values. The portfolio with a higher Jensen index value than the benchmark index also suggests that it outperformed the benchmark index during this period. However, from August 2020 to May 2021, the Magic Formula portfolio underperformed the benchmark index, as indicated by its lower Jensen index value. It still had higher average Sharpe and Treynor index values than the benchmark index, indicating its overall better performance. Importantly, the Jensen index value is affected by the yield calculation between the portfolio and benchmark index.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 712, "width": 72, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 725, "width": 454, "height": 36, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In conclusion, the Magic Formula portfolio showed a better yield performance than the benchmark index, with a geometric mean of -1.72% compared to -3.26%. During 2018 and 2019, portfolio periodic yields were also higher than the benchmark index, with values of -5.15% versus -9.03% and -19.39%", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 770, "width": 375, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2023 | International Journal of Financial, Accounting, and Management/ Vol 5 No 3, 281-296", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "295", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 454, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "versus -25.12%, respectively. However, the portfolio yield in 2020 was lower than the benchmark index, with a value of 24.14% versus 32.91%, possibly because of the shorter study period.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 112, "width": 454, "height": 86, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Magic Formula portfolio performed well during the study period, as shown by its higher Sharpe index value of -0.23549 compared with the benchmark index value of -0.31244. Moreover, the Treynor index value of -0.03392 was higher than the benchmark index value of -0.05183. The Jensen index value for the Magic Formula portfolio is also positive at 0.021734. Although the portfolio periodic performance was better than the benchmark index in 2018 and 2019, it underperformed in 2020, with a negative Jensen index value of -0.04877, which is influenced by the yield calculation between the portfolio and benchmark index.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 214, "width": 59, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 227, "width": 457, "height": 112, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agarwal, A. (2021). Study of machine learning algorithms for potential stock trading strategy frameworks. International Journal of Financial, Accounting, and Management, 3(3), 275-287. Al Firdausi, M. K., Askandar, N. S., & Sudaryanti, D. (2021). Penilaian Efisiensi Investasi Saham Yang Terindeks Saham Syariah Dengan Metode Capital Asset Pricing Model (CAPM)(Sektor Industri Barang Konsumsi Pada Indeks Saham Syariah Indonesia Periode Agustus 2018-Juli 2020). Jurnal Ilmiah Riset Akuntansi, 10(04). Bodie, Z., Kane, A., & Marcus, A. (2018). Essentials of Investments (11th ed.): McGraw Hill. Budi, R. (2009). Dasar-dasar Analisis Fundamental Saham Laporan Keuangan Perusahaan: Gajah Mada University Press.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 341, "width": 454, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Darmadji, T., & Fakhruddin, H. (2012). Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab (Ketiga). Salemba Empat .", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 367, "width": 455, "height": 35, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekawati, E., & Yanti, I. (2022). Pengaruh ISR, Leverage dan Likuiditas terhadap ERC pada Perusahaan yang Terdaftar di ISSI Tahun 2015-2020. Bukhori: Kajian Ekonomi Dan Keuangan Islam, 1(2), 147-163.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 402, "width": 454, "height": 63, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fatima, A. (2019). Cognitive dissonance and investors’ decision-making: A review. International Journal of Financial, Accounting, and Management, 1(1), 39-45. Greenblatt, J. (2006). The little book that beats the market : John Wiley & Sons. Gustavsson, O., Strömberg, O., & Byström, H. (2017). Magic Formula Investment and The Swedish Stock Market. Bachelor’s Thesis. Lund University.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 468, "width": 454, "height": 60, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hartono, J. (2008). Portfolio theory and investment analysis. Yogyakarta: BPFE . Hartono, J. (2014). Portfolio Theory and Practice with Excel. Jakarta: Salemba Empat , 221-228. IFRS. (2017). Primary Financial Statements: Earnings Before Interest and Tax (EBIT) . Retrieved from https://www.ifrs.org/content/dam/ifrs/meetings/2017/march/iasb/primary-financial- statements/ap21a-pfs.pdf", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 531, "width": 454, "height": 48, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Institute, C. (2020). Portfolio Management in Practice, Volume 1: Investment Management (CFA Institute Investment Series) : Wiley. IPSAS. (2021). Exposure Draft 78: Property, Plant, and Equipment . Retrieved from https://www.ifac.org/system/files/publications/files/ED-78-Property-Plant-Equipment.pdf", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 582, "width": 393, "height": 22, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Irham, F. (2015). Manajemen Investasi Teori dan Soal Jawab. Jakarta: Salemba Empat . Keuangan, D. S. A. (2007). Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 607, "width": 454, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kooli, C., Shanikat, M., & Kanakriyah, R. (2022). Towards a new model of productive Islamic financial mechanisms. International Journal of Business Performance Management, 23(1-2), 17-33.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 632, "width": 23, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ksei.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 632, "width": 454, "height": 35, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2021). Statistik Pasar Modal Indonesia . Retrieved from https://www.ksei.co.id/files/Statistik_Publik_Desember_2021.pdf Laopodis, N. T. (2020). Understanding investments: Theories and strategies : Routledge.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 670, "width": 454, "height": 36, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mujadiddah, S., Achsani, N. A., & Irfany, M. I. (2020). Short-term overreaction of Islamic stocks to specific events in Indonesia. Journal of Islamic Monetary Economics and Finance, 6(1), 117- 134.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 708, "width": 454, "height": 48, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "OJK. (2020). Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor KEP-63/D.04/2020 tentang Daftar Efek Syariah. Retrieved from https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-dan-statistik/daftar-efek- syariah/Pages/Keputusan-Dewan-Komisioner-OJK-Nomor-KEP-63-tentang-Daftar-Efek- Syariah.aspx", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 770, "width": 375, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2023 | International Journal of Financial, Accounting, and Management/ Vol 5 No 3, 281-296", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "296", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 454, "height": 36, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "OJK. (2021a). Statistik Saham Syariah - Desember 2020. Retrieved from https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-dan-statistik/saham-syariah/Pages/-Statistik- Saham-Syariah---Desember-2020.aspx", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 112, "width": 454, "height": 36, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "OJK. (2021b). Statistik Saham Syariah - Februari 2021. Retrieved from https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-dan-statistik/saham-syariah/Pages/-Statistik- Saham-Syariah---Februari-2021.aspx", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 150, "width": 454, "height": 36, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Olayinka, A. A. (2022). Financial statement analysis as a tool for investment decisions and assessment of companies’ performance. International Journal of Financial, Accounting, and Management, 4(1), 49-66.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 188, "width": 454, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pae, Y., & Sabbaghi, N. (2015). Equally weighted portfolios vs value weighted portfolios: Reasons for differing betas. Journal of Financial Stability, 18, 203-207.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 214, "width": 454, "height": 35, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rafki, M., Wiliasih, R., & Irfany, M. I. (2022). Faktor-Faktor yang Memengaruhi Volume Perdagangan Sukuk Ritel SR-008 di Indonesia. Bukhori: Kajian Ekonomi Dan Keuangan Islam, 1(2), 95- 117.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 252, "width": 454, "height": 22, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rani, P. (2019). Risk-Reward Agility of the Benjamin Graham and Joel Greenblatt‟ s Investment Philosophy in the Indian Stock Market. Risk, 3085, 492-498.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 277, "width": 454, "height": 35, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shabrina, W., & Hadian, N. (2021). The influence of current ratio, debt to equity ratio, and return on assets on dividend payout ratio. International Journal of Financial, Accounting, and Management, 3(3), 193-204.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 315, "width": 454, "height": 86, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudana, I. M. (2013). Diversifikasi Investasi Saham: Perbandingan Risiko Total Portofolio Melalui Diversifikasi Domestik Dan Internasional. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan| Journal of Theory and Applied Management, 6(1). Sugiyono. (2014). Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D (19th ed.). Bandung: Alfabeta. Syafitri, W., Effendi, J., & Irfany, M. I. (2022). Is there a Short-term Overreaction to Pandemic Covid- 19?: A case study of the Indonesia Islamic Capital Market. al-Uqud: Journal of Islamic Economics, 6(2).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 403, "width": 430, "height": 36, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tandelilin, E. (2017). Pasar modal manajemen portofolio & investasi. Yogyakarta: PT Kanisius . Tannadi, B. (2019). Ilmu Saham : Elex Media Komputindo. Zimon, G. (2021). Working Capital. Encyclopedia, 1(3), 764-772.", "type": "Text" } ]
44cce7de-ef68-c62c-3ef1-1fd6e73f420f
https://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/ptkpend/article/download/3437/2055
[ { "left": 85, "top": 41, "width": 83, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2549-2535", "type": "Page header" }, { "left": 244, "top": 39, "width": 149, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal PTK & Pendidikan", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 54, "width": 82, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2460-1780", "type": "Page header" }, { "left": 215, "top": 52, "width": 211, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 5, No. 2, Juli - Desember 2019 (49-60)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 68, "width": 127, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI : 10.18592/ptk.v5i2.3437", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "49", "type": "Page footer" }, { "left": 101, "top": 94, "width": 424, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 111, "width": 398, "height": 61, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDEKATAN PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR TIGA VARIABEL KELAS X MIA MAN 1 BANJARMASIN", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 188, "width": 120, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yuliastono Budi Prakasa", "type": "Section header" }, { "left": 224, "top": 201, "width": 178, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Madrasah Aliyah Negeri 1 Banjarmasin e-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 239, "width": 338, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Website : https://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/ptkpend/index Received: Januari 2020; Accepted: Februari 2020; Published: Februari 2020", "type": "Text" }, { "left": 282, "top": 289, "width": 63, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 302, "width": 457, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research aims to find out how teacher activity and student responses about implementation of integrated ARIAS learning model for problem based instruction approach. This research design was used classroom action research which consisted two cycles with four phases; planning, action, evaluation and reflection. The subject were 25 students. Data collection was used by observation techniques, written tes and questionnaires. Then, data were analyzed by quantitatively and qualitatively techniques. The research result showed that there was an increase in teacher’s activity from 88 at cycle I to 113,5 at cycle II, an increase in student’s study activity from 16,88 at cycle I to 22,72 at cycle II, an increase in student’s achievement from 61,40 at cycle I to 80,10 at cycle II and student give good response for learning which integrated ARIAS learning model for the problem based instruction approach.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 426, "width": 456, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keyword : ARIAS; problem based instruction; teacher’s activity; student’s study activity; student’s achievement.", "type": "Text" }, { "left": 285, "top": 454, "width": 56, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 466, "width": 457, "height": 160, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana aktivitas guru dan respon siswa terhadap penggunaan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pendekatan Problem Based Instruction . Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, serta analisis dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 3 dengan jumlah siswa sebanyak 25 orang. Data yang dikumpulkan menggunakan teknik observasi, tes tertulis dan angket. Selanjutnya data tersebut dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif dan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dapat terjadi peningkatan aktivitas guru dari 88 pada siklus I menjadi 113,5 pada siklus II, peningkatan aktivitas belajar siswa dari 16,88 pada siklus I menjadi 22,72 pada siklus II, peningkatan hasil belajar dari 61,40 pada siklus I menjadi 80,10 pada siklus I dan siswa memberikan respon yang baik terhadap penerapan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pendekatan Problem Based Instruction.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 630, "width": 456, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : ARIAS; problem based instruction; aktivitas guru; aktivitas belajar siswa; hasil belajar siswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 668, "width": 93, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 682, "width": 216, "height": 74, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan mempunyai peran yang penting bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, pendidikan harus mendapatkan perhatian dan prioritas dari semua pihak. Suatu pendidikan tidak", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 745, "width": 216, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hanya mementingkan hasil akhirnya saja, namun", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 682, "width": 216, "height": 90, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang paling penting ialah prosesnya, dimana dengan proses tersebut siswa dapat memahami maksud dari proses pembelajaran yang dilakukan.Pendidikan yang berkualitas tidak terlepas dari seorang guru sebagai seorang pendidik. Guru", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 137, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal PTK & Pendidikan", "type": "Page header" }, { "left": 409, "top": 39, "width": 107, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yuliastono Budi Prakasa", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 121, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 5, No. 2, Hal (49-60)", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "50", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 216, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diharuskan mampu menciptakan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 135, "width": 216, "height": 250, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa dari tingkat taman kanak-kanan hingga tingkat sekolah menengah atas bahkan hingga ke bangku perkuliahan. Hal itu karena matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting apalagi di zaman sekarang yang perkembangan dan teknologi yang semakin meningkat dimana matematika dianggap sebagai salah satu ilmu dasar yang memiliki esensial yang dapat diterapkan dalam berbagai kehidupan. Matematika merupakan ilmu yang mempelajari sebuah kepastian yang menegaskan struktur abstrak, menggunakan logika simbolik dan notasi matematika.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 389, "width": 216, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di lapangan, kebanyakan siswa tidak begitu menyukai pelajaran matematika. Berbagai penyebab yang membuat para siswa tidak menyukai matematika diantaranya siswa menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit, tidak mudah dipahami karena didalamnya banyak perlu dilakukan yaitu menghafal rumus bahkan mengartikan rumus tersebut dalam bahasa matematika. Selain sulitnya materi, penyebab lainnya adalah matematika disampaikan dengan cara pengajaran yang monoton dan kurang tepat sehingga membuat para siswa merasa bosan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 611, "width": 216, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data yang diperoleh di kelas X MIA 3 MAN 1 Banjarmasin, hasil belajar siswa siswa masih tergolong pada kategori rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah siswa yang memenuhi KKM hanya sebesar (56,67%). Rendahnya hasil belajar siswa salah satunya identifikasikan model pembelajaran yang dilakukan guru yang bersifat konvensional. Siswa lebih", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 88, "width": 216, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bersikap pasif selalu menunggu instruksi dari guru untuk mendengarkan dan mencatat saja, sedangkan pembelajaran akan kurang maksimal jika hanya instruksi yang dilakukan, sehingga perlu sebuah model pembelajaran yang menumbuhkan sikap aktif siswa, terutama dari segi motivasi dan hasil belajar siswa.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 215, "width": 216, "height": 58, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di atas. Salah satunya adalah ARIAS ( Assurance,", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 278, "width": 216, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Relevance, Interest, Assesment dan Satisfaction ). ARIAS merupakan model pembelajaran yang terdiri dari lima komponen teori-teori belajar yaitu", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 342, "width": 215, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Assurance (Percaya Diri), Relevance (Relevansi), Interest (Minat atau Perhatian),", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 374, "width": 213, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Assesment (Evaluasi) dan Satisfaction (Kepuasaan).", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 405, "width": 216, "height": 202, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diharapkan dengan diterapkannya model ARIAS ini, siswa akan lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran karena materi yang disampaikan dalam versi yang mudah dipahami dan diterapkan karena dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari yang tak jauh-jauh dari sekitar mereka. Selain itu, adanya proses evaluasi terhadap apa yang sudah mereka pelajari akan mempermudah guru mengetahui lebih cepat mengetahui apakah materi yang disampaikan diterima dengan baik oleh siswa atau tidak.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 611, "width": 216, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini, model ARIAS akan dikombinasikan dengan pendekatan Problem Based Instruction (PBI). PBI adalah suatu pendekatan dimana pembalajaran yang dilakukan didasarkan pada masalah yang ada. Dalam hal ini siswa dituntut untuk belajar melalui permasalahan yang diberikan oleh guru. Belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 137, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal PTK & Pendidikan", "type": "Page header" }, { "left": 301, "top": 39, "width": 180, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerapan Model Pembelajaran ARIAS…", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 121, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 5, No. 2, Hal (49-60)", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "51", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 216, "height": 153, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "stimulus dan respons yang memiliki hubungan dua arah antara belajar dan lingkungan. Lingkungan memberikan masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah. Sedangkan sistem saraf berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik (Sudjana, 2014). Menurut Arends (2008),", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 247, "width": 215, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembelajaran berdasarkan masalah", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 262, "width": 216, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berfikir tingkat lebih, mengembangkan kemandirian dan percaya diri.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 390, "width": 137, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 216, "height": 170, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dirancang dan dilaksanakan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2013), PTK adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang: (a) praktik-praktik kependidikan mereka, (b) pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut, dan (c) situasi di mana praktik-", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 88, "width": 216, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "praktik tersebut dilaksanakan. Pada PTK ini menggunakan 4 langkah, yaitu persiapan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 135, "width": 216, "height": 154, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian dilaksanakan di bulan Oktober 2018. Penelitian dilakukan di kelas X MIA 3 MAN 1 Banjarmasin. Subjek penelitian siswa kelas X MIA 3 MAN 1 Banjarmasin berjumlah 25 orang yang terdiri 12 orang perempuan dan 13 orang laki-laki, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah aktivitas guru, aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa dan respon siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 294, "width": 216, "height": 154, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data mengenai hasil belajar kognitif dikumpulkan melalui tes tertulis yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda beralasan pada setiap akhir siklus. Kemudian, data aktivitas guru, aktivitas belajar siswa dan hasil belajar afektif siswa dikumpulkan dengan menggunakan teknik nontes yaitu lembar observasi pada setiap pertemuan dan respon siswa dikumpulkan melalui angket respon siswa di akhir siklus II.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 453, "width": 216, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penilaian terhadap aspek pengamatan dalam lembar observasi aktivitas guru menggunakan skor 1-5 disertai rubrik penilaian yang mengukur 8 butir indikator aktivitas guru. Adapun kategori untuk aktivitas guru dapat dilihat pada Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 580, "width": 323, "height": 164, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Kategori Aktivitas Guru Skor Kategori 27 – 48 Sangat Kurang 49 – 69 Kurang 70 – 91 Cukup 92 – 113 Baik 114 – 135 Sangat Baik Penilaian terhadap aspek pengamatan dalam lembar observasi aktivitas belajar siswa menggunakan skor 1-5 disertai rubrik", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 701, "width": 216, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penilaian yang mengukur 4 indikator aktivitas belajar siswa. Adapun kategori", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 137, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal PTK & Pendidikan", "type": "Page header" }, { "left": 409, "top": 39, "width": 107, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yuliastono Budi Prakasa", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 121, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 5, No. 2, Hal (49-60)", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "52", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 216, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 327, "height": 227, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Kategori Aktivitas Belajar Siswa Skor Kategori 6 – 10 Sangat Kurang 11 – 15 Kurang 16 – 20 Cukup 21 – 25 Baik 26 – 30 Sangat Baik Analisis hasil belajar siswa kognitif bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasan konsep siswa. Sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Belajar (KKM) siswa yang memperoleh nilai lebih atau sama dengan 75 dinyatakan tuntas belajar. Keberhasilan siswa dalam menguasai", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 241, "width": 216, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembelajaran ditunjukkan dengan nilai rata- rata siswa ≥ 75, daya serap ≥ 75 dan ketuntasan belajar ≥ 75. Untuk", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 289, "width": 216, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mendeskripsikan keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 3", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 366, "width": 221, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Kategori Hasil Belajar Kognitif Siswa", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 382, "width": 427, "height": 180, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai Kategori x < 65 Sangat Rendah 65 ≤ x < 75 Rendah 75 ≤ x < 85 Cukup 85 ≤ x < 95 Baik x ≥ 95 Sangat Baik Adaptasi Sudijono (2010) Penilaian terhadap aspek pengamatan dalam lembar observasi hasil belajar afektif siswa menggunakan skor 1-5 yang mengukur 4", "type": "Table" }, { "left": 206, "top": 519, "width": 335, "height": 195, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "aspek afektif yaitu rasa ingin tahu, teliti, bekerja sama dan menjadi pendengar yang baik. Adapun kategori untuk hasil belajar afektif siswa dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Kategori Hasil Belajar Afektif Siswa Skor Kategori 5 – 7 Tidak Baik 8 – 10 Kurang 11 – 13 Cukup 14 – 16 Baik 17 – 20 Sangat Baik Adaptasi (Sudjana, 2014)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 137, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal PTK & Pendidikan", "type": "Page header" }, { "left": 301, "top": 39, "width": 180, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerapan Model Pembelajaran ARIAS…", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 121, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 5, No. 2, Hal (49-60)", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "53", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 212, "height": 170, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian penilaian respon siswa terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pendekatan Problem Based Instruction yang dilakukan dalam lembar angket menggunakan skala likert 1 – 5 yang berisi 10 pertanyaan dengan pilihan jawaban sangat tidak setuju (STS) = 1; tidak setuju (TS) = 2; ragu-ragu (RR) = 3; setuju (S) = 4; dan sangat setujua (SS) = 5. Berikut kategori respon siswa yang dapat dilihat pada Tabel 5.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 277, "width": 210, "height": 132, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Kategori Respon Siswa Rerata Skor Kategori 10 – 18 Sangat kurang baik 19 – 26 Kurang 27 – 34 Cukup 35 – 42 Baik 43 – 50 Sangat positif Indikator keberhasilan penelitian ini adalah", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 414, "width": 208, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(1) aktivitas belajar siswa dikatakan berhasil minimal pada kategori baik, (2)", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 209, "height": 154, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dikatakan berhasil minimal pada kategori baik, (3) hasil belajar kognitif siswa telah optimal jika rata-rata nilai hasil belajar siswa ( 𝑥̅ ) ≥ 75, daya serap (DS) ≥ 75% dan ketuntasan belajar siswa (KB) ≥ 75% dan (4) hasil belajar afektif siswa dalam melaksanakan pembelajaran dikatakan mengalami peningkatan minimal kategori baik.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 263, "width": 158, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 294, "width": 212, "height": 154, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil evaluasi dan observasi penelitian pada siklus I dan II berupa aktivitas guru, aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa dan respon siswa terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pendekatan problem based instruction . Adapun peningkatan skor aktivitas guru pada siklus II jika dibandingkan dengan siklus I dapat dilihat pada Gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 653, "width": 215, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Peningkatan Skor Aktivitas Guru", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 690, "width": 457, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peningkatan skor aktivitas belajar siswa pada siklus II jika dibandingkan dengan siklus I dapat dilihat pada Gambar 2.", "type": "Text" }, { "left": 188, "top": 459, "width": 230, "height": 178, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertemuan 1 Pertemuan 2 86 90 110 117 Aktivitas Guru Siklus I Siklus II 12 0 11 0 10 0 90 80 60 40", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 137, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal PTK & Pendidikan", "type": "Page header" }, { "left": 409, "top": 39, "width": 107, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yuliastono Budi Prakasa", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 121, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 5, No. 2, Hal (49-60)", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "54", "type": "Page footer" }, { "left": 186, "top": 310, "width": 251, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Peningkatan Skor Aktivitas Belajar Siswa", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 340, "width": 457, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peningkatan skor hasil belajar afektif siswa pada siklus II jika dibandingkan dengan siklus dapat dilihat pada Gambar 3.", "type": "Text" }, { "left": 178, "top": 654, "width": 271, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Peningkatan Skor Hasil Belajar Afektif Siswa", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 684, "width": 457, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peningkatan data hasil belajar kognitif dalam penelitian ini dilihat dari 3 aspek yaitu rata-rata nilai hasil belajar, daya serap dan ketuntasaan belajar. Berikut adalah peningkatan rata-rata nilai hasil belajar kognitif siswa pada siklus II jika dibandingkan dengan siklus I dapat dilihat pada Gambar 4", "type": "Text" }, { "left": 138, "top": 114, "width": 301, "height": 512, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0 5 10 15 20 25 Pertemuan 1 Pertemuan 2 15.48 18.28 21.2 24.24 Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Siklus II 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 Pertemuan 1 Pertemuan 2 8,24 11,60 14,80 17,28 Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus I Siklus II", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 137, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal PTK & Pendidikan", "type": "Page header" }, { "left": 301, "top": 39, "width": 180, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerapan Model Pembelajaran ARIAS…", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 121, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 5, No. 2, Hal (49-60)", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 151, "width": 6, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 342, "width": 284, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Peningkatan Nilai Rata-Rata Hasil Belajar", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 374, "width": 215, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian, untuk peningkatan daya serap dan ketuntasan belajar pada siklus II jika", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 374, "width": 216, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dibandingkan dengan siklus I yang dapat dilihat pada pada Gambar 5.", "type": "Text" }, { "left": 151, "top": 124, "width": 319, "height": 515, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Peningkatan Daya Serap dan Ketuntasan Belajar 0 20 40 60 80 100 Rata-Rata Nilai 61,4 80,1 Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I Siklus II 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% Daya Serap Ketuntasan Belajar 61,40% 36% 80% 80% Daya serap dan Ketuntasan Belajar Siklus I Siklus II", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 137, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal PTK & Pendidikan", "type": "Page header" }, { "left": 409, "top": 39, "width": 107, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yuliastono Budi Prakasa", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 121, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 5, No. 2, Hal (49-60)", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "56", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 220, "height": 185, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Angket respon diberikan kepada siswa setelah pembelajaran siklus II. Angket ini bertujuan untuk mengetahui respon 25 orang siswa kelas X MIA 3 MAN 1 Banjarmasin terhadap pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pendekatan problem based instruction. Hasil perhitungan menunjukkan 80% memberikan respon yang baik terhadap penggunaan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pendekatan problem based instruction dalam proses pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 278, "width": 68, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 294, "width": 219, "height": 201, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan menggunakan model ARIAS terintegrasi pendekatan PBI dalam upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa. Pembelajaran secara keseluruhan berakhir pada siklus II. Perilaku dan hasil belajar siswa yang diangkat menjadi permasalahan pada penelitian ini mengalami perubahan yang positif. Berdasarkan hasil penelitian di siklus II diperoleh kesepakatan bahwa tindakan belajar yang diambil telah berhasil meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 500, "width": 35, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 500, "width": 219, "height": 107, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keseluruhan proses pembelajaran pada siklus I sudah berjalan dengan cukup baik berdasarkan lembar penilaian aktivitas guru. Namun meskipun sudah cukup baik, masih ada beberapa hal yang kurang seperti guru masih kurang dalam pengendalian kelas", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 596, "width": 220, "height": 90, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan kurang menyeluruhnya bimbingan yang diberikan oleh guru. Selain itu juga, pembelajaran pada pertemuan pertama ini dilaksanakan memakan", "type": "Table" }, { "left": 153, "top": 675, "width": 151, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "banyak waktu sehingga", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 691, "width": 219, "height": 58, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keseluruhan tahap pembelajaran tidak dapat dilaksanakan. Hal ini sejalan dengan Warsono dan Hariyanto (2014) yang menyatakan bahwa kekurangan dalam", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 219, "height": 58, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menerapkan pembelajaran dengan model adalah seringkali memerlukan waktu yang lebih lama daripada pembelajaran dengan model konvensional.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 151, "width": 219, "height": 186, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun skor aktivitas guru pada pertemuan pertama ini adalah sebesar 86 dan termasuk kategori cukup baik. Untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran selanjutnya, para observer memberikan masukan agar guru lebih intens dalam memberikan bimbingan kepada siswa dan mengatur kondisi kelas. Selain itu, dalam mengatur waktu, guru sebaiknya harus mampu mengatur waktu dengan baik sehingga semua langkah pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 342, "width": 219, "height": 312, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada pertemuan kedua siklus I, semua saran dan masukan yang diberikan oleh observer dilaksanakan oleh guru sehingga terjadi peningkatan terhadap skor aktivitas guru menjadi 90 dengan kategori yang sama yaitu cukup baik. Peningkatan terjadi karena berdasarkan hasil observasi, guru menjadi lebih baik dalam segala aspek aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran seperti pengelolaan kelas, pengelolaan waktu dan lain sebagainya. Secara keseluruhan, skor aktivitas guru meskipun tergolong pada kategori cukup baik dengan rata-rata skor yaitu 88. Namun skor tersebut belum memenuhi standar skor aktivitas guru yang diharapkan oleh guru sebagai peneliti. Oleh karena itu, penilaian aktivitas guru pada siklus I dijadikan bahan refleksi pada siklus II dan penilaian aktivitas guru dilanjutkan ke siklus II.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 659, "width": 219, "height": 90, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada siklus II ini guru lebih mampu mengelola kelas dan memanagemen waktu sehingga langkah-langkah pembelajaran yang telah direncakanan dapat terlaksana dengan baik. Selain itu, guru juga lebih mampu dalam mengendalikan kelas,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 137, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal PTK & Pendidikan", "type": "Page header" }, { "left": 301, "top": 39, "width": 180, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerapan Model Pembelajaran ARIAS…", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 121, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 5, No. 2, Hal (49-60)", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "57", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 219, "height": 185, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memotivasi siswa, dan membimbing siswa. Aktivitas guru dalam setiap pertemuan siklus II terus meningkat. Pada siklus II pertemuan pertama skor aktivitas guru adalah 110 dengan kategori baik dan meningkat pada pertemuan kedua siklus II menjadi sebesar 117 dengan kategori yang sama. Dibandingkan dengan siklus I, skor aktivitas guru meningkat sebesar 25,5 poin dari 88 dengan kategori cukup baik meningkat menjadi sebesar 113,5 dengan kategori baik pada siklus II.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 278, "width": 220, "height": 122, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan dari penelitian ini salah satunya adalah meningkatkan aktivitas belajar siswa. Adanya peningkatan aktivitas belajar dapat diketahui dengan melihat apa terjadi peningkatan skor pada setiap indikator yang diamati. Indikator aktivitas belajar yang diamati pada penelitian adalah visual, oral, writing dan mental.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 220, "height": 202, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil observasi, aktivitas belajar siswa pada pertemuan pertama siklus I menunjukkan kondisi yang kurang dengan skor 15,48. Terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki agar terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa pada pertemuan selanjutnya. Hal yang perlu diperbaiki adalah masih ada beberapa siswa yang belum bisa dan kebingungan mengikuti pembelajaran dengan model ARIAS terintegrasi pendekatan PBI. Selain itu, siswa kurang termotivasi sehingga kondisi kelas menjadi kurang kondusif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 611, "width": 220, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk terlaksananya proses pembelajaran yang lebih baik pada pertemuan selanjutnya, para observer memberikan saran dan masukan.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 219, "height": 74, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan saran yang diberikan, guru berusaha lebih kreatif lagi dalam membangun proses pembelajaran yang digunakan agar dapat mentransfer materi dari guru ke siswa dengan lebih baik. Selain itu juga, guru harus", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 219, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lebih bisa mengendalikan kelas agar kelas tetap kondusif dari awal hingga akhir pembelajar.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 135, "width": 219, "height": 250, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adanya upaya perbaikan yang dilakukan oleh guru memberikan pengaruh terhadap aktivitas belajar siswa dimana terjadi peningkatan skor pada pertemuan kedua sebesar 1,80 poin dari 15,48 pada pertemuan pertama menjadi 17,28 pada pertemuan kedua. Secara keseluruhan, aktivitas belajar siswa pada siklus I tergolong cukup baik dengan rata-rata skor sebesar 16,88. Namun hasil yang diperoleh di siklus I tersebut belum memenuhi standar aktivitas belajar siswa yang diharapkan oleh guru sebagai peneliti. Oleh sebab itu, penilaian aktivitas belajar siswa pada siklus I dijadikan bahan refleksi pada siklus II dan penilaian aktivitas siswa dilanjutkan ke siklus II.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 389, "width": 219, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan memperhatikan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I, maka pelaksanaan pembelajaran di siklus II lebih ditingkatkan dengan", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 437, "width": 219, "height": 106, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memperbaiki kekurangan-kekurangan selama proses pembelajaran siklus I. Hal-hal yang dirasa belum optimal pada aktivitas guru juga diperbaiki sehingga diharapkan dapat berdampak pada meningkatnya aktivitas siswa.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 548, "width": 219, "height": 201, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara keseluruhan dari tahap awal, inti dan akhir pembelajaran aktivitas siswa tergolong baik. Siswa terlihat lebih termotivasi dalam pembelajaran. Siswa mulai aktif berdiskusi dengan kelompoknya, siswa juga terlihat aktif dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan ketika mereka mengalami kesulitan atau ada materi yang belum mereka pahami. Hal ini disebabkan karena siswa sudah mulai terbiasa dengan pola pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Selain itu, peningkatan skor aktivitas siswa terjadi dikarenakan siswa lebih", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 137, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal PTK & Pendidikan", "type": "Page header" }, { "left": 409, "top": 39, "width": 107, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yuliastono Budi Prakasa", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 121, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 5, No. 2, Hal (49-60)", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "58", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 219, "height": 90, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "termotivasi dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model ARIAS terintegrasi pendekatan PBI. Pada saat siswa termotivasi, maka siswa akan menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran dan suasana pembelajaran cenderung lebih kondusif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 183, "width": 220, "height": 312, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika dilihat pada setiap siklus maka aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan dimana pada siklus I rata-rata skor 16,88 dengan kategori cukup baik meningkat pada siklus II menjadi 22,72 dengan kategori baik. Adanya peningkatan di setiap siklusnya menunjukkan bahwa model ARIAS terintegrasi pendekatan PBI dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini dikarenakan model ARIAS merupakan model paket lengkap dimana di dalam model ARIAS telah tercakup usaha-usaha yang harus dilakukan oleh guru dalam menanamkan motivasi dan rasa percaya diri siswa seperti mengaitkan materi yang mereka pelajari dengan kehidupan sehari-hari mereka. Menurut Wardi (2017) siswa akan terdorong mempelajari sesuatu jika apa yang mereka pelajari memiliki relevansi dengan kehidupan mereka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 500, "width": 220, "height": 170, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor lain adalah pendekatan PBI yang digunakan dimana dalam pendekatan PBI siswa melakukan eksplorasi dan problem solving yang mana hal itu meningkatkan kemampuan mental dalam memecahkan masalah. Kemudian pengajuan pertanyaan dan masalah yang diberikan berpangkal pada kehidupan nyata siswa di sekolah. Tentunya hal ini akan mendorong siswa agar lebih termotivasi dan lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 220, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil yang diperoleh ini sejalan dengan hasil penelitian Desyana dan Sabirin (2017) menyatakan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 219, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "belajar. Demikian pula penelitian Farina, Saukani dan Salminawati (2018) dengan menggunakan pendekatan PBI, siswa memiliki aktivitas belajar yang tinggi daripada sebelum mengikuti pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 167, "width": 219, "height": 154, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian, hasil belajar kognitif siswa materi sistem persamaan tiga variabel pada siklus I dengan menerapkan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pendekatan PBI mengalami peningkatan dari kondisi awal sebelum diterapkan model tersebut. Pada siklus I rata- rata nilai sebesar 61,40, daya serap sebesar 61,40% pada dan ketuntasan belajar mengalami peningkatan sebesar 36%.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 326, "width": 219, "height": 154, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada pelaksanaan siklus II terjadi peningkatan hasil belajar kognitif dari siklus I. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai siswa yang meningkat dari 61,40 pada siklus I menjadi 80,1 pada siklus II. Kemudian, data serap yang meningkat dari 61,40% pada siklus I menjadi 80,1% pada siklus II. Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan siswa dimana dari 36% pada siklus I menjadi 80% pada siklus II.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 484, "width": 219, "height": 265, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerapan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pendekatan PBI membuat siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini karena dalam proses pembelajaran guru aktif untuk bertanya dimana pertanyaan disusun bertingkat dari yang mudah ke sulit dengan tujuan memancing keberanian dan tumbuhnya keaktifan siswa. Selain itu, adanya proses mencari konsep sendiri melalui kegiatan penyelidikan sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa tidak hanya berasal dari transfer informasi dari guru terhadap siswa dan pengetahuan yang diperoleh menjadi lebih bermakna karena siswa memperoleh apa yang mereka pelajari dengan sendiri sehingga ingatan mereka lebih", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 137, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal PTK & Pendidikan", "type": "Page header" }, { "left": 301, "top": 39, "width": 180, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerapan Model Pembelajaran ARIAS…", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 121, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 5, No. 2, Hal (49-60)", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "59", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 219, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kuat akan materi tersebut sehingga meningkatnya hasil belajar siswa.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 220, "height": 90, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini sesuai dengan penelitian Lestari, Nursalam dan Mardhiah (2016) yang menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pendekatan PBI dalam proses berpengaruh positif pada hasil belajar siswa. Demikian pula, penelitian", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 215, "width": 219, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agus (2018) menyimpulkan bahwa", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 230, "width": 219, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penerapan pendekatan PBI dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 278, "width": 219, "height": 138, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain hasil belajar kognitif, penelitian ini juga menilai hasil belajar aspek afektif siswa. Aspek afektif siswa yang dinilai dalam penelitian ini adalah jujur, percaya diri, displin dan bertanggung jawab. Aspek afektif siswa dinilai dalam setiap pembelajaran berlangsung menggunakan lembar observasi yang telah disertai rubrik penilaian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 421, "width": 220, "height": 138, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil belajar afektif siswa secara keseluruhan pada siklus I sebesar 10,11 dengan kategori cukup baik. Karena hasil yang diperoleh masih belum sesuai dengan target yang diinginkan, maka diadakan pembelajaran lanjut pada siklus II. Pada siklus II, diadakan perbaikan sehingga terjadi peningkatan pada aspek afektif menjadi sebesar 14,01 dengan kategori baik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 564, "width": 220, "height": 185, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini dapat dikatakan bahwa model pembelajaran ARIAS terintegrasi pendekatan PBI memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar afektif siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian Pratiwi (2014) yang menyatakan bahwa adanya peningkatan pada sikap peserta didik menunjukkan bahwa melalui proses pembelajaran dengan model ARIAS terintegrasi pendekatan PBI dapat menyebabkan siswa memiliki antusias dan motivasi terhadap proses pembelajaran, sehingga sikap yang diharapkan dimiliki oleh", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 219, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "peserta didik dapat muncul dalam proses pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 120, "width": 219, "height": 153, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penilaian respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pendekatan PBI, sebagian besar siswa memberikan respon yang baik. Respon baik yang diberikan siswa ditunjukan dengan banyaknya siswa yang memberikan respon sangat baik dan baik dibandingkan dengan respon cukup, tidak baik dan sangat tidak baik.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 278, "width": 219, "height": 107, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Respon baik siswa tersebut menandakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pendekatan PBI membuat siswa menjadi lebih tertarik dan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dan memudahkan siswa memahami materi yang diajarkan.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 389, "width": 219, "height": 265, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pembahasan di atas maka penelitian ini telah menjawab hipotesis tindakan yang ada bahwa penggunaan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pendekatan PBI berhasil memperbaiki proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kemampuan mendengarkan siswa dan hasil belajar siswa (kognitif dan afektif) pada siklus I dan siklus II. Selain itu, siswa juga menunjukkan respon yang baik terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pendekatan PBI. Dengan penerapan model ARIAS terintegrasi pendekatan PBI, siswa merasa lebih mudah mengerti dan lebih memahami materi yang diajarkan. Siswa dapat menjawab pertanyaan dalam tes", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 659, "width": 219, "height": 59, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mendengarkan dan hasil belajar dengan lebih mudah dan juga pembelajaran yang dapat terlaksana dengan lebih menyenangkan dan bermakna.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 137, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal PTK & Pendidikan", "type": "Page header" }, { "left": 409, "top": 39, "width": 107, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yuliastono Budi Prakasa", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 121, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 5, No. 2, Hal (49-60)", "type": "Page header" }, { "left": 310, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "60", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 60, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENUTUP", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 103, "width": 219, "height": 123, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas X MIA 3 MAN 1 Banjarmasin tahun pelajaran 2018/2019 dapat disimpulkan bahwa: (1) aktivitas guru dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pendekatan PBI mengalami peningkatan kategori cukup baik pada siklus I menjadi baik pada siklus II,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 230, "width": 219, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2) aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran menggunakan model", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 262, "width": 219, "height": 75, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembelajaran ARIAS terintegrasi pendekatan PBI mengalami peningkatan kategori cukup baik pada siklus I menjadi baik pada siklus II, (3) hasil belajar afektif siswa dalam pembelajaran", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 326, "width": 219, "height": 90, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggunakan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pendekatan PBI mengalami peningkatan kategori cukup baik pada siklus I menjadi baik pada siklus II, (4) hasil belajar kognitif siswa dalam pembelajaran", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 219, "height": 138, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggunakan model pembelajaran ARIAS terintegrasi pendekatan PBI mengalami peningkatan dari siklus I yaitu 61,40 dengan kategori rendah menjadi 80,10 pada siklus II dengan kategori baik dan (5) Siswa memberikan respon yang baik terhadap pembelajaran dengan model ARIAS sebagai modelnya dan pendekatan PBI sebagai pendekatannya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 564, "width": 115, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 580, "width": 219, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arends, R. (2008). Learning to Teach . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 611, "width": 219, "height": 59, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agus, A., P. (2018), Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Instruction Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa. Jurnal Penelitian", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 219, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan IPA (JPPIPA) . 4(1): 60. Desyana, M dan Sabirin, M. (2017).", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 707, "width": 198, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efektivitas Model Pembelajaran ARIAS", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 88, "width": 198, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pada Materi Penjumlahan dan", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 103, "width": 198, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengurangan Bilangan Bulat. Jurnal Tarbiyah . 6(1): 50.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 135, "width": 219, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Farina, A., Saukani dan Salminawati. (2018).", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 151, "width": 219, "height": 138, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efektifitas Pendekatan Problem Based Instruction (PBI) terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Di SMP Ar-Rahman Percut. Jurnal AT-TAZZAKI . 2(1): 43. Kunandar. (2013). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) . Jakarta: Rajawali Press.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 294, "width": 219, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lestari, A., Nursalam dan Mardhiah. (2016).", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 310, "width": 198, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Model Pembelajaran ARIAS ( Assurance, Relevance,", "type": "List item" }, { "left": 506, "top": 326, "width": 39, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Interest,", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 342, "width": 198, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Assesment , Satisfication ) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMPN 1 Sungguminasa Kab. Gowa”.", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 389, "width": 198, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Matematika dan Pembelajaran (Mapan). 5(1): 122.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 421, "width": 219, "height": 59, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pratiwi, Y. (2014). Pelaksanaan Model Pembelajaran ARIAS Terintegrasi PBI di Kelas X SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 484, "width": 219, "height": 59, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan UNS . 3(2): 50-58. Sudjana, N. (2014). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar . Bandung: Remaja Rosdakarya.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 548, "width": 219, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudijono, A. (2010). Pengantar Statistik Pendidikan . Jakarta: Rajawali Pers.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 580, "width": 219, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wardi. (2017). Meningkatkan Prestasi", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 596, "width": 198, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Belajar melalui Pemberian Apersepsi, Motivasi dan Demonstrasi serta", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 627, "width": 198, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penggunaan Alat Peraga Pelajaran IPA di Kelas IV. Jurnal Pendidikan dan Ilmu", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 659, "width": 219, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan . 17(1), hlm.186. Warsono, dan Hariyanto. (2014).", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 691, "width": 198, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran Aktif: Teori dan Asesmen . Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 137, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal PTK & Pendidikan", "type": "Page header" }, { "left": 301, "top": 39, "width": 180, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerapan Model Pembelajaran ARIAS…", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 121, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 5, No. 2, Hal (49-60)", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "61", "type": "Page footer" } ]
7b5986f1-967e-b39b-4a82-fc55284a14cc
https://jurnal.man.feb.uncen.ac.id/index.php/jmb/article/download/4/6
[ { "left": 28, "top": 723, "width": 581, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENERBIT: JURUSAN MANAJEMEN, FAKULTAS EKONOMI & BISNIS, UNIVERSITAS CENDERAWASIH PAGE VOLUME 1, NOMOR 1 (JANUARI 2017)", "type": "Text" }, { "left": 552, "top": 723, "width": 14, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "38", "type": "Page footer" }, { "left": 25, "top": 21, "width": 567, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL MANAJEMEN & BISNIS: Pengaruh Economic Value Added dan Market Value Added Terhadap Indeks Harga Saham Individual Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015, PP 38 – 49", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 358, "width": 72, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 375, "width": 85, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Latar Belakang", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 388, "width": 501, "height": 87, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diukur dengan berbagai cara baik dengan rasio keuangan ataupun dengan mendasarkan kinerja pada nilai. Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) merupakan metode baru untuk mengukur kinerja operasional suatu perusahaan yang memperhatikan kepentingan dan harapan penyedia dana (kreditor dan pemegang saham) yang mendasarkan kinerja pada nilai. EVA dan MVA diperkenalkan oleh Stern Stewart & Co, sebuah perusahaan keuangan di Amerika. Perusahaan ini meyakini bahwa EVA dan MVA adalah kunci dari penciptaan nilai perusahaan. Hal ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya yang berhasil menciptakan kekayaan bagi para pemegang sahamnya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 476, "width": 501, "height": 63, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "EVA merupakan ukuran kinerja keuangan operasional perusahaan yang bisa berdiri sendiri tanpa ukuran-ukuran atau angka pembanding lainnya (Salmi dan Virtanen, 2001). Pendekatan EVA merupakan suatu pendekatan baru dan juga merupakan ukuran profitabilitas dalam menilai kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan secara adil harapan-harapan penyandang dana, terutama pemegang saham dan kreditur. EVA merupakan analisis kinerja keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan nilai tambah ekonomi bagi para investor (Wet And Hall 2004).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 539, "width": 501, "height": 75, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adapun alasan yang melatar belakangi penggunaan EVA dalam penelitian ini yaitu: (1) EVA mampu menggambarkan pengembalian atas modal yang dikeluarkan untuk berinvestasi oleh perusahaan sehingga EVA mampu menjadi patokan dalam pengambilan keputusan oleh investor dari modal yang dimiliki, (2) penggunaan EVA dapat berdiri sendiri tanpa perlu dianalisa perbandingan dengan perusahaan sejenis ataupun membuat analisa kecenderungan atau trend seperti rasio keuangan lainnya. Sehingga dapat dengan mudah dan cepat untuk dianalisa oleh investor apabila data yang diperoleh tidak dalam bentuk trend.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 615, "width": 501, "height": 75, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "MVA merupakan ukuran kumulatif kinerja keuangan yang menunjukkan seberapa besar nilai tambah terhadap modal yang ditanamkan investor selama perusahaan berdiri atau secara jelas MVA merupakan selisih antara nilai pasar ekuitas (market value of equity) dan nilai buku ekuitas (book value of equity) (Brigham And Houston, 2006). Penggunaan MVA dalam penelitian ini karena manfaat MVA yang dapat diaplikasikan pada perusahaan sebagai alat pengukur nilai tambaha guna meningkatkan kesejahteraan bagi pemegang saham, serta metode MVA bagi investor juga dapat digunakan untuk tidakan antisipasi terkait keputusan investasi.", "type": "Text" }, { "left": 251, "top": 115, "width": 114, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Muslhikah Novitasari 1 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 149, "width": 74, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Anita Erari 2 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 183, "width": 501, "height": 134, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis dan menguji pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Indeks Harga Saham Individual (IHSI) pada perusahaan-perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode dalam penelitian ini selama 3 tahun, yaitu mulai dari tahun 2013-2015. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, dan diperoleh 13 perusahaan yang memenuhi kriteria pengambilan sampel dari populasi sebanyak 43 perusahaan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data menggunakan metode analisis nilai tambah ekonomis dan nilai tambah pasar. Dimana hasil tersebut dihitung kembali menggunkan SPSS 16 dengan analisis regresi linier berganda dan uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastitas, dan uji autokorelasi). Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji T, uji F dan uji determinasi. Berdasarkan hasil analisis data, secara parsial Economic Value Added berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham Individual dibuktikan dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,456 pada nilai signifikansi 0,003 sehingga hipotesis diterima. Market Value Added berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham Individual dibuktikan dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,503 pada nilai signifikansi sebesar 0,008 sehingga hipotesis diterima. Hasil uji simultan menggunakan uji F memiliki nilai sebesar 0,390 dengan nilai signifikansi sebesar 0,006. Nilai koefisien determinasi Adjusted R2 sebesar 0,613. Hal ini berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen adalah sebesar 61,3%, sedangkan sisanya sebesar 38,7% dijelaskan oleh variabel independen lain di luar penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 324, "width": 106, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords: EVA, MVA dan IHSI", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 63, "width": 473, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM INDIVIDUAL PADA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL", "type": "Section header" }, { "left": 101, "top": 91, "width": 419, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2015", "type": "Text" }, { "left": 28, "top": 723, "width": 581, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENERBIT: JURUSAN MANAJEMEN, FAKULTAS EKONOMI & BISNIS, UNIVERSITAS CENDERAWASIH PAGE VOLUME 1, NOMOR 1 (JANUARI 2017)", "type": "Text" }, { "left": 552, "top": 723, "width": 14, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "39", "type": "Page footer" }, { "left": 25, "top": 21, "width": 567, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL MANAJEMEN & BISNIS: Pengaruh Economic Value Added dan Market Value Added Terhadap Indeks Harga Saham Individual Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015, PP 38 – 49", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 501, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perusahaan dikatakan berhasil menciptakan nilai tambah bagi pemilik modal, jika EVA dan MVA bernilai positif, karena perusahaan mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang melebihi tingkat biaya modal (cost of capital) diikuti dengan meningkatnya harga saham. Jika harga saham perusahaan meningkat maka indeks harga saham individualnya juga meningkat, karena dalam menentukan indeks harga saham individual membutuhkan harga saham. Namun, jika EVA dan MVA bernilai negatif, hal ini menunjukkan nilai perusahaan menurun yang diikuti dengan penurunan harga saham yang berarti indeks harga saham individual juga menurun, karena tingkat pengembalian lebih rendah dari biaya modal.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 133, "width": 501, "height": 88, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil yang diperoleh dari penelitian-penelitian yang dilakukan mengenai ada tidaknya pengaruh antara EVA dan MVA terhadap harga saham beraneka ragam. Puspita, dkk (2015), Rahayu dan Dana (2016) menyatakan bahwa EVA dengan harga saham tidak berpengaruh signifikan dan MVA dengan harga saham berpengaruh, sebaliknya Ansori (2015), Syahirah dan Lantania (2016) dan Prihartanti (2016) menyatakan bahwa EVA dan MVA dengan harga saham memiliki pengaruh positif signifikan. Dari hasil penelitian-penelitian tersebut dapat diketahui perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian ini menggunakan indeks harga saham individual untuk menghitung nilai tambah pada perusahaan sedangkan dari penelitian-penelitian tersebut menggunakan harga saham.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 221, "width": 501, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berbagai hasil penelitian yang berbeda mengindikasikan perlunya berbagai faktor seperti EVA dan MVA untuk ditelit. Informasi yang diterima investor tidak serta merta hanya berpaku pada kinerja perusahaan saja melainkan kemampuan perusahaan dalam menjual jasa yang diproduksinya. Perusahan-perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terdiri dari empat sektor yaitu sektor property, real estate dan kontruksi bangunan, sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi, sektor keuangan dan sektor perdagangan, jasa dan investasi. Kaitannya dalam penelitian ini adalah sub sektor property dan real estate yang termasuk ke dalam sektor property, real estate dan kontruksi bangunan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 297, "width": 501, "height": 50, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perusahaan property dan real estate berarti perusahaan yang disamping memiliki kepemilikan juga melakukan penjualan (pemasaran) atas kepemilikannya. Pemasaran disini bisa mencangkup menjual ataupun menyewakan. Real estate lebih mengacu pada tanah dan bangunan, sedangkan property lebih mengacu kepada kepemilikan terhadap tanah dan bangunan. Atau bisa dikatakan real estate merupakan bagian dari property (Thomas, 1996).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 347, "width": 501, "height": 50, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut untuk dilakukannya penelitian dengan judul “Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Indeks Harga Saham Individual (IHSI) pada Perusahaan-perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015”.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 404, "width": 100, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1.2 Rumusan Masalah", "type": "List item" }, { "left": 80, "top": 417, "width": 310, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan uraian di atas maka di dapat rumusan masalah sebagai berikut:", "type": "List item" }, { "left": 80, "top": 429, "width": 479, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Apakah Economic Value Added secara parsial berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Individual pada Perusahaan-perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015?", "type": "List item" }, { "left": 80, "top": 455, "width": 478, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Apakah Market Value Added secara parsial berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Individual pada Perusahaan-perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015?", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 480, "width": 479, "height": 37, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Apakah Economic Value Added dan Market Value Added secara simultan berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Individual pada Perusahaan-perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015?", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 524, "width": 370, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan sebagai berikut ini:", "type": "List item" }, { "left": 80, "top": 549, "width": 479, "height": 37, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Untuk mengetahui, menganalisis dan menguji pengaruh Economic Value Added secara parsial terhadap Indeks Harga Saham Individual pada Perusahaan-perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015.", "type": "List item" }, { "left": 80, "top": 587, "width": 479, "height": 37, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Untuk mengetahui, menganalisis dan menguji pengaruh Market Value Added secara parsial terhadap Indeks Harga Saham Individual (IHSI) pada Perusahaan-perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015.", "type": "List item" }, { "left": 80, "top": 624, "width": 479, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Untuk mengetahui, menganalisis dan menguji pengaruh Economic Value Added dan Market Value Added secara simultan terhadap Indeks Harga Saham Individual pada Perusahaan-perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015.", "type": "List item" }, { "left": 28, "top": 723, "width": 581, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENERBIT: JURUSAN MANAJEMEN, FAKULTAS EKONOMI & BISNIS, UNIVERSITAS CENDERAWASIH PAGE VOLUME 1, NOMOR 1 (JANUARI 2017)", "type": "Text" }, { "left": 552, "top": 723, "width": 14, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "40", "type": "Page footer" }, { "left": 25, "top": 21, "width": 567, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL MANAJEMEN & BISNIS: Pengaruh Economic Value Added dan Market Value Added Terhadap Indeks Harga Saham Individual Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015, PP 38 – 49", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 154, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 86, "width": 502, "height": 164, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Pengaruh Economic Value Added terhadap Indeks Harga Saham Individual Economic Value Added (EVA) dapat digunakan sebagai alat untuk menilai suatu perusahaan. Economic Value Added tidak hanya dapat digunakan pada periode saat ini saja melainkan dapat mencakup pada periode yang akan datang. Perusahaan dikatakan mampu menciptakan nilai tambah apabila perusahaan tersebut mampu memberikan pengembalian atas pemodal lebih besar dari yang pemodal harapkan. Pemodal mengorbankan peluang investasi dananya di perusahaan lain ketika menanamkan modal pada perusahaan. Return yang dapat diperoleh dari tempat lain atas investasi dengan tingkat risiko yang sama mencerminkan biaya dari modal ekuitas. Ketika Economic Value Added bernilai positif, maka terdapat nilai tambah yang ekonomis bagi perusahaan, hal tersebut akan menarik para pemodal untuk berinvestasi pada perusahaan. Tingginya minat pemodal untuk menginvestasikan dananya akan menyebabkan permintaan saham perusahaan tersebut meningkat. Jika harga saham perusahaan meningkat maka indeks harga saham individualnya juga meningkat, karena dalam menentukan indeks harga saham individual membutuhkan harga saham. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa economic value added berpengaruh positif terhadap indeks harga saham individual.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 251, "width": 327, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Pengaruh Market Value Added terhadap Indeks Harga Saham Individual", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 263, "width": 484, "height": 214, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Market Value Added atau nilai pasar didefinisikan sebagai harga saham yang terjadi di bursa efek pada waktu tertentu yang dilakukan oleh pelaku pasar (Wisayang, 2009). Market Value Added ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham di pasar bursa efek. Market Value Added digunakan untuk mengukur nilai dari perusahaan yang Market Value Added (MVA) digunakan untuk mengukur nilai dari perusahaan yang menyebabkan investor ingin menanamkan dananya pada surat berharga. Market Value Added adalah perbedaan antara nilai pasar dari perusahaan dengan total modal kedalam perusahaan. Nilai pasar dari perusahaan adalah “ enterprise value ” dari perusahaan yang bersangkutan dimana merupakan hasil jumlah seluruh nilai pasar yang diklaim oleh pihak lain terhadap perusahaan pada suatu waktu tertentu. Total modal adalah seluruh dana yang dikeluarkan investor (pemodal) pada perusahaan pada suatu waktu tertentu. Market value added yang memiliki nilai nol atau negatif sangat tidak diharapkan oleh investor, sebaliknya Market value added yang memiliki nilai positif sangat diharapkan bagi investor. Jika Market value added sebuah perusahaan positif, maka perusahaan tersebut mendapatkan kenaikan nilai perusahaan seperti yang diharapkan oleh pemodal. Selain itu Market value added yang positif akan mendorong investor untuk membeli saham karena investor mengharapkan kesejahteraan dari perusahaan. Market value added yang tinggi menunjukkan nilai harga saham yang tinggi. Selain itu harga saham yang tinggi maka menggambarkan bahwa indeks harga saham individualnya juga tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Market value added berpengaruh positif terhadap indeks harga saham individual. Berdasarkan uraian di atas, maka pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat digambarkan seperti pada gambar dibawah ini :", "type": "Text" }, { "left": 251, "top": 490, "width": 113, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1: Kerangka Pikir", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 660, "width": 103, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber : diolah, 2017", "type": "Caption" }, { "left": 190, "top": 516, "width": 231, "height": 112, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Economic Value Added (X 1 ) Market Value Added (X 2 ) Indeks Harga Saham Individual (Y)", "type": "Picture" }, { "left": 28, "top": 723, "width": 581, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENERBIT: JURUSAN MANAJEMEN, FAKULTAS EKONOMI & BISNIS, UNIVERSITAS CENDERAWASIH PAGE VOLUME 1, NOMOR 1 (JANUARI 2017)", "type": "Text" }, { "left": 552, "top": 723, "width": 14, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "41", "type": "Page footer" }, { "left": 25, "top": 21, "width": 567, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL MANAJEMEN & BISNIS: Pengaruh Economic Value Added dan Market Value Added Terhadap Indeks Harga Saham Individual Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015, PP 38 – 49", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 54, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keterangan :", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 70, "width": 252, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "= Pengaruh masing-masing variabel secara parsial terhadap Y = Pengaruh variabel scara simultan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 108, "width": 208, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 120, "width": 501, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Diduga bahwa Economic Value Added (EVA) secara parsial berpengaruh positif terhadap indeks harga saham individual.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 145, "width": 496, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Diduga bahwa Market Value Added (MVA) secara parsial berpengaruh positif terhadap indeks harga saham individual.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 158, "width": 502, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Diduga bahwa Economic Value Added (EVA) secara simultan berpengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham Individual.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 196, "width": 119, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODELOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 213, "width": 108, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Definisi Operasional", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 225, "width": 501, "height": 76, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Objek penelitian dibagi menjadi variabel dependen dan independen. Variabel Dependen (Y) dalam penelitian ini yaitu indeks harga saham individual. Harga saham merupakan harga yang terjadi dipasar saham, yang akan sangat berarti bagi perusahaan karena harga tersebut menentukan besarnya nilai perusahaan. Indeks harga saham individual hanya menunjukkan perubahan harga saham suatu perusahaan. Indeks harga saham individual mempunyai fungsi untuk mengukur kinerja suatu saham tertentu terhadap harga dasarnya. Dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan sebagai berikut: Economic Value Added (X 1 ) dan Market Value Added (X 2 ).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 307, "width": 111, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Populasi dan Sampel", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 320, "width": 501, "height": 62, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan-perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2015. Berdasarkan data yang diperoleh dari BEI terdapat 43 perusahaan-perusahaan property dan real estate. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu metode penentuan sampel dengan pertimbangan dan kriteria-kriteria tertentu (Sugiyono, 2009). Adapaun kriteria pemilihan sampel yang digunakan adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 383, "width": 501, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Perusahaan yang termasuk dalam perusahaan-perusahaan property dan real estate yang sudah dan masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian yaitu periode 2013-2015.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 408, "width": 501, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Perusahaan-perusahaan property dan real estate yang menerbitkan laporan keuangan tahunan secara berturut-turut selama periode penelitian dan dapat diakses oleh publik.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 433, "width": 501, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. Perusahaan tersebut selalu terdaftar dalam Indonesian Capital Market Directory selama periode penelitian yaitu periode 2013-2015.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 458, "width": 501, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "d. Perusahaan-perusahaan property dan real estate yang mencantumkan biaya bunga dan biaya pajak per tahun dalam laporan keuangannya selama periode penelitian.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 484, "width": 501, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e. Perusahaan-perusahaan property dan real estate yang melaporkan laporan keuangannya dalam mata uang rupiah. Dengan menggunakan kriteria diatas didapatkan jumlah sampel pada perusahaan-perusahaan property dan real estate yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:", "type": "List item" }, { "left": 63, "top": 538, "width": 418, "height": 88, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "No. Kriteria Sampel Jumlah 1 Perusahaan-perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI periode 2013-2015 43 2 Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan tahunan selama periode penelitian (5) 3 Perusahaan yang tidak terdaftar dalam Indonesian Capital Market Directory periode 2013-2015 (9) 4 Perusahaan tidak mencantumkan biaya bunga dan biaya pajak per tahun dalam laporan keuangan selama periode penelitian (13) 5 Perusahaan tidak melaporkan laporan keuangannya dalam mata uang rupiah (3) Jumlah Sampel 13", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 633, "width": 501, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan Kriteria sampel yang telah dilakukan dari jumlah populasi sebanyak 43 perusahaan-perusahaan property dan real estate, maka terpilih 13 perusahaan yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian. Berikut ini adalah daftar-daftar nama perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian:", "type": "Text" }, { "left": 28, "top": 723, "width": 581, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENERBIT: JURUSAN MANAJEMEN, FAKULTAS EKONOMI & BISNIS, UNIVERSITAS CENDERAWASIH PAGE VOLUME 1, NOMOR 1 (JANUARI 2017)", "type": "Text" }, { "left": 552, "top": 723, "width": 14, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "42", "type": "Page footer" }, { "left": 25, "top": 21, "width": 567, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL MANAJEMEN & BISNIS: Pengaruh Economic Value Added dan Market Value Added Terhadap Indeks Harga Saham Individual Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015, PP 38 – 49", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 204, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1: Nama Perusahaan Property dan Real Estate", "type": "Section header" }, { "left": 63, "top": 81, "width": 209, "height": 157, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "No. Nama Perusahaan Kode Saham 1 PT Agung Podomoro Land Tbk APLN 2 PT Alam Sutera Realty Tbk ASRI 3 PT Bukit Darmo Property Tbk BKDP 4 PT Sentul City Tbk BKSL 5 PT Bumi Serpong Damai Tbk BSDE 6 PT Cowell Development Tbk COWL 7 PT Ciputra Development Tbk CTRA 8 PT Bakrieland Development Tbk ELTY 9 PT Megapolitan Developments Tbk EMDE 10 PT Gading Development Tbk GAMA 11 PT Jaya Real Property Tbk JRPT 12 PT Lippo Karawaci Tbk LPKR 13 PT Summarecon Agung Tbk SMRA", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 251, "width": 120, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Jenis dan Sumber Data", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 264, "width": 501, "height": 75, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Data Kuantitatif berupa laporan keuangan perusahaan- perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2015. Sedangkan data Kualitatif data yang digunakan adalah tentang Indeks Harga Saham Individual , Economic Value Added , Market Value Added dan beberapa jurnal dari peneliti terdahulu serta berbagai sumber tertulis lainnya yang berkaitan dengan objek yang diteliti. Sumber data dalam penelitian ini berupa laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI pada periode 2013-2015 yang diperoleh melalui situs resmi www.idx.co.id.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 353, "width": 111, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Metode Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 365, "width": 502, "height": 101, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Merupakan metode analisis yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang terkait dalam penelitian ini, yaitu: 1). Analisis Kualitatif. Analisis kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuanya tidak diperoleh melalui prosedur statistik. Dengan tujuan untuk mendapatkan makna dan pemahaman, penjelasan mengenai hubungan gejala, tapi lebih dari itu menjelaskan alasan-alasan adanya hubungan (Sugiyono, 2012). Dalam penelian ini hubungannya tentang Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Indeks Harga Saham Individual (IHSI). 2) Analisis Kuantitatif. Analisis kuantitatif adalah teknik untuk menganalisis data dalam bentuk angka-angka yang digunakan untuk menjawab permasalahan pada rumusan masalah (Sugiyono, 2012). Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk mengkaji permasalahan yang ada yaitu dengan menggunakan teknik analisis sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 466, "width": 501, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Analisis Rasio, meliputi: Analisis Nilai Tambah Ekonomis ( Economic Value Added ) dan Analisis Nilai Tambah Pasar ( Market Value Added )", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 491, "width": 328, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Analisis Statistik , meliputi: Analisis Statistik Deskriptif dan Uji Asumsi Klasik.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 516, "width": 119, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 533, "width": 121, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Deskriptif Data Analisis", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 546, "width": 501, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Analisis Nilai Tambah Ekonomis ( Economic Value Added ) Economic Value Added (EVA) merupakan analisis kinerja keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan nilai tambah ekonomi bagi para investor (Wet And Hall 2004). Berikut keseluruhan hasil perhitungan EVA disajaikan pada tabel dibawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 597, "width": 318, "height": 100, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2: Hasil Perhitungan Economic Value Added No. Kode Tahun 2013 2014 2015 1 APLN 692.942.830 739.615.585 646.209.211 2 ASRI 919.553.472 1.384.211.374 1.576.818.186 3 BKDP 5.655.235 5.612.602 (6.776.843) 4 BKSL 676.508.179 713.619.433 677.778.565 5 BSDE 632.243.049 498.674.766 758.072.581", "type": "Table" }, { "left": 28, "top": 723, "width": 581, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENERBIT: JURUSAN MANAJEMEN, FAKULTAS EKONOMI & BISNIS, UNIVERSITAS CENDERAWASIH PAGE VOLUME 1, NOMOR 1 (JANUARI 2017)", "type": "Text" }, { "left": 552, "top": 723, "width": 14, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "43", "type": "Page footer" }, { "left": 25, "top": 21, "width": 567, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL MANAJEMEN & BISNIS: Pengaruh Economic Value Added dan Market Value Added Terhadap Indeks Harga Saham Individual Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015, PP 38 – 49", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 58, "width": 312, "height": 100, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6 COWL (39.287.779) 66.868.138 4.171.763 7 CTRA 792.179.962 1.188.080.503 1.398.582.661 8 ELTY 139.790.734 219.860.362 400.590.140 9 EMDE 26.995.049 23.126.606 34.918.213 10 GAMA (10.160.232) 13.221.966 5.239.588 11 JRPT 357.964.095 450.139.394 470.848.847 12 LPKR 605.117.919 1.189.039.286 639.069.971 13 SMRA 708.518.973 964.259.368 1.175.720.023", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 162, "width": 158, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: data diolah, 2017", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 185, "width": 225, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada tabel 2 dari hasil perhitungan menunjukan bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 197, "width": 501, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. pada tahun 2013 PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) mempunyai nilai EVA tertinggi sebesar 919.553.472, sedangkan PT Cowell Development Tbk (COWL) mempunyai nilai EVA terendah yaitu sebesar -39.287.779.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 222, "width": 501, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. pada tahun 2014 PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) mempunyai nilai EVA tertinggi sebesar 1.384.211.374, sedangkan PT Bukit Darmo Property Tbk (BKDP) mempunyai nilai EVA terendah yaitu sebesar 5.612.602.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 248, "width": 501, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. pada tahun 2015 PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) mempunyai nilai EVA tertinggi sebesar 1.576.818.186, sedangkan PT Bukit Darmo Property Tbk (BKDP) mempunyai nilai EVA terendah yaitu sebesar -6.776.843.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 285, "width": 232, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Analisis Nilai Tambah Pasar (Market Value Added)", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 298, "width": 470, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Market Value Added (MVA) merupakan ukuran kumulatif kinerja keuangan yang menunjukkan seberapa besar nilai tambah terhadap modal yang ditanamkan investor selama perusahaan berdiri atau secara jelas MVA merupakan selisih antara nilai pasar ekuitas ( market value of equity ) dan nilai buku ekuitas ( book value of equity ) (Brigham And Houston, 2006). Berikut keseluruhan hasil perhitungan MVA disajaikan pada tabel berikut:", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 354, "width": 336, "height": 175, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 3: Hasil Perhitungan Market Value Added No. Kode Tahun 2013 2014 2015 1 APLN (2.775.088.435) (1.561.779.000) (2.225.368.328) 2 ASRI 3.117.462.417 4.632.476.723 137.338.615 3 BKDP 5.449.190 119.026.283 85.594.461 4 BKSL (1.990.869.574) (2.983.619.158) (4.546.596.806) 5 BSDE 9.158.388.412 14.721.012.904 12.547.362.662 6 COWL 1.095.983.765 1.695.560.283 1.748.589.225 7 CTRA 1.497.659.236 7.304.832.528 9.332.542.082 8 ELTY 4.974.983.198 5.425.543.938 4.497.027.746 9 EMDE 184.854.794 143.065.837 177.534.116 10 GAMA 163.382.817 581.060.852 545.953.936 11 JRPT 476.706.404 11.091.657.352 6.102.818.860 12 LPKR 6.832.230.237 5.972.080.176 4.968.644.197 13 SMRA 6.255.214.557 15.512.252.197 16.274.439.858", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 530, "width": 154, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: data diolah, 2017", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 546, "width": 225, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada tabel 3 dari hasil perhitungan menunjukan bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 559, "width": 470, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. pada tahun 2013 PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mempunyai nilai MVA tertinggi sebesar 9.158.388.412, sedangkan PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mempunyai nilai MVA terendah yaitu sebesar - 2.775.088.435.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 597, "width": 470, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. pada tahun 2014 PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mempunyai nilai MVA tertinggi sebesar 15.512.252.197, sedangkan PT Sentul City Tbk (BKSL) mempunyai nilai MVA terendah yaitu sebesar - 2.983.619.158.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 635, "width": 469, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. pada tahun 2015 PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mempunyai nilai MVA tertinggi sebesar 16.274.439.858, sedangkan PT Sentul City Tbk (BKSL) mempunyai nilai MVA terendah yaitu sebesar - 4.546.596.806.", "type": "List item" }, { "left": 28, "top": 723, "width": 581, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENERBIT: JURUSAN MANAJEMEN, FAKULTAS EKONOMI & BISNIS, UNIVERSITAS CENDERAWASIH PAGE VOLUME 1, NOMOR 1 (JANUARI 2017)", "type": "Text" }, { "left": 552, "top": 723, "width": 14, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "44", "type": "Page footer" }, { "left": 25, "top": 21, "width": 567, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL MANAJEMEN & BISNIS: Pengaruh Economic Value Added dan Market Value Added Terhadap Indeks Harga Saham Individual Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015, PP 38 – 49", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 57, "width": 176, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. Indeks Harga Saham Individual (IHSI)", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 70, "width": 470, "height": 62, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indeks harga saham adalah harga yang dinyatakan dalam angka indeks (Haningsih, 2009). Indeks harga saham merupakan suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Salah satu indeks harga saham yaitu indeks harga saham individual. Indeks harga saham individual menggambarkan suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham sampai tanggal tertentu. Nilai indeks harga saham individual pada penelitian ini disajaikan pada tabel berikut:", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 133, "width": 194, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 4: Nilai Indeks Harga Saham Individual", "type": "Text" }, { "left": 204, "top": 152, "width": 194, "height": 162, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "No. Kode Tahun 2013 2014 2015 1 APLN 215 335 334 2 ASRI 430 560 343 3 BKDP 80 98 90 4 BKSL 157 104 58 5 BSDE 1.290 1.805 1.800 6 COWL 470 625 600 7 CTRA 300 500 584 8 ELTY 10 10 10 9 EMDE 111 137 144 10 GAMA 88 51 55 11 JRPT 4.000 5.200 3.725 12 LPKR 910 1.020 1.035 13 SMRA 780 1.520 1.650", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 314, "width": 228, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: data diolah, 2017", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 325, "width": 470, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada tabel 4 dengan jelas menunjukan bahwa selama 3 tahun berturut-turut yaitu pada tahun 2013-2015 PT Jaya Real Property Tbk (JRPT) mempunyai nilai indeks harga saham individual tertingi, sedangkan PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) mempunyai nilai indeks harga saham individual terendah.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 375, "width": 137, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Analisis Statistik Deskriptif", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 388, "width": 483, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Statistik deskriptif memberikan gambaran (deskripsi) mengenai suatu variabel-variabel dalam penelitian yang dilihat dari nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi. Gambaran statistik dari masing-masing variabel dalam penelitian menggunakan spss 16 disajikan dalam tabel berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 432, "width": 361, "height": 60, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 5: Data Statistik Deskriptif Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation EVA 39 -498.67 964.26 303.6844 361.52702 MVA 39 -581.06 137.34 46.8508 156.62153 IHSI 39 10.00 5200.00 800.8718 1162.0253", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 493, "width": 152, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber : data diolah, 2017", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 509, "width": 483, "height": 63, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 39 sampel data yang diambil dari laporan keuangan publikasi tahunan perusahaan-perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indoensia periode 2013-2015. Hasil tersebut diperoleh dari data, dimana 13 perusahaan tersebut dikalikan periode tahun pengamatan (3 tahun), sehingga observasi dalam penelitian ini menjadi 13 x 3 = 39 observasi. Hasil pada tabel 4.4 tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 573, "width": 170, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Indeks Harga saham Individual (IHSI)", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 586, "width": 465, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Diketahui bahwa nilai minimum Indeks Harga Saham Individual sebesar 10,00 dan nilai maksimum 5.200,00. Hasil tersebut menunjukkan bahwa besarnya indeks harga saham individual yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 10,00 sampai 5.200,00 dengan rata-rata sebesar 800,87 dan standar deviasi sebesar 1.162,02.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 624, "width": 136, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Eonomic Value Added (EVA)", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 637, "width": 465, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Diketahui bahwa nilai minimum Economic Value Added sebesar -498,67 dan nilai maksimum 964,26. Hasil tersebut menunjukkan bahwa besarnya Economic Value Added yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara -498,67 sampai 964,26 dengan rata-rata sebesar 303,68 dan standar deviasi sebesar 361,52.", "type": "Text" }, { "left": 28, "top": 723, "width": 581, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENERBIT: JURUSAN MANAJEMEN, FAKULTAS EKONOMI & BISNIS, UNIVERSITAS CENDERAWASIH PAGE VOLUME 1, NOMOR 1 (JANUARI 2017)", "type": "Text" }, { "left": 552, "top": 723, "width": 14, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "45", "type": "Page footer" }, { "left": 25, "top": 21, "width": 567, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL MANAJEMEN & BISNIS: Pengaruh Economic Value Added dan Market Value Added Terhadap Indeks Harga Saham Individual Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015, PP 38 – 49", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 57, "width": 131, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Market Value Added (MVA)", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 70, "width": 465, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Diketahui bahwa nilai minimum Market Value Added sebesar -581,06 dan nilai maksimum 137,34. Hasil tersebut menunjukkan bahwa besarnya Market Value Added yang menjadi sampel dalam penelitian ini berkisar antara - 581,06 sampai 137,34 dengan rata-rata sebesar 46,85 dan standar deviasi sebesar 156,62.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 121, "width": 162, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Analisis Regresi Linier Berganda", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 134, "width": 484, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Indeks harga saham Individual (IHSI). Analisis ini diolah dengan menggunakan SPSS 16. Persamaan regresi linier berganda dinyatakan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 178, "width": 163, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "𝒀 = 𝜶 + 𝜷 𝟏 𝐄𝐕𝐀 + 𝜷 𝟐 𝐌𝐕𝐀 + 𝒆", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 197, "width": 483, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan SPSS 16, maka diperoleh hasil analisis regresi linier berganda pada tabel 4.10 berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 234, "width": 254, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 6: Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Model B t Sig . Kesimpulan Konstanta 638,749 2,424 0,021 EVA 0,456 0,846 0,003 Signifikan MVA 0,503 0,404 0,008 Signifikan", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 324, "width": 199, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber : data diolah, 2017", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 334, "width": 484, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil perhitungan menunjukan beasrnya konstanta = 638,749. Nilai koefisien regresi EVA ( 𝛽 ! ) = 0,456 dan nilai koefisien regresi MVA ( 𝛽 ! ) = 0,503. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 378, "width": 217, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "𝐈𝐇𝐒𝐈 = 𝟔𝟑𝟖 , 𝟕𝟒𝟗 + 𝟎 , 𝟒𝟓𝟔 𝐄𝐕𝐀 + 𝟎 , 𝟓𝟎𝟑 𝐌𝐕𝐀", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 404, "width": 75, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Uji Hipotesis", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 417, "width": 90, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Uji Persial (Uji t)", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 430, "width": 465, "height": 62, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji t ini merupakan pengujian untuk menunjukkan pengaruh secara individu variabel bebas yang ada di dalam model terhadap variabel terikat. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas menjelaskan variasi variabel terikat. Apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 ( sig <0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Penjelasan hasil uji t untuk masing-masing variabel bebas adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 499, "width": 314, "height": 90, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 7: Hasil Uji Parsial (Uji t) Variabel Koefisien Regresi (B) t Sig. kesimpulan Konstanta 638,749 2,424 0,021 EVA 0,456 0,846 0,003 Signifikan MVA 0,503 0,404 0,008 Signifikan", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 590, "width": 162, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber : data diolah, 2017", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 606, "width": 463, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 7, maka pengaruh Economic Value Added dan Market Value Added terhadap Indeks Harga Saham Individual dapat dijelaskan sebagi berikut:", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 632, "width": 141, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a) Economic Value Added (EVA)", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 645, "width": 448, "height": 50, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa variabel Economic Value Added (EVA) memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,456 dan nilai t sebesar 0,846. Sementara tingkat signifikansi lebih kecil dari pada tingkat signifikansi yang telah ditetapkan yaitu 0,003<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Economic Value Added (EVA) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham", "type": "Text" }, { "left": 28, "top": 723, "width": 581, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENERBIT: JURUSAN MANAJEMEN, FAKULTAS EKONOMI & BISNIS, UNIVERSITAS CENDERAWASIH PAGE VOLUME 1, NOMOR 1 (JANUARI 2017)", "type": "Text" }, { "left": 552, "top": 723, "width": 14, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "46", "type": "Page footer" }, { "left": 25, "top": 21, "width": 567, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL MANAJEMEN & BISNIS: Pengaruh Economic Value Added dan Market Value Added Terhadap Indeks Harga Saham Individual Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015, PP 38 – 49", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 57, "width": 447, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Individual (IHSI) pada perusahaan-perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2013-2015.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 82, "width": 130, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b) Market Value Added (MVA)", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 96, "width": 447, "height": 75, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas dapat dilihat bahwa variabel Market Value Added (MVA) memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,503 dan nilai t sebesar 0,404. Sementara tingkat signifikansi lebih kecil daripada tingkat signifikansi yang telah ditetapkan yaitu 0,008<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Market Value Added (MVA) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham Individual (IHSI) pada perusahaan-perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2013-2015.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 178, "width": 101, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Uji Simultan (Uji F)", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 191, "width": 465, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji Simultan (Uji F) untuk mengetahui apakah keseluruhan variabel indpenden berpengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Selain itu, Uji F dilakukan untuk menguji ketepatan model regresi. Hasil perhitungan Uji F dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 236, "top": 235, "width": 143, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 8: Hasil Uji Simultan (Uji F)", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 251, "width": 298, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Model F Sig. Kesimpulan Regression 0,390 0,006 Signifikan", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 284, "width": 162, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber : data diolah, 2017", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 300, "width": 465, "height": 75, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat pengaruh simultan variabel independen Economic Value Added dan Market Value Added terhadap variabel dependen Indeks harga saham individual. Hasil Uji simultan diperoleh nilai F sebesar 0,390 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,006. Berdasarkan nilai signifikansi yang jauh lebih kecil dari 0,05, maka dapat dikatakann bahwa Economic Value Added dan Market Value Added secara bersama-sama berpengaruh terhadap Indeks harga saham individual pada perusahaan-perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2013-2015.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 382, "width": 190, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 395, "width": 465, "height": 62, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Koefisien determinasi adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukut besarnya persentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Besarnya koefisien determinasi berkisar antara nol dan satu. Semakin mendekati nol suatu koefisien determinasi bearti semakin kecil pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya, semakin mendekati satu suatu koefisien determinasi bearti semakin besar pula pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil koefisien determinsai dapat dilihat pada tabel 4.13 sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 464, "width": 322, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 9: Hasil Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Predictors Adjusted R Square Constant, Economic Value Added, Market Value Added 0,613", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 522, "width": 171, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber : data diolah, 2017", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 539, "width": 465, "height": 49, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil uji adjusted R2 pada penelitian ini diperoleh nilai sebesar 0,613. Hal ini menunjukkan bahwa Indeks Harga Saham Individual (IHSI) dipengaruhi oleh tingkat Economic Value Added (EVA) dan tingkat Market Value Added (MVA) sebesar 61,3%, sedangkan sisanya sebesar 38,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 602, "width": 71, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 614, "width": 184, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Pembahasan Pengaruh Secara Parsial", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 627, "width": 470, "height": 76, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Pengaruh Economic Value Added (EVA) Secara Parsial Terhadap Indeks Harga Saham Individual (IHSI). Hasil analisis statistik untuk variabel Economic Value Added diketahui bahwa koefisien regresi bernilai positif sebesar 0,456. Hasil uji t untuk variabel Economic Value Added diperoleh nilai t sebesar 0,846 dengan tingkat signifikansi lebih kecil dibanding taraf signifikansi yang telah ditetapkan (0,003<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa Economic Value Added berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham Individual pada perusahaan-perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.", "type": "List item" }, { "left": 28, "top": 723, "width": 581, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENERBIT: JURUSAN MANAJEMEN, FAKULTAS EKONOMI & BISNIS, UNIVERSITAS CENDERAWASIH PAGE VOLUME 1, NOMOR 1 (JANUARI 2017)", "type": "Text" }, { "left": 552, "top": 723, "width": 14, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "47", "type": "Page footer" }, { "left": 25, "top": 21, "width": 567, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL MANAJEMEN & BISNIS: Pengaruh Economic Value Added dan Market Value Added Terhadap Indeks Harga Saham Individual Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015, PP 38 – 49", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 57, "width": 452, "height": 126, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil penelitian ini mengidentifikasi bahwa dengan nilai tambah ekonomis ( Economic Value Added ) sangat relevan untuk digunakan, karena Economic Value Added dapat mengukur prestasi manajemen berdasarkan nilai tambah yang diciptakan oleh perusahaan selama periode tertentu. Jadi, penelitian ini sudah mampu membuktikan hipotesis pertama yang menyatakan “ Economic Value Added berpengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham Individual”, sehingga hipotesis dapat diterima. Hasil penelitian tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspita, dkk (2015) dengan judul “Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Kelompok LQ-45 di Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Economic Value Added tidak berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Individual. Hal ini mengidentifikasi bahwa investor di pasar modal indonesia kurang memperhatikan konsep Economic Value Added dalam pengambilan keputusan investasi mereka.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 189, "width": 470, "height": 202, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Pengaruh Market Value Added (MVA) Secara Parsial Terhadap Indeks Harga Saham Individual (IHSI). Hasil analisis statistik untuk variabel Market Value Added diketahui bahwa koefisien regresi bernilai 0,503. Hasil uji t untuk variabel Market Value Added diperoleh nilai t sebesar 0,404 dengan tingkat signifikansi lebih kecil dibanding taraf signifikansi yang telah ditetapkan (0,008 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa Market Value Added berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham Individual pada perusahaan- perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prihartanti (2016) dengan judul “Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Indeks Harga Saham Individual pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014” yang menyatakan bahwa Market Value Added berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa dengan nilai tambah pasar ( Market Value Added ) sangat relevan untuk digunakan sebagai acuan investor dalam menilai kinerja perusahaan dalam menciptakan nilai pasar, dikarenakan Market Value Added dapat mengukur prestasi perusahaan berdasarkan nilai tambah pasar yang diciptakan perusahaan selama periode tertentu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini sudah mampu membuktikan hipotesis kedua yang menyatakan “ Market Value Added berpengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham Individual”, sehingga hipotesis dapat diterima.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 398, "width": 193, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Pembahasan Pengaruh Secara Simultan", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 411, "width": 470, "height": 113, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Economic value added dan Market Value Added secara bersama-sama (simultan) terhadap Indeks Harga Saham Individual. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai F sebesar 0,390 dengan signifikansi sebesar 0,006. Ternyata nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 (0,006<0,05), maka dapat dikatakan bahwa Economic Value Added dan Market Value Added secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Individual pada perusahaan-perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2013-2015. Hasil uji adjusted R 2 pada penelitian ini diperoleh nilai sebesar 0,613. Hal ini menunjukkan bahwa Indeks Harga Saham Individual dipengaruhi oleh Economic Value Added dan Market Value Added sebesar 61,3%, sedangkan sisanya sebesar 38,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 543, "width": 106, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 560, "width": 61, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 572, "width": 483, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan di bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah:", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 597, "width": 483, "height": 89, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a) Economic Value Added secara parsial berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Individual pada perusahaan- perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspita, dkk (2015) dengan judul “Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Kelompok LQ-45 di Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Economic Value Added tidak berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Individual. Hal ini mengidentifikasi bahwa investor di pasar modal indonesia kurang memperhatikan konsep Economic Value Added dalam pengambilan keputusan investasi mereka.", "type": "Text" }, { "left": 28, "top": 723, "width": 581, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENERBIT: JURUSAN MANAJEMEN, FAKULTAS EKONOMI & BISNIS, UNIVERSITAS CENDERAWASIH PAGE VOLUME 1, NOMOR 1 (JANUARI 2017)", "type": "Text" }, { "left": 552, "top": 723, "width": 14, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "48", "type": "Page footer" }, { "left": 25, "top": 21, "width": 567, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL MANAJEMEN & BISNIS: Pengaruh Economic Value Added dan Market Value Added Terhadap Indeks Harga Saham Individual Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015, PP 38 – 49", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 57, "width": 484, "height": 114, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b) Market Value Added secara parsial berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Individual pada perusahaan- perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prihartanti (2016) dengan judul “Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Indeks Harga Saham Individual pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Market Value Added berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Individual. Hal ini menunjukkan bahwa dengan nilai tambah pasar sangat relevan untuk digunakan sebagai acuan investor dalam menilai kinerja perusahaan dalam menciptakan nilai pasar, dikarenakan Market Value Added dapat mengukur prestasi perusahaan berdasarkan nilai tambah pasar yang diciptakan perusahaan selama periode tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 171, "width": 484, "height": 77, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c) Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) secara simultan berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Individual (IHSI) pada perusahaan-perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. Hasil uji adjusted R 2 pada penelitian ini diperoleh nilai sebesar 0,613. Hal ini menunjukkan bahwa Indeks Harga Saham Individual dipengaruhi oleh Economic Value Added dan Market Value Added sebesar 61,3%, sedangkan sisanya sebesar 38,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 261, "width": 45, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Saran", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 274, "width": 394, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka dapat diberikan saran-saran berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 286, "width": 151, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a) Bagi Investor dan Calon Investor", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 300, "width": 465, "height": 62, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bahwa variabel EVA dan MVA dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. Mengingat pada penelitian ini variabel yang digunakan terbukti berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham individual pada perusahaan-perusahaan Property dan Real Estate. Namun tentu saja tanpa meninggalkan variabel-variabel lain di luar faktor fundamental perusahaan, seperti inflasi, kondisi perekonomian, stabilitas politik dan sebagainya.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 363, "width": 120, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b) Bagi Peneliti Selanjutnya", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 377, "width": 465, "height": 37, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah tahun pengamatan, memperbanyak jumlah sampel dan menambah variabel independen lain dalam mengukur kinjera keuangan yang dapat mempengaruhi indeks harga saham individual.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 446, "width": 86, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 464, "width": 180, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[a]. Arifin, Ali. 2004. Membaca Saham . Yogyakarta: BPFE.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 476, "width": 501, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[b]. Ansori. (2015). Pengaruh Economic Value Added dan Market Value Added Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 485, "width": 163, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Efek Indonesia . Jurnal. Universitas Negeri Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 498, "width": 410, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[c]. Brigham, Eugene F. And Houston, Joel F. (2006). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan , Buku Satu, Edisi Sepuluh. Jakarta: Erlangga.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 510, "width": 272, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[d]. Darmadji dan Fakhrudin. (2001). Pasar Modal di Indonesia . Jakarta: Salemba Empat.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 522, "width": 500, "height": 18, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[e]. Dwitayanti, Dwi. (2005). Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Market Value Added (MVA) pada Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta . Jurnal. Universitas Negeri Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 543, "width": 411, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[f]. Ghozali, Imam.(2011). Aplikasi Analisis Multivariat denga Program IBM SPSS . Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 555, "width": 349, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[g]. Haningsih, Luna. (2009). Pasar Modal: Indeks Harga Saham . Pusat Pengembangan Bahan Ajar-UMB, Modul II.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 568, "width": 352, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[h]. Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Enny. (2004). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan . Yogyakarta: UPP AMP YKPN.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 580, "width": 283, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[i]. Husnan, Suad. (2004). Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan . Yogyakarta: BPFE.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 592, "width": 273, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[j]. Kurniawan, A. 2010. Belajar Mudah SPSS untuk Pemula. Yogyakarta: PT. Buku Kita.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 604, "width": 370, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[k]. Miskhin, Federic S. (2001). Financial Markets And Institutions . Massachusetts: Addison-Wealey Publishing Company .", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 617, "width": 501, "height": 17, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[l]. Prihartanti (2016). Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Indeks Harga Saham Individual pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014 . Jurnal. Universitas Negeri Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 638, "width": 500, "height": 18, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[m]. Puspita, Isnurhadi dan Umrie. (2015). Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Kelompok LQ-45 di Bursa Efek Indonesia . Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis dan Terapan Vol. XII, No. 2, Universitas Sriwijaya.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 659, "width": 500, "height": 18, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[n]. Rahayu, Ni Made Putri Sri dan Dana, I Made. (2016). Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) dan Likuiditas Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Food And Beveranges . E-Jurnal Manajemen Vol. 5, No.1, Universitas Udayana.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 681, "width": 500, "height": 18, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[o]. Rosy, Meita. (2010). Analisis Pengaruh Antara EVA dan MVA Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sektor LQ45 di BEI Periode 2007-2008. Universitas Gundaram.", "type": "List item" }, { "left": 28, "top": 713, "width": 581, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENERBIT: JURUSAN MANAJEMEN, FAKULTAS EKONOMI & BISNIS, UNIVERSITAS CENDERAWASIH PAGE VOLUME 1, NOMOR 1 (JANUARI 2017)", "type": "Text" }, { "left": 552, "top": 713, "width": 14, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "49", "type": "Page footer" }, { "left": 25, "top": 21, "width": 567, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL MANAJEMEN & BISNIS: Pengaruh Economic Value Added dan Market Value Added Terhadap Indeks Harga Saham Individual Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015, PP 38 – 49", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 450, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[p]. Rudianto. (2006). Akuntansi Manajemen . Jakarta: PT Grasindo [q]. Salmi, Timo dan Virtanen, Iika. (2001). Economic Value Added: A Simultan Analysis . Owner Oriented Management Tool. Acta Wasaensia No.20.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 81, "width": 394, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[r]. Siamat, Dahlan. (1995). Manajemen Lembaga Keuangan . Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 93, "width": 331, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[s]. Stewart, G.B.,III 1999, The Quest for Value : The EVA Management Guide, New York : Harper Business.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 106, "width": 215, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[t]. Sugiyono. (2009). Statistika Untuk Penelitian . Bandung: Alfabeta.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 118, "width": 500, "height": 30, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[u]. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D . Bandung: Alfabeta [v]. Syahirah dan Lantania. (2016). Pengaruh MVA , EVA, Kebijakan Dividen dan Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2010-2014 . Jurnal Ilmiah Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 1, Universitas Syiah Kuala.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 151, "width": 254, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[w]. Thomas, David. (1996). Thompson on Real Property . Charlotesvile VA: Michie.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 163, "width": 382, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[x]. Utama, Sidharta. (1997). Economic Value Added : Pengukuran Penciptaan Nilai Perusahaan . Usahawan , No. 4 Th XXVI.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 176, "width": 463, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[y]. Wet, J.H De. And Hall, J.H. (2004). The Relationship Between EVA, MVA and Laverage. Departement of Financial Management, University of Pretori.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 188, "width": 500, "height": 18, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[z]. Widyashanti, Hardani. (2011). Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2007-2009 . Jurnal. Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. Malang.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 210, "width": 501, "height": 17, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[aa]. Wisayang, Vinsensia Retno Widi. (2009). Analisis Pengaruh Bid-Ask Spread , Market Value , dan Varian Return Saham Terhadap Holding Period pada Saham LQ45 Studi di BEI Periode Februari 2008- Januari 2009 . Jurnal Eprins . Universitas Diponegoro.", "type": "Text" } ]
6a76654c-00ad-07d0-26db-478a2fd83e07
https://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/download/18090/3339
[ { "left": 47, "top": 24, "width": 334, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 539, "top": 24, "width": 26, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "G-231", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 229, "width": 264, "height": 367, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak—Coating merupakan proses pelapisan pada permukaan profil material dengan suatu lapisan film organik maupun anorganik. Coating lebih sering digunakan pada industry karena lebih ekonomis dan lebih mudah digunakan. Namun teknik ini pun tidak lepas dari berbagai masalah. Masalah yang timbul dari teknik ini sebagian besar disebabkan karena buruknya proses surface preparation yang dapat mengurangi daya lekat cat. Buruknya proses surface preparation dapat disebabkan berbagai hal antara lain ukuran mesh dari material abrasif yang tidak pas, pemilihan material abrasif, hingga kesalahan teknik dalam melakukan proses ini. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa pengaruh dari material abrasif terhadap kekuatan lekat cat di material A36 yang diberikan variasi jenis material abrasif alumunium oxide, steel grit, dan volcanic sand, kemudian material di coating dengan cat jenis epoxy dan zinc rich. Hasil dari pengujian menunjukan bahwa peningkatan kekerasan material abrasif meningkatkan kekasaran permukaan pada substrat. Nilai rata-rata kekasaran permukaan yang tertinggi adalah material yang di blasting dengan steel grit yaitu sebesar 84.71 µm. Meningkatnya kekasaran permukaan akan menambah daya lekat cat dengan substrat, yang juga akan meningkatkan ketahanan korosi pada material. Nilai daya lekat tertinggi pada material yang di coating dengan cat jenis epoxy dan zinc rich berturut-turut sebesar 20.04 MPa dan 21.46 MPa, dimana material tersebut di blasting dengan menggunakan steel grit. Hasil dari pengujian salt spray NaCl 3.5% selama 72 jam, dan 168 jam pada material menunjukan material yang di blasting dengan steel grit tetap memiliki nilai daya lekat yang tertinggi. Nilai daya lekat tertinggi setelah uji salt spray selama 72 jam pada material yang di coating dengan cat jenis epoxy dan zinc rich berturut-turut sebesar 14.15 MPa dan 15.04 MPa, sedangkan Nilai daya lekat tertinggi setelah uji salt spray selama 168 jam pada material yang di coating dengan cat jenis epoxy dan zinc rich berturut- turut sebesar 11.91 MPa dan 12.80 MPa.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 610, "width": 255, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci— Coating, Blasting, Material Abrasif, Steel Grit, Salt Spray.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 649, "width": 91, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 665, "width": 259, "height": 71, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ALAM industri maritim, logam merupakan bahan dasar dalam pembuatan kapal dan bangunan lepas pantai. Logam sendiri adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, keras, penghantar listrik dan panas, serta mempunyai titik cair tinggi. Namun logam memiliki kekurangan yaitu mudah mengalami korosi. Korosi merupakan salah satu faktor", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 228, "width": 259, "height": 83, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pertimbangan dalam industri maritim dan industri minyak dan gas. Dampak-dampak lain dari korosi antara lain kerusakan struktur, kerusakan alat-alat produksi, dan berkurangnya umur struktur. Proses terjadinya korosi tidak dapat dihentikan namun hanya bisa dikendalikan atau diperlambat lajunya. Dalam industri maritim laju korosi sangat cepat karena lingkungan laut sangat korosif.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 314, "width": 260, "height": 108, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Seiring dengan berkembangnya teknologi ditemukan pula beberapa cara untuk memperlambat laju korosi, salah satunya adalah dengan proses pelapisan (coating). Pelapisan (coating) adalah proses untuk melapisi suatu bahan dasar (substrate) yang bertujuan untuk melindungi material dari korosi dan memberi perlindungan pada material tersebut. Selain itu, coating juga memberikan gaya apung negatif (negative buoyancy force), memberikan fungsi anti-slip pada permukaan substrat dan beberapa fungsi lainnya [1].", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 425, "width": 263, "height": 157, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keberhasilan dari proses coating sangat tergantung pada proses surface preparation, dimana proses ini akan mempengaruhi kekuatan adhesi dari material [2]. Salah satu teknik dari surface preparation yang umum digunakan dalam dunia industri adalah blasting. Proses ini merupakan pembersihan permukaan dengan cara menembakan material abrasif ke suatu permukaan material dengan tekanan tinggi sehingga menimbulkan gesekan/ tumbukan. Permukaan material tersebut akan menjadi bersih dan kasar. Pemilihan dan penggunaan material abrasif yang tepat akan menambah daya lekat cat. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dipelajari tentang analisa pengaruh material abrasif pada blasting terhadap kekuatan lekat cat di lingkungan laut.", "type": "Text" }, { "left": 380, "top": 597, "width": 121, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "II. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 619, "width": 144, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Preparasi Substrat dan Sampel", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 633, "width": 262, "height": 108, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada penelitian ini spesimen yang digunakan adalah baja karbon ASTM A36 dengan ketebalan 1 cm yang dipotong menjadi dimensi 10x10 cm sebanyak 54 buah yang akan digunakan sebagai spesimen uji daya adhesi dan untuk uji salt spray, serta dimensi 2x1,5 cm sebanyak 18 buah untuk pengujian laju korosi. Dilakukan proses pembersihan permukaan menggunakan blasting dengan variasi material abrasif dengan jenis alumunium oxide, steel grit, volcanic sand. Material cat yang digunakan pada penelitian ini adalah", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 57, "width": 419, "height": 77, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisa Pengaruh Material Abrasif Pada Blasting Terhadap Kekuatan Lekat Cat dan Ketahanan Korosi di Lingkungan Air Laut", "type": "Section header" }, { "left": 163, "top": 138, "width": 280, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Carolus Trijatmiko 1 , Herman Pratikno 1 , dan Agung Purniawan 2", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 150, "width": 434, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 Jurusan Teknik Kelautan, Fakultas Teknik Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 163, "width": 506, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 238, "top": 190, "width": 132, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-mail : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 664, "width": 20, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 334, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 539, "top": 24, "width": 26, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "G-232", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 53, "width": 172, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "cat primer epoksi dan cat primer zinc rich.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 65, "width": 262, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Proses pengaplikasian cat pada permukaan substrat dilakukan menggunakan conventional air spray. Pengecatan dilakukan pada temperatur kamar. Setelah itu, spesimen yang telah dicat dikeringkan (curing) pada temperatur kamar selama 7 hari.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 133, "width": 92, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B. Metode Pengujian", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 148, "width": 261, "height": 119, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengujian daya lekat dilakukan sesuai dengan standar ASTM D-4541 [3]. Untuk mengetahui besar daya lekat cat masing – masing variabel pada permukaan spesimen. Pengujian salt spray dengan NaCl 5% digunakan untuk mempercepat laju korosi dan juga untuk melihat ketahanan cat akibat lingkungan yang korosif selama 72 jam dan 168 jam. Pengujian ini dilakukan sesuai dengan standar ASTM B-117 [4]. Setelah dilakukan pengujian salt spray, kembali dilakukan pengujian daya lekat untuk melihat penurunan kekuatan lekat cat pada spesimen.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 271, "width": 259, "height": 33, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengujian laju korosi dilakukan dengan metode sel 3 elektroda yang terhubung dengan alat potensiostat Autolab PGSTAT128N, dan software NOVA.", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 319, "width": 147, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "III. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 341, "width": 155, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Pengujian Kekasaran Permukaan", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 356, "width": 259, "height": 70, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengujian ini dilakukan setelah proses blasting sesuai dengan standar ASTM D-4417 [5]. Dengan tujuan untuk mengukur kekasaran permukaan spesimen setelah dilakukan proses blasting dengan material abrasif (alumunium oxide, steel grit, volcanic sand) dengan mesh size 16 dan tekanan sebesar 5 bar.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 430, "width": 259, "height": 82, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan gambar 1 didapatkan nilai rata-rata kekasaran permukaan pada material yang di blasting menggunakan material abrasif jenis volcanic sand sebesar 62.61 µm, untuk material yang di blasting menggunakan material abrasif jenis alumunium oxide sebesar 78.61 µm, dan material yang di blasting menggunakan material abrasif jenis steel sebesar 84.71 µm.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 516, "width": 259, "height": 169, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nilai rata-rata kekasaran permukaan dari material yang di blasting menggunakan material abrasif steel grit memiliki nilai rata-rata yang paling tinggi, kemudian diikuti oleh material yang di blasting menggunakan material abrasif alumunium oxide, lalu yang memiliki nilai rata-rata kekasaran permukaan paling kecil adalah material yang di blasting menggunakan material abrasif volcanic sand. Material yang di blasting menggunkan material abrasif steel grit memiliki nilai rata-rata kekasaran permukaan paling tinggi diantara material lain dikarenakan nilai kekerasan material abrasif steel grit paling tinggi yaitu 8-9 MOHS, lalu diikuti oleh material abrasif alumunium oxide yang memiliki nilai kekerasan sebesar 7 MOHS, dan yang terakhir adalah material abrasif volcanic sand yang memiliki nilai kekerasan 5.5-6.5 MOHS.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 688, "width": 259, "height": 46, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan kata lain semakin tinggi nilai kekerasan partikel suatu material abrasif yang digunakan untuk proses blasting, maka akan semakin besar pula nilai kekasaran permukaan suatu material. Hal ini disebabkan karena dengan nilai", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 53, "width": 261, "height": 46, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kekerasan material abrasif yang semakin tinggi, maka energi yang dimiliki material abrasif juga semakin tinggi, sehingga ketika partikel ditembakkan terjadi tumbukkan dengan permukaan substrat dan terjadi deformasi yang semakin besar.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 108, "width": 158, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B. Pengamatan Visual Hasil Blasting", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 123, "width": 262, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Inspeksi visual hasil blasting dilakukan untuk memastikan bahwa material yang telah di blasting sesuai dengan tingkat kebersihan yang ingin dicapai yaitu SA 3 (ISO 8501-1) [6]. Adapun cara untuk melakukan pengujian ini adalah membandingkan material yang telah di blasting dengan standard visual yang tertera pada SSPC-VIS 1 - Guide and Reference Photographs for Steel Surfaces Prepared by Dry Abrasive Blast Cleaning [7]. Hasil inspeksi visual dapat dilihat pada gambar 2.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 234, "width": 258, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil inspeksi visual dapat dilihat bahwa seluruh material yang di blasting menggunakan alumunium oxide, steel grit, dan volcanic sand telah mencapai tingkat kebersihan SA 3 (ISO 8501-1). Ciri-ciri suatu material telah mencapai tingkat kebersihan SA 3 atau white metal adalah material meiiliki permukaan yang bersih dari minyak, grease, debu, mill scale, karat, dan bekas cat lama, dan juga dalam tingkat kebersihan SA 3 ini, material akan memunculkan warna aslinya.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 350, "width": 110, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "C. Pengujian Daya Lekat", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 365, "width": 258, "height": 58, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengujian daya lekat dilakukan untuk mengukur kekuatan daya lekat cat dengan antara lapisan cat dengan substrat. Standart yang digunakan untuk pengujian ini adalah ASTM D4541-02. Standar NORSOK M-501[8] memberikan nilai kekuatan adhesi minimum yaitu 5 MPa.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 427, "width": 259, "height": 181, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada Gambar 2 terlihat bahwa spesimen yang di blasting menggunakan material abrasif steel grit memiliki nilai daya lekat yang paling tinggi baik spesimen yang di coating menggunakan cat primer epoxy maupun spesimen yang di coating menggunakan cat primer zinc rich. Hal ini terjadi karena permukaan spesimen yang di blasting menggunakan material abrasif steel grit, memiliki struktur permukaan yang lebih kasar dibandingkan dengan spesimen yang di blasting menggunakan material abrasif alumunium oxide, maupun spesimen yang di blasting menggunakan material abrasif volcanic sand. Semakin kasar suatu permukaan material akan menambah area kontak antara cat dan substrat, sehingga akan menambah kekuatan lekat cat, ketika permukaan lebih halus maka cat akan kehilangan mechanical interlocking dengan substrat yang akan mengurangi kekuatan lekat nya [9].", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 334, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 539, "top": 24, "width": 26, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "G-233", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 53, "width": 261, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1. Grafik Nilai Kekasaran Permukaan Berdasarkan Kekerasan Material Abrasif", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 436, "width": 255, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2. Inspeksi visual hasil Blasting dengan (a) material abrasif Alumunium Oxide (b) material abrasif Steel Grit (c) material abrasif Volcanic Sand", "type": "Caption" }, { "left": 47, "top": 587, "width": 241, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 3. Grafik Nilai Daya Lekat Cat Pada Permukaan Material", "type": "Caption" }, { "left": 47, "top": 704, "width": 254, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2. Grafik Nilai Daya Lekat untuk spesimen setelah di salt spray 72 jam", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 158, "width": 256, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 5. Grafik Nilai Daya Lekat untuk spesimen setelah di salt spray 168 jam", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 296, "width": 250, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 6. Rata-rata diagram tafel material dengan cat primer epoxy Keterangan :", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 318, "width": 258, "height": 72, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "R-M = Raw Material A-E = Material yang di blasting menggunakan material abrasif alumunium oxide dan di coating dengan cat primer epoxy S-E = Material yang di blasting menggunakan material abrasif steel grit dan di coating dengan cat primer epoxy V-E = Material yang di blasting menggunakan material abrasif volcanic sand dan di coating dengan cat primer epoxy", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 509, "width": 258, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 7. Rata-rata diagram tafel material dengan cat primer epoxy Keterangan : A-Z = Material yang di blasting menggunakan material abrasif alumunium oxide dan di coating dengan cat primer zinc rich S-Z = Material yang di blasting menggunakan material abrasif steel grit dan di coating dengan cat primer zinc rich V-Z = Material yang di blasting menggunakan material abrasif volcanic sand dan di coating dengan cat primer zinc rich Tabel 1. Hasil Pengujian Pull-off Test", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 610, "width": 213, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 2 3 Epoxy 15.88 17.83 20.49 18.07 Zinc Rich 21.68 20.15 20.10 20.64 Epoxy 21.23 19.40 19.50 20.04 Zinc Rich 22.53 20.48 21.38 21.46 Epoxy 15.40 17.60 15.60 16.20 Zinc Rich 16.20 15.08 18.20 16.49 Volcanic Sand Jenis Material Abrasif Jenis Cat Pull-off Test (MPa)", "type": "Table" }, { "left": 505, "top": 614, "width": 53, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rata-rata (MPa)", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 638, "width": 49, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Alumunium Oxide Steel Grit", "type": "Picture" }, { "left": 319, "top": 703, "width": 243, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2. Hasil Pengujian Daya Lekat Terhadap Spesimen dengan setelah di salt spray 72 jam", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 334, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 539, "top": 24, "width": 26, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "G-234", "type": "Page header" }, { "left": 58, "top": 58, "width": 231, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 2 3 Epoxy 13.24 12.95 13.54 13.24 Zinc Rich 13.99 13.26 14.84 14.03 Epoxy 14.28 15.49 12.68 14.15 Zinc Rich 14.02 16.44 14.67 15.04 Epoxy 11.64 9.68 12.11 11.14 Zinc Rich 11.27 10.40 12.40 11.36 Jenis Material Abrasif Jenis Cat Pull-off Test (MPa) Average (MPa) Alumunium Oxide", "type": "Table" }, { "left": 69, "top": 105, "width": 28, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Steel Grit", "type": "Picture" }, { "left": 63, "top": 124, "width": 40, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volcanic Sand", "type": "Table" }, { "left": 53, "top": 151, "width": 243, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 3. Hasil Pengujian Daya Lekat Terhadap Spesimen dengan setelah di", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 161, "width": 60, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "salt spray 168 jam", "type": "Picture" }, { "left": 69, "top": 191, "width": 204, "height": 64, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 2 3 Epoxy 9.63 8.88 12.18 10.23 Zinc Rich 10.76 12.58 10.50 11.28 Epoxy 12.27 9.96 13.50 11.91 Zinc Rich 14.06 11.66 12.67 12.80 Epoxy 9.58 9.09 8.40 9.02 Zinc Rich 9.14 9.84 9.65 9.54 Steel Grit", "type": "Table" }, { "left": 63, "top": 243, "width": 40, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volcanic Sand", "type": "Table" }, { "left": 61, "top": 176, "width": 162, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jenis Material Abrasif Jenis Cat Pull-off Test (MPa)", "type": "Picture" }, { "left": 59, "top": 181, "width": 231, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Average (MPa) Alumunium Oxide", "type": "Table" }, { "left": 47, "top": 264, "width": 235, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D. Pengaruh Salt spray 5% NaCl Terhadap Daya Lekat", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 279, "width": 261, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengujian Salt spray dilakukan sesuai dengan standar ASTM B-117 yang bertujuan untuk melihat ketahanan cat akibat lingkungan yang korosif. Pengujian salt spray dilakukan selama 72 jam dan 168 jam dengan kadar NaCl 5%. Dari hasil pengujian salt spray didapatkan hasil yang ditunjukan pada tabel 2 dan grafik 3 untuk spesimen yang di salt spray selama 72 jam, sedangkan hasil untuk spesimen yang di salt spray selama 168 jam ditunjukan pada tabel 3 dan grafik 4.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 390, "width": 260, "height": 144, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil dari pengujian salt spray selama 72 jam dan 168 jam menunjukan bahwa seluruh spesimen yang di blasting menggunakan material abrasif steel grit lalu di coating dengan cat primer epoxy dan cat primer zinc rich memiliki nilai daya lekat yang terbesar dibandingkan spesimen yang lainnya. Hal ini dikarenakan spesimen yang di blasting menggunakan material abrasif steel grit memiliki nilai rata-rata kekasaran permukaan yang lebih besar dibandingkan spesimen yang di blasting menggunakan material abrasif alumunium oxide, dan volcanic sand. Ketika nilai rata-rata kekerasan meningkat maka area kontak antara cat dengan substrat akan meningkat pula, hal ini akan menambah kekuatan lekat cat.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 537, "width": 257, "height": 71, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terjadi penurunan nilai daya lekat pada setiap spesimen setelah dilakukan pengujian salt spray dikarenakan kehilangan dan/atau berkurangnya nilai daya lekat lapisan cat terhadap interface permukaan substrat disebabkan adanya kontaminan dan/atau korosi yang terjadi pada daerah interface tersebut [10].", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 617, "width": 92, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E. Pengujian Korosi", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 632, "width": 261, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengujian laju korosi dilakukan dengan metode sel 3 elektroda yang terhubung dengan alat potensiostat Autolab PGSTAT128N, dan software NOVA. Sampel yang digunakan untuk pengujian ini berukuran (20 mm x 15 mm x 10 mm). Elektroda yang digunakan adalah elektroda acuan Ag/AgCl dan elektroda pembantu platina. Software NOVA akan secara otomatis menunjukan laju korosi, potensial arus, nilai kerapatan, diagram tafel dari setiap spesimen. Rata-rata dari diagram tafel untuk material yang di cat dengan cat primer", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 53, "width": 258, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "epoxy ditunjukan pada gambar 6 sedangkan rata-rata dari diagram tafel untuk material yang di cat dengan cat primer zinc rich ditunjukan pada gambar 7.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 90, "width": 262, "height": 70, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nilai laju korosi untuk material yang menggunakan material abrasif steel grit sebesar 0.0374 mmpy, untuk material yang menggunakan material abrasif alumunium oxide memiliki nilai laju korosi sebesar 0.0453 mmpy, sedangkan material yang menggunakan material abrasif alumunium oxide memiliki nilai laju korosi sebesar 0.0472 mmpy.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 164, "width": 263, "height": 193, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nilai laju korosi untuk material yang menggunakan material abrasif steel grit sebesar 0.0353 mmpy, untuk material yang menggunakan material abrasif alumunium oxide memiliki nilai laju korosi sebesar 0.0418 mmpy, sedangkan material yang menggunakan material abrasif alumunium oxide memiliki nilai laju korosi sebesar 0.0457 mmpy. Dari pengujian laju korosi diketahui bahwa nilai semakin tinggi nilai daya lekat cat pada material maka material tersebut akan memiliki ketahanan korosi yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat bahwa material yang di blasting menggunakan material abrasif steel grit memiliki nilai daya lekat tertinggi diantara material yang di blasting dengan material abrasif jenis lain. Hasil ini juga berbanding lurus dengan ketahanan korosi dari material tersebut dimana material yang di blasting menggunakan material abrasif steel grit memiliki nilai laju korosi yang terkecil.", "type": "Text" }, { "left": 397, "top": 373, "width": 87, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "IV. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 394, "width": 66, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 409, "width": 259, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Setelah dilakukan analisa hasil pengujian, maka dapat diambil suatu kesimpulan dari penelitian yang dikerjakan . Berikut kesimpulannya :", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 446, "width": 259, "height": 70, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Semakin tinggi nilai kekerasan partikel material abrasif yang digunakan untuk proses blasting, maka akan semakin tinggi nilai kekasaran permukaan yang diperoleh. Nilai kekasaran permukaan tertinggi diperoleh dari material yang di blasting menggunakan steel grit yaitu sebesar 84.71 µm.", "type": "List item" }, { "left": 317, "top": 520, "width": 258, "height": 181, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Semakin tinggi nilai kekasaran permukaan akan meningkatkan nilai daya lekat cat dengan substrat. Hal ini ditunjukan dengan nilai daya lekat cat yang menggunakan steel grit sebagai material abrasif untuk blasting memiliki daya lekat sebesar 20.04 MPa untuk cat jenis epoxy dan 21.46 MPa untuk cat jenis zinc rich. 3. Di pengujian salt spray selama 72 jam nilai daya lekat tertinggi sebesar 14.15 MPa untuk cat jenis epoxy dan 15.04 MPa untuk cat jenis zinc rich. Di pengujian salt spray selama 1168 jam nilai daya lekat tertinggi sebesar 11.91 MPa untuk cat jenis epoxy dan 12.80 MPa untuk cat jenis zinc rich. Material yang memiliki daya lekat tertinggi dalam pengujian ini adalah material yang menggunakan steel grit sebagai material abrasif untuk blasting.", "type": "List item" }, { "left": 317, "top": 704, "width": 257, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Ketahanan korosi suatu material juga dipengaruhi kekuatan daya lekat cat, semakin besar daya lekat cat suatu material, maka ketahanan korosi material tersebut", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 334, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 539, "top": 24, "width": 26, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "G-235", "type": "Page header" }, { "left": 68, "top": 53, "width": 237, "height": 83, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "akan semakin baik yang ditunjukan dengan nilai laju korosi pada material yang menggunakan material abrasif steel grit memiliki nilai laju korosi yang paling kecil diantara material yang di blasting menggunakan material abrasif lain nya yaitu 0.0374 mmpy untuk material yang di cat dengan epoxy dan 0.353 mmpy untuk untuk material yang di cat dengan zinc rich.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 145, "width": 43, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B. Saran", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 160, "width": 257, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk penelitian lebih lanjut sehingga dapat melengkapi penilitian ini penulis memberikan saran sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 184, "width": 255, "height": 46, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Melanjutkan penelitian ini dengan melakukan analisa pengaruh ukuran mesh size material abrasif pada blasting terhadap kekuatan lekat cat dan ketahanan korosi pada lingkungan air laut,", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 234, "width": 254, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Melakukan pengujian korosif lebih lanjut dan mencari produk korosi yang terbentuk.", "type": "List item" }, { "left": 129, "top": 276, "width": 91, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 291, "width": 255, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[1] Holmberg, K. dan Matthews, A. 2010. “Coating Tribology Properties,", "type": "List item" }, { "left": 65, "top": 301, "width": 240, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mechanisms, Techniques, and Aplications in surface Engineering", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 310, "width": 162, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Second Edition”.The University of Sheffield: UK.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 320, "width": 257, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[2] Hudson, R. 1982. “Surface Preparation for Coating”. The National Physical Labotary.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 339, "width": 256, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[3] ASTM D4541-02. 2002. “Standard Test Method for Pull-Off Strength of Coatings Using Portable Adhesion Testers”. Annual Book of ASTM Standards, Vol 15.06.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 367, "width": 256, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[4] ASTM B117–07. 2007. “Standard Practice for Operating Salt Spray", "type": "List item" }, { "left": 65, "top": 376, "width": 209, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Fog) Apparatus”. Annual Book of ASTM Standards, Vol 15.06.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 386, "width": 260, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[5] ASTM D4417–03. 2003. “Standard Test Methods for Field Measurement of Surface Profile of Blast Cleaned Steel”. Annual Book of ASTM Standards, Vol 06.01.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 414, "width": 254, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[6] ISO 8501. 2011. “Corrosion Protection of Steel Structures by Painting”.", "type": "List item" }, { "left": 65, "top": 423, "width": 152, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "International Organization for Standardization.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 433, "width": 254, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[7] SSPC: The Society for Protective Coatings. 2002. “SSPC-VIS 1 - Guide and Reference Photographs for Steel Surfaces Prepared by Dry Abrasive Blast Cleaning”. The Society for Protective Coatings.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 461, "width": 256, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[8] Norsok Standard M-501. 1994. ”Surface Preparation and Protective Coating”. Norsok Standard.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 480, "width": 256, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[9] Vitosyto, J. 2012. “The Effects of Surface Roughness on Adhesion Strength of Coated Ash (Fraxinus excelsior L.) And Birch (Betula L.)", "type": "List item" }, { "left": 65, "top": 499, "width": 240, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wood”. Department of Wood Technology, Kaunas University of Technology", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 518, "width": 259, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[10] Bondan T, S. 2009. “Pengaruh Temperatur Aplikasi Terhadap Karakteristik Die Coating 0.12 dan 0.14 mm pada Cetakan Piston Aluminium”. Jurnal Industri ITS , 8, 22-29.", "type": "Text" } ]
38701d5a-36c5-e2f7-5655-e40817eeb610
https://jurnalekonomi.unisla.ac.id/index.php/jpensi/article/download/2074/1248
[ { "left": 301, "top": 27, "width": 269, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI ) http://jurnalekonomi.unisla.ac.id/index.php/jpensi e-ISSN 2621-3168 p-ISSN 2502 – 3764", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 781, "width": 146, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 9 No.2, June 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 462, "top": 781, "width": 18, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "507", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 100, "width": 374, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Effect Of Product Quality, Service Quality, And Price On Repeat Purchases", "type": "Section header" }, { "left": 208, "top": 156, "width": 209, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitri Rosmayanti 1 , Aldy Santo Hegiarto 2", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 186, "width": 229, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Faculty of Management, Digitech University, [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 222, "width": 228, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2* Faculty of management, Digitech University,", "type": "Table" }, { "left": 223, "top": 240, "width": 182, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected]*", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 281, "width": 405, "height": 327, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article Info Abstract Received May 12, 2024 Revised June 14, 2024 Published June 20, 2024 This study aims to determine what factors can influence Repurchase interest. This study uses three independent variables Product Quality (X1), Service Quality (X2), and Price (X3). Meanwhile, Repurchase (Y) is used as the dependent variable. In this study, the authors used descriptive-quantitative research methods, namely researchers tried to make a description, description systematically, factually and accurately regarding the relationship between the facts, characteristics or phenomena studied. The R Square coefficient is 0.742, or 74.2%, which indicates that the variables of Product Quality (X1), Service Quality (X2), and Price (X3) affect the Repurchase Decision variable by 74.2%, other variables not included in this study affect 25.8% of the total. Repurchase simultaneously or simultaneously has a positive effect between Product Quality, Service Quality and Price with Repurchase interest. This is indicated by the calculated F value of 50,553 and significance at <0.001, so with these results indicating that Product Quality, Service Quality and Price are not simultaneously due to the positive influence of several elements that make a significant contribution to the Repurchase of Some More Taste Swits.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 426, "width": 112, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Product Quality, Service Quality, Price, and Repurchase", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 615, "width": 99, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 640, "width": 406, "height": 119, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The food and beverage industry is an industry that continues to develop and change rapidly, including the pastry industry. Product diversity and increasingly fierce competition make consumers a key success factor for companies in this sector. To survive in fierce competition, industry players in the food sector need a clear understanding of the factors that influence consumer interest in repeat purchases. Food quality, service quality, and price are important", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 27, "width": 158, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitri Rosmayanti, Aldy Santo Hegiarto", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 783, "width": 20, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "508", "type": "Page footer" }, { "left": 350, "top": 783, "width": 134, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 9 No.2, June 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 239, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "factors to consider in the success of this industry.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 91, "width": 402, "height": 58, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One of the Cake Shops in Bandung that has an attractive place and also has menus that are favored by many people is Some More Taste Swits, which has been established since 2020, located on Jalan. Terusan Ciliwung No. 12 Bandung City.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 154, "width": 400, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This cake shop is growing rapidly starting from an online cake shop now Some More Taste Swits also has an offline cake shop for customers who want to visit directly and enjoy Some More Taste Swits dishes dine-in. Other cake shops similar to Some More Taste Swits have sprung up with similar concepts and ideas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 236, "width": 401, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Competitors not only compete in terms of design and appearance of cakes but also compete with more varied flavors and also selling prices that are much cheaper. This is a problem faced by business owners in this industry how to keep customers making repeat purchases at Some More Taste Swits.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 319, "width": 402, "height": 140, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Food quality is a major factor affecting consumer satisfaction. Modern consumers not only pay attention to taste, but also quality, raw materials and appearance. Today, food is not only a physiological need, but also an experience that can build a positive image of a brand or restaurant. Therefore, this study focuses on the extent to which food quality, service, and food prices contribute to consumer repurchase intentions. Price perception also plays an important role in consumer purchasing decisions.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 464, "width": 403, "height": 140, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of this study are expected to provide practical benefits for business actors in the food industry. A deeper understanding of the relationship between food quality, service quality, price perception, and repurchase intentions can help companies optimize their strategies, increase customer satisfaction, and strengthen their competitive market position. Furthermore, this study is also expected to make a theoretical contribution to the marketing and consumer behavior literature.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 629, "width": 64, "height": 17, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 650, "width": 403, "height": 120, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The research approach was carried out using a quantitative approach. (Sugiyono, 2020), states that quantitative data is a research methodology based on positivism; research data in the form of numbers that are calculated using statistics as a calculation tool, related to the problem under study, and used to draw conclusions. The population of this study consists of customers who buy cake products at Some More Taste Swits cake shop in Bandung City, a total of 1200", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 27, "width": 155, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitri Rosmayanti, Aldy Santo Hegiarto", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 793, "width": 146, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 9 No.2, June 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 462, "top": 793, "width": 18, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "509", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 71, "width": 403, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "respondents are the population of this study. Data collection methods using literature studies, questionnaires, observation.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 112, "width": 402, "height": 140, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The sampling technique uses simple random sampling. using the Slovin formula. The data was tested using validity test and reliability test. Data testing using validity test and reliability test. The data analysis method uses multiple linear regression analysis, the Coefficient of Determination Test (R2). Hypothesis testing in the form of F test (simultaneous test), t test (partial test) and dominant test. The measurement scale uses a Likert scale with a score interval of 1-5. This analysis uses the SPSS 29.0 program.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 278, "width": 229, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULTS AND DISCUSSION Data testing uses validity and reliability tests", "type": "Section header" }, { "left": 276, "top": 325, "width": 111, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1.Validity Test", "type": "Section header" }, { "left": 164, "top": 339, "width": 374, "height": 105, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variable No Item R count r table (df = 98; α=5%) Information Product Quality", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 380, "width": 378, "height": 341, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 0,651 0,1966 Valid 2 0,615 Valid 3 0,584 Valid 4 0,602 Valid Service Quality 1 0,374 0,1966 Valid 2 0,502 Valid 3 0,483 Valid 4 0,448 Valid Price 1 0,268 0,1966 Valid 2 0,291 Valid 3 0,418 Valid 4 0,420 Valid Source : Data Processed by Research (2024)", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 732, "width": 375, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the decision-making criteria, it can be concluded that all elements of the Product Quality (X1), Service Quality (X2) and Price (X3)", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 27, "width": 158, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitri Rosmayanti, Aldy Santo Hegiarto", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 783, "width": 20, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "510", "type": "Page footer" }, { "left": 350, "top": 783, "width": 134, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 9 No.2, June 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 71, "width": 371, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "variable statements are declared valid because the calculated r value of each question item exceeds 0.1966.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 75, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reability Test", "type": "Section header" }, { "left": 122, "top": 143, "width": 354, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2.Reability Test No Variable Cornbach’s Alpha Critical Value Information 1 Product Quality 0,667 0,60 Reliable 2 Service Quality 0,861 Reliable 3 Price 0,762 Reliable 4 Repurchase 2,418 Reliable", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 255, "width": 216, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Source : Data Processed by Research (2024)", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 282, "width": 367, "height": 57, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the reliability test decision-making criteria, it can be concluded that the four variables in this study are considered reliable because each has a Cronbach Alpha value above 0.60.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 343, "width": 190, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Multiple Linear Regression Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 187, "top": 364, "width": 231, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3.Multiple Linear Regression Analysis", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 513, "width": 216, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Source : Data Processed by Research (2024)", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 540, "width": 354, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the table above, it shows that the values obtained by the multiple linear regression equation are as follows:", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 582, "width": 154, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y = a + b 1 x 1 + b 2 x 2 + b 3 x 3 + e", "type": "Formula" }, { "left": 234, "top": 27, "width": 155, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitri Rosmayanti, Aldy Santo Hegiarto", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 793, "width": 146, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 9 No.2, June 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 462, "top": 793, "width": 18, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "511", "type": "Page footer" }, { "left": 150, "top": 71, "width": 172, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Coefficient of Determination (R2)", "type": "Section header" }, { "left": 222, "top": 98, "width": 216, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 4. Coefficient of Determination (R2)", "type": "Section header" }, { "left": 149, "top": 219, "width": 216, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Source : Data Processed by Research (2024)", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 259, "width": 395, "height": 99, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the table above, the R Square result is 0.612 or 61.2%. This value can be interpreted that the variables of product quality, service quality, and price affect the dependent variable Repurchase Decision by 61.2%, only able to explain 61.2% of the Repurchase Decision and the remaining 38.8% is caused by other factors outside the study.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 375, "width": 134, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simultaneous test (F Test)", "type": "Section header" }, { "left": 223, "top": 402, "width": 178, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tab le 5. Simultaneous test (F Test)", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 554, "width": 216, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Source : Data Processed by Research (2024)", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 585, "width": 382, "height": 141, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The “ANOVA” table above shows the Sig. value of <0.001, which is a value smaller than 0.05 (0.001 <0.05), and the calculated F value of 2.70 is greater than the F table of 50.553. Therefore, it can be concluded based on the decision-making criteria by comparing the Ftable value with the Fcount value that product quality (X1), service quality (X2), and price (X3) have a significant influence simultaneously or simultaneously on Repurchase at Some More Taste Swits in Bandung City .", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 27, "width": 158, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitri Rosmayanti, Aldy Santo Hegiarto", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 783, "width": 20, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "512", "type": "Page footer" }, { "left": 350, "top": 783, "width": 134, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 9 No.2, June 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 71, "width": 366, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The effect of product quality on customer repurchases Some More Taste Swits.", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 112, "width": 369, "height": 161, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The test results using the partial test (t test) show that the calculated t value > t table value, with a significance value of 0.016 <0.05. Therefore, the results show that the hypothesis is acceptable and that customers who have purchased Some More Taste Swits products are partially influenced by their quality. Based on the results of research on product quality on repeat purchases, it can be concluded that the quality of products in Some More Taste Swits has a strong influence on Repurchase.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 278, "width": 366, "height": 17, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Effect of Service Quality on Repurchase of Some More Taste", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 298, "width": 33, "height": 17, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Swits.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 319, "width": 368, "height": 161, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The test results using the partial test (t test) show that the calculated t value> t table value, with a significance value (<0.001) < than 0.05. Therefore, it can be concluded that the hypothesis is not accepted, and states that Service Quality partially has no effect on the Repurchase decision of Some More Taste Swits customers in Bandung City. Based on the results of research on Service Quality on repeat purchases, it can be concluded that the Quality of Service at Some More Taste Swits does not have a strong influence on Repurchase.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 485, "width": 318, "height": 17, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Effect of Price on Repurchase of Some More Taste Swits.", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 505, "width": 368, "height": 161, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The test results using the partial test (t test) show that the calculated t value> t table value, with a significance value (<0.001) < than 0.05. Therefore, it can be concluded that the hypothesis is not accepted, and it can be stated that Price partially has no effect on Repurchase of Some More Taste Swits customers in Bandung City. Based on the results of the price research on repeat purchases, it can be concluded that the price at Some More Taste Swits does not have a strong influence on repeat purchases.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 671, "width": 369, "height": 17, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Effect of Product Quality, Service Quality, and Price on", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 692, "width": 203, "height": 17, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Repurchase of Some More Taste Swits.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 712, "width": 369, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The proportion of the influence produced by the variables Product Quality, Service Quality, and Price on Repurchase is 74.2%. This identifies that Product Quality, Service Quality, and Price can have a", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 27, "width": 155, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitri Rosmayanti, Aldy Santo Hegiarto", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 793, "width": 147, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 9 No.2, June 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 462, "top": 793, "width": 18, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "513", "type": "Page footer" }, { "left": 150, "top": 71, "width": 367, "height": 119, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "significant effect on Repurchase of Some More Taste Swits customers in Bandung City, which is around 0.742 or 74.2%. The analysis results show that the R square is 0.742. This shows that the variables of Product Quality, Service Quality, and Price on the repurchase variable affect as much as 74.2%, and 25.8% is influenced by other variables not examined in this study.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 199, "width": 84, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 224, "width": 402, "height": 78, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The following conclusions can be drawn from the research and analysis carried out in accordance with the hypothesis regarding the effect of Product Quality, Service Quality and Price on consumer repurchase decisions in Bandung City in making repeat purchases at Some More Taste Swits Cake shop.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 310, "width": 384, "height": 99, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. The product quality of Some More Taste Swits can also partially and significantly have a positive effect on customer repurchases in Bandung City. This is indicated by the t value of 2.448 and a significance level of 0.016, which indicates that product quality has a positive influence on customer repurchases in Bandung City.", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 418, "width": 387, "height": 119, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Service Quality can also be proven partially that it does not have a positive and significant effect on Repurchasing Some More Taste Swits in Bandung City. This can be seen from the t count at 3.738 and a significance value of <0.001, it can be concluded that this shows that Service Quality is not so positive influence on Repurchasing Some More Taste Swits customers in Bandung City.", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 546, "width": 385, "height": 99, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Price can be proven partially not positive and significant to the Repurchase of Some More Taste Swits customers in Bandung City. This can be seen from the t count at 3.905 and the significance is considered <0.001, it can be concluded that this shows that Price has a not so positive influence on Repurchasing Some More Taste Swits customers in Bandung City.", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 654, "width": 388, "height": 98, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Repurchase simultaneously or simultaneously has a positive effect between Product Quality, Service Quality and Price with Repurchase interest. This is indicated by the calculated F value of 50,553 and a significance of <0.001, so with these results it shows that Product Quality, Service Quality and Price are not simultaneously due to the positive", "type": "List item" }, { "left": 206, "top": 27, "width": 158, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitri Rosmayanti, Aldy Santo Hegiarto", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 783, "width": 20, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "514", "type": "Page footer" }, { "left": 350, "top": 783, "width": 134, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 9 No.2, June 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 71, "width": 365, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "influence of several elements that make a significant contribution to the Repurchase of Some More Taste Swits.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 134, "width": 84, "height": 17, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 152, "width": 401, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anim, A., & Indiani, N. P. (2020). PENGARUH PROMOSI DAN KUALITAS", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 166, "width": 390, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KEMBALI (STUDI KASUS PADA START UP COFFEE RENON DENPASAR) . Jurnal Ilmiah Manajemen dan", "type": "Table" }, { "left": 373, "top": 193, "width": 78, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bisnis , 104-107.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 215, "width": 397, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bougie, R., & Sekaran, U. (2020). Research Methods for Business: A Skill- building Approach. Wiley, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 251, "width": 403, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Candy, C., Noviany, I., Sari, M., & Eliya, S. (2022). Pengaruh Kegunaan, Keandalan, dan Fungsionalitas Terhadap Efisiensi E-Money. YUME:", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 278, "width": 124, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Management,", "type": "Table" }, { "left": 265, "top": 278, "width": 217, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5(2) , 441-449", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 292, "width": 344, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://journal.stieamkop.ac.id/index.php/yume/article/view/1697/1125 .", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 314, "width": 403, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasan, J., Syarif, S., & Handry, M. (2022). PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PADA PT DUNIA MAS INDOPRATAMA MEDAN. LITERASI", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 355, "width": 245, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL EKONOMI DAN BISNIS, 4(1) , 35-39.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 377, "width": 400, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kotler , P., & Armstrong, G. (2021). Principles Of Marketing (8th Ed.). Pearson Education.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 413, "width": 400, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kotler , P., & Keller, K. L. (2021). Marketing Management . New Jersey: Pearson Education, Inc.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 448, "width": 401, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kotler, P., & Armstrong, G. (2021). Dasar-Dasar Pemasaran (A. Sindoro & B.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 462, "width": 405, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Molan Ed; jilid 1). Prenhalindo. Laela, E. (2021). KUALITAS MAKANAN, KUALITAS PELAYANAN DAN PERSEPSI HARGA TERHADAP MINAT PEMBELIAN ULANG", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 511, "width": 372, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PADA RUMAH MAKAN CIGANEA. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 8 No. 1 Februari 2021 , 180-181.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 547, "width": 405, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mongilala, P., Mandey, S., & Tampenawas, J. (2019). Pengaruh Bauran Pemasaran dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Produk Matahari", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 575, "width": 372, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Departemen Store Mega Mall Manado. Jurnal EMBA Vol.7 No.1 ,", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 602, "width": 364, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/download/22384/2206", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 616, "width": 12, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 616, "width": 126, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diakses Pada 3 Mei 2024.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 638, "width": 417, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurmavina, T. W., Soedarto, T., & Amir, I. T. (September 2021). TINGKAT KEPUASAN PETANI TERHADAP PENGGUNAAN BENIH JAGUNG. Jurnal Ilmiah", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 665, "width": 363, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahasiswa AGROINFO GALUH , 783-795 https://jurnal.unigal.ac.id/agroinfogaluh/article/view/5690/pdf .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 701, "width": 404, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prayoni, I., & Respati, N. R. (2020). PERAN KEPUASAN KONSUMEN MEMEDIASI HUBUNGAN KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI HARGA DENGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN ULANG . E-Jurnal", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 742, "width": 163, "height": 17, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manajemen, Vol. 9, No. 4, 2020 ,", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 742, "width": 55, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1335-1339.", "type": "Picture" }, { "left": 234, "top": 27, "width": 155, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitri Rosmayanti, Aldy Santo Hegiarto", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 793, "width": 147, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 9 No.2, June 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 462, "top": 793, "width": 18, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "515", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 71, "width": 399, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyono. (2020). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 106, "width": 399, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tjiptono. (2019). Strategi Pemasaran Prinsip & Penerapan. Edisi 1. Yogyakarta: CV Andy.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 142, "width": 402, "height": 44, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Umami, R., Rizal, A., & Sumartik. (2019). Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Kedai Warsu Coffee Cafe. Jurnal Ekonomi-Manajemen-Akuntansi , 251.", "type": "List item" } ]
67e0f70a-f42e-cfb3-2263-59f2794bbc9f
https://ejournal.uksw.edu/persi/article/download/2862/1531
[ { "left": 490, "top": 787, "width": 9, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 283, "top": 127, "width": 216, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Perspektif Akuntansi Volume 3 Nomor 1 (Februari 2020), hal. 1-15", "type": "Table" }, { "left": 283, "top": 153, "width": 215, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2623-0194 (Print), 2623-0186 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 270, "top": 166, "width": 228, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright© The Authors(s). All Rights Reserved Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana", "type": "Table" }, { "left": 268, "top": 205, "width": 230, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.24246/persi.vXiX.p1-15 http://ejournal.uksw.edu/persi", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 261, "width": 363, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Corporate Governance Implementation and Related Party Transactions in Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 305, "width": 175, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ade Raynaldi Harahap 1 Elisabeth Penti Kurniawati Universitas Kristen Satya Wacana", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 351, "width": 110, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahmad Maulin Naufa", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 368, "width": 130, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Gadjah Mada", "type": "Section header" }, { "left": 123, "top": 385, "width": 396, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received 06/10/2019 Accepted 03/07/2020 Abstract. The purpose of this study is to examine the impact of corporate governance (CG) implementation on related party transactions (RPT), proxied by debt and receivables, in Indonesian banks. This study utilizes a multiple regression approach to analyze it. The results depict that CG did not affect both debt and receivables from bank-related parties. Those results suggest that albeit the government and company implement CG on Indonesian banking, it did not provide benefits to alleviate RPT, where RPT itself leads to bringing more drawbacks for the company. Therefore, it is pivotal to improve CG in Indonesia due to the low CG score. Keywords: related party transactions (RPT), corporate governance (CG), bank, Indonesia", "type": "Table" }, { "left": 200, "top": 526, "width": 319, "height": 129, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak. Studi ini bertujuan untuk menguji dampak dari implementasi tata kelola perusahaan (CG) terhadap transaksi dengan pihak terkait/related party transactions (RPT), yang diproksikan dengan hutang dan piutang, pada bank-bank di Indonesia. Studi ini menggunakan pendekatan regresi berganda untuk menganalisisnya. Hasilnya menunjukkan bahwa CG tidak berpengaruh terhadap hutang dan piutang dengan pihak bank terkait. Hasil tersebut menunjukkan bahwa meskipun pemerintah dan perusahaan mengimplementasikan CG pada perbankan Indonesia, CG tidak memberikan manfaat untuk mengurangi RPT, di mana RPT sendiri lebih memicu kerugian perusahaan. Sehingga, penting untuk meningkatkan CG di Indonesia karena skor CG yang rendah.", "type": "Table" }, { "left": 127, "top": 723, "width": 137, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 [email protected]", "type": "Footnote" }, { "left": 490, "top": 787, "width": 9, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 200, "top": 127, "width": 319, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: related party transactions (RPT), tata kelola (CG), bank, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 187, "width": 85, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 211, "width": 371, "height": 142, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Corporate Governance (CG) implementation becomes considerable pivotal for any company, after the disclosure scandals from big companies, e.g., Enron in 2001, WorldCom, and Tyco in 2002. In Indonesia, the issue related to CG is very crucial, as evidence by the establishment of the National Committee on Governance Policy in 1999. The CG definition base on the Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) is a set of rules that regulates the relationship between shareholders, administrators, creditors, government, employees, and other both internal and external stakeholders. In other words, a system that directs and controls the company. The goal of CG implementation is to create added value for all stakeholders and to realize the Good Corporate Governance (GCG) for the Indonesian company.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 359, "width": 371, "height": 117, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The prior studies on CG have been conducted in various ways, such as Kaihatu (2006) and Wibowo (2010), about Good Corporate Governance (GCG) and its application in Indonesia. Those studies find that the implementation of GCG in Indonesia was still weak, and 69.3% of Indonesia banks did not comply with GCG reporting due to various reasons. Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) also finds that the implementation of GCG in Southeast Asia in 2013, where Indonesia has a CG score by 54.55 (Yunus, 2016). From those studies, it could be seen that the CG implementation in Indonesia is not adequate.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 481, "width": 371, "height": 207, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The disclosure case of the Ratu Harbor, a branch of West Java Bank (Bank Jawa Barat Banten/BJB) in 2015 related to misappropriation of loan funds to the members of the Putra Daerah Cooperation as the employees of PT. Haekal Adeel Utama could be proof of weak CG. The chairman of Putra Daerah Cooperation and Managing Director of PT. Haekal Adeel Utama was made defendants along with the other three defendants. In this case, there were also a lot of fictitious matters related to requirements of credit application, including unfit procedures, employee salaries mark-up, and procurement of fictitious employees. Also, there was no evidence that all employees of PT. Haekal Adeel Utama was registered as the Employment Social Security (JAMSOSTEK) participants; so, the validity of their business was questioned (Supriadi, 2015). Besides, there was also the Bank Mandiri case in 2016, which carried out loans to PT. Central Stell Indonesia (CSI). In this case, the bank management and PT CSI were suspected of cooperating, so the loan is carried out and ultimately detrimental to Bank Mandiri since the credit is not by its procedure. Finally, the credit was stalled (Antara, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 694, "width": 371, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Those two cases proved that even though a bank is a highly regulated company, nonetheless the problems related to CG are still found associated with its application in the banking business activities . The case occurred due to the", "type": "Text" }, { "left": 490, "top": 787, "width": 9, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 127, "width": 371, "height": 181, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "abuse of authority related to the selection and submission of credit requirements for transactions on related parties or often referred to as Related Party Transactions (RPT). RPT is an agreement or business arrangement carried out by parties that are dependent on each other for specific purposes. Indeed, in its implementation, transactions on related parties can not only contribute benefits to the company in many aspects but also cause a conflict of interest. The argument is aligned with Pozzoli & Venuti (2014), who found that higher RPT could be a source of calamity for the company. The RPT is a moral hazard since certain parties use it as a mechanism to exploit the asset's company. Therefore, the shareholders are abused, and the company is also damaged. Besides, Claessens, et al., (1999) stated that RPT could also lead to financial losses for the company. It is a process of using the right to control a person to maximize one's welfare or certain groups by distributing wealth from the other parties.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 314, "width": 371, "height": 129, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The RPT can occur in the companies entailing banks. In banking, RPT is reflected through every activity related to debt and receivables carried out by banks. It is completed to fulfill the company's objectives and so that transactions can be efficient. Still, at this point, there is possible agency conflict (Jensen & Meckling, 1976) between the principal (shareholders with related party) and agent (bank manager). It could be used as a tool for certain parties to fulfill their personal goals and ignore the company's main objectives. It is detrimental for the company to include credit, as the application of investments in related parties, and fund receipt from customers for deposits that are not under the bank's standard procedures.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 449, "width": 371, "height": 116, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A CG is required to solve agency conflict when it occurs. The disclosure in financial statements indicates an example of CG implementations. The disclosure detail is presented in the financial statement notes. Those notes include the explanation of various accounts on the balance sheet, including related to accounts with associated parties. When the disclosures are presented adequately, it will introduce the origin and process of RPT. Accordingly, it could reduce RPT that could be the source of financial losses. Thus, fulfilling disclosure is the best strategy to enhance company value and then to maximize stakeholder's wealth.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 571, "width": 371, "height": 168, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study offers some improvements from the limitations of the previous research. For instance, Lo et al., (2010) suggest that corporate governance is essential in deterring the use of manipulated transfer prices in related-party sales transactions. They also note that the corporate governance mechanism could be less effective in curbing earnings manipulations via related-party transactions due to different manipulation incentives. The limitations of this study are from China and for just one year. Choi et al., (2014) the effect of corporate governance in emerging markets could be weak, so its benefit could be insignificant. Korea is a developed country, but that has strong business affiliation groups, called “Chaebol”, that can reduce CG e ffect. In comparison, Sulong & Ahmed (2011) find a negative relationship between CG and RPT on Malaysian listed firms because it restricts the controlling shareholders to vote on related party transactions. Next, Roy (2015) found that CG helps to reduce", "type": "Text" }, { "left": 490, "top": 787, "width": 9, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 127, "width": 371, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RPT in India by promoting transaction monitoring. Both Sulong & Ahmed (2011) and Roy (2015) focused on industrial firms only excluding bank.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 159, "width": 371, "height": 207, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Therefore, in this study, we try to improve those limitations by entailing all Indonesian commercial banks over the period 2013 to 2015, focusing on RPT as the dependent variable. This study also focuses on Indonesian banks to provide empirical evidence of CG implementation on Related Party Transaction with a unique setting in an emerging market to obtain understanding genuinely. This research was conducted due to some reasons: First, the phenomenon that Indonesia implements CG for banking. Utama & Musa (2011) reports that Bank Indonesia Decree No. 8/4/PBI/2006 requires the banking sector to communicate their corporate governance practices in the form of a self- assessment working paper GCG. Second, even though CG has been implemented for Indonesian banks, the existence of RPT and credit fraud involved bank management still happens. The weak governance is one of the factors that causes bank fraud in Indonesia. By those factors and prior studies, this research is hopefully would be useful for both policymakers and banks. First, Indonesian Central Bank as an input to regulate CG in the banking sector to alleviate RPT in Indonesia; second, for commercial banks to improve the CG implementation.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 378, "width": 119, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literature Review", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 403, "width": 82, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agency theory", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 425, "width": 371, "height": 103, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agency theory, firstly proposed Jensen & Meckling (1976), could be applied to explain the corporate governance phenomenon in this research. It concerns contractual relationships among the company's members. It also revealed that agency relationship occurs when a person or more (shareholders as principal) appoints another person (manager as agent) to provide a service and delegate decision-making authority. It would lead to agency conflict when the principal acts as its own, not to maximize shareholder wealth. The agency conflict occurs when there is a separation between ownership and control.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 534, "width": 371, "height": 116, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "An understanding of agency theory is pivotal since its implementation is used to overcome agency problems. Those problems could arise from various parts of the company. In this study with banking context, debt, and receivable accounts are the core of bank business. The problem could happen, as an example, when determining credit will be given by the bank. As an agent, the bank manager should approve the loan that benefits to shareholders (principal). But, when the shareholders have conflicts of interest to certain parties, they still ask the manager to approve loans even though it would be losses to the banks.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 656, "width": 371, "height": 77, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nevertheless, it is also possible for the bank manager to take the opportunity to benefit its own or group, as shown in the case of determining credit at BJB and Mandiri banks. Transactions from related parties in debt and receivables account can be part of the agency problem. The good corporate governance (GCG) application hopefully could solve that problem. When corporate governance is running-well, that problem could be minimized. According to", "type": "Text" }, { "left": 490, "top": 787, "width": 9, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 127, "width": 371, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Naufa & Lantara, (2018) the corporate governance could help to solve that agency conflict since it makes the manager act following the company's goal. Besides, good corporate governance could improve the company's value. Moin et al., (2019) added that corporate governance helps to measure a conflict of interest between controlling and minority shareholders through monitoring the manager.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 211, "width": 187, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Corporate governance in banking", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 233, "width": 371, "height": 206, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to the Cadbury (1992), corporate governance (CG) is a system concerning how companies are directed and controlled. The Forum for Corporate Governance in Indonesia (2000) suggested that CG is a set of rules that define the relationship between internal and external parties of the company related to their rights and obligations. While Warsono, Darmawan, & Ridha (2009) stated that the phrase of CG consists of two words; corporate, indicating various traits related to corporation or company and governance, which means the management. Hayati & Gusnardi (2012) said that CG is a concept that, based on agency theory, is expected as a tool to provide confidence for investors to receive returns from their investment in the future. The Indonesian Institute for Corporate Governance (2000) defines good corporate governance (GCG) as a set of rules that regulates the relationship between shareholders, company managers, creditors, governments, employees, and other internal-external stakeholders. Those relationships are related to rights and obligations or, in other words, a system that regulates and controls the company.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 445, "width": 372, "height": 233, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The purpose of CG implementation in banks is to achieve sound corporate governance (GCG). KNKCG (2004) suggested that the application of GCG in banks must be considered because bank characteristics are highly regulated. Hence, they are different from other types of companies. Good banking governance includes resource and risk management to be more effective and efficient. It is essential to enhance the discipline and responsibility of corporate members and to increase the company's contribution to the economy. GCG, in its implementation, is also found in banks as stipulated in PBI No. 8/4/PBI/2006. This regulation outlines five principles that become the GCG basis on banks as follows: 1). Transparency , openness in expressing material and relevant information, and openness in carrying out the decision-making process. 2). Accountability , function, and implementation clarity of bank accountability, so the management would run effectively. 3). Responsibility , the suitability of bank management with applicable laws and regulations, and the principles of bank management soundness. 4). Independence , bank management in a professional manner without any influence or pressure from any party. 5). Fairness , equality in fulfilling the stakeholder rights that arise based on agreements, applicable laws, and regulations.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 684, "width": 144, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Related party transaction", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 706, "width": 371, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Related party transactions (RPT) are the transactions from agreements between the two parties related to a particular contract. RPT is carried out as", "type": "Text" }, { "left": 490, "top": 787, "width": 9, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 127, "width": 371, "height": 117, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "an objective to fulfill the company interests through exclusive agreements. According to PSAK No. 7 in 2015, related parties are if a party can control another party or has a significant influence on the other party to make financial and operational decisions. The related party's selection must be made following the management of each company, so there is no abuse. The RPT is transactions carried out by 1). companies with ownership relationship, 2). individuals as owners or employees with significant influence, 3). the closest family member of the individual, and 4). companies with substantially own from these individuals.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 249, "width": 371, "height": 168, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The regulation referred to International Accounting Standards (International Accounting Standard) No. 24 and stated in the Indonesian Banking Accounting Guidelines (PAPI). The RPT has two opposing hypotheses, opportunistic and efficient transactions (Choi et al., 2014). The opportunistic deal due to conflict of interest is consistent with agency theory. RPT is expressed as an opportunist activity. Choi et al., (2014) stated that RPT would ultimately destroy the company's value. An opportunistic transaction in RPT is carried out to fulfill personal benefits without thinking about the company's goals. In contrast, an efficient transaction is when it carried out efficiency consideration to meet the company's needs. When RPT is opportunistic, the agency problems will occur. This problem could be solved by GCG implementation. So, an understanding of the relationship between two parties (agency relationship) is essential in the GCG application.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 423, "width": 282, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The impact of CG implementation on the RPT level", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 445, "width": 371, "height": 117, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The accurate and fair financial statements determine GCG implementation in the company. The accurate means carefully presented in each part, while fair implies following the actual situation. The financial statements are accountability proof of every party in the company, both internal and external. It will be used as guidelines for various stakeholders to make investments, assess the company's health, and determine how the actions to achieve the company's goals in the future. The company's goals will not be achieved if there are many obstacles in various from the company. One of them is unfair financial statements. It could be caused by multiple items, one of which is a fraud.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 567, "width": 371, "height": 78, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In bank business, fraud could happen linked to debt and receivable accounts with related parties. This account exists due to RPT, such as a family relationship or a subsidiary. Policies for those accounts have their procedures and are prone to be misused by bank management to fulfill personal or group needs. In this case, CG implementation is used as a tool to suppress fraud through RPT, thereby reducing activities that can decrease the company's value.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 651, "width": 371, "height": 77, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The application of the CG role is divided into five principles in banking. First, openness to present material and relevant information in the decision-making process. Once banks have implemented proper disclosure on their financial statements, detailed information on the accounts would be seen. The presented information contains how processes in accounts occur. The information details could be seen in financial statement items issued by the bank. When data has", "type": "Text" }, { "left": 490, "top": 787, "width": 9, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 127, "width": 371, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "been presented openly, the stakeholders could monitor any related party transactions.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 159, "width": 371, "height": 65, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Second, accountability is the clarity function. When banks have a proper level of responsibility, the clarity of the accountability function of each bank body will run effectively. The bank management will make decisions related to the RPT properly, so it runs under the company objectives and stakeholders' interests.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 230, "width": 371, "height": 51, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Third, responsibility is suitable for bank management according to laws, regulations, and bank principles. Conducting RPT avoidance will reduce the occurrence of RPT, which is unmatched with bank qualifications and procedures.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 287, "width": 371, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fourth, bank management is independent of any influence or pressure. The bank management has separate functions to make decisions regarding the right procedures with no RPTs; it will process without any intervention from various parties that are not in line with bank objectives.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 345, "width": 371, "height": 77, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fifth, fairness is justice and equality to fulfill stakeholders the rights from the agreements, applicable laws, and regulations. Fairness occurs when each stakeholder upholds the equality principle. In this case, the related party would obtain its share without disrupting other stakeholder rights. The rights can be in the form of loans with lower interest rates, longer-term investments, and so on.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 428, "width": 371, "height": 155, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "When those five principles work well means that the implementation of CG is also proper. Proper CG implies that companies do not conduct business activities that are profitable for certain groups, only RPT; therefore, the number of related party transactions will decrease. The decrease is better because if a deal with a relevant party has a large amount, it could create an opportunity for management to commit fraud, namely opportunistic earnings management. The fraud could be carried out by the company's management through related party transactions for a particular person or group interests. For instance, when a company plans to avoid high taxes on profit by reducing profits through transfers between periods or between transactions with related parties. Once it is completed, the deals would only benefit specific groups and ignore the company's goals.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 589, "width": 371, "height": 78, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Self-assessment scores reported by the company measure CG assessments. The lower the CG score indicated, the better the implementation of CG. This statement is in line with the study by Kohlberck & Mayhew (2004) which stated that the possibility of the existence of RPT would be even more significant when corporate governance is weak. Therefore, the hypotheses proposed in this study are as follows:", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 672, "width": 371, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H1a: The implementation of corporate governance hurts the level of related party transactions in terms of debt on commercial banks.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 704, "width": 372, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H1b: The implementation of corporate governance hurts the level of related party transactions in terms of receivables on commercial banks.", "type": "Text" }, { "left": 490, "top": 787, "width": 9, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 127, "width": 91, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research model", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 150, "width": 318, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the hypotheses designed the research model is as follows:", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 263, "width": 126, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1 Hypothesis model", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 288, "width": 115, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research Method", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 313, "width": 127, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Population and sample", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 335, "width": 371, "height": 65, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The population in this study were all Commercial Banks in Indonesia registered at Central Bank of Indonesia between 2013 and 2015. Sampling in this study was conducted using a purposive sampling method with the following criteria: (1) having a self-assessment score data in the GCG report during 2013-2015 (2) having a debt and receivables ratio score data with related parties.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 400, "width": 371, "height": 132, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Sampling Criteria Total Banks listed on IDX in 2013 – 2015 Banks did not publish the RPT score on financial statements (2013-2015) Banks did not issue a self-assessment score in GCG report (2013-2015 118 14 34 Total Sample Used 70 Based on Table 1, the number of companies used in this study is 70 companies or 210 firm-year data. The secondary data was collected from the IDX website ( www.idx.co.id ) and the bank's website regarding the disclosure of Good Corporate Governance.", "type": "Table" }, { "left": 127, "top": 538, "width": 126, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variable measurement", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 560, "width": 371, "height": 103, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The dependent variable of this study is the level of related party transactions measured by the ratio of related party receivables compared to total assets and the number of related party debts compared to total liabilities. According to Pozzoli & Venuti (2014), increasing the number of RPT could be a bad thing for the company. The higher the number of RPTs, the greater the possibility of fraud. The independent variable of this research is the implementation of corporate governance, which is measured using a self-assessment score on the GCG report.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 669, "width": 372, "height": 65, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The control variable of this study is the firm size. According to Putri & Nasir (2006), the firm size can be measured by total assets. The higher the firm's assets, the greater the size of the firm. The higher the firm ’s assets allow the greater value of the fraud. The fraud can be in the form of determining related parties that are not under corporate governance and determining", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 183, "width": 290, "height": 106, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RPT debt RPT receivables CG", "type": "Picture" }, { "left": 490, "top": 787, "width": 9, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 127, "width": 371, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "inappropriate credit requirements. Even though the company has an excellent internal control system, nevertheless, when there is an opportunity, opportunistic management will take the opportunity to gain personal advantage. It causes the failure of Good Corporate Governance.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 185, "width": 371, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The measurement of variables and scales in this study are presented in Table 2 below:", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 211, "width": 357, "height": 132, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. The Measurement and Scale of Research Variables Variables Measurement Scale X = Corporate Governance Measured by a self-assessment score on the corporate governance report for the period 2013-2015 Ratio Y = Related Party Transaction Measured by the ratio of debt to related party debt Measured by the ratio of receivables to related party receivables Ratio Control = Firm Size Measured by Natural Logarithm (ln) of total assets Ratio", "type": "Table" }, { "left": 127, "top": 350, "width": 167, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analysis techniques and steps", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 372, "width": 371, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The analysis technique in this study is multiple linear regression with the following equation:", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 410, "width": 146, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "For debt with related parties", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 432, "width": 152, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RPT u = α + β 1 GCG + β 2 UP + ɛ (1)", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 451, "width": 32, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Notes:", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 470, "width": 371, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RPT u = total debt to related parties; α = constant; β 1 GCG = the level of implementation of good corporate governance; β 2 UP = firm size; ɛ = error", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 507, "width": 179, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "For receivables with related parties", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 530, "width": 151, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RPT p = α + β 1 GCG + β 2 UP + ɛ (2)", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 548, "width": 32, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Notes:", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 567, "width": 371, "height": 45, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RPT p = total receivables from related parties; α = constant; β 1 GCG = the level of implementation of good corporate governance; β 2 UP = firm size; ɛ = error Furthermore, the steps of the analysis are as follows:", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 618, "width": 164, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Descriptive statistics testing", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 637, "width": 371, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This test is carried out to get a description or description of data that is seen from the mean, standard deviation, variance, minimum, sum, the range of kurtosis, and skewness.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 682, "width": 168, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Classical assumptions testing", "type": "Table" }, { "left": 127, "top": 701, "width": 371, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A multicollinearity test, according to Ghozali (2006) is conducted to test whether the regression model found a correlation between independent variables. A multicollinearity test is done by looking at the value of the variance", "type": "Text" }, { "left": 484, "top": 787, "width": 15, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 127, "width": 371, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "inflation factor (VIF). If the VIF value is more than 10, there will be multicollinearity. Conversely, if the VIF value is below 10, then this does not occur.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 172, "width": 371, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A normality test is held to test whether, in the regression model, the confounding or residual variables have a normal distribution. It is known that the t and F tests assume that the residual value follows a normal distribution.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 217, "width": 371, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Heteroskedasticity test is conducted to determine whether the regression model is feasible to predict the dependent variable influenced by the independent variable using the Glejser test.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 261, "width": 119, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Hypothesis testing", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 280, "width": 371, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hypothesis testing in this study was carried out using multiple linear regression analysis, as described in the previous section.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 318, "width": 214, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research Results And Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 343, "width": 166, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Descriptive statistics analysis", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 365, "width": 371, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3 shows descriptive statistics that include mean, minimum value, maximum value, and standard deviation of the study variables.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 405, "width": 165, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3. Descriptive Statistics", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 511, "width": 159, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Source: Output from SPSS version 20", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 528, "width": 371, "height": 65, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on Table 3, the CG self-assessment score has a minimum value of 1.00 and a maximum of 4.00, with an average of 1.89. The average value depicts that the level of RPT debt is low since it is worth less than 2.5, according to Bank Indonesia regulations. Furthermore, Table 4 shows the CG composite values, which indicate the final rating of the self-assessment.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 612, "width": 371, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 4. Rating Classification of Composite Value of CG Implementation", "type": "Section header" }, { "left": 143, "top": 640, "width": 338, "height": 72, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Composite Value Composite Predicate 1 Composite Value < 1.5 Very good 2 1.5 ≤ Composite Value < 2.5 Good 3 2.5 ≤ Composite Value < 3.5 Good enough 4 3.5 ≤ Composite Value < 4.5 Less good 5 4.5 ≤ Composite Value < 5 Not good", "type": "Table" }, { "left": 127, "top": 712, "width": 370, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Source: SE of Bank Indonesia No. 9/12/DPNP about the implementation of Good", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 433, "width": 357, "height": 304, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Corporate Governance of General Bank and attachment N Minimum Maximum Sum Mean SD Score of self-assessment 210 1.00 4.00 398.85 1.89 0.52 RPT debt 210 0.00 0.51 19.06 0.09 0.10 RPT receivables 210 0.00 0.41 5.28 0.02 0.05 Ln of firm size 210 10.50 20.63 3,453.43 16.44 1.98 Valid N (listwise) 210", "type": "Table" }, { "left": 484, "top": 787, "width": 15, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 127, "width": 371, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The ratio of RPT debt has a minimum value of 0.00 and a maximum value of 0.51, with an average of 0.09. The average value is good because the value is lower than the mean value (0.09 <0.25). The ratio of RPT receivables has a minimum value of 0.00 and a maximum value of 0.41, with an average of 0.02.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 179, "width": 371, "height": 129, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The average value shows that the level of RPT of receivables is low since the value is lower than the mean value (0.02<0.20). The control variable in this study is the firm size, which is assessed by the natural logarithm (ln) of the assets. Natural logarithms (ln) are used to obtain data normality. The Ln of firm size has a minimum value of 10.50 and a maximum value of 20.63, with an average of 16.44. The average value of the company size is significant, as it is higher than the average value (16.44>15.56). The independent variable, CG self-assessment scores, and control variable, firm size show good data quality because, according to Ghozali (2006), the higher average value than the standard deviation indicates a small error standard of the variable under study.", "type": "Table" }, { "left": 127, "top": 314, "width": 371, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 5 illustrates the comparison between CG scores and RPT from the ten highest banks that have good CG scores (CG ≤ 2) and high RPT.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 359, "width": 364, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 5. Comparison of CG Score and RPT of the 10 Highest Banks", "type": "Section header" }, { "left": 133, "top": 373, "width": 358, "height": 202, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Bank ID Bank Name CG Score RPT debt RPT Receivables 1 122 PT. BPD KALIMANTAN SELATAN 2.00 0.40 0.30 2 501 PT. BANK ROYAL INDONESIA 1.50 0.40 0.03 3 111 PT. BANK DKI 1.53 0.23 0.003 4 564 PT. BANK MANDIRI TASPEN POS D/H PT. BANK SINAR HARAPAN BALI 1.50 0.23 0.004 5 153 PT. BANK SINAR MAS 1.60 0.19 0.03 6 8 PT. BANK MANDIRI (PERSERO), Tbk 1.60 0.09 0.18 7 2 PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), Tbk 1.14 0.13 0.10 8 422 PT. BANK BRI SYARIAH d/h DJASA ARTHA 1.70 0.13 0.05 9 11 PT. BANK DANAMON INDONESIA, Tbk 1.40 0.13 0.04 10 16 PT. BANK BUMI ARTA 1.50 0.01 0.001", "type": "Table" }, { "left": 127, "top": 581, "width": 158, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Classical assumption testing", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 603, "width": 371, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 6 below summarizes the classical assumption test. It includes the normality test, multicollinearity test, and heteroskedasticity test. We did not test the autocorrelation test since it is not an issue of this study (due to low standard errors).", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 674, "width": 321, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 6. Summary of Classical Assumption Testing Results", "type": "Section header" }, { "left": 145, "top": 688, "width": 328, "height": 49, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model Collinearity Statistics t Sig. Tolerance VIF (Constant) -0.05 0.95 CG 0.97 1.02 0.80 0.42", "type": "Table" }, { "left": 484, "top": 787, "width": 15, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 127, "width": 346, "height": 44, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UP 0.97 1.02 1.67 0.09 Asymp. Sig. (2-tailed) = 0.75 Source: Data computed in 2017", "type": "Table" }, { "left": 127, "top": 177, "width": 371, "height": 64, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on Table 6, the results of the normality test using the one-sample Kolmogorov-Smirnov Test show asymptotic value significance of 0.75, which indicates that the data is normal. The tolerance value is > 0.10 or VIF value < 10.00. The significant value is more than 0.05. It indicates that the data are free from multicollinearity and heteroscedasticity.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 247, "width": 105, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hypothesis testing", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 269, "width": 371, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 7 summarizes the hypothesis test, which includes the R-square test, t-test, and F-test.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 314, "width": 286, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 7. Summary of Hypothesis 1a Testing Results", "type": "Section header" }, { "left": 153, "top": 329, "width": 311, "height": 60, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variable Coefficient t Sig (Constant) 0.33 0.26 0.79 CG 0.06 0.32 0.74 UP -0.64 -1.47 0.14 R 2 = 0.012; F = 0.296; Sig.(F) = 0.587 b", "type": "Table" }, { "left": 127, "top": 389, "width": 136, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Source: Data computed in 2017", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 407, "width": 371, "height": 142, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on Table 7, the value of R-square is 0.012, which means that corporate governance affects debt with related parties of 1.2%, and other variables influence the rest. The significance of the F-value is higher than 0.05 (0.58>0.05), which indicates that the proposed hypothesis is not supported. These results suggest that simultaneous corporate governance does not significantly affect debt with related parties. The t value of the CG variable is smaller than the value of t-table (0.32<1.99), and the significance value is greater than 0.05 (0.14>0.05); accordingly, that hypothesis 1a is rejected. The t value of the control variable, i.e., the firm size of the company, is smaller than t- table (-1.44<1.99), and the significance value is higher than 0.05 (0.14> 0.05). Thus, the firm size does not significantly influence the debt to related parties.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 567, "width": 286, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 8. Summary of Hypothesis 1b Testing Results", "type": "Section header" }, { "left": 153, "top": 582, "width": 314, "height": 59, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variable Coefficient t Sig (Constant) -2.683 -1.845 0.067 CG -0.277 -1.146 0.253 UP -0.243 0.477 0.634 R 2 = 0.008; F = 1.520; Sig.(F) = 0.219 b", "type": "Table" }, { "left": 127, "top": 641, "width": 136, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Source: Data computed in 2017", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 659, "width": 371, "height": 78, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on Table 8, the value of R-square is 0.008, which indicates that corporate governance affects receivables with related parties by 0.8%, and other variables outside of this study influence the rest. The significance value is higher than 0.05 (0.21>0.05), which means that the proposed hypothesis is not supported. These results indicate that simultaneous corporate governance does not significantly affect receivables with related parties. The t-value of the CG", "type": "Text" }, { "left": 484, "top": 787, "width": 15, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 127, "width": 371, "height": 78, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "variable is smaller than the value of t-table (-1.14 <1.99), and the significance value is higher than 0.05 (0.25> 0.05); as a result, the hypothesis 1b is rejected. The t-test for the control variable, namely firm size, indicates that the t-value is smaller than the t-table (0.47 <1.99), and the significance value is higher than 0.05 (0.63> 0.05). Thus, the firm size does not significantly affect the receivable to related parties.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 211, "width": 68, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Discussions", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 239, "width": 371, "height": 30, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effect of corporate governance on related party transaction on commercial banks", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 277, "width": 371, "height": 207, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of hypothesis testing, corporate governance does not affect a similar party transaction. The hypotheses are not supported because several banks have implemented SOPs related to the RPT practice, but they have a low CG Score. However, many Indonesian banks still did not apply this procedure to alleviate RPT. For the banks who have implemented CG (SOP) to reduce RPT, we still find insignificant results that could tackle the RPT issue. Moreover, for those banks who did not implement it, we argue that the RPT issue could be worse. It is proven by the implementation of ISO (International Organization for Standardization) in several banks such as Bank Indonesia, BCA, BNI, BRI, and Bank Mandiri. The application of ISO includes ISO 27001 regarding the security and disclosure of transaction information to interested parties. When it is done well, the implementation of the RPT is not carried out in the interests of certain parties, but rather for all stakeholders to achieve company objectives. The results of this study are also supported by data showing that some companies have good CG composite values as well as high RPT values compared to the average.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 496, "width": 74, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 526, "width": 371, "height": 65, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results and discussion described above, this study concludes that corporate governance (CG) does not significantly affect debt and receivables (related party transactions/RPT) in the banking sector due to a lower score of CG for Indonesian banks. It is pivotal to improve CG, so it hopefully would alleviate the RPT issue and lead to a bank's improvement in Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 597, "width": 371, "height": 90, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "We were aware that our study still has some limitations, such as first, the subjectivity of CG Self-Assessment composite score measurement because the assessment is carried out by the company itself. Second, the use of short-term data, from 2013 to 2015, does not represent CG practice in the long run. Third, the measurement of related party transactions is only based on the amount value so that the analysis is less comprehensive. Other measures should be added, such as the annual growth of RPT and the amount of RPT fraud.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 693, "width": 371, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on this study, the Central Bank of Indonesia should provide clear rules regarding the implementation of the RPT by setting a maximum amount of RPT", "type": "Text" }, { "left": 484, "top": 787, "width": 15, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 127, "width": 371, "height": 26, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "for the banks to minimize the opportunity for bank management, who wants to utilize the RPT to meet the interests of related parties.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 159, "width": 371, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Commercial banks should disclose the details of the RPT in the notes to the financial statements by adding explanations of the RPT being implemented and the reasons for choosing a certain party or company in the implementation of the RPT.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 217, "width": 371, "height": 103, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Further studies are expected to explore more details of the corporate governance composite score to get a more comprehensive analysis. Self- assessment can be sectionally calculated based on shareholder rights, GCG policies, GCG practices, disclosures, and audits to obtain more accurate results. Future studies could improve the calculation of the increase or decrease the ratio of the percentage of related party transactions, and to explore other types of banks such as Bank of Perkreditan Rakyat (BPR) and categorize them to get more specific results.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 332, "width": 75, "height": 16, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 357, "width": 371, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Antara. 2017. Kasus Kredit Macet PT CSI, Kejagung Belum Tetapkan Tersangka dari", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 369, "width": 371, "height": 82, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bank Mandiri. Diakses melalui http://www.netralitas.com/nasional/read/22676/kasus-kredit-macet-pt-csi- kejagung-belum-tetapkan-tersangka-dari-bank-mandiri, accessed at 5 th May 2017. Bank Indonesia (BI). 2006. Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang pelaksanaan good corporate bagi Bank Umum.", "type": "Table" }, { "left": 127, "top": 451, "width": 371, "height": 59, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cadbury, A. (1992). Financial Aspects of Corporate Governance (Report of the Committee) . Choi, Y. K., Hun, S., & Lee, S. (2014). Audit committees, corporate governance, and shareholder wealth: Evidence from Korea. Jounral of Accounting and Public Policy . https://doi.org/10.1016/j.jaccpubpol.2014.06.001", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 509, "width": 371, "height": 59, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Claessens, S., Djankov, S. D., Fan, J. P. H., & Lang, L. H. P. (1999). On Expropriation of Minority Shareholders: Evidence from East Asia. SSRN Electronic Journal . https://doi.org/10.2139/ssrn.202390 Ghozali, I. (2006). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS . Badan Penerbit Universitas Diponegoro.", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 568, "width": 371, "height": 59, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hayati, A. F., & Gusnardi. (2012). Pengaruh Penerapan Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi , XVI (03), 364 – 379. Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics , 3 (4), 305 – 360. https://doi.org/10.2139/ssrn.94043", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 627, "width": 371, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kaihatu, T. S. (2006). Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia. Jurnal", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 638, "width": 371, "height": 47, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manajemen Dan Kewirausahaan , 1 , 1 – 9. Pedoman Good Corporate Governance Perbankan Indonesia, (2004). Kohlberck, M., & Mayhew, B. (2004). Related Party Transactions. Auditing, Assurance Services, and Forensics , 1 (608), 229 – 238. https://doi.org/10.1007/978-3-319-", "type": "Text" }, { "left": 151, "top": 685, "width": 51, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "90521-1_13", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 697, "width": 371, "height": 35, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lo, A. W. Y., Wong, R. M. K., & Firth, M. (2010). Can corporate governance deter management from manipulating earnings? Evidence from related-party sales transactions in China. Journal of Corporate Finance , 16 (2), 225 – 235.", "type": "Text" }, { "left": 484, "top": 787, "width": 15, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 127, "width": 372, "height": 106, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.1016/j.jcorpfin.2009.11.002 Moin, A., Guney, Y., & El Kalak, I. (2019). The effects of ownership structure, sub-optimal cash holdings and investment inefficiency on dividend policy: evidence from Indonesia. In Review of Quantitative Finance and Accounting (Issue 0123456789). Springer US. https://doi.org/10.1007/s11156-019-00862-z Naufa, A. M., & Lantara, I. W. N. (2018). The role of agency theory in the relationship between foreign ownership and performance- risk of stock in Indonesia : is one or two-way interaction? Diponegoro International Journal of Business , 1 (2), 71 – 85. Pozzoli, M., & Venuti, M. (2014). Related Party Transactions and Financial Performance:", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 233, "width": 371, "height": 35, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Is There a Correlation? Empirical Evidence from Italian Listed Companies. Open Journal of Accounting , 03 (01), 28 – 37. https://doi.org/10.4236/ojacct.2014.31004 Putri, I. F., & Nasir, M. (2006). Analisis Persamaan Simultan Kepemilikan Manajerial,", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 268, "width": 371, "height": 47, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepemilikan Institusional, Risiko, Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen dalam Perspektif Teori Keagenan. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang , 1 – 25. Roy, A. (2015). Dividend policy, ownership structure and corporate governance: an empirical analysis of Indian firms. Indian Journal of Corporate Governance , 8 (1),", "type": "List item" }, { "left": 151, "top": 315, "width": 218, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 – 33. https://doi.org/10.1177/0974686215574422", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 327, "width": 371, "height": 35, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sulong, Z., & Ahmed, P. K. (2011). Ownership structure, board governance, dividends and firm value: An empirical examination of Malaysian listed firms. International Journal of Business Governance and Ethics , 6 (2), 135 – 161.", "type": "Table" }, { "left": 151, "top": 362, "width": 188, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.1504/IJBGE.2011.039966", "type": "Table" }, { "left": 127, "top": 374, "width": 371, "height": 105, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Supriadi, Y. (2015). Lima Terdakwa Korupsi Bank BJB Segera Dituntut . Utama, C. A., & Musa, H. (2011). The causality between corporate governance practice and bank performance: Empirical evidence from Indonesia. Gadjah Mada International Journal of Business , 13 (3), 227 – 247. https://doi.org/10.22146/gamaijb.5481 Wibowo, E. (2010). Implementasi Good Corporate Governance di Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Kewirausahaan , 10 (2), 129 – 138. Yunus, Y. (2014). GCG Asia Tenggara: Menyedihkan, peringkat RI nomor dua dari bawah.www.market.bisnis.com/read/20140429/7/223481/gcg-asia-tenggara- menyedihkan-peringkat-ri-nomor-dua-dari-bawah, (Accessed at 19 th", "type": "List item" }, { "left": 156, "top": 479, "width": 79, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "November, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 491, "width": 341, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.fcgi.or.id/corporate-governance/about-good-corporate-governance.html,", "type": "List item" }, { "left": 156, "top": 503, "width": 147, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Accessed on 17 th November 2016.", "type": "Text" } ]
654ac0d8-ad26-d86b-5547-8a9b425459b7
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JTE/article/download/16433/11430
[ { "left": 85, "top": 35, "width": 107, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tirtayasa EKONOMIKA", "type": "Page header" }, { "left": 390, "top": 35, "width": 136, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 18, No.2, Oktober 2023", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "86", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 86, "width": 369, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Sadar Wisata, Aksesibilitas, Fasilitas, Dan Ekuitas Merek Terhadap Minat Berkunjung", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 118, "width": 227, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Studi Kasus pada Rumah Coklat Bodag)", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 151, "width": 161, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lavenia Pratiwiningtyas [email protected] Universitas PGRI Madiun, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 214, "width": 161, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dian Citaningtyas Ari Kadi [email protected] Universitas PGRI Madiun, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 277, "width": 45, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apriyanti", "type": "Section header" }, { "left": 225, "top": 291, "width": 161, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected] Universitas PGRI Madiun, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 340, "width": 57, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 362, "width": 442, "height": 165, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumah Coklat Bodag adalah salah satu rumah makan yang memiliki konsep wisata di Madiun dengan Sadar Wisata yang dapat menjadikan Rumah Coklat Bodag menjadi salah satu icon destinasi wisata, diikuti dengan aksesibilitas yang baik, fasilitas yang sesuai, dan ekuitas merek dari produk olahan coklat MADCHO. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sadar wisata, aksesibilitas, fasilitas, dan ekuitas merek terhadap minat berkunjung. Jenis penelitian ini yaitu Penelitian Kuantitatif. Sampel penelitian 200 responden. Teknik pengambilan sampel yaitu non probability sampling dengan metode sampling insidental. Pengambilan data menggunakan kuesioner dengan penyebaran melalui google form dan menyebarkan angket secara langsung. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda dengan menggunakan bantuan program IBM SPSS Statistics 26. Hasil penelitian ini secara parsial terdapat pengaruh signifikan sadar wisata, aksesibilitas, ekuitas merek terhadap minat berkunjung. Sedangkan fasilitas secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap minat berkunjung.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 535, "width": 400, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Sadar Wisata; Aksesibilitas; Fasilitas; Ekuitas Merek; Minat Berkunjung.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 585, "width": 78, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 613, "width": 442, "height": 138, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu usaha yang memiliki peluang besar masa kini ialah usaha rumah makan hal ini dikarenakan makan adalah kebutuhan pokok untuk keberlanjutan hidup manusia, sehingga rumah makan merupakan salah satu usaha yang dibutuhkan masyarakat. Rumah makan atau restoran tidak hanya menyajikan sajian makanan kepada masyarakat namun juga menyiapkan tempat agar konsumen menikmati sajian kuliner dengan menentukan tarif tertentu untuk setiap makanan dan pelayanannya. Pada umumnya rumah makan menyajikan makanan di tempat, namun ada beberapa rumah makan yang memiliki pelayanan take away dan pesan antar sebagai suatu pelayanannya untuk", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 107, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tirtayasa EKONOMIKA", "type": "Page header" }, { "left": 390, "top": 35, "width": 136, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 18, No.2, Oktober 2023", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "87", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 441, "height": 76, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "masyarakat. Rumah makan umumnya mempunyai spesifikasi khusus dari macam-macam makanan yang disajikan. Selain itu rumah makan memiliki menu best seller yang banyak diminati konsumen. Saat ini konsumen cenderung menyukai berkunjung ke rumah makan yang tidak hanya sekedar menyajikan kuliner namun juga pemandangan alam yang indah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 169, "width": 441, "height": 221, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumah Coklat Bodag merupakan bantuan dari Kementrian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Rumah Coklat Bodag bertujuan untuk menampung hasil panen cokelat dari petani-petani kemudian mengolahnya menjadi produk-produk olahan cokelat yang diminati oleh masyarakat. Upaya ini bertujuan untuk memberi nilai tambah bagi hasil tanaman cokelat yang dihasilkan masyarakat desa. Seiring berkembangnya Rumah Coklat Bodag produk – produk yang dihasilkan semakin beragam. Berdasarkan wawancara dengan Pak Sugito (22 Januari 2022) selaku pengelola Rumah Coklat Bodag, menurut beliau masyarakat sekitar sudah mulai sadar akan adanya Rumah Coklat Bodag, khususnya masyarakat Madiun dan sekitarnya. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya rata-rata jumlah pengunjung Rumah Coklat Bodag berasal dari wilayah Madiun dan sekitarnya. Adapun jumlah pengunjung di Rumah Coklat Bodag pada tahun 2021 adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 396, "width": 349, "height": 312, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1.2 Data Jumlah Pengunjung Rumah Coklat Bodag 2021 Bulan Jumlah Pengunjung (orang) Tahun 2021 Tahun 2022 Juli 2021 200 Orang Agustus 2021 600 Orang September 2021 750 Orang Oktober 2021 925 Orang November 2021 1130 Orang Desember 2021 1200 Orang Januari 2022 1370 Orang Februari 2022 1500 Orang Total 4805 Orang 2870 Orang Total Pengunjung 7675 Orang Sumber : Pengelola Rumah Coklat Bodag, 2021-2022", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 723, "width": 441, "height": 34, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 1.2 jumlah pengunjung di Rumah Coklat Bodag dalam kurun waktu dari bulan Juli 2021 – Februari 2022 berjumlah 7675 pengunjung, dari setiap bulannya jumlah pengunjung", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 107, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tirtayasa EKONOMIKA", "type": "Page header" }, { "left": 390, "top": 35, "width": 136, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 18, No.2, Oktober 2023", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "88", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 441, "height": 97, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengalami peningkatan. Jumlah pengunjung paling banyak terjadi pada bulan Februari 2022 dengan jumlah 1500 pengunjung dan jumlah pengunjung yang paling sedikit terjadi pada bulan Juli 2021 sebanyak 200 pengunjung dikarenakan adanya peraturan PPKM Darurat terkait Covid-19 dari Pemerintah yang mengharuskan rumah makan tidak boleh menerima makan di tempat atau dine in namun hanya take away .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 190, "width": 441, "height": 96, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sadar Wisata merupakan pengertian dan kesadaran masyarakat untuk mendukung pengembangan pariwisata (R. Fitriani & Wilardjo, 2017). Meskipun sudah dibentuk kelompok Sadar Wisata dari berbagai Desa di Kecamatan Kare Kabupaten Madiun, namun peranannya belum terlihat. Tentunya ini dibutuhkan sadar wisata dari masyarakat Madiun untuk menjadikan Rumah Coklat Bodag sebagai salah satu Destinasi Wisata di Kabupaten Madiun dan icon dari Desa Bodag.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 293, "width": 441, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aksesibilitas ialah sarana dan prasarana yang memudahkan pengunjung untuk berkunjung ke objek wisata. Aksesibilitas adalah salah satu faktor yang bisa memacu pertumbuhan pasar serta perkembangan ekonomi dalam suatu wilayah desa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 355, "width": 444, "height": 138, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fasilitas adalah salah satu faktor utama yang harus dicermati dalam suatu usaha baik dari kelengkapan, kebersihan, kerapian, kondisi dan fungsi fasilitas yang digunakan (Sinaga et al., 2020). Seperti di Rumah Coklat Bodag terdapat fasilitas seperti tempat parkir yang digunakan untuk menaruh kendaraan konsumen yang datang. Tempat parkir ini luas dan terletak di bawah dekat dengan gazebo, namun ketika hujan menjadi becek sehingga menyulitkan konsumen apabila hendak pulang untuk menaikkan kendaraannya ke atas. Bagi konsumen yang ingin mengadakan acara seperti reuni keluarga, ulang tahun, acara sekolah, rapat, acara perpisahan, dan lain sebagainya,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 500, "width": 442, "height": 96, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Brand Equity atau Ekuitas Merek berpengaruh terhadap minat berkunjung (Isman et al., 2020). Rumah Coklat Bodag memberikan merek MADCHO ( Madiun Chocolate ) untuk setiap produk olahan cokelat yang diproduksi. Tujuan dari penamaan merek tersebut yaitu mengenalkan cokelat yang khas dari Madiun agar terbentuk dalam alam bawah sadar konsumen apabila berkunjung ke Madiun dan ingin membeli cokelat langsung teringat cokelat MADCHO.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 603, "width": 441, "height": 96, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Minat untuk berkunjung ke suatu tempat berasal dari rencana konsumen untuk membeli sebuah produk ataupun jasa tertentu. Suatu destinasi wisata memiliki lebih jika dapat membangun minat berkunjung (Hidayatullah et al., 2020). Tujuan utama dari perusahaan adalah membangun dan mempertahankan posisi yang tepat dari merek tertentu di benak konsumen, untuk membangun minat berkunjung, sehingga mengambil keputusan untuk berkunjung.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 714, "width": 103, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LITERATUR REVIEW", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 735, "width": 442, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sadar Wisata ialah pengertian dan kesadaran pemikiran dari masing-masing individu atau sekelompok orang untuk mengembangkan pariwisata. Peningkatan Sadar Wisata dengan melakukan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 107, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tirtayasa EKONOMIKA", "type": "Page header" }, { "left": 390, "top": 35, "width": 136, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 18, No.2, Oktober 2023", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "89", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 441, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "beberapa program seperti penyuluhan dan pelatihan yang mencakup penguatan dari keunggulan Sadar Wisata (Ahmadi, 2019). Di dalam buku pedoman Kelompok Sadar Wisata, 2012 terdapat indikator sadar wisata yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 148, "width": 57, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a.Monitoring", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 169, "width": 110, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b.Partisipasi masyarakat", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 190, "width": 135, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c.Fungsi edukasi sadar wisata d.Sosialisasi kebijakan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 231, "width": 164, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e.Pemantauan dan evaluasi program", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 252, "width": 441, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aksesibilitas yang baik diharapkan dapat mengatasi kesulitan mobilitas baik berhubungan dengan mobilitas fisik ataupun bukan fisik (Kartono, 2011). Menurut Tjiptono (2014:159), aksesibiltas adalah kemudahan untuk menjangkau lokasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 314, "width": 180, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor – faktor dalam aksesibilitas yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 334, "width": 276, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Jarak, yaitu ukuran jauh atau dekatnya lokasi suatu tempat.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 355, "width": 440, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Akses ke tempat lokasi, yaitu kemudahan menjangkau lokasi dan ketersediaan transportasi yang memadai dapat memberikan kesan yang baik terhadap konsumen.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 396, "width": 393, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Transportasi, yaitu tersedianya kemudahan akses dalam menuju ke lokasi yang dituju.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 417, "width": 81, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Arus lalu lintas", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 438, "width": 441, "height": 76, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fasilitas ialah sarana dan prasarana yang disediakan perusahaan untuk memudahkan, mendapatkan atau memakai barang maupun jasa supaya memberikan penilaian dan rasa puas dipikiran konsumen atau orang yang memakainya (Sinaga et al., 2020). Menurut Tjipto (2001: 46-48) terdapat 4 indikator fasilitas, yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 520, "width": 107, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Perencanaan parsial", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 541, "width": 427, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mempertimbangkan faktor-faktor misalnya proporsi, tekstur, warna dan dipadukan untuk menarik tanggapan intelektual dari konsumen yang melihat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 582, "width": 103, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Perencanaan ruang", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 603, "width": 426, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penataan ruang yang unik dan sesuai serta pencahayaan yang cukup dapat menambah esensi dari tempat tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 146, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Perlengkapan atau perabotan", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 665, "width": 426, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perlengkapan atau perabotan yang dapat memberikan kenyamanan, sebagai pajangan atau instruktur pendukung bagi konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 706, "width": 124, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Tata Cahaya dan Warna", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 727, "width": 440, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pewarnaan ruangan dan pengaturan pencahayaan yang sesuai seperti aktifitas yang dilakukan didalam ruangan. Warna digunakan untuk menambah kenyamanan, kesan rileks dan meminimalisir", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 107, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tirtayasa EKONOMIKA", "type": "Page header" }, { "left": 390, "top": 35, "width": 136, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 18, No.2, Oktober 2023", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "90", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 440, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tingkat kecelakaan. Warna yang digunakan untuk interior fasilitas jasa dapat dihubungkan dengan kecenderungan akibat emosional dari pemilihan warna.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 128, "width": 441, "height": 96, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekuitas Merek menunjukkan bahwa pelanggan memiliki persepsi yang tinggi terhadap kualitas suatu produk dan mereka mengidentifikasi merek tersebut dibandingkan pesaingnya. Axelrod (1993; dalam Abruruman et al., 2020) menganggap Ekuitas Merek sebagai peningkatan uang yang dibayarkan oleh client tertentu untuk mendapatkan suatu merek tertentu tanpa pamrih. Menurut Kotler (2017:337-338) terdapat 3 komponen yang mempengaruhi ekuitas merek yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 231, "width": 384, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Diferensiasi, yaitu sejauh mana merek dilihat berbeda dan lebih unik dari merek lain.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 252, "width": 441, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Relevansi, yaitu kesesuaian merek dengan produk. Hal ini juga mengukur seberapa besar daya tarik merek.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 293, "width": 441, "height": 76, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Pengetahuan, yaitu seberapa ingin tahunya konsumen terhadap merek sebuah produk tersebut. Minat Berkunjung yaitu Dorongan dan motivasi dalam diri konsumen untuk memilih barang yang akan dibeli atau tempat yang akan dikunjungi.Menurut Ferdinand dalam Suwarduki et. Al (2016) indikator minat berkunjung yaitu:", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 376, "width": 347, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Minat transaksional merupakan rasa ingin untuk mengunjungi suatu tempat.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 396, "width": 386, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Minat referensial merupakan rasa ingin untuk memberikan saran atau refer to others .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 417, "width": 440, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Minat preferensial merupakan perilaku sebagai wujud rasa ingin yang dimiliki seseorang yang mempunyai pilihan utama pada tempat tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 458, "width": 441, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Minat Eksploratif merupakan rasa ingin mencari informasi secara berulang-ulang terkait tempat yang ingin dikunjungi.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 528, "width": 52, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 441, "height": 76, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Coklat Bodag Madiun selama 4 bulan yaitu bulan Januari hingga bulan April 2022. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Metode survei merupakan suatu metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh data yang alamiah dengan cara membagikan kuesioner atau wawancara yang terstruktur.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 648, "width": 441, "height": 117, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Populasi pada penelitian ini adalah masyarakat Madiun yang mempunyai minat berkunjung ke Rumah Coklat Bodag yang tidak diketahui jumlahnya dengan responden yang berjumlah 200 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu Non probability sampling dengan Sampling Insidental yaitu siapa saja yang secara kebetulan (insidental) bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 107, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tirtayasa EKONOMIKA", "type": "Page header" }, { "left": 390, "top": 35, "width": 136, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 18, No.2, Oktober 2023", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "91", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 86, "width": 134, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 115, "width": 78, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Validitas", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 147, "width": 429, "height": 472, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel Item Variabel Nilai r hitung Nilai r tabel = 0,1381 Keterangan Sadar Wisata X₁.1 0,772 r hitung > r tabel Valid X₁.2 0,790 r hitung > r tabel Valid X₁.3 0,776 r hitung > r tabel Valid Aksesibilitas X₂.1 0,533 r hitung > r tabel Valid X₂.2 0,499 r hitung > r tabel Valid X₂.3 0,676 r hitung > r tabel Valid X₂.4 0,665 r hitung > r tabel Valid Fasilitas X₃.1 0,804 r hitung > r tabel Valid X₃.2 0,694 r hitung > r tabel Valid X₃.3 0,783 r hitung > r tabel Valid Ekuitas Merek X₄.1 0,803 r hitung > r tabel Valid X₄.2 0,735 r hitung > r tabel Valid X₄.3 0,746 r hitung > r tabel Valid Minat Berkunjung Y.1 0,787 r hitung > r tabel Valid Y.2 0,686 r hitung > r tabel Valid Y.3 0,694 r hitung > r tabel Valid Y.4 0,580 r hitung > r tabel Valid", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 633, "width": 188, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Data primer yang diolah, 2022", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 662, "width": 441, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 diketahui bahwa nilai r hitung > r tabel (0,1381), dengan demikian semua butir pernyataan yang digunakan adalah valid.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 711, "width": 89, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Reliabilitas", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 107, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tirtayasa EKONOMIKA", "type": "Page header" }, { "left": 390, "top": 35, "width": 136, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 18, No.2, Oktober 2023", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "92", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 90, "width": 364, "height": 190, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel Nilai Cronbach Alpha Hitung Batas Ketentuan Keterangan Sadar Wisata (X₁) 0,637 0,60 Reliabel Aksesibilitas (X₂) 0,609 0,60 Reliabel Fasilitas (X₃) 0,637 0,60 Reliabel Ekuitas Merek (X₄) 0,633 0,60 Reliabel Minat Berkunjung (Y) 0,606 0,60 Reliabel", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 305, "width": 197, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Data primer yang diolah, 2022", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 341, "width": 441, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai reliabilitas masing-masing variabel lebih dari 0,60. Dengan demikian masing-masing variabel dapat dikatakan reliabel serta jawaban responden sama atau stabil dari waktu ke waktu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 411, "width": 117, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Uji Normalitas", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 442, "width": 203, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 459, "width": 264, "height": 197, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Unstandardi zed Residual N 200 Normal Parameters a,b Mean .0000000 Std. Deviation 1.58863405 Most Extreme Differences Absolute .054 Positive .032 Negative -.054 Test Statistic .054 Asymp. Sig. (2-tailed) .200 c,d", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 662, "width": 147, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Test distribution is Normal.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 680, "width": 119, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Calculated from data.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 696, "width": 179, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Lilliefors Significance Correction.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 714, "width": 244, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. This is a lower bound of the true significance. Sumber : Data primer yang diolah, 2022", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 107, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tirtayasa EKONOMIKA", "type": "Page header" }, { "left": 390, "top": 35, "width": 136, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 18, No.2, Oktober 2023", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "93", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 441, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 nilai Test Statistic Kolmogrov-Smirnov adalah 0,54 dan Asymp. Sig 0,200>0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini terdistribusi normal karena >0,05.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 140, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4 Uji Multikolinearitas", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 168, "width": 346, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel Nilai tolerance Hitung (tolerance>0,10) Nilai VIF Hitung (VIF<10) Keterangan Sadar Wisata (X₁) 0,801 1,249", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 251, "width": 359, "height": 93, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tidak terjadi multikolinearitas Aksesibilitas (X₂) 0,832 1,202 Fasilitas (X₃) 0,491 2,035 Ekuitas Merek (X₄) 0,562 1,778", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 368, "width": 200, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Data primer yang diolah, 2022", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 401, "width": 441, "height": 55, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4 dapat dilihat bahwa masing-masing variabel memiliki nilai tolerance >0,10 dan variance inflaction factor (VIF) <10. Hal ini berarti tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen di dalam penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 471, "width": 150, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5 Uji Heteroskedastisitas", "type": "Section header" }, { "left": 98, "top": 503, "width": 357, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel Nilai Signifikasi Hitung Batas Ketentuan Keterangan Sadar Wisata (X₁) 0,993 0,05", "type": "Table" }, { "left": 95, "top": 580, "width": 375, "height": 92, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tidak terjadi heteroskedastisitas Aksesibilitas (X₂) 0,934 0,05 Fasilitas (X₃) 0,898 0,05 Ekuitas Merek (X₄) 0,650 0,05", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 697, "width": 197, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Data primer yang diolah, 2022", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 729, "width": 441, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5 dapat diketahui bahwa nilai signifikasi dari masing-masing variabel >0,05. Jadi, dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 107, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tirtayasa EKONOMIKA", "type": "Page header" }, { "left": 390, "top": 35, "width": 136, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 18, No.2, Oktober 2023", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "94", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 159, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6 Uji t (Signifikasi Parsial)", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 119, "width": 390, "height": 240, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standar dized Coeffici ents t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 4.439 1.083 4.100 .000 SADAR WISATA (X1) .128 .064 .122 2.018 .045 AKSESIBILITAS (X2) .137 .055 .148 2.490 .014 FASILITAS (X3) .140 .093 .116 1.505 .134 EKUITAS MEREK (X4) .537 .087 .447 6.184 .000", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 365, "width": 268, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Dependent Variabel: MINAT BERKUNJUNG (Y) Sumber : Data primer yang diolah, 2022", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 397, "width": 441, "height": 56, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai Sig. untuk pengaruh Sadar Wisata (X ₁ ) terhadap Minat Berkunjung (Y) sebesar 0,045<0,05 dan nilai t hitung 2,018 >1,972 (t tabel) sehingga dapat disimpulkan bahwa H ₁ diterima berarti terdapat pengaruh X ₁ terhadap Y.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 441, "height": 57, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai Sig. untuk pengaruh Aksesibilitas (X ₂ ) terhadap Minat Berkunjung (Y) sebesar 0,014<0,05 dan nilai t hitung 2,490 >1,972 (t tabel) sehingga dapat disimpulkan bahwa H ₂ diterima berarti terdapat pengaruh X ₂ terhadap Y.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 524, "width": 441, "height": 56, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai Sig. untuk pengaruh Fasilitas (X ₃ ) terhadap Minat Berkunjung (Y) sebesar 0,134>0,05 dan nilai t hitung 1,505 <1,972 (t tabel) sehingga dapat disimpulkan bahwa H ₃ ditolak berarti tidak terdapat pengaruh X ₃ terhadap Y.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 587, "width": 441, "height": 56, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai Sig. untuk pengaruh Ekuitas Merek (X ₄ ) terhadap Minat Berkunjung (Y) sebesar 0,000<0,05 dan nilai t hitung 6,184 >1,972 (t tabel) sehingga dapat disimpulkan bahwa H ₄ diterima berarti terdapat pengaruh X ₄ terhadap Y.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 650, "width": 59, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 7 Uji F", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 683, "width": 330, "height": 78, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANOVA a Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regress ion 375.772 4 93.943 36.4 75 .000 b", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 107, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tirtayasa EKONOMIKA", "type": "Page header" }, { "left": 390, "top": 35, "width": 136, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 18, No.2, Oktober 2023", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "95", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 193, "width": 184, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Data Primer yang diolah (2022", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 222, "width": 441, "height": 56, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 7 dapat diketahui bahwa nilai signifikasi X ₁ , X ₂ , X ₃ , dan X ₄ terhadap Y sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai F hitung 36,475 > F tabel 2,42, sehingga dapat disimpulkan bahwa H ₅ diterima berarti terdapat pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap Y.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 293, "width": 134, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 8 Koefisien Determinasi", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 326, "width": 280, "height": 77, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model Summary b Mod el R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .654 a .428 .416 1.605", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 408, "width": 269, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Predictors: (Constant), EKUITAS MEREK (X4), AKSESIBILITAS (X2), SADAR WISATA (X1), FASILITAS (X3) b. Dependent Variabel: MINAT BERKUNJUNG (Y) Sumber : Data Primer yang diolah (2022)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 504, "width": 441, "height": 97, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 8 Dapat diketahui bahwa koefisien korelasi (R²) sebesar 0,654, artinya bahwa ada hubungan yang kuat antara variabel independen dengan variabel dependen, karena hasilnya mendekati angka satu. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,416 yang berarti bahwa pengaruh variabel X ₁ , X ₂ , X ₃ , dan X ₄ secara bersama – sama (simultan) terhadap variabel Y sebesar 41,6% sedangkan sisanya 58,4% dipengaruhi oleh variabel diluar model.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 616, "width": 441, "height": 138, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini membuktikan bahwa Sadar Wisata berpengaruh terhadap Minat Berkunjung masyarakat Madiun di Rumah Coklat Bodag. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Lingga & Edi (2020) menunjukkan bahwa sadar wisata berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat kunjungan. Adanya Sadar Wisata dari masyarakat sekitar Rumah Coklat Bodag seperti desa Bodag, Desa Bolo, desa Kare, dan masyarakat Madiun dapat menjadikan intensitas minat berkunjung ke Rumah Coklat Bodag. Hal ini dapat mendorong Rumah Coklat Bodag menjadi icon destinasi di Desa Bodag maupun Madiun.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 92, "width": 204, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Residu al 502.228 195 2.576 Total 878.000 199", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 138, "width": 318, "height": 47, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a . Dependent Variabel: MINAT BERKUNJUNG (Y) b. Predictors: (Constant), EKUITAS MEREK (X4), AKSESIBILITAS (X2), SADAR WISATA (X1), FASILITAS (X3)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 107, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tirtayasa EKONOMIKA", "type": "Page header" }, { "left": 390, "top": 35, "width": 136, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 18, No.2, Oktober 2023", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "96", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 441, "height": 242, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini membuktikan bahwa Aksesibilitas berpengaruh terhadap Minat Berkunjung masyarakat Madiun di Rumah Coklat Bodag. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Rossadi dan Widayati (2018) yaitu tentang pengaruh aksesibilitas, amenitas, dan atraksi wisata terhadap minat berkunjung bahwa Aksesibilitas berpengaruh positif terhadap Minat Berkunjung. Rumah Coklat Bodag memiliki aksesibilitas dengan view yang indah di sepanjang jalan. Masyarakat yang memiliki Minat BerkunjungkKetika melakukan kunjungan ke Rumah Coklat Bodag dapat menikmati pemandangan yang indah seperti bukit, gunung, sawah, dan tempat wisata lain seperti monument kresek. Apabila terdapat penerangan yang cukup ketika hari menjelang petang diharapkan dapat menambah minat berkunjung dari masyarakat Madiun. Penambahan cermin navigasi ditikungan jalan dapat menambah kemudahan akses karena masyarakat dapat melihat kendaraan dari arah yang berbeda melalui cermin tersebut. Aksesibilitas yang baik dapat menambah Minat Berkunjung masyarakat Madiun.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 342, "width": 441, "height": 283, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini membuktikan bahwa Fasilitas tidak berpengaruh terhadap Minat Berkunjung masyarakat Madiun di Rumah Coklat Bodag. Hasil penelitian ini menunjukkan mendukung hasil penelitian sebelumnya oleh Gultom et al., (2021) menunjukkan bahwa Fasilitas tidak berpengaruh terhadap Minat Berkunjung. Rumah Coklat Bodag identik dengan keasrian dan kealamiannya. Disamping Rumah Coklat Bodag terdapat lahan berupa persawahan yang mana ketika siang hari berangin sepoi-sepoi menambah kesegaran bagi pengunjung. Fasilitas yang mencukupi kebutuhan konsumen menambah Minat Berkunjung tanpa mengurangi keaslian dari Rumah Coklat Bodag. Penambahan fasilitas yang dinilai dapat mengurangi value dari Rumah Coklat Bodag tidak mempengaruhi secara signifikat tingkat kunjungan ke Rumah Coklat Bodag. Masyarakat yang memiliki Minat berkunjung ke Rumah Coklat Bodag karena tertarik dengan view yang indah dan fasilitas yang mencukupi kebutuhan konsumen seperti tempat makan, gazebo, dan tempat parkir yang tidak mempengaruhi dari ciri khas Rumah Coklat Bodag. Fasilitas yang berpengaruh signifikan dapat memberikan penilaian dan rasa puas dipikiran konsumen atau yang memakainya (Sinaga et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 640, "width": 441, "height": 117, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini membuktikan bahwa Ekuitas Merek berpengaruh terhadap Minat Berkunjung masyarakat Madiun di Rumah Coklat Bodag. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Isman et. al (2020) menunjukkan bahwa Ekuitas Merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Berkunjung. Hal ini menunjukkan bahwa pelanggan memiliki persepi yang tinggi terhadap kualitas suatu produk dan mereka dapat mengidentifikasi merek tersebut dibandingkan dengan pesaingnya. Seperti halnya Rumah Coklat Bodag memiliki produk unggulan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 107, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tirtayasa EKONOMIKA", "type": "Page header" }, { "left": 390, "top": 35, "width": 136, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 18, No.2, Oktober 2023", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "97", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 444, "height": 159, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "olahan cokelat yaitu diberi nama MADCHO (Madiun Chocolate) yang diharapkan dapat menjadi ciri khas yang dapat dikenal oleh masyarakat Madiun. Produk MADCHO memiliki perbedaan dari produk cokelat yang lain yang mana menggunakan 100% bahan organik tanpa kimiawi. Apabila masyarakat mengonsumsi cokelat MADCHO dari Rumah Coklat Bodag diharapkan dapat mengajak hidup lebih sehat. Cita rasa cokelat MADCHO yang khas ditambah pemandangan yang alami memberikan kesan tersendiri di benak konsumen (Jalil,2021). Hal ini dapat meningkatkan kunjungan ke Rumah Coklat Bodag. Konsumen yang sudah berminat mengunjungi Rumah Coklat Bodag akan mereferensikan kepada orang lain sehingga di kemudian hari memiliki minat untuk mengunjungi Rumah Coklat Bodag.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 260, "width": 73, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSIONS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 288, "width": 441, "height": 180, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sadar Wisata berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Berkunjung masyarakat Madiun di Rumah Coklat Bodag. Sehingga hipotesis penelitian pertama ini diterima. Aksesibilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Berkunjung masyarakat Madiun di Rumah Coklat Bodag. Sehingga hipotesis penelitian kedua ini diterima. Fasilitas berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Minat Berkunjung masyarakat Madiun di Rumah Coklat Bodag. Sehingga hipotesis penelitian ketiga ini ditolak. Ekuitas Merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Berkunjung masyarakat Madiun di Rumah Coklat Bodag. Sehingga hipotesis penelitian keempat ini diterima. Sadar Wisata, Aksesibilitas, Fasilitas, dan Ekuitas Merek berpengaruh secara bersama- sama terhadap Minat Berkunjung masyarakat Madiun di Rumah Coklat Bodag.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 482, "width": 441, "height": 56, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bagi Rumah Coklat Bodag, Fasilitas tidak berpengaruh terhadap Minat Berkunjung di Rumah Coklat Bodag. Sehingga perlu untuk mempertahankan dan mengaungkan keaslian dari kondisi serta suasana sejuk dari rumah makan yang berlokasi di Desa Bodag ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 552, "width": 441, "height": 97, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bagi Peneliti selanjutnya diharapkan data penelitian tidak hanya melalui kuesioner saja tetapi juga diperoleh secara langgsung berupa wawancara dan survei kepada responden supaya peneliti memperoleh data yang lebih nyata dan lebih menggambarkan kondisi sebenarnya serta menambahkan variabel baru dan lebih banyak responden untuk menghasilkan gambaran penelitian yang lebih luas lagi mengenai masalah yang diteliti.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 685, "width": 59, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 707, "width": 441, "height": 44, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ab, M., Zulfanetti, Z., & Edy, J. K. (2020). Pengaruh sadar wisata, kemenarikan fasilitas dan jarak terhadap minat berkunjung kembali pada objek wisata Merangin Garden di Kabupaten Merangin.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 737, "width": 413, "height": 29, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-Jurnal Ekonomi Sumberdaya Dan Lingkungan , 9 (3). https://doi.org/10.22437/jels.v9i3.11957.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 107, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tirtayasa EKONOMIKA", "type": "Page header" }, { "left": 390, "top": 35, "width": 136, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 18, No.2, Oktober 2023", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "98", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 441, "height": 44, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdulhaji, S., & Yusuf, I. S. Hi. (2016). Pengaruh Atraksi, Aksesibilitas, Dan Fasilitas Terhadap Citra Objek Wisata Danau Tolire Besar Di Kota Ternate. Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016 , 148 (Sarana Prasarana Wisata Ternate).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 139, "width": 440, "height": 44, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abruruman, A., Kumail, T., Sadiq, F., & Abbas, S. M. (2020). Influence of Brand Equity on Intentions to Visit Tourist Destinations: The Case of United Arab Emirates Outbound Travellers. In International Journal of Innovation, Creativity and Change. www.ijicc.net (Vol. 14, Issue 9).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 192, "width": 441, "height": 43, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adimayu, Y., & Ernawati, S. (2020). Pengaruh Daya Tarik Dan Fasilitas Terhadap Minat Berkunjung Pada Pantai Lawata Kota Bima The Influence Of Attraction a nd Facilities On Visiting Interest Of Lawata Beach, Bima City. Jurnal Mala’bi STIE Yapman , 3 (1).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 244, "width": 441, "height": 44, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anwani, A. (2021). Analisis Obyek Daya Tarik Wisata Dan Aksesbilitas Terhadap Minat Berkunjung Wisatawan Di Pantai Baru Yogyakarta. Khasanah Ilmu - Jurnal Pariwisata Dan Budaya , 12 (1). https://doi.org/10.31294/khi.v12i1.10182.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 297, "width": 441, "height": 43, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Awaluddin, A., & Haryanti, I. (2021). Pengaruh Fasilitas Dan Lokasi Terhadap Minat Berkunjung Pada Water Boom Arema Raya Kota Bima. Manajemen Dewantara . 5 (2). https://doi.org/10.26460/md.v5i2.10286", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 349, "width": 441, "height": 44, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bella, C. (2018, November 2). 9 Reasons Why Women Love Traveling “Women - Only”: Adventure Women Research. Https://Www.Adventurewomen.Com/Blog/Article/Why-Women-Love- Traveling-Women-Only-2018-Survey-Results/ .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 402, "width": 427, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cohen, H. (2011, March). 72 Marketing Definitions. Https://Heidicohen.Com/Marketing-Definition/ .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 425, "width": 441, "height": 44, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Devile, E., & Kastenholz, E. (2018). Accessible tourism experiences: the voice of people with visual disabilities. Journal of Policy Research in Tourism, Leisure and Events , 10 (3). https://doi.org/10.1080/19407963.2018.1470183.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 477, "width": 441, "height": 44, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Farida, U. (2013). Pengaruh Aksesibilitas Terhadap Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Pedesaan Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal. Jurnal Wilayah Dan Lingkungan , 1 (1). https://doi.org/10.14710/jwl.1.1.49-66.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 530, "width": 441, "height": 44, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitriani, M., Syaparuddin, S., & Kusuma Edy, J. (2021). Analisis faktor – faktor yanng mempengaruhi minat kunjungan ulang wisatawan ke Kebun Binatang Taman Rimba Provinsi Jambi. E-Jurnal Perspektif Ekonomi", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 560, "width": 413, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dan Pembangunan Daerah , 10 (1). https://doi.org/10.22437/pdpd.v10i1.12496.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 597, "width": 440, "height": 44, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitriani, R., & Wilardjo, S. B. (2017). Sadar Wisata, Kemenarikan Fasilitas, Jarak, Pengaruhnya Terhadap Minat Berkunjung Kembali Pada Objek Wisata Masjid Agung Jawa Tengah di Kota Semarang. Jurnal Wawasan Manajemen , 5 (3).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 650, "width": 441, "height": 44, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gultom, H. C., Sakti, R. D. K., & Prabowo, H. (2021). Pengaruh Harga, Fasilitas, dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Berkunjung Kembali Pada Hotel Chanti Semarang 2020. Bisnis Dan Manajemen , 07 (02).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 703, "width": 441, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hariyanto, O. I. B. (2017). Membangun Karakter Sadar Wisata Masyarakat di Destinasi Melalui Kearifan Lokal Sunda. Jurnal Pariwisata , IV (1).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 107, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tirtayasa EKONOMIKA", "type": "Page header" }, { "left": 390, "top": 35, "width": 136, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 18, No.2, Oktober 2023", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "99", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 441, "height": 44, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Iranita, I., & Alamsyah, P. (2019). Pengaruh Citra Destinasi, Aksessibilitas Wisata Terhadap Minat Kunjung Ulang Wisatawan Ke Wisata Bahari Desa Benan. Bahtera Inovasi , 2 (2). https://doi.org/10.31629/bi.v2i2.1624.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 139, "width": 441, "height": 44, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ishaka, Y. A. (2020). Pengaruh Daya Tarik Dan Fasilitas Terhadap Minat Berkunjung Pada Pantai Lawata Kota Bima. Mala’bi: Jurnal Manajemen Ekonomi STIE Yapman Majene , 3 (1). https://doi.org/10.47824/jme.v3i1.63.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 192, "width": 441, "height": 43, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Isman, I., Patalo, R. G., & Pratama, D. E. (2020). Pengaruh Sosial Media Marketing, Ekuitas Merek, Dan Citra Destinasi Terhadap Minat Berkunjung Ke Tempat Wisata. Jurnal Studi Manajemen Dan Bisnis , 7 (1). https://doi.org/10.21107/jsmb.v7i1.7447.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 244, "width": 441, "height": 44, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Iswidyamarsha, C., & Dewantara, Y. F. (2020). Pengaruh Fasilitas Wisata Dan Promosi Terhadap Minat Berkunjung Di Dunia Air Tawar Dan Dunia Serangga Tmii. Sadar Wisata: Jurnal Pariwisata , 3 (2). https://doi.org/10.32528/sw.v3i2.3849.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 297, "width": 441, "height": 43, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jalil, A. (2021, February). Rumah Coklat Bodag, Tawarkan Sensasi Menikmati Cokelat Hangat di Lereng Gunung Wilis. Https://Www.Solopos.Com/Rumah-Coklat-Bodag-Tawarkan-Sensasi- Menikmati-Cokelat-Hangat-Di-Lereng-Gunung-Wilis-1109621 .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 349, "width": 441, "height": 29, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kotler, P. (2008). Marketing Management, Thirteenth Edition (A. Maulana & W. Hardani, Eds.; 13th ed.). Erlangga.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 387, "width": 440, "height": 29, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lingga, R. A., & Edi, W. (2020). Pengaruh Sadar Wisata dan Brand Wonderful Indonesia terhadap Minat Kunjungan pada Istana Maimun Medan. Jurnal Studi Manajemen , 2 (2).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 425, "width": 441, "height": 44, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Miarsih, G. S., & Wani, A. (2018). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Berkunjung Wisatawan Ke Obyek Wisata Religi Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta. Journal of Tourism and Economic , 1 (2). https://doi.org/10.36594/jtec.v1i2.28.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 477, "width": 441, "height": 59, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurbaeti, N., Rahmanita, M., Ratnaningtyas, H., & Amrullah, A. (2021). Pengaruh Daya Tarik Wisata, Aksesbilitas, Harga Dan Fasilitas Terhadap Minat Berkunjung Wisatawan Di Objek Wisata Danau Cipondoh, Kota Tangerang. Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora , 10 (2). https://doi.org/10.23887/jish-undiksha.v10i2.33456.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 545, "width": 441, "height": 44, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prodjo, W. A. (2016, November). Apa yang Dicari Anak Muda Saat Wisata Kuliner? https://travel.kompas.com/read/2016/11/16/140500927/apa.yang.dicari.anak.muda.sa at.wisata.kuliner.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 597, "width": 441, "height": 44, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siagian, M. (2022). Pengaruh Harga Dan Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Miniso Di Suzuya Tanjung Morawa. http://repository.uhn.ac.id/handle/123456789/6535 , 36.91.151.182 .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 650, "width": 441, "height": 44, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sinaga, O. S., Candra, V., & Putri, D. E. (2020). Peran Fasilitas Dan Harga Untuk Mendorong Minat Berkunjung Dalam Situasi Covid 19 (Studi Pada Taman Hewan Kota). Ekonomi, Akuntansi , September .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 703, "width": 441, "height": 29, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugara, I. R. (2021). Pengaruh Harga, Fasilitas Dan Aksesibilitas Taman Nasional Komodo Terhadap Minat Berkunjung . Universitas Sanata Dharma.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 740, "width": 332, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugito. (2018). Rumah Coklat Bodag . Https://www.rumahcoklatbodag.com/.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 107, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tirtayasa EKONOMIKA", "type": "Page header" }, { "left": 390, "top": 35, "width": 136, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 18, No.2, Oktober 2023", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "100", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 441, "height": 29, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sulistyorini, I. (2021, August 2). Ternyata Ini Alasan Anak Milenial Suka Nongkrong di Cafe. https://lifestyle.kontan.co.id/news/ternyata-ini-alasan-anak-milenial-suka-nongkrong-di-cafe .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 124, "width": 441, "height": 44, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tantriana, D., & Widiartanto, W. (2019). Pengaruh Aksesibilitas, Experiential Marketing Dan Electronic Word Of Mouth (Ewom) Terhadap Keputusan Berkunjung Kembali. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis .", "type": "List item" } ]
e19e4a43-3353-fb61-7d12-c821e38371d7
https://talenta.usu.ac.id/ijoep/article/download/11167/5759
[ { "left": 76, "top": 47, "width": 246, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "International Journal of Ecophysiology Vol. 04, No. 01, 2022 | 40-44", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 739, "width": 399, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "*Corresponding author at: Departement of Biology, Faculty Mathematics and Natural Science, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 760, "width": 117, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-mail address: [email protected]", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 257, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2022 Published by Talenta Publisher, e-ISSN: 2656-0674 DOI : 10.32734/ijoep.v4i1.11167 Journal Homepage: http://ijoep.usu.ac.id", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 160, "width": 168, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Antimicrobe of", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 160, "width": 429, "height": 69, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kaempferia galanga L. Rhizome against Microsporum canis and Staphylococcus epidermidis – In-vitro Study", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 243, "width": 383, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dewi Purnama 1 , Kiki Nurtjahja* 2 , Meida Nugrahalia 3 , Ida Fauziah 1", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 426, "height": 83, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Biology Study Program, Faculty of Science and Technology, Medan Area University, Jalan Kolam no.1, Medan 20223, Indonesia 2 Biology Study Program, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Sumatera Utara, Jalan Bioteknologi no. 1 Medan, North Sumatera 20115, Indonesia 3 Biology Study Program, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Negeri Medan, Jalan Willem Iskandar, Pasar V Medan Estate, Percut Sei Tuan, Deli Serdang, Medan, North Sumatera 20115, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 357, "width": 374, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract. This study aims to determine the ability of ethanolic extract of Kaempferia galanga L. rhizome in inhibiting the growth of Microsporum canis and Staphylococcus epidermidis. Rhizome concentrations used were 40, 50, 60, and 70%. Each treatment was replicate 4 times. Results showed that extract of K. galanga rhizome up to 70% have not significantly differences against M. canis and S. epidermidis. Rhizome extract of 70% inhibit the growth of M. canis with the highest inhibition 5.88 mm (in compared to ketoconazole 10.35 mm). Whereas the extract of 70% inhibit S. epidermidis with the highest inhibition 3.16 mm (in compared to chloramphenicol 25.49 mm).", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 460, "width": 369, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : Kaempferia galanga, rhizome, Microsporum canis, Staphylococcus epidermidis", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 481, "width": 376, "height": 105, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan ekstrak etanol rimpang Kaempferia galanga L. dalam menghambat pertumbuhan Microsporum canis dan Staphylococcus epidermidis. Konsentrasi rimpang yang digunakan adalah 40, 50, 60, dan 70%. Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak rimpang K. galanga hingga 70% tidak berbeda nyata terhadap M. canis dan S. epidermidis. Ekstrak rimpang 70% menghambat pertumbuhan M. canis dengan daya hambat tertinggi 5,88 mm (dibandingkan ketoconazole 10,35 mm). Sedangkan ekstrak 70% menghambat S. epidermidis dengan daya hambat tertinggi 3,16 mm (dibandingkan kloramfenikol 25,49 mm).", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 595, "width": 378, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci : Kaempferia galanga, rimpang, Microsporum canis, Staphylococcus epidermidis", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 628, "width": 365, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Received [18 December 2021] | Revised [20 January 2022] | Accepted [15 February 2022]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 248, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "International Journal of Ecophysiology Vol. 04, No. 01, 2022 | 40-44", "type": "Page header" }, { "left": 542, "top": 35, "width": 14, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "41", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 60, "width": 77, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 432, "height": 167, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kaempferia galanga L. is one of herb plants (Family Zingiberaceae), native to India and common grow in China, Myanmar, Indonesia, Malaysia, and Thailand [1]. The herb commonly used as mixed for food flavoring, spice since its highly aromas, cosmetics or as a traditional medicine [2, 3]. Rao and Kaladhar [4] reported that rhizome of K. galanga contain antioxidant and antimicrobial activity. The in vitro antimicrobial activity of the essential oil of K. galanga rhizome against Gram-positive and Gram-negative bacteria was reported by Tewtrakul et al. [5]. Whereas Belgis et al. [6] observed that essential oils of K. galanga rhizome contain ethyl p- methoxy cinnamate (23.65%) and ethyl cinnamate (5.98%) that potential as an antibacterial against Staphylococcus pyogenes and Staphylococcus aureus that can cause sore throat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 255, "width": 428, "height": 91, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Previous study by Parvez et al. [7] stated that crude extract of the rhizome K. galanga with petroleum, ether, acetone, and methanol have antimicrobial activities against Gram-positive bacteria ( Bacillus sp., Pseudomonas sp.) and Gram-negative pathogenic bacteria ( Escherichia coli , Salmonella sp., Shigella sonnei ) [3]. The in vitro antifungal activity of essential oil of K. galanga rhizome against dermatophyte, filamentous fungi and yeast was studied by Jantan et.al.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 350, "width": 431, "height": 72, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[8], they found that the essential oil showed selective antifungal activity against dermatophytes Aspergillus fumigatus but ineffective against yeasts. Microsporum canis is the most common dermatophyte in domestic and wild animals [9, 10]. The pathogen is easily transmitted to human, causing lesion on skin (tinea corporis) and to the head (tinea capitis).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 426, "width": 429, "height": 91, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vuong and Otto [11] reported that Staphylococcus epidermidis is one of opportunistic bacteria on human that cause nosocomial infection and difficult to eradicate. Otto [12] also stated that S. epidermidis is more virulent than Staphylococcus aureus. Therefore, the objective of this current study is to determine the ability ethanolic extract of Kaempferia galanga rhizome in inhibiting the growth of Microsporum canis and Staphylococcus epidermidis .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 540, "width": 129, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Materials and Methods", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 558, "width": 144, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bacterial and fungal isolation", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 577, "width": 428, "height": 34, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Microbes used in this experiment was culture collection of Microbiology Pharmacy Laboratory, Universitas Sumatera Utara.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 621, "width": 107, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Preparation of extract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 640, "width": 430, "height": 148, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A total of 3000 g fresh harvested K. galanga was purchased from local farmer at Tinokkah Village Sipispis Regency, Serdang Bedagai, North Sumatera. The process of extraction was conducted according to the procedures of Sasidharan et al. [13] with some modifications. The dried rhizome was ground into powder using blender. The powder in flask 1000 ml then were submerged in 95% (v/v) ethanol. The suspension was stirred at 28℃ at 100 rpm for 12 h and filtered. The residue obtained was re-extracted in 40 ml 95% of ethanol, stirred for 12 h and filtered. The filtrate obtained then was concentrated using a rotary evaporator and lyophilized in a freeze dryer.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 248, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "International Journal of Ecophysiology Vol. 04, No. 01, 2022 | 40-44", "type": "Page header" }, { "left": 542, "top": 35, "width": 14, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "42", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 61, "width": 430, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The filtrate was dissolved in DMSO to make concentration 40, 50, 60 and 70%. Antifungal (ketoconazole) and antibacteria (chloramphenicol) used as positive control (K+) and sterilized distilled water were used as negative control (K-). Each treatment was repeated three times.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 124, "width": 100, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Antimicrobe activity", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 429, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The antimicrobe activity was conducted based on zone method. The medium used was potato dextrose agar (PDA) and nutrient agar (NA).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 200, "width": 89, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Statistical analysis", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 219, "width": 430, "height": 72, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "We analyzed the observed data using analysis of variance (ANOVA) for statistically significant differences, followed by Duncan’s multiple range test at the 5% probability level. We used the Statistical Analysis System (SAS) software (version 9.1 3) statistical package (SAS Institute Inc. North Carolina).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 318, "width": 132, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Results and Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 342, "width": 430, "height": 129, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ethanolic extract of K. galanga rhizome was potential inhibit the growth of M. canis and S. epidermidis . The growth inhibition was indicated as the presence of clear zone surrounding paper disc. In general, the extract on each concentration more inhibits S. epidermidis than M. canis (Figure 1). However, Rao and Kaladhar et al. [4] observed that rhizome extract of K. galanga as good activity against Aspergillus niger and Candida albicans ) 11 to 22 mm) when compared to gram positive bacteria (9.5 to 13 mm). Selective toxicity of the extract against M. canis might occurred as reported by Jantan et al. [8].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 630, "width": 428, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 1. Inhibition zone ethanolic extract of K. galanga rhizome on Microsporum canis on PDA medium after 4 days at 28˚C (left), (b) Inhibition zone on NA medium on Staphylococcus epidermidis after 24 h at 28˚C (right)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 680, "width": 432, "height": 91, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1 showed extract concentration of K. galanga from 40 to 70% inhibits the growth of M. canis and S. epidermidis . However, the inhibition not significantly different to concentration up to 70%. Control treatments, positive control (K+) i.e., ketoconazole (for M. canis ) and chloramphenicol (for S. epidermidis ) showed antimicrobial activity, both antimicrobes inhibit M. canis and S. epidermidis and showed significantly different to all extract treatments.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 248, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "International Journal of Ecophysiology Vol. 04, No. 01, 2022 | 40-44", "type": "Page header" }, { "left": 542, "top": 35, "width": 14, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "43", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 61, "width": 428, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table.1 Inhibition zone (mm) ethanolic extract of K. galanga rhizome on Microsporum canis and Staphylococcus epidermidis Extract concentration (%) Inhibition zone (mm) Microsporum cannis Staphylococcus epidermidis K- 0.00 a 0.00 a K+ 25.49 b 10.35 c 40 2.01 a 3.94 b 50 2.90 a 3.96 b 60 3.04 a 5.45 b 70 3.16 a 5.88 b", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 196, "width": 428, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Note: Numbers followed by same letters at the same column not significantly different (P<0.05) K- = no extract; K+ = ketoconazole for M. canis and chloramphenicol for S. epidermidis", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 244, "width": 82, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Conclusions", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 268, "width": 429, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The ethanolic extract of Kaempferia galanga rhizome has shown antimicrobial activity against Microsporum canis and Staphylococcus epidermidis and hence the use of the rhizome extract is potential as an alternative antimicrobe.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 337, "width": 50, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Reference", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 428, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] Wang S.Y, Zhao H, Xu H.T, Han X.D, Wu Y.S, Xu F.F, Yang X.B, Goranss U, Liu B,", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 383, "width": 410, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“ Kaempferia galanga L.: Progresses in phytochemistry, pharmacology, toxicology and ethnomedicinal uses”. Frontiers in Pharmacology . vol. 12, Article 675360. 19 October 2021.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 440, "width": 434, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] Limyati D.A, Juniar B.L.L , “Jamu gendong, a kind of traditional medicine in Indonesia: the microbial contamination of its raw materials and end products”, Journal of Ethnopharmacology , vol.63, no.3, pp. 201-208. 1998.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 497, "width": 429, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3] Kumar A, “Phytochemistry, pharmacological activities and uses of traditional medicinal plants Kaempferia galanga L. An overview” , Journal Ethnopharmacology , vol. 253, 112667. 2020.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 554, "width": 428, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4] Rao N, Kaladhar DSVGK., “Antioxidant and antimicrobial activities of rhizome extracts of Kaempferia galangal” , World Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences , vol 3, no.5, pp. 1180-1189. 2014.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 610, "width": 429, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[5] Tewtrakul S.S, Yuenyongsawad S, Kummee L, Atsawajaruwan, “Chemical components and biological activities of volatile oil of Kaempferia galanga Linn. Songklanakarin”, Journal Science Technology , vol. 27, no.2, pp. 503-507. 2005.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 667, "width": 429, "height": 72, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[6] Belgis M, Nafi A, Giyarto, Wulandari A.D, “Antibacterial activity of Kaempferia galanga L. hard candy against Streptococcus pyogenes and Staphylococcus aureus bacteria growth”, International Journal of Food, Agriculture, and Natural Resources, vol. 2, no.1, pp. 1-8. 2021.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 743, "width": 429, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[7] Parves M.A.K, Md. Mahboob H.K, Md. Zahurul I, Shek M.H, “Antimicrobial activities of the petroleum ether, methanol, and acetone extract of Kaempferia galanga L. rhizome”, Journal of Life and Earth Science , vol.1, pp. 25-29. 2005.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 248, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "International Journal of Ecophysiology Vol. 04, No. 01, 2022 | 40-44", "type": "Page header" }, { "left": 542, "top": 35, "width": 14, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "44", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 61, "width": 430, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[8] Jantan M.S.I.B, Yassin M, Chin C.B, Chen L.L, Sim N.L, “Antifungal activity of the essential oils of nine Zingiberaceae species”, Pharmaceutical Biology , vol.41, no.5, pp. 392-397. 2003.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 118, "width": 426, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[9] Chermette R, Ferreiro L, GuillotJ, Dermatophytoses in animals. Mycopathologia 166: 385- 405. 2008.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 156, "width": 428, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[10] Pasquetti M, A.R Molinar M, S Scacchetti A. Dogliero, A. Peano, “Infection by Microsporum canis in paediatric patients: a veterinary perspective”, Veterinary Sciences vol.4, no.46, pp. 1-6. 2017.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 213, "width": 428, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[11] Vuong C, Otto M, Staphylococcus epidermidis infections. Microbes and Infection ,vol.4, pp. 481-489. 2002.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 251, "width": 428, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[12] Otto M, Staphylococcus epidermidis - the “accidental” pathogen. Nat. Rev. Microbiology 7(8): 555-567. 2009.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 289, "width": 428, "height": 72, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[13] Sasidharan S, Chen Y, Saravanan D, Sundram K.M, Yoga Latha L., “Extraction, isolation, and characterization of bioactive compound from plant’s extract”, African Journal of Traditional, Complementary and Alternative Medicines , vol.8, no.1, pp. 1-10. 2011.", "type": "List item" } ]
18762e86-6bcb-8c9b-8e75-0529d775b209
https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/algizzai/article/download/21779/11821
[ { "left": 86, "top": 36, "width": 195, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Gizzai: Public Health Nutrition Journal", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 46, "width": 101, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1, No. 2, Juli 2021 Page: 59-70", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 104, "width": 417, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Hyperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Di RSUD Syekh Yusuf Tahun 2019", "type": "Section header" }, { "left": 134, "top": 165, "width": 341, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Irviani Anwar Ibrahim 1 , Sukfitrianty Syahrir 2 , Titi Anggriati 3 *)", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 207, "width": 443, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2,3 Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Makassar", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 244, "width": 67, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 262, "width": 442, "height": 163, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hyperemesis Gravidarum is defined as excessive nausea and vomiting in pregnant women with a frequency of> 10 times a day, causing disruption of daily acrivities and can even endanger the life of pregnant women and if not treated can even cause death. This study aims to determine the factors associated the hyperemesis gravidarum to pregnant women of Syekh Yusuf Hospital in 2019. This research is a quantative study with a cross sectional study approach. The population in this study were all pregnant women in the first and second trimesters who visited the KIA Poli in RSUD Syekh Yusuf for the period January-February 2020. The total sample was 99 people with the sampling technique using random sampling. The research instrument was a questionnaire and a Food Frequency Questionnaire (FFQ). Data analysis with chi-square test. The result showed that there was a relationship between the knowledge of pregnant women and hyperemesis gravidarum at Syekh Yusuf Hospital in 2019 with X2 65.663 and a p-value of 0.000, there was a relationship between the attitudes of pregnant women and hyperemesis gravidarum at Syekh Yusuf Hospital in 2019 with X2 67,210 and p-value 0.000, there is a relationship between the support of husbands of pregnant women with hyperemesis gravidarum at Syekh Yusuf Hospital in 2019 with X2 62,561 and p-value 0.000, there is a relationship between parity of pregnant women and hyperemesis gravidarum at Syekh Yusuf Hospital in 2019 with X2 14,588 and p-value 0.000 and there is a relationship between the diet of pregnant women and hyperemesis gravidarum at Syekh Yusuf Hospital in 2019 with X2 87,332 and a p-value of 0.000.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 436, "width": 269, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keyword : hyperemesis gravidarum; husband’s support; parity; diet", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 465, "width": 53, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 483, "width": 443, "height": 174, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hyperemesis Gravidarum didefinisikan mual muntah yang berlebihan pada ibu hamil dengan frekuensi >10 kali sehari, sehingga menimbulkan gangguan aktifitas sehari-hari dan bahkan dapat membahayakan hidup ibu hamil dan jika tidak ditangani bahkan bisa menyebabkan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan hyperemesis gravidarum pada ibu hamil di RSUD Syekh Yusuf tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study . Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester I dan II yang berkunjung di Poli KIA di RSUD Syekh Yusuf periode Januari-Februari tahun 2020. Jumlah sampel sebanyak 99 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling . Instrumen penelitian adalah kuesioner dan Food Frequency Questionnaire (FFQ). Data dinalisis menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian didapatkan, bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di RSUD Syekh Yusuf tahun 2019 dengan X 2 65.663 dan p-value 0.000, terdapat hubungan antara sikap ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di RSUD Syekh Yusuf tahun 2019 dengan X 2 67.210 dan p-value 0.000, terdapat hubungan antara dukungan suami ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di RSUD Syekh Yusuf tahun 2019 dengan X 2 62.561 dan p-value 0.000, terdapat hubungan antara paritas ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di RSUD Syekh Yusuf tahun 2019 dengan X 2 14.588 dan p-value 0.000 dan terdapat hubungan antara pola makan ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di RSUD Syekh Yusuf tahun 2019 dengan X 2 87.332 dan p- value 0.000.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 677, "width": 303, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : hyperemesis gravidarum; dukungan suami; paritas pola makan", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 715, "width": 205, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Korespondensi: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 45, "width": 195, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Gizzai: Public Health Nutrition Journal Vol. 1, No. 2, Juli 2021", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "60", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 421, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menjadi seorang ibu merupakan kodrat seorang perempuan. Hamil, melahirkan, dan mempunyai anak juga hal yang sangat dinanti-nantikan oleh perempuan yang telah hidup berkeluarga. Menurut Manggarsari (2010) bahwa ibu yang sedang mengalami kehamilan dan ingin melahirkan secara normal, dituntut tidak hanya harus siap secara fisik, tetapi juga harus siap secara mental. Pada masa kehamilan ini terdapat berbagai komplikasi atau masalah-masalah yang terjadi, seperti halnya mual muntah yang sering dialami oleh ibu hamil yang merupakan salah satu gejala awal masa kehamilannya (Lina Silvia Santi, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 214, "width": 421, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hyperemesis Gravidarum terjadi diseluruh dunia dengan angka kejadian beragam, diseluruh kehamilan di swedia sebanyak 0,3%, di California sebanyak 0,5%, di Canada sebanyak 0,8%, di China 0,8%, di Norwegia sebesar 0,9%, di Pakistan 2,2% dan di Turki sebanyak 1,9%. Word Health Organizatition (WHO) menyatakan jumlah kejadian hyperemesis gravidarum mencapai 12,5% dari seluruh kejadian di dunia (Fifi Ria Ningsih Safari, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 290, "width": 421, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Word Health Organizatition (WHO) menyatakan bahwa perempuan mengandung selama mengandung atau melahirkan sebanyak 585.000 orang. Sedangkan kematian ibu hamil akibat kelahiran atau akibat masalah persalinan sebanyak 99%. Rasio kematian ibu sendiri, jika dibandingkan sekitar 450 kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi yang hidup berada di negara- negara yang berkembang. Di Indonesia sendiri ibu hamil yang mengalami Hyperemesis Gravidarum encapai 14,8% dan di Sulawesi Selatan mencapai 17,2% didapat dari kunjungan pemeriksa kehamilan ibu hamil (Depkes RI, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 392, "width": 421, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mual muntah merupakan hal yang normal dan sering ditemukan dalam kehamilan terutama pada trimester pertama tetapi akan berubah tidak normal apabila mual muntah ini terjadi terus menerus dan berlebihan dengan frekuensi >10 kali sehari, sehingga dapat mengganggu keseimbangan gizi, cairan elektrolit tubuh (Hanan Yamaludin, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 455, "width": 421, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mual dan muntah yang berlebihan dapat dipengaruhi oleh faktor hormonal, faktor psikologis, faktor paritas, faktor nutrisi dan faktor alergi. Dari beberapa faktor itulah yang dapat menyebabkan terjadinya hyperemesis gravidarum pada ibu hamil (Lina Oktavia, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 505, "width": 421, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini meskipun demikian gejala mual muntah yang berat berlangsung selama empat bulan. Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi memburuk. Keadaan ini disebut hyperemsis gravidarum . Keluhan gejala dan perubahan fisiologi menentukan berat ringanya penyakit. Hyperemesis gravidarum yang tidak ditanganin dengan baik bisa menyebabkan kematian pada ibu hamil (Eka Suryaningrat, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 581, "width": 421, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyebab mual muntah ini bermacam-macam diantaranya adalah perubahan hormon dalam tubuh, seperti peningkatan hormon estrogen, dan dikeluarkannya Human Chorionik Gondothropine dalam serum. Pola makan yang buruk sebelum maupun seminggu awal kehamilan, kurang tidur atau kurang istrahat dan stres dapat memperberat rasa mual muntah. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa mual adalah misalnya dengan mengkonsumsi makanan seimbang, cukup bergerak dan cukup beristrahat. Oleh karena itu calon ibu diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai mual agar ibu dapat menentukan sikap untuk mengatasi masalahnya pada awal kehamilan (Puji Nur Hasanah, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 708, "width": 421, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akibat meremehkan rasa mual dan muntah yang dirasakan wanita disaat kehamilan terbukti berkontribusi dalam meningkatkan ketegangan emosional, stress psikologi dan keterlambatan yang tidak semestinya dalam menemukan penanganan yang tepat, terutama menjadi patologis (Cintika, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 45, "width": 195, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Gizzai: Public Health Nutrition Journal", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 55, "width": 101, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1, No. 2, Juli 2021", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 94, "width": 429, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mual dan muntah sudah dijelaskan dalam islam, salah satu yang dialami oleh ibu hamil yang sedang mual muntah yaitu keadaan lemah, merujuk dari firman Allah SWT dalam QS. Lukman/31: 14", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 147, "width": 369, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ِل َو يِل ْرُكْشا ِنَأ ِنْيَماَع يِف ُهُلاَصِف َو ٍنْه َو ىَلَع ًانْه َو ُهُّمُأ ُهْتَلَمَح ِهْيَدِلا َوِب َناَسنِ ْلْا اَنْيَّص َو َو", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 147, "width": 50, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "َّيَلِِ ََْيَدِلا َو", "type": "Picture" }, { "left": 449, "top": 163, "width": 66, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ُري ِصَمْلا - ٤١ -", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 195, "width": 77, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terjemahnya:", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 209, "width": 393, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dan Kami Perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tua-nya. lbunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun.Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 278, "width": 421, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apabila seorang ibu hamil yang mengalami mual muntah maka keadaan akan lemah yang bertambah-tambah karena asupan makanan yang masuk kedalam tubuh ibu berkurang dan pola makan ibu hamilpun berkurang, karena makanan yang masuk akan dikeluarkan kembali dalam bentuk muntahan maka energi yang dihasilkan dari makanan tersebut oleh tubuh tidak ada sedikit aktifitas berkurang dan istrahatpun tidak enak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 352, "width": 421, "height": 62, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ibnu Abbas radhiallahu „anhuma menafsirkan ayat ini: “Kelemahan diatas kelemahan, penderitaan diatas penderitaan, kesusahan di atas kesusahan, tatkala anak dikandungannya membes ar kesusahan semakin bertambah.” Para ulama juga menjelaskan bahwa mengidam dan mual muntah adalah salah satu dari kesusahan dan kepayahan ibu mengandung.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 415, "width": 429, "height": 145, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syaikh Abdurrahman Nashir As- Sa‟diy rahimahullah berkata: “yaitu, Kesusahan diatas kesusahan, terus-menerus menemui kesusahan sejak kandungan berbentuk nutfah berupa mengidam/tidak berselera makan (mungkin maksud beliau juga muntah-muntah saat hamil, wallahu a‟lam, pent), sakit, kelemahan, beban dan perubahan keadaan. Kemudian merasakan sakitnya melahirka n.” Berdasarkan data yang diperoleh dari medical record di RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa tahun 2016 tercatat 109 ibu dengan kasus hyperemesis gravidarum , tahun 2017 tercatat 127 ibu dengan kasus hyperemesis gravidarum , tahun 2018 tercatat 175 ibu dengan kasus hyperemesis gravidarum dan bulan januari sampai November 2019 tercatat 172 ibu dengan kasus hyperemesis gravidarum.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 563, "width": 421, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hyperemesis gravidarum pada ibu hamil di RSUD Syekh Yusuf tahun 2019.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 642, "width": 133, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 663, "width": 423, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study untuk mengetahui faktor –faktor yang berhubungan dengan hyperemesis gravidarum pada ibu hamil di RSUD Syekh Yusuf Tahun 2019. Jadi sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik random sampling, sebanyak 99 sampel. Teknik analisa data dilakukan pengolahan dengan bantuan komputer dengan program pengolahan data sedangkan penyajian data dalam bentuk tabel distribusi. Data yang dikumpulkan kemudian diolah", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 45, "width": 195, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Gizzai: Public Health Nutrition Journal Vol. 1, No. 2, Juli 2021", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "62", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 402, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan uji chi-square. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2020.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 114, "width": 114, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 135, "width": 134, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik Responden", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 429, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 Distribusi Responden Pada POLI KIA di RSUD Syekh Yusuf Tahun 2019", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 193, "width": 364, "height": 373, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel Total N % Status Hyperemesis Gravidarum Normal Hyperemesis Gravidarum Jumlah 60 39 99 60,6 39,4 100 Umur <20tahun 8 8,1 20-36tahun 89 89,9 ≥36tahun 2 2,0 Jumlah 99 100 Trimester I 50 50,5 II 49 49,5 Jumlah 99 100 Status Bekerja Bekerja 36 36,4 Tidak Bekerja 63 63,6 Jumlah 99 100 Pendidikan Terakhir SD 4 4,0 SMP 10 10,1 SMA 59 59,6 Strata 26 26,3 Jumlah 99 100", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 572, "width": 125, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Data Primer, 2020", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 590, "width": 423, "height": 162, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan status hyperemesis gravidarum dari 99 responden terdapat 60 (60.6%) responden yang tidak mengalami hyperemesis gravidarum dan 39 (39.4%) responden yang mengalami hyperemesis gravidarum . Berdasarkan umur dari 99 responden terdapat 89 (89.9%) responden berumur 20-36 tahun, 8 (8.1%) responden berumur kurang dari 20 tahun dan 2 (2.0%) responden berumur lebih dari atau sama dengan 36 tahun. Berdasarkan trimester dari 99 responden terdapat 50 (50.5%) responden trimester I dan 49 (49.5%) responden trimester II. Berdasarkan status bekerja dari 99 responden terdapat 63 (63.6%) responden yang tidak bekerja dan 36 (36.4%) responden yang bekerja. Berdasarkan pendidikan terakhir dari 99 responden terdapat 59 (59.6%) responden yang menyelesaikan pendidikan SMA, 26 (26.3%) responden yang menyelesaikan pendidikan Strata, 10 (10.1%) responden yang menyelesaikan pendidikan SMP dan 4 (4.0%) responden yang menyelesaikan pendidikan SD.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 45, "width": 195, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Gizzai: Public Health Nutrition Journal", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 55, "width": 101, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1, No. 2, Juli 2021", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "63", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 107, "width": 95, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Univariat", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 135, "width": 396, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2 Analisis Univariat Responden Pada POLI KIA Di RSUD Syekh Yusuf Tahun 2019", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 163, "width": 370, "height": 336, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel Total N % Pengetahuan Baik 50 50,5 Kurang 49 49,5 Jumlah 99 100 Sikap Positif 53 53,5 Negatif 49 49,5 Jumlah 99 100 Dukungan Suami Mendukung 56 56,6 Kurang Mendukung 43 43,4 Jumlah 99 100 Paritas Primigravida 38 38,4 Multigravida 61 61,6 Jumlah 99 100 Pola Makan Baik 57 57,6 Buruk 42 42,4 Jumlah 99 100 Sumber: Data Primer, 2020", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 429, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pengetahuan dari 99 responden terdapat 50 (50.5%) responden berpengetahuan baik dan 49 (49.5%) responden yang berpengetahuan kurang. Berdasarkan sikap dari 99 responden terdapat 53 (53.5%) responden bersikap positif dan 46 (46.5%) responden bersikap negatif. Berdasarkan dukungan suami dari 99 responden terdapat 56 (56.6%) responden yang mendapatkan dukungan dari suami dan (43.4%) responden yang kurang mendapat dukungan dari suami. Berdasarkan paritas dari 99 responden terdapat 61 (61.6%) responden primigravida dan 38 (38.4%) responden multigravida. Berdasarkan pola makan dari 99 responden terdapat 57 (57.6%) responden pola makannya baik dan 42 (42.4%) responden pola makannya buruk.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 45, "width": 195, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Gizzai: Public Health Nutrition Journal", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 55, "width": 101, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1, No. 2, Juli 2021", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "64", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 88, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Bivariat", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 425, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 Analisis Bivariat Responden Pada POLI KIA Di RSUD Syekh Yusuf Tahun 2019", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 162, "width": 422, "height": 179, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel Status Hyperemesis Gravidarum Total X2 p-value Normal Hyperemesis Gravidarum N % N % N % Pengetahuan Baik Kurang Jumlah 50 10 60 100 24.4 60.4 0 39 39 0 79.6 39.4 50 49 99 100 100 100 65.663 0.000 Sikap Positif Negatif Jumlah 52 8 60 98.1 17.4 60.6 1 38 39 1.9 82.6 39.4 53 46 99 100 100 100 67.210 0.000", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 348, "width": 93, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dukungan Suami", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 363, "width": 422, "height": 162, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mendukung Kurang Mendukung Jumlah 53 7 60 94.6 16.3 60.6 3 36 39 5.4 83.7 39.4 56 43 99 100 100 100 62.561 0.000 Paritas Primigravida Multigravida Jumlah 14 46 60 36.8 75.4 60.6 24 15 39 63.2 24.6 39.4 38 61 99 100 100 100 14.588 0.000 Pola Makan Baik Buruk Jumlah 57 3 60 100 7.1 60.6 0 39 39 0 92.9 39.4 57 42 99 100 100 100 87.332 0.000", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 529, "width": 125, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Data Primer, 2020", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 549, "width": 429, "height": 191, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menunjukkan, bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di RSUD Syekh Yusuf tahun 2019 dengan hasil uji statistic chi square diperoleh X 2 65,663 dan p-Value 0.000<α (0.05). Ada hubungan antara sikap ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di RSUD Syekh Yusuf tahun 2019 dengan hasil uji statistic chi square diperoleh X 2 67.210 dan p-Value 0.000<α (0.05). Ada hubungan antara dukungan suami ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di RSUD Syekh Yusuf tahun 2019 dengan hasil uji statistic chi square diperoleh X 2 62.561 dan p-Value 0.000<α (0.05). Ada hubungan antara paritas ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di RSUD Syekh Yusuf tahun 2019 dengan hasil uji statistic chi square diperoleh X 2 14.588 dan p-Value 0.000<α (0.05). Ada hubungan antara pola makan ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di RSUD Syekh Yusuf tahun 2019 dengan hasil uji statistic chi square diperoleh X 2 87.332 dan p-Value 0.000<α (0.05).", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 45, "width": 195, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Gizzai: Public Health Nutrition Journal Vol. 1, No. 1, Januari 2021", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "65", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 89, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 131, "width": 79, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengetahuan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 153, "width": 428, "height": 60, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Notoadmodjo (2010) pengetahuan adalah hasil dari tahu yang menjadi telaah seseorang setelah melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Pengetahuan diperoleh melalui belajar maupun pengalaman. Pengetahuan ibu merupakan tingkat tahu dan pemahaman ibu tentang komplikasi kehamilan yaitu hyperemesis gravidarum pada ibu hamil.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 216, "width": 428, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mengetahui tingkat pengetahuan digunakan kuesioner dengan piilihan A, B dan C. Kuesioner tersebut terdiri dari pertanyaan sekitar hyeperemesis gravidarum guna menetukan tingkat pengetahuan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 258, "width": 429, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil uji chi-square pada kategori pengetahuan diperoleh nilai p (0.000) < 0,.05. Dengan demikian, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di RSUD Syekh Yusuf tahun 2019.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 309, "width": 428, "height": 60, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian di RSUD Syekh Yusuf terdapat dari 60 (60.6%) responden terdapat 50 (100%) responden berpengeahuan baik dan 10 (20.4) responden berpengetahuan kurang dengan status kehamilan normal. Dari 39 (39.4) responden terdapat 39 (79.6%) responden berpengetahuan kurang dan 0 (0%) responden berpengetahuan baik dengan status hyperemesis gravidarum.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 372, "width": 429, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dapat disimpulkan pengetahuan dapat mempengaruhi sikap dalam menghadapi komplikasi kesehatan pada saat kehamilan. Rendahnya pengetahuan seseorang makin rendah pula ibu hamil dalam menerima informasi. Terdapat beberapa responden yang berpengetahuan kurang namun status kehamilannya normal, menurut asumsi peneliti terjadi karena dipengaruhi oleh faktor lain seperti faktor psikologi sosial karena adanya dukungan dari suami.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 448, "width": 429, "height": 111, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wa Janaria, dkk (2017) menunjukkan hasil penelitian yang didapatkan responden dari 16 (80%) responden yang berpengetahuan baik dengan status kehamilan normal dan ditemuakan 16 (55%) responden yang berpengetahuan kurang dengan status kehamilan hyperemesis gravidarum , dengan p-value 0.014, sehingga pengetahuan ibu hamil memiliki hubungan yang bermakna dengan hyperemesis gravidarum . Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andri (2016) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan hyperemesis gravidarum pada ibu hamil di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 574, "width": 35, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sikap", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 592, "width": 428, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sikap merupakan pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa. Hal ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap kejadian. Sikap dihasilkan dari perilaku tetapi sikap tidak sama dengan perilaku. Sikap merupakan predisposisi emosional yang dipelajari untuk merespon secara konsisten terhadap suatu objek. Sikap ibu hamil dalam hal ini adalah cara ibu hamil menanggapi kejadian dalam hal ini adalah cara ibu hamil menanggapi kejadian hyperemesis gravidarum.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 668, "width": 429, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mengetahui sikap digunakan kuesiner dengan skala likers, responden hanya bisa ceklis pilihan 1, 2, 3, 4, atau 5 dari pertanyaan melalui kuesioner tentang sikap ibu hamil hyperemesis gravidarum sebanyak sepuluh pertanyaan .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 723, "width": 428, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil uji chi-square pada kategori sikap diperoleh nilai p (0.000) < 0.05. Dengan demikian, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti ada hubungan", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 45, "width": 195, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Gizzai: Public Health Nutrition Journal", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 55, "width": 101, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1, No. 2, Juli 2021", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "66", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 429, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "antara sikap ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di RSUD Syekh Yusuf tahun 2019.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 428, "height": 60, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian di RSUD Syekh Yusuf dari 60 (60.6%) responden terdapat 52 (98.1%) responden bersikap positif dan 8 (17.4) responden bersikap negatif dengan status kehamilan normal. Dari 39 (39.4) responden terdapat 38 (82.6%) responden bersikap negatif dan 1 (1.9%) responden bersikap positif dengan status hyperemesis gravidarum.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 176, "width": 429, "height": 111, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut asumsi peneliti sikap negatif biasanya ditunjukkan kepada ibu hamil dalam menghadapi hyperemesis gravidarum yang dilihat dari perasaan, takut, bingung, tidak siap dengan apa yang dialaminya dan tidak tahu apa yang akan terjadi. Seorang ibu hamil yang bersikap positif dalam menghadapi hyperemesis gravidarum karena menganggap sebagai hal yang wajar dan pasti terjadi pada semua wanita, tidak takut dan tahu apa yang akan terjadi ketika sudah melewati masa hyperemesis gravidarum tersebut. Sikap positif maupun negatif tergantung dari pemahaman ibu hamil tentang hyperemesis gravidarum , sehingga sikap tersebut selanjutnya akan mendorong ibu hamil melakukan perilaku tertentu pada saat dibutuhkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 290, "width": 429, "height": 99, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini, sejalan dengan penelitian Wa Janaria R (2017) yang mengatakan terdapat 22 (71%) responden dengan sikap positif memiliki status kehamilan normal dan 11 (61%) responden dengan sikap negatif memiliki status kehamilan hyperemesis gravidarum. Nilai p-value 0.02 hal ini menunjukkan terdapat hubungan yan signifikan antara sikap ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum . Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Wiwik (2015), yang menunjukkan bahwa ada hubungan sikap dengan hyperemesis gravidarum pada ibu hamil di Puskesmas Padalarang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 101, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dukungan Suami", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 422, "width": 421, "height": 99, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor yang juga merupakan predisposisi dalam terjadinya hyperemesis gravidarum adalah faktor psikososial. Selama kehamilan dukungan keluarga sangat dibutuhkan terutama kehadiran seorang suami. Tugas suami selain memberikan nafkah, mengingatkan waktu makan, suami juga memberikan kenyamanan dan membina hubungan baik dengan ibu hamil, sehingga ibu hamil (istri) mengkonsultasikan setiap masalah masalah yang dialaminya selama kehamilan karena dapat menyebabkan juga ibu yang pada awalnya dapat beradaptasi dengan kenaikkan hormon dan tidak mengalami mual muntah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 524, "width": 421, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil uji chi-square pada kategori dukungan suami diperoleh nilai p (0.000) ≤ 0.05. Dengan demikian, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti ada hubungan antara dukungan suami ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di RSUD Syekh Yusuf tahun 2019.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 575, "width": 421, "height": 98, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian di RSUD Syekh Yusuf dari 60 (60.6%) responden terdapat 53 (94.6%) responden didukung suami dan 7 (16.3%) responden kura ng didukung suami dengan status kehamilan normal. Dari 39 (39.4) responden terdapat 36 (83.7%) responden kurang didukung suami dan 3 (5.4%) responden didukung suami dengan status hyperemesis gravidarum. Dalam hal ini, ditunjukkan ibu yang mendapatkan suami yang kurang mendukung juga mengalami hyperemesis gravidarum , dimana jumlah ibu yang mendapatkan suami yang kurang mendukung lebih banyak dengan suami yang mendukung.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 676, "width": 421, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut asumsi peneliti dukungan suami yang diberikan oleh suami kepada istri, dapat berupa dukungan dalam memberikan ketenangan, membiayai kesehatan, mengantarkan istri memeriksa kehamilannya, memenuhi istrinya yang ngidam sehingga istri bisa melewati kehamilannya dengan tenang tanpa depresi. Suami juga harus membantu dan mendampingi istri dalam menghadapi keluhan kehamilannya agar istri tidak merasa sendirian karena kecemasan istri akan berlanjut menyebabkan", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 45, "width": 195, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Gizzai: Public Health Nutrition Journal", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 55, "width": 118, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1, No. 1, Januari 2021", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "67", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 421, "height": 86, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "nafsu makan berkurang, kelemahan fisik dan mual muntah. Karena, terbukti banyaknya suami yang kurang mendukung atas kehamilan ibu sehingga terjadilah kenaikkan kadar hormon progesteron dan estrogen tersebut karena ibu hamil tidak bisa beradaptasi. Peningkatan waktu pengosongan lambung akibatnya ibu tidak mampu mencerna asam atau mengalami nyeri ulu hati. Hal ini merupakan proses fisiologis yang menyebabkan ibu hamil hyperemesis gravidarum , sehingga dukungan suami berhubungan dengan kejadian hyperemesis gravidarum pada ibu hamil.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 180, "width": 421, "height": 98, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yunia Mariantari, dkk (2014) menunjukkan hasil yang didapatkan sebanyak 16 dari 18 orang (88.9%) ibu mendapatkan dukungan dari suami rendah yang mengalami hyperemesis gravidarum . Hasil uji statistic menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p=0.052, sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan hyperemesis gravidarum . Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Octaviadon (2011) menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan suami dengan hyperemesis gravidarum pada ibu hamil.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 421, "height": 61, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini didukung oleh teori dari Richardson (1993 dalam Bobak, Lowdermik dan Jensen, 2005), menyatakan bahwa suami berperan penting dalam melewati proses kehamilan. Istri yang diperhatikan dan dikasihani oleh suami selama kehamilan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi dan fisik serta lebih sedikit komplikasi dalam kehamilan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 357, "width": 43, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paritas", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 375, "width": 421, "height": 61, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paritas merupakan banyak kelahiran hidup yang dipunyai oleh ibu. Paritas atau frekuensi ibu melahirkan sangat mempengaruhi kesehatan ibu dan anak. Paritas dua sampai tiga merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian meteral. Paritas tinggi epunyai angka kematian maternal yang tinggi. Lebih tinggi paritas maka lebih tinggi kematian maternal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 439, "width": 421, "height": 60, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian di RSUD Syekh Yusuf dari 60 (60.6%) responden terdapat 46 (75.4%) responden multigravida dan 14 (36.8%) responden primigravida dengan status kehamilan normal. Dari 39 (39.4%) responden terdapat 24 (63.2%) responden primigravida dan 15 (24.4%) responden multigravida dengan status hyperemesis gravidarum.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 421, "height": 161, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil uji chi-square pada kategori paritas diperoleh nilai p (0.000) ≤ 0.05. Dengan demikian, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti ada hubungan antara paritas dengan hyperemesis gravidarum di RSUD Syekh Yusuf tahun 2019. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Lina Oktavia (2016) menunjukkan hasil penelitian yang didapatkan responden dengan paritas tinggi 30 orang (23,6%) dan paritas berisiko rendah 60 orang (42%) sehingga paritas ibu hamil memiliki hubungan yang signifikan dengan hyperemesis gravidarum dengan p- value 0.002. Penelitian ini juga didukung oleh Elsa dan Pertiwi (2012), menyatakan bahwa ada hubungan antara paritas dan hyperemesis gravidarum pada ibu hamil di Puskesmas Teras. Penelitian ini juga didukung oleh Kusmiyati (2009), menyatakan hyperemesis gravidarum terjadi sekitar 60%-80% pada primigravida dan 40-60% terjadi pada multigravida, dan penelitian ini menujukkan ada hubungan antara paritas dengan hyperemesis gravidarum pada ibuhamil.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 670, "width": 421, "height": 61, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berbeda dengan penelitian Novita Rudianti,dkk (2019) mengemukakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan hyperemesis gravidarum pada ibu hamil, dengan nilai p-value=0.356 . Dengan diperolehnya responden yang mengalami kehamilan hyperemesis gravidarum 58,8% yang primigravida (kehamilan pertama) dan 46,4% yang multigravida (kehamilan kedua dan selanjutnya).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 733, "width": 421, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada sebagian besar primigravida belum mampu beradaptasi dengan hormon estrogen dan chorionik gonadrotropin sehingga lebih sering terjadi", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 45, "width": 195, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Gizzai: Public Health Nutrition Journal", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 55, "width": 101, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1, No. 2, Juli 2021", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "68", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 421, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hyperemesis gravidarum dibandingkan multigravida (kehamilan kedua atau selanjutnya) yang sudah memiliki pengalaman dalam kehamilan sehingga mampu beradaptasi dengan hormon estrogen dan chorionik gonadrotropin. Hal ini juga dibuktikan oleh Claudia Wijaya (2017) dimana terdapat hubungan yang signifikan antara paritas dan hyperemesis gravidarum pada ibu hamil.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 151, "width": 421, "height": 111, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melihat hasil penelitian tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pada wanita yang belum pernah mengalami persalinan, banyak hambatan yang terjadi, pada masa kehamilan sulit dengan keadaan yang baru(hamil), sehingga hamil dapat menganggap suatu beban, padahal sebenarnya kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Sedangkan hasil yang dilakukan oleh peneliti mengungkapkan hyperemesis gravidarum lebih banyak dijumpai pada wanita yang pernah mengalami persalinan, hal ini cenderung terjadi pada ibu yang pernah mengalami kelahiran karena hormon yang dikeluarkan semakin tinggi dan riwayat kehamilan sebelumnya juga dapat mempengaruhi kehamilannya sekarang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 277, "width": 69, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pola Makan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 300, "width": 420, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pola makan merupakan informasi mengenai jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi seseorang atau sekelompok orang pada waktu tertentu, sehingga penilaian konsumsi pangan berdasarkan pada jumlah maupun jenis makanan yang dikonsumsi (Ari Istiany dan Ruslianti, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 355, "width": 421, "height": 99, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pola makan adalah untuk mengetahui jenis beragam pangan yang dikonsumsi sampel digunakan formulir food frequency Questionnaire (FFQ). FFQ merupakan kuesioner yang menggambarkan frekuensi responden dalam mengkonsumsi beberapa jenis makanan dan minuman. Kuesioner terdiri dari list jenis makanan dan minuman. Kuesioner makanan memuat tentang daftar bahan makanan atau makanan jadi dan frekuensi penggunaan makanan tersebut pada kategori periode tertentu. Metode ini digunakan untuk menggambarkan seberapa sering seseorang mengkonsumsi bahan makanan atau minuman tertentu (Supariasa, 2001).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 421, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian di RSUD Syekh Yusuf dari 60 (60.6%) responden terdapat 57 (100%) responden pola makannya baik dan 3 (7.1%) responden pola makannya buruk dengan status kehamilan normal. Dari 39 (39.4%) responden terdapat 39 (92.9%) responden pola makannya buruk dan 0 (0%) responden pola makannya baik dengan status hyperemesis gravidarum.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 523, "width": 421, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil uji chi-square pada kategori pengetahuan diperoleh nilai p (0.000) ≤ 0.05. Dengan demikian, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti ada hubungan antara paritas dengan hyperemesis gravidarum di RSUD Syekh Yusuf tahun 2019.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 574, "width": 421, "height": 86, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam hal ini, peneliti menyimpulkan banyaknya ibu hamil yang hyperemesis gravidarum akibat memiliki pola makan yang buruk. pola makan yang buruk sebelum maupun seminggu awal kehamilan bisa menyebabkan terjadinya hyperemesis gravidarum . Kurang tidur atau kurang istrahat dan stres dapat memperberat rasa mual muntah. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa mual adalah misalnya dengan mengkonsumsi makanan seimbang, cukup bergerak dan cukup beristrahat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 663, "width": 421, "height": 60, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hazel I, dkk (2016) menjelaskan ada hubungan antara pola makan ibu hamil dengan kejadian hyperemesis gravidarum pada ibu hamil dengan hasil p-value= 0,001. Dari 89% wanita mengalami hyperemesis gravidarum terdapat 39% wanita mengalami pola makan yang buruk dan 34% dari wanita dengan pola makan yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 726, "width": 421, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abanoub Gabra (2018), mengungkapkan dalam penelitiannya wanita hamil selama 12 bulan bahwa sebelum kehamilan bahwa mereka menemukan dengan", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 45, "width": 195, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Gizzai: Public Health Nutrition Journal", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 55, "width": 118, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1, No. 1, Januari 2021", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "69", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 421, "height": 61, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kebiasaan pola makan terten;tu berisiko terkena hyperemesis gravidarum pada populasi yang berbeda, misalnya orang Asia. Wanita Asia memiliki peningkatan risiko hyperemesis gravidarum karena tidak toleran laktosa dan memiliki pola konsumsi yang rendah atau kurang dalam produk susu sebelum kehamilan juga bisa menyebabkan hyperemesis gravidarum .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 164, "width": 69, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 178, "width": 425, "height": 121, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Syekh Yusuf maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1) Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di RSUD Syekh Yusuf tahun 2019. 2) Ada hubungan antara sikap ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di RSUD Syekh Yusuf tahun 2019. 3) Ada hubungan antara dukungan suami ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di RSUD Syekh Yusuf tahun 2019. 4) Ada hubungan antara paritas ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di RSUD Syekh Yusuf tahun 2019. 5) Ada hubungan antara pola makan ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di RSUD Syekh Yusuf tahun 2019.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 316, "width": 46, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 330, "width": 423, "height": 218, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pemaparan hasil, pembahasan, serta kesimpulan penelitian maka peneliti akan memberikan beberapa saran dengan harap dapat memberikan manfaat, yaitu : 1) Dari hasil penelitian membuktikan bahwa ada hubungan antara pengetahuan, sikap, dukungan suami, paritas, pola makan ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum , diharapkan kepada petugas kesehatan khususnya bidan agar memberikan penyuluhan tentang dukungan suami dengan hyperemesis gravidarum agar ibu hamil dapat terjaga dan merasa disayang, memberikan informasi mengenai komplikasi kesehatan pada saat kehamilan, sehingga dapat membantu ibu hamil dalam menanggapi dan mencegah terjadinya komplikasi kehamilan tersebut. 2) Hendaknya ibu hamil yang sedang mengalami hyperemesis gravidarum agar selalu mencari informasi tentang komplikasi kehamilan khususnya hyperemesis gravidarum serta dapat menyikapinya dengan baik segala komplikasi yang bisa terjadi pada kehamilan. 3) Diharapkan bagi pembaca untuk dapat memberikan kritik maupun saran bagi peneliti dan bisa melakukan penelitian lain yang mempengaruhi terjadi hyperemesis gravidarum pada ibu hamil.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 588, "width": 115, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 425, "height": 41, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abanoub Gabra. “Faktor Risiko Hiperemesis Gravidarum”. Jurnal vol.12.No.6:603.DOI. Ilmu Kesehatan. Departemen Kebinan dan Ginekologi Universitas Assuit Messir. 2018.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 653, "width": 425, "height": 83, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andriani. “ Hubungan Status Gizi dengan Siklus Menstruasi pada Remaja”. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Jurnal. 2016. Cintika Yorinda Sa btalesy. “ Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Suami Dalam Upaya Penanganan Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I”. Surakarta: Universias Sebelas Maret. Karya Tulis Ilmiah Halaan 1. 2012.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 738, "width": 88, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Depkes RI, 2013.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 45, "width": 195, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Gizzai: Public Health Nutrition Journal", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 55, "width": 101, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1, No. 2, Juli 2021", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "70", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 425, "height": 48, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eka Suryaningrat. Managemen Asuhan Kebidanan Antanetal dengan Kasus Hyperemesis Gravidarum Tingkat II di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Tahun 2016. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Karya Tulis Ilmiah Hal. 1. 2016.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 425, "height": 96, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fifi Ria Ningsih Safari. “ Hubungan Karakteristik dan Psikologis Ibu Hamil dengan Hyperemesis Gravidarum di RSUD H. ABD. Manan Simatupang Kisaran”. Sumatera Utara: Universitas Kebidanan Ibtisam Aulia. Jurnal Wahana Inovasi. Volume 6 No. 1 Halaman 203. 2017. Hanan Yamaludin. “ Hubungan antara Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Terhadap Kejadian Hyperemesis Ibu Hamil”. Purwekorto: Universitas Muhammadiyah Purwekorto. Skripsi. Halaman 3. 2017.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 235, "width": 425, "height": 51, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kementerian Agama RI, 2012 Lina Oktavia. “ Kejadian Hyperemesis Gravidarum Ditinjau dari Jarak Kehamilan dan Paritas”. Stikes Aisyah Pringsewu Lampung. Jurnal Ilmu Kesehatan Aisyah Vol. 1 Nomor 2 Halaman 41-42. 2016.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 286, "width": 425, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lina Silvia Santi. “ Hubungan antara Status Gizi Ibu Hamil dengan Hyperemesis Gravidarum”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 316, "width": 425, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal STIKES Darul Azhar Batulicin. 2017. Puji Nur Hasanah. “ Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I di Wilayah Kerja Puskesmas 1", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 354, "width": 398, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cilongok Kabupaten Banyumas”. Purwekorto: Universitas", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 370, "width": 425, "height": 136, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhammadiyah Purwekorto. Skripsi. Halaman 16. 2017. Supariasa.(2001). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. Wa Jana ria R. “ Hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang Hiperemesis gravidarum dengan kejadian Hiperemesis gravidarum di puskesmas Puuwatu kota kendari Tahun 2017”. Kendari: Politeknik Kesehatan Kendari. Jurnal. 2017. Wiwik Oktafiani. “ Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Hamil Dalam Mencegah Kejadian Hiperemesis Gravidarum Di Wilayah Kerja Puskesmas Padalarang”. Jawa Barat: Stikes Santo Borromeus. Jurnal. 2015.", "type": "Text" } ]
23a00e3a-38fc-d372-c81d-fe8d265a46db
http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpm/index.php/jmpm/article/download/280/178
[ { "left": 183, "top": 803, "width": 243, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available @ https:/jurnal-pharmaconmw.com/jmpm", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 70, "width": 514, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penguatan Nilai Pancasila melalui Kegiatan berbasis Komunitas Menuju Rintisan Desa Pancasila di Desa Bandarsedayu, Magelang", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 111, "width": 514, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Strengthening Pancasila Values through Community-based Activities Towards Pioneering Pancasila Villages in Bandarsedayu Village, Magelang", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 153, "width": 512, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syaiful Amin, Atno, Junaidi Fery Lusianto * , Siti Khusnul Khotimah, Nawanggi Dwinda Arsila, Sulton Widiantoro Departemen Sejarah, Universitas Negeri Semarang", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 212, "width": 132, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4 No. 2, Desember 2023", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 237, "width": 104, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI : 10.35311/jmpm.v4i2.280", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 275, "width": 133, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Informasi artikel: Submitted: 03 September 2023 Accepted: 15 November 2023", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 325, "width": 134, "height": 87, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Penulis Korespondensi : Junaidi Fery Lusianto Universitas Negeri Semarang E-mail: [email protected] .ac.id No. Hp : 081225002872", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 424, "width": 131, "height": 148, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cara Sitasi: Amin, S., Atno, Lusianto, J. F., Khotimah, S. K., Arsila, N. D., Widiantoro, S. (2023). Penguatan Nilai Pancasila melalui Kegiatan berbasis Komunitas Menuju Rintisan Desa Pancasila di Desa Bandarsedayu, Magelang. Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat, 4(2), 398-407. https://doi.org/10.35311/jmpm", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 573, "width": 37, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".v4i2.280", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 212, "width": 43, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 190, "top": 225, "width": 365, "height": 208, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Globalisasi dapat menjadi pisau bermata dua dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika dapat diaplikasi dengan baik tentu saja dapat mebawa perubahan yang positif. Sebagai antisipasi dari efek negatif globalisasi terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara purlu dilakukan antisipasi dengan menguatkan nilai-nilai idelogi. Pancasila sebagai ideologi berbangsa dan bernegara harus terus dilakukan penguatan dan revitalisasi, terutama dalam kehidupan bermasyarakat dan komunitas. Pengembangan desa pancasila dapat menjadi salah satu alternatif dalam penguatan nilai-nilai pancasila dalam masyarakat dan komunitas. Permasalahnnya bagaimana melakukan penguatan terhadap nilai-nilai pancasila salah satunya dalam kehidupan masyarakat dan komunitas. Metode kegiatan pengabdian ini adalah sosialisasi dan pembuatan produk berupa mading untuk anak SD. Mitra dalam kegiatan ini adalah ibu-ibu PKK, dan anak-anak SD di Desa Bandarsedayu, Kabupaten Magelang. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah mading tentang nilai-nilai Pancasila dan peningkatan pemahaman mitra mengenai penguatan nilai-nilai pancasila. Kegiatan pengabdian ini bekerja sama dengan tim KKN-Giat 4 UNNES. Kegiatan berlansgung dengan lancar dan baik, serta tingkat partisipasi mitra yang cukup tinggi. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini telah tercapai dan memberikan dampak positif kepada mitra.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 440, "width": 216, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Penguatan, Komunitas, Nilai, Pancasila", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 469, "width": 51, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 190, "top": 483, "width": 365, "height": 197, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Globalization can be a double-edged sword in national and state life. If it can be applied well, of course it can bring positive changes. In anticipation of the negative effects of globalization on national and state life, anticipatory action must be taken by strengthening ideological values. Pancasila as a national and state ideology must continue to be strengthened and revitalized, especially in social and community life. The development of Pancasila villages can be an alternative in strengthening Pancasila values in society and communities. The problem is how to strengthen Pancasila values, one of which is in society and community life. The method of this service activity is socialization and making products in the form of wall paper for elementary school children. Partners in this activity are PKK mothers and elementary school children in Bandarsedayu Village, Magelang Regency. The result of this service activity is a poster about Pancasila values and increasing partners' understanding regarding strengthening Pancasila values. This service activity is in collaboration with the KKN- Giat 4 UNNES team. The activities went smoothly and well, and the level of partner participation was quite high. The aim of this service activity has been achieved and has had a positive impact on partners.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 685, "width": 238, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Strengthening, Community, Values, Pancasila", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 729, "width": 516, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License .", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 29, "width": 106, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "399 | JMPM, 4(2), 2023", "type": "Page header" }, { "left": 491, "top": 29, "width": 62, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S. Amin et al.", "type": "Page header" }, { "left": 183, "top": 803, "width": 243, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available @ https:/jurnal-pharmaconmw.com/jmpm", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 58, "width": 84, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 73, "width": 240, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lambat namun pasti, Indonesia saat ini memasuki era globalisasi. Tomlinson mendeskripsikan globalisasi sebagai perkembangan yang cepat dan mendalam dalam jaringan hubungan", "type": "Table" }, { "left": 43, "top": 132, "width": 240, "height": 195, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan ketergantungan yang menjadi ciri kehidupan sosial di masa modern. Globalisasi kemudian melahirkan keterkaitan yang bersifat komplek dan multidimensional. Globalisasi kemudian mentransformasikan sikap mental dan cara pandang yang dapat menjadi faktor penyatu maupun pemecah (Tomlinson, 1999). Perkembangan teknologi yang juga dibawa bersama dengan globalisasi membawa efek hingga satuan terkecil dalam satuan kemasyarakatan yaitu komunitas, termasuk komunitas di desa.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 327, "width": 240, "height": 285, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pendapat Tomlinson dapat dikatakan bahwa globalisasi dapat menjadi pisau bermata dua, bergantung bagaimana setiap individu dapat memaknainya. Namun demikian, untuk mencegah hal-hal yang negatif sebagai dampak globalisasi, tentu perlu dilakukan pencegahan. Salah satunya melalui penguatan ideologi dalam kehidupan bermasyarakat. Pancasila sebagai idelogi bangsa Indonesia harus selalu menjadi kerangka acuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam memasuki era globalisasi. Hamdi, pakar psikologi politik Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa jika Pancasila menjadi acuan, maka implementasi nilai-nilai Pancasila akan lebih mudah terlihat dalam praktik bernegara, misalnya saat pengambilan kebijakan- kebijakan politik.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 612, "width": 240, "height": 165, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prof. Dr. Hamdi juga menjelaskan bahwa terlihat Pancasila bisa memberikan solusi di tengah adanya beragam ideologi seperti sosialis dan liberal serta di tengah usaha politik identitas oleh agama, etnik, dan kepentingan (Lemhannas, 2020). Oleh karena itu perlunya penguatan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat. Tanpa adanya penguatan nilai Pancasila di masyarakat dapat menuimbulkan krisis moral, krisis sosial seperti kriminalitas, dan krisis identitas", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 58, "width": 241, "height": 284, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bangsa (Widiyono, 2019). Dampak dari globalisasi dalam kehidupan masyarakat juga menyebabkan terjadinya krisis nasionalisme sepertinya meningkatnya sikap individualisme yang merupakan kebalikan dari sikap gotong- royang yang terkandung dalam nilai Pancasila (Yudhanegara, 2015). Sebagai contoh pengaruh globalisasi terhadap memudarnya nilai-nilai Pancasila di kehidupan mayarakat antara lain: terjadinya kejahatan yang mengatasnamakan agama (bertentangan dengan sila pertama), ketidakadilan hukum (bertentanga dengan sila kedua), terjadinya tawuran (bertentangan dengan sila ketiga), masih tingginya kejatahan korupsi (bertentangan dengan sila keempat), dan masih tingginya angka kemiskinan dan diskriminasi (bertentangan dengan sila kelima) (Regiani & Dewi, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 342, "width": 241, "height": 300, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desa sebagai satuan terendah dalam kelompok masyarakat juga tidak luput dari dampak globalisasi. Tentu penguatan ideologi Pancasila di desa juga sangat diperlukan. Masyarakat desa memiliki peran yang strategis dalam hal upaya penguatan dan revitalisasi pancasila ketika dikaitkan dengan nilai budaya dan kearifan lokal. Keterlibatan dan peran masyarakat desa dalam penguatan dan revitalisasi Pancasila menjadi alternatif ketika negara belum sepenuhnya hadir. Selain itu, penguatan dan revitalisasi pancasila berbasis masyarakat atau komunitas sosial dengan modal sosial yang ada dinilai lebih praktis dan implementatif (Manik et al., 2021). Selain itu, Yudhi Latif menyatakan bahwa jalan terbaik dalam memperkuat nilai-nilai ideologi negara adalah dengan memperdayakan komunitas kembali ke semangat Pancasila (Hasanah et al., 2021; Kunjana, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 642, "width": 241, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ide untuk mencetuskan Desa Pancasila merupakan salah satu upaya penguatan dan revitalisasi nilai-nilai pancasila dengan memperdayakan komunitas pedesaan bahkan hingga komunitas terkecil dalam masyarakat seperti", "type": "Text" }, { "left": 456, "top": 717, "width": 51, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keluarga.", "type": "Text" }, { "left": 527, "top": 717, "width": 29, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desa", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 732, "width": 240, "height": 45, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bandarsedayu Kabupaten Magelang telah memiliki pondasi dalam penguatan nilai-nilai Pancasila, terutama nilai kebangsaan dan", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 29, "width": 61, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S. Amin et al.", "type": "Page header" }, { "left": 445, "top": 29, "width": 108, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JMPM, 4(2), 2023 | 400", "type": "Page header" }, { "left": 186, "top": 803, "width": 243, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available @ https:/jurnal-pharmaconmw.com/jmpm", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 58, "width": 240, "height": 45, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keagamaan. Berdasarkan hasil obervasi mengenai kondisi dan kedaan Desa Bandarsedayu Kabupaten", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 88, "width": 240, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Magelang, ditemukan bahwa nilai-nilai kegamaan terutama Islam masih kental. Hal ini dibuktikan dengan banyak dilakukannya penagajian", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 147, "width": 240, "height": 195, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "warga dalam rangka memperingati hari-hari besar agama islam. Namun demikin, walaupun sebagian besar penduduk beragama Islam, terdapat juga penduduk yang beragama non-Islam. Walaupun begitu mereka masih hidup berdampingan dan rukun, serta saling menghormati kepercayaan satu sama lain. Gotong-royong dan tolong menolong yang merupakan bagian dari nilai kebangsaan juga masih terus dilestarikan. Komunitas pemuda seperti karangtaruna juga aktif dalam berkegiatan di masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 342, "width": 240, "height": 435, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desa Bandarsedayu yang berjarak sekitar 72.9 km dari ibukota provinsi, terdiri dari dari tujuh dusun ayitu Mranggen, Nglanggeng, Kemantenan, Krajan, Kebon Sari, Kebon Dalem, dan Bolomitro. Sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai patani dan peternak. Desa ini memiliki 1 sekolah dasar, 1 madrasay ibtidaiyah, 1 PAUD, dan 1 RA. Dari sisi kesehatan, desa ini emmiliki 4 posyandu. Selain komunitas pemuda, Desa Bandarsedayu juga memiliki komunitas kelompok tani, kelompok peternak, dan kelompok pengrajin. Selain itu, desa ini juga memili sanggar tari yang terletak di dusun Krajan. Berdasarkan buku profil desa, tercatat belum pernah terjadi perkelahian, kriminal, atau kejahatan lainnya di Desa Bandarsedayu. Tidakadanya angka perkelahian, kriminalitas atau kejahatan lainnya merupakan bentuk implementasi nilai kebangsaan dalam hal ketaatan hukum. Selain itu, alasan lainnya dikarenakan masyarakat desa sangat menjunjung nilai toleransi dan saling bergotong-royong (Tim KKN UNNES Giat 3, 2022). Berdasarkan hasil dari wawancara dan observasi terhadap kehidupan masyarakat Desa Bandarsedayu, masyarakat telah menerapkan nilai-nilai kebangsaan yang berdasar pada UUD 1945 dan Pancasila,", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 58, "width": 240, "height": 134, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "antara lain nilai religiusitas yang dituangkan kegiatan sosial budaya seperti pengajian memperingati hari besar agama Islam yang dilakukan di musollah yang berada di beberapa dusun. Nilai kemanusiaan yang telah diterapakan oleh masyarakat desa antara lain dituangkan dalam bentuk gotong royong dan mencipkan lingkungan hidup bertetangga yang harmonis.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 192, "width": 211, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kondisi dan keadaan Desa", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 207, "width": 240, "height": 165, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bandarsedayu memang sudah terlihat sudah baik, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam berkehidupan. Namun demikian, globalisasi merupakan sesuatu yang bergerak dengan cepat, beriringan perkembangan teknologi. Jika nilai-nilai tersebut tidak terus dilaksanakan, lambat laun akan tergerus, dan menyebakan terjadi penyimapangan nilai-nilai Pancasila, sehingga peran Pancasila sebagai filter dalam kehidupan bermasyarakat sangat besar.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 372, "width": 241, "height": 210, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan kelebihan dan analisis kondisi mitra, ditemukan sebuah permasalahan utama yaitu bagaimana mempertahankan nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan di Desa Bandarsedayu Kabupaten Magelang agat tidak tergerus oleh globalisasi yang membawa pengaruh negatif sebagai upaya penguatan nilai kebangsaan dan keagamaan. Diharapkan dengan semakin kuatnya nilai kebangsaan dan keagamaan di Desa Bandarsedayu Kabupaten Magelang dapat membawa Desa Bandarsedayu sebagai desa Pancasila yang terus menerapkan nilai- nilai pancasila.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 594, "width": 51, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 609, "width": 241, "height": 150, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan dalam rangka penguatan nilai kebangsaan Desa Bandarsedayu menuju rintisan desa Pancasila dilakukan melalui beberapa tahap yaitu 1) analisa situasi masyarakat; 2) identifikasi masalah; 3) menentukan tujuan kerja secara spesifik; 4) rencana pemecahan masalah; 5) melakukan program aksi; dan 6) refleksi (Afandi et al., 2022; Mikkelsen, 2011). Secara lebih jelas tahapan kegiatan dapat dilihat dalam Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 29, "width": 106, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "401 | JMPM, 4(2), 2023", "type": "Page header" }, { "left": 491, "top": 29, "width": 62, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S. Amin et al.", "type": "Page header" }, { "left": 183, "top": 803, "width": 243, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available @ https:/jurnal-pharmaconmw.com/jmpm", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 58, "width": 512, "height": 716, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Matrik Metode Kegiatan Pengabdian No. Tahapan Penjelasan Kegiatan 1. Analisis situasi masyarakat Tahap ini melakukan obervasi, pencarian, data, termasuk menentukan khalayak sasaran untuk mengetahui kondisi eksisting masyarakat. Kegiatan yang dilakukan antara lain: melakukan obervasi terhadap kehidupan mayarakat desa Bandarsedayu, melakukan pencarian data melalui analisis dokumen dan wawancara terhadap stakeholder, dan menetukan sasaran dalam kegiatan ini, yaitu anak- anak dan masyarakat, dalam hal ini dalam lingkup keluarga. 2. Identifikasi masalah menemukan, melihat dan mempelajari keseluruhan masalah yang dihadapi oleh khalayak sasaran secara terbatas, artinya hanya terbatas pada satu atau dua bidang permasalahan saja. Masalah yang ditemukan belum adanya kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk melakukan penguatan terhadap nilai-nilai Pancasila di Desa Bandasedayu, padahal desa Bandarsedayu telah menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, namun memiliki potensi tergerus karena globalisasi, sehingga perlu dilakukan penguatan terhadap pelaksanaan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. 3. Menenetukan tujuan kerja secara spesifik Menentukan tujuan dari kegiatan yang dilakukan termasuk menentukan indikator-indikator ketercapaian kerja Sasaran dalam kegiatan ini adalah anak- anak dan masyarakat dalam hal ini dalam lingkup keluarga di Desa Bandarsedayu. Membuat indicator keberhasilan yang terukur dan sesuai dengan sasaran khalayak. 4. Rencana pemacahan masalah Membuat rencana pemecahan masalah berdasarkan hasil identifikasi masalah yang telah ditemukan. Rencana pemecahan masalah berdasarkan kondisi mitra yaitu: 1) Melakukan sosialisasi pentingnya penanaman nilai Pancasila di lingkungan keluarga; dan 2) Pembuatan mading Pancasila untuk anak-anak SD. Kegiatan di atas diawali dengan kegiatan sosialisasi program, dan koordinasi dengan mitra. 5. Melakukan program aksi Tahap implementasi program dari rencana pemacahan masalah Melaksanakan kegiatan sosialisasi kepada ibu PKK dan bapak-bapak dalam kegiatan kumpulan, serta membuat mading Pancasila dengan anak-anak SD di Desa Bandarsedayu. 6. Refleksi Melakukan evaluasi berdasarkan indikator yang telah di buat, dan refleksi terhadap hasil evaluasi. Melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang tela di lakukan di Desa Bandarsedayu. Indikator Ketercapaian, Evaluasi, dan Refleksi Indikator ketecapaian program aksi atau kegiatan dibuat untuk mengukur dan melihat", "type": "Table" }, { "left": 43, "top": 29, "width": 61, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S. Amin et al.", "type": "Page header" }, { "left": 445, "top": 29, "width": 108, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JMPM, 4(2), 2023 | 402", "type": "Page header" }, { "left": 186, "top": 803, "width": 243, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available @ https:/jurnal-pharmaconmw.com/jmpm", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 58, "width": 240, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sejauh mana dampak dari program aksi yang telah dilakukan. Hasil pengukuran tersebut, kemudian digunakan untuk evaluasi dan refleksi. Dalam kegiatan pengabdian ini,", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 58, "width": 240, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "indikator ketercapaian didasarkan pada: 1) Partisipasi Masyarakat; 2) Peningkatan Pengetahuan; dan 3) Perubahan Sikap. Secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 124, "width": 466, "height": 293, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Indikator Ketercapaian Program Aksi No. Indiaktor Sasaran Kriteria Ketercapaian 1. Partispasi masyarakat Ibu-ibu PKK, Bapak-bapak, Siswa SD Bandarsedayu Diikuti 50% anggota PKK Diikuti oleh 15 kepala keluarga (bapak-bapak) Diikuti oleh 20 siswa (1 kelas) 2. Peningkatan pengetahuan Ibu-ibu PKK, Bapak-bapak, Siswa SD Bandarsedayu Ada peningkatan pengetahuan/ pemaham 3. Perubahan sikap/perilaku Ibu-ibu PKK, Bapak-bapak, Siswa SD Bandarsedayu Ada perubahan perilaku/ sikap walupun kecil Evaluasi kegiatan dilaksankan dengan menggunakan metode observasi, waawancara, dan survei", "type": "Table" }, { "left": 43, "top": 402, "width": 240, "height": 195, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan menggunakan kuesioner tertutup. Observasi dan wawancara dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya peninkatan pengetahuan serta perubahan sikap siswa SD. Sedangkan kuesioner tertutup merupakan kuesioner dimana sudah terdapat pilihan jawaban dan responden tinggal memilih jawaban sesuai dengan kondisi yang di alami (Arikunto, 2011). Kuesinoer ini juga digunakan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap ibu-ibu PKK, dan Kepala Rumah Tangga (Bapak-bapak).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 608, "width": 136, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 623, "width": 240, "height": 150, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di Desa Bandarsedayu Kabupaten Magelang. Fokus kegiatan pengabdian ini adalah penguatan nilai-nilai Pancasila pada masyarakat Desa Bandarsedayu, Kabupaten Magelang. Kegiatan pengabdian ini berkerjasama dengan mahasiswa yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN)-Giat di desa tersebut. Hal ini bertujuan untuk mempermudah kegiatan dan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 372, "width": 240, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mendukung ketercapaian tujuan dari kegiatan pengabdian ini yaitu untuk menjadikan Desa Bandarsedayu sebagai rintisan desa Pancasila.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 432, "width": 241, "height": 194, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desa Pancasila merupakan konsep pembangunan desa yang didasarkan pada nilai-nilai pancasila sebagai ideologi negara. Tujuannya untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan masyarakat desa melalui pemberdayaan dan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat desa. Salah satu ciri dalam desa Pancasila adalah penerapan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Desa Bandarsedayu memilik potensi untuk menjadi rintisan desa Panasila karena telah mengedepankan nilai-nilai pancasila dalam berkehidupan,", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 611, "width": 241, "height": 150, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "salah satunya adalah patisipatif aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan. Untuk terus mempertahankan nilai-nilai tersebut, tim pengabdian dan mahasiswa KKN-Giat 4 berkerjasama untuk melakukan penguatan nilai-nilai pancasila melalui komunitas desa dan anak-anak. Kegiatan pengabdian ini terbagi menjadi tiga (3) tahapan sebagai berikut.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 761, "width": 79, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Tahap awal", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 29, "width": 106, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "403 | JMPM, 4(2), 2023", "type": "Page header" }, { "left": 491, "top": 29, "width": 62, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S. Amin et al.", "type": "Page header" }, { "left": 183, "top": 803, "width": 243, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available @ https:/jurnal-pharmaconmw.com/jmpm", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 58, "width": 226, "height": 164, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap awal tim pengabdian berserta mahasiswa KKN-Giat 4 UNNES melakukan rapat koordinasi untuk menyusun kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Selain itu pada tahapan ini juga dilakukan review program kerja tim KKN- Giat 4 untuk memililah program mana saja yang relevan dengan tujuan kegiatan pengabdian ini. Nantinya program kerja tersbeut akan didukung oleh tim pengabdian.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 222, "width": 117, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Tahap pelaksanaan", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 237, "width": 240, "height": 450, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap pelaksanaan merupakan tahap inti dari kegiatan pengabdian ini. Kegiatan pada tahap ini terbagi menjadi dua (2) kegiatan yaitu sosialisasi kepada komunitas mengenai pentingnya penanaman nilai pncasila dalam keluarga dan penanaman nilai-nilai pancasila kepada anak-anak melalui pembuatan mading pancasila. Kedua kegiatan tersebut merupakan kolaborasi tim pengabdian dengan mahasiswa KKN-Giat 4 di Desa Bandarsedayu Kabupaten Magelang. 3. Tahap evaluasi Evaluasi merupakan kegiatan penilaian untuk mengukur tingkat keberhasilan dari suatu kegiatan. Dalam kegiatan ini indikator keberhasilan diukur dari tingkat partisipasi masyakat dalam komunitas dan adanya produk yang dihasilkan dari kegiatan tersebut. Untuk kegiatan sosialisasi pengtingnya penanaman nilai pancasila dalam keluarga tingkat keberhasilan dinilai dari tingkat partisiapasi masyakat dan antusiasme masyakarat selama kegiatan. Penilaian ini dilakukan melalui observasi selama kegiatan. Sedangkan untuk kegiatan penanaman nilai pncasila kepada anak- anak melalui pembuatan mading diukur melalui prododuk yang dihasilkan.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 693, "width": 240, "height": 45, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sosialisasi Pentinya Penanaman Nilai Pancasila di Lingkungan Keluarga Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan oleh", "type": "Table" }, { "left": 43, "top": 738, "width": 240, "height": 45, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tim pengabdian berkerjasama dengan mahasiswa KKN-Giat 4 UNNES pada tanggal 27 Juli 2023. Kegiatan ini dilaksanakan dua (2", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 58, "width": 241, "height": 239, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kali), dimana kegiatan pertama dengan sasaran komunitas ibu-ibu PKK yang dilaksanakan di balai desa Bandarsedayu pada pagi hari, sedangkan kegiatan kedua dilaksanakan pada malam hari di rumah kepala desa bersamaan dengan kegiatan kumpulan dengan sasaran bapak-bapak. Penanaman nilai-nilai pancasila di lingkungan keluarga penting untuk terus ditumbuhkan, karena lingkungan keluarga adalah lingkungan yang terdekat dengan dengan kita. Di rumah kita selalu dengan keluarga selama 24 jam, sehingga diharapkan keluarga menjadi sarana utama untuk mengimplemtasikan nilai-nilai pancasila dalam berkehidupan.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 297, "width": 241, "height": 330, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara umum kegiatan berjalan dengan lancar dan baik. Dari segi kehadiran, baik kegiatan dengan ibu-ibu PKK dan bapak- bapak pada malam hari cukup baik. Pada kegiatan dengan ibu-ibu PKK pada pagi hari dihadiri oleh 30 ibu-ibu anggota PKK dari total 50 ibu-ibu PKK, dan pada malam hari dihadiri oleh 40-an bapak-bapak. Faktor pendukung yang membuat kegiatan ini dikatakan berhasil dari segi kehadiran adalah kegiatan yang dilakukan oleh tim pengabdian dan mahasiswa KKN-Giat 4 bersamaan dengan jadwal rutin ibu-ibu PPK dan kumpulan bapak- bapak di malam hari. Selama pelaksanaan juga terjadi interaksi tanya jawab yang intens antara narasumber dan peserta. Narasumber dalam kegiatan ini adalah perwakilan dari Babinsa yang berasal dari koramil terdekat, sedangkan pada kegiatan malam hari bersama bapak-bapak, materi disampaikan oleh mahasiswa dan kegiatan bersifat informal.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 747, "width": 227, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Kegiatan Sosialisasi Dengan Pkk Dan Bapak-Bapak", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 29, "width": 61, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S. Amin et al.", "type": "Page header" }, { "left": 445, "top": 29, "width": 108, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JMPM, 4(2), 2023 | 404", "type": "Page header" }, { "left": 186, "top": 803, "width": 243, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available @ https:/jurnal-pharmaconmw.com/jmpm", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 58, "width": 240, "height": 119, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara umum, partispasi masyarakat dalam kegiatan sosialisasi telah sesuai dengan target dan kriteria ketercapaian yang telah ditentukan. Selang 2 minggu dari kegiatan, tim pengabdian kemudian melakukan evaluasi dengan menggunakan kuesioner tertutup untuk mengetahui apakah ada peningkatan pengetahuan dan perubahan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 58, "width": 241, "height": 119, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sikap peserta kegiatan setelah mengukuti kegiatan. Responden yang digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman dan perubahan sikap sebanyak 25 orang responden yang terdiri dari 15 orang ibu-ibu PKK dan 10 orang bapak-bapak yang berhasil kami mintai untuk mengisi kuesioner, dengan hasil seperti termuat pada Tabel 3 berikut.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 184, "width": 438, "height": 394, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Hasil kuesioner No. Pertanyaan/ Pernyataan Pilihan Jawaban Ya (%) Tidak (%) Peningkatan Pengetahuan 1. Saya tahu tentang Pancasila 52 48 2. Saya hafal setiap sila dalam Pancasila 40 60 3. Saya paham dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila 20 80 4. Saya sadar bahwa selama ini saya menjalankan nilai-nilai Pancasila dalam keseharian Saya 12 88 5. Saya selalu ikut kegiatan gotong royong yang diadakan oleh Desa bersama warga lainnya tidak memandang suku, ras, dan agama warga lainnya. 96 4 6. Saya selalu membantu tetangga yang mengalami kesusahan apabila saya merasa mampu untuk membantunya 92 8 7. Saya paham menganai nilai-nilai Pancasila setelah mengikuti kegiatan ini 96 4 8. Saya paham bahwa penerapan nilai-nilai Pancasila dapat dilaksanakan di lingkungan terkecil seperti keluarga 80 20 Perubahan Sikap 9. Setujuhkan Anda jika penerapan nilai-nilai Pancasila harus diterapkan di lingkungan keluarga 96 4 10. Setujuhkan Anda jika penerapan nilai-nilai Pancasila harus diterapkan di ajarkan sejak usia dini 100 0 11. Saya merasa perlu merubah diri saya menjadi orang yang lebih baik lagi dalam perapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan saya 88 12 12. Setelah menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam keseharian, saya merasa ada perubahan dalam hubungan keseharian saya dengan anggota keluarga maupun dengan warga di desa saya. 88 12", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 579, "width": 179, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: diolah dari data primer, 2023", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 608, "width": 240, "height": 165, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil kuesioner di atas, sebenarnya warga Desa Bandarsedayu telah menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam kegiatan gotong royong dan membantu tetangga tanpa melihat ras, agama, dan suku tertentu. Dengan kata lain selama ini warga Desa Bandarsedayu tanpa sadar telah menerapakan nilai-nilai Pancasila. Setelah mengikuti kegiatan yang dilaksanakan tim pengabdian ini, meraka baru sadar bahwa", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 608, "width": 240, "height": 45, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang selama ini mereka lakukan adalah bentuk dari penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan", "type": "Text" }, { "left": 455, "top": 638, "width": 62, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sehari-hari.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 638, "width": 241, "height": 75, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ini menunjukkan bahwa ada peningkatan pengetahuan warga mengenai penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari- hari.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 713, "width": 241, "height": 60, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perubahan sikap juga terjadi kepada warga desa setelah mengikuti kegiatan ini. Hal ini terlihat dari hasil angket bahwa ada keinginan untuk terus menerapakan nilai-nilai", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 29, "width": 106, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "405 | JMPM, 4(2), 2023", "type": "Page header" }, { "left": 491, "top": 29, "width": 62, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S. Amin et al.", "type": "Page header" }, { "left": 183, "top": 803, "width": 243, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available @ https:/jurnal-pharmaconmw.com/jmpm", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 58, "width": 240, "height": 194, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dari kegiatan ini juga meningkatkan kesadaran warga untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila sejak dini. Artinya peran keluarga sangat penting dalam menerapakan nilai-nilai Pancasila, karena pada usia dini, kehidupan seseorang banyak dihabiskan dilingkungan keluarga. Namun demikian, perubahan sikap tidak dapat terjadi dalam waktu yang singkat, butuh pembisaan sehingga perubahan tersebuat dapat terjadi secara alami dan mendarah daging dalam diri setiap manusia (Orbell & Verplanken, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 258, "width": 237, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembuatan Mading Pancasila untuk Anak- Anak", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 288, "width": 240, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 20 Juli 2023 di SDN Bandaysedayu, Desa Bandarsedayu,", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 318, "width": 138, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kabupaten Magelang.", "type": "Table" }, { "left": 43, "top": 333, "width": 240, "height": 300, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembuatan masing pancasila ini melibatkan anak-anak SD. Dalam kegiatan ini melibatkan 1 kelas siswa kelas 3 SD yan terdiri dari 20 orang siswa. Tujuannya untuk meningkatkan kreatifitas meraka, dan secara tidak langsung meraka membaca isi mading tersebut, sehingga tertanam dalam pikiran mereka mengenai isi mading yang bertemakan nilai- nilai pancasila. Dalam kegiatan tersebut anak- anak terlihat sangat antusias untuk mendesain, menggunting desain, mewarnai, ataupun menempel bahan-bahan untuk membuat mading pancasila. Mading tersebut kemudian di tempel di kelas, sehingga mereka dapat setiap saat membca isi dari mading. Tema dalam isian mading adalah contoh- contoh implemntasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini dilaksanakan oleh tim pengabdian dan mahasiswa KKN-Giat 4 Desa Bandarsedayu.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 633, "width": 240, "height": 90, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara umum, kegiatan pembuatan mading dengan tema nilai-nilai Pancasila ini berjalan dengan lancar, menarik perhatian siswa, sangat menyenangkan bagi siswa. Penilain ini dilakukan melalui observasi yang dilaksanakan selama kegiatan berlangsung.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 723, "width": 240, "height": 60, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mengetahui hasil atau efek dari pembuatan mading Panacasila terhadap peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap siswa dilakukan kegiatan obervasi dan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 58, "width": 240, "height": 179, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "wawancara dengan jawaban pertanyaan ya atau tidak yang disesuaikan dengan karakter anak-anak atau siswa pada usianya. Berdasarkan hasil observasi setelah proses pembuatan mading, siswa sering berhenti sekitar 2-5 menit berhenti di depan mading untuk membaca mading tersebut. Biasanya mereka membaca beramai-ramai dengan sambil bercanda layaknya anak-anak pada usianya. Selama proses observasi tidak terlihat adanya pengaruh mading tersebut terhadap perubahan sikap siswa.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 620, "width": 180, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Pembutan mading pancasil", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 640, "width": 240, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Namun bukan berarti mading tersebut tidak memberikan pengaruh. Kemudian untuk memperkuat evaluasi, tim pengabdian melakukan wawancara dengan pertanyaan yang jawabannya Ya dan Tidak, untuk memperoleh jawaban pasti mengingat karakter siswa pada usia anak-anak yang susah untuk memperoleh pen jelasan yang panjang lebar. Dari hasil wawancara terhadap", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 29, "width": 61, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S. Amin et al.", "type": "Page header" }, { "left": 445, "top": 29, "width": 108, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JMPM, 4(2), 2023 | 406", "type": "Page header" }, { "left": 186, "top": 803, "width": 243, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available @ https:/jurnal-pharmaconmw.com/jmpm", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 58, "width": 240, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10 orang siswa diperoleh hasil seperti pada Tabel 4 berikut.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 94, "width": 438, "height": 284, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Hasil Wawancara dengan Siswa No. Pertanyaan/ Pernyataan Pilihan Jawaban Ya (%) Tidak (%) Peningkatan Pengetahuan 1. Kamu tahu Pancasila 80 20 2. Kamu hafal dengan isi Pancasila 70 30 3. Setelah baca mading di depan tadi, Kamu bisa tidak mengucapkan Pancasila Nomor 1 90 10 4. Kamu paham dengan isi mading di depan tadi 70 30 Perubahan Sikap 5. Kamu suka buat mading bersama teman-teman seperti kemarin? 100 0 6. Kamu suka dengan mading di depan tadi 100 0 7. Apakah Kamu akan membaca mading itu setiap hari? 80 20 8. Misal ya, di kelas ada musyawarah pemilihan ketua kelas, kamu akan ikut atau tidak 70 30 9. Misal ya, di kelas kamu ada anak yang berbeda dari kamu, contohnya anak baru pindah, dari Papua, anak itu tidak punya teman di sini, kemudian juga di memiliki kulit yang agak gelap, dan berbeda dari kamu, apakah kamu masih mau bermain dengan dia? 80 20", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 378, "width": 179, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: diolah dari data primer, 2023", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 399, "width": 240, "height": 149, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa pada Tabel 4 di atas, dapat diperoleh gambaran bahwa terjadi peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap siswa setelah ada kegiatan pembuatan mading Pancasila. Walaupun kita tidak tahu, apakah jawaban yang diberikan oleh siswa benar atau asal menjawab, namun hasil di atas dapat memberikan gambaran dampak dari kegiatan ini.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 554, "width": 240, "height": 105, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi Kegiatan Secara umum kegiatan pengabdian yang dilakukan oleh tim pengabdian bekerja sama dengan mahasiswa KKN-Giat 4 berjalan dengan lancar dan baik. Tujuan yang ditetapkan dalam kegiatan pengabdian ini juga tercapai.", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 644, "width": 130, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun berdasarkan", "type": "Table" }, { "left": 43, "top": 659, "width": 240, "height": 45, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembahasan di atas fakor pendukung dan penghambat kegiatan pengabdian ini sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 704, "width": 118, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Faktor pendukung.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 719, "width": 226, "height": 60, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor pendukung dari tercapai nya kegiatan pengabdian ini adalah adanya bantuan dari tim KKN-Giat 4 UNNES, dukungan dari seluruh masyarakat yang", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 399, "width": 226, "height": 74, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dibuktikan dengan tingkat partispasi masyarakat yang cukup tinggi, dan adanya dukungan dari seluruh elemen masyarakat, seperti pemerintah desa, dan elemen- elemen lain.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 473, "width": 241, "height": 60, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Faktor penghambat dalam kegiatan ini antara lain faktor teknis pada saat kegiatan ini berlangsung, namun dapat diselesaikan dan tidak menganggu jalannya kegiatan.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 545, "width": 71, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 560, "width": 241, "height": 225, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan pengabdian ini dilakukan oleh tim pengabdian bekerja sama dengan mahasiswa KKN-Giat 4 di Desa Bandarsedayu Kabupaten Magelang. Tujuan dari kegiatan ini adalah melakukan penguatan nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat melalui kegiatan sosialisasi kepada ibu-ibu PKK dan bapak-bapak, serta pembuatan mading Pancasila untuk anak-anak SD. Secara umum kegiatan pengabdian ini telah berhasil dilaksanakan, dan tujuan pengabdian telah tercapai. Hasil evaluasi yang dilakukan melalui obervasi, wawancara, dan kuesioner menunjukkan bahwa tingkat partisipasi, adanya peningkatan pengetahuan, dan", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 29, "width": 106, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "407 | JMPM, 4(2), 2023", "type": "Page header" }, { "left": 491, "top": 29, "width": 62, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S. Amin et al.", "type": "Page header" }, { "left": 183, "top": 803, "width": 243, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available @ https:/jurnal-pharmaconmw.com/jmpm", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 58, "width": 240, "height": 119, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "adanya perubahan sikap telah mencapai kriteria ketercapaian seperti jumlah partisipasi ibu-ibu PKK yang telah melebihi 50%, termasuk adanya perubahan sikap walaupun kecil. Dengan demikian, kegiatan ini memberikan dampak terhadap mitra untuk menguatkan penerapan nilai-nilai Pancasila di Desa Bandarsedayu.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 189, "width": 121, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 204, "width": 243, "height": 90, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Semarang, semua tim pengabdian, semua mahasiswa KKN-Giat 4 UNNES, dan seluruh pihak yang ikut membantu dalam kegiatan ini.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 306, "width": 97, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 321, "width": 240, "height": 90, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Afandi, A., Daily, N., Wahyudi, N., Umam, M. H., & dkk. (2022). Metodelogi Pengabdian Masyarakat (Abd. basir, J. W. Suwendi, Ed.). Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 417, "width": 240, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arikunto, S. (2011). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 453, "width": 240, "height": 156, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasanah, S. U., Rubei, M. A., Novianty, F., & Firmansyah, S. (2021). Pembentukan Desa Pancasila Sebagai Identitas Budaya di Desa Pasir Panjang Kecamatan Mempawah Timur Kabupaten Mempawah. Prosiding Seminar Nasional Peneltiian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPP). Kunjana, G. (2017, June 7). Yudi Latief: Kewenangan UKP PIP Terbatas.", "type": "Table" }, { "left": 67, "top": 609, "width": 210, "height": 45, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Investor.Id. https://investor.id/national/161179/yudi- latief-kewenangan-ukp-pip-terbatas", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 58, "width": 513, "height": 692, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lemhannas. (2020). Pancasila di Tengah Era Globalisasi. Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonsia. https://www.lemhannas.go.id/index.php/ berita/berita-utama/844-pancasila-di- tengah-era-globalisasi Manik, T. S., Samsuri, S., & Sunarso, S. (2021). Revitalisasi Pancasila Melalui Dusun Pancasila. Pancasila: Jurnal Keindonesiaan, 225–234. https://doi.org/10.52738/pjk.v1i2.33 Mikkelsen, B. (2011). Metode Penelitian", "type": "Table" }, { "left": 339, "top": 153, "width": 216, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Partisipatoris dan Upaya Pemberdayaan: Panduan Bagi Praktisi Lapangan.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 189, "width": 241, "height": 90, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Orbell, S., & Verplanken, B. (2020). Changing Behavior Using Habit Theory. In The Handbook of Behavior Change (pp. 178– 192). Cambridge University Press. https://doi.org/10.1017/9781108677318. 013", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 285, "width": 241, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Regiani, E., & Dewi, D. A. (2021). Pudarnya Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat di Era Globalisasi . Jurnal Kewarganegaraan, 5(1), 30–38.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 351, "width": 241, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tim KKN UNNES Giat 3. (2022). Buku Profil dan Potensi Desa: Wonderful Bandarsedayu.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 387, "width": 241, "height": 82, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tomlinson, J. (1999). Globalization and Culture. The Chicago University Press. Widiyono, S. (2019). Pengembangan Nasionalisme Generasi Muda di Era Globalisasi. Jurnal Populika, 7(1), 12–21.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 474, "width": 241, "height": 60, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yudhanegara, H. F. (2015). Pancasila Sebagai Filter Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai-Nilai Nasionalisme. Cendekia: Jurnal Ilmu Administrasi Negara, 8(2), 165–180.", "type": "Text" } ]
a9283972-769a-e7bf-c172-10997c32cc0a
https://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JBT/article/download/16754/11952
[ { "left": 160, "top": 88, "width": 303, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evektivitas Bahan Ajar Berbasis Kearifan Lokal Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Kampung Jawa", "type": "Section header" }, { "left": 167, "top": 129, "width": 290, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arini Dwi Lestari*, Berti Yolida, Rini Rita T. Marpaung Pendidikan Biologi, FKIP Univeritas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Bandarlampung *e-mail: [email protected], Telp.: +6289689882552", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 188, "width": 392, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received: September 1 , 2018 Accepted:September 27, 2018 Online Published: September 28, 2018", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 224, "width": 398, "height": 190, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract: The Effectivity Of Teaching Material Based On Local Wisdom Towards Student’s Concept Mastery in Kampung Jawa . This research aims were to describe the use of teaching material based on local wisdom to increase student’s learning activity and the mastery of student’s concept through scientific approach. The design that used in this research was one group pretest postest. The subjects of this research was 33 students of grade IV in SDN Kampung Jawa. The material in this reserach was care for the living creatures. The effectiveness was proven by n-Gain the value and supported by students’s learning activity and student’s response survey . The result of this research showed that the mastery concept of studentst (n-Gain) in learning was high criteria, s tudents’s learning activity was good criteria and students’s response to the learning material was very high criteria. Based on the result of this research, it can be concluded that the teaching m aterial based on local wisdom was effective to increase students’s learning activity and mastery of concept in SDN Kampung Jawa.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 433, "width": 244, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: activity, concept mastery, local wisdom", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 461, "width": 397, "height": 190, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak: Efektivitas Bahan Ajar Berbasis Kearifan Lokal terhadap Penguasaan Konsep Siswa Kampung Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan bahan ajar berbasis kearifan lokal untuk meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep siswa. Desain yang digunakan adalah one group pretest postest. Sampel penelitian ini adalah 33 siswa kelas IV di SDN Kampung Jawa dengan teknik sampling jenuh. Materi dalam penelitian adalah peduli terhadap makhluk hidup. Keefektivan dibuktikan melalui nilai n-Gain serta didukung oleh aktivitas belajar dan angket tanggapan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaan konsep siswa (n-Gain) dengan kriteria tinggi, aktivitas belajar siswa berkriteria baik, serta tanggapan siswa terhadap bahan ajar memiliki kriteria sangat tinggi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa bahan ajar berbasis kearifan lokal efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep dan aktivitas belajar siswa di SDN Kampung Jawa.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 668, "width": 275, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: aktivitas, kearifan lokal, penguasaan konsep", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 93, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 115, "width": 181, "height": 273, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan adalah serangkaian proses pemberian informasi yang diberikan kepada siswa, dan seringkali diartikan dan dimaknai orang secara beragam, bergantung pada sudut pandang dan teori yang dipegangnya. Pendidikan adalah proses dimana masyarakat melalui lembaga lembaga pendidikan (se- kolah, perpendidikan tinggi, atau lembaga-lembaga lain) dengan senga- ja mentransformasikan warisan budayanya yaitu penge- tahuan, nilai-nilai, dan keterampilan- keterampilan (Siswoyo, 2007: 18). Hal ini senada dengan pendapat Hasbullah (2008: 1) yang meng- artikan secara sederhana bahwa pendidikan diartikan sebagai usaha manusia untuk membina ke-", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 391, "width": 181, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pribadiannya sesuai dengan nilai- nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 433, "width": 181, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran berbasis kearifan lokal merupakan strategi penciptaan lingkungan belajar dan perancangan pengalaman belajar yang mengin- tegrasikan budaya sebagai bagian dari proses pembelajaran. Banyak sumber dan objek yang ada dalam lingkungan relevan untuk dijadikan contoh kongkrit sebagai solusi konsep yang rumit dan abstrak dalam pembelajaran IPA (Sardjiyo dan Pannen, 2005: 84).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 598, "width": 181, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahan ajar merupakan bahan minimal yang harus dikuasai oleh siswa untuk dapat mencapai kom- petensi dasar yang telah dirumuskan. Oleh sebab itu, bahan ajar terlebih dahulu harus dapat menarik perhatian siswa untuk membacanya. Minat sis- wa akan bangkit bila suatu bahan diajarkan sesuai dengan kebutuhan siswa (Djamarah dan Zain, 2006: 44).", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 181, "height": 176, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Isi bahan ajar yang digunakan lebih baik jika bersumber dari ling- kungan sekitar. Pemilihan isi dise- suaikan dengan kebutuhan, pema- haman konsep serta gaya belajar siswa (Ameyaw, 2011: 11). Hal ini berhubungan erat dengan kearifan lokal yang dapat disisipkan dalam bahan ajar. Pemanfaatan kearifan lo- kal dalam pembelajaran dapat me- numbuhkan semangat siswa dalam mengeksplorasi alam (Clayton, 2009: 131).", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 267, "width": 181, "height": 259, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kearifan lokal di Kabupaten Pesisir Barat yang cocok disisipkan dalam bahan ajar IPA tema 3 adalah repong damar. Disebut repong damar karena pohon damar merupakan tegakan yang dominan jumlahnya pada setiap bidang repong (Lubis, 1997: 5). Kearifan lokal lain adalah sakai sambaiyan, artinya adalah menunjukkan rasa partisipasi dan solidaritas yang tinggi para warga masyarakat terhadap sesuatu ke- giatan atau kewajiban yang harus dilakukan (Maha, 2016: 45). Kebia- saan ini antara lain pada saat membangun rumah, pernikahan, ke- matian, bahkan sampai menanam atau panen padi (Yolida dan Marpaung, 2017: 46).", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 529, "width": 181, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterbatasan sumber belajar menjadi penyebab kemampuan pe- nguasaan konsep yang rendah serta aktivitas belajar yang belum mak- simal. Buku teks IPA yang tersedia di perpustakaan sekolah hanya terdapat satu sumber buku yaitu Erlangga dengan jumlah yang ter- batas. Guru jarang menggunakan buku tersebut karena sebgaian besar siswa hanya mencoret-coret buku. Bahan ajar berupa buku online sulit untuk diakses guru. Beberapa guru yang sudah mempunyai buku online masih dalam bentuk soft copy. Faktor biaya juga menjadi kendala untuk", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 181, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memperbanyak buku online. Guru mengaku kesulitan dalam memahami isi buku teks yang digunakan dalam pembelajaran. Contoh dan ilustrasi pada buku akan lebih mudah dipahami bila menggambarkan ling- kungan di Pesisir Barat. Artinya, guru merasa penting menyisipkan kearifan lokal dalam bahan ajar.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 212, "width": 181, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahan ajar berbasis kearifan lokal sangat penting sangat di- perlukan dalam dunia pendidikan. Dengan menggunakan bahan ajar berbasis kearifan lokal pembelajaran akan lebih kontekstual karena ke- arifan lokal yang ada berada disekitar siswa. Dengan demikian mengguna- kan bahan ajar berbasis kearifan lokal pembelajaran akan berjalan dengan efektif dan siswa mengikuti pembelajaran dengan senang.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 377, "width": 181, "height": 191, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efektivitas bahan ajar berbasis kearifan lokal ditunjukkan dalam hasil penelitian Penelitian lain yang dilakukan oleh Cristian, dkk., (2017: 122-123) menunjukkan bahwa bahan ajar berbasis kearifan lokal layak digunakan pada proses pembelajaran. Keefektifan bahan ajar terlihat dari jumlah siswa yang mencapai nilai ketuntasan lebih dari 70%. Uji banding dua sampel tes menunjukkan kelas eksperimen memperoleh rataan hasil belajar lebih baik daripada kelas kontrol.", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 571, "width": 154, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan seluruh uraian", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 584, "width": 181, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diatas, maka perlu dilakukannya penelitian yang bertujuan untuk men- deskripsikan bahan ajar berbasis kearifan lokal efektif terhadap peng- uasaan konsep dan aktivitas belajar siswa serta mengetahui tanggapan siswa SDN Kampung Jawa terhadap bahan ajar berbasis kearifan lokal.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 53, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 115, "width": 181, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilaksanakan pada Juli 2018 Tahun Pelajaran 2018/2019. Sampel penelitian adalah seluruh peserta didik kelas IV SDN Kampung Jawa sebanyak 33 siswa.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 184, "width": 181, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sampel dicuplik dengan meng- gunakan teknik sampling total.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 212, "width": 180, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desain yang digunakan dalam", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 226, "width": 180, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penelitian ini adalah one group pretest postest.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 253, "width": 181, "height": 273, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prosedur penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu: tahapan prapenelitian, pelaksanaan penelitian dan pasca penelitian. Kegiatan yang dilaksanakan pada prapenelitian adalah observasi dan wawancara ke sekolah tempat penelitian untuk mendapatkan informasi tentang jumlah siswa kelas IV, selanjutnya membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pem- belajaran (RPP), Lembar Kerja Peserta didik (LKPD), dan bahan ajar berbasis kearifan lokal. Membuat instrumen penelitian (pretes-postes) lembar observasi aktivitas siswa serta membuat angket tanggapan siswa terhadap peng- gunaan bahan ajar berbasis kearifan lokal.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 529, "width": 181, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini, meliputi: memberikan soal pretes, melakukan pembelajaran dengan bahan ajar berbasis kearifan lokal, observasi aktivitas siswa, memberikan postes serta angket tanggapan siswa di akhir pembelajar- an.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 640, "width": 181, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahapan yang dilakukan dalam pasca penelitian ini, meliputi: analisis data yang diperoleh dari hasil pretes postes, lembar observasi dan angket tanggapan siswa lalu membuat kesimpulan.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 181, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik pengambilan data dalam penelitian ini, yaitu melalui lembar observasi aktivitas, nilai pretes pos- tes, dan angket. Lembar observasi, nilai pretes postes dilakukan kepada siswa untuk memperoleh data pri- mer. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket tertutup tanggapan siswa menggunakan pilihan jawaban me- ngacu pada skala Guttman.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 239, "width": 182, "height": 218, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini ada dua jenis yaitu kuantitatif dianalisis dengan uji statistik sedangkan data kualitatif dianalisis secara deskriptif. Data kuantitatif pada penelitian ini adalah nilai pretes, postes dan n- Gain. Analisis data dilakukan meng- gunakan statistik untuk menganalisis hasil pretes dan postes siswa dengan menghitung skor n-Gain yang di- normalisasi. Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran di- peroleh melalui observasi. Data dianalisis menggunakan teknik des- kriptif persentase.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 460, "width": 181, "height": 288, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil uji reliabilitas menghasilkan nilai Al-pha Cronbach sebesar 0,947 yang berarti bahwa instrumen yang digunakan memiliki tingkat reliabilitas sangat tinggi; hasil uji daya pembeda, didapatkan 17 soal yang dengan kriteria “sangat baik” dan 38 soal dengan kriteria“baik”, uji tingkat kesukaran menghasilkan 29 soal yang termasuk kriteria “s e dang” dan 25 soal termasuk kriteria “mudah”. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa seluruh soal pretes-postes dinyatakan valid dan reliabel sehingga layak untuk dipakai sebagai ins-trumen penelitian . Keefektivan bahan ajar berba-sis kearifan lokal ditentukan dari ketercapaian siswa dalam mening- katkan penguasaan konsep yang", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 181, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diukur melalui nilai n-Gain (selisih antara nilai postes dan pretes) de- ngan rumus sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 380, "top": 139, "width": 76, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= % − %", "type": "Formula" }, { "left": 404, "top": 153, "width": 40, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "100 − %", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 181, "width": 181, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keefektivan bahan ajar berbasis kearifan lokal ditentukan dari keter- capaian siswa dalam mening-katkan penguasaan konsep yang diukur melalui nilai n-Gain (selisih antara nilai postes dan pretes) de-ngan rumus sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 391, "top": 287, "width": 76, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= % − %", "type": "Formula" }, { "left": 416, "top": 302, "width": 40, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "100 − %", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 330, "width": 181, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keefektivan bahan ajar berbasis kearifan lokal didukung oleh akti- vitas belajar dan tanggapan siswa. Aktivitas belajar diukur dengan menggunakan lembar observer yang diisi oleh dua orang observer selama pembelajaran ber-langsung dengan rumus:", "type": "Text" }, { "left": 401, "top": 436, "width": 22, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= ∑", "type": "Section header" }, { "left": 437, "top": 446, "width": 44, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "100%", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 482, "width": 181, "height": 232, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis data angket tertutup antara lain 1) Mengkuantitatifkan jawaban pada angket tertutup dengan memberikan tingkat-tingkat skor untuk masing-masing jawaban. 2) menghitung skor yang diperoleh ke dalam bentuk teknik analisis deskriptif persentase. 3) menghitung persentase rata-rata untuk setiap aspek. 4) menginterpretasikan hasil perhitungan dalam bentuk persentase ke dalam kriteria deskriptif per- sentase lalu menafsirkannya meng- gunakan kalimat yang bersifat kua- litatif. 5) membuat tabulasi hasil angket terhadap bahan ajar berbasis kearifan lokal.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 155, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 115, "width": 181, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SD Negeri Kampung Jawa diperoleh hasil sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 170, "width": 181, "height": 366, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Rata-rata n-Gain Berdasar kan Subtema Subtema n-Gain Kriteria Hewan dan tumbuhan di lingkungan rumahku 0,70 Tinggi Keberagaman makhluk hidup di lingkungan rumahku 0,71 Tinggi Ayo cintai lingkungan 0,71 Tinggi Makhluk hidup di sekitarku 0,83 Tinggi n-Gain total 0,73 Tinggi Berdasarkan Tabel 1 pengu- asaan konsep peserta didik paling tinggi pada subtema 4 (0,83) dengan kriteria tinggi, sedangkan peng- uasaan konsep paling rendah pada subtema 1 (0,70) dengan kriteria tinggi. Hal ini karena pada subtema 4 siswa belajar dengan cara melakukan pengamatan di lingkungan sekitar sekolah, sehingga pembelajaran", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 539, "width": 181, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menjadi lebih menarik. Dapat dikatakan bahwa pengusaan konsep siswa sejalan dengan aktivitas belajar siswa. Menurut Sardiman (2003: 100), mengemukakan", "type": "Table" }, { "left": 263, "top": 594, "width": 31, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bahwa", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 608, "width": 181, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "semakin banyak aktivitas siswa dalam pembelajaran akan meng- hasilkan proses pembelajaran yang lebih baik pula. Sehingga peng- uasaan konsep siswa menjadi lebih baik.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 691, "width": 181, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis kearifan lokal dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa, yang dilihat dari nilai", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 181, "height": 342, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "n-Gain yaitu 0,71 yang termasuk dalam kriteria tinggi. Pendidikan berbasis kearifan lokal adalah pendidikan yang mengajarkan peserta didik untuk selalu dekat dengan situasi konkrit yang mereka hadapi sehari-hari. Pendidikan berbasis kearifan lokal hampir sama dengan pembelajaran kontekstual. Karena dengan pembelajaran berbasis kearifan lokal siswa akan berhadapan langsung dengan lingkungan tempat siswa belajar (Johnson, 2007: 67). Dalam pembelajaran kontekstual, siswa dituntut untuk mengetahui hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Kegiatan pembelajaran dengan memadukan pengetahuan sains asli masyarakat dan sains ilmiah mampu mening- katkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep sains ilmiah dan menjadikan pembelajaran lebih bermakna (Suastra, 2010: 9).", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 433, "width": 181, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil rata-rata nilai n-Gain setiap subtema mengalami pening- katan dengan kriteria “tinggi”. Artinya, siswa dapat menguasai ma- teri yang dipelajarinya. Siwa yang menguasai suatu materi, maka besar kemungkinan siswa dapat dengan mudah memecahkan masalah yang berkaitan dengan ilmu yang dipe- lajarinya (Slameto, 2003: 174).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 256, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Data Hasil Obsevasi Aktivitas Belajar Siswa", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 101, "width": 376, "height": 391, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikator Aktivitas Persentase Aktivitas Belajar Siswa Rata- rata Kriteria Subtema 1 2 3 4 Memperhatikan penjelasan guru saat proses pembelajaran 92 93 91 90 91,5 Sangat Baik Bekerjasama dengan teman dalam menyelesaikan tugas kelompok 84 81 83 83 83 Sangat Baik Siswa mengajukan pertanyaan saat proses pembelajaran 65 75 71 72 71 Baik Siswa memberikan tanggapan pada kelompok lain saat diskusi 48 52 53 60 53,2 Baik Siswa mempertahankan pendapatnya saat diskusi 50 50 52 55 52 Cukup Baik Rata-rata 67,8 70,2 70 72 70 Kriteria Baik Baik Baik Baik Baik Persentase rata-rata pada subtema 1 memiliki rata-rata te- rendah, hal ini dikarenakan siswa ribut dan bermain di kelas sehingga mengganggu kegiatan pembelajaran. Kondisi pembelajaran yang tidak kondusif menyebabkan materi tidak tersampaikan secara maksimal dan pembelajaran tidak bermakna bagi siswa. Aktivitas belajar siswa yang rendah menyebabkan pemahaman dan penguasaan materi pem- belajaran menjadi berkurang (Taufik, 2014: 8).", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 496, "width": 181, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aktivitas yang rendah dise- babkan karena sebagian siswa tidak memperhatikan penjelasan guru. Se- lain itu, siswa sudah terbiasa belajar dengan metode ceramah oleh guru.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 565, "width": 181, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siswa lebih banyak diam dan pasif tanpa bertanya apabila terdapat materiyang kurang dipahami, oleh sebab itu stimulus guru sangat diperlukan agar siswa aktif dalam proses pembelajaran. Motivasi be- lajar akan mendorong semangat belajar siswa dan sebaliknya ku- rangnya motivasi belajar akan mele- mahkan semangat belajar yang juga mempengaruhi hasil belajar (Nur- mala, 2014: 748).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 731, "width": 181, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persentase rata-rata pada pem- belajaran sub Tema 2, 3 , dan 4 me-", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 274, "width": 181, "height": 177, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ngalami peningkatan. Kondisi kelas pada pembelajaran menggunakan ba- han ajar berbasis kearifan lokal se- makin kondusif. Tingkat aktivitas dan interaksi selama pembelajaran berlangsung baik, siswa menjadi lebih aktif untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Siswa memperhatikan penjelasan guru, kerjasama antar anggota kelompok juga terlihat, siswa yang berkemampuan pintar akan membantu teman sekelompok yang mengalami kesulitan.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 453, "width": 181, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aktivitas belajar adalah unsur dasar yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Melalui akti- vitas, siswa akan dapat memahami pelajaran dari pengalamannya se- hingga akan mempertinggi hasil belajarnya (Wahyuningsih dan", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 550, "width": 181, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Murwani, 2015: 68). Peningkatan penguasaan konsep siswa juga dipengaruhi oleh penggunaan bahan ajar kearifan lokal yang membantu siswa memahami materi pelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 619, "width": 181, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data kualitatif diperoleh dari angket tanggapan siswa yang di- lakukan oleh guru berupa angket tertutup untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap bahan ajar berbasis kearifan lokal. Data hasil angket tanggapan siswa kemudian diper- sentasekan dalam bentuk persentase angka dan disajikan dalam Tabel 3 berikut ini", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 321, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Persentase Angket Tanggapan Siswa terhadap Bahan Ajar Berbasis Kearifan Lokal", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 115, "width": 357, "height": 234, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aspek Indikator Persentase Kategori Tampilan Kejelasan teks 94 Sangat Tinggi Penyajian gambar 83 Sangat Tinggi Kemenarikan desain 90 Sangat Tinggi Rata-rata 89 Sangat Tinggi Penyajian Materi Berkaitan dengan kehidupan sehari-hari 83 Sangat Tinggi Pemaparan materi 99 Sangat Tinggi Kejelasan kalimat 83 Sangat Tinggi Penggunaan bahasa 100 Sangat Tinggi Kejelasan istilah 100 Sangat Tinggi Kesesuaian soal 100 Sangat Tinggi Rata-rata 94 Sangat Tinggi Manfaat Meningkatkan minat belajar 83 Sangat Tinggi Memahami kearifan lokal 88 Sangat Tinggi Perubahan perilaku 87 Sangat Tinggi Mencintai kearifan lokal 82 Sangat Tinggi Rata-rata 85 Sangat Tinggi Berdasarkan perolehan data hasil penelitian yang telah", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 352, "width": 181, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "didapatkan, maka dideskripsikan efektivitas penerapan bahan ajar", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 379, "width": 181, "height": 232, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berbasis kearifan lokal untuk meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep tema 3 Peduli terhadap Makhluk hidup. Efektivitas pembelajaran berbasis kearifan lokal diukur berdasarkan ketercapaian dalam meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari hasil pretes dan postes. Pengukuran peningkatan hasil belajar peserta didik dilihat melalui nilai n- Gain dan aktivitas belajar yang diukur dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, serta analisis angket tanggapan peserta didik terhadap bahan ajar berbasis kearifan lokal.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 614, "width": 181, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil observasi dan analisis data yang dilihat dari subtema 1 sampai dengan subtema 4, rata-rata aktivitas siswa yang tertinggi adalah pada subtema 4, yaitu sebesar 72, sedangkan rata-rata aktivitas siswa paling rendah pada subtema 1, 2 dan 3. Hal ini dikarenakan pada subtema 4 siswa belajar dengan melakukan pengamatan secara langsung di ling-", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 324, "width": 181, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kungan sekitar sekolah, materi yang disajikan lebih mudah, tidak terlalu padat, dan isi materi merupakan evaluasi dari materi pada subtema sebelumnya. Sedangkan pada sub- tema 1 sampai dengan subtema 3 isi materi terlalu padat, materi lebih kompleks dan siswa diminta banyak mengerjakan soal sehingga siswa merasa jenuh dan bosan saat pem- belajaran.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 476, "width": 181, "height": 273, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan rata-rata n-Gain yang tertinggi terdapat pada subtema 4 dengan n-Gain 0,83 pada kategori tinggi. Hal ini dikarenakan pada subtema 4 banyak membahas tentang kegiatan siswa diluar kelas, yang menyebabkan siswa makin aktif ketika berada diluar kelas karena siswa bisa mengamati hewan dan tumbuhan yang ada disekitar sekolah, siswa makin memperhatikan penjelasan dari guru ketika pem- belajaran berlangsung, rasa keingin- tahuan makin tinggi sehingga siswa banyak yang bertanya bertanya ke- tika subtema ini dipelajari. Per- sentase aktivitas pada subtema 4 sejalan dengan hasil belajar siswa yang tinggi pula. Dengan melakukan banyak aktivitas yang sesuai dengan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 181, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembelajaran, maka siswa mampu mengalami, memahami, mengingat dan mengapikasikan materi yang telah diajarkan (Hamalik, 2004: 12).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 143, "width": 181, "height": 328, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan rata-rata n-Gain yang terendah terdapat pada subtema 1 dengan n-Gain 0,70 dengan kategori tinggi. Hal ini dikarenakan subtema 1 siswa belum begitu tertarik dengan bahan ajar yang diberikan, sehingga tidak terlalu banyak siswa yang aktif bertanya ketika pembelajaran sedang ber- langsung, siswa hanya memper- hatikan penjelasan dari guru. Namun jika dilihat pada seluruh aspek aktivitas maupun seluruh subtema kategorinya tinggi. Hal ini me- nunjukkan bahwa pembelajaran berbasis kearifan lokal dapat meningkatkan aktivitas siswa. Hasil penelitian sesuai dengan Laksana dan Wawe (2015) yang menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa meningkat yang disertai penguatan pemahaman konsep IPA setelah dilaksanakan pembelajaran dengan bantuan media berbasis budaya lokal.", "type": "Table" }, { "left": 140, "top": 474, "width": 154, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penguasaan konsep siswa", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 488, "width": 181, "height": 259, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tertinggi yaitu pada sub tema 4 dengan kategori tinggi, sedangkan yang terendah yaitu pada subtema 2 dengan kategori sedang. Hal ini dikarenakan pada subtema 4 siswa belajar dengan melakukan penga- matan secara langsung di lingkungan sekolah, sehingga pembelajaran men- jadi lebih menarik dan siswa lebih antusias dalam mengikuti pem- belajaran. Dengan demikian, pengua- saan konsep siswa sejalan dengan aktivitas belajar siswa. Semakin banyak aktivitas siswa dalam pem- belajaran akan menghasilkan proses pembelajaran yang lebih baik pula. Sehingga pengusaan konsep siswa menjadi lebih baik (Sardiman, 2003: 100).", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 181, "height": 273, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efektivitas bahan ajar berbasis kearifan lokal pada pembelajaran menyebabkan peningkatan aktivitas siswa dan penguasaan konsep yang dapat dilihat dari data nilai pretes, postes dan n-Gain. Berdasarkan hasil analisis data tersebut yang telah dikemukakan sebelumnya, menun- jukkan bahwa rata-rata nilai pretes tiap subtema memiliki nilai kisaran 50. Selain itu, terjadi peningkatan aktivitas belajar dan penguasaan konsep siswa setelah dilakukan pem- belajaran dengan menggunakan bah- an ajar berbasis kearifan lokal . Setelah diterapkannya bahan ajar berbasis kearifan lokal n-Gain yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan sebelum diterapkannya bahan ajar berbasis kearifan lokal.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 364, "width": 181, "height": 190, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peningkatan penguasaan kon- sep siswa dipengaruhi oleh peng- gunaan bahan ajar berbasis kearifan lokal yang membantu siswa me- mahami materi pelajaran. Gambar yang disajikan dalam bahan ajar membantu siswa dalam memahami materi dibandingkan hanya meng- gunakan verbal. Hal ini sesuai dengan tanggapan siswa yang mengungkapkan 89% bahwa aspek tampilan bahan ajar berbasis kearifan lokal menarik perhatian sehingga meningkatkan minat baca siswa.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 557, "width": 181, "height": 190, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saat pembelajaran berlangsung, siswa sangat antusias memper- hatikan apa yang dijelaskan oleh guru. Siswa sangat tertarik dengan materi yang disampaikan, karena hampir semua contoh dan ilustrasi pada bahan ajar merupakan permasalahan yang pernah mereka hadapi. Hal ini sesuai dengan tanggapan siswa sebanyak 94% menyatakan bahwa materi dalam bahan ajar berbasis kearifan lokal menggunakan ilustrasi yang ber- kaitan dengan kehidupan sehari-hari.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 181, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahan ajar yang menarik dapat meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep siswa. Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Zinnurain dan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 157, "width": 181, "height": 93, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muzanni (2018: 66) bahwa bahan ajar yang menarik dari segi tampilan dan keserasian ilustrasi meningkat- kan minat baca siswa. Sehingga bahan ajar berbasis kearifan lokal dapat dijadikan sebagai bacaan alternatif dalam pembelajaran IPA.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 253, "width": 181, "height": 149, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara keseluruhan, seluruh aspek memiliki kategori tinggi. Hal tersebut mengungkapkan bahwa siswa memiliki tanggapan yang baik terhadap bahan ajar berbasis kearifan lokal. Artinya siswa menyukai be- lajar dengan menggunakan bahan ajar berbasis kearifan lokal. Bahan ajar yang baik dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan konsep siswa.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 405, "width": 181, "height": 273, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahasa, istilah, kalimat pada bahan ajar dipaparkan dengan jelas. Bahan ajar mudah dibaca karena materi pelajaran disusun secara sis- tematis sehingga mudah dipahami. Rata-rata penguasaan konsep dan ak- tivitas belajar persubtema menga- lami peningkatan. Dibuktikan dari rata-rata keseluruhan aktivitas siswa berkriteria “baik” dan rata -rata n- Gain berkriteria tinggi. Faktanya penggunaan bahan ajar berbasis kea- rifan lokal dapat menciptakan suasana lingkungan belajar yang menarik perhatian siswa. Siswa akan lebih tertarik memperhatikan pen- jelasan dari guru sehingga pema- haman terhadap materi menjadi lebih berkesan dan mudah diingat. Sejalan dengan pendapat Kumala dan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 681, "width": 181, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prihatin (2014: 10-11) bahwa bahan ajar berbasis kearifan lokal menya- jikan pengetahuan yang bersifat ke- lokalan serta nilai-nilai yang ter- kandung didalamnya, sehingga", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 181, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 115, "width": 181, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, diketahui bahwa pembelajaran dengan", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 157, "width": 181, "height": 107, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggunakan bahan ajar berbasis ke- arifan lokal dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan konsep, karena pembelajaran menjadi lebih kontekstual, dimana dalam setiap pembelajarannya sangat erat kaitan- nya dengan kehidupan sehari-hari siswa.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 267, "width": 181, "height": 328, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam pembelajaran konteks- tual, siswa dituntut untuk mengetahui hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata (Suastra, 2010: 9). Pembelajaran kontekstual membantu siswa dalam membuat sebuah keterkaitan sebuah materi dengan konteks kehidupan sehari-hari mereka. Hal ini sangat penting sebab dengan dapat meng- kolerasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajari akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak mudah dilupakan oleh siswa. Kegiatan pembelajaran dengan memadukan pengetahuan sains asli masyarakat dan sains ilmiah mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep sains ilmiah dan menjadikan pembelajaran lebih bermakna.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 612, "width": 64, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 640, "width": 181, "height": 107, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simpulan dalam penelitian ini sebagai berikut: Bahan ajar berbasis kearifan lokal efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep tema 3 peduli terhadap makhluk hidup yang menunjukkan bahwa penguasaan konsep siswa berada dalam kriteria “ tinggi ” ; Bahan ajar", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 181, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berbasis kearifan lokal efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. Persentase aktivitas siswa secara keseluruhan berkriteria “ baik ” ; Hasil analisis persentase rata-rata angket ditinjau dari aspek", "type": "Table" }, { "left": 249, "top": 157, "width": 45, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tampilan,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 170, "width": 181, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penyajian dan manfaat bahan ajar berbasis kearifan lokal berada dalam kriteria “ sangat baik ” .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 226, "width": 112, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 254, "width": 176, "height": 90, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ameyaw, Y. 2011. Environmental Pedagogies that Promote Students Understanding of Integrated Science (Bio- logy Aspect). Journal of Education. 1 (1): 10-15.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 359, "width": 175, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Clayton, S., dan Myers, G. 2009.", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 374, "width": 133, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Psikologi Konservasi (Ter- jemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 432, "width": 176, "height": 75, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cristian, D., Ani R., dan Suharto L. 2017. Pengembangan Mo- del Pembelajaran IPA Terintegrasi Etnosains un- tuk Meningkatkan Hasil", "type": "Table" }, { "left": 156, "top": 512, "width": 133, "height": 58, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif. Journal of Innovative Science Edu- cation. 6 (1): 1-13.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 585, "width": 175, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Djamarah, S.B., dan A. Zain. 2006.", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 601, "width": 133, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Strategi Belajar Mengajar.", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 617, "width": 106, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta: Rineka Cipta.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 642, "width": 181, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hamalik, O. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kom- petensi. Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 694, "width": 181, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasbullah. 2008. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 179, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Johnson, E, B. 2007. Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikan dan", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 143, "width": 181, "height": 163, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bermkna. MLC. Bandung. Laksana, D. N. L., & Wawe, F. 2015. Penggunaan Media Berbasis Budaya Lokal dalam Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Aktivitas Be- lajar dan Pemahaman Kon- sep IPA Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Pendi- dikan Citra Bakti, 2 (1), 27- 37.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 322, "width": 181, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lubis, Z. 1997. Repong Damar:", "type": "Text" }, { "left": 372, "top": 336, "width": 138, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kajian Tentang Pengam- bilan Keputusan dalam Pengelolaan Lahan Hutan di Pesisir Krui, Lampung", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 391, "width": 181, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Barat. Bogor: CIFOR. Kumala, N. K., dan Prihatin, S. 2014. Pengembangan Bahan Ajar IPA Berbasis Kearifan Lokal. Malang: Universitas", "type": "Table" }, { "left": 372, "top": 474, "width": 99, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kanjuruhan Malang.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 502, "width": 181, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maha, E,. 2016. Pengembangan LKS Menulis Pidato Bertema Nilai-Nilai Kearifan Lokal Lampung untuk Siswa Kelas X SMA/MA. Tesis tidak", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 571, "width": 181, "height": 149, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diterbitkan. Bandar Lam- pung: Universitas Lampung. Nurmala, D. A., Tripalupi, L. E. dan Suharsono, N. 2014. Pengaruh Motivasi Belajar dan Aktivitas Belajar terhadap Hasil Belajar Akuntansi. Jurnal Pendi- dikan Ekonomi Undiksha. 4(1): 746-751.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 175, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sardiman. 2003. Interaksi dan Moti- vasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 157, "width": 181, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sardjiyo, dan Pannen, P. 2005. Pembelajaran Berbasis Buda- ya: Model Inovasi Pem- belajaran dan Implementasi Kurikulum Berbasis Kompe- tensi. e-Jurnal Jurnal Pendi- dikan, 6 (2). 83 – 91.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 263, "width": 181, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siswoyo, D,. 2007. Ilmu Pendidikan. UNY Press. Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 301, "width": 181, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 315, "width": 152, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "faktor yang Mempengaruhi.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 329, "width": 106, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta: Rineka Cipta.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 352, "width": 182, "height": 108, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suastra I. W., Tika, & Kariska. 2010. Efektivitas Model Pembelajar- an Sains Berbasis Budaya Lokal untuk Mengembangkan Kompetensi Dasar Sains dan Nilai Kearifan Lokal di SMP. e-Jurnal Universitas Pendi- dikan Ganesha. 1 (2): 1-10", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 473, "width": 181, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Taufik, M. 2014. Pengaruh Aktivitas", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 486, "width": 152, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siswa dalam Pembelajaran Geografi terhadap Prestasi", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 514, "width": 152, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Belajar Siswa Kelas IX IPS", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 528, "width": 152, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SMA Negeri 1 Dondo. E- Journal Geografi. 2(4): 1-14.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 565, "width": 181, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahyuningsih, D., dan Muwarni, S. 2015. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 607, "width": 152, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran Biologi melalui Implementasi Model Num- bered Head Together pada", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 648, "width": 152, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siswa kelas XI SMA N 2", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 662, "width": 152, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains. 1 (4): 65-71.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 713, "width": 181, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yolida, B. dan Marpaung, R., R. 2017. Pengembangan Buku", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 741, "width": 152, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guru dan RPP IPA Berbasis", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 88, "width": 152, "height": 66, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kearifan Lokal Tingkat SD Kelas IV. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan MIPA FKIP. Bandar Lampung: Uni- versitas Lampung.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 167, "width": 181, "height": 66, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zinnurain & Ahmad M. 2018. Pengembangan Buku Ajar Berbasis Kearifan Lokal pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal IKIP Mataram. 4 (2)", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 236, "width": 31, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "63-69.", "type": "Text" } ]
b1b400dd-44a7-9f45-22b5-6bb0105f863e
http://jurnal.utu.ac.id/jcivile/article/download/6044/3427
[ { "left": 391, "top": 784, "width": 128, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ius Civile | 220 Volume 6, Nomor 2, Tahun 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 140, "top": 222, "width": 356, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENERAPAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPSI ANGGARAN TERNAK (Studi Putusan No.1/Pid.Pra/2019.Pn.Lsm)", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 261, "width": 81, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[Ferdy Saputra] 1", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 276, "width": 72, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[Ramaniatun] 2", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 290, "width": 114, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[Phoenna Ath Thariq] 3", "type": "Text" }, { "left": 260, "top": 305, "width": 106, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[Dara Quthni Effida] 4", "type": "Text" }, { "left": 204, "top": 334, "width": 218, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 [Fakultas Hukum, Universitas Malikussaleh]", "type": "Text" }, { "left": 258, "top": 349, "width": 110, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 [[email protected]]", "type": "Text" }, { "left": 202, "top": 363, "width": 222, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 [Fakultas Hukum, Universitas Malikussaleh] 2 [[email protected]]", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 393, "width": 384, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 [Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Teuku Umar]", "type": "Text" }, { "left": 235, "top": 422, "width": 156, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 [[email protected]]", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 437, "width": 384, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 [Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Teuku Umar]", "type": "Text" }, { "left": 238, "top": 466, "width": 150, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 [[email protected]]", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 498, "width": 45, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 527, "width": 400, "height": 173, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study aims to determine the application of material criminal law to corruption in the livestock budget in the case of Decision Number 1/Pid.Pra/2019.Pn.Lsm, and to find out how judges consider in making decisions on corruption in the livestock budget in Decision Number 1 /Pid.Pre/2019.Pn.Lsm. This research uses descriptive normative legal research method. Sources of primary and secondary legal materials, data collection techniques are library research, analysis of legal materials used is qualitative analysis. The scope of this research only focuses on the application of the law to corruption in the livestock budget in case number1 /Pid.Pre/2019.Pn.Lsm. This Research does not represent cases of corruption in the livestock budget elsewhere in Indonesia. The results of the study found that the application of material criminal law to perpetrators of livestock budget corruption in the case of decision number", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 703, "width": 399, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1/Pid.Pra/2019.Pn.Lsm that in its pretrial development the arrangement was regulated in Article 1 number 10 Jo. Article 77 of the Criminal Procedure Code, often law enforcement officers are not serious in achieving material truth so that", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 114, "width": 87, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P- ISSN : 2614 – 5723", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 126, "width": 84, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E- ISSN : 2620 – 6617", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 137, "width": 138, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ius Civile (Refleksi Penegakan Hukum dan Keadilan) Prodi Ilmu Hukum", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 172, "width": 90, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Teuku Umar", "type": "Text" }, { "left": 448, "top": 114, "width": 128, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 6, Nomor 2, Tahun 2022 email: [email protected] http://jurnal.utu.ac.id/jcivile", "type": "Table" }, { "left": 391, "top": 784, "width": 128, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ius Civile | 221 Volume 6, Nomor 2, Tahun 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 129, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "the person concerned does not get real legal protection from the state. For this reason, these developments can be accommodated through whether or not the determination of the suspect is legal and whether or not the confiscation has been recognized as a pretrial area of authority, thereby minimizing arbitrary treatment by law enforcement officials. It is recommended that law enforcement officers, both prosecutors, lawyers and judges, must have good legal knowledge, especially regarding the criminal law of corruption. If his actions are based on the proper application of criminal law from law enforcement, a sense of justice can be felt by everyone.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 262, "width": 387, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Application Of Law On Criminal Acts Of Livestock Budget Corruption", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 291, "width": 394, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received: 1 September 2022 Revised: 20 Oktober 2022 Available Online: 28 Oktober 2022", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 319, "width": 96, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 333, "width": 393, "height": 115, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Korupsi merupakan tindakan yang dapat merugikan Negara baik secara langsung maupun tidak langsung. Sejarah membuktikan bahwa hampir tiap Negara dihadapkan pada masalah korupsi. Tidak berlebihan bahwa pengertian korupsi selalu berkembang dan berubah sesuai dengan perubahan zaman. Istilah korupsi berasal dari perkataan latin coruptio atau corruptus 1 yang berarti kerusakan atau kebobrokan. Disamping itu diberbagai Negara, dipakai juga untuk menunjukkan keadaan dan perbuatan yang busuk. Korupsi juga banyak dikaitkan dengan ketidakjujuran seseorang dibidang keuangan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 450, "width": 393, "height": 130, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu tindak pidana yang selalu menjadi sorotan di Indonesia adalah masalah korupsi. Korupsi bukanlah hal yang asing lagi di Negeri ini. Korupsi Indonesia bahkan sudah tergolong extra ordinary crime atau kejahatan luar biasa karena telah merusak, tidak saja keuangan Negara dan potensi ekonomi Negara, tetapi juga telah meluluhkan pilar-pilar sosial budaya, moral, politik dan tatanan hukum keamanan Indonesia. Korupsi mampu melumpuhkan pembangunan bangsa. Dalam masyarakat, praktik korupsi ini dapat ditemukan dalam berbagai modus operandi dan dapat dilakukan oleh siapa saja, dari berbagai strata dan ekonomi. 2", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 582, "width": 393, "height": 100, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pasal 2 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2001 menjelaskan bahwa setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara. Selanjutnya Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2001 juga menjelaskan Tentang Perilaku Koruptif Melalui Penyalahgunaan Wewenang. 3", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 685, "width": 357, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adanya Undang-Undang Pemerantasan Tindak Pidana Korupsi (UU", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 721, "width": 337, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Deni RM, 1994, Penerpan Pembuktian Terbalik Dalam Delik Korupsi, Mandar Maju, Bandung, hlm. 6", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 730, "width": 399, "height": 17, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Ermansjah Djaja, 20. Memberantas Korupsi Bersama KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) , Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 13", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 748, "width": 309, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Romli Atmasasmita, 2004, Sekitar Korupsi Aspek Internasional, Manda Maju, Bandung, hlm.", "type": "Text" }, { "left": 391, "top": 784, "width": 128, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ius Civile | 222 Volume 6, Nomor 2, Tahun 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 393, "height": 85, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PTPK) menjadi harapan bagi bangsa Indonesia dalam memberantas korupsi, namun, pemberantasan korupsi tetap mengalami kesulitan, langkah-langkah pemberantasan masih tersendat-sendat sampai sekarang. Korupsi sudah merupakan penyakit kronis menjangkiti dan belum dapat disembuhkan hingga saat ini yang menyebar keseluruh sektor pemerintah bahkan sampai ke perusahaan-perusahaan swasta. 4", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 204, "width": 393, "height": 114, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tindak pidana korupsi merupakan delik khusus yang diatur secara tersendiri didalam kitab Undang-Undang hukum pidana. Didalam proses penanganan kasus korupsi berlaku prinsip yang diutamakan atau didahulukan proses penyelesaian nya. Hal ini sesuai dengan Pasal 25 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang menyatakan bahwa penyidikan, penuntutan, pemeriksaan disidang Pengadilan dalam perkara korupsi didahulukan dari perkara lain guna penyelesaian secepatnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 321, "width": 394, "height": 202, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam beberapa tahun belakangan ini, mungkin kata dana bantuan sosial kemudian disingkat dana bansos sering terdengar baik melalui media maupun berita diberbagai tempat. Bantuan sosial tersebut menjadi salah satu jenis belanja daerah yang menarik perhatian banyak pihak, bukan saja masyarakat atau kelompok masyarakat tetapi juga pemerintah, anggota dewan perwakilan rakyat daerah , bupati, gubernur, walikota yang berkepentingan dengan bansos , dengan demikian rekening bansos memiliki resiko yang cukup tinggi untuk disalahgunakan. Perihal dana bansos, dalam Pasal 1 angka 15 peraturan menteri dalam Negeri yang disingkat Pemendagri Nomor 32 Tahun 2011 dana bansos dana hibah disebutkan bahwa yang dimaksud dengan bansos adalah “pemberian bantuan uang/barang dari pemerintah daerah kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dan terjadinya resiko sosial. 5", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 526, "width": 393, "height": 129, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu direktur CV. Bireun Vision yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pengadaan hewan ternak di pemerintahan Lhokseumawe. Penyaluran bantuan ternak yang disalurkan melalui dinas kelautan perikanan dan pertanian Kota Lhokseumawe dengan anggaran 14,5 milyar yang bersumber dari APBK tahun 2014, mengakibatkan kerugian Negarasebesar 8.168 milyar lebih. 6 Kasus dugaan korupsi yang berawal ketika dinas kelautan, perikanan dan pertanian Kota Lhokseumawe melakukan pengadaan ternak, kemudian hewan ternak berupa sapi tersebut dibagikan kepada puluhan kelompok masyarakat. Namun akhir 2015 ditemukan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 693, "width": 399, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Azharul Nugraha Putra Patarusi, 2017, Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Korupsi, Skripsi , Universitas Hasanuddin Makassar.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 711, "width": 392, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Menteri Dalam Negeri Nomor 32 tahun 2011 Sebagaimana Telah Diubah Dengan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pemberian Hibah Dan Bantuan Yang Bersumber Dari APBD, Pasal 1 Angka 15.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 739, "width": 41, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Masriadi,”", "type": "Text" }, { "left": 221, "top": 740, "width": 64, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tersangka Korupsi", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 740, "width": 399, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengadaan Sapi Https://amp.Kompas.com/regional/read/2019/ 07/24/13170831/kontraktor-Pengadaan-sapi-jadi- Tersangka-Kasus-Korupsi-Di-Lhokseumawe, 2/2/2021.", "type": "Text" }, { "left": 391, "top": 784, "width": 128, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ius Civile | 223 Volume 6, Nomor 2, Tahun 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 113, "width": 321, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "data yang menunjukkan pengadaan ternak tersebut diduga fiktif . 7", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 130, "width": 393, "height": 364, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam kasus ini tersangka merupakan badan hukum perdata berbentuk dalam kapasitasnya selaku direktur CV. Bireun Vision yang didirikan berdasarkan akta pendirian (perseroan komanditer) Nomor 08 tanggal 10 desember 2010 yang dibuat oleh notaris Tarmizi, S.H., Sp.N di Lhokseumawe, dengan maksud menjalankan usahanya sesuai dengan peraturan Perundang- Undangan yang berlaku dan telah mendapatkan pengesahan dari kementerian hukum dan hak asasi manusia republik Indonesia. Namun karena perusahaan tersangka tidak berjalan dengan mestinya karena sulit mendapatkan pekerjaan di instansi pemerintahan, sehingga pada Tahun 2013 dan 2014 perusahaannya dikelola/dijalankan oleh orang M.Thaib alias Suhu, tetapi terdakwa tidak pernah memberi izin atau kuasa direksi kepadanya dan semua administrasi pekerjaan tetap disampaikan kepada tersangka dan tersangka pula yang menandatangani seluruh dokumen berkaitan dengan pekerjaan perusahaan tersangka. Kemudian, pada awal bulan januari Tahun 2018 tersangka terkejut melihat berita di media cetak serambi Indonesia bahwa perusahaan tersangka masuk sebagai salah satu perusahaan dari ratusan perusahaan lain yang melakukan pekerjaan fiktif penyaluran bantuan ternak yang disalurkan pemerintah Kota Lhokseumawe kepada kelompok ternak yang disalurkan melalui dinas kelautan, perikanan dan perternakan Kota Lhokseumawe. Bahwa atas hal tersebut tersangka menanyakan kepada abang kandung apakah ada orang yang meminjam/menggunakan profil perusahaan tersangka CV. Bireun Vision, kemudian pada Tahun 2014 abang kandung tersangka ingat bahwa ada orang yang meminta profil perusahaan tersangka CV. Bireun Vision padanya, beliau tidak memberikan dan menyuruh untuk meminta langsung kepada pemilik perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 497, "width": 393, "height": 100, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berselang seminggu kemudian abang kandung tersangka yang bernama Maimun tersebut memanggil tersangka kerumahnya dan mengatakan bahwa benar yang bernama Mahindra telah mengambil profil perusahaannya untuk digunakan dalam proyek fiktif. Terdakwa Edi Saputra selaku direktur CV. Bireun Vision mengaku tidak pernah meminjamkan perusahaan kepada Mahindra serta tidak pernah memberi izin kepada Mahindra untuk meminjamkan perusahaannya kepada orang lain.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 599, "width": 393, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada prinsipnya tersangka tidak pernah memberikan kuasa kepada pidak yang meminjam atau terlibat dalam kegiatan dan pihak yang terlibat dalam kegiatan pengadaan tidak tercatat dalam akta pendirian perusahaan Cv. Bireun Vision sebagaimana juga diatur didalam Pasal 5 dan Pasal 6 serta Pasal 18 Pepres Nomor 54 Tahun 2010 beserta perubahannya Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Sehingga peran Mahindra sebagai “ dader ” aktif sangatlah jelas, yang secara sengaja mengambil dan menggunakan dokumen perusahaan terdakwa secara tanpa hak/tanpa seizin tersangka dan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 739, "width": 398, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 M.haris Setiady Agus, http://m.antaranews.com/berita/974470/polisi-tetapkan-tersangka- korupsi -pengadaan- ternak-di-Lhokseumawe, 02/02/2021", "type": "Footnote" }, { "left": 391, "top": 784, "width": 128, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ius Civile | 224 Volume 6, Nomor 2, Tahun 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 393, "height": 100, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memalsukan tanda tangan tersangka terkait dengan seluruh proses pelaksanaan teknis sebagaimana perjanjian kontrak kerja telah diperjanjikan, sehingga mengakibatkan kerugian keuangan atau perekonomian Negara yang dimaksud ketentuan Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Undang-Undang PTPK).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 218, "width": 393, "height": 144, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Direktur CV. Bireun Vision yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pengadaan hewan ternak di pemerintahan Lhokseumawe. Penyaluran bantuan ternak yang disalurkan melalui dinas kelautan perikanan dan pertanian Kota Lhokseumawe dengan anggaran 14,5 milyar yang bersumber dari APBK tahun 2014, mengakibatkan kerugian Negara sebesar 8.168 milyar lebih. Kasus dugaan korupsi yang berawal ketika dinas kelautan, perikanan dan pertanian Kota Lhokseumawe melakukan pengadaan ternak, kemudian hewan ternak berupa sapi tersebut dibagikan kepada puluhan kelompok masyarakat. Namun akhir 2015 ditemukan data yang menunjukkan pengadaan ternak tersebut diduga fiktif .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 365, "width": 393, "height": 202, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam kasus ini tersangka merupakan badan hukum perdata berbentuk dalam kapasitasnya selaku direktur CV. Bireun Vision yang didirikan berdasarkan akta pendirian (perseroan komanditer) Nomor 08 tanggal 10 Desember 2010 yang dibuat oleh notaris Tarmizi, S.H., Sp.N di Lhokseumawe, dengan maksud menjalankan usahanya sesuai dengan peraturan Perundang- Undangan yang berlaku dan telah mendapatkan pengesahan dari kementerian hukum dan hak asasi manusia republik Indonesia. Namun karena perusahaan tersangka tidak berjalan dengan mestinya karena sulit mendapatkan pekerjaan di instansi pemerintahan, sehingga pada Tahun 2013 dan 2014 perusahaannya dikelola/dijalankan oleh orang M.Thaib alias Suhu, tetapi terdakwa tidak pernah memberi izin atau kuasa direksi kepadanya dan semua administrasi pekerjaan tetap disampaikan kepada tersangka dan tersangka pula yang menandatangani seluruh dokumen berkaitan dengan pekerjaan perusahaan tersangka.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 570, "width": 393, "height": 173, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada awal bulan januari Tahun 2018 tersangka terkejut melihat berita di media cetak serambi Indonesia bahwa perusahaan tersangka masuk sebagai salah satu perusahaan dari ratusan perusahaan lain yang melakukan pekerjaan fiktif penyaluran bantuan ternak yang disalurkan pemerintah Kota Lhokseumawe kepada kelompok ternak yang disalurkan melalui dinas kelautan, perikanan dan perternakan Kota Lhokseumawe. Bahwa atas hal tersebut tersangka menanyakan kepada abang kandung apakah ada orang yang meminjam/menggunakan profil perusahaan tersangka CV. Bireun Vision, kemudian pada Tahun 2014 abang kandung tersangka ingat bahwa ada orang yang meminta profil perusahaan tersangka CV. Bireun Vision padanya, beliau tidak memberikan dan menyuruh untuk meminta langsung kepada pemilik perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 391, "top": 784, "width": 128, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ius Civile | 225 Volume 6, Nomor 2, Tahun 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 394, "height": 232, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berselang seminggu kemudian abang kandung tersangka yang bernama Maimun tersebut memanggil tersangka kerumahnya dan mengatakan bahwa benar yang bernama Mahindra telah mengambil profil perusahaannya untuk digunakan dalam proyek fiktif. Terdakwa Edi Saputra selaku direktur CV. Bireun Vision mengaku tidak pernah meminjamkan perusahaan kepada Mahindra serta tidak pernah memberi izin kepada Mahindra untuk meminjamkan perusahaannya kepada orang lain. Negara Indonesia adalah negara hukum (rechtsstaat ) dimana hukum pada hakekatnya bertujuan untuk hidup berdampingan secara damai yaitu keselarasan antara ketertiban dan ketentraman. 8 Indonesia adalah negara hukum yang ditetapkan dalam pasal 1 ayat (3) UUD 1945, sehingga segala sesuatu memiliki undang-undang yang mengaturnya. 9 Tidak hanya regulasi, tetapi hukum juga memberikan manfaat dan perlindungan kepada masyarakat. Negara hukum itu sendiri didasarkan pada hukum yang menjamin keadilan bagi seluruh warga negara. Untuk Indonesia sebagai negara hukum dipatokkan dari nilai-nilai Pancasila yang termasuk dalam sudut pandang hidup bangsa dan segala sumber hukum.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 350, "width": 399, "height": 85, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perlindungan hukum adalah perlindungan hak asasi manusia yang telah dilanggar oleh orang lain, dan perlindungan itu diberikan kepada masyarakat agar dapat menikmati semua hak yang diberikan oleh hukum, selain itu perlindungan hukum adalah sumber daya yang harus disediakan oleh hukum beserta aparat penegak hukum untuk mendapatkan rasa aman, baik mental maupun fisik, dari gangguan dan ancaman dari salah satu pihak. 10", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 438, "width": 402, "height": 159, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perlindungan hukum merupakan penyempitan dari pengertian perlindungan, dalam hal ini hanya perlindungan hukum. Perlindungan hukum juga berkaitan dengan adanya hak dan kewajiban, yang dalam hal ini disebabkan manusia sebagai subjek hukum dalam berhubungan dengan manusia lain dan lingkungannya. Sebagai subjek hukum, orang mempunyai hak dan kewajiban untuk melakukan perbuatan hukum. 11 Pada dasarnya setiap manusia memiliki hak untuk dilindungi termasuk dalam kehidupan bernegara. Dengan kata lain, setiap warga negara dilindungi oleh negara. Hukum merupakan sarana untuk melaksanakannya sehingga muncul teori perlindungan hukum. Tentang perlindungan harkat dan martabat manusia berdasarkan ketentuan hukum aparatur negara.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 599, "width": 400, "height": 100, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di masa perkembangan yang sangat pesat ini, harusnya di imbangi penegakkan hukum yang lebih memadai dalam mengahadapi kejahatan. Di Indonesia harus selalu mematuhi hukum dalam membela hak asasi manusia untuk memastikan bahwa semua lapisan masyarakat diperlakukan sama dalam penerapan hokum, Dari sudut pandang korban, dalam hal ini korban tidak secara langsung menuntut hak untuk menuntut kerugian yang diderita, baik materil maupun immateriil, tetapi ada tata cara dan aturan tertentu untuk menuntut", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 721, "width": 324, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 Soejono Soekanto, 2007, Sosiologi Suatu Pengantar , PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 179", "type": "Footnote" }, { "left": 149, "top": 730, "width": 165, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 739, "width": 252, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10 Satjipto Raharjo, 2000, Ilmu Hukum , Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm. 74.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 748, "width": 351, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11 C.S.T. Kansil, 1980, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia , Balai Pustaka, Jakarta, hlm. 102.", "type": "Text" }, { "left": 391, "top": 784, "width": 128, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ius Civile | 226 Volume 6, Nomor 2, Tahun 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 70, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hak tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 130, "width": 400, "height": 86, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pentingnya perlindungan dan penegakan hukum adalah untuk mewujudkan masyarakat yang adil, damai dan sejahtera, bebas dari pelanggaran HAM dan pelanggaran hukum lainnya seperti pembunuhan, penipuan, dan lain- lain. Selanjutnya agar Indonesia dapat mencapai tujuannya yaitu menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, hukum harus ditegakkan, dimana tujuan tersebut dapat tercapai apabila hukum dapat ditegakkan secara adil.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 218, "width": 400, "height": 173, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penyelesaian perkara pidana, seringkali hukum terlalu menekankan pada urusan tersangka atau terdakwa dengan mengabaikan hak- hak korban kejahatan. Korban adalah mereka yang menderita secara fisik dan emosional dari tindakan orang lain atau agresor yang bertentangan dengan kepentingan dan hak asasi mereka yang terkena dampak. 12 Tidak jarang korban kejahatan membutuhkan perlindungan hukum yang memadai, baik yang tidak berwujud maupun yang material. Salah satu pihak yang sangat membutuhkan perlindungan dalam suatu tindak pidana adalah korban tindak pidana. Pentingnya peran korban dalam perawatan dan perlindungan didasarkan pada pemikiran bahwa korban adalah pihak yang dirugikan dalam suatu tindak pidana, sehingga harus mendapat perhatian dan perawatan untuk melindungi kepentingannya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 394, "width": 400, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tentang hak-hak korban ketika mengajukan tuntutan ganti rugi atas tindak pidana dengan menggabungkan tuntutan ganti rugi. Pihak-pihak berkepentingan perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu sebagai berikut: 13", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 438, "width": 333, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Kerugian tersebut harus diakibatkan karena suatu tindak pidana", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 453, "width": 396, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Kerugian yang diderita oleh korban merupakan akibat langsung karena tindak pidana", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 482, "width": 396, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Gugatan ganti kerugian sebagai akibat dari tindak pidana tadi ditujukan kepada si pelaku tindak pidana (terdakwa)", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 511, "width": 396, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Tuntutan ganti kerugian tersebut diperiksa dan diputus sekaligus bersamaan dalam pemeriksaan dan pemidanaan proses pidana Anda dalam bentuk hukuman.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 555, "width": 400, "height": 71, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh karena itu penting kiranya untuk meneliti mengenai hukum pidana materil terhadap pelaku tindak pidana korupsi anggaran ternak pada perkara putusan Nomor 1/Pid.Pra/2019.Pn.Lsm dan pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap pelaku tindak pidana korupsi anggaran ternak putusan Nomor 1/Pid.Pra/2019.Pn.Lsm.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 643, "width": 110, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Metode penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 658, "width": 393, "height": 56, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif karena penelitian ini meneliti putusan pengadilan Negeri Lhokseumawe pada Perkara Nomor 1/Pid.Pra/2019.Pn.Lsm dan didukung penelitian kepustakaan dari literatur- literatur yang berkaitan dengan pembahasan penelitian ini. Teknik yang", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 730, "width": 309, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12 Arif gosita, 2009, Masalah Perlindungan Anak , CV. Akademika Pressindo, Jakarta, hlm. 94", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 739, "width": 400, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13 Dikdik M. Arief masnsur dan Elisatris Gultom, 2006, Urgensi Perlindungan Korban Kejahatan , PT. RajaGrafindo Persada, Bandung, hlm. 79.", "type": "Text" }, { "left": 391, "top": 784, "width": 128, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ius Civile | 227 Volume 6, Nomor 2, Tahun 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 394, "height": 158, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "digunakan untuk mengumpulkan data-data dilakukan dengan penelitian kepustakaan ( library research ) Penelitian dilaksanakan dengan mengumpulkan, membaca, dan menelusuri sejumlah buku-buku, peraturan perundang- undangan ataupun literature-literatur lainnya yang relavan dengan masalah yang diteliti. Data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian baik data primer ataupun data sekunder dianalisis secara kualitatif. Analisis data kualitatif adalah pengelolaan data secara deduktif, yaitu dimulai dari dasar-dasar pengetahuan yang umum kemudian meneliti yang bersifat khusus .kemudian dari proses tersebut, ditarik sebuah kesimpulan. Kemudian disajikan secara deskriptif yaitu dengan cara menjelaskan dan menggambarkan sesuai dengan permasalahan yang terkait dengan penulisan ini.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 292, "width": 209, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 306, "width": 393, "height": 144, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hukum pidana materil menurut Tirtamidjaja menjelaskan hukum pidana materil adalah kumpulan aturan hukum yang menentukan pelanggaran pidana, menetapkan syarat-syarat bagi pelanggar pidana untuk dapat dihukum, menunjukkan orang dapat dihukum dan menetapkan hukuman atas pelanggaran pidana. 14 Sedangkan menurut J.M. Van Bammelen hukum pidana materil adalah hukum pidana yang terdiri atas tindak pidana yang disebut berturut-turut, peraturan umum yang dapat diterapkan terhadap perbuatan itu, dan pidana yang diancam terhadap perbuatan itu. Hukum pidana formil mengatur cara bagaimana acara pidana seharusnya dilakukan dan menentukan tata tertib yang harus diperhatikan pada kesempatan itu. 26", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 453, "width": 393, "height": 158, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Membahas mengenai penerapan Pasal pada tindak pidana, maka hal ini berkaitan erat dengan tahap penuntutan Pasal 143 KUHAP yang menyatakan bahwa untuk mengadili suatu perkara, penuntut umum wajib mengajukan permintaan disertai dengan surat dakwaan, Edi Saputra Bin M. Saleh selaku direktur CV. Bireun Vision ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi anggaran ternak karena diduga melakukan perbuatan atau keadaan berdasarkan bukti permulaan patut diduga sebaga pelaku tindak pidana dan untuk mengenai status sebagai tersangka hanya dapat ditetapkan oleh penyidik kepada seseorang setelah hasil penyidikan yang dilaksanakan memperoleh bukti permulaan yang cukup yaitu paling sedikit 2 (dua) jenis alat bukti, yang ditentukan melalui gelar perkara.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 614, "width": 393, "height": 100, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini sebagaimana ketentuan Pasal 1 Ayat 14 KUHPidana jo. Pasal 66 Ayat (1) dan (2) peraturan kapolri Nomor 12 Tahun 2009 pengawasan dan pengendalian penanganan perkara pidana di lingkunngan kepolisian Negara RI. Selain itu, sebagaimana ketentuan Pasal 1 angka 11 Jo. Pasal 4 Ayat (1) peraturan kepala kepolisian RI Nomor 12 Tahun 2009 tentang manajemen penyidikan tindak pidana juga diatur tentang prosedur penyelesaian perkara tindak pidana juga diatur tentang prosedur penyelesain perkara termasuk", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 739, "width": 399, "height": 18, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14 Amir Ilyas, 2012, Asas-Asas hukum pidana, memahami tindak pidana dan pertanggung jawaban pidana sebagai syarat pemidanaan , Rangkang Offset, Yogyakarta, hlm. 9.", "type": "Footnote" }, { "left": 391, "top": 784, "width": 128, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ius Civile | 228 Volume 6, Nomor 2, Tahun 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 392, "height": 56, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penyidikan dan penetapan tersangka, harus dilakukan secara professional, proporsional dan transparan agar tidak ada penyalahgunaan wewenang dan lebih jauh tidak semata- mata bertendensi menjadikan seseorang sebagai tersangka.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 174, "width": 393, "height": 56, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di dalam Pasal 1 angka 10 kitab Undang-Undang hukum acara pidana (KUHAP) yang menyatakan : “ Praperadilan adalah wewenang pengadilan negeri untuk memeriksa dan memutuskan menurut cara yang diatur dalam Undang- Undang ini, tentang:", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 233, "width": 389, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau penahanan atas permintaan tersangka atau keluarganya atau pihak lain atas penasihat hukum/ kuasa hukum.", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 277, "width": 389, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan atas permintaan demi tegaknya hukum dan keadilan.", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 306, "width": 389, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Permintaan ganti kerugian, atau rehabilitasi oleh tersangka atau keluarganya atau pihak lain atas kuasanya yang perkaranya tidak diajukan ke pengadilan.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 350, "width": 395, "height": 144, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mendasari Pasal 124 KUHAP yang menegaskan “dalam hal apakah sesuatu penahanan sah atau tidak sah menurut hukum, tersangka, keluarga atau penasihat hukum dapat mengajukan hal itu kepada pengadilan negeri setempat untuk diadakan praperadilan guna memperoleh putusan apakah penahanan atas diri tersangka tersebut sah atau tidak sah menurut Undang –Undang ini”, kemudian status pemohon yang ditetapakan sebagai tersangka, maka atas dasar permintaan dilakukan oleh tersangka atau kuasanya kepada ketua pengadilan Negeri dengan menyebut alasannya, hal ini sesuai dengan ketentuan pada Pasal 79 KUHAP juncto putusan mahkamah konstitusi Nomor 21/PUU-XII/2014 Tanggal 28 April 2015.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 497, "width": 393, "height": 232, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam kasus korupsi anggaran ternak yang melibatkan Edi Saputra penulis menganalisis bahwa sebelum ditetapkannya Edi Saputra sebagai tersangka termohon telah melakukan pemanggilan tanpa surat panggilan yang sah sebanyak 2 (dua) kali, maka menurut pemohon tindakan termohon yang mengambil keputusan untuk menetapkan tersangka Edi Saputra adalah error in persona , Karena pada prinsipnya pemohon tidak pernah memberikan kuasa kepada pihak yang meminjam atau terlibat dalam kegiatan dan pihak yang terlibat dalam kegiatan pengadaan tidak tercatat dalam akta pendirian perusahaan Cv. Bireun Vision sebagaimana diatur dalam Pasal 5 dan Pasal 6 serta Pasal 18 perpres Nomor 54 Tahun 2010 beserta perubahannya tentang pengadaan barang/jasa pemerintah. Dengan demikian menurut hemat Pemohon, Berdasarkan angka 34 tersebut di atas, tindakan termohon telah menyalahi dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan hukum sebagaimana dimaksud dan diatur didalam: Pasal 116 Ayat (2) KUHAP yang menegaskan “saksi diperiksa secara tersendiri, tetapi boleh dipertemukan yang satu dengan yang lain dan mereka wajib memberikan keterangan yang sebenarnya”.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 731, "width": 371, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahwa berdasarkan fakta dan tindakan termohon dihubungkan dengan", "type": "Text" }, { "left": 391, "top": 784, "width": 128, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ius Civile | 229 Volume 6, Nomor 2, Tahun 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 393, "height": 85, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "peraturan perUndang-Undangan yang berlaku, Pemohon berpendapat tindakan termohon secara nyata juga telah melanggar asas legalitas, asas profesional dan asas prosedural, sehingga dampak perbuatan termohon untuk berbuat sewenang- wenang dalam kekuasannya ( abuse of power ) kepada Pemohon sangatlah tergambar jelas dan sangat beralasan menurut hukum untuk dikabulkan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 204, "width": 393, "height": 305, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam memutuskan suatu perkara terdapat pertimbangan-pertimbangan yang dimiliki oleh hakim sebagai dasar dalam mengadili. Pertimbangan hakim pada putusan Nomor 01/Pid.Pra/2019/Pn.Lsm, maka yang dapat penulis pahami adalah maksud dari permohonan praperadilan sebagaimana yang tersebut diatas, menimbang bahwa yang menjadi pokok permasalahan dalam perkara ini adalah sdr. Edi Saputra Bin M. Saleh sebagai tersangka, oleh karena itu termohon dalam jawaban telah mengajukan eksepsi, maka sebelum mempertimbangkan pokok perkara, hakim terlebih dahulu akan mempertimbangkan eksepsi dari termohon tersebut. Kemudian dalam eksepsinya termohon mengajukan eksepsi wewenang pengadilan/kompetensi relatif bahwa permohonan praperadilan oleh termohon adalah tidak sah dengan alasan bahwa termohon untuk melakukan penyidikan dan penyidikan dalam Perundang-Undangan tidak secara tegas dan pasti. Sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP serta segala tugas dan wewenang termohon dalam melakukan penyidikan dan penyidikan terhadap pemohon Edi Saputra Bin M. Saleh dalam perkara Korupsi yang mengakibatkan kerugian uang negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat 1, Pasal 3, Pasal 18 Ayat 1 huruf a, b Ayat 2,3 UU RI No.31 Tahun 1999 sebagaimana dirubah dengan UU RI No. 20 Tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana Korupsi sub Pasal 55 Ayat 1 ke 1e KUHP adalah cacat hukum.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 511, "width": 393, "height": 115, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Didalam gugatan pemohon terhadap termohon, tidak secara jelas menggugat menempatkan maksud dan tujuan yang jelas dari pemohonan praperadilan pemohon terhadap termohon dengan menyebutkan dalam gugatannya. Dalam posita, oleh pemohon tidak memuat dalil-dalil atau alasan peristiwa perkara atau duduk tentang suatu kasus (kontruksi perkara yang di prapid) tidak memenuhi syarat terkait dasar hukum dan dasar fakta, maka gugatan pemohon tidak cermat atau tidak memenuhi syarat untuk disidangkan dalam proses peradilan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 629, "width": 393, "height": 100, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan ditempatkannya termohon sebagai subjek didalam permohonan pemohon, tidaklah menyebabkan permohonan pemohon tersebut menjadi kabur dan salah salah alamat dan justru menurut hakim hal ini akan lebih memperjelas fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawab dari termohon. Mengenai penempatan subjek yang kabur dan salah alamat, penetapan tersangka terhadap pemohon tidak sah, tidak beralasan, oleh karenanya eksepsi termohon ditolak.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 731, "width": 371, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hakim juga mempertimbangkan bahwa pada pokoknya permohonan", "type": "Text" }, { "left": 391, "top": 784, "width": 128, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ius Civile | 230 Volume 6, Nomor 2, Tahun 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 393, "height": 393, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "praperadilan yang diajukan oleh pemohon adalah mengenai penetapan sdr. Edi Saputra Bin M. Saleh sebagai tersangka. Praperadilan yang dimaksudkan dalam Pasal 77 sampai Pasal 83 KUHAP adalah sebagai control horizontal yang dipunyai oleh Pengadilan Negeri atas permohonan para pihak yang telah ditentukan oleh KUHAP yaitu untuk mencegah penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan, penghentian penuntutan secara sewenang-wenang, yang kini telah diperluas dengan putusan Mahkamah Konstitusi mengubah ketentuan Pasal 77 KUHAP tentang objek praperadilan dan menambah penetapan tersangka, penggeledahan dan penyitaan termasuk objek praperadilan. Berdasarkan keterangan ahli yaitu Muhammad Hatta mengatakan jika pun dalam sebuah perusahaan dalam hal ini perusahaan CV. Bireun Vision yang Direkturnya sdr. Edi Saputra, bila dalam perusahaan tersebut ada masuk uang kedalam rekening CV. Bireun Vision tersebut jika Direkturnya tidak mengetahuinya, maka Direkturnya ikut bertanggung jawab karena dalam hal ini seorang Direktur tidak mungkin tidak mengetahui karena dalam perusahaan dia mempunyai andil dan seharusnya sipenerima uang haruspatut menduga legal atau tidak, hasil kejahatan atau bukan yang patut dilakukan adalah melaporkan uang tersebut kepada pihak Bank yang bersangkutan atau kepada pihak yang berwajib agar tidak terjadi permasalahan dikemudian hari. Hakim menyatakan penetapan Edi Saputra Bin M. Saleh adalah sah menurut hukum dengan alasan bahwa uang yang masuk kedalam rekening CV. Bireun Vision ada kaitannya dengan perkara korupsi. Oleh karena itu, maka alasan-alasan permohonan praperadilan yang diajukan oleh pemohon harus dinyatakan tidak beralasan menurut hukum, oleh karenanya permohonan praperadilan yang diajukan pemohon dinyatakan ditolak, maka kepada pemohon dibebani untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara ini, yang besarnya akan disebutkan dalam amar putusan ini.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 526, "width": 76, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 541, "width": 393, "height": 41, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam hal penerapan hukum pidana materil terhadap pelaku tindak pidana korupsi anggaran ternak pada perkara putusan nomor 1/Pid.Pra/2019.Pn.Lsm adalah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 585, "width": 393, "height": 158, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hukum Acara Pidana khususnya Pasal 1 Angka 10 dan Pasal 77. sering terjadi perlakuan aparatur penegak hukum tidak sungguh-sungguh dalam menjangkau kebenaran materil sehingga terdakwa tidak memperoleh keadilan yang nyata dari Negara. penerapan hukum pidana materiil terhadap pelaku korupsi anggaran peternakan dalam perkara putusan nomor 1/Pid.Pra/2019.Pn.Lsm bahwa dalam perkembangannya praperadilan pengaturannya diatur dalam Pasal 1 angka 10 Jo. Pasal 77 KUHAP, seringkali aparat penegak hukum tidak sungguh-sungguh dalam mencapai kebenaran materiil sehingga yang bersangkutan tidak mendapatkan perlindungan hukum yang nyata dari negara. Untuk itu perkembangan tersebut dapat diakomodasi melalui sah atau tidaknya penetapan tersangka dan sah atau tidaknya penyitaan, telah diakui sebagai", "type": "Text" }, { "left": 391, "top": 784, "width": 128, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ius Civile | 231 Volume 6, Nomor 2, Tahun 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 393, "height": 85, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "wilayah kewenangan praperadilan, sehingga meminimalisir perlakuan sewenang-wenang oleh aparat penegak hukum. Disarankan kepada aparat penegak hukum, baik kejaksaan, pengacara maupun hakim, harus memiliki pengetahuan ilmu hukum yang baik, khususnya mengenai hukum pidana korupsi. Jika tindakannya didasarkan pada penerapan hukum pidana yang tepat dari penegak hukum, rasa keadilan dapat dirasakan oleh semua orang.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 218, "width": 74, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 248, "width": 400, "height": 41, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Buku: Deni RM, 1994, Penerpan Pembuktian Terbalik Dalam Delik Korupsi, Mandar Maju, Bandung.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 292, "width": 400, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Djaja E, 20. Memberantas Korupsi Bersama KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) , Sinar Grafika, Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 321, "width": 400, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Atmasasmita R, 2004, Sekitar Korupsi Aspek Internasional, Manda Maju, Bandung.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 350, "width": 400, "height": 56, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soekanto S, 2007, Sosiologi Suatu Pengantar , PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Raharjo S, 2000, Ilmu Hukum , Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm. 74. C.S.T. Kansil, 1980, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia , Balai Pustaka, Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 409, "width": 400, "height": 85, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gosita A, 2009, Masalah Perlindungan Anak , CV. Akademika Pressindo, Jakarta. Dikdik M, Masnsur A dan Gultom E, 2006, Urgensi Perlindungan Korban Kejahatan , PT. RajaGrafindo Persada, Bandung. Ilyas A, 2012, Asas-Asas Hukum Pidana, Memahami Tindak Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana Sebagai Syarat Pemidanaan , Rangkang Offset, Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 526, "width": 39, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Skripsi:", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 541, "width": 400, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azharul Nugraha Putra Patarusi, 2017, Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Korupsi, Skripsi , Universitas Hasanuddin Makassar.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 599, "width": 168, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peraturan Perundang-Undangan:", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 614, "width": 393, "height": 56, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 Menteri Dalam Negeri Nomor 32 tahun 2011 Sebagaimana Telah Diubah Dengan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pemberian Hibah Dan Bantuan Yang Bersumber Dari APBD, Pasal 1 Angka", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 673, "width": 18, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15.", "type": "List item" }, { "left": 391, "top": 784, "width": 128, "height": 21, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ius Civile | 232 Volume 6, Nomor 2, Tahun 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 88, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber Internet:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 130, "width": 400, "height": 42, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masriadi,” Tersangka Korupsi Pengadaan Sapi Https://amp.Kompas.com/regional/read/2019/ 07/24/13170831/kontraktor-Pengadaan-sapi-jadi- Tersangka-Kasus-", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 174, "width": 182, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Korupsi-Di-Lhokseumawe, 2/2/2021.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 189, "width": 397, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "M.haris Setiady Agus, http://m.antaranews.com/berita/974470/polisi-tetapkan- tersangka- korupsi -pengadaan-ternak-di-Lhokseumawe, 02/02/2021", "type": "Table" } ]
6d110904-0206-d444-77aa-c6fcd27360c8
https://ejurnal.its.ac.id/index.php/sains_seni/article/download/34091/5219
[ { "left": 47, "top": 24, "width": 348, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 7, No. 2 (2018), 2337-3520 (2301-928X Print)", "type": "Page header" }, { "left": 543, "top": 24, "width": 25, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D103", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 236, "width": 255, "height": 300, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak — Kematian ibu merupakan salah satu indikator dalam menggambarkan kesejahteraan di suatu negara serta indikator derajat kesehatan perempuan. Jumlah kematian ibu dihitung dari kematian selama masa kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh. Angka Kematian Ibu mengalami penurunan pada tahun 1991-2007 namun mengalami peningkatan tahun 2012 dan mengalami penurunan kembali tahun 2015 menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup. Namun hal ini masih jauh dari target Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Jawa Timur menduduki peringkat ketiga tahun 2013 dengan jumlah kematian ibu terbanyak yaitu 642 kasus. Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kematian ibu yaitu Geographically Weighted Generalized Poisson Regression (GWGPR) karena data mengalami kasus overdispersi dan terdapat efek spasial. Pemodelan GWGPR menghasilkan bahwa variabel persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan persentase penanganan komplikasi kebidanan berpengaruh signifikan terhadap jumlah kematian ibu di semua kabupaten/kota di Jawa Timur. Terdapat satu variabel yang tidak signifikan di kabupaten/kota yaitu persentase rumah tangga menerima bantuan tunai.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 547, "width": 254, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci — GWGPR, Jumlah Kematian Ibu, Overdispersi, SDGs, Spasial.", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 589, "width": 100, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 605, "width": 255, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "EMATIAN ibu merupakan salah satu indikator dalam menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Kematian ibu juga merupakan salah satu indikator derajat kesehatan perempuan. Jumlah kematian ibu dihitung dari kematian selama masa kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan jumlah kematian ibu di setiap 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 1991 sampai dengan 2007 terjadi penurunan AKI di Indonesia, yaitu 390 menjadi 228. Namun, berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan menjadi", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 239, "width": 255, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "359 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015, AKI mengalami penurunan kembali menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup [1].", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 285, "width": 255, "height": 166, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sustainable Development Goals (SDGs) yang dimulai tahun 2015 sampai tahun 2030 yang disahkan secara resmi pada sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). SDGs merupakan tanggung jawab semua pihak, bukan hanya pemerintah pusat dan kelompok masyarakat sipil, namun juga pemerintah daerah [2]. Target SDGs untuk kematian ibu pada tahun 2030 sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup. Target tersebut sangat jauh dibandingkan dengan capaian tahun 2015 yang sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2013, Provinsi Jawa Barat menduduki peringkat tertinggi dalam jumlah AKI yaitu sebanyak 765 kasus kematian ibu dari total 5.019 kasus. Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur menduduki peringkat tertinggi selanjutnya yaitu sebanyak 668 dan 642 kasus [3].", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 454, "width": 255, "height": 142, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Banyak faktor yang dapat menyebabkan kematian ibu diantaranya, kunjungan ibu hamil antenatal, riwayat komplikasi, kekurangan darah, persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan terlatih, dan lain-lain. Terdapat faktor langsung maupun tidak langsung. Menurut Kematian ibu memiliki faktor-faktor yang meliputi usia ibu saat kehamilan, paritas, pelayanan kesehatan, antenatal care , penolong, sarana dan prasarana, serta sosial, ekonomi, dan budaya [4]. Penelitian pada jumlah kematian ibu pernah dilakukan dengan menghasilkan persentase ibu mendapatkan Fe3 dan rasio sarana kesehatan Puskesmas berpengaruh signifikan terhadap jumlah kematian ibu [5].", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 599, "width": 254, "height": 142, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jumlah kematian ibu di Jawa Timur merupakan data count yang mengikuti distribusi poisson sehingga metode statistik yang tepat digunakan untuk menganalisis yaitu regresi poisson. Namun, regresi poisson hanya digunakan ketika mean dan varians memiliki nilai yang sama (equidispersi). Data jumlah kematian ibu di Jawa Timur memiliki nilai varians yang lebih besar dari nilai mean (overdispersi) sehingga perlu dilakukan analisis lain untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu Generalized Poisson Regression (GPR). Data yang digunakan adalah data tiap kabupaten atau kota di Jawa Timur dimana terdapat daerah yang rawan terhadap kematian ibu yaitu di daerah tapal kuda [6]. Karakteristik setiap kabupaten", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 48, "width": 175, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pemodelan Faktor", "type": "Section header" }, { "left": 61, "top": 48, "width": 493, "height": 115, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Kematian Ibu di Jawa Timur Menggunakan Geographically Weighted Generalized Poisson Regression", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 171, "width": 326, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Insan Amalia Mutfi dan Vita Ratnasari Departemen Statistika, Fakultas Matematika, Komputasi, dan Sains Data, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)", "type": "Text" }, { "left": 233, "top": 209, "width": 143, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-mail : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 603, "width": 28, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "K", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 348, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 7, No. 2 (2018), 2337-3520 (2301-928X Print)", "type": "Page header" }, { "left": 543, "top": 24, "width": 25, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D104", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 53, "width": 254, "height": 45, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "atau kota bervariasi sehingga memungkinkan asumsi homoskedastisitas tidak terpenuhi pada regresi global, oleh karena itu diperlukan suatu metode pemodelan statistik dengan memperhitungkan faktor lokasi/spasial.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 113, "width": 254, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan uraian tersebut, pada penelitian ini dilakukan pemodelan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kematian ibu di Jawa Timur menggunakan metode Geographically Weighted Generalized Poisson Regression (GWGPR).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 177, "width": 122, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "II. TINJAUAN PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 193, "width": 83, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Regresi Poisson", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 207, "width": 255, "height": 57, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Model regresi poisson merupakan model regresi nonlinear yang sering digunakan untuk menganalisis data count dengan sampel yang besar serta memiliki probabilitas kecil, dimana variabel respon (Y) mengikuti distribusi poisson. Fungsi probabilitas distribusi poisson sebagai berikut [7]:", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 277, "width": 51, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ", 0,1, 2,...", "type": "Table" }, { "left": 105, "top": 269, "width": 124, "height": 40, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "P( ) ! 0, yang lain y e y", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 267, "width": 183, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Y = y y y           (1)", "type": "Formula" }, { "left": 47, "top": 312, "width": 252, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dimana μ adalah rata-rata dan varians suatu kejadian (", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 325, "width": 255, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "( ) dan var( ) E Y Y     ). Model regresi poisson dituliskan sebagai berikut [8]:", "type": "Table" }, { "left": 62, "top": 350, "width": 235, "height": 17, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "    0 1 1 2 2 ( ) ... i i i i i k ik g E y g x x x              . (2)", "type": "Picture" }, { "left": 47, "top": 372, "width": 254, "height": 45, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Salah satu syarat pada model regresi yaitu tidak terdapat multikolinearitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilihat melalui Variance Inflation Factors (VIF) yang dinyatakan sebagai berikut [9]:", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 422, "width": 157, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 1 1 j VIF R   . (3)", "type": "Picture" }, { "left": 49, "top": 452, "width": 249, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 j R yaitu koefisien determinasi antara satu variabel prediktor (", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 468, "width": 254, "height": 63, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "j X ) dengan variabel prediktor lainnya dengan 1, 2,..., j k  . Nilai VIF yang lebih besar dari 10 menunjukkan adanya multikolinearitas dimana salah satu cara mengatasinya dengan mengeluarkan variabel prediktor dengan dimulai dari yang memiliki VIF terbesar [10].", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 534, "width": 255, "height": 70, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Parameter model regresi poisson ditaksir menggunakan Maximum Likelihood Estimation (MLE) dengan iterasi Newton-Raphson. Setelah didapatkan estimasi parameter, dilakukan pengujian serentak. Pengujian serantak menggunakan metode Maximum Likelihood Ratio Test (MLRT) dengan hipotesis sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 604, "width": 101, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0 1 2 : ... 0 k H  ", "type": "Picture" }, { "left": 79, "top": 604, "width": 52, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " ", "type": "Formula" }, { "left": 100, "top": 605, "width": 43, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "  ", "type": "Table" }, { "left": 49, "top": 619, "width": 198, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 : H paling sedikit ada satu 0 j   , 1, 2,..., k j  .", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 638, "width": 209, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 650, "width": 111, "height": 33, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "      ˆ 2 ln 2 ln L", "type": "Formula" }, { "left": 106, "top": 649, "width": 191, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D L                β . (4)", "type": "Formula" }, { "left": 47, "top": 683, "width": 255, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keputusan menolak 0 H jika nilai   ˆ D β lebih besar dari 2 ( , ) k   yang artinya terdapat variabel prediktor dalam model regresi poisson yang berpengaruh signifikan terhadap variabel", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 53, "width": 254, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "respon. Selanjutnya dilakukan pengujian parsial dimana hipotesisnya adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 78, "width": 36, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0 : 0 j", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 74, "width": 36, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "H  ", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 90, "width": 50, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 : 0 j H   .", "type": "Picture" }, { "left": 313, "top": 109, "width": 209, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 415, "top": 119, "width": 149, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "  ˆ ˆ j j Z se    . (5)", "type": "Formula" }, { "left": 313, "top": 163, "width": 254, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keputusan menolak 0 H jika nilai Z lebih besar dari / 2 Z  yang artinya variabel prediktor dalam model regresi poisson tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel respon.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 208, "width": 70, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B. Overdispersi", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 223, "width": 255, "height": 81, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Regresi poisson memiliki asumsi yaitu equidispersi dimana variabel respon yang digunakan memiliki mean dan varians yang bernilai sama. Overdispersi menyebabkan anak dugaan dari parameter regresi tetap konsisten namun tidak efisien. Jika asumsi equidispersi tidak terpenuhi maka berdampak pada nilai standar error yang menjadi under estimate , sehingga kesimpulan yang diperoleh menjadi tidak valid [11].", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 302, "width": 255, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pemeriksaan overdispersi menggunakan nilai   ˆ D β seperti persamaan (4) dibagi dengan derajat bebas ( n - k -1). Jika menghasilkan nilai lebih besar dari 1 maka data mengalami overdispersi.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 372, "width": 149, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "C. Generalized Poisson Regression", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 387, "width": 255, "height": 45, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Model Generalized Poisson Regression (GPR) merupakan model yang digunakan untuk data count dengan kasus over/under disperse, dimana distribusinya sebagai berikut [12]:", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 433, "width": 191, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "      1", "type": "Formula" }, { "left": 329, "top": 435, "width": 175, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 1 P exp 1 ! 1 y y", "type": "Table" }, { "left": 440, "top": 439, "width": 84, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "y y", "type": "Table" }, { "left": 339, "top": 434, "width": 194, "height": 29, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Y y y              ", "type": "Table" }, { "left": 349, "top": 443, "width": 215, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "            . (6)", "type": "Formula" }, { "left": 323, "top": 469, "width": 245, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mean dan varians distribusi Generalized Poisson adalah", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 486, "width": 13, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "( )", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 480, "width": 255, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E Y   dan   2 var( ) 1 Y     . Parameter model regresi poisson ditaksir menggunakan Maximum Likelihood Estimation (MLE) dengan iterasi Newton-Raphson. Setelah didapatkan estimasi parameter, dilakukan pengujian serentak. Pengujian serantak menggunakan metode Maximum Likelihood Ratio Test (MLRT) dengan hipotesis sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 570, "width": 102, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0 1 2 : ... 0 k H       ", "type": "Picture" }, { "left": 315, "top": 585, "width": 198, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 : H paling sedikit ada satu 0 j   , 1, 2,..., k j  .", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 604, "width": 209, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 372, "top": 616, "width": 192, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "      ˆ 2 ln 2 ln L D L                β . (7)", "type": "Formula" }, { "left": 323, "top": 650, "width": 245, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keputusan menolak 0 H jika nilai   ˆ D β lebih besar dari", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 676, "width": 255, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 ( , ) k   yang artinya terdapat variabel prediktor dalam model GPR yang berpengaruh signifikan terhadap variabel respon. Selanjutnya dilakukan pengujian parsial dimana hipotesisnya adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 348, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 7, No. 2 (2018), 2337-3520 (2301-928X Print)", "type": "Page header" }, { "left": 543, "top": 24, "width": 25, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D105", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 54, "width": 35, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0 : 0 j", "type": "Picture" }, { "left": 49, "top": 50, "width": 50, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "H   1 : 0 j H   .", "type": "Table" }, { "left": 47, "top": 85, "width": 209, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 95, "width": 149, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "  ˆ ˆ j j t se    . (8)", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 138, "width": 244, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keputusan menolak 0 H jika nilai t lebih besar dari", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 155, "width": 255, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "( 1; / 2) n k t    yang artinya variabel prediktor dalam model GPR tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel respon.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 189, "width": 69, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D. Efek Spasial", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 203, "width": 254, "height": 45, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada spasial titik memiliki asumsi yaitu heterogenitas spasial [13]. Heterogenitas spasial dapat diuji menggunakan statistik uji Breusch-Pagan (BP) yang mempunyai hipotesis sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 250, "width": 223, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 2 2 2 0 1 2 : ... n H         (varians antar lokasi sama)", "type": "Table" }, { "left": 49, "top": 268, "width": 100, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 : H minimal ada satu 2", "type": "Text" }, { "left": 138, "top": 266, "width": 161, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 i    (varians antar lokasi berbeda).", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 284, "width": 209, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 295, "width": 184, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "  1 1 2 T T T BP         f Z Z Z Z f . (9)", "type": "Picture" }, { "left": 47, "top": 328, "width": 113, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keputusan menolak H 0 jika", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 324, "width": 255, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 ( , ) k BP    atau p- value < α yang artinya terjadi heteroskedastsitas dalam model (varians antar lokasi berbeda).", "type": "Picture" }, { "left": 47, "top": 374, "width": 125, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E. Matriks Pembobot Spasial", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 388, "width": 254, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembentukan fungsi pembobot dari jarak Euclidian salah satunya dapat menggunakan fungsi Adaptive Bisquare Kernel. Fungsi Adaptive Bisquare Kernel dinyatakan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 438, "width": 2, "height": 4, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "*", "type": "Picture" }, { "left": 99, "top": 426, "width": 142, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "* * * 2 2 1 ; untuk 0 ; untuk ii i ii i ii i ii d d h w h d h", "type": "Picture" }, { "left": 47, "top": 424, "width": 250, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                      (10) dimana     * * * 2 2 i i ii i i d u u v v     .", "type": "Table" }, { "left": 47, "top": 509, "width": 255, "height": 45, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bandwidth optimum diperlukan untuk mengatur besar kecilnya variansi dan bias tersebut [14]. Pemilihan bandwidth optimum dapat dilakukan dengan metode Cross Validation (CV) yang didefinisikan oleh persamaan berikut:", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 557, "width": 185, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "    2 1 ˆ ( ) n i i i CV h y y h      . (11)", "type": "Picture" }, { "left": 47, "top": 586, "width": 254, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bandwidth optimum dapat diperoleh ketika nilai CV minimum.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 616, "width": 254, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "F. Geographically Weighted Generalized Poisson Regression (GWGPR)", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 642, "width": 255, "height": 46, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Model GWGPR menghasilkan penaksir parameter yang bersifat lokal untuk setiap titik pengamatan. Bentuk persamaan dari model GWGPR untuk lokasi ke- i adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 685, "width": 177, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "    exp , T i i i i u v   x β . (12)", "type": "Formula" }, { "left": 47, "top": 713, "width": 254, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode yang digunakan untuk menaksir parameter model GWGPR adalah metode Maximum Likelihood Estimation", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 53, "width": 254, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(MLE) dan dilanjutkan dengan iterasi Newton-Raphson. Pengujian serantak menggunakan metode Maximum Likelihood Ratio Test (MLRT) dengan hipotesis sebagai berikut:       0 1 2 : , , ... , 0 i i i i k i i H u v u v u v    ", "type": "Picture" }, { "left": 323, "top": 98, "width": 169, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "   1 :", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 113, "width": 182, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "H paling sedikit ada satu   , 0 j i i u v   .", "type": "Picture" }, { "left": 313, "top": 134, "width": 209, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 372, "top": 145, "width": 192, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "      ˆ 2 ln 2 ln L D L                β . (13)", "type": "Formula" }, { "left": 313, "top": 179, "width": 255, "height": 71, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keputusan menolak 0 H jika nilai dari     2 , ˆ k D    β yang artinya minimal terdapat satu variabel prediktor dalam model GWGPR yang berpengaruh signifikan terhadap variabel respon. Berikut merupakan hipotesis yang digunakan untuk pengujian parsial.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 250, "width": 71, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "  0 : , 0 j i i H u v     1 : , 0 j i i H u v  ", "type": "Picture" }, { "left": 313, "top": 289, "width": 251, "height": 45, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut:       ˆ , ˆ , j i i j i i u v Z se u v    . (14)", "type": "Picture" }, { "left": 313, "top": 338, "width": 255, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keputusan menolak 0 H jika nilai dari   / 2 Z Z   yang artinya variabel prediktor tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel respon pada setiap lokasi dalam model GWGPR.", "type": "Table" }, { "left": 313, "top": 399, "width": 74, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "G. Kematian Ibu", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 414, "width": 255, "height": 129, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kematian ibu menurut batasan dari The Tenth Revision of The International Classification of Diseases (ICD – 10) adalah kematian wanita yang terjadi pada saat kehamilan atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tidak tergantung dari lama dan lokasi kehamilan, atau yang diperberat oleh kehamilan tersebut, atau penanganannya, akan tetapi bukan kematian yang disebabkan oleh kecelakaan atau kebetulan [15]. Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian ibu yaitu usia ibu saat kehamilan, paritas, faktor pelayanan kesehatan, faktor antenatal care, faktor penolong, faktor sarana dan prasarana, serta faktor sosial, ekonomi, dan budaya.", "type": "Text" }, { "left": 365, "top": 565, "width": 151, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "III. METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 580, "width": 70, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Sumber Data", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 595, "width": 255, "height": 142, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2016 yang dipublikasikan oleh Dinas Kesehatan Jawa Timur serta terdapat data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik. Unit penelitian yang diteliti yaitu kabupaten/kota di Jawa Timur, dengan jumlah pengamatan sebanyak 38 yang terdiri dari 29 kabupaten dan 9 kota.Variabel yang digunakan yaitu persentase rumah tangga ber-PHBS (X 1 ), persentase penanganan komplikasi kebidanan (X 2 ), persentase kunjungan ibu hamil K4 (X 3 ), persentase rumah tangga menerima bantuan tunai (X 4 ), serta rasio puskesmas dan rumah sakit (X 5 ).", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 348, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 7, No. 2 (2018), 2337-3520 (2301-928X Print)", "type": "Page header" }, { "left": 543, "top": 24, "width": 25, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D106", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 53, "width": 86, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B. Langkah Analisis", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 67, "width": 254, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Langkah-langkah analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 91, "width": 254, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Mendeskripsikan karakteristik jumlah kematian ibu dan faktor-faktor yang diduga mempengaruhinya pada setiap kabupaten/kota.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 127, "width": 255, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Mendeteksi dan mengatasi kasus multikolinieritas berdasarkan nilai VIF.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 152, "width": 173, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Melakukan pemodelan regresi poisson.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 164, "width": 157, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Melakukan pengujian overdispersi.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 176, "width": 254, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. Melakukan pemodelan Generalized Poisson Regression (GPR).", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 200, "width": 191, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6. Melakukan pengujian heterogenitas spasial.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 212, "width": 254, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7. Melakukan pemodelan Geographically Weighted", "type": "List item" }, { "left": 61, "top": 224, "width": 240, "height": 57, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Generalized Poisson Regression (GWGPR) dengan langkah-langkah yaitu menentukan bandwidth dan pembobot optimum, menaksir parameter model GWGPR, serta melakukan pengujian signifikansi parameter baik secara serentak maupun parsial.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 284, "width": 142, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8. Menarik kesimpulan dan saran.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 315, "width": 164, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 332, "width": 219, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Karakteristik Jumlah Kematian Ibu di Jawa Timur", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 347, "width": 255, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada tahun 2016 jumlah kematian ibu di Jawa Timur sebanyak 534 jiwa. Jumlah kematian ibu tertinggi di Jawa Timur yaitu sebanyak 37 jiwa terdapat di Kota Surabaya. Persebaran jumlah kematian ibu di Jawa Timur ditunjukkan pada gambar berikut.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 540, "width": 194, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1. Persebaran Jumlah Kematian Ibu di Jawa Timur.", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 559, "width": 254, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Karakteristik faktor-faktor yang diduga mempengaruhi jumlah kematian ibu di Jawa Timur disajikan pada Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 591, "width": 30, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 53, "top": 600, "width": 242, "height": 72, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Karakteristik Faktor-Faktor Variabel Mean Standar Deviasi Minimum Maksimum X 1 49,64 14,78 19,4 75,1 X 2 96,04 15,43 62,1 129,5 X 3 88,911 4,989 78,900 98,500 X 4 2,342 2,474 0 11,780 X 5 7,812 3,035 4,530 18,690", "type": "Table" }, { "left": 47, "top": 687, "width": 254, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1 menunjukkan bahwa faktor-faktor yang diduga mempengaruhi jumlah kematian ibu di Jawa Timur memiliki variasi yang cukup besar serta jangkauan yang cukup besar sehingga diduga terjadi heterogenitas data. Variabel prediktor", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 53, "width": 254, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "yang memiliki standar deviasi tertinggi yaitu persentase penanganan komplikasi kebidanan sebesar 15,43%. Variabel prediktor yang memiliki standar deviasi tertinggi kedua yaitu persentase rumah tangga ber-PHBS sebesar 14,78%.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 105, "width": 129, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B. Pemodelan Regresi Poisson", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 119, "width": 255, "height": 106, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada regresi poisson terdapat asumsi bebas multikolinearitas. Multikolinearitas adalah terdapatnya hubungan atau korelasi antara variabel prediktor satu dengan variabel prediktor lain. Salah satu cara mengetahui ada tidaknya multikolinearitas pada suatu data dapat diketahui dari nilai VIF setiap variabel prediktor. Nilai VIF yang lebih besar dari 10 menunjukkan adanya kasus multikolinearitas antar variabel prediktor. Nilai VIF masing-masing variabel prediktor ditunjukkan pada tabel berikut.", "type": "Text" }, { "left": 426, "top": 227, "width": 28, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 397, "top": 237, "width": 84, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nilai VIF Variabel VIF X 1 1,241833 X 2 1,387938 X 3 1,291386 X 4 1,104230 X 5 1,124196", "type": "Table" }, { "left": 313, "top": 318, "width": 254, "height": 45, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nilai VIF setiap variabel predictor yang ditunjukkan Tabel 2 memiliki nilai kurang dari 10. Hal ini dapat diartikan bahwa tidak terdapat kasus multikolinearitas pada data, sehingga dapat dilakukan pemodelan regresi poisson.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 366, "width": 254, "height": 45, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk mendapatkan estimasi parameter model regresi poisson digunakan metode Maximum Likelihood Estimation (MLE) dengan iterasi Newton-Raphson. Berikut merupakan nilai estimasi parameter model regresi poisson.", "type": "Text" }, { "left": 426, "top": 424, "width": 30, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 361, "top": 433, "width": 158, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nilai Estimasi Parameter Model Regresi Poisson", "type": "Section header" }, { "left": 382, "top": 446, "width": 116, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Parameter Estimasi Z hitung", "type": "Table" }, { "left": 385, "top": 454, "width": 110, "height": 116, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0 ˆ  -0,192825 -0,182 1 ˆ  0,015305 4,731 2 ˆ  0,014133 4,345 3 ˆ  0,025784 2,562 4 ˆ  -0,030924 -1,646 5 ˆ  -0,209161 -8,761 Devians 83,76", "type": "Picture" }, { "left": 323, "top": 575, "width": 221, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengujian serentak memiliki hipotesis sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 584, "width": 101, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0 1 2 5 : ... 0 H       ", "type": "Picture" }, { "left": 315, "top": 602, "width": 136, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 : H paling sedikit ada satu 0 j", "type": "Text" }, { "left": 426, "top": 599, "width": 87, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "  , 1, 2,...,5 j  .", "type": "Table" }, { "left": 313, "top": 612, "width": 254, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Statistik uji yang digunakan adalah nilai devians   ˆ D β yang memiliki nilai sebesar 83,76. Taraf signifikansi yang digunakan yaitu 5% (α = 5%), sehingga nilai 2 (0,05;5)  sebesar", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 663, "width": 247, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "11,07. Nilai devians   ˆ D β lebih besar dari nilai 2 (0,05;5) ", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 674, "width": 255, "height": 63, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ", sehingga didapatkan keputusan tolak 0 H . Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat variabel prediktor yang berpengaruh signifikan terhadap variabel respon. Oleh karena itu, dapat dilanjutkan pada pengujian parsial. Pengujian parsial memiliki", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 348, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 7, No. 2 (2018), 2337-3520 (2301-928X Print)", "type": "Page header" }, { "left": 543, "top": 24, "width": 25, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D107", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 53, "width": 104, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "hipotesis sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 61, "width": 99, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0 : 0 j H   , 1, 2,...,5 j ", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 77, "width": 43, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 : 0 j H  ", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 95, "width": 254, "height": 91, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Variabel prediktor dikatakan berpengaruh signifikan terhadap model (tolak 0 H ) jika nilai Z lebih besar dari / 2 Z  dengan taraf signifikansi 5% sehingga bernilai 1,96. Berdasarkan Tabel 3, semua parameter memiliki nilai Z lebih besar dari 1,96 sehingga semua variabel prediktor berpengaruh signifikan terhadap model regresi poisson. Model regresi poisson yang terbentuk adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 196, "width": 216, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " 1 2 3", "type": "Picture" }, { "left": 49, "top": 198, "width": 245, "height": 33, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ˆ exp -0,192825+0,015305X +0,014133X +0,025784X    4 5 -0,030924X -0,209161X", "type": "Picture" }, { "left": 163, "top": 220, "width": 5, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ".", "type": "Table" }, { "left": 47, "top": 235, "width": 255, "height": 99, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada pemodelan regresi poisson didapatkan hasil yang cukup bagus, namun perlu diperiksa apakah terdapat kasus overdispersi. Nilai devians   ˆ D β model regresi poisson sebesar 83,76 dengan derajat bebas sebesar 32, sehingga didapatkan nilai sebesar 2,6175. Nilai tersebut lebih besar dari 1 yang berarti data jumlah kematian ibu di Jawa Timur terdapat kasus overdispersi sehingga dibutuhkan metode lain untuk mengatasi permasalahan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 343, "width": 83, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "C. Pemodelan GPR", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 358, "width": 254, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada data jumlah kematian ibu di Jawa Timur mengalami kasus overdispersi, hal ini dapat diatasi dengan menggunakan pemodelan Generalized Poisson Regression (GPR). Berikut merupakan nilai estimasi parameter model GPR:", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 412, "width": 178, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 4. Nilai Estimasi Model GPR Parameter Estimasi t hitung", "type": "Table" }, { "left": 95, "top": 439, "width": 162, "height": 105, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0 ˆ  0,2147 0,14 1 ˆ  0,01435 2,90 2 ˆ  0,01385 2,82 3 ˆ  0,02323 1,57 4 ˆ  -0,03187 -1,06 5 ˆ  -0,2233 -6,56", "type": "Picture" }, { "left": 86, "top": 547, "width": 98, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Devians 229,2", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 570, "width": 221, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengujian serentak memiliki hipotesis sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 578, "width": 101, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0 1 2 5 : ... 0 H       ", "type": "Table" }, { "left": 49, "top": 593, "width": 197, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 : H paling sedikit ada satu 0 j   , 1, 2,...,5 j  .", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 608, "width": 255, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Statistik uji yang digunakan adalah nilai devians   D β yang memiliki nilai sebesar 229,2. Taraf signifikansi yang digunakan yaitu 5% (α = 5%), sehingga nilai 2 (0,05;5)  sebesar 11,07. Nilai devians   D β lebih besar dari nilai 2 (0,05;5)  , sehingga didapatkan keputusan tolak 0 H . Hal ini membuktikan bahwa terdapat variabel prediktor yang signifikan terhadap variabel respon. Oleh karena itu, dapat dilanjutkan pada pengujian parsial. Pengujian parsial memiliki", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 53, "width": 104, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "hipotesis sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 61, "width": 100, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0 : 0 j H   , 1, 2,...,5 j ", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 77, "width": 43, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 : 0 j H  ", "type": "Picture" }, { "left": 323, "top": 95, "width": 244, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Taraf signifikansi yang digunakan yaitu 5% sehingga nilai", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 108, "width": 255, "height": 70, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "  32;0,025 t sebesar 2,0369. Variabel prediktor dikatakan berpengaruh signifikan terhadap model (tolak 0 H ) jika nilai t lebih besar dari (32;0,025) t . Berdasarkan Tabel 4 didapatkan variabel yang signifikan terhadap model GPR yaitu X 1 , X 2 , dan X 5 , maka model GPR adalah sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 176, "width": 218, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " 1 2 3 ˆ exp 0,2147 +0,01435X +0,01385X +0,02323X    4 5", "type": "Picture" }, { "left": 336, "top": 199, "width": 88, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "-0,03187X -0,2233X", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 214, "width": 255, "height": 102, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Setelah melakukan pemodelan GPR, didapatkan hasil yang cukup baik yaitu dengan 3 variabel prediktor yang berpengaruh signifikan terhadap variabel respon, namun perlu dilakukan pengujian heterogenitas spasial untuk mengetahui apakah terdapat kekhasan pada setiap lokasi pengamatan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan statistik uji Breusch- Pagan yang ditunjukkan pada persamaan (9). Hipotesis pada pengujian heterogenitas spasial adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 316, "width": 225, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 2 2 2 0 1 2 38 : ... H         (varians antar lokasi sama)", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 333, "width": 253, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 : H minimal ada satu 2 2 i    (varians antar lokasi berbeda)", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 348, "width": 56, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1, 2,...,38 i  .", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 364, "width": 255, "height": 116, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengujian dilakukan dengan menggunakan statistik uji Breusch- Pagan. Didapatkan nilai statistik uji sebesar 9,3256. Digunakan taraf signifikansi (α) sebesar 10%, sehingga dihasilkan 2 (0,1;5)  sebesar 9,236. Oleh karena itu, diperoleh keputusan tolak 0 H karena nilai statistik uji lebih besar dari 2 (0,1;5)  . Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat heterogenitas spasial pada setiap lokasi pengamatan sehingga diperlukan metode lain untuk mengatasi permasalahan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 489, "width": 99, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D. Pemodelan GWGPR", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 503, "width": 255, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada data jumlah kematian ibu di Jawa Timur mengalami kasus overdispersi dan heterogenitas spasial, hal ini dapat diatasi dengan menggunakan pemodelan Geographically Weighted Generalized Poisson Regression (GWGPR). Terdapat dua pengujian pada pemodelan GWGPR yaitu pengujian serentak dan pengujian parsial. Pengujian serentak pada pemodelan GWGPR memiliki hipotesis sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 580, "width": 241, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "      0 1 2 5 : , , ... , 0 i i i i i i H u v u v u v        , 1, 2,...,38 i  1 : H paling sedikit ada satu   , 0 j i i u v   , 1, 2,...,5 j  .", "type": "Table" }, { "left": 313, "top": 619, "width": 255, "height": 46, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada pengujian serentak nilai statistik uji yang digunakan yaitu nilai devians. Nilai devians yang dihasilkan sebesar 16,38149 . Taraf signifikansi yang digunakan yaitu 5% (α = 5%), sehingga nilai", "type": "Text" }, { "left": 424, "top": 653, "width": 20, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 (0,05;5)", "type": "Table" }, { "left": 313, "top": 651, "width": 255, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " sebesar 11,07. Hal ini menunjukkan bahwa nilai devians   D β lebih besar dari nilai", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 691, "width": 255, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 (0,05;5)  , sehingga didapatkan keputusan tolak 0 H . Berdasarkan keputusan tersebut dapat diartikan bahwa terdapat variabel prediktor yang signifikan terhadap model.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 348, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 7, No. 2 (2018), 2337-3520 (2301-928X Print)", "type": "Page header" }, { "left": 543, "top": 24, "width": 25, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D108", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 53, "width": 255, "height": 82, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Oleh karena itu, dapat dilanjutkan pada pengujian parsial. Pengujian parsial GWGPR dilakukan untuk mengetahui parameter mana saja yang berpengaruh signifikan terhadap variabel respon pada setiap lokasi pengamatan. Pengujian parsial pada pemodelan GWGPR memiliki hipotesis sebagai berikut:  ", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 120, "width": 198, "height": 33, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0 : , 0 j i i H u v   , 1, 2,...,38 i  dan 1, 2,...,5 j    1 : , 0 j i i H u v", "type": "Table" }, { "left": 66, "top": 138, "width": 6, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 138, "width": 20, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " .", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 157, "width": 254, "height": 204, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Variabel prediktor dikatakan berpengaruh signifikan terhadap variabel respon (tolak 0 H ) jika nilai Z lebih besar dari / 2 Z  dengan taraf signifikansi 5% sehingga bernilai 1,96. Pengujian parsial dilakukan pada setiap lokasi pengamatan (kabupaten/kota) di Jawa Timur. Terdapat dua variabel yang berpengaruh signifikan untuk semua kabupaten/kota di Jawa Timur yaitu persentase rumah tangga ber-PHBS (X 1 ) dan persentase penanganan komplikasi kebidanan (X 2 ). Terdapat satu variabel yang tidak berpengaruh signifikan untuk semua kabupaten/kota di Jawa Timur yaitu persentase rumah tangga menerima bantuan tunai (X 4 ). Persentase kunjungan ibu hamil K4 (X 3 ) berpengaruh signifikan terhadap 19 kabupaten/kota, sedangkan rasio puskesmas dan rumah sakit (X 5 ) berpengaruh signifikan terhadap 5 kabupaten/kota. Berdasarkan hasil pengujian parsial, didapatkan variabel yang signifikan di setiap kabupaten/kota di Jawa Timur yang ditunjukkan Tabel 5 berikut.", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 363, "width": 233, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 5. Variabel Signifikan Setiap Kabupaten/Kota Variabel Kabupaten/Kota Jumlah X 1 , X 2 , X 3 ,", "type": "Table" }, { "left": 62, "top": 407, "width": 9, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "X 5", "type": "Table" }, { "left": 130, "top": 403, "width": 81, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kota Malang, Kota Batu", "type": "Picture" }, { "left": 266, "top": 403, "width": 6, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2", "type": "Table" }, { "left": 50, "top": 435, "width": 33, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "X 1 , X 2 , X 3", "type": "Picture" }, { "left": 97, "top": 417, "width": 146, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Probolinggo, Pasuruan, Sidoarjo, Mojokerto,", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 426, "width": 137, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jombang, Bojonegoro, Tuban, Lamongan,", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 435, "width": 224, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gresik, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, Kota Probolinggo, Kota Pasuruan, Kota Mojokerto, Kota Surabaya 17 X 1 , X 2 , X 5 Kediri, Malang, Kota Kediri", "type": "Table" }, { "left": 266, "top": 466, "width": 6, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3", "type": "Table" }, { "left": 56, "top": 497, "width": 21, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "X 1 , X 2", "type": "Picture" }, { "left": 118, "top": 479, "width": 103, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pacitan, Ponorogo, Trenggalek,", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 488, "width": 172, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tulungagung, Blitar, Lumajang, Jember, Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, Nganjuk, Madiun, Magetan, Ngawi, Kota Blitar, Kota Madiun 16", "type": "Table" }, { "left": 47, "top": 538, "width": 254, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pemetaan kabupaten/kota di Jawa Timur berdasarkan variabel yang signifikan disajikan dalam Gambar 2.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 703, "width": 216, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2. Pengelompokan Berdasarkan Variabel yang Signifikan.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 53, "width": 255, "height": 112, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nilai eksponen estimasi parameter terbesar variabel persentase rumah tangga ber-PHBS (X 1 ) adalah Kabupaten Tuban sedangkan yang terkecil adalah Kabupaten Banyuwangi. Nilai eksponen estimasi parameter terbesar variabel persentase penanganan komplikasi kebidanan (X 2 ) adalah Kabupaten Pasuruan sedangkan yang terkecil adalah Kabupaten Pacitan. Nilai eksponen estimasi parameter terbesar variabel persentase kunjungan ibu hamil K4 (X 3 ) adalah Kota Pasuruan. Berikut model GWGPR untuk Kota Pasuruan apabila dituliskan:", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 164, "width": 3, "height": 17, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 166, "width": 223, "height": 33, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 2 3 ˆ exp 0,72133+0,00412 X +0,00361X +0,00613X    4 5 -0,01455X -0,0585X .", "type": "Picture" }, { "left": 313, "top": 203, "width": 255, "height": 147, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan model GWGPR di Kota Pasuruan yang diperoleh, setiap penambahan 10% rumah tangga ber-PHBS maka akan meningkatkan rata-rata jumlah kematian ibu di Jawa Timur sebesar exp(0,00412x10)=1,04206 kali dengan asumsi variabel lain konstan. Jika persentase penanganan komplikasi kebidanan meningkat sebesar 10% maka akan meningkatkan rata-rata jumlah kematian ibu di Jawa Timur sebesar exp(0,00361x10)=1,03676 kali dengan asumsi variabel lain konstan. Jika persentase kunjungan ibu hamil K4 meningkat sebesar 5% maka akan meningkatkan rata-rata jumlah kematian ibu di Jawa Timur sebesar exp(0,00613x5)=1,031125 kali dengan asumsi variabel lain konstan.", "type": "Text" }, { "left": 367, "top": 370, "width": 147, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "V. KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 386, "width": 255, "height": 170, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jumlah kematian ibu tertinggi di Jawa Timur yaitu sebanyak 37 jiwa terdapat di Kota Surabaya. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi jumlah kematian ibu di Jawa Timur memiliki variasi serta jangkauan yang cukup besar sehingga diduga terjadi heterogenitas data. Pemodelan GWGPR menghasilkan persentase rumah tangga ber-PHBS dan persentase penanganan komplikasi kebidanan berpengaruh signifikan terhadap jumlah kematian ibu di semua kabupaten/kota di Jawa Timur, sedangkan variabel persentase rumah tangga menerima bantuan tunai tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah kematian ibu di kabupaten/kota di Jawa Timur. Persentase kunjungan ibu hamil K4 berpengaruh signifikan terhadap 19 kabupaten/kota, sedangkan rasio puskesmas dan rumah sakit berpengaruh signifikan terhadap 5 kabupaten/kota.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 558, "width": 254, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan variabel prediktor yang berpengaruh signifikan, diharapkan dapat mengurangi kasus jumlah kematian ibu jika diimplementasikan. Saran yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya", "type": "Text" }, { "left": 545, "top": 593, "width": 22, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "yaitu", "type": "Table" }, { "left": 313, "top": 604, "width": 254, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mempertimbangkan penambahan variabel prediktor yang memberikan pengaruh signifikan terhadap jumlah kematian ibu seperti faktor-faktor pada usia ibu saat kehamilan, penolong, dan paritas.", "type": "Text" }, { "left": 395, "top": 668, "width": 91, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 688, "width": 233, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[1] Kemenkes, “ Profil Kesehatan Indonesia 2016, ” Jakarta, 2016.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 697, "width": 165, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[2] INFID, “ Panduan SDGs, ” Jakarta, 2015.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 706, "width": 253, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[3] Anonymous, “ Angka Kematian Ibu Tertinggi ada di Jawa Barat, ” Kompas , 2014. .", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 727, "width": 222, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[4] R. Mochtar, Sinopsis Obstetri , 1st ed. Jakarta: EGC, 1998.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 348, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 7, No. 2 (2018), 2337-3520 (2301-928X Print)", "type": "Page header" }, { "left": 543, "top": 24, "width": 25, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D109", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 50, "width": 254, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[5] E. Evadianti, “ Pemodelan Jumlah Kematian Ibu di Jawa Timur dengan Geographically Weighted Negative Binomial Regression (GWNBR), ” J. Sains dan Seni ITS , vol. 3, no. 2, pp. 182 – 187, 2014.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 80, "width": 11, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[6]", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 77, "width": 220, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B. Metro, “ Rawan Kematian Ibu Hamil di Tapal Kuda, ” www.beritametro.news , 2017. .", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 98, "width": 254, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[7] A. C. Cameron and P. K. Trivedi, Regression Analysis of Count Data , 2nd ed. USA: Cambridge University Press, 2013.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 117, "width": 254, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[8] A. C. Cameron and P. K. Trivedi, Regression Analysis of Count", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 126, "width": 186, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data . USA: Cambridge University Press, 1998. [9]", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 135, "width": 222, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "R. Hocking, Method and Applications of Linear Models . New York: John Wiley & Sons, Inc, 1996.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 153, "width": 253, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[10] D. Gujarati, Basic Econometrics , 4th ed. New York: Mc Graw Hill Companies, 2004.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 169, "width": 254, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[11] A. C. Cameron and P. K. Trivedi, “ Regression-Based Test for", "type": "List item" }, { "left": 345, "top": 50, "width": 222, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Overdispersion in The Poisson Model, ” J. Econom. , vol. 46, pp. 347 – 364, 1990.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 68, "width": 254, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[12] F. Famoye, J. T. Wulu, and K. P. Singh, “ On the Generalized Poisson Regression Model with an Application to Accident Data, ” J. Data Sci. , vol. 2, pp. 287 – 295, 2004.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 98, "width": 254, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[13] L. Anselin, Spatial Econometrics Method and Models . Netherland:", "type": "List item" }, { "left": 345, "top": 107, "width": 118, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Khiwer Academic Publishers, 1988.", "type": "Table" }, { "left": 313, "top": 117, "width": 254, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[14] T. Nakaya, A. S. Fotheringham, C. Brudson, and M. Charlton,", "type": "List item" }, { "left": 345, "top": 123, "width": 222, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“ Geographically Weighted Poisson Regression for Disease Association Mapping, ” Stat. Med. , pp. 2695 – 2717, 2005.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 141, "width": 254, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[15] World Health Organization, Maternal Mortality in 2005 : Estimates", "type": "Text" }, { "left": 345, "top": 153, "width": 222, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Developed by WHO, UNICEF, UNFPA, and The World Bank . Geneva: WHO Press, 2007.", "type": "Text" } ]
1dde3115-4d1f-0d82-8079-39ce9a4388fe
https://jurnal.iicet.org/index.php/jrti/article/download/751/607
[ { "left": 208, "top": 40, "width": 194, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6, No. 1, 2021, pp. 24-28 DOI: https://doi.org/10.29210/3003751000", "type": "Text" }, { "left": 210, "top": 80, "width": 168, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Contents lists available at Journal IICET", "type": "Text" }, { "left": 196, "top": 99, "width": 196, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia)", "type": "Section header" }, { "left": 211, "top": 112, "width": 166, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2502-079X (Print) ISSN: 2503-1619 (Electronic)", "type": "Text" }, { "left": 197, "top": 126, "width": 197, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal homepage : https://jurnal.iicet.org/index.php/jrti", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 786, "width": 13, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "24", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 174, "width": 401, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hukum administrasi perubahan penggunaan lahan untuk pengembangan perumahan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 228, "width": 214, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rosail Akhyari Pardomuan 1*) , Afriva Khaidir 2 12 Universitas Negeri Padang", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 271, "width": 204, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article Info ABSTRAK", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 289, "width": 70, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article history:", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 304, "width": 91, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received Jan 30 th , 2021 Revised Feb 09 th , 2021", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 287, "width": 457, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Accepted Feb 16 th , 2021 Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hukum administrasi di Kota", "type": "Table" }, { "left": 225, "top": 297, "width": 303, "height": 166, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Padang terhadap perubahan penggunaan lahan untuk pengembangan perumahan. Selama tidak adanya kesepakatan antar anggota kaum, maka tidak diperbolehkan transaksi tanah untuk pengembangan perumahan. Hal ini didasarkan atas sistem kemasyarakatan yang berpolakan matrilineal (garis keturunan ibu) yaitu dari mamak kepada kemenakan. Namun, keadaan ekonomi masyarakat sangat berpengaruh terhadap keputusan masyarakat untuk menjual lahannya. Transaksi ini baru dibolehkan setelah melalui rapat kaum yang dipimpin oleh penghulu dengan didasarkan atas beberapa pertimbangan, seperti “rumah gadang katirisan, gadih gadang indak balaki, mayik tabujua ditangah rumah, mambangkik batang tarandam”. Selanjutnya, penyalagunaan lahan untuk pengembangan perumahan akan berdampak pada hilangnya area resapan air hujan yang menyebabkan rusaknya kelestarian lingkungan, terganggunya keseimbangan ekologis, tercemarnya air, dan banjir. Setiap hujan dengan intesitas sedang hingga deras beberapa kawasan permukiman di Kota Padang mengalami banjir, sejumlah kawasan seperti Siteba, Alai, Mata Aia, Jondul Rawang, Sungai Sapih dan lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 356, "width": 47, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keyword:", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 372, "width": 86, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Administrative law Environmental Housing development Land use change Sustainability", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 475, "width": 204, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "© 2021 The Authors. Published by IICET. This is an open access article under the CC BY-NC-SA license", "type": "Table" }, { "left": 284, "top": 493, "width": 168, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 510, "width": 106, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Corresponding Author:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 525, "width": 131, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rosail Akhyari Pardomuan Universitas Negeri Padang Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 580, "width": 72, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 598, "width": 470, "height": 161, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kota Padang adalah kota terbesar di pantai barat Pulau Sumatera sekaligus ibukota dari Provinsi Sumatera Barat. Kota Padang mengalami laju pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun dalam rentang Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2019 adalah sebesar 1,47% (Badan Pusat Statistik, 2020). Jumlah penduduk Kota Padang pada Tahun 2010 adalah sebanyak 833.562 jiwa. Pada Tahun 2015 sebanyak 902.413 jiwa. Dalam lima tahun itu bertambah sebanyak 68.851 jiwa. Pada Tahun 2019 jumlahnya menjadi sebanyak 950.871 jiwa (Badan Pusat Statistik, 2020). Kondisi ini menyebabkan penggunaan lahan tidak sesuai kemampuan lahan, daya dukung lahan, dan peruntukannya, sehingga terjadi perubahan penggunaan lahan. Perubahan tersebut ditandai dengan berdirinya bangunan-bangunan dengan fungsi sebagai hunian, industri maupun perdagangan dan jasa, penggunaan lahan di suatu wilayah selalu terkait dengan pertumbuhan penduduk dan aktivitasnya (Wahyu, Haryani, & Nori, 2020). Semakin meningkatnya jumlah penduduk dan intensifnya aktivitas penduduk di suatu tempat berdampak pada makin meningkatnya perubahan penggunaan lahan. Pertumbuhan dan aktivitas penduduk yang tinggi terutama terjadi di daerah perkotaan, sehingga daerah perkotaan pada umumnya mengalami perubahan penggunaan lahan yang cepat (Wahyu et al., 2020). Selain itu, kepadatan penduduk, pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi akibat urbanisasi yaitu perluasan penduduk kota", "type": "Text" }, { "left": 529, "top": 54, "width": 13, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "25", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 786, "width": 231, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal homepage : https://jurnal.iicet.org/index.php/jrti", "type": "Page footer" }, { "left": 84, "top": 53, "width": 365, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hukum administrasi perubahan penggunaan lahan untuk pengembangan perumahan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 77, "width": 470, "height": 34, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ke pinggiran kota, tidak diimbangi ketersediaan ruang yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan perumahan, perkantoran, perindustrian, sehingga menyebabkan perubahan penggunaan lahan bagi daerah- daerah hijau dan terganggunya kualitas lingkungan (Bintarto, 1984).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 117, "width": 470, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kondisi ini menyebabkan konflik lahan muncul dari berbagai faktor yang saling terkait seperti tekanan populasi yang tinggi, komersialisasi lahan, implementasi kebijakan neoliberal, formalisasi hak atas tanah, dan perampasan lahan oleh investor domestik dan asing (Agheyisi, 2019; Berry, 2009; Boone, 2017; Kuusaana, Bukari, Danyi, & Bukari, 2015; Mwesigye & Matsumoto, 2016). Faktor-faktor yang saling berhubungan ini memicu kelangkaan tanah yang menyebabkan perselisihan atas tanah antara otoritas tradisional dan anggota masyarakat (Kalabamu, 2019). Di Kota Padang munculnya konflik tanah karena adanya pandangan bahwa pembagian harta warisan tidak adil, ini disebabkan karena kekaburan garis keturunan keluarga, sehingga antara jurai yang satu dengan jurai yang lainnya saling mengklaim harta pusaka (Akbar, 2010). Sementara di Afrika Sub-Sahara, konflik lahan biasanya terjadi antara keluarga, kelompok etnis, petani dan pendatang (Knox & Jones-Casey, 2011). Konflik tanah lokal sangat merajalela di masyarakat dengan beragam kelompok etnis dan pendatang (Kalabamu, 2019). Di Botswana konflik tanah lokal terjadi sebagai akibat dari penerapan kebijakan neoliberal dan bangkitnya kelas elit.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 262, "width": 471, "height": 126, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masalah tanah di Minangkabau berarti membicarakan pula masalah hukum adat Minangkabau. Hal ini disebabkan karena masalah tanah adalah bagian yang tidak terpisahkan dari hukum adat Minangkabau itu sendiri (Anwar, 1997). Tanah di Minangkabau merupakan suatu identitas diri karena tanah disini berfungsi sebagai pengikat hubungan baik antara suku maupun kaum sekaligus sebagai bukti asal usul. Sejalan dengan di Kota Ghana, meningkatnya permintaan akan tanah adat untuk pembangunan perumahan yang muncul dari urbanisasi yang cepat memungkinkan semua kelompok sosial seperti penguasa adat, kepala marga dan anggota masyarakat untuk mengalokasikan tanah kepada pembeli tanah (Fosu, 2021). Penjualan tanah pusaka di Minangkabau baru dibolehkan setelah melalui rapat kaum yang dipimpin oleh penghulu dengan didasarkan atas beberapa pertimbangan, seperti “rumah gadang katirisan, gadih gadang indak balaki, mayik tabujua ditangah rumah, mambangkik batang tarandam” (Anwar, 1997). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hukum administrasi perubahan penggunaan lahan untuk pengembangan perumahan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 409, "width": 40, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 427, "width": 470, "height": 68, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan, yaitu serangkaian penelitian yang berkaitan dengan metode pengumpulan data perpustakaan, atau penelitian yang objek penelitiannya dieksplorasi melalui berbagai informasi perpustakaan (buku atau jurnal ilmiah) yang membahas tentang hukum administrasi perubahan penggunaan lahan untuk pengembangan perumahan. Penelitian perpustakaan atau tinjauan pustaka adalah studi yang secara kritis memeriksa pengetahuan, ide, atau temuan yang terkandung dalam tubuh literatur berorientasi akademik (Syaodih, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 516, "width": 122, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 536, "width": 322, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyebab perubahan penggunaan lahan untuk pengembangan perumahan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 545, "width": 470, "height": 69, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perubahan penggunaan lahan untuk pengembangan perumahan disebabkan oleh tingginya permintaan akan lahan pinggiran kota untuk pembangunan perumahan, karena harga tanah di pusat kota yang lebih tinggi dari harga tanah di pinggiran kota (Kleemann et al., 2017). Harga tanah perkotaan yang tinggi terjadi sebagai akibat dari pertumbuhan perkotaan yang semakin meningkat yang berasal dari peningkatan alami, migrasi internal yang tidak terkendali dan globalisasi (Barry & Danso, 2014; Kleemann et al., 2017; Siiba, Adams, & Cobbinah, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 621, "width": 470, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu, keadaan ekonomi masyarakat sangat berpengaruh terhadap keputusan masyarakat untuk menjual lahannya, penghasilan dari pertanian tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan, ada kemungkinan lahan akan dijual dan beralih profesi ke kegiatan non pertanian (Jauhari & Ritohardoyo, 2013). Namun bagi pemilik lahan yang tetap bertahan dengan kegiatan pertanian, terdapat dua kemungkinan. Pertama, pemilik lahan tetap mempertahankan lahan yang dimiliki dan tidak menjual lahannya. Kedua, pemilik lahan menjual lahan dengan harga tinggi untuk membeli lahan yang lebih murah (Jauhari & Ritohardoyo, 2013). Selaras dengan, rendahnya pendapatan usaha petani, dan kecenderungan pemilik lahan untuk bekerja di sektor bukan pertanian (Dewi & Rudiarto, 2013). Misalnya: lahan sawah memiliki masalah karena produktivitas yang mendekati levelling off dan nilai land rent yang tinggi, sehingga lahan sawah sangat rentan terhadap alih fungsi lahan (Sitorus, 2018). Area dekat pusat kota dan area pintu masuk kota pada umumnya menjadi tempat alih fungsi lahan pertanian (Dewi & Rudiarto, 2013). Sama halnya dengan di Ghana, tingginya permintaan lahan untuk pembangunan perumahan menyebabkan otoritas adat menggusur petani dari lahan pertaniannya", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 31, "width": 133, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pardomuan, R.A., & Khaidir, A.", "type": "Page header" }, { "left": 305, "top": 28, "width": 163, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia) Vol. 6, No. 1, 2021, pp. 24-28", "type": "Page header" }, { "left": 526, "top": 53, "width": 15, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "26", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 786, "width": 231, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal homepage : https://jurnal.iicet.org/index.php/jrti", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 77, "width": 470, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan mengalokasikan lahan adat kepada pengembang perumahan dengan harga tinggi. Harga tanah biasanya setara dengan nilai pasar terbuka tanah tersebut (Fiadzigbey, 2006; Ubink & Quan, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 106, "width": 471, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alasan lain perubahan penggunaan lahan untuk perumahan, para investor membangun rumah sewa di lahan pertanian untuk meningkatkan hasil lahan. Hal ini didukung oleh (Owusu-Ansah & O’Connor, 2010) penduduk yang bekerja di perkotaan yang menginginkan tanah untuk perumahan, biasanya mencari alternatif rumah sewa dan tanah di pinggiran kota karena rendahnya harga tanah dan kebisingan di pinggiran. Masyarakat di pinggiran kota memberikan akses yang baik kepada warganya yang memungkinkan warganya untuk pulang pergi setiap hari ke tempat kerja mereka di pusat kota (Cobbinah & Amoako, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 183, "width": 318, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dampak perubahan penggunaan lahan untuk pengembangan perumahan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 193, "width": 470, "height": 126, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perubahan penggunaan lahan diperlukan dan penting untuk pembangunan ekonomi dan kemajuan sosial. Namun tidak dipungkiri, dibalik keunggulannya tersebut menimbulkan masalah-masalah yang menyebabkan rusaknya kelestarian lingkungan, terganggunya keseimbangan ekologis, tercemarnya air, dan banjir. Setiap hujan dengan intesitas sedang hingga deras beberapa kawasan permukiman di Kota Padang mengalami banjir. Kejadian banjir itu sudah banyak diberitakan di media massa, mulai dari media lokal sampai kepada media nasional. Harian Padang Ekspres (Padeks), sebuah koran terkemuka di Sumatera Barat, hampir selalu memberitakan apabila terjadi bencana banjir tersebut. “Hujan lebat membuat sejumlah kawasan seperti Siteba, Alai, Mata Aia, Jondul Rawang, Sungai Sapih dan lainnya digenangi air”, demikian Padeks memberitakan (Padang Ekspres, 2020). “Banjir melanda ratusan rumah di Kelurahan Sungai Sapih, Kota Padang, Sumatera Barat, Senin 1 Agustus 2016. Banjir terjadi setelah hujan deras melanda daerah itu sejak pagi ini” demikian media Republika menulis pada lamannya (Badan Pusat Statistik, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 326, "width": 470, "height": 103, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banjir pada beberapa kawasan permukiman di Kota Padang sudah menjadi fenomena yang menjadi kegelisahan masyarakat dalam waktu yang lama. Sebagai sebuah fenomena, bajir itu dialami oleh banyak orang yang merupakan penduduk yang bertempat-tinggal di kawasan-kawasan perumahan tersebut. Tidak saja merugikan penduduk setempat, banjir juga menimbulkan dampak bagi masyarakat sekitar atau masyarakat yang secara fungsional berhubungan dengan kawasan tersebut. Sebagai sebuah kegelisahan, banjir itu terkesan belum ditangani secara tepat dan cepat. Penanganan banjir itu terlihat masih bersifat insidentil berupa tindakan tanggap darurat, seperti mengevakuasi warga, memberikan bantuan materil, dan penanganan- penanganan yang tidak sampai kepada akar masalahnya. Kemudian, kejadian-kejadian banjir itu sudah berlangsung sejak lama, bahkan ada yang sejak perumahan itu baru ditempati oleh penghuninya dari semula.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 436, "width": 470, "height": 103, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apabila dilihat dari sumbernya, sebagaimana juga peristiwa banjir di tempat lain, banjir yang terjadi di kawasan permukiman di Kota Padang dapat berasal dari salah satu atau gabungan dari dua sumber. Pertama, banjir terjadi akibat tidak tersalurkannya air hujan yang turun pada permukaan tanah suatu kawasan sehingga membuat genangan yang melebihi toleransi normal (Sebastian, 2008). Penyaluran air hujan yang turun ke permukaan tanah dapat berupa peresapan ke dalam tanah dan juga pengaliran melalui saluran pengeringan (drainase). Kedua, bajir terjadi akibat limpasan atau luapan dari saluran air baik kecil atau besar, berupa sungai, sehingga menggenangi permukaan tanah sekitar limpasan (Nugroho, 2008). Kawasan perumahan di Kota Padang yang mengalami banjir ada yang disebabkan oleh sumber pertama saja, atau sumber kedua saja, dan ada juga yang disebabkan oleh gabungan kedua sumber banjir di atas.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 546, "width": 470, "height": 92, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kawasan perumahan dibangun di atas tanah yang dialif-fungsikan. Semula kawasan tersebut bisa berupa tanah kering berupa hutan, tanah hamparan, perkebunan, ladang dan sebagainya. Kawasan perumahan banyak juga yang sebelumnya merupakan lahan basah berupa sawah, tegalan dan lainnya. Di Kota Padang bahkan ada kawasan perumahan yang sebelumnya merupakan tanah tumbuh, yaitu tanah yang semula merupakan aliran sungai kemudian mengering baik oleh faktor alami atau buatan. Tanah tumbuh yang bersifat alami terjadi akibat pergeseran alur aliran sungai secara alamiah. Sedangkan tanah tumbuh yang bersifat buatan terjadi akibat adanya kegiatan proyek penataan alur aliran sungai secara sengaja, seperti normalisasi beberapa sungai di Kota Padang.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 644, "width": 470, "height": 92, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banjir pada kawasan perumahan di Kota Padang disebabkan oleh alih fungsi lahan yang tidak tepat. Kawasan perumahan di daerah Air Pacah, Kecamatan Koto Tangah, yang langganan banjir dahulunya berupa daerah rendah dengan resapan yang rendah. Kawasan perumahan di daerah Tabing Banda Gadang, Kecamatan Nanggalo, dahulunya merupakan daerah alur aliran sungai kemudian mengering seiring adanya proyek normalisasi. Kawasan perumahan di daerah Sungai Sapih, Kecamatan Kuranji, sebelum kawasan perumahan didirikan, merupakan daerah rendah yang digunakan untuk bersawah oleh masyarakat. Disamping untuk lahan persawahan, lahan itu juga sejak dahulu sudah menjadi area limpasan air dari alur aliran sungai Banda Gadang Lolo Kasiak.", "type": "Text" }, { "left": 529, "top": 54, "width": 13, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "27", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 786, "width": 231, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal homepage : https://jurnal.iicet.org/index.php/jrti", "type": "Page footer" }, { "left": 84, "top": 53, "width": 365, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hukum administrasi perubahan penggunaan lahan untuk pengembangan perumahan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 79, "width": 396, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peran hukum administrasi perubahan penggunaan lahan untuk pengembangan perumahan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 471, "height": 69, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2019 tentang Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah. Pepres ini lahir didasari oleh luas alih fungsi lahan pangan khususnya sawah menjadi nonsawah semakin meningkat dengan pesat dari tahun ke tahun sehingga berpotensi dapat mempengaruhi produksi padi nasional. Pengendalian alih fungsi lahan sawah merupakan salah satu strategi peningkatan kapasitas produksi padi dalam negeri, sehingga perlu dilakuakn percepatan penetapan peta lahan sawah yang dilindungi dan pengendalian alih fungsi lahan sawah sebagai program nasional.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 164, "width": 470, "height": 57, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berbeda dengan Provinsi Sumetera Barat telah melahirkan Perda no 16 Tahun 2008 tentang Tanah Ulayat dan Pemanfaatannya, yang jelas merupakan suatu pengejawantahan atas pengakuan pemerintah atas hukum adat sebagai suatu kesatuan masyarakat hukum dalam provinsi Sumatera Barat. Perda ini lahir didasari oleh tanah di Minangkabau tidaklah bersifat individual, melainkan milik komunal yaitu milik suku, kaum dan nagari.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 227, "width": 470, "height": 81, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Peraturan Daerah Sumatera Barat proses pewarisan tanah itu, adalah didasarkan atas sistem kemasyarakatan yang berpolakan matrilineal (garis keturunan ibu) yaitu dari mamak kepada kemenakan. Dengan adanya pemilikan tanah tersebut maka seseorang dapat melakukan penguasaan atas tanah tersebut (Anwar, 1997). Garis keturunan ibu di Minangkabau erat kaitannya dengan sistem kewarisan pusako dan sako. Seandainya garis keturunan mengalami perubahan maka akan terjadi suatu perubahan dari sendi-sendi adat Minangkabau sendiri. Oleh karena itu bagi orang Minangkabau garis keturunan bukan hanya sekedar menentukan garis keturunan garis keturunan anak-anaknya melainkan dengan adatnya (Anwar, 1997).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 314, "width": 470, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk itu, peran hukum administrasi terhadap penggunaan lahan tidak dapat diterapkan di daerah Minangkabau, ada dua hal yang memicu konflik tanah ulayat, yaitu: pertama, secara yuridis tanah ulayat merupakan tanah yang dikuasai oleh masyarakat adat tanpa alat bukti kepemilikkan karena sifatnya komunal. Konflik bermula ketika banyak pihak yang melakukan klaim atas tanah-tanah ulayat yang ada. Kedua, secara faktual telah terjadi proses sertifikasi terhadap tanah-tanah ulayat yang bertujuan umtuk memberikan jaminan kepastian hukum. Pada sisi lain proses ini menimbulkan konflik karena banyaknya pihak yang menolak sertifikasi atas tanah ulayat tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 401, "width": 471, "height": 127, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tanah di Minangkabau merupakan suatu identitas diri karena tanah disini berfungsi sebagai pengikat hubungan baik antara suku maupun kaum sekaligus sebagai bukti asal usul. Dengan adanya tanah sebagai pengikat hubungan antar suku, kaum, maka akan terciptanya suatu interaksi sosial yang memperlihatkan akan kuatya eksistensi masyarakat Minangkabau itu sendiri. Dikarenakan tanah merupakan benda yang sangat berharga di tengah-tengah kehidupan masyarakat, sehingga banyak masyarakat yang menjadikan tanah sebagai harta warisan, yang dalam Minangkabau disebut juga sebagai harta pusaka. Harta Pusaka dimiliki oleh setiap kaum dalam suatu suku, dan telah diwariskan melalui beberapa generasi, sehingga harta ini tidak boleh diperjual-belikan kecuali dipegang atau gadaikan (Anwar, 1997). Transaksi ini baru dibolehkan setelah melalui rapat kaum yang dipimpin oleh penghulu dengan didasarkan atas beberapa pertimbangan, seperti “ rumah gadang katirisan, gadih gadang indak balaki, mayik tabujua ditangah rumah, mambangkik batang tarandam ” (Anwar, 1997).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 548, "width": 50, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 566, "width": 470, "height": 127, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selama tidak adanya kesepakatan antar anggota kaum, maka tidak diperbolehkan transaksi tanah untuk pengembangan perumahan. Hal ini didasarkan atas sistem kemasyarakatan yang berpolakan matrilineal (garis keturunan ibu) yaitu dari mamak kepada kemenakan. Namun, keadaan ekonomi masyarakat sangat berpengaruh terhadap keputusan masyarakat untuk menjual lahannya. Transaksi ini baru dibolehkan setelah melalui rapat kaum yang dipimpin oleh penghulu dengan didasarkan atas beberapa pertimbangan, seperti “rumah gadang katirisan, gadih gadang indak balaki, mayik tabujua ditangah rumah, mambangkik batang tarandam”. Penyalagunaan lahan untuk pengembangan perumahan akan berdampak pada hilangnya area resapan air hujan yang menyebabkan rusaknya kelestarian lingkungan, terganggunya keseimbangan ekologis, tercemarnya air, dan banjir. Setiap hujan dengan intesitas sedang hingga deras beberapa kawasan permukiman di Kota Padang mengalami banjir, sejumlah kawasan seperti Siteba, Alai, Mata Aia, Jondul Rawang, Sungai Sapih dan lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 713, "width": 50, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Referensi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 731, "width": 470, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agheyisi, J. E. (2019). Inter-communal Land Conflicts in Benin City, Nigeria: Exploring the Root Causes in the Context of Customary Land Supply. Land Use Policy , 83 , 532–542.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 754, "width": 470, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akbar, S. (2010). Penyelesaian Sengketa Tanah Hak Ulayat Dalam Suku Caniago Di Nagari Muara Panas Kabupaten", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 31, "width": 133, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pardomuan, R.A., & Khaidir, A.", "type": "Page header" }, { "left": 305, "top": 28, "width": 163, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia) Vol. 6, No. 1, 2021, pp. 24-28", "type": "Page header" }, { "left": 526, "top": 53, "width": 15, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "28", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 786, "width": 231, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal homepage : https://jurnal.iicet.org/index.php/jrti", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 76, "width": 470, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Solok Provinsi Sumatera Barat . (Doctoral dissertation, Universitas Diponegoro). Anwar, C. (1997). Hukum Adat Indonesia : Meninjau Hukum Adat Minangkabau . Jakarta: Rhineka Cipta. Badan Pusat Statistik. (2020). Kota Padang, Kota Padang Dalam Angka – Penyediaan Data Untuk Perencanaan Pembangunan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 125, "width": 470, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Barry, M., & Danso, E. K. (2014). Tenure Security, Land Registration and Customary Tenure in a Peri-urban Accra Community. Land Use Policy , 39 , 358–365.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 148, "width": 470, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berry, S. (2009). ‘Property, Authority and Citizenship: Land Claims, Politics and the Dynamics of Social Division in West Africa. Development and Change , 40 (1), 23–45. Bintarto. (1984). Urbanisasi dan Permasalahannya . Jakarta: Ghalia Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 183, "width": 470, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Boone, C. (2017). Sons of the Soil Conflict in Africa: Institutional Determinants of Ethnic Conflict Over Land.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 195, "width": 138, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "World Development , 96 , 276–293.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 207, "width": 470, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cobbinah, P. B., & Amoako, C. (2012). Urban Sprawl and the Loss of Peri-Urban Land in Kumasi, Ghana. International Journal of Social and Human Sciences , 6 , 388–397.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 230, "width": 470, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewi, N. K., & Rudiarto, I. (2013). Identifikasi Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Daerah Pinggiran di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Wilayah Dan Lingkungan, 1 (2), 175–188.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 265, "width": 470, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fiadzigbey, M. E. (2006). Customary Land Administrator in Ghana – Challenges and Prospects Customary Land Administrator in Ghana – Challenges and Prospects. In XXIII FIG Congress, Munich, Germany, October , 8–13.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 300, "width": 470, "height": 57, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fosu, A. (2021). Housing Development, Local Land Conflicts and Sustainable Land-use Planning in Peri- urban Ghana. African Journal on Land Policy and Geospatial Sciences , 4 (1), 116–132. Jauhari, A., & Ritohardoyo, S. (2013). Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Perubahan Penggunaan Lahandan Kondisi Sosial-Ekonomi Penjual Lahan di Kecamatan Mlati. Jurnal Bumi Indonesia , 2 (2), 192– 201.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 358, "width": 470, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kalabamu, F. T. (2019). Land Tenure Reforms and Persistence of Land Conflicts in Sub-Saharan Africa – The Case of Botswana. Land Use Policy , 81 , 337–345.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 381, "width": 471, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kleemann, J., Inkoom, J. N., Thiel, M., Shankar, S., Lautenbach, S., & Fürst, C. (2017). Peri-urban Land Use Pattern and Its Relation to Land Use Planning in Ghana, West Africa. Landscape and Urban Planning , 165 , 280–294.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 416, "width": 282, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Knox, A., & Jones-Casey, K. (2011). Farmer-herder conflicts in Mali .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 428, "width": 470, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kuusaana, E. D., Bukari, K. N., Danyi, E., & Bukari, K. N. (2015). Land Conflicts between Smallholders and Fulani pastoralists in Ghana : Evidence from the Asante Akim North District ( AAND ). Journal of Rural Studies , 42 , 52–62.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 464, "width": 470, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mwesigye, F., & Matsumoto, T. (2016). The Effect of Population Pressure and Internal Migration on Land Conflicts : Implications for Agricultural Productivity in Uganda. World Development , 79 , 25–39. Nugroho, S. P. (2008). Analisis Curah Hujan Penyebab Banjir Besar di Jakarta pada Awal Februari 2007. Jurnal Air Indonesia , 4 (1).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 513, "width": 470, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Owusu-Ansah, J. K., & O’Connor, K. B. (2010). Housing Demand in the Urban Fringe Around Kumasi, Ghana. Journal of Housing and the Built Environment , 25 , 1–17. Sebastian, L. (2008). Pendekatan Pencegahan dan Penanggulangan Banjir .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 548, "width": 470, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siiba, A., Adams, E. A., & Cobbinah, P. B. (2018). Chieftaincy and Sustainable Urban Land Use Planning in Yendi, Ghana: Towards Congruence. Cities , 73 , 96–105. Sitorus, S. R. (2018). Perencanaan Penggunaan Lahan . Peneribit IPB Press.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 583, "width": 341, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syaodih, N. (2009). Metode Penelitian Pendidikan . Bandung: Remaja Rosdakarya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 596, "width": 470, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ubink, J. M., & Quan, J. F. (2008). How to Combine Tradition and Modernity ? Regulating Customary Land Management in Ghana. Land Use Policy , 25 , 198–213.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 620, "width": 470, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahyu, R. K., Haryani, H., & Nori, Y. (2020). Kajian Perubahan Pengunaan Lahan Serta Faktor-Faktor Yang Mendorong Perubahan Pengunaan Lahan di Kecamatan Kuranji Kota Padang . (Doctoral dissertation, Universitas Bung Hatta).", "type": "List item" } ]
a4b59602-d0a4-4e2f-4db9-da1994796a0d
https://balimedikajurnal.com/index.php/bmj/article/download/28/23
[ { "left": 133, "top": 36, "width": 153, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BMJ. Vol 5 No 1, 2018: 127-135", "type": "Page header" }, { "left": 424, "top": 36, "width": 85, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN : 2615-7047", "type": "Page header" }, { "left": 489, "top": 725, "width": 20, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "127", "type": "Page footer" }, { "left": 147, "top": 83, "width": 347, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "IDENTIFIKASI KUALITAS MATA AIR SEBAGAI SUMBER AIR MINUM TANPA PENGOLAHAN DI DESA KUKUH, KECAMATAN MARGA, KABUPATEN TABANAN, BALI, TAHUN 2018", "type": "Section header" }, { "left": 147, "top": 135, "width": 347, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "IDENTIFICATION THE QUALITY OF SPRINGS AS A SOURCE OF DRINKING WATER WITHOUT PROCESSING IN KUKUH VILLAGE, MARGA DISTRICT, TABANAN REGENCY, BALI, IN 2018", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 185, "width": 343, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ni Luh Nova Dilisca Dwi Putri 1) , Nyoman Sudarma 2) , Diah Prihatiningsih 3)", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 198, "width": 131, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) STIKes Wira Medika Bali", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 238, "width": 57, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 133, "top": 251, "width": 375, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendahuluan : Air merupakan sumber daya alam yang dilukan untuk hajat hidup orang banyak (Efendi, 2003). Berdasarkan . Men. Kes. No.", "type": "Table" }, { "left": 133, "top": 277, "width": 376, "height": 243, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "492/MENKES//IV/2010, bahwa air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa pengolahan memenuhi syarat kesehatan dapat langsung diminum. Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan terbagi menjadi 8 banjar dinas, salah satunya adalah banjar dinas Tatag yang menjadi pusat dalam pemanfaatan sumber mata air minum pada wilayah desa tersebut. Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif tentang uji kelayakan kualitas air berdasarkan parameter kimia dan mikrobiologi dari sumber mata air di Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Hasil : Hasil identifikasi kelayakan kualitas air minum yang telah dilakukan sebanyak tiga kali pengujian, yaitu pada bulan (Mei, Juli, September) pada tahun 2018 memberikan hasil: a). Pemeriksaan parameter kimia menunjukkan bahwa seluruh parameter yang diujikan berada pada standar yang dibolehkan, sedangkan b). Pemeriksaan parameter mikrobiologi menunjukkan hasil adanya kandungan bakteri Fecal coli pada sampel mata air dengan jumlah rata-rata 100 Fecal coli /100 mL. Diskusi : Berdasarkan hasil identifikasi pada parameter kimia menunjukkan bahwa hasil identifikasi parameter kimia telah sesuai dengan standar kualitas air minum, sedangkan parameter mikrobiologi belum memenuhi standar kualitas air minum disebabkan adanya kandungan bakteri Fecal coli pada sampel mata air dengan jumlah rata-rata 100 Fecal coli /100 mL.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 536, "width": 341, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci : Kualitas mata air, Parameter Kimia, Parameter Mikrobiologi.", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 563, "width": 58, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 133, "top": 575, "width": 376, "height": 127, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Introduction: Water is a natural resource needed for the livelihood of many people. Drinking water is water with or without processing that meet health requirements and can be drunk directly, this is based on . Men Kes No. 492/MENKES//IV/2010. Kukuh Village, Marga District, Tabanan Regency is divided into 8 banjar dinas, one of which is the Banjar Tagtag, which is the center of the utilization of drinking water sources in the village area. Method: The type of research used is a descriptive study of the feasibility of water quality based on chemical and microbiological parameters on water from a spring source in Kukuh Village, Marga District, Tabanan Regency. Results: The results of the identification of the feasibility of drinking water quality that has been carried out three times tn the", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 36, "width": 153, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BMJ. Vol 5 No 1, 2018: 127-135", "type": "Page header" }, { "left": 424, "top": 36, "width": 85, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN : 2615-7047", "type": "Page header" }, { "left": 489, "top": 725, "width": 20, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "128", "type": "Page footer" }, { "left": 133, "top": 82, "width": 376, "height": 140, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "month of May, July, and September. The results of the identification of chemical and microbiological parameters were : a). Chemical parameters, showed that all identified parameters are at the missible level. c). Microbiological parameters showed the results of Fecal coli contents in spring samples with and an average number of 100 Fecal coli/100 mL. Discussion: The results of the identification of chemical and microbiological parameters indicated that the identification of chemical parameters were in accordance with drinking water quality standards, while the microbiological parameters did not meet drinking water quality standards, because in the water sample there was the content of Fecal coli bacteria in the spring samples with and average number of 100 Fecal coli/100 mL. Keywords : Quality of Springs, Chemical Parameters, Bacteriological Parameters.", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 251, "width": 91, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 133, "top": 277, "width": 376, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Air merupakan sumber daya alam yang dilukan untuk hajat hidup orang banyak. Aspek penghematan dan pelestarian sumber daya air harus ditanamkan pada segenap pengguna air (Efendi, 2003). Berdasarkan aturan Mentri Kesehatan Nomor 492/MENKES//IV/2010 tentang syaratan kualitas kualitas air minum, bahwa air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 355, "width": 376, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Desa Kukuh terbagi menjadi 8 banjar dinas, salah satunya adalah banjar dinas Tatag. Banjar dinas Tatag menjadi pusat dalam pemanfaatan sumber mata air minum pada wilayah Desa tersebut, wilayah banjar tersebut memiliki lokasi sumber mata air. Masyarakat pada umumnya langsung menampung air dari sumber mata air tersebut ke dalam wadah dan dikonsumsi tanpa dimasak terlebih dahulu karena menurut masyarakat air dari sumber mata air terhindar dari pencemaran.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 432, "width": 376, "height": 166, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tingginya aktifitas tanian pada daerah sumber mata air di wilayah banjar dinas Tagtag berpotensial menyebabkan berbagai cemaran pada mata air, dimana syarat sumber mata air yang dapat digunakan menjadi air minum yaitu air harus memenuhi baku mutu kualitas air minum baik itu dari sisi fisika, kimia, maupun mikrobiologis. Salah satu bahan pencemar air di daerah tanian berasal dari pupuk kimia yang mengandung unsur nitrogen (Ompusunggu, 2009). Rata-rata setiap pemukiman penduduk di banjar dinas Tagtag memiliki minimal satu kandang hewan ternak seti babi, ayam, ataupun bebek, dimana jarak antara kandang ternak dengan sumber mata air sangat berdekatan. Hal tersebut dapat menyebabkan kontaminasi bakteri Escherichia colli terhadap sumber mata air yang berasal dari kotoran hewan ternak tersebut. Penggunaan sumber mata air sebagai tempat mandian dan mencuci pakaian juga tentunya berpotesi menyebabkan terjadinya pencemaran kimia dari sisa hasil buangan limbah pencucian.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 601, "width": 376, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2015) di Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang mengenai “Studi Kelayakan Kualitas Air Minum Delapan Mata Air Di Kecamatan Karang ploso Kabupaten Malang” meyatakan bahwa dari hasil penelitian menunjukkan bahwa delapan mata air yang dipantau sudah tidak layak digunakan sebagai bahan baku air minum dari segi kimiawi, parameter yang tidak memenuhi baku mutu yang ditetapkan yaitu nilai DO, BOD, dan nitrat. Khatun (2016) melakukan pengujian terhadap “Kualitas Air Dari Mata Air Dampit dan Petung Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Jawa Tengah”", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 36, "width": 153, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BMJ. Vol 5 No 1, 2018: 127-135", "type": "Page header" }, { "left": 424, "top": 36, "width": 85, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN : 2615-7047", "type": "Page header" }, { "left": 489, "top": 725, "width": 20, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "129", "type": "Page footer" }, { "left": 133, "top": 82, "width": 376, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menyatakan bahwa air dari mata air Petung dan Dampit tidak memenuhi stadar baku mutu air minum dari segi mikrobiologis dengan adanya kandungan bakteri E.colli. Putri, dkk (2018) telah melakukan penelitian terhadap sumber air minum di Banjar Tatag, Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan dengan parameter fisika dan mikrobiologi dan teridentifikasi air dari mata air tersebut dilihat dari parameter fisika terdapat peningkatan suhu yaitu rata-rata sebesar 24,43 o C dan teridentifkasi adanya kandungan bakteri Coliform dengan jumlah rata- rata 124 Coliform /100 mL.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 186, "width": 376, "height": 153, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ahli hidrogeologis dari Universitas Pembangunan Nasional, dalam berita harian Pos Kupang, Bahagiarti (2010) menyebutkan sumber air minum terbaik berasal dari mata air pegunungan vulkanik yang berasal dari air tanah dalam. Hal tersebut didasari oleh penjelasan ilmiah yaitu air pegunungan vulkanik relatif bebas pencemaran, mengandung mineral alami yang seimbang, dan memenuhi syarat kualitas air. Pada berita tersebut Oetoro (2010) seorang ahli nutrisionis juga menambahkan bahwa kualitas air yang diminum lu memiliki karakteristik yang sesuai dengan standar kesehatan seti tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, bebas dari bahan kimia berbahaya maupun bakteri. Sementara, daerah banjar Tatag, Desa Kukuh merupakan wilayah dataran rendah dan lokasinya cukup jauh dari wilayah pegunungan, namun menjadi pusat sumber mata air langsung minum di wilayah Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 342, "width": 376, "height": 87, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis berkeinginan untuk melakukan identifikasi kualitas air berdasarkan parameter kimia dan mikrobiologi di Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Mengingat warga wilayah desa tersebut mengkonsumsi air dari sumber mata air diwilayah tersebut tanpa pengolahan terlebih dahulu. Hal ini tentunya sangat penting untuk dilakukan karena air adalah sumber kehidupan, sehingga apabila kualitas air tetap terjaga baik tentunya akan berdampak baik bagi kehidupan serta kualitas kesehatan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 446, "width": 250, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BAHAN DAN METODE Jenis Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 133, "top": 471, "width": 376, "height": 62, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif tentang uji kelayakan kualitas air berdasarkan parameter kimia dan mikrobiologi pada air dari sumber mata air di Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Bali. Jenis penelitian deskriptif adalah penelitian yang mendeskripsikan suatu gejala, istiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang (Sudjana dan Ibrahim, 2004).", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 550, "width": 146, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Waktu dan Tempat Penelitian Waktu Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 133, "top": 575, "width": 375, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Waktu pemeriksaan sampel dilakukan pada bulan Mei 2018 sampai dengan bulan September 2018.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 615, "width": 91, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tempat Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 133, "top": 627, "width": 376, "height": 49, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengambilan sampel dilaksanakan di Banjar Tatag, Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Bali. Pemeriksaan sampel dilakukan berdasarkan parameter (kimia dan mikrobiologi) dilaksanakan di UPT Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Bali.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 36, "width": 153, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BMJ. Vol 5 No 1, 2018: 127-135", "type": "Page header" }, { "left": 424, "top": 36, "width": 85, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN : 2615-7047", "type": "Page header" }, { "left": 489, "top": 725, "width": 20, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "130", "type": "Page footer" }, { "left": 133, "top": 83, "width": 104, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Populasi dan Sampel Populasi", "type": "Section header" }, { "left": 133, "top": 108, "width": 376, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Populasi dalam penelitian ini yaitu air dari sumber mata air di Banjar Tatag, Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 148, "width": 39, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sampel", "type": "Section header" }, { "left": 133, "top": 160, "width": 376, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sampel dalam penelitian ini yaitu sumber mata air di Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 199, "width": 98, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Prosedur Penelitian Metode", "type": "Section header" }, { "left": 133, "top": 225, "width": 376, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode penelitian yang digunakan dalam identifikasi pada parameter kimia adalah sebagai berikut: Fluorida dengan metode SPAND; Nitrit, Sianida dan Mangan dengan menggunakan metode Kolorimetri; Nitrat menggunakan metode Brucine ; Besi dengan metode phenantrolin; kesadahan dan khlorida menggunakan metode titrasi; pH dengan metode elektrometri; Sulfat dengan metode turbidymetri; Ammonia metode Nessler; dan untuk Seng, Tembaga, Chrom, Kadmium, Selenium, Aluminium, Nikel, dan Arsen dengan menggunakan metode AAS. Metode penelitian yang digunakan dalam identifikasi mikrobiologi adalah metode MPN.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 342, "width": 376, "height": 100, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode pengambilan sampel adalah dengan botol kaca yang telah disterilkan dan berwarna gelap digunakan sebagai wadah sampel air untuk pemeriksaan parameter bakteri. Botol dibilas dengan air sampel sebanyak 3 kali. Sampel kemudian ditampung pada botol kemudian ditutup rapat. Botol kemudian diberi label dan dibawa ke laboratorium. Jerigen digunakan sebagai wadah sampel air untuk pemeriksaan parameter fisika dan kimia. Botol dibilas dengan air sampel sebanyak 3 kali. Sampel kemudian ditampung pada botol kemudian ditutup rapat. Botol kemudian diberi label dan dibawa ke laboratorium.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 472, "width": 38, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 133, "top": 484, "width": 376, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil penelitian tentang “Identifikasi Kualitas Air Pada Sumber Mata Air Minum Tanpa Pengolahan Di Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Bali Tahun 2018” berdasarkan parameter kimia dan mikrobiologi menunjukkan bahwa dari hasil pengujian kelayakan kualitas air minum yang telah dilakukan sebanyak 3 kali pemeriksaan pada bulan (Mei, Juli, September) menunjukkan hasil: a). Parameter kimia menunjukkan bahwa seluruh parameter yang diujikan berada pada standar yang dibolehkan. b). Parameter mikrobiologi menunjukkan hasil adanya kandungan bakteri Fecal coli pada sampel mata air dengan jumlah rata-rata 100 Fecal coli /100 mL.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 36, "width": 153, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BMJ. Vol 5 No 1, 2018: 127-135", "type": "Page header" }, { "left": 424, "top": 36, "width": 85, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN : 2615-7047", "type": "Page header" }, { "left": 489, "top": 725, "width": 20, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "131", "type": "Page footer" }, { "left": 133, "top": 82, "width": 375, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Parameter Kimia, dan Mikrobiologi Pada Sampel Air Sumber Mata Air di Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan.", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 110, "width": 335, "height": 532, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Para meter Hasil Rata-rata Selama 3 kali identifikasi Kadar Maksimum menkes No: 492/MENKES// IV/2010 Kimia Fluorida 0,337 1,5 mg/L Nitrit < 0,001 3 mg/L Nitrat 7,441 50 mg/L Sianida < 0,002 0,07 mg/L Besi 0,018 0,3 mg/L Kesadahan 177,23 500 mg/L Khlorida 15,45 250 mg/L Mangan < 0,01 0,4 mg/L Ph 6,55 6,5 - 8,5 mg/L Sulfat 22,322 250 mg/L Ammonia 0,017 1,5 mg/L Seng 0,1256 3 mg/L Tembaga Ttd (< 0,0153) 2 mg/L Timbal Ttd (< 0,0036) 0,01 mg/L Chrom Ttd (< 0,001) 0,05 mg/L Kadminium Ttd (< 0,001) 0,003 mg/L Selenium Ttd (< 0,0006) 0,01 mg/L Aluminium Ttd (< 0,01) 0,2 mg/L Nikel Ttd (< 0,0003) 0,07 mg/L Arsen Ttd (0,0003) 0,01 mg/L Mikrobiol ogi Fecal colli 100 Fecal colli / 100 mL 0 Fecal colli / 100 mL", "type": "Table" }, { "left": 133, "top": 36, "width": 153, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BMJ. Vol 5 No 1, 2018: 127-135", "type": "Page header" }, { "left": 424, "top": 36, "width": 85, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN : 2615-7047", "type": "Page header" }, { "left": 489, "top": 725, "width": 20, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "132", "type": "Page footer" }, { "left": 279, "top": 83, "width": 83, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 133, "top": 95, "width": 376, "height": 101, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian tentang “Identifikasi Kualitas Air Pada Sumber Mata Air Minum Tanpa Pengolahan Di Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Bali Tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui kelayakan kualitas air pada sumber mata air minum tanpa pengolahan di Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan berdasarkan parameter kimia dan mikrobiologi. Selain itu, bertujuan untuk mengetahui apakah hasil yang dioleh telah sesuai dengan standar kualitas air minum yang ditetapkan pada aturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES//IV/2010 tentang syaratan kualitas kualitas air minum.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 199, "width": 376, "height": 127, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pemilihan lokasi penelitian sumber mata air minum di Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan dikarenakan di Desa Kukuh, Banjar dinas Tagtag menjadi pusat dalam pemanfaatan sumber mata air minum pada wilayah Desa tersebut, wilayah banjar tersebut memiliki lokasi sumber mata air. Masyarakat pada umumnya langsung menampung air dari sumber mata air tersebut ke dalam wadah dan dikonsumsi tanpa dimasak terlebih dahulu karena menurut masyarakat air dari sumber mata air terhindar dari pencemaran. Air dari sumber mata air yang langsung dikonsumsi dan tanpa melalui pengolahan, tentu memungkinkan mengakibatkan masalah pada kesehatan masyarakat yang mengkonsumsi air secara langsung (Omposunggu, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 329, "width": 376, "height": 75, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sehingga, dilakukanlah identifikasi terhadap sumber mata air minum tanpa pengolahan di Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan untuk mengetahui kelayakan sebagai air minum langsung tanpa pengolahan, dan hasil identifikasi tersebut dibahas dengan ketentuan baku mutu air minum yang tercantum dalam aturan Mentri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang syaratan kualitas kualitas air minum.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 407, "width": 376, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada penelitian ini dilakukan pengambilan sampel sebanyak tiga kali pada sumber mata air, yaitu pada bulan Mei, Juli, dan September. Tujuan dilakukannya tiga kali pemeriksaan pada parameter (kimia dan mikrobiologi) adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat kestabilan dari hasil yang dioleh terhadap sampel tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 471, "width": 94, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a). Parameter Kimia", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 484, "width": 376, "height": 75, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pemeriksaan parameter kimia yang dilakukan meliputi: fluorida, nitrit, nitrat, sianida, besi, kesadahan, khlorida, mangan, pH, sulfat, ammonia, seng, tembaga, timbal, chrom, cadmium, selenium, aluminium, nikel, dan arsen. Berdasarkan hasil pemeriksaan pada parameter kimia yang dilakukan sebanyak tiga kali berturut - turut pada bulan Mei, Juli, dan September memberikan hasil sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 562, "width": 376, "height": 140, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rata-rata hasil pengujian pH pada sampel air menunjukkan nilai pH air 6,55, menunjukkan hasil yang sesuai dengan standar yang disyaratkan pada . Men. Kes. No. 492/MENKES/PER/IV/2010, dimana pH sangat penting sebagai parameter kualitas air karena mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam air. Selain itu mahluk-mahluk akuatik lainnya hidup pada selang pH tertentu, sehingga dengan diketahuinya nilai pH maka akan diketahui apakah air tersebut sesuai atau tidak untuk menunjang kehidupan. Kesadahan (CaCO 3 ) pada sampel air adalah sebesar 177,23 mg/L, hal itu memenuhi aturan Per. Men. Kes yang mana tidak boleh melebihi ambang batas sebesar 500 mg/L. Kadar nitrat pada sampel air adalah 7,441 mg/L, Konsumsi nitrat dalam jumlah yang berlebihan dan konsentrasi tinggi dapat menyebabkan keracunan karena dengan bantuan bakteri rumen, nitrat", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 36, "width": 153, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BMJ. Vol 5 No 1, 2018: 127-135", "type": "Page header" }, { "left": 424, "top": 36, "width": 85, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN : 2615-7047", "type": "Page header" }, { "left": 489, "top": 725, "width": 20, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "133", "type": "Page footer" }, { "left": 133, "top": 82, "width": 376, "height": 218, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "akan direduksi menjadi nitrit yang 10 kali lebih toksin dari nitrat. Pada hasil pemeriksaan nitrit memberikan hasil sebesar < 0,001mg/L hasil tersebut memenuhi ambang batas yang disyaratkan, nitrit (NO 2 - ) dihasilkan dari ubahan nitrat yang mengkontaminasi air minum oleh mikroorgnisme pada saluran pencernaan manusia. Keracunan nitrat atau nitrit dapat menyebabkan muka biru dan juga kematian. Pada pemgujian zat besi, menghasilkan kadar sebesar 0,018 mg/L, hal ini sesuai dengan kadar yang disyaratkan. Besi (Fe 3+ ) dalam air menyebabkan warna air tersebut berubah menjadi kuning-cokelat setelah beberapa saat kontak dengan udara. Selain dapat mengganggu kesehatan juga dapat menimbulkan bau yang kurang enak. Kadar sulfat pada pengujian sampel air adalah sebesar 22,322 mg/L. Sulfat (SO 4 ) pada tingkat tinggi dapat memberikan zat rasa. Orang yang tidak terbiasa untuk minum air dengan kadar sulfat dapat mengalami diare dan dehidrasi. Hasil kadar cadmium saat pengujian adalah sebesar Ttd (< 0,001). Hal tersebut menunjukkan kadar air tidak tercemar oleh cadmium. Apabila cadmium melebihi standar, maka Cadmium akan terakumulasi dalam jaringan tubuh sehingga mengakibatkan penyakit ginjal, gangguan lambung, kerapuhan tulang, mengurangi hemoglobine darah dan pigmentasi (Tarigan, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 303, "width": 376, "height": 62, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil yang dioleh pada keseluruhan parameter kimia yang diujikan menunjukkan bahwa air pada sumber mata air di Banjar Tatag, Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan berada pada batas standar yang dibolehkan oleh Per. Men. Kes. RI. No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang syaratan Kualitas Air Minum melalui parameter pemeriksaan kimia.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 368, "width": 376, "height": 49, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hal itu menunjukkan bahwa, tingginya aktivitas pertanian pada daerah tersebut tidak mengganggu lingkungan airan di sumber mata air tersebut. Itu kemungkinan disebabkan oleh baiknya pengaturan aliran pembuangan sawahan, sehingga tidak mencemari sumber mata air di lingkungan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 419, "width": 127, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b). Parameter Mikrobiologi", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 432, "width": 376, "height": 75, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil pemeriksaan pada parameter mikrobiologi yang dilakukan sebanyak tiga kali berturut-turut pada bulan Mei, Juli, dan September menunjukkan hasil adanya cemaran bakteri Fecal coli pada sampel mata air dengan jumlah pemeriksaan pada bulan Mei adalah sebesar 46 Fecal coli/100 mL; pada bulan Juli sebesar 13 Fecal coli/100 mL; serta pada bulan September sebesar 240 Fecal coli/100 mL.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 510, "width": 376, "height": 101, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bakteri Fecal coli adalah bakteri yang berasal dari kotoran hewan dan manusia (Josephine,et.al., 2003). Faktor penyebab adanya pencemar bakteri pada sumber mata air di Banjar Tatag, Desa Kukuh, Kabupaten Tabanan kemungkinan disebabkan oleh dekatnya sumber mata air dengan lingkungan tempat tinggal penduduk, sehingga sisa-sisa hasil buangan limbah kotoran ternak hewan dan manusia kemungkinan mencemari sumber mata air tersebut. Dimana rata-rata setiap pemukiman penduduk di Banjar Dinas Tatag memiliki minimal satu kandang hewan ternak seperti babi, ayam, ataupun bebek.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 614, "width": 376, "height": 62, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adanya kandungan bakteri pada air dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan diantaranya radang lambung ( gastroenteristis ) dan diare yang hebat disertai dengan kram ut dan muntah-muntah, diare dapat menimbulkan dampak yang paling parah pada anak-anak atau orang tua yang sistem kekebalan tubuhnya lemah (Sulistyorini, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 679, "width": 376, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adapun Per. Men. Kes. RI. No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang syaratan Kualitas Air Minum memprasyaratkan untuk bakteri Fecal coli dalam", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 36, "width": 153, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BMJ. Vol 5 No 1, 2018: 127-135", "type": "Page header" }, { "left": 424, "top": 36, "width": 85, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN : 2615-7047", "type": "Page header" }, { "left": 489, "top": 725, "width": 20, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "134", "type": "Page footer" }, { "left": 133, "top": 82, "width": 376, "height": 49, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "jumlah 100 ml sampel adalah 0. Maka dapat dikatakan bahwa air dari mata air Banjar Tatag, Desa Kukuh, Kabupaten Tabanan tidak layak untuk digunakan sebagai sumber air minum tanpa pengolahan berdasarkan hasil dari pengujian mikrobiologi yang telah dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 148, "width": 132, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 133, "top": 174, "width": 49, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 133, "top": 186, "width": 375, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang telah dioleh, maka simpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 212, "width": 376, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Kualitas air pada sumber mata air di Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan berdasarkan parameter kimia dan mikrobiologi menunjukkan hasil identifikasi kelayakan kualitas air minum yang telah dilakukan pada bulan (Mei,", "type": "List item" }, { "left": 146, "top": 251, "width": 363, "height": 49, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Juli, September) menunjukkan hasil: a). Parameter kimia menunjukkan bahwa seluruh parameter yang diujikan berada pada standar yang dibolehkan. b). Parameter mikrobiologi menunjukkan hasil adanya kandungan bakteri Fecal coli pada sampel mata air dengan jumlah rata-rata 100 Fecal coli /100 mL.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 303, "width": 376, "height": 75, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Berdasarkan hasil identifikasi pada parameter kimia dan mikrobiologi menunjukkan bahwa hasil identifikasi parameter kimia sesuai dengan standar kualitas air minum yang ditetapkan oleh Per. Men. Kes. No. 492/MENKES/PER/IV/2010, sedangkan identifikasi pada parameter mikrobiologi menunjukkan hasil yang belum memenuhi baku mutu yang dibolehkan.", "type": "List item" }, { "left": 133, "top": 407, "width": 32, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 133, "top": 419, "width": 376, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang telah dioleh, maka saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 445, "width": 376, "height": 49, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Kepada masyarakat disarankan agar masyarakat melakukan pengolahan air minum terlebih dahulu sebelum mengkonsumsi air dengan cara dimasak sampai mendidih, karena teridentifikasi adanya kandungan bakteri Fecal coli dalam sampel air mata air tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 133, "top": 497, "width": 376, "height": 49, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Kepada pihak terkait di Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan agar melakukan manajemen pembuangan limbah kotoran ternak ataupun manusia untuk menghindari adanya kontaminasi bakteri Fecal coli pada sumber mata air.", "type": "List item" }, { "left": 267, "top": 563, "width": 106, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 133, "top": 588, "width": 375, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Edisi Kelima. Kanisius: Yogyakarta. Hal 14,17-18,146,148, 152-153.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 614, "width": 375, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Josephine A, Morello Paul A, Eckel Mizer GH. 2003. Laboratory manual and workbook in microbiology applications to patient care . Edisi ke-7. The McGraw−Hill Companies.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 653, "width": 376, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sulistyorini, I. 2016. Analisis Kualitas Air Pada Sumber Mata Air di Kecamatan Karangan dan Kaliorang Kabupaten Kutai Timur. Edisi Maret 2016. Jurnal Hutan Tropis Volume 4 No. 1. Hal; 64-76.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 36, "width": 153, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BMJ. Vol 5 No 1, 2018: 127-135", "type": "Page header" }, { "left": 424, "top": 36, "width": 85, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN : 2615-7047", "type": "Page header" }, { "left": 489, "top": 725, "width": 20, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "135", "type": "Page footer" }, { "left": 133, "top": 82, "width": 376, "height": 49, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Omposunggu. 2009. Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat di Sekitar Tempa Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Ratu Kabupaten Serdang. Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 147, "width": 376, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES//IV/2010. Tentang syaratan Kualitas Air Minum. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 186, "width": 376, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rhidaton. 2013. Studi Kelayakan Mata Air Sebagai Sumber Air Minum di Desa Krueng Kulu Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya . Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat: Aceh Barat.", "type": "Text" } ]
12cea30c-64d4-a16b-cf2d-36f1189f0566
https://jom.fti.budiluhur.ac.id/index.php/IDEALIS/article/download/1317/621
[ { "left": 245, "top": 38, "width": 282, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "J u r n a l I D E A L I S V o l . 2 N o . 4 , J u l i 2 0 1 9 | 14", "type": "Page header" }, { "left": 73, "top": 74, "width": 453, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENJUALAN SPAREPART DAN PENANGANAN SERVICE DENGAN METODOLOGI BERORIENTASI OBYEK STUDI KASUS : MARSADA MOTOR", "type": "Title" }, { "left": 143, "top": 137, "width": 312, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Endar Yuli Astuti 1), Ady Widjaja 2) Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur Jl. Raya Ciledug, Petukangan Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12260 E-mail : [email protected] 1) , [email protected] 2)", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 193, "width": 31, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 203, "width": 456, "height": 159, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Didalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian tentang bagaimana proses penjualan sparepart pada bengkel Marsada Motor. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagian penjualan sulit untuk mengetahui ketersediaan stock sparepart, menentukan pelanggan yang sudah lunas maupun yang belum lunas. Serta pencatatan data penjualan yang mudah hilang dan rusak. Sebab itu, peneliti membuat suatu rancang bangun sistem informasi yang dapat mendukung kegiatan aktivitas penjualan sparepart dan penanganan service pada bengkel Marsada Motor. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut sebagai tujuan dari penelitian ini, adapun jenis metode penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah wawancara, studi pustaka, pengamatan dan dokumentasi kepada pihak lembaga yang bersangkutan. Pada pemodelan sistem, penulis menggunakan metode perancangan berorientasi obyek dengan alat bantu yaitu, UML (Unified Modeling Language). Untuk perancangan basis data digunakan metode normalisasi, relasi table dan ERD (Entity Relationship Diagram). Dari hasil penelitian, penulis ingin memberikan alternative pemecahan berupa rancangan yang telah terkomputerisasi dengan menggunakan rancangan program Visual Studio 2008 yang mana dapat menghasilkan sistem informasi penjualan sparepart dan penanganan service yang diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat proses transaksi dan laporan pada Bengkel Marsada Motor.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 376, "width": 265, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: penjualan, service , Metodologi Ber orientasi Obyek .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 400, "width": 100, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 412, "width": 213, "height": 170, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Badan usaha milik perorangan yang dikelola oleh Bengkel Marsada Motor bergerak dalam bidang pelayanan perbaikan kendaraaan bermotor atau roda dua dan penjualan sparepart . Dalam mengelola usaha pelayanan perbaikan kendaraan bermotor atau roda dua dan penjualan sparepart , Marsada Motor membutuhkan sistem informasi untuk memudahkan jalannya aktivitas di bengkel seperti penjualan sparepart, penanganan service dan pembuatan laporan penjualan. Begitu pun dengan pengolahan data yang dihasilkan dari transaksi yang terjadi masih menggunakan tuisan tangan, sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan atau masalah seperti kekeliruan dalam penulisan dan perhitungan pendapatan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 584, "width": 213, "height": 159, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hal tersebut, penulis mencoba untuk memberikan masukan dengan melakukan analisa terhadap kekurangan yang perlu diperbaiki dengan mengubah sistem manual menjadi terkomputerisasi yang diharapkan akan membantu dalam proses pengolahan data pada bengkel tersebut sehingga dapat menyajikan kebutuhan akan data dan infromasi yang efektif dan efisien sehingga dapat membantu dalam proses evaluasi kerja. Dalam penelitian ini penulis akan membahas mengenai “Rancang Bangun Sistem Informasi Penjualan Sparepart dan Penanganan Service pada Bengkel Marsada Motor menggunakan Unified Modeling Language”.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 745, "width": 213, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun masalah yang ada pasa bengkel marsada motor sebagai berikut Kesulitan dalam", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 399, "width": 213, "height": 159, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengetahui jumlah stok yang tersedia karena tidak adanya dokumen stok sparepart , Kesulitan dalam pencarian dokumen penjualan, karena media penyimpanan masih berupa arsip dan kurang tertata, Tidak adanya dokumen pendukung pelunasan pelanggan,shingg akan sulit menghitung pelanggan yang sudah lunas, Kesalahan dalam total biaya service dan biaya penjualan sparepart , karena kurang teliti dalam perhitungan dan penjumlahan harga service dan harga sparepart , Pencatatan nota penjualan membutuhkan waktu lama, karena harus liat ketersediaan barang terlebih dahulu, Sulitnya saat membaca kumpulan nota yang bergitu banyak karena masih menggunakan pembukuan manual.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 560, "width": 213, "height": 170, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan penulis melakukan penelitian sebagai berikut Memberikan sebuah sistem usulan berupa komputerisasi kepada bagian penjualan sehingga mempermudah dalam setiap kegiatan transaksi, Dengan adanya sistem informasi yang terkomputerisasi dapat mengurangi masalah pencatatan dan perhitungan dalam transaksi penjualan, Memperbaiki metode penyimpanan data dalam bentuk database agar lebih efisien dalam hal media penyimpanan, Membantu pemilik bengkel agar mudah mengetahui informasi stok barang yang tersedia dan tidak tersedia, Meminimalisir kesalahan dalam pencatatan data, transaksi dan pembuatan laporan, Proses pembuatan laporan dapat disajikan dengan cepat dan tepat.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 733, "width": 213, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penjualan adalah transaksi jual beli atau pemindahan hak milik secara komersial atas barang atau jasa yang pada prinsipnya melibatkan dua", "type": "Text" }, { "left": 245, "top": 38, "width": 282, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "J u r n a l I D E A L I S V o l . 2 N o . 4 , J u l i 2 0 1 9 | 15", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 213, "height": 57, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pihak penjual dan pembeli”. Service merupakan sebuah paradigm dari orang-orang dalam sebuah perusahaan, tidak peduli apakah sebuah perusahaan yang menghasilkan product atau service untuk selalu memberikan best value pada pelanggannya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 131, "width": 213, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasasi, dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan - laporan yang diperlukan.[2]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 211, "width": 213, "height": 170, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian dengan judul Perancangan Sistem Informasi Penjualan pada Bengkel Marsada dengan Metodologi Object Oriented Studi Kasus: Bengkel Samsi Motor Pacitan, oleh Ardi Widayanto, Indah Uly Wardati, 2013, IJNS – Indonesian Journal on Networking and Security – Volume 3 No. 4, ISSN: 2302-5700. Penelitian sejenis pada bengkel Samsi Motor kota Pacitan ini dapat mempercepat proses pengolahan data pelanggan, pembuatan laporan dan pencarian data pelanggan. Pada penelitian ini menghasilkan beberapa laporan anatara lain laporan data penjualan. Penelitian tersebut di kembangkan dengan aplikasi berbasis desktop , yaitu menggunakan Visual Studio 2005 dan didukung dengan database MySQL. [3]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 395, "width": 153, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. METODOLOGI PENELITIAN", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 407, "width": 215, "height": 31, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.1 Metode Pengumpulan Data Dalam Tahap ini dilakukan pendekatan sebagai berikut:", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 441, "width": 97, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Metode Wawancara", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 453, "width": 215, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wawancara atau interview merupakan teknik pengumpulan data dengan cara Tanya-jawab secara langsung dengan bagian penjualan ataupun pihak yang terkait di Marsada Motor.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 510, "width": 101, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Metode Kepustakaan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 522, "width": 215, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode ini dilakukan untuk mengumpulkan data dengan mencari dari membaca buku-buku karya ilmiah seperti jurnal atau tugas akhir di perpustakaan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 579, "width": 90, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Metode Observasi", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 591, "width": 215, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Observasi dilakukan untuk memperoleh data- data secara umum tentang situasi dan kondisi serta untuk mendapatkan gambaran secara jelas tentang objek yang diteliti.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 636, "width": 89, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Analisa Dokumen", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 648, "width": 215, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode ini dilakukan untuk mendapatkan data- data yang belum didapatkan melalui metode observasi dan wawancara.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 693, "width": 145, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 705, "width": 119, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1 Proses Bisnis Berjalan", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 717, "width": 215, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisa Proses bertujuan untuk mengetahui proses pembelian barang yang dilakukan Bengkel Marsada Motor berikut adalah hasil analisa sistem yang berjalan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 73, "width": 125, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Proses Penjualan Sparepart", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 85, "width": 202, "height": 250, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelanggan datang ke bengkel marsada motor lalu menginfokan sparepart yang akan dibeli kepada bagian penjualan, kemudian bagian penjualan akan mengecek sparepart tersebut tersedia atau tidak. Apabila sparepart tersebut tersedia bagian penjualan akan menyiapkan sparepart yang dibeli lalu menuliskan nama sparepart tersebut beserta harga kedalam nota penjualan. Setelah pelanggan selesai memesan sparepart yang ingin dibeli maka bagian penjualan akan menghitung total dari semua pesanan pelanggan dan menginformasikan jumlah yang harus dibayar oleh pelanggan. Jika total harga mencapai satu juta rupiah maka pelanggan diperbolehkan melakukan pembayaran DP sebesar 50% dari total harga. Setelah pelanggan membayar, maka bagian penjualan akan menyerahkan sparepart yang dibeli beserta nota penjualan berwarna putih kepada pelangan sebagai buktu pembayaran. Apabila sparepart tidak tersedia maka pelanggan tidak jadi melakukan pembelian.", "type": "List item" }, { "left": 362, "top": 478, "width": 129, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Proses Penjualan Sparepart", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 499, "width": 86, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Proses Pelunasan Pelanggan", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 511, "width": 201, "height": 89, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang masih memiliki kekurangan pembayaran akan membayarkan sisa pembayaran beserta menyerahkan bukti dari nota penjualan yang diterima oleh pelanggan untuk dilihat kekurangan pembayaran pelanggan. Bagian penjualan akan menerima sisa pembayaran dari pelanggan dan mengembalikan nota pelanggan.", "type": "Text" }, { "left": 378, "top": 757, "width": 96, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Proses Pelunasan", "type": "Page footer" }, { "left": 355, "top": 344, "width": 145, "height": 379, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menginformas ikan Jumlah yang Harus Dibayar Menginformas ikan Sparepart Menerima Inform asi Jumlah Yang Harus Dibayar <Pakai DP> <Tidak Pakai DP Pembayaran DP 50% dari total harga 1juta Melakukan Pembayaran Menyerahkan Pembayaran Menerima Sparepart & Nota Penjualan Mengecek Keters ediaan Sparepart Menyiapkan & Menulis kan Sparepart ke dalam Nota Penjualan Menghitung total pes anan <Ters edia> <Tidak Ters edia> Menerima Informas i Menerima Pembayaran Menyerahkan Sparepart & Nota Penjualan Bagian Penj ualan Pelanggan Memiliki Kekurangan Pembayaran Membayar Sisa Pembayaran Menyerahkan Bukti Pembayaran Menerima Nota Pelanggan Menerima Bukti Pembayaran Mengembalikan Nota Pelanggan Bagian Penj ualan Pelanggan", "type": "Picture" }, { "left": 245, "top": 38, "width": 282, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "J u r n a l I D E A L I S V o l . 2 N o . 4 , J u l i 2 0 1 9 | 16", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 136, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Proses Penerimaan Service", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 201, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelanggan datang kebengkel marsada motor untuk melakukan service, kemudian pelanggan menginformasikan", "type": "Text" }, { "left": 252, "top": 108, "width": 34, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "keluhan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 119, "width": 201, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kendaraannya kepada bagian penjualan, Setelah itu bagian penjualan akan mengisi surat perintah kerja dan menyerahkan kepada mekanik untuk menginformasikan keluhan pelanggan dan memperbaiki kendaraan pelanggan.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 298, "width": 127, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Proses Penerimaan Service", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 320, "width": 201, "height": 216, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) Proses Service Kemudian mekanik mengecek kendaraan tersebut. Mekanik akan menuliskan service apa saja yang telah dikerjakannya kedalam surat perintah kerja. Jika saat pengerjaan ada sparepart yang harus diganti maka mekanik akan menginformasikan kepada bagian penjualan kemudian bagian penjualan akan menyampaikan ke pelanggan. Jika pelanggan setuju, maka bagian penjualan akan menuliskan nama sparepart ke dalam surat perintah kerja dan menginformasikan kepada mekanik untuk mengganti sparepart tersebut. Jika pelanggan tidak setuju maka service akan dilakukan tanpa mengganti sparepart . Apabila service sudah selesai maka mekanik akan mengembalikan surat perintah kerja kepada bagian penjualan untuk mengetahui service apa saja yang telah dikerjakannya.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 694, "width": 86, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Proses Service", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 715, "width": 124, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e) Proses Pembayaran Service", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 727, "width": 201, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bagian penjualan akan menjumlahkan harga-harga service beserta sparepart kedalam nota service . Bagian penjualan memberikan nota service berwarna putih sebagai bukti pembayaran", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 73, "width": 201, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "service kepada pelanggan. Kemudian pelanggan melakukan pembayaran service sesuai dengan yang terter pada nota service.", "type": "Text" }, { "left": 376, "top": 221, "width": 129, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. Proses Pembayaran Service", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 242, "width": 140, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f) Proses Pembuatan Laporan", "type": "List item" }, { "left": 355, "top": 254, "width": 172, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setiap akhir bulan bagian penjualan", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 265, "width": 201, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "membuat laporan penjualan sparepart dan laporan service yang nantinya akan diserhkan kepada pimpinan.", "type": "Text" }, { "left": 366, "top": 426, "width": 128, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6. Proses Pembuatan Laporan", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 447, "width": 119, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.2 ANALISA MASALAH", "type": "Section header" }, { "left": 333, "top": 458, "width": 194, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 7 menganalisa masalah di Bengkel Marsada Motor menggunakan Fisbone", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 481, "width": 194, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diagram yang dijelaskan pada gambar dibawah ini :", "type": "Text" }, { "left": 357, "top": 530, "width": 146, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesulitan dalam mengetahui Jumlah sparepart yang tersedia Manusia Kesalahan dalam total biaya service Dan biaya penjualan sparepart Kurang teliti dalam perhitungan dan Penjumlahan harga service dan Harga sparepart Proses Pencatatan nota butuh Waktu lama Harus lihat ketersediaan Sparepart terlebih dahulu Dokumen Kesulitan dalam pencarian Dokumen penjualan sparepart Media penyimpanan masih berupa Arsip dan kurang tertata Kesulitan mengetahui jumlah Stock yang tersedia Tidak adanya dokumen Stock sparepart Sulitnya saat membaca kumpulan nota yang begitu banyak Masih menggunakan Pembukuan manual Sehingga akan sulit mengetahui Pelanggan yang sudah lunas Tidak adanya dokumen pendukung Pelunasan pelanggan", "type": "Picture" }, { "left": 379, "top": 623, "width": 99, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 7. Fishbone Diagram", "type": "Section header" }, { "left": 333, "top": 644, "width": 194, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada Gambar 7 menjelaskan masalah yang ada pada Bengkel Marsada Motor digambarkan dengan fishbone , diantaranya kesulitan dalam mengetahui jumlah stok yang tersedia karena tidak adanya dokumen stok sparepart , kesulitan dalam pencarian dokumen penjualan karena media penyimpanan masih berupa arsip dan kurang tertata, tidak adanya dokumen pendukung pelunasan pelanggan sehingga sulit mengetahui pelanggan yang sudah lunas, kesalahan dalam total biaya service dan biaya", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 113, "width": 378, "height": 558, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menerima SPK Menginformasikan Keluhan Kendaraan Menerima Informasi Membuat SPK Menyerahkan SPK Memperbaiki Kendaraan Mekanik Bagian Penj ualan Pelanggan Mengecek Kendaraan Menuliskan Nama Sparepart ke SPK Mengkonfirmasi Sparepart Harus Diganti Menerima Informasi Penggantian Sparepart Melakukan Penggantian Menginformasikan Service Telah Selesai & Mengembalikan SPK Menerima Konfirmasi Menginformasik an sparepart Menuliskan Nama Sparepart ke SPK Menginformasikan Penggantian Sparepart Menerima Informasi & SPK Menerima Informas... Service Tanpa Penggantian Sparepart <Tidak Setuju> <Setuju> Pelanggan Bagian Penj ualan Mekanik Menjum lahkan Harga Service & Sparepart Membuatkan Nota Service Menyerahkan Nota Service Berwarna Putih Menerima Pembayaran Menerima Nota Service Berwarna Putih Melakukan Pembayaran Pelanggan Bagian Penj ualan Membuat Laporan Penjualan Membuat Laporan Service Cek Laporan Menyerahkan Laporan Penjualan & Laporan Service Menerima Laporan Penjualan & Laporan Service Cek Laporan Sim pan Laporan <Ses uai> <Tidak Ses uai> Pimpinan Bagian Penj ualan", "type": "Picture" }, { "left": 245, "top": 38, "width": 282, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "J u r n a l I D E A L I S V o l . 2 N o . 4 , J u l i 2 0 1 9 | 17", "type": "Page header" }, { "left": 92, "top": 73, "width": 194, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penjualan sparepart karena kurang teliti dalam perhitungan dan penjumlahan harga service dan harga sparepart , pencatatan nota penjualan membutuhkan waktu lama karena harus lihat ketersediaan terlebih dahulu, dan sulitnya saat membaca kumpulan nota yang begitu banyak karena masih menggunakan pembukuan manual.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 177, "width": 98, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.3 Use Case Diagram", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 188, "width": 139, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Usecase Diagram File Master", "type": "List item" }, { "left": 126, "top": 349, "width": 140, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 8. Use Case Diagram File Master", "type": "Caption" }, { "left": 107, "top": 370, "width": 139, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Use Case Diagram Transaksi", "type": "List item" }, { "left": 129, "top": 533, "width": 134, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 9. Use Case Diagram Transaksi", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 554, "width": 133, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Use Case Diagram Laporan", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 759, "width": 134, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 10. Use Case Diagram Laporan", "type": "Page footer" }, { "left": 330, "top": 73, "width": 71, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.4 Model Data", "type": "Section header" }, { "left": 336, "top": 85, "width": 170, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) ERD (Entity Relationship Daigram)", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 96, "width": 194, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Entity Relationship Daigram adalah suatu model pendekatan yang merupakan atau menggambarkan hubungan suatu model.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 130, "width": 186, "height": 281, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelanggan Buat Srt_Psn Cetak Nota_Pen Dtl_Psn Sparepart Ajukan SPK Dtl_SPK Dtl_Srv Buat Kendaraan Service Nota_Srv Isi Mekanik *Kd_Plg Nm_Plg Tlp_Plg Almt_Plg *No_NotaPen Tgl_NotaPen Jns_Byr Total_HrgPen Jml_Byr Sisa_Byr *No_SP Tgl_SP *No_NotaPen *No_SP *No_SP *Kd_Plg *No_SP *Kd_Sprt Jml_Psn Hrg_Psn *Kd_Sprt Nm_Sprt Jns_Sprt Sat_Sprt Hrg_Sprt Stok *No_SPK *Kd_Sprt Jumlah Harga *No_SPK *No_Pol *No_Pol Nm_Kend Jns_Kend Warna Nm_Pemilik Tlp_Pemilik Almt_Pemilik *No_NotaSrv Tgl_NotaSrv *Kd_Mknk Nm_Mknk Tlp_Mknk Almt_Mknk *Kd_Srv Nm_Srv Hrg_Srv Ket_Srv *No_SPK *Kd_Srv Hrg_SPK *No_SPK *Kd_Mknk *No_SPK Tgl_SPK Tgl_Msk Tgl_Selesai Keluhan Total_HrgSP K *No_NotaSrv *No_SPK 1 1 1 M 1 1 1 1 M M M N M N M N Dapat Pelunasan *No_Pelunasnan Tgl_Pelunasan Hrg_Pelunasan *No_Pelunasnan *No_NotaPen 1 1", "type": "Picture" }, { "left": 362, "top": 419, "width": 135, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 11. Entity Relationship Daigram", "type": "Caption" }, { "left": 348, "top": 442, "width": 125, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Logical Record Structure", "type": "Picture" }, { "left": 393, "top": 493, "width": 22, "height": 4, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "*No_NotaPen", "type": "Picture" }, { "left": 335, "top": 487, "width": 193, "height": 260, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tgl_NotaPen Jns_Byr Total_HrgPen Jml_Byr Sisa_Byr No_SP Nota_Pen *Kd_Sprt Nm_Sprt Jns_Sprt Sat_Sprt Hrg_Sprt Stok Sparepart *No_SPK Tgl_SPK Tgl_Msk Tgl_Selesai Keluhan Total_HrgSPK Kd_Mknk No_Pol SPK *No_SPK *Kd_Sprt Jumlah Harga Dtl_SPK *No_Pol Nm_Kend Jns_Kend Warna Nm_Pemilik Tlp_Pemilik Almt_Pemilik Kendaraan *No_NotaSrv Tgl_NotaSrv No_SPK Nota_Srv *Kd_Srv Nm_Srv Hrg_Srv Ket_Srv Service *Kd_Mknk Nm_Mknk Tlp_Mknk Almt_Mknk Mekanik *No_SP *Kd_Sprt Jml_Psn Hrg_Psn Dtl_Pen *No_SPK *Kd_Srv Hrg_SPK Dtl_Srv *Kd_Plg Nm_Plg Tlp_Plg Almt_Plg Pelanggan *Kd_Plg *No_NotaPen *Kd_Sprt *Kd_Sprt *No_SPK *No_SPK *No_SPK *Kd_Mknk *No_Pol *No_Pelunasan Tgl_Pelunasan Hrg_Pelunasan No_NotaPen Pelunasan *No_NotaPen", "type": "Picture" }, { "left": 369, "top": 751, "width": 122, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 12. Logical Record Structure", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 221, "width": 157, "height": 526, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Entry Mekanik Entry Pelanggan Entry Sparepart Entry Service Bagian Penjualan Entry Kendaraan Entry Surat Pesan Entry Surat Perintah Kerja Bagian Penjualan Cetak Nota Penjualan Cetak Pelunasan Pelanggan Cetak Nota Service Bagian Penjualan Cetak Laporan Penjualan Sparepart Cetak Laporan Service Cetak Laporan Pembayaran Cetak Laporan Belum Lunas Cetak Laporan Pelunasan Pimpinan Cetak Laporan Rekapitulasi Sparepart Terlaris", "type": "Picture" }, { "left": 245, "top": 38, "width": 282, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "J u r n a l I D E A L I S V o l . 2 N o . 4 , J u l i 2 0 1 9 | 18", "type": "Page header" }, { "left": 89, "top": 73, "width": 128, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.5 Rancangan Dialog Layar", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 85, "width": 95, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Stuktur Tampilan", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 113, "width": 165, "height": 341, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SISTEM INFORMASI PENJUALAN SPAREPART & PENANGANAN SERVICE PADA MARSADA MOTOR Master Transaksi Laporan Keluar Entry Surat Pesan Entry Data Pelanggan Entry Data Mekanik Entry Data Sparepart Entry Data Kendaraan Cetak Nota Penjualan Cetak Pelunasan Entry Surat Perintah Kerja Cetak Nota Service Cetak Laporan Penjualan Sparepart Cetak Laporan Belum Lunas Cetak Laporan Pelunasan Cetak Laporan Rekapitulasi Sparepart Terlaris Cetak Laporan Nota Service Cetak Laporan Pembayaran Entry Data Service Gambar 13. Struktur Tampilan b. Rancangan Layar FrmMenuUtama FrmMenuUtama Master Transaksi Laporan Keluar Jual : Sparepart Motor, macam oli, Variasi, Ban dll Jl. Srengseng Jakarta Barat HP : 0812-8582-0960 Toko: 0813-8544-8068", "type": "Picture" }, { "left": 120, "top": 467, "width": 144, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 14. Rancangan Layar Menu Utama", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 488, "width": 187, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Deskripsi: pertama user membuka sistem dan masuk ke layar menu utama", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 524, "width": 53, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "FrmPelanggan FrmPelanggan Data Pelanggan", "type": "Table" }, { "left": 110, "top": 574, "width": 25, "height": 5, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kode Pelanggan", "type": "Picture" }, { "left": 98, "top": 573, "width": 175, "height": 120, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nama Pelanggan No Telp Alamat : : : : <<Autonumber>> X-30-X X-12-X CARI X-100-X SIMPAN UBAH HAPUS BATAL KELUAR Gambar 15. Rancangan Layar Entry Data Pelanggan", "type": "Picture" }, { "left": 99, "top": 706, "width": 187, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Deskripsi: pada rancangan layar data pelanggan user dapat menginput data pelanggan kemudian setelah sudah benar user menyimpan, mengubah , membatal atau menghapus data.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 84, "width": 19, "height": 4, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "FrmNotaPen FrmNotaPen", "type": "Picture" }, { "left": 330, "top": 92, "width": 54, "height": 5, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Form Nota Penjualan", "type": "Caption" }, { "left": 333, "top": 111, "width": 168, "height": 89, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPAN UBAH HAPUS BATAL KELUAR No. Nota Tgl Nota Jenis Bayar <<Autonumber>> dd/MM/yyyy No. Surat Pesan Tgl Nota Nama Pelanggan <<Autonumber>>", "type": "Picture" }, { "left": 425, "top": 111, "width": 68, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dd/MM/yyyy CARI X-30-X No Tlp", "type": "Picture" }, { "left": 334, "top": 132, "width": 159, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X-12-X Data Pesanan Sparepart Kode Barang Nama Barang Satuan Jumlah Harga SubTotal << display >> << display >> << display >> << display >> << display >> << display >>", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 217, "width": 173, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 16. Rancangan Layar Cetak Nota Penjualan", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 239, "width": 208, "height": 112, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Deskripsi: Dalam rancangan layar Transaksi Cetak Nota Penjualan user mencari surat pesan berdasarkan penjualan sparepart , kemudian user memlih jenis bayar setalah itu user dapat menyimpan dengan mengklik tombol simpan, lalu user dapet membatalkan pesanan dengan mengklik tombol batal, user dapat menghapus sparepart dengan mengklik tombol hapus, user dapat membatalkan dengan mengklik tombol batal, dan user dapat keluar dengan mengklik tombol keluar.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 366, "width": 47, "height": 5, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "FrmLapPembayaran FrmLapPembayaran", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 378, "width": 128, "height": 76, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LAPORAN PEMBAYARAN CETAK KELUAR Periode <<dd-mm-yyyy>> S/d <<dd-mm-yyyy>>", "type": "Picture" }, { "left": 336, "top": 470, "width": 180, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 18. Rancangan Layar Laporan Cetak Laporan", "type": "Section header" }, { "left": 405, "top": 479, "width": 43, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembayaran", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 500, "width": 208, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Deskripsi: Dalam Rancangan Layar Laporan cetak laporan pembayaran user dapat memasukan awal bulan dan akhir bulan sehingga dapat melihat hasil pembayaran sparepart dan service per periode dengan mengklik tombol cetak.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 570, "width": 91, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 583, "width": 216, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil riset yang dilakukan maka penjualan sparepart dan penanganan service pada bengkel Marsada Motor, dapat dijadikan salah satu solusi tepat untuk meningkatkan kinerja bagian penjualan, sehingga dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 652, "width": 215, "height": 89, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Dengan penerapan sistem terkomputerisasi, akan mempermudah pemilik bengkel untuk melihat stok sparepart yang tersedia dengan cepat menggunakan modul laporan penjualan sparepart . b. Dengan penerapan sistem komputerisasi, penyimpanan data pada database akan meminimalkan kesalahan dan kehilangan data.", "type": "Text" }, { "left": 245, "top": 38, "width": 282, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "J u r n a l I D E A L I S V o l . 2 N o . 4 , J u l i 2 0 1 9 | 19", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 215, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Dengan penerapan sistem komputerisasi, proses pelunasan dapat dihasilan dengan cepat dengan menggunakan modul cetak pelunasan.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 108, "width": 215, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Dengan penerapan sistem komputerisasi, akan mempermudah bagian penjualan dalam menghitung total biaya service dan biaya penjualan sparepart dengan tepat dengan menggunakan dua modul yaitu cetak nota penjualan dan cetak nota service .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 177, "width": 215, "height": 112, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Dengan penerapan sistem komputerisasi, proses pencatatan data penjualan akan dapat dihasilkam lebih cepat dengan menggunakan modul yang telah disediakan diform menu utama entry sparepart, menu transaksi cetak nota penjualan dan menu laporan cetak laporan penjualan sparepart . f. Dengan penyimpanan data pada database yang terkomputerisasi akan meminimalkan kesalahan dan kehilangan data.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 317, "width": 104, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 340, "width": 215, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] Swastha. PengertianPenjualan , Bandung:", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 350, "width": 69, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Informatika. 2009.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 360, "width": 215, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] Jogiyanto. Pengertian Sistem Informasi , Gave Media. 2005.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 381, "width": 215, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3] Widayanto Ardi dan Wardati Uly Indah.", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 390, "width": 194, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Perancangan Sistem Informasi Penjualan Pada Bengkel Dengan Metodologi Object Oriented Studi kasus: Bengkel Samsi Motor Pacitan”. 2013.", "type": "Text" } ]
87a29e35-f75b-d5d9-c697-2dbf72041bb4
https://journal.budiluhur.ac.id/index.php/bit/article/download/485/416
[ { "left": 71, "top": 38, "width": 114, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "BIT VOL 8 No 1 April 2011", "type": "Page header" }, { "left": 384, "top": 38, "width": 77, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "ISSN : 1693 -9166", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 672, "width": 390, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Langkah Strategis Manajemen dalam Menghadapi Penggunaan Situs Sosial Media oleh Karyawan Pada Jam Kerja 53", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 72, "width": 357, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "LANGKAH STRATEGIS MANAJEMEN DALAM MENGHADAPI PENGGUNAAN SITUS SOSIAL MEDIA OLEH KARYAWAN PADA JAM KERJA", "type": "Section header" }, { "left": 223, "top": 129, "width": 86, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Bruri Trya Sartana", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 152, "width": 354, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur Jakarta Jl.Raya Ciledug, Petukangan Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12260, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 175, "width": 170, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "E-mail : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 210, "width": 179, "height": 204, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Abstract -- Some institutions in Indonesia has banned the use of social networking systems at the office either by enacting legislation or blocking network access. Social networking system has encouraged the use of technology far beyond office systems have been developed. Utilization of electronic communications concepts such as knowledge exchange, groupware, collaboration and so forth have been used effectively and efficiently on systems of social networks in the form of group communication facilities of friends, ideas and developing ideas together. Based on the above, companies need to adapt and develop strategies that take into account the risks and benefits of the use of social media sites in office hours.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 429, "width": 178, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Keywords : social media, social networking systems", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 463, "width": 84, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "1. Latar Belakang", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 479, "width": 179, "height": 89, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Saat ini situs sosial media seperti Facebook atau Twitter berkembang sangat pesat sebagai salah satu cara untuk berkomunikasi. Sebagai media komunikasi, ada manfaat yang bisa diambil dari sosial media untuk mengembangkan hubungan kerja walaupun pasti ada resiko dalam pemanfaatannya.[3]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 571, "width": 179, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Indonesia adalah negara pengguna Facebook terbanyak kedua di dunia dengan jumlah pemakai hampir 39 juta orang dari 706 juta pengguna. [7]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 617, "width": 179, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Dengan koneksi terhadap begitu banyak orang, dewasa ini semakin banyak pihak, baik perusahaan, lembaga, maupun individu, yang memanfaatkan jaringan", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 210, "width": 181, "height": 181, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "jaringan soial media sebagai sarana membantu kegiatan perkantoran. Banyak pihak menyadari ini merupakan cara yang efisien dan fokus dalam promosi pemasaran.[3] 10 Negara Terbesar Pengguna Facebook 1. United States 152,897,200 2. Indonesia 39,193,980 3. India 31,207,580 4. United Kingdom 29,853,020 5. Turkey 29,697,480 6. Mexico 27,329,180 7. Philippines 25,535,120 8. France 22,698,940 9. Brazil 22,689,780 10. Germany 19,997,700", "type": "Table" }, { "left": 298, "top": 631, "width": 149, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Gambar 1: Pengguna Facebook di Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 114, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "BIT VOL 8 No 1 April 2011", "type": "Page header" }, { "left": 384, "top": 38, "width": 77, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "ISSN : 1693 -9166", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 672, "width": 390, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Langkah Strategis Manajemen dalam Menghadapi Penggunaan Situs Sosial Media oleh Karyawan Pada Jam Kerja 54", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 70, "width": 179, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Pemblokiran pemakaian sosial media pada jam kerja di Indonesia misalnya, dilakukan di beberapa lingkungan kantor Pemerintah Kota (Pemkot) seperti di Yogyakarta ,Balaikota Bogor, Malang dan Jombang yang memblokir situs Facebook dan kemudian juga menimbulkan kecaman oleh karyawan sebagai penggunanya. [4] [5]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 176, "width": 178, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Berdasarkan hal diatas, sebaiknya", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 188, "width": 178, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "perusahaan perlu beradaptasi dan", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 199, "width": 71, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "mengembangkan", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 199, "width": 32, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "strategi", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 199, "width": 179, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "yang mempertimbangkan resiko dan manfaat dari pemanfaatan situs sosial media dalam membantu tugas karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 257, "width": 178, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "2. Penggunaan Situs Sosial Media di Perkantoran", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 291, "width": 179, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Untuk mendukung konsep paperless office dalam mengurangi penggunaan kertas, dalam pelaksanaan kegiatan perkantoran, terkadang karyawan menggunakan situs sosial media sebagai alat bantu komunikasi sekaligus hiburan dan selingan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 371, "width": 179, "height": 33, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Dalam banyak kasus, pemakaian sistem jejaring sosial ini lebih mendominasi jam- jam kerja karyawan dibanding", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 406, "width": 113, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "pengoperasian sistem", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 406, "width": 179, "height": 182, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "informasi perkantoran yang seharusnya digunakan. [1] Beberapa institusi juga telah melarang penggunaan sistem jejaring sosial pada jam kantor baik dengan cara memberlakukan peraturan maupun bloking akses jaringan [2]. Daripada melarang penggunaannya, sebaiknya dibuatkan aturan dan kebijakan dan jika memungkinkan elemen-elemen sistem jejaring sosial tersebut diintegrasikan dalam sistem informasi perkantoran sedemikian hingga selain dalam rangka menyelesaikan pekerjaan dan sekaligus bersifat menghibur tanpa kehilangan efisiensi dan efektivitas kerja pengguna.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 602, "width": 179, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Sistem jejaring sosial telah mendorong penggunaan teknologi jauh melampaui sistem-sistem perkantoran yang telah dikembangkan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 636, "width": 179, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Berbagai konsep pemanfaatan komunikasi elektronik seperti", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 659, "width": 179, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "knowledge exchange, groupware,", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 70, "width": 179, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "kolaborasi dan sebagainya telah digunakan secara efektif dan efisien pada sistem- sistem jejaring sosial dalam bentuk fasilitas komunikasi", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 105, "width": 179, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "kelompok pertemanan, berbagai pemikiran serta pengembangan ide bersama.", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 151, "width": 179, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "3. Resiko Penggunaan Sosial Media di Perkantoran Beberapa hal yang ditakutkan perusahaan apabila memperbolehkan pengunaan sosial media di tempat kerja antara lain adalah [6]:", "type": "Table" }, { "left": 283, "top": 220, "width": 179, "height": 158, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "a. Menurunnya produktivitas karyawan Menurunnya produktivitas karyawan adalah alasan yang paling umum ditakutkan oleh manajemen. Dewan Kota Portsmounth Inggris melarang akses ke sosial media setelah meneliti bahwa beberapa pegawai menghabiskan hampir 400 jam sebulan di jaringan sosial. Studi yang dilakukan Nucleus Research menemukan bahwa 1 dari 33 pegawai membuat profil Facebook mereka ditempat kerja, dan 87 persen mengatakan bahwa pada dasarnya mereka mengakses Facebook yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 392, "width": 162, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "b. Pencurian identitas pengguna dan", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 404, "width": 67, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "kebocoran data", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 415, "width": 179, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Situs sosial media dapat disusupi oleh malware dan spyware yang ditanamkan oleh cybercriminal . Program ini dapat mengakibatkan kehancuran jaringan internal dan data perusahaan. Pencurian identitas user dan password juga sangat mungkin terjadi dengan demikian akan merepotkan dan membuang waktu untuk divisi TI karena harus membentengi sistem dan membersihkannya bila terjadi pencurian atau kebocoran data.", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 553, "width": 179, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "c. Terancamnya Rahasia Perusahaan Untuk mendapatkan informasi", "type": "Table" }, { "left": 283, "top": 576, "width": 179, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "mengenai perusahaan, para cybercriminal akan mencoba untuk berhubungan dengan pengguna didalam perusahaan tersebut, hal itu dilakukan karena para pengguna yang naïf seringkali lebih terbuka tentang informasi pribadi atau rahasia di situs jaringan sosial.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 114, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "BIT VOL 8 No 1 April 2011", "type": "Page header" }, { "left": 384, "top": 38, "width": 77, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "ISSN : 1693 -9166", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 672, "width": 390, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Langkah Strategis Manajemen dalam Menghadapi Penggunaan Situs Sosial Media oleh Karyawan Pada Jam Kerja 55", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 85, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "d. Bandwidth Killer", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 83, "width": 179, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Penggunaan bandwidth yang sangat besar terjadi pada saat banyak karyawan mengakses media streaming , video atau mendownload Youtube. Hal itu menyebabkan aplikasi-aplikasi bisnis", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 141, "width": 181, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "penting bisa menjadi lebih lambat,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 152, "width": 109, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "akhirnya perusahaan", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 152, "width": 179, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "mengalami produktivitas atau mengeluarkan dana untuk memperbesar bandwidth", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 199, "width": 178, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "4. Manfaat Sosial Media di Perkantoran", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 210, "width": 179, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Sebagian besar karyawan muda saat ini tumbuh tidak hanya di internet, tetapi juga di lingkungan mobile seperti SMS, chatting, blog dan jaringan social.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 256, "width": 179, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Kebiasaan ini akan dibawa kedalam lingkungan kantor dan sudah menjadi gaya hidup mereka.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 290, "width": 179, "height": 251, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Larangan terhadap penggunaan sosial media media pada jam kerja, mungkin akan membuat mereka frustasi atau benci terhadap perusahaan dan menjauhkan mereka dari tempat dimana mereka dapat melakukan pekerjaan dengan baik atau menghasilkan ide-ide kreatif. Bahkan mungkin saja seorang calon karyawan yang memiliki keahlian yang dibutuhkan oleh perusahaan akan menolak bila perusahaan memiliki kebijakan pelarangan penggunaan jaringan sosial media. Survei yang dilakukan oleh Diacon menyebutkan 16 persen responden kebijakan Internet perusahaan akan mempengaruhi keputusan mereka untuk bergabung dengan perusahaan tersebut, dan persentase ini akan meningkat seiring dengan banyaknya karyawan muda yang membanjiri lapangan kerja. Jika manajemen ingin menarik individu tebaik, mereka harus di perhatikan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 544, "width": 179, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Berikut adalah beberapa manfaat dari sosial media hasil survey beberapa institusi [6]:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 578, "width": 179, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "1. Meningkatkan pengetahuan dan memicu kreativitas Survei yang dilakukan oleh Dynamic Market di Eropa terhadap 2.000 orang, dan 65 persen menyatakan bahwa sosial media di tempat kerja membuat mereka lebih produktif, dan 45 persen mengatakan telah memicu kreativitas. Ini karena diskusi di", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 70, "width": 179, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "sosial media memungkinkan pegawai untuk melakukan brainstorming dengan rekanan perusahaan dan teman-teman, dan proses ini mendorong pendekatan-pendekatan inovatif terhadap masalah-masalah yang tampak sulit. Sosial media memungkinkan pegawai untuk meningkatkan pengetahuan dengan berhubungan dengan orang yang ahli, dan mempunyai minat yang sama.", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 185, "width": 179, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "2. Meningkatkan jumlah pelanggan dan menjaga koneksi", "type": "Section header" }, { "left": 283, "top": 208, "width": 179, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Selain itu, sosial media membantu pegawai tetap berhubungan dengan teman- teman sekolah dan kampus yang kini memiliki karier di berbagai industri, yang dapat menjadi mitra berharga atau", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 266, "width": 179, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "pelanggan. Sosial media juga menyediakan akses ke orang dan peluang yang sangat sulit dijangkau. Dengan lebih dari 700 juta pengguna aktif Facebook, dan meningkatnya jumlah anggota situs", "type": "Table" }, { "left": 283, "top": 323, "width": 179, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "berorientasi bisnis seperti LinkedIn, menjadikan sosial media suatu peluang untuk membuat dan menjaga koneksi.", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 362, "width": 163, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "3. Sumber informasi yang luar biasa", "type": "Section header" }, { "left": 283, "top": 374, "width": 179, "height": 112, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Studi yang dilakukan MIT menemukan bahwa pekerja dengan jaringan terbesar tujuh persen lebih produktif disbanding mereka dengan teman Facebook atau Twitter yang lebih sedikit. Sosial media dapat menjadi sumber informasi yang luar biasa tentang pelanggan, pegawai, calon pegawai, pesaing, kondisi industri anda saat ini, dan apa yang dikatakan orang tentang perusahaan anda.", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 494, "width": 175, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "4. Menjadi alat pemasaran yang efektif", "type": "List item" }, { "left": 283, "top": 505, "width": 179, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Sosial media perusahaan, blog dan lain- lain juga bisa menjadi alat pemasaran yang sangat beharga. Situs sosial media", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 539, "width": 131, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "perusahaan memungkinkan", "type": "Table" }, { "left": 283, "top": 539, "width": 179, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "bagian penjualan dan pemasaran untuk terlibat lebih intim, dan berdialog secara interaktif dengan pelanggan. Komunikasi dua arah ini tidak mungkin dilakukan jika perusahaan hanya mengandalkan situs web biasa dan iklan.", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 620, "width": 179, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Menghabiskan waktu pada jam kerja telah ada sebelum sosial media banyak digunakan. Selain itu, orang-orang yang menghabiskan waktu di situs tersebut", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 114, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "BIT VOL 8 No 1 April 2011", "type": "Page header" }, { "left": 384, "top": 38, "width": 77, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "ISSN : 1693 -9166", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 672, "width": 390, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Langkah Strategis Manajemen dalam Menghadapi Penggunaan Situs Sosial Media oleh Karyawan Pada Jam Kerja 56", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 70, "width": 179, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "mungkin akan mencari cara lain untuk menghabiskan waktu jika situs tersebut dilarang. Meskipun jika pegawai memang menghabiskan waktu, bagaimana jika mereka memenuhi atau melampaui target, dan atau mereka telah melakukan pekerjaannya dengan baik ?.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 155, "width": 149, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "5. Langkah Langkah Manajemen Menghadapi Situs Sosial Media", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 183, "width": 179, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Dari pemaparan resiko dan manfaat diatas, perusahaan seyogyanya mencari jalan yang terbaik agar penggunaan sosial media dapat bermanfaat dan mengurangi resiko-resiko yang terjadi. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh perusahaan [7][8][9]:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 275, "width": 167, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "1. Melakukan Pelatihan dan Sosialisasi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 286, "width": 179, "height": 170, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Karyawan yang mengirim e-mail, SMS, Instant massage atau mengaksese situs Internet manapun, tidak hanya situs sosial media, harus diberikan pelatihan dan sosialisasi agar mengetahui bahwa resiko yang terjadi dalam penggunaan internet seperti virus, malware, pencurian identitas, kebocoran data, dan terungkapnya rahasia perusahaan dapat dicegah., dan menjadi bagian dari orientasi pegawai baru. Karena sosial media sangat popular, dan menjadi tempat kerja kedua bagi banyak pegawai. Perlu adanya perhatian khusus terhadap informasi perusahaan yang terekspos di situs tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 471, "width": 133, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "2. Membuat Aturan dan sanksi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 482, "width": 179, "height": 158, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Perusahaan harus menyatakan dengan jelas informasi apa saja yang dapat dipublikasikan pada situs jaringan sosial, apa yang rahasia, apa yang dapat dikatakan mengenai perusahaan, situs mana yang dapat dikunjungi pegawai, dan kapan mereka dapat melakukannya (misalnya saat makan siang atau waktu istirahat lainnya). Kebijakan bisa berupa pengecualian untuk bagian tertentu, seperti staf promosi dan pemasaran, yang mungkin pelu mengakses situs sosial media lebih sering karena alasan pekerjaan, tapi pengecualian ini harus demi kepentingan perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 70, "width": 179, "height": 170, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Membatasi sosial media pada jam tertentu dan bagian tertentu, akan otomatis berdampak terhadap penggunaan bandwidth dengan mengurangi waktu yang dihabiskan dan jumlah orang yang mengakses situs. Hal yang sama pentingnya adalah komitmen manajemen untuk menegakkan kebijakan. Pada kasus ekstrem, terkadang hal ini bisa berarti pemutusan hubungan kerja, terutama jika pekerjaan telah diperingatkan sebelumnya, melanggar hukum di Internet, atau melalui jalan belakang. Jika pegawai tidak diberi sanksi ketika melanggar, mereka tidak akan menganggap kebijakan secara serius.", "type": "Table" }, { "left": 283, "top": 257, "width": 67, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "3. Web filtering", "type": "Section header" }, { "left": 283, "top": 268, "width": 179, "height": 182, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Terakhir, perusahaan harus berinvestasi pada sistem web filtering yang akan membantu penerapan aturan seefektif mungkin, serta melindungi jaringan internal dari malwere. Dengan menggabungkan sosialisasi, aturan, sanksi, dan web filtering, perusahaan dapat menggambil keuntungan dari sosial media sekaligus melindungi diri dari menurunnya produktivitas, malwere, pencurian identitas, kebocoran data, dan terungkapnya rahasia perusahaan. Pegawai menjadi lebih senang, lebih produktif dan efektif, dan orang muda berbakat lebih bersedia bergabung. Ini adalah solusi win-win bagi manajemen maupun pegawai.", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 464, "width": 68, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "6. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 283, "top": 475, "width": 179, "height": 170, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Penggunaan sosial media saat ini sudah merupakan gaya hidup bagi banyak karyawan muda. Manajemen harus mencari langkah strategis yang terbaik agar karyawan ini tidak frustasi dan membenci perusahaan dan menjauhkan mereka dari tempat kerjanya sendiri hanya untuk mencari cara agar tetap dapat menggunakan sosial media. Langkah strategis seperti melakukan pelatihan, sosialisasi tentang ancaman virus, malware, aturan dan sanksi tentang penggunaannya pada jam kerja dan melakukan web filtering adalah langkah yang tepat untuk menghadapi situasi tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 114, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "BIT VOL 8 No 1 April 2011", "type": "Page header" }, { "left": 384, "top": 38, "width": 77, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "ISSN : 1693 -9166", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 672, "width": 390, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Langkah Strategis Manajemen dalam Menghadapi Penggunaan Situs Sosial Media oleh Karyawan Pada Jam Kerja 57", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 70, "width": 94, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 81, "width": 172, "height": 136, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "[1]. Dwyer , C., Hiltz S., Widmeyer,G., “Understanding Development and Usage of Social Networking Sites: The Social Software Performance Model,” Proceedings ofthe 41st Hawaii International Conference on System Sciences, 2008 [2] Malkin, Bonie , “Facebook banned by City firms,” Telegraph.co.id http://www.telegraph.co.uk/news/ukn ews/1558630/Facebook-banned-by- Cityfirms.html. 2007", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 220, "width": 177, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "[3] Meyer, Gordon, “My Paperless Office,” Reviews ,", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 243, "width": 154, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "http://www.oreillynet.com/mac/blog/2 007/11/my_paperless_office.htm l", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 266, "width": 22, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "2007", "type": "Table" }, { "left": 283, "top": 70, "width": 175, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "[4]http://kesehatan.kompas.com/read/2009/ 09/05/01433194/larangan.buka.facebo ok.dan.ym.di.pemkot.surabaya [5]http://www.tempointeraktif.com/hg/it/20", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 116, "width": 98, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "09/10/05/brk,20091005-", "type": "List item" }, { "left": 304, "top": 128, "width": 100, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "200880,id.html?page=2", "type": "List item" }, { "left": 283, "top": 139, "width": 167, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "[6]http://blog.fastncheap.com/resiko-dan- manfaat-jaringan-sosial-di-tempat- kerja/", "type": "List item" }, { "left": 283, "top": 174, "width": 147, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "[7] http://www.checkfacebook.com/", "type": "List item" }, { "left": 283, "top": 185, "width": 168, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "[8]http://socialtimes.com/5-social-media- risks-for-companies-and-employees- and-how-to-prevent-them_b14745", "type": "List item" }, { "left": 283, "top": 220, "width": 176, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "[9]http://sustainablebusinessforum.com/mat t-mcgonegle/50619/managing-your-", "type": "List item" }, { "left": 304, "top": 243, "width": 119, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "company-s-social-media-risk", "type": "Text" } ]
9ef673eb-de6e-8d4d-8e70-0c7b2e078d9b
https://jurnal.stiki.ac.id/MAVIS/article/download/1187/733
[ { "left": 81, "top": 40, "width": 177, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MAVIS : Jurnal Desain Komunikasi Visual Vol.6, No. 1, Maret 2024 : 1 - 11 ISSN: 2656-9159, e-ISSN: 2656-9221", "type": "Page header" }, { "left": 77, "top": 769, "width": 421, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cite: Wibawa, Mahendra, dkk (2024). Transformasi Digital Sebagai Strategi Kenusantaraan Warisan Budaya: Studi AI Pada Kereta Kencana Paksi Naga Liman. MAVIS : Jurnal Desain Komunikasi Visual,6(1). doi: https://doi.org/10.32664/smatika.v6i01.1187", "type": "Page footer" }, { "left": 518, "top": 794, "width": 9, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 85, "width": 427, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformasi Digital Sebagai Strategi Kenusantaraan Warisan Budaya: Studi AI Pada Kereta Kencana Paksi Naga Liman", "type": "Section header" }, { "left": 248, "top": 143, "width": 99, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahendra Wibawa 1 Sunarmi 2 Santosa Soewarlan 3", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 195, "width": 432, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2,3 Pascasarjana, Institut Seni Indonesia Surakarta, Jl. Ki Hajar Dewantara No.19, Surakarta, 57126, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 221, "width": 438, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Desain Komunikasi Visual, Sekolah Tinggi Informatika & Komputer Indonesia, Jl. Raya Tidar No. 100, Malang, 65146", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 247, "width": 405, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 [email protected], 2 [email protected], 3 [email protected] *Penulis Korespondensi:", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 285, "width": 105, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahendra Wibawa [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 324, "width": 38, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 336, "width": 456, "height": 106, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan dari artikel ini adalah untuk meneliti bagaimana Kecerdasan Buatan (AI) menggunakan Dall-E, dapat menginterpretasi kembali artefak budaya, memberikan perspektif baru dalam visualisasi dan pemahaman Sejarah tentang Kereta Kencana Paksi Naga Liman. Metodologi penelitian ini melibatkan pengumpulan data dari sudut pandang etik dan emik, yang kemudian digunakan untuk menginstruksikan AI dalam menghasilkan visualisasi baru. Selain itu pengumpulan data juga dilakukan dengan wawancara tidak terstruktur pada pramu wisata yang bertugas. Hasil penelitian ini menghasilkan sejumlah kata kunci yang dapat dijadikan prompt untuk AI, serta berbagai contoh hasil visual yang dihasilkan oleh AI berdasarkan kombinasi prompt tersebut. AI dapat merespon dan mereinterpretasi artefak budaya ini, memberikan dimensi baru pada pengalaman visual dan pemahaman sejarah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 441, "width": 407, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Kecerdasan Buatan (AI); Kereta Kencana Paksi Naga Liman; Warisan Budaya .", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 465, "width": 40, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 476, "width": 456, "height": 95, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The purpose of this article is to examine how Artificial Intelligence (AI) using Dall-E, can reinterpret cultural artifacts, providing a new perspective in the visualization and understanding of the history of the Paksi Naga Liman Kencana Train. This research methodology involves collecting data from an etic and emic point of view, which is then used for AI species to produce new visualizations. Apart from that, data collection was also carried out using unstructured interviews with the tour guides on duty. The results of this research produced a number of keywords that can be used as prompts for AI, as well as various examples of visual results produced by AI based on combinations of these prompts. AI can respond to and reinterpret these cultural artifacts, providing new dimensions to the visual experience and historical understanding.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 570, "width": 399, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Artificial Inteligence (AI); Paksi Naga Liman Royal Chariot; Cultural Heritage.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 610, "width": 88, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 623, "width": 456, "height": 129, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam perjalanan waktu yang panjang, kebudayaan dan warisan sejarah suatu bangsa sering kali tersembunyi di balik tirai masa, menunggu untuk dibuka dan diapresiasi kembali dalam konteks yang lebih kontemporer. Di tengah era digital yang terus berkembang, transformasi digital warisan budaya menjadi topik yang relevan dan penting [1] – [6]. Salah satu contoh menarik dari warisan budaya yang memancarkan keunikan sejarah dan budaya adalah Kereta Kencana Paksi Naga Liman yang berasal dari Keraton Sumedang Larang. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana teknologi Kecerdasan Buatan (AI), khususnya melalui penggunaan Dall-E, dapat merespon dan mereinterpretasi artefak budaya ini, memberikan dimensi baru pada pengalaman visual dan pemahaman sejarah yang dapat digunakan lebih lanjut dalam rangka strategi globalisasi kesenian dan kebudayaan nusantara yang menyasar pada generasi Z.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 37, "width": 432, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformasi Digital Sebagai Strategi Kenusantaraan Warisan Budaya: Studi AI Pada Kereta Kencana Paksi Naga Liman", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 777, "width": 387, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "© 2024 MAVIS. Published by LPPM STIKI Malang This is an open access article under the CC BY SA license. ( https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ )", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 794, "width": 9, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 456, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kereta Kencana Paksi Naga Liman bukan hanya sebuah objek sejarah, tetapi juga sebuah mahakarya yang menggabungkan unsur estetika, simbolisme, dan keagungan kerajaan. Dengan dimensi fisik yang mengesankan karena menggabungkan tiga elemen hewan naga, paksi, dan liman. Kereta ini menjadi simbol kekuasaan, kebijaksanaan, dan keagungan. Dalam konteks budaya dan sejarah, kereta ini tidak hanya menceritakan tentang masa lalu Keraton Sumedang Larang, tetapi juga tentang nilai-nilai dan prinsip yang dijunjung tinggi oleh masyarakat pada masa itu.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 181, "width": 456, "height": 117, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknologi AI yang sering dianggap sebagai domain masa depan, dapat berperan dalam memperkaya pemahaman kita terhadap masa lalu. Dalam hal ini, teknologi AI tidak hanya berfungsi sebagai alat, tetapi juga sebagai jembatan yang menghubungkan warisan budaya dengan generasi saat ini dan mendatang. Penggunaan AI dalam bidang keilmuan Desain Komunikasi Visual (DKV) menawarkan peluang untuk mereinterpretasi artefak budaya dengan cara yang lebih dinamis dan interaktif, menjadikan warisan budaya lebih relevan dan hidup di era digital. Dengan demikian, maka akses kebudayaan Indonesia pada dunia global akan lebih terjangkau dengan campur tangan generasi Y dan Z yang sangat erat dengan teknologi komunikasi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 303, "width": 456, "height": 117, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemanfaatan AI dalam konteks ini digunakan untuk memperkuat dan menyebarkan pengetahuan tentang warisan budaya. Pemanfaatan AI dalam Kereta Kencana Paksi Naga Liman, ini berarti mengeksplorasi bagaimana AI dapat menginterpretasi kompleksitas desainnya, simbolisme, dan makna budaya. Sehingga hasil visual yang diperoleh tidak hanya estetis tetapi juga edukatif. Dalam proses ini, teknologi AI menjadi mediator antara masa lalu dan masa kini, antara tradisi dan inovasi. Pemanfaatan AI untuk mengeksplorasi visualisasi dari Kereta Kencana Paksi Naga Liman ini membutuhkan pemahaman yang komperehensif atas objek tersebut, sehingga prompt yang tepat dapat dirumuskan untuk memerintahkan AI. Prompting adalah serangkaian perintah naratif yang dimasukkan pada Teknologi AI.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 425, "width": 456, "height": 104, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan demikian, artikel ini tidak hanya tentang bagaimana AI dapat digunakan untuk menginterpretasi artefak budaya, tetapi juga tentang bagaimana proses ini dapat meningkatkan pemahaman dan apresiasi kita terhadap warisan budaya. Hal ini sejalan dengan upaya yang lebih luas untuk memastikan bahwa warisan budaya tidak hanya dilestarikan dalam bentuk fisiknya, tetapi juga dalam kesadaran kolektif dan imajinasi masyarakat. Di era digital ini, kita memiliki peluang unik untuk merevitalisasi warisan budaya dengan cara yang inovatif dan inklusif, membuka jalan bagi generasi mendatang dan masyarakat global untuk mengakses, memahami, dan menghargai kekayaan sejarah dan budaya dalam cara yang lebih dinamis dan interaktif.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 535, "width": 456, "height": 116, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada saat ini telah banyak penelitian yang membahas mengenai Kereta Kencana Paksi Naga Liman. Seperti yang dijelaskan pda penelitian [7], pengkajian Kereta Kencana Paksi Naga Liman di Cirebon dilaksanakan secara deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian tersebut menemukan bahwa konten tentang artefak kebudayaan yang berharga ini belum sepenuhnya masuk dalam kegiatan pembelajaran bagi siswa SD, SMP, hingga SMA. Kajian komparasi gaya hias Singabarong dengan Paksi Naga Liman melalui estetika hibriditas juga dilakukan oleh pada penelitian [8] dan mendapatkan temuan bahwa Kereta Kencana Paksi Naga Liman lebih banyak dipengaruhi oleh gaya Hindu. Selain itu, menurut penelitian [9] juga melakukan elaborasi pengetahuan mengenai Paksi Naga Liman ini sebagai pedoman menciptakan karya seni rupa kontemporer.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 37, "width": 432, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformasi Digital Sebagai Strategi Kenusantaraan Warisan Budaya: Studi AI Pada Kereta Kencana Paksi Naga Liman", "type": "Page header" }, { "left": 138, "top": 777, "width": 389, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "© 2024 MAVIS. Published by LPPM STIKI Malang This is an open access article under the CC BY SA license. ( https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ ) 3", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 375, "width": 425, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Patung Kontemporer Berpedoman Konsep Hibrida Paksi Naga Liman. (sumber: repro oleh mahendra wibawa dari murni, 2019)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 408, "width": 456, "height": 103, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peneliti telah melakukan pencarian data terkait kereta kencana Paksi Naga Liman melalui laman connectedpapers.com. Berdasarkan ketiga penelitian tersebut dan data yang ditemukan pada connectedpapers.com, studi pemanfaatan data-data tersebut untuk prompting AI belum pernah dilakukan. Ini menjadi peluang untuk melihat bagaimana kemungkinan kecerdasan buatan menyikapi prompting yang disusun berdasarkan data etik dan emik akan Kereta Kencana Paksi Naga Liman. Namun demikian, pembahasan mengenai aspek filosofis daripada elemen-elemen yang membentuk kereta kencana Paksi Naga Liman dari Keraton Sumedang Larang ini akan dikaji secara mendalam untuk menghasilkan sebuah kajian yang komperehensif.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 519, "width": 456, "height": 116, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Batasan teknologi AI yang digunakan pada penelitian ini adalah Dall-E. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa prompting yang tepat untuk memerintah Dall-E sehingga dapat merespon Kereta Kencana Paksi Naga Liman sebagai sumber inspirasi visual. Dari hasil visual yang diperoleh dapat meningkatkan pemahaman kita tentang warisan budaya melalui pengolahan visual. Hasil visual ini mendorong kita untuk mengeksplorasi potensi AI dalam menangkap dan mengekspresikan esensi dari artefak budaya. Melalui penelitian ini, kami berharap dapat menunjukkan bagaimana AI dapat digunakan untuk menciptakan representasi visual yang tidak hanya meniru keindahan fisik dari artefak, tetapi juga menyampaikan makna dan cerita di baliknya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 647, "width": 113, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 660, "width": 456, "height": 91, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data secara etik dan emik, dimana peneliti melakukan observasi terhadap objek baik secara langsung di Keraton Sumedang Larang maupun melalui tour virtual yang tersedia. Peneliti juga melakukan wawancara tak terstruktur terhadap pramu wisata yang bertugas. Keterangan yang tersirat dalam sambutan dan penjelasan sejarah Keraton Sumedang Larang dari Paduka Raja Yang Mulia Sri Radya HRI Lukman Soemadisoeria pada saat tim peneliti hadir juga turut melengkapi data yang ada. Selain itu, data juga digali melalui kepustakaan yang didapatkan dari berbagai sumber yang ada baik itu berupa artikel", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 37, "width": 432, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformasi Digital Sebagai Strategi Kenusantaraan Warisan Budaya: Studi AI Pada Kereta Kencana Paksi Naga Liman", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 777, "width": 387, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "© 2024 MAVIS. Published by LPPM STIKI Malang This is an open access article under the CC BY SA license. ( https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ )", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 794, "width": 9, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 458, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ilmiah maupun blog, tulisan dan juga konten media masa yang diakses melalui hashtag instagram #paksinagaliman #keratonsumedang dan #keratonsumedanglarang. Setelah data terkumpul dan dianalisis, beberapa kata kunci ditentukan untuk digunakan sebagai prompt untuk memerintahkan AI dalam mewujudkan representasi digital dari kereta kencana Paksi Naga Liman.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 149, "width": 46, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Hasil", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 161, "width": 456, "height": 117, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini menghasilkan elemen visual, pemaknaan simbolis dan cipta ulang makna melalui sanggit. Kereta Kencana Paksi Naga Liman adalah artefak bersejarah dari Keraton Sumedang Larang, memadukan estetika dan simbolisme yang kaya. Dengan ukuran 7 meter panjang, 2,5 meter lebar, dan 3,1 meter tinggi, serta berat sekitar 2 ton [10], [11], kereta ini merupakan mahakarya artistik yang menggabungkan kekuatan garuda, kebijaksanaan naga, dan keagungan gajah. Desainnya yang unik mencerminkan integrasi ketiga simbol hewan ini. Bagian atap kereta menampilkan perpaduan garuda, naga, dan gajah, di mana wajah gajah yang menonjol di bagian depan kereta menambahkan nuansa simbolis dengan trisula dan tombak yang dipegangnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 596, "width": 427, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2 . Kereta Kencana Paksi Naga Liman Replika (sumber: diolah oleh Mahendra Wibawa, 2023)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 617, "width": 456, "height": 65, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam beberapa literatur, kereta ini juga dinyatakan terinspirasi oleh mitologi dan budaya Persia, terutama dalam sayap yang menggambarkan Bouroq bersayap [11], menunjukkan kekayaan budaya dalam pembuatannya. Secara visual, kepala gajah dengan mahkota Sang Hyang Pake Binokasih, badan ular bersisik, dan sayap Burung Garuda menambahkan keindahan estetika sekaligus makna filosofis.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 37, "width": 432, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformasi Digital Sebagai Strategi Kenusantaraan Warisan Budaya: Studi AI Pada Kereta Kencana Paksi Naga Liman", "type": "Page header" }, { "left": 138, "top": 777, "width": 389, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "© 2024 MAVIS. Published by LPPM STIKI Malang This is an open access article under the CC BY SA license. ( https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ ) 5", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 333, "width": 409, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Kereta Kencana Paksi Naga Liman Asli (sumber: diolah oleh Mahendra Wibawa, 2023)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 354, "width": 456, "height": 104, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simbolisme naga dalam kebudayaan Sumedang kaya akan makna [12]. Pemaknaan ini tidak lepas dari bagaimana kebudayaan Nusantara menghadirkan sosok naga ini sejak dari era animisme, masa islam hingga saat ini. Perwujudan naga yang secara etimologi merupakan wujud dari ular kobra raksasa. Secara bentuk, ular naga khususnya di kebudayaan Jawa memiliki kemiripan dengan naga dari India dan Tiongkok. Kereta ini berwujud ular, yang panjang tanpa sayap dan kaki. Perbedaan yang mendasar pada sosok naga di Indonesia selalu digambarkan memakai mahkota. Perwujudannya banyak kita temukan melekat pada artefak-artefak kebudayaan lainnya seperti salah satunya yang berupa dekorasi tiang gantungan gamelan.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 651, "width": 407, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Hiasan Ular Naga Pada Alat Musik Gong. (Sumber: repro oleh Mahendra Wibawa dari [email protected])", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 684, "width": 456, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam pemaknaan bentuk naga dalam budaya jawa juga biasa dimaknai sebagai lambang dunia bawah. Pengklasifikasian dunia atas, tengah dan bawah sebenarnya tidak hanya berada pada kebudayaan jawa saja, namun juga terdapat pada budaya lainnya seperti yang terdapat pada rumah Tongkonan, Toraja [13].", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 37, "width": 432, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformasi Digital Sebagai Strategi Kenusantaraan Warisan Budaya: Studi AI Pada Kereta Kencana Paksi Naga Liman", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 777, "width": 387, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "© 2024 MAVIS. Published by LPPM STIKI Malang This is an open access article under the CC BY SA license. ( https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ )", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 794, "width": 9, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 456, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Naga dimaknai sebagai sang penjaga mata angin artinya bahaya dari segala arah penjuru angin. Jadi kekuatannya dianggap dahsyat untuk penangkal dan perlindungan. Secara umum, naga dianggap sebagai simbol kekuasaan, kebaikan, dan keberuntungan. Dalam berbagai budaya, naga sering kali digambarkan sebagai hewan yang kuat, melindungi, dan memiliki kekuatan mistik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 143, "width": 456, "height": 51, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sementara itu, Gajah merupakan salah satu hewan yang sering ditemukan dalam berbagai karya seni dan budaya Nusantara, termasuk terakota Majapahit [14]. Bentuk visual gajah dalam terakota Majapahit dapat digolongkan ke dalam dua klasifikasi bentuk perwujudan, yaitu deformatif dan realis.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 200, "width": 456, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perwujudan deformatif gajah dalam terakota Majapahit ditandai dengan bentuk yang tidak proporsional dan tidak realis. Perwujudan ini sering ditemukan pada vas bunga berbentuk Gaja Mina, celengan berbentuk gajah, dan relief berbentuk gajah.", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 464, "width": 255, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Celengan Gajah Jaman Majapahit (Sumber: repro oleh Mahendra Wibawa dari Prima Yustana)", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 497, "width": 456, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perwujudan realis gajah dalam terakota Majapahit ditandai dengan bentuk yang proporsional dan mendekati bentuk aslinya. Perwujudan ini sering ditemukan pada patung-patung gajah sebagai sarana ritual atau sebagai mainan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 542, "width": 456, "height": 129, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain bentuk, gajah dalam terakota Majapahit menurut penelitian [14] juga memiliki berbagai fungsi. Fungsi-fungsi tersebut meliputi (1) Mainan anak-anak dan boneka pertunjukan. Gajah dalam terakota Majapahit sering digunakan sebagai mainan anak-anak dan boneka pertunjukan. Hal ini dapat dilihat dari ukurannya yang kecil dan bentuknya yang lucu. (2) Kelengkapan upacara keagamaan. Gajah dalam terakota Majapahit juga digunakan sebagai kelengkapan upacara keagamaan. Hal ini dapat dilihat dari keberadaannya pada relief-relief candi Majapahit. (3) Hiasan bangunan. Gajah dalam terakota Majapahit juga digunakan sebagai hiasan bangunan. Hal ini dapat dilihat dari keberadaannya pada relief-relief candi dan gapura Majapahit. (4) Kotak uang atau celengan. Gajah dalam terakota Majapahit juga digunakan sebagai kotak uang atau celengan. Hal ini dapat dilihat dari bentuk dan ukurannya yang mirip dengan celengan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 677, "width": 456, "height": 77, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain fungsi-fungsi tersebut, gajah dalam terakota Majapahit juga memiliki makna simbolis. Makna simbolis gajah dalam terakota Majapahit meliputi (1) Simbol status sosial. Gajah merupakan hewan yang mahal dan sulit didapat. Oleh karena itu, gajah dipandang sebagai simbol status sosial. (2) Simbol kekuatan, kejantanan, dan kebijaksanaan. Gajah merupakan hewan yang kuat, jantan, dan bijaksana. Oleh karena itu, gajah sering dimaknai sebagai simbol kekuatan, kejantanan, dan kebijaksanaan. (3) Simbol kesuburan dan kedamaian. Gajah sering dihubungkan", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 37, "width": 432, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformasi Digital Sebagai Strategi Kenusantaraan Warisan Budaya: Studi AI Pada Kereta Kencana Paksi Naga Liman", "type": "Page header" }, { "left": 138, "top": 777, "width": 389, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "© 2024 MAVIS. Published by LPPM STIKI Malang This is an open access article under the CC BY SA license. ( https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ ) 7", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 456, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan kesuburan dan kedamaian. Hal ini dapat dilihat dari keberadaannya pada relief-relief candi Majapahit yang menggambarkan gajah yang sedang minum air atau sedang bermain bersama anak-anaknya. (4) Simbol kesetiaan. Gajah sering digambarkan sebagai hewan yang setia kepada majikannya. Oleh karena itu, gajah sering dimaknai sebagai simbol kesetiaan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 143, "width": 456, "height": 90, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kereta Kencana ini merepresentasikan penggabungan harmonis tiga elemen hewan – burung garuda (paksi), ular naga (naga), dan gajah (liman) – yang melambangkan kesatuan kekuatan, kebijaksanaan, dan keagungan. Paksi, naga, dan liman masing-masing juga merepresentasikan pengaruh kebudayaan Islam, Tiongkok, dan Hindu, mencerminkan akulturasi budaya dan simbolisme kedaulatan di udara, laut, dan darat. Dalam konteks mitologi Nusantara, Paksi Naga Liman adalah simbol akulturasi yang mewakili \"tiga dunia\"; Dunia Atas untuk Paksi, Dunia Bawah untuk Naga, dan Dunia Tengah untuk Liman [8], [9], [15].", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 239, "width": 456, "height": 90, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elang Yusuf Dendabrata, membuat replika modern kereta ini pada 1995, dengan serangkaian ritual spiritual [16]. Menurut Raden Moch Achmad Wiriaatmadja, kereta asli terbuat dari kayu, sementara replika modern menggunakan rangka besi, dibuat untuk memperingati HUT ke-433 Kabupaten Sumedang pada tahun 2015. Kereta ini tidak hanya simbol supremasi raja-raja Keraton Sumedang, tetapi juga manifestasi filosofi mendalam dari kebudayaan Keraton Sumedang Larang, yang mencerminkan nilai-nilai kekuatan, kebijaksanaan, dan keagungan melalui elemen hewan yang diwakilinya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 335, "width": 456, "height": 78, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kereta ini juga menjadi representasi multikulturalisme dalam seni rupa kontemporer. Berdasarkan pengamatan terhadap bagaimana interpretasi masyarakat terhadap kereta kencana Paksi Naga Liman di sosial media Instagram, terdapat berbagai visualisasi yang sangat beragam. Melalui hashtag #paksinagaliman hingga pertengahan bulan Desember 2023, didapati sebanyak 1,274 postingan yang berupa foto, lukisan, karya batik, sketsa dan ilustrasi digital yang semuanya mengacu pada kereta kenca tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 683, "width": 419, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6. Data Pencarian Reintepretasi Visual Paksi Naga Liman Melalui Hashtah Paksinagaliman (Sumber: Repro Oleh Mahendra Wibawa Dari Berbagai Sumber Pada Hashtag Ig #Paksinagaliman)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 717, "width": 456, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam posting yang diamati dapat ditemukan bahwa para pengguna memiliki berbagai cara dalam mewujudkan ulang kereta kencana Paksi Naga Liman. Meskipun perwujudannya bisa menjadi sangat abstrak, namun ciri-ciri fisik khusus beserta kesan yang ditampilkan masih dapat dikenali", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 37, "width": 432, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformasi Digital Sebagai Strategi Kenusantaraan Warisan Budaya: Studi AI Pada Kereta Kencana Paksi Naga Liman", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 777, "width": 387, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "© 2024 MAVIS. Published by LPPM STIKI Malang This is an open access article under the CC BY SA license. ( https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ )", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 794, "width": 9, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 456, "height": 65, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebagai sanggit daripada kereta kencana Paksi Naga Liman. Artinya para kreator yang mengunggah postingan tersebut memiliki tingkat pemahaman baik secara struktur bentuk dan nilai filosofis yang terkandung di dalamnya. Dalam hal ini konteks Paksi Naga Liman tidak lagi hanya semata-mata berwujud sebagai artefak masa lampau yang hanya direproduksi ulang bentuknya, namun justru bertumbuh kembang dalam teks kekinian.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 161, "width": 83, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 174, "width": 456, "height": 117, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan pada penelitian ini akan membahas tentang prompting AI bagi Kereta Kencana . Penggunaan teknologi Kecerdasan Buatan (AI) dalam Desain Komunikasi Visual (DKV) telah menjadi topik yang semakin relevan dalam konteks interpretasi artefak budaya [17], [18]. Dall-E memiliki potensi untuk merespon dan mereinterpretasi artefak budaya, memberikan dimensi baru pada pengalaman visual dan pemahaman sejarah. Prinsip dasar AI melibatkan penggunaan algoritma dan teknik komputasi untuk memproses dan menganalisis data secara otomatis, yang kemudian dapat diterapkan dalam berbagai aplikasi, termasuk dalam merekonstruksi visual artefak budaya. Hal ini tentunya memberikan peluang baru akan sebuah pendekatan perancangan yang memanfaatkan teknologi AI [17], [19].", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 297, "width": 456, "height": 103, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aplikasi saat ini dari AI dalam DKV meliputi penggunaan algoritma pembelajaran mesin untuk menghasilkan karya seni visual, analisis citra, dan pengolahan bahasa alami. Potensi AI dalam interpretasi artefak budaya melibatkan penggunaan teknik pengolahan citra dan analisis data untuk mengidentifikasi pola, simbol, dan makna dalam artefak budaya, yang kemudian dapat digunakan untuk menciptakan representasi visual yang lebih dinamis dan interaktif. Dalam konteks Kereta Kencana Paksi Naga Liman, penggunaan AI dapat membantu menginterpretasi kompleksitas desainnya, simbolisme, dan makna budaya untuk menciptakan visual yang tidak hanya estetis tetapi juga edukatif.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 406, "width": 456, "height": 103, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data yang didapatkan di lapangan, maka dapat dirumuskan beberapa kata yang digunakan sebagai prompt untuk memerintahkan AI menghasilkan penggambaran ulang atas Kereta Kencana Paksi Naga Liman. Adapun kata-kata tersebut adalah sebagai berikut: (1) Kereta Kencana, (2) Sumedang, (3) Kepala Gajah bermahkota, (4) Kepala Ganesha bermahkota, (5) Memegang Tombak-Trisula, (6) Tubuh Naga, (7) Sayap Garuda, dan (8)Hindu-Islam-Tiongkok. Kata-kata di atas dikombinasikan dengan beberapa kata lainnya yang mengacu pada gaya visual seperti merujuk pada gaya lukis tertentu, dan dilengkapi dengan perintah ”buatkan saya gambar” di awal kalimat.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 515, "width": 456, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat beberapa kelompok hasil yang didapatkan, dimana yang pertama AI mereponnya dengan hirarki visual yang kurang tepat meskipun sudah diperintahkan secara runtut dengan sebuah kepala gajah, bertubuh naga, bersayap garuda. Berikut adalah beberapa gambar yang menunjukkan hasil respon AI yang dianggap gagal.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 37, "width": 432, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformasi Digital Sebagai Strategi Kenusantaraan Warisan Budaya: Studi AI Pada Kereta Kencana Paksi Naga Liman", "type": "Page header" }, { "left": 138, "top": 777, "width": 389, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "© 2024 MAVIS. Published by LPPM STIKI Malang This is an open access article under the CC BY SA license. ( https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ ) 9", "type": "Page footer" }, { "left": 153, "top": 190, "width": 294, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7. Sekumpulan hasil generative image yang dianggap gagal. (Sumber: diolah oleh Mahendra Wibawa, 2023)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 224, "width": 456, "height": 51, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Percobaan lainnya menghasilkan urutan yang cukup sesuai dengan hirarki visual yang diperintahkan, namun beberapa detail masih susah untuk dapat muncul seperti yang diharapkan. Berikut adalah beberapa hasil gambar buatan AI yang dianggap mendekati perintah yang dimaksud.", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 617, "width": 392, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 8. Sekumpulan Hasil Generative Image Yang Paling Mendekati Prompt yang Diminta.", "type": "Caption" }, { "left": 200, "top": 629, "width": 197, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(sumber: diolah oleh mahendra wibawa, 2023)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 653, "width": 63, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Penutup", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 666, "width": 456, "height": 77, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam artikel ini, penelitian mengenai Kereta Kencana Paksi Naga Liman dari Keraton Sumedang Larang dieksplorasi melalui pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan, khususnya Dall-E. Hasil penelitian menunjukkan bahwa AI dapat merespon dan mereinterpretasi artefak budaya ini, memberikan dimensi baru pada pengalaman visual dan pemahaman sejarah. Penggunaan AI dalam Desain Komunikasi Visual tidak hanya sebagai alat, tetapi juga sebagai jembatan untuk menghubungkan warisan budaya dengan generasi saat ini dan mendatang.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 37, "width": 432, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformasi Digital Sebagai Strategi Kenusantaraan Warisan Budaya: Studi AI Pada Kereta Kencana Paksi Naga Liman", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 777, "width": 387, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "© 2024 MAVIS. Published by LPPM STIKI Malang This is an open access article under the CC BY SA license. ( https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ ) 10", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 456, "height": 65, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elemen visual dan simbolisme Kereta Kencana Paksi Naga Liman berhasil diinterpretasi melalui hasil AI, menciptakan representasi yang estetis dan edukatif. Pemahaman mendalam terhadap kompleksitas desain, simbolisme, dan makna budaya mendorong pemikiran baru terkait artefak tersebut. Melalui interpretasi AI, Kereta Kencana Paksi Naga Liman tidak hanya dipahami sebagai objek sejarah, tetapi juga sebagai manifestasi multikulturalisme dalam seni rupa kontemporer.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 155, "width": 456, "height": 78, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peluang penelitian selanjutnya mencakup eksplorasi lebih lanjut terhadap aspek filosofis dan simbolis artefak budaya, serta pengembangan metode prompting yang lebih efektif bagi AI. Pemanfaatan AI tidak hanya memperkaya representasi visual, tetapi juga memperluas apresiasi terhadap warisan budaya dalam era digital. Dengan fokus pada generasi Z, penelitian selanjutnya dapat mengeksplorasi cara terbaik untuk mengintegrasikan interpretasi AI dalam strategi globalisasi kesenian dan kebudayaan nusantara.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 245, "width": 51, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Referensi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 258, "width": 456, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] I. Ulumuddin, S. Biantoro, M. W. Nurrochsyam, I. Pratiwi, and K. Julizar, “Pemanfaatan literasi digital dalam pelestarian warisan budaya tak benda.” Badan Penelitian dan Pengembangan, Kemendikbud, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 297, "width": 456, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] W. C. Alya, S. Sumaryadi, and E. Putrianti, “Komik Online Alat Musik Dayak Kalimantan Barat: Inovasi Kreatif Dengan Transformasi Digital Sebagai Pendukung Konservasi Alat Musik Tradisional,” 2022.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 335, "width": 456, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] Y. Nurhidayati, D. M. Kholid, and E. Kurdita, “Transformasi Musik Songah Di Era Digital: Tantangan Dan Peluang Dalam Pelestarian Warisan Budaya,” DEWANTECH J. Teknol. Pendidik. , vol. 1, no. 1, pp. 22 – 29, 2023.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 374, "width": 456, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] P. H. Hartono, “Perancangan Interactive Motion Graphic Tentang Wayang Beber Sebagai Sarana Pengenalan Budaya,” MAVIS J. Desain Komun. Vis. , vol. 1, no. 1, pp. 32 – 41, 2019, doi: 10.32664/mavis.v1i1.276.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 413, "width": 456, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] A. Risi and Z. Zulkifli, “Kajian Semiotika Ilustrasi Digital Karya Agung Budi Santoso (Pendekatan Semiotika Roland Barthes),” MAVIS J. Desain Komun. Vis. , vol. 4, no. 02, pp. 47 – 55, 2022, doi: 10.32664/mavis.v4i02.739.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 451, "width": 456, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] F. A. Asmawan, “Perancangan Buku Ilustrasi Digital Painting ‘Culinary Experience Of Malang’ Sebagai Upaya Mendukung Potensi Kuliner Legendaris Di Kota Malang,” MAVIS J. Desain Komun. Vis. , vol. 1, no. 1, pp. 8 – 16, 2019, doi: 10.32664/mavis.v1i1.271.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 490, "width": 456, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] I. Fikriyyati and I. W. Suardana, “Paksi Naga Liman Carriage A Multicultural Symbol of Caruban Nagari: Enculturation of Nusantara Arts in Cultural Arts Education,” vol. 444, no. Icaae 2019, pp. 208 – 212, 2020, doi: 10.2991/assehr.k.200703.042.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 529, "width": 456, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] N. Sofiyawati, “Kajian Gaya Hias Singabarong Dan Paksi Naga Liman Dalam Estetika Hibriditas Kereta Kesultanan Cirebon,” J. Sosioteknologi , vol. 16, no. 3, pp. 303 – 324, 2017, doi: 10.5614/sostek.itbj.2017.16.3.6.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 567, "width": 396, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] J. S. Murni, “Multikulturalisme Imaji Mitos Paksi,” vol. V, no. 1, pp. 1– 12, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 580, "width": 366, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] inimahsumedang, “Sekilas Tentang Kereta Kencana Naga Paksi,” 2022. .", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 593, "width": 456, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[11] M. F. Nurhaqim, “Perancangan Informasi Kereta Paksi Naga Liman Melalui Buku Profil.” Universitas Komputer Indonesia, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 619, "width": 456, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[12] G. Lange, “Cobra deities and divine cobras: The ambiguous animality of Nāgas,” Religions , vol. 10, no. 8, 2019, doi: 10.3390/rel10080454.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 645, "width": 456, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[13] M. Y. Aldana and S. S. Sunarmi, “Exploration Aesthetic Values and Meaning Local Wisdom of Tongkonan Traditional Houses as Identity Toraja Tribe Society,” Pendhapa , vol. 12, no. 2, pp. 83 – 95, 2021, doi: 10.33153/pendhapa.v12i2.4042.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 683, "width": 456, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[14] P. Yustana, “Gajah dalam terakota Majapahit,” Dewa Ruci J. Pengkaj. dan Pencipta. Seni , vol. 7, no. 1, 2011.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 709, "width": 456, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[15] A. F. Rofi’i and N. E. Malichah, “Heritage Keraton Kanoman Cirebon sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Lokal,” Sraddha Abyakta J. Pendidik. dan Hum. , vol. 1, no. 2, pp. 45 – 54, 2023.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 37, "width": 432, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformasi Digital Sebagai Strategi Kenusantaraan Warisan Budaya: Studi AI Pada Kereta Kencana Paksi Naga Liman", "type": "Page header" }, { "left": 347, "top": 777, "width": 180, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "© 2024 MAVIS. Published by LPPM STIKI Malang", "type": "Page footer" }, { "left": 138, "top": 786, "width": 389, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This is an open access article under the CC BY SA license. ( https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ ) 11", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 456, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[16] M. Ibrahim, J. Said, E. Riama, and A. Maryam, Ensiklopedi tokoh kebudayaan IV . Direktorat Jenderal Kebudayaan, 1999.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 111, "width": 456, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[17] D. Satrinia, R. R. Firman, and T. N. Fitriati, “Potensi Artificial Intelligence dalam Dunia Kreativitas Desain,” J. Informatics Commun. Technol. , vol. 5, no. 1, pp. 159 – 168, 2023.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 137, "width": 456, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[18] O. H. K. Nicholas Febrian, Hendry Setiawan, “Implementasi Augmented Reality Untuk Cerita Rakyat Malin Kundang Berbasis Perangkat Bergerak Nicholas,” STIKI Inform. J. (SMATIKA Jurnal) , vol. 53, no. 9, pp. 1689 – 1699, 2013.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 175, "width": 456, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[19] E. V. P. Beyan and A. G. C. Rossy, “A Review of AI Image Generator: Influences, Challenges, and Future Prospects for Architectural Field,” J. Artif. Intell. Archit. , vol. 2, no. 1, pp. 53 – 65, 2023.", "type": "List item" } ]
e835f6f3-edf7-fe6f-71ea-afa985251e96
https://jurnal.iainambon.ac.id/index.php/INT/article/download/1157/672
[ { "left": 113, "top": 38, "width": 188, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2303-0992 ISSN online 2621-3176 Matematika dan Pembelajaran Volume 7, No. 2, Desember 2019, h. 51 – 69", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 117, "width": 380, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANALYSIS STUDENTS' CRITICAL THINKING SKILLS IN SOLVING PROBLEMS IN TERMS OF COGNITIVE STYLE", "type": "Title" }, { "left": 201, "top": 161, "width": 222, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Nisa Ul Amini 1 , Maimunah 2 , Yenita Roza 3", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 188, "width": 284, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2,3 Program Pascasarjana Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau", "type": "Text" }, { "left": 228, "top": 229, "width": 171, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 [email protected] (CA) 2 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 294, "top": 272, "width": 38, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 284, "width": 343, "height": 158, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah yang ditinjau dari gaya kognitif. Penelitian ini termasuk dalam Penelitian Kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTSN 3 Rokan Hulu. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes GEFT (Group Embredded Figure Test) yang dikembangkan oleh Witkin dan tes kemampuan berpikir kritis berupa soal uraian. Teknik analisis data dilakukan dengan reduksi data, pemaparan data, analisis data pada kedua kelompok subjek dan penarikan kesimpulan. Analisis kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini menggunakan indikator dari Ennis yaitu merumuskan strategi, memberikan alasan, dan menyimpulkan. Penelitian ini menunjukkan perbedaan gaya kognitif siswa mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan gaya kognitif field independent memiliki kemampuan berpikir kritis lebih baik daripada siswa dengan gaya kognitif field dependent.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 445, "width": 182, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Berpikir Kritis, Gaya Kognitif", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 468, "width": 37, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 479, "width": 343, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The purpose of this study is to analyze students' critical thinking skills in solving problems in terms of cognitive style. This research is included in the Qualitative Research with descriptive qualitative methods. The subjects of this study is eighth grade students of MTSN 3 Rokan Hulu. Data collection technique of this study is used the GEFT test (Group Embredded Figure Test) that developed by Witkin and the critical thinking ability test is a description item. Data analysis technique is done by data reduction, data exposure, data analysis in both subject groups and drawing conclusions. Analysis of critical thinking skills in this study uses an indicator from Ennis, which is to formulate strategy, give reason, and conclude. This study shows differences in students 'cognitive style give affect to students' critical thinking skills. The results showed that students with independent field cognitive style had better critical thinking skills than students with field dependent cognitive style.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 617, "width": 188, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Critical Thinking, Cognitive Style", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 640, "width": 372, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Citation: Amini, N. U., Maimunah., dan Roza, Y. 2019. Analysis Students' Critical Thinking Skills in Solving Problems in Terms of Cognitive Style. Matematika dan Pembelajaran , 7(2), 51-69. DOI : http://dx.doi.org/10.33477/mp.v6i2z", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 38, "width": 188, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amini, N. U., Maimunah, dan Roza, Y. 2019.", "type": "Page header" }, { "left": 248, "top": 49, "width": 265, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analysis Students' Critical Thinking Skills in Solving Problems ... Matematika dan Pembelajaran, 7(2), 52 of 69", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 99, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 136, "width": 400, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mathematics is one of the basic sciences that is developing rapidly at this time, Syahbana (2012: 46) states that mathematics as a discipline that clearly relies on thought processes is considered very good to be taught to students. It means that learning mathematics is aim to familiarize students able to think systematically, logically, critically, and creatively, specifically able to develop students' critical thinking skills. Chotimah & Bernard (2018) said that mathematics is one of the lessons that is closely related to real life, not a few things or problems that surround us need mathematics. One of the goals to be successful in learning mathematics is the ability to think critically students in solving mathematical problems.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 322, "width": 400, "height": 260, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Natasia, Ariawan & Sthepahani (2018) states that critical thinking is a must in efforts to solve problems, make decisions, analyze assumptions systematically, innovatively and fundamental design solution. Furthermore, Natasia, and friends also states that critical thinking can be developed through mathematics learning because mathematics has a complete and clear structure and study between concepts. According to Ennis (2011) critical thinking is a process that aims to make sensible decisions about what we believe and what we do. Students' critical thinking skills can certainly affect students learning outcomes, especially in learning mathematics, the ability to think critically mathematically is very important for every student to gain an understanding of the learning he has received. Mathematical critical thinking ability is a process of critical thinking in solving mathematical problems, although critical thinking skills are very important, but in reality these abilities have not been mastered well by Indonesian students.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 591, "width": 400, "height": 156, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Ennis (Sunaryo, 2013) in critical thinking there are 6 indicators, (1) Focus, is understanding the problem and determining the matter in the problem, (2) Reason, is giving reason in answering or concluding, (3) Conclusion, is estimating conclusion that will be obtained, (4) Situation, is applying the strategy / concept of knowledge that was previously owned to solve the problem in an existing situation, (5) Clarity, which presents problems or problems similar to those already existing, (6) Examination or Review, which checks the correctness of the answers.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 38, "width": 186, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amini, N. U., Maimunah, dan Roza, Y.2019.", "type": "Page header" }, { "left": 248, "top": 49, "width": 265, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analysis Students' Critical Thinking Skills in Solving Problems ... Matematika dan Pembelajaran, 7(2), 53 of 69", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The survey results from 72 countries around the world in working on non- routine questions that require high analytical, reasoning and mathematical communication skills conducted by PISA and coordinated by the OECD show the critical thinking skills of Indonesian students are low, can be seen in the following table 1 :", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 220, "width": 329, "height": 145, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Indonesian Ranking in Mathematics Subjects Based on PISA Survey Years Indonesia Ranking Countries Amount 2006 50 57 2009 61 65 2012 64 65 2015 69 76 2018 74 79", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 375, "width": 114, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: OECD (2019)", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 396, "width": 400, "height": 259, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1 shows that the ability of Indonesian students in mathematics especially in working on non-routine questions that require students to think critically is low compared to other countries, it can be seen that the ability of Indonesian students in mathematics is categorized lower than other countries. In addition to PISA, the results of the TIMSS international study also showed that Indonesian students' mathematics learning achievement was still low, in 2015 ranked 45 out of 50 countries. The results of the PISA and TIMSS show that the quality of education in Indonesia, especially in learning mathematics is still concerning compared to other countries, this showed that learning mathematics in Indonesia needs to be improved. Based on the Government's Ministry of Education and Culture No. 21 of 2016 concerning standard content of primary and secondary education, one of the competencies that will be achieved in learning mathematics is the ability to think critically .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 665, "width": 400, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The ability to think critically of each student is different, this can be seen from some of the results of research on students' mathematical critical thinking abilities that have been done before. Herdiman, and friends (2018) in their research concluded that students' mathematical critical thinking skills were still very low,", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 38, "width": 188, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amini, N. U., Maimunah, dan Roza, Y. 2019.", "type": "Page header" }, { "left": 248, "top": 49, "width": 265, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analysis Students' Critical Thinking Skills in Solving Problems ... Matematika dan Pembelajaran, 7(2), 54 of 69", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 218, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "the focus indicators are 88.89% of students who answered incorrectly, the indicator gave reasons are 80.56% of students who answered incorrectly, the clarity indicators are 80, 56% of students answered incorrectly, as well as the review or conclusion indicators there were 77.78% of students who answered incorrectly. Research conducted by Septiana (2019) also concluded that the mathematical critical thinking ability of junior high school students on flat side space material was still very low, by looking at the average percentage value of all indicators under 50% is the indicator gave an argument of 45% indicating a small portion of students able to give his opinion in working on the problem, the indicator understands the problem 43%, the indicator induces 38% and the lowest is the indicator of decision making or action 33% .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 344, "width": 401, "height": 218, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Both studies show that students' mathematical critical thinking abilities are still very low and different. The difference in the ability to think critically of each student is certainly due to each student having different characteristics also between one another. One of the dimensions of student characteristics that need to be considered especially in learning mathematics is cognitive style. Feldhusen & Goh, as quoted by Emir (2013) stated that \" critical thinking is integrated part of the concept of creativity and the program that is directed to develop the critical thinking must absolutely focus on cognitive style among other factors\". From these opinions, cognitive style has an important role compared to other factors in developing students 'critical thinking skills, so teachers need to consider students' cognitive styles in carrying out mathematics learning in class.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 572, "width": 401, "height": 176, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One cognitive dimension specifically designed in education, special education mathematical styles are distinguished based on psychological differences: field-independent and field-dependent cognitive styles. Students with analytical or field-independent interests, prefer reflexive to the inclined choice of classification and analysis of the visual material provided. If there are things that are not understood, students will immediately ask the requested teacher. They are more critical and flexible. They also appear to be calmer and not confused in reading and think inductively they need to make fewer mistakes. Someone with a field-independent is more flexible than those who depend on the field .", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 38, "width": 186, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amini, N. U., Maimunah, dan Roza, Y.2019.", "type": "Page header" }, { "left": 248, "top": 49, "width": 265, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analysis Students' Critical Thinking Skills in Solving Problems ... Matematika dan Pembelajaran, 7(2), 55 of 69", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 401, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cognitively speaking, those who are field-dependent will have difficulty in analyzing problems and finding special difficulties in changing their strategies if the problem demands it, or in using known objects in an unusual way. This is in line with the results of the study of Ilyas (2018) which explains that the learning outcomes of students belonging to the Firld-Independent cognitive style are in the medium category, while the learning outcomes of students belonging to the Field- Dependent cognitive style are in the low category .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 261, "width": 400, "height": 138, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the description above, that students' mathematical critical thinking skills are still low in solving mathematical problems. This problem is closely related to differences in the ability of each individual to compile and process mathematical information in his mind known as cognitive style, so a deeper study of the problem is needed. Therefore, the authors are interested in analyzing students' critical thinking skills in solving problems in terms of cognitive styles of field independen t and field dependent .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 430, "width": 58, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 451, "width": 400, "height": 280, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The type of this research is a qualitative research with descriptive qualitative methods that are analyzing students 'critical thinking skills in terms of students' cognitive styles. The description of this analysis will explain the students 'critical thinking skills seen from the indicators of students' critical thinking skills according to Ennis previously described. Sampling with Purposive Sampling technique is a sampling technique with certain considerations. Subjects in this study were students of class VIII.9 MTSN 3 Rokan Hulu. The selection of the subject of this study was determined based on the cognitive style test developed by Witkin (1971) and translated by Ulya (2014) and tested for validity and reliability, namely the GEFT (Group Embedded Figures Test). The criteria for determining cognitive styles that have been modified by the author is that if the GEFT score is in the range 0 - 9 then the student has a cognitive field dependent style (FD), whereas if the GEFT score is in the range of 10-15 then the student has an independent field cognitive style (FI) .", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 38, "width": 188, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amini, N. U., Maimunah, dan Roza, Y. 2019.", "type": "Page header" }, { "left": 248, "top": 49, "width": 265, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analysis Students' Critical Thinking Skills in Solving Problems ... Matematika dan Pembelajaran, 7(2), 56 of 69", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 177, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Steps to determine the subject are; (1) the results of the GEFT score of students who take the test are ranked from the largest score, (2) students are classified into FD students and FI students with a predetermined range so that 2 groups of students are obtained, (3) one FD student is selected and one FI student as a subject. Data collection techniques in this study were the GEFT test and critical thinking skills test. The results of critical thinking skills tests will then be analyzed which refers to indicators of critical thinking skills that have been determined and adjusted to the GEFT test results that have been obtained. In brief the procedures performed in data analysis are shown in the following figure", "type": "Text" }, { "left": 196, "top": 634, "width": 236, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1. Data Analysis Technique Flowchart", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 675, "width": 156, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULT AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 696, "width": 400, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Students' critical thinking skills are analyzed using the indicators presented by Ennis that the researcher has chosen, there are implementing the strategy, giving reasons, and concluding. Determination of the cognitive style of", "type": "Text" }, { "left": 273, "top": 312, "width": 79, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data Collection", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 360, "width": 281, "height": 186, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data Reduction Data Disclosure Analysis of Critical Thinking Abilities and Cognitive Styles Critical Thinking", "type": "Picture" }, { "left": 203, "top": 549, "width": 53, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "of Ability Subject FI", "type": "Table" }, { "left": 274, "top": 536, "width": 202, "height": 83, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Critical Thinking of Ability Subject FD Taking Clonclusion", "type": "Picture" }, { "left": 330, "top": 38, "width": 186, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amini, N. U., Maimunah, dan Roza, Y.2019.", "type": "Page header" }, { "left": 248, "top": 49, "width": 265, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analysis Students' Critical Thinking Skills in Solving Problems ... Matematika dan Pembelajaran, 7(2), 57 of 69", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "eighth grade students of MTSN 3 Rokan Hulu through filling GEFT instruments conducted by students and obtained the following data :", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 158, "width": 374, "height": 116, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Cognitive style of Students in Class VIII.9 MTSN 3 Rokan Hulu Cognitive Style Many Students Percentage (%) Field Dependent 13 65 Field Independent 7 35 total 20 100", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 284, "width": 400, "height": 115, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2 shows the number of students in the field dependent cognitive style totaling 13 students (65%) and the number of independent field cognitive style students totaling 7 students (35%). After conducting a written test on the ability to think critically in the form of a description of as many as 3 questions, the scoring results obtained from the results of student answers are presented in table 3 as follows:", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 409, "width": 393, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3. R ecapitulation of Students' Critical Thinking Ability in Test Results", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 430, "width": 400, "height": 116, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indicator Question Number P ercentage of students who answered true P ercentage of students who answered false Implement of Strategies 1 15% 85% Give a Reason 2 55% 45% Conclude 3 25% 75%", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 556, "width": 400, "height": 156, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3 shows the results of work on question number 1 with indicators apply the strategy there are 85% of students who answer incorrectly, this means that almost all students have difficulty in answering question number 1. In problem number 2 with indicators giving reasons there are 55% of students who have answered right, this means some students have been able to think critically so as not to have difficulty in answering question number 2. In question number 3 with the indicator concluded there are 75% of students who answer incorrectly, this means that almost all students have difficulty in answering question number 3", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 722, "width": 400, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furthermore, the results of the students' critical thinking skills test are grouped according to the cognitive style groups presented in table 4 below:", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 38, "width": 188, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amini, N. U., Maimunah, dan Roza, Y. 2019.", "type": "Page header" }, { "left": 248, "top": 49, "width": 265, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analysis Students' Critical Thinking Skills in Solving Problems ... Matematika dan Pembelajaran, 7(2), 58 of 69", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 137, "width": 368, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 4. Results of Students' Critical Thinking Ability Tests in terms of", "type": "Caption" }, { "left": 134, "top": 151, "width": 358, "height": 109, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cognitive Style Indicator of Critical Thinking Ability Independent Field Students (FI) Dependent Field Students (FD Implement Strategies 3 – Give a Reason 6 5 Conclude 4 1", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 270, "width": 400, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 4 shows that the indicators applying the strategy only 3 FI subjects who can answer correctly, while all the FD subjects no one can answer correctly. The indicator gives a reason there are subjects who answered correctly namely 6 FI subjects and 5 FD subjects, then the indicator concluded that there were 4 FI subjects who answered correctly and only 1 FD subject who answered correctly .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 374, "width": 400, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Written test results and cognitive style test results done by the subject, in general the ability to think critically of each subject in solving problems in terms of cognitive style is described as follows:", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 436, "width": 382, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 5. Results of Data Analysis of Critical Thinking Ability in Resolving", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 450, "width": 373, "height": 157, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Problems of Cognitive Style Indicator of Critical Thinking Ability Field Dependent Students (FD) Field Independent Students (FI) Implement Strategies ( the subject is able to decide on the right course of action to solve the problem and get a solution of the problem)", "type": "Table" }, { "left": 252, "top": 492, "width": 123, "height": 239, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The subject can already write down the elements given from the problem, but the strategy or the method used by the subject in solving the problem is not correct, the subject does not think long before answering, the subject simply adds up all the elements he knows.", "type": "Text" }, { "left": 383, "top": 492, "width": 125, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The subject can already explain the situation of the problem in mathematical form and write the exact", "type": "Table" }, { "left": 383, "top": 596, "width": 125, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "relationship of the statement of the problem based on the elements that must be known, the strategy / method chosen is appropriate and in accordance with what is", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 38, "width": 186, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amini, N. U., Maimunah, dan Roza, Y.2019.", "type": "Page header" }, { "left": 248, "top": 49, "width": 265, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analysis Students' Critical Thinking Skills in Solving Problems ... Matematika dan Pembelajaran, 7(2), 59 of 69", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 117, "width": 380, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indicator of Critical Thinking Ability Field Dependent Students (FD) Field Independent Students (FI) known in the problem to solve the problem.", "type": "Table" }, { "left": 119, "top": 187, "width": 125, "height": 114, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Give a Reason ( the subject is able to state his argument in response to a problem based on what he understands )", "type": "Text" }, { "left": 252, "top": 187, "width": 123, "height": 197, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The subject can identify that the result of the problem displayed on the problem is wrong, but the subject does not provide an explanation of the location of the error as the result of the problem. Indicates that in giving the right", "type": "Text" }, { "left": 252, "top": 394, "width": 123, "height": 135, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "answer to the problem, the subject has understood and can, but the ability to give reasons for an explanation of the problem is still lacking .", "type": "Table" }, { "left": 383, "top": 187, "width": 125, "height": 259, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The subject can identify and give reasons for a given problem. Basic knowledge is needed to be able to identify the problems that exist in the problem. The subject responds to the problem given systematically, this indicates that the subject uses his thinking ability before responding to a problem .", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 539, "width": 125, "height": 135, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Concluding ( the subject is able to make generalizations about problems encountered with the initial knowledge they have )", "type": "Table" }, { "left": 252, "top": 539, "width": 123, "height": 177, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The subject was able to answer correctly, but the explanation requested for the problem was still lacking. The ability of the subject to provide conclusions about the relationship requested from the problem is not", "type": "Text" }, { "left": 252, "top": 725, "width": 30, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "good .", "type": "Table" }, { "left": 383, "top": 539, "width": 125, "height": 177, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The subject answered the problem correctly and also the subject's ability to deduce the relationship from the given problem was good, this reflected the strong basic concept of the subject regarding the problem .", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 38, "width": 188, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amini, N. U., Maimunah, dan Roza, Y. 2019.", "type": "Page header" }, { "left": 248, "top": 49, "width": 265, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analysis Students' Critical Thinking Skills in Solving Problems ... Matematika dan Pembelajaran, 7(2), 60 of 69", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This the following an example of data analysis performed on field independent subjects and field dependent subjects on questions based on indicators of mathematical critical thinking ability:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 199, "width": 400, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) The ability of students to formulate strategies to be taken in solving problems .", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 240, "width": 400, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this indicator a question is tested on question number 1 with the activity asking students to find out whose opinion is right between Faiz and Putri in determining the total number of students using the venn diagram strategy. The following is a visual description of the results of the FI subject and FD subject answers :", "type": "Text" }, { "left": 239, "top": 590, "width": 148, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 2. Subject Answer FI", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 610, "width": 400, "height": 135, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 2 shows that the subject can explain the situation of the problem in mathematical form and is able to identify the exact elements that are known and choose a strategy / method that is in accordance with what is known in the problem to solve it, only when interpreting it into in the venn diagram, the subject is incomplete to write a description of which set likes Mathematics and sets that likes B.Indonesia but the subject already seems to understand how to solve it. This is in accordance with the results of research by Fajari, Kusmayadi, & Iswahyudi (2013)", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 38, "width": 186, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amini, N. U., Maimunah, dan Roza, Y.2019.", "type": "Page header" }, { "left": 248, "top": 49, "width": 265, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analysis Students' Critical Thinking Skills in Solving Problems ... Matematika dan Pembelajaran, 7(2), 61 of 69", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "which states that students with independent field cognitive styles are able to determine which method is better for solving a problem. Johnson (2009) also states that there is a relationship between critical thinking and how to solve problems.", "type": "Text" }, { "left": 237, "top": 427, "width": 152, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 3. Subject Answer FD", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 447, "width": 400, "height": 239, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The answers of the subject FD above can be noted that the subject can already write down the elements that are known in the given problem, but the subject is not careful in choosing strategies / ways to solve the problem, it can be seen that the subject just adds all the elements he knows to problems so the answers he gets aren't right. The subject did not think that there was a sliced concept that had to be solved first, namely subtracting those who liked Mathematics or those who liked B.Indonesia with those who liked both, this indicated the subject did not understand the problem well. This is in line with research (Fajari, Kusmayadi, & Iswahyudi, 2013) which states that students with a field dependent cognitive style at the stage of understanding a problem only tend to accept information as it is without adjusting to the mathematical language that is answering only in the form of verbal sentences.", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 38, "width": 188, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amini, N. U., Maimunah, dan Roza, Y. 2019.", "type": "Page header" }, { "left": 248, "top": 49, "width": 265, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analysis Students' Critical Thinking Skills in Solving Problems ... Matematika dan Pembelajaran, 7(2), 62 of 69", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 260, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) The ability of students to give reasons for an issue", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 137, "width": 400, "height": 73, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this indicator a question is tested in question number 2, the instrument used is a question about the multiplication of mixed fractions that have been given a solution and asks the subject to give a reason for the resolution is true or false. The following is an illustration of the answers to the FI subject and the FD subject:", "type": "Text" }, { "left": 239, "top": 457, "width": 148, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 4. Subject Answer FI", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 478, "width": 400, "height": 176, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Problem number 2 given to measure students' ability to give reasons for a given problem really requires basic knowledge about mixed fractions. Based on the FI subject's answers in Figure 4, the subject is able to provide reasons for errors contained in working on the existing problems in the problem, and the subject has also been able to provide an explanation or answer with the correct concept of multiplying the mixed fraction numbers. This is in line with the opinion of Herlina & Dahlia (2018) which states that FI group students are able to state the truth of a statement, analyze the statement, predict, and decide on a problem that has enough evidence.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 38, "width": 186, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amini, N. U., Maimunah, dan Roza, Y.2019.", "type": "Page header" }, { "left": 248, "top": 49, "width": 265, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analysis Students' Critical Thinking Skills in Solving Problems ... Matematika dan Pembelajaran, 7(2), 63 of 69", "type": "Text" }, { "left": 237, "top": 282, "width": 152, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 5. Subject Answer FD", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 302, "width": 400, "height": 198, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The answer of the subject in Figure 5 above shows that the subject can identify that the workmanship given in the problem is wrong, but the subject does not provide a reason or explanation regarding the location of the workmanship error as requested in the problem. The FD subject understood and was able to solve the problem of multiplication of mixed fractions, but his ability to think of reasons for errors in the work given to the problem was still lacking because he only said at the conclusion that the calculation results on the problem were wrong without giving a reason. Herlina & Dahlia (2018) also stated in their research that students in the FD category were considered unable to provide simple explanations and were also less able to predict and decide on evidence to tell the truth of a problem statement .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 510, "width": 232, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) The ability of students to make conclusions.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 530, "width": 382, "height": 73, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this indicator a question will be tested in question number 3 that tests the ability of students to interpret or infer the relationship between the circumference, length, and width of a rectangle. The following is an illustration of the answers to the FI subject and the FD subject :", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 38, "width": 188, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amini, N. U., Maimunah, dan Roza, Y. 2019.", "type": "Page header" }, { "left": 248, "top": 49, "width": 265, "height": 22, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analysis Students' Critical Thinking Skills in Solving Problems ... Matematika dan Pembelajaran, 7(2), 64 of 69", "type": "Text" }, { "left": 257, "top": 411, "width": 148, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 6. Subject Answer FI", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 432, "width": 400, "height": 238, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The answer to the subject FI from Figure 6 above can be concluded that the ability of the subject to deduce the relationship between the circumference, length, and width of a rectangle is very good. The subject answered the problem systematically, starting from constructing a rectangular image and writing the concept of the perimeter of the rectangle and solving the subject was also appropriate and in accordance with the concept of finding the circumference of the rectangle. The subject's ability to provide conclusions from solving the problem reflects the strong thinking ability of the subject regarding basic concepts. Hardiyanti, Yani & Sayu (2019) also stated that students with the FI learning style in working on the critical thinking ability test given were able to reach the inference indicators and other indicators, so that the FI group students were classified as students with high and moderate critical thinking abilities.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 38, "width": 186, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amini, N. U., Maimunah, dan Roza, Y.2019.", "type": "Page header" }, { "left": 248, "top": 49, "width": 265, "height": 22, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analysis Students' Critical Thinking Skills in Solving Problems ... Matematika dan Pembelajaran, 7(2), 65 of 69", "type": "Text" }, { "left": 237, "top": 420, "width": 152, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 7. Subject Answer FD", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 441, "width": 400, "height": 197, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The answer from the FD subject in Figure 7 shows that the subject in determining the perimeter of the rectangle of the given problem is correct, but the subject's ability to think inferring the relationship between circumference, length, and width as requested in the problem is still not good, the subject only writes the formula of the circumference of a rectangle without clearly interpreting the basic concept of the circumference of the rectangle. This is in line with Hardiyanti, Yani & Sayu's research (2019) which states that subjects who have an FD learning style have not been able to meet the indicators concluded in working on a given critical thinking ability test, so that the FD subject is said to have low critical thinking abilities .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 648, "width": 400, "height": 94, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the analysis of critical thinking skills in terms of the cognitive styles of field dependent and field independent , the findings in this study are that the critical thinking skills of subjects from field independent groups are better than the critical thinking skills of subjects from the field dependent groups. This is in line with research conducted by Ilyas (2018) which states that student learning outcomes", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 38, "width": 188, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amini, N. U., Maimunah, dan Roza, Y. 2019.", "type": "Page header" }, { "left": 248, "top": 49, "width": 265, "height": 22, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analysis Students' Critical Thinking Skills in Solving Problems ... Matematika dan Pembelajaran, 7(2), 66 of 69", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 115, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "that are classified as independent field cognitive styles are better than student learning outcomes that are classified as field dependent cognitive styles. In addition, research conducted by Fridanianti (2018) also shows that cognitive style can indeed affect the level of critical thinking of students in solving problems, that is, reflective cognitive style is able to meet all the criteria of critical thinking skills, whereas implusive cognitive style can only meet two criteria out of 6 criteria which is given.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 261, "width": 252, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSIONS AND RECOMMENDATIONS", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 282, "width": 400, "height": 31, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results and discussion, the following conclusions are obtained:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 323, "width": 401, "height": 218, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) The ability to think critically subjects with field independent cognitive style on indicators applying the subject's strategy can already explain the situation of the problem in mathematical form and write the exact relationship of the question statement based on the elements that must be known, the strategy / method chosen is appropriate and appropriate . In the indicator gives the reason the subject can identify and give reasons for a given problem, the subject responds to the problem given systematically, this indicates that the subject uses the ability to think before responding to a problem and the indicator concludes the subject answers the problem correctly and also the ability of the subject in concluded the relationship of the given problem is good, this reflects a strong basic concept of the subject regarding the problem .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 551, "width": 401, "height": 156, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) The ability to think critically subjects with cognitive style dependent on indicators applying the subject's strategy can already write the elements given from the problem, but the subject is not appropriate in using the strategy or way to solve the problem. In the indicator gives a reason the subject can identify the problem, but the subject does not provide an explanation of the location of the error as a result of the solution to the problem and the indicator concludes the subject is able to answer correctly, but the explanation requested is still lacking .", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 38, "width": 186, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amini, N. U., Maimunah, dan Roza, Y.2019.", "type": "Page header" }, { "left": 248, "top": 49, "width": 265, "height": 22, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analysis Students' Critical Thinking Skills in Solving Problems ... Matematika dan Pembelajaran, 7(2), 67 of 69", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 401, "height": 53, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) The ability to think critically subjects with field independent cognitive style is better than the ability to think critically subjects with field dependent cognitive style .", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 178, "width": 400, "height": 73, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There are differences in the process and results of critical thinking tests between field dependent and field independent subjects in the learning process, so the researcher suggests as an educator to pay attention to the cognitive style of each student in learning, especially in exercising students' critical thinking skills.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 282, "width": 84, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 302, "width": 400, "height": 53, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chotimah, S., Bernard, M., & Wulandari, S. M. (2018). Contextual approach using VBA learning media to improve students’ mathematical displacement and disposition ability .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 365, "width": 400, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Emir, S. (2013). Contribusing of Teacher’s Thinking Styles to Critical Thinking", "type": "List item" }, { "left": 163, "top": 385, "width": 350, "height": 32, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dispositions (Istanbul-Fatih Sample). Educational Sciences: Theory & Practice . 13(1): 337-347.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 427, "width": 401, "height": 73, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ennis, R. H. (2011). The Nature of Critical Thinking: Sn Outline of Critical Thinking Dispositions and Abilities . Online available at http://faculty.education.illinois.edu/rhennis/documents/TheNatureofCrit icalThinking_51711_000.pdf. Diakses 13-10-2019 .", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 509, "width": 400, "height": 74, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fajari, A. F. N., Kusmayadi. T. A., Iswahyudi. G. (2013). Profile of Students' Critical Thinking Processes in Contextual Mathematical Problem Solving in Terms of Field Dependent-Independent and Gender Cognitive Style. Journal of Mathematics Learning. Volume 1, No. 6.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 592, "width": 400, "height": 73, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fridanianti, Avinda., dkk. (2018). Analysis of Critical Thinking Ability in Solving Class VII Algebra Questions 2 Steps in Judgment of the Reflective Cognitive and Impulsive Cognitive Styles. Axiom Journal. Volume 9, No. 1, July 2018 .", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 675, "width": 400, "height": 73, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hardiyanti, A., Yani, A. T., Sayu, S. 2019. Critical Thinking Ability Judging From the Dependent Field and the Independent Field of Triangle and Quadrilateral Material. Untan Journal. Available at https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd", "type": "Table" }, { "left": 327, "top": 38, "width": 188, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amini, N. U., Maimunah, dan Roza, Y. 2019.", "type": "Page header" }, { "left": 248, "top": 49, "width": 265, "height": 22, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analysis Students' Critical Thinking Skills in Solving Problems ... Matematika dan Pembelajaran, 7(2), 68 of 69", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 116, "width": 347, "height": 73, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "=12&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwj08tmIns7mAhXHXSsKHdwuA rEQFjALegQICxAJ&url=http%3A%2F%2Fjurnal.untan.ac.id%2Finde x.php%2Fjpdpb%2Farticle%2Fdownload%2F37520%2F75676583990 &usg=AOvVaw0YC5-ZWk90CRnQjWwWeY45", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 199, "width": 401, "height": 52, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Herdiman, Indri., and friends. (2018). Mathematical Critical Thinking Ability of Middle School Students on Circle Material. Prisma Journal. Volume VII, No. 1, June 2018 .", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 261, "width": 401, "height": 94, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Herlina, S., Dahlia, A. 2018. Analysis of Mathematical Critical Thinking Ability of Students Prospective teachers in terms of Cognitive Style Based on Independent Field and Field Dependent at Riau Islamic University. Scientific Journal of Mathematics Education, Mathematics and Applied Mathematics (AdMathEdu). Volume 8, No. 1.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 365, "width": 401, "height": 52, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ilyas, Muhammad. (2018). Deskripsi Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Materi Bilangan Bulat Ditinjau Dari Gaya Kognitif Field Independent dan Field Dependent. Jurnal Pedagogy. Volume 3, No. 1.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 427, "width": 401, "height": 31, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Johnson, Elaine. 2009. Contextual Teaching & Learning . Bandung: Mizan Media Utama.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 468, "width": 400, "height": 52, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Natasia, D., Ariawan, R., Sthephani, A. 2018 . The Effect of a Visual Thinking Learning Approach on the Mathematical Critical Thinking Ability of Class VII Students of SMP Negeri 1 Siak Hulu. National Mathematics Education", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 530, "width": 358, "height": 32, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seminar FKIP UIR , 29-30 August 2018. Available at https://snpm.uir.ac.id", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 572, "width": 400, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "OECD-PISA. (2019). Learing Mathematics for life: A View Perspective from PISA .", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 592, "width": 90, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "OECD Publishing", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 613, "width": 400, "height": 52, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Regulation of the Minister of Education and Culture of the Republic of Indonesia Number 21 of 2016 concerning the Content Standards for Primary and Secondary Education. 2016.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 675, "width": 401, "height": 52, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syahbana, Ali. (2012). Increased Mathematical Critical Thinking Ability of Middle School Students Through Contextual Theaching and Learning (CTL) Approach. Edumatica Journal. Volume 2. Number 1. Pages 45-57. .", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 38, "width": 186, "height": 9, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amini, N. U., Maimunah, dan Roza, Y.2019.", "type": "Page header" }, { "left": 248, "top": 49, "width": 265, "height": 22, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analysis Students' Critical Thinking Skills in Solving Problems ... Matematika dan Pembelajaran, 7(2), 69 of 69", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 53, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Septiana, Restian. (2019). Analysis of Mathematical Critical Thinking Ability of Middle School Students. Journal of Innovative Mathematics Learning (JPMI). Volume 2 No. November 6, 2019.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 178, "width": 401, "height": 53, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sunaryo, Y. (2013). Tasikmalaya, a Problem Based Learning Model to Improve Mathematical Critical and Creative Thinking Ability of High School Students in the City. Doctoral Dissertation: Open University.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 240, "width": 400, "height": 53, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ulya, H. (2014). Analysis of the Ability to Solve Middle School Mathematics Problems in Cognitive Style Students. Thesis. Semarang State University.", "type": "List item" } ]
06285227-9d6a-2ac6-b923-d37347429942
https://jurnal.fkip.unismuh.ac.id/index.php/eltm/article/download/522/540
[ { "left": 85, "top": 57, "width": 187, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "English Language Teaching Methodology Vol. 4. No. 2, August 2024, pp. 205-215 ISSN: 2828-1586E-ISSN: 2810-0352", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 761, "width": 435, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "205 | E L T M Journal homepage: https://ojs.fkip.unismuh.ac.id/index.php/eltm", "type": "Page footer" }, { "left": 97, "top": 97, "width": 416, "height": 46, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "THE STUDENTS’ PERCEPTION OF SELF-DIRECTED DIALOGUE IN IMPROVING ENGLISH SPEAKING SKILL AT ENGLISH DEPARTMENT EDUCATION OF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR", "type": "Section header" }, { "left": 170, "top": 143, "width": 269, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Muhammad Fiqri S 1 , Farisha Andi Baso 2 , Hijrah 3", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 158, "width": 308, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2,3 Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia ARTICLE INFO", "type": "Table" }, { "left": 228, "top": 183, "width": 60, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 203, "width": 107, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article history: Received: January 17, 2023", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 233, "width": 110, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Revised: February 07, 2023 Accepted: March 17, 2023", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 262, "width": 106, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Published: August 15,2024", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 290, "width": 48, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords:", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 204, "width": 424, "height": 155, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Students’ Perception Effectiveness Necessity Self-directed Dialogue This study aimed to look for the students' perception of self-directed dialogue in English speaking skill precisely in terms of fluency and vocabulary. The subjects of this study were fourth-semester students of the English Education Depatment, Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Muhammadiyah Makassar. The study used interview as an instrument to obtain data in this study.The results of this study showed that self-directed dialogue is effective in improving the students’ English speaking skill in terms of fluency and vocabulary. It was shown when the students had much time to practice with their pairs and tried sharing their knowledge regarding English speaking skill each other. There were no such hardships that students encountered in the process of self-directed dialogue. Correspondingly, students found this learning method positive and engaging.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 360, "width": 210, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This is an open access article under the CC BY-SA license.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 415, "width": 422, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "How to cite: Supriyanto, A. M. F., Baso, F. A. ., & Hijrah. (2024). The Students’ Perception Of Self-Directed Dialogue In Improving English Speaking Skill At English Department Education Of Universitas Muhammadiyah Makassar. English Language Teaching Methodology, 4(2), 205–215. https://doi.org/10.56983/eltm.v4i2.522", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 448, "width": 99, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Corresponding Author:", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 461, "width": 290, "height": 59, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Muhammad Fiqri S English Education Department Universitas Muhammadiyah Makassar 259 Sultan Alauddin Road, Makassar City, Rappocini 90221, Indonesia. Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 545, "width": 102, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 562, "width": 441, "height": 163, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "English is the subject that ought to be learned within the globalization day since it can help individuals associated with other individuals around the world to pick up more information such as culture, education, economy and innovation in different nations. It means that there are numerous openings able to get by being able to communicate in English. Subsequently, English is essential to know in so that individuals can enhance anything they need by communicating with differing individuals in numerous places. The major abilities that exist in English are speaking, reading, writing, and grammar. Those abilities are for the most part instructed in Indonesia for students and English learners. They are required to ace them to associate viably with everybody and share considerations and concepts to get improved impressively.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 727, "width": 441, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Speaking ability is the most desirable English skill in Indonesia. Indonesians frequently acquire the speaking ability necessary to communicate with people from other", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 57, "width": 248, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4, No. 2, April 2024 ISSN: 2828-1586E-ISSN: 2810-0352", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 752, "width": 412, "height": 33, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "206 | E L T M Andi Muhammad Fiqri S et al (The Students’ Perception of Self-Directed Dialogue in Improving English Speaking Skill) English Language Teaching Methodology", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 441, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "nations via online. They want to do it for a variety of reasons, including their curiosity about other cultures, their desire to inquire about the situation in other nations, and the opportunity to share information about their own nations. In addition, being able to communicate in English enables them to introduce their nation's tourist attractions to visitors. As a result, it inspires Indonesians to improve their English communication skills.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 155, "width": 441, "height": 97, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Huriyah, Nuriawarti, Zahro, and Hardini (2019) stated that most people want to be really good at speaking, which is widely regarded as a crucial skill. Speaking fluency is an essential communication skill. Language is a tool for communication. In the meantime, students generally struggle with speaking English because they are eager to practice with their friends. When conversing with others in a foreign language, they typically experience feelings of insecurity (Huriyah, Nuriawarti, Zahro, & Hardini, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 255, "width": 441, "height": 146, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rao (2019) explained that the age of globalization has witnessed significant shifts. When people have a strong desire to gain something, it exists. If people are able to clearly express their thoughts and opinions, then willingness can be achieved. To achieve their desires, ambitions, and goals, they must therefore acquire communication skills. In today's world, people need to be able to communicate effectively in order to succeed in their chosen fields. Therefore, speaking emerges as the most essential of the four language skills necessary for effective global interaction. Therefore, learning English is an absolute necessity because it can serve as a tool for gaining additional benefits rather than being restricted to a particular world.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 404, "width": 441, "height": 146, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Students at Universitas Muhammadiyah Makassar typically do not have a lot of time to practice their speaking skills because they only have a limited amount of time in a classroom. The lecturer's use of the learning process, in which each student is asked to explain a topic one at a time so that each student has no more time to speak, is the reason why students cannot speak English for much longer. Harmer (2001, as referenced in Philp, Adams, & Iwashita (2014) explained that when a class uses peer-to-peer interaction as a learning method, every student has more opportunities to speak than when the class uses teacher-to-learner interaction. A method known as self-directed dialogue is used in classrooms where every student has the same opportunity to speak with their own peers.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 553, "width": 441, "height": 196, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One effective strategy for improving students' speaking ability is self-directed dialogue. Trisnawati & Ayu (2009) stated that self-directed dialogue increases opportunities for individualized learning and fosters learner autonomy. The factors that affect the quality of peer interaction are crucial to the achievement of these objectives. Siliviana, Mareta, HeryYufrizal, & Huzairin (2017) investigated that a method that aids students in developing confidence in learning materials is self-directed dialogue. Herwanah (2012) expressed independent discourse is a technique where the understudies practice with matches. The learners themselves bear the responsibility to communicate, and the topic of the conversation is determined by the prop. In addition, students are required to ask questions about the prop, and they use those questions to start discussions. According to Siliviana, Mareta, HeryYufrizal, and Huzairin (2017) explained that students could improve their speaking skills through self- directed dialogue. Since students are able to construct their own sentences during", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 57, "width": 248, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4, No. 2, April 2024 ISSN: 2828-1586E-ISSN: 2810-0352", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 740, "width": 407, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "207 | E L T M Andi Muhammad Fiqri S et al (The Students’ Perception of Self-Directed Dialogue in Improving English Speaking Skill)", "type": "Page footer" }, { "left": 229, "top": 764, "width": 155, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "English Language Teaching Methodology", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 441, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "conversations, it is an effective formation. Based on the function and context of the language, the students will create a dialogue as a means of practicing and using it. Additionally, students can test their speaking skills with this method (Siliviana, Mareta, HeryYufrizal, & Huzairin, 2017). Peer interaction and peer-to-peer dialogue are analogous to the idea of self-directed dialogue. Philp, Adams, and Iwashita (2013) stated that we should define peer interactions as any communicative learning process that takes place between two students with little or no involvement from the instructor. It may include peer tutoring, cooperative and collaborative learning, and other forms of peer assistance. Furthermore, according to the University of Newcastle's definition of peer dialogue, peer dialogue is defined as structured conversations between peers about education and teaching.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 238, "width": 441, "height": 97, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There are many learning methods that have basic similarities with Self-Directed dialogue. They all discuss about learning process that the main characteristic is students discuss in pairs in order to be able to make their speaking skill improved. Moreover, Self- Directed dialogue is a learner-centered interaction, so all types of research that has that kind of explanation will be related to this research. Some researches that are generally similar with this research are peer-peer dialogue, peer-interaction, and self-Directed learning.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 337, "width": 441, "height": 81, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Huriyah, Nuriawarti, Zahro, & Hardini (2019) stated that peer dialogue is one of methods to enhance the students’ speaking ability. Furthermore, Rahmawati & Pd (2013, as cited in Huriyah, Nuriawarti, Zahro, & Hardini, 2019) assumed that this method is highly important for students to provide them the opportunity to speak in a classroom so that it can help overcome their nervousness in speaking English.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 420, "width": 441, "height": 114, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Quintana, Galindo, & Silva (2008) argued that a tangible explanation of self-directed learning is given by Gibbons: “in self-directed learning (SDL), every student takes the responsibility and the initiative of which exists”. Gibbons proposes some crucial substances in self-directed learning which are students is supposed to experience the learning process as much as possible, the improvement of skills, the self-challenge after being challenged by the teachers, self-management of time, struggle they need to accomplish their work, self- assessment and motivation of their efforts.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 536, "width": 441, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soller & Lesgold (1999) investigated that students’ learning experience can be enriched by learning with peers, however the results of collaborative learning will be gained only if the students are committed to their peers’ learning success.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 586, "width": 441, "height": 146, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The researcher's interest in analyzing the students' perceptions of self-directed dialogue in speaking skill at the English Education Department of Universitas Muhammadiyah Makassar is outlined in the preceding background. Students in the fourth semester of the English Education Department at Muhammadiyah University of Makassar will be the subjects of the study. The students in their fourth semester are the ones chosen by the author because it is their first semester and they have already learned some basic self-directed dialogue skills through classes like speaking. In addition, if they are informed earlier that there is a method for learning English, they will be more motivated to improve their speaking skills. In addition, the teacher will give them a specific amount of time to speak English with their peers.", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 57, "width": 248, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4, No. 2, April 2024 ISSN: 2828-1586E-ISSN: 2810-0352", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 752, "width": 412, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "208 | E L T M Andi Muhammad Fiqri S et al (The Students’ Perception of Self-Directed Dialogue in Improving English Speaking Skill) English Language Teaching Methodology", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 441, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Students at this semester already have many experiences in speaking classes so that it can ease students to compare and explain about self-directed dialogue. Therefore, the researcher will conduct the research with the title: “The Students’ Perception of Self-Directed Dialogue in English Speaking Skills at English Education Department of Universitas Muhammadiyah Makassar”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 155, "width": 125, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESEARCH METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 172, "width": 441, "height": 47, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The researcher employs a qualitative method. The method used in this study is to as accurately describe the exact phenomenon as possible. Additionally, the qualitative method that the researcher will employ is the Case Study.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 231, "width": 441, "height": 81, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The subjects of the research were the English students from English students of Universitas Muhammadiyah Makassar at fourth semester that had learned intensive speaking, speaking for beginner, speaking for intermediate, and speaking for advance. This research used purposive sampling technique in selecting the subject since the subjects that were selected depend on the researcher’s observation.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 324, "width": 441, "height": 84, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The method of data collection used in this study is as follows: first, permission is requested from the lecturer; second, five samples are interviewed using a voice recorder to learn more about self-directed dialogue; third, the interview is recorded; fourth, the data from the interview about the students' perception of self-directed dialogue in improving English speaking skill is analyzed and identified.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 421, "width": 441, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "After collecting the data, the researcher will conduct interview to gain supporting data. The sample will be given some questions related to the research in open-ended interview. After conducting the interview, the researcher will transcribe the data and make a conclusion to get the results of the research.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 500, "width": 155, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULT AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 516, "width": 441, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The findings of this research were compiled based on five variables: self-directed dialogue, Necessity, Effectiveness, Vocabulary Improvement, and Speaking Skill. These variables were thought to be very crucial to ask in this research. In line with that, they are procured from every question of interview given to the students. However, every sample of this research has experienced the process related to self-directed dialogue. It was known by the pre-observation done before the researcher interviewed all of students regarding this learning method, so that the findings must be suitable with the variables of this research.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 632, "width": 441, "height": 81, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furthermore, every extract put in the columns was obtained from the main answers of students that represented what variables the researcher wanted to know in this research. There are five extracts that were presented in every variable of this research. In addition, the researcher found that the students have answered all the interview questions and the answers were eligible to be showed in the columns.", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 57, "width": 248, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4, No. 2, April 2024 ISSN: 2828-1586E-ISSN: 2810-0352", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 740, "width": 407, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "209 | E L T M Andi Muhammad Fiqri S et al (The Students’ Perception of Self-Directed Dialogue in Improving English Speaking Skill)", "type": "Page footer" }, { "left": 229, "top": 764, "width": 155, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "English Language Teaching Methodology", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 441, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "However, the findings of this research were presented as similar as what students meant in their answers and the texts showed in the columns were closely the same like the answers of the students recorded in a voice recording. Below are the findings of the research:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 122, "width": 146, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Self-directed Dialogue", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 138, "width": 441, "height": 64, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Self-directed dialogue is a method where students learn in pairs to practice their speaking skill by discussing a topic from the prompt given by their teacher. However, the discussion is a free conversation, so they can ask and answer anything related to one particular topic. This learning method aims to make students have much more time to speak English.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 205, "width": 46, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Extract 1", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 222, "width": 430, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S1: Self-directed Dialogue is one of methods that must be done in the class, and I think Self-directed Dialogue can improve our vocabulary in the class.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 256, "width": 46, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Extract 2", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 272, "width": 430, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S2: This method is good for students because they will have intimacy from one friend to another friend.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 306, "width": 381, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Extract 3 S3: I think Self-directed Dialogue is a good method because we directly practice. Extract 4", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 356, "width": 430, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S4: This method is really efficient for college students especially English students because it can improve their English speaking skill, pronunciation, and also grammar which were firstly less become more.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 406, "width": 239, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Extract 5 S5: In my opinion, Self-directed Dialogue is good.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 456, "width": 441, "height": 114, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The research interview showed every participant stated that self-directed dialogue is a good learning method in improving English speaking skill. It was said on account of some explanations: S1 explained that if we make a group more than two members, we cannot speak better. In Self-directed Dialogue we must be active in speaking English. S3 added that Self- directed Dialogue is a good method we directly practice. S2 express ed that this method is good because students will have intimacy each other. S4 and S5 stated this learning process is good because it can improve the students’ speaking skill.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 572, "width": 241, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Necessity in Using Self-directed Dialogue", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 589, "width": 441, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Necessity in using a learning method is determined by what aspects one method can solve that are lack in other class process. Furthermore, if a method of learning process can contribute benefits to the students, it needs to be applied.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 639, "width": 46, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Extract 1", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 656, "width": 372, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S1: By using this method, students can improve vocabulary from their friends. Extract 2", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 689, "width": 267, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S2: I think Self-directed Dialogue in the class is effective Extract 3", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 57, "width": 248, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4, No. 2, April 2024 ISSN: 2828-1586E-ISSN: 2810-0352", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 752, "width": 412, "height": 33, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "210 | E L T M Andi Muhammad Fiqri S et al (The Students’ Perception of Self-Directed Dialogue in Improving English Speaking Skill) English Language Teaching Methodology", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 73, "width": 420, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S3: Besides to train our confidence, this method can improve our English speaking skill. Extract 4", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 106, "width": 237, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S4: It is good because it improves public speaking Extract 5", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 140, "width": 407, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S5: Because every time we discuss in a speaking class, it will improve our English skill.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 174, "width": 441, "height": 113, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "During the interview, students explained that self-directed dialogue gave students some benefits especially in improving English speaking skill. As S1 expressed that vocabulary can be obtained and enhanced from each other by using this method. S5 shared the same opinion with S1 explaining that learning using this method will improve our English speaking skill because we speak English every time in a speaking class. In addition, S3 stated that not only can this method improve our English speaking skill, but also train our confidence in speaking English.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 290, "width": 79, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c.Effectiveness", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 306, "width": 441, "height": 47, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Something is said to be effective if it shows a real impression of a desired result. When it has an intended and expected output, something can be considered effective. To be more specific, effectiveness is the ability to produce and improve something.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 356, "width": 46, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Extract 1", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 373, "width": 354, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S1: There are only two students in a group, so they must speak each other. Extract 2 S2: Because in one discussion, they are forced to speak. Extract 3 S3: It is effective because we directly practice. Extract 4 S4: They will prepare to study before using this method. Extract 5 S5: this method is really effective because we discuss in every meeting.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 541, "width": 441, "height": 114, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There are some effectiveness that can be procured from self-directed dialogue. S1 stated that practice makes perfect. Even though you do not have many vocabulary, you must speak English in this learning method that literally can improve your English skill. When we are used to speaking English, we will improve our English speaking skill. S5 expressed that we will be able to speak English when we do it continuously. S4 argued that students’ vocabulary will increase since they have to prepare before using this method. S2 and S3 this method can increase their vocabulary because they directly practice with their pairs.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 674, "width": 141, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d.Vocabulary Improvement", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 690, "width": 441, "height": 47, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vocabulary is words used in a particular occasion that give some meaning understood by other people. Having many vocabulary is highly essential for English learners since they will not be able to communicate well and effectively if they are lack of vocabulary. There are some", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 57, "width": 248, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4, No. 2, April 2024 ISSN: 2828-1586E-ISSN: 2810-0352", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 740, "width": 407, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "211 | E L T M Andi Muhammad Fiqri S et al (The Students’ Perception of Self-Directed Dialogue in Improving English Speaking Skill) English Language Teaching Methodology", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 441, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ways students improve their vocabulary. Hence, Self-directed Dialogue is one of English methods supposed to improve English learners’ vocabulary.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 106, "width": 339, "height": 81, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Extract 1 S1: We can get new vocabulary from our friends. Extract 2 S2: When we talk in English, indirectly, it is improving our vocabulary. Extract 3", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 190, "width": 430, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S3: When we directly practice, we will try to find the meaning of vocabulary that we want to say or that we hear.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 223, "width": 46, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Extract 4", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 240, "width": 430, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S4: In this method we are supposed to speak, automatically, we have to master many vocabulary.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 274, "width": 46, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Extract 5", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 290, "width": 430, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S5: When we do not know about the vocabulary that our friend says, and we ask, it will improve our vocabulary.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 340, "width": 441, "height": 180, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Self-directed dialogue is said to enhance the students’ vocabulary based on what every student stated in an interview above. It is difficult to memorize vocabulary, but in self-directed dialogue, it is easier to do it because when we speak with our friend in a pair, we can get new vocabulary each other as stated by S1. In line with that, S3 gave an additional explanation to that statement. When we directly practice, we will try to find the meaning of vocabulary that we want to say to our friend as well as vocabulary that we do not understand from our friend. It indeed improves our vocabulary. S5 shared the same opinion with S1 and S3 expressing that when we do not know about the vocabulary that our friend says, and we ask, it will improve our vocabulary. S2 said that when we talk in English, it is improving our vocabulary. In this method we are supposed to speak, automatically, we have to master many vocabulary as stated by S4.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 523, "width": 80, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e.Speaking Skill", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 539, "width": 441, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Speaking skill is the ability to speak in English well and understandably so that people can communicate one another effectively. One of the most fundamental things in speaking skill is fluency. If one speaks calmly and without many fillers that disturb our communication skill, it can be considered as fluency in speaking skill. It is totally essential to speak fluently in order that we can obtain something important very needed.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 622, "width": 46, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Extract 1", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 639, "width": 342, "height": 65, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S1: In my opinion, self-directed dialogue can improve our speaking skill Extract 2 S2: Students are expected to give answers and responses. Extract 3", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 706, "width": 373, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S3: There was a material given to discuss that could improve our speaking skill", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 57, "width": 248, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4, No. 2, April 2024 ISSN: 2828-1586E-ISSN: 2810-0352", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 752, "width": 412, "height": 33, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "212 | E L T M Andi Muhammad Fiqri S et al (The Students’ Perception of Self-Directed Dialogue in Improving English Speaking Skill) English Language Teaching Methodology", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 73, "width": 309, "height": 64, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Extract 4 S4: We have to speak, so we have to master many vocabulary. Extract 5 S5: It improves my speaking skill because we speak continuously.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 441, "height": 163, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on what is stated from 5 students above, it can be concluded that Self-directed Dialogue improves English speaking skill. In the classroom, when we do self-directed dialogue, we will discuss with our friends. If we do not discuss with our friend, the discussion will not run. Therefore, when we always speak English, it will improve our speaking skill as stated by S1. In giving her opinion about this question, S3 explained it with an experience saying that I have an experience when I was in senior high school, there was a learning process conducted like this method. There is a material given to discuss that can improve our speaking. S5 stated that it improves our speaking skill because we speak continuously. It is already complete to fix our speaking skill. S2 and S4 explained this method is effective to improve their speaking skill because they have to speak English in a discussion.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 339, "width": 55, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 355, "width": 441, "height": 81, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The purpose of this research is to search for the students’ perception of self-directed dialogue in improving English speaking skill at English department Education of Universitas Muhammadiyah Makassar. There are two main things on the perception of this method to analyze: fluency and vocabulary. The researcher elaborates the further interpretation and discussion as follows:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 438, "width": 441, "height": 114, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Firstly, the students’ perception of self-directed dialogue. Based on the interview conducted, it showed that self-directed dialogue contributed some advantages toward the students in English classroom. Every English student interviewed agreed that this method of learning did not have particular barriers in the learning process to improve their speaking skill. Moreover, following this learning method did not make students confused and stuck. Instead, they all explained that learning method could facilitate them in practicing their English speaking skill to be much better easily.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 554, "width": 441, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This tremendous learning experience was stated on account of some reasons. To begin with, in self-directed dialogue, students discussed a topic given in pairs, hence, they had so much time to speak English with their pair that is altogether beneficial for their English speaking skill improvement. Getting a significant time to speak with their pairs helps them mend and enhance their speaking skill meeting by meeting.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 637, "width": 441, "height": 97, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The advantage from this method is something that students literally need for the betterment of their English speaking skill. However, there are still many English students that cannot speak English fluently and comprehensively due to lack of experiences in a conversation. Talking as well as discussing in English continuously bring about a very vivid improvement toward students that cannot be procured only by reading and memorizing. In addition, they can share and fix their English speaking skill each other.", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 57, "width": 248, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4, No. 2, April 2024 ISSN: 2828-1586E-ISSN: 2810-0352", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 740, "width": 407, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "213 | E L T M Andi Muhammad Fiqri S et al (The Students’ Perception of Self-Directed Dialogue in Improving English Speaking Skill) English Language Teaching Methodology", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 441, "height": 130, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secondly, the students’ perception in terms of necessity in using Self-directed Dialogue for English learners in improving English speaking skill. Most of students shared the same opinion that self-directed dialogue is necessary to be applied as a learning method in English classroom. They stated that English learners should use this method because it can improve their English speaking skill. Besides, some students also felt that this method could increase their confidence. This is because students, in self-directed dialogue, are given many experiences in speaking, so that it makes them used to it and do not have to worry anymore when they are in the situation where they must speak English.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 205, "width": 441, "height": 146, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There are some things that need to be considered in conducting self-directed dialogue as a learning process in English classroom. The prompt that is prepared by the lecturers must be related to and understandable by the students themselves. However, if students comprehend and are attracted in the topic given, they will try to make a conversation as long as possible. This is highly important for both students and teachers: students will enjoy the learning process in the classroom and teachers do not need to give huge efforts in order that their students want to study and improve their speaking skill. Indeed, this method is very necessary and needed for English learners. By seeing the explanation above, it comes to the conclusion that self-directed dialogue is necessary for English students.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 354, "width": 441, "height": 97, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Thirdly, the students’ perception of the effectiveness of self-directed dialogue in improving English speaking skill. According to the students’ responses, almost every student argued that self-directed dialogue is an effective method in improving English speaking skill. The students stating this method is effective based on their experiences when following this learning method. In addition, one of the main reasons this method was stated to be effective is the continuity of practicing English speaking skill in a classroom.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 453, "width": 441, "height": 81, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Owing to the significance of time that students get in this learning process, however, it is immensely fundamental to make their English speaking skill better. In this situation, both students in pairs will spend their time, during the learning process, speaking each other. In conclusion, there are no any barriers for students to enhance their speaking skill using self- directed dialogue.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 536, "width": 441, "height": 64, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fourthly, the students’ perception in terms of vocabulary improvement in using self- directed dialogue. In this case, every student agreed that this method improved their vocabulary. They responded that students had an opportunity to elevate their vocabulary when using self-directed dialogue by practicing and sharing with their pairs.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 602, "width": 459, "height": 130, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Because students must discuss a topic in this learning process, they will have an inclination to know many vocabulary. When students want to explain their opinion while discussing about a particular topic, they will search for a way to find out the vocabulary in order that they can express their perspective with their friend in English. Moreover, self- directed dialogue encourages students to share vocabulary each other. Those are some causes that make students improve their vocabulary effectively in the process of self-directed dialogue. Fifthly, the students’ perception of self-directed dialogue in terms of students’ improvement in English speaking skill. The data collected showed that majority of students got improved", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 57, "width": 248, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4, No. 2, April 2024 ISSN: 2828-1586E-ISSN: 2810-0352", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 752, "width": 412, "height": 33, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "214 | E L T M Andi Muhammad Fiqri S et al (The Students’ Perception of Self-Directed Dialogue in Improving English Speaking Skill) English Language Teaching Methodology", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 441, "height": 114, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "after utilizing the method of Self-directed Dialogue. This learning method had done an excellent work in improving the students’ English speaking skill. The discussion in pairs made the students practice their speaking skill in a massive amount of time. In addition, this method had made them share many information such as pronunciation, vocabulary, grammar, etc. which obviously became one of the most important things to the improvement of students’ English speaking skill. In conclusion, Self-directed Dialogue has a very excellent impact in helping students enhance their speaking skill.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 205, "width": 85, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 221, "width": 441, "height": 180, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The students’ perception of self-directed dialogue is considered positive and good. The previous chapter contributed five elements of students’ perception of self-directed dialogue. Majority of students acknowledged that self-directed dialogue is a good learning process in improving English speaking skill. This learning method facilitate a situation where students must speak English with their pairs that highly encourage the students’ development in English speaking skill. More importantly, they were very open to follow the instruction of this learning method because the found it delightful. Additionally, the efficiency of this method had made a significantly positive impact toward the elevation of students’ English speaking skill precisely in terms of fluency and vocabulary. Moreover, Self-directed Dialogue is necessary to be used by English learners since the only thing that students require in improving their English speaking skill is by practicing.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 404, "width": 71, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 420, "width": 414, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Baker, J., & Westrup, H. (2003). Essential Speaking Skills. Voluntary Service Overseas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 445, "width": 441, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewi, R. S., Kultsum, U., & Armadi, A. (2016). Using Communicative Games in Improving Students’", "type": "Text" }, { "left": 151, "top": 459, "width": 220, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Speaking Skills. English Language", "type": "Table" }, { "left": 390, "top": 459, "width": 136, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teaching, 10(1), 63.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 474, "width": 191, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.5539/elt.v10n1p63.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 498, "width": 441, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Enhancing the development of speaking skills for non-native speakers of English, Procedia - Social and Behavioral Sciences. (2010). 1305–1309.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 537, "width": 441, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fauzi, I. (2017). Improving Students’ Speaking Ability through Small-Group Discussion. The Academic Journal of Studies in English Language Teaching and Learning, 130–138.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 576, "width": 399, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hiemstra, R. (1994). No. In Self-Directed Learning. IACE Hall of Fame Repository.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 600, "width": 171, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hijrah. (2020). Unismuh Makassar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 624, "width": 441, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Huriyah, L., Nuriawarti, F. A., Zahro, S. F., & Hardini, W. A. (2020). Peer Dialogue as an Effective Way for Teaching Speaking: Indonesian EFL Students’ Voices. 434(Iconelt 2019), 235–237. https://doi.org/10.2991/assehr.k.200427.046", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 678, "width": 441, "height": 71, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khatimah, H. (2020). The Students' Perception of Speech Function Used in Bilingual Class System of Social Politics Department in Muhammadiyah University of Makassar. In H. Khatimah, The Students' Perception of Speech Function Used in Bilingual Class System of Social Politics Department in Muhammadiyah University of Makassar (p. 67). Makassar: Faculty of teacher Training and Education Makassar Muhammadiyah University .", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 57, "width": 248, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4, No. 2, April 2024 ISSN: 2828-1586E-ISSN: 2810-0352", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 740, "width": 407, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "215 | E L T M Andi Muhammad Fiqri S et al (The Students’ Perception of Self-Directed Dialogue in Improving English Speaking Skill) English Language Teaching Methodology", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 441, "height": 29, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Khatimah, The Students' Perception of Speech Function Used in Bilingual Class System of Social Politics Department in Muhammadiyah University of Makassar, 2020)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 111, "width": 441, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia, U. M., Inggris, P. B., & Indonesia, U. M. (2022). The Influence of Self-Directed Dialogue Towards The Speaking Ability Students’ Siti Fadillah 1 , Salmia Syarifuddin 2. 1(1), 25–33.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 165, "width": 441, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "La’biran. (2017). Improving speaking ability through small groups discussion for the eighth year students of SMPN 2 Saluputti in Tana Toraja. English And Literature Journal, 51–62.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 203, "width": 441, "height": 29, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Leó, W. U., & Cely, E. V. (2009). Encouraging Teenagers to Improve Speaking Skills through Games in a Colombian Public Schoo.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 242, "width": 441, "height": 29, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lindsay, P.H., & Norman, D.A. (2013). Human information processing: An introduction to psychology. Academic Press, INC.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 441, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "National Productivity Review. (1996). The basic elements of BPR. National Productivity Review, 12.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 320, "width": 441, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nazara, S. (2011). Students’ Perception on EFL Speaking Skill Development. JET (Journal of English Teaching), 1(1), 28. https://doi.org/10.33541/jet.v1i1.50", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 359, "width": 441, "height": 57, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Novawan, A., Aisyiyah, S., Miqawati, A. H., Wijayanti, F., & Indrastana, N. S. (2020). Exploring the Teachers’ Perspective on Morality in an English as a Foreign Language Pedagogy. Journal of ELT Research: The Academic Journal of Studies in English Language Teaching and Learning, 5(1), 80–93. https://doi.org/10.22236/JER", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 426, "width": 426, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pickens, J. (2005) Attituteds and perceptions. Organization Behaviour in Health Care, 15", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 451, "width": 441, "height": 71, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramos-Quintana, F., Sámano-Galindo, J., & Zárate-Silva, V. H. (2008). Collaborative environments through dialogues and PBL to encourage the self-directed learning in computational sciences. Lecture Notes in Computer Science (Including Subseries Lecture Notes in Artificial Intelligence and Lecture Notes in Bioinformatics), 5102 LNCS(PART 2), 725–734. https://doi.org/10.1007/978-3-540-69387-1_84", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 533, "width": 441, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rao, Parupalli, S. (2019). The Importance of Speaking Skills in English Classrooms. Alford Council of International English & Literature Journal(ACIELJ), Vol 2(Issue 2), 14. www.acielj.com", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 586, "width": 441, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sihotang, A. M., Sitanggang, F., Hasugian, N., & Saragih, E. (2022). The Effective Way to Develop Speaking Skills.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 625, "width": 441, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Stelter, R. (2018). The Art of Dialogue in Coaching. The Art of Dialogue in Coaching, 1–22. https://doi.org/10.4324/978135100654.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 663, "width": 441, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syahid, N. R. (2021). The Students' Perception of Learning Speaking Using Roundable Strategy at the Grade Twelve of SMA Muhammadiyah Sungguminasa. In N. R. Syahid, The Students'' Perception of Learning", "type": "Text" } ]
8a9f0309-51b5-3943-cf6b-57fae95faefb
http://ji.unbari.ac.id/index.php/ilmiah/article/download/1745/1049
[ { "left": 37, "top": 35, "width": 87, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIUBJ", "type": "Section header" }, { "left": 173, "top": 38, "width": 388, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 22(1), Februari 2022, 157-165 Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat universitas Batanghari Jambi ISSN 1411-8939 (Online), ISSN 2549-4236 (Print) DOI 10.33087/jiubj.v22i1.1745", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "157", "type": "Page footer" }, { "left": 63, "top": 101, "width": 473, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Ekslusif di Desa Lunggaian Kecamatan Lubuk Batang Kabupaten OKU Tahun 2021", "type": "Section header" }, { "left": 203, "top": 149, "width": 189, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evi Novita*, Murdiningsih, Turiyani", "type": "Section header" }, { "left": 189, "top": 162, "width": 220, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DIV Kebidanan Universitas Kader Bangsa Palembang *Correspondence email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 197, "width": 527, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak. Sekitar 10 juta bayi mengalami kematian, sekitar 60% dari kematian tersebut seharusnya dapat ditekan salah satunya dengan menyusui. Fakta global The Lancet Breastfeeding Series membuktikan bahwa menyusui ekslusif menurunkan angka kematian karena infeksi sebanyak 88% pada bayi berusia < 3 bulan. Sebanyak 31,36% (82%) dari 37,94% anak sakit karena tidak menerima ASI ekslusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Ekslusif. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang menyusui bayi usia > 6 bulan sampai dengan 2 tahun. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik total sampling , dengan sampel berjumlah 36 responden. Pengumpulan data menggunakan data primer yang kemudian di analisis dengan menggunakan analisi univariat dan bivariate. Hasil analisi menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Ekslusif P-Value 0,037. Tidak ada hubungan antara usia ibu dengan pemberian ASI Ekslusif P-Value 0,985. Tidak ada hubungan antara paritas ibu dengan pemberian ASI Ekslusif P-Value 0,559. Ada hubungan antara dukungan suami ibu dengan pemberian ASI Ekslusif P-Value 0,018. Ada hubungan antara IMD dengan pemberian ASI Ekslusif P-Value 0,007. Hasil Multivariat menunjukkan faktor paling dominan yang mempengaruhi pemberian ASI Ekslusif adalah usia ibu dengan hasil uji Wald, P-Value 0,007. ASI Ekslusif adalah nutrisi terbaik untuk bayi 0-6 bulan.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 358, "width": 386, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : ASI Ekslusif; Dukungan Suami; Inisiasi Menyusu Dini; Paritas; Pengetahuan; Usia", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 381, "width": 526, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract. About 10 million babies die, about 60% of these deaths should be suppressed, one of them by breastfeeding. The global facts of The Lancet Breastfeeding Series prove that exclusive breastfeeding reduces mortality due to infection by 88% in infants aged < 3 months. A total of 31.36% (82%) of 37.94% of children were sick because they did not receive exclusive breastfeeding. This study aims to determine the factors that influence exclusive breastfeeding. This type of research is quantitative with a cross sectional approach. The population in this study were all mothers who breastfeed babies aged > 6 months to 2 years. Sampling in this study used a total sampling technique, with a sample of 36 respondents. Data collection uses primary data which is then analyzed using univariate and bivariate analysis. The results of the analysis showed that there was a relationship between mother's knowledge and exclusive breastfeeding with a P-Value of 0.037. There is no relationship between maternal age and exclusive breastfeeding P-Value 0.985. There is no relationship between maternal parity with exclusive breastfeeding P-Value 0.559. There is a relationship between the support of the mother's husband with exclusive breastfeeding P-Value 0.018. There is a relationship between BMI and exclusive breastfeeding with a P-Value of 0.007. Multivariate results showed that the most dominant factor influencing exclusive breastfeeding was maternal age with the results of the Wald test, P-Value 0.007. Exclusive breastfeeding best nutrition for infants 0-6 months, age is most dominant factor in exclusive breastfeeding.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 542, "width": 465, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Exclusive Breastfeeding; Husband's Support; Early Initiation of Breastfeeding; parity; Knowledge; Age", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 567, "width": 88, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 579, "width": 255, "height": 162, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut World Health Organization (WHO) ada sekitar 10 juta bayi mengalami kematian, dan sekitar 60% dari kematian tersebut seharusnya dapat ditekan salah satunya adalah dengan menyusui, karena air susu ibu (ASI) sudah terbukti dapat meningkatkan status kesehatan bayi sehingga 1,3 juta bayi dapat diselamatkan. Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Children Found (UNICEF) dan WHO merekomendasikan agar anak sebaiknya disusui hanya ASI selama paling sedikit 6 bulan. Makanan padat seharusnya diberikan sesudah anak berumur 6 bulan, dan pemberian ASI seharusnya dilanjutkan sampai umur dua tahun (WHO, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 743, "width": 255, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ASI Eksklusif memiliki kontribusi yang besar terhadap daya tahan tubuh anak sehingga anak yang diberi ASI Eksklusif tidak mudah sakit. Hal tersebut sesuai dengan kajian dan fakta global “ The Lancet", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 564, "width": 255, "height": 88, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Breastfeeding Series ” 2016 telah membuktikan bahwa menyusui eksklusif menurunkan angka kematian karena infeksi sebanyak 88% pada bayi berusia kurang dari 3 bulan, sebanyak 31,36% (82%) dari 37,94% anak sakit karena tidak menerima ASI Ekslusif. ASI eksklusif berkontribusi dalam menurunkan risiko obese, BBLR, stunting dan penyakit kronis (Nidatul, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 655, "width": 255, "height": 98, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rata-rata angka pemberian ASI eksklusif di dunia baru berkisar 38 persen. Jika dibandingkan dengan target WHO yang mencapai 50%, maka angka tersebut masih jauh dari target. Indonesia menduduki peringkat ke tiga terbawah dari 51 negara di dunia yang mengikuti penilaian status kebijakan dan program pemberian makan bayi dan anak ( Infant-Young Child Feeding ) (IBI, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 756, "width": 255, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara nasional, cakupan bayi mendapat ASI eksklusif tahun 2019 yaitu sebesar 67,74%. Angka tersebut sudah melampaui target Renstra tahun 2019", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 38, "width": 526, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evi Novita et al., Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Ekslusif di Desa Lunggaian Kecamatan Lubuk Batang", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 49, "width": 121, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kabupaten OKU Tahun 2021", "type": "Section header" }, { "left": 543, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "158", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 74, "width": 255, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yaitu 50%. Data ini mengalami peningkatan dibanding data pada tahun 2018 yang menyatakan terdapat 96% wanita yang menyusui namun hanya 44,36% dari bayi yang berusia di bawah 6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif (Kemenkes RI, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 137, "width": 255, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2020 capaian pemberian ASI eksklusif pada tahun 2019 sebesar 57,79% dan telah mencapai target Renstra tahun 2019 yaitu sebesar 50%, namun data tersebut mengalami penurunan dibandingkan data pada tahun 2018 yaitu sebesar 60,7% dan pada tahun 2017 capaian pemberian ASI eksklusif sebesar 60%. Berdasarkan 17 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan menunjukkan bahwa Kabupaten OKU masih dibawah target nasional yaitu sebesar 43,9% sedangkan wilayah dengan cakupan ASI eksklusif tertinggi dan sudah mencapai target nasional yaitu Kota Palembang sebesar 74,6% (Dinkes Sumsel, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 302, "width": 255, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Kabupaten OKU tahun 2020 capaian pemberian ASI eksklusif pada tahun 2019 sebesar 43,9%, data tersebut mengalami penurunan 0,2% dari tahun 2018 (sebesar 44,1%). Capaian pemberian ASI eksklusif selama empat tahun terakhir selalu mengalami penurunan, tahun 2016 sebesar 51,2%, tahun 2017 sebesar 48,5%, tahun 2018 44,1% dan tahun 2019 sebesar 43,9% dan masih jauh dibawah target pencapaian pemberian ASI eksklusif di Indonesia yaitu 80% (Dinkes OKU, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 428, "width": 255, "height": 238, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ASI mengandung gizi tinggi yang sangat bermanfaat untuk kesehatan bayi, bahkan WHO merekomendasikan bayi untuk mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan. Menyusui merupakan salah satu cara untuk mensukseskan program yang dicanangkan oleh WHO. Menyusui bertujuan untuk menghapus kemiskinan dan kelaparan. Memberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan dan diteruskan hingga bayi berusia 2 tahun merupakan kontribusi dalam memberikan asupan yang sehat, dan menyediakan gizi dan energi yang cukup bagi bayi, sehingga dapat mencegah kelaparan dan malnutrisi. Pemerintah juga sudah membuat peraturan terkait pemberian ASI eksklusif yaitu pada Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain (kecuali obat, vitamin, dan mineral) (Kemenkes RI, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 669, "width": 255, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menyusui tidak memerlukan biaya dibandingkan dengan makanan tambahan lain sehingga tidak menambah pengeluaran keluarga. Selain itu, menyusui bertujuan untuk mengurangi angka kematian anak. Pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi 13% angka kematian anak. Sekitar 50- 60% kematian anak dibawah 5 tahun disebabkan oleh malnutrisi dan menyusui yang kurang optimal. Namun ternyata, capaian ASI eksklusif di Indonesia masih tergolong rendah (Kemenkes, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 74, "width": 255, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rendahnya pemberian ASI eksklusif oleh ibu menyusui di Indonesia disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi rendahnya pengetahuan dan sikap ibu, dan faktor eksternal meliputi kurangnya dukungan keluarga, masyarakat, petugas kesehatan maupun pemerintah, gencarnya promosi susu formula, faktor sosial budaya serta kurangnya ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan ibu dan anak (Notoatmodjo, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 188, "width": 255, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fenomena pernikahan dini yang sudah sejak lama marak terjadi di Indonesia khususnya pada remaja pedesaan. Analisis survei penduduk antar sensus (SUPAS) tahun 2015 dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menunjukan bahwa angka pernikahan untuk kelompok umur 15-19 tahun di perkotaan lebih rendah dibanding di pedesaan, perbedaannya cukup tinggi yakni 5,28% di perkotaan dan 11,88% di pedesaan (BKKBN, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 302, "width": 255, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tina (2014) menyatakan bahwa hanya 17% ibu- ibu usia remaja yang memberikan ASI eksklusif hingga bayi berusia 4 minggu. Pengalaman ibu usia remaja dalam memberikan ASI lebih banyak mengungkapkan faktor yang mempengaruhi dalam pemberian ASI, baik yang mendukung maupun yang menghambat. Faktor yang mendukung pemberian ASI antara lain ibu mendapatkan dukungan dari tenaga profesional dan keluarga untuk mengatasi kesulitan dalam menyusui. Beberapa alasan yang diungkapkan terkait ibu remaja berhenti menyusui adalah karena nyeri pada puting, kesulitan perlekatan dan ASI sedikit.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 454, "width": 255, "height": 161, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku ibu terhadap pemberian ASI Ekslusif yaitu pengetahuan, pendidikan, pekerjaan dapat berpengaruh terhadap keputusan ibu untuk menyusui atau tidak. Selain itu pengaruh iklan susu formula dan opini masyarakat lainnya serta kegiatan ibu ikut menentukan keputusan ibu tentang menyusui. Kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, belum dipahaminya ASI secara tepat dan benar oleh ibu dan keluarga/lingkungannya, kurangnya pembekalan pengetahuan dari petugas kesehatan dapat menyebabkan ibu untuk memutuskan tidak menyusui atau memberi makanan pendamping terlalu cepat (Tina, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 618, "width": 255, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut penelitian yang dilakukan Ami Aswita et al., (2018) IMD merupakan kunci keberhasilan menyusui. Ibu yang melahirkan pervaginam lebih cepat melakukan mobilisasi sehingga dapat segera melakukan IMD dibandingan dengan ibu yang melahirkan melalui Sectio Caesarea (SC). Bayi yang melakukan IMD akan lebih berhasil menyusu karena bayi tersebut sudah berusaha sendiri tanpa bantuan siapapun di awal kelahirannya.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 732, "width": 255, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ibu juga memerlukan dukungan dari orang-orang sekitarnya untuk menunjang keberhasilan perilaku ASI eksklusif, baik itu dari keluarga maupun dari petugas kesehatan atau yang menolong persalinan. Peranan keluarga sangat besar terhadap berhasil tidaknya ibu", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 38, "width": 526, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evi Novita et al., Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Ekslusif di Desa Lunggaian Kecamatan Lubuk Batang Kabupaten OKU Tahun 2021", "type": "Text" }, { "left": 543, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "159", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 74, "width": 255, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memberikan ASI eksklusif. Peranan petugas kesehatan sangat penting dalam melindungi, meningkatkan, dan mendukung usaha menyusui harus dapat dilihat dalam segi keterlibatannya yang luas dalam aspek sosial (Budi, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 137, "width": 255, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegagalan pemberian ASI disebabkan karena kondisi bayi dan kondisi ibu. Selain itu penyebab kegagalan menyusui adalah karena inisiasi yang terhambat, ibu belum berpengalaman, paritas, umur, tidak ada dukungan keluarga, kurang pengetahuan dan perilaku, faktor sosial budaya, dan kebijakan rumah sakit yang kurang mendukung laktasi (Wilda, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 226, "width": 255, "height": 200, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegagalan menyusui juga disebabkan karena faktor status gizi ibu sebelum hamil, selama hamil dan selama menyusui. Hal ini terjadi karena selama menyusui, terjadi mobilisasi lemak tubuh ibu untuk memproduksi ASI dan simpanan lemak ibu dengan status gizi lebih rendah dari simpanan lemak tubuh pada ibu normal. Status gizi ibu selama menyusui merupakan efek dari status gizi ibu sebelum hamil dan selama hamil (peningkatan berat badan selama hamil). Pertambahan berat badan ibu selama hamil tergantung pada status gizi ibu sebelum hamil. Ibu yang memiliki status gizi baik selama hamil, cadangan lemak tubuhnya cukup untuk menyusui selama 4 – 6 bulan, tetapi ibu dengan status gizinya kurang cadangan lemak tubuhnya kemungkinan tidak cukup untuk menyusui bayinya 4–6 bulan (Wilda, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 428, "width": 255, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peran petugas dalam promosi kesehatan sangat diperlukan berkaitan agar Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) berupa preventif dan promotif dapat direalisasikan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang pedoman promosi kesehatan daerah (Kemenkes, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 504, "width": 255, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil studi yang dilakukan di Puskesmas Lubuk Batang pada tahun 2019 capaian pemberian ASI eksklusif terendah yaitu berada di Desa Lunggaian sebanyak 15% meningkat pada tahun 2020 menjadi 24%, pada tahun 2021 data jumlah BBL Januari hingga Mei ada 13 BBL dengan 11 orang ibu yang memberikan ASI eksklusif.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 606, "width": 54, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 618, "width": 255, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Agustus tahun 2021 di Desa Lunggaian Kecamatan Lubuk Batang Kabupaten OKU. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang menyusui bayinya usia > 6 bulan sampai dengan 2 tahun di Desa Lunggaian tahun 2021 berjumlah 36 responden. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik total sampling.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 732, "width": 255, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan data primer yang diambil langsung dari responden dalam bentuk kuisioner. Kemudian dilakukan pengolahan data dan di analisis menggunakan analisis univariat, bivariate dan multivariate.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 74, "width": 145, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 314, "top": 99, "width": 242, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Pemberian ASI", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 110, "width": 237, "height": 57, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekslusif No ASI Ekslusif f % 1. Tidak ASI Ekslusif 17 47,2 2. ASI Ekslusif 19 52,8 Jumlah 36 100", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 182, "width": 255, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 1. dari 36 responden yang diteliti diketahui bahwa 17 responden (47,2%) tidak memberikan ASI Ekslusif, sedangkan 19 responden (52,8%) memberikan ASI Ekslusif pada bayinya.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 245, "width": 229, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 258, "width": 237, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Pengetahuan f % 1. Kurang Baik 21 58,3 2. Baik 15 41,7 Jumlah 36 100", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 317, "width": 255, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 2. dari 36 responden yang diteliti dapat diketahui bahwa responden dengan pengetahuan kurang baik adalah 21 responden (58,3%), sedangkan 15 responden (41,7%) memiliki pengetahuan baik.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 393, "width": 202, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Usia", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 405, "width": 233, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Usia f % 1. Beresiko 17 47,2 2. Tidak Berisiko 19 52,8 Jumlah 36 100", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 465, "width": 255, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 3. dari 36 responden yang diteliti dapat diketahui bahwa 17 responden (47,2%) responden berusia resiko, sedangkan responden dengan usia tidak beresiko sebanyak 19 responden (52,8%).", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 528, "width": 205, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Paritas", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 540, "width": 233, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Paritas f % 1. Primipara 11 30,6 2. Multipara 25 69,4 Jumlah 36 100", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 600, "width": 255, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 4. dari 36 responden yang diteliti diketahui bahwa 11 responden (30,6%) primipara. Sedangkan responden dengan multipara yakni 25 responden (69,4%).", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 663, "width": 248, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Suami", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 675, "width": 232, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Dukungan Suami f % 1. Tidak Mendukung 12 33,3 2. Mendukung 24 66,7 Jumlah 36 100", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 735, "width": 255, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 5. dari 36 responden yang diteliti diketahui bahwa 12 responden (33,3%) tidak mendapat dukungan suami, sedangkan responden yang", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 38, "width": 526, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evi Novita et al., Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Ekslusif di Desa Lunggaian Kecamatan Lubuk Batang Kabupaten OKU Tahun 2021", "type": "Text" }, { "left": 543, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "160", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 74, "width": 255, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mendapat dukungan suami sebanyak 24 responden (66,7%).", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 112, "width": 236, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Suami No Inisiasi Menyusu Dini f % 1. Tidak Dilakukan 19 52,8 2. Dilakukan 17 47,2 Jumlah 70 100", "type": "Table" }, { "left": 36, "top": 195, "width": 255, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 6. dari 36 responden yang diteliti diketahui bahwa sebanyak 19 responden (52,8%), tidak melakukan IMD dan sedangkan 17 responden (47,2%) melakukan IMD.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 258, "width": 248, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu dan Pemberian ASI Ekslusif", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 362, "width": 255, "height": 85, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 7. diketahui bahwa dari 21 responden yang memiliki pengetahuan kurang baik, 8 responden memberikan ASI Ekslusif, dan 13 responden tidak memberikan ASI Ekslusif. Sedangkan dari 15 responden yang memiliki pengetahuan baik, 11 responden memberikan ASI Ekslusif, dan 4 responden tidak memberikan ASI Ekslusif.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 450, "width": 255, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji statistik Chi-square didapatkan p-value 0,037 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Ekslusif. Didapatkan Nilai OR 4,469 yang artinya responden dengan pengetahuan kurang baik kali lebih beresiko tidak memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan baik.", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 551, "width": 246, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Responden dan Pemberian ASI Ekslusif", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 652, "width": 255, "height": 85, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 8. diketahui bahwa dari 17 responden yang termasuk usia beresiko, 9 responden yang memberikan ASI Ekslusif, dan 8 Responden tidak memberikan ASI Ekslusif. Sedangkan dari 19 responden yang termasuk usia tidak beresiko, 10 responden memberikan ASI Ekslusif, daan 9 responden tidak memberikan ASI Ekslusif.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 740, "width": 255, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji statistik Chi-square didapatkan p-value 0,985 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan usia ibu dengan pemberian ASI Ekslusif", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 74, "width": 255, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dan nilai OR 1,012 menunjukkan bahwa responden yang termasuk usia beresiko 1,012 kali lebih beresiko tidak memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan responden yang termasuk usia tidak beresiko.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 137, "width": 225, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 9. Distribusi Responden Berdasarkan Paritas dan Pemberian ASI Ekslusif", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 239, "width": 255, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 9. diketahui bahwa dari 11 responden primipara, 5 responden memberikan ASI Ekslusif, dan 6 responden tidak memberikan ASI Ekslusif. Sedangkan dari 25 responden multipara, 14 responden memberikan ASI Ekslusif, dan 11 responden tidak memberikan ASI Ekslusif.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 315, "width": 255, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji statistik Chi-square didapatkan p-value 0,559 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan paritas ibu dengan pemberian ASI Ekslusif.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 353, "width": 255, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari nilai OR yang didapat 1,5000 menunjukkan bahwa responden primipara 1,5 kali lebih beresiko tidak memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan responden multipara.", "type": "Text" }, { "left": 332, "top": 416, "width": 227, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 10. Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Suami dan Pemberian ASI Ekslusif", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 512, "width": 255, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 10. diketahui bahwa dari 12 responden yang tidak mendapat dukungan suami, 3 responden memberikan ASI Ekslusif, dan 9 responden tidak memberikan ASI Ekslusif. Sedangkan dari 24 responden yang mendapat dukungan suami, 16 responden memberikan ASI Ekslusif, daan 8 responden tidak memberikan ASI Ekslusif.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 600, "width": 255, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji statistik Chi-square didapatkan p-value 0,018 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan dukungan suami dengan pemberian ASI Ekslusif.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 651, "width": 255, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai OR 6.000 menunjukkan bahwa responden yang tidak mendapat dukungan suami 6 kali lebih beresiko tidak mendapatkan asi eksklusif dibandingkan dengan responden yang mendapat dukungan suami.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 38, "width": 526, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evi Novita et al., Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Ekslusif di Desa Lunggaian Kecamatan Lubuk Batang Kabupaten OKU Tahun 2021", "type": "Text" }, { "left": 543, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "161", "type": "Page footer" }, { "left": 50, "top": 74, "width": 227, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 11. Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Suami dan Pemberian ASI Ekslusif", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 213, "width": 255, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 19 yang tidak melakukan IMD, 6 responden memberikan ASI Ekslusif, dan 13 responden tidak memberikan ASI Ekslusif. Sedangkan dari 17 responden yang melakukan IMD, 13 responden memberikan ASI Ekslusif, dan 4 responden tidak memberikan ASI Ekslusif.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 289, "width": 255, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji statistik Chi-square didapatkan p-value 0,007 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan IMD dengan pemberian ASI Ekslusif. Nilai OR 7,042 menunjukkan bahwa responden yang tidak dilakukan Inisiasi Menyusu Dini 7,042 kali lebih beresiko tidak mendapatkan Asi Eksklusif dibandingkan dengan responden yang dilakukan inisiasi menyusu dini", "type": "Text" }, { "left": 48, "top": 390, "width": 230, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 11. Hasil Analisis Multivariat Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI Ekslusif", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 491, "width": 255, "height": 187, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis multivariat dilakukan dengan uji statistik regresi logistik. Berdasarkan tabel 11. hasil uji wald variabel pengetahuan menunjukkan p-value 1,254 > 0,05, sehingga tidak terdapat hubungan pengetahuan dengan pemberian ASI Ekslusif. Variabel usia menunjukkan p-value 0,007 < 0,05, sehingga terdapat hubungan pengetahuan dengan pemberian ASI Ekslusif. Hasil uji wald variabel paritas menunjukkan p-value 0,141 > 0,05, sehingga terdapat hubungan paritas dengan pemberian ASI Ekslusif. Variabel dukungan suami menunjukkan p-value 4,808 > 0,05, sehingga terdapat hubungan dukungan suami dengan pemberian ASI Ekslusif di Desa Lunggaian tahun 2021. Variabel IMD menunjukkan p-value 5,704 > 0,05, sehingga terdapat hubungan IMD dengan pemberian ASI Ekslusif.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 693, "width": 63, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 706, "width": 73, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Univariat", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 718, "width": 255, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu kurang baik 58,3% lebih tinggi dibandingkan 41,7% ibu lainnya memiliki pengetahuan yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 756, "width": 255, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengetahuan kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam bentuk tindakan seseorang, pengetahuan tahap awal bagi terkendalinya perilaku", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 74, "width": 255, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kearah yang positif segera setelah lahir. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nurce (2017) dengan judul analisis faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Ekslusif pada bayi di Kelurahan Wanasari Kecamatan Citangkil Kabupaten Cilegon, pengetahuan 67,2% ibu masih rendah dan 32,7% memiliki pengetahuan tinggi. Sedangkan penelitian Satino dan Yuyun (2014) dengan judul analisis faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Ekslusif pada ibu primipara di Kota Surakarta, menunjukkan 56% ibu berpengetahuan baik.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 201, "width": 255, "height": 212, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menunjukkan usia ibu didominasi oleh usia tidak beresiko 52,8%, sedangkan ibu berusia beresiko 47,2%. Klasifikasi usia menurut Hidajati (2012) usia tidak beresiko yaitu 20-35 tahun dikenal sebagai usia aman untuk kehamilan, persalinan, dan menyusui dalam kurun waktu reproduksi sehat. Usia yang sesuai, sangat baik dan sangat mendukung dalam pemberian ASI eksklusif. Dan usia beresiko yaitu usia yang kurang dari 20 tahun dianggap masih belum matang secara fisik, mental, dan psikologi dalam menghadapi kehamilan, persalinan, serta pemberian ASI dan usia lebih dari 35 tahun masuk dalam kategori beresiko tinggi. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Luluk dan Fitria (2018) dengan judul analisis faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Ekslusif, hasil penelitian menunjukkan 71,1% masuk dalam kategori usia tidak beresiko dan 28,9% masuk dalam usia beresiko.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 416, "width": 255, "height": 98, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar status paritas ibu adalah multipara yakni 69,4% sedangkan 30,6% merupakan primipara. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Luluk dan Fitria (2018) dengan judul analisis faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Ekslusif, hasil penelitian menunjukkan 42,1% ibu merupakan primipara sedangkan lainnya adalah multipara dan grande multipara.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 517, "width": 255, "height": 199, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang mendapat dukungan suami untuk memberikan ASI Ekslusif yakni 66,7% sedangkan 33,3% ibu tidak mendapat dukungan suami. Menurut Sulistyowati (2016) Dukungan psikologi dari suami dan keluarga dekat yang mengerti bahwa ASI baik bagi bayi merupakan dorongan yang kuat bagi ibu untuk menyusui dengan baik, sehingga ibu akan lebih menyayangi bayinya yang pada akhirnya akan mempengaruhi pengeluaran ASI lebih banyak. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Rakhmawati dan Utami (2020) dengan judul faktor- faktor yang mempengaruhi pemberian Asi eksklusif di Posyandu Balita Kalingga Banyuanyar Surakarta, menunjukkan 59,4% ibu mendapat dukungan suami untuk memberikan Asi esklusif dan 40,6% ibu tidak mendapat dukungan dari suaminya.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 719, "width": 255, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menunjukkan bahwa 52,8% ibu tidak melakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) sedangkan 47,2% melakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini). Menurut Rakhmawati dan Utami (2020) inisiasi menyusu dini dapat meningkatkan keberhasilan ASI Eksklusif enam bulan dan lama menyusui. Penelitian ini", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 38, "width": 526, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evi Novita et al., Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Ekslusif di Desa Lunggaian Kecamatan Lubuk Batang Kabupaten OKU Tahun 2021", "type": "Text" }, { "left": 543, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "162", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 74, "width": 255, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tidak sejalan dengan penelitian Luluk dan Fitria (2018) dengan judul analisis faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Ekslusif, hasil penelitian menunjukkan 52,6% ibu melakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) dan 47,4% tidak melakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 137, "width": 255, "height": 175, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menunjukkan bahwa 52,8% ibu memberikan ASI Ekslusif pada bayinya sedangkan 47,2% tidak memberikan ASI Ekslusif. Menurut Wiji (2013) ASI Ekslusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal sampai bayi berumur 6 bulan dan tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa pemberian makanan tambahan lain. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Rakhmawati dan Utami (2020) dengan judul faktor- faktor yang mempengaruhi pemberian Asi eksklusif di Posyandu Balita Kalingga Banyuanyar Surakarta, 62,5% ibu memberikan ASI Ekslusif dan 37,5% tidak memberikan ASI Ekslusif.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 327, "width": 67, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Bivariat", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 340, "width": 255, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Ekslusif", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 365, "width": 255, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 21 responden yang memiliki pengetahuan kurang baik, 8 responden memberikan ASI Ekslusif, dan 13 responden tidak memberikan ASI Ekslusif. Sedangkan dari 15 responden yang memiliki pengetahuan baik, 11 responden memberikan ASI Ekslusif, dan 4 responden tidak memberikan ASI Ekslusif.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 454, "width": 255, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji statistik Chi-square antara variabel pengetahuan dan pemberian ASI Ekslusif menunjukkan p-value 0,037< 0,05. Sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Ekslusif di Desa Lunggaian tahun 2021.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 517, "width": 255, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai OR (95%CI) menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan kurang baik 4,469 kali lebih beresiko tidak memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan baik", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 567, "width": 255, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nurce (2017) dengan judul analisis faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Ekslusif pada bayi di Kelurahan Wanasari Kecamatan Citangkil Kabupaten Cilegon, menunjukkan p-value 0,00 < 0,05 sehingga terdapat hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Ekslusif.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 656, "width": 255, "height": 136, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Notoatmodjo (2010) Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya tersebut pada waktu pengindraan dari mata dan telinga. Pengetahuan kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam bentuk tindakan seseorang, pengetahuan tahap awal bagi terkendalinya perilaku kearah yang positif segera setelah lahir. Dalam tahapan pengetahuan salah satunya adalah aplikasi ( aplication ) yakni kemampuan menggunakan pengetahuan yang dimiliki", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 74, "width": 255, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam bentuk perilaku. Oleh sebab itu apabila seseorang memiliki pengetahuan tentang ASI Ekslusif maka akan berpengaruh pada perilaku pemberian ASI Ekslusif.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 112, "width": 255, "height": 99, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI Ekslusif. Ibu yang memiliki pengetahuan memadai tentang ASI Ekslusif akan lebih memperhatikan pentingnya ASI Ekslusif bagi bayi maupun dirinya sendiri. Dengan demikian, ibu yang memiliki pengetahuan yang baik akan cenderung lebih berupaya memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 226, "width": 231, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan usia ibu dengan pemberian ASI Ekslusif", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 238, "width": 255, "height": 112, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji statistik Chi-square antara variabel usia dan pemberian ASI Ekslusif menunjukkan p-value 0,985 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan usia ibu dengan pemberian ASI Ekslusif di Desa Lunggaian tahun 2021. Nilai OR (95%CI) menunjukkan bahwa responden yang termasuk usia beresiko 1,012 kali lebih beresiko tidak mendapatkan asi eksklusif dibandingkan dengan responden yang termasuk usia tidak beresiko.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 352, "width": 255, "height": 112, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nurce (2017) dengan judul analisis faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Ekslusif pada bayi di Kelurahan Wanasari Kecamatan Citangkil Kabupaten Cilegon, P- value 0,487 > 0,05 sehingga tidak terdapat hubungan antara usia ibu dengan pemberian ASI Ekslusif. Penelitian Luluk dan Fitria (2018) dengan judul analisis faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Ekslusif juga menunjukkan p-value 0,296> 0,05.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 466, "width": 255, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Hidajati (2012) Usia membentuk kematangan fisik, mental, psikologi dalam menghadapi fase menyusui (pemberian ASI Ekslusif). Dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal usia aman untuk kehamilan, persalinan, dan menyusui, Usia yang sesuai, sangat baik dan sangat mendukung dalam pemberian ASI eksklusif.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 555, "width": 255, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori karena pada usia tersebut rasa keingintahuan ibu lebih besar mengenai segala informasi yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan bayinya, informasi mengenai ASI Ekslusif dabat diakses melalui internet. Karena didorong oleh rasa penasaran terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi yang maksimal. Rendahnya cakupan pemberian ASI Ekslusif juga disebabkan oleh promosi susu formula yang sangat gencar dilakukan, sehingga dapat menjadi stimulus bagi para ibu untuk lebih memilih memberikan susu formula dibandingkan dengan pemberian ASI.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 719, "width": 244, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan paritas ibu dengan pemberian ASI Ekslusif", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 732, "width": 255, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji statistik Chi-square antara variabel paritas dan pemberian ASI Ekslusif menunjukkan p- value 0,559 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan paritas ibu dengan pemberian ASI Ekslusif di Desa Lunggaian tahun 2021. Nilai OR", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 38, "width": 526, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evi Novita et al., Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Ekslusif di Desa Lunggaian Kecamatan Lubuk Batang", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 49, "width": 121, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kabupaten OKU Tahun 2021", "type": "Section header" }, { "left": 543, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "163", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 74, "width": 255, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(95%CI) menunjukkan bahwa responden primipara 1,5 kali lebih beresiko tidak mendapatkan asi eksklusif dibandingkan dengan responden multipara.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 112, "width": 255, "height": 187, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Novira dan Triska (2017) dengan judul hubungan dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif di Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar, p-value 0,089> 0,05 tidak terdapat hubungan antara paritas ibu dengan pemberian ASI eksklusif. Ibu yang multipara memiliki proporsi yang lebih besar dalam memberikan ASI eksklusif dibandingkan ibu yang primipara. Ibu dengan jumlah persalinan lebih dari satu akan mengalami peningkatan jumlah produksi ASI. sedangkan hasil penelitian Luluk dan Fitria (2018) dengan judul analisis faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Ekslusif menunjukkan sebaliknya , p- value 0,031 terdapat hubungan antara paritas ibu dengan pemberian ASI Ekslusif.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 302, "width": 255, "height": 60, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Status paritas berkaitan dengan pemberian ASI Ekslusif, karena pengalaman yang pernah ibu alami tentu mempengaruhi tindakan yang akan ibu lakukan dan pengambilan keputusan untuk memberikan ASI Ekslusif atau tidak (Nurma Hi. Mabud, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 365, "width": 255, "height": 99, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seorang ibu yang baru pertama kali melahirkan dan menyusui mudah sekali mendapat provokasi, komentar yang kurang baik tentang ASI atau jadi demotivatid untuk memberikan ASI, sedangkan bagi ibu yang sudah pernah berpengalaman menyusui maka pada anak yang dilahirkan selanjutnya ibu akan melakukan hal yang sama yaitu memberikan ASI eksklusif pada bayinya.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 479, "width": 255, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan dukungan suami dengan pemberian ASI Ekslusif", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 504, "width": 255, "height": 111, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji statistik Chi-square antara variabel dukungan suami dan pemberian ASI Ekslusif menunjukkan p-value 0,018 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan dukungan suami dengan pemberian ASI Ekslusif di Desa Lunggaian tahun 2021. Nilai OR (95%CI) menunjukkan bahwa responden yang tidak mendapat dukungan suami 6 kali lebih beresiko tidak mendapatkan asi eksklusif dibandingkan dengan responden yang mendapat dukungan suami.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 618, "width": 255, "height": 124, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian penelitian Rakhmawati dan Utami (2020) dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian Asi eksklusif di Posyandu Balita Kalingga Banyuanyar Surakarta , p-value 0,002< 0,05. Sebaliknya tidak sejalan dengan hasil penelitian Novira dan Triska (2017) dengan judul hubungan dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif di Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar, p-value 0,058> 0,05 sehingga tidak terdapat hubungan antara dukungan suami dengan pemberian ASI Ekslusif.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 744, "width": 255, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Sulistyowati (2016) dukungan psikologi dari suami yang mengerti bahwa ASI baik bagi bayi merupakan dorongan yang kuat bagi ibu untuk menyusui dengan baik, sehingga ibu akan lebih menyayangi", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 74, "width": 255, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bayinya yang pada akhirnya akan mempengaruhi pengeluaran ASI lebih banyak.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 99, "width": 255, "height": 124, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ibu yang mendapatkan dukungan suami lebih besar peluangnya untuk memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan ibu yang tidak mendapatkan dukungan suami. Seorang suami yang mengerti dan memahami manfaat ASI pasti akan membantu ibu mengurus bayi, termasuk menggantikan popok, memandikan bayi, dan memberikan pijatan pada bayi. Sementara ibu, berusaha fokus meningkatkan kualitas ASI-nya dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan melakukan pola hidup sehat.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 238, "width": 255, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dengan pemberian ASI Ekslusif", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 264, "width": 255, "height": 124, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji statistik Chi-square antara variabel IMD (Inisiasi Menyusu Dini) dan pemberian ASI Ekslusif menunjukkan p-value 0,007 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) dengan pemberian ASI Ekslusif di Desa Lunggaian tahun 2021. Nilai OR (95%CI) menunjukkan bahwa responden yang tidak dilakukan inisiasi menyusu dini 7,042 kali lebih beresiko tidak mendapatkan asi eksklusif dibandingkan dengan responden yang dilakukan inisiasi menyusu dini .", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 390, "width": 255, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini sejalan dengan penelitian Luluk dan Fitria (2018) dengan judul analisis faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Ekslusif, p-value 0,025< 0,05 sehingga terdapat hubungan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) dengan pemberian ASI Ekslusif.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 454, "width": 255, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Rakhmawati dan Utami (2020) Inisiasi menyusu dini memberikan kesempatan pada bayi untuk menyusu sendiri pada ibunya dalam 1 jam pertama kelahirannya. Jika bayi baru lahir melakukan inisiasi menyusu dini dapat meningkatkan keberhasilan ASI Eksklusif enam bulan dan lama menyusui.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 529, "width": 255, "height": 99, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini dengan meletakkan bayi dengan kontak kulit ke kulit setidaknya satu jam, hasilnya dua kali lebih lama disusui. Pada usia enam bulan dan setahun, bayi yang diberi kesempatan untuk menyusui dini, hasilnya59% dan 38% yang masih disusui. Bayi yang tidak diberi kesempatan menyusui dini tinggal 29% dan 8% yang masih disusui diusia yang sama.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 643, "width": 81, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Multivariat", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 656, "width": 255, "height": 136, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis multivariat dilakukan dengan uji statistik regresi logistik. Berdasarkan tabel diatas hasil uji wald variabel pengetahuan menunjukkan p-value 1,254 > 0,05, sehingga tidak terdapat hubungan pengetahuan dengan pemberian ASI Ekslusif di Desa Lunggaian tahun 2021. Hasil uji wald variabel usia menunjukkan p- value 0,007 < 0,05, sehingga terdapat hubungan pengetahuan dengan pemberian ASI Ekslusif di Desa Lunggaian tahun 2021. Hasil uji wald variabel paritas menunjukkan p-value 0,141 > 0,05, sehingga terdapat hubungan paritas dengan pemberian ASI Ekslusif di", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 38, "width": 526, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evi Novita et al., Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Ekslusif di Desa Lunggaian Kecamatan Lubuk Batang Kabupaten OKU Tahun 2021", "type": "Text" }, { "left": 543, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "164", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 74, "width": 255, "height": 99, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desa Lunggaian tahun 2021. Hasil uji wald variabel dukungan suami menunjukkan p-value 4,808 > 0,05, sehingga terdapat hubungan dukungan suami dengan pemberian ASI Ekslusif di Desa Lunggaian tahun 2021. Hasil uji wald variabel IMD (Inisiasi Menyusu Dini) menunjukkan p-value 5,704 > 0,05, sehingga terdapat hubungan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) dengan pemberian ASI Ekslusif di Desa Lunggaian tahun 2021.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 175, "width": 255, "height": 187, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil analisis multivariat didapatkan dari beberapa faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Ekslusif diantaranya pengetahuan, usia, paritas, dukungan suami dan IMD. Berdasarkan hasil uji wald Faktor yang paaling dominan adalah usia dengan p-value 0,007< 0,05. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Rakhmawati dan Utami (2020) dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian Asi eksklusif di Posyandu Balita Kalingga Banyuanyar Surakarta. Hasil uji wald menunjukkan variabel pendidikan menjadi variabel paling dominan sebagai faktor yang mempengruhi pemberian ASI Ekslusif dengan p-value 0,019< 0,05, namun dalam penelitian ini peneliti tidak meneliti variabel usia sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Ekslusif.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 365, "width": 255, "height": 124, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Klasifikasi usia menurut Hidajati (2012) usia tidak beresiko yaitu 20-35 tahun dikenal sebagai usia aman untuk kehamilan, persalinan, dan menyusui dalam kurun waktu reproduksi sehat. Usia yang sesuai, sangat baik dan sangat mendukung dalam pemberian ASI eksklusif. Dan usia beresiko yaitu usia yang kurang dari 20 tahun dianggap masih belum matang secara fisik, mental, dan psikologi dalam menghadapi kehamilan, persalinan, serta pemberian ASI dan usia lebih dari 35 tahun masuk dalam kategori beresiko tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 491, "width": 255, "height": 112, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kematangan usia ibu serta kondisi kesehatan baik fisik maupun psikis pada rentang usia tidak beresiko 20- 35 tahun mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI Ekslusif, informasi mengenai ASI Ekslusif serta seputar kesehatan bayi sekarang lebih mudah diakses melalui internet maupun sosial media. Hal ini juga mempengruhi ibu usia 20-35 tahun dalam mendapatkan motivasi untuk memberikan yang terbaik untuk bayinya salah satunya dengan memberikan ASI secara ekslusif.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 618, "width": 62, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 631, "width": 254, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil:", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 656, "width": 255, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Ada hubungan pengetahuan, dukungan suami, inisiasi menyusui dini dengan pemberian ASI Ekslusif dan tidak ada hubungan usia, paritas dengan pemberian ASI Eksklusif.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 706, "width": 255, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Ada hubungan pengetahuan ibu secara parsial dengan pemberian ASI Eksklusif dengan p-value 0,037.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 732, "width": 255, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Tidak ada hubungan usia ibu secara parsial dengan pemberian ASI Eksklusif dengan p-value 0,985.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 757, "width": 255, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Tidak ada hubungan paritas secara parsial dengan pemberian ASI Eksklusif dengan p-value 0,559.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 74, "width": 255, "height": 99, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Ada hubungan dukungan suami secara parsial dengan pemberian ASI Eksklusif dengan p-value 0,018 . 6. Ada hubungan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) secara parsial dengan pemberian ASI Eksklusif dengan p- value 0,007 7. Usia merupakan faktor yang paling dominan yang mempengaruhi pemberian ASI Ekslusif dengan hasil uji wald, p-value 0,007.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 188, "width": 104, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 201, "width": 254, "height": 47, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ami, Aswita, dkk. 2018. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian asi pada bayi neonatal di RSIA Pertiwi Makasar . Media Gizi Pangan , Volume 25. No 1.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 251, "width": 255, "height": 111, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Budi. 2016. Hubungan Status Pekerjaan Ibu Dengan Pemberian ASI Ekslusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan . Universitas Aisyiyah. BKKBN. (2015). ASI Ekslusif. Jakarta. Dinkes SUMSEL. 2020. Profil Dinkes Sumsel Dinkes OKU. 2020. Profil Dinkes OKU Hidajati. (2012). Gambaran Pemberian ASI Ekslusif pada Ibu Bekerja di Desa Seruah Kecamatan Jombang, Tangerang . Jurnal Kesehatan", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 365, "width": 254, "height": 162, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reproduksi, 4 (No 1), 20-40. IBI. (2018). Pemenuhan ASI Ekslusif di Kalangan Ibu Bekerja: Peluang dan Tantangan . Jurnal Kependudukan Indonesia, 9(No.2), 1-9. Kemenkes RI. 2020. Pemberian ASI Ekslusif. Jakarta Luluk dan Fitria .2018. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI Ekslusif , Jurnal Kebidanan, Vol. X, No. 02, Desember 2018 Nidatul, 2019, Pengaruh Faktor Sosial dan Ekonomi Terhadap Rendahnya Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang. Skripsi, Unoversitas Negeri Surabaya , (Online) diakses 11 Juni 2021.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 529, "width": 251, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 555, "width": 254, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Notoatmodjo, S. (2016). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 580, "width": 255, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Novira dan Triska (2017) Hubungan Dukungan Suami dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar , Media Gizi Indonesia, Vol. 12, No. 2 Juli–Desember 2017: hlm. 98–106", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 643, "width": 255, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurce (2017) Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Ekslusif pada Bayi di Kelurahan Wanasari Kecamatan Citangkil Kabupaten Cilegon , Prosiding Seminar", "type": "Table" }, { "left": 520, "top": 681, "width": 42, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nasional", "type": "List item" }, { "left": 336, "top": 692, "width": 226, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IKAKESMADA “Peran Tenaga Kesehatan dalam Pelaksanaan SDGs” ISBN: 978-979-3812- 41-0", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 732, "width": 254, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurma Hi. Mabud (2014). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis. (P.P. Lestari, Ed) (Edisi 4). Jakarta: Salemba Medika.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 770, "width": 254, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rakhmawati dan Utami (2020) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian Asi Eksklusif di", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 38, "width": 526, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evi Novita et al., Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Ekslusif di Desa Lunggaian Kecamatan Lubuk Batang Kabupaten OKU Tahun 2021", "type": "Text" }, { "left": 543, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "165", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 74, "width": 255, "height": 263, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Posyandu Balita Kalingga Banyuanyar Surakarta , Jurnal Kebidanan Indonesia, Vol 11 No 2. Juli 2020 (70-81) Satino dan Yuyun (2014) Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Ekslusif pada Ibu Primipara di Kota Surakarta , Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 2, November 2014, hlm 106-214 Sri Sugiarti, T. S. (2019). Kebijakan Air Susu Ibu (ASI) Ekslusif Sebagai Faktor Penentuan Pola Menyusui Ibu Dengan ASI EkslusifK . Gaster, 17, 1. Sulistyowati. 2016, Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak , Yogyakarta, Graha Ilmu Tina. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Sarwono Prawirohardjo. WHO. 2018. Kesehatan Indonesia Wiji, R. N. (2013). ASI dan Panduan Ibu Menyusui. Yogyakarta: Medical Book. Wilda. 2017. Hubungan Antara Karak Karakteristik Ibu Dengan Pemberian ASI Ekslusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Minggir Kabupaten Sleman . Skripsi.", "type": "Text" } ]
bb1c1e75-b072-b3d9-e45e-002cdb25a4d9
https://jurnal.unigo.ac.id/index.php/golrev/article/download/2832/1298
[ { "left": 72, "top": 49, "width": 223, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2614-5030 P-ISSN: 2614-5022", "type": "Page header" }, { "left": 343, "top": 49, "width": 178, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 6 No. 2 – Oktober 2023", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "388", "type": "Page footer" }, { "left": 83, "top": 122, "width": 177, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gorontalo Law Review", "type": "Section header" }, { "left": 83, "top": 207, "width": 199, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 6 - No. 2 – Oktober 2023", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 222, "width": 219, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2614-5030 P-ISSN: 2614-5022", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 291, "width": 446, "height": 64, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KAJIAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2022 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS TERNAK DAN BAHAN ASAL TERNAK", "type": "Section header" }, { "left": 240, "top": 368, "width": 287, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ayu Lestari Dewi Dosen Fakultas Hukum program Studi Ilmu Hukum Universitas Sulawesi Tenggara [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 240, "top": 432, "width": 287, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Basoddin Turu Dosen Fakultas Hukum Program Studi Ilmu Hukum Universitas Sulawesi Tenggara, [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 240, "top": 498, "width": 287, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Djohar Arifin Dosen Fakultas Hukum Program Studi Ilmu Hukum Universitas Sulawesi Tenggara, [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 575, "width": 46, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 588, "width": 457, "height": 167, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berbagai faktor apa saja yang menjadi masalah dan perlu diberikan solusi dalam pengendalian dan pengawasan terhadap kesehatan hewan di desa morome kecamatan konda kabupaten konawe selatan berdasarkan undang-undang 41 tahun 2014 tentang peternakan dan kesehatan hew an dan peraturan daerah nomor 5 tahun 2022 tentang lalu lintas ternak juga terkait bagaimana penegakkan hukum terhadap pelanggaran mekanisme pengelolaan secara terlindungi, pengawasan makanan dan kesehatan pada hewan ternak. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif dan empiris sehingga dapat disimpulkan: Dalam penerapan pola kebijakan Bentuk Implementasi Pelaksanaan Peraturan daerah Kabupaten Konawe Selatan Nomor 5 Tahun 2022 tentang Pengaturan Lalu Lintas Ternak dan Bahan Asal Ternak . Perlunya solusi dalam mengambil kebijakan bidang peternakan, dan optimalisasi sistem industri peternakan jika dikelola baik skala besar maupun kecil serta penerapan sistem", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 49, "width": 223, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2614-5030 P-ISSN: 2614-5022", "type": "Page header" }, { "left": 343, "top": 49, "width": 178, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 6 No. 2 – Oktober 2023", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "389", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 456, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pemberian makan yang tepat sesuai aturan yang ditetapkan dalam penanganan pakan hewan sehat serta lalu lintas ternak berdasarkan instrumen peraturan daerah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 129, "width": 265, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Pelaksanaan; Kebijakan; Ternak", "type": "Section header" }, { "left": 256, "top": 155, "width": 49, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 168, "width": 457, "height": 181, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The purpose of this research is to find out what various factors are the problem and need to be given solutions in controlling and supervising animal health in Morome Village, Konda District, Konawe Selatan District based on Law 41 of 2014 concerning animal husbandry and animal health and regional regulation number 5 of 2022 concerning livestock traffic is also related to how to enforce the law against violations of protected management mechanisms, supervision of food and health in livestock. This study uses normative and empirical juridical research methods so that it can be concluded: In the implementation of the policy pattern the Form of Implementation of the Regional Regulation of South Konawe Regency Number 5 of 2022 concerning Regulation of Livestock Traffic and Materials from Livestock. The need for solutions in adopting policies in the livestock sector, and optimizing the livestock industry system if it managed both on a large and small scale as well as implementing an appropriate feeding system according to the rules stipulated in the handling of healthy animal feed and livestock traffic based on regional regulatory instruments.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 362, "width": 258, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Implementation; policy; livestock", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 385, "width": 110, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 397, "width": 457, "height": 103, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pentingnya kesehatan tidak hanya dibutuhkan oleh manusia. Hewan merupakan salah satu makhluk hidup yang membutuhkan kesehatan. Keterkaitan antara kesehatan manusia dan hewan yang cukup erat menyebabkan perlunya perhatian khusus manusia dan makhluk hidup lainnya dalam satu lingkungan. Kesehatan yang baik tidak selamanya dapat dialami makhluk hidup, namun pada kehidupan nyata manusia sering melupakan bahwa kesehatan penting untuk di pertahankan. Kecenderungan manusia menyadari pentingnya umumnya ketika mulai terjadi gangguan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 500, "width": 457, "height": 155, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagai bangsa yang masyarakatnya mayoitas berprofesi sebagai petani dan peternak, maka keberadaan hewan ternak merupakan potensi ekonomi masyarakat yang terus dipacu perkembangannya dan memiliki keterikatan erat dengan kemajuan pembangunan daerah, sehingga berbagai program ketahanan pangan menjadi prioritas pembangunan pada banyak daerah yang memiliki potensi peternakan hewan, tentunya berbasis pada masyarakat yang menjadi pokok penentu pembangunan daerah. Disisi lain, pembangunan daerah perlu terus ditingkatkan, yang pada akhirnya melahirkan kota dengan penataan yang teratur, dan pada akhirnya membutuhkan berbagai aturan yang ketat terhadap dalam segala aspek kehidupan tidak hanya pada manusia tetapi juga pada hewan ternak yang sebelumnya berkeliaran akibat belum ada substansi aturan yang mengikat komponen pengembangan potensinya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 655, "width": 457, "height": 103, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu komponen yang diharapkan adalah Kesehatan merupakan hal yang cukup penting untuk keberlangsungan kehidupan makhluk hidup berakal maupun tidak berakal, namun kesehatan seringtidak dihiraukan. Kesehatan bisa dikatakan sebagai kondisi atau pencapaian yang sangat di harapkan makhluk hidup, khususnya pribadi manusia. Karena kondisi fisik seseorang dengan individu yang lainnya tidak selalu sama, begitu halnya pada hewan sebagai makhluk hidup juga memerlukan kondisi yang sehat. Tidak menutup kemungkinan hewan juga bisa terkena penyakit layaknya yang terjadi pada manusia.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 49, "width": 223, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2614-5030 P-ISSN: 2614-5022", "type": "Page header" }, { "left": 343, "top": 49, "width": 178, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 6 No. 2 – Oktober 2023", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "390", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 457, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesehatan hewan adalah segala urusan yang berkaitang dengan perlindungan sumber daya hewan, kesehatan masyarakat, dan lingkungan serta penjaminan keamanan produk hewan, kesejahteraan hewan, dan peningkatan akses pasar untuk mendukung kedaulatan, kemandirian, dan ketahanan pangan asal hewan, sedangkan Kesehatan masyarakat adalah segala urusan yang berhubungan dengan hewan dan produk hewan yang secara langsung dan tidak langsung memengaruhi kesehatan manusia.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 180, "width": 457, "height": 284, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Melihat kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun dimana pemanfaatan lainnya yang tentunya dapat mengancam kehidupan manusia dan makhluk hidup yang lain dalam kelangsungan hidup manusia baik itu dalam sektor ekonomi dan sosial jika tidak dikelola dengan sepantasnya kemudian menjadi saling terkait dan dalam hal ini tidak bisa dipungkiri variabel penting lainnya bukan hanya manusia. secara luas lingkungan digambarkan sebagai sesuatu yang memiliki batasan dan mencakup segala yang berada di luar kelompok. kemudian, didalam cakupan sempit dipahami dengan melihat aspek yang harus diterima oleh sebuah kelompok untuk dapat terus hidup dan berkembang. (Rahayu. A. Y. S, dkk) Undang-Undang No.41 Tahun 2014 atas perubahan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan di jelaskan bahwa negara bertanggung jawab untuk melindungi segenap bangsa indonesia melalui penyelenggaraan peternakan dan kesehatan hewan dengan mengutamakan dan menjamin pemanfaatan dan pelestarian hewan untuk mewujudkan kedaulatan, kemandirian, serta ketahanan pangan dalam rangka menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-Undang No. 41 Tahun 2014 tentang peternakan dan kesehatan hewan Pasal 1 menjelaskan bahwa peternakan adalah segala urusan yang berkaitan dengan Sumber Daya Fisik, Benih, Bibit, Bakalan, Ternak Ruminiansia indukan, Pakan, Alat Dan Mesin Peternakan, Budi Daya Ternak, Panen, Pascapanen, Pengelolahan, Pemasaran, Pengusaha, Pembiayaan, serta Sarana dan Prasarana.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 464, "width": 457, "height": 116, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masalah yang menjadi perhatian masyarakat adalah bahaya yang dapat ditimbulkan oleh kesehatan hewan yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia, sedangkan pada saat ini banyak bermunculan berbagai ganguan kesehatan hewan yang mempengaruhi kesehatan manusia, maupun gangguan kesehatan hewan yang dipengaruhi oleh manusia, sehinggah penting untuk menjaga kesehatan hewan yang dapat dilakukan sendiri atau menggunakan bantuan jasa medik kesehatan hewan. Kesehatan hewan merupakan hal yang penting untuk diketahuai terutama pada masyarakat umum yang secara spesifik belum memahami secara jelas tentang peraturan yang sudah dikeluarkan pemerintah", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 580, "width": 457, "height": 65, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penerapan pola kebijakan Bentuk Implementasi Pelaksanaan Perda Kabupaten Konawe Selatan Nomor 5 Tahun 2022 tentang Pengaturan Lalu Lintas Ternak dan Bahan Asal Ternak agar lebih berkembang dengan penerapan aturan yang jelas baik secara retribusi maupun peruntukkannya permasalahan yang perlu untuk diberikan solusi adalah :", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 644, "width": 438, "height": 51, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Dalam proses pengembangannya perlu mengambil kebijakan bidang peternakan, dan optimalisasi sistem industri peternakan jika dikelola dengan skala besar dan penerapan sistem pemberian makan yang tepat sesuai aturan yang ditetapkan dalam penanganan pakan hewan sehat.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 695, "width": 442, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Dalam proses pemanfaatan pangan asal hewan juga berpotensi bahaya karena merupakan salah satu media pembawa bibit penyakit. Sehingga masyarakat peternak perlu lebih teliti dengan melihat pakan ternak guna kepentingan ekologis berkelanjutan hewan ternak", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 49, "width": 223, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2614-5030 P-ISSN: 2614-5022", "type": "Page header" }, { "left": 343, "top": 49, "width": 178, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 6 No. 2 – Oktober 2023", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "391", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 91, "width": 439, "height": 64, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Dalam proses menertibkan segala peraturan dinas Peternakan sering kesulitan dalam melaksanakan tugasnya, karena para masyarakat peternak belum memahami aturan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah sehingga perlu sosialisasi formulasi kebijakan daerah dengan melakukan bimbingan teknis dan penyuluhan.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 154, "width": 437, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Dalam proses pengelolaan perlu mengambil kebijakan diantaranya adalah optimalisasi fungsi peternakan yang lebih baik terhadap peningkatan taraf hidup peternak.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 193, "width": 108, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dasar Pelaksanaan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 205, "width": 454, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan program pembangunan kemitraan masyarakat maka pola kemitraaan yang dimaksud berdasarkan pada :", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 230, "width": 437, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Undang-Undang No.41 Tahun 2014 atas perubahan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 256, "width": 437, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Peraturan daerah Kabupaten Konawe Selatan Nomor 5 Tahun 2022 tentang Pengaturan Lalu Lintas Ternak dan Bahan Asal Ternak", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 282, "width": 114, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan dan Manfaat", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 294, "width": 455, "height": 103, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuannya adalah untuk mengetahui berbagai faktor apa saja yang menjadi masalah dan perlu diberikan solusi dalam pengendalian dan pengawasan terhadap kesehatan hewan di desa morome kecamatan konda kabupaten konawe selatan berdasarkan undang-undang 41 tahun 2014 tentang peternakan dan kesehatan hew an dan perda nomor 5 tahun 2022 tentang lalu lintas ternak juga terkait bagaimana penegakkan hukum terhadap pelanggaran mekanisme pengelolaan secara terlindungi, pengawasan makanan dan kesehatan pada hewan ternak. Manfaat-nya sebagai referensi informasi yang diperuntukkan :", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 397, "width": 438, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Bagi akademisi sehingga dapat memberikan pemikiran baru terkait dengan perlindungan dan pengelolaan hewan ternak.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 422, "width": 438, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Bagi pemerintah diharapkan dapat menjadi referensi tambahan dalam merumuskan kebijakan yang berorientasi pada perlindungan dan pengelolaan hewan ternak serta lalu lintas ternak yang memiliki ijin.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 460, "width": 439, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Bagi pihak-pihak terkait sebagai perbandingan terhadap beberapa informasi tentang pengendalian dan pengawasan kesehatan hewan", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 485, "width": 143, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Masyarakat umum.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 505, "width": 99, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tinjauan Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 518, "width": 457, "height": 181, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2014 Tentang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan, dinyatakan secara tegas bahwa pengaturan pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menjadi bagian penting untuk mempertahankan status kesehatan hewan nasional, melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari ancaman penyakit hewan dan/atau gangguan kesehatan manusia, hewan, dan ekosistemnya melalui kegiatan pengamatan dan pengidentifikasian, pencegahan, pengamanan, pemberantasan, dan/atau pengobatan penyakit hewan.(Peraturan BPK, 2014) Agar berbagai kegiatan tersebut dapat diselenggarakan dengan efektif dan efisien, perlu dilengkapi dengan persyaratan teknis kesehatan Hewan ketika hewan dilalulintaskan, baik dalam hubungan antar negara berupa pemasukan dan pengeluaran, maupun dalam lalu lintas antar pulau maupun provinsi pada wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, atau lalu lintas antar wilayah dalam satu pulau di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 699, "width": 456, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengamatan dan pengidentifikasian penyakit hewan merupakan persyaratan dasar dan digunakan sebagai bahan kebijakan dalam pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan. Pengamatan dan pengidentifikasian penyakit", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 49, "width": 223, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2614-5030 P-ISSN: 2614-5022", "type": "Page header" }, { "left": 343, "top": 49, "width": 178, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 6 No. 2 – Oktober 2023", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "392", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 456, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "hewan dilakukan melalui kegiatan surveilans, penyidikan, pemeriksaan dan pengujian, peringatan dini, dan pelaporan guna mencegah masalah hewan khususnya pada hewan peliharaan atau ternak.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 144, "width": 148, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 156, "width": 457, "height": 128, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menggunakan penelitian hukum normatif dan empiris, yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder dan kejadian yang secara nyata dapat dirumuskan,(Soerjono Soekanto, 2014) metode normatif menganalisa hukum dengan konsep seperti yang tertulis dalam peraturan perundang-undangan ( law in books) atau dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan berperilaku manusia yang dianggap pantas.(Amiruddin dan H Zainal Asikin, 2006) penelitian hukum normatif adalah suatu proses untuk menemukan suatu aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi. ( Peter Mahmud Marzuki, 2007)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 284, "width": 457, "height": 51, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Data primer, yang diperoleh langsung dari lokasi yang di teliti, dan bahan sekunder, yang diperoleh berdasarkan studi pustaka dan peraturan perundangan. serta sumber-sumber data hukum tersier.(Suratman, 2014)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 335, "width": 457, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses menganalisa data yang diperoleh baik data primer maupun sekunder menggunakan pendekatan kualitatif, data kualitatif diolah dengan melakukan pendekatan pada masalah yang diangkat Pendekatan kualitatif mengedepankan penelitian ilmiah dengan tujuan untuk memahami sebuah fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan berfokus pada proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti. (Aan Efendi, 2015)", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 426, "width": 104, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 438, "width": 457, "height": 116, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manusia tumbuh dan berkembang bersama lingkungan di sekitarnya. Setiap interaksi manusia baik sesama manusia dan dengan lingkungan akan memberikan dampak bagi lingkungan baik positif maupun negatif. Oleh karena itu, dirancang sebuah aturan hukum untuk mengatur keseimbangan manusia dan lingkungan tempat tinggalnya. pentingnya 3 pilar hukum lingkungan untuk dijaga yaitu pilar ekonomi, lingkungan hidup dan sosial-masyarakat, dimana kolaborasi yang ideal diantara ketiganya melahirkan konsep Pembangunan Berkelanjutan yang kemudian digunakan sebagai Tujuan Pembangunan global ( Sustainable Development Goal) melanjutkan Tujuan Pembangunan Milenial ( Milenial Development Goals).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 554, "width": 457, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengendalian merupakan suatu unsur manajemen untuk melihat apakah segala kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana yang ditetapkan disamping itu merupakan hal yang penting pula untuk menentukan rencana kerja tahap mendatang. Pengawasan adalah proses penentuan apa yang akan dicapai, yaitu standar, apa yang sedang dihasilkan, serta proses mengambil tindakan korektif sehinggah pelaksanaan dapat berjalan sesuai rencana atau standar yang telah ditetapkan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 644, "width": 457, "height": 117, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, dinyatakan bahwa untuk mencapai tujuan penyelenggaraan peternakan perlu dikembangkan wawasan dan paradigma baru di bidang peternakan agar investasi, inovasi, dan pemberdayaan di bidang peternakan terus berlanjut dan meningkat sehingga meningkatkan daya saing bangsa dan kesetaraan dengan bangsa lain yang lebih maju. Sedangkan untuk mencapai tujuan penyelenggaraan kesehatan hewan perlu dikembangkan wawasan dan paradigma baru di bidang kesehatan hewan dengan maksud untuk mempertahankan status kesehatan hewan nasional;", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 49, "width": 223, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2614-5030 P-ISSN: 2614-5022", "type": "Page header" }, { "left": 343, "top": 49, "width": 178, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 6 No. 2 – Oktober 2023", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "393", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 456, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari ancaman penyakit dan/atau gangguan kesehatan manusia, hewan, tumbuhan, dan ekosistemnya; serta memberikan jaminan pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh, dan halal.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 129, "width": 439, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Penerapan Kebijakan Lalu Lintas Ternak Di Desa Morome Kabupaten Konawe Selatan Mengacu Pada Perda Konsel Nomor 5 Tahun 2022 tentang pengaturan lalu lintas ternak dan bahan asal ternak", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 168, "width": 456, "height": 77, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perizinan lalu lintas ternak dan/atau bahan asal ternak terdapat dalam pasal 2 peraturan daerah konawe selatan nomor 5 tahun 2022 dimana setiap perusahaan dan masyarakat pengirim ternak dan bahan asal ternak yang akan mengeluarkan, memasukkan, mutasi serta keluar masuk daerah atas ternak dan bahan asal ternaknya harus terlebih dahulu mendapatkan surat izin dari bupati atau pejabat teknis berwenang yang ditunjuk.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 245, "width": 457, "height": 91, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemudian jenis ternak dan bahan asal ternak yang dapat dikeluarkan, dimasukan, mutasi dan keluar masuk daerah juga diatur dalam pasal 3 (1) jenis ternak yang dapat dikeluarkan, masuk, mutasi dan keluar masuk daerah, dari dan ke adalah ternak besar, ternak kecil, ternak unggas, hewan kesayangan. (2) bahan asal ternak yang dapat dikeluarkan, masuk dan mutasi berupa daging, telur, susu, kulit, tulang dan tanduk. (3) jumlah dan jenis ternak yang dapat dikeluarkan dari kabupaten konawe selatan ditetapkan setiap tahun dengan keputusan bupati.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 336, "width": 457, "height": 206, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hewan ternak liar merupakan hewan ternak peliharaan seperti Kerbau, Sapi, Kambing, Ayam, itik dan lain sebagainya yang tidak dipelihara sebagaimana mestinya atau hewan ternak yang di biarkan begitu saja oleh pemilik ternak tanpa menempatkan dengan seharusnya hewan peliharaan. Diluar dari bahasan komersialisasi hewan yang diatur dalam peraturan daerah khususnya di daerah konawe selatan banyak Hewan ternak liar yang sering dijumpai ditempat-tempat umum seperti jalan raya hal tersebut tentunya mengganggu ketertiban dan kenyamanan masyarakat yang berlalu lintas di wilayah Kabupaten konawe selatan dan tak jarang menyebabkan kecelakaan, hewan ternak liar ini juga sering masuk ke lokasi pertanian, dan perkebunan warga, bahkan pekarangan warga sehingga menimbulkan konflik antara warga dan pemilik ternak. Dan hal tersebut menjadi salah satu kelemahan perda nomor 5 tahun 2022 kabupaten konawe selatan karena di dalamnya tidak mengatur scara eksplisit mengenai aturan dalam menangani ketidak nyamanan akibat hewan liar yang masuk ke pekarangan warga. Sehingga sering menimbulkan konflik yang pada akhirnya akan berbenturan dengan hukum yang menjadi dasar penindakan.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 542, "width": 414, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan pada Paragraf 1 Pasal 6", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 554, "width": 436, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Pemerintah Daerah menyelenggarakan kesehatan hewan melalui pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 580, "width": 438, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Kegiatan pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi : a. Pengamatan Dan Pengidentifikasian Penyakit Hewan;", "type": "List item" }, { "left": 126, "top": 617, "width": 180, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Pencegahan Penyakit Hewan;", "type": "List item" }, { "left": 126, "top": 629, "width": 185, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Pengamanan Penyakit Hewan;", "type": "List item" }, { "left": 126, "top": 642, "width": 199, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Pemberantasan Penyakit Hewan;", "type": "List item" }, { "left": 126, "top": 654, "width": 88, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Pengobatan;", "type": "List item" }, { "left": 126, "top": 667, "width": 337, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. Pengadaan Prasarana Dan Sarana Kesehatan Hewan; Dan g. Persyaratan Teknis Kesehatan Hewan.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 692, "width": 438, "height": 51, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Kesehatan hewan dilakukan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitative) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 49, "width": 223, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2614-5030 P-ISSN: 2614-5022", "type": "Page header" }, { "left": 343, "top": 49, "width": 178, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 6 No. 2 – Oktober 2023", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "394", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 91, "width": 439, "height": 64, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Dalam rangka mengefektifkan pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Pemerintah Daerah mengembangkan kebijakan kesehatan hewan untuk menjamin keterpaduan dan kesinambungan penyelenggaraan kesehatan hewan di berbagai lingkungan ekosistem.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 154, "width": 455, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemudian pada Paragraf 2 mengenai Pengamatan dan Pengidentifikasian Penyakit Hewan yang terdapat pada Pasal 7 yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 179, "width": 436, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Pengamatan dan pengidentifikasian penyakit hewan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf a, dilakukan untuk mengetahui jenis penyakit hewan, yang dilaksanakan dalam bentuk :", "type": "List item" }, { "left": 126, "top": 216, "width": 82, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Surveilans;", "type": "List item" }, { "left": 126, "top": 229, "width": 75, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Diagnosa;", "type": "List item" }, { "left": 126, "top": 241, "width": 177, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Pemeriksaan Dan Pengujian;", "type": "List item" }, { "left": 126, "top": 254, "width": 110, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Peringatan Dini;", "type": "List item" }, { "left": 126, "top": 267, "width": 104, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Pemetaan; Dan", "type": "List item" }, { "left": 126, "top": 279, "width": 79, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. Pelaporan.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 292, "width": 436, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Pengamatan dan pengidentifikasian penyakit hewan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh laboratorium veteriner pemerintah, pemerintah daerah, perguruan tinggi dan swasta yang telah terakreditasi.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 329, "width": 455, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemudian pada Pasal 8 dijelaskan juga mengenai pencegahan penyakit hewan 1) Pencegahan penyakit hewan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf b, meliputi :", "type": "List item" }, { "left": 126, "top": 367, "width": 402, "height": 51, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a pencegahan masuk dan menyebarnya penyakit hewan dari luar daerah atau dari suatu wilayah yang dibatasi oleh batas alam, karena perpindahan hewan, produk hewan dan media pembawa penyakit hewan lainnya; dan", "type": "List item" }, { "left": 126, "top": 418, "width": 402, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b pencegahan muncul, berjangkitnya dan menyebarnya penyakit hewan di suatu kawasan.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 442, "width": 457, "height": 168, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Pencegahan penyakit hewan pada tempat pemasukan dan pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan di bidang karantina hewan. Kebijakan penyelenggaraan peternakan dititikberatkan pada aspek sosial ekonomi, sedangkan penyelenggaraan kesehatan hewan mengutamakan aspek keamanan terhadap ancaman penyakit serta upaya menghindari resiko yang dapat mengganggu kesehatan, baik pada manusia, hewan, tumbuhan, maupun lingkungan. Dengan kebijakan tersebut, penyelenggaraan peternakan dilakukan dengan pendekatan sistem Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam hal ini baik yang bersifat bisnis dan peruntukkan pribadi, penyelenggaraan kesehatan hewan dilakukan dengan sistem kesehatan hewan nasional sebagai acuan dalam pelaksanaan yang tepat guna.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 609, "width": 230, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Tahapan Penerapan Dan Pelaksanaan", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 622, "width": 455, "height": 116, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Inventarisasi Potensi lalu lintas ternak berijin Dengan Sosialisasi Hukum Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah melalui sosialisasi hukum langsung. kegiatan sosialisasi hukum yang dilaksanakan secara langsung (tim yang mensosialisasikan dan mitra bertemu langsung untuk berdialog). Dilakukan dengan diskusi, temuwicara, simulasi dan lain sebagainya, Dari metode tersebut diperoleh manfaat secara, persuasif, edukatif, komunikatif, akomodatif antara pihak masyarakat pemilik ternak dan pemerintah daerah Sebagai upaya pemerintah daerah dalam memberikan perlindungan berkaitan dengan lalu lintas ternak di kabupaten konawe selatan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 49, "width": 223, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2614-5030 P-ISSN: 2614-5022", "type": "Page header" }, { "left": 343, "top": 49, "width": 178, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 6 No. 2 – Oktober 2023", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "395", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 91, "width": 261, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Penyuluhan pemeliharaan kesehatan hewan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 104, "width": 458, "height": 103, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penyuluhan hukum dilaksanakan untuk mewujudkan masyarakat yang lebih baik sehingga setiap anggota masyarakat menyadari dan menghayati hak dan kewajibannya sebagai warga negara dan mewujudkan budaya hukum dalam sikap dan perilaku yang sadar, patuh dan taat hukum. Diharapkan dengan kegiatan penyuluhan hukum khususnya terkait dengan Kebijakan pengaturan penyelenggaraan peternakan meliputi tanah atau lahan, air, sumber daya genetik, benih, bibit, bakalan, pakan, alat dan mesin peternakan, budidaya, panen dan pascapanen, pemasaran, dan pengolahan hasil peternakan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 206, "width": 457, "height": 155, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun kebijakan pengaturan penyelenggaraan kesehatan hewan pada dasarnya meliputi pemeriksaan penyakit hewan, obat hewan, alat dan mesin, kesehatan masyarakat veteriner, kesejahteraan hewan, dan otoritas veteriner. Dalam otoritas veteriner diatur hal mengenai penguatan fungsi, pelayanan kesehatan hewan, tenaga kesehatan hewan, medik reproduksi, medik konservasi, forensik veteriner, dan kedokteran perbandingan. Untuk menunjang keberhasilan penyelenggaraan peternakan dan kesehatan hewan diatur juga mengenai pemberdayaan peternak, perusahaan peternakan dan pelayanan kesehatan hewan, pengembangan sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan, serta sumber daya permodalan. sehingga, masyarakat menjadi paham tentang materi dan muatan yang terkandung dalam suatu peraturan perundang-undangan, hal inilah yang menjadikan masyarakat untuk patuh pada aturan hukum yang berlaku.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 374, "width": 99, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 386, "width": 457, "height": 65, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penerapan pola kebijakan Bentuk Implementasi Pelaksanaan Peraturan daerah Kabupaten Konawe Selatan Nomor 5 Tahun 2022 tentang Pengaturan Lalu Lintas Ternak dan Bahan Asal Ternak agar lebih berkembang dengan penerapan aturan yang jelas baik secara retribusi maupun peruntukkannya yang perlu untuk diberikan solusi adalah :", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 451, "width": 438, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Dalam pelaksanaaannya perlu mengambil kebijakan bidang peternakan, dan optimalisasi sistem industri peternakan jika dikelola dengan skala besar mauppun skala kecil dan penerapan sistem pemberian makan yang tepat sesuai aturan yang ditetapkan dalam penanganan pakan hewan sehat.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 502, "width": 438, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Terhadap pemanfaatan pangan asal hewan, karena berpotensi bahaya yang dalam prakteknya merupakan salah satu media pembawa bibit penyakit. sehingga masyarakat peternak perlu lebih teliti dengan melihat pakan ternak guna kepentingan ekologis berkelanjutan hewan ternak", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 553, "width": 438, "height": 64, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Dalam proses menertibkan peraturan dinas Peternakan sebagai perpanjangan tangan pemerintah sering kesulitan dalam melaksanakan tugasnya, dikarenakan para peternak belum memahami aturan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah sehingga perlu sosialisasi formulasi kebijakan daerah dengan melakukan bimbingan teknis dan penyuluhan.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 616, "width": 437, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Perlu mengambil kebijakan diantaranya optimalisasi fungsi peternakan yang lebih baik terhadap peningkatan taraf hidup peternak.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 650, "width": 439, "height": 77, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diperlukan adanya kerjasama antara masyarakat dan pemerintah daerah untuk melakukan pengawasan lalu lintas ternak dan pengawasan kesehatan hewan ternak , serta penerapan pelestarian konservasi terkait hewan ternak peliharaan maupun peliharaan dengan kepentingan komersialisasi yang tidak kalah penting adalah implementasi regulasi yang menyeluruh terhadap lalu lintas hewan ternak peliharaan maupun komersil.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 49, "width": 223, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2614-5030 P-ISSN: 2614-5022", "type": "Page header" }, { "left": 343, "top": 49, "width": 178, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 6 No. 2 – Oktober 2023", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "396", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 91, "width": 122, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 103, "width": 41, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Buku :", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 454, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aan Efendi Dan Aan Dyah Ochtorina Susanti, Penelitian Hukum (Legal Research) Jakarta: Sinar Grafika, 2014", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 141, "width": 455, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Amiruddin Dan H Zainal Asikin. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 166, "width": 455, "height": 51, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Andi Agustang.Dasar-Dasar Filsafat Penelitian Untuk Pengembangan Ilmu, Idrus (Edisi Pertama). Cv Multi Global, 2015 Peter Mahmud Marzuki. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana Prenada Group, 2007 Rahayu. A. Y. S., & Juwono, V, Birokrasi & Governance Teori, Konsep & Aplikasinya,", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 216, "width": 207, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2018", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 228, "width": 455, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suratman Dan H. Philips Dillah, Metode Penelitian Hukum, Bandung : Alfabeta, 2013.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 254, "width": 455, "height": 64, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Soerjono Soekanto Dan Sri Mamuji. Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013 Website : Https://Peraturan.Bpk.Go.Id/Home/Details/5486/Pp-No-47-Tahun-2014 Peraturan :", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 317, "width": 455, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Undang-Undang No.41 Tahun 2014 Atas Perubahan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan Dan Kesehatan Hewan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 342, "width": 455, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peraturan Daerah Kabupaten Konawe Selatan Nomor 5 Tahun 2022 Tentang Pengaturan Lalu Lintas Ternak Dan Bahan Asal Ternak", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 368, "width": 455, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2014 Tentang Pengendalian Dan Penanggulangan Penyakit Hewan.", "type": "Text" } ]
9d42bca0-e113-f5d2-471f-923338687ece
https://journal.uir.ac.id/index.php/Medium/article/download/8803/3922
[ { "left": 114, "top": 49, "width": 99, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 10 Nomor 1 ISSN: 2303-0194 E-ISNN: 2615-1308", "type": "Text" }, { "left": 504, "top": 782, "width": 9, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 129, "top": 127, "width": 366, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "STRATEGI CITY BRANDING DALAM MEWUJUDKAN SMART CITY", "type": "Section header" }, { "left": 230, "top": 142, "width": 167, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DI KABUPATEN SUMEDANG", "type": "Section header" }, { "left": 196, "top": 172, "width": 232, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Raina Aifha Salshabilla & 2 Itca Istia Wahyuni", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 200, "width": 360, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1,2 Prodi S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Telkom University", "type": "Text" }, { "left": 182, "top": 242, "width": 262, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Email: 1 [email protected],", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 256, "width": 172, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 284, "width": 390, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diterima: 21-01-2022 Disetujui: 30-01-2022 Diterbitkan: 31-02-2022", "type": "Table" }, { "left": 290, "top": 318, "width": 46, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 338, "width": 400, "height": 226, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kabupaten Sumedang saat ini tengah fokus dalam melakukan branding smart city dan berhasil meraih peringkat pertama sistem pemerintahan berbasis online dan mengahalahkan 127 kabupaten dan kota lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi city branding dalam mewujudkan smart city di Kabupaten Sumedang. Penetlitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan paradigma kontruktivis. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan empat informan, observasi dan studi dokumentasi. Teknik keabsahan data menggunakan metode tringulasi sumber data. Berdasarkan dari hasil penelitian strategi city branding yang dilakukan oleh Diskominfosanditik dalam mewujudkan smart yaitu melalui slogan “Sumedang Happy Digital Region ” yang kemudian di komunikasikan kepada khalayak melaui media online seperti media sosial dan website Pemerintahan Kabupaten Sumedang dan media konvensional seperti media cetak, Tv, radio dan melalui kegiatan wawar keliling. Peneliti menyimpulkan bahwa Diskominfosanditik berhasil dalam membentuk city branding Sumedang dalam mewujudkan positioning sebagai smart city.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 570, "width": 342, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Diskominfosansitik, Strategi, City Branding, Smart City", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 610, "width": 49, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 630, "width": 399, "height": 126, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumedang Regency is currently focusing on branding smart cities and has won the first rank in an online-based government system, beating 127 other districts and cities. This study aims to determine the effectiveness of the city's branding strategy in realizing a smart city in Sumedang Regency. This research uses a qualitative descriptive method with a constructivist paradigm. Data was collected through interviews with five informants, observation studies, and documentation studies. The data validity technique uses the data source triangulation method. Based on the results of the city branding strategy research conducted by Diskominfosanditik in realizing smart, namely through", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 99, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 10 Nomor 1 ISSN: 2303-0194 E-ISNN: 2615-1308", "type": "Text" }, { "left": 476, "top": 782, "width": 9, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 127, "width": 399, "height": 85, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "the slogan \"Sumedang Happy Digital Region\", which is then communicated to the public through online media such as social media and the Sumedang Regency Government website, and conventional media such as print media, TV, radio, and through round-the-clock activities. The researcher concludes that Diskominfosanditik succeeded in establishing the city branding of Sumedang in realizing its positioning as a smart city.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 218, "width": 338, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Diskominfosanditik, Strategy, City Branding, Smart City", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 258, "width": 89, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 278, "width": 400, "height": 141, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dewasa ini persaingan antar kota semakin meningkat, untuk mampu bersaing dengan kota-kota lain pemerintah kota memerlukan strategi, salah satunya dengan melalukan branding pada kotanya. Branding dilakukan untuk menciptakan label yang kuat dan mencerminkan identitas kotanya, sehingga dapat menarik calon konsumen, wisatawan, investor dan yang lainnya. Salah satu kota yang turut melakukan branding adalah Sumedang, Sumedang merupakan sebuah kabupaten yang berada di Jawa Barat. Dalam melakukan branding sebuah kota haruslah lebih unggul dari kota lainnya, maka dari itu diperlukan positioning yang kuat agar kota tersebut dapat melekat di benak khalayak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 425, "width": 400, "height": 183, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saat ini Sumedang sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan pada sistem tatanan kotanya untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi dengan menggunakan konsep smart city atau kota pintar. Setiap daerah di Indonesia turut menerapkan konsep smart city dalam melakukan pengembangan dan pengelolaan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Melalui konsep smart city ini dapat meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pemimpin daerah Kabupaten Sumedang, yaitu Dony Ahmad Munir menyadari hal tersebut, dan berupaya untuk melakukan transformasi digital menjadi smart city . Konsep smart city ini telah berjalan dari tahun 2019 yang di awali dengan pembuatan master plan yang digunakan untuk penyusunan perencanaan dan pengembangan smart city di Kabupaten Sumedang (Diskominfosanditik, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 614, "width": 400, "height": 140, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setiap kota yang melakukan konsep smart city ini berupaya memeperlihatkan keunggulan dari smart city yang diterapkan pada kotanya. Begitupun Sumedang, saat ini pemerintah daerah membangun sarana dan prasaran atau brand touchpoint yang berguna untuk memaksimalkan usaha dalam mewujudkan Sumedang smart city yakni diantaranya mall pelayanan publik, command center , wifi publik serta aplikasi-aplikasi pelayanan publik. Berkat keseriusannya dalam mengubah tatanan kotanya menjadi berkonsep smart city pada tahun 2020 Kabupaten Sumedang berhasil masuk kedalam evaluasi sistem pemerintah berbasis online dan meraih peringkat pertama se- Indonesia mengalahkan kabupaten dan kota lainnya (Aditiya, 2021). Hal", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 49, "width": 99, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 10 Nomor 1 ISSN: 2303-0194 E-ISNN: 2615-1308", "type": "Text" }, { "left": 504, "top": 782, "width": 9, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 127, "width": 399, "height": 99, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tersebutlah yang menunjukan bahwa Sumedang tengah fokus mem- branding kotanya sebagai smart city untuk bersaing dengan kota lainnya. Karena dalam melakukan branding sebuah kota haruslah lebih unggul baik secara regional hingga global dari kota lainnya. melaui smart city ini Sumedang ingin menjadi perhatian publik dengan menjadikan Sumedang sebagai Kabupaten yang maju dengan perekonomian dan sumber daya manusia yang hebat (Pemerintah Kabupaten Sumedang, 2019)", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 232, "width": 399, "height": 155, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya berjudul “ Strategi Branding Biro Humas Kota Bogor Dalam Pelaksanaan Pogram Bogor Smart City ” dilakukan oleh Ilham Gemiharto. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan pengumpulan data melalui wawancara dan observasi . Hasil dari penelitian ini dapa disimpulkan bahwa strategi branding fokus pada daya tarik kota, fasilitas, dan dukungan masyarakat yang dikomunikasikan melalui media online dan media sosial. Perbedaan penelitian terdapat pada teori yang digunakan dimana pada penelitian tersebut teori yang digunakan adalah teori strategi public relations atau biasa disebut bauran public relations kemudian di analisis menggunakan analisis SWOT, pada penelitian tersebut yang dijadikan subjek adalah Bogor smart city.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 392, "width": 399, "height": 142, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembaruan penelitian ini dari penelitian sebelumnya yaitu peneliti menganalisis lebih dalam mengenai strategi city branding dalam mewujudkan smart city di Kabupaten, untuk mengetahui hal tersebut teori yang digunakan adalah teori strategi komunikasi Dr. Fred R. David dimana strategi terdiri dari tiga tahap yaitu perumusan, implementasi dan evaluasi, dan yang menjadi subjek penelitian ini adalah Sumedang smart city. Dari penelitian terdahulu peneliti hanya melihat dari satu sisi yaitu strategi humas tersebut, berbeda dari penelitian ini yang melihat dari mulai bagaimana latar belakang perencanaan dibentuknya strategi, kemudian tahap implementasinya, hingga kemudian ke tahap evaluasinya.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 539, "width": 400, "height": 141, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari latar belakang serta usaha dan pengembangan sistem tatanan pemerintah yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Sumedang, peneliti melihat bahwa smart city menjadi acuan bagi pemerintah Kabupaten Sumedang untuk mengembangkan pemasaran kotanya pada tujuan-tujuan tertentu, salah satunya untuk menarik perhatian publik dengan menggaet masyarakat dan SKPD agar ikut serta membantu pemerintahan Kabupaten Sumedang dalam mewujudkan Sumedang Smart City . Maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi city branding dalam mewujudkan smart city di Kabupaten Sumedang yang dilakukan oleh Dinas Komunikasi Informasi Persadian dan Statistik Kabupaten Sumedang.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 706, "width": 103, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KERANGKA TEORI", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 726, "width": 399, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Komunikasi. Komunikasi berasal dari kata latin communication, yang berumber dari kata communis yang memiliki arti sama . Sama di sini", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 99, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 10 Nomor 1 ISSN: 2303-0194 E-ISNN: 2615-1308", "type": "Text" }, { "left": 476, "top": 782, "width": 9, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 127, "width": 402, "height": 155, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "maksudnya adalah sama makna. Komunikasi akan berjalan efektif jika komunikasi terjadi secara dua arah dimana pengirim dan penerima saling memahami makna dari pesan yang disampaikan. Komunikasi tersebut dapat dikatakan komunikatif apabila jika pelaku komunikasi tersebut dapat saling mengerti bahasa dan makna dari pesan yang disampaikan. Menurut Carl I. Hovland dalam (Uchjana Effendy, 1984), ilmu komunikasi merupakan upaya yang terstruktur dalam merumuskan asas penyampaian informasi agar dapat membentuk sebuah pendapat. Definisi Hovland tersebut menunjukan terdapat dua objek studi ilmu komunikasi selain penyampaian informasi yaitu, pembentukan public opinion dan public attitude kedua objek tersebut merupakan peran penting dalam kehidupan sosial dan politik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 288, "width": 399, "height": 141, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam proses komunikasi, pengirim pesan atau disebut juga komunikator akan mengharapkan orang lain untuk berpartisipasi atau bertindak sesuai dengan tujuan dan pesan yang disampaikan olehnya melalui saluran atau media. Komunikasi kepada penerima pesan atau disebut juga komunikan akan menimbulkan efek komunikasi dan mendapatkan umpan balik dari penerima pesan. Maka dalam kehidupan manusia tidak mungkin manusia hidup tanpa adanya komunikasi, baik berupa komunikasi verbal maupun komunikasi nonverbal, komunikator menginginkan semua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi memahami pesan yang disampaikan olehnya sehingga proses komunikasi berjalan efektif (Trijupitasari & Riauan, 2017)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 435, "width": 400, "height": 84, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agar komunikasi dapat tersampaikan dengan baik maka terdapat proses penyampaian pesan yaitu “ Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?”. Berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu Harold D.Lasswell dalam (Bryson, 1948).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 525, "width": 399, "height": 141, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Brand. Definisi merek atau brand menurut American Marketing Association dalam (Kotler & Keller, 2016)merupakan sebuah gabungan dari nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, maupun perpaduan keduanya, yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu barang atau jasa dari penjual atau sekelompok penjual serta untuk membedakannya dari pesaing. Dengan demikian, merek dapat menjadikan suatu produk berbeda dengan produk lainnya di pasaran. Dengan demikian, merek dapat menjadikan suatu produk berbeda dengan produk lainnya di pasaran. Merek merupakan aset tidak berwujud dan berharga yang membawa banyak manfaat bagi pelanggan dan perusahaan yang perlu dikelola dengan hati-hati (Kotler & Keller, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 672, "width": 400, "height": 84, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan dibuatnya merek adalah untuk menandai suatu produk yang nantinya dapat dilihat perbedaannya dengan produk lain, baik manfaat maupun konsistensi suatu produk. Sehingga audiens bisa leluasa mengarahkan pilihannya pada suatu produk (Maharani & Lintangdesi, 2021). Terdapat syarat-syarat dalam pemilihan merek atau brand yang dapat menimbulkan kesan positif di mata masyarakat, syarat-syarat yang perlu", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 49, "width": 99, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 10 Nomor 1 ISSN: 2303-0194 E-ISNN: 2615-1308", "type": "Text" }, { "left": 504, "top": 782, "width": 9, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 127, "width": 399, "height": 127, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "diperhatikan adalah mudah diingat, dalam menentukan brand nama maupun visual perlu diperhatikan sebaiknya yang mudah diingat oleh masayarakat dan dapat bertahan di ingatan masyarakat. Menimbulkan kesan positif, Pemberian brand perlu memberikan kesan positif di mata masyarakat terhadap produk. Tepat untuk promosi, sebuah brand yang mudah diingat dan yang memberikan kesan positif produk tersebut akan dapat dengan mudah untuk dipromosikan karena masyarakat telah mengingat identitas merek atau brand tersebut baik nama maupun visualnya serta kesan positif dari merek atau brand yang telah diterima oleh masyarakat (Tai & Chew, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 260, "width": 401, "height": 155, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Branding. Branding merupakan proses pemberian kekuatan merek untuk suatu produk dan layanan dalam menciptakan adanya pembeda di antara produk. Penting bagi pemasar untuk memberi edukasi kepada konsumen mengenai identitas suatu produk dengan mengidentifikasi merek lain dan memberi nama pada produknya, beserta alasan mengapa konsumen harus peduli (Kotler & Keller, 2016). Dalam branding dapat menciptakan suatu tatanan psikologis yang membantu konsumen mengatur pengetahuan mereka mengenai suatu produk dan layanan dengan cara menjelaskan keputusan mereka pada prosesnya serta memberikan nilai untuk perusahaan. Kunci dari branding adalah konsumen akan melihat perbedaan antar brand dalam kategori produk (Kotler & Keller, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 421, "width": 399, "height": 98, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agar strategi branding dan nilai merek yang diciptakan berhasil, harus meyakinkan konsumen terlebih dahulu bahwa terdapat perbedaan yang berarti antara merek dalam kategori produk atau layanan. Keputusan branding juga memiliki elemen-elemen penting terdiri dalam enam aspek (Tjiptono & Chandra, 2020) yaitu, keputusan branding , keputusan brand sponsor , keputusan brand hierarcy , keputusan brand extension , keputusan multibrand, dan keputusan brand repositioning.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 525, "width": 400, "height": 155, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "City Branding. Kavaratzizs menjelaskan City Branding adalah komponen kunci sebuah perencanaan kota yaitu dengan melakukan berbagai cara dalam membangun pembeda dan memiliki identitas kotanya yang kuat sehingga kota tersebut sanggup untuk melakukan persaingan dengan kota lainnya dan dapat menarik wisatawan, investor, sumber daya manusia yang andal, industri serta dapat memperkuat hubungan antar warga dan kota (Banjaŕnahor et al., 2021) . City branding merupakan sebuah upaya dalam membentuk merk suatu kota agar dapat mempermudah pemerintah dalam memperkenalkan kotanya kepada target sasaran seperti investor, wisatawan, event dari kota tersebut melaului ikon, slogan, eksibisi, positioning yang baik dan berbagai yang lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 686, "width": 399, "height": 70, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sugiarsono dalam (Andreas Syah Pahlevi, S.Sn et al., 2018) menjelaskan bahwa untuk mewujudkan sebuah city branding terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh kota yang bersangkutan, yakni yang pertama attributes: Do they express a city’s brand character, affinity, style, and personality? (menggambarkan sebuah karakter, daya tarik, gaya dan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 99, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 10 Nomor 1 ISSN: 2303-0194 E-ISNN: 2615-1308", "type": "Text" }, { "left": 476, "top": 782, "width": 9, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 127, "width": 400, "height": 310, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "personality kota), bagaimana cara kota tersebut mengekspresikan karakternya, gaya, daya tarik dan personaliti kota kepada khalayak. City branding yang dilakukan harus menempel atribut kuat dari sebuah kota baik itu dilihat dari karakter, daya tarik, gaya dan personality kota. Yang kedua message: Do they tell a story in a clever, fun and memorable way? (menggambarkan sebuah cerita secara baik, menyenangkan dan berkesan), bagaimana kota tersebut mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak dengan menarik dan melekat di benak masyarkat. City branding yang dilakukan harus mengandung pesan yang bisa menggambarkan kota secara singkat sehingga akan mudah diingat dan orang juga senang untuk mengingatnya. Yang ketiga differentiation: Are they unique and original? (unik dan berbeda dari kota-kota yang lain), berhubungan dengan pembeda pesan yang dipresentasikan oleh kota tersebut dan pesan yang disampaikan unik serta berbeda dari kota lainnya. Dan yang ke empat a mbassadorship: Do they inspire you to visit there, live there, or learn More (menginspirasi orang untuk datang dan ingin tinggal di kota tersebut atau ingin mengetahui lebih banyak tentang kota tersebut), Kota tersebut dapat menjadi inspirasi orang-oramg untuk kembali datang dan orang tersebut memiliki keingin untuk tinggal di kota tersebut. Kriteria ambassadorship pada sebuah kota berguna untuk menggambarkan atau mengekspresikan kota yang baik sehingga dapat menarik bagi orang-orang untuk datang kembali serta berkeinginan untuk tinggal di kota tersebut", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 443, "width": 400, "height": 169, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Brand and Marketing Communication. Sebuah merek berkaitan erat dengan komunikasi pemasaran, untuk menjadi merek yang kuat sebuah merek harus menerima konstruksi sosial. Hubungan yang kompleks antara merek dan komunikasi pemasaran dapat dijelaskan melalui perspektif komunikasi, jika merek tersebut merupakan produk pesan yang mengandung konten kompleks. Lepas dari itu kompleksitas suatu merek tetap menjadi pesan dalam proses komunikasi pemasaran. Maka dari itu merek yang merupakan produk pesan harus terhubung dengan semua aspek komunikasi (Bungin, 2015). Menurut Neni Yulianita dalam (Panuju, 2019) komunikasi pemasaran sangat penting dan harus lebih mempertimbangannya dalam rangka menginformasikan, memperkenalkan, mempengaruhi menawarkan, dan mempertahankan perilaku dan pembelian konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 618, "width": 400, "height": 112, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diferensiasi. Diferensiasi merupakan kemampuan yang dilakukan perusahaan dalam mengintegrasikan konten, konteks, dan infrastruktur sebuah barang atau jasa yang diberikan kepada konsumen (Kartajaya, 2004). Untuk menciptakan diferensiasi yang kuat, terdapat 3 dimensi yang dapat digunakan, yaitu : konten (apa yang ditawarkan), konteks (bagaimana cara menawarkan), dan infrastruktur (enabler). Diferensiasi suatu produk akan terbentuk dengan sendirinya setelah menentukan positioning yang akan digunakan sehingga sebuah produk akan mempunyai ciri khas tersendiri di", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 49, "width": 99, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 10 Nomor 1 ISSN: 2303-0194 E-ISNN: 2615-1308", "type": "Text" }, { "left": 504, "top": 782, "width": 9, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 127, "width": 399, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "banding para pesaingnya. Dalam diferensasi terdapat tiga hal penting, yaitu unique selling point, strategi yang tepat, diferensiator yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 161, "width": 400, "height": 169, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Positioning. Positioning merupakan salah satu elemen kunci pada setiap brand. Untuk mencapai positioning tersebut harus memiliki aspek-aspek yang mendukung seperti potensi-potensi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. melalui positioning tersebut diperlukan strategi pemasaran dan strategi branding yang tepat, perusahaan harus tau posisi seperti yang ingin ditempatkan di benak masyarakat. Dengan adanya positioning akan memudahkan dalam melakukan strategi-strategi yang tepat untuk kedepannya. Positioning berguna untuk memberikan penawaran serta citra perusahaan yang dapat menempati tempat khusus di ingatan konsumen (Kotler & Keller, 2016). Positioning memiliki tujuan untuk menempatkan sebuah merek di benak konsumen sehingga perusahaan akan mendapatkan keuntungan", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 356, "width": 122, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 376, "width": 399, "height": 170, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan bagaimana strategi pembentukan city branding dalam mewujudkan Sumedang smart city oleh Diskominfosanditik berdasarkan data yang telah dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi dengan paradigma kontruktivis, dalam paradigma kontruktivis penulis menpresetasikan suatu teks berdasarkan ruang lingkup yang di desain oleh pemahaman tertentu, dalam hal interpretif atau fenomologi, penulis menyajikan ide-ide pokok seperti realitas-realitas sosial, generalisasi lokal maupun pusat-pusat interpretif yang di dalamnya memberikan pengetahuan, intersubyektivitas beserta pemahaman- pemahaman yang praktis, inovatif dan pembicaraan tidak umum (Santana, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 551, "width": 400, "height": 197, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Subjek penelitian merupakan responden atau informan yang memberikan respon kepada peneliti mengenai data yang dibutuhkan berkaitan dengan permasalahan yang ada (Fitrah & Luthfiyah, 2017). Berdasarkan pengertian tersebut subjek dalam penelitian ini adalah Dinas Komunikasi, Infomatika, Persandian dan Statistik yang merupakan informan kunci dari penelitian ini terdiri dari 4 informan yaitu sekretaris dinas, kepala seksi data elektronik, seksi kelembagaan dan informasi, dan admin media sosial Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik. Sedangkan objek penelitiannya adalah strategi pembentukan city branding dalam mewujudkan Smart City di Kabupaten Sumedang (Fitrah & Luthfiyah, 2017). Teknik keabsahan data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode triangulasi, teknik triangulasi adalah verifikasi data dari berbagai sumber melalui berbagai cara dan waktu (Sugiyono, 2017). Metode tringulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber data dimana penulis ingin", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 99, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 10 Nomor 1 ISSN: 2303-0194 E-ISNN: 2615-1308", "type": "Text" }, { "left": 476, "top": 782, "width": 9, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 127, "width": 399, "height": 57, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "membandingkan hasil data yang telah didapat dari berbagai informan. Perbandingan ini dilakukan untuk mendapatkan kesamaan data dari berbagai informan sehingga dapat ditarik kesimpulan data yang tepat dan dapat dipercaya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 250, "width": 81, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 270, "width": 400, "height": 98, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan dari definisinya, Kavaratzizs dalam (Banjaŕnahor et al., 2021) City Branding adalah komponen kunci sebuah perencanaan kota yaitu dengan melakukan berbagai cara dalam membangun pembeda dan memiliki identitas kotanya yang kuat sehingga kota tersebut sanggup untuk melakukan persaingan dengan kota lainnya dan dapat menarik wisatawan, investor, sumber daya manusia yang andal, industri serta dapat memperkuat hubungan antar warga dan kota.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 374, "width": 400, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk melakukan city branding dengan cara yang berbeda dengan kota lainnya, maka diperlukan strategi branding melalui tiga tahap yaitu perencanaan, implementasi dan evaluasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 422, "width": 399, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perencanaan Stretegi City Branding dalam mewujudkan Smart City di Kabupaten Sumedang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 457, "width": 400, "height": 113, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam melakukan perencanaan stratgei tahap pertama yang dilakuakan adalah menganalisis masalah berdasarkan teori (Abidin, 2015) masalah merupakan latar belakang atau alasan bagaimana permasalahan itu terjadi. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan permasalah yang terjadi di Sumedang yakni permasalahan terjadi pada sistem kepemerintahan yang kurang efektif dimana terjadinya kendala pada sistem dan database yang tersebar dan berserakan di setiap skpd, kecamatan dan juga desa, serta data di setiap skpd, kecamatan dan desa tidak lah komprehensif.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 575, "width": 350, "height": 155, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“jadi kenapa memilih smart city, pertama kita itu punya suatu kendala sistem yang, sistem dan data base itu tercecer jadi masing-masing SKPD sampai dengan kecamatan desa itu mereka memiliki sistem tersendiri-tersendiri dan tidak saling terhubung tidak saling terkoneksi sehingga pada saat dibutuhkan untuk pengambilan kebijakan data tersebut sulit kita dapatkan dan datanya tidak komprehensif karena hanya berdasarkan satu aspek satu indikator euu pembangunan saja sedangkan untuk pengambilan kebijakan itu kan perlu komprehensif d ari semua datanya” (Hasil wawancara dengan Arief, Kepala Seksi Data Elektronik Diskominfosanditik Kabupaten Sumedang pada 28 Oktober 2021 pukul 09.00 WIB).", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 49, "width": 99, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 10 Nomor 1 ISSN: 2303-0194 E-ISNN: 2615-1308", "type": "Text" }, { "left": 504, "top": 782, "width": 9, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 127, "width": 400, "height": 113, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal tersebut merupakan permasalahan yang terjadi sehingga Sumedang memutuskan untuk mengubah tatanan kotanya dengan menerapkan konsep smart city . Melalui konsep smart city ini dapat mengatasi permasalahan yang terjadi di Sumedang, melalui konsep smart city ini juga dapat mengintegasi data-data serta pelayanan-pelayanan publik saling terhubung satu sama lain sehingga dapat memudahkan masyarakat. Selain memudahkan masyarakat, melalui konsep smar city ini dapat memudahkan pimpinan Kabupaten Sumedang yakni Bupati dan Wakil Bupati dalam mengambil kebijakan.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 246, "width": 400, "height": 324, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemudian setelah melakukan analisis masalah tahap selanjutnya melakukan riset pada khalyak, berdasarkan dari teori (Abidin, 2015) menganalisis khalayak atau riset pada khalayak sangat diperlukan agar pesan komunikasi yang akan disampaikan dapat tersampaikan sesuai dengan target sasaran yang dituju. Pada tahap ini Diskominfosanditik melalukan riset pada khalayak, target dibagi kedalam dua kategori yakni target premier dan target sekunder dan kemudian dibagi lagi ke dalam tiga segmentasi yaitu demografi, psikografis, dan geografis. Khalayak yang dijadikan target sasaran pada kategori target premier yakni (1) demografi: wanita dan pria dari usia 17-56 tahun, (2) psikografis: masyarakat yang ingin menemukan dan membuat inovasi baru dan masyarakat yang tertarik dalam bidang bisnis dan berwirausaha, (3) geografis: merupakan masyarakat yang berada di wilayah Kabupaten Sumedang. Khalayak yang dijadikan target sasaran pada kategori target sekunder yakni (1) demografi: WNI berjenis kelamin wanita dan pria berusia sekitar 30-40 tahun, (2) psikografis: berada di keperintahan dan investor yang tertarik dengan smart city Sumedang, (3) geografis: berada di wilayah negara Indonesia. Setelah mengetahui target sasaran kemudian tahap selanjutnya yaitu merumuskan tujuan yang sesuai dengan target sasaran, berdasarkan dari teori (Abdin, 2015) bahwa merumuskan tujuan dilakukan agar pelaksanaan komunikasi menjadi terarah. Tujuan dibentukan tatanan pemerintahan berkonsep smart city ini yakni untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat Sumedang dan mensejahterakan masyarakat Sumedang.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 576, "width": 400, "height": 168, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk berlangsungnya komunikasi diperlukan saluran yang memungkinkan dalam menyampaikan pesan kepada khalayak yang dituju untuk berlangsungnya komunikasi yang efektif (Abidin, 2015). Dalam branding Sumedang smart city Diskominfosanditik merencanakan pemilihan media komunikasi dan saluran komunikasi adalah dengan memanfaatkan semua kanal komunikasi baik media komunikasi secara online maupun media komunikasi secara konvensional, Diskominfosanditik menggunakan media konvensional dikarenakan mereka ingin pesan bisa tersampaikan ke setiap segmen pasar. Media yang digunakan Diskominfosanditik dalam melakukan branding dibagi menjadi dua kategori media yaitu media utama dan media pendukung. Media utama yang direncanakan akan digunakan pada tahap implementasi adalah melalui media online seperti media sosial yakni", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 99, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 10 Nomor 1 ISSN: 2303-0194 E-ISNN: 2615-1308", "type": "Text" }, { "left": 470, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 127, "width": 400, "height": 155, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Facaebook, Instagram, Twitter, Youtube, dan juga media online melalui Website Pemerintahan Kabupaten Sumedang. Selanjutnya media pendukung adalah media konvensional Diskominfosanditik berencana untuk menggunakan media seperti baliho, spanduk, video tron, lalu kegiatan wawar keliling, dan bekerjasama dengan media swasta yaitu Tv lokal seperti Part Tv dan SM Tv dan Radio rks, Diskominfosanditik juga berencana mengkomunikasikan branding smart city melalui pertunjukan seni daerah yang di dalamnya dimasukan unsur-unsur mengenai Sumedang smart city . Diskominfosanditik memilih media-media komunikasi tersebut agar pesan yang disampaikan bisa tersampaikan kepada seluruh masyarakat Sumedang secara terseluruh.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 288, "width": 400, "height": 310, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah melakukan pemilihan media selanjutnya adalah tahap merencanakan produksi media teori (Abidin, 2015) menjelaskan bahwa perencana komunikasi harus merencanakan program apa dan seperti apa yang akan dipublikasikan dan dikomunikasikan kepada khalayak. Pada tahap ini Diskominfosanditik berencana untuk membuat konten-konten yang berkaitan dengan informasi apa saja terkait smart city seperti informasi terkait kegiatan-kegiatan dari program Sumedang smart city yang kemudian pesan tersebut dikemas berbentuk adventorial , infografis, konten vidio, media cetak dan radio sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi masyarakat Sumedang. Untuk pembuatan konten video dan infografis agar konten dan pesan yang akan disampaikan bisa lebih menarik Diskominfosanditik juga berencana memperkerjakan tenaga ahli yang profesional yaitu design grafis dan videografer. Kegiatan yang dilakukan oleh Diskominfosanditik ini sesuai dengan teori (Abdin, 2015) yang menyampaikan bahwa pada perencanaan produksi media tidak hanya satu media yang dipilih, namun bergantung pada sasaran program yang direncanakan mecangkup kombinasi saluran-saluran massa, kelompok dan interpersonal akan lebih efektif dalam membuat program komunikasi. Setelah pesan dan konten tersebut dikemas kemudian konten-konten tersebut di komunikasikan melalui media-media yang sebelumnya telah direncanakan yaitu media online dan konvensional, secara teoritis Diskominfosanditik akan mudah dalam mencapai tujuan komunikasi karena mengkombinasikan berbagai saluran media. S", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 604, "width": 399, "height": 140, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya dilakukan pengembangan pesan yang merupakan proses menciptakan pesan agar pesan yang akan disampaikan dapat dimengerti, tepat sasaran dan mengikat agar pesan yang disampaikan bisa lebih efektif. Menurut Abidin (2015) dalam melakukan pengembangan pesan terdapat hal- hal yang perlu diperhatikan seperti pesan yang sesuai dengan fokus permasalahan dan target sasaran, kemudia pesan yang mudah dimengerti, sederhana, terarah, dan menarik. Berdasarkan wawancara pada tahap pengembangan pesan, Diskominfosanditik melakukan diskusi bersama dengan pemangku kepentingan yaitu bupati dan wakil bupati, sekretaris daerah dan para skpd. Dari diskusi tersebut menghasilkan dua pilihan pesan", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 49, "width": 99, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 10 Nomor 1 ISSN: 2303-0194 E-ISNN: 2615-1308", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 127, "width": 399, "height": 211, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang pertama yaitu “Sumedang Smart City” dan yang kedua yaitu “ CityIoT ( City Internet of Things ) ”. Kemudian dilakukan diskusi kembali dengan melibatkan pentahelix, yaitu dengan beberapa perguruan tinggi diantaranya Universitas Telkom dan Universitas Prasetiya Mulya, dan juga dengan WANTIKNAS (Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi), dari diskusi tersebut para ahli menyarankan bahwa diperlukan perubahan pada pesan yang akan disampaikan, para ahli tersebut juga menyampaikan bahwa seringkali daerah daerah yang lebih dulu menerapkan smart city itu salah persepsi, dimana ketika menerapkan smart city dan transformasi digital hal tersebut menyulitkan masyarakat dan masyarakat merasa terbebani. Maka dari itu melalui diskusi tersebut Sumedang disarankan untuk mengubah pesannya menjadi “Sumedang Happy Digital Region” agar tidak menyimpang dari tujuan dimana tujuan smart city dan transformasi digital yang dilakukan di Sumedang untuk membuat masyarakat bahagia dan menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 344, "width": 371, "height": 381, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jadi kita melakukan diskusi panjang terlebih dahulu bersama SKPD SKPD yang ada di Kabupaten Sumedang, lalu bersama bapak bupati serta wakil bupati dan juga bersama bapak seketaris daerah dalam rangka melalukan reformasi birokrasi nah untuk mengakselerasinya nah itu kita pakai digital sehingga untuk mengakselerasinya informasi birokrasi harus melakukan digitalisasi. Nah sehingga kita sepakat itu untuk melakukan transformasi digital baik dalam administrasi pemerintahan maupun untuk pelayanan publik. Waktu itu memang taglinenya kita Smart City kota cerdas ya kemudian CityIoT (City Internet of Things)…. Nah kemudian memang kita berkembang dengan diskusi-diskusi yang panjang dengan melibatkan pentahelix, jadi kita berdiskusi dengan beberapa perguruan tinggi diantaranya Universitas Prasetiya Mulya dengan Tel-U, lalu dengan WANTIKNAS (Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi), nah akhirnya waktu itu kita dipandang perlu meruah tagline yang tadi, kita sering kali disampaikan oleh teman teman akademisi dan dari para ahli tadi, seringkali daerah-daerah yang lebih dulu menerapkan smart city itu salah kaprah nah jadi banyak kejadian beberapa kota yang sudah lebih dulu dari Sumedang melakukan transformasi digitalnya, bahwa dengan digitalisasi bukan memudahkan masyarakat tapi justru mempersulit masyarakat nah itu ya, jadi waktu itu kita sepakat, karena tujuan dari transformasi digital yang dilakukan di Sumedang ujung-ujungnya harus membuat masyarakat bahagia, nah jadi agar tidak melenceng semua paham maka dirubahlah taglinennya jadi Sumedang happy digital region, jadi transformasi digital di Sumedang itu harus, jadi tujuan akhirnya itu adalah kepada kesejahteraan.” (Hasil wawancara dengan Kemal, Seketaris Dinas Diskominfosanditik Kabupaten Sumedang pada 15 Oktober 2021 pukul 09.00 WIB).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 99, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 10 Nomor 1 ISSN: 2303-0194 E-ISNN: 2615-1308", "type": "Text" }, { "left": 470, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 127, "width": 400, "height": 282, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tahap perencanaan diperlukan tim yang berperan dalam mempersiapkan branding Menurut (Abidin, 2015) dalam melakukan startegi branding diperlukan manajemen komunikasi, dikarenakan ketika memiliki manajemen komunikasi yang baik maka akan menghasilkan dampak yang baik, begitupun sebaliknya. Dalam melakukan kegiatan branding Sumedang smart city Diskominfosanditik tidak memiliki tim khusus yang spesifik bertugas untuk melakukan branding, namun kegiatan branding ini merupakan peran dari seluruh bidang yang terdapat di Diskominfosanditik. Diskominfosanditik sendiri memiliki empat bidang yaitu bidang informatika, bidang komunikasi, bidang persandian, dan bidang statistik, dan di setiap bidang terdapat tim khusus yang bertugas untuk mewujudkan Sumedang smart city seperti pada bidang informatika yang bertugas untuk mengembangkan Sumedang smart city seperti pembuatan aplikasi, dan bidang komunikasi yang bertugas untuk mengemas dan mempublikasikan Sumedang smart city seperti peliputan berita, pembuatan konten, pembuatan narasi berita, yang selanjutnya akan disebarluaskan melalui media-media yang sebelumnya telah direncanakan oleh Diskominfosanditik, jadi setiap bidang berkontribusi dan saling berkaitan. Secara teoritis Diskominfosanditik belum lah sesuai, karena dalam melakukan kegiatan branding diperlukan tim khusus sehingga setiap individu tidak mempunyai tugas yang rangpak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 415, "width": 400, "height": 155, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap terakhir pada perencanaan adalah monitoring dan evaluasi dilakukan untuk memastikan rangkaian perencenaanya sebelumnya telah dilakukan berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, Abidin (2015) menyampaikan bahwa dengan melakukan evaluasi perencana dapat melihat apakah strategi tersebut sesuai dengan tujuan atau tidak sehigga dapat melakukan penyempurnaan dan pengembangan kembali pada strategi. Untuk memonitoring dan mengevalusi rencana strategi yang nantinya akan diimplementasikan adalah mengacu pada road map yang sebelumnya telah dibuat kemudian melakukan rapat evaluasi, melakukan survey dan untuk evaluasi media komunikasi yaitu berdasarkan feedback masyarakat dan insight dari media sosial.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 576, "width": 400, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Implementasi Stretegi City Branding dalam mewujudkan Smart City di Kabupaten Sumedang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 610, "width": 400, "height": 56, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan teori Sugiarsono dalam (Andreas Syah Pahlevi, S.Sn et al., 2018) bahwa untuk mewujudkan sebuah city branding terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh kota yang bersangkutan, yaitu: attributes, message, differentiation, ambasadorship.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 672, "width": 400, "height": 84, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam kriteria attributes mengandung pemahaman, berdasarkan teori Sugiarsono dalam (Andreas Syah Pahlevi, S.Sn et al., 2018) attributes merupakan bagaimana cara kota tersebut mengekspresikan karakternya, gaya, daya tarik dan personaliti kota kepada khalayak. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat dijelaskan bahwa merupakan ikon yang dapat mewakili dan menjadi karakter Sumedang di era smart city ini adalah", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 49, "width": 99, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 10 Nomor 1 ISSN: 2303-0194 E-ISNN: 2615-1308", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 127, "width": 400, "height": 127, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "command center Sumedang, dimana Command center milik Sumedang ini memiliki keunggulan dari command center kota-kota besar lainnya yang menerapkan smart city, selain sebagai pemantau cctv, command center Sumedang juga telah terintegrasi dengan aplikasi seperti e-office, sistem penanggulangan stunting, pariwisata, perizinan dan yang lainnya. Keberadaan command center Sumedang menjadi daya tarik dari Sumedang smart city dimana command center Sumedang memiliki julukan “Wajah Terbaik Digital West Java” dan juga command center Sumedang kerapkali dikunjungi oleh kota lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 260, "width": 350, "height": 169, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“…di kabupaten sumedang banyak aplikasi aplikasi yang dimanfaatkan oleh kabupaten sumedang, ya yang jadi daya tarik khususnya di smart city ya pastinya kehadiran pelayanan informasi publik berbasis IT nah itu lah yang menjadi daya tarik, banyak kan kunjungan kunjungan dari luar eu dari luar provinsi dari kementrian dari kabupaten kota banyak yang berkunjung ke kabupaten sumedang ke command center sumedang karena sekarang sumedang mempunyai command center yang dimana kemarin di 2020 nilai SPBEnya sistem pemerintahan berbasis elektronik kabupaten sumedang itu nomor 1 di tingkat nasional” (Hasil wawancara dengan Erick, Kepala Seksi Kelembagaan dan Informasi Diskominfosanditik Kabupaten Sumedang pada 3 November 2021 pukul 09.00 WIB)", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 435, "width": 400, "height": 183, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Message atau pesan merupakan bagaimana cara sebuah kota mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak dengan menarik dan melekat di benak masyarkat. Teori Sugiarsono dalam (Andreas Syah Pahlevi, S.Sn et al., 2018) menjelaskan bahwa pesan yang disampaikan harus bisa menggambarkan kota secara singkat sehingga akan mudah diingat dan orang juga senang untuk mengingatnya. Seteleh melakukan diskusi panjang yang melibatkan bupati, wakil bupati, sekretaris daerah dan pentahelix, diputuskan bahwa pesan yang disampaikan dari Sumedang smart city adalah Sumedang happy digital region , pesan tersebut memiliki arti pesan dimana masyarakat dan pemerintah dapat merasakan manfaat dari Sumedang smart city yakni peningkatan kualitas hidup yang efisiensi dan efektifitas dalam menggunakan alokasi sumber daya daerah, mengurangi kesenjangan pada masyarakat sehingga dapat mencapai kesejahteraan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 624, "width": 399, "height": 126, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Differentiation merupakan hal penting bagi suatu kota dalam melakukan branding yang berguna dalam memberikan nilai penawaran yang baik kepada target sasaran. Berdasarkan teori Sugiarsono dalam (Andreas Syah Pahlevi, S.Sn et al., 2018) yang menyampaikan bahwa differentiation berhubungan dengan pembeda pesan yang dipresentasikan oleh kota tersebut dan pesan yang disampaikan harus unik dan berbeda dari kota lainnya. Berdasarkan hasil dari wawancara Differensiasi atau pembeda yang menjadi ciri khas dari Sumedang smart city , adalah slogan “Sumedang Happy Digital Region” pada dasarnya kota-kota yang menerapkan smart city akan melabeli kotanya", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 99, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 10 Nomor 1 ISSN: 2303-0194 E-ISNN: 2615-1308", "type": "Text" }, { "left": 470, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 127, "width": 400, "height": 85, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dengan kata smart city namun berbeda dengan kota Sumedang, smart city Sumedang mempunyai slogan “Sumedang Happy Digital Region” melalui slogan tersebut diharapkan masyarakat memiliki persepsi bahwa dengan adanya smart city ini masyarakat bisa merasa dimudahkan dan dapat merasakan manfaatnya yakni peningkatan kualitas hidup yang efisiensi dan efektifitas, sehingga dapat mencapai kesejahteraan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 218, "width": 350, "height": 56, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Sumedang happy digital ragion kita ada tagline sumedang happy digital region itu yang jadi slogannya” (Hasil wawancara dengan Arief, Kepala Seksi Data Elektronik Diskominfosanditik Kabupaten Sumedang pada 28 Oktober 2021 pukul 09.00 WIB).", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 280, "width": 350, "height": 127, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Yang jadi ciri khas kalau misalkan eu branding smart city itukan kita kabupaten sumedang seperti pak bupati pa wakil bupati dan pa sekda mencanangkan untuk kabupaten sumedang happy digital region nah itu slogannya ya kan happy digital region nah itu slogan kabupaten sumedang bagaimana warga masyarakat sumedang bisa memanfaatkan eu teknologi informasi lah gitu” (Hasil wawancara dengan Erick, Kepala Seksi Kelembagaan dan Informasi Diskominfosanditik Kabupaten Sumedang pada 3 November 2021 pukul 09.00 WIB)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 413, "width": 400, "height": 225, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teori Sugiarsono dalam (Andreas Syah Pahlevi, S.Sn et al., 2018) menjelaskan kriteria ambassadorship pada sebuah kota berguna untuk menggambarkan atau mengekspresikan kota yang baik sehingga dapat menarik orang untuk datang kembali dan berkeinginan untuk tinggal di kota tersebut. Selama Sumedang melakukan branding smart city , Sumedang menjadi inspirasi bagi kota lainnya diseluruh Indonesia termasuk pemerintah pusat dikarena inovasi-inovasi serta penghargaan yang telah di raih oleh Kabupaten Sumedang terbukti dengan banyaknya kunjungan yang terjadi secara terus menerus dari kota lain mulai dari Sumatera, Pulau Jawa, Kalimantan hingga Irian, untuk mengunjungi command center Sumedang dan mempelajari konsep smart city Sumedang. Namun terlepas dari itu peran pimpimannya sendiri sangat berpengaruh untuk menjadikan Kabupaten Sumedang menjadi kota yang menginspirasi, Bupati Sumedang Bapak Donny Ahmad Munir menjadi sosok inspiratif bagi masyarakat dan kota lainnya dengan penghargaan yang diraih oleh beliau sebagai leader inovation dalam kategori The Best Overall .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 399, "height": 28, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Evaluasi Stretegi City Branding dalam mewujudkan Smart City di Kabupaten Sumedang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 678, "width": 400, "height": 70, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam melakukan evaluasi stratgei teoi (DR. Ir. Ahmad, AC, ST, 2020) menjelaskan bahwa evaluasi perusahaan meninjau berbagai faktor eksternal dan internal yang membentuk dasar dari perumusan strategi yang telah diterapkan sebelumnya. Pada tahap ini Diskominfosanditik menjelaskan bahwa terdapat beberapa hambatan yang terjadi ketika implementasi strategi", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 49, "width": 99, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 10 Nomor 1 ISSN: 2303-0194 E-ISNN: 2615-1308", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 127, "width": 400, "height": 113, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "baik itu dari internal maupun eksternal, hambatan yang terjadi pada faktor internal yakni terdapat kesulitan merubah budaya dan pola kerja pegawai Diskominfosanditik sendiri untuk beralih dari konvensional menjadi digital, selaim itu terdapat juga kekurangan sdm dalam mengembangkan, mengemas dan menyampaikan informasi kepada masyarakat. Kemudian yang jadi hambatan pada faktor eksternal yakni terdapat penolakan oleh masayarakat pada saat smart city ini diimplementasikan dan kesulitan dalam bekerja sama dengan pihak media swasta.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 246, "width": 400, "height": 98, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemudian Diskominfosanditik mengukur kinerja pegawainya selama melakukan strategi. Teori (Dr. Drs. Ismail Nurdin, 2021) menjelaskan bahwa pengukuran terhadap kinerja perusahaan berguna untuk memperbaiki dari kekurangan kinerja sebelumnya. Berdasarkan hasil wawancara roadmap dijadikan sebagai tolak ukur untuk menilai kinerja para pegawai. Kinerja Diskominfosanditik dalam melakukan kegiatan implementasi strategi city branding sudah sangat baik dan mencapai tujuan yang telah direncanakan.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 350, "width": 363, "height": 57, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“nah kita jelaskan nih ada ada roadmapnya jadi tahun ini yang harus dilakukan adalah ini ini ini” (Hasil wawancara dengan Kemal, Seketaris Dinas Diskominfosanditik Kabupaten Sumedang pada 15 Oktober 2021 pukul 09.00 WIB)", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 413, "width": 400, "height": 169, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya Diskominfosanditik melakukan koreksi terhadapat strategi yang telah dilakukan, dan menentukan strategi yang akan dilakukan kedepannya. Teori (Dr. Drs. Ismail Nurdin, 2021) menjelaskan bahwa tindakan koreksi dilakukan agar sesuai dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan serta tidak mengulang kembali kesalahan yang terjadi pada strategi sebelumnya. Dalam melakukan koreksi Diskominfosanditik terhadap strategi yang telah dilakukan yang kemudian dijadikan landasan untuk tidak mengulang kesalahan yang sama yaitu berdasarkan pengetahuan masyarakat mengenai program-program yang telah dilaksanakan melalui survey yang dibagikan kepada masyarakat untuk melihat apakah masyarakat mengetahui mengenai program dan pelayanan publik, apakah puas terhadap pelayanan publik yang dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 588, "width": 363, "height": 70, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Nah tadi st rateginya kita ingin minta pendapat masyarakat dengan survey tadi survey kepada masyarakat apakah eu branding branding yang berhubungan eu program program unggulan bupati” (Hasil wawancara dengan Kemal, Seketaris Dinas Diskominfosanditik Kabupaten Sumedang pada 15 Oktober 2021 pukul 09.00 WIB)", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 664, "width": 399, "height": 70, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil survey menjelaskan bahwa dari 1842 sekitar 70,9% masyarakat Sumedang mengetahui program-program unggulan Bupati dan Wakil Bupati dimana smart city merupakan program unggulan Bupati dan Wakil Bupati. Hasil tersebut melebihi target yang di harapkan, target yang diharapkan adalah sekitar 45%. Untuk menilai aktivitas media sosial Diskominfosanditik", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 99, "height": 39, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 10 Nomor 1 ISSN: 2303-0194 E-ISNN: 2615-1308", "type": "Text" }, { "left": 470, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 127, "width": 400, "height": 29, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "biasanya melakukan evaluasi dengan melihat insight postingan. Dapat disimpulkan bahwa branding Sumedang smart city telah berhasil.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 182, "width": 74, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 201, "width": 400, "height": 113, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan strategi city branding dalam mewujudkan smart city di Kabupaten Sumedang , yakni mealui tiga tahapan. Pada tahap perencanaan strategi, Diskominfosanditik berencana untuk mengubah image kota dengan tujuan untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat bahwa smart city dapat membuat masyarakat Sumedang hidup lebih nyaman hingga akhirnya dapat mencapai kesejahteraan masyarakat yakni peningkatan kualitas hidup yang efisiensi dan efektifitas dan mengurangi kesenjangan pada masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 320, "width": 402, "height": 155, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tahap implementasi strategi, city branding yang dilakukan oleh Diskominfosanditik Kabupaten Sumedang berdasarkan atributtes dari Sumedang smart city yaitu command center yang menjadi ikon dari Sumedang smart city. Massages yaitu kesejahteraan masyarakat melalui slogan “Sumedang Happy Digital Region” yang kemudian dikemas secara digital dan juga konvensional. Differentiation berupa konsep transformasi digital Sumedang Happy Digital Region. Ambassadorship Sumedang merupakan kota percontohan dan menpatkan peringkat SPBE ke 1 se-Indonesia sehingga menjadi inspirasi bagi kota lainnya serta pemimpin Kabupaten Sumedang yaitu Dony Ahmad Munir merupakan sosok yang menginspirasi dengan penghargaan yang di raihnya yaitu sebagai best leadership innovation.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 481, "width": 399, "height": 71, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tahap evaluasi strategi, Diskominfosanditik meninjau ulang faktor eksternal dan internal, mengukur kinerja dan mengambil tindakan koreksi. Selama implementasi berlangsung terdapat beberapa hambatan baik secara internal maupun eksternal seperti kesulitan beralih dari konvensional ke digital, kekurangan SDM, dan kesulitan bekerjasama denga pihak swasta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 578, "width": 105, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 598, "width": 399, "height": 28, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abidin, D. Y. Z. (2015). Manajemen Komunikasi: Filosofi, Konsep, dan Aplikasi . Bandung. CV Pustaka Setia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 632, "width": 399, "height": 28, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aditiya, I. M. (2021). 10 Wilayah dengan Penerapan Sistem Pemerintahan Elektronik Terbaik di Indonesia, 2020 . Good News From Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 666, "width": 400, "height": 84, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Andreas Syah Pahlevi, S.Sn, M. S., Azfa Pabulo, S.E., M. E., Bambang Supradono, S.T., M. E., Desman Hidayat, S.Kom, M. M., Dr. Dina Dellyana, S.Farm., Apt., MBA, Fariz Rizky Wijaya, A.Md., S. S., Drs. Herman Jusuf, M. P., & Michael Budiman Mulyadi, S.Kom, M., M. D. (2018). Kolase Pemikiran Ekonomi Kreatif Nasional (S. S. Giyarsi Retno Lestari (ed.)). Semarang. CV. Oxy Consultant.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 49, "width": 99, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 10 Nomor 1 ISSN: 2303-0194 E-ISNN: 2615-1308", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 127, "width": 399, "height": 42, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Banjaŕnahor, A. R., Purba, B., Sudarso, A., Sahir, S. H., Munthe, R. N., Kato, I., Gandasari, D., Purba, S., Muliana, M., Ashoer, M., Tjiptadi, D. D., Hendra, H., Simarmata, H. M. P., Berlien, R., & Hasyim, H. (2021). Manajemen", "type": "Text" }, { "left": 138, "top": 169, "width": 375, "height": 57, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Komunikasi Pemasaran (A. Karim (ed.)). Jakarta. Yayasan Kita Menulis. https://books.google.co.id/books?id=6zspEAAAQBAJ&lpg=PR15&dq=M anajemen Komunikasi&lr&hl=id&pg=PR15#v=onepage&q=Manajemen Komunikasi&f=false", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 232, "width": 399, "height": 56, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bryson, L. (1948). The communication of ideas a series of addresses (Conference). New York. Institute for Religious and Social Studies. https://archive.org/details/communicationofi00jewi/page/n13/mode/ 2up?_autoReadAloud=show&view=theater", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 294, "width": 402, "height": 28, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bungin, B. (2015). Komunikasi Pariwisata : Tourism Communication . Jakarta. Prenadamedia Group.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 328, "width": 399, "height": 28, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diskominfosanditik. (2019). Penyusunan Draf Masterplan Smart City . Sumedangkab.Go.Id.", "type": "List item" }, { "left": 138, "top": 356, "width": 372, "height": 29, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://sumedangkab.go.id/berita/detail/penyusunan-draf-masterplan- smart-city", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 391, "width": 360, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dr. Drs. Ismail Nurdin, M. S. (2021). s . Pasuruan. Penerbit Qiara Media.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 410, "width": 399, "height": 29, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DR. Ir. Ahmad, AC, ST, M. (2020). Manajemen Strategis . . Makassar. Nas Media Pustaka.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 445, "width": 399, "height": 28, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fitrah, M., & Luthfiyah. (2017). Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas Dan Studi Kasus . Sukabumi. CV Jejak.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 479, "width": 399, "height": 28, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kartajaya, H. (2004). Hermawan Kartajaya on Differentiation . Bandung. PT. Mizan Pustaka.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 513, "width": 399, "height": 57, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kotler, P., & Keller, K. (2016). Severo Ochoa, winner of the Nobel Prize for physiology and medicine. His life and work. United States of America. Boletin cultural e informativo - Consejo General de Colegios Medicos de España (Vol. 22).", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 575, "width": 400, "height": 43, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Maharani, E., & Lintangdesi, A. (2021). Pengaruh E-Wom dan Talent Communicator Female Daily Dudes terhadap Brand Image. Jakarta. Journal Medium , Vol 9 No. 1, 1 – 16.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 624, "width": 399, "height": 62, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Panuju, D. R. (2019). Komunikasi Pemasaran Pemasaran sebagai Gejala Komunikasi Komunikasi sebagai Strategi Pemasaran . Jakarta. KENCANA. Pemerintah Kabupaten Sumedang. (2019). Sumedang Bersiap Menuju Transformasi Digital . Sumedangkab.Go.Id.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 692, "width": 399, "height": 28, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ritonga, Z. (2020). Buku Ajar Manajemen Strategi (Teori Dan Aplikasi) . Yogyakarta. Deepublish.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 726, "width": 399, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Santana, S. (2007). Menulis Ilmiah Metode Penelitian Kualitatif . Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 138, "top": 740, "width": 129, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yayasan Obor Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 99, "height": 39, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 10 Nomor 1 ISSN: 2303-0194 E-ISNN: 2615-1308", "type": "Text" }, { "left": 470, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 127, "width": 342, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedjati, R. S. (2015). Manajemen Strategis . Yogyakarta. Deepublish.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 147, "width": 400, "height": 29, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D . Bandung. Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 181, "width": 400, "height": 29, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tai, J., & Chew, W. (2012). Brand Management: 13 Strategi Untuk Mengembangkan Merek Anda . Jakarta. PT. INDEKS.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 216, "width": 400, "height": 28, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tjiptono, F., & Chandra, G. (2020). Pemasaran Strategik . YogyakartaPenerbit Andi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 250, "width": 400, "height": 56, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Trijupitasari, R., & Riauan, M. A. I. (2017). Pola Komunikasi Komisi Penanggulangan Aids (Kpa) Kota Pekanbaru Dalam Mensosialisasikan Bahaya Hiv Dan Aids Kepada Penjaja Sex Dan Gay. Pekanbaru. Journal Medium , Vol. 6 No.1, 78 – 86.", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 306, "width": 282, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.25299/medium.2017.vol6(1).1089", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 326, "width": 399, "height": 48, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uchjana Effendy, O. (1984). Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. In Komunikasi dalam sebuah organisasi . Bandung. PT. Remaja Rosdakarya Yunus, E. (2016). Manajemen Strategis . Yogyakarta. Penerbit Andi.", "type": "Text" } ]
7a24546e-5746-7afa-b3a6-8e41fcee4408
https://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/dekons/article/download/3748/2370
[ { "left": 494, "top": 795, "width": 19, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "161", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 788, "width": 234, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Evinda, Nahdalina, Optimasi Pemeliharaan Jalan… https://doi.org/10.35760/dk.2021.v20i2.3748", "type": "Page footer" }, { "left": 141, "top": 89, "width": 317, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "OPTIMASI PEMELIHARAAN JALAN BERBASIS", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 105, "width": 373, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AKSESIBILITAS METODE ENUMERASI (STUDI KASUS: PUWEKERTO-CILACAP)", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 153, "width": 378, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ROAD MAINTENANCE OPTIMAZATION BASED ON ENUMERATION METHOD ACCESSIBILITY (CASE STUDY: PUWEKERTO-CILACAP)", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 215, "width": 294, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Ninche Evinda, 2 Nahdalina 1,2 Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 240, "width": 245, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 [email protected], 2 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 282, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 296, "width": 428, "height": 288, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Permasalahan kerusakan jalan akibat keterbatasan dana seringkali diabaikan dan merugikan banyak pihak terutama pengguna jalan, sehingga aksesibilitas di wilayah tersebut menjadi terganggu. Tujuan pada penelitian ini adalah pemeliharaan jalan dengan menurunkan biaya pengguna jalan dan menciptakan aksesibilitas maksimum jaringan jalan dalam setiap kombinasi dengan beberapa skenario anggaran untuk dipilih sebagai opsi pilihan apabila terjadi keterbatasan biaya pemeliharaan jalan. Penelitian dilakukan dengan mengimplementasikan optimasi pada pemodelan di wilayah Purwekerto-Cilacap menggunakan metode enumerasi dengan mengkombinasikan pemeliharaan aktual dengan pemeliharaan rutin dalam sejumlah iterasi, dan aksesibilitas maksimum yang dihitung berbasis gravity model, serta dengan pilihan rute termurah. Hasil analisis aksesibilitas total kedua arah sebelum pemeliharaan sebesar 3.20972 sedangkan setelah pemeliharaan sebesar 4.95315, dan skenario kombinasi menunjukkan pada skenario 50% anggaran dari estimasi biaya pemeliharaan ini terdapat beberapa kombinasi yang tetap memberikan nilai aksesibilitas maksimum sebesar 4.95315 yaitu sama dengan aksesibilitas maksimum apabila seluruh ruas jalan ditangani sesuai dengan kebutuhan, kondisi ini dapat dikarenakan bahwa ruas-ruas jalan yang diteliti ini masih dalam kondisi baik dan rusak sedang. Estimasi biaya pemeliharaan pada skenario 50% tersebut terdapat 579 pilihan kombinasi dengan pilihan biaya pemeliharaan berada pada rentang sebesar (0.47-0.92) Triliyun, sehinggan biaya paling minimum pemeliharaan jalan yang dapat dipilih berada pada nilai 0.47 Triliyun, yaitu pada kombinasi ke 111110, 102966, 103078, dan 102958. Hal ini dapat menggambarkan bahwa rute yang terpilih pada skenario 50% ini dapat dioptimalkan untuk dipelihara dengan baiaya minimum sebesar 0.47 Triliyun dengan memberikan penambahan nilai aksesibilitas wilayah lebih besar 54% dibandingkan sebelum pemeliharaan jalan. Kata Kunci : enumerasi, gravity model, aksesibilitas, biaya pemeliharaan", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 601, "width": 48, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 615, "width": 429, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The problem of road damage due to limited funds is often ignored and is detrimental to many parties, especially road users so that accessibility in the area is disrupted. The purpose of this research is road maintenance by reducing travel costs for road users, and create maximum accessibility for the road network in each combination forme, and then making several budget scenarios to be selected as an option if this section has limited road maintenance cost cases. This road maintenance optimization has been implemented on the road network model in the Purwokerto-Cilacap area by combining actual maintenance and routine maintenance which formed iterations based on the enumeration method, and maximum accessibilities have been calculated with selected routes with the lowest travel costs, based on the gravity model. The accessibility results are 3.20972 before maintenance modeling and 4.95315 after maintenance modeling, and the combined scenario analysis shows that in the 50% budget scenario of the", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "162", "type": "Page footer" }, { "left": 215, "top": 797, "width": 294, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Desain dan Konstruksi Vol. 20 No. 2 Desember 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "estimated maintenance costs, there are several combinations that still provide maximum accessibility are 4.95315, such as all roads are handled in accordance with the needed, which could be because the roads under investigation are still in decent shape and only slightly deteriorated. The estimated maintenance costs in the 50% scenario include 579 combination options, with options ranging from (0.47-0.92) trillion in maintenance costs, resulting in a minimum cost of road maintenance of 0.47 trillion, consisting of combinations 110854, 106758, 110854, and 106758. So, in the 50% scenario, the chosen route can be optimized for maintenance at a cost of 0.47 trillion and then which can provide an additional 54% regional accessibility rather than the accessibility before roads maintenance.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 202, "width": 317, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: enumeration, gravity model, accessibility, maintenance cost", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 228, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 244, "width": 207, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kerusakan jalan merupakan masalah yang dapat merugikan banyak pihak salah satunya pada pengguna jalan (Sadasivam & Mallela, 2015), dimana dampak yang terjadi seperti membuat terhambatnya lalu lintas (Apriliyanto & Sudibyo, 2018), waktu tempuh yang lama, kecelakaan, dan lain-lain (Munggarani & Wibowo, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 360, "width": 207, "height": 389, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sehingga aksesibilitas wilayah tersebut menjadi buruk yaitu menghambat kegiatan masyarakat serta berdampak negatif dalam pengembangan perekonomian wilayah (Kadarisman, 2015). Menurut Bina Marga kerusakan jalan harus segera ditangani dengan pemeliharaan karena jika diabaikan dan mengalami keterlambatan pemeliharaan akan mengakibatkan kerusakan yang semakin parah dan biaya untuk melakukan perbaikan. atas kerusakan jalan juga semakin besar. Sejarah kerusakan jalan yang sering diabaikan akibat terkendala anggaran pada beberapa ruas jalan di Provinsi Jawa Tengah pernah terjadi diantaranya pada tahun 2005, di mana menurut (Kemen PUPR, 2006) Jawa Tengah pernah mengalami kerusakan jalan Nasional berat akibat dari terbatasnya dana yang dimiliki pemerintah pusat, dan kerusakan jalan yang diabaikan terjadi kembali yaitu pada tahun 2019 ini, yaitu pada sejumlah ruas jalan Provinsi yang rusak di wilayah Cilacap (Radar Banyumas, 2019) sehingga aktivitas masyarakat yang melintasi jalan tersebut merasa terganggu, oleh karena itu dibutuhkan aspek penilaian kondisi jalan dalam pemeliharaan jalan (Zanuardi et al., 2020)", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 228, "width": 207, "height": 228, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "untuk mewujudkan kinerja jalan yang baik. Aspek penilaian kondisi jalan dan kinerja jalan ini salah satunya dapat memanfaatkan indeks aksesibilitas sebagai indikator manfaat yang didapat oleh pengguna jalan dengan biaya perjalanan yang paling minimum dalam mencapai suatu tempat (Nahdalina et al., 2018). Sedangkan model matematis dalam penelitian yang telah dilakukan untuk optimasi pemeliharaan jalan dengan mempertim- bangkan biaya penanganan jalan sebagai hambatan seperti oleh (Zukhruf et al., 2019) menggunakan Sub Gradient Optimazation berbasis Lagrang; (Nope et al., 2017) menggunakan Simpleks dan Statistik; (Nahdalina et al., 2018) menngunakan Full", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 461, "width": 208, "height": 286, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Enumeration dan Bi-Level Genetic Algorithm ; dan (Hamdi et al., 2017) menggunakan Genetic Algorithm (GA) berbasis Multi Objetives Programming . Metode enumerasi ini dipilih karena persamaan matematika dalam pemodelan ini sederhana dan dapat diolah menggunakan spreadsheet excel, namun pada lembar kerja excel terbatas kurang lebih terdiri dari 16.384 kolom, sehingga dalam pemodelan jaringan ini lebih sesuai untuk jaringan yang sederhana yaitu cukup dalam menggambarkan pemodelan enumerasi. Jaringan jalan yang di pilih berada pada Provinsi Jawa Tengah yaitu pada rute-rute yang menghubungkan antar wilayah Kabupaten Purwekerto-Cilacap. Oleh sebab itu, berdasarkan penjelasan di atas yaitu dalam penelitian ini akan dilakukan optimasi pemeliharaan jalan berbasis aksesibilitas maksimum menggunakan metode enumerasi", "type": "Text" }, { "left": 494, "top": 795, "width": 19, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "163", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 788, "width": 234, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Evinda, Nahdalina, Optimasi Pemeliharaan Jalan… https://doi.org/10.35760/dk.2021.v20i2.3748", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 207, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dengan studi kasus wilayah Kabupaten Purwekerto-Cilacap.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 131, "width": 87, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 146, "width": 139, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 161, "width": 206, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Menghitung daya tarik antar centroid", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 175, "width": 178, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yaitu aksesibilitas maksimum sebagai", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 190, "width": 179, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "aspek manfaat dengan menghitung estimasi biaya pengguna jalan sebagai parameter hambatan antar centroid.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 429, "height": 228, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Membuat kombinasi enumerasi sebagai opsi pilihan pemeliharaan jalan dengan menghitung estimasi pemodelan biaya pemeliharaan dalam kombinasi kondisi aktual dengan kondisi rutin berdasarkan nilai kerusakan jalan atau data IRI. 3. Membuat beberapa skenario anggaran sebagai batasan dalam pemilihan model kombinasi yang optimum apabila terjadi keterbatasan alokasi anggaran biaya pemeliharaan jalan.", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 175, "width": 109, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KAJIAN PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 191, "width": 97, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemeliharaan Jalan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 206, "width": 429, "height": 312, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Standar pemeliharaan jalan merujuk pada Peraturan Nomor: 13/PRT/M/2011 (Kementerian Pekerjaan Umum, 2011) di mana pemeliharaan jalan terdiri dari pemeliharaan rutin, berkala, rehabilitasi, dan rekonstruksi atau peningkatan struktur berdasarkan nilai tingkatan IRI seperti pada tabel 1 di bawah ini: Tabel 1 Kriteria Kondisi Jalan berdasarkan Nilai IRI pada Tipe Permukaan JALAN ASPAL JALAN PENMAC JALAN TANAH/KERIKIL Baik IRI <= 4 Baik IRI <= 8 Baik IRI <= 10 Sedang IRI>4 & IRI<=8 Sedang IRI>8 & IRI<=10 Sedang IRI>10 & IRI<=12 Rusak Ringan IRI>8 & IRI<=12 Rusak Ringan IRI>10 & IRI<=12 Rusak Ringan IRI>12 & IRI<=16 Rusak Berat IRI>12 Rusak Berat IRI>12 Rusak Berat IRI>16 (Sumber : Bina Marga) Persamaan estimasi biaya pemeliharaan jalan berdasarkan kondisi IRI dapat ditulis sebagai berikut ini :", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 535, "width": 127, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bep z = ∑ (p z × l z z=1 ) × C z,m (1)", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 582, "width": 207, "height": 97, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan: Bep z = Estimasi biaya pemeliharaan jalan per ruas (Rp) z = Tipe pemeliharaan jalan p z = Panjang ruas jalan (m) l z = Lebar ruas jalan (m) C z,m", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 668, "width": 169, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= Harga satuan pemeliharaan (Rp/m 2 )", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 698, "width": 62, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aksesibilitas", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 712, "width": 207, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aksesibilitas dapat menggambarkan tingkat pelayanan dari sistem transportasi yaitu mengukur kemudahan suatu lokasi untuk", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 463, "width": 207, "height": 228, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dicapai (Behavior et al., 1976), dan oleh (Bertolini et al., 2005) mendefinisikan aksesibilitas adalah menyatakan “apa” dan “bagaimana” suatu lokasi dapat dicapai. Secara umum menurut (Litman, 2011) aksesibilitas menunjukkan kemungkinan interaksi atau adanya kesempatan yang dimiliki oleh individu di suatu lokasi tertentu untuk mengambil bagian atau rangkaian kegiatan tertentu, baik berupa barang, jasa, ataupun aktivitas dan tujuan yang dibutuhkan. Konseptualisasi aksesibilitas ini bersifat konsep multidimensi yaitu menurut (Geurs & Wee, 2004) terdiri dari dimensi transportasi, dimensi penggunaan lahan, dimensi temporal dan dimensi individu.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 695, "width": 207, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sehingga menurut (Cascetta et al., 2013) aksesibilitas ini tergantung dari subjek yang terlibat (karakteristik sosial dan ekonomi), kuantitas, kualitas, lokasi dan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "164", "type": "Page footer" }, { "left": 215, "top": 797, "width": 294, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Desain dan Konstruksi Vol. 20 No. 2 Desember 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 207, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "peluang (aktivitas) yang dipertimbangkan, serta atribut LOS.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 117, "width": 207, "height": 286, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Impedansi yang digunakan dalam mengukur indeks aksesibilitas itu sendiri dapat dinyatakan dalam bentuk jarak, waktu, biaya, dan tergantung dari tujuan yang dibutuhkan (Matisziw & Grubesic, 2010). Banyak peneliti yang telah mengembangkan variabel dalam mengukur aksesibilitas dalam mewakili peluang pembangunan ekonomi wilayahnya. Adapun persamaan aksesibilitas dalam penelitian oleh (Linneker & Spence, 1992) yaitu di mana menyatakan bahwa distribusi massa yang terlibat dalam perjalanan antar centroid diasumsikan memiliki level yang sama dibagi dengan biaya perjalanan sebagai impedansinya. Aksesibilitas dengan formula tersebut yang dikembangkan dari konsep dasar model gravitasi menurut (Hansen, 1959) yaitu peluang antara dua area berbanding lurus dengan ukuran massa antar dua centroid dan berbanding terbalik dengan impedansi,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 408, "width": 207, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sehingga persamaan aksesibilitas dapat dirumuskan pada persamaan (6).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 452, "width": 207, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Biaya Pengguna Jalan Biaya pengguna jalan digunakan untuk penilaian kelayakan investasi", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 495, "width": 207, "height": 243, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Sadasivam & Mallela, 2015), dan menurut (Perera & Thompson, 2020) biaya pengguna jalan digunakan untuk mengukur dampak kegiatan pengguna jalan terhadap mobilitas, keselamatan perjalanan, ekonomi, lingkungan, dan sosial. Studi oleh (Choi, 2020) menggunakan aplikasi MicroBencost, dimanan biaya pengguna jalan dianalisis akibat adanya lane closure proyek konstruksi jalan dengan komponen biaya waktu dan unit cost ( fuel, oil, tire, maintenance ), dan oleh (Mikolaj et al., 2019) telah menganalisis manfaat biaya pengguna jalan terhadap dampak kecepatan sabagai akibat dari kondisi perkerasan menggunakan bok yang terdiri dari komponen fuel , oil , travel time , tires , spare parts , dan maintenance , adapun oleh", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 743, "width": 207, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Zanuardi et al., 2020) menganalisis", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 88, "width": 207, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penghematan biaya pengguna jalan yang digunakan sebagai parameter untuk analisis efektifitas manfaat", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 117, "width": 207, "height": 155, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terhadap biaya pemeliharaan jalan yang dibedakan menjadi beberapa aspek yaitu kecepatan (bok, biaya waktu), kecelakaan (biaya kecelakaan), kerusakan (bok, biaya akibat polusi, dan biaya kerusakan barang), serta oleh (Linneker & Spence, 1992); (Nahdalina et al., 2018); (Kadhim et al., 2020) menyatakan bahwa biaya operasi kendaraan dengan biaya waktu dapat diperhitungkan sebagai biaya yang dikeluarkan dalam perjalanan.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 277, "width": 207, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada penelitian diatas terlihat dalam memperhitungkan biaya pengguna jalan itu sendiri terdiri dari beberapa variabel, dan variabel yang tidak pernah lepas dan lebih sering digunakan adalah biaya operasi kendaraan dan biaya waktu. Sehingga persamaan dapat ditulis sebagai berikut : Ruc xy = (Voc + Vot) × L xy (2)", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 408, "width": 43, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan :", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 435, "width": 165, "height": 62, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Voc = ∑ (C xy,n ×LHRT xy,n ) n ∑ LHRT xy,n n (3) Vot = ∑ NW xy,n n ∑ 𝑉 xy,n n (4)", "type": "Picture" }, { "left": 306, "top": 531, "width": 204, "height": 83, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di mana: Voc = Total biaya operasi kendaraan rata- rata (Rupiah/kend/km) Vot = Total biaya waktu perjalanan rata- rata (Rupiah/kend/km) C xy", "type": "Table" }, { "left": 342, "top": 604, "width": 171, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= Biaya operasi kendaraan per jenis", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 618, "width": 131, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kendaraan (Rupiah/kend/km)", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 633, "width": 207, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LHRT = Lalu lintas harian rata-rata tahunan kendaraan jenis n V = Kecepatan rata-rata kendaraan (Km/jam) NW = Nilai waktu (Rp/jam/kend) L xy = Jarak dari simpul x ke y (Km) Ruc xy = Total biaya perjalanan (Rp/kendaraan)", "type": "Table" }, { "left": 494, "top": 795, "width": 19, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "165", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 788, "width": 234, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Evinda, Nahdalina, Optimasi Pemeliharaan Jalan… https://doi.org/10.35760/dk.2021.v20i2.3748", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 207, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model Matematis Persamaan optimasi dalam", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 131, "width": 207, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "memaksimumkan fungsi aksesibilitas yaitu dapat dituliskan berikut ini :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 428, "height": 70, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan : F (X) = max ∑ 𝐴 j 𝑗 (5) Persamaan aksesibilitas model gravitasi dapat dirumuskan sebagai berikut: A j = ∑ S ij I ij α i≠j (6)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 264, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan : Keputusan : C ij = min ∑ Ruc xy xy (7)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 237, "width": 45, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kendala :", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 191, "width": 57, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TBEP z ≤ B (8) TBEP z =", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 234, "width": 167, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "∑ Bep z z=1 ; ∀z𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑟𝑢𝑎𝑠 𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 (9)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 251, "width": 59, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 266, "width": 157, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A j = Aksesibilitas pada zona j", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 207, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "S ij = Ukuran massa dari zona i ke zona j I ij = Ukuran impedansi dari zona i ke j", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 310, "width": 71, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Rp/kendaraan)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 324, "width": 207, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ruc xy = Biaya perjalanan dari node x ke y (Rp/kendaraan)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 353, "width": 207, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bep z = Estimasi biaya pemeliharaan jalan (Rp)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 382, "width": 207, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tbep z = Total estimasi biaya pemeliharaan jaringan (Rp)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 412, "width": 137, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B = Total anggaran (Rp)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 441, "width": 126, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Biaya Operasi Kendaraan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 455, "width": 207, "height": 83, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Komponen BOK mengikuti Standar Bina Marga Pd T-15-2005-B memperhitungkan biaya konsumsi bahan bakar, biaya oli, biaya konsumsi suku cadang, biaya upah tenaga pemeliharaan, dan biaya ban.", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 266, "width": 65, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Biaya Waktu", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 281, "width": 207, "height": 170, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai waktu adalah nilai penghematan waktu perjalanan, di mana pelaku perjalanan bersedia menukarnya dengan sejumlah uang untuk menghemat waktu perjalanan (Choi, 2020). menjelaskan nilai waktu adalah nilai yang dimonetisasi pengguna jalan sebagai waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan perjalanan. Menurut (Tamin, 2000) nilai waktu di Indonesia sendiri belum dapat dipastikan besaranya sampai sekarang, namun dapat mengikuti kajian yang pernah dilakukan oleh LAPI-ITB 1997 yaitu sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 470, "width": 207, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai waktu = maks {(k×nilai waktu dasar), nilai waktu minimum}", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 499, "width": 18, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(10)", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 558, "width": 400, "height": 151, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2 Nilai Waktu Minimum (Rupiah/jam/kendaraan) No Kabupaten/Kodya Jasa Marga JIUTR 1 DKI-Jakarta 8,200 12,369 9,188 8,200 17,022 4,246 2 Selain DKI-Jakarta 6,000 9,051 6,723 6,000 12,455 3,107 Sumber: LAPI-ITB, 1997. Tabel 3 PDRB atas Dasar Harga Konstan Jawa Tengah Tahun 1995 Lokasi PDRB (juta rupiah) Jumlah penduduk PDRB per kapita (juta rupiah) Nilai koreksi Jawa Tengah 39,125,323 29,653,000 1.32 0.20 Sumber: LAPI-ITB, 1997.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "166", "type": "Page footer" }, { "left": 215, "top": 797, "width": 294, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Desain dan Konstruksi Vol. 20 No. 2 Desember 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 365, "height": 137, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4 Nilai Waktu Setiap Golongan Kendaraan Rujukan Nilai Waktu (RP/Jam/Kendaraan) GOL I GOL II A GOL II B Pt Jasa Marga (1990-1996) 1228 18534 13768 Padalarang-Cileunyi (1996) 3385 5425 3827 38344 5716 Semarang (1996) 3411 6221 14541 1506 Ihcm (1995) 3281 18212 4971 Pci (1979) 1341 3827 3152 Jiutr Northern Extension (Pci, 1989) 7061 14670 3659 Surabaya - Mojokerto (Jica, 1991) 8880 7960 7980 Sumber: LAPI-ITB, 1997.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 243, "width": 134, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 259, "width": 207, "height": 97, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode yang dilakukan adalah menghitung estimasi biaya pengguna jalan dengan persamaan gravity model untuk mendapatkan pilihan rute terbaik sebagai parameter hambatan dalam mendapatkan indeks aksesibilitas maksimum yaitu dengan biaya pengguna jalan termurah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 361, "width": 207, "height": 126, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya membuat model enumerasi kombinasi dengan memfungsikan nilai 1 sebagai pemeliharaan sesuai kondisi aktual dan 0 sebagai opsi pilihan pemeliharaan rutin jalan, setelah itu pemodelan dimodelkan dalam skenario 100%, skenario 75%, skenario 50%, dan skenario 25% untuk mendapatkan kondisi optimal. Bagan alur penelitian dari studi ini dapat digambarkan pada Gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 507, "width": 158, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 522, "width": 87, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar Jaringan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 537, "width": 207, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lokasi yang digunakan adalah dibatasi pada jaringan jalan sederhana yang menghubungkan centroid Purwekerto dengan centroid Cilacap. Ruas yang dianalisis adalah ruas yang dilalui kendaraan dari wilayah", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 243, "width": 207, "height": 199, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Purwekerto menuju ke wilayah Cilacap, dimana diasumsikan kondisi jalan dari kedua arah dan sebaliknya adalah sama. Jalan antar- centroid tersebut dikategorikan menjadi sejumlah 17 data ruas jalan, yaitu dapat digambarkan seperti berikut ini. Ruas-ruas jalan tersebut terdiri dari 14 ruas jalan Nasional dan 3 ruas jalan Provinsi, dimana ditunjukkan pada tabel 5. Data lalu lintas harian rata-rata terdiri dari kendaraan sedan, utility, bus kecil, bus besar, serta truk (ringan, sedang dan berat). Sedangkan data kondisi setiap ruas jalan rata-rata dalam kerusakan sedang, dimana ditunjukkan pada Tabel 6.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 461, "width": 141, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Estimasi Biaya Pemeliharaan", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 476, "width": 207, "height": 112, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Estimasi biaya pemeliharaan jalan yang dihitung yaitu berdasarkan kondisi aktual di lapangan sesuai kondisi ruas yaitu pada tabel 6 menggunakan persamaan (1), maka akan didapatkan hasil estimasi biaya pemeliharaan pada tabel 7 dengan total biaya pemeliharaan apabila ditangani secara anggaran penuh yaitu sebesar Rp 1,839,641,572,500.", "type": "Text" }, { "left": 494, "top": 795, "width": 19, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "167", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 788, "width": 234, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Evinda, Nahdalina, Optimasi Pemeliharaan Jalan… https://doi.org/10.35760/dk.2021.v20i2.3748", "type": "Page footer" }, { "left": 269, "top": 91, "width": 58, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mulai Studi Literatur Perumusan Masalah", "type": "Picture" }, { "left": 238, "top": 142, "width": 119, "height": 6, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menetapkan Tujuan & Batasan Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 235, "top": 181, "width": 120, "height": 6, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data teknis (studi literatur dan sekunder) :", "type": "Text" }, { "left": 235, "top": 187, "width": 64, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Data umum jalan, • Data kondisi ruas,", "type": "Table" }, { "left": 235, "top": 204, "width": 80, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Data kondisi lalu lintas,", "type": "Table" }, { "left": 153, "top": 158, "width": 200, "height": 224, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Komponen perhitungan biaya waktu, biaya kecelakaan, dan bok, • Harga satuan biaya pemeliharaan/m² Pengolahan Data Lengkap Pengumpulan Data Menghitung estimasi biaya pengguna jalan : • Biaya operasi kendaraan (Standar Bina Marga), • Biaya waktu (Standar LAPI ITB),", "type": "Picture" }, { "left": 153, "top": 382, "width": 80, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Kapasitas Jalan (MKJI).", "type": "Table" }, { "left": 317, "top": 350, "width": 121, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menghitung estimasi biaya pemeliharaan : • Estimasi Biaya pemeliharaan kondisi aktual dan Rutin,", "type": "Table" }, { "left": 206, "top": 254, "width": 237, "height": 265, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Membuat pemodelan skenario anggaran biaya pemeliharaan. Analisa Data : Menganalisis skenario anggaran dengan kombinasi dan dipilih kombinasi yang optimal yaitu aksesibilitas maksimum dan biaya pemeliharaan minimum. Selesai Kesimpulan dan Saran Hasil dan Pembahasan NO YES", "type": "Picture" }, { "left": 178, "top": 542, "width": 242, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Alur Penelitian Optimasi Pemeliharaan Sumber: Hasil Perumusan.", "type": "Caption" }, { "left": 153, "top": 733, "width": 293, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Lokasi Pemodelan Centroid (Purwekerto-Cilacap) Sumber: Google Maps (diolah)", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "168", "type": "Page footer" }, { "left": 215, "top": 797, "width": 294, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Desain dan Konstruksi Vol. 20 No. 2 Desember 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 392, "height": 209, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5 Data Nama dan Tipe Jalan No Nama Ruas Simbol Fungsi Tipe 1 Bts Purwekerto - Wangon A K1 2/2 UD 2 Bts Purwekerto - Patikraja B A 2/2 UD 3 Patikraja - Rawalo C A 2/2 UD 4 Bts Purwekerto - Sokaraja D K1 4/2 UD 5 Kaliori - Patikraja E K kelas A 2/2 UD 6 Sukaraja - Kaliori F K1 2/2 UD 7 Kaliori - Buntu G K1 2/2 UD 8 Buntu - Sampang H A 2/2 UD 9 Sampang - Rawalo I A 2/2 UD 10 Rawalo - Menganti J K1 2/2 UD 11 Menganti - Wangon K K1 2/2 UD 12 Wangon - Bts Cilacap L A 2/2 UD 13 Menganti - Kesugihan M K kelas B 2/2 UD 14 Sampang - Kesugihan N A 2/2 UD 15 Buntu - Slarang O K kelas C 2/2 UD 16 Kesugihan - Slarang P A 2/2 UD 17 Slarang – Bts Cilacap Q A 2/2 UD Sumber : Bina Marga (diolah)", "type": "Table" }, { "left": 176, "top": 316, "width": 247, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 6 Data LHR dan Jenis Kerusakan Ruas Jalan", "type": "Section header" }, { "left": 51, "top": 328, "width": 502, "height": 391, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Simbol Ruas Jalan Lalu Lintas Harian Rata-rata (Kendaraan/hari) Panjang Jalan (km) Lebar Jalan (m) IRI Aktual Kondisi Ruas Sedan Utiliti Bus Kecil Bus Besar Truk Ringan Truk Sedang Truk Berat 1 A 1645 7393 1270 988 1279 2112 1481 26.54 8 4.23 Sedang 2 B 2285 8355 529 186 755 2127 640 5.89 7 5.14 Sedang 3 C 3533 8956 366 165 512 1933 738 9.16 7 4.18 Sedang 4 D 1563 5050 261 522 371 680 79 4.90 14 4.71 Sedang 5 E 7635 709 767 163 767 509 797 8.60 7 4.50 Sedang 6 F 10977 4166 1203 896 2487 2267 663 5.81 7 6.35 Sedang 7 G 6843 1420 560 310 1262 1408 172 11.25 7 5.18 Sedang 8 H 328 1330 112 61 166 410 241 8.81 7 4.91 Sedang 9 I 239 1609 253 285 352 503 439 4.13 7 6.57 Sedang 10 J 9303 4647 1019 892 985 5155 1411 2.50 7 5.75 Sedang 11 K 7345 10503 2064 2043 2176 4758 1347 11.60 7 5.14 Sedang 12 L 1679 1272 180 144 371 809 617 21.22 8 5.96 Sedang 13 M 1135 714 6 157 1814 516 764 12.48 7 3.00 Baik 14 N 145 1956 74 66 133 188 202 14.04 7 4.65 Sedang 15 O 2773 36 1145 12 340 468 20 21.04 7 4.50 Sedang 16 P 6713 12917 552 186 674 2423 1330 2.96 7 6.39 Sedang 17 Q 7982 8986 564 249 854 2720 1950 4.42 7 5.44 Sedang", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 728, "width": 121, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Bina Marga (diolah)", "type": "Text" }, { "left": 494, "top": 795, "width": 19, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "169", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 788, "width": 234, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Evinda, Nahdalina, Optimasi Pemeliharaan Jalan… https://doi.org/10.35760/dk.2021.v20i2.3748", "type": "Page footer" }, { "left": 172, "top": 100, "width": 253, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 7 Estimasi Biaya Pemeliharaan Kondisi Aktual", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 113, "width": 406, "height": 545, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Ruas Jalan Panjang Jalan (m) Lebar Jalan (m) Tipe Pemeliharaan Biaya Pemeliharaan 1 A 26535 8 Pemeliharaan Berkala Rp 318,818,025,000 2 B 5887 7 Pemeliharaan Berkala Rp 61,813,500,000 3 C 9161 7 Pemeliharaan Berkala Rp 95,778,255,000 4 D 4900 14 Pemeliharaan Berkala Rp 100,033,500,000 5 E 8600 7 Pemeliharaan Berkala Rp 90,300,000,000 6 F 5811 7 Pemeliharaan Berkala Rp 61,015,500,000 7 G 11251 7 Pemeliharaan Berkala Rp 121,257,652,500 8 H 8808 7 Pemeliharaan Berkala Rp 95,787,000,000 9 I 4134 7 Pemeliharaan Berkala Rp 43,407,000,000 10 J 2500 7 Pemeliharaan Berkala Rp 26,250,000,000 11 K 11600 7 Pemeliharaan Berkala Rp 121,800,000,000 12 L 21224 8 Pemeliharaan Berkala Rp 252,777,840,000 13 M 12480 7 Pemeliharaan Rutin Rp 4,804,800,000 14 N 14036 7 Pemeliharaan Berkala Rp 147,378,000,000 15 O 21040 7 Pemeliharaan Berkala Rp 220,920,000,000 16 P 2961 7 Pemeliharaan Berkala Rp 31,090,500,000 17 Q 4420 7 Pemeliharaan Berkala Rp 46,410,000,000 Total : Rp 1,839,641,572,500 Sumber: Hasil Perhitungan Tabel 8 Skenario Anggaran Biaya pemeliharaan Pemodelan Pendanaan (Triliyun) 100% Rp1.8396 75% Rp1.3797 50% Rp0.9198 25% Rp0.4599 Sumber: Hasil Perhitungan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "170", "type": "Page footer" }, { "left": 215, "top": 797, "width": 294, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Desain dan Konstruksi Vol. 20 No. 2 Desember 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 424, "height": 433, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 9 Contoh Hasil Kombinasi Enumerasi No Com Budget (Rp×10 12 ) Com Budget (Rp×10 12 ) Com Budget (Rp×10 12 ) Com Budget (Rp×10 12 ) 111110 102966 103078 102958 1 0 0.012 0 0.012 0 0.012 0 0.012 2 1 0.062 1 0.062 1 0.062 1 0.062 3 1 0.096 1 0.096 1 0.096 1 0.096 4 0 0.004 0 0.004 0 0.004 1 0.100 5 0 0.003 1 0.090 0 0.003 0 0.003 6 0 0.002 1 0.061 1 0.061 1 0.061 7 0 0.004 0 0.004 0 0.004 0 0.004 8 0 0.004 0 0.004 1 0.096 0 0.004 9 0 0.002 0 0.002 0 0.002 0 0.002 10 1 0.026 1 0.026 1 0.026 1 0.026 11 0 0.004 0 0.004 0 0.004 0 0.004 12 0 0.009 0 0.009 0 0.009 0 0.009 13 1 0.005 1 0.005 1 0.005 1 0.005 14 1 0.147 0 0.005 0 0.005 0 0.005 15 0 0.008 0 0.008 0 0.008 0 0.008 16 1 0.031 1 0.031 1 0.031 1 0.031 17 1 0.046 1 0.046 1 0.046 1 0.046 Sum 0.470 Sum 0.470 Sum 0.475 Sum 0.479 Sumber: Hasil Perhitungan Berdasarkan total anggaran penuh pada tabel 7, kemudian dimodelkan menjadi beberapa skenario estimasi biaya pemeliharaan sebagai batasan apabila terjadi keterbatasan pendanaan dengan memperhatikan kendala pada persamaan (8) dan persamaan (9) yaitu dengan beberapa", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 526, "width": 207, "height": 155, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "skenario presentase anggaran. Hasil pemodelan ditampilkan pada Tabel 8. Setelah dilakukan skenario anggaran pemeliharaan, kemudian dibuat kombinasi dengan rumus 2 n dengan pemodelan di mana n merupakan pemeliharaan ruas yang akan dilakukan optimasi dengan kombinasi 1 apabila ruas ditangani secara aktual dan 0 dengan pemeliharaan minimum yaitu pemeliharaan rutin, sebagai contoh hasil iterasi ditunjukkan dalam Tabel 9.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 686, "width": 207, "height": 54, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada contoh hasil kombinasi ke-102958 tabel 9 di atas menjelaskan bahwa ke 17 ruas tersebut terdapat 8 ruas bernilai 1 maka akan ditangani sesuai kebutuhan dan jika bernilai 0", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 424, "width": 207, "height": 68, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yaitu terdapat 9 ruas maka akan dilakukan dengan pemeliharaan minimum. Sehingga didapatkan total estimasi biaya pemeliharaan sebesar Rp 478,985,723,975 atau Rp 0.47 Triliyun.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 511, "width": 150, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Estimasi Biaya Pengguna Jalan", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 526, "width": 207, "height": 126, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Estimasi biaya pengguna jalan terdiri dari perhitungan biaya operasi kendaraan dan biaya waktu, yaitu sebagai berikut : Biaya waktu menggunakan standar yang dipakai oleh LAPI ITB pada tahun 1997, sehingga diperlukan faktor koreksi sesuai waktu yang diteliti, dengan memproyeksikan PDRB dengan data jumlah penduduk wilayah yang diteliti ke tahun yang ditentukkan.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 657, "width": 208, "height": 68, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil faktor koreksi pada tahun 2019 yang dianalisis didapatkan pada tabel 10, dimana didapatkan faktor koreksi pada tahun 2019 yaitu sebesar 5.58 yang akan digunakan sebagai faktor pengali dengan waktu dasar.", "type": "Text" }, { "left": 494, "top": 795, "width": 19, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "171", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 788, "width": 234, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Evinda, Nahdalina, Optimasi Pemeliharaan Jalan… https://doi.org/10.35760/dk.2021.v20i2.3748", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 88, "width": 405, "height": 408, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 10 Proyeksi Faktor Koreksi Provinsi Jawa Tengah Tahun PDRB (ADHK) Jumlah penduduk PDRB perkapita (juta Rp) Nilai koreksi 1995 39,125,323 29,653,000 1.32 0.20 1996 41,862,204 29,931,738 1.40 0.21 1997 43,129,839 30,213,097 1.43 0.22 1998 38,065,273 30,497,100 1.25 0.24 1999 39,394,514 30,783,772 1.28 0.25 2000 114,701,305 31,073,140 3.69 0.72 2001 118,816,400 31,338,525 3.79 0.74 2002 123,038,541 31,454,478 3.91 0.76 2003 129,166,462 31,570,859 4.09 0.80 2004 135,789,872 31,687,671 4.29 0.84 2005 143,051,214 31,804,916 4.50 0.88 2006 150,682,655 31,922,594 4.72 0.92 2007 159,110,254 32,040,708 4.97 0.97 2008 168,034,483 32,159,258 5.23 1.02 2009 176,673,457 32,278,247 5.47 1.07 2010 623,224,621 32,382,657 19.25 3.76 2011 656,268,130 32,643,612 20.10 3.92 2012 691,343,116 33,270,207 20.78 4.06 2013 726,655,118 33,264,339 21.84 4.26 2014 764,959,151 33,522,663 22.82 4.45 2015 806,765,092 33,774,141 23.89 4.66 2016 849,099,355 34,019,095 24.96 4.87 2017 893,750,296 34,257,865 26.09 5.09 2018 941,164,119 34,490,835 27.29 5.32 2019 992,105,788 34,718,204 28.58 5.58 Sumber: Hasil Perhitungan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 207, "height": 213, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil faktor koreksi dibutuhkan untuk memperhitungkan nilai waktu maksimum pada kendaraan menggunakan persamaan (10), dan biaya operasi kendaraan per unit kendaraan meng-gunakan persamaan yang terdapat pada pedoman standar Pd T-15-2005- B dan MKJI. Hasil pengolahan yang diperoleh kemudian dihitung kembali untuk mendapatkan biaya pengguna jalan rata-rata menggunakan persamaan (2), di mana terdiri dari biaya operasi kendaraan rata-rata persamaan (3) serta biaya waktu rata-rata persamaan (4). Hasil perhitungan keduanya rata-rata mengalami penurunan biaya dan ditampilkan pada tabel berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 529, "width": 64, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisa Data", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 544, "width": 207, "height": 184, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisa data yang dilakukan adalah memilih rute yang terbaik yaitu LHR sebagai ukuran massa yang dibandingkan dengan fungsi hambatan yaitu total biaya pengguna jalan yang melewati rute yang termurah. Rute termurah mendefinisikan bahwa rute tersebut melewati ruas yang berpotensi sebagai ruas yang dapat memberikan manfaat dengan menciptakan aksesibilitas paling maksimum pada jaringan jalan. Adapun rute-rute jalan yang dapat dilalui dari centroid I ke centroid II dapat dibuat tabel 12 berikut ini sesuai pada Gambar 2.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "172", "type": "Page footer" }, { "left": 215, "top": 797, "width": 294, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Desain dan Konstruksi Vol. 20 No. 2 Desember 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 119, "top": 88, "width": 357, "height": 420, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 11 Rekap Hasil Perhitungan Biaya Pengguna Jalan No BOK (Rp/Kend) Biaya Waktu (Rp/Kend) Total (Rp/Kend) Aktual Rutin Aktual Rutin Aktual Rutin 1 24007 17716 137724 85964 161730 103680 2 5545 3917 29081 15400 34626 19317 3 8045 5958 38233 22957 46278 28915 4 4578 3303 21492 11451 26069 14754 5 6994 5100 37209 19843 44203 24943 6 5769 3826 32809 14597 38578 18423 7 10077 7204 62647 35863 72724 43067 8 8143 5819 44577 24972 52720 30791 9 4296 2816 26718 12994 31014 15810 10 2660 1821 14539 7674 17199 9495 11 11656 8233 65787 35133 77443 43366 12 21017 14144 134926 67522 155944 81666 13 9707 7597 43901 38462 53607 46058 14 11908 8619 61748 33556 73656 42175 15 18486 13480 115473 57796 133959 71276 16 2817 1864 15048 6838 17864 8702 17 4018 2796 21596 11204 25614 14000 Sumber: Hasil Perhitungan Tabel 12 Contoh Pilihan Rute C ’ No Ruas C ’’ I A L II I B C J K L II I B C J M P Q II I B C I N P Q II I B E G H N P Q II I D F E C J M P Q II I B C I H O Q II I D F G O Q II", "type": "Table" }, { "left": 256, "top": 512, "width": 113, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : Hasil Perhitungan", "type": "Caption" }, { "left": 117, "top": 549, "width": 365, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 13 Biaya Pengguna Jalan Hasil Pemilihan Rute Sebelum Pemeliharaan", "type": "Section header" }, { "left": 50, "top": 560, "width": 282, "height": 34, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Not Ruas Jalan (Rp×10 5 ) I-II/II- I A B C D", "type": "Table" }, { "left": 59, "top": 579, "width": 487, "height": 121, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E F G H I J K L M N O P Q Sum Min ❶ 1.6 - - - - - - - - - - 1.6 - - - - - 3.18 1.95 ❷ - 0.3 0.5 - - - - - - 0.2 0.8 1.6 - - - - - 3.31 ❸ - 0.3 0.5 - - - - - - 0.2 - - 0.5 - - 0.2 0.3 1.95 ❹ - 0.3 0.5 - - - - - 0.3 - - - - 0.7 - 0.2 0.3 2.29 ❺ - 0.3 - - 0.4 - 0.7 0.5 - - - - - 0.7 - 0.2 0.3 3.21 ❻ - - 0.5 0.3 0.4 0.4 - - - 0.2 - - 0.5 - 0.2 0.3 2.69 ❼ - 0.3 0.5 - - - - 0.5 0.3 - - - - - 1.3 - 0.3 3.24 ❽ - - - 0.3 - 0.4 0.7 - - - - - - - 1.3 - 0.3 2.97 Sumber: Hasil Perhitungan", "type": "Table" }, { "left": 494, "top": 795, "width": 19, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "173", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 788, "width": 234, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Evinda, Nahdalina, Optimasi Pemeliharaan Jalan… https://doi.org/10.35760/dk.2021.v20i2.3748", "type": "Page footer" }, { "left": 120, "top": 88, "width": 359, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 14 Biaya Pengguna Jalan Hasil Pemilihan Rute Setelah Pemeliharaan", "type": "Section header" }, { "left": 50, "top": 100, "width": 496, "height": 140, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Not Ruas Jalan (Rp×10 5 ) I-II/II- I A B C D E F G H I J K L M N O P Q Sum Min ❶ 1.0 - - - - - - - - - - 0.8 - - - - - 1.85 1.26 ❷ - 0.2 0.3 - - - - - - 0.1 0.4 0.8 - - - - - 1.83 ❸ - 0.2 0.3 - - - - - - 0.1 - - 0.5 - - 0.1 0.1 1.26 ❹ - 0.2 0.3 - - - - - 0.2 - - - - 0.4 - 0.1 0.1 1.29 ❺ - 0.2 - - 0.2 - 0.4 0.3 - - - - - 0.4 - 0.1 0.1 1.83 ❻ - - 0.3 0.1 0.2 0.2 - - - 0.1 - - 0.5 - 0.1 0.1 1.65 ❼ - 0.2 0.3 - - - - 0.3 0.2 - - - - - 0.7 - 0.1 1.80 ❽ - - - 0.1 - 0.2 0.4 - - - - - - - 0.7 - 0.1 1.62 Sumber : Hasil Perhitungan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 258, "width": 76, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemilihan Rute", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 273, "width": 207, "height": 82, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemilihan rute terbaik yaitu dengan biaya pengguna jalan yang minimum dengan persamaan (7), didapatkan biaya pengguna jalan sebelum pemeliharaan pada tabel 13 dan setelah pemeliharaan pada tabel 14, dengan keduanya berada pada pilihan rute ke-3.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 375, "width": 87, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai Aksesibilitas", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 389, "width": 178, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perhitungan nilai aksesibilitas", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 404, "width": 207, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menggunakan persamaan (5) dan persamaan", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 258, "width": 207, "height": 156, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(6) dengan asumsi bahwa kondisi jalan kedua arah memiliki kondisi yang sama. Hasil yang diperoleh yaitu nilai aksesibilitas kondisi sebelum pemeliharaan dan setelah dilakukan pemeliharaan pada tabel 15. Aksesibilitas yang didapatkan dari kedua arah tersebut terjadi kenaikan aksesibilitas sebesar 54% dibandingkan sebelum pemeliharaan yaitu sebesar 3.20972, di mana aksesibilitas setelah dilakukan pemeliharaan adalah maksimum didapatkan total sebesar 4.95315.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 434, "width": 370, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 15 Perhitungan Indeks Aksesibilitas Sebelum Pemeliharaan dan Setelah", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 449, "width": 430, "height": 127, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemeliharaan C Perjalanan Penumpang Biaya Perjalanan (Rp)×10 5 Indeks Aksesibilitas Sebelum Pemeliharaan Setelah Pemeliharaan Sebelum Pemeliharaan Setelah Pemeliharaan A-A - - - - - A-B 313,252 1.95 1.26 1.60486 2.47658 B-B - - - - - B-A 313,252 1.95 1.26 1.60486 2.47658 Total : 3.20972 4.95315 Sumber: Hasil Perhitungan", "type": "Table" }, { "left": 156, "top": 732, "width": 287, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Hubungan Aksesibilitas dan Biaya Pemeliharaan Sumber: Hasil Pemodelan", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "174", "type": "Page footer" }, { "left": 215, "top": 797, "width": 294, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Desain dan Konstruksi Vol. 20 No. 2 Desember 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 163, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemodelan Enumerasi Kombinasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 118, "width": 207, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil enumerasi kombinasi dari 17 ruas yaitu 2 17-1 sehingga didapatkan 131,071", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 147, "width": 207, "height": 83, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kombinasi, dengan pemodelan biaya pemeliharaan dalam skenario (100%, 75%, 50%, dan 25%). Hubungan nilai aksesibilitas dengan biaya pemeliharaan yang didapatkan pada masing masing skenario adalah ditunjukkan pada gambar grafik 3.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 249, "width": 181, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Pemodelan Skenario Kombinasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 264, "width": 207, "height": 126, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada gambar grafik 3 diatas menunjukkan indeks akasesibilitas yang didapatkan dari setiap iterasi kombinasi yang telah dihasilkan, gambar grafik tersebut menunjukkan indeks aksesibilitas yang tertinggi berada pada nilai aksesibilitas maksimum sebesar 4.95315, yaitu terdapat pada pilihan skenario 100%, 75%, dan 50% anggaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 395, "width": 207, "height": 141, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kombinasi yang didapatkan pada skenario 50% ini terdapat sejumlah 579 pilihan kombinasi dengan nilai aksesibilitas paling maksimum sama dengan di nilai 4.95315, dengan biaya pemeliharaan yang didapatkan yaitu sebesar (0.47-0.92) Triliyun. Sehingga biaya pemeliharaan paling minimum yaitu dengan total sebesar 0.47 Triliyun, dimana didapatkan pada kombinasi ke 111110, 102966, 103078, dan 102958. Nilai", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 540, "width": 209, "height": 199, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "aksesibilitas maksimum pada skenario 50% sama dengan nilai maksimum jika kondisi seluruh ruas dipelihara dalam kondisi pendanaan penuh tersebut, hal ini menunjukkan bahwa dalam pemodelan biaya pemeliharaan ini dapat dioptimalkan dengan biaya pemeliharaan seminimum mungkin karena setiap ruas jalan rata-rata masih dalam kategori perawatan minimum. Hal ini disebabkan kondisi perkerasan masih dalam kondisi baik dan rusak sedang sehingga dengan pemeliharaan jalan ini dapat memperbaiki fungsional jalan dan tetap memberikan aksesibilitas wilayah maksimum.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 104, "width": 208, "height": 141, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Namun pada grafik 3 di atas terdapat beberapa opsi pilihan penambahan biaya pemeliharaan, seperti pada beberapa skenario biaya pemeliharaan jalan > 0.92 Triliyun dengan pilihan aksesibilitas yang paling maksimum, maka dapat dijadikan pilihan dalam penambahan pembiayaan pemeliharaan jalan di mana semakin besar biaya pemeliharaan yang dipilih maka dapat meningkatkan kondisi struktural jalan.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 265, "width": 67, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 281, "width": 207, "height": 315, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Pengukuran nilai aksesibilitas maksimum dihitung menggunakan persamaan model gravitasi dengan menggunakan pergerakan kendaraan sebagai peluang kesempatan yang dilakukan pengguna jalan dibandingkan dengan biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh pengguna jalan dalam melakukan perjalanan dengan memilih rute dengan biaya yang paling murah sebagai impedansinya. Biaya perjalanan tersebut terdiri dari biaya operasi kendaraan dan biaya waktu dengan nilai aksesibilitas maksimum yang dihasilkan setelah dilakukan pemeliharaan adalah sebesar 4.95315 sebagai aspek manfaat yang akan diterima dalam meningkatkan aksesibilitas wilayah. Aksesibilitas wilayah meningkat sebesar 54% dibandingkan sebelum pemeliharaan jalan.", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 601, "width": 208, "height": 156, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Menggunakan enumerasi dilakukan iterasi pada setiap kombinasi yang terbentuk dari pemeliharaan kondisi aktual dengan kondisi pemeliharaan minimum, dimana jika bernilai 0 maka kondisi pemeliharaan adalah rutin dan jika bernilai 1 maka kondisi pemeliharaan adalah sesuai dengan kebutuhan, dan kombinasi ini dapat dibentuk pilihan sebanyak (2 n -1) sehingga pada pemodelan ini didapatkan 131071 pilihan kombinasi", "type": "Text" }, { "left": 494, "top": 795, "width": 19, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "175", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 788, "width": 234, "height": 24, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Evinda, Nahdalina, Optimasi Pemeliharaan Jalan… https://doi.org/10.35760/dk.2021.v20i2.3748", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 207, "height": 83, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sebagai batasan anggaran dengan beberapa skenario pendanaan yang dibuat yaitu pada skenario 100%, 75%, 50% dan 25%. 3. Hasil optimasi dari 4 skenario anggaran yang terpilih dengan aksesibilitas", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 175, "width": 186, "height": 127, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "maksimum yaitu pada skenario 50%, dimana terdapat biaya pemeliharaan yang paling minimum yaitu sebesar 0.47 Triliyun yaitu pada kombinasi ke 111110, 102966, 103078, dan 102958 . Biaya minimimum ini dapat dipilih sebagai pemeliharaan jalan jika terjadi keterbatasan alokasi anggaran biaya pemeliharaan jalan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 306, "width": 207, "height": 126, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saran yang dapat disampaikan untuk penelitian selanjutnya yaitu analisis jaringan jalan yang lebih luas sebaiknya menggunakan GA karena lebih efisien, serta perhitungan estimasi biaya pengguna jalan dapat ditambah menggunakan beberapa aspek seperti biaya kecelakaan dan biaya emisi, atau biaya lainnya untuk memperoleh biaya pengguna jalan yang lebih akurat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 453, "width": 113, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 469, "width": 202, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Apriliyanto, R., & Sudibyo, T. (2018).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 483, "width": 179, "height": 112, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Kemacetan Dan Perkiraan Tingkat Pelayanan Jalan Pada Masa Mendatang ( Studi Kasus Jalan Raya Sawangan Depok ) ( Traffic Jam Analysis and Prediction of Future Road Service Level ( Case Study of Jalan Raya Sawangan Depok ) . 03 (02), 85– 96.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 600, "width": 202, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Behavior, C., Burns, L. D., & Golob, T. F.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 614, "width": 179, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(1976). The Role Of Accessibility In", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 629, "width": 179, "height": 24, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Basic Transportation Choice Behavior . 5 , 175–198.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 658, "width": 202, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bertolini, L., le Clercq, F., & Kapoen, L.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 672, "width": 179, "height": 83, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2005). Sustainable accessibility: A conceptual framework to integrate transport and land use plan-making. Two test-applications in the Netherlands and a reflection on the way forward. Transport Policy , 12 (3), 207–220.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 88, "width": 174, "height": 24, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.1016/j.tranpol.2005.0 1.006", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 117, "width": 203, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cascetta, E., Cartenì, A., & Montanino, M.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 131, "width": 179, "height": 54, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2013). A New Measure of Accessibility based on Perceived Opportunities. Procedia - Social and Behavioral Sciences , 87 (January 2015), 117–132.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 190, "width": 172, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.1", "type": "Table" }, { "left": 335, "top": 204, "width": 27, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0.598", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 219, "width": 204, "height": 126, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Choi, J. (2020). Road User Costs for highway construction projects involving a lane closure. Sustainability (Switzerland) , 12 (8), 1–12. https://doi.org/10.3390/SU12083084 Geurs, K. T., & Wee, B. Van. (2004). Accessibility evaluation of land-use and transport strategies : review and research directions . 12 , 127–140.", "type": "Table" }, { "left": 335, "top": 350, "width": 173, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.1016/j.jtrangeo.2003.", "type": "Table" }, { "left": 335, "top": 364, "width": 33, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10.005", "type": "List item" }, { "left": 310, "top": 379, "width": 203, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hamdi, Hadiwardoyo, S. P., Correia, A. G., &", "type": "Table" }, { "left": 335, "top": 393, "width": 179, "height": 112, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pereira, P. (2017). ScienceDirect ScienceDirect Pavement Maintenance Optimization Strategies for National Road Network in Indonesia Applying Genetic Algorithm. Procedia Engineering , 210 , 253–260. https://doi.org/10.1016/j.proeng.2017.1 1.074", "type": "Table" }, { "left": 310, "top": 510, "width": 203, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hansen, W. G. (1959). How Accessibility Shapes Land Use. Journal of the American Planning Association , 25 (2),", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 553, "width": 203, "height": 98, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "73–76. https://doi.org/10.1080/0194436590897 8307 Kadarisman, M. (2015). Policy Implementatation Of Land Transportation System and Its Impact Towards Social Welfare In Jakarta.", "type": "Table" }, { "left": 310, "top": 655, "width": 203, "height": 83, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) , 02 (01), 59–78. Kadhim, A. J., Banyhussan, Q. S., & Jameel, A. K. (2020). Cost-effectiveness analysis of a road improvement proposal based on sustainability", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 743, "width": 176, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indicators: Case study Al-Nebai-", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "176", "type": "Page footer" }, { "left": 215, "top": 797, "width": 294, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Desain dan Konstruksi Vol. 20 No. 2 Desember 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 88, "width": 203, "height": 141, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Baghdad highway. Periodicals of Engineering and Natural Sciences , 8 (2), 916–932. https://doi.org/10.21533/PEN.V8I2.135 4.G575 Kemen PUPR. (2006). Kementerian PUPR. DIALOKASIKAN DANA 17,3 TRILIUN UNTUK PERBAIKAN JALAN . https://pu.go.id/berita/dialokasikan- dana-17-3 -triliun untuk-perbaikan-", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 233, "width": 24, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "jalan", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 248, "width": 203, "height": 39, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kementerian Pekerjaan Umum. (2011). Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan. In Peraturan Menteri Pekerjaan Umum", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 292, "width": 203, "height": 68, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nomor: 13/PRT/M/2011 . Linneker, B. J., & Spence, N. A. (1992). An Accessibility Analysis of the Impact of the M25 London Orbital Motorway on Britain. Regional Studies , 26 (1), 31–47.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 364, "width": 175, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.1080/0034340921233", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 379, "width": 41, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1346761", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 393, "width": 203, "height": 127, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Litman, T. (2011). Measuring Transportation. ITE Journal (Institute of Transportation Engineers) , 73 (10), 28–32. www.joaopereira.com Matisziw, T. C., & Grubesic, T. H. (2010). Evaluating locational accessibility to the US air transportation system. Transportation Research Part A , 44 (9), 710–722.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 524, "width": 174, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.1016/j.tra.2010.07.00", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 539, "width": 8, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 553, "width": 202, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mikolaj, J., Remek, L., & Margorinova, M.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 568, "width": 203, "height": 155, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2019). Road user effects related to pavement degradation based on the highway development and management tools. Transportation Research Procedia , 40 , 1141–1149. https://doi.org/10.1016/j.trpro.2019.07. 159 Munggarani, N. A., & Wibowo, A. (2017). Kajian faktor-faktor penyebab kerusakan dini perkerasan. Jurnal Infrastruktur , 3 (01), 9–18.", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 728, "width": 202, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nahdalina, Hadiwardoyo, S. P., & Nahry.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 743, "width": 179, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2018). COST-EFFECTTIVENESS OF", "type": "Table" }, { "left": 335, "top": 88, "width": 179, "height": 68, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ROAD NEETWORK MAINTENANCE OPTIMIZATION BASED ON ACCESSIBILITY MEASUREMENT ENT. International Journal of Civil Engineering and", "type": "Table" }, { "left": 335, "top": 161, "width": 176, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Technology (IJCIET) , 9 (13), 1705–", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 175, "width": 27, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1720.", "type": "List item" }, { "left": 310, "top": 190, "width": 202, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nope, F. J. S., Djakfar, L., & Anwar, M. R.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 204, "width": 178, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2017). Model prioritas penanganan jalan (Studi Kasus di Kabupaten Timor", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 233, "width": 119, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tengah Selatan, NTT) . 02 .", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 248, "width": 203, "height": 54, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perera, L., & Thompson, R. G. (2020). Road User Charging for Urban Freight Vehicles: A Systems Approach. Journal of Transportation Technologies , 10 (03),", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 306, "width": 44, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "214–243.", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 321, "width": 172, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.4236/jtts.2020.10301", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 335, "width": 8, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4", "type": "List item" }, { "left": 310, "top": 350, "width": 202, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Radar Banyumas. (2019). Radar Banyumas.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 364, "width": 179, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perbaikan Jalan Terkendala Anggaran .", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 379, "width": 204, "height": 155, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sumber: https://radarbanyumas.co.id/perbaikan- jalan-terkendala- anggaran/%0ACopyright © Radarbanyumas.co.id Sadasivam, S., & Mallela, J. (2015). Application of work zone road user costs to determine schedule-related incentives and disincentives: Conceptual framework. Transportation Research Record , 2504 (2504), 39–45.", "type": "Table" }, { "left": 335, "top": 539, "width": 143, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.3141/2504-05", "type": "List item" }, { "left": 310, "top": 553, "width": 203, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tamin, O. Z. (2000). Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Edisi Kedua.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 582, "width": 178, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In Perencanaan dan pemodelan transportasi .", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 612, "width": 203, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zanuardi, A., Suprayitno, H., & Budianto, H.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 626, "width": 178, "height": 83, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2020). Pemanfaatan prinsip value for money dalam penentuan prioritas pemeliharaan Jalan (studi kasus : jalan nasional di kota surabaya). Jurnal Sosial Ekonomi Pekerjaan Umum , 10 (April 2018), 1–10.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 713, "width": 203, "height": 40, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zukhruf, F., Frazila, R. B., Almira, R., & Ag, S. (2019). Jurnal Teoretis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil Pengembangan", "type": "List item" }, { "left": 494, "top": 795, "width": 19, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "177", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 788, "width": 234, "height": 24, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Evinda, Nahdalina, Optimasi Pemeliharaan Jalan… https://doi.org/10.35760/dk.2021.v20i2.3748", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 24, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model Optimasi Pemeliharaan Jalan Tahun Jamak dengan Batasan Anggaran . 26 (2), 139–146. https://doi.org/10.5614/jts.2019.26.2.6", "type": "Table" } ]
1f1e4b72-237a-ce3b-5b63-d90a2f5d5649
https://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/dekons/article/download/1922/1756
[ { "left": 516, "top": 732, "width": 14, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "11", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 724, "width": 201, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sari, Akulturasi Pada Fasad… https://doi.org/10.35760/dk.2018.v17i1.1922", "type": "Page footer" }, { "left": 153, "top": 88, "width": 312, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "AKULTURASI PADA FASAD RUMAH BETAWI Studi Kasus: Rumah Si Pitung di Marunda", "type": "Section header" }, { "left": 144, "top": 134, "width": 328, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ACCULTURATION ON BETAWI’S HOUSE FACADE", "type": "Section header" }, { "left": 181, "top": 153, "width": 254, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Case Study: Si Pitung’s House in Marunda", "type": "Title" }, { "left": 179, "top": 180, "width": 258, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Westi Annita Sari Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Gunadarma [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 285, "top": 241, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 254, "width": 445, "height": 146, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembangunan yang meningkat pesat di Jakarta berdampak dengan semakin tergerusnya budaya lokal masyarakat setempat, yaitu masyarakat Betawi. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menetapkan beberapa kawasan sebagai cagar budaya Betawi, salah satunya adalah rumah si Pitung yang juga bagian dari kawasan museum kebaharian Jakarta situs Marunda. Dalam sejarahnya, kota Jakarta banyak didatangi oleh pendatang dari berbagai macam etnis sehingga terjadi akulturasi, yang juga terlihat di rumah Betawi. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui akulturasi pada fasad rumah Betawi. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif naratif yaitu dengan cara memaparkan berbagai data survey terkait fasad rumah Betawi dan mengaitkannya dengan studi literatur. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat akulturasi pada fasad rumah si Pitung di Marunda, dengan pengaruh kebudayaan yang sangat beragam dari berbagai etnis lain, baik dari dalam Indonesia maupun luar Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 404, "width": 278, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci: arsitektur tradisional, akulturasi, rumah, Betawi.", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 441, "width": 51, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 455, "width": 445, "height": 133, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rapid development in Jakarta had an impact on the diminishing of the local people’s culture which is Betawi tribe’s culture. Efforts made by the government to overcome this problem is to establish several areas as Betawi cultural preservation, one of it is the Pitung’s house which is also part of the maritime museum Jakarta in Marunda site . In its history, the city of Jakarta was visited by migrants from various ethnic groups, resulting in acculturation, which was also seen in the Betawi house. This research aims to determine the acculturation of the Betawi house façade. Research method used in this paper is descriptive narrative, by presenting various data survey related to Betawi’s house facade and linking it with study of literature. The result of the research shows there is acculturation in the rumah si Pitung facade in Marunda, with the cultural influences are very diverse from various other ethnic groups, from within Indonesia and outside Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 592, "width": 289, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords : traditional architecture, acculturation, home, Betawi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 629, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 214, "height": 54, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Urbanisasi dan pembangunan yang meningkat pesat di Jakarta berdampak pada semakin tergerusnya budaya lokal masyarakat setempat, yaitu masyarakat Betawi. Berbagai", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 628, "width": 214, "height": 69, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kebudayaan Betawi sudah jarang terlihat di Jakarta, pun rumah-rumah tradisional Betawi yang sudah tergantikan dengan rumah-rumah modern, apartemen ataupun rumah-rumah permukiman padat. Beberapa situs budaya yang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 732, "width": 14, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "12", "type": "Page footer" }, { "left": 264, "top": 728, "width": 264, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol.17 No.1 Juni 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 214, "height": 40, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "masih menjaga keberadaan rumah Betawi antara lain di kawasan Setu Babakan, Condet, anjungan TMII dan Marunda.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 131, "width": 214, "height": 185, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Masyarakat Betawi sejak sekitar abad awal masehi telah didatangi berbagai bangsa dari Asia, seperti orang India, Cina, Arab dan Gujarat. Setelah itu, barulah kedatangan orang- orang Eropa. Begitu pula orang-orang dari seluruh nusantara, antara lain orang Melayu dan orang-orang dari Indonesia timur, seperti Bugis, Makassar, Bali dan Ambon. Setelah bercampur selama beberapa abad –entah melalui proses akulturasi, enkulturasi, atau asimilasi- akhirnya melahirkan satu kebudayaan Betawi yang banyak diwarnai oleh kebudayaan dari para pendatang tadi (Chaer. 2015).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 320, "width": 214, "height": 199, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Masyarakat proto Betawi sendiri diduga telah ada sejak abad ke 2, lalu dikuasai oleh kerajaan Tarumanegara dan Pakuan pada abad ke 16 lalu mulai masuklah kebudayaan Sunda di kawasan Betawi. Sebagai kawasan pesisir yang memiliki pelabuhan internasional, masyarakat Betawi tempo dulu banyak berinteraksi dengan pedagang dari berbagai daerah, misalnya Jawa, Makassar, Bugis, Malaka hingga Arab, Cina dan India. Bangsa Portugis mulai datang pada tahun 1512 dan ribuan pasukan dari Demak dan Cirebon tiba tahun 1526. Hal ini menimbulkan akulturasi budaya lokal Betawi dengan budaya para pendatang (Swadarma, 2013)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 524, "width": 214, "height": 141, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kedatangan para pendatang dari berbagai etnis ke Jakarta tempo dulu mengakibatkan terjadinya akulturasi yaitu percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling mempengaruhi. Akulturasi terjadi pada aspek kesenian, kuliner, bahasa, arsitektur, dan lain sebagainya. Percampuran kebudayaan- kebudayaan tersebut menjadi kekhasan dari kebudayaan Betawi yang sayangnya semakin tergerus oleh modernisasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 669, "width": 214, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "UU No. 29 tahun 2007 pasal 26 ayat 6 yang berbunyi “Pemerintah Provinsi DKI", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 87, "width": 214, "height": 127, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jakarta melestarikan dan mengembangkan budaya masyarakat Betawi serta melindungi berbagai budaya masyarakat daerah lain yang ada di daerah Provinsi DKI Jakarta“ merupakan indikasi bahwa perlu dijaga dari kepunahan dan perlu dikembangkan agar diketahui oleh masyarakat luas terutama di kota Jakarta karena merupakan warisan leluhur, salah satu bentuk kebudayaan tersebut adalah rumah Betawi.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 218, "width": 214, "height": 68, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Arsitektur rumah Betawi adalah fenomena yang muncul dari percampuran pengaruh berbagai kebudayaan, baik kebudayaan yang berasal dari Indonesia maupun kebudayaan yang berasal dari luar Indonesia (Alamsyah, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 291, "width": 214, "height": 199, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Arsitektur memiliki cakupan yang sangat luas, dalam penelitian ini penulis membatasi amatan pada bagian fasad. Fasad masih menjadi elemen arsitektur terpenting dalam perannya untuk mengomunikasikan fungsi dan signifikansi dari bangunan. Fasad tidak hanya memenuhi persyaratan dasar yang ditentukan organisasi ruang-ruang yang ada di belakangnya tetapi juga menceritakan situasi budaya dan mengungkapkan keunikan ornamentasi dan dekorasi serta menggambarkan tentang penghuni bangunan, memberikan identitas kolektif pada suatu komunitas dan representasi dalam masyarakat (Krier, 1983).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 495, "width": 214, "height": 199, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fasad yang merupakan wajah suatu bangunan dapat menjadi indikasi adanya akulturasi pada bangunan. Misalnya saja pada rumah tradisional di Kampoeng Batik Jetis Sidoarjo terdapat akulturasi arsitektur Jawa dan arsitektur Kolonial Belanda pada elemen pintu, jendela, atap dan ornamen (Agustin, 2017). Fasad adalah ekspresi visual yang pertama kali dilihat orang dalam suatu bangunan, sehingga penilaian terhadap fasad identik dengan penilaian terhadap keseluruhan bangunan. Pengolahan fasad yang baik menjadi penting dalam perancangan arsitektur. Pun dalam mengidentifikasi suatu bangunan, khususnya", "type": "Text" }, { "left": 516, "top": 732, "width": 14, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 724, "width": 201, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sari, Akulturasi Pada Fasad… https://doi.org/10.35760/dk.2018.v17i1.1922", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 214, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "bangunan tradisional, tanpa perlu melihat bangunan secara keseluruhan publik dapat langsung mengetahui asal suatu rumah tradisional hanya dari fasadnya saja.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 146, "width": 214, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penyusunan tulisan ini bertujuan untuk mengetahui akulturasi pada fasad rumah Betawi dengan studi kasus rumah si Pitung sehingga diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan arsitektur tradisional terutama arsitektur rumah Betawi sehingga memajukan upaya-upaya pelestarian arsitektur rumah Betawi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 278, "width": 134, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 294, "width": 214, "height": 112, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini bersifat kualitatif, penelitian kualitatif memiliki beragam metode dalam menuju tujuannya, meliputi interpretatif dan pendekatan naturalis pada subjeknya. Penelitian kualitatif mencoba menginterpretasi makna dari suatu fenomena serta melibatkan berbagai macam studi dan materi-materi empiris (Denzin, 1998)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 410, "width": 214, "height": 127, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui observasi dan studi literatur tentang fasad rumah si Pitung di Marunda. Dalam observasi, penulis melakukan survey lapangan dan mendokumentasikan fasad rumah si Pitung sedangkan dalam studi literatur penulis mencari informasi terkait rumah si Pitung maupun rumah Betawi secara umum lewat buku cetak, ebook, jurnal, dan internet.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 541, "width": 214, "height": 155, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada penelitian ini, variabel penelitiannya meliputi pintu, jendela, dinding, lisplang, bentuk atap dan ornamen pada fasad rumah si Pitung di Marunda. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu memaparkan secara naratif variabel-variabel penelitian dengan menyertakan gambar dari variabel terkait. Lalu, menganalisisnya berdasarkan teori-teori yang didapat dari studi literatur, dari situ akan didapat apakah ada kesamaan atau kemiripan antara arsitektur pada fasad rumah si", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 87, "width": 214, "height": 83, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pitung dengan arsitektur lainnya, yang menandakan adanya akulturasi di sana. Tahapan terakhir adalah menarik kesimpulan tentang elemen-elemen pada fasad rumah si Pitung di Marunda yang terdapat akulturasi dan menyajikannya dalam bentuk tabel.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 190, "width": 158, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 205, "width": 216, "height": 257, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rumah si Pitung terletak di Marunda, Jakarta Utara. Rumah ini merupakan salah satu dari sedikit rumah panggung betawi yang masih tersisa yang merupakan representasi dari hunian masyarakat Betawi di wilayah pesisir. Berdasarkan SK Gubernur no 475 tahun 1993 dan SK Menteri no 140/M/1998, rumah ini menjadi museum dan cagar budaya di mana pertunjukan kebudayaan betawi sering diadakan. Bangunan ini diperkirakan telah berdiri sekitar abad ke 20, pemilik bangunan ini yaitu Haji Saipudin diyakini adalah sahabat erat dari si Pitung. Si Pitung sendiri adalah jawara asal Betawi yang kerap membela penduduk pribumi dari kesewenang-wenangan penjajah Belanda. Pitung mengambil harta penjajah Belanda dan orang-orang yang berpihak pada mereka untuk diberikan pada rakyat yang tertindas.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 467, "width": 214, "height": 97, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rumah si Pitung telah mengalami beberapa kali pemugaran yaitu mengganti lantai aslinya yang berbentuk bilak-bilah bambu dengan kayu serta merenovasi gerbang dan pagar yang mengelilingi rumah si Pitung. Model asli bangunan tetap dipertahankan walaupun terjadi beberapa kali pemugaran.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 569, "width": 214, "height": 126, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fasad adalah sisi terluar atau eksterior sebuah bangunan, umumnya istilah fasad merujuk pada sis depan bangunan saja tetapi kadang makna fasad juga merujuk pada sisi samping atau belakang dari suatu bangunan. Dalam arsitektur fasad merupakan salah satu komponen penting dalam mendesain karena ia memberikan citra dari bangunan secara keseluruhan dan memberi suasana bagi bagian-bagian lain", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 732, "width": 14, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "14", "type": "Page footer" }, { "left": 264, "top": 728, "width": 264, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol.17 No.1 Juni 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 214, "height": 69, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pada bangunan juga menjadi bagian yang pertama kali dilihat seseorang pada suatu bangunan. Sehingga pengolahan fasad merupakan hal yang penting dalam mendesain suatu bangunan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 160, "width": 214, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada penelitian ini, penulis merujuk pada istilah fasad pada seluruh sisi eksterior", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 87, "width": 217, "height": 69, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "bangunan, tidak hanya bagian depan saja. Elemen fasad rumah si Pitung terdiri dari tangga, pintu, jendela, dinding, railing, lisplang, konsol dan bentuk atap. Berikut ini pembahasan tiap- tiap elemen tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 352, "width": 193, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1. Tampak Depan Rumah Si Pitung", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 403, "width": 34, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kolom", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 417, "width": 214, "height": 141, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terdapat sekitar 40 buah kolom yang menopang rumah si Pitung yang berjenis rumah panggung ini. Rumah ini bertipe rumah panggung karena letaknya yang berada di pesisir pantai sehingga rawan terkena pasang air laut. Ketinggian kolom ini sendiri sekitar 165 cm. Kolom kayu pada rumah si Pitung berdiri di atas pondasi umpak. Kolom berfungsi sebagai soko guru. Terdapat ukiran sederhana pada kolom ini yang mirip dengan arsitektur Arab.", "type": "Text" }, { "left": 345, "top": 565, "width": 156, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2. Kolom Rumah Si Pitung", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 578, "width": 74, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tangga Depan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 592, "width": 214, "height": 97, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Konstruksi tangga pada rumah Betawi memiliki istilah balaksuji, balak artinya bencana sedangkan suji artinya penyejuk. Filosofi dari balaksuji yaitu sama halnya dengan kolam air di depan masjid, yaitu membersihkan kaki bagi orang yang ingin masuk ke dalam namun maknanya tidak hanya membersihkan kaki saja", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 577, "width": 214, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "tetapi juga bersih lahir dan batin. Filosofi ini memiliki kemiripan dengan tangga pada rumah Sunda.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 621, "width": 214, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Motif railing pada tangga depan adalah motif tumbuhan berupa bunga dan sulur, motif ini merupakan ciri dari pengaruh kebudayaan Melayu pada rumah si Pitung.", "type": "Text" }, { "left": 516, "top": 732, "width": 14, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "15", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 724, "width": 201, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sari, Akulturasi Pada Fasad… https://doi.org/10.35760/dk.2018.v17i1.1922", "type": "Page footer" }, { "left": 216, "top": 284, "width": 183, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 3. Tangga pada Rumah Si Pitung", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 310, "width": 31, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pintu", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 324, "width": 214, "height": 112, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terdapat sebuah pintu masuk dengan dua daun pintu yang terletak di tengah-tengah. Daun pintu berbentuk persegi panjang dengan material kayu. Bentuk pintu seperti ini umum digunakan di manapun, sehingga tidak ada pengaruh kebudayaan apapun pada pintu ini. Namun di atas pintu terdapat hiasan yang bercirikan ornamen Melayu.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 642, "width": 150, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 4. Pintu Rumah Si Pitung", "type": "Caption" }, { "left": 316, "top": 323, "width": 36, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jendela", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 337, "width": 214, "height": 170, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terdapat dua jenis jendela pada rumah si Pitung. Jendela pertama berbentuk persegi panjang dan memiliki kisi-kisi dengan pola garis-garis horizontal, jendela ini disebut jendela krepyak. Jendela ini terdapat pada sebagian besar sisi-sisi rumah si Pitung. Sedangkan jendela jenis kedua terdapat pada teras, bentuknya melengkung menyerupai kubah masjid pada sisi atasnya serta tidak memiliki daun jendela. Ciri pada jendela jenis kedua ini merupakan pengaruh dari kebudayaan Arab pada rumah si Pitung.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 526, "width": 41, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dinding", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 541, "width": 214, "height": 97, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dinding pada rumah si Pitung terdiri dari dua jenis, jenis pertama menggunakan material kayu dengan pola-pola vertikal, dinding jenis ini terdapat pada sebagian besar sisi rumah si Pitung. Dinding seperti ini umum ditemukan di manapun sehingga disimpulkan bahwa tidak ada akulturasi pada dinding ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 732, "width": 14, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "16", "type": "Page footer" }, { "left": 264, "top": 728, "width": 264, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol.17 No.1 Juni 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 227, "top": 234, "width": 160, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 5. Jendela Rumah Si Pitung", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 269, "width": 214, "height": 82, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dinding jenis kedua terdapat pada sisi beranda depan, pada dinding ini terdapat ukiran ukiran pada bagian atas dan kisi-kisi pada bagian bawah. Ukiran pada bagian atas terdiri dari tiga buah motif, motif pada sisi kanan dan kiri memiliki bentuk serupa yaitu lingkaran dengan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 269, "width": 214, "height": 82, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "bentuk-bentuk geometris di dalamnya. Sedangkan motif pada bagian tengah berbentuk sulur-sulur tumbuhan. Motif ini merupakan pengaruh arsitektur cina pada rumah si Pitung. Pada bagian bawah, terdapat ventilasi dengan kisi-kisi mirip arsitektur Jawa.", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 546, "width": 159, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 6. Dinding Rumah Si Pitung", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 558, "width": 39, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Railing", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 572, "width": 214, "height": 98, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Langkan adalah istilah dalam arsitektur Betawi untuk menamakan railing atau pagar pembatas. Istilah langkan berasal dari bahasa Cina yaitu lang-kan atau pelangkan yang artinya duduk, karena dalam rumah Betawi langkan/ railing juga berfungsi sebagai tempat untuk duduk-duduk. Langkan merupakan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 558, "width": 214, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "bagian dari paseban/belandongan (teras), dan berfungsi sebagai pembatasnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 587, "width": 445, "height": 112, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Motif langkan pada rumah Betawi umumnya menyerupai simbol dari patung manusia yang bermakna etika yang baik dalam bertamu adalah melalui depan rumah. Datang bertamu lewat belakang atau samping rumah adalah etika yang buruk bagi masyarakat Betawi. Namun pada rumah si Pitung, motif langkannya kental dengan nuansa", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 674, "width": 214, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "arsitektur Cina yaitu berupa komposisi bentuk persegi.", "type": "Text" }, { "left": 516, "top": 732, "width": 14, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "17", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 724, "width": 201, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sari, Akulturasi Pada Fasad… https://doi.org/10.35760/dk.2018.v17i1.1922", "type": "Page footer" }, { "left": 233, "top": 232, "width": 149, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 7. Railing Rumah Betawi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 243, "width": 44, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lisplang", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 257, "width": 214, "height": 54, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lisplang pada rumah Betawi memiliki istilah gigi balang yaitu simbol dari belalang sembah. Ornamen ini memiliki makna bahwa tiap orang pasti memiliki masalah dalam", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 243, "width": 214, "height": 68, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "hidupnya, karena itu manusia harus sabar, rajin dan ulet seperti belalang. Dapat juga diartikan penghormatan pemilik rumah atas tamunya. Bentuk ornamen pada rumah ini memiliki pengaruh dari kebudayaan Melayu.", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 552, "width": 154, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 8. Lisplang Rumah Betawi", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 577, "width": 36, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Konsol", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 591, "width": 214, "height": 68, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Konsol rumah si Pitung terdiri dari dua jenis, jenis pertama bermotif lengkung dengan material besi tempa. Konsol jenis pertama ini hanya terdapat pada serondoy. Konsol jenis kedua berbentuk segitiga dengan material kayu.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 591, "width": 214, "height": 54, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Konsol besi sendiri merupakan salah satu peninggalan kolonial Belanda yang menjadi tren pada rumah-rumah betawi dalam jangka waktu yang lama (Swadarma, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 732, "width": 14, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "18", "type": "Page footer" }, { "left": 264, "top": 728, "width": 264, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol.17 No.1 Juni 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 234, "top": 256, "width": 147, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 9. Konsol Rumah Betawi", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 282, "width": 66, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bentuk Atap", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 296, "width": 216, "height": 97, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Salah satu ciri khas yang dapat dijadikan pedoman untuk mengidentifikasi rumah Betawi adalah atapnya. Umumnya rumah betawi daerah pedalaman memiliki tiga tipe atap, yaitu joglo, bapang atau kebaya dan gudang. Sedangkan rumah si Pitung yang terletak di pesisir, memiliki tipe atap yang berbeda yaitu atap limas,", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 281, "width": 214, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "namun persamaannya adalah adanya serondoy pada semua jenis atap rumah Betawi.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 476, "width": 187, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 10. Bentuk Atap Rumah Si Pitung", "type": "Caption" }, { "left": 88, "top": 510, "width": 207, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 11. Aneka Bentuk Atap Rumah Betawi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 537, "width": 214, "height": 155, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari pembahasan di atas, akulturasi terjadi pada sebagian besar elemen fasad rumah si Pitung. Pada pintu, dan bentuk atap tidak terdapat indikasi pengaruh budaya dari luar. Pengaruh budaya dari luar terindikasi pada tangga depan yang memiliki falsafah yang sama dengan tangga depan pada rumah Sunda. Pada dinding terdapat pengaruh Cina pada bentuk ukirannya dan pengaruh Jawa pada ventilasinya. Di jendela terlihat pengaruh arsitektur Cina dan Arab. Pada elemen railing, akulturasi terdapat", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 502, "width": 214, "height": 185, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada istilah “langkan“ yang berasal dari Cina dan memiliki arti duduk, karena pada rumah Betawi railing juga kerap dijadikan tempat untuk duduk-duduk serta motif dari langkan yang juga kental dengan nuansa arsitektur Cina. Ornamen pada lisplang mendapat pengaruh dari kebudayaan Melayu. Pengaruh budaya Eropa terdapat pada konsol besi tempa dengan bentuk melengkung yang menggantikan model tou-kung yang berasal dari Cina yang dulu kerap digunakan pada rumah Betawi. Akulturasi pada fasad rumah Betawi dapat disimpulkan dalam Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 516, "top": 732, "width": 14, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "19", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 724, "width": 201, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sari, Akulturasi Pada Fasad… https://doi.org/10.35760/dk.2018.v17i1.1922", "type": "Page footer" }, { "left": 160, "top": 87, "width": 296, "height": 140, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1. Akulturasi Pada Fasad Rumah Si Pitung Akulturasi Pada Ada Tidak Ada Budaya yang Mempengaruhi Tangga depan V Sunda Pintu v - Jendela V Arab dan Cina Dinding V Jawa dan Cina Railling V Jawa dan Cina Lisplang V Melayu Konsol V Eropa Bentuk atap v -", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 245, "width": 67, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 260, "width": 214, "height": 112, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa rumah si Pitung di Marunda mendapat pengaruh dari berbagai etnis lain, baik dari dalam Indonesia maupun luar Indonesia. Dari dalam Indonesia pengaruh didapat dari kebudayaan Sunda, Jawa dan Melayu hal ini dikarenakan secara geografis Jakarta berbatasan dengan masyarakat-masyarakat tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 377, "width": 216, "height": 184, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sedangkan dari luar Indonesia, pengaruhnya didapt dari kebudayaan Arab, Cina dan Eropa. Hal ini dikarenakan Jakarta sebagai kota pelabuhan internasional sejak masa lalu, sehingga masyarakat asing pertama kali datang ke Indonesia melalui Jakarta. Bangsa Arab datang ke Indonesia untuk berdakwah dan berdagang, Bangsa Cina untuk berdagang dan Bangsa Eropa antara lain Portugis, Belanda dan Inggris pernah menjajah Indonesia. Kedatangan bangsa asing tersebut memberi pengaruh berupa akulturasi pada kebudayaan masyarakat Betawi, salah satunya ada pada rumah si Pitung.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 566, "width": 214, "height": 141, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembahasan mengenai fasad rumah si Pitung memberikan banyak informasi mengenai adanya akulturasi pada rumah Betawi, elemen interior pun sesungguhnya dapat digali untuk mendapat informasi mengenai adanya pengaruh kebudayaan lain pada arsitektur rumah Betawi. Pengaruh yang didapat dari akulturasi tersebut pun beragam, mulai dari ornamen, penamaan istilah hingga makna filosofisnya. Sehingga bisa dikatakan bahwa ciri khas dari arsitektur Betawi", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 244, "width": 214, "height": 97, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "adalah pencampuran arsitektur dari berbagai etnis itu sendiri. Sehingga dalam upaya pelestarian arsitektur Betawi khususnya dalam perancangan fasadnya, diperlukan pula wawasan mengenai arsitektur etnis lain yang mempengaruhinya yaitu Jawa, Sunda, Melayu, Cina, Arab dan Eropa.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 362, "width": 113, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 378, "width": 214, "height": 68, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Alamsyah, S (2009) Arsitektur Tradisional Rumah Betawi . Patanjala, vol.1 no.1, p.12-26 [versi online via ejurnal patanjala kemdikbud.go] [diakses pada 20 Juli 2019]", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 450, "width": 214, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Agustin, D (2017) Kajian Fasade Rumah", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 465, "width": 186, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tradisional Kampoeng Batik Jetis Sidoarjo . Prosiding Seminar Heritage", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 494, "width": 185, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "IPLBI, p.39-44 [versi online via seminar.iplbi.or.id] [diakses pada 25 Juli 2019]", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 538, "width": 214, "height": 68, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Chaer, A (2015) Betawi Tempo Doeloe . Depok: Masup Jakarta Denzin, N & Lincoln, Y (1998) Strategies For Qualitative Inquiry . California: Sage publications", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 611, "width": 214, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kbbi.web.id/akulturasi [diakses pada 22 Juli", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 625, "width": 28, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2019]", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 640, "width": 213, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Krier, R (1983) Elements Of Architecture . London: Academy Group Ltd [versi online via robkrier.de] [diakses pada 25 Juli 2019]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 732, "width": 14, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "20", "type": "Page footer" }, { "left": 264, "top": 728, "width": 264, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol.17 No.1 Juni 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 422, "height": 40, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Swadarma, D. & Aryanto,Y. (2013) Rumah Etnik Betawi . Jakarta: Penebar Swadaya Grup Id.m.wikipedia.org/wiki/Rumah_si_pitung Jakarta.go.id/artikel/konten/3793/pitung-si", "type": "Table" } ]
1cec4369-3e13-7d06-9f35-18d3593cbf9f
http://ejournal.sthd-jateng.ac.id/index.php/WidyaAksara/article/download/62/46
[ { "left": 71, "top": 763, "width": 254, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Widya Aksara Vol. 25 No. 1 Maret 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 515, "top": 763, "width": 12, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 215, "top": 101, "width": 168, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 25 Nomor 1 Maret 2020", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 129, "width": 341, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RITUAL RUWATAN MURWAKALA DALAM RELIGIUSITAS MASYARAKAT JAWA", "type": "Section header" }, { "left": 172, "top": 170, "width": 254, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RURAL MURWAKALA RULE IN RELIGIUSITY JAVA COMMUNITY", "type": "Section header" }, { "left": 173, "top": 211, "width": 252, "height": 53, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh: Dewi Ayu Wisnu Wardani Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten Jawa Tengah Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 281, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 304, "width": 457, "height": 412, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ruwatan Murwakala merupakan sebuah tradisi ritual yang hingga kini tetap dilestarikan oleh sebagian besar masyarakat Jawa. Masyarakat Jawa adalah masyarakat yang kaya akan khasanah dan tradisi peninggalan nenek moyang dan dengan hal tersebut masyarakat Jawa agar mempertahankan kebudayaan Jawa. Nilai-nilai Jawa tersimpan dibalik simbol-simbol ritual, sementara sebagian masyarakat Jawa tidak lagi mampu membaca dan mengerti bahasa simbol tersebut. Akibatnya ritual-ritual Jawa seperti Ruwatan Murwakala semakin berjarak dengan pewarisnya. Upacara Ruwatan merupakan upacara tradisi Jawa yang penuh dengan makna. Akan tetapi penjelasan dan kajian yang mampu menjembatani ritual tersebut kepada masyarakat Jawa sejauh ini belum memahami. Pertunjukan wayang dengan Lakon Murwakala merupakan penggambaran tentang tumbuh dan perkembangan malapetaka (kejahatan, kehancuran) serta pemadamannya. Dalam rangka menangkal ancaman keselamatan hidup manusia perlu ditampilkan Dalang Kandhabuwana, yakni penggambaran Bhatara Wisnu yang berwewenang ngruwat segala malapetaka yang dilancarkan oleh Bhatara Kala. Dalang Kandhabuwana merupakan kekuatan yang berwenang dan bertugas sebagai penyelamat kehidupan manusia dengan cara “mematahkan” keganasan Bhatara Kala. Oleh karena itu lakon Murwakala disebut juga lakon Dhalang Kandhabuwana (murwakala, menguasai Bhatara Kala) atau Dhalang Kanuruharu. Dalam adat ruwatan dengan disertai pergelaran wayang. Dalang Kandhabuwana merupakan pelindung dan penyelamat dunia yang bertindak dengan segala keunggulan : (1) Kandhabuwana merupakan penutur hakikat kehidupan, (2) bersifat arif dan bijaksana, (3) mampu membaca rajah kalacakra, (4) dapat menguasai Bhatara Kala, dan (5) peruwat segala gangguan yang mengancam manusia. Murwakala yang untuk meruwat berbagai penyandang sukerta mempunyai berbagai makna dalam kehidupan budaya dan keselamatan manusia, antara lain (1) upacara ruwatan Murwakala merupakan adat yang sakral, (2) ruwatan Murwakala merupakan pasemon ( pralambang ) yang berisi petunjuk tentang upacara mengatur ketahanan hidup manusia, yakni agar manusia terhindar dari kejahatan (kehancuran) hendaknya bersedia belajar tentang hakikat kehidupan melalui kearifan dan kebijakan sebagaimana digambarkan melalui sifat- sifat Dalang Kandhabuwana (Bhatara Wisnu). Dirangkaian ritual ruwatan ada Rajah Kalacakra merupakan caraka balik, berisi mantra sebagai penolak bala atau pemusnah malapetaka untuk keselamatan manusia", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 728, "width": 197, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Ritual Ruwatan Murwakala", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 763, "width": 254, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Widya Aksara Vol. 25 No. 1 Maret 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 515, "top": 763, "width": 12, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 64, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 97, "width": 457, "height": 356, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ruwatan Murwakala is a ritual tradition that is still preserved by most Javanese people. Javanese society is a society that is rich in treasures and traditions from the ancestors and with this the Javanese people have to maintain Javanese culture. Javanese values are stored behind ritual symbols, while some Javanese are no longer able to read and understand the language of these symbols. As a result, Javanese rituals such as Ruwatan Murwakala are increasingly distant from his heir. Ruwatan ceremony is a Javanese traditional ceremony full of meaning. However, explanations and studies that are able to bridge the ritual to the people of Java so far have not understood. The puppet show with the Murwakala play is a depiction of the growth and development of the catastrophe (crime, destruction) and extinction. In order to ward off the threat of the safety of human life, Dalang Kandhabuwana needs to be shown, namely the depiction of Bhatara Vishnu who has the authority to deal with all the disasters waged by Bhatara Kala. Dalang Kandhabuwana is an authorized force and serves as a savior of human life by \"breaking\" the ferocity of Bhatara Kala. Therefore the Murwakala play is also called the Dhalang Kandhabuwana (murwakala, mastering Bhatara Kala) or Kanalangaru Dhalang. In the traditional ruwatan accompanied by puppet performances. Puppeteer Kandhabuwana is a protector and savior of the world who acts with all excellence: (1) Kandhabuwana is a speaker of the nature of life, (2) is wise and wise, (3) able to read the Kalachakra rajah, (4) can master the Bhatara Kala, and (5) purifier of any interference that threatens humans. Murwakala which to support various participants has various meanings in cultural life and human safety, among others (1) Murwakala ritual ceremony is a sacred custom, (2) Murwakala ruwatan is a pasemon (pralambang) which contains instructions on ceremonies regulating human survival, namely that humans avoid evil (destruction) should be willing to learn about the nature of life through wisdom and policy as illustrated by the qualities of the Dalang Kandhabuwana (Bhatara Vishnu). In a series of ruwatan rituals, Rajah Kalachakra is a way back, it contains a mantra as a repellent or disaster for human safety.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 466, "width": 191, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Ruwatan Murwakala Ritual", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 514, "width": 110, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 551, "width": 457, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu tradisi yang saat ini masih dapat dijumpai dalam masyarakat Jawa salah satunya adalah Ruwatan Murwakala. Dalam melaksanakan kegiatan ritual dalam masyarakat Jawa ini masih ada dan mengakar di tengah kemajuan zaman. Namun seiring dengan semakin majunya masyarakat kita, budaya Jawa perlahan-lahan mulai tergeser dari tengah-tengah masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 630, "width": 457, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tradisi membersihkan atau menyucikan dosa/mala/klesa seseorang ini rupanya telah dikenal sejak masa Singasari-Majapahit. Pada masa itu seorang raja yang telah meninggal dilakukan pendharmaan dengan tujuan untuk bersatu dengan dewa/istadewata. Oleh karena itu, dilakukanlah suatu ritual lukat (Zoetmulder, 1985, 542). Abu jenazah raja deletakkan di sebuah candi yang dindingnya dipahatkan hiasan relief bertemakan cerita lukat. Upacara pembersihan ini diperkirakan sudah muncul sejak abad 15 M dengan bukti artefak yang dihubungkan dengan teks sastra yang diketahui sebagai upacara lukat. Artefak-artefak atau relief yang menggambarkan tema upacara lukat antara lain terlihat pada relief Garudeya di Candi Kidal, Rimbi, Kedaton, relief Kunjarakarna yang terdapat di Candi Jago, relief Sri", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 763, "width": 254, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Widya Aksara Vol. 25 No. 1 Maret 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 515, "top": 763, "width": 12, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 457, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tanjun di pendopo Candi Panataran, Candi Jabung, Surawana, Kori Agung Gapuro Bajangratu, relief Sudamala di Candi Tegawangi dan Sukuh dan relief Nawaruci yang terdapat di Candi Sukuh dan punden berundak Candi Kendalisada. Sumber cerita relief-relief ini berasal dari data tekstual (naskah susastra), antara lain naskah Garudeya, Kunjarakarna, Sri Tanjun, Sudamala dan Nawaruci dan Korawasrama yang muncul pada masa Jawa Kuna dan Jawa Tengahan muncul pada masa Jawa Kuna dan Jawa Tengahan, berlatar belakang agama Hindu-Buddha, serta pemujaan dari kelompok rsi (Mariani, 2001).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 180, "width": 457, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masyarakat Jawa adalah masyarakat yang kaya akan khasanah dan tradisi peninggalan nenek moyang dan dengan hal tersebut masyarakat Jawa agar mempertahankan kebudayaan Jawa. Nilai-nilai Jawa tersimpan dibalik simbol-simbol ritual, sementara sebagian masyarakat Jawa tidak lagi mampu membaca dan mengerti bahasa simbol tersebut. Akibatnya ritual-ritual Jawa seperti Ruwatan Murwakala semakin berjarak dengan pewarisnya. Upacara Ruwatan merupakan upacara tradisi Jawa yang penuh dengan makna. Akan tetapi penjelasan dan kajian yang mampu menjembatani ritual tersebut kepada masyarakat Jawa sejauh ini belum memahami. Oleh karena itu penulis tertarik mengambil judul Ruwatan Murwakala.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 301, "width": 102, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II. PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 328, "width": 456, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Istilah Ruwatan Murwakala dari arti kata ruwatan dan murwakala. Secara etimologis, ruwatan berasal dari kata ruwat yang berarti dibuat tidak berdaya, hancur dan binasa (kejahatan, kutukan, pengaruh jahat, dan lain-lain). Kata turunannya, seperti anruwat, rumuwat, rinuwat memiliki arti menyebabkan tidak berdaya, menghancurkan dan membebaskan dari roh jahat (Zoetmulder, 1995:967). Sementara itu, kata murwa atau purwa berarti awal mula sedangkan kala berarti waktu. Dengan demikian, murwakala berarti awal mula sang waktu atau sangat . Lalu purwakala dalam bahasa Sanskerta bermakna pada waktu dahulu (Zoetmulder, 1995:888). Secara umum, pengertian murwakala atau purwakala ialah awal mula sang waktu atau purwaning dumadi (awal mula ada/eksistensi), awal dimulainya kehidupan manusia atau saat kelahiran awal mula keberadaan manusia ke dunia (Herusatoto, 2012:46).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 490, "width": 457, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan upacara Ruwatan Murwakala ini merupakan ritus yang bertujuan untuk meruwat golongan sukerta. Sukerta berasal dari kata suker yang berarti ewuh, rekasa angel, reged-diregeti, jenes, sedih dan susah-disusahake (Poerwadarminta, 1937 : 570).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 542, "width": 65, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1. Sukerta", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 565, "width": 456, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sukerta adalah Golongan orang-orang yang menurut adat penyandang lemah diri dan bernasib buruk yang terancam hidupnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 603, "width": 457, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sukerta senantiasa dihubungkan dengan penyelenggaraan upacara ruwatan. Bahkan dapat dikatakan bahwa masalah sukerta selalu menjadi inti pokok dalam ruwatan. Adapun penyandang sukerta adalah orang yang mempunyai kelemahan diri, kesialan, serta selalu merasa terancam hidupnya sehingga kemungkinan besar dapat “memperlemahkan diri” dan timbul berbagai perasaan, seperti merasa salah, merasa rendah, merasa bodoh, merasa sial, merasa gagal dalam bekerja, merasa gagal dalam bertani, merasa dijauhi jodoh, merasa sakit- sakitan dan merasa selalu rugi dalam berdagang. Timbulnya berbagai perasaan yang demikian justru mendorong para penyandang sukerta selalu bimbang dan ragu-ragu dalam berbuat, sehingga terjadi sapa uwas bakal tiwas.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 763, "width": 254, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Widya Aksara Vol. 25 No. 1 Maret 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 515, "top": 763, "width": 12, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 457, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara manusiawi orang-orang yang merasa lemah diri dan berkesialan perlu disantuni dan ditolong dengan ruwatan, yakni dapat membebaskan mereka dari segala ancaman dan kesulitan. Dengan demikian ruwatan mempunyai arti bimbingan dan pendidikan bagi para penyandang sukerta.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 139, "width": 457, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banyak jenis dan jumlah mengenai siapa dan bagaimana penyandang sukerta, tergantung pada pendapat dan kepercayaan masing-masing. Sumber-sumber berikut memaparkan jenis sukerta : (1) Serat Manikmaya (Koleksi Radya Pustaka) menyebut ada 60 jenis sukerta, (2) Serat Pustakaraja (karya R. Ng. Ranggawarsita) menyebut ada 26 jenis sukerta dan 133 jatah santapan Batara Kala, (3) Pakem Pangruwatan Murwakala (Karya Raden Demang Reditanaya) menyebut ada 13 jenis sukerta, (4) Serat Pedalangan Ringgit Purwa 1 (Karya KGPAA Mangkunagoro VII) menyebut ada 14 jenis sukerta dan empat jatah santapan Bhatara Kala. (5) Serat Kalawerdi (karya R. Soemodidjojo) menyebut ada 36 jenis sukerta, (6) Babad Ila-ila (karya Soemohatmoko) menyebut ada 100 jenis sukerta, dan (7) Serat Bhatara Kala (karya R. Soerjowinarso) menyebut ada 19 jenis sukerta.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 287, "width": 456, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada dasarnya berbagai penyandang sukerta dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan berdasarkan kedudukan dan kelemahan diri masing-masing yakni :", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 324, "width": 439, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Golongan penyandang sukerta karena cacat kodrati atau karena cacat yang bertalian dengan pembawaan kelahiran masing-masing, meliputi (a) orang-orang yang memiliki kelainan bentuk badan sejak lahir, misalnya : kadung, wujil, bucu, cebol, bungkik, bajang, cemani, bule dan slewah, (b) orang-orang yang mempunyai kekhususan waktu kelahiran, misalnya julungpujud, julungwangi, julungsarab, dan julungsungsang, (c) orang-orang yang memiliki kekhususan dalam bersaudara, misalnya padangan, ipil- ipil, pandhawi, pandhawa, sarampa, sarimpi, dhampit, ontang-anting, kendhana- kendhini, kembar, sendhang kapit pancuran, dan pancuran kapit sendhang.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 435, "width": 439, "height": 314, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Golongan penyandang sukerta karena kelalaian perbuatan, antara lain (1) orang yang membuka lebar-lebar jendela pada waktu senjakala, (2) orang yang menggunakan tempat tidur atau dipan tanpa tutup, (3) orang yang menghuni rumah Jawa bentuk kampung tanpa tutup keyong (dhandhang ngelak), (4) orang yang memiliki krobongan (patanen) tanpa pramana (tutup atau lurup yang cermat, (5) orang yang memiliki tempat barang (wewadhahan) tanpa tutup atau terbuka, (6) orang yang membuat lumbung tanpa dasar, (7) orang yang menggunakan kasur tanpa pramana (tutup yang rapi), (8) orang yang membuat sumur rapat di depan rumah, (9) orang yang membuat dapur menghadap ke timut atau ke utara, (10) orang yang membuat sumur tepat di belakang rumah hunian, (11) orang menggunakan tanah pomahan miring (12) orang yang memasang dang-dangan (patrap dandang) sebelum mencuci beras (mususi), (13) orang yang menggelar pipisan sebelum meracik jamu-jamuan (ramuan obat-obatan), (14) orang yang memipis atau yang menggiling jamu menghadap ke utara atau ke selatan, (15) orang yang tidak pernah mengadakan pamulen (sesaji, menghormati) para leluhurnya, (16) orang yang tidak pernah menyisihkan beras barang sedikitpun pada waktu menumbuk padi, (17) orang yang tidak pernah menyisihkan nasi barang sedikitpun pada waktu angi-angi (mendinginkan nasi panas sesudah ditanak), (18) orang yang tidak pernah menyapu, (19) orang yang membakar sampah pada sembarang tempat (selesai menyapu), (20) orang yang menyapu diwaktu malam, (21) orang yang suka membuang sampah di longan (rongga bawah tempat tidur), (22) orang yang suka membuang sampah lewat jendela, (23) orang yang suka kencing(buang air kecil) disembarang tempat, (24) orang yang duduk-duduk di tengah pintu, (25) orang yang duduk-duduk di tepian (pinggir) pintu, (26) orang yang", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 763, "width": 254, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Widya Aksara Vol. 25 No. 1 Maret 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 515, "top": 763, "width": 12, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 73, "width": 421, "height": 357, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "gandhulan pintu, (27) orang yang bersiul diwaktu malam, (28) orang yang memotong kuku diwaktu malam, (29) orang yang gemar menggigit kukunya sendiri, (30) orang yang suka menusuk-nusuk membersihkan gigi dengan kuku (sogok-sogok), (31) orang yang dan mudah bersumpah serapah (sepata, umpat-mengumpat), (32) orang yang suka membakar rambut, tulang belulang (bebalungan), kulit bawang, kayu kelor, klika (kulit kayu), dhadap, irus, dan sapu gerang, (33) orang yang suka membuang kutu (tuma), garam, kuah sayur, (34) orang yang suka memanjat-manjat diwaktu malam dan waktu tengange (pukul 11-12 siang), (35) orang yang suka tidur diwaktu pagi, waktu tengange dan waktu matahari terbenam, (36) orang yang suka memukul perut di waktu tengange dan waktu matahari terbenam, (37) orang yang suka makan ajang pucuk daun (pucukan godhong), (38) orang yang suka makan dengan tiduran, sambil berjalan-jalan atau mengurai rambut, (39) orang yang suka makan di rumah kosong, (40) orang yang suka makan-makan di tempat tidur, (41) orang yang berkebiasaan tidak cuci tangan sesudah makan, (42) orang yang suka mencari kutu (dhidisdan petan) di waktu mala, (43) orang yang suka memasukkan hewan rajakaya dan unggas ke dalam rumah tinggal, (44) orag yang suka menempatkan sarang ayam (petarangan) dalam rumah tinggal, (45) orang yang suka duduk diatas bantal, (46) orang yang suka membersihkan muka dengan kain atau baju, (47) orang yang suka menyobek bungkus- bungkusan makanan (tidak melepas biting), (48) orang yang sedang mempunyai kerja mantu (pemangku kerja) masuk ruang dapur, (49) orang yang biasa menina bobokkan anak di waktu malam (nglela-lela), (50) orang yang suka mencium anak yang sedang tidur, (51) orang hamil yang suka menggendong atau menggembol sesuatu, (52) orang yang suka membuka payung, mendirikan sapu, membunyikan dremenan, mendirikan galungan lampit di dalam rumah, (53) anak yang suka memanggil orang tuanya hanya menyebut namanya (njangkar), (54) orang yang biasa memindahkan air dari kendi yang satu ke kendi yang lain, (55) orang yang suka berkaca( ngilo ) dengan tertawa,", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 432, "width": 421, "height": 301, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(56) orang yang bekerja (kasar, berat) terus menerus pada waktu matahari terbenam (lebih-lebih pada malam jumat), (57) orang mantu yang membuang (meletakkan) sampah manton di lingkungan rumah, (58) orang yang membuang (mengembalikan) kembarmayang manton di sembarang tempat, (59) orang yang membuat atap tambahan (tratag) dari dinding bambu (gedheg) bekas, (60) orang yang membuat sambal dengan menggunakan kuah sayur (duduh), (61) orang yang menanak nasi dengan kukusan terendam dalam air dandang, (62) orang yang menanam pohon pisang di depan rumah, (63) orang yang menanam tumbuhan menjalar (lung-lungan) dihalaman, (64) orang yang membangun rumah menggunakan kayu bekas sanggar atau cungkup untuk kerangkanya, (65) orang yang membuat rumah manggasesa (pemasangan atap berselang hari), (66) orang menggunakan bambu wung-wang untuk perabot rumah tangga, (67) orang mengisi air kendi dengan membenamkan kendi ke dalam tempayan (genthong), (68) orang ceroboh, suka menanggalkan pakaian di sembarang tempat, (69) orang yang malas berbuat kebersihan (resik-resik), (70) orang yang suka tidur terlentang dengan melipat bantal, (71) orang yang suka duduk dengan bersilang kaki (sila tumpang) dan menggerak-grakkan kakinya, (72) orang yang suka duduk sambil berpangku tangan dan bertopang dagu, (73) orang yang suka tidur berbantal tangan, (74) orang yang suka membersihkan tempat tidur (tebah-tebah) dengan tangan atau kain, (75) orang yang suka bepergian jauh tanpa teman, disebut jisim lelampah (sendirian), (76) orang yang suka bepergian jauh, hanya berdua disebut bathang ucap-ucap, (77) orang yang suka bepergian jauh bertiga disebut gotong mayit, (78) orang yang batal memasang atap rumah setelah tiang-tiang selesai didirikan, (79)", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 763, "width": 254, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Widya Aksara Vol. 25 No. 1 Maret 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 515, "top": 763, "width": 12, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 73, "width": 420, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "orang hamil yang suka melangkahi nyiru, dan (80) orang hamil yang suka melangkahi lumpang atau lesung.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 101, "width": 438, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Golongan penyandang sukerta karena kecelakaan dalam pekerjaan, menjadi mangsa (jatah) Batara Kala, antara lain (a) orang yang memecahkan pipisan (alas tumbuk) waktu menumbuk bumbu atau jamu, (b) orang yang mematahkan gandhik (penumbuk jamu) dan (c) orang yang merobohkan dandang pada waktu menanak nasi.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 180, "width": 426, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2. Upacara ruwatan dengan pertunjukan wayang kulit purwa lakon Murwakala.", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 204, "width": 457, "height": 121, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ruwatan merupakan peninggalan salah satu sisi kehidupan masyarakat Jawa yang menjadi tradisi secara turun temurun karena dianggap sakral. Maksud utama upacara Ruwatan pada umumnya yaitu menghilangkan sukerta yang terdapat pada seseorang yang dipandang berada pada kedudukan rawan (terancam, bernasib buruk, penyandang sukerta). Oleh karena itu ruwatan menjadi suatu upacara ritual yang menyangkut keselamatan hidup manusia. Ada berbagai bentuk ruwatan pernah dan masih sering dilakukan di Jawa, diantaranya ruwatan dengan pertunjukan wayang. Bentuk ruwatan dengan pertunjukkan wayang kebanyakan mengambil lakon Murwakala. Ruwatan Murwakala memaparkan perjalanan awal dan akhir Batara Kala disertai segala pelaku dan perlengkapan upacaranya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 338, "width": 456, "height": 204, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Upacara ruwatan dengan pertunjukan wayang mengambil cerita Murwakala atau Dalang Kandhabuwana disebut Ruwatan Murwakala. Wayang dan pertunjukan wayang yang merupakan salah satu sisi kebudayaan Jawa boleh dikata telah berusia sangat tua, telah berabad-abad bahkan ribuan tahun mempunyai tempat yang kuat dalam kehidupan orang Jawa. Kenyataan tersebut diperkuat oleh pendapat bahwa (1) tidak ada data yang kuat yang mendukung dugaan bahwa wayang Jawa mengambil alih unsur kebudayaan asing, serta (2) tidak ada alasan untuk menolak dugaan bahwa wayang sepenuhnya diciptakan oleh orang Jawa. Mengingat bahwa wayang telah lama mengakar dalam adat dan budaya Jawa, maka besar kemungkinannya apabila wayang dan pertunjukkan wayang banyak berhubungan dengan kehidupan orang Jawa. Menurut asal muasalnya, wayang merupakan perabot dan sarana untuk upacara keagamaan (ritual) pada zaman animisme yang menyangkut keselamatan hidup manusia. Oleh karena peran wayang dalam upacara ritual sudah mengakar lama dalam kebudayaan masayarakat Jawa, maka wayang mempunyai hak sejarah untuk digunakan sebagai sarana pada upacara ruwatan, yakni upacara pembebasan dari kerawanan hidup untuk keselamatan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 555, "width": 456, "height": 108, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ruwatan Murwakala berpangkal pada keberadaan BataraKala (murwa-kala), yakni dewa berwujud raksasa, putra Bhatara Guru, yang tumbuh menjadi pengancam keselamatan kehidupan manusia yang “bernasib buruk”, yakni sukerta atu penyandang memala. Batara Kala merupakan personifikasi (penggambaran) kejahatan, yang timbul dan lahir dari kama salah dari Bhatara Guru, yang kemudian berkembang menjadi kekuatan jahat bersumber dari nafsu rendah. Bhatara Guru, raja para Dewa merupakan suatu lambang supremasi makhluk paling utama (bukan Tuhan) dengan segala kelebihan dan ketidaksempurnaannya menjadi muasal adanya kama salah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 676, "width": 456, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertunjukan wayang dengan Lakon Murwakala merupakan penggambaran tentang tumbuh dan perkembangan malapetaka (kejahatan, kehancuran) serta pemadamannya. Dalam rangka menangkal ancaman keselamatan hidup manusia perlu ditampilkan Dalang Kandhabuwana, yakni penggambaran Bhatara Wisnu yang berwewenang ngruwat segala malapetaka yang dilancarkan oleh Bhatara Kala. Dalang Kandhabuwana merupakan kekuatan yang berwenang dan bertugas sebagai penyelamat kehidupan manusia dengan cara", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 763, "width": 254, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Widya Aksara Vol. 25 No. 1 Maret 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 515, "top": 763, "width": 12, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 456, "height": 96, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“mematahkan” keganasan Bhatara Kala. Oleh karena itu lakon Murwakala disebut juga lakon Dhalang Kandhabuwana (murwakala, menguasai Bhatara Kala) atau Dhalang Kanuruharu. Dalam adat ruwatan dengan disertai pergelaran wayang. Dalang Kandhabuwana merupakan pelindung dan penyelamat dunia yang bertindak dengan segala keunggulan : (1) Kandhabuwana merupakan penutur hakikat kehidupan, (2) bersifat arif dan bijaksana, (3) mampu membaca rajah kalacakra, (4) dapat menguasai Bhatara Kala, dan (5) peruwat segala gangguan yang mengancam manusia.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 180, "width": 456, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Murwakala yang untuk meruwat berbagai penyandang sukerta mempunyai berbagai makna dalam kehidupan budaya dan keselamatan manusia, antara lain (1) upacara ruwatan Murwakala merupakan adat yang sakral, (2) ruwatan Murwakala merupakan pasemon (pralambang) yang berisi petunjuk tentang upacara mengatur ketahanan hidup manusia, yakni agar manusia terhindar dari kejahatan (kehancuran) hendaknya bersedia belajar tentang hakikat kehidupan melalui kearifan dan kebijakan sebagaimana digambarkan melalui sifat- sifat Dalang Kandhabuwana (Bhatara Wisnu).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 287, "width": 120, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.3. Lakon Murwakala", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 310, "width": 456, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ruwatan Murwakala adalah pertunjukan wayang dalam rangka upacara “pembebasan” sukerta dengan mengambil cerita Murwakala, yakni memaparkan keberadaan dan perjalanan Bhatara Kala. Pada garus besarnya lakon ini terbagi menjadi dua bagian, yang sesungguhnya masing-masing berdiri sendiri namun terjalin kaitan yang saling mengisi dan melengkapi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 376, "width": 76, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bagian Pertama", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 400, "width": 456, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada bagian ini diceritakan awal keberadaan Bhatara Kala sampai tumbuh berkembang menjadi pengejar dan pengancam keselamatan manusia sukerta, yang urutannya sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 451, "width": 127, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Lahirnya Bhatara Kala", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 465, "width": 421, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syahdan Sang Hyang Bhatara Guru sedang berpesiar bersama Dewi Uma, istrinya naik punggung lembu Andini, melanglang buwana di atas samudra. Ketika senja datang tiba-tiba asmara Batara Guru bangkit. Saang Hyang Guru berkeinginan keras berwawan-asmara dengan permaisurinya, tetapi Dewi Uma selalu mengelak dan menolak. Sekalipun demikian Batara Guru tetap bersikeras dan dengan kasar memaksa senggama, Batari Uma kemudian mengeluarkan sumpah serapah, bahwa sikap dan tandang Sang Hyang Batara Guru terlalu kasar seperti raksasa, berbuat disembarang waktu dan sembarang tempat. Akibat ucapan tersebut Sang Hyang Guru seketika bertaring seperti raksasa, dan kama (air mani) yang sudah terlanjur keluar dengan tidak semestinya (kama salah) jatuh di samudera.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 603, "width": 178, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Kama salah menuntut pengakuan", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 617, "width": 421, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kama salah yang jatuh tercebur ke dalam samudera muncul menjadi makhluk hidup yang besar, berkekuatan luar biasa, dan menakutkan. Atas perintah Batara Guru para dewa turun ke marcapada untuk memusnahkan kama salah. Usaha para dewa sia-sia, senjata yang dihunjamkan kepada kama salah tidak sanggup mematikan, bahkan membuatnya menjadi semakin besar dan perkasa. Kama salah berbalik mengejar para dewa sampai ke kahyangan Sang Hyang Guru dan menuntut pengakuan.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 697, "width": 420, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. “Siapa sebenarnya ayah kama salah”. Atas pertanyaan tersebut Batara Guru bersedia menunjukkan siapa sebenarnya ayah kama salah apabila mau menghormat dan menyembah kaki Batara Guru. Kama salah bersedia melakukannya.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 763, "width": 254, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Widya Aksara Vol. 25 No. 1 Maret 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 515, "top": 763, "width": 12, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 73, "width": 420, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Kama salah melanjutkan tuntutannya supaya diakui sebagai putra Batara Guru. Sang Hyang Guru sanggup mengakui kama salah sebagai putranya apabila dia bersedia dipotong ujung kedua taringnya. Dengan agak terpaksa kama salah memenuhi permintaan Batara Guru dan ujung kedua taringnya pun dipotong. Kama salah diterima dan diakui sebagai putra Batara Guru dan diberi nama Batara Kala.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 156, "width": 438, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Batara Kala menuntut jatah makan Setelah diakui sebagai putra Batara Guru, berlanjutlah tuntutan baru Batara Kala kepada orang tuanya yaitu menuntut jatah makan. Secara bertahap dan berturut-turut Batara Guru menunjukkan jenis makanan yang diijinkan menjadi jatah Batara Kala, yakni :", "type": "List item" }, { "left": 143, "top": 225, "width": 384, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Pertama-tama ditunjukkan jenis makanan lobang lojo (elo abang dan elo hijau). Batara Kala menolaknya. Dia minta jenis makanan yang lain.", "type": "List item" }, { "left": 143, "top": 253, "width": 385, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Kemudian Batara Guru memberikan catu makanan, berupa semua manusia dengan pembatasan-pembatasan tertentu, yakni semua manusia yang termasuk sukerta.", "type": "List item" }, { "left": 143, "top": 294, "width": 384, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Setelah menunjukkan jatah makanan Batara Kala, Batara Guru memberikan sebuah senjata badhama kepada Batara Kala, disertai ketentuan bahwa semua manusia yang menjadi jatahnya dapat dimakan setelah terlebih dahulu disembelih dengan badhama.", "type": "List item" }, { "left": 143, "top": 349, "width": 384, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Sebagai penuntas, Sang Hyang Batara Guru menggoreskan tulisan kesejatian hidup yang disebut Rajah Kalacakra pada dahi, dada dan punggung Batara Kala, dengan pesan khusus, “ Batara Kala harus tunduk dan mematuhi segala perintah apapun dari orang yang dapat membaca dan menerangkan isi Rajah Kala cakra.", "type": "List item" }, { "left": 179, "top": 442, "width": 349, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rajah Kalacakra merupakan caraka balik, berisi mantra sebagai penolak bala atau pemunah malapetaka untuk keselamatan manusia. Wacananya sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 494, "width": 102, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yamaraja – jaramaya", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 518, "width": 104, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yamarani – niramaya", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 541, "width": 107, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yamidosa – sadomiya", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 565, "width": 105, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yamidora – radomiya", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 589, "width": 93, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yasilapa – palasiya", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 613, "width": 96, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yasiyasa – sayasiya", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 637, "width": 106, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yadayuda – dayudaya", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 660, "width": 105, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yasihama – mahasiya", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 684, "width": 349, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selesai menerima petunjuk, Batara Kala segera berangkat ke marcapada untuk mencari mangsa.", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 722, "width": 68, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bagian Kedua", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 763, "width": 254, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Widya Aksara Vol. 25 No. 1 Maret 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 515, "top": 763, "width": 12, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 179, "top": 73, "width": 348, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bagian ini menceritakan perjalanan Batara Kala mengejar mangsa dengan segala pengalaman sampai pada akhirnya dia berserah diri kepada Batara Wisu (Dalang Kandhabuwana) dan berangkat menuju tempat huniam terakhir di Alas Krendhawahana.", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 139, "width": 134, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Penyesalan Batara Guru", "type": "Section header" }, { "left": 215, "top": 152, "width": 313, "height": 149, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Batara Guru menyesal karena terlanjur memberi ijin dan jatah makan kepada Batara Kala. Sekalipun jatah makan Batara Kala sudah dipagari dengan pembatasan-pembatasan tertentu, tetapi kalau dibiarkan niscaya dalam waktu singkat semua manusia sukerta akan habis dimangsa. Untuk lebih membatasi gerak Batara Kala dan memperkecil kemungkinan korban yang jatuh, maka Sang Hyang Guru mengambil sikap ; (a) sebagai raja para dewa tidak akan mencabut sabdanya, yakni ijin jatah makan yang telah diberikan kepada Batara Kala, (b) Batara Guru menugaskan Batara Wisnu supaya mengatur keseimbangan dunia, turun ke marcapada untuk membayangi dan", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 302, "width": 312, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“mematahkan” gerak keganasan Batara Kala demi keselamatan dunia.", "type": "Table" }, { "left": 179, "top": 332, "width": 199, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Wisnu mengatur keseimbangan dunia", "type": "List item" }, { "left": 215, "top": 346, "width": 312, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Atas perintah dan petunjuk Sang Hyang Guru serta sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengatur keseimbangan dunia, Batara Wisnu turun ke marcapada untuk (a) membebaskan manusia sukerta dari ancaman Batara Kala, (b) mematahkan nafsu dan gerak Batara Kala sampai menjadi telukan yang tunduk atas perintah Batara Wisnu.", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 429, "width": 312, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wisnu meninggalkan Untaralaya disertai Narada menuju marcapada membayangi perjalanan Batara Kala. Dalam menjalankan tugasnya, Batara Wisnu menyamar sebagai Dalang Kandhabuwana, sedangkan Narada menyamar sebagai panjak (penabuh kendhang) bernama Kalunglungan (Karungrungan).", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 498, "width": 163, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Batara Kala memburu mangsa", "type": "List item" }, { "left": 197, "top": 511, "width": 330, "height": 136, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan berbekal sebuah badhama Batara Kala terus menerus memburu mangsanya, yakni semua manusia sukerta. Perburuan mangsa tidak berjalan mulus, banyak rintangan dan hambatan silih berganti. Batara Kala selalu menyumpahi setiap rintangan yang menghadang. Di kemudian hari umpatan Batara Kala tersebut menjadi ila-ila. Manusia sukerta yang dikejar Batara Kala diwakili oleh seorang ontang-anting (anak tunggal) bernama Jatusmati. Ia selalu dikejar-kejar Batara Kala sampai pada titik pembebasan (selamat) dari segala ancaman, dengan pengalaman penyelamatan diri sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 197, "top": 649, "width": 331, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Jatusmati, seorang anak tunggal, pada suatu tengah hari diketahui oleh Batara Kala sedang mandi ditelaga Madirda. Setelah diketahui bahwa dia manusia sukerta, Batara Kala mengejarnya untuk dimangsa. Jatusmati lari dan Kala terus mengejarnya. Kala tersandung bumbung wungwang dan terjatuh. Jatusmati lolos dari bahaya, berlari menyelamatkan diri.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 763, "width": 254, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Widya Aksara Vol. 25 No. 1 Maret 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 508, "top": 763, "width": 19, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10", "type": "Page footer" }, { "left": 197, "top": 73, "width": 330, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Jatusmati melewati semak belukar. Batara Kala terjebak sulur waluh dan terjatuh. Jatusmati dapat meloloskan diri, lari mencari selamat.", "type": "List item" }, { "left": 197, "top": 115, "width": 330, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Jatusmati menyelinap ke dalam bangunan rumah yang belum jadi. Batara Kala terantuk kakinya pada tiang yang baru dipancangkan, terjatuh. Jatusmati lolos dari bahaya dan melarikan diri.", "type": "List item" }, { "left": 197, "top": 170, "width": 330, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Jatusmati bersembunyi didalam rumah kosong. Batara Kala mengejarnya, terantuk kakinya pada gandhik (batu penggiling) terjatuh. Jatusmati dapat bebas dari kejaran Kala dan terus lari menyelamatkan diri.", "type": "List item" }, { "left": 197, "top": 225, "width": 330, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Jatusmati masuk bersembunyi dalam rumah kampung tanpa tutup keyong. Batara Kala mengejarnya, tetapi Jatusmati berhasil meloloskan diri lewat lubang tutup keyong.", "type": "List item" }, { "left": 197, "top": 267, "width": 331, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Jatusmati lari minta perlindungan kepada penanak nasi didapur. Batara Kala memburunya, tetapi membentur dandang sehingga roboh. Batara Kala tersiram air panas dan Jatusmati lolos lari keluar. Batara Kala terus mengejarnya sampai disebuah desa yang penduduknya sedang menyelenggarakan pertunjukan wayang.", "type": "List item" }, { "left": 197, "top": 349, "width": 331, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "g. Jatusmati menyelinap di tengah-tengah penonton wayang dan Batara Kala terus mencarinya.", "type": "List item" }, { "left": 179, "top": 377, "width": 252, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Batara Kala tunduk pada Dalang Kandhabuwana", "type": "List item" }, { "left": 197, "top": 391, "width": 331, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada bagian terakhir, pengejaran Batara Kala Jatusmati terus dilakukan sampai memasuki suatu desa yang sedang mengadakan pertunjukkan wayang. Justru di tempat itulah Batara Kala terjebak dalam reka upaya kearifan Batara Wisnu yang menyamar sebagai dalang Kandha Buwana.", "type": "Text" }, { "left": 197, "top": 460, "width": 330, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Batara Kala tidak berani memasuki tempat pertunjukan wayang.", "type": "List item" }, { "left": 215, "top": 474, "width": 313, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sambil mencari-cari mangsanya dia menyaksikan pertunjukkan wayang tersebut dari luar. Para penonton menjadi ketakutan dan mninggalkan pertunjukan. Dalang menghentikan pertunjukkan karena penonton meninggalkan arena wayangan.", "type": "List item" }, { "left": 197, "top": 529, "width": 330, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Kala meminta supaya pertunjukan dilanjutkan. Dalang sanggup melanjutkan apabila penonton wayang (Batara Kala) bersedia meyerahkan badhama yang dipegangnya. Setelah badhama diserahkan pertunjukan dilanjutkan.", "type": "List item" }, { "left": 197, "top": 584, "width": 330, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Selagi pertunjukan berlangsung Batara Kala mencium bau bayi yang baru lahir dan kemudian menangkapnya. Bayi tersebut gagal dimangsa karena harus terlebih dahulu disembelih dengan badhama, padahal badhamanya tersebut dikuasai dalang yang sedang mendalang.", "type": "List item" }, { "left": 197, "top": 653, "width": 330, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Ketika mengetahui Batara Kala mendekati dalang, Jatusmati berusaha malarikan diri dari persembunyian, tetapi tertangkap oleh Batara Kala. Dengan membawa bayi dan Jatusmati, Kala mendekati dalang untuk meminta badhama.", "type": "List item" }, { "left": 197, "top": 708, "width": 331, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Dalang bersedia menyerahkan badhama apabila ditukar dengan dua anak yang sedang dipegang Batara Kala. Badhama diserahkan kembali kepada Kala setelah kedua anak itu", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 763, "width": 254, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Widya Aksara Vol. 25 No. 1 Maret 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 508, "top": 763, "width": 19, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11", "type": "Page footer" }, { "left": 215, "top": 73, "width": 312, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dibebaskan dari cengkraman Kala. Pertemuan dalang dengan Kala ditutup dengan pembicaraan pamungkas.", "type": "Text" }, { "left": 197, "top": 101, "width": 199, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Pembicaraan pamungkas Wisnu-Kala", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 115, "width": 312, "height": 66, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bagian akhir lakon Murwakala ditutup dengan pembicaraan antara Dalang Kandhabuwana (Wisnu) dan Kala yang sekaligus menandai berakhirnya keganasan Kala dan tumbuhnya kedamaian dunia, dan bebas dari segala ancaman. Berturut-turut terjadilah pembicaraan :", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 184, "width": 312, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Dalang dan Kala rebut bener tentang siapa di antara mereka berdua yang lebih tua. Pihak yang lebih tua tentu sanggup membaca riwayat hidup lawannya, sedang yang lebih muda akan mengaku sebagai adiknya.", "type": "List item" }, { "left": 215, "top": 239, "width": 312, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Alhasil, Dalang Kandhabuwana dengan arif dan wicaksana sanggup membaca riwayat hidup Batara Kala dan sekaligus membaca goresan Rajah Kalacakra yang ada di dahi, dada dan punggung Batara Kala.", "type": "List item" }, { "left": 215, "top": 294, "width": 312, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Batara Kala mengaku lebih muda dan bersedia mengaku sebagai adik Dalang Kandhabuwana.", "type": "List item" }, { "left": 215, "top": 322, "width": 312, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Kala berjanji kepada Dalang Kandhabuwana (Wisnu) bahwa tidak akan mengganggu lagi para sukerta dan bersedia tinggal di Krendhawahana", "type": "List item" }, { "left": 215, "top": 363, "width": 312, "height": 80, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Untuk menghantar keberangkatannya ke Krendhawahana, Batara Kala meminta supaya diiringi Santi Puja dan sajen seperlunya sebagai bekal perjalanan. Inilah inti pokok ruwatan Murwakala, yakni penegasan Wisnu dalam menguasai Kala, yang berarti penyelamatan manusia sukerta dan terciptanya keseimbangan dunia.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 470, "width": 187, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.4. Peraga Dan Sarana Murwakala", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 494, "width": 456, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sesuai dengan maksud, tujuan, sifat-sifat yang terkandung ruwatan (tradisional, ritual, sakral), Murwakala tidak layak dilaksanakan oleh sembarang orang, sembarang sarana, dan semabarang waktu. Murwakala hanya boleh dilakukan oleh peraga tertentu dan disertai sarana baku yang mendukung pelaksanaan ruwatan Murwakala.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 583, "width": 108, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Peraga Murwakala", "type": "Section header" }, { "left": 125, "top": 597, "width": 316, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yang termasuk peraga pokok dalam ruwatan Murwakala, adalah :", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 610, "width": 403, "height": 122, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Sukerta, ialah penyandang sukerta yang dalam ruwatan berkedudukan sebagai jejer (subyek) upacara, mengingat bahwa merekalah pihak yang paling berkepentingan, berniat, serta bertekad membebaskan diri dari malapetaka yang mengancamnya. Penyandang sukerta dari semua jenis, yakni cacad kelahiran, kelalaian, dan kecelakaan dapat menjadi peraga atau peserta ruwatan Murwakala dengan syarat 1) berniat untuk diruwat (mengikuti acara) dalam upacara Murwakala, 2) percaya akan kemanfaatan ruwatan, 3) bertekad dan sanggup mengikuti upacara ruwatan, 4) siap menyediakan perlengkapan (sarana) yang diperlukan untuk upacara, 5) tidak dalam keadaan haid (bagi", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 763, "width": 254, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Widya Aksara Vol. 25 No. 1 Maret 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 508, "top": 763, "width": 19, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12", "type": "Page footer" }, { "left": 143, "top": 73, "width": 385, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "wanita), 6) tidak dalam keadaan hamil, 7) diijinkan orang tua (bagi anak-anak yang belum dewasa).", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 101, "width": 403, "height": 204, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Dalang, ialah pemimpin pentas wayang dalam upacara ruwatan Murwakala. Dalang yang berwewenang memimpin upacara ruwatan Murwakala adalah dhalang sejati, yakni dalang turunan kelima dari keluarga dalang yang berkemampuan dan berpengalaman mementaskan wayang untuk ruwatan Murwakala. Yang dimaksud turunan kelima adalah orang tua, embah, buyut, canggah dan udheg-udheg semuanya dalang. Pimpinan upacara ruwatan Murwakala tidak dapat dilakukan oleh dalang wikalpa ataupun dalang tumiyung. Di samping masalah turunan, seorang dalang ruwatan Murwakala diperlukan persyaratan lain, antara lain : 1) pengalaman mendalang lakon Murwakala, 2) menguasai kelengkapan ruwatan Murwakala meliputi sajen dan mantram ruwatan, 3) laku dhalang ruwatan, antara lain sanggup berpuasa sebelum melakukan ruwatan, mengenakan kain tumenggungan, beskap hitam dom kecer, tutup kepala udheng (bukan blangkon), tanpa mengenakan keris, tanpa alas kaki, teken (bertongkat) kayu lotrok, mengenakan kalung mori putih.", "type": "List item" }, { "left": 125, "top": 306, "width": 403, "height": 68, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Pemuka adat, yakni “tua-tua” masyarakat setempat yang dipercaya dan berpengalaman serta mempunyai wawasan mengenai adat ruwatan Murwakala. Para pemuka adat dipandang menguasai pengetahuan tentang jenis penyandang sukerta, sajen, dan prasarana untuk ruwatan Murwakala, serta serba-serbi yang berhubungan dengan rencana dan penyelenggaraan ruwatan Murwakala.", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 377, "width": 420, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Sarana Murwakala Sarana pendukung pelaksanaan ruwatan Murwakala disesuaikan dengan adat dan kebiasaan yang berlaku dan kemampuan masing-masing, antara lain meliputi :", "type": "List item" }, { "left": 125, "top": 419, "width": 402, "height": 149, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Sajen Murwakala, ialah seperangkat barang-barang yang disajikan sebagai pralambang permohonan untuk memperoleh perlindungan, keselamatan, dan kesejahteraan. Sajen ditujukan kepada Sang Maha Pencipta Alam Raya dan para leluhur. Perangkat sajen ruwatan beragam adanya, sesuai dengan adat setempat dan dalang yang bersangkutan. Konon pada masa dahulu perangkat sajen ruwatan banyak sekali macamnya, ada yang menyebutnya sampai 172 jenis, sehingga tidak mudah untuk mendapatkan semua jenis sajen yang diperlukan. Untuk memudahkan para penyandang sukerta mendapatkan perangkat sajen ruwatan, biasanya para dhalang sejati yang sering menjalankan ruwatan sering menanam tumbuhan sajen ruwatan yang dapat dibantukan kepada peminat.", "type": "List item" }, { "left": 143, "top": 570, "width": 384, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sajen ruwatan Murwakala pada umumnya dapat digolongkan menjadi tujuh perangkat, yang keseluruhannya satu keutuhan hidup manusia yang setia dan cinta kepada bumi pertiwi dengan segala hasil dan kegunaannya. Perangkat sajen tersebut adalah :", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 636, "width": 384, "height": 80, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Perangkat sajen hasil pertanian, meliputi a) pala gumantung : padi, jagung, kelapa, buah-buahan, pisang raja sewu, pisang kidang, pisang pupus cindhe, pisang saba, dan lain-lain, b) pala kesimpar : waluh, ketimun, semangka, krai dan lain-lain, c) pala kependhem : ubi, gembili, ketela pohon, gadung, keladi, bentul dan lain-lain, d) tumbuhan : penjalin pethuk, kayu timaha, sulur waluh, kembang selasih dan lain-lain.", "type": "List item" }, { "left": 143, "top": 718, "width": 384, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Perangkat sajen berupa alat pertanian, meliputi garu, luku (bajak), cangkul, dhandang, bendho, sabit, cethok, pecut, dan lain-lain.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 763, "width": 254, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Widya Aksara Vol. 25 No. 1 Maret 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 508, "top": 763, "width": 19, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 143, "top": 73, "width": 385, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Perangkat sajen berupa alat dapur, antara lain dandang, kukusan, kenceng, kuali, kendhi, wajan, genthong, pengaron, kalo, bodhag, senik, tenggok, tumbu, tompo, enthong, irus, angi, tepas, solet, serok, parut dan lain-lain.", "type": "List item" }, { "left": 143, "top": 115, "width": 384, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Perangkat sajen berupa hewan rajakaya/unggas, antara lain kerbau, sapi, kambing, angsa, itik, ayam, mentok, perkutut, merpati, ikan lele dan lain- lain.", "type": "List item" }, { "left": 143, "top": 156, "width": 384, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5) Perangkat sajen berupa kain/pakaian, misalnya : poleng, lompongkeli, gadhungmlathi, bango tulak, puluh watu, pandhan binethot, dringin dan lain-lain.", "type": "List item" }, { "left": 143, "top": 198, "width": 384, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6) Perangkat sajen berupa alat tidur, misalnya tikar, bantal, guling, mori putih dan lain-lain.", "type": "List item" }, { "left": 143, "top": 225, "width": 385, "height": 66, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7) Perangkat sajen yang berupa makanan olahan/ramuan, antara lain tumpeng robyong, tumpeng kuncara (urubing damar), sekul suci, ambengan dengan lauk lengkap, nasi liwet, nasi golong sewu, nasi uduk (gurih), ingkung ayam, lulut ketan, jajan pasar, jenang berbagai macam, rujak-rujakan, pisang sanggan, kembang dan dupa.", "type": "List item" }, { "left": 161, "top": 294, "width": 367, "height": 66, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan memperhatikan keadaan setempat, maka sajen ruwatan Murwakala yang “dibakukan” tersebut tidak mutlak harus dipenuhi. Masing-masing dapat melakukannya secara bijak dan luwes atau mungkin lebih sederhana. Dengan begitu perangkat sajen ruwatan Murwakala bukannya syarat yang menakutkan melainkan niat yang dapat diwujudkan.", "type": "List item" }, { "left": 125, "top": 363, "width": 403, "height": 108, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Mantram, ialah bentuk pemujaan kepada Tuhan Yang Maha Suci yang dikidungkan (dinyanyikan) dalam adegan-adegan ruwatan Murwakala, berisi permohonan untuk keselamatan dan kesejahteraan, bebas dari segala malapetaka yang mengancam hidup. Mantram ruwatan dikidungkan oleh dhalang sejati pada adegan tertentu untuk melemahkan dan menguasai Batara Kala dan membebaskan penyandang sukerta dari ancaman dan penderitaan. Beberapa contoh mantram yang diucapkan dalam upacara ruwatan, antara lain :", "type": "List item" }, { "left": 143, "top": 474, "width": 384, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Mantram yang diucapkan saat memulai upacara ruwatan, sesaat setelah dalang duduk bersila di panggung, kotak didhodhog sekali, berbunyi Gendhing Santi, mulailah dalang mengucapkan mantram :", "type": "List item" }, { "left": 161, "top": 515, "width": 367, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "// U, mangungkung, awakku kadi gunung, gunung-gunung linggihaku, pethak lindhu prabawamu. Ung awigna pranawa, Same, Samu-Hywa, madega sari Gyah, Gyah, ruwat kala suhari, Putyong, Pangasih//", "type": "List item" }, { "left": 143, "top": 557, "width": 384, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Mantram yang diucapkan dalang pada waktu menyapit sumbu blencong yang pertama :", "type": "List item" }, { "left": 161, "top": 584, "width": 366, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "// Sang Hyang Nurcahya urubing balencongku, Ung, isining Bawana, kedhep marang aku. Ung Nurradha, Ung Nuri, Hyang Nurradha Agni//", "type": "List item" }, { "left": 143, "top": 612, "width": 384, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Mantram yang diucapkan dalang pada waktu selesai mencabut tancapan kayon (gunungan) dengan memijit pucuk kayon :", "type": "List item" }, { "left": 161, "top": 639, "width": 366, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "// Jagad gumelar kelirku, wayang mangka lelakon, kawasa dumunung ing sariraku//", "type": "List item" }, { "left": 161, "top": 667, "width": 366, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "//Rep, jati swara, swaraku kang sejati, padhang dening pangucapku, ingkang bawana langgeng//", "type": "List item" }, { "left": 143, "top": 695, "width": 385, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Mantram diucapkan dalang pada waktu akan memulai adegan pertama pada ruwatan Murwakala :", "type": "List item" }, { "left": 161, "top": 722, "width": 367, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "// Ung, Awignam, Atastuna masidhem, sadurunge ana awang-awang, uwung-uwung, uga durung ana kebalat papat, mung ana kang cumalorong", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 763, "width": 254, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Widya Aksara Vol. 25 No. 1 Maret 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 508, "top": 763, "width": 19, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14", "type": "Page footer" }, { "left": 161, "top": 73, "width": 367, "height": 191, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "samrica binubut, aran Nathara Hertu, yeku kang madhangi bawana. Ung, Awignam, awastuna masidhem, nulya ana tanpa baga, tanpa purus, tanpa warna, kaya gunung lumarap putih, ana pucuking pamalang, jejuluk Sang Hyang Agra Pasthi anganakake Sang Hyang Brahma-Wasesa, Sang Hyang Brahma-Wasesa peputra Sang Hyang Toyawa-sesa, Sang Hyang Toyawasesa peputra Sang Hyang Wiji Wasesa Jagad, Sang Hyang Wiji Wasesa Jagad peputra Sang Hyang Jagad Pramana Wasesa, Sang Hyang Jadad Pramana Wasesa peputra Sang Hyang Jagad Kithaha, Sang Hyang Jagad Kithaha peputra Sang Hyang Atmana, Sang Hyang Atmana peputra Sang Hyang Atmani, Sang Hyang Atmani peputra Sang Hyang Harta Ketu, Sang Hyang Harta Ketu peputra Sang Hyang Wilangan, Sang Hyang Wilangan peputra Sang Hyang Kasah Etu Jagad, Sang Hyang Kasah Etu Jagad peputra Sang Hyang Tunggal, Sang Hyang Tunggal peputra Sang Hyang Wenang, Sang Hyang Wenang peputra Batara Guru//", "type": "List item" }, { "left": 143, "top": 267, "width": 385, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5) Selain mantram adegan ada beberapa mantram khusus yang dinyanyikan untuk menjinakkan dan mengalahkan Batara Kala, yakni Santi Purwa, Caraka Balik, Sastra Telak, Sastra Pinadati (Bedati), Sastra Gigir, Santi Kukus, dan Rajah Kalacakra.", "type": "List item" }, { "left": 179, "top": 322, "width": 349, "height": 94, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mantram-mantram ruwatan Murwakala memiliki arti gaib bagi yang percaya, sehingga untuk mendukung kesakralan ruwatan Murwakala sewaktu mantram-mantram diucapkan oleh dalang ada hal-hal yang perlu ditaati, antara lain (a) penonton dan sukerta peserta ruwatan tidak boleh mengantuk dan harus prayitna, (b) wanita yang sedang hamil atau datang bulan harus meninggalkan tempat pertunjukan, (c) tidak ada seorang pun yang memanjat-manjat di sekitar tempat pertunjukan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 433, "width": 197, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.5. Rangkaian Upacara Murwakala", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 446, "width": 456, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada umumnya ruwatan Murwakala dengan segala peragaan dan sarananya sudah dipersiapkan baik-baik sebelumnya, meliputi :", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 484, "width": 438, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Dhalang ruwatan (dhalang sejati) sudah dipesan dan menyanggupi jauh sebelumnya, agar dalang yang bersangkutan pun sempat menyiapkan diri.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 511, "width": 413, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Sukerta peserta upacara ruwatan siaga penuh dalam kesehatan jasmani dan rohani.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 525, "width": 438, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Prasarana ruwatan, termasuk tempat pentas, wayang, gamelan dan penabuhnya, perangkat sajen dan perabot lain sudah dipersiapkan sebagaimana mestinya.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 553, "width": 366, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Ijin dan doa restu dari para pejabat, petinggi, dan pemuka adat setempat.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 567, "width": 438, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Mengadakan pamulen (penghormatan) kepada para leluhur sukerta yang bersangkutan.", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 594, "width": 420, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan ruwatan Murwakala biasanya dilakukan pada siang hari dengan menggunakan urutan sebagai berikut :", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 622, "width": 420, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pendahuluan. Sebelum pergelaran wayang Murwakala biasanya dilakukan acara pendahuluan sebagai berikut :", "type": "List item" }, { "left": 161, "top": 649, "width": 366, "height": 67, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Memasuki arena ruwatan, sukerta peserta upacara dengan berpakaian putih-putih (terbuat dari kain mori) memasuki ruang pendapa tempat diselenggarakannya pentas wayang. Kedatangan sukerta dipimpin oleh seorang pemuka adat (manggala), diserta dua atau tiga gadis remaja pembawa prasarana dupa, payung, pecut dan pethukan dalang.", "type": "List item" }, { "left": 161, "top": 718, "width": 366, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Mohon doa restu, sukerta peserta upacara memohon doa restu dan sungkem kepada orangtuanya.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 763, "width": 254, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Widya Aksara Vol. 25 No. 1 Maret 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 508, "top": 763, "width": 19, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15", "type": "Page footer" }, { "left": 161, "top": 73, "width": 367, "height": 53, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Menghadap dhalang sejati, sukerta peserta upacara diantar manggala dan kadang-kadang disertai orang tuanya- menghadap dalang untuk meminta agar dalang berkenan ngeruwat sukerta sebagaimana mestinya.", "type": "List item" }, { "left": 161, "top": 129, "width": 367, "height": 52, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Dalang siaga, setelah mendapat kepercayaan untuk ngeruwat sukerta dhalang sejati segera menyiapkan diri dengan bersamadi disertai membakar dupa yang intinya memohon ijin kepada Tuhan Yang Maha Esa akan memulai upacara ngeruwat sukerta.", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 184, "width": 421, "height": 38, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pergelaran wayang lakon Murwakala. Pentas wayang ruwatan biasanya mengambil lakon yang ajeg (tetap) yakni lakon murwakala, urutannya selalu sama, yakni :", "type": "List item" }, { "left": 125, "top": 225, "width": 402, "height": 53, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Mantram awal, pergelaran ruwatan Murwakala diawali dengan pembacaan mantram, yakni berbarengan dengan dalang menyapit sumbu blencong yang pertama, dilanjutkan mantram berikutnya bertepatan dengan dalang mencabut gunungan (kayon), dilanjutkan mantram adegan pertama.", "type": "List item" }, { "left": 125, "top": 280, "width": 402, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Demikian seterusnya, sampai berakhir pamungkas Wisnu menguasai Kala dan Batara Bayu menutup pertunjukan dengan menyapu bersih tempat ruwatan dengan sapu suh salaka dan pecut.", "type": "List item" }, { "left": 125, "top": 322, "width": 403, "height": 38, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Pada akhir pergelaran ruwatan Murwakala, dengan diiringi Gendhing Gangsaran, dalang menghentak sukerta yang diruwat supaya lari cepat-cepat, sebagai gambaran agar tidak terkejar oleh Batara Kala.", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 363, "width": 420, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Penutupan. Usai pentas wayang ruwatan Murwakala masih dilakukan acara penyerta sebagai menutup kegiatan ruwatan, yakni :", "type": "List item" }, { "left": 125, "top": 391, "width": 402, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Mandi air kembang. Dalang menyiram air kembang yang disebut banyu sangga dari sendhang paruwatan ke kepala sukerta yang bersangkutan disertai mantra dan doa.", "type": "List item" }, { "left": 125, "top": 432, "width": 402, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Potong rambut. Sebagai tanda bukti bahwa sukerta telah menjalani upacara ruwatan (diruwat), maka dalang memotong pucuk rambut sukerta yang bersangkutan disertai doa dan mantra, antara lain sebagai berikut :", "type": "List item" }, { "left": 143, "top": 474, "width": 385, "height": 52, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "// Rep, sirep, amung swara gendhing kang ngrangin nalika Ki Guru Sejati ya Dalang Kandhabuwana amepak mantra kumelun ing jagad kosong tanpa nawa. Rep, Sirep dak pagas rambutmu sethithik minangka pratandha luwar saka pambujunge Kala//", "type": "List item" }, { "left": 125, "top": 529, "width": 402, "height": 52, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Labuhan. Setelah pagas rambut dilanjutkan dengan berganti pakaian. Sukerta teruwat berganti pakaian, pakaian putih-putih dilepas dan dikumpulkan dengan potongan rambut terus diserahkan kepada pemuka adat (manggala) untuk dilabuh (dilarung) di laut lepas.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 598, "width": 105, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 612, "width": 457, "height": 94, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keluarga yang mempunyai anak golongan sukerta khawatir anaknya akan menjadi mangsa Bhatara Kala. Untuk membebaskannya, diperlukan sebuah upacara ruwatan yang membuat sukerta menjadi suci kembali. Oleh karena itu, mereka beranggapan setelah melaksanakan upacara Ruwatan Murwakala anak mereka akan terlepas dari Bhatara Kala. Dalam masyarakat Jawa, Bhatara Kala merupakan simbol marabahaya. Dengan demikian, terlepas dari Bhatara Kala memiliki arti terlepas dari marabahaya dan mendatangkan kebaikan bagi sukerta.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 718, "width": 457, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sesuai dengan maksud, tujuan, sifat-sifat yang terkandung ruwatan (tradisional, ritual, sakral), Murwakala tidak layak dilaksanakan oleh sembarang orang, sembarang sarana, dan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 763, "width": 254, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Widya Aksara Vol. 25 No. 1 Maret 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 508, "top": 763, "width": 19, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 457, "height": 67, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sembarang waktu. Murwakala hanya boleh dilakukan oleh peraga tertentu dan disertai sarana baku yang mendukung pelaksanaan ruwatan Murwakala. Dalam rangkaian ritual Ruwatan Murwakala juga terdapat mantra yang harus diucapkan dalang pengruwat yaitu Rajah Kalacakra merupakan caraka balik, berisi mantra sebagai penolak bala atau pemunah malapetaka untuk keselamatan manusia.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 176, "width": 113, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 200, "width": 407, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ki Wignjosutamo, 1949, Pakem Ruwatan Murwakala, Surakarta, Reksa Pustaka MN", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 224, "width": 319, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Koentjaraningrat, 1984, Kebudayaan Jawa. Jakarta : Balai Pustaka", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 248, "width": 428, "height": 38, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mariani, Lies. 2004. Penggambaran adegan relief cerita bertemakan lukat pada bangunan suci masa Singasari-Majapahit (Abad 13-5 Masehi). Suatu ritus-upacara peralihan. Tesis. Depok: FIB UI", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 299, "width": 456, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "_____________, 2015. Ringkasan Disertasi Ruwatan Murwakala Di Jakarta Dan Surakarta : Telaah Fungsi dan Makna, Bandung : Universitas Padjadajaran", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 337, "width": 457, "height": 24, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "R. Harmanto Bratasiswara, 2000, Bauwarna Adat Tata Cara Jawa, Jakarta, Yayasan Suryasumirat", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 374, "width": 338, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "R. Soerjowinarso, 1929, Serat Batara Kala, Perhimpunan Suci Rahayu", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 398, "width": 456, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soemohatmoko, 1984, Babad ila-ila, Dekdikbud Semarang, Proyek Pengembangan Perpustakaan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 436, "width": 457, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Umar Kayam,Dr., 1984, makalah seminar Lingkungan Hidup, Kependudukan dan Kualitas Manusia dalam Pandangan Tradisi Jawa, Surakarta, LPPM UMS", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 473, "width": 456, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zoetmulder. 1985. Kalangwan : Sastra Jawa Kuno selayang pandang. Jakarta : Penerbitan Djambatan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 511, "width": 324, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "_________. 1995. Ramayana 8.148: Kathācaritapūrwakāla, pp.888.", "type": "Text" } ]
722892cf-aaa5-b02c-7d25-cfa9d5caae5c
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ip/article/download/24479/15522
[ { "left": 114, "top": 33, "width": 168, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Perspective, Vol. 3, No. 1 (Januari-Juni 2019): 41-58", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 109, "width": 380, "height": 53, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor Penghambat Kesetaraan Hak Politik Perempuan Ku- wait Pasca Amandemen Undang-Undang Nomor 35 Tahun 1962", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 174, "width": 76, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Randhi Satria", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 188, "width": 138, "height": 59, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Septyanto Galan Prakoso Iim Fathimah Timorria Nadia Dian Ardita Universitas Sebelas Maret", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 285, "width": 400, "height": 145, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract Kuwait is one of the countries in the Middle East which considered as a moderate of Muslim major- ity state. The amendment of Election Law No. 35 Year 1962 in 2005, which granted women’s rights to vote and run for office, gives a way for women to be able to get more roles in Kuwait’s parliament. However, the implementation of this law takes four years of waiting for Kuwaiti women to get the representation in Kuwait’s legislative assembly. On the national elections in 2008, Kuwaiti women were unable to get the seat. This article argues that the main impediment for women’s inability to win any seat in 11th and 12th Assemblies is caused by the failure of Kuwaiti women to cooperate and support each other. This article aims to examine the Kuwaiti women’s struggle for political rights along with the condition of Kuwaiti’s social norms which affect women’s roles. Using women empowerment theory and the explanation of Kuwait’s socio-political condition, this article also try to predict the future of women representation in Kuwaiti’s political life.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 441, "width": 396, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Kuwaiti women’s political rights, amendment of Election Law No. 35 Year 1962, Ku - waiti’s social system, political rights.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 489, "width": 36, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 501, "width": 400, "height": 145, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kuwait merupakan salah satu negara di Timur Tengah yang tergolong negara dengan penduduk mayoritas Muslim moderat. Amandemen Undang-Undang Pemilu No. 35 Tahun 1962 pada 2005 yang memberikan hak politik bagi perempuan, membuka ruang bagi perempuan untuk berperan lebih besar di parlemen Kuwait. Namun, implementasi Undang-Undang ini membutuhkan waktu empat tahun bagi perempuan Kuwait untuk duduk di kursi legislatif. Pada pemilu tahun 2008, perempuan Kuwait gagal meraih kursi di parlemen. Artikel ini berargumen bahwa faktor utama kegagalan perempuan Kuwait menduduki kursi di parlemen disebabkan oleh kegagalan perempuan Kuwait untuk bekerjasama dan mendukung satu sama lain. Artikel ini bertujuan mendiskusikan perjuangan perempuan Kuwait memperoleh hak politik di tengah norma sosial Kuwait yang mem- pengaruhi peran kaum perempuan. Menggunakan teori pemberdayaan perempuan dan kondisi so- sio-politik di Kuwait, artikel ini juga berusaha memprediksi masa depan keterwakilan perempuan dalam kehidupan politik di Kuwait.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 658, "width": 399, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata-kata kunci: Hak politik perempuan Kuwait, Amandemen UU No. 35 tahun 1962, sistem sosial Kuwait, hak politik.", "type": "Text" }, { "left": 499, "top": 754, "width": 12, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "41", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 110, "width": 401, "height": 318, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan Timur Tengah merupakan salah satu kawasan di dunia yang may- oritas penduduknya memeluk agama Islam. Pengaruh agama dan budaya yang berkembang dalam masyarakat telah mempengaruhi kehidupan so- sial, ekonomi, dan politik di kawasan tersebut. Kesetaraan gender meru- pakan salah satu isu yang penting dibahas dari kawasan ini. Karena Islam adalah agama mayoritas di Kuwait, Al-Quran telah mengatur mengenai hak dan kewajiban seorang perempuan Muslim. Dewasa ini, perkemban- gan teknologi dan informasi telah membuat hambatan tradisional terhadap perempuan untuk mendapatkan pendidikan dan pekerjaan relatif tidak se- kaku di tahun-tahun sebelumnya, meskipun kebebasan perempuan dalam memenuhi haknya belum merata. Kemajuan teknologi dapat memengaruhi gender secara berbeda, yakni pertama karena teknologi memiliki efek da- lam produksi pengetahuan/pendidikan di mana membuat seseorang dapat mencapai tingkat kualitas pendidikan tertentu. Kedua, teknologi dapat me- mengaruhi struktur masyarakat melalui pengurangan berbagai biaya yang berlebih, seperti biaya transaksi untuk memproses informasi. Kemudahan mendapatkan informasi dengan biaya minimum ini kemudian dapat men- ingkatkan produktivitas di pasar dan sektor rumah tangga ataupun sek- tor lain, baik untuk perempuan maupun laki-laki. Kemudian yang ketiga, peningkatan teknologi dapat memengaruhi fleksibilitas untuk melakukan berbagai kegiatan (Jacobsen, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 427, "width": 403, "height": 160, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagaimana negara-negara Timur Tengah lainnya, Kuwait secara tradisional memiliki budaya patriarki. Perempuan dipandang secara sosial lebih rendah dibandingkan laki-laki. Supremasi peran laki-laki dalam mas- yarakat sangat tinggi. Semua keputusan atas sesuatu hal yang menyangkut kehidupan bermasyarakat, diputuskan oleh laki-laki. Akibatnya, peremp- uan cenderung memiliki peran sebagai ibu, istri, maupun peran lain yang ada dalam masalah seputar rumah tangga. Meskipun demikian, adanya budaya patriarki tersebut tidak membuat negara Kuwait mengabaikan proses demokratisasi yang ada di Kuwait. Hal ini tidak terlepas dari pen- garuh modernisasi dan transformasi yang mempengaruhi perekonomian dan perkembangan sosial di Kuwait (Al-Tarah, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 585, "width": 403, "height": 117, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor-faktor demokratisasi yang ada dalam masyarakat Kuwait memiliki peran penting. Alasannya adalah semakin kuatnya suatu faktor dan telah mengakar dalam masyarakat Kuwait, maka negara akan semakin demokratis. Terdapat lima faktor demokratisasi di Kuwait, yaitu pemilihan umum dan oposisi, opini publik dan budaya politik, gender, media, dan pengaruh internasional (Thuroczy, 2010). Dengan demikian, peran perem- puan dalam faktor gender menentukan terjadinya proses demokratisasi untuk kesetaraan di Kuwait. Hal ini disebabkan karena perempuan akan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 754, "width": 10, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "42", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 220, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Perspective, Vol. 4, No. 1 (Januari-Juni 2019): 41-58", "type": "Page header" }, { "left": 501, "top": 753, "width": 10, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "43", "type": "Page footer" }, { "left": 275, "top": 35, "width": 236, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Satria dkk, Faktor Penghambat Kesetaraan Hak Politik Perempuan", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 110, "width": 401, "height": 45, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan mudah untuk berkumpul dan mendukung peran satu sama lain. Selain itu, perempuan akan dengan mudah menciptakan arah perubahan melalui sudut pandang “non laki-laki” (Thuroczy, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 153, "width": 401, "height": 304, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses demokratisasi ini dapat dilihat melalui perhatian pemerintah Kuwait terhadap kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, khususnya dalam ranah perpolitikan. Pemerintah berusaha mewujudkan hal tersebut melalui pengakuan hak politik perempuan yang diatur dalam Amandemen Undang-Undang Pemilihan No. 35 Tahun 1962. Peraturan perundang-un- dangan ini telah memberikan jalan bagi perempuan Kuwait untuk berper- an aktif dalam perpolitikan pemerintahan Kuwait. Meskipun pemerintah Kuwait telah melegalkan peraturan perundang-undangan tersebut, namun dukungan untuk perempuan di Kuwait tidak terjadi secara penuh, terdapat penentangan dari kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Penentangan ini didasarkan oleh berbagai macam alasan, seperti politik dan budaya. Tahun 2009 merupakan tahun dimana perempuan Kuwait mendap- atkan hak politiknya melalui perolehan kursi parlemen sebanyak 8 pers- en walaupun keadaan ini tidak serta-merta mengalami peningkatan yang signifikan di tahun-tahun selanjutnya. Misalnya pada 2012, kursi parlemen untuk perempuan hanya mendapatkan 6 persen saja. Bahkan, mulai tahun 2013 hingga 2015 ketika pemilihan umum kembali dilaksanakan, perem- puan Kuwait tidak mendapat kursi di pemerintahan sama sekali. Sebe- narnya, terdapat seorang perempuan bernama Safa al-Hashem yang me- menangkan suara dalam pemilihan, namun pada 2014 ia mengundurkan diri dari jabatannya (Shalaby, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 456, "width": 402, "height": 217, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebelum pemilihan tahun 2013 dilaksanakan, Kuwait menempati peringkat ke 184 dari 193 negara dalam hal keterwakilan perempuan dalam parlemen (Cohn, 2016). Menurut Inter-Parliamentary Union, perempuan Kuwait hanya menempati 1,5 persen kursi yang ada dalam pemerintahan (Cohn, 2016). Hal ini menunjukkan bahwa Kuwait memiliki tingkat kes- setaraan gender yang rendah. Baik pemerintah maupun masyarakat sip- il, perlu melakukan perubahan salah satunya adalah mereformasi sistem pemilihan yang telah lama dilaksanakan di Kuwait (Shalaby, 2015). Pemer- intah salah satunya dapat melakukan sistem partai politik yang lebih kuat untuk melawan dominasi partai koalisi yang telah ada. Selain itu, pemer- intah Kuwait juga dapat menerapkan sistem sanksi terhadap partai-partai yang tidak memenuhi kuota representasi perempuan. Reformasi ini tidak hanya dilakukan di sistem pemilihan saja, namun juga harus mereformasi sistem konservatif yang terjadi di setiap distrik agar kesadaran akan kese- taraan gender di Kuwait dapat tercapai.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 672, "width": 401, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketimpangan gender yang terjadi di Kuwait terjadi sebagai akibat rendahnya kesadaran dalam mempertahankan kedudukan jabatan perem- puan dalam parlemen pemerintahan Kuwait karena tidak dapat berker-", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 754, "width": 10, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "44", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 220, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Perspective, Vol. 4, No. 1 (Januari-Juni 2019): 41-58", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 110, "width": 402, "height": 131, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "jasama dan memberi dukungan hak politik antara perempuan satu dengan lainnya (Olimat, 2009). Suara yang rendah disebabkan karena pemilihan dilakukan secara terpecah ke dalam distrik-distrik kritis, salah satunya adalah Distrik Kesepuluh di tahun 2006. Dalam distrik tersebut, terdapat dua kandidat parlemen perempuan, Dashti dan Anjari, yang saling bersa- ing yang pada akhirnya menghasilkan kekalahan pada kedua pihak. Jika kedua kandidat tersebut tidak bersaing dan memilih untuk bekerjasama, maka akan sangat dimungkinkan salah satu kandidat tersebut dapat maju hingga mendapatkan kursi parlemen nasional.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 401, "height": 217, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara konstitusi, perempuan Kuwait memiliki hak partisipasi poli- tik, namun secara praktik masih dihalang-halangi oleh berbagai faktor. Al Mughni (2001) kemudian menjelaskan realitas yang terjadi dalam masyar- akat Kuwait, dalam bukunya yang berjudul Women in Kuwait: Politics of Gen - der , yang memaparkan bahwa meskipun konstitusi Kuwait telah mendeklar- asikan bahwa perempuan dan laki-laki memiliki kedudukan yang setara di mata hukum dan memiliki hak yang sama dalam pendidikan dan upah kerja, namun hal ini tidak dibarengi dengan kesempatan yang sama. Ke- setaraan yang dimaksudkan bukan hanya mengenai kesetaraan hak saja, namun juga mengenai kesetaraan untuk mendapatkan kesempatan yang sama. Secara praktik, prinsip dasar kesetaraan tidak benar-benar terlaksana dalam kebijakan-kebijakan pemerintah Kuwait. Selama kurang lebih dari 50 tahun, diskriminasi dan marginalisasi perempuan Kuwait dalam ranah politik telah dilakukan secara sistematis melalui peraturan yang telah ter- institusionalisasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 456, "width": 401, "height": 145, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melalui tulisan ini, penulis mencoba untuk menganalisis mengenai bagaimana perempuan Kuwait menghadapi tantangan dalam dunia politik dengan sudut pandang sosial disertai dengan analisis rendahnya legitimasi hukum UU No. 35/1962. Budaya politik Kuwait yang telah melekat dalam masyarakat Kuwait yang dianggap sebagai sebuah hambatan partisipasi perempuan juga menjadi fokus lain dalam tulisan ini. Selain itu, tulisan ini juga mempertimbangkan realitas bahwa Kuwait merupakan salah satu negara di kawasan Timur Tengah yang cukup terbuka terhadap nilai-nilai global di mana pengaruh nilai-nilai tradisional juga masih melekat di mas- yarakatnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 600, "width": 400, "height": 116, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Artikel ini bertujuan mendiskusikan perjuangan perempuan Kuwait memperoleh hak politik di tengah norma sosial Kuwait yang mempengaru- hi peran kaum perempuan. Menggunakan teori pemberdayaan perempuan dan kondisi sosio-politik di Kuwait, artikel ini juga berusaha memprediksi masa depan keterwakilan perempuan dalam kehidupan politik di Kuwait. Artikel ini berargumen bahwa faktor utama kegagalan perempuan Kuwait menduduki kursi di parlemen disebabkan oleh kegagalan perempuan Ku- wait untuk bekerjasama dan mendukung satu sama lain.", "type": "Text" }, { "left": 500, "top": 753, "width": 10, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "45", "type": "Page footer" }, { "left": 274, "top": 35, "width": 236, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Satria dkk, Faktor Penghambat Kesetaraan Hak Politik Perempuan", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 110, "width": 402, "height": 203, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tulisan ini dalam menganalisis kegagalan perempuan Kuwait dalam ranah politik pasca amandemen UU No. 35/1962 menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut. Bagian pertama akan membahas landasan kon- septual mengenai penjelasan tentang pemberdayaan perempuan dan rep- resentasi politik. Bagian kedua akan membahas mengenai budaya politik Kuwait dan perkembangannya. Pada bagian ini dijelaskan mengenai per- juangan perempuan Kuwait dalam mendapatkan hak politiknya dari tahun ke tahun serta pembahasan mengenai bagaimana budaya Kuwait dapat memengaruhi hak perempuan Kuwait. Kemudian pada bagian ketiga akan membahas mengenai implementasi dari amandemen UU No. 35/1962. Pada bagian ini akan dijelaskan juga mengenai implementasi amandemen UU No. 35/1962 yang belum dapat secara penuh membuat perempuan Kuwait dapat menikmati hak politiknya dalam kursi pemerintahan. Bagian keem- pat merupakan kesimpulan dan saran dari keseluruhan tulisan ini.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 326, "width": 402, "height": 390, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kerangka Konseptual Pemberdayaan perempuan atau women empowerment menurut Kopar- anova dan Warth (2012) adalah proses sosial multidimensi yang memban- tu orang untuk mendapatkan kontrol atas kehidupan mereka sendiri. Hal ini dapat dikatakan sebagai proses yang dapat menumbuhkan kekuatan, yaitu kapasitas untuk melaksanakan pada orang, untuk digunakan dalam kehidupan pribadi, komunitas, dan dalam masyarakat melalui tindakan terhadap isu-isu yang dianggap penting bagi mereka (Page & Czuba, 1999). Pemberdayaan dalam konteks ini berarti wanita mendapatkan lebih banyak kekuasaan dan kontrol atas kehidupan mereka sendiri. Dengan demikian, dapat dikonseptualisasikan sebagai proses penting dalam mencapai kese- taraan gender (Warth et al., 2012: 5). Menurut United Nations Population Fund , perempuan yang berdaya memiliki rasa harga diri. Perempuan bisa menentukan pilihannya sendiri dan memiliki akses kesempatan atas sumber daya, memiliki kontrol atas hidupnya sendiri baik di dalam maupun di luar rumah. Selain itu perem- puan juga memiliki kemampuan mempengaruhi arah perubahan sosial untuk tatanan sosial ekonomi yang lebih baik di skala nasional maupun internasional (Koparanova & Warth, 2012:6). Memberdayakan perempuan adalah sebuah proses yang meliputi baik penciptaan lingkungan yang kon- dusif bagi perempuan yang bebas dari diskriminasi, dan memperkuat ke- mampuan perempuan untuk mengambil kendali atas kehidupan mereka sendiri dan sepenuhnya berkontribusi untuk membawa perubahan yang dibutuhkan dalam masyarakat (Koparanova & Warth, 2012:23). Terdapat lima komponen mengenai pemberdayaan perempuan yang dapat diguna- kan untuk menjelaskan realitas perempuan di Kuwait, antara lain: rasa dan harga diri sebagai perempuan ( women’s sense of self-worth ), hak perempuan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 754, "width": 10, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "46", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 220, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Perspective, Vol. 4, No. 1 (Januari-Juni 2019): 41-58", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 110, "width": 402, "height": 534, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk memiliki dan menentukan pilihan ( their right to have and to determine choices ), hak untuk memiliki akses terhadap kesempatan dan sumber daya ( their right to have access to opportunities and resources ), hak untuk memiliki kekuatan untuk mengendalikan hidup mereka sendiri baik di dalam mau- pun di luar rumah ( their right to have the power to control their own lives both within and outside the home ), dan kemampuan dalam mempengaruhi arah perubahan sosial untuk menciptakan tatanan sosial ekonomi yang lebih adil secara nasional dan internasional ( their ability to influence the direction of social change to create a more just social and economic order, nationally and inter- nationally ) (Koparanova & Warth, 2012:23). Dalam konteks agama, Islam merupakan agama yang telah menga- tur segala hak dan kewajiban manusia, baik laki-laki ataupun perempuan, melalui Al-Qur’an dan Hadits. Kedudukan antara laki-laki dan perempuan menurut Islam setara di mata Tuhan. Perempuan dalam komunitas Muslim acapkali dianggap sebagai kelompok submisif yang banyak memperoleh pengaruh dari kaum pria. Kondisi inilah yang kemudian membentuk stere- otip bahwa Islam adalah agama yang tidak mendukung kesetaraan gender. Pandangan demikian seharusnya dikesampingkan karena budaya yang berkembang di dalam masyarakat Muslim juga banyak dipengaruhi oleh budaya tradisional yang mencakup kawasan tertentu. Artinya, perlakuan tidak adil yang dihadapi perempuan muslim bukanlah suatu hal yang uni- versal, melainkan turut dipengaruhi oleh kondisi kultural masyarakatnya. Jika menilik langsung pada hukum yang mengatur relasi dan parti- sipasi gender, terdapat dua sistem yang mengatur perempuan dalam nega- ra-negara berpenduduk Islam. Aturan tersebut terdiri dari hukum publik yang merujuk pada sistem hukum Eropa dan di sisi lain, hukum keluarga atau status pribadi yang dibangun di bawah nilai-nilai syariat atau hukum Islam (Offenhauer, 2005). Hukum publik yang menjadi landasan hukum di banyak negara berpenduduk Muslim sesungguhnya telah mengatur hak perempuan dan laki-laki dalam posisi yang setara. Namun, hukum kelu- arga yang banyak dipengaruhi oleh syariat Islam secara luas juga diimple- mentasikan dan menjadi halangan untuk terwujudnya kesetaraan. Hukum keluarga Islam meliputi aturan-aturan yang mengatur tentang pernikahan, perceraian, hak asuh, dan warisan, telah lama menjadi target reformasi. Reformasi tersebut diwujudkan melalui intervensi pemerintah dengan cara dikeluarkannya peraturan mengenai partisipasi perempuan dalam ketena- gakerjaan dan politik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 643, "width": 402, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Karla Henning dalam publikasi ilmiahnya yang memba- has mengenai hak wanita dalam Islam dengan studi kawasan mayoritas Muslim, gender roles (peran gender) dan hak perempuan memiliki kecend- erungan dipengaruhi oleh faktor kontekstual dan nilai-nilai budaya yang telah tertanam sejak lama di masyarakatnya (Henning, 2016). Misalnya,", "type": "Text" }, { "left": 501, "top": 753, "width": 10, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "47", "type": "Page footer" }, { "left": 275, "top": 35, "width": 236, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Satria dkk, Faktor Penghambat Kesetaraan Hak Politik Perempuan", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 110, "width": 404, "height": 390, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penduduk di negara yang berlandaskan hukum syariat akan memilih un- tuk memajukan pemahaman konservatif mengenai peran perempuan dib- andingkan dengan negara-negara berpenduduk Muslim di kawasan Asia Tenggara dan Asia Tengah yang lebih terbuka untuk memberikan kesem- patan terhadap perempuan untuk menentukan nasibnya sendiri (Henning, 2016). Konsep lain yang perlu dijelaskan adalah representasi politik. Menurut Pitkin (1967), representasi politik merupakan sebuah aktivitas yang membuat suara, pilihan, perspektif masyarakat hadir dan ditunjuk- kan dalam proses pengambilan kebijakan. Ada beberapa definisi opera - sional dari konsep representasi politik yaitu: pertama, terdapat sejumlah kelompok yang merepresentasi berupa representatif organisasi, gerakan maupun agen pemerintah (Pitkin, 1967). Dalam kasus perjuangan penga- kuan hak politik perempuan di Kuwait, nilai-nilai dan kepentingan yang diusung oleh kelompok perempuan direpresentasikan oleh Women’s Cul- tural and Social Identity Society (WCSS) dan kelompok lainnya. Kedua, ter- dapat sejumlah kelompok yang diwakili yang meliputi suatu konstituen tertentu (Pitkin, 1967). Ketiga, terdapat suatu nilai yang diusung oleh para representatif berupa opini, perspektif, kepentingan dan sebagainya (Pitkin, 1967). Nilai yang diusung oleh gerakan perempuan di Kuwait jelas. Mereka mengkampanyekan kesetaraan hak politik bagi kaum perempuan yang se- lama ini tidak diperbolehkan memilih dan dipilih dalam pemilhan umum. Keempat, terdapat kondisi khusus yang mendorong aktivitas ini terjadi (Pitkin, 1967). Sebelum Undang-Undang tahun 1962 Kuwait diamandemen, kelompok konservatif terus mempertahankan aturan mengenai partisipasi politik perempuan. Kelima, kondisi ini kemudian mendorong para perem- puan untuk menyuarakan hak politiknya (Pitkin, 1967).", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 513, "width": 400, "height": 160, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Budaya Politik Kuwait dan Perkembangannya Perwalian atas perempuan merupakan salah satu hukum yang diter- apkan di Kuwait. Peraturan perwalian ini dipengaruhi oleh adanya struktur masyarakat yang masih patriarki berbasis suku dan kekerabatan, sehingga masih terjadi pembatasan otonomi perempuan Kuwait dalam penerjema- han undang-undang dan kebijakan di Kuwait (Al Sarekh, 2018). Peremp- uan Kuwait cenderung menjadi properti hukum bagi wali laki-laki mereka. Keadaan ini menjadikan sebagai hambatan nyata bagi kepemimpinan per- empuan karena membuat ruang bagi perempuan semakin menyempit (Al Sarekh, 2018). Secara sosial perempuan kemudian menjadi terisolasi dalam posisi strategis kepemimpinan dalam masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 672, "width": 401, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembentukan UU No. 35/1962 merupakan sebuah konstitusi yang dipengaruhi oleh negara-negara di Eropa dan Amerika, seperti konstitusi yang dianut oleh AS, tradisi Perancis, dan Inggris, serta budaya Arab-Islam", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 33, "width": 220, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Perspective, Vol. 4, No. 1 (Januari-Juni 2019): 41-58", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 754, "width": 12, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "48", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 110, "width": 402, "height": 232, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang telah berkembang dan turun-menurun sejak lama. Jaminan mengenai kesetaraan hak dan kewajiban publik warga Kuwait diatur dalam Bab III Konstitusi Kuwait, khususnya Pasal 29 yang berbunyi ” All people are equal in human dignity, and in public rights and duties before the law, without distinction as to race, origin, language or religion. ”. Meskipun Pasal 29 menjamin kese- taraan, martabat manusia, dan kebebasan pribadi, namun pasal tersebut tidak menyebutkan secara jelas mengenai “seks” dan “gender” dari daftar hal yang dilindungi (Tétreault, et al., 2009). Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan bahasa dalam konstitusi Kuwait cenderung ambigu dalam kaitannya dengan masalah gender. Komitmen perlindungan terhadap per- empuan tidak secara jelas ditekankan, Pasal 9 Konstitusi Kuwait cenderung menunjuk keluarga dibandingkan dengan warga negara sebagai unit terke- cil dari masyarakat (Tétreault, et al., 2009). Sehingga dapat dikatakan bah- wa hak pilih universal, antara laki-laki dan perempuan di Kuwait dicapai dengan waktu yang relatif lambat karena faktor bahasa yang ada dalam konstitusi (Al-Nakib in Thuroczy, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 340, "width": 402, "height": 276, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemenuhan pemerintah atas hak politik perempuan Kuwait tidak dirasakan hingga tahun 2005. Namun perempuan Kuwait cukup berperan signifikan – sekitar 16 persen – dari tenaga kerja di sektor energi penting negara (Congressional Research Service, 2018). Terdapat pula peran per- empuan dalam beberapa organisasi non-pemerintah yang dijalankan oleh perempuan Kuwait, seperti yang didedikasikan untuk meningkatkan hak- hak perempuan (Congressional Research Service, 2018). Meskipun hal ini menunjukkan perempuan Kuwait memiliki peran, selain urusan rumah tangga, namun hal ini tidak membuat posisi antara perempuan dan la- ki-laki di Kuwait setara. Perempuan di Kuwait telah melakukan berbagai aksi untuk mendapatkan kesetaraan gender khususnya dalam perpolitikan yang dimulai sejak tahun 1960-an (Al Mughni & Tétreault, 2005). Organis- asi wanita, baik liberal maupun konservatif berkembang seiring dengan le- gitimasi perubahan budaya yang terjadi di Kuwait. Kemunculan organisasi serta gerakan wanita di Kuwait diawali dengan adanya debat emansipasi dalam media lokal pada 1950-an dan 1960-an yang diprakarsai oleh pemu- da Kuwait (Tétreault et al., 2009). Para reformis muda waktu itu mencetak koran dan majalah yang berisikan ajakan semangat kepada perempuan Ku- wait untuk terus mengekspresikan pendapat mereka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 614, "width": 402, "height": 102, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahun 1970-an menjadi tahun di mana usaha untuk mendapatkan hak politik perempuan di Kuwait semakin masif dilakukan, seperti penga- juan 12 usulan ulang yang dilakukan oleh anggota parlemen laki-laki dan usaha yang dilakukan oleh keluarga Al-Sabah, serta usulan pembentukan rancangan undang-undang (RUU) juga dilakukan oleh Nouria al-Sadani, ketua WCSS, tahun 1973 (Dashti, 2005). Terdapat berbagai pergolakan da- lam memperjuangkan kesetaraan, khususnya ketika RUU ditolak, yang", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 33, "width": 236, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Satria dkk, Faktor Penghambat Kesetaraan Hak Politik Perempuan", "type": "Page header" }, { "left": 499, "top": 754, "width": 12, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "49", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 110, "width": 401, "height": 218, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dilakukan oleh WCSS dan Girl’s Club terhadap tuntutan reformasi UU No. 35 Tahun 1962. Peningkatan aksi-aksi ini tentunya tidak selalu mendapat- kan dukungan, salah satunya terdapat tanggapan negatif dari kelompok Islamis yang berkedudukan strategis dalam ursi pemerintahan. Terdapat salah satu organisasi bernama Kuwaiti Women’s Cultural and Social Associa- tion yang berperan untuk menciptakan kesadaran dan berusaha mengatasi hamabatan perempuan untuk maju (Al Tarrah, 2010). Selain itu, mereka juga aktif menyelenggarakan konferensi non-pemerintah yang bertemakan tentang perempuan, seperti konferensi yang diadakan pada tahun 1975, 1981, 1987, dan lain-lain (Al Tarrah, 2010). Kuwaiti Women’s Cultural and So- cial Association juga terlibat secara aktif untuk mengejar pemenuhan hak- hak politik perempuan serta mengajak partisipasi perempuan yang berasal dari kelas atas dan kelas menengah untuk melobi tokoh-tokoh kunci dalam perpolitikan Kuwait, khususnya mengenai masalah hak pilih perempuan di Kuwait (Al Tarrah, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 326, "width": 402, "height": 390, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Invasi Irak ke Kuwait pada tahun 1990 hingga 1991 merupakan salah satu momentum di mana perempuan Kuwait dapat berperan aktif untuk menunjukkan patriotisme mereka dengan cara bergabung dengan kemiliteran Kuwait (Tétreault, 2001). Selain bergabung dengan militer, per- empuan Kuwait yang berada di luar Kuwait juga berusaha menyuarakan keadaan negaranya di forum-forum internasional agar kebebasan dan ke- merdekaan Kuwait dapat tercapai (Tétreault, et al., 2009). Hal ini kemudian merubah pandangan pemerintah maupun masyarakat bahwa sebenarnya perempuan dapat berperan penting. Akan tetapi setelah perang usai, pe- rubahan pandangan ini tidak membuat pemerintah memberikan hak poli- tik yang luas bagi perempuan. Pemerintah cenderung memfokuskan untuk membangun kembali perekonomian negara. Walaupun pemerintah kurang memfokuskan pada hak perempuan, namun pemerintah tetap melakukan perhatian dengan cara menunjuk perempuan di kursi pemerintahan, yaitu terdapat seorang perempuan pertama, Rasha Al Sabah,di tahun 1993 yang berhasil menduduki jabatan sebagai sekretaris pertama di Kementerian Pendidikan Tinggi Kuwait (Middle East Monitor, 2018). Selain Rasha Al Sa- bah, terdapat perempuan lain yang mendapatkan posisi dalam urusan luar negeri Kuwait. Nabila Al Mulla ditunjuk menjadi duta besar Kuwait untuk Zimbabwe dan Afrika Selatan pada 1993 (Middle East Monitor, 2018). Tahun 1999, perjuangan kembali dilakukan saat Emir/Amir (pem- impin) Kuwait saat itu, Sheikh Jaber al-Ahmad al-Sabah, mendeklarasikan dekrit mengenai jaminan hak politik perempuan bulan Maret 1999 bersa- maan dengan 62 dekrit lainnya (Shalaby, 2015). Dikeluarkannya dekrit ini mengundang banyak kontroversi karena pada saat itu pemerintahan se- dang mengalami reses akibat pembubaran parkemen oleh Emir. Dekrit ini harus diterima secara keseluruhan oleh mayoritas Majelis Nasional dalam", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 753, "width": 10, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "50", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 220, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Perspective, Vol. 4, No. 1 (Januari-Juni 2019): 41-58", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 110, "width": 402, "height": 88, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tempo 15 hari, sesuai dengan Pasal 71 Konstitusi Kuwait (Tétreault, 2001). Kekhawatiran akan adanya dekrit ini muncul dari Kelompok Islam dan Konservatif yang memperdebatkan antara aturan dekrit dengan aturan agama (Wills, 2013). Sedangkan kelompok liberal memiliki kekhawatiran kehilangan kedudukan jika perempuan dilibatkan dalam politik dan pe- merintahan Kuwait.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 196, "width": 403, "height": 247, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Oktober 2003, Kabinet Kuwait saat itu menyetujui adanya amandemen untuk memberikan hak lebih terhadap perempuan dalam pemilihan di tiap distrik, namun Parliamentary Public Services menolak amandemen tersebut dengan alasan bahwa tidak ada alasan bahwa perem- puan bisa menangani masalah politik. Meskipun gejolak perjuangan kese- taraan terus terjadi, pada tahun 2003, Nabila Al Mulla kembali mendapat- kan posisi strategis politik yakni menjadi perwakilan tetap di PBB sebagai duta besar Muslim Arab pertama di organisasi global (Middle East Monitor, 2018). Kemudian pada 16 Mei 2004, pengajuan hak kembali dilakukan dan disetujui secara penuh oleh Kabinet. Akan tetapi, timbul reaksi beragam di dalam tubuh parlemen dimana, Ketua Majelis Nasional, Jasim Mohamed Al-Khorafi membantah bahwa terdapat tekanan eksernal untuk menyetu - jui undang-undang mengenai hak perempuan tersebut (Tétreault, Meyer, & Rizzo, 2009). Kelompok Islamis bereaksi untuk menolak rancangan un- dang-undang tersebut dan menyatakan bahwa perempuan tidak memiliki hak politik, mereka hanya memiliki hak penuh sebagai ibu untuk membina generasi masa depan (Tétreault, Meyer, & Rizzo, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 441, "width": 403, "height": 203, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelompok liberal mendapatkan desakan dari pemerintah Kuwait. Hal ini kemudian membuat mereka berubah sikap, yakni mendukung dekrit dengan cara bergabung dengan para pemimpin Syiah dan beberapa organisasi perempuan yang berada di bawah naungan WCSS dan Kuwait Women Union (KWU). Inisiasi untuk berkampanye semakin luas dilakukan setelah aliansi ini bergabung, hingga pada akhirnya RUU hak politik yang baru lolos pada 16 Mei 2004 dan disahkan oleh Majelis Nasional satu tahun setelahnya dengan suara 35 banding 23 (Olimat, 2009). Terdapat usulan ayat tambahan yang diajukan oleh kelompok Islamis yang dapat dianggap masih kabur yang berbunyi “ Women’s participation should abide by Islamic Laws ”. Meskipun demikian, diloloskannya RUU ini telah berhasil mening- katkan jumlah pemilih dari 195 ribu orang menjadi 350 ribu orang dengan prosentase perempuan sebanyak 57 persen serta perempuan Kuwait telah secara sah dapat menggunakan hak politiknya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 657, "width": 401, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Amandemen UU No.35/1962 dalam Mencapai Kesetaraan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 672, "width": 186, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hak Politik Perempuan di Kuwait", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 686, "width": 402, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahun 2006 perundangan mengenai hak politik perempuan mulai diimplementasikan, namun hal ini tidak membuat kandidat per-", "type": "Text" }, { "left": 501, "top": 753, "width": 10, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "51", "type": "Page footer" }, { "left": 275, "top": 33, "width": 236, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Satria dkk, Faktor Penghambat Kesetaraan Hak Politik Perempuan", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 110, "width": 401, "height": 131, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "empuan pada saat itu mampu memenangkan pemilihan majelis kesebe- las (2006-2008) dan majelis dua belas (2008-2009). UU No. 35 Tahun 1962 beserta amandemennya tahun 1981 dan 2005, mengatur sistem pemilihan umum di negara tersebut. Sesuai dengan perundangan tersebut pemilihan parlemen tahun 2006 dan 2008 dilaksanakan di bawah aturan sistem pemi- lihan umum yang tidak sama. Pemilihan tahun 2006 terdiri dari 25 distrik pemilihan dengan masing-masing terdiri dari dua wakil. Sementara itu, pemilihan tahun 2008 terbagi menjadi lima distrik pemilihan dengan mas- ing-masing distrik terdiri dari 10 pemenang.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 240, "width": 401, "height": 217, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat beberapa penjelasan mengenai kegagalan perempuan da- lam menduduki kursi pemerintahan dalam pemilihan umum yang dilak- sanakan pada tahun 2006 dan 2008. Faktor utama yang melatarbelakangi kegagalan perempuan sebagai representasi politik di Kuwait adalah sing- katnya waktu untuk mempersiapkan pemilihan umum bagi kandidat per- empuan. Kegagalan yang terjadi pada pemilihan parlemen 2006 dapat di- jelaskan secara kronologis. Secara remi, hak politik perempuan diperoleh dan dilegalkan oleh pemerintah pada 19 Mei 2015, sedangkan pembubaran parlemen kesepuluh berlangsung pada 25 Mei 2006 di mana pembubaran tersebut setahun lebih cepat dari yang sebenarnya, dan kemudian pemili- han dilaksanakan 29 Juni 2006. Tanggal 29 Juni 2006 tersebut merupakan pertama kalinya perempuan diizinkan untuk memilih dan mencalonkan diri menjadi kandidat, namun tidak ada satupun perempuan dari 27 yang maju sebagai kandidat, dapat memenangkan pemilihan (Congressional Re- search Service, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 456, "width": 402, "height": 260, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan urutan garis waktu ini, para kandidat perempuan ten- tunya tidak dapat secara maksimal mempersiapkan kampanyenya hanya terhitung dalam waktu lima minggu saja. Selain itu, mereka harus secara cepat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Idealnya, para kandidat perempuan memerlukan waktu selama dua tahun sebelum pemilihan par- lemen dimulai. Dua tahun tersebut digunakan untuk membangun citra, mengenalkan diri kepada masyarakat, serta mengajak publik untuk ikut serta mendukung keberhasilan UU No. 35 Tahun 1962. Selain itu, waktu yang relatif singkat membuat para perempuan Kuwait kesulitan untuk merestrukturisasi gerakan perempuan Kuwait untuk lebih defensif terh- adap pemerintahan yang didominasi oleh laki-laki. Kegagalan pemilihan umum tahun 2008 kurang lebih memiliki alasan yang sama karena waktu. Dalam hal ini, kandidat perempuan memiliki cukup waktu untuk mem- persiapkan pemilihan, akan tetapi mereka belum mampu secara efektif memanfaatkan waktu yang ada untuk memenangkan kursi pemerintahan. Pada tahun 2009, tepatnya tanggal 16 Mei, pemilihan umum diada- kan kembali yang hasilnya menyatakan bahwa dari 20 anggota parlemen Kuwait terdapat empat perempuan yang terpilih di dalamnya. Keempat", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 752, "width": 12, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "52", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 33, "width": 220, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Perspective, Vol. 4, No. 1 (Januari-Juni 2019): 41-58", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 110, "width": 403, "height": 160, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perempuan ini merupakan perempuan yang pertama kali terpilih dalam pemilihan umum Kuwait (Congressional Research Service, 2018). Kemu- dian, pemilihan umum pada tahun 2012 terdapat tiga orang perempuan dari Sunni yang menduduki kursi pemerintahan Kuwait. Tahun 2013, pemilihan umum kembali dilaksanakan dengan aturan yang baru, yakni satu kandidat pada tiap distriknya. Terdapat delapan kandidat perempuan dari 418 kandidat keseluruhan yang mengikuti pemilihan pada 27 Juli 2013 ini. Pemilihan umum kali ini menghasilkan dua representatif perempuan di kursi pemerintahan, namun terdapat kesalahan perhitungan suara dari satu diantaranya dan membuat satu diantaranya mengundurkan diri pada tahun 2014 (Congressional Research Service, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 268, "width": 401, "height": 204, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain faktor waktu, terdapat beberapa faktor sosial yang memen- garuhi kegagalan representasi perempuan dalam pemerintahan. Pertama, budaya politik Kuwait yang cenderung patriarki, yakni perempuan diang- gap lebih baik beperan dalam lingkup rumah tangga bukan lingkup publik (Olimat, 2009). Dalam budaya masyarakat Kuwait terdapat istilah “ diwan- iyya ” yang secara tidak langsung membatasi ruang gerak perempuan di Kuwait. Diwaniyya merupakan sebuah istilah untuk jaringan aliansi atau lingkaran kelompok laki-laki yang tertutup (AlSarekh, 2018). Kata diwani- yya berasal dari kata diwan atau divan yang berarti sofa atau dalam konteks ini berarti rumah pribadi. Secara tradisional, diwaniyya adalah pertemuan orang-orang di ruang khusus di rumah seseorang untuk membahas masa- lah tertentu dan bebas menyampaikan pendapat, seperti sosial, agama, dan politik (RefWorld, 1990). Budaya ini menyebabkan kebebasan perempuan Kuwait dalam mengeluarkan pendapat tidak sebebas laki-laki.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 470, "width": 402, "height": 131, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kedua, dominasi kelompok Islamis dalam pemilihan sejak tahun 1980-an. Kelompok Islamis memiliki cara pandang yang konservatif dib- andingkan dengan gerakan perempuan yang lebih liberal. Kelompok Isla- mis menganggap bahwa peraturan mengenai pemberian ruang politik bagi perempuan telah menyalahi dan melanggar tradisi agama Islam dan mas- yarakat Kuwait. Dalam hal ini, sebenarnya antara kelompok Islamis dan gerakan perempuan dapat bersinergi satu sama lain karena masih adanya kesamaan nilai antara keduanya serta keduanya akan memberikan manfaat satu sama lain.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 600, "width": 402, "height": 131, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam perkembangan selanjutnya setelah pemilihan umum 2006 dan 2008 dilaksanakan, terjadi pasang surut partisipasi perempuan Kuwait dalam pemerintahan sebagai bentuk pelaksanaan UU No. 35 Tahun 1962 Hal ini dibuktikan dengan pelaksanaan pemilihan umum nasional pada tahun 2016. Pemilihan umum tersebut diikuti oleh lima belas perempuan yang mencalonkan diri untuk 50 kursi terbuka dari jumlah 65 kursi anggota parlemen di Kuwait. Konstitusi Kuwait mengatur bahwa anggota Majelis Nasional terdiri dari 50 anggota yang dipilih secara langsung oleh rakyat dan lima belas menteri peerintah yang ditunjuk oleh pemerintah. Perem-", "type": "Text" }, { "left": 499, "top": 754, "width": 12, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "53", "type": "Page footer" }, { "left": 275, "top": 33, "width": 236, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Satria dkk, Faktor Penghambat Kesetaraan Hak Politik Perempuan", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 110, "width": 401, "height": 174, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "puan yang memenangkan pemilihan kali ini hanya ada satu orang, yaitu Safa Al Hashem yang menjadikannya satu-satunya perempuan di badan legislatif Kuwait (Cohn, 2016). Tahun 2017, peran perempuan Kuwait da- lam bidang politik kembali mengalami peningkatan. Posisi Menteri Peru- mahan Kuwait ( Minister of State for Housing Affairs ) diduduki oleh seorang perempuan bernama Dr. Jenan Bushahri, serta Hind Barak Al Subaih yang ditunjuk untuk menduduki posisi sebagai minister of social and labour affairs dan minister of state for planning and development (Middle East Monitor, 2018). Pelaksanaan pemilihan umum untuk tiap distrik di Kuwait kembali dilaku- kan pada tahun 2018. Kali ini, hanya terdapat satu perempuan saja dari 73 kandidat yang akan maju memperebutkan 10 kursi sementara enam kursi lainnya telah ditunjuk secara resmi oleh pemerintah Kuwait (Toumi, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 283, "width": 402, "height": 217, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meskipun terjadi pasang surut dalam pengimplementasian UU No. 35 Tahun 1962 sejak disahkan oleh pemerintah, untuk menciptakan kese- taraan politik antara perempuan dan laki-laki, kaum perempuan Kuwait harus lebih dapat bekerjasama satu sama lain secara terus menerus. Kom- petisi dan rivalitas tentunya akan terjadi, namun kedua hal tersebut jika ter- lalu diutamakan akan memiliki dampak yang tidak baik seperti kegagalan untuk menduduki kursi pemerintahan di pemilihan umum 2006. Selain itu, perempuan Kuwait harus mempelajari lebih mendalam mengenai realitas serta politik yang terjadi di Kuwait agar mereka dapat memengaruhi pub- lik untuk turut serta melakukan perubahan tatanan sosial yang lebih adil. Keuntungan lain yang didapatkan jika perempuan Kuwait mempelajari lebih dalam perpolitikan adalah mereka dapat mengeluarkan opini atau pendapat dengan landasan yang lebih kuat, sehingga masyarakat maupun pemerintah tidak memandang sebelah mata pendapat yang disampaikan oleh perempuan.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 499, "width": 401, "height": 217, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya, pemerintah bersama gerakan wanita harus lebih meng- kampanyekan serta memberi sosialisasi mengenai UU No. 35 Tahun 1962 kepada publik. Hal ini dimaksudkan agar tujuan dan cita-cita kesetaraan tidak hanya dalam hak saja, namun juga dalam kesetaraan kesempatan. Me- dia dan pers yang ada di Kuwait juga memiliki peran dan pengaruh penting dalam pembentukan opini publik mengenai kesetaraan gender serta memi- liki peran kontrol dalam masyarakat. Media Kuwait dapat menyoroti atau mengangkat fakta yang berada dalam posisi minoritas, salah satunya ada- lah kesetaraan gender itu sendiri. Meskipun media di negara-negara dunia Arab menganggap tabu dalam membahas hal-hal yang berkaitan dengan agama. Namun, Kuwait masih memiliki media yang beroperasi sesuai stan- dar yang masuk akal seperti media barat yang lebih terbuka (Thuroczy, 2010). Bagi para kandidat perempuan yang akan maju dalam pemerinta- han, sebaiknya juga turut bekerjasama dengan kelompok konservatif yang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 110, "width": 402, "height": 145, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengusung nilai tradisional dan Islam karena nilai-nilai tersebut telah mengakar kuat di dalam kehidupan masyarakat, sehingga kerjasama akan menjadi suatu jalan yang akan menyukseskan representasi perempuan da- lam panggung politik dan pemerintahan di Kuwait. Nilai-nilai yang telah mengakar sebagai akibat pengaruh dari kelompok tersebut memiliki pen- garuh besar bagi pola pikir para pemilih, sehingga akan jauh lebih mengun- tungkan untuk bekerjasama dibandingkan dengan konfrontasi. Pemerintah juga dapat memberikan kuota tertentu dalam representasi politik, baik da- lam parlemen ataupun tingkatan yang lebih rendah, agar implementasi UU No. 34 Tahun 1962 dapat tercapai lebih maksimal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 254, "width": 402, "height": 347, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hingga saat ini, sebagai wujud untuk memaksimalkan implemen- tasi UU No. 35 Tahun 1962, pemerintah telah melakukan berbagai upaya baik di dalam negeri maupun di kancah internasional. Dalam kancah in- ternasional, Deputi Tetap Kuwait untuk PBB, Bader Al-Munayyekh, men- gajak komunitas internasional untuk menciptakan perdamaian, termasuk memberdayakan perempuan dalam situasi setelah konflik (Kuwait Times, 2019a). Hal ini menggambarkan bahwa Kuwait berkomitmen untuk men- ciptakan kesetaraan gender dalam kancah internasional maupun situasi domestik. Usaha dalam negeri yang dilakukan oleh pemerintah Kuwait un- tuk memberdayakan perempuan adalah memberikan program pelatihan kepemimpinan khusus untuk perempuan. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Sekretariat Jenderal Dewan Tertinggi untuk Perencanaan dan Pengem- bangan ( Secretariat-General of the Supreme Council for Planning and Develop- ment ) yang bekerjasama dengan Pusat Studi dan Penelitian Perempuan ( Women Studies and Research Center ) di Universitas Kuwait serta bersama dengan organisasi di bawah naungan PBB, United Nations Entity for Gender Equality and the Empowerment of Women (Kuwait Times, 2019b). Selain itu, sebagai wujud komitmen terhadap pemberdayaan perempuan, pemerintah memasukkan perempuan sebagai salah satu pihak yang berperan penting untuk mewujudkan Kuwait’s Vision 2035. Kuwait’s Vision 2035 merupakan sebuah rencana strategi jangka panjang yang dibuat oleh pemerintah Ku- wait dalam meningkatkan dan mewujudkan Kuwait sebagai pemimpin di antara negara-negara Timur Tengah dalam berbagai bidang, seperti finan - sial, komersial, dan budaya (Al-Hizami, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 599, "width": 402, "height": 117, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Organisasi di Kuwait juga membantu berperan untuk mewujudkan pemberdayaan perempuan. Salah satunya adalah diadakannya study tour selama dua minggu yang diinisiasi oleh Empower Kuwaiti Women in Politics (EKWIP). Kegiatan ini terdiri dari program pelatihan intensif yang berfok- us pada ketrampilan penting dalam kampanye politik (Sadeqi, 2018). Per- an dari organisasi internasional juga dilakukan dalam mewujudkan pem- berdayaan perempuan di dalam program pelatihan yang dilaksanakan. Terdapat dua puluh lima perwakilan dari sepuluh entitas sektor swasta", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 754, "width": 12, "height": 16, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "54", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 34, "width": 220, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Perspective, Vol. 4, No. 1 (Januari-Juni 2019): 41-58", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 104, "width": 404, "height": 304, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terkemuka menghadiri pelatihan pertama yang diadakan di Kuwait den- gan tujuan untuk memperkenalkan perusahaan lokal terhadap Women’s Empowerment Priciples (WEP) (UN Women, 2018). Pelatihan ini diselengga- rakan oleh Women’s Research and Studies Centre (WRSC) dari Universitas Kuwait yang bekerja sama dengan Sekretariat Jenderal Dewan Tertinggi Perencanaan dan Pengembangan ( Supreme Council for Planning and Devel- opment ), UN Women Regional Office for the Arab States (ROAS) dan United Nations and Development Programme (UNDP) Kuwait (UN Women, 2018). Program pelatihan ini tidak hanya mengajak perusahaan untuk mengajak partisipasi perempuan dalam ekonomi saja. Hal ini dapat dilihat melalui tujuh prinsip dalam WEP yaitu (United Nations Global Compact, 2015): menetapkan kesetaraan gender dalam kepemimpinan tertinggi perusa- haan; memperlakukan semua pekerja dengan adil – menghormati dan mendukung hak asasi manusia, persamaan kesempatan, keragaman, dan inklusi serta non-diskriminasi; memastikan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan semua pekerja; mempromosikan pendidikan, pelatihan, dan pengembangan profesional untuk semua perempuan; menerapkan pengembangan usaha, rantai suplai, dan praktik pemasaran yang member- dayakan perempuan; mendorong kesetaraan melalui inisiatif dan advokasi masyarakat; dan mengukur dan melaporkan secara terbuka tentang kema- juan untuk mencapai kesetaraan gender.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 407, "width": 401, "height": 145, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam poin prinsip yang pertama, secara tidak langsung perusa- haan dapat mendukung pemenuhan hak politik perempuan seperti yang tercantum dalam UU No. 35 Tahun 1962 dalam lingkup non-pemerintah. Hal ini dapat dijadikan sebagai salah satu pijakan untuk membawa perem- puan ke institusi yang lebih tinggi. Kepemimpinan dalam sebuah perusa- haan ataupun pemerintahan tidak dilihat melalui gender, namun dilihat melalui kemampuan dan kualitas kepemimpinan yang dimiliki oleh seseo- rang. Banyaknya pelatihan dan pengembangan profesional yang diadakan oleh pemerintah ataupun non-pemerintah terhadap perempuan akan men- ingkatkan kualitas perempuan untuk mencapai kesetaraan gender.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 565, "width": 400, "height": 146, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan Kuwait merupakan salah satu negara di Timur Tengah yang kaum perempuannya secara aktif memperjuangkan hak kesetaraan di negaranya. Tantangan maupun rintangan dalam menegakkan kesetaraan dialami oleh kaum perempuan sejak awal kemerdekaan. Faktor internal seperti budaya sosial-politik serta kelompok konservatif yang ada dalam masyarakat yang cenderung patriarki membuat mereka kesulitan untuk mencapai cita-cita, khususnya kesetaraan dalam ranah politik. Amandemen UU No. 35 Tahun 1962 menjadi sebuah jalan baru untuk kaum perempuan berperan aktif da- lam panggung politik. Sudut pandang masyarakat yang cenderung masih", "type": "Text" }, { "left": 499, "top": 753, "width": 12, "height": 16, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 275, "top": 33, "width": 236, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Satria dkk, Faktor Penghambat Kesetaraan Hak Politik Perempuan", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 110, "width": 403, "height": 203, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menganggap bahwa perempuan seharusnya mengurusi rumah tangga merupakan suatu tantangan tersendiri bagi pemerintah maupun kaum perempuan dalam merealisasikan perundangan tersebut. Meskipun pe- rundangan tersebut telah legal dan disahkan oleh Majelis Nasional, namun nyatanya perempuan Kuwait belum bisa memenuhi representasi dalam kursi pemerintahan Kuwait dalam pemilihan umum tahun 2006 dan 2008. Representasi perempuan dalam kursi pemerintahan sangat penting. Alasannya, dengan adanya perempuan di dalam pemerintahan, maka pros- es pengambilan kebijakan akan turut mempertimbangkan suara dari kaum perempuan itu sendiri. Jika pemerintahan hanya berisi laki-laki saja, maka suara perempuan tidak akan terdengar dan yang akan terjadi adalah ketim- pangan gender yang semakin meluas. Selain itu, dengan semakin banyak- nya representasi perempuan dalam kursi pemerintahan, maka emansipasi wanita di Kuwait juga akan semakin cepat tercapai.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 312, "width": 401, "height": 174, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Realitas ini seharusnya menjadikan masyarakat Kuwait, baik pemer- intah, organisasi, maupun kaum perempuan Kuwait itu sendiri harus sal- ing bersinergi untuk menyukseskan implementasi UU No. 35 Tahun 1962 tersebut. Tradisi dan ideologi agama yang dianut merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh kaum perempuan, di mana kedua hal tersebut merupakan faktor yang membuat masyarakat Kuwait memiliki sudut pan- dang yang sudah mengakar sejak lama. Jika kaum perempuan bergerak se- cara independen, maka pencapaian kesetaraan politik akan sulit dilakukan mengingat sistem patriarki yang masih mengakar. Hal yang perlu diperha- tikan dalam mewujudkan kesetaraan politik bukan hanya mengenai kese- taraan hak saja, namun juga mengenai pemenuhan akan hak politik terse- but.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 512, "width": 82, "height": 16, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 527, "width": 400, "height": 59, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Hizami, A. (2017). Kuwaiti women key partners in Kuwait’s 2035 vision [online], Kuwait News Agency (KUNA). Tersedia di: <https://www. kuna.net.kw/ArticleDetails.aspx?id=2609750&Language=en> [di - akses 17 Februari 2019].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 584, "width": 399, "height": 31, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Mughni, H. (2001). Women in Kuwait: The Politics of Gender . London: Saqi Books.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 613, "width": 400, "height": 102, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Mughni, H., & Tétreault, M.A. (2005). Political actors without the fran- chise: Women and politics in Kuwait. Dalam: P. Dresch & J. Pisca- tori (Eds.), Monarchies and Nations: Globalisation 15 and Identity in the Arab States in the Gulf. Bolder: I.B. Tauris, pp. 203-221. Al Sarekh, A. (2018). Gender Politics and Women’s Leadership in Kuwait [online]. Tersedia di: <https://www.oxgaps.org/files/commen - tary_-_alsharekh.pdf> [diakses 13 Mei 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 754, "width": 12, "height": 16, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "56", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 34, "width": 220, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Perspective, Vol. 4, No. 1 (Januari-Juni 2019): 41-58", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 110, "width": 401, "height": 16, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Tarrah, A. (2010). Women in the Development of Kuwait. Digest of the", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 124, "width": 164, "height": 16, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Middle East Studies 11, pp. 1-33.", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 139, "width": 399, "height": 59, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cohn, L. (2016). 15 Female Candidates Ran for Parliament in Kuwait’s Latest Election. Only This Woman Won [online]. Tersedia di: <http://amp. timeinc.net/fortune/2016/11/28/kuwait-parliament-election-wom- en> [diakses 13 Mei 2019].", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 196, "width": 400, "height": 45, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Congressional Research Service. (2018). Kuwait: Governance, Security, and U.S. Policy [online]. Tersedia di: <https://fas.org/sgp/crs/mideast/ RS21513.pdf> [diakses 13 Mei 2019].", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 240, "width": 403, "height": 174, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dashti, I. (2005). Women’s Political Participation [online]. Tersedia di: <http://www.kna.kw/research/wman/01.pdf> [diakses 5 Mei 2017]. Henning, K. (2016). Gender and women’s rights in Islam [online]. Ter- sedia di: <https://www.kfw-entwicklungsbank.de/PDF/Down - load-Center/PDF-Dokumente-Development-Research/EK_Gen - der-und-Islam_EN.pdf> [diakses 17 Februari 2019]. Jacobsen, J. (2011). The Role of Technological Change in Increas- ing Gender Equity with a Focus on Information and Com- munications Technology [online]. Tersedia di: <https:// siteresources.worldbank.org/INTWDR2012/Resourc - es/7778105-1299699968583/7786210-1322671773271/jacobsen-final- draft-april23-2011.pdf> [Diakses 5 Juni 2019].", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 412, "width": 397, "height": 60, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Koparanova, M., & Warth, L. (2012). Empowering for Sustainable Devel- opment [online]. Tersedia di: <https://www.unece.org/fileadmin/ DAM/Gender/publication/UNECE_Discussion_Paper_2012_1. pdf.> [diakses 5 Mei 2017].", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 470, "width": 397, "height": 59, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kuwait Times. (2019a). Kuwait calls to empower women in war-torn are- as [online]. 9 Februari. Tersedia di: <https://news.kuwaittimes.net/ website/kuwait-calls-to-empower-women-in-war-torn-areas/> [di- akses 14 Februari 2019].", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 528, "width": 400, "height": 16, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kuwait Times. (2019b). Kuwait keen on empowering women for leadrship:", "type": "List item" }, { "left": 156, "top": 542, "width": 354, "height": 45, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Official [online]. 12 Februari. Tersedia di: <https://news.kuwait - times.net/website/kuwait-keen-on-empowering-women-for-lead- ership-official/> [diakses 14 Februari 2019].", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 585, "width": 399, "height": 59, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Middle East Monitor. (2018). Women in Kuwait granted full political rights [online]. 3 Agustus. Tersedia di: <https://www.middleeastmoni - tor.com/20180803-women-in-kuwait-granted-full-political-rights/> [diakses 14 Februari 2019].", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 643, "width": 401, "height": 59, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Offenhauer, P. (2005). Women in Islamic Societies: A Selected Review of Social Scientific Literature . Washington, D.C: The Library of Congress. Olimat, M. (2009). Women and Politics in Kuwait. Journal of International Women’s Studies 11(2), pp. 199-212.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 700, "width": 400, "height": 16, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page, N., & Czuba, C. (1999). Actually Empowerment: What is It? Journal of", "type": "Text" }, { "left": 499, "top": 755, "width": 12, "height": 16, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "57", "type": "Page footer" }, { "left": 274, "top": 34, "width": 236, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Satria dkk, Faktor Penghambat Kesetaraan Hak Politik Perempuan", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 110, "width": 401, "height": 45, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Extension 37(5). Pitkin, H.F. (1967). The Concept of Representation . California: University of California Press.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 153, "width": 401, "height": 74, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RefWorld. (1990). Kuwait: Information regarding Diwaniyas: what they are, numbers, views of Kuwaiti intelligence, whether some have been closed, whether some are specifically frequented by Iraqis [online]. 1 Juli. Tersedia di: <https://www.refworld.org/docid/3ae6ab0938. html> [diakses 14 Februari 2019].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 225, "width": 400, "height": 59, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sadeqi, S. (2018). US study tour provides 15 Kuwaiti women with political empowerment [online]. 26 April. Tersedia di: <https://www.kuna. net.kw/ArticleDetails.aspx?id=2723173&language=en> [diakses 15 Februari 2019].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 283, "width": 399, "height": 59, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shalaby, M. (2015). Women’s Political Representation in Kuwait: an Untold Story [online]. Tersedia di: <http://www.bakerinstitute.org/media/ files/files/f812567d/WRME-pub-PoliRep-Kuwait-091515.pdf> [di - akses 28 Mei 2017].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 340, "width": 400, "height": 45, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tétreault, M.A. (2001). A State of Two Minds: State, Cultures, Women, and Politics in Kuwait. I nternational Journal of Middle East Studies 33(2), pp. 203-220.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 384, "width": 397, "height": 44, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tétreault, M.A., Meyer, K., & Rizzo, H. (2009). Women’s Rights in the Mid- dle East: A Longitudinal Study of Kuwait. International Political So- ciology 3(2), pp. 218-237.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 427, "width": 402, "height": 45, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Thuroczy, F. (2010). Kuwait: Democratization in Process . Bachelor Thesis, Lund University Humanities and Theology. Toumi, H. (2018). Only one woman to run in Kuwait municipal polls [online].", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 470, "width": 354, "height": 45, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "23 April. Tersedia di: <https://gulfnews.com/world/gulf/kuwait/on - ly-one-woman-to-run-in-kuwait-municipal-polls-1.2210215> [diak- ses 13 Februari 2019].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 513, "width": 402, "height": 59, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UN Women. (2018). Kuwaiti companies get ready to empower women [online]. 30 Oktober. Tersedia di: <http://arabstates.unwomen.org/ en/news/stories/2018/10/kuwaiti-companies-get-ready-to-empow- er-women> [diakses 17 Februari 2019].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 397, "height": 59, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "United Nations Global Compact. (2015). Endorse the Women’s Empower- ment Principles [online]. Tersedia di: <https://www.unglobalcom - pact.org/take-action/action/womens-principles> [diakses 19 Febru- ari 2019].", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 628, "width": 397, "height": 31, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wills, E.R. (2013). Democratic Paradoxes: Women’s Rights and Democrati- zation in Kuwait. The Middle East Journal 67(2), pp.173-184.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 753, "width": 13, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "58", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 34, "width": 220, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Perspective, Vol. 4, No. 1 (Januari-Juni 2019): 41-58", "type": "Page header" } ]
4d9761f5-7ab1-bc97-9400-8750e13904a9
https://jurnal.uns.ac.id/jdk/article/download/31490/31266
[ { "left": 57, "top": 38, "width": 99, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "OPEN ACCESS", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 56, "width": 99, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://jurnal.uns.ac.id/jdk", "type": "Page header" }, { "left": 430, "top": 56, "width": 125, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 3, Nomor 1, 2021, 61-76", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 90, "width": 497, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PEMILIHAN LOKASI PERUMAHAN BAGIAN BARAT URBAN FRINGE KOTA SURAKARTA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 139, "width": 338, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nabila Anindita 1 , Winny Astuti 1 , Ana Hardiana 1 1 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 194, "width": 33, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 215, "width": 501, "height": 160, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perkembangan Kota Surakarta menjadikanya memiliki daya tarik yang kuat bagi pendatang. Hal tersebut menjadi pendorong berkembangnya daerah di sekitarnya. Perkembangan yang pesat, ramai, dan padat meminimalkan ketersediaan lahan serta menjadikan Kota Surakarta tidak lagi sesuai untuk menjadi lokasi tempat tinggal. Urban fringe merupakan daerah perbatasan antara kota dan desa yang memiliki sifat mirip dengan perkotaan. Sejalan dengan perkembangan Kota Surakarta yang mempunyai berbagai aktivitas yang kompleks, urban fringe berfungsi sebagai penyangga yang secara langsung mendapat dampak terhadap perkembangan Kota Surakarta. Kebutuhan tempat tinggal merupakan permasalahan yang berkaitan dengan aktivitas kependudukan. Semakin banyaknya penduduk, semakin banyak pula kebutuhan akan rumah. Minimnya ketersediaan lahan di Kota Surakarta untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal, dan kondisi bagian barat urban fringe Kota Surakarta yang ternyata mempunyai kriteria sebagai lokasi yang sesuai sebagai daerah perumahan dan permukiman, mendorong munculnya perumahan-perumahan baru. Sebagai dampaknya perumahan baru yang dibangun di bagian barat urban fringe Kota Surakarta antara lain Perumahan Permata Buana, Perumahan Puri Angkasa, Perumahan The Aleya, dan lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor prioritas yang mempengaruhi pemilihan lokasi perumahan bagian barat urban fringe Kota Surakarta menggunakan analisis AHP. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan bahwa faktor prioritas secara berurutan yaitu kenyamanan lingkungan perumahan, kemudahan dalam aksesibilitas, ketersediaan sarana & prasarana penunjang perumahan, kondisi lingkungan fisik & sosial, kebijakan & hukum pendirian perumahan, dan harga kawasan perumahan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 386, "width": 264, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata kunci: AHP; pemilihan lokasi perumahan; perumahan urban fringe", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 429, "width": 36, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 450, "width": 501, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The development of Surakarta City makes it a strong attraction for migrants. This growth stimulates the development of the surrounding area. Rapid, crowded and congested developments minimize the availability of land and make Surakarta City no longer suitable for its residents to live. Urban fringe is a border area between cities and villages that has similar characteristics to cities. In line with the development of Surakarta City which has a variety of complex activities, urban fringe serves as a buffer that is directly affected by the development of Surakarta City. Housing needs are problems that related to population activities. The bigger number of population, the higher demand for housing will emerge.. Currently, of the available land in Surakarta City to meet residential needs is lacking, while the western part of the urban fringe of Surakarta City turns out to have an appropriate criteria as for residentiallocation. As a result, new housing developments emerged in the western part of the urban fringe in Surakarta City such as Housing Permata Buana, Puri Angkasa Housing, The Aleya Housing, and others. This study was conducted to determine the priority factors that influence the selection of residential locations in the western part of the urban fringe of Surakarta City using AHP analysis. Based on the results of the analysis, it was found that the priority factors in sequence were the comfort of the housing environment, ease of accessibility, availability of facilities & infrastructure to support housing, physical & social environmental conditions, policy & legal housing establishment, and housing area prices.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 610, "width": 241, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords: AHP; housing location selection; urban fringe housing", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 652, "width": 93, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 676, "width": 501, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perkembangan Kota Surakarta dari segi penduduk dan fasilitas menjadikan Kota Surakarta memiliki daya tarik yang kuat bagi pendatang dari berbagai daerah. Hal tersebut menjadi pendorong berkembangnya daerah di sekitarnya. Perkembangan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 34, "width": 138, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Desa-Kota , Vol. 3, No. 1, 2021, 61-76", "type": "Page header" }, { "left": 545, "top": 743, "width": 13, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "62", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 501, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kota Surakarta yang pesat, ramai, dan padat dalam segala hal seperti padat penduduk, bangunan, dan transportasi semakin meminimalkan ketersediaan lahan serta menjadikan Kota Surakarta tidak lagi sesuai untuk menjadi lokasi bertempat tinggal.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 106, "width": 501, "height": 89, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Urban fringe merupakan daerah perbatasan antara kota dan desa yang memiliki sifat yang mirip dengan daerah wilayah perkotaan. Urban fringe merupakan daerah pinggiran kota yang berada dalam proses transisi dari daerah perdesaan menjadi daerah perkotaan. Sejalan dengan perkembangan Kota Surakarta yang mempunyai berbagai aktivitas yang kompleks, kawasan pinggiran ( urban fringe ) berfungsi sebagai penyangga yang secara langsung mendapat dampak terhadap perkembangan Kota Surakarta. Fakta lapangan dan data pada dokumen Kecamatan Colomadu Dalam Angka, bagian barat urban fringe Kota Surakarta mengalami perubahan guna lahan secara perlahan dari daerah non terbangun menjadi terbangun.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 204, "width": 501, "height": 89, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kebutuhan tempat tinggal merupakan permasalahan yang berkaitan dengan aktivitas kependudukan. Semakin banyaknya penduduk, semakin banyak pula kebutuhan akan rumah. Akibat minimnya ketersediaan lahan di Kota Surakarta untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal, fenomena bagian barat urban fringe Kota Surakarta mempunyai kriteria sebagai lokasi yang sesuai sebagai daerah perumahan dan permukiman. Ditambah lagi kebijakan pemerintah yang melakukan peninjauan bagian barat urban fringe Kota Surakarta terkait kesesuaian lokasinya sebagai permukiman baru bagi penduduk limpahan Kota Surakarta sehingga dilakukan kerjasama antar stakeholder yang berkaitan dengan pembangunan perumahan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 303, "width": 501, "height": 126, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pemilihan lokasi perumahan adalah hal yang penting, karena dengan lokasi yang sesuai, aktivitas perumahan akan berjalan dengan baik. Menurut Catanese & Snyder (1989), terdapat beberapa kriteria dalam memilih lokasi perumahan yaitu kemudahan dalam aksesibilitas, kondisi lingkungan fisik & sosial, ketersediaan sarana & prasarana penunjang perumahan, harga kawasan perumahan, dan kebijakan & hukum pendirian perumahan. Lebih detail menurut Szelenyi dan Pichler Milanovich dalam Kahrik & Tammaru (2008), (Turner, 1976), (Budiharjo, 1998) menyatakan bahwa di urban fringe mempunyai karakteristik perumahan yang berbeda yaitu tersedianya kenyamanan lingkungan perumahan. Kriteria-kriteria tersebut dapat ditemukan di bagian barat urban fringe Kota Surakarta, sehingga terjadi pembangunan perumahan baru di bagian barat urban fringe Kota Surakarta seperti Perumahan Permata Buana, Perumahan Puri Angkasa, Perumahan The Aleya, dan masih banyak lagi. Hal ini menimbulkan pertanyaan penelitian yaitu faktor-faktor apa yang mempengaruhi pemilihan lokasi perumahan menurut stakeholder (pemerintah dan developer ) di bagian barat urban fringe Kota Surakarta.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 439, "width": 104, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. KAJIAN PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 463, "width": 221, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.1 PENGERTIAN DAN KOMPONEN PERUMAHAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 485, "width": 501, "height": 76, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengertian perumahan berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman menjelaskan bahwa perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan yang dilengkapi dengan sarana, prasarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni. Perumahan tidak hanya sebuah bangunan fisik yang memberi nauangan yang bertempat tinggal, namun juga dipergunakan untuk melayani berbagai kebutuhan di dalam maupun di lingkunganya dan menciptakan suatu lingkungan perumahan yang layak serta dapat mengakomodiasi berbagai kebutuhan adalah hal yang penting.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 571, "width": 501, "height": 114, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komponen perumahan merupakan suatu sistem yang terdiri dari unsur alam mencakup sumber daya, topografi, hidrologi, tanah, iklim, unsur hayati, manusia yang melangsungkan kegiatan, tempat dimana manusia melangsungkan kegiatanya, dan jaringan yang merupakan sistem alami dan buatan manusia yang menunjang fungsi lingkungan perumahan seperti jaringan jalan, air bersih, dan sebagainya (Bayuprima et.al, 2016). Unsur-unsur dalam komponen perumahan lainnya dijabarkan oleh Blaang (1986) yaitu secara ringkas seperti lingkungan yang alami, keberadaan kegiatan sosial manusia, bangunan rumah tinggal, ketersediaan sarana dan prasarana. Selain itu, penjelasan mengenai komponen dan parameter perumahan yang baik dari Sinulingga (1999) dalam (Lollyanti, Normelani, & Adyatma, 2017) mempunyai empat komponen inti yaitu nilai lahan/tanah yang berpengaruh pada harga, prasarana penunjang, kondisi perumahan yang dibangun, dan fasilitas umum hingga khusus di area perumahan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 34, "width": 138, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Desa-Kota , Vol. 3, No. 1, 2021, 61-76", "type": "Page header" }, { "left": 545, "top": 743, "width": 13, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "63", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 213, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.2 FAKTOR PEMILIHAN LOKASI PERUMAHAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 93, "width": 158, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.2.1 Kemudahan dalam Aksesibilitas", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 116, "width": 501, "height": 190, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aksesibilitas adalah derajat kemudahan yang dicapai oleh seseorang terhadap suatu obyek, pelayanan, dan lingkungan. Aksesibilitas merupakan ukuran kemudahan lokasi untuk dijangkau dari lokasi lainya melalui sistem transportasi. Ukuran keterjangkauan aksesibilitas meliputi kemudahan dalam waktu, biaya, dan usaha dalam melakukan perpindahan. Aksesibilitas merupakan jangkauan jarak yang dapat meminimalkan perjalanan ke berbagai fasilitas dan adanya penyediaan transportasi umum (Drabkin, 1980). Daya tarik suatu lokasi perumahan ditentukan oleh aksesibilitas. Aksesibilitas merupakan daya tarik suatu lokasi perumahan dikarenakan dapat memperoleh kemudahan dalam pencapaian dari berbagai pusat kegiatan (Luhst, 1997). Selanjutnya teori dari Catanese & Snyder (1989) mengatakan bahwa dalam memilih lokasi perumahan mempertimbangkan lokasi yang strategis, aksesibilitas baik, dilewati transportasi umum dan mudah untuk dilewati pejalan kaki. Bourne (1975) dan Rencana Kawasan Perumahan Kota yang disusun oleh Dinas Pekerjaam Umum (1997) juga mengedepankan faktor aksesibilitas yang meliputi keterjangkauan dengan berbagai fasilitas. Kemudahan transportasi dilihat seperti halnya kedekatan menuju ke pusat kota dan ketersediaan angkutan umum lokal sehingga memudahkan mencapai suatu lokasi penting. Terdapat hubungan erat antara ketersediaan angkutan umum dengan pertumbuhan perumahan. Adanya pelayanan angkutan umum maka memudahkan dalam mencapai lokasi perumahan sehingga semakin baik pelayanan transportasinya mempengaruhi suatu pertumbuhan perumahan dan permukiman (Koestoer, 2001) dalam (Asteriani, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 315, "width": 175, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.2.2 Kondisi Lingkungan Fisik dan Sosial", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 338, "width": 501, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aca Sugandi (2005) dalam (Asteriani, 2010) mengatakan bahwa kebijakan Pemerintah dalam penyelenggaraan perumahan diarahkan agar mampu memenuhi kebutuhan rumah yang layak dan terjangkau pada lingkungan yang sehat, keamanan, harmonis, dan berkelanjutan sehingga pemenuhan ini sebagai pemenuhan kebutuhan lingkungan yang sehat dan konsepsional. Menurut Rencana Kawasan Perumahan Kota yang disusun oleh Dinas Pekerjaam Umum (1997) mengatakan juga tentang fleksibilitas yaitu pertumbuhan fisik kawasan perumahan dengan kondisi lingkungan fisiknya. Luhst (1997) dalam (Asteriani, 2010) menyebutkan bahwa salah satu daya tarik suatu lokasi perumahan ditentukan oleh lingkungan. Lingkungan yaitu sebagai suatu wilayah yang secara geografis dibatasi dengan batas nyata, mengandung unsur fisik dan sosial yang menimbulkan suatu kegiatan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 449, "width": 501, "height": 139, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Karakteristik fisik dan lingkungan alam hingga keadaan lingkungan sosial, demografi, dan sosial ekonomi masyarakat menjadi salah satu faktor dalam memilih lokasi perumahan (Bourne, 1975) dalam (Kalesaran, Mandagi, & Waney, 2013). Kawasan yang digunakan untuk lokasi perumahan mempunyai keadaan tanah dan topografi yang baik dan cocok untuk didirikan suatu bangunan. Kawasan yang digunakan untuk perumahan mempertimbangkan juga dampak pembangunan terhadap masyarakat di sekitarnya (Catanese & Snyder, 1989). Kemudian dari Drabkin (1980) dalam (Kalesaran, Mandagi, & Waney, 2013) mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan lokasi perumahan adalah memperhatikan aspek lingkungan fisik yang berupa keadaan alam, geografis, topografinya, kondisi tanah, lingkungan sosial berupa kondisi masyarakat di sekitarnya yang menghuni kawasan tersebut, kebisingan, polusi, dan kenyamanan lingkungan. Ada beberapa hal juga yang perlu diperhatikan dalam memilih lokasi perumahan yaitu bukan daerah rawan bencana, tanahnya baik sehingga konstruksi bangunan dapat berdiri, tidak merusak lingkungan, mempertahankan tanah yang berfungsi sebagai reservoir air tanah (Budiharjo, 1998).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 598, "width": 272, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.2.3 Ketersediaan Sarana dan Prasarana Penunjang Perumahan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 620, "width": 501, "height": 89, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kawasan yang digunakan untuk lokasi perumahan mempunyai fasilitas prasarana yang lengkap seperti jaringan listrik, telepon, drainase, air bersih, sanitasi, dan alarm bahaya (Catanese & Snyder, 1989). Rencana Kawasan Perumahan Kota yang disusun oleh Dinas Pekerjaan Umum (1997) mengatakan bahwa lokasi perumahan harus menyediakan sarana dan prasarana penunjang perumahan untuk mendukung aktifitas di dalamnya. Drabkin (1980) dalam (Kalesaran, Mandagi, & Waney, 2013) juga mengemukakan lokasi perumahan mempunyai tingkat pelayanan dalam hal sarana prasarana yang baik seperti tersedia dan berfungsinya prasarana penunjang perumahan (jaringan listrik, drainase, air bersih, sanitasi, telepon) dan terlayani oleh sarana umum. Ada beberapa hal juga yang perlu diperhatikan dalam memilih lokasi perumahan menurut", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 34, "width": 138, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Desa-Kota , Vol. 3, No. 1, 2021, 61-76", "type": "Page header" }, { "left": 545, "top": 743, "width": 13, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "64", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 501, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Budiharjo (1998) yaitu mudah mendapatkan sumber air bersih, listrik, pembuangan air limbah, sekolah, pasar, puskesmas, dan kebutuhan manusia di dalamnya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 106, "width": 171, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.2.4 Harga Lahan/Kawasan Perumahan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 129, "width": 501, "height": 76, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengukuran nilai lahan didasarkan pada kemampuan lahan secara ekonomis dalam hubungannya dengan produktivitas dan strategi ekonomis. Sedangkan harga lahan/kawasan adalah penilaian atas lahan yang diukur berdasarkan harga nominal dalam satuan uang untuk satu satuan luas tertentu (Yunus, 2000:89). Catanese & Snyder (1989) mengatakan tentang kawasan yang digunakan untuk lokasi perumahan mempunyai harga lahan yang relatif terjangkau. Selain terjangkau, lahan tersebut juga mempunyai berbagai keuntungan yang dapat dihasilkan di lokasi perumahan tersebut. Sama halnya dengan kriteria dalam pemilihan perumahan rumah menurut Hapsarinity (2013) dalam (Putra & Rahayu, 2015) .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 214, "width": 211, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.2.5 Kebijakan dan Hukum Pendirian Perumahan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 237, "width": 501, "height": 76, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Catanese & Snyder (1989) mengatakan bahwa kawasan yang digunakan untuk lokasi perumahan mempunyai izin dalam mendirikan bangunan, lokasi tidak termasuk dalam kawasan lindung, lokasinya memenuhi persyaratan lingkungan, dan tidak berada di kawasan yang rawan bencana. Diperkuat lagi dengan SNI 03-1733-2004 tentang tata cara perencanaan lingkungan perumahan, lokasi perumahan harus sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) setempat atau dokumen perencanaan tata ruang lainya yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah setempat dan memenuhi persyaratan lokasi perumahan tidak berada pada kawasan lindung.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 323, "width": 205, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.3 Pengertian dan Karakteristik Urban Fringe", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 345, "width": 501, "height": 89, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Konsep urban fringe digunakan untuk mengidentifikasi suatu wilayah yang ditandai oleh adanya percampuran yang sangat intens mengenai kegiatan pertanian dan non pertanian (McGee, 1991, dalam Giyarsih, 2009). Daerah urban fringe merupakan daerah peralihan atau transisi antara kenampakan perkotaan dan perdesaan. Hal ini menjadikan kawasan urban fringe memiliki ciri perkotaan maupun perdesaan terutama pada penggunaan lahan. Dirjen Penataan Ruang menjelaskan kawasan urban fringe memiliki karakteristik yang berbeda jika dibandingkan dengan perkotaan. Wilayah urban fringe memiliki kriteria kawasan dengan adanya permukiman berskala kecil dan besar dengan kepadatan campuran, mempunyai harga lahan yang relatif rendah, belum maksimalnya aksesibilitas jaringan jalan yang memudahkan menuju pusat kota.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 444, "width": 501, "height": 76, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ada empat karakter yang dapat digunakan untuk membedakan daerah urban fringe yaitu daerah ini sebelumnya merupakan daerah perdesaan dengan dominasi guna lahan sebagai pertanian mempunyai kondisi sosial komunitas masyarakat masih menunjung tinggi kebudayaan desa. Setelah adanya serbuan penduduk kota menuju urban fringe , daerah urban fringe menjadi daerah yang diinvasi oleh penduduk dari perkotaan sehingga kondisi sosialnya perlahan berubah menjadi kekotaan. Semakin kekotaannya daerah ini, muncul beragam konflik berbagai pihak di dalamnya, salah satunya adalah banyak terjadi ajang spekulasi tanah bagi developer (Russwurnm, 1986, dalam Giyarsih, 2009) .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 529, "width": 199, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.4 Karakteristik Perumahan di Urban Fringe", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 552, "width": 501, "height": 76, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Urban fringe merupakan daerah perbatasan antara kota dan desa yang memiliki sifat mirip dengan wilayah perkotaan (Yunus, 2008). Wilayah urban fringe yang awalnya bersifat pedesaan mengalami transisi menjadi perkotaan dikarenakan aktifitas kependudukan. Akibat minimnya ketersediaan lahan di kota untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal, maka urban fringe menjadi pilihan yang tepat dalam pengadaan kebutuhan tempat tinggal. Perumahan & permukiman di wilayah urban fringe mempunyai karakter yang berbeda dengan di perkotaan. Berikut merupakan pemahaman dari beberapa pakar terkait karakteristik perumahan & permukiman di wilayah urban fringe.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 638, "width": 182, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.4.1 Kenyamanan Lingkungan Perumahan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 660, "width": 501, "height": 51, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut Szelenyi dalam (Kahrik & Tammaru, 2008) menyebutkan bahwa bermigrasi untuk bertempat tinggal ke urban fringe karena faktor kenyamanan dan keadaan lingkungan yang baik. Segi kenyamanan di wilayah urban fringe adalah lingkungan perumahan yang jauh dari kebisingan, polusi udara, dan hiruk pikuk perkotaan diungkapkan oleh Pichler- Milanovich dalam (Kahrik & Tammaru, 2008). Faktor kenyamanan memang menjadi titik berat di wilayah urban fringe", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 34, "width": 138, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Desa-Kota , Vol. 3, No. 1, 2021, 61-76", "type": "Page header" }, { "left": 545, "top": 743, "width": 13, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "65", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 501, "height": 76, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dikarenakan hal itulah yang membedakan perumahan di urban fringe dengan yang berada di perkotaan. Urban fringe masih memiliki kawasan yang guna lahan nya pertanian sehingga dari sana dapat diciptakan ruang kenyamanan bagi perumahan yang berlokasi di urban fringe (Turner, 1976). Ada beberapa hal juga yang diperhatikan dalam memilih lokasi perumahan di urban fringe yaitu adalah jauh dari aktifitas yang dapat mengganggu kenyamanan perumahan seperti aktifitas pabrik yang dapat mendatangkan berbagai macam masalah seperti debu pabrik, buangan sampah, limbah pabrik, dan kebisingan (Budiharjo, 1998).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 156, "width": 160, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.4.2 Kemudahan Dalam Aksesibilitas", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 179, "width": 501, "height": 102, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aksesibilitas adalah derajat kemudahan yang dicapai oleh seseorang terhadap suatu obyek, pelayanan, dan lingkungan. Aksesibilitas merupakan ukuran kemudahan lokasi untuk dijangkau dari lokasi lainnya melalui sistem transportasi. Ukuran keterjangkauan aksesibilitas meliputi kemudahan dalam waktu, biaya, dan usaha dalam melakukan perpindahan. Teori dari Pichler-Milanovich dalam (Kahrik & Tammaru, 2008) menyebutkan bahwa memilih perumahan di urban fringe karena adanya penyebaran jalur transportasi yang dapat memudahkan pergerakan manusia. Penduduk yang berada di wilayah urban fringe dapat juga menggunakan sarana transportasi berupa bus dan angkutan umum yang melintasi sepanjang jalan dari urban fringe hingga ke pusat kota. Aksesibilitas yang baik di wilayah urban fringe menjadi salah satu penarik untuk mendatangkan penduduk dan mempermudah penduduk dalam pergerakannya (Wardana, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 290, "width": 171, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.4.3 Harga Lahan/Kawasan Perumahan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 313, "width": 501, "height": 76, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengukuran nilai lahan didasarkan pada kemampuan lahan secara ekonomis dalam hubungannya dengan produktivitas dan strategi ekonomis. Sedangkan harga lahan/kawasan adalah penilaian atas lahan yang diukur berdasarkan harga nominal dalam satuan uang untuk satu satuan luas tertentu (Yunus, 2000). Nilai lahan sangat berkaitan dengan harga lahan/ kawasan dikarenakan harga lahan ada karena nilai lahannya ada. Harga lahan/kawasan di urban fringe dinilai lebih murah dengan nilai lahan yang baik dibandingkan dengan daerah perkotaan. Dengan keadaan seperti ini, para developer berlomba untuk membeli lahan di urban fringe dengan tujuan meraih keuntungan untuk dijadikan property yang menguntungkan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 399, "width": 501, "height": 63, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dirjen Penataan Ruang mengatakan bahwa daerah urban fringe memiliki harga lahan yang relatif rendah daripada perkotaan. Apalagi ditambah dengan hal yang penting dalam memilih lokasi perumahan urban fringe adalah mempunyai lokasi dengan biaya lahan yang relatif terjangkau dengan kemampuan lahan yang baik (Turner, 1976). Maka dalam praktiknya, developer menganggap tanah sebagai suatu komoditi untuk dibeli dengan harga rendah dan dijual dengan harga tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 472, "width": 501, "height": 63, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam menentukan faktor pemilihan lokasi perumahan di urban fringe digunakan sintesa teori yang diambil dari beberapa ahli/pakar mengenai teori terkait. Hasil sintesa teori tersebut akan menjadi variabel dalam penelitian. Berikut merupakan variabel yang diambil dalam penelitian yaitu adalah kemudahan dalam aksesibilitas, kondisi lingkungan fisik & sosial, ketersediaan sarana & prasarana penunjang perumahan, harga kawasan perumahan, kebijakan & hukum pendirian perumahan, dan kenyamanan lingkungan perumahan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 545, "width": 120, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 568, "width": 129, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.1 KAWASAN PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 591, "width": 501, "height": 102, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kawasan dalam penelitian ini yaitu wilayah bagian barat urban fringe Kota Surakarta yang terletak di Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar (Gambar 1). Letaknya secara geografis terpisah dari kecamatan-kecamatan lainnya yang ada di Kabupaten Karanganyar. Kawasan penelitian mempunyai batas-batas kawasan yaitu sebelah barat dan utaranya adalah Kabupaten Boyolali, sebelah timurnya adalah Kota Surakarta, dan sebelah selatannya adalah Kabupaten Sukoharjo. Bagian barat urban fringe Kota Surakarta mempunyai keunikan yaitu seperti kondisi fisik yang mendukung pembangunan, tersedianya aksesibilitas jalan yang memudahkan hubungan antara lokasi penelitian dengan pusat Kota Surakarta dan adanya sarana & prasarana yang menjadi pemicu pembangunan yang bergeser ke bagian barat urban fringe Kota Surakarta.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 34, "width": 138, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Desa-Kota , Vol. 3, No. 1, 2021, 61-76", "type": "Page header" }, { "left": 545, "top": 743, "width": 13, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "66", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 501, "height": 63, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kawasan penelitian yang telah dilakukan delineasi hingga akhirnya ditetapkan adalah sebagian Kelurahan/Desa Bolon, sebagian Kelurahan/Desa Malangjiwan, Kelurahan/Desa Paulan, Kelurahan/Desa Gajahan, dan Kelurahan/Desa Blulukan yang berada di Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar dengan total sebaran perumahan di kawasan penelitian sebanyak 38 perumahan. Gambar 1 adalah peta delineasi yang digunakan sebagai kawasan penelitian bagian barat urban fringe Kota Surakarta.", "type": "Text" }, { "left": 237, "top": 452, "width": 141, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1. Peta Kawasan Penelitian", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 473, "width": 193, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.2 PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 496, "width": 501, "height": 76, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian yang mempunyai tujuan untuk mengetahui faktor dan prioritas faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi perumahan bagian barat urban fringe Kota Surakarta menggunakan cara deduktif, yaitu menempatkan masalah dalam kerangka berpikir teoritis. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif yang dari awal telah diketahui variabel dan data yang akan diukur. Penelitian ini menggunakan teknik Analytical Hierarchy Process (AHP) yang merupakan metode untuk memecahkan suatu situasi yang kompleks tidak terstuktur ke dalam beberapa komponen dalam susunan yang hierarki dengan memberi nilai tentang pentingnya setiap variabel.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 582, "width": 158, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 604, "width": 501, "height": 76, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder. Teknik pengumpulan data primer yaitu observasi lapangan, wawancara, dan kuesioner yang dilakukan untuk mengetahui keadaan/kondisi perumahan formal yang menjadi obyek dalam penelitian ini dan kuesioner AHP yang ditujukan untuk narasumber yang mempunyai bidang keahlian dan kepentingan dalam penelitian. Dilanjutkan teknik pengumpulan data sekuder yaitu pengumpulan data yang dilakukan dari data tertulis seperti studi literatur, dokumen, aturan perundangan, dan lainnya yang disusun oleh pihak yang berkepentingan seperti Pemerintah atau penelitian sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 34, "width": 138, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Desa-Kota , Vol. 3, No. 1, 2021, 61-76", "type": "Page header" }, { "left": 545, "top": 743, "width": 13, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "67", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 488, "height": 218, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1. Faktor Pemilihan Lokasi Perumahan Urban Fringe Faktor Pemilihan Lokasi Perumahan Karakteristik Lokasi Perumahan Di Urban Fringe Variabel Terpilih Indikator Kemudahan Dalam Aksesibilitas Kemudahan Dalam Aksesibilitas Kemudahan Dalam Aksesibilitas - Ketersediaan jaringan transportasi - Ketersediaan moda transportasi - Ketersediaan halte Kondisi Lingkungan Fisik dan Sosial Kondisi Lingkungan Fisik dan Sosial - Kondisi kemiringan tanah - Jenis tanah - Batas fisik - Kondisi sosial masyarakat Ketersediaan Sarana dan Prasarana Penunjang Perumahan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Penunjang Perumahan - Ketersediaan sarana penunjang - Ketersediaan prasarana penunjang Harga Kawasan Perumahan Harga Kawasan Perumahan Harga Kawasan Perumahan - Harga lahan/ kawasan perumahan Kebijakan dan Hukum Pendirian Perumahan Kebijakan dan Hukum Pendirian Perumahan - Kebijaan RTRW Kabupaten - Izin pendirian bangunan Kenyamanan Lingkungan Perumahan Kenyamanan Lingkungan Perumahan - Tingkat kebisingan - Tingkat polusi udara", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 290, "width": 501, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: (Hapsarinity, 2013), (Aca Sugandi, 2005), (Luhst, 1997), (Koestoer, 2011), (Catanese & Snyder, 1989), (Bourne, 1975), (Drabkin (1980), Budiharjo (1998), (Szelenyi dalam Kahrik & Tammaru, 2008), (Pichler Milanovich dalam Kahrik & Tammaru, 2008), (Wardana, 2007), (Turner, 1976), (Budiharjo, 1998), (Yunus, 2000), SNI 03-1733-2004", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 335, "width": 129, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.4 TEKNIK ANALISIS DATA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 357, "width": 501, "height": 102, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada penelitian ini menggunakan teknik Analisis Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk membantu pengambilan keputusan yang komprehensif untuk menangani masalah yang kompleks. AHP memiliki tiga prinsip dalam membantu memecahkan persoalan dan menentukan alternatif pilihan yaitu hierarki, penetapan prioritas, dan konsistensi logis (Saaty, 2008). Hasil dari analisis AHP digunakan untuk menentukan faktor prioritas apa saja yang paling menentukan pemilihan lokasi perumahan bagian barat urban fringe Kota Surakarta. Berdasarkan faktor yang ada, akan dibuat kuesioner yang dibagikan kepada stakeholder antara lain pemerintah/instansional (Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Tata Ruang, Dinas Perumahan dan Permukiman, BAPPEDA, Dinas Perhubungan, Kepala Kecamatan, Kepala Kelurahan), developer perumahan, dan akademisi (tata ruang dan perumahan) dengan memberikan nilai untuk masing-masing faktornya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 468, "width": 143, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 492, "width": 313, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.1 PERUMAHAN BAGIAN BARAT URBAN FRINGE KOTA SURAKARTA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 515, "width": 501, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perkembangan lahan terbangun salah satunya didominasi oleh perumahan-perumahan baru di bagian barat urban fringe Kota Surakarta. Persebarannya dapat dilihat pada Gambar 1. Pembangunan perumahan-perumahan baru tersebut terus bermunculan dan selalu bertambah kuantitasnya.", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 563, "width": 293, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2. Daftar Perumahan di Lokasi Penelitian Kelurahan/Desa Nomor Perumahan Nama Perumahan Malangjiwan 1 Mahkota Klegen 2 Aleya 3 Grand Baituna 4 Puri Malangjiwan Indah 2 5 Cempaka Asri 2 6 Puri Malangjiwan Indah 3 7 Tirtamaya Town House 8 Taman Pratama 9 Puri Alam Asri 3 Bolon 10 Kopassus Bolon 11 Indra Indah", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 34, "width": 138, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Desa-Kota , Vol. 3, No. 1, 2021, 61-76", "type": "Page header" }, { "left": 545, "top": 743, "width": 13, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "68", "type": "Page footer" }, { "left": 147, "top": 71, "width": 355, "height": 333, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kelurahan/Desa Nomor Perumahan Nama Perumahan 12 Puri Bolon Indah 13 Bolon Hijau 14 Griya Padma Bolon 15 Bolon Permai 1 16 Puri Angkasa Bolon 17 Bolon Indah Paulan 18 Taman Paulan Indah 19 Prima Mandiri Residence 20 Sangir Town House 21 Rahman Hafiz 22 Paulan Nirwana Regency 23 Paulan Asri 24 Mutiara Regency 25 Taman Pandan Blulukan 26 Graha Sriti 27 Permata Puri 2 28 Habitat Estate 29 Cempaka Asri 4 30 Blulukan Regency 2 31 Blulukan Indah 32 Blulukan Regency 1 33 Flamboyan Indah 4 34 Gilang Residence 35 Permata Buana Gajahan 36 Griya Pesona 37 Puri Permata 38 Grand Permata TOTAL: 38 PERUMAHAN", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 417, "width": 341, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.2 IDENTIFIKASI FAKTOR PEMILIHAN LOKASI PERUMAHAN URBAN FRINGE", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 440, "width": 188, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.2.1 Faktor Kemudahan Dalam Aksesibilitas", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 462, "width": 501, "height": 76, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kemudahan dalam aksesibilitas sangat menguntungkan untuk para konsumen perumahan di kawasan penelitian. Dilihat pada indikator ketersediaan jaringan transportasi, jalan di kawasan memiliki kondisi yang baik, beraspal, dan beberapa jalan perumahan menggunakan paving block . Untuk indikator ketersediaan moda transportasi pada kawasan penelitian memiliki pelayanan moda transportasi umum yaitu adanya jalur trayek BST koridor 4 dan koridor 8, sedangkan untuk trayek angkutan umum ada pada jalur 02, 08, dan 09 yang semuanya telah didukung dengan adanya halte/pangkalan moda transportasi umum.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 548, "width": 501, "height": 64, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil survey dan analisis oleh peneliti, keterjangkauan angkutan umum di kawasan penelitian untuk angkutan umum dapat menjangkau hampir semua perumahan yang ada di kawasan penelitian (Gambar 2). Namun, ada beberapa perumahan yang terlihat belum dapat terjangkau dari angkutan umum yaitu Perumahan Taman Paulan Indah, Perumahan Sangir Town House, Perumahan Prima Mandiri, dan Perumahan Griya Paulan Asri yang berada di Desa Paulan dan Perumahan Blulukan Regency 2 yang berada di Desa Blulukan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 34, "width": 138, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Desa-Kota , Vol. 3, No. 1, 2021, 61-76", "type": "Page header" }, { "left": 545, "top": 743, "width": 13, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "69", "type": "Page footer" }, { "left": 154, "top": 381, "width": 306, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2. Peta Jangkauan Pelayanan Angkutan Umum di Kawasan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 403, "width": 200, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.2.2 Faktor Kondisi Lingkungan Fisik dan Sosial", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 425, "width": 501, "height": 89, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lingkungan fisik di kawasan penelitian mempunyai rata-rata ketinggian sekitar 140 mdpl. Dikatakan daerah yang datar (tidak bergelombang) dengan kelerengan 0-8% yang berarti cocok untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya. Jenis tanah yang ada di kawasan penelitian adalah tanah regosol kelabu dan mempunyai pH 6-7. Menurut RPJMD Kabupaten Karanganyar, kawasan penelitian tidak tergolong daerah yang rawan oleh bencana. Batas fisik merupakan batas-batas yang berdampingan langsung dengan perumahan di kawasan penelitian. Hasil pengamatan, ditemukan bahwa batas fisik perumahan di kawasan penelitian seperti persawahan, perumahan lainnya, sarana umum jangkauan kecil, dan lain sebagainya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 524, "width": 501, "height": 76, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Masyarakat yang bermukim kebanyakan adalah sebagai komuter. Sebagai urban fringe Kota Surakarta, kawasan penelitian memiliki banyak warga yang menjadi komuter terutama ke Kota Surakarta. Kondisi masyarakat di area perumahan permukiman terlihat tidak terjadi konflik. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, ditemukan juga beberapa kegiatan kemasyarakatan yang dapat mengeratkan kesosialan masyarakat disana, antara lain PKK, Arisan RT, KSP per RW, Kerja Bakti, dan Karang Taruna baik per RT maupun RW. Hasil survey dan analisis oleh peneliti, kondisi lingkungan fisik dan sosial di kawasan penelitian dapat mendukung pembangunan perumahan baru yang baik dan ideal.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 609, "width": 297, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.2.3 Faktor Ketersediaan Sarana dan Prasarana Penunjang Perumahan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 632, "width": 501, "height": 51, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang kawasan perumahan. Dalam lingkungan perumahan, dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai dan nantinya akan menunjang aktifitas di dalamnya. Hal ini didukung oleh pemerintah yang mengeluarkan dan mengesahkan peraturan tentang pembangunan sarana dan prasarana penunjang perumahan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 34, "width": 138, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Desa-Kota , Vol. 3, No. 1, 2021, 61-76", "type": "Page header" }, { "left": 545, "top": 743, "width": 13, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "70", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 162, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.2.3.1 Sarana Penunjang Perumahan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 93, "width": 501, "height": 51, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut KBBI, sarana adalah segala sesuatu yang dapat dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan. Sarana penunjang perumahan yaitu sarana pemerintahan, sarana pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan, dan RTH. Sarana-sarana ini nantinya dapat mendukung aktifitas kawasan perumahan. Tabel 3 merupakan sarana yang tersedia di kawasan penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 154, "width": 486, "height": 81, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 3. Sarana di Kawasan Penelitian No. Sarana Keterangan 1. Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum Kawasan penelitian sudah memiliki berbagai sarana pemerintahan dan pelayanan umum. Sudah terlihat beberapa sarana yang berada di kawasan penelitian. Sarana pemerintahan tersebut berupa kantor kecamatan dan kantor kelurahan. Sarana pelayanan umum tersebut berupa Kantor Bea Cukai, Kantor Imigrasi, dan Polsek Colomadu. 2. Sarana Pendidikan", "type": "Table" }, { "left": 197, "top": 224, "width": 353, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kawasan penelitian sudah memiliki sarana pendidikan dari TK, SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi dan mereka saling terintegrasi.", "type": "Table" }, { "left": 67, "top": 247, "width": 96, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Sarana Kesehatan", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 247, "width": 483, "height": 57, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kawasan penelitian sudah memiliki sarana kesehatan dari posyandu hingga rumah sakit, namun ada beberapa desa yang belum mempunyai sarana kesehatan. Sarana kesehatan tersebut berupa Poliklinik, Puskesmas, Pustu, dan Rumah Sakit. 4. Sarana Peribadatan Kawasan penelitian sudah mempunyai sarana peribadatan yang tersebar di seluruh desa dan terintegrasi bagi warga masyarakat. Sarana peribadatan tersebut berupa masjid dan gereja.", "type": "Table" }, { "left": 67, "top": 304, "width": 110, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. Sarana Perekonomian", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 304, "width": 483, "height": 45, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kawasan penelitian mempunyai persebaran sarana perekonomian di kawasan yang kebanyakan berada di Jl. Adisucipto dan Jl. Adisumarmo. Sarana perekonomian tersebut berupa minimarket dan toko-toko yang berbentuk ruko ritel. 6. Sarana RTH", "type": "Table" }, { "left": 197, "top": 338, "width": 353, "height": 34, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kawasan penelitian sudah mempunyai RTH yang memadai sehingga dapa dikatakan kawasan ini merupakan kawasan yang nyaman dan sejuk. RTH tersebut berupa lapangan, lahan hijau, dan persawahan.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 383, "width": 501, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil survey dan analisis oleh peneliti, menunjukkan bahwa beberapa sarana telah dapat menjangkau semua perumahan yang ada di kawasan penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 419, "width": 175, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.2.3.2 Prasarana Penunjang Perumahan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 441, "width": 501, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Prasarana penunjang perumahan seperti halnya jaringan listrik, telekomunikasi, sanitasi, air bersih, drainase, dan persampahan. Berikut merupakan ulasan singkat mengenai prasarana:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 479, "width": 501, "height": 51, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Jaringan drainase: jaringan drainase di kawasan mempunyai 3 drainase yaitu drainase primer (berupa saluran alam yaitu S. Pepe, S. Tempuran, dan S. Maduh), drainase sekunder (drainase ini berada di sepanjang koridor jalan arteri dan kolektor yang mempunyai lebar sekitar 1-2 m dan kedalaman sekitar 0.8 m), dan drainase tersier (drainase ini berada di sepanjang koridor jalan lokal dan lingkungan mempunyai lebar sekitar 0.5-0.9 m dan kedalaman sekitar 0.5 m).", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 530, "width": 501, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Jaringan air bersih: pemenuhan air bersih di kawasan penelitian memanfaatkan air tanah (sumur pompa) dan air permukaan (dikelola oleh PDAM dan didistribusikan ke seluruh wilayah kawasan penelitian). Selain itu juga pemenuhan air bersih melalui pembuatan sumur dangkal, namun ini hanya di beberapa lokasi saja.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 568, "width": 501, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Jaringan air limbah/sanitasi: masyarakat menggunakan sumur resapan untuk membuang air cucian (limbah deterjen) ke sumur resapan yang dibuat secara pribadi maupun berkelompok sesuai dengan ketentuan yang berlaku.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 593, "width": 501, "height": 51, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Jaringan persampahan: sistem jaringan persampahan di kawasan penelitian dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karanganyar dan masyarakat. Berdasarkan kondisi eksisting, terdapat 2 jenis pengelolaan sampah yaitu dibakar dan diambil oleh petugas lalu dibuang pada TPS di Kecamatan Colomadu dan pada akhirnya diangkut ke TPA Sukosari di Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 643, "width": 501, "height": 51, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Jaringan listrik: pemenuhan energi listrik di kawasan penelitian dipenuhi seluruhnya oleh PLN UPJ Kartasura. Jaringan listrik di kawasan penelitian berasal dari gardu induk jajar, untuk selanjutnya disalurkan ke gardu listrik dengan menggunakan saluran listrik tegangan tinggi (150KV) mengikuti jaringan jalan. Dari gardu distribusi, tegangan diturunkan sesuai kebutuhan dan disalurkan ke rumah-rumah.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 694, "width": 501, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Jaringan telekomunikasi: jaringan telekomunikasi masyarakat di kawasan penelitian dipenuhi seluruhnya oleh PT. Telkom dan menggunakan tower BTS untuk mendapatkan sinyal telepon genggam.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 34, "width": 138, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Desa-Kota , Vol. 3, No. 1, 2021, 61-76", "type": "Page header" }, { "left": 545, "top": 743, "width": 13, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "71", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 501, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil survey dan analisis oleh peneliti, menunjukkan bahwa prasarana telah dapat menjangkau semua perumahan yang ada di kawasan penelitian walaupun ditemukan beberapa masalah seperti aliran yang kurang lancar, terdapat tumpukan sampah di saluran, ada yang kering dan terdapat endapan pasir.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 119, "width": 200, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.2.4 Faktor Harga Lahan/Kawasan Perumahan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 141, "width": 501, "height": 51, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aktifitas pengembangan sejumlah proyek memicu kenaikan harga lahan/kawasan penelitian. Kenaikan harga lahan yang terjadi di kawasan bagian barat urban fringe dewasa ini disebabkan oleh segala kelengkapan fasilitas yang dibutuhkan telah tersedia dan booming- nya pembangunan property dan fasilitas jalan. Menurut hasil survey dari BPN Kabupaten Karanganyar, didapatkan data mengenai harga lahan kawasan perumahan antara tahun 2009-2018 (Tabel 4).", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 202, "width": 337, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 4. Kisaran Harga Lahan di Kawasan Penelitian Wilayah Perumahan Harga rata-rata Blulukan Berkisar dimulai 641.000 – 3.768.000 / m2 Bolon Berkisar dimulai dari 1.023.000 keatas / m2 Paulan Berkisar dimulai dari 641.000 keatas / m2 Malangjiwan Berkisar dimulai dari 2.390.000 keatas / m2 Gajahan Berkisar dimulai dari 1.526.000 keatas / m2 Sumber : BPN Kabupaten Karanganyar, 2019", "type": "Table" }, { "left": 174, "top": 603, "width": 264, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 3. Peta Kesesuaian Lokasi Perumahan dengan Peruntukan sesuai RTRW Kabupaten Karanganyar", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 636, "width": 239, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.2.5 Faktor Kebijakan dan Hukum Pendirian Perumahan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 658, "width": 501, "height": 51, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut RTRW Kabupaten Karanganyar Tahun 2013-2032 dijelaskan bahwa kawasan penelitian mempunyai arahan pengembangan yang ditetapkan sebagai kawasan perumahan permukiman perkotaan. Setelah dilakukan survey dan analisis, ditemukan perumahan di kawasan penelitian sebagian besar sudah sesuai dengan lokasi peruntukkanya. Namun, ada beberapa perumahan yang berlokasi di kawasan yang bukan di peruntukkan untuk permukiman (Gambar 3) yaitu di", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 34, "width": 138, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Desa-Kota , Vol. 3, No. 1, 2021, 61-76", "type": "Page header" }, { "left": 545, "top": 743, "width": 13, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "72", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 501, "height": 89, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Desa Bolon (Puri Bolon Indah dan Griya Padma Bolon), Desa Malangjiwan (Grand Baituna, Puri Malangjiwan Indah, Puri Malangjiwan 3, dan Tirtamaya Town House), Desa Gajahan (Grand Permata), dan di Desa Blulukan (Blulukan Indah, Blulukan Regency 2, Habitate Estate, dan Flamboyan Indah 4). Menurut ketentuan UU yang berlaku yaitu pasal 8 ayat (1) UU No 28 Tahun 2002 tentang bangunan harus memenuhi persyarakatan administratif yang meliputi status hak atas tanah, status kepemilikan bangunan, dan izin mendirikan bangunan. Setelah dilakukan survey oleh peneliti, didapatkan bahwa per bangunan perumahan-perumahan dikawasan penelitian, telah memiliki IMB yang dikantongi oleh masing-masing pemilik rumah.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 169, "width": 210, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.2.6 Faktor Kenyamanan Lingkungan Perumahan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 192, "width": 501, "height": 89, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fakta lapangan dan survey data dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karanganyar di dapatkan tingkat kebisingan yaitu sebesar 56 dB dan substansi polusi udara di kawasan penelitian yaitu SO2, NO2, 03, H2S, NH3, TSP/debu, Pb, CO. Hal-hal di lapangan yang sekiranya dapat mengganggu kenyamanan lingkungan perumahan adalah polusi udara karena kendaraan bermotor, polusi udara yang disebabkan oleh pembakaran sampah hasil aktifitas rumah tangga, dan kebisingan yang disebabkan oleh transportasi di jalan utama kawasan penelitian. Berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan dan analisis, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karanganyar memaparkan untuk kawasan penelitian dianggap masih aman, normal, dan dapat ditolerir sebagai kawasan perumahan yang tidak mengganggu aktifitas di dalamnya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 290, "width": 501, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.3 ANALISIS DAN PEMBAHASAN FAKTOR PEMILIHAN LOKASI PERUMAHAN BAGIAN BARAT URBAN FRINGE KOTA SURAKARTA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 325, "width": 504, "height": 89, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisis faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi perumahan dilakukan dengan Analytic Hierarchy Process (AHP). AHP merupakan metode untuk memecahan suatu situasi yang kompleks tidak terstruktur ke dalam beberapa komponen dalam susunan hierarki dengan memberi nilai tentang pentingnya setiap variabel. Analisis ini menggunakan penilaiain dari beberapa ahli sesuai dengan bidang keahliannya. Analisis AHP menggunakan software Expert Choice 11 untuk memasukkan data kuesioner dan kemudian mendapatkan hasil faktor yang paling berpengaruh dalam pemilihan lokasi perumahan bagian barat urban fringe Kota Surakarta. Gambar 5 merupakan rincian grafik tingkatan faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi perumahan bagian barat urban fringe Kota Surakarta.", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 532, "width": 298, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 5. Grafik Prioritas Matriks AHP Faktor Pemilihan Lokasi Perumahan Bagian Barat Urban Fringe Kota Surakarta", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 565, "width": 220, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.3.1 Prioritas I: Kenymanan Lingkungan Perumahan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 588, "width": 501, "height": 63, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kenyamanan adalah rasa yang timbul karena situasi dan kondisi yang sesuai sehingga seseorang dapat merasakan kepuasan. Faktor kenyamanan yang dibahas adalah tingkat kebisingan dan tingkat polusi udara untuk kawasan perumahan. Faktor ini didukung pendapat dari Szelenyi dan Pichler Milanovich dalam Kahrik & Tammaru (2008), Turner (1976), dan Budiharjo (1998) yang menyatakan bahwa kenyamanan merupakan faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan lokasi perumahan di urban fringe.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 661, "width": 501, "height": 51, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kenyamanan lingkungan perumahan menjadi faktor prioritas I (utama) yang paling mempengaruhi pemilihan lokasi perumahan bagian barat urban fringe Kota Surakarta. Dalam menentukan lokasi perumahan di urban fringe , stakeholder mempertimbangkan kenyamanan yang ditawarkan di lokasi tersebut dahulu. Hal ini didukung dengan kondisi lapangan dimana kenyamanan di lokasi penelitian memang cukup baik. Kenyamanan di lokasi penelitian dilihat dari kebisingan dan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 34, "width": 138, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Desa-Kota , Vol. 3, No. 1, 2021, 61-76", "type": "Page header" }, { "left": 545, "top": 743, "width": 13, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "73", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 501, "height": 114, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "polusi udara. Kebisingan dengan data lapangan bahwa perumahan terbilang jauh dari kebisingan. DLH Kabupaten Karanganyar mendapatkan data tingkat kebisingan di kawasan penelitian sebesar 56 dB yang menunjukkan ke normalan sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-48/MENLH/11/1996. Sedangkan polusi udara dengan data lapangan bahwa substansi polusi udara di kawasan penelitian yaitu SO2, NO2, 03, H2S, NH3, TSP/debu, Pb, CO yang berasal dari polusi udara kendaraan bermotor dan polusi udara hasil dari pembakaran sampah-sampah rumah tangga di kawasan penelitian. DLH Kabupaten Karanganyar mengatakan bahwa kawasan penelitian menurut aturan Kep. Gubernur Jateng No. 8 Tahun 2001 menunjukkan bahwa kawasan penelitian memiliki substansi kimia dengan batas normal. Berdasarkan data lapangan, DLH memaparkan untuk kawasan penelitian dianggap masih aman, normal, dan dapat ditolerir sebagai kawasan perumahan yang tidak mengganggu aktifitas di dalamnya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 194, "width": 206, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.3.2 Prioritas II: Kemudahan Dalam Aksesibilitas", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 217, "width": 501, "height": 64, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kemudahan dalam aksesibilitas adalah faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi perumahan urban fringe yang didukung oleh pendapat dari Pichler Milanovich dalam Kahrik & Tammaru (2008), Wardana (2007), Luhst (1997), Koestoers (2011), Catanese & Snyder (1989), Bourne (1975), dan Drabkin (1980). Pakar-pakar tersebut menyatakan bahwa lokasi yang mudah dijangkau oleh transportasi umum dapat memudahkan dalam pergerakan, baik dari segi manusia maupun barang.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 290, "width": 501, "height": 76, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kemudahan dalam aksesibilitas sangat menguntungkan untuk para konsumen perumahan di kawasan penelitian. Dilihat pada indikator ketersediaan jaringan transportasi, jalan di kawasan memiliki kondisi yang baik, beraspal, dan beberapa jalan perumahan menggunakan paving block . Untuk indikator ketersediaan moda transportasi pada kawasan penelitian memiliki pelayanan moda transportasi umum yaitu adanya jalur trayek BST koridor 4 dan koridor 8, sedangkan untuk trayek angkutan umum ada pada jalur 02, 08, dan 09 yang semuanya telah didukung dengan adanya halte/pangkalan moda transportasi umum.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 376, "width": 501, "height": 63, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil data dan analisis yang telah dilakukan, kawasan penelitian yang berada di pinggiran kota Surakarta dengan segala aktifitas yang kompleks mengharuskan pergerakan menuju/ keluar pusat kota didukung dengan jaringan jalan yang baik, lengkapnya moda transportasi, dan halte sebagai pendukung aksesibilitas yang memudahkan pergerakan. Maka, kemudahan dalam aksesibilitas memang sesuai sebagai prioritas II faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi perumahan bagian barat urban fringe Kota Surakarta.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 449, "width": 320, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.3.3 Prioritas III: Ketersediaan Sarana dan Prasarana Penunjang Perumahan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 472, "width": 501, "height": 63, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ketersediaan sarana dan prasarana merupakan hal yang penting untuk penunjang kawasan perumahan. Ketersediaan sarana seperti sarana pendidikan, kesehatan, RTH, perekonomian, pemerintahan dan pelayanan umum. Ketersediaan prasarana seperti jaringan air bersih, jaringan listrik, jaringan persampahan, jaringan telekomunikasi, jaringan sanitasi, dan jaringan drainase. Faktor ini didukung oleh pendapat beberapa pakar seperti Catanese & Snyder (1989), Drabkin (1980), dan Budiharjo (1998).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 545, "width": 501, "height": 164, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil data dan analisis yang telah dilakukan, faktor ketersediaan sarana dan prasarana penunjang permukiman ternyata masih kurang prioritas dibandingkan dengan faktor kenyamanan (prioritas I) dan kemudahan dalam aksesibilitas (prioritas II). Hal ini dikarenakan prioritas I dan II sangat penting di dalam memilih lokasi perumahan di urban fringe . Masyarakat dari kota yang menganggap bahwa kota sudah penuh, sesak, dan padat dari berbagai aktifitas mengakibatkan keinginan berpindah ke kawasan urban fringe. Keinginan mendapatkan kehidupan yang nyaman dengan bertempat tinggal di daerah urban fringe memang tidak diragukan lagi. Dengan kondisi yang asri, ditemukan banyak lahan hijau yang membentang, minimnya polusi udara, dan kebisingan yang menjadikan kawasan pinggiran nyaman digunakan sebagai pembangunan perumahan. Ditambah lagi, ketika masyarakat ingin menuju/keluar pusat kota inti, sangat dimudahkan dengan adanya jaringan, moda, dan halte transportasi yang menjadikan kawasan pinggiran mudah dilalui dan dijangkau. Adanya jaringan jalan/koneksi menuju pusat, menyebabkan perpindahan manusia dan barang menjadi semakin mudah dan dengan berjalannya waktu ada pengembangan seperti pembangunan property-property baru di kawasan yang mudah dilalui. Maka, dengan ini ketersediaan sarana dan prasarana penunjang perumahan memang sesuai sebagai prioritas III faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi perumahan bagian barat urban fringe Kota Surakarta.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 34, "width": 138, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Desa-Kota , Vol. 3, No. 1, 2021, 61-76", "type": "Page header" }, { "left": 545, "top": 743, "width": 13, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "74", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 224, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.3.4 Prioritas IV: Kondisi Lingkungan Fisik dan Sosial", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 93, "width": 501, "height": 64, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kondisi lingkungan fisik dan sosial menjadi salah satu faktor pada penelitian ini. Lingkungan fisik yang dibahas adalah topografi, jenis tanah, dan batas fisik sedangkan lingkungan sosial adalah keadaan sosial masyarakat yang ada di kawasan perumahan. Kedua hal tersebut merupakan penunjang suatu kawasan perumahan dan menjadi faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan lokasi perumahan urban fringe dengan dukungan pendapat beberapa pakar yaitu Aca Sugandi (2005), Luhst (1997), Catanese & Snyder (1989), Bourne (1975), Drabkin (1980), dan Budiharjo (1998).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 167, "width": 501, "height": 164, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil data dan analisis yang telah dilakukan menunjukkan kondisi lingkungan fisik dan sosial menjadi faktor prioritas IV yang mempengaruhi pemilihan lokasi perumahan bagian barat urban fringe Kota Surakarta. Faktor ini dianggap kurang penting dibandingkan dengan faktor-faktor prioritas I, II, dan III. Prioritas faktor kondisi lingkungan fisik dan sosial ini kurang penting dari sebelumnya karena jika dilihat dari kemiringan tanah di kawasan penelitian adalah datar, mempunyai jenis tanah mudah untuk pembangunan, dan beberapa batas fisik yang secara garis besar dapat ditemukan di daerah perkotaan tanpa harus mencari lokasi di pinggiran kota. Kondisi sosial masyarakat juga mulai menyerupai kondisi masyarakat kekotaan. Masyarakat banyak bekerja di pusat Kota Surakarta (komuter) apalagi dengan aktifitas pekerjaan, tentu menghabiskan waktu penghuni perumahan bekerja di Kota Surakarta. Hal ini mengakibatkan aktifitas mereka jarang berada di perumahan dan menjadikan hubungan konektivitas penghuni perumahan dengan masyarakat di sekitarnya pun tidak terlalu kuat. Sehingga, dengan hasil paparan di atas, disimpulkan tidak begitu banyak pembeda antara perumahan di pinggiran dan di perkotaan dari segi kondisi lingkungan fisik dan sosial ini. Dengan alasan itu, faktor kondisi lingkungan fisik dan sosial dinilai rendah (prioritas ke IV) oleh stakeholder dalam memilih prioritas faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi perumahan bagian barat urban fringe Kota Surakarta.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 341, "width": 255, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.3.5 Prioritas V: Kebijakan dan Hukum Pendirian Perumahan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 363, "width": 501, "height": 51, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kebijakan dan hukum pendirian perumahan yang dibahas adalah kebijakan RTRW Kabupaten yang mengarahkan daerah tersebut sesuai dengan peruntukkan dan dokumen kepemilikan bangunan yaitu IMB per bangunan perumahan. Kedua hal tersebut merupakan penunjang suatu kawasan perumahan dan menjadi faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi perumahan urban fringe dengan dukungan pendapat dari pakar Catanese & Snyder (1989) dan SNI 03-1733-2004.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 424, "width": 501, "height": 177, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Faktor ini terkalahkan dari faktor I, II, III, dan IV. Dari data lapangan dan hasil analisis, faktor kebijakan dan hukum menjadi faktor yang hampir tidak penting dalam pemilihan lokasi perumahan bagian barat urban fringe Kota Surakarta. Faktor ini dikatakan hampir tidak penting karena kebijakan dapat diubah seperti alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman yang sebelumnya telah di paparkan di atas. Hal ini terbukti pada 11 perumahan yang tidak sesuai pada zona permukiman. Developer memilih daerah urban fringe untuk kawasan perumahan karena lokasinya yang dianggap mempunyai banyak keuntungan dan masih banyak lahan (walaupun lahan hijau) yang bisa dibangun dengan pengalihfungsian lahan. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah kebijakan bisa diubah sesuai dengan syarat dan ketentuan yang telah disepakati oleh pihak yang terlibat. Kebijakan pada permasalahan ini tidak mengikat sehingga dapat merubah suatu fungsi lahan pada zona peruntukkan. Ditambah lagi bahwa kebijakan RTRW Kabupaten yang selalu melakukan revisi sesuai dengan kondisi yang berkembang pada tahun sekarang hingga mendatang sangat memudahkan developer menggunakan lahan tersebut yang awalnya bukan untuk perumahan menjadi untuk perumahan. Berdasarkan teori beberapa pakar dan kondisi lapangan, dapat disimpulkan bahwa kebijakan dan hukum pendirian perumahan sesuai dengan segala penjelasan yang didapatkan untuk diberikan di tingkat prioritas ke V dalam pemilihan lokasi perumahan bagian barat urban fringe Kota Surakarta.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 611, "width": 193, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.3.6 Prioritas VI: Harga Kawasan Perumahan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 633, "width": 501, "height": 51, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Harga lahan/kawasan perumahan menjadi salah satu faktor dalam memilih lokasi untuk pembangunan perumahan baru di urban fringe dengan didukung pendapat pakar yaitu Catanese & Snyder (1989) dan Hapsarinity (2013). Harga lahan/ kawasan dihitung dan dianalisis keuntungan yang didapatkan jika perumahan diletakkan di lokasi sesuai dengan harga lahan/kawasan yang telah ditetapkan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 694, "width": 501, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Faktor ini merupakan yang tidak diprioritaskan dibandingkan dengan semua faktor yang telah dipaparkan sebelumnya dalam pemilihan lokasi perumahan bagian barat urban fringe Kota Surakarta. Faktor ini dikatakan tidak diprioritaskan karena", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 34, "width": 138, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Desa-Kota , Vol. 3, No. 1, 2021, 61-76", "type": "Page header" }, { "left": 545, "top": 743, "width": 13, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "75", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 501, "height": 126, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menurut data di lapangan, perumahan yang berada di kawasan penelitian sebagian besar merupakan high-middle housing dengan keadaan konsumen yang high-middle income. Hal ini yang menjadikan harga lahan/kawasan bukan sebagai hal yang diprioritaskan untuk pembangunan perumahan di bagian barat urban fringe Kota Surakarta karena developer meyakini selalu ada konsumen dengan high-middle income yang memilih tempat tinggalnya di kawasan tersebut dan tidak terbebani dengan harga yang cukup mahal. Konsumen high-middle income biasanya mencari perumahan dengan kenyamanan yang baik dan aksesibilitas yang memudahkan konsumen menuju ke tempat penting. Sehingga dengan adanya hal ini, calon konsumen perumahan di kawasan penelitian lebih memprioritaskan faktor kenyamanan dan kemudahan dalam aksesibilitas. Berdasarkan teori pakar dan kondisi di lapangan, harga lahan/kawasan sesuai dengan segala alasan yang didapatkan untuk diberikan di tingkat prioritas ke VI atau faktor paling tidak penting dalam pemilihan lokasi perumahan bagian barat urban fringe Kota Surakarta.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 207, "width": 82, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 231, "width": 501, "height": 76, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perumahan di urban fringe menjadi salah satu akibat dari perkembangan wilayah perkotaan yang meluas hingga pinggiran. Kebutuhan perumahan merupakan permasalahan yang saling berkaitan dengan aktivitas kependudukan. Semakin banyaknya penduduk yang ada, maka semakin banyak pula kebutuhan perumahan. Fenomena bagian barat urban fringe Kota Surakarta mempunyai kriteria sebagai lokasi yang sesuai sebagai daerah perumahan dan permukiman. Faktor pemilihan lokasi perumahan dapat dilihat dari berbagai hal yang terdapat teori menurut beberapa pakar, sehingga ditemukan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan lokasi perumahan bagian barat urban fringe Kota Surakarta.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 317, "width": 501, "height": 202, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Faktor prioritas I yang paling berpengaruh dalam pemilihan lokasi perumahan bagian barat urban fringe Kota Surakarta adalah kenyamanan lingkungan perumahan. Kenyamanan lingkungan perumahan meliputi tingkat kebisingan dan tingkat polusi udara di kawasan perumahan. Faktor prioritas II yang berpengaruh adalah kemudahan dalam aksesibilitas. Kemudahan dalam aksesibilitas ini meliputi ketersediaan jaringan transportasi, ketersediaan moda transportasi, dan ketersediaan halte di kawasan perumahan. Faktor prioritas III yang berpengaruh adalah ketersediaan sarana dan prasarana penunjang perumahan. Ketersediaan sarana seperti sarana pendidikan, kesehatan, RTH, perekonomian, pemerintahan dan pelayanan umum. Ketersediaan prasarana seperti jaringan air bersih, jaringan listrik, jaringan persampahan, jaringan telekomunikasi, jaringan sanitasi, dan jaringan drainase. Faktor pemilihan lokasi perumahan yang kurang berpengaruh adalah faktor prioritas IV yaitu kondisi lingkungan fisik dan sosial. Lingkungan fisik meliputi topografi, jenis tanah, dan batas fisik sedangkan lingkungan sosial meliputi keadaan sosial masyarakat yang ada di kawasan perumahan. Faktor prioritas V yang kurang berpengaruh adalah kebijakan dan hukum pendirian perumahan. Kebijakan dan hukum meliputi kebijakan RTRW Kabupaten yang mengarahkan daerah tersebut sesuai dengan peruntukkan dan dokumen kepemilikan bangunan yaitu IMB per bangunan perumahan. Faktor ini terkalahkan dari faktor I, II, III, dan IV. Dari data lapangan dan hasil analisis, faktor kebijakan dan hukum menjadi faktor yang hampir tidak penting dalam pemilihan lokasi perumahan bagian barat urban fringe Kota Surakarta. Faktor yang paling tidak mempengaruhi pemilihan lokasi perumahan bagian barat urban fringe Kota Surakarta adalah harga lahan/kawasan perumahan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 528, "width": 119, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 552, "width": 501, "height": 26, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada segenap keluarga besar Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret yang telah mendukung dalam penyusunan jurnal ini.", "type": "Text" }, { "left": 261, "top": 610, "width": 93, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 634, "width": 501, "height": 22, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Asteriani, F. (2010). Preferensi Penghuni Perumahan di Kota Pekanbaru. Ekonomi Pembangunan , 12 (1), 77-91. DOI: 10.23917/jep.v12i1.207", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 657, "width": 500, "height": 34, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bayuprima, I., Sutarja, & Yansen, I. (2016). Pengaruh Ketersediaan Faislitas Umum Terhadap Harga Jual Perumahan di Kawasan Mangapura. Jurnal Spektran, 4 (2), 9-17. DOI: 10.24843/SPEKTRAN.2016.v04.i02.p02 Blaang, C. (1986). Perumahan dan Permukiman Sebagai Kebutuhan Pokok. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 691, "width": 425, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bourne, L. (1975). Internal Structure Of The City. Oxford: Oxford University Press. Budiharjo, E. (1998). Percikan Masalah Arsitektur Perumahan Perkotaan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 34, "width": 138, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Desa-Kota , Vol. 3, No. 1, 2021, 61-76", "type": "Page header" }, { "left": 545, "top": 743, "width": 13, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "76", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 501, "height": 68, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Catanese, A.J. & Snyder, J.C. (1989). Perencanaan Kota. Jakarta: Erlangga. Dinas Pekerjaan Umum (DPU). (1997). Rencana Kawasan Perumahan Perkotaan. Jakarta: KemenPUPR. Drabkin, H. (1980). Land Policy and Urban Growth. Great Britain: Pergamen Press. Giyarsih, S.R. (2009). Transformasi Wilayah . Disertasi Tidak Diterbitkan . Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Kahrik, A., & Tammaru, T. (2008). Population Composition in New Suburban Settlements Of The Tallinn Metropolitan Area. Urban Studies , 45 (5-6), 1055-1078. DOI: 10.1177/0042098008089853", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 140, "width": 501, "height": 22, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kalesaran, R., Mandagi, & Waney, E. (2013). Analisa Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Pemilihan Lokasi Perumahan Di Kota Manado. Jurnal Ilmiah Media Engineering , 3 (3), 170-184.", "type": "List item" }, { "left": 499, "top": 151, "width": 58, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Diakses dari", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 163, "width": 219, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jime/article/view/4278", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 174, "width": 501, "height": 22, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan. Diakses dari https://baristandsamarinda.kemenperin.go.id/download/KepMenLH48(1996)-Baku_Tingkat_Kebisingan.pdf", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 197, "width": 501, "height": 34, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lollyanti, V., Normelani, E., & Adyatma, S. (2017). Faktor Penyebab Pengembang Memilih Lokasi Perumahan di Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar. Jurnal Pendidikan Geografi , 4 (1), 19-26. DOI: 10.20527/jpg.v4i1.3025 Luhst, K.M. (1997). Real Estate Valuation. USA: Principles Aplication Press.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 231, "width": 501, "height": 80, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Putra, B.Z., & Rahayu, S. (2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Perumahan dan Tipe Rumah di Perumahan Bukit Emerald. Jurnal Teknik PWK, 4 (4), 681-691. Diakses dari https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/pwk/article/view/10077 RPJMD Kabupaten Karanganyar Tahun 2018-2023. Diakses dari http://opendata.karanganyarkab.go.id/dataset/5cdc38f2-5b9c-4436- 8f9c-f5bc0338b07a/resource/9fb77ae2-f749-4ec0-a2da-e125816c4884/download/bd044-rpjmd-karanganyar-2018-2023.pdf RTRW Kabupaten Karanganyar Tahun 2013-2023. Diakses dari https://www.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2013/07/PERDA- NO-1-TH-2013.pdf Saaty, T.L. (2008). Decision Makin with The Analytic Hierarchy Process . Pennsylvania, USA: University of Pittsburg.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 312, "width": 503, "height": 22, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan. Diakses dari http://sni.litbang.pu.go.id/index.php?r=/sni/new/sni/detail/id/694", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 335, "width": 451, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Turner, J.F.C. (1976). Housing By People Towards Autonomy In Building Environments. London: Marion Boyars Publishers.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 346, "width": 501, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Diakses dari https://www.bphn.go.id/data/documents/11uu001.pdf", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 369, "width": 500, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wardana, W. (2007). Perilaku Pengembang Dalam Pemilihan Lokasi dan Pembebasan Lahan untuk Pembangunan Perumahan Sederhana. Yogyakarta: Andi Offset.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 392, "width": 404, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yunus, H.S. (2000). Struktur Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Yunus, H.S. (2008). Dinamika Wilayah Peri-Urban Determinan Masa Depan Kota . Yogyakarta: Pustaka Pelajar", "type": "Text" } ]
cbe5a607-cebb-37ec-7214-c3a08d0fd491
https://jurnal.murnisadar.ac.id/index.php/EKBI/article/download/668/340
[ { "left": 465, "top": 51, "width": 77, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-ISSN: 2621-4695", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 62, "width": 466, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal EK&BI, Volume 5, Nomor 2 Desember 2022 ISSN: 2620-7443 DOI 10.37600/ekbi.v5i2.668", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 750, "width": 19, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "303", "type": "Page footer" }, { "left": 83, "top": 102, "width": 449, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA WANITA SEKTOR FORMAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2019-2021", "type": "Section header" }, { "left": 238, "top": 149, "width": 136, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rozzy Aprirachman 1) , Nurasia 2)", "type": "Text" }, { "left": 178, "top": 162, "width": 259, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Teknologi Sumbawa email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 178, "top": 185, "width": 259, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Teknologi Sumbawa email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 286, "top": 231, "width": 46, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 252, "width": 471, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This study aims to identify the factors that influence the absorption of female workers in the formal sector, the factors that affect the absorption of female workers are used as independent variables while the absorption of female workers is the dependent variable. This research attempts to look at the effect of education, working hours, and the status of married women on the absorption of female workers in the formal sector from ten urban districts in the province of West Nusa Tenggara from 2019-2021. This study uses secondary data sourced from the Central Bureau of Statistics (BPS) of West Nusa Tenggara province. The analytical tool used is panel data regression with the Fixed Effect Model (FEM). The results of this study are education has a positive and significant effect on the absorption of female workers in the formal sector of 0.3240401 units, the working hours variable has a positive but not significant effect of 0.0057071 units, while the status of married women has a negative effect on the absorption of female workers in the formal sector of 6.59833 units", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 410, "width": 306, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords : Ketenagakerjaan, kesempatan kerja wanita, sektor formal", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 432, "width": 99, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 446, "width": 219, "height": 184, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan diberlakukannya Sustainable Development Goals (SDGs), terdapat 17 aspek fokus pembangunan sampai tahun 2030, salah satu yang menjadi fokus utama dari sustainable development goals adalah kesetaraan gender antara laki-laki dan wanita. Implementasi SDGs dalam hal kesetaraan gender memiliki banyak tantangan dalam perwujudannya, mulai dari kurangnya pemahaman dan pengetahuan terhadap persoalan dan pengembangan persoalan gender oleh masyarakat, sementara dari sisi lain kurang tepatnya pengambilan kebijakan terkait kesetaraan gender oleh pemerintah", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 643, "width": 219, "height": 68, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam masalah kesetaraan gender di masyarakat, ada berbagai isu yang menjadi titik fokus permasahan diantaranya yang paling krusial adalah kesetaraan bagi laki-laki dan wanita dalam hal ketenagakerjaan serta", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 432, "width": 219, "height": 141, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "penyerapan tenaga kerj adalam sektor formal dan nonformal. Secara umum ketimpangan yang terjadi pada aspek ketenagakerjaan mengakibatkan menempatkan pekerja wanita pada posisi yang kurang menguntungkan serta ksempatan kerja yang relatif kecil dibandingkan gender laki-laki. Kondisi ketimpangan yang dialami wanita dalam hal ketenagakerjaan bisa dalam aspek kompetensi, upah dan gaji, tingkat pendidikan serta jam kerja.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 585, "width": 219, "height": 127, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kondisi umum ketimpangan gender juga terjadi di provinsi Nusa Tenggara Barat, dimana penyerapan tenga kerja wanita dibawah tenaga kerja laki-laki dalam sektor formal. Keterlibatan wanita dalam sektor perekonomian merupakan suatu keharusan dan harus di dukung oleh kebijakan dari pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat, dimana pemerintah perlu memahami karakteristik perempuan yang bekerja", "type": "Text" }, { "left": 465, "top": 51, "width": 77, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-ISSN: 2621-4695", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 62, "width": 466, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal EK&BI, Volume 5, Nomor 2 Desember 2022 ISSN: 2620-7443 DOI 10.37600/ekbi.v5i2.668", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 750, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "304", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 219, "height": 68, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "di sektor formal dalam pembangunan ekononomi. Jika aspek-aspek tersebut dapat dipenuhi oleh pemerintah maka pada akhirnya bisa meningkatkan pemberdayaan wanita dan peningkatan ekonomi keluarga.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 182, "width": 221, "height": 199, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan data yang diterbitkan Badan Pusat Statistik [1] Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tentang komposisi kependudukan di NTB, Jumlah penduduk usia kerja perempuan di NTB pada agustus 2021 lebih banyak dibandingkan penduduk usia kerja laki-laki. Jumlah penduduk wanita dalam usia kerja pada tahun 2021 mencapai 1.99 juta orang atau sekitar 51.32% dari total penduduk usia kerja di NTB. Dengan melihat potensi tenaga kerja wanita yang cukup besar secara kuantitas sehingga jika tenga kerja wanita tidak terserap secara optimal tentu akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 394, "width": 219, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Grafik 1. Persentase usia kerja perempuan menurut kegiatan di NTB tahun 2021", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 583, "width": 171, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2021", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 605, "width": 219, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penyerapan tenaga kerja wanita bisa terserap di sektor formal dan sektor non formal, dalam penyerapan tenaga kerja wanita tidak bida disaamakn antara sektor formal dan sektor nonformal disebabkan perbedaan spesifikasi skill yang dimiliki oleh setiap calon pekerja. Untuk bekerja sektor formal biasanya memiliki keriteria dari segi pendidikan, umur, skill, kemampuan", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 101, "width": 219, "height": 68, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "penguasaan teknologi bahkan tidak jarang ada kriteria terkait dengan status pernikahan. Sementara di sektor nonformal biasanya tidak ada spesifikasi khsusus bagi tenga kerja yang akan bekerja di sektor nonformal.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 182, "width": 219, "height": 141, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berangkat dari fakta diatas sehinga menjadi penting melihat faktor faktor yang mempengaruhi penyerapan tenga kerja wanita di sektor formal, mengingat sektor formal pekerja wanita berstatus karyawan tetap sehingga akan mudah melakukan analisis serta adanya persyaratan spesifik ti sektor formal. Dalam hal ini perlu diteliti dampak dari pendidikan wanita, jam kerja serta status perkawinan dalam penyerapan tenaga kerja wanita di sektor formal", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 349, "width": 131, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 363, "width": 219, "height": 155, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda data panel yang terdiri dari sepuluh kabupaten kota yang ada di provinsi Nusa Tenggara Barat dari tahun 2019-2021, sementara pengolahan data menggunakan aplikasi stata. Data yang digunakan dalam peneltian ini adalah data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik Provinsi NTB. Adapun model panel yang digunakan sebagai berikut", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 534, "width": 181, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Y it = α+ β 1. X1 it + β 2. X2 it + β 3. X3 it + u it", "type": "Formula" }, { "left": 324, "top": 570, "width": 165, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Y it = Variabel Independent dimana", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 604, "width": 94, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- i=entity dan t=time", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 633, "width": 65, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- α = intercept", "type": "Picture" }, { "left": 324, "top": 664, "width": 219, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- β1, β2, β3 = koefisien dari variabel independent", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 432, "width": 385, "height": 273, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- X1, X2, X3 = Variabel independen 58% 1% 7% 31% 3% Persentase Usia Kerja Perempuan Menurut Kegiatan di NTB 2021 Bekerja Pengangguran", "type": "Picture" }, { "left": 217, "top": 505, "width": 29, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sekolah", "type": "Table" }, { "left": 217, "top": 524, "width": 63, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mengurus rumah tangga lainnya", "type": "Picture" }, { "left": 465, "top": 51, "width": 77, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-ISSN: 2621-4695", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 62, "width": 466, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal EK&BI, Volume 5, Nomor 2 Desember 2022 ISSN: 2620-7443 DOI 10.37600/ekbi.v5i2.668", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 750, "width": 19, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "305", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 82, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- U it =Error Term", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 129, "width": 219, "height": 97, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Variabel yang digunakan dalam peneltian ini terdiri dari dua jenis variabel yaitu variabel independen dan variabel dependent. Variabel independen terdiri dari pendidikan, jam kerja, dan persentase wanita yang sudah menikah. Pengelompokan varibel dan definisinya sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 239, "width": 181, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Varibel Dependent (variabel terikat)", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 253, "width": 184, "height": 112, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Variabel dependent atau varibel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah persentase penyerapan tenaga kerja wanita pada sektor formal di sepuluh kaupaten kota di provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2019-2021, dimana varibel dependen adalah variabel yang besaran dan perubahannya", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 370, "width": 134, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dipengaruhi oleh variabel lain", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 384, "width": 192, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Variabel Independent ( variabel bebas)", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 399, "width": 191, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Pendidikan (X1) Pendidikan diukur melalui angka harapan lama sekolah untuk gender wanita di sepuluh kabupaten kota di NTB dari 2019-2021 b. Jam Kerja (X2)", "type": "List item" }, { "left": 115, "top": 486, "width": 176, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jam kerja diukur melalui persentase tenaga kerja wanita yang bekerja 40 jam perminggu di sepuluh kabupaten kota di NTB dari 2019-2021", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 544, "width": 191, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. Status wanita yang sudah menikah (X3) Status wanita yang sudah menikah dikukur melalui persentase wanita usia produktif yang menikah dan", "type": "Table" }, { "left": 115, "top": 602, "width": 176, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "berkeluarga di sepuluh kabupaten kota di NTB dari 2019-2021", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 640, "width": 156, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 653, "width": 219, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengolahan data pada regresi data panel dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu pemilihan model regresi data panel yang akan digunakan antara Pooled least Square (PLS),", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 101, "width": 219, "height": 141, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fixed Effect (FE) dan Random Effect (FE), tahapan selanjutnya melakukan uji asumsi klasik jika model yang terpilih PLS atau FE, setelah dilakukan uji asumsi klasik, maka dilakukan pengolahan data sesuai dengan model yang terpilih, selanjutnya melakukan uji signifikansi dan pengaruh varibel independent terhadap variabel dependen menggunakn nilai R-Suare, uji pengaruh parsial (t-Test) dan uji pengaruh simultan (F-test)", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 255, "width": 129, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.1.Pemilihan Model Panel", "type": "Section header" }, { "left": 345, "top": 269, "width": 67, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a.) Uji Chow", "type": "List item" }, { "left": 365, "top": 284, "width": 160, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1. Uji Chow Chow Test Result Indikator Prob>F= 0.0000 Alpha 0.05 Keputusan Fixed Effect", "type": "Table" }, { "left": 360, "top": 367, "width": 183, "height": 155, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji Chow dilakukan dengan tujuan untuk memilih model antara Pooled Least Square (PLS) dan Fixed Effect (FE) dengan hipotesis H0: PLS dan H1:FE, dengan kriteria H0 ditolak jika Prob>F pada output hasil FE lebih kecil dari alpa, pada table 1 ditampilkan nilai Prob>F adalah 0.000 dan alpa 0.05 sehingga Ho ditolak dan H1 dipilih sehingga model yang terpilih adalah Fixed Effect.", "type": "Text" }, { "left": 345, "top": 541, "width": 195, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b.) Uji Breusch Pagan Lagrange Multiplier (LM)", "type": "List item" }, { "left": 416, "top": 584, "width": 75, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2. Uji LM", "type": "Section header" }, { "left": 365, "top": 607, "width": 148, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lagrange Multiplier (LM) Test Result Indikator Prob>chibar2= 0.0000 Alpha 0.05 Keputusan Random Effect", "type": "Table" }, { "left": 465, "top": 51, "width": 77, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-ISSN: 2621-4695", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 62, "width": 466, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal EK&BI, Volume 5, Nomor 2 Desember 2022 ISSN: 2620-7443 DOI 10.37600/ekbi.v5i2.668", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 750, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "306", "type": "Page footer" }, { "left": 108, "top": 101, "width": 183, "height": 127, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji Breusch Pagan Lagrange Multiplier (LM) dilakukan dengan tujuan untuk memilih model antara Pooled Least Square (PLS) dan Random Effect (RE) dengan hipotesis H0:PLS dan H1:RE dengan kriteria menolak H0 jika nilai Prob>chibar2 lebih kecil dari alpa. Nilai Prob>chibar2 dan lapa ditampilkan ditabel 2 sehingga dipilihlah model", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 232, "width": 94, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Random Effect (RE)", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 261, "width": 183, "height": 92, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c.) Uji Hausman Tabel 3. Uji Hausman Hausman Test Result Indikator Prob>chi2 = 0.007 Alpha 0.05 Keputusan Fixed Effect", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 358, "width": 183, "height": 155, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji Hausman dilakukan dengan tujuan untuk memeilih model antara Random Effect (RE) dan Fixed Effect (FE) dengan hipotesis H0:RE dan H1:FE dengan kriteria tolak H0 jika nilai Prob>chi2 lebih kecil dari alpa. Pada tabel 3 ditas ditampilakn nilai Prob>chi2 lebih kecil dari nilai alpa sehimhh H0 ditolak dan H1 diterima sehingga model final yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Fixed Effect (FE)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 526, "width": 113, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.2. Uji Asumsi Klasik", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 554, "width": 212, "height": 83, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Model regresi linear berganda harus BLUE (Best Linear Unbiased Estimate) Adapun untuk memenuhi BLUE tersebut diperlukan asumsi-asumsi diantaranya adalah tidak ada multikolinieritas, homoskedastis, dan tidak terdapat otokorelasi.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 655, "width": 116, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a.) Uji Multikollinearitas", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 670, "width": 154, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 4. Uji Multikollinearitas Variabel VIF 1/VIF", "type": "Table" }, { "left": 374, "top": 101, "width": 169, "height": 213, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Status wanita sudah menikah 5.45 0.149 Jam kerja 6.27 0.173 Pendidikan 3.55 0.538 Mean VIF 5.09 Dari tabel 4 diatas dapat dilihat nilai mean VIF yaitu 5.09, adanya multikolinearitas dalam model jika nilai mean VIF lebih besar dari 10 atau tolerance (1/VIF) adalah 0.01. jadi dapat disimpulkan bahwa model diatas tidak terdapat multikolinearitas karena nilai men VIF berada dibawah 10.", "type": "Table" }, { "left": 360, "top": 333, "width": 94, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b.) Uji Autokorelasi", "type": "Section header" }, { "left": 379, "top": 362, "width": 155, "height": 83, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 5. Uji Autokorelasi Worldridge test for autocorrelation in panel data H0: no first-order autocorrelation F(1, 9) = 8.471 Prob > F = 0.164", "type": "Text" }, { "left": 374, "top": 450, "width": 169, "height": 141, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada tabel 5 diatas diketahui bahwa nilai Prob > F = 0.164, dengan hipotesis H0 = tidak ada autokorelasi dan Ha = Autorelasi, dengan kriteria tolak H0 jika nilai Prob > F lebih kecil daripada alfa. Nilai alfa adalah 0.05 sedangkan nilai Prob > F = 0.164 maka H0 diterima, berarti dalam persamaan ini tidak terdapat autokorelasi", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 609, "width": 187, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.3. Pengolahan Data dan Interpretasi", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 637, "width": 219, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 6. Hasil Regresi Fixed Effect Model pada data panel", "type": "Text" }, { "left": 465, "top": 51, "width": 77, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-ISSN: 2621-4695", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 62, "width": 466, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal EK&BI, Volume 5, Nomor 2 Desember 2022 ISSN: 2620-7443 DOI 10.37600/ekbi.v5i2.668", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 750, "width": 19, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "307", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 383, "width": 219, "height": 185, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada hasil regresi data panel fixed effect menunjukan hubungan pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel pendidikan memiliki pengaruh yang postif terhadap penyerapan tenaga kerja wanita, ini berarti semakin tinggi pendidikan wanita maka akan semakin memperbesar kesempatan kerja wanita di sektor formal. Variabel jam kerja berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja wanita, sementara variabel status wanita yang sudah menikah berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja wanita dengan model persamaan pengaruh sebagai berikut", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 581, "width": 219, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penyerapan tenaga kerja wanita= 107.9958+ 0.32. . pendidikan + 0.0057 . Jam Kerja –", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 617, "width": 130, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6.598. Status wanita menikah", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 642, "width": 219, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan persamaan regresi dari hasil pengolahan data menunjukan jika variabel independen dihilangkan dari model maka tetap ada penyerapan tenaga kerja wanita sebesar 107.9958 satuan. Sementara jika terjadi", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 101, "width": 219, "height": 199, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "peningkatan satua satuan dalam hal pendidikan wanita maka akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja wanita sebesar 0.32 satuan. Peningkatan jam kerja satu satuan akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja wanita 0.0057 satuan artinya jam kerja memiliki pengaruh yang sangat kecil terhadap penyerapan tenaga kerja wanita. Sementara status wanita yang sudah menikah berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja wanita di sektor formal artinya peningkatan satu satuan status wanita menikah aka menurunkan penyerapan tenaga kerja wanita sebesar 6.59 satuan.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 335, "width": 219, "height": 98, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam melakuakn uji determinasi (R-square) pada model data panel melihat pada nilai R- square within pada tabel 6. Adapun nilai R-squre wihin pada model panel data adalah 0.3926 yang artinya adalah variabel independen bersama- sama dapat menjelaskan model secara keseluruhan sebesar 39.26 persen.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 451, "width": 219, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji signifikansi serentak (F-Test digunkan untuk melihat secara global, apakah semua variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependennya. Hipotesanya sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 536, "width": 124, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = 0", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 566, "width": 124, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "H1 : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ 0", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 595, "width": 219, "height": 112, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hipotesa nol akan ditolak bila (Prob > F) < α atau nilai t-stat > nilai kritis t-tabel. Uji global F dapat membuktikan apakah benar variabel Pendidikan, jam kerja dan status Wanita menikah secara bersama-sama mempengaruhi variabel penyerapan tenaga kerja wanita. Pada table 6 diatas nilai dari (Prob > F) = 0.0001. ini berarti (Prob > F) lebih kecil α dengan nila 0.05, maka", "type": "Text" }, { "left": 465, "top": 51, "width": 77, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-ISSN: 2621-4695", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 62, "width": 466, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal EK&BI, Volume 5, Nomor 2 Desember 2022 ISSN: 2620-7443 DOI 10.37600/ekbi.v5i2.668", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 750, "width": 19, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "308", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 219, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kita tidak cukup bukti untuk menerima H0, yang berarti semua variabel independent tersebut mampu menjelaskan atau mempengaruhi variabel dependent dan modelnya signifikan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 173, "width": 219, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji signifikansi parsial (t-test) digunakan melihat secara individual, apakah masing-masing", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 202, "width": 219, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "variabel independen secara signifikan", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 217, "width": 219, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "berpengaruh terhadap variabel dependen.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 232, "width": 130, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hipotesanya sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 260, "width": 212, "height": 178, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "H0 : βk = 0 H1 : βk ≠ 0 Hipotesa nol akan ditolak bila (P>|t|) < α atau nilai t-stat > nilai kritis t tabel Table 7. Uji parsial (t test) Variabel Independen (P>|t|) alpa Hasil Pendidikan 0.023 0.05 Signifikan Jam kerja 0.0971 0.05 Tidak signifikan Status wanita sudah menikah 0.138 0.05 Tidak signifikan", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 455, "width": 219, "height": 258, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil dari pengujian secara parsial sesuai yang tertera pada tabel 7 menunjukan bahwa dari tiga variabel yang digunakan untuk menganalilis penyerapan tenga kerja di sektor formal di provinsi Nusa Tenggara Barat, diadapatkan temuan secara statistik bahwa pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. [2] menjelaskan bahwa Semakin tingginya tamatan pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula kemampuan kerja (the working capacity) atau produktivitas seseorang dalam bekerja. Pendidikan formal merupakan persyaratan teknis yang sangat berpengaruh terhadap pencapaian kesempatan kerja, selain itu, tingkat upah juga memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Semakin tinggi tingkat upah maka semakin tinggi pula kemampuan untuk", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 101, "width": 219, "height": 112, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "meningkatkan kualitas seseorang. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui tamatan pendidikan dan tingkat upah diharapkan dapat mengurangi jumlah pengangguran, dengan asumsi tersedianya lapangan pekerjaan formal. Hal ini dikarenakan semakin tinggi kualitas seseorang (tenaga kerja) maka peluang untuk bekerja semakin luas.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 232, "width": 219, "height": 199, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada umumnya untuk bekerja di bidang perkotaan (white collar) atau pekerjaan yang bergengsi membutuhkan tenaga kerja berkualitas, profesional dan sehat agar mampu melaksanakan tugas-tugas secara efektif dan efisien [3]. Sehingga semakin tinggi Pendidikan seseorang maka akan semakin mudah untuk mendapatkan pekerjaan di sektor formal, terlebih lagi untuk gender Wanita. Saat wanita menjadi kaum terdidik dan terpelajar, mereka mempunyai hak- hak kepemilikan serta dapat dengan bebas untuk bisa bekerja di luar rumah dan mempunyai pendapatan mandiri. Hal ini adalah salah satu tanda kesejahteraan dirinya yang meningkat.[4]", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 449, "width": 219, "height": 214, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Variabel jam kerja berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja Wanita di sektor formal. Perbedaan tempat tinggal antara perdesaan dan perkotaan berpengaruh terhadap alokasi waktu kerja wanita .Wanita yang tinggal di perkotaan cenderung 1,936 kali untuk bekerja lebih dari 40 jam dalam seminggu dibanding wanita kawin yang tinggal di perdesaan. Daerah perdesaan identik dengan pekerjaan di sektor pertanian. Pekerjaan di sektor pertanian umumnya lebih fleksibel dibandingkan sektor industry [5]. Semntara di daerah perkotaan identic dengan sektor formal yang menjadi sektor penyerap tenaga kerja Wanita.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 681, "width": 219, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sementara untuk variabel status wanita yang sudah menikah berpengaruh negatif", "type": "Text" }, { "left": 465, "top": 51, "width": 77, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-ISSN: 2621-4695", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 62, "width": 466, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal EK&BI, Volume 5, Nomor 2 Desember 2022 ISSN: 2620-7443 DOI 10.37600/ekbi.v5i2.668", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 750, "width": 19, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "309", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 219, "height": 199, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "terhadap penyerapan tenga kerja wanita di sektor formal. Hal ini disebabkan oleh faktor kultur dan budaya dimana di Indonesia secara umum wanita yang sudah menikah cukuo susah mendapatkan pekerjaan, karena beberapa lembaga dan instansi di sektor formal secara khusu mensyaratkan wanita yang belum menikah, faktor lain yang menjadi penyebab adalah seorang wanita yang sudah menikah memperoleh tanggung jawab lebih dalam mengasuh anak daripada laki-laki [6]. Lebih lanjut Ehrenber menjelaskan jika seorang wanita sudah menikah menyebabkan wanita cendrung mengurangi jam kerja di luar rumah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 319, "width": 219, "height": 126, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Peningkatan tingkat partisipasi atau penyerapan tenaga kerja wanita tidak hanya disebabkan oleh kenaikan upah pasar tetapi juga karena penurunan upah reservasi wanita. Sehingga status wanita yang telah menikah dan meningktnya jumlah anak dalam keluarga meningkatkan upah reservasi wanita dan mengurangi kemungkinan wanita tersebut bekerja laki [7].", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 464, "width": 219, "height": 68, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan pengolahan secara statistik yang dilakukan sebelumnya maka kesimpulan pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen dapat dilihat pada tabel dibawah ini", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 551, "width": 206, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 8. Model relasi penyerapan tenaga kerja wanita", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 209, "width": 88, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 338, "top": 235, "width": 205, "height": 218, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Hasil dari pengujian secara secara statistik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja wanita di sektor formal di Provinsi Nusa Tenggara Barat di dapatkan bahwa variabel pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja wanita di sektor formal, hal ini disebabkan disebabkan sektor formal borientasi pada kemampuan dan skill yang dimiliki tenaga kerja wanita yang diukur melalui tingkat pendidikan, dan sektor formal mensyarat tingkat pendidikan dalam setiap perekrutan tenaga kerja wanita", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 454, "width": 205, "height": 174, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Variabel jam kerja berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja Wanita di sektor formal, hal ini disebabkan wanita yang tinggal di perkotaan cenderung 1,936 kali untuk bekerja lebih dari 40 jam dalam seminggu dibanding wanita kawin yang tinggal di perdesaan, sementara wanita yang bekerja diperkotaan mayoritas berada di sektor formal sedangkan di pedesaan mayoritas wanita bekerja di sektor non formal.", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 630, "width": 205, "height": 86, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " untuk variabel status wanita yang sudah menikah berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenga kerja wanita di sektor formal. Hal ini disebabkan oleh faktor kultur dan budaya dimana di Indonesia secara umum wanita yang sudah", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 682, "width": 57, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penyerapan Tenaga Kerja Wanita", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 645, "width": 43, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jam Kerja", "type": "Picture" }, { "left": 204, "top": 646, "width": 48, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendidikan", "type": "Table" }, { "left": 349, "top": 133, "width": 58, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Status Wanita menikah", "type": "Picture" }, { "left": 118, "top": 606, "width": 109, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Insignificant Significant", "type": "Picture" }, { "left": 44, "top": 711, "width": 83, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Negative Positive", "type": "Text" }, { "left": 465, "top": 51, "width": 77, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-ISSN: 2621-4695", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 62, "width": 466, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal EK&BI, Volume 5, Nomor 2 Desember 2022 ISSN: 2620-7443 DOI 10.37600/ekbi.v5i2.668", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 750, "width": 19, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "310", "type": "Page footer" }, { "left": 108, "top": 101, "width": 183, "height": 127, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menikah cukuo susah mendapatkan pekerjaan, karena beberapa lembaga dan instansi di sektor formal secara khusu mensyaratkan wanita yang belum menikah, faktor lain yang menjadi penyebab adalah seorang wanita yang sudah menikah memperoleh tanggung jawab lebih dalam mengasuh anak daripada laki-laki.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 232, "width": 219, "height": 92, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH : Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Teknologi Sumbawa yang telah memberikan insentif biaya publikasi dosen melalui program Hibah PKKM Kemendikbud Ristek dengan Nomor Kontrak : 5773/E3.1/PKS.VIII/KL/2022 dan 022/UTS/PKS/VIII/2022", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 343, "width": 77, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 367, "width": 219, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[1] “Profil Perempuan Bekerja Provinsi Nusa Tenggara Barat 2021,” Badan Pusat Statistik (BPS) , 2021.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 405, "width": 219, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[2] S. Arifin and F. Firmansyah, “Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Kesempatan", "type": "List item" }, { "left": 104, "top": 433, "width": 187, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kerja Terhadap Pengangguran Di", "type": "Table" }, { "left": 104, "top": 443, "width": 187, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Provinsi Banten,” J. Ekon. , vol. 7, no. 2, 2017, doi: 10.35448/jequ.v7i2.4978.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 468, "width": 219, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[3] M. Yos, “Pengaruh Pendidikan, Upah", "type": "List item" }, { "left": 104, "top": 483, "width": 187, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Minimum Kabupaten, dan Kesempatan Kerja terhadap Pengangguran Terdidik di Kabupaten Semarang,” Universitas Diponegoro Semarang, 2008.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 532, "width": 219, "height": 88, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[4] E. Herlina, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Wanita dan Implikasinya terhadap Kesejahteraan Keluarga di Kabupaten Cirebon,” J. Ekon. Progr. Pascasarj. Univ. Borobudur , vol. 18, no. 2, pp. 172–207, 2015, [Online]. Available: ejournal.borobudur.ac.id", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 623, "width": 219, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[5] M. S. Berliana and A. L. Purbasari, “Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Jam Kerja Tenaga Kerja Wanita Berstatus", "type": "List item" }, { "left": 104, "top": 660, "width": 187, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kawin Dalam Seminggu Di Indonesia (Analisis Data Sakernas 2014) | Jurnal Ilmiah Widya,” J. Ilmiyah Widya , vol. 4, no. 3, pp. 1–6, 2016, [Online]. Available:", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 101, "width": 179, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://e- journal.jurwidyakop3.com/index.php/jur nal-ilmiah/article/view/289", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 139, "width": 218, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[6] E. R. G and Robert S Smith, Modern", "type": "Table" }, { "left": 356, "top": 152, "width": 187, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Labor Economics, Theory and Public Policy , 11th ed. Prentice Hall, 2012.", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 177, "width": 219, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[7] Borjas George J, Labor Economics , 6th ed. 2013.", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 202, "width": 219, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[8] Fitri, & Junaidi. Pengaruh Pendidikan, Upah dan Kesempatan Kerja Terhadap", "type": "List item" }, { "left": 356, "top": 228, "width": 187, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengangguran Terdidik di Provinsi Jambi. E-Jurnal Ekonomi Sumberdaya Dan", "type": "Table" }, { "left": 356, "top": 253, "width": 140, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lingkungan, 5(1), 26–32. 2016", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 266, "width": 219, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[9] Profil Perempuan Bekerja Provinsi Nusa Tenggara Barat 2020.. Badan Pusat Statistik (BPS).2020.", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 304, "width": 219, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[10] Profil Perempuan Bekerja Provinsi Nusa Tenggara Barat 2019. Badan Pusat", "type": "List item" }, { "left": 356, "top": 329, "width": 96, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Statistik (BPS).2019.", "type": "Table" } ]
1ef6fac7-abb6-18d6-84aa-00bc2bcd4edb
http://journal.unhas.ac.id/index.php/etnosia/article/download/11377/6202
[ { "left": 85, "top": 38, "width": 250, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ETNOSIA: JURNAL ETNOGRAFI INDONESIA Volume 5 Issue 2, DECEMBER 2020", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 188, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2527-9319, E-ISSN: 2548-9747 National Accredited SINTA 2. No. 10/E/KPT/2019", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 782, "width": 18, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "349", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 174, "width": 406, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indigenous Cipatat Kolot Society Resilience Based on Leuit in Bogor, West Java", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 225, "width": 303, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahagia 1 , Rimun Wibowo 2 , Fachruddin Majeri Mangunjaya 3", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 251, "width": 290, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Universitas Ibn Khaldun, Bogor, Indonesia. E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 262, "width": 298, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 STIMMA IMMI Jakarta, Indonesia. E-mail: [email protected] 3 Universitas Nasional Jakarta, Indonesia. Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 594, "width": 84, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 617, "width": 428, "height": 120, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Climate and environmental issues can be identified as great obstacles, both locally and globally. Climate variability is a variation in climate, including the normal highs and lows, wet and dry periods, hot and cool periods, and extreme values. It can range from day-to-day variability and to year-to-year variability (File & derbile, 2019). Meanwhile, environmental issues include social change because of the globalisation of technology, vanishing of culture, and losing of local knowledge as well as emerging pollution. Climate change, ocean acidification, species extinction, and changing precipitation patterns are increasingly affected by human well-being (Garmestani et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 301, "width": 69, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARTICLE INFO", "type": "Table" }, { "left": 219, "top": 301, "width": 53, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 316, "width": 112, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Leuit; Cultural resilience; Food resilience; Indigenous knowledge.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 379, "width": 107, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "How to cite: Bahagia., Wibowo, R., Mangunjaya, F.M. (2020). Indigenous Cipatat Kolot Society Resilience Based on Leuit in Bogor, West Java. ETNOSIA: Jurnal Etnografi Indonesia. 5(2): 349 – 365.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 528, "width": 25, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 540, "width": 105, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.31947/etnosia.v5i2.11377", "type": "Table" }, { "left": 219, "top": 313, "width": 283, "height": 76, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The purpose of this research is to investigate the community resilience based on Leuit (traditional storage of paddies) in Cipatat Kolot customary community in Bogor, West Java. The research method exerts an ethnographic qualitative approach. To assemble data, an in-depth interview with the Cipatat Kolot customary community leaders and observation and", "type": "Table" }, { "left": 219, "top": 389, "width": 282, "height": 177, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "documentation was used. The primary information sources of the research come from the leaders of Cipatat Kolot. The result is that the Cipatat Kolot community conserves traditional storage, namely leuit as a traditional building to store paddies from disasters like flooding. It can strengthen cultural resilience because storing paddies in leuit is a traditional heritage from their forefather. Directly, the cultural value can be nurtured from vanishing amid environmental and cultural changes, which can encourage people’s resilience. When storing paddies, there are rules like people must keep half of the overall paddy yields in leuit, and a half of paddy yields must be store at home. People can directly adapt to climate, environmental issues, and eco- catastrophe because they have ample staple food in traditional storage and house.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 169, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2527-9319; E-ISSN: 2548-9747", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 781, "width": 18, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "350", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 428, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Climate dynamics has implications to livelihoods of indigenous people who rely heavily on wild resources (Carothers et al., 2014).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 122, "width": 428, "height": 196, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Besides that, indigenous knowledge inhabits location where site is prone-disaster including in hill of mountain, ravine, and side of river. However, indigenous knowledge with local understanding, community enables to confront climate, environmental predicament as well as eco-catastrophe. Even globalization of world but the community still restrains their culture, belief, knowledge, behaviour and ritual. Local knowledge has combated climate and environmental issues for long term which are initiated by their forefather. Local people with knowledge locally try to observe natural clues including animal behaviour to determine climate and season. The aim is to save the life from the environmental and climate changes. The impact is that knowledge has appropriated to environmental change, and it assists them people from hardship condition. Most of this knowledge was transmitted over successive generations and became a part of living, culture, and religion sustenance (Inaotombi & Mahanta, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 327, "width": 428, "height": 150, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Local knowledge has experimented to reach community resilience because knowledge encompasses behaviour and real action to tackle environmental issues. Local knowledge as the local policy has been tested to reduce the rate of environmental disturbances and has a permanent way to attain resilience. Meanwhile, resilience is the ability to survive future natural disasters with minimum loss of life and property as well as the ability to create a greater sense of place among residents, a stronger, more diverse economy, and a more economically integrated and diverse population (Tammar, Abosuliman & Rahaman, 2020). Resilience refers to the coping mechanisms and adaptive capacities that provide the means to overcome the exposures and sensitivities associated with vulnerability (Doherty et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 485, "width": 428, "height": 181, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this sense, resilience may be defined as the capacity of a system such as to bounce back to a stable equilibrium point and to absorb the perturbation in order to reach a new equilibrium (Östh et al., 2018). Resilience as a process is characterized by adaptive capacity, whereby systems are modified to ever-changing circumstances (Wenger, 2017). Resilience also includes persistence and recovery to face environmental change (Hellin et al., 2018). Resilience encompasses persistence, adaptation, and transformation processes as potentially complementary rather than conflicting (Leite, Ross, & Berkes, 2019). Absorption is used to refer to an actor’s or community’s ability to decline the adverse impact of shocks and stresses through appropriate and successful coping strategies (Tarusarira & Manyena, 2016). Resilience can result in the interaction between three capacities including absorptive capacity, adaptability, and transformability ( Béné et al., 2014).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 674, "width": 429, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There are five components of resilience, namely resistance, coping strategies, adaptation, adaptive preference, and transformation ( Béné & Doyen, 2018). Absorptive is also connected to overcome climate-related shocks or stresses while and after they occur, and adaptive has connection to power to adapt in long period climate risks, as well as the ability to learn and adjust after a disaster for declining susceptibility in the", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 36, "width": 329, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ETNOSIA: Jurnal Etnografi Indonesia 5(2): Indigenous Cipatat Kolot Society", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 782, "width": 18, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "351", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 428, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "future (Ulrichs, Slater, & Costella, 2019). Resilience refers to the coping mechanisms and adaptive capacities that provide the means to overcome the exposures and sensitivities associated with vulnerability (Doherty et al., 2019). Meanwhile, maintaining ecological resilience and adaptive capacity at the same time meets human needs (Gillson, Whitlock, & Humphrey, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 168, "width": 428, "height": 150, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Another part of resilience includes persistence, resistance, and recovery (Ungar, 2018). Resistance describes a process whereby a system is at risk of being overwhelmed by internal or external stressors and must actively use its resources to resist creating new regimes of behaviour (Ungar, 2018). Besides that, resilience also has connection to social capital. Social capital including social cohesion, effective local governance, and capacity for collective actions can create resilience ( Béné et al., 2016). Anticipating and coping with shocking impacts, it is equally important to strengthen both the adaptive (adjustment strategies) and transformative (system-level change) capacities to ensure long-term resilience in the study of communities (Asmamaw, Mereta & Ambelu, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 327, "width": 428, "height": 119, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indigenous knowledge has experience in the past to overcome life perturbances including disasters and climate. They applied knowledge to real action including a local-based season calendar, forest conservation like a prohibition zone, use of local paddy varieties, and learning by action as well as learning from failure. Indigenous knowledge also has the ability for interpreting natural events and phenomena. Seasonal cropping calendars, crop choices are influenced by traditional forecasting, namely heights of ant nests which informed forecasting of rainfall and rainy season (Bang, Miles & Gordon, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 454, "width": 429, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The impact is indigenous knowledge releases absorptive as short-term action to react resilience as well as persistence to retain for preserving culture and knowledge. Even, the knowledge adapts to long period planning to prefer actions to cope with perturbances for attaining community resilience instead of individual resilience. In food system resilience, indigenous knowledge combats unexpected events through absorptive and adaptation to hurdles. There is local knowledge that can be utilized as exemplary to react to community resilience including Zunde raMambo, which is a local institution that empowers laxity person through distributing nature resources like land. The vulnerable community will be permitted to cultivate the land.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 598, "width": 428, "height": 150, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The labour in Zunde raMambo schemes improves the absorptive capacity of the community to save human lives from food insecurity induced by drought and flood. The Zunde raMambo scheme creates food reserves for vulnerable people (Mavhura, 2017). In addition, Zunde whose seeds are obtained from the previous harvests and preserved uses indigenous knowledge by hanging them in the traditional kitchen roof. The aim is to feed infants, disableds, and old people as well as to booster the bereaved (Lunga & Musarurwa, 2016). Another culture which is imperative to food resilience is Kerne culture. In this culture, people dry cassava as basic food to combat the disasters. Socially, people work together to produce food (Ohleky, Pattiselanno, Kaplale, 2017). It is resilience because it ensures staple food to tackle uncertain events.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 169, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2527-9319; E-ISSN: 2548-9747", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 781, "width": 18, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "352", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 428, "height": 226, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furthermore, indigenous knowledge has proof to observe natural clues to predict climate, season, and environmental perturbances. As a consequence, indigenous knowledge enables to adapt climate variations and environmental dynamics to react to community resilience. In Dani tribe, if the position of the sun is at the top of the mountain (north) then the dry season will arrive in the near future, and if the position is increasingly leaning towards the southeast direction, then signifying summer will last long. Otherwise, if its position is leaning towards the west, then the rainy season will arrive in the near future (Veronika, 2013). Lastly, resilience may be conferred by diversifying crops and livestocks and by farmers implementing adaptive approaches in response to perturbations (Bullock et al., 2017). A lack of diversity was considered to be a threat to the resilience of food systems. It is easier to diversify crop production actions for increasing resilience, but the farm management of capital and work- intensive animal production are less easily buffered with more diverse farm actions (Himanen, Rikkonen & Kahiluoto, 2016). Diversity is characterized by a variety of crops, markets, sources of inputs, and spatial heterogeneities.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 321, "width": 429, "height": 241, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In another indigenous knowledge like in Ciptagelar customary society, community exerts communal leuit or traditional place to store paddies for creating society resilience. Nopianti (2016) reveals that communal Leuit has pivotal roles as a major place for storage of paddies for community. Typically, for communal leuit has functions to attain social solidarity because paddies in communal leuit are used for mutual assisting when the members of community need basic food. As a result, there is no hungry person in Ciptagelar society because each person is mutually shouder and shouder in eradicating hunger and poverty in social environment. In this research, it was investigated resilience customary society of Cipatat Kolot based on leuit. The objective of this research is to discover the role of leuit (traditional paddy storage) to create community resilience for confronting eco-catastrophe, flooding, and drought as well as another ecological disaster. Secondly, this is to find out cultural resilience through the tradition of storing paddies in leuit. Another is to investigate the reacting food resilience based on paddy yield distribution in Leuit for adapting environment dynamics in both long and short-term periods . Eventually, this is to know about local policy when paddy yields are stored in leuit and its connection to society resilience .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 580, "width": 58, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Method", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 602, "width": 431, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The research about Indigenous Cipatat Kolot Society Resilience Based on Leuit in Bogor, West Java exerts ethnography with a qualitative approach method. The research is conducted in Urug village, Sukajaya Subdistrict, Bogor Regency, West Java, Indonesia. Ethnography is an applied and pragmatic form of ethnography that explores a specific social phenomenon as it occurs in everyday life (Bikker et al., 2019). Ethnography is used when the subject involves an entire cultural group. It focuses on describing the cultures and customs of people (Mohajan, 2018). The role of the ethnographer, therefore, is to watch, listen, take part in daily life and ask questions to collect data, throwing light on a particular research issue (Bell & Aggleton, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 36, "width": 329, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ETNOSIA: Jurnal Etnografi Indonesia 5(2): Indigenous Cipatat Kolot Society", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 782, "width": 18, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "353", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 429, "height": 226, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meanwhile, qualitative research has a rich tradition in the study of human social behaviour and culture. In order to gather data in the field, the researcher uses three sorts of method including observation, in-depth interviews, and documentation. Observation is implied through some activities such as the researcher observes directly the location of leuit as traditional storage of paddies, and the researcher observes the location of local paddy production as well as an area for drying paddies like using lantayan. The researcher notes all data about the way to store paddies in leuit and the rituals before and upon locating the paddies in leuit . The researcher also mingles in customary community action. It can be strengthened by researcher's joint in cultivating local paddies with the community to understand the way local people plant the paddies. Secondly, were conducted in-depth interviews with the key personnel including Chief of Cipatat Kolot Society and Abah Nurhasim. The two key people deem that they can explain profoundly about traditional storage ( leuit) which has a heavy connection to community resilience for confronting climates and reacting to food resilience.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 321, "width": 429, "height": 226, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abah Sacim is selected because he is deeply knowledgable about the culture because he was the direct offspring from previous chief. When in-depth interviews are conducted, the researcher uses equipment such recorder and mobile phone for recording the voice of both of informants. Data are collected related to tradition and culture of Cipatat Kolot to store paddies in leuit as a traditional storage. It has an imperative role to combat environmental change and life obstacles because the community can react to cultural resilience. The impact is that their culture and tradition can encourage the community to overcome the perturbances. Another is to find the relation between leuit for achieving food resilience. Tradition and culture of people like behaviour for storing paddies can underpin food resilience because people avoid the scarcity of food. Besides that, the research will look for the rules for storing paddies in leuit and its linkage to resilience for food, environment, as well as climate dynamics. Furthermore, data will be bolstered by numerous sources such as international journals and national journals, books, and data which are severely connected with a traditional community of Cipatat Kolot.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 555, "width": 429, "height": 185, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Thirdly, the researcher exerts documentation. In this method, the researcher uses camera for taking pictures or photos, typically photos of leuit and lantayan . The images of leuit and lantayan can be supported by data from observation and interview. Once the data have been collected, the researcher checks the data and starts to validate them. However, the researcher must go back more than 5 (five) times to ensure that the informants will not anymore change the statements that they have uttered. In this section, the researcher uses some strategies, like visiting the locations and asking again the same questions but in a different time. For example, as the researcher has interviewed the informants in daylight previously, in another time, the informants will be asked in the morning. Even the researcher comes to the field with another person whom the informants do not know that the person will ask the same questions. The data are probed by triangulation data for having trusted data. Triangulation can be mentioned as mixing some sources of research methods to obtain valid data. There are three sorts of triangulation including sources, technique, and time (Sugiyono, 2016). In", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 169, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2527-9319; E-ISSN: 2548-9747", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 781, "width": 18, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "354", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "this reseach, the combination data from observation, in-depth interview, and documentation can be be believed as valid data.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 125, "width": 138, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Result and Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 148, "width": 247, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tradition and culture resilience in leuit building", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 169, "width": 429, "height": 212, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chief of Cipatat Kolot and his family store paddies in leuit is tradition and culture from their forefather. Tradition and resilience have a connection. Cultural resilience comprises identity, spirituality/worldviews/values/beliefs, and traditions/languages (Jogen et al., 2019. The chiefs of Cipatat Kolot people typically have chores to pursue their mandates from ancestors to continue the tradition for storing paddies and preserving leuit as a traditional storage amid globalisation. It is linked to attain cultural resilience because buildings like leuit can preserve food for people and conserve Leuit as a heritage from their forefather culture. Cultural heritage can help people adapt to new circumstances and absorb adversity in their own lives (Holtorf, 2018). Cultural resilience is regarded to preserve culture and tradition for creating society resilience without vanishing the culture. Leuit contains cultural and tradition values because it is the real product of Cipatat Kolot culture and which has an advantage to human life. In the outside of the community, the farmer has vanished the culture because storing paddies in leuit is no longer implemented.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 389, "width": 429, "height": 226, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meanwhile, customary societies like Cipatat Kolot have a habit from their forefather to distribute paddies to leuit for securedly fundamental food. Another reason is that storing paddies in leuit has meaning for pursuing their forefather’s mandates. It has relation to tradition because the behaviour has occurred in the previous period, but the habit can still be pursued recently. Abah Sacim as leader of Cipatat Kolot is as receiving person directly from his forefather. Even, he is convinced that there is a bad impact on him when he halts the tradition. It has conservation of values because outside of the society has changed its behaviour to no longer store paddies in traditional storage any more like in Cipatat Kolot. The existence of leuit in Abah Sacim is ironically severe because they live near the capital city of Indonesia namely Jakarta, whose the culture has mixed among numerous cultures from western culture to local cultures. Besides, the farmers in Bogor, West Java and other regions in West Java province do not implement the tradition like constructing leuit close to their houses. It can be compounded by the culture which has experienced extinction in farmers outside of customary societies.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 624, "width": 429, "height": 119, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wiradimadja (2018) remarks that modern life trait in downtown has deteriorated the values of culture especially in West Java, where the Sundanese tribe lives. When the customary society’s generation protects and nurtures this tradition , the generation has an endeavour to protect forefather’s heritage culture and tradition without the extinction of storing paddy behaviour . The other is that leuit building can be categorized as performing physically in culture. The physical culture has a role to save a person from hunger because there is an action to store paddies for ensuring fundamental necessities for the person. Beside, leuit can be mentioned as conserving", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 36, "width": 329, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ETNOSIA: Jurnal Etnografi Indonesia 5(2): Indigenous Cipatat Kolot Society", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 782, "width": 18, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "355", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 429, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tradition because there are rituals before storing paddies in leuit. People burn frankincense at the first time when locating paddies with panicles to leuit . There are some purposes including the way to put to sleep the paddies and another objective is to avoid the paddies from some insects like rodents. Meanwhile, rodents have a pivotal role to damage the paddies.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 168, "width": 429, "height": 196, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The smell of frankincense can evict rodents from leuit. The ritual is conducted again when the people intend to gather some paddy yields which have been allocated to leuit, and the people cannot admit directly to collect them. They believe that paddies have a soul like a human; Abah Sacim said that if we are struck by another person, we feel it painful. It is the same with paddies, as paddies convert to rice using mortar, people have acted abusively to paddies, and paddies experience the pain. To avoid this, people burn frankincense and pray to good. Abah as a leader believes that it can vanish the pain sense from paddies. Conversely, the paddies are raised again when human needs rice. In this step, a human must burn frankincense again. Generation, like Abah Sacim, protects the leuit which contains conserving building of leuit, the message from the ancestors, and pursuing ritual as a tradition in culture has a proof that the generation achieves culture and tradition resilience. It is an effort to adjust the culture without devastating the culture, and it is the endurance of culture (Puspitasari, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 372, "width": 429, "height": 257, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eventually, the tradition has linkage to avoid people from disasters because the ecological disasters including flooding, land slide, and fire impacts to weaken the levels of livelihood of people. The building of leuit and the house have distance. The separation has objectives, including avoiding leuit building which contains paddies to be devastated by disasters like fire. As the house building and leuit are not split, the house and leuit building experience damaging at the same time. However, this building is close to house building, but there is a range between the two buildings. The house is damaged, but the stock of food in leuit is still secured from occurrences like life disasters. It has heavy linkage to tradition for assisting people to go beyond from life perturbances including scarcity of food. The action includes preparedness of societies before disasters combating people’s life. It is an effort to anticipate disasters by adjusting the efficient steps (Tamitiadini, Dewi, & Adila, 2019). In these steps, people have provided food before disasters, and tradition like storing paddies in leuit can save paddy stocks when disasters combat human life. However, the cultural resilience will be weakened if the cultural system weakens (Asha et al., 2018). As the Cipatat Kolot no longer implements this tradition, it pursues to the extinction of a culture.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 637, "width": 306, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Resilience for food and environmental change based on leuit", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 659, "width": 428, "height": 89, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Local knowledge has been adapted to environmental change and climate dynamics through real actions of local people to tackle these perturbances. People observe the change and suit the actions with an alteration. They also conduct an experiment locally to tackle environmental issues. Meanwhile, environmental issue encompasses social change, cultural change, and ecological change, life obstacles as well as ecological disasters like flooding. Indigenous Cipatat Kolot community confronting hurdles", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 169, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2527-9319; E-ISSN: 2548-9747", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 781, "width": 18, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "356", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 428, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "exerts preserving culture and tradition like functioning leuit . Leuit can be mentioned as traditional storage of paddies in Sundanese tribe, typically which is conserved nowadays in indigenous societies like in Cipatat Kolot. It is a tradition of Sundanese tribe for depositing paddies in leuit as fundamental food stock until meeting again the new schedule for cultivation.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 168, "width": 429, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The fundamental principle is to distribute dried paddies rather than rice. It plays a pivotal role to preserve local paddies because the paddies which are stockpiled in leuit must be the local paddies. Ecologically, it can bolster the conservation of local biodiversity like local paddies from vanishing amid globalization. As a consequence, people can combat life obstacles through aplicating traditional knowledge. In agriculture, typically in post-harvest of paddy, local people attain food system resilience due to their application of local knowledge to ensure basic necessities. Leuit in traditional people like Cipatat Kolot community is implied to store paddy as the staple food for facing environment hurdle.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 311, "width": 429, "height": 105, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Leuit building is made from natural materials such as wood, bamboo wave, and roof from palm leaves. There are some parts of the building, including the roof of the building, frame of leuit , floor, and feet of leuit . Another part of leuit is the door. The function of leuit is just for storage in long term, and paddy must be traditionally dried before entering paddy grain to leuit . Chiefs of Cipatat Kolot and their family storing paddies in leuit is tradition and culture from their forefather. Tradition and resilience have a connection. The picture of leuit can be viewed in Pictures 1,2 and 3 below.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 582, "width": 392, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Picture (1) Picture (2) Picture (3)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 602, "width": 251, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Picture (1): traditional storage of paddies ( leuit) Picture (2) paddies in leuit Picture (3) Panicles of paddies before placed into leuit", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 659, "width": 429, "height": 89, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There is a connection between culture and food security (Mc Cubbin, 2017). A tradition like storing paddy grains to create food security can support resilience based on culture but impact to community resilience. In addition, jumping resilience to catastrophe and disasters must be encouraged by social infrastructures at the community level (Aldrich & Meyer, 2014). Leuit is a traditional building to overcome disasters. Even, leuit is a building for keeping dried paddies, but it also boosts people", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 36, "width": 329, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ETNOSIA: Jurnal Etnografi Indonesia 5(2): Indigenous Cipatat Kolot Society", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 782, "width": 18, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "357", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 429, "height": 89, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "in Cipatat Kolot for confronting environmental disturbances because leuit salvages paddy grains from being devastated. Even, this building preserves the quality of paddies from decay because basic food which will be saved from flooding because leuit is a stage building. Worstell & Green (2017) stated that resilience accumulates reserves and physical infrastructures that enable withstanding disturbances.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 183, "width": 429, "height": 135, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There are some benefits when people store paddies in leuit such as paddies will be free from insects and rat attacks. Another is to ensure that paddy grains will not contact with land directly because there are feet of leuit . As a consequence, paddies will not easily get deteriorated. The other is the rate of moisture in leuit is severely constant, as well as paddies will avoid flooding disaster. The other is the circulation of air inside leuit runs properly. It leads to protect paddy grains from decaying. Unfortunately, in outside, Cipatat Kolot people have vanished tradition and culture, and farmers have not comprehended to store paddy traditionally. They will not convert their knowledge to other knowledge because they are consistent to follow their footprinted forefather.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 327, "width": 429, "height": 180, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The fundamental principle is to pursue their father’s message and not change it. The capacity is to adapt to new challenges without losing biological and cultural wealth and productive capacity (Valés-Planells, Galiana & Díez-Torrijos, 2019). In Cipatat Kolot people, paddies will be stored in Leuit after harvesting paddies in the field. There are some steps that Cipatat Kolot people conduct before locating paddies to the traditional appliance. Initially, Cipatat Kolot people collect paddies from the field. They will let paddies with panicles naturally in the vicinity of rice paddy fields for drying under the sun in Lantayan appliance. This treatment is to decline the rate of liquid in paddy grains manually. Generally, as sunshine is fully bright, paddies will dry around 14 days after they let paddy in this tool. Conversely, as sunshine is murky, people need to let paddies in a rice paddy field under lantayan about 30 days or 1 month. The picture of lantayan can be viewed in picture 4 below.", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 691, "width": 241, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Picture 4. Naturally drying equipment ( lantayan).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 710, "width": 429, "height": 44, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lantayan is distinguished with a modern method like drying machine or floor drying. Lantayan is traditional drier for paddies which paddies are collected by etem ( ani-ani ). It is unable to utilize lantayan if paddies are collected without panicles. Lantatan has", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 169, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2527-9319; E-ISSN: 2548-9747", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 781, "width": 18, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "358", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 428, "height": 135, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "numerous advantages, such as paddies will not moist anymore because all paddy bindings will be hung naturally in lantayan . Paddies which are gathered with a sickle- like national paddy variety enable to imply lantayan for drying because paddies cannot be hung. It is just for traditional paddies in traditional community. The rate of paddy liquid in paddies will not be insisted for losing because liquid of paddies will vanish step by step. Even sunshine will not quickly contact to paddy grains because sunshine will fall initially on the roof of lantayan . The impact is water content in paddies will vanish without being insisted. Another advantage is that paddies can avoid rain directly because rain will contact with the roof of lantayan .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 229, "width": 428, "height": 211, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furthermore, it lavages from the sprinkles of rain from the surface of the land. The other is that paddies are unable to decompose because paddies are not entered to gunny sacks after harvesting. In Cipatat Kolot, people are stringent to determine periods of harvesting because it has a strong connection to quality of paddies when paddies are stored in traditional storage. Abah Nurhasim as the key person said that they garnered paddies when paddies are benar asak (mature). This means that paddy grains must be gathered after grains of paddy are really fully mature. The rate of water in paddy contents is the highest in this period. Meanwhile, paddies which are high- rated liquid are easy to deteriorate and experience shrinkage in the processing steps of paddies (Suwati, Wiryono, & Romansyah, 2018). In this time, seeds will not rely on paddy trees for nutrients (Nuno, Raka, & Yuswanti, 2017). Another clue to indicate that paddies have been ready to be gathered is the remains of paddies, and the paddy panicles have been converted from green to yellow in colour (Kobarsih & Siswanto, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 448, "width": 429, "height": 196, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furthermore, merits are to circumvent paddies from disease attacks because paddies will be dried by sunshine and better circulation. The other step is paddies from Lantayan are carried out by man for paddy storage in traditional storage. In this step, there is a ritual stewardship action which is conducted by the leader of Cipatat Kolot people before locating paddies to Leuit. The purpose is to raise gratefulness to goodness because they obtain abundance of paddy yields and expect that they will acquire similar yields in forthcoming. The stewardship role would help conserve a unique indigenous culture (Cordero et al., 2018). Overall of paddy income will not be consumed, but people will store a part of paddy yields and consume the other part of yields. Paddy yields must be split into two categories, namely a half of overall yields have to be stored inside leuit , and a half of another outcome must be stored in the house. If chiefs of the society obtain paddy yields about 300 bunches, 150 bunches must be stored in the traditional storage, and 150 bunches are carried to inside of the house.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 653, "width": 429, "height": 89, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The outcome of this paddies is adequate to fulfil their household family. Abah Sacim remarks that his family has not ever purchased rice to fulfil basic need. Although they obtain paddy yields, they still work hard to look for basic food from other sources other than paddy yields. It will not dramatically decrease the paddy yields which have been collected. Storing paddies for food safety can be identified as the resilience of community because post-harvest is the food system. It presents the opportunity to", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 36, "width": 329, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ETNOSIA: Jurnal Etnografi Indonesia 5(2): Indigenous Cipatat Kolot Society", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 782, "width": 18, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "359", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 428, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "eradicate weaknesses and build capacities in the food system while dealing with future uncertainty (Tendal et al., 2015).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 122, "width": 428, "height": 120, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There are three kinds of resilience including absorptive, adaptive, and transformative. Absorptive is linked to the ability to decrease the level of shocks and find a way to recover when shocks actualize (Ansah, Gardebroek, & Ihle, 2019). Meanwhile, adaptive includes the power of community to anticipate shock before occurring and cope with this shock in forthcoming (Jeans, Thomas, & Castillo, 2016). As staple food is provided in a traditional store like this, trait can impact the capacity of people for surviving when environmental change and life perturbance occur, including ecological disaster like flooding as well as climate change.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 250, "width": 429, "height": 181, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paddies will be distributed both in leuit and at home. There are numerous purposes of this action including people provide stock food when there is a grieving family around them, namely they family experiencing death. People can exert stock at home to assist the family which experiences severe sorrow . The action like this is absorptive for resilience because they store paddies for combating short period disturbance. Besides that, stock of paddies can save them from hunger when eco-catastrophe combats community unpredictably. Preparedness leads to readiness for resilience (O’Connor et al., 2016). Cipatat Kolot people release early action to face catastrophe through guarantee of food stock at home and traditional storage. Meanwhile, early warming and early action such as responding to community priority and plan can be categorized as resilience (Ewbank et al., 2019). It is a principle of adaptation to cope with unexpected circumstances (Salomon et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 439, "width": 428, "height": 181, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cipatat Kolot people have adjusted this mechanization to overcome forthcoming disturbances before they occur to beat them. The ability of a food system to respond and adapt to disruptions, while maintaining its function, describes the system’s resilience (Schipanski et al., 2016). Adaptive capacity includes abilities to anticipate and recognize disruptive events and re-organize to handle these events (Blok, Sharpanskykh, & Vert, 2018). Another value of resilience is linked to the tradition of Cipatat Kolot people for providing food to people who visit their house like a guest from outside and inside of the community. There is a sense of social belonging in people for other people including other families inside and outside the community. They will serve people who ever visit their house. The principle is to glorify guest. It can enhance resilience based on the community because there is social capital like social binding among them.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 628, "width": 428, "height": 120, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "It can be connected to traditionally social security for assisting people by providing provision of food (Mavhura, 2017). The tradition of Cipatat Kolot people has enhanced community resilience through preferring temporary food for people outside and inside when other families or people visit someone’s house. Behaviour in providing provision of food for people can be categorized as resilience because other people can heal starvation temporarily. It can be bolstered by Cipatat Kolot people who still have ample stockpiles at home to confront environmental crisis, life obstacles, and other life issues because they distribute some food at home rather than trade it in the public", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 169, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2527-9319; E-ISSN: 2548-9747", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 781, "width": 18, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "360", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 428, "height": 74, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "market. It can be strengthened by the staple of food in leuit which is available for consumption as basic food stock at home which has been expended by people. Ansah, Gardebroek, & Ihle (2019) said that adequate food consumption ensures good health and ability to work, leading to higher income and accumulation of assets to deal with uncertainties.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 168, "width": 429, "height": 287, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meanwhile, food and nutrition security builds resilience in a society when people have access to safe and nutritious foods (Raheem, 2018). Directly, it scales up of people’s capacity to attain resilience to numerous kinds of perturbances. It is the survival strategy of indigenous people because they store food (Kuyu & Bereka, 2019). Besides that, diversification of strategy like storing some paddy grains as food at home and in leuit is a livelihood strategy. When key person of Cipatat Kolot separates which food for direct consumption and which one for that of the forthcoming has connection to avoid people from starvation. In other rules, types of paddy which are stored in leuit are local paddies including Sri Kuning and Raja Wesi. It connects to a social policy like the rules in the community to preserve local paddies (biophysics) rather than modern paddy varieties. The ability of society and biophysics is a resilience to cope with stressors (Folke, 2016). In addition, people utilize local biodiversity, which is local food’s cultural and ecological systems (Tremblay, Landry-Cuerrier, & Humphries, 2020). The policy must be encouraged that paddies may not be collected until 100 days from the first day of harvesting when they are stored in leuit . It means that person will not be allowed at any time to visit leuit for gaining paddies. As stocks have been expended by households, people allow wielding stocks in leuit . Unfortunetly, this valuable knowledge have not implemented anymore in all of individual but abah Sacim as leader of Cipatat Kolot still preserve the knowledge from vanishing.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 463, "width": 217, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The rules of storing paddies for resiliences", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 483, "width": 429, "height": 257, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Storing paddies in leuit has some local rules to encourage quality of paddies and avoid from decay. Firstly, new paddy yields and old stocks will be distinguished by layers as well as using indung paddy (mother of paddy). In Cipatat Kolot people, mother paddy is the paddy which is gathered in the field from the first time when these people cultivate the paddies. There is a tradition of paddy cultivation in Cipatat Kolot where the leader of Cipatat Kolot will create a sign, which Cipatat Kolot people mention as punpuhunan . There are numerous plants that can be used including dadap trees, taming trees, and other trees. The principle is to give a clue where the location the first time the people farm paddies is. In this sign, Cipatat Kolot people must begin collecting paddies from where they initially plant the paddies. Paddies must be gathered by farmers around 7 panicles in the vicinity of punpuhunan. The seven (7) panicles of paddies from this zone must be laid in the middle of inside leuit before filled by other bunches of paddies (paddies with panicles which are bound). The paddies which have been collected must be dried for waiting all bunches of paddies to be completed to collect. As the paddies have been finished including drying all paddies, one bunch or one binding of paddies must be mixed to mother of paddy, which is collected firstly. These bunches have to be stored in leuit initially before being", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 36, "width": 329, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ETNOSIA: Jurnal Etnografi Indonesia 5(2): Indigenous Cipatat Kolot Society", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 782, "width": 18, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "361", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 428, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "filled by another paddy yield. In the vicinity of mother, paddies will be surrounded by new stocks.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 122, "width": 429, "height": 212, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This will be filled continuously until leuit cannot be filled with another paddy. As the old stocks are ready in leuit , people will let them in the first layer and continue to the new yields of paddy. This means that on the top layer in leuit is old stocks, and on the lowest layer is new yields of paddy. People will take old stocks in leuit when they are eager to consume rice. The rules are to spend the old stocks, but these people also consume new stocks because they have to bring some to home. The aim is to evade the paddies from degrading because old stocks are easier to decay compared to the new yield. The tastes of paddy can be unflavored when consuming the outdated stocks. In these rules, the people withstand the quality of food for consumption because they will not eat food which is from the outdated stocks. Food quality is another example in which the natural system provides for resilience (Kelley, 2013). When people are healthy, people evade from diseases. From this finding, it can be shown that Cipatat Kolot community has achieved food security based on local action because they have local rules that people are not allowed to take paddies in leuit carelessly.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 351, "width": 78, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 371, "width": 429, "height": 242, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indigenous people combat life difficulties through knowledge which is released in real action based on real experience. The knowledge has experimented and observed environmental and climate changes as well as life hurdles. The knowledge is similar from the first generation to the last generation, transferring belief, culture, knowledge, and behaviour without documentation, but generation learns from observing real actions of their forefather in the field and in an oral manner. There are numerous points of view that can be inferred from the result of this research. First, encompassing leaders of Cipatat Kolot have preserved tradition and culture like the building of leuit amid culture perturbance from outside of the community. Directly, it preserves ritual before and after pouring of paddies in leuit. When nurturing leuit, it pursues the existence of tradition and culture which have been handed down from their forefather, and attains culture resilience. Secondly, traditional storage building is resilience because traditional building like leuit is used for storing paddies as food stock from being devastated. Even paddies avoid disasters like flooding because the traditional building like leuit is a stage building. It can pursue to react to cultural resilience because the generation preserves storing paddies in this traditional storage.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 621, "width": 429, "height": 135, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Directly, food resilience can be attained because people will not be insufficient of food, due to the local policy that people must store a half of overall paddies outcome in this storage, and a half of paddy yields are stored at home. People are also disallowed to take paddies in leuit except paddies in leuit have been about hundred days. Paddies are stockpiled in this building for adapting both long and short-term periods. The impact is that health people resilience can be achieved because person will consume ample of food. Then, there is policy before locating paddies including that of for people who need to provide mother of paddy. The position of mother paddy must be in the centre inside leuit . Meanwhile, new paddy yields must be stored in the vicinity of mother", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 169, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2527-9319; E-ISSN: 2548-9747", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 781, "width": 18, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "362", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 428, "height": 58, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "paddy until vacant space inside leuit is filled fully by paddy. While old stock paddy which has not been consumed and must be stored on the top layer inside leuit , and new paddy yields must be under a layer of old stocks. The purpose is to ensure the quality of food for daily consumption.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 162, "width": 101, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Acknowledgement", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 177, "width": 428, "height": 74, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The finding in this research is the expression and conclusion based on author perspective. It doesn’t link to the organization where the author work or any another institution have bolstered for providing this research paper. Thank also to LPM Equator Bogor which have bolstered for funding to release the research in Urug societies Bogor West Java.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 269, "width": 102, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conflicts of interest", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 284, "width": 192, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Author declares no conflict of interest.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 314, "width": 55, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 333, "width": 428, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aldrich, D.P., & Meyer, M.A. (2014) Social Capital and Community Resilience. American Behavioral Scientist , 1–16.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 360, "width": 428, "height": 40, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ansah, I.G.K., Gardebroek, C., & Ihle, R. (2019) Resilience and household food security: a review of concepts, methodological approaches and empirical evidence, Food Security , 11, 1187–1203.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 400, "width": 429, "height": 53, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asha., Mabruri, K., Komariah, N., & Imron, A. (2018). Construction of Cultural Resilience through the Exploration of Seblang Olehsari Banyuwangi Ritual Philosophical Value. Komunitas: International Journal of Indonesian Society and Culture 10(2), 255-262.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 453, "width": 429, "height": 185, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asmamaw, M., Mereta, S.T., & Ambelu, A. (2019) Exploring households’ resilience to climate change-induced shocks using Climate Resilience Index in Dinki watershed, central highlands of Ethiopia, PLoS One, 14 (7), 1-21. Bang, H.C., Miles, L., & Gordon, R. (2018). Enhancing local livelihoods resilience and food security in the face of frequent flooding in Africa: A disaster management perspective, Journal of African Studies and Development, 10 (7), 85-100. Bell, S.A. & P. Aggleton. (2012). Integrating Ethnographic Principles In Ngo Monitoring And Impact Evaluation. Journal of International Development 24, 795–807. Béné, C., & Doyen, L. (2018). From Resistance To Transformation: A Generic Metric Of Resilience Through Viability, Earth’s Future , 6 (7), 979–996. Béné, C., Al-Hassan, R.M., Amarasinghe, O., Fong, P., Ocran, J., Onumah, E., Ratuniata, R., Tuyen, T.V., McGregor, J.A., and Mills, D.J. (2016). Is resilience socialy constructed? Empirical evidence from Fiji, Ghana, Sri Lanka, and Vietnam, Global Environmental Changes, 38, 153-170.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 639, "width": 428, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Béné, C., Newsham, A., Davies, M., Ulrichs, M., & Godfrey-Wood, R. (2014). Review Article: Resilience, Poverty And Development, Journal Of International Development, 26 (5), 598–623.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 678, "width": 429, "height": 53, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bikker, A.P., Atherton, H., Brant, H., Porqueddu, T., Campbell, J.L., Gibson, A., McKinstry, B., Salisbury, C., & Ziebland, S. (2017). Conducting a team-based multi-sited focused ethnography in primary care, BMC Medical Research Methodology , 17 (139), 1-9.", "type": "List item" }, { "left": 184, "top": 36, "width": 329, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ETNOSIA: Jurnal Etnografi Indonesia 5(2): Indigenous Cipatat Kolot Society", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 782, "width": 18, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "363", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 429, "height": 40, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Blok, A., Sharpanskykh, A., & Vert, M. (2018). Formal and computational modeling of anticipation mechanisms of resilience in the complex sociotechnical air transport system, Complex Adapt Syst Model, 6 (7), 1-30.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 125, "width": 429, "height": 40, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bullock, J.M., Dhanjal-Adams, K.L., Milne, A., Oliver, T.H., Todman, L.C., Whitmore, A.P., & Pywell, R. (2017). Resilience And Food Security: Rethinking An Ecological Concept, Journal Of Ecology , 105 (4), 880–884.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 165, "width": 428, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Carothers, C., Brown, C., Moerlein, K.J., López, J., Andersen, D.B., & Retherford, B.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 178, "width": 429, "height": 79, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2014). Measuring perceptions of climate change in northern Alaska: pairing ethnography with cultural consensus analysis, Ecology and Society, 19 (4), 27. Cordero, R.L., Suma, M., Krishnan, S., Bauch, T.C., & Anand, M. (2018). Elements of indigenous socio-ecological knowledge show resilience despite ecosystem changes in the forest-grassland mosaics of the Nilgiri Hills, India, Palgrave Communications, 4 (105), 1-9.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 258, "width": 429, "height": 66, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Doherty, B., Ensor, J., Heron, T., & Prado, P. (2019). Food Systems Resilience Towards an Interdisciplinary Research Agenda, Emerald Open Research , 1 (4),1-17. Ewbank, R., Perez, C., Cornish, H., Worku, M., & Woldetsadik, S. (2019). Building resilience to El Niño-related drought: experiences in early warning and early action from Nicaragua and Ethiopia, Disasters, 43 (S3), S345 − S367.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 324, "width": 429, "height": 66, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "File, D.J.M., & Derbile, E.K. (2019). Sunshine, temperature and wind Community risk assessment of climate change, indigenous knowledge and climate change adaptation planning in Ghana Dramani J.M, File National Disaster Management Organization, 12 (1), 22-38. Folke, C. (2016). Resilience (republished), Ecology and Society, 21 (4),44.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 390, "width": 429, "height": 53, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Garmestani, A., Craig, R.K., Gilissen, H.K., McDonald, J., Soininen, N., Doorn- Hoekveld, W.J.V., & Rijswick, H.F.M.W. V. (2019). The Role of Social-Ecological Resilience in Coastal Zone Management: A Comparative Law Approach to Three Coastal Nations, Frontiers in Ecology and Evolution, 7 (410) , 1-14.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 443, "width": 428, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gillson, L., Whitlock, C., & Humphrey, G. (2019). Resilience and fire management in the Anthropocene, Ecology and Society, 24 (3), 14.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 470, "width": 429, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hellin, J., Ratner, B.D., Meinzen-Dick, R., & Lopez-Ridaura, S. (2018). Increasing social- ecological resilience within smal-scale agriculture in conflict-affected Guatemala, Ecology and Society, 23(3), 5.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 510, "width": 428, "height": 26, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Himanen, S. J., Rikkonen, P., & Kahiluoto, H. (2016). Codesigning a resilient food system, Ecology and Society, 21(4),41.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 536, "width": 428, "height": 26, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Holtorf, C. (2018) Embracing change: how cultural resilience is increased through cultural heritage, World Archaeology , 50 (4), 639-650.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 563, "width": 428, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inaotombi, S., & Mahanta, P.C.. (2019). Pathways of socio-ecological resilience to climate change for fisheries through indigenous knowledge, Human and Ecological Risk Assessment An International Journal, 25 (8), 2032-2044.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 603, "width": 429, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jeans, H., Thomas, S., Castillo, G. (2016). The Future Is a Choice: The Oxfam Framework and Guidance for Resilient Development. Oxfam International: Oxford, UK.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 642, "width": 429, "height": 40, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jongen, C., Langham, E., Bainbridge, R., & McCalman, J. (2019) Instruments for Measuring the Resilience of Indigenous Adolescents: An Exploratory Review. Front, Public Health, 7 (194), 1-14.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 682, "width": 426, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelley, T. (2013). Environmental Health Resilience, Environmental Health Insights, 7, 29–", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 695, "width": 17, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "31.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 429, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kobarsih, M., & Siswanto, N. (2018). Penanganan Susut Panen dan Pasca Panen Padi Kaitannya dengan Anomali Iklim di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, Planta Tropika Journal of Agro Science, 3 (2), 100-106.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 169, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2527-9319; E-ISSN: 2548-9747", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 781, "width": 18, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "364", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 429, "height": 40, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kuyu, C.G., & Bereka, T.Y. (2019). Review on contribution of indigenous food preparation and preservation techniques to attainment of food security in Ethiopi, Food Science and Nutrition, 8 (1), 1-13.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 125, "width": 428, "height": 66, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Leite, M., Ross, H., & Berkes, F. (2019). Interactions between individual, household, and fishing community resilience in southeast Brazil, Ecology and Society 24 (3), 2. Lunga, W., & Musarurwa, C. (2016). Indigenous food security revival strategies at the village level: The gender factor implications, Jàmbá: Journal of Disaster Risk Studies, 8 (2), 1-17.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 191, "width": 428, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mavhura, E. (2017). Building resilience to food insecurity in rural communities:", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 205, "width": 399, "height": 26, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evidence from traditional institutions in Zimbabwe, Jàmbá: Journal of Disaster Risk Studies, 9 (1),1-9.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 231, "width": 429, "height": 66, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "McCubbin, S. G., Pearce, T., Ford, J.D., & Smit, B. (2017). Social–ecological change and implications for food security in Funafuti, Tuvalu, Ecology and Society 22 (1),53. Mohajan, H.K. (2018). Qualitative Research Methodology in Social Sciences and Related Subjects, Journal of Economic Development, Environment and People, 7 (1), 23-48.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 297, "width": 429, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nopianti, R. (2016). Leuit Si Jimat: Wujud Solidaritas Sosial Masyarakat Di Kasepuhan Sinarresmi, Patanjala, 8 (2), 219 – 234.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 324, "width": 428, "height": 40, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nuno, L., Raka, I.G.N., & Yuswanti, R.H. (2017). Pengaruh Penundaan Waktu Prosesing Terhadap Mutu Benih Padi (Oryza sativa l.) Varietas Membramo, E- Jurnal Agroekoteknologi Tropika , 6 (3), 259-268.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 429, "height": 39, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "O’cornor, D., Noyles, P., Ilcan, S., Oliver, M. (2016). Living with insecurity: Food security, resilience, and the World Food Programme (WFP), Global Social Policy 17 (1), 1-18.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 404, "width": 429, "height": 66, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ohleky, M.P., Pattiselanno, A.E., & Kaplale, R. (2017). Namlai Kerne : Kearifan Lokal Dan Ketahanan Pangan Masyarakat Desa Werwaru Kecamatan Moa Kabupaten Maluku Barat Daya, Agrilan : Jurnal Agribisnis Kepulauan, 5 (2),114-131. Östh, J., Dolciotti, M., Reggiani, A., & Nijkamp, P. (2018). Social Capital, Resilience and Accessibility in Urban Systems: a Study on Sweden, Netw Spat Econ, 18 (2),", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 470, "width": 44, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "313–336.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 483, "width": 428, "height": 26, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Puspitasari, C. (2018). Cultural Resilience In Kampung Mahmud As An Effort To Preserve Historic Area. Jurnal of Islamic Architecture 5 (3):151-158.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 510, "width": 428, "height": 26, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Raheem, D. (2018). Food and Nutrition Security as a Measure of Resilience in the Barents Region, Urban Science, 2 (72),1-15.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 536, "width": 429, "height": 40, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salomon, A. K., Quinlan, A.E., Pang, G.H., Okamoto, D.K., and Vazquez-Vera, L. ( 2019). Measuring social-ecological resilience reveals opportunities for transforming environmental governance, Ecology and Society, 24 (3),16.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 576, "width": 428, "height": 26, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Schipanski, M. E., Graham, K., MacDonald., et al. (2016). Realizing resilient food systems, BioScience, 66 (7), 600–610.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 603, "width": 429, "height": 52, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta:Bandung. Suwati, Wiryono, B., & Romansyah, E. (2018). Analisis Susut Hasil Padi Pada Lahan Kering Dan Implikasinya Terhadap Perekonomian Di Kabupaten Lombok Tengah, Jurnal Ulul Albab , 22 (2), 105-109.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 656, "width": 429, "height": 39, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tamitiadini, D., Dewi, W.W.A., & Adila, I. (2019). Inovasi Model Mitigasi Bencana Non Struktural Berbasis Komunikasi, Informasi, Koordinasi Dan Kerjasama. Komunikasi XIII (01), 41-52.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 695, "width": 428, "height": 40, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tammar, A., Abosuliman, S.S., & Rahaman, K.R. (2020). Social Capital and Disaster Resilience Nexus: A Study of Flash Flood Recovery in Jeddah City, Sustainability 12 (4668), 1-6.", "type": "List item" }, { "left": 184, "top": 36, "width": 329, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ETNOSIA: Jurnal Etnografi Indonesia 5(2): Indigenous Cipatat Kolot Society", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 782, "width": 18, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "365", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 40, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tarusarira, J., & Manyena, B. (2016). Reconciliation in Zimbabwe: Building Resilient Communities or Unsafe Conditions?, Journal of Conflict Transformation & Security, 5 (1), 54-74.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 125, "width": 428, "height": 26, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tendal, D.M., Joerin, J., Kopainsky, B., et al. (2015). Food system resilience: Defining the concept, Global Food Security, (6), 17-23.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 152, "width": 431, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tremblay, R., Landry-Cuerrier, M., & Humphries, M.M. (2020). Culture and the social- ecology of local food use by Indigenous communities in northern North America, Ecology and Society, 25(2), 8", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 191, "width": 429, "height": 40, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ulrichs, M., Slater, R., & Costella, C. (2019). Building resilience to climate risks through social protection: from individualised models to systemic transformation . Disasters, 43 (S3), S368 − S387.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 231, "width": 428, "height": 26, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ungar, M. (2018). Systemic resilience: principles and processes for a science of change in contexts of adversity, Ecology and Society, 23 (4), 34.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 258, "width": 429, "height": 79, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Valés-Planells, M., Galiana, F., & Díez-Torrijos, I. (2019). Agricultural abandonment and resilience in a Mediterranean periurban traditional agroecosystem: a landscape approach, Ecology and Society, 25 (1), 5. Veronika, L. (2013). Memahami Sistem Pengetahuan Budaya Masyarakat Pegunungan Tengah, Jayawijaya, Papua dalam Konteks Kebencanaan, Antropologi Indonesia 34 (2),134-151.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 337, "width": 428, "height": 27, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wenger, C. (2017). The oak or the reed: how resilience theories are translated into disaster management policies, Ecology and Society , 22 (3), 18.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 429, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wiradimadja, A. (2018). Kearifan Lokal Masyarakat Kampung Naga Sebagai Konservasi Alam Dalam Menjaga Budaya Sunda. Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis 3 (1), 1-8.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 404, "width": 428, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Worstell, J., & Green, J. (2017). Eight qualities of resilient food systems: Toward a sustainability/resilience index, Journal of Agriculture, Food Systems, and Community Development , 7(3), 23–41.", "type": "List item" } ]
4b03e67b-26c5-ed36-ab41-e0d7245a7918
https://jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/acintya/article/download/2290/2113
[ { "left": 64, "top": 794, "width": 18, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "01", "type": "Page footer" }, { "left": 238, "top": 796, "width": 125, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "234 567ÿ 9ÿ 3 ÿ 9ÿ 5 ÿ 90", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 45, "width": 341, "height": 62, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 4 ÿ 774 ÿ 7 ÿ 5 ÿ", "type": "Picture" }, { "left": 187, "top": 88, "width": 322, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "!\"#ÿ $!%ÿ $&ÿ $!$'($') $$))ÿ", "type": "Picture" }, { "left": 293, "top": 106, "width": 97, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "!')%", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 151, "width": 476, "height": 328, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "*+ÿ ,*+-. . /+,*0-. 12+3004 506 789: ;<=: >?@ÿ BCD Eÿ FGH @IJ D K@ÿ FL ÿ J ?D Mÿ N @M@CN I?ÿ OCMÿ J Fÿ IN @CJ @ÿ Cÿ BFP@Q ÿ FL ÿ MFID CQ ÿ D EJ @RNCJ D FEÿ D Eÿ J ?@ÿ S@NL FNBCEI@ FL ÿ TCN FERMCD ÿ UCEI@ÿ CEPÿ J Fÿ GVD Q Pÿ VEP@NMJ CEPD ERÿ FL ÿ BVQ J D IVQ J VNCQ ÿ COCN @E@MMÿ GCM@Pÿ FEÿ J NCPD J D FECQ CNJ MW ÿ >?@ÿ J CN R@J ÿ FL ÿ J ?D Mÿ MJ VPXÿ OCMÿ J ?@ÿ L FNBVQ CJ D FEÿ FL ÿ Cÿ MFID CQ ÿ D EJ @RNCJ D FEÿ BFP@Q ÿ D Eÿ J ?@ÿ S@NL FNBCEI@ FL ÿ TCN FERMCD ÿ UCEI@W ÿ >Fÿ CI?D @K@ÿ J ?D Mÿ RFCQ Y ÿ N @M@CN I?@NMÿ VM@Pÿ P@MIND SJ D K@ÿ CECQ XJ D ICQ ÿ B@J ?FPMW ÿ >?@ PCJ CÿO@N @ÿFGJ CD E@PÿGXÿIFEPVIJ D ERÿD EJ @NKD @OMY ÿFGM@NKCJ D FEY ÿPFIVB@EJ CJ D FEW ÿÿ>?@ÿN @MVQ J MÿFL ÿJ ?D M N @M@CN I??CK@ÿL FNBVQ CJ @PÿCEÿCIIFBBFPCJ D FEÿBFP@Q ÿJ ?N FVR?ÿCEÿCPCSJ CJ D FEÿSN FI@MMW ÿZPCSJ CJ D FE J ?CJ ÿ D Mÿ PFE@ÿ D Mÿ D Eÿ J ?@ÿ CJ J D J VP@ÿ CPCSJ CJ D FEÿ O?D I?ÿ D Mÿ GXÿ MJ N @ERJ ?@ED ERÿ J ?@ÿ @BFJ D K@ÿ CEPÿ IFRED J D K@ÿ @Q @[ B@EJ MW ÿ >?@ÿ M@IFEPÿ D Mÿ L VEIJ D FECQ ÿ CPCSJ CJ D FEÿ GXÿ CPCSJ D ERÿ J Fÿ ND J VCQ ÿ L VEIJ D FEMY ÿ @EJ @NJ CD EB@EJ ÿ L VEI[ J D FEMY ÿ CEPÿ MSFNJ Mÿ CEPÿ IFBS@J D J D FEÿ L VEIJ D FEMW \\]^_`;a9b ÿ c EJ @RNCJ D FEÿ dFP@Q Y ÿ TCN FERMCD UCEI@Y ÿ ZII@SJ CEI@ 4 ÿ e$)f\"&\")", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 480, "width": 193, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ÿg37ghÿh7 ÿi75j 5gk", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 495, "width": 233, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "g7l7 m6ÿ l5g4 nÿ n4 ÿ h mk ÿ h 7lm 6ÿ m g3 o gh ÿ34 7nÿ5ÿn ÿpqÿ7m 677 l gÿ l5mÿ 6i ÿ 7 mÿ g7l7 m6", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 538, "width": 236, "height": 131, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 6ÿ h7 ÿ i7 5j 5gÿ 7 7 ÿ 7l7 iÿ i754 h mÿ ÿ ÿ 4 6ÿ l5g5ÿ 7 h 7l5 ÿ 67mm5gÿ h 4 n mÿ l7 l7ÿ ÿ h 5ÿ 7mÿ 4 k ÿ g 3763ÿpqÿ67mm5gÿ h 4 n 7 g54 5 4 h67ÿ 5 5gÿ 67j 74 hgÿ g3 gÿ l5 ÿ g7h7 ÿ h ÿ 7mÿ l7 5gÿ i7 5j 5g ÿl5ÿ l ÿ ri5ÿ ÿ s3h 6ÿp q 67mm5gÿ h 4 nÿ 654 g54 5 ÿ 5 5gÿ 675j 5gg g5 ÿi7m5nÿl5ÿ6tÿ 7ni", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 667, "width": 236, "height": 88, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "i7 g76lmÿ 7 7 ÿ ÿ u 37h 7j gÿ g7l7 m6ÿ 7 h7l5 ÿ 676i5 h7j nÿ ij mÿ mÿ ÿ i ÿ 55 ÿ h7j gÿ v6 ih7j n4 ÿÿw4 7ÿx34 ÿpqÿÿyj g3l 376j 3ÿp 9zzq ÿ677l5 gÿg7l5{ g7l5ÿl7hÿmÿ676i7m5n ÿh7", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 754, "width": 236, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "i7 5j 5gÿ ÿ u 37h ÿ g ÿ 6hÿ i h7j nk", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 481, "width": 235, "height": 103, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "x 5k ÿ 5nk ÿ u h4 6k ÿ w k ÿ ÿ s h 7ÿ p | 3iq s7l5{g7l5ÿl7h ÿ 7h7l5 ÿn 4 6ÿ l7 5gÿ i7 5j 5gk ÿ i 3i7 k ÿ 4 5 ÿ t7 k 3g3nk ÿ 5i5ÿ 4 ÿ h7lm ÿ l7 5gÿ i76l74 j g7iÿ6hg ÿ}74 hÿn h 3 hÿ 7 h7l5 677mhgÿ ÿ g7h ÿ 5 5gÿ 67mg5 ÿ 67mi 7h h ÿ g7l5ÿ 4 ÿ mÿ 67 5ÿ 4 6", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 582, "width": 236, "height": 103, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "h7 ÿ i7 5j 5g y4 6ÿ g3 7ghÿ 7 7 k ÿ 6h5gÿ 5h5 { 5h5 ÿ 6tÿ 5i5ÿ g7l5ÿ 4 ÿ 4 6ÿ h5 5 l7 5gÿh7 ÿi7 5j 5gk ÿh7i7 ÿiÿh7 i7 5j 5gÿ g7 3i gÿmÿ 676h5ggÿ5h5 i7 5j 5gÿ l ÿ 4 6ÿ l7 5gÿ i7 5j 5gÿ h ~k ÿ t77 5mÿ 5j 5gÿ 5 5gÿ g7l5 5nÿ 7h 7 h", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 683, "width": 236, "height": 88, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 l7ÿ n4 ÿ 7mÿ ~mÿ mÿ 676i5 g7t77 5mÿ i4 36 hÿ ÿ 734 3m hk ÿ 7 5 6 g7 gÿ 36{ 36ÿ u h4 6ÿ n ÿ 4 6ÿ l7 5gÿ 4 g3ÿ~m ÿs 7ÿÿi7i5ÿ g3 gÿ ÿ 5ÿ 5ÿ 4 7l nÿ g7l5ÿ iÿ h7 i7 5j 5gÿ 7 h7l5 k ÿ i7 h7ih ÿ g ÿ 677l5", "type": "Text" }, { "left": 520, "top": 794, "width": 18, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "01", "type": "Page footer" }, { "left": 239, "top": 796, "width": 124, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "234 567ÿ 9ÿ 3 ÿ 9ÿ 5 ÿ 90", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 89, "width": 236, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 ÿ7 5ÿ7ÿ654 54 54 ÿ 6 ÿ ÿ ÿ ÿ 5ÿ 5 ÿ 34 7", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 118, "width": 72, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 ÿ 6ÿ", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 118, "width": 235, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9 09! ÿ \"\"# $ ÿ %ÿ 7 7 ÿ ÿ & 676&7 34 7ÿ 65ÿ ' ÿ ÿ 5&5ÿ 37&(", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 146, "width": 105, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "37&ÿ 75ÿ", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 146, "width": 235, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 ÿ 4 ÿ )$ ÿ 4 6 & 37ÿ * + 37 * ÿ 7 5ÿ 4 7 ÿ ÿ 7 7 ÿ ÿ 65ÿ ÿ ÿ ' ÿ ÿ 7 4 ÿ ÿ 7 , ÿ 654 54 5 4 -7' ÿ 73 $ ÿ . ' 3ÿ / ÿ 0 ' ÿ 9 0!", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 218, "width": 233, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12(3#ÿ67 74 ÿ%ÿ&", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 233, "width": 235, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "654 54 5 4 67ÿ 7 ÿ ÿ 73 ÿ 456 7 5896 ÿ ;6 5< 896 = >?@ ÿAB>9= CÿDE96", "type": "Picture" }, { "left": 169, "top": 247, "width": 128, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BFG$ ÿÿ7&", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 262, "width": 236, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "%ÿ 6 ÿ ÿ 7 ÿ ÿ H 5( H 5 ÿ 7 6ÿ 4 ÿ 74 ÿ 6$ ÿ 7 $ ÿ $", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 290, "width": 220, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ÿ 5$ ÿ 676 4 ÿ ÿ 5 5ÿ 677& 7", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 305, "width": 225, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 ÿ 5ÿ 7' ÿ 763 ÿ I73 ÿ 6ÿ", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 319, "width": 208, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "74 ÿ ÿ 676 ÿ 7 ÿ 5", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 334, "width": 233, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 7 5$ ÿ 765ÿ 7 ÿ5ÿ74 36&3 6 3 ÿ 74 &5 ÿ ÿ 4 6ÿ 5 5ÿ 6 7 & ÿ H 5ÿ 7 4 ÿ 74 ÿ", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 362, "width": 236, "height": 31, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 ÿ 5ÿ ÿ 7 7ÿ 7&7 ÿ %$ ÿ -5$ ÿ -56 $", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 391, "width": 237, "height": 45, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "J5 $ ÿ + 4 6$ ÿ 7$ ÿ K 5$ ÿ )5ÿ ÿ 6 ÿ 4 5 ÿ7' ÿ556$ ÿ6 ( 6 H 5ÿ 7 ÿ 675 5ÿ 7 ÿ 5$", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 434, "width": 234, "height": 45, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ÿ 34 7ÿ 6776 ÿ K4 ÿ ÿ 7 %ÿ 654 54 5 4 67ÿ 675 ÿ ÿ H 5ÿ 5 5 7 &ÿ 677&", "type": "Table" }, { "left": 140, "top": 463, "width": 160, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 ÿ 7 ÿ 5ÿ 75", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 478, "width": 165, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7ÿ 4 ÿ 74 ÿ 6 ( 6", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 492, "width": 80, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "I7 ÿ 7ÿ", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 492, "width": 233, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 ÿ 7 75 $ ÿ ÿ 3 ÿ -34 3 7 & ÿ 77 ÿ ÿ 4 6ÿ 7 ÿ 7 5ÿ 7", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 521, "width": 236, "height": 45, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "&7 5 5ÿ ÿ 67 ÿ &7 7ÿ &ÿ 7 ÿ 7 5ÿ &7 5 5ÿ 654 54 5 4 ÿ77 ÿ)", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 550, "width": 236, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 ÿ -7' ÿ5656ÿ55 654 54 5 4 ÿ ÿ 4 ÿ ÿ &7 5 5ÿ 7 75 4 ÿ &ÿ 7 7 4 ÿ 6 ÿ ÿ 74 36&3 55ÿ 4 $ ÿ ÿ 3 ÿ %ÿ ÿ", "type": "List item" }, { "left": 251, "top": 593, "width": 38, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 607, "width": 219, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 ÿ 4 ÿ 4 ÿ &765 ÿ -74 ÿ 5ÿ 4", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 622, "width": 233, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ÿ7 74 ÿ6 ÿ ÿ76 74 36&3ÿ 55ÿ ÿ ÿ ÿ 3 ÿ -34 3ÿ 5 5 67 ÿ &7 5 5ÿ 7 75 7 ÿ6 ÿ ÿ74 36&3", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 679, "width": 230, "height": 31, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "55ÿ ÿ 4 ÿ ÿ 67 ÿ &7 ÿ 4 6 &7 5 5ÿ ) 3 $ ÿ 7ÿ 3 ÿ -34 3ÿ &7", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 708, "width": 41, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "674", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 708, "width": 233, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 ÿ 6 ÿ 74 6ÿ 7 ÿ 7ÿ 7 ÿ 74 36&3ÿ55ÿÿ&ÿ 5ÿ9 0ÿ 765 ÿ 7 54 ÿ&ÿ 5ÿÿ %4 5&5 4 6ÿ 4 ÿ ÿ 7' 4 ÿ )7 ÿ 5&ÿ 4 5", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 89, "width": 234, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "&ÿ ÿ 5ÿ ÿ 74 36&3ÿ 55ÿ ÿ 7 ÿ 7 3, 4 ÿ & ÿ 6765 ÿ ÿ 77 6", "type": "Table" }, { "left": 309, "top": 118, "width": 37, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "65*", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 118, "width": 236, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "$ ÿ # ÿ L4 7ÿ 7ÿ 5$ ÿ 7 ÿ 7 &7 5 5ÿ ) 3 ÿ ÿ &7 ÿ 7' ÿ 5 &ÿ 7 &ÿ &7 ÿ 5ÿ ) 5ÿ M ÿ + 64 7# ÿ", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 161, "width": 236, "height": 45, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "& ÿ 7 6ÿ34 7ÿ6 ÿ%$ ÿ &74 5ÿ 5ÿ ÿ 6 ÿ %ÿ 67 ÿ 4 &7 ÿ 4 6ÿ 3 7ÿ 7 75", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 204, "width": 233, "height": 45, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "774 ÿ ÿ 4 5ÿ 7ÿ 674 &ÿ ÿ 6ÿ77 7 6ÿ 6 ÿ 75ÿ 74 36&3ÿ 55ÿ 7 75 ÿ 7 &", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 247, "width": 237, "height": 45, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "77 ÿ 3 ÿÿ&74 5ÿÿ 7 4 ÿ 4 6 ÿ 774 ÿ ÿ ÿ 65ÿ 5 5 675 ÿ 764 ÿ &7 34 ÿ 4 6ÿ ÿ 4 6 ÿ 34 7", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 290, "width": 233, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "74 36&3ÿ 55ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ -34 3$ ÿ 65", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 305, "width": 233, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 7 ÿ , 35ÿ &ÿ & 37ÿ 7 ÿ ÿ 7 7 5 6ÿ&ÿ77 ÿ) 3 ÿ5 5ÿ4 7 676&7 5 ÿ 6&4 767 ÿ77 6ÿ4 6 &77 ÿI54 ÿ ÿ765ÿ55", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 362, "width": 236, "height": 45, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "677 & ÿ 6374 ÿ 7 ÿ 3 4 ÿ 4 6ÿ 7 &7 5 5ÿ 3 $ ÿ &ÿ & ÿ 7 & &ÿ 77 ÿ 4 ÿ ÿ 74 ÿ 3 4 ( 6", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 420, "width": 235, "height": 76, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NNO ÿ QRSTUVUWUX YO SZ[\\] ÿ U^Z_Z[Y`a ÿ bc[YdYÿ eY[Yÿ `\\fa e\\gh cfi c^Yfÿ ja Zfkÿ [Yfÿ TYgZfk`Ya l363 ÿ675&ÿ5 5ÿ&37 77 7 6ÿ 5 5ÿ 5ÿ 7 &ÿ 5ÿ 4", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 495, "width": 236, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7ÿ 7 &ÿ 676&7 ÿ 55 ( 55 ÿ 5 6 ÿ 75ÿ 4 $ ÿ 7 ÿ 7 7 5ÿ 55 ÿ 7 6ÿ 4 6ÿ 55( 55ÿ 3 4 ÿ H 5ÿ ÿ 74", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 538, "width": 233, "height": 45, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "36&3( 74 36&3ÿ 755 7ÿ 3 6( 3 6ÿ ÿ 4 ( 4 ÿ ÿ 7 4 5ÿ 6 ÿJ75 5 ÿ l4 3ÿ/ 4 %7 ÿ 1!", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 567, "width": 236, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "91 # $ %ÿ 7' ÿ 3 34 3 ÿ 363 ÿ 675", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 596, "width": 237, "height": 131, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "&7ÿ m7nÿ ÿ &7ÿ m& 37n ÿ l363 7 ÿ&7ÿ7ÿ675 5ÿ7 55ÿ ÿ 7 ÿ 5ÿ ÿ ÿ ÿ 7 6$ 7ÿ & ( & ÿ ÿ 674 5ÿ 363 7 75 ÿ 7 &ÿ 67 ÿ 4 ÿ ÿ 3 6ÿ 3 4 ÿ 7 4 5ÿ 5656ÿ 4 6ÿ 5 5ÿ 6 ÿ ÿ &7 & 37$ ÿ55ÿ3 4 ÿ ÿ7 $ ÿ ÿ $ 5&5ÿ ÿ6ÿ7ÿ363 ÿ 4 5ÿ 674 4 5 ÿ & 37ÿ & ÿ ÿ 5ÿ 5", "type": "Table" }, { "left": 313, "top": 725, "width": 225, "height": 31, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5ÿ 4 7 o4 6ÿ & 37ÿ 363 ÿ 7 75 $ ÿ 4 3", "type": "Table" }, { "left": 314, "top": 754, "width": 227, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5ÿ 5 ÿ7'ÿ 7 5ÿ67 ÿ&", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 45, "width": 268, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ÿ l363 ÿ)5ÿ7 ÿJ374 ÿ77 7 6ÿ77 ÿ) 3", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 794, "width": 18, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "01", "type": "Page footer" }, { "left": 238, "top": 796, "width": 125, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "234 567ÿ 9ÿ 3 ÿ 9ÿ 5 ÿ 90", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 45, "width": 368, "height": 89, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 4 ÿ 774 ÿ 7 ÿ 5 5 6 ÿ ÿ ÿ 7 3 4 ÿ 5ÿ 674 6 7 7ÿ 3 4 ÿ 5 ÿ 6765ÿ ÿ 5 5ÿ 7 4 3ÿ 7! ÿ 7 5 ÿ\" ÿ 3 7 ÿ 7 75 #", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 132, "width": 233, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6ÿ363 ÿ675ÿ 55ÿ!", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 146, "width": 236, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6774 7 ÿ 7 7 ÿ ÿ 67!5 ÿ4 $ÿ 7 ÿ4 $ÿ ÿ7 4 7 ÿ 7! ÿ 73 ÿ 363 ÿ 7 5ÿ5 5ÿ6774 7 ÿ3 4 ÿ 7", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 204, "width": 233, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "77 ÿ 7 5ÿ % ÿ 7 6ÿ 4 ÿ ÿ &'() &* '+", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 218, "width": 234, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ", 37 - ÿ ÿ 4 5ÿ 7ÿ ÿ .75# ÿ 4 ÿ &'/0) '/* 1(ÿ , 36 36 -", "type": "Picture" }, { "left": 89, "top": 247, "width": 199, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ÿ ÿÿ 7 4 ÿ6 6", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 262, "width": 176, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "675 ÿ 5 5 ÿÿ", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 262, "width": 233, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "! ÿ 5 5 774 7 ÿ 7 ÿ 5 5ÿ 3 4 ÿ ÿ 7 2 .7 # ÿ 3)4* 5 )35 * '+ÿ , - ÿ ! ÿ ÿ 4 5", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 305, "width": 76, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 ÿ 7ÿ", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 305, "width": 198, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "676 ÿ 5ÿ ÿ 7 ÿ 4 ÿ 34 7ÿ 75ÿ 74 ÿ ÿ 5ÿ 34 7ÿ ÿ", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 334, "width": 233, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "755ÿ 4 7 ÿ ÿ ÿ ÿ 7 ÿ.776 # ÿ/(6* 35 * '+,67 -ÿ!", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 362, "width": 233, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6774 7 ÿ 3 4 ÿ 7ÿ 2 4 ÿ 676 ÿ 5", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 377, "width": 213, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ÿ7 ÿÿ74 ÿ.74 6ÿ4", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 391, "width": 236, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "&'+&* 7 * 35 * '+,3 4 -ÿ ÿ 5 5ÿ5 6767 765ÿ 7 7 ÿ ÿ 7 ÿ 5 5ÿ 67! ÿ 7 7 52 5ÿ 7 6 .776ÿ 4 ÿ 5 '7 () 35 * '+ÿ , 34 7 - ÿ", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 449, "width": 233, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 ÿ 6ÿ 34 7 ! 3ÿ 5 5 5ÿ 7 5ÿ 363 ÿ ÿ ÿ 7 7 52 5 3 64 ÿ .7 52 5# ÿ 95 35 7 (/35 (ÿ ÿ 5 5ÿ 7 5 363 ÿ 6ÿ ÿ ÿ 7 ÿ 5 7 3 4 ÿ 7ÿ 75 ÿ 7 6ÿ 765", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 521, "width": 233, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 7 ÿÿ 5 5ÿ ÿ 7 7 5ÿ5 5ÿ 674 5ÿ 7 7 ÿ .774 # ÿ 6: ;6* &35 * '+ , 2 5 - ÿ ÿ 5 5ÿ 7 5ÿ 774 7 ÿ 3 4 674 4 5 ÿ 7 4 ÿ .7 76 4 ÿ 4 ÿ 1(<) (<35 * '+ , 7 7 - ÿ ÿ5ÿ774 7 ÿ 77", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 593, "width": 215, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7ÿ ! ÿ 6 6 ÿ ÿ 4 ÿ 67", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 607, "width": 225, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 4 ÿ ÿ ÿ 7 74 2 5 ÿ .7 754 5ÿ 4", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 622, "width": 31, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(7 * /*", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 622, "width": 233, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "+35 * '+ÿ , 74 6 - ÿ ÿ 67 5ÿ 5 5ÿ 5 774 7 ÿ 77 ÿ 7ÿ 4 ÿ 5ÿ 7 7 ÿ674", "type": "Table" }, { "left": 156, "top": 650, "width": 140, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "# ÿ676 ÿ6ÿ5", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 665, "width": 236, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6755 ÿ ÿ ÿ 7 ÿ 3 7 ÿ 7 ÿ 7 52 5ÿ 3", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 694, "width": 214, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ÿ 4 3ÿ ÿ ÿ ÿ .3 ÿ 34 3# ÿ 363 ÿ", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 708, "width": 230, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 2 ÿ!775ÿÿ7 5ÿ36 36 ÿ", "type": "Table" }, { "left": 67, "top": 722, "width": 215, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "34 7 # ÿ 7 7 4 ÿ 6 ÿ ÿ 7 7ÿ ÿ 7 ÿ 55ÿ ÿ 55ÿ 6ÿ ÿ 3", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 751, "width": 234, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 7 ÿ 7 75 ÿ4 7 ÿ ÿÿ 3 7", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 89, "width": 236, "height": 102, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "$ 67$ ÿ , 73 - ÿ ÿ 7! ÿ 34 3 = 5ÿ 55ÿ 3 3 54 5 4 ÿ > ÿ $ÿ 7 4 ÿ ÿ 4 6ÿ 74 363ÿ 3 ÿ ÿ 4 3 7 75 ÿ ÿ 7 ÿ ÿ 5 5ÿ 67 5 ÿ 54 5ÿ 5 5 ÿ 5 5ÿ 674 ÿ 75ÿ ? 7 # ÿ 5ÿ 74 ÿ 3 ÿ ? ÿ 7 2 5ÿ ÿ7ÿ 5 5 ÿ5 5ÿ67 5", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 190, "width": 230, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "75ÿ 3 ÿ 4 ÿ ÿ 7 4 ÿ ÿ 4 6", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 204, "width": 232, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 7 ÿ 7 75 ÿ ÿ ÿ 7 2 ÿ 74 67 7ÿ 7 ÿ 77 ÿ5 5ÿ 6766 ÿ 672 4 ÿ 75ÿ ÿ 67 7ÿ 5 .7 ÿ6 ÿ ÿ7 ÿ 5 6ÿ 4 ÿ 4 6ÿ 54 ÿ ÿ 4 5ÿ ÿ 7", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 276, "width": 236, "height": 45, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 5ÿ 3 7 ÿ 4 6ÿ 7 7 7 ÿ 74 ÿ 5ÿ 7 677ÿ, 55 ÿ$-ÿÿ ÿ 54 4 5# ÿ ÿ ÿ 7 5 ÿ $ÿ 67 7", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 319, "width": 233, "height": 45, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 ÿ 7 4 ÿ 4 6ÿ 54 # ÿ 7ÿ ÿ 77 3 6 ÿ ÿ # ÿ 7 ÿ 3 ÿ 7 ÿ$ÿ ÿ6 5ÿ74 6ÿ= ÿ 5", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 362, "width": 231, "height": 45, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 7 7# ÿ 7 ÿ 67 7ÿ 7 ÿ ÿ 4 5 # ÿ ÿ 76 ÿ 4 ÿ @ 33ÿ ÿ 6 5ÿ ÿ 7 4 4 6ÿ", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 391, "width": 232, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5! ÿ ÿ 5 5ÿ ÿ 674 &'/0) '/* 1(ÿ 4 ÿ ÿ 5 5ÿ 7 7 ÿ 67 ÿ 677 ÿ 7ÿ ÿ 4 ÿ A4 ÿ 4 ÿ ÿ 34 7ÿ 3 ÿ 74 363ÿ ÿ 7 ÿ 5 6ÿ", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 449, "width": 236, "height": 88, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 ÿ 67 7ÿ 6766 ÿ ÿ 677 ÿ 7B 7 ÿ 7 7 ÿ 3 ÿ ÿ 4 3ÿ ÿ 3 5 74 ÿ !77 5ÿ ÿ 7 5ÿ 36 36 # 7 7 ÿ 3 ÿ ÿ 4 3ÿ 2 5ÿ !77 5ÿ 7 5ÿ5 '7 ()35 * '+ÿ, 34 7 -ÿÿ 7", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 535, "width": 236, "height": 117, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6ÿ 5 '7 ()3+C 03)5 * &* 035 * '+ÿ 5ÿ 5 5ÿ 7 5 363 ÿ ÿÿ7 7 52 5ÿ 364 D363 ÿ 4 6ÿ 7 5ÿ 34 7 ÿ ÿ 6767 4 5 7 ÿ 77 ÿ 3 ÿ 5ÿ 74 363ÿ ÿ ÿ4 ÿ4 6ÿÿ67 7 ÿ . 7ÿ 3 7 ÿ 73 ÿ 54 5 4 ÿ 7 75 7 2 ÿ 4 6ÿ 5ÿ 7ÿ ÿ 4 6ÿ 7 ÿ 3 4 ÿ3 ÿ74 363# ÿ 7 ÿ ÿ", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 650, "width": 235, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 7 52 5ÿ 3 64 ÿ ÿ 4 6ÿ 74 363ÿ 7 75 7 ÿ 7ÿ 74 ÿ 75ÿ ÿ 6ÿ 4 ÿ 7 76ÿ ÿ 5 ÿ 34 7ÿ 3 ÿ 74 363 7 7 ÿ 7 75", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 708, "width": 234, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "\"4 6ÿ 3 7 ÿ 363 # ÿ 5ÿ 7 ÿ 5 4 7 ÿ ÿ 7 4 ÿ 3 4 ÿ 5 ÿ 7 ÿ 677 6", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 737, "width": 233, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 7ÿ 5# ÿ ÿ 7 5ÿ 77 6ÿ 5 5 ÿ 674 4 5 ÿ 7 5ÿ 7! ÿ 77", "type": "Table" }, { "left": 520, "top": 794, "width": 18, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "01", "type": "Page footer" }, { "left": 239, "top": 796, "width": 124, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "234 567ÿ 9ÿ 3 ÿ 9ÿ 5 ÿ 90", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 89, "width": 236, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 6 ÿ 7ÿ 37 ÿ 7 75 ÿ 3 3 ÿ 77ÿ55ÿ ÿ7 ÿÿ6ÿ 675 ÿ77ÿ 775 ÿ4 6ÿ4 5 6 ÿ ÿ 6ÿ 55ÿ 6 ÿ", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 146, "width": 232, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 7 ÿ4 5 ÿÿ77 ÿ 4 ÿ", "type": "Table" }, { "left": 73, "top": 161, "width": 71, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "76ÿ", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 161, "width": 234, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 6ÿ 37ÿ 363 ÿ 7 77ÿÿ67 ÿ74 ÿ! 54 ÿ 74 363ÿ 3 ÿ ÿ 4 3 ÿ \"77 ÿ 67 7ÿ # ÿ 7 6ÿ 4 ÿ 77 ÿ 7 7 5 5ÿ6", "type": "Table" }, { "left": 124, "top": 218, "width": 141, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6ÿ67# ÿ5#ÿ7", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 233, "width": 236, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 6ÿ 7 ÿ 7 5 5ÿ ÿ 67 7ÿ 7 74 \"75ÿ7 5ÿ363 ÿÿÿ", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 262, "width": 236, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 6ÿ77 ÿ3 ÿ ÿ 74 7ÿ 7665ÿ 3 ÿ 74 363ÿ 5 5ÿ 7 7ÿ 5ÿ ÿ 7 ÿ ÿ 76", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 305, "width": 234, "height": 45, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ÿ 74 363ÿ 3 ÿ ÿ 3 ÿ 77ÿ 67 5 77 ÿ ÿ6 ÿ$ 33ÿ 7 567 ÿ ÿ $ 33 ÿ $7 5 6ÿ ÿ 4 5", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 348, "width": 233, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "34 7ÿ 3 ÿ 74 363ÿ ÿ 7 7 ÿ %ÿ 5 ÿ76ÿ& 4 6 ÿ'7# ÿ 73 ÿ", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 377, "width": 63, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "67 5ÿ", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 377, "width": 67, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 5ÿ 37ÿ", "type": "Table" }, { "left": 84, "top": 377, "width": 213, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "775 ÿ ÿ ÿ ÿ 4 ÿ 3 6 ÿ ÿ 4 5 ÿ 55ÿ 7ÿ 7", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 406, "width": 235, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 5ÿ 5ÿ ÿ 76 ÿ 4 ÿ ÿ 3 6 3 6ÿ 4 6ÿ 67#3ÿ 5 5ÿ 363 ÿ 7 ÿ ÿ ÿ 765 ÿ 5 5ÿ ÿ", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 449, "width": 230, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ÿ 4 ÿ 5ÿ 3 6ÿ ÿ 74 ÿ ÿ ( \"4 ÿ ) *7 ÿ + 99", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 463, "width": 233, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "99,- ÿ 37ÿ ÿ 7 5ÿ 5ÿ 4 37ÿÿ ÿ65ÿ675ÿ5 5", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 492, "width": 233, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "#ÿ ÿ 74 ÿ 7 4 5ÿ 4 6 ÿ ÿ *75 5 ÿ .4 3", "type": "Picture" }, { "left": 64, "top": 506, "width": 225, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "/ 4 %7 ÿ 4 6ÿ 37ÿ ÿ 7 75 ÿ 7 4 6ÿ 5ÿ 3 ÿ ÿ 3 ÿ 7 6ÿ ÿ 3", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 535, "width": 112, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 5 ÿÿ", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 550, "width": 131, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 ÿ3 ÿ7 6", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 564, "width": 234, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "#77 5ÿ 67 ÿ ÿ 7 ÿ 3! 4 ÿ \" 7 ÿ ÿ 3 ÿ 7 6ÿ ÿ 7 4 5ÿ 7", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 593, "width": 194, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ÿ 54 5 ÿ 7ÿ ÿ 7 7ÿ 4 ÿ 74", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 607, "width": 216, "height": 45, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 ÿ ÿ 55 ÿ 55ÿ 6 ÿ \"75 ÿ 7 6 3 ÿ 74 7 ÿ 7ÿ ÿ 5ÿ 7 ÿ 7 4 5ÿ 75ÿ ÿ65#54 ÿ 7ÿ 7 ÿ", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 636, "width": 233, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7# 77ÿ37 7 ÿÿ7ÿ", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 665, "width": 218, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "767 ÿ5 5ÿ67# ÿ7 4 ÿ\"7 755ÿ 76ÿ", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 679, "width": 234, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "! ÿ ÿ 7 ÿ 7 7 7 5ÿ77 77 ÿ 7 4 5ÿ 7 5 7 5 ÿ ÿ 56 7 ÿ ÿ 755ÿ 7 76 ÿ ( / 4 %7", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 737, "width": 197, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0+ 91 91- \"3 ÿ 4 5 ÿ 4 ÿ 37ÿ", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 89, "width": 225, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ÿ 4 7 ÿ 67 ÿ ÿ 3 ÿ 7 6 ÿ \"3", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 103, "width": 233, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 5 ÿ 7 75 ÿ67 5ÿ5ÿ4 5 ÿ", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 118, "width": 236, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 5ÿ ÿ ÿ 7 55ÿ 7ÿ 7 4 5 7 4 5ÿ 7 6 ÿ 75ÿ 55ÿ 7 ÿ ÿ 7 ÿ 3 ÿ 7 6 ÿ ÿ 3 ÿ 4 5 ÿ 7 ÿ 7 76ÿ 75 ÿ 7ÿ 77 55ÿ 7 ÿ ÿ 36 ÿ ÿ ÿ 4", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 190, "width": 236, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "363 ÿ 7 75 ÿ ÿ 4 5ÿ 7ÿ 54 5 ÿ ÿ 7 5ÿ ÿ 5 5ÿ 74 ÿ 7 74 7", "type": "Table" }, { "left": 309, "top": 218, "width": 229, "height": 60, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7# ÿ 67 ÿ 55ÿ 4 6 ÿ 7ÿ 74 6 ÿ 3 ÿ 3 4 ÿ ÿ ÿ 74 ÿ 4 5 ÿ 3 7ÿ 6 ÿ 2 ÿ 7 ÿ 3 ÿ '34 3 ÿ 3 ÿ 7 6ÿ 74 ÿ 7 54 ÿ 4", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 276, "width": 233, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 ÿ 7 5 6ÿ 7 ÿ 7ÿ 7 4 5 7 4 5 ÿ", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 290, "width": 188, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "67 ÿ ÿ 3! 4 ÿ '7 6ÿ", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 305, "width": 236, "height": 45, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "74 ÿ 754 ÿ 6 ÿ ÿ ÿ 7 54 5 \"3 ÿ 4 5 ÿ ÿ 67 ÿ ÿ 7# 7 5 7", "type": "List item" }, { "left": 345, "top": 334, "width": 195, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5ÿ73 ÿ7 ÿ5 5ÿ37 ÿÿ 4 5ÿ ÿ ÿ6", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 362, "width": 230, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "76 ÿ ( %- ÿ 7ÿ 6 ÿ 2 ÿ 7 55ÿ ÿ6 ÿ2 ÿ7ÿ7", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 391, "width": 234, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 ÿ 76 ÿ 37 ÿ ÿ 766", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 406, "width": 233, "height": 88, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 75 ÿ6ÿ754 ÿ6755ÿ77 3 ÿ ÿ 4 3ÿ 7 ÿ 5ÿ 7 6ÿ 5 5 6765ÿ 77 7 6ÿ 3 ÿ 2 ÿ 7 4 6ÿ7 5ÿ6 ÿ% ÿ 55 74 ÿ 44 ÿ 4 ÿ ÿ 4 ÿ 7 ÿ 7 5 ÿÿ 4 5ÿ5 5ÿ67 4", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 492, "width": 219, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "74 5 ! ÿ ÿ 4 ÿ 5ÿ 7 ÿ ÿ \"3 ÿ '34 3 ÿ 7 74 ÿ ÿ 7 75 ÿ", "type": "Picture" }, { "left": 305, "top": 521, "width": 233, "height": 45, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "565ÿ77 ÿ 5 5ÿ ÿ363 7 6 ÿ%ÿ363 ÿ 5 5ÿ5 5 675 ÿ 7 7 ÿ ÿ 3 ÿ 7 ÿ 3 ÿ 5", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 564, "width": 233, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "74 363 74 363ÿ 65 ÿ ÿ 7 7 6 ÿ \"75 ÿ 67#7ÿ 674 7ÿ 7 7", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 593, "width": 233, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 5ÿ767 ÿ% 5 ÿ\"7 ÿ4 ÿ5 5", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 607, "width": 219, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6765 ÿ 7 ÿ7 ÿ6ÿ", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 622, "width": 234, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "74 363ÿ 5ÿ7ÿ4 ÿÿ 5 7 ÿ 7ÿ", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 636, "width": 233, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 ÿ \"776 ÿ 4 ÿ 5 5 674", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 650, "width": 233, "height": 60, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "75 ÿ 74 363ÿ 3 4 ÿ ÿ 7 37ÿ ÿ ÿ 3 ÿ 74 363 77 ÿ 3 ÿ ÿ 4 3 ÿ ÿ 4 ÿ ÿ 7", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 694, "width": 233, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ 7 ÿ 7 3 ! ÿÿ56789 :;<=ÿ ÿ3 ÿ77", "type": "Table" }, { "left": 320, "top": 722, "width": 218, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 ÿ75ÿ4 ÿ ÿ! 5 ÿ", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 737, "width": 12, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 737, "width": 221, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5ÿ34 7ÿ3ÿ ÿ7 ÿ%", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 751, "width": 61, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "\"757", "type": "List item" }, { "left": 358, "top": 751, "width": 180, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5ÿ363 ÿ 775 ÿ ÿ 5", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 45, "width": 268, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ÿ .363 ÿ35ÿ7 ÿ*374 ÿ\"77 7 6ÿ\"77 ÿ3 3", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 794, "width": 18, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "00", "type": "Page footer" }, { "left": 238, "top": 796, "width": 125, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "123 456ÿ 89ÿ 2 ÿ 8ÿ 4 ÿ 980", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 45, "width": 368, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 3 ÿ 663 ÿ 6 ÿ 4 ÿ6 ÿ6 ÿ3 5ÿ26 252 ÿ4ÿ3 5ÿ66 ÿ 2", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 118, "width": 235, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "64ÿ6 4ÿ ÿ252 ÿ4ÿ 6 64", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 132, "width": 140, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "63 ÿ 6 ÿ ÿ !ÿ", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 175, "width": 214, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "\"#$%&'( &)* ÿ )* ,&' ÿ ÿ 5 4ÿ ÿ 3 ÿ 6 6", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 204, "width": 197, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- 4ÿ 44ÿ 63 252ÿ 6 ÿ ÿ 5ÿ", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 218, "width": 236, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 3 ÿ3 5ÿ63 252. 63 252ÿ 2 63 ÿ 6 6 ÿ ÿ 25 ÿ 23 6ÿ 6 6 6 / ÿ 6ÿ6 ÿ 4ÿ5ÿ3 ÿ", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 262, "width": 132, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5654 43 ÿ 6 3 4ÿ ÿ", "type": "List item" }, { "left": 192, "top": 262, "width": 86, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ". ÿ", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 276, "width": 235, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 / ÿ 4 ÿ 03 6ÿ 6ÿ 6 3 4ÿ 4 4ÿ 56544 6 6 ÿ 2 / ÿ 6 ÿ 63 252ÿ ÿ 6 ÿ 4 5ÿ ÿ 6 6 ÿ 1 4ÿ 56 63 ÿ 5263 ÿ ÿ 2 ÿ 663 ÿ 6 ÿ ÿ 6 4", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 334, "width": 234, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ÿ ÿ 652 / ÿ ÿ 2 / ÿ ÿ 65 ÿ 44", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 348, "width": 235, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 ÿ6252ÿ 2 ÿ6ÿ6 ÿ 6 4ÿ 2 / ÿ 6 ÿ 652 / ÿ ÿ 2 / 6 4ÿ ÿ 5654 43 ÿ ÿ ÿ ÿ 2 /", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 391, "width": 235, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 ÿ 6 ÿ 4ÿ 5ÿ 3 6 5ÿ 3 ÿ ÿ 652 / ÿ 3 652 / ÿ 6 ÿ6ÿ5654ÿ6.", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 434, "width": 232, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 ÿ2 / ÿ 6 ÿ 24 ÿ6 6 ÿ 63 252ÿ 6 ÿ 3 2 ÿ 3 5ÿ 3 ÿ ÿ 3 ÿ 66", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 463, "width": 227, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 ÿÿ564ÿ24 ÿ6 6 5 ÿ 4 22 ÿ 5.", "type": "Table" }, { "left": 196, "top": 478, "width": 72, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5ÿ !3 ÿ 6", "type": "Picture" }, { "left": 64, "top": 492, "width": 217, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "63 252ÿ 66 ÿ 4 42 ÿ 6 4 5ÿ 6", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 506, "width": 179, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6ÿ 66 ÿ 6 2ÿ ÿ 2", "type": "Picture" }, { "left": 234, "top": 506, "width": 46, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 ÿ 5", "type": "Table" }, { "left": 73, "top": 521, "width": 216, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 4 ÿ6 ÿ4 22ÿ56 3 ÿ6 4ÿ66", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 535, "width": 228, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "664 ÿ6 ÿ2ÿ4ÿ4 4", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 550, "width": 226, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5656 4 ÿ 6 6 ÿ 5 ÿ 4 22ÿ 2 ÿ 23 2 ÿ 73 ÿ ÿ ÿ 6 3 6ÿ ÿ", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 578, "width": 218, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 ÿ 5 ÿ !ÿ 6 ÿ 6 ÿ 4 22", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 593, "width": 235, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ÿ ÿ 6 ÿ 6ÿ ÿ 254 ÿ 8 2.", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 607, "width": 235, "height": 88, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 2 ÿ 6 ÿ 6 62 ÿ 6 / ÿ 63 3 4ÿ 3 6 ÿ566 ÿ63 ÿ 4ÿ 4ÿ63 45ÿ 66 6 5ÿ 6 ÿ 4 4ÿ ÿ 5 ÿ ÿ 3 4 6 ÿ 4 22ÿ 6 ÿ 4ÿ 4 22 ÿ 03 6 6ÿ . 5. 5ÿ !3 ÿ 6 65 66 ÿ 2 ÿ ÿ ÿ", "type": "Table" }, { "left": 209, "top": 679, "width": 70, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "89902 ÿ 5", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 694, "width": 235, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4545ÿ 5 ÿ 56ÿ !ÿ 66 ÿ 6 64 4ÿ 4 4ÿ 2 45 ÿ 43 2 ÿ 6 4 5ÿ 3 ÿ 65 ÿ. ÿ6 / ÿ 5 / ÿ 6 ÿ 6 ÿ 4 22ÿ 3 ÿ 4ÿ 62 4 ÿ4 4ÿ56454", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 89, "width": 220, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ". ÿ 2 / 2 ÿ 663 4 2 ÿ", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 103, "width": 233, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "45 ÿ 6 ÿ 6 ÿ 4 22ÿ : !! 6ÿ ;4 ÿ 63 2 ÿ <ÿ ÿ 6 656 ÿ 98=> 3 ÿ 652 / ÿ ÿ 56 4ÿ ÿ 4", "type": "Picture" }, { "left": 305, "top": 146, "width": 220, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "64 ÿ 652 23 ÿ ÿ 6 / ÿ 3 4 / ÿ ÿ 6 3", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 161, "width": 235, "height": 117, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 ÿ /ÿ6ÿ4ÿ25 ÿ 4 63 ÿ3 ÿ652 / ÿ ÿ564 63 5ÿ 46 / ÿ ÿ 5 3 ÿ ÿ 6 6 63 2 ÿ6552 ÿÿ63 4 / 625623 2 ÿ 3 5ÿ 63 ÿ ÿ 565 5 3 ÿ ÿ ?3 / / 2 ÿ @66 Aÿ !ÿ ÿ 652 / ÿ ÿ ÿ 6 ÿ 655ÿ 6 B C ÿ ÿ 564 4 ÿ @66 Aÿ : 8998D E9> 2 ÿ F GHGÿ 5654", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 276, "width": 234, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4ÿ ÿ 2 ÿ 6 5ÿ 3 ÿ ÿ 6 ÿ 6 ÿ : I JJK L M NO> ÿ ÿ FGHGÿ 6 ÿ 5ÿ : PJGNM NO> ÿ ÿ Q 6 ÿ I JJK M NOR ÿ 56 4ÿ 3 ÿ 4ÿ ÿ ÿ 2 ÿ !ÿ ÿ 6 ÿ 63 5ÿ 6 6", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 334, "width": 171, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ". ÿ ÿ 3 2 ÿ 6 4ÿÿ", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 334, "width": 237, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 ÿ 652 23 ÿ ÿ 6 ÿ ÿ 3 5ÿ 2 ÿ 66 ÿ 6 ÿ ÿ ÿ ÿ 64ÿ 3 ÿ ÿ 6", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 377, "width": 232, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5ÿ : PJGNM NO> ÿ ÿ 6 ÿ 3 5ÿ . ÿ ÿ 45 ÿ ÿ 442 ÿ 4 2 ÿ 4 2 ÿ 4 ÿ 3 5ÿ 6 ÿ ÿ 6 . ÿ 564 4ÿ", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 420, "width": 236, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 3 4ÿ ÿ . 6 ÿ 6 4ÿ 254 ÿ ÿ 44ÿ 2 3 2 ÿ", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 449, "width": 229, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "! ÿ Qÿ 4ÿ ÿ !4 4ÿ 3 5 ÿ 3 4ÿ 4 4ÿ 564 4ÿ 54 ÿ 53 B6 Cÿ 22 / ÿ ÿ 6 ÿ 2 ÿ 6 . 6 ÿ 5ÿ ÿ", "type": "Table" }, { "left": 347, "top": 492, "width": 159, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 ÿ 6 T6ÿ655ÿÿ 6", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 521, "width": 236, "height": 174, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6ÿ 26ÿ ÿ ÿ 3 / / 2 ÿ @66 Aÿ 6 64 5ÿ ÿ 652 / ÿ ÿ 56 ÿ 4ÿ 54ÿ : JNL U FVÿ WXM NU Y ÿ . ÿ 65 654ÿ 66 6 5ÿ 6ÿ662 ÿ6 6 23 ÿ ÿ ÿ 565ÿ 6 6ÿ 6 2 52 ÿ 23 22 ÿ 44ÿ 4ÿ 2 3 2 ÿ 54 655ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ 63 5 6 44ÿ ÿ 2 / ÿ ÿ 6 3 ÿ 6 ÿ 3 4 6ÿ 26ÿ 2 3 ÿ ÿ 6 ÿ T3 5ÿ 3 ÿ 3 ÿ 63 252ÿ 66 ÿ 3 2ÿ ÿ 2 ÿ ;ÿ 4 4 ÿ 564 4 ÿ 3 6ÿ ? 2 ÿ 6 4ÿ 652", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 679, "width": 235, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "/ ÿ 4ÿ 563 3 4 ÿ 6 6 4ÿ ÿ 6 ÿ 2 ÿ 6 4ÿ 3 5ÿ 63 252ÿ 2 ÿ 6 64", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 722, "width": 221, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 52 ÿ 4 ÿ ÿ 6 3 4ÿ 44ÿ 6 2 ÿ ÿ 63 252ÿ 6 ÿ 6 6 4ÿ ÿ ÿ", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 751, "width": 233, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "63 4 / ÿ ÿ 6 ÿ 6ÿ 2 ÿ 6 6 4", "type": "Text" }, { "left": 520, "top": 794, "width": 18, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "01", "type": "Page footer" }, { "left": 239, "top": 796, "width": 124, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "234 567ÿ 9ÿ 3 ÿ 9ÿ 5 ÿ 90", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 89, "width": 229, "height": 45, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ÿ74 363ÿ7 ÿ 7 7 5 ÿ765ÿ3 6765 ÿ 776 ÿ ÿ 6ÿ 5 5ÿ 7 ÿ 5ÿ 676 ÿ 3 ÿ ÿ 4 3 ÿ 74", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 132, "width": 223, "height": 45, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5ÿ 4 6ÿ 77 ÿ 3 ÿ 6ÿ ÿ 4 6767 ÿ ÿ 5ÿ 6 ÿ ÿ 4 ÿÿÿ 7 ÿ ÿ ÿÿ4", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 175, "width": 210, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6767 ÿ6ÿÿ 65", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 190, "width": 233, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 5 5ÿ ÿ 4 5ÿ ÿ ÿ 7 4 3 ÿ 74 363ÿ ÿ 5ÿ 5ÿ ÿ 34 3 6734 3ÿ ÿ 7754 ÿ 7 ÿ 7 6 ÿ 7", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 233, "width": 233, "height": 45, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "! ÿ 77 ÿ ÿ 67 7ÿ 4 5ÿ ÿ 7 ÿ7ÿ 4 4 ÿÿ7 7 ÿ65ÿ 5 76ÿ ! \"", "type": "List item" }, { "left": 158, "top": 262, "width": 139, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "! ÿ3 ! ÿ7ÿ765", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 276, "width": 233, "height": 45, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 # ÿ3 ÿ $ 33ÿ7 ÿ 763 ! ÿ ÿ 67 7ÿ 4 5ÿ 4 ÿ 6776", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 319, "width": 226, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ÿ 7 7 5ÿ 7 ÿ 6 ÿ 4 ÿ 5 5", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 334, "width": 236, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "67674 ÿ ÿ 676 ÿ 77 ÿ 3 77 ÿ 4 \" 4 ÿ ÿ 7 ÿ 7 ÿ %7 7", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 362, "width": 233, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5ÿ ÿ 7 ÿ 5ÿ 4 6ÿ & 77 ÿ 67 7ÿ 6 4 ÿ '7ÿ ÿ 77 ÿ ÿ 7 5 ÿ 4 5 ! ÿ 7 ÿ5ÿ4 ÿ74 ÿ 5 ÿ 763 ! ÿ ÿ 5ÿ 67 7ÿ", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 406, "width": 225, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 5ÿ 4 (ÿ 67 7ÿ 4 ÿ ÿ ÿ ( ÿ 7", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 434, "width": 229, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 5ÿ \" ÿ 3 ! ÿ 67 7 7 ÿ 3 ÿ (ÿ ÿ 7 4 ÿ 4 6ÿ 77", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 463, "width": 233, "height": 45, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 75 ÿ 5656ÿ 4 ÿ 5ÿ (ÿ 7 ÿ 4 5 )75ÿ 4 ÿ 7 5ÿ 3 ! ÿ 7 ÿ7ÿ77", "type": "Picture" }, { "left": 64, "top": 492, "width": 233, "height": 88, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5ÿ677ÿ 7 7 ÿ 5ÿ * +,- . ÿ 01- 2 134- ÿ 5 6,72 5 2 89 ÿ 7 67 7ÿ ÿ 676 ÿ 7ÿ 7 4 ÿ 'ÿ 5ÿ 766ÿ 7 ÿ 7 5ÿ 6 ÿ 4 ÿ 7 ÿ 67 7ÿ 67 4 3ÿ ÿ 6773 ÿ 6\" 6", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 578, "width": 234, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "634 ÿÿ ÿ4 6ÿ 74 ÿ77 67 7 ÿ :766ÿ 7 ÿ 7 ÿ 5", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 607, "width": 233, "height": 45, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 ÿ ÿ 74 4 5ÿ 676554 ÿ 766ÿ 74 5 ! ÿ 7ÿ5ÿ ÿ74 5 ÿ65 74 ÿ 5ÿ ÿ 676554 ÿ 4 5 !", "type": "Table" }, { "left": 68, "top": 650, "width": 99, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7ÿ5ÿ", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 650, "width": 234, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "55ÿ 7 ÿ4 ÿ)7; 6 4 ÿ ÿ 67 5ÿ (ÿ 734 ÿ 677", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 679, "width": 234, "height": 45, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ÿ ÿ 4 ÿ 5ÿ 734 ÿ ÿ ÿ 34 3ÿ 673 3 (ÿ ÿ 6765 ÿ 766ÿ ÿ ÿ 4 7 ÿ 76\"", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 708, "width": 236, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "76ÿ 76ÿ 3 ÿ $ 33 ÿ 7 7ÿ5ÿÿ ÿ)355 :77 5ÿ 7ÿ5ÿÿ )355ÿ 7 75 ÿ 6765 ÿ ÿ 67 ÿ 6ÿ", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 89, "width": 233, "height": 45, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7ÿ 5 5ÿ 7 76 ÿ ÿ 7 765ÿ 3 ÿ 4 ) 7ÿ ÿ )355ÿ 67 ÿ ÿ 5 5 7 5 ÿ ÿ ÿ ÿ 7 ÿ 4 5ÿ 33ÿ 7", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 132, "width": 230, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 ÿ 5ÿ ÿ 3 ÿ ÿ 4 7 ÿ 5ÿ ÿ3 ! ÿ ÿ 4 5ÿ4 6", "type": "Picture" }, { "left": 305, "top": 161, "width": 208, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 5ÿ 766\" 766ÿ ! 4 33! ÿ 7", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 175, "width": 233, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "77 ÿ 3 ÿ 77 ÿ ÿ 5ÿ 34 7", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 190, "width": 236, "height": 131, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7ÿ $ ÿ (ÿ 7 6 ÿ 4 3ÿ 3 ÿ 5 77 ÿ 4 5ÿ 55ÿ ÿ ' ÿ 4 6ÿ 7 ÿ 7 75 675ÿÿ 4 \" 4 ÿ7 5ÿ 4 ÿ 4 6ÿ 365 ÿ < 3ÿ 3 4 ÿ 634 ÿ77 6ÿ4 6ÿ74 767\" 74 767ÿ ÿ 5ÿ (5 5ÿ 4 6ÿ 7 5 ÿ 7 5 6ÿ ÿ 76ÿ 3 ÿ 74 363 ÿ $ 5ÿ * (( ÿ ÿ $ ÿ = 5 5 ÿ 9>9 ÿ ÿ :766ÿ ÿ 76 ÿ", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 319, "width": 229, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 ÿ (ÿ 6766 ÿ 6ÿ ÿ 4 ÿ 6ÿ 4 6ÿ 7 5 5ÿ 3 ÿ 7", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 348, "width": 234, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 ! ÿ 67 7ÿ ÿ 7ÿ 4 ÿ ÿ 6 4 6ÿ 7 ÿ 7 5 5ÿ 3 ÿ ( ÿ 7 5 6ÿ", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 362, "width": 233, "height": 45, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 (ÿ ÿ ÿ ÿ 5ÿ 6765 ÿ 4 74 5 ÿ ÿ 4 ÿ 5 ÿ * (( ÿ #5", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 406, "width": 236, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 3 ÿ 1ÿ 5 5ÿ 9>9 ÿ ' ÿ ÿ ÿ 6766 (ÿ 76 ÿ ÿ 4 5ÿ ÿ 5 5", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 434, "width": 236, "height": 218, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "67 7ÿ4 ÿ 5 ÿ65ÿ4 7 ÿ 7655ÿ 766ÿ ÿ \" 3 ! ÿ 7 ÿ 77 ÿ 3 ÿ 3 ! ÿ ÿ ÿ 76 ÿ ÿ 7 7 ÿ $ 33ÿ 55ÿ 7 55 (ÿ ÿ 55ÿ 7ÿ 7 5ÿ ! 7 ! ÿ 7 4 5ÿ 7 75 ÿ 67 ÿ ÿ 7 ÿ 7 7 ÿ 7 ÿ 76 ÿ ÿ 6554 ÿ ÿ 5ÿ 7ÿ 4 6ÿ 7 77 ÿ ) 7ÿ 7ÿ ÿ3 !ÿ775 ÿ677ÿ 67 4 3ÿÿ75 5ÿ7 77 5ÿ ÿ 67 7ÿ 6 4 ÿ 7 ÿ 67 7 ÿ6767 ÿ6ÿÿ67 6 7 5 5ÿ ÿ 7ÿ 67 7ÿ 4 5 ÿ ?4 ÿ 7 5ÿ ÿ 6765ÿ 7 \" 7 ÿ 5ÿ * 01- @", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 650, "width": 234, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 134- ÿ A4335 ,39 ÿ ÿ 6ÿ ÿ 7 7 ÿ ) 7", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 665, "width": 235, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "74 6ÿ ÿ 7 7ÿ 7 75 ÿ 74 4 5ÿ 55 ÿ5ÿ5 5ÿÿ 3 36 ÿÿ 7 5", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 694, "width": 45, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7ÿ", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 694, "width": 234, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 67\" 7 67ÿ 5ÿ 55ÿ 6 34 7ÿ ÿ 755ÿ 75 ÿ B ÿ 7 7 67", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 722, "width": 235, "height": 45, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 3ÿ 4 ÿ 7 75 ÿ 4 6ÿ 5ÿ 3 ! ÿ 74 ÿ4 6ÿ ÿ4 5ÿ 755 ÿ:ÿ 5ÿ3 4 ÿ7 \" 7", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 45, "width": 268, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ÿ 363 ÿ#5ÿ7 ÿ%374 ÿ)77 7 6ÿ)77 ÿ# 3", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 794, "width": 18, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "01", "type": "Page footer" }, { "left": 238, "top": 796, "width": 125, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "234 567ÿ 91ÿ 3 ÿ 9ÿ 5 ÿ 19", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 45, "width": 368, "height": 103, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 4 ÿ 774 ÿ 7 ÿ 5 5ÿ 5ÿ 5 5ÿ7ÿ674 75 73 3ÿ ÿ 7 ÿ 6 ÿ ÿ 5 ÿ 7 7 ÿ 76 ÿ ÿ !55!ÿ \"ÿ 67 ÿ ÿ!7 ÿ ÿ6!ÿ55", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 146, "width": 218, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "67! ÿ 7 5 5ÿ 7 !75 ÿ3 7!ÿ7! 7 ÿ ! ÿ!", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 175, "width": 233, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "! 7# ÿ 3! $ ÿ ÿ 6765ÿ 7! 6ÿ 77 ÿ 7 ÿ 4 ÿ ÿ ÿ ÿ 6ÿ 34 7", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 204, "width": 199, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 ÿ 74 363ÿ 3! ÿ % 5! ÿ", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 218, "width": 233, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "& 7ÿ% ÿ'755 ÿ\"ÿ7 5ÿ 7 ! 75 ÿ 67 5ÿ ! 7!5 5ÿ ÿ ÿ 34 7", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 247, "width": 236, "height": 103, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7ÿ 5ÿ ! 5ÿ ÿ 676 ÿ 7 5ÿ 7 !75 ÿ(!7 ÿ ! ) ÿÿ674 7 ÿ 7ÿ 7 ÿ 5ÿ ÿ 6 4 ÿ ! 5 7 !ÿ 5ÿ 74 363ÿ 7 7 5 ÿ \"4 55ÿ 7 5 7!7 ÿ 7 !75 ÿ7 ! !ÿÿ7 ÿ 7 7 5 77 ÿ 4 ÿ 7!7 ÿ 3! ÿ ÿ 3 ÿ 77 675ÿ7!7 ÿ ! 34 ÿ6!", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 348, "width": 237, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "% 33 ÿ 4 ÿ ÿ ÿ 7 ÿ \"ÿ 7 ÿ ! 7 7 5 5ÿ", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 362, "width": 226, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7!75 ÿÿ65#54 ÿ ÿ 6 ÿ 34 7ÿ 3 ÿ % 33 ÿ 65ÿ !74", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 391, "width": 223, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5! 5ÿ 7ÿ 7 7 4 ÿ 74 363ÿ ÿ 7 !ÿ 4 ÿ6767", "type": "List item" }, { "left": 134, "top": 406, "width": 130, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5ÿ7 ÿÿÿ", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 420, "width": 232, "height": 45, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "!7 ÿ !7 ÿ ÿ 7 6ÿ 34 7ÿ 6! 4 5! ÿ677 ÿ ! ÿ! ÿ", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 463, "width": 224, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 5ÿ ÿ34 7ÿ76 ÿ7 7 !ÿ% 33", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 478, "width": 39, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "55ÿ", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 478, "width": 220, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "76 ÿ 3* % 33ÿ 677!ÿ 5 5ÿ", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 492, "width": 225, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6765ÿ 7 ! ÿ 4 6ÿ 67! ÿ 3 $ 5ÿ 55ÿ ÿ 4 7 ÿ + ! 34 + ÿ 5 ÿ 7", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 521, "width": 43, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "33*", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 521, "width": 233, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "33ÿ% 33ÿ4 6ÿ6767 766ÿ677 ÿ7!7 ÿ 3! ÿ", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 550, "width": 177, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ", 3ÿ 7 5 ÿ665ÿ67 7", "type": "List item" }, { "left": 233, "top": 550, "width": 64, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "! ÿ!55", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 564, "width": 56, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "% 33*", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 564, "width": 236, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "\"ÿ ÿ ÿ 76 ÿ -4 7ÿ 7ÿ 5 3 7! ÿ ÿ7 4 5ÿ ÿ5 5ÿ6767 5 565ÿ 5ÿ 6765ÿ 55ÿ ÿ 4 7 63 !ÿ7ÿ#ÿ675ÿ$ 4 3!3$", "type": "Picture" }, { "left": 64, "top": 622, "width": 234, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "+ 6765ÿÿ63 ÿ ÿ 763+ÿ(675ÿ634 ÿ!3! 4 ÿ", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 650, "width": 234, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "675 ÿ 7 ! ÿ !3! 4 ÿ ÿ 4 7 ÿ 63 ! 7ÿ 4 5ÿ !7 ) ÿ .ÿ 76 ÿ", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 679, "width": 215, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 7 ÿ 3 7! 4 ÿ 675 ÿ 565ÿ ! 6 ÿ", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 694, "width": 226, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ÿ 6733ÿ 7 ! ÿ ÿ ÿ 7ÿ ÿ 4 7 ÿ 4 6 ÿ 5ÿ \" /012345 367 ÿ 9:;<67 & ! ÿ $ 5! ÿ ÿ 6! 5ÿ ! ÿ 4", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 89, "width": 236, "height": 45, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "!5 5ÿ 5ÿ ÿ 4 5ÿ 34 7ÿ 3 ÿ 3! 5 5ÿ 677! 5 ÿ ! 7# ÿ ! 34 3 ! ÿ ÿ $ ! 34 3 ! 7 ÿ 7!7 ÿ 7 !75 ÿ ÿ 4 6ÿ 7 5ÿ 4", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 132, "width": 234, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 6 ÿ ÿ 4 5ÿ 55ÿ 7 ÿ ÿ 3 7!", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 146, "width": 233, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "$ 5! ÿ 77!5 ÿ ÿ 67 7ÿ 4 5ÿ ÿ 34 7", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 161, "width": 233, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 ÿ 74 363ÿ 3ÿ % 33ÿ 55ÿ 3 74 363ÿ ÿ 4 ÿ % 33ÿ 4 ÿ 7", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 190, "width": 88, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "674 5ÿ 73!", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 190, "width": 229, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "! ÿ 7ÿ ÿ 4 ÿ 7 ÿ 7!7 7 !75 ÿ ÿ76 ÿ 5ÿ3 ÿ74 363", "type": "Picture" }, { "left": 305, "top": 218, "width": 236, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7!7 ÿ 3! ÿ ÿ 3* % 33 ÿ 73! ! !7 ÿ7 5ÿ", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 233, "width": 234, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "! ÿ 7!75 ÿ67 67 7ÿ !7 ÿ =3 ÿ \"ÿ ÿ >ÿ ( \"", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 262, "width": 236, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ÿ 67 ÿ ? ) ÿ 74 ÿ ÿ 3! 7!ÿ \"4 ÿ 7 4 !5ÿ ÿ =? ÿ ÿ \" >ÿ ( 3 ÿ ? ÿ67 ÿ\") ÿ=\"ÿÿ >ÿ 676ÿ ÿ 7 4 !5ÿ ÿ 3 ! * 3 ! 7 7 5 ÿ 75 6ÿ7 7 4 ÿ677ÿ4 6", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 334, "width": 74, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7!7 ÿ,", "type": "Table" }, { "left": 371, "top": 334, "width": 167, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3ÿÿ3! ÿ'77", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 348, "width": 217, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "675ÿ 3! 56ÿ ÿ!74 ÿ 5 ÿ 3", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 362, "width": 234, "height": 60, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "% 33 ÿ @ 4 ÿ ÿ 67#7 6 ÿ \"ÿ 67 7 675ÿ3ÿ=\"ÿÿ > ( 533 19AB * 0) ÿ 677 ÿ $ 5! ÿ 3! ÿ ÿ", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 420, "width": 228, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "! ÿ !5ÿ 4 5ÿ !7# ÿ 76 ÿ !77", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 434, "width": 236, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 3ÿ 5!ÿ ÿÿ7 554 ÿ7ÿ!7", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 449, "width": 208, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 5 5ÿ 3! ÿ 4 6ÿ 776ÿ", "type": "List item" }, { "left": 503, "top": 449, "width": 32, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "\" !", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 463, "width": 235, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5ÿ ÿ 3 ÿ 5 ÿ ÿ 54 !ÿ 34 7ÿ C &5ÿ 5!56 !ÿ ( 110) ÿ '! !\"ÿ . D7 *", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 492, "width": 233, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "! !ÿ 77 ÿ 774 !ÿ ' 7 ÿ 7 74 !* 7 74 !", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 506, "width": 233, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "677 ÿ$ 5! ÿ3! ÿ 7!75 ÿ", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 521, "width": 234, "height": 117, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "675ÿ $ 3 6! ÿ ÿ C ÿ &5 ÿ E4 ÿ 7ÿ77ÿ $ 36! ÿÿ754 ! ÿ 5ÿ!6ÿ7ÿ $ 36! ÿ 765ÿ 34 7ÿ C ÿ &5 F09:;<67 ÿ G7 5 :3H I5! ÿ 54 ÿ 4 ÿ $ 5! ÿ \"4 ÿ 7!7 ÿ 7 !75 ÿ !7 6ÿ $ 3 6! ÿ !7", "type": "Picture" }, { "left": 305, "top": 636, "width": 236, "height": 45, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7!7 ÿ ÿÿ 74 ÿ !6 ÿ 76!ÿ 7 54 5 ÿ 3! ÿ ÿ 4 3ÿ ! 7 7 5ÿ 54 ÿ67 ÿ7 ÿÿ 75!", "type": "Table" }, { "left": 313, "top": 679, "width": 83, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 ÿ 34 7ÿ", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 679, "width": 233, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6! ÿ % 33ÿ 65 67 7ÿ 7 ÿ 7 5 6ÿ 5 5ÿ 673 6 ÿ", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 708, "width": 234, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 74 55 ÿ 5ÿ 77ÿ 63ÿ 67 7 ÿ 7 5 5 3! ÿ!7 ÿ75 5ÿ 54 ÿ !", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 737, "width": 225, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 4 ÿ ÿ ÿ ÿ 76ÿ 35#5", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 751, "width": 233, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "! 77 ÿ 5ÿ 5ÿ ? J ÿ @ 64 7 ÿ ?ÿ K3ÿ '7 ÿ % 3", "type": "Table" }, { "left": 520, "top": 794, "width": 18, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "01", "type": "Page footer" }, { "left": 239, "top": 796, "width": 124, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "234 567ÿ 19ÿ 3 ÿ 1ÿ 5 ÿ 91", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 89, "width": 235, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5ÿ 5ÿ ÿ 74 ÿ ÿ 35ÿ ÿ 54 ÿ 64 7 ÿ ÿ ÿ ! 5ÿ 7 ÿ 54 ÿ \"7# 76$ 7ÿ% ÿ& 37 ' ÿ()ÿ#7 ÿ $ ÿ7", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 132, "width": 225, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 75 ÿ7 7 ÿ ÿ) ÿ) ÿ 7#! ÿ! 4 )7ÿ 6 5)ÿ ÿ 7 74 6 ÿ 7 )# ÿ 677 ÿ 7 5 ÿ )7ÿ 76# $ 76# ÿ", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 175, "width": 43, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ") ÿ 4 7*", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 190, "width": 199, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "+ ÿ, 33ÿ67 ÿ*", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 204, "width": 128, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 7 ÿ 7 75 ÿ 66#5ÿ", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 204, "width": 235, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "674 5ÿ 74 ÿ 5 5 ! ÿ )ÿ 7 - ÿ ) ÿ 7#! ÿ ! 4 ÿ ÿ ) 4 7*", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 233, "width": 233, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 ÿÿ676*ÿ7)6 ÿ) 7 7! 7 ÿ ÿ ÿ 674 ÿ (767 3 ÿ )4 6ÿ 7 ÿ 54 ÿ ÿ 7 )# ÿ . 7 ÿ()ÿ 7 ÿ#76ÿ)4 ÿ5# 76 ÿ / 3 ÿ ) 76ÿ 7 4 7", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 305, "width": 228, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ")54 5ÿ 774 56ÿ ÿ ÿ ) ÿ 7 74 4 ÿ 3", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 319, "width": 236, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0# ÿ 76ÿ 5ÿ #7 5 ÿ 3 ÿ ) 6ÿ 123 45 ÿ ( 3 7 ÿ 123 45ÿ ) 4 5ÿ ) 74 7 7ÿ 5#5ÿ63 7 2489ÿ 76# ÿ ) 355' ÿ\"765ÿ#76 ÿ)ÿ#755", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 377, "width": 236, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 ÿ) *! ÿ5 5ÿ67 5 ÿ# 3 7 123 45 ÿ +7 #5ÿ # 3 7 ÿ ) 4 5ÿ ) ÿ 74 7 7", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 406, "width": 224, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5#5ÿ63 7 2489 ÿ65ÿ677ÿÿ )", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 420, "width": 235, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "675 ÿ 6ÿ 7#7 ÿ ÿ ) ÿ 34 7ÿ 3 , 33ÿ) ! 5ÿ5 5ÿ7)3ÿ6755 7#7 ÿ 6", "type": "Table" }, { "left": 161, "top": 449, "width": 136, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "$ 6 ÿ \"74 ÿ ) 5", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 463, "width": 233, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 5ÿ 7#7 ÿ 54 ÿ 123 45ÿ ! 5ÿ 7 4 5ÿ 5 5 3 ÿ 5ÿ #7 ÿ 3 ÿ ÿ 6 ÿ 5 74", "type": "Table" }, { "left": 83, "top": 492, "width": 215, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "56ÿ#7ÿ) # ' ÿ:4 ÿ ÿ34 7ÿ677", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 506, "width": 236, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ") #7 ÿ )# ÿ 675 ÿ 3$ 3ÿ ! ÿ ÿ ) ) ÿ)4 6ÿ 3 ÿ 5ÿ#7 ÿ3", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 535, "width": 215, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 75 ÿ 7 ÿ #7 5! 5ÿ )ÿ ) 5ÿ", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 535, "width": 229, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "34 7 3ÿ", "type": "Picture" }, { "left": 82, "top": 550, "width": 199, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "! ;<=>?@AB ÿ D?E FGE HB ?IF?E ÿ HE H>ÿ JB K>GH?", "type": "Picture" }, { "left": 99, "top": 593, "width": 198, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(7 5! 5ÿ3 ÿ )7 ÿ)7", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 607, "width": 224, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 ÿ7ÿ65 ÿÿ 76ÿ)", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 622, "width": 232, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7$7 ÿ#7 ÿÿ ÿ -", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 636, "width": 233, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "*4 5#5ÿ ÿ )7ÿ 6 3 ÿ )ÿ # 54 ÿ 65 4 ÿÿ67 5ÿ#733ÿ)4 6", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 665, "width": 152, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "#7 5! 5 ÿ / ÿ ) 5ÿ", "type": "Picture" }, { "left": 74, "top": 665, "width": 226, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 5ÿ 7#7 54 ÿ 5#5ÿ 5 ÿ #7 5! 5ÿ 3 ÿ )#", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 694, "width": 234, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "67 ÿ 6 ÿ 7 ÿ 5 5ÿ 67 ) ÿ #774 ÿ ÿ ÿ 67 ÿ 3 ÿ 7 )7 ÿ 65 ÿ ÿ ) ÿ )36 ÿ 34 7ÿ 7)ÿ ) 64 ÿ )7ÿ 7 5$ 7 5ÿ ÿ ÿ 7 )ÿ 7 ÿ 4 ÿ #7 5! 5ÿ 3 ÿ ) ÿ L6", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 89, "width": 236, "height": 117, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 ÿ ÿ 74 ÿ 7 5ÿ - 5 ÿ M54 5ÿ 3 ÿ ) #7 ÿ 5 5ÿ 75 5ÿ 54 ÿ 7 , 33 ÿ 7 # ÿ ÿ 3 ÿ 74 ÿ 7 6 67! ) ÿ ÿ 5 5ÿ 5 /7 7)ÿ )7ÿ 54 ÿ )4 6ÿ - 5 ÿ #7 5! 5ÿ 5 5ÿ 5 ÿ 3 ÿ )ÿ *! ÿ 674 5ÿ 123 45ÿ 7 4 7 )54 5ÿ 774 56ÿ ) 6 ÿ /7 ÿ ÿ 7#7 54 ÿ 5 ÿ #7 ÿ #765ÿ 33 ÿ", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 204, "width": 233, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6#7ÿ # ÿ #34 ÿ )# ÿ ) 67 ÿ 34 7", "type": "Picture" }, { "left": 305, "top": 218, "width": 234, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "#7 5! 5ÿ 3 ÿ +7 #5ÿ ) 5ÿ 5 5 7#7 ÿ 5 ÿ65ÿ7#7$", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 247, "width": 230, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7#7 ÿ 7 ÿ ) ÿ 75 ÿ ÿ )4 6", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 262, "width": 233, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "#7 5! 5ÿ 3 ÿ #)ÿ ÿ 7 75 ÿ 6 ) ÿ 34 7ÿ 67 7 ÿ \"5 5ÿ 3 3ÿ # 4 ÿ )4 6 #765ÿ 55ÿ33ÿ) 67 ÿ34 7", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 305, "width": 236, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "#7 5! 5ÿ 3 ÿ 6ÿ ÿ ) #7 ÿ 7", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 319, "width": 233, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "#734 ÿ 4 ÿ \"74 ÿ 7 5 5ÿ 7 5ÿ 6 ÿ ÿ 6 5ÿ 5ÿ 74 ÿ )ÿ ) ÿ )4 6ÿ ÿ ) 5 ÿ 34 7 3 ÿ 674 4 5 ÿ #7 5!", "type": "Text" }, { "left": 412, "top": 348, "width": 109, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 ÿ 7 6ÿ", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 362, "width": 233, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ") 5#ÿ 34 7ÿ :7 ÿ \"5 3 ÿ ÿ 67 5#", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 377, "width": 183, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "#74 ÿ N 3ÿ )ÿ 3 ÿ , #5", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 391, "width": 198, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "O (7 7 6 ÿ 33ÿ 5#ÿ 33ÿ 5ÿ ) )ÿ 5ÿ ÿ - ÿ 65 ÿ ) 7 4 ÿ & ÿ #5ÿ ÿ 65 ÿ 4 5 )ÿ3ÿÿ5ÿ 5ÿ)7", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 449, "width": 153, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 ) ÿ 33ÿ ÿ 65 ÿ ) ÿ", "type": "List item" }, { "left": 346, "top": 463, "width": 192, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5ÿ 5#ÿ 33ÿ 5ÿ )ÿ ÿ 7 76", "type": "List item" }, { "left": 354, "top": 478, "width": 186, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7ÿ )ÿ $ ÿ 6 ÿ \"5#ÿ 6 $", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 492, "width": 199, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 ÿ 5ÿ 4 ÿ )ÿ ÿ 7 76ÿ PQ8 RS4ÿ548U3 'ÿ 5ÿ ÿ3 ÿ 5 ) 6# 4 ÿ 5 5ÿ 6734 ÿ 5#ÿ *", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 535, "width": 86, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "! ÿ 5ÿ *ÿ", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 535, "width": 215, "height": 175, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 - ÿ 5ÿ V :7 \"5 3 ÿ 0ÿ 54 ÿ 91' \"74 ÿ - 5 ÿ #7 5! 5ÿ 7 ÿ 54 ÿ 7 75 ÿ ) ÿ ÿ 7 )# ÿ ! 5ÿ 3 ÿ 676 4 ÿ #7 5! 5ÿ 3 ÿ ÿ 5 5 6767 ÿ ÿ+7 7ÿ 7 ÿ 7 )ÿÿ ) ! ÿ34 7ÿ 7 7 ÿ 7 ÿ ÿ 5 ÿ 5 5ÿ 65ÿ 5) W<=>?@AB ÿ XY HZÿ [H@Hÿ HE H>ÿ \\FGY ]IKHH? M ÿ 7 ÿ ÿ 3 ÿ 74 36#3", "type": "Table" }, { "left": 327, "top": 708, "width": 192, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 ÿ , #5 ÿ 7 ÿ 7 ÿ 67", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 722, "width": 217, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "*ÿ7 7 ÿ67 7ÿ)7ÿ7 7 7 75 ÿ )4 ÿ 7ÿ )ÿ 5 5 ÿ 34 ÿ 7 5ÿ 7 3 74 ÿ 4 5ÿ )7ÿ 7 7", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 45, "width": 268, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ÿ ^363) ÿ/5)ÿ 7 ÿ+3)74 ÿ77 7 6ÿ7 7 ÿ/ 3", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 794, "width": 18, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "01", "type": "Page footer" }, { "left": 238, "top": 796, "width": 125, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "234 567ÿ 9ÿ 3 ÿ 9ÿ 5 ÿ 19", "type": "Page footer" }, { "left": 294, "top": 45, "width": 138, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 4 ÿ 774 ÿ 7 ÿ 5", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 89, "width": 227, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 ÿ 34 ÿ ÿ ÿ ÿ 67 7ÿ 6 ÿ 7 67 5ÿ 7ÿ 77 ÿ ÿ 5ÿ 34 7ÿ 7 ÿ 4 55ÿ 675 5 ÿ 67 7ÿ 77 ÿ 6767 4 5ÿ 7 7 6 4 ÿ 55! ÿ 7 ÿ 7 4 5", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 146, "width": 225, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 ÿ ÿ 755ÿ 4 6ÿ 7 4 ÿ \"5", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 161, "width": 228, "height": 45, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "34 ÿ ÿ ÿ 6765 ÿ 7 7 ÿ ÿ 5 ÿ 6 ÿ 3# $ 33ÿ 5 5ÿ 7 5 7ÿ 74 363ÿ 7 75", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 204, "width": 226, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 5% 5ÿ 3 ÿ % 5ÿ 7 4 36 74 ÿ & 5 ÿ 7 ÿ 5 ! ÿ 34 ÿ ! ÿ", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 233, "width": 226, "height": 45, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "54 ÿ'7 ÿ7! ÿ736! ÿ 7 ( ÿ ÿ 6 # 6 ÿ 74 363ÿ 67% ÿ ÿ 74 7 ÿ 7 4 36", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 276, "width": 226, "height": 45, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 ÿ774 7ÿ ÿ7 4 36 3 ÿ 654 ÿ ÿ & 77 ÿ 3 ÿ 4 34 ! ÿ3 ! ÿ 34 ÿÿ", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 319, "width": 234, "height": 117, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ") 76 34 ÿ *3 # 3 ÿ ÿ ÿ 4 ÿ 5 5 67 5 ÿ 4 36ÿ 7 75 ÿ 4 ÿ 7 ÿ 7665ÿ 67 7ÿ 4 6ÿ 67 ! ÿ 7 ! ÿ 74 +ÿ 4 6ÿ 7 7 ÿ ' 7 ÿ ÿ 6765 74 5ÿ 7ÿ 5ÿ 5 5ÿ 4 ÿ 67% ÿ 6 ÿ ÿ 6ÿ 5 5ÿ 67 5 ÿ 7 4 36 ÿ 677 ÿ ÿ & 5 ÿ ÿ 76 ÿ ÿ7 7 ÿ$ 33ÿ 55ÿ3#", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 434, "width": 234, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "$ 33ÿ67% ÿ4 ÿ5 6ÿÿ", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 449, "width": 232, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "77 7 6ÿ 4 6ÿ 7 ÿ 7 5% 5ÿ 7 75 74 5 5ÿ 76 ÿ 3 ÿ 5ÿ ÿ 7", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 478, "width": 86, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7+ ÿ & 5 34", "type": "Picture" }, { "left": 140, "top": 478, "width": 143, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "! ÿ ÿ 67 7ÿ ÿ 6776", "type": "Picture" }, { "left": 64, "top": 492, "width": 234, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ÿ 7+ ÿ 33 34 ÿ ÿ 76 ÿ % 5ÿ 5 6766 ÿ ,ÿ & 5 ÿ 54 ÿ 4 ÿ +3 7ÿ", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 521, "width": 36, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "& 5", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 521, "width": 226, "height": 45, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "# & 5 ÿ 4 ! ÿ 7ÿ & 5 ÿ 54 ÿ 4 ÿ 67% ÿ ÿ ÿ 77 ÿ 3 ÿ - 3ÿ 4 6ÿ 6 34 3 ÿ ÿ 7% ÿ 6 ÿ .", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 564, "width": 233, "height": 88, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ÿ ÿ 4 74 55 ! ÿ $ 33 ///0 ÿ 2/345678 7 74 ÿ 67% ÿ 7ÿ + ÿ 6765 74 34 ÿ ÿ4 # 654 ÿ65+54 ÿ77 3", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 636, "width": 233, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "! ÿ 5% 5ÿÿ63 ( ÿ76 ÿ5 5 7 5ÿ 7 ! ÿ 55 # 55 ÿ 7 ÿ 7 7 ÿ 4", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 665, "width": 233, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 6ÿ 7 ÿ 7 5% 5ÿ 3 ÿ ÿ - 3! ÿ 6 ÿ 654 ÿ 7 6! ÿ ,ÿ", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 679, "width": 228, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "65+54 ÿ 7 76ÿ 77 ÿ 3 ÿ ÿ - 3ÿ", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 708, "width": 233, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "'3 ÿ34 3ÿÿ7,4 ÿ7% ÿ 5ÿ10 67 5ÿ5 5ÿ5ÿ6765ÿ764 7 ÿ 6 ÿ $ 33ÿ ÿ 5 ÿ ' 7 77 ÿ ÿ7 5 ÿ,ÿ34 ÿ 6 4", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 89, "width": 233, "height": 88, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "767 ÿ 9 7ÿ 5ÿ +77 5ÿ 677ÿ 67 6 ÿ75ÿÿ7 6 ÿ$ 33 ÿ:7 7ÿ67+3ÿ5 5 6765ÿ 6374 ÿ 7 ÿ 4 6ÿ 4 ÿ ÿ 6 3 ÿ 4 7 ÿ 67 ÿ ÿ 673 6 ÿ 7 ÿ 75ÿ $ 33ÿ ÿ 5 ÿ ;4 ÿ", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 175, "width": 233, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "67 7ÿ 4 5ÿ 7ÿ 673 ÿ 36# 36 5#5ÿ,ÿ65ÿ7ÿ7 6767 5 ÿ ÿ 7 ÿ $ 33! ÿ 77 ÿ < 77 5 3! ÿ ) 64 7! ÿ ÿ 7 ÿ .ÿ <367", "type": "Picture" }, { "left": 305, "top": 233, "width": 223, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "'75! ÿ ,ÿ 7 7 4 ÿ 6 ÿ 4 = 3# $ 33> ÿ 4 6ÿ 77 ÿ 3 ÿ", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 262, "width": 234, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ",4 ÿ 67 5ÿ 7 7% ÿ 5ÿ ÿ = ?@A @B C@B A D@EF F G> ÿ ' 7ÿ ,4 ÿ 67 7", "type": "Picture" }, { "left": 305, "top": 290, "width": 236, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 7 ÿ 5 5ÿ 7 4 ÿ 7 ÿ 74 ÿ ,55!", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 305, "width": 236, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "65ÿ 7ÿ 7 34 ÿ & 4 ! ÿ 765 ÿ 56 67% ÿ 74 363ÿ 77 ÿ 3 ÿ ÿ - 3 '7 7% ÿ 4 ÿ 765 ÿ ÿ 67% 7 34 7ÿ *% ÿ . ÿ 7 ÿ 67% ÿ 67 ÿ 5 5", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 362, "width": 235, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6767 ÿ 766ÿ ÿ 7674 % ÿ 3 &", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 377, "width": 232, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7ÿ77 ÿ3ÿ$ 33ÿ ÿ 7 77 ÿ 3 ÿ ÿ - 3ÿ 55ÿ % ÿ", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 406, "width": 235, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 ÿ ÿ 7ÿ 34 7ÿ 6 ÿ $ 33 * ÿ ,ÿ ÿ ÿ 7 # 7 ÿ 55ÿ 565ÿ34 7ÿ774 34 ÿ74 363ÿ77 $ 5 ÿ 7 ÿ 7ÿ 55ÿ 3 4 ÿ ÿ 7 $ 33ÿ 7ÿ 3ÿ $ 33! ÿ ÿ 4 5", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 478, "width": 236, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 ÿ6767 ÿ766ÿ677 77 ÿ ÿ % 5ÿ 7 ÿ 7ÿ 74 5 ÿ", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 506, "width": 226, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "76 ÿ 94 7ÿ 7ÿ 4 5ÿ 77 7 6ÿ", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 521, "width": 236, "height": 174, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 7 ÿ 7 & 35ÿÿ76ÿ3 ÿ74 363 3 '7 ! ÿ 77 7 6ÿ ÿ 3 ÿ 7 7ÿ 7 ÿ ÿ 6ÿ ÿ 74 363ÿ 3 ! 55ÿ 74 363ÿ $ 5 ! ÿ 6767 5ÿ 6374 363 ÿ :374 ÿ ÿ +77 5ÿ 5 5ÿ 676 4 55 # 55 ÿ 55ÿ 36# 36ÿ 75ÿ 4 ÿ 5ÿ 67 4 ÿ 75ÿ 4 * ÿ ÿ 37ÿ 4 3ÿ ÿ ÿ ÿ 3 & 55ÿH ÿ4 6ÿ ÿ ( 5ÿ 55 74 363ÿ 5 5ÿ 4 ÿ 677 6ÿ ÿ 675 36# 36ÿ 5ÿ 4 ÿ ÿ . ÿ ÿ 4 5", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 694, "width": 235, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 ÿ 7ÿ 674 5ÿ ÿ ÿ 7 674 5ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ & 5 34 * ÿ ÿ 7 ÿ 7ÿ ÿ 763 & ÿ 7 5ÿ ÿ ÿ 34 3 ÿ 7 ÿ 7 ÿ 7+ ! ÿ ÿ 5! ÿ 763 34 ÿ ÿ ÿ +7", "type": "Table" }, { "left": 520, "top": 794, "width": 18, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "01", "type": "Page footer" }, { "left": 239, "top": 796, "width": 124, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "234 567ÿ 9ÿ 3 ÿ 9ÿ 5 ÿ 9", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 89, "width": 231, "height": 59, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6554 ÿ7ÿ7 7 ÿ ÿ763 ÿ 4 5ÿ 7ÿ ÿ 4 7 ÿ 6777ÿ 7ÿ 7ÿ77 ÿ 5ÿ6767 7 7 ÿ 7 7 ÿ 7ÿ 765ÿ 3", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 146, "width": 212, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 ÿ ÿ ÿ 7 ÿ 7 ÿ ÿ 7", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 161, "width": 234, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7ÿ 4 ÿ ÿ 7 ÿ 3 ÿ ÿ ÿ ! 5 6777ÿ", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 175, "width": 215, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "55 ÿ 3 ÿ ÿ 6767 766ÿ 677 ÿ 3 ÿ ÿ ÿ", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 204, "width": 236, "height": 45, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 \" ÿ 4 33 ÿ 55ÿ 734 3 \" ÿ 7 ÿ 765 77 ÿ ÿ 6766 ÿ 4 4 ÿ ÿ ÿ 77 3 ÿ ÿ 4 3 ÿ 5ÿ ÿ 5 34 \"", "type": "Table" }, { "left": 67, "top": 247, "width": 217, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 ÿ 7ÿ 5 5 ÿ 7 7 ÿ 3 ÿ ÿ ÿ 6765 ÿ 5 ÿ 54 \" ÿ 65ÿ ! 5ÿ", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 276, "width": 218, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ÿ6765 ÿ 5 ÿ7 7 67ÿ ÿ4 7", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 290, "width": 233, "height": 45, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6777ÿ 5 ÿ ÿ 5 ÿ 34 ÿ ÿ 7 4 36ÿ ÿ 4 7 ÿ 675 6ÿ ÿ 7 5 ÿ 7 7 6 4 ÿ 7 6 ÿ 3 ÿ ÿ 7 5", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 334, "width": 128, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 ÿ ÿ 7 5ÿ 3", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 362, "width": 205, "height": 45, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "#$% & $'ÿ )*+& $,$ 54 4 \" ÿ - .\" ÿ 9 ÿ /3 5 ÿ ÿ 07", "type": "Picture" }, { "left": 261, "top": 391, "width": 39, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "35", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 406, "width": 180, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "/75 ÿ 17 ÿ - 2 ÿ 23 ÿ 3 ÿ 45", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 420, "width": 31, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "474 !", "type": "Picture" }, { "left": 64, "top": 434, "width": 237, "height": 60, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 ÿ - 6 3\" ÿ 95\" ÿ 47 ÿ 654 54 5 4 ÿ 674 4 5 07 54 ÿ 77 7 ÿ 7 ÿ ÿ 85 4 6ÿ ÿ 5 4 ÿ 9:;:< =>=;ÿ @=;AB AB C:;\" ÿ 234 0\" ÿ 3 ÿ 9\" ÿ 9ÿ 5 ÿ 953 ÿ 4ÿ 9ÿ Dÿ 95", "type": "Picture" }, { "left": 64, "top": 492, "width": 230, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E \" ÿ F G ÿ H654 54 5 4 ÿ E5 3Iÿ 4 6", "type": "Picture" }, { "left": 99, "top": 506, "width": 200, "height": 45, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8\" ÿ F. 77ÿ ÿ J E K ÿ 900L ÿ M ;N =O;:P N B Q;:R ÿ S;TUTR QV=AB :ÿ QW ÿ N X=ÿ YQTB QR QZUÿ QW SA[T:N B Q; ÿ 7.ÿ 23 3 ÿ 47 63", "type": "Picture" }, { "left": 64, "top": 550, "width": 236, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E3ÿ 453ÿ G7 3\" ÿ 91\" ÿ 654 54 5 4 67ÿ 87", "type": "Picture" }, { "left": 64, "top": 564, "width": 236, "height": 131, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6374 ÿ - 7 ÿ E ÿ 7 33ÿ \\ ÿ - 37 ÿ 4 6ÿ 8\" 234 567ÿ \" ÿ 75ÿ 91ÿ 3 155 ]5 ÿ G 33\" ÿ 99\" ÿ E 6 ÿ 4 67 7 ÿ - 7 83 4 ÿ 855ÿ 7 33 .ÿ \\ ÿ 23 \\ÿ85 3 ÿ4776ÿG 6374 ÿ 4 6ÿ 5 4 ÿ 4774 ÿ ÿ E^4 5 47 ÿ75ÿ9_\" ÿ363ÿ\" ÿ99 4 6 L 1L", "type": "Picture" }, { "left": 64, "top": 694, "width": 237, "height": 59, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "\\ ÿ 5ÿ/556 \" ÿ0\" ÿ @=O:;ÿY=;B @=ON [;< [C:;ÿ `:OQ;Za:Bÿ b:R:> @=;Z=>c:;Z:;ÿ dB a:N :ÿ `[A:U:ÿ bB ÿ eQN : Y[O:C:ON : ÿ F3 ÿ 75ÿ ÿ ÿ 87", "type": "Picture" }, { "left": 103, "top": 751, "width": 162, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5ÿ ÿ ÿ 7 \" ÿ f8 ÿ 7 ÿ 7", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 89, "width": 236, "height": 88, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "\\! 3ÿ 8376 ! 3\" ÿ 900\" ÿ 47 76ÿ 7 7 637ÿÿ ÿ6ÿ-37 \" ]5\" ÿ 1 ÿ ÿ ] g \" ÿ 0 3ÿ F ÿ 900 ÿ h=:TXB ;Zÿ B ;ÿ :ÿ @R [O:R B aP N B Tÿ YQTB =N Ui ÿ jQ;a=VN ak ÿ 9QA=R ak ÿ YN O:N =ZB =a 7.ÿ", "type": "Picture" }, { "left": 305, "top": 161, "width": 230, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "23 3 ÿ G 7 ÿ lÿ 03.ÿ 454 7 g77 m\" ÿ 14 3 \" ÿ 9001\" ÿ ÿ 8 ÿ 4 ÿ 4 6", "type": "Picture" }, { "left": 305, "top": 190, "width": 236, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 ÿ .\" ÿ \" ÿ 45 ÿ G34 \" ÿ14 \" ÿ\" ÿ674 ÿ7! 7! 7 76ÿ 87 ÿ \\ ÿ - 37 \" ÿ ]5\"", "type": "Picture" }, { "left": 305, "top": 233, "width": 233, "height": 45, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 7ÿ ÿ 6 ÿ 87 ÿ 7 5! 5 - 37 / 6\" ÿ f6 ÿ 900 ÿ Y=;B k ÿ hO:AB aB k ÿ 9:aU:O:C:N", "type": "Picture" }, { "left": 305, "top": 276, "width": 236, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 ÿ 8 ÿ G F73ÿ 85 \" ÿ 900\" ÿ 67 ÿ - 7 ÿ 34 3", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 305, "width": 201, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "\\ ÿ 7! 37ÿ ]35ÿ 8ÿ 6 ÿ 2ÿ 7 6ÿ G 7\"", "type": "List item" }, { "left": 368, "top": 319, "width": 56, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "\" ÿ F41E8", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 334, "width": 233, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- ÿ n ÿ n7ÿ \" ÿ 99\" ÿ 654 54 5 4 67 /77 ÿ]", "type": "Table" }, { "left": 406, "top": 348, "width": 129, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 ÿ ÿ\\7ÿ ÿ/5", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 362, "width": 235, "height": 45, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 6ÿ 5 4 ÿ 9[AO:k ÿ 234 567ÿ o\" ÿ 363 9\" ÿ - 88ÿ _5 15o9\" ÿ ÿ 59 _ 5 ÿ 8 \" ÿ \" ÿ - 7 54 5 4 67ÿ 4 6ÿ 77 7 \"", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 406, "width": 235, "height": 59, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8ÿ2\" p ÿ9000\" ÿ4 ÿq5 ÿ87 ÿ4 6 6 ÿ /364 73 ÿ /5ÿ F ÿ F 3 ÿ ] 3 \" ÿ 4 6ÿ ! 5 4 ÿ r;N O QVQR QZB M ;AQ;=aB :ÿ 5ÿ J o9K ÿ 3 ÿ 1L 5o", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 463, "width": 236, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sssssÿ5\" ÿ87 ÿ7 ÿE7 E 7 ÿ 7 ÿ /7 !", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 492, "width": 236, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8533\" ÿ 85 33\" ÿ g0ÿ F33ÿ F 3 3ÿ 8 6 5\"", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 506, "width": 199, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "91\" ÿ 47 5! 5ÿ F 3ÿ ÿ ] 3 ÿ 23 3 077 ÿ - 7 ÿ 7 33", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 535, "width": 198, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 6ÿ t[O;:R ÿ Y=;B ÿ uÿ `[A:U:ÿ @:;ZZ[;Z 234 ÿ 1\" ÿ 3 ÿ \" ÿ 5 ÿ 913 ÿ 90ÿ Dÿ 5", "type": "Picture" }, { "left": 108, "top": 45, "width": 268, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ÿ 363 ÿ]5 ÿ7 ÿ6374 ÿ/77 7 6ÿ/77 ÿ] 3", "type": "Text" } ]
83fb6f85-8d54-034b-77c5-d2257a0ab845
https://ejurnal.kependudukan.lipi.go.id/index.php/jki/article/download/171/203
[ { "left": 76, "top": 106, "width": 341, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 480, "page_height": 711, "text": "KONSUMSI SAYUR DAN BUAH DI MASYARAKAT DALAM KONTEKS PEMENUHAN GIZI SEIMBANG", "type": "Section header" }, { "left": 151, "top": 157, "width": 190, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 480, "page_height": 711, "text": "Aswatini, Mita Noveria dan Fitranita*", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 198, "width": 38, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 480, "page_height": 711, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 58, "top": 222, "width": 378, "height": 166, "page_number": 1, "page_width": 480, "page_height": 711, "text": "Vegetables and fruit consumption of Indonesian population increased from 70 kcal/ capita/day in 1999 to 95 kcal/capitalday in 2007. That covered only about 58% in 1999, and 79% in 2007, of 120 kcal/capitalday minimum daily requirement. Therefore some efforts are needed to increase people~ vegetables and fruits consumption, according to Desirable Dietary Pattern. This paper aims to explain the pattern and behaviour of vegetable and fruit consumption in Indonesia and to explore understanding on knowledge and attitudes underlying that pattern and behaviour. The effort needed to increase the vegetables and fruit consumption includes not only infrastructures development to increase availability of vegetables and fruit, but also some efforts to increase people knowledge and awareness on the importance of vegetables and fruit consumption, by conducting intensive socialization and promotion. Analysis in this paper is based on secondary macro data from National Social Economic Survey (Susenas) and also primary (micro) data collected during a series of case studies conducted in Lampung and East Nusa Tenggara (N'IT) provinces, in 2003 to 2006 and further in depth study in 2008.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 403, "width": 364, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 480, "page_height": 711, "text": "Keyword: Vegetable, fruit, consumption, balanced dietary intake, knowledge and practice.", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 428, "width": 37, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 480, "page_height": 711, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 58, "top": 451, "width": 375, "height": 141, "page_number": 1, "page_width": 480, "page_height": 711, "text": "Perubahan paradigma menuju pada pemahaman bahwa untuk hidup sehat tubuh kita tidak saja memerlukan protein dan kalori, tetapijuga vitamin dan mineral yang kaya terkandung dalam sayuran-sayuran dan buah-buahan dalam pola konsumsi gizi seimbang yang berkembang pada tahun 1990-an. Tetapi sampai dengan tahun 2007, konsumsi sayur-sayuran dan buah- buahan penduduk Indonesia baru sebesar 95 kkallkapitalhari, atau 79% dari anjuran kebutuhan minimum sebesar 120 kkallkapitalhari. Konsumsi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya kemampuan ekonomi, ketersediaan dan pengetahuan tentang manfaat mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan yang sangat berpengaruh terhadap pola dan perilaku konsumsi. Untuk itu diperlukan upaya untuk meningkatkan konsumsi sayur-sayuran dan buah- buahan yang tidak hanya berupa penyediaan sarana dan prasarana, tetapi juga upaya perubahan sikap dan perilaku masyarakat, melalui sosialisasilpenyuluhan dan promosi yang lebih intensif pada masyarakat tentang manfaat dari konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 614, "width": 373, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 480, "page_height": 711, "text": "• Ketiga penulis adalah peneliti pada Pusat Penelitian Kependudukan - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPK-LIPI), E-mail: [email protected]. [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 661, "width": 91, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 480, "page_height": 711, "text": "Vol. Ill, No. 2, 2008", "type": "Page footer" }, { "left": 418, "top": 660, "width": 13, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 480, "page_height": 711, "text": "97", "type": "Page footer" }, { "left": 53, "top": 83, "width": 372, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 480, "page_height": 714, "text": "Kata kunci: Sayuran, buah-buahan, konsumsi, pemenuhan gizi seimbang, pengetahuan dan prilaku.", "type": "Text" }, { "left": 53, "top": 124, "width": 67, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 480, "page_height": 714, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 53, "top": 151, "width": 373, "height": 142, "page_number": 2, "page_width": 480, "page_height": 714, "text": "Masalah gizi dapat dilihat dari dua sudut pandang, yang umum disebut sebagai masalah gizi ganda, yaitu masalah 'gizi lebih' yang ditimbulkan karena kebiasaan individu mengkonsumsi makanan yang melebihi kebutuhan gizinya serta masalah 'gizi kurang' yang ditimbulkan karena kekurangan konsumsi makanan yang minimal dibutuhkan individu untuk hidup sehat (Rimbawan dan Baliwati, 2004 ). Masalah gizi lebih maupun gizi kurang merupakan basil dari pola konsumsi masyarakat, yang tidak memperhatikan kebutuhan dan keseimbangan gizi yang dibutuhkan tubuh untuk hidup sehat. Pola konsumsi masyarakat ini dipengaruhi oleh berbagai faktor: kondisi geografis ( daerah), ekonomi, budaya, dan kebijakan-kebijakan pemerintah baik yang terkait dengan ketersediaan dan produksi bahan pangan maupun penyadaran masyarakat akan makanan yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 53, "top": 297, "width": 374, "height": 183, "page_number": 2, "page_width": 480, "page_height": 714, "text": "Sebagai acuan masyarakat untuk keseimbangan asupan gizi, sejak tahun 1950- an dikenal pedoman \"Empat Sehat Lima Sempurna' (Karyadi, 1997). Pedoman ini banyak dikenal masyarakat sampai saat ini, dengan penekanan pada pentingnya mengkonsumsi daging, telur dan susu. Tetapi dengan kemajuan ilmu gizi dan perkembangan teori-teori kebutuhan zat protein yang berbeda-beda, muncul perubahan paradigma dalam konsep dan strategi penanggulangan masalah gizi, dari penekanan pada aspek kualitas pangan (protein) pada tahun 1950-an menuju aspek kuantitas ( energi) pada tahun 1970-an dalam kaitan dengan keseimbangan konsumsi protein dan energi. Pada tahun 1990-an, perhatian kembali ke arah kualitas, tetapi dengan penekanan pada kebutuhan vitamin dan mineral- zat gizi mikro (Martorell, 2000 dalam Siti Nuryati, 2006). Perubahan paradigma ini menuju pada pemahaman bahwa untuk hidup sehat tubuh kita tidak saja memerlukan protein dan kalori, tetapi juga vitamin dan mineral yang banyak terkandung dalam sayur-sayuran dan buah-buahan dalam pola konsumsi gizi seimbang.", "type": "Text" }, { "left": 53, "top": 483, "width": 374, "height": 102, "page_number": 2, "page_width": 480, "page_height": 714, "text": "Pembahasan tentang pentingnya gizi seimbang untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dilakukan dalam kongres gizi intemasional di Roma pada tahun 1992. Salah satu rekomendasi penting kongres tersebut adalah anjuran kepada setiap negara untuk menyusun pedoman umum gizi seimbang (PUGS). Di Indonesia, PUGS ini, merupakan penyempurnaan dari empat sehat lima sempurna, pertama kali disusun pada tahun 1995 dan merupakan pedoman bagi setiap orang untuk mencapai status gizi yang baik serta berperilaku gizi yang baik dan benar. Ada 13 pesan dasar gizi seimbang yang terkandung dalam pedoman ini (Departemen Kesehatan Rl, 2003).", "type": "Text" }, { "left": 53, "top": 589, "width": 374, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 480, "page_height": 714, "text": "Konsep dasar gizi seimbang menekankan bahwa untuk hidup dan meningkatkan kualitas hidup, setiap orang membutuhkan lima kelompok zat gizi yaitu: karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan juga tidak kekurangan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, bahan makanan", "type": "Text" }, { "left": 53, "top": 662, "width": 13, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 480, "page_height": 714, "text": "98", "type": "Page footer" }, { "left": 268, "top": 663, "width": 159, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 480, "page_height": 714, "text": "Jurna/ Kependudukan Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 84, "width": 374, "height": 116, "page_number": 3, "page_width": 481, "page_height": 712, "text": "dikelompokkan dalam tiga kelompok (berdasarkan logo gizi seimbang yang berbentuk kerucut/food guide pyramid) yaitu I) sumber zat tenaga: padi-padian, umbi-umbian dan tepung-tepungan, yang digambarkan di dasar kerucut; 2) sumber zat pengatur: sayur-sayuran dan buah-buahan yang digambarkan di bagian tengah kerucut; dan 3) sumber zat pembangun: kacang-kacangan, makanan hewani dan basil olahannya, digambarkan pada bagian atas kerucut (Departemen Kesehatan Rl, 2003; Karyadi, 1997; Wikipedia, 2008). Food guide pyramid ini juga menunjukkan anjuran konsumsi optimal harian untuk masing-masing kelompok bahan makanan dalam memenuhi kebutuhan gizi seimbang.", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 204, "width": 375, "height": 102, "page_number": 3, "page_width": 481, "page_height": 712, "text": "Data tahun 1999-2007 menunjukkan bahwa total konsumsi pangan penduduk Indonesia masih di bawah anjuran kebutuhan minimum (2000 kkallkapita/hari). Jika dilihat perbandingan konsumsi pangan anjuran dan aktual, berdasarkan kelompok pangan, juga menunjukkan bahwa beberapa bahan makanan dikonsumsi melebihi anjuran (terutama padi-padian) dan yang lainnya dikonsumsi di bawah anjuran. Di antara kelompok pangan yang dikonsumsi di bawah anjuran adalah sayur-sayuran dan buah-buahan, padahal kelompok makanan ini sangat diperlukan sebagai sumber utama zat gizi mikro (vitamin dan mineral), sebagai zat pengatur.", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 322, "width": 369, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 481, "page_height": 712, "text": "Tabell. Perbandingan Konsumsi Pangan Anjuran dan Aktual, 1999-2007 (kkal/kapita/hari)", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 338, "width": 373, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 481, "page_height": 712, "text": "Kelompok Anjuran Konsumsi aktual pangan 1999 2002 2003 2004 2005 2007 1 Padi-Padian 1000 :~-~1240'' ! :-·~'258'\" ~ 1 r ~- .:--~ .. 1252 1248- . __ 1241 --- 953 Umbi-umbian 120 69 70 66 n 73 52 Pangan hewani 240 88 117 138 134 139 146 Minyak + lemak 200 171 : --2Q.S.::c' 195 195 199 246- Buah/biji 60 41 52 56 47 51 - berminvak Kacang-kacangan 100 54 .. --- !62~----- -· ~--- J~4_-- .. _67 73 Gula 100 92 96 101'. :- ·:tQt·\" 99 - Sayur + buah 120 70 78 90 87 93 95 Lain-lain 60 26 53 32 33 35 ' 449 Total 2000' 1 1851 1986 1992 1986 1997 . :2.Q1.5 Skor Pola Pangan 100 66,3 72,6 77,5 76,9 79,1 - Harapan (PPH)", "type": "Table" }, { "left": 59, "top": 516, "width": 373, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 481, "page_height": 712, "text": "Keterangan: *) Rekomendasi WNPG 2004: AKE = 2000 kkallkap/hari danAKP =52 gr/kap/ hari.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 541, "width": 240, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 481, "page_height": 712, "text": "**) Data Susenas 2007, berdasarkan pengelompokan BPS.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 564, "width": 357, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 481, "page_height": 712, "text": "Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2007; Badan Pusat Statistik, 2007a.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 590, "width": 374, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 481, "page_height": 712, "text": "Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa pola makan masyarakat belum menunjukkan pemenuhan kebutuhan makan dengan gizi. Untuk itu diperlukan upaya perbaikan gizi masyarakat yang tidak hanya berupa penyediaan sarana dan prasarana, tetapi juga perlu dilakukan upaya perubahan sikap dan perilaku dari masyarakat. Tulisan", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 665, "width": 91, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 481, "page_height": 712, "text": "Vol. III, No.2, 2008", "type": "Text" }, { "left": 418, "top": 664, "width": 14, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 481, "page_height": 712, "text": "99", "type": "Page footer" }, { "left": 51, "top": 87, "width": 373, "height": 116, "page_number": 4, "page_width": 484, "page_height": 716, "text": "ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang pola dan perilaku konsumsi sayur- sayuran dan buah-buahan di masyarakat, serta mendapatkan pemahaman tentang pengetahuan dan sikap yang mendasari pola dan perilaku tersebut dalam usaha untuk meningkatkan konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan sesuai dengan pola makan 'gizi seimbang'. Data makro yang digunakan dalam tulisan ini.adalah data Susenas 2007 dan untuk kasus-kasus (mikro) bersumber dari penelitian yang dilakukan Pusat Penelitian Kepedudukan- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPK-LIPI) di Provinsi Lampung dan Nusa Tenggara Timur (NTT), pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2006, serta studi pendalaman yang dilakukan pada tahun 2008.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 222, "width": 241, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 484, "page_height": 716, "text": "PoLA KoNSUMSI SAYUR DAN BuAH 01 MAsvARAKAT", "type": "Section header" }, { "left": 51, "top": 249, "width": 374, "height": 143, "page_number": 4, "page_width": 484, "page_height": 716, "text": "Sayuran-sayuran dan buah-buahan merupakan salah satu kelompok pangan dalam penggolongan FAO, yang dikenal dengan Desirable Dietary Pattern 1 (Pola Pangan Harapan/PPH) ( Karsin, 2004). Kelompok bahan pangan ini berfungsi sebagai sumber vitamin dan mineral, sehingga kekurangan konsumsinya berpengaruh negatifterhadap kondisi gizi. Oleh karena itu, konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan bersama-sama dengan kelompok pangan lainnya dapat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan pada umumnya. Bagian ini membahas pola konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan di kalangan penduduk Indonesia. Analisis mengenai pola konsumsi didasarkan pada data tentangjumlah energi yang diperoleh melalui konsumsi sayur-sayuran dan buah-buah ( dalam satuan kkal), dengan melihat perbedaan an tar provinsi serta wilayah perkotaan dan perdesaan.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 394, "width": 373, "height": 171, "page_number": 4, "page_width": 484, "page_height": 716, "text": "Data pada Tabe12 memperlihatkan pola konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan penduduk Indonesia menurut provinsi, di wilayah perkotaan dan perdesaan pada tahun 2005 dan 2007. Seperti telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, secara umum konsumsi pangan, termasuk sayur-sayuran dan buah-buahan penduduk Indonesia lebih sedikit daripada jumlah yang dianjurkan. Secara ideal konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan per kapita per hari yang dianjurkan adalah sebanyak 120 kkal menurut acuan diet 2000 kkal (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2007) dan 132 kka1 untuk diet 2200 kkal (Mudanijah, 2004). Dalam kenyataan, pada tahun 2005 dan 2007 konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan penduduk Indonesia secara keseluruhan hanya sekitar 65% dan 79% dari anjuran secara berturut-turut (menurut pola diet 2000 kkal) dan 59% dan 72% (menurut pol a diet 2200 kkal). Hal ini terlihat dari data pada Tabe12 yang menunjukkan bahwa konsumsi kelompok pangan tersebut sebanyak 78,57 kkallkapita/hari pada tahun 2005. Meskipun pada tahun 2007 terjadi peningkatan", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 577, "width": 373, "height": 62, "page_number": 4, "page_width": 484, "page_height": 716, "text": "1 FAO menggolongkan pangan menjadi sembilan kelompok, yaitu: padi-padian, umbi-umbian, pangan hewani, minyak dan lemak, buahlbiji berminyak, kacang-kacangan, gula, sayuran dan buah serta bahan pangan lainnya. Badan Pusat Statistik (BPS) dalam publikasinya menggunakan pengelompokan yang berbeda, yaitu padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayur-sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, bahan minuman, bumbu-bumbuan, konsumsi lainnya, makanan dan minuman jadi, serta tembakau dan sirih.", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 667, "width": 18, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 484, "page_height": 716, "text": "100", "type": "Page footer" }, { "left": 266, "top": 667, "width": 159, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 484, "page_height": 716, "text": "Jurnal Kependudukan Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 81, "width": 373, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 482, "page_height": 712, "text": "dalam konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan, yaitu menjadi 95,47 kkal. Jumlah terse but masih jauh dari kebutuhan konsumsi ideal.", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 108, "width": 373, "height": 103, "page_number": 5, "page_width": 482, "page_height": 712, "text": "Secara umum, terdapat perbedaan pola konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan antara penduduk perkotaan dan mereka yang tinggal di perdesaan. Seperti yang ditunjukkan oleh data pada Tabel2, penduduk perdesaan mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan lebih banyak dibandingkan dengan penduduk perkotaan. Kenyataan ini terjadi pada tahun 2005 dan 2007. Salah satu kemungkinan yang menyebabkan hal ini adalah perbedaan pola makan di antara kedua kelompok penduduk. Di daerah perdesaan, sayur-sayuran sering menjadi lauk-pauk yang utama di kalangan sebagian penduduk.", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 228, "width": 373, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 482, "page_height": 712, "text": "Tabel 2. Konsumsi Sayur-sayuran dan Buah-buahan per kapita per hari Menurut Provinsi, Kota-Desa (kkal/kaplhari)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 258, "width": 362, "height": 377, "page_number": 5, "page_width": 482, "page_height": 712, "text": "P rovinsi Kota De sa Kota + d esa 2005 2007 2005 2007 2005 2007 NAD 0.15 1 01 .55 59.16 82.48 59.60 77.04 S urn ate ra U tara 85.02 94.02 85.35 89.68 85.20 91.68 S urn atera Barat 83.59 92.38 91.07 93.60 88.77 93.18 Riau 80.33 1 03.36 88.16 103.78 85.40 1 03.5 7 Jarnbi 69.69 91.94 83.79 103.32 79.70 99.63 S urn atera Selatan 67.44 120.19 77.36 125.66 73.92 123.54 B engku lu 71.79 116.01 83.3 143.68 79.93 133.9 5 LarnD u ng 88.50 131.08 102.8 146.88 99.56 142.61 KeDulauan Babel 74.52 98.22 73.69 103.32 74.04 100.4 0 Kepulauan Riau 80.50 75.29 91.76 84.17 82.85 79.47 D K I Jakarta 66.17 71.56 66.17 71.56 Jawa Barat 59.41 71.66 67.52 84.56 63.22 76.97 Jawa Tengah 77.44 86.86 86.39 10 0.6 7 82.65 93.97 D I Yogyakarta 86.25 94.14 91.16 101.33 88.25 96.71 Jawa Tirnur . 76.88 83.38 75.63 86.33 76.16 84.89 Ban ten 64.86 89.01 84.54 93.22 73.70 90.68 Bali 89.82 127.37 98.98 166.24 94.22 143.81 Nusa Tenggara 73.12 96.57 68.63 93.28 70.33 94.66 B a rat - - Nusa Tenggara Tim ur 80.58 10 3.41 1 06.2 7 105.83 1 02.02 1 05.39 Kalimantan Barat 74.10 87.13 76.11 93.58 75.57 91.79 Kalimantan 93.31 96.65 74.26 120.57 79.84 112.43 Tengah Kalimantan 70.84 97.35 87.64 111.61 81.31 1 05.69 S elatan Kalimantan Tim ur 86.56 83.81 78.81 90.27 83.02 86.25 Sulawesi Utara 90.83 113.56 97.43 123.50 94.88 119.19 Sulawesi Tengah 89.06 133.08 87.53 130.57 87.83 131.10 Sulawesi Selatan 78.23 121.78 84.24 120.36 82.44 120.82 Sulawesi 115.14 126.46 88.83 111 . 99 94.54 115.31 Tenggara Sulawesi Barat 1 06.42 139.69 128.57 G orontalo 81.28 91 .13 54.15 82.50 61 .51 85.21 M aluku 68.47 86.57 93.68 114.9 5 86.65 109.53 M a luku U tara 122.7 1 79.64 143.08 268.16 137.51 241.87 Papua 83.24 118.54 127.89 12 9.51 117.16 127.02 PaDua Barat 93.43 126.20 118.72 INDONESIA 73.11 87.89 82.86 102.54 78.57 95.4 7 Sumber: Diolah dari Badan Pusat Statistik, 2007a.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 662, "width": 91, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 482, "page_height": 712, "text": "Vol. III, No. 2, 2008", "type": "Page footer" }, { "left": 413, "top": 662, "width": 17, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 482, "page_height": 712, "text": "101", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 82, "width": 374, "height": 271, "page_number": 6, "page_width": 481, "page_height": 712, "text": "Hasil penelitian di Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung memperlihatkan fenomena tersebut. Ketika kepada narasumber ditanyakan pertanyaan: ~~Apa /auk yang biasa dimakan sehari-hari? \". Mayoritas menjawab daun singkong, kacang panjang, kangkung, gam bas dan beberapa jenis sayuran lain yang bisa dengan mudah didapatkan di lokasi tempat tinggal mereka. Sebagian dari sayur-sayuran tersebut merupakan basil kebun sendiri, tennasuk pekarangan rumah, sehingga dapat diperoleh tanpa mengeluarkan uang. Bagi mereka yang tidak mempunyai kebun, sayur-sayuran seperti daun singkong bisa diperoleb dengan cara meminta kepada tetangga (Aswatini, dkk., 2005). Kenyataan ini membuktikan bahwa dalam kondisi tidak memiliki uang sekalipun penduduk perdesaan dapat mengkonsumsi sayur-sayuran sebagai menu lauk- pauk. Jenis lauk-pauk seperti tahu, tempe dan ikan asin dikonsumsi jika mereka mempunyai kelebihan uang untuk membelinya. Oleh karena itu, pernyataan seperti \"kalau /auk jarang, tapi kalau sayur pasti dimakan setiap hari\" dan \"kalau sayur setiap hari, kalau /auk nggak pasti\" sangat lazim diungkapkan oleh kebanyakan penduduk desa. Hal yang sama juga berlaku untuk buah-buahan karena sebagian penduduk perdesaan memiliki pohon buah-buahan, antara lain pisang dan berbagai buah musiman seperti mangga, rambutan danjambu. Hal ini tidak ditemukan di masyarakat perkotaan yang bampir seluruh kebutuhan pangannya dipenuhi dengan cara membeli. Dalam kondisi tersebut, ada kemungkinan bahan pangan yang dibeli bukan sayur-sayuran dan buah-buahan, melainkan bahan pangan yang lain yaitu sumber protein seperti tabu, tempe atau telur.", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 357, "width": 376, "height": 244, "page_number": 6, "page_width": 481, "page_height": 712, "text": "Jenis sayuran yang dikonsumsi relatifbervariasi, namun beberapa sayuran tertentu lebih sering dikonsumsi, terutama karena lebih banyak tersedia di sekitar lokasi tempat tinggal. Di Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung, misalnya, daun singkong, kacang panjang, kangkung, terong, pepaya dan nangka muda paling sering dikonsumsi, karena merupakan basil kebun sendiri ( daun singkong, pepaya dan nangka muda) atau paling sering dijual oleb pedagang keliling (kacang panjang dan kangkung). Variasi jenis sayur-sayuran yang dimasak lebih didasarkan pada pertimbangan ~~ biar nggak bosan \", daripada nilai gizi yang terkandung di dalamnya. Berbeda dengan sayur- sayuran, konsumsi buah-buahan pada masyarakat perdesaan, hanya terbatas pada musimnya. Artinya, mereka hanya mengkonsumsinya pada musim buah-buahan tertentu, sedangkan pada waktu lain kebanyakan penduduk sangat jarang mengkonsumsi buah-buahan. Buah-buahan yang paling sering dan banyak dikonsumsi adalah basil tanaman sendiri, seperti pisang, pepaya, jambu dan rambutan. Khusus untuk buah-buahan yang diperoleh dengan cara membeli, jenis pangan tersebut hanya dikonsumsi jika mereka mempunyai kelebihan uang dan yang biasanya dibeli adalah buah-buahan yang berharga murah, seperti penuturan salah seorang ibu rumah tangga yang diwawancarai di Desa Ngesti Rahayu berikut ini. \"Buah ya kalau ada uang ya beli. Kalau ke pasar beli jeruk, yang murah. Musim duku ya duku, murah jeruk, ya jeruk. Musimnya adanya apa, itu \".", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 605, "width": 373, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 481, "page_height": 712, "text": "Selama periode 2005 dan 2007 telah terjadi peningkatan konsumsi kelompok pangan yang merupakan sum her vitamin dan mineral tersebut, baik di kalangan penduduk", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 662, "width": 18, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 481, "page_height": 712, "text": "102", "type": "Table" }, { "left": 268, "top": 662, "width": 159, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 481, "page_height": 712, "text": "Jurnal Kependudukan Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 90, "width": 375, "height": 547, "page_number": 7, "page_width": 484, "page_height": 716, "text": "perkotaan maupun di perdesaan. Namun peningkatan yang lebih besar ditemui di antara penduduk perdesaan. Sekali lagi, kemungkinan untuk mendapatkannya tanpa mengeluarkan uang menjadi salah satu faktor penyebab lebih tingginya peningkatan konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan penduduk perdesaan. Faktor lain yang juga tidak kalah pentingnya adalah peningkatan pengetahuan tentang pentingnya kedua kelompok pangan tersebut terhadap kondisi kesehatan. Hal ini antara lain diperoleh melalui berbagai penyuluhan yang dilakukan oleh pihak pemberi pelayanan kesehatan, termasuk petugas gizi di puskesmas dan kader gizi yang merupakan penduduk setempat. Pola konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan berbeda antar provinsi. Provinsi dengan konsumsi sayur-sayuran dan buah-buah tertinggi pada tahun 2007 adalah Maluku Utara, yaitu sebesar 242 kkallkapitalhari, diikuti oleh Provinsi Bali, Lampung, Bengkulu, dan Sulawesi Tengah. Selain di Sulawesi Tengah, konsumsi sayur-sayuran dan buah- buah penduduk di empat provinsi yang lain melebihi konsumsi anjuran menurut diet 2200 kkal. Sebaliknya, provinsi dengan konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan terendah adalah DKI Jakarta. Berada pada urutan selanjutnya berturut-turut Provinsi Jawa Barat, Nanggroe Aceh Darussalam, Jawa Timur dan Gorontalo. Rendahnya konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan di DKI Jakarta dapat dimaklumi karena bagi sebagian besar penduduk jenis pangan tersebut hanya dapat diperoleh dengan cara membeli. Ada kemungkinan karena tidak terbiasa mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan mereka tidak membelinya dan pada gilirannya juga tidak mengkonsumsinya. Hal yang menarik dan menunjukkan keadaan yang bertolak belakang dari anggapan sebagian besar kalangan selama ini ditemui di Provinsi Jawa Barat. Sebagian besar penduduk Provinsi Jawa Barat (hampir tiga per empat) beretnis Sunda yang dikenal banyak mengkonsumsi sayur-sayuran, terutama sayur-sayuran mentah (lalapan). Namun secara aktual konsumsijenis pangan ini berada pada urutan kedua terendah dari seluruh provinsi di Indonesia, yaitu 58% dari konsumsi anjuran. Hal ini menunjukkan ketidaksesuaian antara anggapan yang berlaku di masyarakat dengan kenyataan sebenamya. Di sisi lain, di Provinsi NTT konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan penduduknya relatiftinggi, yaitu 80% darijumlah yang dianjurkan. Kuat dugaan cara mengolah makanan berpengaruh terhadap pola konsumsi kelompok pangan tersebut. Kebanyakan penduduk NTT, terutama yang tinggal di perdesaan mengkonsumsi jagung sebagai bahan pangan pokok. Pengolahan jagung dilakukan dengan mencampur berbagai jenis bahan pangan, termasuk sayur-sayuran, misalnya untuk membuat 'jagung bose' yang merupakan makanan utama. Dengan cara tersebut, sayur-sayuran menjadi bahan pangan yang dikonsumsi setiap hari. Selain itu, adanya kegiatan salah satu LSM asing yang dilaksanakan sejak tahun 2005 berupa penanaman sayur-sayuran di beberapa daerah perdesaan NTT diduga juga berpengaruh terhadap pola konsumsi sayur masyarakat. Dalam programnya, selain memberikan bibit sayur- sayuran dan bimbingan bercocok tanam sayuran, LSM terse but juga memberikan insentif berupa bantuan pangan pokok ( antara lain beras dan min yak goren g) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat peserta kegiatan sampai masa panen (Aswatini, dkk., 2005). Program ini mendorong masyarakat untuk lebih ban yak menanam sayur-sayuran dan", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 670, "width": 91, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 484, "page_height": 716, "text": "Vol. III, No. 2, 2008", "type": "Page footer" }, { "left": 416, "top": 670, "width": 17, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 484, "page_height": 716, "text": "103", "type": "Page footer" }, { "left": 53, "top": 89, "width": 373, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 483, "page_height": 716, "text": "meningkatnya produksi sayur-sayuran menjadi salah s.atu pendorong bagi masyarakat untuk mengk.onsumsi jenis bahan pangan terse but.", "type": "Text" }, { "left": 53, "top": 116, "width": 373, "height": 157, "page_number": 8, "page_width": 483, "page_height": 716, "text": "Jika dikaitkan dengan volume produksi, tidak selalu ditemukan hubungan yang sejalan antarajumlah konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan dengan produksi kedua komoditas pertanian tersebut di suatu daerah. Keadaan yang mencolok ditemui di Provinsi Jawa Barat yang memperlihatkan keadaan yang bertolak belakang. Pada tahun 2006 provinsi ini menjadi penghasil sayur-sayuran dan buah-buah terbanyak di antara seluruh provinsi yang lain (lihat Lamp iran I). Namun, konsumsi aktual penduduknya berada pada peringkat kedua paling bawah, sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya. Ada kemungkinan produksi sayur-sayuran dan buah-buahan di provinsi ini lebih banyak dimanfaatkan oleh penduduk dari daerah lain. Sebaliknya, konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan terbanyak ditemukan Provinsi Maluku Utara, padahal produksinya relatif sedikit. F enomena terse but memperlihatkan bahwa jumlah konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan tidak dipengaruhi olehjumlah produksi.", "type": "Text" }, { "left": 53, "top": 292, "width": 182, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 483, "page_height": 716, "text": "PERILAKU KONSUMSI SAYUR DAN BUAH", "type": "Section header" }, { "left": 53, "top": 317, "width": 373, "height": 143, "page_number": 8, "page_width": 483, "page_height": 716, "text": "Dalam tulisan ini perilaku konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan dianalisis menggunakan data pengeluaran rumah tangga per kapita per bulan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Asumsinya,jumlah pengeluaran dipandang sebagai proksi perilaku masyarakat dalam mengkonsumsi berbagaijenis kelompok pangan. Secara umum dapat dikatakan bahwa perilaku konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan di kalangan penduduk Indonesia tidak sesuai dengan stan dar yang ideal untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang. Tabel 3 memperlihatkan bahwa proporsi pengeluaran untuk membeli sayur-sayuran dan buah-buahan per kapita per bulan pada tahun 2005 dan 2007 kurang dari 15% dari seluruh pengeluaran pangan. Sejalan dengan peningkatanjumlah konsumsi selama dua periode waktu tersebut, proporsi pengeluaran untuk sayur-sayuran dan buah-buah juga mengalami peningkatan, meskipun relatifkecil.", "type": "Text" }, { "left": 53, "top": 463, "width": 373, "height": 142, "page_number": 8, "page_width": 483, "page_height": 716, "text": "Proporsi pengeluaran untuk sayur-sayuran dan buah-buahan jauh lebih kecil dibandingkan dengan kelompok ''makanan dan minumanjadi:z,'. Hal ini terlihat mencolok di wilayah perkotaan, yaitu kurang dari separuh, baik pada tahun 2005 maupun 2007. Jika dibandingkan dengan kelompok ''tembakau dan sirih\", proporsi pengeluaran rumah tangga untuk memenuhi konsumsi sumber vitamin dan mineral ini hanya sedikit lebih besar. Berdasarkan kenyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa telah teJjadi \"kesalahan/ ketidaktepatan\" dalam alokasi pengeluaran untuk kebutuhan pangan di antara penduduk Indonesia. Idealnya, pengeluaran untuk sayur-sayuran dan buah-buahan lebih besar dibandingkan dengan kelompok \"makanan dan minuman jadi\" dan \"tembakau dan sirih\" karena pentingnya peranan sayur-sayuran dan buah-buahan dalam menciptakan gizi seimbang yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kondisi kesehatan.", "type": "Text" }, { "left": 53, "top": 623, "width": 373, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 483, "page_height": 716, "text": "2 Makanan dan minuman jadi mencakup makanan jajanan, baik yang diproduksi oleh industri besar maupun industri kecil dan usaha rumah tangga.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 670, "width": 18, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 483, "page_height": 716, "text": "104", "type": "Page footer" }, { "left": 267, "top": 670, "width": 159, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 483, "page_height": 716, "text": "Jurna/ Kependudukan Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 81, "width": 375, "height": 130, "page_number": 9, "page_width": 483, "page_height": 712, "text": "Gencarnya promosi \"makanan dan minumanjadi\" ditengarai berpengaruh besar terhadap alokasi pengeluaran pangan rumah tangga. Berbagai jenis makanan dan minuman jadi ditawarkan oleh produsen makanan dan minuman dari berbagai skala usaha. Tidak hanya di wilayah perkotaan, sebagian daerah perdesaan pun juga telah 'diserbu' oleh berbagai produk makanan dan minumanjadi. Hal ini memupuk kebiasaan jajan di kalangan penduduk, terutama anak-anak. Di sam ping menimbulkan kerentanan terhadap pemenuhan kebutuhan gizi seimbang, sebagian makanan dan minuman jadi juga kurang terjamin keamanannya, terutama yang diproduksi oleh usaha rumah tangga karena luput dari kontrol pihak yang berwenang dalam pengawasan (keamanan) produk makanan.", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 227, "width": 372, "height": 33, "page_number": 9, "page_width": 483, "page_height": 712, "text": "Tabel3. Proporsi Pengeluaran Rata-rata per kapita Sebulan untuk Sayur-sayuran dan Buah- buahan, Makanan dan Minuman Jadi serta Tembakau dan Sirih Terhadap Total Pengeluaran Kelompok Barang Makanan Menurut Provinsi(%)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 270, "width": 327, "height": 329, "page_number": 9, "page_width": 483, "page_height": 712, "text": "Provlnsl Sayur-sayuran Makanan dan Tem bakau dan dan buah-buahan mlnuman Jadl slrlh 2005 2007 2005 2007 2005 2007 NAD 13,2 15,0 11,7 14,7 11,4 11,8 Sumatera Utara 13,0 13,6 16,0 16,9 13,8 12,0 Sum atera Bar at 13 7 15,3 21,8 21 5 12 6 10,8 Riau 14,4 16,4 16,0 16,3 13,2 10,9 Jambi 14,1 15,8 15,2 13,9 12,4 12,4 Sum atera Selatan 13,3 15,2 13,4 15,0 12,2 11,2 Bengkulu 14,9 16,2 13,8 13,2 12,6 10,5 Lampung 14,2 15,1 15,7 16,7 11,9 10,1 Kepulauan Babel 13 1 15,0 19,4 18,8 13 8 13,2 Kepulauan Riau 14,9 13,9 22,6 22,7 12,5 11,6 DKI Jakarta 11,0 11,7 36,7 34,0 9,3 8,8 Jawa Barat 10,7 11,6 22,3 23,8 14,2 10,7 Jawa Tengah 12,9 12,9 24,8 24,2 11,3 9,2 01 Yogvakarta 12,5 12,1 33,1 32,2 92,0 8,0 Jawa Timur 11,5 11 '7 22,8 22,4 11,8 9,6 Ban ten 11,6 12,7 24,9 23,6 13,5 11,1 Bali 13,0 13,8 27,6 25,3 7,3 6,6 Nusa Tenggara Barat 13,3 14,4 16,7 17,9 9,9 8,4 Nusa Tenggara Timur 13,1 13,6 9,2 8,1 8,6 7,1 Kalimantan Barat 11,4 11,4 14,3 13,8 12,0 10,5 Kalimantan Tengah 11,6 13,2 13,6 15,5 11,5 10,7 Kalimantan Selatan 10 6 11 7 23 5 26 2 98 10 0 Kalimantan Timur 12,1 13,4 21,8 20,4 10,8 10,0 Sulawesi Utara 13,1 14,3 16,9 14,2 9,6 8,7 Sulawesi Tennah 12,1 13,1 12,5 16,5 13,7 10,5 Sulawesi Selatan 10,2 12,8 15,0 17,1 12,2 9,8 Sulawesi Tenggara 11,2 14,5 12,2 13,0 12,2 9,9 Sulawesi Barat 11,9 8,8 1.1.0 Gorontalo 11,7 11,3 12,7 17,2 10,6 9,9 Maluku 13,4 19,4 13,8 11,7 8,6 7,6 Maluku Utara 14,3 23,6 11,9 12,8 12,1 9,8 Papua 15,3 18,3 9,9 9,5 9,6 6,9 Paoua Barat 170 7 0 10 6 INDONESIA 12,1 13,1 21,6 21,3 12,0 10,1", "type": "Table" }, { "left": 62, "top": 617, "width": 181, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 483, "page_height": 712, "text": "Sumber: Diolah dari Badan Pusat Statistik, 2007.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 661, "width": 372, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 483, "page_height": 712, "text": "Vol. III, No. 2, 2008 105", "type": "Table" }, { "left": 51, "top": 85, "width": 373, "height": 165, "page_number": 10, "page_width": 484, "page_height": 716, "text": "Sarna halnya dengan jumlah yang dikonsumsi, pengeluaran rata-rata per kapita per bulan untuk sayur-sayuran dan buah-buahan juga bervariasi antar provinsi. Pada tahun 2005 provinsi dengan proporsi pengeluaran untuk sayur-sayuran dan buah-buah yang terbesar adalah Papua (15% dari total pengeluaran makanan), dan pada tahun 2007 posisi ini diduduki oleh Provinsi Maluku Utara, yaitu sebesar 24%. Sebaliknya, Sulawesi Selatan dan Gorontalo merupakan provinsi dengan proporsi pengeluaran untuk. sayur-sayuran dan buah-buah terendah pada tahun 2005 dan 2007 secara berturut- turut Fakta ini sejalan denganjumlah kalori yang diperoleh dari konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan. Provinsi Maluku Utara, khususnya, mempunyai jumlah konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan yang terbanyak pula pada tahun 2007. Sebaliknya, Gorontalo juga termasuk dalam 5 provinsi yang mempunyai konsumsi sayur-sayuran dan buah-buah terendah pada tahun 2007 (lihat Tabel 2).", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 254, "width": 375, "height": 123, "page_number": 10, "page_width": 484, "page_height": 716, "text": "Hal yang menarik terkait dengan alokasi pengeluaran untuk bahan pangan ditemukan di Provinsi DKI Jakarta. Di wilayah ibukota negara ini, lebih dari sepertiga pengeluaran rumah tangga per kapita per bulan adalah untuk makanan dan minuman jadi, sementara untuk kelompok sayur-sayuran dan buah-buah hanya sebesar 10%. Kenyataan ini mudah dimengerti karena sebagai pusat berbagai kegiatan, daerah ini menjadi wilayah pemasaran yang utama berbagai jenis makanan dan minuman jadi. Banyaknya pilihan jenis pangan terse but menyebabkan penduduk lebih mudah untuk memperolehnya, sehingga alokasi pengeluaran untuk kelompok pangan terse but juga lebih besar daripada daerah-daerah yang lain.", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 381, "width": 375, "height": 221, "page_number": 10, "page_width": 484, "page_height": 716, "text": "Meskipun perbedaannya tidak mencolok sebagaimana yang tetjadi di DKI Jakarta, secara keseluruhan proporsi pengeluaran penduduk Provinsi Lampung, per kapita per bulan untuk sayur dan buah juga lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran untuk makanan dan minumanjadi. Namunjika dilihat berdasarkan wilayah tempat tinggal, di daerah perkotaan pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi lebih besar dibandingkan pengeluaran untuk sayur-sayuran dan buah-buahan (Lampiran 2). Sekali lagi, kenyataan ini memperlihatkan bahwa banyaknya pilihan makanan dan minuman jadi di daerah perkotaan memberi pengaruh yang besar terhadap kecilnya alokasi pengeluaran makanan untuk sayur-sayuran dan buah-buahan. Keadaan yang berbeda ditemukan di Provinsi Nusa Tenggara Timur, yaitu proporsi pengeluaran untuk sayur- sayuran dan buah-buahan lebih besar daripada pengeluaran untuk makanan dan minumanjadi (Lampiran 3). Perbedaan yang mencolok terlihat di daerah perdesaan. Ada kemungkinan daerah perdesaan yang sebagian besar terpencil dan tidak mudah dijangkau menyebabkan pemasaran produk makanan dan minumanjadi sulit dilakukan di wilayah NTT. Akibatnya, proporsi pengeluaran untuk jenis makanan tersebut juga kecil.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 664, "width": 18, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 484, "page_height": 716, "text": "106", "type": "Page footer" }, { "left": 265, "top": 666, "width": 159, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 484, "page_height": 716, "text": "Jurna/ Kependudukan Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 61, "top": 89, "width": 351, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 482, "page_height": 715, "text": "PENGETAHUAN DAN SIKAP MAsYARAKAT DALAM KONSUMSI SAYUR DAN BUAH", "type": "Section header" }, { "left": 59, "top": 115, "width": 376, "height": 183, "page_number": 11, "page_width": 482, "page_height": 715, "text": "Sikap dapat diartikan sebagai suatu keadaan dalam diri manusia yang menggerakkan untuk bertindak, atau merupakan tenaga pendorong (motivasi) dari seseorang untuk timbulnya sesuatu perbuatan atau tindakan. Sikap ini merupakan sesuatu yang tidak dibawa sejak lahir, karena itu dapat berubah-ubah dalam perkembangan individu (Walgito, 1983: 52). Sikap ini merupakan fungsi dari berbagai faktor, di antaranya adalah pengetahuan, dalam arti individu mencari/membutuhkan pengetahuan, kerangka referensi atau ukuran-ukuran sebagai dorongan untuk timbulnya motivasi dari sikapnya tersebut yang akan membawanya pada tingkah laku/perbuatan. Karena itu, perubahan sikap secara umum tergantung dari penerimaan informasi baru yang disampaikan dengan cara yang relevan, terhadap objek dari sikap tersebut, dari sudut pandang individu pemegang sikap (Newcomb, Turner dan Converse, 1981 ). Pada bagian ini, analisis tentang pengetahuan dan sikap masyarakat dalam konsumsi sayur didasarkan pada survei terhadap 313 rumah tangga di Provinsi Lampung dan 383 rumah tangga di NTT serta basil penelitian mendalam di kedua daerah penelitian tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 302, "width": 375, "height": 156, "page_number": 11, "page_width": 482, "page_height": 715, "text": "Analisis dalam bagian 2 tentang pola konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan eli berbagai provinsi eli Indonesia menunjukkan bahwa secara rata-rata, konsumsi sayur- sayuran dan buah-buahan di masyarakat Indonesia sampai tahun 2007 masih berada eli bawah anjuran PPH, sebesar 120 kkal/kapitalhari, berdasarkan kebutuhan energi sebesar 2000 kkal/kapitalhari. Beberapa provinsi sudah menunjukkan angka konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan di atas anjuran sebesar 120 kkal/kapitalhari, tetapi provinsi dengan angka konsumsi di bawah anjuran masih lebih banyak (Tabel2). Bahkan, untuk Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur, yang merupakan provinsi penghasil sayur- sayuran dan buah-buahan terbesar berdasarkan daftar komoditi kebutuhan dasar makanan tahun 2006 (Susenas Panel Modul Konsumsi, Maret 2006, Lampiran 1 ), konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan pada tahun 2007 baru mencapai 76,97 dan 84,89 kkallkapitalhari (Tabel2).", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 461, "width": 374, "height": 116, "page_number": 11, "page_width": 482, "page_height": 715, "text": "Pola konsumsi sayur dan buah di masyarakat terkait dengan perilaku yang dapat elilihat dari proporsi pengeluaran untuk bahan makanan. Tampaknya konsumsi sayur- sayuran dan buah-buahan belum menjadi kebutuhan penting, karena proporsi penge1uaran untuk konsumsinya secara rata-rata Indonesia pada tahun 2007 hanya sebesar 13,1% dari total pengeluaranmakanan. Ini masihjauh lebih kecil dibanelingkan pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi sebesar 21 ,3. Pengeluaran untuk tembakau dan sirih mencapai 10,1% {Tabel 3). Padahal, konsumsi sayur dan buah tentunya lebih penting dalam memenuhi kebutuhan gizi dan menunjang PPH, dibandingkan konsumsi makanan dan minumanjadi serta sirih dan tembakau.", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 580, "width": 374, "height": 62, "page_number": 11, "page_width": 482, "page_height": 715, "text": "Sayur merupakan konsumsi sehari-hari yang umum sebagai 'ternan' a tau pelengkap makanan pokok (nasi atau lainnya). Bahkan, penelitian mendalam yang dilakukan di Provinsi Lampung dan NIT menunjukkan bahwa untuk keluarga di desa, terutama keluarga miskin, sayur merupakan 'lauk' utama sebagai pendamping makanan pokok nasi ataujagung. Lebih dari 90% rumah tangga sampel eli kedua daerah penelitian", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 668, "width": 91, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 482, "page_height": 715, "text": "Vol. III, No. 2, 2008", "type": "Text" }, { "left": 415, "top": 667, "width": 18, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 482, "page_height": 715, "text": "107", "type": "Page footer" }, { "left": 52, "top": 86, "width": 375, "height": 209, "page_number": 12, "page_width": 480, "page_height": 714, "text": "mengkonsumsi sayur setiap hari, tetapi ada sekitar 10,2% rumah tangga di daerah penelitian di Lampung dan 10,7% di NIT yang hanya mengkonsumsi makanan pokok (nasi atau jagung) dengan sayur-sayuran (Aswatini dkk, 2005). Umumnya konsumsi sayur ini dipenuhi dari basil kebun sendiri atau 'minta' dari tetangga yang memilikP. Tetapi karena merupakan 'ternan utama' konsumsi makanan pokok, di daerah penelitian di Lampung, jika sudah tidak ada yang dapat diambil di kebun, sayur-sayuran juga dibeli di pasar, warung atau pedagang keliling, meskipun yang dibeli yang relatif murah harganya seperti oyong dan kacang panjang. Karena itu, konsumsi sayur-sayuran di Lampung umumnya terdiri dari sayur-sayuran yang mudah didapat/ditanam di halaman/ ladang seperti daun singkong, terong, nangka muda (gori), kluwih, gambas, labu siam, pepaya muda (kates) dan pare. Di NTI, jenis sayur-sayuran yang biasa dikonsumsi dan bisa didapat di halaman/ladang antara lain daun singkong, daun pepaya, bunga pepaya, sayur putih, sayur kumbang (sawi) dan batang hijau (caisim). 4 Buah, karena bukan merupakan pelengkap makanan utama, umumnya hanya dikonsumsijika tersedia tanpa harus membeli ( dipetik dari kebun/pohon sendiri), seperti berbagai jenis pisang, pepaya dan rambutan (musiman).", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 299, "width": 377, "height": 222, "page_number": 12, "page_width": 480, "page_height": 714, "text": "Keadaan empirik di lapangan menunjukkan bahwa perilak:u konsumsi buah dan sayur di masyarakat bel urn didasarkan pada pemahaman akan pentingnya ko~umsi sayur dan buah untuk memenuhi kebutuhan gizi guna menunjang hidup yang sehat, tetapi dipengaruhi oleh berbagai faktor lainnya, yaitu ekonomi, sosial, budaya dan politik (kebijakan-kebijakan pemerintah). Faktor-fak.tor ini baik secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap pengetahuan masyarakat, yang tidak selalu mendukung implementasi dari pola makan gizi seimbang di masyarakat. Sebagai contoh, dari pengaruh faktor ekonomi dan kebijakan (misal harga), penelitian mendalam di Lampung menunjukkan bahwa masyarakat menganggap makanan yang baik dan sehat adalah yang mahal harganya, sehingga jika mereka mempunyai uang lebih, sayur dan buah yang akan mereka beli adalah wortel (sayuran sop-sopan) serta buah apel dan anggur (wawancara mendalam dengan ibu rumah tangga di Lampung). Secara sosial, makanan juga bisa berfungsi sebagai simbol status sosial (Helman dalam Apofires, 2002) sehingga juga ada anggapan bahwa makanan tertentu identik dengan keluarga miskin, seperti konsumsi tiwul sebagai makanan pokok dalam kasus di Lampung. Di beberapa masyarakat, sayur dan buah juga sering dirasakan sebagai 'makanan untuk orang miskin' (Shennan, 2003).", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 524, "width": 375, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 480, "page_height": 714, "text": "Dari faktor sosial budaya, beberapa kebiasaan pantangan yang ada di masyarakat juga menjadi dasar pengetahuan yang salah dan berpengaruh terhadap pola konsumsi,", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 571, "width": 371, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 480, "page_height": 714, "text": "3 Sayur-sayuran yang harus dibeli seperti wortel, kacang panjang, tauge, oyong, kangkung dan buah- buahan yang dibeli umumnyajeruk, dan mangga (musiman).", "type": "Footnote" }, { "left": 52, "top": 592, "width": 373, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 480, "page_height": 714, "text": "4 Sayur putih, sayur kumbang dan batang hijau banyak ditanam penduduk karena saat penelitian sedang berjalan program bantuan dari LSM asing, yang memberikan bibit sayur-sayuran dan insentif berupa bantuan beras kepada penduduk yang mau terlibat dalam kegiatan menanam sayuran secara berkelompok, selama penduduk terlibat dalam kegiatan ini (beberapa bulan).", "type": "Text" }, { "left": 53, "top": 665, "width": 18, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 480, "page_height": 714, "text": "108", "type": "Page footer" }, { "left": 266, "top": 666, "width": 159, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 480, "page_height": 714, "text": "Jurna/ Kependudukan Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 83, "width": 376, "height": 383, "page_number": 13, "page_width": 486, "page_height": 714, "text": "termasuk konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan. Pantangan ini umumnya diberlakukan kepada ibu hamil dan menyusui serta anak-anak. Di daerah penelitian di Lampung, ada kepercayaan bahwa pada masa kehamilan dan setelah melahirkan, ibu tidak boleh makan semangka karena dapat menaikkan tekanan darah, juga tidak boleh makan bawang putih karena akan mempengaruhi puser bayi. Tetapi dianjurkan untuk makan daun singkong atau daun pepaya untuk memperlancar ASI. Di NTT, ada kepercayaan bahwa sampai dengan 40 hari setelah melahirkan, ibu tidak boleh mengkonsumsi sayur-sayuran karena akan menyebabkan bayi gatal-gatal. Tetapi ada pula masyarakat yang percaya bahwa justru dalam waktu 40 hari setelah melahirkan, ibu hanya diperbolehkan makanjagung dan sayur-sayuran (Aswatini dkk, 2005: 164- 165). Kebiasaan dan pantangan ini ada yang berdampak positif maupun negatifterhadap kondisi kesehatan ibu dan anak. Berkaitan dengan pantangan ini, peranan tenaga medis juga sangat penting, karena umumnya di kedua daerah penelitian masyarakat sangat mengingat rekomendasi dari tenaga medis ( dokter, bidan, mantri) tentang larangan untuk makan makanan tertentu yang diindikasikan berhubungan dengan penyakit/ keluhan masyarakat, misalnya, 'tidak/jangan makan gori dan kol untuk penderita sakit maag' serta 'tidak boleh makan kacang, nanas dan bayam untuk penderita penyakit ginjal' (basil wawancara mendalam di Lampung). Tetapi tenaga medis tidak pemah atau jarang sekali memberi anjuran untuk mengkonsumsi makanan, terutama sayur dan buah untuk kesehatan secara umum, pada saat masyarakat berkonsultasilberobat. Faktor lainnya yang juga sangat berpengaruh terhadap pengetahuan dan perilaku konsumsi sayur dan buah eli masyarakat adalah ketersediaan produk makanan jadi yang dinyatakan mengandung zat gizi yang setara dengan kandungan dalam sayur- sayuran dan buah-buahan (misal produk makanan yang mengandung serat dan vitamin). Iklan yang gencar tentang produk-produk ini juga secara tidak langsung berpengaruh terhadap konsumsi sayur dan buah. Seperti yang ditemukan dalam kasus di Lampung, untuk 'sariawan' mudahnya yang dikonsumsi adalah minuman semacam 'adem sari' daripada mengkonsumsi buah-buahan yang kaya vitamin C dan dapat mencegah sariawan.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 469, "width": 375, "height": 168, "page_number": 13, "page_width": 486, "page_height": 714, "text": "Banyaknya produk makanan jajanan di sekolah, termasuk produk makanan jadi yang tidak menjamin peningkatan gizi anak sekolah juga berpengaruh pada konsumsi sayur dan buah di kalangan murid sekolah, terutama murid Sekolah Dasar. Dibandingkan makan sayur dan buah, yang mungkin disediakan orang tua di rumah, anak-anak lebih menyukai makananjajanan yang dijual di sekolahnya. Jajanan tersebuttidak berbahan dasar sayur dan buah, seperti berbagai macam makanan ringan (sejenis kerupuk), gorengan, es (minuman), sosis, somay, cilok (aci dicolok). Selain dari itu, dengan alasan kepraktisan orang tua juga tidak memaksakan anak-anak untuk mengkonsumsi sayur. Jika sayuryang merupakan 'lauk' pendamping makanan pokok ditolak untuk dikonsumsi, maka orangtua akan 'nyeduh' (maksudnya memasak) mi instan untuk anaknya (urnumnya kasus di Lampung). Mi instanjuga kadang menjadi bekal untuk dibawa ke sekolah, tetapi tidak dijumpai orang tua (ibu) yang menyediakan bekal (bontot) berupa buah-buahan untuk anak-anaknya. Suka atau tidak suka seseorang (terutama anak-", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 664, "width": 91, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 486, "page_height": 714, "text": "Vol. III, No. 2, 2008", "type": "Text" }, { "left": 416, "top": 663, "width": 18, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 486, "page_height": 714, "text": "109", "type": "Page footer" }, { "left": 53, "top": 82, "width": 373, "height": 50, "page_number": 14, "page_width": 484, "page_height": 713, "text": "anak) mengkonsumsi satu jenis makanan (misal sayur atau buah) bukan merupakan bawaan sejak lahir, tetapi kebiasaan yang dapat dibangun sejak anak kecil, melalui pol a makan yang diterapkan orang tua di rumah. Dengan demikian, 'seorang ibu' memegang peranan penting dalam membangun kebiasaan ini untuk anak-anaknya.", "type": "Text" }, { "left": 53, "top": 135, "width": 374, "height": 130, "page_number": 14, "page_width": 484, "page_height": 713, "text": "Pol a dan perilaku konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan di masyarakat, juga sangat dipengaruhi pengetahuan dan pemahaman tentang manfaat dari mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan tersebut serta akibat negatif dari kurangnya atau tidak mengkonsumsinya. Pengetahuan tentang manfaat konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan dapat dilihat dari manfaatnya terhadap kesehatan serta manfaat dari komponen gizi dan nongizi yang terkandung di dalamnya yang sangat besar peranannya bagi kesehatan. Sebagai sumber zat gizi, sayur dan buah berperan dalam mengatur pertumbuhan, pemeliharaan dan penggantian sel-sel pada tubuh manusia sedangkan peranan zat-zat nongizi pada sayur dan buah menjadi semakin penting dalam pencegahan dan pengobatan berbagai macam penyakit (Made Astawan, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 53, "top": 268, "width": 373, "height": 103, "page_number": 14, "page_width": 484, "page_height": 713, "text": "Umumnya masyarakat mengetahui pentingnya mengkonsumsi sayur dan buah untuk kesehatan, tetapi pemahaman yang mendalam masih sangat kurang, sehingga tidak menjadi dasar timbulnya motivasi yang kuat untuk mengkonsumsi sayur dan buah (perilaku). Dari wawancara mendalam dengan ibu rumah tangga di Lampung dan NIT dapat disimpulkan, masyarakat mengetahui bahwa mengkonsumsi sayur dan buah baik untuk kesehatan karena sayur dan buah mengandung zat gizi dan vitamin. Beberapa kutipan berikut, merupakanjawaban yang diberikan ketika ditanyakan: \"Apa manfaat makan sayur dan buah untuk kita?.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 374, "width": 355, "height": 37, "page_number": 14, "page_width": 484, "page_height": 713, "text": "1. 'Bagi tubuh baik, untuk kesehatan. Pokoknya orang desa itu nggak pasti taunya, yang pasti baik katanya. Kalo makan sayur-sayur kan sehat, Ya, katanya dokter kalo ke rumah sakit kan '.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 414, "width": 356, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 484, "page_height": 713, "text": "2. 'Ya, untuk pertumbuhan badan kan. Kandungannya, zat besi, ada di kangkung. Vitamin ada di bayam, kacang panjang, vitamin C di buah. '", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 441, "width": 261, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 484, "page_height": 713, "text": "3. 'Ya, untuk sehat, nambah vitamin, vitamin A apa B'", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 454, "width": 214, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 484, "page_height": 713, "text": "4. 'Ya untuk pertumbuhan, ada vitaminnya'.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 468, "width": 356, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 484, "page_height": 713, "text": "5. Ya kalau makan sayur ada duduhnya (sayur berkuah) itu kalau mbuang itu ya Ia ncar '.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 494, "width": 199, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 484, "page_height": 713, "text": "6. 'Orang desa, ngertinya gizi itu, soya.'", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 507, "width": 354, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 484, "page_height": 713, "text": "7. 'Bogus buat kesehatan. Pokoknya ya enak dimakan, nggak tau apa gunanya. Pokoknya enak dimakan '.", "type": "List item" }, { "left": 70, "top": 534, "width": 356, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 484, "page_height": 713, "text": "8. 'Mengandung ya vitamin, ngertinya ya vitamin, kesehatan, cukup apa itu namanya, em pat sehat lima sempurna '.", "type": "List item" }, { "left": 52, "top": 574, "width": 374, "height": 49, "page_number": 14, "page_width": 484, "page_height": 713, "text": "Pemahaman masyarakat tentang makanan sehat dan bergizi juga mengacu pada pedoman 'em pat sehat lima sempurna' yang menurut bahasa mereka adalah makanan yang terdiri atas: 'sayur-mayur, lauk -pauk, buah-buahan dan min urn susu kalau ada'. Gizi seimbang (PUGS) umumnya belum mereka kenai. Meskipun dikatakan bahwa", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 662, "width": 18, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 484, "page_height": 713, "text": "110", "type": "Page footer" }, { "left": 267, "top": 663, "width": 159, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 484, "page_height": 713, "text": "Jurnal Kependudukan Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 80, "width": 375, "height": 24, "page_number": 15, "page_width": 484, "page_height": 712, "text": "dalam .kegiatan Posyandu juga pernah diberikan, tetapi karena hanya sekali~sekali diberikan pemahaman, umumnya masyarakat tidak paham {lupa).", "type": "Text" }, { "left": 404, "top": 95, "width": 19, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 484, "page_height": 712, "text": "· ·· · ·", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 108, "width": 376, "height": 314, "page_number": 15, "page_width": 484, "page_height": 712, "text": "Diluncurkannya pedoman em pat sehat lima sempurna sejak tahun 1950-an yang kemudian dijabarkan lebih lanjut menjadi PUGS, mempunyai tujuan akhir, yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang lebih baik (Departemen Kesehatan Rl; 2003 ). PUGS menyediakan infonnasi yang lengkap sebagai pedoman baik untuk.petJJgas maupun masyarakat, untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan dalam mengkonsumsi makanan yang baik dan benar sesuai dengan kaidah ilm.u gizi. Pengetahuan tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan sangat diperlukan untuk menyusun strategi promosi peningkatan konsumsinya. Selama ini, sosialisasi dan penyuluhan berkaitan dengan pola makan gizi seimbang sudah dilakukan melalui kegiatan Posyandu ( dimana hanya ibu yang mempunyai anak balita yang terlibat) dan pertemuan-pertemuan kelompok PK.K. Tetapi, seperti yang disampaikan oleh petugas-petugas gizi di lapanga.n, pedoman tersebut masih sulit dipahami, bahkan oleh petugas sendiri. 'Bahasanya masih bahasa Dewa', dikatakan oleh seorang petugas gizi yang diwawancara di lapangan. Dengan demikian, dalam memberikan sosialisasi dan penyuluhan PUGS, petugas harus kr.eatif mengartikannya, untuk disampaikan dalam bahasa dan pengertian yang mudah dipahami masyarakat. Selain dari itu ukuran-ukuran yang ada dalam PUGS juga seharusnya dilengkapi dengan ukuran rumah tangga yang mudah dipahami serta bahan penukar makanan sesuai dengan ketersediaan bahan pangan lokal. Hambatan dalam sosialisasi ini juga disebabkan keterbatasan tenaga ahli gizi berpendidikan terutama di .daerah. Umumnya tenaga ahli gizi berpendidikan dari kota-kota besar tidak bersedia untuk ditempatkan di daerah dan hanya tenaga lokal yang bersedia ditempatkan di daerahnya. Tenaga lokal ahli gizi ini masih sangat terbatas, seperti yang dialami di Lampung dan NTT.", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 427, "width": 374, "height": 193, "page_number": 15, "page_width": 484, "page_height": 712, "text": "Pengetahuan yang baik tentang suatu hal akan menyebabkan seseorang bersikap positifterhadap hal tersebut sehinggajuga akan berpengaruh terhadap keputusan untuk melakukan tindakan tersebut (Ancok, 1997). Promosi untuk meningkatkan konsumsi sayur dan buah di masyarakat, karenanya dapat dilakukan dengan memberikan informasi baru yang dapat memberi nilai tam bah terhadap pemahaman tentang 'manfaat dari mengkonsumsi sayur dan buah yang sudah ada masyarakat, dengan dilengkapi pedoman atau acuan dalam bahasa dan ukuran-ukuran yang mudah dipahami masyarakat. Dengan memberi informasi baru ini, kemungkinan terjadinya perubahan sikap akan lebih besar, karena pandangan terhadap 'objek' (sayur.dan buah) .yang berubah. Tetapi informasi tentang manfaat konsumsi sayur dan buah harus disampaikan melalui media yang relevan (dalam arti mudah dipahami) oleh masyarakat, untuk dapat merubah sikap masyarakat terhadap pentingnya konsumsi sayur dan buah. Sebagai contoh, perubahan sikap terhadap konsumsi buah jeruk tidak .disebabkan karena berubahnya pandangan masyarakat bahwa buah jeruk itU enak dan murah, tetapi karena informasi baru tentang suatu sifat lain yang mempunyai nilai positif seperti 'dapat", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 661, "width": 91, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 484, "page_height": 712, "text": "Vol. III, No.2, 2008", "type": "Page footer" }, { "left": 405, "top": 660, "width": 17, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 484, "page_height": 712, "text": "111", "type": "Page footer" }, { "left": 63, "top": 83, "width": 375, "height": 35, "page_number": 16, "page_width": 483, "page_height": 713, "text": "mencegah sariawan'. Dengan demikian pengetahuan masyarakat tentang buah jeruk bertambah nilainya menjadi 'buah jeruk itu enak rasanya dan murah hargannya, juga mempunyai manfaat untuk mencegah sariawan '.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 135, "width": 371, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 483, "page_height": 713, "text": "STRATEGI PROMOSI UNTUK MENINGKATKAN KoNSUMSI SAYVR-SAYURAN DAN BuAH-", "type": "Section header" }, { "left": 65, "top": 152, "width": 116, "height": 8, "page_number": 16, "page_width": 483, "page_height": 713, "text": "BUAHAN Dl MASYARAKAT", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 179, "width": 375, "height": 195, "page_number": 16, "page_width": 483, "page_height": 713, "text": "Permasalahan utama yang dihadapi dalam konsumsi sayur-sayuran dan buah- buahan adalah bahwa secara nasional konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan penduduk Indonesia masih berada di bawah konsumsi yang dianjurkan, mengacu pada Pola Pangan Harapan (PPH). Berdasarkan rekomendasi Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG 2004), dengan Angka Kebutuhan Energi (AKE) sebesar 2000 kkal/ kaplhari dan Angka Kebutuhan Protein (AKP) sebesar 52 gr/kap/hari, konsumsi sayur dan buah yang dianjurkan adalah 120 kkal/kap/hari. Dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2007, konsumsi aktual sayur-sayuran dan buah-buahan penduduk Indonesia adalah sebesar 79-95 kkal/kapitalhari. Tetapijika dilihat dari pola pengeluaran pangan rumah tangga, pengeluaran untuk konsumsi sayur dan buah masih di bawah pengeluaran untukmakananjadi, rokok dan tembakau. Makanan dan minumanjadi serta rokokdan tembakau tidak termasuk dalam kelompok makanan yang menjadi perhitungan dalam PPH, tetapi pengeluaran rumah tangga untuk k:onsumsi ini cukup besar. Secara nasional, pada tahun 2007, 31 ,4% pengeluaran rumah tangga adalah untuk makanan dan minuman jadi serta tembakau dan sirih. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan:", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 383, "width": 355, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 483, "page_height": 713, "text": "I. Strategi untuk meningkatkan konsumsi sayur dan buah di masyarakat, hingga mencapai konsumsi aktual 120 kkal/kaplhari.", "type": "List item" }, { "left": 83, "top": 416, "width": 356, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 483, "page_height": 713, "text": "2. Strategi untuk mengalihkan pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi serta tembakau dan sirih ke pengeluaran untuk sayur dan buah.", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 455, "width": 376, "height": 115, "page_number": 16, "page_width": 483, "page_height": 713, "text": "Berbagai faktor berpengaruh terhadap pola dan perilaku konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan di masyarakat, yang dapat dikelompokkan ke dalam faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri atas faktor-faktor yang berpengaruh positif (pendoronglkekuatan) dan negatif (kendala/kelemahan) terhadap upaya peningkatan konsumsi sayur dan buah di masyarakat, yang berasal dari pengetahuan dan sikap masyarakat sendiri. Faktor eksternal merupakan peluang (positif) dan hambatanl tantangan (negatif) yang berpengaruh terhadap upaya peningkatan konsumsi sayur dan buah, yang berasal dari luar. Faktor-faktor yang dapat diidentifikasi berdasarkan kajian yang sudah dilakukan di atas adalah sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 580, "width": 93, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 483, "page_height": 713, "text": "F aktor-faktor positif:", "type": "Text" }, { "left": 66, "top": 661, "width": 18, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 483, "page_height": 713, "text": "112", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 593, "width": 355, "height": 22, "page_number": 16, "page_width": 483, "page_height": 713, "text": "1. Sudah ada kebiasaan ('keharusan') makan sayur di masyarakat, umumnya setiap hari rumah tangga mengkonsumsi sayur.", "type": "List item" }, { "left": 279, "top": 662, "width": 159, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 483, "page_height": 713, "text": "Jurnal Kependudukan Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 80, "top": 83, "width": 355, "height": 23, "page_number": 17, "page_width": 486, "page_height": 714, "text": "2. Sayur sudah merupakan 'lauk' utama bagi masyarakat miskinldi pedesaan umumnya.", "type": "List item" }, { "left": 80, "top": 110, "width": 354, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 486, "page_height": 714, "text": "3. Masyarakat paham secara umum bahwa buah dan sayur baik untuk kesehatan.", "type": "List item" }, { "left": 80, "top": 123, "width": 355, "height": 24, "page_number": 17, "page_width": 486, "page_height": 714, "text": "4. Sudah ada pemahaman makanan sehat meskipun masih mengacu pada pedoman '4 sehat 5 sempurna'.", "type": "List item" }, { "left": 80, "top": 150, "width": 354, "height": 37, "page_number": 17, "page_width": 486, "page_height": 714, "text": "5. Masyarakat sangat mengingat dan mentaati rekomendasi tenaga medis ( dokter, bidan, mantri) tentang pantangan-pantangan (makan sayur dan buah) sehubungan dengan keluhanlpenyakit yang diderita.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 190, "width": 355, "height": 23, "page_number": 17, "page_width": 486, "page_height": 714, "text": "6. Berbagai macam sayur dan buah dapat ditanam di laban sekitar rumah masyarakat.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 217, "width": 355, "height": 23, "page_number": 17, "page_width": 486, "page_height": 714, "text": "7. Sayur dan buah juga tersedia ( dijual) di pedagang keliling dan di warung a tau di pasar.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 243, "width": 355, "height": 37, "page_number": 17, "page_width": 486, "page_height": 714, "text": "8. Sudah ada upaya dari sektor terkait ( dinas kesehatan) untuk mempromosikan pentingnya konsumsi sayur dan buah, meskipun kurang intensif (misal melalui posyandu oleh tenaga gizi puskesmas)", "type": "List item" }, { "left": 61, "top": 295, "width": 96, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 486, "page_height": 714, "text": "F aktor-faktor negatif:", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 309, "width": 326, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 486, "page_height": 714, "text": "1. Buah-buahan tidak umum dikonsumsi setiap hari (tidak seperti sayur).", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 322, "width": 355, "height": 23, "page_number": 17, "page_width": 486, "page_height": 714, "text": "2. Buah-buahan hanya dikonsumsi karena/jika ada dikebun, kalau harus membeli, tidak menjadi prioritas.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 348, "width": 355, "height": 23, "page_number": 17, "page_width": 486, "page_height": 714, "text": "3. Ada pantangan konsumsi terhadap beberapa macam sayur dan buah di masyarakat.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 374, "width": 355, "height": 24, "page_number": 17, "page_width": 486, "page_height": 714, "text": "4. Masyarakat tidak paham secara rinci manfaat dari setiap macam buah dan sayur.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 401, "width": 313, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 486, "page_height": 714, "text": "5. Makanan sehat menurut masyarakat adalah makanan yang mahal.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 415, "width": 356, "height": 49, "page_number": 17, "page_width": 486, "page_height": 714, "text": "6. Sayur dikonsumsi umumnya karena tersedia dan mudah didapat, dan kalau membeli harga relatif murah, tetapi bukan merupakan prioritas untuk pengeluaran pangan. Kalau ada uang untuk membeli, yang dibeli adalah 'lauk' seperti tabu/tempe.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 468, "width": 356, "height": 49, "page_number": 17, "page_width": 486, "page_height": 714, "text": "7. Masyarakat tidak tabu 'Pedoman Umum Gizi Seimbang'. Pedoman Umum Gizi Seimbang masih sulit dipahami untuk dipraktekkan oleh masyarakat awam ('bahasanya masih bahasa dewa', mengutip pendapat salah seorang tenaga penyuluh gizi di Lampung Tengah).", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 521, "width": 355, "height": 23, "page_number": 17, "page_width": 486, "page_height": 714, "text": "8. Anak-anak kurang menyukai sayuran dan buah-buahan, tidak selalu tersedia sebagai menu harlan di rumah.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 547, "width": 355, "height": 23, "page_number": 17, "page_width": 486, "page_height": 714, "text": "9. Penyuluhan gizi umumnya diberikan pada saat kegiatan posyandu (untuk ibu yang memiliki anak balita).", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 573, "width": 355, "height": 37, "page_number": 17, "page_width": 486, "page_height": 714, "text": "10. Banyaknya produk makanan dan minuman jadi yang dinyatakan mengandung zat gizi yang terkandung dalam sayur dan buah (misal produk makanan yang mengandung serat dan vitamin).", "type": "List item" }, { "left": 59, "top": 663, "width": 91, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 486, "page_height": 714, "text": "Vol. III, No. 2, 2008", "type": "Text" }, { "left": 415, "top": 664, "width": 18, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 486, "page_height": 714, "text": "113", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 83, "width": 354, "height": 36, "page_number": 18, "page_width": 483, "page_height": 714, "text": "11. Banyaknya macam makananjajanan yang dijual di sekolah dengan harga murah tetapi tidak terjamin mutunya untuk kesehatan dan peningkatan gizi anak sekolah.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 123, "width": 346, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 483, "page_height": 714, "text": "12. Kurangnya tenaga gizi terdidik untuk memberikan penyuluhan di lapangan.", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 149, "width": 373, "height": 49, "page_number": 18, "page_width": 483, "page_height": 714, "text": "Berdasarkan analisis faktor-faktor internal dan ekstemal baik yang positif maupun negatif yang berpengaruh terhadap upaya peningkatan konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan di masyarakat, strategi promosi yang dapat diusulkan adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 663, "width": 18, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 483, "page_height": 714, "text": "114", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 208, "width": 355, "height": 37, "page_number": 18, "page_width": 483, "page_height": 714, "text": "1. Meningkatkan pemahaman akan pentingnya konsumsi sayur dan buah sesuai dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang, melalui sosialisasi/penyuluhan yang lebih intensif, dilengkapi dengan poster, /eajletlbrosur dengan bahasa yang", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 248, "width": 161, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 483, "page_height": 714, "text": "mudah dipahami masyarakat awam.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 267, "width": 355, "height": 49, "page_number": 18, "page_width": 483, "page_height": 714, "text": "2. Promosi pemanfaatan/pekarangan untuk tanaman sayur dan buah-buahan, bersamaan dengan sosialisasi di atas. Selain itu juga dibuat kebun percontohan. Kegiatan ini dapat dilakukan sejalan dengan kegiatan PKK yang sudah ada seperti \"Taman Hatinya\" PKK.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 326, "width": 355, "height": 37, "page_number": 18, "page_width": 483, "page_height": 714, "text": "3. Promosi PUGS dalam bahasa yang mudah dimengerti masyarakat (lebih oprasional). Ini dilakukan mela1ui sosialisasi/penyuluhan dilengkapi dengan Poster dan /eajletlbrosur.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 372, "width": 356, "height": 49, "page_number": 18, "page_width": 483, "page_height": 714, "text": "4. Mengembangkan Pedoman!Daftar Bahan Makanan Penukar (misal yang mahal menggantinya dengan harga yang lebih murah tetapi nilai gizinya sama) beserta ukuran rumah tangganya. Pedoman ini digunakan sebagai materi penunjang dalam promosi PUGS.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 431, "width": 356, "height": 89, "page_number": 18, "page_width": 483, "page_height": 714, "text": "5. Tenaga medis (dokter, mantri, bidan) harus terlibat dalam mensosialisasikan pentingnya konsumsi sayur dan buah pada saat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara individual (termasuk bahayanya mengkonsumsi produk makanan jadi yang tidak terdaftar). Ini juga untuk mengatasi berkurangnya intensitas posyandu yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana promosi, juga untuk mengatasi kurangnya tenaga gizi (pada jangka pendek).", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 530, "width": 355, "height": 49, "page_number": 18, "page_width": 483, "page_height": 714, "text": "6. Meningkatkan intensitas dan cakupan kegiatan posyandu dengan menambah program sosialisasi dan promosi konsumsi sayur dan buah dengan memanfaatkan PUGS yang sudah dioperasionalkan, bukan saja untuk lbu hamil dan yang memiliki anak balita, tetapi ibu rumah tangga pada umumnya.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 589, "width": 355, "height": 35, "page_number": 18, "page_width": 483, "page_height": 714, "text": "7. Pemerintah daerah seyogyanya dapat memberikan beasiswa ikatan dinas kepada masyarakat lokal untuk menjadi tenaga gizi yang nantinya akan ditempatkan di daerahnya sendiri.", "type": "List item" }, { "left": 269, "top": 663, "width": 159, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 483, "page_height": 714, "text": "Jurnal Kependudukan Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 80, "top": 84, "width": 355, "height": 50, "page_number": 19, "page_width": 485, "page_height": 716, "text": "8. Memperluas cakupan sasaran penyuluhan /promosi konsumsi sayur dan buah (tidak hanya di posyandu untuk ibu yang memiliki balita), misal di sekolah- sekolah dan kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya seperti dalam perayaan hari besar nasional (perlombaan dalam rangka perayaan hari kemerdekaan).", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 143, "width": 355, "height": 37, "page_number": 19, "page_width": 485, "page_height": 716, "text": "9. Mengembangkan program semacam PMT-AS tetapi dengan memberikan buah pada murid sekolah (khususnya murid sekolah dasar). Anak-anak akan lebih menikmati waktu makan bersama.", "type": "List item" }, { "left": 80, "top": 189, "width": 354, "height": 37, "page_number": 19, "page_width": 485, "page_height": 716, "text": "10. Terutama untuk sekolah dasar, perlu dikembangkan kurikulum berdasarkan PUGS, untuk menumbuhkan pemahaman akan pentingnya konsumsi buah dan sayur sejak dini.", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 271, "width": 374, "height": 116, "page_number": 19, "page_width": 485, "page_height": 716, "text": "Pola konsumsi sayur dan buah dimasyarakat san gat berkaitan dengan polakonsumsi kelompok makanan lainnya. Ini dapat dilihat dari pola pengeluaran untuk bahan makanan. Karena itu, promosi untuk peningkatan konsumsi sayur dan buahjuga sangat berkaitan dengan promosi untuk mengurangi konsumsi makanan yang tidak berkontribusi terhadap terpenuhinya AKG dan AKE, berdasarkan PPH. Misalnya, promosi untuk peningkatan konsumsi sayur dan buah harus seiring dengan promosi pengurangan (bahaya) konsumsi makanan dan minumanjadi (termasukmakananjajanan anak-anak sekolah, khususnya sekolah dasar) serta tembakau dan sirih, dengan harapan alokasi pengeluarannya dapat dialihkan untuk pengeluaran sayur-sayuran dan buah-buahan.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 390, "width": 374, "height": 103, "page_number": 19, "page_width": 485, "page_height": 716, "text": "Ibu rumah tangga dan anak-anak (usia sekolah dasar) merupakan sasaran utama kegiatan promosi berupa sosialisasi dan penyuluhan tentang pentingnya konsumsi sayur dan buah untuk hidup sehat. Ibu rumah tangga merupakan orang yang paling bertanggung jawab terhadap terbentuknya pola makan gizi seimbang dari anggota rumah tangganya, karena dia yang sehari-hari membuat keputusan tentang konsumsi makanan dalam rumah tangga. Anak-anak, merupakan sasaran yang penting karena rasa suka dan tidak suka terhadap sayur dan buah bukan merupakan bawaan sejak lahir, tetapi suatu kebiasaan yang dapat dibangun sejak usia dini.", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 665, "width": 91, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 485, "page_height": 716, "text": "Vol. III, No. 2, 2008", "type": "Page footer" }, { "left": 415, "top": 664, "width": 18, "height": 9, "page_number": 19, "page_width": 485, "page_height": 716, "text": "115", "type": "Page footer" }, { "left": 52, "top": 82, "width": 80, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 481, "page_height": 714, "text": "DAFrAR PusrAKA", "type": "Section header" }, { "left": 52, "top": 109, "width": 372, "height": 22, "page_number": 20, "page_width": 481, "page_height": 714, "text": "Ancok, D. 1997. Teknik Penyusunan Skala Pengukuran. Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gadjah Mada.", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 139, "width": 372, "height": 22, "page_number": 20, "page_width": 481, "page_height": 714, "text": "Astawan, Made . 2007. \"Sehat Optimal Dengan Sayur dan Buah\". Kompas Cyber Media, 16 Desember 2007. (http://www2.kompas.com/ver1/kesehatan/0712/16/122348.htm.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 164, "width": 75, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 481, "page_height": 714, "text": "Akses: 28/412008).", "type": "List item" }, { "left": 52, "top": 182, "width": 372, "height": 46, "page_number": 20, "page_width": 481, "page_height": 714, "text": "Aswatini, Haning Romdiati, Bayu Setoawan, Ade Latifa, Fitranita dan Mita Noveria, 2005. \"Ketahanan Pangan dan Kemiskinan dalarn Konteks Demografi. Kasus di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Provinsi L'arnpung\". Laporan Penelitian. Jakarta: Pusat Penelitian Kependudukan- Lembaga llmu Pengetahuan Indonesia (PPK-LIPI).", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 236, "width": 372, "height": 22, "page_number": 20, "page_width": 481, "page_height": 714, "text": "Apomfires, Frans. 2002. \"Makanan padaKomuniti Adat Jae: Catatan Sepintas-Lalu dalam Penelitian Gizi\". Antropologi Papua, 1(2). Desember.", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 266, "width": 373, "height": 23, "page_number": 20, "page_width": 481, "page_height": 714, "text": "Badan Perencanaan pembangunan Nasional. 2007. Rencana Alesi Nasional Pangan dan Gizi 2006-2010. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 297, "width": 371, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 481, "page_height": 714, "text": "Badan Pusat Statistik. 2006. Statistik Tanaman Sayuran dan Buah-buahan. Indonesia 2006.", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 309, "width": 146, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 481, "page_height": 714, "text": "Hasil Survei Pertanian. Jakarta: BPS.", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 327, "width": 372, "height": 22, "page_number": 20, "page_width": 481, "page_height": 714, "text": "Badan Pusat Statistik. 2007. Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia 2007. Berdasarkan Hasil Susenas Panel Maret 2007. Buku 1. Jakarta: BPS.", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 357, "width": 373, "height": 22, "page_number": 20, "page_width": 481, "page_height": 714, "text": "Badan Pusat Statistik. 2007a. Konsumsi Kalori dan Protein Penduduk Indonesia dan Provinsi 2007. Berdasarkan Basil Susenas Panel Maret 2007. Buku 2. Jakarta: BPS.", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 387, "width": 372, "height": 22, "page_number": 20, "page_width": 481, "page_height": 714, "text": "Badan Pusat Statistik. 2007b. Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia Per Provinsi 2007. Berdasarkan Hasi/ Susenas Panel Maret 2007. Buku 3. Jakarta: BPS.", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 417, "width": 372, "height": 23, "page_number": 20, "page_width": 481, "page_height": 714, "text": "Baliwati, Yayuk F, Ali Khomsan dan C. Meti Dwiriani ( ed). 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Panebar Swadaya.", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 448, "width": 372, "height": 34, "page_number": 20, "page_width": 481, "page_height": 714, "text": "Departemen Kesehatan Rl. 2003. Pedoman Umum Gizi Seimbang (Panduan Untuk Petugas). Jakarta: Departeman Kesehatan Rl. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Direkorat Gizi Masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 490, "width": 373, "height": 34, "page_number": 20, "page_width": 481, "page_height": 714, "text": "Karsin, Emmy S. 2004.\"Klasifikasi Pangan dan Gizi\". Dalam Yayuk Farida Baliwati, Ali Khomsan dan C. Meti Dwiriani (ed). Pengantar Pangan dan Gizi. Him: 45-63. Jakarta: Penebar Swadaya.", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 532, "width": 373, "height": 22, "page_number": 20, "page_width": 481, "page_height": 714, "text": "Karyadi, Elvina. 1997. \"Tiga belas Pesan ~Pengganti' 4 Sehat 5 Sempurna\". (http:// www.indomedia.com/intisari/1997 /april/pugs.htm).", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 562, "width": 373, "height": 22, "page_number": 20, "page_width": 481, "page_height": 714, "text": "Mudanijah, Siti. 2004. ''Pola Konsumsi Pangan\". Dalam Yayuk Farida Baliwati, Ali Khomsan dan C. Meti Dwiriani ( ed). Pengantar Pangan dan Gizi. him. 69-77. Jakarta: Pane bar", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 586, "width": 40, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 481, "page_height": 714, "text": "Swadaya.", "type": "List item" }, { "left": 51, "top": 604, "width": 374, "height": 22, "page_number": 20, "page_width": 481, "page_height": 714, "text": "Newcomb, Theodore.M, Ralph H. Turner dan Philips E. Converse. 1981. Psikologi Sosial (terjemahan). Bandung: CV Diponegoro.", "type": "Text" }, { "left": 53, "top": 662, "width": 18, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 481, "page_height": 714, "text": "116", "type": "Page footer" }, { "left": 266, "top": 663, "width": 159, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 481, "page_height": 714, "text": "Jurnal Kependudukan Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 60, "top": 82, "width": 374, "height": 21, "page_number": 21, "page_width": 483, "page_height": 713, "text": "Nuryati, Siti. 2006. \"lroni Gizi Buruk di Era Keemasan\". \"http://www.freelists.org/archives/ nasional_list/09-2006/msg00091.html. Akses: 07/05/2008).", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 112, "width": 373, "height": 34, "page_number": 21, "page_width": 483, "page_height": 713, "text": "Rimbawan dan Yayuk F. Baliwati. 2004. \"MasalahPangan dan Gizi\". Dalam YayukFaridaBaliwati, Ali Khomsan dan C. Meti Dwiriani (ed). Pengantar Pangan dan Gizi. him. 19-28. Jakarta: Panebar Swadaya.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 155, "width": 372, "height": 9, "page_number": 21, "page_width": 483, "page_height": 713, "text": "Sherman, J. 2003. \"From nutrition needs to classroom lessons: can we make a difference?\".", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 167, "width": 308, "height": 21, "page_number": 21, "page_width": 483, "page_height": 713, "text": "Food, Nutrition and Agriculture, 33. FAO Corporate Document Repository. (http://www.fao.org/docrep/006/j0243m/j0243m07/.htm. Akses: 23/5/2005).", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 197, "width": 373, "height": 21, "page_number": 21, "page_width": 483, "page_height": 713, "text": "Walgito, Bimo. 1983. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikolog UGM.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 227, "width": 157, "height": 10, "page_number": 21, "page_width": 483, "page_height": 713, "text": "Wtkipedia. 2008. Food Guide Pyramid.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 239, "width": 287, "height": 9, "page_number": 21, "page_width": 483, "page_height": 713, "text": "(http://en. wikipedia.org/wiki/Food _guide _pyramid. Akses: 17/03/2008).", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 258, "width": 373, "height": 45, "page_number": 21, "page_width": 483, "page_height": 713, "text": "Lembaga Ilmu Pengetahuan lndoensia. 2004. \"Ketahanan Pangan dan Gizi di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi\". Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi Vlll. Kerja sama LIP I, BPS, Depkes, Badan POM, Bappenas, Deptan dan Ristek, didukung oleh Organisasi Profesi di bidang Pangan dan Gizi. Jakarta17-19 Mei 2004.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 663, "width": 92, "height": 10, "page_number": 21, "page_width": 483, "page_height": 713, "text": "Vol. III, No. 2, 2008", "type": "Caption" }, { "left": 414, "top": 663, "width": 18, "height": 9, "page_number": 21, "page_width": 483, "page_height": 713, "text": "117", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 83, "width": 375, "height": 355, "page_number": 22, "page_width": 485, "page_height": 717, "text": "Lampiran 1. Produksi sayur-sayuran dan buah-buahan menurut provinsi, 2006 (Ton) 5 Sayur~ayuran Buah-buahan Provlnsl Kacang Bay am Buncis panjang Tomat Mangga Salak Plsang Pepaya Nanggroe Aceh 3571 2226 13216 10307 32677 478 ·32358 13395 Darusssalam Sumatera Utara 8996 27555 44386 88275 31473 248410 207832 19600 Sumatera Barat 3852 11540 7624 22347 6280 1949 . 39132 3843 Riau 6013 323 9655 465 5404 1073 35263 8215 Jambi 1644 5892 5920 6850 1892 129 28721 9823 Sumatera Selatan 1949 7070 11115 13578 11363 616 238980 7266 Ben~kulu 5820 16066 6758 21508 1697 983 23101 2087 Lampung 3259 9472 13640 16389 16971 10058 535732 24538 Kepulauan Bangka 1407 562 3089 472 1687 2118 11315 2037 Belitung Kepulauan Riau 1872 142 1510 19 406 1 174 16 DKI Jakarta 5149 0 391 124 1295 58 1121 1114 Jawa Barat 45071 95365 141028 241091 371800 123646 1368253 101184 JawaTengah 6477 34311 36190 42547 206672 202432 499217 62438 01 Vogyakarta 1663 271 1910 1102 29364 68956 51480 11670 JawaTimur 9308 16419 40478 51064 627911 82444 838912 214855 Banten 6145 742 22964 3512 14405 2362 230446 3788 Bali 1187 8602 7282 15573 45759 62445 143111 17331 Nusa Ten~aara Barat 1413 213 13038 9495 68869 17 60734 9470 Nusa T ena~ara Timur 3105 2776 3616 3914 42066 611 76649 31193 Kalimantan Barat 4830 2445 10457 2040 3066 2733 105013 4678 Kalimantan T engah 1644 725 4981 1824 4203 1247 28427 4303 Kalimantan Selatan 3415 1709 6389 2354 6298 786 71080 4482 Kalimantan Timur 7853 8202 15433 14994 3567 14273 73113 29412 Sulawesi Utara 1618 1115 3530 22793 12123 4850 39268 3937 Sulawesi T engah 1145 314 4528 4412 6499 220 22290 3153 Sulawesi Selatan 5482 8589 16865 15662 46874 27214 188130 33965 Sulawesi Tenggara 2243 647 6417 5090 6806 170 23654 4452 Sulawesi Barat 263 152 1387 2809 1452 31 5416 345 Gorontalo 1004 1475 1952 2282 6605 115 30180 947 Maluku 539 880 1687 1705 3846 119 2760 4688 Maluku Utara 125 187 648 717 1561 290 13921 2558 Papua 431 260 1897 942 756 1051 5157 2195 P®..ua Barat 942 3285 1258 3487 350 65 6532 473 INDONESIA 149435 269532 461239 629743 1621997 861950 5037472 643451", "type": "Table" }, { "left": 54, "top": 452, "width": 307, "height": 8, "page_number": 22, "page_width": 485, "page_height": 717, "text": "Sumber: Survei Pertanian. Statistik Tanaman Sayuran dan Buah-buahan. BPS, 2006.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 617, "width": 373, "height": 19, "page_number": 22, "page_width": 485, "page_height": 717, "text": "5 Sayur-sayuran dan buah-buahan di sini adalah yang termasuk dalam daftar komoditas kebutuhan dasar makanan tahun 2006 (Susenas Panel Modul Konsumsi, Maret 2006).", "type": "Footnote" }, { "left": 55, "top": 664, "width": 18, "height": 9, "page_number": 22, "page_width": 485, "page_height": 717, "text": "118", "type": "Page footer" }, { "left": 268, "top": 664, "width": 159, "height": 10, "page_number": 22, "page_width": 485, "page_height": 717, "text": "Jurnal Kependudukan Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 79, "width": 373, "height": 223, "page_number": 23, "page_width": 481, "page_height": 710, "text": "Lampiran 2. Pengeluaran kelompok barang rnakanan rata-rata perkapita sebulan menurut jenis makanan, kota-desa, Provinsi Lampung (%). Kota Des a Kota+desa Jenis makanan 2005 2007 2005 2007 2005 2007 Padi-padian 11,8 14,1 22,1 28,6 19,0 23,4 U m bi-umbian 0,4 0,6 0,9 1,2 0,8 1,0 lkan 8,6 7,5 8,0 5,7 8,2 6,3 Daging 6,1 4,3 3,0 2,3 3,9 3,0 T elur dan susu 8,4 8,3 5,1 4,5 6,1 5,9 Sayur-sayuran 8,0 7,1 11,2 10,6 10,2 9,3 Kacang-kacangan 4,1 3,5 4,8 4,0 4,6 3,8 Buah-buahan 4,6 7,6 3,7 4,8 3,9 5,8 Minyak dan lemak 3,5 3,1 5,2 4,6 4,7 4,0 Bahan minuman 3,8 4,4 6,3 6,4 5,6 5,7 Bumbu-bumbuan 2,0 2,0 3,1 2,5 2,8 2,3 Konsumsi Lainnya 2,6 2,7 2,7 2,6 2,7 2,6 Makanan dan minuman jadi 26,3 25,0 11 '1 12,0 15,7 16,7 Tembakau dan sirih 9,7 9,8 12,7 10,3 11,9 10,1 Total pengeluaran makanan 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0", "type": "Table" }, { "left": 56, "top": 321, "width": 194, "height": 10, "page_number": 23, "page_width": 481, "page_height": 710, "text": "Sumber: Diolah dari Badan Pusat Statistik, 2007.", "type": "Section header" }, { "left": 56, "top": 353, "width": 373, "height": 22, "page_number": 23, "page_width": 481, "page_height": 710, "text": "Lampiran 3. Pengeluaran kelompok barang makanan rata-rata perkapita sebulan menurut jenis makanan, kota-desa, Provinsi NTT (%)", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 384, "width": 357, "height": 194, "page_number": 23, "page_width": 481, "page_height": 710, "text": "Jenis makanan Kota Des a Kota + desa 2005 2007 2005 2007 2005 2007 Padi-padian 18,9 25,8 36,2 43,8 31,5 38,7 Umbi-umbian 1,5 1,0 3,0 2,1 2,6 1,8 lkan 10,6 11,3 7,6 5,4 8,4 7,0 Daging 7,5 5,9 6,4 5,1 6,7 5,3 Telur dan susu 5,2 6,7 2,2 2,0 3,0 3,3 Sayur-sayuran 10,9 10,2 9,8 10,2 10,1 10,2 Kacana-kacangan 29 2.8 22 1,5 2,4 1,9 Buah-buahan 2,6 4,1 3,1 3,1 2,9 3,4 Minyak dan lemak 3,9 3,3 4,4 3,5 4,2 3,5 Bahan minuman 5,6 5,2 7,1 6,7 6,7 6,3 Bumbu-bumbuan 2,3 2,1 2,0 1,7 2,1 1,8 Konsumsi Lainnya 1,6 2,1 1,5 1,4 1,5 1,6 Makanan dan minuman jadi 18,6 12,5 5,7 6,4 9,2 8,1 Tembakau dan sirih 8,1 7.1 88 7.1 8.6 7,1 Total pengeluaran makanan 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0", "type": "Table" }, { "left": 56, "top": 594, "width": 194, "height": 10, "page_number": 23, "page_width": 481, "page_height": 710, "text": "Sumber: Diolah dari Badan Pusat Statistik, 2007.", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 661, "width": 91, "height": 10, "page_number": 23, "page_width": 481, "page_height": 710, "text": "Vol. III, No. 2, 2008", "type": "Page footer" }, { "left": 411, "top": 659, "width": 18, "height": 9, "page_number": 23, "page_width": 481, "page_height": 710, "text": "119", "type": "Page footer" } ]
0facc903-735e-41ac-5e0d-e19631be2d31
https://publishing-widyagama.ac.id/ejournal-v2/yuridika/article/download/4000/2261
[ { "left": 349, "top": 40, "width": 202, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2615-7586, E-ISSN: 2620-5556 Volume 6, (1), 2023", "type": "Page header" }, { "left": 246, "top": 66, "width": 304, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License http://publishing-widyagama.ac.id/ejournal-v2/index.php/yuridika/", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 788, "width": 19, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "135", "type": "Page footer" }, { "left": 95, "top": 112, "width": 455, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Application Of Acquit Et De Charge In Removal Of Liability Of The Board Of Directors Of A Limited Company", "type": "Text" }, { "left": 484, "top": 150, "width": 63, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lu Sudirman", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 169, "width": 313, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Faculty of Law, Universitas Internasional Batam, Indonesia, [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 216, "width": 55, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 424, "top": 215, "width": 95, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MANUSCRIPT INFO", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 238, "width": 324, "height": 253, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Indonesian people demand the form of a Limited Liability Company because of legal certainty in the form of limited liability, providing convenience for the owner (shareholder) to transfer his company by selling all the shares he owns in the company. Where there is a clear separation between ownership and management (power); therefore, to be able to run the company, there is management called the Company Organ, and it is divided into 3 (three) parts: the Board of Directors, the Board of Commissioners, and the General Meeting of Shareholders. The Board of Directors has dominant authority in the management and representation of the company inside and outside the court. With great authority, there is also significant risk. The Board of Directors is very vulnerable to being sued and prosecuted in court; this condition makes the Board of Directors worry about taking steps. The doctrine of acquit et de charge, which is implicit in Law Number 40 of 2007 concerning Limited Liability Companies (Perseroan Terbatas/PT), still does not provide adequate protection for the personnel of the Board of Directors. This study aims to describe legal certainty in the application of acquit et de charge as an effort to protect the Company's Board of Directors. This research is descriptive of the type of juridical-normative research. The type of approach used is the statutory approach and the conceptual approach. However, in reality, there is no legal certainty in Indonesia applying to acquit et de charge.", "type": "Table" }, { "left": 424, "top": 238, "width": 91, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manuscript History: Received: 2022-08-30", "type": "Text" }, { "left": 424, "top": 282, "width": 53, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Accepted: 2022-11-07", "type": "Text" }, { "left": 424, "top": 313, "width": 115, "height": 72, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Corresponding Author: Lu Sudirman, [email protected] Keywords : Directors; Limited Liability Company; Legal Protection", "type": "Text" }, { "left": 424, "top": 431, "width": 114, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widya Yuridika: Jurnal Hukum is L icensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 484, "width": 421, "height": 75, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International License Layout Version: v.6.2023 Cite this paper Sudirman, L. (2023). Application Of Acquit Et De Charge In Removal Of Liability Of The Board Of Directors Of A Limited Company. Widya Yuridika: Jurnal Hukum, 6 (1). doi: 10.31328/wy.v6i1.4000", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 583, "width": 81, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PRELIMINARY", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 597, "width": 470, "height": 166, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A limited Liability Company (from now on referred to as the Company) is a legal entity that is an artificial person that cannot carry out its activities; for this reason, the Company in carrying out business activities is represented by an organ called the Company Organ. The Company's organs within the Company's structure consist of shareholders, Directors, and Commissioners. The Company, as a form of economic business, has specific organs (Utami & Sudiarawan, 2021). The first organ is called the General Meeting of Shareholders (GMS), which generally has the task of determining all general policies of the Company. The second organ is the Commissioner, who acts as a supervisor for and on behalf of the shareholders. The third is the Board of Directors, responsible for carrying out the determined policies by the General Meeting of Shareholders, managing and representing the Company inside and outside the court (Dewi, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 20, "width": 183, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widya Yuridika: Jurnal Hukum, Volume 6 (1) 2023", "type": "Page header" }, { "left": 268, "top": 812, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "136", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 43, "width": 470, "height": 196, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The existence of a Board of Directors in the Company is a must, or the Company must have a Board of Directors because the Company as an artificial person cannot do anything without the assistance of members of the Board of Directors as natural persons . The Company's Board of Directors is like the Company's life. It is impossible for a company without a Board of Directors (Akbar, 2016). On the other hand, there cannot be a Board of Directors without a Company. Therefore, the existence of the Board of Directors for the Company is essential. Even though the Company is a legal entity that has assets separate from the Directors, this is only based on legal fiction, that the Company is considered as if it were a legal subject just like humans (Widiyono, 2004). Directors carry out daily activities under the supervision of the Board of Commissioners. The Company as a legal entity is considered the same as individuals who can take legal actions, and legal actions carried out by the Company's Organs, in this case, the Board of Directors, will have legal consequences that are binding on the Company (Ridwan, Barkah & Bachri, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 240, "width": 471, "height": 272, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The issue of responsibility relates to the obligations of an individual, in this case, the Board of Directors, to carry out the business activities assigned to him in his capacity. However, the issue of legal protection arises regarding the guarantee of the protection of the Board of Directors in carrying out the authority they have received (Wardhana, 2019). The Board of Directors managing the Company is an essential and strategic Company Organ. The Board of Directors manage for and on behalf of the Company; represent the Company inside and outside the Court. It shows that the Company's operational activities, including the consequences related to profit or loss for the Company, will largely depend on and be determined by the performance of the Board of Directors (Subagiyo, 2015). Concerning the essential and strategic role of the Board of Directors as the management of a Limited Liability Company, Law Number 40 of 2007 concerning Limited Liability Companies (Ltd. Lawa) expressly stipulates that the Board of Directors must be responsible for the management carried out. Concerning this responsibility, each member of the Board of Directors is personally responsible for the Company's loss if the person concerned is guilty or negligent in carrying out his duties by applicable regulations (Normayunita & Darmadi, 2018). Suppose the Company's Board of Directors consists of more than two members or more. In that case, the responsibility for the Company's loss becomes a burden that must be jointly and severally borne by each member of the Board of Directors.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 513, "width": 470, "height": 282, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The authority of the Board of Directors granted by law, Limited Liability Company and General Meeting of Shareholders (GMS), is a high-risk authority. It is because errors or inaccuracies in the actions taken by the Board of Directors can be sued civilly or even face criminal charges (Wardhana, 2019). It has been experienced empirically in several cases, including (Raffles, 2020): the case of former Pertamina’s director Karen Agustiawan, the case of Benjamin Widjaja and Sianna Kusuma Widjaja (both shareholders of PT. Necis Indah Cemerlang ) against Julius Widjaja (Director of PT. Necis Indah Cemerlang ), Heryati Suryaman (Commissioner of PT. Necis Indah Cemerlang and PT. Danamon Indonesia, Tbk. ) also, a criminal case against the former President Director of PT. Merpati Nusantara Airline , Hotas D.P. Nababan, and former Chief Executive Officer (CEO), who is now the Minister of Education, Culture, Research and Technology of the Republic of Indonesia Nadiem Makariem. Of course, several cases above indicate a high risk of lawsuits from the position of the Board of Directors even though they are not holding positions. Law Number 40 of 2007 concerning Limited Liability Companies (Ltd. Law) have adopted the principle of acquit et de charge on a limited basis, which teaches that the Board of Directors cannot be accounted for after he has submitted an annual report that the GMS has approved. Therefore, all actions and decisions of the Board of Directors are mutatis mutandis ratified by the Limited Liability Company (Ramadhan, 2019). Then the legal problem is that there is practically no legal certainty in applying acquit et de charge protection, so the Board of Directors continues to be overshadowed by fear.", "type": "Text" }, { "left": 370, "top": 20, "width": 187, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widya Yuridika: Jurnal Hukum, Volume 6 (1) 2023", "type": "Page header" }, { "left": 311, "top": 812, "width": 19, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "137", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 42, "width": 53, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 471, "height": 126, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research is descriptive of the type of juridical-normative research (Marzuki, 2009). The type of approach used is the statutory approach and the conceptual approach (Marzuki, 2009). A statutory approach is an approach that refers to the provisions of laws and regulations such as Law Number 40 of 2007 concerning Limited Liability Companies (Ltd. Law) and other relevant laws and regulations. This research uses the conceptual approach to understanding the theories and concepts. This study uses three secondary data: primary legal materials, secondary legal materials, and tertiary legal materials, and through library research collection techniques, which then analyze the data qualitatively to obtain the secondary data (Ibrahim, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 193, "width": 143, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULT AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 210, "width": 471, "height": 211, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Regulation of the Authority and Responsibilities of the Board of Directors Based on Law Number 40 of 2007 concerning Limited Liability Companies When carrying out business activities or operations, the Company as a legal subject that is artificial ( kumsmatig , artificial ) certainly requires people who run it. The people in it must have an organization or management structure to help represent the Company's interests; that is called a Company Organ (Harahap, 2017). The Ltd. Law divides the Company's Organ into 3 (three): the Board of Directors, the Commissioner, and the GMS. Definitively as explained in Limited Liability Company Law Chapter 1 point 5, ( Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar Pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar) the Board of Directors is the Company's Organ which is authorized and entirely responsible for the Company's management for the Company's benefit, by the purposes and objectives, and represents the Company, both inside and outside the Court by the provisions of the Articles of Association (Prasetya, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 421, "width": 471, "height": 365, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Judging from the above definition, the Board of Directors has full responsibility as the Company's management, which must be by the Company's aims and objectives. On the other hand, the Board of Directors act as the Company's representative inside and outside the Court by the Company's Association Articles (Sjawie, 2017). To carry out the entire management of the Company by the purposes and objectives of the Company, this is because the Board of Directors has obtained a relationship of trust or referred to as a fiducia relation which requires them to carry out their fiduciary duty (Yusro, Shaleh & Disemadi, 2020). To carry out the entire management of the Company by the purposes and objectives of the Company, this is because the Board of Directors have obtained a relationship of trust or referred to as a fiducia relation which requires them to carry out their fiduciary duty (Yusro, Shaleh & Disemadi, 2020). The Board of Directors are given powers as stipulated in the Ltd. Law. These powers include the following (Kusumawardani, 2013): 1) The Board of Directors have the authority to carry out the Company's management in the interest of the Company's benefit, which is by the aims and Company's objectives (as regulated in Chapter 92 Verse (1) of the Ltd. Law); 2) The Board of Directors have the authority to carry out the Company's management as referred to in Limited Liability Company Law Verse (1) based on policies deemed appropriate, within limits specified in this Law and/or the Company's Articles of Association (as regulated in Article 92 Paragraph (2) of the Company Law); 3) GMS stipulates and decides the Board of Director's duties and responsibilities (as stipulated in Chapter 92 Verse (5) of the Law on PT); 4) Suppose the GMS does not stipulate the division of tasks and authorities among members of Board of Directors. Therefore, the duties and charges are assigned based on the decision of the Company's Board of Directors (as regulated in Chapter 92 Verse (6) of the Ltd. Law); 5) The Board of Directors have responsibility for the management of the Company (as stipulated in Chapter 92 Verse (1) and Chapter 97 Verse (1) of the Ltd. Law); 6) The Board of Directors and members must carry out management in good faith and with full responsibility (as stipulated in Chapter 97 Verse (2) of the Company", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 20, "width": 183, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widya Yuridika: Jurnal Hukum, Volume 6 (1) 2023", "type": "Page header" }, { "left": 268, "top": 812, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "138", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 43, "width": 470, "height": 98, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Law); 7) The Board of Directors as the Company's representatives inside and outside the court (as stipulated in Ltd. Law Chapter 98 Verse (1)); 8) If the Board of Directors consist of more than 1 (one) person, each member of the Board of Directors who authorized to represent on behalf of the Company unless otherwise stipulated in the Company's Articles of Association (as regulated in Chapter 98 Verse (2) of the Company Law); and 9)The responsibilities of the Board of Directors as regulated are unlimited responsibilities, which the Board of Directors cannot deny.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 141, "width": 470, "height": 141, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The points above describe that the Company relies on the Board of Directors as the organ entrusted to manage the Company and carry out the Board of Directors' duties; the Board of Directors must be equipped with sufficient authority. The delegation of considerable authority reflects that the board of directors is an organ of trust for the Company that represents the Company to take all kinds of legal actions to achieve its goals and interests (Khairandy, 2007). In addition to being responsible for the Company's authority granted by the shareholders, the Board of Directors must be committed to social and environmental responsibilities to participate in sustainable economic development. It aims to improve the quality of life and the beneficial environment for the Company itself, the local community, and society in general (Utama, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 282, "width": 470, "height": 140, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Company relies on the Board of Directors as an organ entrusted to manage the Company and carry out their duties; the Board of Directors must be equipped with sufficient authority. The delegation of considerable authority reflects that the Board of Directors is an organ of trust for the Company that represents the Company to take all kinds of legal actions to achieve its goals and interests (Khairandy, 2007). The GMS forum carries the procedure for the appointment of the Board of Directors. At the establishment time, the Company founder makes the appointment and is included in the deed of establishment. Ltd. AoA can arrange in the case of appointment, replacement, or dismissal. If not determined, the appointment, replacement, and dismissal of members of the Board of Directors shall take effect as of the closing of the GMS (Harahap, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 422, "width": 470, "height": 254, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The appointment, replacement, and dismissal of members of the Board of Directors must be notified to the Minister of Law and Human Rights (HAM) within 30 days. If not notified, the Minister may reject the application or notification submitted by the new Board of Directors that has not been registered in the Company register (Harahap, 2017). The division of Board of Directors' duties and authorities can also be determined based on the decision of the GMS. If the GMS does not determine the division of the Board of Directors' members' duties and authorities, the division of duties and authorities is determined based on the decision of the Board of Directors. The division of tasks is the internal governance of the company's organization that binds to and does not bind third parties. Each member of the Board of Directors is personally responsible if he is guilty or negligent in carrying out his duties, as well as opening the possibility of joint responsibility among members of the Board of Directors (Sjawie, 2013). Violation of the provisions stipulated in the Ltd. AoA and Ltd. Law which is detrimental to the Company or third parties, will result in the Board of Directors being subject to responsibility ranging from the Board of Directors' assets. So that there is no longer limited liability for errors or omissions that the Board has made of Board of Directors (Fuady, 2002). The Company's management by the Board of Directors has many risks, so legal certainty is needed for legal protection in the release of the responsibilities of the position of the Company.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 684, "width": 470, "height": 98, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Legal Certainty in the Implementation of Acquit Et De Charge in Liability Exemption of the Board of Directors of a Limited Liability Company About the essential and strategic role of the Board of Directors as the management of a limited liability company, Chapter 97 Verse (1) of the Limited Liability Company Law expressly stipulates that the Board of Directors must be responsible for the management carried out. Furthermore, in Chapter 97 Verse (3) of the Limited Liability Company Law, ( setiap anggota Direksi bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian perseroan apabila", "type": "Text" }, { "left": 370, "top": 20, "width": 187, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widya Yuridika: Jurnal Hukum, Volume 6 (1) 2023", "type": "Page header" }, { "left": 311, "top": 812, "width": 19, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "139", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 43, "width": 471, "height": 126, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 ) each member of the Board of Directors is personally responsible for the company's loss if the person concerned is guilty or negligent in carrying out his duties following the applicable provisions. Whereas Article 97 Paragraph (4) of the Ltd. Law ( apabila Direksi perseroan terdiri lebih dari dua anggota atau lebih, maka tanggung jawab atas kerugian perseroan menjadi beban yang harus ditanggung secara renteng ) if the Board of Directors of a company consists of more than two members or more, then the responsibility for the loss of the company becomes a burden that must be borne jointly by each member of the Board of Directors (Harris, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 169, "width": 470, "height": 253, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The consequences of business decisions have a risk of loss, which could be as great an opportunity as the expected profit. In business, there is no guarantee that the decisions will be fully profitable. The responsibility and legal protection of the Board of Directors in managing the Company itself are not new. Moreover, in Indonesia, the regulation has existed for a long time, both in the Limited Liability Company Law in 2007 and the Limited Liability Company Law in 1995. Of course, the uncertainty of the legal protection of the Board of Directors has implications for the shadow of fear of the problem of personal accountability bias (Wardhana, 2019). The issue of responsibility cannot be separated from the issue of awareness and freedom. The existence of responsibility here stems from the existence of awareness and freedom in humans, giving rise to responsibility. In the view of existentialism, humans are understood to exist with consciousness as themselves. Human consciousness is always accompanied by freedom because, without freedom, human consciousness and even its existence become absurd (Siswanto, 1997). In shaping themselves, humans can choose what is good and what is not for themselves. Therefore, for every choice, there is a responsibility attached as a consequence (Siswanto, 1997). That way, it can be said that awareness and responsibility are related to human attitudes and actions in filling the space of freedom they have. Attitudes and actions taken by every human do not stand in space but must be held accountable for their values, duties, and obligations.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 422, "width": 470, "height": 155, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In correlation with the Company management, this description of awareness and freedom would like to convey that the Company management by the Board of Directors means it must be accompanied by an awareness of the Board of Directors regarding their duties and obligations as the Board of Directors in managing the Company (Yanuarsi, 2020). Such awareness is essential so that the actions he takes are in line with his duties and obligations. On the other hand, freedom means that the actions of the Board of Directors in managing the Company, which are part of economic activity, will be impossible if they do not have the freedom to choose various alternative actions. However, this freedom must also be in line with the signs in a company's management, generally contained in an Ltd. AoA, as well as signs in the laws and regulations. For this reason, it is necessary to elaborate further on the duties, obligations, and limitations of managing the Company (Yusuf, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 577, "width": 470, "height": 211, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Directors' position, known in the management of the Company, is crucial. The Directors is the Company's Organ that carries out the management. It means that the Company's operational activities, including its consequences, whether it brings profit or loss, will largely be determined by the performance of the Board of Directors (Setyarini, Mahendrawati, & Arini, 2020). Therefore, the Board of Directors are given demands and expectations to carry out their duties professionally and based on good faith and responsibility. The form of responsibility of the Board of Directors in managing can be realized by carrying out several obligations. There are obligations that the Board of Directors must carry out in the Company, which are contained in several articles in the Ltd. Law. First, the obligations of the Board of Directors contained in Chapter 100 Verse (1) of the Company Law are as follows: 1) The Board of Directors is required to make a register of shareholders, a special register, and minutes of the GMS; 2) The Board of Directors is required to make annual reports and financial documents of the Company; 3) The Board of Directors must maintain all Company registers, minutes, and financial documents. Second, the obligations of the Board of Directors contained in Chapter 101 Verse (1) and Chapter (2) of the Limited", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 20, "width": 183, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widya Yuridika: Jurnal Hukum, Volume 6 (1) 2023", "type": "Page header" }, { "left": 268, "top": 812, "width": 19, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "140", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 43, "width": 470, "height": 112, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Liability Company Law are as follows: “( Direksi wajib melaporkan saham yang dimilikinya dan anggota keluarganya dalam Perseroan dan Perseroan lain untuk selanjutnya dicatat dalam daftar khusus. Anggota Direksi yang tidak melaksanakan kewajiban sehingga menyebabkan kerugian terhadap Perseroan wajib bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian tersebut ) The Board of Directors must report the shares they own and their family members in the Company and other companies to be further recorded in a special register. Members of the Board of Directors who do not carry out their obligations to cause losses to the Company must be personally responsible for such losses”.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 155, "width": 471, "height": 493, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In addition to not violating the obligations of the Board of Directors described above, the Board of Directors must also not conflict with the applicable laws, Ltd. AoA, and other statutory provisions, as contained in Verse 4 of the Ltd. Law. This provision describes the critical position of Ltd. AoA as the pivot of the Board of Directors to carry out their obligations by adhering to the applicable laws and the GMS (Graziano, 2016). One of the obligations of the Board of Directors is to make an annual report. Provisions regarding the annual report are contained in Chapters 66 to 69 of the 2007 Company Law. So, the annual report's function is a source of documentation and company information about the company's achievements during the year (Kuswiratmo & Aji, 2016). An annual report contains losses and gains due to the actions of the Board of Directors for one financial year. After the Board of Directors makes an annual report, the Board of Directors submits the report to the Board of Commissioners for further review; after the review is complete, it will then be submitted to the GMS; this mechanism is in Chapter 66 Verse (1) of the Ltd. Law. This provision relates to the doctrine of acquit et de cherge often (Gunatri & Sukihana, 2019). Release and discharge of responsibility ( acquit et de charge ) as contained in the “Black's Law Dictionary” states that acquit , which is translated as \"to clear (a person) of criminal charge” ( Black, Garner, McDaniel, & Schultz, 1999), can be interpreted that a person will be free from criminal prosecution. Meanwhile, the Dictionary of Law states that \"in discharge of his duties as director meaning carrying out his duties as director\" (Collin, 1999). The doctrine of acquit et de charge is an acquittal or discharge of responsibility to the Board of Directors from all responsibilities that may exist in the future for legal actions committed in the year the Board of Directors is granted acquit et de charge . The Company Law does not explicitly regulate the conditions for granting release and discharge of responsibilities ( acquit et de charge ). This situation causes the Directors involved in it not to understand when the implementation of acquit et de charge (Ramadhan, 2019). The growing understanding of the Board of Directors states that if they are responsible for their management at the GMS, then the accquit et de charge will automatically be given to the Board of Directors so that they can fully discharge their responsibilities during management. It is a mistake that must be rectified with strict regulations. The requirements for granting acquit et de charge are not explicitly regulated in the Ltd. Law. However, several provisions can be used generally as guidelines in obtaining acquitet de charge , including Chapter 97, 100, and 101 of the Ltd. Law and annual reports that comply with Chapter 66 up to Chapter 69 of the Ltd. Law and do not violate the provisions of the Ltd. AoA and GMS. The legal actions of the Board of Directors that have complied with the provisions of this article will receive acquit et de charge (Samosir, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 648, "width": 471, "height": 140, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The provision regarding the release and discharge of responsibility ( acquit et de charge ) is given because the report of the Board of Directors is by the facts and performance that has met the requirements and, most importantly, contains the profits and losses in one financial year. Suppose the actions of the Board of Directors are outside the annual legal report or the submitted annual report is incorrect and misleading. In that case, the Board of Directors may be jointly and severally held accountable by the injured party and cannot escape from such responsibility ( acquit et de charge ) (Kartika, 2019). The legal consequences if the Board of Directors obtains an acquit et de charge are not explicitly regulated in the Ltd. Law. However, there are references in several provisions of articles in the Ltd. Law (Waluyo & Prasetyo, 2019). First, if the Board of Directors has fulfilled", "type": "Text" }, { "left": 370, "top": 20, "width": 187, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widya Yuridika: Jurnal Hukum, Volume 6 (1) 2023", "type": "Page header" }, { "left": 311, "top": 812, "width": 19, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "141", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 43, "width": 471, "height": 281, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "its responsibilities and obligations in managing the Company as mandated in several provisions such as Chapter 97, 100, and 101 of the Ltd. Law and annual reports that meet Chapter 66 to 69 of the Company Law and do not violate the provisions of the Articles of Association and the GMS. The Board of Directors can be said to have successfully carried out their obligations and responsibilities properly so that the Board of Directors has the right to obtain acquit et de charge . The success of the Board of Directors has resulted in legal consequences that the Board of Directors cannot be sued later for their actions with some exceptions. Secondly, uppose the Board of Directors is unable to fulfill its responsibilities and obligations in managing the Company as mandated in several provisions such as Chapter 97, 100, and 101 of the Ltd. Law and annual reports that comply with Chapter 66 to 69 of the Company Law and are proven to have violated the provisions of the Articles of Association and GMS, so the Board of Directors is said to be unable to carry out its obligations and responsibilities appropriately, causing the Company to suffer losses due to errors and omissions, which may result in the following legal consequences (Yusro, 2022): 1) Shareholders may sue the Board of Directors because they have made mistakes and omissions that have caused losses to the Company as stipulated in Chapter 97 Verse (6) of the Ltd. Law; 2) The GMS as the holder of the highest authority in the Company has the power to supervise the Company management's actions. If according to the GMS, the management action taken by the Board of Directors has harmed the Company, the GMS may dismiss the relevant Board of Directors based on Chapter 105 Verse (1) of the Ltd. Law.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 324, "width": 470, "height": 267, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Referring to the description above, there are high responsibilities and risks in exercising the authority to manage and represent the Company to fulfill its obligations. One of the obligations of the Company's Board of Directors is to provide an annual report at the GMS containing an accountability report for one year and must have been audited by an independent auditor. At the GMS, shareholders stated that they received accountability reports from the directors and commissioners in the form of an acquit and discharge statement on the previous year's financial statements. His statement sentences at the GMS generally read as follows (Johan & Ariawan, 2020) : “ Approved the Annual Report, including the Financial Statements for the Financial Year xxx ending on xxx, which was audited by a public accountant, as stated in his report, “It is reasonable, in all material respects, that the financial position as of date xxx, as well as its activities and cash flows for the year then ended in accordance with the Financial Accounting Standards for Entities Without Public Accountability in Indonesia” which ends on that date by the Financial Accounting Standards for Entities Without Pu blic Accountability in Indonesia,” as well as providing full discharge and release of responsibility (volledig acquit et de charge) to the directors and the board of commissioners for the management and supervisory actions that have been carried out during the Financial Year xxx, as long as it is not a criminal act and/or violates the applicable legal provisions and procedures in the Republic of Indonesia and is recorded in the Annual Report and does not conflict with the applicable laws and regulations ”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 591, "width": 470, "height": 99, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "With this exemption, the conclusion is that the Board of Directors and the Board of Commissioners are free from all demands by the company and shareholders as long as they are not criminal acts or violate applicable laws. The quorum requirement at an Annual GMS is valid if attended by at least more than half of the total shares issued with voting rights who are present or represented. GMS resolutions are approved by more than half of the shares and the number of votes cast. The law and/or the company's articles of association may stipulate different matters.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 690, "width": 471, "height": 98, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Granting acquit et de charge , the Board of Directors who obtains acquit et de charge will be completely free from all responsibilities. However, acquit et de charge is only given for reflected actions in the approved annual report and the GMS. The granting of a formal release and discharge of responsibilities has formal legal force but does not have material legal force (Ramadhanti, Syaifuddin & Afrilia, 2020). The Board of Directors is granted an acquittal (acquit et de charge) by the Annual General Meeting of Shareholders. The General Meeting of Shareholders of the Limited Liability Company stated this explicitly and in the", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 20, "width": 183, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widya Yuridika: Jurnal Hukum, Volume 6 (1) 2023", "type": "Page header" }, { "left": 268, "top": 812, "width": 19, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "142", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 43, "width": 470, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "meeting minutes. Due to the Exemption of Liability (acquit et de charge) given by the GMS, which is the highest power holder in the Limited Liability Company to the Company's Board of Directors, the resolutions of the GMS bound the Company.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 85, "width": 470, "height": 126, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As a juridical consequence, the Company's Board of Directors, who is granted an acquittal (acquit et de charge), can no longer be sued in the future for their actions with some exceptions. The Limited Liability Company Law does not explicitly regulate the provisions regarding the granting of release and settlement of the responsibility (management) of the Board of Directors for one financial year, better known as (acquit et de charge). As a consequence of Chapter 66 of the Limited Liability Company Law, which states: that the board of directors, within six months after the company's financial year closes, must prepare an annual report to be submitted to the General Meeting of Shareholders, then that is when the release of the responsibility of the Board of Directors is granted.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 211, "width": 471, "height": 352, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The release of responsibility (acquit et de charge) granted by the Company to the Board of Directors is limited to civil law actions. At the same time, it can be held accountable for actions and management outside the authority of the GMS. Therefore, the Board of Directors of a Limited Liability Company has never been given an acquittal (acquit et de charge) who is suspected or suspected of having committed acts outside their authority against the Company. Such as doing something without the approval of the General Meeting of Shareholders and not by the Company's Articles of Association; all of these acts are determined to be personal, so they cannot be represented or transferred (Ramadhanti, Syaifuddin & Afrilia, 2020). If the Board of Directors has done so with careful consideration, they are full of responsibility for making a decision. Considering the business atmosphere, which is full of uncertainty, if it turns out to be a decision in the future, it causes losses or does not match expectations (Fitriani, 2020). Therefore, the Board of Directors should receive protection because the Shareholders have approved the decision through the GMS, and the doctrine of acquit et de charge applies. The doctrine of acquit et de charge can only be given to the reported legal actions of the Board of Directors and contained in the ratified annual report at the GMS. If legal action is not reflected in the annual report and unratified at the GMS, then acquit et de charge does not apply. In this situation, the Board of Directors must be personally responsible for their actions (Setyarini, Mahendrawati & Arini, 2020). Based on this provision, acquit et de charge is not explicitly regulated in the Ltd. Law, resulting in uncertainty or ambiguity of vague norms. Norms are statements that emphasize aspects that should be (ideal) or commonly referred to as Das Sollen , by including some rules of what to do (Tanya, Siamjuntak & Hage, 2006). Laws are general rules guiding every individual to behave in society, both about fellow individuals and the broader community. The existence of these rules and the implementation of these rules give rise to legal certainty (Marzuki, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 563, "width": 470, "height": 155, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the paradigm of legal goals by Gustav Radbruch, that law must contain 3 (three) values of identity or purpose, namely as follows (Julyano & Sulistyawan, 2019): 1. The principle of legal certainty (rechmatigheid), reviewed from a juridical law purpose; 2. The principle of legal justice (gerectigheid), reviewed from a philosophical point of view, where justice is equal rights for all people before the law; dan 3. The principle of legal finality (zwechmatigheid), refers to a goal to promote goodness in human life, reviewing law from a sociological point of view, namely the benefits of the law. This legal certainty comes from Positivism or Positivist, which tends to see the law as autonomous because the law aims to ensure the realization of general laws unfluenced by external factors. The law rule's general nature proves that the law which aims to create certainty will also fulfill the name of justice and the benefits of the created law (Syahrani, 1999).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 718, "width": 470, "height": 70, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Lon Fuller in his book The Morality of Law , there are 8 (eight) principles that must be fulfilled by legal norms, which, if not fulfilled, the law will fail to be called the rule of law. In other words, there is no legal certainty in these regulations. According to Lon Fuller, eight things that do not meet legal certainty are as follows (Fuller, 1969): a. Failure to achieve the rule of law itself, so that every problem requires a decision based on ad hoc; b.", "type": "Text" }, { "left": 370, "top": 20, "width": 187, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widya Yuridika: Jurnal Hukum, Volume 6 (1) 2023", "type": "Page header" }, { "left": 311, "top": 812, "width": 19, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "143", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 43, "width": 471, "height": 98, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Failure to publish or fail to publish to relevant parties who are expected to understand the regulation; c. The application of retroactively applied regulations; d. Failure to make rules that are easy to understand; e. Enforcement of rules that conflict with each other ( conflict of norm ); f. Regulations that provide conditions for something that is not appropriate or beyond the limits of ability; g. Changes in regulations are dynamic and make it difficult to adapt to existing regulations; h. Failure to harmonize and adapt to existing regulations with implementation in everyday life.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 141, "width": 470, "height": 169, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The existence of legal certainty provides clarity for the community of human rights and obligations according to the law to create a structured and systematic life order. Without legal certainty, people will not know what to do, do not know whether their actions are right or wrong, prohibited or not prohibited by law. This legal certainty can be realized through excellent and clear normalization in statutory regulation, and its implementation will be straightforward (Ali, 2002). Legal certainty agrees that there are efforts to establish law in legislation made by authorized and authoritative parties so that these rules have a juridical aspect that can guarantee certainty that the law has a function as a set of regulations that must be obeyed (Nasriyan, 2019). Therefore, to ensure legal certainty. There is a need for strict norms regarding the acquit et de charge of the Board of Directors, which can later become the central norm in the initial examination regarding the immunity and legal position of the Board of Directors of the Company when sued in court.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 322, "width": 51, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CLOSING", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 471, "height": 98, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the description above, implementing the doctrine of acquit et de charge as the norm to grant immunity and release the responsibility of the Board of Directors does not yet have legal certainty. Chapter 97, 100, and 101 of the Ltd. Law and annual reports that comply with Chapters 66 to 69 of the Ltd. Law and are proven to have violated the provisions of the Articles of Association and GMS are often considered manifestations of the doctrine of acquit et de charge . However, in reality, no one can guarantee the protection and release of their responsibilities when they are sued in court.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 443, "width": 88, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BIBLIOGRAPHY", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 457, "width": 470, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akbar, M. G. G. (2016). Business Judgement Rule Sebagai Perlindungan Hukum Bagi Direksi Perseroan Dalam Melakukan Transaksi Bisnis. Jurnal Justisi Ilmu Hukum , 1(1), 5-", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 485, "width": 12, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 507, "width": 470, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ali, A. (2002). Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis Dan Sosiologis), Jakarta: Toko Gunung Agung", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 471, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Black, H. C., Garner, B. A., McDaniel, B. R., & Schultz, D. W. (1999). Black's Law Dictionary. St. Paul, MN: West Group: West Publishing Company.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 579, "width": 471, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Collin, P.H. (1999). Dictionary of Law 2nd Edition, United State Of America: Fitzroy Dearborn Publishers.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 615, "width": 470, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewi, I. K. (2019). Pemindahan Hak Atas Saham Tanpa Persetujuan Organ Perseroan Terbatas. Jurnal Pro Hukum: Jurnal Penelitian Bidang Hukum Universitas Gresik , 8(1), 81-82.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 665, "width": 471, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitriani, D. (2020). Perlindungan Direksi Melalui Business Judgment Rule (Studi Analisis Kasus Karen Agustiawan Mantan Dirut Pertamina), Al Muamalat: Jurnal Hukum & Ekonomi Syariah , 5(2), 104-105.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 716, "width": 470, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fuady, M. (2002). Doktrin-Doktrin Modern Dalam Corporate Law & Eksistensinya Dalam Hukum Indonesia . Bandung: Citra Aditya Bakti.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 752, "width": 363, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fuller, L. L. (1969). The Morality of Law, London: Yale University Press.", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 20, "width": 183, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widya Yuridika: Jurnal Hukum, Volume 6 (1) 2023", "type": "Page header" }, { "left": 268, "top": 812, "width": 19, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "144", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 43, "width": 471, "height": 42, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Graziano, O. (2016). Prinsip Dan Penerapan Transparansi Dalam Laporan Tahunan Perseroan Terbatas Menurut Undang-Undang No. 40 Tahun 2007. LEX ET SOCIETATIS, 4(2), 8-9.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 93, "width": 470, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gunatri, D. N. A., & Sukihana, I. A. (2019). Akibat Hukum Pengaturan Acquit Et De Charge terhadap Direksi Perseroan. Jurnal Kertha Semaya, 7(3), 6-7.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 129, "width": 358, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harahap, Y. (2017). Hukum Perseroan Terbatas . Sinar Grafika: Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 151, "width": 470, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harris, F. (2017). Pemisahan Tanggung Jawab Direksi Perseroan Terbatas. Jurnal Hukum & Pembangunan, 35(1), 99-100.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 187, "width": 455, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ibrahim, J. (2007). Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif . Bayumedia: Malang.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 209, "width": 470, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Johan, S. dan Ariawan, A. (2020). Pertanggungjawaban Direksi Setelah Pemberian Acquit and Discharge. Acta Comitas, 5 (3), 588-589.", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 245, "width": 470, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Julyano, M., & Sulistyawan, Y. (2019). Pemahaman Terhadap Asas Kepastian Hukum Melalui Konstruksi Penalaran Positivisme Hukum. Crepindo, 1(1), 14-15.", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 281, "width": 470, "height": 57, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kartika, V. (2019). Status Yuridis Akta Notaris Tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Yang Diselenggarakan Oleh Direksi Yang Berperkara Dengan Perseroannya (Analisis Putusan Pengadilan Negeri Surabaya Nomor 83/PDT. G/2016/PN. SBY). Indonesian Notary , 1(3), 11-12.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 346, "width": 470, "height": 64, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khairandy, R. (2007). Perseroan Terbatas sebagai Badan Hukum. Jurnal Hukum Bisnis, 26(3). Kusumawardani, S. I. (2013). Pengaturan Kewenangan, Dan Tanggung Jawab Direksi Dalam Perseroan Terbatas (Studi Perbandingan Indonesia Dan Australia). Jurnal Magister Hukum Udayana, 2(1), 5-6.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 418, "width": 470, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kuswiratmo., & Aji, B. (2016). Keuntungan Dan Resiko Menjadi Direktur, Komisaris dan Pemegang Saham. Jakarta: Visimedia.", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 454, "width": 449, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marzuki, P. M. (2008). Pengantar Ilmu Hukum , Jakarta: Kencana Prenada Media Group.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 476, "width": 298, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marzuki, P.M. (2009). Penelitian Hukum. Kencana: Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 498, "width": 470, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nasriyan, I. (2019). Asas Kepastian Hukum dalam Penyelenggaraan Perpajakan di Indonesia,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 512, "width": 292, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Logika: Jurnal Penelitian Universitas Kuningan, 10(2), 91.", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 534, "width": 470, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Normayunita, N. K., & Darmadi, A. S. W. (2018). Tanggung Jawab Direksi Atas Kepailitan Perseroan Terbatas Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007. Kertha Semaya: Journal Ilmu Hukum , 4(3), 5-6.", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 585, "width": 370, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prasetya, R. (2022). Perseroan Terbatas: Teori dan Praktik. Sinar grafika.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 607, "width": 470, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Raffles. (2020). Tanggung Jawab dan Perlindungan Hukum Direksi dalam Pengurusan Perseroan Terbatas. Undang: Jurnal Hukum, 3(1), 127-130.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 643, "width": 470, "height": 70, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramadhan, M. F. (2019). Kepastian Hukum Pembebasan Tanggungjawab Direksi (Volledig Acquit Et De Charge) Terhadap Jalannya Perseroan Sebagai Salah Satu Kewajiban Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Doctoral dissertation, Perpustakaan Pascasarjana.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 721, "width": 470, "height": 42, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramadhanti, I., M Syaifuddin, M. S., & Afrilia, D. (2020). Asas Pembebasan Tanggung Jawab Hukum (Acquit Et De Charge) Direksi Atas Kesalahan Dalam Pengurusan Perseroan Terbatas. Doctoral dissertation, Sriwijaya University.", "type": "Text" }, { "left": 370, "top": 20, "width": 187, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widya Yuridika: Jurnal Hukum, Volume 6 (1) 2023", "type": "Page header" }, { "left": 311, "top": 812, "width": 19, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "145", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 43, "width": 470, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ridwan, M., Barkah, B., & Bachri, R. (2021). Pertanggungjawaban Pihak Diluar Akta Dan Organ Perseroan Terbatas Terhadap Perikatan Perseroan Terbatas. JLR-Jurnal Legal Reasoning, 3(2), 168-169.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 93, "width": 470, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Samosir, H. H. (2020). Tanggung Jawab Pengurus Sebagai Penanggung Pajak Dalam Peralihan Kepengurusan Perusahaan. Simposium Nasional Keuangan Negara, 2(1), 835-836.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 471, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setyarini, D. M., Mahendrawati, N. L., & Arini, D. G. D. (2020). Pertanggungjawaban Direksi Perseroan Terbatas Yang Melakukan Perbuatan Melawan Hukum. Jurnal Analogi Hukum, 2(1), 14-15.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 193, "width": 471, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setyarini, D. M., Mahendrawati, N. L., & Arini, D. G. D. (2020). Pertanggungjawaban Direksi Perseroan Terbatas Yang Melakukan Perbuatan Melawan Hukum. Jurnal Analogi Hukum, 2(1), 14-15.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 243, "width": 470, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siswanto, D. (1997). Kesadaran dan Tanggung Jawab Pribadi dalam Humanisme Jean-Paul Sartre. Jurnal Filsafat, 28.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 280, "width": 468, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sjawie, H. F. (2013). Direksi Perseroan Terbatas Serta Pertanggungjawaban Pidana Korporasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 316, "width": 470, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sjawie, H. F. (2017). Tanggung Jawab Direksi Perseroan Terbatas Atas Tindakan Ultra Vires. Jurnal Hukum Prioris, 6(1), 24-25.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 352, "width": 471, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Subagiyo, D. T. (2015). Perlindungan Hukum Pemegang Saham Minoritas Akibat Perbuatan Melawan Hukum Direksi Menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas. Perspektif, 10(1), 53-54.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 402, "width": 392, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syahrani, R. (1999). Rangkuman Intisari Ilmu Hukum , Bandung: Citra Aditya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 424, "width": 471, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tanya, B. L., Siamjuntak, Y. N., & Hage, M. Y. (2006). Teori Hukum: Strategi Tertib Manusia Lintas Ruang dan Generasi. Yogyakarta: Genta Publishing.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 471, "height": 56, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Utama, A. S. (2018). Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru. JCH (Jurnal Cendekia Hukum) , 4(1), 28-29.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 525, "width": 471, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Utami, P. D. Y., & Sudiarawan, K. A. (2021). Perseroan Perorangan Pada Usaha Mikro dan Kecil: Kedudukan dan Tanggung Jawab Organ Perseroan. Jurnal Magister Hukum Udayana (Udayana Master Law Journal ), 10(4), 769-771.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 575, "width": 470, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Waluyo, B., & Prasetyo, H. (2019). Independensi Direktur Independen Pada Perusahaan Publik. Esensi Hukum, 1(1), 31-32.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 611, "width": 471, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wardhana, G. P. (2019). Business Judgement Rule Sebagai Perlindungan Atas Pertanggungjawaban Pribadi Direksi Perseroan. Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis, 14(1), 61-62.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 661, "width": 470, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widiyono, T. (2004). Direksi Perseroan Terbatas, Keberadaan, Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab . Ghalia Indonesia, Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 697, "width": 470, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yanuarsi, S. (2020). Kepailitan Perseroan Terbatas Sudut Pandang Tanggung Jawab Direksi. Solusi, 18(2), 288-289.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 733, "width": 471, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yusro, M. A. (2022). Shareholders Lawsuit: Fraud on Minority Law Enforcement to Invent Corrective Justice During the Covid-19. Law Research Review Quarterly , 8(1), 8-9.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 20, "width": 183, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widya Yuridika: Jurnal Hukum, Volume 6 (1) 2023", "type": "Page header" }, { "left": 268, "top": 812, "width": 19, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "146", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 43, "width": 470, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yusro, M. A., Shaleh, A. I. dan Disemadi, H. S. (2020). Perlindungan Hukum Keputusan Bisnis Direksi BUMN Melalui Business Judgement Rule Doctrine. JURNAL JURISPRUDENCE , 10(1), 138.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 93, "width": 470, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yusuf, M. (2020). Batasan Makna Tentang Itikad Baik Direksi Terhadap Perseroan Terbatas. Jurnal Mutiara Hukum, 3(2), 34-35.", "type": "Text" } ]
321a9ea4-588f-1e37-1e14-bbad2d84262d
https://ejournal.pgrikotasemarang.org/index.php/jips/article/download/203/172
[ { "left": 89, "top": 34, "width": 80, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JIPS, Vol. 5 No. 1 Halaman: 151-157 Mei 2024", "type": "Page header" }, { "left": 220, "top": 34, "width": 166, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Inovasi Pembelajaran di Sekolah", "type": "Section header" }, { "left": 241, "top": 45, "width": 122, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DOI: 10.51874/jips.v5i1.203 ISSN 2774-9363 (Cetak) ISSN 2774-9746 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 419, "top": 75, "width": 121, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Inovasi Pembelajaran di Sekolah", "type": "Text" }, { "left": 482, "top": 747, "width": 38, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hal. 151", "type": "Page footer" }, { "left": 101, "top": 120, "width": 413, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Implementasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dalam Mengembangkan Karakter Peserta Didik", "type": "Title" }, { "left": 197, "top": 166, "width": 220, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tri Adhi Bestaris*, Ghufron Abdullah Manajemen Pendidikan Universitas PGRI Semarang Jl. Sidodadi Timur No. 24-Dr. Cipto, Semarang", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 201, "width": 156, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "* E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 225, "width": 36, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 242, "width": 427, "height": 118, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendidikan karakter merupakan proses yang berkelanjutan dan tak pernah berakhir, Pendidikan karakter menekankan pada keteladanan, penciptaan lingkungan, dan pembiasaan melalui berbagai tugas keilmuan dan kegiatan. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana manajemen penguatan dan pengembangan pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Subah Kabupaten Batang. Implementasi proyek penguatan profil pelajar pancasila dalam mengembangkan karakter peserta didik SMA Negeri 1 Subah sangat terkait dengan manajemen sekolah. Manajemen penguatan dan pengembangan pendidikan karakter peserta didik meliputi: (1) Tahap perencanaan penguatan dan pengembangan pendidikan karakter; (2) Tahap pengorganisasian penguatan dan pengembangan pendidikan karakter; (3) Tahap pelaksanaan penguatan dan pengembangan pendidikan karakter; (4) dan Tahap pengawasan penguatan dan pengembangan pendidikan karakter.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 361, "width": 427, "height": 166, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang terkumpul dari teknik tersebut di analisis dengan menggunakan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi melalui beberapa informan yaitu: kepala sekolah, waka kurikulum, waka kesiswaan, koordinator fasilitator P5 dan peserta didik kelas X. Sedangkan untuk menguji keabsahan data melalui uji kredibilitas dengan menggunakan pengamatan dan pengelompokan data dari berbagai sumber, transferbilitas, triangulasi ( sumber dan teknik ), kepastian dan diskusi. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penguatan dan pengembangan pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Subah dilaksanakan pada empat kegiatan utama yaitu: kegiatan pembelajaran, kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ( P5), kegiatan ekstrakulikuler, kegiatan pembiasaan dengan hasil menyatakan bahwa peserta didik dapat menjalankan perannya sebagai warga negara yang baik dengan cara tetap berperan aktif dalam penguatan dan pengembangan karakter yang diwujudkan dengan pembiasaan dalam semua aspek kegiatan yang ada di sekolah dan untuk peningkatan kompetensi pada peran guru dan pembina maka diperlukan pelatihan kompetensi secara berjenjang.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 533, "width": 384, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci : Implementasi, Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, Pendidikan Karakter", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 557, "width": 38, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 574, "width": 427, "height": 118, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Character education is a continuous and never-ending process. Character education emphasizes example, creating an environment, and habituation through various scientific tasks and activities. The aim of this research is to find out how management strengthens and develops character education at SMA Negeri 1 Subah, Batang Regency. The implementation of the project to strengthen the profile of Pancasila students in developing the character of SMA Negeri 1 Subah students is closely related to school management. Management of strengthening and developing students' character education includes: (1) Planning stage for strengthening and developing character education; (2) Stage of organizing the strengthening and development of character education; (3) Implementation stage of strengthening and developing character education; (4) and Supervision stage of strengthening and developing character education.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 693, "width": 426, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This research uses a qualitative approach. Data collection techniques use observation, interviews and documentation. The data collected from this technique was analyzed using data", "type": "Text" }, { "left": 482, "top": 747, "width": 38, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hal. 152", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 68, "width": 427, "height": 130, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "reduction, data presentation, and verification through several informants, namely: the principal, head of curriculum, head of student affairs, P5 facilitator coordinator and class X students. Meanwhile, to test the validity of the data through a credibility test using using observation and grouping data from various sources, transferability, triangulation (sources and techniques), certainty and discussion. Based on the results of the research and discussion, it can be concluded that the strengthening and development of character education at SMA Negeri 1 Subah is carried out in four main activities, namely: learning activities, Pancasila Student Profile Strengthening Project activities (P5), extracurricular activities, habituation activities with the results stating that students can Carry out your role as a good citizen by continuing to play an active role in strengthening and developing character which is realized by familiarizing yourself with all aspects of activities at school and to increase competence in the role of teacher and coach, competency training is needed in stages.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 204, "width": 384, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keyword: Implementation, Project for Strengthening Pancasila Student Profiles, Character Education", "type": "Text" }, { "left": 266, "top": 240, "width": 83, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 257, "width": 426, "height": 71, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendidikan merupakan salah satu faktor yang memiliki peranan penting dalam pembentukan karakter bangsa Indonesia. Proses pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia bertujuan tidak hanya untuk menambah ilmu pengetahuan, namun juga untuk mewujudkan potensi dan pembudayaan peserta didik sehingga membangun karakter yang baik sebagai warga Negara, melalui pendidikan diharapkan mampu mencetak generasi bangsa yang berkualitas dan dapat berkontribusi positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 328, "width": 429, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sesuai dengan Peraturan Presiden No. 87 tahun 2017 yang menyebut bahwa: “Penguatan pendidikan karakter (PPK) adalah program pendidikan di Sekolah bertujuan untuk memperkuat karakter Peserta Didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).”", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 388, "width": 426, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembentukan karakter bagi peserta didik termuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan Pendidikan Formal Pasal 2 ayat (1) yang menyebut bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 423, "width": 427, "height": 202, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“PPK dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan karakter terutama meliputi nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, dengan berbasis budaya sekolah. Budaya sekolah yang dimaksud adalah keseluruhan corak relasional antar individu di lingkungan pendidikan yang membentuk tradisi yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan spirit dan nilai- nilai karakter yang dikembangkan di sekolah salah satu cara yang dapat dilakukan adalah mengimplementasikan pendidikan karakter. Sesuai dengan pernyataan berikut bahwa pendidikan yang dibutuhkan saat ini adalah pendidikan yang menyeimbangkan seluruh aspek dari aspek pengetahuan, fisik, sosial-emosi, kreativitas dan spiritual (Munjiatun, 2018; Rizal & Munip, 2017). Melalui pendidikan karakter, maka dapat membentuk individu yang menyempurnakan diri secara terus menerus dan melatih kemampuan diri demi menjadi pribadi yang lebih baik (Hakim, Firmansyah, & Yenil, 2019). Pendidikan karakter juga baik diberikan pada saat seseorang masih kecil, karena akan membentuk generasi masyarakat Indonesia menjadi insan yang berkarakter (Nur, 2017; Suwandayani, Akbar, & Hanurawan, 2016). Disimpulkan bahwa pendidikan karakter penting diberikan pada zaman sekarang dan diberikan kepada peserta didik, melalui pendidikan karakter peserta didik akan terbiasa berperilaku dan memiliki moral yang baik sehingga menjadi masyarakat yang bermartabat.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 626, "width": 426, "height": 46, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kurikulum merdeka merupakan upaya pemerintah dalam memberikan pelayanan pembelajaran yang lebih baik. Karakteristik utama kurikulum merdeka yang mendukung pemulihan pembelajaran pasca pandemi covid-19, adalah pembelajaran berbasis proyek untuk mengembangkan softskill dan karakter peserta didik sesuai profil pelajar pancasila.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 673, "width": 426, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kurikulum merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler beragam, agar peserta didik memiliki cukup waktu mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Sebelumnya ada lima nilai karakter pada kurikulum 2013 yaitu religius, nasionalis, integritas, mandiri, gotong royong.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 709, "width": 401, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam kurikulum merdeka ini, berubah menjadi enam nilai karakter sesuai dengan profil pelajar", "type": "Text" }, { "left": 482, "top": 747, "width": 38, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hal. 153", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 68, "width": 426, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pancasila yang merupakan perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dengan enam ciri: beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bernalar kritis, bergotong royong, mandiri, dan kreatif. Profil pelajar pancasila itu setara dengan 20-30 persen Jam Pembelajaran yang berupa projek penguatan profil pelajar pancasila.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 127, "width": 427, "height": 142, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SMA Negeri 1 Subah mempunyai keunikan diantaranya adalah SMA terluas di Kabupaten Batang yaitu 25.025 m2 dan merupakan SMA Negeri yang terletak di jalur pantura dengan jumlah peserta didik keseluruhan 853 anak yang terdiri dari Putra 310 anak dan Putri 543 anak, juga merupakan sekolah yang mempunyai fasilitas lengkap diantaranya GOR Indoor, Lapangan Basket, lapangan voli, lapangan sepak bola, lapangan takraw, ruang aula terbuka (mendukung kegiatan Ekstrakurikuler), sekolah sehat, sekolah ramah anak dan menanamkan adab diatas ilmu, dengan menerapkan 5S dikesehariannya yaitu senyum, sapa, salam, sopan, santun, dalam jeda waktu pembelajarannya selalu diterapkan perenggangan otot dan otak. Peserta didiknya diwajibkan melaksanakan projek secara berkelompok di bawah bimbingan guru dan produk projek dapat berupa produk yang dipamerkan, dipentaskan, dipresentasikan, dijual sesuai dengan tema yang digarap. Muara P-5 menegakkan empat pilar kebangsaan: Pancasila, UUD’45, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 270, "width": 427, "height": 71, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendidikan secara umum cenderung masih memprioritaskan aspek pengetahuan dan aspek keterampilan, padahal pendidikan di sekolah harus menerapkan konsep pendidikan karakter dalam kepribadian peserta didik. Pendidikan yang tidak dapat membentuk peserta didik memiliki kecerdasan rasa dan budi pekerti akan membentuk anak menjadi tidak dewasa dan tidak bertanggungjawab, bila peserta didik hidup di tengah masyarakat yang majemuk, akan kurang menyesuaikan dengan kondisi kemajemukan masyarakat dan kurang menghargai perbedaan.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 341, "width": 427, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terdapat pemikiran menarik dari seorang Mantan Presiden Amerika Serikat Theodore Roosevelt, tentang pendidikan karakter. Ia mengatakan, “mendidik seseorang tanpa mendidik karakternya, adalah cara mendidik yang menyebabkan ancaman terhadap lingkungan masyarakat”. Artinya, seseorang yang cerdas dan memiliki intelegensi tinggi, namun tidak diimbangi dengan moral dan karakter, justru akan menyebabkan ancaman bagi lingkungan sekitarnya.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 401, "width": 426, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bagaimana dengan kurikulum merdeka? Dalam kurikulum merdeka terdapat penerapan penguatan karakter peserta didik. Proses penguatan karakter tersebut dilakukan melalui pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek sesuai pada penguatan profil pelajar pancasila. Peserta didik didorong memiliki karakter baik, semua pelajaran diharapkan dapat membentuk karakter peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 449, "width": 426, "height": 46, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Output dari kurikulum ini, akan terbentuk SDM unggul dan berkarakter. Semua proses pembelajaran dilaksanakan secara menyenangkan, berdasar potensi yang dimiliki sesuai dengan karakteristik yang ada. Kita melakukan berbagai kegiatan dan tahap yang akhirnya terwujud peserta didik berkarakter.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 496, "width": 426, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tugas guru membentuk karakter peserta didik bukanlah hal mudah, tetapi memerlukan usaha dan proses juga diimbangi pembiasaan, tentu dukungan semua pihak dibutuhkan termasuk komite maupun masyarakat, sehingga konsep nilai karakter dapat terus diimplementasikan dalam setiap kegiatan pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 544, "width": 427, "height": 46, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Demikian juga bagi guru, tidak sekadar memerintah peserta didik, namun juga harus bisa menjadi teladan dan melakukan tindakan nyata yang bisa dipahami peserta didik di sekolah. Guru harus “digugu lan ditiru”, teladan bagi anak didiknya, jadi sebaiknya guru menyiapkan pembelajaran dengan penerapan nilai-nilai karakter dalam mapel yang diampu.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 591, "width": 427, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pentingnya membangun budaya belajar yang benar-benar berpihak kepada peserta didik, memberi ruang kepada peserta didik untuk tumbuh dan berkembang sesuai fitrah dan kodratnya sebagai manusia yang berpikir dan berkarakter, selain itu peserta didik memiliki kecerdasan sosial sehingga saling berkolaborasi sesuai dengan harapan dari implementasi kurikulum merdeka, sehingga secara nasional memberikan ruang seluas-luasnya kepada satuan pendidikan mengelolanya secara profesional. Dalam mewujudkan manusia Indonesia berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, menghargai kebhinnekaan, bergotong royong, kreatif, demokrastis, mandiri dan bertanggungjawab, terutama dalam proses belajar pada kurikulum baru, Yaitu Kurikulum Merdeka.", "type": "Text" }, { "left": 482, "top": 747, "width": 38, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hal. 154", "type": "Page footer" }, { "left": 249, "top": 68, "width": 116, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 86, "width": 427, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Subah, Batang. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian dengan pendekatan metode penelitian kualitatif. Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan metode penelitian kualitatif, laporan penelitian akan berisi kutipan- kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya (Moleong, 2007: 11). Bogdan dan Taylor mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Moleong, 2007: 4).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 181, "width": 485, "height": 106, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut Kirk dan Miller penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia, baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya (Moleong, 2007: 4). Di sisi lain, Williams menuliskan bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar ilmiah, dengan menggunakan metode alamiah dengan menggunakan metode alamiah dan dilakukan oleh orang/peneliti yang tertarik secara alamiah (Moleong, 2007: 5). Dengan pendekatan metode penelitian kualitatif tersebut, penelitian ini dimaksudkan dapat mengetahui bagaimana implementasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dalam mengembangkan karakter Peserta Didik di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Subah.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 288, "width": 426, "height": 46, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data dalam penelitian ini adalah data terkait implementasi proyek penguatan profil pelajar Pancasila dalam mengembangkan karakter peserta didik di SMAN 1 Subah. Sumber data pada penelitian diartikan sebagai tempat memperoleh keterangan penelitian, data bisa berupa dokumen- dokumen ataupun informan (orang) yang bisa sebagai tempat kita mendapat informasi atau data.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 335, "width": 426, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber data adalah subjek tempat asal data diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini terdiri atas sumber data primer dan sumber data sekunder (Sugiyono, 2015: 193). Sumber data primer adalah sumber yang langsung memberikan data kepada pegumpul data. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan peserta didik kelas X.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 395, "width": 426, "height": 46, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen. Dalam penelitian ini yang menjadi data sekunder adalah sebagian guru-guru, sebagian tenaga kependidikan, dokumen dan data-data pendukung seperti dokumen tentang profil, visi, misi, dan keadaan kepegawaian di SMA Negeri 1 Subah.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 442, "width": 427, "height": 47, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian kualitatif sebagaimana dimaksud Poerwandari ialah penelitian yang menghasilkan dan mengolaah data yang sifatnya deskriptif seperti menggunakan transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman, video. (Afifuddin & Saebani, 2009: 134). Dengan gambaran tersebut maka peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 489, "width": 61, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Observasi", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 502, "width": 407, "height": 95, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data dalam penelitian kualitatif dapat dikumpulkan melalui metode observasi. Menurut Nawawi dan Martini, “observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur- unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian” (Afifuddin & Saebani, 2009: 134). Sedangkan Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua di antaranya ialah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan dengan melihat perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam (Sugiyono, 2012: 145).", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 597, "width": 68, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Wawancara", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 610, "width": 406, "height": 106, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2007: 186). Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun menggunakan telepon. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh (Sugiyono, 2012: 138). Sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.", "type": "Text" }, { "left": 482, "top": 747, "width": 38, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hal. 155", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 68, "width": 406, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono, 2012: 140).", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 91, "width": 75, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Dokumentasi", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 105, "width": 407, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dokumentasi merupakan catatan pristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2012: 240). Dokumentasi diharapkan mampu mendukung dan memperkuat data yang dihasilkan oleh penelti dalam teknik pengumpulan data sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 240, "top": 175, "width": 134, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 193, "width": 426, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil paparan disimpulkan bahwa implementasi proyek penguatan profil pelajar pancasila dalam mengembangkan karakter peserta didik di SMA Negeri 1 Subah terdiri dari beberapa tahapan diantarnya adalah :", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 228, "width": 426, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perencanaan implementasi proyek penguatan profil pelajar pancasila dalam mengembangkan karakter peserta didik di SMA Negeri 1 Subah.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 252, "width": 426, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perencanaan berarti mempersiapkan segala kebutuhan, memperhitungkan matang-matang apa saja yang menjadi kendala dan merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan yang bermaksud untuk mencapai tujuan (Manulang, 2012: 7). Dalam hal ini berarti ada beberapa hal yang harus dipersiapkan dalam perencanaan, diantaranya adalah : a. identifikasi masalah; b. pemilihan program yang sesuai untuk memecahkan masalah; c. program yang menjadi prioritas, dan d) cara mensosialisasikan.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 312, "width": 426, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengorganisasian implementasi proyek penguatan profil pelajar pancasila dalam mengembangkan karakter peserta didik di SMA Negeri 1 Subah.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 335, "width": 426, "height": 71, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam pengorganisasian terdapat beberapa unsur: (1) mempunyai struktur organisasi yang menangani pelaksanaan pendidikan karakter; (2) pembagian tugas guru yang menangani pembelajaran berdasarkan ruang lingkup kerja guru, jam kerja, uraian tugas per jenis guru, dan pemenuhan kewajiban jam tatap muka guru; (3) pembagian tugas guru pembina/pelatih kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan kompetensi yang dimiliki; (4) membentuk panitia atau penanggung jawab kegiatan yang menangani kegiatan pembudayaan dan pembiasaan.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 407, "width": 426, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pelaksanaan proyek penguatan profil pelajar pancasila dalam mengembangkan karakter peserta didik di SMA Negeri 1 Subah.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 430, "width": 427, "height": 83, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pelaksanaan kegiatan diantaranya: (1) kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai- nilai karakter serta menjadikannya perilaku; (2) kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan untuk mendukung pencapaian tujuan penguatan pendidikan karakter; (3) pelaksanaan kegiatan pembudayaan dan pembiasaan menciptakan suasana atau iklim yang berkarakter sehingga menjadi suatu penguatan melalui kegiatan di sekolah baik kegiatan rutin, insidental, spontan, keteladanan, maupun pengkondisian.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 514, "width": 426, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengawasan implementasi proyek penguatan profil pelajar pancasila dalam mengembangkan karakter peserta didik di SMA Negeri 1 Subah.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 537, "width": 434, "height": 107, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengawasan dilakukan dengan beberapa kegiatan diantaranya: (1) pengawasan pelaksanaan pendidikan karakter melibatkan semua komponen sekolah (guru, orang tua, staf sekolah); (2) pengawasan dilakukan dalam pengamatan perilaku peserta didik dalam keseharian di sekolah, baik kegiatan belajar di kelas, di sekolah maupun kegiatan ekstrakurikuler di luar sekolah; (3) bekerjasama dengan guru, wali kelas, guru BK dan orang tua untuk memantau perkembangan karakter peserta didik; (5) evaluasi pencapaian perkembangan karakter diberikan melalui penilaian akademik yaitu nilai raport peserta didik baik yang berisi nilai pembelajaran, nilai Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila serta nilai ekstrakurikuler, melalui pendidikan diharapkan tidak hanya terjadi perubahan pengetahuansaja.", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 656, "width": 51, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENUTUP", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 673, "width": 426, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penguatan implementasi proyek penguatan profil pelajar pancasila dalam mengembangkan karakter peserta didik di SMA Negeri 1 Subah sangat terkait dengan manajemen sekolah. Manajemen penguatan pendidikan karakter peserta didik meliputi:", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 709, "width": 423, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Pertama perencanaan penguatan Pendidikan karakter, diantaranya: (1) sekolah melakukan", "type": "List item" }, { "left": 482, "top": 747, "width": 38, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hal. 156", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 68, "width": 407, "height": 118, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "perencanaan pendidikan karakter pada awal tahun ajaran baru. Program ini dilakukan tiap tahun bersamaan dengan merencanakan dan mengevaluasi program pendidikan karakter; (2) setiap perencanaan program dilandasi dan dikembangkan berdasarkan visi dan misi sekolah; (3) dalam kegiatan perencanaan pendidikan karakter melibatkan semua guru untuk bersama-sama menyusun program pendidikan karakter; (4) program pendidikan karakter secara dokumen diintegrasikan ke dalam Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan; (5) Pengembangan pendidikan karakter disosialisasikan kepada warga sekolah seperti guru, karyawan, dan peserta didik juga kepada orang tua peserta didik dan masyarakat. (6) nilai-nilai karakter diintegrasikan ke dalam perencanaan pembelajaran; (7) sekolah menyusun program kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan pembudayaan serta pembiasaan.", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 187, "width": 424, "height": 71, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Kedua, pengorganisasian pendidikan karakter diantaranya: (1) mempunyai struktur organisasi yang menangani pelaksanaan pendidikan karakter; (2) pembagian tugas guru yang menangani pembelajaran berdasarkan ruang lingkup kerja guru, jam kerja, uraian tugas per jenis guru, dan pemenuhan kewajiban jam tatap muka guru; pembagian tugas guru pembina/pelatih kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan kompetensi yang dimiliki; membentuk panitia atau penanggung jawab kegiatan yang menangani kegiatan pembudayaan dan pembiasaan.", "type": "List item" }, { "left": 97, "top": 259, "width": 424, "height": 83, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Ketiga, pelaksanaan pendidikan karakter diantaranya: (1) kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya perilaku; (2) kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan karakter; (3) pelaksanaan kegiatan pembudayaan dan pembiasaan menciptakan suasana atau iklim yang berkarakter melalui kegiatan di sekolah baik kegiatan rutin insidental, spontan, keteladanan, maupun pengkondisian.", "type": "List item" }, { "left": 97, "top": 343, "width": 423, "height": 107, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Keempat, pengawasan implementasi proyek penguatan profil pelajar pancasila dalam mengembangkan karakter peserta didik diantaranya: (1) pengawasan pelaksanaan pendidikan karakter melibatkan semua komponen sekolah (guru, orang tua, staf sekolah); (2) pengawasan dilakukan dalam pengamatan perilaku peserta didik dalam keseharian di sekolah, baik kegiatan belajar di kelas, di sekolah maupun kegiatan ekstrakurikuler di luar sekolah; (3) bekerjasama dengan guru, wali kelas, guru BK dan orang tua untuk memantau perkembangan karakter peserta didik; (4) evaluasi pencapaian perkembangan karakter diberikan melalui penilaian akademik yaitu nilai raport peserta didik baik yang berisi nilai pembelajaran, nilai Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila serta nilai ekstrakurikuler.", "type": "List item" }, { "left": 258, "top": 463, "width": 98, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 486, "width": 427, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Alfilail, S. N., & Vhalery, R. 2020. Pengaruh self-esteem dan self- awareness terhadap pengelolaan uang saku . Research and Development Journal of Education, 6(2), 38. https://doi.org/10.30998/rdje.v6i2.6242", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 522, "width": 427, "height": 46, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Amini, Syamsuyurnita, & Hasnidar. 2017. The Development of Character Education Model Trough an Integrated Curriculum at Elementary Education Level in Medan City. IJLRES-International Journal on Languge , Research, and Education Studies , 1 (2), 298–311. Brilio. “3 Komponen Merdeka Belajar dan Miskonsepsi Yang Mengiringinya.”", "type": "List item" }, { "left": 124, "top": 569, "width": 393, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(https://www.brilio.net/creator/3-komponen- merdeka-belajar-dan-miskonsepsi-yang-", "type": "Table" }, { "left": 124, "top": 581, "width": 231, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mengiringinya-215286.html diakses pada 03 Juli 2022)", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 593, "width": 428, "height": 70, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dewi, Aryuna Kusuma Tria, I. Nyoman Sudana Degeng, and Syamsul Hadi. \"Implementasi pendidikan nilai karakter di Sekolah Dasar melalui budaya sekolah.\" Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan 4.2 (2019): 247-255. Fauzan & Adiputri . \"Implementasi Proses Pembelajaran Berbasis Profil Pelajar Pancasila Dalam Memperkuat Karakter Disiplin Peserta Didik: Studi Deskiptif di SMA Negeri 1 Pamarayan.\" Perspektif: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Bahasa 1.4 (2023): 19-31.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 664, "width": 427, "height": 47, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fitri. \"Analisis nilai-nilai pendidikan karakter dalam pembuatan Dompet Punch Zaman Now.\" Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Sekolah Dasar (JP2SD) 6.1 (2018): 88-95. Halimah, Leli. 2020. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di Era Globalisasi. Bandung: Refika Aditama.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 712, "width": 418, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Harsono, Hanifah. 2002. Implementasi kebijakan dan politik . Bandung: PT. Mutiara Sumber Widya.", "type": "Text" }, { "left": 482, "top": 747, "width": 38, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hal. 157", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 68, "width": 427, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Islam, Mihayatul. “Pengertian Pendidikan Karakter Menurut Undang-Undang, SimakPenjelasannya .”(https://mihayatulislam.sch.id/index.php?id=berita&kode=34 diakses pada 16 Maret 2023)", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 104, "width": 426, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Julaeha, S. 2019. Problematika Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Karakter. Jurnal Penelitian Pendidikan Islam , 7 (2), 156–182.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 127, "width": 427, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kesuma 2012, pendidikan karakter dalam seting sekolah. Jurnal manajemen dan Kewirausahaan, 2009 - jurnalmanajemen.petra.ac.id", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 151, "width": 426, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Khosiah, Nur. \"Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Peserta Didik Di Madrasah Ibtidaiyah Mambail Falah Tongas–Probolinggo.\" Al-Insyiroh: Jurnal Studi Keislaman 6.1 (2020): 84-100.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 175, "width": 427, "height": 47, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kunandar. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Serttifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007. Kurka. “Prinsip Pembelajaran Kurikulum Merdeka.” (https://kurikulummerdeka.com/prinsip- pembelajaran-kurikulum-merdeka/ diakses pada 04 Juli 2022)", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 223, "width": 426, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kurniawan, M. W., & Kusumawardana, A. S. 2020. Strategi Penguatan Pendidikan Karakter dalam Menumbuhkan Sikap Demokratis Peserta Didik. Bhineka Tunggal Ika: Kajian Teori Dan Praktik PKn , 07 (1), 7–16.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 259, "width": 426, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Moeleong, J., Lexy. 2019. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya,. Nawali, A. K. 2018. Hakikat, Nilai-Nilai dan Strategi Pembentukan Karakter (Akhlak) dalam Islam. Ta’lim: Jurnal Studi Pendidikan Islam , 1 (2), 325– 346.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 294, "width": 426, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia nomor 17 tahun 2021 tentang asessmen nasional. 2021. jdih.kemdikbud.go.id", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 318, "width": 427, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rahayu, Restu. “Implementasi Kurikulum Belajar Di Sekolah Penggerak.” Jurnal Basicedu 6, no.4 (Juli 2022):3-4, https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/3237/pdf.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 342, "width": 427, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sayska, Dwi Sukmanila. 2017. Implementasi Nilai Religius dalam Pendidikan Karakter Berbasis Sunnah Rasulullah (Studi Kasus SDITAN-Najah Takengon, Aceh Tengah). HIJRI - Jurnal Manajemen Pendidikan Dan Keislaman , 6 (2), 1–13.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 378, "width": 426, "height": 46, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sugiyono, T., Sulistyorini, S., & Rusilawati, A. 2017. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Bervisi Sets dengan Metode Discovery Learning untuk Menanamkan Nilai Karakter Bangsa. Premiere Educandum : Jurnal Pendidikan Dasar Dan Pembelajaran , 6 (1), 8–20. https://doi.org/10.25273/pe.v5i01.321", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 425, "width": 426, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suharni, L. T. 2018. Implementation of Character Education in Students in State School 09 Review Tapakis. International Journal of Educational Dynamics , 1 (1), 245–252.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 449, "width": 426, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sukmadinata, N. 2013. Metode Penelitian Pendidikan . Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Supiana, & Sugiharto, R. 2017. Pembentukan Nilai-Nilai Karakter Islami Peserta Didik Melalui", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 473, "width": 397, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode Pembiasaan. Educan : Jurnal Pendidika Islam , 1 (1), 89– 109.", "type": "Table" }, { "left": 124, "top": 484, "width": 179, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://doi.org/10.21111/educan.v1i1.1299", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 496, "width": 425, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Susilo. 2007. Implentasi Peraturan Agraria dan Tata Ruang. Educan : Jurnal Peraturan Agraria, 174. sc.syekhnurjati.ac.id", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 520, "width": 427, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sutarmi, Raharjo, T. J., & Pramono, S. E. 2016. Implementasi Pelaksanaan Pendidikan Karakter sebagai Landasan Wawasan Kebangsaan di SMK", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 544, "width": 428, "height": 71, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Usman. \"Implementasi pendidikan karakter melalui managemen sekolah.\" Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan 5.02 (2019): 173-190. Yamin. 2020. Pembangunan pendidikan merdeka belajar (telaah metode pembelajaran). Jurnal ilmiah mandala education 6.1. Yaumi, Muhammad. 2016. Pendidikan Karakter Landasan, Pilar, dan Implemntasi. Jakarta: Prenadamedia Group.", "type": "List item" } ]
4049333d-4d91-4d34-9a1f-60457dfe9218
https://jurnal.polbangtanmalang.ac.id/index.php/agriekstensia/article/download/2037/156
[ { "left": 85, "top": 777, "width": 198, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "56 | Jurnal Agriekstensia Vol. 21 No. 1 Juli 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 119, "top": 89, "width": 365, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran Mulsa Biodegradable Polypropylene Terhadap Pertumbuhan Cabai Merah (Capsicum annuum L)", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 139, "width": 377, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Role of Biodegradable Polypropylene Mulch on the Growth of Red Chili (Capsicum annuum L.)", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 198, "width": 246, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ferdianto Budi Samudra* 1 dan Syamsul Arifin 2", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 211, "width": 346, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan, Jurusan Pertanian Politeknik Pembangunan Pertanian Malang", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 239, "width": 366, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Program Studi Agroekoteknologi, Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya e-mail: * [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 268, "top": 296, "width": 58, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 324, "width": 428, "height": 163, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran mulsa dalam menjaga suhu tanah dan mencegah persaingan dengan tanaman gulma telah dirasakan petani, namun penggunaan mulsa masih terbatas pada mulsa polyethylene (PE) yang mana kurang ramah lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peran berbagai jenis mulsa terhadap tanaman cabai merah varietas Hot Chili. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 (lima) perlakuan dan 3 (tiga) ulangan. Mulsa yang digunakan terdiri dari mulsa jerami, mulsa polyethylene (PE) hitam perak, mulsa polyporpylene (PP) hitam tipis, mulsa polyporpylene (PP) hitam tebal, mulsa polyporpylene (PP) abu-abu, mulsa polyporpylene (PP) hitam perak. Hasil penelitian menunjukkan mulsa PP hitam perak memiliki pengaruh yang sama dengan PE hitam perak dan pengaruh keduanya lebih besar dibandingkan PP hitam tipis, PP hitam tebal, jerami dan PP abu-abu pada pengamatan pertumbuhan dan jumlah bobot segar buah per tanaman.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 503, "width": 369, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci— cabai merah, mulsa polypropylene, polyethylene, warna mulsa", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 531, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 559, "width": 428, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The role of mulch in maintaining soil temperature and preventing competition from weeds has been felt by farmers, but the use of mulch is still limited to polyethylene (PE) mulch which is less environmentally friendly. The purpose of this study was to analyze the role of various types of mulch on the Hot Chili varieties of red chili. The method used was a Randomized Block Design (RAK) with 5 (five) treatments and 3 (three) replications. The mulch used consisted of straw mulch, black silver polyethylene (PE) mulch, thin black polyporpylene (PP) mulch, thick black polyporpylene (PP) mulch, gray polyporpylene (PP) mulch, black silver polyporpylene (PP) mulch. The results showed that silver black PP mulch had the same effect as silver black PE and the effect was greater than thin black PP, thick black PP, straw and gray PP on growth observations and total fresh weight of fruit per plant.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 724, "width": 340, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords— red chili, polypropylene mulch, polyethylene, color mulch", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 427, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran Mulsa Biodegradable Polypropylene Terhadap Pertumbuhan……..(Ferdianto B.S. dan Syamsul A.)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 777, "width": 198, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "57 | Jurnal Agriekstensia Vol. 21 No. 1 Juli 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 93, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 198, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manfaat dari penggunaan mulsa terhadap pertumbuhan dan hasil panen telah lama diketahui, baik pada tanaman musiman dan tahunan (Almeida et al . 2011). Rekomendasi penggunaan mulsa telah banyak diberikan terutama untuk menjaga kelembaban tanah, menambah kesuburan tanah, menekan pertumbuhan gulma, mencegah erosi dan juga memodifikasi suhu dalam tanah", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 254, "width": 198, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(George et al . 2015). Selain itu mulsa juga berperan dalam pengendalian penyakit dan juga mendorong produktivitas tanaman (Franquera 2015). Berbagai macam jenis mulsa saat ini sangat beragam, yang banyak diketahui seperti mulsa plastik ( polyethylene ), daun-daunan, kerikil bahkan bahan seperti potongan rumput (Li et al . 2018; Sarkar et al . 2019).", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 406, "width": 197, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penggunaan mulsa organik seperti jerami padi terkadang masih dilakukan, namun", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 198, "height": 315, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "karena jerami akan terdekomposisi sehingga dinilai kurang efisien selain mendorong penggunaan tenaga kerja yang intensif dan juga masih sangat tergantung pada cuaca/iklim (Thankamani et al. 2016). Plastik polyethylene (PE) ditemukan pada tahun 1938 dan mulai dimanfaatkan sebagai plastik mulsa dan meningkatkan produksi berbagai komoditas komersial pada tahun 1950 an. Selain memiliki manfaat yang hampir sama dengan mulsa pada umumnya, seperti mengontrol pertumbuhan gulma, menjaga kelembaban tanah, meningkatkan suhu tanah, meningkatkan produktivitas, namun juga mudah didapatkan dan harganya murah (George et al. 2015). Produksi plastik dunia hingga tahun 2018 sebanyak 360 juta ton dengan distribusi ke Asia sebanyak 51%, Eropa 17%, NAFTA (North American Free", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 88, "width": 198, "height": 315, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Trade Agreement/perdagangan bebas amerika Utara) sebanyak 18%, Afrika 7%, CIS (Commonwealth of Independent States/ Negara persemakmuran) 3% dan Amerika Latin 4% (Amare dan Desta 2021). Upaya peningkatan produksi dan produktivitas tanaman, evaluasi lahan telah banyak dilakukan agar mendapatkan formula baru, sebagai contoh yang mengalirkan panjang gelombang tertentu, biodegradable/ mudah terurai serta berbagai warna plastik mulsa (Berger et al . 2013; Khan et al. 2008). Saat ini penggunaan kain woven polypropylene juga mulai dimanfaatkan sebagai mulsa untuk mencegah gulma, menjaga kelembaban selain dapat ditembus udara dan air. Oleh karena itu penelitian penggunaan berbagai mulsa (organik, PE (polyethylene) dan PP ( Polypropylene ) pada pertumbuhan tanaman cabai", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 406, "width": 194, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( Capsicum annuum L .) perlu dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 447, "width": 131, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 475, "width": 153, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lokasi dan Waktu Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 352, "top": 488, "width": 161, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian dilaksanakan di Desa", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 502, "width": 197, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jatikerto, Kecamatan Kromengan,", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 516, "width": 198, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kabupaten Malang pada ketinggian tempat 285 m dpl dan curah hujan rata- rata 100 mm/bulan. Suhu minimal 18- 12°C, suhu maksimal 30-33°C dan jenis tanah Alfisol dengan pH tanah 6-7 (netral). Penelitian dilaksanakan pada Oktober- Desember 2019.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 627, "width": 93, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Materi Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 640, "width": 198, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alat yang digunakan dalam penelitian adalah: cangkul, sabit, pisau, polibag, gembor, meteran, termometer tanah, Luxmeter, timbangan, kamera dan alat tulis. Bahan yang digunakan antara lain: tanaman cabai besar varietas Hot Chili, mulsa jerami, mulsa polyethylene (PE) hitam perak, mulsa", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 427, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran Mulsa Biodegradable Polypropylene Terhadap Pertumbuhan……..(Ferdianto B.S. dan Syamsul A.)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 777, "width": 198, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "58 | Jurnal Agriekstensia Vol. 21 No. 1 Juli 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 198, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "polyporpylene (PP) hitam tipis, mulsa polyporpylene (PP) hitam tebal, mulsa polyporpylene (PP) abu-abu, mulsa polyporpylene (PP) hitam perak, pupuk kandan, pupuk urea, ZA, SP-36 dan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 89, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KCl, pestisida", "type": "Table" }, { "left": 193, "top": 157, "width": 90, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berbahan aktif", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 197, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Profenofos, fungisida berbahan aktif", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 185, "width": 188, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tiapzophos, Propineb dan Mancozeb.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 96, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 197, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 (lima)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 153, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perlakuan dan 3 (tiga) ulangan:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 189, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M0: Mulsa Jerami M1: Mulsa Polyethylene hitam perak M2: Mulsa Polypropylene hitam tipis M3: Mulsa Polypropylene hitam Tebal M4: Mulsa Polypropylene Abu-abu", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 350, "width": 198, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M5: Mulsa Polypropylene hitam perak Pelaksanaan Penelitian dilakukan sesuai GAP ( Good Agriculture Practices ), mulai dari", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 406, "width": 197, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengolahan tanah, persiapan bibit,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 419, "width": 62, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pemasangan", "type": "Table" }, { "left": 167, "top": 419, "width": 35, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mulsa,", "type": "Text" }, { "left": 221, "top": 419, "width": 62, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pemupukan,", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 61, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penanaman,", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 433, "width": 67, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pemeliharaan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 198, "height": 191, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan pemanenan. Pengamatan dibagi menjadi 2 (dua) yakni pengamatan petumbuhan tanaman dan lingkungan. Pengamatan dilakukan dengan interval 2 minggu sekali pada saat tanaman berumur 14, 28, 42, 56, 70 dan 84 hst, dalam setiap pengamatan pada satu petak perlakuan disetiap ulangan menggunakan 4 contoh tanaman, terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang per tanaman, jumlah daun per tanaman, luas daun dan berat segar buah total. Sementara parameter lingkungan meliputi:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 626, "width": 197, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Suhu tanah yang dilakukan 3 (tiga) kali yakni jam 06.00; 12.00 dan 16.00 pada kedalaman 20-25 cm", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 668, "width": 197, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Kadar air tanah, dilakukan dengan mengambil segumpal tanah pada bagian bawah mulsa diantara tanaman secara acak pada masing- masing petak perlakuan dan kemudan ditimbang bobot segar dan", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 183, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bobot kering setelah dikeringkan dalam oven sampai beratnya konstan. Selanjutnya dihitung kadar air tanah dengan rumus:", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 143, "width": 197, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. ((berat basah tanah-berat kering tanah): berat kering tanah) x 100%", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 171, "width": 197, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Intensitas radiasi, pengamatan dilakukan pada pukul 12.00 dengan menggunakan lux meter menghadap ke atas jika pengukuran atas tajuk dan sebaliknya jika pengukuran bawah tajuk.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 268, "width": 71, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 281, "width": 198, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (Uji F) dan apabila ada pengaruh perlakuan yang berbeda nyata dilakukan uji lanjutan dengan menggunakan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf nyata 5%.", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 406, "width": 154, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 433, "width": 198, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh mulsa terhadap Komponen pertumbuhan Tanaman (Tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah cabang). Pertumbuhan tanaman", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 502, "width": 198, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan meliputi kondisi tanah, air, kondisi iklim mikro dan makro. Faktor lingkungan yang mempengaruhi iklim mikro", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 571, "width": 198, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sesungguhnya saling mempengaruhi satu sama lain, yakni semakin besar radiasi matahari yang dapat dipantulkan oleh mulsa akan berakibat pada semakin menurunnya suhu tanah, sebaliknya kadar air tanah akan meningkat. Hal tersebut sesuai dengan pendapat", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 668, "width": 197, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Driesen et al . 2020) bahwa menurunnya energi radiasi matahari yang diterima tanah menyebabkan meningkatnya kelembaban tanah, sedangkan suhu tanah menurun, sebagai akibat dari penurunan evaporasi.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 427, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran Mulsa Biodegradable Polypropylene Terhadap Pertumbuhan……..(Ferdianto B.S. dan Syamsul A.)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 777, "width": 198, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "59 | Jurnal Agriekstensia Vol. 21 No. 1 Juli 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 193, "height": 215, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Intensitas Radiasi Matahari yang dipantulkan pada berbagai perlakuan mulsa Perlakuan Intensitas Radiasi Matahari (kal) Dipantulkan Mulsa Diatas Tajuk tanaman M0 1185a 10808 M1 2840b 10649 M2 1022a 10625 M3 1226a 11066 M4 1682a 11094 M5 3984c 10893 BNT 1092.911 tn Ket: Angka yang didampingi huruf yang sama pada uumur yang sama, tidak berbeda nyata pada Uji BNT 5%; tn: tidak nyata", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 320, "width": 198, "height": 370, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pengamatan terhadap intensitas radiasi matahari pada Tabel 1, menunjukkan perlakuan mulsa M5 memantulkan lebih banyak cahaya matahari dibandingkan M1 ataupun mulsa yang lain. Hal ini berkaitan dengan adanya warna perak pada bagian atas, yang berfungsi meningkatkan jumlah radiasi matahari yang dipantulkan kembali (Toor et al . 2004), sehingga masih dapat dimanfaatkan oleh daun tanaman dalam fotosintesis. Intensitas radiasi matahari mempunyai arti penting dalam menentukan besar kecilnya jumlah energi matahari yang tersedia untuk proses fotositesis. Guna menghasilkan biomassa maksimal tanaman memerlukan intensitas penuh, namun hal tersebut hanya dapat diperoleh pada daun-daun yang terletak pada bagian atas dan semakin menurun pada daun dibawahnya, sehingga dengan penggunaan mulsa yang dapat memantulkan cahaya maka diharapkan daun-daun yang sebelumnya kurang aktif berfotosintesis (daun pasif) dapat bekerja maksimal (Yustiningsih 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 693, "width": 198, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Warna dan jenis mulsa juga berpengaruh terhadap suhu tanah (Tabel 2.), terbukti pada waktu siang dan sore hari secara umum mulsa M5 dan M2", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 88, "width": 197, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan M3 suhu tanah lebih tinggi dari pada mulsa M4 dan M0 dikarenakan selain dipengaruhi warna mulsa juga dipengaruhi oleh bahan penyusun mulsa, yang mana pada mulsa warna hitam lebih banyak radiasi matahari yang diserap (Tabel 1.).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 198, "width": 197, "height": 271, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Suhu Tanah pada berbagai perlakuan mulsa Perlakuan Suhu Tanah (C) Pagi 06.00 Siang 12.00 Sore 16.00 M0 21,556 24,472bc 24,528ab M1 22 24,917c 25,889c M2 21,278 24,694c 25,25bc M3 21,417 24,75c 25,222bc M4 21,222 23,25a 24,389ab M5 21,472 23,944b 24,778ab BNT tn 0,677 0,931 Ket: Angka yang didampingi huruf yang sama pada uumur yang sama, tidak berbeda nyata pada Uji BNT 5%; tn: tidak nyata Salah satu proses yang dipengaruhi oleh suhu tanah adalah proses dekomposisi dan mineralisasi. Mineralisasi meningkat", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 458, "width": 198, "height": 163, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "seiring peningkatan suhu tanah, hal tersebut berkaitan dengan aktivitas mikroba dalam tanah. Peningkatan aktivitas mikroba tanah menggambarkan tingkat dekomposisi bahan organik menjadi semakin meningkat (Kader et al . 2019; Fang et al. 2022), sehingga terjadi peningkatan rasio CO2 dibandingkan O2 dalam tanah yang akan meningkatkan respirasi dan kemampuan tanaman menyerap unsur hara.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 624, "width": 197, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Warna mulsa juga berpengaruh terhadap ketersediaan air di bawah mulsa. Pada Tabel 3. Kadar air tanah ada kecenderungan menunjukkan pola linier yakni terjadi penurunan jumlah kadar air tanah dengan semakin bertambahnya umur tanaman dan juga perubahan dari fase vegetatif ke generatif. Penggunaan mulsa M5 dan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 427, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran Mulsa Biodegradable Polypropylene Terhadap Pertumbuhan……..(Ferdianto B.S. dan Syamsul A.)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 777, "width": 198, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "60 | Jurnal Agriekstensia Vol. 21 No. 1 Juli 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 198, "height": 273, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M1 nampak hampir sama pada setiap pengamatan dan lebih tinggi dibandingkan mulsa yang lain. Hal ini dikarenakan ketersediaan air selain dipengaruhi oleh besarnya intensitas cahaya dan suhu tanah juga dikarenakan evaporasi tanah (Li et al . 2018), semakin banyak cahaya yang dipantulkan maka evaporasi akan berkurang. Mulsa hitam dapat menyerap sebagian besar UV, infra merah dan cahaya tampak dari radiasi matahari yang diterima. Sehingga semakin banyak cahaya matahari yang diterima maka suhu tanah juga semakin tinggi, penyebab lain adalah bahan penyusun mulsa M2 dan M3 yang terbuat dari kain berpori maka air dalam tanah dapat dengan mudah menguap, sehingga kadar air berkurang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 209, "height": 371, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Prosentase Kadar Air Tanah akibat berbagai perlakuan mulsa Perlakuan Kadar Air Tanah (%) 14 (hst) 28 (hst) 42 (hst) 56 (hst) 70 (hst) 84 (hst) M0 26.63 25.88 23.1 18.3 15.6 16.83 M1 27.65 28.71 24.2 20.46 16.47 16.24 M2 24.97 24.49 21.98 19.66 15.66 14.16 M3 25.48 25.55 22.55 18.68 15.68 14.64 M4 26.61 25.42 21.8 19.53 14.86 13.55 M5 28 28.6 24.02 20.72 15.69 18.6 Berdasarkan pengamatan vegetatif tanaman seperti tinggi tanaman (Tabel 4.) jumlah daun dan jumlah cabang tanaman yang dapat dilihat pada Mulsa M2, M3 dan M4 berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah cabang secara umum lebih rendah dibandingkan M1 dan M5. Hal ini dikarenakan pada mulsa M2, M3 dan M4 tidak dapat meningkatkan intensitas radiasi yang dipantulkan tetapi lebih banyak diserap ke dalam tanah. Akibatnya pada mulsa hitam suhu tanah menjadi tinggi, evaporasi meningkat dan kadar air tanah", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 88, "width": 198, "height": 108, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "semakin berkurang karena bahan mulsa yang berpori sehingga dilewati oleh udara (Driesen et al . 2020). Sebaliknya pada warna abu-abu walaupun cahaya yang diserap tinggi, suhu udara dan kadar air tetap rendah. Kelemahan lain dari mulsa abu-abu tidak efektif dalam mencegah pertumbuhan gulma,", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 198, "width": 197, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dikarenakan dapat ditembus cahaya, selain suhu tanah tetap rendah, sehingga gulma masih dapat memperoleh cahaya yang kemudian berkecambah dan merobek mulsa.", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 281, "width": 188, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Tinggi Tanaman Cabai akibat berbagai perlakuan mulsa", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 312, "width": 222, "height": 127, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) pada setiap umur pengamatan (hst) 14 28 42 56 70 84 M0 15.485 30.708 65.083 77.833 91.75b 97b M1 12.492 24.317 64.417 79.083 89.208b 97b M2 15.708 22.9 64.167 78 87.5b 85a M3 10.167 23.342 58.375 71.417 76.917a 82a M4 12.125 46.708 57.833 70.667 80.333ab 83a M5 15.067 20.75 60.75 74.667 83.667ab 96b BNT tn tn tn tn 8.038 5,399", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 446, "width": 193, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ket: Angka yang didampingi huruf yang sama pada uumur yang sama, tidak berbeda nyata pada Uji BNT 5%; tn: tidak nyata", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 492, "width": 198, "height": 259, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengamatan terhadap luas daun menunjukkan pada mulsa M1 dan M5 lebih tinggi dari pada perlakuan M2, M3, M4 dan M0 pada umur 100 hst. Hal tersebut dikarenakan pada umur tersebut terjadi pertumbuhan optimal yang dipengaruhi oleh banyaknya radiasi matahari yang dipantulkan mulsa. Manfaat dari pantulan cahaya berhubungan dengan bagian bawah daun yang sebelumnya pasif menjadi aktif. Stomata sangat dipengaruhi oleh cahaya, stomata akan menutup jika tidak terkena cahaya untuk mencegah kehilangan air dan CO2 dan sebaliknya akan membuka apabila terkena cahaya dan terjadi penyerapan gas CO2 (Yustiningsih 2019). Penyerapan air dan unsur hara oleh tanaman juga semakin", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 427, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran Mulsa Biodegradable Polypropylene Terhadap Pertumbuhan……..(Ferdianto B.S. dan Syamsul A.)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 777, "width": 198, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "61 | Jurnal Agriekstensia Vol. 21 No. 1 Juli 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 198, "height": 259, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "meningkat sejalan dengan bertambahnya intensitas cahaya, sehingga dengan terpenuhinya semua faktor yang dibutuhkan tanaman dalam proses fotosintesis, fotosintat yang dihasilkan juga semakin tinggi yang kemudian digunakan tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Pada umur 150 hst secara umum luas daun hampir sama antar perlakuan (Tabel 5.). Hal ini dikarenakan pada umur 100 hst penyerapan radiasi matahari maksimal lebih cepat diperoleh, demikian juga kondisi kelembaban tanah yang cukup tinggi menunjukkan ketersediaan air yang cukup untuk pertumbuhan vegetatif tanaman yaitu membentuk daun dan pelebaran daun.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 364, "width": 206, "height": 167, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5. Luas Daun akibat berbagai perlakuan mulsa Perlakuan Luas daun (cm) pada setiap umur pengamatan (hst) 21 45 100 150 M0 124.333 229.633 2402.712ab 554.634ab M1 141.567 233.767 2984.674c 646.641bc M2 136.367 207.75 2487.686b 594.411bc M3 105.900 172.767 1976.162ab 472.141ab M4 122.733 256.783 2425.517ab 583.789ab M5 143.983 190.183 2997.93c 718.145c BNT tn tn 471.199 95.786", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 534, "width": 193, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ket: Angka yang didampingi huruf yang sama pada uumur yang sama, tidak berbeda nyata pada Uji BNT 5%; tn: tidak nyata", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 580, "width": 91, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berat segar total", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 594, "width": 198, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada peubah bobot segar buah per tanaman, menunjukkan pengaruh yang nyata pada perlakuan mulsa dimana penggunaan mulsa M1 dan M5 secara umum menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan perlakuan yang lainnya (Tabel 6.). Tidak dapat dipungkiri bahwa fase vegetatif sangat mempengaruhi fase generatif. Pertumbuhan yang baik dan ketersediaan karbohidrat hasil", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 746, "width": 197, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "fotosintesis yang memadai pada fase", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 88, "width": 198, "height": 467, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "vegetatif, akan sangat berguna untuk mensuplai petumbuhan dan perkembangan buah. Pertumbuhan awal yang cukup baik memungkinkan tanaman menyerap lebih banyak energi cahaya untuk fotosintesis, sehingga penggunaan mulsa M5 dan M1 dalam fungsinya meningkatkan penyerapan radiasi matahari diperoleh rata-rata bobot segar buah menjadi lebih tinggi. Intensitas radiasi yang tinggi akan meningkatkan net fotosintesis pada fase reporduktif yang akan menghasilkan karbohidrat. Intensitas cahaya dan konsentrasi CO2 yang diserap dapat meningkatkan jumlah dan kualitas panen tanaman. Selain penggunaan mulsa akan mengurangi penguapan (evaporasi) dan mengontrol kelembaban tanah, dengan kelembaban yang cukup akan menyediakan kebutuhan unsur hara dan zat-zat organik maupun anorganik terlarut yang akan ditranslokasikan akar melalui xilem pada proses transpirasi tanaman, sedangkan hasil fotosintesis yang terbentuk dipergunakan oleh tanaman (sel-sel) untuk proses respirasi, pertumbuhan atau penyimpanan dalam buah. Terbukti pengaruh mulsa M5 meningkatkan produksi bobot segar buah sebesar 40,93% (Tabel 6.), lebih baik dibandingkan mulsa lain, kecuali M1.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 571, "width": 182, "height": 146, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 6. Berat Segar Total akibat berbagai perlakuan mulsa Perlakuan Bobot Segar Buah per Tanaman (g) M0 486.56a M1 770.704b M2 407.139a M3 448.543a M4 317.949a M5 776.75b BNT 217.531", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 720, "width": 193, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ket: Angka yang didampingi huruf yang sama pada uumur yang sama, tidak berbeda nyata pada Uji BNT 5%; tn: tidak nyata", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 427, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran Mulsa Biodegradable Polypropylene Terhadap Pertumbuhan……..(Ferdianto B.S. dan Syamsul A.)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 777, "width": 198, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "62 | Jurnal Agriekstensia Vol. 21 No. 1 Juli 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 141, "top": 88, "width": 81, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 198, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Warna mulsa memiliki pengaruh yang nyata terhadap komponen", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 198, "height": 122, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah daun, jumlah cabang dan luas daun) dan juga komponen hasil (bobot segar buah total). Hal ini disebabkan dampak dari penggunaan mulsa pada lingkungan mikro tanaman yakni suhu tanah, kelembaban tanah dan jumlah radiasi matahari yang dipantulkan khususnya pada mulsa hitam perak baik", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 198, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "polyethylene (PE), maupun mulsa polypropylene (PP) yang juga memiliki keunggulan lebih mudah terurai dan tidak mencemari lingkungan.", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 350, "width": 41, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 198, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain berdasarkan pengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 406, "width": 197, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tanaman, juga perlu dikaji mengenai nilai ekonomi dari mulsa polypropylene sehingga", "type": "Table" }, { "left": 152, "top": 433, "width": 131, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pemanfaatannya lebih", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 447, "width": 71, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berkelanjutan.", "type": "Table" }, { "left": 127, "top": 489, "width": 110, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 516, "width": 197, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Almeida D de O, Filho OK, Almeida HC, Gebler L, Felipe AF. 2011. Soil microbial biomass under mulch types in an integrated apple orchard from Southern Brazil. Sci. Agric . 68(2):217–222.doi:10.1590 /s0103-90162011000200012.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 632, "width": 197, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Amare G, Desta B. 2021. Coloured Plastic Mulches: Impact on Soil Properties and Crop Productivity.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 674, "width": 170, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Chem. Biol. Technol. Agric .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 688, "width": 165, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8(1):1–10.doi:10.1186/s40538-02", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 701, "width": 56, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0-00201-8.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 735, "width": 197, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berger S, Kim Y, Kettering J, Gebauer", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 88, "width": 169, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "G. 2013. Plastic mulching in agriculture-Friend or foe of N2O emissions? Agric. Ecosyst. Environ . 167(1):43–51.doi:10.101", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 143, "width": 107, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6/j.agee.2013.01.010.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 177, "width": 197, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Driesen E, Ende W Van Den, Proft M De, Saeys W. 2020. Influence of Environmental Factors Light, CO 2, Temperature, and Relative Humidity on Stomatal Opening and Development: A Review. Agronomy . 10(1975):1–28.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 293, "width": 197, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fang X, Zhu Y, Liu J, Lin X, Sun H, Tang X, Hu Y, Huang Y, Yi Z.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 321, "width": 170, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2022. Effects of Moisture and Temperature on Soil Organic Carbon Decomposition along a Vegetation Restoration Gradient of Subtropical China. forest .", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 390, "width": 197, "height": 86, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13(578):1–16. Franquera EN. 2015. Effects of Plastic Mulch Color on the Total Soluble Solids, Total Sugars and Chlorophyll Content of Lettuce", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 479, "width": 169, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Lactuca sativa L.). Int. J. Res.", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 493, "width": 115, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agric . For. 2(8):18–24.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 526, "width": 198, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "George S, Idicula SP, Joseph K. 2015. Polypropylene woven fabric: A good mulch material for young rubber plants. J. Plant. Crop . 43(3):171–177.doi:10.19071/jpc.2 015.v43.i3.2850.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 629, "width": 198, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kader MA, Singha A, Begum MA,", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 643, "width": 169, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jewel A, Khan FH. 2019. Mulching as water-saving technique in dryland agriculture: review article. Bull. Natl. Res. Cent . 7(1):1–6.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 731, "width": 197, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Khan VA, Decoteau DR, Building T.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 745, "width": 169, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2008. The emergence and early", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 427, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran Mulsa Biodegradable Polypropylene Terhadap Pertumbuhan……..(Ferdianto B.S. dan Syamsul A.)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 777, "width": 198, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "63 | Jurnal Agriekstensia Vol. 21 No. 1 Juli 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 170, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "development of colored reflective plastic mulch technology in agriculture. Recent Adv. Agric . 661(2):1–17.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 163, "width": 197, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Li Q, Li H, Zhang L, Zhang S, Chen Y. 2018. Mulching improves yield and water-use efficiency of potato cropping in China: A meta-", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 218, "width": 170, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "analysis. F. Crop. Res .", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 232, "width": 167, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "221(February):50–60.doi:10.1016 /j.fcr.2018.02.017.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 279, "width": 197, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sarkar MD, Solaiman AHM, Jahan MS,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 293, "width": 170, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rojoni RN, Kabir K, Hasanuzzaman M. 2019. Soil parameters, onion growth,", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 335, "width": 169, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "physiology, biochemical and", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 348, "width": 170, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mineral nutrient composition in response to colored polythene film mulches. Ann. Agric. Sci . 64(1):63–70.doi:10.1016/j.aoas.20 19.05.003.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 437, "width": 198, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Thankamani CK, Kandiannan K, Hamza S, Saji K V. 2016. Effect of mulches on weed suppression and yield of ginger (Zingiber officinale Roscoe). Sci. Hortic. (Amsterdam) . 207(1):125– 130.do i:10.1016/j.scienta.2016.05.010.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 554, "width": 198, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Toor RFVAN, Till CM, James DE, Teulon DAJ. 2004. Evaluation Of UV Reflective Mulches For Protection Against Thrips (Thrips Tabaci ) In Onion ( Allium Cepa ) Crops. Hortic. Arab. Entomol .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 637, "width": 154, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "213(December 2002):209–213.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 670, "width": 198, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yustiningsih M. 2019. Intensitas Cahaya dan Efisiensi Fotosintesis pada Tanaman Naungan dan Tanaman Terpapar Cahaya Langsung. BIOEDU . 4(2):43–48.", "type": "Table" } ]
5f121471-073c-79b7-75f4-21c5d5862f66
https://www.jurnalp4i.com/index.php/paedagogy/article/download/1814/1699
[ { "left": 85, "top": 38, "width": 271, "height": 50, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi Vol. 2 No. 4 Desember 2022 e-ISSN : 2797-3344 P-ISSN : 2797-3336", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 780, "width": 339, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright (c) 2022 PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi", "type": "Page footer" }, { "left": 525, "top": 795, "width": 16, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "272", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 104, "width": 455, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn MATERI HAKIKAT HAK ASASI MANUSIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW SISWA SMP SWASTA BAHAL BATU", "type": "Section header" }, { "left": 249, "top": 160, "width": 129, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JOMSON SIHOMBING", "type": "Section header" }, { "left": 155, "top": 173, "width": 317, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SMP Swasta Bahal Batu Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 214, "width": 58, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 227, "width": 457, "height": 273, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada pembelajaran PKn dalam penyampaian materi yang dilakukan guru dengan konvensional yang membuat siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan berujung pada rendahnya hasil belajar siswa. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan aktivitas maupun hasil belajar siswa yaitu dengan menerapkan pembelajaran kooperatif model jigsaw . Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan pada masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa Kelas VIII SMP Swasta Bahal Batu Tahun Pelajaran 2021/2022 sebanyak 26 siswa. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi, teknik tes dan dokumentasi. Validasi data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi data. Analisis data menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif Jigsaw terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dimana pada kondisi awal hanya ada 10 siswa atau 40% meningkat menjadi 15 siswa atau 60% dan 25 siswa atau 100% pada siklus terakhir. Penjelasan peningkatan hasil belajar juga meningkat pada setiap siklusnya dari 66,40 menjadi 72,80 dan 84,40 pada siklus kedua. Hal tersebut juga dibuktikan dengan peningkatan ketuntasan belajar secara klasikal dimana pada kondisi awal hanya terdapat 8 siswa atau 32,00% meningkat menjadi 52,00% atau 13 siswa dan 22 siswa atau 88,00% pada siklus kedua. Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa Kelas VIII SMP Swasta Bahal Batu Semester 2 Tahun Pelajaran 2021/2022 Kata Kunci: aktivitas, hasil belajar, hakikat hak asasi manusia, jigsaw", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 517, "width": 68, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 531, "width": 457, "height": 232, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In Civics learning in the delivery of material by conventional teachers which makes students less active in teaching and learning activities and leads to low student learning outcomes. Efforts are being made to increase the activity and student learning outcomes by applying the jigsaw cooperative learning model. The implementation of this classroom action research was carried out in 2 cycles and each cycle consisted of 2 meetings. The subjects of this classroom action research were 26 Class VIII students of Bahal Batu Private Middle School for the Academic Year 2021/2022. Data collection techniques using observation sheets, test techniques and documentation. Data validation in this study used data triangulation techniques. Data analysis used a qualitative descriptive technique. The results of data analysis show that the application of the Jigsaw cooperative learning model is proven to be able to increase student learning activities where in the initial conditions there were only 10 students or 40% increasing to 15 students or 60% and 25 students or 100% in the last cycle. Explanation of increased learning outcomes also increased in each cycle from 66.40 to 72.80 and 84.40 in the second cycle. This is also evidenced by an increase in classical learning completeness where in the initial conditions there were only 8 students or 32.00% increasing to 52.00% or 13 students and 22 students or 88.00% in the second cycle. From the explanation above, it can be concluded that the use of the jigsaw type cooperative learning model can increase the activity and learning", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 271, "height": 50, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi Vol. 2 No. 4 Desember 2022 e-ISSN : 2797-3344 P-ISSN : 2797-3336", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 780, "width": 339, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright (c) 2022 PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi", "type": "Page footer" }, { "left": 525, "top": 795, "width": 16, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "273", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 456, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "outcomes of Class VIII students of Bahal Batu Private Middle School Semester 2 Academic Year 2021/2022 Keywords: activity, learning outcomes, the nature of human rights, jigsaw", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 160, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 173, "width": 457, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggungjawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta pada tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Dalam dunia pendidikan kita sering mendengar ungkapan yang cukup sederhana yaitu \"mendidik anak pada masa kini berarti menyiapkan orang dewasa di masa mendatang\". Pendidik harus bisa menyiapkan anak didik menjadi orang dewasa yang mandiri, mampu menggunakan dan mengembangkan sendiri kemampuan (pengetahuan dan keterampilan) yang telah dimilikinya, dan mempunyai sikap yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat (Anita, 2021, Anwar, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 325, "width": 457, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sejalan dengan hal tersebut di atas, dikembangkan iklim belajar mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri serta sikap dan perilaku yang inovatif dan kreatif. Dengan demikian pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 394, "width": 457, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran di Kelas VIII SMP Swasta Bahal Batu khususnya pembelajaran PKn masih menggunakan metode ceramah, hafalan dan terkadang tanya jawab, kondisi pembelajaran yang terus menerus seperti itu membuat siswa tidak mampu mencapai kompetensi yang seharusnya dicapai. Siswa akan cenderung bosan dan jenuh dengan rutinitas yang itu-itu saja, tidak ada sesuatu yang bisa membuat mereka antusias terhadap pelajaran. Hal ini jelas dapat menghambat siswa dalam mengeksplorasi dirinya, menghambat mereka dalam menuangkan kreatifitasnya, dan masih banyak kerugian-kerugian yang lain yang dapat menghambat pertumbuhan kognitif, psikomotorik, dan afektif siswa. Demikian juga dengan para guru yang tidak dibekali dengan metodologi yang variatif dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga dalam penyampaian materi cenderung membosankan. Pikiran para guru hanya dipenuhi dengan bagaimana mengajarkan materi tersebut sehingga sesuai dengan kurikulum dan sedapat mungkin mengejar target sehingga materi-materi tersebut dapat selesai sebelum UAS, bahkan terkadang ada pula beberapa guru yang kurang menguasai materi. Mereka tidak memikirkan apakah siswanya dapat memahami apa yang dia sampaikan dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan bermasyarakat yang notabenenya menjadi kehidupan nyata siswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 615, "width": 457, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian ini penulis mengambil mata pelajaran PKn, karena pelajaran PKn biasanya merupakan pelajaran yang paling membosankan dibandingkan dengan pelajaran yang lain, materi dalam PKn masih terasa sulit untuk dicerna oleh peserta didik, karena sebagian materi dari pelajaran ini merupakan nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat, dan nilai-nilai tersebut merupakan hal abstrak dan tidak konkrit, inilah salah satu alasan yang membuat pelajaran ini menjadi pelajaran yang tidak disukai oleh sebagian besar siswa. PKn merupakan pelajaran kehidupan, jadi PKn merupakan pelajaran yang sangat contextual karena sebagian besar materi yang diajarkan merupakan cerminan kehidupan sehari-hari, jadi siswa dapat melihat secara langsung praktek dari materi yang telah diajarkan tersebut dalam kehidupan mereka, tentunya jika para peserta didik tersebut paham dan mengerti apa yang telah mereka pelajari. Pengukuran adalah langkah awal dari pengajaran. Tanpa pengukuran, tidak dapat terjadi penilaian. Tanpa penilaian, tidak akan terjadi umpan balik tanpa umpan balik, tidak akan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 271, "height": 50, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi Vol. 2 No. 4 Desember 2022 e-ISSN : 2797-3344 P-ISSN : 2797-3336", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 780, "width": 339, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright (c) 2022 PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi", "type": "Page footer" }, { "left": 525, "top": 795, "width": 16, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "274", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 456, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diperoleh pengetahuan yang baik tentang hasil. Tanpa pengetahuan tentang hasil, tidak dapat terjadi perbaikan yang sistematis dalam belajar (Berlian, 2021, Fadilah, 2021, Kosidin, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 132, "width": 457, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada studi pendahuluan pembelajaran PKn materi hakikat hak asasi manusiamenunjukkan daya serap siswa masih rendah dalam memahami materi. Dari siswa Kelas SMP Swasta Bahal Batu yang berjumlah 26 anak, hanya 8 anak (30,77%) yang mencapai kategori tuntas. Artinya sebagian besar siswa belum mencapai tingkat penguasaan materi 85% ke atas atau mendapat nilai 75, dengan tingkat aktivitas belajar sebesar 38,46% atau 10 orang siswa dari 26 siswa, serta perolehan nilai rata-rata hasil belajar sebesar 65,77 dengan standar nilai KKM sebesar 75.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 229, "width": 457, "height": 232, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam hal ini penulis mencoba menerapkan metode jigsaw dalam menyampaikan materi materi hakikat hak asasi manusia, dengan menerapkan metode ini diharapkan siswa memiliki pengalaman baru dalam belajar, serta dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, karena tujuan dari pembelajaran itu pada intinya adalah mencapai kompetensi yang telah ditetapkan, oleh karena itu metode dan strategi perlu digunakan agar siswa tidak merasa jenuh dengan pembelajaran tersebut (Harefa, et al, 2022, Handayani, 2020, Darmuki & Haryadi, 2019, Salamah, 2019). Selain itu pembelajaran akan lebih bervariatif, sedang manfaat bagi guru tersebut adalah dia mampu mengembangkan berbagai macam metode dan strategi, satu metode atau strategi yang bagus belum tentu layak atau mungkin tidak layak sama sekali jika diterapkan secara terus menerus, dalam arti digunakan pada semua kompetensi dasar, sehingga metode yang bagus sekalipun jika digunakan secara terus menerus hal itu justru akan menimbulkan perasaan jenuh pada diri siswa, seorang guru harus mampu memilih dan memilah metode maupun strategi belajar guna menciptakan suasana dan aktifitas belajar yang menyenangkan, karena situasi belajar yang menyenangkan terbukti dapat membantu siswa mencerna, memahami, dan mengolah materi yang didapatkan dan akhirnya mampu mempengaruhi hasil belajar (Febrianto, et al, 2020, Nashirotun, 2020, Novianti, et al, 2020, Paneo, 2020, Setiawan, 2020, Malik, 2019, Rindel, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 463, "width": 457, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam metode ini, siswa benar-benar terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak memiliki kesempatan mengantuk bahkan tidur di dalam kelas lagi. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pelajaran PKn merupakan pelajaran yang penting untuk meletakkan dasar-dasar tata cara hidup bermasyarakat dalam diri siswa, oleh karena itu pelajaran PKn harus mampu diserap sepenuhnya oleh siswa, dan guru harus menggunakan metode, strategi, pendekatan maupun media yang dapat menunjang tercapainya kompetensi yang telah ditentukan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 560, "width": 456, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kenyataan yang ada di SMP Swasta Bahal Batu khususnya Kelas VIII sebagian besar siswa hasil belajarnya belum optimal terutama pada mata pelajaran PKn. Belum optimalnya hasil belajar siswa ini disebabkan karena siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami mata pelajaran PKn. Dengan demikian maka perlu dicari alternatif pemecahan masalah dengan menerapkan proses pembelajaran yang lebih berorientasi pada siswa secara aktif. Pembaharuan dan perbaikan proses pembelajaran PKn materi hakikat hak asasi manusia khususnya di SMP Swasta Bahal Batu perlu diupayakan suatu model strategi atau metode pembelajaran yang lebih mudah seperti belajar kelompok (pembelajaran kooperatif).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 670, "width": 457, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uraian di atas, maka penulis perlu melakukan penelitian tindakan yang difomulasikan dengan judul: “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar PKn Materi hakikat hak asasi manusia melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas VIII SMP Swasta Bahal Batu Semester 2 Tahun Pelajaran 2021/2022 ”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 739, "width": 134, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 753, "width": 456, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di Kelas VIII SMP Swasta Bahal Batu Peneliti mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 271, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi Vol. 2 No. 4 Desember 2022 e-ISSN : 2797-3344 P-ISSN : 2797-3336", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 780, "width": 339, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright (c) 2022 PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi", "type": "Page footer" }, { "left": 525, "top": 795, "width": 16, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "275", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 456, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan pada bulan Januari 2022 sampai dengan Maret 2022. jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bersifat kolaboratif. Peneliti berkolaborasi dengan guru dalam merencanakan, mengidentifikasi, mengobservasi, dan melaksanakan tindakan yang telah dirancang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 160, "width": 457, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menerapkan metode diskusi ini terdiri dari 2 siklus dimana pada masing-masing siklus dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Adapun langkah- langkah yang diambil dalam tiap siklusnya adalah: perencanaan ( planning ), tindakan ( acting ) dan refleksi ( reflecting ), pengamatan ( observing ).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 215, "width": 457, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Subjek pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas ini adalah siswa Kelas VIII SMP Swasta Bahal Batu Semester 2 Tahun Pelajaran 2021/2022 dengan jumlah siswa sebanyak 26 siswa terdiri dari laki-laki sebanyak 14 siswa dan perempuan sebanyak.12 siswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 270, "width": 457, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik pengumpulan data menggunakan tes, observasi dan dokumentasi. Dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi data. Dari guru dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan cooperatif learning jigsaw balikan refleksi setelah pelaksanaan tindakan dan dengan data yang dijaring melalui lembar observasi teman guru/sejawat dan kepala sekolah. Sedangkan dari siswa dilakukan melalui tes formatif yang dilaksanakan pada prasiklus, akhir siklus pertama dan akhir siklus kedua.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 353, "width": 457, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil belajar ( pre test dan post test ) dengan cara persentase yaitu dengan menghitung peningkatan ketuntasan belajar siswa secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai niai 75 dan ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 75 ini jumahnya sekitar 85% dari jumlah seluruh siswa dan masing-masing dihitung dengan menggunakan rumus.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 436, "width": 158, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN Aktifitas Belajar Siswa", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 463, "width": 456, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil analisis peningkatan aktivitas belajar siswa pada setiap siklus perbaikan pembelajaran, secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini :", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 505, "width": 431, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Rekapitulasi Peningkatan Aktivitas belajar Siswa pada Pembelajaran PKn", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 519, "width": 348, "height": 82, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pada Studi Awal, Siklus I dan Siklus II No Uraian Siswa Tuntas Siswa Belum Tuntas Frekuensi % Frekuensi % 1 Awal 10 40,00 15 60,00 2 Siklus I 15 60,00 10 40,00 3 Siklus II 25 100,00 0 0,00", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 619, "width": 456, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari data pada tabel rekapitulasi peningkatan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran PKn pada studi awal, siklus I dan siklus IIdi atas dapat diperoleh data yakni Pada temuan awal, siswa tuntas dilihat dari aktivitas belajar sebanyak 10 siswa atau 40,00% dari 25 siswa. Selannjutnya Pada siklus I, siswa tuntas dilihat dari aktivitas belajar sebanyak15siswa atau 60,00% dari 25 siswa. Kemudian Pada siklus II, siswa tuntas dilihat dari aktivitas belajar sebanyak 25 siswa atau 100% dari 25 siswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 701, "width": 456, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara jelas peningkatan aktivitas belajar siswa selama proses perbaikan pembelajaran sebagaimana dijelaskan pada gambar di bawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 271, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi Vol. 2 No. 4 Desember 2022 e-ISSN : 2797-3344 P-ISSN : 2797-3336", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 780, "width": 339, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright (c) 2022 PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi", "type": "Page footer" }, { "left": 525, "top": 795, "width": 16, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "276", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 302, "width": 456, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Grafik Ketuntasan Siswa Berdasarkan Tingkat Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus I dan II", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 343, "width": 103, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Belajar Siswa", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 357, "width": 457, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah melakukan analisa terhadap data yang peroleh dari dua siklus yang dilaksanakan maka dapat dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran tipe jigsaw pada pembelajaran PKnmenunjukkan peningkatan yang signifikan terhadap hasil proses pembelajaran. Secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini :", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 426, "width": 438, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Rekapitulasi Hasil belajar Siswa pada Pembelajaran PKn pada Studi Awal,", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 440, "width": 351, "height": 96, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siklus I dan Siklus II No Uraian Nilai Rata-2 Siswa Tuntas Siswa Belum Tuntas Frekuensi % Frekuensi % 1 Awal 66,40 8 32,00 17 68,00 2 Siklus I 72,80 13 52,00 12 48,00 3 Siklus II 84,40 22 88,00 3 12,00", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 554, "width": 456, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel di atas dapat dijelaskan peningkatan nilai hasil dan ketuntasan belajar siswa pada siklus I dan II secara terperinci yakni Pada temuan awal siswa yang tuntas sebanyak 8 siswa atau 32,00% dari 25 siswa. Selanjutnya Pada siklus I siswa yang tuntas sebanyak 13 siswa atau 52,00% dari 25 siswa. Kemudian Pada siklus II siswa yang tuntas sebanyak22 siswa atau 88,00% dari 25 siswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 623, "width": 456, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan dalam perbaikan pembelajaran bahwa siswa yang dinyatakan tuntas belajar jika siswa mendapat nilai tes formatif sebesar 75 ke atas (KKM=75) dan jika 85% dari siswa telah tuntas belajar. Untuk memperjelas kenaikan ketuntasan belajar siswa dan penurunan ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada diagram batang di bawah ini :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 271, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi Vol. 2 No. 4 Desember 2022 e-ISSN : 2797-3344 P-ISSN : 2797-3336", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 780, "width": 339, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright (c) 2022 PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi", "type": "Page footer" }, { "left": 525, "top": 795, "width": 16, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "277", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 302, "width": 446, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Grafik Peningkatan dan Penurunan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan II", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 343, "width": 457, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penjelasan mengenai peningkatan nilai rata-rata hasil belajar pada pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran tipe jigsaw menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan di mana pada kondisi awal sebesar 66,40 meningkat menjadi 72,80 pada siklus I dan pada akhir siklus II meningkat menjadi 84,40 Peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa dalam bentuk grafik sebagaimana gambar di bawah ini :", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 592, "width": 422, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Belajar Siswa Pada Kondisi Awal, Siklus I dan II", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 634, "width": 457, "height": 93, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil observasi mengenai hasil dan ketuntasan belajar siswa tersebut berdasarkan kriteria keberhasilan perbaikan pembelajaran dapat disimpulkan bahwa proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil karena peningkatan hasil dan ketuntasan belajar siswa mencapai angka 88,00% dari 85% batasan minimal yang telah ditentukan pada kriteria keberhasilan proses perbaikan pembelajaran. Atas dasar pertimbangan sebagaimana diuraikan di atas, maka peneliti dan observer sepakat memutuskan bahwa kegiatan perbaikan pembelajaran diakhiri pada siklus II.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 730, "width": 456, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II ternyata terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar PKn siswa Kelas VIII SMP Swasta Bahal Batu melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw . Tujuan penerapan metode pembelajaran", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 271, "height": 50, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi Vol. 2 No. 4 Desember 2022 e-ISSN : 2797-3344 P-ISSN : 2797-3336", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 780, "width": 339, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright (c) 2022 PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi", "type": "Page footer" }, { "left": 525, "top": 795, "width": 16, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "278", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 456, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hakekatnya adalah memberikan situasi yang kondusif agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Proses belajar yang terjadi haruslah dalam suasana proses belajar aktif melalui pemanfaatkan sumber belajar guna mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 146, "width": 457, "height": 176, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada siklus I persentase motivasi belajar siswa dalam membahas materi yang ditugaskan guru mengalami peningkatan, meskipun pada kenyataannya masih ada sebagian siswa yang belum bisa aktif dalam berdiskusi tapi perubahan motivasi siswa sudah terlihat. Hal ini terjadi karena pada siklus I telah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Peningkatan motivasi belajar siswa dalam membahas materi yang ditugaskan guru, dikarenakan pada pembelajaran kooperati tipe jigsawsiswa diberi tugas yang sifatnya berkelompok sehingga siswa diberi kesempatan lebar untuk mendiskusikan tugas yang diberikan oleh guru bersama teman sekelompoknya (kelompok ahli) dengan tujuan tugas dapat terselesaikan dengan cepat dan mudah. Pada siklus II persentase motivasi belajar siswa dalam membahas materi yang ditugaskan guru mengalami peningkatan kembali, hal tersebut dikarenakan guru dan peneliti melakukan perbaikan pada proses pembelajaran yakni dengan memberikan motivasi kepada siswa agar bisa lebih aktif dalam berdiskusi tanpa ada rasa malu dan takut salah ketika menyampaikan pendapat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 325, "width": 456, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada siklus II sikap percaya diri siswa dalam kegiatan pembelajaran semakin meningkat, siswa menjadi lebih baik dalam bertanya, menjawab pertanyaan yang diajukan guru atau teman, dan juga percaya diri dalam menyampaikan pendapat. Hal tersebut membuktikan bahwa sikap percaya diri siswa yang awalnya hanya untuk hal yang kurang bermanfaat dapat dimanfaatkan untuk kegiatan yang lebih positif dengan cara menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk kegiatan pembelajaran dikelas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 408, "width": 457, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam pelaksanaannya, model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw membutuhkan banyak waktu. Hal ini mengharuskan guru untuk dapat mengatur penggunaan waktu seefisien mungkin, sehingga seluruh tahapan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Pengelolaan kelas juga tidak luput dari perhatian. Sarana dan prasarana yang memadai sangat mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw . Keberhasilan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, pada pembelajaran PKn materi materi Hakikat hak asasi manusia ini juga dapat diterapkan dalam pembelajaran mata pelajaran, materi pelajaran, dan kelas lain, dengan tetap memperhatikan karakteristik materi, kondisi siswa, sarana dan prasarana, serta kondisi sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 546, "width": 457, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pembahasan hasil tindakan siklus I dan II, maka dapat dikatakan bahwa hipotesis penelitian tindakan pengunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi Hakikat hak asasi manusia dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn siswa Kelas VIII SMP Swasta Bahal Batu telah terbukti. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan telah berhasil meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn siswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 629, "width": 84, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 643, "width": 457, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan melalui PTK tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn siswa Kelas VIII SMP Swasta Bahal Batu pada materi Hakikat hak asasi manusia maka diperoleh simpulan sebagai berikut: 1) Penerapan model pembelajaran kooperatif Jigsaw terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini buktikan dari hasil penelitian yang menunjukkan peningkatan ketuntasan aktivitas belajar pada setiap siklusnya, dimana pada kondisi awal hanya ada 10 siswa atau 40% meningkat menjadi 15 siswa atau 60% dan 25 siswa atau 100% pada siklus terakhir. 2) Rata-rata hasil belajar siswa juga meningkat pada setiap siklusnya dari 66,40 menjadi 72,80 dan 84,40 pada siklus kedua. Hal tersebut juga dibuktikan dengan peningkatan ketuntasan belajar secara klasikal dimana pada kondisi awal hanya terdapat", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 271, "height": 50, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi Vol. 2 No. 4 Desember 2022 e-ISSN : 2797-3344 P-ISSN : 2797-3336", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 780, "width": 339, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright (c) 2022 PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi", "type": "Page footer" }, { "left": 525, "top": 795, "width": 16, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "279", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 456, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 siswa atau 32,00% meningkat menjadi 52,00% atau 13 siswa dan 22 siswa atau 88,00% pada siklus kedua.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 146, "width": 113, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 160, "width": 456, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anitra, R. (2021). Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar. JPDI (Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia) , 6 (1), 8.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 187, "width": 457, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anwar, K., & Jurotun, J. (2019). Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Dimensi Tiga Melalui Model Pembelajaran PBL Berbantuan Alat Peraga. Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif , 10 (1), 94-104.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 229, "width": 457, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arikunto , S 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek . Jakarta: PT. Rineka Cipta. Berlian, R. K., & Dewi, D. A. (2021). URGENSI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBENTUK NEGARA DEMOKRATIS DAN MEWUJUDKAN HAK ASASI MANUSIA. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha , 9 (2), 486-498.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 298, "width": 457, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Darmuki, A., & Hariyadi, A. (2019). Peningkatan Keterampilan Berbicara Menggunakan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw pada Mahasiswa PBSI Tingkat IB IKIP PGRI Bojonegoro Tahun Akademik 2018/2019. KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra , 2 (2), 256-267.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 353, "width": 457, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fadilah, A. (2021). Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar PKn Materi Hakikat Hak Asasi Manusia Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII-D MTs Negeri 4 Jember Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019. Jurnal Profesi Dan Keahlian Guru (JPKG) , 2 (2), 79-88.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 408, "width": 456, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fauziah, R., Hadiyanto, H., Miaz, Y., & Fitria, Y. (2021). Pengaruh Model Sains Teknologi Masyarakat terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu , 5 (5), 3203-3215.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 450, "width": 457, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Febrianto, K., YUSTITIA, V., & IRIANTO, A. (2020). Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Dengan Menggunakan Media Flashcard Di Sekolah Dasar. Buana Pendidikan: Jurnal Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unipa Surabaya , 16 (29), 92-98.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 491, "width": 457, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Handayani, H. (2020). Pengaruh Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Sekolah Dasar. Pendas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar , 5 (1), 50-60.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 532, "width": 457, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harefa, D., Sarumaha, M., Fau, A., Telaumbanua, T., Hulu, F., Telambanua, K., ... & Ndraha, L. D. M. (2022). Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Belajar Siswa. Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal , 8 (1), 325-332.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 588, "width": 457, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kosidin, O. (2020). Penggunaan Media Pembelajaran Online Kahoot Dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tgt (Team Game Turnament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Materi Hak Asasi Manusia Dalam Pancasila Pada Mata Pelajaran Ppkn. CIVICS EDUCATION AND SOCIAL SCIENCE JOURNAL (CESSJ) , 1 (2).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 657, "width": 457, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Malik, J. (2019). Penerapan Metode Diskusi Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dan Aktivitas Siswa Kelas IV SD I Sidorekso Pada Materi Menggolongkan Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya. Refleksi Edukatika: Jurnal Ilmiah Kependidikan , 9 (2).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 712, "width": 457, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nashirotun, B. (2020). Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dengan Metode Jigsaw dan Media Tubuh Manusia pada Pembelajaran IPA di MTs. Negeri 4 Klaten Jawa Tengah. Jurnal Paedagogy , 7 (4), 402-407.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 271, "height": 50, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi Vol. 2 No. 4 Desember 2022 e-ISSN : 2797-3344 P-ISSN : 2797-3336", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 780, "width": 339, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright (c) 2022 PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi", "type": "Page footer" }, { "left": 525, "top": 795, "width": 16, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "280", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 457, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Novianti, A., Bentri, A., & Zikri, A. (2020). Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning (Pbl) Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Tematik Terpadu Di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu , 4 (1), 194-202.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 146, "width": 456, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paneo, F. R. (2020). Upaya meningkatkan aktivitas belajar ips melalui model pembelajaran make a match pada siswa kelas VIII SMP negeri 2 taluditi tahun ajaran 2017/2018. Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal , 5 (1), 25-30. Rindel D.W. 2009. Mediteranean Climate Ecosystem. Academi Press. San Diego. LA", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 201, "width": 456, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salamah, P. U. (2019). Upaya Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar IPS Melalaui Kooperatif Model Jigsaw (turnitin cek). Jurnal studi sosial .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 229, "width": 457, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiawan, H. R. (2020). Peningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (Tai) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Smp Rahmat Islamiyah Medan. Jurnal Ilmiah Al- Hadi , 4 (2), 942-955.", "type": "List item" } ]
6e673c3f-957c-87e8-d941-21ea97e68eb4
https://ijc.ilearning.co/index.php/TMJ/article/download/2217/816
[ { "left": 68, "top": 37, "width": 126, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Technomedia Journal (TMJ)", "type": "Page header" }, { "left": 431, "top": 37, "width": 93, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2620-3383", "type": "Page header" }, { "left": 68, "top": 49, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 9 No. 1 Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 442, "top": 49, "width": 82, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2528-6544", "type": "Page header" }, { "left": 145, "top": 733, "width": 358, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Denny Riandhita AP 1 , Muhamad Fahrulrozi 2 , Ahlan Ismono 3 , Rahmadani Tyas Ningrum 4", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 733, "width": 377, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karya ini berlisensi di bawah Creative Commons Attribution 4.0 (CC BY 4.0 76", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 77, "width": 396, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Graphic Rating Scale Dalam Menentukan Prioritas Indent Motor Pada Dealer Sepeda Motor", "type": "Section header" }, { "left": 111, "top": 134, "width": 361, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Denny Riandhita Arief Permana 1 , Muhamad Fahrulrozi 2 , Ahlan Ismono 3 ,", "type": "Text" }, { "left": 223, "top": 152, "width": 131, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahmadani Tyas Ningrum 4", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 181, "width": 261, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Politeknik STMI Jakarta, Jakarta Pusat, Indonesia 1,2,3,4", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 213, "width": 308, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-mail: [email protected] 1 ; [email protected] 2 ; [email protected] 3 ; [email protected] 4", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 264, "width": 453, "height": 54, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riandhita Arief Permana, D., Fahrulrozi, M., Ismono, A., & Ningrum, R. T. (2024). Implementasi Graphic Rating Scale Dalam Menentukan Prioritas Indent Motor Pada Dealer Sepeda Motor: Implementation of the Graphic Rating Scale in Determining Motorcycle Indent Priorities at Motorcycle Dealers. Technomedia Journal , 9 (1), 76–91.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 333, "width": 187, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.33050/tmj.v9i1.2217", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 368, "width": 64, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 386, "width": 453, "height": 266, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PT Cheger Motor is an authorized dealer that provides engine maintenance and spare part sales for Honda motorcycle, located in South Tangerang. Sales is the main focus of business process in this company, that being the case, there are two types of sales methods, regular and indent. Indent method were used should the motorcycle ordered by the customer is not readily available, therefore the customer should order in advance. In practice, the existing information system doesn’t have the feature to manage and store SPK (Surat Pemesanan Kendaraan - Vehicle Order Letter). The process of generating an indent inquiries are done manually with physical ledger, and those orders are followed up manually, one by one via WhatsApp. This issue increases the occurrence of booking delays, damage, loss, and redundancy of indent data. In addition, a feature is needed to set up an indent queue to reduce delays in the delivery of purchased vehicles to reduce the rate of order cancellation. This research aims to develop an integrated information system to store, manage and calculate the priority value of the indent queue in carrying out the indent process. To get the result of the priority value, there are few steps needed, first we should collect sales and indent data, then determine the weight of each criterion, and apply an appropriate calculation methods. Therefore, the Graphic Rating Scale method was chosen to assess the priority point for each transaction, to properly arrange the order priority based on the related criterion.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 671, "width": 352, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Indent, Waterfall, Graphic Rating Scale, Google Data Studio", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 25, "width": 126, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Technomedia Journal (TMJ)", "type": "Page header" }, { "left": 431, "top": 25, "width": 93, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2620-3383", "type": "Page header" }, { "left": 75, "top": 36, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 9 No. 1 Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 442, "top": 36, "width": 82, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2528-6544", "type": "Page header" }, { "left": 510, "top": 779, "width": 15, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "77", "type": "Page footer" }, { "left": 271, "top": 69, "width": 57, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 87, "width": 455, "height": 346, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PT Cheger Motor merupakan authorized dealer yang melayani service (pemeliharaan mesin) dan penjualan unit serta spare part (suku cadang) sepeda motor Honda yang berlokasi pada kota Tangerang Selatan. Proses penjualan merupakan proses bisnis utama pada perusahaan ini, dimana terdapat dua jenis metode penjualan, yaitu penjualan secara regular dan indent. Metode penjualan sepeda motor secara indent dilakukan apabila stok motor yang diinginkan oleh konsumen tidak tersedia, yang mana mengharuskan konsumen untuk melakukan pemesanan unit terlebih dahulu. Pada praktiknya, sistem informasi yang ada belum memiliki fitur untuk mengelola dan menyimpan dokumen SPK (surat pemesanan kendaraan) secara indent. Sehingga proses pembuatan SPK indent masih dilakukan secara manual menggunakan kertas begitupun dengan proses pemesanan dan konfirmasi unit indent yang masih dilakukan via WhatsApp. Masalah tersebut meningkatkan terjadinya keterlambatan pemesanan, kerusakan, kehilangan, dan redudansi data indent. Selain itu, diperlukan fitur untuk mengatur antrean indent untuk mengurangi keterlambatan pengiriman unit indent sehingga dapat menekan tingkat pembatalan pemesanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem infromasi yang terintegrasi guna menyimpan, mengelola serta melakukan perhitungan nilai prioritas antrean indent dalam melakukan proses indent motor. Untuk mendapatkan hasil nilai prioritas tersebut dibutuhkan langkah-langkah yaitu mengumpulkan data penjualan secara indent, menentukan bobot, dan metode perhitungan yang sesuai. Maka dari itu dipilihlah metode graphic rating scale untuk menilai poin prioritas antrean tiap transaksi dalam melakukan pemesanan unit secara indent sesuai dengan pembobotan kriteria. Hasil dari penelitian didapatkan penurunan tingkat pembatalan indent sebesar 1.3% selama periode Agustus hingga Desember tahun 2023", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 452, "width": 362, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : Indent, Waterfall, Graphic Rating Scale, Google Data Studio", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 484, "width": 96, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 500, "width": 452, "height": 172, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PT Cheger motor merupakan salah satu dealer resmi Honda dibawah naungan PT Astra Honda Motor yang menyediakan pelayanan service dan penjualan unit sepeda motor [1]. Penjualan merupakan proses bisnis utama pada perusahaan ini, dimana tedapat dua jenis penjualan yaitu, regular dan indent [2]. Penjualan secara regular telah didukung dengan aplikasi berbasis mobile Bernama Wanda FLP [3]. Aplikasi ini penggunaannya terbatas hanya untuk sales resmi Honda yang masih aktif bekerja [4]. Fitur utama pada aplikasi ini adalah untuk membuat SPK berdasarkan data penjualan kendaraan yang di- input- kan [5]. Dimana data hanya dapat divalidasi setelah unit sepeda motor diterima oleh konsumen [6]. Selain hal tersebut sistem ini memiliki beberapa kekurangan lain yaitu data prospek konsumen hanya dapat disimpan selama tujuh hari sehingga sistem ini tidak dapat mendukung penjualan dengan metode indent [7].", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 675, "width": 452, "height": 76, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode indent sendiri dilakukan apabila stok sepeda motor yang diinginkan oleh konsumen tidak tersedia sehingga dilakukan pemesanan unit dengan estimasi waktu tertentu [8]. Pada praktiknya, sistem pemesanan dan pengelolaan indent masih dilakukan secara manual menggunakan dua dokumen yaitu, arsip pemesanan unit indent dan SPK indent [9]. Dimana terletak beberapa perbedaan antara SPK indent dengan dokumen SPK regular", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 25, "width": 126, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Technomedia Journal (TMJ)", "type": "Page header" }, { "left": 431, "top": 25, "width": 93, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2620-3383", "type": "Page header" }, { "left": 75, "top": 36, "width": 96, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 9 No. 1 Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 442, "top": 36, "width": 82, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2528-6544", "type": "Page header" }, { "left": 510, "top": 779, "width": 15, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "78", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 69, "width": 452, "height": 187, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dikarenakan unit belum tersedia pada dealer sehingga nomor mesin dan rangkanya belum dapat di- input -kan ke dalam SPK indent [10]. Selain itu proses konfirmasi dan validasi pemesanan unit indent masih dilakukan dengan menggunakan via WhatsApp oleh direktur terhadap pihak Wahana sehingga memperlambat proses validasi dan alur dokumen indent tersebut [11]. Dampak dari tidak adanya sistem yang menunjang proses indent motor adalah kerusakan, kehilangan, dan redudansi data indent [12]. Selain itu, dikarenakan belum adanya suatu metode dalam mengurutkan antrean indent motor, pengiriman unit indent sangat sering dilakukan secara acak dimana hal ini menyebabkan keterlambatan estimasi pengadaan unit indent yang berakibat pada tingginya tingkat pembatalan indent motor oleh konsumen sebesar 17,97% pada periode Januari hingga Agustus, data ini didapat dari hasil analisis data menggunakan data analytic tools yaitu google data studio berdasarkan data aktual yang didapatkan pada PT Cheger Motor [13].", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 259, "width": 452, "height": 394, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan permasalahan yang terjadi pada PT Cheger Motor, dibutuhkan sistem informasi indent motor dengan metode graphic rating scale untuk mengelola antrean indent berdasarkan data transaksi yang masuk dan sistem akan terintegrasi dengan Wahana pusat untuk mengoptimalkan proses indent motor [13]. Penelitian ini menggunakan beberapa referensi dari penelitian terdahulu sebagai pembanding dan acuan [14]. Adapun penelitian terdahulu yang relevan dilakukan oleh Titus Kristanto, Rosdiana Marpaung, Dwi Mustika Kusumawardani, dan Dewi Rahmawati, dimana hasilnya adalah terdapat pengaruh kreativitas dan motivasi pegawai PT PAL terhadap kinerja manajerial dengan menggunakan perhitungan metode Graphic Rating Scale [15]. Penelitian berikutnya dilakukan oleh Satria, dan Ayu Setiawati Agustini dengan hasil menggunakan metode Graphic Rating Scale didapatkan perusahaan dapat memberikan umpan balik kepada para pegawai sehingga bisa memutuskan langkah yang diambil dalam pengambilan keputusan [16]. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Yudistira Yusonanda, M.J. Dewiyani Sunarto, dan Norma Ningsih menunjukkan bahwa sistem perhitungan menggunakan metode Graphic Rating Scale dapat memberikan hasil perhitungan kinerja relawan apakah telah melaksanakan tugasnya dengan baik atau tidak [17]. Tidak hanya itu, dengan menggunakan grafik dalam visualisasi data perhitungannya membuat penyajian data jauh lebih mudah dipahami oleh pemangku kepentingan [18]. Penelitan yang dilakukan oleh Dhiva Andini Putri, Sri Lestari, Dadang Iskandar Mulyana, dan Wahyu Saputro mengemukakan bahwa metode graphic rating scales dapat mempermudah kepala sekolah dalam melakukan penilaian dan mendapatkan hasil yang akurat, dengan skala likert 5 poin yang berarti penilaian dari nilai terkecil sampai besar [19]. Dan rujukan penelitian yang dilakukan oleh Arif Kusdiantoro, Tri Sagirani, Julianto Lemtar, dan Januar Wibowo aplikasi ini dapat mempersingkat waktu dalam mendistribusikan dokumen serta dengan menggunakan metode Graphic Rating Scale dapat mudah dikembangkan dan mudah untuk dimodifikasi jika diperlukan adanya perubahan terhadap kriteria-kriteria yang menjadi bahan penilaian [20].", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 672, "width": 106, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PERMASALAHAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 688, "width": 460, "height": 76, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam konteks PT Cheger Motor, terdapat dua permasalahan kunci yang memerlukan analisis mendalam. Pertama, adalah apakah penerapan metode Graphic Rating Scale dapat secara signifikan meningkatkan efektivitas dalam pengurutan antrean pengiriman sepeda motor indent. Untuk menjawab pertanyaan ini, diperlukan penelitian yang meliputi evaluasi implementasi metode tersebut, pemilihan kriteria penilaian yang sesuai dengan kebutuhan", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 25, "width": 126, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Technomedia Journal (TMJ)", "type": "Page header" }, { "left": 431, "top": 25, "width": 93, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2620-3383", "type": "Page header" }, { "left": 75, "top": 36, "width": 96, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 9 No. 1 Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 442, "top": 36, "width": 82, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2528-6544", "type": "Page header" }, { "left": 510, "top": 779, "width": 15, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "79", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 69, "width": 460, "height": 76, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perusahaan, dan analisis perbandingan terhadap metode pengurutan lain yang mungkin telah digunakan sebelumnya. Penggunaan Graphic Rating Scale dalam konteks ini mengharuskan pemahaman mendalam tentang bagaimana metode tersebut diaplikasikan dalam proses pengurutan antrean pengiriman sepeda motor indent di PT Cheger Motor, serta dampaknya terhadap efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 150, "width": 453, "height": 140, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kedua, permasalahan yang perlu dipertimbangkan adalah apakah penggunaan sistem informasi indent motor dapat secara efektif menurunkan tingkat pembatalan indent motor. Evaluasi terhadap sistem informasi indent motor harus mencakup analisis terhadap fitur-fitur utama yang disediakan, integrasinya dengan proses bisnis yang ada, serta keberhasilannya dalam mengurangi tingkat pembatalan indent motor. Namun, untuk memahami secara menyeluruh dampak penggunaan sistem informasi ini, perlu juga diperhatikan faktor-faktor lain yang mungkin berkontribusi terhadap keputusan pembatalan, seperti kebijakan perusahaan, komunikasi dengan pelanggan, dan faktor eksternal seperti kondisi pasar dan persaingan industri.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 295, "width": 453, "height": 76, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan mengkaji kedua permasalahan ini secara rinci, PT Cheger Motor dapat mengidentifikasi peluang dan tantangan dalam meningkatkan proses pengurutan antrean pengiriman sepeda motor indent serta mengurangi tingkat pembatalan indent motor. Analisis yang mendalam akan memberikan landasan yang kuat untuk menyusun strategi yang tepat guna mengoptimalkan operasional perusahaan dan meningkatkan kepuasan pelanggan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 390, "width": 167, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 409, "width": 457, "height": 76, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana data yang diambil untuk penelitian berwujud numerik kemudian dianalisis menggunakan data analytics tools yaitu google data studio untuk selanjutnya didapatkan permasalahan utama dan dilakukan perhitungan menggunakan metode graphic rating scale dalam pengurutan antrean indent- nya . Berikut tahapan pengembangan sistemnya [21].", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 490, "width": 212, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Analisis Rekayasa Sistem Indent Motor", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 508, "width": 455, "height": 45, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada proses ini peniliti mengumpulkan kebutuhan secara lengkap untuk dianalisis dan mendefinisikan kebutuhan apa saja yang harus dicapai oleh sistem [22]. Informasi diperoleh melalui wawancara, diskusi, dan survey pada PT Cheger Motor [23].", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 556, "width": 82, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Perancangan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 574, "width": 455, "height": 92, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap ini peneliti akan membuat gambaran atau model dari fungsi-fungsi yang menjadi prioritas [24]. Perancangan desain perangkat lunak sebagai perkiraan sebelum dibuatnya kode ini dibuat menggunakan BPMN , Unified Modelling Language (UML) diagram, yaitu use case diagram , activity diagram , sequence diagram , class diagram, serta deployment diagram [25] . Pemodelan data pada aplikasi ini akan menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD) dan kamus data [26]. Perancangan prototipe sistem dibuat menggunakan balsamiq", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 25, "width": 126, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Technomedia Journal (TMJ)", "type": "Page header" }, { "left": 431, "top": 25, "width": 93, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2620-3383", "type": "Page header" }, { "left": 75, "top": 36, "width": 96, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 9 No. 1 Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 442, "top": 36, "width": 82, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2528-6544", "type": "Page header" }, { "left": 510, "top": 779, "width": 15, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "80", "type": "Page footer" }, { "left": 205, "top": 296, "width": 168, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. BPMN Sistem Usulan", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 327, "width": 455, "height": 77, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam perancangan sistem usulan Prosedur Business Process Modelling Notations (BPMN) pada usulan sistem informasi indent motor dalam mengelola data antrean indent motor dimulai pada konsumen melakukan pemesanan unit indent dilanjutkan dengan pen- input -an data indent oleh sales dimana selanjutnya data tersebut akan divalidasi oleh direktur dan dibuatkan jadwal pengiriman oleh admin wahana sesuai dengan ranking nilai prioritasnya [27].", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 407, "width": 112, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Penulisan Program", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 423, "width": 450, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap ini desain sistem yang telah dibuat akan diimplementasikan dalam baris kode menggunakan bahasa pemrograman PHP MySQL dengan framework laravel serta tambahan software eksternal yaitu google data studio untuk membuat dashboard data analytics dari data indent motor [28].", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 486, "width": 69, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. Pengujian", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 502, "width": 457, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahapan ini merupakan tahapan dimana developer menerapkan sistem yang telah dirancang untuk di uji coba fitur dan fungsi-fungsinya pada user untuk mengetahui apakah kebutuhan fungsionalitas dan tujuannya telah terpenuhi menggunakan metode black box testing [29] .", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 550, "width": 86, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E. Pemeliharaan", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 566, "width": 457, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap terakhir adalah melakukan pemeliharaan perangkat, dimana pada tahapan ini adalah memperbaiki kesalahan-kesalahan yang tidak ditemukan pada tahap sebelumnya yang kemudian dilakukannya perbaikan yang ada pada kesalahan tersebut [30].", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 645, "width": 158, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 665, "width": 391, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Perhitungan Prioritas Antrean Indent Menggunakan Metode Graphic Rating Scale", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 697, "width": 457, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Graphic Rating Scale memiliki rumus perhitungan dan nama persamaan yang digunakan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 727, "width": 134, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑁𝐴 = $ ∑ 𝑁𝐾𝑛 × 𝑁𝐵 ! !\"# 𝑛 +", "type": "Formula" }, { "left": 75, "top": 25, "width": 126, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Technomedia Journal (TMJ)", "type": "Page header" }, { "left": 431, "top": 25, "width": 93, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2620-3383", "type": "Page header" }, { "left": 75, "top": 36, "width": 96, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 9 No. 1 Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 442, "top": 36, "width": 82, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2528-6544", "type": "Page header" }, { "left": 510, "top": 779, "width": 15, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "81", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 69, "width": 68, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan :", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 84, "width": 92, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NA = Nilai Akhir NKn", "type": "Table" }, { "left": 133, "top": 100, "width": 101, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= Nilai Kriteria ke-n", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 116, "width": 110, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NB = Nilai Bobot n = Jumlah Kriteria", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 164, "width": 457, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam melakukan perhitungan prioritas antrean indent menggunakan metode Graphic Rating Scale diawali dengan mengambil menyiapkan data indent yang akan dihitung nilai priositasnya kemudian akan ditentukan pembobotan persentase masing-masing kriteria sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 243, "width": 442, "height": 412, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Data Indent Tanggal Pesan ID Motor Type Motor Warna DP Jenis Pembayaran Estimasi Indent 02/01/21 X1N2Q3S1 Big Bike MERAH Rp500,00 CASH 2 02/01/21 X1N2Q3S1 Big Bike PUTIH Rp6,000,000 MCF 2 02/01/21 H1B2N2SA Matic SILVER Rp2,500,000 MCF 1 02/01/21 F1C2N7LA Matic BROWN Rp500,00 CASH 2 04/01/21 AF2N7S4A Special Edition HITAM Rp800,00 CASH 2 04/01/21 H1B2N1L0 Matic HITAM Rp1,150,000 MCF 1 06/01/21 TG2T3S2A Big Bike HITAM Rp500,00 MCF 2 07/01/21 H1B2N1L0 Matic PUTIH MERAH Rp2,000,000 OTO 1 07/01/21 H1B2N2SA Matic SILVER Rp7,000,000 CASH 2 09/01/21 A1F2N7SA Matic BIRU Rp500,00 MCF 3 10/01/21 H1B2N2SA Matic HITAM Rp17,497,000 CASH 1 Tabel 2. Nilai bobot dari masing-masing kriteria Kriteria Persentase Jenis Pembayaran 25.00% Revenue 25.00% Jenis Motor 15.00% Jumlah DP 15.00% Volume Order 10.00% Estimasi_indent 10.00%", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 675, "width": 457, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah menentukan kriteria nilai bobot, maka selanjutnya adalah menentukan skala dari sub-kriteria yang telah ditentukan guna mencari nilai kriteria. Berikut adalah tabel skala nilai sub-kriteria.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 25, "width": 126, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Technomedia Journal (TMJ)", "type": "Page header" }, { "left": 431, "top": 25, "width": 93, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2620-3383", "type": "Page header" }, { "left": 75, "top": 36, "width": 96, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 9 No. 1 Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 442, "top": 36, "width": 82, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2528-6544", "type": "Page header" }, { "left": 510, "top": 779, "width": 15, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "82", "type": "Page footer" }, { "left": 69, "top": 69, "width": 441, "height": 477, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Skala nilai bobot dari kriteria jenis pembayaran Volume Order bobot 1 - 5 1 6 - 10 2 11 - 15 3 16 - 20 4 > 21 5 Tabel 4. Skala nilai bobot dari kriteria revenue Revenue bobot 500.000 - 650.000 1 650.001 - 850.000 2 850.001 - 1.062.500 3 1.062.501 - 1.312.500 4 > 1.312.501 5 Tabel 5. Skala nilai bobot dari kriteria jenis motor Jenis Motor bobot Big Bike 1 Cub 2 Sport 3 Special Edition 4 Matic 5 Tabel 6. Skala nilai bobot dari kriteria jumlah DP Jumlah DP bobot 500.000 - 1.500.000 1 1.500.001 - 2.500.000 2 2.500.001 - 3.000.000 3 3.000.001 - 4.000.000 4 > 4.000.000 5 Tabel 7. Skala nilai bobot dari kriteria volume order Volume Order bobot 1 - 5 1 6 - 10 2 Volume Order bobot 11 - 15 3 16 - 20 4 > 21 5 Tabel 8. Skala nilai bobot dari kriteria estimasi indent Estimasi Indent (Minggu) bobot ≥ 5 1 4 2 Estimasi Indent (Minggu) bobot 3 3 2 4 1 5", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 581, "width": 457, "height": 45, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk menghitung nilai akhir, perlu dibuat matriks untuk mempermudah perhitungan yang mana data pada matriks ini menyesuaikan dengan nilai skala bobot yang telah ditentukan sebelumnya. berikut adalah tabel matriks kriteria data indent .", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 628, "width": 430, "height": 126, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 9. Matriks nilai kriteria Matriks Nilai Kriteria ID Indent Jenis Pembayaran Revenue Jenis Motor Jumlah DP Volume Order Estimasi indent IND00001 1 4 1 1 1 4 IND00002 5 4 1 5 1 4 IND00003 5 1 5 2 2 5 IND00004 1 2 5 1 1 4", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 25, "width": 126, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Technomedia Journal (TMJ)", "type": "Page header" }, { "left": 431, "top": 25, "width": 93, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2620-3383", "type": "Page header" }, { "left": 75, "top": 36, "width": 96, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 9 No. 1 Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 442, "top": 36, "width": 82, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2528-6544", "type": "Page header" }, { "left": 510, "top": 779, "width": 15, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "83", "type": "Page footer" }, { "left": 81, "top": 69, "width": 422, "height": 142, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IND00005 1 2 4 1 1 4 IND00006 5 1 5 1 2 5 IND00007 5 4 1 1 1 4 IND00008 3 1 5 2 2 5 IND00009 1 1 5 5 2 4 IND00010 5 2 5 1 1 3 IND00010 5 2 5 1 1 3", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 231, "width": 457, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun contoh perhitungan manual untuk menghitung nilai kriteria menggunakan rumus graphic rating scale adalah sebagai berikut. Sampel data yang digunakan adalah data indent dengan ID IND00001.", "type": "Text" }, { "left": 257, "top": 277, "width": 131, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑁𝐴 = $ ∑ 𝑁𝐾𝑛 × 𝑁𝐵 ! !\"# 𝑛 +", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 313, "width": 68, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan :", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 328, "width": 90, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NA = Nilai Akhir", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 345, "width": 22, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NKn", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 345, "width": 101, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= Nilai Kriteria ke-n", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 360, "width": 107, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NB = Nilai Bobot n = Jumlah kriteria", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 407, "width": 440, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑁𝐴 = $ (1 × 25%) + (4 × 25%) + (1 × 15%) + (1 × 15%) + (1 × 10%) + (4 × 10%)", "type": "Table" }, { "left": 313, "top": 417, "width": 209, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 +", "type": "Picture" }, { "left": 75, "top": 441, "width": 224, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑁𝐴 = 6 0,25 + 1 + 0,15 + 0,15 + 0,1 + 0,4 6 8", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 470, "width": 63, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑁𝐴 = 6 2,05", "type": "Section header" }, { "left": 124, "top": 479, "width": 107, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 8 = 0,341666667", "type": "Picture" }, { "left": 75, "top": 518, "width": 457, "height": 92, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil pehitungan, didapatkan nilai akhir untuk ID indent IND00001 adalah 0,341666667 nilai ini akan menjadi acuan bagi perngurutan antrean indent dimana semakin besar nilai akhirnya maka akan semakin di prioritaskan pengiriman unit indentnya . Jika terdapat dua nilai akhir yang sama maka prioritas tergantung kepada waktu pemesanan unit indent . Berikut adalah tabel dari hasil perhitungan keseluruhan nilai akhir antrean indent pada sample data indent bulan Januari tahun 2023.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 629, "width": 424, "height": 125, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 10. Tabel hasil perhitungan graphic rating scale Id_indent Tanggal_pesan Id_motor Type_motor Normalisasi Ranking IND00005 04/01/2021 AF2N7S4A Vario 125 Special Edition (CBS ISS) 0.33333333 1 IND00004 02/01/2021 F1C2N7LA Scoopy Fi Stylish 0.35833333 3", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 25, "width": 126, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Technomedia Journal (TMJ)", "type": "Page header" }, { "left": 431, "top": 25, "width": 93, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2620-3383", "type": "Page header" }, { "left": 75, "top": 36, "width": 96, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 9 No. 1 Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 442, "top": 36, "width": 82, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2528-6544", "type": "Page header" }, { "left": 510, "top": 779, "width": 15, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "84", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 69, "width": 412, "height": 204, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IND00009 07/01/2021 H1B2N2SA Beat Deluxe 0.43333333 4 IND00008 07/01/2021 H1B2N1L0 Beat Fi CBS Sporty 0.45833333 5 IND00010 09/01/2021 A1F2N7SA Vario 125 Esp CBS ISS 0.50833333 6 IND00007 06/01/2021 TG2T3S2A CRF 150L 0.50833333 7 IND00006 04/01/2021 H1B2N1L0 Beat Fi CBS Sporty 0.51666667 8 IND00001 02/01/2021 X1N2Q3S1 ADV 150 ABS 0.34166667 9 IND00003 02/01/2021 H1B2N2SA Beat Deluxe 0.54166667 9 IND00002 02/01/2021 X1N2Q3S1 ADV 150 ABS 0.60833333 10", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 296, "width": 185, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Use Case Diagram Sistem Usulan", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 312, "width": 450, "height": 60, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Use Case Diagram merepresentasikan interaksi di antara sistem dengan satu atau lebih pengguna sistem. Pada gambar 3 terdapat sebelas use case dengan tiga aktor yaitu admin wahana, sales , dan direktur. Dimana setiap user harus melakukan login terlebih dahulu untuk dapat megakses fitur-fitur yang tersedia pada sistem.", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 686, "width": 216, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Use case diagram sistem usulan", "type": "Caption" }, { "left": 93, "top": 721, "width": 269, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Entity Relationship Diagram (ERD) Sistem Usulan", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 25, "width": 126, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Technomedia Journal (TMJ)", "type": "Page header" }, { "left": 431, "top": 25, "width": 93, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2620-3383", "type": "Page header" }, { "left": 75, "top": 36, "width": 96, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 9 No. 1 Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 442, "top": 36, "width": 82, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2528-6544", "type": "Page header" }, { "left": 510, "top": 779, "width": 15, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "85", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 69, "width": 457, "height": 76, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Entity Relationship Diagram digunakan untuk memodelkan database dari sistem yang akan dibangun. Pada gambar 4 tertera sembilan entitas yaitu data_konsumen, data_ indent , data role , data users , data_ sales , data_motor, pengiriman_ indent , prioritas_ indent , dan bobot_nilai. Masing-masing dari entitas tersebut memiliki relasi dengan entitas yang lain, cardinality ratio, dan terdiri dari beberapa atribut.", "type": "Text" }, { "left": 248, "top": 507, "width": 153, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. ERD sistem usulan", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 543, "width": 200, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. Design User Interface Sistem Usulan", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 559, "width": 450, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apabila konsumen memesan motor secara indent maka sales akan meng- input -kan data konsumen pada menu add request indent untuk selanjutnya data pemesananan indent tersebut akan divalidasi oleh direktur pada menu approval .", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 729, "width": 378, "height": 18, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Menu add request indent Gambar 5. Menu approval", "type": "Picture" }, { "left": 132, "top": 151, "width": 387, "height": 349, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data_indent Data_konsumen Data_sales Role Users Prioritas_indent Pengiriman_indent Bobot_nilai Id_role Role Id_user Nama_user Email Password Id_role Id_sales Id_user Nama_sales Alamat No_telpon No_ktp No_kk No_hp Alamat Email Id_indent Id_konsumen Id_konsumen Id_sales Tanggal_pesan Jumlah_dp Status_request Jenis_pembayaran Estimasi data_motor_id Data_motor data_motor_id Nama_motor Jenis_motor Warna_motor Tahun_rilis Harga_motor Revenue Id_indent Id_pengiriman data_motor_id No_mesin No_rangka Tgl_kirim Id_bobot Nama_bobot Nilai_bobot Id_prioritas Persentase_bobot Id_indent Id_bobot Nilai_akhir Berisi 1 Berisi 1 1 Memiliki 1 1 Memiliki 1 1 Memiliki n Berisi 1 1 Memiliki 1 Berisi Berisi 1 Berisi 1 Id_prioritas Status_indent Bobot_jenis_pe mbayaran Bobot_revenue Bobot_jenis_m otor Bobot_jml_dp Bobot_estimasi _indent Bobot_volume _order Ranking", "type": "Picture" }, { "left": 75, "top": 25, "width": 126, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Technomedia Journal (TMJ)", "type": "Page header" }, { "left": 431, "top": 25, "width": 93, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2620-3383", "type": "Page header" }, { "left": 75, "top": 36, "width": 96, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 9 No. 1 Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 442, "top": 36, "width": 82, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2528-6544", "type": "Page header" }, { "left": 510, "top": 779, "width": 15, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "86", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 69, "width": 457, "height": 124, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah data indent di approve oleh direktur maka data indent tersebut akan masuk ke dalam urutan antrean indent pada menu data indent yang dapat diakses oleh admin wahana, dimana pengurutan antrean ini telah berdasarkan perhitungan prioritas menggunakan metode graphic rating scale . Jika stok motor telah tersedia maka admin akan membuat jadwal pengiriman berdasarkan urutan tersebut. Penjelasan perhitungan graphic rating scale juga dapat dilihat pada menu perhitungan GRS. Disamping itu admin wahana juga dapat meng- input -kan data motor apabila ada jenis motor terbaru pada menu data motor yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 285, "width": 392, "height": 141, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6. Menu data indent Gambar 7. Form jadwal pengiriman Gambar 8. Menu perhitungan grs", "type": "Table" }, { "left": 298, "top": 419, "width": 181, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 9. Form tambah data motor", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 445, "width": 457, "height": 61, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data penjualan secara indent dapat dicetak dalam format PDF sesuai dengan periode (bulan) yang dipilih pada menu report dan aplikasi ini juga dilengkapi dengan menu tambah data sales (pegawai) yang hanya dapat diakses oleh direktur. Berikut adalah screen shot menu tersebut pada aplikasi indent motor.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 614, "width": 182, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 10. Form tambah data sales", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 608, "width": 199, "height": 29, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 11. Print preview report indent motor", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 660, "width": 296, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E. Hasil Analisa Penerapan Sistem Informasi Indent Motor", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 675, "width": 457, "height": 77, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebelum sistem informasi indent motor ini diterapkan tingkat pembatalan indent motor terhitung sejak periode 1 Januari hingga 14 Agustus 2021 didapatkan tingkat pembatalan pemesanan sebesar 16% dihitung dengan menggunakan data analytics tools yaitu google data studio. Setelah diterapkannya metode graphiv rating scale pada aplikasi ini didapatkan penurunan tingkat pembatalan sebesar 1,3% terhitung dari periode 15 Agustus hingga 31", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 25, "width": 126, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Technomedia Journal (TMJ)", "type": "Page header" }, { "left": 431, "top": 25, "width": 93, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2620-3383", "type": "Page header" }, { "left": 75, "top": 36, "width": 96, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 9 No. 1 Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 442, "top": 36, "width": 82, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2528-6544", "type": "Page header" }, { "left": 510, "top": 779, "width": 15, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "87", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 69, "width": 275, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desember 2023 yang dapat dilihat pada gambar berikut.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 211, "width": 402, "height": 36, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 12. Grafik persentase pembatalan indent Gambar 14. Grafik persentase penurunan pembatalan indent", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 290, "width": 199, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "F. Pengujian Sistem (Blackbox Testing)", "type": "List item" }, { "left": 87, "top": 305, "width": 424, "height": 283, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Functional Test Case Melihat Perhitungan Prioritas Antrean Test case ID : Indent001 Function : Proses melihat antrean prioritas indent . Data Assunption : Fungsi meihat perhitungan nilai prioritas indent dengan metode graphic rating scale . Deskripsi : Menampilkan tabel perhitungan prioritas antrean. Tabel 11. Test case melihat perhitungan prioritas antrean Test ID Test Case Description Expected Result Actual Result 001 Melihat tabel perhitungan prioritas antrean Membuka menu prioritas antrean Menampilkan tabel perhitungan nilai akhir dan ranking prioritas antrean dengan metode graphic rating scale . Menampilkan tabel perhitungan nilai akhir dan ranking prioritas antrean dengan metode graphic rating scale .", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 617, "width": 344, "height": 59, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Functional Test Case Mencetak Reports Test case ID : dent002 Function : Proses mencetak laporan penjualan secara indent . Data Assunpti", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 663, "width": 333, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": Fungsi mencetak laporan berjalan dengan baik. Deskripsi : Mencetak laporan.", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 25, "width": 126, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Technomedia Journal (TMJ)", "type": "Page header" }, { "left": 431, "top": 25, "width": 93, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2620-3383", "type": "Page header" }, { "left": 75, "top": 36, "width": 96, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 9 No. 1 Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 442, "top": 36, "width": 82, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2528-6544", "type": "Page header" }, { "left": 510, "top": 779, "width": 15, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "88", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 69, "width": 399, "height": 112, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 12. Test case mencetak report Test ID Test Case Description Expected Result Actual Result 001 Mencetak laporan Menekan icon print pada field action di menu report Menampilkan laporan dalam format PDF di halaman baru untuk di cetak. Menampilkan laporan dalam format PDF di halaman baru untuk di cetak.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 218, "width": 84, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 234, "width": 453, "height": 267, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil pengumpulan, pengolahan, dan analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa aplikasi sistem informasi indent motor yang dibangun dengan basis data yang terkomputerisasi telah membawa beberapa manfaat signifikan. Pertama, sistem ini efektif dalam mencegah terjadinya kehilangan, kerusakan, dan redudansi data indent motor. Dengan penyimpanan data yang terkomputerisasi, risiko terjadinya kesalahan dalam manajemen data dapat diminimalkan, yang pada gilirannya meningkatkan efisiensi dan akurasi proses manajemen indent motor. Kedua, aplikasi sistem informasi ini mampu mengintegrasikan data terkait indent motor antara dealer dan wahana. Hal ini tidak hanya membantu menghindari kebingungan dalam penyebaran informasi, tetapi juga menghemat waktu yang sebelumnya dibutuhkan untuk proses komunikasi dan koordinasi antara pihak-pihak terkait. Ketiga, perhitungan prioritas antrean menggunakan metode graphic rating scale terbukti efektif dalam mendukung admin Wahana dalam menjadwalkan pengiriman unit sepeda motor indent. Dengan penggunaan metode ini, proses pengurutan antrean menjadi lebih terstruktur dan efisien, yang pada akhirnya membantu mengurangi tingkat pembatalan transaksi. Dengan demikian, kesimpulan ini menunjukkan bahwa penerapan sistem informasi indent motor dan metode pengurutan antrean yang tepat dapat memberikan kontribusi positif terhadap efektivitas operasional PT Cheger Motor.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 520, "width": 44, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 536, "width": 453, "height": 219, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran yang diberikan untuk pengembangan sistem informasi indent motor ini mengarah pada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan. Pertama, adalah pentingnya memastikan bahwa aplikasi sistem informasi indent motor dapat benar-benar meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses indent motor di PT Cheger Motor. Hal ini melibatkan evaluasi terus-menerus terhadap kinerja sistem dan penyesuaian yang diperlukan untuk memastikan bahwa sistem tersebut dapat memberikan nilai tambah yang optimal bagi perusahaan. Kedua, penulis menyarankan agar pengguna aplikasi ini memahami dan menggunakan aplikasi sesuai dengan fungsinya dengan baik. Pelatihan dan pendampingan terhadap pengguna aplikasi menjadi krusial untuk memastikan bahwa aplikasi dapat dimanfaatkan secara maksimal. Terakhir, untuk masa depan, penting untuk mengembangkan sistem ini agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna serta dapat diintegrasikan dengan aplikasi lain yang digunakan oleh perusahaan, seperti Wanda FLP. Integrasi antara berbagai aplikasi akan membantu mempercepat proses update data dan meningkatkan koordinasi antar departemen, yang pada akhirnya akan mendukung efisiensi operasional secara keseluruhan. Dengan", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 25, "width": 126, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Technomedia Journal (TMJ)", "type": "Page header" }, { "left": 431, "top": 25, "width": 93, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2620-3383", "type": "Page header" }, { "left": 75, "top": 36, "width": 96, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 9 No. 1 Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 442, "top": 36, "width": 82, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2528-6544", "type": "Page header" }, { "left": 510, "top": 779, "width": 15, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "89", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 69, "width": 433, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengimplementasikan saran-saran ini, diharapkan sistem informasi indent motor dapat m", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 117, "width": 113, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 133, "width": 449, "height": 61, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] M. J. D. Sunarto and N. Ningsih, “Implementasi Metode Graphic Rating Scale (GRS) Pada Aplikasi Penilaian Kinerja Relawan Pada Bulan Sabit Merah Indonesia Cabang Surabaya Berbasis Website,” Journal of Technology and Informatics (JoTI) , vol. 2, no. 2, pp. 89–95, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 196, "width": 450, "height": 29, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] A. Friends, “ApacheFriends. org,” línea]. Available: https://www. apachefriends. org/es/index. html , 2022.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 228, "width": 449, "height": 45, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] I. Ismail and N. Nursakti, “Implementasi Metode Graphic Rating Scale Pada Sistem Penunjang Keputusan Seleksi Penerimaan Bantuan Beras Miskin di Desa Maccile Kabupaten Soppeng,” Inspir. J. Teknol. Inf. dan Komun , vol. 10, no. 2, p. 154, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 276, "width": 449, "height": 44, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] D. R. A. Permana, “Implementasi Augmented Reality Pada Aplikasi Pengenalan Komponen Pesawat Terbang,” JATISI (Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi) , vol. 8, no. 3, pp. 1651–1662, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 323, "width": 449, "height": 45, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] R. Mauliadi, “Data Mining Menggunakan Algoritma K-Means Clustering dalam Analisis Tingkat Potongan Harga Terhadap Harga Jual Sepeda Motor Honda,” Jurnal Informatika Ekonomi Bisnis , pp. 124–129, 2022.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 371, "width": 450, "height": 60, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] D. A. P. Alinur, S. Lestari, D. I. Mulyana, and W. Saputro, “DSS Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Guru Terbaik pada TK IT AN-NUR Menggunakan Metode Graphic Rating Scales,” Jurnal Informatika dan Teknologi Komputer (J- ICOM) , vol. 2, no. 2, pp. 57–61, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 434, "width": 450, "height": 61, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] T. Kristanto, R. Marpaung, D. M. Kusumawardani, and D. Rahmawati, “PENGARUH KREATIVITAS DAN MOTIVASI TERHADAP KARAKTERISTIK KINERJA MANAJERIAL PT PAL INDONESIA (PERSERO) MENGGUNAKAN METODE GRAPHIC RATING SCALE,” in Prosiding Seminar Nasional MIPATI , 2021.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 498, "width": 450, "height": 45, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] D. R. AP and R. Anggraini, “Perancangan Sistem Informasi E-Logistic studi kasus: PT Kamadjaja Logistic,” JSI (Jurnal sistem Informasi) Universitas Suryadarma , vol. 9, no. 1, pp. 161–174, 2022.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 545, "width": 449, "height": 45, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] D. R. AP, “Analisis Perancangan Sistem Asset Berbasis Website Studi Kasus: Pt Lion Air,” JSI (Jurnal sistem Informasi) Universitas Suryadarma , vol. 8, no. 1, pp. 11–30, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 593, "width": 450, "height": 45, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] D. R. A. Permana, M. Suseta, and A. Ismono, “Penerapan Monitoring Locator Dies pada Perusahaan Stamping Part Otomotif,” Jurnal Sistem Komputer dan Informatika (JSON) , vol. 4, no. 1, pp. 192–198, 2022.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 641, "width": 450, "height": 60, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[11] I. ISMAIL and M. V. WARU, “PENERAPAN ALGORITMA GRAPHIC RATING SCALE PADA SISTEM PENILAIAN KINERJA GURU NON PEGAWAI NEGERI SIPIL SMAN 2 SIDRAP,” Jurnal INSTEK (Informatika Sains dan Teknologi) , vol. 8, no. 2, pp. 257–264, 2023.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 704, "width": 449, "height": 45, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[12] D. Jonas, I. A. Supriyono, and H. Junianto, “Perancangan Sistem Pencegahan Pencurian Kendaraan Bermotor Berbasis ESP32 pada PT. Suwarna Dwipa Maju,” Technomedia Journal , vol. 7, no. 2 October, pp. 216–230, 2022.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 752, "width": 449, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[13] C. Lukita, N. Sutisna, A. H. Arribathi, F. P. Oganda, S. A. Anjani, and A. Faturahman,", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 25, "width": 126, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Technomedia Journal (TMJ)", "type": "Page header" }, { "left": 431, "top": 25, "width": 93, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2620-3383", "type": "Page header" }, { "left": 75, "top": 36, "width": 96, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 9 No. 1 Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 442, "top": 36, "width": 82, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2528-6544", "type": "Page header" }, { "left": 510, "top": 779, "width": 15, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "90", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 69, "width": 417, "height": 44, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Blockchain for Transparent Academic Records: Implications for Higher Education Institutions,” in 2023 Eighth International Conference on Informatics and Computing (ICIC) , IEEE, 2023, pp. 1–6.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 116, "width": 449, "height": 45, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[14] D. Bennet, S. A. Anjani, O. P. Daeli, D. Martono, and C. S. Bangun, “Predictive Analysis of Startup Ecosystems: Integration of Technology Acceptance Models with Random Forest Techniques,” CORISINTA , vol. 1, no. 1, pp. 70–79, 2024.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 164, "width": 449, "height": 44, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[15] A. Leffia, S. A. Anjani, M. Hardini, S. V. Sihotang, and Q. Aini, “Corporate Strategies to Improve Platform Economic Performance: The Role of Technology, Ethics, and Investment Management,” CORISINTA , vol. 1, no. 1, pp. 16–25, 2024.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 211, "width": 450, "height": 45, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[16] B. Rawat, N. Mehra, A. S. Bist, M. Yusup, and Y. P. A. Sanjaya, “Quantum computing and ai: Impacts & possibilities,” ADI Journal on Recent Innovation , vol. 3, no. 2, pp. 202–207, 2022.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 259, "width": 449, "height": 45, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[17] U. Rahardja, Q. Aini, D. Manongga, I. Sembiring, and Y. P. A. Sanjaya, “Enhancing Machine Learning with Low-Cost P M2. 5 Air Quality Sensor Calibration using Image Processing,” APTISI Transactions on Management , vol. 7, no. 3, pp. 201–209, 2023.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 307, "width": 449, "height": 60, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[18] N. Lutfiani, S. Wijono, U. Rahardja, A. Iriani, Q. Aini, and R. A. D. Septian, “A bibliometric study: Recommendation based on artificial intelligence for ilearning education,” Aptisi Transactions on Technopreneurship (ATT) , vol. 5, no. 2, pp. 109– 117, 2023.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 370, "width": 449, "height": 45, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[19] M. Yusup, E. Sukmawati, R. Ramadhan, and M. I. Suhaepi, “Blockchain Technology for Cashless Investments and Transactions in Digital Era With SWOT Approach,” Blockchain Frontier Technology , vol. 2, no. 1, pp. 17–23, 2022.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 418, "width": 450, "height": 60, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[20] H. Gui, U. Rahardja, X. Yang, and Y. Yan, “Ability Orientation or Good Character? Moderated Mediation Mechanism to Determine the Impact of Telepresence on Consumer Purchasing Intention in Cross-Border E-Commerce,” Front Psychol , vol. 13, May 2022, doi: 10.3389/fpsyg.2022.883101.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 481, "width": 450, "height": 61, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[21] U. Rahardja, T. Hongsuchon, T. Hariguna, and A. Ruangkanjanases, “Understanding impact sustainable intention of s‐commerce activities: The role of customer experiences, perceived value, and mediation of relationship quality,” Sustainability (Switzerland) , vol. 13, no. 20, Oct. 2021, doi: 10.3390/su132011492.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 545, "width": 450, "height": 44, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[22] R. E. Santoso, F. P. Oganda, E. P. Harahap, and N. I. Permadi, “Pemanfaatan Penggunaan Hyperlocal Marketing bagi Startup Bidang Kuliner di Tangerang,” ADI Bisnis Digital Interdisiplin Jurnal , vol. 2, no. 2, pp. 60–65, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 592, "width": 450, "height": 45, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[23] D. S. Wuisan and T. Handra, “Maximizing Online Marketing Strategy with Digital Advertising,” Startupreneur Bisnis Digital (SABDA , vol. 2, no. 1, 2023, doi: 10.34306/sabda.v2i1.275.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 640, "width": 449, "height": 45, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[24] K. Arora, M. Faisal, and I. Artikel, “The Use of Data Science in Digital Marketing Techniques: Work Programs, Performance Sequences and Methods,” Startupreneur Business Digital (SABDA) , vol. 1, no. 1, 2022, doi: 10.34306/s.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 687, "width": 450, "height": 45, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[25] R. N. Syafroni, “Field of Meaning Theory in Celebgram Endorsement Product Captions,” ADI Journal on Recent Innovation (AJRI) , vol. 4, no. 2, pp. 172–183, Jan. 2023, doi: 10.34306/ajri.v4i2.868.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 735, "width": 450, "height": 29, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[26] D. S. S. Wuisan and T. Mariyanti, “Analisa Peran Triple Helik dalam Mengatasi Tantangan Pendidikan di Era Industri 4.0,” Jurnal MENTARI: Manajemen, Pendidikan", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 25, "width": 126, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Technomedia Journal (TMJ)", "type": "Page header" }, { "left": 431, "top": 25, "width": 93, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2620-3383", "type": "Page header" }, { "left": 75, "top": 36, "width": 96, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 9 No. 1 Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 442, "top": 36, "width": 82, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2528-6544", "type": "Page header" }, { "left": 510, "top": 779, "width": 15, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "91", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 69, "width": 418, "height": 28, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan Teknologi Informasi , vol. 1, no. 2, pp. 123–132, Jan. 2023, doi: 10.34306/mentari.v1i2.258.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 100, "width": 449, "height": 61, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[27] Anggy Giri Prawiyogi and Aang Solahudin Anwar, “Perkembangan Internet of Things (IoT) pada Sektor Energi : Sistematik Literatur Review,” Jurnal MENTARI: Manajemen, Pendidikan dan Teknologi Informasi , vol. 1, no. 2, pp. 187–197, Jan. 2023, doi: 10.34306/mentari.v1i2.254.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 164, "width": 449, "height": 60, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[28] L. Meria, J. Zanubiya, M. Alfi, and D. Juliansah, “Increasing Consumers with Satisfaction Application based Digital Marketing Strategies Startupreneur Business Digital (SABDA),” Startupreneur Bisnis Digital (SABDA , vol. 2, no. 1, 2023, [Online]. Available: https://doi.org/10.3430", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 227, "width": 450, "height": 45, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[29] V. Melinda and A. E. Widjaja, “Virtual Reality Applications in Education,” International Transactions on Education Technology (ITEE) , vol. 1, no. 1, pp. 68–72, 2022.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 275, "width": 450, "height": 45, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[30] N. Lutfiani and L. Meria, “Utilization of Big Data in Educational Technology Research,” International Transactions on Education Technology (ITEE) , vol. 1, no. 1, pp. 73–83, 2022.", "type": "List item" } ]
93055a2a-5307-f9cb-9876-372630d90473
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/JPPI/article/download/4851/2817
[ { "left": 314, "top": 784, "width": 6, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 144, "top": 71, "width": 323, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Penelitian dan Pendidikan IPS (JPPI) 13 (2): 7-17, 2019 http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/JPPI", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 683, "width": 102, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 696, "width": 465, "height": 60, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengelolaan kelas yang baik merupakan bagian terpenting dari kegiatan pembelajaran. Didalam melaksanakan pembelajaran diharapkan guru mampu mengelola kelas dengan sebaik-baiknya dan men- ciptakan kondisi yang kondusif sehingga siswa dapat belajar dengan baik. Namun, kenyataan yang ter- jadi menunjukkan bahwa masih banyak guru kurang maksimal dalam mengelola kelas yang diampunya. Sebagaimana diungkapkan oleh Sudrajat (Hamzah Yusuf, 2009:21) bahwa “Proses pembelajaran yang", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 240, "width": 51, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Info Artikel", "type": "Picture" }, { "left": 83, "top": 414, "width": 104, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN ( print ): 1858-4985", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 426, "width": 110, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN ( on-line ): 2721-8821", "type": "Text" }, { "left": 231, "top": 121, "width": 295, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Persepsi pada Atasan, Orientasi Kerja Dan Pengembangan Diri Terhadap Kemampuan", "type": "Section header" }, { "left": 231, "top": 154, "width": 116, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengelolaan Kelas", "type": "Text" }, { "left": 231, "top": 180, "width": 227, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agus Susiyowadi 1 1 Program Pascasarjana Universitas Kanjuruhan Malang Jl. S. Supriyadi No. 48 Malang, 65148 , Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 231, "top": 227, "width": 41, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 231, "top": 241, "width": 308, "height": 403, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study aims 1. To determine the effect of perception on the behavior of superiors , work orientation and self development towards classroom management abilities, 2 To determine the effect of perception on the behavior of superiors on the ability of classroom management, 3. To determine the effect of work orientation on the ability of class management, and 4. To determine the effect of self- development on the ability of classroom management. This research is a quantitative research. The population of this study were all teachers in Diponegoro Dampit Education, which totaled 82 teachers. The sampling technique uses total sampling because all populations are used as respondents. Hypothesis testing results show 1. There is a perception effect on supervisor's behavior, work orientation and self-development on the ability of classroom management because of the analysis s data obtained a calculated F score of 11, 984 and the significance is 0,000 <0.05 which means there is an influence of perception on the behavior of superiors, work orientation and self-development on the ability of classroom teacher management, 2. There is a positive influence of perception on the behavior of superiors on the ability of teacher classroom management because of the analysis of the data obtained t count score of 5.686 and significance of 0.000 <0.05 which means there is an effect of perceptions on the behavior of superiors on the ability of classroom management of teachers, 3. There is an influence of work orientation on the ability of classroom management because of the analysis of the data obtained a t count score of 5.296 and the significance is 0.000 <0.05 which means there is an influence of work orientation on the ability of classroom teacher management, and 4. There is an effect of self-development on the ability of classroom management because From the analysis of the data obtained a t count score of 6.581 and its significance 0.000 <0.05, which means there is an influence of self-development on the ability of teacher classroom management.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 259, "width": 112, "height": 72, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keyword: Perceptions of superiors' behavior, work orientation, self- development, class management ability", "type": "Table" }, { "left": 81, "top": 346, "width": 100, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Korespondensi Penulis: Agus Susiyowadi: E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 773, "width": 5, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 62, "top": 88, "width": 465, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terjadi di sekolah masih banyak menggunakan pendekatan pembelajaran yang kurang memper-hatikan kebutuhan dan pengembangan potensi peserta didik, serta cenderung bersifat sangat teoritik,peran guru masih sangat dominan (teacher centered), dan gaya mengajar cenderung bersifat satu arah”.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 125, "width": 468, "height": 200, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seorang guru di harapkan dapat mengajar dengan baik, dimana dalam proses belajar mengajar menerapkan keterampilan mengajar dengan baik. Berdasarkan hasil pengamatan awal yang dilakukan peneliti di Perguruan Diponegoro Dampit, nampak bahwa keterampilan pengelolaan kelas guru dalam pembelajaran masih sangat rendah. Hal ini antara lain ditandai dengan masih kurang perhatian guru da- lam menangani perilaku siswa yang tidak semestinya. Guru belum dapat mengembangkan materi dengan baik. Guru cenderung menggunakan dua sampai tiga buku sebagai panduan dalam proses pem- belajaran. Guru juga masih kurang interaksi dalam memberikan pertanyaan serta jawaban ataupun tang- gapan atas pertanyaan peserta didik. Guru belum cukup mampu memantau adanya siswa yang tidak memperhatikannya. Guru dalam pemberian tugas masih bergantung pada buku. Guru menganggap pem- berian materi sudah cukup jelas hanya dengan melihat satu dua orang yang memahami tanpa mempedulikan siswa yang lain. Guru masih belum cukup mampu membimbing siswa yang menolak melakukan apapun karena takut akan kesalahan sehingga guru lebih cenderung melemparkannya kepada siswa yang dianggapnya mampu. Guru juga masih kurang dalam perencanaan menyiapkan perangkat pembelajaran. Oleh karena itu berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa guru masih belum mampu mengelola kelasnya dengan baik, guru masih bekerja dengan caranya yang asal melaksanakan tugas rutin tanpa mempedulikan apakah kelasnya itu menyenangkan bagi anak didik atau tidak.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 328, "width": 465, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Permasalahan diatas sesuai dengan pendapat Sukayati (2011) bahwa Pengelolaan kelas merupa- kan tantangan penting yang dihadapi guru. Seorang guru akan dikenal baik oleh siswa, guru lain, sekolah, dan orang tua siswa bila kemampuan mengelola kelasnya juga baik, yaitu: dapat menangani pembelajaran, menciptakan lingkungan belajar yang tertib, dan menangani berbagai permasalahan dan perilaku siswa.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 391, "width": 465, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seperti kita ketahui tugas utama pendidik (guru) adalah mengusahakan agar setiap anak didik dapat belajar dengan efektif; baik secara individual ataupun secara kelompok. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Hamdani (2011) Bahwa “Guru harus memiliki sejumlah keterampilan yang didapatkan dari sebuah proses latihan dari lembaga pendidikan yang kompeten ditambah dengan pendidikan dan pelatihan lanjut setelah menyelesaikan studi lembaga pendidikan tenaga kependidikan”. Hal keterampi- lan guru dalam proses belajar mengajar antara lain: (1) keterampilan membuka dan menutup pelajaran, (2) keterampilan menjelaskan, (3) keterampilan bertanya, (4) keterampilan memberi penguatan, (5) ket- erampilan menggunakan media pembelajaran, (6) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, (7) keterampilan mengelola kelas, (8) keterampilan mengadakan variasi, dan (9) keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil (Hamdani, 2011)", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 518, "width": 466, "height": 123, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan - hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Jalaludin Rahmat, 2003). Rendahnya persepsi guru terhadap kepemimpinan atasan dapat mempengaruhi guru dalam pengelolaan. Persepsi tersebut dipengaruhi oleh bagaimana pola dan cara pimpinan sekolah dalam memimpin. Rendahnya persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah dipengaruhi oleh: (1) kurangnya komitmen kepala sekolah terhadap perbaikan mutu pengajaran, (2) dalam menetapkan program dan kebijakan sekolah belum sesuai sehingga menimbulkan hasil kerja yang tidak maksimal, (3) penempatan guru yang tidak sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimiliki dalam KBM, (4) kepala sekolah kurang memotivasi guru sehingga dapat berpengaruh dalam melaksanakan tugas dan program-program sekolah, dan kurangnya penguatan kepala sekolah terhadap guru atas keberhasilan yang telah dicapai.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 644, "width": 465, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Orientasi kerja adalah arti sebuah pekerjaan terhadap seorang individu berdasarkan harapannya yang diwujudkan dalam pekerjaannya. (Pratiwi, 2007). Orientasi kerja guru yang rendah dipengaruhi beberapa hal (1) sikap rekan kerja yang kurang baik (2) Suasana tempat kerja yang kurang kundusif (3) Jarak rumah dengan tempat kerja yang jauh (4) Alat transportasi menuju tempat kerja yang sulit dan keinginan pribadi guru yang hanya sekedar mengajar.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 707, "width": 465, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengembangan diri adalah kegiatan non formal yang dilakukan secara sengaja dan di isyaratkan (Orvis, 2011). Pengembangan diri guru yang rendah dipengaruhi oleh beberapa hal (1) Keinginan mengikuti pelatihan/seminar/workshop yang masih kurang, (2) Keinginan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi masih kurang, (3) Keikut sertaan terhadap organisasi profesi masih rendah.", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 773, "width": 5, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 465, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan gambaran permasalahan di atas, dapat diketahui bahwa sumber permasalahan berada pada Persepsi pada perilaku atasan, Orientasi kerja dan pengembangan diri guru sebagai implementasi dari kemampuan pengelolaan kelas. Dari permasalahan diatas, Penelitian dengan judul “ Pengaruh persepsi pada perilaku atasan, orientasi kerja dan pengembangan diri terhadap kemampuan pengelolaan kelas” dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 151, "width": 465, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Permasalahan yang akan diteliti 1). Apakah persepsi pada perilaku atasan, orientasi kerja dan pengembangan diri berpengaruh terhadap kemampuan pengelolaan kelas?, 2). Apakah persepsi pada perilaku atasan berpengaruh terhadap kemampuan pengelolaan kelas?, 3). Apakah orientasi kerja ber- pengaruh terhadap kemampuan pengelolaan kelas?, dan 4). Apakah aktifitas pengembangan diri ber- pengaruh terhadap kemampuan pengelolaan kelas?, sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah 1). Mengetahui pengaruh persepsi pada perilaku atasan, orientasi kerja dan pengembangan diri tergadap kemampuan pengelolaan kelas, 2). Mengetahui pengaruh persepsi pada perilaku atasan terhadap kemampuan pengelolaan kelas. 3). Mengetahui pengaruh orientasi kerja terhadap kemampuan pengelolaan kelas dan 4). Mengetahui pengaruh pengembangan diri terhadap kemampuan pengelolaan kelas.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 277, "width": 465, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegunaan atau manfaat penelitian ini 1). Secara teoretis penelitian ini diharapkan menghasilkan sumbangan tesis tentang pengaruh persepsi pada perilaku atasan, orientasi kerja dan pengembangan diri terhadap kemampuan pengelolaan kelas. 2). Secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut: a) Bagi penulis bermanfaat untuk menambah wawasan tentang pengaruh persepsi pada perilaku atasan, orientasi kerja dan pengembangan diri terhadap kemampuan pengelolaan kelas. b) Bagi kepala sekolah bermanfaat sebagai informasi empiris tentang pengaruh persepsi pada perilaku atasan, orientasi kerja dan pengembangan diri terhadap kemampuan pengelolaan kelas. c) Bagi instansi terkait penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk membuat kebijakan yang relevan untuk peningkatan guru dalam kemampuan pengelolaan kelas.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 414, "width": 66, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. METODE", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 426, "width": 465, "height": 112, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan analisis data SPSS 16. Teknik pengambilan sampel yaitu total sampling dimana jumlah seluruh guru di Yayasan Perguruan Diponegoro Dampit digunakan sebanyak 82 orang. Pengumpulan data melalui angket yang di sebarkan kepada responden. Uji instrumen dalam penelitian ini menggunakan uji Validitas dan Uji Reabilitas. Teknik analisis data menggunakan uji t-tes dan F hitung. Sedang Uji Hipotesisnya menggunakan Anova untuk mengetahui Pengaruh Persepsi pada atasan, orientasi kerja dan pengembangan diri terhadap kemampuan pengelolaan kelas, dan t-tes untuk 1. Pengaruh persepsi pada atasan terhadap kemampuan pengelolaan kelas, 2. Pengaruh orientasi kerja terhadap kemampuan pengelolaan kelas dan 3. Pengaruh pengembangan diri terhadap kemampuan pengelolaan kelas.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 553, "width": 163, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 572, "width": 396, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diskripsi penelitian Tabel 1 Diskripsi Statistik untuk Persepsi pada atasan, orientasi kerja dan Aktifitas pengembangan diri", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 610, "width": 459, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Descriptive Statistics N Mini- mum Maxi- mum Mean Std. Deviation X1 82 53.00 75.00 62.3049 4.36509 X2 82 22.00 37.00 31.0854 2.56857 X3 82 23.00 40.00 31.3415 3.34154 Valid N (list- wise) 82", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 709, "width": 465, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Output tabel di atas menunjukkan nilai N atau jumlah data yang diteliti berjumlah 82 sampel. Var- iabel Persepsi pada perilaku atasan (X1) memiliki nilai mean atau rata-ratanya sebesar 62.3049 yang artinya rata-rata Persepsi pada perilaku atasan di Perguruan Diponegoro Dampit sebesar 62,30% dengan nilai maksimum sebesar 75,00. Nilai minimum 53,00. Dengan standar deviasi 4,36509 yang berarti", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 773, "width": 10, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10", "type": "Page footer" }, { "left": 62, "top": 88, "width": 465, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bahwa besar maksimum rata-rata variabel Persepsi pada perilaku atasan adalah +4,36509, sedangkan penurunan maksimum dari rata-rata variabel persepsi pada perilaku atasan adalah -4,36509 atau dapat dikatakan rata-rata nilai penyimpangan variabel persepsi pada perilaku atasan adalah 4.365%.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 125, "width": 465, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel Orientasi kerja (X2) memiliki nilai mean atau rata-ratanya sebesar 31,0854 yang artinya rata-rata Orientasi kerja di Perguruan Diponegoro Dampit sebesar 31,085% dengan nilai maksimum sebesar 37,00. Nilai minimum 22,00. Dengan standar deviasi 2,56857 yang berarti bahwa besar maksi- mum rata-rata variabel orientasi kerja adalah +2,56857, sedangkan penurunan maksimum dari rata-rata variabel Orientasi kerja adalah -2,56857 atau dapat dikatakan rata-rata nilai penyimpangan variabel ori- entasi kerja adalah 2,569%.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 201, "width": 468, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedang Variabel Pengembangan diri (X3) memiliki nilai mean atau rata-ratanya sebesar 31,3415 yang artinya rata-rata Pengembangan diri di Perguruan Diponegoro Dampit sebesar 31,342% dengan nilai maksimum sebesar 40,00. Nilai minimum 23,00. Dengan standar deviasi 3,34154 yang berarti bahwa besar maksimum rata-rata variabel Pengembangan diri adalah +3,34154, sedangkan penurunan maksimum dari rata-rata variabel Pengembangan diri adalah -3,34154 atau dapat dikatakan rata-rata nilai penyimpangan variabel Pengembangan diri adalah 3,34%", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 284, "width": 445, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh persepsi pada atasan, orientasi kerja dan pengembangan diri terhadap kemampuan pengelolaan kelas", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 309, "width": 454, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2 Hasil Uji t independet X1, X2, X3 (Persepsi pada atasan, Orientasi Kerja dan Aktivitas pengembangan diri ) terhadap Y (Kemampuan pengelolaan kelas)", "type": "Text" }, { "left": 236, "top": 334, "width": 143, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tests of Between-Subjects Effects", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 346, "width": 105, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dependent Variable: Y", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 358, "width": 459, "height": 212, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 2198.711 a 7 314.102 11.984 .000 Intercept 497130.722 1 497130.7 22 18966. 691 .000 X1Filt 343.277 1 343.277 13.097 .001 X2Filt 137.144 1 137.144 5.232 .025 X3Filt 270.263 1 270.263 10.311 .002 X1Filt * X2Filt 6.721 1 6.721 .256 .614 X1Filt * X3Filt 135.032 1 135.032 5.152 .026 X2Filt * X3Filt .229 1 .229 .009 .926 X1Filt * X2Filt * X3Filt 73.198 1 73.198 2.793 .099 Error 1939.594 74 26.211 Total 833163.000 82 Corrected Total 4138.305 81 a. R Squared = ,531 (Adjusted R Squared = ,487) Berdasakan Tabel dapat dilihat pada", "type": "Table" }, { "left": 62, "top": 560, "width": 468, "height": 60, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Corrected Model yang memiliki skor mean square 314.102 , F hitung 11.984 dan Signifikansi (Sig.) 0,000. Data tersebut menguatkan untuk menolak hipotesis nihil (H o ) dan menerima hipotesis kerja (H a ) dasarnya nilai Signifikansi (Sig.) 0,000< 0,05 (Alfa) = Signifikan. Maka dapat disimpulkan ada pengaruh Persepsi pada perilaku atasan, orientasi kerja dan Aktifitas pengembangan diri terhadap kemampuan pengelolaan kelas.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 773, "width": 10, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 342, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh persepsi pada atasan terhadap kemampuan pengelolaan kelas", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 100, "width": 454, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3 Hasil Uji t independet X1 (Persepsi pada atasan) terhadap Y (Kemampuan pengelolaan kelas)", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 126, "width": 434, "height": 158, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Independent Samples Test Levene 's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F S ig. t d f S ig. (2- tailed) M ean Dif- ference Std . Error Difference 95% Confi- dence Interval of the Difference L ower Up per Y Equal vari- ances assumed 5 .891 . 017 5 .686 8 0 . 000 7. 91282 1.3 9155 5. 14354 10. 68210 Equal vari- ances not assumed 6 .626 7 9.599 . 000 7. 91282 1.1 9412 5. 53627 10. 28938", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 293, "width": 468, "height": 100, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian independen t-tes dapat diketahui dari hasil output SPSS diatas. Taraf signifikansi yang digunakan dalam analisis ini menggunakan taraf signifikansi sebesar 5% atau 0,05. Kemudian menentukan nilai 𝑡 ℎ 𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dan 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . 𝑡 ℎ 𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dapat dilihat dari output diatas (Independent Sampel Test) yaitu sebesar 5,686 dan nilai 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dapat diketahui dari 𝑑𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑏𝑒𝑏𝑎𝑠𝑎𝑛 ( 𝑑𝑓 ) = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 ( 𝑛 ) − 2 𝑎𝑡𝑎𝑢 82 − 2 = 80. Sehingga nilai t 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1.990 (uji 2 sisi). Dapat diketahui bahwa nilai 𝑡 ℎ 𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > t tabe 𝑙 (5.686 > 1,990) . Data tersebut menguatkan untuk menolak hipotesis nihil (H o ) dan menerima hipotesis kerja (H a ). Jadi dapat disimpulkan ada pengaruh persepsi perilaku pada atasan terhadap kemampuan pengelolaan kelas", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 409, "width": 458, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh orientasi kerja terhadap kemampuan pengelolaan kelas Tabel 4 Hasil Uji t independet X2 (Orientasi kerja) terhadap Y (Kemampuan pengelolaan kelas)", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 434, "width": 485, "height": 188, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Independent Samples Test Levene' s Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F S ig. t df S ig. (2- tailed) Me an Dif- ference Std . Error Differ- ence 95% Confi- dence Interval of the Difference Lo wer Up- per Y Equal vari- ances assumed . 031 . 862 5. 296 80 . 000 7.3 1733 1.3 8177 4.5 6752 10.0 6714 Equal vari- ances not as- sumed 5. 345 75.7 55 . 000 7.3 1733 1.3 6892 4 .59075 10. 04390", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 631, "width": 465, "height": 100, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian independen t-tes dapat diketahui dari hasil output SPSS diatas. Taraf signifikansi yang digunakan dalam analisis ini menggunakan taraf signifikansi sebesar 5% atau 0,05. Kemudian menentukan nilai 𝑡 ℎ 𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dan 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . 𝑡 ℎ 𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dapat dilihat dari output diatas (Independent Sampel Test) yaitu sebesar 5,296 dan nilai 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dapat diketahui dari 𝑑𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑏𝑒𝑏𝑎𝑠𝑎𝑛 ( 𝑑𝑓 ) = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 ( 𝑛 ) − 2 𝑎𝑡𝑎𝑢 82 − 2 = 80. Sehingga nilai 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1.990 (uji 2 sisi). Dapat diketahui bahwa nilai 𝑡 ℎ 𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > t 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (5.296 > 1,990). Data tersebut menguatkan untuk menolak hipotesis nihil (H o ) dan menerima hipotesis kerja (H a ). Jadi dapat disimpulkan ada pengaruh Orientasi kerja terhadap kemampuan pengelolaan kelas.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 773, "width": 10, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12", "type": "Page footer" }, { "left": 62, "top": 88, "width": 384, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Aktivitas pengembangan diri terhadap kemampuan pengelolaan kelas.", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 100, "width": 464, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5 Hasil Uji t independet X3 (Aktivitas pengembangan diri) terhadap Y (Kemampuan pengelolaan kelas)", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 124, "width": 489, "height": 203, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Vari- ances t-test for Equality of Means F Sig. t 95% Confi- dence Interval of the Difference df S ig. (2- tailed) Me an Differ- ence Std. Error Dif- ference Lo wer Upper Y Equal variances as- sumed .3 26 .569 6.5 81 80 . 000 8.44 258 1.28 296 5. 88942 10. 99575 Equal variances not assumed 6.5 54 76. 843 . 000 8.44 258 1.28 814 5. 87748 11. 00768", "type": "Table" }, { "left": 62, "top": 337, "width": 466, "height": 99, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian independen t-tes dapat diketahui dari hasil output SPSS diatas. Taraf signifikansi yang digunakan dalam analisis ini menggunakan taraf signifikansi sebesar 5% atau 0,05. Kemudian menentukan nilai 𝑡 ℎ 𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dan 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . 𝑡 ℎ 𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dapat dilihat dari output diatas (Independent Sampel Test) yaitu sebesar 6,581 dan nilai 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dapat diketahui dari 𝑑𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑏𝑒𝑏𝑎𝑠𝑎𝑛 ( 𝑑𝑓 ) = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 ( 𝑛 ) − 2 𝑎𝑡𝑎𝑢 82 − 2 = 80. Sehingga nilai 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1.990 (uji 2 sisi). Dapat diketahui bahwa nilai 𝑡 ℎ 𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > t 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (6,581 > 1,990). Data tersebut menguatkan untuk menolak hipotesis nihil (H o ) dan menerima hipotesis kerja (H a ). Jadi dapat disimpulkan ada pengaruh Aktivitas pengembangan diri terhadap kemampuan pengelolaan kelas", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 445, "width": 65, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 457, "width": 465, "height": 162, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh persepsi pada perilaku atasan (X1), orientasi kerja (X2) dan aktifitas pengembangan diri (X3) terhadap kemampuan pengelolaan kelas (Y). Dari output SPSS yang telah disajikan di atas didapatkan bahwa corrrected model nilai F 11.98 dan nilai signifikasnsi sebesar 0.000 < 0.05, persepsi pada perilaku atasan, orientasi kerja dan aktifitas pengembangan diri terhadap kemampuan pengelolaan kelas. Pengaruh tersebut diduga karena semakin baik persepsi pada perilaku atasan, orientasi kerja dan aktifitas pengembangan diri maka akan menambah kemampuan guru tersebut dalam pengolaan kelasnya, sebagai contoh bahwa guru yang mempunyai persepsi pada perilaku atasan yang, orientasi kerja yang baik dan aktifitas pengembangan diri juga baik maka akan menambah semangat kerja, iklas dalam bekerja, kesadaran bekerja dengan tanpa paksaan, mengikuti pelatihan pelatihan dengan suka rela pula dengan begitu guru tersebut akan meningkat kemampuan pengelolaan kelasnya. Juga sebaliknya kalau guru sudah tidak baik persepsi pada atasannya, orientasi kerja juga tidak baik, aktifitas pengem- bangan dirinya juga kurang baik maka guru tersebut dalam bekerja akan kurang semangat sehingga akan mempengaruhi terhadap kemampuan pengelolaan kelasnya.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 622, "width": 466, "height": 136, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Persepsi pada perilaku atasan terhadap Kemampuan pengelolaan kelas. Dari output SPSS yang telah disajikan di atas didapatkan bahwa persepsi pada perilaku atasan t hitung (5.586) > t tabel (1.990) dan nilai signifikasnsi dari persepsi pada perilaku atasan sebesar 0.000 < 0.05, maka hipotesis kerja diterima artinya ada pengaruh yang berarti antara Persepsi pada perilaku atasan terhadap kemampuan pengelolaan kelas. Tidak dapat dipungkiri, Kepala sekolah memang sangat berpengaruh terhadap pengelolaan sekolah. Baik itu pada aspek lingkungan ataupun tenaga pendidik yang ada di sekolah tersebut. Hal tersebut dipengaruhi oleh persepsinya sebagai kepala sekolah baik itu meliputi kebijakannya, perkataannya dan perbuatannya. Persepsi kepala sekolah juga dapat mempengaruhi kiner- ja semua tenaga pendidik yang ada di sekolah tersebut, berkaitan dengan kebijakannya. Kepala sekolah yang bijak akan membuat sekolah ke arah yang lebih baik. Karena kepala sekolah tersebut dapat membimbing anak buahnya dalam artian gurunya untuk selalu meningkatkan Pendidikan di sekolahnya.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 773, "width": 10, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 465, "height": 288, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ia juga dapat memberikan pengarahan tentang cara peningkatan kualitas pendidik di sekolahnya. Bahkan siap mencarikan dana demi peningkatan kualitas tenaga pendidiknya. Sebenarnya persepsi kepala sekolah terhadap kemampuan pengelolaan kelas guru tidak begitu berpengaruh. Walaupun ada pengaruhnya, tetapi sangatlah kecil dibandingkan aspek-aspek yang lain. Karena kemampuan pengel- olaan kelas guru dipengaruhi dari berbagai aspek tidak hanya dari persepsi kepala sekolah. Sebenarnya kemampuan pengelolaan kelas bagi guru sangat dipengaruhi oleh diri guru itu sendiri. Guru yang mem- iliki banyak wawasan dan pengalaman mengajar pasti mampu mengelola kelas dengan baik, dibanding- kan guru yang sedikit pengalaman mengajarnya. Guru yang belum memiliki banyak wawasan dan pen- galaman dalam mengelola kelas hendaknya mau berusaha mengembangkan dirinya. Misalnya dengan mengikuti pelatihan, workshop, menambah jenjang pendidikan, dan mau membaca. Saat ini umumnya guru tidak mau mengikuti berbagai kegiatan yang dapat menambah pengetahuannya di bidang Pendidi- kan. Padahal hal ini sangat penting bagi kemajuan Pendidikan di negara kita. Kegiatan peningkatan profesionalisme, sebenarnya sudah diadakan oleh pemerintah. Tetapi guru yang mau mengikutinya san- gatlah sedikit. Peningkatan kemampuan profesional guru pun sudah dilaksanakan. Akan tetapi hal ini hanyalah sebagai suatu persyaratan yang harus digugurkan. Padahal seharusnya guru melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan senang hati, karena merupakan kewajibannya. Kenyataannya setelah mendapatkan sertifikat profesi, tidak sedigit guru yang enggan meningkatkan profesinya terse- but. Kebanyakan dari mereka menggunakannya untuk hal-hal lain yang tidak berhubungan dengan pen- ingkatan Pendidikan. Hal inilah yang menjadi hambatan kemajuan Pendidikan di negara kita. Hasil penelitian ini senada dengan penelitian yang dilakukan Gesta Andrejs dkk (2008) yang menyimpulkan guru yang baik dalam berpresepsi pada atasan biasanya kemampuan pengelolaan kelas baik.. Penelitian yang sekarang didukung pula oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Asmaradita, dkk (2013) ada hubungan persepsi kualitas interaksi atasan bawahan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 378, "width": 465, "height": 314, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Orientasi kerja (X2) terhadap kemampuan pengelolaan kelas.(Y). Dari output SPSS yang telah disajikan di atas didapatkan bahwa Orientasi kerja t hitung (5.296) > t tabel (1.990) dan nilai signifikasnsi dari orientasi kerja sebesar 0.000 < 0.05, maka hipotesis kerja diterima artinya ada pengaruh orientasi kerja terhadap kemampuan pengelolaan kelas. Kemampuan guru dalam pembelaja- ran merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan demi meningkatnya kualitas mutu pendidikan. Kualitas mutu pendidikan dapat ditingkatkan melalui berbagai hal. Diantaranya dengan peningkatan Sumber Daya Manusia dalam hal ini guru. Selain itu mutu pendidikan juga dapat ditingkatkan dengan cara penyediaan sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai dan mendukung. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran juga sangat berpengaruh dalam peningkatan mutu pendidikan. Karena pengelolaan pembelajaran yang baik dan disajikan secara menarik akan mempengaruhi hasil belajar siswanya. Guru merupakan pemegang posisi sentral dalam sistem pendidikan. Hal ini dikarenakan guru merupakan faktor yang dominan dalam penngkatan kualitas pendidikan. Orientasi kerja guru terhadap pembelajaran sangat mempengaruhi kemampuan mengajarnya. Guru yang termotivasi untuk mengajar secara lebih baik, maka akan lebih mampu meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan guru yang mengajar tanpa motivasi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Mulyasa bahwasanya para pegawai (guru) akan bekerja dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi. Apabila memiliki motivasi yang positif, ia akan memperlihatkan minat, mempunyai perhatian, dan ingin ikut serta dalam suatu tugas atau kegiatan. Dari pendapat tersebut dapat diartikan bahwa guru yang memiliki motivasi positif akan lebih bersemangat untuk mengelola pembelajaran dengan baik. Semangat atau motivasi guru sangat mempengaruhi pengelolaan pembelajaran yang akhirnya akan berpengaruh positif terhadap kemampuan siswa atau hasil belajarnya. Guru yang termotivasi mengajar akan selalu ingin memperbai- ki cara mengajar atau pengelolaan pembelajaran demi meningkatkan kualitas pembelajaran. Hasil penelitian ini didukung oleh Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Putu, A (2017) menunjukkan bahwa variabel Orientasi Kerja dan Budaya Organisasi secara serempak berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan khususnya di PT. PLN (Persero) Manado, dan hasilnya adalah positif.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 695, "width": 467, "height": 60, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Aktifitas pengembangan diri (X3) terhadap kemampuan pengelolaan kelas (Y) Dari output SPSS yang telah disajikan di atas didapatkan bahwa Aktifitas pengembangan diri t hitung (6.581) > t tabel (1.990) dan nilai signifikasnsi dari aktifitas pengembangan diri sebesar 0.000 < 0.05, maka hipotesis kerja diterima artinya ada pengaruh yang berarti antara aktivitas pengembangan diri dengan kemampuan pengelolaan kelas. Tingkat pendidikan memiliki pengaruh penting dalam kemampuan", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 773, "width": 10, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14", "type": "Page footer" }, { "left": 62, "top": 88, "width": 465, "height": 199, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengelolaan kelas guru. Begitu pula seberapa sering guru aktif dalam mengikuti workshop / pelatihan. Semakin banyak pengalaman baik secara teori ataupun praktek akan membuat guru semakin paham dan mampu menyesuaikan apan yang dibutuhkan dan harus dilakukan agar kelas dapat berlangsung efektif. Guru akan mampu memilah dan memilih metode yang sesuai bahan ajar yang dibutuhkan, teknik pe- nilian yang digunakan disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa, sehingga hasil yang di capai akan lebih maksimal. Namun itu kembali lagi kepada pribadi guru itu sendiri. Tak jarang adapula guru yang berpendidikan tinggi bahkan sering mengikuti workshop hanya sebagai tuntutan profesi saja, sehingga tidak dipraktekkan atau dimanfaatkan dalam pengelolaan kelas sehari-hari. Hasil penelitian ini kontra- diksi dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Suhadi, E ( 2014) Makin tinggi motivasi guru maka makin tinggi mutu pembelajaran. Motivasi guru yang tinggi akan membuat guru bekerja lebih baik untuk mencapai mutu proses dan hasil pembelajaran yang lebih baik. Atas dasar itu, mutu pembelajaran dapat ditingkatan melalui upaya peningkatan motivasi guru. Hasil analisis selanjutnya, tidak ada perbe- daan nyata antara kelompok guru yang mengikuti pelatihan dengan kelompok guru yang belum mengi- kuti pelatihan dalam hal motivasi, kompetensi dan mutu pembelajaran. Atas dasar itu, perlu dikem- bangkan desain program pendidikan dan pelatihan (Diklat) yang dapat meningkatkan motivasi, kompe- tensi dan mutu pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 313, "width": 144, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 338, "width": 465, "height": 162, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh persepsi pada perilaku atasan (X1), orientasi kerja (X2) dan aktifitas pengembangan diri (X3) terhadap kemampuan pengelolaan kelas (Y). Dari output SPSS yang telah disajikan di atas didapatkan bahwa corrrected model nilai F 11.98 dan nilai signifikasnsi sebesar 0.000 < 0.05, persepsi pada perilaku atasan, orientasi kerja dan aktifitas pengembangan diri terhadap kemampuan pengelolaan kelas. Pengaruh tersebut diduga karena semakin baik persepsi pada perilaku atasan, orientasi kerja dan aktifitas pengembangan diri maka akan menambah kemampuan guru tersebut dalam pengolaan kelasnya, sebagai contoh bahwa guru yang mempunyai persepsi pada perilaku atasan yang, orientasi kerja yang baik dan aktifitas pengembangan diri juga baik maka akan menambah semangat kerja, iklas dalam bekerja, kesadaran bekerja dengan tanpa paksaan, mengikuti pelatihan pelatihan dengan suka rela pula dengan begitu guru tersebut akan meningkat kemampuan pengelolaan kelasnya. Juga sebaliknya kalau guru sudah tidak baik persepsi pada atasannya, orientasi kerja juga tidak baik, aktifitas pengem- bangan dirinya juga kurang baik maka guru tersebut dalam bekerja akan kurang semangat sehingga akan mempengaruhi terhadap kemampuan pengelolaan kelasnya.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 502, "width": 466, "height": 263, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Persepsi pada perilaku atasan terhadap Kemampuan pengelolaan kelas. Dari output SPSS yang telah disajikan di atas didapatkan bahwa persepsi pada perilaku atasan t hitung (5.586) > t tabel (1.990) dan nilai signifikasnsi dari persepsi pada perilaku atasan sebesar 0.000 < 0.05, maka hipotesis kerja diterima artinya ada pengaruh yang berarti antara Persepsi pada perilaku atasan terhadap kemampuan pengelolaan kelas. Tidak dapat dipungkiri, Kepala sekolah memang sangat berpengaruh terhadap pengelolaan sekolah. Baik itu pada aspek lingkungan ataupun tenaga pendidik yang ada di sekolah tersebut. Hal tersebut dipengaruhi oleh persepsinya sebagai kepala sekolah baik itu meliputi kebijakannya, perkataannya dan perbuatannya. Persepsi kepala sekolah juga dapat mempengaruhi kiner- ja semua tenaga pendidik yang ada di sekolah tersebut, berkaitan dengan kebijakannya. Kepala sekolah yang bijak akan membuat sekolah ke arah yang lebih baik. Karena kepala sekolah tersebut dapat membimbing anak buahnya dalam artian gurunya untuk selalu meningkatkan Pendidikan di sekolahnya. Ia juga dapat memberikan pengarahan tentang cara peningkatan kualitas pendidik di sekolahnya. Bahkan siap mencarikan dana demi peningkatan kualitas tenaga pendidiknya. Sebenarnya persepsi kepala sekolah terhadap kemampuan pengelolaan kelas guru tidak begitu berpengaruh. Walaupun ada pengaruhnya, tetapi sangatlah kecil dibandingkan aspek-aspek yang lain. Karena kemampuan pengel- olaan kelas guru dipengaruhi dari berbagai aspek tidak hanya dari persepsi kepala sekolah. Sebenarnya kemampuan pengelolaan kelas bagi guru sangat dipengaruhi oleh diri guru itu sendiri. Guru yang mem- iliki banyak wawasan dan pengalaman mengajar pasti mampu mengelola kelas dengan baik, dibanding- kan guru yang sedikit pengalaman mengajarnya. Guru yang belum memiliki banyak wawasan dan pen- galaman dalam mengelola kelas hendaknya mau berusaha mengembangkan dirinya. Misalnya dengan mengikuti pelatihan, workshop, menambah jenjang pendidikan, dan mau membaca. Saat ini umumnya", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 773, "width": 10, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 465, "height": 161, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "guru tidak mau mengikuti berbagai kegiatan yang dapat menambah pengetahuannya di bidang Pendidi- kan. Padahal hal ini sangat penting bagi kemajuan Pendidikan di negara kita. Kegiatan peningkatan profesionalisme, sebenarnya sudah diadakan oleh pemerintah. Tetapi guru yang mau mengikutinya san- gatlah sedikit. Peningkatan kemampuan profesional guru pun sudah dilaksanakan. Akan tetapi hal ini hanyalah sebagai suatu persyaratan yang harus digugurkan. Padahal seharusnya guru melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan senang hati, karena merupakan kewajibannya. Kenyataannya setelah mendapatkan sertifikat profesi, tidak sedigit guru yang enggan meningkatkan profesinya terse- but. Kebanyakan dari mereka menggunakannya untuk hal-hal lain yang tidak berhubungan dengan pen- ingkatan Pendidikan. Hal inilah yang menjadi hambatan kemajuan Pendidikan di negara kita. Hasil penelitian ini senada dengan penelitian yang dilakukan Gesta Andrejs dkk (2008) yang menyimpulkan guru yang baik dalam berpresepsi pada atasan biasanya kemampuan pengelolaan kelas baik.. Penelitian yang sekarang didukung pula oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Asmaradita, dkk (2013) ada hubungan persepsi kualitas interaksi atasan bawahan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 252, "width": 465, "height": 314, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Orientasi kerja (X2) terhadap kemampuan pengelolaan kelas.(Y). Dari output SPSS yang telah disajikan di atas didapatkan bahwa Orientasi kerja t hitung (5.296) > t tabel (1.990) dan nilai signifikasnsi dari orientasi kerja sebesar 0.000 < 0.05, maka hipotesis kerja diterima artinya ada pengaruh orientasi kerja terhadap kemampuan pengelolaan kelas. Kemampuan guru dalam pembelaja- ran merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan demi meningkatnya kualitas mutu pendidikan. Kualitas mutu pendidikan dapat ditingkatkan melalui berbagai hal. Diantaranya dengan peningkatan Sumber Daya Manusia dalam hal ini guru. Selain itu mutu pendidikan juga dapat ditingkatkan dengan cara penyediaan sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai dan mendukung. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran juga sangat berpengaruh dalam peningkatan mutu pendidikan. Karena pengelolaan pembelajaran yang baik dan disajikan secara menarik akan mempengaruhi hasil belajar siswanya. Guru merupakan pemegang posisi sentral dalam sistem pendidikan. Hal ini dikarenakan guru merupakan faktor yang dominan dalam penngkatan kualitas pendidikan. Orientasi kerja guru terhadap pembelajaran sangat mempengaruhi kemampuan mengajarnya. Guru yang termotivasi untuk mengajar secara lebih baik, maka akan lebih mampu meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan guru yang mengajar tanpa motivasi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Mulyasa bahwasanya para pegawai (guru) akan bekerja dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi. Apabila memiliki motivasi yang positif, ia akan memperlihatkan minat, mempunyai perhatian, dan ingin ikut serta dalam suatu tugas atau kegiatan. Dari pendapat tersebut dapat diartikan bahwa guru yang memiliki motivasi positif akan lebih bersemangat untuk mengelola pembelajaran dengan baik. Semangat atau motivasi guru sangat mempengaruhi pengelolaan pembelajaran yang akhirnya akan berpengaruh positif terhadap kemampuan siswa atau hasil belajarnya. Guru yang termotivasi mengajar akan selalu ingin memperbai- ki cara mengajar atau pengelolaan pembelajaran demi meningkatkan kualitas pembelajaran. Hasil penelitian ini didukung oleh Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Putu, A (2017) menunjukkan bahwa variabel Orientasi Kerja dan Budaya Organisasi secara serempak berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan khususnya di PT. PLN (Persero) Manado, dan hasilnya adalah positif.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 568, "width": 467, "height": 187, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Aktifitas pengembangan diri (X3) terhadap kemampuan pengelolaan kelas (Y) Dari output SPSS yang telah disajikan di atas didapatkan bahwa Aktifitas pengembangan diri t hitung (6.581) > t tabel (1.990) dan nilai signifikasnsi dari aktifitas pengembangan diri sebesar 0.000 < 0.05, maka hipotesis kerja diterima artinya ada pengaruh yang berarti antara aktivitas pengembangan diri dengan kemampuan pengelolaan kelas. Tingkat pendidikan memiliki pengaruh penting dalam kemampuan pengelolaan kelas guru. Begitu pula seberapa sering guru aktif dalam mengikuti workshop / pelatihan. Semakin banyak pengalaman baik secara teori ataupun praktek akan membuat guru semakin paham dan mampu menyesuaikan apan yang dibutuhkan dan harus dilakukan agar kelas dapat berlangsung efektif. Guru akan mampu memilah dan memilih metode yang sesuai bahan ajar yang dibutuhkan, teknik pe- nilian yang digunakan disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa, sehingga hasil yang di capai akan lebih maksimal. Namun itu kembali lagi kepada pribadi guru itu sendiri. Tak jarang adapula guru yang berpendidikan tinggi bahkan sering mengikuti workshop hanya sebagai tuntutan profesi saja, sehingga tidak dipraktekkan atau dimanfaatkan dalam pengelolaan kelas sehari-hari. Hasil penelitian ini kontra- diksi dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Suhadi, E ( 2014) Makin tinggi motivasi guru maka makin tinggi mutu pembelajaran. Motivasi guru yang tinggi akan membuat guru bekerja lebih baik", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 773, "width": 10, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16", "type": "Page footer" }, { "left": 62, "top": 88, "width": 465, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "untuk mencapai mutu proses dan hasil pembelajaran yang lebih baik. Atas dasar itu, mutu pembelajaran dapat ditingkatan melalui upaya peningkatan motivasi guru. Hasil analisis selanjutnya, tidak ada perbe- daan nyata antara kelompok guru yang mengikuti pelatihan dengan kelompok guru yang belum mengi- kuti pelatihan dalam hal motivasi, kompetensi dan mutu pembelajaran. Atas dasar itu, perlu dikem- bangkan desain program pendidikan dan pelatihan (Diklat) yang dapat meningkatkan motivasi, kompe- tensi dan mutu pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 170, "width": 31, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 182, "width": 465, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan kelas guru peneliti menyarankan agar persepsi pa- da atasan, orientasi kerja dan pengembangan diri selalu dalam keadaan baik karena persepsi pada atasan baik, orientasi kerja baik dan pengembangan diri baik agar mendorong seorang guru bekerja dengan semangat, iklas tanpa paksaan, tanpa ada perasaan yang terpaksa sehinga guru tersebut akan selalu meningkatkan kemampuan pengelolaan kelas.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 245, "width": 465, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Guru juga dalam berpresepsi pada atasan yang baik maka, guru tersebut akan secara sukarela menjalankan perintah atasan dengan baik pula, maka dengan bekerja dengan baik itu kemampuan guru dalam pengelolaan kelas akan baik juga. Saran peneliti adalah sebagai atasan bersifatlah yang baik ter- hadap bawahan sehingga akan menciptakan persepsi yang baik sehingga kemampuan pengelolaan kelas guru akan baik juga.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 309, "width": 465, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Orientasi kerja guru yang baik juga akan meningkatkan kemampuan pengelolaan kelas guru maka saran peneliti sebagai guru punyalah dedikasi yang baik jangan sebagai guru hanya asal asalnya saja tapi jadilah guru yang punya integritas dan dedikasi yang tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 347, "width": 465, "height": 47, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain itu pengembangan diri yang baik juga akan menigkatkan kemampuan pengelolaan kelas guru maka saran peneliti bagi atasan untuk memberi kesempatan kepada guru untuk selalu beraktifitas dalam dunia pendidikan sedang untuk guru perbanyaknyalah mengikuti pelatihan, seminar dan work- shop agar kemampuan pengeloaan kelasnya selalu berkembang dan selalu berinovasi.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 420, "width": 119, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 432, "width": 466, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Brahmasari, dkk. (2008). Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Serta Dampaknya Pada Kinerja Perusahaan (Studi Kasus PT. Pei Hai Internasional Wiratama Indonesia). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan 10 (2). 124-135. Bungin, B. (2008), Metode Penelitian Kuantitatif , Jakarta : Kencana Entang, T dkk (1985). Pengelolaan Kelas , Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kepen- didikan. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 508, "width": 466, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Erdogan, dkk. (2014). A Review of Research on Classroom Management in Turkey Prosiding 5th World Conference on Learning, Teaching and Educational Leadership, WCLTA . 186 (2015). 9-14.", "type": "List item" }, { "left": 62, "top": 546, "width": 466, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gesta Andrejs dkk (2008) Factors Influencing Reading Literacy At The Primary School Level Goldthorpe. (1968). The Affluent Worker : Indistrial Attitudes and behavior. Cambridge : Cambridge University Press.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 584, "width": 465, "height": 86, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Husaini, U dan Setiady, P (2006), Pengantar Statistika ,. Jakarta: PT Bumi Aksara Jalaluddin, R (2003) . Psikologi Komunikasi . Bandung. Remaja Rosdakarya. Jihat, A (2009), Evaluasi Pembelajaran , Yogyakarta: Multi Pressindo, Kitchen, J (1997). Public relations principles and practice, USA : International thomson business. Maabuat, Edward S (2016). Pengaruh Kepemimpinan, Orientasi Kerja, dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dispenda Sulut UPTD Tondano). Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi 16(1). 219-231.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 673, "width": 393, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Majid, A. (2014). Belajar dan Pembelajaran . Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA. Martono, N. (2014), Metode Penelitian Kuantitatif . Jakarta : Rajawawi Pers Montolalu, dkk (2007). Bermain dan Permainan Anak . Jakarta : Universitas Terbuka", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 711, "width": 465, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Montolalu, dkk (2016). Pengaruh Kepribadian, Orientasi Kerja dan Penempatan Pegawai Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal EMBA 4(1).", "type": "List item" }, { "left": 62, "top": 749, "width": 368, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mulyasa, E. (2013). Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 773, "width": 10, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 465, "height": 47, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asmaradita, dkk (2013) “ Hubungan antara persepsi kualitas interaksi atasan bawahan dan motivasi intriksik dengan organizational citizenship behavior pada karyawan outsoursing ”. Nugroho adi. 2011. “Fungsi Manajemen” (online), (http://Word Press.com / Fungsi Manajemen. diakses tanggal 3 Desember 2011)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 138, "width": 465, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Orvis, dkk (2011). Individual and Conxentual Factors: An Interactionist Approach to Understanding Employee Self-development. Journal of Personality and Individual Differences 51.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 163, "width": 465, "height": 48, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pratiwi, dkk. (2017).. Pengaruh Orientasi Kerja dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada PT. PLN Persero Wilayah Suluttenggo Area Manado. Jurnal EMBA 5(2). 1193-1204. Putu, A dkk (2017) “ Pengaruh orientasi kerja, dan budaya organisasi terhadap kinerja Karyawan (studi pada PT. PLN Persero Wilayah Suluttenggo area Manado)”", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 214, "width": 465, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "S. Nasution (2009), Metode Research: Penelitian Ilmiah , Jakarta: Bumi Aksara Sanjaya, W. (2005). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi . Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 252, "width": 376, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sartika, D. (2014). Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas. Jambi: Universitas Jambi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 265, "width": 465, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebastian, dkk (2009). Do Organization Conditions Influence Teacher Implementation of Effective Classroom Management Practices: Finding From A Randomized Trial. Journal of School Psychology 72(2019) .134-149.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 303, "width": 462, "height": 60, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Simanjuntak, dkk. (2017). Pengaruh Persepsi Penilaian Prestasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karya- wan. Jurnal Manajemen . 3(2). 6-13. Sugiyono (2010), Metode Penelitian Pendidikan . Bandung: Alfabeta Suhadi, E ( 2014) “ pengembangan motivasi dan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pembelaja- ran di madrasah ”", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 366, "width": 462, "height": 162, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suharsimi, A. (1996). Pengelolaan Kelas Dan Siswa. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Suharso Puguh (2009), Metode Penelitian untuk Bisnis , Jakarta : PT Indeks Sujianto Agus Eko (2009), Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0 . Jakarta: Prestasi Pustaka, Sukardi (2007) Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Prakteknya . Jakarta: BumiAksara Suradiraja, H. (2015). Penyusunan Penilaian Kinerja Model Bars Untuk Meningkatkan Persepsi Karya- wan Terhadap Objektivitas Penilaian Kinerja. Jurnal Sosio-Humaniora 6(1). 90-115. Tanzeh, A, (2009) Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta : Teras, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Usman,.(2002). Menjadi Guru Profesional .Bandung : Remaja Rosda Karya. Usman,.(2013). Menjadi Guru Profesional . Bandung: PT Remaja Rosdakarya. W. Gulo (2010), Metodologi Penelitian , Jakarta: Grasindo Wardani, (2005). Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM). Jakarta: Universitas Terbuka. Winataputra, U (2004). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.", "type": "Text" } ]
576d1fb9-3d78-8fc6-3297-02253b0bad68
https://jurnal.unpal.ac.id/index.php/solusi/article/download/262/228
[ { "left": 334, "top": 36, "width": 189, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X", "type": "Page header" }, { "left": 103, "top": 60, "width": 418, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Fitriah, Implikasi Produk Kemasan Kadaluarsa Pada Perlindungan Hukum Bagi Konsumen, Halaman 112- 120", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 781, "width": 195, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Volume 18 Nomor 1, Bulan Januari 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 780, "width": 16, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "112", "type": "Page footer" }, { "left": 165, "top": 91, "width": 295, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "IMPLIKASI PRODUK KEMASAN KADALUARSA PADA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN", "type": "Section header" }, { "left": 294, "top": 133, "width": 42, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Fitriah", "type": "Section header" }, { "left": 215, "top": 146, "width": 197, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Fakultas Hukum Universitas Palembang E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 188, "width": 44, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 200, "width": 421, "height": 150, "page_number": 1, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "This study aims to examine the legal protection of consumers against expired packaged food products. Consumer is every person or business entity that is either a legal entity or not that can use a product and / or service that is obtained through the buying and selling process, gift or gift, and the product can be consumed directly. Consumers can not be separated from the rights and obligations of producers. In this case the manufacturer is the party that produces the product. In fact there are still many business actors who deliberately sell their food products that have expired, and this is not realized by consumers, because consumers just take it for granted without paying attention. And this is very detrimental to the rights of consumers and can endanger their health and safety. The Consumer Protection Act No. 8 of 1999 aims to protect consumers against their rights as well as the prohibition of producers in producing dangerous products. The government is authorized and responsible for regulating and overseeing the production, processing, distribution of food and beverages.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 352, "width": 220, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Keywords: expired product; consumer protection", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 378, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 390, "width": 421, "height": 175, "page_number": 1, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perlindungan hukum konsumen terhadap produk pangan kemasan yang sudah kedaluarsa. Konsumen adalah setiap orang atau badan usaha yang baik yang berbadan hukum maupun yang bukan yang dapat melakukan pemakaian suatu produk barang dan/atau jasa yang diperoleh melalui proses jual beli, pemberian atau hadiah, dan produk tersebut bisa dikonsumsi langsung. Konsumen tidak dapat dipisahkan dari hak-hak serta kewajiban produsen. Dalam hal ini produsen adalah pihak yang menghasilkan produk. Pada kenyataannya pelaku usaha masih banyak yang dengan sengaja menjual produk makanannya yang telah kadaluarsa, dan hal ini tidak disadari oleh konsumen, karena konsumen hanya menerima begitu saja tanpa memperhatikannya. Dan hal tersebut sangat merugikan hak-hak konsumen serta dapat membahayakan kesehatan dan keselamatannya. Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 tahun 1999 bertujuan untuk melindungi konsumen terhadap hak-haknya serta larangan bagi produsen dalam memproduksi produk yang berbahaya. Pemerintah berwenang dan bertanggung jawab mengatur dan mengawasi produksi, pengolahan, pendistribusian makanan, dan minuman.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 567, "width": 255, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Kata Kunci : produk kadaluarsa; perlindungan konsumen", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 603, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 624, "width": 194, "height": 114, "page_number": 1, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Dalam masa era globalisasi pada masa sekarang ini, dunia usaha harus mampu menghasilkan barang dan atau jasa yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak. Menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 603, "width": 194, "height": 115, "page_number": 1, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "tentang Perlindungan Konsumen (selanjutnya di singkat UUPK No.8 Tahun 1999), menjelaskan tentang hak konsumen yaitu hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkomsumsi barang atau jasa.", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 36, "width": 189, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X", "type": "Page header" }, { "left": 103, "top": 60, "width": 418, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Fitriah, Implikasi Produk Kemasan Kadaluarsa Pada Perlindungan Hukum Bagi Konsumen, Halaman 112- 120", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 781, "width": 195, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Volume 18 Nomor 1, Bulan Januari 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 780, "width": 16, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "113", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 91, "width": 194, "height": 115, "page_number": 2, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Pemerintah dalam hal ini harus memberikan perhatian yang serius terhadap produk pangan yang beredar di masyarakat, sehingga konsumen tidak menjadi korban dari pada pihak produsen", "type": "Text" }, { "left": 197, "top": 195, "width": 99, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "yang tidak", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 214, "width": 194, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "bertanggungjawab. 1 Berdasarkan", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 236, "width": 194, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "UUPK Nomor 8 Tahun 1999, pada Pasal 3 dijelaskan bahwa perlindungan konsumen untuk menumbuh kembangkan sikap para pelaku usaha yang dapat bertanggungjawab.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 340, "width": 194, "height": 176, "page_number": 2, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Pada masa ini banyak sekali bermunculan produk barang dan atau jasa yang ada dan dipasarkan di Indonesia, dan apabila konsumen tidak berhati-hati untuk memiliki barang yang diinginkannya maka para konsumen hanya menjadi obyek eksploitasi bagi para pelaku usaha yang tidak bertanggungjawab.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 526, "width": 194, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Pada kenyataannya pelaku usaha masih banyak yang dengan sengaja menjual produk makanannya yang telah kadaluarsa, dan hal ini tidak disadari oleh konsumen, karena konsumen hanya menerima begitu saja tanpa memperhatikannya. Dan hal ini sangat merugikan hak-hak konsumen serta dapat membahayakan kesehatan", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 721, "width": 193, "height": 33, "page_number": 2, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "1 Andre Wijaya, Pentingnya Perlindungan Konsumen (Yogyakarta: Pustaka Wijaya, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 91, "width": 194, "height": 156, "page_number": 2, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "dan keselamatannya. Terhadap hal ini menurut UUPK No.8 Tahun 1999 (Pasal 19 ayat (1),(2)), dimana pelaku usaha harus bertanggungjawab dalam memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, kerugian bagi konsumen akibat mengkomsumsi barang dan/jasa yang telah diperdagangkan. 2", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 257, "width": 195, "height": 259, "page_number": 2, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Undang-undang Perlindungan Konsumen belum dapat memberikan perlindungan kepada konsumen terhadap makanan yang telah kadaluarsa, hal ini disebabkan karena belum ada Undang-undang yang secara khusus mengatur tentang makanan yang kadaluarsa. 3 . Hal ini dikarenakan terjadinya persaingan usaha yang tidak sehat antara pelaku usaha, serta konsumen yang tidak bersikap kritis dan ketiadaan sanksi hukum yang tegas.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 526, "width": 194, "height": 114, "page_number": 2, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Dalam hal ini pemerintah bertangungjawab atas penyelenggaraan hak-hak konsumen dan pelaku usaha, begitu juga dengan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 4", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 650, "width": 194, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Fungsi pembinaan dan pengawasan", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 675, "width": 194, "height": 56, "page_number": 2, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Pasal 19 Ayat 1 dan 2 3 Tami Rusli, Hukum perlindungan Konsumen di Indonesia (Jakarta: Gramedia, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 732, "width": 192, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "4 Boy Faisal, Pengenalan Mengenai BPOM (Depok: Penerbit Swadaya, 2012).", "type": "Footnote" }, { "left": 334, "top": 36, "width": 189, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X", "type": "Page header" }, { "left": 103, "top": 60, "width": 418, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Fitriah, Implikasi Produk Kemasan Kadaluarsa Pada Perlindungan Hukum Bagi Konsumen, Halaman 112- 120", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 781, "width": 195, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Volume 18 Nomor 1, Bulan Januari 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 780, "width": 16, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "114", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 91, "width": 194, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "yang dilakukan pemerintah dan pelaku usaha dalam mengurai bentuk pelanggaran serta fungsi koordinasi harus segera diperbaiki oleh peningkatan sumber dayanya. 5", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 195, "width": 197, "height": 280, "page_number": 3, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Permasalahan dalam tulisan ini adalah bagaimanakah perlindungan hukum bagi konsumen menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 terhadap produk kemasan yang kadaluarsa. Metode yang digunakan adalah metode penelitian yuridis normatif, yaitu penelitian yang dilakukan pada peraturan-peraturan yang tertulis yang berkaitan dengan masalah perlindungan hukum terhadap konsumen menurut Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 terhadap produk pangan kemasan kadaluarsa.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 506, "width": 88, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 526, "width": 194, "height": 177, "page_number": 3, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Konsumen adalah setiap orang atau badan usaha yang baik yang berbadan hukum maupun yang bukan yang dapat melakukan pemakaian suatu produk barang dan/atau jasa yang diperoleh melalui proses jual beli, pemberian atau hadiah, dan produk tersebut bisa dikonsumsi langsung. Di samping itu juga konsumen adalah", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 732, "width": 193, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "5 Ahmadi Miru, Hukum Perlindungan", "type": "Footnote" }, { "left": 103, "top": 745, "width": 174, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Konsumen (Jakarta: Rajawali Press, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 91, "width": 195, "height": 218, "page_number": 3, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "pihak yang dapat melakukan suatu gugatan terhadap pelaku usaha jika merasa dirugikan. 6 Karena pada dasarnya perdagangan maupun perjanjian harus berdasarkan asas itikad baik agar masing-masing pihak tidak merasa dirugikan satu sama yang lain. Hal ini juga terdapat dalam Pasal 1338, ayat (3) KUHPerdata, yang mengatur tentang itikad baik dalam suatu perjanjian. 7", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 319, "width": 195, "height": 177, "page_number": 3, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Sedangkan menurut Undang- Undang Nomor 5 tahun 1999 Angka 5 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat menentukan bahwa pelaku usaha adalah setiap perorangan atau badan hukum, yang berkedudukan dalam wilayah RI, melalui perjanjian, menyelenggarakan kegiatan usaha", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 504, "width": 195, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "dalam bidang ekonomi. 8 Jadi pengertian konsumen tidak dapat dipisahkan dari hak-hak serta kewajiban produsen. Dalam hal ini produsen adalah pihak yang menghasilkan produk akhir berupa barang-barang manufaktur dan mereka", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 663, "width": 194, "height": 45, "page_number": 3, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "6 Aulia Muthiah, Hukum Perlindungan Konsumen Dimensi Hukum Positif dan Ekonomi Syariah (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 709, "width": 163, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "7 Kitab Undang-undang Hukum Perdata", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 721, "width": 194, "height": 33, "page_number": 3, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "8 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 36, "width": 189, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X", "type": "Page header" }, { "left": 103, "top": 60, "width": 418, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Fitriah, Implikasi Produk Kemasan Kadaluarsa Pada Perlindungan Hukum Bagi Konsumen, Halaman 112- 120", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 781, "width": 195, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Volume 18 Nomor 1, Bulan Januari 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 780, "width": 16, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "115", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 91, "width": 194, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "bertanggungjawab atas segala kerugian yang timbul dari barang yang mereka edarkan pada masyarakat, termasuk apabila terdapat kerugian dari akibat adanya barang yang cacat. 9", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 195, "width": 194, "height": 197, "page_number": 4, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Pangan merupakan kebutuhan manusia yang paling hakiki dan merupakan hak asasi setiap orang serta harus tersedia setiap saat kapan saja penduduk membutuhkannya. 10 Karena merupakan kebutuhan dasar, maka pangan harus tersedia dalam jumlah yang cukup serta aman, beragam, bergizi dan terjangkau oleh masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 402, "width": 194, "height": 176, "page_number": 4, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Terhadap definisi makanan kemasan, memang tidak ada yang baku. Di dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan, ayat (10) dimana definisi kemasan pangan yaitu suatu bahan yang digunakan untuk mewadahi atau membungkus pangan, baik yang bersebtuhan langsung maupun tidak. 11", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 588, "width": 194, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Label yang terdapat pada suatu produk di definisikan sebagai tulisan, tag, gambar, atau dicetak, distensile, diukir, dihias atau dicantumkan dengan cara", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 687, "width": 194, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "9 M. Sadar, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia (Jakarta: Gramedia, 2014).", "type": "Footnote" }, { "left": 103, "top": 709, "width": 193, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "10 Fardiaz, Produk pangan Kemasan dalam Indonesia (Jakarta: Gramedia, 2003).", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 732, "width": 193, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "11 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 91, "width": 194, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "apapun, pemberi kesan yang terdapat pada wadah suatu pengemas. 12", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 133, "width": 195, "height": 528, "page_number": 4, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Label akan makanan berarti memberikan informasi mengenai sifat atau keadaan suatu makanan, baik itu produk dalam negeri yang ditulis menggunakan bahasa Indonesia dan dapat ditambah dengan bahasa Inggris. Begitu sebaliknya untuk nama makanan produk impor, maka menggunakan nama Indonesia atau nama Inggris. 13 Arti kadaluarsa yang merupakan sudah lewat atau habisnya jangka waktu yang telah ditetapkan, serta apabila dikomsumsi akan membahayakan kesehatan seseorang yang mengkomsumsinya, disinilah pemerintah harus memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap produk tersebut. 14 Yaitu dengan mengeluarkan Undang-undang, peraturan pemerintah, dan penerbitan standar mutu barang. Bahaya makanan kedaluarsa sudah jelas melanggar asas perlindungan konsumen, asas keamanan, dan keselamatan konsumen. Dalam standar BPOM dijelaskan bahwa makanan yang sudah kedaluarsa", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 687, "width": 194, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "12 Wijaya, Makanan Sehat (Yogyakarta: Pustaka Wijaya, 2001).", "type": "Footnote" }, { "left": 329, "top": 709, "width": 194, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "13 Zulham, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia (Jakarta: Gramedia, 2013).", "type": "Footnote" }, { "left": 329, "top": 732, "width": 194, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "14 Celina Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen (Jakarta: Sinar Grafika, 2009).", "type": "Footnote" }, { "left": 334, "top": 36, "width": 189, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X", "type": "Page header" }, { "left": 103, "top": 60, "width": 418, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Fitriah, Implikasi Produk Kemasan Kadaluarsa Pada Perlindungan Hukum Bagi Konsumen, Halaman 112- 120", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 781, "width": 195, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Volume 18 Nomor 1, Bulan Januari 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 780, "width": 16, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "116", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 91, "width": 194, "height": 115, "page_number": 5, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "tidak boleh diperdagangkan. Dalam hal ini BPOM yang memiliki jaringan Nasional maupun Internasional serta kewenangan penegakan hukum yang memiliki kredibilitas professional yg tinggi. 15", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 216, "width": 194, "height": 155, "page_number": 5, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 tahun 1999 (UUPK), terdapat peraturan-peraturan yang bertujuan untuk melindungi konsumen terhadap hak-hak nya serta larangan bagi produsen dalam memproduksi produk barangnya. Di dalam Pasal 8 UUPK, berbunyi :", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 381, "width": 194, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "1. Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 422, "width": 176, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "memperdagangkan barang dan/atau jasa yang :", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 464, "width": 176, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "a. Tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 526, "width": 176, "height": 114, "page_number": 5, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "b. Tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih atau netto, dan jumlah dalam timbangan sebagaimana yang dinyatakan dalam label atau etiket barang tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 650, "width": 176, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "c. Tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan dan jumlah dalam ukuran yang sebenarnya.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 732, "width": 191, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "15 Ahmad Yani, Perlindungan Konsumen (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003).", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 91, "width": 176, "height": 115, "page_number": 5, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "d. Tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan atau kemanjuran sebagaimana dinyatakan dalam label, etiket atau keterangan barang dan atau jasa tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 216, "width": 177, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "e. Tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses pengolahan, gaya, mode, atau penggunaan tertentu sebagaimana dinyatakan dalam label atau keterangan barang dan/atau jasa.", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 360, "width": 176, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "f. Tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan, iklan, atau promosi penjualan barang dan/atau jasa.", "type": "List item" }, { "left": 347, "top": 443, "width": 177, "height": 177, "page_number": 5, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "g. Tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa pada makanan atau jangka waktu penggunaan/pemanfaatan yang paling baik atas barang tertentu. h. Tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal, sebagimana pernyataan halal yang dicantumkan dalam label", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 629, "width": 177, "height": 115, "page_number": 5, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "i. Tidak memasang label atau membuat penjelasan barang yang membuat nama barang, ukuran, berat/isi atau netto, komposisi, aturan pakai, tanggal pembuatan, akibat", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 36, "width": 189, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X", "type": "Page header" }, { "left": 103, "top": 60, "width": 418, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Fitriah, Implikasi Produk Kemasan Kadaluarsa Pada Perlindungan Hukum Bagi Konsumen, Halaman 112- 120", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 781, "width": 195, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Volume 18 Nomor 1, Bulan Januari 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 780, "width": 16, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "117", "type": "Page footer" }, { "left": 139, "top": 91, "width": 158, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "sampingan, nama dan alamat pelaku usaha serta keterangan lain untuk penggunaan yang menurut ketentuan harus di pasang/di buat.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 195, "width": 194, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "j. Tidak mencantumkan informasi dan/atau petunjuk penggunaan barang dalam bahasa Indonesia sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku 2. Pelaku Usaha dilarang", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 340, "width": 194, "height": 197, "page_number": 6, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "memperdagangkan barang yang rusak, cacat atau bekas dan tercemar tanpa memberikan informasi secara lengkap dan benar. 3. Pelaku Usaha dilarang memperdagangkan sediaan farmasi dan pangan yang rusak, cacat atau bekas yang rusak dan tercemar, dengan atau tanpa memberikan informasi secara lengkap dan benar.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 547, "width": 194, "height": 93, "page_number": 6, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "4. Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat 1 dan ayat 2 dilarang memperdagangkan barang dan/atau jasa tersebut serta wajib menariknya dari peredaran. 16", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 650, "width": 194, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Di dalam Undang-Undang tersebut telah memberikan dasar peraturan hukum bagi para konsumen,", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 732, "width": 193, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "16 Undang-undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 91, "width": 194, "height": 115, "page_number": 6, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "tetapi masih sering kita jumpai berbagai produk makanan terutama yang dalam kemasan sering tidak sesuai dengan mutu standarisasi makanan serta tanpa adanya keterangan kadaluarsanya.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 216, "width": 194, "height": 114, "page_number": 6, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Pengaturan tentang produk pangan kadaluarsa ini, di dalam KUHPidana terdapat juga pasal-pasal yang relevan, yaitu: Pasal 205, Pasal 359, Pasal 360, Pasal 382, Pasal 383 KUHPidana.", "type": "Text" }, { "left": 357, "top": 340, "width": 166, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Di dalam Undang-Undang", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 360, "width": 194, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pasal 111 ketentuan dalam standar pengamanan makanan dan minuman, yakni:", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 443, "width": 194, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "1. Makanan dan minuman yang dipergunakan untuk masyarakat harus didasarkan pada standar dan/atau persyaratan kesehatan.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 526, "width": 194, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "2. Makanan dan minuman hanya dapat diedarkan setelah mendapat izin edar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 609, "width": 194, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "3. Setiap makanan dan minuman yang dikemas wajib diberi tanda atau label yang berisi:", "type": "List item" }, { "left": 347, "top": 671, "width": 90, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "a. Nama produk;", "type": "List item" }, { "left": 347, "top": 692, "width": 166, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "b. Daftar bahan yang digunakan;", "type": "List item" }, { "left": 347, "top": 712, "width": 152, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "c. Berat bersih atau isi bersih;", "type": "List item" }, { "left": 334, "top": 36, "width": 189, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X", "type": "Page header" }, { "left": 103, "top": 60, "width": 418, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Fitriah, Implikasi Produk Kemasan Kadaluarsa Pada Perlindungan Hukum Bagi Konsumen, Halaman 112- 120", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 781, "width": 195, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Volume 18 Nomor 1, Bulan Januari 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 780, "width": 16, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "118", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 91, "width": 176, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "d. Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukan makanan dan minuman", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 153, "width": 158, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "kedalam wilayah Indonesia; dan", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 174, "width": 176, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "e. Tanggal, bulan dan tahun kadaluwarsa.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 216, "width": 194, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "4. Pemberian tanda atau label sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan secara benar dan akurat.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 298, "width": 194, "height": 115, "page_number": 7, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "5. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian label sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 422, "width": 194, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "6. Makanan dan minuman yang tidak memenuhi ketentuan standar,", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 464, "width": 176, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "persyaratan kesehatan, dan/atau membahayakan", "type": "Table" }, { "left": 246, "top": 485, "width": 50, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "kesehatan", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 505, "width": 176, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang untuk diedarkan,", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 547, "width": 176, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "ditarik dari peredaran, dicabut izin edar dan disita untuk dimusnahkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 629, "width": 163, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Dalam Pasal 112 Undang-", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 650, "width": 116, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Undang Kesehatan,", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 650, "width": 194, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Pemerintah berwenang dan bertanggung jawab mengatur dan mengawasi produksi, pengolahan, pendistribusian makanan, dan minuman.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 91, "width": 195, "height": 198, "page_number": 7, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Penggunaan tanda atau label dimaksudkan agar para konsumen mendapatkan informasi yang benar tentang suatu produk. Karena biasanya konsumen yang memutuskan mengenai suatu barang atau jasa yang dibutuhkan tergantung pada kebenaran dan bertanggung jawabnya informasi yang dicantumkan atau disediakan olah para pihak pengusaha.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 298, "width": 195, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Dalam hal ini pemerintah juga menetapkan persyaratan sanitasi dalam setiap proses produksi, penyimpanan, pengangkutan ataupun peredaran makanan, karena setiap orang tidak boleh mengedarkan suatu produk makanan apabila :", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 443, "width": 195, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "1. Pangan yang mengandung bahan- bahan yang beracun, atau berbahaya yang dapat membahayakan kesehatan jiwa manusia.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 547, "width": 195, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "2. Pangan yang mengandung pencemaran yang melampaui ambang batas maksimal yang telah ditetapkan.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 629, "width": 194, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "3. Pangan yang mengandung bahan- bahan yang dilarang dalam penggunaan atau kegiatan dalam proses produksi.", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 712, "width": 194, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "4. Pangan yang mengandung bahan- bahan yang kotor, rusak, tengik,", "type": "List item" }, { "left": 334, "top": 36, "width": 189, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X", "type": "Page header" }, { "left": 103, "top": 60, "width": 418, "height": 18, "page_number": 8, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Fitriah, Implikasi Produk Kemasan Kadaluarsa Pada Perlindungan Hukum Bagi Konsumen, Halaman 112- 120", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 781, "width": 195, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Volume 18 Nomor 1, Bulan Januari 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 780, "width": 16, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "119", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 91, "width": 176, "height": 115, "page_number": 8, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "dan terurai, serta mengandung bahan-bahan nabati ataupun hewani yang berpenyakit atau berasal dari bangkai sehingga menjadikan pangan tersebut menjadi tidak layak di konsumsi oleh manusia.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 216, "width": 193, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "5. Pangan yang sifatnya sudah kadaluarsa . 17", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 278, "width": 113, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "KESIMPULAN DAN REKOMENDASI", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 319, "width": 194, "height": 384, "page_number": 8, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Diera Globalisasi ini, banyak bermunculan produk barang atau pelayanan jasa yang dipasarkan di Indonesia, dan apabila konsumen tidak berhati-hati dalam memilih produk barang atau jasa tersebut, maka konsumen hanya akan menjadi objek ekploitasi dari pelaku usaha yang tidak bertanggung jawab. Dalam prakteknya kegiatan perdangangan produk makanan tersebut, masih banyaknya pelaku usaha yang menjual suatu produk makanan yang sudah kedaluarsa. Hal inilah dapat merugikan pihak konsumen serta dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan pihak konsumen tersebut. Dalam Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 732, "width": 193, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "17 Undang-Undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan, Pasal 90", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 91, "width": 195, "height": 218, "page_number": 8, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "telah diatur tentang larangan produsen dalam memproduksi barang produksinya untuk melindungi konsumen. Pemerintah berwenang dan bertanggung jawab mengatur dan mengawasi produksi, pengolahan, pendistribusian makanan, dan minuman. Pemerintah melalui BPOM melakukan upaya preventif yaitu dengan melakukan pembinaan dan pengawasan kepada pelaku usaha.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 319, "width": 195, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Diharapkan kepada konsumen, apbila dalam membeli makanan sebelumnya kita harus melihat atau meneliti terlebih dahulu tanggal kadaluarsanya, agar kita dapat mengetahui layak atau tidaknya suatu produk tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 485, "width": 113, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 329, "top": 501, "width": 195, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Faisal, Boy. Pengenalan Mengenai BPOM . Depok: Penerbit", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 532, "width": 195, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Swadaya, 2012. Fardiaz. Produk pangan Kemasan dalam", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 564, "width": 195, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Indonesia . Jakarta: Gramedia, 2003. Kristiyanti, Celina. Hukum Perlindungan Konsumen .", "type": "Table" }, { "left": 361, "top": 628, "width": 141, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Jakarta: Sinar Grafika, 2009.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 643, "width": 194, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Miru, Ahmadi. Hukum Perlindungan Konsumen . Jakarta: Rajawali Press, 2017.", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 691, "width": 195, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Muthiah, Aulia. Hukum Perlindungan Konsumen Dimensi Hukum", "type": "Table" }, { "left": 361, "top": 723, "width": 162, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Positif dan Ekonomi Syariah .", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 36, "width": 189, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X", "type": "Page header" }, { "left": 103, "top": 60, "width": 418, "height": 18, "page_number": 9, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Fitriah, Implikasi Produk Kemasan Kadaluarsa Pada Perlindungan Hukum Bagi Konsumen, Halaman 112- 120", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 781, "width": 195, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Volume 18 Nomor 1, Bulan Januari 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 780, "width": 16, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "120", "type": "Page footer" }, { "left": 134, "top": 91, "width": 162, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Yogyakarta: Pustaka Baru Press,", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 107, "width": 30, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "2018.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 123, "width": 193, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Rusli, Tami. Hukum perlindungan", "type": "List item" }, { "left": 134, "top": 139, "width": 162, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Konsumen di Indonesia . Jakarta:", "type": "List item" }, { "left": 134, "top": 155, "width": 83, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Gramedia, 2016.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 171, "width": 194, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Sadar, M. Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia . Jakarta:", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 202, "width": 193, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Gramedia, 2014. Wijaya, Andre. Pentingnya Perlindungan Konsumen . Yogyakarta: Pustaka Wijaya,", "type": "Table" }, { "left": 134, "top": 266, "width": 30, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "2009.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 282, "width": 194, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Wijaya. Makanan Sehat . Yogyakarta:", "type": "List item" }, { "left": 134, "top": 298, "width": 111, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Pustaka Wijaya, 2001.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 314, "width": 29, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Yani,", "type": "List item" }, { "left": 159, "top": 314, "width": 138, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Ahmad. Perlindungan", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 329, "width": 194, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Konsumen . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003. Zulham. Hukum Perlindungan", "type": "Table" }, { "left": 134, "top": 377, "width": 162, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Konsumen di Indonesia . Jakarta:", "type": "List item" }, { "left": 134, "top": 393, "width": 86, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 592, "page_height": 839, "text": "Gramedia, 2013.", "type": "Text" } ]
5dc06044-c2d2-8bb3-74f5-640b7c91af11
http://jab.stikba.ac.id/index.php/jab/article/download/306/173
[ { "left": 165, "top": 38, "width": 363, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 2, September 2021 DOI : 10.36565/jab.v10i2.306 p-ISSN: 2302-8416 e-ISSN: 2654-2552", "type": "Page header" }, { "left": 509, "top": 784, "width": 17, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "258", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 105, "width": 399, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Faktor Kepatuhan Lansia dalam Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lansia di Banjar Wangaya Kaja Denpasar Utara", "type": "Section header" }, { "left": 200, "top": 146, "width": 212, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ni Kadek Muliawati 1 , Nurul Faidah 2 1,2 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali", "type": "Text" }, { "left": 233, "top": 171, "width": 144, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 194, "width": 399, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Submitted : 16/11/2020 Accepted: 10/09/2021 Published: 15/09/2021", "type": "Table" }, { "left": 286, "top": 221, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 233, "width": 442, "height": 263, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There are 901 million people aged 60 years or over, comprising 12% of the world's population (Department of Economic and Social Affairs, 2015). The Morbidity rate in the elderly in 2015 was 28.62%, which means that for every 100 elderly people, 28 people are sick (Kemenkes RI, 2017). The utilization of health services in the elderly Posyandu is still far from the expected target. (Aprilia, 2019): out of 105 elderly, 65.7% do not regularly go to Posyandu in Pekanbaru. The data on elderly visits to the Banjar WangayaKaja elderly posyandu in the last three months were 41 elderly (29.31%). This study aims to analyze the obedience factor of the elderly in the utilization of posyandu services for the elderly. A cross-sectional study was conducted in Banjar WangayaKaja, Denpasar Utara in October-November 2019. The sample was 99 elderly with non-probability sampling technique, namely purposive sampling. Elderly who changed residence, were sick / hospitalized and totally dependent were not sampled. Demographic data, the distance from the elderly's house to the elderly posyandu and the knowledge of the elderly were obtained by distributing questionnaires, the attendance of the elderly was obtained based on attendance in the past one year. Multivariate analysis with logistic regression was carried out to obtain POR. There was a relationship between POR age = 0.17 (95% CI: 0.03-0.94), education POR = 2.71 (95% CI: 1.23-6.01) and the role of cadres POR = 59 , 64 (95% CI: 9,18-387,41) with elderly compliance in the utilization of posyandu services for the elderly. Factors that were not statistically found to be associated were gender (p-value: 0.552), occupation (p-value: 0.490), location distance to elderly posyandu (p-value: 0.009) and knowledge (p-value: 0.894). Cadres further enhance their roles, such as conducting home visits, as motivators as an effort to improve posyandu services for the elderly.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 499, "width": 188, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: compliance, elderly, posyandu", "type": "Text" }, { "left": 285, "top": 512, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 524, "width": 443, "height": 225, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat 901 juta orang berusia 60 tahun atau lebih, yang terdiri atas 12% dari jumlah populasi dunia. Angka kesakitan pada lansia di tahun 2015 sebesar 28,62% yang berarti pada setiap 100 lansia, terdapat 28 orang yang s akit. Pemanfaatan pelayanan Kesehatan di Posyandu lansia masih sangat jauh dari target yang diharapkan. Penelitian Aprilia di Pekanbaru, dari105 lansia, sebanyak 65,7% tidak rutin ke Posyandu Lansia. Data kunjungan lansia ke Posyandu lansia Banjar Wangaya Kaja dalam tiga bulan terakhir yaitu 41 lansia (29,31%). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor kepatuhan lansia dalam pemanfaatan pelayanan posyandu lansia. Studi cross sectional dilaksanakan di Banjar Wangaya Kaja Denpasar Utara pada bulan Oktober-November 2019. Sampel sebanyak 99 lansia dengan teknik non probability sampling yaitu purposive sampling . Lansia yang berpindah tempat tinggal, sakit/dirawat di RS dan ketergantungan total tidak dijadikan sampel. Data demografi, jarak rumah lansia keposyandu lansia dan pengetahuan lansia diperoleh dengan menyebar kuesioner, kehadiran lansia diperoleh berdasarkan absensi kehadiran selama satu tahun terakhir. Analisis multivariate dengan regresi logistik dilakukan untuk mendapatkan POR. Terdapat hubungan antara usia POR=0,17 (95%CI:0,03-0,94), pendidikan POR=2,71 (95%CI:1,23-6,01) dan peran kader POR=59,64 (95%CI:9,18-387,41) dengan kepatuhan lansia dalam pemanfaatan pelayanan Posyandu lansia. Faktor yang secara statistik tidak ditemukan berhubungan adalah jenis kelamin (p value : 0,552), pekerjaan (p- value : 0,490), jarak lokasi keposyandu lansia (p- value : 0,009) dan pengetahuan (p- value : 0,894). Kader lebih", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 38, "width": 363, "height": 51, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 2, September 2021 DOI : 10.36565/jab.v10i2.306 p-ISSN: 2302-8416 e-ISSN: 2654-2552", "type": "Page header" }, { "left": 509, "top": 784, "width": 17, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "259", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 442, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "meningkatkan perannya seperti melakukan kunjungan rumah, sebagai motivator sebagai salah satu upaya meningkatkan pelayanan posyandu lansia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 188, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: kepatuhan, lansia, posyandu", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 155, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 168, "width": 216, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lanjut usia adalah kelompok manusia yang berusia 60 tahun keatas(Kementrian Kesehatan RI, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 210, "width": 216, "height": 232, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data World Population Prospects terdapat 901 juta orang berusia 60 tahun atau lebih, yang terdiri atas 12% dari jumlah populasi dunia(Departemen of Economic and Social Affairs, 2015). Pada tahap ini individu banyak mengalami masalah perubahan dari segi kesehatan. Kesehatan pada lansia diarahkan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan lansia agar tetap produktif, sehat, bahagia dan berdaya guna (Maryam, 2008). Menurut kesepakatan PBB lanjut usia adalah diatas 60 tahun keatas, klasifikasi lebih lanjut oldest old dengan usia diatas 80 tahun, centenarian dengan usia diatas 100 tahun dan super centenarian usia diatas 110 tahun(WHO, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 431, "width": 87, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil proyeksi", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 444, "width": 216, "height": 287, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menunjukkan bahwa jumlah penduduk lanjut usia (lansia) mengalami peningkatan sekitar 48,19 juta jiwa pada tahun 2035 (Kementrian Kesehatan RI, 2017). Tren ini diperkirakan akan terus berlanjut mengingat menurunnya angka fertilitas dan meningkatnya angka harapan hidup di Indonesia. Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, angka kesakitan pada lansia di tahun 2015 sebesar 28,62% yang berarti pada setiap 100 lansia, terdapat 28 orang yang sakit(Kementerian Kesehatan RI, 2017). Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 Bab VII bagian ketiga pasal 138 ayat 1 dan 2 menyatakan bahwa upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia harus ditunjukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif secara social maupun ekonomis sesuai dengan martabat kemanusiaan khususnya posyandu lansia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 734, "width": 215, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Posyandu lansia adalah pos pelayanan untuk masyarakat lanjut usia di", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 142, "width": 216, "height": 301, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Kegiatan dari posyandu lansia meliputi preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif (Sulistyorini, 2010). Posyandu lansia dilaksanakan setiap satu bulan sekali yang berarti jumlah kehadiran maksimal seseorang lansia untuk menghadiri posyandu lansia yaitu dua belas kali dalam setahun (Kementrian Kesehatan RI, 2017). Tujuan dari posyandu adalah untuk meningkatkan atau mempertahankan derajat kesehatan lansia sehingga bisa hidup mandiri dan tidak menjadi beban keluarga, masyarakat dan negara (Kementrian Kesehatan RI, 2017)Keberhasilan dalam kegiatan pemanfaatan pelayanan dalam posyandu lansia tidak terlepas dari kehadiran lansia tersebut dalam mengikuti posyandu lansia.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 446, "width": 216, "height": 300, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemanfataan posyandu lansia antara lain umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, petugas kesehatan/kader, jarak rumah dan dukungan keluarga (Sulistyorini, 2010).Jumlah Posyandu Lansia yang dibina oleh puskesmas yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia Lebih dari 100.000 buah(Kementrian Kesehatan RI, 2019). Pemanfaatan pelayanan Kesehatan di Posyandu lansia masih sangat jauh dari target yang diharapkan. Beberapa penelitian mendapatkan hasil, dari 105 lansia, sebanyak 65,7% tidak rutin ke Posyandu(Aprilla, 2019) di Pekanbaru, dan dari 114 lansia hanya 16% yang rutin hadir Ke posyandu lansia(Amaral, 2017) di Malang. Beberapa faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga, Pengetahuan, Tempat tinggal, peran kader(Bukit, 2019) (Aprilla, 2019)", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 38, "width": 363, "height": 51, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 2, September 2021 DOI : 10.36565/jab.v10i2.306 p-ISSN: 2302-8416 e-ISSN: 2654-2552", "type": "Page header" }, { "left": 509, "top": 784, "width": 17, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "260", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 216, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "beberapa factor dengan hasil belum konsisten.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 132, "width": 216, "height": 245, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Banjar Wangaya Kaja, Desa Dauh Puri Kaja, Kota Denpasar di Wilayah Kerja Puskesmas III Denpasar Utara terdapat 114 lansia. Data kunjungan lansia ke posyandu lansia Banjar Wangaya Kaja dalam tiga bulan terakhir yaitu sebanyak 41 lansia (29,31%). Dilihat dari persentase tiap bulan kehadiran lansia Banjar Wangaya Kaja ke posyandu lansia membuktikan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan di posyandu lansia masih sangat jauh dari target yang diharapkan yaitu 80%. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul analisis faktor kepatuhan lansia dalam pemanfaatan pelayanan posyandu lansia di Banjar Wangaya Kaja.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 394, "width": 134, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 408, "width": 216, "height": 356, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan studi cross sectional, dilaksanakan di Banjar Wangaya Kaja Denpasar Utara pada bulan Oktober-November 2019. Besar sampel dihitung menggunakan rumus Slovin dengan jumlah sampel sebanyak 99 lansia dari 114 populasi lansia. Sampel dipilih menggunakan teknik non probability sampling yaitu purposive sampling.Lansia yang selama dilakukan penelitian berpindah tempat tinggal, sedang sakit/dirawat di RS dan lansia dengan ketergantungan total tidak dijadikan sampel.Data demografi (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan), pengetahuan, perankader dan jarak rumah lansia ke posyandu lansia diperoleh dengan teknik menyebarkan kuesioner sedangkan kehadiranlansia diperoleh berdasarkan absensi kehadiran selama satu tahun terakhir. Pertanyaan terkait peran kader terdiri atas tujuh kategori dengan jawabanya dan tidak, lima pertanyaan terkait jarak dengan jawabannya dan tidak serta 11 pertanyaan terkait pengetahuan lansia tentang posyandu. Analisis multivariate dengan regresi", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 104, "width": 216, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "logistik dilakukan untuk mendapatkan POR usia, pendidikan dan perankader. Penelitian ini telah mendapat ijin dari Dinas", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 145, "width": 216, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penanaman modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dengan nomor 070/09757/DPMPTSP-B/2019", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 173, "width": 216, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "serta rekomendasi penelitian dari Pemerintah Kota Denpasar.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 228, "width": 158, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 256, "width": 216, "height": 397, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Tabel 1, disajikan data karakteristik berdasarkan usia, sebagian besar responden berusia 60-74 tahun yaitu sebanyak 68 orang (68,69%). Karakteristik berdasarkan jenis kelamin, responden laki- laki lebih banyak dari pada responden responden perempuan yaitu 52 orang (52,53%). Dilihat dari pendidikan, didapatkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan SD sebanyak 39 orang (39,39%). Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan, didapatkan hasil sebagian besar responden yang sudah tidak bekerja yaitu sebanyak 92 orang (92,93%). Pada tabel 2 terlihat bahwa usia dengan POR=0,17 (95%CI: 0,03-0,94), pendidikan POR=2,71 (95%CI: 1,23-6,01) dan peran kader POR=59,64 (95%CI: 9,18-387,41) merupakan faktor yang berhubungan dengan kepatuhan lansia dalam pemanfaatan pelayanan posyandu lansia. Beberapa factor yang tidak terbukti secara statistic berhubungan dengan kepatuhan lansia dalam pemanfaatan pelayanan posyandu lansia adalah jenis kelamin dengan p- value : 0,552, pekerjaan dengan v- value: 0,490, jarak rumah ke lokasi posyandu dengan p- value : 0,998 dan pengetahuan dengan p- value : 0,894.", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 38, "width": 363, "height": 51, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 2, September 2021 DOI : 10.36565/jab.v10i2.306 p-ISSN: 2302-8416 e-ISSN: 2654-2552", "type": "Page header" }, { "left": 509, "top": 784, "width": 17, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "261", "type": "Page footer" }, { "left": 165, "top": 38, "width": 363, "height": 51, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 2, September 2021 DOI : 10.36565/jab.v10i2.306 p-ISSN: 2302-8416 e-ISSN: 2654-2552", "type": "Page header" }, { "left": 509, "top": 784, "width": 17, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "262", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 216, "height": 287, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan Variabel yang terbukti secara statistic sebagai faktor kepatuhan lansia dalam pemanfaatan posyandu lansia adalah usia, pendidikan dan peran kader. Pada penelitian ini, semakin muda usia lansia semakin patuh dalam memanfaatkan posyandu lansia. Berdasarkan hasil bivariat, sebanyak 87,10% lansia usia 75-90 tahun berada pada kepatuhan rendah. Tujuan lansia dating keposyandu lansia selain memeriksakan kondisi kesehatan, juga untuk silaturahmi dengan teman-teman seusianya maupun dengan petugas Kesehatan. Hasil penelitian ini sejalan dengan peneltian cross sectional yang dilakukan Anggraini di Ngentak yang mendapatkan bahwa usia yang semakin bertambah membuat lansia tidak bias aktif dalam kegiatan posyandu lansia(Anggraini, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 394, "width": 216, "height": 232, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertambahan usia akan menimbulkan perubahan-perubahan pada struktur dan fisiologis sehingga menimbulkan kemunduran pada fisik dan psikis lansia(Maryam, 2008). Berbeda dengan penelitian case control di Yogyakarta bahwa lansia yang berumur >71 tahun cenderung lebih aktif ke posyandu dibanding yang berumur <71 tahun(Lestari, 2011). Responden yang berumur >71 tahun lebih aktif dating ke posyandu karena sering merasakan adanya gangguan kesehatan, dan sebaliknya lansia yang lebih muda tidak aktif ke posyandu karena masih merasa sehat, sehingga dating keposyandu kalua merasa tidak enak badan saja(Lestari, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 615, "width": 216, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemungkinan perbedaan disebabkan oleh metode yang digunakan dimana pada penelitian ini menggunakan cross sectional sedangkan Lestari menggunakan metode case control . Pada penelitian ini juga terdapat perbedaan cara membagi rentang usia lansia yaitu 60- 74 tahun dan 75-90 tahun sedangkan pada penelitian Lestari, usia lansia dibagi menjadi dua yaitu usia ≥71 tahun dan <71 tahun.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 104, "width": 216, "height": 494, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan merupakan factor kedua yang terbukti secara statistic berhubungan dengan kepatuhan lansia dalam pemanfaatan posyandu lansia. Semakin tinggi tingkat pendidikan lansia, semakin patuh dalam pemanfatan posyandu lansia. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian cross sectional di Boyolali Jawa Tengah bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan kehadiran lansia di posyandu lansia. Semakin tinggi pendidikan maka semakin aktif frekuensi kehadiran lanjut usia ke posyandu lansia (Santjaka, 2013). Pendidikan sebagai suatu proses dalam rangkaian mempengaruhi dan menimbulkan perubahan perilaku pada dirinya (Mubarak,2009). Lanjut usia yang mempunyai pendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional dibandingkan lansia yang berpendidikan lebih rendah atau mereka yang tidak berpendidikan Lansia dengan pendidikan yang rendah berdampak pada lemahnya ilmu pengetahuan, informasi-informasi baru mengenai kesehatan hal ini akan berdampak juga pada kunjungan keposyandu lansia. Berbeda dengan penelitian case control di Yogyakarta bahwa tingkat pendidikan tidak terbukti sebagai faktor yang mempengaruhi keaktifan kunjungan lansia ke posyandu (Lestari, 2011). Perbedaan tersebut kemungkinan disebabkan oleh distribusi tingkat pendidikan sama persis antara kasus dan kontrol, dengan jumlah yang terbesar adalah pendidikan <SMP 80,8%.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 601, "width": 213, "height": 163, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peran kader merupakan factor ketiga yang berhubungan dengan kepatuhan lansia dalam pemanfaatan posyandu lansia dimana semakin baik peran kader meningkatkan 59 kali kepatuhan lansia. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini bahwa pelayanan kader memiliki hubungan dengan keaktifan lansia mengikuti kegiatan posyandu (Anggraini, 2016). Kader kesehatan bertanggung jawab terhadap masyarakat setempat, mereka bekerja dan", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 38, "width": 363, "height": 51, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 2, September 2021 DOI : 10.36565/jab.v10i2.306 p-ISSN: 2302-8416 e-ISSN: 2654-2552", "type": "Page header" }, { "left": 509, "top": 784, "width": 17, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "263", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 213, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berperan sebagai seseorang pelaku dari sebuah sistem kesehatan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 118, "width": 213, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kader bertanggung jawab kepada kepala desa dan supervisor yang ditunjuk oleh petugas/tenaga pelayanan pemerintah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 173, "width": 213, "height": 328, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kader masyarakat merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting dalam pelayanan kesehatan dimasyarakat (Sulistyorini,2010). Kader lansia merupakan suatu penggerak terpenting dalam menjalankan tujuan yang dimiliki poyandu lansia tersebut. Kader mempunyai peran sebagai pelaku dari sebuah sistem kesehatan, kader diharapkan bisa memberikan berbagai pelayanan yang meliputi pengukuran tinggi dan berat badan, pengukuran tekanan darah, pengisian lembar Kartu Menuju Sehat (KMS), memberikan penyuluhan atau penyebarluasan informasi kesehatan, menggerakkan serta mengajak usia lanjut untuk hadir dan berpartisipasi dalam kegiatan Posyandu Lansia (Sulistyorini, 2010). Berbeda dengan penelitian Bukit di Pekanbaru bahwa tidak ada hubungan antara peran petugas salah satunya peran kader dengan keaktifan lansia mengikuti kegiatan posyandu di Puskes madengan 2,203 (0,88-5,47) (Bukit, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 504, "width": 213, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemungkinan perbedaan hasil disebabkan oleh faktor lain yang berpengaruh salah satunya adalah masih rendahnya kesadaran lansia dalam pemanfaatan posyandu lansia walau pun peran kader dalam memberikan informasi sudah baik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 587, "width": 213, "height": 177, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini didapatkan bahwa beberapa variabel tidak terbukti secara statistik merupakan faktor kepatuhan lansia dalam pemanfaatan posyandu lansia yaitu jenis kelamin, pekerjaan, jarak lokasi ke posyandu lansia dan pengetahuan. Pada penelitian ini, jenis kelamin tidak terbukti sebagai faktor kepatuhan lansia dalam pemanfaatan posyandu lansia dengan p value: 0,552. Pada penelitian ini jumlah laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda yaitu 52 lansia dan 47 lansia. Hal ini menunjukkan bahwa lansia perempuan dan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 104, "width": 213, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "laki-laki memiliki kesamaan dalam bereaksi terhadap gejala, penyakit, maupun kondisi lain yang mengganggu dan menyebabkan mereka harus mengunjungi pelayanan Kesehatan.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 173, "width": 216, "height": 453, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pekerjaan tidak terbukti secara statistik sebagai faktor kepatuhan lansia dalam pemanfaatan posyandu lansia dengan p value : 0,490. Pada penelitian ini, jumlah lansia yang masih aktif bekerja menghasilkan uang adalah sejumlah 7,07%. Penelitian lain juga mendapatkan hasil yang serupa, dimana pekerjaan tidak memiliki hubungan dengan keaktifan lansia mengikuti kegiatan posyandu(Anggraini, 2016) Bekerja merupakan kegiatan utama untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya sehingga lansia mengabaikan untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan posyandu lansia. Berbeda dengan penelitian Lestari dimana terdapat hubungan antara pekerjaan dengan pemanfaatan posyandu lansia. Lansia yang sudah tidak bekerja cenderung lebih aktif ke posyandu dibanding yang masih bekerja (Lestari, 2011) Perbedaan hasil penelitian kemungkinan disebabkan oleh perbedaan budaya khususnya masyarakat Bali yang masih menggunakan system extended family , dimana orang tua tinggal satu rumah dengan anak laki-laki. Salah satu tugas yang diberikan kepada orang tua oleh anaknya adalah menjaga cucu di rumah sampai anak pulang dari tempat kerja. Rata-rata jam pulang kerja adalah jam enam sore yang bertepatan dengan waktu dilaksanakan posyandu lansia, sehingga lansia berhalangan mengikuti posyandu lansia.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 628, "width": 216, "height": 136, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini, jarak bukan merupakan salah satu factor kepatuhan lansia dalam pemanfaatan posyandu lansia dengan p- value 0,998. Studi cross sectional di Riau menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara jarak dengan minat lansia mengunjungi posyandu lansia (Ningsih, 2014). Sejalan Penelitian (Melita & Nadjib, 2018) yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jarak/aksesibilitas dengan", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 38, "width": 363, "height": 51, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 2, September 2021 DOI : 10.36565/jab.v10i2.306 p-ISSN: 2302-8416 e-ISSN: 2654-2552", "type": "Page header" }, { "left": 509, "top": 784, "width": 17, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "264", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 216, "height": 342, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pemanfaatan posyandu lansia. Sebagian besar masyarakat memanfaatkan posyandu lansia sebagai pelayanan kesehatan khusus lansia, karena jarak rumah masyarakat dengan posyandu lansia terjangkau atau dekat. Jarak tempuh merupakan salah satu factor penentu untuk dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan yaitu salah satunya posyandu lansia, namun masih terdapat lansia yang tidak memanfaatkan posyandu lansia. Jarak posyandu lansia adalah rentang lokasi antara tempat tinggal lansia dengan tempat kegiatan pelayanan Kesehatan khususnya posyandu lansia. Jarak Posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau Posyandu lansia. Kemudahan dalam menjangkau lokasi Posyandu lansia ini berhubungan dengan factor keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat mendorong minat lansia untuk mengikuti", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 435, "width": 215, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kegiatan posyandu lansia(Sulistyorini, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 463, "width": 216, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sayati bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara jarak/aksesibilitas dengan pemanfaatan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 518, "width": 216, "height": 176, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas 7 Ulu Palembang Palembang tahun 2017(Sayati, 2018). Jarak posyandu lansia adalah rentang lokasi antara tempat tinggal lansia dengan tempat kegiatan pelayanan kesehatan khususnya posyandu lansia(Sulistyorini, 2010). Jarak dan akses mudah dijangkau oleh lansia namun masih banyak lansia yang tidak aktif keposyandu lansia kemungkinan dipengaruhi faktor lain yaitu ada tidaknya keluarga atau orang rumah yang mengantar ke balai pertemuan tempat diadakannya posyandu lansia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 697, "width": 213, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini, pengetahuan tidak terbukti secara statistic sebagai factor kepatuhan lansia dalam pemanfaatan posyandu lansia dengan p- value : 0,894. Berbeda dengan hasil penelitian yang", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 104, "width": 213, "height": 342, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dilakukan oleh (Aryatiningsih, 2014) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan posyandu lansia di Kota Pekan Baru, yang menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan pemanfaatan posyandu lansia. Pengetahuan adalah hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya), atau hasil penginderaan manusia. Pengetahuan yang dihasilkan tersebut dipengaruhi oleh lamanya intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoadmodjo, 2012). Terdapat beberapa lansia yang berpengetahuan baik tetapi tidak dating ke posyandu disebabkan karena berbagai factor yaitu jadwal posyandu yang bersamaan dengan kegiatan lansia. Faktor lain yang kemungkinan berpengaruh yaitu tempat peneliti melaksanakan penelitian berada di areal perkotaan dan dekat dengan Puskesmas III Denpasar Utara, oleh sebab itu mereka cenderung mencari pelayanan kesehatan utama di Puskesmas.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 449, "width": 213, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterbatasan penelitian ini, peneliti belum mampu mengontrol faktor lain yang kemungkinan mempengaruhi hasil penelitian, salah satunya adalah factor budaya.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 532, "width": 67, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 546, "width": 213, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat hubungan antara usia POR=0,17 (95%CI: 0,03-0,94), pendidikan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 573, "width": 216, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "POR=2,71 (95%CI: 1,23-6,01) dan peran kader POR=59,64 (95%CI: 9,18-387,41) dengan kepatuhan lansia dalam pemanfaatan pelayanan posyandu lansia. Faktor yang secara statistic tidak ditemukan berhubungan adalah jenis kelamin (p value : 0,552), pekerjaan (p- value : 0,490), jarak lokasi ke posyandu lansia (p- value : 0,009) dan pengetahuan (p- value : 0,894).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 725, "width": 47, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 739, "width": 213, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kader lebih meningkatkan perannya seperti melakukan kunjungan", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 38, "width": 363, "height": 51, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 2, September 2021 DOI : 10.36565/jab.v10i2.306 p-ISSN: 2302-8416 e-ISSN: 2654-2552", "type": "Page header" }, { "left": 509, "top": 784, "width": 17, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "265", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 213, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "rumah, sebagai motivator sebagai salah satu upaya meningkatkan pelayanan posyandu lansia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 159, "width": 113, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 173, "width": 216, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amaral, A., Wiyono, J., & Candawati, E. (2017). Analisis Faktor Kehadiran Lansia dalam Mengikuti Posyandu di Desa Pagersari Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang. Nursing News, 2(2), 71–79.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 256, "width": 216, "height": 107, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anggraini, D., Zulpahiyana, Z., & Mulyanti, M. (2016). Faktor Dominan Lansia Aktif Mengikuti Kegiatan Posyandu di Dusun Ngentak. Jurnal Ners Dan Kebidanan Indonesia, 3(3), 150. https://doi.org/10.21927/jnki.2015.3(3) .150-155", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 366, "width": 215, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aprilla, V., Afandi, D., Putri Damayanti, I.,", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 380, "width": 189, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hang Tuah Pekanbaru, Stik., & Baru-", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 394, "width": 192, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia, P. (2019). Faktor Yang", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 408, "width": 191, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berhubungan Dengan Kunjungan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 421, "width": 216, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lansia Ke Posyandu Lansia Tahun 2019. Aryatiningsih, D. S. (2014). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 477, "width": 191, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Kota Pekanbaru. An-Nadaa, 1(2), 42–47.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 504, "width": 216, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bukit, R. B. (2019). Faktor-Faktor Yang", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 518, "width": 192, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mempengaruhi Kunjungan Posyandu Lansia Di Puskesmas Tenayan Raya Pekanbaru Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Husada Gmilang, 1(1), 6.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 573, "width": 215, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Departemen of Economic and Social Affairs. World Population Prospects The 2015 Revision. Key Findings and Advance Tables.2015.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 628, "width": 216, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lestari, P., Hadisaputro, S., & Pranarka, K.", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 642, "width": 192, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2011). Beberapa Faktor Yang Berperan Terhadap Keaktifan Kunjungan Lansia Ke Posyandu Studi Kasus Di Desa Tamantirto Kecamatan", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 697, "width": 192, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kasihan Kabupaten Bantul Propinsi Diy. Media Medika Indonesiana, 45(2), 74–82.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 739, "width": 216, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemenkes RI. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, Situasi", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 104, "width": 192, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan analisis Lanjut Usia. Pusdatin, p. 8. https://doi.org/10.1016/S0169-", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 132, "width": 216, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "409X(97)00122-1.2014 Kemenkes RI. Analisis Lansia di Indonesia. Pusat Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 1–2. Retrieved from www.depkes.go.id/download.php?file =download/.../infodatin lansia 2016.pdf%0A.2017 Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia 2018 [Indonesia Health Profile 2018]. Retrieved", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 270, "width": 191, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "from http://www.depkes.go.id/resources/do wnload/pusdatin/profil-kesehatan- indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 325, "width": 181, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesehatan-Indonesia-2018.pdf.2019.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 338, "width": 216, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maryam, S. Menengenal Usia Lanjut dan", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 352, "width": 192, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perawatannya (p. 220). p. 220. Retrieved from", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 380, "width": 187, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://books.google.co.id/books?id=jx pDEZ27dnwC.2008.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 408, "width": 216, "height": 93, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melita, & Nadjib, M. (2018). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Lansia ke Posbindu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Bintara Kota Bekasi tahun 2017. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, 07(04), 158–167.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 502, "width": 215, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mubarak.W.I. Ilmu  Kesehatan Masyarakat", "type": "List item" }, { "left": 336, "top": 518, "width": 192, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.2009.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 546, "width": 216, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ningsih.R, Arneliwati, Lestari.W (2014).Faktor faktor yang Mempengaruhi Minat Lansia", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 587, "width": 192, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengunjungi Posyandu lansia. JOM PSIK Vol.1 No.2", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 615, "width": 216, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.2.2012.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 656, "width": 216, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Santjaka, H. I., Walin, & Handayani, R. (2013). Proses Menua. Bidan Prada: Jurnal Ilmu Kebidanan, 4(1), 1.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 697, "width": 216, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sayati, D. (2018). Fakto-faktor yang berhubugan dengan pemanfaatan posyandu lansia di puskesmas 7 Ulu Pelembang Tahun 2017. Jurnal ’Aisyiyah Medika, 1(2), 166–177.", "type": "List item" }, { "left": 165, "top": 38, "width": 363, "height": 51, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 2, September 2021 DOI : 10.36565/jab.v10i2.306 p-ISSN: 2302-8416 e-ISSN: 2654-2552", "type": "Page header" }, { "left": 509, "top": 784, "width": 17, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "266", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 216, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Retrieved from http://jurnal.stikes- aisyiyahpalembang.ac.id/index.php/JA M/article/download/20/16 Sulistyorini, C. I. S. P. Posyandu dan Desa Siaga: Panduan untuk Bidan dan", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 173, "width": 139, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kader (-.). Yogyakarta:", "type": "Table" }, { "left": 272, "top": 173, "width": 29, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nuha", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 187, "width": 216, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Medika.2010 Undang-Undang Republik Indonesia No 36. Kesehatan.2009. WHO. (2017). World Health Organization, Elderly Population. Searo.", "type": "Text" } ]
11097b38-2883-b011-b082-2e4b11f85bb5
https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/STRING/article/download/11454/4378
[ { "left": 85, "top": 38, "width": 268, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "STRING (Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 429, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN: 2527 - 9661 Vol. 6 No. 2 Desember 2021", "type": "Page header" }, { "left": 411, "top": 52, "width": 103, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN: 2549 - 2837", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "203", "type": "Page footer" }, { "left": 147, "top": 88, "width": 338, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ANALISIS FORENSIK KONTEN DAN TIMESTAMP PADA APLIKASI TIKTOK", "type": "Section header" }, { "left": 278, "top": 134, "width": 70, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fauzan Natsir", "type": "Section header" }, { "left": 166, "top": 146, "width": 296, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Program Studi Teknik Informatika, Universitas Indraprasta PGRI [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 187, "width": 388, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Submitted November 29, 2021; Revised December 4, 2021; Accepted December 4, 2021", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 225, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 238, "width": 456, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aplikasi Tiktok merupakan salah satu aplikasi platform social media yang seringkali banyak celah untuk mendapatkan identitas dari pengguna aplikasi tersebut. TikTok telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa dengan mencapai 1,5 miliar pengguna pada tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metodologi Open-Source Intelligence (OSINT) sebagai standar dalam tahap penelitian untuk mengungkap timestamp yang diperoleh dari aplikasi TikTok. Metode yang diterapkan menggunakan pendekatan National Institute of Standard Technology (NIST). Penelitian ini menggunakan tools forensik yaitu, Browser History Capture/Viewer, Video Cache Viewer, Unfurl, dan Urlebird . Hasil yang didapatkan di antaranya menunjukkan deskripsi lengkap dari semua artefak digital dan timestamp yang diperoleh dari konten TikTok. Selanjutnya, dengan menggunakan hasil analisis yang dibahas dalam penelitian ini diharapkan dapat merekonstruksi konten dan mencari kata kunci dari timestamp di aplikasi TikTok ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 377, "width": 196, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : Forensik , TikTok, Timestamp", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 402, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 427, "width": 456, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Tiktok application is one of the social media platform applications that often finds many loopholes to get the identity of the application's users. TikTok has experienced tremendous growth by reaching 1.5 billion users in 2019. This research uses an Open-Source Intelligence (OSINT) method as a standard in the research phase to reveal the timestamps obtained from the TikTok application. The method used in this research is the National Institute of Standard Technology (NIST). The research uses forensic tools, namely Browser History Capture/Viewer, Video Cache Viewer, Unfurl and Urlebird. The result of this research shows a complete description of all digital artifacts and timestamps obtained from TikTok content. Furthermore, by using the results of the analysis in the research, it is expected that the research can help to reconstruct the content and to search for keywords from the timestamp in the TikTok application.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 554, "width": 189, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : Forensics, TikTok, Timestamp", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 581, "width": 110, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 601, "width": 213, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TikTok merupakan aplikasi platform media sosial konten ramah seluler bentuk pendek telah melihat peningkatan popularitas yang besar selama karantina COVID-19 dan itu hanya berarti satu hal. Dengan banyaknya video yang diunggah pada saat kebanyakan orang berada di rumah selama karantina, sekarang ada lebih banyak cara dan mungkin cara yang lebih mudah untuk menemukan alamat rumah, informasi keluarga, tata letak", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 581, "width": 212, "height": 163, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "rumah, dan jadwal kerja orang tersebut. Statistik [1] menyebutkan pengguna menghabiskan rata-rata 46 menit sehari di aplikasi TikTok ini. Oleh karena itu, penting untuk disoroti beberapa potensi masalah privasi dan risiko yang diambil saat menggunakan platform TikTok ini secara maksimal. Platform social media TikTok melalui halaman resminya, menyatakan bahwa aplikasi TikTok sudah menembus 1 miliar pengguna pada masa 27 September 2021. Aplikasi ini pertama", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 268, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "STRING (Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 429, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN: 2527 - 9661 Vol. 6 No. 2 Desember 2021", "type": "Page header" }, { "left": 411, "top": 52, "width": 103, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN: 2549 - 2837", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "204", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 212, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kali dirilis pada September 2016 dan platform TikTok ini hanya membutuhkan waktu 5 tahun untuk menggaet 1 miliar pengguna.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 149, "width": 212, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dilansir dari The Verge [2], popularitas TikTok naik sangat signifikan selama masa pandemi Covid-19 ini yang berawal pada tahun 2020. Pada kuartal pertama tahun tersebut, TikTok menjadi aplikasi paling banyak diunduh, sebanyak 315 juta kali, menurut perusahaan analisis SensorTower. Perusahaan tersebut menaungi TikTok, ByteDance melaporkan pendapatannya pada 2020 mencapai 34,3 miliar dolar AS, melebihi dua kali pendapatan tahun sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 321, "width": 215, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aplikasi TikTok ini semakin populer secara signifikan selama karantina COVID19 dan itu hanya berarti satu hal. Dengan banyaknya video yang diunggah saat kebanyakan orang berada di rumah selama karantina, kini ada lebih banyak, dan mungkin lebih mudah, cara untuk menemukan alamat rumah, informasi keluarga, tata letak apartemen, dan jam kantor [3].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 464, "width": 213, "height": 287, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian terdahulu yang dilakukan [4] dengan judul penelitian \"Metode NIST Untuk Analisis Forensik Bukti Digital Pada Perangkat Android\" dengan hasil penemuan bukti digital berupa data kontak, log panggilan, dan pesan yang telah dihapus pada smartphone Samsung Galaxy J1 Ace, dapat disimpulkan bahwa recovery dengan tool Wondershare hanya mencapai 30%, sedangkan hasil dari pemulihan dengan forensik oksigen mencapai 73% dari data yang dihapus. Pada penelitian Facebook Massenger Digital Evidence Analysis Using the NIST Method yang dilakukan oleh Yudahana et al [5], membahas tentang proses mendapatkan barang bukti pada smartphone android menggunakan software forensik forensik Oxigen pada aplikasi Facebook Massenger. Dengan kesimpulan yaitu hasil yang diperoleh berupa teks percakapan, gambar", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 215, "height": 204, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan audio. Referensi [6] menjelaskan proses penerapan kasus forensik pada aplikasi pembayaran mobile berbasis Android menggunakan metode penelitian yang mengacu pada pedoman forensik perangkat mobile yang dibuat oleh National Institute of Standards and Technology (NIST). Dalam proses pengangkatan barang bukti digital untuk smartphone yang telah diinstall dengan aplikasi mobile payment , diperlukan rooting untuk smartphone Android, dan ada banyak tools yang dapat digunakan dalam proses pengangkatan barang bukti digital [7].", "type": "Text" }, { "left": 362, "top": 315, "width": 148, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 334, "width": 212, "height": 260, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode penelitian yang digunakan menjelaskan rancangan kegiatan, ruang lingkup atau objek, tempat, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan dengan berbasis Open Source Intelligence (OSINT) dengan metodologi multi-faktor (kualitatif dan kuantitatif) untuk mengumpulkan, menganalisis, dan membuat keputusan tentang data yang dapat diakses dari platform digital TikTok.[8] Salah satu metode pelacakan OSINT yang digunakan adalah metode dorking dengan mencari sebuah kata yang berada di dalam search engine untuk mengumpulkan beberapa data seperti inurl , intext dan lain sebagainya. Berikut beberapa metode yang diterapkan pada pendekatan framework OSINT :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 268, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "STRING (Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 429, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN: 2527 - 9661 Vol. 6 No. 2 Desember 2021", "type": "Page header" }, { "left": 411, "top": 52, "width": 103, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN: 2549 - 2837", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "205", "type": "Page footer" }, { "left": 118, "top": 247, "width": 147, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Framework OSINT", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 273, "width": 213, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahapan penelitian ini mengacu pada metode National Institute of Standards and Technology (NIST) yang terdiri dari beberapa langkah untuk menghasilkan artefak digital dari aplikasi TikTok.[9] Tahapan ini bisa digambarkan sebagai berikut,", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 465, "width": 126, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Tahapan NIST", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 490, "width": 212, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahapan National Institute of Standard and Technology (NIST) mempunyai 4 tahapan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini pada proses analisis forensik konten TikTok. Beberapa tahapan pada metode National Institute of Standards Technology (NIST), sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 587, "width": 212, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Pengumpulan : Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mencatat, dan mengambil data dari sumber data yang relevan dengan mengikuti prosedur integritas data.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 656, "width": 212, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Pemeriksaan : tahap ini bertujuan untuk memproses data konten dan timestamp dari aplikasi TikTok yang dikumpulkan secara forensik menggunakan berbagai skenario, baik otomatis maupun secara manual, menilai dan merilis data sesuai", "type": "List item" }, { "left": 348, "top": 88, "width": 194, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kebutuhan dengan tetap mengikuti prosedur integritas data.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 115, "width": 212, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Analisis : tahap ini bertujuan untuk menganalisis hasil pemeriksaan dengan menggunakan metode yang sudah ditentukan secara teknis dan hukum untuk memperoleh informasi yang berguna dan menjawab pertanyaan yang mendorong pengumpulan dan pemeriksaan. d. Pelaporan : Tahap ini bertujuan untuk melaporkan hasil analisis yang meliputi uraian tindakan yang harus dilakukan,", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 267, "width": 194, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penentuan tindakan yang perlu dilakukan (misalnya pemeriksaan forensik sumber data, celah keamanan yang teridentifikasi, atau peningkatan kontrol keamanan), dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kebijakan, prosedur, dan aspek lain dari proses forensik.[10]", "type": "Text" }, { "left": 350, "top": 392, "width": 172, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 411, "width": 212, "height": 177, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aplikasi TikTok ini memberikan akses video, soundtrack , akun, dan beberapa informasi lain tanpa harus mendaftarkan akun terlebih dahulu. Tidak seperti platform media sosial lainnya, konten di dalam TikTok tidak ditampilkan dalam urutan kronologis karena memiliki algoritma yang diaktifkan untuk menunjukkan informasi akun, berdasarkan jumlah likes dan comments . Hal ini disebabkan karena atribut dari konten video yang diunggah lebih sulit diidentifikasi.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 596, "width": 212, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2021 dengan menggunakan salah satu unggahan konten video seorang tiktokers yang bisa dilihat secara publik tanpa penyelidikan lebih lanjut terkait timestamp dari unggahan di bagian konten video tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 699, "width": 212, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akuisisi data konten diawali dengan menggunakan tool Browser History Capture pada browser Chrome , untuk mengambil data dari browser . Data yang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 268, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "STRING (Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi)", "type": "Page header" }, { "left": 411, "top": 38, "width": 103, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN: 2527 - 9661", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 52, "width": 141, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 6 No. 2 Desember 2021", "type": "Text" }, { "left": 411, "top": 52, "width": 103, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN: 2549 - 2837", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "206", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 213, "height": 218, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dapat diperoleh dari akuisisi browser antara lain history, cache , dan archived history . Aplikasi ini mempunyai beberapa kelebihan dan beberapa kekurangan. Kelebihannya adalah tool ini tidak perlu di- install pada perangkat sehingga dapat mempercepat proses pendataan. Untuk kekurangannya tool ini hanya dapat berjalan pada beberapa aplikasi yaitu pada Firefox, Chrome , dan Internet Explorer & Edge . Pada folder history terdapat beberapa file seperti Bookmarks, Cookies, Current Session, History, Last session, Login Data, Preferences, Top sites, dan Web data . File di atas akan dianalisis menggunakan tool Browser History", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 309, "width": 212, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Viewer . Tahapan akuisisi dengan tool Browser History Capture dapat dilihat pada gambar di bawah ini,", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 537, "width": 165, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Menampilkan Gambar", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 562, "width": 212, "height": 177, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses analisis selanjutnya menggunakan tool Video Cache Viewer yang digunakan untuk memperoleh video dari aplikasi browser seperti Firefox, Edge , dan Chrome . Proses akuisisi melibatkan ekstraksi file video dari cache video di browser . Secara otomatis semua cache dari browser yang berupa video akan terbaca pada tool ini. Saat tool ini dibuka, maka akan langsung melakukan proses akuisisi data video pada semua browser yang ada. Saat tool menyelesaikan akuisisi, akan muncul semua hasil video yang diperoleh", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 212, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dari berbagai sumber. Proses akuisisi dapat dilihat pada gambar di bawah ini,", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 250, "width": 165, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Menampilkan Gambar", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 283, "width": 212, "height": 210, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses analisis dari pengumpulan informasi potensial untuk proses identifikasi dari unggahan konten video yang didapatkan dalam salah satu tiktokers. Sebagai contoh unggahan video yang diambil orang dengan pengikut cukup banyak di TikTok, @scottsreality dan akan kita analisis dengan menggunakan salah satu tool yaitu unfurl. Analisis dengan tool unfurl digunakan untuk melihat timestamp dari salah satu unggahan video dengan memasukkan ID createTime . Pendeteksian ID createTime menghasilkan tanggal dan waktu ketika video itu diunggah.", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 595, "width": 197, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. Tampilan ID createTime pada unfurl", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 632, "width": 212, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tampak pada unggahan konten video yang didapatkan dari URL yang dilakukan pada https://www.tiktok.com/@scottsreality/vid eo/7021786376194559237?is_copy_url=1 &is_from_webapp=v1 tersebut bahwa konten video itu diunggah pada 22 Oktober 2021 pukul 07:17:21 oleh sang pemilik akun. Informasi timestamp yang lain juga dapat diakses dengan mudah melalui", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 268, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "STRING (Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 429, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN: 2527 - 9661 Vol. 6 No. 2 Desember 2021", "type": "Page header" }, { "left": 411, "top": 52, "width": 103, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN: 2549 - 2837", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "207", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 213, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Source Page Link . Gambar profil yang berukuran penuh ataupun gambar yang sudah dipotong bisa ditemukan dengan link yang diberikan oleh URL TikTok.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 213, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pencarian timestamp gambar ini didapatkan dari source page link dengan format .jpeg. Ukuran gambar yang ditemukan adalah yang berukuran 100x100 atau 720x720. Jika diketemukan dengan format 100x100, berarti file tesebut sudah dimanipulasi dari 720x720 ke 100x100 sehingga akan memberikan hasil output gambar yang asli yang lengkap seperti gambar di bawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 380, "width": 192, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6. Menampilkan Gambar Hasil", "type": "Section header" }, { "left": 117, "top": 393, "width": 146, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Output dari Source Page Link", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 419, "width": 212, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aplikasi Tiktok ini juga menyediakan fitur untuk menyimpan video yang sudah diunggah, video yang diundauh dalam kondisi yang utuh, atau sebagian adanya dengan watermark dari logo tiktok dan username author TikTok di layar unggahan video.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 654, "width": 203, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 7. Menampilkan Watermark dari Unggahan Video TikTok", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 692, "width": 212, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ternyata untuk penyimpan video tanpa pemakaian watermark", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 705, "width": 213, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TikTok dan username author TikTok dengan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 733, "width": 212, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menggunakan tool aplikasi untuk", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 215, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mendapatkan unggahan video tanpa ada watermark dengan mengakses laman https://musicallydown.com sehingga terlihat perbedaan antara video unduhan menggunakan aplikasi tiktok dengan watermark -nya dan aplikasi yang lain.", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 306, "width": 194, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 8. Menampilkan unggahan dari", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 318, "width": 212, "height": 428, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "video TikTok tanpa watermark Analisis selanjutnya adalah penemuan username TikTok yang dapat disalahgunakan oleh pengguna di TikTok seolah-olah diintimidasi dengan membuat video yang tidak disukai banyak orang. Banyak dari kasus ini langsung dilaporkan dan di- blacklist oleh TikTok, tetapi beberapa oknum membuatnya kembali ke platform TikTok atau bahkan menghapus videonya dengan mengubah username dan memulai dengan akun yang baru. Akun Tiktok dapat mengubah username setiap 30 hari, akantetapi, secara teknis setiap bulan atau lebih orang dapat mengubah username ke kata kunci yang lain yang tersedia. Salah satu tool yang digunakan yaitu aplikasi https://urlebird.com yang dapat memeriksa dengan cepat apakah ada perubahan username dalam waktu dekat ini. Namun, aplikasi ini tidak bisa melacak hingga ke video pertama yang diposting tetapi jauh lebih mudah untuk menggulir video dan memeriksa beberapa bulan terakhir. Banyak username yang dibuat dengan cepat saat membuat akun sehingga orang cenderung mengubahnya beberapa hari kemudian ke yang lain. Jika orang tersebut telah memposting video selama", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 268, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "STRING (Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 429, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN: 2527 - 9661 Vol. 6 No. 2 Desember 2021", "type": "Page header" }, { "left": 411, "top": 52, "width": 103, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN: 2549 - 2837", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "208", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 212, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perubahan itu, kedua nama pengguna dapat diperoleh, jika tidak maka tidak akan diketahui oleh orang lain.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 260, "width": 184, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 9. Contoh Tracing Username TikTok yang Telah Diubah", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 305, "width": 218, "height": 259, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Username dapat mengungkapkan beberapa informasi terkait identitas dari pemilik akun seperti, nama lengkap, tempat dan tanggal lahir atau tahun kelahiran. Dalam contoh di atas, pengguna tersebut memiliki tiga perubahan nama username dalam tiga bulan terakhir. Dua di antaranya diubah berdasarkan pada video yang diunggah sehingga mengungkapkan kecenderungan kepribadiannya. Berdasarkan tanggal, memposting dengan username itu, sehingga secara jelas bisa diketahui kapan orang tersebut membuat perubahan itu. Perubahan ini tidak mudah diakses di aplikasi mobile dan dari situlah kebanyakan orang berasal. Ini bisa menjadi informasi yang terbukti penting untuk beberapa penyelidikan terutama ketika mereka berurusan dengan akun anonim.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 573, "width": 212, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TikTok juga memiliki kekurangan seperti setiap platform lainnya bahkan lebih menjadi sorotan. Namun, untuk penyelidikan dengan pendekatan OSINT ini adalah tambahan informasi yang bagus yang mungkin tidak ditemukan di tempat lain.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 656, "width": 212, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aplikasi TikTok ini dapat memberikan detail pribadi, tempat kerja, rumah alamat dan banyak lainnya, rincian sebagian besar diungkapkan oleh pengguna sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 402, "top": 88, "width": 85, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 108, "width": 212, "height": 218, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pesatnya perkembangan popularitas aplikasi TikTok menjadikannya sebagai sumber data yang potensial dan berguna untuk forensik digital. Proses analisis untuk menemukan timestamp ini di aplikasi TikTok menggunakan pendekatan metodologi OSINT dan NIST memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kebijakan dan prosedur untuk memakai aplikasi TikTok. Hasil percobaan telah membuktikan kemampuan menggunakan konten video dan timestamp yang dikumpulkan untuk merekonstruksi timestamp dan mencari kata kunci dari pesan yang telah dipertukarkan oleh pengguna di aplikasi TikTok ini.", "type": "Table" }, { "left": 379, "top": 356, "width": 113, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 376, "width": 212, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] Raluca Matei. (2020) IEEEtran homepage on CTAN. [Online].", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 403, "width": 53, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Available:", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 417, "width": 186, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://bloq.hootsuite.com/tiktok-stats/", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 431, "width": 212, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] Faizal Javier. (2020) homepage on Tempo. [Online]. Available: https://data.tempo.co/data/1230/tembu s-1-miliar-pengguna-tiktok-hanya- butuh-5-tahun", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 497, "width": 212, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3] E. D. S. Watie, “Komunikasi dan Media Sosial (Communications and Social Media),” J. Messenger , vol. 3, no. 2, p. 69, 2016.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 555, "width": 212, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4] R. N. Fitriyah, B. Diklat, dan K. Semarang, “Prosiding SENDI _ U 2019 ISBN : 978-979-3649-99-3 Prosiding SENDI _ U 2019 ISBN : 978-979-3649-99-3,” no. 1, pp. 978– 979, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 638, "width": 212, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[5] A. Yudhana, I. Riadi, and I. Anshori, “Analisis Bukti Digital Facebook Messenger Menggunakan Metode Nist,” It J. Res. Dev., vol. 3, no. 1, p. 13, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 707, "width": 211, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[6] M. N. Fadillah, R. Umar, and A. Yudhana, “Rancangan Metode Nist Untuk Forensik Aplikasi,” Semin.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 268, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "STRING (Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 429, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN: 2527 - 9661 Vol. 6 No. 2 Desember 2021", "type": "Page header" }, { "left": 411, "top": 52, "width": 103, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN: 2549 - 2837", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "209", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 88, "width": 190, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nas. Inform. 2018 (semnasIF 2018)", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 99, "width": 191, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "UPN ”Veteran” Yogyakarta, 24 Novemb. 2018 ISSN 1979-2328, vol. 2018, no. November, pp. 115–119, 2018.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 154, "width": 213, "height": 69, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[7] T. R. Afriluyanto, “Fenomena Remaja Menggunakan Media Sosial dalam Membentuk Identitas,” KOMUNIKA J. Dakwah dan Komun ., vol. 11, no. 2, pp. 184–197, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 212, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[8] F. A. Awan, \"Forensic examination of social networking applications on smartphones,\" in 2015 Conference on Information Assurance and Cyber", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 281, "width": 119, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Security (CIACS) , 2015.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 212, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[9] H. D. Karen Kent, Suzanne Chevalier, Tim Grance, “Guide to integrating forensic techniques into incident response (NIST Special Publication 800-86),” NIST Spec. Publ., no. August, pp. 800–886, 2006.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 171, "width": 212, "height": 93, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[10] I. Riadi, A. Yudhana, M. Caesar, and F. Putra, “Analisis Recovery Bukti Digital Instagram Messangers Menggunakan Metode National Institute of Standards and Technology (Nist),” Semin. Nas. Teknol. Inf. dan Komun. - Semant., pp. 161–166, 2017.", "type": "Table" } ]
e474b488-6fe8-df01-2082-1e42b405e2cd
https://dinastirev.org/JIHHP/article/download/1966/1154
[ { "left": 72, "top": 31, "width": 115, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://dinastirev.org/JIHHP ,", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 31, "width": 111, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4, No. 3, Maret. 2024", "type": "Page header" }, { "left": 470, "top": 804, "width": 50, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "433 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 157, "top": 138, "width": 282, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.38035/jihhp.v4i3 Received: 11 April 2024, Revised: 23 April 2024, Publish: 24 April 2024 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 191, "width": 453, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Implementation of Compensation for Unlawful Acts Based on Article 98 of the Code of Criminal Procedure from a Civil Law", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 228, "width": 86, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perspective", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 270, "width": 371, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ulfanora 1 , Almaududi 2 1 Faculty of Law, Andalas University, Padang, Indonesia, [email protected] 2 Faculty of Law, Andalas University, Padang, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 324, "width": 221, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Corresponding Author: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 349, "width": 454, "height": 191, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract: Indemnity is a civil case, but damages can be pursued simultaneously with criminal cases when criminal law is applied. Although criminal law laws allow claims to incorporate damages in criminal cases, this type of case is rarely found in court as not all criminal cases can be sought for damages. This situation arises when the basis of the charges in a criminal case is an act committed by the accused. The study primarily utilizes a normative juridical approach, which entails studying existing problems based on applicable laws and regulations. In legal matters related to compensation, civil law is the governing jurisdiction. On the other hand, criminal matters are regulated by the Criminal Procedure Code. In cases involving both civil and criminal actions, the judge has the power to decide whether the compensation case should be merged with the criminal case. Based on the description provided, the paper will discuss the application of Article 98 of the Code of Criminal Procedure in compensating for unlawful acts under Article 1365 of the Civil Code. The paper will also explore the legal certainty of applying Article 98 of the Code of Criminal Procedure in compensating for unlawful acts under Article 1365 of the Civil Code.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 557, "width": 407, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keyword: Application of Compensation, Unlawful Actions, Civil Law Perspective.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 600, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 613, "width": 454, "height": 108, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "to Article 1, Paragraph (3) of the Constitution of the Republic of Indonesia in 1945, Indonesia is a state governed by the rule of law. The concept and theory of the rule of law state that law is the highest power in a state, and as such, all state elements must be subject to the law. 1 The law is a set of rules and regulations that ensure order and fairness in society. When an individual violates these rules, they essentially disrupt the balance the law is meant to maintain. As a result, it becomes necessary to take corrective measures to restore order and justice. The consequences for such violations can vary depending on the offense's nature, severity, and circumstances.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 759, "width": 384, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 B Handoyo, “Hukum Tata Negara Indonesia: Menuju Konsolidasi Sistem Demokrasi,” 2009.", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 31, "width": 115, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://dinastirev.org/JIHHP ,", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 31, "width": 111, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4, No. 3, Maret. 2024", "type": "Page header" }, { "left": 470, "top": 804, "width": 50, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "434 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 65, "width": 454, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "When someone causes harm or loss to another person, the victim has the right to seek civil damages. This is because civil law regulates the personal interests of legal subjects and focuses on norms and witnesses. The legal system involves two or more parties, and the victim of someone's actions can seek compensation for their losses through civil law.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 120, "width": 454, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In accordance with civil law, the recognition of Unlawful Acts entails that any individual who causes losses is duty-bound to compensate for such losses commensurate with the harm incurred. Therefore, it is incumbent upon the perpetrator to ensure that the affected party is restored to their initial financial position before the occurrence of the Unlawful Act. This compensation is a legal requirement to offset the damages caused and to ensure fairness and justice in the legal system.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 203, "width": 455, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The term \"Unlawful Acts\" in Dutch is translated as \" onrechtmatige daad \" or, in English, referred to as \"tort.” It is interpreted as a legal action committed by a legal subject. In every action taken by a legal subject, there are legal consequences. While \"tort\" means wrong, in law, it is often regarded as a civil error that does not originate from a contract default. 2 It is defined in Article 1365 of the Civil Code, which deals with legal obligations. According to this article, an Unlawful Act is any action that causes harm to another person. The person responsible for the harm is required to compensate the affected party. It is important to note that this compensation is mandatory, even if the harm was caused by mistake.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 327, "width": 454, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Compensation can be charged to a person if that person is at fault and causes losses to someone else. It is mandatory for the perpetrator of an unlawful act to be held accountable for their mistake. The losses referred to in this unlawful act can be material or immaterial. Material losses generally include financial or physical losses, while immaterial losses can be due to fear, pain, or loss of enjoyment in life. 3", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 396, "width": 454, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The concept of compensation is not only found in civil law but also in the Code of Criminal Procedure, where it has been regulated for a long time. This makes it easier for victims of criminal acts to seek compensation from the defendants of the criminal case. Indemnity in criminal law is regulated in Article 98 of the Code of Criminal Procedure, which states that if an act that forms the basis of an indictment in a criminal case causes harm to another person, then the presiding judge of the trial, at the request of that person, may decide to combine the claim for compensation with the criminal case.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 493, "width": 454, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In Indonesia, merging criminal cases with claims for compensation that are closely related to civil law is a new development in law enforcement. The Criminal Procedure Code allows victims of criminal acts to claim civil damages against defendants during ongoing criminal case hearings. However, this lawsuit is restricted to losses directly resulting from the criminal act committed by the defendant. The amount of damages that can be requested is also limited to the material losses suffered by the victim. 4", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 575, "width": 455, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article 98 of the Code of Criminal Procedure is currently being applied in court proceedings. For example, in the jurisdiction of the Lubuk Sikaping District Court, three defendants were found guilty of violating the provisions of Article 170 paragraph (1) of the Criminal Code. This article states that anyone who publicly commits violence against persons or property shall be punished with imprisonment for a maximum of five years and six months. According to the verdict letter Number 93/Pid.B/2022/PN Lbs, the three defendants had mobbed a victim, which caused the victim to suffer injuries and bruises. The injuries were confirmed by a visum et repertum issued by the Bonjol Health Center on 22 August 2022. The results of this visum became evidence in the criminal case. In their", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 713, "width": 451, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 LR Sofian, Perbuatan Melanggar Hukum Dipandang Dari Sudut Hukum Perdata , Journal Article (Yogyakarta: Mandar Maju, 2018).", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 735, "width": 454, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Rosa Agustina, Perbuatan Melawan Hukum (Jakarta: Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2003).", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 759, "width": 417, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan KUHAP (Jakarta: Sinar Grafika, 2000).", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 31, "width": 115, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://dinastirev.org/JIHHP ,", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 31, "width": 111, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4, No. 3, Maret. 2024", "type": "Page header" }, { "left": 470, "top": 804, "width": 50, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "435 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 65, "width": 454, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "petition, the plaintiff demanded material losses totaling ten million rupiah in cash and immaterial losses of one billion rupiah. The panel of judges granted the plaintiff's claim in part based on the available evidence. As a result, the defendant was sentenced to pay material damages of two million rupiah. The judge made this decision because the victim's demands did not align with their actual material losses.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 134, "width": 454, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The application of Article 98 of the Code of Criminal Procedure is not always straightforward. There are several factors that make the implementation of this article less legally certain. For instance, in decision number 93/Pid.B/2022/PN Lbs, the Public Prosecutor declined to merge claims for compensation. As a result, the victim's legal representative (lawyer) requested the judge to consolidate the compensation claims.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 203, "width": 454, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "It is possible that in the future, some parties involved in a crime victim's case may not have the financial means to hire a legal representative (lawyer) to oversee the proceedings in court. This could lead to the victim being unable to defend their case effectively in court. Therefore, it is essential for law enforcement officials, particularly prosecutors, to prioritize the protection and rights of crime victims.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 272, "width": 454, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the presentation of the case that has been mentioned, If someone's actions cause harm to others, it can be considered a criminal offense. The law provides provisions to prosecute such individuals. Those harmed by the suspect's actions can also seek compensation for damages. This can be done by combining the compensation claim with the criminal case. The Criminal Procedure Code, in Article 98, allows victims to request the judges to combine the compensation claim with the criminal case if the suspect's actions are the basis of the charges.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 383, "width": 55, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 396, "width": 454, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study employs a normative juridical method, which involves researching legal norms present in laws and regulations, legal literature books, court rulings, and societal norms. The aim of using this method is to study legal principles and systematics. This type of research focuses on analyzing legal norms present in society and their inter-relationship with other legal rules.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 479, "width": 163, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 493, "width": 454, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Legal Certainty of The Implementation of Compensation for Unlawful Acts Based on Article 98 of the Code of Criminal Procedure from a Civil Law Perspective.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 520, "width": 454, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Legal certainty can be achieved by providing clear, unambiguous, consistent, and accessible legal rules. Without legal certainty, people may not know what actions to take, leading to legal uncertainty. Legal uncertainty can result in negative consequences, such as violence and chaos, as a direct result of the indecision of a legal system. 5 In order to ensure legal certainty in the implementation of criminal cases, it is important to have clear regulations governing the application of Article 98 of the Criminal Procedure Code. However, there seems to be a lack of legal certainty in the application of this article in the implementation of criminal cases, which is not in accordance with the principle of legal certainty.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 645, "width": 454, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Principles of Civil Procedure Law in the Application of Article 98 of the Code of Criminal Procedure", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 672, "width": 436, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. The judge is passive in the implementation of the trial The role of a judge in a trial is to be passive. The judge's responsibility is to evaluate whether the evidence presented aligns with the principles of the case. The judge only accepts and examines the issues submitted by the plaintiff and defendant.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 454, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Mario Julyano and Aditya Yuli Sulistyawan, “Pemahaman Terhadap Asas Kepastian Hukum Melalui Konstruksi Penalaran Positivisme Hukum,” Crepido 1, no. 1 (2019): 13–22.", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 31, "width": 115, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://dinastirev.org/JIHHP ,", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 31, "width": 111, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4, No. 3, Maret. 2024", "type": "Page header" }, { "left": 470, "top": 804, "width": 50, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "436 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 108, "top": 65, "width": 418, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The judge must hear all claims and cannot make a judgment on unprosecuted cases. This is outlined in Article 178, paragraph 2 and paragraph 3 HIR, Article 189, paragraph 2 and paragraph 3 R.Bg. It is not the judge's concern if the person affected by the decision appeals or not, according to Article 6 Law No. 20/1047, Article 199 R.Bg. Therefore, the functions and roles of judges in civil litigation are limited to two aspects: (1) Seek and discover the formal truth, and (2) Realize the truth in accordance with the basis of the reasons and facts put forward by the parties during the proceedings. 6", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 175, "width": 418, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "During a trial for criminal acts, the judge takes an active role in examining the subject matter. The public prosecutor who brings charges against the accused must be able to prove their case in the course of the trial. Article 183 of the Code of Criminal Procedure states that a judge cannot convict a person unless they have at least two valid means of obtaining a conviction that a crime actually occurred and that the accused is guilty of committing it. The valid evidence referred to in Article 183 includes witness statements, expert information, letters, hints and the testimony of the accused.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 286, "width": 418, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In order for a judge to make a fair and valid ruling, there needs to be at least two valid pieces of evidence to support the decision. During the trial, the judge will actively question witnesses to gain a better understanding of the case and to strengthen their confidence in the verdict. The panel of judges must carefully assess and consider the strength of the evidence presented during the trial in order to make a just and informed decision. 7", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 369, "width": 418, "height": 93, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to the explanation provided earlier, there seems to be a contradiction between the principles of criminal law and Article 98 of the Criminal Procedure Code. Criminal law emphasizes that judges should play an active role in overseeing the trial process. However, Article 98 of the Criminal Procedure Code pertains to compensation, which is a norm that is closely linked to civil law. This leads to ambiguity in the principles outlined in Article 98, as criminal law requires judges to be active, while civil law principles call for judges to be passive.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 465, "width": 418, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to the theory developed by Jeremy Bentham, legal certainty is not only limited to the provisions that exist in the law. Instead, it is seen from the implementation of these norms. One way to ensure legal certainty is by applying norms to the Civil Procedure Law. This supports Bentham's theory and is in line with Lon Fuller's theory of legal certainty, which states that rules should not conflict with each other. Therefore, the norms in Article 98 of the Code of Criminal Procedure must be applied in line with the norms in the Civil Procedure Code. As a result, judges must be passive in applying Article 98 of this Code of Criminal Procedure, in accordance with the norms in the Code of Civil Procedure.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 589, "width": 203, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Legal Certainty Based on Competence", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 603, "width": 418, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Criminal lawsuits are filed in the jurisdiction where the criminal acts have been committed and where the District Court is willing to hear the case. Article 84, paragraph (1) of the Code of Criminal Procedure affirms that \"The district court has the authority to try all cases concerning criminal acts committed within its jurisdiction.”", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 672, "width": 418, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The principle used in this article is called locus delicti, which means \"the place where the crime was committed.\" According to M. Yahya Harahap, this principle is based on the location where the crime took place. The District Court of the", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 735, "width": 291, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata (Jakarta: Sinar Grafika, 2004).", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 453, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 Rian Saputra, “Pergeseran Prinsip Hakim Pasif Ke Aktif Pada Praktek Peradilan Perdata Perspektif Hukum Progresif,” Wacana Hukum 2, no. 1 (2019): 10–18.", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 31, "width": 115, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://dinastirev.org/JIHHP ,", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 31, "width": 111, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4, No. 3, Maret. 2024", "type": "Page header" }, { "left": 470, "top": 804, "width": 50, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "437 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 108, "top": 65, "width": 418, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "jurisdiction where the crime occurred has the authority to adjudicate the case. This principle is a general provision used to determine relative authority.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 93, "width": 418, "height": 107, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Firstly, the court must determine whether or not to examine a case assigned by the public prosecutor based on the \"place where the crime occurred.\" If it is evident that the crime happened within the court's jurisdiction, it has the authority to examine and prosecute the case. Conversely, if the criminal act was committed outside its jurisdiction, it is not authorized to examine and try it. In this case, the Chief Justice of the District Court submits a letter of transfer to the District Court that has the authority to examine and prosecute the case. The transfer is done by issuing a determination letter. 8", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 203, "width": 418, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In civil law, the jurisdiction of the defendant's residence is an important factor when filing a lawsuit. Article 118 paragraph (1) HIR states that a demand letter signed by the plaintiff or their representative must be submitted to the chairman of the district court where the defendant resides or where their actual place of residence is known. This is required for civil suits that fall within the power of the district court in the first instance.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 286, "width": 418, "height": 231, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "For claims filed at the defendant's place of residence, Article 142 paragraph (1) R.Bg explains that civil claims in the first instance under the authority of the district court can be made by the plaintiff or a person appointed under the provisions of Article 147. The application must be signed by the plaintiff or by the power of attorney and delivered to the chief justice of the district court who has jurisdiction over the defendant's place of residence. If the defendant's place of residence is unknown, then the application must be delivered to their actual place of residence. 9 According to the theory developed by Jeremy Bentham, legal certainty is not limited to existing provisions but is also seen through the implementation of those provisions. Therefore, one way to support Bentham's theory is to apply existing norms, such as those in HIR and R.Bg. Lon Fuller's theory of legal certainty states that rules must not contradict each other. This indirectly confirms that Article 98 of the Code of Criminal Procedure must be in line with the norms in HIR and R.Bg. Hence, if we consider the application of Article 98 of the Code of Criminal Procedure with the norms in the Code of Civil Procedure, where the lawsuit was filed at the place where the crime was committed, the lawsuit should be filed at the defendant's residence in accordance with the provisions in HIR and R.Bg.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 534, "width": 454, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Certainty of compensation in the application of Article 98 of the Code of Criminal Procedure based on Article 1365 of the Civil Code", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 562, "width": 436, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Legal certainty, according to experts, is achieved by providing clear, unambiguous, consistent, and accessible legal rules. To achieve this goal, norms that govern the application of Article 98 of the Criminal Procedure Code must be clear. However, in practice, there is no certainty of compensation regarding the application of Article 98 of the Code of Criminal Procedure in criminal cases. This lack of clarity goes against the principle of legal certainty, as described above.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 644, "width": 436, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article 98 of the Code of Criminal Procedure only allows claims for material damages and not for immaterial damages. Yahya Harahap, in his book, has explained that the compensation amount that can be requested is limited to the actual financial losses", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 713, "width": 453, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 Boby R Tamaka, “PENTINGNYA TEMPAT KEJADIAN PERKARA MENURUT HUKUM PIDANA INDONESIA,” LEX ET SOCIETATIS 2, no. 5 (2014)..", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 735, "width": 453, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9 IIva Kurniyatin Nuroini, “Asas Forum Domisili Dalam Perkara Perceraian: Relevansi Antara Pasal 118 Ayat (1) HIR Atau Pasal 142 Ayat (1) RBg Dengan Pasal 66 Dan Pasal 73 UU No. 7 Tahun 1989” (Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2010)..", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 31, "width": 115, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://dinastirev.org/JIHHP ,", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 31, "width": 111, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4, No. 3, Maret. 2024", "type": "Page header" }, { "left": 470, "top": 804, "width": 50, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "438 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 62, "width": 437, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "suffered by the victim. 10 If Article 98 of the Criminal Procedure Code is applied in relation to the norms described in Article 1365 of the Civil Code, it becomes ineffective. This is because the victim would need to file a civil case against the suspect separately, which creates confusion and lack of clarity, as previously explained.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 120, "width": 436, "height": 177, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The victim is the one who suffers the most in a criminal case against them, from the unlawful acts committed by suspects to the implementation of the judicial process. According to Jeremy Bentham's theory, legal certainty is not only limited to the provisions that exist in the law, but it is also seen from the implementation of existing norms. This theory supports the application of norms to the Civil Law, particularly Article 1365 of the Civil Code. Lon Fuller's theory of legal certainty says that rules with one another should not be mutually contrary. This indirectly confirms that the existing norms of Article 98 of the Code of Criminal Procedure must be applied in line with the norms in Article 1365 of the Civil Code, especially regarding the application of compensation. To achieve legal certainty in the process of claiming compensation in the application of Article 98 of the Code of Criminal Procedure based on the norms in Article 1365 of the Civil Code, it is proposed to apply claims for material and immaterial damages.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 314, "width": 454, "height": 107, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Procedural Certainty of Application of Article 98 of the Code of Criminal Procedure Legal certainty refers to the provision of clear, unambiguous, consistent and accessible legal rules. Experts believe that it can be achieved if the content of the law can meet the needs of the wider community. However, despite this, there is still a lack of legal certainty in the application of Article 98 of the Criminal Procedure Code in the mobbing case that occurred in the Lubuk Sikaping area, as evidenced by decision number 93/Pid.B/2022/PN.Lbs. This lack of legal certainty is not in line with the principle of legal certainty as explained by the experts.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 424, "width": 436, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As mentioned earlier, in this case, there is a lack of legal certainty due to the prosecutor's unclear application of Article 98 of the Code of Criminal Procedure. This was demonstrated by the prosecutor's refusal to read the petitum of the victim, who had requested to combine the claim for damages into a civil case, citing instructions from superiors. As a result, the victim's lawyer read the petitum directly in front of the judge, and the judge accepted the claim for compensation filed by the victim's lawyer.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 506, "width": 436, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Therefore, It is necessary to make changes to Article 98 of the Criminal Procedure Code to better regulate the role of prosecutors in the application of Article 98. The proposed change is that in every criminal case where the victim suffers an unlawful act and incurs losses, whether material or immaterial, the prosecutor must ask the victim whether they want to combine the claim for compensation into their criminal case. This will ensure procedural certainty in the application of Article 98 of the Code of Criminal Procedure.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 617, "width": 454, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementation of Article 98 of the Code of Criminal Procedure and Its Relation to Unlawful Acts Based on Article 1365 of the Civil Code", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 644, "width": 454, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The relationship between Article 98 of the Code of Criminal Procedure and Article 1365 of the Civil Code is reflected in the compensation method. Article 98 of the Code of Criminal Procedure outlines the compensation process in criminal cases. Paragraph (1) states that if an act, which forms the basis of a criminal case, causes harm to another person, then the presiding judge of the session can decide to combine the claim for compensation into the criminal case if requested by that person.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 759, "width": 269, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10 Harahap, Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan KUHAP ..", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 31, "width": 115, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://dinastirev.org/JIHHP ,", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 31, "width": 111, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4, No. 3, Maret. 2024", "type": "Page header" }, { "left": 470, "top": 804, "width": 50, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "439 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 65, "width": 454, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Victims of criminal acts are eligible for compensation, which can only be claimed by the victims themselves. Compensation claims under Article 98 of the Code of Criminal Procedure are limited to material losses, such as those suffered by victims of criminal fraud. If the victim requests the merger of their lawsuit with a criminal case as per Article 99 paragraph (2) of the Code of Criminal Procedure, the district court will assess its authority to adjudicate the suit, the truth of the basis of the lawsuit, and the penalty for reimbursement of costs incurred by the injured party.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 162, "width": 454, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Compensation claims can only be merged if the victim requests it. To merge cases of compensation claims, the application should be filed before the public prosecutor files criminal charges or before the judge renders his decision. This application is filed before the court decision, during the investigation or prosecution stage. Additionally, this application can be submitted through the LPSK following the provisions of the Witness and Victim Protection Law.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 244, "width": 454, "height": 122, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There is a difference between compensation according to Article 98 of the Code of Criminal Procedure and Article 1365 of the Civil Code. The variation is in the elements involved in illegal actions as defined by Article 1365 of the Civil Code. These elements comprise of the presence of an act, a mistake, a loss, and a causal relationship between the unlawful act of the offender and the victim's loss. Article 1365 of the Civil Code establishes that anyone who perpetrates an illegal act will be held accountable for compensating for any losses that arise from their mistake. Those who commit illegal actions will have to pay for material and/or immaterial losses that the victims have incurred based on court decisions that have permanent legal force.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 369, "width": 454, "height": 79, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "When comparing Article 98 of the Code of Criminal Procedure and Article 1365 of the Civil Code, both articles deal with claims for compensation resulting from criminal acts. Article 98 of the Code of Criminal Procedure only covers material damages, while Article 1365 of the Civil Code covers all types of claims, including both material and immaterial compensation. Essentially, Article 98 deals with formal unlawful acts, while Article 1365 deals with all forms of claims, whether material or immaterial.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 465, "width": 84, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 479, "width": 454, "height": 163, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The implementation of Article 98 of the Code of Criminal Procedure in the criminal justice system has been mostly successful. However, when it comes to the norms outlined in Article 1365 of the Civil Code, there are inconsistencies in the application of Article 98 of the Code of Criminal Procedure. Examples of cases related to Article 1365 of the Civil Code show that the application of compensation in Article 98 of the Code of Criminal Procedure is still inefficient, as it only covers material damages. This is problematic because civil law recognizes both material and immaterial damages in the context of compensation. As a result, there is a discrepancy between the norms outlined in Article 98 of the Code of Criminal Procedure and the principles of civil law. If a victim wishes to claim immaterial damages, they must file a separate civil case. This additional burden on the victim is unfair and unjust. Victims of criminal acts already suffer enough, and the current application of Article 98 of the Criminal Procedure Code only adds to their difficulties.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 644, "width": 454, "height": 122, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To make the application of Article 98 of the Code of Criminal Procedure more effective, it should include both immaterial and material claims. There is currently no legal certainty in the application of Article 98 of the Criminal Procedure Code. The principles of civil law dictate that judges should be passive, but in the application of Article 98 of the Criminal Procedure Code, the presiding judge is an active criminal judge. This is a source of confusion and further undermines legal certainty. Therefore, judges must be passive in applying Article 98 of the Criminal Procedure Code to ensure its effectiveness. Victims of criminal acts deserve better, and we must work towards a more just and efficient system that takes into account both material and immaterial damages. In criminal law, the lawsuit is filed", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 31, "width": 115, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://dinastirev.org/JIHHP ,", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 31, "width": 111, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4, No. 3, Maret. 2024", "type": "Page header" }, { "left": 470, "top": 804, "width": 50, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "440 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 65, "width": 454, "height": 177, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "where the criminal incident occurred within its jurisdiction. In civil law, the lawsuit is filed at the defendant's place of residence. To make the application of Article 98 of the Code of Criminal Procedure clearer, the proposal for compensation should be filed at the defendant's place of residence. There is legal uncertainty in applying compensation. Article 98 of the Criminal Procedure Code only covers material damages, but the application of Article 1365 of the Civil Code necessitates immaterial compensation. Therefore, the application of Article 98 of the Code of Criminal Procedure should include immaterial compensation to be more effective. In Decision Number 93/Pid.B/2022/PN.Lbs, the legal counsel of the victim read the claim for compensation as the prosecutor refused to do so. However, not all victims have legal representation, which is not in line with procedural legal certainty. Therefore, it is necessary to clarify the role of the prosecutor in the application of Article 98 of the Criminal Procedure Code. The prosecutor should ask the victim of an Unlawful Act whether they are willing to sue the suspect with a lawsuit under Article 98 of the Criminal Procedure Code.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 258, "width": 72, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 272, "width": 435, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adams, Michelle, 2001, Causation and Responsibility in Tort and Affirmataive Action, Texas Law Review, Texas.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 300, "width": 454, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agustina, Rosa, 2003, Perbuatan Melawan Hukum. Universitas Indonesia Fakultas Hukum Program Pasca Sarjana, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 327, "width": 454, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arief, Irsan, 2023, Nuansa Perdata Dalam Perkara Pidana, Mekar Cipta Lestari, Bogor. Djodjodirjo, M.A. Moegini, 2002, Perbuatan Melawan Hukum, Alumni, Bandung. Finkelstein, Claire, 1992, Tort Law as A Comparative Institution, Journal of Law & Publik Policy, Cambridge.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 382, "width": 454, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fletcher, George, 1972, Fairness and Utility in Tort Theory, Harvard Law Review, Cambridge.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 407, "width": 351, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Garner, Bryana A., 1999, Black’s Law Dictionary, West Group, St Paul.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 424, "width": 454, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harahap, Yahya, 2000, Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan KUHAP. ed. 1, Sinar Grafika, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 451, "width": 454, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Handoyo, B. Hestu Cipto, 2009, Hukum Tata Negara Indonesia Menuju Konsolidasi Sistem Demokrasi, Universitas Atma Jaya, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 479, "width": 435, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marpaung, Laden, 1997, Proses Tuntutan Ganti Kerugian dan Rehabilitasi dalam Hukum Pidana, Raja Grafindo Persada, Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 506, "width": 454, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Merryman, John Henry, 1969, The Civil Law Tradition, Stanford University Press,", "type": "List item" }, { "left": 144, "top": 520, "width": 53, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Standford.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 534, "width": 367, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Post, Gordon, 1963, An Introduction to the Law, Prentice Hall, New Jersey.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 548, "width": 454, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prodjodikoro, Wirjono, 2000, Perbuatan Melanggar Hukum Dipandang dari Sudut Pandang Hukum Perdata, Mandar Maju, Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 575, "width": 454, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rato, Dominikus, 2010, Filsafat Hukum Mencari: Memahami dan Memahami Hukum, Laksbang Pressindo, Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 603, "width": 454, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Smith, Patricia, 1993, The Nature and Process of Law. An Introduction to Legel Philosophy, Oxford University Press, New York.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 631, "width": 436, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Utrecht, Ernst, 1953, Pengantar Dalam Hukum Indonesia, Balai Buku Indonesia, Jakarta. Zweigert, Konrad dan Hein Koiz, 1995, Introduction to Comparative Law,", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 644, "width": 416, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Clarendom Press, Oxford.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 672, "width": 441, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kitab Undang-Undang Hukum Perdata [Burgerlijk Wetboek], diterjemahkan oleh Soebekti dan R. Tjitrosudibio, 2020, Balai Pustaka, Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 700, "width": 432, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (LN No. 76 Tahun 1981, TLN No. 3209)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 725, "width": 366, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adnani, Adriani, 2020, “Penggabungan Ganti Rugi Dalam Perkara Perdata", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 727, "width": 404, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Sistem Peradilan Pidana Indonesia”, Ensiklopedia of Journal, Vol. 2, No. 3, 2020.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 31, "width": 115, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://dinastirev.org/JIHHP ,", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 31, "width": 111, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4, No. 3, Maret. 2024", "type": "Page header" }, { "left": 470, "top": 804, "width": 50, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "441 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 62, "width": 431, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effendi, Erdianto, 2022, “Penjatuhan Pidana Ganti Rugi Sebagai Pidana Pokok Dalam", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 76, "width": 327, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kejahatan Terhadap Harta Benda”, USM Law Review, Vol. 5, No.", "type": "Table" }, { "left": 468, "top": 79, "width": 42, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2, 2022.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 90, "width": 454, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kamagi, Gita Anggreina, 2018, “Perbuatan Melawan Hukum Menurut Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Perkembangannya”, Lex Privatum, Vol. 6, No. 5, 2018.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 131, "width": 454, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kakoe, Silvony, 2020, “Perlindungan Hukum Korban Penipuan Transaksi Jual Beli Online Melalui Ganti Rugi Sebagai Pidana Tambahan”, Jurnal Legalitas, Vol. 13, No. 2, 2020.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 173, "width": 428, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putri, Rianda Prima, 2018, “Pemeriksaan Penggabungan Gugatan Ganti Kerugian dalam", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 187, "width": 296, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkara Pidana di Pengadilan Negeri Kelas 1B Bukittinggi”,", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 189, "width": 418, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soumatera Law Review, Vol. 1, No. 1, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 214, "width": 454, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sari, Indah, 2020, “Perbuatan Melawan Hukum dalam Hukum Pidana dan Hukum Perdata”,", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 231, "width": 268, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara, Vol. 11, No. 1, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 242, "width": 438, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Slamet, Sri Redjeki, 2013, “Tuntutan Ganti Rugi dalam Perbuatan Melawan Hukum: suatu Perbandingan dengan Wanprestasi”, Lex Jurnalica, Vol. 10, No. 2, 2013.", "type": "Text" } ]
7773c378-b73a-7f24-ade9-54bfc97948de
https://www.jepublichealth.com/index.php/jepublichealth/article/download/298/159
[ { "left": 144, "top": 56, "width": 320, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Epidemiology and Public Health (2020), 05(02): 218-226 Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret", "type": "Page header" }, { "left": 479, "top": 62, "width": 50, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 92, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2549-0273", "type": "Page footer" }, { "left": 522, "top": 795, "width": 19, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "218", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 93, "width": 387, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Risk Factors of Pneumonia in Children under Five in Lewoleba Hospital, East Nusa Tenggara, Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 125, "top": 138, "width": 348, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nikosius Dae Sory Wutun, M Dinah Charlota Lerik, Muntasir", "type": "Section header" }, { "left": 253, "top": 163, "width": 121, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nusa Cendana University", "type": "Section header" }, { "left": 266, "top": 188, "width": 64, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 215, "width": 235, "height": 250, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Background: Pneumonia is an infection of the respiratory system, especially the lungs, which is associated with increased fluid in the alveoli fol- lowed by fever and rapid breathing. Under-five pneumonia sufferers in Indonesia in 2017 reach- ed 447,431 cases (46.34%) and caused death in 1,351 under-five sufferers. The study aimed to determine the risk factors for the incidences of pneumonia in children at Regional Public Hospi- tal of Lewoleba, East Nusa Tenggara, Indonesia Subjects and Method: This was a cross-sectio- nal study conducted at the Lewoleba Regional Hospital in 2020. The population of the study was 1,023 toddlers. This study used purposive sampling to select a sample of 126 toddlers. The dependent variable of this study was pneumonia. The independent variable of this study was the history of asthma. Data were collected by a ques- tionnaire and analyzed by a multiple logistic regressions.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 215, "width": 236, "height": 113, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Results: Had history of asthma and cigarette smoke exposure increased the risk of pneumonia (p<0.001). Conclusion: Has history of asthma and ciga- rette smoke exposure increased the risk of pneu- monia. Children with a history of asthma have a risk of having respiratory disorders, impaired mucus and ciliated cell integrity, and decreased local and systemic humoral / cellular immunity.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 340, "width": 235, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: pneumonia, history of asthma, children under five", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 377, "width": 235, "height": 63, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Correspondence: Nikosius Dae Sory Wutun, Universitas Negeri Nusa Cendana Kupang. Jl.Adisucipto Penfui, Ku- pang, NTT. [email protected], 0823- 40482420", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 476, "width": 62, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cite this as:", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 487, "width": 484, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wutun NDS, Lerik MDC, Muntasir (2020). Risk Factors of Pneumonia in Children under Five in Lewoleba Hospital, East Nusa Tenggara, Indonesia. J Epidemiol Public Health. 05(02): 218-226. https://doi.org/10.- 26911/jepublichealth.2020.05.02.09.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 521, "width": 366, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Epidemiology and Public Health is licensed under a Creative Commons Attribution-Non Commercial-Share Alike 4.0 International License.", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 557, "width": 95, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BACKGROUND", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 570, "width": 226, "height": 148, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pneumonia is an infection of the respiratory system, especially the lungs which is associat- ed with increased fluid in the alveoli, follow- ed by fever and rapid breathing (Taqiyyah and Jouhar, 2013). Pneumonia occurs due to bacteria, viruses, or fungi. Pneumonia bacte- ria on children were haemophilus influenza type b and streptococcus pneumonia, while the virus that attacked pneumonia was the respiratory syncytial virus (WHO, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 720, "width": 226, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Children under two years old, indivi- dual over sixty-five years old, and individual who has malnutrition and immunological", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 557, "width": 229, "height": 88, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "disorders is the indicators that susceptible to have pneumonia (Dinkes, 2017). Pneumonia was the most common cause of death among toddlers which was 16%, it was estimated that 920,136 toddlers died from pneumonia in 2015 (WHO, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 647, "width": 227, "height": 118, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Most cases of pneumonia occurred in developing countries such as Southeast Asia 39% and Africa 30%, which experienced the highest cases and severity of pneumonia in children (Zar et al., 2013). WHO (2016) stated that 15 countries had the highest mor- tality rates from pneumonia among children, where Indonesia was on the 8th rank in the", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 296, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wutun et al./ Risk Factors of Pneumonia in Children under Five", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 115, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.jepublichealth.com", "type": "Page footer" }, { "left": 522, "top": 795, "width": 19, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "219", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 226, "height": 88, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "world. Pneumonia is the second leading cause of death after diarrhea in Indonesia. Toddlers who suffered from pneumonia in Indonesia in 2017 reached 447,431 cases (46.34%) and caused death in toddlers which were 1,351 (Ministry of Health RI, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 184, "width": 226, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Health Profiles of Regencies / Cities in NTT Province showed that the scope of pneumonia finding and pneumonia treat- ment in toddlers had fluctuated from 2014- 2017. In 2014 there were 3,714 cases (13%), while in 2015 there were 3,079 cases (4.94%), in 2016 there were 3,683 cases (5.87%) and 2017 there were to 6,059 cases (9.99%). The- re had been a decline in the finding and treat- ment of pneumonia sufferers (Profile of the NTT Health Office, 2017)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 349, "width": 229, "height": 419, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The estimated number of toddlers with pneumonia in a health center was based on the incidence rate of toddlers with pneumo- nia from the number of toddlers in that area. If the pneumonia incidence rate in certain areas is not known, the (national) estimate of the pneumonia incidence in toddlers in Indo- nesia can be used by calculating 10% from the total population of toddlers in Indonesia. The toddlers in Lembata Regency in 2016 were 11,820 children, from the total, it was estimated 10% had pneumonia. So the esti- mated number of pneumonia sufferers was 1,182 cases, with 18.6% of the cases found and treated or equivalent to 220 toddlers. The toddlers in Lembata Regency in 2017 were 10,870, so it was estimated 10% from the total or equal to 1,087 toddlers had pneu- monia, with the number of cases found and treated was 12.3% or equivalent to 134 todd- lers. compared to 2016, pneumonia cases in children under five in the Lembata Regency in 2017 were lower with the difference was 6.3%. It could be concluded that the case development of finding and treating toddlers with pneumonia cases was still the same in 2016 and 2017 from the total estimated cases. The scope of pneumonia findings in the Lem-", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 94, "width": 226, "height": 88, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bata Regency in 2017 which was 12.3% had not reached the determined national target of 80%. This required attention from all parties, both program implementers and policyma- kers as well as the community (Lembata Dis- trict Health Profile, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 184, "width": 226, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The risk factors that increase pneumo- nia experienced by toddlers are child factors, parent or caregiver factors which include education level, maternal knowledge about pneumonia, and treatment-seeking practices. Environmental factors include home environ- mental conditions such as a crowded house with occupants and indoor air pollution such as the use of firewood and the presence of families who smoke in the house (Anwar and Damayanti, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 349, "width": 227, "height": 239, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The role of health workers to improve maternal behavior can be in the form of carrying out health activities to prevent pneu- monia, such as providing education through delivering information to mothers about pneumonia. However, health workers were still lacking educate mothers which were 52.4%. This occured due to a lack of trained personnel for the management of pneumonia (Wahyuningsih et al., 2014). Besides the health workers, mothers also seek informa- tion about pneumonia through the media which is 1.6% and seek information from the closest people such as family or people around the home environment which is 38.8% (Yahaya et al., 2018).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 590, "width": 227, "height": 118, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The study carried out by Najimi et al. (2013) about the effect of health education on mothers with feverish children showed that after health education there was an increase in knowledge which was 7.58, an increase in attitudes was 2.06, and an increase in mater- nal action on preventing febrile seizures in children was 2.46.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 710, "width": 226, "height": 58, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The study conducted Novrianda et al. (2015) stated that after health education there was an increase in maternal knowledge from 11.87 to 13.80 and an increase in the", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 296, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wutun et al./ Risk Factors of Pneumonia in Children under Five", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 115, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.jepublichealth.com", "type": "Page footer" }, { "left": 521, "top": 795, "width": 21, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "220", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 226, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ability of mothers to care for children with Acute Respiratory Infection (ARI) from 6.53 to 9.13. Health education is more effective in improving one's behavior.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 169, "width": 156, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SUBJECTS AND METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 182, "width": 94, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Study Design", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 197, "width": 226, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This was a cross-sectional study performed in Regional Public Hospital of Lewoleba, East Nusa Tenggara, from February to March 2020.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 257, "width": 155, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Population dan Sample", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 272, "width": 226, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The study population was toddlers who had been treated in the Regional Public Hospital of Lewoleba in 2019. There were 1,023 toddlers in the hospital. A sample of 126 children was selected by purposive sampling.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 347, "width": 110, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Study Variables", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 362, "width": 226, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The dependent variable was pneumonia. The independent variables were age, sex, history of breastfeeding, history of asthma, maternal knowledge, and smoking history of family members.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 437, "width": 226, "height": 179, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Operational Definition of Variables Pneumonia is an infection of the respira- tory tract. Severe pneumonia categories are indicated by cough and/or difficulty in breathing and at least one nostril exhalation, X-ray, and chest wall pulling inward. Indivi- duals categorized as pneumonia sufferers when it was determined by the doctor and re- gister in the hospital. Non-pneumonia pa- tients had no indications of pneumonia or se- vere diseases, and the doctor did not determi- ne as pneumonia sufferers.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 618, "width": 226, "height": 88, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The age of toddlers was the age of children counted from they were born until the survey was conducted. It was calculated in years. Sex was the different biological and physical characteristics between males and females which was not exchanged.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 94, "width": 226, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The History of Breastfeeding was the giving of exclusive breastfeeding for six months without providing additional food and drink to the baby.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 154, "width": 227, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "History of Asthma was the history of children who ever suffered from asthma/ wheezing.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 199, "width": 226, "height": 88, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maternal Knowledge was the knowledge of mother in answering the questions in the the questionnaire about the definition of pneumonia, the signs and symptoms, cause, danger, transmission, and prevention of pneumonia.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 289, "width": 227, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The History of Smoking the presence of family members who smoked and live toget- her with the toddlers.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 334, "width": 98, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Data Analysis", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 349, "width": 226, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Univariate analysis was carried out to count the frequency of every variable (n and %). Bi- variate analysis was performed using the chi- square test.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 409, "width": 113, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Research Ethics", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 424, "width": 226, "height": 103, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The researchers had considered some prin- ciples of research ethics in conducting the study namely the right to self-determination, the right to full disclosure, the right to pri- vacy, the right to anonymity and confidentia- lity, the Right to fair treatment, and the right to protection from discomfort a harm.", "type": "Text" }, { "left": 398, "top": 544, "width": 61, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULTS", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 557, "width": 134, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Univariate Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 572, "width": 228, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 showed frequency distribution based on age, sex, history of breastfeeding, history of asthma, maternal knowledge, smoking history of family members, and pneumonia.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 633, "width": 227, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2 showed cross tabulation of pneumonia with gender, age, breastfeeding, history of asthma, maternal knowledge, and smoking history of family members.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 296, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wutun et al./ Risk Factors of Pneumonia in Children under Five", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 115, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.jepublichealth.com", "type": "Page footer" }, { "left": 522, "top": 795, "width": 19, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "221", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 93, "width": 484, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Frequency distribution based on age, sex, history of breastfeeding, history of asthma, maternal knowledge, smoking history of family members, and pneumonia", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 123, "width": 451, "height": 227, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variable N % Age 1 Year 58 46.0 2 Years 33 26.2 3 Years 18 14.3 4 Years 8 6.3 5 Years 9 7.1 Sex Female 57 45.2 Male 69 54.8 History of Breastfeeding Not given breastfeeding 6 4.8 Given Breastfeeding 120 95.2 History of Asthma Have a history of asthma 72 57.1 Have no history of asthma 54 42.9 Level of Maternal Knowledge Low 67 53.2 Medium 20 15.9 High 39 31.0 Smoking history of family members Yes 68 54.0 No 58 46.0 Incidences of Pneumonia Pneumonia 63 50.0 Non-Pneumonia 63 50.0", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 365, "width": 124, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Bivariate Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 380, "width": 485, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Cross tabulation of pneumonia with gender, age, breastfeeding, history of asthma, maternal knowledge, and smoking history of family members", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 409, "width": 466, "height": 328, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Independent Variable Pneumonia p Yes No N % N % Sex 0.210 Female 25 19.8% 32 25.4% Male 38 30.2% 31 24.6% Age 0.019 1 Year 37 29.4% 21 16.7% 2 Years 13 10.3% 20 15.9% 3 Years 9 7.1% 9 7.1% 4 Years 3 2.4% 5 4.0% 5 Years 1 0.8% 8 6.3% History of Breastfeeding 1.000 Not Given Breast Milk 3 2.4% 3 2.4% Given Breas Milk 60 47.6% 60 47.6% The History of Asthma <0.001 Yes 58 46.0% 14 11.1% No 5 4.0% 49 38.9% Maternal Knowledge <0.001 Low 29 23.0% 38 30.0% Medium 18 14.3% 2 1.6% High 16 12.7% 23 18.3% History of Smoking <0.001 Yes 47 37.3% 21 16.7% No 16 12.7% 42 33.3%", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 296, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wutun et al./ Risk Factors of Pneumonia in Children under Five", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 115, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.jepublichealth.com", "type": "Page footer" }, { "left": 521, "top": 795, "width": 20, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "222", "type": "Page footer" }, { "left": 129, "top": 93, "width": 82, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 107, "width": 226, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. The correlation of sex towards the incidences of pneumonia", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 137, "width": 229, "height": 178, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on table 4.8, the results of the analysis about the correlation of sex towards the inci- dences of pneumonia presented that there were 57 (45.2%) female patients and 69 (54.8%) male patients. The results of the analysis explained that there was no signifi- cant correlation between sex and the inci- dences of pneumonia. Toddler boys had a greater chance to suffer from pneumonia than toddler girls because most of the pneu- monia sufferers were toddler boys which were 69 (54.8%).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 317, "width": 226, "height": 118, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of this study are in line with a study conducted by Jannah (2020), which no correlation between sex and the inciden- ces of pneumonia. Males had the highest number of sufferers which were 52,11% com- pared to females. However, statistically, this effect did not have any significant correlation with the incidences of pneumonia.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 437, "width": 226, "height": 269, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of this study is also support- ed by a study performed by Yuliani (2016) that boys had more chances to suffer from pneumonia due to the number of the suffer- ers which were (38.5%) compared to girls (11.3%). However, t he results of statistical tests presented that there was a significant correlation between sexes and the incidences of pneumonia in toddlers with p=0.012. The results of the study conducted by Hartati (2012) also defined that boys were at risk to have pneumonia 1,24 times compared to females. Males were the risk factors that affected pneumonia (Depkes RI, 2004). It occurred due to the diameter of the respira- tory tract of boys is smaller than girls or there is a difference in body endurance between boys and girls (Hartati, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 708, "width": 226, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. The correlation of age towards the incidences of pneumonia", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 739, "width": 226, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The correlation of age towards the incidences of pneumonia on toddlers who ever visited", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 94, "width": 226, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Regional Public Hospital of Lewoleba in 2019.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 124, "width": 227, "height": 479, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of this study are in line with a study performed by Sumyati (2015) that children aged <12 months were at risk to have pneumonia 7.43 times compared to res- pondents aged >12 months. Babies and toddlers have weak endurance compared to adults so that toddlers are categorized as a group that is susceptible to infections such as influenza and pneumonia. Children aged 0- 24 months are more susceptible to suffer from pneumonia than children aged over 2 years. It occurred due to the immunity which was not yet perfect and the respiratory tract was relatively narrow (DepKes RI, 2009). Prematurely born infants (gestational age <37 weeks) are at high risk for having di- seases related to the immaturity of the CNS (Central Nervous System) and lungs such as aspiration pneumonia due to sucking reflex, swallowing and coughing which are not yet perfect and idiopathic respiratory distress syndrome (hyaline membrane disease). The results of this study implied that the respon- dents aged <12 months were fewer than tod- dlers aged >13 months. However, the age factor was the dominant factor in the inci- dences of pneumonia in toddlers. Based on this condition, it is very important to main- tain the health of children aged <12 months by paying attention to proper nutrition and giving immunizations to prevent children from infectious diseases.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 605, "width": 227, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. The correlation between the history of breastfeeding and the incidences of pneumonia", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 650, "width": 226, "height": 118, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of the analysis of the relationship between the history of breastfeeding and the incidences of pneumonia in this study found that there were fewer children under five who did not get exclusive breastfeeding which was six toddlers (4.8%) compared to toddlers who got exclusive breastfeeding which was 120 toddlers (95.2%). Children under five who", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 296, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wutun et al./ Risk Factors of Pneumonia in Children under Five", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 115, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.jepublichealth.com", "type": "Page footer" }, { "left": 521, "top": 795, "width": 20, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "223", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 226, "height": 103, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "did not receive exclusive breastfeeding had a greater chance of having pneumonia than those who got exclusive breastfeeding. How- ever, the statistical test results showed that there was no significant relationship between the history of exclusive breastfeeding for in- fants with the incidences of pneumonia.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 199, "width": 226, "height": 389, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the guidelines on lactation management (Ministry of Health, 2010), exclusive breastfeeding means that babies are only given breast milk without any other food or drink, including plain water, except for medicines, vitamins, minerals, and squeezed breast milk. From the 126 respondents, there were only 25 respondents understood how to provide exclusive breastfeeding and most respondents were highly educated. During the interviews, almost all respondents un- derstood the length of time to provide exclu- sive breastfeeding which was 0-6 months. From the 126 respondents, only six respon- dents did not provide exclusive breast milk. The category of not giving exclusive breast- feeding was the group that gave predominant breastfeeding (besides breast milk, babies were given a little water or other drinks such as tea ), bottle-feeding (feeding babies with any milk, including milk squeezed by a bot- tle), artificial breastfeeding ( feeding babies with artificial milk/ formula and not breast- feeding at all), and partial breastfeeding (partly breastfeeding and partly artificial milk/ formula or cereal or other foods).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 590, "width": 226, "height": 178, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The nutrients in breast milk correspond to the baby's needs for physical growth and development as well as intelligence. Breast milk contains immunity to protect the baby from allergies. Breastmilk is safe and gua- ranteed cleanliness because it is directly fed (fed) to the baby in a fresh condition. Breast- feeding is very practical, it never gets spoiled, it has the right temperature and it can be given anytime and anywhere. Breastfeeding can help to improve the baby's suction, swallowing, and breathing reflexes. Therefo-", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 94, "width": 226, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "re, exclusive breastfeeding reduces the rate of infant mortality caused by various diseases that commonly affect children such as diar- rhea and pneumonia, accelerates recovery from illnesses and helps to reduce the num- ber of births. Infants age under six months who were not exclusively breastfed were five times more likely to die from pneumonia than those who were exclusively breastfed for the first six months of life (UNICEF-WHO, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 259, "width": 230, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. The correlation between the history asthma towards the incidences of pneumonia", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 304, "width": 232, "height": 449, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The analysis showed that toddlers who had a history of asthma (57.1%) experienced more pneumonia than toddlers who had no history of asthma 54 (42.9%). Toddlers who had a history of asthma had a 31,700 times chance of having pneumonia compared to toddlers who did not have a history of asthma. The results of statistical tests showed that there was a very significant correlation between the history of asthma in toddlers and the inciden- ces of pneumonia. The results of this study are in line with the study conducted by Sire- gar (2020) that children with a history of asthma have a greater risk of having pneu- monia than children without a history of asthma. This was because children with a history of asthma had a risk of having defec- tive respiratory tract, impaired integrity of mucus and ciliated cells, and decreased local and systemic humoral/cellular immunity. Dawood (2010) explained that children with asthma could have an increased risk of having pneumonia as a complication of influ- enza. Infants and children aged under five years were at higher risk of developing pneu- monia as a complication of influenza when hospitalized. The results of this study implied that children with a history of asthma had a significant relationship with the incidences of pneumonia.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 296, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wutun et al./ Risk Factors of Pneumonia in Children under Five", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 115, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.jepublichealth.com", "type": "Page footer" }, { "left": 521, "top": 795, "width": 20, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "224", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 93, "width": 226, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E. The correlation between the level of maternal knowledge towards the in- cidences of pneumonia", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 133, "width": 226, "height": 133, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on table 4.12, the results of statistical tests using the Chi-square test between the variable of the history of asthma and the inci- dences of pneumonia obtained a p<0.001, so it could be interpreted that there was a significant relationship between the level of maternal knowledge and the incidences of pneumonia in toddlers who ever visited Lewoleba Hospital in 2019.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 268, "width": 226, "height": 239, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of the analysis of the correlation between the level of maternal knowledge and the incidences of pneumonia in this study, there were 67 mothers of tod- dlers who had low knowledge (53.2%) which was more than mothers who had moderate knowledge were 20 people (15.9%) and mot- hers who had high knowledge were 39 people (31.0%). Mothers of toddlers with low know- ledge had a chance of their toddlers to experi- ence pneumonia 0.971 times compared to mothers with high knowledge. However, the results of multivariate analysis showed if the- re was no relationship between the level of maternal knowledge and the incidences of pneumonia marked with p = 0.924.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 509, "width": 226, "height": 208, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the facts in the study sites, the respondents' lack of knowledge about pneu- monia in the Lewoleba Regional Hos-pital was affected by several supporting factors, such as the respondent's education level and the respondent's occupation. The low know- ledge of respondents about pneumonia oc- curred due to the lack of health news that had to be provided by health workers to respon- dents during Integrated Healthcare Center activities or other health counseling activi- ties, and the late information which the res- pondents got when their toddler became a pneumonia sufferer.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 719, "width": 226, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jannah et al. (2020) explained that maternal knowledge had no significant rela- tionship with the incidences of pneumonia", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 94, "width": 229, "height": 193, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "with p= 0.480. In contrast to the results of the study performed by Fitrianti (2018) that knowledge had a significant relationship with the incidences of pneumonia. One of the things that affect the behavior or actions of a person is knowledge in which the increase of knowledge has a positive relationship with behavior. Mothers with a higher level of maternal knowledge about pneumonia had lower chances of children suffering from pneumonia. Mother with lower the level of maternal knowledge had a higher possibility of children suffering from pneumonia.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 289, "width": 227, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "F. The correlation between the history of smoking towards the incidences of pneumonia", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 334, "width": 226, "height": 163, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of the analysis of the correlation between smoking habits of family members showed that toddlers with smoking family members in the house had a higher number which was 68 (54.0%) compared to toddlers with non-smoking family members in the house which were 58 (46,0%). Toddlers with smoking family members in the house have a chance of experiencing pneumonia 2.857 times compared to toddlers who lived with non-smoking family members in the house.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 499, "width": 227, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of this study are in line with the study carried out by Hasnawati et al. (2018) that toddlers who lived in a house with family members who smoked in the last month had a greater risk of having pneu- monia than toddlers who lived at home whose family members did not smoke in the last month. This could be inferred that cigarette smoke is a risk factor for pneumonia in toddlers.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 650, "width": 227, "height": 118, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pratiwi (2018) showed that there was a significant relationship between toddlers who lived in the same house with the smoking family members and the incidences of pneu- monia. The toddlers had a risk of having pneumonia 1.83 times compared to toddlers who live in the house with non-smoking family members. The behavioral factor that", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 296, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wutun et al./ Risk Factors of Pneumonia in Children under Five", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 115, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.jepublichealth.com", "type": "Page footer" }, { "left": 521, "top": 795, "width": 20, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "225", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 226, "height": 88, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "affected the incidences of pneumonia in toddlers was the smoking habit of family members. The greater the number of ciga- rettes smoked by family members, the greater the risk of respiratory problems, es- pecially in infants and children.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 199, "width": 161, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AUTHOR CONTRIBUTION", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 212, "width": 226, "height": 58, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nikosius Dae Sory Wutun, M Dinah Charlota Lerik, and Muntasir arranged the research plan, collected data, analyzed data, and wrote the script.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 286, "width": 154, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONFLICT OF INTEREST", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 299, "width": 223, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study did not have any conflict of inte- rest.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 342, "width": 189, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FUNDING AND SPONSORSHIP", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 355, "width": 174, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study used personal funding.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 384, "width": 142, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ACKNOWLEDGEMENT", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 397, "width": 226, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The researcher would like to thank all of the respondents, the government of Lewoleba city, and Regional Public Hospital of Lewo- leba who welcomed the researchers and pre- pared the data required by the researchers.", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 487, "width": 80, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCE", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 500, "width": 226, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anwar A, Damayanti I (2014). Pneumonia pada anak balita di Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional.8(8): 359-365. http://dx.doi.org/10.21109- /kesmas.v8i8.405.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 575, "width": 229, "height": 104, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dawood OT, Ibrahim MIM, Palaian S (2010). Parent’s knowledge and mana- gement of their children’s ailments in Malaysia. Pharmacy Practice.8(2):96- 102. Retrieved from: http://scielo.is- ciii.es/pdf/pharmacy/v8n2/original2.- pdf.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 681, "width": 226, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Departemen Kesehatan RI (2004). Pedoman Program Pemberantasan Penyakit In- feksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) untuk Penanggulangan Pneumonia pada Balita. Jakarta: Depkes RI.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 94, "width": 227, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2009). Pedoman pengendalian penya- kit infeksi saluran pernafasan akut, direktorat jendral pengendalian penya- kit dan penyehatan lingkungan.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 169, "width": 227, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2010). Manajaemen laktasi: Buku pan- duan bagi bidan dan petugas kesehatan di puskesmas. Jakarta: Direktorat gizi Masyarakat.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 244, "width": 226, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata (2017).", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 259, "width": 198, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Profil Kesehatan Kabupaten Lembata tahun 2017. Lembata: Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 304, "width": 227, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur (2017). Profil kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 349, "width": 227, "height": 88, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitrianti S (2018). Hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian pneumonia pada balita di Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi.Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi. 7(2): 108-113.http://dx.doi.org- /10.36565/jab.v7i2.74.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 439, "width": 226, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hartati S, Nurhaeni N, Gayatri D (2012). Faktor risiko terjadinya pneumonia pa- da anak balita. Jurnal Keperawatan In- donesia. 15(1): 13-20.http://dx.doi.- org/10.7454/jki.v15i1.42.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 514, "width": 226, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasnawati H, Sudirman S, Afni N (2018).", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 529, "width": 198, "height": 89, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor yang berhubungan dengan penyakit pneumonia pada anak balita di RSUD Mokopido Kabupaten Tolitoli. Jurnal Kolaboratif Sains.1(1): 350-359. http://dx.doi.org/10.31934/jom.v1i1.- 367.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 620, "width": 226, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jannah M, Abdullah A, Hidayat M, Asrar Q", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 635, "width": 198, "height": 88, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2020). Analisis faktor risiko yang ber- hubungan dengan kejadian pneumonia balita di wilayah kerja UPTD Puskes- mas Banda Raya Kota Banda Aceh Ta- hun 2019. Jurnal Kesehatan Masyara- kat Aceh. 6(1): 20-28.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 725, "width": 226, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2018). Data dan informasi profil kese-", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 296, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wutun et al./ Risk Factors of Pneumonia in Children under Five", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 115, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.jepublichealth.com", "type": "Page footer" }, { "left": 521, "top": 795, "width": 20, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "226", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 94, "width": 195, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hatan Indonesia 2017. Jakarta: Kemen- terian Kesehatan RI.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 124, "width": 226, "height": 118, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Najimi A, Dolatabadi NK, Esmaeili AA, Sha- rifirad GR (2013). The effect of educa- tional program on knowledge, attitude, and practice of mothers regarding pre- vention of febrile seizure in children. Journal of Education and Health Promotion: 2(26). doi: 10.4103/2277- 9531.112703.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 244, "width": 226, "height": 118, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Novrianda D, Lucida H, Soumariris I (2015). Perbandingan efektivitas pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan kemampuan ibu merawat balita ISPA di Puskesmas Padang Pasir dan Pauh. Jurnal Sains Farmasi dan Klinis. 1(2): 159-169. http://dx.doi.org/10.29208/- jsfk.2015.1.2.29", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 364, "width": 226, "height": 118, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pratiwi DS, Yunus M, Gayatri RW (2018). Hubungan antara faktor perilaku orang tua dengan kejadian pneumonia balita di wilayah kerja Puskesmas Dinoyo Kota Malang. Preventia: The Indone- sian Journal of Public Health 3(2): 102- 130.http://dx.doi.org/10.17977/um0- 44v3i2p102-130.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 484, "width": 226, "height": 119, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siregar DA (2020). Faktor–faktor yang ber- hubungan dengan kejadian pneumonia pada balita di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Padangsidimpuan tahun 2020. Jurnal Ilmiah Kohesi. 4- (2): 9. Retrieved from: https://kohesi.- sciencemakarioz.org/index.php/JIK/- article/view/122.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 605, "width": 226, "height": 58, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Taqiyyah B, Jouhar M (2013). Asuhan ke- perawatan: Panduan lengkap menjadi perawat profesional jilid 1. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 94, "width": 229, "height": 253, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahyuningsih HS, Puspitaningrum D, Ang- graini NN (2014). Hubungan persepsi ibu tentang peran serta tenaga kese- hatan dengan perilaku pencegahan pneumonia pada ibu balita usia 0-5 tahun di Puskesmas Ngesrep Kota Se- marang. Jurnal Universitas Muhamma- diyah Semarang. 3(1): 24-29. https:// - doi.org/10.26714/jk.3.1.2014.24-29. WHO (2006). Pneumonia: the forgotten kil- ler of children. Retrieved from: https:- //www.who.int/maternal_child_ado- lescent/documents/9280640489/en/. WHO (2016). Pneumonia. Retrieved from: https://www.who.int/news-room/fact- sheets/detail/pneumonia. Diakses Ok- tober 2019.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 349, "width": 227, "height": 118, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yahaya AK, Ekpenyong BN, Obegu P (2018). Caregiver’s knowledge of pneumonia and uptake of vaccination in under five children in Kaduna State, Nigeria. J Med Biomed Sci. 7(1): 40-48. Retrieved from: https://www.ajol.info/index.- php/jmbs/article/view/172462. Yuliani E, Nurhaeni N, Waluyanti FT (2016).", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 469, "width": 198, "height": 88, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perencanaan pulang efektif meningkat- kan kemampuan ibu merawat anak dengan pneumonia di rumah. Jurnal Keperawatan Indonesia. 19(2): 121-127. http://dx.doi.org/10.7454/jki.v19i2.4- 61.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 559, "width": 226, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zar HJ, MadhiSA, Aston SJ, Gordon SB", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 575, "width": 198, "height": 58, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2013). Pneumonia in low and middle income countries: progress and chal- lenges. Thorax. 68(11):1052-6. doi: 10.- 1136/thoraxjnl-2013-20424", "type": "List item" } ]
fa5dff56-aa11-a7af-ebc5-fb0a0fcd9770
https://ejournal.kompetif.com/index.php/akuntansikompetif/article/download/587/454
[ { "left": 71, "top": 377, "width": 223, "height": 177, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja dari perusahaan tersebut. Kinerja perusahaan itu dapat dilihat dari laporan keuangan masing- masing perusahaan yang berguna bagi pengguna laporan keuangan baik dari pihak internal maupun eksternal. Pihak internal seperti karyawan itu sendiri, manajer dan manajemen puncak. Sedangkan eksternal seperti investor (luar perusahaan), pemerintah, dan lain-lain.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 556, "width": 223, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Etika penyusunan laporan keuangan di Indonesia masih harus diperbaiki untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan. Salah satu faktor penting untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas laporan keuangan yaitu etika dan sikap positif akuntan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 653, "width": 223, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wyatt (2004) menyebutkan bahwa kelemahan yang ada pada akuntan adalah keserakahan individu dan korperasi, pemberian jasa yang mengurangi independensi, sikap yang terlalu lunak pada klien dan peran serta dalam menghindari peran akuntansi yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 750, "width": 223, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk menghindari hal-hal kecil tersebut, pengetahuan pendidikan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 377, "width": 215, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "akuntansi. Hal tersebut dituangkan dalam bentuk mata kuliah, metode pengajaran, sampai kurikulum yang berlandaskan nilai-nilai dan moral.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 432, "width": 216, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Gibson (1996), persepsi adalah proses untuk memahami lingkungannya meliputi : objek, orang dan simbolatau tanda yang melibatkan proses kognitif.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 501, "width": 215, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ada beberapa penelitian yang sudah dilakukan mengenai persepsi mahasiswa akuntansi terhadap etika penyusunan laporan keuangan. Seperti yang dilakukan oleh Yulianti dan Fitriany (2005), Setyaningrum (2018), Mahfud (2008) dan lain sebagainya.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 598, "width": 216, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berbagai upaya dilakukan untuk memperkenalkan nilai-nilai profesi dan nilai etika akuntan kepada mahasiswa. Dalam upaya pengembangan pendidikan akuntansi yang berlandaskan etika perlu adanya umpan balik mengenai kondisi yang terjadi sekarang. Yaitu apakah pendidikan akuntansi di Indonesia telah cukup membentuk nilai-nilai positif mahasiswa akuntansi.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 736, "width": 215, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini ingin mengetahui perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi tentang pemahaman etika penyusunan", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 85, "width": 433, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perbedaan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan di Universitas Lancang Kuning", "type": "Section header" }, { "left": 193, "top": 137, "width": 208, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ALJUFRI 1 , ARINI 2 , SERLY NOVIANTI 3", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 162, "width": 218, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1,2,3 Universitas Lancang Kuning Pekanbaru Jln. Yos Sudarso KM 08 Rumbai Telp. (0761) 52581 E-mail : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 222, "width": 381, "height": 112, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract : This study aims to analyze the differences in the perceptions of accounting students towards the ethics of preparing financial statements for accounting students at the University of Lancang Kuning. The method used in this research is quantitative research methods. And the sample used in this study were 90 students. Data obtained through a questionnaire method with a Likert scale. The definition of the sample used the Yamane method, while the analysis used the simple linear analysis method. Data obtained with the help of SPSS 16 software. The results of this study show that tcount> ttable (3.239> 1.6619) with a significance value of 0.000 and an error rate (alpha) of 0.05. From the results of testing the first hypothesis, the decision Ha1 is accepted and Ho1 is rejected. This shows that the Ethics of Financial Statement Preparation has a significant effect on the perceptions of accounting students.", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 349, "width": 288, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: ethics, student perceptions, preparation of financial reports", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 43, "width": 376, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perbedaan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan di Universitas Lancang Kuning (Aljufri, Arini, Serly Novianti)", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 776, "width": 231, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Akuntansi Kompetif, Online ISSN : 2622-5379 Vol. 4, No. 1, Jan 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 9, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 81, "width": 222, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "laporan keuangan di fakultas ekonomi jurusan akuntansi Universitas Lancang Kuning dalam mebentuk etika penyusunan laporan keuangan mahasiswa fakultas ekonomi jurusan akuntansi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 150, "width": 225, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi terhadap etika penyusunan laporan keuangan di fakultas ekonomi jurusan akuntansi Universitas Lancang Kuning.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 260, "width": 223, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut kamus besar bahasa indonesia (2006) persepsi adalah tanggapan langsung atas sesuatu. Menurut Ludigdo dan Machfoedz (1999) persepsi dalam kontek penelitian merupakan tanggapan atau penerimaan seseorang terhadap suatu peristiwa moral tertentu melalui proses penentuan yang komplek. Proses penentuan yang kompleks tersebut berhubungan dengan penyeimbangan pertimbangan baik dari sisi dalam ataupun luar yang disifati oleh kombinasi unik dari pengalaman dan pembelajaran dari masing-masing individu, sehingga individu dapat memutuskan tentang tindakan atau pikiran yang harus dilakukan dalam situasi tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 481, "width": 223, "height": 232, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Robbins (2008) persepsi ( perception ) adalah proses individu mengatur dan menginterpretasikan kesan- kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah: 1) Orang yang mempersepsikannya, Karekteristik pribadi yang mempengaruhi persepsi meliputi sikap, kepribadian, motif, kepentingan, pengalaman masa lalu dan harapan; 2) Objek atau sasaran yang dipersepsikan, Karekteristik objek target yang diobservasi dapat mempengaruhi apa yang diartikan; 3) Konteks persepsi itu dibuat, Karekteristik konteks yaitu waktu suatu objek atau peristiwa apa yang dilihat dapat mempengaruhi pemahaman.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 715, "width": 222, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Istilah etika dalam kamus besar bahasa indonesia (2006) yaitu ilnu yang berkenaan tentang yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral. Menurut Martadi", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 81, "width": 216, "height": 93, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan Suranta (2006) etika merupakan seperangkat aturan/ norma/ pedoman yang mengatur prilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok/ segolongan manusia/ masyarakat/ profesi.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 177, "width": 216, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Lubis (2009) dalam bukunya menyebutkan bahwa akuntan didalam aktivitas auditnya memiliki banyak hal yang harus dipertimbangkan karena auditor mewakili banyak konflik kepentingan yang melekat dalam proses auditnya. Konflik ini yang menjadi dilema etika ketika auditor harus membuat keputusan yang menyangkut independensi dan integritasnya dengan imbalan ekonomis yang dianjikan disisi lain.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 329, "width": 216, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut IAI (2007), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan dibuat untuk tujuan memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan ekonomi secara umummenggambarkan pengaruh keuangan informasi dari kejadian masa lalu dan tidak wajib menyediakan informasi non keuangan.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 495, "width": 216, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Menurut Yulianti dan Firtiany (2005), unsur pengajian laporan keuangan yang layak ada lima kategori yaitu: 1) Manajemen laba; 2) Salah saji dalam laporan keuangan;", "type": "Text" }, { "left": 514, "top": 550, "width": 13, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3)", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 564, "width": 216, "height": 190, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengungkapan informasi yang sensitif; 4) Biaya dan manfaat pengungkapan informasi; 5) Tanggung jawab terhadap pengguna laporan keuangan Hubungan teoritis yang menyatakan pengaruh mahasiswa terhadap etika penyusunan laporan akuntansi adalah Menurut Marriott (2003) menyimpulkan bahwa mahasiswa akuntansi memiliki sikap positif menyangkut profesi akuntan pada tahun- tahun awal kuliah dan menurun secara signifikan pada tahun-tahun akhir perkuliahan.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 43, "width": 376, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perbedaan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan di Universitas Lancang Kuning (Aljufri, Arini, Serly Novianti)", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 776, "width": 231, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Akuntansi Kompetif, Online ISSN : 2622-5379 Vol. 4, No. 1, Jan 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 519, "top": 45, "width": 9, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 81, "width": 223, "height": 190, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal ini disebabkan dari semangat yang tinggi bagi mahasiswa jurusan akuntansi yang baru mau memasuki bangku kuliah dan seiring waktu semangat itu mulai kendur diakibatkan banyak faktor. Bisa dari kegiatan diluar kampus, dari tuntutan tugas akhir yang membuat mereka tidak konsisten dalam ilmu profesi akuntan. Sehingga dapat disimpulkan semakin tinggi tingkat etika penyusunan laporan keuangan yang dimiliki mahasiswa akan berdampak ke pemahaman terhadap ilmu akuntansi yang diserapnya dan minat belajar dan menerapkan ilmu pun meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 274, "width": 223, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebaliknya semakin menurun tingkat kesadaran mahasiswa akuntansi dalam etika penyusunan laporan keuangan maka hasil yang didapatkan dari mahasiswa itupun tidak berdampak dalam menyusun laporan keuangan yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 371, "width": 56, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 384, "width": 223, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Objek penelitian ini adalah pengaruh perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi terhadap etika penyusunan laporan keuangan di fakultas ekonomi jurusan akuntansi Universitas Lancang Kuning.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 453, "width": 223, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi fakultas ekonomi Universitas Lancang Kuning yang berjumlah 786 mahasiswa dengan sample 90 mahasiswa menggunakan rumus yamane", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 525, "width": 223, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ". Dipilihnya institusi ini karena peneliti ingin melihat secara langsung bagaimana pengaruh persepsi akuntansi terhadap etika penyusunan laporan akuntansi lingkungan kampus Universitas Lancang Kuning khususnya di Fekon Jurusan Akuntansi. Metode pemilihan sampel", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 635, "width": 223, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menggunakan metode kuisioner . Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Dan sampel yang di gunakan dalam penelitian ini sebanyak 90 mahasiswa. Data diperoleh melalui metode kuesioner dengan skala likert . Pendefinisian sampel menggunakan metode Yamane, sedangkan analisisnya menggunakan metode analisis", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 81, "width": 216, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "linier sederhana. Data yang diperoleh dengan bantuan software SPSS 16.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 122, "width": 43, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 150, "width": 123, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian Hipotesis (H 1 )", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 177, "width": 216, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ho 1 = Perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi tidak berpengaruh terhadap etika penyusunan laporan keuangan.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 232, "width": 216, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ha 1 = Perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi berpengaruh terhadap etika penyusunan laporan keuangan.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 301, "width": 216, "height": 219, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk melihat pengaruh internet terhadap mahasiswa digunakan uji t. uji t bertujuan untuk menguji pengaruh secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan dengan tingkat kesalahan (alpha) α = 5%. Jika t hitung > t tabel , maka Ha diterima Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel dipenden dan sebaliknya jika t hitung < t tabel , maka Ha ditolak dan Ho diterima yang berarti tidak terdapat pengaruh variabel independen terhadap dependen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.9 sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 522, "width": 167, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1 Hasil Pengujian Hipotesis", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 536, "width": 216, "height": 109, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel t hitung t tabel Sig Ketera ngan Etika Penyusunan Laporan Keuangan (X) 3,239 1,661 0.00 Berpen garuh Sumber: Data Olahan SPSS Dari Tabel 1 tentang pengaruh Etika Penyusunan Laporan", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 634, "width": 216, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keuangan (X) terhadap persepsi mahasiswa akuntansi (Y), terlihat bahwa t hitung > t tabel (3,239 > 1.6619) dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 dan tingkat kesalahan (alpha) sebesar 0,05. Dari hasil pengujian hipotesis pertama, maka keputusannya Ha 1 diterima dan Ho 1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa Etika Penyusunan Laporan Keuangan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 758, "width": 216, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berpengaruh signifikan terhadap persepsi", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 43, "width": 376, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perbedaan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan di Universitas Lancang Kuning (Aljufri, Arini, Serly Novianti)", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 776, "width": 231, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Akuntansi Kompetif, Online ISSN : 2622-5379 Vol. 4, No. 1, Jan 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 9, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 81, "width": 108, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mahasiswa akuntansi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 94, "width": 223, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini diterima, artinya Etika Penyusunan Laporan Keuangan berpengaruh signifikan terhadap persepsi mahasiswa akuntansi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 163, "width": 223, "height": 177, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal ini menjelaskan bahwa berdasar data demografi responden, persepsi mahasiswa akuntansi berpengaruh terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan dalam memenuhi kebutuhan studi. Hal ini ditunjukkan dari minat dari mahasiswa sendiri untuk mencari tahu hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran dikampus. Ditambah dalam kurikulum kita sudah menggunakan blanded learning. Sehingga perkuliahan berjalan dengan efektif dengan melihat satndar akuntansi keuangan yang berlaku umum ( SAK) di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 343, "width": 223, "height": 287, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Semakin besar minat mahasiswa dalam memahami, menghafal dan mempraktekkan pengetahuan tentang etika penyusunan laporan keuangan akan berpengaruh terhadap persepsi mahasiswa akuntansi, sehingga dengan pemahaman yang baik tentang etika penyusunan laporan keuangan mahasiswa kemungkinan besar akan mudah dalam membuat laporan keuangan. Begitu juga sebaliknya semakin sedikit minat mahasiswa dalam memahami, menghafal dan mempraktekkan pengetahuan tentang etika penyusunan laporan keuangan maka tidak akan ada output luaran yang di harapkan dari lulusan akuntansi. Karena seharusnya lulusan akuntansi S1 sudah bisa paham, dan mengerti bagaimana peraturan dan etika penyusunan laporan keuangan yang baik dan benar menurut SAK. Sehingga lulusan-lulusan Universitas Lancang Kuning akan di pakai di dunia pekerjaan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 633, "width": 222, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Budi Santoso (2008), melakukan penelitian di Perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 674, "width": 222, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yogyakarta tentang pemanfaatan internet menunjukkan bahwa responden sebesar 84% mengenal internet sebelum menjadi mahasiswa S1, responden sebesar 56,5% menggunakan internet 1 sampai 7 kali dalam sebulan, responden sebesar 92,4% menggunakan search engine google untyk", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 81, "width": 215, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mencari informasi, responden sebesar 45,7% sering mengakses jurnal online dan responden sebesar 41,3% mengatakan internet berpengaruh dalam memenuhi kebutuhan studi.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 150, "width": 215, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan ini juga didukung dengan kebutuhan saat ini yang menggunakan internet dibanyak tempat yang sudah bisa untuk kita akses ditambah sekarang setiap universitas sudah menyediakan wifi gratis untuk kebutuhan belajar di kampus. Semoga ini semua dapat dimanfaatkan baik bagi dosen maupun mahasiswanya.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 288, "width": 67, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 301, "width": 216, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil pengujian hipotesis pertama, maka keputusannya Ha 1 diterima dan Ho 1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa etika penyusunan laporan keuangan berpengaruh signifikan terhadap persepsi mahasiswa akuntansi. Dan hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang mengatakan kalau pengaruh internet berpengaruh memenuhi kebutuhan studi.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 440, "width": 115, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 467, "width": 216, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Andini, A A. 2017. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Syariah Terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan. Skripsi Institut Agama Islam Negeri Surakarta.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 548, "width": 216, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bayusena, et al. 2016 . Moralitas Individu, Manajemen Laba, Salah Saji, Pengungkapan, Biaya Manfaat, Serta Tanggung Jawab Dalam", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 603, "width": 173, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Etika Penyusunan Laporan Keuangan. Jurnal ISSN 2337-", "type": "Table" }, { "left": 355, "top": 631, "width": 33, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3067.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 657, "width": 164, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bertens, K. 2001. Etika. Hal 3-4.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 683, "width": 216, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fitria M dan Sari VT. 2014. Pengaruh Orientasi Idealisme, Relativisme, Tingkat Pengetahuan Akuntansi, Dan Gender Terhadap Persepsi Mahasiswa Akuntansi Tentang", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 43, "width": 376, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perbedaan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan di Universitas Lancang Kuning (Aljufri, Arini, Serly Novianti)", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 776, "width": 231, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Akuntansi Kompetif, Online ISSN : 2622-5379 Vol. 4, No. 1, Jan 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 519, "top": 45, "width": 9, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 81, "width": 180, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Krisis Etika Akuntan Profesional. Jurnal WRA. Volume 2. Nomor 1.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 120, "width": 222, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Greysiana, R. 2013. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan. Skripsi Universitas Muhammadiyah", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 175, "width": 52, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Surakarta.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 201, "width": 222, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kurniasari, D. 2014. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan. Jurnal Ilmu Manajemen dan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 256, "width": 180, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akuntansi Terapan. Volume 5. Nomor 2.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 296, "width": 222, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mahmud, A. 2008. Persepsi Mahasiswa", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 310, "width": 223, "height": 120, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akuntansi Mengenai Etika Penyusunan Laporan Keuangan. Lembaran Ilmu Kependidikan Jilid 37. Nomor 2. Nuraina, E. 2012. Pengaruh Kepemilikan Institusional Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang Dan Nilai Perusahaan.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 432, "width": 135, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal e-ISSN: 2502-6380.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 458, "width": 223, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Paath LRL dan Mardatillah. 2017. Persepsi", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 472, "width": 181, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mahasiswa Akuntansi Terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan . Jurnal ISSN 2580-2631 .", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 513, "width": 106, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 1. Nomor 1.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 539, "width": 222, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pohan H T. 2012. Persepsi Mahasiswa Tentang Nilai-Nilai Etika Dalam", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 567, "width": 181, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penyajian Pelaporan Keuangan Perusahaan Yang Bertanggung Jawab. Jurnal Riset Akuntansi.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 608, "width": 112, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 12. Nomor 2.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 634, "width": 222, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prabowo,P H. 2011. Persepsi Mahasiswa", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 648, "width": 180, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akuntansi Mengenai Etika Penyusunan Laporan Keuangan. Skripsi Universitas Negeri Semarang.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 715, "width": 223, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Robbins,S P. dan Jugge, T A. 2008.Perilaku Organisasi. Organizational Behavior . Hal 175- 176.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 81, "width": 216, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rudiarsik et al. 2015. Persepsi Akuntan Pendidik Dan Mahasiswa Akuntansi Terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan. E-", "type": "Table" }, { "left": 355, "top": 136, "width": 146, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal . Volume 3. Nomor 1.", "type": "Text" } ]
09494a6c-c1ec-5142-0540-4c6139a9698a
https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Jurisprudentie/article/download/5439/4816
[ { "left": 113, "top": 38, "width": 238, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eksistensi Hak Tanggungan Sebagai Lembaga Jaminan", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 38, "width": 110, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "St. Nurjannah", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 49, "width": 157, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hak Atas Tanah (Tinjauan Filosofis)", "type": "Page header" }, { "left": 264, "top": 730, "width": 250, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurisprudentie | Volume 5 Nomor 1 Juni 2018 195", "type": "Page footer" }, { "left": 146, "top": 213, "width": 369, "height": 64, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EKSISTENSI HAK TANGGUNGAN SEBAGAI LEMBAGA JAMINAN HAK ATAS TANAH (TINJAUAN FILOSOFIS)", "type": "Section header" }, { "left": 202, "top": 280, "width": 312, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "St. Nurjannah Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 312, "width": 170, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 340, "width": 44, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 355, "width": 400, "height": 106, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Responsibility rights is charged against by guarantee rights is land right as referred to in Law of No.5 Year 1960 about Regulation Of Base Specifics of Agraria. Existence of guarantee institute (responsibility rights) very supporting in era development of economics. Especially from entrepreneur requiring credit for the development of effort him. Growth of commerce and economics followed by growth of requirement of credit and giving of credit facility will need guarantee for the shake of security [gift/ giving] of credit", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 467, "width": 320, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keyword : Rights Responsibility, Institute Guarantee Land right", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 496, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 510, "width": 403, "height": 107, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hak tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria. Keberadaan lembaga jaminan (hak tanggungan) sangat menunjang dalam era pembangunan ekonomi, terutama dari pengusaha yang membutuhkan kredit untuk pengembangan usahanya. Perkembangan ekonomi dan perdagangan yang diikuti oleh perkembangan kebutuhan akan kredit dan pemberian fasilitas kredit memerlukan jaminan demi keamanan pemberian kredit.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 620, "width": 352, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Hak Tanggungan, Lembaga Jaminan Hak Atas Tanah", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 238, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eksistensi Hak Tanggungan Sebagai Lembaga Jaminan", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 38, "width": 110, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "St. Nurjannah", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 49, "width": 157, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hak Atas Tanah (Tinjauan Filosofis)", "type": "Page header" }, { "left": 264, "top": 730, "width": 250, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurisprudentie | Volume 5 Nomor 1 Juni 2018 196", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 132, "width": 403, "height": 265, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "anah menempati posisi yang sangat penting dalam kerangka pembangunan sehingga tanah ditempatkan sebagai modal pembangunan. Kompleksnya masalah pertanahan yang dihadapi sekarang ini dapat menghambat proses pembangunan yang sedang berjalan, sehingga pembaruan dalam hukum pertanahan nasional kita sangat diperlukan. Lahirnya Undang-Undang Hak Tanggungan (UUHT) yaitu UU No.4 Tahun 1996 dengan judul “Undang-Undang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah” merupakan contoh produk hukum dalam rangka pembaharuan hukum pertanahan Indonesia serta untuk mewujudkan unifikasi hukum tanah nasional. Sebagaimana pendapat dari Boedi Harsono bahwa karena hak jaminan yang dikenal dalam UUPA adalah hak tanggungan, maka konversi hak hipotik tentunya menjadi hak tanggungan pula. 1 Hal ini menunjukkan, bahwa lembaga jaminan atas tanah juga mengalami unifikasi. Anggapan bahwa hipotik sebagai lembaga yang berasal dari hukum tanah barat dan credietverband sebagai lembaga yang bergerak dalam suasana hukum adat masih tetap ada dan berlaku, maka berarti membiarkan tetap berlangsungnya dualisme dan perkembangan jaminan atas tanah, hal mana terang akan bertentangan dengan tujuan utama UUPA.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 402, "width": 401, "height": 217, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keberadaan UUHT tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pelaksanaan pasal 51 Undang_undang No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA), dimana disebutkan bahwa hak tanggungan yang dapat dibebankan pada Hak Milik, Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan tersebut dalam pasal 25, 33 dan 39 diatur dengan Undang-Undang’. Disini telah diamanahkan lembaga hak jaminan yang kuat yang dapat dibebankan pada hak atas tanah sebagai pengganti lembaga Hipotik dan Creditverband . Keberadaan lembaga hipotik dan creditverband yang merupakan produk zaman kolonial Belanda dalam kenyataannya tidak dapat menampung perkembangan yang terjadi dalam bidang perbankan khususnya dalam bidang perkreditan dan jaminan kredit . dan juga dengan berlakunya UUHT maka ketentuan mengenai hipotik dan crdeitverband sebagaimana tersebut dalam Buku II BW sepanjang mengenai pembebanan hak tanggungan pada hak atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah dinyatakan tidak berlaku lagi. Khusus mengenai hipotik", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 671, "width": 400, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 M.Jafar. 2001. Kepemilikan Atas Satuan Rumah Susun Sebagai Obyek Hak Tanggungan. Jurnal Hukum Toposantaro. Vo.2 No.5. Fakultas Hukum-Universitas Tadulako, H.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 696, "width": 12, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "42", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 130, "width": 53, "height": 56, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "T", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 238, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eksistensi Hak Tanggungan Sebagai Lembaga Jaminan", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 38, "width": 110, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "St. Nurjannah", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 49, "width": 157, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hak Atas Tanah (Tinjauan Filosofis)", "type": "Page header" }, { "left": 264, "top": 730, "width": 250, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurisprudentie | Volume 5 Nomor 1 Juni 2018 197", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang tidak berlaku lagi hanya yang menyangkut pembebanan hipotik atas hak atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 148, "width": 4183, "height": 138, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam UUPA yang ditunjuk sebagai hak atas tanah yang dapat dijadikan jaminan kredit dengan dibebani hak tanggungan adalah hak milik, hak guna usaha dan hak guna bangunan, sebagai hak yang wajib didaftar dan menurut sifatnya dapat dipindahtangankan. Terhadap hak pakai dalam UUPA tidak ditunjuk sebagai objek hak tanggungan karena hak pakai tidak termasuk dalam hak-hak yang wajib didaftarkan sehingga tidak memenuhi asas publisitas untuk dapat dijadikan jaminan utang. Namun dalam perkembangannya dengan UUHT hak pakai atas tanah negarapun dapat didaftarkan dan hak pakai yang didaftarkan itu menurut sifat dan kenyataannya dapat dipindahtangankan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 291, "width": 403, "height": 138, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UUPA berdasarkan atas hukum adat maka keberadaan UUHT pun didasarkan atas hukum adat. Salah satu asas yang terkandung dalam UUHT adalah asas pemisahan horizontal. Terhadap berlakunya hukum adat ini disyaratkan dalam pasal 5 UUPA yaitu hukum agraria yang berlaku atas bumi,air dan ruang angkasa ialah hukum adat sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan nasional dan negara, yang berdasarkan atas persatuan bangsa dengan sosialisme Indonesia serta dengan peraturan yang tercantum dalam undang- undang ini dan dengan peraturan lainnya, segala sesuatu dengan mengindahkan unsur-unsur yang bersandar pada hukum agama.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 434, "width": 403, "height": 217, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prinsip pemisahan horizontal inilah yang membedakan dengan hukum agraria dengan hukum perdata (BW) yang pada dasarnya menganut asas perlekatan yang memandang bahwa bangunan-bangunan dan/atau tanaman- tanaman yang tertancap di atas tanah merupakan bagian daripada tanah (Pasal 571, 1165 BW). Hukum tanah nasional yang berdasar hukum adat (asas horizontal) maka segala benda yang merupakan satu kesatuan dengan tanah yang dibebani hak tanggungan itu tidak dengan sendirinya dibebani pula dengan hak tanggungan yang dibebankan atas tanah tersebut. UUHT dalam penerapan hukumnya tidak menerapkan asas pemisahan horizontal secara mutlak Sebagaimana pendapat dari Sutan Remi Sjahdeni bahwa pembebanan hak tanggungan atas benda-benda yang berkaitan dengan dengan tanah hanya terjadi bila dengan tegas dinyatakan dalam Akta Pemberian hak tanggungan yang bersangkutan. 2 Bila hal itu tidak dinyatakan dengan tegas (secara eksplisit), maka hak tanggungan hanya terjadi atas tanahnya saja.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 689, "width": 386, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Sutan Remi Syahdeini. 1996. Hak Tanggungan, Asas-Asas Ketentuan Pokok Dan Masalah-Masalah Yang Dihadapi Oleh Perbankan (Suatu Kajian Mengenai UUHT) . Airlangga University Press, Surabaya, H. 47", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 238, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eksistensi Hak Tanggungan Sebagai Lembaga Jaminan", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 38, "width": 110, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "St. Nurjannah", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 49, "width": 157, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hak Atas Tanah (Tinjauan Filosofis)", "type": "Page header" }, { "left": 264, "top": 730, "width": 250, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurisprudentie | Volume 5 Nomor 1 Juni 2018 198", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 403, "height": 154, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sehubungan dengan kebutuhan akan modal guna melaksanakan kegiatan usaha maka lembaga perkreditan berperan penting dalam pembangunan begitu pula dana yang disediakan adalah milik masyarakat, maka pemberian kredit tersebut perlu dilindungi. Untuk menghindari pengembalian dana yang macet sangat dibutuhkan adanya lembaga jaminan yang kuat yang dapat memberikan kepastian bagi pelunasan utang debitur (penerima kredit). Oleh Maria S.W.Sumardjono, dinyatakan bahwa karena kegiatan perkreditan tersangkut berbagai pihak maka dalam UU ini kepentingan berbagai pihak tersebut diperhatikan dan memperoleh keseimbangan dalam perlindungan serta kepastian hukumnya. 3", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 275, "width": 400, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lembaga perkreditan seperti bank cenderung lebih menerima jaminan kebendaan maupun jaminan perorangan ( personal guaranty ), karena merupakan jaminan yang paling disukai dan menguntungkan kreditur adalah jaminan hak tanggungan (dahulu hipotik) oleh karena di dalam perjanjian ditentukan benda tertentu yang diikat perjanjian, dan obyek jaminan yang diutamakan adalah tanah sebab nilai tanah tidak pernah berkurang.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 386, "width": 88, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 402, "width": 188, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Pengertian Hak Tanggungan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 418, "width": 400, "height": 106, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hak tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur lain. Adapun beberapa unsur pokok dari hak tanggungan adalah:", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 529, "width": 128, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. hak yaitu hak jaminan;", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 545, "width": 328, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. yang dibebankan atas tanah sebagai yang dimaksud oleh UUPA;", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 561, "width": 364, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. berikut atau tidak berikut dengan benda-benda yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu;", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 592, "width": 169, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. untuk pelunasan utang tertentu;", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 608, "width": 364, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur yang lain.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 682, "width": 400, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Maria.S.W.Sumardjono. 1997 . Prinsip Dasar dan Isyu Di Seputar UUHT . Jurnal Hukum Bisnis. Vol.1. Yayasan Pengembangan Hukum Bisnis, Jakarta, H. 37", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 238, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eksistensi Hak Tanggungan Sebagai Lembaga Jaminan", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 38, "width": 110, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "St. Nurjannah", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 49, "width": 157, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hak Atas Tanah (Tinjauan Filosofis)", "type": "Page header" }, { "left": 264, "top": 730, "width": 250, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurisprudentie | Volume 5 Nomor 1 Juni 2018 199", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 75, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal di atas bila dibandingkan berbeda dengan hak hipotik, yang obyeknya tidak hanya tanah melainkan juga benda-benda yang tak bergerak atau tetap. Definisi hipotik dalam pasal 1162 BW yaitu hipotik adalah suatu hak kebendaan atas benda-benda tak bergerak, untuk mengambil penggantian daripadanya bagi pelunasan suatu perikatan. Unsur-unsur hipotik yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 195, "width": 196, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. hipotik adalah suatu hak kebendaan;", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 211, "width": 252, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. obyek hipotik adalah benda-benda tak bergerak;", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 227, "width": 178, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. untuk pelunasan suatu perikatan.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 243, "width": 400, "height": 217, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jadi, hak tanggungan merupakan jaminan atas tanah untuk pelunasan utang tertentu, yang memberi kedudukan diutamakan kepada kreditor tertentu terhadap kreditor-kreditor lainnya. Maksud dari kreditor diutamakan dari kreditor lainnya yaitu apabila debitor cidera janji, kreditor pemegang hak tanggungan dapat menjual barang agunan melalui pelelangan umum untuk pelunasan utang debitor. Kedudukan diutamakan tersebut tentu tidak mempengaruhi pelunasan utang debitor terhadap kreditor-kreditor lainnya. Hukum mengenai perkreditan modern yang dijamin dengan hak tanggungan mengatur perjanjian dan hubungan utang-piutang tertentu antara kreditor dan debitor, yang meliputi hak kreditor untuk menjual lelang harta kekayaan tertentu yang ditunjuk secara khusus sebagai jaminan (obyek hak tanggungan) dan mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan tersebut jika debitor cidera janji. Kreditor pemegang hak tanggungan mempunyai hak mendahulu daripada kreditor-kreditor yang lain (“ droit de preference ”) untuk mengambil pelunasan dari penjualan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 465, "width": 403, "height": 75, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian hak tanggungan juga tetap membebani obyek hak tanggungan ditangan siapapun benda itu berada, ini berarti bahwa kreditor pemegang hak tanggungan tetap berhak menjual lelang benda tersebut, biarpun sudah dipindahkan haknya kepada pihak lain (“ droit de suite” ) ( Boedi Harsono , 1999:402).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 545, "width": 400, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hak-hak atas tanah yang ditunjuk oleh UUHT sebagai hak-hak atas tanah yang dapat dijadikan jaminan utang dengan dibebani hak tanggungan adalah hak milik, hak guna usaha, dan hak guna bangunan. Selain hak-hak tersebut hak pakai atas tanah negara yang sebelumnya dalam UUPA bukan merupakan obyek hak tanggungan. Dengan keluarnya UUHT No.4/1996 maka hak pakai wajib didaftarkan dan menurut sifatnya dapat dipindahtangankan dapat juga dibebani hak tanggungan. Selain itu rumah susun berikut tanah dan benda-benda yang merupakan satu kesatuan dengan bangunan juga dapat dibebani hak tanggungan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 238, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eksistensi Hak Tanggungan Sebagai Lembaga Jaminan", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 38, "width": 110, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "St. Nurjannah", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 49, "width": 157, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hak Atas Tanah (Tinjauan Filosofis)", "type": "Page header" }, { "left": 264, "top": 730, "width": 250, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurisprudentie | Volume 5 Nomor 1 Juni 2018 200", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 208, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan", "type": "List item" }, { "left": 158, "top": 132, "width": 197, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun ciri-ciri hak tanggungan adalah:", "type": "List item" }, { "left": 158, "top": 148, "width": 347, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. droit de prefenrence (pasal 1 angka 1 dan pasal 20 ayat (1) UUHT).", "type": "List item" }, { "left": 158, "top": 164, "width": 166, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. droit de suite (pasal 7 UUHT)", "type": "List item" }, { "left": 158, "top": 180, "width": 242, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. memenuhi asas spesialitas dan asas publisitas.", "type": "List item" }, { "left": 176, "top": 195, "width": 337, "height": 75, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asas spesialitas yaitu asas yang mewajibkan dalam muatan akta pemberian hak tanggungan harus mencantumkan ketentuan- ketentuan seperti ditegaskan dalam pasal 11 UUHT. Sedangkan asas publisitas yaitu asas yang mewajibkan didaftarkannya hak tanggungan pada kantor pertanahan setempat (pasal 13 UUHT).", "type": "List item" }, { "left": 158, "top": 275, "width": 226, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. mudah dan pasti pelaksanaan eksekusinya;", "type": "List item" }, { "left": 158, "top": 291, "width": 355, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. objek hak tanggungan tidak masuk dalam boedel kepailitan pemberi hak tanggungan sebelum kreditor pemegang hak tanggungan mengambil pelunasan dari hasil penjualan obyek hak tanggungan (pasal 21 UUHT).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 354, "width": 223, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedang sifat-sifat hak tanggungan antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 370, "width": 217, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Tidak dapat dibagi-bagi (pasal 2 UUHT)", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 386, "width": 364, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meskipun sifat hak tanggungan tidak dapat dibagi-bagi, artinya hak tanggungan membenani obyek secara utuh, namun sifat ini tidak berlaku mutlak dengan pengecualian dimungkinkan roya parsial, sepanjang diperjanjikan dalam Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 449, "width": 400, "height": 250, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. bersifat accesoir atau perjanjian buntutan/ikutan, maksudnya perjanjian jaminan utang atas hak tanggungan tidak berdiri sendiri karena ikut pada perjanjian pokok yaitu perjanjian utang-piutang, apabila perjanjian pokok hapus atau batal, maka otomatis perjanjian accesoir menjadi hapus pula. Hak tanggungan tidak dapat berdiri sendiri tanpa didukung oleh suatu perjanjian (perjanjian kredit) antara debitor dan kreditor. Dalam perjanjian itu diatur tentang hubungan hukum antara kreditor dan debitor, baik menyangkut besarnya jumlah kredit yang diterima oleh debitor, jangka waktu pengembalian kredit, maupun jaminan yang nantinya akan diikat dengan hak tanggungan. Oleh karena hak tanggungan tidak dapat dilepaskan dari perjanjian kredit, itulah sebabnya maka hak tanggungan dikatakan accessoir (mengikuti) perjanjian pokoknya. Dalam menjalankan suatu perjanjian khususnya dalam perjanjian kredit, para pihak (debitor, kreditor) selalu dibebani dua hal yaitu hak dan kewajiban Oleh Subekti (1979:29) mengatakan suatu perikatan yang dilahirkan oleh suatu perjanjian, mempunyai dua sudut: sudut kewajiban-kewajiban (obligations) yang dipikul oleh suatu pihak dan sudut hak-hak atau manfaat, yang", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 238, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eksistensi Hak Tanggungan Sebagai Lembaga Jaminan", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 38, "width": 110, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "St. Nurjannah", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 49, "width": 157, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hak Atas Tanah (Tinjauan Filosofis)", "type": "Page header" }, { "left": 264, "top": 730, "width": 250, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurisprudentie | Volume 5 Nomor 1 Juni 2018 201", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diperoleh oleh lain pihak, yaitu hak-hak menurut dilaksanakannya sesuatu yang disanggupi dalam perjanjian itu.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 148, "width": 400, "height": 122, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kredit yang diberikan oleh kreditor mengandung resiko, maka dalam setiap pemberian kredit, bank tidak diperkenankan memberikan kredit tanpa ada suatu perjanjian tertulis. Itu sebabnya diperlukan suatu jaminan kredit dengan disertai keyakinan akan kemampuan debitor melunasi utangnya. Hal ini sesuai dengan ketentuan pasal 8 UU Perbankan No.7/1992 yang menyatakan dalam memberikan kredit, bank umum wajib mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitor untuk melunasi hutangnya sesuai yang diperjanjikan. Objek Hak Tanggungan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 275, "width": 400, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Objek hak tanggungan adalah hak-hak atas tanah yang diatur dalam UUPA. Benda-benda (tanah) akan dijadikan jaminan atas suatu utang dengan dibebani hak tanggungan harus memenuhi syarat sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 322, "width": 148, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. dapat dinilai dengan uang;", "type": "List item" }, { "left": 158, "top": 338, "width": 185, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. harus memenuhi syarat publisitas;", "type": "List item" }, { "left": 158, "top": 354, "width": 302, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. mempunyai sifat droit de suite apabila debitor cidera janji;", "type": "List item" }, { "left": 158, "top": 370, "width": 212, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. memerlukan penunjukkan menurut UU.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 386, "width": 400, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berkaitan dengan hal tersebut di atas yang dapat dijadikan obyek hak tanggungan adalah:", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 418, "width": 327, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. hak-hak atas tanah yang dapat dibebani hak tanggungan adalah:", "type": "List item" }, { "left": 167, "top": 434, "width": 67, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. hak milik", "type": "List item" }, { "left": 167, "top": 449, "width": 95, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. hak guna usaha", "type": "List item" }, { "left": 167, "top": 465, "width": 114, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. hak guna bangunan", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 481, "width": 364, "height": 170, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. hak pakai atas tanah Negara yang menurut ketentuan wajib didaftar dan menurut sifatnya dapat dipindahtangankan dapat juga dibebani hak tanggungan. Dijadikannya hak pakai sebagai obyek hak tanggungan merupakan langkah maju dalam hukum pertanahan kita juga bagi warga Negara asing menjadi pemegang hak pakai atas tanah Negara yang bila hak tersebut akan dijadikan jaminan disertai persyaratan bahwa modal yang diperoleh harus dipergunakan untuk kegiatan pembangunan di Indonesia. Pengawasan pemerintah terhadap WNA dalam pencapaian tujuan tersebut masih susah untuk dilaksanakan karena memang tidak ada penjabaran lebih lanjut dari maksud ketentuan persyaratan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 656, "width": 400, "height": 58, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut UU No.16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun, pada pasal 12 ayat (1) ditegaskan “Rumah susun berikut tanah tempat bangunan itu berdiri serta benda lainnya yang merupakan atau kesatuan dengan tanah tersebut dpat dijadikan jaminan utang dengan:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 238, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eksistensi Hak Tanggungan Sebagai Lembaga Jaminan", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 38, "width": 110, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "St. Nurjannah", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 49, "width": 157, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hak Atas Tanah (Tinjauan Filosofis)", "type": "Page header" }, { "left": 264, "top": 730, "width": 250, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurisprudentie | Volume 5 Nomor 1 Juni 2018 202", "type": "Page footer" }, { "left": 149, "top": 116, "width": 349, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. dibebani hipotik, jika tanahnya tanah milik atau hak guna bangunan.", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 132, "width": 364, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Dibebani fiducia, jika tanahnya hak pakai atau tanah Negara, namun dengan keluarnya UUHT maka hak pakai tidak lagi dibebankan dengan fiducia tetapi dengan hak tanggungan (pasal 27 UUHT).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 180, "width": 400, "height": 58, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain obyek hak tanggungan seperti tersebut di atas, UUHT juga membuka kemungkinan pembebanan hak tanggungan atas tanah berikut bangunan dan tanaman yang ada diatasnya (pasal 4 ayat (4)), sepanjang memenuhi persyaratan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 243, "width": 364, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. bangunan dan tanah yang bersangkutan merupakan satu kesatuan dengan tanahnya dan bangunan tersebut melekat pada tanah yang bersangkutan.", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 291, "width": 364, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. pembebanannya dinyatakan dengan tegas oleh pihak-pihak yang bersangkutan dalam Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 322, "width": 400, "height": 265, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketentuan pasal 4 ayat (4) UUHT tersebut di atas sebagai konsekuensi dari penerapan asas pemilikan secara horizontal yang diambil dari hukum adat. Pemisahan tanah dengan benda-benda yang ada di atas tanah melalui asas pemisahan horizontal dapat dilakukan melalui pendaftaran. Oleh Mariam D. Badrulzaman (1997:34) dikatakan dengan pendaftaran bangunan (publikasi) maka benda itu dapat dijadikan obyek perikatan yang dilepaskan dari tanahnya. Arti yuridis dari pendaftaran di sini adalah ialah menciptakan hak kebendaan (real right) dan tidak dipergunakan dalam arti administrasi. Jika pemilik benda yang sudah terdaftar itu ingin melakukan perikatan terhadap bangunannya, dia tidak membutuhkan campur tangan dari pemilik tanah untuk ikut serta di dalam perjanjian yang diadakannya ataupun minta ijin dari pemilik tanah. Kemudian dalam pasal 4 ayat (5) UUHT dinyatakan apabila bangunan , tanaman, hasil karya sebagaimana dimaksud ayat (4) tidak dimiliki oleh pemegang hak atas tanah, pembebanan hak tanggungan atas benda-benda tersebut hanya dapat dilakukan dengan penandatanganan serta pada akta Pemberian Hak Tanggungan yang bersangkutan oleh pemilik atau yang diberi kuasa untuk itu olehnya dengan akta otentik.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 592, "width": 403, "height": 106, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam kondisi demikian penerapan pasal 4 ayat (5) mungkin akan mengalami hambatan dalam pelaksanaannya, namun itulah yang dimaksud dalam penjelasan umum UUHT angka 6 yang memungkinkan penerapan asas pemisahan horizontal mengikuti perkembangan. Seperti yang dikemukakan oleh Maria S.W.Sumardjono (2001:125) “sesuai dengan perkembangan keadaan dan kebutuhan masyarakat sebagaimana nampak dalam praktek sehari-hari penerapan asas horizontal mengalami perkembangan”.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 238, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eksistensi Hak Tanggungan Sebagai Lembaga Jaminan", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 38, "width": 110, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "St. Nurjannah", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 49, "width": 157, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hak Atas Tanah (Tinjauan Filosofis)", "type": "Page header" }, { "left": 264, "top": 730, "width": 250, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurisprudentie | Volume 5 Nomor 1 Juni 2018 203", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 233, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai tambah dari asas horizontal bila dikaitkan besarnya jumlah kredit adalah perhitungan nilai benda yang dijaminkan tidak semata-mata diukur dari harga tanahnya saja, tetapi juga bangunan atau benda atau tanaman yang ada diatasnya yang dapat dinilai sehingga dapat meningkatkan nilai kredit. Khusus untuk tanah hak milik yang menurut sifat dan tujuannya tidak dapat dipindahtangankan misalnya tanah yang sudah diwakafkan dan tanah untuk keperluan peribadatan, walaupun didaftar namun karena sifat dan tujuannya tidak dapat dipindahtangankan, maka tidak dapat menjadi obyek hak tanggungan. Suatu obyek hak tanggungan dapat dibebani lebih dari satu hak tanggungan guna menjamin pelunasan utang. Benda yang dibebani hak tanggungan lebih dari satu ini melahirkan pemegang hak tanggungan peringkat pertama, peringkat kedua dan seterusnya. Apabila debitor wanprestasi, maka hak untuk memperoleh pelunasan utang debitor diberikan lebih dahulu pada kreditor peringkat pertama kemudian kedua dan seterusnya. Peringkat kreditor ditentukan berdasarkan tanggal pendaftarannya pada kantor pertanahan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 354, "width": 236, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Tata Cara Pembebanan Hak Tanggungan", "type": "List item" }, { "left": 158, "top": 370, "width": 324, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tata cara pembebanan hak tanggungan terdiri atas dua tahap yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 386, "width": 364, "height": 90, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Tahap pemberian hak tanggungan yang dilakukan dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), yang didahului dengan perjanjian utang piutang yang dijamin akta otentik yang dibuat oleh PPAT, pada tahap ini ada dua yaitu akta perjanjian utang piutang sebagai perjanjian pokok dan pembebanan jaminan (hak tanggungan) atas hak-hak atas tanah. Perjanjian ini accesoir.", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 481, "width": 364, "height": 75, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Tahap pendaftaran yang dilakukan di kantor pertanahan kabupaten/kotamadya setempat. Pendaftaran dimaksudkan untuk memenuhi syarat publisitas dengan tujuan agar masyarakat mengetahui bahwa sebidang tanah telah dijadikan obyek jaminan atas hak tanggungan.", "type": "List item" }, { "left": 158, "top": 561, "width": 353, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hapusnya hak tanggungan dalam pasal 18 UUHT karena hal-hal berikut:", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 576, "width": 292, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. hapusnya piutang yang dijamin dengan hak tanggungan;", "type": "List item" }, { "left": 158, "top": 592, "width": 355, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. dilepaskannya hak tanggungan oleh kreditor pemegang hak tanggungan.", "type": "List item" }, { "left": 158, "top": 624, "width": 355, "height": 90, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. pembersihan hak tanggungan berdasarkan penetapan Ketua Pengadilan Negeri atas permohonan pembeli obyek hak tanggungan, jika hasil penjualan obyek hak tanggungan tidak cukup untuk melunasi semua utang debitor. Jika tidak diadakan pembersihan, hak tanggungan yang bersangkutan akan tetap membebani obyek yang dibeli.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 238, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eksistensi Hak Tanggungan Sebagai Lembaga Jaminan", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 38, "width": 110, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "St. Nurjannah", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 49, "width": 157, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hak Atas Tanah (Tinjauan Filosofis)", "type": "Page header" }, { "left": 264, "top": 730, "width": 250, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurisprudentie | Volume 5 Nomor 1 Juni 2018 204", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 313, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hapusnya hak atas tanah yang dijadikan jaminan.Sebagaimana sifat accessoir dari hak tanggungan sebagai jaminan atas tanah, maka apabila perjanjian utang yang dijamin dengan hak tanggungan sebagai perjanjian pokok batal, dengan sendirinya hak tanggungan sangat tergantung adanya piutang yang dijamin pelunasannya. Apabila piutang telah dilunasi atau hapus karena sebab- sebab lain, maka seketika hak tanggungan yang bersangkutan menjadi hapus pula. Hapusnya hak tanggungan berdasarkan penetapan Ketua Pengadilan Negeri atas permohonan pembeli obyek hak tanggungan, jika hasil penjualan obyek hak tanggungan tidak cukup untuk melunasi semua utang debitor. Jika tidak diadakan pembersihan, hak tanggungan yang bersangkutan akan tetap membebani obyek yang dibeli. Hapusnya hak tanggungan karena hapusnya hak atas tanah yang dibebani tidak menyebabkan hapusnya piutang yang dijamin. Dalam hal hak atas tanah yang dibebani berakhir berakhir jangka waktunya (pasal 27 UUPA mengenai hapusnya hak milik, pasal 34 UUPA mengenai hapusnya hak guna usaha dan pasal 40 UUPA mengenai hapusnya hak guna bangunan) dan kemudian diperpanjang, hak tanggungan yang bersangkutan tidak menjadi hapus, karena hak atas tanah yang dibebani tetap berlangsung selama jangka waktu perpanjangan. Beda halnya jika hak atas tanah yang bersangkutan diperbaharui, karena hak atas tanah yang semula memang hapus. Kalau obyeknya semula tetap akan dijadikan jaminan harus dilakukan pembebanan hak tanggungan baru.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 450, "width": 60, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENUTUP", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 465, "width": 403, "height": 154, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keberadaan lembaga jaminan (hak tanggungan) sangat menunjang dalam era pembangunan ekonomi, terutama dari pengusaha yang membutuhkan kredit untuk pengembangan usahanya . Perkembangan ekonomi dan perdagangan yang diikuti oleh perkembangan kebutuhan akan kredit dan pemberian fasilitas kredit memerlukan jaminan demi keamanan pemberian kredit. Oleh karena itu keberadaan hak tanggungan sebagai lembaga jaminan hak sangat mendukung, apalagi dengan masuknya investor asing ke Indonesia serta terbukanya kemungkinan bagi WNA/badan hukum asing untuk mendapat hak pakai atas tanah Negara dan menjadikannya sebagai jaminan untuk memperoleh modal/kredit di Indonesia guna menunjang kegiatan perekonomian di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 624, "width": 9, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 238, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eksistensi Hak Tanggungan Sebagai Lembaga Jaminan", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 38, "width": 110, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "St. Nurjannah", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 49, "width": 157, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hak Atas Tanah (Tinjauan Filosofis)", "type": "Page header" }, { "left": 264, "top": 730, "width": 250, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurisprudentie | Volume 5 Nomor 1 Juni 2018 205", "type": "Page footer" }, { "left": 239, "top": 115, "width": 113, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 122, "top": 139, "width": 389, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Boedi Harsono. 1999. Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang- Undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya. Djambatan, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 163, "width": 391, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "M.Jafar. 2001. Kepemilikan Atas Satuan Rumah Susun Sebagai Obyek Hak Tanggungan. Jurnal Hukum Toposantaro. Vo.2 No.5. Fakultas Hukum- Universitas Tadulako.", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 199, "width": 391, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mariam D.Badrulzaman. 1997. Posisi Hak Tanggungan Dalam Hukum Jaminan Nasional .Jurnal Hukum Bisnis. Vol.1. Yayasan Pengembangan Hukum Bisnis,", "type": "List item" }, { "left": 158, "top": 223, "width": 37, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 235, "width": 391, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maria.S.W.Sumardjono. 1997 . Prinsip Dasar dan Isyu Di Seputar UUHT . Jurnal Hukum Bisnis. Vol.1. Yayasan Pengembangan Hukum Bisnis, Jakarta.", "type": "Table" }, { "left": 122, "top": 259, "width": 391, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "__________________. 2001. Kebijakan Pertanahan Antara Regulasi dan", "type": "Table" }, { "left": 158, "top": 271, "width": 171, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi . Buku Kompas, Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 284, "width": 311, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Subekti. 1979 . Hukum Perjanjian . Cetakan VI. PT.Intermasa, Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 296, "width": 391, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sutan Remi Syahdeini. 1996. Hak Tanggungan, Asas-Asas Ketentuan Pokok Dan Masalah-Masalah Yang Dihadapi Oleh Perbankan (Suatu Kajian Mengenai UUHT) . Airlangga University Press, Surabaya.", "type": "Text" } ]
9271d3cb-ba5d-d1c7-8f04-65510148b5d3
https://ijcils.org/index.php/ijcils/article/download/4/4
[ { "left": 71, "top": 56, "width": 424, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTERNATIONAL JOURNAL OF CONTEMPORARY ISLAMIC LAW AND SOCIETY (IJCILS)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 90, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VOL.1 NO. 1, 2019", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 101, "width": 451, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management Strategies of Professional Zakat Funds for", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 124, "width": 385, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mustahiq Family Welfare By Amil Zakat Body", "type": "Title" }, { "left": 71, "top": 158, "width": 281, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhammad Iqbal 1*, Rusli Rusli 2 , and Musyahidah Musyahidah 3", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 189, "width": 274, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Islamic Law Department, Postgraduate, Institut Agama Islam Negeri Palu", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 203, "width": 274, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Islamic Law Department, Postgraduate, Institut Agama Islam Negeri Palu", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 217, "width": 409, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Islamic Economics Department, Faculty of Islamic Economics and Business, Institut Agama Islam Negeri Palu", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 270, "width": 60, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Table" }, { "left": 418, "top": 269, "width": 49, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARTICLE", "type": "Section header" }, { "left": 418, "top": 282, "width": 82, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INFORMATION", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 308, "width": 313, "height": 121, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research deals with professional zakat fund management strategy for mustahiq family welfare by Zakat Amil Body of Palu City BadanAmil Zakat. This research is qualitative research that tried to reveal and interpret this developing phenomenon. This is case study that used such data collectiontechniques such as observation, interview, and documentation, while data analysis includes data reduction, presentation and verification which ends with checking the validity of the data with the source triangulation method.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 432, "width": 313, "height": 121, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The result showed that zakat collection units receive all kinds of charity such as infaq , sadaqah , as well as profession zakat that muzakki will to pay. Second is direct acceptance; that is, a zakat payer comes directly to the Baznas Office to hand over zakat, infaq and sadaqah (ZIS) to the officers in Baznas. The distribution is carried out in two ways: first, mustahiqs are given what they need in terms of daily basic necessities; secondly, aid is given to mustahiqs who have business to help them develop their business.", "type": "Text" }, { "left": 418, "top": 319, "width": 52, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords:", "type": "Text" }, { "left": 418, "top": 354, "width": 83, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zakat of profession, Management, Mustahiq , Badan Amil Zakat", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 56, "width": 424, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTERNATIONAL JOURNAL OF CONTEMPORARY ISLAMIC LAW AND SOCIETY (IJCILS)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 90, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VOL.1 NO. 1, 2019", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 136, "width": 117, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 156, "width": 221, "height": 197, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zakat is not just temporary assistance for the poor who after being left back to poverty, but zakat is also a permanent and organized aid. Every year, good will come to the recipients of zakat due to hawl (zakat payment deadline), such as animal zakat, cash, trade and industry. Likewise, when harvest comes, another kindness also comes, such as zakat from plantations in the form of fruits and other staples.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 363, "width": 221, "height": 115, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Since 4 centuries ago, zakat is one of the instruments considered able to overcome the economic crisis and support the economic development of society. In its implementation, zakat plays a role in eliminating the poverty.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 487, "width": 221, "height": 156, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In addition, zakat can increase the economic and social growth of the community. Theoretically, the allocation of zakat to small communities will increase people’s income and consumption. This will not only have an impact on increasing production and investment, but demand for labor will also increase. Thus,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 653, "width": 220, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "unemployment as an outbreak of social crisis can be overcome.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 694, "width": 221, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "On the one hand, zakat will create a spirit of assistance (t a’awun ). On the other hand, well-paid zakat will improve the quality of faith, cleanse and purify the soul,", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 135, "width": 221, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "develop and bless possessions. Zakat that is well managed and trustworthy will be able to create prosperity for the Islamic community, improve work ethic and also serves as an institution of economic equality.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 239, "width": 221, "height": 197, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The concept of Islam in the distribution of zakat is by delivering zakat rights to those who need it. Because, the basic and operational basis of zakat is the direct distribution after the collection of zakat funds. Distribution must be in accordance with the needs and benefits set out in sharia, which in turn will have an impact on increasing the amount of zakat received by the Zakat Amil Body (BAZ).", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 446, "width": 221, "height": 301, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Islamic community in Palu is the largest. Of course, the potential for zakat is also large. However, the amount of zakat received is not significant. The decrease in zakat receipts has an impact on the empowerment of the people and the alleviation of the poor in Palu. Meanwhile, the poor in Palu in 2016 amounted to 26.24 thousand or 7.06% of the population.So that poverty alleviation and community empowerment in Palu through the distribution of zakat by Baznas of Palu is still far from expectations, because it is not directly proportional to the amount of the zakat payers ( muzakki ) with zakat received.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 56, "width": 447, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IJCILS Vol.1 No. 1, 2019 41", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 221, "height": 156, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The receipt of professional zakat by the Baznas of Palu is still considered new, but the implementation of the professional zakat reception has actually been carried out from the past few years. This can be seen in the Annual Report of Baznas in Palu in the last 2 years by combining the receipt of zakat mal with professional zakat.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 253, "width": 221, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Although professional zakat is still newly “managed”, but actually this professional zakat is a very potential instrument to increase the receipt of zakat.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 336, "width": 221, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "However, the reality is still far below the amount of charity ( infaq and shadaqah ) received by BAZ of Palu City.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 398, "width": 221, "height": 156, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This can be seen in the Collection and Distribution Report from BAZNAS in 2016 where the Zakat Mal and Professional Zakat that were collected reached Rp. 5,293,000. This amount is still lacking when compared to the number of professional workers both in Government Agencies and in the private sector in Palu. 1", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 564, "width": 221, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One of the reasons for the lack of receiving professional zakat is lack of socialization carried out by Baznas of Palu City Baznas on professional zakat to the public, so that the public is less informed about it. Due to the lack of dissemination of information to the public, this makes the", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 725, "width": 220, "height": 46, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Baznas Kota Palu “Report on collection, distribution and utilization of the zakat, infaq and sadaqah ” byBaznas Kota Palu, Annual Report 2016 , 17 February 2017.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 88, "width": 221, "height": 259, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "receipt of professional zakat inBaznas ofPalu City become less. For this reason, it is necessary to socialize sufficient information regarding the importance of professional zakat obligations and calculations so that they can stimulate and facilitate muzakki who want to give their profession zakat. This is important because professional zakat is one type of zakat which is very potential to be applied because it can boost the receipt of zakat, given the large number of professional workers from both the public and private sectors scattered throughout Palu City.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 357, "width": 221, "height": 239, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meanwhile, the existing professional zakat is only collected from people who already know and understand the professional zakat obligation from various media about the existence of zakat that is imposed on the income received, so that from that information then muzakki can spend his zakat toBaznas ofPalu City, and even then it is still limited only to certain people who have a high enough level of awareness of the obligation to issue zakat on the income received so far.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 605, "width": 224, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Therefore, it is a challenge for Baznas of Palu City in the future how to explore and maximize the receipt of professional zakat, especially those from muzakkis who work in Government and private sector so that they can contribute in order to boost zakat receipts.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 56, "width": 447, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IJCILS Vol.1 No. 1, 2019 42", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 221, "height": 156, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "When the potential of professional zakat that exists in the community can be explored properly, this becomes a large capital to help and empower people in need. This is the commitment of Baznas ofPalu City together with the local government to alleviate poverty through zakat empowerment.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 253, "width": 221, "height": 177, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "So what needs to be done by the Baznas of Palu City is how the collected professional zakat can be distributed and utilized properly by the community. This is because the collection and utilization of zakat are two things that are equally important. The collection is maximum, and distribution or utilization run effectively and on target.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 481, "width": 147, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. LITERATURE REVIEW", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 523, "width": 116, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1 Previous Research", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 543, "width": 185, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdul Karim Assalawi in his thesis,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 564, "width": 220, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "entitled Zakat", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 585, "width": 221, "height": 156, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ProfesiDalamPerspektifHukumdanEtik (Prof essional Zakat in Legal and Ethical Perspectives) said that professional zakat if made analogy with plant and fruit zakat is 5% and 10%, respectively. But if it is made analogy with gold and trade zakat, then the zakat is 2.5%. If you want to pay more, it is better. Abdul Karim Assalawi did not", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 88, "width": 220, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "explain which percentage is the right benchmark in paying professional zakat. 2", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 129, "width": 221, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Another study was conducted by Muhammad Hadi, entitled Problematika", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 170, "width": 220, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zakat Dan", "type": "Table" }, { "left": 307, "top": 191, "width": 207, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SolusinyaSebuahTinjauanSosiologiHukum", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 212, "width": 221, "height": 197, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Islam (The Problems of Zakat and Its Solution A Sociology of Islamic Law Review). In his thesis, Hadi concluded that the views of the professional zakat obligations among civil servants seemed diverse. Civil servants make payment of charity or alms in the form infaq and zakat to the Zakat Collecting Unit ( Unit Pengumpul Zakat ) and the Zakat Amil Body ( BadanAmil Zakat ) based on the understanding of zakat", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 416, "width": 220, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "obligations, Regent’s Decree and interpretations of scholars in the positive legal framework. 3", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 481, "width": 221, "height": 197, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research is different from researchs that have been done by previous researchers. Although in the same field, professional zakat in this research is the application of the concept of professional zakat which focuses more on the strategy of managing and utilizing zakat funds as well as their utilization for the welfare of the mustahiq family through the Amil Zakat Board in the city of Palu so that they can be", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 703, "width": 77, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Abdul Karim", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 706, "width": 220, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Assalawi, Zakat ProfesiDalamPerspektifHukum Dan Etik , (Thesis, IAINWalisongo, 2001), 134-135.", "type": "Table" }, { "left": 307, "top": 737, "width": 220, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Muhammad Hadi, Probelematika Zakat ProfesidanSolusinyaSebuahTinjauanHukum Islam , (Yogyakarta:pustakaPelajar, 2010), 243-244.", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 56, "width": 447, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IJCILS Vol.1 No. 1, 2019 43", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 220, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "distributed to the groups entitled to receive them.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 157, "width": 111, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2 Professional Zakat", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 184, "width": 221, "height": 177, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zakat is part of the property with certain conditions, which Allah Almighty obliges the owner, to be submitted to the party entitled to receive it, with certain conditions as well. Meanwhile, profession is a job that requires training and mastery of certain knowledge. Or, the profession is often interpreted as a job that requires special training and expertise.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 371, "width": 221, "height": 197, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "So, professional zakat is known as zakah rawatib al-muwazhaffin (zakat of employee salary) or zakatukas al-amal al- mihan al hurrah (zakat on work income and private profession). Meanwhile, according to the term, professional zakat is zakat issued on each job or certain professional expertise, whether done alone or with other people/institutions, which brings in income that meets nisab (minimum limit). 4 So,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 578, "width": 221, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "professional zakat is defined as zakat that is imposed on each job that generates money that meets the terms of the Nisab.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 660, "width": 192, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.5 The Category of Professional Zakat", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 725, "width": 123, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Yakhsyallah Mansur,", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 725, "width": 221, "height": 46, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ Zakat ProfesiMenurutPandangan Para Ulama ” Mi’raj Islamic News Agency(Kantor Berita Islam Mina). http:/mirajnews.com (14/06/2017).", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 88, "width": 221, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Professional income is the fruit of the work draining the brain and sweat done by everyone. Examples of professional income are; salaries, wages, incentives, or other names that are suited to the type of profession whether it is a job that relies on the brain or the physical abilities of its expertise and even both.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 253, "width": 221, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Professional zakat is zakat issued from halal business results which can bring in relatively large amounts of money easily, through a certain expertise. 5 Jobs that make money are of two kinds namely:", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 357, "width": 220, "height": 114, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Work that is carried out alone without depending on others, thanks to dexterity of the hands and brain. Income obtained in this way is professional income, such as the income of a doctor, engineer, advocate, and so forth.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 481, "width": 221, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Work done by someone for other parties, such as the government, companies, or individuals, ini which he/she earns income such as salary, wages, or honorarium. 6", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 585, "width": 220, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In another sense, professional zakat is zakat that is imposed on any work or certain professional expertise, whether done alone or together with other people or institutions,", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 749, "width": 127, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Hadi, Pronlematika Zakat , 58.", "type": "Footnote" }, { "left": 343, "top": 761, "width": 100, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Qardhawi, Fiqhuz , 459.", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 56, "width": 447, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IJCILS Vol.1 No. 1, 2019 44", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 221, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "which bring in income (money) that meets nisab (minimum limit for zakat). 7", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 129, "width": 221, "height": 115, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of the profession in the form of assets can be categorized into alms wealth or savings. Thus, the results of a person’s profession if it meets the mandatory provisions of zakat, he is obliged to perform zakat. 8 Yusuf Qardhawisaid that:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 253, "width": 192, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Among the things that are very important to get the attention of Muslims today is the income that is gained from their expertise, that is carried out individually or together. 9", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 336, "width": 221, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The work or profession that is carried out individually such as medical doctor, architect, legal expert, tailor, painter and others, while those carried out together such as employees using the salary system.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 440, "width": 221, "height": 197, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahbah al-Zuhaili specifically stated that the income received by people through their own business such as doctor, engineer, legal expert, tailor and so on, and also related to the public or private sectors such as employees who get salaries or wages in a relatively fixed time, is called in Islamic law term as al-mal al-mustafad. This is in accordance with the fatwa of ulama in Kuwait 29 Rajab 1404 H (30 April 1984). 10", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 692, "width": 220, "height": 33, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 DidinHafidhuddin, AndaBertanyaTentang Zakat, Infaq Dan Sedekah Kami Menjawab, (Jakarta:BAZNAS, 2004), 149.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 726, "width": 219, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 Al-FurqanHasbi, 125 masalah zakat , (Solo: TigaSerangkai, 2008), 217.", "type": "Footnote" }, { "left": 107, "top": 749, "width": 100, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9 Qardhawi, Fiqhuz , 487.", "type": "Footnote" }, { "left": 107, "top": 761, "width": 158, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10 Quoted inHafidhuddin, Zakat ,93-94.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 88, "width": 221, "height": 114, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The scope of professional zakat is all the income generated by a person which is usually in the form of salary, wages, honorarium, and other similar names as long as the income does not constitute a return on assets, investments or capital.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 212, "width": 221, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Income generated from certain professional work (doctor, lawyer) falls within the scope of this zakat as long as the element of work has the most fundamental role in generating such income.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 336, "width": 220, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.5 Utilization of Professional Zakat for", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 357, "width": 105, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Community Welfare", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 378, "width": 221, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In relation to the utilization of zakat, it is necessary to consider the target of zakat distribution in various sectors of life, including among others:", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 460, "width": 220, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Economic sector, such as community income is relatively low due to lack of venture capital, less of capability in the field of agricultural cultivation and weak performance in the field of agribusiness;", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 564, "width": 223, "height": 156, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Religious sector that includes religious educational institution and community that are concerned with religion such as people who are unable to pay debts, mosque imams, preachers, madrasa teachers, syara officers, and others who receive less attention from the community;", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 730, "width": 220, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Social sector, such aslack of public service facilities and facilities (polyclinic,", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 56, "width": 447, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IJCILS Vol.1 No. 1, 2019 45", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 206, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "venture capital, economic union or small farmers and so on) ;", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 129, "width": 221, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Office sector, such as certain groups that must be empowered, and which need special handling (disaster, illness with the burden of debt);", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 212, "width": 220, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Enterprise sector, such as education, houses of worship, community economic empowerment in the form of agricultural businesses and social services. 11", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 308, "width": 221, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "With the utilization or distribution of zakat properly, community’s understanding that is static will change to a dynamic understanding, and this in turn will get enough attention from the Islamic Ummah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 433, "width": 159, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. METHOD OF RESEARCH", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 453, "width": 221, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study used qualitative research methods. Qualitative research is a descriptive with a social religious approach.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 516, "width": 221, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Qualitative method is a type of research that uses descriptive data, in the form of written or spoken words from observable people or behavior. 12", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 598, "width": 221, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Qualitative research emphasizes the depth of data obtained by researchers. The deeper and detailed the data obtained, the better the quality of the research. So as to achieve these results, the researcher", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 715, "width": 84, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11 (Hasibuan , 2017)", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 726, "width": 220, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12 Robert C. &Stren J. Tailor, KualitatifDasar-DasarPenelitian (Usaha Nasional, 1993),5.", "type": "Footnote" }, { "left": 307, "top": 88, "width": 221, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "participates in the event that is being studied.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 108, "width": 220, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this study, researchers examined the management of professional zakat funds by the National Amil Zakat Body and analyzed its use for mustahiq family welfare in Palu.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 191, "width": 221, "height": 156, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data were collected using observation techniques, in-depth interviews and studies from shared written documents. Meanwhile, the data analysis is done using reduction and verification techniques with various data sources. The reduced data is then analyzed by claiming to the theoretical concepts used in this study.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 378, "width": 175, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 419, "width": 221, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.1 Professional Zakat Fund Management", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 440, "width": 53, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Strategies", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 460, "width": 221, "height": 239, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Basically, the management of the Palu’sAmil Zakat Board is not different from that in previous years, although the management aspect has used the term commissioner, which is a collective management where one chair is assisted by four deputies who have their respective duties and responsibilities. The elected chair and vice are the result of selection from an independent team. This process was carried out at the first time in the history of the recruitment of Baznasadminstrators in Palu.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 709, "width": 221, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "At the MochsenAlydrus’ leadership, BAZ Palu is still limited to coordination and consolidation, as well as establishing Zakat", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 56, "width": 447, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IJCILS Vol.1 No. 1, 2019 46", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 221, "height": 218, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Collecting Units, abbreviated as UPZ in every agency, Office of Religious Affairs, State-owned Enterprises,Regional owned Enterprises, and private companies in the Palu City Government. This is based on the Formal Letter of the Mayor of Palu No. 450.12/1566/Kesraon September 3, 2001, that UPZ has the duty as an extension of the Regional BAZ in carrying out the function of fundraising in various agencies and institutions. 13", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 315, "width": 185, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the following period, the Baznas of", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 336, "width": 221, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Palu City was chaired by KasimYahya.The first step that he took in managing this agency is to coordinate with the Regional Government, in this case the Mayor of Palu in order to carry out socialization to the Regional Work Units, abbreviated as SKPD under the working area of Local", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 481, "width": 66, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Government.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 502, "width": 221, "height": 176, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Baznas of Palu City considers that the civil servants in the Palu Government are made potentially as zakat payers ( muzakki ) in organizing zakat, infaq and shadaqah funds in the Palu area. So that the target of the implementation of this socialization is the Muslim civil servants in government agencies and schools. This was stated by Kalsum P. Angku that", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 738, "width": 220, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13 Interview with KalsumAngku, administrative staff of BaznasPalu (15 August 2017).", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 85, "width": 192, "height": 152, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "During KasimYahya’s leadership, we carry out coordination with the Palu City Government in order to carry out socialization to the level of SKPD in the City of Palu; so through this socialization we can urge the public especially employees to issue zakat, infaq and shadaqah as well as introduce the task of Baznas of Palu City in distributing zakat, infaq and alms issued by Employees. 14", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 253, "width": 221, "height": 239, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In addition to the socialization to work units, the socialization was carried out in various non-formal meetings including Friday sermons, Islamic studies circles, and others. All media can be used to socialize Baznas as a legitimate institution formed by the government that functions to receive, manage and distribute Zakat, Infaq and Sadaqah (ZIS), as well as making people aware of purifying their assets and income from frauds by issuing zakat of assets or professions.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 502, "width": 221, "height": 156, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From this socialization, the Palu Mayor’s Instruction No. 01 of 2002 was signed by BasoLamakarate on 31 October 2002 regarding the collection of Zakat, Infaq and Sadaqah (ZIS) addressed to all Muslimcivil servants within the City Government of Palu to issue Zakat, Infaq and Sadaqah (ZIS) each month.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 668, "width": 220, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zakat InfaqShadaqah (ZIS) fundraising collected through Zakat", "type": "Table" }, { "left": 307, "top": 709, "width": 221, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Collecting-Unit scattered in various agencies", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 738, "width": 214, "height": 33, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14 Interview with KalsumAngku,administrative staff of BaznasPalu(15 August 2017).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 56, "width": 447, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IJCILS Vol.1 No. 1, 2019 47", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 221, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "or offices and schools is still actively running until now carried out by the Baznas of Palu City. HalimatusSa’diyah, one of the staff at Palu City Baznas explained:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 170, "width": 192, "height": 122, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The collection of zakat, infaq and shadaqah funds through Zakat Collecting-Unit in offices under the City Government of Palu is still running until now, every month the ZIS funds are collected and then deposited to the Treasurer or transferred directly to the Baznas Treasurer account in Palu City. 15", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 310, "width": 221, "height": 197, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Funds collected through UPZ are still limited to infaq and shadaqah that are deposited by the state civil apparatus based on their class. Although the collection is based on the Mayor’s Instruction, but there are still employees in an agency or institution who did not do their obligation to issueinfaq and shadaqah every month. In fact, there are still many offices that have not yet implemented the Mayor’s instructions.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 517, "width": 221, "height": 176, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This shows that there is still a lack of awareness of the state civil apparatus to clean up the income they receive through infaq and shadaqah collected by UPZ in their agencies/offices where they work. This is a challenge that must be resolved by the Palu City Baznas commissioners to take strategic steps in order to increase public awareness for tithe, infaq and shadaqah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 748, "width": 220, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15 Interview with HalimatusSa’diyah, administrativestaff of BaznasPaluon 08 August 2017.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 88, "width": 221, "height": 259, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In addition to infaq and shadaqah, there is also revenue from the zakat sector, especially zakat of profession, both through UPZ channels in government and private agencies or directly through the Palu City Baznas Office, as conducted by Anutapura Hospital, as one of the institutions under the control of the Regional Government, distributing zakat of its profession through the UPZ channels such as doctors practicing at the hospital. They issued their profession zakat directly to UPZ. As KalsumAngku said:", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 357, "width": 192, "height": 100, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In addition to infaq and shadaqah received by the Palu City Baznas there is also acceptance from zakat sector including professional zakat through the UPZ channels in government and private agencies, or directly go the office ofPalu City Baznas. 16", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 476, "width": 224, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.2 Utilization of Professional Zakat for the", "type": "Section header" }, { "left": 328, "top": 497, "width": 137, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Welfare of Mustahiq Family", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 532, "width": 221, "height": 198, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zakat which has been collected and managed by the Zakat Amil Body must be distributed to those entitled to receive zakat for their welfare. One of the functions and objectives of zakat is to reduce the gap between the poor and the rich.With the existence of zakat, people’s welfare can be achieved. This is the target to be achieved by the Baznas of Palu City as one of its visions: Maximizing the role of zakat in reducing", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 749, "width": 220, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16 Interview with KalsumAngku, administrative staff of BaznasPalu (15 August 2017).", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 56, "width": 447, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IJCILS Vol.1 No. 1, 2019 48", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 221, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "poverty and unemployment through education, health, productive economics and socio-religious fields based on community empowerment approaches.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 170, "width": 221, "height": 219, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The distribution of zakat is one of the most important aspects in the process of zakat management. Therefore,Baznas ofPalu City must have the accuracy of distributing zakat to the people who need it, because there are people who do not want to show their inability, and some are deliberately show their poverty with begging way. So it is feared that there are those who accept and those who are not, even though both mustahiq are entitled to be empowered.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 398, "width": 221, "height": 115, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Therefore, cooperation is needed between the Baznas of Palu City with various parties both from the elementsof society, religious leaders and the government to work together, interact with each other to provide accurate information on the existence of mustahiq .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 522, "width": 221, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Allah has already set eight groups who are entitled to get zakat as mentioned in the Quran suraal-Taubah verse 60.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 585, "width": 221, "height": 135, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "These eight group who became the the target of Baznas of Palu City for distribution of zakat, infaq and shadaqah (ZIS), so that none of them will be overlooked and forgotten so that the charity can benefit those who are entitled to get it, as the Chairman of Baznasexplained:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 733, "width": 192, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In terms of distribution of Zakat, Infaq and Sadaqah (ZIS) we cannot run away", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 88, "width": 193, "height": 204, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "from the eight groups which Allah has set in the Quran surah Al-Taubah verse 60. Starting from the needy ( faqir ) and the poor( miskin ) who do not have enough daily needs, those employed to administer it ( amil ), those whose hearts are attracted to the faith ( mu’allafatqulubuhum ),those in debt ( gharimin ), people who are struggling for Allah’s cause ( fi sabilillah ) and on his way( ibnsabil ). Then these eight groups who are entitled to get zakat became the Baznas concentration in Palu City to be prospered through the empowerment of zakat. 17", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 314, "width": 221, "height": 93, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the case of distribution of zakat, it can be done through two ways: firstly, giving to those who are entitled to receive ( mustahiq ) consumptively; and secondly, providing capital or zakat aid to mustahiq,", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 417, "width": 220, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "which can be developed with investment patterns. As the chairman said:", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 459, "width": 193, "height": 176, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Baznas of Palu City has distributed zakat to mustahiq in two ways, namely first, zakat for consumptive purpose to mustahiq who have a desperate life, second, a productive way in which mustahiq only needs capital for business development. However, there also people can be assisted with both ways. Besides helping them to meet their daily needs, they are also assisted with capital to develop their business in order to be independent to overcome their burden. 18", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 658, "width": 221, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From this procedure, we can see that before mustahiq receives assistance from the", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 715, "width": 220, "height": 33, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17 Interview with Ahmadan B. LamuriChairman of BaznasofPalu City on 02 June 2017.", "type": "Footnote" }, { "left": 307, "top": 749, "width": 220, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18 Interview with Ahmadan B. Lamuri Chairman of BaznasofPalu City on 02 June 2017.", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 56, "width": 447, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IJCILS Vol.1 No. 1, 2019 49", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 221, "height": 590, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Baznas of Palu City, first a mustahiq submits a request to receive assistance. Then the proposal file is registered after the completeness is checked, then the file is collectively submitted to the Chairman of Baznas. Then the Chairmangives a note to the Deputy II of Distribution Division to validateand determine the names of field verification team. The results were submitted to the Deputy IV of Administration, Human Resources and General Affairs Division to make a Decree of the Team. After the decree was signed by the Chairman, the Deputy II facilitated the implementation of field verification by filling in the form of group of zakat recipients and program. Then the field verification team recommends the results of verification, and the results are discussed together in a meeting with the verification team, the Chairman and all deputies by determining the aid agreement, and then the Deputy III in charge of planning, financingand reporting checks the correctness of data on the allocation of aid funds to be distributed. After that the Chairman approves or rejects the request of mustahiq .Regarding the applications that are approved, Deputy IV makes a decree, where the decree is signed by the Chairman,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 688, "width": 221, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Deputy II and Deputy III, then paid by the", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 709, "width": 221, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Treasurer. The recipient of aid brings KTP and KK when receiving assistance.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 88, "width": 96, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 108, "width": 221, "height": 136, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the discussion above, it can be concluded that Baznas of Palu City in carrying out its duties and functions in relation to collection, distribution and utilization of zakat of professionimplement the zakat fundraising strategy by integrating three main factors that include:", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 253, "width": 221, "height": 115, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "First, internal factors such as human resources and infrastructure. It serves as a facilitator in an effort to move the wheels of the economy of the community so as to reduce the gap between the poors;Second, external factors that include", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 378, "width": 221, "height": 73, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mustahiq and muzakki . Muzakki is a group of people who are capable to pay zakat, and mustahiq is a group of people who are entitled to receive zakat.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 460, "width": 224, "height": 239, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To facilitate the process of interaction between internal and external factors, it needs support of policy that is conducive both in the form of a government’s regulation and agreement (MoU) with various agencies and institutions both private and public so as to create a good climate for zakat payers ( muzakki ) to do their obligations as a Muslim who obey God’s rules, and to realize social care and deep empathy for less fortunate Muslim brothers and sisters.", "type": "Text" }, { "left": 368, "top": 730, "width": 98, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BIBLIOGRAPHY", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 56, "width": 447, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IJCILS Vol.1 No. 1, 2019 50", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 220, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdul Kodir, Abdurraliman, TatananSosial", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 102, "width": 193, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Islam . Yogyakarta: PustakaPelajar,", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 115, "width": 30, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2000.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 129, "width": 221, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahmadi, Ruslam,", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 143, "width": 155, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MetodologiPenelitianKualitatif.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 157, "width": 170, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,2014.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 170, "width": 221, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arikunto, Suharsini, ProsedurPenelitian; SuatuPendekatanPraktik. Jakarta: RinekaCipta, 2010.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 212, "width": 221, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bakry, Hasbullah, Pedoman Islam Di Indonesia . Cet. V;jakarta: UI Press, 1988.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 253, "width": 221, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bagir Al- Habsyi, Muhammad, FiqihPraktis. Bandung: Mizan, 1999.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 281, "width": 41, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bungin,", "type": "List item" }, { "left": 250, "top": 281, "width": 41, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Burhan,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 295, "width": 157, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MetodologiPenelitianKualitatif .", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 308, "width": 119, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta: Rajawali, 2010.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 322, "width": 220, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DepartemenPendidikanNasional ,KamusBaha sa Indonesia . Jakarta: PusatBahasa, 2008.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 364, "width": 221, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Depertemen agama, IlmuFiqhJilid I . Jakarta:", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 378, "width": 221, "height": 79, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DirektoratPembinaanPerguruanTinggi Agama Islam, 983. Depertemen Agama RI, AlqurandanTerjemahannya, . Jakarta: Alfatih: PT. INSANE MEDIA PUSTAKA, 2013.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 460, "width": 220, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Depdiknas, KamusBesarBahasa Indonesia .", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 474, "width": 124, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BalaiPusatpustaka, 2002.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 488, "width": 34, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faisal,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 488, "width": 221, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sunafiah, MetodePenelitianPendidikan. Surabaya:usahaNasional, 1998. Fakhruddin, Fiqh, 143. Agar", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 543, "width": 193, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HartaBerkahdanBertambah. Cet.I; Jakarta: GemaInsani Press, 2007.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 571, "width": 221, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ", Fiqh Dan ManajemanZakatdi Indonesia. Malang: UIN Malang Press, 2008.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 598, "width": 221, "height": 67, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "GhofurAnsori, Abdul , Hukum Dan Pemberdayaan Zakat: UpayaSinergisWajibPajaK di Indonesia . Yogyakarta: Pilar Media. Habsyi, Muhammad Bagir.,", "type": "Table" }, { "left": 276, "top": 654, "width": 16, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "al-", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 667, "width": 186, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FiqihPraktis ,. Bandung: Mizan, 1999.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 681, "width": 221, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hadi, Sutrisno , Metodologi Research Jilid I . Cet. XXIX; Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 1997.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 723, "width": 221, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ", MetodeRiset . Yogyakarta:Andi, 2002. Hadi, Muhammad, Pronlematika Zakat Profesi Dan", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 88, "width": 192, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SolusinyaSebuahTinjauanHukum Islam . Yogyakarta: purtakapelajar,", "type": "Table" }, { "left": 335, "top": 115, "width": 30, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2010.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 129, "width": 220, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hamidi, MetodePenelitianKualitatif . Malang", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 143, "width": 101, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": UMM Press, 2005.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 157, "width": 221, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasbi, Al-Furqan, 125masalah zakat . Solo:", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 170, "width": 221, "height": 122, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TigaSerangkai, 2008. Hasibuan, Supardi, Ahmad, MenyegarkanPemahamanTentang Zakat , Kepala Sub BagianPerencanaandanInformasiKeaga maan Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Riau. www.kompas.com, diaksespadatanggal 18 April 2017.", "type": "Table" }, { "left": 307, "top": 295, "width": 221, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hafidhuddin, Didin, AndaBertanyaTentang Zakat, Infaq Dan Sedekah Kami Menjawab. Jakarta:BAZNAS, 2004.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 336, "width": 221, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ", Zakat DalamPerekonomian Modern, Jakarta: GeaInsani Press, 2002.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 378, "width": 221, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ", Agar HartaBerkah Dan Bertambah . Jakarta: GemaInsani, 2007.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 405, "width": 221, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasan, M. Ali., MasailFiqhiyah Ii , Zakat,", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 419, "width": 193, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pajak, Asuransi, DanlembagaKeuangan .. Revisi.Cet.4;", "type": "Table" }, { "left": 335, "top": 446, "width": 192, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta: PT RajaGrafindoPersada,", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 460, "width": 30, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2003.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 474, "width": 220, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Huda, Nurul, et al., Zakat PerpspektifMikro- MakroPendekatanRiset , Jakarta:", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 502, "width": 138, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prenadamedia Group, 2015.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 516, "width": 221, "height": 204, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Imam, shirudin - http:// taxman.com/?p=17 MenggaliPotensiPenerimaan Negara dari Zakat sebagaiSolusiPengentasanKemiskinan. Mungkinkah? Diaksespadatanggal 25Juli 2017. Karim Assalawi, Abdul, Zakat ProfesiDalamPerspektifHukum Dan Etik , TesisPascasarjana Program StudiPemikiranHukum Islam. Semarang: PerpustakaanPascasarjana IAIN Walisongo, 2001. Mansur, Yakhsyallah, “ Zakat ProfesiMenurutPandangan Para Ulama ” Mi’raj Islamic News", "type": "Table" }, { "left": 335, "top": 723, "width": 192, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agency(Kantor Berita Islam Mina). http:/mirajnews.com.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 56, "width": 447, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IJCILS Vol.1 No. 1, 2019 51", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 221, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Milles, Matthew B et.al, Qualitative Data Analisys, diterjemahkanolehTjetjepRohendiRohi didenganjudul Analisis data Kualitatif,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 143, "width": 192, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bukusumbertentangMetode- metodeBaru. Cet. I; Jakarta: UI-Pres, 1992.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 184, "width": 221, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mubarok, E Saefuddin, Ekonomi Islam Pengertian,Prinsip . Bogor: In Media, 2006.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 226, "width": 221, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mufraini, M. Arif, Akuntansi Dan", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 240, "width": 221, "height": 107, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manajemen Zakat (MengomunikasikanKesadaran Dan MembangunJaringan ). Ed. I; Cet.I, Jakarta: Kencana, 2006. Mhd. Ali, Nurdin, Zakat SebagaiInstrumenDalamKebijakanFis kal . Ed.1; Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2006.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 350, "width": 221, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "M Echols, John, KamusInggris Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia, 1997.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 378, "width": 221, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moleong, Lexy J., MetodologiPenelitianKualitatif . Bandung: PT. RemajaRosdaKarya,", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 419, "width": 36, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2001.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 433, "width": 51, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prastowo,", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 433, "width": 193, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi, MetodePenelitianKualitatifDalamPers pektifRancanganPenelitian .", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 474, "width": 173, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 488, "width": 221, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Qardhdawi, Yusuf., al- Spektrum Zakat DalamMembangunEkonomiKerakyata n. Jakarta: Zikrul Hakim, 2005.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 529, "width": 220, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Qardhawi, Yusuf., al- Fiqhuz zaka t. Terj.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 543, "width": 221, "height": 80, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DidinHafidhuddindanHasanuddin. Jakarta: PT. PustakaLiteraAntarnusa, 1991. Rafi’udin&MamanAbd. Djaliel, Prinsip Dan StrategiDakwah. Bandung:PustakaSetia.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 88, "width": 221, "height": 93, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rusman, Model- Model Pembelajaran:MengembangkanProfesi onalisme Guru . Ed. 2-Cet.5 Jakarta:RajawaliPers, 2014. Saleh E. Hassan, KajianFiqhNabawi Dan FiqhKontemporer . Ed.I; Jakarta RajawaliPers, 2008.", "type": "Table" }, { "left": 307, "top": 184, "width": 221, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shobirin , TeknikPengelolaan Zakat Profesi", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 198, "width": 193, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ";Jurnal Zakat danWakaf . ZISWAF,", "type": "Table" }, { "left": 307, "top": 212, "width": 221, "height": 177, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 2, No. 2, Desember 2015. Steiner, George danJhonMinner, ManajemenStrategi . Jakarta: Erlangga,2000. Setiawan, Deny, Zakat ProfesiDalamPandangan Islam . JurnalMaret 2011. Soemitro, RonyHanitijo, MetodePenelitianHukumdanJurimetri. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988. Soekanto, Soerjono, PengantarPenelitianHukum . Jakarta : UI Press, 1986.", "type": "Table" }, { "left": 307, "top": 389, "width": 220, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Susanti, DyahOchtorinadanA’anEfendi,", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 405, "width": 193, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PenelitianHukum (Legal Research).", "type": "Table" }, { "left": 335, "top": 419, "width": 138, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta: SinarGrafika, 2014.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 433, "width": 220, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sukandarrumidi, MetodologiPenelitian,", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 446, "width": 192, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2004.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 488, "width": 221, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahid, Achmadidkk., Islam JalanHidupku: Pendidikan Agama Islam . Jakarta: CempakaPutih, Klaten, 2005.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 529, "width": 221, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yafie, Ali MenggagasFiqhSosia l. Bandung: Mizan, 1994.", "type": "Text" } ]
bf0a2ded-a271-aa6d-3c6f-09c491639e59
https://journals.usm.ac.id/index.php/teknika/article/download/1617/1051
[ { "left": 167, "top": 68, "width": 313, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KAJIAN IMPLEMENTASI NILAI EMP SEPEDA MOTOR 0.15 BERDASARKAN HASIL PEMODELAN MIKROSIMULASI LALULINTAS UNTUK PERHITUNGAN KINERJA SIMPANG BERSINYAL", "type": "Title" }, { "left": 264, "top": 159, "width": 85, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Supoyo 1 , Iin Irawati 2", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 179, "width": 393, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Semarang (USM) Jalan Arteri Sukarno Hatta- Semarang", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 210, "width": 143, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 243, "width": 37, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 259, "width": 401, "height": 151, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Idonesia Highway Capacity Manual 1997 was a product of a research analysis forming wich the parameter values are not absolute, but according to the characteristics of the existing traffic. IHCM 1997 considered no longer relevant to the current traffic conditions. In certain circumstances the analysis of IHCM 1997 does not correspond to field conditions, so IHCM 1997 needs a repair or revision. To repair IHCM 1997 also include the amount of PCE. This study only includes studies of PCE at signalized intersections with the development of methods headway through traffic simulation model with tools such as computer programs. In making the traffic simulation model for PCE, it is necessary to build an algorithm based on the theory - the theory of headway in the PCE are tailored to the features of the selected tool. Intersections are part of the road network. Inaccuracy in data analysis will affect results. The number 0.25 in IHCM 1997 in PCE is considered irrelevant, so an update number of 0.15 is used. From the results of data analysis was close to field conditions.The figure is derived from a modelS adapted to heterogeneous traffic flow. One of the characteristics of heterogeneous traffic is undisciplined. 0.15 is considered to represent the traffic conditions.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 421, "width": 293, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords : PCE; motorcycle; IHCM; signal intersection; queue length.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 443, "width": 35, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 465, "width": 401, "height": 118, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 adalah sebuah produk penelitian yang dibentuk dari hasil analisis data tahun 1994, yang mengacu pada kondisi lalulintas saat itu. MKJI 1997 seharusnya didasarkan pada kondisi arus lalulintas yang relevan. Pada kenyataannya, kondisi tersebut tidak sesuai dengan hasil lapangan, sehingga MKJI 1997 diperlukan suatu revisi. Salah satu subastansi yang direvisi adalah besaran nilai EMP. Penelitian ini bertujuan untuk mengakaji implementasi hasil peneitian pada EMP sepeda motor pada simpang bersinyal, menggunakan metode simulasi lalulintas dengan bantuan software. Untuk membangun model simulasi lalulintas, diperlukan adanya suatu algoritma program. Angka 0.25 dalam MKJI 1997pada EMP sepeda motor dianggap tidak relevan dengan kondisi yang ada. Jadi diperlukan updating nilai. Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, didapatkan angka 0.15. Angka tersebut diimplementasikan dalam Metode MKJI 1997.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 594, "width": 400, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata kunci : Ekivalen Mobil Penumpang; sepeda motor; MKJI, simpang bersinyal, panjang antrian.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 627, "width": 75, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 648, "width": 427, "height": 60, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ketepatan evaluasi kapasitas pada simpang bersinyal merupakan komponen penting dalam perencanaan, desain, operasional serta manajemen terhadap jaringan jalan perkotaan. Dalam analisis dibutuhkan suatu pedoman atau manual yang relevan dengan kondisi lalulintas yang ada. Manual yang digunakan sebagai analisis, perencanaan dan perancangan lalulintas di Indonesia sekarang ini adalah Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 68, "width": 427, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kondisi lalu lintas pada saat MKJI 1997 disusun dengan kondisi lalulintas sekarang tentu mengalami perubahan yang signifikan. Perubahan - perubahan tersebut adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 104, "width": 268, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Perubahan jumlah dan komposisi kendaraan bermotor.", "type": "List item" }, { "left": 134, "top": 116, "width": 387, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada tahun 1987 sampai dengan tahun 1994 jumlah kendaraan bermotor yang terdaftar adalah 11.928.837 juta kendaraan, sedangkan pada tahun 1995 – 2013 tercatat 104.118.969 (Badan Pusat Statistik,2014). Angka tersebut menunjukkan bahwa pada tahu 1994 sampai 2013 terdapat kenaikan jumlah kendaraan sebesar 92.190.632.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 175, "width": 401, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Perubahan panjang jalan Nasional ( geometrik jalan ) Jalan Nasional pada tahun 1990 – 1994 memiliki panjang 327.000 km. Pada tahun 2011 panjang jalan Nasional adalah 437.700 km (Iskandar, 2011). Angka tersebut mengidentifikasikan bahwa terdapat perkembangan panjang jalan Nasional sebesar 34 % dibanding tahun 1990 – 1994.", "type": "List item" }, { "left": 120, "top": 234, "width": 113, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3) Teknologi kendaraan", "type": "List item" }, { "left": 134, "top": 246, "width": 387, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kendaraan-kendaraan baru banyak memiliki kemampuan yang lebih dari kendaraan- kendaraan sebelum tahun 1994, diantaranya kemampuan mesin yang lebih responsif, rem yang lebih handal, pengoperasian kendaraan yang lebih mudah misalnya dengan bertambahnya penggunaan transmisi otomatik, sehingga kemampuan manuver kendaraan lebih baik (Iskandar, 2011).", "type": "List item" }, { "left": 120, "top": 306, "width": 401, "height": 154, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4) Perubahan perilaku pengemudi. Salah satu tindakan agresif yang sering terjadi di jalan adalah manuver kendaraan saat menyiap, terutama manuver sepeda motor. Suatu perilaku pengemudi dikatakan agresif apabila dilakukan dengan sengaja yang dapat meningkatkan resiko kecelakaan dan dimotivasi oleh ketidaksabaran, kekesalan, permusuhan dan upaya menghemat waktu (Tasca, 2000). Peningkatan agresifitas pengemudi dapat diketahui dengan salah satu indikator yang berupa tingkat kecelakaan lalulintas. BPS (2014) mencatat bahwa pada tahun 1992 sampai 1994 terjadi kasus kecelakaan dari korban yang mengalami luka ringan hingga meninggal dunia sebesar 17.469, sedangkan pada tahun 1995 sampai 2013 tercatat 100.106 kecelakaan, sehingga terjadi kenaikan dari tahun 1994 sampai 2013 sebesar 82.637 kecelakaan. Angka tersebut menunjukkan bahwa terjadi perubahan perilaku pengemudi yang signifikan dari tahun 1994 hingga tahun 2013.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 460, "width": 427, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan perubahan – perubahan tersebut, maka MKJI 1997 dianggap sudah tidak relevan dengan kondisi existing lalulintas yang ada dan tidak tepat sebagai manual untuk analisis kapasitas simpang bersinyal, sehingga diperlukan suatu revisi atau perbaikan.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 505, "width": 73, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODOLOGI", "type": "Section header" }, { "left": 120, "top": 527, "width": 291, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode penelitian yang dilakukan meliputi tahapan berikut ini :", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 539, "width": 406, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Tahap ke-1 merupakan tahap awal penelitian yang berupa kegiatan observasi untuk mencari permasalahan dalam MKJI 1997 tentang analisis kapasitas simpang bersinyal.", "type": "List item" }, { "left": 120, "top": 574, "width": 401, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Tahap ke-2 dari penelitian ini adalah menyusun kerangka berpikir , membuat identifikasi terhadap faktor, variabel,indikator serta parameter yang berpengaruh pada kapasitas simpang bersinyal serta membuat uraian sitematis dari teori – teori yang relevan dengan topik penelitian berdasarkan jurnal atau paper, buku, laporan skripsi, thesis maupun disertasi yang dituangkan dalam kajian pustaka.", "type": "List item" }, { "left": 120, "top": 634, "width": 401, "height": 47, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Tahap ke-3 adalah tahap pra-pengumpulan data yang meliputi kegiatan penentuan jenis data yang digunakan, jumlah sample dari populasi data, instrument. waktu dan lokasi penelitian, kebutuhan tenaga survei serta mempersiapkan surat ke instansi pemerintah.", "type": "List item" }, { "left": 120, "top": 681, "width": 401, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Tahap ke-4 adalah tahap pengumpulan atau collecting data. Tahap pengumpulan data merupakan kegiatan untuk mengumpulkan semua data yang diperoleh melalui survei lapangan mapun instansi pemerintah.", "type": "List item" }, { "left": 120, "top": 68, "width": 255, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. Tahap ke-5 adalah ekstraksi atau penyaringan data.", "type": "List item" }, { "left": 120, "top": 80, "width": 400, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6. Tahap ke-6 adalah input data dalam rumus analisis simpang bersinyal berdasarkan metode MKJI 1997.", "type": "List item" }, { "left": 120, "top": 104, "width": 401, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7. Tahap ke-7 adalah tahap validasi. Tahap validasi adalah membandingkan panjang antrian dari hasil analisis dengan metode MKJI 1997 dengan panjang antrian dari hasil pengukuran di lapangan. Panjang antrian dari kedua hasil tersebut dibuat dalam bentuk grafik prosentase kumulatif.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 163, "width": 136, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 175, "width": 427, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian dilakukan pada simpang Majapahit. Simpang tersebut memiliki 4 lengan simpang yang terdiri dari 2 lengan mayor dan 2 lengan minor. Perbedaan hasil perhitungan dengan metode MKJI 1997 ditunjukkan pada gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 594, "width": 362, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1. Perbedaan Hasil Analisis MKJI 1997 (EMP Sepeda Motor 0.25) dengan", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 605, "width": 104, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengukuran Lapangan", "type": "Section header" }, { "left": 241, "top": 626, "width": 159, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 1997", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 646, "width": 427, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari Gambar 1, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara pengukuran lapangan dengan MKJI 1997, menggunakan EMP 0.25. Besarnya nilai perbedaan tersebut selanjutnya diuji secara statistic menggunakan uji t (T-Test) dengan SPSS. Hipotesis yang diujikan adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 68, "width": 427, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "H0 = tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara lapangan dengan MKJI 1997, nilai sig > 0.05.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 101, "width": 430, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "H1 = terdapat perbedaan yang signifikan antara lapangan dengan MKJI 1997, nilai sig < 0.05.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 122, "width": 427, "height": 60, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil uji beda menunjukkan bahwa terdapat perbedaan panjang antrian antara pengukuran lapangan dengan analisis secara makro (MKJI 1997). Perbedaan tersebut ditunjukkan dengan hasil nilai signifikansi pada semua lengan simpang yang bernilai < 0.05. Hasil uji hipotesis tersebut juga menunjukkan bahwa hipotesis awal (H0) ditolak dan hipotesi akhir (H1) diterima.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 191, "width": 426, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sedangkan perbedaan hasil pengukuran di lapangan dengan metode MKJI 1997, menggunakan nilai EMP sepeda motor 0.15 ditunjukkan gambar 2 berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 545, "width": 362, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2. Perbedaan Hasil Analisis MKJI 1997 (EMP Sepeda Motor 0.15) dengan", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 556, "width": 104, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengukuran Lapangan", "type": "Section header" }, { "left": 228, "top": 576, "width": 159, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 1997", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 597, "width": 427, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari gambar 2, terlihat bahwa model usulan menghasilkan panjang antrian yang mendekati panjang antrian lapangan. Hal tersebut secara grafis ditunjukkan dengan garis model usulan yang hampir berhimpit dengan lapangan. Besarnya nilai signifikansi antara model dengan lapangan diuji secara statistik dengan uji t sebagai tahap validasi model. Dari hasil uji t tersebut, menunjukkan bahwa nilai signifikansi model adalah sebesar (<0.05). Karena nilai signifikansi yang dihasilkan di bawah 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara model usulan perbaikan dengan pengukuran lapangan. Sehingga nilai konstanta arus jenuh sebesar 825 dan EMP sepeda motor sebesar 0.15 dijadikan sebagai usulan perbaikan MKJI 1997.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 68, "width": 71, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 80, "width": 427, "height": 131, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sebagai manual atau guidelines yang digunakan untuk analisis, perencanaan dan perancangan lalulintas di Indonesia, maka perlu adanya pengkinian MKJI yang disesuaikan perkembangan kondisi lalulintas yang ada, baik dari sisi jumlah dan komposisi kendaraan bermotor, perubahan geometrik ruas maupun simpang, teknologi kendaraan, perubahan fungsi tata guna lahan, serta perubahan perilaku pengemudi. Pengkinian MKJI dapat dilakukan dengan merevisi konstanta arus jenuh dan EMP sepeda motor pada MKJI 1997. Nilai EMP akan mempengaruhi besarnya arus lalulintas. Semakin tinggi nilai EMP, maka arus yang dihasilkan juga semakin besar. EMP sepeda motor dipilih sebagai salah satu usulan perbaikan MKJI karena proporsi jumlah sepeda motor yang mendominasi di antara kendaraan yang lain. Dari hasil uji nilai EMP dari 0.15 – 0.19, maka EMP 0.15 adalah nilai yang memberikan hasil analisis yang paling mendekati lapangan.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 234, "width": 98, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 263, "width": 427, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Andriyanto, A., ( 2012 ), Simulasi Antrian Pintu Tol Dengan Menggunakan Pemrograman Komputer (Studi Kasus Pintu Tol Cililitan), Tesis Program Studi Magister Sistem dan Teknik Transportasi Jurusan Ilmu – Ilmu Teknik Program Studi, Universitas Gadjah Mada, 2012.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 328, "width": 427, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aronsson, K.F.M., ( 2006 ), Speed Characteristics of Urban Streets Based on Driver Behaviour Studies and Simulation, Doctoral Thesis in Infrastructure Royal Institute of Technology Stockholm, Sweden 2006.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 380, "width": 427, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Beaulieu, M., Davis, K., Kieinger, D., Mizuza, K., Wright, D. dan Sanderson, A., ( 2007 ), A Guide to Documenting VISSIM – Based Microscopic Traffic Simulation Models , Washington State Transportation Centre, University of Washington, Juni 2007.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 433, "width": 386, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bina Marga, ( 1997 ), Manual Kapasitas Jalan di Indonesia , Dinas PekerjaanUmum.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 462, "width": 427, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Boomlee, J., ( 2008 ), Calibration of a Macroscopic Traffic Simulation Model Using Enhanced Simutaneous Pasturbation Stochatic Appriximation Methodology , Transportation Research Board’s 87 th Annual Meeting, Washington D.C, 2008.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 514, "width": 426, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Burghout, W. dan Wahlstedt, J., ( 2007 ), Hybrid Traffic Simulation of Adaptive Signal Control , The 86th Meeting of the Transportation Research Board, Transportation Research Record, Washington 2007.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 567, "width": 427, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Butar- Butar, M. dan Yamin, M., ( 2008 ), Pengunaan Simulasi UntukUNTUK Pemecahan Masalah Transportasi , Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen Auditorium Universitas Gunadarma, Depok, 20-21 Agustus 2008 ISSN : 1411- 6286, 2008.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 631, "width": 427, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dmour, A. N., ( 2011 ), TarffSim: Multiagent Traffic Simulation , European Journal of Scientific ResearchISSN 1450-216X Vol.53 No.4, pp.570-575, Euro Journals Publishing, Inc, 2011.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 684, "width": 6, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ".", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 68, "width": 427, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Irawati, I. dan Muldiyanto, A., ( 2012 ), Analisis EMP Sepeda Motor Menggunakan Metode Kapasitas Pada Simpang Bersinyal ( Studi Kasus Persimpangan Tlogosari – Semarang ) , ISBN 978-602-9029-74-2.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 120, "width": 426, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Khisty, C.J. dan Lall, B.K., ( 2003 ), Transportation Engineering: An Introduction , Penerbit Erlangga.Kotusevski, Gdan Hawick , K.A, ( 2009 ), A Review of Traffic Simulation Software, Computer Science, Institute of Information and Mathematical Sciences,Massey University, Albany, NS 102-904, Auckland, New Zealand, 2009.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 185, "width": 427, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kotusevski, G. dan Hawick, K.A., ( 2009 ), A Review of Traffic Simulation Software , Technical Report CSTN-095, 23 Juli 2009.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 226, "width": 427, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kusnandar, E., ( 2009 ), Pengkinian Manual Kapasitas Jalan Indonesia , Jurnal Jalan dan Jembatan, Vol.26, No.2, September 2009, Page 182 – 192.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 266, "width": 427, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lee, J.B. dan Osbay, K., ( 2007 ), Calibration of Traffic Simulation Model Using Enhanced Simulation Perturbation Stochastic Approximation Methodology, Transportation Research Record, Journal of Transportation Research Board, 2007.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 319, "width": 426, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Manis, A. dan Hutami, S.T.S., ( 2011 ), Sistem Transportasi Bus Unad , Sistem Optimasi Industri 2, Hal. 16 – 22.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 360, "width": 426, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mulyono, A., ( 2007 ), Model Monitoring dan Evaluasi Pemberlakuan Standart Mutu Perkerasan Jalan Berbasis Pendekatan Sistemik , Disertasi UNDP, 2007.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 400, "width": 427, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Munawar, A., ( 2007 ), EvaluasiPenggunaan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 , Konferensi Nasional Teknik Sipil dan Jalan ke – 8, Jakarta, 4-5 September 2007.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 441, "width": 427, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nguyen, T., ( 2011 ), A Flexible Model For Traffic Simulation and Traffic Signal Control Optimation , COMP 3740, Mei 2011.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 482, "width": 426, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nigarnjanagool, S. dan DIA, H., ( 2005 ), Evaluation of A Dynamic Signal Optimization Control Model Using Traffic Simulation, IATSS Research. Vol.9 No.1 , 2005.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 522, "width": 427, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rahayu, G., Atmaja, P. dan Munawar, A., ( 2009 ), Analisis Arus Jenuh dan Panjang Antrian Pada Simpang Bersinyal : Studi Kasus di Jalan Dr. Sutomo – Suryopranoto, Yogyakarta , Jurnal Ilmiah Semesta Teknik, Vol.12, No.1, 99-108, Mei 2004.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 575, "width": 427, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sari, R.M., (2005); Analisis Kapasitas Simpang terhadap Beroperasinya Terminal Giwangan , Teknik Sipil UGM, Yogyakarta, Tugas Akhir S1 (tidak dipublikasikan).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 616, "width": 427, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Siemens, (2012 ), Microschopic Traffic Simulation with VISSIM , Simulation of Multimodal Traffic Flow Made Easy.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 656, "width": 426, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Subandi, A., ( 2007 ), Ekivalen Mobil Penumpang Untuk Kendaraan Berat dan Sepeda Motor yang Belok Kanan pada Simpang Bersinyal , 2007, Tesis, ITB.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 697, "width": 347, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suprapto, J., ( 2008 ), Statistik Teori dan Aplikasi , Penerbit Erlangga, 2008.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 68, "width": 427, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Taplin, J., ( 2011 ), Simulation Models of Traffic Flow , Department of Information Management and Marketing University of Western Australia.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 108, "width": 427, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tiwari, G., Fazio, J. dan Gaurav, S., ( 2007 ), Traffic Planning For Homogenous Traffic , Sadhana Vol.38, Part.4, August 2007, pp.309-329, Printed in India.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 149, "width": 427, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wikrama, J.A.A.N.A., ( 2011 ), Analisis Kinerja Simpang Bersinyal ( Studi Kasus Jalan Teuku Umar Barat – Jalan Gunung Salak ) , Jurnal Teknik Sipil, Vol.15, No.1, Januari 2011.", "type": "Text" } ]
8dad156d-1563-98b2-35d8-f1d426fe39ad
https://e-jurnal.unisda.ac.id/index.php/dar/article/download/4492/2512
[ { "left": 529, "top": 732, "width": 15, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "76", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 78, "width": 411, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dar El Ilmi : Jurnal Keagamaan, Pendidikan dan Humaniora| P-ISSN 2303-3487 | E- ISSN 2550-0953 Vol. 10 No. 1 April 2023 | Hal 76-84", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 119, "width": 473, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODE REWARD QUIZ UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KELAS IV SD NEGERI 2", "type": "Section header" }, { "left": 172, "top": 147, "width": 270, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BANYUKEMBAR WATUMALANG WONOSOBO", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 169, "width": 223, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nur Iffani Khairunnisa 1 , Maryono 1 , Firdaus 2", "type": "Text" }, { "left": 224, "top": 184, "width": 178, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Universitas Sains Al-Qur’an Wonosobo", "type": "Text" }, { "left": 285, "top": 223, "width": 44, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 249, "width": 473, "height": 237, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Purpose of this research 1) To find out how to apply the method to the subject of Islamic Religious Education in class IV SD Negeri 2 Banyukembar Watumalang Wonosobo; 2) To find out differences in student learning outcomes in learning Islamic Religious Education using the reward quiz method in class IV SD Negeri 2 Banyukembar Watumalang Wonosobo; 3) To analyze the increase in student learning outcomes using the reward quiz method in the subject of Islamic Religious Education in class IV SD Negeri 2 Banyukembar Watumalang Wonosobo. This research uses a quantitative research approach. Data collection techniques using observation, documentation and tests. Sources of data were obtained from school principals, teachers and fourth grade students at SD Negeri 2 Banyukembar Watumalang Wonosobo. The data analysis technique used is preliminary analysis in the form of a homogeneity test and data normality test, then the analysis of hypothesis testing uses the t test and gain test. The results showed that: 1) Application of the Quiz Reward Method in the classroom by carrying out the planning and learning process that refers to the lesson plans. The Quiz Reward Method is applied by giving quizzes to each child after learning takes place and then giving rewards to students who can answer the quiz correctly. With this method students become more enthusiastic in accepting PAI learning; 2); After applying the Reward Quiz method, there were differences in the learning outcomes of PAI class IV students at SD Negeri 2 Banyukembar, Watumalang, Wonosobo. Obtained tcount = 4.713 > ttable = 2.602 for a significant level of 5%; 3) From the calculation results, it is obtained that the value of <g>count = 0.50, which means that there is an increase in learning outcomes in the moderate category Keywords: Reward Quiz Method, Improved Learning Outcomes, PAI", "type": "Text" }, { "left": 286, "top": 503, "width": 38, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 515, "width": 473, "height": 137, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tujuan penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas IV SD Negeri 2 Banyukembar Watumalang Wonosobo; 2) Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam menggunakan metode reward quiz di kelas IV SD Negeri 2 Banyukembar Watumalang Wonosobo; 3) Untuk menganalisis peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode reward quiz pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas IV SD Negeri 2 Banyukembar Watumalang Wonosobo.Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Penerapan Metode Reward Quiz di dalam kelas dengan melaksanakan perencanaan dan proses pembelajaran yang mengacu pada RPP, Metode Reward Quiz tersebut diterapkan dengan cara memberikan kuis pada setiap anak setelah pembelajaran berlangsung kemudian memberikan reward kepada siswa yang bisa menjawab kuis dengan benar. Dengan metode tersebut siswa menjadi lebih antusias dalam menerima pembelajaran PA.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 655, "width": 243, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci : Metode Reward Quiz dan Hasil Belajar", "type": "Footnote" }, { "left": 529, "top": 732, "width": 15, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "77", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 93, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 95, "width": 473, "height": 93, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Masalah pendidikan adalah masalah semua orang, karena semua orang dari dulu hingga sekarang selalu berusaha mendidik anak-anaknya sendiri atau anak-anak yang diberikan kepada guru untuk pendidikan. Dalam dunia global saat ini, membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Untuk itu, pendidikan merupakan salah satu aspek pengembangan sumber daya manusia.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 198, "width": 473, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tidak hanya itu, tetapi yang terpenting, siswa harus termotivasi dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan motivasi adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. 1 Motivasi adalah salah satu sebab siswa mendapat hasil belajar yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 302, "width": 473, "height": 156, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil Belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). Oleh karena itu, apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah tidak hanya berupa penguasaan konsep tetapi juga keterampilan dan sikap. 2 Hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Banyukembar masih tergolong rendah terutama pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dikarenakan kemauan anak untuk belajar masih sangatlah rendah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 467, "width": 473, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Salah satu materi pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik di Sekolah Dasar adalah Pendidikan Agama Islam. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tentunya mudah dipahami oleh peserta didik dikarenakan memang itu adalah terapan dari kehidupan sehari-hari dari peserta didik, namun justru karena hal tersebutlah, sehingga peserta didik tak jarang menyepelekan mata pelajaran tersebut, sehingga kelas menjadi tidak kondusif.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 571, "width": 473, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini dilatarbelakangi dengan keadaan siswa kelas IV SD Negeri 2 Banyukembar. Peneliti melihat pada saat melakukan pengamatan, menemukan hasil belajar siswa yang belum mencapai tujuan, karena siswa mengalami hambatan ketika pembelajaran seperti rendahnya tingkat perhatian siswa, kepuasan siswa dalam pembelajaran, cepat bosan saat pembelajaran, gaya", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 699, "width": 376, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo, 2018), hal. 75.", "type": "Footnote" }, { "left": 107, "top": 711, "width": 376, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo, 2018), hal. 16.", "type": "Footnote" }, { "left": 529, "top": 732, "width": 15, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "78", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 473, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mengajar, siswa yang kurang terlibat langsung dalam pembelajaran dan guru yang monoton kurang bervariasi ketika mengajar.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 115, "width": 473, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menjadi tantangan tersendiri bagi guru Pendidikan Agama Islam untuk menemukan metode yang tepat pada kompetensi tertentu, alternatif pemecahan yang paling efektif dan efisien dalam metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah membangun motivasi siswa dalam menelaah materi sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 198, "width": 473, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saat ini, kita masih menemukan bahwa guru mengabaikan hal-hal kecil seperti kurangnya penghargaan bagi siswa dan menawarkan penghargaan untuk siswa yang baik. Misalnya, metode pengajaran di mana siswa diberi imbalan yang baik untuk melakukan sesuatu yang dapat mereka capai sebagai hasil dari penyediaan bahan pembelajaran. Berdasarkan jurnal berjudul Metode Pembelajaran Pemberian Reward Terhadap Siswa Kelas 5 SD Bubulak 2 Kota Tangerang menyatakan bahwa: Sistem reward cukup baik, konsep reward dapat memudahkan siswa untuk belajar dan sistem reward juga cukup membantu agar siswa lebih aktif. 3", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 343, "width": 473, "height": 115, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Reward adalah bentuk penghargaan yang menyenangkan siswa dengan tujuan memotivasi mereka untuk melakukan hal-hal yang terpuji dan berusaha untuk meningkatkan kinerja mereka berdasarkan hasil luar biasa yang diperoleh dalam proses pendidikan, itulah yang diberikan guru. Dengan kata lain, anda dapat membuat orang lain bahagia dengan memberi mereka hadiah. Seperti dijelaskan di atas, penghargaan adalah alat pendidikan yang menyenangkan tetapi penghargaan juga dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih baik agar mendapatkan hasil yang baik. 4", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 467, "width": 473, "height": 156, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selain diberi reward adapun dorongan lain adalah dengan adanya inovasi dalam proses pembelajarannya, adapun inovasi tersebut adalah dengan menggunakan metode pemberian quiz . pemberian quiz ini dirasa tepat dalam pembelajaran ini karena pemberian quiz termasuk dalam inovasi dalam proses pembelajaran selain itu juga metode ini sangat menyenangkan apabila dilaksanakan di dalam kelas. Reward di sini digunakan untuk membantu metode pemberian quiz karena siswa yang memenangkan quiz dalam proses pembelajaran tersebut akan mendapatkan reward yang telah dipersiapkan oleh guru, sehingga siswa termotivasi dalam menerima pembelajaran sebelum dilakukannya pemberian quiz tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 633, "width": 473, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam rangka peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan metode pembelajaran yang efektif dan efisien, peneliti mencoba untuk melaksanakan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 688, "width": 473, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3 Ina Magdalena dkk, “ Metode Pembelajaran Pemberian Reward Terhadap Siswa Kelas 5 SD Bubulak 2 Kota Tangerang,” Jurnal Edukasi dan Sains 2, no. 1 (2020): hal. 122.", "type": "Footnote" }, { "left": 107, "top": 711, "width": 404, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4 Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 2015), hal. 159.", "type": "Footnote" }, { "left": 529, "top": 732, "width": 15, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "79", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 472, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "metode pembelajaran reward quiz , dengan harapan metode ini dapat membangun motivasi belajar siswa dan menjadikan hasil belajar siswa mencapai tujuan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 115, "width": 473, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari latar belakang di atas, maka peneliti mengambil judul “ Metode Reward Quiz Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas IV SD Negeri 2 Banyukembar Watumalang Wonosobo”", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 187, "width": 125, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "TINJAUAN PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 208, "width": 474, "height": 322, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penulis menggunakan beberapa kajian pustaka sebagai pendukung atau penguat. Diantaranya yaitu, pertama, penelitian dengan judul Implementasi Metode Reward dan Punishment dalam Pembelajaran PAI Berbasis Online Meningkatkan Minat Belajar Siswa Di SMA N 1 Mojotengah yang disusun oleh Elena Sukmawati mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Sains Al Qur’an Wonosobo tahun 2021. Kedua , Jurnal dengan judul Metode Reward Dan Punishment Dalam Mendisiplinkan Siswa Kelas IV Di Sekolah Lentera Harapan Gunung Sitoli yang disusun oleh Elizabeth Prima mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru-Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ekonomika dan humaniora Universitas Dhyana Pura tahun 2016. Ketiga , penelitian dengan judul Pengaruh Reward Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Kota Pekanbaru yang disusun oleh Haris Oky Adi Supinta mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru tahun 2021. Keempat , Jurnal dengan judul Penerapan Sistem Reward Dalam Metode Quiz Team Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas V SDN Sambiroto 01 Semarang yang disusun oleh Ajeng Puri Lukyta Sari mahasiswa Program Studi Prodi PGSD FIP Universitas PGRI Semarang tahun 2018.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 539, "width": 473, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adapun beberapa hal baru yang membedakan antara skripsi penulis dengan beberapa kajian pustaka tersebut diatas adalah, penulis menggunakan metode kuantitatif pre-Eksperimental Design One Group Pretest Postest, Penulis menggunakan uji statistic sebagai teknik kuantitatif deskriptif, dimana kebanyakan peneliti sebelumnya menggunakan rumus penelitian tindakan kelas.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 622, "width": 167, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 643, "width": 473, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Berdasarkan pandangan tersebut dapat dipahami bahwa penelitian eksperimen selalu dilakukan dengan memberikan perlakuan kepada subjek kemudian mengamati pengaruh perlakuan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 529, "top": 732, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "80", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 473, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Model “Pre-Experimental Design with One-Group Pretest-Posttest Design” digunakan sebagai rencana penelitian. Model ini digunakan karena dilakukan uji pendahuluan sebelum perlakuan dan hasil perlakuan lebih diketahui secara pasti karena dapat dibandingkan dengan praperlakuan. Desain tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 188, "top": 157, "width": 247, "height": 87, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1. Desain One-Group Pretest-Posttest Design Pretest Perlakuan Postest 01 X 02", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 270, "width": 62, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keterangan:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 291, "width": 274, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "O1 = Nilai pretest sebelum diberi perlakuan ( treatment ).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 312, "width": 291, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "O2 = Nilai posttest setelah mendapat perlakuan ( treatment ).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 332, "width": 449, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "X = Perlakuan dengan menerapkan proses pembelajaran menggunakan Metode Reward Quiz.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 353, "width": 473, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Banyukembar Watumalang Wonosobo. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV sejumlah 17 siswa. Pengambilan sampel Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan metode Reward Quiz. Sedangkan Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik, dengan indikator: pengetahuan siswa ( pre test dan post test ).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 457, "width": 473, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, dokumentasi, dan tes, sedangkan untuk menganalisis data menggunakan uji normalitas (untuk mengetahui data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak), uji homogenitas (untuk mengetahui seragam tidaknya variansi sampel yang telah diambil dari populasi yang sama), uji t, uji gain (untuk mencari seberapa besar peningkatan dari data hasil pre test dan post test ).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 560, "width": 473, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji validitas instrumen tes dilakukan dengan pengujian validitas, pengujian reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 616, "width": 232, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 636, "width": 476, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil uji analisis menyatakan bahwa uji validasi soal yang akan digunakan untuk tes didapatkan hasil bahwa soal tes sangat layak digunakan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Reward Quiz dapat meningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran yang dilakukan di kelas IV SD Negeri 2 Banyukembar Watumalang Wonosobo.", "type": "Text" }, { "left": 529, "top": 732, "width": 15, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "81", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 472, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hal ini dapat dilihat dari perbandingan hasil pretest dan posttest sampel penelitian yang digambarkan pada tabel di bawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 115, "width": 284, "height": 246, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2 . Data Nilai Pretest dan Posttest Sampel Penelitian Komponen Pretest Postest Jumlah Siswa 17 17 Nilai Tertinggi 80 100 Nilai Terendah 45 70 Rata-Rata 65,59 82,94 Standar Deviasi 11,87 8,59 Varians 149,63 78,31", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 395, "width": 474, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nilai posttest setelah diberikan perlakuan menggunakan metode Reward Quiz lebih tinggi dari nilai pretest. Penerapan metode pembelajaran dengan menggunakan metode Reward Quiz saat proses pembelajaran berlangsung membuat peserta didik lebih tertarik serta mudah dalam memahami materi. Metode Reward Quiz dapat menambah daya tarik serta dapat memperlancar pemahaman informasi bagi siswa. Hal tersebut didukung oleh jurnal yang disusun oleh Ajeng Puri Lukyta Sari yang mengatakan bahwa sistem Reward and Quiz Team dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 540, "width": 473, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Peningkatan hasil belajar dengan menggunakan . Metode Reward Quiz terjadi karena siswa mendapatkan pengalaman baru dalam menerima materi. Peningkatan rata-rata dari hasil pre test dan post test menunjukan bahwa peserta didik mengalami peningkatan sebesar 17,35 dengan rata-rata pre test 65,59 menjadi 82,94 pada rata-rata post test, hal ini dapat dilihat pada grafik di bawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 643, "width": 159, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1. Grafik Hasil Belajar", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 664, "width": 473, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sedangkan berdasarkan uji gain didapatkan nilai 0.50, hal ini dapat dilihat pada grafik di bawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 1, "width": 14, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0 50 100", "type": "Page header" }, { "left": 135, "top": 38, "width": 37, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sample penelitian", "type": "Picture" }, { "left": 171, "top": -21, "width": 59, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Chart Title", "type": "Page header" }, { "left": 163, "top": 72, "width": 107, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nilai Pretest Nilai Postest", "type": "Picture" }, { "left": 529, "top": 732, "width": 15, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "82", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 200, "width": 147, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2 . Grafik Nilai Gain", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 221, "width": 448, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan grafik nilai gain di atas menujukkan bahwa peningkatan rata-rata sampel penelitian termasuk dalam kriteria sedang. Kategori kriteria sedang ini dikarenakan siswa memiliki daya kemampuan menangkap materi pembelajaran yang berbeda-beda, sehingga saat proses pembelajaran menggunakan Metode Reward Quiz ada beberapa siswa yang kurang memahami materi yang disampaikan.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 345, "width": 130, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "INTERPRETASI DATA", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 366, "width": 445, "height": 197, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SD Negeri 2 Banyukembar Watumalamg Wonosobo menggunakan metode Reward Quiz . Selama penelitian, peneliti menemukan beberapa penemuan yang perlu dijelaskan diantaranya yaitu bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam di eklas IV SD Negeri 2 Banyukembar Watumalamg Wonosobo masih menggunakan metode ceramah dan penugasan. Kemudian dengan adanya penerapa metode Reward Quiz untuk meningkatkan hasil belajar siswa terbukti mampu membantu peserta didik dalam pembelajaran dan hasil yang dicapai. Hal tersebut didukung oleh jurnal yang disusun oleh Ajeng Puri Lukyta Sari yang mengatakan bahwa sistem Reward and Quiz Team dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. 5", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 573, "width": 445, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode Reward Quiz menjadikan siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran, karena adanya reward siswa menjadi semangat untuk belajar, dengan adanya reward siswa merasa antusiasnya lebih dihargai sehingga siswa memiliki rasa ingin untuk memahami materi dan ketika diberikan kuis setelah proses pembelajaran, anak-anak menjadi aktif untuk menjawab.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 699, "width": 472, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5 Ajeng Puri Lukyta Sari, “ Penerapan Sistem Reward Dalam Metode Quiz Team Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas V SDN Sambiroto 01 Semarang,” Jurnal Sekolah PGSD FIP UNIMED 3, no. 1 (2018): hal. 121.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 81, "width": 116, "height": 103, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0 0,2 0,4 0,6 Uji Gain (Sedang) Chart Title", "type": "Picture" }, { "left": 529, "top": 732, "width": 15, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "83", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 74, "width": 445, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil belajar sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah metode pembelajaran. Hal tersebut didukung oleh Slamerto yang mengatakan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu ada faktor internal (minat, bakat, motivasi, dan cara belajar) dan faktor Eksternal (lingkungan Sekolah dan Lingkungan Keluarga). 6", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 177, "width": 445, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil pengujian hipotesis yang diperoleh dari uji gain adalah sebesar 0,50. Dapat disimpulkan bahwa menggunakan metode Reward Quiz mampu meningkatkan hasil belajar PAI siswa dengan katergori sedang.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 239, "width": 445, "height": 177, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selanjutnya hasil yang diperoleh dari uji t untuk melihat perbedaan hasil belajar PAI siswa SD Negeri 2 Banyukembar Watumalamg Wonosobo menunjukkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel. Dari hasil perhitungan, diperoleh thitung sebesar 4,713, selanjutnya t thitung tersebut dibandingkan dengan t tabel dengan dk 17-2 = 15. Dengan dk 15 dan taraf signifikan 1% maka t tabel = 1,753 kemudian taraf signifikan 5% =2,602. Dalam hal ini berlaku ketentuan bila t hitung lebih kecil dari t tabel maka Ho diterima. Ternyata diperoleh t hitung lebih besar dari t tabel (4,713 > 2,602), dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya yaitu ada perbedaan hasil belajar PAI siswa kelas IV SD Negeri 2 Banyukembar Watumalamg Wonosobo dengan menggunakan metode Reward Quiz.", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 436, "width": 60, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENUTUP", "type": "Section header" }, { "left": 98, "top": 457, "width": 447, "height": 197, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil analisis tersebut di atas, maka bisa disimpulkan hal-hal berikut : 1). Penerapan Metode Reward Quiz di dalam kelas dengan melaksanakan perencanaan dan proses pembelajaran yang mengacu pada RPP, Metode Reward Quiz tersebut diterapkan dengan cara memberikan kuis pada setiap anak setelah pembelajaran berlangsung kemudian memberikan reward kepada siswa yang bisa menjawab kuis dengan benar. Dengan metode tersebut siswa menjadi lebih antusias dalam menerima pembelajaran PAI; 2). Setelah diterapkan metode Reward Quiz terdapat perbedaan hasil belajar PAI siswa kelas IV SD Negeri 2 Banyukembar Watumalang Wonosobo. Diperoleh t hitung = 4,713 > t tabel = 2,602 untuk taraf signifikan 5%; 3). Dari hasil perhitungan diperoleh nilai <g> hitung = 0,50 yang berarti terdapat peningkatan hasil belajar dengan kategori sedang.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 701, "width": 340, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Anggraini, dkk. Mengidentifikasi Minat Bakat Siswa Sejak Usia Dini Di Sd Adiwiyata. Jurnal Pendidikan (2020)", "type": "Text" }, { "left": 529, "top": 732, "width": 15, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "84", "type": "Page footer" }, { "left": 260, "top": 109, "width": 115, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 130, "width": 438, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Anggraini, dkk. 2020. Mengidentifikasi Minat Bakat Siswa Sejak Usia Dini Di Sd Adiwiyata. Jurnal Pendidikan", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 169, "width": 439, "height": 138, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ina Magdalena dkk. 2020. “ Metode Pembelajaran Pemberian Reward Terhadap Siswa Kelas 5 SD Bubulak 2 Kota Tangerang,” Jurnal Edukasi dan Sains 2, no. 1 Indrakusuma, Amir Daien. 2015. Pengantar Ilmu Pendidikan . Surabaya: Usaha Nasional Sardiman. 2018. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar . Jakarta: Raja Grafindo Sari, Ajeng Puri Lukyta. 2018. “ Penerapan Sistem Reward Dalam Metode Quiz Team Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas V SDN Sambiroto 01 Semarang,” Jurnal Sekolah PGSD FIP UNIMED 3, no. 1", "type": "Text" } ]
32d1618e-96bf-34ab-34fb-f2cfb77206b7
https://journal.umg.ac.id/index.php/matriks/article/download/380/332
[ { "left": 58, "top": 744, "width": 12, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "68", "type": "Page footer" }, { "left": 63, "top": 66, "width": 455, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DESAIN ALAT PENGASAPAN IKAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN ERGONOMI, QFD DAN PENGUJIAN ORGANOLEPTIK", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 137, "width": 267, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eko Nurmianto, Naning Aranti Wessiani dan Rizka Megawati Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 266, "top": 196, "width": 48, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 202, "width": 470, "height": 152, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I ndonesia merupakan negara kepulauan. Pada umumnya, masyarakat pesisir pantai hanya mengandalkan hasil penjualan ikan secara langsung tanpa ada proses pengolahan ikan. Sehingga harga jual ikan murah. Hanya sebagian dari mereka yang menyisakan sedikit ikan segar untuk diolah lebih lanjut. Salah satu caranya adalah dengan proses pengawetan ikan. Proses pengawetan ikan ada banyak cara, antara lain dengan cara penggaraman, pengeringan, pemindangan, pengasapan, peragian dan pendinginan ikan. Pengasapan merupakan cara pengolahan atau pengawetan dengan memanfaatkan kombinasi perlakuan pengeringan dan pemberian senyawa kimia alami dari hasil pembakaran bahan bakar alami. Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses penginderaan. Pengujian organoleptik bertujuan untuk mengetahui kualitas ikan hasil olahan sebelum dipasarkan kepada masyarakat luas. Riset ini bertujuan untuk mendapatkan model pengembangan alat pengasapan ikan yang sesuai dengan masyarakat pesisir pantai. Dengan adanya alat pengasapan ikan ini diharapkan masyarakat pesisir pantai dapat meningkatkan kualitas perekonomiannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Ergonomi, QFD dan Pengujian organoleptik.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 364, "width": 374, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Ergonomi, QFD, Alat Pengasapan Ikan, Ikan Asap, Pengujian Organoleptik.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 436, "width": 86, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 450, "width": 227, "height": 119, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kecamatan Paiton yang terletak di Kabupaten Probolinggo, memiliki potensi kekayaan alam terutama hasil laut yang melimpah. Hasil tangkapan ikan para nelayan Paiton sangat melimpah. Hal tersebut terjadi sejak para nelayan menggunakan perahu mesin. Dengan hasil ikan yang melimpah, maka harga jual ikan segar di Paiton tergolong murah. Banyak nelayan yang langsung menjual ikan hasil tangkapannya ke TPI.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 569, "width": 227, "height": 172, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain dijual secara langsung, ikan hasil tangkapan nelayan tersebut banyak yang diolah menjadi makanan olahan. Oleh karena itu, kuliner di daerah Paiton tak lepas dari olahan ikan laut, mulai dari ikan goreng hingga ikan bakar. Hal tersebut dapat di lihat dengan beragamnya menu masakan di warung-warung makan sepanjang jalan di Paiton. Namun, dari beragam menu yang disediakan hanya sebagian kecil masyarakat Paiton yang menyediakan menu olahan ikan dengan cara di asap. Dapat diketahui bahwa pengasapan merupakan cara pengolahan atau pengawetan dengan memanfaatkan kombinasi perlakuan", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 437, "width": 227, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengeringan dan pemberian senyawa kimia alami dari hasil pembakaran bahan bakar alami.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 463, "width": 227, "height": 146, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ergonomi (Nurmianto, 2004) adalah melihat kesesuaian antara manusia dan alat asap ikan agar nyaman dan aman dalam pemakaiannya. Sedangkan asap diartikan sebagai suatu suspensi partikel-partikel padat dan cair dalam medium gas. Melalui pembakaran akan terbentuk senyawa asap dalam bentuk uap dan butiran-butiran tar serta dihasilkan panas. Jadi, proses pengasapan juga termasuk pengawetan dengan cara kimiawi sebab bahan-bahan kimia dalam asap dimasukkan ke dalam makanan yang diawetkan (Vinzardz, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 608, "width": 227, "height": 133, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses penginderaan. Penginderaan dapat diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu kesadaran atau pengenalan alat indra akan sifat-sifat benda karena adanya rangsangan yang diterima alat indra yang berasal dari benda tersebut. Pengujian organoleptik bertujuan untuk mengetahui kualitas ikan hasil olahan sebelum dipasarkan kepada masyarakat luas.", "type": "Text" }, { "left": 525, "top": 744, "width": 12, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "69", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 67, "width": 227, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tugas ini bertujuan untuk mendapatkan model pengembangan alat pengasapan ikan yang sesuai dengan masyarakat pesisir pantai. Dengan adanya alat pengasapan ikan ini diharapkan masyarakat pesisir pantai dapat meningkatkan kualitas perekonomiannya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 160, "width": 49, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 173, "width": 227, "height": 133, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua data yang pengolahannya berbeda. Data pertama berupa data Voice of Customer akan diolah dengan metode QFD dan Pembobotan menggunakan AHP. Data selanjutnya dari hasil pengujian organoleptik, diolah dengan menggunakan software Ms.Excell . selanjutnya akan dilakukan analisa terhadap perbaikan alat pengasapan ikan. Sehingga diperoleh desain perbaikan alat pengasapan ikan yang sesuai dengan masyarakat pesisir pantai.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 310, "width": 227, "height": 120, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengumpulan dan Pengolahan Data Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang berhubungan dengan kondisi awal dari obyek penelitian dan juga pengumpulan data sekunder yang diperlukan. Selanjutnya data tersebut akan diolah untuk menghasilkan perancangan perbaikan dari kondisi awal yang telah ada, baik berupa perancangan maupun fungsi kebutuhan yang dapat digunakan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 429, "width": 91, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengumpulan Data", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 442, "width": 35, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Usia", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 457, "width": 156, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Usia Responden Usia (Tahun) Jumlah (Orang) < 19 0 20-29", "type": "Table" }, { "left": 120, "top": 483, "width": 111, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 30-39 17", "type": "Picture" }, { "left": 122, "top": 498, "width": 106, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "> 40 8", "type": "Table" }, { "left": 135, "top": 605, "width": 110, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Usia Responden", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 622, "width": 213, "height": 120, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Responden yang mengikuti pelatihan pengasapan ikan adalah masyarakat dengan usia minimal 19 tahun, dan maksimal lebih dari 40 tahun. Menurut data kuisioner yang telah dikumpulkan, maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat dengan usia 30 tahun hingga 39 tahun lebih banyak menggunakan alat pengasapan ikan, yaitu sebesar 56%. Sedangkan masyarakat dengan usia lebih dari 40 tahun", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 67, "width": 213, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "adalah sebesar 27%. Persentase terkecil adalah masyarakat dengan usia 17 tahun.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 99, "width": 81, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Jenis Kelamin", "type": "Section header" }, { "left": 352, "top": 116, "width": 152, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Pria 25 Wanita 5", "type": "Table" }, { "left": 352, "top": 235, "width": 149, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Jenis Kelamin Responden", "type": "Section header" }, { "left": 329, "top": 261, "width": 213, "height": 93, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut data responden yang telah mengisi kuisioner, maka dapat diketahui bahwa responden yang dijadikan sampel paling banyak adalah pria, yaitu sebanyak 83%. Sedangkan responden wanita sebanyak 17%. Dapat disimpulkan bahwa pelaku pengasapan ikan yang produktif adalah pria.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 358, "width": 68, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Pendidikan", "type": "List item" }, { "left": 352, "top": 372, "width": 144, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Pendidikan Responden Pendidikan Jumlah (Orang) SD 6 SLTP 9 SLTA 10 DIPLOMA 2 SARJANA 3", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 550, "width": 137, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Pendidikan Responden", "type": "Section header" }, { "left": 329, "top": 567, "width": 212, "height": 120, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut data responden yang telah mengisi kuesioner, tingkat pendidikan yang tertinggi adalah SLTA dengan prosentasi 33%. Sebanyak 30% adalah SLTP, kemudian 20% pendidikan terakhirnya adalah SD, dibawahnya sebesar 10 % adalah sarjana dan yang terkecil sebesar 7% adalah diploma. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pendidikan terakhir SLTA.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 744, "width": 12, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "70", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 67, "width": 74, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Pendapatan", "type": "Section header" }, { "left": 83, "top": 80, "width": 172, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Pendapatan Responden Pendapatan (Rupiah) Jumlah (Orang) < 1 Jt 7 1-2,5 Jt 15 2,5-5 Jt 5 > 5 Jt 3", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 251, "width": 138, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Pendapatan Responden", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 269, "width": 212, "height": 132, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil rekap kuesioner didapatkan bahwa tingkat pendapatan responden tertinggi sebesar Rp 1 Juta sampai Rp 2,5 Juta sebesar 50%. Sebesar 23% memiliki pendapatan kurang dari Rp 1 Juta. Responden dengan penghasilan antara Rp 2,5 Juta sampai Rp 5 Juta sebesar 17%, dan sebesar 10% penghasilan responden lebih dari Rp 5 Juta. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pendapatan responden adalah antara Rp 1 Juta sampai Rp 2,5 Juta perbulan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 406, "width": 130, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Perlu Adanya Perbaikan", "type": "List item" }, { "left": 97, "top": 419, "width": 138, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Perbaikan Alat Perbaikan Jumlah (Orang) Perlu 27 Tidak 3", "type": "Table" }, { "left": 120, "top": 545, "width": 104, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Perbaikan Alat", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 563, "width": 212, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 90% responden menginginkan adanya perubahan alat pengasapan ikan yang telah ada. Sebanyak 10% dari total responden yang tidak menginginkan adanya perbaikan.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 634, "width": 175, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Evaluasi desain ergonomi alat asap", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 646, "width": 215, "height": 88, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Nama Ukuran lama (mm) Ukuran usulan (mm) Perubahan teknis 1a Jangkauan tangan maksimum 610 550 Diperpendek 1b Jangkauan tangan normal 305 270 Diperpendek 2 Ketinggian daerah kerja 750 850 Dinaikkan", "type": "Table" }, { "left": 300, "top": 69, "width": 218, "height": 63, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Ketinggian letak pengatur posisi handel alat asap 500 240 Diturunkan Pengolahan Data", "type": "Table" }, { "left": 300, "top": 131, "width": 227, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data yang telah diperoleh pada tahap sebelumnya, selanjutnya diolah secara kualitatif dan juga kuantitatif. Berikut ini adalah tahap-tahap dalam pengolahan data pada penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 183, "width": 227, "height": 81, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Uji Kecukupan Data Uji kecukupan data dilakukan dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah data-data yang diambil valid dan reliabel atau tidak.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 263, "width": 212, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Uji Validitas Uji validitas dapat digunakan sebagai ukuran seberapa kuat suatu alat tes melakukan fungsi ukurnya. Semakin tinggi validitas suatu variabel maka tes tersebut semakin mengenai sasarannya dan semakin menunjukkan apa yang harus ditunjukkannya.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 368, "width": 199, "height": 133, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara validitas internal yaitu kriteria yang dipakai berasal dari dalam tes itu sendiri dimana masing-masing variabel pelayanan dikorelasikan dengan nilai totalnya sehingga diperoleh koefisien korelasi produk momen. Jika r hitung > r tabel maka atribut tersebut valid . Adapun nilai r tabel adalah sebagai berikut :", "type": "List item" }, { "left": 394, "top": 500, "width": 80, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 7. Nilai r tabel", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 582, "width": 198, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk melakukan pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan software excel dengan cara :", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 621, "width": 198, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Masukkan data kuisioner, yaitu kuisioner tingkat kepentingan dan kuesioner tingkat kepuasan.", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 661, "width": 199, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Ketik formula : = CORREL ( array 1; array 2), dimana array 1 merupakan atribut dan array 2 merukan total dari hasil angket kuesioner.", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 714, "width": 198, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Nilai α yang digunakan adalah 5% atau α 0,05.", "type": "List item" }, { "left": 525, "top": 744, "width": 12, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "71", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 80, "width": 198, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apabila r hitung > r tabel (dengan df = n-2 dan α = 5%), maka atribut tersebut valid. Dengan nilai r tabel = 0.3061. Jika terdapat variabel yang tidak valid, maka variabel tersebut dibuang.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 156, "width": 179, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 8. Hasil Perhitungan Validitas Tingkat", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 168, "width": 221, "height": 194, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepuasan dan Tingkat Kepentingan No Atribut Tingkat Kepentingan Kepuasan 1 Harga Produk 0,45 0,44 2 Bahan yang Digunakan 0,38 0,42 3 Kemudahan Pengoperasian 0,40 0,37 4 Kemudahan Perawatan 0,36 0,46 5 Manfaat Tray 0,41 0,47 6 Fungsi Roda 0,43 0,41 7 Bentuk Wadah Pengasapan 0,36 0,37 8 Bentuk Wadah Sumber Asap 0,35 0,44 9 Bentuk Roda 0,50 0,47 10 Bentuk Handel Pendorong 0,53 0,39 11 Bentuk dan Tinggi Cerobong Asap 0,59 0,41 Dari tabel di atas, baik hasil pengujian validitas pada tingkat kepentingan maupun pada tingkat kepuasan nilai r hitung masing- masing variabel lebih besar dari r tabel . Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel tersebut adalah valid.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 367, "width": 212, "height": 172, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Keandalan disini dapat berarti berapa kalipun variabel- variabel pada kuisioner tersebut ditanyakan kepada responden yang berlainan maka hasilnya tidak akan menyimpang terlalu jauh dari rata-rata jawaban responden untuk variabel tersebut. Atau dengan kata lain reliabilitas dapat menunjukkan konsistensi suatu alat ukur di dalam mengukur gejala yang sama.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 68, "width": 418, "height": 501, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 9. Hasil Pengujian Reliabilitas Tingkat Kepentingan Tabel 10. Hasil Pengujian Reliabilitas Tingkat", "type": "Table" }, { "left": 410, "top": 80, "width": 39, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepuasan", "type": "Section header" }, { "left": 343, "top": 247, "width": 198, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari pengujian reliabilitas didapatkan hasil sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 273, "width": 198, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Pada kuesioner tingkat kepentingan didapatkan nilai 0,550.", "type": "List item" }, { "left": 343, "top": 300, "width": 198, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Pada kuesioner tingkat kepuasan didapatkan nilai 0,538.", "type": "List item" }, { "left": 343, "top": 326, "width": 126, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Nilai α 0.05 rtabel = 0,3061", "type": "List item" }, { "left": 343, "top": 339, "width": 198, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sehingga hal ini berarti bahwa seluruh variabel yang digunakan adalah reliabel.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 375, "width": 227, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. QFD QFD merupakan metodologi terstruktur yang digunakan dalam proses perancangan dan pengembangan produk untuk menetapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen, serta mengevaluasi secara sistematis kapabilitas produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 481, "width": 226, "height": 265, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Identifikasi VoC Produk adalah sebuah “artefak” yang digagaskan, dibuat, dipertukarkan (melalui transaksi jual-beli) dan digunakan oleh manusia karena adanya sifat dan fungsi yang diperoleh melalui sebuah proses transformasi produksi yang memberikan nilai tambah (Wignjosoebroto, 2000). Produk merupakan suatu perwujudan dari hasil desainer dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia (Syafei, 2007). Produk adalah sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada pembeli. Produk ( product ) dalam wujudnya yang dapat berupa barang ( goods ) ataupun jasa ( services ) senantiasa berkembang dan akan terus mengalami perkembangan. Dalam perkembangan sebuah produk, perusahaan atau organisasi yang bersangkutan tidak begitu saja langsung melakukan pengembangan berdasarkan asumsi sendiri,", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 744, "width": 12, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "72", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 67, "width": 198, "height": 226, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "melainkan dengan mendengarkan suara dari konsumen atau lebih dikenal dengan istilah Voice of Customer (VoC). Atribut adalah sifat yang menjadi ciri khas suatu barang/benda. Sehingga diharapkan dengan adanya atribut akan memberikan suatu image atau ciri khas yang akan diingat dan selalu melekat dalam pikiran seorang konsumen akan produk tersebut. Oleh karena itu, penentuan atribut-atribut yang akan dilekatkan kepada suatu produk harus benar-benar dipikirkan secara matang dan dapat memberikan dampak dan pengaruh yang positif serta manfaat kepada konsumen. Dalam pengembangan produk alat pengasapan ikan, atribut yang dimunculkan adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 294, "width": 150, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 11. Atribut Pengembangan Alat Pengasapan Ikan No Atribut 1 Harga Produk", "type": "Table" }, { "left": 101, "top": 339, "width": 95, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Bahan yang Digunakan", "type": "Table" }, { "left": 101, "top": 345, "width": 107, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Kemudahan Pengoperasian", "type": "List item" }, { "left": 101, "top": 351, "width": 94, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Kemudahan Perawatan", "type": "List item" }, { "left": 101, "top": 357, "width": 63, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Manfaat Tray", "type": "Table" }, { "left": 101, "top": 363, "width": 61, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Fungsi Roda", "type": "Table" }, { "left": 101, "top": 369, "width": 107, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 Bentuk Wadah Pengasapan", "type": "List item" }, { "left": 101, "top": 375, "width": 112, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 Bentuk Wadah Sumber Asap", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 381, "width": 107, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9 Bentuk Roda 10 Bentuk Handel Pendorong", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 394, "width": 208, "height": 203, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11 Bentuk dan Tinggi Cerobong Asap Berikut ini adalah tabel rekapan hasil kuesioner VoC Tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan. Tabel 12. Rekapan Hasil Kuesioner VoC Tingkat Kepentingan Tabel 13. Rekapan Hasil Kuesioner VoC Tingkat Kepuasan", "type": "Table" }, { "left": 311, "top": 67, "width": 216, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pembobotan Atribut Dengan Menggunakan Pair Wise Comparison", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 94, "width": 199, "height": 225, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah diketahui atribut-atribut yang digunakan dalam VoC, tahap seelanjutnya adalah menentukan bobot dari tiap-tiap atribut tersebut. Adapun atribut-atribut merupakan sub-sub atribut, sehingga perlu dilakukan pengelompokan sesuai dengan atribut-atributnya seperti tabel dibawah ini. Dalam melakukan pembobotan dilakukan dengan menggunakan pair wise comparison . Pair wise comparison dilakukan dengan cara merangking secara sederhana antara dua perbandingan, sehingga seluruh atribut memiliki pembanding satu dengan yang lain. Perbandinga dilakukan dengan mengisi kuesioner yang telah disiapkan yang diisi oleh seseorang yang ahli dalam perancangan alat pengasapan ikan.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 318, "width": 198, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bobot yang didapatkan haruslah konsisten dengan syarat inconsistency ratio harus kurang dari atau sama dengan 0,1. inconsistency dapat terjadi Karena kesalahan dalam pengisian kuisioner dimana preferensi pengisi dalam perbandingan antar atribut kurang tepat.", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 503, "width": 181, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6. Hasil Pembobotan Menggunakan Software Expert Choice", "type": "Section header" }, { "left": 329, "top": 533, "width": 199, "height": 199, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari pembobotan tersebut diketahui bahwa nilai inconsistency dari pembobotan tersebut adalah 0,09. Hal ini berarti nilai inconsistency -nya kurang dari 0,1 sehingga responden merupakan pihak expert dalam mengisi kuesioner tersebut dan responden tersebut konsisten dalam melakukan pengisian kuesioner. Dari gambar 6. dapat diketahui hasil pembobotan menggunakan software expert choice . Nilai pembobotan tersebut digunakan untuk mengetahui nilai hubungan antara atribut dengan niali respon teknis yang nantinya akan digunakan dalam pembuatan matriks korelasi pada HoQ.", "type": "List item" }, { "left": 525, "top": 744, "width": 12, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "73", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 67, "width": 82, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Respon Teknis", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 80, "width": 198, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap selanjutnya adalah menentukan respon teknis. Respon teknis dilakukan untuk mendapatkan spesifikasi teknis yang lebih detail dari keinginan konsumen. Berikut adalah tabel respon teknis berdasarkan keinginan konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 165, "width": 98, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 14. Respon Teknis", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 182, "width": 179, "height": 127, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Atribut Respon Teknis 1 Harga Produk material yang digunakan tahan panas kemudahan pengoperasian kemudahan perawatan 2 Bahan yang Digunakan material yang digunakan tahan panas 3 Kemudahan Pengoperasian mudah dalam penyambungan antar part 4 Kemudahan Perawatan material yang digunakan tahan panas 5 Manfaat Tray mudah dalam proses pengasapan material yang digunakan tahan panas mudah dipindahkan", "type": "Table" }, { "left": 95, "top": 305, "width": 144, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Fungsi Roda mudah dipindahkan", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 311, "width": 179, "height": 133, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 Bentuk Wadah Pengasapan material yang digunakan tahan panas desain yang digunakan 8 Bentuk Wadah Sumber Asap material yang digunakan tahan panas desain yang digunakan 9 Bentuk Roda desain yang digunakan kemudahan perawatan 10 Bentuk Handel material yang digunakan tahan panas desain yang digunakan 11 Bentuk dan Tinggi Cerobong Asap material yang digunakan tahan panas tinggi cerobong mudah dalam penyambungan antar part desain yang digunakan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 445, "width": 212, "height": 107, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. HoQ Setelah mengetahui elemen-elemen yang diperlukan dalam menyusun HoQ, kemudian disusun HoQ dari alat pengasapan ikan yang akan di pernaiki. Namun sebelumnya dilakukan perhitungan nilai matrik perkalian antara bobot atribut dengan nilai hubungan respon teknis dan atribut.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 556, "width": 155, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 15. Perhitungan Perkalian Bobot", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 716, "width": 198, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah diketahui bobot tiap tiap atribut, maka dilakukan penyusunan HoQ", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 67, "width": 151, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berdasarkan pembobotan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 383, "top": 335, "width": 94, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7. Matrik HoQ", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 352, "width": 212, "height": 133, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Alternatif Konsep Penyusunan alternatif konsep berdasarkan pada hasil perankingan Hoq yang telah dilakukan. Berikut adalah hasil perankingan yang telah didapat : a. Material yang Digunakan Tahan Panas b. Mudah Dalam Penyambungan Antar Part c. Desain yang Digunakan d. Kemudahan Perawatan e. Mudah Dipindahkan", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 484, "width": 95, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Tinggi Cerobong", "type": "List item" }, { "left": 343, "top": 498, "width": 164, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "g. Mudah Dalam Proses Pengasapan", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 511, "width": 198, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "h. Kemudahan Pengoperasian Penyusunan alternatif konsep di bagi menjadi 3 (tiga) part , yaitu cerobong asap, wadah pengasapan serta wadah sumber asap. Berikut ini adalah alternatif-alternatif pilihan yang sesuai untuk :", "type": "List item" }, { "left": 325, "top": 590, "width": 217, "height": 137, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Cerobong asap  Material yang digunakan a. Aluminium Kelebihan : tahan panas, ringan, dan lebih murah dari stainless steel . Kekurangan : tidak tahan karat. a. Stainless Steel Kelebihan : tahan Karat, tahan terhadap perubahan suhu, mudah difabrikasi,", "type": "Table" }, { "left": 343, "top": 711, "width": 199, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kuat dan higienis. Kekurangan : harganya mahal.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 744, "width": 12, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "74", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 67, "width": 68, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Galvanis", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 81, "width": 198, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelebihan : tahan terhadap perubahan suhu, mudah di fabrikasi, tahan karat, dan harganya lebih murah dari aluminium.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 120, "width": 111, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Desain cerobong asap", "type": "Table" }, { "left": 67, "top": 200, "width": 126, "height": 89, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(a) (b) (c)", "type": "Picture" }, { "left": 76, "top": 288, "width": 186, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 8. Alternatif Cerobong Asap (a, b, c)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 306, "width": 198, "height": 146, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada gambar a, desain cerobong asap memiliki celah dan penutup cerobong. hal ini dapat menjaga cerobong agar tidak kemasukan air bila hujan turun. Pada gambar b, ujung cerobong sedikit melengkung. Hal ini supaya asap yang keluar tidak langsung menyebar. Sedangkan gambar c, desain cerobong asap berbentuk lonjong tanpa ada penutup. Hal ini menyebabkan asap yang keluar dapat langsung menyebar ke lingkungan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 451, "width": 143, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Ketinggian cerobong asap", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 465, "width": 198, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. 1 meter Asap yang keluar menyebar ke area disekitar proses pengasapan. b. 3 meter", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 517, "width": 198, "height": 54, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asap yang keluar tidak menyebar ke area disekitar proses pengasapan, karena tingginya cerobong berada diatas rumah penduduk sekitar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 570, "width": 198, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. 5 meter Asap yang keluar tidak menyebar ke area disekitar proses pengasapan, karena ketinggian cerobong lebih tinggi atau setara dengan atap rumah penduduk sekitar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 636, "width": 119, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Cara penyambungan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 649, "width": 194, "height": 54, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Pengelasan Lebih kuat, permanen dan tidak cepat aus. b. Mur-Baut Tidak permanen, cepat aus dan kurang kuat.", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 702, "width": 103, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Wadah Pengasapan", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 715, "width": 119, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Matrial yang digunakan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 729, "width": 79, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Aluminium", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 67, "width": 198, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelebihan : tahan panas, ringan, dan lebih murah dari stainless steel .", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 94, "width": 138, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kekurangan : tidak tahan karat.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 107, "width": 199, "height": 336, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Stainless Steel Kelebihan : tahan Karat, tahan terhadap perubahan suhu, mudah difabrikasi, kuat dan higienis. Kekurangan : harganya mahal. c. Galvanis Kelebihan : tahan terhadap perubahan suhu, mudah di fabrikasi, tahan karat, dan harganya lebih murah dari aluminium.  Desain wadah pengasapan a. Persegi dengan ukuran 0,5 meter x 0,5 meter x 0,5 meter Mampu menampung sedikit ikan, pada saat proses pengasapan ikan cepat merata. b. Persegi dengan ukuran 1 meter x 0,5 meter x 0,5 meter Dapat menampung ikan dengan jumlah banyak, cepat dalam proses pengasapan dan ikan matang merata. c. Persegi dengan ukuran 1 meter x 0,5 meter x 1 meter Dapat menampung ikan dengan jumlah banyak, asap yang menyebar merata namun terlalu jauh dengan ikan sehingga proses pengasapannya lama.", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 442, "width": 169, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Desain pintu wadah pengasapan", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 501, "width": 126, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. (b)", "type": "Table" }, { "left": 412, "top": 561, "width": 12, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(c)", "type": "Picture" }, { "left": 301, "top": 574, "width": 226, "height": 171, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 9. Desain Pintu Wadah Pengasapan (a, b, c) Gambar a menunjukkan desain pintu dengan cara membuka ditarik dari atas ke bawah, memiliki siku 90 o sehingga kurang efisien. Pada gambar b, memiliki 2 pintu yang dapat ditarik keluar seperti membuka jendela. Hal ini sangat efisien karena dapat dilakukan oleh banyak orang dalam proses pembalikan ikan. Gambar c, menunjukkan desain pintu dengan cara membuka ditarik ke depan, hanya satu pintu. Hal ini sedikit mempermudah proses pembalikan ikan pada saat proses pengasapan.", "type": "List item" }, { "left": 525, "top": 744, "width": 12, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "75", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 67, "width": 207, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Desain handel pintu wadah pengasapan", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 131, "width": 21, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(a)", "type": "Picture" }, { "left": 72, "top": 131, "width": 225, "height": 95, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(b) (c) Gambar 10. Alternatif Handel Pintu Wadah Pengasapan (a,b,c)", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 225, "width": 198, "height": 172, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada gambar a, dapat dilihat bahwa handel terbuat dari bahan yang kuat dan sangat ergonomis untuk digunakan pada alat pengasapan ikan. Gambar b menunjukkan bahwa handel memiliki ujung dengan lapisan plastik. Namun handel kurang kuat. Sedangkan pada gambar c, handel terlalu kecil, sehingga tidak sesuai dengan desain pintu alat pengasapan. untuk handel pendorong digunakan pipa dengan bahan yang sama seperti bahan alat pengasapan ikan dan diujungnya diberi karet untuk penahan panas.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 396, "width": 193, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Cara penyambungan a. Pengelasan Lebih kuat, permanen dan tidak cepat aus. b. Mur-Baut", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 449, "width": 198, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tidak permanen, cepat aus dan kurang kuat.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 476, "width": 106, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Wadah Sumber Asap", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 489, "width": 139, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Material yang digunakan", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 502, "width": 198, "height": 41, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Aluminium Kelebihan : tahan panas, ringan, dan lebih murah dari stainless steel .", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 542, "width": 138, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kekurangan : tidak tahan karat.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 555, "width": 199, "height": 58, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Stainless Steel Kelebihan : tahan Karat, tahan terhadap perubahan suhu, mudah difabrikasi, kuat dan higienis.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 611, "width": 144, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kekurangan: harganya mahal.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 625, "width": 84, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Galvanis", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 639, "width": 198, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelebihan : tahan terhadap perubahan suhu, mudah di fabrikasi, tahan karat, dan harganya lebih murah dari aluminium.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 678, "width": 148, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Desain wadah sumber asap", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 692, "width": 10, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 692, "width": 198, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laci dengan ukuran 0,75 meter x 0,5 meter x 0,5 meter berlubang Laci agak susah untuk di keluar-masukkan dalam proses pengasapan dan menghasilkan", "type": "Table" }, { "left": 343, "top": 67, "width": 199, "height": 199, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "banyak asap, namun sisa pembakaran berceceran di bawah alat pengasapan ikan. b. Laci dengan ukuran 0,75 meter x 0,5 meter x 0,25 meter dan berlubang Laci lebih mudah untuk di keluar-masukkan dalam proses pengasapan dan menghasilkan banyak asap, namun sisa pembakaran berceceran di bawah alat pengasapan ikan. c. Laci dengan ukuran 0,75 meter x 0,5 meter x 0,25 meter dan tidak berlubang Laci lebih mudah untuk di keluar-masukkan dalam proses pengasapan dan menghasilkan banyak asap, sisa pembakaran tidak berceceran di bawah alat pengasapan ikan serta mudah dibersihkan.", "type": "Table" }, { "left": 343, "top": 265, "width": 180, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Desain handel wadah sumber asap", "type": "Text" }, { "left": 350, "top": 328, "width": 21, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(a)", "type": "Picture" }, { "left": 438, "top": 328, "width": 49, "height": 64, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(b) (c)", "type": "Table" }, { "left": 318, "top": 391, "width": 220, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 11. Alternatif Handel Wadah Sumber Asap (a, b, c)", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 416, "width": 198, "height": 119, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada gambar a, dapat dilihat bahwa handel terbuat dari bahan yang kuat dan sangat ergonomis untuk digunakan pada laci sumber asap. Gambar b menunjukkan bahwa handel memiliki ujung dengan lapisan plastik. Namun handel kurang kuat dan tidak sesuai dengan desain laci sumber asap. Sedangkan pada gambar c, handel terlalu kecil, sehingga tidak sesuai dengan desain sumber asap.", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 534, "width": 119, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Cara penyambungan", "type": "List item" }, { "left": 343, "top": 548, "width": 194, "height": 124, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Pengelasan Lebih kuat, permanen dan tidak cepat aus. b. Mur-Baut Tidak permanen, cepat aus dan kurang kuat.  Desain roda yang digunakan (a) (b)", "type": "Table" }, { "left": 439, "top": 708, "width": 11, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(c)", "type": "Picture" }, { "left": 320, "top": 720, "width": 214, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 12. Alternatif Roda Yang Digunakan (a, b, c)", "type": "Table" }, { "left": 58, "top": 744, "width": 12, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "76", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 67, "width": 198, "height": 120, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada gambar a, dapat dilihat bahwa roda memiliki bahan karet tahan panas serta memiliki rangka yang kuat. Gambar b menunjukkan bahwa roda memiliki ukuran yang kecil sehingga tidak mampu menahan berat alat pengasapan ikan. Sedangkan pada gambar c, bentuk roda hampir sama dengan gambar a, namun rangka pada roda ini kurang kuat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 186, "width": 150, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Cara penyambungan antar part", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 199, "width": 80, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Pengelasan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 213, "width": 186, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lebih kuat, permanen dan tidak cepat aus.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 194, "height": 40, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Mur-Baut Tidak permanen, cepat aus dan kurang kuat. f. Selot", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 265, "width": 199, "height": 344, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Skakel terdiri dari 2 bagian yang ditempel di masing-masing part dan cara penyambungannya dengan cara dikaitkan. f. Pemilihan Konsep Pemilihan konsep dilakukan dengan melihat alternatif-alternatif terpilih dari proses brenchmarking . Sehingga didapatkan hasil seperti berikut : a. Cerobong asap Pada cerobong asap, desain yang digunakan adalah desain pada gambar a, karena ujung cerobong yang memiliki penutup dapat menjaga cerobong supaya tidak terkena air. Material yang digunakan adalah material dengan jenis galvanis . Material ini merupakan material yang dapat menahan panas serta lebih kuat dari pada aluminium, namun memiliki harga yang lebih murah dari pada stainless steel . Ketinggian cerobong asap ynag dipilih adalah yang memiliki tinggi 3 meter. Hal ini akan mempermudah proses perawatan serta dalam ketinggian ini asap tidak mengganggu lingkungan sekitar area proses pengasapan. proses penyambungan dilakukan dengan menggunakan mur dan baut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 609, "width": 199, "height": 132, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Wadah pengasapan Material yang digunakan adalah material dengan jenis galvanis . Material ini merupakan material yang dapat menahan panas serta lebih kuat dari pada aluminium, namun memiliki harga yang lebih murah dari pada stainless steel . Bentuk wadah pengasapan yang dipilih adalah persegi dengan ukuran panjang 1 meter, lebar 0,5 meter dan tinggi 0,5 meter. Karena dengan", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 67, "width": 198, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ukuran tersebut ikan asap dapat matang secara merata.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 94, "width": 198, "height": 225, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desain pintu wadah pengasapan ikan yang dipilih adalah yang memiliki 2 pintu. Dengan adanya 2 pintu, akan memiliki banyak ruang yang dapat digunakan untuk dua orang melakukan proses pembalikan ikan pada saat proses pengasapan. desain handel pintu wadah pengasapan dipilih sesuai dengan gambar a, karena handel tersebut kuat dan efisien untuk digunakan pada pintu wadah pengasapan. sedangkan handel pendorong digunakan pipa dengan bahan yang sama seperti bahan alat pengasapan ikan dan diujungnya diberi karet untuk penahan panas. Cara penyambungan yang digunakan adalah dengan pengelasan. Karena hasil las sangat kuat dan tidak mudah aus.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 318, "width": 199, "height": 291, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Wadah sumber asap Material yang digunakan adalah material dengan jenis galvanis . Material ini merupakan material yang dapat menahan panas serta lebih kuat dari pada aluminium, namun memiliki harga yang lebih murah dari pada stainless steel . Bentuk wadah sumber panas yang dipilih adalah laci dengan ukuran panjang 0,75 meter, lebar 0,5 meter dan tinggi 0,25 meter tanpa lubang. Desain seperti ini akan mengurangi asap yang keluar melalui celah-celah wadah sumber asap serta sisa pembakaran yang dihasilkan tidak berceceran dan mudah untuk dibersihkan. Penyambungan yang dipilih adalah dengan cara pengelasan. Karena hasil las adalah permanen, kuat dan tidak mudah aus. Sedangkan handel laci yang dipilih adalah gambar a, karena desainnya ergonomis dan efisien untuk laci sumber asap. Roda yang dipilih adalah roda pada gambar a, karena lebih kokoh dan kuat.", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 609, "width": 198, "height": 132, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari alternatif konsep yang terpilih, maka desain perbaikan alat pengasapan ikan dapat dilihat pada gambar 4.13. Dari gambar tersebut dapat dilihat adanya perubahan ukuran jarak antara sumber asap dengan wadah pengasapan. Serta pada wadah pengasapan terdapat tambahan tray yang dapat berfungsi sebagai tempat peletakan ikan asap supaya ikan tidak lengket pada tray yang melekat pada alat pengasapan ikan.", "type": "Text" }, { "left": 525, "top": 744, "width": 12, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "77", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 67, "width": 113, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian Organoleptik", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 80, "width": 227, "height": 120, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian organoleptik merupakan pengujian yang digunakan guna mengetahui keinginan dari konsumen akan suatu produk pangan. Pengujian organoleptik menggunakan panca indera sebagai salah satu alat pengujian organoleptik. Dalam pengujian organoleptik terbagi menjadi 2 jenis percobaan yaitu percobaan uji kesukaan dan perjobaan uji mutu, dengan perulangan sebanyak 3 kali.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 199, "width": 194, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 16. Hasil Pengujian Organoleptik Pertama", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 211, "width": 202, "height": 139, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Menggunakan Alat Pengasapan Ikan Sebelum Perbaikan) Percobaan 1 Uji Kesukaan Kelompok Ikan Asap Tanpa Bumbu Ikan Asap Berbumbu A B A B Rasa 3 3 3 3 Bau 3 3 3 3 Warna 3 4 3 3 Tekstur 3 3,5 3 3 Percobaan 1 Uji Mutu Kelompok Ikan Asap Tanpa Bumbu Ikan Asap Berbumbu A B A B Rasa 7 6 5 6 Bau 5 5 5 6 Warna 5 6 5 5 Tekstur 5 6 5 6", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 352, "width": 227, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil yang kurang baik pada uji coba alat pengasapan ikan yang pertama, maka perlu dilakukan perbaikan alat pengasapan ikan. Perbaikan alat pengasapan ikan perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas dari ikan asap yang dihasilkan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 431, "width": 227, "height": 172, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini berbeda setelah dilakukan uji coba pengasapan ikan yang kedua dimana alat pengasapan ikan telah mengalami perbaikan, sehingga didapatkan hasil bahwa baik dari segi rasa, bau, bentuk maupun warna yang dihasilkan oleh ikan asap tanpa bumbu disukai oleh panelis. Hal ini terjadi karena asap yang dihasilkan oleh sumber asap memiliki volume yang sempurna untuk digunakan dalam proses pengasapan ikan. Hal yang sama terjadi pada ikan asap dengan bumbu. Baik dari segi rasa, bau, tekstur maupun warna disukai oleh panelis yang melakukan uji organoleptik.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 608, "width": 187, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 17. Hasil Pengujian Organoleptik Kedua", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 620, "width": 185, "height": 119, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Menggunakan Alat Pengasapan Ikan Setelah Perbaikan) Percobaan 2 Uji Kesukaan Kelompok Ikan Asap Tanpa Bumbu Ikan Asap Berbumbu A B A B Rasa 5 6 5 6 Bau 5 5 5 7 Warna 5 5 5 6 Tekstur 5 4 3 6 Percobaan 2 Uji Mutu Kelompok Ikan Asap Tanpa Bumbu Ikan Asap Berbumbu A B A B Rasa 8 8 7 8", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 70, "width": 227, "height": 131, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bau 7 8 7 8 Warna 6 8 6 8 Tekstur 6 8 8 8 HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah melakukan pengumpulan dan pengolahan data maka tahap selanjutnya adalah menganalisa data-data yang diperoleh, analisa yang dimaksud adalah analisa perbandingan kondisi penggunaan alat pengasapan ikan sebelum perbaikan dengan alat pengasapan ikan setelah perbaikan.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 206, "width": 227, "height": 106, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisa Kondisi Pada Alat Pengasapan Ikan Sebelum Perbaikan Berdasarkan pengamatan langsung terhadap produk alat pengasapan ikan sebelum perbaikan, dapat diketahui bahwa ada beberapa bagian dari alat tersebut yang menjadi permasalahan pada saat digunakan. Adapun bagian-bagian yang mengalami permasalahan adalah :", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 312, "width": 226, "height": 159, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Cerobong Asap Ketinggian cerobong asap berpengaruh pada proses pengeluaran asap. Dapat dilihat bahwa tinggi cerobong asap yang digunakan pada alat pengasapan ikan sebelum dilakukan perbaikan terlalu tinggi. Sehingga dalam proses pengoperasiannya masyarakat pesisir pantai mengalami kesulitan. Selain itu, dengan terlalu tingginya cerobong asap membuat masyarakat perlu menyiapkan tempat khusus supaya cerobong asap dapat dipergunakan tanpa mengganggu lingkungan.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 470, "width": 226, "height": 212, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Wadah Pengasapan Desain wadah pengasapan yang ada pada alat pengasapan ikan sebelum mengalami perbaikan tidak dapat bekerja secara optimal. Hal ini dikarenakan banyaknya asap yang masih keluar diantara celah-celah wadah pengasapan tersebut. Asap ynag dihasilkan oleh sumber asap tidak dapat bekerja secara maksimal. Proses pengasapan ikan bergantung pada volume asap yang dihasilkan oleh sumber asap yang mengalir pada wadah pengasapan. Dengan banyaknya asap yang keluar dari wadah pengasapan, masyarakat tidak dapat memproduksi ikan asap yang sempurna serta asap-asap tersebut dapat mencemari lingkungan di sekitar area proses pengasapan.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 681, "width": 226, "height": 54, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Wadah Sumber Panas Jarak antara sumber asap dengan wadah pengasapan terlalu dekat. Hal ini dapat berakibat terlalu cepatnya asap yang menyebar", "type": "List item" }, { "left": 58, "top": 744, "width": 12, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "78", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 67, "width": 212, "height": 120, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pada wadah pengasapan. sehingga volume asap yang dihasilkan terlalu banyak. Hal ini mengakibatkan ikan tidak mengalami proses pengasapan secara sempurna. Dapat dilihat dari hasil proses pengasapan dengan banyaknya ikan asap yang hangus atau gosong. Sehingga dalam hal ini jarak antara sumber panas dengan wadah pengasapan sebaiknya diatur untuk mendapatkan volume asap yang optimal.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 192, "width": 227, "height": 55, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisa QFD Dari hasil penyebaran kuesioner VoC, didapatkan atribut-atribut terhadap alat pengasapan ikan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 246, "width": 227, "height": 133, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari atribut-atribut tersebut, responden akan memberikan nilai skala likert dengan range 1 sampai 5 untuk masing-masing atribut guna menilai tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan. Selain itu, dalam melakukan pembobotan atribut digunakan software pair wise comparison . Dari pembobotan tersebut didapatkan hasil bahwa atribut yang berprioritas tinggi adalah bahan yang digunakan, kemudahan dalam pengoperasian serta bentuk wadah pengasapan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 383, "width": 57, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Statistik", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 397, "width": 226, "height": 67, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Uji Statistik Deskriptif Setelah dilakukan penyebaran kuesioner kepada responden, maka hal selanjutnya adalah melakukan rekap data responden. Berdasarkan data tersebut diperoleh :", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 463, "width": 212, "height": 119, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Usia Dari gambar 1 tersebut dapat diketahui bahwa masyarakat dengan usia 30 tahun hingga 39 tahun lebih banyak mengoperasikan alat pengasapan ikan, yaitu sebesar 56%. Sedangkan masyarakat dengan usia lebih dari 40 tahun adalah sebesar 27%. Persentase terkecil adalah masyarakat dengan usia 17 tahun.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 582, "width": 77, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Jenis Kelamin", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 595, "width": 212, "height": 146, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari gambar 2 tersebut dapat diketahui bahwa responden yang dijadikan sampel paling banyak adalah pria, yaitu sebanyak 83%. Sedangkan responden wanita sebanyak 17%. Dapat disimpulkan bahwa pelaku pengasapan ikan yang produktif adalah pria. c. Penghasilan Per Bulan Dari gambar 3 tersebut dapat diketahui bahwa tingkat pendapatan responden tertinggi sebesar Rp 1 Juta sampai Rp 2,5 Juta sebesar 50%. Sebesar 23% memiliki", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 67, "width": 198, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pendapatan kurang dari Rp 1 Juta. Responden dengan penghasilan antara Rp 2,5 Juta sampai Rp 5 Juta sebesar 17%, dan sebesar 10% penghasilan responden lebih dari Rp 5 Juta. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pendapatan responden adalah antara Rp 1 Juta sampai Rp 2,5 Juta perbulan.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 160, "width": 212, "height": 146, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Tingkat Pendidikan Terakhir Dari gambar 4 tersebut dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan yang tertinggi adalah SLTA dengan prosentasi 33%. Sebanyak 30% adalah SLTP, kemudian 20% pendidikan terakhirnya adalah SD, dibawahnya sebesar 10 % adalah sarjana dan yang terkecil sebesar 7% adalah diploma. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pendidikan terakhir SLTA.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 305, "width": 227, "height": 54, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pembobotan Dengan Software Expert Choice Dari hasil pengisian kuesioner untuk pembobotan atribut didapatkan hasil sebagai berikut :", "type": "List item" }, { "left": 314, "top": 465, "width": 206, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 13. Hasil Pembobotan Menggunakan Pair Wise Comparison", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 495, "width": 213, "height": 159, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa nilai inconsistency dari pembobotan tersebut adalah 0,09. Hal ini berarti nilai inconsistency - nya kurang dari 0,1 sehingga dapat dikatakan bahwa responden tersebut konsisten dalam melakukan pengisian kuesioner. Dari gambar tersebut dapat diketahui hasil pembobotan menggunakan software pair wise comparison menunjukkan bahwa atribut-atribut yang memiliki nilai proiritas tertinggi adalah bahan yang digunakan, kemudahan pengoperasian serta bentuk wadah sumber asap.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 653, "width": 228, "height": 83, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Uji Validitas Dari pengujian validitas menggunakan software Ms. Excell , didapatkan bahwa hasil pengujian validitas pada tingkat kepentingan maupun pada tingkat kepuasan nilai r hitung masing-masing variabel lebih besar dari r tabel .", "type": "List item" }, { "left": 525, "top": 744, "width": 12, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "79", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 67, "width": 210, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel- variabel tersebut adalah valid.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 94, "width": 227, "height": 106, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Uji Reliabilitas Dari pengujian reliabilitas menggunakan software SPSS , didapatkan bahwa hasil pengujian Reliabilitas pada tingkat kepentingan maupun pada tingkat kepuasan nilai r hitung masing-masing variabel lebih besar dari r tabel . Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel- variabel tersebut adalah reliabel.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 205, "width": 227, "height": 133, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisa Pengujian Organoleptik Dalam melukukan pengujian organoleptik, software yang digunakan adalah Ms. Excell , dimana pengujian statistik yang digunakan adalah dengan mencari nilai median dari rekapan skala hedonik yang telah ditentukan range-nya. Pengujian organoleptik dilakukan untuk mengetahui apakah produk yang dihasilkan oleh alat pengasapan ikan disukai oleh masyarakat serta terjaga kualitas atau mutunya.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 343, "width": 194, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 18. Hasil Pengujian Organoleptik Pertama", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 354, "width": 210, "height": 126, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Menggunakan Alat Pengasapan Ikan Sebelum Perbaikan) Percobaan 1 Uji Kesukaan Kelompok Ikan Asap Tanpa Bumbu Ikan Asap Berbumbu A B A B Rasa 3 3 3 3 Bau 3 3 3 3 Warna 3 4 3 3 Tekstur 3 3,5 3 3 Percobaan 1 Uji Mutu Kelompok Ikan Asap Tanpa Bumbu Ikan Asap Berbumbu A B A B Rasa 7 6 5 6 Bau 5 5 5 6 Warna 5 6 5 5 Tekstur 5 6 5 6", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 482, "width": 227, "height": 80, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil yang kurang baik pada uji coba alat pengasapan ikan yang pertama, maka perlu dilakukan perbaikan alat pengasapan ikan. Perbaikan alat pengasapan ikan perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas dari ikan asap yang dihasilkan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 561, "width": 227, "height": 80, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini berbeda setelah dilakukan uji coba pengasapan ikan yang kedua dimana alat pengasapan ikan telah mengalami perbaikan, sehingga didapatkan hasil bahwa baik dari segi rasa, bau, bentuk maupun warna yang dihasilkan oleh ikan asap tanpa bumbu disukai oleh panelis", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 646, "width": 205, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 19. Hasil Pengujian Organoleptik Kedua (Menggunakan Alat Pengasapan Ikan Setelah Perbaikan)", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 669, "width": 188, "height": 66, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Percobaan 2 Uji Kesukaan Kelompok Ikan Asap Tanpa Bumbu Ikan Asap Berbumbu A B A B Rasa 5 6 5 6 Bau 5 5 5 7 Warna 5 5 5 6 Tekstur 5 4 3 6 Percobaan 2 Uji Mutu", "type": "Table" }, { "left": 331, "top": 70, "width": 189, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelompok Ikan Asap Tanpa Bumbu Ikan Asap Berbumbu A B A B Rasa 8 8 7 8 Bau 7 8 7 8 Warna 6 8 6 8 Tekstur 6 8 8 8", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 132, "width": 227, "height": 133, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisa Perbaikan Alat Pengasapan Ikan Berdasarkan hasil yang didapatkan pada uji coba alat pengasapan ikan yang pertama, maka alat pengasapan ikan dapat dilakukan perbaikan atau modifikasi alat. Modifikasi dilakukan untuk mendapatkan hasil keluaran ikan asap yang baik dengan kualitas mutu yang baik pula. Perbaikan alat dilakukan pada sektor cerobong asap, wadah pengasapan ikan serta sumber asap. Hal ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 367, "width": 216, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 14. Alat Pengasapan Ikan Sebelum Perbaikan (Sumber : Nurmianto, Negoro, 2010)", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 397, "width": 227, "height": 80, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa pada saat proses pengasapan ikan berlangsung, banyak asap yang keluar dari cerobong asap dan wadah pengasapan. Dalam proses pengasapan yang baik, seharusnya asap ikan tidak keluar dari celah-celah cerobong asap maupun wadah pengasapan.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 582, "width": 211, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 15. Alat Pengasapan Ikan Setelah Perbaikan", "type": "Section header" }, { "left": 352, "top": 594, "width": 149, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Sumber : Nurmianto, Negoro, 2010)", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 612, "width": 227, "height": 106, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa terlalu dekatnya sumber panas penghasil asap dapat membuat ikan matang tidak merata, sehingga banyak ikan yang gosong. Hal ini tentu saja mempengaruhi rasa dan tekstur ikan yang dihasilkan. Oleh karena itu, alat pengasapan ikan ini perlu dilakukan perbaikan atau modifikasi ulang.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 744, "width": 12, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "80", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 67, "width": 227, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisa Pengujian Alat Pengasapan Ikan Setelah Perbaikan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 99, "width": 227, "height": 41, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah dilakukan perbaikan alat menggunakan QFD, maka alat pengasapan ikan yang baru adalah seperti pada gambar dibawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 242, "width": 211, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 16. Alat Pengasapan Ikan Setelah Perbaikan (Sumber : Nurmianto, dkk, 2010)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 272, "width": 227, "height": 172, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada gambar diatas, dalam wadah pengasapan ikan ditambahkan tray untuk menampung ikan supaya ikan tidak lengket pada saat proses pembalikan ikan ataupun pengangkatan ikan saat ikan sudah matang. Jarak sumber asap dirubah, karena jika sumber asap terlalu dekat dengan wadah pengasapan akan menyebabkan ikan mudah matang namun hasil kematangannya tidak merata pada seluruh bagian ikan yang diasap. Cerobong asap dilakukan pengukuran ulang guna mendapatkan kepresisian yang tepat. Dengan kepresisian yang tepat akan memperkecil keluarnya asap dari celah- celah antar part.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 443, "width": 227, "height": 80, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wadah pengasapan juga mengalami perubahan, yaitu dengan penambahan pipihan galvanis pada celah-celah pintu wadah pengasapan. Karena dapat mengurangi keluarnya asap pada wadah pengasapan, sehingga pada saat proses pengasapan dapat berjalan dengan sempurna.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 528, "width": 227, "height": 186, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisa Perbandingan Antara Produk lama dengan Produk Perbaikan Dari produk lama didapatkan bahwa hasil pengasapan ikan kurang baik. Hal tersebut terlihat dari banyaknya ikan yang gosong dan sebagian ikan yang metangnya tidak merata. Hal tersebut terjadi karena dekatnya jarak sumber asap dengan wadah pengasapan ikan. Selain itu, dalam wadah pengasapan ikan terdapat banyak asap yang keluar dari celah-celah pintu wadah pengasapan. dalam hal penyambungan antara cerobong asap dengan wadah pengasapan terjadi kesulitan karena kurang presisinya lubang baut antara cerobong asap dengan wadah pengasapan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 713, "width": 227, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari produk yang telah mengalami perbaikan didapatkan hasil bahwa hasil pengasapan ikan", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 67, "width": 227, "height": 160, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lebih baik. Hal ini terlihat dari banyaknya ikan yang matang secara merata dan sedikit ikan yang gosong. Hal ini terjadi karena jarak antara wadah pengasapan dengan sumber asap jauh, yaitu 1 meter. Selain itu dalam proses penyambungan antara cerobong asap dan wadah pengasapan tidak mengalami kesulitan karena lubang baut yang digunakan sudah presisi. Asap yang keluar melalui celah-celah pintu wadah pengasapan berkurang. Hal ini terjadi karena di sekitar celah-celah pintu diberi tambahan pelat yang berfungsi sebagai penahan keluarnya asap.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 231, "width": 75, "height": 15, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 300, "top": 245, "width": 227, "height": 489, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil pengolahan data serta analisa, dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini adalah:(1) Dari uji coba alat pengasapan ikan sebelum perbaikan dapat diketahui bahwa alat pengasapan ikan tersebut masih memiliki banyak kekurangan. Hal tersebut dapat dilihat dengan terlalu tingginya cerobong asap yang dapat membuat proses pengoperasian alat pengasapan ikan sulit. Dari wadah pengasapan dapat dilihat banyaknya asap yang keluar dari celah-celah wadah pengasapan ikan. Serta dengan terlalu dekatnya jarak sumber asap dengan wadah pengasapan yang dapat mengakibatkan tingginya volume asap di wadah pengasapan dan menyebabkan proses pengasapan tidak sempurna. Hal ini akan mengakibatkan hasil ikan dalam proses pengasapan banyak yang hangus atau gosong. (2) Pengujian organoleptik digunakan sebagai media untuk mengetahui hasil dari proses pengasapan menggunakan alat pengasapan ikan sebelum maupun setelah dilakukan perbaikan. Dalam hal ini, pada pengujian organoleptik dengan menggunakan alat pengasapan ikan sebelum perbaikan didapatkan hasil untuk rasa, bau, warna dan tekstur yang tidak disukai oleh panelis. Sedangkan pengujian organoleptik dengan menggunakan alat pengasapan ikan yang telah diperbaiki menunjukkan bahwa penilaian untuk rasa, bau, tekstur maupun warna sangat disukai oleh panelis. (3) Pembobotan yang dilakukan dengan menggunakan software pair wise comparison memiliki nilai inkonsistensi 0,09. Dari pembobotan tersebut didapatkan nilai harga produk 0,095; bahan yang digunakan 0,137; kemudahan pengoperasian 0,128; kemudahan perawatan 0,091; manfaat tray 0,098; fungsi roda 0,066; bentuk wadah pengasapan 0,068; bentuk wadah sumber asap 0,119 bentuk roda 0,052; bentuk handel pendorong 0,073 dan bentuk", "type": "Text" }, { "left": 525, "top": 744, "width": 12, "height": 16, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "81", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 67, "width": 227, "height": 622, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan tinggi cerobong asap memiliki bobot 0,072. (4) Alternatif konsep yang terpilih untuk bahan atau material yang digunakan adalah jenis galvanis. (4) Alternatif konsep yang terpilih untuk bahan atau material yang digunakan adalah jenis galvanis. Karena material ini merupakan material yang dapat menahan panas serta lebih kuat dari pada aluminium, namun memiliki harga yang lebih murah dari pada stainless steel . (5) Alternatif konsep yang terpilih untuk cerobong asap adalah desain yang digunakan adalah cerobong yang memiliki ujung seperti atap. Sedangkan ketinggian cerobong asap yang dipilih adalah yang memiliki tinggi 3 meter. Dan proses penyambungan dilakukan dengan menggunakan mur dan baut. (6) Alternatif konsep yang terpilih untuk wadah pengasapan, adalah bentuk desain wadah pengasapan yang dipilih adalah persegi dengan ukuran panjang 1 meter, lebar 0,5 meter dan tinggi 0,5 meter. Karena dengan ukuran tersebut ikan asap dapat matang secara merata. Desain pintu wadah pengasapan ikan yang dipilih adalah yang memiliki 2 pintu. Desain handel pintu wadah pengasapan dipilih adalah pipih, karena handel tersebut kuat dan efisien untuk digunakan pada pintu wadah pengasapan. Sedangkan handel pendorong digunakan pipa dengan bahan yang sama seperti bahan alat pengasapan ikan dan diujungnya diberi karet untuk penahan panas. Cara penyambungan yang digunakan adalah dengan pengelasan. Karena hasil las sangat kuat dan tidak mudah aus. (7) Alternatif konsep yang terpilih untuk wadah sumber asap adalah yang memiliki desain wadah sumber panas dengan bentuk laci dengan ukuran panjang 0,75 meter, lebar 0,5 meter dan tinggi 0,25 meter tanpa lubang. Desain seperti ini akan mengurangi asap yang keluar melalui celah-celah wadah sumber asap serta sisa pembakaran yang dihasilkan tidak berceceran dan mudah untuk dibersihkan. Penyambungan yang dipilih adalah dengan cara pengelasan. Sedangkan handel laci yang dipilih adalah yang pipih. (8) Dari hasil rekomendasi alternatif pemilihan konsep, didapatkan desain alat pengasapan ikan yang telah mengalami perbaikan seperti pada gambar 4.13. dari hasil uji coba alat pengasapan ikan setelah perbaikan dapat dilihat bahwa masyarakat pesisir pantai tidak mengalami kesulitan dalam pengoperasiannya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 701, "width": 227, "height": 41, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA , 2006. Pengujian Organoleptik (Evaluasi Sensori) Dalam Industri Pangan.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 67, "width": 227, "height": 226, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ebookpangan.com Heruwati, E, S. 2002. Pengolahan Ikan Secara Tradisional: Prospek Dan Peluang Pengembangan. Pusat Riset Pengolahan Produk Dan Social Ekonomi Kelautan Dan Perikanan , Jakarta. Lastariwati, B. 2002. Pembuatan Model Alat Pengasapan Ikan Laut Pada Masyarakat Nelayan Pantai Trisik Kabupaten Kulon Progo DIY. Nurmianto, E, dan Negoro, N P. 2010. Implementasi Alat Pengasapan Ikan Yang Mobile Dan Portable Untuk Meningkatkan Pengolahan Ikan Sehingga Dapat Meningkatkan Daya Saing UMKM . Laporan Akhir Program Pengabdian Kepada Masyarakat, Pusat Studi Bisnis Teknik dan Industri. Surabaya.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 292, "width": 227, "height": 449, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurmianto, E, Negoro, N P dan Rahmiati, R. 2010. Ergonomic Design on Mobile and Portable Fish Smooking Tool To Improvement Fish Processing For Improving SME Competitiveness . Proceedings of International Seminar on Applied Technology, Science, and Arts (2 nd APTECS). Surabaya. ISSN 2086- 1931. 53-57. Nurmianto, E, 2004. Ergonomi : Konsep dasar dan aplikasinya . Guna Widya, Jakarta Saaty, T L. 1997. Decision Making for Leader, The Analytical Hierarchy Process for Decision in Complex World, Prentice Hall Coy, Lad, Pinsburgh Saaty, T L. 1998. Decision Making for Leader, The Analytical Hierarchy Process for Decision in Complex World, Prentice Hall Coy, Lad, Pinsburgh. Setiawati, W. 2006. Analisis Pengaruh Faktor Produksi Terhadap Produksi Industri Pengasapan Ikan Di Kota Semarang . Tesis Magister Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan. Saaty, T L. 2000. Fundamental of Decision Making and Priority Theory with The Analytic Hierarchy Process . Pittsburgh: RWS Publication. Susiwi, 2009. Handout Penilaian Organoleptik , FPMIPA Universita Pendidikan Indonesia. Wagiyono, 2003. Menguji Kesukaan Secara Organoleptik, Bagian Proyek pengembangan Kurikulum. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional. (di www.google.co.id , diakses pada", "type": "List item" }, { "left": 58, "top": 744, "width": 12, "height": 16, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "82", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 67, "width": 226, "height": 41, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tanggal 14 Oktober 2010). www.probolinggokab.go.id , diakses pada tanggal 14 Oktober 2010.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 107, "width": 226, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.probolinggokota.go.id , diakses pada tanggal 14 Oktober 2010.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 133, "width": 190, "height": 15, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vinzard. 2009. Teori Pengasapan . Jakarta.", "type": "Text" } ]
115cb27b-e4bd-0dd1-2263-932b4270c30e
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/school/article/download/30681/18591
[ { "left": 171, "top": 37, "width": 287, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SCHOOL EDUCATION JOURNAL PGSD FIP UNIMED", "type": "Section header" }, { "left": 246, "top": 80, "width": 136, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 12 No. 1 Juni 2022", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 107, "width": 322, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The journal countains the result of education research, learning research, and service of the public at primary school, elementary school, senior high school and the university https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/school", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 783, "width": 268, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SEJ (School Education Journal) Volume 12 No. 1 Juni 2022 p-ISSN 2355-1720 e-ISSN 2407-4926", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 153, "width": 426, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KETERAMPILAN STUDI TENTANG PENERAPAN RAGAM HIAS FLORA MENGGUNAKAN TEKNIK KOLASE DENGAN MEDIA KERTAS ORIGAMI", "type": "Section header" }, { "left": 213, "top": 193, "width": 198, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vriti Alya Vithaloka 1 , Nelson Tarigan 2", "type": "Text" }, { "left": 240, "top": 206, "width": 144, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Negeri Medan 1,2", "type": "Text" }, { "left": 222, "top": 221, "width": 179, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Surel: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 265, "width": 59, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 290, "width": 485, "height": 137, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study aims to determine the process of applying ornamental flora using collage technique using origami paper media for students of SMP Muhammadiyah 1 Medan and also to find out the results of applying decorative collage techniques using origami paper media for students at SMP Muhammadiyah 1 Medan. This study applies a collage technique using origami paper materials, especially in decorative materials. The population of this study were all seventh grade students of SMP Muhammadiyah 1 Medan, totaling 170 students, and a sample of 30 students with collage decorative works determined by the cluster sampling technique (Area Sampling). The indicators for the assessment of the work are the ability to produce attractive colors, neatness and also the composition of the collage decorative works. Data collection techniques used literature study, observation, documentation and interviews. The data analysis technique used descriptive qualitative. The results of this study indicate that the quality of the results achieved by students in the good category with an average value of 74.99.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 442, "width": 333, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Study of Application, Decoration, Collage Technique, Origami.", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 468, "width": 56, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 494, "width": 485, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses penerapan ragam hias flora dengan teknik kolase menggunakan media kertas origami pada siswa SMP Muhammadiyah 1 Medan dan juga untuk mengetahui hasil penerapan ragam hias teknik kolase menggunakan media kertas origami pada siswa SMP Muhammadiyah 1 Medan. Penelitian ini menerapkan teknik kolase menggunakan bahan kertas origami terkhususnya pada materi ragam hias. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Medan yang berjumlah 170 siswa, dan sampel yang berjumlah 30 siswa dengan hasil karya ragam hias kolase yang ditentukan dengan teknik cluster Sampling ( Area Sampling ). Indikator Penilaian karya yaitu kemampuan menghasilkan warna yang menarik, Kerapian dan juga komposisi pada karya ragam hias kolase.Teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan, observasi, dokumentasi serta wawancara. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitia ini menunjukkan bahwa kualitas hasil yang dicapai oleh siswa dalam kategori baik dengan nilai rata-rata yaitu 74,99.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 646, "width": 308, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: Studi Penerapan, Ragam Hias, Teknik Kolase, Origami.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 670, "width": 481, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright (c) 2022 Vriti Alya Vithaloka 1 , Nelson Tarigan 2  Corresponding author :", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 708, "width": 449, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Email : [email protected] ISSN 2355-1720 (Media Cetak) DOI : https://doi.org/10.24114/sejpgsd.v12i1.30681 ISSN 2407-4926 (Media Online)", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 746, "width": 317, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Received 21 Des 2022, Accepted 25 Juni 2022, Published 26 Juni 2022", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 50, "width": 325, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SCHOOL EDUCATION JOURNAL VOLUME 12 NO. 1 JUNI 2022", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 790, "width": 14, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17", "type": "Page footer" }, { "left": 452, "top": 783, "width": 85, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN`: 2407-4926", "type": "Page footer" }, { "left": 65, "top": 97, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 65, "top": 112, "width": 223, "height": 614, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Guru memiliki peran penting dalam pengembangan kreativitas siswa, sehingga guru harus dapat memilih dan memanfaatkan kesempatan belajar untuk meningkatkan kreativitas siswa. Pendidik kreatif adalah guru yang dapat menggunakan berbagai metode dalam proses belajar mengajar dan membimbing siswanya. Karya masing- masing mahasiswa begitu berbeda satu dengan lainnya karena bersumber dari imajinasi yang tentunya berbeda Setyaningrum fery dalam Hananto, Brian Alvin, (2021). Upaya mengembangkan potensi siswa di sekolah. Siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Untuk itu dituntut agar siswa memiliki kemampuan yang berbeda (kecerdasan, bakat dan kecepatan penguasaan) sehingga perlu mengelompokkan bahan hias dengan penunjang bahan ajar. Pemberian pola hias di SMP Muhammadiyah 1 Medan sering menemui kendala yaitu penggunaan metode pembelajaran klasikal yang diterapkan guru terus menerus membuat siswa jengkel, memikat mereka dalam berkarya, produk hias yang berbeda-beda, sehingga siswa cenderung malas belajar. Akhirnya, suasana kelas menjadi tidak berhasil. Seiring dengan itu alokasi waktu untuk mata pelajaran budaya dan seni cukup terbatas, tidak seperti mata pelajaran lainnya. Dari komentar tersebut, penulis menemukan bahwa pembelajaran seni budaya dengan bahan hias masih belum optimal, karena siswa kurang kreatif dalam mengaplikasikan ragam hias dan kurangnya alat dan perlengkapan materi di sekolah. Sehingga karya ragam hias yang dihasilkan oleh siswa terlalu monoton dan kurang bervariasi.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 731, "width": 222, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan permasalahan ini peneliti merasa sangat perlu membuat adanya", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 96, "width": 222, "height": 535, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perbaikan dalam peningkatan kreativitas siswa. Biasanya pembelajaran ragam hias dilakukan dengan menggunakan media cat, namun pada penelitian ini peneliti memilih salah satu media yang berbeda untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran bagi siswa melalui teknik kolase agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. penerapan pada prinsipnya cara yang dilakukan agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan (Nugroho, 2003: 158). Kolase adalah teknik melukis dan mempergunakan warna-warna kepingan batu, kaca, marmer, keramik, kayu, yang ditempelkan. Kolase merupakan bentuk gambar yang diwujudkan dengan menyusun kepingan berwarna yang diolesi lem kemudian ditempelkan pada bidang gambar (Muharram, 1992:84). Tak hanya sebagai salah satu teknik dalam kegiatan menggambar kolase juga memiliki beberapa manfaat terhadap peserta didik yaitu melatih motorikhalus, meningkatkan kreativitas, mengenal warna, mengenal bentuk, melatih konsentrasi, meningkatkan kepercayaan diri anak (Yohana, 2013:23). Melalui kegiatan menempel, diharapkan mampu meningkatkan perkembangan Motorik siswa. Dengan begitu kemampuan siswa dalam kegiatan berkarya kolase dapat melatih ketepatan dalam mengikuti pola gambar serta melatih kerapian siswa untuk menghasilkan karya yang indah. Untuk teknik kolase dalam penelitian, bahan yang akan peneliti gunakan yaitu menggunakan media kertas origami.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 655, "width": 134, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 320, "top": 670, "width": 222, "height": 91, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif Kualitatif, Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu berusaha memberikan gambaran objektif sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya (Rohidi, 2011:45).", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 50, "width": 477, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vriti Alya Vithaloka, Nelson Tarigan: Keterampilan Studi Tentang Penerapan Ragam Hias Flora Menggunakan Teknik Kolase Dengan Media Kertas Origami", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 790, "width": 14, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18", "type": "Page footer" }, { "left": 66, "top": 787, "width": 85, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN`: 2407-4926", "type": "Page footer" }, { "left": 65, "top": 96, "width": 222, "height": 440, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017 : 80). Populasi penelitian ini adalah hasil yang berjumlah 170 karya siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Medan. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan sampel adalah sebagian populasi yang diteliti yang memiliki jumlah dan karakteristik (Sugiyono, 2017:81) sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 siswa dengan hasil karya ragam hias kolase yang ditentukan dengan teknik cluster Sampling ( Area Sampling ). Penelitian ini berlokasi di SMP Muhammadiyah 1 Medan, dan dilaksanakan kurang lebih dalam waktu dua bulan yaitu dimulai pada minggu pertama bulan September 2021 sampai November 2021. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua teknik yaitu teknik pustaka ( Library Research ) dan teknik penelitian lapangan ( field research ). Dan teknik lapangan terbagi lagi menjadi 3 bagian yaitu, dokumentasi, wawancara dan observasi. Kemudian data yang didapat akan dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan membahas satu-persatu hasil karya siswa.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 557, "width": 222, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 65, "top": 588, "width": 220, "height": 170, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan dari hasil penelitian, pengumpulan data dan penelitian yang telah sudah di laksanakan di lapangan, maka peneliti dapat memperoleh dan mengumpulkan data hasil karya ragam hias flora menggunakan teknik kolase dengan media kertas origami. Terdapat 30 karya yang diamati dan dinilai oleh 3 orang ahli. Pada penelitian ini peneliti menggumpulkan karya hasil ragam hias flora dengan teknik kolase. Terdapat 3 orang Penilai yakni, Purnama", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 96, "width": 220, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "S.Pd. sebagai Penilai I, Ryan Andika Hasugian, S.Pd sebagai Penilai II, dan Nopria Martin S. Pd sebagai Penliai III.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 144, "width": 220, "height": 408, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penilaian dari penilai I dalam karya hasil ragam hias flora dengan teknik kolase oleh siswa SMP Muhammadiyah 1 Medan berada pada kategori (B) dengan jumlah nilai = 2.355 dan nilai rata-rata 78,5. kategori berkembang sangat baik (A) berjumlah 11 karya, objek yang ditempel sesuai dengan garis pinggir objek gambar, warna yang digunakan juga menarik dan harmonis, komposisi pada gambar tersusun rapi terlihat pada karya. Untuk kategori berkembang sesuai harapan (B) berjumlah 19 karya, objek yang ditempel kurang tepat pada garis pinggir objek gambar, warna yang digunakan cukup menarik dan harmonis, komposisi pada gambar tersusun cukup rapi terlihat pada karya. Sementara itu yang mendapatkan kategori mulai berkembang (C) tidak ada, dan kategori belum berkembang (D) tidak ada. Selanjutnya untuk indikator ketepatan warna yang mendapatkan kategori berkembang sangat baik (A) berjumlah 14 karya keseluruhan hasil warna yang digunakan sangat harmonis, untuk kategori berkembang sesuai harapan (B) berjumlah 16 karya.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 557, "width": 219, "height": 154, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sementara untuk kategori mulai berkembang (C) tidak ada, dan untuk kategori belum berkembang (D) tidak ada. Selanjutnya untuk indikator kerapian yang mendapatkan kategori berkembang sangat baik (A) berjumlah 12 karya, kategori berkembang sesuai harapan (B) berjumlah 18 karya. Sementara untuk kategori mulai berkembang (C) tidak ada dan untuk kategori belum berkembang (D) tidak ada.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 715, "width": 219, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya untuk indikator komposisi yang mendapatkan kategori berkembang sangat baik (A) berjumlah 13", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 51, "width": 325, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SCHOOL EDUCATION JOURNAL VOLUME 12 NO. 1 JUNI 2022", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 790, "width": 14, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19", "type": "Page footer" }, { "left": 456, "top": 784, "width": 85, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN`: 2407-4926", "type": "Page footer" }, { "left": 65, "top": 96, "width": 219, "height": 75, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "karya, kategori berkembang sesuai harapan (B) berjumlah 17 karya. Sementara untuk kategori mulai berkembang (C) tidak ada dan untuk kategori belum berkembang (D) tidak ada.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 176, "width": 219, "height": 519, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penilaian dari penilai II dalam karya hasil ragam hias flora dengan teknik kolase oleh siswa SMP Muhammadiyah 1 Medan berada pada kategori (B) dengan jumlah nilai = 2.270 dan nilai rata-rata 75,66. kategori berkembang sangat baik (A) berjumlah 10 karya, objek yang ditempel sesuai dengan garis pinggir objek gambar, warna yang digunakan juga menarik dan harmonis, komposisi pada gambar tersusun rapi terlihat pada karya. Untuk kategori berkembang sesuai harapan (B) berjumlah 20 karya, objek yang ditempel kurang tepat pada garis pinggir objek gambar, warna yang digunakan cukup menarik dan harmonis komposisi pada gambar tersusun cukup rapi terlihat pada karya . Sementara itu yang mendapatkan kategori mulai berkembang (C) tidak ada, dan kategori belum berkembang (D) tidak ada. Selanjutnya untuk indikator ketepatan warna yang mendapatkan kategori berkembang sangat baik (A) berjumlah 12 karya keseluruhan hasil warna yang digunakan sangat harmonis, untuk kategori berkembang sesuai harapan (B) berjumlah 18 karya. Sementara untuk kategori mulai berkembang (C) tidak ada, dan untuk kategori belum berkembang (D) tidak ada. Selanjutnya untuk indikator kerapian yang mendapatkan kategori berkembang sangat baik (A) berjumlah 6 karya, kategori berkembang sesuai harapan (B) berjumlah 24 karya.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 700, "width": 220, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sementara untuk kategori mulai berkembang (C) tidak ada dan untuk kategori belum berkembang (D) tidak ada. Selanjutnya untuk indikator komposisi yang", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 96, "width": 219, "height": 91, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mendapatkan kategori berkembang sangat baik (A) berjumlah 15 karya, kategori berkembang sesuai harapan (B) berjumlah 15 karya. Sementara untuk kategori mulai berkembang (C) tidak ada dan untuk kategori belum berkembang (D) tidak ada.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 192, "width": 219, "height": 566, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penilaian dari penilai III dalam karya hasil ragam hias flora dengan teknik kolase oleh siswa SMP Muhammadiyah 1 Medan berada pada kategori (B) dengan jumlah nilai = 2.358 dan nilai rata-rata 78,5. kategori berkembang sangat baik (A) berjumlah 11 karya, objek yang ditempel sesuai dengan garis pinggir objek gambar, warna yang digunakan juga menarik dan harmonis, komposisi pada gambar tersusun rapi terlihat pada karya. Untuk kategori berkembang sesuai harapan (B) berjumlah 19 karya, objek yang ditempel kurang tepat pada garis pinggir objek gambar, warna yang digunakan cukup menarik dan harmonis, komposisi pada gambar tersusun cukup rapi terlihat pada karya Sementara itu yang mendapatkan kategori mulai berkembang (C) tidak ada, dan kategori belum berkembang (D) tidak ada. Selanjutnya untuk indikator ketepatan warna yang mendapatkan kategori berkembang sangat baik (A) berjumlah 14 karya keseluruhan hasil warna yang digunakan sangat harmonis, untuk kategori berkembang sesuai harapan (B) berjumlah 16 karya. Sementara untuk kategori mulai berkembang (C) tidak ada, dan untuk kategori belum berkembang (D) tidak ada. Selanjutnya untuk indikator kerapian yang mendapatkan kategori berkembang sangat baik (A) berjumlah 12 karya, kategori berkembang sesuai harapan (B) berjumlah 18 karya. Sementara untuk kategori mulai berkembang (C) tidak ada dan untuk kategori belum berkembang (D) tidak ada. Selanjutnya untuk indikator komposisi yang", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 50, "width": 477, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vriti Alya Vithaloka, Nelson Tarigan: Keterampilan Studi Tentang Penerapan Ragam Hias Flora Menggunakan Teknik Kolase Dengan Media Kertas Origami", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 790, "width": 14, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20", "type": "Page footer" }, { "left": 66, "top": 787, "width": 85, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN`: 2407-4926", "type": "Page footer" }, { "left": 65, "top": 96, "width": 218, "height": 91, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mendapatkan kategori berkembang sangat baik (A) berjumlah 10 karya, kategori berkembang sesuai harapan (B) berjumlah 20 karya. Sementara untuk kategori mulai berkembang (C) tidak ada dan untuk kategori belum berkembang (D) tidak ada.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 192, "width": 222, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penilaian dari penilai I, II, III dalam menggambar karya ragam hias denga teknik kolase berada pada kategori B (berkembang sesuai harapan) dengan jumlah nilai = 6.625,74 dan nilai rata-rata 74,99.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 287, "width": 155, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Karya Ahmad Faatih Wina", "type": "Section header" }, { "left": 65, "top": 433, "width": 218, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan analisis data yang telah dijelaskan, maka dapat ditarik kesimpulan data yang diperoleh pada karya no 1 mencapai kategori berkembang sangat baik (A).", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 517, "width": 172, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Karya Ahmad Ryuzaki Siregar", "type": "Section header" }, { "left": 65, "top": 661, "width": 216, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan analisis data yang dijelaskan diatas, dapat ditarik kesimpulan data yang diperoleh pada karya no 2 mencapai kategori baik (B).", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 96, "width": 177, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Karya Ahmad Siddiq Albukhori", "type": "List item" }, { "left": 320, "top": 251, "width": 216, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan analisis data yang telah dijelaskan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan data yang diperoleh pada karya no 3 mencapai kategori baik (B).", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 330, "width": 156, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Karya Aini Amalia Husnah", "type": "Section header" }, { "left": 320, "top": 482, "width": 216, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan analisis data yang telah dijelaskan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan data yang diperoleh pada karya no 4 mencapai kategori baik (B).", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 561, "width": 176, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Karya Aleandra Syafira Samura", "type": "Section header" }, { "left": 320, "top": 703, "width": 223, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan analisis data yang telah dijelaskan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan data yang diperoleh pada karya no 5 mencapai kategori sangat baik (A).", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 51, "width": 325, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SCHOOL EDUCATION JOURNAL VOLUME 12 NO. 1 JUNI 2022", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 790, "width": 14, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "21", "type": "Page footer" }, { "left": 456, "top": 784, "width": 85, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN`: 2407-4926", "type": "Page footer" }, { "left": 65, "top": 96, "width": 125, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Karya Alvaro Jabbar", "type": "Section header" }, { "left": 65, "top": 240, "width": 223, "height": 91, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan indikator penilaian, hasil karya pada gambar no 6 mendapatkan rata- rata 78 dari ketiga penilai dengan indikator warna sudah menunjukkan warna yang banyak dan terlihat menarik. Untuk indikator kerapian sudah terlihat kerapiannya.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 336, "width": 223, "height": 106, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya untuk indikator komposisi sudah terlihat sesuai dengan gambar. Berdasarkan studi membuat karya ragam hias dengan teknik kolase dari warna pada karya sudah terlihat menarik dan harmonis, karya no 6 terlihat menggunakan kombinasi warna yang cukup banyak sehingga terlihat unik.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 463, "width": 122, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. Karya Amira Saqifa", "type": "List item" }, { "left": 65, "top": 607, "width": 223, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan analisis data yang telah dijelaskan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan data yang diperoleh pada karya no 7 mencapai kategori baik (B).", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 96, "width": 133, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8. Karya Andra Novanda", "type": "Table" }, { "left": 320, "top": 237, "width": 224, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan analisis data yang telah dijelaskan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan data yang diperoleh pada karya no 8 mencapai kategori baik (B).", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 316, "width": 165, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9. Karya Aninda Kirana Siregar", "type": "Section header" }, { "left": 320, "top": 459, "width": 224, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan analisis data yang telah dijelaskan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan data yang diperoleh pada karya no 9 mencapai kategori baik (B).", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 539, "width": 224, "height": 203, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10. Karya Aninda Kirana Siregar Berdasarkan analisis data yang telah dijelaskan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan data yang diperoleh pada karya no 10 mencapai kategori baik (B).", "type": "Table" }, { "left": 65, "top": 50, "width": 477, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vriti Alya Vithaloka, Nelson Tarigan: Keterampilan Studi Tentang Penerapan Ragam Hias Flora Menggunakan Teknik Kolase Dengan Media Kertas Origami", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 790, "width": 14, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "22", "type": "Page footer" }, { "left": 66, "top": 787, "width": 85, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN`: 2407-4926", "type": "Page footer" }, { "left": 65, "top": 96, "width": 183, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11. Karya Aqilah Marzuqoh Amir", "type": "Section header" }, { "left": 65, "top": 240, "width": 224, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan analisis data yang telah dijelaskan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan data yang diperoleh pada karya no 11 mencapai kategori baik (B).", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 320, "width": 189, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12. Karya Arfah Hamdani Pasaribu", "type": "Section header" }, { "left": 65, "top": 464, "width": 224, "height": 58, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan analisis data yang telah dijelaskan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan data yang diperoleh pada karya no 12 mencapai kategori baik (B).", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 543, "width": 186, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13. Karya Arifin Hidayati Nur Faizi", "type": "Section header" }, { "left": 65, "top": 685, "width": 211, "height": 58, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan analisis data yang telah dijelaskan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan data yang diperoleh pada karya no 13 mencapai kategori sangat baik (A).", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 112, "width": 172, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14. Karya Athaya Nafisah Fadlin", "type": "List item" }, { "left": 320, "top": 256, "width": 217, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan analisis data yang telah dijelaskan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan data yang diperoleh pada karya no 14 mencapai kategori baik (B).", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 336, "width": 158, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15. Karya Aulia Zahrah Purba", "type": "Section header" }, { "left": 320, "top": 479, "width": 220, "height": 58, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan analisis data yang telah dijelaskan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan data yang diperoleh pada karya no 15 mencapai kategori baik (B).", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 564, "width": 67, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 320, "top": 580, "width": 222, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses pembelajaran seni rupa ragam hias dengan teknik kolase menggunakan kertas origami dapat meningkatkan", "type": "Table" }, { "left": 320, "top": 627, "width": 222, "height": 122, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "semanagat berkarya siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Medan dalam ruang lingkup seni budaya pada umumnya, karena proses pembuatan seni ragam hias flora ini sangat menarik dan banyak diminati oleh siswa SMP Muhammadiyah 1 Medan. Kualitas hasil yang dicapai oleh siswa ini cukup memuaskan, apalagi dalam kalangan", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 51, "width": 325, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SCHOOL EDUCATION JOURNAL VOLUME 12 NO. 1 JUNI 2022", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 790, "width": 14, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "23", "type": "Page footer" }, { "left": 456, "top": 784, "width": 85, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN`: 2407-4926", "type": "Page footer" }, { "left": 65, "top": 96, "width": 222, "height": 75, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelajar SMP ini dengan pahaman ilmu tentang pembelajaran kolase ini, sehingga dalam waktu penelitian yang sesingkat ini para siswa mendapatkan pengalaman materi tentang pembelajaran kolase ini.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 192, "width": 115, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 65, "top": 208, "width": 220, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nugroho, Riant. 2011 . Public Policy:", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 223, "width": 191, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dinamika kebijakan: Formulasi,", "type": "List item" }, { "left": 65, "top": 239, "width": 220, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Implementasi . Semarang: Cipta Prima. Rohendi, Rohidi, Tjetjep. 2011. Metode Penelitian Seni . Semarang: Cipta Prima.", "type": "List item" }, { "left": 65, "top": 303, "width": 220, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setyaningrum, Fery. 2021) Ragam Hias Motif Batik Melalui Relief Flora Candi Borobudur Pada Mahasiswa PGSD FKIP UAD . Medan: SEJ ( School Education Journal ). 11 (4), 385-390.", "type": "List item" }, { "left": 65, "top": 382, "width": 219, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sugiyono. 2010. Metode Penelitian", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 398, "width": 191, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 414, "width": 191, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kualitatif, dan R&D. Bandung:", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 430, "width": 44, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alfabeta", "type": "List item" }, { "left": 65, "top": 446, "width": 222, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widia, Endang. 2016. Mengisi Pola Gambar", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 461, "width": 200, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan Teknik Kolase Melalui Metode", "type": "Table" }, { "left": 87, "top": 477, "width": 200, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberian Tugas Pada Peserta Didik", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 493, "width": 200, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Paud Negeri Pembinan Kecamata Rengat Barat . Medan: SEJ ( School", "type": "List item" }, { "left": 87, "top": 525, "width": 128, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Education Journal ). 6 (1).", "type": "Text" } ]
46e56ce8-8ca7-83e0-4d2b-1a1a2b3b7dd5
http://jurnal.bsi.ac.id/index.php/imtechno/article/download/73/12
[ { "left": 85, "top": 31, "width": 272, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "IMTechno: Journal of Industrial Management and Technology Volume 1 No. 1 Januari 2020 ISSN: 0000-0000", "type": "Page header" }, { "left": 533, "top": 770, "width": 8, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 396, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.", "type": "Page footer" }, { "left": 160, "top": 88, "width": 310, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perancangan Program Penjualan Sparepart Mobil", "type": "Section header" }, { "left": 248, "top": 116, "width": 127, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Budi Supriyadi 1 , Sanggayasa 2", "type": "Text" }, { "left": 209, "top": 139, "width": 208, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1,2 Universitas Bina Sarana Informatika e-mail: 1 [email protected], 2 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 186, "width": 456, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak - Perkembangan teknologi berkembang sangat pesat. Pemanfaatan teknologi sangatlah penting untuk kemajuan suatu perusahaan, pada saat ini teknolgi dimanfaatkan untuk mebantu mempermudah pekerjaan manusia. Banyak perusahaan yang saat ini masih menggunakan sistem konvensional. Untuk itu dibutuhkan adanya suatu program aplikasi untuk menunjang kegiatan usahanya sehingga dapat meningkatkan pelayanan kepada para pelanggannya. Melihat permasalahan yang terjadi, penulis tertarik melakukan Penelitian mengenai Perancangan Program Penjualan Sparepart. Dealer merupakan perusahaan yang bergerak di bidang automotif. Sistem penjualan pada yang dimulai dari pengolahan data barang, pengolahan pelanggan, dan pengolahan data transaksi, hingga keluaran (output) yang berupa laporan untuk setiap bulannya masih menggunakan program yang sangat sederhana. dengan sistem komputerisasi yang telah diperbaiki maka akan dapat menunjang aktivitas-aktivitas usaha menjadi lebih efektif dan efisien, data-data transaksi menjadi lebih terorganisir, dan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pengolahan data menjadi lebih kecil.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 288, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Perancangan Program, Dealer, Penjualan Sparepart Mobil.", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 359, "width": 456, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract - The development of technology is growing very rapidly. The use of technology is very important for the progress of a company, at this time technology is used to help facilitate human work. Many companies currently use conventional systems. For that we need an application program to support business activities so that it can improve services to its customers. For this reason, the author tries to make research on spare parts sales program design. Dealer is a company engaged in the automotive sector. The sales system, starting from processing goods data, customer processing, and transaction data processing, to output in the form of reports for each month still uses a very simple program. With a computerized system that has been improved, it will be able to support business activities to be more effective and efficient, transaction data becomes more organized, and the possibility of errors in data processing is smaller.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 485, "width": 245, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Program Design, Dealer, Car Spare Parts Sales.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 508, "width": 84, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 531, "width": 215, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perkembangan teknologi berkembang sangat pesat. Pemanfaatan teknologi sangatlah penting untuk kemajuan suatu perusahaan, dalam hal ini komputer merupakan produk tercanggih yang dibuat oleh manusia untuk meringankan pekerjaannya. Banyak perusaan yang memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan usahanya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 215, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kasus yang penulis teliti adalah mengenai penjualan sparepart yang masih menggunakan program yang sangat sederhana sehingga mengakibatkan prosedur yang ada tidak berjalan dengan semestinya, terutama dalam melakukan pengolahan data barang, data transaksi penjualannya maupun pelanggan, sehingga hasil yang didapat kurang maksimal. Berdasarkan penjelasan diatas penulis tertarik untuk mengangkat masalahan tersebut. dengan adanya sistem yang terkomputerisasi saat ini penulis berharap perusahaan mendapatkan hasil yang seoptimal mungkin, sehingga tidak lagi", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 508, "width": 215, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terjadi kesalahan-kesalahan dalam menjalankan usahanya.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 542, "width": 112, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 565, "width": 115, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Observasi ( Obsevation )", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 576, "width": 215, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung agar memperoleh beberapa data mengenai kegiatan penjualan sparepart", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 621, "width": 115, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Wawancara ( Interview )", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 632, "width": 216, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wwancara dilakukan dengan menanyakan secara langsung kepada kepala bengkel untuk mendapatkan data untuk menunjang penelitian", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 676, "width": 155, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Studi Pustaka ( Library Research )", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 687, "width": 216, "height": 64, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Studi Pustakan dilakukan dengan membaca beberapa buku, seperti buku pemrograman, dan beberapa literatur lainnya dengan tujuan agar memperoleh bahan mengei sistem yang baik serta pengimplementasiannya dalam sistem yang sedang berjalan.", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 38, "width": 377, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "IMTechno: Journal of Industrial Management and Technology, Volume 1 No. 1 Januari 2020 E-ISSN 0000-0000", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 797, "width": 168, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://jurnal.bsi.ac.id/index.php/imtechno", "type": "Page footer" }, { "left": 529, "top": 797, "width": 12, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 134, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 111, "width": 147, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Spesifikasi Dokumen A. Spesifikasi Dokumen Masukan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 134, "width": 77, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Data Sparepart", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 145, "width": 215, "height": 630, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nama Dokumen : Data Sparepart Fungsi : Untuk menambah atau menunjukkan jenis sparepart yang tersedia Sumber : Bagian Sparepart Tujuan : Admin Media : Kertas Jumlah : Satu Lembar Frekuensi : Setiap ada penambahan sparepart Bentuk : Lampiran A.1 2) Data Pelanggan Nama Dokumen : Data Pelanggan Fungsi : Untuk menambah atau menunjukkan data pelanggan Sumber : Calon pelanggan Tujuan : Admin Media : Kertas Jumlah : Satu lembar Frekuensi : Setiap adanya proses pendaftaran pelanggan Bentuk : Lampiran A.2 3) Data Karyawan Nama Dokumen : Data Karyawan Fungsi : Untuk menambah atau menunjukkan data karyawan Sumber : Calon Karyawan Tujuan : Admin Media : Kertas Jumlah : Satu Lembar Frekuensi : Setiap adanya proses penerimaan karyawan baru Bentuk : Lampiran A.3 B. Spesifikasi Dokumen Keluaran 1) Struk Penjualan Nama Dokumen : Struk Penjualan Fungsi : Sebagai Bukti Transaksi Penjualan Sumber : Kasir Tujuan : Pelanggan Media : Kertas Jumlah : Satu lembar Frekuensi : Setiap terjadi transaksi penjualan Bentuk : Lampiran B.1 2) Kartu Pelanggan Nama Dokumen : Kartu Pelanggan Fungsi : Sebagai identitas pelanggan Sumber : Kasir Tujuan : Pelanggan Media : Kertas Jumlah : Satu Lembar Frekuensi : Setiap Bulan", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 87, "width": 215, "height": 654, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bentuk : Lampiran B.2 3) Laporan Data Sparepart Nama Dokumen : Laporan Data Sparepart Fungsi : Untuk mengetahui persediaan sparepart yang ada Sumber : Admin Tujuan : Kepala Cabang Media : Kertas Jumlah : Satu lembar Frekuensi : Setiap Bulan Bentuk : Lampiran B.3 4) Laporan Data Pelanggan Nama Dokumen : Laporan Data Pelanggan Fungsi : Untuk mengetahui pelanggan atau mitra. Sumber : Admin Tujuan : Kepala Cabang Media : Kertas Jumlah : Satu lembar Frekuensi : Setiap Bulan Bentuk : Lampiran B.4 5) Laporan Data Karyawan Nama Dokumen : Laporan Data Karyawan Fungsi : Sebagai laporan identitas karyawan Sumber : Admin Tujuan : Kepala Cabang Media : Kertas Jumlah : Satu Lembar Frekuensi : Setiap Bulan Bentuk : Lampiran B.5 6) Laporan Penjualan Per-Tanggal Nama Dokumen : Laporan Penjualan Per Tanggal Fungsi : Untuk mengetahui pendapatan per tanggal Sumber : Kasir Tujuan : Kepala Cabang Media : Kertas Jumlah : Satu lembar Frekuensi : Setiap periode Bentuk : Lampiran B.6 7) Laporan Penjualan Per Bulan Nama Dokumen : Laporan Penjualan Per Bulan Fungsi : Untuk mengetahui pendapatan selama sebulan Sumber : Kasir Tujuan : Kepala Cabang Media : Kertas Jumlah : Satu lembar Frekuensi : Setiap akhir bulan Bentuk : Lampiran B.7 2. Normalisasi File", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 743, "width": 215, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Normalisasi yang ada dalam rancangan program penjualan sparepat sebagai berikut : A. Bentuk Tidak Normal ( UnNormalized Form )", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 38, "width": 377, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "IMTechno: Journal of Industrial Management and Technology, Volume 1 No. 1 Januari 2020 E-ISSN 0000-0000", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 797, "width": 168, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://jurnal.bsi.ac.id/index.php/imtechno", "type": "Page footer" }, { "left": 529, "top": 797, "width": 12, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 96, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Hasil Penelitian", "type": "Caption" }, { "left": 133, "top": 261, "width": 119, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Bentuk Tidak Normal", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 283, "width": 136, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Bentuk Normal Kesatu ( INF )", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 558, "width": 96, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Hasil Penelitian", "type": "Caption" }, { "left": 129, "top": 579, "width": 123, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Bentuk Normal Kesatu", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 601, "width": 54, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan:", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 610, "width": 88, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Candidate Key", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 636, "width": 135, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C. Bentuk Normal Kedua ( 2NF )", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 282, "width": 96, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Hasil Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 303, "width": 201, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Bentuk Normal Kedua Keterangan: * Primary Key One to One ** Foreign Key One to Many D. Bentuk Normal Ketiga ( 3NF )", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 629, "width": 96, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Hasil Penelitian", "type": "Caption" }, { "left": 326, "top": 650, "width": 216, "height": 123, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Bentuk Normal Ketiga Keterangan : * Primary Key One to One ** Foreign Key One to Many 3. Spesifikasi File Spesifikasi file yang digunakan dalam perancangan program penjualan sparepart ini, penulis membuat satu file database yaitu db_sparepart.dbc yang terdiri dari:", "type": "Table" }, { "left": 165, "top": 38, "width": 377, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "IMTechno: Journal of Industrial Management and Technology, Volume 1 No. 1 Januari 2020 E-ISSN 0000-0000", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 797, "width": 168, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://jurnal.bsi.ac.id/index.php/imtechno", "type": "Page footer" }, { "left": 529, "top": 797, "width": 12, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 192, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Spesifikasi File Sparepart Nama File : Data Sparepart Fungsi File : Mengetahui data sparepart Akronim : tb_sparepart.dbf Tipe File : File Master Panjang Record : 49 byte Akses File : Random", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 168, "width": 150, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Organisasi File : Index Sequential", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 179, "width": 114, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Media File : Hardisk Kunci Field", "type": "Table" }, { "left": 157, "top": 191, "width": 44, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ": kd_spart", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 202, "width": 215, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Software : Microsoft Visual Foxpro 9.0 B. Spesifikasi File Pelanggan Nama File : Data Pelanggan Fungsi File : Untuk menyimpan data pelanggan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 271, "width": 153, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akronim File : tb_pelanggan.dbf Tipe File : File Master Panjang Record : 81 byte Organisasi File : Index Sequential", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 317, "width": 120, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akses File : Random Media File : Harddisk Kunci Field : kd_plgn Software", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 352, "width": 215, "height": 89, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ": Microsoft Visual Foxpro 9.0 C. Spesifikasi File Karyawan Nama File : Data Karyawan Fungsi File : Untuk menyimpan data karyawan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 444, "width": 151, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akronim File : tb_karyawan.dbf Tipe File : File Master Panjang Record : 88 byte Organisasi File : Index Sequential Akses File : Random", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 51, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Media File", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 120, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ": Harddisk Kunci Field", "type": "Table" }, { "left": 157, "top": 513, "width": 40, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ": id_kary", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 524, "width": 43, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Software", "type": "Table" }, { "left": 157, "top": 524, "width": 128, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ": Microsoft Visual Foxpro 9.0", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 547, "width": 215, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "D. Spesifikasi File Penjualan Nama File : Penjualan Fungsi File : Untuk menyimpan data transaksi penjualan Akronim : tb_penjualan.dbf Tipe File", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 605, "width": 150, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ": File Transaksi Panjang Record : 55 byte Akses File : Random Organisasi File : Index Sequential Media File : Harddisk Kunci Field : notrans", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 674, "width": 200, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Software : Microsoft Visual Foxpro 9.0", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 697, "width": 108, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E. Spesifikasi Detail Jual", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 215, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nama File : detailjual Fungsi File : Untuk menyimpan data transaksi penjualan Akronim File : tb_detailjual.dbf Tipe File : File Transaksi Panjang Record : 34 byte", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 87, "width": 200, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Organisasi File : Index Sequential Akses File : Random Media File : Harddisk Kunci Field : - Software : Microsoft Visual Foxpro 9.0", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 168, "width": 79, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Struktur Kode", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 179, "width": 215, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun struktur kode yang diusulkan oleh penulis pada perancangan program ini antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 214, "width": 117, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Kode Barang Panjang : 5 digit Tipe : Karakter", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 248, "width": 184, "height": 123, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bentuk: X 9 9 9 X No Urut Barang Inisial Nama Barang Contoh: K 0 0 O 1", "type": "Picture" }, { "left": 326, "top": 382, "width": 179, "height": 241, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan: KO = Inisial Nama Barang (Kompas) 001 = No Urut Barang (001) b. Kode Pelanggan Panjang : 4 digit Tipe : Karakter Bentuk : 9 9 9 X No Urut Pelanggan Nama Pelanggan Contoh: 1 0 0 R Keterangan: R", "type": "Picture" }, { "left": 326, "top": 614, "width": 154, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= Nama Pelanggan (Robik) 01 = No Urut Pelanggan c. Kode Pesanan Panjang : 10 Digit Tipe : Karakter Bentuk :", "type": "Table" }, { "left": 165, "top": 38, "width": 377, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "IMTechno: Journal of Industrial Management and Technology, Volume 1 No. 1 Januari 2020 E-ISSN 0000-0000", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 797, "width": 168, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://jurnal.bsi.ac.id/index.php/imtechno", "type": "Page footer" }, { "left": 529, "top": 797, "width": 12, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 42, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Contoh :", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 197, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P O 8 1 1 0 1 1 1 0 Keterangan :", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 133, "width": 124, "height": 101, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PO = Purchasing Order 11 = Tahun 08 = Bulan 11 = Tanggal 01 = Nomer Urut d. Kode Perkiraan Panjang : 4 Digit Tipe : Karakter", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 236, "width": 90, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bentuk: 9 9 9 9", "type": "Picture" }, { "left": 187, "top": 288, "width": 104, "height": 49, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis Perkiraan Sub Golongan Perkiraan Golongan Perkiraan Kelompok Perkiraan", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 342, "width": 39, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Contoh:", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 362, "width": 90, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 1 1 1", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 385, "width": 77, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan : 1= Aktiva 1= Aktiva Lancar 1= Kas 1= Kas Kecil", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 454, "width": 64, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Kode Jurnal", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 465, "width": 39, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Panjang", "type": "Table" }, { "left": 157, "top": 465, "width": 38, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ": 8 Digit", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 477, "width": 117, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tipe : Karakter Bentuk :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 516, "width": 187, "height": 215, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X 9 9 X 9 9 9 9 Tahun Bulan Nama Jurnal Contoh: 1 0 P J 0 1 2 0 Keterangan : JP = Nama Jurnal (Jurnal Penjualan) 01 = Bulan 2010 = Tahun f. No Nota Panjang : 10 Digit Tipe : Karakter", "type": "Picture" }, { "left": 326, "top": 87, "width": 38, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bentuk :", "type": "Picture" }, { "left": 326, "top": 177, "width": 42, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Contoh :", "type": "Caption" }, { "left": 334, "top": 206, "width": 188, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "N T 8 1 2 0 1 1 1 0", "type": "Picture" }, { "left": 326, "top": 223, "width": 119, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan : NT = Nama Nota (NT) 11 = Tahun 08 = Bulan 12 = Tanggal 01 = No.Urut", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 303, "width": 104, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Spesifikasi Program", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 315, "width": 215, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Spesifikasi program berisi tentang program yang penulis buat, menggambarkan proses yang ada dalam program. Berikut ini adalah gambaran tentang menu utama program dalam bentuk Hierarchy Input Proses Output (HIPO) :", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 602, "width": 96, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Hasil Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 623, "width": 170, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. Hirarki Input Proses Output (HIPO)", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 645, "width": 215, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Spesifikasi program bersumber dari data- data yang telah dibuat, yaitu data barang, data karyawan, data pelanggan dan data penjualan. Tujuan dari spesifikasi program ini dibuat adalah untuk mempermudah kita menjalankan program tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 714, "width": 215, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun penjelasan mengenai spesifikasi program penjualan Sparepart sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 107, "width": 201, "height": 674, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Spesifikasi Menu Login Nama Program : Menu Login Akronim Program : f_login.scx X 9 9 X 9 9 9 9 Bulan Tahun Nama Pesanan 9 9 Tanggal No Urut", "type": "Picture" }, { "left": 165, "top": 38, "width": 377, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "IMTechno: Journal of Industrial Management and Technology, Volume 1 No. 1 Januari 2020 E-ISSN 0000-0000", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 797, "width": 168, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://jurnal.bsi.ac.id/index.php/imtechno", "type": "Page footer" }, { "left": 529, "top": 797, "width": 12, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 215, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fungsi : Untuk masuk ke aplikasi penjualan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 110, "width": 36, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 122, "width": 161, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Input Id_Karyawan dan Password", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 133, "width": 215, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Jika proses input Id_Karyawan dan Password salah maka program akan memberikan 3 (tiga) kali kesempatan dan akan keluar Messagebox ”maaf kode tidak ditemukan, kesempatan input lagi” dan jika terjadi kesalahan 3 (tiga) kali maka akan keluar dari aplikasi", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 202, "width": 215, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Menu utama akan tampil jika Id_Karyawan dan password sesuai dengan password program.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 248, "width": 215, "height": 78, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Spesifikasi Menu Utama Nama program : Menu Utama Akronim : f_menu.mnx Fungsi : Untuk menampilkan seluruh menu pilihan pada aplikasi program penjualan Sparepart Proses", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 329, "width": 186, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses : Pada Menu Utama terdapat 4 pilihan menu:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 352, "width": 77, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Menu Master", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 363, "width": 215, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada Menu Master terdapat tiga sub menu pilihan, yaitu: Data Sparepart, Data Pelanggan, dan Data Karyawan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 398, "width": 89, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Menu Transaksi", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 409, "width": 215, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada Menu Transaksi terdapat satu sub menu pilihan, yaitu: Transaksi Penjualan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 432, "width": 83, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Menu Laporan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 444, "width": 215, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada Menu Laporan terdapat lima menu pilihan yaitu: Laporan Data Sparepart, Laporan Data Pelanggan, Laporan Data Karyawan, Laporan Penjualan Per Tanggal, dan Laporan Penjualan Per bulan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 89, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Menu Informasi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 513, "width": 215, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada menu ini terdapat dua sub menu pilihan yaitu : About Me dan Help . e. Keluar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 547, "width": 215, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada menu keluar terdapat dua sub menu pilihan yaitu : Ganti User dan Tutup Aplikasi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 582, "width": 215, "height": 90, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C. Spesifikasi Data Sparepart Nama Program : Data Sparepart Akronim Program : f_sparepart.scx Fungsi : Untuk menampilkan data sparepart Proses : a. Pilih Add untuk menambah data sparepart b. Pilih Find untuk mencari data sparepart", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 674, "width": 215, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Pilih Edit untuk memperbaiki data sparepart yang telah di input", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 697, "width": 209, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Pilih Delete untuk menghapus data sparepart", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 215, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Pilih Save untuk menyimpan data sparepart yang baru", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 732, "width": 215, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. Pilih Cancel untuk membatalkan penginputan data", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 755, "width": 215, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "g. Pilih Add Stock untuk menambah stok sparepart", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 87, "width": 215, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "h. Pilih Exit untuk keluar dari form data sparepart", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 110, "width": 215, "height": 90, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "D. Spesifikasi Data Pelanggan Nama Program : Data Pelanggan Akronim Program : f_pelanggan.scx Fungsi : Untuk menampilkan data pelanggan Proses : a. Pilih Add untuk menambah data pelanggan baru", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 202, "width": 188, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Pilih Cancel untuk membatalkan proses", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 214, "width": 215, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Pilih Delete untuk menghapus data pelanggan d. Pilih Edit untuk memperbaiki data pelanggan yang telah di input", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 248, "width": 215, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Pilih Save untuk menyimpan data pelanggan yang baru", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 271, "width": 192, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. Pilih Find untuk mencari data pelanggan", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 283, "width": 215, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "g. Pilih Print Card untuk mencetak kartu pelanggan", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 306, "width": 215, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "h. Pilih Exit untuk keluar dari form data pelanggan", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 340, "width": 215, "height": 90, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E. Spesifikasi Data Karyawan Nama Program : Data Karyawan Akronim Program : f_karyawan.scx Fungsi : Untuk menampilkan data karyawan Proses : a. Pilih Add untuk menambah data karyawan baru", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 432, "width": 188, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Pilih Cancel untuk membatalkan proses", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 444, "width": 215, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Pilih Edit untuk memperbaiki data karyawan yang telah di input", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 467, "width": 215, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Pilih Delete untuk menghapus data karyawan e. Pilih Save untuk menyimpan data karyawan yang baru", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 502, "width": 215, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. Pilih Find untuk mencari data karyawan g. Pilih Exit untuk keluar dari form data karyawan", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 547, "width": 215, "height": 102, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "F. Spesifikasi Data Transaksi Penjualan Nama Program : Transaksi Penjualan Akronim Program : f_trans.scx Fungsi : Untuk menampilkan data transaksi Proses : a. Pilih Add untuk menginput transaksi penjualan b. Pilih Browse untuk menampilkan data sparepart", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 651, "width": 215, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Pilih Ok untuk menambah barang yang akan dibeli", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 674, "width": 199, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Pilih Cancel untuk membatalkan transaksi", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 686, "width": 215, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Pilih Save untuk menyimpan transaksi dan mencetak struk penjualan", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 709, "width": 197, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. Pilih Exit untuk keluar dari form transaksi", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 732, "width": 204, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "G. Spesifikasi Laporan Data Sparepart Nama Program : Laporan Data Sparepart Akronim Program : f_lapspart.scx Fungsi : Untuk mencetak laporan data sparepart", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 38, "width": 377, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "IMTechno: Journal of Industrial Management and Technology, Volume 1 No. 1 Januari 2020 E-ISSN 0000-0000", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 797, "width": 168, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://jurnal.bsi.ac.id/index.php/imtechno", "type": "Page footer" }, { "left": 529, "top": 797, "width": 12, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 36, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses :", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 99, "width": 197, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Pilih Preview untuk menampilkan data sparepart", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 122, "width": 197, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Pilih Exit untuk keluar dari form laporan data sparepart", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 156, "width": 215, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H. Spesifikasi Laporan Data Pelanggan Nama Program : Laporan Data Pelanggan Akronim Program : f_lap_plgn.scx Fungsi Program :Untuk mencetak bentuk tampilan dari proses pengolahan data pelanggan Proses :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 225, "width": 215, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Klik Preview untuk menampilkan laporan data pelanggan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 248, "width": 215, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Klik Exit untuk keluar dari form laporan data pelanggan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 283, "width": 215, "height": 101, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "I. Spesifikasi Laporan Data Karyawan Nama Program : Laporan Data Karyawan Akronim Program : f_lap_kary.scx Fungsi Program : Untuk mencetak bentuk tampilan dari proses pengolahan data karyawan Proses : a. Klik Preview untuk menampilkan laporan data karyawan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 386, "width": 215, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Klik Exit untuk keluar dari form laporan data karyawan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 421, "width": 193, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "J. Spesifikasi Laporan Penjualan Per Tanggal", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 432, "width": 215, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nama Program : Laporan Penjualan per Tanggal Akronim Program : f_tanggal.scx Fungsi : Untuk mencetak laporan penjualan per Tanggal", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 490, "width": 121, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses : a. Pilih Tanggal Transaksi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 513, "width": 215, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Pilih cetak ke layar untuk menampilkan ke layar atau pilih cetak ke printer", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 536, "width": 169, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Klik tombol cetak untuk mencetak.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 547, "width": 215, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Klik tombol Exit untuk keluar dari form laporan penjualan per tanggal", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 582, "width": 215, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "K. Spesifikasi Program Laporan Penjualan Per Bulan Nama Program : Laporan Transaksi per Bulan Akronim Program : f_laporan.scx Fungsi : Untuk mencetak", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 651, "width": 150, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "laporan transaksi perbulan Proses : a. Pilih bulan dan tahun transaksi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 686, "width": 215, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Pilih cetak ke layar untuk menampilkan ke layar atau pilih cetak ke printer", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 169, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Klik tombol cetak untuk mencetak.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 720, "width": 215, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Klik tombol Exit untuk keluar dari form", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 732, "width": 120, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "laporan penjualan per bulan", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 87, "width": 215, "height": 147, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "L. Spesifikasi About me Nama Program : About me Akronim Program : f_aboutme.scx Fungsi : Untuk mengetahu informasi pembuat program Proses : - M. Spesifikasi Help Nama Program : Help Akronim Program : f_help.scx Fungsi : Untuk membantu user menggunakan program Proses : -", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 248, "width": 102, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Program Flowchart", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 271, "width": 125, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Flowchart Program Login", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 582, "width": 96, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Hasil Penelitian", "type": "Caption" }, { "left": 365, "top": 603, "width": 133, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6. Flowchart Program Login", "type": "Caption" }, { "left": 165, "top": 38, "width": 377, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "IMTechno: Journal of Industrial Management and Technology, Volume 1 No. 1 Januari 2020 E-ISSN 0000-0000", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 797, "width": 168, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://jurnal.bsi.ac.id/index.php/imtechno", "type": "Page footer" }, { "left": 529, "top": 797, "width": 12, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 115, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Flowchart Menu Utama", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 362, "width": 96, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Hasil Penelitian", "type": "Caption" }, { "left": 127, "top": 383, "width": 126, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 7. Flowchart Menu Utama", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 123, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "D. Flowchart Data Sparepart", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 676, "width": 96, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Hasil Penelitian", "type": "Caption" }, { "left": 124, "top": 697, "width": 132, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 8. Flowchart Data Sparepart", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 87, "width": 126, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E. Flowchart Data Pelanggan", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 363, "width": 96, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Hasil Penelitian", "type": "Caption" }, { "left": 364, "top": 384, "width": 135, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 9. Flowchart Data Pelanggan", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 405, "width": 124, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "F. Flowchart Data Karyawan", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 677, "width": 96, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Hasil Penelitian", "type": "Caption" }, { "left": 362, "top": 698, "width": 139, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 10. Flowchart Data Karyawan", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 38, "width": 377, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "IMTechno: Journal of Industrial Management and Technology, Volume 1 No. 1 Januari 2020 E-ISSN 0000-0000", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 797, "width": 168, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://jurnal.bsi.ac.id/index.php/imtechno", "type": "Page footer" }, { "left": 529, "top": 797, "width": 12, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 124, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "G. Flowchart Data Transaksi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 358, "width": 96, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Hasil Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 379, "width": 140, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 11. Flowchart Data Transaksi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 401, "width": 161, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H. Flowchart Laporan Data Sparepart", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 599, "width": 96, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Hasil Penelitian", "type": "Caption" }, { "left": 106, "top": 619, "width": 168, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 12. Flowchart Laporan Data Sparepart", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 642, "width": 160, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "I. Flowchart Laporan Data Pelanggan", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 258, "width": 96, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Hasil Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 346, "top": 279, "width": 171, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 13. Flowchart Laporan Data Pelanggan", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 301, "width": 160, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "J. Flowchart Laporan Data Karyawan", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 490, "width": 96, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Hasil Penelitian", "type": "Caption" }, { "left": 326, "top": 510, "width": 191, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 14. Flowchart Laporan Data Karyawan K. Flowchart Laporan Penjualan per-tanggal", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 731, "width": 96, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Hasil Penelitian", "type": "Caption" }, { "left": 335, "top": 751, "width": 193, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 15. Flowchart Laporan Penjualan per-tanggal", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 38, "width": 377, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "IMTechno: Journal of Industrial Management and Technology, Volume 1 No. 1 Januari 2020 E-ISSN 0000-0000", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 797, "width": 168, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://jurnal.bsi.ac.id/index.php/imtechno", "type": "Page footer" }, { "left": 529, "top": 797, "width": 12, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 99, "width": 181, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "L. Flowchart Laporan Penjualan per-bulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 96, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Hasil Penelitian", "type": "Table" }, { "left": 97, "top": 357, "width": 187, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 16. Flowchart Laporan Penjualan Per-bulan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 390, "width": 99, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Sarana Pendukung", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 402, "width": 215, "height": 55, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Perangkat Keras (Hardware) Untuk penggunaan perangkat keras sebagai penunjang jalannya perancangan program saat program ini dipakai, maka penulis menggunakan komponen sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 459, "width": 188, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Microprocessor : Pentium IV 1.76 GHz", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 471, "width": 131, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Memory (RAM) : 512 MB", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 482, "width": 215, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Monitor : SVGA ( Super Video Graphics Array ) 15’’", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 505, "width": 105, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. CD Room : 700 MB", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 517, "width": 96, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Harddisk : 80 GB", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 528, "width": 100, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. Keyboard : 104 key", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 540, "width": 123, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "g. Mouse : Standard Mouse", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 551, "width": 93, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "h. Printer : Desk Jet", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 574, "width": 134, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Perangkat Lunak (Software)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 586, "width": 215, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perangkat lunak atau software yang penulis usulkan adalah :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 609, "width": 131, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Sistem Operasi : Windows", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 620, "width": 164, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Database : Microsoft Access 2003", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 632, "width": 184, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Program : Microsoft Visual Foxpro 9.0", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 87, "width": 73, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 111, "width": 216, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan uraian diatas penuis mengambil kesimpulan :", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 146, "width": 215, "height": 69, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Dengan menggunakan bahasa pemrograman yang cukup popular dan mudah dalam pengoperasiannya yaitu dengan menggunakan Microsoft Visual Foxpro, diharapkan program aplikasi yang telah dibuat oleh penulis kali ini dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 217, "width": 215, "height": 57, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Proses transaksi akan berjalan dengan baik jika sistem terkomputerisasi yang telah ada dapat memberikan kemudahan-kemudahan kepada user untuk menggunakannya dan juga dapat meminimalisir terjadinya kesalahan program.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 277, "width": 215, "height": 56, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Data-data transaksi menjadi lebih terorganisir, sehingga apabila diperlukan informasi yang diinginkan akan tersedia dengan cepat dan akurat serta efisien bagi lingkungan manajemen suatu perusahaan.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 336, "width": 215, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Dalam hal penyimpanan data dapat menghemat tempat, memudahkan pencarian pada saat akan melakukan perbaikan data, serta terhindar dari data yang sama.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 405, "width": 62, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 429, "width": 215, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Amborowati, Armadyah. 2007. Pengantar", "type": "Table" }, { "left": 350, "top": 441, "width": 191, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemrograman Terstruktur. Jakarta: Andi Offset.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 466, "width": 215, "height": 33, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Frieyadie. 2007. Belajar Sendiri Pemprograman Database Menggunakan Foxpro 9.0. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 503, "width": 215, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jogiyanto, H.M. 2005 Analisa dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 528, "width": 215, "height": 33, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sugiyono. 2005. Pemrograman Terstruktur untuk Pelajar dan Mahasiswa. Jawa Barat: Bagian Penerbitan Panji Gumilang Press.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 565, "width": 215, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syaukani, M. 2006. Menguasai MS Foxpro 9. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 586, "width": 216, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Juma’anah, N., & Muryani, S. (2018). Rancang Bangun Sistem Untuk Peningkatan Penjualan Rib Jaket Pada PT. Sinar Inti Kharisma. Jurnal Teknik Komputer. (Vol, IV, No. 2, pp. 3)", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 629, "width": 215, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Muryani, S., & Safika, D. (2019). Rancang Bangun", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 639, "width": 194, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aplikasi Pemesanan Pada Cantika Catering Berbasis Web. Jurnal Teknik Komputer AMIK BSI, V(2), 147–154. https://doi.org/10.31294/jtk.v4i2", "type": "Table" } ]
f7a0f0b2-fdee-976b-01fd-c28b3279cfa4
https://journal.binus.ac.id/index.php/comtech/article/download/2482/1900
[ { "left": 71, "top": 787, "width": 433, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "588 ComTech Vol.4 No. 2 Desember 2013: 588-602", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 89, "width": 449, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KONSEP MODEL PENGEMBANGAN IDEA MANAGEMENT WORLD VISION INDONESIA", "type": "Section header" }, { "left": 278, "top": 146, "width": 42, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hendra", "type": "Section header" }, { "left": 130, "top": 171, "width": 341, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Information Systems Department, School of Information Systems, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 262, "top": 232, "width": 74, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 258, "width": 459, "height": 89, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The purpose of this article is to compose a development model that can be used to manage the process of idea conversion, structure idea from tacit to be explicit, determine priority scale of an idea, accomodate idea discussion in a creative thinking, justify idea alignment with organization choices, and measure the impact of an idea management. The development model is shaped based on supported concept and tool of knowledge conversion, knowledge management cycle and its procedure, QCDSM objectives, organization alignment model, importance-urgency priority scale and six hats creative thinking. The result of this research is an integrated model with some designs of idea identification form and main functions of idea management application that are ready to be implemented.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 361, "width": 260, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: idea management, knowledge management, QCDSM", "type": "Section header" }, { "left": 266, "top": 399, "width": 66, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 425, "width": 459, "height": 90, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan dari tulisan ini adalah menyusun suatu model pengembangan untuk mengelola perubahan ide, menstrukturkan ide dari tacit menjadi eksplisit, menentukan skala prioritas dari sebuah ide, mengakomodasi diskusi ide dalam sebuah pemikiran kreatif, menentukan keselarasan ide dengan pilihan organisasi, dan mengukur dampaknya. Model pengembangan yang ditujukan ini dibentuk dari konsep dan perangkat konversi pengetahuan, siklus dan prosedur pengelolaan pengetahuan, obyektif QCDSM, model keselarasan organisasi, skala prioritas, dan penggunaan six hats creative thinking . Hasil dari pekerjaan ini adalah suatu model pengembangan terintegrasi disertai dengan desain atribut identifikasi ide dan fungsi-fungsi utama dari sebuah aplikasi manajemen ide yang dapat siap diimplementasikan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 530, "width": 259, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: manajemen ide, manajemen pengetahuan, QCDSM", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 787, "width": 454, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konsep Model Pengembangan... (Hendra) 589", "type": "Page footer" }, { "left": 247, "top": 88, "width": 104, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 128, "width": 459, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Idea Management (IM) merupakan salah satu topik knowledge management (KM) yang ditujukan untuk menghasilkan ide perbaikan secara terus menerus ( continuous improvement ) bagi operasional bisnis organisasi. Beberapa laporan dari organisasi yang mengaplikasikan idea management menunjukkan manfaat yang mendorong kinerja organisasi secara signifikan (Deichmann, 2012:15), seperti perusahaan telekomunikasi Jerman Deutshce Telekom yang mengimplementasikan 10.000 ide di tahun 2011 dan mengklaim dapat menghemat biaya sampai 136 juta Euro. Siemens juga melaporkan bahwa mereka telah mengimplementasikan 1,5 juta saran dari stafnya selama 100 tahun dan dari hal ini mereka dapat menghemat 3 triliun Euro, serta Shell yang telah mempatenkan 90 seri hak cipta yang berasal dari ide stafnya dari tahun 1996 hingga 2007", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 254, "width": 461, "height": 175, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Melihat potensi manfaat dari IM ini, World Vision Indonesia (WVIDN) sebagai organisasi nirlaba kemanusian yang melakukan pengembangan masyarakat dengan fokus kepada anak-anak secara holistik, melakukan terobosan untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran organisasinya. Kondisi saat ini terdapat tiga sektor pengembangan yang memiliki kompleksitas yang tingi yang dicakup dalam pengembangannya yaitu: ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Sampai saat ini terdapat 58 proyek pengembangan daerah yang meliputi hampir dua juta masyarakat layanannya. Melihat kondisi ini, salah satu karakteristik proses kerja dari organisasi kemanusiaan ini yang tampak adalah banyaknya proses pembelajaran dan ide-ide operasional yang bermunculan dan perlu untuk dikelola sehingga dapat mengikuti dinamika masyarakat layanan yang terjadi dengan beragam variasi permasalahan yang tersebar di berbagai daerah layanan dari Sabang sampai Merauke. Proses pembelajaran ini menjadi sangat penting karena organisasi perlu untuk dapat cepat menangkap ide-ide pengembangan dan kreativitas yang dimiliki oleh seorang staf di satu daerah untuk dapat dikelola dan direplikasi menjadi potensi inisiatif implementasi pengembangan secara nyata untuk skala yang lebih luas.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 444, "width": 461, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Beberapa hal yang menjadi permasalahan yang dialami WVIDN yang sekaligus diangkat menjadi topik permasalahan dalam tulisan ini dalam mengelola ide adalah sebagai berikut: (1) bagaimana organisasi dapat mengelola perubahan ide ( idea conversion ) yang berasal dari staf ( tacit knowledge ) hingga dapat disimpan ( explicit knowledge ), dipelajari, dipergunakan serta diukur dampaknya; (2) proses apa saja yang harus dilakukan sehingga dapat menjadi alur proses formal pengelolaan ide di WVIDN; (3) bagaimana menstrukturkan ide yang disampaikan oleh staf dengan cara yang standar sehingga organisasi/pihak lain dapat memberikan penilaian dengan sistematis; (4) bagaimana menentukan nilai prioritas sebuah ide dibandingkan dengan ide lainnya; (5) bagaimana mengakomodasi diskusi sebuah ide dalam suatu kelompok secara kreatif. Dalam hal ini sebuah ide yang disampaikan seseorang dapat didiskusikan tidak saja secara logis semata tetapi juga dapat dilakukan secara lateral/kreatif; (6) bagaimana WVIDN dapat menilai apakah sebuah ide selaras ( align ) dengan prinsip-prinsip, pilihan strategi, serta kapasitas organisasi; (7) indikator apa yang dapat diapakai untuk mengukur dampak dari sebuaih de dan idea management", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 621, "width": 461, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara khusus bagi WVIDN, implikasi kerugian/ masalah bagi organisasi yang terdentifikasi apabila ide-ide dan hasil pembelajarannya dari para staf tidak terkelola dengan baik adalah sebagai berikut: (1) kerugian atas hilangnya potensi perbaikan bagi organisasi karena tidak terkelolanya hasil pembelajaran atas ide-ide baru yang timbul dari staf. Hal ini mengarah kepada hilangnya potensi aset pengetahuan organisasi ( knowledge base ) yang dapat dipergunakan sebagai dasar pembelajaran dan pertumbuhan organisasi ( learning and growth ). Pengukuran nilai kerugian (atau manfaat) atas keberadaan pengelolaan aset pengetahuan ini dilakukan menggunakan audit manajemen pengetahuan; (2) terjadinya pengulangan kesalahan atas hal yang sudah diselesaikan atau usaha kerja yang duplikasi karena komunikasi hasil pembelajaran dan ide yang ada tidak berlangsung dengan baik. Hal ini dapat diketahui dari terjadinya sejumlah proses fungsi yang bermasalah berulangkali; (3) sulitnya", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 787, "width": 433, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "590 ComTech Vol.4 No. 2 Desember 2013: 588-602", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 460, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "memberikan apresiasi kepada staf yang memiliki kontribusi secara langsung atas hasil pembelajaran dan idenya bagi perbaikan organisasi. Hal ini disebabkan karena memang tidak adanya proses yang dapat mengakomodasi bukti kontribusi dan tindak lanjut atas hasil pembelajaran dan ide yang disampaikan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 151, "width": 459, "height": 162, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan kondisi ini organisasi berupaya mengembangkan lingkungan belajar untuk staf yang dapat mengakomodasi ide-ide baru dari staf termasuk hasil pembelajarannya. Pentingnya lingkungan pembelajaran yang kondusif yang dapat memacu munculnya ide-ide baru dari staf memerlukan juga sebuah sarana sistem pembelajaran efektif untuk mengelola ide-ide yang disampaikan oleh staf. Kondisi awal saat dimulainya rencana ini adalah di mana staf yang memiliki ide-ide dan hasil pembelajaran lainnya banyak berada dalam pikiran ( tacit knowledge ) dan dinyatakan dalam cara yang informal. Cara informal ini bisa dalam bentuk diskusi informal, pesan email, dan catatan-catatan lainnya yang sulit diidentifikasi dan dikelola. Dari kebutuhan ini maka muncul rencana inisiatif yang disebut manajemen ide atau idea management (IM ) guna dapat mengidentifikasi nilai strategis yang dapat dinyatakan, memfasilitasi proses-proses pengelolaan ide yang diperlukan hingga kepada rencana pengukuran yang ditargetkan. Selain itu melalui Manajemen Ide ini bisa dimanfaatkan bagi usaha perbaikan organisasi secara terus-menerus serta meningkatkan staff engagement dalam bekerja di organisasi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 328, "width": 461, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan latar belakang kebutuhan di atas, tujuan penulisan ini adalah menyajikan konsep pengembangan model idea management yang disiapkan di World Vision dengan menggunakan landasan teori dari disiplin knowledge management . Konsep ini diharapkan dapat menjadi menjadi referensi kasus praktis dari penerapan disiplin knowledge management dan dapat dijadikan pembanding bagi pengembangan model idea management di organisasi lainnya. Nilai inovasi dari model idea management yang diberikan ini adalah adanya integrasi dari model siklus KM generik dengan siklus khusus proses idea management . Selain itu penerapan konsep obyektif perbaikan operasional QCDSM, Six Hats creative thinking , matrik prioritas, serta beberapa kategori atribut lainnya yang dipergunakan untuk mendefinisikan ide dapat menjadi nilai inovasi tulisan ini.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 468, "width": 61, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 508, "width": 91, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manajemen Ide", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 535, "width": 460, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Idea management (IM) didefinisikan oleh Vandenbosch, et al (2006: p260) sebagai sebuah proses yang dimulai dari mengenali kebutuhan ide-ide yang diperlukan, menangkap dan menghasilkan ide-ide tersebut serta mengevaluasinya sehingga dapat menghasilkan nilai manfaat. Idea management ini sendiri dalam industri sering juga disebut dengan Employee Suggestion System, yaitu sistem yang melibatkan staf mengkontribusikan pengetahuannya bagi ide perbaikan yang bisa dilakukan di organisasinya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 624, "width": 458, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ide yang ditangkap dapat dibedakan menjadi dua macam dampak kepentingan ( importance ) bagi organisasi. Yang pertama adalah dampak dari sebuah ide yang bersifat incremental berupa ide yang bertujuan untuk meleakukan perbaikan secara bertahap seperti mengurangi error kerja atau juga yang bersifat leapfrog yaitu berupa ide yang dapat berimpak besar seperti mengubah model bisnis organisasi. Selain itu relevansi ide juga dapat dibagi berdasarkan urgency waktu pelaksanaannya yaitu ide yang perlu segera ditindaklanjuti untuk diterapkan ataupun yang dapat ditindaklanjuti dalam waktu yang lebih panjang lagi. Berdasarkan dari nilai importance dan urgency suatu ide, organisasi dapat memetakan prioritas tindak lanjut suatu ide.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 787, "width": 454, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konsep Model Pengembangan... (Hendra) 591", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 74, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Persepsi Ide", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 115, "width": 463, "height": 111, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu hal yang penting dalam mengelola sebuah ide adalah bagaimana kita dapat menstrukturkan pengetahuan seseorang untuk dapat dituangkan dalam sebuah dokumen sehingga orang lain dapat memahaminya dengan obyektif. Dalkir (2011) menyatakan bahwa agar sebuah ide dapat berhasil diimplementasikan perlu memastikan terjadinya perubahan dari pemahaman pengetahuan dari si pemilik ide menjadi ide yang dapat dipahami dengan persepsi yang tepat oleh orang lain sehingga siap untuk dikolaborasikan. Untuk itu dalam IM perlu dapat menilai isi ide yang disampaikan. Hal ini sangat penting untuk dapat menjadi acuan bersama bagaimana staf yang memiliki beragam tacit idea dapat menuangkannya secara terstruktur dan komunikatif untuk dinilai oleh orang lain dengan persepsi yang obyektif.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 242, "width": 460, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk mengembangkan persepsi ide menjadi lebih obyektif bagi semua staf, maka dalam IM perlu memiliki model obyektif yang standar dan mudah digunakan secara lintas fungsi/departemen. Dalam model IM ini maka ide distrukturkan dalam lima obyektif QCDSM yang terdiri dari: Quality , Cost , Delivery , Safety , dan Morale (Greasley, 2008). Lima obyektif ini dipergunakan dalam model IM ini karena QCDSM sudah menjadi obyektif continuos improvement yang dapat dipergunakan melakukan perbaikan proses operasional dalam suatu manajemen mutu yang diterapkan dalam berbagai bisnis yang berbeda-beda (Black, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 344, "width": 75, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konversi Ide", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 371, "width": 462, "height": 161, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan model knowledge conversion Nonaka dan Takeuchi (1996: 62), IM ini mengalami proses konversi pengetahuan yang meliputi tiga macam (Gambar 1) yaitu: (1) externalization yang merupakan bentuk konversi ide seseorang dari tacit knowledge menjadi explicit knowledge . Mediasi bentuk transfer ini adalah seperti menggunakan formulir manual dan elektronik yang dipergunakan oleh staf menuangkan idenya secara terstruktur; (2) combination yang merupakan bentuk konversi ide seseorang yang sudah didokumentasikan kemudian digabungkan dengan ide lainnya yang sudah ada untuk mendapatkan hubungan yang melengkapi satu sama lainnya. Proses konversi combination ini dilakukan menggunakan aplikasi yang mempermudah membuat dan menemukan koneksi antara satu ide dengan ide lainnya; (3) internalization adalah bentuk transfer ide dari yang sudah dikodifikasikan untuk dipelajari/dikaji yang untuk seterusnya dapat diberikan penilaian ( rating ), potensi pemanfaatan dan implementasinya, dan komentar yang memperkaya konteks ide. Proses internalization ini difasilitasi menggunakan aplikasi SI yang memampukan user untuk mengakses dan mempelajari ide yang tersimpan.", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 727, "width": 258, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1 Knowledge conversion (Nonaka dan Takeuchi, 1996)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 787, "width": 433, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "592 ComTech Vol.4 No. 2 Desember 2013: 588-602", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 128, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Siklus Manajemen Ide", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 115, "width": 460, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dasar dari siklus IM yang dipergunakan adalah tahap-tahap generik dari suatu model knowledge management yang kemudian dispesifikasikan menjadi model siklus IM. Model dasar siklus IM ini sendiri diadaptasi dari alur proses employee suggestion scheme yang disampaikan oleh Chan (2012) dalam lokakarya internasional yang diadakan oleh Asia Productivity Organization (APO) tahun 2011.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 191, "width": 462, "height": 111, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model siklus generik KM dari Probst (2000) menjadi landasan utama untuk membuat konteks manajemen ide ini secara luas dalam WVIDN. Model siklus ini meliputi: (1) penetapan tujuan dan obyektif IM secara strategis dan operasional; (2) pengidentifikasian ( identification ) hal-hal yang diperlukan untuk seorang staf dapat menuangkan ide-idenya secara obyektif dan terstruktur; (3) pengakuisisian ( acquisition ) ide-ide yang muncul untuk dapat ditangkap dan disimpan; (4) pengembangan ( development ) ide-ide menjadi siap dikaji dan diekskalasi; (5) pendistribusian ( distribution ) ide-ide kepada stakeholder ; (6) pendayagunaan ( utilization ) ide menjadi manfaat secara operasional; (7) penahanan ( retention ) sumber ( originator ) dan hasil ide-ide serta pembelajaran yang disampaikan oleh para staf; (8) pengukuran ( measurement ) hasil dan dampak IM yang dijalankan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 318, "width": 462, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedangkan secara lebih spesifik alur model IM ini mengadaptasi model employee suggestion scheme (ESS) yang disampaikan oleh Teian Consulting dalam lokakarya Asia Productivity Organization (APO) di Manila (Chan, 2012). Bagian utama model ESS ini (Gambar 2) dimulai dari proses staf menyampaikan suggestion -nya, keterlibatan supervisor dalam memberikan kajian, keberadaan komite dalam memberikan penilaian dan publikasi, proses koordinasi dengan fungsi departemen lain yang terlibat, rencana apresiasi dan acknowledgement kepada staf, serta kemungkinan tindak lanjut dalam bentuk implementasi yang layak dikerjakan nanti.", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 668, "width": 318, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2 Tipikal alur proses sebuah employee suggestion system (Chan, 2012)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 706, "width": 163, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Creative Thinking untuk Ide", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 733, "width": 462, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalkir (2011) menyatakan bahwa dalam proses menghasilkan ide dalam membantu menyelesaikan sebuah problem, membangun sebuah produk atas jasa diperlukan kreativitas. Untuk", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 787, "width": 454, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konsep Model Pengembangan... (Hendra) 593", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 460, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menunjang kreativitas dalam menghasilkan ide ini maka digunakan metode Six Hats Creative Thinking yang dibuat oleh Edward de Bono. Puccio dan Cabra (2010) dalam artikelnya menunjukkan bukti bahwa metode ini dapat menghasilkan dampak yang besar dalam proses menghasilkan ide dan meningkatkan kontribusi partisipan dalam menyampaikan pendapatnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 151, "width": 459, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode ini menguraikan ide dalam enam perspektif berpikir yang masing-masing diwakili oleh warna topi. Masing-masing topi itu adalah topi putih untuk menyatakan data/fakta suatu ide, topi merah yang menyatakan emosi atau perasaan, topi kuning yang mewakili rasa antusias dan pemikiran positif, topi hitam yang menunjukkan sis negatif dari ide, topi hijau yang dipakai untuk mencari alternatif atau inovasi dalam sebuah ide, dan topi biru yang akan mengkonsolidasi semua pemikiran secara ringkas dan menunjukkan kemungkinan tindak lanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 253, "width": 171, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 292, "width": 290, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembahasan Strategi Pembelajaran WVIDN dan Kondisinya", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 318, "width": 461, "height": 199, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Merujuk kepada dokumen rencana strategi WVIDN 2008-2011 (Country Strategy 2008-2011, 2008), terdapat beberapa hal yang menjadi dasar terkait dengan pentingnya pengelolaan ide dan hasil pembelajaran di WVIDN. Beberapa poin penting arahan strategis yang dinyatakan sebagai berikut: (1) WVIDN menyadari bahwa proses pembelajaran perlu terkoordinasi dan terkonsolidasi pada level nasional. Hal ini dilakukan agar skala pemanfaatan pengetahuan dan hasil pembelajaran yang diperoleh dapat diekskalasi menjadi skala nasional. Hasil pembelajaran dan pengetahuan ini diharapkan dapat menjadi bagian proses perencanaan dan pengambilan keputusan baik dari level strategi hingga operasional (Country Strategy 2008-2011, 2008); (2) WVIDN dalam pemilihan strategisnya ( strategic choice ) mengungkapkan pentingnya mengembangkan pembelajaran yang bersifat lintas fungsi. Organisasi akan mengarahkan bagaimana pembelajaran setiap departemen atau fungsi dapat terhubung satu dengan lainnya untuk meningkatkan kualitas dari integrasi pelayanan (Country Strategy 2008-2011, 2008). Dalam hal ini terlihat bahwa hasil pembelajaran ide-ide yang dimiliki oleh staf perlu dapat saling menunjang lintas fungsi; (3) sebagai pemilihan strategisnya, WVIDN juga mengarahkan strateginya agar mampu mengembangkan budaya organisasi yang mendukung staf untuk secara secara berkala dapat meningkatkan kompetensi dan kemampuannya (Country Strategy 2008-2011, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 533, "width": 462, "height": 174, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Melihat ketiga poin di atas, terlihat bahwa proses pembelajaran menjadi arahan level strategis bagi WVIDN. Namun proses pembelajaran dan idea sharing yang biasa difasilitasi organisasi masih dilakukan secara kovensional yang terfokus kepada bentuk lokakarya, seminar, dan pelatihan- pelatihan kelas. Bentuk pembelajaran melalui bentuk pertemuan ini mempunyai batasan pada kapasitas organisasi untuk mampu mengkoordinasi dan menyelenggarakannya. Selain dalam bentuk pelatihan kelas, sumber dan proses pembelajaran untuk mendapatkan ide-ide yang disampaikan staf yang saat ini terjadi adalah berasal dari dokumen-dokumen laporan yang disampaikan dalam laporan operation semi/annual report , baseline report, project design, evaluation report, trip report, dan dokumen informal lainnya. Untuk kondisi ini, proses pembelajaran untuk mengangkat ide-ide dari sumber dokumen-dokumen ini tidak mudah dilakukan dikarenakan cukup sulit bagi staf lintas fungsi lainnya memahami struktur dan relevansi penulisan, mengidentifikasikan inti dari ide yang disampaikan, serta tidak ada proses yang baku untuk memonitor tindak lanjut pemanfaatan hasil pembelajaran yang dapat secara langsung meningkatkan kompetensi staf dan kemampuannya dalam bekerja.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 722, "width": 458, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam hal ini, organisasi menyadari bahwa organisasi perlu menyediakan alternatif proses pembelajaran yang dapat dilakukan sendiri secara aktif oleh para staf. Hal ini dilakukan dengan cara", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 787, "width": 433, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "594 ComTech Vol.4 No. 2 Desember 2013: 588-602", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 462, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "para staf diberikan kesempatan menyatakan hasil pembelajaran dan ide-idenya yang untuk kemudian dikelola oleh organisasi secara sistematis sehingga organisasi dan staf lainnya juga dapat memanfaatkan hasil pembelajaran dan ide-ide yang disampaikan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 138, "width": 462, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengelolaan ide-ide dan hasil pembelajaran ini harus ditujukan untuk dapat menjawab kebutuhan strategis WVIDN. Kebutuhan utama dalam memulai pengembangan sebuah IM ini adalah perlunya model sistem IM yang dapat menstrukturkan ide, mengelolanya secara sistematis, mengekskalasi di level nasional, memperkaya dan menghubungkan ide yang diberikan, dapat memonitor hasil realisasinya, serta dapat mempertahankan ide dan sumber ide bagi para staf.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 215, "width": 154, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konsep Model IM WVIDN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 242, "width": 461, "height": 124, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan kebutuhan strategis dan operasional WVIDN di atas, direncanakan inisiatif strategis yaitu berupa pengorganisasian ide-ide baru dan hasil pembelajarannya yang mampu mengelola ide-ide yang disampaikan oleh staf. Perumusan rencana inisiatif IM ini mempunyai tiga sasaran terkait peningkatan kapasitas organisasi, yaitu: (1) memampukan organisasi melakukan transformasi ide dari tacit knowledge menjadi aset knowledge base organisasi yang dapat secara nyata dikelola dan terukur dampaknya; (2) memampukan staf untuk dapat secara mudah dan terstruktur menyampaikan ide-ide dan hasil pembelajaran mereka bagi proses perbaikan organisasi dengan skala yang lebih luas; (3) memampukan organisasi untuk dapat mengenali partisipasi staf yang memberikan kontribusi ide-idenya dan hasil pembelajarannya sehingga organisasi dapat secara transparan dan efektif memberikan penghargaan yang layak bagi keterlibatan staf.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 381, "width": 462, "height": 111, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya sasaran di atas diterjemahkan menjadi rancangan konsep model IM berdasarkan landasan teori yang digunakan. Konsep IM ini secara sistem merupakan satu set proses pengelolaan pengetahuan yang terdiri dari delapan langkah utama berupa: penetapan tujuan IM, mengidentifikasi ( identify ), mengakuisisi ( acquire ), mengembangkan ( develop ), mendistribusikan ( distribute ), mendayagunakan ( utilize ), mempertahankan ( retain ) ide-ide dan hasil pembelajarannya serta mengukur ( measure ) indikator dampak yang diharapkan. Langkah-langkah generik ini dipetakan dalam prosedur dan fungsi aplikasi yang dirancang untuk mendukung proses yang diharapkan. Knowledge conversion secara paralel juga digunakan sesuai dengan langkah siklus model IM ini sehingga memperjelas tahapan-tahapan perubahan bentuk transfer ide yang terjadi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 509, "width": 461, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3 dibawah ini adalah rancangan model pengembangan IM yang mengintegrasikan langkah generik pengelolaan IM beserta alur prosedur, rancangan fungsi utama aplikasi serta knowledge conversion yang terjadi. Rancangan model pengembangan ini memiliki tujuh langkah yang sesuai langkah generik KM dimulai dari penetapan tujuan IM hingga pengukuran indikator dampaknya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 586, "width": 245, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah 1: Penetapan Tujuan Inisiatif IM WVIDN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 611, "width": 459, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah ini merupakan awal dari idea externalization yang dimulai dari penetapan tujuan inisiatif idea management yang dibagi menjadi dua level yaitu: (1) level strategis yang bertujuan mengarahkan IM untuk dapat mendukung pencapaian inisiatif strategis tahunan dan jangka panjang empat tahunan serta KPI organisasi; (2) level operasional yang bertujuan mengarahkan IM dapat mendukung peningkatan kompetensi inti, kinerja proses bisnis inti yang ada, dan inovasi pendukung lainnya yang belum dimiliki/dilakukan organisasi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 699, "width": 458, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan dari tujuan di atas ini, setiap kontribusi ide yang diberikan harus dapat dikaitkan dengan dua level tujuan tersebut. Langkah ini merupakan arahan strategis yang diberikan oleh level manajemen puncak.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 787, "width": 454, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konsep Model Pengembangan... (Hendra) 595", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 147, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah 2: Idea Identification", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 113, "width": 458, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ini merupakan langkah menerjemahkan ide yang disampaikan staf ke dalam sistem secara sistematis yang harus dapat mudah dimengerti. Ada tiga hal dalam langkah idea identification yang dilakukan sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 164, "width": 460, "height": 225, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertama, menetapkan atribut-atribut ide untuk identifikasi ide yang terdiri dari tujuh bagian yaitu; (1) heading idea identification yang merupakan bagian atribut dasar dari identifikasi ide yang terdiri dari idea ID, submission date, idea title, originator, other contributor, expected functional units involved, technology involved, external parties, dan other resources ; (2) idea description yang merupakan bagian uraian detail dari ide yang disampaikan oleh staf sepanjang maksimum tiga halaman tulisan yang terdiri dari body of idea, keywords, dan references ; (3) QCDSME values identification . Bagian atribut ini dipakai untuk menstrukturkan dan menjelaskan ide yang disampaikan dalam enam obyektif, yaitu: quality (bagaimana ide memberikan/ meningkatkan kualitas layanan), cost (bagaimana ide mempengaruhi biaya layanan), delivery (bagaimana ide mempengaruhi cara Anda memberikan layanan), safety (bagaimana ide menyediakan keamanan layanan), morale (bagaimana ide memiliki efek pada moral layanan), dan environment (bagaimana ide mempengaruhi lingkungan layanan); (4) organization contribution and alignment category status and explanation identification yang terdiri dari dua bagian. Pertama adalah idea contribution to organization objectives . Bagian ini mengidentifikasikan apakah ide yang disampaikan berkontribusi bagi level strategis atau operasional WVIDN. Strategic Level Objective choices terdiri dari pilihan list of current annual strategic initiative, list of Four-yearly strategic initiative , dan list of Coporate KPI. Operational Level Objective choices terdiri dari pilihan: list competency contribution, list of core process contribution, dan other innovation contribution.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 787, "width": 433, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "596 ComTech Vol.4 No. 2 Desember 2013: 588-602", "type": "Page footer" }, { "left": 209, "top": 392, "width": 181, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3 Konsep model pengembangan IM", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 430, "width": 483, "height": 263, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kedua adalah idea alignment with organization principles and capacity . Bagian ini merupakan atribut untuk melihat keselarasan ide dengan prinsip dan kapasitas organisasi dengan memberikan status Yes/No dan penjelasannya. Atribut ini terdiri dari: (a) principle level choices: tackles the root causes of poverty, multiple ministry focus, empowerment, dan ministry-driven ; (b) Christian, child-focused, community based ; (c) apakah WVIDN saat ini memiliki kapasitas untuk mencapai hasil yang diharapkan? (HR, pengetahuan, sistem, dan struktur, dll); (e) jika tidak, dapat kita membeli atau berpartner untuk meningkatkan kapasitas? (5) priority matrix and the risk of not taking the idea identification. Bagian ini merupakan atribut untuk mengenali skala prioritas tindak lanjut yang diperlukan serta resiko yang mungkin terjadi bila ide yang disampaikan tidak direalisasikan. Tingkat kepentingan: tinggi (memiliki dampak kritis sekarang dan masa depan periode), medium (memiliki dampak yang penting untuk periode saat ini atau masa depan), rendah (memiliki dampak bagi periode berikutnya). Tingkat urgensi: tinggi (harus dilaksanakan dalam enam bulan ke depan), sedang (harus diimplementasikan pada tahun kinerja saat ini), rendah (dapat diterapkan pada periode berikutnya). Deskripsi dampak negatif tidak mengambil inisiatif tersebut; (6) Six Hats Creative Thinking identification . Bagian atribut ini menjabarkan proses berpikir kreatif secara lateral sehingga dapat mengakomodasi diskusi atau umpan balik yang disampaikan oleh staf terkait, atasan, komite ide, maupun staf lainnya. Six Hats Creative Thinking dalam tulisan ini tidak dibahas secara detail. Untuk memahami lebih dalam dapat melihatnya di referensi online http://www.debonothinkingsystems.com/tools/6hats.htm; (7) follow up status identifaction and Log of comments. Bagian ini merupakan atribut untuk menjelaskan status tindak lanjut ide oleh komite ide serta komentar lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 708, "width": 457, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah kedua dalam idea identification adalah mendesain formulir idea identification sesuai dengan atribut-atribut ide dalam langkah 1a di atas. Desain idea identification form dapat dilihat pada Gambar 4.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 787, "width": 454, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konsep Model Pengembangan... (Hendra) 597", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 461, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah ketiga adalah sosialisasi IM untuk staf dapat menyampaikan ide dan hasil pembelajarannya melalui formulir identifikasi ide baik secara manual atau elektronik IM yang akan membantu staf menstrukturkan ide dan hasil pembelajarannya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 787, "width": 433, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "598 ComTech Vol.4 No. 2 Desember 2013: 588-602", "type": "Page footer" }, { "left": 229, "top": 287, "width": 137, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4 Idea identification form", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 325, "width": 137, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah 3: Idea Acquisition", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 350, "width": 459, "height": 60, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam langkah ini staf menyampaikan idenya secara eletronik atau manual terlebih dahulu. Tahap ini merupakan langkah utama dalam idea externalization yang berhubungan dengan fungsi utama aplikasi yaitu fungsi composing idea . Dalam menyampaikan ide, staf menstrukturkan idenya sesuai atribut identifikasi ide no 1 hingga 7. Ketujuh bagian ini yang akan dikaji dan dikolaborasikan bersama atasan ( supervisor ) dan Komite IM mulai langkah ke 4 Idea Development .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 426, "width": 145, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah 4: Idea Development", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 451, "width": 459, "height": 61, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah 4 ini merupakan realisasi idea combination di mana ide staf dikombinasikan dengan atasannya serta Komite IM. Dalam hal ini ide yang telah dibuat staf selanjutnya disampaikan ke atasannya untuk dikaji, dikoreksi, diberikan umpan balik serta diperkaya konteks idenya. Fungsi utama aplikasi untuk bagian ini yang dapat dilakukan atasan adalah terkait dengan reviewing, editing, refining idea yang dilakukan oleh atasan staf.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 527, "width": 460, "height": 86, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bila ide telah diverifikasi oleh atasannya, selanjutnya ke Komite IM untuk mengevaluasi dan menilai ide yang disampaikan sehingga dapat divalidasi ke dalam knowledge base . Komite IM ini akan menentukan kemungkinan pengembangan pemanfaatan ide dan prioritasnya. Rancangan fungsi utama aplikasi yang dipergunakan oleh Komite IM dalam langkah ini adalah fungsi evaluasi menggunakan metode creative thinking six hats , fungsi untuk memperkaya ( enriching) ide, mengkombinasikan dengan ide lainnya, memberikan keterangan komentar, serta memvalidasi ide ke dalam basis data.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 628, "width": 141, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah 5: Idea Distribution", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 653, "width": 458, "height": 48, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah 5 ini merupakan idea internalization di mana ide yang sudah disimpan dalam knowledge base didistribusikan ke staf lainnya untuk dapat diakses. Bila diperlukan koordinasi dan konsultasi dengan para expert atau unit lainnya fasilitator IM akan mendistribusikannya secara khusus sehingga dapat memperkaya ( enriching ) ide sebagai bentuk idea combination .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 717, "width": 459, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Distribusi ide ini juga merupakan cara untuk memberikan pengakuan ( acknowledgement ) kepada para kontributor dalam bentuk publikasi yang dilakukan dengan menggunakan dua fungsi utama aplikasi untuk distribusi ide ini yaitu: push (menggunakan email , newsletter , dan portal intranet)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 787, "width": 454, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konsep Model Pengembangan... (Hendra) 599", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 459, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan pull (menggunakan sindikasi informasi dan user registration ). Selain itu fungsi utama yang penting juga adalah filtering yang membantu pencarian ide berdasarkan atribut identifikasi ide yang dibuat dalam langkah 1 di atas.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 138, "width": 133, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah 6: Idea Utilization", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 164, "width": 460, "height": 136, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah ini merupakan bagian idea internalization di mana ide yang telah dikembangkan tersebut kini siap diinternalisasi menjadi bagian inisiatif organisasi. Fasilitator dan Komite IM memonitor dan memastikan bahwa akses dan penggunaan ide dan hasil pembelajarannya dapat terekam. Dalam hal ini staf lainnya yang mengakses, mengunduh bahan materi, memberikan komentar dan penilaian ( rating ) dijadikan sebagai bagian bahan indikator utilisasi ide. Selain itu status utilisasi ide ini dapat diberikan dengan cara Komite IM menyiapkan rencana implementasi/pemanfaatannya yang disampaikan sebagai bukti pemanfaatannya yang terdapat dalam atribut tindak lanjut ide ini. Langkah ini akan menunjukkan indikator besar kecilnya utilisasi masing-masing ide dan seberapa banyak ide yang berhasil terealisasi. Fungsi utama aplikasi yang disiapkan adalah rating and commenting by other staff , downloading idea material , dan recording proof of idea implementation plan .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 315, "width": 129, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah 7: Idea Retention", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 341, "width": 466, "height": 136, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yang diperhatikan dalam langkah 7 ini adalah mempertahankan ide dan idea originator . Ide yang telah disimpan akan dipelihara dengan memperbaharui indeks dan konteks label serta archiving yang diperlukan. Hal ini penting untuk membuat ide yang telah disampaikan dapat terus sesuai dengan konteks kebutuhan staf. Fungsi utama yang diperlukan adalah fungsi indexing , relabeling , acknowledging contributor , serta archiving . Selain itu dalam tahap ini perlu ada proses analisa untuk bisa memantau ide yang ada secara lebih luas ( meta analysis ) sehingga dapat terlihat hubungan antara satu ide dengan ide lainnya menggunakan indeks, tags , dan konteks yang telah dilengkapi. Sedangkan untuk mempertahankan staf yang memberikan kontibusi idenya, maka organisasi memberikan penghargaan ( aknowledgement ) sebagai usaha motivasi kepada para kontributor untuk mempertahankan tacit knowledge yang berharga. Penghargaan ini perlu menjadi satu kesatuan dalam model aplikasi IM yang dikembangkan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 493, "width": 148, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah 8: Idea Measurement", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 518, "width": 458, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fasilitator dan Komite IM mengukur efektivitas pencapaian indikator kinerja IM baik yang terekam dalam aplikasi sistem maupun dengan pengukuran survei lainnya. Tabel 1 berisi sepuluh indikator yang digunakan untuk mengukur dampak IM dalam dua level.", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 568, "width": 197, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1 Indikator Pengukuran Idea Management", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 594, "width": 358, "height": 55, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tingkatan Manajemen Indikator Kinerja Level Strategis – Indikator ide dan hasil pembelajarannya ini dipergunakan sebagai penunjang secara langsung dasar perencanaan inisiatif strategis WVIDN tahunan.", "type": "Table" }, { "left": 282, "top": 606, "width": 214, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(1). inisiatif strategis yang berasal dari IM (2). ide yang mendukung pencapaian KPI organisasi", "type": "List item" }, { "left": 282, "top": 629, "width": 190, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(3). yang berhasil direplikasi berskala nasional", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 652, "width": 200, "height": 67, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Level Operasional – Indikator di level ini dipergunakan untuk mengukur frekuensi ide terkait dengan perbaikan proses kerja, komptensi kerja, inovasi, ide yang berhasil diimplementasi, serta transaksional akses lainnya", "type": "Text" }, { "left": 282, "top": 652, "width": 229, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(4). staf yang berkontibusi menyampaikan ide dalam IM", "type": "List item" }, { "left": 282, "top": 664, "width": 240, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(5). ide yang terkait untuk meningkatkan kompetensi pekerjaan", "type": "List item" }, { "left": 282, "top": 687, "width": 157, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(6). ide bagi perbaikan proses berjalan (7). ide untuk menghasilkan inovasi", "type": "List item" }, { "left": 282, "top": 710, "width": 219, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(8). ide yang ditindaklanjuti untuk diimplementasikan", "type": "List item" }, { "left": 282, "top": 721, "width": 114, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(9). user akses perbulannya", "type": "List item" }, { "left": 282, "top": 733, "width": 228, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(10). komentar/umpan balik yang diberikan untuk ide", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 787, "width": 433, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "600 ComTech Vol.4 No. 2 Desember 2013: 588-602", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 462, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah 8 ini merupakan siklus terakhir dalam satu proses pengelolaan ide yang dipergunakan untuk menunjukkan indikator kinerja IM yang diharapkan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 126, "width": 184, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "High-Level Fungsi Utama Aplikasi IM", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 151, "width": 459, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari delapan langkah siklus KM yang diuraikan di atas terdapat, 20 fungsi utama yang teridentifikasi harus dipetakan dalam rencana aplikasi IM. Fungsi utama tersebut disusun berdasarkan langkah siklus KM di atas dimulai dari tahap akuisisi hingga pengukuran ide seperti dalam", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 189, "width": 103, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5 dibawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 492, "width": 247, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5 High level fungsi utama aplikasi idea management", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 529, "width": 461, "height": 124, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fungsi composing idea adalah fungsi saat langkah siklus idea acquisition yang diperlukan bagi staf untuk menyusun idenya dalam formulir identifikasi ide. Dalam hal ini aplikasi membantu staf menuliskan apa saja bagian yang perlu diisi berikut dengan pilihan-pilihan yang tersedia. Bagian berikutnya di siklus development , terdapat fungsi bagi supervisor untuk mengkaji (review) , mengedit dan memberikan umpan balik serta menambah/memperjelas konteks ide sehingga menjadi lebih relevan bagi pengguna lainnya. Fungsi menjadi bagian yang sangat penting di mana staf dan atasan dapat berkolaborasi mengembangkan idenya. Sedangkan untuk fasilitator dan Komite IM terdapat fungsi untuk mengevaluasi ide sekaligus untuk memperkayanya dengan mengkombinasikan sebuah ide yang dikaji dengan ide yang sudah ada lainnya ataupun dari pemikiran para anggota Komite IM. Setelah divalidasi, maka ide tersebut disimpan dalam basis data.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 668, "width": 460, "height": 73, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fungsi selanjutnya dalam tahap distribusi ide terdapat fungsi publikasi dengan cara push (menggunakan email, newsletter, dan intranet) dan pull (menggunakan sindikasi dan user subscription) untuk memastikan ide yang dipublikasikan diterima sesuai tujuan pengguna yang diharapkan. Fungsi ini menjadi pilihan bagi user untuk menerima publikasi ide tersebut secara massal atau sesuai dengan permintaan. Bagian atribut dari ide yang telah diidentifikasi perlu dapat dipilah oleh pengguna dengan menggunakan fungsi filter berdasarkan kriteria yang dicari.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 787, "width": 454, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konsep Model Pengembangan... (Hendra) 601", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 460, "height": 48, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya fungsi dalam tahap utilisasi adalah fungsi untuk mengukur penggunaan ide dengan menggunakan fungsi rating dan commenting dan downloading yang bisa dilakukan oleh pengguna lainnya. Dalam tahap utilisasi ini juga perlu fungsi yang dapat dipakai untuk melengkapi bukti dari rencana pemakaian ide yang akan disiapkan oleh Komite IM.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 151, "width": 459, "height": 98, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada bagian siklus ide selanjutnya yaitu idea retention, terdapat fungsi untuk memelihara ide yang ada agar tetap kontekstual dengan memberikan indeks, pembaharuan label/ tag , archiving/sanitizing data ide yang tidak digunakan lagi, dan fungsi meta analysis untuk melihat kumpulan basis data ide. Sedangkan sebagai bagian upaya memberikan pengakuan kepada para kontributor ide, maka dalam IM ini perlu ada fungsi utama untuk acknowledging contributor dengan menampilkan nama serta reputasi staf yang dapat mudah dikenali. Bagian fungsi terakhir dalam tahap pengukuran adalah fungsi untuk menghitung transaksi-transaksi yang terjadi untuk bisa menghasilkan indikator kinerja yang diinginkan serta dapat melaporkan ide yang dikategorikan berhasil.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 265, "width": 461, "height": 48, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Melalui uraian delapan langkah dalam IM yang diintegrasikan dengan desain atribut identifikasi ide, alur proses untuk prosedur IM, rancangan fungsi utama aplikasi, serta idea conversion , hal ini dapat menjadi model bagi pengembangan IM di WVIDN. Model pengembangan yang sama ini juga diyakini dapat menjadi referensi model pengembangan IM di organisasi lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 341, "width": 65, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENUTUP", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 381, "width": 461, "height": 162, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Melalui konsep model pengembangan yang dibahas di atas, kebutuhan IM sebagai cara untuk merealisasikan kemampuan pembelajaran di WVIDN dapat terakomodasi. Integrasi konsep knowledge conversion dan langkah generik KM telah memberikan model dasar untuk melihat tahapan pengembangan ide yang terjadi di WVIDN. Prosedur pengelolaan ide juga telah disusun untuk mengatur alur proses ide dari tahapan identifikasi hingga pengukuran ide. Konsep QCDSM telah dipakai untuk menstrukturkan nilai sebuah ide sehingga besarnya kontribusi dapat diperkirakan. Matriks prioritas yang terdiri dari nilai importance dan urgency dapat memberikan kesepakatan kemungkinan implementasi ide. Penggunaan six hats creative thinking yang merupakan cara berpikir lateral dapat dipergunakan untuk menunjang aspek diskusi kreatif dalam mempersepsikan sebuah ide. Penyertaan secara khusus kategori organization alignment WVIDN dalam model IM ini dapat menjadi bagian esensial untuk melihat apakah ide tersebut sejalan dengan kriteria pilihan dan prinsip organisasi. Bagian terakhir, dalam model pengembangan IM ini juga disertakan sejumlah sepuluh indikator esensial yang bisa diukur dari sistem IM secara langsung ataupun tidak langsung", "type": "Text" }, { "left": 238, "top": 571, "width": 123, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 611, "width": 458, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Black, John R. (2008). Lean production: implementing a world class system . New York: Industrial Press.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 649, "width": 464, "height": 35, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Chan, Kelvin. (2012). Productivity Methodologies, Tools, and Technique: Harnessing Collective Wisdom Through Employee Suggestion Schemes. Diakses 15 August 2012 dari http://www.apo-tokyo.org/productivity/pmtt_004.htm.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 699, "width": 457, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalkir, Kimiz. (2011). Knowledge Management Theory and Practice (second ed.). Boston, MA: MIT Press.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 737, "width": 454, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Deichmann, D. (2012). Idea management: perspectives from leadership, learning, and network theory .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 787, "width": 433, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "602 ComTech Vol.4 No. 2 Desember 2013: 588-602", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 88, "width": 427, "height": 22, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ERIM Ph.D. Series Research in Management , 255 . Rotterdam: Erasmus University Rotterdam.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 126, "width": 367, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Greasley, Andrew. (2008). Operations Management . London: SAGE Publications.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 151, "width": 459, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nonaka, I., Takeuchi, H. (1995). The Knowledge-Creating Company: How Japanese Companies Create The Dynamics of Innovation . New York: Oxford University Press.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 189, "width": 458, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Probst, G., Raub, S., Romhardt, K. ( 2000). Managing Knowledge: Building Blocks for Success.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 202, "width": 116, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "New Jersey: John Willey.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 227, "width": 458, "height": 35, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Puccio, Gerrard J., Cabra, John F., (2010). Organizational Creativity: A System Approach. Dalam Kaufman, James C., Sternberg, Robert J. (2006). The Cambridge Handbook of Creativity . Cambridge: Cambridge University Press", "type": "List item" } ]
36fc0b34-3a10-bbdf-c291-beefc317d07c
https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Faktor/article/download/3541/2602
[ { "left": 294, "top": 782, "width": 12, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "77", "type": "Page footer" }, { "left": 254, "top": 47, "width": 275, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 6 No. 1 Maret 2019, hal 77-82", "type": "Page header" }, { "left": 121, "top": 86, "width": 358, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM PELAKSANAAN DAN PENILAIAN PEMBELAJARAN", "type": "Title" }, { "left": 241, "top": 114, "width": 118, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PESERTA DIDIK", "type": "Section header" }, { "left": 180, "top": 128, "width": 239, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MELALUI SUPERVISI AKADEMIK", "type": "Title" }, { "left": 260, "top": 168, "width": 80, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Latifah Hanum", "type": "Section header" }, { "left": 230, "top": 180, "width": 140, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SMP Negeri 5 Tambun Utara [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 243, "width": 404, "height": 138, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract : Purpose this study is to improve teacher competence in the implementation and assesment of learning by students through academic supervision in North Tambun 5 Junior High School. The research subjects were 20 teachers from North Tambun 5 Junior High School. The research method used is the Kemmis model school action research which consists of two cycles. in research were obtained from teacher competency instruments in the implementation of learning and teacher competence instruments in the learning assessment of students. The results of the instruments that measure teacher competency, namely the assessment of the practice of learning, obtained an average value of 90.00 in the good category with a percentage of success reaching 100.00% and 92.50 in the very good category with a percentage of cussess reaching 100.00%..", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 397, "width": 249, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Competence, learning, academic supervision", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 427, "width": 404, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak: Penelitian ini bertujuan meningkatan kompetensi guru dalam pelaksanaan dan penilaian pembelajaran peserta didik melalui supervisi akademik. Subjek penelitian adalah 20 orang guru SMP Negeri 5 Tambun Utara. Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan sekolah model Kemmis yang terdiri dari dua siklus. Pengumpulan data menggunakan instrumen kompetensi guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan instrumen kompetensi guru dalam penilaian pembelajaran peserta didik . Hasil penelitian dari instrumen yang mengukur kompetensi guru, yaitu penilaian praktik pelaksanaan pembelajaran diperoleh nilai rata-rata 90,00 masuk dalam kategori Baik dengan prosentase keberhasilan mencapai 100,00% dan penilaian kemampuan guru terhadap penilaian pembelajaran peserta didik diperoleh nilai rata-rata 92,50 prosentase keberhasilan mencapai 100,00%.", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 581, "width": 269, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Kompetensi, pembelajaran, supervisi akademik", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 782, "width": 12, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "78", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 93, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 102, "width": 212, "height": 176, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengelolaan sumber daya manusia memerlukan perhatian serius karena berkaitan erat dengan proses dan isi pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah. Diantara sumber daya tersebut yang paling berhubungan langsung dengan kegiatan pendidikan adalah guru. Guru dengan perannya yang sentral dan vital mempunyai dampak yang sangat besar bagi kualitas hasil pembelajaran. Kualitas pembelajaran akan tinggi apabila mutu guru juga tinggi sehingga berdampak pada mutu lulusan yang lebih baik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 282, "width": 212, "height": 176, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guru mempunyai tugas yang harus dilaksanakan dalam menjalankan profesinya sebagai pengajar. Oleh sebab itu, guru dituntut untuk mempunyai berbagai kompetensi yang berkaitan dengan profesinya sebagai tenaga profesional. Menurut Undang-Undang guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 10 a y a t 1 t e n t a n g K o m p e t e n s i G u r u , menerangkan bahwa kompetensi seorang guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi sosial.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 462, "width": 212, "height": 191, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam penyelenggaraan pendidikan, kepala sekolah memiliki peran sentral bagi pengelolaan sekolah. Kepala sekolah menjadi pihak yang menentukan bagi perkembangan dan kemajuan suatu sekolah. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa keberhasilan organisasi sekolah banyak ditentukan keberhasilan kepala sekolah dalam menjalankan peranan dan tugasnya. Kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran harus memastikan bahwa semua guru mendapat pelayanan supervisi akademik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 657, "width": 212, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pengamatan peneliti selaku kepala sekolah di SMP Negeri 5 Tambun Utara, bahwa kompetensi guru-guru di SMP Negeri 5 Tambun Utara belum optimal dan perlu adanya peningkatan terutama pada kompetensi guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan penilaian pembelajaran", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 87, "width": 212, "height": 116, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "peserta didik. Hal ini terlihat dari belum optimalnya kemampuan pemahaman guru terhadap peserta didik, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya relatif masih perlu peningkatan.", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 222, "width": 106, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KAJIAN PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 317, "top": 237, "width": 212, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kompetensi Guru dalam Pelaksanaan dan Penilaian Pembelajaran", "type": "Section header" }, { "left": 317, "top": 267, "width": 212, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, dinyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru dan dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 372, "width": 212, "height": 56, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mulyasa (2009: 25) menyatakan bahwa kecakapan guru merupakan gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku guru yagn penuh arti.", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 432, "width": 212, "height": 146, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suyanto dan Asep Jihad (2013: 39) mengemukakan bahwa kompetensi pada dasarnya merupakan deskripsi tentang apa yang dapat dilakukan seseorang dalam bekerja, serta apa wujud darinpekerjaantersebut yang dapat dilihat. Untuk dapat melakukan suatu pekerjaan, seseorang harus mempunyai kemampuan dalam bentuk pengetahuan, sikap, keterampilan yang relevan dengan bidang pekerjaannya.", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 582, "width": 189, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Dimyati dan Mudjiono (Sagala,", "type": "List item" }, { "left": 317, "top": 597, "width": 212, "height": 146, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2011: 62) pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 747, "width": 189, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uraian beberapa definisi di", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 47, "width": 400, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Latifah Hanum, Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan dan Penilaian...............", "type": "Text" }, { "left": 518, "top": 782, "width": 12, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "79", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 212, "height": 116, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat peserta didik belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri peserta didik yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 207, "width": 212, "height": 146, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Purwanto (2010: 3), evaluation is a systematic process determining the extent to which instructional objectives are achieved by pupils. Kalimat tersebut menjelaskan bahwa penilaian adalah suatu proses dalam mengumpulkan informasi dan membuat keputusan berdasarkan informasi tersebut. Dalam proses pengumpulan informasi, tentunya tidak semua informasi bisa digunakan untuk membuat keputusan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 357, "width": 212, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arifin (2009: 2) menjelaskan bahwa perhitungan merupakan suatu proses atau aktivitas yang sistematis dan terus menerus untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 477, "width": 104, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Supervisi Akademik", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 492, "width": 212, "height": 71, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S u p e r v i s i a k a d e m i k m e r u p a k a n serangkaian kegiatan yang membantu guru untuk mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 567, "width": 212, "height": 71, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara etimologis, supervisi menurut Wajowasito dan Poerwadarminta yang dikutip oleh Ametembun (2010:1) bahwa supervisi dialihbahasakan dari perkataan Inggris “ Supervision ” yang artinya pengawasan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 642, "width": 212, "height": 116, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengertian supervisi secara etimologis masih menurut Ametembun (2010: 2), menyebutkan bahwa dilihat dari bentuk perkataannya, supervisi terdiri dari dua buah kata super + vision : super = atas, lebih, vision = lihat, tilik, awasi. Makna yang terkandung dari pengertian tersebut, bahwa seorang supervisor mempunyai kedudukan atau posisi lebih dari", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 87, "width": 212, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "orang yang disupervisi, tugasnya adalah melihat, menilik atau mengawasi orang-orang yang disupervisi.", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 147, "width": 98, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kerangka Berpikir", "type": "Section header" }, { "left": 317, "top": 162, "width": 212, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kerangka berpikir tindakan dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 477, "width": 160, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1 : Kerangka Berpikir", "type": "Section header" }, { "left": 317, "top": 507, "width": 164, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODOLOGI PENELITIAN Subjek Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 317, "top": 537, "width": 212, "height": 146, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Subjek penelitian ini adalah 20 (dua puluh) orang guru SMP Negeri 5 Tambun Utara. Pemilihan subjek penelitian ini didasarkan atas hasil penilaian awal terhadap kompetensi guru khususnya kompetensi guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan penilaian pembelajaran peserta didik yang menunjukkan bahwa dari seluruh guru di SMP Negeri 5 Tambun Utara diambil sebanyak 20 orang guru yang memiliki nilai terendah.", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 702, "width": 80, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 317, "top": 717, "width": 212, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan sekolah. Menurut Ghani (2014: 25-26) bahwa penelitian tindakan", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 47, "width": 275, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 6 No. 1 Maret 2019, hal 77-82", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 782, "width": 12, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "80", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 212, "height": 101, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sekolah adalah penelitian partisipatoris yang merupakan tindakan dan refleksi didasarkan peninjauan ilmiah dan logis dalam perbaikan terhadap suatu kondisi nyata, untuk memperdalam pemahaman tindakan yang dilakukan, dan memperbaiki situasi dan kondisi sekolah/pembelajaran secara praktis.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 208, "width": 106, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 223, "width": 212, "height": 116, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik sederhana, yaitu dengan analisis deskriptif. Instrumen kompetensi guru dalam pelaksanaan pembelajaran terdiri dari 35 aspek yang diamati. Instrumen kompetensi dalam penilaian pembelajaran peserta didik terdiri dari 10 aspek yang diamati.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 358, "width": 175, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikator Keberhasilan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 373, "width": 213, "height": 161, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikator keberhasilan Penelitian Tindakan Sekolah ini adalah adanya peningkatan kompetensi guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan penilaian pembelajaran peserta didik. Nilai rata-rata penilaian praktik pelaksanaan pembelajaran minimal 81 atau kategori “Baik” mencapai 80% guru dan nilai rata-rata penilaian kompetensi guru terhadap penilaian pembelajaran peserta didik minimal 81 atau kategori “Baik” mencapai 80% guru.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 553, "width": 114, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 568, "width": 181, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Praktik pelaksanaan pembelajaran", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 598, "width": 151, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 : Penilaian Praktik Pelaksanaan Pembelajaran", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 718, "width": 213, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel penilaian praktik pelaksanaan pembelajaran di atas, dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 208, "width": 189, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2 : Grafik Penilaian Praktik Pelaksanaan Pembelajaran", "type": "Section header" }, { "left": 317, "top": 238, "width": 212, "height": 191, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data penilaian praktik pelaksanaan pembelajaran terhadap 20 guru yang dilakukan pada siklus I dan siklus II dapat diketahui bahwa pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 78,86 yang masuk k a t e g o r i C u k u p d e n g a n p r o s e n t a s e keberhasilan mencapai 45,00% mengalami peningkatan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 90,00 yang masuk kategori Baik dengan prosentase keberhasilan mencapai 100,00%. Hasil menunjukkan bahwa perolehan nilai pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 448, "width": 212, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penilaian Kompetensi Guru dalam", "type": "Section header" }, { "left": 317, "top": 463, "width": 212, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penilaian Pembelajaran Peserta Didik Tabel 2: Penilaian Kompetensi Guru dalam Penilaian Pembelajaran Peserta Didik", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 718, "width": 212, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3 : Grafik Penilaian Komptensi dalam Penilaian Pembelajaran Peserta Didik", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 47, "width": 400, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Latifah Hanum, Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan dan Penilaian...............", "type": "Text" }, { "left": 518, "top": 782, "width": 12, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "81", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 212, "height": 176, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel dan grafik penilaian guru terhadap hasil pembelajaran peserta didik pada 20 guru yang dilakukan diketahui bahwa siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 86,00 masuk kategori Baik dengan prosentase keberhasilan mencapai 60,00% mengalami peningkatan pada siklus II nilai rata-rata sebesar 92,50 masuk kategori Amat Baik dengan prosentase keberhasilan mencapai 100,00%. Hasil tersebut menunjukkan perolehan nilai siklus II telah mencapai i n d i k a t o r k e b e r h a s i l a n p e n e l i t i a n .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 267, "width": 212, "height": 146, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan kedua instrumen yang mengukur kompetensi guru, yaitu penilaian praktik pelaksanaan pembelajaran diperoleh nilai rata-rata 90,00 masuk kategori Baik dengan prosentase keberhasilan mencapai 100,00% dan kompetensi guru terhadap penilaian pembelajaran peserta didik diperoleh nilai rata-rata 92,50 masuk kategori Amat Baik dengan prosentase keberhasilan mencapai 100,00%.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 447, "width": 137, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 477, "width": 49, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 492, "width": 212, "height": 236, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melalui supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah dapat meningkatkan kompetensi guru di SMP Negeri 5 Tambun Utara. Hal ini ditunjukkan dari instrumen yang mengukur kompetensi guru, yaitu penilaian praktik pelaksanaan pembelajaran diperoleh nilai rata-rata 90,00 masuk dalam kategori Baik dengan prosentase keberhasilan mencapai 100,00% dan penilaian kemampuan guru terhadap penilaian pembelajaran peserta didik diperoleh nilai rata-rata 92,50 masuk dalam kategori Amat Baik dengan prosentase keberhasilan mencapai 100,00%. Perolehan nilai tersebut menunjukkan bahwa indikator keberhasilan penelitian telah tercapai", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 87, "width": 31, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 317, "top": 102, "width": 213, "height": 131, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. K e p a d a g u r u - g u r u a g a r d a p a t menciptakan konsep diri dan motivasi berprestasi yang tinggi dan kesadaran m e n u m b u h k a n n y a t i d a k h a n y a dipengaruhi oleh faktor luar saja, tetapi yang lebih penting adalah yang berasal dari diri sendiri (motivasi intrinsik) yakni u p a y a p e n i n g k a t a n k o m p e t e n s i p e d a g o g i k d a n p r o f e s i o n a l n y a .", "type": "List item" }, { "left": 317, "top": 237, "width": 213, "height": 101, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Para kepala sekolah hendaknya melakukan peningkatan kualitas supervisi akademik yang dapat memberikan pengaruh terhadap bawahannya serta diciptakannya suasana kerja yang kondusif sehingga warga sekolah merasa nyaman berada di lingkungan sekolah.", "type": "List item" }, { "left": 317, "top": 372, "width": 212, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dinas Pendidikan diharapkan melakukan pembenahan terhadap pengawasan supervisi kepala sekolah dan pelatihan kepemimpinan kepala sekolah yang lebih kontinyu dan lebih baik untuk menjamin dihasilkannya kualitas pendidikan yang diharapkan.", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 507, "width": 109, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 317, "top": 537, "width": 212, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ametembun. 2010. Supervisi Pendidikan . Bandung: Penerbit Suri.", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 567, "width": 212, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran .", "type": "List item" }, { "left": 317, "top": 582, "width": 212, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Ghani, Abd. Rahman A. 2014. Metodologi Penelitian Tindakan Sekolah . Jakarta:", "type": "List item" }, { "left": 345, "top": 627, "width": 128, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PT. RajaGrafindo Persada.", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 642, "width": 213, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik dan Implementasi . Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 702, "width": 212, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kementerian Pendidikan Nasional. Panduan Penilaian Untuk Sekolah Menengah Pertama . 2016. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 47, "width": 275, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 6 No. 1 Maret 2019, hal 77-82", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 782, "width": 12, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "82", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 212, "height": 71, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Purwanto, M. Ngalim. 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan . Bandung: PT. Remaja Rosyda Karya.. Sagala, Syaiful. 2011. Kemampuan Profesional GUru dan Teanga", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 162, "width": 212, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan . Bandung: Alfabeta. Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 192, "width": 184, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelas. Jakarta: Kencana, Prenada Media", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 207, "width": 34, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Group.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 222, "width": 212, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sergiovanni, Thomas J. & Robert J. Starrant.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 237, "width": 212, "height": 56, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2007. Supervision: Human Perspectives . N e w Yo r k : M c G r a w - H i l l I n c . Usman, Moh. Uzer. 2009. Menjadi Guru Profesional . Bandung: PT. Remaja", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 297, "width": 60, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rosdakarya.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 312, "width": 212, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahjosumidjo. 2003. Kepemimpinan Kepala", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 327, "width": 184, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sekolah . Jakarta: Raja Grafindo Persada.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 47, "width": 400, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Latifah Hanum, Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan dan Penilaian...............", "type": "Text" } ]
576985d1-d14c-1d3e-9ff4-133ca580ba02
http://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik/article/download/735/624
[ { "left": 305, "top": 36, "width": 237, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 1 Issue 1, Juni 2019 https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 729, "width": 8, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 82, "top": 106, "width": 459, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Implementasi Kebijakan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Desa Cinta Mekar Kecamatan Serangpanjang", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 178, "width": 113, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Iwan henri Kusnadi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 195, "width": 265, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Subang,", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 210, "width": 124, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 257, "width": 47, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 286, "width": 474, "height": 216, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam rangka mewujudkan pemenuhan kebutuhan akan pangan bagi seluruh masyarakat di suatu wilayah,maka ketersediaan pangan menjadi sasaran utama dalam kebijakan pangan bagi pemerintahan suatu negara.Oleh karena itu untuk memperoleh cadangan yang cukup, maka pemerintah membuat satu gerakan untuk meningkatkan keragaman dan kualitas konsumsi pangan masyarakat agar lebih beragam,bergizi seimbang dan aman yaitu melalui Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Peraturan Presiden Nomor 22 tahun 2009. Sebagai bentuk keberlanjutan Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) berbasis Sumber Daya lokal program tersebut di implementasikan atau diwujudkan melalui kegiatan Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang di lakukan melalui upaya pemberdayaan wanita. Hasil penelitian menunjukan bahwa Implementasi Program Kawasan Rumah Pangan Lestari di Desa Cinta Mekar Kecamatan Serangpanjang belum maksimal dalam pelaksanaannya,terutama dalam hal karakteristik dan kemampuan agen pelaksana dan kondisi lingkungan yang belum maksimal serta provider (Desa) yang belum mendukung.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 517, "width": 399, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci : Implementasi, keberlanjutan, kawasan rumah pangan lestari,", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 575, "width": 49, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 604, "width": 471, "height": 115, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "In order to realize the fulfillment of the need for food for all people in an area, the availability of food becomes the main target in food policy for the government of a country. Therefore, in order to obtain sufficient reserves, the government has made a move to increase the diversity and quality of community food consumption to be more diverse and balanced nutrition safely through the Acceleration of Diversity Program for Food Consumption (P2KP) Presidential Regulation No. 22 of 2009. As a form of sustainability the Local Resource-based Food Consumption Diversification (P2KP) Acceleration Program is implemented or realized through the activities of the Sustainable Food Home Area Program (KRPL) which is carried out through", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 36, "width": 237, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 1 Issue 1, Juni 2019 https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 729, "width": 8, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 90, "width": 471, "height": 71, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "efforts to empower women. The results showed that the implementation of the Sustainable Food Houses Area Program in Cinta Mekar Village, Serang panjang District had not been maximized in its implementation, especially in terms of the characteristics and capabilities of the implementing agents and the environmental conditions that were not optimal and the providers (villages) that were less supportive.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 176, "width": 296, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords : implementation, sustainable, Food Houses Area,", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 220, "width": 73, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 240, "width": 471, "height": 217, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kebijakan publik mencakup semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara seperti ekonomi,politik, sosial, budaya serta pendidikan dan kesehatan. Dalam hal ini salah satu permasalahan penting yang dihadapi setiap negara dalam bidang ekonomi dan sosial yaitu masalah kemiskinan. Kita ketahui bersama bahwa kemiskinan merupakan masalah global yang menjadi musuh terbesar dari setiap negara.Jadi dalam hal tersebut diperlukan upaya atau strategi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Kemiskinan mempunyai dampak negatif pada bidang kesehatan yaitu terjadinya gizi buruk dan minimnya konsumsi pangan yang mengakibatkan kelaparan Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi yang dimana kondisi tersebut disebabkan karena rendahnya konsumsi energi dan protein (KEP) dalam makanan sehari-hari. Salah satu faktor penyebab yang mengakibatkan gizi buruk yaitu minimnya asupan gizi yang baik dengan rendahnya ketersedian cadangan pangan yang dapat mengakibatkan rentan rawan makan pada skala rumah tangga. Dengan demikian terdapat kaitan yang sangat erat antara keadaan gizi dengan konsumsi pangan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 457, "width": 471, "height": 173, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Konsumsi pangan sangat dibutuhkan dan menjadi faktor utama masyarakat untuk hidup. Sehingga dapat dikatakan pangan merupakan kebutuhan yangmendasar bagi manusia untuk kelanjutan hidupnya, Oleh karena itu terpenuhinya pangan menjadi hak asasi bagi setiap orang. Dalam rangka mewujudkan pemenuhan kebutuhan akan pangan bagi seluruh masyarakat di suatu wilayah,maka ketersediaan pangan menjadi sasaran utama dalam kebijakan pangan bagi pemerintahan suatu negara. Menurut UU No.7 Tahun 1996 tentang Pangan menguraikan bahwa ketersediaan pangan yang lebih kecil dibandingkan kebutuhannya dapat menciptakan ketidak-stabilan ekonomi.Oleh karena itu untuk memperoleh cadangan yang cukup, maka pemerintah membuat satu gerakan untuk meningkatkan keragaman dan kualitas konsumsi pangan masyarakat agar lebih beragam,bergizi seimbang dan aman yaitu melalui Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 631, "width": 471, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) merupakan upaya Implementasi dari Peraturan Presiden Nomor 22 tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal, yang tindak lanjuti oleh Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43 tahun 2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya lokal. Untuk mewujudkan penganekaragaman pangan diperlukan berbagai upaya secara sistematis", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 36, "width": 237, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 1 Issue 1, Juni 2019 https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 729, "width": 8, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 90, "width": 471, "height": 332, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dan terintregasi. Perpres ini ditindak lanjuti oleh Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43 tahun 2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragam Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal. Peraturan Tersebut merupakan acuan untuk mendorong upaya Penganekaragaman Konsumsi Pangan dengan cepat melalui basis kearifan lokal serta kerjasama terintegrasi antara pemerintah, Pemerintah daerah dan masyarakat (Pedoman Pelaksanaan P2KP tahun 2015). Implementasi dari Perpres dan Permentan tersebut Kementrian Peratnian Melalui badan ketahanan pangan sejak tahun 2010 meluncurkan optimalisasi pemanfaatan melalui salah satu kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) melalui program Peningkatan Disertivikasi Ketahanan Pangan masyarakat. Sebagai bentuk keberlanjutan Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) berbasis Sumber Daya lokal tahun 2010 maka sejak tahun 2014 program tersebut di implementasikan atau diwujudkan melalui 3 kegiatan Program besar yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas konsusmi pangan masyarakat untuk membentuk pola konsusmi pangan yang baik. Dari 3 kegiatan Program yang ada,hanya Program Kawasan Rumah Pangan Lestari yang di lakukan melalui upaya pemberdayaan wanita. Program tersebut di atur dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor:15 Permentan/OT:140/2/2013 Tentang Peningkatan Disertvikasi dan Ketahanan Pangan bersama pedoman pelaksanaan P2KP dan pedoman umum KRPL.Dikabupaten subang implementasi kegiatan program Kawasan Rumah Pangan Lestari di laksanakan berdasarkan atas keputusan Peraturan Bupati Kabupaten Subang Nomor 16 tahun 211 tentang Percepatan Penganekaragaman konsumsi Pangan Melalui kegiatan Program Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 422, "width": 471, "height": 145, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan Pedoman Umum KRPL Tahun 2015 Program Kawasan Rumah Pangan Lestari adalah kawasan pengembangan aneka tanaman,ternak (unggas),ikan secara terpadu di pekarangan.Tujuan Utama dari pengembangan KRPL adalah meningkatkan ketersediaan cadangan pangan dan penganekaragaman pangan,meningkatkan kualitas gizi keluarga,meningkatkan pendapatan keluarga dan menumbuh kembangkan ekonomi kreatif di setiap desa. Dan sasaran dari program KRPL yaitu seluruh desa dan kelurahan.di seluruh wilayah indonesia melalui kelompok wanita tani, dan pemberdayaan ibu-ibu rumah tangga yang tergabung dalam PKK desa, desa wisma sebagai pelaku dan anggota pekarangan minimal 15 orang untuk menumbuh kembangkan kebun bibit desa dan sarana penunjang lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 567, "width": 471, "height": 144, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan Ruang lingkup Program P2KP tahun 2013 Optimalisasi Pemanfaatan pekarangan melalui konsep kawasan rumah pangan lestari (KRPL) Optimalisasi pemanfaatan pekarangan dilakukan melalui upaya pemberdayaan wanita untuk mengoptimalkan manfaat pekarangan sebagai sumber pangan keluarga. Upaya ini di lakukan dengan membudidayakan berbagai jenis tanaman sesuai kebutuhan keluarga seprti umbi-umbian,sayuran,buah,serta budidaya ternak dan ikan sebagai tambahan untuk ketersediaan sumber karbohidrat,vitamin,mineral,dan protein bagi keluarga pada suatu lokasi kawasan perumahan/warga yang saling berdekatan. dengan demikian akan dapat terbentuk sebuah kawasan yang kaya akan sumber pangan yang di produksi sendiri dalam kawasan tersebut dari optimalisasi pekarangan.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 36, "width": 237, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 1 Issue 1, Juni 2019 https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 729, "width": 8, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 90, "width": 471, "height": 71, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendekatan perkembangan ini dilakukan dengan mengembangkan pertanian berkelanjutan (Sustainable agriculture) , antara lain dengan membangun kebun bibit dan mengutamakan sumber daya lokal di sertai dengan pemanfaatan pengetahuan lokal sehingga kelestarian alampun tetap terjaga.Implementasi kegiatan ini di sebut Kawasan Rumah Pangan Lestari ( KRPL).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 162, "width": 471, "height": 318, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kegiatan Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dengan pendampingan oleh penyuluh pendamping KRPL desa dan pendamping KRPL kabupaten/kota.serta di koordinasikan dengan aparat kabupaten/kota. Selain pemanfaatan pekarangan, juga diarahkan untuk pemberdayaan kemampuan kelompok wanita membudayakan pola konsumsi pangan yang beragam,bergizi seimbang dan aman (B2SA).Termasuk kegiatan usaha pengolahan pangan rumah tangga untuk menyediakan pangan yang lebih beragam. Kelompok sasaran Kegiatan Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) adalah kelompok wanita tani yang beranggotakan minimal 30 rumah tangga yang berdomisili berdekatan dalam satu desa sehingga membentuk kawasan. Setiap anggota wajib mengembangkan pemanfaatan pekarangan dengan menanam tanaman sumber pangan seperti sayur,buah,umbi ataupun memelihara ternak dan ikan. Tujuan dari program KRPL Selain sasarannya untuk kelompok wanita tani, Program ini tentu di tujukan untuk Kepentingan masyarakat untuk mencukupi ketersediaan pangan dan gizi di tingkat rumah tangga. Hasil dari usaha pekarangan ini di utamakan untuk di konsumsi oleh rumah tangga bersangkutan dan apabila berlebih dapat di bagikan kepada anggota kelompok atau secara bersama-sama di jual oleh kelompok. Program KRPL merupakan program dari seluruh desa dan kelurahan.di seluruh wilayah dalam hal ini salah satu provinsi yang menjadi pelaksanaan Program Kawasan Rumah Pangan Lestari adalah Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten yang ada di provinsi Jawa Barat yang telah memberlakukan Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) diantaranya adalah Kabupaten Subang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 480, "width": 471, "height": 217, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Di Kecamatan Serangpanjang pada tahun 2010 dengan dana APBN, KRPL dilaksanakan dengan sasaran 2 Desa yaitu: Desa Talagasari dan Desa Cijengkol dengan 2 kelompok wanita tani (KWT). Kemudian di kecamatan serangpanjang data tahun 2018 dana APBN dengan sasaran 2 Desa yaitu: Desa Cinta Mekar dan Desa Cijengkol dengan 2 kelompok wanita tani (KWT). Tahun 2018 dana APBD II dengan sasaran desa yaitu Desa Ponggang. Daerah yang menjadi target sasaran Program KRPL adalah desa rawan stunting di kecamatan serangpanjang salah satu desa yang mengalami rawan stunting adalah Desa Cinta Mekar, adanya program KRPL ini sangat penting salah satunya untuk pencegahan stunting dengan cara memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dengan menerapkan KRPL si setiap rumah tangga. Berdsarkan hasil wawancara di Desa Cinta Mekar bahwa pelaksanaan program KRPL belum berjalan optimal hal ini dapat di lihat dari kesadaran serta partisipasi sebagian ibu-ibu yang ingin selalu instan lebih baik membeli dari pada menanam. Snagat sulit untuk merubah kebiasaan ini padahal keberadaan KRPL ini sangatlah penting untuk ketahanan pangan keluarga.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 36, "width": 237, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 1 Issue 1, Juni 2019 https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 729, "width": 8, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 90, "width": 471, "height": 144, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pelaksanaan Program KRPL di Desa Cinta Mekar Kecamatan Serangpanjang di jalanakan sesuai dengan aturan yang ada, tetapi dalam penerapannya masih mengalami beberapa kendala permasalahan seperti: kondisi Lingkungan belum mendukung program KRPL berjalan optimal terlihat dari faktor cuaca serta serangan hama dan lokasi atau media tanam masih terbatas, karakteristik dan Kemampuan agen pelaksana masih belum sesuai dengan harapan masyarkat terlihat dari pengelola KRPL KWT mekar wangi kurang menguasai tekhnik budidaya tanaman dan kurang aktifnya KWT mekar wangi dalam budidaya tanaman, dan hubungan antar Organisasi masih belum sesuai harapan kelompok wanita tani (KWT) terlihat dari Pemerintah setempat kurang mendukung KWT dalam pelasanaan program KRPL berjalan optimal.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 249, "width": 86, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kerangka Teori", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 269, "width": 166, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengertian Kebijakan Publik", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 284, "width": 471, "height": 433, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada dasarnya terdapat banyak batasan atau definisi mengenai apa yang di maksud dengan kebijakan publik (Public Policy) . Masing-masing definisi tersebut memberi penenakanan yang berbeda-beda, perbedaan ini timbul karena masing- masing ahli mempunyai latar belakang yang berbeda-beda. Sementara di sisi lain,pendekatan dan model yang digunakan oleh para ahli pada akhirnya akan menentukan bagaimana kebijakan publik tersebut didefinisikan. Menurut Winarno dalam bukunya “Kebijakan dan Proses Kebijakan Publik”, yang mempergunakan istilah kebijakan. Kebijakan di gunakan untuk menunjuk perilaku seseorang aktor (misalnya seorang pejabat,suatu kelompok,maupun suatu lembaga pemerintah) atau sejumlah aktor dalam suatu bidang kegiatan tertentu. Sementara menurut Jones, istilah kebijakan tidak hanya digunakan dalam praktik sehari-hari namun digunakan untuk menggantikan kegiatan atau keputusan yang sangat berbeda. Berkaitan dengan pengertian kebijakan tersebut, Friedrich yang dikutip oleh Winarno (2002 :16) memberikan pengertiannya sebagai berikut: “ Kebijakan sebagai suatu arah tindakan yang diusulkan oleh seseorang,kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu,yang memberikan hambatan-hambatan dan kesempatan terhadap kebijakan yang diusulkan untuk menggunakan dan mengatasi dalam rangka mencapai suatu tujuan atau merealisasikan suatu sasaran atau suatu masud tertentu”. Istilah kebijakan ini lebih tertuju pada kebijakan publik (Publik Policy) yaitu kebijakan negara, kebijakan yang dibuat negara.Kebijakan publik dapat juga berarti serangkaian tindakan yang ditetapkan dan dilaksanakan atau tidak dilaksanakan oleh pemerintah yang mempunyai tujuan tertentu demi kepentingan seluruh masyarakat. Bentuk kebijakan publik itu bisa berupa undang-undang atau peraturan daerah (perda) dan yang lain. Menurut Nakamura dan Smalwood, Kebijakan publik berarti serangkaian intruksi dari para pembuat keputusan kepada pelaksana untuk mencapai tujuan tersebut (Santoso,1990:5). Nakamura dan Samalwood melihat kebijkan publik dalam ketiga lingkungan pelaksanaan kebijakan dan lingkungan penilaian kebijakan. Woll sebagaimana dikutip Tangkilisan (2003:2) menyebutkan bahwa kebijakan publik ialah sejumlah aktivitas pemerintah untuk memecahkan masalah di tengah masyarakat,baik secara langsung maupun melalui berbagai lembaga yang mempengaruhi kehidupan", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 36, "width": 237, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 1 Issue 1, Juni 2019 https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 729, "width": 8, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 90, "width": 471, "height": 419, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "masyarakat. Edwards III dan Sharkansky dalam Suwitri (2008:10) mendefinisikan kebijakan publik sebagai “suatu tindakan pemerintah yang berupa program-program pemerintah untuk pencapaian sasaran atau tujuan. Menurut Thomas R.Dye dalam Howlett dan Ramesh (2005:2), kebijakan publik adalah “segala yang dikerjakan pemerintah, mengapa mereka melakukan, dan perbedaan yang dihasilkannya (what government did, why they it and that waht differences it makes)” . Dalam pemahaman bahwa “keputusan” termasuk juga ketika pemerintah memutuskan untuk “tidak memutuskan” atau memutuskan untuk “tidak mengurus” suatu isu, maka pemahaman ini juga merujuk pada definisi Thomas R.Dye dalam Tilaar dan Nugroho (2008:185) yang mengatakan bahwa kebijakan publik merupakan “segala sesuatu yang dikerjakan dan tidak dikerjakan oleh pemerintah. Sulaiman (1998:24) Kebijakan publik itu adalah sebagai suatu proses yang mengandung berbagai pola aktivitas tertentu dan merupakan seperangkat keputusan yang bersangkutan dengan tindakan untuk mencapai tujuan dalam beberapa cara yang khusus. Dengan demikian, maka konsep kebijakan publik berhubungan dengan tujuan. Suradinata (1993:19) Mendefinisikan kebijakan publik sebagai kebijakan negara/pemerintah adalah kebijakan yang dikembangkan oleh badan-badan atau lembaga dan pejabat pemerintah. Kebijakan negara dalam pelaksanaannya meliputi beberapa aspek, berpedoman pada ketentuan yang berlaku, berorientasi pada kepentingan umum dan maa depan, serta strategi pemecahan masalah yang tertarik. Kartasasmita dalam Widodo (2001: 180) mengemukakan bahwa: “kebijakan publik adalah apa yang pemerintah katakan dan lakukan, atau tidak lakukan, kebijakan merupakan serangkaian tujuan dan sasaran dari program-program pemerintah (whatt government say and do, or not to do. It is goods or pupose of government programs ). Irfan Islamy (2001:17) mengemukakan: “kebijakan sebagai suatu taktik dan strategi untuk mencapai suatu tujuan oleh karena itu suatu kebijakan memuat tiga elemen yaitu: Identifikasi dari tujuan yang ingin dicapai, taktik dan strategi dari berbagai langkah untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan penyediaan berbagai input untuk memungkinkan pelaksanaan secara nyata dari strategi atau taktik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 509, "width": 471, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut James Anderson, Mengatakan bahwa :” Public Policy are those policies developed by govermental bodies and officials “ (kebijakan publik adalah kebijakan- kebijakan yang di kembangkan oleh badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah). Menurut Anderson implikasi dari pengertian kebijakan publik tersebut adalah:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 567, "width": 443, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Bahwa kebijakan publik selalu mempunyai tujuan tertentu atau merupakan tindakan yang berorientasi pada tujuan.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 596, "width": 440, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Bahwa kebijakan itu berisi tindakan-tindakan atau pola-pola tindakan pejabat- pejabat pemerintah.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 625, "width": 443, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3) Bahwa kebijakan itu adalah apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah,jadi bukan merupakan apa pemerintah bermaksud akan melaukan sesuatu atau menyatakan akan melaukan sesuatu.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 668, "width": 444, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4) Bahwa kebijakan publik itu bersifat positif dalam arti merupakan beberapa bentuk tindakan pemerintah mengenai suatu masalah tertentu atau bersifat", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 36, "width": 237, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 1 Issue 1, Juni 2019 https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 729, "width": 8, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 90, "width": 421, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "negatif dalam arti merupakan keputusan pejabat pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 119, "width": 443, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5) Bahwa kebijakan pemerintah dalam arti yang positif didasarkan atau selalu dilandaskan pada peraturan perundang-undagan dan bersifat memaksa (otoritatif).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 176, "width": 471, "height": 174, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut David Easton yang (dikutip oleh Dye,1981) mengatakan ketika pemerintah membuat kebijakan publik,ketika itu pula pemerintah mengalokasikan nilai-nilai kepada masyarakat, karena setiap kebijakan mengandung seperangkat nilai di dalamnya. Menurut Laswell dan Kaplan (dikutip oleh Dye, 1981) berpendapat bahwa kebijakan publik hendaknya berisi tujuan,nilai-nilai, dan praktika-praktika sosial yang ada dalam masyarakat. Ini berarti kebijakan publik tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dan praktika-praktika sosial yang ada dalam masyarakat. Ketika kebijakan publik berisi nilai-nilai yang bertentangan dengan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat,maka kebijakan publik tersebut akan mendapatkan resistensi ketika diimplementasikan.Sebaliknya, suatu kebijakan publik harus mampu mengakomodasi nilai-nilai dan praktika-praktika yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Dari pengertian kebijakan publik yang di uraikan diatas dapat disimpulkan bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 365, "width": 444, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Kebijakan publik dibuat oleh pemerintah yang berupa tindakan-tindakan pemerintah;", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 393, "width": 444, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Kebijakan publik baik untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu itu mempunyai tujuan tertentu;", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 422, "width": 444, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3) Kebijakan publik ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan hendaknya setiap kebijakan publik tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dan praktika-praktika sosial dalam masyarakat.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 480, "width": 134, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jenis Kebijakan Publik", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 495, "width": 471, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut James E. Anderson, kebijakan publik dapat di kelompokkan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 524, "width": 235, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Subtantive Policies and Procedural Policies", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 538, "width": 422, "height": 101, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Subtantive Policies adalah kebijakan yang dilihat dari subtansi masalah yang di hadapi oleh pemerintah, Misalnya,kebijakan politik luar negeri, kebijakan dibidang pendidikan, kebijakan ekonomi,dan sebagainya. Dengan demikian yang menjadi tekanan dari subtantive policies adanya pokok masalahnya (subject matter) kebijakan. Procedural Policies adalah suatu kebijakan yang dilihat dari pihak-pihak mana saja yang terlibat dalam perumusan kebijakan serta cara bagaimana suatu kebijakan publik diimplementasikan.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 639, "width": 444, "height": 72, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Distributive,Redistributive,and Self Regulatory Policies Distributive Policies adalah suatu kebijakan yang mengatur tentang pemberian pelayanan atau keuntungan bagi individu-indidu,kelompok- kelompok,perusahaan-perusahaan atau masyarakat tertentu. Redistributive Policies adalah kebijakan yang mengatur tentang pemindahan alokasi", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 36, "width": 237, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 1 Issue 1, Juni 2019 https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 729, "width": 8, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 90, "width": 422, "height": 57, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kekayaan,pemilikan,atau hak-hak diantara kelas-kelas dan kelompok- kelompok penduduk. Self Regulaory Policies adalah kebijakan yang mengatur tentang pembatasan atau pelarangan perbuatan atau tindakan bagi seseorang atau kelompok orang.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 147, "width": 444, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3) Material Policies Material policies adalah kebijakan-kebijakan tentang pengalokasian atau penyediaan sumber-sumber material yang nyata bagi para penerimanya,atau mengenakan beban-beban bagi mereka yang mengalokasikan sumber-sumber material tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 220, "width": 444, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4) Publik Goods and Private Goods Policies Publik Goods Policies adalah suatu kebijakan yang mengatur tentang penyediaan barang-barang dan pelayanan-pelayanan untuk kepentingan orang banyak. Private Goods Policies merupakan kebijakan-kebijakan tentang penyediaan barang-barang atau pelayanan untuk kepentingan perorangan yang tersedia di pasar bebas, dengan imbalan biaya tertentu.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 321, "width": 127, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sifat Kebijakan Publik", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 336, "width": 441, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut Winarno,sifat kebijakan bisa diperinci menjadi beberapa kategori, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 350, "width": 447, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1.) Tuntutan Kebijakan (policy demands) adalah tuntutan-tuntan yang dibuat oleh aktor-aktor swasta atau pemerintah, ditujukan kepada pejabat-pejabat pemerintah atau sistem politik.", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 393, "width": 447, "height": 101, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.) Keputusan kebijakan (policy decisions) didefinisikan sebagai keputusan- keputusan yang dibuat oleh pejabat-pejabat pemerintah yang mengesahkan atau memberi arah dan substansi kepada tindakan-tindakan kebijakan publik. Yang termasuk dalam kegiatan ini adalah menetapkan undang-undang, memberikan perintah-perintah eksekutif atau pernyataan-pernyataan resmi, mengumumkan peraturan-peraturan administratif atau membuat interprestasi yuridis terhadap undang-undang.", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 495, "width": 447, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.) Pernyataan kebijakan (policy statments) adalah pernyataan-pernyataan resmi atau artikulasi-artikulasi kebijakan publik. Yang termasuk kategori ini adalah undang-undang legislatif, perintah-perintah dan dekrit presiden, peraturan- peraturan administratif dan pengadilan,maupun pernyataan-pernyataan atau pidato-pidato pejabat pemerintah dan apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan itu.", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 582, "width": 447, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.) Hasil kebijakan (policy outputs) lebih merujuk ke manisfestasi nyata dari kebijakan publik, hal-hal yang sebenarnya dilakukan menurut keputusan- keputusan dan pernyatan-pernyataan kebijakan.", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 625, "width": 447, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5.) Dampak kebijakan (policy outcomes) lebih merujuk pada akibat-akibatnya masyarakat, baik yang diinginkan yang berasal dari tindakan atau tidak adanya tindakan pemerintah. Definisi sifat kebijakan publik diatas adalah jelas bahwa sebenarnya kebijakan itu tidak hanya dirumuskan lalu dibuat dalam suatu bentuk positif seperti undang-undang dan kemudian tidak dilaksanakan atau diimplementasikan, tetapi sebuah kebijakan publik harus", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 36, "width": 237, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 1 Issue 1, Juni 2019 https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 729, "width": 8, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 122, "top": 90, "width": 421, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dilaksanakan atau diimplementasikan agar mempunyai dampak atau tujuan yang diinginkan dan kemudian dievaluasi pelaksanaanya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 133, "width": 178, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Model Implementasi Kebijakan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 147, "width": 471, "height": 101, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut Dunn, tindakan implementasi dapat di bedakan ke dalam “policy inputs and policy process”. Policy input berupa masukan sumber daya , sedangkan policy process bertalian dengan kegiatan administratif organisasional yang membentuk transformasi masukan kebijakan kedalam hasil-hasil (outputs) dan dampak (impact) kebiajakan. Model yang dikembangkan oleh G shabbir Cheema dan Dennis A. Rondinelli (1983). Menurut Cheema dan Rondinelli Terdapat lima variabel proses implementasi suatu program yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 249, "width": 128, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) kondisi lingkungan", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 263, "width": 166, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Hubungan antar organisasi", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 278, "width": 151, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3) Sumber daya organisasi", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 292, "width": 275, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4) Karakteristik dan kapabilitas instansi pelaksana", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 307, "width": 133, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5) Kinerja dan dampak.", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 321, "width": 421, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Model yang dikembangkan oleh Donald S. Van Meter dan Carl E. Van Horn (1975) menurut Meter dan Horn ada enam model proses implementasi kebijakan yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 365, "width": 176, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Ukuran dan tujuan kebijakan", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 379, "width": 88, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Sumberdaya", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 393, "width": 307, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3) Hubungan antar organisasi dan kegiatan pelaksanaan", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 408, "width": 175, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4) Karakteristik agen pelaksana", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 422, "width": 229, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5) Lingkungan ekonomi,sosial dan politik", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 437, "width": 126, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6) Disposisi pelaksana", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 466, "width": 471, "height": 245, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Faktor - faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi Kebijakan Publik Implementasi kebijakan akan efektif apabila birokrasi pelaksanaannya mematuhi apa yang telah digariskan dalam peraturan. Islamy mengatakan bahwa, “ suatu kebijakan negara atau pemerintah akan menjadi efektif bila dilaksanakan dan mempunyai dampak positif bagi anggota-anggota masyarakat tersebut bersamaan dengan apa yang diinginkan oleh pemerintah atau negara. Dengan demikian, implementasi kebijakan akan efektif dan berdampak positif bagi masyarakat apabila dalam pelaksanaannya terjadi kesesuaian yang terjadi di dalam masyarakat dengan apa yang diinginkan oleh pemerintah. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pemerintah dalam mengevaluasi keberhasilan atau kegagalan dalam mengimplementasikan kebijakan tersebut. Keberhasilan implementasi kebijakan akan ditentukan oleh banyak variabel atau faktor, dan masing-masing variabel tersebut saling berhubungan satu sama lain. Menurut Teori Implementasi Kebijakan Program G Shabbir Cheema dan Dennis A.Rondinelli terdapat kerangka konseptual yang dapat digunakan untuk analisis implementasi program-program pemerintah yang bersifat denstralistis. terdapat empat variabel yang dapat mempengaruhi kinerja dan dampak suatu program yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 36, "width": 237, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 1 Issue 1, Juni 2019 https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 729, "width": 14, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "10", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 90, "width": 132, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a) Kondisi lingkungan", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 104, "width": 422, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b) Mencakup lingkungan sosio kultural serta keterlibatan penerima program.", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 133, "width": 171, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c) Hubungan antar organisasi", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 147, "width": 422, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "d) Dalam banyak program,implementasi sebuah program perlu dukungan dan koordinasi dengan instansi lain. Untuk itu diperlukan koordinasi dan kerjasama antar instansi untuk keberhasilan suatu program.", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 191, "width": 313, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e) Sumberdaya organisasi untuk implementasi program", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 206, "width": 422, "height": 42, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "f) Untuk implementasi program implementasi kebijakan perlu di dukung sumberdaya baik manusia (human resources) maupun sumberdaya non- manusia ( non human resouces).", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 249, "width": 273, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "g) Karakteristik dan kemampuan agen pelaksana", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 263, "width": 422, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "h) Mencakup struktur birokrasi,norma-norma dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi yang semuanya itu akan mempengaruhi implementasi suatu program.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 321, "width": 104, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 342, "width": 474, "height": 173, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa gambaran dan kata-kata tertulis atau lisan dari informan serta perilaku yang diamati. Strategi penelitian yang digunakan peneliti adalah eksplorasi terhadap proses, aktivitas, dan pristiwa (Creswell,2010).Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tujuan ingin menggali lebih dalam dari berbagai sumber dan informan mengenai pelaksanaan Implementasi Program Kawasan Rumah Pangan Lestari di Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Subang. Pemilihan informan ini dilakukan dengan menggunakan teknik snowball. Pemilihan informan yang berdsarkan pertimbangan tertentu, misalnya orang yang paling mengetahui atau mempunyai otoritas pada objek atau situasi yang akan akan diteliti. Sehingga informan tersebut mampu memberikan petunjuk dan referensi kemana saja peneliti dapat melakukan pengumpulan data (Sugiyono, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 515, "width": 471, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Informan yang menjadi narasumber pengumpulan data primer dalam penelitian ini adalah:", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 544, "width": 454, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Penyuluh Pendamping KRPL Desa, Informan ini di pilih karena dapat memberikan data dan informasi tentang program kawasan rumah pangan lestari di Desa Cinta Mekar.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 588, "width": 454, "height": 42, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Kelompok wanita tani (KWT), informan ini di pilih karena dapat memberikan informasi dan data tentang pencapaian kegiatan pengelolaan program kawasan rumah pangan lestari di Desa Cinta Mekar.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 631, "width": 454, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3) Masyarakat, informan ini di pilih karena sebagai penerima manfaat program kawasan rumah pangan lestari di Desa Cinta Mekar.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 36, "width": 237, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 1 Issue 1, Juni 2019 https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 729, "width": 14, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "11", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 90, "width": 125, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 110, "width": 471, "height": 188, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambaran Umum Desa Cinta Mekar dan Kebijakan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Cinta Mekar adalah Desa yang berada di Kecamatan Serangpanjang Kabupaten Subang Jawa Barat Indonesia dengan jumlah penduduk 2.434 jiwa (2013) Wilayah Cinta Mekar meliputi 4 dusun, 8 Rw dan 16 RT. Cinta Mekar merupakan salah satu desa dengan nama terunik, nama tersebut ternyata merupakan singkatan dari nama ke empat dusun yang berada di cinta mekar, CI untuk Cimute, Ta untuk Tangkil, Me untuk Malingping, dan kar untuk Karapyak. Dahulu tingkat pembangunan di Cinta Mekar tergolong lambat terutama dari sisi pendidikan dan ekonomi. Namun pada tahun 2003 perubahan mulai terasa di desa ini saat warganya secara swadaya mulai membangun dan mengelola pembangkit listrik Mikrohidro sebesar 120 kilowatt yang memanfaatkan aliran sungai Ciasem, dampak positif pun mulai dirasakan warga yaitu dengan mendapat manfaat lain dari masuknya listrik kerumah-rumah warga. Sebelum pemekaran Desa Cinta Mekar ini masuk ke dalam wilayah Kecamatan Sagalaherang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 298, "width": 471, "height": 87, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Visi Desa Cinta Mekar adalah Terwujudnya Desa Cintamekar yang Aman dan Sehat Cerdas dan berahlaq mulia serta Takwa terhadap Allah yang maha Esa. Adapun Misi Desa Cinta Mekar yaitu : Mewujudkan keamanan dan ketertiban Seluruh Lingkungan; Meningkatkan Pelayanan yang baik Terhadap Seluruh Masyarakat; Mengedepankan Kejujuran,Keadilan, Transparans Terhadap Mayarakat; dan Meningkatkan Kehidupan Yang Harmonis, Toleransi Saling Menghormati.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 385, "width": 471, "height": 332, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL adalah suatu program kegiatan yang mengusahakan kawasan rumah penduduk dengan memanfaatkan pekarangan secara intensif untuk dimanfaatkan dengan berbagai sumber daya lokal secara bijaksana yang menjamin kesinambungan penyediaan bahan pangan rumah tangga yang berkualitas dan beragam. Berdasarkan Petunjuk Teknis KRPL 2018 Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 62/Kpts/RC.110/J/12/2017 Tentang Petunjuk Teknis Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan Melalui Kawasan Rumah Pangan Lestari. Optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan melalui Kawasan Rumah Pangan Lestari merupakan prioritas dalam rangka mempercepat diservikasi pangan dan memperkuat kebutuhan pangan dan gizi keluarga. Pelasanaan Program Kegiatan KRPL TAHUN 2018 di biayai dengan dana bantuan Pemeintah melalui dana dekonsentrasi di provinsi. Melalui Program ini di harapkan dapat meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat untuk membentuk pola konsumsi pangan yang baik. KRPL juga dilaksanakan dalam rangka mendukung program pemerintah untuk penurunan kemiskinan melalui kegiatan padat karya,penanganan daerah stunting, serta penanganan daerah rentan rawan pangan. Untuk mempercepat akselerasi gerakan pemanfaatan pekarangan melalui konsep KRPL, perlu dijalin kerja sama kemitraan dengan pihak swasta,antara lain berupa Corporate Social Responsibility (CSR)Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Kerjasama tersebut dapat dilakukan 2018 baik bidang pangan maupun bidang lainnya seperti pendidikan dengan sosialisasi kepada anak usia dini atau masyarakat lainnya. Pelaksanaan kegiatan KRPL perlu di lakukan secara intregitasi dengan kegiatan lainnya, baik dalam pelaksanaan maupun pembiayaannya. Gubernur dan Bupati/Walikota seabagai integrator utama di", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 36, "width": 237, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 1 Issue 1, Juni 2019 https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 729, "width": 14, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "12", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 90, "width": 471, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "daerah,memiliki peranan penting dalam mengkoordinasikan kegiatan KRPL, khususnya terhadap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sebagai agen pembawa perubahan (agent of change). Tujuan Program KRPL yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 133, "width": 450, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Memberdayakan rumah tangga dan masyarakat dalam penyediaan sumber pangan dan gizi melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan dan lahan sekitar tempat tinggal.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 177, "width": 450, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Meningkatkan kesadaran, peran, dan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman (B2SA).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 220, "width": 471, "height": 217, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terlaksananya kegiatan KRPL di 2.300 kelompok baru di 33 provinsi dengan prioritas daerah rentan rawan pangan berdasarkan Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA)/Peta Ketahanan dan Kerawanan Pangan serta kabupaten prioritas penanganan Stunting. Indikator keberhasilanya adalah aIndikator Output: Jumlah KRPL yang dikembangkan sebanyak 2300 kelompok. Indikator Outcome: Meningkatnya frekuensi konsumsi sayuran, buah dan protein hewani pada kelompok KRP.Indikator Manfaat: Meningkatnya skor PPH. Kosep kegiatan KRPL yakni Potensi luas lahan pekarangan dan lahan sekitar tempat tinggal yang belum dimanfaatkan relatif besar untuk dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan keluarga. Masyarakat berperan dalam peningkatan pemanfaatan pekarangan sebagai sumber pangan dan gizi keluarga. Perempuan di lingkungan rumah tangga merupakan penentu/pengambil keputusan dalam pemenuhan pangan dan gizi keluarga dan anak-anak sebagai generasi penerus. Untuk itu dalam kegiatan KRPL menggunakan konsep Pemberdayaan Keluarga dan masyarakat dengan melibatkan seluruh anggota keluarga dan anggota kelompok (padat karya). Strategi Pelaksanaan nya adalah", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 451, "width": 471, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Implementasi Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Desa Cinta Mekar (Kelompok Wanita Tani Mekar Wangi) Serangpanjang", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 480, "width": 471, "height": 115, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Program Kawasan Rumah Pangan Lestari merupakan Program Pemerintah dalam rangka mempercepat penganekaragaman pangan dan memperkuat ketahanan pangan untuk mendukung pemerintah untuk penanganan stunting, Bedah, Kemiskinan, Rakyat Sejahtera (Bekerja) penanganan wilayah rentan rawan pangan dan pengembangan daerah perbatasan. Berikut pemaparan mengenai implementasi program KRPL di Desa Cinta Mekar (Kelompok Wanita Tani Mekar Wangi) Kecamatan Serangpanjang berdasarkan kerangka konsep yang peneliti adopsi dari G. Shabbir Cheema & Dennis A. Rondinelli.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 609, "width": 114, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kondisi Lingkungan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 624, "width": 471, "height": 86, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kondisi Lingkungan sangat mementukan keberhasilan pencapaian tujuan dari implementasi program Kawasan Rumah Pangan Lestari khususnya di Desa Cinta Mekar Serangpanjang. Hal yang perlu di perhatikan guna menilai kinerja implementasi program dalam prespektif yang ditawarkan oleh G Shabbir Cheema dan Dennis A. Rondinelli adalah sejauh mana kondisi lingkungan turut mendorong keberhasilan kebijakan publik yang telah di tetapkan. Lingkungan yang tidak kondusif dapat", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 36, "width": 237, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 1 Issue 1, Juni 2019 https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 729, "width": 14, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 90, "width": 471, "height": 549, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menjadi faktor dari kegagalan kinerja implementasi program. Karena itu, upaya untuk mengimplementasikan program harus pula memperhatikan kekondusifan kondisi lingkungan eksternal. Kondisi-kondisi lingkungan juga akan berpengaruh pada kecenderungan para pelaksana.Kondisi-kondisi lingkungan mungkin menyebabkan para pelaksana suatu kebijakan tanpa mengubah pilihan-pilhan probadi mereka tentang kebijakan itu. Akhirnya, faktor-faktor lingkungan ini di pandang mempunyai pengaruh langsung pada pemberian-permberian kinerja pelaksana dalam implementasi program. Kondisi-kondisi lingkungan mungkin memperbesar atau membatasi pencapaian, sekalipun kecenderungan para pelaksana dan kekuatan lain dalam model ini juga mempunyai pengaruh terhadap implementasi program. Berikut hasil kutipan wawancara dari informan Penyuluh Pendamping Desa Cinta Mekar terkait dukungan eksternal terhadap pelasanaan program KRPL: “... Paling ya.. masalah lahan yang masih terbatas sehingga sehingga kita masih kekurangan tempat sebagai media tanam untuk menyimpan polibag, demplot, akhirnya jumlah polibag, dan demplot untuk menyimpan tanaman pun masih kurang itu juga bisa mengurangi jumlah KRPL nya..” Berikut kutipan hasil wawancara dengan informan ketu KWT mekar wangi Desa Cinta Mekar: “..Nah cuaca juga sangat mempengaruhi, kalau cuaca buruk misalnya di musim hujan ya tanaman banyak yang rusak, mati karena kelebihan air mungkin, kita jadi tidak bisa panen, kalau di musim kemarau juga sama tanaman ada yang rusak, mati, karena kekeringan apalagi kalau rusak semua, kita harus nanam ulang..” “ Kadang juga adanya hama yang menyebabkan tanaman rusak dan menyebabkan gagal panen juga jadi yaaa..malah rugi...” Berikut kutipan hasil wawancara dengan infroman Masyarakat Desa Cinta Mekar: “Iya kalau dari lingkungan yang saya lihat juga ya itu hama sama keterbatasan lahan masih menjadi kendala jadi jumlah polibag nya tidak tertlau banyak karena itu tidak ada lahan..” Berdasarkan hasil anlalisis kutipan wawancara dengan infroman diatas bahwa kondisi lingkungan masih kurang memadai dan mendukung untuk pelaksanaan program KRPL di Desa Cinta Mekar melihat dari hasil wawancara dengan ke 3 informan diatas bahwa keterbatasan lahan sebagai media tanam yang masih kurang serta faktor cuaca buruk yang dapat mempengaruhi pelaksanaan program KRPL kurang optimal juga serta dari masalah kondisi lingkungan lainnya yaitu masalah hama yang memang banyak merusak tanaman dan menyebabkan kegegalan panen. Dimana Pencapaian program KRPL pun kurang berjalan dengan baik.. Jika memperhatikan teori G. Shabbir Cheema dan Dennis A. Rondinelli bahwa kondisi lingkungan sangat mempengaruhi tercapainya tujuan implementasi program KRPL di Desa Cinta Mekar jika kondisi lingkungan nya tidak mendukung maka program tidak akan bisa berjalan dengan baik. Dapat disimpulkan dari analisis di atas keterbatasan lahan masih menjadi kendala untuk mendukung pelaksaan program KRPL berjalan optimal.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 653, "width": 159, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hubungan Antar Organisasi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 668, "width": 471, "height": 43, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pelaksanaan langsung dilapangan untuk program KRPL adalah Desa sebagai fasilitator dan Dinas Ketahanan Pangan sebagai implementor program Kawasan Rumah Pangan Lestari. Komunikasi dalam kerangka penyampaian informasi kepada", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 36, "width": 237, "height": 26, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 1 Issue 1, Juni 2019 https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 729, "width": 14, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "14", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 90, "width": 471, "height": 520, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "para pelaksana program tentang apa menjadi standar dan tujuan konsisten dan seragam (consistency and uniformity) dari berbagai sumber informasi. Disamping itu, koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh dalam implementasi program. Semakin baik koordinasi di antara pihak-pihak yang terlibat dalam implementasi program, maka kesalahan akan semakin kecil, demikian sebaliknya. Koordinasi dan komunikasi yang terjalin antara Desa Cinta Mekar, Kelompok Wanita Tani mekar wangi dan Dinas Ketahanan Pangan dapat di lihat dari hasil kutipan wawancara dengan informan ketua KWT mekar wangi Desa Cinta Mekar: “Nah Selama ini di bisa dikatakan tidak ada respon dari pihak desa kepada kita melihat dari pihak desa justru seperti tidak memberikan apresiasi dan dukungan nya untuk pelaksaan KRPL. Jadi hanya oleh kita saja kelompok...seharusnya memang bisa ikut mendukung juga untuk pelaksanaan KRPL ini...”. “…. kalau dengan pendamping teknis KRPL kita bekerjasama dengan baik untuk mengelola KRPL pendamping juga banyak membantu dan memotivasi kita kelompok...”. “Nah kalau dari pihak dinas ada namanya monitoring tiap 3 bulan sekali selain ikut mengawasi juga ada kunjungan pemeriksaan dari dina ke desa..” Berikut kutipan hail wawancara dengan informan Penyuluh Pendamping Desa Cinta Mekar : “.kalau saya selaku pendamping tentu peran saya ikut mengawasi dan memberikan motivasi serta membantu dan juga mendukung KWT terutama ibu-ibu dalam pelaksanaan KRPL ini agar bisa berjalan sesuai petunjuk teknis..”“saya selaku pendamping memotivasi KWT dengan meningkatkan kesadaran dan memberikan semangat serta merubah kebiasaan ,pola pikir ibu-ibu yang selalu ingin instan dari pada cape-cape menanam.. memang masih sulit untuk merubah kebiasaan ini dari ibu- ibu..”Berikut kutipan hasil wawancara dengan informan Masyarakat Desa Cinta Mekar: “Kalau menurut saya yang terlihat memang pihak desa Seperi kurang mendukung ya jadi paling sosialisasi kepada kia juga dari Dinas Ketahanan pangan dan dari KWT nya aja paling..” Berdasarkan hasil kutipan wawancara dengan informan di atas jika melihat hasil wawancara dengan ke 3 informan ada kesamaan mengatakan bahwa kurang adanya dukungan dari pemerintah setempat untuk pelaksanaan program KRPL sehingga hubungan antar KWT dengan pihak setempak belum sepenuhnya mendukung program KRPL berjalan optimal. Jika memperhatikan teori G Shabbir Cheema & Dennis .A .Rondinelli dalam banyak program,implementasi sebuah program perlu dukungan dan koordinasi dengan instansi lain. Untuk diperlukan koordinasi dan kerjasama anatar instansi untuk keberhasilan suatu program. Berdasarkan hasil analisis di atas dapat di simpulkan pemerintah setempat kurang merepon dan kurang memperhatikan KWT untuk pelaksanaan program KRPL sehingga masih belum berjalan dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 624, "width": 304, "height": 29, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber Daya Organisasi Untuk Implementasi Program Sumber Daya Manusia", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 653, "width": 471, "height": 58, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aspek Pelaksanaan Program KRPL yang lain adalah SDM pelaksana di Desa yang terdiri dari pengelola dan Penyuluh Pendamping. Pengelola program KRPL adalah kelompok wanita tani (KWT) Setiap desa terdiri dari 1 KWT dengan jumlah anggota 30-40 orang yang mengelolanya, serta 1 penyulung pendamping yang", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 36, "width": 237, "height": 26, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 1 Issue 1, Juni 2019 https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 729, "width": 14, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "15", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 90, "width": 471, "height": 346, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "berperan sebagai pengawasan (controlling) dan pemberian motivasi kepada KWT. Berdasarkan hasil wawancara dengan penyuluh pendamping Desa Cinta Mekar mengenai kecukupan anggota pengelola KRPL di Desa Cinta Mekar yang kutipannya sebagai berikut: “Dengan jumlah anggota kelompok yang mencapai 30-40 orang ini menurut saya sudah cukup belum lagi di tambah ibu-ibu masyarakat yang bukan anggota tetapi ada juga yang mau ikut melaksanakan program ini depan pekarangannya dari kami mungkin hanya memfasilitasi saja.. nah untuk pelaksaan KRPL sendiri itu ada dua tahap ya.. yang pertama penumbuhan dan yang kedua pengembangan adi yang 30 anggota untuk tahap pertama dan yang 40 untuk tahap kedua jadi ya.. sudah cukup memadai” . Berikut kutipan hasil wawancara dengan informan Ketua KWT mekar wangi Desa Cinta Mekar: “Ya.. semua jumlah anggota KWT itu ada 40 orang terdiri dari saya sebagai ketua, ada sekretaris dan bendahara nah sisanya anggota..” Berikut kutipan hasil wawancara dengan informan Masyarakat Desa Cinta Mekar: “Melihat dari jumlah anggota ibu-ibu KWT nya sih itu sudah cukup banyak ya yang mengelolanya... di tambah kita juga masayarakat..” Berdasarkan kutipan hasil wawancara di atas ke 3 informan mengatakan bahwa kecukupan sumber daya manusia nya sudah memadai dari banyak anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) yang mengelolanya dengan di tambah peran masyarakat khususnya ibu-ibu juga sudah bisa dikatakan cukup untukpelaksanaan Program KRPL berjalan baik. Jika memperhatikan teori G Shabbir Cheema dan Dennis A.Rondinelli untuk implementasi program implementasi kebijakan perlu di dukung sumber daya baik manusia (human resources) maupun sumber daya non-manusia (non human resources). Berdasarkan hasil analisis di atas dapat di simpulkan bahwa dana bantuan pemerintah sudah cukup mendukung program KRPL.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 451, "width": 135, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber Daya Finansial", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 466, "width": 471, "height": 245, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber pembiayaan KRPL berasal dari dana bantuan pemerintah untuk pencairan dana KRPL di ambil melalui rekening kelompok wanita tani karena dana langsung masuk ke rekening kelompok. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai sumber pembiayaan program KRPL di Desa Cinta Mekar Kecamatan serangpanjang, Peneliti memperoleh data dari hasil wawancara dnegan informan ketua KWT mekar wangi Desa Cinta Mekar yang kutipannya sebagai berikut: “ untuk sumber dana program KRPL itu sendiri berasal dari dana bantuan pemerintah yaitu dana dekonsentrasi dari provinsi jadi langsung dari pusat ya.. dan danannya pun langsung masuk ke rekening kelompok jadi di pegang langsung oleh kelompok untuk pencaiarannya pun hanya bisa di lakukan oleh kelompok saja..”….“untuk dana pembiayaan KRPL itu sudah cukup ya.. menurut saya jadi kita memanfaatkan dana tersebut sebaik-baiknya untuk keperluan saran dan prasarana seperti kebun bibit,demplot,polibag dll.” Berikut kutipan wawancara dengan informan Penyuluh Pendamping Desa Cinta Mekar:“ untuk dana bantuan dari pemerintah itu sudah cukup untuk pembiayaan program KRPL.karena untuk dana sendiri ada tiga tahap ada dana APBD I BPTP,APBD II Pemda DKP, dan APBD DKP..” Berikut hasil kutipan wawancara dengan informan Masyarakat Desa Cinta Mekar: “Menurut saya dana dari", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 36, "width": 237, "height": 26, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 1 Issue 1, Juni 2019 https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 729, "width": 14, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "16", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 90, "width": 474, "height": 115, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pemerintah untuk biaya Program KRPL itu sudah cukup dananyapun cukup besar...” Berdasarkan hasil analisis dengan 3 informan di atas dapat di kataka bahwa sumber daya finansial sudah cukup memadai untuk pembiayaan Pogram KRPL. Dilihat dari kutipan wawancara informan 2 bahwa untuk pembiayaan KRPL itu terdapat dana untuk tiga tahap yaitu dan APBD I BPTP, APBD II Pemda DKP,APBD DKP. Berdasarkan hasil analisis di atas dapat di simpulkan bahwa dana bantuan dari pemerintah tersebut sudah cukup memadai untuk mendukung program KRPL berjalan optimal.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 220, "width": 253, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Karateristik dan Kemampuan Agen Pelaksana", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 234, "width": 471, "height": 217, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "U ntuk faktor karakteristik di lihat dari keseriusan para implementor dilapangan dalam melakukan serangkaian penguatan sistem hingga pembuatan peraturan pendukung (Standard Oparetional Procedur) untuk melaksankan agar program berjalan dengan baik. Disini peneliti melihat keseriusan akan terlaksannya program KRPL dengan baik dari ada tidaknya peraturan desa cinta mekar yang di buat semenjak program ini diluncurkan. Berikut hasil kutipan hasil wawancara peneliti dengan informan sekretaris desa cinta mekar terkait ada tidaknya peraturan atau SOP. yang dibuat untuk mendukung program KRPL di desa cinta mekar Kecamatan Serangpanjang: “kalau SOP untuk KRPL kami belum ada ya.. tapi SOP untuk didesa sendiri kami sudah membuatnya.. “. Berikut kutipan wawancara dengan informan Penyuluh Pendamping desa cinta mekar: “Nah untuk SOP nya kalo saya kurang tau ya.. karena saya kan hanya sebagai pendamping KWT saja.. kalo untuk SOP ada mungkin di desa”. Berikut hasil kutipan wawancara informan ketua KWT desa cinta mekar : “kalau SOP KRPL kita tidak pegang...sepertinya memang tidak ada ya.. pihak desa juga pasti memberikan kalo memang ada..”", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 451, "width": 471, "height": 145, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil analisis kutipan wawancara di atas menurut 3 informan menyatakan bahwa tidak adanya mengenai peraturan pendukung (Standard Operational Procedure) atau SOP untuk implementasi program KRPL. dalam hal ini pemerintah setempat (Pihak Desa) terlihat kurang memperhatikan mengenai SOP KRPL dimana adanya SOP ini dapat menjadi acuan serta petunjuk bagi pengelola dan penyuluh pendamping KRPL dalam implementasi program KRPL agar bisa berjalan optimal dengan mengikuti prosedur yang ada. Jika memperhatikan teori dari G Shabbir Cheema dan Dennis A. Rondinelli karakteristik mencakup struktur birokrasi,norma- norma dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi yang semuanya itu akan mempengaruhi implementasi suatu program.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 596, "width": 471, "height": 115, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil analisis diatas dapat di simpulkan bahwa peran karakteristik sangat mempengaruhi para partisipan untuk mendukung atau menolak. Berdasarkan kutipan hasil wawancara dengan informan terlihat jelas bahwa pemerintah setempat kurang mendukung dalam pelaksanaan program KRPL di Desa Cinta Mekar. Selanjutnya,kemampuan agen pelaksana yang dimiliki desa cinta mekar merupakan salah satu indikator dari karakteristik pelaksana untuk pengelola dan pendamping desa cinta mekar sendiri berdasarkan pengamatan serta wawancara yang peneliti lakukan membutikan bahwa pengelola dan pemilihan pendamping dikuasai oleh orang-orang", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 36, "width": 237, "height": 26, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 1 Issue 1, Juni 2019 https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 729, "width": 14, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "17", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 90, "width": 471, "height": 86, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "yang profesional dalam bidangnya seperti ketua KWT mekar wangi sudah menjabat sebagai ketua kelompok wanita tani di tahun 2019. Untuk pemilihan pendamping desa juga mempunyai kemampuan sesuai bidangnya dipilih dari badan pertanian kecamatan serangpanjang, pendamping desa dipilih langsung oleh dinas ketahanan pangan jadi untuk pelaksanaan Program KRPL di kelola oleh orang-orang yang tepat yang memiliki kemampuan untuk mengelola KRPL dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 176, "width": 471, "height": 130, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil analisis dengan informan di atas dapat dikatakan bahwa untuk karakteristik dan kemampuan agen pelaksana sangat mempengaruhi untuk mendukung proses implementasi program agar program bisa berjalan dengan baik sesuai yang di harapkan. Jika memperhatikan teori dari G Shabbir Cheema dan Dennis A. Rondinelli karakteristik dan kemampuan agen pelaksana mencakup struktur birokrasi,norma-norma dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi yang semuanya itu akan mempengaruhi implementasi suatu program. Berdasarkan hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa peran pelaksana dalam menduung implementasi program sangat mempengaruhi agar program berjalan dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 321, "width": 67, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 342, "width": 471, "height": 100, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarakan hasil analisis dalam pelaksanaan Program KRPL di Desa Cinta Mekar (Kelompok Wanita Tani Mekar Wangi) Kecamatan Serangpanjang dapat disimpulkan bahwa Implementasi Program Kawasan Rumah Pangan Lestari di Desa Cinta Mekar Kecamatan Serangpanjang belum maksimal dalam pelaksanaannya,terutama dalam hal karakteristik dan kemampuan agen pelaksana dan kondisi lingkungan yang belum maksimal serta provider (Desa) yang belum mendukung.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 443, "width": 471, "height": 216, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kondisi Lingkungan belum mendukung program KRPL berjalan dengan optimal terlihat dari faktor cuaca serta serangan hama dan lokasi atau media tanam yang masih terbatas. Karakeristik dan Kemampuan Agen Pelaksana masih belum sesuai dengan harapan masyarakat terlihat dari pengelola KRPL KWT mekar wangi kurang menguasai tehknik budidaya tanaman dan kurang aktifnya KWT mekar wangi dalam budidaya tanaman. Hubungan Antar Organinasi masih belum sesuai dengan harapan KWT (Kelompok Wanita Tani) telihat dari pemerintah setempat kurang mendukung KWT dalam pelaksanaan program KRPL berjalan optimal. berdasarkan hasil penelitian dan jika dikaitkan dengan teori G Shabbir Cheema dan Dennis A. Rondinelli. Maka inti penting hasil kajian meliputi : kondisi lingkungan belum cukup mendukung proses implementasi berjalan dengan baik; hubungan antar organisasi masih kurang mendukung terlihat pemerintah setempat kurang memperhatikan kinerja KWT, sumber daya untuk implementasi program yang dimiliki sudah cukup memadai baik dari sumber daya maupun sumber daya finansial, dan karakteristik dan kemapuan agen pelaksana masih belum sesuai dengan harapan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 36, "width": 237, "height": 26, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 1 Issue 1, Juni 2019 https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 729, "width": 14, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "18", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 90, "width": 56, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Referensi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 119, "width": 350, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Agustino, Leo.2008. Dasar-dasar Kebijakan Publik . Alfabeta:Bandung.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 139, "width": 471, "height": 27, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Alfatih, Andy.2010.Implementasi Kebijakan dan Pembedayaan Masyarakat. Bandun: Unpad Press.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 172, "width": 470, "height": 27, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Creswell, John W.2010. Research Design Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan mixed Edisi Ketiga . Yogyakarta: Pustaka Pelajar", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 206, "width": 470, "height": 27, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dunn. William N. 1981 . Analisis Kebijakan Publik Formulasi Implementasi dan Evaluasi Jakarta: PT. Gramedia Pustaka", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 240, "width": 450, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dye, Thomas R.1981. Understanding Public Policy. 3th Englewood Cliffs,NJ:Prentice Hall.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 259, "width": 454, "height": 33, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hanifah Harsono,2002, Implementai Kebijakan dan Politik, Jakarta, Rineka Cipta Hessel,Nogi,Tangkilisan,2003, Kebijakan publik Yang Membumi, Lukman Offset,Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 299, "width": 471, "height": 47, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Islamy,M.Irfan,2001, Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijakan Negara, Bumi Aksara,Jakarta Jones, Charles O.1996 .Pengantar Kebijakan Publik (Publik Policy) Terjemahan Rick Ismanto, Jakarta: Penerbit PT Raja Grafindo Persada.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 352, "width": 471, "height": 27, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nugroho,Riant,2003. Kebijakan Publik Formulasi,Implementasi dan Evaluasi Jakararta. PT Gramedia.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 386, "width": 349, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pedoman Umum Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Tahun 2015", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 406, "width": 246, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pedoman Pelaksanaan Program P2KP Tahun 2013", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 426, "width": 471, "height": 26, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan BerBasis Sumber Daya Lokal.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 459, "width": 471, "height": 27, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Peraturan Menteri Pertanian Nomor 23 Tahun 2009 Tentang Gerakan P2KP Berbasis Sumber Daya Lokal.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 493, "width": 471, "height": 27, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 15 Permentan OT.140/2/2013 Tentang Peningkatan Diservikasi dan Keahanan Pangan.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 526, "width": 176, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Petunjuk Teknis KRPL Tahun 2018", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 546, "width": 374, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Subarsono, AG.2011. Analisis Kebijkan Publik, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 566, "width": 356, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sugiyono,2008. Metode Penelitian Kualitatif (R&D ), Bandung: Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 586, "width": 454, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Santoso, Purwo,2004 dkk (ed). Menembus Ortodoksi Kajian Kebijakan Publik. Fisipol UGM.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 606, "width": 471, "height": 26, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suwitri,Sri. 2008. Konsep Dasar Kebijkan Publik . Badan Penerbit Unversitas Diponegoro, Semaranng.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 639, "width": 456, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suradinata, Ermaya. 1993. Kebijakan, Keputusan dan Kebijaksanaan. Bandung:Mandar Maju.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 659, "width": 471, "height": 27, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tachjan, 2006. Implementasi Kebijakan Publik. AIPI Bandung PUSLIT KP2W LEMLIT UNPAD.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 693, "width": 452, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tilaar, H.A.R dan Riant Nugroho. 2008. Kebijakan Pendidikan . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 36, "width": 237, "height": 26, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 1 Issue 1, Juni 2019 https://ejournal.unsub.ac.id/index.php/publik", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 729, "width": 14, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "19", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 90, "width": 447, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wibowo, Suraba, S,1994. Evaluasi Kebijakan Publik . Jakarta: PT. Raja Grafindo Persadaya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 110, "width": 471, "height": 27, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Widodo, Joko. 2001. Good Governance: Telaah Dari Dimensi: Akuntabilitas dan Kontrol Birokrasi pada Era Desentralisasi dan Otonomi Daerah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 144, "width": 471, "height": 26, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wahab,Abdul Soclihin. 2008. Analisis Kebijaksanaan dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara, Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 177, "width": 450, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Winarno, Budi. 2002. Kebijakan dan Proses kebijakan Publik . Yogyakarta: MediaPresiondo.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 197, "width": 428, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik: Teori dan Proses . Yogyakarta: Media Presindo", "type": "Text" } ]
7f71ce5f-c61b-70a6-e806-df1e117d8af0
https://jurnal.syntax-idea.co.id/index.php/syntax-idea/article/download/2570/1594
[ { "left": 90, "top": 750, "width": 43, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "How to cite:", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 750, "width": 418, "height": 46, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hidayat Akbar, Rizaldy Septa Amanda, Dana Indra Sensuse (2023), Knowledge Sharing Maturity in Telco Company Case Study: Territory Area X, (5) 8, https://doi.org/10.46799/syntax-idea.v5i7.2416 _ _ E-ISSN: 2684-883X Published by:", "type": "Table" }, { "left": 181, "top": 787, "width": 55, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ridwan Institute", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 131, "width": 423, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KNOWLEDGE SHARING MATURITY IN TELCO COMPANY CASE STUDY: TERRITORY AREA X", "type": "Section header" }, { "left": 137, "top": 172, "width": 326, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hidayat Akbar, Rizaldy Septa Amanda, Dana Indra Sensuse Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia [email protected], rizaldy.septa @ui.ac.id, [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 241, "width": 44, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 255, "width": 428, "height": 234, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study aims to determine the maturity level of knowledge sharing and recommendations to increase the maturity level in Telco organizations, especially in the territory area of PT ABC. This research uses KSM2 (Knowledge Sharing Maturity Model) to determine its maturity level into five stages, namely no KS level, project level, department level, organization level, and knowledge sharing at all levels. A mixed method was conducted in this study through literature review of papers and a survey of 100 respondents with 20 questions divided into three categories, Project level, Department level, and Organizational level. The result shows that the company in the territory area reaches an organizational level in the KSM2 model. The practice of knowledge sharing is good enough that takes place in the organization. but for feedback improvement, it has not been done well, there is no place to accommodate this yet. This research recommends some improvements to knowledge sharing in organizations. First, at the project level to improve proactive knowledge sharing with motivation. Second, at the department level to improve courage to express opinion in meetings. Third, at the organizational level must have routine knowledge sharing formally with a calendar of events. Besides the three points above, feedback and criticism to improve knowledge-sharing practice must be followed up to gain the next level in KS Maturity.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 504, "width": 390, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Knowledge, Knowledge Management, Knowledge Sharing, Maturity, Knowledge Transfer.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 545, "width": 99, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 561, "width": 428, "height": 108, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Employees are sometimes hesitant to share their knowledge due to various factors that can influence this, such as whether they are knowledgeable employees or not, their level of position, and how connected they are to the rest of the team (Webster et al., 2008). Building knowledge sharing within the company can help employees overcome these barriers. Knowledge sharing also ensures that valuable knowledge passes through the company's silos so that employees from different teams or departments still get the opportunity to learn from one another.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 672, "width": 428, "height": 61, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This situation also occurs in state-owned telecommunications companies called PT ABC, precisely in territory offices. The head office has implemented Knowledge Management, but its implementation has not been implemented properly. 60% of employees from PT ABC submitted their knowledge-sharing document to the knowledge", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 72, "width": 196, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JOURNAL SYNTAX IDEA p–ISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398 Vol. 5, No. 10, October 2023", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 292, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hidayat Akbar, Rizaldy Septa Amanda, Dana Indra Sensuse", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 427, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1620 Syntax Idea , Vol. 5, No. 10, October 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 428, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "portal. Meanwhile, 45% of employees from Territory X submitted their knowledge- sharing document to the knowledge portal. With the development of the organization, every period of HR changes, and there are retirements and recruits. Employees in PT ABC had reduced -9.81% during retirement. A staffing index that is not ideal makes new employees must have the ability to handle more and more diverse jobs. The experience possessed by senior employees is useful tacit knowledge for the successor of these employees, but so far, the informal sharing mechanism is more often used.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 197, "width": 428, "height": 155, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "If we take the example from one of the biggest banks in Indonesia called Bank XYZ, the knowledge-sharing mechanism has been carried out formally through the Community of Practice [18]. The maturity of knowledge sharing that exists at the company is very strong despite the COVID-19 pandemic situation. To have a strong knowledge-sharing maturity like Bank XYZ, organizations need to be prepared to carry out Knowledge Sharing to obtain knowledge from employees, especially during the COVID-19 pandemic which is useful for company operations and future organizational development. This study aims to determine the maturity level of knowledge sharing and recommendations to increase the maturity level in Telco organizations, especially in the territory area.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 355, "width": 394, "height": 45, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "To achieve this goal, the following research questions (RQ) have been raised: RQ1. What results from knowledge-sharing maturity in the organization? RQ2. What recommendations to improve knowledge sharing in the organization?", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 403, "width": 131, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Knowledge Management", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 419, "width": 428, "height": 92, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Knowledge management is a new and controversial term with many different definitions. The European Management Conference in 1986 was the first to reveal Knowledge Concept Management. Another definition is used in this attempt to capture the complexity of knowledge management. Knowledge management is defined by the American Productivity and Quality Center as \"the strategies and processes of identifying, capturing, and leveraging knowledge\" (McCampbell et al., 1999).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 514, "width": 428, "height": 77, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Some researchers have concluded in recent years that the four parts of the knowledge management process are knowledge acquisition, knowledge protection, knowledge conversation, and knowledge application (Gold et al., 2001). Then combined three different models' processes and presented a new model (Sheron Lawson, 2003). The knowledge management cycle is separated into six steps based on this model:", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 593, "width": 121, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Knowledge creation", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 609, "width": 118, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Knowledge capture", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 625, "width": 142, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Knowledge organization", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 641, "width": 117, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Knowledge storage", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 657, "width": 149, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Knowledge dissemination", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 673, "width": 133, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Knowledge application", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 689, "width": 118, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Knowledge Sharing", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 705, "width": 428, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Knowledge is a valuable resource that can provide a company with several competitive advantages (Abdul-Jalal & Toulson, 2018). Knowledge Sharing (KS) The exchange and distribution of learned knowledge are aided by a set of behaviors (Rajabion", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 37, "width": 381, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Knowledge Sharing Maturity in Telco Company Case Study: Territory Area X", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 211, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Idea , Vol. 5, No. 10, October 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 486, "top": 792, "width": 27, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1621", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 428, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "& Kheirabadi, 2011). An organization may be taken into consideration as a social committee to create, percentage, and switch understanding in each type-specific and tacit. Recently, online KS has turned out to be a brand-new channel in which corporations can get beneficial statistics to assist in improvement evaluation and decision-making.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 149, "width": 177, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Knowledge Sharing Challenges", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 165, "width": 428, "height": 76, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Several studies have identified knowledge-sharing challenges facing companies. One of the papers that identified these challenges revealed that the challenges of sharing knowledge were divided into 6 parts, namely management, team structure, work processes, team cognition, social issues, and technology issues (Zahedi et al., 2016). Details of the six challenges can be seen in Table 1.", "type": "Text" }, { "left": 182, "top": 260, "width": 235, "height": 489, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1 Challenges in knowledge sharing Challenges Practice Management • Temporary Collocation • Incentives and Motivations Team Structure • Flexible Communication Structure • Clarifying Work Structure • Using Boundary Spanning Roles • Forming Virtual Communities Work Process/Practice • Frequent Communication • Documentation • Joint Work between Sites Team Cognition • Fostering Transactive Memory (TM) • Identifying Gaps and Verifying Understanding • Improving Team Qualification and Expertise Social Issues • Social Ties (Trust and Rapport) • Team Cohesion", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 292, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hidayat Akbar, Rizaldy Septa Amanda, Dana Indra Sensuse", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 427, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1622 Syntax Idea , Vol. 5, No. 10, October 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 182, "top": 85, "width": 227, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Technology Issues • Providing Groupware • Novel Techniques", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 203, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C. Knowledge Sharing Maturity Model", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 152, "width": 428, "height": 140, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Knowledge sharing should be viewed as an organizational maturity issue, not as a technical problem. Organizations should approach knowledge-sharing systematically, promote the importance of knowledge-sharing, and expand the definition of project success to include meeting knowledge-sharing goals and objectives. There is one knowledge-sharing maturity model from previous research called KSM2 (Jones, 2007). This framework focuses specifically on knowledge sharing at all levels of the organization. The focus of implementation should be from the top down and the bottom up. By focusing on the smallest units and building upward, the organization builds a sound foundation of knowledge management (Jones, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 428, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "There is another knowledge-sharing maturity model in another study (Arif et al., 2017). The maturity model presents three levels of maturity. If an organization is classed as a company at level 2 for a positive variable, it may strategize approaches to increase to level 3. If the finding is that even at level 1 the answer is “no” then the organization is at level 0 and should work at incorporating that variable within the organization (Arif et al., 2017). This maturity model will assist companies in figuring out their level of maturity and the possibilities for improvement.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 422, "width": 134, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RESEARCH METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 437, "width": 428, "height": 45, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A mixed method was purposed in this study. a survey was conducted, which was generated to ask respondents to give their opinion of the knowledge-sharing management maturity model.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 485, "width": 428, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study uses the KSM2, which is applied to each unit and collects the results to assess knowledge-sharing maturity in the territory area.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 517, "width": 428, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Several studies about knowledge sharing in telecommunication companies. Michael K (2007) explain how the knowledge transfer process at Southern Networks has changed with the use of Livelink, and how it has enabled workflow automation over the company's web-based intranet [16]. Akram et al (2017) assessed the effect of organizational justice on knowledge sharing amongst personnel of Chinese telecommunications firms. The research centered on 5 types of organizational justice (distributive, procedural, interactional, temporal, and spatial) and types of information sharing (donating and collecting) [17].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 428, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PT ABC is a company engaged in information and communication technology (ICT) services and telecommunication provider in Indonesia. PT ABC had 3 Digital Business Domains:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 691, "width": 428, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Digital Connectivity: Fiber to the x (FTTx), 5G, Software Defined Networking (SDN)/ Network Function Virtualization (NFV)/ Satellite", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 723, "width": 428, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Digital Platforms: DataCenter, Cloud, Internet of Things (IoT), Big Data/ Artificial Intelligence (AI), Cybersecurity", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 37, "width": 381, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Knowledge Sharing Maturity in Telco Company Case Study: Territory Area X", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 211, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Idea , Vol. 5, No. 10, October 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 486, "top": 792, "width": 27, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1623", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 200, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Digital Services: Enterprise, Consumer", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 428, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PT ABC divides the operational area into 7 Regional Areas, which are further reduced to 61 Territory Areas and 123 Branch Areas, one of which is X Territory Area. To realize these goals and visions, PT ABC has the following missions:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 149, "width": 428, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Accelerate the development of smart digital infrastructure and platforms that are sustainable, economical, and accessible to all people.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 181, "width": 428, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Developing leading digital talents that help boost the nation's digital capabilities and digital adoption rates.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 214, "width": 405, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Orchestrate the digital ecosystem to provide the best customer digital experience.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 247, "width": 428, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "From the explanation of the objectives, vision, and mission, PT ABC has an agenda to transform into a digital telecommunication company to adapt to changes in the telecommunications industry. It is necessary to know the maturity level of Knowledge Management as one aspect that can be used in PT ABC's readiness to transform into a digital company. By understanding the maturity level of knowledge sharing, the organization can make the necessary adjustments. Therefore, this study aims to assess the maturity level of knowledge sharing in PT ABC using KSM2 and provide recommendations for improvements.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 374, "width": 428, "height": 108, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In this research, the method used descriptive mixed method with the following stages: (1) the Literature study is related to the knowledge sharing maturity model, (2) Using the KS maturity model, which is selected based on literature studies, (3) Maturity level data collection which in this case study is based on a questionnaire, (4) Performs a maturity assessment, (5) Conclude from the results of the maturity assessment and provide recommendations based on deficiencies and do an interview to validate some recommendations. The methodology can be seen in Fig. 1.", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 500, "width": 61, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Literature Study", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 559, "width": 73, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KS Maturity Model", "type": "Picture" }, { "left": 140, "top": 613, "width": 59, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Collecting Data", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 673, "width": 124, "height": 69, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Maturity Assessment Conclusion and Recommendation", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 292, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hidayat Akbar, Rizaldy Septa Amanda, Dana Indra Sensuse", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 427, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1624 Syntax Idea , Vol. 5, No. 10, October 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 132, "top": 86, "width": 152, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fig. 1 Research Methodology", "type": "Section header" }, { "left": 260, "top": 349, "width": 91, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fig. 2 KSM2 Levels", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 428, "height": 45, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study used Knowledge Sharing Maturity Model (KSM2) proposed by Jones, C. R. (2007) to determine its maturity level where the case study was conducted (Jones, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 383, "width": 428, "height": 187, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "We use KSM2 because this method is flexible to access knowledge sharing maturity level in any various level organization structure, including individual, unit, or organization as a whole. Besides, this method also does not depend on the type of knowledge sharing to be assessed. According to KSM2, the level of knowledge maturity in an organization is divided into five stages, namely no KS, project, department, organization, and KS in all levels. At the no KS level, an organization has no knowledge sharing practiced in the organization at any level. At project level, knowledge sharing is practiced at the project level. At the department level, knowledge sharing is practiced at the department level with the PMO level. At the organizational level, knowledge sharing is practiced at all levels with integration into the knowledge management program. And the highest level of knowledge sharing is practiced at all levels including feedback and process improvement.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 573, "width": 428, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "To accomplish any maturity level, any organization must implement all requirements on those maturity levels. The assessment of knowledge-sharing maturity in KSM2 uses several instrument questions at each maturity level. Details about the assessment instrument can be seen in Table 2.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 637, "width": 428, "height": 92, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data collection is done by giving questionnaires to several people in the unit at territory area X. As for the details, the total is 50 respondents, and all respondents have different ages, management levels, and job streams. The KS maturity assessment results for each unit may be different due to differences in tasks, culture, and business processes. The KSM2 assessment instrument was used as a questionnaire guide. The results contribute to the general assessment of KS maturity at PT ABC territory area X.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 37, "width": 381, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Knowledge Sharing Maturity in Telco Company Case Study: Territory Area X", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 211, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Idea , Vol. 5, No. 10, October 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 486, "top": 792, "width": 27, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1625", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 428, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The questionnaires were divided into three parts. The first part is individual knowledge sharing. The second is group knowledge sharing. And the last one is organizational knowledge sharing. The questionnaires were adapted from KSM2.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 149, "width": 160, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 165, "width": 428, "height": 92, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The questionnaires were distributed for 7 days through several WhatsApp groups and personal chats. Number of valid questionnaires with 20 questions returned by 100 respondents. The questionnaires have been done with a validity test and reliability test. The data obtained were tested for validity and reliability using Pearson Correlation and Cronbach's Alpha respectively and later calculated, grouped based on each rating scale, and the average value for each variable was determined using Microsoft Excel.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 260, "width": 428, "height": 77, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The validity was tested by correlating each item score to the total score using the Pearson Correlation technique and the questionnaire items were declared valid or confirmed to have the ability to measure the variables when the correlation coefficient (r) ≥ r table. The results showed the correlation coefficient value for each item was greater than the r table (0.195), therefore, they were all declared valid.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 339, "width": 428, "height": 45, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The reliability was tested using Cronbach’s Alpha and the decision-making criteria require the Cronbach's Alpha coefficient value to be ≥ 0.6. The value for the items was observed at 0.794 and they were all declared reliable.", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 403, "width": 189, "height": 96, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 2 Question Categories Question Categories Questions Project Level 10 Department Level 6 Organizational Level 4 Total 20", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 519, "width": 428, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The number of questions is divided into three categories, Individual KS, Group KS, and Organizational KS can be seen in Table 2. and respondents are divided into several categories.", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 566, "width": 211, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 3 Respondents Categories by age Age Respondents <50 36 >50 64 Total 100", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 665, "width": 428, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 3 shows the number of respondent categories with an age range greater than 18 years old.", "type": "Text" }, { "left": 182, "top": 697, "width": 226, "height": 46, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 4 Respondent Categories by Job Role Job Role Respondents Manager/Assistant 45", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 292, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hidayat Akbar, Rizaldy Septa Amanda, Dana Indra Sensuse", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 427, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1626 Syntax Idea , Vol. 5, No. 10, October 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 186, "top": 87, "width": 153, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supervisor/Officer 55 Total 100", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 135, "width": 292, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "There are several job roles in the territory shown in Table 4.", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 167, "width": 240, "height": 96, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 5 Respondent Categories by Job Stream Job Stream Respondents Infrastructure 47 Marketing 38 Support 15 Total 100", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 283, "width": 273, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In Table 5, all respondents from a total of 3 job streams.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 299, "width": 428, "height": 76, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "At the project level , our organization relates to daily basis work from individuals. KS has been practiced at an individual level. 100 respondents said that they practiced KS at work. 72 respondents said they share their individual knowledge with other people. 65 respondents said they proactively share their knowledge with other people, and the others share their knowledge in order from their seniors.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 428, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the results, compensation incentives can also influence the motivation of employees to disclose information by building internal compensation structures or adequate compensation programs that encourage sharing of intangible assets using tangible resources.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 441, "width": 428, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Effective knowledge sharing only occurs after workers meet with peers, support each other, share information, and provide knowledge to lay a common foundation for shared expectations. The tendency to share information leads to more use of collaborative media for information sharing.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 505, "width": 428, "height": 76, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "At the department level , knowledge sharing has been practiced in groups/units. 75 respondents delivered their thoughts in the meeting. 71 respondents were involved in a group project. And 87 respondents gained rotation across the unit. By joining a structured knowledge-sharing group, members can disseminate work-related knowledge while gaining new knowledge from other participants.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 584, "width": 428, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to the results, more importantly, group meetings are usually properly organized by group leaders and focus on specific topics of interest. With a common goal of problem-solving or a harmonious climate of enthusiastic sharing, knowledge-sharing participants tend to form strong bonds with organizations or groups.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 648, "width": 428, "height": 92, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "At the organizational level , KS has been practiced in several ways. There is a knowledge-sharing program in the organizational routine monthly between managers and staff. And many staff submit their knowledge-to-knowledge portal organizations. For example, web portals make it easy to discover, retrieve, and share knowledge, and enable people to share ideas, collaborate effectively, and store knowledge resources in easily accessible knowledge repositories.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 743, "width": 345, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4.1 What results from knowledge-sharing maturity in the organization?", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 37, "width": 381, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Knowledge Sharing Maturity in Telco Company Case Study: Territory Area X", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 211, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Idea , Vol. 5, No. 10, October 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 486, "top": 792, "width": 27, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1627", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 428, "height": 60, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the KSM2 model, knowledge sharing has been practiced in project/individual, department/unit, and organization. Several things have been done, sharing knowledge with others informally, and proactively sharing knowledge, although sometimes it is still necessary to be encouraged by their boss to share knowledge.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 149, "width": 428, "height": 61, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Expressing opinions at meetings, participating in project groups, and transfers between units have also been carried out as part of knowledge sharing in the department. Knowledge sharing routine program from organizational and submitting documents in the knowledge portal have been done.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 213, "width": 428, "height": 76, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This territory area X reaches the organizational level in the KSM2 model because of knowledge-sharing practice in individual and group teams. It's a good enough practice of knowledge sharing that takes place in the organization. but for feedback improvement, it has not been done well, there is no place to accommodate this yet. Several things can be improved to the next level in the KSM2 model.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 292, "width": 383, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4.2 What recommendations to improve knowledge sharing in the organization?", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 308, "width": 428, "height": 44, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In this section, there are many points to improve knowledge sharing in organizations based on research literature. After defining some recommendations, an interview was conducted for this research to validate the recommendations.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 355, "width": 428, "height": 45, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "First, in individual to improve proactive knowledge sharing with motivational or other benefits, embrace benefit knowledge sharing among staff, more involved in the knowledge sharing portal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 403, "width": 428, "height": 45, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Second, in the department/unit to improve courage to express opinions in meetings, more brainstorming about ideas or problems, involvement increase in group projects, and transfer across the unit over several periods.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 451, "width": 428, "height": 108, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Third, the Organizational must have routine knowledge sharing formally with a calendar of events, encourage staff to write knowledge documents, and then submit them in the knowledge portal, Community of Practice. Besides the three points above, feedback and criticism to improve knowledge-sharing practice must be followed up to gain the next level in KS Maturity. The recommendation has been validated by the respondents by interviewing the expert to get valid recommendations to improve knowledge-sharing maturity based on the organization.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 578, "width": 81, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 593, "width": 428, "height": 109, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the results, this paper has a conclusion on the maturity level of knowledge sharing in PT ABC territory X at the organizational level. It can gain next-level KS maturity if several improvements things are done. Second, KSM2 can assess the maturity level of knowledge sharing in the organization. Third is a recommendation to improve knowledge sharing practice to gain the next level in KS Maturity with three recommendations in individuals to improve proactive knowledge sharing with motivational or other benefits.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 292, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hidayat Akbar, Rizaldy Septa Amanda, Dana Indra Sensuse", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 427, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1628 Syntax Idea , Vol. 5, No. 10, October 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 246, "top": 85, "width": 106, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BLIBLIOGRAPHY", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 429, "height": 110, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Datareportal.com.(2021). Hootsuite We are Social: Indonesian DigitalReport2021.https://datareportal.com/reports/digital-2021-indonesia Databoks.(2023). Katadata website artikel: Indonesia Sabet Posisi Kedua Sebagai Negara Pengguna TikTok Terbanyak di Dunia pada Awal 2023. Diakses dalam website Databoks.katadata.co.id pada tanggal 6 Agustus 2023. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/02/27/indonesia-sabet-posisi- kedua-sebagai-negara-pengguna-tiktok-terbanyak-di-dunia-pada-awal-2023", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 237, "width": 428, "height": 55, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data Indonesia. (2022) . Artikel Ekonomi Digitall : Apa Media Sosial yang Kerap Dipakai Belanja Online di Indonesia?. Diakses dalam website dataindonesia.id Pada tanggal 17 Agustus 2023. https://dataindonesia.id/digital/detail/apa-media-sosial- yang-kerap-dipakai-belanja-online-di-indonesia", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 306, "width": 428, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "McQuails, Denis. (2001). Mass Communication Theory. London. 4th edition: SAGE Publications, Inc.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 348, "width": 428, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Onong Uchjana Effendy. (2003) lmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung. Citra Aditya Bakti. Hlm 255", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 389, "width": 428, "height": 54, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kompas.(2023). Artikel Tekno Kompas: Pengguna TikTok di Indonesia Tembus 113 Juta, Terbesar Kedua di Dunia. Diakses dalam website tanggal 07 Agustus 2023. https://tekno.kompas.com/read/2023/07/10/11000067/pengguna-tiktok-di- indonesia-tembus-113-juta-terbesar-kedua-di-dunia?page=all.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 458, "width": 428, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jecky, J., & Erdiansyah, R. (2021). Pengaruh Iklan Media Sosial Dan Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian. Prologia, 5(2), 307. https://doi.org/10.24912/pr.v5i2.10199", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 513, "width": 428, "height": 206, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wiridjati, W., & Roesman, R. R. (2018). Fenomena Penggunaan Media Sosial Dan Pengaruh Teman Sebaya Pada Generasi Milenial Terhadap Keputusan Pembelian. Jurnal Manajemen Dan Pemasaran Jasa, 11(2), 275290.https://doi.org/10.25105/jmpj.v11i2.2950https://doi.org/10.24912/pr.v5i 2.10199 Indriyani, R., & Suri, A. (2020). Pengaruh Media Sosial Terhadap Keputusan Pembelian Melalui Motivasi Konsumen Pada Produk Fast Fashion. JurnalManajemenPemasaran,14(1),25– 34.https://doi.org/10.9744/pemasaran.14.1.25-34 Nurhayati, N., & Islam, M. (2022). Perancangan Konten Media Sosial Tiktok Sebagai Media Promosi Dedado Batik Di Surabaya. Barik - Jurnal S1 Desain Komunikasi Visual, 3(2), 112-124. Retrieved from https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/JDKV/article/view/46488", "type": "Table" }, { "left": 132, "top": 37, "width": 381, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Knowledge Sharing Maturity in Telco Company Case Study: Territory Area X", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 211, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Idea , Vol. 5, No. 10, October 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 486, "top": 792, "width": 27, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1629", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 41, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Virus.co.id.(2023). 11 Ide Konten Instagram Story Unik dan Menarik untuk Promosi Bisnis. Diakses dalam website Virus.co.id.co.id pada tanggal 8 Agustus 2023. https://virus.co.id/ide-konten-instagram-story/", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 141, "width": 428, "height": 54, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widya, Arintha.(2021). Jenis-Jenis Video Behind The Scene dalam Pemasaran Produk, Apa Saja?. Diakses dalam website parapuan.co pada 8 Agustus 2023.https://www.parapuan.co/read/532972926/jenis-jenis-video-behind-the- scene-dalam-pemasaran-produk-apa-saja?page=2", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 210, "width": 431, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Chayani, Nafa.(2023). 6 Ide Konten Shopee video Menarik yang Bisa Kamu Gunakan.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 223, "width": 392, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diakses dalam website rancakmedia.com pada 8 Agustus", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 237, "width": 364, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2023.https://www.rancakmedia.com/tekno/41444/ide-konten-shopee-video- menarik/", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 279, "width": 428, "height": 40, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Benefita.(2022). 14+ Ide Konten TikTok untuk Promosi Bisnis. Diakses dalam website niagahoster.co.id pada 8 Agustus 2023.https://www.niagahoster.co.id/blog/ide- konten-tiktok/#5_Packaging_dan_Shipping", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 334, "width": 428, "height": 40, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syafiul, Anam.(2017). LKP : Perancangan Video Behind The Scene Rembang Kita Sebagai Media Promosi PT. Pendopo Agung Poetrokoesoeman. Repository Universitas Dinamika", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 389, "width": 428, "height": 41, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aini Faida, Nur., & Ratyaningrum, Fera.(2022). Perancangan Video Tutorial Menggambar Ragam Hias Menggunakan Ibispaint X Di Media Sosial Tiktok. Jurnal Seni Rupa", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 444, "width": 428, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wahyu Yanuarista, Rafika., & Dian Safitri, Agusniar.(2021). Implementasi Teks Prosedur Pada Video Tutorial Memasak Dalam Media Sosial Tik Tok. Bapala", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 486, "width": 428, "height": 40, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sugiono, S., & Irwansyah, I. (2019). Vlog Sebagai Media Storytelling Digital Bagi Tokoh Publik Pemerintahan. Jurnal Studi Komunikasi Dan Media, 23(2), 115. https://doi.org/10.31445/jskm.2019.2101", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 541, "width": 428, "height": 68, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mahardhika, S. V., Nurjannah, I., Ma’una, I. I., & Islamiyah, Z. (2021). Faktor-Faktor Penyebab Tingginya Minat Generasi Post-Millenial Di Indonesia Terhadap Penggunaan Aplikasi Tik-Tok. SOSEARCH : Social Science Educational Research, 2(1), 40–53. https://doi.org/10.26740/sosearch.v2n1.p40- 53https://doi.org/10.31445/jskm.2019.2101", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 624, "width": 428, "height": 40, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cahyaningtyas, R., Wijaksana, T. I. (2021). Pengaruh Review Produk Dan Konten Marketing Pada Tiktok Terhadap Keputusan Pembelian Scarlett Whitening By Felicya Angelista. Telkom University e-Proceeding of Management", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 679, "width": 428, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wahono, M.S., Pranowo, A., Ulfa, S.M. (2022). Pemanfaatan Media Sosial Tik Tok untuk Sarana Promosi Kesehatan. Jurnal Peduli Masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 292, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hidayat Akbar, Rizaldy Septa Amanda, Dana Indra Sensuse", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 427, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1630 Syntax Idea , Vol. 5, No. 10, October 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 252, "top": 88, "width": 99, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright Holder:", "type": "Section header" }, { "left": 138, "top": 101, "width": 327, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hidayat Akbar, Rizaldy Septa Amanda, Dana Indra Sensuse (2023)", "type": "Text" }, { "left": 241, "top": 129, "width": 121, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "First publication right:", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 143, "width": 57, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Idea", "type": "Section header" }, { "left": 224, "top": 171, "width": 154, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This article is licensed under:", "type": "Text" } ]
13aaef9d-7137-577e-4b11-a4454db51ddb
https://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/Math/article/download/3172/5024
[ { "left": 95, "top": 71, "width": 407, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENERAPAN METODE AGGLOMERATIVE HIERARCHICAL CLUSTERING UNTUK KLASIFIKASI KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR BERDASARKAN KUALITAS PELAYANAN", "type": "Section header" }, { "left": 242, "top": 94, "width": 112, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KELUARGA BERENCANA", "type": "Text" }, { "left": 233, "top": 118, "width": 131, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Alfi Fadliana, 2 Fachrur Rozi", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 140, "width": 330, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurusan Matematika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Email: 1 [email protected] , 2 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 173, "width": 47, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 185, "width": 456, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode agglomerative hierarchical clustering merupakan metode analisis cluster yang bertujuan untuk mengelompokkan objek-objek berdasarkan karakteristik yang dimilikinya, yang dimulai dengan objek-objek individual sampai objek-objek tersebut bergabung menjadi satu cluster tunggal. Metode agglomerative hierarchical clustering terbagi menjadi beberapa algoritma, di antaranya metode single linkage , complete linkage , average linkage , dan ward . Penelitian ini membandingkan keempat metode dalam agglomerative hierarchical clustering dengan tujuan untuk mendapatkan solusi cluster terbaik dalam kasus pengklasifikasian kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur berdasarkan kualitas pelayanan Keluarga Berencana (KB).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 279, "width": 456, "height": 117, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji validitas cluster , diketahui bahwa metode average linkage memberikan solusi cluster yang lebih baik bila dibandingkan dengan metode agglomerative hierarchical clustering lainnya ( single linkage , complete linkage , dan ward ). Solusi cluster pada metode average linkage menghasilkan 4 cluster dengan karakteristik yang berbeda. Cluster 1 memiliki karakteristik tingkat kualifikasi klinik KB dan tingkat kompetensi tenaga pelayanan KB “sangat rendah”. Cluster 2 memiliki karakteristik tingkat kualifikasi klinik KB “cukup baik”, dan tingkat kompetensi tenaga pelayanan KB “rendah”. Cluster 3 memiliki karakteristik tingkat kualifikasi klinik KB “rendah” dan tingkat kompetensi tenaga pelayanan KB “sedang”. Cluster 4 terdiri dari empat kabupaten dengan karakteristik tingkat kualifikasi klinik KB “sedang” dan tingkat kompetensi tenaga pelayanan KB “cukup baik”.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 406, "width": 456, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: analisis cluster , agglomerative hierarchical clustering , uji validitas cluster , Keluarga Berencana (KB)", "type": "Text" }, { "left": 273, "top": 451, "width": 52, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 463, "width": 456, "height": 71, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agglomerative hierarchical clustering methods is cluster analysis method whose primary purpose is to group objects based on its characteristics, it begins with the individual objects until the objects are fused into a single cluster. Agglomerative hierarchical clustering methods are divided into single linkage, complete linkage, average linkage, and ward. This research compared the four agglomerative hierarchical clustering methods in order to get the best cluster solution in the case of the classification of regencies/cities in East Java province based on the quality of “Keluarga Berencana” (KB) services.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 533, "width": 456, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The results of this research showed that based on calculation of cophenetic correlation coefficient, the best cluster solution is produced by average linkage method. This method obtained four clusters with the different characteristics. Cluster 1 has an “extremely bad condition” on the qualification of KB clinics and the competence of KB service personnel. Cluster 2 has a “good condition” on the qualification of KB clinics and “bad condition” on the competence of KB service personnel. Cluster 3 has a “bad condition” on the qualification of KB clinics and “medium condition” on the competence of KB service personnel. Cluster 4 have a “medium condition” on the qualification of KB clinics and a “good condition” on the competence of KB service personnel.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 637, "width": 455, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: cluster analysis, agglomerative hierarchical clustering, cophenetic correlation coefficient, Keluarga Berencana (KB)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 705, "width": 78, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 727, "width": 220, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis cluster merupakan salah satu teknik dalam analisis statistik multivariat yang mempunyai tujuan utama mengelompokkan objek-", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 705, "width": 221, "height": 59, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "objek pengamatan menjadi beberapa kelompok berdasarkan karakteristik yang dimilikinya [1]. Secara umum analisis cluster dibagi menjadi dua, yaitu hierarchical clustering methods (metode clustering hirarki) dan nonhierarchical clustering", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 56, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alfi Fadliana", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 771, "width": 13, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 391, "top": 771, "width": 136, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 4 No.1 November 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 221, "height": 199, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "methods (metode clustering nonhirarki). Metode clustering hirarki terdiri atas dua bagian, yaitu metode agglomerative (penyatuan) dan divisive (penyebaran). Dalam metode agglomerative dikenal beberapa metode untuk membentuk cluster , di antaranya yaitu metode single linkage, complete linkage, average linkage, dan ward . Pada penelitian ini penulis akan membandingkan keempat metode agglomerative hierarchical clustering yang telah disebutkan sebelumnya, dengan tujuan untuk mengetahui solusi cluster terbaik yang dihasilkan. Dalam penelitian ini, penulis mencoba menerapkan metode agglomerative hierarchical clustering dalam kasus klasifikasi kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur berdasarkan kualitas pelayanan Keluarga Berencana (KB).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 270, "width": 77, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 270, "width": 221, "height": 153, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "diharapkan dapat memberikan solusi cluster /pengelompokan terbaik untuk klasifikasi Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur berdasarkan kualitas pelayanan KB sehingga diperoleh gambaran tentang kondisi dan potensi klinik KB di wilayah Jawa Timur, yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing wilayah di Provinsi Jawa Timur. Sehingga ke depannya, Program Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 433, "width": 67, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KAJIAN TEORI", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 454, "width": 62, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.1 Korelasi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 472, "width": 221, "height": 71, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada analisis cluster terdapat asumsi yang harus dipenuhi, yaitu asumsi nonmultikolinieritas (tidak terdapat korelasi antar variabel). Untuk mengetahui apakah asumsi tersebut dipenuhi, dilakukan pengujian asumsi korelasi dengan menghitung Koefisien Korelasi Pearson", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 551, "width": 214, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝒓 = 𝒏 ∑ 𝑿 𝒊𝟏 𝑿 𝒊𝟐 − (∑ 𝑿 𝒊𝟏 𝒏 𝒊=𝟏 )(∑ 𝑿 𝒊𝟐 𝒏 𝒊=𝟏 ) 𝒏 𝒊=𝟏 √[𝒏 ∑ 𝑿 𝒊𝟏 𝟐 − (∑ 𝑿 𝒊𝟏 𝒏 𝒊=𝟏 ) 𝟐 𝒏 𝒊=𝟏 ][𝒏 ∑ 𝑿 𝒊𝟐 𝟐 − (∑ 𝑿 𝒊𝟐 𝒏 𝒊=𝟏 ) 𝟐 𝒏 𝒊=𝟏 ] [2].", "type": "Formula" }, { "left": 71, "top": 605, "width": 145, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.2 Analisis Komponen Utama", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 622, "width": 221, "height": 106, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Komponen Utama merupakan teknik penanggulangan masalah multikolinieritas, yang dilakukan dengan cara menghilangkan korelasi di antara variabel bebas melalui transformasi variabel bebas asal ke variabel baru yang tidak berkorelasi sama sekali. Variabel baru yang terbentuk ini merupakan kombinasi linier dari variabel asal. Prosedur Analisis Komponen Utama adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 738, "width": 143, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Menentukan matriks inputan:", "type": "List item" }, { "left": 320, "top": 70, "width": 207, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Matriks varian-kovarian (𝚺) , apabila variabel penelitian memiliki unit satuan yang sama.", "type": "Text" }, { "left": 362, "top": 104, "width": 107, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝚺 = [ 𝒔 𝟏 𝟐 𝒔 𝟏𝟐 … 𝒔 𝟏𝒑 𝒔 𝟐𝟏 𝒔 𝟐 𝟐 … 𝒔 𝟐𝒑 ⋮ 𝒔 𝒑𝟏 ⋮ 𝒔 𝒑𝟐 ⋮ … ⋮ 𝒔 𝒑 𝟐 ]", "type": "Formula" }, { "left": 320, "top": 156, "width": 207, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Matrik korelasi (𝐙) , apabila variabel penelitian tidak memiliki unit satuan yang sama.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 200, "width": 191, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝐙 = [ 𝑍 11 𝑍 12 … 𝑍 1𝑝 𝑍 21 𝑍 22 … 𝑍 2𝑝 ⋮ 𝑍 𝑝1 ⋮ 𝑍 𝑝2 ⋮ … ⋮ 𝑍 𝑝𝑝 ] dimana Z 𝑖 adalah nilai baku variabel penelitian.", "type": "Formula" }, { "left": 306, "top": 274, "width": 221, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Menentukan nilai eigen, 𝜆 1 , 𝜆 2 , … , 𝜆 𝑝 dari matriks inputan.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 299, "width": 221, "height": 50, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Menentukan vektor eigen ke- 𝑗 untuk nilai eigen ke- 𝑗 (𝑗 = 1, 2, 3, … , 𝑝) , 𝒂 𝒋 = (𝑎 1𝑗 , 𝑎 2𝑗 , … , 𝑎 𝑝𝑗 ) . 4. Menghitung skor komponen utama 𝑌 𝑝 dengan persamaan komponen yang diperoleh:", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 349, "width": 123, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Matriks Varian-Kovarian", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 371, "width": 193, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝒀 𝟏 = 𝒂′ 𝟏 𝑿 = 𝒂 𝟏𝟏 𝑿 𝟏 + 𝒂 𝟏𝟐 𝑿 𝟐 + ⋯ + 𝒂 𝒋𝟏 𝑿 𝒑 𝒀 𝟐 = 𝒂′ 𝟐 𝑿 = 𝒂 𝟐𝟏 𝑿 𝟏 + 𝒂 𝟐𝟐 𝑿 𝟐 + ⋯ + 𝒂 𝒋𝟐 𝑿 𝒑 ⋮ 𝑌 𝑝 = 𝒂′ 𝒑 𝑿 = 𝑎 1𝑝 𝑋 1 + 𝑎 2𝑝 𝑋 2 + ⋯ + 𝑎 𝑗𝑝 𝑋 𝑝 b. Matriks Korelasi", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 481, "width": 223, "height": 134, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝒀 𝟏 = 𝒂′ 𝟏 𝒁 = 𝒂 𝟏𝟏 𝒁 𝟏 + 𝒂 𝟏𝟐 𝒁 𝟐 + ⋯ + 𝒂 𝒋𝟏 𝒁 𝒑 𝒀 𝟐 = 𝒂′ 𝟐 𝒁 = 𝒂 𝟐𝟏 𝒁 𝟏 + 𝒂 𝟐𝟐 𝒁 𝟐 + ⋯ + 𝒂 𝒋𝟐 𝒁 𝒑 ⋮ 𝑌 𝑝 = 𝒂′ 𝒑 𝒁 = 𝑎 1𝑝 𝑍 1 + 𝑎 2𝑝 𝑍 2 + ⋯ + 𝑎 𝑗𝑝 𝑍 𝑝 Skor komponen utama yang diperoleh digunakan sebagai input dalam analisis selanjutnya, sebagai pengganti dari nilai data variabel awal.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 624, "width": 110, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.3 Ukuran Kedekatan", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 642, "width": 221, "height": 47, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ukuran kedekatan yang digunakan adalah ukuran ketidakmiripan/ukuran jarak Euclidean yang dihitung dengan menggunakan persaman berikut", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 704, "width": 166, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑑 𝑖𝑘 = √∑(𝑋 𝑖𝑗 − 𝑋 𝑘𝑗 ) 2 𝑝 𝑗=1 dimana 𝑿 𝒊𝒋 = objek ke- 𝒊 pada variabel ke- 𝒋", "type": "Formula" }, { "left": 91, "top": 36, "width": 436, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penerapan Metode Agglomerative Hierarchical Clustering Untuk Klasifikasi Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Kualitas Pelayanan Keluarga Berencana", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 794, "width": 207, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CAUCHY – ISSN: 2086-0382/E-ISSN: 2477-3344", "type": "Page footer" }, { "left": 514, "top": 794, "width": 13, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 154, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑿 𝒌𝒋 = objek ke- 𝒌 pada variabel ke- 𝒋 𝒊, 𝒌 = 𝟏, 𝟐, . . . , 𝒏; 𝒊 ≠ 𝒌", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 97, "width": 69, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝒋 = 𝟏, 𝟐, . . . , 𝒑", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 207, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑝 = banyaknya variabel [3].", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 143, "width": 200, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.4 Agglomerative Hierarchical Clustering", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 160, "width": 130, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode agglomerative ,", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 160, "width": 221, "height": 83, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "proses pengelompokan dimulai dengan objek-objek yang individual. Jadi, banyaknya cluster sama dengan banyaknya objek. Objek-objek yang paling mirip pertama kali bergabung membentuk cluster , demikian seterusnya sampai membentuk satu cluster .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 252, "width": 221, "height": 168, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Single linkage merupakan prosedur pengelompokan agglomerative yang didasarkan pada jarak minimum/jarak terdekat antar objek. Prosedur pengelompokan single linkage pada awalnya dipilih jarak terkecil dalam 𝑫 = {𝑑 𝑖𝑗 } dan menggabungkan objek-objek yang bersesuaian misalnya 𝑈 dan 𝑉 untuk mendapatkan cluster (𝑈𝑉) . Langkah berikutnya, jarak di antara (𝑈𝑉) dan cluster lainnya, misalnya 𝑊 . 𝑑 (𝑈𝑉)𝑊 = 𝑚𝑖𝑛(𝑑 𝑈𝑊 , 𝑑 𝑉𝑊 ) dimana, 𝑑 𝑈𝑊 = jarak antara tetangga terdekat dari cluster 𝑈 dan 𝑊 , dan 𝑑 𝑉𝑊 = jarak antara tetangga terdekat dari cluster 𝑉 dan 𝑊 [3].", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 430, "width": 221, "height": 120, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Complete linkage didasarkan pada jarak maksimum/jarak terjauh antar objek. Algoritma metode complete linkage dimulai dengan menemukan elemen minimum dalam 𝑫 = {𝒅 𝒊𝒋 } , selanjutnya menggabungkan objek-objek yang bersesuaian misalnya 𝑼 dan 𝑽 untuk mendapatkan cluster (𝑼𝑽) . Tahap berikutnya, jarak di antara (𝑼𝑽) dan cluster lainnya, misalnya 𝑾 . 𝑑 (𝑈𝑉)𝑊 = 𝑚𝑎𝑥(𝑑 𝑈𝑊 , 𝑑 𝑉𝑊 )", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 560, "width": 206, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dimana, 𝒅 𝑼𝑾 = jarak antara tetangga terjauh dari cluster 𝑼 dan 𝑾 , dan 𝒅 𝑽𝑾 = jarak antara tetangga terjauh dari cluster 𝑽 dan 𝑾 [3] .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 631, "width": 221, "height": 131, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Average linkage memperlakukan jarak antar dua cluster sebagai jarak rata-rata antara semua pasangan objek data dalam satu cluster dengan seluruh objek pada cluster lain. Prosedur average linkage dimulai dengan mendefinisikan matrik 𝑫 = {𝒅 (𝒊𝒋) } untuk memperoleh objek-objek paling dekat, sebagai contoh 𝑼 dan 𝑽 . Kemudian objek ini digabung ke dalam bentuk cluster (𝑼𝑽) . Selanjutnya, jarak antara (𝑼𝑽) dan cluster lainnya, 𝑾 .", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 71, "width": 207, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝒅 (𝑼𝑽)𝑾 = ∑ ∑ 𝒅 𝒊𝒋 𝒋 𝒊 𝒏 (𝑼𝑽) 𝒏 𝒘 dimana, 𝒅 𝒊𝒋 = jarak antara objek 𝒊 pada cluster (𝑼𝑽) dan objek 𝒋 pada cluster 𝑾 , 𝒏 (𝑼𝑽) = banyaknya anggota dalam cluster 𝑼𝑽 , 𝒏 𝑾 = banyaknya anggota pada cluster 𝑾 [3].", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 161, "width": 197, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Ward didasarkan pada sum square of error (SSE)", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 182, "width": 174, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑆𝑆𝐸 𝑢𝑣 = ∑(𝑋 𝑖 − 𝑋̅ 𝑢𝑣 )′(𝑋 𝑖 − 𝑋̅ 𝑢𝑣 ) 𝑛 𝑢𝑣 𝑖=1 dimana: 𝑿 𝒊 = nilai objek ke- 𝒊", "type": "Formula" }, { "left": 320, "top": 240, "width": 173, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑿 ̅ = rata-rata nilai objek dalam cluster", "type": "Picture" }, { "left": 320, "top": 254, "width": 78, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝒊 = 𝟏, 𝟐, 𝟑, … , 𝒏", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 265, "width": 185, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝒏 = banyaknya objek 𝒏 𝑼 = banyaknya titik pada cluster 𝑼 𝒏 𝑽 = banyaknya titik pada cluster 𝑼 dan 𝑽 𝒏 𝑼𝑽 = banyaknya titik pada cluster 𝑼𝑽", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 311, "width": 207, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑿 ̅ 𝒖𝒗 = 𝒏 𝑼 𝑿 ̅ 𝒖 + 𝒏 𝑽 𝑿 ̅ 𝒗 𝒏 𝑼 + 𝒏 𝑽 [4].", "type": "Formula" }, { "left": 306, "top": 360, "width": 112, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.5 Uji Validitas Cluster", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 378, "width": 221, "height": 141, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji validitas cluster diperlukan untuk melihat kebaikan ( goodness ) atau kualitas ( quality ) hasil analisis cluster . Ukuran yang digunakan untuk menguji validitas hasil clustering pada penelitian ini adalah koefisien korelasi cophenetic . Koefisien korelasi cophenetic merupakan koefisien korelasi antara elemen-elemen asli matriks ketidakmiripan (matriks jarak Euclidean ) dan elemen-elemen yang dihasilkan oleh dendrogram (matriks cophenetic ) (Silva & Dias, 2013). Formula yang digunakan untuk menghitung koefisien korelasi cophenetic sebagai berikut", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 529, "width": 221, "height": 139, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑟 𝐶𝑜𝑝ℎ = ∑ (𝑑 𝑖𝑘 − 𝑑̅)(𝑑 𝐶𝑖𝑘 − 𝑑̅ 𝐶 ) 𝑖<𝑘 √[∑ (𝑑 𝑖𝑘 − 𝑑̅) 2 𝑖<𝑘 ] [∑ (𝑑 𝐶𝑖𝑘 − 𝑑̅ 𝐶 ) 2 𝑖<𝑘 ] dimana: 𝒓 𝑪𝒐𝒑𝒉 = koefisien korelasi cophenetic 𝒅 𝒊𝒌 = jarak asli (jarak Euclidean ) antara objek 𝒊 dan 𝒌 𝒅 ̅ = rata-rata 𝒅 𝒊𝒌 𝒅 𝑪𝒊𝒌 = jarak cophenetic objek 𝒊 dan 𝒌 𝒅 ̅ 𝑪 = rata-rata 𝒅 𝑪𝒊𝒌 [5].", "type": "Formula" }, { "left": 306, "top": 668, "width": 221, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai 𝑟 𝐶𝑜𝑝ℎ berkisar antara −1 dan 1 ; nilai 𝑟 𝐶𝑜𝑝ℎ mendekati 1 berarti solusi yang dihasilkan dari proses clustering cukup baik.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 715, "width": 101, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 737, "width": 221, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berkaitan dengan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 56, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alfi Fadliana", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 771, "width": 13, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "38", "type": "Page footer" }, { "left": 391, "top": 771, "width": 136, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 4 No.1 November 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 223, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kualitas pelayanan KB di Provinsi Jawa Timur, yaitu data mengenai kualifikasi klinik KB dan kompetensi tenaga pelayanan KB di Provinsi Jawa Timur tahun 2014 yang diperoleh dari Laporan Pelayanan Kontrasepsi (Pelkon) tahun 2014 Provinsi Jawa Timur dalam situs resmi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 165, "width": 220, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 198, "width": 221, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Kualifikasi klinik KB (𝑋 1 ) , yang terdiri dari empat sub-variabel: a. Jumlah klinik KB sederhana (𝑋 1,1 )", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 236, "width": 148, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Jumlah klinik KB lengkap (𝑋 1,2 )", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 249, "width": 157, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Jumlah klinik KB sempurna (𝑋 1,3 )", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 157, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Jumlah klinik KB paripurna (𝑋 1,4 )", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 275, "width": 220, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Kompetensi tenaga pelayanan KB (𝑋 2 ) , yang terdiri dari 11 sub-variabel:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 299, "width": 206, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Jumlah dokter yang telah mendapat pelatihan IUD (𝑋 2,1 )", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 325, "width": 206, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Jumlah dokter yang telah dilatih MOW (𝑋 2,2 ) c. Jumlah dokter yang telah mendapat pelatihan MOP (𝑋 2,3 )", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 363, "width": 206, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Jumlah dokter yang telah dilatih Implan (𝑋 2,4 )", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 389, "width": 206, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Jumlah dokter yang telah mendapat pelatihan KIP (𝑋 2,5 )", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 414, "width": 206, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. Jumlah bidan yang telah dilatih IUD (𝑋 2,6 ) g. Jumlah bidan yang telah dilatih Implan (𝑋 2,7 )", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 453, "width": 206, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "h. Jumlah bidan yang telah mendapat pelatihan KIP (𝑋 2,8 )", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 479, "width": 206, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "i. Jumlah bidan yang telah dilatih R/R (𝑋 2,9 ) j. Jumlah perawat yang telah mendapat pelatihan KIP (𝑋 2,10 )", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 517, "width": 206, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "k. Jumlah perawat yang telah dilatih R/R (𝑋 2,11 )", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 552, "width": 220, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah-langkah analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 575, "width": 220, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Melakukan analisis statistika deskriptif untuk mengetahui", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 587, "width": 207, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "karakteristik umum Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur berdasarkan kualitas pelayanan KB.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 622, "width": 220, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Melakukan analisis statistika inferensi untuk mengetahui penerapan metode agglomerative hierarchical clustering untuk klasifikasi Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur berdasarkan kualitas pelayanan KB.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 681, "width": 206, "height": 47, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Melakukan uji asumsi korelasi untuk memeriksa apakah terdapat korelasi antar variabel atau tidak. Apabila terdapat korelasi, maka", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 716, "width": 193, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perlu dilakukan penanggulangan dengan menggunakan Analisis Komponen Utama, namun bila tidak", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 71, "width": 192, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terdapat korelasi maka langsung melanjutkan ke langkah b.", "type": "Table" }, { "left": 320, "top": 94, "width": 207, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Menghitung jarak Euclidean sebagai ukuran kedekatan antar objek.", "type": "List item" }, { "left": 320, "top": 118, "width": 207, "height": 47, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Melakukan analisis cluster pada data kualitas pelayanan KB Provinsi Jawa Timur menggunakan metode agglomerative hierarchical clustering .", "type": "List item" }, { "left": 320, "top": 165, "width": 205, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Menginterpretasikan hasil/solusi clustering yang dihasilkan dari langkah c.", "type": "List item" }, { "left": 320, "top": 188, "width": 148, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Melakukan uji validitas cluster .", "type": "List item" }, { "left": 306, "top": 200, "width": 106, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Menarik kesimpulan.", "type": "List item" }, { "left": 306, "top": 222, "width": 68, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 243, "width": 221, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1 Karakteristik Umum Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Kualitas Pelayanan Keluarga Berencana", "type": "List item" }, { "left": 306, "top": 284, "width": 221, "height": 235, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil analisis statistika deskriptif diketahui bahwa lebih dari 90% klinik KB di Provinsi Jawa Timur merupakan klinik KB sederhana. Sedangkan klinik KB lengkap, sempurna dan paripurna menunjukkan persentase yang cukup kecil. Sedangkan pada variabel kompetensi tenaga pelayanan KB, diketahui bahwa dari 2.792 orang dokter yang tercatat memberikan pelayanan KB di Provinsi Jawa Timur tahun 2014, sekitar 64,72% belum mendapat pelatihan IUD, 86,32% belum mendapat pelatihan MOW, 89,22% belum mendapat pelatihan MOP, 67,87% belum mendapat pelatihan Implan dan 73,78% belum mendapat pelatihan KIP; sekitar 44,09% bidan di Provinsi Jawa Timur belum mendapat pelatihan IUD, 45,61% belum mendapat pelatihan Implan, 60,66% belum mendapat pelatihan KIP, dan 71,78% belum mendapat pelatihan R/R; dan lebih dari 90% tenaga perawat kesehatan belum mendapat pelatihan KIP dan R/R.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 529, "width": 218, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.2 Penerapan Metode Agglomerative Hierarchical Clustering untuk Klasifikasi Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Kualitas Pelayanan Keluarga Berencana", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 594, "width": 221, "height": 82, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil uji asumsi korelasi menunjukkan bahwa data penelitian mengindikasikan adanya masalah multikolinieritas. Sehingga harus dilakukan penanggulangan multikolinieritas dengan menggunakan Analisis Komponen Utama. Persamaan komponen utama yang terbentuk adalah sebagai berikut", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 36, "width": 436, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penerapan Metode Agglomerative Hierarchical Clustering Untuk Klasifikasi Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Kualitas Pelayanan Keluarga Berencana", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 794, "width": 207, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CAUCHY – ISSN: 2086-0382/E-ISSN: 2477-3344", "type": "Page footer" }, { "left": 514, "top": 794, "width": 13, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "39", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 73, "width": 200, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑲𝑼 𝟏 = −𝟎, 𝟐𝟔𝟗𝑿 𝟏,𝟏 − 𝟎, 𝟎𝟎𝟑𝑿 𝟏,𝟐 − 𝟎, 𝟎𝟎𝟏𝑿 𝟏,𝟑", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 85, "width": 168, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "− 𝟎, 𝟎𝟖𝟎𝑿 𝟐,𝟏 − 𝟎, 𝟎𝟐𝟗𝑿 𝟐,𝟐 − 𝟎, 𝟎𝟐𝟓𝑿 𝟐,𝟑", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 98, "width": 168, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "+ 𝟎, 𝟎𝟕𝟐𝑿 𝟐,𝟒 − 𝟎, 𝟎𝟔𝟑𝑿 𝟐,𝟓 − 𝟎, 𝟓𝟕𝟔𝑿 𝟐,𝟔", "type": "Picture" }, { "left": 89, "top": 110, "width": 168, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "− 𝟎, 𝟓𝟒𝟑𝑿 𝟐,𝟕 − 𝟎, 𝟒𝟑𝟐𝑿 𝟐,𝟖 − 𝟎, 𝟑𝟎𝟐𝑿 𝟐,𝟗", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 123, "width": 138, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "− 𝟎, 𝟎𝟓𝟔𝑿 𝟐,𝟏𝟎 − 𝟎, 𝟎𝟓𝟎𝑿 𝟐,𝟏𝟏 𝑲𝑼 𝟐", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 135, "width": 168, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= 𝟎, 𝟖𝟖𝟓𝑿 𝟏,𝟏 + 𝟎, 𝟎𝟑𝟗𝑿 𝟏,𝟐 + 𝟎, 𝟎𝟎𝟑𝑿 𝟏,𝟑 + 𝟎, 𝟎𝟎𝟓𝑿 𝟏,𝟒 − 𝟎, 𝟏𝟏𝟑𝑿 𝟐,𝟏 − 𝟎, 𝟎𝟓𝟒𝑿 𝟐,𝟐", "type": "Picture" }, { "left": 89, "top": 160, "width": 168, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "− 𝟎, 𝟎𝟐𝟔𝑿 𝟐,𝟑 + 𝟎, 𝟎𝟖𝟑𝑿 𝟐,𝟒 − 𝟎, 𝟎𝟕𝟗𝑿 𝟐,𝟓 − 𝟎, 𝟐𝟔𝟎𝑿 𝟐,𝟔 − 𝟎, 𝟐𝟐𝟕𝑿 𝟐,𝟕 − 𝟎, 𝟎𝟐𝟖𝑿 𝟐,𝟖", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 185, "width": 220, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "+ 𝟎, 𝟐𝟒𝟔𝑿 𝟐,𝟗 − 𝟎, 𝟎𝟔𝟓𝑿 𝟐,𝟏𝟎 − 𝟎, 𝟎𝟑𝟑𝑿 𝟐,𝟏𝟏 Skor komponen utama yang digunakan sebagai inputan, pengganti variabel asal, dihitung berdasarkan persamaan komponen utama yang terbentuk.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 244, "width": 221, "height": 141, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Klasifikasi Kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur berdasarkan kualitas pelayanan KB tahun 2014 menggunakan metode single linkage menghasilkan solusi cluster sebanyak 4, complete linkage sebanyak 2, average linkage sebanyak 4, dan ward sebanyak 2. Berdasarkan hasil uji validitas cluster dengan koefisien korelasi cophenetic pada Tabel 1 di atas, diketahui bahwa metode average linkage clustering memberikan solusi cluster yang lebih baik bila dibandingkan dengan ketiga metode yang lain ( single linkage, complete linkage, dan ward ).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 395, "width": 186, "height": 126, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1 Koefisien Korelasi Cophenetic Solusi Cluster Metode Koefisien Korelasi Cophenetic Single Linkage 0,6853 Complete Linkage 0,6978 Average Linkage 0,7169 Ward 0,6530", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 532, "width": 203, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karakterisasi hasil klasifikasi Kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur berdasarkan kualitas pelayanan KB tahun 2014 menggunakan metode clustering terbaik ( average linkage ) adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 597, "width": 200, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2 Karakterisasi Hasil Klasifikasi Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Kualitas Pelayanan KB", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 616, "width": 195, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahun 2014 Menggunakan Metode Average Linkage Cluster Anggota Cluster Karakterisasi 1 Kab. Pacitan, Kab.", "type": "Table" }, { "left": 124, "top": 657, "width": 62, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lumajang, Kab. Situbondo, Kab.", "type": "Picture" }, { "left": 124, "top": 678, "width": 63, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pasuruan, Kab. Madiun, Kab. Magetan, Kab. Bangkalan, Kab. Sampang, Kab.", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 731, "width": 66, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pamekasan, Kab. Sumenep, Kota Kediri, Kota", "type": "Picture" }, { "left": 204, "top": 647, "width": 76, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tingkat kualifikasi klinik KB dan tingkat kompetensi tenaga pelayanan", "type": "Table" }, { "left": 204, "top": 689, "width": 64, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KB yang “sangat rendah”", "type": "Text" }, { "left": 360, "top": 73, "width": 71, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Blitar, Kota Malang, Kota Probolinggo, Kota", "type": "Text" }, { "left": 360, "top": 105, "width": 64, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pasuruan, Kota Mojokerto, Kota", "type": "Picture" }, { "left": 330, "top": 126, "width": 184, "height": 138, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Madiun, dan Kota Batu 2 Kab. Ponorogo Tingkat kualifikasi klinik KB “cukup baik”, dan tingkat kompetensi tenaga pelayanan KB “rendah” 3 Kab. Trenggalek, Kab. Tulungagung, Kab. Blitar, Kab. Kediri, Kab.", "type": "Table" }, { "left": 360, "top": 263, "width": 70, "height": 96, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jember, Kab. Bondowoso, Kab. Probolinggo, Kab. Mojokerto, Kab. Jombang, Kab. Nganjuk, Kab. Bojonegoro, Kab. Tuban, Kab. Lamongan, Kab.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 210, "width": 184, "height": 243, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gresik, dan Kota Surabaya Tingkat kualifikasi klinik KB “rendah” dan tingkat kompetensi tenaga pelayanan KB “sedang” 4 Kab. Malang, Kab. Banyuwangi, Kab. Sidoarjo, dan Kab. Ngawi Tingkat kualifikasi klinik KB “sedang” dan tingkat kompetensi tenaga pelayanan KB “cukup baik”", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 465, "width": 47, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENUTUP", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 486, "width": 221, "height": 165, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan uji validitas cluster dengan koefisien korelasi cophenetic diketahui bahwa metode average linkage clustering memberikan solusi cluster yang lebih baik bila dibandingkan dengan metode agglomerative hierarchical clustering yang lain dalam penerapannya untuk klasifikasi Kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur berdasarkan kualitas pelayanan KB tahun 2014. Saran untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode clustering , ukuran kedekatan, dan/atau uji validitas cluster yang berbeda dengan yang telah digunakan oleh penulis; atau menerapkannya pada data/kasus- kasus lain.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 661, "width": 87, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 698, "width": 221, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] J. Hair, W. Black, B. Babin and R. Anderson, Multivariate Data Analysis, 7th Edition, New Jersey: Pearson Prentice Hall, 2010.", "type": "List item" }, { "left": 306, "top": 736, "width": 221, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] A. Bluman, Elementary Statistics: A Step by Step Approach, 5th Edition, New York: Mc", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 56, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alfi Fadliana", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 771, "width": 13, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "40", "type": "Page footer" }, { "left": 391, "top": 771, "width": 136, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 4 No.1 November 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 72, "width": 74, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Graw-Hill, 2004.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 220, "height": 47, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3] R. Johnson and D. Wichern, Applied Multivariate Statistical Analysis, 6th Edition, Upper Saddle River, New Jersey 07458: Prentice Education, Inc, 2007.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 137, "width": 220, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4] A. Rencher, Methods of Multivariate Analysis, 2nd Edition, New York: John Wiley & Sons, Inc, 2002.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 175, "width": 221, "height": 47, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[5] S. Saraçli, N. Doğan and I. Doğan, \"Comparison of Hierarchical Cluster Analysis Methods by Cophenetic Correlation,\" Journal of Inequalities and Applications 2013, p. 203, 2013.", "type": "List item" } ]
d01a28a5-7fc8-b31a-e9aa-1ee8a0fc3df6
https://journal.uad.ac.id/index.php/AdMathEdust/article/download/17937/9310
[ { "left": 85, "top": 38, "width": 74, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2355-8199", "type": "Page header" }, { "left": 335, "top": 38, "width": 190, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AdMathEduSt Vol.5 No.9 September 2018", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "494", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 74, "width": 415, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "THE RELATIONSHIP BETWEEN NUMERICAL ABILITY, DISCIPLINE OF STUDENT AND INTEREST OF LEARNING WITH STUDENTS MATHEMATICS LEARNING OUTCOMES IN CLASS VII", "type": "Section header" }, { "left": 234, "top": 130, "width": 142, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anis Agustiyana a , Edi Prajitno b", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 144, "width": 298, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Ahmad Dahlan Jalan Ring Road Selatan, Tamanan, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 169, "width": 242, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a [email protected] , b [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 198, "width": 60, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 442, "height": 275, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Low student learning outcomes related to a variety of factors. Numerical ability, the discipline of a student, and interest in learning a few factors relate to learning outcomes. This research aims to know if there is a real and significant of relationship numerical ability, the discipline of a student, and interest of learning with students mathematics learning outcomes in class VII in Muhammadiyah Junior High School 9 Yogyakarta (SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta) regency of even semester in the academic year of 2016/2017. The sample population in SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta in the academic year 2016/2017 consists of 5 classes. A sample class is a class VII A with using random sampling. The technique of the data collection method a questionnaire method and the test method. Data collection instruments using a numerical ability test, questionnaires discipline of student, questionnaires interest of learning, and mathematics achievement test. Test research instruments used validity, different test power, and reliability test. Analysis prerequisite test, including normality test, linearity test, and independent test. Data analysis for hypothesis testing using simple correlation analysis and multiple regression analysis. The results showed a positive and significant relationship between numerical ability, the discipline of a student, and interest in learning of mathematics learning outcomes. The significant level of 5%, 𝑣 1 = 3, 𝑣 2 = 27, 𝐹 𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 = 26,929 and 𝐹 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 = 2,960, 𝐹 𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 > 𝐹 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 with multiple correlation coefficient of R = 0,866, and multiple regression equation their variables is 𝑌̂ = −44,401 + 0,700 𝑋 1 + 0,534 𝑋 2 + 0,006𝑋 3 . Donations are relatively X 1 =60,958%, X 2 =38,846%, X 3 =0,196%, with multiple determination coefficient of 0,750 and the effective contribution X 1 =45,688%, X 2 =29,115%, X 3 =0,147%. Keywords : Numerical Ability, Discipline of Student, Interest of Learning, Mathematics Learning Outcomes.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 505, "width": 89, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 519, "width": 443, "height": 190, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The level of educational success determines the progress of a nation. The success of education will be achieved by a nation if there is an effort to improve the quality of education. Education is an effort to mature and independence people through planned activities and realized through learning and learning activities that involve students and teachers. Education is one of the important sectors in national development. The success of education in schools is characterized by an active learning process with students' involvement physically, mentally, and emotionally. Mathematics learning requires teachers to manage the teaching and learning process so that student involvement can be optimal and impact student learning outcomes. Several factors influence learning, especially mathematics, namely internal factors and external factors. Internal factors include interests, motivation, talents, and others as external factors, including parental attention, learning facilities, school environment, family environment, community environment, and others. One internal factor is the numerical ability. According to Ketut, Dewa Sukardi (2003: 122), numbers are the ability of students to reason with numbers, use or manipulate relationships with numbers, and logically describe the amount of material. Numerical ability is needed to solve mathematical problems.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 713, "width": 443, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on an interview with a mathematics subject teacher at SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta, Mrs. Siti Nurhanifah on November 4, 2016, results were obtained, students were still having difficulty in counting and operating numbers, and still made mistakes in operating numbers. As a result of these difficulties, the impact on student learning outcomes is low, and the numerical ability that is thought to", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 74, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2355-8199", "type": "Page header" }, { "left": 335, "top": 38, "width": 190, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AdMathEduSt Vol.5 No.9 September 2018", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "495", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 442, "height": 191, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "influence student learning outcomes, namely student discipline. Based on the results of apprenticeship observations in August 2016, the level of student discipline was still low. It can be seen from students' preparation when math lessons will begin, student behavior when the teacher is explaining, giving assignments, when repeating, and after learning in addition to the numerical ability and discipline of those students who are suspected to influence student learning outcomes, namely interest in learning. Based on an interview on November 4, 2016, with a mathematics subject teacher, there was still a lack of student interest in learning. It can be seen from the lack of active students in mathematics when the teacher gives practice questions, the lack of understanding of the material that results in the test results are still low, and students who are lazy to work on the problems. The results of observations and interviews in August 2016 with some VII grade students stated that they did not like mathematics due to a large number of mathematical formulas, the difficulty of memorizing mathematical formulas, difficult material. The opinions of these students caused students to lack interest in learning mathematics. The following is data that can give a concrete picture of the mathematics learning outcomes of the Semester (Midterm), even semester VII grade students of Muhammadiyah 9 Yogyakarta Middle School 2016/2017 Academic Year.", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 268, "width": 394, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1 . Middle Semester Mathematics Assessment of Grade VII students Muhammadiyah 9", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 281, "width": 386, "height": 125, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yogyakarta Middle School Even Semester Class Percentage A B C D E Highest score 74 79 71 82 72 - Lowest score 20 22 17 19 18 - Average 49,097 56,875 50,813 49,813 44,125 - Total students 31 32 32 32 32 100% Complete 2 7 2 6 5 13,836% No Complete 29 25 30 26 27 86,164%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 410, "width": 287, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data source: SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta Tahun 2016/2017", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 424, "width": 442, "height": 93, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Minimum Completeness Criteria (MCC) for mathematics class VII in SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta is 70. The percentage of students who have not completed MCC is 86.164%, and the percentage of students who have completed MCC is 13.836%. This shows that the learning outcomes of Grade VII students are still low. Based on the description above, the writer will research The Relationship of Numerical Ability, Student Discipline, and Student Learning Interest with Mathematics Learning Outcomes of Class VII Students of SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta Even Semester 2016/2017 Academic Year.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 521, "width": 443, "height": 232, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the description above, the research problem can be formulated as follows: 1) Is there a positive and significant relationship of numerical ability with mathematics learning outcomes of VII grade students of SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta even semester 2016/2017 Academic Year? 2) Is there a positive and significant relationship between student discipline and mathematics learning outcomes for Grade VII students of SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta, even semester 2016/2017 Academic Year? 3) Is there a positive and significant relationship of interest in learning with mathematics learning outcomes for students of class VII SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta, even semester 2016/2017 Academic Year? 4) Is there a positive and significant relationship of numerical ability and student discipline with mathematics learning outcomes for students of grade VII of SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta, even semester 2016/2017 Academic Year? 5) Is there a positive and significant relationship of numerical ability and interest in learning with mathematics learning outcomes of Grade VII students of SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta even semester 2016/2017 Academic Year? 6) Is there a positive and significant relationship of student discipline and learning interest with mathematics learning outcomes of Grade VII students of SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta, even semester 2016/2017 Academic Year? 7) Is there a positive and significant relationship of numerical ability, student discipline, and interest in learning with mathematics learning outcomes of Grade VII students of SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta even semester 2016/2017 Academic Year?", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 74, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2355-8199", "type": "Page header" }, { "left": 335, "top": 38, "width": 190, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AdMathEduSt Vol.5 No.9 September 2018", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "496", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 443, "height": 260, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the problem formulation, the objectives of this study are 1) To determine whether or not there is a positive and significant relationship of numerical ability with mathematics learning outcomes of Grade VII students of SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta even semester 2016/2017 Academic Year. 2) To determine whether or not there is a positive and significant relationship between student discipline and mathematics learning outcomes for Grade VII students of SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta even semester 2016/2017 Academic Year. 3) To determine whether or not there is a positive and significant relationship of interest in learning with mathematics learning outcomes of Grade VII students of SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta even semester 2016/2017 Academic Year. 4) To determine whether or not there is a positive and significant relationship of numerical ability and student discipline with mathematics learning outcomes of Grade VII students of SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta even semester 2016/2017 Academic Year. 5) To determine whether or not there is a positive and significant relationship of numerical ability and interest in learning with mathematics learning outcomes of Grade VII students of SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta even semester 2016/2017 Academic Year. 6) To determine whether or not there is a positive and significant relationship between student discipline and interest in learning with mathematics learning outcomes of Grade VII students of SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta even semester 2016/2017 Academic Year. 7) To find out whether or not there is a positive and significant relationship of numerical ability, student discipline, and interest in learning with mathematics learning outcomes of Grade VII students of SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta even semester 2016/2017 Academic Year.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 351, "width": 56, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 365, "width": 443, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research is quantitative. The research site was carried out at Muhammadiyah 9 Junior High School in Yogyakarta, while the research was conducted in the even semester of the 2016/2017 school year. The population in this study were all VII grade students of SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta even semester 2016/2017 academic year consisting of 5 classes arranged randomly, namely classes VII A, VII B, VII C, VII D, and VII E. The samples and class trials were taken randomly using random sampling techniques to the class that is taken one class, one class randomly. Sampling class is obtained by lottery class, and class VII A is obtained as a sample class and class VII C as a trial class.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 462, "width": 443, "height": 204, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this study, there are two kinds of research variables: the independent and dependent variables. The independent variables in this study consisted of numerical ability (X 1 ), student discipline (X 2 ), and interest in learning (X 3 ), while the dependent variable in this study was mathematics learning outcomes (Y). Data collection techniques used were questionnaires and test methods. In this study, the questionnaire method was used to obtain data on student discipline and interest in learning. The test method is used to obtain data about numerical abilities and mathematics learning outcomes of Grade VII students of Yogyakarta Muhammadiyah 9 Middle School. Analysis of questionnaire instruments and questions using content validity tests by reviewers and product-moment correlation techniques (Arikunto, Suharsimi, 2005: 72). To test the power of discrimination using the discrimination index formula (Arikunto, Suharsimi, 1981: 157-158). As for the reliability test, the questionnaire instrument used the alpha formula (Arikunto, Suharsimi, 2013: 239), and the test used the KR-20 formula (Arikunto, Suharsimi, 2005: 100- 101). After the data has been collected, descriptive data analysis, analysis prerequisite tests, and hypothesis testing are carried out. Analysis prerequisite tests include normality tests using the chi-square formula, linearity test, and independence test. To test the hypothesis using the t-test and F-test, use the formula:", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 670, "width": 55, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 1 2 r n r t   ", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 710, "width": 236, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "with : r = correlation coefficient n = lots of samples For the F-test (Sugiyono, 2009: 286) using the formula:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 74, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2355-8199", "type": "Page header" }, { "left": 335, "top": 38, "width": 190, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AdMathEduSt Vol.5 No.9 September 2018", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "497", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 265, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ") 1 ( ) 1 ( 2 2 R m m N R F     With:", "type": "Picture" }, { "left": 87, "top": 125, "width": 175, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "F = F price regression 2 R = coefficient of double determination", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 158, "width": 161, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "N = sample size m = number of independent variables", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 202, "width": 143, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 216, "width": 443, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the results of the study of the instrument stated that the instrument is feasible to be presented or distributed to be filled by respondents. For the instrument test analysis, based on the test of the validity of the numerical ability test, it was obtained that from 25 items 21 items were declared valid, and for the mathematics learning achievement test, it was found that from 24 items 20 items were declared valid, as seen in Table 2", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 285, "width": 436, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Summary of Calculation Results for Validity Test in Numerical Ability Test and Mathematics", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 299, "width": 375, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Learning Outcomes Instrument Valid Amount Number of questions dropped Item number dropped Numerical Ability 21 4 1, 2, 8, 12 Mathematical learning outcomes 20 4 1, 2, 12, 19", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 385, "width": 443, "height": 51, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furthermore, based on the numerical ability differentiation test, it was found that from 21 items, there was 1 item with excellent criteria, five items with good criteria, and 15 items with sufficient criteria. For the test of distinguishing power tests on mathematics learning outcomes, it is found that from 20 items, there are two items with good criteria and 18 items with sufficient criteria, as shown in Table 3.", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 440, "width": 407, "height": 165, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3. Summary of Distinguishing Power Test Results Variable Criteria No Item Question Numerical Ability Very well 25 Well 6, 15, 18, 20, 22 Enough 3, 4, 5, 7, 9, 10, 11, 13, 14, 16, 17, 19, 21, 23,24 Ugly - Less - Mathematical learning outcomes Very well - Well 3, 24 Enough 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23 Ugly - Less -", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 609, "width": 443, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Henceforth, based on the reliability test, it is stated that the numerical ability instrument, student discipline, and interest in learning, have high criteria. The mathematics learning achievement test instrument has sufficient criteria, as shown in Table 4.", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 651, "width": 315, "height": 81, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 4. Summary of Instrument Reliability Test Results Research variable 𝑟 𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 Criteria Research variable ( 𝑋 1 ) 0,825 High Student Discipline ( 𝑋 2 ) 0,836 High Interest to learn ( 𝑋 3 ) 0,875 High Mathematical Learning Outcomes (Y) 0,749 Enough", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 74, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2355-8199", "type": "Page header" }, { "left": 335, "top": 38, "width": 190, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AdMathEduSt Vol.5 No.9 September 2018", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "498", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 443, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "For the prerequisite test analysis on the normality test, it was found that the four variables, namely numerical ability, student discipline, learning interest, and learning outcomes in mathematics, are normally distributed, as shown in Table 5.", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 115, "width": 393, "height": 82, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 5. Summary of Normality Test Results Variable 𝜒 𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 2 𝜒 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 2 df Info. Research variable ( 𝑋 1 ) 4,672 7,8147 3 Normal Student Discipline ( 𝑋 2 ) 4,464 7,8147 3 Normal Interest to learn ( 𝑋 3 ) 1,049 7,8147 3 Normal Mathematical Learning Outcomes (Y) 2,739 7,8147 3 Normal", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 215, "width": 442, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Next, based on the linearity test, it was found that between numerical ability variables with mathematics learning outcomes, student discipline with mathematics learning outcomes, and learning interest with mathematics learning outcomes have a linear relationship shown in Table 6.", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 257, "width": 242, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 6. Summary of Linearity Test Results Variable 𝐹 𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 𝐹 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 Info. (X 1 ) with (Y) 1,180 2,38 Linier (X 2 ) with (Y) 0,821 2,58 Linier (X 3 ) with (Y) 1,504 2,58 Linier", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 343, "width": 443, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Next, based on the independence test, it was found that the numerical ability variable with student discipline, numerical ability with interest in learning, and student discipline with interest in learning were independently related, as seen in Table 7.", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 385, "width": 300, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 7. Summary of Independence Test Results Variable 𝑋 𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 2 𝑋 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 2 df Info. (X 1 ) with (X 2 ) 36,895 37,6525 25 Independent (X 1 ) with (X 3 ) 33,711 37,6525 25 Independent (X 2 ) with (X 3 ) 27,776 37,6525 25 Independent", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 470, "width": 442, "height": 81, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To test the hypothesis of the first hypothesis test results, it was found that there was a positive and significant relationship between numerical ability and mathematics learning outcomes. The results of this study were obtained 𝑡 𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 = 7.663 and 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 = 1.6991 at a significant 5% level with a simple correlation coefficient (r) of 0.818. This can be explained through a linear relationship 𝑏𝑒𝑡𝑤𝑒𝑒𝑛 𝑌 ̂ = −11,585 + 1,025 𝑋 1 . This means that every increase of one unit X 1 results in a 1.025 increase in Y; in other words, if the numerical ability is high, the mathematics learning outcomes will increase.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 555, "width": 443, "height": 81, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the results of the second hypothesis test, it is found that there is a positive and significant relationship between student discipline and mathematics learning outcomes. The results of this study were obtained 𝑡 𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 = 6.330 and 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 = 1.6991 at a significant level of 5% with a simple correlation coefficient (r) of 0.761. This can be explained through a linear relationship 𝑌̂ = −59,144 + 1,062 𝑋 2 . This means that every increase of one unit X 2 increases 1,062 Y; in other words, if student discipline is high, the mathematics learning outcomes will be even higher.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 640, "width": 443, "height": 81, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the results of the third hypothesis test, it is found that there is a positive and significant relationship between learning interest and mathematics learning outcomes. The results of this study were obtained 𝑡 𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 = 2.571 and 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 = 1.6991 at a significant level of 5% with a simple correlation coefficient (r) of 0.431. This can be explained through a linear relationship 𝑌̂ = −33,714 + 0,819 𝑋 3 . This means that every increase of one unit of X 3 results in a 0.819 increase of Y, in other words, if the interest in learning is high, then the results of learning mathematics will be higher.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 724, "width": 442, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the fourth hypothesis, test results obtained that there is a positive and significant relationship between numerical ability and student discipline with mathematics learning outcomes. The results of this study were obtained 𝐹 𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 = 41.888 and 𝐹 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 3.340 at a significant level of 5% with", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 74, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2355-8199", "type": "Page header" }, { "left": 335, "top": 38, "width": 190, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AdMathEduSt Vol.5 No.9 September 2018", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "499", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 442, "height": 81, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a double correlation coefficient ( R ) of 0.866. This can be explained through a linear relationship 𝑌̂ = −44,513 + 0,702 𝑋 1 + 0,535 𝑋 2 . This means that every increase of one unit X 1 results in a 0.702 increase in Y, and every increase in one unit X 2 results in a 0.535 increase in Y. While the relative contribution of X 1 is 61,143%, and X 2 is 38,857%. Effective contribution X 1 is 45.826% and X 2 is 29,123%. From the results of these calculations, it can be seen that by increasing students' numerical ability and discipline, mathematics learning outcomes will increase.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 158, "width": 443, "height": 107, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of the fifth hypothesis test found that there is a positive and significant relationship between numerical ability and interest in learning with mathematics learning outcomes. The results of this study were obtained 𝐹 𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 = 28.387 and 𝐹 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 3.340 at a significant level of 5% with a double correlation coefficient ( R ) of 0.818. This can be explained through a linear relationship. This means that each increase of one unit X 1 results in 1,017 increases in Y, and every increase in one unit X 3 results in 0.023 increases in Y. While the relative contribution of X 1 is 99.215%, and X 3 is 0.785%. The effective contribution X 1 is 66.445%, and X 3 is 0.526%. From the results of these calculations, it can be seen that by increasing numerical ability and interest in learning, mathematics learning outcomes will increase.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 269, "width": 442, "height": 123, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the sixth hypothesis test results obtained that there is a positive and significant relationship between student discipline and interest in learning with the results of learning mathematics. The results of this study were obtained 𝐹 𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 = 21.510 and 𝐹 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 3.340 at a significant level of 5% with a double correlation coefficient ( R ) of 0.778. This can be explained through a linear relationship 𝑌̂ = −79,806 + 0,972 𝑋 2 + 0,336 𝑋 3 . This means that every increase of one unit X 2 results in a 0.972 increase in Y, and every increase in one unit X 3 results in 0.336 increase in Y. While the relative contribution of X 2 is 87.406%, and X 3 is 12.594%. Effective contribution of X 2 is 52,946% and X 3 is 7,629%. From the results of these calculations, it can be seen that by increasing student discipline and interest in learning, mathematics learning outcomes will increase.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 395, "width": 442, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the results of the seventh hypothesis test obtained that there is a positive and significant relationship between numerical ability, student discipline, and interest in learning with mathematics learning outcomes. The results of this study were obtained 𝐹 𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 = 26.929 and 𝐹 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 3.340 at a significant level of 5% with a double correlation coefficient ( R ) of 0.866. This can be explained through a linear relationship. This means that each increase of one unit X 1 increases 0,700 Y increases, every increase of one unit X 2 results in 0.534 increases Y, and every increase of one unit X 3 causes 0.006 increases Y. While the relative contribution of X 1 is 60,958%, X 2 is 38,846% and X 3 is 0,196% . Effective contribution X 1 is 45,688%, X 2 is 29,123% and X 3 is 0,147%. From the results of these calculations, it can be seen that by increasing numerical ability, student discipline, and interest in learning, mathematics learning outcomes will increase. Its double determination coefficient is 0.750, and this proves that mathematics learning outcomes are related to numerical ability, student discipline, and interest in learning by 75.0%. In comparison, 25.0% is related to other factors not discussed in this study.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 577, "width": 76, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 590, "width": 407, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of research and discussion, the following research conclusions can be drawn:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 604, "width": 442, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. There is a positive and significant relationship between numerical ability and mathematics learning outcomes of Grade VII students of SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta, even semester 2016/2017 academic year. The t-test indicates this. Namely, 𝑡 𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 > 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 or 7.666 > 1.6991 . The simple correlation coefficient ( r ) between numerical ability and mathematics learning outcomes is 0.818 with a linear regression equation 𝑌̂ = −11.585 + 1.025 𝑋 1 .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 442, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. There is a positive and significant relationship between student discipline and mathematics learning outcomes for VII grade students of SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta, even semester 2016/2017 academic year. This is indicated by the t-test that is 𝑡 𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 > 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 or 6.310 > 1.6991 . The simple correlation coefficient ( r ) between numerical ability and mathematics learning outcomes is 0.818 with a linear regression equation 𝑌̂ = −59.144 + 1.062 𝑋 2 .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 745, "width": 442, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. There is a positive and significant relationship between interest in learning with mathematics learning outcomes for students of class VII at Muhammadiyah 9 Yogyakarta Middle School in the even", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 74, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2355-8199", "type": "Page header" }, { "left": 335, "top": 38, "width": 190, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AdMathEduSt Vol.5 No.9 September 2018", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "500", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 72, "width": 424, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "semester of the 2016/2017 school year. The t-test indicates this; namely, 𝑡 𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 > 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 or 2.571 > 1.6991 . The simple correlation coefficient ( r ) between numerical ability and mathematics learning outcomes is 0.413 with a linear regression equation 𝑌̂ = −33.714 + 0.819 𝑋 3 .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 442, "height": 97, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. There is a positive and significant relationship between numerical ability and student discipline with mathematics learning outcomes for Grade VII students of SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta, even semester 2016/2017 academic year. The F-test indicates this, i.e., 𝐹 𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 > 𝐹 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 or 41.888 > 3.340. The multiple correlation coefficient ( R ) between numerical ability and student discipline with mathematics learning outcomes is 0.886 equal to multiple linear regression equations 𝑌̂ = −44,513 + 0,702 𝑋 1 + 0,535 𝑋 2 , with a relative contribution of X 1 of 61,143% and X 2 of 38,857% and effective contribution of X 1 of 45.826% and X 2 of 29,123%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 216, "width": 442, "height": 96, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. There is a positive and significant relationship between numerical ability and interest in learning with mathematics learning outcomes of Grade VII students of SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta, even semester 2016/2017 academic year. The F-test indicates this, i.e., 𝐹 𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 > 𝐹 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 or 28.387 > 3.340 . The multiple correlation coefficient (R) between numerical ability and learning interest with mathematics learning outcomes is 0.818 with multiple linear regression equations 𝑌̂ = −13,200 + 1,107 𝑋 1 + 0,023 𝑋 3 , with a relative contribution of X 1 of 99.215% and X 3 of 0.785% and effective contribution of X 1 of 66.445% and X 3 of 0.526%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 315, "width": 442, "height": 97, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. There is a positive and significant relationship between student discipline and interest in learning with mathematics learning outcomes for students of grade VII of SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta, even semester 2016/2017 academic year. The F-test indicates this, i.e., 𝐹 𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 > 𝐹 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 or 22.510 > 3.340 . The multiple correlation coefficient ( R ) between student discipline and learning interest with mathematics learning outcomes is 0.778 with multiple linear regression equations 𝑌̂ = −79,806 + 0,972 𝑋 2 + 0,336 𝑋 3 , with a relative contribution of X 2 of 87.406% and X 3 of 12.594% and effective contribution of X 2 of 52.946% and X 3 of 7.629%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 414, "width": 443, "height": 124, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. There is a positive and significant relationship between numerical ability, student discipline, and interest in learning with mathematics learning outcomes of Grade VII students of SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta, even semester 2016/2017 academic year. The F-test indicates this, i.e., 𝐹 𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 > 𝐹 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 or 26.929 > 3.340 . The multiple correlation coefficient (R) between numerical ability, student discipline and learning interest with mathematics learning outcomes is 0.866 and (R 2 ) is 0.750 with multiple linear regression equations 𝑌̂ = −44.401 + 0.700 𝑋 1 + 0.534 𝑋 2 + 0.006 𝑋 3 , with a relative contribution of X 1 of 60.958%, a relative contribution of X 2 of 38.846% and a relative contribution of X 3 of 0.196%. Effective contribution X 1 is 45.668%, effective contribution X 2 is 29.115% and effective contribution X 3 is 0.147%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 555, "width": 76, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 569, "width": 43, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arikunto,", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 569, "width": 385, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan . Jakarta : Bumi", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 583, "width": 407, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aksara.________________. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Publik . Jakarta : Rineka Cipta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 610, "width": 316, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketut, Dewa Sukardi. 2003. Analisis Tes Psikologi . Jakarta : Rineka Cipta. Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian . Bandung : Alfabeta.", "type": "Text" } ]
d1c49bd5-edac-9200-804d-1a9cabe41076
http://jppik.id/index.php/jppik/article/download/124/112
[ { "left": 327, "top": 30, "width": 188, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Volume 13(1) April 2019 Halaman 59-75 doi.org/ 10.33378/jppik.v13i1.124", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 797, "width": 15, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "59", "type": "Page footer" }, { "left": 154, "top": 95, "width": 320, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dampak Pariwisata Bahari Terhadap Ekosistem Terumbu Karang di Perairan Nusa Penida, Bali", "type": "Section header" }, { "left": 102, "top": 139, "width": 422, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[The Impact of Tourism on Marine Ecosystems Against The Coral Reefs in The Waters of Nusa Penida, Bali]", "type": "Text" }, { "left": 236, "top": 178, "width": 155, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Iis Jubaedah, Pigoselpi Anas", "type": "Section header" }, { "left": 196, "top": 202, "width": 235, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurusan Penyuluhan Perikanan, Sekolah Tinggi Perikanan Jalan Cikaret No. 2, Bogor Selatan, Kota Bogor 16132", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 235, "width": 213, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterima : 28 Januari 2019; Disetujui : 14 Maret 2019", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 259, "width": 40, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 283, "width": 429, "height": 193, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wilayah Perairan Nusa Penida memiliki luas 20.057 ha dengan tingkat keanekaragaman hayati pesisir dan laut yang tinggi serta merupakan sumber mata pencaharian masyarakat setempat terutama dari perikanan dan pariwisata bahari. Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem yang cukup potensial serta memiliki keindahan alam yang unik sehingga menarik perhatian wisatawan untuk berkunjung. Namun sekarang menghadapi beberapa ancaman yang cukup serius. Selain kerusakan alami, kerusakan ekosistem terumbu karang juga disebabkan akibat adanya aktivitas manusia. Pengambilan data telah dilakukan pada bulan November 2017. Penelitian bertujuan untuk mengkaji dampak pariwisata bahari terhadap keberadaan ekosistem terumbu karang: menganalisis luasan tutupan terumbu karang, kelimpahan dan biomas ikan. Metode penelitian observasi lapangan dilanjutkan wawancara dengan responden melalui Focus Group Discussion . Data lain yang dikumpulkan diperoleh dengan studi pustaka, dan dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) kawasan konservasi, Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisi dan Laut (BPSPL). Pariwisata bahari di Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida berdampak pada penurunan luasan tutupan karang keras sebesar 4,0%. Demikian juga persentase penutupan karang hidup relatif mengalami penurunan sebesar 2,7%. Namun kepadatan rata-rata ikan karang per hektar mengalami peningkatan dari 1253,6 menjadi 2813,7 individu.ha -1 , demikian juga biomasnya rata-rata mengalami peningkatan dari 347,2 kg.ha- 1 menjadi 468,1 kg.ha -1 .", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 490, "width": 326, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : kerusakan lingkungan; Nusa Penida; ponton; tutupan karang", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 514, "width": 43, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 538, "width": 428, "height": 170, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The water area of Nusa Penida has an area of 20,057 ha with high levels of coastal and marine biodiversity and is the source of livelihood of local people, especially from fisheries and maritime tourism. Coral reefs are one of the most potential ecosystems and have unique natural beauty that attracts tourists to visit. But now face some serious threats. In addition to natural damage, coral reef ecosystem damage is also caused by human activity. Data retrieval was conducted in November 2017. Research aims to assess the impact of maritime tourism on the existence of coral reef ecosystem: analyzing the area of coral cover, abundance and biomass of fish. The field observation research method continued to interview with respondents through the Focus Group Discussion. Other Data collected is obtained by the study of the library, and from the technical Implementation Unit (UPT) of Conservation Area, the Commissioner of Resource Management and Sea (BPSPL). Maritime tourism in the water conservation area of Nusa Penida affects the decrease in hard coral cover of 4,0%. Similarly, the closing percentage of live corals has decreased by 2,7%. However, the average density of coral fishes per hectare has increased from 1253,-.6 to 2813,-.7 individuals.ha -1 , so the average biomass has increased from 347,2 kg. ha -1 to 468.1 kg. ha -1 .", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 722, "width": 313, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: coral cover; environmental damage; Nusa Penida; pontoon", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 30, "width": 362, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dampak Pariwisata Bahari Terhadap Ekosistem Terumbu Karang di Perairan Nusa Penida, Bali", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 797, "width": 15, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "60", "type": "Page footer" }, { "left": 332, "top": 799, "width": 167, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 114, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penulis Korespondensi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 99, "width": 191, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Iis Jubaedah | [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 146, "width": 91, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 165, "width": 201, "height": 143, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perairan Nusa Penida merupakan daerah perlindungan laut di Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. Perairan ini memiliki pasir putih dan terumbu karang yang indah. Kekayaan dan keindahan laut, serta letaknya yang strategis serta mudah dicapai, menyebabkan berkembangnya pariwisata bahari di", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 317, "width": 201, "height": 29, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nusa Penida (Pemerintah Daerah Klungkung 2010).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 355, "width": 202, "height": 389, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terumbu karang tersebar luas di perairan tropis wilayah pesisir dan laut yang memiliki produktivitas dan keanekaragaman hayati yang tinggi serta memiliki nilai estetika yang tinggi, namun mudah terdegradasi jika kualitas lingkungan berubah, sehingga ekosistem ini menempati posisi penting dalam peta keanekaragaman hayati dan merupakan tujuan wisata nasional maupun internasional. Nusa Penida merupakan kawasan konservasi perairan (KKP) karena merupakan tempat pemijahan dan pembesaran berbagai macam biota laut dan banyak memiliki keindahan ekosistem yang unik seperti ekosistem terumbu karang Kawasan konservasi perairan Nusa Penida memiliki tujuh wilayah yaitu wilayah untuk pendidikan dan penelitian, perikanan berkelanjutan, pariwisata bahari, wisata bahari khusus,", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 135, "width": 201, "height": 29, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "budidaya rumput laut, suci pura, dan pelabuhan (BPS 2012). Kawasan", "type": "Table" }, { "left": 298, "top": 173, "width": 201, "height": 105, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "konservasi ini dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk mendukung pengembangan ekonomi masyarakat lokal. Selain itu terbentuknya kawasan konservasi sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 287, "width": 201, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "masyarakat sekitar. Daerah Pariwisata Bahari memiliki luas sekitar 1,221.28 hektar yang ada didalam KKP Nusa Penida.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 363, "width": 201, "height": 180, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zona wisata bahari diharapkan dapat memperluas lapangan pekerjaan, kesempatan berusaha, meningkatkan pendapatan daerah dan devisa negara. Pengembangan wisata bahari juga diharapkan dapat mempertahankan dan memelihara keberlanjutan ekosistem pesisir dan laut serta memelihara kelestarian budaya dan adat istiadat masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 552, "width": 201, "height": 200, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan wisata bahari di Nusa Penida mulai berkembang pada tahun 1990. Sarana dan prasarana dibangun dengan berbagai ragam aktivitas wisata bahari yang semakin menarik perhatian pengunjung. Penunjang aktivitas wisata salah satunya adalah telah dibangun konstruksi apung berupa ponton. Jumlah ponton awalnya hanya ada 2 (dua) unit, kemudian meningkat menjadi 7 (tujuh) unit pada tahun 2015 dan pada tahun", "type": "Text" }, { "left": 458, "top": 30, "width": 67, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Iis Jubaedah et al", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 799, "width": 82, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 13(1) Tahun 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 512, "top": 797, "width": 15, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 87, "width": 201, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2017 jumlah ponton sudah mencapai 24 unit (komunikasi pribadi, 2017). Di Kawasan perairan Nusa Penida terdapat 20 titik lokasi penyelaman dan memiliki 3 (tiga) Cruises besar yang masing-masing", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 182, "width": 202, "height": 162, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memiliki ponton yang rata-rata dapat membawa turis sekitar 500-1000 orang.hari -1 . Diperkirakan sekitar 250 ribu turis datang berkunjung ke Nusa Penida setiap tahunnya. Kunjungan wisatawan yang terbanyak ( peak-season ) adalah bulan Agustus- September, sedangkan low season pada bulan Januari-Februari.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 353, "width": 173, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kawasan konservasi perairan di", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 372, "width": 201, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nusa Penida memiliki keindahan dengan pasirnya yang putih dan", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 410, "width": 201, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keanekaragaman hayati yang tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 429, "width": 50, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sekarang", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 429, "width": 202, "height": 314, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ekosistem tersebut menghadapi ancaman selain karena faktor alami juga akibat dari berbagai aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan pada ekosistem, rusaknya terumbu karang serta terjadi penurunan luas tutupan karang. Pemanfaatan kawasan konservasi sebagai wisata bahari perlu memperhatikan dampaknya terhadap keberlanjutan kawasan konservasi. Penelitian bertujuan untuk mengkaji dampak pariwisata bahari terhadap ekosistem terumbu karang yang produktif dan keanekaragaman yang tinggi serta menjadi tempat mencari nafkah penduduk sekitar. Hasil kajian ini merupakan salah satu bahan rujukan", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 87, "width": 202, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam menyusun dan merancang serta mengambil kebijakan dalam mengelola kawasan konservasi perairan sebagai kawasan pariwisata bahari yang berkelanjutan.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 201, "width": 188, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BAHAN DAN METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 220, "width": 202, "height": 275, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bersifat deskriptif eksploratif dan desk study dari beberapa hasil penelitian yang sudah ada serta pengamatan langsung di lapangan di wilayah konservasi perairan Nusa Penida Bali. Pengambilan data dilakukan dengan metode survei melalui observasi di lapangan, wawancara dan FGD dengan kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) kawasan konservasi, kepala Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisi dan Laut (BPSPL), Coral Triangle Center (CTC) dan LMA (Asosiasi Pengelola Nusa lembongan/ KPL (Kelompok Penyelam Lembongan).", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 485, "width": 202, "height": 105, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahan penelitian yang dipergunakan berupa kuisioner. Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka dari beberapa laporan hasil kajian maupun penelitian yang sudah ada dan instansi terkait.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 618, "width": 145, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 637, "width": 162, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekosistem Terumbu Karang di", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 650, "width": 116, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perairan Nusa Penida", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 668, "width": 202, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Luas ekosistem terumbu karang di periaran Nusa Penida sekitar 1.419 hektar. Perairan ini memiliki tipe terumbu karang tepi ( fringing reef ) yang mengelilingi Nusa Penida (CTC 2011).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 30, "width": 362, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dampak Pariwisata Bahari Terhadap Ekosistem Terumbu Karang di Perairan Nusa Penida, Bali", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 797, "width": 15, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "62", "type": "Page footer" }, { "left": 332, "top": 799, "width": 167, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 201, "height": 219, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perairan Nusa Penida memiliki sekitar 296 jenis karang. Persentase karang hidup berkisar antara 70%-75% yang terdiri dari karang lunak hidup rata-rata 29,8% dan karang keras hidup rata-rata 40.3%. Untuk masing-masing kedalaman adalah karang keras di kedalaman 3 meter adalah 42.9% dan di kedalaman 10 meter adalah 38,2%. Persentase karang lunak di kedalaman 3 m adalah 31,5% dan di kedalaman 10 meter adalah 28,-.4% (CTC 2011). Terlihat", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 87, "width": 201, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "persentase karang keras maupun karang lunak menurun seiring dengan bertambahnya kedalaman. Hal tersebut dimungkinkan karena semakin dalam perairan suhu perairan semakin dingin.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 182, "width": 202, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nybakken (1997) mengatakan, kedalaman perairan membatasi perkembangan terumbu karang, selain itu faktor fisika-kimia", "type": "Table" }, { "left": 298, "top": 239, "width": 201, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang mempengaruhi pertumbuhan adalah suhu, salinitas dan jenis substrat. Terumbu karang juga merupakan habitat", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 715, "width": 343, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Persentase Penutupan Karang Hidup di KKP Nusa Penida Sumber/Source: CTC, 2017)", "type": "Text" }, { "left": 458, "top": 30, "width": 67, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Iis Jubaedah et al", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 799, "width": 82, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 13(1) Tahun 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 512, "top": 797, "width": 15, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "63", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 87, "width": 201, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penting berbagai biota perairan, diantaranya yaitu ikan karang, ikan pelagis dan ikan demersal.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 144, "width": 202, "height": 447, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dinamika ekosistem terumbu karang mulai tahun 2011 sampai dengan 2016, dilihat dari persentase luasan tutupan karang menunjukkan adanya kecenderungan penurunan luasan tutupan karang keras sebesar 4,0%. Demikian juga persentase penutupan karang hidup relatif mengalami penurunan sebesar 2,7%. Namun demikian kondisi kesehatan karang masih dalam kategori baik. Penurunan luasan tutupan karang ini diduga selain karena faktor alam yaitu perubahan iklim yang mengakibatkan perubahan suhu yang berdampak pada adanya pemutihan karang ( bleaching ) dan faktor manusia yaitu berkembangnya sarana dan prasarana wisata bahari berupa ponton yang penempatannya berada tepat diatas terumbu karang sehingga penetrasi cahaya matahari terganggu. Persentase penutupan karang hidup di KKP Nusa Penida dapat terlihat pada Gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 600, "width": 202, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Bato, Yulianda, dan", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 638, "width": 110, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fahruddin (2013)", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 638, "width": 202, "height": 105, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menyebutkan ekosistem terumbu karang di perairan Nusa Penida pada tahun 2010-2012 dikategorikan baik sampai dengan kondisi sangat baik, jenis karang yang dominan ditemukan adalah Acropora.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 87, "width": 202, "height": 390, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Organisme hidup lainnya yang ditemukan di terumbu karang yaitu anemone, algae, tridacna crinoid, dan linkia. Luasan tutupan komunitas karang berkisar antara 52% - 97%. Demikian juga tingkat kesehatan karangnya yang masih sangat baik serta kelimpahan ikan karangnya yang masih tinggi. Langga (2010) menjelaskan kelimpahan individu ikan dipengaruhi oleh kondisi luasan tutupan karang hidup. Semakin luas tutupan karang yang hidup, maka kelimpahan ikan juga tinggi. Allen dan Erdmann (2009) melaporkan di kawasan perairan Nusa Penida terdapat 576 jenis ikan. Keanekaragaman dan kelimpahan ikannya sangat tinggi sehingga hal tersebut juga menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke kawasan Nusa Penida untuk melakukan aktivitas wisata bahari.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 486, "width": 202, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kondisi ekosistem terumbu karang yang baik diikuti juga dengan melimpahnya ikan karang di KKP Nusa Penida. Hasil pemantauan yang dilakukan oleh LSM (CTC) selama 5", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 581, "width": 202, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(lima) tahun mulai dari tahun 2011-2016 memperlihatkan kepadatan rata-rata ikan karang per hektar mengalami peningkatan dari 1253,6 menjadi 2813,7 individu.ha -1 , demikian biomasnya rata- rata mengalami peningkatan dari 347,2 kg.ha - 1 menjadi 468,1 kg.ha- 1", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 713, "width": 62, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Gambar 2).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 30, "width": 362, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dampak Pariwisata Bahari Terhadap Ekosistem Terumbu Karang di Perairan Nusa Penida, Bali", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 797, "width": 15, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "64", "type": "Page footer" }, { "left": 332, "top": 799, "width": 167, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 530, "width": 201, "height": 162, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Luasan tutupan terumbu karang yang menurun di Nusa Penida tidak selalu diikuti dengan menurunnya jumlah dan biomas ikan yang ada di ekosistem terumbu karang. Hal ini dikarenakan pertumbuhan dan kelimpahan ikan sangat dipengaruhi oleh faktor internal yaitu jenis ikan, umur dan faktor eksternal yaitu kualitas lingkungan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 701, "width": 201, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perairan (Effendie 1997). Namun sebaliknya hasil penelitian yang dilakukan oleh Carpeter (1981) dalam", "type": "Table" }, { "left": 298, "top": 530, "width": 201, "height": 219, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Russ (1991) menyatakan bahwa jika luas penutupan terumbu karang hidup tinggi, maka keanekaragaman dan kelimpahan ikan, serta biomassa ikannya juga meningkat. Selanjutnya Marsaoli (1998) menyatakan adanya respon linier positif yang jauh berbeda antara luas penutupan karang hidup dan kelimpahan ikan karang. Semakin tinggi luas penutupan karang hidup, maka semakin tinggi pula kelimpahan ikan karang. Hal ini berbeda dengan hasil pengamatan", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 485, "width": 422, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Kepadatan dan biomas rata-rata individu ikan karang di KKP Nusa Penida Sumber/Source: (CTC, 2017)", "type": "Text" }, { "left": 458, "top": 30, "width": 67, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Iis Jubaedah et al", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 799, "width": 82, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 13(1) Tahun 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 512, "top": 797, "width": 15, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "65", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 87, "width": 201, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang telah dilakukan LSM CTC pada 2017. Namun demikian kondisi karang yang baik signifikan dengan jumlah dan biomas ikan yang tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 182, "width": 183, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pariwisata Bahari Berkelanjutan di Perairan Nusa Penida", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 213, "width": 173, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pariwisata bahari ( marine tourism )", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 232, "width": 202, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "merupakan wisata yang menyangkut kelautan. Perairan Nusa Penida merupakan kawasan konservasi yang berbasis ekowisata berkelanjutan.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 308, "width": 202, "height": 200, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pariwisata yang berkelanjutan artinya aktivitas pariwisata yang tidak merusak dan bertanggungjawab dalam melestarikan lingkungan laut. Beberapa aktivitas diperairan pantai yang sering dilakukan oleh wisatawan diantaranya adalah berenang, snorkeling, dan diving. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Bato et al. (2013), mengatakan bahwa wisata bahari yang mungkin bisa dilakukan adalah penyelamam,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 517, "width": 202, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "snorkeling dan wisata pantai.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 536, "width": 202, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesesuaian kawasan konservasi sebagai kawasan wisata penyelaman, snorkeling berada di Desa Jungut Batu ( mangrove point ), Desa Toyapakeh,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 612, "width": 202, "height": 143, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desa Ped, dan Desa Sakti. Pemanfaatan lokasi pariwisata perlu disesuaikan dengan potensi yang dimiliki masing- masing wilayah, sehingga dalam pengelolaannya lebih optimal dan berkelanjutan. Pernyataan tersebut didukung oleh Collins (2008) yang mengatakan bahwa pemanfaatan lokasi", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 87, "width": 201, "height": 143, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pariwisata dapat disesuaikan dengan kondisi atau potensi yang dimilikinya. Lokasi snorkeling di Desa Jungut Batu menjadi lokasi yang sering dikunjungi oleh wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri, karena selain memiliki 109 jenis ikan karang dan kecerahan perairan 100%.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 239, "width": 202, "height": 504, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pariwisata bahari berkelanjutan di Kawasan Konservasi Perairan (KKP) merupakan upaya pemerintah setempat untuk melestarikan potensi sumber daya alam, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjadi sumber pendapatan yang berkesinambungan. Apabila pengembangan ekowisata menggunakan pendekatan partisipatif, kesejahteraan masyarakat akan dapat ditingkatkan dan lingkungan dapat dipertahankan kualitasnya (Fandeli 2002). Mohan dan Stokke (2000) mengatakan ekowisata merupakan salah satu bentuk pembangunan yang bersifat partisifatif terutama dari masyarakat lokal, akan tetapi keberhasilan partisipasi tergantung pada tujuan dan ideologi dari masing-masing stakeholder . Tujuan untuk mengembangkan ekowisata yaitu untuk mensejahterakan masyarakat, menciptakan adanya lapangan kerja dan lapangan berusaha untuk masyarakat di sekitar kawasan konservasi, kesadaran masyarakat terhadap kelestarian sumberdaya alam hayati meningkat, mengembangkan manfaat pariwisata,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 30, "width": 362, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dampak Pariwisata Bahari Terhadap Ekosistem Terumbu Karang di Perairan Nusa Penida, Bali", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 797, "width": 15, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "66", "type": "Page footer" }, { "left": 332, "top": 799, "width": 167, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 201, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap pendapatan atau pemasukan dana bagi kepentingan pemerintah dan pengelola.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 163, "width": 202, "height": 162, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat salah satu ikan purba di Kawasan Konservasi Nusa Penida yang masih hidup yaitu ikan Mola mola ( sunfish ). Ikan mola-mola menjadi icon wisata karna mempunyai daya tarik tersendiri dari bentuk tubuhnya yang besar dan gerakannya yang lemah gemulai sehingga disukai oleh penyelam-penyelam dari manca negara.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 334, "width": 202, "height": 219, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh karena itu Kawasan ini menjadi magnet wisata baru terutama karena keanekaragaman hayati lautnya. Status pengelolaan kawasan yang selalu berubah-ubah, akibat perubahan kewenangan KKP Nusa penida pasca diberlakukannya Undang-Undang No 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah, pengelolaan wilayah pesisir berubah dari kabupaten kembali ke provinsi. Hal ini membuat pengelolaan kawasan belum dimanfaatkan secara optimal.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 562, "width": 201, "height": 181, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil survei di Nusa Penida, selain wisata penyelaman, terdapat lokasi yang memiliki tempat rekreasi yang indah yaitu Desa Sakti. Wisata untuk rekreasi pantai di Desa Sakti sangat cocok karena memiliki kedalaman perairan yang dangkal, pantai pasirnya putih, sehingga dasar perairan bisa terlihat dengan jelas. Pengembangan pariwisata bahari di KKP sangat perlu", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 87, "width": 201, "height": 219, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memperhatikan kemampuan kawasan untuk dijadikan sebagai kawasan wisata yang berkelanjutan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi tekanan akibat dari aktivitas pengunjung di kawasan wisata. Schleyer dan Tomalin (2000); Zakai dan Chadwick-Furman (2002), menjelaskan salah satu upaya dalam mengurangi tekanan dari aktivitas yang dapat merusak ekosistem terumbu karang adalah dengan cara membatasi jumlah dan waktu wisata pantai.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 334, "width": 193, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dampak Pariwisata Bahari Terhadap Terumbu Karang", "type": "Section header" }, { "left": 298, "top": 365, "width": 201, "height": 333, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu tujuan pariwisata penyelaman dengan kondisi ekosistem terumbu karang yang paling baik terdapat di perairan kawasan konservasi Nusa Penida. Selain memiliki keindahan alam pantai yang indah dengan pasir putihnya, kecerahan perairannya baik juga keanekaragam jenis ikan dan karangnya yang tinggi. Hal ini mendorong wisatawan baik lokal maupun manca negara untuk berkunjung ke Nusa Penida. Dari hasil wawancara melalui kegiatan FGD jumlah pengunjung yang berwisata meningkat dari tahun ke tahunnya. Hal ini menunjukkan dengan adanya daerah wisata di kawasan konservasi perairan, mempunyai pengaruh terhadap", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 707, "width": 201, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "peningkatan kunjungan wisatawan. Pengembangan pariwisata bahari mempunyai dampak positif dan negatif", "type": "Table" }, { "left": 458, "top": 30, "width": 67, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Iis Jubaedah et al", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 799, "width": 82, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 13(1) Tahun 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 512, "top": 797, "width": 15, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "67", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 446, "width": 201, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terhadap ekosistem terumbu karang di wilayah kawasan konservasi perairan (Tabel 1).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 503, "width": 202, "height": 67, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ponton terapung merupakan salah satu sarana wisata yang berkembang di kawasan konservasi perairan. Jumlah ponton meningkat secara drastis,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 579, "width": 202, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menyebabkan wisatawan yang berkunjungpun meningkat dari sekitar 200 orang.ponton -1 pada tahun 2015 dan", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 636, "width": 199, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pada tahun 2017 sekitar 400-", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 654, "width": 202, "height": 87, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1000 orang.ponton -1 . Hal ini tentu akan menumbuhkan ekonomi masyarakat setempat selain mengandalkan hasil kegiatan budidaya, penangkapan ikan juga jasa- jasa pariwisata. Kebanyakan", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 446, "width": 202, "height": 181, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dari wisatawan manca negara ini ingin melihat terumbu karang dan keanekaragaman ikan, melalui snorkeling, diving, dan sea-walker, dengan keberadaan ponton memudahkan wisatawan melihat secara langsung terumbu karang karena ponton-ponton tersebut berada tepat diatas hamparan terumbu karang yang bagus yang berada pada zona inti.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 636, "width": 201, "height": 105, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aktivitas manusia di KKP semakin meningkat berdampak terhadap berbagai komponen ekosistem pesisir di duga merupakan salah satu penyebab terjadinya degradasi kualitas lingkungan dan terancamnya keanekaragaman", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 91, "width": 358, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Dampak pariwisata bahari terhadap ekosistem terumbu karang.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 119, "width": 396, "height": 294, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor pariwisata bahari (Marine Tourism factors) Dampak positif (Positive Impact) Dampak negative (Negative impact) Wisatawan Terbentuknya lapangan kerja dan pendapatan Sampah yang dibuang pengunjung meningkat, adanya limbah cair dari pembersih ponton, kurangnya kesadaran akan kelestarian lingkungan Kapasitas wisatawan Pengembangan ekonomi masyarakat lokal Perubahan dan peningkatan beban wilayah KKP Area penambatan ponton Wisatawan dapat melihat terumbu karang yang bagus dan indah karena lokasinya di zona inti Bergeser dan terseret arus jangkar ponton dan alat bantu wisata mematahkan karang Merusak habitat tempat pemijahan, pembesaran dan mencari makan. Luas penutupan karang dan populasi ikan menurun. Perubahan fungsi zona Memperkaya pengetahuan akan kekayaan ekosistem terumbu karang Perubahan lingkungan fisik dan kimia, rusaknya ekosistem terumbu karang.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 30, "width": 362, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dampak Pariwisata Bahari Terhadap Ekosistem Terumbu Karang di Perairan Nusa Penida, Bali", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 797, "width": 15, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "68", "type": "Page footer" }, { "left": 332, "top": 799, "width": 167, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 202, "height": 86, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hayati. Demikian pula pembangunan yang tidak memperhatikan efek lingkungan, konflik penggunaan lahan, pencemaran oleh limbah, pemanfaatan sumberdaya hayati secara illegal,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 182, "width": 201, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tumpang tindih peraturan dan", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 201, "width": 202, "height": 200, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "wewenang, permasalahan ekonomi masyarakat lokal, serta berbagai masalah sosial ekonomi lain secara langsung maupun tidak langsung telah mengancam keberlangsungan fungsi ekosistem pesisir. Berkurangnya fungsi ekosistem dari berbagai ekosistem pesisir juga dapat mengancam kehidupan masyarakat dan berpotensi mengakibatkan kerugian ekonomi bagi masyarakat pesisir.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 410, "width": 202, "height": 124, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala UPT KKP Nusa Penida Bali kerusakan terumbu karang yang ada di mangrove point mencapai 1800 meter persegi. Kerusakan terjadi akibat keberadaan ponton terapung yang semakin banyak dan tidak terkendali.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 543, "width": 39, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Luasan", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 543, "width": 202, "height": 86, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ponton bervariasi dari 10×10 meter persegi hingga ada yang mencapai 10×40 meter persegi. Ponton tersebut berada di lokasi zona inti yang merupakan zona perlindungan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 638, "width": 202, "height": 105, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keberadaan ponton ini berada tepat diatas terumbu karang sehingga menutupi areal terumbu karang. Dean dan Kleine (2012) melaporkan bahwa terumbu karang merupakan salah satu daerah yang subur sehingga menjadi", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 87, "width": 201, "height": 257, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "habitat bagi beranekaragam biota yang ada di perairan untuk mencari makan, pemijahan dan pembesaran. Biota perairan terbanyak ditemukan di daerah terumbu karang. Karang merupakan hewan hidup yang masuk dalam filum Invertebrata. Pertumbuhan karang dimulai dengan sebuah polip kecil, yang mempunyai ukuran polip bervariasi dan sebagian besar hidupnya secara berkoloni membentuk terumbu. Adanya simbiosis zooxantela dalam terumbu karang membuat karang tampak berwarna dan indah.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 353, "width": 201, "height": 276, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ponton terapung berada tepat diatas areal terumbu karang pada zona inti hal ini diduga mempengaruhi ekosistem terumbu karang karena menghalangi penetrasi cahaya matahari yang masuk ke perairan, sampah yang menutupi karang, demikian pula dengan bergeraknya beton ponton karena terombang-ambing oleh arus laut, adanya sea walker bawah laut, menyebabkan patahnya coral. Jumlah ponton yang semakin banyak dengan ukuran yang semakin besar juga diikuti jumlah wisatawan yang berkunjung meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 638, "width": 201, "height": 105, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil wawancara satu unit ponton dapat menampung 500 hingga 1000 wisatawan. Hal ini mengakibatkan lingkungan tercemar karena adanya sampah dan limbah dari bahan-bahan kimia pembersih ponton", "type": "Text" }, { "left": 458, "top": 30, "width": 67, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Iis Jubaedah et al", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 799, "width": 82, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 13(1) Tahun 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 512, "top": 797, "width": 15, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "69", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 87, "width": 201, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "serta perilaku sebagian wisatawan yang", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 106, "width": 202, "height": 504, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kurang menyadari pentingnya kelestarian ekosistem, padahal terumbu karang sangat membutuhkan sinar matahari, suhu serta kualitas air yang sesuai dan suhu yang baik untuk kehidupannya. Dean dan Kleine (2012) menjelaskan terumbu karang akan tumbuh dengan baik bila perairan jernih, suhu yang hangat antara 18 -30 o C. Ekosistem terumbu karang merupakan lingkungan yang sangat produktif karena terumbu karang merupakan tempat hidup alga sehingga terumbu karang merupakan sumber makanan utama berbagai species ikan. Terumbu karang merupakan habitat penting yang dibutuhkan untuk menjaga kehidupan ribuan species laut di samping sebagai sumber makanan, sumber penghasilan dan keindahannya,. Terumbu karang sangat membutuhkan sinar matahari, serta suhu dan kualitas air yang sesuai untuk kehidupannya. Jika terjadi perubahan salah satu kondisi ini akan mengancam kesehatan terumbu karang dan merusaknya bila kondisi berubah secara drastis.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 619, "width": 202, "height": 124, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kerusakan terumbu yang terjadi KKP Nusa Penida disebabkan oleh pemutihan karang. Pemutihan karang terjadi pada tahun 2015 di beberapa titik akibat perubahan iklim, juga oleh karena ulah wisatawan dengan aksi corat coret terumbu karang, adanya skuter berjalan", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 87, "width": 202, "height": 428, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diatas terumbu karang dan Jumlah ponton yang tidak terkendali. Kerusakan terumbu karang semakin parah akibat ponton-ponton kapal semakin besar dan penempatan ponton dilokasi yang mempunyai terumbu karang yang bagus. Ardarini (2002) menjelaskan luasan terumbu karang yang rusak di sekitar ponton di Toyapakeh adalah 2.9075 ha. Penutupan karang hidup berkisar antara 8,08%-90,44% dengan rata-rata 42.82% atau dalam kategori rusak. Penutupan karang mati berkisar antara 0,60%-41,42%, dengan rata-rata 16,76% penutupan patahan karang berkisar antara 1,54% - 58,72%, dengan rata-rata 17,68% dan indeks mortalitas berkisar antara 0,01-0,83, dengan rata-rata 0,31. Kerusakan terumbu karang yang tinggi terjadi di daerah wisata akibat kerusakan mekanik seperti terinjaknya karang dan gesekan dengan rantai penyangga ponton.", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 524, "width": 174, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekosistem terumbu karang", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 543, "width": 202, "height": 200, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "termasuk sumberdaya alam yang dapat pulih, namun demikian ekosistem tersebut mempunyaai daya dukung terbatas. Apabila daya dukungnya sudah terlampaui maka keseimbangan ekosistem akan sulit terjadi. Dahuri (2003) menjelaskan ingkat pemanfaatan sumberdaya alam yang dapat pulih ( Renewable Resources ) hendaknya tidak melebihi kemampuan pulih sumberdaya tersebut dalam kurun waktu", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 30, "width": 362, "height": 7, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dampak Pariwisata Bahari Terhadap Ekosistem Terumbu Karang di Perairan Nusa Penida, Bali", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 797, "width": 15, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "70", "type": "Page footer" }, { "left": 332, "top": 799, "width": 167, "height": 7, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 201, "height": 162, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tertentu. Kerusakan terumbu karang tidak hanya menurunkan produksi ikan, namun meniadakan kesempatan kita semua untuk menikmati keindahan laut. Jika terumbu karang rusak akan sulit untuk tumbuh kembali. Degradasi lingkungan akan terus terjadi jika pengembangan wisata dan eksploitasi daya Tarik dan aktivitas wisata", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 258, "width": 69, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengabaikan", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 258, "width": 201, "height": 67, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "aspek kelestarian lingkungan. Degradasi lingkungan ini akan menyebabkan kawasan wisata kehilangan daya tariknya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 334, "width": 202, "height": 389, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil wawancara, keberadaan ponton tersebut juga tidak memberikan kontribusi terhadap anggaran pendapatan daerah. Hal ini menambah maraknya keberadaan ponton. Para pengelola dinilai lalai dan abai terhadap dampak rusaknya ekosistem terumbu karang demi mengejar keuntungan semata termasuk lemahnya pengawasan instansi terkait karena ketidak jelasan status pengelolaan KKP. Kerusakan terumbu karang akibat bergesernya beton tambatan dan material sarana wisata terjadi di Mangrove Point. Ponton dari bahan beton dan besi tertarik arus dan dengan mudah mematahkan koral-koral. Dengan semakin banyaknya jumlah ponton di duga mengakibatkan terumbu karang tertutup oleh ponton-ponton tersebut sehingga", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 713, "width": 201, "height": 30, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menghalangi penetrasi cahaya matahari yang", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 87, "width": 201, "height": 333, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berakibat pada menurunnya kesehatan karang, rusaknya terumbu karang karena kurangnya sinar cahaya matahari yang sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidupnya. Selain adanya limbah cair hasil dari kegiatan pembersihan ponton, rusaknya terumbu karang juga akibat dari daya dukung wisatawan yang sudah terlampaui karena jumlah pengunjung yang berlebih serta ulah wisatawan yang mencorat coret terumbu karang. Pengembangan sarana wisata bahari yang menyediakan wahana skuter di bawah laut sangat rentan merusak biota di perairan nusa penida. Kurangnya Kesadaran para pelaku wisata menjaga alam yang menjadi daya tarik para wisatawan.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 429, "width": 202, "height": 314, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kerusakan alam bawah laut tersebut sudah sejak lama. Lambatnya tidak lanjut pemerintah karena perubahan kewenangan pasca Undang- Undang No 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah, kewenangan pesisir berubah dari kabupaten kembali ke provinsi. UPT Kementerian Kelautan dan Perikanan belum ada di tingkat provinsi sehingga belum ada yang menangani permasalahan KKP. Pengawasan kurang karena ketidakpastian status kewenangan atas pengelolaan KKP, hingga saat ini sudah beberapa kali perubahan status. Kewenangan atas kawasan konservasi perairan Nusa Penida merupakan kewenangan dari", "type": "Text" }, { "left": 458, "top": 30, "width": 67, "height": 7, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Iis Jubaedah et al", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 799, "width": 82, "height": 7, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 13(1) Tahun 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 512, "top": 797, "width": 15, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "71", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 87, "width": 201, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pemerintah daerah Kabupaten Klungkung sebelum Undang-Undang No", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 125, "width": 202, "height": 238, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "23 Tahun 2014 terbit,. Namun setelah terbitnya undang-undang tersebut, kewenangan atas KKP Nusa Penida merupakan wewenang provinsi. Proses pengalihan status pengelolaan KKP ke provinsi sedang berjalan, Keputusan Presiden yang baru Nomor 6 Tahun 2017 tentang penetapan kawasan Nusa Penida sebagai pulau-pulau kecil terluar sudah terbit. Secara otomatis kewenangan pengelola KKP menjadi kewenangan pemerintah pusat. Pemerintah pusat lamban dalam", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 372, "width": 201, "height": 162, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "merespon terhadap kerusakan- kerusakan yang terjadi di KKP, karena belum menguasai kondisi lapangan dan juga tidak mengenal budaya masyarakat setempat. tidak adanya dana operasional teknis, Pengawasan terumbu karang yang seharusnya secara rutin oleh UPT KKP Nusa Penida tidak bisa dilakukan karena tidak dianggarkan dengan alasan", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 543, "width": 202, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KKP Nusa Penida merupakan kewenangan provinsi, sehingga", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 581, "width": 202, "height": 162, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pelanggaran semakin marak. Terdapat beberapa zona yaitu zona inti, pariwisata, dan zona budidaya rumput laut di kawasan KKP. Kawasan suci dan zona inti yang paling banyak dilanggar karena pada zona inti terumbu karangnya bagus. Kerusakan terumbu karang terjadi di perairan Nusa lembongan, Kecamatan Nusa Penida", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 87, "width": 201, "height": 181, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang merupakan kawasan wisata di duga kerusakan terumbu karang akibat aktivitas pariwisata yang tidak terkendali, salah satunya pemasangan ponton, skuter di bawah laut. Hasil pemantauan peneliti, keberadaan ponton itu juga banyak yang tidak dilengkapi dengan surat izin karena pengurusan izinnya juga tidak jelas sehingga belum ada solusinya sampai sekarang.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 277, "width": 202, "height": 428, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daya dukung kawasan konservasi perairan Nusa Penida perlu dihitung secara pasti jika kawasan ini dijadikan sebagai kawasan wisata yang lestari, sebab dengan menghitung daya dukung suatu wilayah maka dapat diketahui berapa kapasitas pengunjung yang optimal wilayah tersebut. Schleyer dan Tomalin (2000); Zakai dan Chadwick- Furman (2002) melaporkan untuk mengurangi dampak negatif dari aktivitas pariwisata di ekosistem terumbu karang salah satunya dengan cara membatasi jumlah dan waktu pengunjung. (Bato et al. 2013) kapasistas optimal untuk kegiatan penyelaman, snorkeling dan rekreasi pantai kurang dari 250 orang pengunjung.hari -1 . Jumlah pengunjung ke kawasan konservasi perairan Nusa Penida sudah melewati daya dukung kawasan karena jumlah wisatawan yang berkunjung pada tahun 2017 sekitar 400-1000 orang.ponton -1", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 30, "width": 362, "height": 7, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dampak Pariwisata Bahari Terhadap Ekosistem Terumbu Karang di Perairan Nusa Penida, Bali", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 797, "width": 15, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "72", "type": "Page footer" }, { "left": 332, "top": 799, "width": 167, "height": 7, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 192, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peraturan dan Rehabilitasi Terumbu Karang", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 119, "width": 202, "height": 199, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peraturan terkait pengelolaan ekosistem terumbu karang telah diatur dalam hukum nasional maupun internasional diantaranya: Konvensi perserikatan bangsa-bangsa tentang hukum laut tahun 1982 (UNCLOS, 1982), Deklarasi kelautan Manado tahun 2009. Pemerintah Indonesia bersama 5 negara lain telah menginisiasi pencanangan Coral Triangle Inisiatif (CTI) untuk melindungi ekosistem perairan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 327, "width": 202, "height": 257, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan dalam hukum nasional telah diatur dalam UU nomor 5 tahun 1990 tentang konservasi sumberdaya hayati dan ekosistemnya; UU Republik Indonesia nomor 45 tahun 2009 tentang perubahan atas UU Republik Indonesia nomor 31 tahun 2004; UU nomor 1 tahun 2014 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil; Peraturan Pemerintah nomor 60 tahun 2007 tentang konservasi sumber daya ikan dan Keputusan Menteri KP nomor: Kep.38/Men/2004 tentang pedoman umum pengelolaan terumbu karang.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 593, "width": 202, "height": 86, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan rehabilitasi ekosistem perairan telah dilakukan oleh UPT KKP Nusa Penida dan bekerja sama dengan berbagai kalangan seperti Coral Triangle Center (CTC), Lembongan Marine", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 688, "width": 201, "height": 67, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ascociation (LMA), Komunitas Penyelam Lembongan (KPL). Kegiatan yang sudah dilakukan tersebut meliputi transplantasi karang sebagai upaya penumbuhan", "type": "Table" }, { "left": 298, "top": 87, "width": 202, "height": 314, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "karang dan pematauan kesehatan karang yang dilakukan secara rutin. Selain itu juga dilakukan pembinaan dan rehabilitasi karang yang rusak serta pemindahkan ponton serta moratorium. Pencegahan jangka panjang perlu dilakukan dengan adanya regulasi tentang kapasitas wisatawan ke KKP Nusa Penida. Upaya-upaya lain yang sedang dilakukan oleh pemerintah daerah setempat dengan melibatkan beberapa pihak lain diantaranya Desa Adat, UPTD KKP Nusa Penida, Dinas Perijinan dan Penanaman Modal Bali, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Klungkung, Dinas Pariwisata Klungkung, Dinas Perijinan dan Penanaman Modal", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 410, "width": 201, "height": 29, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Klungkung. Pengaturan Zonasi Pariwisata terkait lokasi selam,", "type": "Table" }, { "left": 298, "top": 448, "width": 201, "height": 200, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "snorkeling, tambat kapal, banana boat, dan lainnya. Pemasangan rambu suar, buoy, balast, dan papan himbauan tidak pasang jangkar. Sementara untuk aktivitas wisata alam perairan akan ada Surat Himbauan Moratorium kepada pemilik ponton pada September 2017. Lalu ditentukan koordinat ponton yang diperbolehkan dan relokasi dari Mangrove Point sampai minggu pertama November. Untuk", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 638, "width": 201, "height": 85, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penanganan kerusakan karang akan ada penegakan hukum terhadap pelanggaran perusakan karang yang masih terjadi setelah dilakukan pembinaan.", "type": "Text" }, { "left": 447, "top": 713, "width": 52, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian", "type": "Table" }, { "left": 298, "top": 733, "width": 201, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengaturan lokasi ponton bergerak dan", "type": "Text" }, { "left": 458, "top": 30, "width": 67, "height": 7, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Iis Jubaedah et al", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 799, "width": 82, "height": 7, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 13(1) Tahun 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 512, "top": 797, "width": 15, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "73", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 87, "width": 201, "height": 67, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "rehabilitasi ekosistem. Untuk ini perlu diidentifikasi lokasi dan luas area yang rusak serta penentuan metode atau teknologi rehabilitasi.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 182, "width": 130, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 201, "width": 53, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 219, "width": 202, "height": 29, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan pariwisata bahari menimbulkan dampak terhadap", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 257, "width": 201, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ekosistem perairan di Nusa Penida.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 276, "width": 102, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dimana adanya", "type": "Table" }, { "left": 222, "top": 276, "width": 79, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kecenderungan", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 295, "width": 202, "height": 143, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penurunan luasan tutupan karang keras sebesar 4,0%. Demikian juga persentase penutupan karang hidup relatif mengalami penurunan sebesar 2,7%. Namun kepadatan rata-rata ikan karang per hektar mengalami peningkatan dari 1253,6 menjadi 2813,7 individu.ha -1 , demikian biomasnya", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 428, "width": 45, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "rata-rata", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 447, "width": 201, "height": 29, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengalami peningkatan dari 347,2 kg.ha - 1 menjadi 468,1 kg.ha- 1", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 485, "width": 201, "height": 257, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keberadaan ponton terapung diduga berdampak terhadap kesehatan karang dan luasan terumbu karang serta rusaknya terumbu karang di zona inti yang merupakan zona perlindungan, kerusakan yang terjadi lebih banyak diakibatkan oleh ulah pelaku wisata dan masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga terumbu karang. Kurangnya koordinasi antara pusat, provinsi dan daerah sehingga Pemerintah lamban dalam merespon kerusakan-kerusakan yang terjadi di Kawasan Konservasi perairan karena", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 87, "width": 201, "height": 29, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ketidak jelasan atau sering berubah ubahnya status pengelolaannya.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 144, "width": 34, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 354, "top": 163, "width": 173, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guna meminimalisisir dampak", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 182, "width": 201, "height": 67, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pariwisata terhadap keberlanjutan terumbu karang di kawasan perairan Nusa penida direkomendasikan hal-hal pengelolaan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 258, "width": 198, "height": 48, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pengaturan jumlah dan ukuran ponton yang diperbolehkan sesuai dengan daya dukung lingkungan", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 315, "width": 198, "height": 48, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pengaturan lokasi penempatan ponton sehingga tidak mengganggu kesehatan karang", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 372, "width": 198, "height": 48, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Adanya koordinasi yang jelas antara pusat, provinsi dan daerah tentang status pengelolaan kawasan", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 429, "width": 198, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Meningkatkan kesadaran", "type": "Table" }, { "left": 347, "top": 448, "width": 181, "height": 86, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "masyarakat dan wisatawan akan pentingnya menjaga kelestarian terumbu karang dengan membuat peraturan-peraturan untuk perlindungan kawasan.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 542, "width": 198, "height": 143, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Pengelolaan ekowisata bahari yang berkelanjutan perlu dilakukan secara efektif, Peraturan-peraturan yang telah dibuat perlu diterapkan diiringi penegakan hukum yang tegas dan tanpa pandang bulu, serta mengurangi kegiatan penangkapan ikan yang merusak.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 694, "width": 198, "height": 48, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Meningkatkan pengawasan terhadap peraturan-peraturan yang telah ditetapkan", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 30, "width": 362, "height": 7, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dampak Pariwisata Bahari Terhadap Ekosistem Terumbu Karang di Perairan Nusa Penida, Bali", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 797, "width": 15, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "74", "type": "Page footer" }, { "left": 332, "top": 799, "width": 167, "height": 7, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 87, "width": 75, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Monitoring,", "type": "Table" }, { "left": 168, "top": 87, "width": 104, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengawasan dan", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 106, "width": 180, "height": 86, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengendalian dilakukan secara rutin serta sosialisasi kepada pengelola wisata dan masyarakat mengenai pentingnya kelestarian ekosistem terumbu karang.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 220, "width": 104, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 239, "width": 201, "height": 29, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Allen, Gerald R. dan Mark V. Erdmann. 2009. “Reef fish of Nusa Penida,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 277, "width": 202, "height": 108, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia. Final Report to Conservation International.” Ardarini, F. 2002. “Kajian Dampak Pengembangan Pariwisata terhadap Kondisi Ekosistem Terumbu Karang dan Sosial", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 394, "width": 173, "height": 29, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekonomi Masyarakat Pesisir di Nusa Penida Bali [Thesis].” Institut", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 432, "width": 86, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertanian Bogor.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 454, "width": 201, "height": 28, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bato, Marjan, Fredinan Yulianda, dan Achmad Fahruddin. 2013. “Kajian", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 491, "width": 174, "height": 30, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "manfaat kawasan konservasi perairan bagi pengembangan", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 530, "width": 173, "height": 28, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ekowisata bahari: Studi kasus di kawasan konservasi perairan Nusa", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 565, "width": 173, "height": 31, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penida, Bali.” DEPIK Jurnal Ilmu- Ilmu Perairan, Pesisir dan", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 605, "width": 79, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perikanan 2(2).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 625, "width": 201, "height": 72, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BPS. 2012. “Nusa Penida dalam Angka.” Collins, John H. 2008. “Marine tourism in the Kimberley region of Western Australia.” Geographical Research", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 704, "width": 71, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "46(1):111 –23.", "type": "Table" }, { "left": 298, "top": 85, "width": 201, "height": 110, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CTC. 2011. “Laporan monitoring kesehatan karang di KKP Nusa Penida.” Dahuri, Rokhmin. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut: Aset Pembangunan Berkelanjutan", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 204, "width": 173, "height": 29, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia . Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 243, "width": 201, "height": 31, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dean, A. dan D. Kleine. 2012. “Terumbu Karang dan Perubahan Iklim.”", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 283, "width": 51, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "University", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 283, "width": 173, "height": 29, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "of Queensland, Australia .", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 324, "width": 201, "height": 29, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effendie, M. I. 1997. Biologi Perikanan (Edisi Revisi) . Yogyakarta (ID):", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 362, "width": 146, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yayasan Pustaka Nusantara.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 384, "width": 201, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fandeli, Chafid. 2002. Perencanaan", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 403, "width": 201, "height": 184, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepariwisataan Alam . Fakultas Kehutanan, Universitas Gajah Mada. Langga, Adi Nexon Tomyan. 2010. “Kajian Sumberdaya Terumbu Karang untuk Pengembangan Ekowisata Bahari di Perairan Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur.” Jurnal Lanskap Indonesia", "type": "Table" }, { "left": 298, "top": 596, "width": 201, "height": 32, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4(1). Marsaoli, M. 1998. “Hubungan", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 637, "width": 173, "height": 85, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persentase Penutupan Karang Hidup dengan Densitas Beberapa Jenis Ikan Karang di Perairan Kepulauan Karimunjawa, Jepara [Tesis].” Institut Pertanian Bogor.", "type": "Text" }, { "left": 458, "top": 30, "width": 67, "height": 7, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Iis Jubaedah et al", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 799, "width": 82, "height": 7, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 13(1) Tahun 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 512, "top": 797, "width": 15, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "75", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 87, "width": 201, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mohan, Giles dan Kristian Stokke. 2000.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 104, "width": 173, "height": 50, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Participatory development and empowerment: the dangers of localism.” Third world quarterly", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 161, "width": 71, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "21(2):247 –68.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 185, "width": 202, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nybakken, J. W. 1997. Marine Biology .", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 204, "width": 118, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta (ID): Gramedia.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 226, "width": 201, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerintah Daerah Klungkung. 2010.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 243, "width": 97, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Profil Kawasan", "type": "Table" }, { "left": 243, "top": 243, "width": 57, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konservasi", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 264, "width": 173, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perairan (KKP) Nusa Penida,", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 283, "width": 173, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kabupaten Klungkung- Provinsi", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 300, "width": 28, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bali.”", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 322, "width": 202, "height": 31, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Russ, Garry R. 1991. “Coral Reef Fisheries: Effects and Yields.” Hal.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 360, "width": 173, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "601 –35 in The Ecology of Fishes", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 381, "width": 124, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "on Coral Reefs . Elsevier.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 403, "width": 201, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Schleyer, Michael H. dan Bruce J.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 420, "width": 172, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To malin. 2000. “Damage on South", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 441, "width": 173, "height": 67, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "African coral reefs and an assessment of their sustainable diving capacity using a fisheries approach.” Bulletin of Marine", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 515, "width": 119, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Science 67(3):1025 –42.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 539, "width": 201, "height": 29, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-Undang No 23. 2014. Undang- Undang tentang Pemerintah", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 577, "width": 199, "height": 32, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daerah . Indonesia. Zakai, David dan Nanette E. Chadwick-", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 616, "width": 173, "height": 88, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furman. 2002. “Impacts of intensive recreational diving on reef corals at Eilat, northern Red Sea.” Biological Conservation 105(2):179 –87.", "type": "Table" } ]
5141fb44-b796-7a82-3ef2-72922d8e713a
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jkp/article/download/2229/1786
[ { "left": 68, "top": 73, "width": 310, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agusutus 2013", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 745, "width": 8, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 138, "top": 106, "width": 320, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "HUBUNGAN KECACINGAN DENGAN STATUS GIZI PADA MURID SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA", "type": "Section header" }, { "left": 243, "top": 160, "width": 110, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Romario M Anthonie Nell y Mayulu Franly Onibala", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 214, "width": 259, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 267, "width": 460, "height": 252, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Abstract : Nutritional status is a health status that produced by a balance between the needs and nutrient inputs. The nutritional status is important because it is a risk factor for the occurrence of morbidity and mortality. In the expanding country like Indonesia, there are some things that can affect a child's nutritional status is low food intake and infectious diseases. The helminthes diseases is the chronicle and endemic disease wich most attached children under five and primary school child age. The aim of this research is to know association helminth with nutritional status of Elementary School child in regency of North Bolaang Mongondow. This research programme is Cross Sectionl Study . The population of this research are all of the Elementary school student of Regency of North Bolaang Mongondow with the population number are 2388 childrens. The sample of this research are 110 student through Proporsional Random Sampling method. To know association of helmints disease with nutritional status of the Elementary School student in Regency of North Bolaang Mongondow, the data analyzed using computerization system, that is Sofware Statistic Program for Social Science (SPSS) version 19.0 through Chi Square (X²) test, with level of significance 95% (α 0,05). The statistic analisis result show which there is no relation between helminthes disease and the Elemntary School student nutritional status in Regency of Norh Bolaang Mongondow, p = 0,322 (p>0,05). Writer advice, the Elementary School in Regency of North Bolaang Mongondow should be able to cooperate with the around Puskesmas in order to give illumination about nutrient balancing compiled to decrease deficiency that happened to Elementary School student in Regency of North Bolaang Mongondow.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 522, "width": 229, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Keywords : helminths disease, nutritional status", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 548, "width": 460, "height": 185, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Abstrak : Status gizi ialah suatu status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient. Status gizi ini menjadi penting karena merupakan faktor resiko untuk terjadinya kesakitan dan kematian. Di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi status gizi anak yaitu konsumsi makanan yang kurang dan penyakit penyerta seperti infeksi (Waryana, 2010). Kecacingan merupakan penyakit endemik dan kronik yang diakibatkan oleh cacing yang paling banyak menyerang balita dan anak usia sekolah dasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kecacingan dengan status gizi pada Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Rancangan penelitian ini adalah seluruh murid Sekolah Dasar di Kabupaten Bolaang Mongondo w Utara dengan besar populasi 2388. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 110 orang dengan menggunakan metode Proporsional Random Sampling. Untuk melihat hubungan antara kecacingan dengan status gizi pada Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, data dianalisis dengan menggunakan system komputerisasi, yaitu Software Statistic Program for Social Science (SPSS) versi 19.0 dengan menggunakan uji chi-square (X²), pada", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 73, "width": 310, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agusutus 2013", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 745, "width": 8, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 68, "top": 106, "width": 460, "height": 91, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "tingkat kemaknaan 95% (α 0,05). Analisis statistic menunjukan hasil bahwa tidak ada hubungan antara kecacingan dengan status gizi pada murid sekolah dasar di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. p= 0.322 (p>0,05). Saran penulis, sebaiknya sekolah-sekolah dasar di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dapat bekerja sama dengan puskesmas setempat untuk member penyuluhan tentang pemenuhan gizi seimbang untuk menekan angka gizi kurang yang terjadi pada siswa-siswa sekolah dasar di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Kata Kunci : Kecacingan, Status Gizi", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 215, "width": 94, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 229, "width": 214, "height": 64, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Indonesia yang merupakan salah satu negara berkembang saat ini sedang giat membangun disegala bidang. Pembangunan tersebut antara lain untuk mencapai Millenium Development", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 282, "width": 132, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Goals (MDGs) yang", "type": "Table" }, { "left": 68, "top": 296, "width": 214, "height": 145, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "mempunyai 8 sasaran pembangunan. Tujuan utama pembangunan ialah peningkatan sumber daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Manusia adalah kunci sumber daya kesuksesan suatu pembangunan, sehingga berhasilnya suatu pembangunan dijalankan bergantung dari kualitas sumber daya manusia tersebut, oleh karena itu untuk meningkatkan sumber daya manusia perlu dilakukan peningkatan status gizi masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 443, "width": 215, "height": 186, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Status gizi ialah suatu status kesehatan yang di hasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient. Hal yang penting dalam kehidupan manusia yakni meningkatkan perhatian terhadap kesehatan untuk mencegah terjadinya malnutrisi (gizi kurang) dan resiko untuk menjadi gizi kurang. Status gizi ini menjadi penting karena merupakan faktor resiko untuk terjadinya kesakitan dan kematian. Status gizi yang baik pada seseorang akan berkontribusi terhadap kesehatannya dan juga terhadap kemampuan dalam proses pemulihan (Jonas, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 630, "width": 217, "height": 105, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa 54% kematian anak disebabkan oleh keadaan gizi buruk, sementara itu di negara India menurut Suvei Kesehatan Nasional India menunjukan bahwa 53% anak-anak kekurangan berat badan walaupun survei pada tahun 2006 terjadi penurunan menjadi 47% tetapi angka", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 216, "width": 214, "height": 466, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "tersebut masih tinggi (Srivastava dkk, 2012). Di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Prevalensi Nasional kependekan dan kekurusan pada anak 6-12 tahun dapat dilihat bahwa menurut jenis kelamin, prevalensi kependekan pada anak laki-laki lebih tinggi yaitu 36,5% daripada anak perempuan yaitu 34,5%. Sedangkan menurut tempat tinggal, prevalensi anak kependekan di perkotaan sebesar 29,3% lebih rendah dari anak di pedesaan yaitu 41,5%. Demikian pula halnya dengan prevalensi kekurusan, terlihat pada anak laki-laki lebih tinggi yaitu13,2% daripada anak perempuan yaitu 11,2%. Menurut tempat tinggal prevalensi kekurusan di perkotaan sedikit lebih rendah dari anak di pedesaan yaitu berturut-turut sebesar 11,9% dan 12,5%. Di Sulawesi Utara sendiri Prevalensi Status Gizi anak umur 6-12 Tahun (IMT/U) Sangat Kurus adalah 2,1%,Kurus 5,4% (Riskesdas, 2010). Di Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi status gizi anak yaitu konsumsi makanan yang kurang dan penyakit penyerta seperti infeksi (Waryana, 2010). Anak yang kurang mendapat asupan makanan akan berakibat menurunnya kekebalan tubuh (imunitas), sehingga mudah terserang penyakit infeksi, kurang nafsu makan dan akhirnya muda terkena gizi kurang. Salah satu penyakit infeksi yang dapat mempengaruhi status gizi yaitu kecacingan.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 685, "width": 213, "height": 50, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Kecacingan merupakan penyakit endemik dan kronik yang diakibatkan oleh cacing (parasit) dengan prevalensi tinggi, tidak mematikan, tapi menggerogoti", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 73, "width": 310, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agusutus 2013", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 745, "width": 8, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 68, "top": 107, "width": 214, "height": 91, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "kesehatan tubuh manusia sehingga berakibat menurunya kondisi gizi dan paling banyak menyerang balita dan anak-anak usia sekolah dasar. Penyakit ini di tularkan melalui tanah yang tercemar telur cacing, tempat tinggal yang tidak saniter dan cara hidup tidak bersih.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 201, "width": 215, "height": 105, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "World Health Organization (WHO) tahun 2006, mengatakan bahwa kejadian penyakit kecacingan didunia masih tinggi yaitu 800 - 1 milliar orang terinfeksi cacing Ascarislumbricoides , 795 juta orang terinfeksi cacing Trichuristrichiura dan 740 juta orang terinfeksi cacing Hookworm . Di seluruh", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 295, "width": 157, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Amerika latin prevalensi", "type": "Table" }, { "left": 68, "top": 308, "width": 215, "height": 185, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "keacacingan di dominasi oleh cacing Hookworm 8%-10%, Ascariasis 16%-18%, trichuriasis 16%-19%. Di Amerika Latin sendiri Guatemala adalah negara dengan prevalensi kecacingan paling tinggi yaitu 8 juta penduduknya terinfeksi cacing Hoowkrom, Ascaris , Trichuris (Sorensen dkk, 2011). Sedangkan di Afrika 90 juta anak sekolah terinfeksi cacing, dari studi kasus pada 20,185 murid sekolah dasar di Uganda prevalensinya yaitu 6.3%, 5.0%, 43.5% oleh Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura dan hookworms ( Francis dkk, 2012 ) . Di Indonesia menurut (Depkes,", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 495, "width": 214, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "2008). Prevalensi kecacingan masih relatif tinggi yaitu sebesar 32,6% dan di dominasi oleh", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 522, "width": 214, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Ascarislumbricoides , Trichuristrichiura ,", "type": "Table" }, { "left": 225, "top": 535, "width": 58, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Hookworm,", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 548, "width": 214, "height": 186, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Strongyloides, Necaturamericanus , Penyakit yang sering terjadi ini sangat menggangu tumbuh kembang anak. Sehingga sangat penting untuk mengenali dan mencegah penyakit kecacingan pada anak sejak dini. Gangguan yang ditimbulkan mulai dari yang ringan tanpa gejala hingga sampai berat bahkan sampai mengacam jiwa. Penyebab terjadinya transmisi telur cacing dari tanah kepada manusia melalui tangan atau kuku yang mengandung telur cacing, lalu masuk kemulut bersama makanan. Frekuensi infestasi cacing banyak di temukan pada keluarga yang berada di daerah-daerah", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 107, "width": 213, "height": 51, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "pedesaan dan pinggiran kota yang kumuh, serta erat hubungannya dengan perilaku hidup dan kebersihan lingkungan (Ostan, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 160, "width": 214, "height": 105, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Kabupaten Bolaang Mongondow Utara adalah daerah yang baru berkembang dan juga belum ada data mengenai kecacingan pada anak. Oleh sebab itu peneliti ingin mengetahui “Hubungan kecacingan dengan status gizi pada murid Sekolah Dasar di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara”.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 281, "width": 130, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 295, "width": 216, "height": 439, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini merupakan penelitian Observasional Analitik, dengan menggunakan rancangan Cross Sectional Study (studi potong lintang) , dimana semua data yang menyangkut variable penelitian diukur satu kali pada waktu yang bersamaan. Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Dasar yang ada di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Mei sampai dengan Juni 2013. Populasi target dalam penelitian ini yaitu seluruh murid Sekolah Dasar yang ada di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara tahun 2013. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah Seluruh murid Sekolah Dasar Kelas 1 sampai dengan kelas 5 yang diwakili oleh 3 sekolah di setiap kecamatan yang ada di Bolaang Mongondow utara. Pengambilan jumlah sampel sekolah akan dilakukan secara Purposive sampling, p enentuan jumlah sampel tiap sekolah dilakukan dengan cara proportional sampling, pengambilan jumlah murid tiap sekolah dilakukan secara simple random sampling. Kriteria Inklusi dalam penelitian ini : bersedia menjadi sampel penelitian, mendapat persetujuan orang tua dengan mengisi Informed consent , murid kelas 1-5. Kriteria Eklusi dalam penelitian ini ialah murid yang mengundurkan diri menjadi responden dalam penelitian, murid yang sakit pada saat penelitian , murid yang kurang respon terhadap orang lain,", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 73, "width": 310, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agusutus 2013", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 745, "width": 8, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 68, "top": 107, "width": 215, "height": 158, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data-data tentang karakteristik responden, umur, jenis kelamin, pendidikan, dan data demografi lainnya dengan menggunakan lembar observasi. Jenis data, data primer, data sekunder. Pelaksanaan dimulai setelah mendapat izin dari pihak setempat maka peneliti mengadakan pendatan kemudian melakukan skrining untuk memperoleh gambaran status gizi dan asupan gizi murid sekolah dasar di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 268, "width": 215, "height": 117, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Penentuan sekolah untuk mewakili sekolah dasar yang ada di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Responden diberikan lembar persetujuan menjadi responden dan ditandatangani responden dan orang tua. Data yang telah di kumpulkan selanjutnya dilakukan pengolahan melalui tahap sebagai berikut: Pemeriksaan kembali (editing), Pengkodean (koding), dan", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 389, "width": 215, "height": 171, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Tabulasi. Analisis Data mengunakan Analisis Univariat dan Analisis Bivariat. Etika penelitian memiliki berbagai macam prinsip, namun terdapat empat prinsip utama yang perlu dipahami, yaitu : Menghormati harkat dan martabat manusia ( respect for human dignity ), Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian ( respect for privacy and confidentiality) seperti Keadilan dan Inkusi vitas ( respect for justice and inclusiveness ) serta mempertimbangkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan ( balancing harms and.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 106, "width": 153, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 134, "width": 223, "height": 569, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Tabel 1Karakteristik Responden Karakteris itik Responden Banyaknya Responden Jumlah % Jenis Kelamin Laki- laki Perempuan 60 Orang 50 Orang 54,5 45,5 Umur Responden 7 tahun 8 tahun 9 tahun 10 tahun 11 tahun 12 tahun 1 Orang 4 Orang 22 Orang 43 Orang 24 Orang 16 Orang 0,9 3,6 20,0 39,1 21,8 14,5 Pendidikan Ayah Tidak Tmt SD SD SMP SMA DIII S1 2 Orang 38 Orang 37 Orang 29 Orang 2 Orang 2 Orang 1,8 34,5 33,6 26,4 1,8 1,8 Pendidikan Ibu Tidak Tmt SD SD SMP SMA DIII S1 1 Orang 34 Orang 37 Orang 30 Orang 4 Orang 4 Orang 0,9 30,9 33,6 27,3 3,6 3,6 Pekerjaan Ayah PNS Pegw Swasta Wiraswasta Petani Buruh 3 Orang 4 Orang 32 Orang 70 Orang 1 Orang 2,7 3,6 29,1 63,6 0,9 Pekerjaan Ibu PNS Pegw Swasta Wiraswasta Petani IRT 6 Orang 4 Orang 13Orang 36 Orang 51 Orang 5,5 3,6 11,8 32,7 46,4 Pendapatan Keluarga ≤ Rp. 500.000 Rp.500.000-1.000.000 > Rp. 1.000.000 32 Orang 67 Orang 11 Orang 29,1 60,9 10,0 Jumlah Tanggungan 1 – 3 Orang 4 – 5 Orang > 5 Orang 32 Orang 67 Orang 11 Orang 29,1 60,9 10,00 Sumber : Data Primer", "type": "Table" }, { "left": 68, "top": 73, "width": 310, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agusutus 2013", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 745, "width": 8, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 68, "top": 106, "width": 94, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Analisa Univariat", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 121, "width": 299, "height": 324, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Tabel 2 Distribusi Status Gizi Status Gizi Banyaknya Subjek Penelitian Jumlah % Gizi kurang 40 36,4 Gizi Baik 70 63,6 Total 110 100,0 Sumber : Data Primer Tabel 3 Distribusi Kecacingan Kecacingan Banyaknya Subjek Penelitian Jumlah % Positif 22 20 Negatif 88 80 Total 110 100,0 Sumber : Data Primer Analisa Bivariat Tabel 4 Hubungan Kecacingan dengan Status Gizi Kecacingan Status Gizi Total p Kurang Baik n n Positif 10 12 22 0,322 Negatif 30 58 88 Total 40 70 110", "type": "Table" }, { "left": 68, "top": 453, "width": 87, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Sumber : Data Primer", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 464, "width": 214, "height": 185, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Tabel diatas menunjukkan dari 22 subjek yang menderita kecacingan, sebanyak 10 orang berstatus gizi Kurang dan 12 berstatus gizi Baik. Sedangkan dari 88 orang yang tidak menderita kecacingan, sebanyak 30 orang berstatus gizi kurang dan 58 orang berstatus gizi baik. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square(x 2) di peroleh nilai p sebesar = 0,322 yakni lebih besar dari dibandingkan nilai α = 0,05. Hal ini membuktikan bahwa tidak terdapat hubungan yang signitifikan antar kecacingan dengan status gizi pada Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Bolaang Mongondow.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 651, "width": 161, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Kecacingan Pada Anak Sekolah", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 665, "width": 214, "height": 64, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Penyakit infeksi cacing ditemukan pada semua golongan umur dan jenis kelamin dan paling sering terjadi pada anak-anak (Hotez, 2008). Berdasarkan hasil penelitian pada 110 Murid di 18 Sekolah Dasar di Kabupaten", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 107, "width": 213, "height": 293, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Bolaang Mongondow Utara diperoleh data melalui hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan 22 responden yaitu 5 anak laki- laki dan 3 anak perempuan teridentifikasi cacing gelang ( Ascaris lumricoides ), 9 anak laki-laki dan 3 anak perempuan teridentifikasi cacing tambang ( Ancylostoma duodenale ), dan 2 responden teridentifikasi cacing gelang dan tambang, kedua responden tersebut berjenis kelamin laki- laki. Menurut (Hotez dkk, 2008) dari hasil penelitian ini dapat dikategorikan 2 karena prevalensi cacing yang ditemukan yaitu sebesar 20%. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mardiana dan Djarismawati (2008) didapati prevalensi cacing usus pada murid SD Jakarta yaitu Jakarta utara dan Jakarta Barat penderita askarisasis masing- masing 80% dan & 74,70% sedangakan penderita trikuriasis di Jakarta Selatan dan Jakarta Barat masing-masing 68,42% dan 25,30%.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 401, "width": 130, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Status Gizi Anak Sekolah", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 415, "width": 214, "height": 145, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang di 110 Murid di 18 Sekolah Dasar di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara diperoleh hasil yaitu 40 anak (36,4%) berstatus gizi kurang dan 70 anak (63,6%) berstatus gizi baik. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian di Kecamatan Bolaang Kabupaten Bolaang Mongondow tahun 2007 dimana lebih banyak anak yang berstatus gizi Kurang yaitu 49 anak (61.3%) dan 31 anak (38.8%) berstatus gizi baik.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 562, "width": 213, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Hubungan Kecacingan dengan Status Gizi", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 589, "width": 214, "height": 145, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil analisis, tidak terdapat hubungan antara kecacingan dengan status pada Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Hal ini menunjukan bahwa ada factor-faktor lain yang mempengaruhi sehingga banyak anak yang mempunyai status gizi kurang. Fakor- fakotr tersebut adalah asupan gizi, pola asuh anak, pelayanan kesehatan, dan penghasilan orang tua yang mempengaruhi ketahanan pangan di keluarga subjek penelitian. Dari", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 73, "width": 310, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agusutus 2013", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 745, "width": 8, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 68, "top": 107, "width": 215, "height": 293, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "hasil survey dari seluruh desa di Kabupaten Bolaang Mongondow tidak semua desa memiliki puskesmas, hal ini tentu mempengaruhi jangkauan keluarga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai. Hasil penelitian ini juga sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mayasari (2006) pada siswa SDN Daat Lasimin 01 Kecamatan Semarang utara yang juga tidak terdapat hubungan kecacingan mempengaruhi status gizi, dari hasil penelitian ini dapat dilihat tidak selalu seorang anak yang mempunyai status gizi kurang dipengaruhi oleh adanya kecacingan, tetapi ada fakot-faktor lain yang mempengaruhi status gizi seperti social ekonomi keluarga seperti pendidikan, pekerjaan, jumlah pendapatan, jumlah tanggungan, yang secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi adekuat atau tidaknya asupan nutrisi bagi anak (Elmi dkk, 2004).", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 414, "width": 65, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 428, "width": 61, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan", "type": "Table" }, { "left": 68, "top": 428, "width": 214, "height": 159, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: Pada umumnya status gizi kurang pada Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara masih cukup tinggi yaitu 29.1%. Prevalensi kecacingan pada Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara masih cukup tinggi yaitu 20%. Tidak ada hubungan antara kecacingan dengan status gizi pada Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 602, "width": 110, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 616, "width": 214, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Elmi, Sembiring, Dewiyani, Hamid,", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 628, "width": 173, "height": 79, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Pasaribu, Lubis. 2004. Jurnal Penelitian Status Gizi dan Infestasi CacingUsus Pada Anak Sekolah Dasar. Fakultas Kedokteran Bagian Ilmu Kesehatan Anak Universitas Sumatra Utara.", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 710, "width": 214, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Francis,L, Barbara E.K dan Christopher G.O", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 722, "width": 175, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "(2012). Intestinal Helminth", "type": "Table" }, { "left": 354, "top": 106, "width": 174, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "infections and nutritional status of children attending primary schools in waluso disctrict, Central Uganda. Biomed Jurnal", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 160, "width": 213, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Hotez, P, P.J Brindley., J.M.Bethony., C.H.King., E.J. Pearce Zud J.Jacobson., Helminth infection :", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 201, "width": 174, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "The Great Neglected Tropical", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 214, "width": 214, "height": 144, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Diseases ., J.Clins Invest., 118.(4) :1311-1320 Jonas, Y. (2012). Hubungan sosial ekonomi keluarga dengan status gizi pada Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan . Skripsi tidak diterbitkan. PSIK FK Unsrat; Manado Mardiana, Djarismawati, 2008. Prevalensi Cacing Usus Pada Murid Sekolah Dasar Wajib Belajar Pelayanan", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 361, "width": 180, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Gerakan Terpadu Pengentasan", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 374, "width": 180, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Kemiskinan Daerah Kumuh Di Wilayah DKI Jakarta . Jurnal Ekologi Kesehatan Vol.7 No. 2.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 415, "width": 214, "height": 145, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Ostan, I, Kilimcioglu, A, Girginkardesler, N,Ozyurt, B, Limoncu,M.E, Ok, U.Z. (2007). Health Inequities . Lower Socio-economic Cconditions and higher incidens of intestinal parasites . Vol. 7,347,1-8. Riskesdas, (2010). Laporan Nasional 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 562, "width": 213, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Sorensen, W.C,Michael C,Deborah B,Lisa", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 575, "width": 174, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "M.D dan Mary A.B (2011). Poly- helminth infection in East Guatemalan school Children. Biomed Jurnal", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 629, "width": 215, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Srivastava, A, Syed E.M, Payal M.S, Ved", "type": "Text" }, { "left": 359, "top": 643, "width": 171, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "P.S dan Bhushan,K (2011).", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 655, "width": 215, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Nutritional status of school-age children-A scenario of urban slums in India . Biomed Jurnal Waryana. (2010). Gizi Reproduksi. Pustaka Rihama; Yogyakarta.", "type": "Text" } ]
6edbbb59-692e-348c-3fcd-3fcad8295347
https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jjom/article/download/2353/1497
[ { "left": 154, "top": 43, "width": 288, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jambura Journal of Mathematics Volume 1 Nomor 2, Juli 2019", "type": "Title" }, { "left": 152, "top": 76, "width": 293, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal Homepage: http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jjom , p-ISSN: 2654-5616, e-ISSN: 2656-1344", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 782, "width": 17, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "104", "type": "Page footer" }, { "left": 145, "top": 109, "width": 314, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Algoritma Ant Colony Optimization pada Quadratic Assignment Problem", "type": "Section header" }, { "left": 165, "top": 160, "width": 301, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oni Soesanto 1* , Pardi Affandi 2 , Nurul Dasima Astuti 3", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 186, "width": 341, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2,3 Program Studi Matematika Fakultas MIPA, Universitas Lambung Mangkurat, Jl. Ahmad Yani KM. 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 220, "width": 218, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "* Penulis Korespondensi. Email: [email protected]", "type": "List item" }, { "left": 91, "top": 256, "width": 50, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 277, "width": 417, "height": 211, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Quadratic Assignment Problem (QAP) merupakan salah satu perluasan dari masalah penugasan dengan menetapkan n fasilitas ke n lokasi tertentu untuk meminimalkan total biaya penugasan. QAP juga merupakan masalah optimasi kombinatorial yaitu masalah yang mempunyai himpunan solusi terhingga. Pada dasarnya solusi dari masalah kombinatorial bisa didapatkan dengan hasil yang tepat namun untuk masalah kompleks dengan ukuran data yang lebih besar cukup sulit dalam perhitungan karena waktu yang digunakan cukup lama untuk proses penyelesaian. Salah satu algoritma yang diterapkan dalam penyelesaian QAP ini adalah algoritma Ant Colony Optimization (ACO) yaitu algoritma yang meniru tingkah laku semut dalam mencari makanan dari sarang ke sumber makanan dengan bantuan komunikasi tak langsung yang disebut pheromone , sehingga pheromone ini digunakan untuk mencari solusi optimal dengan waktu yang cukup singkat. Penelitian ini menggunakan ACO untuk menyelesaikan masalah QAP dengan melibatkan rumus random proportional rule , mendapatkan solusi terkecil dan memperbaharui pheromone hingga penugasan stabil. Solusi yang didapatkan bernilai tetap sampai solusi maksimum penugasan. Memanfaatkan studi kasus pada kasus Nugent diperoleh solusi yang lebih minimal dan penempatan fasilitas kelokasi yang tepat melalui bantuan pheromone dan disimpan dalam tabu list sehingga semua fasilitas mendapatkan lokasi yang layak dengan waktu yang cukup singkat dalam penyelesaian.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 492, "width": 56, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci:", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 504, "width": 364, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Quadratic Assignment Problem, Ant Colony Optimization, Tabu List, Pheromone", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 522, "width": 320, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterima: 31-05-2019 Disetujui: 13-07-2019 Online: 30-07-2019", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 567, "width": 59, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 585, "width": 417, "height": 157, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Quadratic Assignment Problem (QAP) is one extension of the assignment problem by setting n facilities to n certain locations to minimize the total assignment costs. QAP is also a combinatorial optimization problem that is a problem that has a finite set of solutions. Basically the solution of combinatorial problems can be obtained with the right results but for complex problems with larger data sizes it is quite difficult to calculate because the time used is long enough for the completion process. One of the algorithms implemented in the completion of QAP is the Ant Colony Optimization (ACO) algorithm is an algorithm that mimics the behavior of ants in finding food from the nest to a food source with the help of indirect communication called pheromone, so that pheromone is used to find optimal solutions with quite a short time. in this research ACO is used to solve the QAP problem by using a random proportional of rule formula then getting the smallest solution and renewing the pheromone until the assignment is stable and the solution obtained is fixed until the maximum assignment solution. The results obtained to complete the Quadratic Assignment Problem with the Ant Colony Optimization algorithm to get a solution to the QAP problems tested in the Nugent case resulted in a more minimal", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 60, "width": 210, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jambura Journal of Mathematics. 1(2): 104-110", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 782, "width": 17, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "105", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 85, "width": 417, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "solution and the placement of appropriate location facilities through pheromone assistance and stored in a taboo list so that all facilities get a decent location with a worth it short time in completion.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 110, "width": 50, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords:", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 122, "width": 328, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Quadratic Assignment Problem, Ant Colony Optimization, tabu list, pheromone", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 141, "width": 384, "height": 41, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received: 2019-05-31 Accepted: 2019-07-13 Online: 2019-07-30 DOI: http://dx.doi.org/10.34312%2Fjjom.v1i2.2353", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 196, "width": 84, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 215, "width": 428, "height": 314, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masalah penugasan adalah salah satu masalah optimasi pengalokasian dari satu sumber (pekerja atau mesin) yang ditugaskan ke suatu tugas (pekerjaan atau lokasi) dengan tujuan untuk mendapatkan biaya optimal [1]. Masalah penugasan diperluas manjadi Quadratic Assignment Problem (QAP) yang merupakan masalah penempatan fasilitas lokasi. QAP diperkenalkan oleh Koopmans dan Backman pada tahun 1957 dengan menetapkan 𝑛 fasilitas (material) ke n lokasi tertentu untuk meminimalkan total biaya aktivitas kegiatan. Masalah QAP juga dikenal sebagai masalah optimasi kombinatorial yang mempunyai himpunan solusi yang terhingga. Secara prinsip solusi dari masalah optimasi kombinatorial bisa didapatkan hasil solusi dengan tepat namun waktu yang diperlukan cukup lama dalam proses perhitungan sehingga kurang optimal. Banyak penelitian mengembangkan beberapa metode yang efisien untuk penyelesaian QAP salah satunya adalah metaheurstik . Metaheuristik yang dikembangkan untuk masalah QAP adalah algoritma Ant Colony Optimization [2]. ACO merupakan algoritma dengan mengambil contoh perilaku semut yang bekerja sama untuk mencari makan. Semut diketahui mampu untuk menemukan jalur terpendek dari sarang mereka menuju ke sumber makanan, hal ini telah diamati bahwa pada saat semut berjalan mereka meninggalkan sejumlah informasi yang disebut pheromone sebagai komunikasi tidak langsung dan juga pertukaran informasi antar semut. Pada ACO, pheromone digunakan untuk mencari solusi optimal dari perjalanan semut tersebut sehingga proses perjalanan dari sarang ketujuan sumber makanan lebih cepat [3]. Penelitian ini fokus untuk membahas bagaimana penggunaan Algoritma Ant Colony Optimization (ACO) pada penyelesaian Quadratic Assignment Problem dengan ukuran data masalah yang lebih besar atau kompleks.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 549, "width": 55, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Metode", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 568, "width": 428, "height": 68, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini data yang digunakan berupa data fasilitas lokasi oleh [7] yang terdapat dalam referensi QAP-Library (QAPLIB), dimana data ini berupa ukuran matriks yang diujicoba dalam suatu metode untuk mendapatkan solusi, salah satunya algoritma ACO dalam permasalahan QAP [8]. Adapun prosedur-prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 643, "width": 428, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Mengalikan jumlahan matriks fasilitas dan jumlahan matriks lokasi untuk mendapatkan matriks biaya penugasan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 670, "width": 428, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Penetapan parameter awal dan pengisian tabu list untuk memilih fasilitas lokasi dengan rumus Random Proportional Rule .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 697, "width": 427, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Menghitung biaya fungsi tujuan setelah tabu list penuh dengan persamaan (1) dan dicari nilai terkecil sebagai solusi terbaik.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 725, "width": 428, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Memperbaharui matriks pheromone dengan rumus Global Pheromone Updating Rule , nilai matriks pheromone yang baru akan digunakan untuk penugasan selanjutnya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 60, "width": 209, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jambura Journal of Mathematics. 1(2): 104-110", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 781, "width": 17, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "106", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Jika penugasan sama dengan maksimum penugasan maka penugasan telah berhenti dan mendapatkan solusi QAP. Apabila belum mendapatkan solusi maka kosongkan tabu list dan kembali lakukan langkah 2.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 126, "width": 178, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Membuat kesimpulan penelitian.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 160, "width": 131, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 179, "width": 428, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengumpulan data membahas tentang tahapan kuesioner untuk mengetahui presepsi mahasiswa terhadap dosen. sedangkan pada bagian pengolahan data membahas tentang tahapan pengolahan data dari kuesioner dengan menggunakan SPSS 25.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 409, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1. Ant Colony Optimization (ACO) untuk solusi Quadratic Assignment Problem", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 245, "width": 428, "height": 123, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penyelesaian QAP dengan algoritma ACO terdapat fasilitas-fasilitas yang akan ditempatkan ke lokasi-lokasi tertentu untuk suatu penugasan dimana penempatan awal fasilitas untuk lokasi akan dipilih secara acak kemudian untuk pemilihan fasilitas ke lokasi selanjutnya akan ditentukan berdasarkan pheromone yang dipengaruhi oleh tetapan intensitas pheromone dan tetapan visibilitas pada persamaan (5), sehingga dari pemilihan tersebut akan terbentuk urutan fasilitas-fasilitas ke lokasi-lokasi dalam penugasan, kemudian urutan fasilitas ke lokasi tersebut akan di hitung total biaya penugasan, selanjutnya akan dilakukan pembaruan pheromone dengan persamaan (6) untuk penugasan berikutnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 375, "width": 426, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam menyelesaikan Quadratic Assignment Problem dengan Ant Colony Optimization maka dilakukan langkah – langkah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 416, "width": 232, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Langkah 1 . Pengisian Matriks Biaya pada QAP", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 432, "width": 428, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengisian matriks biaya pada QAP dengan mengalikan jumlahan matriks fasilitas dan jumlahan matriks lokasi. Matriks biaya dapat dinyatakan sebagai matriks 𝑛 𝑥 𝑛 berikut:", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 471, "width": 127, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑪 = [ 𝑐 11 𝑐 12 … 𝑐 1𝑛 𝑐 21 𝑐 22 … 𝑐 2𝑛 ⋮ 𝑐 𝑛1 ⋮ 𝑐 𝑛2 ⋱ ⋮ … 𝑐 𝑛𝑛 ]", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 541, "width": 428, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Matriks biaya dari fasilitas lokasi akan digunakan untuk memilih fasilitas ke lokasi yang layak dalam algoritma ACO.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 578, "width": 309, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Langkah 2 . Penetapan Parameter Awal dan Pengisian Tabu List", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 595, "width": 425, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada algoritma ACO dengan rumus Ant System akan digunakan nilai parameter- parameter sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 622, "width": 379, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Nilai 𝛼 : Tetapan pengendali intensitas pheromone atau jejak semut ( 𝛼 > 0 ) b) Nilai 𝛽 : Tetapan pengendali visibilitas ( 𝛽 > 0 )", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 652, "width": 206, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Visibilitas antar penugasan (𝜂 𝑖𝑗 = 1 𝐶 𝑖𝑗 ) .", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 674, "width": 264, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d) Nilai 𝜌 : Koefisien penguapan intensitas pheromone", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 687, "width": 410, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e) 𝜏 𝑖𝑗 (t) : Intensitas pheromone . Nilai 𝜏 𝑖𝑗 akan diperbaharui pada setiap penugasan dari penugasan pertama sampai penugasan maksimum.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 716, "width": 304, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f) Maksimum penugasan: Batas penugasan yang dilakukan.", "type": "List item" }, { "left": 303, "top": 60, "width": 210, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jambura Journal of Mathematics. 1(2): 104-110", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 782, "width": 17, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "107", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 99, "width": 90, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengisian Tabu list", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 428, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masing-masing semut secara acak akan memilih fasilitas ‘ i ’ yang ditugaskan ke lokasi ‘ j ’ dengan rumus Random Proportinal Rule pada persamaan (5) dimana probabilitas semut untuk menetapkan fasilitas ' i ' ke lokasi ' j ' pada penugasan ' t. '", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 168, "width": 343, "height": 155, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑝 𝑖𝑗 (𝑡) = [𝜏 𝑖𝑗 (𝑡)] 𝛼 [ 1 𝐶 𝑖𝑗 ] 𝛽 ∑ [𝜏 𝑖𝑗 (𝑡)] 𝛼 [ 1 𝐶 𝑖𝑗 ] 𝛽 𝑗∈ s 𝑘 𝑝 𝑖𝑗 = [𝜏 11 ] 𝛼 . [ 1 𝐶 11 ] 𝛽 [𝜏 11 ] 𝛼 . [ 1 𝐶 11 ] 𝛽 + [𝜏 21 ] 𝛼 . [ 1 𝐶 21 ] 𝛽 + [𝜏 31 ] 𝛼 . [ 1 𝐶 31 ] 𝛽 + ⋯ + [𝜏 𝑛1 ] 𝛼 . [ 1 𝐶 𝑛1 ] 𝛽 ⋮ 𝑝 𝑖𝑗 = [𝜏 𝑛1 ] 𝛼 . [ 1 𝐶 𝑛1 ] 𝛽 [𝜏 𝑛1 ] 𝛼 . [ 1 𝐶 𝑛1 ] 𝛽 + [𝜏 𝑛2 ] 𝛼 . [ 1 𝐶 𝑛2 ] 𝛽 + [𝜏 𝑛3 ] 𝛼 . [ 1 𝐶 𝑛3 ] 𝛽 + ⋯ + [𝜏 𝑛𝑛 ] 𝛼 . [ 1 𝐶 𝑛𝑛 ] 𝛽", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 429, "height": 84, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Langkah 3. Menghitung Nilai Fungsi Tujuan Selanjutnya menghitung nilai fungsi tujuan tiap semut yang didapatkan dengan menggunakan persamaan (1) pada formula QAP dimana tabu list yang sudah didapatkan merupakan nilai dari lokasi yang dipilih sebagai penempatan fasilitas ke lokasi. Setelah menghitung semua nilai pada tabu list maka akan dipilih nilai terkecil dan disimpan sebagai solusi terbaik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 436, "width": 424, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑧 = ∑ ∑ ∑ ∑ 𝑓 𝑖𝑟 𝑑 𝑗𝑠 𝑥 𝑖𝑗 𝑥 𝑟𝑠 𝑛 𝑠=1 𝑛 𝑟=1 𝑛 𝑗=1 𝑛 𝑖=1 𝑧 = 𝑓 11 𝑑 11 𝑥 11 𝑥 11 + 𝑓 12 𝑑 12 𝑥 12 𝑥 12 + ⋯ + 𝑓 1𝑛 𝑑 1𝑛 𝑥 1𝑛 𝑥 1𝑛 + 𝑓 21 𝑑 21 𝑥 21 𝑥 21 + 𝑓 22 𝑑 22 𝑥 22 𝑥 22 + ⋯ + 𝑓 2𝑛 𝑑 2𝑛 𝑥 2𝑛 𝑥 2𝑛 + 𝑓 𝑛1 𝑑 𝑛1 𝑥 𝑛1 𝑥 𝑛1 + 𝑓 𝑛2 𝑑 𝑛2 𝑥 𝑛2 𝑥 𝑛2 + ⋯ + 𝑓 𝑛𝑛 𝑑 𝑛𝑛 𝑥 𝑛𝑛 𝑥 𝑛𝑛", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 521, "width": 231, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Langkah 4. Memperbaharui Matriks Pheromone", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 541, "width": 428, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika solusi terbaik sudah dipilih maka akan diperbaharui matriks pheromone baru untuk penugasan selanjutnya dengan rumus Global Pheromone Updating pada persamaan (6) dengan terlebih dahulu menentukan nilai delta ∆𝜏 𝑖𝑗 𝑘 yaitu 𝑄 𝑧 𝑘 , dimana 𝑧 𝑘 merupakan nilai fungsi tujuan yang didapatkan oleh semut ke k dengan memperhatikan fasilitas lokasi yang sudah dipilih untuk mendapatkan nilai pheromone baru sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 629, "width": 185, "height": 79, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝜏 𝑖𝑗 (𝑡+1) = 𝜌. 𝜏 𝑖𝑗 (𝑡) + ∑ ∆𝜏 𝑖𝑗 𝑘 𝑚 𝑘=1 𝜏 𝑖𝑗 (𝑡+1) = 𝜌. 𝜏 𝑖𝑗 (𝑡) + { 𝑄 𝑧 1 + 𝑄 𝑧 2 + ⋯ + 𝑄 𝑧 𝑛 }", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 720, "width": 361, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan 𝜏 𝑖𝑗 (𝑡) adalah pheromone awal yang sudah ditetapkan sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 60, "width": 209, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jambura Journal of Mathematics. 1(2): 104-110", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 781, "width": 17, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "108", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 431, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Langkah 5. Pengosongan tabu list dan ulangi langkah 2 hingga maksimum penugasan mencapai batas tertentu", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 119, "width": 428, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabu list dikosongkan dan akan diisi kembali setelah mendapatkan pheromone baru pada penugasan selanjutnya sampai nilai biaya tetap, jika maksimum penugasan belum mencapai nilai yang tetap atau stabil maka ulangi langkah berikut dengan mengulang Langkah 2 dengan menggunakan pheromone yang telah diperbahrui.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 187, "width": 186, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2. Contoh Kasus dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 206, "width": 428, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyelesaian QAP menggunakan algoritma ACO dengan contoh kasus QAP diambil dari data Nugent dalam referensi QAP-Library (QAPLIB) untuk data fasilitas lokasi [7]. Fasilitas lokasi yang digunakan berupa matriks berukuran 8 × 8 , dimana untuk pengujian kasus ini didapatkan matriks biaya yaitu", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 281, "width": 43, "height": 99, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐶 = [ 288 224 160 368 288", "type": "Picture" }, { "left": 210, "top": 345, "width": 18, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "320 304 512", "type": "Table" }, { "left": 235, "top": 281, "width": 176, "height": 101, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "216 168 120 276 216 240 228 384 216 168 120 276 216 240 228 384 288 224 160 368 288 320 304 512 288 224 160 368 288 320 304 512 216 168 120 276 216 240 228 384 216 168 120 276 216 240 228 384 288 224 160 368 288 320 304 512]", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 394, "width": 428, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah didapatkan matriks biaya penugasan kemudian lakukan langkah selanjutnya dengan parameter tetapan yaitu dengan 5 semut, 𝛼 dan 𝛽 = 1 , 𝜌 = 0,9 , 𝑄 = 10 , dan maksimum penugasan = 100, sehingga untuk contoh kasus dalam peneltian ini didapatkan solusi biaya dan penempatan fasilitas lokasi pada Gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 138, "top": 660, "width": 322, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Solusi biaya penugasan ukuran 8 fasilitas dan 8 lokasi", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 687, "width": 428, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan proses penugasan pada Gambar 1 menujukkan hasil solusi yang didapatkan pada penugasan adalah stabil dengan solusi nilai terakhir pada penugasan ke 51 sampai maksimum penugasan ke 100 yaitu 118 dengan menempatkan fasilitas ke lokasi yang ditunjukkan pada Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 154, "top": 471, "width": 286, "height": 184, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 penugasan so lu si b ia ya solusi ACO-QAP", "type": "Picture" }, { "left": 303, "top": 60, "width": 210, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jambura Journal of Mathematics. 1(2): 104-110", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 782, "width": 17, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "109", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 186, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Fasilitas dan lokasi matriks C", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 108, "width": 414, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(fasilitas, lokasi) (5,1) (6,2) (1,3) (3,4) (4,5) (8,6) (7,7) (2,8)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 134, "width": 428, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Label pada Tabel 1 diatas menunjukkan penempatan fasilitas lokasi yaitu fasilitas 5 berada pada lokasi 1, fasilitas 6 pada lokasi 2, fasilitas 1 ke lokasi 3, fasilitas 3 ke lokasi 4, fasilitas 4 ke lokasi 5, fasilitas 8 ke lokasi 6, fasilitas 7 ke lokasi 7 dan fasilitas 2 ke lokasi 8.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 202, "width": 285, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.3. Perbandingan Solusi QAPLIB dan Algoritma ACO", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 221, "width": 428, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada pengujian data berdasarkan matriks ukuran yang terdapat pada QAPLIB yang diuji cobakan dengan algoritma ACO untuk data Nugent selain matriks ukuran 8 maka diperoleh hasil yang ditunjukkan pada Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 279, "width": 340, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Hasil perbandingan solusi biaya QAPLIB dan ACO-QAP", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 375, "width": 428, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbandingan yang ditunjukkan pada Tabel 2 memberikan informasi bahwa solusi menggunakan algoritma ACO bisa mendapatkan solusi minimal dari hasil solusi pada QAPLIB melalui data Nugent . Hal ini menunjukkan bahwa algoritma ACO dengan rumus Ant System dapat diterapkan untuk menyelesaikan permasalahan Quadratic Assignment Problem (QAP).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 457, "width": 78, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 476, "width": 428, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alogiritma Ant Colony Optimization menjadi salah satu algoritma alternatif yang dapat diterapkan pada penyelesaian Quadratic Assignment Problem dengan ukuran data masalah yang lebih besar atau kompleks. Algoritma Ant Colony Optimization menghasilkan solusi terbaik dengan waktu yang cukup singkat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 544, "width": 54, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Referensi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 563, "width": 428, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] Hillier, S.F., & Lieberman, 2004, Introduction to Operations Research, Eighth Edition, New York: Mc Graw-Hil", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 595, "width": 431, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] Erlanda, C., 1998, The Quadratic Assignment Problem, Springer Science and Business Media Dordrecht", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 626, "width": 428, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] Dorigo, M. & Stutzle, T., 2004, Ant Colony Optimization, Massachusetts Institute of Technology", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 658, "width": 428, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] Hahn, P. & Grant, T., 1998, Lower Bounds for the Quadratic Assignment Problem Based Upon a Dual Formulation, Operation Research, Vol. 46, No. 6", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 689, "width": 428, "height": 45, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] Bidyarthy, S.A. & Vivek, G., 2013, Ant Colony Optimization for Quadratic Assignment Problem and School Bus Routing Problem. Departement of Mathematics Indian Institute of Technology Guwahati", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 305, "width": 358, "height": 56, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Percobaan Nugent n x n QAPLIB ACO-QAP 12 x 12 578 345 16 x 16 1610 1035 30 x 30 6124 3950", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 60, "width": 209, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jambura Journal of Mathematics. 1(2): 104-110", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 781, "width": 17, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "110", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 45, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] Davendra, D. & Zelinka, I., 2009, Optimization of Quadratic Assignment Problem Using Self Organising Migrating Algorithm, Computing and Informatics, Vol. 28: 1001 – 1012", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 133, "width": 428, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] Christopher, N.E, 1967, An Experimental Comparison of Tech-Niques for the Assignment of Facilities to Locations INFORMS", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 164, "width": 428, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] Axel, N., 2014, Some Reformulations for the Quadratic Assignment Problem,", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 180, "width": 407, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Department of Chemical Engineering Åbo Akademi University http://www.qaplib/inst.html", "type": "Table" } ]
45dcc1c9-56a6-bb98-e7e9-ca86194d583a
https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/santhet/article/download/3339/2059
[ { "left": 156, "top": 35, "width": 165, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Santhet: Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora Vol. 8, No.1 November 2023-April 2024", "type": "Page header" }, { "left": 156, "top": 54, "width": 348, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available online at https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/santhet DOI: 10.36526/js.v3i2.3339", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 784, "width": 19, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "195", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 70, "width": 381, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research Article e-ISSN: 2541-6130 p-ISSN: 2541-2523", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 95, "width": 383, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ASPECTS DISTRIBUTION IN ACTOR FOCUS OF TALAUD LANGUAGE", "type": "Section header" }, { "left": 177, "top": 124, "width": 224, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Distribusi Aspek pada Fokus Pelaku Bahasa Talaud", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 149, "width": 349, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1* James Edward Lalira, 2 Yopie A.T. Pangemanan, 3 Jane E. Scipio, 4 Vivi N. Tumuju", "type": "Text" }, { "left": 242, "top": 175, "width": 142, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2,3 Universitas Kristen Indonesia Tomohon", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 185, "width": 92, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Universitas Sam Ratulangi", "type": "Text" }, { "left": 272, "top": 206, "width": 81, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 216, "width": 115, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 [email protected]", "type": "Table" }, { "left": 269, "top": 226, "width": 87, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 237, "width": 85, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 257, "width": 84, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(*) Corresponding Author [email protected]", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 288, "width": 397, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "How to Cite: James Edward Lalira. (2023). Distribusi Aspek pada Fokus Pelaku Bahasa Talaud doi : 10.36526/js.v3i2.3339", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 303, "width": 32, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 313, "width": 77, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received : 11-10-2023", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 313, "width": 401, "height": 186, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Revised : 25-11-2023 Accepted : 16-12-2023 Keywords: Aspect, Focus, Talaud Language This study aims to describe the form of actor aspect in the focus of Talaud language. Focus refers to a person (more than one) or all living beings, both animals and plants, who can do something and have an impact. In other words, actor focus refers to the speaker's attention to the syntactic-semantic relationship between predicates and nouns to explain who or what is the actor behind. This research uses a qualitative method with a descriptive approach. The population used is native speakers over 30 years old with qualified speaking skills and good mastery of the target language. Mahsun's (2005) Simak method was used to collect data, while Subroto's (2007) Distributional method was used to analyse language data that showed indications of aspectual use in the focus of the actor. This study centres on the morphemic process in predicates. Predicates in Talaud language are usually filled by verbs and the results of word-forming tools such as affixes and re-forms. For the purpose of analysis, the researcher describes the types of verbs (which function as predicates in sentences) in order to see the morphemic process that results in the substitution of nouns to certain parts of the sentence. After passing the analysis stage, six types of aspects that affect the formation of the actor aspect were found, namely inceptive, progressive, perfective, affirmative inceptive, affirmative progressive and sesative. This research shows the disclosure of focus grammatically. Every syntactic function such as noun and adverb can be substituted due to the morphemic process in the predicate.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 527, "width": 72, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 539, "width": 400, "height": 102, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kajian ini menggunakan bahasa Talaud (BT) sebagai objek penelitiannya. BT ialah salah satu bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat tutur yang berdomisili di salah satu kabupaten di Sulawesi Utara, yakni kabupaten kepulauan Talaud. BT merupakan bahasa minoritas (dilihat dari jumlah penuturnya) oleh karena itu keberadaanya harus terus dijaga. Melihat banyaknya bahasa daerah di Indonesia yang telah punah, bahasa daerah yang masih eksis harus dilestarikan. Dalam penelitian ini pelestarian bahasa daerah dikhususkan pada pendokumentasian unsur-unsur kalimat mulai dari unsur fonologi, morfologi, sintaksis sampai semantik. BT dikelompokkan Sneddon (1984: 11-36) ke dalam kelompok bahasa-bahasa Sangir (Sangiric Language).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 640, "width": 400, "height": 89, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tipologi bahasa, menurut Schleicher (Keraf, 1990:12) BT termasuk dalam bahasa aglutinatif sintetis. Golongan bahasa ini memungkinkan pelekatan baik afiks maupun bentuk ulang pada verba. Selain tergolong dalam bahasa aglutinatif sintesis, BT juga tergolong ke dalam bahasa yang bersistem fokus. Menurut Nida (1970:49) kajian fokus dikaji dengan kajian morfosintaksis. Kajian linguistik itu melibatkan dua buah kajian yakni morfologi dan sintaksis yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Kajian fokus menelaah peran verba dengan unsur- unsur lain yang ada di dalam tataran kalimat.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 729, "width": 400, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peran verba dalam kalimat merupakan subjek penelitian bahasa yang selalu menarik untuk diteliti. Hal itu terjadi karena dalam berbagai bahasa, verba memainkan peran penting dalam", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 35, "width": 165, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Santhet: Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora Vol. 8, No.1 November 2023-April 2024", "type": "Page header" }, { "left": 156, "top": 54, "width": 348, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available online at https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/santhet DOI: 10.36526/js.v3i2.3339", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 784, "width": 19, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "196", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 70, "width": 381, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research Article e-ISSN: 2541-6130 p-ISSN: 2541-2523", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 95, "width": 399, "height": 51, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembentukan suatu kalimat. Heageman (1991:31) dengan teori penguasaan dan ikatannya menjelaskan bahwa pada tataran kalimat, selamanya verba menguasai nomina. Artinya, kemunculan nomina dalam kalimat (baik pada subjek maupun objek) ditentukan oleh verba. Dalam sebuah kalimat, verba berfungsi sebagai predikat.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 146, "width": 400, "height": 114, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kajian fokus ini berkaitan erat dengan hubungan predikat dan unsur-unsur lain dalam kalimat. Verba sebagai satuan dalam bahasa, selain memperlihatkan dirinya sebagai bentuk (urutan fonem dan silabi) sekaligus menampakkan diri dalam aspek gramatikal, (Uhlenbeck, 1982:54). Aspek gramatikal itu mengacu kepada relasi antarkonstituen dalam sebuah konstruksi kalimat. Matthews (1978: 155-156) menyebutkan relasi itu bersifat dua muka yakni sintagmatic relation dan paradigmatic relation. Relasi sintagmatik ialah relasi antarunsur yang hadir dalam sebuah konstruksi, sedangkan relasi paradigmatik ialah relasi antarunsur yang hadir dalam konstruksi dengan unsur yang tidak hadir. Pike (1972) menyatakan bahwa relasi antarunsur tersebut sebagai relasi terfokus antara predikat dan nomina dan unsur yang dikenai relasi itu disebut fokus.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 260, "width": 400, "height": 114, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam sebuah predikat biasanya terdapat proses morfemis. Proses morfemis tersebut bisa berupa afiksasi ataupun reduplikasi. Dari segi bentuknya, predikat bisa juga diidentifikasi berdasarkan adanya kedua proses morfemis tersebut, yakni verba berafiks, bereduplikasi, ataupun berproses gabung. Proses morfemis dalam predikat itu dapat memengaruhi pembentukan fokus. Hal itu dilihat dengan adanya pemarkah dalam predikat baik afiks dan bentuk ulang yang dapat menyubstitusi nomina ke bagian tertentu dalam kalimat. Hal itu ternyata sangat dipengaruhi oeh aspek-aspek yang mengakibatkan berubahnya makna psikologis kalimat. Menurut Haryono (2009), fokus dipadankan dengan kata “pusat”. Artinya dapat dikatakan bahwa unsur kalimat yang disubstitusi letaknya akan menjadi pusat perhatian baik bagi penutur maupun petutur.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 373, "width": 400, "height": 139, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melihat adanya peran penting proses morfemis dalam predikat di atas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini ialah tentang bagaimana distribusi aspek dalam pembentukan fokus pelaku bahasa Talaud. Jika mengacu pada Pike (1972), maka inti dari proses pembentukan fokus pelaku terletak pada proses morfemis dalam predikat. Dalam sebuah kalimat, predikat diisi oleh kategori verba. Kridalaksana (1994:24) membagi verba berdasarkan bentuk dan proses pembentukannya, yakni verba berafiks, bereduplikasi dan berproses gabung. Dalam penggunaannya, ketiga jenis verba ini dapat memengaruhi bentuk dan jenis kalimat. Jenis kalimat yang dihasilkan berupa tak transitif, transitif dan dwitransitif (Putrayasa, 2012:7). Proses pembentukan fokus membutuhkan unsur sintaksis seperti berbagai jenis bahasa dan verba. Oleh karena itu pendeskripsian kedua unsur bahasa ini sangatlah penting, karena di dalam verba inilah aspek berada.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 512, "width": 400, "height": 89, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masalah tersebut di atas sangat penting untuk dipecahkan untuk mengetahui letak unsur kalimat yang menjadi fokus atau pusat perhatian penutur BT. Dalam penelitian-penelitian terdahulu seperti yang telah dibuat oleh Naylor (1978:410-411) menunjukkan letak jenis fokus atau unsur yang difokuskan pada bagian awal dan tengah kalimat. Dalam penelitiannya, setiap unsur yang difokuskan selalu dimarkahi oleh ang sedangkan nang untuk komplemen non fokus. Penelitian itu berbeda dengan penelitian yang dibuat oleh Prentice (Bawole, 1993:6) yang memperlihatkan jenis fokus yang tidak berpemarkah atau pemarkah nomina zero.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 600, "width": 400, "height": 77, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penganalisisan proses pembentukan fokus juga dapat dilihat dari unsur-unsur yang memarkahinya. Dalam sebuah kalimat terdapat proses morfemis dalam predikat yang dapat memarkahi jenis-jenis fokus tertentu. Hal ini seperti yang telah ditemukan Bawole (1993:117) dalam bahasa Bantik. Hasil penelitiannya menunjukkan adanya pemarkah fokus yang berbentuk afiks. Selain afiks, penelitian tersebut telah memperlihatkan unsur lain sintaksis yang dapat melekat bersamaan dalam verba. Unsur-unsur tersebut ialah aspek dan modus.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 676, "width": 400, "height": 64, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aspek dan modus dalam kajian fokus tidak berperan dalam pembentukan fokus. Unsur sintaksis ini lebih mengarah pada pemaknaan yang ditimbulkan oleh adanya proses morfemis dalam predikat. Menurut Chaer (2007:259) aspek mengarah pada cara pandang penutur terhadap pembentukan waktu secara internal dalam suatu situasi, keadaan, kejadian atau proses. Sedangkan modus diartikannya sebagai pengungkapan atau penggambaran suasana psikologis perbuatan", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 35, "width": 165, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Santhet: Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora Vol. 8, No.1 November 2023-April 2024", "type": "Page header" }, { "left": 156, "top": 54, "width": 348, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available online at https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/santhet DOI: 10.36526/js.v3i2.3339", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 784, "width": 19, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "197", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 70, "width": 381, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research Article e-ISSN: 2541-6130 p-ISSN: 2541-2523", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 95, "width": 399, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menurut tafsiran atau sikap si pembicara tentang apa yang diucapkannya. Kedua unsur sintaksis dapat teranalisis berdasarkan pemaknaan yang dilontarkan oleh penuturnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 121, "width": 400, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian-penelitian terdahulu di atas tidak ditemukan adanya pemarkah fokus yang berbentuk bentuk ulang. Namun, diketahui dalam penelitian fokus BT memperlihatkan adanya bentuk ulang yang dapat melekat bersamaan dengan afiks dalam predikat yang ternyata dapat menyubstitusi unsur kalimat tertentu. Karena pemarkahnya berbeda, secara otomatis akan terbentuk juga jenis fokus yang berbeda. Peneliti akan melihat jenis-jenis fokus apa yang dapat dimarkahinya. Selain fakta di atas, penelitian-penelitian terdahulu itu belum memperlihatkan relasi sintaktik- semantis antara predikat dan unsur keterangan. Unsur keterangan dimaksud bisa keterangan tempat dan waktu.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 222, "width": 400, "height": 114, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penggunaan teori Pike (1972) terbatas pada melihat fenomena proses morfemis dalam predikat yang dapat menyubstitusi letak unsur kalimat. Dalam hal ini peneliti menunjukkan alternatif pemecahan masalah lain yakni parafrase dalam kalimat. Secara umum alternatif pemecahan masalah ini merupakan turunan dari teori Pike (1972). Namun yang membedakannya ialah penggunaan pemaknaan langsung pada kalimat yang dapat disubstitusi pada parafrase dalam kalimat (Samsuri, 1994:261). Dengan adanya parafrase langsung dalam suatu kalimat akan terlihat unsur-unsur kalimat apa yang difokuskan selama dalam proses parafrase tidak merubah maknanya. Dalam penelitian fokus BT, jika sebuah kalimat memiliki empat unsur (di luar verba) maka bentuk kalimat yang dapat diparafrase pun dapat berjumlah empat buah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 335, "width": 400, "height": 102, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini memungkinkan adanya relasi sintaktik-semantik antara predikat dan keterangan. Hal itu dibuktikan dengan adanya proses morfemis dalam predikat BT yang dapat menyubstitusi letak keterangan waktu dan tempat dalam kalimat. Hal ini terlihat sedikit berbeda dengan teori yang diajukan oleh Pike (1972) yang hanya memperlihatkan relasi sintaktik-semantis antara verba dan nomina. Unsur keterangan waktu dan tempat kemudian disebut sebagai fokus tempat dan waktu. Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini juga akan menganalisis munculnya berbagai fokus lain yang dapat dimarkahi oleh afiks. Afiks dalam BT dapat berupa prefiks, infiks, sufiks, konfiks dan bentuk ulang.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 449, "width": 41, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 462, "width": 400, "height": 177, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian ini ialah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Dalam dunia linguistik, metode ini dipakai oleh peneliti tertentu yang secara fundamental bergantung pada pengamatan mereka tentang sendi-sendi yang berhubungan dengan masyarakat melalui bahasa dan peristilahannya (Djajasudarma, 1993). Untuk mengetahui apakah dengan adanya perubahan proses morfemis dalam predikat sehingga menghasilkan substitusi letak unsur kalimat ke bagian tertentu, peneliti menggunakan rancangan penelitian eksperimen. Peneliti merancang manipulasi yang akan dilakukan pada variabel eksperimen dan melaksanakan kontrol yang ketat terhadap adanya proses morfemis dalam predikat yang muncul. Secara detil rancangan penelitian ini dijabarkan dalam (1) replikasi, yakni pengulangan eksperimen dasar terhadap pemakaian berbagai jenis pemarkah fokus pada verba. Hal ini berguna untuk memperlihatkan fenomena berulang terhadap pengaruh yang ditimbulkan. (2) Randomisasi, bermanfaat untuk meningkatkan validitas dan mengurangi bias utamanya dalam hal pembagian jenis-jenis pemarkah fokus yang dapat membentuk berbagai jenis fokus, (3) Kontrol internal, melakukan penimbangan dan pengelompokkan pemarkah fokus serta jenis fokus yang dihasilkan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 638, "width": 400, "height": 89, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan penutur BT sebagai populasi dan memilih penutur BT di desa gemeh sebagai populasi targetnya. Populasi target yang dipilih merupakan populasi yang dapat mewakili seluruh populasi target terhadap fenomena bahasa yang diteliti. Sampel yang digunakan sebanyak 10 orang, terdiri dari 5 orang mantan guru dan 5 orang lainnya merupakan tua-tua adat setempat. Penentuan sampel dilihat dari beberapa kriteria, yakni dari segi usia (60 tahun), memiliki kemampuan serta penguasaan psikis dan memiliki kemampuan dalam penguasaan bahasa (Spradley, 1979:).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 727, "width": 400, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan metode simak dan cakap dari Mahsun (2007:92). Metode simak digunakan untuk mengumpulkan data berupa jenis verba dan kalimat yang", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 35, "width": 165, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Santhet: Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora Vol. 8, No.1 November 2023-April 2024", "type": "Page header" }, { "left": 156, "top": 54, "width": 348, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available online at https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/santhet DOI: 10.36526/js.v3i2.3339", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 784, "width": 19, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "198", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 70, "width": 381, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research Article e-ISSN: 2541-6130 p-ISSN: 2541-2523", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 95, "width": 399, "height": 140, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "muncul dalam suatu pertuturan. Pada metode ini informan masih digeneralisir. Metode ini memiliki teknik-tekni seperti simak, simak libat cakap dan catat. Teknik simak dan simak libat cakap bertujuan untuk menyimak penggunaan verba dalam kalimat dengan fokus tertuju pada proses morfemis yang ada di dalamnya, sedangkan teknik catat berfungsi untuk mencatat setiap teridentifikasinya verba yang memiliki proses morfemis dan dapat menghasilkan proses substitusi unsur kalimat. Metode kedua ialah metode cakap. Pada metode ini kriteria informan sudah diberlakukan. Peneliti mengajukan berbagai bentuk kalimat untuk diterjemahkan. Setiap kalimat yang disodorkan untuk informan merupakan hasil metode pengumpulan data sebelumnya. Pemerolehan bentuk kalimat setelah diterjemahkan bergantung pada banyaknya unsur kalimat. Kataknlah kalimat yang berjenis transitif yang dapat dibentuk dua buah bentuk tanpa mengubah makna kalimatnya. Misalnya, ketika dilakukan proses pengaktifan dan pemasifan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 234, "width": 400, "height": 141, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode distribusional dari Subroto (2007:67) ialah metode yang dipakai untuk menganalisis data. Metode ini memiliki tiga buah tekni anaslisis data, yakni (1) teknik parafrasis, digunkan untuk melakukan substitusi unsur kalimat, (2) teknik urai unsur langsung, digunakan untuk membentuk kalimat ke dalam bentuk frasa. Teknik ini bertujuan untuk mengurai unsur klausa atau kalimat yang memiliki hubungan yang ketat. Misalnya penyatuan setiap unsur kalimat atau klausa yang termasuk dalam frasa verba. Teknik ini bertujuan juga untuk mengidentifikasi verba yang telah mengalami proses morfemis. (3) teknik urai unsur terkecil, digunakan untuk mengurai unsur-unsur pemarkah fokus yang melekat dalam verba. Penggunaan teori ini juga dapat berfungsi untuk mengurai pemarkah fokus yang masih berbentuk morfem ke dalam bentuk alomorf. Dalam BT ditemukan morfem /maN-/ yang ternyata dapat diurai lagi ke dalam bentuk /mam-/, /mamm-/, /man-/, /ma ƞ -/, dan /ma ƞƞ -/.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 387, "width": 119, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 400, "width": 24, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 413, "width": 399, "height": 101, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemarkah fokus (PF) yang mengandung aspek yang berperan dalam pembentukan fokus pelaku dapat berupa /mam-/, /mamm-/, /nam-/, /mam-,-e/, /mamm-, -e/, dan /nam-, -e/. Fonem yang bergaris bawah dalam morfem terikat itu menunjukkan aspek. /m/ untuk inseptif, /mm/ untuk progresif, /n/ untuk perfektif, sedangkan /-e/ berfungsi untuk penegasan pada masing-masing aspek. Pada analisis pembentukan fokus berikut, peneliti terfokus pada proses pengolahan dalam gramatikal, sehingga terlihat jelas adanya unsur lain yang langsung dapat berkedudukan di bagian depan kalimat sebagai fokus. Untuk lebih jelasnya, berikut ini diperlihatkan analisis parafrasis pada proses pembentukan fokus pelaku dengan menggunakan hasil pengolahan morfemis tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 517, "width": 269, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Pembentukan FP dengan PF mam-, aspek Inseptif m", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 527, "width": 400, "height": 77, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada gambar-gambar berikut ini terlihat bentuk verba puu’ ‘pukul’ yang dilekati oleh afiks /maN-/ yang karena proses morfemis (pembahasannya pada bagian pemarkah fokus) menjadi /mam-/. Dalam pemarkah fokus terdapat terdapat aspek insepetif m, yang menyatakan perbuatan baru akan dilaksanakan. Gambar berikut ini memperlihatkan adanya garis merah yang merujuk pada aspek, sedangkan biru pada unsur yang difokuskan. Petunjuk-petunjuk yang sama juga terjadi pada gambar-gambar yang mengikutinya. Berikut contoh pada Kalimat Transitif Aktif (KTA):", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 727, "width": 253, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan: Makna: ‘dia akan memukul anjing dengan tongkat di rumah itu’", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 35, "width": 165, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Santhet: Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora Vol. 8, No.1 November 2023-April 2024", "type": "Page header" }, { "left": 156, "top": 54, "width": 348, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available online at https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/santhet DOI: 10.36526/js.v3i2.3339", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 784, "width": 19, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "199", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 70, "width": 381, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research Article e-ISSN: 2541-6130 p-ISSN: 2541-2523", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 95, "width": 291, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Unsur langsung: /i tou/ /mamuu’ asu/ /{t}tatumma’i/ /su wałe ude/ Predikat: verba puu’ + maN-  mam- + Øuu’ = mamuu’ ‘akan memukul’", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 121, "width": 248, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Pembentukan FP dengan PF mam-, aspek Progresif mm", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 135, "width": 399, "height": 51, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar konstruksi kalimat berikut ini masih merujuk pada fokus pelaku. Dalam BT semua verba yang dilekati oleh afik (dalam hal ini prefiks) baik /maN-/ dan /naN-/ berfungsi untuk memarkahi fokus pelaku. Hal yang membedakannya ialah adanya aspek yang muncul. Gambar berikut ini menunjukkan aspek progresif m-m.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 324, "width": 309, "height": 51, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan: Makna: ‘dia sedang memukul anjing dengan tongkat di rumah itu’ Unsur langsung: /i tou/ /mammuu’ asu/ /{t}tatumma’i/ /su wałe ude/ Predikat: verba puu’ + maN-  mamm- + Øuu’ = mamuu’ ‘sedang memukul’", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 374, "width": 233, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Pembentukan FP dengan PF nam-, Aspek Perfektif n", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 387, "width": 400, "height": 63, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembentukan fokus ini masih merukuk pada fokus pelaku. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu afiks yang memarkahi fokus pelaku ialah /naN-/. Hal yang membedakannya dengan afiks /maN-/ yakni aspek. Afiks /naN-/ memiliki aspek perfektif n. pada analisis-analisis selanjutnya dapat dilihat pada proses perubahan bentuk verba dan aspek serta modus apa yang ditimbulkan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 573, "width": 330, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan: Makna: ‘dia telah memukul anjing dengan tongkat di rumah itu’ Unsur langsung: /i tou/ /namuu’ asu/ /{t}tatumma’i/ /su wałe ude/", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 611, "width": 292, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Predikat: verba puu’ + naN-  nam- + Øuu’ = namuu’ ‘telah memukul’", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 624, "width": 300, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Pembentukan FP dengan PF mam-, -e aspek Inseptif Penegasan m-e", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 743, "width": 52, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan:", "type": "Page footer" }, { "left": 156, "top": 35, "width": 165, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Santhet: Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora Vol. 8, No.1 November 2023-April 2024", "type": "Page header" }, { "left": 156, "top": 54, "width": 348, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available online at https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/santhet DOI: 10.36526/js.v3i2.3339", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 784, "width": 19, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "200", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 70, "width": 381, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research Article e-ISSN: 2541-6130 p-ISSN: 2541-2523", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 95, "width": 371, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Makna: ‘dia akan memukul anjing dengan tongkat di rumah itu’ Unsur langsung: /i tou/ /mamuu’e asu/ /{t}tatumma’i/ /su wałe ude/ Predikat: verba puu’ + maN-  mamm- + Øuu’ = mamuu’ ‘akan memukul’", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 134, "width": 320, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5) Pembentukan FP dengan PF mamm-, -e aspek Progresif Penegasan mm-e", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 285, "width": 360, "height": 51, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan: Makna: ‘dia sudah sedang memukul anjing dengan tongkat di rumah itu’ Unsur langsung: /i tou/ /mammuu’e asu/ /{t}tatumma’i/ /su wałe ude/ Predikat: verba puu’ + maN-,-e  mamm-, -e + Øuu’ = mamuu’ ‘sudah sedang memukul’", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 339, "width": 281, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6) Pembentukan FP dengan PF nam-,-e Aspek Sesatif n-e", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 490, "width": 52, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan:", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 503, "width": 400, "height": 76, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Makna: ‘dia telah memukul anjing dengan tongkat di rumah itu’ Unsur langsung: /i tou/ /namuu’e asu/ /{t}tatumma’i/ /su wałe ude/ Predikat: verba puu’ + naN-,-e  nam-,-e + Øuu’ = namuu’ ‘sudah telah memukul’. Berdasarkan data-data yang ditampilkan dapat dibuat suatu gambaran tentang bagaimana pola gramatikal dalam susuna kalimat yang mengandung fokus pelaku dan aspek di dalamnya, seperti yang terlihat pada gambar berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 162, "top": 744, "width": 303, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7. Distribusi Aspek pada bentuk Sistem Fokus Pelaku", "type": "Page footer" }, { "left": 156, "top": 35, "width": 165, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Santhet: Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora Vol. 8, No.1 November 2023-April 2024", "type": "Page header" }, { "left": 156, "top": 54, "width": 348, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available online at https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/santhet DOI: 10.36526/js.v3i2.3339", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 784, "width": 19, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "201", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 70, "width": 381, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research Article e-ISSN: 2541-6130 p-ISSN: 2541-2523", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 95, "width": 58, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 108, "width": 400, "height": 76, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menunjukkan dua jenis verba yakni verba berafiks dan berproses gabung dan dua jenis kalimat yakni tak transitif dan transitif yang berperan dalam proses pembentukan fokus. Jenis-jenis verba dan kalimat tersebut merupakan hasil dari adanya proses morfemis yang ada dalam predikat. Terdapat morfem terikat yang teridentifikasi bersamaan dengan adanya proses morfemis dimaksud. Morfem terikat itu ialah afiks dan bentuk ulang. Afiks dan bentuk ulang berfungsi sebagai pemarkah fokus. Karena morfem-morfem terikat inilah jenis fokus teranalisis.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 184, "width": 400, "height": 101, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di samping pemarkah fokus, ditemukan juga unsur sintaksis yang dapat melekat dalam predikat. Unsur sintaksis itu ialah aspek dan modus. Aspek bisa berjenis inseptif, progresif, perfektif, sesatif, inseptif penegasan, dan progresif penegasan, sedangkan modus yang ditemukan ada dua yakni modus optatif dan imperatif. Keempat unsur morfemis tersebut berperan dalam pembentukan fokus pelaku, meskipun sebenarnya aspek hanya berperan sebagai pemarkah waktu terjadinya suatu kejadian atau perbuatan, dan modus sebagai penggambaran suasana psikologis dari penutur. Baik aspek dan modus termasuk dalam pemarkah fokus, tapi bentuknya dapat terlihat melekat bersamaan dalam predikat.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 285, "width": 400, "height": 89, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa fokus pelaku hanya berlaku dalam kalimat aktif. Dalam BT, kalimat aktif ditandai dengan morfem /maN-/ dan /naN-/. Di dalam kedua afiks tersebut mengandung aspek inseptif, progresif, dan perfektif. Namun, apabila kedua afiks tersebut dipadankan lagi dengan sufiks /-e/ dalam sebuah predikat, maka akan ada aspek lain yang dihasilkan seperti inseptif penegasan, progresif penegasan dan sesatif. Dalam teori tentang aspek tidak mengenal aspek inseptif dan progresif penegasan. Namun fakta di daerah penelitian mengindikasikan adanya aspek lain selain yang ditampilkan dalam teori.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 373, "width": 400, "height": 139, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika dibandingkan, maka aspek BT dan bahasa Indonesia Manado (BIM) memiliki persamaan. BIM memiliki aspek mo- ‘akan’ dan ‘somo-’ ‘sudah akan’, sedangkan bahasa Talaud memiliki maN- ‘akan’ dan gabungan afiks maN-,-e ‘sudah akan’. Secara leksikal, pemaknaanya terdengar rancu dan tidak berterima, karena kedua aspek tersebut sebenarnya tidak dapat disatukan. Aspek yang satu menyatakan perbuatan telah selesai, sedangkan yang lainnya menyatakan perbuatan yang akan dilaksanakan. Lebih “parah” lagi dengan bentuk aspek bahasa Talaud naN-, -e. Dalam morfem naN- mengandung aspek perfektif (telah). Dengan ditambahkannya sufiks –e yakni sufiks yang menyatakan penegasan suatu tindakan, maknanya menjadi ‘sudah telah’. Pemaknaan unsur-unsur bahasa tersebut secara semantis tidak berterima. Namun, itulah temuan yang didapat di daerah penelitian, dan peneliti melihatnya sebagai keunikan tersendiri dari bahasa tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 512, "width": 400, "height": 114, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada dasarnya aspek maupun modus tidak dapat mengganggu proses pembentukan fokus, namun kedua unsur kalimat tersebut dianggap penting karna dengan adanya kedua unsur itu, pengolahan gramatikal dalam predikat terlihat lebih produktif. Proses analisis di atas memperlihatkan semua jenis fokus yang berposisi di depan kalimat. Baik jenis fokus yang berkategori nomina, maupun keterangan. Tiap jenis fokus yang ditampilkan akan memengaruhi perhatian penutur untuk tertuju pada unsur-unsur kalimat tersebut. Penutur dan petutur mengetahui bagian unsur mana dalam kalimat yang menjadi sasaran atau pusat pembicaraan. Fokus pelaku dalam bahasa Talaud terbilang mudah untuk diketahui letaknya. Dengan adanya proses morfemis dalam predikat, semua jenis fokus pasti selalu berada di bagian depan kalimat.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 626, "width": 400, "height": 126, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dilihat dari hasil penelitian, penyubstitusian unsur kalimat yang difokuskan dapat dikatakan tidak terlepas dari proses pengaktifan dan pemasifan kalimat. Proses pengaktifan menghasilkan kalimat aktif yang merujuk pada fokus pelaku, sedangkan proses pemasifan menghasilkan kalimat pasif yang merujuk pada semua nomina dan keterangan fokus yang berposisi setelah verba dalam keadaan kalimat masih berbentuk aktif. Nomina-nomina dan keterangan fokus itu ialah sasaran, alat, pelengkap, tempat dan waktu. Hasil tersebut sejalan dengan Pike (1972) tentang relasi sintaktik- semantis dan Samsuri (1994) tentang paradigma sintagmatik. Sesuai dengan teori-teori tersebut, peneliti menitikberatkan pada bagaimana proses morfemis dalam predikat dapat menyubstitusi letak unsur kalimat (dalam hal ini nomina, keterangan waktu dan tempat) di depan kalimat. Unsur-unsur kalimat dimaksud dapat berfungsi sebagai subjek, predikat, objek, pelengkap, keterangan tempat", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 35, "width": 165, "height": 18, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Santhet: Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora Vol. 8, No.1 November 2023-April 2024", "type": "Page header" }, { "left": 156, "top": 54, "width": 348, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available online at https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/santhet DOI: 10.36526/js.v3i2.3339", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 784, "width": 19, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "202", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 70, "width": 381, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research Article e-ISSN: 2541-6130 p-ISSN: 2541-2523", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 95, "width": 399, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan waktu. Selain predikat, semua unsur dapat disubstitusi letaknya. Dengan kata lain, predikatlah yang menyandang status penguasa bagi unsur-unsur lain, karena sifatnya yang tetap pada posisinya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 133, "width": 400, "height": 102, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiap pemarkah fokus memarkahi jenis fokusnya. Misalnya, jenis fokus pelaku yang dimarkahi oleh maN- dan naN- beraspek inseptif maka fokus sasarannya akan dimarkahi oleh –ła dengan aspek yang sama di dalamnya. Pemarkah fokus dalam BT terbilang banyak, apalagi di dalam pemarkah-pemarkah fokus tersebut memuat unsur-unsur sintaksis lain seperti aspek dan modus. Aspek yang digambarkan dalam hasil penelitian menunjukkan perilaku penutur yang jeli menerangkan atau menjelaskan kapan terjadinya suatu kejadian. Uniknya, pemaknaannya berada pada tataran gramatikal. Artinya, terdapat perbedaan dengan bahasa-bahasa lain yang memaknainya secara leksikal. Aspek-aspek tersebut ialah:", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 234, "width": 50, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Inseptif", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 247, "width": 399, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aspek ini berfungsi untuk digunakan penutur untuk menyatakan suatu perbuatan yang baru akan dilaksanakan. Aspek ini ditandati dengan /m/ pada distribusi pemarkah fokus /maN/. Pada prosesnya, fonem nasal kemudian berubah bunyi menjadi /m/.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 285, "width": 57, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Progresif", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 297, "width": 400, "height": 64, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam BT semua verba yang dilekati oleh afik (dalam hal ini prefiks) baik /maN-/ dan /naN- / berfungsi untuk memarkahi fokus pelaku. Hal yang membedakannya ialah adanya aspek yang muncul salah satu aspek progresif. Aspek ini berfungsi sebagai pemarkah waktu suatu kejadian yang sedang berlangsung. Jika pada aspek inseptif pola /maN/  /man/ maka pada aspek progresif berubah menjadi /mm/.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 361, "width": 54, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Perfektif", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 373, "width": 399, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aspek perfektif dalam bahasa Talaud memaknai sebuah kejadian yang telah terjadi/dilakukan. Polanya dapat terlihat bagaiman alomorf N pada morfem maN berubah menjadi /n/.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 411, "width": 98, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Inseptif Penegasan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 424, "width": 400, "height": 78, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aspek ini memiliki kemiripan makna dengan inseptif, tapi ternyata ada semacam makna lain yang ditimbulkan untuk mempertegas suatu kegiatan akan sesegera mungkin untuk dilakukan. Dari segi proses pembentukan, aspek inseptif penegasan terjadi pada tataran gramatikal total. Yang membuat unik ialah, apabila kombinasi morfem tersebut diterjemahkan ke bahasa lain akan menjadi bentuk- bentuk leksikal dengan pemaknaan yang sama. Buktinya dapat terlihat dari perbuhan alomorf N pada morfem maN menjadi /nn/ .", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 505, "width": 119, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Progresif Penegasan", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 518, "width": 401, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aspek ini berfungsi untuk mempertegas suatu kegiatan yang sedang berlangsung. Apabila diindonesiakan akan bermakna ‘sudah sedang’ dengan kombinasi dua morfem bebas yang memiliki makna berbeda. Namun, terlihat unik kalau dibandingkan dengan bentuk aspek yang telah dipaparkan pada bagian hasil penelitian. Prosesnya terjadi pada tataran morfologi dan maknanya muncul bersamaan dengan proses afiksasi.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 601, "width": 54, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Sesatif", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 615, "width": 400, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aspek ini berfungsi untuk menerangkan suatu kejadian yang sudah selesai dilakukan, namun ada makna tambahan untuk menegaskan bahwa kejadian itu sudah benar-benar terlaksana. Makna terjemahan ke dalam bahasa Indonesia akan terkesan rancu karena menggambarkan dua kata yang mirip yakna sudah telah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 680, "width": 46, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENUTUP", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 693, "width": 399, "height": 63, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses distribusi lima buah aspek dalam pembentukan fokus pelaku dalam bahasa Talaud berfungsi sebagai penanda waktu kapan dilaksanakannya sebuah aktivitas. Unsur bahasa itu terbentuk akibat adanya hubungan antara predikat dan morfem-morfem terikat pada skala verba. Dari segi fungsi, sebuah morfem verba ini dapat berafiliasi baik sebagai pemarkah fokus maupun aspek, yakni unsur bahasa yang menjelaskan waktu terjadinya suatu aktivitas. Dalam penelitian ini", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 35, "width": 165, "height": 18, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Santhet: Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora Vol. 8, No.1 November 2023-April 2024", "type": "Page header" }, { "left": 156, "top": 54, "width": 348, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available online at https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/santhet DOI: 10.36526/js.v3i2.3339", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 784, "width": 19, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "203", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 70, "width": 381, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research Article e-ISSN: 2541-6130 p-ISSN: 2541-2523", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 95, "width": 399, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pun menggambarkan pengungkapan fokus secara gramatikal (bukan secara leksikal atau gramatikal sebagian). Penelitian ini masih dapat dilanjutkan dengan pendokumentasian aspek-aspek yang berada pada tataran fokus lain, seperti fokus tempat, pelaku, waktu dan keterangan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 146, "width": 86, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 171, "width": 399, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bawole, G. 1993. Sistem Fokus Bahasa Bantik. Disertasi Program Pascasarjana Universitas Inonesia. Universitas Indonesia Jakarta. Hal 4-10.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 196, "width": 399, "height": 51, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chaer, A. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Djajasudarma, F. 1993. Metode Linguistik.Bandung: Rafika Aditama. Heageman, L. 1991. Introduction to Government and Binding Theory. Cambridge. Cambridge University Press.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 247, "width": 287, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keraf, G. 1990. Linguistik Bandingan Tipologis. Jakarta: PT. Gramedia.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 260, "width": 399, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kridalaksana, Harimurti. 1994. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 285, "width": 399, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode dan Tekniknya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 310, "width": 295, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Matthews, P. H. 1978. Morphology. London. Cambridge University Press.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 323, "width": 399, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mulyono, I. 2013. Morfologi: Teori dan Sejumput Problematik Terapannya. Bandung: Yrama Widya. Naylor, P. B. 1978. Toward Focus in Austronesian, in S.A. Wurm dan Lois Carrington (eds.) : 395- 443", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 361, "width": 399, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nida, E.H. 1970. Morphology: The Descriptive Analysis of Words. Ann Arbor: The University of Michigan Press.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 386, "width": 365, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pike, K. L. 1972. A Syntatic Paradigm. Arlington: University of Texas. Putrayasa. 2012. Tata Kaliamat Bahasa Indonesia Edisi Revisi. Singaraja: Refika Aditama. Samsuri. 1994. Analisis Bahasa. Jakarta: Erlangga.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 424, "width": 391, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sneddon, H.N. 1970. The Language of Minahasa, North Celebes”, Oceanic Linguistics 9/1 :11-36 Sprdley, JP. 1979. The Ethnographic Interview: New York: Holt, Reinhart and Winston.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 462, "width": 399, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Subroto, E. 2007. Pengantar Metode Penelitian Struktural. Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 487, "width": 292, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uhlenbeck, E.M. 1953. The Study of Word Classes in Javanese. Lingua.", "type": "Text" } ]
1ba6aedb-aa6c-8da6-053a-6ee347ed8125
https://e-journal.unair.ac.id/JKL/article/download/9177/5166
[ { "left": 299, "top": 797, "width": 11, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "82", "type": "Page footer" }, { "left": 98, "top": 82, "width": 417, "height": 54, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN FISIK ASRAMA DENGAN KENYAMANAN BELAJAR KELAYAN ASRAMA I DI POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA TAHUN 2013", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 147, "width": 436, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "The Correlation Between Environment in Dormitory with a Convenience of Learning Dormitory Inhabitant in Dormitory I of Yogyakarta Health Polytechnic 2013", "type": "Text" }, { "left": 249, "top": 192, "width": 112, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Hasna Kurnia Nova Rosda", "type": "Section header" }, { "left": 168, "top": 204, "width": 274, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 259, "width": 471, "height": 198, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Abstrak: Asrama tidak hanya tempat pemondokan bagi mahasiswa, namun juga digunakan sebagai tempat pembentukan mental, moril dan sikap kedisiplinan. Survey pendahuluan menunjukkan pencahayaan tidak memenuhi syarat sebesar 31,05 lux dan kelembapan tidak memenuhi syarat sebesar 82,5% sedangkan suhu memenuhi syarat sebesar 26°C dan responden menyatakan tidak nyaman. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara lingkungan fi sik asrama dengan kenyamanan belajar kelayan asrama I di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Tahun 2013. Metode penelitian yaitu survey dengan pendekatan cross sectional . Lokasi penelitian di Asrama I Poltekkes Kemenkes Yogyakarta dengan responden sebanyak 50 kelayan pada 50 kamar. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah lingkungan fi sik (pencahayaan, suhu, dan kelembapan), variabel terikat dalam penelitian ini adalah kenyamanan belajar. Hasil penelitian dianalisis menggunakan chi-square dengan taraf signi fi kan 5%. Hasil penelitian menunjukkan pencahayaan yang tidak memenuhi syarat ada 26 kamar (52,0%), suhu yang tidak memenuhi syarat ada 27 kamar (54,0%), kelembapan yang tidak memenuhi syarat 26 ada kamar (52,0%), dan 25 responden menyatakan tidak nyaman (50,0%). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada hubungan yang bermakna antara pencahayaan dengan kenyamanan belajar kelayan. Ada hubungan yang bermakna antara suhu dengan kenyamanan belajar kelayan. Ada hubungan yang bermakna antara kelembapan dengan kenyamanan belajar kelayan. Saran untuk kelayan asrama, menata fasilitas asrama agar tidak menutupi arah datangnya pencahayaan alami atau buatan, dan membuka jendela kamar asrama pagi hari dan siang hari, serta menutup jendela pada malam hari supaya udara tidak lembab. Bagi pengelola asrama, agar menambahkan fasilitas kipas angin untuk mengurangi udara panas.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 465, "width": 216, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Kata kunci: asrama, lingkungan, kenyamanan belajar", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 491, "width": 471, "height": 175, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Abstract: Dormitory is not only place for lodging college students, but also used as a place of forming mental, moral discipline and attitude. Preliminary survey showed lighting 31.05 lux was not ful fi lled and humidity 82.5% was not ful fi lled while the temperature 26°C was ful fi lled and respondents said uncomfortable. The study was done in order to know the correlation between environment (lighting, temperatures, and humidity) in dormitory with a convenience of learning dormitory inhabitant in dormitory I of Yogyakarta Health Polytechnic 2013. The method of research was cross sectional approach. The location of research was in dormitory I of Yogyakarta Health Polytechnic with respondents were 50 dormitory in 50 rooms. Independent variable were environment (lighting, temperatures, and humidity) dependent variable was convenient learn. It was analyzed using standard chi-square with signi fi cant 5%. The results showed that the lighting not ful fi lled were 26 rooms (52.0%), the temperature not ful fi lled were 27 rooms (54.0%), humidity not ful fi lled were 26 rooms (52.0%), and 25 respondents (50.0%) said uncomfortable. It is concluded that there is a signi fi cant correlation between lighting with a convenience of learning. Signi fi cant correlation between temperatures with a convenience of learning. Signi fi cant correlation between humidity with a convenience of learning. It is suggested to set the dormitory’s facilities for dormitoring inhabitant. In order to not close the natural and arti fi cial light’s direction, to open the dormitory window at the morning and afternoon, and also to close the windows at night so the air is not humid circumstances. For the administrator of the dormitory, to add a fan in order to reduce heat.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 674, "width": 207, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Keywords: dormitory, environment, comfort learning", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 707, "width": 76, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 726, "width": 227, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Pendidikan tenaga kesehatan harus mampu membentuk tenaga kesehatan yang berkualitas yang digambarkan sebagai tenaga", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 707, "width": 224, "height": 64, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "kesehatan yang memiliki kompetensi, karakteristik personal, yang memahami dinamika psikososial dan lingkungan kultural. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta menyediakan asrama dalam rangka menumbuhkan pribadi mandiri yang berbudaya.", "type": "Text" }, { "left": 527, "top": 48, "width": 11, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "83", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 48, "width": 311, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "H K N Rosda, Hubungan antara Lingkungan Fisik Asrama dengan Kenyamanan Belajar", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 83, "width": 227, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Asrama merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan, dikarenakan asrama tidak hanya tempat pemondokan bagi mahasiswa, namun juga digunakan sebagai tempat pembentukan mental, moril dan sikap kedisiplinan supaya dapat membentuk mahasiswa yang disiplin dan beretika tinggi (Herawati dkk ,2010).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 174, "width": 226, "height": 207, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Ruang belajar yang ergonomis dapat memunculkan rasa nyaman dalam melakukan aktivitas, namun saat ini kaidah-kaidah ergonomi belum diterapkan dalam mendesain ruang belajar dengan perangkat yang mendukungnya (Sutajaya, 2007). Manusia mempunyai kondisi fi sik tertentu di sekitar yang dianggap nyaman yaitu suatu kondisi udara termal ruangan yang tidak mengganggu tubuh. Suhu ruangan yang sangat rendah dapat mengakibatkan kedinginan atau menggigil, sehingga menurunkan kemampuan beraktivitas, untuk suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bertambahnya panas tubuh sehingga tubuh menjadi mudah berkeringat, akibatnya dapat mengurangi konsentrasi belajar dan kenyamanan belajar dalam ruangan yang digunakan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 382, "width": 224, "height": 64, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Kenyamanan proses belajar mengajar salah satunya ditentukan oleh keadaan lingkungan tempat di mana proses tersebut terjadi. Suhu ruangan dan kelembapan nisbi ruangan dinilai sangat memengaruhi kelancaran proses belajar.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 447, "width": 224, "height": 77, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Suhu yang sangat panas atau dingin dan tingkat kelembapan yang tinggi menyebabkan ketidaknyamanan bagi pengguna ruangan. Maka dari itu perlu adanya pemecahan masalah apabila suhu ruangan dan kelembapan tidak memenuhi syarat (Marsidi, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 525, "width": 224, "height": 103, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Kelembapan yang tinggi dapat mengganggu mekanisme pelepasan darah di dalam tubuh. Kelembapan yang rendah dapat menyebabkan kekeringan selaput lendir. Suhu dan kelembapan ruangan yang memenuhi syarat dalam udara kamar berkisar 18–30°C, sedangkan kelembapan yang baik digunakan dalam udara kamar berkisar 40–60% (Kemenkes RI, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 629, "width": 226, "height": 129, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Pencahayaan sangat berpengaruh terhadap kenyamanan belajar, pencahayaan yang baik tidak akan merusak mata dan menimbulkan kelelahan mata. Pencahayaan yang buruk tentunya mengakibatkan terganggunya kenyamanan, sehingga minat untuk belajar dapat menurun. Pencahayaan buatan sangat membantu dalam belajar dikarenakan pencahayaan buatan dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing ruangan. Pencahayaan yang baik dengan", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 83, "width": 224, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "intensitas sebesar 100 lux menurut WHO tahun 1979 untuk ruang belajar (Riviwanto dkk, 2011.)", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 109, "width": 224, "height": 116, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Poltekkes Kemenkes Yogyakarta merupakan institusi kesehatan yang terdiri dari enam jurusan, yaitu Jurusan Kebidanan, Analis Kesehatan, Keperawatan, Kesehatan Gigi, Gizi dan Kesehatan Lingkungan. Dari enam jurusan tersebut ada tiga jurusan yang mahasiswanya menempati kamar Asrama I Poltekkes Kemenkes Yogyakarta yaitu jurusan Keperawatan, Gizi dan Kesehatan Lingkungan.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 226, "width": 224, "height": 103, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Penelitian sejenis yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa suhu, kelembapan dan pencahayaan ruang kelas di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta yang tidak sesuai dengan standar (Harnindya, 2011). Penelitian lainnya menunjukkan bahwa suhu, kelembapan dan pencahayaan dapat memengaruhi tingkat kelelahan kerja pembatik (Winarsih, 2011)", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 330, "width": 225, "height": 220, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan di kamar Asrama I Poltekkes Kemenkes Yogyakarta pada tanggal 13 Februari 2012, pukul 18.00–20.00 WIB yang disesuaikan dengan ketentuan jam belajar masyarakat (Dikpora DIY, 2010), maka dengan mengambil sampel sebanyak 10 kamar asrama secara random, didapatkan hasil rata-rata pencahayaan 31,05 lux yang berarti kurang dari NAB pencahayaan. Rata-rata hasil pengukuran kelembapan dari 10 kamar yaitu 82,5% yang berarti melebihi NAB. Rata-rata hasil pengukuran suhu dari 10 kamar yaitu 26°C yang berarti memenuhi NAB. Berdasarkan hasil wawancara menggunakan kuesioner kepada 10 responden mereka menyatakan bahwa belajar di asrama terpadu Poltekkes Kemenkes Yogyakarta tidak nyaman (Rosda, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 551, "width": 224, "height": 64, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Berdasarkan pengukuran di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan antara Lingkungan Fisik Asrama dengan Kenyamanan Belajar Kelayan Asrama I di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Tahun 2013”.", "type": "Text" }, { "left": 376, "top": 635, "width": 105, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 654, "width": 224, "height": 104, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Jenis penelitian ini bersifat survei dengan pendekatan cross sectional. Waktu pengumpulan data pada tanggal 21 Mei 2013–30 Mei 2013, dengan waktu pengambilan data pada pagi hari pukul 05.00–07.00 WIB, siang hari pukul 12.00–14.00 WIB dan malam hari pukul 18.00– 20.00 WIB. Lokasi pengambilan sampel berada di Asrama I Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 48, "width": 11, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "84", "type": "Page header" }, { "left": 312, "top": 48, "width": 226, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 9, No. 1 Januari 2017: 82–91", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 83, "width": 224, "height": 103, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Populasi dalam penelitian ini adalah kelayan Asrama I di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta yang berjumlah 200 kelayan pada 50 kamar. Sampel dalam penelitian ini adalah 50 kelayan dari 50 kamar dengan catatan 1 kamar satu responden yang dipilih dengan menggunakan Simple Random Sampling dengan cara mengundi anggota populasi (Notoatmodjo, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 187, "width": 226, "height": 181, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Variabel bebas dalam penelitian ini adalah lingkungan fisik (pencahayaan, suhu dan kelembapan). Sedangkan untuk variabel terikatnya adalah kenyamanan belajar. Alat yang digunakan untuk pengukuran pencahayaan adalah lux meter digital, pencahayaan yang diukur adalah pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu dan kelembapan adalah thermohigrometer digital. Data yang dikumpulkan menggunakan metode wawancara dengan responden yaitu kelayan Asrama I di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta dan menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 369, "width": 227, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Hasilnya dianalisis secara deskriptif dan analitik. Analisis deskriptif untuk menggambarkan hasil klasifikasi data yang diperoleh dari pengukuran dan pemberian kuesioner kenyamanan belajar yang kemudian akan ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan gra fi k dan tabel.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 460, "width": 224, "height": 77, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Analisis statistik untuk mengetahui hubungan antara lingkungan fi sik (pencahayaan, suhu dan kelembapan) dengan kenyamanan belajar kelayan Asrama I di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta menggunakan uji statistik yaitu Chi-Square dengan derajat kepercayaan 95% ( α = 0,05).", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 557, "width": 128, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 584, "width": 190, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Lingkungan Fisik Asrama I di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 2013", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 616, "width": 224, "height": 155, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Lingkungan fi sik asrama yang dimaksudkan adalah pencahayaan, suhu dan kelembapan. Berdasarkan tabel 1, hasil rata-rata pengukuran pencahayaan yang telah dilakukan pada 50 kamar di pagi hari, siang dan malam hari didapatkan sebanyak 26 kamar atau sebesar 52,0% tidak memenuhi syarat pencahayaan yang baik untuk ruang belajar yaitu 100 lux (Riviwanto dkk, 2011). Pada saat dilakukan pengukuran pencahayaan di siang hari lampu kamar asrama tetap dihidupkan karena di beberapa kamar asrama sinar matahari tidak dapat masuk (Rosda, 2013).Sebanyak 25", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 83, "width": 224, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "responden (50,0%) menyatakan tidak nyaman belajar terhadap pencahayaan di kamar asrama yang tidak memenuhi syarat.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 122, "width": 224, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Setelah dilakukan uji statistik dengan taraf signifikan 5% atau derajat kepercayaan 95%, diperoleh nilai p = 0,00 (p < 0,05) yang berarti bahwa ada hubungan yang bermakna antara pencahayaan dengan kenyamanan belajar kelayan Asrama I di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Tahun 2013.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 213, "width": 224, "height": 129, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Asrama telah memiliki daya listrik dengan lampu yang sama pada setiap kamar. Menurut sebagian besar kelayan asrama kurang terang maka lampu yang terdapat pada masing- masing kamar diganti oleh sebagian kelayan sehingga kamar asrama memiliki daya lampu yang berbeda. Beberapa kelayan asrama juga memiliki lampu belajar, daya lampu dan lampu belajar ini berpengaruh terhadap hasil pengukuran pencahayaan (Rosda, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 343, "width": 224, "height": 194, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Letak kamar yang berbeda arahnya juga berpengaruh terhadap pencahayaan. Kamar yang jendelanya menghadap ke arah selatan banyak yang tidak memenuhi syarat, hal ini dikarenakan pencahayaan alami saat pengukuran pagi dan siang hari terhalang oleh gedung aula asrama yang terletak di sebelah selatan asrama putra. Gedung asrama yang jendelanya menghadap ke arah barat terhalang oleh tempat parkir sepeda roda 2 yang terdapat di tengah asrama, sehingga cahaya matahari tidak dapat masuk (Rosda, 2013). Jendela dan pintu didesain ke arah matahari terbit atau di sebelah timur, supaya cahaya atau sinar matahari tersebut dapat masuk ke dalam ruangan (Prasetya, 2005).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 538, "width": 225, "height": 155, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Kondisi asrama lainnya yang menyebabkan pencahayaan yang tidak memenuhi syarat adalah lantai asrama, cat pintu, dan jendela asrama yang gelap sehingga dapat menyerap sinar matahari di pagi atau siang hari. Kelayan asrama sebagian besar tidak membuka jendela pada pagi hari dan siang hari, selain itu jendela kamar kelayan sebagian besar di tempel kertas, sehingga cahaya matahari pada pagi dan siang hari tidak dapat masuk dan mengurangi hasil pengukuran pencahayaan karena terhalang oleh benda (Rosda, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 694, "width": 225, "height": 77, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Peletakan fasilitas kamar asrama yang tidak sesuai, seperti meja, kursi, almari pakaian, dan tempat tidur kelayan asrama. Meja belajar di sebagian kamar kelayan yang seharusnya digunakan untuk belajar tidak digunakan dengan baik dan hanya digunakan untuk peletakan barang", "type": "Text" }, { "left": 527, "top": 48, "width": 11, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "85", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 48, "width": 311, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "H K N Rosda, Hubungan antara Lingkungan Fisik Asrama dengan Kenyamanan Belajar", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 377, "width": 225, "height": 194, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "seperti piring, gelas dan pakaian kotor. Barang tersebut dapat menyebabkan terhalangnya pencahayaan alami dan buatan yang seharusnya dapat digunakan untuk membaca dengan baik di meja belajar, sehingga sebagian besar kelayan asrama banyak yang tidak menggunakan fasilitas seperti meja belajar, dan mereka lebih memilih belajar di lantai tengah ruangan kamar (Rosda, 2013). Beberapa hal tersebut yang menyebabkan pencahayaan di kamar asrama tidak memenuhi syarat. Menurut Slameto (2010), ruang belajar harus bersih, tidak ada bau-bauan yang mengganggu pikiran. Meja tulis harus bersih dan jangan penuh dengan barang yang tidak diperlukan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 572, "width": 226, "height": 142, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Sebagian besar mahasiswa membawa makanan ke dalam kamar, sehingga peralatan yang digunakan untuk makan diletakkan di atas meja kamar asrama. Berdasarkan peraturan dan tata tertib asrama, kelayan asrama tidak boleh meletakkan pakaian, handuk, kain, di kursi dan di atas meja belajar. Peraturan asrama mengharuskan mahasiswa makan di ruang makan yang sudah disediakan, dan tidak diperkenankan membawa dan menyimpan peralatan dapur di kamar asrama (Herawati dkk, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 715, "width": 225, "height": 51, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Berdasarkan hasil kuesioner kenyamanan belajar, dapat diketahui bahwa dari 50 kelayan sebagian besar (70,0%) atau sebanyak 35 orang kelayan merasakan pencahayaan tidak", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 377, "width": 225, "height": 116, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "redup, sebagian lainnya (30,0%) atau sebanyak 15 orang kelayan merasakan pencahayaan redup. Hasil dari kuesioner responden yang merasakan pencahayaan redup sesuai dengan hasil pengukuran pencahayaan di kamar yang tidak memenuhi syarat pencahayaan ruang belajar dikarenakan daya lampu yang terdapat pada kamar tidak sesuai digunakan untuk belajar (Rosda, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 494, "width": 225, "height": 142, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Berdasarkan hasil kuesioner kenyamanan belajar, dapat diketahui bahwa dari 50 kelayan sebagian besar (94,0%) atau sebanyak 47 orang kelayan tidak merasakan pencahayaan menyilaukan, sedangkan sebagian lainnya (6,00%) atau sebanyak 3 orang kelayan merasakan pencahayaan menyilaukan. Pencahayaan tidak menyilaukan yang dirasakan oleh sebagian besar responden tersebut dikarenakan kamar asrama memiliki lampu yang kurang terang (Rosda, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 637, "width": 225, "height": 142, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Berdasarkan hasil kuesioner kenyamanan belajar, dapat diketahui bahwa dari 50 kelayan sebagian besar (62,0%) atau sebanyak 31 orang kelayan tidak merasakan mata pedih di saat belajar, sedangkan sebagian lainnya (38,0%) atau sebanyak 19 orang kelayan merasakan mata pedih di saat belajar, bagi responden yang merasakan mata pedih di saat membaca dikarenakan berdasarkan hasil pengukuran pencahayaan di kamar tersebut tidak memenuhi syarat pencahayaan ruang belajar.", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 83, "width": 33, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Tabel 1.", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 95, "width": 431, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Hubungan antara Lingkungan Fisik dengan Kenyamanan Belajar Kelayan Asrama I di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Tahun 2013", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 130, "width": 443, "height": 226, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Lingkungan Fisik Kenyamanan Belajar Jumlah P value Nyaman Tidak Nyaman n % n % n % Pencahayaan 0,00 Memenuhi Syarat 20 83,3 4 16,7 24 100,0 Tidak Memenuhi Syarat 5 19,2 21 80,8 26 100,0 Jumlah 25 50,0 25 50,0 50 100,0 Suhu 0,00 Memenuhi Syarat 18 81,5 5 18,5 23 100,0 Tidak Memenuhi Syarat 7 13.0 20 87,0 27 100,0 Jumlah 25 50,0 25 50,0 50 100,0 Kelembapan 0,00 Memenuhi Syarat 22 91,7 2 8,3 24 100,0 Tidak Memenuhi Syarat 3 11,5 23 88,5 26 100,0 Jumlah 25 50,0 25 50,0 50 100,0", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 48, "width": 11, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "86", "type": "Page header" }, { "left": 312, "top": 48, "width": 226, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 9, No. 1 Januari 2017: 82–91", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 83, "width": 225, "height": 129, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Kurangnya pencahayaan akan merusak mata sehingga pencahayaan harus ditata dengan cermat (Akmal, 2003). Dampak pencahayaan menurut Riviwanto, dkk (2011) antara lain menimbulkan keluhan pada mata, mengganggu kenyamanan sekaligus menurunkan produktivitas seseorang. Pencahayaan yang sangat terang akan mengakibatkan kesilauan, sehingga benda yang dilihat menjadi tidak jelas sehingga menimbulkan perasaan yang tidak nyaman pada mata.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 213, "width": 226, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Upaya yang dapat dilakukan supaya pencahayaan kamar asrama terang untuk digunakan sebagai ruang belajar adalah dengan melakukan penataan fasilitas dan barang di kamar asrama, fasilitas tidak menutup arah datangnya cahaya, baik cahaya alami maupun cahaya buatan dari lampu (Rosda, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 304, "width": 225, "height": 220, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Hasil dari pengukuran suhu yang telah dilakukan di pagi hari, siang dan malam hari berdasarkan tabel 1 yaitu dari 50 kamar didapatkan rata-rata suhu pagi hari, siang hari dan malam hari sebanyak 27 kamar atau sebesar (54,0%) tidak memenuhi syarat sesuai dengan peraturan Kepmenkes RI Nomor 1077 tahun 2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah yang menyatakan bahwa suhu yang memenuhi syarat berkisar antara 18-30 0 C. Dari 50 orang responden (kelayan) yang diteliti, sebagian (50,0%) atau sebanyak 25 orang kelayan menyatakan tidak nyaman terhadap suhu yang terdapat di kamar asrama yang tidak memenuhi syarat, sedangkan sebagian lainnya (50,0%) atau sebanyak 25 orang kelayan menyatakan nyaman terhadap suhu di kamar asrama.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 525, "width": 224, "height": 77, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Setelah dilakukan uji statistik dengan taraf signifikan 5% atau derajat kepercayaan 95%, diperoleh nilai p = 0,00 (p < 0,05) yang berarti bahwa ada hubungan yang bermakna antara suhu dengan kenyamanan belajar kelayan Asrama I di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Tahun 2013.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 603, "width": 226, "height": 155, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Penyebab suhu tinggi pada sebagian kamar asrama dikarenakan saat dilakukan pengukuran suhu cuaca dalam keadaan panas. Suhu yang tinggi di beberapa kamar asrama selain disebabkan karena cuaca juga disebabkan oleh ventilasi yang tertutup oleh plastik, sehingga sirkulasi udaranya tidak lancar (Rosda, 2013). Menurut Riviwanto, dkk (2011), menyatakan bahwa aliran udara jangan sampai terhalang oleh barang misalnya seperti lemari, dinding sekat dan barang lain. Kelayan asrama sebagian besar juga tidak membuka jendela sehingga jendela", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 83, "width": 225, "height": 116, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "yang tidak terbuka tersebut berpengaruh terhadap pertukaran udara yang dapat memengaruhi tingginya suhu udara. Matahari juga sangat terik saat pengukuran suhu pada siang hari, sehingga suhu pada siang hari meningkat dan memengaruhi hasil rata-rata pengukuran suhu di pagi hari dan malam hari (Rosda, 2013). Sinar matahari yang berlebihan akan mengakibatkan peningkatan suhu (Mediastika, 2005).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 200, "width": 224, "height": 155, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Suhu yang tinggi tersebut juga disebabkan oleh barang kelayan asrama yang sangat banyak dan memenuhi ruangan, seperti pakaian dan barang lain yang tidak diperbolehkan untuk dibawa ke kamar asrama (Rosda, 2013). Kelayan asrama hanya diperbolehkan membawa pakaian seragam kuliah 3 pasang, pakaian batik 1 pasang, pakaian ekstrakurikuler 2 pasang, jas mahasiswa 1 buah, jas laboratorium 1 buah, pakaian olah raga 1 pasang, pakaian pesiar 2 pasang, pakaian tidur 2 pasang, pakaian taqwa 1 pasang, pakaian dalam secukupnya (Herawati, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 356, "width": 226, "height": 246, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Berdasarkan tabel 1 hasil kuesioner kenyamanan belajar, dapat diketahui bahwa dari 50 kelayan sebagian besar (52,0%) atau sebanyak 26 orang kelayan merasakan panas, sedangkan sebagian lainnya (48,0%) atau sebanyak 24 orang kelayan tidak merasakan panas. Hasil dari kuesioner responden yang merasakan panas tersebut dikarenakan waktu pengisian kuesioner adalah pagi hari saat cuaca panas, panas yang dirasakan oleh sebagian kelayan tersebut sesuai dengan hasil pengukuran suhu yang tinggi pada kamar asrama. Berdasarkan hasil kuesioner kenyamanan belajar, dapat diketahui bahwa dari 50 kelayan sebagian besar (66,0%) atau sebanyak 33 orang kelayan tidak merasakan dingin, sedangkan sebagian lainnya (34,0%) atau sebanyak 17 orang kelayan merasakan dingin. Hasil tersebut sesuai dengan hasil pengukuran suhu yang tinggi pada kamar kelayan asrama.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 603, "width": 224, "height": 103, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Kenyamanan proses belajar salah satunya ditentukan oleh keadaan lingkungan tempat dimana proses tersebut dilakukan. Suhu ruangan dan kelembapan nisbi ruangan dinilai sangat memengaruhi kelancaran proses tersebut. Suhu yang panas atau dingin dan tingkat kelembapan yang tinggi menyebabkan ketidaknyamanan bagi pengguna ruang (Marsidi, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 707, "width": 225, "height": 51, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Dampak dari suhu ruangan yang tinggi dapat mengakibatkan bertambahnya panas tubuh sehingga tubuh menjadi mudah berkeringat, akibatnya dapat mengurangi konsentrasi belajar", "type": "Text" }, { "left": 527, "top": 48, "width": 11, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "87", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 48, "width": 311, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "H K N Rosda, Hubungan antara Lingkungan Fisik Asrama dengan Kenyamanan Belajar", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 83, "width": 224, "height": 220, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "dan kenyamanan belajar dalam ruangan yang digunakan. Suhu udara secara alami pada kamar tidur tergantung dari bukaan pada kamar yang berupa lubang ventilasi udara dan jendela yang dapat meneruskan sinar matahari dan udara ke dalam ruangan. Agar kamar tidur menjadi tempat yang nyaman maka suhu udara harus disesuaikan dengan kebutuhan tubuh manusia yaitu tidak terlampau panas atau dingin. Dampak dari suhu ruangan yang rendah dapat mengakibatkan kedinginan atau menggigil, sehingga menurunkan kemampuan beraktivitas, untuk suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bertambahnya panas tubuh sehingga tubuh menjadi mudah berkeringat, akibatnya dapat mengurangi konsentrasi belajar dan kenyamanan belajar dalam ruangan yang digunakan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 304, "width": 227, "height": 142, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi peningkatan suhu yang terdapat pada kamar asrama adalah dengan menaati aturan yang telah ditetapkan oleh pihak pengelola asrama salah satunya dengan membawa pakaian secukupnya supaya tidak menumpuk banyak. Membuka jendela setiap pagi dan siang hari supaya sirkulasi udara lancar dan suhu yang tinggi dapat berkurang. Upaya lainnya adalah dengan menambah kipas angin pada masing- masing ruangan (Rosda, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 447, "width": 225, "height": 207, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Hasil Pengukuran kelembapan berdasarkan tabel 1 yang telah dilakukan pada 50 kamar di pagi hari, siang hari dan malam hari didapatkan sebanyak 26 kamar atau sebesar 52,0% tidak memenuhi syarat sesuai dengan peraturan Kepmenkes RI Nomor 1077 tahun 2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah yang menyatakan bahwa kelembapan yang memenuhi syarat berkisar antara 40-60%. Dari 50 orang responden (kelayan) yang diteliti, sebagian (50,0%) atau sebanyak 25 orang menyatakan tidak nyaman terhadap kelembapan di kamar asrama yang tidak memenuhi syarat, sedangkan sebagian lainnya (50,0%) atau sebanyak 25 orang menyatakan nyaman terhadap kelembapan di kamar asrama.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 655, "width": 224, "height": 90, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Setelah dilakukan uji statistik dengan taraf signifikan 5% atau derajat kepercayaan 95%, diperoleh nilai p = 0,00 (p < 0,05) yang berarti bahwa ada hubungan yang bermakna antara kelembapan dengan kenyamanan belajar kelayan Asrama I di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Tahun 2013.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 83, "width": 224, "height": 220, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Kelembapan yang tinggi ini disebabkan oleh kurangnya sinar matahari yang masuk pada ruang kamar asrama. Kelembapan yang tinggi pada sebagian ruang kamar asrama ini berdampak pada cat tembok asrama yang berjamur dan mengelupas, sehingga kenyamanan belajar pada kelayan asrama berkurang dikarenakan kondisi lingkungan yang tidak kondusif (Rosda, 2013). Kelembapan dalam unsur bangunan terjadi akibat penyusupan air hujan ke dalam material atap dan dinding karena daya kapiler dari bahan itu sendiri. Dampak dari kelembapan yang berlebihan akan menyebabkan jamur, dan lumut berkembang, daya isolasi panas pada dinding berkurang, ketahanan bahan bangunan berkurang, logam berkarat dan kayu membusuk, serta estetika berkurang karena cat yang mengelupas (Prasetya, 2005).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 304, "width": 224, "height": 233, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Kelembapan yang tinggi juga dipengaruhi oleh cuaca pada saat pengukuran, waktu pengukuran kelembapan sebagian dilakukan saat cuaca panas dan sebagian lagi dilakukan saat cuaca mendung dan hujan, sehingga cuaca sangat memengaruhi rata-rata hasil pengukuran kelembapan. Kamar kelayan yang jendelanya menghadap ke arah selatan banyak yang tidak memenuhi syarat, hal ini dikarenakan pencahayaan alami saat pengukuran kelembapan pagi dan siang hari terhalang oleh gedung aula asrama yang terletak di sebelah selatan asrama putra. Gedung asrama yang jendelanya menghadap ke arah barat sebagian besar terhalang oleh tempat parkir sepeda roda 2 yang terdapat di tengah asrama, sehingga cahaya matahari tidak dapat masuk. Kurangnya sinar matahari yang masuk dapat meningkatkan kelembapan (Rosda, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 538, "width": 226, "height": 155, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Berdasarkan tabel 1 hasil kuesioner kenyamanan belajar, dapat diketahui bahwa dari 50 kelayan sebagian besar (68,0%) atau sebanyak 34 orang kelayan merasakan cepat lelah, sedangkan sebagian lainnya (32,0%) atau sebanyak 16 orang kelayan merasakan tidak cepat lelah. Dampak dari kelembapan yang rendah dapat menyebabkan kekeringan selaput lendir. Kelembapan udara yang tinggi mengakibatkan sulit terjadinya penguapan di permukaan kulit sehingga mekanisme pelepasan panas bisa terganggu (Frick, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 694, "width": 225, "height": 51, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Dampak dari kelembapan yang tinggi dapat mengganggu mekanisme pelepasan darah di dalam tubuh sehingga akan menyebabkan seseorang mudah lelah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 48, "width": 11, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "88", "type": "Page header" }, { "left": 312, "top": 48, "width": 226, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 9, No. 1 Januari 2017: 82–91", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 83, "width": 224, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Kelelahan yang dirasakan oleh sebagian besar responden tersebut sesuai dengan hasil pengukuran kelembapan yang tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 122, "width": 227, "height": 64, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kelembapan yang terdapat pada kamar asrama adalah dengan membuka jendela setiap pagi dan siang hari supaya sirkulasi udara lancar.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 196, "width": 196, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Kondisi Kenyamanan Belajar Asrama I di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 2013", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 227, "width": 225, "height": 207, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Hasil Pengukuran kenyamanan belajar berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa dari 50 kelayan sebagian besar (60,0%) atau sebanyak 30 orang kelayan merasakan kondisi tempat belajar nyaman, sedangkan sebagian lainnya (40,0%) atau sebanyak 20 orang kelayan merasakan kondisi tempat belajar tidak nyaman, kelayan yang merasakan kondisi tempat belajar tidak nyaman dikarenakan penataan tempat belajar tersebut yang tidak rapi dan tempat belajar tersebut yang tidak digunakan sebagai mana mestinya sebagai contohnya banyak barang di asrama yang berserakan dan tidak tertata rapi seperti sepatu, alat mandi, dan peralatan yang digunakan untuk mencuci baju dan piring (Rosda, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 435, "width": 225, "height": 181, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa dari 50 kelayan sebagian besar (58,0%) atau sebanyak 29 orang kelayan merasakan meja belajar cukup mendukung belajar, sedangkan sebagian lainnya (42,0%) atau sebanyak 21 orang kelayan merasakan meja belajar tidak cukup mendukung dalam hal belajar. Kelayan merasakan meja belajar tidak cukup mendukung dalam hal belajar. Meja belajar tersebut digunakan sebagai tempat peralatan makan, penggunaan meja belajar sebagai tempat peralatan makan karena tidak disediakan rak piring untuk masing-masing kamar, selain itu meja belajar juga digunakan sebagai tempat penumpukan pakaian (Rosda, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 617, "width": 225, "height": 129, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa dari 50 kelayan sebagian besar (54,0%) atau sebanyak 27 orang kelayan merasakan kamar asrama bersih, sedangkan sebagian lainnya (42,0%) atau sebanyak 21 orang kelayan merasakan kamar asrama tidak bersih. Kelayan asrama yang merasakan kamar asrama tidak bersih dikarenakan kamar asrama tersebut jarang disapu dan dipel sehingga kamar asrama tersebut berdebu (Rosda, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 747, "width": 224, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa dari 50 kelayan sebagian besar (60,0%) atau", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 83, "width": 225, "height": 220, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "sebanyak 30 orang kelayan merasakan sulit berkonsentrasi belajar, sedangkan sebagian lainnya (40,0%) atau sebanyak 20 orang kelayan merasakan tidak sulit berkonsentrasi dalam belajar. Kelayan asrama yang merasakan sulit berkonsentrasi dalam belajar dikarenakan kelayan tersebut belum mempunyai minat dan motivasi tinggi. Masih banyak faktor yang menyebabkan sulitnya berkonsentrasi. Menurut Slameto, (2010) menyatakan bahwa untuk dapat berkonsentrasi dengan baik pelajar perlu melakukan usaha dengan mempunyai minat dan motivasi yang tinggi, ada tempat belajar dan meja belajar yang bersih dan rapi, mencegah timbulnya kejenuhan, menjaga kesehatan, kerja sama atau berinteraksi dengan orang lain dalam hal belajar juga dibutuhkan dalam kelancaran belajar.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 304, "width": 226, "height": 298, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa dari 50 kelayan sebagian besar (72,0%) atau sebanyak 36 orang kelayan merasakan jumlah kelayan memengaruhi belajar, sedangkan sebagian lainnya (28,0%) atau sebanyak 14 orang kelayan merasakan jumlah kelayan tidak memengaruhi belajar. Kelayan yang merasakan jumlah kelayan memengaruhi dalam hal belajar dikarenakan masing-masing kelayan belum tentu memiliki kemauan dalam hal belajar dan berdiskusi, sebagian besar dari mereka menimbulkan kegaduhan. Kelayan yang berada di Asrama I Poltekkes Kemenkes Yogyakarta terdiri dari 3 jurusan yaitu jurusan Kesehatan Lingkungan, Keperawatan dan Gizi. Satu kamar Asrama dihuni oleh 4 orang kelayan, dan ada kamar yang dihuni oleh 1 jurusan yang sama namun sebagian besar kamar asrama dihuni oleh kelayan dari beberapa jurusan, jurusan kelayan yang lebih mendominasi dalam sebagian kamar mengganggu jurusan lain, misalnya pada saat ujian, dikarenakan jadwal ujian tiap jurusan biasanya berbeda (Rosda, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 603, "width": 225, "height": 90, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa dari 50 kelayan sebagian besar (96,0%) atau sebanyak 48 orang kelayan merasakan dapat berinteraksi dengan kelayan lain, sedangkan sebagian lainnya (4,0%) atau sebanyak 2 orang kelayan merasakan tidak dapat berinteraksi dengan kelayan lain.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 694, "width": 225, "height": 77, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Menurut Slameto (2010), perlu adanya prinsip-prinsip belajar yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda salah satunya yaitu belajar memerlukan interaksi dengan lingkungannya, lingkungannya dalam hal ini adalah kelayan asrama.", "type": "Text" }, { "left": 527, "top": 48, "width": 11, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "89", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 48, "width": 311, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "H K N Rosda, Hubungan antara Lingkungan Fisik Asrama dengan Kenyamanan Belajar", "type": "Page header" }, { "left": 288, "top": 83, "width": 33, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Tabel 2.", "type": "Section header" }, { "left": 146, "top": 95, "width": 318, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Kondisi Kenyamanan Belajar Asrama I di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 2013", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 116, "width": 439, "height": 625, "page_number": 8, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Kondisi Kenyamanan Frekuensi Persentase (%) Merasakan Panas Ya 26 52,0 Tidak 24 48,0 Jumlah 50 100,0 Merasakan Dingin Ya 17 34,0 Tidak 33 66,0 Jumlah 50 100,0 Merasakan Pencahayaan Redup Ya 15 30,0 Tidak 35 70,0 Jumlah 50 100,0 Merasakan Pencahayaan Menyilaukan Ya 3 6,0 Tidak 47 94,0 Jumlah 50 100,0 Merasakan Cepat Lelah Belajar Ya 34 68,0 Tidak 16 32,0 Jumlah 50 100,0 Merasakan Mata Pedih Ya 19 38,0 Tidak 31 62,0 Jumlah 50 100,0 Merasakan Kondisi Tempat Belajar Nyaman Ya 30 60,0 Tidak 20 40,0 Jumlah 50 100,0 Meja Belajar Cukup Mendukung Belajar Ya 29 58,0 Tidak 21 42,0 Jumlah 50 100,0 Merasakan Kamar Asrama Bersih Ya 27 54,0 Tidak 23 46,0 Jumlah 50 100,0 Merasakan Sulit Berkonsentrasi Ya 30 60,0 Tidak 20 40,0 Jumlah 50 100,0", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 48, "width": 11, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "90", "type": "Page header" }, { "left": 312, "top": 48, "width": 226, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 9, No. 1 Januari 2017: 82–91", "type": "Page header" }, { "left": 75, "top": 88, "width": 439, "height": 134, "page_number": 9, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Kondisi Kenyamanan Frekuensi Persentase (%) Merasakan Jumlah Kelayan Memengaruhi Belajar Ya 36 72,0 Tidak 14 28,0 Jumlah 50 100,0 Merasakan dapat Berinteraksi dengan Kelayan lain Ya 48 96,0 Tidak 2 4,0 Jumlah 50 100,0", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 253, "width": 224, "height": 77, "page_number": 9, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Hasil penelitian studi suhu, kelembapan dan pencahayaan pada ruang kelas, menunjukkan hasil secara deskriptif yaitu diketahuinya suhu, kelembapan dan pencahayaan ruang kelas di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta yang tidak sesuai dengan standar (Harnindya, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 331, "width": 227, "height": 129, "page_number": 9, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Penelitian lain tentang hubungan suhu, kelembapan, dan pencahayaan dengan tingkat kelelahan kerja pembatik, menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara suhu kelembapan dan pencahayaan dengan tingkat kelelahan kerja pembatik pada pengrajin batik tulis Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suhu, kelembapan dan pencahayaan dapat memengaruhi tingkat kelelahan kerja pembatik (Winarsih, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 480, "width": 128, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 499, "width": 224, "height": 233, "page_number": 9, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Dari hasil yang diperoleh diketahui bahwa ada hubungan yang bermakna antara pencahayaan dengan kenyamanan belajar kelayan Asrama I di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Tahun 2013. Ada hubungan yang bermakna antara suhu dengan kenyamanan belajar kelayan Asrama I di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Tahun 2013. Ada hubungan yang bermakna antara kelembapan dengan kenyamanan belajar kelayan Asrama I di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Tahun 2013. Saran untuk kelayan asrama, menata fasilitas asrama agar tidak menutupi arah datangnya pencahayaan alami atau buatan, dan membuka jendela kamar asrama pagi hari dan siang hari, serta menutup jendela pada malam hari supaya keadaan udara tidak lembab. Bagi pengelola asrama, agar menambahkan fasilitas kipas angin untuk mengurangi udara panas.", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 253, "width": 89, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 271, "width": 223, "height": 65, "page_number": 9, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Akmal, I. (2003). Rumah Mungil yang Sehat . Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Dikpora DIY. (2010). Sosialisasi Jam Belajar Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta . Diunduh tanggal 12 Februari 2013 dari http://www.pendidikandiy. go.id/?view=v_berita&id_sub=2180.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 335, "width": 222, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Frick, H. (2008). Ilmu Fisika seri Konstruksi Arsitektur 8 . Yogyakarta: Kanisius.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 357, "width": 223, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Harnindya, S. (2011). Studi Suhu Kelembapan dan Pencahayaan pada Ruang Kelas di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah DIII Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 411, "width": 223, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Herawati, L., Ross, M., Sri, M., Joko, S., Maria, H.B.,", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 422, "width": 208, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Siti, T., Farida., Nanik, S., Adi., Siti, S. (2012). Buku Pedoman Asrama Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta tahun 2010 . Yogyakarta: Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 465, "width": 223, "height": 87, "page_number": 9, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Marsidi, C.H. Desi Kusmindari. (2009). Pengaruh Tingkat Kelembapan Nisbi dan Suhu Ruang Kelas terhadap Proses Belajar. Jurnal Ilmiah Teknologi Vol. 6 No. 1. Hal: 39–40 . Universitas Bina Dharma. Palembang. Diunduh tanggal 12 Februari 2013 dari http://blog.binadarma.ac.id/desi/wp-content/ uploads/2011/03/04-Marsidi-desi-pengaruh-tingkat- kelembapan-nisbi1.pdf.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 551, "width": 223, "height": 33, "page_number": 9, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Mediastika, C.E. (2005). Menuju Rumah Ideal Nyaman dan Sehat. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 584, "width": 223, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Kemenkes RI. (2011). Kepmenkes RI No. 1077/ Menkes/Per/V/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah. Jakarta: Departemen Kesehatan R.I.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 627, "width": 222, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan . Jakarta: Rineka Cipta.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 649, "width": 223, "height": 75, "page_number": 9, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Prasetya, B.Y. (2005). Mendesain Rumah Tropis . Semarang: PT. Trubus Agriwidya. Riviwanto, M., Imam, S., Siti, H.I., Cok, D.W.H.S., Suharno., Ferizal, M., Muhammad, H., Ibrahim., Gusman, A., Bongkaraeng., Albine, B.T., Sri, M. (2011). Penyehatan Pemukiman . Yogyakarta: Gosyen Publishing.", "type": "List item" }, { "left": 527, "top": 48, "width": 11, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "91", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 48, "width": 311, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "H K N Rosda, Hubungan antara Lingkungan Fisik Asrama dengan Kenyamanan Belajar", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 83, "width": 223, "height": 65, "page_number": 10, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Rosda, H.K.N. (2013). Hubungan Antara Pencahayaan, Suhu dan Kelembaban dengan Kenyamanan Belajar Kelayan di Asrama I Polekkes Kemenkes Yogyakarta Tahun 2013. Karya Tulis Ilmiah DIII Kesehatan Lingkungan . Yogyakarta: Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 148, "width": 223, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 170, "width": 223, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Sutajaya, I.M. (2007). Peningkatan Profesionalisme Guru melalui Pemahaman terhadap Ergonomi dalam", "type": "List item" }, { "left": 334, "top": 83, "width": 209, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Pembelajaran. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA. Hal: 558. Denpasar. Diunduh tanggal 12 Februari 2013 dari journal.ipb.ac.id/index.php/ jsilvik/article/view/5389/3968.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 126, "width": 223, "height": 65, "page_number": 10, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Winarsih, R. (2011). Hubungan antara Suhu Kelembapan dan Pencahayaan dengan Tingkat Kelelahan Kerja Pembatik pada Pengrajin Batik Tulis Giriloyo Wukisari Imogiri Bantul Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah DIII Kesehatan Lingkungan . Yogyakarta: Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.", "type": "Text" } ]
664562fb-3098-ffaf-f684-783c31e7ee9e
https://journal.lembagakita.org/jemsi/article/download/1810/1219
[ { "left": 310, "top": 47, "width": 217, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "JEMSI (Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi) E-ISSN: 2579-5635, P-ISSN: 2460-5891 Volume 9 (6) Desember Tahun 2023, Hal 2452-2458.", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 786, "width": 23, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "2452", "type": "Page footer" }, { "left": 88, "top": 96, "width": 420, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Analysis Of The Influence Of Price Perception, Value Perception And Quality Perception On Intention To Repurchase Samsung Electronic Products", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 141, "width": 210, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Elizabeth FEB Manajemen, Universitas Budi Luhur, Indonesia [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 204, "top": 191, "width": 322, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Sulistyo Budi Utomo Prodi Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Surabaya, Indonesia [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 332, "top": 242, "width": 194, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Ngurah Pandji Mertha Agung Durya Prodi Akuntansi, UDINUS Semarang, Indonesia [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 292, "width": 196, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "I Wayan Gede Antok Setiawan Jodi Universitas Mahasaraswati Denpasar, Indonesia [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 343, "width": 179, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Dedik Wiryawan Prodi MSDM, Universitas Kaltara, Indonesia [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 398, "width": 70, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Article’s History :", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 415, "width": 455, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Received 5 Oktober 2023; Received in revised form 15 Oktober 2023; Accepted 8 November 2023; Published 1 Desember 2023. All rights reserved to the Lembaga Otonom Lembaga Informasi dan Riset Indonesia (KITA INFO dan RISET).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 450, "width": 82, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Suggested Citation:", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 467, "width": 455, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Elizabeth., Utomo, S. B., Durya, N. P. M. A., Jodi, I. W. G. A. S., & Wiryawan, D. (2023). Analysis Of The Influence Of Price Perception, Value Perception And Quality Perception On Intention To Repurchase Samsung Electronic Products. JEMSI (Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi). JEMSI (Jurnal Ekonomi, Manajemen, Dan Akuntansi), 9 (6). 2452-2458. https://doi.org/10.35870/jemsi.v9i6.1810", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 530, "width": 36, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Abstract:", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 548, "width": 455, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "The impact of perceived price, perceived quality, and perceived value on the desire to repurchase Internet of Things items is examined in this study. A sample of 100 respondents who utilize Samsung Android phones as part of the Internet of Things is used in this study’s primary data. Multiple linear regression tests are run on the data before processing. According to th e study’s findings, perceived price has no appreciable impact on consumers’ intentions to buy Internet of Things items again. The propensity to repurchase Internet of Things items is strongly influenced by perceptions of quality.The propensity to repurchase Internet of Things items is strongly influenced by perceptions of value. The desire to repurchase Internet of Things devices is significantly influenced by perceived price, perceived quality, and perceived value all at once.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 634, "width": 376, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Keywords: internet of things, perceived price, perceived quality, perceived value, repurchase intention.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 670, "width": 53, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 689, "width": 455, "height": 76, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Controlling televisions, washing machines, doors, lights, and electrical switches in the past could not be done with just one controller. Now, technology has made it possible, one controller can control all of them. In fact, controllability is not the only capability that the device has. And that controller is a smart phone. All of that is possible because of the internet which is the path that connects the object to the smart phone, and is known as the Internet of Things (which will be written as IoT). IoT is the condition when electronic equipment is connected to each other and can send and receive information (Chiu et al., 2014). One of the companies trying to develop this technology", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 47, "width": 217, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "JEMSI (Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi) E-ISSN: 2579-5635, P-ISSN: 2460-5891 Volume 9 (6) Desember Tahun 2023, Hal 2452-2458.", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 786, "width": 23, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "2453", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 96, "width": 455, "height": 102, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "is Samsung. The company organized the \"Internet of Things - Transforming the Future\" conference to discuss how IoT will be an important part of the world that changes the future. According to Samsung, until 2016, connected electronics were still on a small scale and tended to be for indoor use. And in the future, IoT will connect on a larger scale and not be limited to indoor use. In addition to discussing how IoT for the future, at the conference, Samsung also announced that they spent 1.2 billion USD to invest in IoT development. To give you an idea, Samsung's net profit in the 2nd quarter of 2016 was \"only\" 8.14 trillion Won or equivalent to 6,771,666,000 USD (based on the exchange rate on January 7, 2017). This means Samsung spent almost 1/5 of its net profit in Q2 on research investment in IoT (Hidayat & Tannady, 2023).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 197, "width": 455, "height": 127, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "One of the tangible manifestations of that investment is the development of the ARTIK network which is designed to be universal and can be used in all electronic equipment. And in 2017, Samsung has been freely selling their smart home concept IoT technology in America and the United Kingdom under the name \"SmartThings\" with a minimum package price containing: 1. Hub (a kind of data center for SmartThings devices) 2. Motion sensor 3. Power outlet 4. Multi-function sensor (door open/close detection, as well as temperature and vibration) 5. Presence sensor (a kind of tracker, and can sound) The package is sold for USD$250 or Rp3,375,000 (exchange rate Rp13,500) which can be controlled from a Samsung Android smartphone. Meanwhile in Indonesia, Samsung Elektronik Indonesia has just started the sales step through cooperation with Agung Podomoro in its housing estate. The cooperation with Agung Podomoro makes the sale of SmartThings, which is one of Samsung's products in Indonesia, still limited to Agung Podomoro consumers (Ginting, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 323, "width": 455, "height": 152, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "One thing that is most easily seen as differentiating Samsung smart phones that already have IoT features from similar products from other brands is the price. Samsung smart phones with almost the same specifications have higher prices. Or, in the same price range, Samsung products have lower specifications.Objective price is the actual price of a product. Whereas price perception involves consumers' acceptance of a price and giving it meaning. Therefore, price perception can be different for each consumer, product, buying situation and time. Apart from the perceived price and perceived quality, perceived value is also something interesting about Samsung compared to their competitors. When Apple, which is positioned as a premium brand, launched its first iPhone in 2007 with iOS, Android, which is directly opposite to iOS, chose HTC as a manufacturer to fight. Then, after Apple released the 4 th version of the iPhone in 2010, Samsung emerged as Apple’s competitor in the premium smartphone class with its Galaxy S, as well as the Galaxy Nexus in collaboration with Google, the parent company of Android. And since then, Samsung has compared its Galaxy S to the iPhone, directly (Tannady & Purnamaningsih, 2023).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 475, "width": 455, "height": 215, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "What is given up and what is received for a product by consumers can form an overall assessment of the usefulness of the product, and is known as perceived value. And actually, what is the perceived value of the Samsung IoT product itself? So that Samsung dares to align its products with products from companies that have held premium status for longer. Therefore, perceived value becomes the third independent variable. In addition to dominating the global smartphone market pie, Samsung also dominates the smartphone market in Indonesia, with a 7% difference from OPPO in second place. That way, 26% of all Indonesian smartphone consumers already own a Samsung IoT device. To be able to use Samsung IoT, the funds needed are relatively expensive for the size of Indonesia's UMR which is still under 5 million Rupiah. Because to use Samsung IoT, you need at least 2 products at once. For example, 1 Samsung Galaxy J1 Ace 2016 smart phone which is Samsung's cheapest Android smart phone has a price of 1.3 million Rupiah plus a minimum SmartThings package for 3.3 million Rupiah (USD$250) when the total is 4.4 million Rupiah. Logically, Jakarta, as the capital and one of Indonesia's business centers, is a prime candidate as a city that can use Samsung's IoT. However, data on commuters in 2014 explains that in 2014, DKI Jakarta commuters in DKI Jakarta who were active for work were 85.47% or 1,114,088 people out of 1,303,441 DKI Jakarta commuters. Meanwhile, Botabek commuters who enter DKI Jakarta have more numbers, with 79.28% or 1,793,844 people working out of a total of 2,262,737 Bodetabek commuters. With this data, this research directs the research location in the satellite city of Bodetabek (Kumar, 2016). This study aims to determine the effect of perceived price, perceived quality and perceived value on the repurchase intention of Internet of Things products.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 714, "width": 75, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Literature Review", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 733, "width": 455, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Consumer behavior is the behavior shown by consumers in searching for, buying, using, evaluating and disposing of products and services that are expected to meet their needs. And according to The American Marketing Association in Peter and Olson, consumer behavior is a dynamic interaction between affection and cognition,", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 47, "width": 217, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "JEMSI (Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi) E-ISSN: 2579-5635, P-ISSN: 2460-5891 Volume 9 (6) Desember Tahun 2023, Hal 2452-2458.", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 786, "width": 23, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "2454", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 96, "width": 455, "height": 76, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "behavior, and the environment in which humans are exposed to changing aspects of their lives. So Peter and Olson argue that consumer behavior involves the thoughts and feelings that a person experiences and the actions they take in the consumption process. Broadly speaking, consumers are divided into two, namely organizational consumers and individual consumers. Organizational consumers are business entities that buy something to run their organization. While individual consumers are those who buy something for their own use, home affairs, or gifts for friends (Tannady et al., 2023).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 172, "width": 455, "height": 152, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Individual consumers are the consumers with the widest range of possibilities compared to other types of consumers. One of the reasons is perception, which according to Schiffman and Kanuk is the process of each individual to select, organize and translate stimuli into a meaning and a complete picture of the world. And that causes two individuals who get the same stimuli to have different ways of looking at, selecting, organizing and interpreting them due to differences in the needs, values and expectations of each individual. From a consumer's perspective, price is what they give up or sacrifice to get a product. Consumers do not remember the exact price of a product, but they understand the price in a way that is easy for them. Jacoby and Olsson distinguish between the objective price of a product and the price that consumers interpret. Also, according to Dodds et al, price perception may differ by consumer, product, purchase situation and time. Chang and Wildt define price perception as a consumer's perceptual representation or subjective perception of the objective price of a product or service. Attention to price is more for high-priced products, durable goods, and services, compared to cheap food and beverages, although many other factors can influence attention to price (Ginting, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 323, "width": 455, "height": 140, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Price perception is a central concept in the world of business and marketing that influences consumer purchasing decisions. It reflects how individuals or customers assess the price of a product or service offered. Price perception is not just about the number on the final bill, but also about how people perceive the value of what they buy. Factors such as product quality, brand, expectations, and previous experience play an important role in shaping a person's price perception. A strong price perception can influence consumer decisions in a variety of ways. If a person feels the price of a product matches the value they receive, they may be more willing to pay more. Conversely, if the price is perceived to be too high compared to what the product delivers, consumers may look for more affordable alternatives. Therefore, companies must understand that pricing is not just a matter of math, but also a psychological strategy that can affect the overall purchase experience. A deep understanding of how customers perceive prices is key to developing effective marketing strategies. This allows companies to customize the price and presentation of their products to match consumers' perception of value (Parulian & Tannady, 2023).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 462, "width": 455, "height": 114, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Quality is important in the experience of using a product. Hoolbrook and Corfman in Zeithaml differentiate quality into mechanical and humanistic quality, where humanistic quality is a person's subjective response to a product, and mechanical quality is the objective aspects or features of a product. Quality can be referenced as how well a product is made. And perceived quality can be defined as consumers' assessment of the overall superiority or superiority of a product. Tsiotsou states that perceived quality means consumer perceptions of the quality of a product. Yoo et al state that personal product experience, unique needs, and consumption situations can affect consumers' subjective assessment of the quality of a product. A high perception of quality means that, after a long- term experience with a brand, consumers can recognize the differences and advantages of the brand (Prihati et al., 2012).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 576, "width": 455, "height": 126, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Perceived quality is the subjective view and assessment that individuals or consumers have of the quality of a product or service. It reflects how a person perceives the level of excellence, reliability and satisfaction provided by the product or service. Perceptions of quality can vary greatly between individuals and are often influenced by a variety of factors, including personal experience, brand, feedback from others, and the physical attributes and characteristics of the product. It is important to note that the perception of quality is often more important than the objective quality of a product. Although a product may have high technical specifications, consumers may not perceive it as a quality product if they have had a bad experience with it or if the brand is not well-known. Conversely, lower quality products may be perceived as quality if they deliver added value or a satisfying experience. Companies often try to manage and improve the perceived quality of their products or services through careful marketing strategies, actual quality improvements, and better customer service (Moslehpur et al., 2017).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 702, "width": 455, "height": 64, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "According to Hellier, et al and Chai in Moslehpour, repurchase intention is a condition in which consumers consider repurchasing certain products. Meanwhile, according to Kumar, repurchase intention is the consumer's desire to buy again at a retail store or buy goods for the second time or more. The reason why consumers decide to choose the same service provider and buy the same service is based on their experience. Repurchase intentions involve an individual's assessment of something that meets their needs and the combination of the last service", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 47, "width": 217, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "JEMSI (Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi) E-ISSN: 2579-5635, P-ISSN: 2460-5891 Volume 9 (6) Desember Tahun 2023, Hal 2452-2458.", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 786, "width": 23, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "2455", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 96, "width": 455, "height": 139, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "they received. In addition, Gronholdt, et al and Janes and Sasser found that there is a second behavior in repurchase intentions, namely consumers' desire to tell, recommend and spread the word about a product or service. Repurchase intention is an important concept in the business world that refers to the desire or intention of consumers to return to buy products or services from a particular brand or company. It reflects the level of satisfaction, loyalty and trust that consumers have towards that brand or product. Repurchase intention is often considered a strong indicator of the long-term success of a business, because consumers who plan to buy again are valuable assets that can increase customer retention. There are several factors that can influence repurchase intentions. Product or service quality is one of the main factors, as a positive experience can build customer trust and satisfaction, encouraging them to return. In addition, brand association, competitive pricing, and efficient customer service also play a role in shaping repurchase intentions. Loyalty programs and good promotions can also motivate consumers to choose a particular brand again (Sari & Utomo, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 254, "width": 59, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Methodology", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 272, "width": 455, "height": 64, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "This research uses a quantitative approach with an associative research type. This research was conducted on Samsung cellphone users with a sample of 100 respondents. The data in this study were collected using a questionnaire with a Likert scale of 1-5, where the questionnaire was distributed via Google Form which had previously been tested for validity and reliability. The data in this study were analyzed using the SPSS application with analysis techniques using multiple linear regression.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 354, "width": 35, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Results", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 373, "width": 455, "height": 151, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Before leading to the main hypothesis testing, the data in this study were processed in the classical assumption test to fulfill the requirements of linear regression analysis. In the normality test, it was found that the significant value of this research was obtained at 0.08 > 0.05, which means that the data is normally distributed and has met the normality requirements in the regression model. Through P-Plot testing, it is obtained that the points follow and approach the diagonal line, meaning that the regression model fulfills the normality assumption. Based on multicollinearity, it is known that the tolerance value of all independent variables> 0.10 and the VIF value of all independent variables < 10.00. So based on the results of the above calculations it can be concluded that the regression equation model does not have a multicolonierity problem and can be used in this study. Meanwhile, based on the results of heteroscedasticity, it is known that there are no dots that form a certain pattern, and the dots spread above and below the number 0 on the Y axis, so there is no heteroscedasticity. Then the regression equation is obtained to determine the effect of perceived price, perceived quality and perceived value on repurchase intention, namely Y = 1.9 + 0.2X1 - 0.24X2 + 0.12X3 + e.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 524, "width": 455, "height": 127, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "This shows that if all independent variables remain or are constant, the value of repurchase intention is 1.9. Meanwhile, if the price perception increases by one-unit, the purchase intention will increase by 0.2 assuming that the other independent variables remain. Then if the perception of quality increases by one unit, the purchase intention will decrease by 0.24 assuming the other independent variables remain. And if the perceived value increases by one unit, the purchase intention will increase by 0.12, assuming the other independent variables remain the same. Based on the partial test results, it is also found that price perception has a significance value of 0.06 and greater than 0.05. This indicates that price perception partially has no effect on purchase intention. While perceived quality has a significant value of 0.04 and less than 0.05, this indicates that perceived quality has an effect on repurchase intention. On the other hand, perceived value has a significance value of 0.03 and less than 0.05, this indicates that perceived quality has an effect on repurchase intention.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 650, "width": 455, "height": 89, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Based on the simultaneous test, it is known that Fcount is 5.7. To determine F-tabel, the statistical appendix of the F table is used, with a significance level of 0.05, and df 1 (number of variables – 1) or 4-1 = 3 and df 2 (n – k-1) or 100 – 3-1 = 96. Then F-tabel is obtained at 2.8. With 5.7 > 2.8, the value of F-count > F-table. So Ho is rejected and Ha is accepted, which means that there is a linear relationship between the independent variable and the dependent variable. Then based on the test of the coefficient of determination, the adjusted R Squared value is 0.2, which indicates that the independent variables in this study affect repurchase intention by 20% and the rest is influenced by other variables.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 47, "width": 217, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "JEMSI (Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi) E-ISSN: 2579-5635, P-ISSN: 2460-5891 Volume 9 (6) Desember Tahun 2023, Hal 2452-2458.", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 786, "width": 23, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "2456", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 96, "width": 51, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 115, "width": 455, "height": 76, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "It can be seen that the tcount for the price perception variable is 1.9, which shows that the tcount value of 1.9 < t table 2.00. Therefore, price perception does not have a significant effect on repurchase intention if it stands alone / partially, so that with this Ho is accepted and Ha is rejected. The results of this study partially contradict previous research by Chiang and Jang which shows that by offering hotel prices that are considered lower than the traveler's internal price standards or competitor prices, it will make travelers consider the quality of the hotel low, but have a high value and increase repurchase intentions.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 191, "width": 455, "height": 177, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Research conducted by Moslehpour et al discussed about repurchase intention of korean beauty products among taiwanese consumers states that price perceptions significantly affect repurchase intentions also contradict the results of this study. Partially, this study contradicts what Khan, et al stated that price perception is an important element for consumers when they decide to repurchase in the future. Supposedly, when they perceive the price to be higher than the market, consumers do not want to repurchase. This behavior is because consumers do not remember the exact price of a product, but they understand the price in a way that is easy for them. Perceived low prices or no effect on repurchase intentions can be caused by several factors that influence consumer preferences and decisions. First, products or services that are of excellent quality or offer exceptional value can overcome the perception of a high price. When consumers feel that they have gained significant benefits or a satisfying experience from the product, they may be more willing to pay a higher price and remain loyal to the brand. In addition, another factor that can reduce the impact of perceived price is strong brand loyalty. Consumers who have an emotional connection with a brand or have been using the product for a long time may be less affected by relatively small price changes. They are more likely to consider other aspects such as brand reliability, quality and previous experience in making repeat purchase decisions.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 367, "width": 455, "height": 127, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "The existence of loyalty programs or additional promotions, such as discounts for loyal customers, can strengthen repurchase intentions. While the price may seem high, consumers may see it as an opportunity to save money or get more value out of the transaction. Finally, economic and situational factors can also influence repurchase intentions. For example, when consumers have higher incomes or when the product or service is an essential need, they may be less bothered by the price and more likely to keep buying. It can be seen that the tcount for the perceived quality variable is 2.1, which means that the t-count value is 2.1 > t-table 2.00. Therefore, perceived quality has a significant effect on repurchase intention behavior so that with this Ho is rejected and Ha is accepted. The results of this study are in accordance with what Chaudhuri considers that perceived quality as an influential factor, because with higher perceived quality, repurchase intentions are also higher. Yoo et al also state that higher quality perceptions will lead consumers to choose the same brand over competing brands.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 493, "width": 455, "height": 140, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Research by Arrifin et al shows that green value affects perceived quality and then affects repurchase intentions. And Kumar also states that perceived quality along with perceived price and perceived risk affect brand intentions which then affect repurchase intentions. So, the results of this study support the results of previous research. Perceived quality has a significant influence on consumer repurchase intentions. This is due to several key reasons. First, when consumers have a positive experience with a product or service that is perceived to be of high quality, they tend to feel satisfied with their purchase. The reliability, excellence and satisfaction provided by such products or services can create a strong emotional connection between consumers and brands, which encourages them to return. In addition, perceived quality can create ongoing customer loyalty. When consumers believe that a brand or product has a consistently high standard of quality, they tend to be more loyal and less interested in finding alternatives. Brands that are known for their good quality often have a strong customer base that tends to choose the brand again and again.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 632, "width": 455, "height": 127, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Another factor that influences repurchase intention is brand reputation. Brands that have a good reputation for quality tend to attract more consumers, and this can influence repurchase decisions. Consumers often look for brands that have proven to be reliable and quality. Finally, perceived quality can also influence recommendations and social influence. Consumers who are satisfied with the product or service they buy tend to speak well of it to others, which can influence others to buy the same product and form a positive loop for repurchase intentions. It can be seen that the tcount for the perceived value variable is 2.3, which means that the tcount value is 2.3 > t table 2.00. Therefore, perceived value has a significant effect on repurchase intention so that with this Ho is rejected and Ha is accepted. These results support Huang’s research which states that perceived value has a significant and direct effect on repurchase intention with customer satisfaction as a mediating variable. Blery also states that the perceived value variable together with customer satisfaction affects repurchase intention.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 47, "width": 217, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "JEMSI (Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi) E-ISSN: 2579-5635, P-ISSN: 2460-5891 Volume 9 (6) Desember Tahun 2023, Hal 2452-2458.", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 786, "width": 23, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "2457", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 96, "width": 455, "height": 139, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Parasuraman and Greal consider perceived value to be the most important indicator of repurchase intentions. Consumer repurchase intentions can be predicted based on perceptions of utility (utilitarian) and pleasure (hedonic) values. So, the results of this study are also in accordance with the previously stated theory. Perceived value, which refers to consumers' views on the relationship between the benefits they receive from a product or service and the price they pay, has a significant influence on repurchase intentions. This is due to several key reasons. First, when consumers feel that they are getting good value or more than what they paid for, they are likely to feel satisfied with their purchase. This can trigger positive feelings towards the brand or product, and consumers may be more likely to buy again. In addition, perceived value can create strong customer loyalty. Consumers who feel that they get added value or significant benefits from a brand or product are likely to become loyal customers. They may feel that the brand provides a good investment for their money, thus not wanting to look for alternatives. In other words, perceived value can help retain customers and increase repurchase intentions.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 235, "width": 455, "height": 89, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Another factor that influences repurchase intentions is the influence of previous experience. If consumers have had a positive experience with a product or service that provides good value, they are likely to want to repeat the experience. This satisfying experience can build a strong relationship between the brand and the consumer, leading to continued repurchases. Finally, perceived value can also influence social influence and recommendations. Consumers who feel satisfied with the value they get from a particular product or service are likely to speak well of it to others. These positive recommendations can influence others to buy the same product and strengthen repurchase intentions.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 348, "width": 49, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 367, "width": 455, "height": 101, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "This study was conducted to determine the effect of perceived price, perceived quality and perceived value on the intention to repurchase Samsung IoT products with 100 respondents who use Samsung IoT products at the official Samsung service center in one city in Indonesia. Based on the data that has been collected and tested against problems using multiple linear regression models, it can be concluded that perceived price has no effect on repurchase intention, perceived quality affects repurchase intention, and perceived value also affects repurchase intention. Based on simultaneous calculations, it can be concluded that perceptions of price, quality, and value together have an effect on repurchase intentions with an influence of 19% and the rest is influenced by other variables outside the study.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 492, "width": 49, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 511, "width": 455, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Chiu, C., Wang, E. T. G., Fang, Y. dan Huang, H., \"Memahami niat pembelian ulang pelanggan dalam e-commerce B2C: Peran nilai utilitarian, nilai hedonis dan risiko yang dirasakan\", Information Systems Journal, Vol. 24 No.1, pp. 85-114, 2014.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 549, "width": 455, "height": 51, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hidayat, W. G. P., & Tannady, H. (2023). Analysis of Organizational Citizenship Behavior (OCB) Variables, Work Stress, Work Communication, Work Climate Affecting Employee Performance and Turnover Intention at PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Gresik. International Journal of Science, Technology & Management , 4 (3), 688-696.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 599, "width": 455, "height": 76, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Ginting, E. (2016). Budaya, Sosial, Pribadi Dan Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian Motor Merek “Honda”(Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Budi Luhur) Periode September - Oktober 2014. Jurnal Ekonomika dan Manajemen , 5 (1), 77-93. Tannady, H., & Purnamaningsih, P. (2023). Determinant factors customer satisfaction and its implication on customer loyalty: from the perspective of customers of Vespa. International Journal of Science, Technology & Management , 4 (2), 434-438.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 675, "width": 455, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Kumar, Suresh. \"Persepsi Konsumen terhadap Private Label dan Implikasinya terhadap Niat Pembelian Ulang: Kasus Pelanggan Giant di Cikarang, Indonesia\" International Journal of Managerial Studies and Research, Vol. 4, Issue: 5, 2016.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 713, "width": 455, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Tannady, H., Pahlawi, N., Hernawan, M. A., Arta, D. N. C., & Yusuf, S. D. (2023). Role of Stock Performance as an Intervening Variable in a Relationship Between Profitability, Leverage, Growth and Company Value. JEMSI (Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi) , 9 (2), 220-225.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 751, "width": 455, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Ginting, E. (2015). Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi Dan Psikologis T Erhadap Keputusan Pembelian", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 47, "width": 217, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "JEMSI (Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi) E-ISSN: 2579-5635, P-ISSN: 2460-5891 Volume 9 (6) Desember Tahun 2023, Hal 2452-2458.", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 786, "width": 23, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "2458", "type": "Page footer" }, { "left": 95, "top": 96, "width": 431, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Laptop Merek “Asus”(Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Budi Luhur) Periode September– Desember 2014. Jurnal Ekonomika dan Manajemen , 4 (2).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 121, "width": 455, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Parulian, N. A., & Tannady, H. (2023). The Role of Electronic Word of Mouth on Customer Purchase Intention in Social Media Instagram. JEMSI (Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi) , 9 (2), 226-231.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 147, "width": 454, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Prihati, M. A., Oetomo, H. W., & Utomo, S. B. (2012). Compensation analysis to intention to quit by using organization commitment as the intervening variable. EKUITAS (Jurnal Ekonomi dan Keuangan) , 16 (1), 1- 15.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 185, "width": 455, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Moslehpour, Massoud, Wing-Keung Wong, Kien Van Pham, Carine K. Aulia. \"Niat Pembelian Ulang Produk Kecantikan Korea di Kalangan Konsumen Taiwan\" Asia Pacific Journal of Marketing and Logistics, Vol. 29 Issue: 3, 2017.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 222, "width": 455, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Sari, F. Y., & Utomo, S. B. (2021). Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Di Masa Pandemi COVID-19 (Studi Kasus Pada Grandfather Coffeeshop Surabaya). Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen (JIRM) , 10 (4).", "type": "List item" } ]
6c38b3c2-8cb2-014e-87aa-ba7c22d49c0d
https://jayapanguspress.penerbit.org/index.php/ganaya/article/download/88/86
[ { "left": 367, "top": 772, "width": 139, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 1 Nomor 1 (2018) 39", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 120, "width": 401, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemberian Sanksi Administrasi Terhadap Disiplin Pegawai Negeri Sipil Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Konawe", "type": "Text" }, { "left": 286, "top": 161, "width": 26, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 182, "width": 165, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jefry Crisbiantoro¹ dan Hasjad²", "type": "Text" }, { "left": 154, "top": 202, "width": 291, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Ilmu Administrasi , Universitas Lakidende Unaaha ¹[email protected], ²[email protected]", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 257, "width": 41, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 83, "top": 271, "width": 304, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One indication of the low quality of Civil Servants is the recognition of the many disciplines undertaken by civil servants. The ongoing development in Indonesia often has complex and complex obstacles and complexities. It can cause disorder in the life of nation and state. Increased discipline in the apparatus environment is one effort to overcome the disorder. There is a high level of discipline of development activities will take place effectively and efficiently. Indonesian civil servants are at a time incapable of determining whether an employee can move the government smooth and national development. In an effort to improve the discipline of Civil", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 423, "width": 304, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Servants, in fact the Government of Indonesia has made a regulation with the issuance of Government Regulation No. 53 of 2010 on the Discipline Regulation of Civil Servants, with a view to educate and build Civil Servants, for those who perform obligations and obligations prohibition pay administrative violations.", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 506, "width": 304, "height": 121, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Civil Servants as something that is used in the obligation of government wheel to perform duties and duties as a servant of state and public servant. Civil servants should also be able to uphold the dignity and image of staffing for the sake of society and state. However, much more is found. Civil Servants who will not perform tasks and often happen. Often there are imbalances in performing tasks and not infrequently. This research uses descriptive qualitative analysis method with primary and secondary data to enrich the result of analysis.", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 630, "width": 304, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The purpose of this study is to find facts about the administrative process, the factors that deeply and comprehensively affect it after the penalty administration.", "type": "Text" }, { "left": 395, "top": 271, "width": 126, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterima : 17 Pebruari 2018 Direvisi : 23 Maret 2018 Diterbitkan : 31 Maret 2018", "type": "Text" }, { "left": 395, "top": 321, "width": 134, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Sanksi Administrasi, Disiplin Pegawai Negeri Sipil .", "type": "Text" }, { "left": 367, "top": 772, "width": 139, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 1 Nomor 1 (2018) 40", "type": "Page footer" }, { "left": 83, "top": 52, "width": 45, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 83, "top": 65, "width": 305, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu indikasi rendahnya kualitas Pegawai Negeri Sipil adalah adanya pelanggaran disiplin yang banyak dilakukan oleh pegawai negeri sipil. Pembangunan yang sedang giat dilakukan di Indonesia sering mengalami banyak hambatan dan permasalahan yang cukup kompleks. Hal tersebut dapat menimbulkan ketidaktertiban dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Peningkatan disiplin dalam lingkungan aparatur negara adalah salah satu upaya untuk mengatasi ketidaktertiban tersebut. Adanya tingkat kedisiplinan yang tinggi diharapkan kegiatan pembangunan akan berlangsung secara efektif dan efisien. Pegawai Negeri Indonesia pada umumnya masih kurang mematuhi peraturan kedisiplinan pegawai sehingga dapat menghambat kelancaran", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 245, "width": 304, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pemerintahan dan pembangunan nasional. Dalam upaya meningkatkan kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil tersebut, sebenarnya Pemerintah Indonesia telah memberikan suatu regulasi dengan di keluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil, dengan maksud untuk mendidik dan membina Pegawai Negeri Sipil, bagi mereka yang melakukan pelanggaran atas kewajiban dan larangan dikenakan sanksi administrasi berupa hukuman disiplin.", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 369, "width": 304, "height": 246, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur negara dalam menjalankan roda pemerintahan dituntut untuk melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Pegawai Negeri Sipil juga harus bisa menjunjung tinggi martabat dan citra kepegawaian demi kepentingan masyarakat dan negara. Namun kenyataan di lapangan berbicara lain dimana masih banyak ditemukan Pegawai Negeri Sipil yang tidak menyadari akan tugas dan fungsinya tersebut sehingga sering kali timbul ketimpangan–ketimpangan dalam menjalankan tugasnya dan tidak jarang pula menimbulkan kekecewaan yang berlebihan pada masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dengan data-data primer dan sekunder untuk memperkaya hasil analisis. Tujuan mendasar dari penelitian ini adalah menemukan fakta empirik tentang proses pemberian sanksi administrasi, faktor-faktor yang mempengaruhinya secara mendalam dan komprehensif dan dampak setelah pemberian sanksi administrasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 652, "width": 71, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 673, "width": 430, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berkembangnya paradigma good governance seiring derasnya laju reformasi menuntut peningkatan kinerja maupun kualitas sumber daya manusia dari Pegawai Negeri Sipil selaku aparatur negara maupun public servant. Untuk itu, penegakan disiplin aparatur merupakan salah satu langkah strategis untuk meningkatkan", "type": "Text" }, { "left": 367, "top": 772, "width": 139, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 1 Nomor 1 (2018) 41", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 65, "width": 429, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "profesionalisme Pegawai Negeri Sipil dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Sikap disiplin akan sangat membantu seorang menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya sesuai dengan kondisi yang disyaratkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 128, "width": 429, "height": 238, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerintah telah menempatkan disiplin kerja sebagai suatu permasalahan penting. Untuk itu pemerintah merasa perlu untuk menerbitkan sebuah kebijakan yang secara khusus mengatur masalah disiplin kerja Pegawai Negeri Sipil, yang direalisasikan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil . Pelaksanaan disiplin kerja Pegawai Negeri Sipil yang belum maksimal ternyata masih menjadi problem hingga kini. Hal ini dapat dipandang sebagai permasalahan klasik mengingat sudah sekian lama berlangsung, tetapi tak kunjung bisa teratasi. Menyikapi berbagai pelanggaran disiplin kerja yang dilakukan oleh aparaturnya, Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Kabupaten Konawe menerapkan sanksi (punishment) sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan. Adanya penjatuhan sanksi disiplin diharapkan hal tersebut dapat berfungsi sebagai peringatan untuk mencegah aparatur lainnya untuk tidak melanggar disiplin kerja.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 376, "width": 430, "height": 280, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hukum kepegawaian yang dipelajari dalam Hukum Administrasi Negara adalah hukum yang berlaku bagi pegawai yang bekerja pada administrasi negara sebagai pegawai negeri, hukum mengenai subjek hukum ( persoon) dalam lapangan administrasi negara yang dalam status kepegawaian itu mereka mempunyai hubungan dinas publik. (SF. Marbun, dkk ., 2001, hal:45). Bilamana seseorang mengikat dirinya untuk tunduk pada perintah dari pemerintah untuk melakukan sesuatu atau beberapa macam jabatan yang dalam melakukan sesuatu atau beberapa macam jabatan itu dihargai dengan pemberian gaji dan beberapa keuntungan lain. Hal ini berarti bahwa inti dari hubungan dinas publik adalah kewajiban bagi pegawai yang bersangkutan untuk tunduk pada pengangkatan dalam beberapa macam jabatan tertentu yang berakibat bahwa pegawai yang bersangkutan tidak menolak (menerima tanpa syarat) pengangkatannya dalam satu jabatan yang telah ditentukan oleh pemerintah dimana sebaliknya pemerintah berhak mengangkat seseorang pegawai dalam jabatan tertentu tanpa harus adanya penyesuaian kehendak dari yang bersangkutan.(S.F Marbun dan M.Mahmud MD,2001,hal 98).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 666, "width": 430, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pegawai Negeri mempunyai peranan amat penting sebab pegawai negeri merupakan unsur aparatur negara untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan dalam rangka mencapai tujuan negara. Kelancaran pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan nasional terutama sekali tergantung pada", "type": "Text" }, { "left": 367, "top": 772, "width": 139, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 1 Nomor 1 (2018) 42", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 65, "width": 429, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kesempurnaan aparatur negara yang pada pokoknya tergantung juga dari kesempurnaan pegawai negeri (sebagian dari aparatur negara).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 107, "width": 429, "height": 218, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Disiplin berasal dari kata Latin discipulus . Kata ini berhubungan dengan perkembangan, latihan fisik, dan mental serta kapasitas moral melalui pengajaran dan praktek. Kata ini juga berarti hukuman atau latih yang membetulkan serta kontrol yang memperkuat ketaatan. Makna lain dari kata yang sama adalah seseorang yang mengikuti pemimpinnya. Disiplin mengandung suatu gagasan hukuman, meskipun arti sesungguhnya yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. Jadi disiplin berkaitan dengan pengembangan sikap yang layak terhadap pekerjaan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa disiplin adalah keadaan yang menyebabkan atau memberikan dorongan kepada pegawai untuk berbuat dan melaksanakan segala kegiatan sesuai dengan norma /aturan yang telah ditetapkan. (Dolet Unaradjan,2003, hal:8).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 335, "width": 429, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-undang No. 5 tahun 2014 dalam Pasal 86 tercantum ketetapan sebagai berikut:”untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas, pegawai negeri sipil wajib mematuhi disiplin PNSl”. Penjelasan dari pasal ini menyebutkan bahwa peraturan disiplin adalah suatu peraturan yang memuat suatu keharusan, larangan dan sanksi, apabila keharusan tidak dituruti atau larangan itu dilanggar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 480, "width": 42, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 500, "width": 429, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian dalam sebuah karya ilmiah adalah hal yang mutlak dilakukan agar hasil yang diperolehnya dapat objektif sesuai dengan kenyataan sebenarnya. Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan yang terencana dilakukan dengan metode ilmiah bertujuan untuk mendapatkan data baru guna membuktikan kebenaran atau pun ketidakberesan dari suatu gejala atau hipotesa yang ada. (Ronny Hanitijo Soemitro,2005,hal:9)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 624, "width": 95, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahapan Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 645, "width": 429, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Pertama peneliti membuat pedoman wawancara yang disusun berdasarkan demensi kebermaknaan hidup sesuai dengan permasalahan yang dihadapi subjek. Pedoman wawancara ini berisi pertanyaan-pertanyaan mendasar yang nantinya akan berkembang dalam wawancara. Pedoman wawancara yang telah disusun, ditunjukan kepada subjek penelitian.", "type": "List item" }, { "left": 367, "top": 772, "width": 139, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 1 Nomor 1 (2018) 43", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 65, "width": 429, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Peneliti selanjutnya mencari subjek yang sesuai dengan karakteristik subjek penelitian. Untuk itu sebelum wawancara dilaksanakan peneliti bertanya kepada subjek tentang kesiapannya untuk diwawancarai. Setelah subjek bersedia untuk diwawancarai, peneliti membuat kesepakatan mengenai waktu dan tempat untuk melakukan wawancara.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 169, "width": 429, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Setelah wawancara dilakukan, peneliti memindahakan hasil rekaman berdasarkan wawancara dalam bentuk tertulis. Selanjutnya peneliti melakukan analisis dan interprestasi data sesuai dengan langkah-langkah yang dijabarkan pada bagian metode analisis data di akhir bab ini", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 252, "width": 429, "height": 114, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian ini merupakan penelitian diskriptitf kualitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan gambar, kata-kata disusun dalam kalimat. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut perspektif partisipan. Partisipan adalah orang- orang yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta memberikan data, pendapat, pemikiran, persepsinya (Sukmadinata, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 376, "width": 429, "height": 114, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu berusaha mendapatkan informasi yang selengkap mungkin mengenai kinerja aparat dalam penyelenggaraan pemerintahan. Informasi yang digali lewat wawancara mendalam terhadap informan (Kepala Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Kabupaten Konawe). Teknik kualitatif dipakai sebagai pendekatan dalam penelitian ini, karena teknik ini untuk memahami realitas rasional sebagai realitas subjektif khususnya para aparat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 500, "width": 429, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini pada dasarnya menggunakan metode pengumpulan data yang berdasar pada data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. (W. Gulo, 2002, hal:110) Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan melalui beberapa teknik sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 604, "width": 429, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Studi Kepustakaan , yakni dengan mempelajari buku-buku, karya ilmiah, jurnal, peraturan perundang-undangan dan dokumen-dokumen lainnya yang ada relevansinya dengan penelitian ini.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 666, "width": 429, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Studi Lapangan, yaitu mengumpulkan data dan fakta empirik secara langsung di lapangan guna mendapatkan data-data primer, melalui :", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 707, "width": 415, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Wawancara Interview), yaitu melakukan tanyajawabb kepada sasaran penelitian untuk memperoleh data yang lebih akurat dari informan.", "type": "List item" }, { "left": 367, "top": 772, "width": 139, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 1 Nomor 1 (2018) 44", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 65, "width": 415, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Pengamatan langsung ( observasi ), yaitu melakukan pengamatan secara langsung tentang proses pemberian sanksi administrasi, faktor yang mempengaruhi dan dampak setelah pemberiann sanksi administrasi disiplin pegawai negeri sipil di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Konawe.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 148, "width": 429, "height": 239, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Analisis data dalam penelitian berlangsung bersamaan dengan proses pengumpulan data. (Burhan Bungin,2001,hal:99). Penelitian ini menggunakan teknik analisis kualitatif, dengan pendekatan rasionalitas pada kemampuan logik. Para prinsipnya, dengan berpegang pada prinsip-prinsip kualitatif, maka proses pengumpulan data dan analisis data dilakukan secara bersamaan selama proses penelitian, sebab pada saat pengumpulan data secara tidak langsung juga telah terjadi suatu proses analisis data. Hal ini dilakukan agar data yang diperoleh di lapangan lebih mudah dianalisis dan diinterpretasikan. Artinya untuk menganalisis data yang telah dikategorisasikan, akan dilakukan interpretatif understanding, yaitu melakukan penafsiran atau memberi makna terhadap data atau fakta yang telah dikumpulkan, dan analisis data didasarkan pada pendekatan kualitatif atau tipe penelitian yang bersifat deskriptif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 397, "width": 429, "height": 93, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya data yang ada, disederhanakan dan dikelompokkan secara sistematis, agar data atau informasi yang diperoleh dapat digunakan untuk menjelaskan permasalahan penelitian. Data yang dianalisis secara deskriptif kualitatif, kemudian diuraikan dan dijelaskan secara komprehensif, sehingga dapat diperoleh kepastian data yang telah dikumpulkan mememiliki relevansi dengan permasalahan yang diteliti.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 521, "width": 120, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 542, "width": 429, "height": 197, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah dan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2000 tentang Pembentukan Badan Kepegawaian Daerah yang dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kendari Nomor 13 Tahun 2003, tanggal 22 Desember 2003 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah. Seiring dengan kemajuan otonomi maka pada tahun 2007 diberlakukan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, yang kemudian ditindak lanjuti dengan Peraturan Daerah Kabupaten Konawe Nomor 13 Tahun 2007, tanggal 31 Desember 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah.", "type": "Text" }, { "left": 367, "top": 772, "width": 139, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 1 Nomor 1 (2018) 45", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 357, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses Pemberian Sanksi Administrasi Disiplin Pegawai Negeri Sipil.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 429, "height": 156, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seorang pegawai yang sadar akan tugas dan tanggungjawabnya tentu akan menjalankan kewajiban yang dibebankan kepadanya dan menjauhi larangan–larangan yang akan menurunkan kredibilitasnya. Sebagai seorang PNS tentu harus menjalankan kewajiban yang dibebankan kepadanya seperti yang tercantum pada tujuan hukuman disiplin adalah untuk memperbaiki dan mendidik Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran disiplin. Karena itu setiap pejabat yang berwenang menghukum sebelum menjatuhkan hukuman disiplin harus memeriksa lebih dahulu Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran disiplin.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 252, "width": 398, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sesuai dengan Pasal 7 PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang disiplin Pegawai Negeri.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 272, "width": 187, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingkat hukuman disiplin terdiri dari:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 293, "width": 150, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Hukuman disiplin ringan;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 314, "width": 173, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Hukuman disiplin sedang; dan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 335, "width": 143, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Hukuman disiplin berat.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 355, "width": 429, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bagi pegawai negeri Sipil yang melanggar kedisiplinan akan diberikan beberapa hukuman di atas agar memberikan efek jera bagi para PNS yang melanggar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 418, "width": 177, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemeriksaan Pelanggaran Disiplin", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 438, "width": 429, "height": 280, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses penegakan hukuman disiplin bagi PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Konawe tidak hanya terbatas pada ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS. PP Nomor 53 tersebut ketentuan pelaksanaannya termuat dalam Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 21 Tahun 2010. Berdasarkan hasil pengamatan awal, mereka bahwa dalam proses penegakan hukuman disiplin di lingkungan Pemerintah Kabupaten Konawe, aturan pelaksanaannya tidak hanya terbatas pada isi tetapi apa yang termuat dalam aturan utama disiplin PNS yaitu PP Nomor 53 Tahun 2010. Berdasarkan hasil wawancara dengan Informan pertama yakni Sekretaris BKD Kabupaten Konawe menyebutkan bahwa: dalam menegakkan disiplin pemerintah kabupaten tidak semata-mata berpedoman pada Peraturan Pemerintah akan tetapi juga aturan pelaksanaan dalam penegakan hukuman disiplin yaitu termuat dalam Keputusan Bupati Konawe tentang pembentukan tim pemeriksa Ad hoc, dan Keputusan Bupati tentang pembentukan tim pertimbangan dan penyelesaian.", "type": "Text" }, { "left": 367, "top": 772, "width": 139, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 1 Nomor 1 (2018) 46", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 204, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penjatuhan Keputusan Hukan disiplin.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 429, "height": 239, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terkait proses pemeriksaan terhadap tindakan indisipliner yang dilakukan oleh pegawai negeri sipil yang selanjutnya sampai pada tahap penjatuhan keputusan hukuman disiplin. Terkait mekanisme penjatuhan hukuman disiplin, maka dapat diperoleh gambaran sebagaimana hasil wawancara dengan informan yang menyatakan bahwa: “Mekanisme penjatuhan hukuman disiplin itu yang pertama, dilakukan pemeriksaan oleh atasan langsung selaku ketua tim pemeriksa Ad hoc yang hasilnya diberikan pada tim pertimbangan dan penyelesaian, dan akhirnya tim pertimbangan dan penyelesaian memberikan rekomendasinya kepada Bupati sedangkan Mekanismenya itu PNS yang bersangkutan dipanggil oleh tim pemeriksa Ad hoc kemudian hasilnya diserahkan ke tim penyelesaian dan hasil rapat tim penyelesaian itu nantinya yang dijadikan acuan atau rekomendasi Bupati untuk menjatuhkan hukuman disiplin pada PNS.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 355, "width": 413, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi tindakan indisipliner Pegawai Negeri Sipil. Peraturan atau Tata Tertib", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 397, "width": 429, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu faktor pembentuk kedisiplinan adalah adanya peraturan atau tata tertib yang mengatur hal– hal yang diwajibkan dan larangan yang harus ditinggalkan. Sebuah peraturan akan ditaati bila peraturan tersebut mempunyai sanksi yang tegas. Untuk masalah peraturan sebenarnya sudah cukup memadai dimana kita dapat melihat banyak peraturan yang berhubungan dengan penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil. Tata tertib atau peraturan membutuhkan elemen lainnya demi kesempurnaan pelaksanaan sebuah peraturan dan pelatihan kedisiplinan secara berkesinambungan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 562, "width": 82, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepemimpinan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 583, "width": 429, "height": 156, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penegakan disiplin harus dilakukan oleh setiap PNS dan pemimpin harus melakukan pengawasan. Setiap pelanggaran yang dilakukan oleh pegawainya maka atasan yang bersangkutan harus bisa mempertanggungjawabkannya. Atasan bisa dianggap gagal melakukan pembinaan dan pengawasan. Setiap atasan harus memimpin bawahannya dengan arif dan bijaksana. Ia harus menjadi teladan yang baik yang bisa membimbing bawahannya agar tetap berada pada jalur yang benar, memberikan perhatian kepada bawahan, berani mengambil tindakan, dan menciptakan kebiasaan- kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin. Kepemimpinan merupakan faktor utama", "type": "Text" }, { "left": 367, "top": 772, "width": 139, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 1 Nomor 1 (2018) 47", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 65, "width": 429, "height": 136, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang menentukan baik buruknya dan hidup-matinya suatu bentuk usaha/organisasi. Dengan demikian faktor kepemimpinan mempunyai peranan penting dalam menentukan tingkat kedisiplinan para pegawainya. Seorang pimpinan yang cenderung egois dimana ia kurang memperhatikan kesejahteraan bawahannya atau bahkan melakukan tindakan negatif maka hal ini sangat berpengaruh terhadap perilaku bawahannya. Hal ini akan menimbulkan tidak adanya rasa hormat kepada atasan, tindakan indisipliner bahkan membenci atasannya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 231, "width": 150, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembinaan dan Pengawasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 252, "width": 429, "height": 238, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk menghindari maraknya pelanggaran disiplin oleh Pegawai Negeri Sipil, sebaiknya dilakukan pembinaan dan pengawasan. Pembinaan yang baik dan pengawasan yang efektif tentu akan membantu membentuk aparat pemeritah yang baik dan berwibawa. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan bahwa rasa perlindungan kepada korps ( esprit de corps ) sering kali membuat atasan yang berwenang menjatuhkan sanksi yang ringan. Pengawasan yang dilakukan oleh atasan kepada bawahan (pengawasan melekat) yang umumnya digunakan dalam pengawasan di lembaga pemerintahan sering kali menimbulkan problematik yang selalu dikeluhkan masyarakat, seperti sikap atasan yang terlalu melindungi bawahannya walaupun bawahannya melakukan penyimpangan, kesulitan pimpinan menindak bawahannya karena antara bawahan dan atasan sudah seperti akrab atau bisa saja atasan juga memiliki kebiasaan atau perilaku yang sama dengan bawahannya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 521, "width": 190, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 542, "width": 429, "height": 197, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesejahteraan PNS merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan oleh Pemerintah. Tak dapat dipungkiri bahwa mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Bila mereka merasa bahwa kebutuhannya tidak dapat dipenuhi secara maksimal maka mereka akan berusaha memperoleh pekerjaan lain ( side jobs ) untuk memenuhi kebutuhannya. Hal inilah yang tentunya akan berdampak negatif terhadap kinerja mereka dan pada akhirnya akan muncul tindakan indisipliner. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan bahwa di kantor tersebut masih ada pengecualian dan penerapan kebijakan yang sifatnya tidak merata dan adil, kemudian tingkat kesejahteraan pegawai masih kurang mendapatkan titik perhatian, sebagaimana kita ketahui bahwa dengan memberikan kesejahteraan kepada pegawai akan lebih", "type": "Text" }, { "left": 367, "top": 772, "width": 139, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 1 Nomor 1 (2018) 48", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 65, "width": 429, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mendukung dan memotivasi pegawai untuk lebih baik dalam bekerja dan tidak melakukan hal-hal yang bisa merugikan pribadi maupun instansi, dengan kata lain bahwa faktor kesejahteraan pegawai sangat mempengaruhi rendahnya tindakan indisipliner.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 169, "width": 429, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dampak Setelah Pemberian Sanksi Administrasi terhadap Disiplin Pegawai Negeri", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 190, "width": 29, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sipil.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 210, "width": 429, "height": 156, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan sanksi administrasi diberikan agar perbuatan pelanggaran tersebut dihentikan. Pemberian sanksi tentu saja akan mempunyai dampak baik bagi Pegawai Negeri yang bersangkutan maupun Pegawai yang lainnya. Ketika seorang pegawai negeri sipil diberhentikan tidak dengan hormat karena mangkir tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas selama berbulan bulan tentu membawa dampak sendiri bagi pegawai lainnya. Mereka takut melakukan kesalahan yang serupa karena dengan adanya pemberian sanksi tersebut secara otomatis mereka akan kehilangan statusnya sebagai Pegawai.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 376, "width": 429, "height": 280, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kewajiban dan larangan teresebut, apabila dilanggar atau tidak dipatuhi akan dikenakan sanksi hukuman disiplin sesuai dengan tingkat kesalahannya. Peraturan mengenai kedisiplinan telah dibentuk dan diberlakukan, tidak jarang ditemukan adanya pelanggaran terhadap kedisiplinan tersebut. Pelanggaran disiplin bisa saja dikarenakan oleh hak-hak yang diperolehnya tidak sesuai dengan kebutuhan hidupnya, sebagaimana kita ketahui bahwa kebutuhan manusia pada masa sekarang ini semakin kompleks, akan tetapi mungkin kebutuhan hidup yang semakin banyak tersebut bukan merupakan satu-satunya faktor penyebab terjadinya pelanggaran. Pemerintah telah menaikan gaji serta tunjangan, namun tetap saja terjadi pelanggaran, kemungkinan faktor utama yang menjadi hambatan kedisiplinan itu terletak pada diri pegawai itu sendiri. Tindakan yang menyimpang seperti: korupsi, pemborosan keuangan negara, pungutan liar, dan berbagai bentuk pelanggaran tersebut akan selalu terjadi, bila dalam diri PNS belum terbentuk suatu kesadaran dan suatu etika yang dituangkan dalam Nilai dan Perilaku Kedinasan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 687, "width": 68, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 707, "width": 431, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa, Proses penegakan hukuman disiplin, bagi PNS di lingkungan Badan Kepegawaian Daerah", "type": "Text" }, { "left": 367, "top": 772, "width": 139, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 1 Nomor 1 (2018) 49", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 65, "width": 432, "height": 239, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kabupaten Konawe berjalan melalui alur sebagaimana peraturan yang menjadi pedoman pelaksanaan. Prosesnya dimulai dengan atasan langsung atau pejabat yang berwenang menghukum mengetahui atau menerima laporan, adanya pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh pegawai negeri sipil, terlebih dahulu melakukan pemanggilan sebelum pemeriksaan, kemudian atasan langsung atau Pejabat yang berwenang menghukum membuat surat permohonan untuk membentuk Tim Pemeriksa Ad Hoc, Pejabat Pembentuk Tim Pemeriksa Ad Hoc kemudian membentuk Tim Pemeriksa Ad Hoc sesuai Pangkat dan Jabatan PNS yang akan diperiksa, Sedangkan faktor-faktor yang cenderung mempengaruhi penegakan hukuman disiplin Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi penegakan hukuman disiplin adalah, Peraturan atau tata tertib, kepemimpinan, pembinaan dan pengawasan serta kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 335, "width": 78, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 355, "width": 426, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bernardin , H. John and Russel, Joice E.A. 2002. Manajemen Burhan Bungin; 2001,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 376, "width": 400, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metodologi Penelitian Kualitatif ; Aktualisasi Metodologis ke Arh Ragam Varian Kontemporer ; Raja Grafindo Persada,Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 417, "width": 429, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dolet Unaradjan, 2003; Manajemen Disiplin ; Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 459, "width": 429, "height": 31, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Philipus m Hadjon, dkk, 2002, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 500, "width": 356, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ridwan, HR, 2002, Hukum Administrasi Negara, UII Press, Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 521, "width": 429, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ronny Hanitijo Soemitro,2005, Metode Penelitian Hukum dan jurimetri , Ghalia Indonesia, Konawe.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 562, "width": 429, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soerjono Soekanto, 2007, Pengantar Penelitian Hukum, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 604, "width": 433, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sastra Djatmika dan Marsono, 2000, Hukum Kepegawaian di Indonesia, Djambatan,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 624, "width": 40, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 645, "width": 429, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SF. Marbun, dkk ., 2001, Dimensi-dimensi pemikiran Hukum Administrasi Negara , UII Press, Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 686, "width": 370, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sri Hartini, 2008, Hukum Kepegawaian di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 367, "top": 772, "width": 139, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 1 Nomor 1 (2018) 50", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 65, "width": 429, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudarsana, I. K. (2015). Pentingnya Kearifan Lokal dalam Pendidikan Karakter bagi Remaja Putus Sekolah. In Seminar Nasional (No. ISBN: 978-602-71567-1-5, pp.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 107, "width": 262, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "343-349). Fakultas Dharma Acarya IHDN Denpasar .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 128, "width": 429, "height": 31, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan . Remaja Rosda Karya. Konawe.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 169, "width": 428, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suradinata, Ermaya. 2003, Manajemen Perubahan dan Strategi Kepemimpinan Kreatif,", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 190, "width": 101, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lemhannas, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 231, "width": 84, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dokumen Lain:", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 252, "width": 246, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang –Undang Dasar Republik Indonesia 1945.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 272, "width": 368, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 293, "width": 400, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.", "type": "Text" } ]
3cf6fd65-0edb-b515-cfc0-ff1b9883a39a
https://ejurnal.uij.ac.id/index.php/JM/article/download/510/471
[ { "left": 71, "top": 38, "width": 265, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal MID-Z (Midwifery Zigot) Jurnal Ilmiah Kebidanan Vol 2 No 2, November 2019", "type": "Page header" }, { "left": 435, "top": 52, "width": 92, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN E: 2621-7015", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 65, "width": 53, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal : 73-78", "type": "Page header" }, { "left": 438, "top": 65, "width": 90, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN P: 2656-8586", "type": "Page header" }, { "left": 515, "top": 767, "width": 12, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "73", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 80, "width": 402, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang ANC Berhubungan dengan Kunjungan ANC", "type": "Section header" }, { "left": 234, "top": 98, "width": 130, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "di Puskesmas Wongsorejo", "type": "Text" }, { "left": 258, "top": 126, "width": 82, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahmawati Raharjo", "type": "Text" }, { "left": 218, "top": 147, "width": 162, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Bakti Indonesia Banyuwangi email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 178, "width": 36, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 189, "width": 456, "height": 184, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Angka kematian ibu (AKI) yang tinggi menjadi bukti kualitas pelayanan kesehatan yang masih rendah. Hal ini yang menjadikan program ANC menjadi tolak ukur keberhasian tenaga kesehatan dalam menjaga ibu hamil dengan tujuan deteksi dini resiko kehamilan. Namun, meskipun tujuan dari program antenatal care mempunyai kegunaan dan manfaat yang sangat penting bagi ibu hamil, tidak sedikit dari mereka yang kurang sadar bahkan tidak mengindahkan anjuran pelayanan kesehatan untuk melakukan kunjungan teratur. Pengetahuan ibu hamil menjadi faktor keteraturan kunjungan ANC. Jenis rancang bangun penelitian menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional adapun populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil di Puskesmas Wongsorejo pada triwulan ketiga di tahun 2017 sebanyak 150 orang, dengan menggunakan random sampling dan ditemukan 60 sampel untuk diteliti, adapun uji statistik menggunakan uji chi square (SPSS versi 20). Hasil penelitian menyatakan sebagian besar responden sebanyak 37 responden (61,7%) mempunyai tingkat pengetahuan baik dan hampir seluruh responden sebanyak 48 responden (80%) melakukan kunjungan ANC dengan teratur. Hasil uji statistik penelitian dapat nilai adalah 0,05 dengan df=4, maka bisa diketahui bahwa chi square table sebesar 9,488 dengan nilai tersebut diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Chi Square hitung > Chi Square table dan dinyatakan ada hubungan tingkat pengetahuan tentang ANC dengan kunjungan ANC di puskesmas Wongsorejo. Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu hamil maka semakin teratur melakukan kunjungan ANC, maka untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang ANC disarankan untuk memperbanyak mencari informasi kesehatan melalui media cetak, internet maupun konsultasi langsung kepada tenaga kesehatan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 375, "width": 221, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, Kunjungan ANC", "type": "Section header" }, { "left": 280, "top": 395, "width": 39, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 406, "width": 456, "height": 173, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The maternal mortality rate (MMR) still high as a fact the low quality of health services. This makes the ANC program a benchmark for the success of health workers in looking after pregnant women with the aim of early detection of pregnancy risk. However, although the purpose of the antenatal care program has very important functions and benefits for pregnant women, not a few of those who are less aware even do not heed the advice of health services to make regular visits. Knowledge of pregnant women is a regular factor in ANC visits. The research design used analytic survey with cross sectional approach. The population in this study were all pregnant women in the Wongsorejo Public Health Center in the third quarter of 2017, as many as 150 people, using random sampling and found 60 samples to be studied, the chi square test used (SPSS version 20). The results of the study stated that the majority of respondents as many as 37 respondents (61.7%) had a good level of knowledge and almost all respondents as many as 48 respondents (80%) made regular ANC visits. The statistical test results of the study can be a value of 0.05 with df = 4, it can be seen that the chi square table is 9,488. with the above values, it can be concluded that the Chi Square count> Chi Square table and stated there is a relationship between the level of knowledge of pregnant women about ANC with ANC visits to pregnant women in the Wongsorejo health center. It can be concluded that the higher the level of knowledge of pregnant women, the more regular ANC visits are carried out, so to increase the knowledge of pregnant women about ANC it is recommended to increase the search for health information through print media, the internet or direct consultation to health workers.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 582, "width": 170, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Key Words: Knowledge level, ANC visit", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 604, "width": 66, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 615, "width": 212, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelayanan antenatal care (ANC) adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil sesuai standar pelayanan (Manuaba, 2001 dalam Febyanti dkk, 2012). Menurut world health organitation (WHO) pada tahun 2011, 536.000 perempuan meninggal pada melahirkan. Bahkan di negara-negara berkembang terdapat 99% ibu dan bayi meninggal karena persalinan dan kelahiran. Laporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 mencatat AKI 359 per 100 ribu kelahiran hidup dengan penyebabnya adalah", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 604, "width": 211, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perdarahan 28%, keracunan kehamilan (24%), kejadian infeksi (11%), persalinan lama (5%), dan keguguran(5%). (Komariyah, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 638, "width": 211, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyebab lain dari tingginya AKI yaitu (1) rendahnya pengetahuan dan penanggulangan komplikasi, (2) rendahnya pemerataan pelayanan kebidanan bagi ibu hamil (Wiknjosastro, 2005 dalam Puspitaningrum, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 707, "width": 212, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanan antenatal dikatakan baik atau tidak disesuaikan dengan standar kunjungan minimal ANC yaitu 1 kali kunjungan di trimester I, 1 kali kunjungan di trimester II, 2 kali kunjungan di trimester III (Siringo-ringo,", "type": "List item" }, { "left": 515, "top": 767, "width": 12, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "74", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 211, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2012). Kegiatan yang dilakukan pada kunjungan", "type": "Table" }, { "left": 138, "top": 85, "width": 144, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANC adalah anamnesa,", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 96, "width": 214, "height": 469, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pemeriksaan umum dan khusus, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan obstetric, pemberian imunisasi TT, permerian obat dan vitamin, perawatan payudara dan penyuluhan tentang kehamilan. Sehingga segala bentuk ketidaknormalan dari kehamilan serta resiko komplikasi pada ibu hamil dapat dicegah secara dini (Puspitaningrum, 2015). Namun, meskipun tujuan dari program antenatal care mempunyai kegunaan dan manfaat yang penting bagi ibu hamil, tidak sedikit dari mereka yang kurang sadar bahkan tidak mengindahkan anjuran pelayanan kesehatan untuk melakukan kunjungan secara teratur. Faktor penyebabnya ibu hamil enggan melakukan kunjungan ANC yaitu jarak tempat tinggal yang jauh dari puskesmas, dukungan dari keluarga khususnya suami, tingkat pengetahuan ibu hamil serta faktor sosial ekonomi (Tamaka dkk, 2013). Penelitian Tamaka dkk (2013), pengetahuan tentang ANC berhubungan dengan kunjungan ANC. Pengetahuan ibu yang tinggi akan dapat mengetahui manfaat serta tujuan dari ANC seperti penanggulangan komplikasi kehamilan, posisi janin serta kesehatan ibu hamil sendiri sehingga dapat mencegah resiko kehamilan sedini mungkin. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah meningkatkan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ANC dengan memperbanyak mencari informasi baik lewat media sosial, majalah, koran maupun konsultasi Kesehatan kepada tenaga kesehatan yang lebih mengerti akan kesehatan ibu hamil. selain itu, hendaknya ibu hamil selalu melakukan kunjungan ANC untuk mengikuti program posyandu seperti senam hamil, kelas ibu hamil, penyuluhan KIA serta menjaga pola makan yang sehat sesuai yang dianjurkan kader dan tenaga kesehatan posyandu.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 579, "width": 91, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 591, "width": 211, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik dan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah ibu hamil di Puskesmas Wongsorejo pada triwulan ketiga di tahun 2017 sebanyak 150 orang. Sedangkan sampelnya adalah ibu hamil di Puskesmas Wongsorejo pada triwulan ketiga di tahun 2017 sebanyak 60 orang. Pada penelitian ini menggunakan “Random Sampling”", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 694, "width": 211, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Instrumen yang digunakan berupa kuesioner tentang tingkat pengetahuan tentang ANC dengan format pilihan ganda. Observasi dilakukan untuk mengobservasi keteraturan kunjungan ANC pada ibu hamil melalui buku KMS. Uji Chi-Square. dipakai untuk menghitung. Data yang terkumpul", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 73, "width": 211, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "akan diolah untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 107, "width": 116, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 119, "width": 25, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 131, "width": 211, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingkat pengetahuan Data frekuensi responden", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 154, "width": 211, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berdasarkan tingkat pengetahuan yaitu", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 165, "width": 212, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebagian besar responden sebanyak 37 responden (61,7%) mempunyai tingkat pengetahuan baik, dan sebagian kecil lainnya sebanyak 6 responden (10%) mempunyai tingkat pengetahuan kurang baik.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 222, "width": 211, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 : Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan responden di puskesmas Wongsorejo kab. Banyuwangi tahun 2017", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 264, "width": 167, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kategori Pengetahuan Frequency Percent Baik 37 61.7 Cukup 17 28.3 Kurang 6 10.0 Total 60 100.0", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 319, "width": 212, "height": 181, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengetahuan merupakan suatu hasil mengindraan seseorang terhadap suatu objek yang dilihat, baik berupa hal positif maupun negatif yang mempengaruhi seseorang dalam berprilaku dan bersikap. Semakin banyak pengetahuan seseorang tentang suatu objek, maka semakin paham dan mengerti tata cara mengamplikasikan pengetahuan itu. Dalam arti lain, semakin tinggi pengetahuan seseorang maka semakin baikpula tingkah laku seseorang (Bambang, 2008). Faktor penunjang dari tingkat pengetahuan adalah pendidikan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain dengan tujuannya adalah mengarahkan pada cita-cita, mengisi kehidupan dengan selamat dan bahagia.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 503, "width": 211, "height": 250, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan dilakukan untuk menyampaikan informasi tentang hal yang dapat menunjang kesehatan sehingga kualitas hidup seseorang dapat meningkat (Dewi, 2011). Hal tersebut diatas sesuai dengan hasil penelitian tentang data umum responden pada poin pendidikan yang didapatkan hasil tingkat pengetahuan responden masuk dalam kategori baik, disebabkan tingkat pendidikan responden yang bisa dikatakan berpendidikan seperti SMP sebanyak 26 responden, SMA sebanyak 24 responden dan akademik sebanyak 3 responden. Jadi responden dalam penelitian ini mayoritas berpendidikan sehingga tingkat pengetahuan responden dikatakan baik. Selain itu untuk menunjang pengetahuan ibu hamil terhadap kesehatan kehamilannya maka hendaknya responden selalu aktif dalam mengikuti program pelayanan kesehatan seperti ANC, kelas ibu hamil serta konsultasi dengan tenaga kesehatan.", "type": "List item" }, { "left": 515, "top": 767, "width": 12, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "75", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 75, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kunjungan ANC", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 211, "height": 89, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data frekuensi responden berdasarkan kunjungan ANC yaitu hampir selurus responden sebanyak 48 responden (80%) melakukan kunjungan ANC dengan teratur, dan sebagian kecil lainnya sebanyak 12 responden (20%) melakukan kunjungan ANC dengan tidak teratur.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 176, "width": 211, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2: Distribusi frekuensi responden berdasarkan kunjungan ANC responden di puskesmas", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 197, "width": 173, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wongsorejo Kab. Banyuwangi tahun 2017.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 208, "width": 211, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kategori Kunjungan ANC Frequency Percent Teratur 48 80.0 tidak teratur 12 20.0 TOTAL 60 100.0 Antenatal care bertujuan untuk mempromosikan", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 281, "width": 212, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kesehatan selama kehamilan., screening, identifikasi ibu hamil dengan resiko tinggi dan melakukan rujukan diperlukan, memantau kesehatan ibu dengan upaya deteksi dan mengatasi masalah yang terjadi (Padila,", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 338, "width": 31, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2014).", "type": "Table" }, { "left": 212, "top": 338, "width": 31, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 338, "width": 212, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang mempengaruhi kunjungan ANC salah satunya adalah umur. Tingkat kematangan dan kekuatan seseorang dipengaruhi oleh umur.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 384, "width": 212, "height": 377, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Umur ibu hamil yang matang akan mempengaruhi kematangan dalam berpikir, sehingga ibu hamil akan termotivasi untuk melakukan pemeriksaan kehamilan (Padila, 2014). Hal tersebut dapat dipadukan dengan hasil data umum responden dalam penelitian ini yang menyatakan data umur responden yaitu hampir setengah dari responden berusia 31-40 tahun sebanyak 23 responden (38,3%) yang artinya usia responden yang merupakan ibu hamil merupakan usia dewasa sampai dengan dewasa atas yang membuat responden telah memasuki usia yang matang dan dapat berfikir hal-hal positif dan lebih mengutamakan kesehatan daripada keperluan atau kesenangan lainnya. Dari hasil penelitian dan teori yang ada maka responden dalam kategori teratur dalam berkunjung ke ANC, hal tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa keteratruran kunjungan ANC banyak faktor yang berhubungan salah satunya tingkat pengetahuan dan usia ibu hamil, hal ini dijawab dalam penelitian ini yang menyatakan mayoritas ibu hamil berusia dewasa sampai dewasa menengah, yang menurut teori usia tersebut merupakan usia yang dapat memotivasi diri untuk melakukan ANC dengan teratur. Hal ini dapat dijadikan suatu gambaran pada ibu hamil dalam meningkatkan frekuensi kunjungan ANC, mengingat dampak, fungsi dan manfaat dari ANC sangatlah besar bagi kesehatan ibu dan calon bayi yang dikandungnya. Selain itu untuk menjaga", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 73, "width": 211, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kesehatan ibu dan janin maka hendaknya ibu selalu melakukan pola hidup sehat mengatur pola makan serta melakukan senam hamil, sehingga ibu dapat mencegah kelainan dan gangguan selama hamil.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 131, "width": 211, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan tingkat pengetahuan dengan kunjungan ANC", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 154, "width": 211, "height": 100, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data tingkat pengetahuan dengan kunjungan ANC adalah sebagai berikut responden dengan tingkat pengetahuan baik dan melakukan kunjungan ANC dengan teratur sebanyak 36 responden, kemudian responden yang tingkat pengetahuannya kurang baik dan tidak teratur dalam kunjungan ANC sebanyak 6 responden.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 257, "width": 211, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3: Tabulasi silang tingkat pengetahuan dengan kunjungan anc di puskesmas wongsorejo kab. Banyuwangi tahun 2017", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 288, "width": 211, "height": 258, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Tingkat Pengetahuan Kunjungsn ANC Total Teratur Tidak Teratur N N 1 Baik 36 1 37 2 Cukup 2 15 17 3 Kurang 0 6 0 Jumlah 38 12 60 Seseorang yang patuh berarti orang tersebut menyadari manfaat dari melakukan sesuatu. Seseorang menyadari manfaat melakukan sesuatu ketika sebelumnya mempunyai pengetahuan yang baik tentang sesuatu tersebut.. Pengetahuan merupakan salah satu faktor penunjang dari perilaku. Perilaku berdasar atas pengetahuan akan bertahan lebih lama. Sangat penting memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil supaya ibu hamil dapat menyadari pentingnya ANC dan berupaya meningkatkan pengetahuannya (Niken, 2012).", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 548, "width": 212, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji statistik penelitian dapat disimpulkan dengan diketahuinya rumus uji Chi Square dari hasil uji SPSS versi 17 didapatkan nilai adalah 0,05 dengan df=4, maka bisa diketahui bahwa chi square table sebesar 9,488. dengan nilai tersebut diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Chi Square hitung > Chi Square table dan dinyatakan ada hubungan antara variabel tingkat pengetahuan dengan variabel kunjungan ANC di puskesmas Wongsorejo.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 675, "width": 206, "height": 87, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Uji Statistik Chisquare Variabel Pearson Chi- Square Df Asymp. Sig. (2-sided) Tingkat pengetahua n_ kunjungan 68,460 4 0,000", "type": "Table" }, { "left": 515, "top": 767, "width": 12, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "76", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 212, "height": 282, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel Pearson Chi- Square Df Asymp. Sig. (2-sided) ANC Dari hasil tabulasi silang dan hasil uji statistik dan penelitian terdahulu serta ditunjang oleh teori yang ada, maka penelitian ini dapat dikatakan ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan keteraturan kunjungan ANC, hal tersebut diatas menyatakan bahwa adanya dampak dari suatu pengetahuan terhadap minat ibu untuk melakukan ANC yang artinya semakin tinggi pengetahuan seorang ibu hamil, maka akan berbanding lurus dengan kunjungan ANC. Maka dari itu hendaknya responden melakukan kunjungan ANC untuk melakukan pemeriksaan, deteksi dini dan konsultasi kesehatan dengan tenaga kesehatan untuk menambah pengetahuan ibu hamil tentang kesehatan ibu dan anak, sehingga ibu dengan teratur mengikuti ANC yang mempunyai manfaat untuk menjaga kesehatan ibu hamil dan calon bayi yang dikandungnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 369, "width": 211, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 392, "width": 211, "height": 147, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berdasarkan pengetahuan Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar (50,0%) memiliki pengetahuan cukup tentang ASI eksklusif. Pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 542, "width": 212, "height": 193, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Arum Apriliyana (2011) tentang “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kegagalan Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Menyusui di Desa Adipala Kabupaten Cilacap Tahun 2011”, didapatkan hasil sebagian besar ibu mempunyai pengetahuan cukup tentang ASI. Pengetahuan merupakan hasil stimulasi informasi yang diperhatikan dan diingat. Informasi tersebut bisa berasal dari pendidikan formal mapun non formal, percakapan, membaca, mendengar radio, menonton televisi, dan pengalaman hidup. Dari penelitian telah terbukti bahwa perilaku seseorang yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoadmojo,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 737, "width": 211, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2010). Faktor- faktor yang Mempengaruhi", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 73, "width": 212, "height": 170, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemberian ASI Eksklusif berdasarkan umur Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar (62,5%) berasal dari kelompok umur 20- 35 tahun. . Menurut Notoatmodjo tahun 2010, semakin cukup umur seseorang maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercayai daripada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya, makin tua seseorang maka semakin kondusif dalam menggunakan koping terhadap masalah yang dihadapi (Azwar, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 245, "width": 211, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif berdasarkan pendidikan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 280, "width": 212, "height": 147, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar (52,5%) dengan pendidikan menengah. Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor dalam tumbuh kembang anak, karena tingkat pendidikan ibu yang rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan ibu dalam pemberian ASI eksklusif (Kasmayanti, 2010). Pendidikan akan membuat seseorang terdorong untuk ingin tahu, untuk mencari pengalaman. Pengetahuan yang dimiliki akan membentuk suatu keyakinan untuk melakukan perilaku tertentu dalam pendidikan pemberian ASI eksklusif (Haryono,2014)", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 429, "width": 175, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor- faktor yang Mempengaruhi", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 441, "width": 211, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemberian ASI Eksklusif berdasarkan pekerjaan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 464, "width": 212, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tabel 4 diatas didapat bahwa sebagian besar (70,0%) responden bekerja. Responden yang memiliki perkerjaan formal lebih cenderung tidak menyusui secara eksklusif. Menurut Roesli (2013), bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan. Dengan pengetahuan yang benar tentang menyusui, adanya perlengkapan memerah ASI dan dukungan lingkungan kerja, seorang ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI secara eksklusif.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 602, "width": 212, "height": 147, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif berdasarkan paritas Pada tabel 5 didapat informasi bahwa sebagian besar (85,0%) berasal dari paritas multipara. Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan baik hidup maupun mati. Pravelansi menyusui eksklusif meningkat dengan bertambahnya jumlah anak, dimana anak ketiga atau lebih akan banyak disusui secara eksklusif dibandingkan anak kedua atau pertama, sehingga paritas mempengaruhi pemberian ASI eksklusif (Suparmanto dan Rahayu, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 752, "width": 175, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor- faktor yang Mempengaruhi", "type": "Text" }, { "left": 515, "top": 767, "width": 12, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "77", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 212, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemberian ASI Eksklusif berdasarkan dukungan suami Pada tabel 6 didapat informasi bahwa sebagian besar (82,5%) mendapatkan dukungan dari suami dalam pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Isroni Astuti (2013) tentang Determinan Pemberian ASI Ekslusif pada Ibu menyusui menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan suami dalam pemberian ASI Eksklusif.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 211, "width": 112, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan Dan Saran", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 223, "width": 194, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan yaitu sebagian besar responden sebanyak 37 responden (61,7%) mempunyai tingkat pengetahuan baik. Hal tersebut disebabkan oleh tingkat pendidikan responden yang mayoritas SMA bahkan ada yang lulusan akademik sehingga tingkat pengetahuan mereka tinggi tentang saseuatu termasuk kesehatan.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 349, "width": 194, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Frekuensi responden berdasarkan kunjungan ANC yaitu hampir selurus responden sebanyak 48 responden (80%) melakukan kunjungan ANC dengan teratur. Hal ini disebabkan oleh paritas", "type": "List item" }, { "left": 192, "top": 407, "width": 50, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "responden", "type": "Text" }, { "left": 258, "top": 407, "width": 24, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 418, "width": 176, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dinyatakan merupakan kandungan pertama dan kedua sehingga rasa kewaspadaan dan kekhawatiran", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 452, "width": 175, "height": 33, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sangat tinggi dan membuat responden melakukan kunjungan ANC dengan teratur.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 487, "width": 196, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. c. Hasil uji statistik penelitian dapat disimpulkan dengan", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 510, "width": 176, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diketahuinya rumus uji Chi Square dari hasil uji SPSS versi 17 didapatkan nilai adalah 0,05 dengan df=4, maka bisa diketahui bahwa chi square table sebesar 9,488. dengan nilai tersebut diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Chi Square hitung > Chi Square table dan dinyatakan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ANC berhubungan dengan kunjungan ANC pada ibu hamil di puskesmas Wongsorejo.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 659, "width": 72, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 671, "width": 211, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bambang, (2008). Buku Ajar Keperawatan", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 683, "width": 159, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maternitas. Edisi 4. Jakarta : EGC.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 694, "width": 211, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewi & Wawan, (2010). Dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 6. Jakarta: EGC.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 717, "width": 211, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Farrah dkk, (2016). Asuhan Kebidanan dengan", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 729, "width": 106, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fisiologi Trimester", "type": "List item" }, { "left": 219, "top": 729, "width": 64, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. 2009.", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 740, "width": 155, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://www.scribd.com/doc/243136", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 752, "width": 139, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17/Asuhan-Kebidanan-dengan-", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 73, "width": 211, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FISIOLOGI-TRIMESTER-III Febyanti dkk, (2012). Hubungan Pengetahuan,", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 96, "width": 190, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sikap Ibu Hamil Terhadap Kunjungan", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 107, "width": 211, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelayanan Antenatal di Kecamatan Kalimanah Kabupaten Purbalingga. Jurnal Media Litbang Kesehatan, Volume XI nomor 1. Hidayat, (2009). Metodologi Penelitian Kebidanan DII, DIV, S1 dan S2. Nuha Medika:Yogyakarta", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 188, "width": 211, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemenkes RI, (2013). Pusat Data Surveilans Epidemiologi Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 221, "width": 211, "height": 33, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keraf dan Mikhael (2008). Advance Learner’s Dictionary of Education. New Delhi: Anmol Publications PVT. LTD. Hal 67.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 257, "width": 211, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Komariyah, (2014). Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Antenatal Care Dengan Jumlah Kunjungan Antenatal Care di Desa Laut Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Medan. Skripsi Tidak Diterbitkan. Medan:", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 326, "width": 212, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mubarok, dkk, (2007). Buku ajar Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Renika Cipta.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 360, "width": 211, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manuaba (2013). Ilmu Kebidanan. Edisi III. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 383, "width": 211, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Notoadmodjo, (2010). Pengantar Ilmu Statistik penelitian. Jakarta:Renika Cipta.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 407, "width": 212, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Notoatmodjo, (2012). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 429, "width": 211, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nursalam (2011). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 464, "width": 211, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nursalam, (2013). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 498, "width": 211, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nyna, (2015). Kematian Ibu, Petaka yang Sulit", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 510, "width": 190, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Surut. (Online) (http://www.majalah- farmacia.co.id, diakses tanggal 8 Juni 2017)", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 545, "width": 211, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Padila, (2014). Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologis. Jakarta : EGC", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 579, "width": 211, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prawiroharjo, (2012). Asuhan Kebidanan Kehamilan. In Media. Jakarta", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 602, "width": 211, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Puspitaningrum, (2015). Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 625, "width": 212, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tentang Antenatal Care Dalam Kalangan Usia Subur di Puskesmas Padang Bulan. Ejurnal FK USU, Volume 1 no1 Riduan (2010). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiyah. Jakarta : Salemba Medika.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 694, "width": 211, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riyanto, (2010). Pengantar Ilmu Statistik penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 717, "width": 211, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saifuddin, (2012). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 752, "width": 211, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiadi, (2009). Kapita Selekta", "type": "Table" }, { "left": 515, "top": 767, "width": 12, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "78", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 212, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penatalaksanaan Rutin Obstetrik Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC. Siringo-ringo, (2012). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 119, "width": 83, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bina Pustaka Sugiyono,", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 131, "width": 191, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2011). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiyah. Jakarta : Salemba Medika", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 165, "width": 47, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyono,", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 165, "width": 149, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2007). Metode Penelitian", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 176, "width": 190, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keperawatan dan Teknik Analisa Data.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 188, "width": 121, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta : Salemba Medika.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 200, "width": 211, "height": 78, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sullivan et al , (2009). Nursing Research The Application of Qualitatif Approach. Second edition. United Kingdom: Nelson Thomas Ltd. Tamaka dkk, (2013). Panduan pemeriksaan antenatal. Jakarta: EGC Wibowo, (2007). Buku Acuan", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 269, "width": 190, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nasional Pelayanan Kesehatan", "type": "Table" }, { "left": 212, "top": 280, "width": 70, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maternal dan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 292, "width": 211, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Wiknjosastro, (2009). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.", "type": "Text" } ]
0d836518-5a82-426a-aacf-2b4ae43d96c0
https://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/ekbis/article/download/152/142
[ { "left": 94, "top": 781, "width": 255, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Soenhadji, Rhomdoni, Susiloatmadja, Pemanfaatan Internet….", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 784, "width": 18, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "189", "type": "Page footer" }, { "left": 104, "top": 74, "width": 413, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INTERNET USAGE BY COLLEGE STUDENTS AS THE SEARCHING MEDIA AND INFORMATION INVESTIGATION", "type": "Section header" }, { "left": 244, "top": 115, "width": 130, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Iman Murtono Soenhadji 1", "type": "Text" }, { "left": 243, "top": 128, "width": 135, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Romdhoni Susiloatmadja 2", "type": "Text" }, { "left": 213, "top": 159, "width": 196, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gunadarma University, Jl.Akses Kelapa Dua Cimanggis, Depok", "type": "Text" }, { "left": 228, "top": 183, "width": 164, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 224, "top": 197, "width": 173, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 228, "width": 68, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 118, "top": 255, "width": 388, "height": 212, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research aims to investigate internet utilization among undergraduate students (S1) of Information Systems, Information Technology, Management, Accounting and D3 degree students of Business and Entrepreneurship. Extant internet facility in this study is utilization of University website by the students in accordance with their academic grades and assignments given by the lecturers. This research also focuses on determinant and constraint factors in choosing internet as media for information searching and browsing. The respondents for this study are students of Faculty of Economics and Faculty of Computer Science, Gunadarma University. From 1200 targeted respondents, only 41 students respond in the first stage and 140 in the second stage. Questionnaire is delivered using (download mode in) lecturer website. Respondents were grouped based on the study program, Statistical testing using SPSS indicates that the most frequent visited websites are education-related ones, whereas the most searched and browsed websites are the commercial and institutional ones. The most exploited menu in the University website is Studentsite. Pearson’s chi-square test (with significance degree = 0.006) denotes a significant relationship between study program and students’ confidence level of internet contribution to their study. Moreover, the levels of students’ confidence vary among program studies.", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 483, "width": 385, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : determinant factors, constraint factors, internet, information, university students, websites.", "type": "Text" } ]
f34f440a-1636-e770-8f5e-cad04006cf69
https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft/article/download/16895/9688
[ { "left": 406, "top": 38, "width": 122, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JFT. Vol. 2, Desember 2015", "type": "Page header" }, { "left": 490, "top": 731, "width": 37, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "90 | JFT", "type": "Page footer" }, { "left": 161, "top": 117, "width": 325, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "UJI KUALITAS FISIS AIR PADA SUNGAI SALOE KABUPATEN SINJAI", "type": "Section header" }, { "left": 213, "top": 163, "width": 216, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A Siti Mahfiah, Hernawati, dan Muh. Said L 1", "type": "Text" }, { "left": 147, "top": 177, "width": 352, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar Email: [email protected], [email protected], [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 242, "width": 357, "height": 170, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract: This research aims to determine the level of water quality in Saloe rivers based physical test of color, smell, temperature, taste, conductivity, and total dissolved solids. Sampling was conducted at three sites by measuring the depth of the river and take samples at the surface, middle and bottom of the river. Tests conducted in the laboratory of Chemistry, Faculty of Science and Technology is using descriptive method by measuring the standard measuring tool. From the results of water quality testing at each sampling site, there was information that the water quality of the Saloe rivers can be classified into categories of water quality is good because all the parameters tested still achieve water quality standards based on Government Regulation No. 82 in 2001.", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 427, "width": 193, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords: River, Water Quality, Water", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 467, "width": 114, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 482, "width": 416, "height": 54, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Air adalah substansi yang paling melimpah di permukaan bumi, merupakan komponen utama bagi semua makhluk hidup dan merupakan kekuatan utama yang secara konstan membentuk permukaan bumi. Air juga merupakan penentu dalam pengaturan iklim di permukaan bumi untuk kebutuhan hidup manusia.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 546, "width": 417, "height": 83, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Salah satu wujud keberadaan air di permukaan bumi yaitu adanya sungai di daratan. Sungai adalah salah satu bagian dari siklus hidrologi. Pemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan potensial untuk dijadikan salah satu sektor industri yang juga dapat menjadi pilar penyangga perekonomian di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 639, "width": 417, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Salah satu sungai yang ada di Sulawesi Selatan yang dimanfaatkan oleh masyarakat adalah sungai Saloe yang terletak di Kabupaten Sinjai. Sungai ini memiliki luas + 15 km 2 . Aktivitas masyarakat yang menggunakan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari seperti mencuci, mandi, dan untuk pengairan menjadikan", "type": "Text" }, { "left": 406, "top": 38, "width": 122, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JFT. Vol. 2, Desember 2015", "type": "Page header" }, { "left": 490, "top": 731, "width": 37, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "91 | JFT", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 416, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "sungai ini sangat bermanfaat untuk mendukung kelangsungan hidup masyarakat yang tinggal di sekitarnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 141, "width": 417, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001, air bersih adalah air yang layak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci pakaian, mencuci baju dan sebagainya. Masyarakat setempat sangat memanfaatkan sumber air yang ada termasuk air sungai Saloe, sehingga perlu dilakukan penelitian terhadap kualitas air sungai tersebut melalui beberapa parameter salah satunya adalah parameter fisik untuk memantau kualitas air sungai tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 230, "width": 152, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 246, "width": 91, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lokasi penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 261, "width": 417, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengambilan sampel dilakukan di sungai Saloe Kabupaten Sinjai dan pengujian berlangsung di Laboratorium Kimia Fisik Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 320, "width": 84, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Alat dan Bahan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 336, "width": 29, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Alat:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 351, "width": 416, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Alat yang digunakan yaitu Conductivitymeter, TDS meter, Labu Erlenmeyer, pH, Termometer.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 387, "width": 40, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bahan:", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 402, "width": 416, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bahan yang digunakan yaitu yaitu aqauades dan sampel air sungai Saloe yang diambil di 50 m sebelum pemukiman, tengah pemukiman dan 50 m setelah pemukiman dan aquades.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 459, "width": 151, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Prosedur penelitian Teknik Pengambilan Sampel", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 488, "width": 417, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengambilan sampel air sungai Saloe dilakukan di 3 lokasi, sebagimana terlihat dalam peta gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 406, "top": 38, "width": 122, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JFT. Vol. 2, Desember 2015", "type": "Page header" }, { "left": 490, "top": 731, "width": 37, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "92 | JFT", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 357, "width": 119, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengujian Kualitas Air", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 370, "width": 417, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengukuran suhu dilakukan pada saat pengambilan sampel dengan mengukur suhu lingkungan dimasing-masing lokasi. Metode pengukuran parameter warna dilakukan dengan menggunakan indra penglihatan, penentuan bau dengan menggunakan indra penciuman, penentuan suhu dengan menggunakan thermometer, penentuan padatan tersuspensi dengan menggunakan TDS meter, penentuan derajat keasaman (pH) dengan menggunakan pH-meter, pengujian konduktivitas dengan menggunakan konduktivitimeter, dan pengujian rasa dilakukan dengan menggunakan indra perasa, kemudian menyesuaikan hasil dari uji kualitas air dengan klasifikasi mutu air berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 tahun 2001 tentang kualitas air bersih berdasarkan kelasnya, apakah air tersebut sudah termasuk kategori air bersih.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 524, "width": 173, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 546, "width": 416, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil Pengujian Kualitas Air Sungai Saloe dengan Membandingkan Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 573, "width": 417, "height": 97, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sampel air sungai yang telah melalui proses pengujian di laboratorium kemudian hasilnya dibandingkan klasifikasi mutu air berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 tahun 2001 tentang kualitas air bersih berdasarkan kelasnya untuk mengetahui kualitas air sungai di masing-masing titik pengambilan sampel yaitu 50 m sebelum pemukiman, di tengah pemukiman dan 50 m setelah pemukiman. Untuk mengetahui kualitas sampel air sungai Saloe dapat dilihat pada tabel berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 210, "top": 324, "width": 239, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1. Letak pengambilan sampel di Sungai", "type": "Caption" }, { "left": 314, "top": 350, "width": 31, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saloe", "type": "Text" }, { "left": 406, "top": 38, "width": 122, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JFT. Vol. 2, Desember 2015", "type": "Page header" }, { "left": 490, "top": 731, "width": 37, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "93 | JFT", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 416, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1. Hasil pengujian sampel air sungai Saloe di lokasi pengambilan sampel 50 m sebelum pemukiman", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 162, "width": 398, "height": 284, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Parameter Satuan Hasil Pengujian Berdasarkan Standar 2001 Koede Sampel Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV A1 A2 A3 Suhu 0 C 28 28 28 + 3 + 3 + 3 + 5 TDS mg/L 16 16 17 1000 1000 1000 1000 Ph - 6.3 7.2 7.3 6.0-9.0 6.0-9.0 6.0-9.0 5.0-9.0 Bau - tidak berbau tidak berbau tidak berbau tidak berbau tidak berbau tidak berbau tidak berbau Rasa - tidak berasa tidak berasa tidak berasa tidak berasa tidak berasa tidak berasa tidak berasa DHL µS/C 330 310 318 1500 1500 1500 1500 Warna - jernih jernih jernih tidak berwarna tidak berwarna tidak berwarna tidak berwarna", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 484, "width": 417, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2. Hasil pengujian sampel air sungai Saloe di lokasi pengambilan sampel di tengah pemukiman", "type": "Caption" }, { "left": 122, "top": 528, "width": 397, "height": 168, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Parameter Satuan Hasil Pengujian Berdasarkan Standar 2001 Kode Sampel Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV A1 A2 A3 Suhu 0 C 28 28 28 + 3 + 3 + 3 + 5 TDS mg/L 26 25 28 1000 1000 1000 1000 pH - 6.9 6.7 7.7 6.0-9.0 6.0-9.0 6.0-9.0 5.0-9.0 Bau - tidak berbau tidak berbau tidak berbau tidak berbau tidak berbau tidak berbau tidak berbau", "type": "Table" }, { "left": 406, "top": 38, "width": 122, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JFT. Vol. 2, Desember 2015", "type": "Page header" }, { "left": 490, "top": 731, "width": 37, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "94 | JFT", "type": "Page footer" }, { "left": 122, "top": 121, "width": 397, "height": 83, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rasa - tidak berasa tidak berasa tidak berasa tidak berasa tidak berasa tidak berasa tidak berasa DHL µS/cm 372 348 389 1500 1500 1500 1500 Warna - jernih Jernih jernih tidak berwarna tidak berwarna tidak berwarna tidak berwarna", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 238, "width": 416, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 3. Hasil pengujian sampel air sungai Saloe di lokasi pengambilan sampel 50 m setelah pemukiman", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 582, "width": 417, "height": 111, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari ke tiga tabel di atas yaitu tabel 1, tabel 2 dan tabel 3 menjelaskan bahwa hasil pengujian menunjukkan sampel air sungai Saloe dititik pengambilan sampel 50 m sebelum pemukiman dapat dikategorikan sebagai air bersih yang dapat digunakan sebagai bahan baku air minum maupun untuk kebutuhan lain, namun lebih lanjut harus melaui pengujian parameter biologis dan kimia. Sedangkan sampel yang diambil di tengah pemukiman dan 50 m setelah pemukiman dapat dikategorikan sebagai air bersih yang memenuhi standar kualitas air bersih kelas I, II, III dan IV yang berarti bahwa air tersebut dapat digunakan sesuai peruntukannya yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan air tersebut. Lebih", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 287, "width": 397, "height": 273, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Parameter Satuan Hasil Pengujian Berdasarka Standar 2001 Koede Sampel Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV A1 A2 A3 Suhu 0 C 28 27 27 + 3 + 3 + 3 + 5 TDS mg/L 29 39 27 1000 1000 1000 1000 pH - 7.3 7.1 7.8 6.0-9.0 6.0-9.0 6.0-9.0 5.0-9.0 Bau - tidak berbau tidak berbau tidak berbau tidak berbau tidak berbau tidak berbau tidak berbau Rasa - tidak berasa tidak berasa tidak berasa tidak berasa tidak berasa tidak berasa tidak berasa Konduk- Tivitas µS/cm 365 376 410 1500 1500 1500 1500 Warna - keruh Keruh keruh tidak berwarna tidak berwarna tidak berwarna tidak berwarna", "type": "Table" }, { "left": 406, "top": 38, "width": 122, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JFT. Vol. 2, Desember 2015", "type": "Page header" }, { "left": 490, "top": 731, "width": 37, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "95 | JFT", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 416, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "lanjut pengujian syarat biologi dan kimia perlu dilakukan untuk memastikan kegunaan air tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 152, "width": 102, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 167, "width": 416, "height": 111, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hasil uji fisis sampel air sungai Saloe ditinjau dari parameter suhu, warna, bau, rasa TDS dan konduktivitas yang disesuaikan dengan standar kualitas air bersih menurut peraturan peraturan pemerintah No. 82 Tahun 2001 air sungai tersebut memilki kualitas air bersih yang baik. Pada lokasi pengambilan sampel baik di titik 50 m sebelum pemukiman, tengah pemukiman dan 50 m setelah pemukiman kualitas air sungai dapat dikategorikan dalam air bersih yang dapat digunakan untuk kebutuhan sehari- hari seperti mencuci, mandi, maupun untuk keperluan pengairan namun tidak dapat dikonsumsi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 291, "width": 113, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 306, "width": 413, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Jakarta: 2009.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 336, "width": 417, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mirna Aulia Pribadi. “Evaluasi Kualitas Air Sungai Way Sulan Kecil Kabupaten lampung Selatan”. Skripsi . Bogor: Depertemen Konservasi Sumberdaya Hutan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 380, "width": 417, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mratihatani Anandryo Suryo. “Menuju Pengelolaan Sungai Bersih di Kawasan Industri batik yang Padat Limbah Cair ”. Skripsi . Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, 2013 .", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 426, "width": 373, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nooor, Djauhari. Geologi Lingkungan. Ed. I; Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 444, "width": 418, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sosrodarsono, Suryono. Hidrologi: Untuk Pengairan . Cet. 10; Jakarta: Pradnya Paramita, 2006.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 474, "width": 417, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sukadi. ”Pencemaran Sungai Akibat Buangan Limbah dan Pengaruhnya Terhadap BOD dan DO”. Makalah.. Bandung: Jurusan Pendidikan Teknik Bangnunan Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung, 1999.", "type": "Text" } ]
f2b5e050-4413-0a82-0612-e741b78a1340
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jap/article/download/4736/3408
[ { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "74", "type": "Page footer" }, { "left": 120, "top": 75, "width": 373, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KRITIK EPISTEMOLOGIS PARADIGMA ADMINISTRASI PUBLIK", "type": "Section header" }, { "left": 247, "top": 95, "width": 118, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh: Febrie Hastiyanto", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 137, "width": 53, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstraksi", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 158, "width": 379, "height": 197, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagai satu disiplin ilmu modern, ilmu administrasi publik lahir dari khazanah sistem pemerintahan (di) Amerika Serikat. Meskipun sebelum Amerika Serikat berdiri—dan kemudian memposisikan dirinya sebagai salah satu negara yang berpengaruh di dunia—telah tumbuh, berkembang, mencapai masa kejayaan dan tenggelam banyak sistem administrasi publik di dunia dalam berbagai variannya, namun administrasi publik yang dikenal masyarakat hari ini adalah administrasi publik yang lahir dari rahim sistem politik Amerika Serikat. Untuk itu artikel ini mencoba mendedah karakteristik dan paradigma administrasi publik di Indonesia sebagai upaya memperkaya literatur epistemologi administrasi publik di tanah air.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 385, "width": 98, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Latar Belakang", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 406, "width": 155, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adalah Woodrow Wilson,", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 427, "width": 191, "height": 321, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guru Besar Ilmu Politik Amerika Serikat yang menulis artikel bertajuk The Study of Public Administration di jurnal Political Science Quarterly edisi Juli 1887. Wilson yang dikemudian hari menjadi Presiden Amerika Serikat ini melakukan kritik terhadap pengelolaan negara yang diadopsi dari kebijakan Presiden Amerika Serikat Andrew Jackson. Jackson mengelola Amerika Serikat menurut sistem kroniisme ( spoil system ). Model pengelolaan negara yang kemudian disebut sebagai Jacksonian ini dianggap menjerumuskan birokrasi pada", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 758, "width": 191, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "nepotisme, kolusi dan korupsi", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 385, "width": 191, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Effendi, 2007: 56-57). Secara makro", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 406, "width": 190, "height": 197, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wilson menganggap bahwa determinasi politik demikian besar dalam birokrasi, dan itu dianggapnya tidak sehat dan berbahaya. Padahal, sangat mungkin Jackson menempatkan orang-orang yang dekat dengan dirinya dalam birokrasi yang strategis untuk memperkuat jalannya pemerintahan. Pilihan yang secara logis sebenarnya cukup masuk akal.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 613, "width": 191, "height": 156, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsepsi yang diintroduksi Wilson secara umum hendak memisahkan antara negara dan pejabat negara yang dipilih secara politik dengan aparatus birokrasi—yang membantu pejabat negara dalam melaksanakan konsitusi dan Undang- Undang yang disusun bersama", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "75", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 191, "height": 176, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kekuasaan legislatif. Pejabat negara sebagai representasi ―negara‖ dan aparatus birokrasi yang melaksanakan fungsi administrasi publik dibedakan menurut kewenangannya . Bila aparatus birokrasi menjadi pelaksana kebijakan, pejabat negara yang dipilih secara politik memiliki peran lebih sebagai pengambil keputusan", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 261, "width": 191, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( decision making ). Namun pada praktiknya, birokrasi tak hanya menjadi pelaksana kebijakan, tetapi mengambil peran aktif dalam proses pengambilan kebijakan, bukan sebagai pihak yang memiliki kewenangan memutuskan, melainkan sebagai pihak yang membantu merumuskan dan menyiapkan bahan-bahan bagi pengambil keputusan ( decision maker ) untuk mengambil keputusan", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 489, "width": 191, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Djojowadono, 2007: 2). Dalam konteks Indonesia, peran birokrasi ini tercermin dalam penyusunan", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 551, "width": 190, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "rancangan satu peraturan untuk dibahas oleh legislatif dan pejabat publik (bisa menteri atau kepala daerah) sebagai pengambil keputusan.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 634, "width": 191, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Praktik pemerintahan yang dikendalikan Jackson kemudian menjadi tema yang menarik dalam diskusi adminsitrasi publik, bahkan dianggap sebagai kondisi prolog bagi lahirnya administrasi publik sebagai epistemologi ilmu sosial modern yang", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 75, "width": 191, "height": 156, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mandiri, sebagai ilmu tersendiri yang bukan ‗Ilmu politik‖ bukan pula ―ilmu pemerintahan‖ bukan pula semata- mata ―ilmu manajemen (pemerintahan).‖ Bertahun-tahun kemudian sarjana-sarjana politik menulis pelbagai literatur untuk mengukuhkan", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 220, "width": 191, "height": 196, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "epistemologi administrasi publik sebagai suatu cabang ilmu. Sebagai seorang Presiden kiranya cukup logis bila Jackson merasa nyaman bila dibantu oleh orang-orang yang dikenalnya secara personal. Namun dalam pandangan yang ―profesional‖ sikap Jackson cenderung", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 403, "width": 191, "height": 366, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "―tidak termaafkan.‖ Menyikapi situasi ini, sudah seharusnya kita mendudukkan relasi antara politik dengan administrasi secara lebih bijak. Bermula dari pandangan Wilson ini pula, sejak 1887 hingga kini kemudian kita memilih perspektif apriori terhadap politik. Sikap apriori yang ditunjukkan Wilson dalam perkembangan epistemologi administrasi publik selanjutnya cenderung menempatkan politik sebagai satu epistemologi sekaligus aktor dari segala patologi dalam negara. Padahal sejak Wilson mengintroduksi konsepsinya hampir 150 tahun yang lalu, hingga kini administrasi publik selalu (dan harus)", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "76", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 191, "height": 114, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bekerjasama secara komplementer dengan politik dalam sistem politik, dengan segala macam variasi sistemnya. Politik dan politikus tak dapat berjalan tanpa administrasi dan administratikus. Bahkan bila", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 199, "width": 191, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengandaian dalam epistemologi", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 220, "width": 191, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diperbolehkan, apabila politik dan politikus dihapus dalam sistem politik satu negara, dan administrasi serta administratikus kemudian menggantikan kedudukan keduanya,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 323, "width": 190, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "maka pada saat yang bersamaan sesungguhnya administrasi dan administratikus telah menjelma menjadi politik dan politikus itu sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 427, "width": 191, "height": 280, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sikap apriori terhadap politik dan politikus dalam perkembangannya telah demikian tergelincir menjadi syak wasangka epistemologis: bahwa segala patologi ini disebabkan oleh politik dan politikus. Benar kita mengakui pada banyak kasus di banyak negara, perilaku politikus merupakan salah satu penyebab kegagalan pengelolaan negara. Namun realitas ini tentu tidak mengandaikan administrasi dan administratikus sebagai ―selalu baik.‖ Tak sedikit perilaku buruk politikus dapat", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 716, "width": 191, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berlangsung dengan sokongan administratikus. Sikap apriori—", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 758, "width": 190, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tepatnya skeptis—sebagai sikap dasar", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 75, "width": 191, "height": 176, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "seorang ilmuwan sudah seharusnya didudukkan secara benar-benar skeptis, tak peduli administrasi, politik, ekonomi, militer, sepanjang secara epistemologi keliru, ilmuwan harus besar hati mengatakannya keliru. Adagium soal ini kerap disampaikan orang: ilmuwan boleh salah, tetapi tak boleh bohong.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 282, "width": 113, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Rumusan Masalah", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 302, "width": 191, "height": 115, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari uraian singkat dalam latar belakang penelitian ini dapat ditarik perumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian yaitu bagaimana karakteristik dan paradigma administrasi publik di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 448, "width": 110, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Metode Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 468, "width": 191, "height": 115, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kepustakaan. Menurut Miles dan Huberman penelitian kualitatif merupakan penelitian", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 572, "width": 191, "height": 197, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang mendeskripsikan penjelasan, alur peristiwa secara kronologis, dan sebab akibat dari obyek yang diteliti (Miles dan Huberman, 1992). Sementara studi kepustakaan merupakan penelitian dengan menggunakan data sekunder yang dapat diperoleh dari literatur, arsip media massa maupun dokumen-dokumen (Moleong, 2002).", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "77", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 96, "width": 132, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. Analisis Kritik Teori", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 116, "width": 191, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh Henry (1988: 34-36), epistemologi ilmu administrasi publik dibaginya ke dalam beberapa", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 178, "width": 191, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "paradigma. Masing-masing paradigma menggambarkan perjalanan", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 220, "width": 191, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "administrasi publik sebagai ilmu, sekaligus diskursus epistemologis masing-masing periode. Henry,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 282, "width": 190, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "misalnya memulai klasifikasinya dari Paradigma I Administrasi Publik", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 323, "width": 191, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(1900-1926) yang disebut Henry sebagai Dikotomi Politik dan", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 365, "width": 191, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Administrasi. Paradigma I ini", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 385, "width": 191, "height": 239, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memotret epistemologis administrasi publik dalam diskursus yang dikembangkan terutama oleh buku berjudul Politics and Administration (1900), eksemplar utama paradigma ini yang disusun oleh Frank J. Goodnow dan Leonard D White. Premis dasar paradigma ini antara lain: (i) politik sebagai kebijakan atau tujuan negara; administrasi sebagai implementasi politik. administrasi ekuivalen dengan birokrasi; (ii)", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 634, "width": 190, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "orientasi pada lokus di mana posisi administrasi negara seharusnya berada dalam sistem politik suatu negara.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 696, "width": 154, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Premis-premis dasar", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 716, "width": 190, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paradigma I ini ekuivalen dengan konsepsi yang mula-mula dikenalkan Wilson. Entah mengapa Henry justru", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 75, "width": 190, "height": 134, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memulai epistemologi administrasi publik dalam sejarah perkembangan yang disusunnya tidak dari Wilson (1887) atau 13 tahun lebih dulu ketimbang Goodnow dan White (1900). Padahal Wilson dikenal luas sebagai ―Bapak Administrasi Publik‖", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 220, "width": 111, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan konsepsinya", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 220, "width": 191, "height": 321, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kemudian disederhanakan dalam adagium when politic ends administration begin . Terlepas dari sikap Henry yang tidak memulai paradigmanya dari Wilson, Paradigma I klasifikasi Henry ini, atau bila kita mau sedikit menariknya ke belakang hingga periode Wilson bolehlah disebut sebagai periode Old Public Administration . Disebut old , karena tak lama kemudian lahir mazhab yang mengklaim dirinya sebagai new . Namun pembahasan mengenai mazhab-mazhab ini akan dijelaskan lebih mendalam dalam sub- sub bab setelah ini.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 551, "width": 191, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paradigma II dalam pembangunan ilmu administrasi publik adalah Prinsip-Prinsip Administrasi Negara (1927-1937). Premis dasar paradigma ini adalah prinsip POSDCORB ( Planning ,", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 675, "width": 190, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Organizing , Staffing , Directing ,", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 696, "width": 190, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Coordinating , Reporting dan Budgeting ) yang diakui secara luas sebagai prinsip dasar administrasi publik. POSDCORB merupakan", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "78", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 190, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kristalisasi prinsip administrasi publik", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 95, "width": 190, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang disusun dalam anagram", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 116, "width": 190, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(akronim) sehingga mudah diingat.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 137, "width": 66, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "POSDCORB", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 137, "width": 191, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mula-mula diperkenalkan oleh Luther H. Gullick dan Lyndall Urwick dalam laporan bertajuk Papers of the Science of Administration (1937). Sebagai prinsip dasar, maka orientasi administrasi publik lebih banyak pada fokus ketimbang lokus, yakni prinsip-prinsip", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 302, "width": 191, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "POSDCORB dianggap dapat diimplementasikan di mana saja", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 344, "width": 191, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tempat administrasi publik", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 365, "width": 100, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diimplementasikan.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 385, "width": 190, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain Gullick dan Urwick, masih terdapat sejumlah tokoh dan buku-buku penting yang memperkuat administrasi publik", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 447, "width": 191, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam perkembangannya pada periode ini. Mereka adalah W.F. Willoughby dengan buku Principles of Public Administration , masih ada Mary", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 551, "width": 191, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Parker Follet dengan buku Creative", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 572, "width": 191, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Experience (1924). Juga buku", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 592, "width": 190, "height": 177, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Industrial and General Management (1930) yang ditulis Henry Fayol serta Frederick W. Taylor dalam bukunya Principles of Scientific Management (1911) (Henry, 1988: 36-39). Dua yang disebut terakhir memang lebih dikenal sebagai pembangun ilmu manajemen modern ketimbang tokoh ilmu administrasi publik.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 75, "width": 191, "height": 694, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paradigma lain yang disusun Henry adalah Paradigma III (1950- 1970) dan Paradigma IV (1956-1970). Pada periode yang berlangsung pada waktu yang bersamaan ini Henry membagi perkembangan ilmu administrasi publik dalam dua paradigma yang berbeda. Meskipun pada periode ini administrasi publik memiliki dua paradigma, namun secara keilmuan periode ini justru menjadi periode surut ilmu administrasi publik. Paradigma III disebut Henry sebagai Administrasi Negara sebagai Ilmu Politik. Pada periode ini tidak lahir ide-ide baru dalam khazanah administrasi publik. Jack L. Waker mencatat antara tahun 1960-1970 dalam jurnal-jurnal ilmu politik yang bergengsi macam American Political Science , Review Journal of Politics , Western Political Quarterly , Midwest Political Science Journal dan Polity studi tentang administrasi publik hanya 4 persen, jauh di bawah kajian-kajian terhadap partai politik, lembaga perwakilan, sistem pemilihan dan pendapat umum. Bahkan sejak 1962, administrasi publik tidak lagi dimasukkan sebagai Sub Bidang Ilmu Politik dalam Laporan Komite Ilmu Politik Asosiasi Ilmu Politik Amerika (Henry, 1988: 46-47).", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "79", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 191, "height": 301, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sementara itu, pada saat bersamaan ketika sarjana adminsitrasi publik surut semangatnya mengembangkan ilmu administrasi publik, justru berkembang ilmu administrasi niaga (bisnis). Henry menyebutnya sebagai Paradigma IV, Ilmu Administrasi Negara sebagai Ilmu Administrasi. Pada periode ini berkembang studi-studi terhadap teori organisasi dan ilmu manajemen yang lebih bercorak sebagai ilmu administrasi niaga ketimbang ilmu administrasi publik (Henry, 1988: 54- 57).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 385, "width": 190, "height": 115, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Barulah pada tahun 1970, menurut Henry epistemologi ilmu administrasi publik berkembang lagi. Premis dasar Paradigma V ini adalah fokus pada teori organisasi dan ilmu manajemen,", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 489, "width": 98, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sama dengan", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 509, "width": 191, "height": 156, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perkembangan ilmu administrasi publik pada Paradigma IV. Hanya saja pada paradigma ini lokusnya dikembangkan pada kajian terhadap kepentingan umum dan urusan umum. Henry menyebut Paradigma V ini sebagai Administrasi Negara sebagai Administrasi Negara (1970-....)", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 675, "width": 191, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Henry, 1988: 59-65). Paradigma yang terakhir ini sesungguhnya menjadi semacam pengantar dalam buku Henry sendiri, Public Administration and Public Affairs . Henry tampaknya", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 75, "width": 191, "height": 176, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hendak menjadikannya bukunya sebagai eksemplar utama Paradigma V. Untuk kepentingan itu Henry mengulas banyak dalam bukunya ini, antara lain kajian terhadap organisasi, etika birokrasi, manajemen, evaluasi program, anggaran belanja, kepegawaian, hingga pertumbuhan (ekonomi) negara", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 261, "width": 190, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Klasifikasi yang disusun Henry cenderung populer dalam khazanah epistemologi administrasi publik di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 405, "top": 323, "width": 57, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Buku-buku", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 323, "width": 190, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "teks administrasi publik di Indonesia", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 365, "width": 191, "height": 197, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "banyak mengupas klasifikasi paradigma Henry sehingga paradigma- paradigma Henry dikenal luas oleh mahasiswa administrasi publik di tanah air. Selain Henry, sesungguhnya banyak sarjana administrasi publik mencoba melukiskan perkembangan epistemologi administrasi publik dalam fase-fase, yang kemudian disebut paradigma. Frederickson,", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 572, "width": 191, "height": 114, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "misalnya, meskipun tidak sepopuler Henry mencoba mengklasifikasi sejarah perkembangan epistemologi administrasi publik paling tidak ke dalam 5 (lima) paradigma, yaitu Paradigma I, Birokrasi Klasik;", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 696, "width": 187, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paradigma II, Birokrasi Neo-", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 716, "width": 190, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Klasik/Neobirokrasi; Paradigma III,", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 737, "width": 190, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelembagaan/Institusi; Paradigma IV,", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 758, "width": 190, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Kemanusiaan; Paradigma", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "80", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 190, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V, Pilihan Publik (Frederickson, 2003: 27-30).", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 116, "width": 155, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh Pasolong (2008: 30-32),", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 137, "width": 191, "height": 176, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paradigma Frederickson ditambahkannya menjadi 6 (enam) dengan memasukkan Paradigma VI, Administrasi Baru. Sebagaimana Henry, Frederickson menulis paradigma-paradigma—Frederickson menyebutnya sebagai ―model— administrasi publik sebagai ―pengantar‖ bukunya. Bila Henry", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 323, "width": 191, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "secara lebih lugas menyebutkan bahwa inti dari isi bukunya sebagai ―paradigma baru‖ yakni Paradigma V,", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 385, "width": 191, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Administrasi Negara sebagai", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 406, "width": 191, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Administrasi Negara, Frederickson lebih rendah hati dengan tidak menyebut konsepsi dalam bukunya sebagai ―paradigma baru.‖ Mungkin mendasarkan pada sikap Henry,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 509, "width": 191, "height": 136, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pasolong menyebut buku Fredericson sebagai paradigma tersendiri. Pandangan Pasolong ini dapat diterima secara epistemologis, karena Frederickson—meskipun tak menyebutnya sebagai paradigma— memang sedang", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 634, "width": 191, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menuangkan gagasannya terhadap apa yang disebutnya sebagai ―Administrasi", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 693, "width": 72, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Publik Baru.‖", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 716, "width": 190, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paradigma I, Birokrasi Klasik menurut", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 737, "width": 190, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frederickson memiliki premis dasar berupa ciri-ciri, orientasi", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 75, "width": 190, "height": 114, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "nilai, dan fokus empiris. Ciri-ciri paradigma Birokrasi Klasik antara lain fokus pada struktur, hierarki, otoritas dan pengendalian organisasi. Orientasi nilai yang dikedepankan adalah efektivitas, efisiensi, dan ekonomis.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 199, "width": 87, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 199, "width": 191, "height": 280, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frederickson mengungkapkan bila fokus paradigma Birokrasi Klasik pada organisasi, biro, kelompok kerja, instansi pemerintah dan kelompok produksi. Tokoh-tokoh dalam paradigma ini antara lain: Weber dengan bukunya Bureaucracy (1922), Wilson melalui The Study of Public Administration (1887), Buku Scientific Management (1912) Taylor, serta laporan Gulick dan Urwick yang bertajuk Papers on the Science of Administration (1937) (Frederickson, 2003: 28, 31-35, Pasolong, 2008: 30).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 489, "width": 191, "height": 259, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meskipun Frederickson tidak menetapkan rentang waktu ( time series ) sebagai titi mangsa paradigma ini, dari penerbitan buku tokoh-tokoh Paradigma Birokrasi Klasik dapat disimpulkan paling tidak paradigma ini berkembang sejak 1887-1937. Berbeda dengan Henry, Frederickson menarik paradigmanya hingga periode Wilson (1887) yang dikenal luas sebagai ―Bapak Administrasi Publik.‖ Penghargaan Frederickson terhadap Wilson ini membuat paradigma yang", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "81", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 191, "height": 176, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "disusunnya lebih komprehensif ketimbang Henry. Paradigma selanjutnya, oleh Frederickson (2003: 28, 35-37) disebut sebaga Paradigma II, Neobirokasi—Pasolong menyebutnya sebagai Birokrasi Neo Klasik (Pasolong, 2008: 30). Ciri-ciri paradigma ini adalah perhatian", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 261, "width": 190, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terhadap ilmu manajemen,", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 282, "width": 191, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "produktivitas, penelitian operasi, analisis sistem, sibernetika dan kerangka berpikir logis-postivistik.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 344, "width": 191, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karena kerangka pikir logis- postivistik pula, oreintasi nilai yang dikedepankan adalah rasionalitas di samping efisiensi dan ekonomi.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 427, "width": 190, "height": 93, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sementara fokus analisis bukan aktor melainkan tindakan operasional berupa keputusan. Tokoh-tokoh yang membesarkan paradigma ini antara lain", "type": "Table" }, { "left": 140, "top": 509, "width": 149, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simon dalam bukunya", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 530, "width": 191, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Administration Behavior (1948) dan", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 551, "width": 191, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Models of Man (1956), Cyer dan March dengan buku A Behavioral", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 592, "width": 191, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Theory of the Firm (1963) serta March dan Simon melalui", "type": "Table" }, { "left": 263, "top": 613, "width": 27, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "buku", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 634, "width": 117, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Administration (1958).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 654, "width": 191, "height": 115, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya paradigma yang diintroduksi Frederickson (2003: 28- 29 37-41) adalah Paradigma III, Institusi atau Kelembagaan. Ciri-ciri paradigma antara lain birokrasi sebagai cerminan kebudayaan,", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 75, "width": 191, "height": 445, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perilaku birokrasi, kekuasaan, teknologi, inkrementalisme dan kompetisi. Sementara fokus paradigma ini bertumpu pada keputusan (rasional dan tambahan), perilaku individu dan organisasi (sistem terbuka, kekuasaan, pertukaran, organismis), juga organisasi dan kebudayaan. Nilai-nilai yang hendak diwujudkan oleh paradigma ini adalah ilmu, inkrementalisme, pluralisme dan kritik. Tokoh-tokoh dalam paradigma ini antara lain Thompson dengan buku Organization in Action : The Social Science Bases of Administrative Theory (1967), buku Democracy and the Public Service (1968) karangan Mosher, juga Etziomi yang menulis buku A Comparative Analysis of Complex Organization (1961), serta Lindbloom, The Intelligence of Democracy:", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 509, "width": 191, "height": 239, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Decision-Making Through Mutual Adjustment (1965). Paradigma IV menurut Frederickson adalah Hubungan Kemanusiaan. Nilai-nilai yang hendak diwujudkan oleh paradigma ini adalah kepuasan pekerja, perkembangan pribadi, dan harga diri individu. Ciri- ciri paradigma ini adalah perhatian pada hubungan antar pribadi dan antar kelompok, komunikasi, sanksi, motivasi, pembagian otoritas,", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 758, "width": 190, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kebenaran prosedur dan konsensus.", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "82", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 191, "height": 301, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sementara itu fokus paradigma ini menurut Frederickson (2003: 29, 41- 44) mengkaji individu dan kelompok kerja, hubungan pengawas dan pekerja, serta perubahan perilaku. Tokoh-tokoh paradigma ini antara lain Rennis Likert melalui buku The Human Organization: its Management and Value (1967), Daniel Katz dan Robert Khan dengan bukunya The Social Psychology of Organization (1966) juga David K. Hart dan William G. Scott yang menulis artikel The Moral Nature of Man in Organizations: A Comparative", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 385, "width": 191, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analysis di jurnal The Academy of Management Journal (Edisi 14 No. 2 Tahun 1971).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 447, "width": 191, "height": 260, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ditinjau dari rentang waktunya, Paradigma II Neobirokrasi, Paradigma III Institusi dan Paradigma IV Hubungan Hubungan Kemanusiaan ini ekuivalen dengan Paradigma III Adminsitrasi Negara sebagai Ilmu Politik (1950-1970) dan Paradigma IV Administrasi Negara sebagai Ilmu Administrasi (1956-1970) yang disusun Henry. Bila Henry menyebut periode ini sebagai masa di mana administrasi publik memasuki musim surut, Frederickson menganggap", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 716, "width": 191, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perkembangan epistemologi administrasi publik terus berlangsung di mana teori-teori manajemen banyak", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 75, "width": 190, "height": 259, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "melengkapi epistemologi administrasi publik. Fase di mana teori-teori manajemen dan organisasi begitu mewarnai epistemologi administrasi publik menurut Henry diklasifikasi sebagai Paradigma IV Administrasi Negara sebagai Ilmu Administrasi. Bahkan menurut Henry karena perhatian yang besar terhadap teori- teori manajemen dan organisasi, pada fase ini administrasi publik semakin condong menjadi administrasi niaga atau administrasi bisnis.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 344, "width": 191, "height": 280, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paradigma lainnya adalah Paradigma V Pilihan Publik. Tokoh- tokoh paradigma ini antara lain Ostrom dalam bukunya The Intellectual Crisis in American Public Administration (1973), Buchanan dan Tullock dalam buku The Calculus of Consent (1962). Ciri-ciri model ini antara lain anti birokrasi, penerapan logika ekonomi pada distribusi pelayanan publik, serta desentralisasi. Nilai-nilai dalam paradigma ini antara lain persaingan, pilihan atau kehendak warga serta", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 613, "width": 191, "height": 135, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kesempatan mempergunakan dan menikmati layanan yang sama atau kesetaraan dalam layanan publik. Sementara fokus paradigma ini adalah hubungan organisasi/klien dengan distribusi barang masyarakat, serta sektor publik", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "83", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 190, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebagai pasar (Freferickson, 2003: 30, 44-47).", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 116, "width": 154, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paradigma selanjutnya, yang", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 137, "width": 191, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ditulis sendiri oleh Frederickson disebut sebagai Paradigma", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 178, "width": 190, "height": 177, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Administrasi Negara Baru. Fokus paradigma ini adalah: (i) usaha mengorganisasi, mendesain organisasi agar dapat mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan secara demokratis, responsif dan partisipatif; serta (ii) menolak paradigma yang menganggap administrator dan teori administrasi publik sebagai netral atau bebas nilai", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 365, "width": 191, "height": 218, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Pasolong, 2008: 32). Untuk melengkapi perspektifnya terhadap konsep Administrasi Negara Baru Frederickson menguraikan gagasannya semenjak prinsip-prinsip keadilan sosial, dinamika, geografi, dan pendidikan administrasi negara dalam Administrasi Negara Baru dalam bukunya yang bertajuk New Public Adminsitration (The University of Alabama Press: Alabama USA, 1980).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 592, "width": 191, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Baik klasifikasi paradigma administrasi publik yang disusun Henry maupun Frederickson, kesemuanya menggambarkan", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 675, "width": 190, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perkembangan ilmu administrasi di Amerika Serikat. Administrasi publik modern, atau administrasi publik yang dikenal dan dipelajari di bangku kampus-kampus di tanah air memang", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 75, "width": 191, "height": 259, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diadopsi bulat-bulat dari tradisi administrasi publik terutama Eropa kontinental dan Amerika Serikat. Sejak abad pertengahan Eropa daratan diperintah oleh kaum feodal, bangsawan, yang kemudian menjadi ningrat kerajaan. Monarki yang mereka bangun ditandai dengan sentralisasi kekuasaan, dan pada kesempatan yang lain mereka melakukan desentralisasi kewajibannya pada suatu korps administrator—secara", "type": "Text" }, { "left": 474, "top": 323, "width": 39, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "generik", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 344, "width": 190, "height": 114, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kemudian disebut sebagai birokrasi dan birokrat. Korps administrator inilah yang pada praktiknya menjalankan pemerintahan sehari-hari sebagai kepanjangan tangan penguasa monarki.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 468, "width": 191, "height": 301, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kebutuhan akan sumber daya korps administrator yang dapat diandalkan, sekaligus mekanisme kerja administrasi yang efisien dalam sistem kekuasaan yang sentralistik dan sistem ekonomi merkantilistik mendorong lahirnya satu sistem pemerintahan baru yang belum dikenal sebelumnya. Model pemerintahan monarki tetap dipertahankan, bahkan dalam batas-batas tertentu model yang kemudian disusun justru hendak melanggengkan sistem pemerintahan monarki. Model pemerintahan monarki yang melibatkan satu korps", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "84", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 191, "height": 259, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "administrator yang profesional— maksudnya terdidik, sekaligus direkrut dengan meminimalkan nepotisme dengan keluarga kerajaan—ini di Prusia (Jerman lama) dan Austria disebut sebagai sistem kameralisme ( cameralism ). Korps administrasi tak lagi diisi oleh keluarga kerajaan yang penempatannya mendasarkan pada garis keturunan maupun banyak sedikitnya kadar darah biru dalam tubuhnya, tetapi mulai membuka diri terhadap sarjana-sarjana", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 323, "width": 191, "height": 322, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang profesional di bidangnya masing- masing, dari yang ahli keuangan negara, administrasi, kepolisian, ekonomi, pertanian maupun kehutanan. Model yang berkembang di Prusia dan Austria kemudian diadopsi Perancis yang tak hanya merekrut sarjana-sarjana profesional yang menguasai kemampuan teknologi untuk menduduki pos-pos dalam pemerintahan, tetapi juga aktif mendirikan sekolah-sekolah nasional yang profesional yang antara lain didirikan untuk keperluan korps administrasi nasional.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 654, "width": 154, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkembangan yang terjadi di", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 675, "width": 191, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prusia, Austria dan Perancis juga terjadi di Inggris Raya dan Amerika Serikat. Bila sebelumnya korps birokrasi sekaligus diemban oleh vasal kerajaan Inggris, yaitu bangsawan", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 75, "width": 191, "height": 176, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang sekaligus tuan-tuan tanah di pedesaan ( rural-estate ), sejak abad XIX, korps administrasi mulai diisi oleh kelas menengah perkotaan, seperti pedagang ( mercantile ) maupun sarjana-sarjana lulusan Oxford dan Cambridge. Mereka diseleksi secara ketat untuk didesain menjadi administrator yang generalis, cerdas,", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 261, "width": 191, "height": 404, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sekaligus profesional. Seperti halnya korps administrasi Inggris, administrasi publik di Amerika Serikat pada mulanya dipegang oleh bangsawan pedagang dan industriawan di Amerika Serikat bagian Utara serta kaum bangsawan di Amerika Serikat bagian Selatan. Sistem pemerintahan negara Amerika Serikat yang terdiri dari dua partai yang mempengaruhi secara intensif urusan administrasi pemerintahan namun tidak memiliki kualifikasi keilmuwan profesional dan spesialisasi yang memadai menjadi situasi yang mendorong Wilson memproklamirkan lahirnya ilmu baru yang kemudian dikenal sebagai administrasi publik modern (Thoha, 1990: 17-21).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 737, "width": 190, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uraian panjang lebar mengenai latar belakang lahirnya ilmu", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "85", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 191, "height": 114, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "administrasi publik di Eropa dan Amerika Serikat begitu mewarnai buku-buku teks administrasi publik di Indonesia. Sejarah perkembangan administrasi publik di kedua belahan benua ini umumnya menjadi", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 196, "width": 190, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "―pengantar‖ dalam hampir semua", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 220, "width": 190, "height": 31, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "buku-buku teks administrasi publik yang ditulis", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 240, "width": 191, "height": 301, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sarjana-sarjana administrasi publik di tanah air. Sayangnya, perhatian sarjana-sarjana penulis buku-buku teks ini kurang banyak dalam menelusuri sejarah perkembangan administrasi publik di Indonesia. Diantara sedikit sarjana yang memulai usaha menyusun sejarah perkembangan administrasi publik di Indonsia yang sekaligus menjadi paradigma epistemologinya adalah Wibawa (2001: 179-224). Wibawa membagi perkembangan epistemologis administrasi publik menjadi 7 (tujuh) fase atau paradigma,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 551, "width": 27, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yaitu", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 572, "width": 191, "height": 31, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Rasionalisasi Administrasi: Mengatasi Kelangkaan Dana", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 613, "width": 172, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(1945-1968); masa pembangunan administrasi pasca kemerdekaan.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 654, "width": 187, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Administrasi Pembangunan (1968- 1983):", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 675, "width": 173, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menciptakan Kesejahteraan; paradigma pembangunan sebagai fokus", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 737, "width": 98, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "administrasi publik.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 75, "width": 190, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Penyempurnaan Administrasi", "type": "Table" }, { "left": 341, "top": 95, "width": 172, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(1968-1983): Mengejar Efektivitas dan Efisiensi; masa pembangunan administrasi tahap kedua.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 158, "width": 190, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Reformasi Birokrasi: Menghapus", "type": "List item" }, { "left": 341, "top": 178, "width": 173, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Otokrasi (1989-1998); masa pembangunan administrasi", "type": "Table" }, { "left": 341, "top": 220, "width": 136, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menjelang Reformasi 1998.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 240, "width": 190, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Pembaruan (Modernisasi) Administrasi: Menyambut Globalisasi (1989-2000);", "type": "Table" }, { "left": 341, "top": 302, "width": 173, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "paradigma administrasi publik disesuaikan dengan isu globalisasi di awal millenium tahun 2000.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 365, "width": 76, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Reorientasi", "type": "List item" }, { "left": 462, "top": 365, "width": 51, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Birokrasi:", "type": "List item" }, { "left": 341, "top": 385, "width": 82, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Membangkitkan", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 406, "width": 173, "height": 94, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Enterpreneurialisme (1989-2000); paradigma administrasi publik yang menerapkan prinsip-prinsip mazhab New Public Management (NPM).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 509, "width": 190, "height": 115, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "g. Reformasi Administrasi Kedua: Desakralisasi dan Dekonstruksi Negara (Atau: Rasionalisasi dan Demokratisasi Lagi) (1998-....); epistemologi administrasi publik di era otonomi daerah.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 655, "width": 82, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E. Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 359, "top": 675, "width": 60, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melengkapi", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 675, "width": 190, "height": 73, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "klasifikasi Wibawa perlu kiranya dimulai lagi usaha untuk menyusun sejarah perkembangan administrasi publik di", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 758, "width": 188, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia sebagai paradigma-", "type": "Table" }, { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "86", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 191, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "paradigma tersendiri, tak hanya", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 95, "width": 191, "height": 115, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mendiskusikan perkembangan administrasi publik sebagai ilmu tetapi administrasi publik sebagai paradigma sistem administrasi di Indonesia. Rintisan tersebut dapat disistematika sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 240, "width": 191, "height": 32, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Paradigma I, Administrasi Abdi Raja (.....-1945)", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 282, "width": 191, "height": 135, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sejak kepulauan nusantara mengenal sistem pemerintahan lokal, kedudukan korps administratur lebih banyak bertugas sebagai pelayanan raja ketimbang sebagai pelayanan masyarakat. Meminjam contoh kasus (Keraton) Yogyakarta, korps", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 427, "width": 191, "height": 300, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "administrasi pemerintahan lokal disebut sebagai abdi dalem . Dalem merupakan kependekan dari Ingkang Sinuhun Ngarso Dalem sehingga abdi dalem adalah kependekan dari Abdi Ingkang Sinuhun Ngarso Dalem alias abdi raja. Dari konsepsi ini jelas birokrasi atau korps administrasi dibentuk untuk melayani bahkan melanggengkan kekuasaan raja (Thoha, 2007: 76-77). Istilah korps administrasi kerajaan bekas Mataram (Yogyakarta dan Surakarta yang eksis hingga kini) adalah pangreh praja , diambil dari kata ngereh atau", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 735, "width": 190, "height": 34, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "―pemerintah‖ kerajaan. Baru pada masa kemerdekaan istilah ini diubah", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 75, "width": 191, "height": 73, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menjadi pamong praja, yang diambil dari kata pamong sebagai pengasuh atau pelayanan (bagi) kerajaan (Effendi, 2007: 57).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 158, "width": 191, "height": 93, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem pemerintahan lokal di tanah air memang cenderung etatis, memandang pengabdian kepada raja atau kepada negara. Pengabdian kepada masyarakat (publik)", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 261, "width": 190, "height": 508, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "merupakan isu yang baru dikenal oleh sistem pemerintah modern Indonesia, itu pun setelah dipengaruhi tradisi administrasi publik modern Eropa dan Amerika Serikat. Tak seperti tradisi keilmuan Eropa dan Amerika Serikat yang sadar literasi melalui penerbitan buku-buku ilmiah, praktis kodifikasi sistem administrasi pemerintahan lokal di tanah air diturunkan secara lisan. Kalaupun ditulis dalam manuskrip, cenderung ringkas bahkan bergaya sastrawi seperti termuat dalam kitab-kitab kuno, babad atau serat. Meski demikian, sebagai satu sistem nilai, keberadaan kitab-kitab kuno ini seharusnya sama kedudukannya dengan eksemplar-eksemplar utama ilmu administrasi publik modern Eropa dan Amerika Serikat. Salah satu serat yang memuat ―teori‖ bagaimana seharusnya korps administratur bersikap adalah Serat Tripama . Serat Tripama —tepatnya tembang (lagu) yang berisi 7 (tujuh) bait dengan nada", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "87", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 72, "width": 191, "height": 34, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dhandanggula —ditulis oleh Mangkunegara IV (1809-1881),", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 116, "width": 191, "height": 156, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pangeran merdeka yang memerintah Mangkunegara, satu bagian wilayah bekas Mataram. Serat Tripama —yang berarti tiga tamsil atau tiga teladan— menceritakan sikap yang seharusnya dimiliki oleh korps administratur Mangkunegaran, yakni meniru sikap yang diambil Kumbakarna, adik", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 282, "width": 191, "height": 94, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahwana dan Bambang Sumantri (Patih Suwanda) dalam cerita Ramayana serta Karna (Suryaputera) saudara tiri Pandawa dalam cerita Mahabarata.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 385, "width": 191, "height": 156, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bambang Sumantri merupakan gambaran ksatria yang mampu menyelesakan tugasnya dengan baik, meskipun tugasnya tersebut tidak masuk akal, yakni memindahkan Taman Sriwedari dari kahyangan ke negara Maespati tempatnya mengabdi. Sementara baik Kumbakarna maupun", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 551, "width": 191, "height": 114, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karna merupakan tipikal ―administratur yang ideal‖ sehingga dengan demikian menjadi tipikal ―administratur yang baik‖ yang dikodifikasi Mangkunegara IV. Mereka rela berkorban", "type": "Table" }, { "left": 259, "top": 654, "width": 30, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 675, "width": 190, "height": 94, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "negaranya, meskipun negaranya tidak selalu berada pada posisi yang menurut nilai-nilai moral universal sebagai ―benar.‖ Kumbakarna adalah adik Rahwana yang membela negeri", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 75, "width": 190, "height": 156, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alengka dari serbuan Rama yang ingin menyelamatkan Shinta, istrinya yang diculik Rahwana. Meskipun sang kakak Rahwana jelas keliru, namun Kumbakarna tetap terpanggil membela negaranya yang diserang musuh, hingga ia sendiri mengorbankan jiwanya dalam pertempuran.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 240, "width": 190, "height": 280, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tragi lain dialami Karna. Karna merupakan saudara tiri Pandawa yang semenjak kecil diasuh Kurawa. Dalam perang Baratayuda Karna memilih berada di belakang Kurawa, pihak yang selama ini membesarkannya meskipun ia sadar sepenuhnya bila Kurawa menurut nilai-nilai etis-moral berada pada pihak yang ―keliru.‖ Ia merupakan ksatria yang tahu berterima kasih, serta setia membela negara dengan nyawanya dari serangan musuh, meskipun musuh itu adalah saudara kandungnya 2 .", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 530, "width": 190, "height": 115, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsepsi kesetiaan kepada negara—tak peduli berada pada wilayah kebenaran yang mana negaranya berada—yang diperankan oleh Kumbakarna dan Karna ekuivalen dengan sikap masyarakat", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 672, "width": 190, "height": 98, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Ulasan secara sosiologis dan sastrawi terhadap Serat Tripama dapat dibaca dalam novel karya Umar kayam, Para Priyayi (Gramedia Pustaka Utama, Jakarta: 2001). Sebagai novel, nilai-nilai sosiologis Tripama berhasil diungkapkan oleh Kayam secara lebih manusiawi dari sikap hidup tokoh-tokoh dalam novel.", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "88", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 191, "height": 73, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inggris yang terkenal dengan adagium, right or wrong is my country . Sikap ini dalam perspektif etatisme atau sarwa negara —negara sentris—merupakan", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 158, "width": 191, "height": 487, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sikap yang dapat mengukuhkan legitimasi raja dengan berlindung di balik legitimasi negara. Apalagi dalam konteks Kumbakarna dan Karna, kesalahan yang dilakukan negara adalah kesalahan yang mulanya dilakukan oleh raja. Sikap ini menurut perspektif negara etatis dipandang sebagai sikap ksatria, yang dalam pandangan administrasi publik modern perlu didiskusikan ulang secara lebih jernih. Administrasi publik modern dibangun di atas prinsip demokrasi, di mana kebenaran bukan monopoli raja atau negara, melainkan milik rakyat. Suara rakyat adalah suara Tuhan atau vox populi vox dei merupakan adagium yang populer dalam perspektif administrasi publik modern. Dengan sendirinya pengabdian korps administrasi dalam administrasi publik modern adalah kepada rakyat, bukan kepada negara—dalam pandangan yang etatis—atau raja.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 654, "width": 191, "height": 115, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebelum masa penjajahan Belanda atau bahkan pada saat masa penjajahan Belanda, sesungguhnya kita juga memiliki sistem administrasi publik tersendiri. Pada masa penjajahan Belanda, di hampir semua", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 75, "width": 191, "height": 404, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "aspek kehidupan kita mengenal dualisme sistem: sistem kolonial sekaligus sistem lokal. Dalam sistem ekonomi, misalnya, J.H. Boeke merilis penelitiannya terhadap dualisme sistem ekonomi di Hindia Belanda (terutama Jawa), yang pertama bercorak kolonial—ditandai dengan hadirnya perkebunan dan pertambangan yang dikelola swasta, sementara yang lain bercorak lokal— yakni pertanian rakyat. Sistem ekonomi kolonial dikelola menurut prinsip-prinsip dasar kapitalisme yang memakmurkan pemilik modal dan pemerintah (melalui pajak yang dipungut), sementara sistem ekonomi lokal dikelola secara sosialisme komunal yang tak memakmurkan, justru—dalam bahasa Cliford", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 489, "width": 191, "height": 280, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Geertz—semakin mendistribusikan kemiskinan, yang disebutnya sebagai involusi pertanian dan shared of poverty . Penyebab pemerataan kemiskinan ini adalah paksaan bagi penduduk lokal untuk mensukseskan sistem ekonomi kolonial dengan bayaran murah, sementara pada saat yang lain pribumi tak memiliki waktu dan sumber daya untuk mengelola lahan pertaniannya sendiri. Bila di Jawa dualisme ekonomi kolonial ini menyebabkan kemerosotan ekonomi, sebaliknya di Sumatera, Deli", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "89", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 190, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Sumatera Timur) dan Palembang,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 95, "width": 191, "height": 32, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kehadiran perkebunan dan pertambangan justru memberi", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 137, "width": 191, "height": 197, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kemakmuran bagi rakyat. Sebabnya setidaknya dua: perkebunan dan pertambangan yang dibangun swasta kolonial tidak menganggu lahan milik petani karena lahan pertanian dan pertambangan masih cukup luas di Sumatera, dan petani tidak terlalu terbebani kerja paksa, karena tenaga kerja perkebunan dan pertambangan diimpor dari Jawa, atau koeli jawa .", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 344, "width": 190, "height": 32, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Petani lokal justru banyak belajar dari komoditas", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 365, "width": 106, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pertanian yang", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 385, "width": 191, "height": 94, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dibudidayakan perkebunan di tanah ulayat mereka yang luas. Akibatnya terjadi boom perkebunan yang disebut oedjan mas (hujan emas) di daerah Palembang 3 .", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 489, "width": 155, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sementara dalam sistem", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 509, "width": 191, "height": 53, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pemerintahan dikenal juga dualisme sistem, yang disebut Binnenlandsch Bestuur —biasa disingkat BB—dan", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 569, "width": 188, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inlandsch Binnenlandsche Bestuur —", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 623, "width": 190, "height": 147, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Kajian mengenai dualisme sistem ekonomi kolonial ini misalnya dapat disimak dalam Zed, Kepialangan Politik dan Revolusi : Palembang 1900-1950 (LP3ES: Jakarta, 2008). Studi doktoral Zed ini memang membahas soal ekonomi ploitik masa kolonial Belanda, penjajahan Jepang hingga revolusi kemerdekaan di Palembang. Dalam bukunya Zed menguraikan serba ringkas mengenai sistem dualisme ekonomi di Jawa sebagai pembanding situasi di Palembang dan Sumatera.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 72, "width": 191, "height": 262, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "biasa disingkat IB 4 . Struktur pemerintahan BB menurut Reglement op het Beleid der Regering van Nederlandsch Indie (1854) sebagai ―Undang-Undang Dasar‖ administrasi kolonial di Hindia Belanda yang berlaku sejak 1855 membagi kekuasaan pemerintahan dalam pemerintahan Hindia Belanda (dipimpin Gubernur Jenderal) Gewest (dipimpin Residen), Afdeling (dikepalai Asisten Residen), Onder- Afdeli ng (dipimpin", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 344, "width": 111, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Controleur /Kontrolir),", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 365, "width": 191, "height": 52, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Regentschap /Kabupaten (dipimpin Bupati), District /Kawedanaan (dipimpin Wedana, Demang,", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 427, "width": 190, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Punggawa), Subdistrict (dipimpin", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 447, "width": 191, "height": 115, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asisten Wedana, Asisten Demang, Camat, Manca) dan Desa (dikepalai Lurah). Gubernur Jenderal, Residen, Asisten Residen dan Kontrolir merupakan representasi BB. Sementara Bupati (setingkat", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 572, "width": 190, "height": 31, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kontrolir), Wedana, Asisten Wedana dan Lurah adalah representasi IB.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 613, "width": 191, "height": 52, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem IB merupakan sistem pemerintahan lokal prakolonial yang diintegrasikan ke dalam sistem", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 684, "width": 190, "height": 86, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Informasi mengenai sistem pemerintahan BB dan IB ini terutama diperoleh dari studi Wibawa, Negara-Negara di Nusantara : dari Negara Kota hingga Negara Bangsa , dari Modernisasi hingga Reformasi Administrasi (Gadjah Mada University Press: Yogyakarta, 2001) terutama halaman 44-52.", "type": "Footnote" }, { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "90", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 191, "height": 114, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pemerintahan kolonial. Sistem IB ini berlaku asimetris untuk seluruh wilayah Hindia Belanda. Pada banyak bekas kerajaan yang berdaulat dan tidak dihapuskan, kerajaan ini berbentuk", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 178, "width": 72, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "zelfbesturende", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 199, "width": 191, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "landschappen atau daerah swapraja.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 220, "width": 190, "height": 218, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meskipun mereka berada dibawah kekuasaan kolonial, namun urusan pemerintahan sehari-hari mereka cenderung otonom, paling tidak untuk urusan ―dalam negeri.‖ Bekas-bekas raja ini umumnya disetarakan dengan Residen, Bupati, Wedana atau Camat 5 bergantung luas wilayah dan besar kecilnya pengaruh kerajaan mereka sebelumnya. Pemerintahan swapraja merupakan pemerintahan lokal yang", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 464, "width": 190, "height": 37, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Pemerintahan lokal yang bersifat swapraja berbentuk “setingkat” karesidenan antara lain Kasunanan Surakarta dan Kasultanan", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 503, "width": 190, "height": 35, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yogyakarta. Sementara pemerintahan swapraja “setingkat” kabupaten diantaranya kerajaan-kerajaan di Bali seperti Kabupaten", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 540, "width": 190, "height": 83, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gianyar atau bekas kerajaan-kerajaan di Sumatera Timur, Kalimantan atau Sulawesi. Raja sebagai “bupati” pemerintah kolonial merupakan pola umum di hampir semua wilayah Hindia Belanda. Pola ini berlangsung hingga masa kemerdekaan, di mana raja-raja terakhir pemerintahan lokal umumnya", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 626, "width": 190, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menjadi sekaligus menjadi bupati", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 638, "width": 190, "height": 132, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pemerintahan nasional. Setelah raja meninggal dunia, suksesi pemerintahan nasional (bupati) mengadopsi sistem pemerintahan nasional melalui pemilihan, sementara putera mahkota diangkat menjadi raja yang hanya memiliki kewenangan ‘adat.” Sementara itu, model pemerintahan swapraja “setingkat” kawedanaan atau kecamatan misalnya dapat dilihat di kerajaan-kerajaan kecil di Nusa Tenggara, Sumatera Barat atau Sumatera Selatan.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 75, "width": 190, "height": 176, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berdiri di atas kerajaan yang tunduk pada kekuasaan kolonial. Di luar kerajaan yang tunduk, pada kerajaan yang dihapus (aneksasi), atau wilayah- wilayah bagian kerajaan yang direbut pemerintah Hindia Belanda melalui peperangan 6 , bupati-bupati yang berkuasa tunduk langsung kepada Gubernur Jenderal.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 261, "width": 190, "height": 52, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model birokrasi kolonial ini tidak banyak mengubah perilaku korps administratur.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 302, "width": 190, "height": 53, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bila sebelumnya mereka mengabdi kepada raja, kini mereka mengabdi", "type": "Table" }, { "left": 476, "top": 344, "width": 37, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kepada", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 365, "width": 191, "height": 73, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gubernemen. Situasi ini sangat mungkin disebabkan oleh pola rekrutmen, yakni mendasarkan pada silsilah kebiruan darah, kesetiaan pada", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 452, "width": 190, "height": 86, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Sebagai gambaran, wilayah eks Mataram yang meliputi hampir seluruh Jawa pada awal berdirinya, semakin lama semakin menyusut akibat konflik dalam negeri. Keterlibatan Belanda dalam konflik seringkali diberi imbalan wilayah. Hingga berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda wilayah eks", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 540, "width": 190, "height": 144, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mataram menyusut hanya tinggal Yogyakarta dan Surakarta, meliputi wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan eks Karesiden Surakarta saat ini. Wilayah-wilayah Mataram lain, dimulai dari Semarang, pantai utara Jawa, selatan Jawa, Jawa Timur dan Madura perlahan dikuasai langsung pemerintah Kolonial Belanda. Bupati-bupati daerah ini meskipun sebagian besar masih keturunan bupati-bupati lama—artinya diangkat secara aristokratik dan feodalistik— bertanggungjawab langsung kepada", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 687, "width": 190, "height": 83, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gubernemen di Batavia bukan pada Sunan dan Sultan di Surakarta dan Yogyakarta. Mengenai perkembangan Mataram dan perpecahannya dapat disimak melalui karya Poesponegoro dan Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia Jilid II (Balai Pustaka: Jakarta, 1990).", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "91", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 191, "height": 52, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sistem kolonial, dan pada saat yang bersamaan menghindarkan diri dari profesionalisme dan meritokrasi.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 137, "width": 191, "height": 135, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keberadaan Gubernemen pada saat yang bersamaan justru semakin menguatkan feodalisme korps administratur. Bila sebelumnya mereka melayani dan pada saat yang sama dilindungi oleh raja, kini mereka melayani dan dilindungi oleh", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 282, "width": 191, "height": 466, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gubernemen. Kekuasaan Gubernemen jelas melampaui kekuasaan raja manapun di nusantara kala itu, meliputi seluruh wilayah Indonesia saat ini, sementara raja-raja lokal kekuasaannya jauh menyusut semenjak kedatangan VOC. Relasi yang secara personal terlihat simbiosis ini tentu menjengkelkan publik. Tak ayal, ketika revolusi nasional meletus tahun 1945-1949, korps administratur bentukan pemerintah kolonial, para bangsawan dan aristokrat ini menjadi sasaran apa yang disebut sebagai Revolusi Sosial. Korps administratur di daerah Pidie Aceh Utara, Sumatera Timur, Tiga Daerah (Tegal, Brebes, Pemalang) dan Surakarta merupakan korps administratur feodal yang paling mengalami situasi pahit. Mereka diturunkan paksa oleh ―aksi daulat‖ pemuda heroik-revolusioner, sebagian diantaranya diculik dan kemudian", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 75, "width": 187, "height": 31, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dibunuh massa (Wibawa, 2001: 97- 101).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 137, "width": 191, "height": 632, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Paradigma II, Pembangunan Administrasi Nasional (1945-1966) Sesaat setelah proklamasi kemerdekaan tahun 1945, Bangsa Indonesia bergiat merumuskan sendi- sendi kenegaraannya yang bersifat ―nasional‖, sebagai antitesis ―kolonial.‖ Aspek-aspek ini yang dapat berlangsung ―lancar‖ adalah personalianya, sementara sistem, semenjak sistem hukum hingga administrasi publik dilakukan secara gradual. Sampai 5 (lima) tahun setelah proklamasi, bangsa Indonesia harus menghadapi perang kemerdekaan mempertahankan proklamasi dari Belanda yang ingin menjajah kembali Indonesia. Pada masa perang ini, meskipun telah dilakukan sejumlah usaha penataan sistem administrasi publik nasional, perhatian pemerintah umumnya tercurah terhadap usaha- usaha diplomasi atau perang. Selain harus menghadapi musuh, dalam rentang waktu revolusi lahir batin yang berdarah-darah itu, pemerintahan (baca: kabinet) harus berganti hingga 7 (tujuh) kali, sebagai akibat dari situasi politik yang belum stabil meliputi perbedaan perspektif, strategi dan kepentingan menghadapi Belanda.", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "92", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 191, "height": 114, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Baru setelah pengakuan kedaulatan, sistem administrasi publik mulai dapat dibangun secara efektif. Untuk mewujudkan sistem administrasi publik nasional, dilakukan sejumlah usaha, yaitu:", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 199, "width": 191, "height": 280, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Pembentukan Biro Perancang Negara (cikal bakal Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas) pada tahun 1952 yang diketuai Ir. Djuanda. Biro bertugas menyiapkan rencana pembangunan semesta, terutama di bidang sosial ekonomi. Dalam melaksanakan tugasnya sejak tahun 1953 Biro dibantu oleh T.R. Smith ahli administrasi publik dari Amerika Serikat. Biro kemudian berhasil menyusun Garis-Garis Besar Rencana Pembangunan Lima", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 489, "width": 191, "height": 280, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahun 1956-1960 yang mulai berlaku sejak tahun 1968 b. Pembentukan Panitia Negara untuk menyelidiki Organisasi Kementerian-Kementerian (PANOK), juga pada tahun 1952. PANOK dipimpin A.K. Pringgodigdo dengan tugas melakukan kajian terhadap susunan kementerian-kementerian yang ada. Dalam laporannya dua tahun kemudian (1954), PANOK mendapati sejumlah kementerian mengalami", "type": "Table" }, { "left": 187, "top": 758, "width": 103, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "duplikasi dengan", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 75, "width": 177, "height": 176, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kementerian lain, atau organisasi dan pegawai yang terlampau besar. PANOK merekomendasikan penyempurnaan Undang Undang Perbendaharaan Negara dan Daftar Inventarisasi Jabatan agar sesuai dengan international classification of occupation for migration and placement .", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 261, "width": 190, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Pembentukan Lembaga", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 282, "width": 177, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Administrasi Negara (LAN) tahun", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 302, "width": 178, "height": 94, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1957 dengan tugas membantu pemerintah dalam usaha menyempurnakan administrasi negara Indonesia dan aparatur pemerintahnya.", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 406, "width": 191, "height": 52, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Pendirian fakultas maupun perguruan tinggi yang menyelenggarakan kelas", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 468, "width": 178, "height": 156, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "administrasi publik. Sejak tahun 1955 misalnya, Universitas Gadjah Mada telah mendirian Fakultas Hukum Ekonomi Sosial Politik (HESP) yang sejak tahun 1957 memiliki Jurusan Pemerintahan, yang kemudian diubah menjadi Jurusan Ilmu Usaha Negara,", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 634, "width": 178, "height": 135, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebelum disempurnakan menjadi Jurusan Administrasi Negara. Tak hanya UGM, LAN juga mendirikan Perguruan Tinggi Dinas Ilmu Administrasi Negara (PTDIAN) pada tahun 1960, Departemen Dalam Negeri (Depdagri)", "type": "Table" }, { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "93", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 75, "width": 177, "height": 114, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mendirikan Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) di Malang (1956) yang kemudian berkembang menjadi Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) di Jakarta, Universitas Krisna Dwipayana mendirikan Fakultas", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 199, "width": 177, "height": 94, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tata Praja Public Administration (1956), Fakultas Ekonomi Univesrsitas Indonesia membuka Program Ekstensi Ketataprajaan dan Ketataniagaan (1957),", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 302, "width": 191, "height": 467, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas 17 Agustus Makassar mendirikan Fakultas Tata Praja Public Administration (1957), juga Universitas Padjajaran mendirikan Jurusan Public Administration yang tergabung dalam Fakultas Sosial dan Politik (1958). Kampus- kampus ini secara efektif menghasilkan sarjana administrasi publik yang tenaganya sangat dibutuhkan dalam pembangunan administrasi publik di Indonesia (Djojowadono, 2007: 8-14, Tjokroamidjojo, 1981: 231-232, Thoha, 1990: 41-43). Fokus pembangunan administrasi publik pada masa ini sesuai Ketetapan MPRS No. 1/MPRS/1960 tentang Garis-Garis Besar Haluan Pembangunan yang menjadi pedoman Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 75, "width": 191, "height": 363, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semesta Berencana antara lain dengan pembangunan organisasi pemerintahan yang menerapkan prinsip-prinsip organisasi dan administrasi yang baik yang dilaksanakan di semua instansi dan lembaga yang mengatur kebijakan politik, ekonomi dan sosial bagi masyarakat. Birokrasi yang tambun, persoalan mismanajemen dan korupsi juga menjadi perhatian yang antara lain disebabkan oleh kualitas pegawai yang belum profesional. Untuk kepentingan mewujudkan satu korps administrasi yang memiliki kualifikasi profesional dilakukan penempatan tenaga ahli dengan mempertimbangkan bakat, kapasitas dan keahlian yang dimilikinya.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 447, "width": 191, "height": 198, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soal penempatan personalia ini merupakan isu strategis dan pembangunan administrasi nasional. Pada masa Orde Lama, isu-isu ideologis turut mewarnai penempatan personalia. Untuk itu oleh pemerintah dibentuk Panitia Retooling 7 Aparatur Negara (PARAN) (1962), Komando Tertinggi Retooling Aparatur Revolusi (KOTRAR) (1964) dengan tugas-", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 660, "width": 190, "height": 85, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 Retooling (baca: rituling) diambil dari kata retool yang secara bebas berarti diganti. Retooling berarti penggantian, retoo l artinya diganti atau dicopot. Idiom retool demikian populer pada tahun 1966 sejak ia menjadi salah satu poin Tritura (Tri tuntutan rakyat) yang digelorakan mahasiswa angkatan 1966,", "type": "Footnote" }, { "left": 323, "top": 748, "width": 189, "height": 22, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yaitu 1) Bubarkan PKI; 2) Retool kabinet Dwikora; 3) Turunkan harga.", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "94", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 191, "height": 259, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tugas melakukan pembinaan dan screening ideologis aparatur agar kompatibel dengan semangat revolusi yang ―belum selesai.‖ Setelah ontran- ontran G 30 S tahun 1965, screening dan pembinaan ideologis aparatur juga dilakukan sebagai kebalikan PARAN dan KOTRAR. Bila PARAN dan KOTRAR melakukan pembinaan ideologis kepada aparatur untuk menerima Manifesto Politik (Manipol) yakni UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 344, "width": 190, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekonomi Terpimpin dan Kepribadian", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 365, "width": 190, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia (USDEK), pada masa Orde", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 385, "width": 191, "height": 32, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Baru diangkat Menteri Negara Penyempurnaan dan Pembersihan", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 427, "width": 190, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aparatur Negara (1968) untuk", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 447, "width": 190, "height": 53, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembinaan ideologis aparatur menjadi anti komunis (Djojowadono, 2007: 15).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 509, "width": 191, "height": 74, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada masa permulaan kemerdekaan, tulisan-tulisan sejumlah ahli semakin menguatkan epistemologi pembangunan", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 592, "width": 191, "height": 135, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "administrasi publik. Memang, tulisan yang disusun tak hanya kajian teoretik, tetapi juga termasuk laporan komisi- komisi administrasi publik yang dibentuk pemerintah. Laporan-laporan komisi ini turut menguatkan epistemologi pembangunan", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 737, "width": 190, "height": 32, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "administrasi nasional, karena pada dasarnya pembangunan struktur", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 75, "width": 190, "height": 176, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "administrasi publik modern Indonesia umumnya mendasarkan pada laporan komisi, seperti PANOK sebagaimana telah disebut di muka, maupun laporan-laporan yang disusun oleh Edward H. Litchfield dan Alan C. Rankin yang berjudul Training for Administration in Indonesia atau laporan bertajuk Public", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 261, "width": 191, "height": 218, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Administration Training oleh T.R. Smith kepada Biro Perancang Negara. Laporan Litchfield dan Rankin banyak memberi usulan konkret terhadap pendidikan tenaga administrasi profesional, bantuan luar negeri, executive development programs , kebutuhan kepustakaan administrasi publik, penerjemahan literatur, pembentukan fakultas administrasi, dan lembaga administrative science .", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 489, "width": 191, "height": 156, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literatur-literatur administrasi publik yang ditulis sendiri oleh ahli- ahli bangsa Indonesia mulai meramaikan kepustakaan administrasi publik. Buku Arti dan Bidang Ilmu Pemerintahan (1957) yang disusun dari pidato berjudul Public Administration oleh Prajudi", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 654, "width": 190, "height": 115, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Atmosudirdjo dianggap sebagai karya awal mengenai studi administrasi publik di Indonesia. Buku-buku lain turut meramaikan literasi administrasi publik Indonesia, diantaranya Fungsi Administrasi Negara (1961) yang", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "95", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 191, "height": 114, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ditulis J. Wajong, buku Tangkilisan bertajuk Bunga Rampai Administrasi Neg ara, hingga tulisan-tulisan dalam Majalah Administrasi Negara yang diterbitkan Lembaga Administrasi Negara (LAN) yang terbit sejak tahun", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 199, "width": 30, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1959.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 220, "width": 190, "height": 73, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Memasuki tahun 1960-1965, tulisan-tulisan mengenai administrasi publik yang ditulis oleh orang Indonesia semakin semarak. S.L.S.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 302, "width": 191, "height": 94, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Danuredjo menulis buku Struktur Administrasi dan Sistem Pemerintahan di Indonesia (1961), juga The Liang Gie yang menulis buku Pengertian Kedudukan dan", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 406, "width": 191, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perincian Ilmu Administrasi (1963).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 427, "width": 191, "height": 238, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sarjana-sarjana adminsitrasi publik asal Indonesia beberapa diantaranya berhasil meraih gelar Doktor Adminsitrasi Publik di pelbagai universitas di luar negeri. Awaloedin Djamin menjadi Doktor dari University of Southern California dengan menulis disertasi bertajuk The Administration of Public Enterprise in Indonesia (1962). Djamin kemudian tak hanya dikenal sebagai ahli administrasi publik dan pernah", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 675, "width": 191, "height": 94, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menjadi Kepala Lembaga Administrasi Negara (1971-1976) tetapi juga pernah menjadi Menteri Tenaga Kerja (1966-1968) dan Kapolri (1978-1982). Achmad Sanusi", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 75, "width": 190, "height": 218, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menulis disertasi The Dynamic of the Nationalization of Dutch Owned Enterprise in Indonesia: a Political, Legal Economic Developmental and Administrative Analysis (1962) untuk memperoleh Doktor dari Indiana University. Juga S.P. Siagian yang menjadi doktor dari universitas yang sama dengan Sanusi, melalui disertasi berjudul The Development and Problems of Indigeneous Bureaucratic", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 302, "width": 190, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Leadership in Indonesia (1964).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 323, "width": 190, "height": 94, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siagian kemudian dikenal sebagai Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) (1976-1983) dan salah satu pelopor epistemologi Administrasi Pembangunan di", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 406, "width": 190, "height": 32, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia (Tjokroamidjojo, 1981: 231-234).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 447, "width": 191, "height": 94, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penataan administrasi publik Orde Baru yang dilakukan oleh pemerintah kemudian difokuskan pada: (i) penyempurnaan struktur dan oganisasi; (ii) penyempurnaan", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 551, "width": 191, "height": 197, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "prosedur; (iii) penyempurnaan kepegawaian; (iv) penyempurnaana administrasi keuangan; (v) penyempurnaan administrasi peralatan dan perbekalan; (vi) penyempurnaan administrasi statistik; (vii) penyempurnaan administrasi perusahaan negara; (viii) penyempurnaan penelitian dan pengembangan ilmu administrasi", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 758, "width": 191, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "negara (Djojowadono, 2007: 15-17).", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "96", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 191, "height": 238, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam bahasa yang sedikit berbeda, Siagian (1982: 154-161) menyebut masalah pokok administrasi negara yang hendak diselesaikan Orde Baru adalah; (i) perumusan tugas pokok; (ii) perumusan fungsi; (iii) penyusunan struktur organisasi; (iv) administrasi kepegawaian; (v) administrasi keuangan; (vi) administrasi logistik; (vii) hubungan kerja; (viii) hubungan pusat dan daerah; (ix) administrasi perkantoran.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 323, "width": 191, "height": 177, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara sederhana apat digambarkan bahwa Paradigma II Pembangunan Administrasi Nasional adalah usaha untuk mewujudkan sistem administrasi baru yang khas Indonesia. Penataan struktur dan personalia administrasi menjadi pekerjaan pokok. Sementara orientasi administrasi publik cenderung masih", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 509, "width": 191, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "state oriented , bahkan masih", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 530, "width": 191, "height": 238, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berorientasi pembenahan internal ketimbang membuat atau melakukan terobosan-terobosan epistemologis administrasi kepada publik. Fokus pada urusan internal negara ini—di samping sejumlah pergolakan daerah (PRRI, Permesta, NII) yang terjadi karena perbedaan sikap dalam mendudukkan urusan internal negara secara ―tepat dan memuaskan semua pihak‖—tampaknya membuat untuk sementara administrasi publik ―asyik‖", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 75, "width": 191, "height": 425, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terhadap dirinya sendiri. Di bidang kepegawaian, dilakukan penataan meliputi aturan-aturan yang saling tumpang tindih sementara kondisi yang kurang menyenangkan juga terjadi di bidang logistik dihadapi kendala kesulitan finansial. Di bidang hubungan pemerintah pusat dan daerah sedang didesain formulasi otonomi, perimbangan keuangan, dan relasi yang pas antara pemerintah pusat dan daerah. Di bidang administrasi perkantoran juga dirumuskan standarisasi sistem surat menyurat, kerasipan, perlengkapan dan peralatan hingga komunikasi internal (Siagian, 1982: 155-161). Tak salah bila pada fase ini administrasi publik belum banyak berbicara tentang publik sebagaimana filosofi dasar kelahirannya.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 530, "width": 190, "height": 53, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Paradigma III, Administrasi Publik sebagai Administrasi Pembangunan (1966-1998)", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 592, "width": 191, "height": 115, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada periode ini, epistemologi administrasi publik modern di Indonesia menemukan bentuknya yang paling dinamis sekaligus aplikatif. Berbeda dengan perkembangan epistemologi", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 716, "width": 191, "height": 53, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "administrasi publik Amerika Serikat yang cenderung pure science , epistemologi administrasi publik", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "97", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 191, "height": 31, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia sekaligus juga menjadi aksiologi yang applied science .", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 116, "width": 191, "height": 11, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Epistemologi administrasi publik", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 137, "width": 190, "height": 11, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia kemudian berkembang", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 158, "width": 191, "height": 52, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menjadi Administrasi Pembangunan. Administrasi Pembangunan dapat disederhanakan sebagai", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 220, "width": 191, "height": 73, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "administrasi yang dilakukan untuk tujuan pembangunan, dengan prinsip- prinsip perencanaan terstruktur, orientasi pembangunan dan", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 302, "width": 190, "height": 32, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "modernisasi serta pembinaan bangsa ( national", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 323, "width": 191, "height": 73, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "building ). Tujuan pembangunan sendiri antara lain mengentaskan kemiskinan, swasembada dan mengurangi", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 406, "width": 191, "height": 135, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ketergantungan dengan luar negeri, dan modernisasi aspek-aspek kehidupan masyarakat secara luas, meliputi aspek sosial budaya, politik, ekonomi, administrasi dan pertahanan dan keamanan (Siagian, 1982: 2-4). Dalam bahasa Tjokroamidjojo (1981:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 551, "width": 191, "height": 197, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5) Administrasi Pembangunan lahir dalam negara yang semula agraris hendak menuju cita negara industri yang maju. Atau negara yang di dalamnya terdapat masyarakat prismatik, yakni masyakarakat yang belum maju ( refracted type ) tetapi juga bukan masyarakat yang tradisional ( fused type ). Masyarakat prismatik merupakan gambaran umum", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 75, "width": 190, "height": 31, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "negara-negara berkembang—dan baru merdeka—macam Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 359, "top": 116, "width": 154, "height": 11, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ide dasar epistemologi", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 137, "width": 190, "height": 404, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Administrasi Pembangunan memang bukan dari Indonesia. Administrasi yang didesain untuk tujuan pembangunan seluas-luasnya paling tidak menjadi isu utama setelah dunia baru saja melewati Perang Dunia II yang menghancurkan banyak aspek kehidupan dan kemanusiaan. Amerika Serikat sebagai salah satu negara pemenang perang—dan juga baru terlibat pada pengujung perang setelah pangkalan Pearl Harbour miliknya diserang Jepang—merupakan salah satu negara yang paling mapan secara finansial. Kejayaan Inggris sebelum Perang Dunia I dan II tinggal sejarah, karena sebagaimana negara-negara Eropa Barat lainnya, Inggris merupakan negara yang paling menderita akibat perang.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 551, "width": 190, "height": 218, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amerika Serikat menginginkan negara-negara di dunia, utamanya Eropa Barat kembali bangkit. Salah satu usaha yang dilakukan Amerika Serikat adalah memberi bantuan luar negeri yang populer disebut sebagai Marshall Plan. Bantuan Amerika Serikat yang diberikan kepada negara- negara yang telah babak belur akibat perang, semenjak negara-negara Eropa Barat hingga negara komunis seperti", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 25, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "98", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 191, "height": 135, "page_number": 25, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vietnam menjadi salah satu tonggak kebangkitan negara-negara yang dibantu. Bantuan diberikan di bidang politik, ekonomi, militer, maupun teknis. Mekanisme pemberian bantuan dan bagaimana menyalurkan bantuan dapat disebut sebagai latar belakang", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 220, "width": 191, "height": 31, "page_number": 25, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Administrasi Pembangunan. Administrasi Pembangunan", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 261, "width": 190, "height": 94, "page_number": 25, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "merupakan model administrasi yang dilakukan untuk tujuan pembangunan suatu negara, yang sumber daya utamanya diperoleh melalui bantuan luar negeri (Siagian, 1982: 4-11).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 365, "width": 191, "height": 114, "page_number": 25, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Epistemologi Administrasi Pembangunan dianggap memiliki perbedaan mendasar dengan Administrasi Negara ‗konvensional.‖ Fokus Administrasi Pembangunan tersebut antara lain:", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 489, "width": 191, "height": 114, "page_number": 25, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Administrasi Pembangunan memberi perhatian terhadap masyarakat negara-negara berkembang, sementara Administrasi Negara lebih berorientasi pada negara maju.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 613, "width": 79, "height": 11, "page_number": 25, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Administrasi", "type": "List item" }, { "left": 219, "top": 613, "width": 71, "height": 11, "page_number": 25, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembangunan", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 634, "width": 177, "height": 114, "page_number": 25, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berkepentingan untuk mewujudkan tujuan-tujuan pembangunan, sosial, ekonomi dan politik suatu negara sementara Administrasi Negara bersikap netral terhadap tujuan pembangunan suatu negara.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 758, "width": 177, "height": 11, "page_number": 25, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persamaan diantara keduanya", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 75, "width": 178, "height": 73, "page_number": 25, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "adalah baik Administrasi Pembangunan dan Administrasi Negara terlibat dalam proses perumusan kebijakan negara.", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 158, "width": 191, "height": 31, "page_number": 25, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Administrasi Pembangunan berorientasi pada inovasi,", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 199, "width": 178, "height": 114, "page_number": 25, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perubahan, dan masa depan, sementara Administrasi Negara berorientasi masa kini dan fokus pada usaha untuk mewujudkan tata pemerintahan yang tertib dan efisien.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 323, "width": 191, "height": 218, "page_number": 25, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Bila Administrasi Negara fokus pada tugas-tugas umum dan rutin dalam rangka pelayanan kepada masyarakat ( public service ) dan tertib pemerintahan (law and order ), Administrasi Pembangunan berorientasi pada tugas-tugas pembangunan ( development functions ). Administrasi Pembangunan memilih sikap sebagai agen pembangunan", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 551, "width": 178, "height": 114, "page_number": 25, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( development agent ) sementara Administrasi Negara lebih memilih menjadi agen penengah ( balancing agent )—utamanya relasi antara politik dan negara dan administrasi berada diantara keduanya.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 675, "width": 190, "height": 94, "page_number": 25, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Administrasi Publik melibatkan diri dalam perumusan kebijakan dan program pembangunan sehingga menjadi bagian dari agen perubahan ( agent of change ) sementara", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 26, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "99", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 191, "height": 218, "page_number": 26, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Administrasi Negara lebih menyiapkan diri sebagai pelaksana kebijakan melalui instansi-instansi yang tertib, rapi dan efisien. f. Dalam aktivitasnya Administrasi Pembangunan berorientasi pada lingkungan ( ecological approach ), kegiatan ( action oriented ) dan pemecahan masalah ( problem solving ), sementara Administrasi Negara memilih pendekatan", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 302, "width": 177, "height": 11, "page_number": 26, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "legalistik ( legalistic approach )", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 323, "width": 151, "height": 11, "page_number": 26, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Tjokroamidjojo, 1981: 9-10).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 365, "width": 191, "height": 31, "page_number": 26, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ruang lingkup Administrasi Pembangunan adalah tujuan", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 406, "width": 191, "height": 114, "page_number": 26, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembangunan suatu bangsa. Bagi negara yang sedang berkembang, tujuan pembangunan nasionalnya antara lain pengentasan kemiskinan, pemberantasan buta huruf dan peningkatan derajat pendidikan,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 530, "width": 191, "height": 53, "page_number": 26, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "peningkatan derajat kesehatan dan isu- isu yang lebih luas meliputi peningkatan kualitas hidup", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 592, "width": 191, "height": 177, "page_number": 26, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "masyarakat. Dalam konteks Indonesia, ketika diintroduksi pada tahun 1970- an—sebagai ―partisipasi akademis‖ ilmu administrasi publik dalam pembangunan Orde Baru—isu-isu pembangunan yang menjadi perhatian diantaranya modernisasi (pertanian), industrialisasi, penanaman modal asing untuk pembangunan ekonomi,", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 75, "width": 191, "height": 31, "page_number": 26, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keluarga Berencana, konsumsi kalori keluarga, pendidikan, hingga", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 116, "width": 190, "height": 135, "page_number": 26, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembangunan pertahanan dan keamanan (Siagian, 1982: 59-96). Tak hanya isu pembangunan yang menjadi perhatian Administrasi Pembangunan. Pembangunan administrasi sebagai bagian integral dari pengelolaan dan bagaimana", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 240, "width": 191, "height": 136, "page_number": 26, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Administrasi Pembangunan diimplementasikan juga menjadi perhatian. Penyempurnaan Administrasi Publik meliputi penyempurnaan mekanisme koordinasi, kepemimpinan dan pengawasan,", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 365, "width": 191, "height": 93, "page_number": 26, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penyempuranaan administrasi kepegawaian, keuangan dan saran pendukung lainnya ( the development of administration ) serta penyempurnaan", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 447, "width": 191, "height": 32, "page_number": 26, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "administrasi perencanaan dan pelaksanaan", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 489, "width": 190, "height": 52, "page_number": 26, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembangunan ( the administration of development ) (Tjokroamidjojo, 1981: 15).", "type": "Text" }, { "left": 359, "top": 551, "width": 154, "height": 11, "page_number": 26, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Isu-isu yang diketengahkan", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 572, "width": 190, "height": 114, "page_number": 26, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siagian dapat dimaklumi dalam konteks Orde Baru. Orde Baru lahir dari semangat psikologis pembangunan dalam arti seluas- luasnya, isu yang agak diabaikan Orde Lama yang mementingkan", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 696, "width": 191, "height": 73, "page_number": 26, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembangunan karakter bangsa ( national character building ). Negara, oleh Orde Baru dianggap telah tertinggal sehingga perlu diakselerasi", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 27, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "100", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 190, "height": 11, "page_number": 27, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan pembangunan. Melalui", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 95, "width": 191, "height": 74, "page_number": 27, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "modernisasi dan mekanisasi sektor pertanian, industrialisasi pada banyak sektor, pengendalian kependudukan dan di saat yang bersamaan", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 178, "width": 191, "height": 94, "page_number": 27, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "meningkatkan kualitas gizi masyarakat, serta pendidikan lanjutan dan tinggi menjadi isu pokok pembangunan nasional. Sebagian dari pembiayaan pembangunan ini", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 282, "width": 190, "height": 31, "page_number": 27, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diperoleh melalui utang luar negeri atau konsesi-konsesi pertambangan.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 323, "width": 191, "height": 94, "page_number": 27, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dipadu dengan pembangunan administrasi yang masih berlanjut, Administrasi Pembangunan menjadi epistemologi sekaligus aksiologi dalam pembangunan di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 427, "width": 191, "height": 342, "page_number": 27, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara kuantitatif, pencapaian Paradigma Administrasi Pembangunan dapat dinikmati publik saat ini. Modernisasi di segala bidang, tanda- tanda kemajuan seperti infrastruktur perkotaan dapat dinikmati oleh publik. Secara makro, publik telah menikmati aspek-aspek fisik dari pembangunan, seperti pembangunan infratruktur jalan, pelabuhan, pusat-pusat perbelanjaan, kebutuhan-kebutuhan akan barang industri seperti elektronik atau otomotif hingga mekanisasi produksi pertanian maupun industri kecil. Namun persoalan mendasar dari pembangunan masih terus menjadi tanggungjawab administrasi untuk", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 75, "width": 190, "height": 156, "page_number": 27, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dientaskan, seperti kemiskinan, pengangguran, atau kualitas hidup sebagian (besar?) masyarakat yang belum layak. Realitas ini secara epistemologis disebabkan pula pada orientasi pembangunan yang dilakukan Administrasi Pembangunan. Administrasi", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 220, "width": 190, "height": 300, "page_number": 27, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembangunan merupakan epistemologi administrasi publik yang melakukan pembangunan berorientasi negara, artinya memaknai pembangunan menurut sudut pandang negara dan makro-agregat kepentingan bangsa. Atas nama pembangunan nasional, tak jarang sebagian kecil masyarakat merasa dikorbankan, misalnya dalam pembangunan sejumlah waduk seperti Kedungombo di Boyolali, atau Nipah di Madura. Keberhasilan pembangunan dinilai menurut sudut pandang negara, dan secara makro.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 530, "width": 190, "height": 197, "page_number": 27, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kritik lebih lugas disampaikan Wibawa (2001: 188-191). Wibawa menyebut bahwa meskipun secara kuantitatif Administrasi Pembangunan disebut berhasil, namun secara kualitatif Administrasi Pembangunan belum dapat dikatakan memuaskan, baik secara aksiologi maupun epistemologi. Pembangunan yang diperankan Administrasi", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 737, "width": 190, "height": 32, "page_number": 27, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembangunan mengalami apa yang disebut sebagai the paradox of", "type": "Table" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 28, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "101", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 191, "height": 342, "page_number": 28, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "development administration ; pembangunan memerlukan sistem administrasi yang efektif, namun keefektifan pembangunan seringkali berbanding lurus dengan terhambatnya pembangunan politik. Akibatnya sistem administrasi menjadi korup, dan nepotis—tak hanya pada aspek personalia, tetapi juga lokus pembangunan, misalnya banyak dilakukan di Jawa. Orientasi pembangunan yang ekonomi sentris dalam Administrasi Pembangunan juga menjadi sasaran kritik karena mengakibatkan kesenjangan sosial dan pengabaian terhadap pembangunan manusia.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 427, "width": 191, "height": 52, "page_number": 28, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Administrasi Pembangunan juga dianggap sebagai legimitasi epistemologis pembangunan Orde", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 489, "width": 191, "height": 176, "page_number": 28, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Baru yang cenderung kurang partisipatif. Masyarakat terlibat dalam pembangunan bukan karena mereka mau dan membutuhkan pembangunan tersebut, tetapi untuk mensukseskan pembangunan yang direncanakan pemerintah—bahkan seringkali menjadi bagian dari perjanjian utang luar negeri. Administrasi", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 675, "width": 190, "height": 32, "page_number": 28, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembangunan secara sederhana dapat dimaknai sebagai pembangunan", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 716, "width": 191, "height": 53, "page_number": 28, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berencana yang mendasarkan pada sistem ekonomi pasar dan sebagian pembiayaannya diperoleh melalui", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 75, "width": 190, "height": 73, "page_number": 28, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "utang luar negeri. Masyarakat penerima manfaat pembangunan mulai dihinggapi frustasi sosial, namun pada saat bersamaan", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 137, "width": 191, "height": 52, "page_number": 28, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keberhasilan pembangunan nasional mendapat pujian internasional.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 199, "width": 190, "height": 135, "page_number": 28, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meksi demikian harus diakui banyak pembangunan, seperti pembangunan waduk Kedungombo misalnya, memberi manfaat kepada lebih banyak masyarakat dengan mencederai hak sebagian kecil masyarakat yang lain. Agar", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 344, "width": 190, "height": 425, "page_number": 28, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Administrasi Pembangunan dapat dinikmati sebagai pembangunan semua pihak, cara pandang soal kemanfaatan pembangunan memang perlu didefinisikan ulang. Benar, bila sebagian kalangan mengatakan bahwa pembangunan hampir pasti tidak akan menyenangkan semua pihak. Bila tak mampu menyenangkan semua pihak, sudah seharusnya pembangunan pun tidak merugikan salah satu pihak. Desain pembangunan haruslah dapat menyenangkan banyak pihak, tetapi sekaligus tidak merugikan semua pihak. Pihak yang tidak dirugikan bisa saja tidak senang, tetapi yang paling penting ia tidak dirugikan. Dengan pendekatan ini, Administrasi Publik hari ini sesungguhnya tidak lantas menjadi epistemologi yang usang. Pendekatan negara kesejahteraan", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "102", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 191, "height": 11, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( welfare state )—dalam konteks", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 95, "width": 191, "height": 53, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembangunanismenya—yang menjadi landasaan filosofis Administrasi Pembangunan masih relevan", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 158, "width": 190, "height": 52, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diterapkan di negara antara seperti Indonesia ini, disebut maju belum, dikatakan berkembang tidak mau.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 240, "width": 191, "height": 32, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Paradigma IV, Administrasi Negara sebagai Administrasi Publik (2000-", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 282, "width": 176, "height": 31, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "....) Perjalanan historis", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 323, "width": 191, "height": 301, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "epistemologi administrasi publik ( public administration ) di Indonesia pada periode ini kemudian berkembang seturut dinamika dan fenomena yang terjadi di dalam masyarakat administrasi publik dunia. Epistemologi administrasi publik dunia boleh disebut sebagai epigon dari transformasi sejarah dan sekaligus epistemologi administrasi publik di Amerika Serikat. Konsepsi Wilson yang ketika diintroduksi dianggap sebagai tonggak kelahiran ilmu baru, terpisah dari induknya ilmu politik, pada perkembangannya dianggap", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 634, "width": 190, "height": 11, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "semakin ketinggalan zaman.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 654, "width": 191, "height": 53, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paradigma Wilson yang dapat disebut sebagai paradigma Old Public Administration kemudian", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 716, "width": 191, "height": 53, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "disempurnakan oleh paradigma New Public Management. Paradigma New Public Management berorientasi pada", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 75, "width": 190, "height": 31, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "prinsip-prinsip ekonomis, efektif dan efisien.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 116, "width": 190, "height": 94, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam perkembangannya paradigma New Public Management yang semata-mata mendasarkan pada prinsip-prinsip ekonomis, efektif dan efisien dianggap tidak kompatibel", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 220, "width": 191, "height": 197, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(selaras) dengan perkembangan zaman. Kegagalan pasar ( failure market ) yang terjadi pada tahun 1930- an karena prinsip ekonomis, efektif dan efisien tidak selalu dapat diwujudkan untuk semua kebutuhan publik ( public goods ). Sektor swasta umumnya hanya memproduksi barang-barang untuk memenuhi kebutuhan individu ( privat goods ).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 427, "width": 191, "height": 342, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kebutuhan-kebutuhan publik yang umumnya berbiaya tinggi tidak mungkin dibebankan kepada publik menurut logika ekonomi karena publik tidak mampu membayar beban untuk kebutuhan publik yang mahal seperti infrastruktur, fasilitas-fasilitas pendidikan dan kesehatan. Subsidi mutlak diperlukan dari negara sebagai sub sistem politik yang mengelola dana publik yang secara generik disebut pajak. Konsepsi negara kesejahteraan ( welfare state ) dalam perspektif ilmu politik diimbangi dengan lahirnya paradigma New Public Service dalam epistemologi ilmu administrasi publik. Menurut", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 30, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "103", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 191, "height": 156, "page_number": 30, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "paradigma ilmu, prinsip demokrasi menjadi dasar pengelolaan negara. Negara bertanggungjawab terhadap pemenuhan kebutuhan publik ( public goods ) warga negaranya. Pelibatan publik dalam pembangunan dilakukan secara partisipatif melalui ruang dialog yang terbuka dan setara.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 240, "width": 191, "height": 32, "page_number": 30, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inovasi epistemologi New Public Service dalam ilmu", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 282, "width": 191, "height": 342, "page_number": 30, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "administrasi publik sampai pada paradigma Governance . Di era globalisasi, ―peran tradisional‖ negara sebagai pelayan publik semakin banyak diambil oleh kelompok- kelompok masyarakat sipil lain, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dunia industri, asosiasi sukarela hingga lembaga-lembaga internasional (Dwiyanto, 2007). Ilmu administrasi publik tidak hanya memandang relasi antara negara dan publik secara kelembagaan tetapi memperluas maknanya dengan mencermati relasi antara kelompok- kelompok sipil yang menjalankan fungsi negara bagi publik.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 634, "width": 191, "height": 135, "page_number": 30, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meskipun paradigma ilmu administrasi publik terus berkembang dan paradigma baru melakukan kritik terhadap paradigma lama, pada praktiknya pelaksanaan pengelolaan administrasi publik di banyak negara termasuk di Indonesia tidak semata-", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 75, "width": 191, "height": 114, "page_number": 30, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mata secara zakelijk mendasarkan pada satu paradigma tertentu. Praktik administrasi publik di banyak negara termasuk di Indonesia dikembangkan secara sitesis atau campuran ( hybrid ) (Dwiyanto, 2007). Prinsip-prinsip New", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 199, "width": 191, "height": 114, "page_number": 30, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Public Management masih diberlakukan di tanah air, utamanya dalam konteks Sistem Akuntasi Pemerintahan (SAP) dengan prinsip- prinsip tata kelola yang transparan, dan akuntabel.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 323, "width": 190, "height": 446, "page_number": 30, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prinsip-prinsip Old Public Administration pun masih berlaku ketika negara menjadi bagian integral sistem politik. Pejabat negara di tanah air diangkat menurut mekanisme politik dan peraturan perundang- undangan disusun menurut mekanisme politik dengan melibatkan lembaga perwakilan rakyat (legislatif). Paradigma New Public Service sudah barang tentu menjadi prinsip tata kelola pemerintahan yang sedang in saat ini, yakni usaha negara untuk memberi pelayanan seluas-luasnya kepada publik. Termasuk paradigma Governance yang juga menjadi bagian yang baru diintroduksi dalam sistem politik dan sistem administrasi publik di tanah air. Sejak era reformasi peran kelompok-kelompok sipil dalam pemberdayaan masyarakat ( society empowerment ) meningkat. Bahkan", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 31, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "104", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 191, "height": 52, "page_number": 31, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "negara sendiri membentuk lembaga- lembaga negara yang beranggotakan masyarakat untuk melaksanakan", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 137, "width": 191, "height": 197, "page_number": 31, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "fungsi-fungsi yang sebenarnya melekat pada negara. Lembaga- lembaga ini dapat disebut komisi, dewan atau badan negara seperti Komnas HAM, Komnas Perempuan, Dewan Ekonomi Nasional, Dewan Riset Daerah, hingga Badan Hisab dan Rukyat. Lembaga-lembaga ini dapat disebut sebagai governance bodies (Dwiyanto, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 344, "width": 191, "height": 32, "page_number": 31, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Praktik New Public Management dan Governance di", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 385, "width": 190, "height": 11, "page_number": 31, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia yang melahirkan paradigma", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 406, "width": 191, "height": 52, "page_number": 31, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Administrasi Negara sebagai Administrasi Publik tidak terlepas dari konstelasi ekonomi politik global.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 468, "width": 191, "height": 11, "page_number": 31, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paradigma Administrasi Negara", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 489, "width": 191, "height": 197, "page_number": 31, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebagai Administrasi Publik bukan semata transformasi epistemologi Administrasi Publik di Indonesia dalam satu waktu, melainkan—atau lebih tepatnya sebagai—praktik Administrasi Publik yang dikodifikasi dalam epistemologi baru sebagai aksiologi dari Administrasi Publik di dalam tantangan perkembangan zaman mutakhir.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 696, "width": 191, "height": 31, "page_number": 31, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut pandangan yang kritis, epistemologi New Public", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 737, "width": 133, "height": 11, "page_number": 31, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management , terutama", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 737, "width": 190, "height": 32, "page_number": 31, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "metode privatisasi dan deregulasi sektor", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 75, "width": 190, "height": 31, "page_number": 31, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "publik kepada swasta kompatibel dengan mekanisme kapitalisme", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 116, "width": 190, "height": 218, "page_number": 31, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mendorong ketergantungan (dependensi) negara agraris kepada negara industri. Melalui privatisasi negara industri memiliki peluang untuk melakukan ekspansi usaha di negara-negara agraris. Dalam perkembangannya, ekspansi usaha negara-negara industri dilakukan oleh rupa-rupa Transnasional Corporate (TNC) dan Multinational Corporate (MNC).", "type": "Text" }, { "left": 359, "top": 344, "width": 155, "height": 11, "page_number": 31, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam konteks Indonesia,", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 365, "width": 191, "height": 176, "page_number": 31, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keterbukaan terhadap masuknya modal asing dimulai sejak masa Orde Baru. Undang-Undang yang pertama kali disahkan oleh Pemerintah Orde Baru adalah Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA). Undang-Undang ini membuka keran keterbukaan yang memungkinkan", "type": "Text" }, { "left": 423, "top": 530, "width": 23, "height": 11, "page_number": 31, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P.T.", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 530, "width": 191, "height": 239, "page_number": 31, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Freeport melakukan eksploitasi di Papua hingga kini. UU No. 1 Tahun 1967 memiliki implikasi teoretik yang menarik didiskusikan. Pasal 33 konstitusi Indonesia menyebutkan bila bumi, air dan kekayaan alam lainnya dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar- besarnya untuk kemakmuran rakyat. Penguasaan sumber-sumber ekonomi yang menyangkut hajat hidup orang banyak ini oleh Pemerintah Orde Baru", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 32, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "105", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 191, "height": 135, "page_number": 32, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dikuasakan kepada sektor swasta, bahkan swasta asing. Dari konteks ini sesungguhnya Pemerintah Orde Baru telah menerapkan prinsip Reinventing Government jauh sebelum Osborne dan Gaebler memproklamasikannya pada tahun 1992.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 220, "width": 191, "height": 466, "page_number": 32, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembangunan sebagai alat kepentingan bagi rezim berkuasa ( ideology of developmentalism ) menurut Moeljarto (dalam Hardjanto, 2012) merupakan sesuatu yang lumrah. Kesadaran suatu bangsa ditentukan oleh pengalamannya, baik pengalaman sukses maupun gagal. Pengalaman-pengalaman yang ada dapat menjadi refleksi, melahirkan apa yang disebut oleh Moeljarto sebagai demistifikasi menuju paradigma pembangunan baru. Dapat dipahami bila paradigma pembangunan Orde Baru hendak ditumpukan pada sektor ekonomi. Orde Baru lahir sebagai koreksi atas Orde Lama yang dianggap tidak efisien dan berpanjang- panjang soal politik sehingga melupakan ekonomi. Karena politik pula, ekonomi Indonesia mengalami krisis pada masa akhir Orde Lama, ditandai oleh inflasi hingga 650%.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 696, "width": 155, "height": 11, "page_number": 32, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterbukaan ekonomi", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 716, "width": 190, "height": 53, "page_number": 32, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "merupakan salah satu strategi pembangunan Orde Baru di samping fokus menggerakkan sektor pertanian.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 75, "width": 190, "height": 11, "page_number": 32, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fokus Orde Baru pada sektor", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 95, "width": 193, "height": 218, "page_number": 32, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pertanian bukan sesuatu yang mengagetkan. Jelas, Orde Baru dipengaruhi oleh teori-teori ekonomi pembangunan yang pada saat itu tampak logis: Teori Pembagian Kerja Internasional. Keunggulan komparatif ( comparative advantage ) Indonesia yang memiliki sumber daya alam pertanian melimpah memang realistis bila difokuskan untuk menggerakkan sektor pertanian.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 323, "width": 191, "height": 446, "page_number": 32, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerintah Orde Baru juga tampak dipengaruhi oleh teori-teori modernisasi, utamanya Teori Tahap Pembangunan Rostow. Rostow membagi tahap pembangunan menjadi lima, yaitu (i) masyarakat tradisional yang agraris; (ii) prakondisi tinggal landas; (iii) tinggal landas; (iv) masyarakat dewasa dan (v) masyarakat konsumsi tinggi (Rostow dalam Budiman, 1996). Konsepsi unilinear Rostow ini lebih dipilih pemerintah Orde Baru ketimbang konsepsi unilinear Marx misalnya dalam Materialisme Historis. Marx membagi tahap pembangunan menjadi (i) masyarakat primitif; (ii) masyarakat tradisional; (iii) masyarakat kapitalis; (iv) masyarakat sosialis; (v) masyarakat komunis (Johnson, 1986). Tahap pembangunan dari masyarakat tradisional yang dipilih Orde Baru", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 33, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "106", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 191, "height": 52, "page_number": 33, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "adalah menuju masyarakat industri (tinggal landas), bukan menuju masyarakat sosialis atau komunis.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 137, "width": 191, "height": 73, "page_number": 33, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk menyiapkan diri menuju masyarakat tinggal landas (industri), Pemerintah Orde Baru menerapkan strategi industrialisasi pertanian,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 220, "width": 191, "height": 31, "page_number": 33, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "melalui pembangunan industri pendukung pertanian menuju", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 261, "width": 190, "height": 32, "page_number": 33, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mekanisasi pertanian. Cetak biru ( blueprint ) visi pembangunan Orde", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 302, "width": 191, "height": 177, "page_number": 33, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Baru yang dikenal sebagai Pembangunan Lima Tahun (Pelita) dan Pembangunan Jangka Panjang (PJP) 25 tahun tampaknya jelas: industrialisasi pertanian atau industri berbasis pertanian. Namun entah mengapa orientasi ini semakin lama semakin bergeser seiring Pelita-Pelita yang telah dilalui", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 468, "width": 191, "height": 177, "page_number": 33, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam pembangunan. Bahkan pada Pelita III Pemerintah Orde Baru mulai tergoda untuk membelokkan desain visi pembangunan industrialisasi pertanian menjadi pembangunan teknologi tinggi, ditandai dengan inisiasi Industri Pesawat Terbang Nasional (IPTN) yang dikomandani B.J.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 654, "width": 191, "height": 32, "page_number": 33, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Habibie. Privatisasi sektor publik", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 696, "width": 191, "height": 11, "page_number": 33, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kembali menguat pada masa", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 716, "width": 190, "height": 53, "page_number": 33, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pemerintahan Orde Baru setidaknya pada dua momentum, yakni pada saat diterapkan Paket Deregulasi Oktober", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 75, "width": 190, "height": 176, "page_number": 33, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1988 (Pakto 1988) dan Letter of Intent (LoI) dengan IMF ketika Indonesia hendak meminjam utang untuk menanggulangi krisis tahun 1997. Pakto 1988 merupakan usaha pemerintah membuka pengetatan di sektor perbankan dan tarif bea masuk yang dimaksudkan agar ekonomi nasional dapat tumbuh.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 261, "width": 191, "height": 384, "page_number": 33, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam konteks Indonesia, privatisasi lahir lebih banyak karena faktor dependensi. Saat krisis 1997- 1998, Pemerintah Orde Baru yang semula cenderung etatis meminta bantuan kepada IMF. Letter of Intent (LoI) dengan IMF mensyaratkan antara lain: privatisasi, deregulasi, pencabutan subsidi, dan reformasi birokrasi. Kelompok Ornop (terutama yang dipengaruhi pandangan sosialistik) beranggapan motif IMF tidak hendak mewujudkan efisiensi, efektivitas, dan ekonomis dalam pembangunan secara normatif, tetapi lebih sebagai usaha menekan pemerintah Indonesia agar memiliki alokasi angaran yang cukup untuk membayar utang.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 654, "width": 190, "height": 115, "page_number": 33, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bantuan IMF yang diterima tidak seperti yang dibayangkan: gagal mengantarkan Indonesia melewati krisis. Namun dampak ikutannya tak begitu saja lewat: Indonesia tetap harus mengangsur utang dan Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 34, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "107", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 190, "height": 11, "page_number": 34, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengenal konsep privatisasi secara", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 95, "width": 77, "height": 11, "page_number": 34, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "luas dalam", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 95, "width": 191, "height": 53, "page_number": 34, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembangunannya, termasuk di sektor pendidikan tinggi melalui Undang-Undang", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 137, "width": 191, "height": 52, "page_number": 34, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Badan Hukum Pendidikan yang digugat banyak kalangan.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 199, "width": 191, "height": 52, "page_number": 34, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sesungguhnya menarik juga dikaji, apakah implementasi prinsip- prinsip New Public Management", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 261, "width": 190, "height": 11, "page_number": 34, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(NPM) yang diklaim telah", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 282, "width": 191, "height": 31, "page_number": 34, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diimplementasikan di Indonesia, terutama di pemerintahan lokal,", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 323, "width": 191, "height": 53, "page_number": 34, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebagai implementasi yang dilakukan secara by design dalam regulasi secara nasional. Artinya, apakah dalam", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 385, "width": 101, "height": 11, "page_number": 34, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "regulasi yang", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 385, "width": 191, "height": 177, "page_number": 34, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "melahirkan implementasi, Naskah Akademik-nya mendasarkan pada teori-teori NPM. Bila tidak, implementasi NPM di Indonesia dilakukan masih secara parsial dan lokal karena memang belum ada panduan secara nasional terhadap implementasi New Public Management di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 572, "width": 191, "height": 197, "page_number": 34, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berbeda dengan New Public Management , konsep Governance , utamanya Good Governance telah menjadi idiom resmi pemerintah Indonesia. Dalam banyak dokumen resmi, nomenklatur good governance secara jelas tercantum. Prinsip-prinsip good governance seperti partnership dan sinergi antara public , private dan society juga telah menjadi bahasa", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 75, "width": 190, "height": 114, "page_number": 34, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "resmi pemerintah. Dalam Undang- Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional misalnya, komponen- komponen ini secara aktif dilibatkan dalam pembangunan.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 199, "width": 191, "height": 321, "page_number": 34, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aktor dalam paradigma governance tidak hanya politik dan administrasi seperti pada paradigma Old Public Administration , atau administrasi dan swasta dalam konsep New Public Management , Governance melibatkan secara integral antara public (negara), private (swasta) dan society (masyarakat). Peran administrasi publik tidak hanya dapat didelegasikan kepada swasta, tetapi juga dapat dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), kelompok masyarakat sipil, asosiasi sukarela hingga lembaga-lembaga internasional", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 530, "width": 191, "height": 94, "page_number": 34, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada praktiknya, prinsip Governance ditandai dengan semangat partisipatif dalam pembangunan. Namun partisipasi dalam pembangunan dapat berisiko", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 634, "width": 190, "height": 135, "page_number": 34, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "inefisiensi. Dalam konteks aktor dan struktur , karena tuntutan ―partisipatif,‖ di Indonesia lahir lembaga-lembaga yang dapat disebut sebagai governance bodies (Dwiyanto, 2007), yakni lembaga-lembaga-bantu diluar LPND berbentuk Komite, Badan atau", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 35, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "108", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 193, "height": 94, "page_number": 35, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewan. Lembaga-lembaga negara ini beranggotakan unsur pemerintah, intelektual, profesional dan masyarakat untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang", "type": "Table" }, { "left": 233, "top": 158, "width": 57, "height": 11, "page_number": 35, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebenarnya", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 178, "width": 191, "height": 53, "page_number": 35, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "melekat pada negara. Lembaga nonstruktural ini dapat disebut antara lain Dewan Pendidikan, Dewan", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 240, "width": 191, "height": 301, "page_number": 35, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekonomi Nasional, Dewan Riset Nasional, Komisi Hukum, Komnas HAM, Komnas Perempuan, yang jumlahnya lebih dari 50 lembaga, sebagian diantaranya tidak memiliki pekerjaan yang jelas di samping tentu saja duplikasi peran, tugas dan wewenang dengan kementerian dan lembaga negara yang telah ada. Meski demikian dari realitas ini kta dapat membuat simpulan sementara bila implementasi Governance lebih ―resmi‖ ketimbang implementasi New Public Management dalam sistem pemerintahan di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 551, "width": 61, "height": 11, "page_number": 35, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "F. Penutup", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 572, "width": 191, "height": 31, "page_number": 35, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sampai dengan Periode IV Administrasi Negara sebagai", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 613, "width": 191, "height": 11, "page_number": 35, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Administrasi Publik, independensi", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 634, "width": 191, "height": 73, "page_number": 35, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "paradigma administrasi publik terhadap epistemologi administrasi publik Amerika Serikat masih terlihat kuat. Namun semakin kekinian,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 716, "width": 191, "height": 53, "page_number": 35, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "epistemologi administrasi publik terlihat semakin larut dalam dominasi epsitemologi administrasi publik", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 75, "width": 190, "height": 135, "page_number": 35, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amerika Serikat. Momentum Reformasi 1998 mendorong publik di tanah air melakukan antitesis terhadap orde baru. Paradigma Administrasi Pembangunan yang diintroduksi orde baru yang cenderung etatis segera tutup buku. Deliberalisasi,", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 220, "width": 191, "height": 93, "page_number": 35, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "demokratisasi, partisipasi publik menjadi kata kunci. Untuk itu paradigma administrasi publik yang dikembangkan di Amerika Serikat dianggap ekuivalen untuk diadopsi.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 323, "width": 190, "height": 239, "page_number": 35, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada periode ini dapat dicatat terdapat dua episentrum aksiologi administrasi publik. Episentrum pertama, reformasi yang melahirkan otonomi daerah dengan pendekatan new public management maupun new public services melahirkan daerah- daerah (dan kepala daerah) yang oleh media massa disebut sebagai inovatif. Kota Bandung, Kota Surabaya, atau Kabupaten Banyuwangi sebagai misal hari-hari terakhir sangat media", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 572, "width": 191, "height": 11, "page_number": 35, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "darling . Pelayanan birokrasi,", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 592, "width": 191, "height": 115, "page_number": 35, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penyediaan sarana prasarana perkotaan, dan kepala daerah yang rajin turun ke bawah menjadi kombinasi ideal yang lahir sebagai jawaban atas kejumudan birokrasi orde baru.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 716, "width": 190, "height": 53, "page_number": 35, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sementara episentrum kedua adalah realitas banyaknya kepala daerah yang ditangkap karena", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 36, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "109", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 75, "width": 190, "height": 156, "page_number": 36, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penyalahgunaan kekuasaan, dalam konteks ini korupsi. Kekuasaan yang otonom, inovasi yang terbuka, tak ditangkap sebagai peluang oleh kepala daerah model ini. Perilaku rente semakin menemukan momentumnya dalam sistem demokrasi pilihan rakyat berdasarkan suara terbanyak.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 240, "width": 191, "height": 136, "page_number": 36, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Demokrasi yang berbiaya tinggi sekaligus berisiko tinggi. Demokrasi menjadi pisau bermata dua. Pada satu ketika ia menjadi prasyarat paradigma adminsitrasi negara sebagai administrasi publik, namun pada saat yang lain ia menjadi celah", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 75, "width": 190, "height": 31, "page_number": 36, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penyalahgunaan kekuasaan ( abuse of power ).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 116, "width": 191, "height": 239, "page_number": 36, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paradigma administrasi publik di Indonesia tentu masih jauh dari kata selesai. Masih akan terjadi banyak peristiwa, masih akan banyak dilahirkan orang-orang yang akan memimpin publik, masih akan banyak kesadaran-kesadaran epistemologis yang akan lahir. Karena itu sesungguhnya bentuk epistemologi administrasi publik di Indonesia merupakan satu proses yang terus berdialektika.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 407, "width": 95, "height": 13, "page_number": 36, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 430, "width": 184, "height": 11, "page_number": 36, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Djojowadono, Soempono. 2007.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 406, "width": 408, "height": 363, "page_number": 36, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembinaan Administrasi Negara sebagai Bagian dari Pembangunan Nasional Indonesia dalam Dari Administrasi Negara ke Administrasi Publik. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. 2. Dwiyanto, Agus. 2007. Reorientasi Ilmu Administrasi Publik : Dari Government ke Governance dalam Dari Administrasi Negara ke Administrasi Publik. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. 3. Effendi, Sofian. 2007. Revitalisasi Sektor Publik Menghadapi Keterbukaan Ekonomi dan Demokratisasi Politik dalam Dari Administrasi Negara ke Administrasi Publik. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.", "type": "Table" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 37, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "110", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 75, "width": 184, "height": 11, "page_number": 37, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Frederickson, George H. 2003.", "type": "List item" }, { "left": 177, "top": 95, "width": 113, "height": 94, "page_number": 37, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Administrasi Negara Baru . Diterjemahkan oleh Al-Ghozei Usman. Cetakan kelima. LP3ES:", "type": "Table" }, { "left": 177, "top": 199, "width": 40, "height": 11, "page_number": 37, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta.", "type": "Picture" }, { "left": 106, "top": 220, "width": 184, "height": 52, "page_number": 37, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Hardjanto, Imam. 2012. Teori Pembangunan . FIA UB: Malang.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 282, "width": 184, "height": 11, "page_number": 37, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Henry, Nicholas. 1988.", "type": "List item" }, { "left": 177, "top": 302, "width": 113, "height": 74, "page_number": 37, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Administrasi Negara dan Masalah-Masalah Kenegaraan . Diterjemahkan oleh", "type": "Table" }, { "left": 177, "top": 385, "width": 112, "height": 32, "page_number": 37, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Luciana D. Lontoh. Rajawali: Jakarta.", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 427, "width": 184, "height": 52, "page_number": 37, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Johnson, Doyle Paul. 1986. Teori Sosiologi Klasik . Terjemahan", "type": "Table" }, { "left": 177, "top": 489, "width": 112, "height": 11, "page_number": 37, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Robert MZ Lawang.", "type": "List item" }, { "left": 177, "top": 509, "width": 111, "height": 11, "page_number": 37, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PT Gramedia: Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 530, "width": 184, "height": 11, "page_number": 37, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Kayam, Umar. 2001. Para", "type": "List item" }, { "left": 177, "top": 551, "width": 113, "height": 11, "page_number": 37, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Priyayi . Jakarta: P.T", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 572, "width": 183, "height": 52, "page_number": 37, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gramedia Pustaka Utama. 9. Marwati Poesponegoro &", "type": "Table" }, { "left": 177, "top": 634, "width": 112, "height": 11, "page_number": 37, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nugroho Notosusanto.", "type": "List item" }, { "left": 177, "top": 654, "width": 113, "height": 32, "page_number": 37, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1990. Sejarah Nasional Indonesia", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 696, "width": 184, "height": 52, "page_number": 37, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jilid II . Jakarta: Balai Pustaka 10. Miles, Matthew B dan A.", "type": "Table" }, { "left": 177, "top": 758, "width": 113, "height": 11, "page_number": 37, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Michael Huberman.", "type": "Table" }, { "left": 401, "top": 75, "width": 116, "height": 156, "page_number": 37, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1992. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru . Diterjemahkan oleh Tjejep Rohendi Rohidi. UI Press. Jakarta.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 240, "width": 183, "height": 11, "page_number": 37, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11. Moleong, Lexy J. 2002.", "type": "List item" }, { "left": 401, "top": 261, "width": 112, "height": 52, "page_number": 37, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan keenambelas . PT.", "type": "Table" }, { "left": 401, "top": 323, "width": 112, "height": 32, "page_number": 37, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Remaja Rosdakarya. Bandung.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 365, "width": 183, "height": 52, "page_number": 37, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12. Pasolong, Harbani. 2008. Teori Adminstrasi Publik . Alfabeta: Bandung.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 427, "width": 183, "height": 52, "page_number": 37, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13. Siagian, S.P. 1982. Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi .", "type": "List item" }, { "left": 401, "top": 489, "width": 112, "height": 11, "page_number": 37, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gunung Agung:", "type": "List item" }, { "left": 401, "top": 509, "width": 40, "height": 11, "page_number": 37, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 530, "width": 180, "height": 11, "page_number": 37, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14. Thoha, Miftah. 1990. Dimensi-", "type": "List item" }, { "left": 401, "top": 551, "width": 113, "height": 94, "page_number": 37, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dimensi Prima Ilmu Administrasi Negara . Cetakan keempat. Rajawali Pers: Jakarta.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 654, "width": 184, "height": 115, "page_number": 37, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15. Thoha, Miftah. 2007. Demokrasi dalam Birokrasi Pemerintah: Peran Kontrol Rakyat dan Netralitas Birokrasi dalam Dari", "type": "Table" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 38, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "111", "type": "Page footer" }, { "left": 177, "top": 75, "width": 113, "height": 73, "page_number": 38, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Administrasi Negara ke Administrasi Publik. Gadjah Mada University Press:", "type": "Table" }, { "left": 177, "top": 158, "width": 62, "height": 11, "page_number": 38, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 178, "width": 184, "height": 11, "page_number": 38, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16. Tjokroamidjojo, Bintoro. 1981.", "type": "Table" }, { "left": 177, "top": 199, "width": 64, "height": 32, "page_number": 38, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengantar Administrasi", "type": "Table" }, { "left": 177, "top": 240, "width": 80, "height": 32, "page_number": 38, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembangunan . LP3ES: Jakarta.", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 282, "width": 135, "height": 11, "page_number": 38, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17. Wibawa, Samodra.", "type": "List item" }, { "left": 177, "top": 282, "width": 113, "height": 52, "page_number": 38, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2001. Negara-Negara di Nusantara: Dari", "type": "Table" }, { "left": 401, "top": 75, "width": 112, "height": 52, "page_number": 38, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Negara-Kota hingga Negara-Bangsa, dari Modernisasi hingga", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 137, "width": 184, "height": 176, "page_number": 38, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reformasi Administrasi . Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. 18. Zed, Mestika. 2003. Kepialangan Politik dan Revolusi: Palembang 1900- 1950 . LP3ES: Jakarta.", "type": "Table" } ]
1c629b82-7eb6-578f-6020-a1cf04867940
https://jurnal.ulb.ac.id/index.php/ecobisma/article/download/1773/1706
[ { "left": 499, "top": 757, "width": 14, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "80", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 118, "width": 371, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ANALISIS KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN LABUHANBATU UTARA", "type": "Section header" }, { "left": 186, "top": 168, "width": 249, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hayanuddin Safri dan Raja Saul Marto Hendry", "type": "Section header" }, { "left": 160, "top": 184, "width": 304, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Labuhanbatu Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 218, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 234, "width": 401, "height": 218, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara Parsial Disiplin Kerja Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Kinerja Kerja Pada Kementerian Agama Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan nilai t hitung (3,964)> t tabel 1,710) dan taraf signifikasi 0,001< 0,05. Secara Parsial Disiplin Kerja Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Kinerja Kerja Pada Kementerian Agama Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan nilai t hitung yaitu (3,339)>t tabel (1,710) dan taraf signifikansi 0,003< 0,05. Secara Parsial Etika Kerja Berpengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap Kinerja Kerja Pada Kementerian Agama Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan nilai t hitung yaitu (5,107)>t tabel (1,710) dan taraf signifikansi 0,000<0,05. Secara Parsial Lingkungan Kerja Berpengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap Kinerja Kerja Pada Kementerian Agama Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan nilai t hitung yaitu (3,907)>t tabel (1,710) dan taraf signifikansi 0,001<0,05.Secara simultan Motivasi Kerja, Disiplin Kerja, Etika Kerja dan Lingkungan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Kerja Pada Kementerian Agama Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai F hitung yaitu (11,330)>F tabel (2,76) dan taraf signifikasi 0,00< 0,05.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 468, "width": 394, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci; Motivasi kerja, Disiplin kerja, Etika kerja, Lingkungan kerja, Kinerja Pegawai", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 516, "width": 114, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 532, "width": 381, "height": 121, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kinerja merupakan bagian dari bentuk perilaku seorang karyawan dalam bekerja yang ditunjukan dalam wujud prestasi kerja yang sesuai dengan perannya di dalam suatu perusahaan yang memiliki jangka waktu tertentu. Hal ini disebabkan karena kinerja kerja yang menentukan keberhasilan suatu perusahaan serta untuk kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Dalam setiap organisasi, manusia merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam menghidupkan organisasi tersebut. Hal ini harus didukung dengan kinerja yang baik pula karena tanpa kinerja yang baik, organisasi tidak akan mencapai tujuannya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 656, "width": 381, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor yang dapat mempengaruhi kinerja kerja seseorang adalah motivasi kerja, suatu organisasi memerlukan pegawai yang memiliki kemauan tinggi serta semangat dalam bekerja untuk mencapai hasil yang optimal, untuk mendapatkan suatu hasil yang optimal diperlukan sebuah motivasi dalam bekerja agar tercapainya suatu tujuan yang diinginkan.", "type": "Text" }, { "left": 499, "top": 757, "width": 14, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "81", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kedisplinan pegawai merupakan salah satu faktor yang juga mempengaruhin tingkat kinerja pegawai, karena disiplin kerja merupakan hal yang diperlukan dalam setiap kegiatan kerja agar sesuai dengan peraturan dan tata tertib. Permasalahan yang terjadi pada kantor Kementerian Agama Kabupaten Labuhanbatu Utara masih kurangnya pemberian motivasi dari atasan ke bawahan sehingga para pegawai kurang bersemangat dalam bekerja, hal ini terlihat dari pegawai yang masih ada bermalas-malasan dalam bekerja, pemberian insentif yang diberikan oleh Kementerian Agama Kabupaten Labuhanbatu Utara belum cukup untuk memotivasi pegawai untuk meningkatkan kinerjanya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 241, "width": 400, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penurunan kinerja juga dapat dilihat dari disiplin kerja pada kantor Kementerian Agama Kabupaten Labuhanbatu Utara seperti dari jam masuk kerja para pegawai, serta pada saat waktu jam kerja masih ada para pegawai tidak berada pada tempatnya masing-masing. Kondisi lingkungan kerja yang nyaman juga dapat menjadikan pegawai tidak bersemangat dalam menjalankan kegiatan pekerjaanya, datang tidak tepat waktu, tapi sebaliknya apabila lingkungan kerja memberikan rasa nyaman, maka pegawai akan bersemangat dalam menjalankan aktivitas pekerjaan yang akan mempengaruhi kinerja agar lebih optimal dalam menjalankan tugas dan kewajibannya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 365, "width": 400, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Etika kerja merupakan faktor yang juga dapat mempengaruhi kinerja kerja, etika sangat penting dunia kerja karena etika menjadi kunci atau panduan dalam profesionalisme kerja. Etika kerja dibuat untuk para pekerja agar lebih disiplin dengan menaatin etika yang berlaku ditempat kerja sehingga dapat memperlancar kinerja kerja sehari-harinya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 448, "width": 106, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "II. KAJIAN TEORI 2.1.Motivasi Kerja", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 475, "width": 400, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Robbins dan Judge (2011) mendefeniskan motivasi sebagai suatu proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan individu agar dapat mencapai tujuannya. Motivasi menjadi sebagai suatu kecenderungan untuk beraktivitas, mulai dari dorongan dalam diri dan kebutuhan yang distimulasi yang berorientasi kepada tujuan individu.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 558, "width": 170, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Faktor-Faktor Motivasi Kerja", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 572, "width": 399, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor-faktor motivasi yang diuraikan dalam hal ini dikutip dari teori dua faktor Herzberg. Faktor-faktor motivasi tersebut adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 600, "width": 81, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Gaji ( Salary )", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 613, "width": 63, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Supervisi", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 627, "width": 152, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Kebijakan dan Administrasi", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 641, "width": 97, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Hubungan Kerja", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 655, "width": 83, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Kondisi Kerja", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 669, "width": 113, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Pekerjaan itu sendiri", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 682, "width": 162, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. Peluang untuk maju ( advance )", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 696, "width": 149, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8. Keberhasilan ( achievement )", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 710, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9. Tanggung Jawab", "type": "Text" }, { "left": 499, "top": 757, "width": 14, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "82", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 94, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.2. Disiplin Kerja", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 130, "width": 400, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dessler (2012) mengemukakan disiplin adalah suatu prosedur untuk mengoreksi atau menghukum seorang pegawai sesuai dengan peraturan yang ditetapkan kepada yang bersangkutan karena melanggar peraturan yang diberikan kepadanya. Kaitannya terhadap pekerjaan, faktor disiplin dipandang sebagai suatu tindakan untuk mengoreksi perilaku dan sikap yang salah pada pegawai.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 213, "width": 135, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b . Bentuk-Bentuk Disiplin", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 229, "width": 400, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Handoko (2010) bentuk- bentuk disiplin dibedakan atas 3 (tiga) kategori yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 256, "width": 219, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Disiplin Preventif ( Preventive discipline ).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 270, "width": 218, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Disiplin Korektif ( Corrective discipline ).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 284, "width": 211, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Disiplin Progresif (Progresive dicipline)", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 312, "width": 82, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.3.Etika Kerja", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 325, "width": 400, "height": 81, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Ali & Al-Owaihan (2012) etika kerja islam merupakan orientasi untuk membentuk serta mempengaruhi keterlibatan dan partisipasi pengikutnya di lingkungan tempat ia bekerja. Etika kerja islam yang melihat kerja merupakan sebagai sarana dalam meningkatkan kepentingan seseorang individu dalam bentuk ekonomi, psikologis maupun sosial, demi mempertahakan prestise sosial, dalam mensejahterakan masyarakat serta meningkatkan kembali iman.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 408, "width": 400, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terdapat sepuluh nilai yang diidentifikasikan dan dijelaskan oleh Josephson dalam Teaching ethical Decision Making and Principle Rasioning. Kesepuluh nilai tersebut adalah:", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 460, "width": 115, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Kejujuran (honesty)", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 474, "width": 116, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Integritas (integrity)", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 487, "width": 189, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Memegang janji (promise keeping)", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 501, "width": 110, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Kesetiaan (fidelity)", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 515, "width": 111, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5) Keadilan (fairness)", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 529, "width": 270, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6) Kepedulian terhadap sesamanya (carring for others)", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 543, "width": 264, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7) Penghargaan terhadap orang lain (respect forother)", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 556, "width": 347, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8) Kewarganegaraan yang bertanggung jawab (responsible citizenship)", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 570, "width": 256, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9) Pencapaian kesempurnaan (pursuit of excellence)", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 584, "width": 175, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10) Akuntabilitas (accountability) .", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 612, "width": 117, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.4.Lingkungan Kerja", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 623, "width": 400, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nitisemito (2012) mendefinisikan lingkungan kerja sebagai: “Segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diembankan”.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 681, "width": 143, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Jenis Lingkungan Kerja", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 695, "width": 400, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Sedarmayanti (2011), secara garis besar jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 722, "width": 130, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Lingkungan kerja fisik", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 736, "width": 151, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Lingkungan kerja non fisik", "type": "List item" }, { "left": 499, "top": 757, "width": 14, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "83", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 158, "width": 116, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kerangka Konseptual", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 213, "width": 177, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 1 H 2 H 3 H 4 H 5", "type": "Picture" }, { "left": 113, "top": 406, "width": 159, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "III.Teknik Pengumpulan Data", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 420, "width": 385, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner dan wawancara. Menurut Sugiyono (2010), teknik pengumpulan data meliputi:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 448, "width": 131, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Wawancara (Interview)", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 462, "width": 382, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalah yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih 83eliabl dan jumlah respondennya sedikit atau kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self report , atau setidak-tidaknya pada pengetahuan atau keyakinan pribadi.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 544, "width": 70, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Kuesioner", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 558, "width": 382, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variable yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 696, "width": 132, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "IV. Metode Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 710, "width": 185, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Metode Analisis Statistik a. Analisis Regresi Linier Berganda", "type": "Text" }, { "left": 164, "top": 196, "width": 324, "height": 169, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Disiplin Kerja (X 2 ) Kinerja Pegawai (Y) Etika Kerja (X 3 ) Lingkungan Kerja (X 4 ) Motivasi Kerja (X 1 )", "type": "Picture" }, { "left": 499, "top": 757, "width": 14, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "84", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 399, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bentuk dari persamaan regresi linear berganda yang digunakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan:", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 144, "width": 190, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Y = a + b 1 X 1 +b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + e", "type": "Formula" }, { "left": 128, "top": 158, "width": 62, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan:", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 185, "width": 172, "height": 108, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Y = Kinerja a = Konstanta b 1 -b 2 -b 3 -b 4 = Koefisien Regresi X 1 = Motivasi Kerja X 2 = Disiplin Kerja X 3 = Etika Kerja X 4 = Lingkungan Kerja e = Standard Error", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 310, "width": 247, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "V. PEMBAHASAN Tabel1. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 346, "width": 359, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error", "type": "Table" }, { "left": 361, "top": 398, "width": 16, "height": 6, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Beta", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 416, "width": 56, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 (Constant)", "type": "Picture" }, { "left": 138, "top": 416, "width": 350, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7.112 3.040 2.340 .028 Motivasi Kerja .855 .216 .788 3.964 .001 Disiplin Kerja .442 .132 .404 3.339 .003 Etika Kerja .554 .108 .667 5.107 .000 Lingkungan Kerja .670 .171 .731 3.907 .001", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 506, "width": 147, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Dependent Variable: Kinerja Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah SPSS), 2020", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 532, "width": 400, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari nilai tersebut dapat dibentuk suatu model persamaan regresi sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 573, "width": 277, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Y = 7,112 + 0,855X 1 + 0,442X 2 + 0,554X 3 + 0,670X 4 + e", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 587, "width": 168, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Uji Hipotesis a. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 628, "width": 50, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5.1", "type": "Text" }, { "left": 237, "top": 644, "width": 152, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Uji Parsial (Uji t)", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 666, "width": 380, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.", "type": "Table" }, { "left": 242, "top": 718, "width": 84, "height": 6, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B Std. Error", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 718, "width": 392, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Beta 1 (Constant) 7.112 3.040 2.340 .028", "type": "Table" }, { "left": 499, "top": 757, "width": 14, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "85", "type": "Page footer" }, { "left": 138, "top": 125, "width": 371, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Motivasi Kerja .855 .216 .788 3.964 .001 Disiplin Kerja .442 .132 .404 3.339 .003 Etika Kerja .554 .108 .667 5.107 .000 Lingkungan Kerja .670 .171 .731 3.907 .001", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 197, "width": 147, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Dependent Variable: Kinerja Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah SPSS), 2020", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 226, "width": 182, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)", "type": "Text" }, { "left": 245, "top": 253, "width": 136, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5.2 Hasil Uji Simultan (Uji F)", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 289, "width": 208, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ANOVA a Model Sum of Squares Df", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 307, "width": 50, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mean Square", "type": "Picture" }, { "left": 117, "top": 307, "width": 387, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "F Sig. 1 Regression 67.907 4 16.977 11.330 .000 b Residual 37.460 25 1.498 Total 105.367 29", "type": "Table" }, { "left": 116, "top": 380, "width": 97, "height": 6, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Dependent Variable: Kinerja", "type": "Picture" }, { "left": 116, "top": 396, "width": 267, "height": 6, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja, Etika Kerja, Motivasi Kerja", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 421, "width": 128, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Koefisien Determinasi", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 435, "width": 50, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5.3", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 451, "width": 275, "height": 46, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the", "type": "Table" }, { "left": 171, "top": 507, "width": 284, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Estimate 1 .803 a .644 .588 1.224", "type": "Table" }, { "left": 170, "top": 543, "width": 267, "height": 6, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja, Etika Kerja, Motivasi Kerja", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 559, "width": 97, "height": 6, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Dependent Variable: Kinerja", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 585, "width": 65, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 598, "width": 399, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan yang dirumuskan penulis berdasarkan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 626, "width": 401, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Secara Parsial Disiplin Kerja Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Kinerja Kerja Pada Kementerian Agama Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan nilai t hitung (3,964) > t tabel 1,710) dan taraf signifikasi 0,001 < 0,05.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 667, "width": 401, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Secara Parsial Disiplin Kerja Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Kinerja Kerja Pada Kementerian Agama Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan nilai t hitung yaitu (3,339) > t tabel (1,710) dan taraf signifikansi 0,003 < 0,05.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 723, "width": 401, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Secara Parsial Etika Kerja Berpengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap Kinerja Kerja Pada Kementerian Agama Kabupaten Labuhanbatu Utara", "type": "List item" }, { "left": 499, "top": 757, "width": 14, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "86", "type": "Page footer" }, { "left": 135, "top": 116, "width": 378, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dengan nilai t hitung yaitu (5,107) > t tabel (1,710) dan taraf signifikansi 0,000< 0,05.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 144, "width": 400, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Secara Parsial Lingkungan Kerja Berpengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap Kinerja Kerja Pada Kementerian Agama Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan nilai t hitung yaitu (3,907) > t tabel (1,710) dan taraf signifikansi 0,001 < 0,05.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 199, "width": 401, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Secara simultan Motivasi Kerja, Disiplin Kerja, Etika Kerja dan Lingkungan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Kerja Pada Kementerian Agama Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai F hitung yaitu (11,330) > F tabel (2,76) dan taraf signifikasi 0,00 < 0,05.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 282, "width": 34, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 296, "width": 400, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian ini, penulis memberikan saran kepada pihak-pihak yang berkepentingan pada penelitian ini, antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 323, "width": 382, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Kementerian Agama Kabupaten Labuhanbatu Utara dalam memperhatikan etika kerja para pegawai nya sehingga para pegawai merasa nyaman secara emosional dalam bekerja yang dapat meningkatkan kinerjanya dalam bekerja.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 379, "width": 382, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Kementerian Agama Kabupaten Labuhanbatu Utara diharapkan untuk lebih memperhatikan lingkungan kerja dan disiplin kerja para pegawainya agar para pegawai bekerja secara maksimal.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 420, "width": 382, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Kementerian Agama Kabupaten Labuhanbatu Utara diharapkan agar dapat memotivasi para pegawai nya agar dapat bekerja secara optimal dan mencapai tujuan dari organisasi.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 462, "width": 381, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Bagi peneliti-peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang berbeda dengan variabel yang diteliti dalam penelitian ini sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih bervariatif yang dapat berpengaruh terhadap Kinerja Kerja.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 530, "width": 113, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 558, "width": 400, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alex. S. Nitisemito , 2012 , Manajemen Personalia . Edisi Revisi, Penerbit Ghalia Indonesia", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 585, "width": 399, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ahmad, Amins. 2012. Manajemen Kinerja Pemerintah Daerah. Yogyakarta: LaksBang PRESSindo.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 613, "width": 400, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bedjo Siswanto. Sastrohadiwiryo. 2012. “Manajemen Tenaga Kerja Indonesia”. Jakarta: PT. Bumi Aksara.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 640, "width": 399, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Davis, Keith and John. W. Newstrom. 2010. Perilaku Dalam Organisasi Jilid 1 dan 2. Jakarta, Erlangga", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 668, "width": 400, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dessler, Gary, 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Indeks. Jakarta Edison Emron, Yohny Anwar dan Imas Komariah., 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia, Alfabeta, Bandung", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 709, "width": 400, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fathoni, Abdurrahman, 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia, PT Rineka Cipta, Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 499, "top": 757, "width": 14, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "87", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Handoko, T. Hani. 2013. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.Yogyakarta:BPFE.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 144, "width": 399, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Handoko, T Hani. 2010. Manajemen. Edisi 2. Yogyakarta : BPFE. Hasibuan, Malayu S.P. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi,", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 172, "width": 110, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 185, "width": 399, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aksan, Hermawan. 2014. Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Bandung: Nuansa Cendekia", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 213, "width": 399, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Henry Simamora, 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 1. Yogyakarta: STIE YKPN Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 241, "width": 400, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kusuma, 2013. Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Hotel Muria Semarang.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 268, "width": 399, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mangkunegara, AA. 2012. Evaluasi Kinerja SDM . Refika Aditema. Bandung. Mathis Robert L dan Jackson John H. 2011. Human Resource Management, Edisi 10, Jakarta: Salemba Empat", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 310, "width": 400, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Notoatmodjo,s. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Rivai, Vethzal & Basri 2011. Performance Appraisal: Sistem Yang Tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya saing Perusahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 365, "width": 400, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Riska Hernayanti Pajar, Mahendra Fakhri, 2018. Pengaruh Etika Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Rumah Makan Ponyo Cinunuk Bandung Sidanti, 2015. Pengaruh Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat DPRD Kabupaten Madiun", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 434, "width": 346, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sofyandi. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Ghalia.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 448, "width": 400, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedarmiyati. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi. Jakarta : Gremia Pustaka.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 475, "width": 409, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Siagian, Sondang P. 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Kelimabelas, Bumi Aksara, Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 503, "width": 399, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Siswanto, HB, 2012 Pengantar Manajemen, Cetakan Kelima, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 531, "width": 399, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 558, "width": 382, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sutrisno, Edy, 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia . Jakarta : Kencana. Sumarsono. 2010. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Situmorang dan Lufti, 2014. Analisis Data untuk Riset Manajemen dan Bisnis,", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 600, "width": 101, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "USU Press, Medan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 613, "width": 393, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Thoha. Miftah. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Rineka Cipta. Wirawan. 2012. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia: Teori Aplikasi dan Penelitian. Jakarta: Salemba Empat.", "type": "Text" } ]
407a7546-d438-c473-465e-a7079eec6b76
http://ejournal.stikeselisabethmedan.ac.id:85/index.php/EHJ/article/download/323/252
[ { "left": 72, "top": 792, "width": 81, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI : 10.52317/ehj", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 791, "width": 12, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "25", "type": "Page footer" }, { "left": 95, "top": 170, "width": 414, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Latihan Gerak Sendi Aktif dengan Kemampuan Mobilitas Fisik pada Pasien Stroke Non Hemoragik di RSUD Deli Serdang", "type": "Section header" }, { "left": 193, "top": 230, "width": 215, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Samuel Ginting 1 , Chaidir Saputra 2 , Chairani 3", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 242, "width": 343, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2,3 Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi, Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 270, "width": 53, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Info Artikel", "type": "Section header" }, { "left": 83, "top": 279, "width": 83, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "________________ Sejarah artikel :", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 304, "width": 120, "height": 100, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterima, Juni 12, 2021 Disetujui, Juni 23, 2021 Dipublikasikan, Juni 30, 2021 ________________ Keywords : Hinge motion exercise, Mobility capability, non- hemorrahig strok. ____________________", "type": "Table" }, { "left": 226, "top": 269, "width": 37, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 226, "top": 279, "width": 286, "height": 83, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "________________________________________________________ Latar Belakang: Stroke merupakan pnyakit neurologi yang menduduki peringkat ketiga penyebab kematian di Indonesia setelah penyakit kanker dan jantung. Penyakit stroke di indonesua meningkat karena perubahan gaya hidup modernisasi. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan latihan gerak sendi aktif dengan kemampuan mobilitas fisik pada paien stroke non haemoragik di rumah sakit umum daerah deli serdang lubuk pakam.", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 365, "width": 286, "height": 70, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode : Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik menggunakan pendekatan one group pre and post test design dengan rancangan semu (quasi experiment). Lokasi penelitian yaitu RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam, dilaksanakan pada awal bulan februari 2012. Populasi penelitian sebanyak 28 orang dan sampel 9 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampling. Data dianalisis dengan menggunakan uji t (paired sample T-test).", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 437, "width": 286, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan mobilitas pasien sebelum diberi perlakuan (pretest) dengan nilai 0 yaitu 8 orang (88,9%), dan nilai 1 yaitu 1 orang (11,1%). Kemampuan mobilitas pasien setelah diberi perlakuan (posttest) dengan nilai 0 yaitu 4 orang (44,4%), dan nilai 1 yaitu 5 orang (55,6%). Terjadi peningkatan kemampuan mobilitas fisik sebesar 1,8.", "type": "Table" }, { "left": 226, "top": 489, "width": 286, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Latihan gerak sendi aktif berpengaruh terhadap kemampuan mobilitas pada pasien stroke non haemoragik di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam tahun 2012. Dengan nilai p=0,001 (α=0,05).", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 520, "width": 286, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan : 3. Ada hubungan latihan gerak sendi aktif terhadap kemampuan mobilitas pada pasien stroke non haemoragik di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Lubuk Pakam Tahun 2012 dengan nilai p= 0,001 (α=0,05).", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 562, "width": 39, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 226, "top": 571, "width": 286, "height": 73, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "________________________________________________________ Background: Stroke is a neurological disease that ranks third as the cause of death in Indonesia after cancer and heart disease. Stroke in Indonesia is increasing due to changes in modernization lifestyle. The general purpose of this study was to determine the relationship between active joint motion exercises and physical mobility abilities in non-haemorrhagic stroke patients at the Deli Serdang Lubuk Pakam General Hospital.", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 646, "width": 286, "height": 60, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Methods: This type of research is descriptive analytic using a one group pre and post test design approach with a quasi-experimental design. The research location is RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam, carried out in early February 2012. The research population was 28 people and a sample of 9 people with the sampling technique using the accidental sampling method. Data were analyzed using t test (paired sample T-test).", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 708, "width": 286, "height": 50, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Results: The results showed that the patient's mobility ability before being treated (pretest) with a value of 0 is 8 people (88.9%), and a value of 1 is 1 person (11.1%). The patient's mobility ability after being treated (posttest) with a value of 0 is 4 people (44.4%), and a value of 1 is 5 people (55.6%). There was an increase in the ability of physical mobility by 1.8. Active joint motion", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 75, "width": 413, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elisabeth Health Journal : Jurnal Kesehatan, Vol. 6 No. 1 (Juni, 2021) : 25-28 E-ISSN 2541-4992", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 792, "width": 81, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI : 10.52317/ehj", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 791, "width": 12, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "26", "type": "Page footer" }, { "left": 226, "top": 74, "width": 286, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "exercises affect the mobility ability of non-haemorrhagic stroke patients at Deli Serdang Hospital, Lubuk Pakam in 2012. With p value = 0.001 (α = 0.05). Conclusion: 3. There is a relationship between active joint motion exercises and mobility abilities in non-hemorrhagic stroke patients at the Deli Serdang Regional General Hospital Lubuk Pakam in 2012 with p value = 0.001 (α = 0.05).", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 142, "width": 102, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Koresponden Penulis :", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 168, "width": 409, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Samuel Ginting, Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi, Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam, Jl. Sudirman No.38, Petapahan, Kec. Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara 20512. Email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 236, "width": 109, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 248, "width": 454, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Stroke adalah penyakit tak tertahankan yang tidak disebabkan oleh kuman. Jadi tidak termasuk kuman seperti organisme mikroskopis dan infeksi. Stroke secara tegas diidentikkan dengan gaya hidup yang tidak diinginkan saat ini. Cara hidup yang tidak diinginkan ini menyebabkan berbagai masalah tubuh seperti hipertensi, diabetes, pertumbuhan ganas, dan lain-lain. Yang kemudian mengganggu penerimaan zat-zat gizi dan oksigen yang dialirkan oleh darah. Jadi penyebab utama stroke memang bukan bibit penyakit melainkan kurang dari rutinitas makan yang luar biasa (mengandung kadar tinggi lemak jenuk) yang meninbulkan arteroskerosis (waluyo, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 337, "width": 454, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut data World Health Organization (WHO), stroke adalah salah satu dari tiga penyebab utama kematian di planet ini di antara penyakit berbahaya lainnya seperti pertumbuhan ganas dan penyakit koroner. Seperti yang ditunjukkan oleh Lee, dikatakan bahwa setiap tahun stroke membantai lebih dari 160.000 orang Amerika. Sebanyak 75% pasien stroke di Amerika mengalami efek buruk kehilangan gerak dan mengakibatkan kehilangan posisi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 413, "width": 72, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. METODE", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 426, "width": 457, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini adalah laporan kuantitatif dengan satu rencana tes awal dan tes akhir,teknik pengujian selesai dengan menggunakan accidental sampling yaitu memilih responden yang ada di rumah sakit umum daerah deli serdang lubuk pakam dengan kriteria penelitian yang dibuat oleh peneliti. Instrumen taksiran yang digunakan dalam ujian ini adalah lembar persepsi. Informasi yang digunakan adalah investigasi univariat dan pemeriksaan bivariat menggunakan ujiT.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 502, "width": 52, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 514, "width": 454, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada bulan februari 2012 di rumah sakit umum daerah deli serdang lubuk pakam tahun 2012 didapatkan hasil penelitian dari 9 responden tantang Pengaruh Latihan gerak sendi aktif dengan kemampuan mobilitas fisik.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 552, "width": 444, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Distribusi Frekuensi Mobilitas Pasien Sebelum Dilakukan Latihan Gerak Sendi Aktif di RSUD Deli", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 563, "width": 433, "height": 100, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Serdang Lubuk Pakam Tahun 2012 No . Nilai kemampuan mobilitas sebelum dilakukan latihan gerak sendi aktif (pre-test) Jumlah f % 1.Nilai 0 8 88,9% 2.Nilai 1 1 11,1% Total 9 100,0%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 669, "width": 454, "height": 45, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukkan bahwa nilai kemampuan mobilitas fisik pretest selama 8 kali perlakuan mayoritas pada nilai 0 yaitu 8 orang (88,9%), dan minoritas pada nilai 1 yaitu 1 orang (11,1%) Tabel 2. Distribusi Frekuensi Mobilitas Pasien Stroke Setelah Dilakukan Latihan Gerak Sendi Aktif di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam Tahun 2012", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 717, "width": 328, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No . Nilai kemampuan mobilitas sebelum dilakukan latihan gerak sendi aktif (pre-test) Jumlah f %", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 792, "width": 81, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI : 10.52317/ehj", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 791, "width": 12, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "27", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 80, "width": 433, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1.Nilai 0 8 88,9% 2.Nilai 1 1 11,1% Total 9 100,0%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 130, "width": 454, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa nilai kemampuan mobilitas post-test selama 8 kali pengukuran sebagian adalah pada nilai 1 yitu 5 orang (55,6%), dan selebihnya pada nilai 0 yaitu 4 orang (44,4%). Tabel 3. Distribusi Rerata Kemampuan Mobilitas Fisik Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Latihan Gerak Sendi", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 166, "width": 378, "height": 83, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aktif Kemampuan Mobilitas Fisik Rata- rata Standar Deviasi Standar Error p.value N Sebelum Sesudah 6,80 5,00 1,304 1,414 0,583 0,632 0,001 9", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 252, "width": 454, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rata-rata kemampuan mobilitas fisik pada pengukuran pertama 6,80 dengan standar deviasi (SD) 1,304, pada pengukuran kedua di dapatkan rata-rata kemampuan mobilitas fisik 5,00 dengan standar deviasi (SD) 1,414, terlihat nilai Mean perbedaan antara perkiraan pertama dan kedua adalah 1,8, dengan standar deviasi (SD) 0,44. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,001 (nilai p<=α), maka dapat di simpulkan ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan mobilitas fisik sebelum dan sesudah dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 341, "width": 99, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 353, "width": 454, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Lukman (2009), untuk menungkatkan kemampuan maksimal pasien stroke terutama pada pasien stroke non haemoragik, tenaga kesehatan seperti perawat dapat membantu memulihkan latihan rentang gerak pada pasien. Latihan rentang gerak merupakan latihan untuk melakukan gerakan- gerakan baik aktif maupun pasif. Untuk penderita stroke non hemoragik, kegiatan yang diberikan adalah gerak sendi yang dinamis. Kapasitas portabilitas adalah kapasitas orang untuk bergerak tanpa hambatan, efektif, dan konsisten untuk mengatasi masalah latihan untuk menjaga kesejahteraan.. Berdasarkan hasil uji statistic dengan menggunakan uji sample paired T-test nilai perbedaan rerata sebesar 1,8, diperoleh bahwa nilai p= 0,001 (p<α=0,05) sehingga didapatkan hasil penelitian bahwa Ha diterima yaitu ada pengaruh latihan gerak sendi aktif dengan kemampuan mobilitas fisik pada pasien stroke non haemoragik di RSUD Daerah Deli Serdang Lubuk Pakam Tahun 2012.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 492, "width": 95, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 504, "width": 454, "height": 99, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemampuan mobilitas pasien sebelum diberi perlakuan (pretest) mayoritas pada nilai 0 yaitu 8 orang (88,9%), dan minoritas nilai 1 yaitu 1 orang (11,1%), dengan nilai rata-rata kemampuan mobilitas fisik sebelum dilakukan latihan gerak sendi aktif adalah 6,80, Kemampuan mobilitas pasien setelah diberi perlakuan (posttest) mayoritas pada nilai 1 yaitu 5 orang (55,6%), dan minoritas pada nilai 0 yaitu 4 orang (44,4%) dengan rata-rata kemampuan mobilitas fisik pada pasien stroke non haemoragik setelah dilakukan latihan gerak sendi aktif adalah 5,00. Ada hubungan latihan gerak sendi aktif terhadap kemampuan mobilitas pada pasien stroke non haemoragik di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Lubuk Pakam Tahun 2012 dengan nilai p= 0,001 (α=0,05).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 620, "width": 101, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 632, "width": 454, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arikunto, S.2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, Edisi Revisi IV, Jakarta : Rineka Cipta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 663, "width": 454, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Derang, I. (2020). PENGARUH RANGE OF MOTION AKTIF-ASSISITIF: LATIHAN FUNGSIONAL TANGAN TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT PASIEN STROKE NON HEMORAGIC DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN. Elisabeth Health Jurnal, 5(1), 80-89. https://doi.org/10.52317/ehj.v5i1.284", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 720, "width": 383, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asmadi. 2009.Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 739, "width": 419, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dharma Kelana Kusuma. 2011.Metodologi penelitian keperawatan, Trans Info Media. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 757, "width": 309, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "David. 2011. Essensial Stroke Untuk Layanan Primer. Jakarta : EGC.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 792, "width": 81, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI : 10.52317/ehj", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 791, "width": 12, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "28", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 364, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ginsberg, L. 2008. Lecture notes : neurologi, Edisi Kedelapan, Jakarta : Erlangga.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 93, "width": 367, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Junaidi,I, 2008. Stroke A-Z. Cetakan Ketiga, Jakarta : Bhuana Ilmu Popular (BIP).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 112, "width": 365, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kompas. 2009. Stroke Penyebab Kematian Tertinggi, http ://Cetak Kompas. Com.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 131, "width": 454, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mulyatsih, E dan Ahmad, A. 2008. Stroke Petunjuk Perawatan Pasien Pasca Stroke Dirumah, Jakarta :", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 143, "width": 97, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Balai Penerbit FKUI", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 162, "width": 454, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Murwanto. Y, 2008. Penatalaksanaan terapi latihan pada kondisi hemiparese sinistra pasca stroke non haemoragik. Program studi fisioterapi fakultas ilmu kesehatan universitas muhammadiyah semarang. Digilib. Unimus.ac.id.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 206, "width": 454, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muttaqin, A. 2008. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan System Persyarafan, Jilid I, Jakarta : Salemba Medika.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 237, "width": 422, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muwarni, A. 2009. Keterampilan dasar praktik klinik keperawatan, Yogyakarta : Fitramaya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 256, "width": 454, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi,", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 268, "width": 361, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tesis, dan Instrument Penelitian Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 287, "width": 407, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Potter & Perry. 2005. Fundamental keperawatan. Edisi 7 buku 2. Jakarta : Salemba Medika Sastroasmoro. 2011. Pemilihan subjek penelitian. Jakarta : Sagung Seto.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 324, "width": 440, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan, cetakan pertama. Yogyakarta : graha ilmu", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 343, "width": 454, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shadine,M,2010. Mengenal Penyakit Hipertensi, Diabetes, Stroke & Serangan Jantung, Cetakan Pertama, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 374, "width": 316, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Srikandi, W. 2009. 100 question & answers stroke. Jakarta : Gramedia.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 393, "width": 412, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suratun, dkk. 2008. Klien gangguan system muskuloskletal, cetakan pertama. Jakarta : EGC.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 412, "width": 454, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suryati, T .2007. Stroke .www.stroke.wordpres.com.tanggal 25 april 2007, Diakses Tanggal 25 November 2011.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 443, "width": 275, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sutrisno, A . 2007. Stroke. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 462, "width": 294, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wardhani. 2008. Neurologi. Cetakan pertama. Jakarta : Erlangga.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 480, "width": 335, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wasis. 2008. Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Jakarta : EGC.", "type": "Text" } ]
0da3d23f-acfa-02db-75bc-26477f36ef88
https://jurnal.uns.ac.id/Arsitektura/article/download/73848/42510
[ { "left": 289, "top": 763, "width": 21, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "187", "type": "Page footer" }, { "left": 102, "top": 170, "width": 392, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dampak Bukaan Cahaya Alami Bagian Atas terhadap Kenyamanan Visual dan Termal Rumah Tinggal Dempet", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 221, "width": 420, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Impact of Upper Natural Lighting Opening towards Visual Comfort and Thermal Comfort of a Couple House", "type": "Section header" }, { "left": 122, "top": 267, "width": 354, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bhanu Rizfa Hakim*, Feliksdinata Pangasih, Nur Husniah Thamrin Program Studi Arsitektur Bangunan Gedung, Politeknik Negeri Samarinda, Samarinda, Indonesia * Corresponding author [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 315, "width": 447, "height": 47, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article history Received: 17 May 2023 Accepted: 02 Oct 2023 Published: 31 Oct 2023 Abstract Housing is one of the three primary human needs, namely clothing, food, and shelter. The development of residential houses is growing rapidly with various types, one of which is a couple or attached type of residence developed by housing developers.", "type": "Table" }, { "left": 173, "top": 361, "width": 351, "height": 116, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Couple residences generally do not have side openings and only use natural light sources from the front and back of the house. These problems make the owner make a solution for opening the upper natural lighting with the aim of optimizing the entry of sunlight during the day so that there is no need for additional energy to illuminate the room. The next problem from the application of top light openings is that the light consumed by the space will be excessive and cause heat in the space. This research method is measuring the value of incoming light using a luxmeter and measuring temperature and heat envelopes using a thermal camera with the hope that the measurement results can create the right top light opening so that it does not cause glare and does not increase heat in the room.", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 487, "width": 208, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : housing; natural lighting; opening light.", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 509, "width": 38, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 173, "top": 520, "width": 355, "height": 174, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rumah tinggal merupakan salah satu dari tiga kebutuhan primer manusia, yaitu sandang, pangan, dan papan. Perkembangan rumah tinggal semakin pesat dengan berbagai tipe, salah satunya adalah rumah tinggal dengan tipe couple atau dempet yang dikembangkan oleh pengembang perumahan. Rumah tinggal couple umumnya tidak memiliki bukaan samping dan hanya memanfaatkan sumber cahaya alami dari bagian depan dan belakang rumah. Permasalahan tersebut membuat pemilik membuat solusi bukaan pencahayaan alami bagian atas dengan tujuan optimalisasi masuknya cahaya matahari pada siang hari sehingga tidak perlu energi tambahan untuk menerangi ruangan. Permasalahan selanjutnya dari penerapan bukaan cahaya atas adalah cahaya yang dikonsumsi ruang akan berlebihan dan menimbulkan panas pada ruang. Metode penelitian ini menggunakan pengukuran nilai cahaya yang masuk dengan memanfaatkan luxmeter dan pengukuran suhu dan selubung panas dengan menggunakan kamera termal. Hasil pengukuran diharapkan dapat menciptakan bukaan cahaya atas yang tepat sehingga tidak menimbulkan silau ( glare ) dan tidak meningkatkan panas pada ruang.", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 704, "width": 258, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci : bukaan cahaya; rumah tinggal; pencahayaan alami.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 720, "width": 458, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "__________ Cite this as: Hakim. B. R., Pangasih. F., Thamrin. N. H. (2023). Dampak Bukaan Cahaya Alami Bagian Atas Terhadap Kenyamanan Visual dan Termal Rumah Tinggal Dempet. Article. Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan , 21(2), 187-194. doi: https://doi.org/10.20961/arst.v21i2.73848", "type": "Footnote" }, { "left": 320, "top": 69, "width": 143, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ARSITEKTURA", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 92, "width": 204, "height": 60, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan ISSN 2580-2976 E-ISSN 1693-3680 https://jurnal.uns.ac.id/Arsitektura/issue/archive Volume 21 Issue 2 October 2023, pages: 187-194 DOI https://doi.org/10.20961/arst.v21i2.73848", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 56, "width": 357, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan, Vol. 21 (2) October 2023: 187-194", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 763, "width": 21, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "188", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 96, "width": 102, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 114, "width": 227, "height": 129, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia terletak di sekitar garis khatulistiwa sehingga mendapat cahaya matahari sepanjang hari dan tahun yang berpotensi digunakan sebagai sumber pencahayaan alami di dalam gedung. Terdapat dua alasan utama penggunaan cahaya alami, yaitu strategi pencahayaan alami secara substansial dapat mengurangi penggunaan energi dan emisi gas rumah kaca; serta pencahayaan alami sehat untuk penghuni bangunan (Vidiyanti, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 247, "width": 225, "height": 445, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manusia semakin sadar bahwa eksistensinya tidak akan pernah bisa lepas dari dukungan sumber daya alam sekitarnya sehingga pemanfaatan pencahayaan alami menjadi mutlak dibutuhkan untuk menjawab tantangan dalam penghematan penggunaan energi. Hal ini berpengaruh hingga kepada kebutuhan rumah tinggal yang nyaman. Ilmu arsitektur mengenal paling sedikit empat macam kenyamanan: kenyamanan ruang, penglihatan, pendengaran dan termal. Dalam konteks kenyamanan termal manusia merasakan sensasi panas atau dingin sebagai wujud respons dari sensor perasa pada kulit terhadap stimulus suhu di sekitarnya. Sensor perasa berperan menyampaikan rangsangan rasa kepada otak sehingga otak dapat memberikan perintah kepada bagian-bagian tubuh tertentu untuk melakukan antisipasi guna mempertahankan suhu tubuh agar tetap berada pada sekitar 37°C (Vidiyanti, dkk., 2020). Kenyamanan termal berkaitan dengan kondisi temperatur udara, kelembapan, dan pergerakan udara dalam ruangan ditentukan oleh suhu dengan satuan derajat celsius. Kenyamanan visual berkaitan dengan pencahayaan, baik alami maupun buatan, yang ditentukan oleh intensitas pencahayaan dengan satuan lux (Furqoni, dkk., 2022). Kenyamanan visual muncul karena pencahayaan yang cukup pada suatu ruang. Sumber cahayanya bisa berupa cahaya alami atau buatan. Kualitas cahaya alami yang masuk akan dipengaruhi oleh orientasi, aperture, dan faktor lainnya (Kusumawardani, dkk., 2022)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 696, "width": 223, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cahaya alami adalah sumber cahaya yang aman dan bersih. Cahaya memungkinkan orang untuk memahami ukuran, bentuk, warna, dan membentuk lingkungan visual nyaman", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 84, "width": 218, "height": 116, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sehingga bangunan memenuhi persyaratan fungsional penggunaan. Oleh karena itu, masalah pencahayaan bangunan selalu menjadi masalah dasar bangunan dan pencahayaan alami berperan penting di sini. Cahaya alami memiliki karakteristik iluminasi yang seragam, kemungkinan silau rendah, warna cahaya yang baik, dan daya tahan yang baik (Kaheneko, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 204, "width": 219, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Strategi bukaan cahaya pada bangunan tipe couple sangat minim pada bagian samping sehingga mengharuskan membuat bukaan pencahayaan alami bagian atas dengan tujuan mencapai penghematan energi dan terciptanya rumah yang sehat.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 285, "width": 222, "height": 142, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Namun, penilaian kenyamanan hanya pada standar yang direkomendasikan belum cukup. Hal ini dikarenakan setiap pengguna bangunan sebagai subjek yang merasakan kenyamanan memiliki perilaku yang berbeda sehingga memengaruhi persepsi mereka terhadap kenyamanan pencahayaan alami dalam ruang. Penilaian kenyamanan visual dari pencahayaan alami akan tepat jika terdapat kesesuaian antara hasil terukur dari kesesuaian rancangan dengan teori dan standar dengan persepsi penggunanya.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 437, "width": 63, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. METODE", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 455, "width": 146, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendekatan Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 474, "width": 222, "height": 141, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dan kolerasi terhadap standar yang telah ditentukan. Komponen penting pada penelitian ini adalah penekanan pada setting alamiah, interpretasi, dan maksud. Metode penelitian ini menggunakan sistematika pengukuran pencahayaan dengan alat luxmeter , pengukuran panas ruang dengan kamera termal FLIR . Peneliti akan memperoleh data dan informasi melalui pengamatan model yang telah dibuat.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 619, "width": 84, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lokasi Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 638, "width": 218, "height": 91, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lokasi penelitian adalah rumah tinggal tipe 60 m 2 di Perumahan Samarinda City dan rumah tinggal tipe 50 m 2 di Jalan Usaha Tani Tenggarong. Rumah yang menjadi objek penelitian ini menggunakan strategi bukaan pencahayaan alami bagian atas dengan tipe rumah couple .", "type": "Text" }, { "left": 266, "top": 56, "width": 258, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hakim. B. R., Pangasih. F., Thamrin. N. H. Dampak Bukaan Cahaya ...", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 763, "width": 21, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "189", "type": "Page footer" }, { "left": 130, "top": 181, "width": 118, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Lokasi Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 204, "width": 130, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik Pengumpulan Data", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 271, "width": 115, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Alur Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 288, "width": 213, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 319, "width": 214, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Observasi lapangan, dilakukan pencatatan data mengenai kondisi di lapangan untuk mendapatkan informasi dan gambaran detail lokasi penelitian.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 370, "width": 221, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Wawancara, dilakukan untuk mendapatkan informasi spesifik mengenai dampak pencahayaan alami.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 408, "width": 215, "height": 91, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Dokumentasi dan pengukuran, dilakukan untuk mengumpulkan data visual berupa foto dan gambar. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan luxmeter untuk mendapat nilai cahaya. Pengukuran dengan FLIR kamera termal dilakukan untuk mendapatkan sebaran dan nilai suhu ruang.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 508, "width": 155, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN Rumah Tinggal", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 546, "width": 225, "height": 192, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rumah tinggal adalah salah satu dari tiga kebutuhan primer manusia, yaitu sandang, pangan, dan papan. Pada awalnya rumah (papan) adalah suatu bangunan yang memiliki fungsi utama sebagai tempat berteduh dan berlindung dari pengaruh lingkungan fisik yang berhubungan secara langsung, misalnya gangguan cuaca dan ancaman binatang buas (Dora & Nilasari, 2011). Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, fungsi rumah bertambah, yaitu sebagai lambang status dan martabat. Hal inilah yang kemudian memunculkan berbagai tipe dan golongan rumah dari perumahan biasa hingga perumahan elite. Salah satunya yang", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 84, "width": 208, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berkembang pesat adalah rumah tipe townhouse atau tipe couple .", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 115, "width": 97, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pencahayaan Alami", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 134, "width": 219, "height": 217, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pencahayaan adalah proses, cara, atau perbuatan memberi cahaya. Cahaya adalah prasyarat untuk penglihatan manusia, terutama dalam mengenali lingkungan dan menjalankan aktivitasnya (Oktavia, 2010). Pencahayaan alami adalah pemanfaatan cahaya yang berasal dari benda penerang alam, seperti matahari, bulan, dan bintang sebagai penerang ruang. Karena berasal dari alam, cahaya alami bersifat tidak menentu, tergantung pada iklim, musim, dan cuaca. Di antara seluruh sumber cahaya alami, matahari memiliki sinar yang paling kuat sehingga keberadaannya sangat bermanfaat dalam penerangan dalam ruang. Cahaya matahari yang digunakan untuk penerangan interior disebut dengan daylight (Dora & Nilasari, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 355, "width": 221, "height": 255, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jika dibandingkan dengan bentuk cahaya lainnya, pencahayaan alami memiliki konten spektral paling kaya. Pencahayaan alami memberikan lebih banyak cahaya yang dapat digunakan oleh mata. Sumber pencahayaan terbaik untuk bangunan adalah pencahayaan alami. Pencahayaan alami dalam ruang tergantung pada bentuk bukaan, ukuran jendela, jenis iklim di wilayah tersebut, metode konstruksi bukaan cahaya, dan tujuan utama bangunan (Thursfield & Vd Ven, 2022). Kesadaran terhadap pencahayaan alami dapat membantu pergerakan dan pencarian jalan serta memberikan kenyamanan dan kepuasan. Pencahayaan alami dapat mengambil bentuk dan pola yang menyenangkan secara estetika selain sekadar paparan melalui interaksi cahaya dan bayangan, cahaya yang menyebar, dan integrasi cahaya terhadap spasial (Karaman & Avci, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 614, "width": 216, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pencahayaan alami pada siang hari dapat dikatakan baik apabila pada pukul 08.00-16.00 waktu setempat terdapat cukup banyak sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 670, "width": 217, "height": 79, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut (Darmastiawan, dkk., 1991) dalam merencanakan pencahayaan yang baik, terdapat lima kriteria yang harus diperhatikan, yaitu: (1) Kuantitas cahaya ( lighting level ) atau tingkat kuat penerangan, (2) Distribusi kepadatan cahaya ( luminance distribution ), (3)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 56, "width": 357, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan, Vol. 21 (2) October 2023: 187-194", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 763, "width": 21, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "190", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 216, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembatasan agar cahaya tidak menyilaukan ( limitation of glare ), (4) Arah pencahayaan dan pembentukan bayangan ( light directionality and shadows ), (5) Kondisi dan iklim ruang warna cahaya dan refleksi warna ( light colour and colour rendering ).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 166, "width": 226, "height": 217, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cahaya matahari ( daylight) memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki oleh cahaya buatan. Keunggulan tersebut antara lain adalah (1) Meningkatkan semangat kerja, (2) Sebagai penanda waktu, dan (3) Manfaat bagi kesehatan tubuh. Cahaya dianalisis tidak hanya dari sudut pandang perspektif, tetapi juga sebagai penggerak kognitif, emosional, dan tanggapan perilaku oleh pengamat dalam konteks pengalaman yang berbeda dari kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa cahaya adalah peta kognitif yang mampu membimbing dan mengarahkan individu dalam eksplorasi dan penemuan lingkungan sekitarnya, memberikan kunci interpretatif dari realitas yang semakin kompleks (Tomassoni, dkk., 2015)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 387, "width": 103, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kenyamanan Termal", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 220, "height": 167, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syarat pertama hunian nyaman adalah harus memenuhi kebutuhan penghuninya, yaitu susunan ruang dan luasannya yang sesuai. Selain ruang-ruang, hunian harus memenuhi kualitas, seperti penghawaan dan pencahayaan alami, yang sangat penting dalam memberikan kualitas rumah yang sehat dan hemat dalam pemakaian energi, serta adanya ruang terbuka hijau yang cukup baik di halaman depan maupun belakang (Muchlis & Kusuma, 2016). Kenyamanan termal rumah tinggal ditentukan oleh banyaknya cahaya yang dibutuhkan dan arah bukaan (Nurwulandari, 2003).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 582, "width": 201, "height": 145, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Jenis Ruang dan Pencahayaan Jenis ruang Jenis pencahayaan yang sesuai Letak bukaan yang disarankan Ruang Tidur Pencahayaan pagi (matahari pagi) Tenggara sampai timur laut Gudang, Kamar mandi Matahari sore( paling tinggi tingkat radiasinya) agar tak lembap dan jamur terbunuh Barat atau timur", "type": "Table" }, { "left": 322, "top": 84, "width": 195, "height": 127, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ruang keluarga, ruang makan, ruang tamu Tingkat aktivitas tinggi, perlu Cahaya hangat Barat laut atau barat daya atau utara dan selatan Dapur, ruang kerja (Komputer) Butuh Cahaya yang adem agar panas yang masuk tidak menaikkan suhu ruang Utara dan selatan Sumber : SNI, 2000.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 216, "width": 215, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut (Ashadi, dkk., 2016), ada tiga cara yang dapat digunakan untuk mendesain bukaan untuk cahaya yaitu: (1) Tempatkan bukaan sesuai fungsi ruang; (2) Tidak berlebihan dalam hal ukuran; (3) Refleksi atau pantulan dari permukaan bidang.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 297, "width": 98, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kenyamanan Visual", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 316, "width": 222, "height": 306, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kenyamanan visual berkaitan dengan cahaya alami yang membantu manusia untuk menggunakan penglihatannya. Pencahayaan yang sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan yang sedang dilakukan akan memberikan kenyamanan visual (Ashadi, dkk., 2016). Kenyamanan visual dapat tercapai jika poin- poin kenyamanan visual diaplikasikan secara optimal, antara lain dengan kesesuaian rancangan dengan standar terang yang direkomendasikan dan penataan layout ruangan yang sesuai dengan distribusi pencahayaan. Namun, mendasarkan penilaian kenyamanan hanya pada standar yang direkomendasikan belum cukup, karena pengguna bangunan sebagai subjek yang merasakan kenyamanan memiliki perilaku yang berbeda tiap individu yang memengaruhi persepsi mereka terhadap kenyamanan pencahayaan alami dalam ruang. Penilaian kenyamanan visual dari pencahayaan alami akan tepat jika terdapat kesesuaian antara hasil terukur dari kesesuaian rancangan dengan teori dan standar dengan persepsi penggunanya (Thojib & Adhitama, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 626, "width": 220, "height": 129, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kenyamanan visual suatu bangunan berkaitan erat dengan bukaan-bukaan pada bangunan. Untuk mendapatkan pencahayaan alami yang efektif, suatu ruangan setidaknya harus memiliki bukaan seluas seperenam luas lantai ruangan (Furqoni & Prianto, 2021). Kenyamanan visual berdasarkan standar nilai cahaya dari SNI (2000) tentang Konservasi Energi Pada Sistem Pencahayaan dapat dilihat melalui tabel berikut.", "type": "Text" }, { "left": 266, "top": 56, "width": 258, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hakim. B. R., Pangasih. F., Thamrin. N. H. Dampak Bukaan Cahaya ...", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 763, "width": 21, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "191", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 92, "width": 144, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Tabel Standar nilai cahaya", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 110, "width": 406, "height": 139, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fungsi ruangan Tingkat pencahayaan (Lux) Kelompok Renderasi warna Temperatur warna Warm white <3300 K Cool White <3300 K – 5300 K Daylight >5300 K Rumah Tinggal : Teras 60 1 atau 2 * * Ruang Tamu 120 – 150 1 atau 2 * Ruang Makan 120 – 250 1 atau 2 * Ruang kerja 120 – 250 1 * * Kamar tidur 120 – 250 1 atau 2 * * Kamar mandi 250 1 atau 2 * * Dapur 250 1 atau 2 * * Garasi 60 3 atau 4 * * Sumber :Nurwulandari, 2003", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 253, "width": 174, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kondisi Eksisting Rumah Sampel A", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 272, "width": 214, "height": 91, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rumah sampel A menghadap arah utara dan selatan. Bukaan bagian atas digunakan untuk memberi penerangan pada ruang tamu, ruang makan, dan dapur. Warna cat menggunakan warna putih secara keseluruhan. Bentuk plafon mengikuti bentuk atap dengan lebar bukaan 20 cm x 800 cm dengan tinggi 5 meter.", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 551, "width": 122, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Rumah Sampel A", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 568, "width": 85, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rumah Sampel B", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 587, "width": 221, "height": 116, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rumah sampel B menghadap arah barat dan timur. Bukaan bagian atas digunakan untuk memberi penerangan pada ruang keluarga, ruang makan, dan dapur. Warna cat menggunakan warna putih secara keseluruhan. Bentuk plafon mengikuti bentuk atap, namun pada sisi dapur bentuk bukaan seperti cerobong cahaya. Luas bukaan 20 cm x 600 cm dengan tinggi plafon 4 meter.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 706, "width": 211, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengukuran luxmeter dan kamera termal Pengukuran dilakukan pada pukul 08.00-15.00 dalam keadaan cuaca mendung dan cerah.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 253, "width": 86, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rumah Sampel A", "type": "Section header" }, { "left": 329, "top": 391, "width": 185, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Nilai Termal & cahaya Rumah A", "type": "Caption" }, { "left": 330, "top": 557, "width": 183, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. Nilai Termal & cahaya Rumah B", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 575, "width": 219, "height": 179, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bukaan cahaya pada rumah sampel A memberikan nilai cahaya terang dengan rata- rata suhu 30°C pada cuaca mendung atau hujan. Cahaya yang dihasil rata-rata 600 lux saat hujan. Pada saat cuaca cerah atau panas cahaya yang dihasilkan sangat terang dengan rata-rata suhu mencapai 34°C. Sedangkan cahaya yang dihasilkan rata-rata 1000 lux. Hasil wawancara dengan pemilik rumah menemukan bahwa pencahayaan yang dihasilkan sangat terang dari pagi hingga pukul 17.00 sore sehingga tidak memerlukan bantuan cahaya buatan, namun aktivitas di bawah bukaan cahaya membuat gerah dan kelelahan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 56, "width": 357, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan, Vol. 21 (2) October 2023: 187-194", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 763, "width": 21, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "192", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 217, "height": 255, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bukaan cahaya rumah sampel B memberikan nilai cahaya terang dengan rata-rata suhu 27°C pada saat cuaca mendung atau hujan. Cahaya yang dihasilkan rata-rata 300 lux pada saat hujan. Pada cuaca cerah atau panas cahaya yang dihasilkan sangat terang dengan rata-rata suhu mencapai 32°C. Sementara itu, cahaya yang dihasilkan rata-rata 500 lux. Hasil wawancara dengan pemilik rumah menemukan bahwa pencahayaan yang dihasilkan sangat terang dari pagi hingga pukul 17.00 sore hari sehingga tidak memerlukan bantuan cahaya buatan. Rumah sampel B terdiri dari ruang keluarga, ruang makan dan dapur. Menurut pemilik, dapur adalah ruang dengan pencahayaan yang baik, tidak panas walaupun cuaca sedang terik dengan nilai rata-rata 250 lux. Fenomena tersebut terjadi dikarenakan bentuk desain bukaan cahaya pada bagian dapur berbentuk cerobong cahaya.", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 510, "width": 175, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6 . Bentuk bukaan cahaya Rumah", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 527, "width": 219, "height": 218, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel standar SNI, nilai cahaya ruang dapur yang dianjurkan adalah 250 lux. Menurut (Ashadi, dkk., 2016) Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk mendesain bukaan untuk cahaya yaitu: (1) Tempatkan bukaan sesuai fungsi ruang; (2) Jangan berlebihan dalam hal ukuran; (3) Refleksi atau pantulan dari permukaan bidang. Kedua sampel rumah memiliki lebar bukaan masing-masing 20 cm dan 25 cm dengan penempatan bukaan cahaya pada ujung kanan, pada saat hujan cahaya yang dimanfaatkan adalah cahaya langit yang dipantulkan ke permukaan dinding dengan cat berwarna putih. Hal inilah yang membuat nilai cahaya masih maksimal. Pada saat cuaca cerah, penempatan posisi bukaan di ujung membuat cahaya langsung tidak terjadi sehingga tidak", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 84, "width": 220, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menimbulkan efek silau ( glare ) kepada pengguna ruang.", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 387, "width": 189, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 7. Garis edar matahari terhadap letak bukaan cahaya atas", "type": "Caption" }, { "left": 316, "top": 416, "width": 224, "height": 242, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara keseluruhan, bentuk plafon yang mengikuti bentuk atap memberikan ruang kepada cahaya untuk masuk, baik cahaya secara langsung maupun cahaya langit yang dikombinasikan cat warna putih, sehingga ruang akan sangat terang pada siang hari dalam keadaan cuaca mendung dan cerah. Permasalahan yang terjadi adalah terlalu banyaknya cahaya yang masuk menimbulkan panas kepada penghuni yang beraktivitas di bawahnya sehingga diperlukan pembatasan cahaya untuk mengurangi kuantitas cahaya (Darmastiawan, dkk., 1991). Pada rumah sampel B terdapat desain yang berhasil mengurangi kuantitas cahaya, yaitu dengan membuat bentuk cerobong cahaya untuk menghindari cahaya langsung sehingga ruang dapur di bawahnya mendapat rata-rata suhu 30°C dengan nilai cahaya rata-rata 250 lux.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 662, "width": 218, "height": 91, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pencahayaan alami menjadi pertimbangan desain yang penting. Biasanya, rekomendasi pencahayaan alami dibuat dalam bentuk tingkat faktor pencahayaan alami berkisar antara 2% hingga 6% bergantung pada jenis dan aktivitas bangunan. Faktor siang hari adalah persentase pencahayaan dalam ruangan dibandingkan", "type": "Text" }, { "left": 266, "top": 56, "width": 258, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hakim. B. R., Pangasih. F., Thamrin. N. H. Dampak Bukaan Cahaya ...", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 763, "width": 21, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "193", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 220, "height": 65, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dengan pencahayaan luar ruangan pada permukaan horizontal. Prinsip faktor siang hari hanya berlaku untuk kondisi langit mendung yang stabil dan kondisi cerah (Boubekri, dkk., 2014).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 153, "width": 215, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bukaan pada kedua sampel rumah memiliki besar 10% dari total luas plafon sehingga membuat nilai cahaya lebih besar. Akibatnya terjadi silau dan kenaikan nilai suhu ruang pada saat kondisi terik.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 354, "width": 157, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 8. Cerobong Cahaya Rumah", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 88, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 396, "width": 222, "height": 218, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan penelitian tersebut, diteruk kesimpulan bahwa kenyamanan termal dan visual terhadap bukaan cahaya atas ditentukan oleh (1) Posisi bukaan cahaya atas, (2) Besaran Bukaan cahaya atas, (3) Desain Bentuk Bukaan cahaya atas, dan (4) Warna media pemantul cahaya. Posisi bukaan yang ditempatkan di ujung ruang sehingga dekat dengan media pemantul cahaya, yaitu dinding. Besaran bukaan antara 20-25 cm memberikan cahaya yang cukup dan tidak menimbulkan silau ( glare ). Desain bentuk bukaan cahaya atas dengan bentuk cerobong cahaya efektif mengurangi kuantitas cahaya seperti yang terjadi pada objek penelitian rumah sampel B pada bagian dapur. Warna cat putih efektif memberikan bantuan berupa pantulan cahaya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 623, "width": 123, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KONTRIBUSI PENULIS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 642, "width": 174, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bhanu Rizfa Hakim (Ketua Peneliti)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 661, "width": 224, "height": 91, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengoordinasi anggota penelitian dan mahasiswa yang terlibat; Membagi tugas penyusunan proposal, analisis data, luaran penelitian dan laporan akhir; Memimpin diskusi tim peneliti; Memberi motivasi tim peneliti; Memimpin pengukuran alat di lapangan; dan bertanggung jawab penuh atas", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 84, "width": 209, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "semua pengeluaran anggaran dan monitoring evaluasi.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 115, "width": 194, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Feliksdinata Pangasih (Anggota Peneliti)", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 134, "width": 214, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Membantu ketua tim melaksanakan rencana penelitian; Memiliki tugas khusus menjalankan alat pengukuran cahaya dan suhu; Modeling digital lokasi penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 190, "width": 197, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nur Husniah Thamrin (Anggota Peneliti)", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 209, "width": 225, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Membantu ketua tim melaksanakan rencana penelitian; Memberikan informasi terkait hal- hal yang berkaitan dengan standar pencahayaan; aktif terlibat dalam diskusi tim.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 272, "width": 134, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 290, "width": 220, "height": 91, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini dilakukan dengan dukungan pendanaan skema Penelitian Dasar dari Politeknik Negeri Samarinda Tahun 2022. Terima kasih kepada Bidang Pusat Penelitian & Pengabdian Masyarakat Politeknik Negeri Samarinda yang telah berkontribusi dalam hal pendanaan.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 391, "width": 66, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 409, "width": 363, "height": 161, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ashadi, Nelfiyanti, and Anisa. 2016. “PENCAHAYAAN DAN RUANG GERAK EFEKTIF SEBAGAI INDIKATOR KENYAMANAN PADA RUMAH SEDERHANA SEHAT YANG ERGONOMIS (Studi Kasus Rumah Sederhana Sehat Di Bekasi).” NALARs 15 (1): 35. https://doi.org/10.24853/nalars.15.1.35- 44. Boubekri, Mohamed, Ivy N. Cheung, Kathryn J. Reid, Chia Hui Wang, and Phyllis C.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 567, "width": 192, "height": 78, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zee. 2014. “Impact of Windows and Daylight Exposure on Overall Health and Sleep Quality of Office Workers: A Case- Control Pilot Study.” Journal of Clinical Sleep Medicine 10 (6): 603–11. https://doi.org/10.5664/jcsm.3780.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 649, "width": 210, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Darmasetiawan, C., & Puspakesuma, L. (1991).", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 662, "width": 198, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik Pencahayaan dan Tata Letak Lampu, Jilid 1. Jakarta: Gramedia Widiasarana .", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 706, "width": 238, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dora, Purnama Esa, and Poppy Firtatwentyna Nilasari. 2011. “Pemanfaatan Pencahayaan Alami Pada Rumah Tinggal", "type": "Text" }, { "left": 242, "top": 278, "width": 32, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "cerobong cahaya", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 56, "width": 357, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan, Vol. 21 (2) October 2023: 187-194", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 763, "width": 21, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "194", "type": "Page footer" }, { "left": 109, "top": 84, "width": 187, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tipe Townhouse Di Surabaya.” Seminar", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 97, "width": 191, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nasional Living Green: Mensinergikan", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 109, "width": 188, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kehidupan, Mewujudkan Keberlanjutan ,", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 122, "width": 45, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "no. April.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 140, "width": 240, "height": 110, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Furqoni, Ashim, and Eddy Prianto. 2021. “Kajian Aspek Kenyamanan Visual Pada Rumah Tinggal Berdasarkan Pencahayaan Alami.” Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ 8 (2): 118–24. https://doi.org/10.32699/ppkm.v8i2.1532 Furqoni, Ashim, Eddy Prianto, Agung Budi", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 248, "width": 220, "height": 134, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sardjono, and Gagoek Hardiman. 2022. “Redesain Ruang Ibadah Masjid Agung Pati Berdasarkan Performa Kenyamanan Termal, Visual, Dan Akustik.” Review of Urbanism and Architectural Studies 20 (2): 37–48. https://doi.org/10.21776/ub.ruas.2022.02 0.02.4. Kaheneko, Omary. 2021. “Research on Application of Natural Light in Modern", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 380, "width": 189, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Architecture Design.” The International", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 393, "width": 188, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Science & Technoledge 9 (2). https://doi.org/10.24940/theijst/2021/v9/i 2/st2102-013.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 437, "width": 216, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karaman, Gulsah Dogan, and Ayse Nihan Avci. 2022. “Analyzing Natural Lighting", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 462, "width": 196, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Conditions from the Perspective of Biophilic Design in Indoor Office Environments.” In IOP Conference", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 500, "width": 199, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Series: Earth and Environmental Science . Vol. 1099. Institute of Physics. https://doi.org/10.1088/1755- 1315/1099/1/012034.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 556, "width": 216, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kusumawardani, L., T. Ramadhan, and J.", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 569, "width": 235, "height": 104, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Maknun. 2022. “Impact of Artificial Lighting for Visual Comfort towards User Activity at Al-Furqon Mosque.” In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science . Vol. 1058. Institute of Physics. https://doi.org/10.1088/1755- 1315/1058/1/012015.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 676, "width": 223, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Muchlis, Aulia Fikriarini, and Hanson E Kusuma. 2016. “Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal.” Temu Ilmiah IPLBI 2016 , no. 1: D105–10.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 84, "width": 211, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nurwulandari. (2003). Rumah Hemat Energi.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 96, "width": 112, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Serial Rumah. Gramedia", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 115, "width": 217, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oktavia, Tantri. (2010). Fisika Bangunan.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 128, "width": 145, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Malang: Bayumedia Publishing.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 146, "width": 215, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SNI. 2000. “SNI 03-6197-2000 Konservasi Energi Pada Sistem Pencahayaan.” Sni", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 172, "width": 85, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "03-6197-2000 , 17.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 190, "width": 210, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Thojib, Jusuf, and Muhammad Satya Adhitama.", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 203, "width": 195, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2013. “Kenyamanan Visual Melalui Pencahayaan Alami Pada Kantor.” Jurnal RUAS 11 (ISSN 1693-3702): 10–15.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 247, "width": 229, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Thursfield, P., and R. Vd Ven. 2022. “Design Principles for Natural Lighting.” In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science . Vol. 1099.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 297, "width": 235, "height": 41, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Institute of Physics. https://doi.org/10.1088/1755- 1315/1099/1/012033.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 341, "width": 216, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tomassoni, Rosella, Giuseppe Galetta, and", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 354, "width": 190, "height": 41, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Eugenia Treglia. 2015. “Psychology of Light: How Light Influences the Health and Psyche.” Psychology 06 (10): 1216–", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 392, "width": 179, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "22. https://doi.org/10.4236/psych.2015.6101 19.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 436, "width": 246, "height": 91, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vidiyanti, Christy. 2016. “STRATEGI PENINGKATAN PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG MINIM BUKAAN SAMPING MELALUI PERANGKAT PENCAHAYAAN ATAS.” Vitruvian, Jurnal Arsitektur,Bangunan & Lingkungan 6:", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 525, "width": 33, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "25–32.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 543, "width": 220, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vidiyanti, Christy, Rodi Siswanto, and", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 556, "width": 212, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Febriansyah Ramadhan. 2020.", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 568, "width": 204, "height": 79, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“PENGARUH BUKAAN TERHADAP PENCAHAYAAN ALAMI DAN PENGHAWAAN ALAMI PADA MASJID AL AHDHAR BEKASI.” Jurnal Arsitektur ZONASI 3 (1): 20–33. https://doi.org/10.17509/jaz.v3i1.18621.", "type": "Text" } ]
1001a0c7-8fd1-a3d6-b3eb-44bead9dcf5b
https://e-journal.trisakti.ac.id/index.php/mrbm/article/download/12882/11273
[ { "left": 292, "top": 781, "width": 15, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "97", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 85, "width": 425, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Media Riset Bisnis & Manajemen ISSN: 2442 - 9716 (online)", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 98, "width": 232, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 22 No. 2 September 2022 : 97-106", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 98, "width": 417, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 1411 - 884X (print) Doi: http://dx.doi.org/10.25105/mrbm.v22i2.12882", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 140, "width": 394, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DETERMINAN BRAND LOVE DI KALANGAN PENGGUNA PRODUK WARDAH", "type": "Section header" }, { "left": 102, "top": 188, "width": 392, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sarah Ramadhani 1* , Alfina Damayani 2 Maulida Nur Farhah 3 , Robert Kristaung4 1,2,3,4 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Trisakti * Korespondensi : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 248, "width": 45, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 262, "width": 425, "height": 122, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh brand trust, brand experience , dan brand image sebagai variabel independen terhadap brand love sebagai variabel dependen merk WARDAH Cosmetics Desain/Metodologi/Pendekatan - Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode purposive sampling . Unit analisis penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner dengan jumlah sampel sebanyak 65 responden wanita dengan status mahasiswa yang pernah membeli dan menggunakan kosmetik WARDAH. Structural Equation Modeling (SEM) digunakan untuk menguji hubungan antar variabel dalam model peenelitian dengan software SPSS 26 dan AMOS 23 Hasil Penelitian - Hasil penelitian menunjukkan bahwa brand trust berperngaruh positif siginifikan terhadap brand love , brand experience berperngaruh positif siginifikan terhadap brand love , dan brand image berperngaruh positif siginifikan terhadap brand love", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 396, "width": 394, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Kepercayaan Merek; Pengalaman Merek; Citra Merek; Merek Cinta; WARDAH Kosmetik.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 420, "width": 47, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 434, "width": 425, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Purpose - This study aims to determine the effect of brand trust, brand experience, and brand image as independent variables on brand love as the dependent variable of brand WARDAH Cosmetics.. Desgin/Methodology/Approcah - The sample of this research were collected by using purposive sampling method. The unit of analysis of this study was obtained through distributing questionnaires with a sample of 65 female respondents with student status who had bought and used WARDAH cosmetics. Structural Equation Modeling (SEM) were used to examine the relationship between variables in the research model with SPSS 26 and AMOS 23 software.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 512, "width": 425, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Finding - The results showed that brand trust had a significant positive effect on brand love, brand experience had a significant positive influence on brand love, and brand image had a significant positive influence on brand love.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 557, "width": 366, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Brand Trust ; Brand Experience ; Brand Image ; Brand Love ; WARDAH Kosmetik.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 581, "width": 118, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Submission date: 22-01-2022", "type": "Table" }, { "left": 387, "top": 580, "width": 124, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Accepted date: 20/05/2024", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 594, "width": 115, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Corresponding author*", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 619, "width": 85, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 646, "width": 425, "height": 83, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu produk yang saat ini sangat diminati dan laris di pasaran adalah kosmetik. Kosmetik, atau makeup n adalah produk yang digunakan untuk mengubah penampilan seseorang dan menciptakan perbedaan yang tampak. Penggunaan kosmetik bersifat sementara, artinya hanya digunakan untuk jangka pendek. Baru-baru ini, banyak kosmetik halal muncul dan diberi label halal, menandakan bahwa bahan baku dan proses produksinya memenuhi standar halal.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 731, "width": 403, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam konteks ini, merek kosmetik Wardah menjadi fokus penelitian karena Wardah telah", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 35, "width": 197, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "98 Media Riset Bisnis & Manajemen", "type": "Page header" }, { "left": 302, "top": 35, "width": 212, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 22 No. 2 September 2022", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 85, "width": 425, "height": 69, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengembangkan banyak produk kosmetik dan perawatan kulit yang bersertifikat halal. Menurut data dari Top Brand Award , Wardah menunjukkan indeks keunggulan merek yang tinggi pada beberapa produk, seperti lipstik sebesar 31,9% dan blush on sebesar 28,6%, angka yang signifikan lebih tinggi dibandingkan kompetitor lainnya. Hal ini menarik minat para peneliti untuk menjadikan Wardah sebagai subjek dalam studi tentang kosmetik halal.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 156, "width": 425, "height": 168, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pentingnya 'brand love ' dalam industri kosmetik tidak bisa diabaikan, karena konsep ini membantu memastikan bahwa hubungan antara pelanggan dan merek dibangun berdasarkan kepercayaan dan keterlibatan yang tinggi. Pelanggan yang sangat terlibat dengan sebuah merek cenderung memaafkan dan menyesuaikan diri dengan merek tersebut untuk mempertahankan hubungan (Rusbult et al ., 2012). Trust , atau kepercayaan, memainkan peran kunci dalam mengurangi ketidakpastian dan memperkuat brand love , terutama dalam situasi yang tidak pasti (Chiu et a l., 2010; Pavlou, Liang, 2007). Selain itu, 'brand experience' yang mencakup impresi, emosi, pemahaman, dan sikap perilaku yang muncul dari interaksi dengan logo, packaging, komunikasi, dan media merek, juga vital dalam menumbuhkan Brand Love (Ii dan Gilmore, 1999). Akhirnya, 'brand image' , yang merupakan gabungan dari persepsi material dan immaterial yang terbentuk melalui afeksi, persepsi, dan evaluasi konsumen, juga berkontribusi penting dalam membentuk citra merek (Shabbir et al. , 2017; Song et al ., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 340, "width": 109, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TINJAUAN PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 367, "width": 426, "height": 82, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Brand Trust Brand trust atau yang biasa disebut dengan kepercayaan merek mempunyai definisi sebagai sejauh mana kepercayaan konsumen terhadap merek yang diyakini akan memberikan kepuasan kepada keinginan konsumen (Carroll dan Ahuvia, 2006). Adapun definisi kepercayaan merek merupakan harapan percaya diri dari suatu merek, keandalan dan niat dalam situasi yang memiliki resiko terhadap konsumen (Guillen et al ., 2003).", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 465, "width": 85, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Brand Experience", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 478, "width": 425, "height": 97, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Brand experience mempunyai definisi sebagai gambaran pengalam suatu merek selaku persepsi yang relatif dari pelanggan internal seperti sensasi, kesadaran, dan pemahaman dan komentar perilaku yang berasal dari dorongan dalam ciptaan suatu logo, label, pengemasan, dialog, dan media yang mempunyai empat dimensi: intelektual, perilaku, sensorik, dan afektif (Brakus et al ., 2009). Lalu, dalam studi Morgan-Thomas dan Veloutsou (2013), Brand experience mengacu pada pengalaman konsumen, reaksi pribadi internal ketika berinteraksi dengan suatu logo.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 589, "width": 64, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Brand Image", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 601, "width": 425, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Brand image atau yang biasa dikenal sebagai citra dari sebuah brand atau merek mempunyai definisi yaitu rangkaian atau sejumlah perkumpulan merek yang tersimpan di ingatan pelanggan danmenimbulkan persepsi merek (Sääksjärvi dan Samiee, 2011). Lalu, ada definisi brand image sebagai persepsi yang masuk akal atau emosional yang diasosiasikan konsumen dengan hal-hal tertentu tentang suatu merek (Low et al. , 2010).", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 690, "width": 56, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Brand Love", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 703, "width": 425, "height": 40, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Definisi brand love atau cinta merek selaras dengan literatur tentang prototipe cinta, Brand love meliputi tekad konsumen terhadap suatu brand atau merek, ketertarikan terhadap suatu merek, evaluasi yang meyakinkan pada suatu merek, perasaan bermanfaat positif ketika", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 35, "width": 300, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Determinan Brand Love Di Kalangan Pengguna Produk Wardah", "type": "Page header" }, { "left": 447, "top": 35, "width": 58, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "99", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 15, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "99", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 85, "width": 425, "height": 69, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "memberikan tanggapan suatu brand atau merek, dan penjelasan kecintaan atau kesukaan dalam suatu merek (Ahuvia, 2005). Lalu, terdapat juga menurut penelitian yang menyatakan bahwa brand love secara spesifik, cinta ini terdiri dari pilar tiga dimensi yang dapat diukur dengan mudah menggunakan variabel seperti keintiman, gairah dan komitmen (Keh et al ., 2007).", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 170, "width": 201, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 197, "width": 426, "height": 168, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam produk kosmetik, brand love sangat penting (Rusbult et al ., 2012). Brand love memastikan pembangunan hubungan yang kuat antara pelanggan dan merek. Orang yang terlibat dalam hubungan ini cenderung memaafkan dan beradaptasi dengan merek tersebut. Mereka melakukan ini untuk melanjutkan hubungan dengan merek tersebut (Rusbult et al ., 2012). Kemudian, konsep kepercayaan atau konsep kepercayaan pelanggan dengan suatu merek atau yang biasa dikenal dengan brand trust sangat dominan dalam situasi ketidakpastian, sehingga nantinya sangat signifikan dalam menimbulkan brand love atau kecintaan terhadap suatu merek atau merek. Selain itu, brand experience juga dibutuhkan dalam menumbuhkan brand love dan brand experience bersifat subyektif dan internal (Ii dan Gilmore, 1999). Kemudian, ada pula citra suatu merek yitu persepsi material dan immaterial terkait merek yang terbentuk melalui proses afeksi, persepsi dan evaluasi oleh konsumen (Shabbir et al ., 2017; Song et al. , 2019).", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 381, "width": 426, "height": 168, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Brand trust atau kepercayaan merek merupakan pendorong loyalitas merek dan loyalitas diperoleh sebagai akibat dari hubungan saling percaya dengan merek dan akan menjadi brand love menurut penelitian yang dilakukan di Universitas di Timur Laut Amerika Serikat dengan respondennya adalah 50 siswa terdaftar dalam kursus riset pasar tingkat senior di swasta (Chaudhuri dan Holbrook, 2001). Literatur merek juga menegaskan bahwa brand trust mempengaruhi beberapa konstruksi pemasaran penting, yaitu brand satisfaction, brand loyalty, dan brand love . Dalam penelitian yang dilakukan di Taiwan dan dengan respondennya adalah 421 pembeli di Yahoo-Kimo online dan 521 konsumen menyatakan bahwa penggunaan kosmetik menempatkan pelanggan dalam situasi yang rentan, sehingga merek yang dapat dipercaya atau brand trust dapat mengurangi ketidakpastian dan meningkatkan kepercayaan pelanggan agar menimbulkan brand love (Chiu et al ., 2010; Pavlou, Liang, 2007) . H1 : Brand trust berpengaruh positif terhadap brand love", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 565, "width": 425, "height": 83, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Brand experience memiliki sejumlah elemen yaitu persepsi, kapabilitas dan sikap , di mana dalam elemen kapabilitas dan sikap adalah tanggapan psikologis dan sikap adalah tanggapan kepribadian (Huang, 2017). Pengalaman positif dari konsumen pada akhirnya dapat menimbulkan kecintaan konsumen terhadap merek (Langner et al. , 2016). Hal tersebut didorong dengan adanya pengkajian di China yang menjelaskan bahwa pengalaman merek memiliki pengaruh yang positif tethadap kecintaan pada suatu merek (Huang, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 650, "width": 298, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H2: Brand experience berpengaruh positif terhadap brand love", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 678, "width": 426, "height": 72, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan studi yang dijalankan di kota Pekanbaru, Indonesia dengan responden yang mempunyai mobil Honda jazz dengan total 170 responden memberitahukan jika brand image mempunyai pengaruh yang signifikan kepada brand love pada pemakai mobil dengan merk Honda Jaz di Pekanbaru (Dwiputranto et al. , 2017). Selain itu, citra positif suatu merek akan menghasilkan gairah untuk mencintai merek dan hubungan antara kecintaan merek dan citra merek ini juga telah terbukti dengan baik (Ismail dan Spinelli, 2012). Hal ini membuktikan", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 35, "width": 428, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "100 Media Riset Bisnis & Manajemen Vol. 22 No. 2 September 2022", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 85, "width": 296, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bahwa adanya pengaruh positif brand image terhadap brand love.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 97, "width": 369, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H3: Brand image berpengaruh positif terhadap brand love Dengan berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat dibuat kerangka konseptualnya adalah :", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 309, "width": 106, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1 Rerangka Konseptual", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 347, "width": 116, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 375, "width": 426, "height": 168, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian ini, melibatkan perempuan yang telah menggunakan produk kosmetik Wardah. Jumlah total responden adalah 65, ditentukan menggunakan formula Hair et al. (2014) yang mengalikan jumlah indikator pernyataan sebanyak 13 dengan lima untuk kebutuhan penelitian. Untuk mengukur variabel brand trust, brand experience, brand image , dan brand love , digunakan instrumen berupa item pertanyaan dan pernyataan dengan skala Likert yang berada dalam rentang 1 (sangat tidak setuju) hingga 5 (sangat setuju). Sumber item pertanyaan ini diadaptasi dari beberapa penelitian terdahulu (Drennan et al ., 2015) untuk brand trust (Huang, 2017), untuk brand experience (Sasmita dan Suki, 2015) untuk brand image , dan untuk brand love (Carroll dan Ahuvia,2016). Analisis data meliputi pengujian validitas dan reliabilitas instrumen, serta analisis hubungan antar variabel menggunakan teknik analisis statistik yang sesuai. Proses ini memastikan bahwa data yang diperoleh valid dan dapat dipercaya untuk kesimpulan penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 559, "width": 138, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 586, "width": 32, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 600, "width": 425, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengambilan sampel yang telah dilakukan peneliti sebanyak 65 responden yang mengisi jawaban di google form yang seluruhnya adalah wanita dan bersatus mahasiswa.", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 646, "width": 38, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1", "type": "Table" }, { "left": 255, "top": 659, "width": 88, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Profil Responden", "type": "Section header" }, { "left": 151, "top": 671, "width": 297, "height": 79, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Profil Indikator Jumlah Responden Jenis Kelamin Perempuan 65 Usia 15 Tahun – 20 Tahun 11 21 Tahun – 25 Tahun 54 Pendidikan Pelajar / Mahasiswa 65 Pengeluaran < Rp 1.000.000 28", "type": "Table" }, { "left": 161, "top": 169, "width": 54, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Brand Trust", "type": "Picture" }, { "left": 148, "top": 181, "width": 307, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H1 Brand Experience H2 Brand Love", "type": "Table" }, { "left": 301, "top": 240, "width": 15, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H3", "type": "Picture" }, { "left": 165, "top": 261, "width": 60, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Brand Image", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 35, "width": 300, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Determinan Brand Love Di Kalangan Pengguna Produk Wardah", "type": "Page header" }, { "left": 447, "top": 35, "width": 64, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "101", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "101", "type": "Page footer" }, { "left": 166, "top": 86, "width": 282, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Profil Indikator Jumlah Responden Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000 25 Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 7 Rp 5.000.000 – Rp 7.000.000 3 >Rp 7.000.000 2", "type": "Table" }, { "left": 130, "top": 153, "width": 240, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data kuesioner diolah menggunakan SPSS", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 178, "width": 425, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Sugiyono (2018), suatu instrumen yang valid merupakan sebuah alat ukur yang digunakan untuk menghasikan data yang valid. Pengambilan keputusan dengan membandingkan nilai pemuatan faktor dari setiap pernyataan dengan standar pemuatan faktor. Menurut Hair (2016), jika jumlah sampel yang dimiliki adalah 65 responden, maka loading factor diisyaratkan bernilai > 0,65.", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 263, "width": 88, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2 Hasil Uji Validitas", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 291, "width": 369, "height": 63, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indikator Brand Trust Factor Loading Keputusan Wardah adalah merek kosmetik yang dapat diandalkan 0,703 Valid Merek kosmetik ini disukai 0,773 Valid Merek kosmetik ini adalah merek yang sangat bagus 0,806 Valid", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 358, "width": 380, "height": 315, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indikator Brand Love Indikator Brand Experience Saya menemukan merek kosmetik ini menarik secara sensorik 0,745 Valid Saya memiliki keterlibatan dalam banyak pemikiran pada saat saya menemukan merek kosmetik ini 0,749 Valid Ketika menggunakan merek kosmetik ini, saya terlibat dalam aktivitas fisik 0,671 Valid Indikator Brand Image Merek kosmetik ini memiliki persepsi yang unik dari merek lain 0,742 Valid Merek kosmetik ini memiliki persepsi yang baik 0,686 Valid Merek kosmetik ini sudah mapan 0,739 Valid Ini adalah merek kosmetik yang luar biasa 0,822 Valid Saya menyukai merek kosmetik ini 0,754 Valid Merek kosmetik ini membuat saya merasa nyaman 0,768 Valid Merek kosmetik ini benar-benar luar biasa 0,818 Valid Ini adalah merek kosmetik yang luar biasa 0,822 Valid Saya menyukai merek kosmetik ini 0,754 Valid Merek kosmetik ini membuat saya merasa nyaman 0,761 Valid Merek kosmetik ini benar-benar luar biasa 0,818 Valid Ini adalah merek kosmetik yang luar biasa 0,822 Valid Saya menyukai merek kosmetik ini 0,754 Valid Merek kosmetik ini membuat saya merasa nyaman 0,761 Valid Merek kosmetik ini benar-benar luar biasa 0,818 Valid", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 35, "width": 428, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "102 Media Riset Bisnis & Manajemen Vol. 22 No. 2 September 2022", "type": "Page header" }, { "left": 280, "top": 85, "width": 38, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3", "type": "Table" }, { "left": 262, "top": 97, "width": 73, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Reliabilitas", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 122, "width": 328, "height": 81, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel Cronbach’s Alpha Keputusan Brand Trust 0,825 Reliabel Brand Experience 0,770 Reliabel Brand Image 0,811 Reliabel Brand Love 0,872 Reliabel Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 215, "width": 426, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam hasil uji reliabilitas, nilai Cronbach’s A lpha dari setiap instrumen dalam variabel brand trust, brand experience, brand image dan brand love , masing – masing indikator yang ada pada setiap variabel telah menunjukkan hasil bahwa nilai C ronbach’s Alpha > 0,6 yang berarti artinya semua indikator yang dipakai dalam variabel penelitian ini bersifat reliabel.", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 286, "width": 252, "height": 173, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4: Uji Goodness of Fit Goodness of Fit Index Hasil Kesimpulan P 0.000 Poor Fit ECVI 3,741 Marginal Fit RMSEA 0,173 Poor Fit IFI 0,770 Marginal Fit NFI 0,688 Poor Fit TLI 0,702 Marginal Fit CFI 0,763 Marginal Fit RFI 0,608 Poor Fit CM IN/ DF 2,926 Goodness of Fit AIC 239,407 Goodness of Fit Sumber : Hasil pengolahan data AMOS", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 470, "width": 425, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4, kelayakan model dengan pendekatan nilai yang diperoleh telah mencukupi tolak ukur, jika ditinjau dari beberapa indikator. Oleh karena itu dapat terdapat simpulan bahwa pengujian model layak untuk dilanjutkan ke pengujian selanjutnya yaitu pengujian hipotesis.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 540, "width": 81, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 567, "width": 92, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Deskriptif", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 579, "width": 426, "height": 126, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rata-rata jawaban responden pada tabel 5 untuk keempat variabel tersebut adalah 4,00. Variabel brand trust sebesar 4,1231 menunjukkan bahwa responden mempercayai Wardah sebagai merek kosmetik yang diandalkan dan berkualitas. Variabel brand experience sebesar 4,0154 mengindikasikan bahwa responden merasa Wardah adalah merek kosmetik yang menarik dan mendorong keterlibatan pemikiran saat menemukan merek tersebut. Variabel brand image sebesar 4,2923 menunjukkan bahwa responden menganggap Wardah memiliki citra yang bersih dibandingkan merek kosmetik lainnya. Terakhir, variabel brand love sebesar 4,0808 menunjukkan bahwa responden menyukai merek kosmetik Wardah dan setuju bahwa Wardah adalah merek kosmetik yang luar biasa.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 35, "width": 300, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Determinan Brand Love Di Kalangan Pengguna Produk Wardah", "type": "Page header" }, { "left": 447, "top": 35, "width": 64, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "103", "type": "Page header" }, { "left": 135, "top": 85, "width": 320, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel. 5 Statistik Deskriptif Brand Trust Brand Experience Brand Image Brand Love Mean 4,1231 4,0154 4,2923 4,0808", "type": "Table" }, { "left": 135, "top": 168, "width": 170, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : Hasil Pengolahan data SPSS", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 194, "width": 425, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam menguji hipotesis, tujuan utama adalah untuk mengevaluasi pengaruh signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Keputusan dalam pengujian hipotesis ditentukan berdasarkan nilai p ≤ 0,05 maka H0 ditolak yang menandakan adanya efek signifikan. Jika p > 0,05 maka H0 diterima, menunjukkan tidak adanya efek yang signifikan.", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 264, "width": 38, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 6", "type": "Table" }, { "left": 267, "top": 277, "width": 64, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Hipotesis", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 297, "width": 407, "height": 118, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Estimate p Kesimpulan H1: Terdapat pengaruh positif brand trust terhadap brand love 0,453 0,000 Didukung H2: Terdapat pengaruh positif brand experience terhadap brand love 0,577 0,000 Didukung H3: Terdapat pengaruh positif brand image terhadap brand love 0,453 0,000 Didukung Sumber : Hasil Pengolahan Data AMOS", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 441, "width": 426, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis pertama terbukti signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif brand trust terhadap brand love . Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Joshi dan Garg (2021), yang menyatakan bahwa brand trust berpengaruh positif terhadap brand love . Untuk hipotesis kedua, dengan p-value 0,000, artinya hipotesis tersebut signifikan (H0 ditolak), sehingga terdapat kesimpulan bahwa brand experience berpengaruh positif terhadap brand love . Penelitian ini juga mendukung penelitian Prentice et al. (2019), yang menyatakan bahwa brand experience berpengaruh positif terhadap brand love . Pada hipotesis ketiga, dengan p-value 0,000, artinya hipotesis tersebut signifikan (H0 ditolak), sehingga dapat disimpulkan bahwa brand image berpengaruh positif terhadap brand love . Penelitian ini mendukung penelitian Joshi dan Garg (2021), yang menyatakan bahwa brand image berpengaruh positif terhadap brand love .", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 589, "width": 73, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 616, "width": 426, "height": 139, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Determinasi brand love seperti brand trust, brand experience , dan brand image terbukti memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap brand love . Ketika brand trust meningkat, brand love juga akan meningkat. Demikian pula, ketika brand experience meningkat, brand love juga akan meningkat. Hal serupa terjadi ketika brand image meningkat, brand love juga akan meningkat. Ketiga determinan tersebut terbukti secara khusus pada pengguna kosmetik Wardah dari kalangan mahasiswi. Berdasarkan hasil analisis, penelitian menunjukkan bahwa brand trust berpengaruh positif signifikan terhadap brand love, brand experience berpengaruh positif signifikan terhadap brand love, dan brand image berpengaruh positif signifikan terhadap brand love . Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian sebelumnya terkait pengaruh brand image dan brand love .", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 35, "width": 428, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "104 Media Riset Bisnis & Manajemen Vol. 22 No. 2 September 2022", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 85, "width": 152, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KETERBATASAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 101, "width": 425, "height": 68, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini memiliki keterbatasan jumlah responden yang di bawah 100, sehingga saran dan rekomendasi untuk peneliti lebih lanjut diharapkan dapat meningkatkan jumlah respondennya agar mendapatkan hasil yang lebih optimal dan signifikan. Selain itu, dalam penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan lebih banyak merek kosmetik seperti dari brand Sariayu dan Makeover, sehingga dapat melihat hasil yang lebih optimal.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 185, "width": 100, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 210, "width": 426, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ahuvia, A. C. (2005). Beyond the extended self: Loved objects and consumers’ identity narratives. Journal of Consumer Research , 32 (1), 171 – 184.", "type": "Table" }, { "left": 115, "top": 236, "width": 160, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.1086/429607", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 249, "width": 425, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Brakus, J. J., Schmitt, B. H., & Zarantonello, L. (2009). Brand Experience: What Is It? How Is", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 262, "width": 397, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "It Measured? Does It Affect Loyalty? Journal of Marketing , 73 (3), 52 – 68. https://doi.org/10.1509/jmkg.73.3.52", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 287, "width": 425, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Carroll, B. A., & Ahuvia, A. C. (2006). Some antecedents and outcomes of brand love. Marketing Letters , 17 (2), 79 – 89. https://doi.org/10.1007/s11002-006-4219-2 Chaudhuri, A., & Holbrook, M. B. (2001). The chain of effects from brand trust and brand affect to brand performance: The role of brand loyalty. Journal of Marketing , 65 (2),", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 339, "width": 426, "height": 90, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "81 – 93. https://doi.org/10.1509/jmkg.65.2.81.18255 Chiu, C. M., Huang, H. Y., & Yen, C. H. (2010). Antecedents of trust in online auctions. Electronic Commerce Research and Applications , 9 (2), 148 – 159. https://doi.org/10.1016/j.elerap.2009.04.003 Drennan, J., Bianchi, C., Cacho-Elizondo, S., Louriero, S., Guibert, N., & Proud, W. (2015). Examining the role of wine brand love on brand loyalty: A multi-country comparison. International Journal of Hospitality Management , 49 , 47 – 55.", "type": "Table" }, { "left": 115, "top": 429, "width": 211, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.1016/j.ijhm.2015.04.012", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 442, "width": 425, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dwiputranto, M., Alwie, A., & Marhadi, M. (2017). Pengaruh Brand Image dan Product Quality terhadap Brand Love dan Brand Loyalty pada Pengguna Mobil Honda Jazz di Kota Pekanbaru. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau , 4 (1), 297 – 310.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 494, "width": 425, "height": 64, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Guillen, M. jesus yague, Aleman, jose luis munuera, & Ballester, elena delgado. (2003). Development and validation of a brand trust scale. International Journal of Market Research , 45 (1), 7 – 11. Hair, Black, Babin & Anderson (2010). Multivariate Data Analysis, Seventh Edition. Pearson Prentice Hall", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 558, "width": 425, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hair, et al, 2014, Multivariate Data Analysis, New International Edition., New Jersey : Pearson", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 584, "width": 426, "height": 103, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Huang, C. C. (2017). The impacts of brand experiences on brand loyalty: mediators of brand love and trust. Management Decision , 55 (5), 915 – 934. https://doi.org/10.1108/MD- 10-2015-0465 Ii, J. P., & Gilmore, J. H. (1999). The experience economy: work is theatre & every business a stage. Choice Reviews Online , 37 (04), 37-2254-37 – 2254. https://doi.org/10.5860/choice.37-2254 Joshi, R., & Garg, P. (2021). Role of brand experience in shaping brand love. In International Journal of Consumer Studies (Vol. 45, Issue 2). https://doi.org/10.1111/ijcs.12618", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 687, "width": 426, "height": 65, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keh, H. T., Nguyen, T. T. M., & Ng, H. P. (2007). The effects of entrepreneurial orientation and marketing information on the performance of SMEs. Journal of Business Venturing , 22 (4), 592 – 611. https://doi.org/10.1016/j.jbusvent.2006.05.003 Langner, T., Bruns, D., Fischer, A., & Rossiter, J. R. (2016). Falling in love with brands: a dynamic analysis of the trajectories of brand love. Marketing Letters , 27 (1), 15 – 26.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 35, "width": 300, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Determinan Brand Love Di Kalangan Pengguna Produk Wardah", "type": "Page header" }, { "left": 447, "top": 35, "width": 64, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "105", "type": "Page header" }, { "left": 115, "top": 85, "width": 218, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.1007/s11002-014-9283-4", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 98, "width": 425, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Low, G., Charles, W., & Lamb, J. (2010). The measurement and dimensionality of brand associations The measurement and dimensionality of brand associations. In Journal of Product & Brand Management (Vol. 9, Issue 6).", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 137, "width": 425, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Morgan-Thomas, A., & Veloutsou, C. (2013). Beyond technology acceptance: Brand relationships and online brand experience. Journal of Business Research , 66 (1), 21 – 27. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2011.07.019", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 175, "width": 425, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pavlou, Liang, & X. (2007). Understanding and Mitigating Understanding Online Exchange Relationships : Agent Perspective1 A Principal. MIS Quarterly , 31 (1), 105 – 136.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 201, "width": 426, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prentice, C., Wang, X., & Loureiro, S. M. C. (2019). The influence of brand experience and service quality on customer engagement. Journal of Retailing and Consumer Services ,", "type": "List item" }, { "left": 115, "top": 227, "width": 341, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "50 (February), 50 – 59. https://doi.org/10.1016/j.jretconser.2019.04.020", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 240, "width": 426, "height": 90, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rageh Ismail, A., & Spinelli, G. (2012). Effects of brand love, personality and image on word of mouth: The case of fashion brands among young consumers. Journal of Fashion Marketing and Management: An International Journal , 16 (4), 386 – 398. https://doi.org/10.1108/13612021211265791 Rusbult, C. E., Agnew, C. R., & Arriaga, X. B. (2012). The investment model of commitment processes. Handbook of Theories of Social Psychology , 218 – 231. https://doi.org/10.4135/9781446249222.n37", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 330, "width": 425, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sääksjärvi, M., & Samiee, S. (2011). Relationships among Brand Identity, Brand Image and", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 343, "width": 426, "height": 90, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Brand Preference: Differences between Cyber and Extension Retail Brands over Time. Journal of Interactive Marketing , 25 (3), 169 – 177. https://doi.org/10.1016/j.intmar.2011.04.002 Sasmita, J., & Mohd Suki, N. (2015). Young consumers’ insights on brand equity: Effects of brand association, brand loyalty, brand awareness, and brand image. International Journal of Retail and Distribution Management , 43 (3), 276 – 292. https://doi.org/10.1108/IJRDM-02-2014-0024", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 433, "width": 426, "height": 116, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Shabbir, M. Q., Khan, A. A., & Khan, S. R. (2017). Brand Loyalty Brand Image and Brand Equity: the Mediating Role of Brand Awareness. International Journal of Innovation and Applied Studies , 19 (2), 416 – 423. http://www.ijias.issr-journals.org/ Song, H. J., Wang, J. H., & Han, H. (2019). Effect of image, satisfaction, trust, love, and respect on loyalty formation for name-brand coffee shops. International Journal of Hospitality Management , 79 (December 2018), 50 – 59. https://doi.org/10.1016/j.ijhm.2018.12.011 Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta https://www.topbrand-award.com/top-brand%20index/?tbi_find=wardah", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 35, "width": 428, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "106 Media Riset Bisnis & Manajemen Vol. 22 No. 2 September 2022", "type": "Page header" } ]
e0db3477-9bb4-514b-a7f5-155bc8d8a43e
https://journal.uniga.ac.id/index.php/JPP/article/download/1966/1277
[ { "left": 156, "top": 40, "width": 300, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JAGROS Journal of Agrotechnonogy and Science", "type": "Section header" }, { "left": 156, "top": 56, "width": 222, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Agroteknologi dan sains Fakultas Pertanian, Universitas Garut P ISSN : 2775-0485, E ISSN : 2548-7752", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 116, "width": 376, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aplikasi Berbagai ZPT Alami untuk Meningkatkan Pertumbuhan Stek Batang Tebu ( Saccaharum Officinarum. L)", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 162, "width": 376, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Various Natural ZPT Applications to Improve Growth Of Sugar Cane Stick (Saccaharum Officinarum. L )", "type": "Text" }, { "left": 178, "top": 206, "width": 242, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ajang Maruapey dan Zulkarnain Sangadji", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 220, "width": 424, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Sorong Jalan pendidikan No.27 Malaengkedi Telp. (0951) 32238 fax. (0951) 326161", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 248, "width": 160, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Email : ajangmarpy@gmail,com", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 277, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 293, "width": 429, "height": 218, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tebu merupakan jenis tanaman prospektif penghasil gula sehinga perlu dibudidyakan untuk memenuhi kebutahan masyarakat Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Matalamagi Distrik Sorong Utara Kota Sorong. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2020. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan ZPT alami terhadap pertumbuhan stek batang tebu. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan 4 kali perlakuan dan 3 ulangan diantaranya Z 0 = Kontrol. Z 1 = Urin sapi 100 ml/L air. Z 2 = Air kelapa muda 100 ml/L air. Z 3 = Ekstrak bawang merah 100 ml/L air. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis ragam (anova). Apabila berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf kepercayaan 0,5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan ZPT alami berpengaruh sangat nyata terhadap semua variabel yang diamati. Dari ketiga bahan ZPT alami ZPT air kelapa muda lebih berpengaruh terhadap variabel waktu muncul tunas, peningkatan tinggi tunas, jumlah tunas dan jumlah akar. Sedangkan urin sapi hanya pada peningkatan panjang akar. Sementara ekstrak bawa merah lebih berpengaruh pada peningkatan jumlah ruas dan bobot brangkasan hasil stek tebu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 516, "width": 172, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : ZPT alami, Stek tebu", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 544, "width": 42, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstact", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 560, "width": 429, "height": 190, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugarcane is a prospective sugar-producing plant, so it needs to be cultivated to meet the needs of the Indonesian people. This research was conducted in Matalamagi Village, North Sorong District, Sorong City. The research was carried out from January to March 2020. The purpose of the study was to determine the effect of using natural PGR on the growth of sugarcane stem cuttings. This research uses randomized block design (RAK) with 4 treatments and 3 replications Z0 = control. Z1= Cow urine 100 ml/L water. Z2 = Young coconut water 100 ml/L water. Z3 = Shallot extract 100 ml/L water. The research data were analyzed using analysis of variance (ANOVA). If it has a significant effect, then it is continued with the Smallest Significant Difference Test (BNT) at a confidence level of 0.5%. The results showed that the natural PGR treatment had a very significant effect on all observed variables. Of the three natural PGR ingredients, young coconut water ZPT has more influence on the variables of shoot emergence time, increase in shoot height, number of shoots and number of roots. Meanwhile, cow urine only increased root length. Meanwhile, onion extract had more", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 241, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Agroteknologi dan Sains (JAGROS)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 468, "height": 29, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ajang Maruapey , et al Vol. 6 ; No. 2 Juni 2022 Halaman 92 - 105", "type": "Page header" }, { "left": 92, "top": 780, "width": 422, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.journal.uniga.ac.id 93", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "effect on increasing the number of segments and weight of the stover from sugarcane cuttings.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 219, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Natural ZPT, sugar cane cuttings", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 83, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 184, "width": 429, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tanaman tebu ( Saccahrum officinarum Linn) merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan penghasil gula penting bagi kebutuhan masyarakat indonesia. Menurut Ilhamsyah et al. (2022) tebu merupakan tanaman industri perkebunan penghasil gula yang menjadi sumber karbohidrat untuk memenuhi kebutuhkan masyarakat. Konsumsi gula di indonesia kian meningkat seiring dengan perkembangan jumlah penduduk (Tanggu, 2021). Disisi lain, produksi gula dalam negeri belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan dalam negeri. Kondisi ini terbukti sejak tahun 2019-2020 produksi gula dalam negeri hanya mencapai 2,1 juta ton sehingga inpor pun masih tetap dibutuhkan dikutif dari laman (http://ewscb.kemendag.go.id/)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 327, "width": 428, "height": 154, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melihat permasalahan tersebut, maka salah satu startegi upaya peningkatan produksi tebu adalah melalui teknologi perbanyakan bibit unggul. Pengembangan tebu pada prinsifnya dilakukan dengan cara perbanyakan secara vegetatif. Hal ini seperti diungkapkan Oktami et al. (2016) bahwa untuk mendukung program intensifikasi tanamn tebu adalah melalui perbanyakan bibit tebu secara vegetatif baik konvensional maupun rekayasa bioteknologi atau kultur jaringan. Keberhasilan stek tanaman tebu tidak terlepas dari penggunaan zat perangsang tumbuh (ZPT). Menurut Siskawati et al. (2013) bahwa untuk mempercepat masa pertumbuhan stek baik akar maupun tunas diperlukan perlakuan khusus, yaitu dengan pemberian hormon perangsang tumbuh baik alami maupun sintetis.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 486, "width": 429, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sejumlah ZPT yang digunakan dari berbagai bahan hayati yang rama lingkungan digunkan sebagai alternatif pengganti ZPT sintesis (kimia). Tarigan et al. (2017); Harsono et al. (2021) mengungkapkan bahwa zat perangsang tumbuh (ZPT) dapat diperoleh baik secara alami maupun sintetis. Namun penggunaan ZPT alami lebih ramah lingkungan serta menguntungkan bila dibandingkan ZPT sintetis karena harganya lebih terjangkau, mudah diperoleh bahkan fungsi ZPT alami tidak berbeda jauh dengan ZPT sintetis. Sehingga apabila digunakan selain berpengaruh terhadap pertumbuhan stek juga berdampak positif dan ramah terhadap lingkungan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 613, "width": 428, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa bahan hayati atau alami yang digunakan sebagai zat perangsang tumbuh adalah urin sapi, air kelapa mudah dan bawang merah. Ketiga bahan tersebut memiliki kelebihan yang berbeda antara lain; Urin sapi selain mengandung senyawa auksin dan unsur nitrogen, pun mengandung ZPT IAA (Asam Indolasetat), untuk merangsang pertumbuhan stek tanaman tebu (Haerul et al. 2015; Bari et al. (2017). Urine sapi yang mengandung auksin tediri dari auksin-A (auxentriollic acid), auksin-B dan auksin lain (hetero auksin) yang merupakan bagian dari IAA (Indol Acetic Acid). Auksin tersebut bersumber dari berbagai zat hijau daun sebagai makanannya yang mengandung protein untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan stek batang tebu (Amir, 2019)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 241, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Agroteknologi dan Sains (JAGROS)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 468, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ajang Maruapey , et al Vol. 6 ; No. 2 Juni 2022 Halaman 92 - 105", "type": "Page header" }, { "left": 92, "top": 780, "width": 422, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.journal.uniga.ac.id 94", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 185, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Air kelapa selain memiliki kandungan sitokinin yang tinggi, air kelapa muda juga mengandung giberelin, auksin, kalium, kalsium, dan nitrogen untuk mendukung pembelahan sel pada jaringan tanaman sehingga memacu perkembangan akar, tunas dan batang stek tanaman tebu (Darlina et al. 2016); Kasi et al. (2021). Sedangkan bawang merah selain memiliki kandungan hormon auksin, juga diketahui mengandung senyawa allithianin yang berfungsi untuk memperlancar metabolism pada jaringan sel tumbuhan bahkan berfungsi sebagai fungisida dan bakterisida (Emilda 2020). Bahkan ekstrak bawang merah mengandung vitamin B1, tiamin, riboflavin, asam nikotinat, auksin, dan rhizokalin yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman (Rahayu dan Berlian, 1999; Sativa et al. (2021). Dengan demikian peran dari masing masing ZPT dari ketiga bahan tersebut untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Stek).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 278, "width": 432, "height": 186, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menggunakan ketiga bahan tersebut sebagai ZPT sudah banyak dilakukan diantaranya Bari et al. (2017) menguji pengaruh konsentrasi dan interval pemberian urin sapi fermentase terhadap pertumbuhan bibit tebu dengan hasil yang nyata pada pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang stek. Rokhmah (2019 yang menguji ZPT alami air kelapa muda terhadap pertumbuhan beberapa varietas jahe dengan hasil yang nyata pada variebel luas daun dan bobot basah rimpang jahe. Bahkan dalam hasil penelitian Novi et al. (2020) air kelapa muda mengandung ZPT yang lebih lengkap sehingga kemampuannya dalam membantu perkecambahan benih sawo lebih baik dibandingkan perlakuan yang lainnya. Rokhmani et al . (2020) menguji pengaruh lama perendaman dan tingkat konsentrasi ekstrak bawan merah terhadap pertumbuhan stek tanaman nilam dengan hasil terbaik pada parameter panjang tunas dan jumlah tunas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 469, "width": 432, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan beberapa hipotesis percobaan tersebut maka perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan ZPT alami dengan konsetarsi larutan yang sama sehingga diketahui keunggulan dan pengaruh dari salah satu ZPT alami terhadap stek batang tebu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 541, "width": 112, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Bahan dan Metode Waktu dan Tempat", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 572, "width": 429, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Matalamagi Distrik Sorong Utara Kota Sorong. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2020. Bahan yang digunakan adalah Stek tebu, ZPT alami (Urin sapi, Air Kelapa, dan Ekstrak bawang merah), polibag ukuran 30 cm x 40 cm, media tanah, dan kompos. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, jangka sorong, parang, pisau, meteran, timbangan, kamera digital, dan alat tulis menulis.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 667, "width": 115, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rancangan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 683, "width": 428, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilaksanakan dengan metode percobaan lapangan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan Z 0 = Kontrol", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 731, "width": 137, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z 1 = Urin sapi 100 ml/L air", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 241, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Agroteknologi dan Sains (JAGROS)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 468, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ajang Maruapey , et al Vol. 6 ; No. 2 Juni 2022 Halaman 92 - 105", "type": "Page header" }, { "left": 92, "top": 780, "width": 422, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.journal.uniga.ac.id 95", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 173, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z 2 = Air kelapa muda 100 ml/L air", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 429, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z 3 = Ekstrak bawang merah 100 ml/L air Setiap ulangan terdapat 9 tanaman, jumlah tanaman secara keseluruhan adalah 81 tanaman jumlah sampel dari setiap perlakuan adalah 5 tanaman sampel sehingga terdapat keseluruhan tanaman sampel adalah 45 tanaman.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 173, "width": 122, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 193, "width": 429, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Langkah pertama persipan bahan dari ke tiga ZPT alami dari urin sapi sebagai berikut. Urin sapi, bawang merah dan air kelapa muda (gambar 1). Limbah cair kotoran sapi diambil langsung dari hasil fermentasi melalui teknologi biogas sesuai konsentrasi 100 ml kemudian disaring selanjutnya larutan ZPT urin sapi dituangkan di dalam wadah ember kecil yang berisi 1 liter air. Hal yang sama pun juga dilakukan pada ZPT air kelapa muda sesuai konsentrasi larutan. Sedangkan ZPT ekstrak bawang merah disediakan ¼ kg umbinya ditambah air 100 ml lalu di blender sampai halus. Setelah itu, ketiga ZPT alami yang sudah disiapkan dituangkan dalam ember sesuai perlakuan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 456, "width": 428, "height": 95, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1: A=Urin sapi. B=Air kelapa Muda. C=Ekkstrak Bawang merah Lahan yang disiapkan untuk pembibitan stek tebu dibersihkan terlebih dahulu dibersihkan dari sisa-sisa gulma dan akar tanaman. Tanah yang digunakan untuk menumbuhkan stek tebu adalah tanah kebun yang gembur dan diberikan pupuk kandang kotoran sapi dengan perbandingan 1:1. Setelah tanah terisi penuh dalam polybag kemudian disiram dengan air secukupnya hingga basah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 556, "width": 431, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persiapan bahan stek yang digunakan adalah berasal dari varietas lokal dipilih batang yang pertumbuhannya sehat dan normal, telah berkayu minimal berumur 1 tahun dengan diameter batang 4-5 cm. Selanjutnya batang tebu yang dijadikan stek dipotong agak miring dengan panjang 20 cm. Stek yang telah dipotong selanjutnya direndam batang bawahnya pada masing-masing 3 jenis bahan ZPT alami sedalam 5 cm selama 1 jam sesuai perlakuan. Selanjutnya akan ditanam atau tancapkan pada media tanam polybag yang telah disiapkan. Setiap polybag berisi 1 stek batang tebu. Jarak antar media tanam (polybag) adalah 40 x 40 cm.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 683, "width": 429, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemeliharaan meliputi penyiraman yang dilakukan setiap pagi dan sore hari, Penyiangan dilakukan secara manual yaitu mencabut gulma yang tumbuh pada polybag agar tidak mengganggu pertumbuhan stek tebu. Pemberantasan hama dan penyakit", "type": "Text" }, { "left": 222, "top": 362, "width": 115, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A B C", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 241, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Agroteknologi dan Sains (JAGROS)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 468, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ajang Maruapey , et al Vol. 6 ; No. 2 Juni 2022 Halaman 92 - 105", "type": "Page header" }, { "left": 92, "top": 780, "width": 422, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.journal.uniga.ac.id 96", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dilakukan apabilah terdapat gejalah serangan hama dan penyakit dengan penyemprotan bakterisida.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 121, "width": 115, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel Pengamatan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 137, "width": 429, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel yang diamati diantaranya; Waktu muncul tunas, tinggi tunas umur 2 ,4, 6, 8, dan 10 MST, jumlah tunas umur 2 ,4, 6, 8, dan 10 MST, jumlah ruas, jumlah akar, panjang akar dan bobot brangkasan basah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 185, "width": 84, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisa Data", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 200, "width": 428, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis ragam (anova). Apabila berpengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Pada taraf kepercayaan 0,5 %.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 271, "width": 132, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 286, "width": 427, "height": 91, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pengamatan terhadap berbagai perlakuan ZPT alami terhadap pertumbuhan stek tanaman tebu menunjukan pengaruh yang sangat nyata dibandikan dengan tanpa perlakuan ZPT. Ketiga jenis bahan ZPT alami (Urin sapi, Air kelapa muda dan Ekstrak bawang merah) mampu memperlihatkan pengaruh yang berbeda terhadap variabel yang diamati. Pengaruh perbedaan dari masing masing perlakuan yang diuji dijelaskan sesuai variebel yang diamati.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 399, "width": 165, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Waktu Muncul Tunas (hari)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 415, "width": 429, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil análisis ragam menunjukkan bahwa pemberian berbagai ZPT alami terhadap pengamatan waktu muncul tunas stek tebu menunjukkan perbedaan yang tidak nyata. Rata-rata hasil uji BNT terhadap pengamatan waktu muncul tunas stek tebu (hari) disajikan pada Tabel 1. Hasil uji BNT menunjukan bahwa waktu muncul tunas stek tebu yang diberi perlakuan ZPT alami air kelapa muda (Z 2 ) dengan konsentrasi 100 ml/L air menghasilkan waktu muncul tunas tercepat (7,22 hari) tetapi berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya, namun berbeda sangat nyata dengan (Z 0 ) tanpa ZPT dengan waktu muncul tunas paling terbelakang (8,33 hari)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 542, "width": 436, "height": 91, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Rata-rata waktu muncul tunas (hari) Perlakuan waktu muncul tunas (hari) NP BNT 0,05 Z 0 = Kontrol 8.33 b 0,3554 Z 1 = Urin sapi 100 ml/L air 7.28 a Z 2 = Air kelapa muda 100 ml/L air 7.22 a Z 3 = Ekstrak bawang merah100 ml/L air 7.33 a", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 641, "width": 428, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama (a, b, c) pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji BNTα=0,05", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 689, "width": 427, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh ZPT alami air kelapa muda dengan konsentarsi 100 ml/L air mampu mempercepat waktu muncul tunas stek batang tebu. Hal ini diduga dalam air kelapa muda mengandung berbagai nutrisi dan vitamin sehingga dapat menginduksi pertumbuhan tunas stek tebu dengan cepat dibandingkan perlakuan ZPT lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 241, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Agroteknologi dan Sains (JAGROS)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 468, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ajang Maruapey , et al Vol. 6 ; No. 2 Juni 2022 Halaman 92 - 105", "type": "Page header" }, { "left": 92, "top": 780, "width": 422, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.journal.uniga.ac.id 97", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 427, "height": 106, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dikutip dari laman https://news.unair.ac.id/ bahwa air kelapa muda banyak mengandung berbagai macam vitamin seperti tiamin dan pridoksin, serta mengadung zat urea definil yang mirip hormon sitokinin untuk menginduksi pembelahan sel dan jaringan. Berbagai macam nutrisi yang terdapat dalam air kelapa muda diyakini berfungsi untuk menambah ketersedian unsur hara dalam media tumbuh sehingga mampu mendorong perkembangan sel dan jaringan stek tanaman tebu yang pada akhirnya merangsang pertumbuhan tunas lebih cepat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 199, "width": 427, "height": 202, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertumbuhan tunas pada dasarnya tidak terlepas dari kandungan hormon auksin dan giberalin yang terdapat dalam ZPT alami air kelapa muda. Menurut Novi et al . (2020) bahwa auksin dan sitokinin yang terdapat dalam air kelapa mempunyai manfaat yang berbeda dalam proses pembelahan sel sehingga membantu pembentukan tunas. Sitokinin berfungsi untuk memacu pertumbuhan sel untuk membelah secara cepat, sedangkan auksin berfungsi untuk memacu permbesaran sel. Pembelahan sel yang dipacu oleh sitokinin dan pembesaran sel yang dipacu oleh auksin menyebabkan terjadinya pertumbuhan vegetaif denga cepat seperti pada saat muncul tunas dari stek tebu. Arif et al. (2016); Mudaningrat dan Nada (2021) menegaskan bahwa air kelapa muda mengandung hormon auksin, sitokinin dan giberelin berperan untuk mendorong perkembangan akar dan tunas. Pembelahan dan pemanjangan sel diyakini dapat meningkatkan aktivitas metabolisme tanaman serta mempercepat pembelahan dan sintesis protein sehingga memamacu pertumbuhan tunas lebih awal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 421, "width": 107, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Tinggi tunas (cm)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 437, "width": 429, "height": 75, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil análisis ragam menunjukkan bahwa pemberian berbagai ZPT alami tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tunas stek tebu pada umur 2 dan 10 MST, tetapi berpengaruh nyata pada umur 4, 6 dan 8 MST Gambar 2. Rata-rata hasil uji BNT terhadap pengamatan tinggi tunas stek tebu umur 4, 6 dan 8 MST disajikan pada Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 647, "width": 257, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Pertumbuhan stek tebu pada umur 8 MST", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 682, "width": 429, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji BNT menunjukkan bahwa tinggi tunas stek tebu yang diberi perlakuan ZPT alami air kelapa muda (Z 2 ) dengan konsentrasi 100 ml/L air mampu meningkatkan tunas tertinggi pada umur 4 MST (27,33 cm), 6 MST (40,37 cm) dan 8 MST (57,30 cm) dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya dan (Z 0 ) tanpa ZPT.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 745, "width": 177, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Rata-rata tinggi tunas (cm)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 241, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Agroteknologi dan Sains (JAGROS)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 468, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ajang Maruapey , et al Vol. 6 ; No. 2 Juni 2022 Halaman 92 - 105", "type": "Page header" }, { "left": 92, "top": 780, "width": 422, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.journal.uniga.ac.id 98", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 416, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perlakuan ZPT Tinggi tunas (cm) 4 MST 6 MST 8 MST Z 0 = Kontrol ) 23.52 d 35.51 d 47.54 d Z 1 = Urin sapi 100 ml/L air 26.02 b 38.36 b 54.38 c Z 2 = Air kelapa muda 100 ml/L air 27.33 a 40.37 a 57.30 a Z 3 = Ekstrak bawang merah 100 ml/L air 25.04 c 36.60 c 50.71 b NP BNT 0,05 0,8551 2,7120 2,1981", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 201, "width": 428, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama (a, b, c) pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji BNTα=0,05", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 249, "width": 429, "height": 281, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemberian air kelapa muda diduga mengandung auksin dan sitokinin sebagai regulator pembelahan dan perpanjangan sel tanaman sehingga mendorong pertumbuhan stek tebu seperti sel akar, batang dan tunas (daun). Hal ini seperti di katakan Garner e t al. (1991); Harjadi (2011); Alpansori dan Pebrialdi (2020) bahwa Z PT alami air kelapa muda mengandung auksin yang berfungsi memacu pemanjangan sel tanaman dan menghasilkan protein dalam plasma sel untuk mengaktifkan enzim tertentu sehingga memutuskan ikatan hidrogen rantai melekul selulosa penyusun dinding sel, kemudian sel memanjang akibat air masuk secara osmosis. Hal ini didukung oleh Durroh (2019) yang menyatakan bahwa bahan-bahan yang terkandung didalam air kelapa muda diantaranya karbohidrat, vitamin, mineral, protein serta hormon tumbuh auksin, sitokinin dan giberelin berfungsi sebagai perangsang proliferasi jaringan, serta memperlancar metabolism dan respirasi tanaman. Bahkan asam nukleat dan sintesis protein yang terkandung adalam air kelapa muda mampu menstimulir metabolism tananam sehingga memacu pertumbuhan tunas stek tebu secara maksimal dibandingkan perlakuan ZPT lainnya. Sedangkan Sapri dan Pebrialdi (2021) menegaskan bahwa auksin yang diserap oleh jaringan tanaman akan mengaktifkan energi cadangan makanan dan meningkatkan pembelahan sel, pemanjangan sel, dan diferensiasi sel yang pada akhirnya membentuk proses pemanjangan tunas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 551, "width": 124, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Jumlah tunas (helai)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 567, "width": 428, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian berbagai ZPT alami tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas umur 2 dan 4 MST, tetapi berpengaruh sangat nyata pada umur 6, 8 dan 10 MST. Rata-rata hasil uji BNT terhadap pengamatan jumlah tunas umur 6, 8, dan 10 MST disajikan pada Tabel 3 Tabel 3. Rata-rata jumlah tunas (helai)", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 646, "width": 426, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perlakuan ZPT Alami Jumlah tunas (helai) 6 MST 8 MST 10 MST Z 0 = Kontrol 7.11 b 9.11 d 12.06 c Z 1 = Urin sapi 100 ml/L air 7.94 b 10.06 ab 13.00 ab Z 2 = Air kelapa muda 100 ml/L air 8.44 a 10.61 a 13.17 a Z 3 = Ekstrak bawang merah 100 ml/L air 7.33 b 9.50 c 12.28 b NP BNT 0,05 0, 6155 0,9881 0, 4153", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 241, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Agroteknologi dan Sains (JAGROS)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 468, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ajang Maruapey , et al Vol. 6 ; No. 2 Juni 2022 Halaman 92 - 105", "type": "Page header" }, { "left": 92, "top": 780, "width": 422, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.journal.uniga.ac.id 99", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama (a, b, c) pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji BNTα=0,05", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 135, "width": 431, "height": 361, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ". Hasil uji BNT menunjukkan bahwa pemberian ZPT air kelapa muda (Z 2 ) dengan konsentari 100 ml/L air sudah mampu meningkatkan jumlah tunas terbanyak pada umur 6 MST (8,44 helai), 8 MST (10,61 helai) dan 10 MST (13,17 helai) dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya pada pada umur 6 MST, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan (Z 1 ) pada umur 8 dan 10 MST. Halin ini diduga penggunaan ZPT alami dari air kelapa muda mengandung hormon giberelin, auksin dan sitokinin juga mengandung zat hara NPK yang berperan dalam merangsang pertumbuhan tanaman seperti tinggi tunas dan jumlah tunas tebu. Amir (2019) menyatakan bahwa senyawa organik seperti vitamin C, vitamin B, protein, karbohidrat, mineral, lemak dan hormon ausin, giberelin, sitokinin, dan kandungan Ca dan P yang ada dalam air kelapa muda mampu mendorong pertumbuhan sel dan jaringan tanaman berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tunas sehingga mengahsilkan jumlah tunas secara optimal. Tunas merupakan komponen tumbuh yang berasal dari mata tunas pada batang tebu sehingga apabila keluar tunas akan membentuk daun. Hal ini seperti diungkapkan Sulistiyorini et al. (2012) bahwa daun merupakan salah satu organ penting terutama untuk proses fotosintesis agar tanaman dapat menghasilkan makanan dan mengalami pertumbuhan lebih baik. Triastinurmiatiningsih et al. (2016) Mudaningrat dan Nada (2021) menambahkan peningkatan jumlah tunas dipengaruhi oleh hormon tumbuh akusin, sehingga mendorong pertumbuhan tunas dan membentuk batang semu dari pelepah daun yang membungkus satu sama lain. Jumlah tunas menunjang pertumbuhan tinggi tanaman karena daun merupakan tempat terjadinya fotosintesis yang menghasilkan sejumlah karbohidrat dan protein tertentu untuk mendorong tunas stek tebu dalam jumlah lebih banyak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 517, "width": 119, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Jumlah Ruas (helai)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 532, "width": 429, "height": 107, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian berbagai ZPT alami berpengaruh sangat nyata terhadap pengamatan jumlah ruas stek tebu. Rata-rata hasil uji BNT terhadap pengamatan jumlah ruas disajikan pada Tabel 4. Hasil uji BNT menunjukkan bahwa pemberian ZPT ekstrak bawang merah (Z 3 ) dengan konsentari 100 ml/L air sudah mmpu menambah jumlah ruas terbanyak (2,94 ruas) tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan (Z 2 ) air kelapa muda namun berbeda nyata dengan perlakuan (Z 1 ) urin sapi dan (Z 0 ) tanpa ZPT.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 643, "width": 422, "height": 92, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Rata-rata jumlah ruas (ruas) Perlakuan ZPT Alami Rataan jumlah ruas NP BNT 0,05 Z 0 = Kontrol 2,17 d 0,1922 Z 1 = Urin sapi 100 ml/L air 2,50 bc Z 2 = Air kelapa muda 100 ml/L air 2,67 ab Z 3 = Ekstrak bawang merah 100 ml/L air", "type": "Table" }, { "left": 356, "top": 722, "width": 25, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2,94 a", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 241, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Agroteknologi dan Sains (JAGROS)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 468, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ajang Maruapey , et al Vol. 6 ; No. 2 Juni 2022 Halaman 92 - 105", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 780, "width": 428, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.journal.uniga.ac.id 100", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama (a, b, c) pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji BNTα=0,05", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 135, "width": 428, "height": 123, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meningkatnya jumlah ruas stek batang tebu diduga karena ZPT alami dari ekstrak bawang merah tidak hanya mengandung auksin dan giberalin akan tetapi zat zat lain yang terkadung dalam bawang merah sudah mampu meningkatkan bagian vegetaif tanaman seperti ruas batang tebu. Hal ini seperti di laporkan Muswita (2011); Sutriono dan Rumondang (2020) bahwa hasil ekstrak bawang merah tidak hanya memiliki kandungan hormon giberelin dan auksin, melainkan juga mengandung beberapa zat penting diantaranya sikloaliin, metilaliin, dihidroalliin, flavonglikosida, kuersetin, saponin, peptida, minyak atsiri, vitamin dan zat pati.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 262, "width": 429, "height": 91, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semua zat tersebut memiliki fungsi dan peran masing-masing dalam proses metabolisme tanaman. Ketika ada rangsangan atau respon lingkungan terhadap zat zat tersebut maka pembentukan hormon tumbuhan akan terpicu. Apabila konsentrasi hormon telah mencapai puncak tertentu, maka sejumlah gen akan mulai berekspresi (Emilda 2020) . dengan demikian pada kondisi ini akan mempengaruhi peningkatan pertumbuhan vertumbuhan vegetative tanaman teruma jumlah ruas batang stek tebu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 374, "width": 244, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5) Jumlah Akar (helai) dan panjang akar (cm)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 390, "width": 429, "height": 106, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian berbagai ZPT alami berpengaruh sangat nyata terhadap pengamatan jumlah akar dan panjang akar . Rata-rata hasil uji BNT terhadap pengamatan jumlah akar dan panjang akar disajikan pada Tabel 5. Hasil uji BNT menunjukkan bahwa pemberian ZPT alami air kelapa muda (Z 2 ) dengan konsentrasi 100 ml/L air sudah mampu menambah jumlah akar terbanyak (27,72 helai) tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan (Z 3 ) ekstrak bawang merah, namun berbeda nyata dengan perlakuan (Z 1 ) urin sapi dan (Z 0 ) tanpa ZPT.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 501, "width": 295, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Rata-rata jumlah akar (hela) dan Panjang akar (cm)", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 517, "width": 436, "height": 108, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perlakuan Jumlah akar dan Panjang akar Jumlah akar (helai) Panjang akar (cm) Z 0 = Kontrol 23.50 d 32.91 d Z 1 = Urin sapi 100 ml/L air 25.39 c 37.14 a Z 2 = Air kelapa muda 100 ml/L air 27.72 a 35.23 b Z 3 = Ekstrak bawang merah 100 ml/L air 27.28 ab 34.71 c NP BNT 0,05 2,8052 1,9520", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 630, "width": 428, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama (a, b, c) pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji BNTα=0,05", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 678, "width": 432, "height": 74, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ZPT alami yang bersumber dari air kelapa muda dan ekstrak bawang merah sama sama memiliki kemampuan untuk mendorong perkembangan akar sehingga mampu menghasilkan jumlah akar lebih banyak dibanding ZPT urin sapi. Hal ini diduga didalam air kelapa muda yang belum matang memiliki senyawa auksin dan sitokinin yang tinggi. Sementara senyawa organik seperti fitohormon yang diproduksi dari", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 241, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Agroteknologi dan Sains (JAGROS)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 468, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ajang Maruapey , et al Vol. 6 ; No. 2 Juni 2022 Halaman 92 - 105", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 780, "width": 428, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.journal.uniga.ac.id 101", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "larutan ekstrak bawang merah mengandung auksin dan giberelin yang berfungsi untuk merangsang perkembangan akar tanaman.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 429, "height": 122, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian Sulistiyorini et al. (2012) melaporkan bahwa, pemberian air kelapa dengan konsentrasi 10-50 % justru memacu pembentukan akar. Hal ini disebabkan ZPT air kelapa yang mengadung uuksin dan sitokinin dapat bersinergi dengan baik untuk memacu diferensiasi sel akar lebih cepat sehingga meningkatkan jumlah akar yang lebih banyak. Sedangkan Sumanto dan Purba (2019) menegaskan penggunaan ZPT alami dari air kelapa muda dan ekstrak bawang merah sama sama memiliki kandungan hormon tumbuh lebih tinggi dan lebih efektif untuk memicu pertumbuhan akar sehingga meningkatkan jumlah akar yang lebih banyak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 247, "width": 431, "height": 233, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara statistik panjang akar akibat perlakuan (Z 1 ) urin sapi dengan konsentrasi 100 ml/L air sudah mampu meningkatkan rata-rata akar terpanjang (37,14 cm) dan berbeda sangat nyata dengan perlakuan lainnya. Sementara panjang akar terpendek (32.91cm) dihasilkan pada perlakuan (Z 0 ) tanpa ZPT. Hal ini dudaga karena limbah cair kotoran ternak sapi yang dijadikan zat perangsang tumbuh alami memiliki kandungan auksin dan sitokinin tinggi sehingga mampu merangsang pertumbuhan akar stek tebu menjadi lebih panjang. Hal ini dibuktikan oleh penelitian Bari et al. (2017) yang melaporkan bahwa kandungan senyawa auksin dan unsur hara makro seperti N,P dan K yang terkandung dalam urin sapi sangat dibutuhkan tanaman untuk memacu pertumbuhan bagian vegetatif tanaman seperti akar. Akar yang tumbuh sehat dan sempurna tentu akan menyerap unsur hara dengan baik untuk kepentingan proses fotosintesis. Hasil fotosintesis selanjutnya ditranslokasikan keseluruh bagian tanaman (Yunanda et al. 2015; Bari et al. 2017). Meningkat jumlah akar dan menambah panjang akar stek tebu tentu berpengaruh pada komponen organ vegetatif lainnya sehingga berdampak pada peningkatan bobot brangkasan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 501, "width": 165, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6) Bobot Brangkasan basah (g)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 517, "width": 429, "height": 106, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian berbagai ZPT alami berpengaruh sangat nyata terhadap pengamatan bobot brangkasan basah . Rata-rata hasil uji BNT terhadap pengamatan bobot brangkasan basah disajikan pada Tabel 6. Hasil uji BNT menunjukkan bahwa pemberian ZPT alami ekstrak bawang merah (Z 3 ) dengan konsentrasi 100 ml/L air suda mampu menambah bobot brangkasan basah terberat (215.61 g) dan berbeda sangat nyata dengan perlakuan (Z 2 ) air kelapa muda dan (Z 0 ) tanpa ZPT, namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan (Z 1 ) ZPT urin sapi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 628, "width": 446, "height": 91, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Rata-rata bobot brangkasan basah (g) Perlakuan Rataan bobot brangkasan basah NP BNT 0,05 Z 0 =Kontrol 207.31 c 4,4589 Z 1 =Urin sapi 100 ml/L air 215.56 ab Z 2 =Air kelapa muda 100 ml/L air 211.46 b Z 3 =Ekstrak bawang merah 100 ml/Lair 215.61 a", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 724, "width": 428, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama (a, b, c) pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji BNTα=0,05", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 241, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Agroteknologi dan Sains (JAGROS)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 468, "height": 29, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ajang Maruapey , et al Vol. 6 ; No. 2 Juni 2022 Halaman 92 - 105", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 780, "width": 428, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.journal.uniga.ac.id 102", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 429, "height": 217, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peningkatan bobot brangkasan basah akibat perlakuan ZPT alami bawang merah diduga karena didalam umbi bawang merah mengandung auksin dan giberalin sehingga mampu meningkatkan bobot atau brangkasan basah stek tebuh. Hormon auksin yang terkandung dalam bawang merah berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar pada stek tebu, sedangkan hormon giberelin berfungsi untuk menstimulasi pertumbuhan batang. Yunindanova et al. (2018); Rugayah et al (2019) mengungkapkan bahwa ada 3 jenis hormon tumbuh pada bawang diantaranya hormon auksin endogen yang terdiri dari IAA sebanyak 0,75 ppm, NAA sebanyak 0,77 ppm, serta hormon sitokinin berupa BAP sebanyak 0,84 ppm. Sedangkan Sutriono dan Rumondang (2020) menegaskan bahwa gabungan hormon auksin dan giberelin yang berada pada ekstrak bawang merah memiliki fungsi yang berbeda namun, keduanya sama-sama memiliki peran untuk merangsang pertumbuhan vegetatif seperti pemanjangan akar, batang serta tunas daun stek tebu. Peningkatan jumlah tunas atau daun, jumlah akar, panjang akar, bahkan batang maupun ruas bertambah akan menambah beban atau bobot brangkasan stek tebu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 316, "width": 83, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 331, "width": 428, "height": 91, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berbagai perlakuan ZPT alami berpengaruh sangat nyata terhadap variabel pengamatan. Dari ketiga bahan ZPT alami, ZPT air kelapa muda lebih berpengaruh terhadap variabel waktu muncul tunas, peningkatan tinggi tunas, jumlah tunas dan jumlah akar. Sedangkan urin sapi hanya pada peningkatan panjang akar. Sementara ekstrak bawang merah lebih berpengaruh pada peningkatan jumlah ruas dan bobot brangkasan hasil stek tebu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 49, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Saran", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 449, "width": 429, "height": 59, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perlu adanya pengujian lanjutan dengan mengkombinasi ZPT Sintesis dengan ZPT alami namun dengan dosis atau kensentar yang berbeda pada berbagai jenis tanaman, tetapi dengan menggunakan rangcangan faktorial (2 Faktor atau lebih), sehingga diketahui pengaruh dari berbagai ZPT tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 522, "width": 93, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 538, "width": 428, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alpansori.A, Pebrialdi. K. 20220. Pengaruh Pemberian Air Kelapa Muda Terhadap Pertumbuhan Stek Batang Kopi Robusta (Coffea Robusta) di Polybag. Jurnal Sains Agro Volume 5, Nomor 1, April 2020", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 591, "width": 429, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amir, N. 2019. Respon Pertumbuhan Bibit Tebu ( Saccharum officinarum L.) Terhadap Pupuk Kotoran Ayam dan Jenis Zat Pengatur Tumbuh. KLOROFIL XIV - 2 : 90", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 620, "width": 106, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "– 93, Desember 2019", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 642, "width": 429, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arif. M, Murniati. M, & Ardian, A. 2016. Uji Beberapa Zat Pengatur Tumbuh Alami Terhadap Pertumbuhan Bibit Karet ( Hevea brasiliensis Muell Arg ) Stum Mata Tidur (Doctoral dissertation, Riau University).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 694, "width": 428, "height": 58, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bari Zainullah F, Bintoro. M, Sulistiyono N Bambang E. 2017. Pengaruh Konsentrasi dan Interval Pemberian Urin Sapi Fermentasi Terhadap Pertumbuhan Bibit Tebu (Saccharum officinarum L.) Metode Single Bud Planting (SBP). Agriprima, Journal of Applied Agricultural Sciences. Vol. 1, No. 2, Hal. 134-142", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 241, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Agroteknologi dan Sains (JAGROS)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 468, "height": 29, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ajang Maruapey , et al Vol. 6 ; No. 2 Juni 2022 Halaman 92 - 105", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 780, "width": 428, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.journal.uniga.ac.id 103", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 92, "width": 428, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berlintina, D. 2019. Pengaruh Jenis dan Frekuensi Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Alami Pada Pertumbuhan Seedling Manggis (Garcinia mangostana L.). (Skipsi). Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Lampung.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 155, "width": 428, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Darlina, Hasanuddin, & Rahmatan, H. 2016. Pengaruh Penyiraman Air Kelapa (Cocos nucifera L.) Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Lada (Piper ningrum L.). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi, 1(1), 20–28.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 206, "width": 428, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Durroh, B. 2019. Efektivitas Air Kelapa Muda Sebagai ZPT dan Pupuk Anorganik Dalam Merangsang Pertumbuhan Bibit Stek Tebu G3 Kultur Jaringan. BERNAS Agricultural Research Journal – Volume 15 No 1, 2019", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 257, "width": 428, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Emilda. 2020. Potensi Bahan-Bahan Hayati Sebagai Sumber Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Alami. JAR,Volume 3 Nomor 2 Agustus 2020. p-ISSN 2615-417X, e- ISSN 2721-078", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 307, "width": 426, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gardner, Franklin P. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 323, "width": 40, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 343, "width": 426, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Haerul, H., Muammar, M., & Isnaini, J. L. (2015). Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L) terhadap Poc (Pupuk Organik Cair). Jurnal Agrotan, 1(2), 69–80.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 394, "width": 312, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harjadi. 2011. Pengantar Agronomi. Penerbit Garmedia. Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 413, "width": 428, "height": 59, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harsono, N.A, Bayfurqon F.M, Azizah E. 2021. Pengaruh Periode Simpan Dan Konsentrasi Ekstrak Bawah Merah (Allium cepa L.) Terhadap Viabilitas Dan Vigor Benih Timun Apel (Cucumis SP.) Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan. Vol. 7, No.8, Desember 2021", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 479, "width": 428, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ilhamsyah. M. Alvin. Indrawati W, Kusumastuti. A. 2021.Respons Bibit Budchips Tanaman Tebu ( Saccharum officinarum L.) Terhadap Berbagai Komposisi Media Tanam. J. Agroplantae, Vol.11 No.1 (2022) Maret: 11 – 21", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 531, "width": 428, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kasi Pauline. D, Cambaba, S dan Sanggola,W. 2021. Aplikasi Ekstrak Jagung dan Air Kelapa Sebagai Zat Pengatur Tumbuh Alami Pada Pertumbuhan Awal Bibit Apel. Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan. Volume 9 No.3 Oktober 2021", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 581, "width": 428, "height": 59, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mudaningrat A, Nada S. 2021. Pengaruh Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Dalam Kandungan Air Kelapa Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jahe (Zingiber officinale) dan Tanaman Kencur (Kaempferia galanga L.) Prosiding Semnas Biologi ke-9 Tahun 2021 FMIPA Universitas Negeri Semarang.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 650, "width": 428, "height": 59, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muswita. 2011. Pengaruh Konsentrasi Bawang Merah (Alium Cepa L.) Terhadap Pertumbuhan Setek Gaharu (Aquilaria Malaccencis Oken). Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains. Volume 16, Nomor 2, Hal. 63-68. Juli - Desember 2011. ISSN:0852-8349.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 719, "width": 429, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Novi, Risky, dan Zudri F. 2020. Efektivitas Beberapa Jenis Zat Pengatur Tumbuh Alami Terhadap Pematahan Dormansi dan Viabilitas Benih Sawo ( Achras zapota. L).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 241, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Agroteknologi dan Sains (JAGROS)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 468, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ajang Maruapey , et al Vol. 6 ; No. 2 Juni 2022 Halaman 92 - 105", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 780, "width": 428, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.journal.uniga.ac.id 104", "type": "Page footer" }, { "left": 120, "top": 85, "width": 393, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seminar Nasional “Virtual. Sistem Pertanian Terpadu dalam Pemberdayaan Petani”. Politeknik Pertanian Payakumbu, 24 September 2020.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 124, "width": 428, "height": 42, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oktami. W, Indrawati W, Azis Abdullah. 2016. Perbandingan Pertumbuhan Jumlah Mata Tunas Bibit Bagal Tebu (Saccharum officinarum L.) Varietas GMP2 dan GMP3. Jurnal AIP Volume 4 No. 1│ Mei 2016: 21-30 .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 172, "width": 429, "height": 59, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahmani Dia A, Karno, Kristanto Budi A. 2020. Pengaruh Lama Perendaman dan Tingkat Konsentrasi Ekstrak Bawang Merah ( Allium cepa L.) Terhadap Pertumbuhan Stek Tanaman Nilam (Pogostemon cablin BENTH.) Jurnal Agrotek Vol. 5 No. 2 September 2020", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 237, "width": 428, "height": 43, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rokhmah. 2019. Pengaruh Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Air Kelapa Muda Terhadap Pertumbuhan Beberapa Varietas Jahe (Zingiber officinale rosc.) BIOFARM. Jurnal Ilmiah Pertanian. Vol. 15, No. 2, Oktober 2019", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 285, "width": 428, "height": 58, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rugayah, Suherni. D,Ginting Y.C, dan Karyanto, A. 2020. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Bawang Merah dan Tomat Pada Pertumbuhan Seedling Manggis ( Garcinia mangostana L.) http://repository.lppm.unila.ac.id/26172/1/%5BSNP 2020_Rugayah_Pengaruh%20Konsentrasi%20Ekstrak.pdf", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 428, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sapri dan Febrialdi,A. 2021. Pengaruh Jumlah Ruas Stek Terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi Robusta (Coffea canephora). Jurnal Sains Agro. Volume 6. Nomor 2,", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 396, "width": 84, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "November 2021.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 416, "width": 428, "height": 59, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sativa.N, Gustina.S, Pratama R.A, Nafi’ah H.H. Nurdiana.D, Pratiwi R.A. 2021. Pengaruh Ekstrak Bawang Merah dan Air Kelapa terhadap Pematahan Dormansi Biji dan Pertumbuhan Kecambah Bidara Ziziphus nummularia (Rhamnaceae) Jurnal Agroteknologi dan Sains (JAGROS) Vol. 6 ; No. 1 Desember 2021", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 483, "width": 428, "height": 43, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siskawati, E. Linda, L. Mukarlina, 2013 Pertumbuhan Stek batang Jarak Pagar (Jatropha curas L.) Dengan Peremdaman larutan bawang merah (Allium cepa L.) dan IBA (Indole Butyric Acid). Jurnal Protobiont 2013 Vol 2 (3): 167 – 170.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 535, "width": 428, "height": 43, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sulistiyorini. N, Meynarti Sari D. I , dan Syafaruddin. 2012 Penggunaan Air Kelapa dan Beberapa Auksin Untuk Induksi Multiplikasi Tunas dan Perakaran Lada Secara In Vitro. Buletin RISTRI 3 (3): 231-238 November, 2012", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 585, "width": 428, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumanto N.L, Purba A.E. 2019. Pengaruh Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Alami", "type": "List item" }, { "left": 120, "top": 601, "width": 393, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terhadap Pertumbuhan Stek Stevia ( Stevia rebaudiana B.) Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi Vol. 7, No. 2; 2019", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 636, "width": 428, "height": 58, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sutriono dan Rumondang, 2020. Perbandingan Efektivitas Zpt Alami Terhadap Pertumbuhan sTek Batang Jambu Black Diamond. Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu Universitas Asahan ke-4 Tahun 2020 Tema : ”Sinergi Hasil Penelitian Dalam Menghasilkan Inovasi Di Era Revolusi 4.0” Kisaran, 19", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 699, "width": 81, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "September 2020", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 241, "height": 8, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Agroteknologi dan Sains (JAGROS)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 468, "height": 29, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ajang Maruapey , et al Vol. 6 ; No. 2 Juni 2022 Halaman 92 - 105", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 780, "width": 428, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.journal.uniga.ac.id 105", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 43, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tarigan., L. Puji., Nurbaiti dan Y. Sri. 2017. Pemberian Ekstrak Bawang Merah Sebagai Zat Pengatur Tumbuh Alami Pada Pertumbuhan Stek Lada (Piper ningrum L). Jom Faperta, 4 (1)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 138, "width": 430, "height": 141, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tanggu R. Ndara. 2021. Hubungan Antara Kelas Kesesuaian Lahan Tanaman Tebu Dengan Tingkat Produksi, Tingkat Rendemen, dan Tingkat Keuntungan. Skripsi Sarjana. Faperta Universitas Tribhuwana Tunggadewi. https://rinjani.unitri.ac.id/ Triastinurmiatiningsih, and Nandan, and Ismanto, (2016) Pengaruh Perendaman Air Kelapa dalam Menghambat Pertunasan jahe Merah (Zingiber officinale Rubrum. Rosc). In: Prosiding Seminar Nasional FMIPA-UT 2016: Peran Matematika, Sains, dan Teknologi dalam Mendukung Gaya Hidup Perkotaan (Urban Lifestyle) Yang Berkualitas, 22 September 2016, Balai Sidang Universitas Terbuka (UTCC).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 288, "width": 428, "height": 42, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yunanda, J., Murniati, & Yoseva, S. (2015). Pertumbuhan Stek Batang Tanaman Buah Naga (Hylocereus Costaricensis)ss Dengan Pemberian Beberapa Konsentrasi Urin Sapi. JOM Faperta, 2(1), 1–8.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 339, "width": 428, "height": 59, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yunindanova, M. B., Budiastuti, M. S., and Purnomo, D. 2018. The analysis of endogenous auxin of shallot and its effect on the germination and the growth of organically cultivated melon (Cucumis melo). Journal of Agriculutal Science . 41(2) : 213 - 220", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 409, "width": 388, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://news.unair.ac.id/2021/01/13/pemanfaatan-air-kelapa-untuk-optimalisasi- induksi-kalus-sirih-hitam/?lang=id (9 mei 2022)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 444, "width": 373, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ewscb.kemendag.go.id/berita/NewsDetail.aspx?v=8294 ( 11 mei 2022)", "type": "Text" } ]
c76c05a1-c64d-4387-47f1-a599c3c900bb
https://journal.stkipsingkawang.ac.id/index.php/JPDI/article/download/808/798
[ { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "57", "type": "Page footer" }, { "left": 139, "top": 43, "width": 302, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia Volum 3 Nomor 2 bulan September 2018. Page 57 - 62 p-ISSN: 2477- 5940 e-ISSN: 2477- 8435", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 126, "width": 311, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia is licensed under A Creative Commons Attribution-Non Commercial 4.0 International License", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 157, "width": 402, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P EMBELAJARAN M ISSOURI M ATEMATIKA K ERJA B ERBASIS", "type": "Section header" }, { "left": 254, "top": 175, "width": 112, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "K ONTEKSTUAL :", "type": "Table" }, { "left": 130, "top": 194, "width": 356, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "M ATERI B ANGUN R UANG L IMAS DI S EKOLAH D ASAR", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 223, "width": 406, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mariyam 1) , Ahmad Yani T 2) , Rosmaiyadi 3) , Nindy Citroresmi P, 4) Rika Wahyuni 5)", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 251, "width": 229, "height": 73, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "STKIP Singkawang, Kalimantan Barat 1), 3), 4), 5) E-mail: [email protected] E-mail: [email protected] E-mail: [email protected] E-mail: [email protected] Universitas Tanjungpura Pontianak, Kalimantan Barat 2) E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 341, "width": 479, "height": 193, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak: Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran pembelajaran Missouri Matematika Kerja terhadap hasil belajar siswa di Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan bentuk Pre-eksperimental design . Rancangan yang digunakan adalah One-Shot Case Study . Teknik dan alat pengumpul data untuk ketuntasan menggunakan teknik pengukuran dengan alat berupa Post-Test dan Delayed test , pengamatan aktivitas menggunakan teknik observasi langsung dengan alat berupa lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa, dan teknik komunikasi tak langsung yang berupa penyebaran angket respon siswa. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh model pembelajaran Missouri Matematika Kerja efektif digunakan terhadap hasil belajar siswa di Sekolah Dasar dengan kriteria (1) Pembelajaran menggunakan model pembelajaran Missouri Matematika Kerja (MMK) berbasis Kontekstual memberikan rata-rata rekapitulasi untuk persentase sebaran siswa berprilaku aktif sebesar 86,20% (hampir seluruhnya) dan rata-rata rekapitulasi untuk persentase sebaran berprilaku pasif sebesar 13,80% (sebagian Kecil); (2) Ketuntasan hasil belajar siswa berdasarkan hasil Post-Test dan Delayed Test mencapai ketuntasan klasikal. Berdasarkan Post-Test terdapat 27 orang siswa tuntas atau sebesar 87,07% dan berdasarkan delayed test terdapat 25 orang siswa tuntas atau sebesar 80,65% dari 31 orang yang mengikuti tes hasil belajar. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan uji proporsi satu sampel yaitu uji Z, pada Post-Test diperoleh Z hitung > Z tabel yaitu ( 3,03 > 2,33) dan pada Delayed Test diperoleh Zhitung > Ztabel yaitu (2,36 > 2,33); (3) Respon siswa terhadap pembelajaran adalah positif dengan persentase tingkat kesetujuan terhadap pernyataan positif sebesar 85,16% (Sangat Setuju).", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 554, "width": 422, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: MMK Berbasis Kontekstual; Bangun Ruang Limas; Hasil Belajar; Ketuntasan Hasil Belajar", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 596, "width": 76, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. P ENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 41, "top": 611, "width": 248, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Belajar merupakan usaha memperoleh pendidikan. Proses belajar terjadi dalam diri siswa yang salah satu hakikatnya adalah terjadinya perubahan tingkah laku seseorang berkat adanya pengalaman. Perubahan itu akan memberikan hasil optimal jika perubahan itu memang dikehendaki oleh yang belajar, bermakna bagi siswa. Hal ini menegaskan bahwa proses aktif dari orang yang belajar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan adalah faktor yang sangat penting, karena akan memberikan hasil yang lebih bermakna bagi tercapainya tujuan dan tingkat kualitas dari hasil belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Suherman, Turmudi, Suryadi, dkk. (2003) bahwa aktivitas siswa harus terbuka yaitu kegiatan", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 584, "width": 247, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembelajaran harus mengakomodasi kesempatan siswa untuk melakukan segala sesuatu secara bebas sesuai dengan kehendak mereka, selain itu juga dijelaskan bahwa aktivitas siswa dan ide-ide matematis dikatakan selaras, jika kebutuhan dan berpikir matematis siswa terperhatikan guru melalui kegiatan-kegiatan matematika yang bermanfaat untuk menjawab permasalahan lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 664, "width": 247, "height": 90, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Begitu pula halnya dengan pembelajaran matematika. Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai sifat khas. Kekhasan itu berkenaan dengan ide-ide atau konsep- konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar, untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, inovatif dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama [1].", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "58", "type": "Page footer" }, { "left": 139, "top": 43, "width": 302, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia Volum 3 Nomor 2 bulan September 2018. Page 57 - 62 p-ISSN: 2477- 5940 e-ISSN: 2477- 8435", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 102, "width": 248, "height": 182, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran marematika terkait proses pembelajaran yang terjadi, dalam pengajaran materi bangun ruang misalnya tabung, guru sudah menggunakan beberapa metode, diantaranya; metode ceramah, tanya jawab, penugasan dan demonstrasi dengan media berupa sketsa bangun dari karton dan alat peraga lain, namun hal tersebut kurang memberi efek yang yang baik terhadap hasil belajar. Kurang baiknya guru dalam memberikan materi pelajaran, memberikan perhatian dan penghargaan kepada siswa, maka motivasi belajar siswa menjadi menurun yang berimplikasi pada rendahnya hasil belajar matematika siswa [2]. Salah satu penyebabnya adalah karena didalam proses pembelajaran siswa hanya bersifat monoton, bersikap kurang aktif dimana siswa hanya jadi pengamat apa yang dilakukan guru. Hal ini menunjukkan rendahnya respon siswa dalam belajar.", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 286, "width": 247, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rendahnya respon siswa terhadap pembelajaran matematika menunjukkan ketidaksukaan siswa terhadap pelajaran tersebut. Hal ini timbul karena adanya sikap negative siswa terhdap pembelajaran. Adanya sikap nigatif tersebut akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan referesi [3] yang menyatakan bahwa sikap negatif siswa terhadap matematika berpengaruh terhadap cara‐cara siswa dalam mempelajari matematika, sehingga diduga bahwa sikap negatif siswa terhadap matematika, merupakan salah satu indikator penyebab rendahnya hasil belajar matematika siswa.", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 413, "width": 248, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Materi yang menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini adalah geometri. Geometri merupakan salah satu cabang ilmu matematika yang mempelajari tentang bangun-bangun yang salah satu subbabnya adalah bangun ruang limas. Alasan dipilihnya materi limas karena materi ini cukup sulit dan dalam kehidupan sehari-hari contoh bangun ruang limas sedikit jenisnya, sehingga siswa perlu penanaman konsep lebih riil yang kemudian diarahkan dengan menggunakan pembelajaran kontekstual agar dapat mengkomunikasikan konsep-konsep yang mereka ketahui tentang limas dalam konteks dunia nyata.", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 539, "width": 248, "height": 170, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu langkah untuk meningkatkan proses aktif dari orang yang belajar tersebut adalah dengan pembelajaran menggunakan model Missouri Matematika Kerja (MMK) Berbasis Kontekstual. Pemilihan model pembelajaran MMK berbasis kontekstual dalam penelitian ini berdasarkan pertimbangan bahwa proses pembelajaran harus menekankan kepada kreaktifitas anak dan guru merupakan salah satu faktor penting yang berperan dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam penerapannya, guru berperan menyajikan materi dengan konsep yang lebih menarik dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari (dunia nyata), kemudian siswa dikelompokkan kedalam kelompok kooperatif yang terdiri dari 4-5 siswa dan diberi alat peraga sehingga siswa mendapat pengalaman langsung dalam pemahaman konsep materi.", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 712, "width": 247, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Missouri Matematika Kerja (MMK) atau Missouri Mathematics Project adalah model pembelajaran yang terstruktur seperti hanya SPM (Struktur Pembelajaran Matematika), namun MMK mengalami perkembangan", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 102, "width": 248, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "langkah-langkah yang terstruktur dengan baik, dimana pada proses pembelajarannya guru berperan menyajikan materi secara lebih riil melalui alat peraga, demonstrasi melalui benda konkrit sehingga pemahaman konsep matematika terlihat lebih mudah dan nyata [4].", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 160, "width": 250, "height": 227, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Missouri Matemtika Kerja adalah nama lain dari Missouri Mathematics Project dalam bahasa Indonesia. Missouri Mathematics Project adalah model pembelajaran yang dikembangkan oleh pengajar di Universitas Missouri yang bertujuan memudahkan atau membantu guru dalam mengajar matematika. Langkah-langkah: model pembelajaran MMK menurut referesi [5] terdiri dari: Review , Pengembangan, Latihan terkontrol, Seat Work , dan Penugasan. Pemilihan model pembelajaran MMK berbasis kontekstual dalam penelitian ini berdasarkan pertimbangan bahwa proses pembelajaran harus menekankan kepada kreaktifitas anak dan guru merupakan salah satu faktor penting yang berperan dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam penerapannya, guru berperan menyajikan materi dengan konsep yang lebih menarik dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari (dunia nyata), kemudian siswa dikelompokkan kedalam kelompok kooperatif yang terdiri dari 4-5 siswa dan diberi alat peraga sehingga siswa mendapat pengalaman langsung dalam pemahaman konsep materi.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 390, "width": 248, "height": 319, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran MMK dikolaborasikan dengan pendekatan kontekstual. Pendekatan pembelajaran kontekstual adalah pendekatan pembelajaran yang mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, pembelajaran kontekstual lebih mengutamakan aktifitas siswa dalam pembelajaran sehingga siswa dapat menemukan konsep tentang materi pembelajaran dan mengaitkan konsep [6]. Dengan demikian melalui pendekatan kontekstual diharapkan hasil belajar dapat lebih bermakna bagi siswa, sehingga siswa dapat mengaplikasikan hasil belajarnya dalam kehidupan mereka dalam jangka panjang. Pendekatan Hal ini dimaksudkan untuk membantu anak memahami materi yang dimulai dengan dunia disekitarnya. Hal ini mengingat anak di usia Sekolah dasar kan lebih mudah memahami materi jika mereka mempelajari segala sesuatunya dari hal-hal yang sifatnya konkret. Sehingga pembelajaran matematika pada siswa sekolah dasar perlu berbagai dikreasinka dengan suatu pendekatan inovatif agar pembelajaran dapat diserap baik anak dan tidak mudah dilupakan. Sehingga pembelajaran jarus menarik, menyenangkan dan dekatk dengan dunia anak. Hal ini sejalan dengan referesi [7] bahwa Pendekatan kontekstual dalam pembelajarannya lebih bermakna, karena pembelajaran dilakukan melibatkan siswa secara aktif, sehingga pengetahuan siswa, perilaku siswa, dan keterampilan siswa dibangun atas kesadaran sendiri, serta dapat mengupayakan terjadinya proses pembelajaran yang efektif.", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "59", "type": "Page footer" }, { "left": 139, "top": 43, "width": 302, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia Volum 3 Nomor 2 bulan September 2018. Page 57 - 62 p-ISSN: 2477- 5940 e-ISSN: 2477- 8435", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 102, "width": 102, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II. M ETODE P ENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 41, "top": 118, "width": 247, "height": 216, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-Experimental Designs (nondesigns) . Erdasarkan referesi [8] mengelompokkan tiga jenis desain penelitian yang lazim digunakan pada metode pre-exprimental design, yakni one-shot case study,one-group pretest-posttest design, dan intact-group comparison. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one shot case study , yaitu rancangan yang menggunakan satu kelompok sampel dimana siswa dikenakan perlakuan tertentu setelah itu diberikan tes untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa setelah diberikannya perlakuan tersebut. Dalam penelitian ini tes dilakukan dua kali yang pertama setelah perlakuan, selanjutnya setelah tes yang pertama beberapa kemudiandiberikan tes kembali yaitu delayed test. Sementara itu, pemberian umpan balik tertunda ( delay feedback ) adalah pemberian umpan balik tentang informasi prosedur dan hasil kerja terkait kemampuan yang masih dikuasai siswa setelah penerapan pembelajaran. Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 147, "top": 348, "width": 38, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1.", "type": "Table" }, { "left": 120, "top": 359, "width": 89, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rancangan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 41, "top": 377, "width": 247, "height": 266, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelompok Perlakuan Post-test Delayed Test Eksperimen X T 1 T 2 Keterangan : X = Perlakuan T 2 = Delayed Test T 1 = Post-test Instrumen yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data-data dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar, angket respon siswa dan lembar pengamatan terhadap aktivitas siswa dan aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung. Pedoman observasi dalam penelitian ini berupa balanko/ form yang didalamnya dimuat segi-segi, aspek- aspek/tingkah laku yang perlu diamati dan dinilai pada waktu berlangsungnya kegiatan para peserta didik yang disesuaikan dengan RPP. Pengamatan dalam penelitian ini dilakukan secara langsung. Selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung guru dapat melakukan penilaian dengan mengamati prilaku siswa secara langsung dalam menunjukkan kemampuannya. Dalam pelaksanaannya, peneliti meminta bantuan dua orang pengamat yang berasal dari mahasiswa untuk mengamati aktivitas siswa dan guru mata pelajaran matematika.", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 645, "width": 247, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tes hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal-soal uraian mengenai materi bangun ruang limas yang dibuat dalam cerita komtekstual. Tes diberikan pada alhir pelaksanaan pembelajaran. Sebelum tes hasil belajar tersebut digunakan terlebih dahulu diuji validitas dan realibilitasnya. Berikut rekapitulasi hasil validitas soal tes.", "type": "Text" }, { "left": 416, "top": 102, "width": 38, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2.", "type": "Table" }, { "left": 366, "top": 114, "width": 135, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rekapitulasi Hasil Uji Coba Soal", "type": "Section header" }, { "left": 317, "top": 126, "width": 235, "height": 115, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Validitas Empiris Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Ket 1. 0,5657 (Cukup) 0,24 (Cukup) 0,85 (Mudah) Dipakai 2. 0,6643 (Tinggi) 0,275 (Cukup) 0,46 (Sedang) Dipakai 3. 0,3684 (Rendah) 0,044 (Jelek) 0,73 (Mudah) Dirombak 4.. 0,6544 (Tinggi) 0,24 (Cukup) 0,63 (Sedang) Dipakai 5. 0,7911 (Tinggi) 0,23 (Cukup) 0,38 (Sedang) Dipakai", "type": "Table" }, { "left": 310, "top": 244, "width": 248, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk perhitungan reliabilitasnya, diperoleh koefisien reabilitas uji coba soal sebesar 0,61125 yang berarti soal- soal yang diujicobakan tersebut reliabel dan termasuk dalam kategori tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 290, "width": 248, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk pengamatan aktivitas siswa dan guru digunakan lembar pengamatan aktivitas yang dilakukan oleh dua orang pengamat yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Untuk pengamatan aktivitas siswa terdapat prilaku siswa aktif dan prilaku siswa pasif yang dalam setiap langkahnya dihitung jumlah sebaran siswanya. Selanjutnya Meghitung persentase frekuensi sebaran siswa untuk setiap kategori prilaku. Tafsiran persentase sebaran siswa sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 416, "top": 394, "width": 38, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3.", "type": "Table" }, { "left": 361, "top": 405, "width": 144, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tafisiran Sebaran Persentase Siswa", "type": "Section header" }, { "left": 317, "top": 417, "width": 196, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Nilai (%) Kriteria 1. 0 Tidak ada 2. 1 – 25 Sebagian Kecil 3. 26 – 49 Hampir Separuhnya 4. 50 Separuhnya 5. 51 – 79 Sebagian besar 6. 80 – 99 Hamper seluruhnya 7. 100 Seluruhnya", "type": "Table" }, { "left": 310, "top": 502, "width": 107, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan referensi [9].", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 520, "width": 248, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk aktivitas guru dalam pembelajaran, setiap hasil pengamatan yang dilakukan terhadap aktivitas guru dijumlahkan. Hasil akhir dari perhitungan tersebut kemudian dianalisis. Untuk mengetahui respon siswa, hasil angket respon siswa dianalisis menggunakan statistik deksriptif dalam bentuk persentase yang dikelompokkan kedalam beberapa kriteria penilaian. Dalam angket respon siswa terdapat pernyataan positif dan pernyataan negative. Respon siswa terhadap pembelajaran dikatakan positif apabila respon positif siswa untuk pernyataan positif lebih besar dari respon negatif siswa untuk pernyataan negatif.", "type": "Text" }, { "left": 375, "top": 662, "width": 115, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. H ASIL D AN P EMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 310, "top": 674, "width": 239, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Aktivitas Siswa dan Guru Selama Proses Pembelajaran", "type": "List item" }, { "left": 310, "top": 685, "width": 247, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbandingan rata-rata jumlah dan persentase sebaran siswa dalam setiap tahapanya selama proses pembelajaran yang berlangsung selama tiga kali pertemuan, berikut akan disajikan tabel dan diagram rekapitulai jumlah dan persentase sebaran siswa selama proses pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "60", "type": "Page footer" }, { "left": 139, "top": 43, "width": 302, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia Volum 3 Nomor 2 bulan September 2018. Page 57 - 62 p-ISSN: 2477- 5940 e-ISSN: 2477- 8435", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 645, "width": 65, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "78,93% 85,30%", "type": "Picture" }, { "left": 63, "top": 642, "width": 208, "height": 88, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "89,50% 89,60% 87,40% 21,03% 14,70% 10,50% 10,40% 11,60% Review Pengembangan Latihan Terkontrol Seat Work", "type": "Table" }, { "left": 134, "top": 629, "width": 134, "height": 93, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penugasan Prilaku Aktif Prilaku Pasif", "type": "Picture" }, { "left": 383, "top": 152, "width": 166, "height": 64, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "86,20% 13.80% Prilaku Siswa", "type": "Picture" }, { "left": 508, "top": 167, "width": 41, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aktif Prilaku Siswa Pasif", "type": "Picture" }, { "left": 48, "top": 102, "width": 227, "height": 235, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Rekapitulasi Sebaran Siswa Selama Proses Pembelajaran N o Sintaks Kegiatan Rata-rata Jumlah Sebaran siswa Rata-rata Persentase sebaran siswa Aktif Pasif Aktif Pasif 1 Tahap Review 25 7 78,93% 21,07 % 2 Tahap Pengembangan 27 5 85,3% 14,7% 3 Tahap Latihan Terkontrol 28 3 89,5% 10,5% 4 Tahap Seat Work 28 3 89,6% 10,4% 5 Tahap Penugasan 28 4 87,4% 11,6% Jumlah 136 22 430,73% 68,27 % Rat-rata 27,2≈ 27 4,4≈4 86,2% 13,8% Kriteria Tafsiran Harga Persentase Sebaran Siswa Hampir seluruhn ya Sebagian kecil", "type": "Table" }, { "left": 41, "top": 340, "width": 248, "height": 274, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel di atas tampak bahwa rata-rata jumlah sebaran siswa kategori berprilaku aktif selalu lebih besar dari jumlah siswa berkategori pasif. Untuk tahap review rata-rata jumlah sebaran siswa berperilaku aktif sebanyak 25 orang atau sebesar 78,93% dengan rata-rata jumlah sebaran siswa berprilaku pasif sebanyak 7 orang atau sebesar 21,07%. Untuk tahap pengembangan rata-rata jumlah sebaran siswa berperilaku aktif sebanyak 27 orang atau sebesar 85,3% dengan rata-rata jumlah sebaran siswa berprilaku pasif sebanyak 5 orang atau sebesar 14,7%. Untuk tahap latihan terkontrol dan seat work rata-rata jumlah sebaran siswa berperilaku aktif adalah sama yaitu sebanyak 28 orang atau sebesar 89,5% dan 89,6%, dengan rata-rata jumlah sebaran siswa berprilaku pasif sebanyak 3 orang atau sebesar 10,5% dan 10,4%. Selanjutnya pada tahap penugasan rata-rata jumlah siswa berprilaku aktif sebanyak 28 orang atau sebesar 87,4% dengan rata-rata jumlah sebaran siswa berprilaku pasif sebanyak 4 orang atau sebesar 11,6%. Dalam hal ini ada sedikit perbedaan perhitungan yang mungkin disebabkan karena pada setiap tahapnya ada pembulatan bilangan sehingga ada sedikit perbedaanpada angka-angkanya. Persentase sebaran siswa yang berprilaku aktif dan jumlah siswa yang berprilaku pasif dalam proses pembelajaran dapat digambarkan melalui diagram berikut:", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 736, "width": 213, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Persentase Rekapitulasi Jumlah Sebaran Siswa Dalam Setiap Tahap Pembelajaran", "type": "Caption" }, { "left": 310, "top": 102, "width": 247, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara keseluruhan berikut Rata-Rata Persentase Sebaran Siswa yang berprilaku aktif dan yang berprilaku pasif.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 261, "width": 203, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Rata-Rata Persentase jumlah Sebaran Siswa Selama Proses Pembelajaran", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 282, "width": 247, "height": 89, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam diagram tersebut terlihat bahwa rata-rata persentase jumlah sebaran siswa berprilaku aktif selama proses pembelajaran adalah sebesar 86,20% yang dalam tafsiran harga persentase sebaran siswa berada dalam kriteria hampir seluruhnya dan rata-rata persentase jumlah sebaran siswa berprilaku pasif selama proses pembelajaran adalah sebesar 13,80% yang dalam tafsiran harga persentase sebaran siswa berada dalam kriteria sebagian kecil.", "type": "Text" }, { "left": 416, "top": 380, "width": 38, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5.", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 391, "width": 213, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rekapitilasi Penilaian Aktivitas Guru Selama Proses", "type": "Section header" }, { "left": 317, "top": 403, "width": 223, "height": 85, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran No Pertemuan Jumlah Poin Sesuai Kualitas Pengamatan 1 Ke-1 96 2 Ke-2 98 3 Ke-3 93 Jumlah 287 Rata-rata 95,67 Kriteria Sangat Baik", "type": "Table" }, { "left": 310, "top": 498, "width": 255, "height": 146, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari Tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa aktivitas guru selama 3 kali pertemuan berada dalam kategori sangat baik, hal ini berrati pembelajaran MMK berbasis kontekstual dapat diterapkan dengan baik di sekolah. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa model MMK berbasis kontekstual dapat memperbaiki aktivitas siswa. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian referensi [10] yang menyebutkan bahwa hasil analisis terhadap aktivitas siswa baik dalam kelompok maupun individu menunjukkan terjadinya peningkatan aktivitas dari siklus I ke siklus II. Jadi dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran MMP dapat meningkatkan aktivitas siswa serta meningkatkan hasil belajar siswa.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 658, "width": 146, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Hasil Post-test dan Delayed-test", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 670, "width": 248, "height": 89, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil post-test dan delayed test pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan persentase ketuntasan hasil belajar siswa. Dari hasil pengolahan data diperoleh adanya penurunan persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada delayed test jika dibandingkan dengan persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada post-test dalam menyelesaikan soal mengenai bangun ruang limas. Hal ini diduga disebabkan guru yang mengajar kurang mengaitkan materi sebelumnya", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 139, "top": 43, "width": 409, "height": 231, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia Volum 3 Nomor 2 bulan September 2018. Page 57 - 62 p-ISSN: 2477- 5940 e-ISSN: 2477- 8435 0 15 5 310 465 620 775 612 SS", "type": "Table" }, { "left": 409, "top": 187, "width": 135, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S R TS STS", "type": "Table" }, { "left": 41, "top": 102, "width": 247, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang dilakukan pada saat penelitian, sehingga pada saat siswa mengerjakan soal delayed test persentase jumlah siswa yang tuntas lebih kecil yaitu sekitar 80,64% ≈81% dibandingkan persentase jumlah siswa yang tuntas pada saat mengerjakan soal pos-test (87%).", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 171, "width": 240, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Perbandingan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Post-Test dan Delayed Test No Kategori test Persentase Ketuntasan 1. Post-Test 87% 2. Delayed Test 81%", "type": "Table" }, { "left": 41, "top": 225, "width": 248, "height": 227, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uji Z Proporsi diperoleh nilai Zhitung > Ztabel yaitu ( 3,03 > 2,33), maka Ho ditolak. Hal ini bararti Ha diterima yaitu persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada materi bangun ruang limas berdasarkan Post-Test setelah diajarkan menggunakan model MMK berbasis PMR lebih besar dari 60%. Selanjutnya untuk hasil tes delayed test juga diperoleh nilai Zhitung > Ztabel yaitu ( 2,36 > 2,33), maka Ho ditolak. Hal ini bararti Ha diterima yaitu persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada materi bangun ruang limas berdasarkan delayed test setelah diajarkan menggunakan model MMK berbasis Kontekstual lebih besar dari 60%. Tercapainya ketuntasan hasil belajar siswa menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model MMK berbasis kontekstual berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian ( Faradhila, dkk , 2013) yang menyebutkan bahwa Missouri Mathematics Project menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada model pembelajaran langsung, baik secara umum maupun ditinjau pada masing- masing tingkat kemampuan spasial.", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 468, "width": 172, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran", "type": "Section header" }, { "left": 41, "top": 480, "width": 248, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pernyataan yang mengarah kepada sikap positif terhadap penerapan model pembelajaran MMK berbasis Kontekstual adalah pernyataan dengan no 1, 2, 5, 7, dan 10. Dari tabel 4.7 diperoleh jumlah persentase untuk kategori (SS) dan (S) = 90,97%. Sedangkan jumlah persentase untuk (STS), (TS) dan (R) =9,03%. Ini berarti respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran MMK berbasis Kontekstual adalah positif dengan persentase tingkat kesetujuan =85,16 % dengan jumlah skor 660 yang bararti berada pada daerah sangat setuju. Secara kontinu dapat digambarkan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 609, "width": 223, "height": 65, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0 155 310 465 620 775 660 STS TS R S SS", "type": "Picture" }, { "left": 41, "top": 692, "width": 250, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pernyataan yang mengarah kepada sikap negatif terhadap penerapan model pembelajaran MMK berbasis Kontekstual adalah pernyataan dengan no 3, 4, 6, 8 dan 9. Dari tabel 4.8 diperoleh jumlah persentase untuk kategori (STS), dan (TS) = 79,36 %. Sedangkan jumlah persentase untuk kategori (SS), (S) dan (R) = 20,64 %. Ini berarti", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 102, "width": 250, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "respon siswa untuk pernyataan negatif terhadap penerapan model pembelajaran MMK berbasis Kontekstual adalah negatif dengan persentase tingkat ketidaksetujuan = 78,98% dengan jumlah skor 612 yang bararti berada pada daerah tidak setuju. Secara kontinu dapat digambarkan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 284, "width": 247, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil yang diperoleh persentase untuk pernyataan positif/tanggapan positif sebesar 85,16% dan persentase untuk pernyataan negatif/tanggapan negatif sebesar 78,98%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa persentase untuk pernyataan positif lebih besar dari persentase untuk pernyataan negatif. Hal ini menunjukkan bahwa respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran MMK berbasis Kontekstual adalah positif.", "type": "Text" }, { "left": 375, "top": 388, "width": 114, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV. KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 310, "top": 415, "width": 248, "height": 205, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan adalah model pembelajaran Missouri Matematika Kerja efektif digunakan terhadap hasil belajar siswa di Sekolah Dasar dengan kriteria : pembelajaran menggunakan model pembelajaran MMK berbasis Kontekstual efektif dapat mengaktifkan siswa dengan persentase siswa berprilaku aktif selalu lebih besar dari siswa berprilaku pasif dalam setiap tahap pembelajarannya, terdapat ketuntasan hasil belajar siswa brdasarkan hasil Post-Test dan Delayed Test setelah diterapkannya model pembelajaran MMK berbasis Kontekstual pada materi bangun ruang limas mencapai ketuntasan klasikal dan respon siswa terhadap pembelajaran pada materi bangun ruang limas dengan menggunakan model pembelajaran MMK berbasis Kontekstual adalah positif dengan persentase tingkat kesetujuan terhadap pernyataan positif sebesar 85,16% (Sangat Setuju) dan persentase tingkat ketidaksetujuan terhadap pernyataan negatif sebesar 78,98% (Tidak Setuju).", "type": "Text" }, { "left": 402, "top": 634, "width": 75, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V. D AFTAR P USTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 310, "top": 648, "width": 247, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] Rosmaiyadi, R. (2017). Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Dalam Learning Cycle 7e Berdasarkan Gaya Belajar. Aksioma: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, 6(1), 12-19.", "type": "List item" }, { "left": 310, "top": 690, "width": 247, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] Sahidin, L., & Jamil, D. (2013). Pengaruh Motivasi berprestasi dan Persepsi Siswa tentang Cara Guru mengajar terhadap Hasil Belajar Matematika . Jurnal Pendidikan Matematika, 4(2), 212-222.", "type": "List item" }, { "left": 310, "top": 731, "width": 247, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] Setiawan, R. H., & Harta, I. (2014). Pengaruh Pendekatan Open-ended dan Pendekatan Kontekstual terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan Sikap Siswa terhadap", "type": "List item" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "62", "type": "Page footer" }, { "left": 139, "top": 43, "width": 302, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia Volum 3 Nomor 2 bulan September 2018. Page 57 - 62 p-ISSN: 2477- 5940 e-ISSN: 2477- 8435", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 102, "width": 227, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Matematika. Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 1(2), 241- 257.", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 123, "width": 247, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] Widdiharto, R. (2010). Model-model Pembelajaran Matematika SMP . Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembangan Matematika SMP jenjang Dasar tahun 2004.", "type": "List item" }, { "left": 41, "top": 154, "width": 247, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] Krismanto. (2003). Beberapa Teknik, Model dan Strategi dalam Pembelajaran Matematika . Disampaikan pada Pelatihan Instruktur/Pengembangan SMU tahun 2003.", "type": "List item" }, { "left": 41, "top": 185, "width": 247, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] Rosmaiyadi, R., Mariyam, M., & Juliyanti, J. (2018). Pemahaman Konsep Matematis Siswa Dengan Strategi Pembelajaran Group To Gruop Exchange Berpendekatan Kontekstual . Jurnal", "type": "List item" }, { "left": 148, "top": 216, "width": 71, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian dan", "type": "Table" }, { "left": 59, "top": 216, "width": 229, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran Matematika, 11(1).", "type": "List item" }, { "left": 41, "top": 237, "width": 247, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] Hardiyanti, S., Maulana, M., & Julia, J. (2017). Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berbantuan Jarimatika Terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis dan Keterampilan", "type": "List item" }, { "left": 59, "top": 268, "width": 229, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berhitung Siswa Pada Materi Perkalian . Jurnal Pena Ilmiah,", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 278, "width": 54, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2(1), 881-890.", "type": "List item" }, { "left": 310, "top": 102, "width": 247, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi . Bandung; Alfabeta.", "type": "List item" }, { "left": 310, "top": 123, "width": 247, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] Mantili, Elvira DS. (2010). Implikasi Pendekatan STM Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pelajaran Pencemaran Air di Kelas VII SMP Pertiwi Pontianak.Universitas Tanjung Pura Pontianak.", "type": "List item" }, { "left": 310, "top": 164, "width": 247, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] Kurniasari, V. H. D., & Susanto, S. (2015). Penerapan Model", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 175, "width": 230, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran Missouri Mathematics Project Dalam Meningkatkan Aktivitas Siswa Dan Hasil Belajar Siswa Sub Pokok Bahasan Menggambar Grafik Fungsi Aljabar Sederhana Dan Fungsi Kuadrat Pada Siswa Kelas X Sma Negeri Balung Semester Ganjil Tahun. Pancaran Pendidikan, 4(2), 153-162.", "type": "Table" } ]
fab7bb52-eb76-5890-bfe1-62845de33889
https://e-journal.unair.ac.id/RLJ/article/download/10328/6224
[ { "left": 72, "top": 46, "width": 453, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2442-5168 Volume 4, Nomor 1, Januari – Juni 2018", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 68, "width": 104, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RECORD AND LIBRARY JOURNAL", "type": "Section header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 200, "top": 116, "width": 202, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Web Therapy for Internet Addicts:", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 131, "width": 374, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A Case Study of Self-Healing by Social Media Addicts in Indonesia", "type": "Title" }, { "left": 80, "top": 158, "width": 441, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nuning Kurniasih 1 and Julian Amriwijaya Department of Library and Information Science, Faculty of Communication Science,", "type": "Text" }, { "left": 235, "top": 187, "width": 129, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Padjadjaran", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 228, "width": 48, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 242, "width": 454, "height": 383, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study aims to analyze how the information sources on the internet used as therapy treatment (Web Therapy) by internet addicts, especially social media addicts. The method used is qualitative method based on case study perspective. The method used to collect data incorporates in-depth interview, observation, and literature study. The informants are seven internet addicts who acknowledge themselves as internet addicts, especially social media addicts not by medical diagnostic as one and been using internet sources as a treatment to overcome their mental issue. Triangulation is conducted by interviewing a psychology expert. The study results show that (1) The informants admit that information sources on the internet help them reduce stress while under pressure. (2) The informants admitted the initiative comes within themselves to use information sources on the internet in order to reduce stress. (3) There are some ways for informants to identify their personal problems, that is (a) When they feel like they have no one around to talk with, to share their problems with, they use chatting platform to talk with and positive feedbacks from social media. (b) When they encounter negative psychological condition, they need entertainment from internet sources to be relaxed and refresh. (c) When they need contemplation they will look up for some information sources on the internet which might help them to contemplate. (4) To employ self-healing using Web Therapy, the informants choose (a) Entertaining information sources that can help them laugh and relax (b) Information sources contain references on how to cope with their problems. (c) Information sources that can help them to contemplate when encounter problems. (d) Interactive information sources where they can interact and communicate with friends online. (5) The informants prefer social media such as online games with multiple players, youtube, facebook, online forums longue such as kaskus.com and detik.com, and the form of information including games, movies, music, articles on health, food, humor series, chatting, memes, sarcasms, and satyrs (6) The informants agree that although they feel better after using some information sources on the internet as a treatment for self-healing therapy, but it is only temporary not a permanent one. They are also aware of the significant to face their own problems and cope with it. This study results can be the groundwork for libraries to develop Web Therapy services.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 642, "width": 455, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : web therapy, webotherapy, internet therapy, internet addicts, internet addiction, self-healing, self-therapy, social media addicts", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 729, "width": 454, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Korespondensi: Nuning Kurniasih. Department of Library and Information Science, Faculty of Communication Science, Universitas Padjadjaran. Jl. Raya Bandung Sumedang KM21, Jatinangor, Jawa Barat. Email: [email protected]", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 453, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2442-5168 Volume 4, Nomor 1, Januari – Juni 2018", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 68, "width": 104, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RECORD AND LIBRARY JOURNAL", "type": "Section header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "38", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 115, "width": 454, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The main goal of library is to provide information needed by users for all necessity including education, research, self-improvement, recreation or entertainment. As for the recreation or entertainment purpose, library provides information sources that can help visitors to relax and release their daily stress. This was the beginning of a new services emergence in the library called Bibliotherapy.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 184, "width": 454, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Briefly, Bibliotherapy is defined as using reading materials as therapy media or a guidance providing solution to one’s personal mental illness through reading. Written materials regarding Bibliotherapy was printed in 1840 for the first time and acknowledged as part of the librarianship in 1904 (Afolayan, 1992). The advancement of internet provides reading materials as an alternative for library in serving Web Therapy services. However, sometimes users want to deal with their own personal mental illness by treating themselves. For instance, users attempt to look for information sources that can help them reduce their daily stress. This attempt usually based on one’s belief that only oneself knows bests one’s feeling and how to cope with it. In other words, self-healing is doable because of one’s belief system that only oneself can be the best cure for oneself.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 322, "width": 454, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Some people who acknowledge themselves as internet addicts have super high rate dependence on the internet. As if they cannot live without internet. This addiction affects on how they cope with problems or personal issues. Internet addicts spend most of their time with the internet, it is more likely for them to “befriended” internet when they have problems. Therefore, this study aims to analyze how internet addicts employ webothrerapy on themselves based upon a case study on self-healing by social media addicts. This study aims to generate contribution to libraries in developing Web Therapy services.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 419, "width": 454, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This paper will discuss some of the research questions as follows: 1). What are the opinions of internet addicts towards self-healing using Web Therapy? 2). How do internet addicts find the initiative to do self-healing using Web Therapy? 3). How do internet addicts identify personal issues that can be solved through self-healing using Web Therapy? 4). What kind of information sources used by internet addicts to employ self-healing using Web Therapy? 5). What kind of information media used by internet addicts to employ self-healing using Web Therapy? 6). How are the effects of self-healing using Web Therapy on internet addicts?", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 543, "width": 93, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research Method", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 557, "width": 454, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study is a qualitative research based on case study perspective. \"The case study method allows investigators to retain the holistic and meaningful characteristics of real-life events,\" (Yin, 2003). The method used to collect data incorporates in-depth interview, observation, and literature study. The informants are seven persons who acknowledge themselves as internet addicts, specially social media addicts, and has been using internet sources as a treatment to reduce their stress and overcome their mental issue. Triangulation is conducted by interviewing a psychology expert. Data processing and analysis in this research is conducted through the stages as follows: (1) Organize the data (2) Coding of data (3) Analysis of the data (4) Interpretation of data.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 695, "width": 229, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Results Bibliotherapy and Web Therapy Definitions", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 722, "width": 454, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Online Dictionary for Library and Information Science (ODLIS) suggests that \"Bibliotherapy is the use of books selected on the basis of content in a planned reading program designed to facilitate the recovery of patients suffering from mental illness or", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 453, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2442-5168 Volume 4, Nomor 1, Januari – Juni 2018", "type": "Page header" }, { "left": 247, "top": 68, "width": 104, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RECORD AND LIBRARY JOURNAL", "type": "Section header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "39", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 113, "width": 454, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "emotional disturbance… \" (American Library Association (ALA), 2015) . Meanwhile, Web Therapy is “the employment of web resources, e-books and e-journals and the reading of them in the treatment of mental and nervous diseases and disorders. Webotherapy or “internet therapy” is the modern alternative to bibliotherapy self-help treatments” (Noruzi, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 170, "width": 454, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Derived from those definitions above, it can be elaborated that Web Therapy is the complement of Bibliotherapy as the result of reading literatures expansion in the internet era. Bibliotherapy and Web Therapy is used to provide solution for clients’ personal issues through reading. The difference between Bibliotherapy and Web Therapy is only on its media, where Bibliotherapy’s media is books and Web Therapy’s media is website sources. Both Bibliotherapy and Web Therapy need to be planned, programmed, and conducted based on the agreement between clients and therapists.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 264, "width": 454, "height": 69, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to ODLIS, “ideally, the process occurs in three phases: personal identification of the reader with a particular character in the recommended work, resulting in psychological catharsis, which leads to rational insight concerning the relevance of the solution suggested in the text to the reader's own experience. Assistance of a trained psychotherapist is advised” (American Library Association (ALA), 2015) .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 350, "width": 126, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Therapy Categorization", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 363, "width": 454, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Carlbring and Andersson (2006) suggests that internet therapy (interapy) is categorized into four, namely: a). Self-administered therapy or pure self-help; b). Predominantly self-help (i.e. therapist assesses and provides initial rationale, and teaches how to use the self-help tool); c). Minimal contact therapy (i.e. active involvement of a therapist, though to a lesser degree than traditional therapy); d). Predominantly therapist-administered therapy (i.e. regular contact with therapist for a number of sessions, but in conjunction with self-help material; (Scogin, 2003)) in (Noruzi, 2007). Self-healing is the first stage of self- help to cure oneself from one’s own personal problems. When the self-healing is not working then therapist’s help is needed.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 502, "width": 191, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Information Sources on the Internet", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 515, "width": 454, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The information sources on the internet are including texts, pictures, recordings as well as videos, it is multimedia. In order to obtain credible information sources, internet users need to evaluate the information first. There are some notable components need to be evaluated regarding the credibility of information sources on the internet, including the writer’s credibility, knowing the motivations and goals of the sources website, accuracy, reliability, and credibility, as well as novelty (Geogetown University Library, 2009-2016).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 612, "width": 133, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Psychotherapeutic Stages", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 623, "width": 454, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There are several stages to identify client’s problems in the Psychotherapeutic- Relationship (J.L.G. de Rivera, 1992), as follows: a). The first and most crucial stage to initiate the therapy is the commitment of time, efforts, and the ability to achieve therapy goals between therapist and the client; b). The therapy process is including three aspects, namely determining the form of therapy, information seeking, and consolidation; c). Transformation stage is the representation of therapy result. There are three points contribute to the permanent result of the therapy, that is: 1). Realizing that problems need to be solved; 2). Strong initiative to change behavior or the problems’ cause; 3). Sustainable transformation; d). Termination stage is when the client has proved his capability in functioning his own", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 453, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2442-5168 Volume 4, Nomor 1, Januari – Juni 2018", "type": "Page header" }, { "left": 247, "top": 68, "width": 104, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RECORD AND LIBRARY JOURNAL", "type": "Section header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "40", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 115, "width": 454, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mind, thus the therapist is: a). Handing over client’s role to the owner; b). Letting the client takes over his live with his own responsibility; c). Acknowledging client’s autonomy.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 157, "width": 66, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Self-Healing", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 170, "width": 454, "height": 144, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Carl Gustav Jung in Mayer (2011) states that the meaning of self is more comprehensive than ego. A Self is related to the archytype of the collective unconscious. Self-healing is not only psycohoid dimension of the self, but also related to the healing elements in general (Mayer, 2011). Jay Earley (2009) mentioning four qualities of self (The Self) that crucial in psychological healing (Earley, 2009), that is: a). The Self is connected. Within self, we feel close to others and want to connect with others harmoniously and supportively; b). The Self is curious. Within self, we are curious on how people accepting others openly; c). The Self is compassionate. Compassion is a form of virtue and love that arises when one gets hurt; d). The Self is Calm, centered and grounded. This helps people when get in touch with something emotionally strong.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 318, "width": 454, "height": 259, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There are some ways for informants to identify which personal problems that can be solved by self-healing using Web Therapy, that is: a). When the problems cannot be discussed with the significant others around them, such as family and friends, then internet is the only solution left; b). Realizing that the only way to overcome the problems is by talking to others, thus by utilizing chatting feature on the internet, including through social media; c). Finding oneself more relax and refresh after playing online games, thus games online is a personal escape when under stress or facing difficult problems; d). When in need of entertainment, then social media such as Facebook is the choice, where they can see and read laughable materials, such as humorous posts, meme, sarcasm as well as satyr posts. In addition, Youtube is another choice where they are able to watch some dramas or funny videos as well as listen to some music then contemplate on it; e). When loneliness attacks, they find social media as the remedy to overcome it. As if there are “friends” out there in social media to whom they can share their happy stories, sad or even anger, and are able to understand them; f). When encounter bad mood, the choices are reading something funny, watching stand up comedy on youtube, or reading some references on how to overcome bad mood on the internet; g). To some informants that emotionally stable and never encounter emotional matters such as bad mood, internet is used as media to improve one’s knowledge. They regard the internet as their primary information sources thus without it they are information-less.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 580, "width": 454, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The types of information used by internet addicts in conducting self-healing using Web Therapy are: a). Laughable reading materials, such as funny or humorous stories; b). Watching shows that can help them to contemplate; c). Entertaining songs and movies or videos; d). References on how to solve one’s problems; e). Memes, sarcasms, and satyrs; f). Online games with multiple players. g). Interaction or communication through chatting features on the internet.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 663, "width": 454, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Information media frequently used by informants in employing self-healing using Web Therapy including online games with multiple players, youtube, facebook, google, online forum’s lounge such as kaskus.com and detik.com. Meanwhile the form of information including games; movies; music; articles on health, food, and humorous series; chatting; memes; sarcasms; and satyrs.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 732, "width": 454, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The informants claim that the therapy using information sources on the internet in employing self-healing is only temporary treatment, not permanent one. They admit that", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 453, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2442-5168 Volume 4, Nomor 1, Januari – Juni 2018", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 68, "width": 104, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RECORD AND LIBRARY JOURNAL", "type": "Section header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "41", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 115, "width": 454, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "everyone needs to face their own problems and cope with it. Internet is a means of temporal distraction awhile, providing refreshment while coping with personal problems.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 157, "width": 369, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Internet Addicts’ Opinion Regarding Self-Healing Using Web Therapy", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 170, "width": 454, "height": 163, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The informants admit that information sources on the internet help them reduce stress while under pressure. Thomee S. (2012) revealed the same findings in his study, which propose although “Stress might come from maintaining a large network of Facebook friends, feeling jealous of their well-documented and well-appointed lives, the demands of replying to text messages, the addictive allure of photos of fantastic crafts on Pinterest, having to keep up with status updates on twitter, and the “fear of missing out” on activities in the lives of friends and family (Hampton, Rainie, Lu, Shin, & Purcell, 2015), but the findings of PAW Research Centre indicates that “Overall, frequent internet and social media users do not have higher levels of stress (Hampton, Rainie, Lu, Shin, & Purcell, 2015). Meanwhile, Ericson Consumer Lab’s study results indicate “ICT has a positive impact on quality of life as listening to music, spending time on the internet and watching TV are the next most popular means of relieving stress” ( Ericsson Consumerlab , 2012).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 336, "width": 454, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Therefore, it can be concluded that Web Therapy can be used as a means to reduce stress and cope with personal problems by the internet users. Some of the personal problems revealed by the informants are: a). Boredom thus needs entertainment; b). Loneliness when there is no one around to talk with thus needs friends online to talk with; c). Bad mood or a mental condition that puts one under pressure thus needs internet, and internet can put one at ease and reduce the stress within.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 419, "width": 454, "height": 231, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In conducting a therapy, one needs a therapist. A therapist will seek for the original problems within his client then give solution to cope with it. Therefore, a therapist must have competences, including general competences and special competences; a). General Competences, therapist must have: empathy and sincere intention to help; b). Special Competences, the special competences a therapist must have including: 1). A therapist should have undergone an internship or practice period under the supervision of a well-experienced therapist, thus the results are reliable; 2). Capable to identify client’s problems through initiate engage including intake, anamnesis, and diagnostic by seeking for client’s complaints. The client needs to know the results of the process. There should be a confirmation whether the diagnostic is true or not. When the client does not agree with the diagnostic then it is the end of the process. On the contrary, when the client agrees with the diagnostic then the therapist should continue to the next stage. Therapist then asks a question regarding client’s desire, whether he wants to feel better or not. Then, there should be an agreement between the therapist and client regarding the therapy’s goals and target, whether it is a verbal or written agreement. The therapist oblige to elaborate the next stage of the therapy process, what needs to be done, and what are the consequences. There are rights and obligations between both parties. It needs client’s strong will and commitment.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 653, "width": 454, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "However, therapy can be conducted by oneself or known as self-healing. Self-healing can be employed as the initiate stage to overcome personal problems, which can reduce negative feelings into positive one. Positive feeling is a prior condition needed to overcome problems.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 723, "width": 242, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Self-healing Initiative by Internet Addicts", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 736, "width": 454, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The study findings indicate the informants frequently use information sources on the internet to reduce their negative feelings such as bad mood, boredom, or loneliness, thus they", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 453, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2442-5168 Volume 4, Nomor 1, Januari – Juni 2018", "type": "Page header" }, { "left": 247, "top": 68, "width": 104, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RECORD AND LIBRARY JOURNAL", "type": "Section header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "42", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 115, "width": 454, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "need entertainment and friends to talk with. The informants admitted the initiative comes within themselves to use information sources on the internet in order to reduce stress. It is based on their experiences that spending time on the internet helps them to feel better. In addition, it also comes from friends’ recommendation.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 170, "width": 454, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ericsson Analytical Platform’s (2011) study results show that people live in the center of big city reduce their stress and tension consecutively as follows: (1) Take a bath; (2) listen to music; (3) spend time on the internet; (4) watch TV; (5) take a walk; (6) spend time with friends; (7) exercise/ play sports; (8) eat something; (9) Read a book; (10) Go shopping; (11) Make love; (12) play games; (13) engage in a hobby; (14) talk on the phone; and (15) get a massage ( Ericsson Consumerlab , 2012). In other words, spending time on the internet is one of the most used means to reduce stress and tension.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 281, "width": 454, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "How Internet Addicts Identify which Personal Issues can be Solved by Self-healing Using Web Therapy", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 308, "width": 454, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research findings show the informants know best about themselves. They know when they need to use internet to reduce stress and the types of information sources that might help them solve their problems. It is a solid basic in conducting self-healing. When one knows best about his own problems then it is easier to cope with it, on the contrary when one cannot identify his own problems then it will be hard for him to find the solution. Thus, he needs other’s help or in this case, a therapist.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 391, "width": 454, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The study results indicate there are some ways for informants to identify their personal problems, that is: a). When they feel like they have no one around to talk with, to share their problems with, they use the internet to find friends online to talk with. In this case, they choose chatting platform and positive feedbacks from social media such as facebook or through online forums such as kaskus and detik forum to self-healing; b). When they encounter negative psychological condition, such as bad mood, boredom, or loneliness, they need entertainment to be relaxed and refresh. Some of the information sources on the internet used are online games for multiple players, social media such as Facebook and Youtube to access humorous posts, memes, sarcasm, satyrs, funny videos such as stand up comedies, also various references on how to cope with personal problems, and listen to music; c). When they need contemplation they will look up for some information sources on the internet such as videos or shows and other references, which might help them to contemplate.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 557, "width": 454, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One out of seven informants admit that he is emotionally stable and never experience such an emotional problem. Internet is his means to improve skills and knowledge, thus without it he feels information-less.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 612, "width": 454, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Types of Information used by Internet Addicts to Employ Self-healing using Web Therapy", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 640, "width": 454, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research findings indicate to employ self-healing using Web Therapy, the informants choose: a). Entertaining information sources that can help them laugh and relax; b). Information sources contain references on how to cope with their problems; c). Information sources that can help them to contemplate when encounter problems; d). Interactive information sources where they can interact and communicate with friends online.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 706, "width": 454, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "These types of information sources are chosen based on informants’ needs. Each individual articulates the needs of information. The theory of information needs categorizes the need of information into four categories, namely (1) the behavior of user; (2) the nature,", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 453, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2442-5168 Volume 4, Nomor 1, Januari – Juni 2018", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 68, "width": 104, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RECORD AND LIBRARY JOURNAL", "type": "Section header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "43", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 115, "width": 454, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "amount and source of the information being sought; (3) the quality of information; and (4) the timelines of information (Faibisoff & Ely, 20XX).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 143, "width": 454, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This particular result might help librarians when operating Web Therapy services in the library, where librarians are fully aware on types of information sources needed and how to utilize it. However, to be a therapist for Web Therapy services, a librarian needs a special skill set as a therapist, such as a know-how skill in identifying someone’s emotional problems. Eventually, a librarian is able to provide solution on a particular emotional problem with a specific information sources therapy on the internet.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 240, "width": 454, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Information Media used by Internet Addicts to Employ Self-healing using Web Therapy.", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 264, "width": 454, "height": 110, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "We are Social released “Digital in 2016”, which shows the internet users data in 30 countries, including Indonesia. The data indicates there are 79 million active internet users in Indonesia, and 66 million of it is social media users (Kemp, 2016). It also represents the media chosen by informants. The informants prefer social media such as online games with multiple players, youtube, facebook, online forums longue such as kaskus.com and detik.com, and the form of information including games, movies, music, articles on health, food, humor series, chatting, memes, sarcasms, and satyrs. This phenomenon emphasizes that the platform of information sources chosen related to the platform usage trend in general.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 391, "width": 343, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The effects of Self-healing using Web Therapy on Internet Addicts", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 405, "width": 454, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Self-healing or self-therapy is not an actual therapy if the problems have not been solved, which is also acknowledged by the informants. The informants agree that although they feel better after using some information sources on the internet as a treatment for self- healing therapy, but it is only temporary not a permanent one. They are also aware of the significant to face their own problems and cope with it.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 474, "width": 454, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Observing the self-healing process on the informants, it is shown how they will feel better when experiencing an emotional release after undergo a strong emotional pressure. The informants confirm to it. The informants regard internet as a means of temporal distraction awhile, providing refreshment while coping with the problems. In psychology, it is called catharsis, when one is only coping with the symptoms not yet solving the problems.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 543, "width": 454, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A proper therapy requires well-planned and targeted actions where there is a commitment between the therapist and the client to achieve certain goals. However, the informants have done an excellent self-healing therapy. Self-healing helps them feel better and be more positive. Positive state of minds helps people find best solutions for their problems.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 626, "width": 60, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 640, "width": 454, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Derived from the results, it can be concluded that Web Therapy is doable in the attempts to overcome internet addicts’ personal problems. However, a proper therapy needs a therapist, where there is a commitment between the therapist and the client on the problems occurring, how to cope with it, what should be done and how the consequences are. It should be well planned and programmed.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 709, "width": 454, "height": 51, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Even though self-healing or self-therapy is not an actual therapy, but it is recommended as an initiation stage to reduce negative feelings into positive one. A positive state of mind is a great help for people who need solution for their problems. In other words, the internet usage might give contribution in one’s self-development as long as it is well", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 453, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2442-5168 Volume 4, Nomor 1, Januari – Juni 2018", "type": "Page header" }, { "left": 247, "top": 68, "width": 104, "height": 19, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RECORD AND LIBRARY JOURNAL", "type": "Section header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "44", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 115, "width": 454, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "designed and and conducted, specially for people who need help but unable to access the help from professional.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 143, "width": 454, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Librarians are fully aware on types of information sources needed and how to utilize it. However, to be a therapist for Web Therapy services, a librarian needs a special skill set as a therapist, such as a know-how skill in identifying someone’s emotional problems. Eventually, a librarian is able to provide solution on a particular emotional problem with a specific information sources therapy on the internet.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 226, "width": 56, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 242, "width": 454, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Afolayan, J. A. (1992). Documentary Perspective of Bibliotherapy in Education. Reading Horizons, 33 (2) , 137-148.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 270, "width": 301, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "American Library Association (ALA). (2015). Bibliotherapy .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 284, "width": 454, "height": 121, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Earley, J. (2009). Self-Therapy: A Step-By-Step Guide to Creating Inner Wholeness Using Ifs, a New, Cutting-Edge Therapy. Minneapolis, USA: Hillcrest Publishing Group. Faibisoff, S. G., & Ely, D. P. (20XX). Information and Information Needs. Information Report and Bibliographies,5 (5), 2-16. Friedman, H. S. (2000). The Self-Healing Personality: Why Some People Achieve Health and Others Succumb to Illness. s.l.: iUniverse. Geogetown University Library. (2009-2016). Evaluating Internet Resources . from http://www.library.georgetown.edu/tutorials/research-guides/evaluating-internet- content", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 408, "width": 454, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hampton, K. N., Rainie, L., Lu, W., Shin, I., & Purcell, K. (2015). Social Media and The Cost of Caring. Washington, DC: PAW RESEARCH CENTRE.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 436, "width": 455, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hay, L. L. (2004). You Can Heal Your Life. United Kingdom: Hay House, Inc. Indarini, N. (2015). Sehat dengan Self Healing: Self Healing, karena Tiap Orang Adalah", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 463, "width": 418, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyembuh Terbaik Bagi Diri Sendiri . from http://health.detik.com/read/2015/01/20/123234/2808275/763/self-healing-karena- tiap-orang-adalah-penyembuh-terbaik-bagi-diri-sendiri", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 505, "width": 455, "height": 107, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "J.L.G. de Rivera, M. (1992). The Stages of Psychotherapy. Eur. J. Psychiat. 6 (1) , 51-58. Kemp, S. (2016). Digital in 2016: We Are Social's Compendium of Global Digital, Social and Mobile Data Trends and Statistics. Singapore: wearesocialsg. Lin, Y.-H., Chen, R.-r., & Chang, H.-K. (2012). Analysing information behaviour in structured service encounters: a case of call centre operations. IR Information Research , 17 (2), 517. Mayer, M. (2011). Energy Psychology: Self-Healing Practices for Bodymind Health. Berkeley, California: North Atlantic Books.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 615, "width": 454, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Noruzi, A. (2007). Webotherapy: Reading Web Resources for Problem Solving. The Electronic Library, 25 (6), 741-756. Philip Gill, (2001). The Public Library Service: IFLA/UNESCO Guidelines for Development. Munchen: Saur.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 670, "width": 454, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Schell, C. (1992). The Value of the Case Study as a Research Strategy . From http://www.finance-mba.com/Case%20Method.pdf", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 698, "width": 455, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Scogin, F. (2003). Introduction: the status of self-administered treatments. Journal of Clinical Psychology, 59(3), 247-249. Yin, R. K. (2003). Case study research: Design and methods (3rd ed.). Thousand Oaks: Sage.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 453, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2442-5168 Volume 4, Nomor 1, Januari – Juni 2018", "type": "Page header" }, { "left": 247, "top": 68, "width": 104, "height": 19, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RECORD AND LIBRARY JOURNAL", "type": "Section header" }, { "left": 512, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "45", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 115, "width": 454, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zucker, D. M. (2009). Teaching Research Methods in the Humanities and Social Sciences How to do Case Study Research . In S. o. Series, How to Do Case Study Research (p. Chapter 14). Amherst: ScholarWorks@UMass Amherst.", "type": "Text" } ]
3df797a0-1089-e1f9-cec7-7b21236d6d0b
https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/neraca/article/download/5889/5026
[ { "left": 113, "top": 36, "width": 397, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI 10.31851/neraca.v5i1.5889 Jurnal Neraca,Vol.5 No.1,Juni 2021: 83-90 | 83", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 770, "width": 362, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Modal Minimal Investasi dan Return Terhadap Minat Investasi Masyarakat Kota……( M. Yusuf dkk)", "type": "Page footer" }, { "left": 177, "top": 788, "width": 61, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN 2580-2690 e-ISSN 2615-3025", "type": "Page footer" }, { "left": 117, "top": 116, "width": 395, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENGARUH MODAL MINIMAL INVESTASI DAN RETURN TERHADAP MINAT INVESTASI MASYARAKAT KOTA PALEMBANG DI PASAR MODAL", "type": "Section header" }, { "left": 213, "top": 177, "width": 199, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oleh: M. Yusuf 1 ,Yahya 2 , Abd. Hamid 3", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 193, "width": 368, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[email protected] 1 , [email protected] 2 , [email protected] 3", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 209, "width": 394, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 (Program Studi Sarjana Terapan Manajemen Bisnis, Jurusan Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Sriwijaya)", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 241, "width": 391, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2,3 (Diploma III Administrasi Bisnis, Jurusan Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Sriwijaya)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 291, "width": 400, "height": 163, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal minimal investasi dan motivasi investasi terhadap minat investasi masyarakat Kota Palembang di pasar modal. Metode penelitian yaitu penelitian kuantitatif dengan analisis regresi linier berganda. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 responden dengan tehnik purposive sampling yaitu responden yang memiliki akun di pasar modal. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS. Hasil uji partial menunjukkan bahwa modal minimal investasi berpengaruh terhadap minat investasi, namun tidak untuk variabel return. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi variabel modal minimal investasi sebesar ,000 < 0,05, sedangkan untuk variabel return diperoleh nilai 0,319 > 0,05. Sedangkan hasil untuk uji simultan menunjukkan bahwa modal minimal investasi dan return berpengaruh sigifikan terhadap minat investasi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 470, "width": 307, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Modal Minimal Investasi, Return, Minat Investasi", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 512, "width": 400, "height": 121, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract- This study aims to determine the effect of minimum investment capital and investment motivation on the investment interest of the people of Palembang in the capital market. Data analyzed used multiple regression. The sampling technique used purposive sampling with 100 respondents have identity member. Data processing in this study using the SPSS application. The results of this study explain that with the results of the t test (partial) it is said that the minimum investment capital variable has an effect on investment interest while the return variable has no effect. Meanwhile, for the simultaneous test of the two variables together, it can affect the investment interest variable.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 650, "width": 337, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Minimum Investment Capital, Return, Investment Interest", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 678, "width": 99, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 693, "width": 184, "height": 59, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan data dari IDX per september 2020, jumlah perusahaan yang go-public sebanyak 677 emiten. Go public di pasar modal merupakan", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 677, "width": 183, "height": 75, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "salah satu starategi perusahaan untuk bersaing di dunia bisnis. Hal ini disebabkan karena setiap perusahaan dituntut untuk melakukan inovasi untuk mendapatkan dana dari pihak", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 38, "width": 397, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI 10.31851/neraca.v5i1.5889 Jurnal Neraca,Vol.5 No.1,Juni 2021: 83-90 | 84", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 770, "width": 362, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Modal Minimal Investasi dan Return Terhadap Minat Investasi Masyarakat Kota……( M. Yusuf dkk)", "type": "Page footer" }, { "left": 177, "top": 788, "width": 61, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN 2580-2690 e-ISSN 2615-3025", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 184, "height": 91, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "luar. Pasar modal memiliki peran penting dalam menunjang perekonomian suatu negara dikarenakan pasar modal memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 211, "width": 184, "height": 234, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pasar modal merupakan tempat dimana bertemunya pihak yang kelebihan dana (investor) dengan pihak yang membutuhkan dana (perusahaan). Investor membutuhkan perusahaan sebagai sarana berinvestasi sedangkan, perusahaan membutuhkan investor sebagai sarana mendapatkan dana. Selain itu, Pasar modal memiliki peran penting dalam menunjang perekonomian suatu negara dikarenakan pasar modal memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 450, "width": 184, "height": 296, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Investor merupakan salah satu unsur penting yang ada dalam kegiatan berinvestasi di pasar modal. Investasi adalah kegiatan penanaman modal satu atau lebih aset yang dimiliki, biasanya penanaman ini bersifat jangka panjang dan diharapkan berdampak positif nantinya. Perkembangan teknologi yang pesat menyebabkan mudahnya masyarakat untuk mengakses informasi mengenai perusahaan (emiten) yang akan mereka investasikan. Pendataan investor yang melakukan transaksi di pasar modal merupakan langkah awal untuk mengidentifikasi investor mulai dari transaksi sampai penyelesaiannya.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 116, "width": 184, "height": 345, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan demikian pemerintah bisa membuat suatu regulasi kebijakan terkait dengan investasi di pasar modal guna menarik minat investor. Pemberlakuan kebijakan identifikasi investor atau lebih dikenal dengan Single Investor Identification (SID) di Indonesia dimulai tahun 2011 dengan kebijakan SID untuk investor saham saja. Namun melihat masih rendahnya minat investor di pasar modal, maka pada Tahun 2015 dibuat kebijakan SID untuk investasi reksadana. Kebijakan tersebut sepertinya ampuh dimana setiap tahunnya, jumlah investor di pasar modal terus mengalami kenaikan. Di Sumatera Selatan berdasarkan data BEI perwakilan Sumatera Selatan (2021), Single Investor Identification (SID) mengalami pertumbuhan sebesar", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 466, "width": 184, "height": 280, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "211,4 persen dimana tercatat pada Tahun 2019 terdapat 5.959 SID dan mengalami pertumbuhan pada Tahun 2020 menjadi 12.598 SID. Dengan meningkatnya jumlah SID ini menunjukkan bahwa terjadi penguatan investasi dan SID yang aktif di Sumatera Selatan. Kota Palembang yang merupakan pusat pemerintahan Sumatera Selatan menunjukkan SID yang paling besar di banding wilayah lainnya di Sumatera Selatan dimana SID semenjak tahun 2017 menunjukkan tren menguat. Tabel 1 dibawah ini merupakan total pertumbuhan Single Investor Identification dari tahun 2017-2020.", "type": "Table" }, { "left": 116, "top": 38, "width": 397, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI 10.31851/neraca.v5i1.5889 Jurnal Neraca,Vol.5 No.1,Juni 2021: 83-90 | 85", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 770, "width": 362, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Modal Minimal Investasi dan Return Terhadap Minat Investasi Masyarakat Kota……( M. Yusuf dkk)", "type": "Page footer" }, { "left": 177, "top": 788, "width": 61, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN 2580-2690 e-ISSN 2615-3025", "type": "Page footer" }, { "left": 136, "top": 116, "width": 137, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Jumlah SID Kota", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 130, "width": 183, "height": 131, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Palembang Tahun Jumlah SID 2017 7.706 2018 10.490 2019 14.006 2020 21.392 Sumber: BEI Sumatera Selatan, 2021", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 279, "width": 184, "height": 392, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peningkatan jumlah SID ini tifdak terlepas dari upaya yang dilakukan seperti kampanye “Yuk Nabung Saham.” yang dimulai pada tahun 2015. Selain itu peningkatan juga terjadi karena adanya kebijakan terkait modal minimal investasi. Modal minimal merupakan setoran awal untuk membuka rekening saat pertama kali pada pasar modal (Wibowo dan Purwohandoko, 2018). Modal minimal investasi di pasar modal yang paling rendah adalah sebesar Rp. 100.000,- sesuai dengan keputusan No. Kep- 0071/BEI/11/2013. Penelitian Aini dkk. (2019) tentang pengaruh pngetahuan dan pemahaman investasi, modal minimum investasi, r eturn, risiko dan motivasi investasi terhadap minat mahasiswa berinvestasi di pasar modal menunjukkan bahwa modal minimal tidak berpengaruh terhadap investasi. Sedangkan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 676, "width": 183, "height": 75, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penelitian Purboyo dkk. (2019) terkait dengan pengaruh aktifitas galeri investasi, modal minimal investasi, persepsi risiko dan persepsi return terhadap minat investasi", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 116, "width": 183, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "saham syariah menunjukkan modal minimal berpengaruh terhadap minat investasi.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 164, "width": 184, "height": 297, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di dalam investasi sendiri, tujuan utama investor adalah untuk mendapatkan return dalam bentuk capital gain dan dividen . Return adalah pengembalian atas investasi. Namun terkadang, investor tidak dapat mencapai return yang diinginkan, malah yang didapatkan oleh investor adalah kerugian seperti capital loss, tidak mendapatkan dividen, dan bahkan kehilangan modal yang diberikan karena likuidasi perusahaan. Padahal penyebab meningkatnya investor dikalangan masyarakat sendiri antara lain modal minimal yang sangat mudah dijangkau dan return yang cenderung besar (namun harus sesuai dengan modal yang diberikan.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 466, "width": 183, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk itu perlu dilakukan penelitian terkait dengan pengaruh modal minimal investasi dan return terhadap minat investasi masyarakat Kota Palembang di pasar modal. Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini berdasarkan pada teori dan penelitian terdahulu yang", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 592, "width": 145, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "digambarkan sebagai berikut:", "type": "Table" }, { "left": 342, "top": 674, "width": 152, "height": 56, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Kerangka berpikir ( Sumber: Data Diolah, 2021 ) Return (X2)", "type": "Picture" }, { "left": 342, "top": 626, "width": 141, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Modal Minimal Investasi (X1) Minat", "type": "Picture" }, { "left": 456, "top": 654, "width": 38, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Investasi (X1)", "type": "Table" }, { "left": 116, "top": 38, "width": 397, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI 10.31851/neraca.v5i1.5889 Jurnal Neraca,Vol.5 No.1,Juni 2021: 83-90 | 86", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 770, "width": 362, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Modal Minimal Investasi dan Return Terhadap Minat Investasi Masyarakat Kota……( M. Yusuf dkk)", "type": "Page footer" }, { "left": 177, "top": 788, "width": 61, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN 2580-2690 e-ISSN 2615-3025", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 184, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari kerangka berpikir tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 148, "width": 184, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Diduga secara parsial ada pengaruh signifikan modal minimal investasi dan return terhadap minat investasi masyarakat di Kota Palembang", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 227, "width": 184, "height": 392, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Diduga secara simultan ada pengaruh signifikan modal minimal investasi dan return terhadap minat investasi masyarakat di Kota Palembang METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2018:482) penelitian kuantitatif adalah penelitian berfilsafat positif yang digunakan untuk meneliti sampel tertentu dengan tujuan untuk menguji hipotesis. Objek penelitian ini adalah investor pasar modal di Kota Palembang Populasi dalam penelitian adalah 21.392 SID sehingga dengan rumusan slovin diambil 100 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah dengan menggunakan purposive sampling , yaitu investor yang memiliki akun di pasar modal dengan menggunakan nonprobability sampling.", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 624, "width": 155, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis data dalam penelitian", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 640, "width": 183, "height": 106, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ini menggunakan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = α + β1X1 + β2X2+ e Dimana minat investasi (Y), modal investasi (X1) dan return (X2), nilai Konstanta (α) dan nilai regresi/koefisien (β).", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 116, "width": 183, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun defenisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 148, "width": 183, "height": 106, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Modal minimal investasi adalah modal awal untuk pembukaan rekening perdana di pasar modal dengan indicator penetapan modal awal, estimasi dana untuk investasi dan hasil investasi (Riyadi, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 259, "width": 184, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Return adalah nilai yang diperoleh dari hasil dan aktifitas investasi dan tujuan utama investor melakukan investasi dengan indicator: pengetahuan return,", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 338, "width": 183, "height": 202, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "return yang diharapkan dan sumber return (Zulpiana 2019). c) Minat investasi adalah keingintahuan seseorang terhadap suatu hal yang membuatnya tertarik dengan indicator: keinginan mencari tahu tentang investasi di pasar modal, meluangkan waktu untuk mempelajari lebih jauh tentang investasi di pasar modal dan mencoba berinvestasi melalui pasar modal.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 561, "width": 158, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 577, "width": 183, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil penelitian, diketahui bahwa variabel modal minimal investasi dan return secara bersama- sama berpengaruh terhadap variabel minat investasi.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 656, "width": 76, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Uji validitas", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 672, "width": 169, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil uji validitas dikatakan bahwa semua item pertanyaan valid karena jumlah r hitung > r tabel. r tabel untuk", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 38, "width": 397, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI 10.31851/neraca.v5i1.5889 Jurnal Neraca,Vol.5 No.1,Juni 2021: 83-90 | 87", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 770, "width": 362, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Modal Minimal Investasi dan Return Terhadap Minat Investasi Masyarakat Kota……( M. Yusuf dkk)", "type": "Page footer" }, { "left": 177, "top": 788, "width": 61, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN 2580-2690 e-ISSN 2615-3025", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 116, "width": 319, "height": 96, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penelitian ini sendiri adalah sebesar 0,361. 2. Uji Reliabilitas Tabel 2. Uji Reliabilitas Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan Modal", "type": "Table" }, { "left": 151, "top": 222, "width": 45, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Minimal", "type": "Picture" }, { "left": 113, "top": 201, "width": 401, "height": 212, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Investasi 0.952 Reliable Return 0.904 Reliable Minat Invetasi 0.883 Reliable Sumber: Data Diolah Hasil penelitian, 2021 Suatu variabel dapat dikatakan reliable jika cronbach alpha nya diatas dari 0,60 (Lupiyoadi dan Ikhsan 2015:62). Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa ketiga item ini reliable sehingga layak untuk dijadikan quisitioner.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 386, "width": 105, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Uji T (Uji Parsial)", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 434, "width": 305, "height": 194, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Uji T (Uji Parsial) model t Sig Total_Modal 10.600 ,000 Total_Return -1015 ,319 Sumber: Data Diolah Hasil penelitian, 2021 Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa variabel modal minimal investasi berpengaruh terhadap minat investasi, namun tidak untuk variabel return. Hal ini dapat dilihat dari sig. Variabel modal memiliki sig sebesar ,000 yang", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 633, "width": 184, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mana lebih kecil dari 0,05. Sedangkan untuk variabel return lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,319. Hal ini berarti hipotesis", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 522, "width": 183, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "adanya pengaruh signifikan secara parsial modal minimal investasi terhadap minat investasi masyarakat di Kota Palembang diterima, sedangkan hipotesis return berpengaruh signifikan secara parsial terhadap minat investasi masyarakat di Kota Palembang ditolak.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 665, "width": 113, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Uji F (Uji simultan)", "type": "Section header" }, { "left": 167, "top": 697, "width": 251, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Uji F (simultan) Model F Sig Regression 62,751 ,000 b", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 741, "width": 217, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data Diolah Hasil penelitian, 2021", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 397, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI 10.31851/neraca.v5i1.5889 Jurnal Neraca,Vol.5 No.1,Juni 2021: 83-90 | 88", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 770, "width": 362, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Modal Minimal Investasi dan Return Terhadap Minat Investasi Masyarakat Kota……( M. Yusuf dkk)", "type": "Page footer" }, { "left": 177, "top": 788, "width": 61, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN 2580-2690 e-ISSN 2615-3025", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 184, "height": 217, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modal minimal investasi (X1) secara parsial berpengaruh terhadap minat investasi masyarakat di Kota Palembang, sedangkan return (X2) tidak berpengaruh secara parsial terhadap minat investasi (Y) dibuktikan dengan jumlah signifikan lebih kecil dari 0,05. Namun ketika dilakukan uji secara simultan, modal minimal (X1) dan return (X2) berpengaruh signifikan terhadap minat investasi masyarakat di Kota Palembang.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 338, "width": 184, "height": 377, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Modal minimal investasi dijadikan pertimbangan karena di dalamnya terdapat perhitungan estimasi dana untuk investasi, semakin minimum dana yang dibutuhkan akan semakin tinggi pula minat seseorang untuk berinvestasi (Rima, 2015). Semakin kecil modal yang dikeluarkan maka semakin besar minat seseorang untuk berinvestasi. Hasil dari penelitian ini yang menunjukkan adanya pengaruh signifikan modal minimal investasi terhadap minat investasi masyarakat Kota Palembang searah dengan penelitian yang dilakukan oleh Purboyo dkk. (2019) yang melakukan penelitian pengaruh aktifitas GI, modal minimal investasi, persepsi resiko dan persepsi return terhadap minat berinvestasi di saham syariah (studi kasus pada mahasiswa Uniska MAB Banjarmasin). Dengan demikian", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 719, "width": 184, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "peran pasar modal di Kota", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 735, "width": 183, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Palembang sebagai sarana antara", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 116, "width": 184, "height": 202, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "masyarakat yang ingin berinvestasi dan perusahaan yang membutuhkan dana dari investor sehingga terdapat take and give . Peningkatan minat investasi dengan modal investasi minimal membantu dalam menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan, dan stabilitas ekonomi nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat yang tertuang dalam Rencana Pembangunan", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 322, "width": 181, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jangka Menengah Nasional 2015- 2019 (BAPPENAS, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 354, "width": 184, "height": 281, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Return saham adalah nilai yang diperoleh sebagai hasil dari aktivitas investasi. Persepsi terhadap return adalah anggapan calon investor terhadap tingkat pengembalian dalam sebuah investasi. Hasil dari penelitian ini yang menunjukkan adanya hasil yang signifikan pengaruh return terhadap minat investasi masyarakat di Kota Palembang searah dengan penelitian yang dilakukan oleh Aini dkk (2019) mengenai pengaruh pengetahuan dan pemahaman investasi, modal minimum investasi return, risiko dan motivasi investasi terhadap minat mahasiswa berinvestasi di pasar modal (Studi pada Mahasiswa", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 640, "width": 183, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Ekonomi dan Bisnis Kota Malang).", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 688, "width": 84, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 704, "width": 183, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara parsial modal minimal investasi berpengaruh terhadap minat investasi, sedangkan return tidak", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 38, "width": 397, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI 10.31851/neraca.v5i1.5889 Jurnal Neraca,Vol.5 No.1,Juni 2021: 83-90 | 89", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 770, "width": 362, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Modal Minimal Investasi dan Return Terhadap Minat Investasi Masyarakat Kota……( M. Yusuf dkk)", "type": "Page footer" }, { "left": 177, "top": 788, "width": 61, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN 2580-2690 e-ISSN 2615-3025", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 184, "height": 75, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berpengaruh secara signifikan terhadap minat investasi. Sedangkan secara simultan variable modal minimal dan return berpengaruh secara signifikan.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 211, "width": 116, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 225, "width": 184, "height": 246, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aini, N., Maslichah, M., & Junaidi, J. (2019). Pengaruh Pengetahuan dan Pemahaman Investasi, Modal Minimum Investasi Return, Risiko dan Motivasi Investasi Terhadap Minat Mahasiswa Berinvestasi di Pasar Modal (Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Kota Malang). Jurnal Ilmiah Riset Akuntansi, 8(05) BAPPENAS. (2014). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015- 2019. Dikutip dari: https://www.bappenas.go.id/id/ data-dan-informasi-", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 474, "width": 145, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "utama/dokumen-perencanaan- dan-pelaksanaan/dokumen- rencana-pembangunan- nasional/rpjp-2005- 2025/rpjmn-2015-2019/", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 543, "width": 184, "height": 204, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BEI perwakilan Sumatera Selatan. (2021). Statistik Data Investor. Palembang Keputusan No. Kep- 0071/BEI/11/2013. Modal minimal investasi di pasar modal Lupiyoadi, Rambat dan Ridho Bramulya Ikhsan. (2015). Praktikum Metode Riset Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Purboyo, P. Zulfikar, R. & Wicaksono, T. (2020). Pengaruh Aktifitas Galeri Investasi, Modal Minimal", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 116, "width": 184, "height": 163, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Investasi, Persepsi Risiko dan Persepsi Return Terhadap Minat Investasi Saham Syariah (Studi pada Mahasiswa Uniska MAB Banjarmasin). JWM (Jurnal Wawasan Manajemen), 7(2). 136-150. Riyadi, Adha. (2016). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa untuk Berinvestasi di Pasar Modal (Studi pada", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 282, "width": 156, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga. Tesis. Program Studi Keuangan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 351, "width": 183, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sunan Kalijaga. Yogyakarta. Saputra, D. (2018). Pengaruh", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 378, "width": 156, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manfaat, Modal, Motivasi, dan Edukasi Pasar Modal terhadap Minat dalam Berinvestasi di Pasar Modal. Future: Jurnal", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 434, "width": 183, "height": 93, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manajemen dan Akuntansi, 5(2), 178-190. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Sugiyono. (2018) Metode Penelitian Dan Pengembangan . Bandung: Alfabeta.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 530, "width": 184, "height": 204, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wibowo, A & Purwohandoko. (2018) . Pengetahuan Investasi Kebijakan Modal MinimalInvestasi, Pelatihan PasarModal Terhadap MinatInvestasi (Studi Kasus Pada Mahasiswa FE Unesa YangTerdaftar di GaleriInvestasi FE Unesa) Zulpiana. (2019). Pengaruh Motivasi, Pelatihan dan Return Saham Terhadap Minat Investasi STIE NOBEL Indonesia Makassar Berinvestasi di Pasar Modal.", "type": "Table" }, { "left": 116, "top": 38, "width": 397, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI 10.31851/neraca.v5i1.5889 Jurnal Neraca,Vol.5 No.1,Juni 2021: 83-90 | 90", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 770, "width": 362, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Modal Minimal Investasi dan Return Terhadap Minat Investasi Masyarakat Kota……( M. Yusuf dkk)", "type": "Page footer" }, { "left": 177, "top": 788, "width": 61, "height": 18, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN 2580-2690 e-ISSN 2615-3025", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 116, "width": 155, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Skripsi: Sekolah Tinggi Ilmu", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 130, "width": 131, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ekonomi Nobel Indonesia.", "type": "Text" } ]