id
stringlengths
36
36
url
stringlengths
48
111
data
listlengths
0
6.3k
82ec1647-4747-7312-a58b-4fd3bcc4540f
https://ejournal.unisnu.ac.id/JSHI/article/download/6470/2445
[ { "left": 57, "top": 28, "width": 251, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Isti`dal : Jurnal Studi Hukum Islam. Vol. 11, No.1.", "type": "Section header" }, { "left": 124, "top": 63, "width": 349, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nasab Bayi Tabung dalam Perspektif Agama Islam: Tinjauan Hukum", "type": "Title" }, { "left": 246, "top": 102, "width": 108, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahmad Hasanuddin", "type": "Section header" }, { "left": 211, "top": 120, "width": 175, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Islam Nahdlatul Ulama [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 259, "top": 154, "width": 81, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Miswan Ansori", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 172, "width": 220, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Islam Nahdlatul Ulama [email protected] Abstract", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 449, "width": 88, "height": 50, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Lineage, Test- Tube Babies, Law", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 224, "width": 369, "height": 275, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research examines the status of test-tube babies from an Islamic perspective, focusing on legal, ethical, and social implications related to In Vitro Fertilization (IVF) technology. Employing normative juridical and descriptive analytical approaches, this study analyzes legal regulations and data from interviews with Islamic law experts, medical professionals, and family law experts, as well as relevant literature. The findings indicate that according to Islamic law, children born through IVF from a legally married couple are considered legitimate. However, legal uncertainties arise when third-party donors are involved. Indonesian civil law currently lacks specific regulations regarding the status of test-tube babies, leading to complex issues such as inheritance rights and child custody. This research emphasizes the need for comprehensive regulations developed through collaboration among legal, medical, religious, and community experts to address the legal, ethical, and social issues surrounding test-tube babies in Indonesia from an Islamic perspective. These findings contribute to a better understanding and resolution of related issues.", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 501, "width": 56, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Table" }, { "left": 62, "top": 726, "width": 91, "height": 50, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Nasab, Bayi Tabung, Hukum", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 519, "width": 371, "height": 257, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini mengkaji status bayi tabung dari perspektif Islam, dengan fokus pada implikasi hukum, etika, dan sosial terkait teknologi Fertilisasi In Vitro (IVF). Menggunakan pendekatan yuridis normatif dan deskriptif analitis, studi ini menganalisis regulasi hukum dan data dari wawancara dengan pakar hukum Islam, medis, dan keluarga, serta literatur terkait. Temuan menunjukkan bahwa menurut hukum Islam, anak yang lahir melalui IVF dari pasangan suami istri sah dianggap sah. Namun, ketidakpastian hukum muncul jika melibatkan donor pihak ketiga. Hukum perdata Indonesia belum memiliki regulasi khusus tentang status bayi tabung, menimbulkan masalah seperti hak waris dan hak asuh anak. Penelitian ini menekankan perlunya regulasi komprehensif yang dikembangkan melalui kolaborasi pakar hukum, medis, agama, dan masyarakat untuk mengatasi masalah hukum, etika, dan sosial seputar bayi tabung di Indonesia dari perspektif Islam. Temuan ini berkontribusi pada pemahaman yang lebih baik dan penyelesaian masalah terkait.", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 28, "width": 418, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahmad Hasanuddin. Dkk. : Nasab Bayi Tabung dalam Perspektif Agama Islam... | 42", "type": "Page header" }, { "left": 212, "top": 779, "width": 174, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Isti’dal: Jurnal Studi Hukum Islam", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 77, "width": 70, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 102, "width": 226, "height": 198, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkembangan teknologi medis telah memberikan berbagai solusi inovatif untuk masalah kesehatan yang kompleks. Salah satu terobosan signifikan adalah teknologi bayi tabung (In Vitro Fertilization/IVF), yang telah memberikan harapan baru bagi pasangan yang mengalami kesulitan dalam memiliki anak.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 310, "width": 226, "height": 197, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknologi ini melibatkan pembuahan sel telur oleh sperma di luar tubuh wanita dalam kondisi laboratorium yang terkendali. Setelah pembuahan berhasil, embrio yang dihasilkan kemudian ditanamkan kembali ke dalam rahim wanita, memungkinkan terjadinya kehamilan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 517, "width": 226, "height": 197, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Namun, keberhasilan teknologi ini tidak hanya membawa implikasi medis dan kebahagiaan bagi pasangan yang sebelumnya tidak memiliki harapan untuk memiliki anak, tetapi juga menimbulkan berbagai pertanyaan hukum, etika, dan sosial yang kompleks, terutama dalam konteks agama Islam.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 724, "width": 226, "height": 42, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu isu utama yang menjadi perdebatan adalah status nasab bayi yang", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 77, "width": 226, "height": 119, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lahir melalui proses bayi tabung. Nasab, atau garis keturunan, memiliki makna yang sangat penting dalam hukum Islam, karena berkaitan dengan identitas, hak waris, dan berbagai aspek hukum keluarga lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 206, "width": 226, "height": 301, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian terdahulu telah membahas beberapa pandangan terkait nasab bayi tabung dalam hukum Islam. Misalnya, menurut pandangan yang diuraikan oleh Zulfikar (2019), anak yang lahir melalui teknologi bayi tabung dianggap sah dalam Islam jika sperma dan ovum berasal dari pasangan suami istri yang sah. Namun, teknologi ini juga menimbulkan pertanyaan baru yang belum terjawab secara memadai dalam literatur hukum Islam klasik maupun kontemporer.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 517, "width": 226, "height": 249, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hakim (2018) menekankan bahwa meskipun ada panduan umum dalam hukum Islam tentang reproduksi, belum ada konsensus yang jelas mengenai nasab bayi tabung, terutama jika melibatkan donor sperma atau ovum dari pihak ketiga. Hal ini menciptakan ketidakpastian hukum yang memerlukan kajian lebih mendalam untuk memberikan kepastian hukum bagi semua pihak yang terlibat.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 412, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "43| Ahmad Hasanuddin. Dkk. : Nasab Bayi Tabung dalam Perspektif Agama Islam...", "type": "Page header" }, { "left": 240, "top": 779, "width": 117, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 11 No.1, 2024, 41-51", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 226, "height": 197, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu, dalam konteks hukum perdata Indonesia, sebagaimana diuraikan oleh Aziz (2020), belum ada regulasi khusus yang mengatur status nasab bayi tabung. Ketidakjelasan ini mengakibatkan berbagai implikasi sosial dan hukum yang rumit, seperti masalah hak waris, kepemilikan, dan hak asuh anak.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 264, "width": 226, "height": 249, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara mendalam nasab bayi tabung dalam perspektif hukum Islam, serta implikasi etika dan sosial yang muncul dari teknologi ini. Dengan pendekatan yuridis normatif dan deskriptif analitis, penelitian ini akan menganalisis data dan pandangan dari berbagai sumber hukum Islam serta implikasinya dalam konteks hukum perdata di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 523, "width": 226, "height": 249, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengembangkan pemahaman yang lebih komprehensif dan holistik mengenai nasab bayi tabung. Hal ini penting untuk menyusun regulasi yang tidak hanya adil dan sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya, tetapi juga memberikan perlindungan hukum yang jelas bagi semua pihak yang terlibat, termasuk anak yang", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 57, "width": 226, "height": 119, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dilahirkan melalui teknologi ini. Dengan demikian, penelitian ini dapat membantu mengatasi tantangan hukum dan etika yang terkait dengan teknologi bayi tabung dalam masyarakat Muslim di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 186, "width": 42, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 212, "width": 226, "height": 223, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dan deskriptif analitis untuk mengkaji nasab bayi tabung dalam perspektif agama Islam, serta implikasi hukumnya. Pendekatan ini dipilih karena mampu memberikan gambaran yang jelas mengenai ketentuan hukum yang berlaku serta analisis mendalam mengenai masalah yang dihadapi.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 445, "width": 226, "height": 249, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder yang diperoleh dari berbagai literatur, termasuk buku referensi, jurnal ilmiah, artikel, dan dokumen resmi yang membahas mengenai nasab bayi tabung dalam hukum Islam dan hukum perdata Indonesia. Sumber data juga mencakup fatwa dari lembaga keagamaan seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta analisis dari pakar hukum.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 704, "width": 227, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data yang masuk kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis kualitatif, dimaksud sebagai langkah melibatkan", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 28, "width": 419, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahmad Hasanuddin. Dkk. : Nasab Bayi Tabung dalam Perspektif Agama Islam... | 44", "type": "Page header" }, { "left": 212, "top": 779, "width": 174, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Isti’dal: Jurnal Studi Hukum Islam", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 226, "height": 197, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengorganisasian data, pengkodean, dan penginterpretasian untuk menemukan pola, tema, dan hubungan yang relevan dengan nasab bayi tabung. Dan content analysis dimaksud untuk membantu memahami konteks dan implikasi dari berbagai pandangan mengenai nasab bayi tabung.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 264, "width": 226, "height": 93, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Status Hukum Keperdataan Bayi Tabung dan Hubungan Nasabnya Ditinjau dari Hukum Islam dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 367, "width": 226, "height": 120, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perdebatan mengenai keabsahan hukum bayi tabung telah menjadi sorotan utama di kalangan Ulama dan Cendekiawan agama Islam, dengan beragam pandangan dari berbagai mazhab dalam Islam.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 497, "width": 226, "height": 275, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagian Ulama meyakini bahwa teknologi bayi tabung dapat dihalalkan dengan syarat-syarat tertentu. Pertama, apabila sperma yang ditabung dan dimasukkan ke dalam rahim wanita bukanlah sperma dari pihak lain, maka hukumnya haram. Kedua, jika sperma tersebut adalah milik suami istri, namun cara pengambilannya tidak sesuai dengan aturan syariah, maka hukumnya juga haram. Ketiga, jika sperma yang digunakan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 57, "width": 226, "height": 119, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "adalah sperma suami istri dan proses pengambilannya sesuai dengan ketentuan syariah, serta dimasukkan ke dalam rahim istri sendiri, maka hukumnya diperbolehkan.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 186, "width": 227, "height": 275, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Namun, terdapat perbedaan pendapat antara Imam Ibnu Hajar dan Imam Romli mengenai status anak yang dihasilkan dari sperma tersebut. Menurut Imam Ibnu Hajar, anak tersebut tidak dapat dihubungkan secara langsung dengan pemilik sperma secara mutlak (baik muhtarom atau tidak), sedangkan menurut Imam Romli, anak tersebut dapat dihubungkan dengan syarat bahwa sperma tersebut dikeluarkan dengan cara yang benar.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 471, "width": 227, "height": 70, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "اهعضو ةفطن نم الله دنع مظعأ كرشلا دعب بنذ نمام نب ميشلها نع نادلا نبا هاور .هل ليحلا محر فى لجر يرغصلا عمالجا ئاطلا كلام", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 543, "width": 226, "height": 145, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tidak ada dosa yang lebih besar setelah syirik (menyekutukan Allah ) disisi Allah dari pada spermanya seorang laki-laki yang ditaruh pada rahim wanita yang tidak halal baginya. (HR. Ibnu Abid-dunya dari Hasyim bin Malik al-Thoi).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 698, "width": 203, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hadis lain menyebutkan: (Jurjawi, 1885)", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 724, "width": 215, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "نمؤي ناك نم هيخأ عرز هءام ينقسي لاف رخلآا مويلاو للهبا", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 412, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "45| Ahmad Hasanuddin. Dkk. : Nasab Bayi Tabung dalam Perspektif Agama Islam...", "type": "Page header" }, { "left": 240, "top": 779, "width": 117, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 11 No.1, 2024, 41-51", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 226, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali menyiram air (spermanya) pada lahan tanaman (rahim) orang lain.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 160, "width": 287, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam sumber lain disebutkan (Al-Qalyubi, 1800)", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 212, "width": 225, "height": 46, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "هيفن همزل هنم هناكما عم هنم سيل هنأ ملع دلوب تنأ ولو مارح هنم سيل نم قاحلتسا نمضتي يفنلا كرت نلأ", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 260, "width": 226, "height": 223, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apabila seoarang perempuan datang dengan membawa anak, dan diketahui bahwa anak tersebut bukan dari suaminya, dan dapat mungkin dari suaminya (namun secara yakin tidak dari suaminya). Maka wajib meniadakan (menolak mengakui), karena bila tidak dilaksanakan penolakan, dapat dimasukan nasab dari orang yang tidak haram (suaminya).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 493, "width": 223, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dijelaskan juga dalam sumber lain (Al- Bujairimi, 1418)", "type": "Text" }, { "left": 53, "top": 545, "width": 227, "height": 165, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ناورم هدمتعا ام ىلع طقف هجورخ لاح مترلمحا نيلمبا دارلما و جوزلا ملتحا اذا امك لوخدلا لاح مترمح يرغ ناك تذخأ اذه نإف بينجا نيم نم هنأ ةناظ اهجرف في هينم ةجوزلا ةدعلا بتجو لوخدلا لاح مترمح يرغو جورلخا لاح مترمح نبلا افلاخ دمتعلما ىلع ءطولا لبق ةجوزلا تقلط اذإ هب هررق امك ينلالحا في امترمح نوكي نأ برتعي هنلأ رجح انخيش .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 712, "width": 226, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yang dimaksud mani muhtarom (mulia) adalah pada waktu keluarnya saja, seperti", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 57, "width": 226, "height": 404, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang dikuatkan Imam Romli, meskipun tidak muhtarom pada waktu masuk. Contoh: suami bermimpi keluar mani, dan istrinya mengambilnya (air mani tersebut) lalu dimasukan ke farjinya dengan persangkaan, bahwa air mani tersebut milik laki- laki lain (bukan suaminya) maka hal ini dinamakan mani muhtarom keluarnya, tapi tidak muhtarom waktu masuknya ke farji, dan dia wajib punya iddah (masa penantian) jika suaminya menceraikan sebelum disetubuhi. Menurut yang mu'tamad, berbeda dengan pendapatnya imam ibnu hajar yang mengatakan, kriterianya harus muhtarom keduanya (waktu masuk dan keluar).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 471, "width": 227, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dan pada sumber lain (Abi bakar ibn Muhammad al Husayni as Syafi’i, 1995)", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 523, "width": 227, "height": 46, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "لمح انهلأ زاج هتما وا هتأرما ديب ةينم لجرلا نىمتسا ول اهعاتمتسا", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 571, "width": 226, "height": 145, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika seorang suami sengaja mengeluarkan air maninya dengan perantara tangan istrinya, atau tangan perempuan amatnya, maka boleh, karena perempuan tersebut tempat istima' (senang-senang) bagi seorang suami.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 726, "width": 226, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masalah bayi tabung atau inseminasi buatan menurut pandangan Islam termasuk", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 28, "width": 419, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahmad Hasanuddin. Dkk. : Nasab Bayi Tabung dalam Perspektif Agama Islam... | 46", "type": "Page header" }, { "left": 212, "top": 779, "width": 174, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Isti’dal: Jurnal Studi Hukum Islam", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 226, "height": 93, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "masalah kontemporer ijtihadiah, karena tidak terdapat hukumnya secara spesifik di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah bahkan dalam kajian fikih klasik sekalipun.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 160, "width": 226, "height": 197, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh karena itu jika hendak dikaji menurut hukum Islam, maka harus dengan memakai metode ijtihad yang lazimnya dipakai oleh para ahli ijtihad, agar dapat ditemukan hukumnya yang sesuai dengan prinsip dan jiwa al-Qur’an dan as-Sunnah yang merupakan sumber pokok hukum Islam.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 367, "width": 228, "height": 249, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kajian masalah bayi tabung atau inseminasi buatan ini harus menggunakan multidisipliner oleh para ulama dan cendekiawan muslim dari berbagai disiplin ilmu yang relafan, agar dapat diperoleh kesimpulan hukum yang benar-benar proporsional dan mendasar, misalnya ahli kedokteran, biologi, hukum, agama, dan etika. Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang bayi tabung atau inseminasi buatan,", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 626, "width": 225, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewan Pemimpin Majelis Ulama Indonesia menfatwakan:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 678, "width": 211, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Bayi tabung yang dilakukan dengan sel sperma dan ovum dari pasangan suami istri yang sah hukumnya mubah", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 57, "width": 197, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(boleh), sebab hal ini termasuk ikhtiar berdasaran kaidah-kaidah agama.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 108, "width": 211, "height": 327, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Bayi tabung yang dilahirkan dari pasangan suami istri dengan titipan Rahim istri lain (misalnya dari istri kedua dititip pada istri pertama) hukumnya haram berdasarkan kaidah sadd az-zari’ah, sebab hal ini akan menimbulkan masalah yang rumit dalam kaitannya dengan masalah warisan (khususnya antara anak yang dilahirkan dengan ibu yang mempunyai ovum dan ibu yang mengandung kemudian melahirkannya, dan sebaliknya).", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 445, "width": 211, "height": 197, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal dunia hukumnya haram berdasarkan kaidah sadd az-zari’ah, sebab hal ini akan menimbulkan masalah yang pelik, dalam kaitannya dengan penentuan nasab maupun dalam kaitannya dengan kewarisan.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 652, "width": 211, "height": 120, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Bayi tabung yang sperma dan ovumnya diambil dari salah satu pasangan bukan suami istri yang sah hukumnya adalah haram, karena itu statusnya sama dengan hubungan", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 413, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "47| Ahmad Hasanuddin. Dkk. : Nasab Bayi Tabung dalam Perspektif Agama Islam...", "type": "Page header" }, { "left": 240, "top": 779, "width": 117, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 11 No.1, 2024, 41-51", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 197, "height": 119, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kelamin antar lawan jenis di luar pernikahan yang tidak sah (zina), dan berdasarkan kaidah sadd az-zari’ah yaitu untuk menhindari terjadinya perbuatan zina.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 186, "width": 162, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tinjauan Tentang Bayi Tabung", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 212, "width": 228, "height": 197, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bayi tabung atau inseminasi buatan merupakan terjemahan dari Artificial Insemination. Dalam bahasa Indonesia orang menyebutnya dengan pemanian buatan, pembuahan buatan, atau penghamilan buatan. Saat ini bayi tabung bukanlah hal yang asing di telinga masyarakat Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 419, "width": 226, "height": 275, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bayi tabung merupakan aplikasi teknologi dalam bidang reproduksi manusia. Bayi tabung adalah suatu upaya untuk memperoleh kehamilan dengan jalan mempertemukan sel sperma dan ovum sehingga terjadi pembuahan dalam suatu wadah yang khusus yang hanya bisa dilakukan oleh petugas medis. Karena proses pembuahan berasal dari wadah maka masyarakat menamankannya dengan bayi tabung.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 704, "width": 226, "height": 68, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses Teknik Bayi Tabung Ditinjau Dari Kesehatan. Pelaksanaan program bayi tabung di Indonesia diperbolehkan.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 57, "width": 226, "height": 145, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan peraturan kesehatan RI ditegaskan bahwa hanya pasangan suami istri yang diperbolehkan untuk melakukan prosedur ini. Dengan kata lain, sperma yang digunakan harus sperma suami, bukan sperma donor.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 212, "width": 226, "height": 120, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 127 ayat 1 yang berbunyi “upaya kehamilan di luar cara alamiah hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan:", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 341, "width": 226, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan ditanamkan dalam rahim istri dari mana ovum berasal;", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 445, "width": 226, "height": 68, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempnyai keahlian dan wewenang untuk itu; dan", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 523, "width": 227, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) pada fasilitas pelayanan kesehatan tertentu.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 575, "width": 226, "height": 93, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ayat 2 berrbunyi “ketentuan mengenai persyaratan kehamilan di luar cara alamiah sebagaimana dimaskud ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah”.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 678, "width": 226, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kedudukan Hukum Anak Yang Dilahirkan Melalui Proses Bayi Tabung.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 730, "width": 226, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Kedudukan hukum anak yang dilahirkan melalui proses bayi tabung", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 28, "width": 419, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahmad Hasanuddin. Dkk. : Nasab Bayi Tabung dalam Perspektif Agama Islam... | 48", "type": "Page header" }, { "left": 212, "top": 779, "width": 174, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Isti’dal: Jurnal Studi Hukum Islam", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 57, "width": 211, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggunakan sperma suami dan sel telur isrti", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 108, "width": 212, "height": 301, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di dalam Pasal 250 KUPerdata diatur tentang pengertian anak sah yakni tiap- tiap anak yang dilahirkan atau ditumbuhkan sepanjang perkawinan, memperoleh si suami sebagai bapaknya. Selanjutnya dalam Pasal 42 Undang- Undang No. 16 Tahun 2019 tentang Perubahan atas UndangUndang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan disebutkan bahwa anak sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat dari perkawinan yang sah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 419, "width": 211, "height": 172, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada prinsipnya pendapat di atas menyetujui tentang penggunaan proses bayi tabung asalkan menggunakan sperma dan sel telur dari pasangan suami istri yang sah dalam ikatan perkwainan dan kemudian embrionya di masukkan ke dalam rahim sang istri.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 600, "width": 212, "height": 172, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya anak hasil dari teknik bayi tersebut dapat dikatakan sebagai anak sah. Anak sah adalah anak yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan anak yang dilahirkan secara alami. Oleh karena anak itu dilahirkan oleh pasangan suami istri yang sah,", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 57, "width": 212, "height": 223, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sperma dan sel telur dari pasangan suami istri yang sah, serta yang mengandung dan melahirkan adalah istri dari suami. Dalam hal ini teknik inseminasi buatan hanya hanya untuk membantu proses pembuahan saja. Dan pembuahan tersebut terjadi dalam tabung gelas atau cawan, dan proses selanjutnya tetap berada dalam rahim sang istri.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 290, "width": 226, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Kedudukan hukum anak yang dilahirkan melalui proses bayi tabung dari sperma donor.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 367, "width": 212, "height": 405, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masalah anak sah sudah diatur dalam Pasal 250 KUHperdata dan Pasal 42 Undang-Undang No. 16 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang- Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Pasal 250 KUHPerdata bebunyi, “Tiap-tiap anak yang dilahirkan atau di tumbuhkan sepanjang perkawinan, memperoleh si suami sebagai bapaknya”. Selanjutnya dalam Pasal 42 Undang-Undang No. 16 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang- Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan berbunyi “anak sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah”.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 413, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "49| Ahmad Hasanuddin. Dkk. : Nasab Bayi Tabung dalam Perspektif Agama Islam...", "type": "Page header" }, { "left": 240, "top": 779, "width": 117, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 11 No.1, 2024, 41-51", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 57, "width": 211, "height": 171, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika dilihat dari Pasal ini maka dalam menentukan status hukum anak yang dilahirkan melalui proses bayi tabung dari sperma donor, jelaslah bahwa anak itu dikatakan anak sah. Karena dikandung dan dilahirkan dalam ikatan perkawinan yang sah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 238, "width": 212, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tetapi jika dilihat dari hukum Islamnya maka anak tersebut bukanlah anak sah. Karena dalam Islam hal tersebut adalah haram.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 341, "width": 211, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sperma dari pendonor tidak diketahui asal usul atau nasabnya, sehingga dapat menimbulkan masalah yang rumit dalam kaitannya dengan warisan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 445, "width": 212, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bayi tabung dapat dibolehkan jika sperma dan sel telur berasal dari pasangan suami istri yang sah. Bayi tabung diharamkan jika:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 549, "width": 211, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(1) Sel sperma dan sel telur dari pasangan suami istri yang tidak sah.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 600, "width": 211, "height": 68, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2) Penggunaan teknologi bayi tabung dari pasangan suami istri yang ditipkan di rahim perempuan lain.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 678, "width": 226, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Aturan Mengenai Teknologi Bayi Tabung Di Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 730, "width": 226, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di Indonesia persoalan yang berhubungan dengan teknologi bayi tabung", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 57, "width": 226, "height": 197, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "timbuldisebabkan karena peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kedudukan hukum anak yang lahir melalui proses bayi tabung belum ada. Hukum positif di Indonesia hanya mengatur tentang pengertian anak sah yang dilahirkan secara alami, bukan melalui proses bayi tabung (Mariana, 1997).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 264, "width": 226, "height": 404, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Status hukum seorang anak diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Undang-Undang No. 16 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan tidak mengatur secara tegas tentang kedudukan hukum anak yang dilahirkan melalui proses bayi tabung baik yang menggunakan benih dari pasangan suami istri yang sah yang kemudian embrionya ditransplantasikan ke rahim sang istri, dimana salah satu benihnya berasal dari oranglain kemudian ditransplantasikan ke rahim sang istri maupun benih yang bersal dari pasangan suami istri kemudin ditanamkan ke rahim ibu pengganti (surrogate mother).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 678, "width": 226, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan dalam hukum negara hanya mengatur secara tegas mengenai anak sah, pengesahan anak luar kawin, dan pengakuan terhadap anak luar kawin. Pasal", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 28, "width": 417, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahmad Hasanuddin. Dkk. : Nasab Bayi Tabung dalam Perspektif Agama Islam... | 50", "type": "Page header" }, { "left": 212, "top": 779, "width": 174, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Isti’dal: Jurnal Studi Hukum Islam", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 226, "height": 171, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "250 KUHPerdara dan Pasal 42 Undang- Undang No. 16 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyatakan anak sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat dari perkawinan yang sah.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 238, "width": 226, "height": 171, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kedua Pasal tersebut tidak menyinggung tentang asal-usul sel air mani dan sel telur yang digunakan. Peraturan hukum tersebut hanya terkesan menjelaskan bahwa jika anak itu dilahirkan dalam perkawinan yang sah maka sah lah kedudukan anak tersebut dalam hukum.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 419, "width": 52, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simpulan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 445, "width": 228, "height": 327, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inseminasi buatan dengan sel sperma dan sel telur dari pasangan suami istri yang sah dan ditransfer ke dalam rahim istri dimana sel telur berasal maka diperbolehkan dalam Islam dan menjadi anak sah. Kemudian bayi tabung yang dilahirkan dari pasangan suami istri dengan titipan rahim istri lain (misalnya dari istri kedua dititip pada istri pertama), bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal dunia, bayi tabung yang sperma dan ovumnya diambil dari salah satu pasangan bukan suami istri yang sah hukumnya", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 57, "width": 226, "height": 119, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "adaalah haram, karena hal tersebut dapat menimbulkan masalah yang rumit dalam kaitannya dengan penentuan nasab maupun dalam kaitannya dengan kewarisan.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 186, "width": 227, "height": 197, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan nasab anak yang lahir melalui proses bayi tabung atau inseminasi buatan belum dijelaskan, sehingga hukum positif di Indonesia hanya mengatur bagaimana proses teknik bayi tabung yang boleh dilaksanakan sesuai dengan Undang- Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 127.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 393, "width": 226, "height": 353, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persoalan yang berhubungan dengan teknologi bayi tabung timbul disebabkan karena peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kedudukan hukum anak yang lahir melalui proses bayi tabung belum ada. Hukum positif di Indonesia hanya mengatur tentang pengertian anak sah yang dilahirkan secara alami, bukan melalui proses bayi tabung. Status hukum seorang anak diatur dalam Kitab Undang- Undang Hukum Perdata dan Undang- Undang No. 16 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan tidak", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 410, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "51| Ahmad Hasanuddin. Dkk. : Nasab Bayi Tabung dalam Perspektif Agama Islam...", "type": "Page header" }, { "left": 240, "top": 779, "width": 117, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 11 No.1, 2024, 41-51", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 226, "height": 275, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengatur secara tegas tentang kedudukan hukum anak yang dilahirkan melalui proses bayi tabung baik yang menggunakan benih dari pasangan suami istri yang sah yang kemudian embrionya ditransplantasikan ke rahim sang istri, dimana salah satu benihnya berasal dari orang lain kemudian di transplantasikan ke Rahim sang istri maupun benih yang bersal dari pasangan suami istri kemudin ditanamkan ke rahim ibu pengganti (surrogate mother).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 341, "width": 226, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan dalam hukum negara hanya mengatur secara tegas mengenai anak sah, pengesahan anak luar kawin, dan pengakuan terhadap anak luar kawin.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 445, "width": 77, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 471, "width": 226, "height": 68, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abi bakar ibn Muhammad al Husayni as Syafi’i, T. (1995). Kifayatul akhyar fi hal ghayatul ikhtisar. Dar al Kotob Al", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 549, "width": 45, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ilmiyah.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 575, "width": 226, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Bujairimi, S. bin U. bin M. (1418).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 600, "width": 168, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bujairimi Iqna’ IV: 36. dar el-fikr.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 626, "width": 226, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Qalyubi, S. (1800). Hasyiyah al Qaliyubi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 652, "width": 57, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dar el-fikr.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 678, "width": 226, "height": 68, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asy’ari, A.-H. A.-I. J. A. R. bin A. B. al-M. as-S. asy-S. al-. (1997). Kutub Jam’u shogir. dar el-fikr.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 57, "width": 226, "height": 93, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aziz, F. (2020). Regulasi Teknologi Reproduksi Manusia: Perspektif Hukum Positif Indonesia. Jurnal Hukum & Sosial, 15(1), 67–80.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 160, "width": 226, "height": 68, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hakim, M. (2018). “Permasalahan Hukum dalam Teknologi Bayi Tabung.” Jurnal Hukum & Keadilan, 12(3), 201–215.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 238, "width": 226, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurjawi, A. A. Al. (1885). Hikmatu Tasyri’ wal", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 264, "width": 108, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "wafatuhu. dar el-fikr.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 290, "width": 226, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laksono, B. (2020). \"Pandangan Hukum", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 316, "width": 197, "height": 41, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Islam Terhadap Bayi Tabung: Suatu Analisis Yuridis. Jurnal Hukum Islam,", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 367, "width": 70, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14(2), 123–136.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 393, "width": 226, "height": 68, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mariana. (1997). StudiPerbandingan Hukum Islam dan Hukum Positif Terhadap Nasab Bayi Tabung. Skripsi.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 471, "width": 226, "height": 68, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahman, A. (2021). Pandangan Hukum Islam tentang Bayi Tabung: Sebuah Analisis Kritis. Jurnal Hukum &", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 549, "width": 103, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agama, 16(1), 34–47.", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 575, "width": 226, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sondakh, H. (2015). Apsek Hukum Bayi", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 600, "width": 197, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabung Di Indonesia. Lex Administratum, 3(1).", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 652, "width": 226, "height": 68, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zulfikar, R. (2019). \"Implikasi Hukum Teknologi Bayi Tabung dalam Hukum Islam dan Hukum Positif. Jurnal", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 730, "width": 186, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hukum & Pembangunan, 23(1), 45–58.", "type": "List item" } ]
54e8de73-7ac6-6d98-e47a-cd33cce3b08b
https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/crepido/article/download/14589/8012
[ { "left": 256, "top": 34, "width": 106, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL CREPIDO", "type": "Section header" }, { "left": 256, "top": 48, "width": 280, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Mengenai Dasar-Dasar Pemikiran Hukum: Filsafat dan Ilmu Hukum Tersedia online di https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/crepido/ Volume 04, Nomor 01, Juli 2022", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 749, "width": 242, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Crepido, Volume 04, Nomor 01, Juli 2022, halaman 23-29", "type": "Page footer" }, { "left": 505, "top": 733, "width": 11, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "23", "type": "Page footer" }, { "left": 102, "top": 117, "width": 424, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "IMPLEMENTASI NILAI-NILAI FILSAFAT HUKUM DALAM PEMBENTUKAN HUKUM DI INDONESIA", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 166, "width": 429, "height": 60, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Valencia Adelina Br Ginting 1 , Khairunnisa 2 , Syarifah Lisa Andriati* 3 1,2,3 Fakultas Hukum, Universitas Sumatera Utara Jl. Universitas No.19, Padang Bulan, Kec. Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara 20155, Indonesia [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 237, "width": 48, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 255, "width": 443, "height": 107, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Legal Philosophy in Indonesia has the biggest thing of formulation in Indonesia. Pancasila as the sources of all the laws contain the meaning of all the laws or the rules, starting from our constitution and all laws regarding of our constitution must be put Pancasila as the basic and cornerstone of it’s law. Pancasila is the Indonesia’s legal system. So that Pancasila not only knowing as the Philosophy but also knowing as the written law in Indonesia that contain an alive law. The problem is that how big is the philosophy of law giving the influence for the establishment of the legal system in Indonesia? This issue must be important to be answered. The author tries to examine this problem with a normative juridical legal method. The approach used by the author is some books that contain the issues.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 368, "width": 232, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords: Pancasila; Making Law; Legal System", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 403, "width": 41, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 421, "width": 443, "height": 130, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Filsafat Hukum di Indonesia mempunyai peranan terbesar dalam pembentukan hukum di Indonesia. Pancasila sebagai sumber hukum mengandung arti keseluruhan dari peraturan maupun hukum, mulai dari konstitusi kita dan seluruh peraturan terlepas dari konstitusi kita pastilah meletakkan Pancasila sebagai dasar dan landasan dari hukum tersebut. Pancasila adalah sistem hukum Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila bukan hanya dikenal sebagai filosofi tapi juga dikenal sebagai hukum tertulis di Indonesia yang mengandung hukum yang hidup. Permasalahannya adalah sebesar apa peranan Filsafat Hukum memberikan pengaruh untuk membangun pembentukan sistem hukum di Indonesia. Permasalahan ini pastilah sangat penting untuk dijawab. Penulis mencoba untuk menguji permasalahan ini dengan hukum normatif dalam metode hukum. Pendekatan yang dilakukan oleh penulis diambil dari beberapa buku yang mengandung tentang permasalahan permasalahan yang terkait.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 557, "width": 283, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci : Pancasila; Pembentukan Hukum; Sistem Hukum", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 592, "width": 94, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 616, "width": 443, "height": 65, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Filsafat mempelajari permasalahan tertentu dengan cara yang tertentu juga. Permasalahan tersebut meliputi persoalan yang terdalam dan terpenting yang telah ditemukan oleh para filsuf. Di antaranya dibahas soal hakikat sejati manusia, cara kita berfikir, hakikat realitas, serta kemampuan kita mengetahui realitas tersebut, dan sekumpulan persoalan terkait satu sama lain. 1", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 703, "width": 442, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 Peter Gibson, Segala Sesuatu Yang Perlu Anda Ketahui Tentang Filsafat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2020).", "type": "Footnote" }, { "left": 160, "top": 34, "width": 307, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Implementasi Nilai-Nilai Filsafat Hukum dalam Pembentukan Hukum di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 749, "width": 242, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Crepido, Volume 04, Nomor 01, Juli 2022, halaman 23-29", "type": "Page footer" }, { "left": 108, "top": 733, "width": 12, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "24", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 80, "width": 443, "height": 102, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ilmu dan teknologi yang semakin lama semakin berkembang yang dimiliki manusia, telah banyak permasalahan yang mampu diselesaikan. Contohnya banyak permasalahan di alam semesta yang sudah banyak dipecahkan melalui kemajuan ilmu tersebut, yang pada akhirnya menghasilkan serangkaian teknologi yang fantastis. Akan tetapi adakalanya banyak pertanyaan yang tak mampu dijawab dengan ilmu manusia. Maka untuk itulah filsafat hadir untuk mampu menjawab hal itu. 2", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 187, "width": 443, "height": 84, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Filsafat hukum adalah cabang filsafat dengan metode sistematis dan radikal terkait hakikat dan sebah sebah fundamental dan marginal dari hukum dalam segala aspeknya, yang peninjauan berpusat pada masalah masalah inti dari hukum. Dapat kita pahami bahwa filsafat hukum adalah suatu ilmu yang mengkaji hukum ditinjau dari segi filosofis. Hukum sebagai objek filsafat hukum akan dikaji lebih mendalam sampai inti akar permasalahan. 3", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 277, "width": 443, "height": 119, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Termasuklah pembentukan hukum di Indonesia akan dikaji juga oleh filsafat hukum. Hukum dibuat dengan mempertimbangan keadilan (gerechtigkeit), kepastian hukum (rechtssicherheit) dan kemanfaatan (zweckmassigkeit). Jika kita berbicara tentang kedalian, kemanfaatan dan kepastian yang diberikan oleh hukum maka tidak akan jauh dari namanya hak asasi manusia (HAM). Begitu penting untuk kiranya sebelum membentuk atau membangun suatu hukum yang akan bersifat adil untuk mengatur masyarakat haruslah lebih di dalami filsafat hukum itu untuk dapat terwujudnya keadilan yang real bagi setiap golongan yang ada di Indonesia. 4", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 401, "width": 443, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini mengkaji mengenai bagaimana peran filsafat dalam hukum dalam pembentukan hukum di Indonesia dan seberapa besar peran filsafat hukum dalam pembentukan hukum di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 473, "width": 123, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B. Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 496, "width": 443, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini merupakan penelitian normative dengan menggunakan studi kepustakaan. Metode Penelitian yang digunakan dalam hal ini yakni metodologi sekunder yang diambil dari buku buku ilmiah yang terkait.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 568, "width": 142, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "C. Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 591, "width": 335, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Pesan filsafat hukum dalam pembentukan hukum di Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 614, "width": 443, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Filsafat hukum bertugas menerangkan dasar nilai hukum yang filosofis dimana mampu mewujudkan cita-cita keadilan, ketertiban dalam bermasyarakat yang berhubungan dengan", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 671, "width": 443, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 Teguh Prasetyo and Abdul Halim Barkatullah, Filsafat, Teori, &Ilmu Hukum: Pemikiran Menuju Masyarakat Yang Berkeadilan Dan Bermartabat (Depok: Raja Grafindo Persada, 2017).", "type": "Footnote" }, { "left": 93, "top": 692, "width": 33, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3 Ibid.", "type": "Footnote" }, { "left": 93, "top": 703, "width": 442, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4 Bakir Bakir, “Peran Filsafat Hukum Dalam Pembentukan Hukum Di Indonesia,” AT-TURAS: Jurnal Studi Keislaman 4, no. 1 (2017): 58–68.", "type": "Footnote" }, { "left": 160, "top": 34, "width": 307, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Implementasi Nilai-Nilai Filsafat Hukum dalam Pembentukan Hukum di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 93, "top": 749, "width": 242, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Crepido, Volume 04, Nomor 01, Juli 2022, halaman 23-29", "type": "Page footer" }, { "left": 505, "top": 733, "width": 11, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "25", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 80, "width": 443, "height": 244, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "keberadaan hukum yang ada,untuk itu filsafat hukum dapat dikatakan cocok untuk membangun keadaan hukum yang lebih baik. Tentang fungsi Filsafat Hukum itu sendiri,berpendapat bahwa ahli filsafat berupaya untuk mencari jawaban untuk permasalahan tentang gagasan membuat sebuah hukum yang sempurna, kemudian menunjukan kepada masyarakat kalau hukum yang sudah ditentukan, kekuasaannya tidak dipersoalkan lagi. Untuk memenuhi perkembangan hukum yang diamna menjamin kelangsungan dimasa mendatang,filsafat hukum memberikan penjelasan yang logis mengenai hukum. Mewujudkan rasa keadilan yang sesuai dengan kaidah hukum yang abstrak dan konkrit, filsafat hukum lebih memperhatikan dari sisi filosofis hukum yang lebih mengarah terhadap permasalahan fungsidan filsafat hukum melakukan perubahan tata tertib penyelesaian masalah pertikaian dan mengadakan perubah yang lebih baik. Filsafat hukum sangat berdampak positif karena melakukan sebuah analisis yang dapat dikatakan mendalam terhadap segala persoalan-persoalan hukum yang sering ada ditengah masyarakat atau melakukan pengkajian terhadap perkembangan ilmu hukum itu sendiri secara teoritis, dan cakupannya berkembang luas dan komprehensif. 5", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 330, "width": 443, "height": 173, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam pembentukan hukum yang dibuat oleh negara, sudah pasti hukum memiliki sebuah target atau pencapaian yang ingin dicapai dalam artian tidak ada satupun suatu peraturanperundang undangan yang dibentuk dengan tidak adanya tujuan yang ingin digapai oleh hukum. Pembentukan suatu sistem hukum wajib berdasarkan dari nilai nilai Pancasila yang dimana kita tau sejatinya Pancasila merupakan dasar dari pemikiran bangsa Indonesia. Pengetian dari Pembentukan hukum itu adalah merunutkan peraturan peraturan dasar yang berlaku bagi masyarakat. Dalam Undang-Undang No 12 Tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-undangan, telah diatur jenis hierarki pembentukan hukun di Indonesia. Dalam pembentukan hukum dimana salah satu di antaranya membahas tentang teori filsafat hukum. 6", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 508, "width": 443, "height": 119, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Susunan hirarki peraturan perundang-undangan yang ditata kembali dianggap memang sudah sangat tepat, karena pada masa Orde Baru yang pada awalnya berupaya memurnikan lagi falsafah Pancasila dan pelaksanaan UUD 1945 dengan menyusun ulang kembali sumber tertib hukum dan tata urut peraturan perundang undangan, yang dalam kenyataannya selama 32 tahun belum membuahkan hasil untuk membangun tatanan perundang-undangan yang dapat dijadikan patokan bagi upaya memutuskan hasil akhir bagi sistem perundang-undangan di masa depan. 7", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 660, "width": 442, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5 Bambang Hermoyo, “Peranan Filsafat Hukum Dalam Mewujudkan Keadilan,” Jurnal Wacana Hukum 9, no. 2 (2010): 32.", "type": "Footnote" }, { "left": 93, "top": 682, "width": 442, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6 Muhammad Khambali, “Fungsi Filsafat Hukum Dalam Pembentukan Hukum Di Indonesia,” Supremasi Hukum 3, no. 1 (2014): 9.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 703, "width": 442, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7 Kurnia Parluhutan Hutapea, “Peranan Filsafat Hukum Dalam Pembentukan Hukum Di Indonesia,” Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu 2, no. 4 (2016): 11.", "type": "Footnote" }, { "left": 160, "top": 34, "width": 307, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Implementasi Nilai-Nilai Filsafat Hukum dalam Pembentukan Hukum di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 749, "width": 242, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Crepido, Volume 04, Nomor 01, Juli 2022, halaman 23-29", "type": "Page footer" }, { "left": 108, "top": 733, "width": 12, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "26", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 80, "width": 443, "height": 119, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Filsafat hukum nasional haruslah dikembangkan sehingga terbentuk falsafah hukum Pancasila. Pancasila adalah dasar negara yang juga menjadi dasar falsafah hukum nasional bersifat imperative yang menjadi pedoman penyusunan pengembangan falsafah hukum yang selaras dan bersangkut paut dengan nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila itu sendiri. Yang mana setiap nilai niali dasar yang terkandung dalam Pancasila tersebut haruslah juga terdapat dalam sistem pembentukan hukum di Indonesia nantinya dan juga mempengaruhi sistem perkembangan hukum di Indonesia. 8", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 205, "width": 443, "height": 191, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Di dalam pembentukan hukum di Indonesia filsafat hukum berperan dalam membuat pembentukan hukum yang sangat diperlukan oleh rakyat Indonesia. Selain itu, filsafat hukum juga mengganti beberapa tata-urutan hukum di Indonesia. Filsafat hukum menganti beberapa peraturan perundang-undagan mulaidari Tap XX/MPRS/1966 sampai tata-urutan Peraturan Perundang-undangan yang di dasari Undang-Undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 2011. Filsafat hukum dapat membimbing dan mewujudkan kebutuhan-kebutuhan hukum sesuai dengan tingkat kemajuan pembangunan di segala bidang,untuk itu sangat diperlukan untuk lebih mengkaji lebih menda dalam lagi filsafat hukum secara lebih spesifik oleh seluruh bangsa ini terutama kepada para pemegang kekuasaan dan kepentingan di negara ini. Dengan begitu kedepannya lebih mampu mengerti serta mengetahui kandungan yang terdapat di dalam filsafat hukum baik dari segi hukum itu sendiri atau dampak positif bagi kehidupan bangsa ini. 9", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 419, "width": 404, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Besarnya Peranan Filsafat Hukum dalam Pembentukan Hukum di Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 443, "width": 443, "height": 83, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Filsafat mengkaji segala nilai filosofis dari hukum. Kemudian hukum adalah segala norma atau kaidah maupun peraturan tertulis maupun yang tidak yang terdiri dari perintah atau larangan serta sanksi bagi yang melanggarnya. Dengan kata lain Hukum dapat menjadi alat ataupun pedoman dalam hidup bermasyarakat. Hukum diciptakan untuk menciptakan beberapa nilai nilai penting dalam masyarakat seperti halnya keadilan, kebahagiaan dan kesejahteraan.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 532, "width": 443, "height": 83, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Filsafat disebut sebagai ilmu karena filsafat memiliki objek kajian. Objek kajian dari ilmu hukum itu sendiri ialah norma. Mengerti hukum sebagai kaidah maka juga harus mengakui hukum itu sebagai ilmu. Jika hukum diakui sebagai norma, maka hukum harus dipatuhi. Teori hukum mengajarkan bahwasanya hukum merupakan seperangkat prinsip ataupun aturan yang membuat masyarakat untuk mempertahankan ketertiban dan kebebasannya. 10", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 621, "width": 416, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indonesia memiliki Pancasia sebagai dasar filosofis yang menjadi pedoman hidup", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 660, "width": 442, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8 Any Ismayawati, “Pancasila Sebagai Dasar Pembangunan Hukum Di Indonesia,” YUDISIA:Jurnal Pemikiran Hukum dan Hukum Islam 8, no. 1 (2017): 56.", "type": "Footnote" }, { "left": 93, "top": 682, "width": 442, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "9 Febby Lestari, “Peranan Filsafat Hukum Terhadap Hukum Di Indonesia,” Kumparan , last modified 2020, accessed June 1, 2022, https://kumparan.com/febylestari026/peranan-filsafat-hukum-terhadap-hukum- di-indonesia-1uqrXdrs6Er/full.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 714, "width": 344, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "10 Suteki Suteki, Masa Depan Hukum Progresif (Yogyakarta: Thafa Media, 2015).", "type": "Footnote" }, { "left": 160, "top": 34, "width": 307, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Implementasi Nilai-Nilai Filsafat Hukum dalam Pembentukan Hukum di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 93, "top": 749, "width": 242, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Crepido, Volume 04, Nomor 01, Juli 2022, halaman 23-29", "type": "Page footer" }, { "left": 505, "top": 733, "width": 11, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "27", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 80, "width": 443, "height": 119, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "berbangsa. Pancasila dapat dikatakan sebagai filsafat hukum sebab memenuhi kualifikasi untuk dapat disebut sebagai sistem filsafat yang mencakup beberapa hal yakni adanya nilai kesatuan, keteraturan keterkaitan dan ketergantungan antar sila sila, adanya tujuan bersama antara Pancasila dengan UUD 1945, dan lain sebagainnya. 11 Pembentukan hukum ataupun peraturan perundang-undangan di Indonesia haruslah berdasarkan ataupun harus sesuai dengan Pancasila sebagai dasar negara. Filsafat hukum berperan sebagai arah pembentukan hukum di Indonesia dan juga sebagai hal yang sangat dibutuhkan di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 205, "width": 443, "height": 155, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Filsafat hukum berpengaruh juga dalam mengubah aspek pembentukan hukum dan undang undangan di Indonesia. UU no 12 tahun 2011 tentang hierarki peraturan Perundang- undangan dijelaskan beberapa hal segala peraturan tertulis yang berlaku di Indonesia. Dalam definisinya, kebanyakan para ahli mendefinisikan hukum dalam ranah yang lebih luas dan banyak. Indonesia memiliki sistem hukum yang mana berlaku pada semua warga negaranya tanpa terkecuali. Hal ini disebabkan karena telah diamanatkan di dalam konstitusi kita yang menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara hukum. Oleh karena itu setiap orang yang mana merupakan Warga Negara Indonesia harus tunduk pada hukum yang berlaku dan dibuat di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 366, "width": 443, "height": 137, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Segala hukum yang dibentuk di Indonesia sejatinya haruslah berpedoman pada ideologi negara dan juga UUD 1945. Pancasila merupakan asas dan merupakan dasar filsafat negara yang mana menjadi unsur penentu berlakunya tata tertib hukum di Indonesia. Pancasila juga mengandung beberapa prinsip normalitas yang terdiri dari beberapa norma yang harus dipatuhi dan yang sifatnya positif. Makna dari hukum positif disini dapat berupa UUD 1945, Undang- Undang, Perppu, Peraturan PP, Perpres, dan juga PerDa. Yang mana keseluruhan dari peraturan tersebut merupakan peraturan tertulis (Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan).", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 508, "width": 443, "height": 173, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pancasila sebagai sumber dari keseluruhan sumber hukum mengandung arti dari semua sumber hukum atau peraturan, mulai dari UUD 1945 dan seluruh pelaksanaan lainnnya haruslah berpijak pada pada Pancasila sebagai landasan dan tidak boleh satupun produk hukum menyimpanginya. Eksistensi Pancasila sebagai suatu filsafat hukum sangatlah berpengaruh dan berperan besar dalam pemebentukan hukum di Indonesia. Hal ini dikarenakan Pancasila merupakan tiang pencapaian besar dalam suatu lingkaran bagi negara hukum seperti Indonesia. Apabila suatu hukum dibentuk tanpa berpedoman pada Pancasila maka akan melahirkan beberapa permasalahan permasalahan hukum dan munculnya suatu bangunan hukum yang tidak terstruktur. Tata hukum Pancasila merupakan tata hukum Indonesia. Maka daripada itu Pancasila bukan saja dikenal sebagai Falsafah dan Ideologi Negara akan tetapi Pancasila juga", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 714, "width": 361, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "11 Ali Imran, Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi (Depok: Rajawali Pers, 2017).", "type": "Footnote" }, { "left": 160, "top": 34, "width": 307, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Implementasi Nilai-Nilai Filsafat Hukum dalam Pembentukan Hukum di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 749, "width": 242, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Crepido, Volume 04, Nomor 01, Juli 2022, halaman 23-29", "type": "Page footer" }, { "left": 108, "top": 733, "width": 12, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "28", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 80, "width": 443, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dikenal layaknya sebagai peraturan tertulis di Indonesia yang mengandung hukum yang hidup, yang diinginkan oleh bangsa Indonesia. 12 Hukum yang mengakui nilai kepercayaan terhadap Tuhan, Kemanusiaan, Persatuan, nilai Kerakyatan dan serta nilai Keadilan untuk seluruh masyarakat Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 170, "width": 78, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D. Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 193, "width": 443, "height": 208, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Filsafat hukum berperan sebagai arah pembentukan hukum di Indonesia dan juga sebagai hal yang sangat dibutuhkan di Indonesia. Berperan dalam menerangkan dasar nilai hukum yang filosofis dimana mampu mewujudkan cita cita keadilan, ketertiban di dalam masyarakat yang berhubungan dengan kenyataan hukum yang berlaku. Pada pembentukan hukum di Indonesia, filsafat hukum berperan dalam membuat pembentukan hukum yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat Indonesia. Filsafat hukum berpengaruh juga dalam mengubah aspek pembentukan hukum dan undang-undangan di Indonesia. Eksistensi Pancasila sebagai suatu filsafat hukum sangatlah berpengaruh dan berperan besar dalam pembentukan hukum di Indonesia. Hal ini dikarenakan Pancasila merupakan tiang pencapaian besar dalam suatu lingkaran bagi negara hukum seperti Indonesia. Tata hukum Pancasila merupakan tata hukum Indonesia. Pancasila merupakan asas kerohanian dan merupakan dasar filosofis negara yang mana menjadi unsur munculnya tata hukum di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 425, "width": 98, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 449, "width": 32, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Buku:", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 470, "width": 443, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gibson, Peter. Segala Sesuatu Yang Perlu Anda Ketahui Tentang Filsafat . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2020.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 503, "width": 382, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Imran, Ali. Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi . Depok: Rajawali Pers, 2017.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 524, "width": 443, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Prasetyo, Teguh, and Abdul Halim Barkatullah. Filsafat, Teori, &Ilmu Hukum: Pemikiran Menuju Masyarakat Yang Berkeadilan Dan Bermartabat . Depok: Raja Grafindo Persada, 2017. Suadi, Amran. Filsafat Hukum: Refleksi Filsafat Pancasila, Hak Asasi Manusia, Dan Etika . Jakarta: Kencana, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 591, "width": 363, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suteki, Suteki. Masa Depan Hukum Progresif . Yogyakarta: Thafa Media, 2015.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 633, "width": 37, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal:", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 655, "width": 442, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bakir, Bakir. “Peran Filsafat Hukum Dalam Pembentukan Hukum Di Indonesia.” AT-TURAS: Jurnal Studi Keislaman 4, no. 1 (2017): 58–68.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 703, "width": 442, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "12 Amran Suadi, Filsafat Hukum: Refleksi Filsafat Pancasila, Hak Asasi Manusia, Dan Etika (Jakarta: Kencana, 2019).", "type": "List item" }, { "left": 160, "top": 34, "width": 307, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Implementasi Nilai-Nilai Filsafat Hukum dalam Pembentukan Hukum di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 93, "top": 749, "width": 242, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Crepido, Volume 04, Nomor 01, Juli 2022, halaman 23-29", "type": "Page footer" }, { "left": 505, "top": 733, "width": 11, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "29", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 80, "width": 442, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hermoyo, Bambang. “Peranan Filsafat Hukum Dalam Mewujudkan Keadilan.” Jurnal Wacana Hukum 9, no. 2 (2010): 32.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 113, "width": 443, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hutapea, Kurnia Parluhutan. “Peranan Filsafat Hukum Dalam Pembentukan Hukum Di Indonesia.” Jurnal Ilmiah Dunia Ilmu 2, no. 4 (2016): 11.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 147, "width": 443, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ismayawati, Any. “Pancasila Sebagai Dasar Pembangunan Hukum Di Indonesia.” YUDISIA:Jurnal Pemikiran Hukum dan Hukum Islam 8, no. 1 (2017): 56.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 180, "width": 443, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Khambali, Muhammad. “Fungsi Filsafat Hukum Dalam Pembentukan Hukum Di Indonesia.” Supremasi Hukum 3, no. 1 (2014): 9.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 234, "width": 46, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Website:", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 256, "width": 442, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lestari, Febby. “Peranan Filsafat Hukum Terhadap Hukum Di Indonesia.” Kumparan . Last modified 2020. Accessed June 1, 2022. https://kumparan.com/febylestari026/peranan- filsafat-hukum-terhadap-hukum-di-indonesia-1uqrXdrs6Er/full.", "type": "Text" } ]
bac99e35-e882-f96e-675d-74ca670e2b9c
https://symbiotic.jurnal.iainkerinci.ac.id/index.php/symbiotic/article/download/48/19
[ { "left": 79, "top": 790, "width": 352, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Available online at Journal homepage: http://ftik.iainkerinci.ac.id/symbiotic/index.php/symbiotic Email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 303, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Symbiotic: Journal of Biological Education Vol. 3 No. 1 April 2022", "type": "Page header" }, { "left": 519, "top": 785, "width": 8, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 117, "top": 157, "width": 366, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meta-Analisis Pengaruh Model-Model Pembelajaran Daring Terhadap Hasil Belajar Siswa", "type": "Section header" }, { "left": 174, "top": 200, "width": 247, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tita Yunia Zalni 1 , Fitri Arsih 1 , Zulyusri 1 , Lufri 1", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 213, "width": 260, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Magister Program Studi Pendidikan Biologi, Padang e-mail korespondensi: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 273, "width": 68, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 286, "width": 456, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The problems that occur today have a great effect on the whole world. All activities that normally can be carried out smoothly have been hampered due to the Covid-19 pandemic, one of which is the education sector, including the impact of this pandemic. The purpose of this study was to analyze the learning strategies used by teachers during covid-19 on student learning outcomes. This research method is a meta-analysis technique that summarizes several research results, analyzes, reviews, data from several previous studies originating from the national journal published (2016-2021), and the type of this research is qualitative research. The purpose of this meta-analysis is to determine the effect of bold learning models on student learning outcomes. From this research, it can be seen that there are differences in the learning strategies carried out by each journal. Therefore, there is a need for a good and directed learning strategy for the learning process during this COVID- 19 pandemic. In the results of research on the effect of the learning model when daring on student learning outcomes, the effect size value is 0.614 with a medium category.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 424, "width": 259, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : Learning Model, Learning Outcomes, Meta-analysis", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 459, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 472, "width": 456, "height": 155, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Permasalahan yang terjadi saat ini memberikan efek yang besar bagi seluruh dunia.Semua kegiatan yang biasanya dapat dilakukan dengan lancar sekarang menjadi terhambat karena pandemi Covid-19 salah satunya dibidang pendidikan termasuk yang menjadi dampak dari pandemi ini.Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru selama covid-19 terhadap hasil belajar siswa.Metode penelitian ini adalah meta-analisis teknik merangkum beberapa hasil penelitian, menganalisa, merivew, data dari beberapa penelitian sebelumnya berasal dari junal nasional terbitan (2016-2021), dan jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Tujuan dari penelitian meta-analisis ini adalah untuk mengetahui pengaruh model-model pembelajaran daring terhadap hasil belajar siswa .Dari penelitian ini terlihat adanya perbedaan dari strategi pembelajaran yang dilakukan dari masing-masing jurnal. Oleh sebab itu perlunya strategi pembelajaan yang baik dan terarah untuk proses pembelajaran selama covid-19 ini. Dalam hasil penelitian terhadap pengaruh model pembelajaran pada saat daring terhadap hasil belajar siswa didapatkan nilai effect size 0,614 dengan kategori sedang.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 644, "width": 257, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci : Model Pembelajaran, Hasil Belajar, Meta-analisis", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 685, "width": 356, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 721, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 736, "width": 456, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Permasalahan yang terjadi saat ini memberikan efek yang besar bagi seluruh dunia. Semua kegiatan yang biasanya dapat dilakukan dengan lancar sekarang menjadi terhambat karena pandemi", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 67, "width": 306, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SYMBIOTIC: Journal of Biological Education and Science", "type": "Section header" }, { "left": 145, "top": 87, "width": 313, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal homepage: http://symbiotic.ftik-iainkerinci.ac.id/index.php/symbiotic", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 105, "width": 313, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Published by: Jurusan Tadris Biologi, FTIK, IAIN Kerinci, Indonesia .", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 124, "width": 167, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2721-8988 P-ISSN: 2721-8600", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 790, "width": 352, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Available online at Journal homepage: http://ftik.iainkerinci.ac.id/symbiotic/index.php/symbiotic Email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 303, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Symbiotic: Journal of Biological Education Vol. 3 No. 1 April 2022", "type": "Page header" }, { "left": 519, "top": 785, "width": 8, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 456, "height": 104, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Covid-19 salah satunya dibidang pendidikan, sekolah-sekolah pada saat sekarang ini menggunakan pembelajaran jarak jauh yang menjadi dampak dari pandemi ini. Keputusan pemerintah untuk menetapkan para siswa dan mahasiswa untuk belajar daring dirumah, tetapi proses pembelajaran tetap dilaksanakan dan dipantau oleh guru dengan bantuan aplikasi-aplikasi yang menunjang proses pembelajaran, sehingga siwa dan mahasiswa tetap melaksanakan pembelajaran, serta penggunaan model pembelajaran tak kalah pentingnya untuk mencapai tujuan dari pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 187, "width": 456, "height": 238, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penentuan model pembelajaran harus di ketahui oleh guru sebelum memulai proses pembelajaran, pemilihan berbagai model pembelajaran pada saat sekolah daring ditengah pandemi Covid-19 ini bisa guru pilih menyesuaikan dengan materi yang ingin diajarkan. Berbagai model-model pembelajaran ini bertujuan untuk pencapai tujuan dari pembelajaran. Menurut Asyafah (2019), model- model pembelajaran itu banyak ragam atau jenisnya, dan tidak ada model pembelajaran yang cocok untuk segala situasi dan kondisi, serta suatu model yang digunakan dalam pembelajaran tertentu atau topik tertentu pasti memiliki beberapa keunggulan dan keterbatansannya, maka seringkali guru/ dosen/ peneliti mendapatkan kesulitan dalam memilih atau menentukan sebuah model pembelajaran yang tepat yang akan digunakan dalam pembelajaran. Di samping itu boleh jadi dalam penerapan model pembelajaran tidak berhasil, padahal saat uji coba implementasi model sangat berhasil.Hal ini terkait banyak variabel yang harus diperhitungkan oleh dosen/ guru/ peneliti. Secara umum, hal-hal yang dapat dipertimbangkan dalam memilih menentukan model pembelajaran adalah kesesuaian antara “model pembelajaran” dengan hal-hal berikut:", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 434, "width": 247, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Karakteristik tujuan (kompetensi) yang ditetapkan.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 453, "width": 291, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Indikator Pencapaian Kompetensi/ IPK yang dikembangkan.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 472, "width": 392, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Tujuan pembelajaran yang spesifik dalam mengembangkan potensi dan kompetensi.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 491, "width": 376, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Kemampuan dosen/guru dalam menggunakan model pembelajaran yang dipilih.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 510, "width": 207, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Karakteristik dan modalitas peserta didik.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 529, "width": 281, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. Lingkungan belajar dan sarana pendukung belajar lainnya.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 548, "width": 364, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "g. Kesesuaian dengan pendekatan, metode, strategi, dan teknik yang digunakan.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 567, "width": 339, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "h. Tuntutan dimensi tertentu, misalnya untuk menyingkap sesuatu konsep.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 586, "width": 244, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "i. Jenis penilaian hasil belajar yang akan digunakan.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 605, "width": 456, "height": 105, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang terdapat interkasi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru dan siswa dalam proses pembelajaran merupakan dua komponen yang tidak dapat dipisahkan. Guru memegang peranan penting untuk menwujudkan tujuan pendidikan nasional di tingkat sekolah dasar. Dalam proses pembelajaran kesiapan guru untuk mengenal karakter siswa dalam pembelajaran adalah hal utama dalam menyampaikan bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran dan meningktkan hasil belajar.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 719, "width": 456, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Guru harus mempu menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan, mampu mendorong meningkatkan hasil belajar peserta didik, dalam artian peserta didik tidak hanya menguasai pengetahuan yang diajarkan, tetapi pengetahuan tersebut telah menjadi muatan nurani peserta didik", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 790, "width": 352, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Available online at Journal homepage: http://ftik.iainkerinci.ac.id/symbiotic/index.php/symbiotic Email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 303, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Symbiotic: Journal of Biological Education Vol. 3 No. 1 April 2022", "type": "Page header" }, { "left": 519, "top": 785, "width": 8, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 456, "height": 85, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang nantinya dapat dihayati dan diterapkan dalam kehidupan peserta didik itu sendiri. Menurut Hamalik (2012), hasil belajar dapat diartikan apabila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dati tidak tahu menjadi tahu dan tidak mengerti menjadi mengerti. Lebih lanjut menurut Dimyati & Mudjionon (2015), hasil belajar juga merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 168, "width": 456, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari uraian yang telah dijelaskan maka diperlukan ringkasan tentang bagaimana pengaruh model pembelajaran pada saat sekolah daring akibat Covid-19 yang digunakan oleh guru terhadap hasil belajar siswa.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 238, "width": 134, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 258, "width": 456, "height": 181, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menggunakan desain Meta-Analisis yang merupakan suatu teknik merangkum beberapa hasil penelitian, menganalisa, mereview data dari beberapa penelitian sebelumnya. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian meta-analisis ini merupakan penelitian yang menggunakan data sekunder berupa data-data dari hasil penelitian sebelumnya. Penelitian ini dapat disebut sebagai penelitian yang bersifat ex post facto yang berbentuk survey dan analisis kepustakaan terhadap penelitian yang telah dilakukan. Menurut Retnawati (2018), meta-analisis adalah penelitian yang mengolah dan menganalisa data kuantitaif dari hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh orang lain, sehingga diperlukan pengumpulan dari beberapa artikel atau jurnal nasional yang memiliki data yang dimaksudkan.Tujuan pengumpulan artikel tersebut untuk menganalisis data yang diperoleh dan setelah dianalisis maka dapat ditarik sebuah kesimpulan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 448, "width": 456, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedangkan tujuan meta-analisis menurut Anwar (2005), adalah untuk memperoleh nilai effect size yang nanti dapat menentukan besarnya perbedaan atau kekuatan hubungan antar variabel, dengan cara melakukan analisis terhadap data kuantitatif yang diperoleh dari penelitian sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 505, "width": 456, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Instrumen penelitian ini hanya dokumentasi yaitu untuk memperoleh data tentang efektivitas penggunaan media pembelajaran berbasis virtual reality. Sedangkan teknik pengumpulan data dikumpulkan melalui teknik dokumentasi.Teknik ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang siswa. Berikut ini adalah kerangka kerja penelitian metode meta-analisis (Retnawati, 2018):", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 757, "width": 370, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kerangka Kerja Penelitian Metode Meta-analisis (Diadaptasi dari Retnawati, 2018)", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 790, "width": 352, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Available online at Journal homepage: http://ftik.iainkerinci.ac.id/symbiotic/index.php/symbiotic Email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 303, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Symbiotic: Journal of Biological Education Vol. 3 No. 1 April 2022", "type": "Page header" }, { "left": 519, "top": 785, "width": 8, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 456, "height": 85, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah-langkah tabulasi data adalah: (1) mengidentifikasi jenis penelitian dan variabel-variabel penelitian yang setelah ditemukan, dimasukkan dalam kolom variabel yang sesuai, (2) identifikasi rerata dan deviasi standar dari data kelompok eksperimen/sebelum perlakuan maupun kelompok kontrol/setelah perlakuan untuk setiap subjek/subpenelitian yang telah dilakukan uji coba, (3) penghitungan distribusi frekuensi dan effect size.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 168, "width": 456, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jumlah artikel jurnal yang telah dianalisis dalam penelitian ini sebanyak 20 artikel dengan retang tahun 2019-2021. Distribusi artikel-artikel penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 207, "width": 251, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Distribusi Sampel Artikel dan Tahun Terbit", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 221, "width": 413, "height": 393, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Kode Artikel Peneliti Jurnal Terbit 1. AR 1 Subron adi nugaraha, et al Nasional 2020 2. AR 2 Subron adi nugaraha , et al Nasional 2019 3. AR 3 Kartika Dewantari, et al Nasional 2021 4. AR 4 Aaltje D.C Wajong, et al Nasional 2020 5. AR 5 Reva J.P. Kalalo, et al Nasional 2021 6. AR 6 Defiana Lisa, et al Nasional 2021 7. AR 7 Christina Leovita Sragih Nasional 2021 8. AR 8 Sopia Mahmuda, et al Nasional 2021 9. AR 9 Winny Sunfriska Limbong, et al Nasional 2021 10. AR 10 Titing suartini, et al Nasional 2121 11. AR 11 Eko Kuntarto Nasional 2017 12. AR 12 N.K Mardani, et al Nasional 2021 13. AR 13 Sri Rahayu Pobela, et al Nasional 2021 14. AR 14 Zainatul Khoiriyah, et al Nasional 2021 15. AR 15 Azizah Nasional 2019 16. AR 16 Nadia Berliana Hidayati, et al Nasional 2021 17. AR 17 Sari Kartini, et al Nasional 2020 18. AR 18 Tomi apra santosa, et al Nasional 2021 19 AR 19 Ratna Hapsari Putri, et al Nasional 2021 20. AR 20 Nyoto Suseno, et al Nasional 2021 Tabel 2. Perbandingan Jenjang Pendidikan No Jenjang Pendidikan Jumlah 1 SD 4 2 SMP 5 3 SMA 5 4 SMK 1 5 PT 5", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 637, "width": 456, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perhitungan effect size digunakan untuk pengklasifikasikan nilai tersebut berdasarkan tabel klasifikasi. Tabel klasifikasi digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan dari pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar. Berikut ini adalah klasifikasi effect size oleh peneliti Cohen’s 1998 dalam (Khoiri, 2019), yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 714, "width": 320, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Kalsifikasi Effcet Size Cohen’s (1998) dalam (Khoiri, 2019)", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 728, "width": 327, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Effect Size Kategori 1 0 ≤ ES ≤ 0,2 Efek rendah 2 0,2 ≤ ES ≤0,8 Efek sedang", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 790, "width": 352, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Available online at Journal homepage: http://ftik.iainkerinci.ac.id/symbiotic/index.php/symbiotic Email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 303, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Symbiotic: Journal of Biological Education Vol. 3 No. 1 April 2022", "type": "Page header" }, { "left": 519, "top": 785, "width": 8, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 74, "width": 320, "height": 88, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 ES ≥ 0,8 Efek tinggi Tabel 4. Pembagian Skor Gain Nilai N-Gain Kategori G > 0,7 Tinggi 0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang g < 0,3 Rendah", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 165, "width": 186, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Melzer dalam Syahfitri, 2008:33", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 192, "width": 144, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 204, "width": 457, "height": 125, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil review artikel menggunakan 20 artikel yang berbeda dengan berbagai jenjang pendidikan yang terdiri dari empat artikel jenjang SD, lima artikel jenjang SMP, lima artikel jenjang SMA, satu artikel jenjang SMK dan lima artikel jenjang PT. Artikel-artikel tersebut kemudian diolah dengan metode meta-analisis. Dalam perhitungan penelitian meta-analisis ini dapat dilihat pada Tabel 4 dengan mencantumkan nilai E , K, menghitung effect size , dan menentukan kategori besarnya korelasi atau perbedaan atau efek dari suatu variabel pada variabel lain dengan menggunakan ketentuan dari kalsifikasi effcet size Cohen’s (1998) dalam (Khoiri, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 357, "width": 440, "height": 351, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5. Meta-analisis Dilihat Dari Jenis Artikel dan Effect Size Kode Artikel Peneliti Jenjang Pendidikan E K Effect Size Kategori AR 1 Subron adi nugaraha SD 80,83 64,17 1,896 Tinggi AR 2 Subron adi nugaraha SD 89,62 80,77 1,850 Tinggi AR 3 Kartika Dewantari SMP 81,4909 0,7 9,888 Tinggi AR 4 Aaltje D.C Wajong PT 76,14 71,34 0,464 Sedang AR 5 Reva J.P. Kalalo PT 92 87 0,350 Sedang AR 6 Defiana Lisa PT 75 68 0,907 Sedang AR 7 Christina Leovita Sragih SMA 75 71 0,011 Rendah AR 8 Sopia Mahmuda SMK 55,63 84 -7,299 Tinggi AR 9 Winny Sunfriska Limbong SD 54,4609 47,4831 0,818 Tinggi AR 10 Titing suartini SMP 22,2 22,05 0,049 Sedang AR 11 Eko Kuntarto PT 69,12 67,86 0,092 Tinggi AR 12 N.K Mardani SMP 79,1 73,7 1,616 Tinggi AR 13 Sri Rahayu Pobela SMP 78,9 64,62 2,558 Tinggi AR 14 Zainatul Khoiriyah SMP 72,5 56 1,085 Tinggi AR 15 Azizah SMA 76 78 -0,256 Rendah AR 16 Nadia Berliana Hidayati SMA 56,611 56,611 -0,340 Rendah AR 17 Sari Kartini SMA 7733 5716 0,068 Sedang AR 18 Tomi apra santosa PT 83,42 68,16 0,043 Sedang AR 19 Ratna Hapsari Putri SD 6,56 6,56 -0,087 Rendah AR 20 Nyoto Suseno SMA 80 92 -1,441 Rendah Rata-rata 0,614 Sedang", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 711, "width": 456, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada penelitian meta-analisis ini artikel yang digunakan dalam penelitian dengan melihat pengaruh model-model pembelajaran daring terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang baik dari segi pengetahuan maupun sikap setelah melakukan", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 790, "width": 352, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Available online at Journal homepage: http://ftik.iainkerinci.ac.id/symbiotic/index.php/symbiotic Email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 303, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Symbiotic: Journal of Biological Education Vol. 3 No. 1 April 2022", "type": "Page header" }, { "left": 519, "top": 785, "width": 8, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 457, "height": 123, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pembelajaran baik pembelajaran formal maupun nonformal. Menurut Rusmono (2007) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku individu yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Perubahan perilaku tersebut diperoleh setelah peserta didik menyelesaikan program pembelajarannya melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar dan lingkungan belajar. Terdapat beberapa model yang digunakan dalam tiap-tiap artikel yang terdiri dari model pembelajaran daring sebabnyak 15 artikel, PBL ( Problem Based Learning ) sebanyak 3 artikel, dan model pembelajaran Double Loop sebanyak 1 artikel.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 206, "width": 457, "height": 124, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan pengaruh model pembelajaran terhadap hasil pembelajaran pada jenjang pendidikan berdasarkan nilai effect size nya yaitu, dari jenjang pendidikan SD dengan nilai effect size 1,896 kategori tinggi, jenjang pendidikan SMP dengan nilai effect size 9,888 kategori tinggi, jenjang pendidikan SMA dengan nilai effect size 0,068 dengan kategori sedang, jenjang pendidikan SMK -7,299 dengan kategori tinggi dan jenjang pendidikan PT nilai effect size 0,092 dengan kategori tinggi. Hasil akhir yaitu nilai rata-rata untuk effect size dari keseluruhan 20 artikel adalah 0,614 dengan kategori sedang.", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 358, "width": 266, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 6. Rata-rata Hasil Belajar Siswa Kelas Esperimen", "type": "Caption" }, { "left": 76, "top": 378, "width": 445, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kelompok Pretest Posttest Gain N-Gain Interpretasi N-Gain Eksperimen 63,85 56,76 15,36 1536 Tinggi", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 435, "width": 456, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Tabel 6. Menujukkan bahwa nilai rata-rata pretest hasil belajar peserta didik sebelum pada kelas eksperimen adalah 63,85, selanjutnya menurun setelah melakukan posttest dengan nilai rata-rata 56,76. Lebih lanjut gain pada kelas eksperimen menunjukkan penurunan dengan nilai rata-rata 15,36, sedangkan nilai rata-rata N-Gain dengan kategori interpretasi tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 524, "width": 87, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 544, "width": 457, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian hasil penelitian meta-analisis yang telah dilakukan menjunjukkan bahwa pengaruh model-model pembelajaran daring yang digunakan guru dilihat dari nilai effect size nya yaitu 0,614 dengan kategori sedang. Hasil belajar peserta didik dengan melihat nilai N-Gain adalah 1536 dengan kategori tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 639, "width": 118, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 655, "width": 457, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Azizah. (2019) Pengaruh Model Pembelajaran Daring Terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Semester Genap Tahun Ajaran 2019/2020. Jurnal Serambi Konstruktivis. Vol. 2, No.2.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 710, "width": 393, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dimyati dan Mudjiono (2015). Belajar dan pembelajaran . Jakarta: Rineka Cipta.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 790, "width": 352, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Available online at Journal homepage: http://ftik.iainkerinci.ac.id/symbiotic/index.php/symbiotic Email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 303, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Symbiotic: Journal of Biological Education Vol. 3 No. 1 April 2022", "type": "Page header" }, { "left": 519, "top": 785, "width": 8, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 456, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Downs, S.S (1987) Developing Learning Skill, In Learning Mana-Gement Emerging Directions For Learning To Learn In The Workplace , Edited By M.E.Cheren. Columbus, Ohio State University.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 129, "width": 457, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hidayati, N. B., Syam, M., & Komariyah, L. (2021). Peningkatan Hasil Belajar Fisika Dalam Pembelajaran Daring Menggunakan Platform E-learning Madrasah dan Zoom Cloud Meeting Di MAN 1 Samarinda Tahun Ajaran 2020 / 2021 . 2 (2), 133–142.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 184, "width": 297, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Joni, T Raka (1980): Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. P3g", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 212, "width": 457, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kartini, S., Widowati, H., & Asih, T. (2020). Pembelajaran Daring Berbasis Metode Team Assisted Individualization (Tai) Untuk Optimalisasi Nilai Kognitif Peserta Didik.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 239, "width": 429, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BIOEDUKASI (Jurnal Pendidikan Biologi) , 11 (2), 126.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 253, "width": 235, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.24127/bioedukasi.v11i2.3280.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 281, "width": 457, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Khoiri, Ahmad. (2019). Meta-analysis Study: effect of STEM (Science Technology Engineering and Mathematic) Towards Achievement. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA . Vol 9, No 1. Maret 2019.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 336, "width": 457, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kurtarto, E. (2017). Keefektifan Model Pembelajaran Daring Dalam Perkuliahan Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi. Journal Indonesian Language Education and Literature ,", "type": "List item" }, { "left": 304, "top": 364, "width": 26, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 (2),", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 364, "width": 429, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "207–220. https://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/jeill/article/view/1820", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 405, "width": 456, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Magfirah, N., Thahir, R., & Wadji, M. (2021). BIO-EDU : Jurnal Pendidikan Biologi Penerapan Model Contekstual Teaching and Learning Berbasis Daring . 6 (2), 122–132.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 446, "width": 457, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mahmuda, S., Annisa, C., & Putrie, R. (2021). Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan Di SMK Manba’ul Ulum Bekasi . 7 (2), 393– 402.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 488, "width": 457, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "N.K. Mardani, N.B. Atmadja, & I.N.Suastika. (2021). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Ips. Jurnal Pendidikan IPS Indonesia , 5 (1), 55–65. https://doi.org/10.23887/pips.v5i1.272.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 543, "width": 457, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nugraha, S. A., Sudiatmi, T., & Suswandari, M. (2020). Studi Pengaruh Daring Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas Iv. Jurnal Inovasi Penelitian , 1 (3), 265–276. https://doi.org/10.47492/jip.v1i3.74", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 598, "width": 457, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oemar Hamalik. (2012). Manajemen Pengembangan Kurikulum . Bandung: Remaja Rosdakarya.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 639, "width": 457, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Parwasih, N. W. S., & Warouw, Z. W. M. (2020). SCIENING: Science Learning Journal . 1 (1), 6–10.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 681, "width": 457, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Putri, R. H., & Wardani, N. S. (2021). Peningkatan Hasil Belajar Tematik Melalui Problem Based Learning dalam Pembelajaran Daring Siswa Kelas IV SD. Mimbar Ilmu , 26 (1), 138. https://doi.org/10.23887/mi.v26i1.33195.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 736, "width": 457, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Santosa, T. A., Razak, A., Anhar, A., & Sumarmin, R. (2021). Efektivitas Model Blended Learning Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Zoologi di Era Covid-19.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 790, "width": 352, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Available online at Journal homepage: http://ftik.iainkerinci.ac.id/symbiotic/index.php/symbiotic Email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 303, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Symbiotic: Journal of Biological Education Vol. 3 No. 1 April 2022", "type": "Page header" }, { "left": 519, "top": 785, "width": 8, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 95, "top": 74, "width": 263, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BIODIK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi , 7 , 77–83.", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 101, "width": 456, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seel, Barbara B, & Richey, Rita (1994): Teknologi Pembelajaran, Defenisi Dan Kawasannya .Jakarta, Unit Percetakan UNJ", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 143, "width": 457, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sobron, A. ., Bayu, Rani, & Meidawati, S. (2019). Pengaruh Daring Learning terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Sekolah Dasar Abstrak. Seminar Nasional Sains & Entrepreneurship , 1 (1), 1–5.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 205, "width": 457, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suartini, T., & Iwan, A. (2021). Pengaruh Google Classroom Berpadu Model Pembelajaran Double Loop Problem Solving terhadap Hasil Belajar Peserta Didik. Jurnal Metaedukasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan , 3 (1), 9–20.", "type": "Table" }, { "left": 95, "top": 246, "width": 311, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://jurnal.unsil.ac.id/index.php/metaedukasi/article/view/325.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 267, "width": 457, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suseno, N., Riswanto, R., Aththibby, A. R., Alarifin, D. H., & Salim, M. B. (2021). Model Pembelajaran Perpaduan Sistem Daring dan Praktikum untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif dan Psikomotor. Jurnal Pendidikan Fisika , 9 (1), 42. https://doi.org/10.24127/jpf.v9i1.3169", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 336, "width": 419, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Retnawati, H. Dkk. (2018). Pengantar Analisis Meta . Yogyakarta: Parama Publishing.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 360, "width": 457, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wajong, A. D. ., Ridwan, R., & Sangi, N. (2020). Efektivitas Penggunaan Pembelajaran Daring Edmodo Berbantuan Quizstar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa. Attractive : Innovative Education Journal , 2 (3), 49. https://doi.org/10.51278/aj.v2i3.75", "type": "List item" } ]
3c255bd3-7546-de47-90ac-e8f8f7dd11f0
https://e-journal.unair.ac.id/JAFH/article/download/26944/15459
[ { "left": 85, "top": 56, "width": 303, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 10(3) - September 2021 DOI : 10.20473/jafh.v10i3.26944", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 787, "width": 93, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Linayati et al. (2021)", "type": "Page footer" }, { "left": 295, "top": 787, "width": 23, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "380", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 125, "width": 425, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Addition of Honey Bee to the Feed to Increase the Growth of White Snapper Seeds (Lates calcarifer )", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 178, "width": 429, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Linayati Linayati 1* , Bramantiar Rizkyansyah 1 , Tri Yusufi Mardiana 1 and Muhammad Zulkham Yahya 1", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 205, "width": 434, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Aquaculture Department, Fisheries Faculty, Pekalongan University, Jl. Sriwijaya No 3 Pekalongan, Central Java 51119, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 243, "width": 45, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 255, "top": 270, "width": 272, "height": 195, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The purpose of this study was to determine the effect of adding honey to the feed for growth and the best dosage for the growth of white snapper seeds. The white snapper seeds used have an average weight of ± 2.5 g/fish. This study used an experimental method with a Completely Randomized Design (CRD). The experiment was carried out in 5 (five) treatments and each treatment had 3 (three) repetitions. The treatment consisted of adding honey to the feed with a treatment dose of (A) 0 ml/kg of feed, (B) 50 ml/kg of feed, (C) 100 ml/kg of feed, (D) 150 ml/kg of feed and (E) 200 ml/kg of feed. The results indicated that the addition of honey to the feed had a significant effect on the growth of white snapper seeds. The best dose of honey is at a dose of 200 ml/kg which has the best effect on fish growth. The condition of water quality during the study was in a suitable range for the life of white snapper seeds.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 489, "width": 95, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 504, "width": 205, "height": 214, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "White snapper (Lates calcarifer) is a demersal fish that is one of the leading aquaculture commodities in Indonesia, because of its high economic value around IDR 75.000-80.000/Kg (Yaqin et al ., 2018) and also has relatively fast growth. According to Rayes et al . (2013), white snappers have a daily growth rate of approximately 0.51%/day. Its survival rate at 86%, and they are easy to adapt to the cultivation environment. According to Purba et al. (2016), white snapper is a type of seawater fish that contains omega-3, the protein content of this fish is about 20%, and has a fat content of 5%. It caused the market demand for this fish quite high.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 719, "width": 205, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "White snapper is one of the potential aquaculture products due to continuous import demand on the international", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 504, "width": 205, "height": 214, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "market. According to FAO (2021), the import of Seabass reached 24.000 tons in 2020. The high market demand shall be balanced with fast and efficient cultivation to fulfill this demand, and one of the most important factors in cultivation is feed. Dalimunthe (2019) explains that in cultivation activities, feed cost contribution may reach 80-90% of the total production cost. Moreover, Ghomi et al. (2012) stated that feed manipulation can be a strategy to optimize growth and according to Prihaningrum et al. (2015), the dose of artificial feeding in the larval phase is 7-10% of the biomass and is given 3-5 times/day.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 719, "width": 206, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Recently, several studies have focused on the improvement of the welfare and sustainability of animal", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 244, "width": 125, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "*Correspondence : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 281, "width": 99, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Received : 2021-05-21 Accepted : 2021-08-29", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 317, "width": 139, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : Honey bee, White snapper seeds, Growth", "type": "Text" }, { "left": 224, "top": 35, "width": 303, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 10(3) - September 2021 DOI : 10.20473/jafh.v10i3.26944", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 794, "width": 154, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://e-journal.unair.ac.id/JAFH", "type": "Page footer" }, { "left": 383, "top": 794, "width": 142, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Linayati et al. (2021)", "type": "Page footer" }, { "left": 295, "top": 794, "width": 23, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "381", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 205, "height": 187, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "husbandry in aquaculture by optimizing fish feeds. Such utilization of these feeds may be achieved by adding honeybee. Previous research by Islamiyah et al. (2018) stated that adding the honey bee to the feed affected the growth of milkfish. The honeybee is defined as a thick, sweet liquid made by bees from flower nectar or a sweet liquid produced by parts other than flowers. Nectar is a very complex substance produced by plant glands in the form of a sugar solution with varying concentrations ranging from 5-70%. The honey bee is a complex compound.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 259, "width": 205, "height": 241, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to Afroz et al . (2016), the nutrients contained in honey bees include carbohydrates, proteins, amino acids, phenols, vitamins, and minerals, According to Bagdanov (2016), the composition of honey bees are carbohydrate 79 %, amino acids, and protein, 0,3 %. This complex compound is needed, especially to spur growth. In addition, honey also contains enzymes, as stated by Putra et al. (2018), that the important enzymes contained in honey are diastase, invertase, glucose oxidase, peroxidase, and protease. The purpose of this study was to determine the effect of adding honey bees as a supplement has an important role in increasing the growth of white snapper seeds.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 514, "width": 96, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METHODOLOGY Place and Time", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 547, "width": 205, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The study was conducted on December 10 th , 2020- January 10 th, 2021", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 574, "width": 205, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "at the Brackish and Marine Water Laboratory,", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 588, "width": 67, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faculty of", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 588, "width": 205, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fisheries, Pekalongan University.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 629, "width": 109, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Research Materials", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 205, "height": 120, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The test fish used was white snapper (Lates calcarifer) seed obtained from the Center for Brackish Water Cultivation Fisheries, Situbondo, East Java with an average weight of ± 2.5 g/fish. Fish are reared for 30 days with a stocking density of 1 fish/L (Walusi et al. , 2019). The vessel used is a plastic jar with a water volume of 4 liters. The water medium used is", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 71, "width": 205, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "seawater with a salinity of 34 ppt. The seeding activity is carried out in the afternoon and first acclimatized for 3 days (Jaya et al., 2013).", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 125, "width": 206, "height": 120, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The test feed, feed used was in the form of pellets with the size of 4.1-4.3 mm and the addition of honey with a certain dose. The tools and materials used are aquariums, weight digital scales, aerators stone, spray bottles, filter foam, white snapper seeds, seawater, honey bee, artificial feed, and distilled water (aqua dest).", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 259, "width": 95, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Research Design", "type": "Section header" }, { "left": 322, "top": 273, "width": 206, "height": 134, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The study used a Completely Randomized Design (CRD) with 5 treatments and 3 repetitions. The dosage used is as follows: Treatment A (feed + 0 ml/kg of feed); Treatment B (feed + 50 ml honey bee/kg of feed); Treatment C (feed + 100 ml honey bee/ kg of feed); Treatment D (feed + 150 ml honey bee/ kg of feed); and Treatment E (feed + 200 ml honey bee/ kg of feed).", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 408, "width": 206, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Determination of dosage refers to the study of Arifin and Rumondang (2017), which states that the best dose of adding honey in feed is 150 ml/kg of feed.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 476, "width": 95, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Work Procedure Feed Production", "type": "Section header" }, { "left": 322, "top": 505, "width": 205, "height": 148, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The feed used is in the form of commercial pellets measuring 4.1-4.3 mm which are adjusted to the fish mouth opening. The feed is then sprayed with a honey solution that has been diluted with distilled water (aqua dest) about 100 ml for each treatment. The spraying was done by turning the feed (pellets). Furthermore, the pellets are aerated for 15-20 minutes so that they are dry and not moldy (Arifin and Rumondang, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 666, "width": 147, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Maintenance and Feeding", "type": "Section header" }, { "left": 322, "top": 681, "width": 206, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Maintenance of fish seeds is carried out for 30 days, with a percentage of feed as much as 7% of the weight of the tested fish biomass and given 3-5 times a day (Prihaningrum et al., 2015). The protein content given to support seed growth in", "type": "Text" }, { "left": 224, "top": 35, "width": 303, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 10(3) - September 2021 DOI : 10.20473/jafh.v10i3.26944", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 794, "width": 154, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://e-journal.unair.ac.id/JAFH", "type": "Page footer" }, { "left": 383, "top": 794, "width": 142, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Linayati et al. (2021)", "type": "Page footer" }, { "left": 295, "top": 794, "width": 23, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "382", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 205, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "artificial feed is not less than 40%. The feed given shall be sufficient since lack of feed will result in cannibalism in white snapper.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 138, "width": 140, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Absolute Weight Growth", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 153, "width": 205, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Absolute weight growth is calculated using the formula from Effendi (1979) as follows:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 193, "width": 181, "height": 62, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "W = Wt – Wo Where: W : Growth absolute weight (grams) W t : Final average weight (grams) W o : Initial average weight (grams)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 269, "width": 205, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Survival Rate The calculation of the survival rate is calculated as follows:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 308, "width": 83, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SR = Nt No × 100%", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 335, "width": 204, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Where : N t : Number of live fish at the end of the study", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 371, "width": 204, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "N o : Number of fish at the beginning of the study", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 84, "width": 79, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 322, "top": 99, "width": 206, "height": 201, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data analysis using ANOVA, but first the normality and homogeneity tests were carried out. The normality test was carried out using the Liliefors test (Nasoetion and Barizi, 1983), carried out to determine the growth rate in each treatment is normally distributed. The homogeneity test uses the Barlett test (Sudjana, 1996) to determine whether the data is homogeneous or not. Furthermore, variance analysis (ANOVA) was carried out, if the variance test was obtained significantly different then the Tukey test was carried out, while the water quality data were analyzed descriptively.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 314, "width": 198, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RESULTS AND DISCUSSION Results of Absolute Weight Growth", "type": "Section header" }, { "left": 322, "top": 343, "width": 206, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The results of observations of absolute weight growth from this study are presented in graphical form in Figure 1 below.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 552, "width": 127, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 1. Growth chart.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 579, "width": 205, "height": 134, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on graph 1, it can be seen that the growth of white snapper seeds which have the highest value is in treatment E with an average value of 6.78 gr while the lowest biomass growth was obtained by treatment A with a mean value of 1.46 gr. The results of the normality test obtained indicate that the data is normally distributed, then followed by the homogeneity test", "type": "Text" }, { "left": 208, "top": 700, "width": 82, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "and produce", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 579, "width": 205, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "homogeneous data so that the data can be analyzed for variance (ANOVA).", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 606, "width": 206, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the analysis of variance F count (24.464)> from the F table value 5% and 1% (3.478 and 5.035), this means that the data resulting from the addition of honey to the feed with different doses for the growth of white snapper seeds have a significant effect on the growth of white snapper seeds (Table 1).", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 416, "width": 239, "height": 123, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1,46 4,13 4,66 5,46 6,78 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 A B C D E Gr owt h Ra te Treatment", "type": "Picture" }, { "left": 224, "top": 35, "width": 303, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 10(3) - September 2021 DOI : 10.20473/jafh.v10i3.26944", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 794, "width": 154, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://e-journal.unair.ac.id/JAFH", "type": "Page footer" }, { "left": 383, "top": 794, "width": 142, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Linayati et al. (2021)", "type": "Page footer" }, { "left": 295, "top": 794, "width": 23, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "383", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 167, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1. Analyzed for variance.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 85, "width": 361, "height": 62, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SK DB JK KT F Count F TABLE 5% 1% Treatments 4 36,194 9,048 3,478 5,035 Error 10 3,6988 0,369 Total 14 39,893", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 161, "width": 77, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Survival Rate", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 189, "width": 173, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 2. The survival rate of fish.", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 203, "width": 216, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A B C D E No 12 12 12 12 12 Nt 10 12 12 12 12 SR 83% 100% 100% 100% 100%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 252, "width": 442, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Note : SR = Survival Rate, Nt = Number of live fish at the end of the study, No = Number of fish at the beginning of the study.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 288, "width": 205, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "From Table 2, it was found that the observation results for each treatment, the survival rate of the white snapper seeds on treatments B, C, D, and E showed very good results, it is 100%, whereas treatment A only got a percentage of 83%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 288, "width": 443, "height": 171, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the analysis of variance (Table 3), that F count (1) < from the F table value 5% (5,19216). This means that the data resulting from the addition of honey to the feed with different doses have no significant effect on the survival rate of White snapper seeds. Table 3. The analyzed variance of SR. Source of Variation SS df MS F P-value F Table Treatment 1.6 4 0.4 1 0.4856 5.19216 Error 2 5 0.4 Total 3.6 9", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 473, "width": 205, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Growth is an increase in size within a certain time with the same intervals, for example, one week, ten days, two weeks, and one month (Fujaya, 2004). Fish growth may occur if the number of feed nutrients digested and absorbed by the fish is greater than the amount needed for body maintenance.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 580, "width": 205, "height": 134, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to Putra et al. (2018), honey contains diastase, invertase, glucose oxidase, peroxidases, and protease enzymes. These enzymes would help hydrolyze feed nutrients (complex molecules), such as breaking down carbohydrates, proteins, and fats into simpler molecules that will facilitate the process of digestion and absorption in the digestive tract of fish (Putra, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 714, "width": 205, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The growth of white snapper seed biomass with the highest result was shown in treatment E resulting in average biomass of 6.78 gr. A higher dose of the", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 473, "width": 205, "height": 201, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "honey bee would increase the number of enzymes and nutrition on it. This condition would bring a positive impact to the total digestion and the intake of nutrients that are absorbed and utilized by the fish body in the metabolic process. Furthermore, high content of nutrition in honey bees such as carbohydrates, lipid, vitamins could promote fish growth and increasing immunity. Carbohydrates as a source of energy for metabolism, include energy for growth, life, and food intake. According to Amel et al. (2014), honey incorporation into the diet improves the growth rate in tilapia.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 674, "width": 206, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The average weight of biomass obtained after treatment E then followed by treatment D resulted in an average biomass value of 5.46 g treatment C had a mean biomass value of 4.66 g, while treatment B produced a mean biomass value of 4.13 g. The lowest value of", "type": "List item" }, { "left": 224, "top": 35, "width": 303, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 10(3) - September 2021 DOI : 10.20473/jafh.v10i3.26944", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 794, "width": 154, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://e-journal.unair.ac.id/JAFH", "type": "Page footer" }, { "left": 383, "top": 794, "width": 142, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Linayati et al. (2021)", "type": "Page footer" }, { "left": 295, "top": 794, "width": 23, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "384", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 205, "height": 120, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "biomass is in treatment A of 1.46 g. The difference in biomass values is due to different doses of honey added to the feed, thus affecting the number of enzymes contained in the feed. In the study of Arifin and Rumondang (2017), honey bee also affects the growth of catfish, where the higher the dose of honey given then the higher the fish growth.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 205, "width": 74, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Survival Rate", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 220, "width": 205, "height": 254, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The survival rate for white snapper seeds was the same in treatment B, C, D, and E with a 100% survival rate, which means that the white snapper seeds did not experience mortality during the maintenance time. These results are analyzed descriptively. The 100% life percentage in treatment B, C, D, and E may be caused by feed added with honey bee contains good complex compounds such as antioxidants which may increase body resistance. This is following the opinion of Afroz et al. (2016), which states that honey contains complex compounds (chemical and biochemical) including sugars (carbohydrates), proteins, amino acids, phenols, vitamins, minerals, and antioxidants. Treatment A showed the lowest percentage of seed life, it is 83%.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 71, "width": 205, "height": 362, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This is due to the absence of protection from stress by honey. Latumahina et al. (2011) stated that honey bees can inhibit oxidative stress with their antioxidant content. Honey Bee also can protect fish from Aeromonas hydrophila infection by up to 93% (El-Asely et al., 2014). Moreover, the presence of antioxidants could prevent fish from aquatic animal disease and increase their performance (Choobkar et al. , 2017). The results of temperature observations during the study showed a temperature range of 28-30°C. This is still suitable for the growth of white snapper seeds, with a temperature range of 27- 29˚C (Wirasakti et al. , 2021). In observing pH during the study, it was found that a pH range of 7.0-7.5, the pH value is considered to be supportive for the life of white snapper seeds as stated by Windarto et al. (2019). Salinity values of 33-34 ppt are still in the appropriate range. The dissolved oxygen (DO) in water ranges from 5.5 to 7.0 ppm within the appropriate range according to Windarto et al. (2019).", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 433, "width": 206, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The value of water quality in this study generally supports the life of white snapper seeds.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 488, "width": 366, "height": 75, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 4. Value of water quality. Parameter Observed value Standard value Reference Temperature ( o C) 28-30 27-29 Wirasakti et al. (2021) Salinity(ppt) 33-34 32-34 Nurmasyitah et al. (2018) DO (ppm) 5,2-7,0 4 ≤ Windarto et al. (2019) pH 7,0-7,5 7,0-7,8 Windarto et al. (2019)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 578, "width": 80, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 592, "width": 205, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the results of the study that has been done, it can be concluded that the addition of honey to the feed with different doses for the growth of white snapper seeds has a very significant effect on the growth of white snapper seeds.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 673, "width": 205, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The best growth was obtained in treatment E with a dose of 200 ml/kg of feed with a biomass value of 6.78 gr and the water quality observed during the study was considered good for white snapper seeds since it was following the", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 577, "width": 205, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "existing literature, with a temperature range of28-30°C, pH 7.0-8.5, DO", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 618, "width": 124, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ACKNOWLEDGMENT", "type": "Section header" }, { "left": 351, "top": 632, "width": 177, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study was funded by the", "type": "Table" }, { "left": 322, "top": 646, "width": 206, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faculty of Fisheries, Pekalongan University. I want to express my appreciation to fellow lecturers, students, and all who have supported the publication of this article.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 728, "width": 78, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 322, "top": 742, "width": 205, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Afroz, R., Tanvir, E.M., Zheng, W. and", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 756, "width": 176, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Little, P.J., 2016. Molecular", "type": "Table" }, { "left": 224, "top": 35, "width": 303, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 10(3) - September 2021 DOI : 10.20473/jafh.v10i3.26944", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 794, "width": 154, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://e-journal.unair.ac.id/JAFH", "type": "Page footer" }, { "left": 383, "top": 794, "width": 142, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Linayati et al. (2021)", "type": "Page footer" }, { "left": 295, "top": 794, "width": 23, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "385", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 205, "height": 120, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pharmacology of honey. Journal of Clinical and Experimental Pharmacology, 6 (3), pp.1-13. http:/ /dx.doi.org/10.4172/2161-1459.10 00212 Amel, A., Hickner, M. and Eli, Y.E., 2014. Cross-linked anion exchange membranes for AEMFC. ECS Transactions, 64 (3), p.1229. https:/", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 192, "width": 205, "height": 187, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "/doi.org/10.1149/06403.1229ecst Arifin, Z. and Rumondang, 2017. Pengaruh pemberian suplemen madu pada pakan terhadap pertumbuhan dan FCR ikan lele dumbo ( Clarias gariepinus ). Fisherina: Jurnal Penelitian Budidaya Perairan , 1 (1), pp.1-10. http://jurnal.una.ac.id/index.php/f isherina/article/view/176 Bagdanov, S., 2016. Honey Composition: The Honey Book, Chapter 5 . pp.1-11. https://www.researchgate.net/publ ication/304011775", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 380, "width": 205, "height": 227, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Choobkar, N., Kakoolaki, S., Mohammadi, F. and Rezaeimanesh, M., 2017. The effect of dietary propolis and pollen extracts on growth performance and haematological responses of rainbow trout ( Onchorhynchus mykiss ). Iranian Journal of Aquatic Animal Health, 3 (1), pp.16–25. http://dx.doi.org/10.18869/acadp ub.ijaah.3.1.16 Dalimunthe, A.S., 2019. Pengaruh pemberian pakan dengan kadar metionin berbeda terhadap pertumbuhan ikan kakap putih (Lates calcarifer) di bak terkontrol . Bachelor Thesis. Faculty of Agriculture, Universitas Sriwijaya,", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 608, "width": 87, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Palembang. p.35.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 621, "width": 205, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Effendi, M.I., 1997. Biologi perikanan . Yayasan Pustaka Nusantara, Yogyakarta. p.257. El-Asely, A.M., Abass, A.A. and Austin, B.,", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 675, "width": 177, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2014. Honey bee pollen improves growth, immunity and protection of Nile tilapia ( Oreochromis niloticus ) against infection with Aeromonas hydrophila . Fish & Shellfish Immunology , 40 (2), pp.500-506.", "type": "Table" }, { "left": 322, "top": 71, "width": 206, "height": 107, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.1016/j.fsi.2014. 07.017 FAO, 2021. GLOBEFISH Highlights – A quartely update on world seafood markets 1 st issue 2021 January- September 2020 Statistics. Globefish Highlights No. 1-2021, pp.36–38. https://doi.org/10.4060/", "type": "Table" }, { "left": 322, "top": 178, "width": 206, "height": 107, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "cb4129en Fujaya, Y., 2004. Fisiologi ikan dasar pengembangan teknik perikanan . Rineka Putra , Jakarta. Ghomi, M.R., Shahriari, R., Langroudi, H.F., Nikoo, M. and von Elert, E., 2012. Effects of exogenous dietary enzyme on growth, body", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 286, "width": 177, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "composition, and fatty acid Profiles of cultured great sturgeon ( Huso huso ) fingerlings. Aquaculture International, 20 , pp.249–254. https://doi.org/10.1007/s10499-01", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 353, "width": 47, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1-9453-9", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 366, "width": 206, "height": 376, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Islamiyah, D., Rachmawati, D. and Susilowati, T., 2018. Pengaruh penambahan madu pada pakan buatan dengan dosis yang berbeda terhadap performa laju pertumbuhan relatif, efisiensi pemanfaatan pakan dan kelulushidupan ikan bandeng ( Chanos chanos ). Pena Akuatika, Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 17 (2), pp.19–33. http://d x.doi.org/10.31941/penaakuatika.v 17i2.658 Jaya, B., Agustriani, F. and Isnaini, 2013. Laju pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup benih kakap putih ( Lates calcarifer , Bloch) dengan pemberian pakan yang berbeda. Maspari Journal, Marine Science Research, 5 (1), pp.56-63. https://doi.org/10.36706/maspari. v5i1.1299 Latumahina, G.J., Kakisina, P. and Moniharapon, M., 2011. Peran madu sebagai antioksidan dalam mencegah kerusakan pankreas mencit ( Mus musculus ) terpapar asap rokok kretek. Molucca Medica,", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 742, "width": 177, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 (1), pp.106-116. https://ejournal.", "type": "List item" }, { "left": 224, "top": 35, "width": 303, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 10(3) - September 2021 DOI : 10.20473/jafh.v10i3.26944", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 794, "width": 154, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://e-journal.unair.ac.id/JAFH", "type": "Page footer" }, { "left": 383, "top": 794, "width": 142, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Linayati et al. (2021)", "type": "Page footer" }, { "left": 295, "top": 794, "width": 23, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "386", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 205, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "unpatti.ac.id/ppr_iteminfo_lnk.php ?id=578 Nasoetion, A.H. and Barizi, 1983. Metode statistik untuk penarikan kesimpulan . PT . Gramedia Pustaka,", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 138, "width": 75, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jakarta. p.223.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 151, "width": 205, "height": 188, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nurmasyitah, Defira, C.N. and Hasanuddin, 2018. Different natural feeding conducted the survival rate of white snapper fish larvae ( Lates calcarifer ). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah , 3 (1), pp.56–65. http://jim.unsyiah.ac.id/ fkp/article/view/8533 Prihaningrum, A., Aditya, T.W. and Saputra, Y., 2015. Petunjuk teknis budidaya ikan kakap putih (Lates calcalifer, Bloch) di karamba jaring apung . Balai Besar Perikanan Budidaya Laut, Lampung, p.66.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 339, "width": 205, "height": 81, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Purba, E.P., Ilza, M. and Leksono, T., 2016. Studi penerimaan konsumen terhadap steak (fillet) ikan kakap putih flavor asap. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 420, "width": 177, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 (1), pp.1-11. https://jom.unri.ac.i d/index.php/JOMFAPERIKA/article", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 447, "width": 67, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "/view/12055", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 205, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Putra, A.N., 2010. Kajian probiotik dan sinbiotik untuk meningkatkan kinerja pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus) . Master Thesis. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 541, "width": 27, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p.91.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 554, "width": 205, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Putra, H.S., Astuti, W. and Kartika, R., 2018. Activities of amylase, protease and lipase from Honey Trigono sp., Apis mellifera and Apis dorsata. Jurnal Kimia Mulawarman , 16 (1), pp.27-31. https://doi.org/10.30872 /jkm.v16i1.433 Rayes, R.D., Sutresna, I.W., Diniarti, N.,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 661, "width": 177, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "and Supii, A.I., 2013. Pengaruh perubahan", "type": "Table" }, { "left": 185, "top": 675, "width": 105, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "salinitas terhadap", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 688, "width": 177, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pertumbuhan dan sintasan ikan kakap putih ( Lates calcarifer Bloch). Jurnal Kelautan, 6 (1), pp.47-56. https://doi.org/10.21107/jk.v6i1.8 32", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 71, "width": 206, "height": 147, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sudjana, 1996. Metode statistika , edisi keenam . Tarsito, Bandung. p.503. Walusi, R., Nasution, S. and Zulkifli, 2019. The effect of stocking densities on growth and survival of Barramundi ( Lates calcarifer Bloch, 1790). Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau , 6 (2), pp.1-12. https://jom.unr i.ac.id/index.php/JOMFAPERIKA/a rticle/view/27108", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 219, "width": 206, "height": 120, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Windarto, S., Hastuti, S., Subandiyono, Nugroho, R.A. and Sarjito, 2019. Performa pertumbuhan ikan kakap putih ( Lates calcarifer Bloch, 1790) yang dibudidayakan dengan sistem keramba jaring apung (KJA). Jurnal Sains Akuakultur Tropis , 3 (1), pp.56–60. https://doi.org/10.1471 0/sat.v3i1.4195", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 339, "width": 205, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wirasakti, P., Diniarti, N. and Astriana,", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 353, "width": 206, "height": 214, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B.H., 2021. The effect of different colors of rearing containers on survival rate and growth of the Barramundi juvenile ( Lates calcarifer ). Jurnal Perikanan , 11 (1), pp. 98–110. https://doi.org/10.293 03/jp.v11i1.178 Yaqin, M.A., Santoso, L. and Saputra, S., 2018. Pengaruh pemberian pakan dengan kadar protein berbeda terhadap performa pertumbuhan ikan kakap putih ( Lates calcarifer ) di keramba jaring apung. Jurnal Sains Teknologi Akuakultur , 2 (1), pp.12– 19. https://jsta.aquasiana.org/inde x.php/jmai/article/view/39/42", "type": "Text" } ]
6850359e-2910-94a0-f9c2-ea8c8567ecaa
http://aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara/article/download/96/52
[ { "left": 80, "top": 52, "width": 439, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3 No. 1 April 2019 http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara", "type": "Text" }, { "left": 400, "top": 66, "width": 94, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN:2597-6095", "type": "Page header" }, { "left": 96, "top": 756, "width": 419, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Penerapan Model Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) terhadap Kemampuan Menulis Esai Siswa Kelas XII IPA SMA Negeri 8 Kota Jambi", "type": "Page footer" }, { "left": 298, "top": 781, "width": 12, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "32", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 113, "width": 430, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS ESAI SISWA KELAS XII IPA SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI", "type": "Section header" }, { "left": 244, "top": 179, "width": 121, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Erlina Zahar 1 , Zarina 2", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 210, "width": 342, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Batanghari,", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 237, "width": 35, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jambi", "type": "Text" }, { "left": 237, "top": 278, "width": 134, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected] [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 332, "width": 44, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 383, "width": 444, "height": 191, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research is aimed at describing the effect of cooperative integrated reading and composition (CIRC) model towards students essay writing at class XII IPA SMA N 8 Kota Jambi. The method used in this research is quasi experiment. There are two classes used in this reseach; they are class XII IPA 7 consists of 43 students as control class and class XII IPA 5 consists of 43 students as experimental class. Requirement test which is used is normality and homogenity test. The result of normality and homogenity test is 0,69 and 0,067 higher than significance α = 0.005. It means that in normal and homogenity research, hypothesis test can be done. Hypothesis test is required by using t test formula. The result of the research shows that the value of t count = 2,559 higher that the value of t table = 1,6746. In significance α= 0.05, dk is 52. Thus, it can be concluded that the effect of the application of cooperative integrated reading and composition (CIRC) model has significant effect towards students achievement in writing essay at class XII IPA SMA N 8 Kota Jambi. The mean score of the experimental class is 81,22 which is higher than the mean score of control class which is 72,78.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 590, "width": 412, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Essay writing, Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 688, "width": 443, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Batanghari Jambi", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 715, "width": 441, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Batanghari Jambi", "type": "Footnote" }, { "left": 80, "top": 52, "width": 439, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3 No. 1 April 2019 http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara", "type": "Text" }, { "left": 400, "top": 66, "width": 94, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN:2597-6095", "type": "Page header" }, { "left": 96, "top": 756, "width": 419, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Penerapan Model Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) terhadap Kemampuan Menulis Esai Siswa Kelas XII IPA SMA Negeri 8 Kota Jambi", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 781, "width": 12, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "33", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 99, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 224, "height": 245, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pelajaran yang sangat penting di sekolah. Sesuai dengan standar isi kurikulum, pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan yang mencakup dua kompetensi yaitu, bahasa dan sastra. Pembelajaran tentang Bahasa adalah pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran keterampilan diantaranya pembelajaran keterampilan menulis ( writing skills ). Rofii dkk. (2019) “ Writing skill is one of four language skills that must be mastered by students (Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh mahasiswa).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 361, "width": 221, "height": 342, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran menulis esai diajarkan agar siswa mampu menyusun sebuah tulisan yang memiliki kesatuan atau kepaduan yang logis melalui pembelajaran menulis esai (Dalman 2015). Tujuan pembelajaran menulis esai agar siswa mampu menggembangkan tulisan yang berkualitas, pembelajaran menulis esai dipelajari pada kelas XII adapun yang menjadi standar kompetensi dan kompetesi dasar dalam pembelajaran keterampilan menulis esai sesuai dengan buku paket Cerdas Berbahasa Indonesia kelas XII yaitu: Standar Kompetensinya 3.13 Menganalis sistematika dan kebahasaan esai. Kompetensi Dasar 3.13.1 Menulis karangan berdasarkan pola penulisan esai. 3.13.2 Menulis esai berdasarkan topik tertentu dengan pola pengembangan pembuka, isi, dan penutup. Maka di butuhkan keterampilan seorang guru dalam suatu proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 706, "width": 205, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kompetensi pembelajaran keterampilan menulis tidak akan tercapai", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 99, "width": 217, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bila seorang guru tidak mampu menggunakan model yang menarik dalam proses kegiatan pembelajaran. Kompetensi pembelajaran akan sulit dicapai oleh guru apa bila di dalam pembelajaran model yang digunakan adalah model yang tidak menarik bagi siswa, sehingga siswa akan merasa bosan dan jenuh. Dalam hal ini penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian pembelajaran menulis esai dengan menerapkan model Cooperative", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 265, "width": 208, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Integrated Reading and Composition dan melihat bagaimana gambarannya dalam proses pembelajaran.", "type": "Table" }, { "left": 322, "top": 306, "width": 225, "height": 287, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model Cooperative Integrated Reading and Composition ( CIRC) menurut Suyatno dalam Istarani & Ridwan (2009:66) bahwa terjemahan bebas dari Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) adalah komposisi terpadunya membaca dan menulis secara kooperatif kelompok. Langkah-langkahnya adalah membentuk kelompok empat orang, guru memberikan wacana bahan bacaan sesuai dengan materi bahan ajar, siswa bekerja sama (membaca bergantian, menemukan kata kunci, memberikan tanggapan) terhadap wacana kemudian menuliskan hasil kolaboratifnya, presentasi hasil kelompok, dan refleksi.Sehingga guru dan siswa yang terlibat dalam proses belajar mengajar sama-sama merasa senang dan saling berkerja sama untuk mencapai hasil yang maksimal.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 596, "width": 232, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alasan penulis memilih SMA Negeri 8 Kota Jambi sebagai lokasi penelitian karena, berdasarkan wawancara komunikasi singkat dengan guru pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA Negeri 8 Kota Jambi Zulnaida, bahwa belum ada peneliti yang meneliti tentang penelitian yang sama dengan penulis di sekolah tersebut dan juga guru Bidang Studi Bahasa Indonesia belum", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 52, "width": 439, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3 No. 1 April 2019 http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara", "type": "Text" }, { "left": 400, "top": 66, "width": 94, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN:2597-6095", "type": "Page header" }, { "left": 96, "top": 756, "width": 419, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Penerapan Model Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) terhadap Kemampuan Menulis Esai Siswa Kelas XII IPA SMA Negeri 8 Kota Jambi", "type": "Page footer" }, { "left": 298, "top": 781, "width": 12, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "34", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 99, "width": 220, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ada menggunakan model CIRC dalam pembelajaran menulis esai pada pembelajaran yang sama. Alasan penulis untuk menerapkan model CIRC dalam pembelajaran keterampilan menulis esai ini adalah sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 182, "width": 263, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pembelajaran keterampilan menulis esai di ajarkan di dalam materi pembelajaran di SMA yang ditujukan supaya siswa terampil dalam mengekpresikan diri dan dapat menuangkan ide-ide gagasan ke dalam sebuah tulisan serta meningkatkan kreativitas keterampilan menulis siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis esai.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 334, "width": 226, "height": 79, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pemilihan model pembelajaran yang menarik bagi guru akan memudahkan siswa dalam proses pelaksanaan pembelajaran, sehingga nanti akan mencapai kompetensi yang diinginkan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 416, "width": 223, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Berdasarkan wawancara awal dengan guru Bahasa Indonesia Zulnaida di SMA N 8 Kota Jambi bahwa untuk pembelajaran menulis esai belum menggunakan model Cooperative Integrated Reading and", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 499, "width": 183, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Composition ( CIRC). menurut", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 513, "width": 190, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "anggapan penulis model ini cukup menarik untuk digunakan dalam pembelajaran menulis esai hanya saja sayang belum diterapkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 568, "width": 215, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu model yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis esai adalah dengan menggunakan model CIRC , karena diasumsikan mampu membawa pembaruan aktivitas belajar bagi siswa. Sehingga siswa dapat memperoleh pemahaman dalam menulis esai lebih luas. Oleh karena itu penulis mencoba untuk meneliti masalah tersebut dengan judul, Pengaruh Penerapan Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Terhadap", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 99, "width": 208, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemampuan Menulis Esai pada Siswa Kelas XII IPA SMA Negeri 8 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2018/2019.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 140, "width": 227, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, bagaimanakah pengaruh penerapan model cooperative integrated reading and composition (CIRC) terhadap kemampuan menulis esai pada siswa kelas XII IPA SMA Negeri 8 Kota Jambi tahun pelajaran 2018/2019?", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 251, "width": 232, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun tujuan dalam penelitian adalah untuk mendeskripsikan pertanyaan tentang bagaimanakah pengaruh penerapan model cooperative integrated reading and composition (CIRC) terhadap kemampuan menulis esai pada siswa kelas XII IPA SMA Negeri 8 Kota Jambi tahun pelajaran 2018/2019.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 389, "width": 134, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 322, "top": 402, "width": 225, "height": 177, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode quasi eksperiment (eksperimen semu). “Penelitian quasi eksperiment merupakan penelitian yang tidak memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan dalam penelitian murni” (Arikunto, 2014:207). Bentuk desain quasi eksperiment ini merupakan. ”Desain mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen” (Sugiyono, 2018:120).", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 582, "width": 224, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Dengan demikian pengolahan data hasil penelitian akan dilakukan secara statistik dan hasilnya berupa angka. Hasil penghitungan tersebut nantinya akan digunakan untuk menjawab tujuan penelitian yang meneliti dampak yang terjadi setelah adanya perlakuan terhadap peserta didik yang diajarkan dengan model", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 52, "width": 439, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3 No. 1 April 2019 http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara", "type": "Text" }, { "left": 400, "top": 66, "width": 94, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN:2597-6095", "type": "Page header" }, { "left": 96, "top": 756, "width": 419, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Penerapan Model Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) terhadap Kemampuan Menulis Esai Siswa Kelas XII IPA SMA Negeri 8 Kota Jambi", "type": "Page footer" }, { "left": 298, "top": 781, "width": 12, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "35", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 99, "width": 213, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cooverative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan peserta didik yang diajar dengan teknik ceramah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 140, "width": 219, "height": 205, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desain yang digunakan dalam ini penelitian ini adalah Post-test . Dalam desain ini terdapat dua kelompok yakni kelompok eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan atau treatment (X) dan pada kelompok perbandingan (kontrol) tidak diberikan perlakuan atau treatment (-) Teknik analisis data adalah tahapan yang akan digunakan untuk menjawab hipotesis yang telah diajukan sebelumnya. Data yang dianalisis dalam hal ini yaitu, hasil tes akhir siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. 1) Uji Normalitas", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 347, "width": 212, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang didapat dari masing-masing variabel berdistribusi normal. Uji normalitas menggunakan rumus Chi-kuadrat ( chi square ). Adapun prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 444, "width": 130, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Menentukan hipotesis", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 458, "width": 192, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H 0 = data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H I = data sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 513, "width": 127, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Menentukan rata-rata", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 527, "width": 159, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Menentukan standar deviasi", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 540, "width": 220, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi dan frekuensi obdservasi", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 578, "width": 158, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Cari 𝑋 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 2 dengan rumus:", "type": "List item" }, { "left": 148, "top": 596, "width": 76, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑋 2 = ∑ � 𝐹 0 − 𝐹 ℎ 𝐹 ℎ �", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 621, "width": 172, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan : X 2 = harga Chi-kuadrat yang dicari F 2 = frekueansi F h = frekuensi yang diharapkan (Arikunto, 2014:312)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 690, "width": 206, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Cari X tabel dengan derajat kebebasan (dk) = banyak kelas (k) – 3 dan taraf", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 99, "width": 199, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kepercayaan 95% atau taraf signifikan = 5%", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 127, "width": 205, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Kriteria pengujian Jika 𝑋 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 2 ˂ 𝑋 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 𝐻 0 diterima dan", "type": "Formula" }, { "left": 344, "top": 157, "width": 185, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H 1 ditolak Jika 𝑋 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 2 ˃𝑋 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 𝐻 1 diterima dan H 0 ditolak", "type": "Formula" }, { "left": 322, "top": 211, "width": 98, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Uji Homogenitas", "type": "List item" }, { "left": 322, "top": 225, "width": 207, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel diambil dari populasi yang berasal dari derivasi yang sama dan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 408, "top": 304, "width": 29, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "F = 𝑆 𝑡 2 𝑆 𝑐 2", "type": "Formula" }, { "left": 322, "top": 332, "width": 176, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan : 𝑆 𝑡 2 = variansi kelompok eksperimen 𝑆 𝑐 2 = variansi kelompok kontrol (Sugiyono, 2018:275)", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 388, "width": 209, "height": 81, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tes yang digunakan untuk uji F yaitu dengan membandingkan variansi terbesar dan variabel terkecil. Syarat agar variasi bersifat homogen apabila F hitung lebih kecil dari pada F tabel pada taraf signifikan α = 0,05.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 481, "width": 80, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Uji Hipotesis", "type": "List item" }, { "left": 322, "top": 495, "width": 227, "height": 232, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji hipotesis yang digunakan yaitu uji kemasan dua rata-rata. Uji ini digunakan untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep mana yang lebih baik antara siswa yang diajarkan menggunakan model CIRC dengan siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Permasalah penelitian yang ada dalam rumusan masalah, akan dijawab dengan melakukan serangkaian pengujian hipotesis dengan taraf signifikan α = 0,05. untuk menganalisis hasil eksperimen yang menggunakan pre-test post-test one group desain , maka rumusan yang digunakan adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 52, "width": 439, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3 No. 1 April 2019 http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara", "type": "Text" }, { "left": 400, "top": 66, "width": 94, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN:2597-6095", "type": "Page header" }, { "left": 96, "top": 756, "width": 419, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Penerapan Model Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) terhadap Kemampuan Menulis Esai Siswa Kelas XII IPA SMA Negeri 8 Kota Jambi", "type": "Page footer" }, { "left": 298, "top": 781, "width": 12, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 95, "width": 165, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "T hitung = X � 1 − X � 2 �� ( n 1− 1 ) S 1 2 + ( n 2− 1 ) S 2 2 n 1 + n 2− 2 �+ � 1 n 1 + 1 n 2 �", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 151, "width": 181, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan X � 1 =mean kelompok eksperimen X � 2 =mean kelompok kontrol", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 189, "width": 223, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S 1 2 = standar deviasi kelas eksperimen", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 217, "width": 186, "height": 33, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S 2 2 = standar deviasi kelas kontrol n 1 = jumlah siswa kelas eksperim", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 246, "width": 177, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "n 2 = jumlah siswa kelas kontrol (Sugiyono, 2018:291)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 277, "width": 219, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil perhitungan data dengan rumus uji t tersebut kemudian dikonsultasikan dengn harga dalam T tabel pada taraf α = 0,05. Jika T hitung lebih besar dari T tabel maka diasumsikan H a diterima. Demikian pula sebaiknya, jika T hitung lebih kecil dari T tebel H a ditolak", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 388, "width": 158, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 401, "width": 214, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 februari 2019, tahap", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 99, "width": 206, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pelaksanaan penelitian kelas kontrol pada hari senin 12 februari 2019 di kelas XII IPA 7 SMA N 8 Kota Jambi,sedangkan pelaksanaan untuk kelas eksperimen pada hari selasa 13 februari 2019 di kelas XII IPA 5 SMA N 8 Kota Jambi.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 182, "width": 234, "height": 232, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan penelitian pada kelas kontrol yakni kelas XII IPA 7 SMA N 8 Kota Jambi dilaksanakan dengan menggunakan model konvensional. Artinya pelaksanaan proses penelitian di kelas ini tidak menggunakan perlakuan ( treatment ) sedangkan proses pelaksanaan penelitian di kelas eksperimen yakni kelas XII IPA 5 SMA N 8 Kota Jambi. Penulis menggunakan proses pembelajaran dengan model (CIRC) artinya pelaksanaan proses pembelajaran di kelas ini dengan menggunakan perlakuan ( tretment ). Dari pelaksanaan penelitian pada kedua kelas tersebut maka memperoleh perbedaan nilai seperti pada tabel berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 448, "width": 434, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Hasil Pembelajaran Kemampuan Menulis Esai pada Kelas XII IPA SMA N", "type": "Section header" }, { "left": 97, "top": 462, "width": 421, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 Kota Jambi Kelas Jumlah Siswa Nilai Terendah Nilai Tertinggi Simpangan baku Rata-rata Ekperimen 27 65 97 8,290 81,22 Kontrol 27 42 100 13,305 72,78", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 583, "width": 220, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data yang terlihat dari rata-rata nilai pada kedua kelas tersebut dapat digambarkan bahwa kemampuan menulis esai siswa dengan menggunakan model (CIRC) pada kelas eksperimen lebih besar nilainya dibandingkan dengan nilai rata- rata siswa pada kelas kontrol yang menggunakan model konvensional. Perbedaan itu terlihat dari rata-rata kelas kontrol adalah 72,78. Sedangkan rata-rata kelas eksperimen adalah 81,22. lalu", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 583, "width": 219, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk menjelaskan kemampuan menulis esai siswa baik dikelas kontrol maupun di kelas eksperimen berikut penulis menampilkan kedua kelas tersebut pada tabel dibawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 662, "width": 121, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian Persyaratan", "type": "Section header" }, { "left": 322, "top": 676, "width": 223, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji persyaratan diperlukan sebagai syarat untuk dapat melakukan uji hipotesis. Uji persyaratan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji normalitas", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 52, "width": 439, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3 No. 1 April 2019 http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara", "type": "Text" }, { "left": 400, "top": 66, "width": 94, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN:2597-6095", "type": "Page header" }, { "left": 96, "top": 756, "width": 419, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Penerapan Model Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) terhadap Kemampuan Menulis Esai Siswa Kelas XII IPA SMA Negeri 8 Kota Jambi", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 781, "width": 12, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 99, "width": 211, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan homogenitas yang akan dijelaskan sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 137, "width": 79, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Normalitas", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 150, "width": 218, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan nilai yang telah didapatkan, dengan dilakukan uji normalitas. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus chi-kuadrat (chi square) . Berdasarkan uji normalitas yang telah dilakukan diperoleh nilai p kelas kontrol sebesar 0, 47 > 0,05 (taraf signifikan) dan kelas eksperimen sebesar 0,69 > 0,05 (taraf signifikan). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data kedua kelas tersebut berdistribusi normal (lampiran 1).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 326, "width": 89, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Homogenitas", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 340, "width": 217, "height": 107, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uji homogenitas yang telah dilakukan dengan rumus uji F yang membandingkan varansi terbesar dan variansi terkecil. Maka diperoleh nilai F = 0,067 > dari taraf signifikan (α = 0.05). Dengan demikian kedua kelas berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama atau homogeny.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 69, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Hipotesis", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 474, "width": 230, "height": 260, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas, diperoleh hasil bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan kedua varians populasi homogeny, maka selanjutnya data dapat dilakukan uji hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penerapan model pembelajaran cooperative integrated reading and composition (CIRC) pada pembelajaran kemampuan menulis esai. Dalam penelitian ini uji hipotesis menggunakan uji t. Hipotesis statistik penelitian ini adalah H O : μ 1 = μ 2 dan H a : μ 1 ≥ μ 2 . Dari hasil perhitungan uji t (terlampir), di peroleh nilai t hitung sebesar 2,559. Untuk nilai t tabel di peroleh dari tebel t dengan dk 52 dan taraf signifikan (α) 0.05 yaitu", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 99, "width": 205, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebesar 1,674. Dengan membandingkan nilai t hitung dan nilai t tabel diperoleh t hitung > t tabel , ini bearti H O ditolak dan H a terima (lampiran 3).", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 164, "width": 71, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 322, "top": 178, "width": 227, "height": 549, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitan pengaruh penerapan model cooperative integrated reading and composition (CIRC) terhadap kemampuan menulis esai berdasarkan nilai penugasan siswa kelas XII IPA SMA N 8 KOTA Jambi. Penugasan pada kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran cooperative integrated reading and composition (CIRC) memperoleh rata- rata 81,22 dan kelas kontrol yang menerapkan model pembelajaran konvensional memperoleh rata-rata 72,78. Dengan nilai terendah untuk kelas kontrol 42 dan kelas eksperimen memperoleh 65. Pada kelas kontrol memperoleh nilai tertinggi 100 dan kelas eksperimen memperoleh 97 dengan varians 177,027 untuk kelas kontrol dan varians 68,718 untuk kelas eksperimen. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran cooperative integrated reading and composition (CIRC) untuk melihat pengaruh terhadap kemampuan menulis esai pada kelas eksperimen sedangkan pada kelas kontrol diterapkan teknik konvensional atau model ceramah. Model pembelajaran cooperative integrated reading and composition (CIRC) membentuk kelompok kecil memberikan bahan atau wacana kepadasiswa, siswa bekerja sama atau saling bertukar peran dalam mempresentasikan hasil kelompoknya. Penilaian pada penelitian ini penulis menggunakan tujuh aspek penilaian. Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa terdapat pengaruh hasil pembelajaran antara kelas kontrol dan kelas eksperimen di setiap aspek penilaiannya.", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 52, "width": 439, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3 No. 1 April 2019 http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara", "type": "Text" }, { "left": 400, "top": 66, "width": 94, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN:2597-6095", "type": "Page header" }, { "left": 96, "top": 756, "width": 419, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Penerapan Model Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) terhadap Kemampuan Menulis Esai Siswa Kelas XII IPA SMA Negeri 8 Kota Jambi", "type": "Page footer" }, { "left": 298, "top": 781, "width": 12, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "38", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 99, "width": 213, "height": 163, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penilaian pada aspek kualitas isi karangan kelas eksperimen memperoleh nilai dengan jumlah 122 dengan rata-rata 4,5 sedangkan untuk kelas kontrol memperoleh nilai dengan jumlah 118 dengan rata-rata 4. Penilaian pada aspek ini menunjukan nilai tertinggi pada aspek penelitian lain. Hal ini menunjukan bahwa kualitas isi karangan siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kualitas isi karangan pada kelas kontrol.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 265, "width": 213, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penilaian pada aspek organisasi penulisan kelas eksperimen memperoleh nilai dengan jumlah 112 dan rata-rata 4 sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai dengan jumlah 97 dengan rata-rata 3,6. Siswa kelas eksperimen pada aspek organisasi penulisan lebih terorganisasi penulisan antar kalimatnya. Kalimat dalam paragraf saling terhubunga dengan kalimat dari paragraf yang lain.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 402, "width": 237, "height": 191, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penilaian pada aspek kebermaknaan keseluruhan tulisan kelas eksperimen memperoleh nilai 106 dan rata-rata 4 sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai dengan jumlah 97 dengan rata-rata 3,6. Hal ini menunjukan bahwa, hasil keseluruhan tulisan pada siswa kelas eksperimen lebih baik dari hasil organisasi penulisan dan kebermaknaan keseluruhan tulisan siswa kelas kontrol. Esai yang ditulis siswa kelas eksperimen lebih bermakna dibandingkan hasil esai siswa kelas kontrol.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 596, "width": 212, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penilaian pada aspek ketepatan diksi kelas eksperimen memperoleh nilai dengan jumlah 107 dan rata-rata 4 sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai dengan jumlah 91 dengan rata-rata 3. Hal ini menunjukan bahwa siswa kelas eksperimen yang di terapkan model (CIRC) lebih mudah menentukan diksi dan lebih mudah menentukan kalimat yang tepat untuk digunakan dari pada", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 99, "width": 212, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "siswa kelas kontrol yang diterapkan model ceramah", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 127, "width": 216, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penilaian pada aspek ketepatan kalimat kelas eksperimen memperoleh nilai dengan jumlah 105 dan rata-rata 4 sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai dengan jumlah 91 dengan rata-rata 3. Ketepatan kalimat yang digunakan saat siswa menulis esai oleh siswa kelas eksperimen lebih jelas dan tepat dibandingkan ketepatan kalimat yang ditulis oleh siswa kelas kontrol.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 265, "width": 213, "height": 121, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan penilaian pada aspek ejaan dan tata tulis kelas eksperimen memperoleh nilai dengan jumlah 109 dengan rata-rata 4 sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai dengan jumlah 93 dengan rata-rata 3. Penggunaan ejaan dan tata tulis kelas eksperimen lebih baik dibandingkan penggunaan ejaan dan tata tulis kelas kontrol.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 389, "width": 231, "height": 259, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penilaian pada aspek kelengkapan struktur isi siswa kelas eksperimen memperoleh nilai dengan jumlah 110 dengan rata-rata 4 sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai dengan jumlah 109 dengan rata-rata 4. pada tahap ini penilaian kelengkapan struktur isi siswa kelas eksperimen siwa lebih terstruktur dalam penulisan esainya karena siswa memperoleh perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran ( CIRC ) pada saat pembelajaran berlangsung. berbeda dengan kelas kontrol yang hanya menggunakan model pembelajaran konvensional saat pembelajran berlangsung. pemerolehan menggunakan model tersebut ternyata mampu mempengaruhi hasil belajar siswa khususnya dalam menulis esai.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 651, "width": 224, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap selanjutnya penulis melakukan uji persyaratan analisis. Uji persyaratan dilakukan sebagai syarat penulis untuk melakukan uji hipotesis. Pengujian persyaratan dilakukan dengan dua macam pengujian yakni uji", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 52, "width": 439, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3 No. 1 April 2019 http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara", "type": "Text" }, { "left": 400, "top": 66, "width": 94, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN:2597-6095", "type": "Page header" }, { "left": 96, "top": 756, "width": 419, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Penerapan Model Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) terhadap Kemampuan Menulis Esai Siswa Kelas XII IPA SMA Negeri 8 Kota Jambi", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 781, "width": 12, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "39", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 99, "width": 220, "height": 260, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "normalitas dan uji homogenitas. Pengujian normalitas dilakukan dengan bantuan program spss windows yaitu Shapiro-Wilk . Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kedua sampel berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji normalitas maka dipeoleh diperoleh hasil sebesar 0, 47 > 0,05 (taraf signifikan) untuk kelas kontrol dan untuk kelas eksperimen sebesar 0,69 > 0,05 (taraf signifikan). Dari hasil tersebut maka dapat diketahui bahwa kedua sampel berdistribusi normal. Tahap selanjutnya penulis melakukan uji homogenitas untuk mengetahui apakah kedua sampel homogen atau tidak. Berdasarkan hasil uji homogen yang dilakukan penulis, maka diperoleh nilai F = 0,067 > dari taraf signifikan (α = 0.05).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 361, "width": 234, "height": 246, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menunjukan bahwa kedua sampel berdistribusi normal dan homogen. Maka langkah selanjutnya penulis melakukan uji hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t satu arah dari data penugasan kedua sampel. Uji-t dilakukan sesui dengan hipotesis yang dirumuskan. Berdasarkan perhitungan statistik. Maka diperoleh t hitung sama dengan 2,559 dan t tabel sama dengan 1,6746 dengan dk 52, maka dapat disimpulkan t hitung lebih besar dari t tabel . Hasil ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil nilai belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran ( CIRC ) dengan pembelajaran pada siswa kelas XII IPA SMA Negeri 8 Kota Jambi.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 99, "width": 75, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 322, "top": 113, "width": 220, "height": 163, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini menunjukan bahwa model pembelajaran ( CIRC ) terhadap pembelajaran kemampuan menulis esai lebih baik dari pada hasil pembelajaran menulis esai dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Sehingga terdapat ada pengaruh dalam model cooperative integrated reading and composition (CIRC) terhadap kemampuan menulis esai dalam hasil pembelajaran peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 299, "width": 113, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 322, "top": 320, "width": 205, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arikunto, Suharsimi. (2014). Prosedur Penelitian (Suatu Praktik). Jakarta: PT Rineka Cipta Dalman. (2015). Menulis karya ilmiah . Jakarta: PT Raja Grafimdo Persada", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 402, "width": 204, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Istarani & Ridwan Muhammad. (2015).", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 416, "width": 218, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "50 Tipe Strategi dan Teknik Pembelajaran Kooperatif. Medan: Media Persada. Rofii, Afif., Murtadho, Fathiaty.,", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 474, "width": 307, "height": 199, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahmat, Aceng. (2019). The Perception of Lecturers and Students on Learning Model of Contextual-Based Academic Writing . Proceeding First International Conference on Advances in Education, Humanities, and Language. Malang: EAI ( https://eudl.eu/doi.418/eai.23-3- 2019.2284915 Sugiono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif . Bandung: Afabeta.", "type": "Text" } ]
26c44189-2817-e26f-da63-7757a6ddd48c
https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/pedagogika/article/download/3000/2482
[ { "left": 92, "top": 716, "width": 109, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Submitted:20thApril2020", "type": "Page footer" }, { "left": 444, "top": 716, "width": 108, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Accepted:01stSept 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 167, "top": 77, "width": 362, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pedagogika: Jurnal Pedagogik dan Dinamika Pendidikan", "type": "Section header" }, { "left": 167, "top": 94, "width": 363, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "P-ISSN 2252-6676 E-ISSN 2746-184X, Volume 8, No. 2, Oktober 2020 doi: https://doi.org/10.30598/pedagogikavol8issue2year2020 https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/pedagodika, email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 180, "width": 444, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENERAPAN MODEL CIRC BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN 2 LATIHAN AMBON", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 207, "width": 377, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Elsinora Mahananingtyas 1 , Samuel P. Ritiauw 2 , Shelantya P. Dewi Lasso 3", "type": "Text" }, { "left": 182, "top": 221, "width": 266, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Program studi PGSD Universitas Pattimura Ambon 1,2,3", "type": "Text" }, { "left": 241, "top": 238, "width": 142, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 265, "width": 481, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak, Berdasarkan hasil observasi awal pada siswa kelas V SD Negeri 2 Latihan Ambon diperoleh suatu permasalahan yaitu sebagian besar hasil belajar siswa tidak memuaskan. Oleh karena itu, maka dirancanglah sebuah perencanaan pembelajaran dengan menerapkan model CIRC ( Cooperative Integrated Reading and Composition) berbantuan media gambar untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan desain Kemmis dan Taggart. Dari hasil analisis data diperoleh peningkatan hasil belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2 pada siklus 1 terdapat siswa dengan kriteria tinggi sebanyak 14 orang dengan tingkat persentase 58 % dan siswa yang mendapat kriteria rendah sebanyak 10 orang dengan tingkat persentase 42% dan pada siklus II terdapat siswa dengan kriteria tinggi 24 orang siswa dengan tingkat persentase 100% dan siswa dengan kriteria rendah 0 dengan tingkat persentase 0%.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 417, "width": 228, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci : Model CIRC, Berbantuan Media Gambar.", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 439, "width": 422, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "APPLICATION OF THE CIRC MODEL ASSISTED WITH IMAGE MEDIA TO IMPROVE LEARNING OUTCOMES OF CLASS V SDN 2 LATIHAN AMBON", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 465, "width": 372, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Elsinora Mahananingtyas 1 , Samuel P. Ritiauw 2 , Shelantya P. Dewi Laso 3", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 479, "width": 273, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Study Program PGSD Universitas Pattimura Ambon 1,2,3", "type": "Text" }, { "left": 240, "top": 497, "width": 144, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 521, "width": 481, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrack, Based on the results of preliminary observations on the fifth grade students of SD Negeri 2 Exercise Ambon, it was found that a problem was that most of the student learning outcomes were unsatisfactory. Therefore, a lesson plan was designed by applying the CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) model assisted by image media to solve these problems. This research is a classroom action research using Kemmis and Taggart's design. From the results of data analysis, it was found that an increase in student learning outcomes from cycle 1 to cycle 2 in cycle 1 there were 14 students with high criteria with a percentage level of 58% and 10 students who received low criteria with a percentage level of 42% and in cycle II there were students with high criteria are 24 students with a percentage level of 100% and students with low criteria 0 with a percentage level of 0%.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 658, "width": 192, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords: CIRC Model, Image Media Assisted.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 38, "width": 430, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pedagogika: Jurnal Pedagogik dan Dinamika Pendidikan, Vol. 8, No. 2, Oktober 2020 (130-139)", "type": "Page header" }, { "left": 532, "top": 38, "width": 17, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "131", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 80, "width": 93, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 81, "top": 93, "width": 477, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan, suatu pendidikan dapat dipandang bermutu dan diukur dari kedudukannya untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kebudayaan nasional. Pendidikan yang berhasil membentuk generasi muda yang cerdas, berkarakter, bermoral, dan berkepribadian. maka dari itu perlu dirancang suatu sistem pendidikan yang mampu menciptakan suasana dan proses pembelajaran yang menyenangkan,dan menantang bagi siswa sehingga dapat mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan bakat dan kemampuannya.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 190, "width": 477, "height": 232, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "UUD RI No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, pasal 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujud kan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,bangsa dan Negara. Serdarmayanti,2001:32 juga menjelaskan bahwa melalui pendidikan,sesorang dipersiapkan untuk memiliki bekal agar siap tahu, mengenal, dan mengembangkan metode berpikir secara sistematik agar dapat memecahkan masalah yang akan dihadapi dalam kehidupan dikemudian hari. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional maka pemerintah mengadakan pembaharuan kurikulum yang diberlakukan dari tahun 2013, Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 19, Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum 2013 dalam kegiatan pembelajaran telah diterapkan. Melalui diterapkannya kegiatan pembelajaran menggunakan kurikulum yang berlaku, guru dan siswa dapat menjadikannya sebagai pedoman dalam melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik. Sehingga tujuan pendidikan serta fungsi pendidikan nasional yang telah dirumuskan bisa tercapai.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 425, "width": 477, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil observasi yang di lakukan peneliti pada tanggal 13 Februari 2020 di SD Negeri 2 Latihan SPG Ambon terkhususnya kelas V Pada saat peneliti menjalani praktek pengalaman lapangan (PPL) peneliti melihat bahwa pada proses pembelajaran sebagian siswa begitu acuh dan tidak aktif dalam mengikuti pembelajaran sehingga pada akhir pembelajaran dan guru memberikan tes ada begitu banyak siswa yang memiliki nilai dibawah rata-rata, Berkaitan dengan permasalahan yang ditemukan peneliti diatas maka peneliti mencoba menerapkan model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) berbantuan media gambar agar dapat menimbulkan semangat belajar siswa shingga pada proses belajar mengajar tidak hanya guru yang aktif melainkan semua siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Karena dengan menggunakan model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) siswa dibagi dalam kelompok dan tiap anggota kelompok mempunyai tugas masing-masing sehingga tidak ada siswa yang acuh dalam proses pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 590, "width": 477, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) merupakan model pembelajaran cooperative learning yang pada mulanya merupakan pengajaran kooperatif terpadu, membaca, dan menulis ( Steven dan Slavin dalam Nur, 2008:8) yaitu sebuah program komprehensif atau luas dan lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis untuk kelas-kelas tinggi sekolah dasar. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) telah berkembang bukan hanya dipakai pada pelajaran bahasa tetapi juga pada pelajaran IPS dan mata pelajaran lainnya, pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dikembangkan oleh Stevans, Madden, Slavin, dan Farnish.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 38, "width": 430, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pedagogika: Jurnal Pedagogik dan Dinamika Pendidikan, Vol. 8, No. 2, Oktober 2020 (130-139)", "type": "Page header" }, { "left": 532, "top": 38, "width": 17, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "132", "type": "Page header" }, { "left": 111, "top": 71, "width": 86, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODOLOGI", "type": "Section header" }, { "left": 81, "top": 85, "width": 477, "height": 176, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Sanjaya,(2009: 13) PTK merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas peran dan tanggung jawab guru khususnya dalam pengelolaan pembelajaran. Menurut Kemmis dan Taggart (Madya, 1994: 2), bahwa “Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktek pendidikan dan praktek sosial mereka, serta pemahaman terhadap praktek- praktek itu terhadap situasi tempat dilakukan praktik tersebut”. Penelitian ini untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) menggunakan media gambar untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Latihan SPG Ambon. Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi, dimana peneliti bekerjasama dengan guru selaku kolaborator dan juga dengan seorang teman sejawat yaitu teman mahasiswa agar kegiatan observasi lebih mudah, lebih teliti dan lebih objektif.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 264, "width": 477, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Desain penelitian yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini menggunakan model spiral Arikunto. PTK juga memiliki prosedur atau aturan yang perlu diperhatikan. Prosedur tersebut berguna bagi para guru yang akan melaksanakan PTK. Arikunto (2013; 17) menjelaskan bahwa satu siklus PTK terdiri dari empat langkah yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 319, "width": 81, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Perencanaan,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 333, "width": 80, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Pelaksanaan,", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 347, "width": 80, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Pengamatan,", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 361, "width": 61, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Refleksi.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 385, "width": 458, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adapun deskripsi alur PTK yang dapat dilakukan oleh guru pada setiap siklusnya tersaji dalam gambar berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 528, "width": 139, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Perencanaan (Planning)", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 542, "width": 459, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada tahap perencanaan ini peneliti berdiskusi dengan guru sebagai kolaborator dan teman sejawat yaitu mahasiswa. Koordinasi ini meliputi perencanaan, persiapan hingga pembagian tugas pada saat pelaksanaan tindakan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap perencanaan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 597, "width": 445, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas (kolaborator) untuk mengidentifikasi masalah serta menyiapkan materi yang akan disampaikan.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 625, "width": 445, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat serangkaian kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 652, "width": 266, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Menyiapkan instrument penelitian yang terdiri dari:", "type": "List item" }, { "left": 138, "top": 666, "width": 180, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a) Lembar observasi aktivitas siswa.", "type": "List item" }, { "left": 138, "top": 680, "width": 152, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b) Pedoman wawancara siswa.", "type": "List item" }, { "left": 138, "top": 694, "width": 104, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c) Catatan lapangan.", "type": "List item" }, { "left": 138, "top": 708, "width": 304, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "d) Tes hasil belajar berupa post test beserta kunci jawabannya.", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 38, "width": 430, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pedagogika: Jurnal Pedagogik dan Dinamika Pendidikan, Vol. 8, No. 2, Oktober 2020 (130-139)", "type": "Page header" }, { "left": 532, "top": 38, "width": 17, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "133", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 71, "width": 174, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)", "type": "Section header" }, { "left": 81, "top": 85, "width": 477, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tahap ini merupakan pelaksanaan skenario pembelajaran yang telah dibuat. Seorang guru yang akan melakukan tindakan harus memahami secara mendalam tentang skenario pembelajaran beserta dengan langkah-langkah praktisnya yang telah dibuat didalam RPP.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 126, "width": 143, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. Pengamatan (Observing)", "type": "Section header" }, { "left": 81, "top": 140, "width": 477, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengamatan adalah proses mencermati jalannya pelaksanaan tindakan (Arikunto, 2010:18). Kegiatan ini merupakan realisasi dari lembar observasi yang telah dibuat pada saat tahap perencanaan. Artinya setiap kegiatan pengamatan wajib menyertakan lembar observasi sebagai bukti otentik. Ada tanggapan yang mengatakan bahwa pengamatan lebih baik pada pelaksanaan tindakan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 209, "width": 459, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat, yaitu pengamat yang diminta oleh peneliti untuk membantu mengamati proses pelaksanaan tindakan yaitu mengamati apa yang harus dilakukan oleh siswa.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 250, "width": 459, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Pengamatan dilakukan oleh peneliti. Dalam hal ini mengamati guru yang sedang melaksanakan proses pembelajaran di kelas.", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 288, "width": 119, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "d. Refleksi (Reflecting)", "type": "Section header" }, { "left": 81, "top": 302, "width": 477, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Refleksi atau dikenal peristiwa perenungan adalah langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah lampau yang dilakukan oleh guru maupun siswa (Arikunto, 2010: 19) pada tahap ini hasil yang diperoleh pada tahap observasi akan dievaluasi dan dianalisis. Kemudian guru bersama pengamat dan juga peserta didik mengadakan refleksi diri dengan melihat data observasi, apakah kegiatan yang dilakukan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya target yang akan ditingkatkan dalam penelitian misalnya hasil belajar, motivasi, kemampuan menulis,kemampuan membaca dan lain sebagainya. Perlu diingat bahwa refleksi adalah koreksi atas kegiatan tindakan jadi peran pengamat dan peserta didik sangat membantu keberhasilan penelitian. Dari hasil refleksi bersama akan diperoleh kelemahan dan cara memperbaikinya guna diterapkan pada siklus berikutnya.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 454, "width": 232, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 81, "top": 481, "width": 477, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Peneliti melakukan penelitian SD Negeri 2 Latihan SPG Ambon terletak di JL.Dr Tamaela, Kecamatan Nusaniwe. Dalam kepemilikan sekolah, SD Negeri 2 Latihan SPG Ambon memiliki fasilitas yang dikategorikan cukup memadai untuk menunjang proses belajar mengajar disekolah. Adapun fasilitas yang dimiliki SD Negeri 2 Latihan SPG Ambon adalah 9 ruang belajar, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang UKS, 2 WC untuk siswa, 1 WC untuk guru dan perlengkapan lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 564, "width": 473, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SD Negeri 2 Latihan SPG Ambon pada tahun ajaran 2019-2020 secara keseluruhan berjumlah 218 orang dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 124 orang dan siswa perempuan sebanyak 94 orang secara jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 619, "width": 47, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1.1", "type": "Section header" }, { "left": 182, "top": 633, "width": 274, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data Jumlah Siswa SD Negeri 2 Latihan SPG Ambon", "type": "Text" }, { "left": 224, "top": 661, "width": 205, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kelas Siswa Jumlah Laki- Laki Perempuan I A 11 12 23", "type": "Table" }, { "left": 81, "top": 38, "width": 430, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pedagogika: Jurnal Pedagogik dan Dinamika Pendidikan, Vol. 8, No. 2, Oktober 2020 (130-139)", "type": "Page header" }, { "left": 532, "top": 38, "width": 17, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "134", "type": "Page header" }, { "left": 162, "top": 71, "width": 323, "height": 140, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "I B 10 11 21 II A 10 10 20 II B 18 8 26 III A 9 12 21 III B 18 7 25 IV 18 19 37 V 22 16 38 VI 19 11 30 Jumlah 135 106 241 Sumber Data : Laporan Bulanan SD Negeri 2 Latihan SPG Ambon", "type": "Table" }, { "left": 81, "top": 228, "width": 476, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Khusus untuk kelas penelitian siswa berjumlah 24 orang yang terdiri dari 11 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 255, "width": 139, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil belajar siswa Siklus I", "type": "Section header" }, { "left": 81, "top": 269, "width": 477, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil belajar siklus I merupakan data pertama penelitian untuk mengukur seberapa besar pemahaman siswa dalam proses pembelajaran menggunakan model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) berbantuan media gambar. Hasil tes yang diperoleh adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 324, "width": 393, "height": 111, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1.2 Data hasil belajar pretest dan posttest dalam N-Gain Ternomalisasi siklus I NO Nama iswa KKM Pretest Posttes Ketuntasan T TT N- Gain Kriteria 1 VT 75 40 70 √ 0,5 Rendah 2 IS 75 60 85", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 423, "width": 379, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "√ 0,625 Sedang 3 KS 75 70 80", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 439, "width": 387, "height": 303, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "√ 0,333 Sedang 4 IA 75 65 90 √ 0,714 Tinggi 5 PA 75 50 70 √ 0,5 Rendah 6 PP 75 60 70 √ 0,25 Rendah 7 MH 75 40 60 √ 0,5 Rendah 8 DH 75 75 85 √ 0,4 Tinggi 9 VM 75 70 80 √ 0,333 Sedang 10 CP 75 60 70 √ 0,25 Rendah 11 GM 75 50 60 √ 0,2 Rendah 12 TL 75 50 60 √ 0,2 Rendah 13 IP 75 80 90 √ 0,5 Tinggi 14 SS 75 65 80 √ 0,428 Sedang 15 AS 75 75 80 √ 0,2 Tinggi 16 KIP 75 50 60 √ 0,2 Rendah 17 HS 75 60 75 √ 0,375 Sedang 18 AH 75 80 90 √ 0,5 Tinggi 19 JM 75 50 60 √ 0,2 Rendah 20 CL 75 80 90 √ 0,5 Tinggi 21 ML 75 60 75 √ 0,375 Sedang", "type": "Table" }, { "left": 81, "top": 38, "width": 430, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pedagogika: Jurnal Pedagogik dan Dinamika Pendidikan, Vol. 8, No. 2, Oktober 2020 (130-139)", "type": "Page header" }, { "left": 532, "top": 38, "width": 17, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "135", "type": "Page header" }, { "left": 101, "top": 70, "width": 393, "height": 88, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "22 CB 75 50 60 √ 0,2 Rendah 23 ZP 75 80 90 √ 0,5 Tinggi 24 MP 75 75 80 √ 0,2 Tinggi Jumlah Rata-rata 1.495 62,291 1.810 75,416 14 10 8,983 0.3742 Persentase 60% 40%", "type": "Table" }, { "left": 81, "top": 162, "width": 286, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: Hasil Penelitian SD Negeri 2 Latihan SPG Ambon", "type": "Section header" }, { "left": 81, "top": 176, "width": 477, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari tabel 4.3 hasil belajar pretest dan posttes dalam N-Gain ternormalisasi Siklus 1 terlihat jumlah N-Gain 8,983 dan rata-rata N-Gain 0,3742.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 203, "width": 477, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Setelah dilakukan proses perhitungan, data hasil belajar pretest dan posttes dalam N-Gain ternormalisasi siklus I dengan jumlah siswa 24 dapat dilihat jumlah nilai pretest adalah 1.495 dengan nilai rata-rata 62,291 dan jumlah nilai posttes adala 1.810 dengan nilai rata-rata 75,416. Jumlah N-Gain adalah 8,983 dengan nilai rata-rata 0,3742.", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 258, "width": 47, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1.3", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 272, "width": 254, "height": 110, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ketuntasan klasikal berdasarkan Perhitungan N-Gain dalam hasil belajar siswa Rentang N-Gain Ternormalisasi Kriteria Jumlah Persentase G > 0,70 Tinggi 8 34% 0,30 ≤ g ≤0,70 Sedang 6 25% G < 0,30 Rendah 10 42%", "type": "Table" }, { "left": 222, "top": 385, "width": 194, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kriteria N-Gain menurut Hake (1999:1)", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 399, "width": 477, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan tabel 1.3 diatas dapat dilihat dari 24 siswa pada kriteria tinggi sebanyak 8 orang siswa dengan tingkat persentase 34% dan kriteria sedang sebanyak 6 orang siswa dengan tingkat persentase 25% sedangkan pada kriteria rendah sebanyak 10 orang siswa dengan tingkat persentase 42%.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 454, "width": 477, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari nilai yang diperoleh diatas dianalisis untuk mencari rata-rata hasil belajar dan N-Gain sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 164, "top": 482, "width": 269, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1.4 Rata-rata belajar siswa siklus I Siklus Pretest Posttes N-Gain Kategori Siklus I 62,291 75,416 0,3742 Sedang", "type": "Table" }, { "left": 81, "top": 552, "width": 477, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data pada tabel 1.4 diatas dapat dilihat nilai rata-rata pretest hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan tindakan adalah 62,291. Selanjutnya posttes hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan terdapat peningkatan menjadi 75,416. Pada N-Gain dengan nilai 0,3742 berkategori sedang.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 607, "width": 477, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan tabel 1.4 dari 24 siswa yang mengikuti posttes dengan jumlah nilai 1.810 dan nilai rata-rata 75,416 terdapat 17 siswa yang tuntas dan 7 siswa yang tidak tuntas.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 635, "width": 316, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1.5 Ketuntasan klasikal berdasarkan KKM KKM Ketuntasan Jumlah Persentase ≥ 75 Tuntas 14 59% ≤ 75 Belum tuntas 10 42%", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 706, "width": 234, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: KKM SD Negeri 2 Latihan SPG Ambon", "type": "Section header" }, { "left": 117, "top": 720, "width": 441, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan tabel 1.5 diatas siswa yang mendapat KKM ≥ 75 Berjumlah 14 orang dengan", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 38, "width": 430, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pedagogika: Jurnal Pedagogik dan Dinamika Pendidikan, Vol. 8, No. 2, Oktober 2020 (130-139)", "type": "Page header" }, { "left": 532, "top": 38, "width": 17, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "136", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 71, "width": 477, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "presentase 59% sedangkan siswa yang mendapat KKM ≤ 75 berjumlah 10 orang dengan persentase 42%.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 99, "width": 111, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil belajar siklus II", "type": "Section header" }, { "left": 81, "top": 112, "width": 477, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil belajar siklus II merupakan data kedua penelitian untuk mengukur seberapa besar pemahaman siswa dalam proses pembelajaran berlangsung menggunakan model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) berbantuan media gambar, hasil tes yang diperoleh adalah sebagai berikut", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 181, "width": 224, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1.6 Data hasil belajar pretest dan posttest dalam", "type": "Table" }, { "left": 237, "top": 209, "width": 158, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "N-Gain Ternomalisasi siklus II", "type": "Section header" }, { "left": 111, "top": 223, "width": 193, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "NO Nama Siswa KKM Pretest Postte s", "type": "Table" }, { "left": 328, "top": 223, "width": 54, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ketuntasan", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 223, "width": 389, "height": 465, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "T TT N- Gain Kategori 1 VT 75 75 85 √ 0,4 Sedang 2 IS 75 70 85 √ 0,5 Sedang 3 KS 75 80 90 √ 0,5 Tinggi 4 IA 75 80 90 √ 0,5 Tinggi 5 PA 75 75 85 √ 0,4 Sedang 6 PP 75 75 90 √ 0,6 Tinggi 7 MH 75 75 85 √ 0,4 Sedang 8 DH 75 75 95 √ 0,8 Tinggi 9 VM 75 80 90 √ 0,5 Tinggi 10 CP 75 80 95 √ 0,75 Tinggi 11 GM 75 75 85 √ 0,4 Sedang 12 TL 75 75 85 √ 0,4 Sedang 13 IP 75 85 95 √ 0,5 Tinggi 14 SS 75 75 90 √ 0,666 Tinggi 15 AS 75 80 95 √ 0,75 Tinggi 16 KIP 75 80 95 √ 0,75 Tinggi 17 HS 75 80 90 √ 0,5 Tinggi 18 AH 75 85 95 √ 0,75 Tinggi 19 JM 75 90 95 √ 0,5 Tinggi 20 CL 75 85 95 √ 0,75 Tinggi 21 ML 75 80 90 √ 0,5 Tinggi 22 CB 75 75 85 √ 0,4 Sedang 23 ZP 75 85 95 √ 0,75 Tinggi 24 MP 75 90 85 √ 0,5 Tinggi Jumlah Rata-rata 1.905 73,375 2.175 90,62 24 13,366 0,5694 Persentase 100%", "type": "Table" }, { "left": 81, "top": 695, "width": 286, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: Hasil Penelitian SD Negeri 2 Latihan SPG Ambon", "type": "Section header" }, { "left": 81, "top": 708, "width": 477, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Setelah dilakukan proses perhitungan, data hasil belajar pretest dan posttes dalam N-Gain ternormalisasi siklus II dengan jumlah siswa 24 dilihat jumlah nilai pretest adalah 1.905 dengan", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 38, "width": 430, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pedagogika: Jurnal Pedagogik dan Dinamika Pendidikan, Vol. 8, No. 2, Oktober 2020 (130-139)", "type": "Page header" }, { "left": 532, "top": 38, "width": 17, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "137", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 71, "width": 477, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "nilai rata-rata 73,375 dan jumlah nilai posttes adalah 2.175 dengan nilai rata-rata 90,625. jumlah N-Gain adalah 13,366 dengan nilai rata-rata 0,5694.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 99, "width": 477, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari perolehan hasil diatas dapat diinterpresentasikan dengan perhitungan N-Gain ternormalisasi sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 126, "width": 47, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1.7", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 140, "width": 410, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ketuntasan klasikal berdasarkan perhitungan N-Gain dalam hasil belajar siswa", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 154, "width": 254, "height": 82, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rentang Gain Ternormalisasi Kriteria Jumlah Presentase G > 0,70 Tinggi 17 71% 30 ≤g≤0,70 Sedang 7 30% G<0,30 Rendah - -", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 239, "width": 184, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kriteria N-Gain menurut Hake (1999)", "type": "Section header" }, { "left": 81, "top": 261, "width": 477, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan tabel 1.7 diatas dapat dilihat dari 24 orang siswa pada kriteria tinggi sebanyak 7 orang siswa dengan tingkat persentase 30% dan kriteria sedang sebanyak 17 orang siswa dengan tingkat persentase 71% sedangkan pada kriteria rendah tidak ada.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 302, "width": 424, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari nilai yang diperoleh di atas dianalisis untuk mencari rata-rata hasil belajar N-Gain :", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 316, "width": 257, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1.8 Rata-rata hasil belajar siswa siklus II Siklus Pretest Posttest N-Gain Kategori Siklus II 73,375 90,625 0,5694 Sedang", "type": "Table" }, { "left": 81, "top": 386, "width": 477, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data pada tabel 1.8 di atas dapat dilihat nilai rata-rata pretest hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan tindakan adalah 73,375. Selanjutnya posttest hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan terdapat peningkatan menjadi 90,625. pada N-Gain dengan nilai 0,5694 berkategori sedang.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 442, "width": 477, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan tabel 1.8 dari 24 siswa yang mengikuti posttest dengan jumlah nilai 1.810 Dan nilai rata-rata 75,416 terdapat 24 siswa yang tuntas dan siswa yang tidak tuntas tidak ada.", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 469, "width": 252, "height": 68, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1.9 Ketuntasan klasikal berdasarkan KKM KKM Ketuntasan Jumlah Presentase ≥ 75 Tuntas 24 100% ≤ 75 Belum Tuntas - -", "type": "Table" }, { "left": 153, "top": 540, "width": 234, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: KKM SD Negeri 2 Latihan SPG Ambon", "type": "Section header" }, { "left": 81, "top": 554, "width": 476, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan tabel 1.9 diatas siswa yang mendapat KKM ≥ 75 berjumlah 24 orang dengan persentase 100% sedangkan siswa yang mendapat KKM ≤ 75 tidak ada.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 596, "width": 85, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 81, "top": 609, "width": 477, "height": 122, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dapat dikatakan dengan menggunakan model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) berbantuan media gambar menunjukan adanya pencapaian hasil belajar yang sangat signifikan pada siswa kelas V SD Negeri 2 Latihan SPG Ambon yang menjadi objek dalam penelitian ini. Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) berbantuan media gambar sebagai model pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran sangat membantu siswa untuk memberanikan diri mengemukakan pendapatnya serta dapat membentuk kerjasama kelompok yang baik. Hasil ini dibuktikan dengan adanya perubahan yang terjadi pada setiap pertemuan selama proses pembelajaran berlangsung ditiap-tiap pertemuan dari siklus I pertemuan 1 dan II dan siklus II.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 38, "width": 430, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pedagogika: Jurnal Pedagogik dan Dinamika Pendidikan, Vol. 8, No. 2, Oktober 2020 (130-139)", "type": "Page header" }, { "left": 532, "top": 38, "width": 17, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "138", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 71, "width": 477, "height": 149, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil observasi di kelas V SD Negeri 2 Latihan SPG Ambon pada siklus 1 pertemuan 1 di dapatkan hasil belajar siswa yang kurang maksimal yaitu 10 orang siswa dengan nilai tidak tuntas, dan 14 orang siswa yang memiliki nilai tuntas. Untuk kategori N-Gain nya yang tinggi terdapat 8 orang siswa yang sedang terdapat 6 orang siswa dan yang rendah terdapat 10 orang siswa. Untuk siklus 1 pertemuan 2 hasil belajar siswa sama dengan pertemuan 1 yaitu 10 orang siswa dengan nilai tidak tuntas, dan 14 orang siswa yang memiliki nilai tuntas. Untuk kategori N-Gain nya yang tinggi terdapat 8 orang siswa yang sedang terdapat 6 orang siswa dan yang rendah terdapat 10 orang siswa. Pada siklus II peneliti mendapat perubahan hasil belajar siswa yang memuaskan yaitu 24 orang siswa dengan nilai tuntas dan yang tidak tuntas tidak ada,untuk kategori N-Gainnya terdapat 17 orang siswa yang tinggi dan yang sedang terdapat 7 orang siswa sedangkan yang rendah tidak ada.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 237, "width": 81, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 81, "top": 250, "width": 477, "height": 108, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari pembahasan diatas maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) berbantuan media gambar pada pembelajaran IPS kelas V SD Negeri 2 Latihan SPG Ambon, hasil belajar pada siklus 1 terdapat 14 orang siswa yang memiliki nilai tuntas dan 10 orang siswa yang memiliki nilai tidak tuntas. Untuk itu peneliti melanjutkan siklus II untuk memperbaiki kesalahan yang ada pada siklus 1 sehingga pada hasil belajar siklus II peneliti mendapat hasil belajar yang memuaskan yakni 24 orang siswa memiliki nilai tuntas dan siswa yang memiliki nilai tidak tuntas tidak ada.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 361, "width": 477, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dampak penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) berbantuan media gambar yang dilakukan guru pada pembelajaran IPS terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik yaitu: peserta didik lebih kreatif,inofatif,efektif,dan mandiri dalam proses pembelajaran dikelas maupun diluar kelas. Penilaian tersebut dapat dilihat dari penilaian sikap, dan penilaian pengetahuan.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 38, "width": 430, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pedagogika: Jurnal Pedagogik dan Dinamika Pendidikan, Vol. 8, No. 2, Oktober 2020 (130-139)", "type": "Page header" }, { "left": 532, "top": 38, "width": 17, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "139", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 71, "width": 110, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 81, "top": 99, "width": 477, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ahmad, Iifkhoiruf dan Amri,Sofyan,2011.Mengembangkan pembelajaran IPS Terpadu, Jakarta: Prestasi Pustaka", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 126, "width": 431, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Anitah, Sri.W.2008. Media Pembelajaran. Surakarta: mitra Sertifikasi Guru Surakarta. Arikunto,S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta Rineka Cipta. Arikunto, S. (2013), Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta Cipta. Arif, S. Sadiman. (2003).Media Pendidikan: Pengembangan dan Pemanfaatannya:", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 181, "width": 169, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 195, "width": 477, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Cecep Kusnandi, Bambang Sujtipto. Media Pembelajaran Manual dn Digital. (Bogor: Ghalia Indonesia. 2013). Hlm. 41-42", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 223, "width": 347, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Darsono. 2000. Belajar dan Pembelajaran: Semarang : IKIP Press. Daryanto, (2013). Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrma Widya", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 250, "width": 477, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Depdiknas. (2003). Pembelajaran Cooperative Learning. Jakarta. Kementrian Pendidikan Nasional.", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 278, "width": 477, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 305, "width": 477, "height": 67, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Hilgard, Ernest R, 1984.Psikologi Pembelajaran. Bandung : Bumi Aksara. Hamalik, Oemar. 2008. Perencanan Pengajaran, Berdasarkan Pendekatan Sitem. Jakarta:Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 374, "width": 477, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kemmis & Mc.Taggart. (1994). The Action Research Planner. Geelong: Deaken University Press.", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 402, "width": 223, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Meltzer, 2002 Rumus Metode Penelitian PTK.", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 416, "width": 477, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sanjaya. (2015). Kurikulum dan Pembelajaran (Teori dan Praktik Perkembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Jakarta: Kencana Prenada Group.", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 443, "width": 477, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Serdamayanti. (2001). Sumberdaya Manusia dan Produktif Kerja. Jakarta: Mandar Sudjana, 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 471, "width": 369, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning. London: Allyamand Bacon.", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 485, "width": 477, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "_____. (2009). Cooperative Learning. (Teori,Riset,Praktik). Bandung: Nusa Media Supardan, Dadang. 2015. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial: Perspektif Filosofi dan Kurikulum. Bumi Aksara. Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 526, "width": 333, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta : Rajawali, 1984)", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 540, "width": 477, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suprijono, Agus. (2010) Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 554, "width": 477, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Belajar. Suyinto, Amin. 2005. Mengadopsi Pembelajaran CIRC dalam Meningkatkan Keterampilan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita. Seminar Nasional F.MIPA UNNES.", "type": "Table" }, { "left": 81, "top": 595, "width": 477, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suyitno, Amin. 2005. Mengadopsi Pembelajaran CIRC dalam Meningkatkan Keterampilan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita. Seminar Nasional F. MIPA UNNES.", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 623, "width": 477, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suwarsih, Madya. (1994). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 650, "width": 477, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA. Trianto, (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berioentasi Kontruktivistik. Prestasi Pustaka. Trianto. 2010 Model Pembelajaran Terpadu, Konsep, Strategi dan Implementasinya dan KTSP.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 692, "width": 101, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jakarta:Bumi Aksara", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 706, "width": 477, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uno, Hamzah B dan Muhamad, Nurdin. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM, Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "Text" } ]
237847e0-ddd8-dac3-bead-7380edbe9581
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/geo/article/download/6901/6052
[ { "left": 298, "top": 46, "width": 228, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Available at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/geo e-ISSN: 2549–7057 | p-ISSN: 2085–8167", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 795, "width": 237, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Geografi Vol 9 No.2 (125-132)", "type": "Page footer" }, { "left": 401, "top": 796, "width": 123, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Sikap Peduli ….. | 125", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 92, "width": 399, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ANALISIS SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA MELALUI PROGRAM ADIWIYATA DI SMA NEGERI 1 MEDAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 132, "width": 372, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fadila Azmi 1 , Elfyetti 1 1 J urusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar Psr V Medan Estate Medan, 20211 Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 205, "top": 174, "width": 186, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 200, "width": 45, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 222, "width": 412, "height": 321, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Bentuk program Adiwiyata di SMA Negeri 1 Medan Kecamatan Medan Polonia. (2) Sikap peduli lingkungan siswa melalui program Adiwiyata di SMA Negeri 1 Medan Kecamatan Medan Polonia. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Medan Kecamatan Medan Polonia tahun 2017. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa/i SMA Negeri 1 Medan Kecamatan Medan Polonia yang berjumlah 1.712 siswa. Pengambilan sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin, sehingga didapatkan sampel sebanyak 95 siswa. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara acak (propotional random sampling).Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, teknik komunikasi langsung, teknik studi dokumenter dan teknik komunikasi tidak langsung yaitu angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Bentuk program Adiwiyata di SMA Negeri 1 Medan Kecamatan Medan Polonia meliputi: (a) kebijakan sekolah berbasis lingkungan dilihat dari visi dan misi sekolah, program pengembangan diri yang terdiri dari kegiatan rutin sekolah, kegiatan spontan, keteladanandan dan pengkondisian. (b) Kurikulum sekolah berbasis lingkungan meliputi pengintegrasian dalam mata pelajaran. (c) Kebijakan sekolah berbasis partisipatif dilihat dari kegiatan ekstrakulikuler yaitukegiatan UKS dan KIR. (d) Pengelolaan sarana dan prasarana pendukung sekolah. (2) Sikap peduli lingkungan siswa melalui program Adiwiyata di SMA Negeri 1 Medan Kecamatan Medan Polonia cukup tinggi, sebagian besar siswa (77,90%) tergolong dalam kategori baik dengan rentang nilai 48 - 57 yang terdapat di kelas X, XI dan XII, kategori cukup (16,80%) dengan rentang nilai 34 – 47 yang terdapat di kelas X dan XII dan sebagian kecil siswa (5,30%) tergolong dalam kategori kurang dengan rentang nilai <33 terdapat yang terdapat di kelas X. Artinya lebih banyak yang peduli lingkungan di SMA Negeri 1 Medan.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 551, "width": 232, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : Sikap Peduli Lingkungan ; Adiwiyata", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 577, "width": 96, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 592, "width": 211, "height": 178, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia internasional saat ini. Hal ini dipicu oleh perilaku manusia yang kurang peduli pada lingkungannya yang menyebabkan kondisi lingkungan alam semakin hari semakin memprihatinkan. Tidak hanya itu, kualitas lingkungan hidup sekarang ini semakin menurun karena tindakan eksploitatif terhadap alam yang berlebihan tanpa memperhatikan daya dukung lingkungan dan fungsi ekologinya. Perilaku peduli", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 578, "width": 212, "height": 110, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "lingkungan merupakan hal yang harus ditanamkan secara terus menerus melalui pembiasaan. Aspek-aspek peduli lingkungan yang di kembangkan di sekolah meliputi pembiasaan memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah, penyediaan tempat pembuangan sampah,", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 674, "width": 211, "height": 69, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "melakukan pembiasaan memisahkan jenis sampah organik dan anorganik, penyediaan peralatan kebersihan, serta pembuatan program cinta bersih lingkungan.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 743, "width": 211, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kementerian Lingkungan Hidup mengeluarkan keputusan No. 5 Tahun", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 216, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Available at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/geo e-ISSN: 2549–7057 | p-ISSN: 2085–8167", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 796, "width": 98, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "126 | Vol 9 No. 2 - 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 82, "width": 211, "height": 315, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2013 tentang program pendidikan lingkungan hidup pada jenjang pendidikan dasar dan menengah melalui program Adiwiyata. Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementerian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah sehingga menjadi sebuah karakter peduli lingkungan dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Adapun tujuan diadakannya program Adiwiyata adalah mewujudkan warga sekolah, khususnya peserta didik yang peduli dan berbudaya lingkungan. Program Adiwiyata tingkat sekolah merupakan tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 397, "width": 211, "height": 164, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SMA Negeri 1 Medan merupakan salah satu sekolah yang terletak di Jalan Cik Ditiro, Kelurahan Madras Hulu, Kecamatan Medan Polonia. Sekolah ini memiliki jumlah siswa 1.712 orang siswa dengan jumlah guru sebanyak 104 orang tahun pelajaran 2016/2017, jumlah petugas kebersihan sekolah sebanyak 26 orang serta terdapat jumlah kelas 44 ruangan. SMA Negeri 1 Medan juga pernah mendapatkan penghargaan Green House", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 547, "width": 213, "height": 42, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "atau sekolah hijau serta penghargaan Adiwiyata pada tahun 2015. Berdasarkan hasil studi", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 589, "width": 211, "height": 150, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 20 Desember 2016 di SMA Negeri 1 Medan diketahui bahwa SMA Negeri 1 Medan merupakan salah satu sekolah menengah atas yang sedang merintis serta mengembangkan kerakter sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan sebagai wujud implementasi peduli lingkungan melalui kebijakan sekolah yang meliputi visi dan misi sekolah,", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 725, "width": 45, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kegiatan", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 725, "width": 211, "height": 42, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "lingkungan berpartisipatif, pengelolaan dan penyediaan sarana prasarana pendukung", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 82, "width": 211, "height": 178, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan pengembangan diri. merupakan program yang ada di sekolah terkait kegiatan Sabtu bersih, UKS (Usaha Kegiatan Siswa) dan KIR (Karya Ilmiah Remaja). Dengan demikian dapat peneliti lihat bahwa adanya pelaksanaan program Adiwiyata terkait dengan sikap peduli lingkungan di SMA Negeri 1 Medan. Hal ini dapat diketahui dari visi dan misi tersebut yaitu “Beriman, Bertaqwa, dan Unggul dalam Prestasi serta berwawasan lingkungan”. Adapun misinya yaitu “melaksanakan pembelajaran aktif,", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 260, "width": 211, "height": 83, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kreatif, dan menyenangkan untuk menghantarkan siswa agar berprestasi dalam IPTEK, olahraga dan seni berlandaskan Imtaq dan siap bersaing di Era Globalisasi serta peduli terhadap lingkungan sekolah”.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 342, "width": 211, "height": 192, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Walaupun telah mendapat penghargaan Adiwiyata sekolah, dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan ibu Yulidar selaku bidang sarana dan prasarana sekaligus sebagai Koordinator pelaksana program Adiwiyata menyatakan bahwasanya kepedulian siswa terhadap lingkungan sekolah masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari masih banyak ditemukan siswa yang mencoret-coret meja, kursi, dinding-dinding sekolah dengan menggunakan bolpoin, membuang sampah sembarangan,", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 520, "width": 212, "height": 247, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tidak melaksanakan tugas piket kelas, sering ditemukannya sampah didalam laci meja, serta pada sebagian besar ruangan kelas terlihat sampah yang berserakan. Padahal tong sampah yang disediakan pihak sekolah untuk tempat pembuangan sampah (TPS) organik dan anorganik berjumlah 60 tong sampah, sedangkan untuk tempat pembuangan akhir (TPS) organik dan anorganik berjumlah 2 unit, pihak sekolah juga menyediakan 30 toilet untuk siswa. Pihak kebersihan sekolah juga sering menemukan kran air yang tidak dimatikan setelah digunakan. Masalah-masalah lingkungan lingkungan yang muncul, kalau dikaji secara seksama merupakan satu bentuk akibat dari", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 46, "width": 228, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Available at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/geo e-ISSN: 2549–7057 | p-ISSN: 2085–8167", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 796, "width": 123, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Sikap Peduli ….. | 127", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 80, "width": 210, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perilaku manusia itu sendiri, termasuk pola pikir, sikap serta tindakan yang tidak bertanggung jawab terhadap keberadaan lingkungan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 134, "width": 211, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kondisi sebagaimana diuraikan diatas, membuktikan bahwa adanya permasalahan dengan sikap peduli lingkungan sekolah. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka masalah ini perlu diteliti mengenai Sikap Peduli Lingkungan Siswa melalui program Adiwiyata di SMA Negeri 1 Medan Kecamatan Medan Polonia”.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 271, "width": 127, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 285, "width": 210, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Medan terletak di Jalan Teuku Cik Ditiro No. 1, Kelurahan Madras Hulu,", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 326, "width": 211, "height": 288, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kecamatan Medan Polonia, Provinsi Sumatera Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Medan yang tersebar di 44 ruang kelas dengan jumlah sebanyak 1.712 orang siswa. sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 95 orang. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode propotional random sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah program Adiwiyata dan sikap peduli lingkungan siswa di SMA Negeri 1 Medan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: observasi, wawancara, dokumentasi dan angket. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif yaitu teknik yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan keadaan dan fakta objek atau subjek secara sistematis melalui kata-", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 613, "width": 28, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kata.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 640, "width": 113, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 652, "width": 211, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Bentuk Program Adiwiyata di SMA Negeri 1 Medan Kecamatan Medan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 679, "width": 211, "height": 83, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Polonia. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara serta didukung dengan hasil dokumentasi yang berkaitan menunjukkan adanya bentuk program Adiwiyata di SMA Negeri 1 Medan", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 80, "width": 211, "height": 355, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kecamatan Medan Polonia. Adanya bentuk program Adiwiyata tersebut yaitu kebijakan sekolah yang meliputi: a. Kebijakan Sekolah Berbasis Lingkungan Kebijakan sekolah berbasis lingkungan yang meliputi visi dan misi SMA Negeri 1 Medan. Berdasarkan hasil wawancara dengan koordinator Adiwiyata SMA Negeri 1 Medan yaitu ibu Yulidar, diketahui bahwa salah satu visi SMA Negeri 1 Medan adalah berwawasan lingkungan hidup. Hasil wawancara kepada siswa/i SMA Negeri 1 Medan terkait dengan visi dan misi sekolah menyatakan bahwa mereka mengetahui adanya pemajangan visi dan misi sekolah, namun tidak semua mengetahui tentang isi dari visi dan misi sekolah tersebut. Hal ini dapat dilihat dari 95 responden bahwa sebagian besar siswa (67%) mengetahui isi dari visi dan misi sekolah tentang peduli lingkungan dan hanya sebagian kecil siswa (33%) yang tidak mengetahui isi dari visi dan misi sekolah tentang peduli lingkungan.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 435, "width": 211, "height": 69, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bentuk kegiatan rutin yang dilakukan sekolah dalam sikap peduli lingkungan yaitu kegiatan piket kelas dan Sabtu bersih. Hasil wawancara yang dilakukan kepada siswa/i SMA Negeri 1", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 503, "width": 211, "height": 83, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Medan diketahui bahwa dari 95 responden sebagian besar siswa (76%) melakukan kegiatan rutin sekolah yaitu piket kelas dan sabtu bersih dan sebagian kecil siswa (6%) yang hanya melakukan kegiatan Sabtu bersih.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 586, "width": 211, "height": 109, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagaimana hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada 95 siswa/i SMA Negeri 1 Medan yang menyatakan bahwa hal spontan yang dilakukan oleh guru ketika ada siswa yang berperilaku kurang baik terhadap fasilitas atau lingkungan sekolah adalah dengan dimarahi, dinasehati, dan ditegur.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 695, "width": 211, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil wawancara dilakukan kepada siswa/i SMA Negeri 1 Medan diketahui bahwa dari 95 responden sebagian besar siswa (57%) mengatakan bahwa bentuk keteladanan yang", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 216, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Available at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/geo e-ISSN: 2549–7057 | p-ISSN: 2085–8167", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 796, "width": 98, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "128 | Vol 9 No. 2 - 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 82, "width": 211, "height": 192, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dicontohkan guru kepada siswa/i SMA Negeri 1 Medan yaitu berpakaian rapi dan ikut kegiatan gotong royong dan sebagian kecil siswa (16%) yang mengatakan bahwa bentuk keteladanan yang dicontohkan guru kepada siswa/i SMA Negeri 1 Medan yaitu berpakaian rapi. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada 95 siswa/i SMA Negeri 1 Medan bahwa semua siswa (95 responden) menyatakan peralatan kebersihan dan bak sampah sudah diletakkan ditempat strategis dan terkondisikan sesuai tempatnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 283, "width": 211, "height": 82, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Kurikulum Sekolah Berbasis Lingkungan Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada siswa/i SMA Negeri 1 Medan diketahui bahwa dari 95 responden mata pelajaran yang", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 365, "width": 211, "height": 69, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terintegrasi dengan lingkungan paling banyak siswa mengatakan pada mata pelajaran Geografi (44%) dan yang paling sedikit siswa mengatakan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia (12%).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 433, "width": 211, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tidak terlepas dari itu, guru juga menggunakan media pembelajaran dari alam sekitar. Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada siswa/i SMA Negeri 1 Medan diketahui bahwa hampir semua siswa (80%) pernah menggunakan media pembelajaran dari alam dan hanya sebagian kecil siswa (20%) yang tidak pernah menggunakan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 543, "width": 211, "height": 110, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "media pembelajaran dari alam. Sekolah juga melaksanakan kegiatan lomba kebersihan kelas setiap 17 Agustus dan hasil wawancara juga diketahui bahwa semua siswa/i SMA Negeri 1 Medan (100%) pernah mengikuti kegiatan lomba kebersihan kelas.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 661, "width": 209, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Kegiatan Sekolah Berbasis Partisipatif", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 676, "width": 211, "height": 82, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan pembiasaan berbasis partisipatif yang mereka lakukan yaitu UKS (Usaha Kegiatan Siswa) dan KIR (Karya Ilmiah Remaja). Adapun siswa/i SMA Negeri 1 Medan yang mengikuti kegiatan UKS dan KIR sebanyak 82% dan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 82, "width": 210, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang tidak mengikuti kegiatan UKS dan KIR yaitu sebanyak 18%.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 110, "width": 211, "height": 219, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "UKS (Usaha Kegiatan Siswa) merupakan kegiatan yang pada dasarnya ikut bekerja sama dengan KIR (Karya Ilmiah Remaja) membantu dalam pembuatan biopori, pembibitan dan kegiatan pemeliharaan taman. KIR (Karya Ilmiah Remaja) KIR (Karya Ilmiah Remaja) merupakan kegiatan sekolah yang dilakukan demi tercapainya sikap peduli lingkungan siswa dan pada kegiatan ini diikutsertakan seluruh siswa/i SMA Negeri 1 Medan agar dapat membantu suatu rancangan kegiatan seperti membuat daur ulang sampah dan pembuatan pupuk.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 338, "width": 210, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendukung Sekolah", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 365, "width": 211, "height": 398, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil observasi di lingkungan sekolah pada hari Sabtu, 4 Februari 2017, peneliti mendapati bahwa SMA Negeri 1 Medan menyediakan berbagai sarana pendukung dalam sikap peduli lingkungan siswa. Beberapa sarana pendukung yang dimaksud antara lain penyediaan tempat sampah diberbagai tempat dalam kondisi sudah bersih dari sampah setiap pagi hari, penyediaan wastafel diberbagai tempat dalam kondisi yang cukup bersih, penyediaan toilet dan air bersih, penyediaan peralatan kebersihan dan perawatan lingkungan, taman-taman sekolah, wastafel serta slogan-slogan atau poster peduli lingkungan diberbagai sudut sekolah. Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada siswa/i SMA Negeri 1 Medan diketahui bahwa dari 95 responden yang menyatakan penyediaan ruang dan fasilitas sekolah untuk mendukung program Adiwiyata di SMA Negeri 1 Medan sudah baik, karena semua responden menyatakan bahwa ruang dan fasilitas sudah tersedia sangat baik, untuk kebersihan kamar mandi sebagian besar siswa (77%) mengatakan baik dan hanya 23% yang mengatakan", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 46, "width": 228, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Available at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/geo e-ISSN: 2549–7057 | p-ISSN: 2085–8167", "type": "Page header" }, { "left": 400, "top": 796, "width": 124, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Sikap Peduli ….. | 129", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 80, "width": 211, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kurang baik serta untuk pemeliharaan ruang dan bangunan sekolah juga sebagian besar siswa (85%) mengatakan sudah baik dan hanya 15% yang mengatakan kurang baik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 148, "width": 211, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Sikap Peduli Lingkungan Siswa Melalui Program Adiwiyata Di SMA", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 174, "width": 189, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Negeri 1 Medan Kecamatan Medan Polonia", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 201, "width": 210, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berikut adalah uraian mengenai sikap peduli lingkungan siswa melalui program Adiwiyata di SMA Negeri 1 Medan meliputi:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 256, "width": 211, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Kegiatan Kebersihan Sekolah Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada siswa/i SMA Negeri 1 Medan diketahui bahwa dari 95 responden kegiatan yang dilakukan siswa/i SMA Negeri 1 Medan dalam kegiatan kebersihan sekolah yang paling selalu (76%) dilakukan siswa adalah mengikuti", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 366, "width": 211, "height": 69, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kegiatan kebersihan lingkungan sekolah dan yang paling sedikit kegiatan dilakukan siswa yaitu membersihkan kelas sebelum memulai pelajaran (64%).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 434, "width": 128, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Pemanfaatan Wastafel", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 448, "width": 211, "height": 123, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil angket siswa diketahui bahwa semua siswa (95 responden) tersebut menjawab selalu mencuci tangan setelah mengutip sampah. Pada umumnya siswa sudah menunjukkan kebiasaan memanfaat-kan wastafel dan kran air untuk mencuci tangan meski terkadang masih melakukan dengan cara yang kurang sesuai.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 571, "width": 211, "height": 96, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Pemanfaatan Toilet Pada umumnya dalam pemanfaatan toilet sudah cukup baik. Hal ini juga didukung oleh hasil angket siswa bahwa dari 95 responden ada 82% yang menyatakan selalu menyiram toilet setelah digunakan.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 667, "width": 92, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Hemat Energi", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 680, "width": 174, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil angket siswa bahwa dari", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 694, "width": 211, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "95 responden ada 73% siswa selalu mematikan lampu setelah usai pembelajaran. Hal ini dilakukan sesuai dengan jadwal piket masing-masing.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 80, "width": 211, "height": 192, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pengukuran sikap peduli lingkungan melalui program Adiwiyata di SMA Negeri 1 Medan menunjukkan bahwa siswa/i di SMA Negeri 1 Medan memiliki peduli lingkungan yang tinggi. Dimana nilai tertinggi adalah rentang nilai 48 - 57 terdapat 74 siswa termasuk dalam kategori baik dengan hasil 77,9%, untuk rentang nilai 34 – 47 terdapat 16 siswa termasuk dalam kategori cukup dengan hasil 16,8% dan nilai terendah adalah rentang nilai < 33 terdapat 5 siswa termasuk dalam kategori kurang dengan hasil 5,3%.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 285, "width": 88, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 298, "width": 211, "height": 314, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Bentuk Program Adiwiyata di SMA Negeri 1 Medan Kecamatan Medan Polonia a. Kebijakan Sekolah Berbasis Lingkungan 1) Visi dan Misi Sekolah Berdasarkan hasil wawancara dengan koordinator Adiwiyata SMA Negeri 1 Medan yaitu ibu Yulidar, diketahui bahwa visi SMA Negeri 1 Medan salah satunya yaitu berwawasan lingkungan hidup”. Program Adiwiyata berkaitan dengan visi dan misi sekolah sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2011 yang berisi penerapan program sekolah Adiwiyata diaplikasikan di dalam ruang lingkup sekolah berupa adanya visi, misi sekolah yang memuat upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. 2) Program Pengembangan Diri a) Kegiatan Rutin Sekolah", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 612, "width": 214, "height": 151, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan rutin yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Medan yaitu piket kelas setiap pagi. Kegiatan tersebut meliputi kegiatan menyapu, merapikan kelas, merapikan rak buku, membuang sampah, merapikan alat-alat belajar. Hal ini sesuai dengan Kementerian Pendidikan Nasional (2011) bahwa kegiatan rutin sekolah merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus- menerus dan konsisten setiap saat.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 216, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Available at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/geo e-ISSN: 2549–7057 | p-ISSN: 2085–8167", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 796, "width": 98, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "130 | Vol 9 No. 2 - 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 82, "width": 210, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan Sabtu bersih juga menjadi kegiatan rutin sekolah di SMA Negeri 1", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 110, "width": 211, "height": 82, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Medan. Kegiatan Sabtu bersih dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah. Kegiatan Sabtu Bersih ini dilaksanakan secara konsisten setiap hari Sabtu di SMA Negeri 1 Medan. b) Kegiatan Spontan", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 192, "width": 210, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan spontan yang dilakukan kepala sekolah dan guru adalah dengan memberi teguran, peringatan, dan pengertian kepada siswa yang melakukan tindakan", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 246, "width": 214, "height": 97, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kurang baik terhadap lingkungan maupun fasilitas sekolah. Kegiatan spontan tersebut sesuai dengan Kementerian Pendidikan Nasional (2011) yang menyebutkan bahwa kegiatan spontan yaitu kegiatan yang dilakukan secara spontan pada saat itu juga.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 342, "width": 88, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Keteladanan", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 356, "width": 211, "height": 233, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kepala sekolah dan guru sebagai tenaga pendidik senantiasa memberikan contoh dan menjadi teladan bagi peserta didik. Bentuk keteladanan yang diberikan kepala sekolah dan guru kepada siswa dalam pelaksanaan sikap peduli lingkungan siswa yaitu dengan memberi contoh berpakaian rapi, ikut serta dalam kegiatan bersih-bersih bersama dengan anak-anak dan menanam tanaman. Kegiatan yang dilakukan tersebut sesuai dengan Kementerian Pendidikan Nasional (2011) yang menyebutkan bahwa keteladanan adalah perilaku dan sikap kepala sekolah, guru dan tenaga pendidik dalam memberikan contoh yang baik pada peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 589, "width": 211, "height": 178, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) Pengkondisian Pengkondisian yang dilaku-kan sekolah dalam mendukung pelaksanaan sikap peduli lingkungan siswa melalui program Adiwiyata SMA Negeri 1 Medan yaitu dengan menyediakan fasilitas- fasilitas kebersihan, mengadakan kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan, menempatkan tempat sampah di setiap kelas serta menanam tanaman yang bermanfaat. Kegiatan yang dilakukan tersebut sesuai dengan Kementerian Pendidikan", "type": "Text" }, { "left": 147, "top": 753, "width": 136, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nasional (2011) yang", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 82, "width": 211, "height": 478, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menyebutkan bahwa untuk mendukung keterlaksanaan program Adiwiyata sekolah perlu dilakukan pengkondisian lingkungan sekolah. a. Kurikulum Sekolah Berbasis Lingkungan  Pengintegrasian Dalam Mata Pelajaran Berdasarkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) guru mencantumkan nilai-nilai yang akan dicapai dalam proses pembelajaran. Gurumerancang proses pembelajaran yang akan dilaksanakan selama proses pembelajaran. Penggunaan media dan metode dicantumkan dalam RPP yang digunakan selama proses pembelajaran. Sebagaimana Kementrian Pendidikan Nasional (2011) mengemukakan upaya penanaman sikap peduli lingkungan dapat diaplikasikan melalui kurikulum sekolah dan proses pembelajaran. b. Kebijakan Sekolah Berbasis Partisipatif Pelaksanaan kegiatan SMA Negeri 1 Medan adalah UKS (Usaha kegiatan Siswa), dan KIR (Karya Ilmiah Remaja). Hal tersebut sesuai dengan Kementerian Pendidikan Nasional (2011) yang menyebutkan bahwa pengembangan PLH dapat dilakukan dengan kegiatan berbasis partisipatif yang meliputi penciptaan kegiatan ekstrakulikuler atau kurikuler yang mendukung program Adiwiyata sekolah.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 559, "width": 210, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendukung Sekolah", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 586, "width": 211, "height": 178, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian ini dapat dilihat dari pengelolaan sarana dan prasarana pendukung sekolah SMA Negeri 1 Medan. Beberapa sarana pendukung yang dimaksud antara lain penyediaan tempat sampah diberbagai tempat dalam kondisi sudah bersih dari sampah setiap pagi hari, penyediaan wastafel diberbagai tempat dalam kondisi yang cukup bersih, penyediaan toilet dan air bersih, penyediaan peralatan kebersihan dan perawatan lingkungan, taman-taman sekolah, tempat sampah yang disediakan", "type": "List item" }, { "left": 298, "top": 46, "width": 228, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Available at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/geo e-ISSN: 2549–7057 | p-ISSN: 2085–8167", "type": "Page header" }, { "left": 403, "top": 796, "width": 121, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Sikap Peduli ….. | 131", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 80, "width": 211, "height": 189, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sekolah, yaitu tempat sampah organik dan anorganik. Sekolah juga menyediakan toilet dan air bersih. Keberdaan 5 toilet untuk berbagai tempat, mulai dari toilet untuk guru, kelas X, XI, XII dan dibagian mesjid. Setiap toilet dilengkapi dengan bak penampung air bersih. Ada juga himbauan untuk menyiram WC setelah memakai melalui tulisan yang sengaja ditempelkan dipintu salah satu toilet. 2. Sikap Peduli Lingkungan Siswa Melalui Program Adiwiyata Di SMA Negeri 1 Medan Kecamatan Medan Polonia", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 270, "width": 211, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada kegiatan siswa melalui program Adiwiyata di SMA Negeri 1 Medan meliputi: Kegiatan kebersihan sekolah,", "type": "Table" }, { "left": 146, "top": 311, "width": 67, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pemanfaatan", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 311, "width": 211, "height": 110, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "wastafel , pemanfaatan toilet dan hemat Energi. Dari keseluruhan kegiatan tersebut sudah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Kurniawan (2013) terkait dengan indikator keberhasilan sekolah dan kelas dalam pengembangan sikap peduli lingkungan siswa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 421, "width": 211, "height": 205, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada hasil olahan data primer untuk sikap peduli lingkungan siswa melalui program Adiwiyata di SMA Negeri 1 Medan dengan hasil nilai tertinggi adalah rentang nilai 48 - 57 terdapat 74 siswa termasuk dalam kategori baik dengan hasil 77,9%, untuk rentang nilai 34 - 47 terdapat 16 siswa termasuk dalam kategori cukup dengan hasil 16,8% dan nilai terendah adalah rentang nilai < 33 terdapat 5 siswa termasuk dalam kategori kurang dengan hasil 5,3%. Artinya lebih banyak siswa yang peduli lingkungan di SMA Negeri 1 Medan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 639, "width": 156, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 652, "width": 210, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 680, "width": 211, "height": 69, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Bentuk program Adiwiyata di SMA Negeri 1 Medan Kecamatan Medan Polonia yaitu: (a) Kebijakan sekolah berbasis lingkungan dilihat dari visi dan misi sekolah, program", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 749, "width": 190, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengembangan diri yang terdiri dari", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 80, "width": 190, "height": 165, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kegiatan rutin sekolah, kegiatan spontan, keteladanandan dan pengkondisian. (b) Kurikulum sekolah berbasis lingkungan meliputi pengintegrasian dalam mata pelajaran. (c) Kebijakan sekolah berbasis partisipatif dilihat dari kegiatan ekstrakulikuler yaitu Usaha Kegiatan Siswa (UKS) dan Karya Ilmiah Remaja (KIR). (d) Pengelolaan sarana dan prasarana pendukung sekolah.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 244, "width": 211, "height": 220, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Sikap peduli lingkungan siswa melalui program Adiwiyata di SMA Negeri 1 Medan Kecamatan Medan Polonia cukup tinggi, sebagian besar siswa (77,90%) tergolong dalam kategori baik dengan rentang nilai 48 - 57 yang terdapat di kelas X, XI dan XII, kategori cukup (16,80%) dengan rentang nilai 34 – 47 yang terdapat di kelas X dan XII dan sebagian kecil siswa (5,30%) tergolong dalam kategori kurang dengan rentang nilai <33 terdapat yang terdapat di kelas X. Artinya lebih banyak siswa/i SMA Negeri 1 Medan yang peduli lingkungan.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 476, "width": 210, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan kesimpulan, dapat diambil saran sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 504, "width": 212, "height": 96, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Pelaksanaan program Adiwiyata sudah dilaksanakan, namun diharapkan bagi dinas pendidikan untuk lebih menggalakkan lagi program Adiwiyata untuk meningkatkan sikap peduli lingkungan pada siswa.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 600, "width": 211, "height": 96, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Pelaksanaan program Adiwiyata di SMA Negeri 1 Medan sudah dilaksanakan, namun masih ada siswa yang membuang sembarangan. Hal itu disarankan kepada kepala sekolah untuk meningkatkan sikap peduli lingkungan pada siswa.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 695, "width": 211, "height": 69, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Pelaksanaan program Adiwiyata di SMA Negeri 1 Medan sudah dilaksanakan, namun sebaiknya bagi guru supaya menyampaikan materi geografi yang relevan dengan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 216, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Available at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/geo e-ISSN: 2549–7057 | p-ISSN: 2085–8167", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 796, "width": 97, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "132 | Vol 9 No. 2 - 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 82, "width": 211, "height": 69, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. lingkungan hidup disertai penanaman sikap peduli lingkungan sehingga siswa dapat meningkatkan sikap peduli lingkungan sekolah sesuai dengan yang diharapkan.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 151, "width": 211, "height": 123, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Pelaksanaan program Adiwiyata di SMA Negeri 1 Medan sudah dilaksanakan, namun masih ada siswa yang membuang sembarangan. Oleh karena itu, disarankan kepada siswa agar lebih meningkatkansikap peduli lingkungan sehingga lingkungan sekolah maupun kelas lebih besih.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 287, "width": 111, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 301, "width": 211, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-anwari, Amirul Mukminin. 2014. Strategi Pembentukan Karakter Peduli Lingkungan di Sekolah Adiwiyata Mandiri . Jurnal. Jambi: IAIN", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 354, "width": 211, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sulthan Thahah Saifuddin Jambi Anonim. 2009. UU RI No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jurnal. Jakarta : Citra Umbara Artamadya, Fatmadhona. 2015. Analisis Implementasi Sikap Peduli Lingkungan dalam Meningkatkan Kualitas Lingkungan Sekolah pada SMA Negeri 1 Sunggal Kecamatan", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 488, "width": 176, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Skripsi. Medan: Universitas Negeri", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 516, "width": 211, "height": 232, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Medan Damanik, M. R. S., & Nurman, A. (2016). PEMANFAATAN BLOG PADA MATA KULIAH SISTEM INFORMASI GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN. JURNAL GEOGRAFI , 8 (1). Gunawan, Zaini. 2016. Pengembangan Program Adiwiyata dalam Mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan. Jurnal. Probolinggo Isa, Muhammad . 2016 “ Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)”, (Online),", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 82, "width": 212, "height": 409, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(https://www.Academia.Edu/477 0030/Organisasi Siswa Intra Sekolah), diakses 12 Februari 2017 pukul 22.24 WIB Julismin, J. (2017). ALAM, SUMBER BELAJAR YANG TIDAK PERNAH HABIS. JURNAL GEOGRAFI , 1 (1), 77-83. Kemendiknas. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta Kemendiknas. 2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2011. Panduan Adiwiyata Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan. E-Book. Diakses dari http://www.menlh.go.id/informa si-mengenai-adiwiyata/ pada tanggal 2 Februari 2017, jam 20.15 WIB Menteri Lingkungan Hidup. Permendiknas Lingkungan Hidup No. 07 Tahun 2011 tentang Program Adipura Pati. 2014. Fasilitas Pembelajaran. (Online: ht tp://sisipandanglain.co.id/2014/1", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 491, "width": 211, "height": 81, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1fasilitas-pembelajaran- dalam.html/diakses 22 Desember 2016 pukul 06.56 WIB) Puri, Engli Ratna. 2016. Analisis Implementasi Kepedulian Lingkungan Melalui kegiatan OSIM Menuju", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 571, "width": 175, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sekolah Adiwiyata Di MAN Lima Puluh T.A 2015/2016 . Skripsi.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 599, "width": 211, "height": 136, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Medan: Universitas Negeri Medan Rika, Kartika. 2011. Kontribusi Hasil Pembelajaran geografi terhadap Perilaku Siswa Peduli Lingkungan (Studi Deskriptif Kelas XII IPS di SMA negeri 2 Kota Sukabumi. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional", "type": "Table" } ]
d3fcd60d-74d9-115e-7dec-40bcff449068
https://sjik.org/index.php/sjik/article/download/407/393
[ { "left": 85, "top": 52, "width": 214, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 68, "width": 207, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: 10.30994/sjik.v9i2.407 ISSN: 2252-3847 (print); 2614-350X (online)", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 80, "width": 203, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol.9 No.2 November 2020 Page. 1657-1664", "type": "Page header" }, { "left": 78, "top": 801, "width": 305, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Website: https://sjik.org/index.php/sjik | Email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 501, "top": 803, "width": 25, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1657", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 107, "width": 414, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analysis Of Android-Based Online Message Gateway Towards The Use Of Plastic Bags", "type": "Section header" }, { "left": 153, "top": 162, "width": 306, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Muhammad Ali Sodik*, Dhea Maulina Salam, Sri Kardjati", "type": "Section header" }, { "left": 180, "top": 175, "width": 252, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia, Kediri, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 249, "top": 187, "width": 111, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "* [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 68, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 441, "height": 151, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Plastic bags is increasing with the development of technology, industry and population. Community dependence on plastic products is indeed very large. It is undeniable that there are many plastic based equipment that are sold at relatively cheap prices. Therefore socialization or education to reduce the use of plastic bags should be intensified. the researchers used an approach with the Android Based Online Message Gateway. The research design used was pre experimental design. With a population of 64, simple random sampling technique so that a sample of 56 respondents. Using the Wilcoxon statistical test with a significance level of 0.05. The results showed that the significance value of the attitude variable 0,000 <0.05 and the significant value of the action variable 0,000 <0.05. So, if Ho and H1 are rejected, then there is the influence of Android Based Online Message Gateway on Attitudes and Action in the Use of Plastic Bags", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 210, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Action, Attitudes, Plastic Bags", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 723, "width": 268, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Received September 3, 2020; Revised October 8, 2020; Accepted October 15, 2020", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 738, "width": 381, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan, its website, and the articles published there in are licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 52, "width": 214, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 68, "width": 207, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: 10.30994/sjik.v9i2.407 ISSN: 2252-3847 (print); 2614-350X (online)", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 80, "width": 203, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol.9 No.2 November 2020 Page. 1657-1664", "type": "Page header" }, { "left": 78, "top": 801, "width": 305, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Website: https://sjik.org/index.php/sjik | Email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 501, "top": 803, "width": 25, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1658", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 106, "width": 91, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BACKGROUND", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 441, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "High population growth raises various social problems. One of them is a pile of garbage. Pile of rubbish becomes a serious problem because it causes environmental pollution, health problems, makes the environment look dirty and clogs waterways causing floods (Wintoko, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 175, "width": 441, "height": 96, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The use of plastics and plastic-based goods is increasing with the development of technology, industry and also the population. In Indonesia, the need for plastic continues to increase until it increases an average of 200 tons per year. As a result of the increased use of plastic, plastic waste is also increasing. Based on the Ministry of Environment (KLH) assumption, every day the Indonesian population produces 0.8 kg of waste per person or a total of 189 thousand tons of waste per day. Of this amount 15% is in the form of plastic waste or a total of 28.4 thousand tons of plastic waste / day (Fahlevi, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 272, "width": 441, "height": 96, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the observations of researchers as a committee of volleyball competition in Kelurahan Manisrengoo in commemoration of the 74th Indonesian Independence Day. Coincides on September 13-21 2019. Researchers got protests from several residents who competed in volleyball. Because it only provides gallon bottled mineral water, it does not provide plastic glass bottled mineral water which aims to reduce plastic waste. Coupled with almost all people using plastic bags in carrying anything, for example shopping at markets, supermarkets, and malls. Where often do shopping activities are housewives.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 369, "width": 441, "height": 68, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on its origin, plastic waste is divided into industrial plastic waste and household plastic waste. Industrial plastic waste originates from the plastics manufacturing industry as well as industries engaged in processing. Household plastic waste is produced related to daily human activities such as plastic packaging, food or beverage plastic containers (Syamsiro et al, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 438, "width": 441, "height": 164, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "For completeness of research data, interviews were conducted during the preliminary study on 30 September - 06 October 2019. Obtained information from various sources. Among other than 10 residents of the Manisrenggo Village. 4 of them were garbage collection officers in the Kelurahan Manisrenggo. 4 garbage collection officers said the volume of plastic waste in each house tends to increase. RW 01 produces 1.5 garbage carts of garbage every day, while the other RW produces 1 garbage cart, with dominating plastic waste. And 6 residents of Kelurahan Manisrenggo also said that the volume of plastic waste in each home tends to increase. 6 residents said that they always use plastic bags given by the seller. 4 of them said that the plastic waste was thrown away and taken by the garbage collection officers. While 2 other sources said that some of the plastic waste was burned. The increase in plastic waste shows that awareness to reduce the use of plastic bags is still low.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 603, "width": 441, "height": 82, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Therefore, socialization or education to reduce the use of plastic bags should be intensified. For maximum education, it is necessary to use the appropriate method. Community dependence on plastic products is indeed very large. Ranging from household products, stationery, medical devices, building materials, etc. many are made from plastic. It is undeniable that there are many plastic-based equipment that are sold at relatively cheap prices, making it affordable for the community.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 686, "width": 441, "height": 41, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the facts above, the researcher can determine the title of the Android-Based Online Message Gateway Analysis of the Use of Plastic Bags in PKK Women in Kelurahan Manisrenggo, Kediri City.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 52, "width": 214, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 68, "width": 207, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: 10.30994/sjik.v9i2.407 ISSN: 2252-3847 (print); 2614-350X (online)", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 80, "width": 203, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol.9 No.2 November 2020 Page. 1657-1664", "type": "Page header" }, { "left": 78, "top": 801, "width": 305, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Website: https://sjik.org/index.php/sjik | Email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 501, "top": 803, "width": 25, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1659", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 106, "width": 64, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 441, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In this study using a pre-experimental research design in an observational way in which researchers observe or measure independent and dependent variables with the pre test post test design approach. The sample in this study was 56 respondents.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 175, "width": 58, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RESULTS", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 189, "width": 215, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. RESPONDENT CHARACTERISTICS", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 203, "width": 169, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1 Respondent Characteristic", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 217, "width": 360, "height": 491, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Characteristics ΣN Σ% 1 Age (year) <35 36-50 >50 11 31 14 20 55 25 2 Educatin No Education Elementary school Junior high school Senior high school D3 S1 S2 4 7 27 43 5 12 2 2 4 15 24 3 7 1 3 Profession PNS Swasta Enterpreneur Housewife etc 3 4 14 34 1 5 7 25 61 2 Table 2 The attitude in the use of plastic bags in PKK Attitude Pre Test Post Test F % F % Good 18 32,1% 49 87,5% Enough 28 50,0% 7 12,5% Less 10 17,9% 0 % Total 56 100% 56 100% Table 3 Behavior in the use of plastic bags in PKK Behavior Pre Test Post Test F % F % Good 2 3,6% 49 87,5% Enough 17 30,4% 7 12,5% Less 37 66,1% 0 % Total 56 100% 56 100%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 52, "width": 214, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 68, "width": 207, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: 10.30994/sjik.v9i2.407 ISSN: 2252-3847 (print); 2614-350X (online)", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 80, "width": 203, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol.9 No.2 November 2020 Page. 1657-1664", "type": "Page header" }, { "left": 78, "top": 801, "width": 305, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Website: https://sjik.org/index.php/sjik | Email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 501, "top": 803, "width": 25, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1660", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 106, "width": 114, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. STATISTIC TEST", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 120, "width": 284, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 4 Test Statistical Ranks with SPSS 18 For Windows", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 134, "width": 378, "height": 169, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "N Mean Rank Sum of Rank Post Attitude - Pre Attitude Negative Rank 2 14.00 28.00 Positive Rank 34 18.76 638.00 Ties 20 Total 56 Post Action - Pre Action Negative Rank 0 00 00 Positive Rank 50 25.00 1275.00 Ties 6 Total 56", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 305, "width": 441, "height": 109, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Source: Valid Data 2020 Based on table 4 shows 2 respondents experienced a decrease in attitude after Android-based Online Message Gateway. 34 respondents got an increase in attitude value after the Android-Based Online Message Gateway, and 20 respondents got the same attitude value before the Online Message Gateway. There was no decrease in respondent's action after Android-Based Online Message Gateway, 50 respondents received an increase in action value after Android-Based Online Message Gateway, and 6 respondents got the same action value before Android-Based Online Message Gateway.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 52, "width": 214, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 68, "width": 207, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: 10.30994/sjik.v9i2.407 ISSN: 2252-3847 (print); 2614-350X (online)", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 80, "width": 203, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol.9 No.2 November 2020 Page. 1657-1664", "type": "Page header" }, { "left": 78, "top": 801, "width": 305, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Website: https://sjik.org/index.php/sjik | Email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 501, "top": 803, "width": 25, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1661", "type": "Page footer" }, { "left": 118, "top": 106, "width": 370, "height": 70, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 5 Wilcoxon Statistical Tests with SPSS 18 For Windows Post Attitudes - Pre Attitudes Post Action -Pre Action Z Asymp. Sig (2-Tailled) -5,064 .000 -6,349 .000", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 177, "width": 122, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Source: Valid Data 2020", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 191, "width": 441, "height": 109, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on table 5, the Z attitude value is -5,064 with p value (Asymp. Sig 2-Tailled) 0,000. Because the sig (2-Tailled) value of 0,000 < 0.05 then rejects Ho and H1 are accepted, then there is an influence of Android-based Online Message Gateway on Attitudes in the use of plastic bags in PKK mothers in Kelurahan Manisrenggo, Kediri City. The Z action value is -6,349 with p value (Asymp. Sig 2-Tailled) 0,000. Because the sig (2-Tailled) value of 0,000 < 0.05 then rejects Ho and H1 are accepted, then there is an influence of Android- based Online Message Gateway on Action in the use of plastic bags in PKK mothers in Kelurahan Manisrenggo, Kediri City.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 315, "width": 76, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 329, "width": 440, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The attitude in the use of plastic bags in PKK women in Kelurahan Manisrenggo, Kediri City", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 356, "width": 441, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Attitude Before Android-Based Online Messsage Gateway Based on the results of the study showed the attitude of PPK mothers before the Android-Based Online Message Gateway that out of 56 PKK mothers have good attitude in using plastic bags as many as 18 PKK mothers (32.1%). PKK mothers have the attitude in using enough plastic bags as many as 28 PKK mothers (50.0%). Whereas PKK mothers have the attitude in using less than 10 PKK mothers (17.9%). Judging from the large number that shows a fairly good attitude, this can be interpreted that awareness in reducing the use of plastic bags for PKK mothers in Kelurahan Manisrenggo Kediri is still quite low.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 481, "width": 423, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Counseling is a non-formal education process to change the behavior of adults in order to have better knowledge, skills and attitudes (Marzuki, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 508, "width": 441, "height": 123, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Attitude After Android-Based Online Messsage Gateway Based on the results of the study showed the attitude of PPK mothers after Android-Based Online Message Gateway that out of 56 PKK mothers have good attitude in using plastic bags as many as 49 PKK mothers (87.5%). PKK mothers have the attitude in using enough plastic bags as many as 7 PKK mothers (12.5%). Whereas none of the PKK mothers have the attitude in using less plastic bags (0%). This can be interpreted that the awareness of PKK mothers in Kelurahan Manisrenggo Kediri increased, as seen from the increasing number of PKK mothers who showed good attitudes and the decreasing number of PKK mothers who showed less good attitudes.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 646, "width": 441, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Action in the use of plastic bags in PKK mothers in Kelurahan Manisrenggo, Kediri City", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 660, "width": 296, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Action Before Android Based Online Messsage Gateway", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 674, "width": 423, "height": 95, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the results of the study showed the action of PPK mothers before Android-Based Online Message Gateway that out of 56 PKK mothers had good action in using plastic bags by 2 PKK mothers (3.6%). PKK mothers have the action in using enough plastic bags as many as 17 PKK mothers (30.4%). Whereas PKK mothers have the action in using less than 37 PKK mothers (66.1%). Judging from the large number showing bad action, this can be interpreted that awareness in reducing the use of plastic bags for PKK mothers in Kelurahan Manisrenggo Kediri is still low.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 52, "width": 214, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 68, "width": 207, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: 10.30994/sjik.v9i2.407 ISSN: 2252-3847 (print); 2614-350X (online)", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 80, "width": 203, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol.9 No.2 November 2020 Page. 1657-1664", "type": "Page header" }, { "left": 78, "top": 801, "width": 305, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Website: https://sjik.org/index.php/sjik | Email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 501, "top": 803, "width": 25, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1662", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 106, "width": 288, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Action After Android Based Online Messsage Gateway", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 120, "width": 423, "height": 110, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the results of the study showed the action of PPK mothers after Android-Based Online Message Gateway that out of 56 PKK mothers have good action in using plastic bags as many as 42 PKK mothers (75.0%). PKK mothers have the action in using enough plastic bags as many as 12 PKK mothers (21.4%). Whereas PKK mothers have the action in using less than 2 PKK mothers (3.6%). This can be interpreted that the awareness of PKK mothers in Kelurahan Manisrenggo Kediri increased, as seen from the increasing number of PKK mothers who showed good action and the decreasing number of PKK mothers who showed bad action.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 244, "width": 417, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Effect of Android-Based Online Message Gateway on the attitude in the use of PKK mothers' plastic bags in Kelurahan Manisrenggo, Kediri City", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 272, "width": 441, "height": 137, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on research shows that the good attitude of PKK mothers after Android-based Online Message Gateway is improved compared to before the Android-based Online Message Gateway. Based on the results of the analysis showed 2 respondents experienced a decrease in attitude after Android-based Online Message Gateway. 34 respondents got an increase in attitude value after the Android-Based Online Message Gateway, and 20 respondents got the same attitude value before the Online Message Gateway. Based on table 4.18, the Z attitude value is -5,064 with p value (Asymp. Sig 2-Tailled) 0,000. Because the sig (2-Tailled) value of 0,000 is more than 0.05, then the Ho and H1 rejections are accepted, so there is an influence of the Android-Based Online Message Gateway on Attitudes in the use of plastic bags in PKK mothers in the Kelurahan Manisrenggo, Kediri City.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 410, "width": 441, "height": 82, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to (Elisa, 2017) Attitude is the regularity of feelings, thoughts of one's behavior in social interaction. And attitude is an evaluation of various aspects of the social world. Social psychology researchers place attitudes as important in social interactions, because attitudes can influence many things that are important in social interactions, because attitudes can affect many things about behavior and as a central issue that can affect a person's behavior.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 507, "width": 438, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Effect of Android-Based Online Message Gateway on action in the use of PKK mothers' plastic bags in Kelurahan Manisrenggo, Kediri City", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 534, "width": 441, "height": 124, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on research shows that the good action of PKK mothers after Android-Based Online Message Gateway is increasing compared to before the Android-Based Online Message Gateway. Based on the results of the analysis showed there was no decrease in the value of respondents' action after the Android-Based Online Message Gateway, 50 respondents received an increase in the value of the action after the Android-Based Online Message Gateway, and 6 respondents received the same action value as before the Android- Based Online Message Gateway. Based on table 4.18, the Z action value is -6,349 with p value (Asymp. Sig 2-Tailled) 0,000. Because the sig (2-Tailled) value of 0,000 is more than 0.05, then reject Ho and H1 are accepted,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 658, "width": 441, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This is directly proportional to the research (Rarasati, 2019) which shows that the Zero Weste campaign influences the behavior of reducing the use of plastic bags.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 686, "width": 441, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Environmental health behavior is how a person responds to the environment, both the physical and social cultural environment and so on, so that the environment does not affect his health. In other words, how a person manages his environment so that it does not interfere with one's own health, family or community (Notoatmodjo, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 52, "width": 214, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 68, "width": 207, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: 10.30994/sjik.v9i2.407 ISSN: 2252-3847 (print); 2614-350X (online)", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 80, "width": 203, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol.9 No.2 November 2020 Page. 1657-1664", "type": "Page header" }, { "left": 78, "top": 801, "width": 305, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Website: https://sjik.org/index.php/sjik | Email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 501, "top": 803, "width": 25, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1663", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 106, "width": 84, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 441, "height": 151, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Before Android-Based Online Message Gateways, 18 PKK women in Kelurahan Manisrenggo, Kediri City (32.1%) had a good attitude in using plastic bags. After the Android-Based Online Message Gateway on PKK mothers in Kelurahan Manisrenggo, Kediri City who had a good attitude in using plastic bags increased, that was 49 PKK mothers (87.5%). Before the Android-Based Online Message Gateway as many as 2 PKK mothers in Kelurahan Manisrenggo, Kediri City (3.6%) had good action in using plastic bags. After the Android-Based Online Message Gateway on PKK mothers in Kelurahan Manisrenggo, Kediri City, which had good action in using plastic bags, there were 42 PKK mothers (75.0%). There is an influence of Android-Based Online Message Gateway on attitudes and action in the use of plastic bags in PKK mothers in Kelurahan Manisrenggo, Kediri City", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 286, "width": 84, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 300, "width": 442, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Wawan dan Dewi M. (Yogyakarta). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Perilaku Manusia. Nuha.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 327, "width": 442, "height": 68, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ahmann, D and Dorgan. (2007). Bioenginering for Polluton Prevention Though Development of Biobased Energy and Materials State of the Science Report. EPA/600/R-07/028 , 76-78. Arikunto, Suharsimi. (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 396, "width": 441, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Azwar. (2011). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, Saifudin. (2013). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Eliza. (2017). Sikap dan Faktor yang Berpengaruh Buku Ajar Keperawatan. Jakarta:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 438, "width": 441, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salemba Medika. Fahlevi, M.R. (2012). Sampah Plastik. Retrieved from http://rizalfahlevi.blogspot.com/2012/01/tw it-sampah-plastik.html", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 479, "width": 442, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Farelya, Gita dan Nurrobikha. (2015). Etikolegal dalam Pelayanan Kebidanan. Yogyakarta: Deepublish.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 507, "width": 442, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hidayat, A. Alimul. (2010). Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif. Jakarta: Heat Books.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 534, "width": 441, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kadir. (2012). Pemanfaatan Sampah Plastik Sebagai Sumber Bahan Bakar Cair. Dinamika Jurnal Ilmiah Tehnik Mesin , 3(2), 223-228.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 562, "width": 441, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koswara. (2006). Bahaya Dibalik Kemasan Plastik . Retrieved from ebookpangan.com Marzuki. (2008). Paradigma Baru Penyuluhan Pembangunan Dalam Pemberdayyan Masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 603, "width": 398, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mulyasa. (2011). Buku Ajar Teori Dasasr Pendidikan. Yogyakarta: Gava Medika.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 617, "width": 442, "height": 68, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Notoadmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Notoadmodjo, Soekidjo. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoadmodjo, Soekidjo. (2012). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 686, "width": 441, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nursalam. (2008). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 714, "width": 438, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nursalam. (2010). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 727, "width": 127, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jakarta: Salemba Medika.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 52, "width": 214, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 68, "width": 207, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: 10.30994/sjik.v9i2.407 ISSN: 2252-3847 (print); 2614-350X (online)", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 80, "width": 203, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol.9 No.2 November 2020 Page. 1657-1664", "type": "Page header" }, { "left": 78, "top": 801, "width": 305, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Website: https://sjik.org/index.php/sjik | Email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 501, "top": 803, "width": 25, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1664", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 106, "width": 442, "height": 82, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahmadini, Rani. DKK. (2014, Oktober). Perbedaan Metode Penyuluhan Tentang Sampah Terhadap Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Dalam Pengolahan Sampah Rumah Tangga di Kampung Pulo, Jakarta Timur. BIOSFER , Vol VII No 2. Rarasati, Randyani. (2019). Pengaruh Terpaan Berita Satwa Laut yang Mati Akibat Sampah Plastik dan Kampanye. Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro , 8.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 189, "width": 441, "height": 41, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sariana, Erna. (2018, Desember). Efektivitas Intervensi Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Tentang Pemilahan Sampah Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kota Serang. ARKESMAS , Vol 3 No 2.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 231, "width": 422, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sugiyono. (2010). metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. Susilowati. (2016). Gizi dalam Daur Kehidupan. bandung: Refika Aditama.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 272, "width": 441, "height": 41, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syamsiro M, Saptoadi H, Norsujianto T, Novitasari P, Cheng S, Alimuddin Z, Yoshikawaa K. (2013). Fuel Oil Production from Municipal Plastic Westes in Sequential Pyrolysis and Catalytic Reforming Reactors. Energy Procedia , 47.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 313, "width": 441, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Victor. (2012, 2). Retrieved from Sejarah dan Perkembangan Plastk: http://victor welding blogspot.com/2012/02/sejarah-danperlembangan-plastik.Html", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 341, "width": 441, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wintoko, Bambang. (2012). Panduan Praktis Mendirikan Bank Sampah dan Kemapanan Finansial. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.", "type": "List item" } ]
eaf72dd6-5deb-e60d-c069-314e49f3df5b
https://idm.or.id/JSCR/index.php/JSCR/article/download/44/37
[ { "left": 297, "top": 731, "width": 13, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "33", "type": "Page footer" }, { "left": 168, "top": 42, "width": 314, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Scientech Research and Development Volume 4, Issue 1, June 2022", "type": "Section header" }, { "left": 168, "top": 81, "width": 219, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2715-6974 E-ISSN: 2715-5846 Open Access at: http://idm.or.id/JSCR", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 134, "width": 397, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "THE EFFECT OF METAL INERT GAS (MIG) WELDING CURRENT ON THE TENSIL STRENGTH OF ST 37 STEEL WITH VARIATION OF ELECTRIC CURRENTS (150, 200, 250 AMPERES", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 180, "width": 410, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENGARUH ARUS PENGELASAN METAL INERT GAS (MIG) TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA ST 37 DENGAN VARIASI ARUS LISTRIK (150, 200, 250 AMPERE", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 226, "width": 51, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mukhnizar", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 238, "width": 388, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Program Studi S1 Mesin Fakultas Teknik dan Rekayasa Universitas Ekasakti Padang E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 274, "width": 317, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diterima tanggal 29 Mei 2022, disetuji tanggal 10 Juni 2022 ARTICLE INFO", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 294, "width": 59, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 325, "width": 66, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Correspondent:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 353, "width": 91, "height": 59, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mukhnizar [email protected] Key words:", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 418, "width": 74, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "welding current, metal inert gas, ST", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 439, "width": 67, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "37 steel, electric current", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 482, "width": 83, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Website: http://idm.or.id/JSCR", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 530, "width": 49, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "page: 33 - 4 8", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 323, "width": 283, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The background of this study was to determine the effect of variations in welding current on mechanical properties and tensile strength.", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 348, "width": 283, "height": 132, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Where each variation used 150 Ampere, 200 Ampere and 250 Ampere. Basically, the high current strength will cause the weld penetration to be greater, because with the large penetration, the greater the inner weld will affect the welding result. The material used is low carbon steel, ST 37 plate steel 10 mm thick. The type of seam used is a single V seam with an angle of 60º, using Metal Inert Gas (MIG) welding. Welding wire used type (ER-70S-6). Then the specimen is subjected to tensile testing. From the tensile test results, it can be concluded that the welding current variation of 150 Ampere is stronger for welding ST 37 low carbon steel with a thickness of 10 mm and using a V seam with an angle of 60º.", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 541, "width": 166, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright ©JSRD 2022, All rights reserved .", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 36, "width": 168, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2715-6974 E-ISSN: 2715-5846", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 731, "width": 13, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "34", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 104, "width": 87, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INFO ARTIKEL", "type": "Section header" }, { "left": 338, "top": 104, "width": 60, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 137, "width": 102, "height": 41, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koresponden: Mukhnizar [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 207, "width": 103, "height": 46, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: arus pengelasan, metal inert gas, baja ST 37, arus listrik", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 278, "width": 90, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Website: http://idm.or.id/JSCR", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 321, "width": 48, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal: 33 - 48", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 134, "width": 282, "height": 168, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Latar belakang dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi arus pengelasan terhadap sifat mekanik dan kekuatan tarik. Dimana masing-masing variasi yang digunakan 150 Ampere, 200 Ampere dan 250 Ampere. Pada dasarnya besar kuat arus yang tinggi akan menyebabkan terjadinya penembusan las yang semakin besar, karena dengan adanya penembusan yang besar mengakibatkan las bagian dalam semakin besar akan perpengaruh pula pada hasil pengelasan. Bahan yang digunakan baja karbon rendah, baja pelat ST 37 tebal 10 mm. Jenis kampuh yang digunakan yaitu kampuh V tunggal dengan sudut 60º, dengan menggunakan las Metal Inert Gas (MIG). Kawat las yang digunakan tipe (ER-70S-6). Kemudian spesimen dilakukan pengujian tarik. Dari hasil pengujian tarik dapat disimpulkan bahwa variasi arus pengelasan 150 Ampere lebih kuat digunakan untuk pengelasan baja karbon rendah ST 37 dengan tebal 10 mm dan menggunakan kampuh V dengan sudut 60º.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 337, "width": 165, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright ©JSRD 2022. All rights reserved.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 389, "width": 96, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 404, "width": 420, "height": 96, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik pengelasan telah dipergunakan secara luas pada penyambungan logam, konstruksi bangunan baja dan konstruksi mesin. Penggunaan teknologi pengelasan dan sambungan ini karena bangunan dan mesin menjadi ringan dan lebih sederhana dalam proses pembuatannya. Teknologi pengelasan merupakan salah satu bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam teknologi manufaktur. Ruang lingkup penggunaannya meliputi rangka baja, perkapalan, jembatan, kereta api, pipa saluran, mobil, motor, dan lain sebagainya.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 505, "width": 420, "height": 110, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan definisi dari Deutche Industrie Normen (DIN) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan bahwa las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. Faktor- faktor yang mempengaruhi produksi pengelasan adalah jadwal pembuatan, proses pembuatan, alat dan bahan yang diperlukan, urutan pelaksanaan, persiapan pengelasan meliputi: pemilihan mesin las, penunjukan juru las, pemilihan elektroda, penggunaan jenis kampuh dan kuat arus pengelasan (Wiryosumarto, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 621, "width": 421, "height": 82, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses pengelasan menyebabkan terjadinya perubahan sifat dari logam yang dilas. Perubahan itu di antaranya sifat fisik, mekanik dan kimia, yang disebabkan oleh variasi penggunaan arus las, komposisi kimia dari elektroda, teknik pengelasan, jenis sambungan, jenis material dan lain-lain. Untuk mengetahui perubahan sifatnya tersebut maka dilakukan pengujian antara lain pengujian merusak ( destructive test ) yaitu dengan uji tarik, uji lengkung, dan uji kekerasan dengan menggunakan", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 36, "width": 387, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Scientech Research and Development (JSCR). Vol. 4, Issue 1, June 2022: 33-48", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 731, "width": 13, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "35", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 78, "width": 417, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "American Standard for Testing and Materials (ASTM). Pengujian tidak merusak ( Non- Destructive Test ) yaitu dengan radiografi sinar X (Pamungkas, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 111, "width": 420, "height": 83, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada dasarnya besar kuat arus yang tinggi akan menyebabkan terjadinya penembusan las yang semakin besar, karena bagian dalam semakin besar. Apabila las bagian dalam besar maka las bagian luar akan lebih besar, sehingga berpengaruh terhadap kekuatan hasil pengelasan. Agar sambungan antara dua bagian logam memiliki mutu yang baik diperlukan suatu pengelasan yang tepat dan sambungan serta bentuk kampuh las yang sesuai dengan kegunaan.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 200, "width": 420, "height": 69, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pengelasan yang baik tidak hanya dipengaruhi oleh jenis sambungan dan variasi arus pengelasan tetapi juga dipengaruhi oleh material benda kerja. Benda kerja yang memilki sifat mampu las yang baik adalah baja karbon rendah, karena dapat dilas dengan semua cara pengelasan. Baja karbon rendah mudah dilas karena mempunyai kepekaan retak las yang rendah (Wiryosumarto, 2008: 91).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 274, "width": 420, "height": 165, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cara pengelasan yang banyak digunakan hingga saat ini adalah pengelasan cair dengan busur (las busur listrik2wqw) dan pengelasan dengan gas. Las busur listrik terbagi atas las elektroda terbungkus, las busur tanpa gas, las busur rendam, dan la s busur gas. Las busur gas ini juga terdiri beberapa jenis diantaranya las TIG (Tungsten Inert Gas), las MIG (Metal Inert Gas), las busur CO2, las busur hubungan singkat, dan las busur CO2 dengan kawat berisi fluks (Wiryosumarto, 2008: 8). Pada umumnya cara pengelasan menggunakan las elektroda terbungkus ( Shielded Metal Arc Welding/SMAW ). Pengelasan ini mudah dalam pengerjaan, biaya operasi yang sedikit lebih murah dari las lainnya, tetapi dibandingkan dengan las MIG efisiensinya masih lebih rendah dan masih terdapat slag yang harus dihilangkan. Pengelasan menggunakan las MIG ( Metal Inert Gas ) lebih cepat dengan hasil tahan lama, terus menerus, dan tidak menghasilkan slag atau terak, serta sangat efisien.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 448, "width": 127, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN Tempat Pelaksanaan", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 480, "width": 420, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai April 2021, di laboratorium Teknik Mesin Universitas Ekasakti Padang. Pengelasan spesimen dilakukan di UPTD Padang. Pengujian dilakukan di laboratorium pengujian bahan Universitas Negeri Padang.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 540, "width": 126, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diagram Alir Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 235, "top": 716, "width": 159, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Diagram alir Penelitian", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 36, "width": 168, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2715-6974 E-ISSN: 2715-5846", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 731, "width": 13, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 99, "width": 144, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode Pengumpulan Data", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 113, "width": 420, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan pengumpulan data ini dilaksanakan sesuai dengan diagram alir pada Gambar 1. Tahapan yang dilakukan adalah pemilihan alat dan material, pemilihan kawat las, pembuatan kampuh las, pengelasan, pembuatan spesimen, pengujian.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 161, "width": 82, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alat dan Bahan", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 174, "width": 39, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Alat", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 188, "width": 405, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Mesin Gerinda Tangan. Mesin ini digunakan untuk pemotongan spesimen uji sesuai dengan ukuran yang diinginkan.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 216, "width": 406, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Mesin las. Mesin las yang digunakan adalah mesin las GMAW ( Gas Metal Arc Welding ) atau biasa disebut dengan MIG ( Metal Inert Gas ), yang digunakan untuk menyambung atau mengelas spesimen uji.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 256, "width": 406, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Kawat las. Dalam pengelasan MIG kawat las yang digunakan adalah kawat las dengan kode ER-70S-6.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 284, "width": 405, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Mistar dan jangka sorong. Digunakan untuk membantu dalam membuat ukuran spesimen uji.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 311, "width": 349, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Amplas. Digunakan untuk menghaluskan permukaan spesimen uji.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 327, "width": 405, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. Alat bantu. Digunakan untuk membantu dalam proses pengelasan dan pembuatan spesimen uji, seperti palu, kikir, sikat baja dan lain-lain.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 354, "width": 49, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Bahan", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 368, "width": 406, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah baja karbon rendah (ST 37) yang memiliki kandungan karbon dibawah 0,3%. Baja karbon rendah ini juga banyak digunakan dalam konstruksi bangunan, jembatan, kendaraan (digunakan sebagai material dari body kendaraan), dan konstruksi-konstruksi lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 430, "width": 151, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prosedur Pengumpulan Data", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 445, "width": 175, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Proses Pengelasan Spesimen Uji", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 459, "width": 384, "height": 82, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian ini jenis las yang digunakan adalah Gas Metal Arc Welding (GMAW)/ Metal Inert Gas (MIG). Sebelum proses pengelasan dimulai, logam induk yang sudah dibuat kampuh las tersebut harus dibersihkan dari kotoran seperti debu, minyak, oli atau gemuk, karat, air dan lain sebagainya untuk menghindari terjadinya cacat las. Adapun proses dalam pembuatan spesimen adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 541, "width": 405, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Material yang digunakan pada penelitian ini adalah baja karbon rendah (ST 37) dengan ketebalan 10 mm.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 568, "width": 157, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Pengelasan posisi mendatar.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 582, "width": 295, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Arus listrik yang digunakan sebesar 150 A, 200 A, 250 A.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 595, "width": 196, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Pendingin dilakukan dengan udara.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 610, "width": 365, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Kampuh yang digunakan adalah kampuh V tunggal dengan sudut 60º.", "type": "List item" }, { "left": 124, "top": 36, "width": 387, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Scientech Research and Development (JSCR). Vol. 4, Issue 1, June 2022: 33-48", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 731, "width": 13, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 163, "top": 188, "width": 317, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Dimensi Sambungan Las Tumpul dengan Alur V Tunggal", "type": "Section header" }, { "left": 241, "top": 200, "width": 125, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Sumber: Wiryosumarto, 2008)", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 218, "width": 403, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ukuran alur pada gambar 3.2 (alur V tunggal) diambil berdasarkan rekomen dasi JSSC-1997 ( Japan Society of Steel Construction ) tentang persiapan sisi untuk pengelasan baja. Pembuatan kampuh dilakukan dengan cara baja karbon rendah dipotong dengan mesin gerinda dan kemudian dibentuk kampuh las dengan mesin gerinda sesuai dengan dimensi yang diperlukan.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 292, "width": 172, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Pembuatan Spesimen Uji Tarik.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 306, "width": 407, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah semua proses pengelasan selesai dilakukan, selanjutnya dilakukan pembuatan spesimen uji tarik sesuai standar. Standar yang digunakan untuk pengujian tarik ini adalah ASTM E-8. Panjang awal spesimen uji (L o ) adalah 60 mm, lebar awal (W o ) adalah 12,5 mm, dan panjang keseluruhan spesimen uji adalah 200 mm.", "type": "Text" }, { "left": 189, "top": 505, "width": 266, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Langkah Kerja Pembuatan Spesimen Uji Tarik (Sumber: Wiryosumarto, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 537, "width": 406, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan: (A) Material uji dibuat kampuh las, (B) Pengelasan material uji, (C) Setelah dilas, material uji kemudian di potong, dan (D) Setelah di potong, dibentuk spesimen uji tarik", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 694, "width": 236, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Spesimen Uji Tarik (Standar ASTM E-8)", "type": "Caption" }, { "left": 94, "top": 36, "width": 168, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2715-6974 E-ISSN: 2715-5846", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 731, "width": 13, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "38", "type": "Page footer" }, { "left": 172, "top": 100, "width": 272, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan: L o = Panjang Spesimen Uji = 60 mm W o = Lebar Awal = 12,5 mm T = Tebal Pelat Baja = 10 mm", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 141, "width": 122, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses Pengujian Tarik", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 155, "width": 420, "height": 96, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses pengujian yang akan dilakukan adalah uji tarik, sebelum melakukan pengujian yang harus dipersiapkan yaitu, pembuatan spesimen uji tarik sesuai standar untuk pengujian tarik yaitu (Standar ASTM E-8), setelah semua proses pengelasan selesai dilakukan.Prosedur dan pembacaan hasil pada pengujian tarik adalah sebagai berikut. Benda uji dijepit pada ragum uji tarik, setelah sebelumnya diketahui penampangnya, panjang awalnya dan ketebalannya. Langkah pengujian kekuatan tarik sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 250, "width": 388, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Mengukur kembali semua benda uji sebelum dilakukan pengujian, agar pengujian dilakukan mendapatkan hasil yang maksimal.", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 278, "width": 389, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Benda uji mulai mendapat beban tarik dengan menggunakan tenaga hidrolik diawali 0 kg hingga benda putus pada beban maksimum yang dapat ditahan benda tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 319, "width": 388, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Benda uji yang sudah putus lalu diukur berapa besar penampang dan panjang benda uji setelah putus.", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 346, "width": 390, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Gaya atau beban yang maksimum ditandai dengan putusnya benda uji terdapat pada layar digital dan dicatat sebagai data.", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 373, "width": 389, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Hasil diagram dan data tercatat langsung di layar monitor, karena mesin alat uji tarik ini menggunakan sistem digital. Seluruh data yang diperoleh dari pengujian dicatat dalam Tabel 1.", "type": "List item" }, { "left": 251, "top": 423, "width": 122, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Data Pengujian Tarik", "type": "Caption" }, { "left": 137, "top": 456, "width": 366, "height": 176, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Kode sampel Tipe Sampel Ukuran Sampel Lo (mm) A (mm) Fy (Kn) Fu (Kn) Li T W A I 150 A 10 II 150 A 10 III 150 A 10 Hasil 150 Ampere B I 200 A 10 II 200 A 10 III 200 A 10 Hasil 200 Ampere C I 250 A 10 II 250 A 10 III 250 A 10 Hasil 250", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 633, "width": 33, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ampere", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 642, "width": 337, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan: T: Tebal spesimen, W: Lebar spesimen, Lo: Panjang awal,", "type": "Table" }, { "left": 186, "top": 655, "width": 235, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Li: Panjang Akhir, Fy: Beban yield, Fu: Beban tarik", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 673, "width": 389, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. Hal terakhir yaitu menghitung kekuatan tarik, kekuatan luluh, perpanjangan, reduksi penampang dari data yang telah didapat dengan menggunakan persamaan yang ada.", "type": "List item" }, { "left": 124, "top": 36, "width": 387, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Scientech Research and Development (JSCR). Vol. 4, Issue 1, June 2022: 33-48", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 731, "width": 13, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "39", "type": "Page footer" }, { "left": 259, "top": 221, "width": 126, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. Mesin Uji Tarik", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 232, "width": 91, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengolahan Data", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 247, "width": 420, "height": 69, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Instrumen pengolahan data pada penelitian ini adalah melalui tabel hasil pengujian dengan aspek penelitian yaitu menyiapkan data-data yang dibutuhkan yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Dengan tabel hasil pengujian akan didapat data- data hasil kekuatan tarik pada spesimen yang akan diuji dalam penelitian ini, data- data hasil uji tarik dapat dilihat pada Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 321, "width": 420, "height": 69, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk mendapatkan data hasil uji kekuatan tarik sambungan las, sangat dipengaruhi oleh sifat logam induk, sifat logam las, geometri serta distribusi tegangan dalam sambungan. Dalam pengujian, spesimen uji diberi beban dengan kenaikan beban sedikit demi sedikit hingga spesimen uji tersebut patah, kemudian sifat-sifat tariknya dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: (Wiryosumarto, 2008)", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 422, "width": 67, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan:", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 436, "width": 320, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "σ = Tegangan Tarik (kg/mm2) F = Beban maksimal (kg) Ao = Luas penampang mula dari penampang batang (mm2)", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 483, "width": 420, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Regangan (persentase pertambahan panjang) yang diperoleh dengan membagi perpanjangan panjang ukur ( ΔL ) dengan panjang ukur mula-mula benda uji, Engineering Strain ( Regangan Teknik ) persamaannya:", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 556, "width": 67, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan:", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 570, "width": 152, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ε = Regangan (%) L = Panjang akhir (mm)", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 597, "width": 148, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lo = Panjang awal (mm)", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 616, "width": 420, "height": 111, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hubungan antara tegangan dan regangan dapat dilihat pada gambar 3.5. Titik P menunjukkan batas di mana hukum Hooke masih berlaku dan disebut batas proporsi dan titik E menunjukkan batas di mana bila beban diturunkan ke titik awal, maka tidak akan terjadi perpanjangan tetap pada batang uji. Kondisi ini disebut batas elastis. Titik E sukar ditentukan dengan tepat, oleh karena itu biasanya ditentukan batas elastis dengan perpanjangan tetap sebesar 0,005% sampai 0,01%. Titik S1 disebut titik luluh atas dan titik S2 disebut titik luluh bawah. Pada beberapa logam, batas luluh ini tidak terlihat dalam diagram", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 36, "width": 168, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2715-6974 E-ISSN: 2715-5846", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 731, "width": 13, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "40", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 99, "width": 421, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tegangan – regangan dan dalam hal ini tegangan luluhnya ditentukan sebagai tegangan dan regangan sebesar 0,2%. Seperti ditunjukkan pada Gambar 6.", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 318, "width": 176, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6. Kurva Tegangan Regangan", "type": "Section header" }, { "left": 241, "top": 329, "width": 125, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Sumber: Wiryosumarto, 2008)", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 367, "width": 156, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 381, "width": 191, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembuatan dan Pengujian Spesimen", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 395, "width": 163, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Proses Pembuatan Spesimen", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 408, "width": 187, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Pembuatan Kampuh V Sudut 600", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 422, "width": 240, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Mempersiapkan pelat baja ST 37 tebal 10 mm", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 436, "width": 362, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Melakukan pemotongan pelat baja ST 37 dengan menggunakan mesin gerinda potong", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 463, "width": 393, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Membuat garis ukuran pada pelat baja ST 37 sesuai gambar ukuran kampuh", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 477, "width": 392, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Menggerinda pelat baja pada pembuatan bagian kampuh sesuai garis ukuran", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 504, "width": 393, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5) Menggabungkan pelat baja menjadi kampuh V sudut 60° dengan gate 3 mm dengan cara dilas beberapa bagian benda kerja", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 544, "width": 128, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Pengelasan Spesimen", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 558, "width": 392, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Mempersiapkan spesimen yang sudah dilakukan pengelasan awal pada meja kerja las.", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 586, "width": 148, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Mempersiapkan kawatlas.", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 599, "width": 391, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Menghidupkan mesin las MIG pada percobaan pertama dengan tegangan arus pengelasan 150, kedua 200, dan ketiga 250 Ampere", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 627, "width": 392, "height": 41, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Pengelasan dimulai untuk spesimen dengan arus 150 Ampere, sebanyak 3 buahdan dilanjutkan dengan spesimen dengan arus 200 Ampere, dan Arus 250 Ampere dengan masing-masing pengelasan sebanyak 3 buah specimen.", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 667, "width": 384, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5) Setelah pengelasan selesai, spesimen dibiarkan dingin pada suhu ruangan.", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 681, "width": 392, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6) Pengelasan spesimen dengan arus 200 Ampere, setelah di las, spesimen akan dipotong sesuai dengan standar pengujian sebanyak 3 buah dan dilanjutkan dengan spesimen dengan arus 250 Ampere", "type": "List item" }, { "left": 124, "top": 36, "width": 387, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Scientech Research and Development (JSCR). Vol. 4, Issue 1, June 2022: 33-48", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 731, "width": 13, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "41", "type": "Page footer" }, { "left": 122, "top": 78, "width": 384, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7) Setelah pengelasan selesai, spesimen dibiarkan dingin pada suhu ruangan.", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 92, "width": 392, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8) Pengelasan spesimen dengan arus 250 Ampere, setelah di las, spesimen akan dipotong sesuai dengan standar pengujian sebanyak 3 buah.", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 119, "width": 384, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9) Setelah pengelasan selesai, spesimen dibiarkan dingin pada suhu ruangan.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 147, "width": 178, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Pembuatan Spesimen Uji Tarik", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 160, "width": 389, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembuatan spesimen untuk pengujian uji tarik sesuai dengan standar ASTM E- 8 adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 187, "width": 392, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Membuatkan ukuran pada masing-masing pelat baja ST 37 tebal 10 mm hasil lasan dengan variasi arus (150, 200, 250 Ampere) sebanyak 9 buah", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 215, "width": 392, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Pelat baja ST 37 yang sudah selesai digambar dan dibuat ukurannya dijepitkan ke ragum kemudian digerinda sampai terbentuk ukuran spesimen", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 269, "width": 123, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Pengujian Spesimen", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 282, "width": 406, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian tarik dilakukan untuk mengetahui kekuatan tegangan tarik maksimum dan tegangan luluh masing-masing spesimen menggunakan mesin uji tarik Hydrolic HUMTM WE-1000KN, adapun tahapan pengujian tarik dilakukan adalah berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 337, "width": 406, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Spesimen disusun berurutan pada meja persiapan kerja untuk tiap-tiap spesimen, dimulai dari spesimen dengan variasi arus 150 Ampere, spesimen dengan variasi arus 200 Ampere, spesimen dengan variasi arus 250 Ampere", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 378, "width": 405, "height": 69, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Mesin uji tarik Hydrolic HUMTM WE-1000KN dihidupkan Spesimen pada ragum mesin uji tarik, sesuai urutan pengujian. Karena mesin ini digital maka untuk mengetahui data hasil sangat mudah karena semua data terlihat pada layar monitor tersebut. Apa bila spesimen sudah putus, catat nilai tegangan tarik atau nilai beban yang ditunjukkan di layar monitor pada mesin uji tarik.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 446, "width": 405, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Menghitung nilai tegangan tarik maksimum dan nilai regangan serta tegangan luluh. Data yang didapat dari pengujian tarik dapat dilihat pada Tabel 2.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 480, "width": 396, "height": 213, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Data Hasil Pengujian Tarik dari Mesin Uji Tarik Hydrolic HUMTM WE- 1000KN No Kode sampel Tipe Sampel Ukuran Sampel Lo (mm) Ao (mm) Fy (Kn) Fu (Kn) Li (mm) T W I 150 A 10 12 50 120 47,24 47,84 53 A II 150 A 10 11,5 50 115 17,88 19,18 52 III 150 A 10 12,5 50 125 42,72 44,98 53 HasilArusPengelasan 150 Ampere I 200 A 10 11,6 50 116 4,80 7,32 51,5 B II 200 A 10 12,4 50 124 0,58 1,32 51,5 III 200 A 10 12,6 50 126 44,25 45,50 54 HasilArusPengelasan 200 Ampere I 250 A 10 12 50 120 43,98 44,40 52 C II 250 A 10 12 50 120 18,ö 20,68 53 III 250 A 10 12,4 50 124 13,16 29,46 52 Hasil Arus Pengelasan 250 Ampere", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 36, "width": 168, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2715-6974 E-ISSN: 2715-5846", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 731, "width": 13, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "42", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 99, "width": 91, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengolahan Data", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 113, "width": 420, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berikut ini adalah hasil pengolahan data perhitungan nilaitegangan tarik, tegangan luluh regangan dan modulus elastisitas spesimen, dengan variasi tegangan arus 150 Ampere, 200 Ampere dan 250 Ampere dari Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 153, "width": 165, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Arus Pengelasan 150 Ampere", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 167, "width": 407, "height": 124, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rata-rata dari tiga spesimen arus pengelasan 150 Ampere. TeganganTarik Maksimum (  ᵤ ) , Tegangan Luluh (  y ), Regangan (  ) , dan Modulus Elastisitas ( E ), dengan data sebagai berikut: Fu : Beban Tarik = 37.33 Kn Fy : Beban Yield = 35.94 Kn Lo : Panjang Awal = 50 mm Li : Panjang Akhir = 52.66 mm T : Tebal = 10 mm W : Lebar = 12 mm", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 291, "width": 368, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Luas Penampang Batang Ao = Tebal x Lebar = 10 mm x 12 mm = 120 mm² Pertambahan Panjang ∆L = Li – Lo = 52.66 mm – 50 mm = 2.66 mm", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 325, "width": 108, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tegangan Tarik =", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 353, "width": 196, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= = Tegangan Luluh  y= =", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 379, "width": 6, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "=", "type": "Table" }, { "left": 101, "top": 400, "width": 82, "height": 18, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Regangan  =", "type": "Picture" }, { "left": 236, "top": 406, "width": 12, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "=", "type": "Table" }, { "left": 101, "top": 437, "width": 207, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Modulus Elastisitas E = = =", "type": "Picture" }, { "left": 94, "top": 499, "width": 165, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Arus Pengelasan 200 Ampere", "type": "Section header" }, { "left": 118, "top": 516, "width": 396, "height": 69, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rata-rata dari tiga spesimen arus pengelasan 200 Ampere. Tegangan Tarik Maksimum (  ᵤ ), Tegangan Luluh (  y ), Regangan (  ), dan Modulus Elastisitas ( E ), dengan data sebagai berikut: Fu: Beban Tarik = 18.04 Kn Fy: Beban Yield = 16.54 Kn", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 584, "width": 136, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lo: Panjang Awal= 50 mm", "type": "Section header" }, { "left": 118, "top": 601, "width": 154, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Li : Panjang Akhir = 52.33 mm T : Tebal = 10 mm W : Lebar = 12.2 mm", "type": "Table" }, { "left": 118, "top": 645, "width": 395, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Luas Penampang Batang Ao = Tebal x Lebar = 10 mm x 12.2 mm = 122 mm²", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 659, "width": 341, "height": 34, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertambahan Panjang = Li – Lo = 52.33 mm – 50 mm = 2.33 mm Tegangan Tarik = =", "type": "Table" }, { "left": 343, "top": 681, "width": 11, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "=", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 704, "width": 130, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tegangan Luluh  y= =", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 707, "width": 6, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "=", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 36, "width": 387, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Scientech Research and Development (JSCR). Vol. 4, Issue 1, June 2022: 33-48", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 731, "width": 13, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "43", "type": "Page footer" }, { "left": 118, "top": 96, "width": 166, "height": 18, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Regangan  = =", "type": "Table" }, { "left": 118, "top": 133, "width": 207, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Modulus Elastisitas E = = =", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 166, "width": 165, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Arus Pengelasan 250 Ampere", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 180, "width": 406, "height": 84, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rata-rata dari tiga spesimen arus pengelasan 250 Ampere. Tegangan Tarik Maksimum (  ᵤ ), Tegangan Luluh (  y ), Regangan (  ), dan ModulusElastisitas (E), dengan data sebagai berikut: Fu : Beban Tarik = 31.51 Kn Fy : Beban Yield = 25.18 Kn Lo : Panjang Awal = 50 mm", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 264, "width": 172, "height": 41, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Li : Panjang Akhir = 52.33 mm T : Tebal = 10 mm W : Lebar = 12.13 mm", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 305, "width": 393, "height": 83, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Luas Penampang Batang Ao = Tebal x Lebar = 10 mm x 12.13 mm = 121.3 mm² Pertambahan Panjang = Li – Lo = 52.33 mm – 50 mm = 2.33 mm Tegangan Tarik = = = Tegangan Luluh  y = = =", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 414, "width": 75, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Regangan  =", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 414, "width": 12, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "=", "type": "Picture" }, { "left": 108, "top": 448, "width": 215, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Modulus Elastisitas E = = =", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 475, "width": 305, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rangkuman hasil pengolahan data ditunjukkan pada Tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 502, "width": 243, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Hasil Pengolahan Data Pengujian Uji Tarik", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 518, "width": 409, "height": 112, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yield point (  y ) Tensile Strenght (  ᵤ )  % E (  ᵤ /  ) Keterangan Mp ’; a ( 𝑵 / 𝒎𝒎 ² ) 𝒌𝒈𝒇 / 𝒎𝒎 ² Mpa ( 𝑵 / 𝒎𝒎 ² ) 𝒌𝒈𝒇 / 𝒎𝒎 ² Mpa ( 𝑵 / 𝒎𝒎 ² ) 𝒌𝒈𝒇 / 𝒎𝒎 ² Rata-rata 150 Ampere 299 30 311 32 5 62 6 Rata-rata 200 Ampere 136 14 148 15 5 30 3 Rata-rata 250 Ampere 208 21 260 26 5 52 5", "type": "Table" }, { "left": 118, "top": 646, "width": 398, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari ketiga spesimen dengan variasi arus pengelasan 150 Ampere diperoleh nilai rata – rata sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 675, "width": 286, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Tegangan Tarik Maksimum Rata – rata (  ᵤ ) = 311 𝑁⁄ 𝑚𝑚 ² • Tegangan Luluh Rata-rata (  y ) = 299 𝑁⁄ 𝑚𝑚 ²", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 36, "width": 168, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2715-6974 E-ISSN: 2715-5846", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 731, "width": 13, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "44", "type": "Page footer" }, { "left": 136, "top": 98, "width": 152, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Regangan Rata – rata (  ) = 5%", "type": "List item" }, { "left": 136, "top": 115, "width": 237, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Modulus Elastisitas Rata – rata ( E ) = 62 𝑁⁄ 𝑚𝑚 ²", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 136, "width": 396, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dariketiga spesimen dengan variasi tegangan arus 200 Ampere diperoleh nilai rata – rata sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 165, "width": 290, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Tegangan Tarik Maksimum Rata – rata (  ᵤ ) = 148 𝑁⁄ 𝑚𝑚 ²", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 186, "width": 234, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Tegangan Luluh Rata-rata (  y ) = 136 𝑁⁄ 𝑚𝑚 ²", "type": "List item" }, { "left": 139, "top": 206, "width": 158, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Regangan Rata – rata (  ) = 5 %", "type": "List item" }, { "left": 118, "top": 223, "width": 396, "height": 48, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Modulus Elastisitas Rata – rata ( E ) = 30 𝑁⁄ 𝑚𝑚 ² Dariketiga spesimen dengan variasi tegangan arus 250 Ampere diperoleh nilai rata – rata sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 273, "width": 290, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Tegangan Tarik Maksimum Rata – rata (  ᵤ ) = 260 𝑁⁄ 𝑚𝑚 ²", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 295, "width": 230, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Tegangan Leleh Rata-rata (  y ) = 208 𝑁⁄ 𝑚𝑚 ²", "type": "List item" }, { "left": 137, "top": 315, "width": 155, "height": 19, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Regangan Rata – rata (  ) = 5 %", "type": "List item" }, { "left": 137, "top": 331, "width": 240, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Modulus Elastisitas Rata – rata ( E ) = 52 𝑁⁄ 𝑚𝑚 ²", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 358, "width": 76, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Hasil", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 372, "width": 421, "height": 125, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Hasil Pembuatan Sebelum proses pengelasan dimulai, pelat baja yang sudah dibuat kampuh tersebut dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran seperti debu, minyak, karat, oli, air, dan lain sebagainya untuk menghindari terjadinya cacat las. Ada pun proses pembuatan spesimen yang pertama adalah mempersiapkan material baja ST 37, pembuatan kampuh V sudut 60 ° dengan gate 3mm, melakukan pengelasan dengan posisi mendatar, mengatur arus listrik yang akan digunakan yaitu sebesar 150 Ampere, 200 Ampere, dan 250 Ampere, kemudian dilakukan pendinginan dengan udara, dan yang terakhir adalah pembentukan spesimen yang akan dilakukan pengujian.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 502, "width": 86, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian Tarik", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 516, "width": 420, "height": 41, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian tarik dilakukan untuk mengetahui besarnya nilai tegangan tarik maksimum, tegangan luluh, regangan serta modulus elastisitas yang dapat ditahan sebelum akhirnya spesimen putus.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 557, "width": 353, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Analisis Pengaruh Kuat Arus Pengelasan Terhadap Tegangan Tarik.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 571, "width": 381, "height": 128, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada saat pengujian ternyata kuat arus pengelasan yang rendah memiliki nilai tertinggi tegangan tariknya. Hal ini disebabkan karena, semakin tinggi arus pengelasan akan semakin sulit teknik pengelasannya, semakin tinggi arus pengelasan akan semakin cepat peleburan benda kerja dan kawat las, maka dari itu teknik pengelasan pada arus yang lebih tinggi membutuhkan kecepatan saat pengelasan.tegangan tarik rata-rata pada spesimen dengan arus pengelasan 150 Ampere memiliki nilai 311(  ᵤ ) Mpa yang lebih besar dari pada spesimen arus pengelasan 200 Ampere 148(  ᵤ ) Mpa dan 250 Ampere 260(  ᵤ ) Mpa , seperti terlihat pada Gambar 6.", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 36, "width": 387, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Scientech Research and Development (JSCR). Vol. 4, Issue 1, June 2022: 33-48", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 731, "width": 13, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "45", "type": "Page footer" }, { "left": 202, "top": 92, "width": 226, "height": 171, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "311 148 260 0 50 100 150 200 250 300 350 150 A 200 A 250 A Teg an ga n Spesimen Benda Uji Tensile Strenght( ᵤ ) Mpa (N/mm²)", "type": "Picture" }, { "left": 131, "top": 275, "width": 365, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6. Grafik tegangan rata-rata maksimum dari spesimen 150 Ampere dan spesimen 200 Ampere dan spesimen 250 Ampere", "type": "Caption" }, { "left": 115, "top": 305, "width": 399, "height": 55, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Pengaruh Kuat Arus Pengelasan Terhadap Regangan Nilai regangan pada spesimen dengan arus pengelasan 150 Ampere, 200 Ampere dan 250 Ampere adalah sama nilai regangan rata-rata dapat dilihat pada Gambar 7.", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 389, "width": 226, "height": 169, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 5 5 0 1 2 3 4 5 6 150 A 200 A 250 A Re ga n ga n Spesimen Benda Uji %", "type": "Picture" }, { "left": 123, "top": 568, "width": 382, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 7. Grafik Regangan Rata-rata dari spesimen 150 Ampere dan spesimen 200 Ampere dan spesimen 250 Ampere", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 604, "width": 258, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Pengaruh Kuat Arus Terhadap Tegangan Luluh", "type": "Section header" }, { "left": 133, "top": 619, "width": 381, "height": 99, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada saat pengujian dilakukan didapatkan nilai tegangan luluh yang lebih tinggi yaitu pengelasan yang dilakukan dengan arus listrik 150 Ampere. Hal ini disebabkan kemungkinan saat pengelasan spesimen, cara pengukuran spesimen yang kurang teliti sebelum pengujian. Tegangan luluh rata-rata pada spesimendengan arus listrik 150 Ampere lebih besar memiliki nilai 299 (  y ) Mpa dari spesimen dengan arus listrik 200 Ampere 136 (  y ) Mpa dan 250 Ampere 208 (  y ) Mpa , seperti terlihat pada Gambar 8.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 36, "width": 168, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2715-6974 E-ISSN: 2715-5846", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 731, "width": 13, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "46", "type": "Page footer" }, { "left": 137, "top": 306, "width": 353, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 8. Grafik Tegangan Luluh Rata-Rata dari Spesimen 150 Ampere dan Spesimen 200 Ampere Dan Spesimen 250 Ampere", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 336, "width": 323, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Pengaruh Kuat Arus Pengelasan Terhadap Modulus Elastisitas", "type": "List item" }, { "left": 133, "top": 350, "width": 383, "height": 123, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada saat pengujian dilakukan didapatkan nilai modulus elastisitas yang lebih tinggi yaitu pada kuat arus pengelasan 150 Ampere, hal ini disebabkan karena pada saat pengelasan dengan kuat arus pengelasan 150 Ampere pengelasan mudah dilakukan, berbeda dengan arus pengelasan 200 Ampere dan 250 Ampere, semakin tinggi kuat arus pengelasan teknik dan kecepatan pengelasan harus stabil. Modulus elastisitas rata-rata pada spesimen dengan arus pengelasan 150 Ampere lebih besar memiliki nilai 62 Mpa dari tegangan arus pengelasan 200 Ampere 30 Mpa dan 250 Ampere memiliki nilai 52 Mpa, terlihat pada Gambar 9.", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 36, "width": 387, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Scientech Research and Development (JSCR). Vol. 4, Issue 1, June 2022: 33-48", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 731, "width": 13, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "47", "type": "Page footer" }, { "left": 133, "top": 78, "width": 362, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 9. Grafik Modulus Elastisitas Rata-rata dari spesimen 150 Ampere dan spesimen 200 Ampere dan spesimen 250 Ampere", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 108, "width": 414, "height": 69, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari tiga macam spesimen yang mengalami perlakuan variasi arus yang berbeda, memiliki nilai Tegangan, Regangan, dan Modulus Elastisitas yang berbeda-beda. Maka didapatkan hasil pengujian tarik spesimen perlakuan dengan variasi tegangan arus pengelasan 150 Ampere memiliki nilai yang lebih besar dari spesimen yang lainnya, seperti terlihat pada gambar grafik di atas.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 189, "width": 69, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 210, "width": 420, "height": 96, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut. Prinsip kerja Las MIG adalah mengalirkan arus listrik ke permukaan benda kerja menyebabkan timbulnya busur listrik di antara ujung kawat las (elektroda) dan permukaan benda kerja yang diikuti dengan bergeraknya kawat las secara otomatis dengan kecepatan tertentu dari gulungan kawat las ( Wire Feedear ), kemudian diumpankan secara terus menerus selama pengelasan berlangsung.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 306, "width": 420, "height": 41, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Dari data pengujian tarik dapat diketahui bahwa perlakuan variasi tegangan arus pengalasan pada las MIG mempengaruhi hasil lasan pelat baja ST 37, berdasarkan hasil data pengujian tersebut dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 347, "width": 362, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Pengaruh tegangan arus listrik150 Ampere terhadap hasil pengelasan.", "type": "List item" }, { "left": 129, "top": 360, "width": 385, "height": 29, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Pada saat proses pengelasan arus pengelasan pada kawat las seimbang dengan besar diameter kawat las, sehingga pengelasan mudah dilakukan.", "type": "List item" }, { "left": 129, "top": 388, "width": 244, "height": 15, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Membuat hasil pengelasan menjadi lebih baik.", "type": "List item" }, { "left": 129, "top": 402, "width": 385, "height": 29, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Memiliki kekuatan tarik yang lebih tinggi nilainya dari variasi arus pengelasan 200 dan 250 Ampere.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 430, "width": 365, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Pengaruh tegangan arus listrik 200 Ampere terhadap hasil pengelasan.", "type": "List item" }, { "left": 129, "top": 444, "width": 385, "height": 42, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Pada saat pengelasan arus listrik yang dihasilkan semakin besar, sehingga pengelasan saat menggunakan arus listrik 200 Ampere sulit dilakukan, dan pengelasan ini membutuhkan kestabilan dalam proses pengelasan.", "type": "List item" }, { "left": 129, "top": 486, "width": 384, "height": 28, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Memiliki kekuatan tarik yang lebih rendah dibandingkan dari arus listrik 150 Ampere.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 514, "width": 365, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Pengaruh tegangan arus listrik 250 Ampere terhadap hasil pengelasan.", "type": "List item" }, { "left": 129, "top": 527, "width": 385, "height": 42, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Pada saat pengelasan arus listrik semakin besar, sehingga cepat untuk peleburan logam las dan kawat las, membutuhkan kecepatan pada saat pengelasan.", "type": "List item" }, { "left": 129, "top": 569, "width": 385, "height": 28, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Dari hasil uji tarik memiliki kekuatan tegangan tarik yang lebih rendah dibandingkan dengan hasil pengujian pada kuat arus listrik 150 Ampere.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 603, "width": 111, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 624, "width": 418, "height": 41, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akhmad Sofil Fuad . 2017. Pengaruh Variasi Pengelasan Ulang Gas Metal Arc Welding (Gmaw) Terhadap Struktur Mikro Dan Kekerasan Material Baja St -37. http://Lib.Unnes.ac./30851/5201413029.Pdf.", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 670, "width": 130, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Diunduh 10 Maret 2020).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 691, "width": 417, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ASTM. 2012. Manual Book of ASTM Standards . Volume 3. West Conshohocken: American Society for Testing and Material.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 36, "width": 168, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2715-6974 E-ISSN: 2715-5846", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 731, "width": 13, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "48", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 99, "width": 417, "height": 41, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kirono, S. dan Amri, A 2011. Pengaruh Tempering pada Baja ST 37 yang mengalami Karburasi dengan Bahan Padat terhadap Sifat Mekanik dan Struktur Mikro. Jurnal Teknik Mesin :1-10.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 147, "width": 417, "height": 41, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kosasih, W., dkk. 2015. Analisis Pengendalian Kualitas Produk Bucket Tipe ZX 2 00 GP dengan Metode Statistical Process Control dan Failur Mode and Effect Analysis (Studi Kasus: PT. CDE). Jurnal Ilmiah Teknik Industri 3(2): 1-9.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 193, "width": 337, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Malau, V, 2003, Diktat Kuliah Teknologi Pengelasan Logam, Yogyakarta", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 213, "width": 420, "height": 41, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Purnama, Dewin, Dkk. 2015. Analisa Kekuatan Mekanik Pada Material Aisi 4340 Terhadap Welding Repair Dengan Metode Smaw , POLINES National Engineering Seminar Vol 3, No.2, Nopember. Politeknik Negeri Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 260, "width": 420, "height": 42, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pamungkas, dkk.2009. Studi Sifat Fisis dan Mekanis Hasil Pengelasan Sambungan V Pada Baja Karbon Rendah Menggunakan Elektroda Low Hydrogen. Jurnal Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bandung.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 307, "width": 425, "height": 41, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sudipyo, D. dkk. 2014. Studi Kualitas Reapair Welding pada Pengelasan Metal Inert Gas (MIG) menggunakan Metode Post Weld Heat Treatment (PWHT) pada Cast Wheel Aluminium. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin : 1-6.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 354, "width": 424, "height": 28, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Team Instruktur Pusdiklat. 2001. Bahan Dasar Las MIG ( Metal Inert Gas ) Cilego Banten.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 387, "width": 417, "height": 28, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widharto. 2007. Menuju Juru Las Tingkat Dunia. Cetakan Pertama. PT. Pradnya Paramita. Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 421, "width": 420, "height": 28, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wiryosumarto, H., dan Okumura, T. 2000. Teknologi Pengelasan Logam. Cetakan Kedelapan. Jakarta: PT Pradnya Paramita. Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 129, "top": 454, "width": 385, "height": 28, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ". 2008. Teknologi Pengelasan Logam. Cetakan Kesepuluh. Jakarta: PT Pradnya Paramita. Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 487, "width": 425, "height": 35, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http: // PSMK. Kemendikbut.go.id/ konten/ 3681/ las-metal-inert-gas-atau-las metal artive-gas-mig-XI-3. (Diunduh 02 Maret 2020).", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 527, "width": 354, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://Lib.Unnes.ac./30903/5201413060.Pdf . (Diunduh 10 Maret 2020).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 547, "width": 405, "height": 33, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https//adoc.tips/queue/kekuatan-tarik-dan-kekerasan-sambungan-las-baja-st 37 dengan.html. (Diunduh 2 Maret 2020).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 586, "width": 406, "height": 28, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://repository.ung.ac.id/riset/show/1/138/analisis-pengaruh-variasi-sudut- kampuh", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 619, "width": 360, "height": 34, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "v-sambungan-las-mig-terhadap-distori-dan-kekuatan-tarik-baja- karbon- rendah.html. (Diunduh 11 Maret 2020).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 658, "width": 251, "height": 29, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://www.google.com/search?q=jenis+er-70s- 6+adalah&aqs=chrome..69i57.23059", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 692, "width": 342, "height": 34, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "j0j7&client=ms-android-xiaomi&sourceid=chrome-mobile&ie=UTF-8 (Diunduh 07 Januari 2021).", "type": "Text" } ]
eb333a64-4540-8b53-2cb2-888ccacf9253
https://journal.ipts.ac.id/index.php/MathEdu/article/download/1038/590
[ { "left": 440, "top": 38, "width": 73, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN. 2621-9832", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 50, "width": 216, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL MathEdu (Mathematic Education Journal) http://journal.ipts.ac.id/index.php/MathEdu Vol. 2 . No. 3 November 2019", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 782, "width": 13, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10", "type": "Page footer" }, { "left": 98, "top": 88, "width": 403, "height": 46, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA", "type": "Section header" }, { "left": 288, "top": 152, "width": 22, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oleh", "type": "Section header" }, { "left": 182, "top": 175, "width": 233, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dorima Fakultas MIPA, Institut Pendidikan Tapanuli Selatan", "type": "Text" }, { "left": 282, "top": 209, "width": 35, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 221, "width": 428, "height": 170, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas belajar penggunaan model Kooperatife Tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan penalaran siswa dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Batang Angkola yang berjumlah 35 orang, metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan angket. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah penggunaan model Team Assisted Individualization (TAI) kelas X SMK Negeri 1 Batang Angkola memiliki nilai 3,48 termasuk dalam kategori “sangat baik”. Sebelum menggunakan model Team Assisted Individualization (TAI) siswa memiliki kemampuan penalaran dengan rata-rata nilai 51,71 berada pada kategori “Kurang Baik”, sedangkan kemampuan penalaran yang dimiliki siswa sesudah penggunaan model Team Assisted Individualization (TAI) memiliki nilai rata-rata nilai 90 berada pada kategori “Sangat Baik”, sehingga dapat disimpulkan model Team Assisted Individualization (TAI) efektif terhadap kemampuan penalaran siswa kelas X SMK Negeri 1 Batang Angkola. Dilihat dari tabel Paired Sample Test Hipotesis Alternatif (Ha) yang ditegakkan diterima yaitu diperoleh nilai yang signifikan 0,000 < 0,05 artinya hipotesis alternative yang dirumuskan dalam penelitian ini diterima kebenarannya sehingga disimpulkan, “efektifnya penggunaan model Team Assisted Individualization (TAI) untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa di kelas X SMK Negeri 1 Batang Angkola”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 292, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Efektivitas, Model TAI , Kemampuan penalaran matematis", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 428, "width": 37, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 439, "width": 430, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The aim of this study is to describe the effectiveness of using TAI model on students’ mathematical reasoning ability on topic of three-variable linear equation system at the tenth grade students of SMK Negeri 1 Batang Angkola. This research was conducted by applying experimental (one group pre test post test design) with 35 students as the sample and they were taken by using cluster random sampling technique. Questionnaire and test were used in collecting the data. Based on descriptive analysis, it was found: (a) the average of using TAI model was 3.48 (very good category) and (b) the average of students’ mathematical reasoning ability on topic of three-variable linear equation system before using TAI model was 51.71 (fair category) and after using TAI model was 90 (very good category). Furthermore, by using pair sample t test and N-Gain, the result showed the significant value was less than 0.05 (0.000<0.05 and g= 0.79 (high category). It means, TAI model was very effective used on students’ mathematical reasoning ability on topic of three-variable linear equation system at the tenth grade students of SMK Negeri 1 Batang Angkola.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 589, "width": 275, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Effectiveness, TAI model, mathematical reasoning ability", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 624, "width": 94, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 428, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan merupakan suatu upaya meningkatkan kualitas setiap individu. Pendidikan akan membawa perubahan pola pikir yang maju baik bagi individu maupun masyarakat. Pendidikan senantiasa mampu memproses manusia untuk menjadi lebih baik dan mampu menyesuaikan diri terhadap perkembangan dunia yang semakin maju. Pendidikan sangat perlu dimiliki oleh setiap orang, dengan pendidikan seseorang akan mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi pada saat ini dan mampu bersaing secara global. Matematika merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari, dalam mempelajari matematika tidak hanya hasil yang harus baik tetapi prosesnya juga harus baik pula, kemampuan yang diperlukan pada belajar siswa dituntut belajar berfikir tingkat tinggi, sebelum pada tahap berfikir tingkat tinggi, maka harus memiliki kemampuan dasar matematika terlebih dahulu.", "type": "Text" }, { "left": 440, "top": 38, "width": 73, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN. 2621-9832", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 50, "width": 216, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL MathEdu (Mathematic Education Journal) http://journal.ipts.ac.id/index.php/MathEdu Vol. 2 . No. 3 November 2019", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 782, "width": 13, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 430, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu kemampuan matematis yang harus dimiliki oleh peserta didik adalah kemampuan penalaran matematika. Kemampuan penalaran menjadi salah satu tujuan pembelajaran matematika yang harus dicapai oleh peserta didik. Penalaran dapat secara langsung meningkatkan hasil belajar peserta didik, yaitu jika peserta didik diberi kesempatan untuk menggunakan keterampilan bernalarnya dalam melakukan pendugaan-pendugaan berdasarkan pengalaman sendiri, sehingga peserta didik akan lebih mudah memahami konsep. Mengingat pentingnya kemampuan penalaran matematis, hendaknya kemampuan tersebut harus menjadi fokus dalam pembelajaran matematika di sekolah. Namun kenyataannya, kemampuan penalaran matematis siswa pada saat ini masih rendah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 179, "width": 428, "height": 170, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil observasi pada 26 Januari 2019 di SMK Negeri 1 Batang Angkola berupa wawancara peneliti terhadap guru yang mengajarkan mata pelajaran matematika di kelas XI TKJ-1 mengatakan bahwa “kemampuan penalaran matematis siswa belum berkembang secara optimal, karena kurangnya keterlibatan dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Kurang berinteraksi dengan guru maupun siswa lainnya dan, kurangnya interaksi tentunya menyebabkan kreativitas siswa terhambat, sedangkan hasil wawancara peneliti dengan siswa, diketahui bahwa sebagian besar siswa memiliki minat yang rendah dalam belajar matematika, kurangnya motivasi siswa untuk belajar, penggunaan model pembelajaran yang yang tidak tepat pada materi, siswa juga mengharapkan pembelajaran dengan berdiskusi sehingga belajar tidak membosankan dengan hanya berpusat pada guru saja, dimana dalam kelompok diskusi ada siswa yang berkemampuan tinggi sehingga semua siswa yang kurang mampu bisa bertanya pada siswa yang berkemampuan tinggi dengan terjadinya interaksi ini membuat proses pembelajaran penting dan meningkatkan pemahaman siswa, hal ini sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Jika kendala dalam proses pembelajaran terus berlanjut maka hasil belajar siswa akan tetap rendah sehingga mutu pendidikan akan turun. Serta dari tes yang dilakukan diketahui bahwa rendahnya kemampuan penalaran matematika siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh peneliti.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 352, "width": 428, "height": 158, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk memperbaiki keadaan tersebut ada beberapa upaya yang sudah dilakukan pihak sekolah, namun belum menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi, salah satu model pembelajaran yang belum digunakan adalah Team Assisted Individualization(TAI) . Sehingga perlu adanya usaha meningkatkan kualitas pembelajaran di SMK Negeri 1Batang Angkola melalui penerapan model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dianggap dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematika adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatife tipe Team Assisted Individualization ( TAI) . Model pembelajaran kooperatife tipe TAI merupakan sebuah bentuk pembelajaran kelompok dengan cara menyuruh siswa bekerja dalam kelompok- kelompok pembelajaran kooperatife dan bertanggung jawab dalam pengaturan dan pengecekan secara rutin, saling membantu memecahkan masalah dan saling mendorong untuk berprestasi, dimana setiap kelompok diberi tanggung jawab yang sama yakni mempersiapkan anggota kelompoknya untuk mengikuti tes. Sehubungan dengan masalah tersebut, maka penulis merasa terdorong melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Model Kooperatife Learning Tipe Team Assisted Individualization ( TAI ) Terhadap Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Kelas X SMK Negeri 1Batang Angkola” .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 513, "width": 428, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagaimanakah gambaran penggunaan model kooperatife tipe TAI di kelas X SMK Negeri 1 Batang Angkola ? (2) Bagaimanakah gambaran kemampuan penalaran siswa sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatife tipe TAI di kelas X SMK Negeri 1 Batang Angkola ? (3) Bagaimana efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatife tipe TAI terhadap kemampuan penalaran siswa kelas X SMK Negeri 1 Batang Angkola ?", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 594, "width": 126, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 605, "width": 428, "height": 115, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu untuk mengetahui efektivitas penggunaan model team assisted individualization (TAI) untuk meningkatkan kemampuan penalaran siswa. Desain eksperimen yang digunakan adalah One- Group Pretest-Posttest Design. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Batang Angkola dengan kurun waktu kurang lebih 3 bulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Negeri 1 Batang Angkola dengan jumlah 360 orang, sedangkan tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Sampling acak kelompok ( clustered random sampling ). Menurut Rangkuti (2014:48), “Pemilihan sampel secara acak berklaster adalah pemilihan kelompok-kelompok subjek. Pemilihan dengan cara ini lebih hemat waktu dan dapat digunakan bila tidak mungkin memilih individu-individu ” . Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X TKJ-1 yang berjumlah 35 orang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 722, "width": 428, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data model pembelajaran inkuiri adalah angket dengan dua puluh item pertanyaan. Menurut Suharsimi (2010:194), “Angket atau kuesioner ( questionnaires ) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 38, "width": 216, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN. 2621-9832 JURNAL MathEdu (Mathematic Education Journal) http://journal.ipts.ac.id/index.php/MathEdu Vol. 2 . No. 3 November 2019", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 782, "width": 13, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 428, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Sedangkan alat pengumpul data kemampuan penalaran adalah tes bentuk uraian sebanyak 16 soal. Menurut Riduwan(2013:76), “Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimilki oleh individu atau kelompok”. Rubrik penalaran yang dimodifikasi dari pendapat Santoso (2015:227) sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 156, "width": 401, "height": 420, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Rubrik Penskoran Kemampuan Penalaran Siswa Indikator Penalaran Aspek yang diamati Skor Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar, dan diagram Siswa tidak dapat menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, dan gambar 0 Siswa hanya sebagian kecil dapat Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, dan gambar 1 Siswa dapat memahami dan menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, dan gambar dengan benar namun belum lengkap 2 Siswa dapat memahami dan menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, dan gambar dengan benar dan lengkap 3 Melakukan manipulasi matematika Siswa tidak dapat Melakukan manipulasi matematika 0 Siswa hanya sebagian kecil dapat Melakukan manipulasi matematika 1 Siswa dapat Melakukan manipulasi matematika dengan benar namun belum lengkap 2 Siswa dapat Melakukan manipulasi matematika dengan benar dan lengkap 3 Menyusun bukti Siswa tidak dapat Menyusun bukti 0 Siswa hanya sebagian kecil dapat menyusun bukti 1 Siswa dapat Menyusun bukti dengan benar namun belum lengkap 2 Siswa dapat Menyusun bukti dengan benar dan lengkap 3 Menarik kesimpulan Siswa tidak dapat menarik kesimpulan 0 Siswa hanya sebagian kecil dapat menarik kesimpulan 1 Siswa dapat menarik kesimpulan dengan benar namun belum lengkap 2 Siswa dapat menarik kesimpulan dengan benar dan lengkap 3 Santoso (2015:227)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 578, "width": 367, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Skor siswa dapat dianalisis dengan menggunakan rumus menurut Harahap (2017:23) yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 624, "width": 198, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan: SS : Persentase siswa dengan kriteria tertentu f : Total skor", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 659, "width": 93, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "n : Skor maksimum", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 684, "width": 428, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tehnik pengumpulan data yang digunakan ada dua, yaitu analisis secara deskriptif dan analisis secara inferensial. Analisis secara deskriptif adalah analisis untuk memberikan gambaran umum tentang keadaan kedua variabel, yakni penggunaan model team assisted individualization (TAI) (variabel X) untuk meningkatkan kemampuan penalaran siswa pada materi system persamaan linier tiga variabel (SPLTV) (variabel Y) di kelas X SMK Negeri 1 Batang Angkola. Analisis statistik inferensial digunakan", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 598, "width": 75, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SS = 𝑓 𝑛 𝑥 100%", "type": "Text" }, { "left": 440, "top": 38, "width": 73, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN. 2621-9832", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 50, "width": 216, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL MathEdu (Mathematic Education Journal) http://journal.ipts.ac.id/index.php/MathEdu Vol. 2 . No. 3 November 2019", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 782, "width": 13, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 428, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "untuk menguji apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak yaitu efektifkah model pembelajaran team assisted individualization (TAI) untuk meningkatkan kemampuan penalaran siswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 122, "width": 146, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 145, "width": 428, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun hasil penelitian yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut: Deskripsi Penggunaan Model Kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) Di Kelas X SMK Negeri 1 Batang Angkola", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 179, "width": 428, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian ini merupakan olahan dari instrumen angket yang digunakan untuk memberikan gambaran kemampuan penggunaan model team assisted individualization (TAI) . Berdasarkan lembar angket yang diisi oleh siswa dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran sudah terlaksana dengan sangat baik. Ini dapat diketahui dari nilai rata-rata keseluruhan indikator yaitu 3,48. Nilai rata-rata setiap indikator penggunaan Team Assisted Individualization (TAI) dapat diuraikan sebagai berikut: a) Penggunaan model pembelajaran kooperatife tipe Team Assisted Individualization (TAI) di SMK Negeri 1 Batang Angkola untuk indikator Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa (indikator 1) memperoleh nilai rata-rata yaitu 3,4 berada pada kategori “Sangat baik”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 271, "width": 428, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Penggunaan model pembelajaran kooperatife tipe Team Assisted Individualization (TAI) di SMK Negeri 1 Batang Angkola untuk indikator menyajikan informasi (indikator 2) memperoleh nilai rata- rata yaitu 3,54 berada pada kategori “Sangat baik”.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 306, "width": 428, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Penggunaan model pembelajaran kooperatife tipe Team Assisted Individualization (TAI) di SMK Negeri 1 Batang Angkola untuk indikator pembentukan kelompok (indikator 3) memperoleh nilai rata-rata yaitu 3,31 berada pada kategori “Sangat baik”.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 340, "width": 428, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) Penggunaan model pembelajaran kooperatife tipe Team Assisted Individualization (TAI) di SMK Negeri 1 Batang Angkola untuk indikator membimbing kelompok bekerja dan belajar (indikator 4) memperoleh nilai rata-rata yaitu 3,54 berada pada kategori “Sangat baik”.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 375, "width": 428, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e) Penggunaan model pembelajaran kooperatife tipe Team Assisted Individualization (TAI) di SMK Negeri 1 Batang Angkola untuk indikator evaluasi (indikator 5) memperoleh nilai rata-rata yaitu 3,54 berada pada kategori “Sangat baik”.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 409, "width": 428, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f) Penggunaan model pembelajaran kooperatife tipe Team Assisted Individualization (TAI) di SMK Negeri 1 Batang Angkola untuk indikator memberikan penghargaan (indikator 6) memperoleh nilai rata-rata yaitu 3,54 berada pada kategori “Sangat baik”.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 456, "width": 222, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Deskripsi Kemampuan Penalaran Matematis Siswa", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 467, "width": 428, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pretest siswa kelas X SMK Negeri 1 Batang Angkola yang berjumlah 35 orang, diperoleh nilai terendah 39 dan nilai tertinggi 75. Adapun hasil yang diperoleh siswa pada tes kemampuan penalaran matematis siswa sebelum menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) per indikator, dapat dijelaskan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 513, "width": 427, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Indikator menyajikan pernyataan matematika secara tertulis dan gambar pada kemampuan penalaran siswa memperoleh nilai rata-rata 60,58 yaitu berada pada kategori “kurang baik”.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 536, "width": 425, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Indikator melakukan manipulasi matematika pada kemampuan penalaran siswa memperoleh nilai rata- rata yaitu 39,17 berada pada kategori “kurang”.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 559, "width": 428, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Indikator menyusun bukti pada kemampuan penalaran siswa memperoleh nilai rata-rata yaitu 58,17 berada pada kategori “kurang baik”.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 582, "width": 428, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) Indikator menaik kesimpulan pada kemampuan penalaran siswa memperoleh nilai rata-rata yaitu 54,67 berada pada kategori “kurang baik”.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 605, "width": 428, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil posttest siswa di kelas X SMK Negeri 1 Batang Angkola yang berjumlah 35 orang, diperoleh nilai terendah 87 dan nilai tertinggi 93. Adapun hasil yang diperoleh siswa pada tes kemampuan penalaran siswa sesudah menggunakan model Team Assisted Individualization (TAI) per indikator, dapat dijelaskan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 651, "width": 427, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Indikator menyajikan pernyataan matematika secara tertulis dan gambar pada kemampuan penalaran siswa memperoleh nilai rata-rata yaitu 86,25 berada pada kategori “sangat baik”.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 674, "width": 425, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Indikator melakukan manipulasi matematika pada kemampuan penalaran siswa memperoleh nilai rata- rata yaitu 85,08 berada pada kategori “sangat baik”.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 697, "width": 428, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Indikator menyusun bukti pada kemampuan penalaran siswa memperoleh nilai rata-rata yaitu 87,25 berada pada kategori “sangat baik”.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 720, "width": 428, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) Indikator menaik kesimpulan pada kemampuan penalaran siswa memperoleh nilai rata-rata yaitu 93,41 berada pada kategori “sangat baik”.", "type": "List item" }, { "left": 440, "top": 38, "width": 73, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN. 2621-9832", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 50, "width": 216, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL MathEdu (Mathematic Education Journal) http://journal.ipts.ac.id/index.php/MathEdu Vol. 2 . No. 3 November 2019", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 782, "width": 13, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 87, "width": 414, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah dilaksanakan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan baik, adanya peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa seperti pada diagram di bawah:", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 289, "width": 390, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Histogram Peningkatan Kemampuan Penalaran Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Batang Angkola", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 323, "width": 428, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan diagram diatas, dapat dilihat bahwa adanya peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa, Ini berarti kemampuan berpikir kreatif kelas X SMK Negeri 1 Batang Angkola meningkat setelah menggunakan model pembelajaran team assisted individualization (TAI).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 369, "width": 392, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efektivitas Model Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 392, "width": 428, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil uji t yang dihitung menggunkan software SPSS 16 diketahui nilai signifikannya adalah 0,000. Jika nilai sig < 0,05 maka hipotesis alternatif diterima dan jika nilai sig > 0,05 maka hipotesis alternatif ditolak. Maka nilai signifikan 0,000 < 0,05 artinya hipotesis alternatif yang dirumuskan dalam penelitian ini diterima atau disetujui kebenaranny. Artinya,“Terdapat efektivitas yang signifikan antara penggunaan model Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan penalaran matematis siswa di kelas X SMK Negeri 1 Batang Angkola”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 473, "width": 102, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembahasan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 484, "width": 428, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan penelitian adalah untuk menguji efektivitas model Team Assisted Individualization (TAI) untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa kelas X SMK Negeri 1 Batang Angkola. Sebelum dilakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu menguji kelayakan butir-butir tes untuk dijadikan instrumen penelitian. Masing-masing jumlah soal pretest dan posttest yang telah dipersiapkan peneliti ada 16 butir. Dalam penelitian ini yang terpilih adalah kelas X TKJ-1 SMK Negeri 1 Batang Angkola. Dengan menggunakan butir soal yang sudah valid dan reliabel, peneliti melakukan uji awal ( pretest) dan uji akhir ( posttest ) pada kelas penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 565, "width": 428, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertemuan pertama, peneliti menyampaikan materi Persamaan dan Pertidaksamaan linier satu variabel yang memuat nilai mutlak dengan pembelajaran konvensional lalu memberikan instrumen pretest . Pada pertemuan kedua, peneliti menerapkan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dalam menyampaikan materi sistem persamaan linear tiga variabel lalu memberikan instrumen posttest . Selanjutnya, melalui lembar jawaban siswa, peneliti meneliti kemampuan penalaran matematis siswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 634, "width": 428, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kemampuan penalaran matematis adalah suatu kebiasaan otak dalam berpikir logis untuk dapat menyimpulkan masalah yang ada, apabila dikembangkan dengan baik dan konsisten akan mempermudah untuk mengkomunikasikan matematika baik secara lisan, gambar, diagram ataupun tulisan. Seseorang dikatakan mampu bernalar matematis apabila menguasai indikator kemampuan penalaran matematis, yaitu: 1) menyajikan pernyataan matematika secara tertulis dan gambar, 2) melakukan manipulasi matematika, 3) menyusun bukti , 4) menarik kesimpulan.Adapun nilai per indikator sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 714, "width": 399, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Indikator menyajikan pernyataan matematika secara tertulis dan gambar sebelum perlakuan diperoleh 60,58 kemudian setelah diadakan perlakuan menjadi 86,25.", "type": "List item" }, { "left": 143, "top": 112, "width": 318, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "60.58 39.17 58.17 54.67 86.25 85.08 87.25 93.41 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Indikator1 Indikator 2 Indikator 3", "type": "Picture" }, { "left": 417, "top": 258, "width": 44, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indikator 4", "type": "Table" }, { "left": 440, "top": 38, "width": 73, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN. 2621-9832", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 50, "width": 216, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL MathEdu (Mathematic Education Journal) http://journal.ipts.ac.id/index.php/MathEdu Vol. 2 . No. 3 November 2019", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 782, "width": 13, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 87, "width": 399, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Indikator melakukan manipulasi matematika sebelum perlakuan diperoleh 39,17 kemudian setelah diadakan perlakuan menjadi 85,08.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 110, "width": 399, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Indikator menyusun bukti sebelum perlakuan diperoleh 58,17 kemudian setelah diadakan perlakuan menjadi 87,25.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 133, "width": 399, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) Indikator menarik kesimpulan sebelum perlakuan diperoleh 54,67 kemudian setelah diadakan perlakuan menjadi 93,41", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 156, "width": 428, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan uraian di atas, kemampuan penalaran matematis siswa pada materi SPLTV yang diajarkan dengan menggunakan model TAI menunjukkan hasil yang cukup memuaskan dan lebih baik bila dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa “adanya peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa”. Dengan kata lain, kemampuan penalaran matematis siswa menjadi lebih baik setelah menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 237, "width": 141, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 260, "width": 400, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Gambaran yang diperoleh dari hasil data tentang penggunaan model Team Assisted Individualization (TAI) kelas X SMK Negeri 1 Batang Angkola memiliki nilai 3,48 termasuk dalam kategori “Sangat Baik”", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 294, "width": 400, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Gambaran kemampuan penalaran matematissiswa sebelum penggunaan model Team Assisted Individualization (TAI) kelas X SMKNegeri 1 Batang Angkola memiliki rata-rata nilai 51,71 berada pada kategori “Kurang Baik”. Sedangkan kemampuan penalaran matematis sesudah penggunaan model Assisted Individualization (TAI) kelas VII SMK Negeri 1 Batang Angkola memiliki rata-rata nilai 90 berada pada kategori “Sangat Baik”.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 352, "width": 400, "height": 78, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Terdapat efektivitas yang signifikan antara penggunaan model TeamAssisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan penalaran matematis siswa kelas X SMK Negeri 1 Batang Angkola. Dilihat dari tabel Paired Sample T Test Hipotesis Alternatif (H a ) yang ditegakkan diterima yaitu diperoleh nilai signifikan 0,000 < 0,05 artinya hipotesis alternatife yang dirumuskan dalam penelitian ini diterima kebenarannya seingga disimpulkan, “Efektifnya penggunaan model TeamAssisted Individualization (TAI) untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematissiswa di kelas X SMK Negeri 1 Batang Angkola”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 444, "width": 33, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 455, "width": 335, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian di atas maka adapun yang menjadi saran penulis adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 478, "width": 399, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Kepada siswa, diharapkan agar lebih termotivasi untuk belajar lebih giat lagi dan memperbaiki cara belajarnya supaya kemampuan penalaran matematis siswa dapat terus meningkat.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 501, "width": 400, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Kepada guru diharapkan mampu untuk memilih dan menggunakan model pembelajaran,agar pengalaman belajar siswa lebih menyenangkan dan siswa termotivasi dalam belajar sehingga mudah untuk memahami materi yang di ajarkan.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 536, "width": 400, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Kepada kepala sekolah, diharapkan dapat mendorong dan membina para guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik sehingga pada akhirnya proses pembelajaran dapat tercapai sesuai tujuan pembelajaran.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 570, "width": 399, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) Kepada peneliti lainnya, diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini dengan melihat sisi lain dari masalah yang sudah ada agar kemampuan matematika lainnya dapat ditingkatkan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 605, "width": 95, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 616, "width": 428, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arikunto. 2009. Manajemen Penelitian . Jakarta: PT Asdi Mahasatya Suharsimi, A. 2010. Prosedur Penelitian . Jakarta: PT Rineka Cipta Rangkuti, A N. 2014. Metode Penelitian Pendidikan . Bandung: Cita Pustaka Media Riduwan. 2013. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula . Bandung: Alfabeta, cv", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 674, "width": 428, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Harahap, M S. 2017. Pengembangan Bahan Ajar Geometri Berbasis RME (Realistic Mathematic Education) Di Stkip Tapanuli Selatan. Jurnal Education And Development STKIP Tapanuli Selatan. Vol.7,No.5; 23", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 708, "width": 427, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Santoso, didik. 2015. Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Kelas IX SMP N 1 Jaken Melalui Pembelajaran Penemuan Terbimbing. Jurnal Pendidikan Matematika . Vol.2,No.2;227", "type": "Text" } ]
ec32b72f-1801-212a-3f7d-af8d1ea6b070
http://journal.staihubbulwathan.id/index.php/alishlah/article/download/3684/1910
[ { "left": 72, "top": 46, "width": 145, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Journal of Education", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 59, "width": 276, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol.15, 4 (December, 2023), pp. 4506-4515 ISSN: 2087-9490 EISSN: 2597-940X, DOI: 10.35445/alishlah.v15i4. 3684", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 790, "width": 194, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://journal.staihubbulwathan.id/index.php/alishlah", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 454, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Exploring Adolescent Moral Reasoning in Middle School: Relational Systemic Paradigm Study", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 166, "width": 247, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Palasara Brahmani Laras 1.2, Nur Hidayah 3, M. Ramli 4", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 185, "width": 355, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Universitas Negeri Malang, Indonesia ; [email protected] 2 Universitas Mercu Buana Yogyakarta, Indonesia ; [email protected] 3 Universitas Negeri Malang, Indonesia ; [email protected] 4 Universitas Negeri Malang, Indonesia ; [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 253, "width": 76, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARTICLE INFO", "type": "Section header" }, { "left": 239, "top": 253, "width": 56, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 273, "width": 45, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords:", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 267, "width": 434, "height": 264, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adolescent; Moral Reasoning; Middle School; Paradigm Relational Systemic This study aimed to describe the level of moral reasoning of adolescents in Yogyakarta with different levels of education as a measuring tool for comparison of results and examine them using a systemic-relational paradigm. The research design was a quantitative descriptive survey of adolescents in three secondary schools using purposive sampling. There were 94 junior high school, 93 high school, and 90 vocational high school students. The instrument used in this study was Rest's Defining Issues Test (DIT2) to measure adolescent moral reasoning. The results showed that students' ethical reasoning at different levels of education was mainly at level II (conventional), with stage 4, which was oriented towards legal, social, and religious order, or law and order. The data were then analysed and reviewed using a relational systemic paradigm approach to determine the factors that influence the moral reasoning of adolescents at school. Students' moral reasoning is influenced by their interactions with their environment, family, peers, educational institutions, personal experiences, culture, religion, and perceptions of justice and truth. This paradigm recognises that moral reasoning is not only the result of individual processes but is also influenced by broader environmental factors. Therefore, moral education must focus on students' social and ecological contexts to facilitate the development of better moral reasoning.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 371, "width": 63, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article history:", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 389, "width": 83, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received 2023-03-06", "type": "Table" }, { "left": 82, "top": 401, "width": 80, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Revised 2023-05-02", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 413, "width": 84, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Accepted 2023-11-10", "type": "Picture" }, { "left": 285, "top": 552, "width": 231, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This is an open-access article under the CC BY-NC-SA license.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 605, "width": 300, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Corresponding Author: Palasara Brahmani Laras Universitas Negeri Malang ; [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 656, "width": 108, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 675, "width": 454, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moral reasoning includes a person's ability to consider moral values, norms, and principles when making correct and responsible decisions. Situations and problems require individuals to consider various hypotheses for true and false values. Individuals must be able to provide appropriate and accurate consideration responses so that their decisions or behaviours align with the rules, norms, customs, laws, and laws that exist in society. The way individuals make decisions about actions in the face of moral dilemmas is heavily influenced by their moral reasoning. Reasoning or ethical", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 228, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan, Vol. 15, 4 (December 2023): 4506-4515", "type": "Page header" }, { "left": 469, "top": 45, "width": 47, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4507 of 4515", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 773, "width": 413, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Palasara Brahmani Laras, et al/ Exploring Adolescent Moral Reasoning in Middle School: Relational Systemic Paradigm Study", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 454, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "considerations arise when faced with an event, situation, reality, problem, or need related to an ethical dilemma (M. J. Abdolmohammadi & Baker, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 118, "width": 454, "height": 212, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moral reasoning plays a significant role in the decision-making process in determining the right, wrong, and best course of action to take in situations that contain moral dilemmas. Moral reasoning is an individual's way of thinking. It is a basis for ethical behaviour, namely, behaviour that is by social and religious norms that are generally related to valuable actions, such as respect for others, empathy, and mutual help (Rose, 2012). Moral reasoning is critical as one of the cognitive abilities functional for related lives in dealing with situations that contain ethical dilemmas (Lakhani, 2013). In addition, individuals with high moral reasoning are needed in the world of work and can easily empathise with them(Lewis & Young, 2000). Ethical reasoning can be developed so that children have a conscience and can distinguish between right and wrong to fend off bad influences from outside (Borba, 2008). In addition, moral reasoning can benefit personal and social life (O’Flaherty & Gleeson, 2014) . Moral reasoning correlates significantly with student discipline behaviour (Ilham, 2012). The higher the level of adolescent moral reasoning, the lower the premarital sex behaviour, and vice versa. The lower the level of moral reasoning in adolescents, the higher their premarital sex behaviour (Purwanti, 2013). Bullying behaviour is high if moral reasoning is humble (Basyiruddin, 2010). Adolescents who bully their friends tend to have poor moral reasoning abilities(Perren et al., 2012). For this reason, moral reasoning plays a vital role in shaping the behaviour and characteristics of young people.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 334, "width": 454, "height": 185, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Individuals with a high level of moral reasoning will behave differently when faced with situations that cause a dilemma; individuals can decide what actions to take responsibly(M. et al., 2002; Ponemon, 1992). According to Candee and Kohlberg, 1987 (Horstink, 2011), people with higher moral reasoning are more consistent when facing moral dilemmas. Individuals with high moral reasoning tend to behave ethically and vice versa (Xu & Ziegenfuss, 2008). Adolescents face various developments and changes in all individual aspects, especially in biological, cognitive, and socio-emotional aspects, that are not easy to control (Santrock, 2012). The conditions of the pandemic and post-pandemic periods have greatly affected the characteristics of today's youth, who easily complain, are lazy to fight, and surrender to circumstances; it is straightforward for teenagers to expect more (Pratiwi, 2021). The development process only sometimes runs smoothly, requiring assistance or guidance from parents, teachers, and the surrounding environment. With the characteristics of adolescents still looking for their own identity, it will undoubtedly be straightforward to fall into negative things and violations at school and in society. Violations committed by students show a poor understanding of moral values in social life (Hurlock, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 523, "width": 454, "height": 145, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kohlberg(Duska et al., 1982; Stams et al., 2006) stated that although many factors cause juvenile delinquency, a high level of moral reasoning is an obstacle to juvenile delinquency. One characteristic that students must possess is critical thinking as a form of moral reasoning. (Beerthuizen, M. G., Brugman, D. & Basinger, 2013) Moral reasoning predicts juvenile delinquency behaviour; the lower the moral reasoning of adolescents, the higher the delinquent behaviour. Good moral reasoning abilities enable students to weigh everything related to morals and which actions are good and impaired by the values of the norms they adhere to and those in their community (Joanne, 2014) . Students’ moral reasoning in education is essential because it significantly impacts social and cultural life. A lack of prosocial behaviour can also indicate low moral reason (Spenser et al., 2022). Moral-related values deserve more attention from moral development research because they relate to sensitivity and justice behaviour (Strauß & Bondü, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 671, "width": 454, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study used the systemic-relational paradigm as a theoretical framework to understand how interpersonal relationships, group dynamics, and school culture affect moral reasoning among adolescents. The systemic-relational paradigm views individuals as part of a more extensive social system and understands that individual experience and development are influenced by the systemic factors surrounding them (Cottone, 1992). This paradigm emphasises the importance of social relations, interactions between individuals and the social environment, and interpersonal relationships. Students'", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 228, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan, Vol. 15, 4 (December 2023): 4506-4515", "type": "Page header" }, { "left": 469, "top": 45, "width": 47, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4508 of 4515", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 773, "width": 413, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Palasara Brahmani Laras, et al/ Exploring Adolescent Moral Reasoning in Middle School: Relational Systemic Paradigm Study", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 454, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "moral reasoning is understood as a social construction influenced by various factors, such as values, norms, religion, experience, and social and cultural contexts.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 118, "width": 454, "height": 104, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The systemic relational paradigm assumes that individuals cannot be understood separately from their social and cultural environment. The systemic relational paradigm also emphasises the importance of considering various perspectives to assess the moral situation and make correct and responsible decisions. Thus, this study is expected to increase our understanding of the factors that influence the moral development of adolescents in secondary schools. For this reason, it is essential to answer the question of moral reasoning and what factors influence the development of this student's moral reasoning. The following discussion will examine moral reasoning seen from the paradigm of the relational system.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 238, "width": 77, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 257, "width": 454, "height": 159, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The research design was a quantitative descriptive survey of the level of adolescent moral reasoning in Yogyakarta. The sample for this study were students at the junior high school level VIII class with a total of 94, high school class IX with a total of 93, and vocational high school class IX with a total of 90. The instrument in this study used Rest's Defining Issues Test (DIT) to measure the understanding of adolescent morals developed by Rest (Wahyuningsih et al., 2019). The internal consistency of Cronbach's Alpha in DIT was above 0.70. DIT is an objective multiple-choice test based on Kohlberg's theory of moral development. Currently, there are two versions of the DIT-1 and DIT-2. This study used the short DIT-1 version (Short Form). DIT-1 consists of three stories or social dilemmas about morals, each accompanied by 12 statements. These statements reflect a particular stage of moral development or a specific type of moral understanding. For each subject, comments must choose one of five considerations available: very important, significant, somewhat important, less important, and not necessary.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 419, "width": 454, "height": 91, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The next stage is determining the order (ranking) in which the statement, according to the subject, is the first most important, second most important, third most important, and fourth most important information. Moral understanding in this study is shown through the P-value of the DIT. The P value indicates the principle of morality, namely the ability of a person to decide on social problems related to the morality he faces by considering his moral principles. The instrument was distributed online using Google Forms. The research data analysis procedure was divided into three stages: (1) data verification, (2) data assessment, and (3) grouping and interpretation of instrument data.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 526, "width": 172, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. FINDINGS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 551, "width": 154, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1 Moral Reasoning Level Profile", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 571, "width": 454, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of the distribution of the moral reasoning instruments, we used the DIT-1 test. As shown in Table 1, the moral reasoning profiles of grade VIII junior high school students, IX grade high school students, and IX grade vocational high school students are as follows.", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 625, "width": 159, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Level of Moral Reasoning", "type": "Caption" }, { "left": 84, "top": 645, "width": 425, "height": 117, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Levels of Moral Reasoning Stages Middle School level (SMP) High School level (SMA) Vocational School Level (SMK) Amount (f) (%) Amount (f) (%) Amount (f) (%) Pre-conventional level Stage 2 30 32% 17 18% 10 11% Conventional Level Stage 3 32 34% 29 31% 25 28% Stage 4 13 14% 18 19% 23 26%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 228, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan, Vol. 15, 4 (December 2023): 4506-4515", "type": "Page header" }, { "left": 469, "top": 45, "width": 47, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4509 of 4515", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 773, "width": 413, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Palasara Brahmani Laras, et al/ Exploring Adolescent Moral Reasoning in Middle School: Relational Systemic Paradigm Study", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 307, "width": 329, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "30 32 13 10 8 1 17 29 18 10 12 7 10 25 23 12 9 11 0 5 10 15 20 25 30 35 Tahap 2 Tahap 3", "type": "Picture" }, { "left": 147, "top": 384, "width": 307, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap 4 Tahap 5a Tahap 5b Tahap 6 Tingkat Pra- konvensional Tingkat Konvensional Tingkat Pasca Konvensional", "type": "Table" }, { "left": 188, "top": 289, "width": 222, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the Stage of Moral Reasoning", "type": "Section header" }, { "left": 265, "top": 432, "width": 79, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SMP SMA SMK", "type": "Picture" }, { "left": 80, "top": 91, "width": 424, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Post Conventional Level Stage 5a 10 11% 10 11% 12 13% Stage 5b 8 8% 12 13% 9 10% Stage 6 1 1% 7 8% 11 12% Amount 94 100% 93 100% 90 100%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 184, "width": 454, "height": 64, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "These results show differences in moral reasoning at each level of education. The SMP level is as high as 32% in Stage 2, 34% in Stage 3, 14% in Stage 4, 11% in Stage 5a, 8% in Stage 5b, and 1% in Stage 1%. At the SMA level, 18% were in stage 2, 31% in stage 3, 19% in stage 4, 11% in stage 5a, 13% in stage 5b, and 8% in stage 6. At the SMK level, 11% were in stage 2, 28% in stage 3, 26% in stage 4, 13% in stage 5a, 10% in stage 5b, and 12% in stage 6. If visualised in Diagram 1, it is as follows:", "type": "Text" }, { "left": 221, "top": 454, "width": 177, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diagram 1. The Moral Reasoning Stage", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 473, "width": 453, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "An overview of the moral reasoning abilities of SMP, SMA, and SMK students in Yogyakarta, based on the level of moral reasoning, can be described as follows:", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 500, "width": 435, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. The preconventional levels were stages 1 and 2. Stage 1 was not used in this study because, according to Kohlberg, stage 1 belongs to early childhood. Stage 2 is called the relativist- instrumental orientation.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 541, "width": 436, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. The conventional levels were stages 3 and 4. Stage 3 is called the orientation of harmony or an excellent boy-nice girl orientation, while stage 4 is called the orientation of community order.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 568, "width": 436, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. The post-conventional or autonomous level includes stages 5A, 5B as the orientation stage, and stage 6 as the universal ethical principal stage.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 228, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan, Vol. 15, 4 (December 2023): 4506-4515", "type": "Page header" }, { "left": 469, "top": 45, "width": 47, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4510 of 4515", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 773, "width": 413, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Palasara Brahmani Laras, et al/ Exploring Adolescent Moral Reasoning in Middle School: Relational Systemic Paradigm Study", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 126, "width": 301, "height": 95, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "30 17 10 45 47 48 19 19 24 0 20 40 60 SMP SMA SMK", "type": "Picture" }, { "left": 232, "top": 104, "width": 148, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Levels of Moral Reasoning", "type": "Section header" }, { "left": 165, "top": 232, "width": 182, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingkat Pra-konvensional Tingkat Konvensional", "type": "Picture" }, { "left": 358, "top": 232, "width": 100, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingkat Pasca Konvensional", "type": "Picture" }, { "left": 223, "top": 253, "width": 185, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diagram 2. The Stage of Moral Reasoning", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 280, "width": 454, "height": 118, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The research findings show that students in class VIII SMP and IX SMA IX SMK in Yogyakarta are primarily at level II (conventional) at stage 4, which is oriented towards legal, social, and religious order, or law and order. Students are in their teenage years and start expanding their relationships with their peers in a new social environment. Therefore, peer groups still play an essential role in realising the developmental tasks of students, especially regarding matters of a social nature. At this time, the growth of a sense of loyalty/solidarity begins to dominate, so the associations that arise in them seem to follow the same. There is. In this case, even though students are already at the appropriate level of moral reasoning, namely the post-conventional level and high spiritual intelligence, they still tend to break the rules because of following their peers.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 407, "width": 237, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2 Exploring Student Moral Reasoning in Education", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 421, "width": 454, "height": 91, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Educators who aim to increase moral reasoning in students must provide opportunities to explore their values and beliefs, engage in discussions with peers with different views, and develop sensitivity to the complexities of moral issues (Killen & Smetana, 2022). Moral development is significant for adolescents, especially as a guide to finding their identity, developing harmonious personal relationships, and avoiding role conflicts that always occur during transitional times (Desmita, 2009). Moral reasoning is not good or bad but how someone decides that something is good or bad. Moral reasoning is a reason for or considering why something is good or bad (Vaughn, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 515, "width": 454, "height": 91, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There are several problems in the development of moral reasoning in education. Limited application of moral values in students' daily lives. Students often only learn moral values in class but find it challenging to apply them in real life — a lack of development of students' moral reasoning abilities. Many students do not consider multiple perspectives in moral situations — reliance on existing authority or rules. Students often follow the rules or norms set without considering the moral values contained therein. Cultural differences and moral values exist among students, teachers, and educational institutions. Culture shapes how people interpret the behaviour of others (Senzaki et al., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 610, "width": 454, "height": 64, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The educational process needs to build moral awareness at an early age. Moral awareness must be made early by providing moral education to children. The implementation of moral education must be carried out continuously because the results of moral education cannot be seen in a short time. However, developing a child's moral attitudes and habits (Khaironi, 2017). This can be achieved by giving examples of good moral actions and teaching positive moral values daily.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 677, "width": 454, "height": 91, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The development of critical thinking skills should complement moral education. It can help individuals understand other people’s perspectives and consider the consequences of their actions. Critical thinking is interrelated with how individuals develop moral reasoning (Bernardi et al., 2008). Critical thinking is a high-level thinking skill that plays a role in moral development (Siti Zubaidah, 2010). Effective moral education must also be student-centred, not just the teacher. Teachers should facilitate students in developing their moral reasoning abilities and provide opportunities to discuss and consider different points of view. Developing student-centred learning can improve students' reasoning abilities", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 228, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan, Vol. 15, 4 (December 2023): 4506-4515", "type": "Page header" }, { "left": 469, "top": 45, "width": 47, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4511 of 4515", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 773, "width": 413, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Palasara Brahmani Laras, et al/ Exploring Adolescent Moral Reasoning in Middle School: Relational Systemic Paradigm Study", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 454, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Santyasa, 2015). Teachers can act as moral role models for students. They must practice moral values daily and teach students how to do so. Students’ moral reasoning experiences a significant increase with treatment in the form of using the human modelling method by the teacher in learning (Toifur, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 131, "width": 454, "height": 91, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moral education must be included in the curriculum and taught at every level. This enables students to understand critical moral values and practice them daily. In addition, teachers must help students develop a sense of empathy toward others. This can help students understand other people’s perspectives and consider the impact of their actions on others. A conducive situation in a school environment can support students’ moral development. This can be achieved by applying favourable rules and norms and rewarding students who practice good moral values. This is an essential concern for educators to pay attention to in helping develop students' moral reasoning.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 232, "width": 327, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.3 Student moral reasoning in the study of relational systemic paradigm", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 245, "width": 454, "height": 118, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In studying the relational systemic paradigm, students' moral reasoning can be understood as part of interpersonal relationships and family systems that affect their mental health and quality of life. Environmental factors can influence moral reasoning, especially interpersonal relationships in the family and social environment. Changes in the systemic relational paradigm occur in individuals, settings, and interpersonal relationships. Therefore, changing the patterns of interpersonal relationships in the family and social environment is necessary to improve students' moral reasoning. Moral reasoning in the systemic-relational paradigm is essential for understanding the complexity of social and cultural relationships in everyday life. Mature people will consider ethnic or cultural closeness to their community as a basis for making moral decisions (Pandya et al., 2023).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 367, "width": 454, "height": 104, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In an educational context, moral reasoning based on a systemic relational paradigm can help increase students' understanding of moral values, norms, and principles in complex and diverse social relations. Parents' respect for children, children's prosocial behaviour, and respect for the family can also influence the development of children's moral reasoning (Maiya et al., 2022). This relational systemic paradigm focuses on how to move from an individual to a relationship. Relationships with individuals can be seen as healthy or unhealthy. An unhealthy relationship is associated with behaviour that may be considered a symptom in some social or cultural contexts. Some factors that influence the development of moral reasoning are seen in the relational systemic paradigm, among others.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 475, "width": 454, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Life experiences and culture influence how a person perceives values and considers moral actions. Culture can affect the values and moral norms adopted and how these values are internalised. The social environment, which includes family, friends, school, and society, can influence a person's values and moral attitudes. This social environment can shape and influence moral reasoning.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 529, "width": 454, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Education: Moral education affects the development of students' moral reasoning. Good moral education helps students understand moral values and consider appropriate moral actions.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 556, "width": 454, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Cognitive factors: Cognitive factors, such as the ability to think abstractly, logic, and memory, can influence a person's ability to consider moral actions properly.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 583, "width": 454, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Situational context: Situational contexts, such as social pressure, emotional state, and physical state, can influence a person's moral reasoning in making moral decisions. According to Barger and Pitt (2013), moral reasoning is related to emotional conditions in determining moral dilemma decisions, and the content of moral dilemmas influences the mood in making or determining a moral decision.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 637, "width": 454, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Religion or belief: Religious or personal beliefs can influence a person's moral reasoning and how they consider moral actions consistent with their beliefs.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 664, "width": 454, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Remember that These factors are interrelated and influence each other in forming moral reasoning. Therefore, moral education must focus on these factors to develop good moral reasoning skills among students. In addition, moral reasoning in a relational systemic paradigm can help build students' ability to consider diverse perspectives when assessing moral situations and making appropriate decisions.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 228, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan, Vol. 15, 4 (December 2023): 4506-4515", "type": "Page header" }, { "left": 469, "top": 45, "width": 47, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4512 of 4515", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 773, "width": 413, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Palasara Brahmani Laras, et al/ Exploring Adolescent Moral Reasoning in Middle School: Relational Systemic Paradigm Study", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 198, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.4 Interview Results and Thematic Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 104, "width": 454, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study uses the Relational Systemic Paradigm to explore the moral reasoning of adolescents in middle school. Through in-depth interviews and thematic analysis, several key themes emerged, which help explain the complexity and nuances of adolescent moral reasoning development.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 151, "width": 177, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.4.1 Moral Dilemmas in Everyday Life", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 164, "width": 454, "height": 172, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adolescents frequently encounter moral dilemmas in their daily lives, which significantly shape moral reasoning. A moral dilemma, an ethical quandary, is an inherent aspect of everyday life (Bang et al., 2023). This situation sometimes involves complex and conflicting principles of ethical behaviour, where there are no clear guidelines or guidelines on how to act or respond (Anggraeni & Widayanti, 2019). Ethical decision-making is essential in addressing these dilemmas since it can shape our character and values while impacting those around us. Moral difficulties, such as personal relationships, professional environments, and social interactions, can arise in everyday life. Ethical dilemmas frequently arise from conflicts between loyalty and honesty in intimate relationships. For example, a participant presented a scenario in which they were faced with the choice of helping a friend involved in cheating during an exam or reporting the act to the teacher. It illustrates teenagers' challenges in dealing with conflicts between conflicting moral principles and the tension between loyalty and honesty. Social influences, cognitive abilities, and moral values shape the moral reasoning process of adolescents, and they influence the value of honesty in adolescence (Giovannelli et al., 2018).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 346, "width": 176, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.4.2 Peer Influence and Social Context", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 359, "width": 454, "height": 78, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The influence of peers and the broader social context on moral reasoning must be addressed. In the study, there was a significant influence between peer group activities and moral reasoning (Obiageli & Nasiru, 2021). Adolescents frequently engage in the process of adapting their moral reasoning to conform to the prevailing values upheld by their peer group. Our research findings indicate a positive correlation between the likelihood of adolescents engaging in morally dubious behaviour and their experience of social pressure or a desire for peer acceptability.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 446, "width": 175, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.4.3 Family Roles and Parental Values", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 460, "width": 454, "height": 50, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The family plays a crucial role in shaping adolescents' moral reasoning (Azhar et al., 2020). Parental values and guidance provide the basis for moral development (Hou, 2023). Adolescents who report open communication and parental support demonstrate higher levels of moral autonomy and a deeper understanding of ethical principles.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 520, "width": 225, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.4.4 Moral Reasoning and Emotional Intelligence", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 533, "width": 454, "height": 64, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moral reasoning in middle school adolescents is related to emotional intelligence (Athota et al., 2009). Study results reveal that adolescents who are more emotionally aware and have better emotional regulation skills are likelier to make the right moral decisions in emotionally charged situations (Dewi et al., 2023). This relationship between emotional intelligence and moral reasoning emphasises the importance of holistic character development.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 601, "width": 454, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "These findings underscore the complexity of adolescents' moral reasoning in the middle school context. This shows the need for educators and parents to recognise the importance of moral education and its essential role in guiding adolescents through the challenges of moral development.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 653, "width": 95, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 673, "width": 454, "height": 91, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Students' moral reasoning is influenced by broader environmental factors, including interactions with the environment, family, peers, educational institutions, personal experiences, culture, religion, and perceptions of justice and truth. Students need a positive and supportive social environment to develop better moral reasoning abilities. Family, school, and community environments can influence young students' moral reasoning abilities, especially in broadening their perspective and increasing their ability to consider the social realisation of moral decisions. The Relational Systemic Paradigm model can provide a valuable framework for understanding how the social environment influences the", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 228, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan, Vol. 15, 4 (December 2023): 4506-4515", "type": "Page header" }, { "left": 469, "top": 45, "width": 47, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4513 of 4515", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 773, "width": 413, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Palasara Brahmani Laras, et al/ Exploring Adolescent Moral Reasoning in Middle School: Relational Systemic Paradigm Study", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 454, "height": 104, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "development of moral reasoning in adolescent students. Some recommendations for further research can be made to study how the family, school, and community environment specifically affect the moral reasoning abilities of adolescent students and how these factors can be utilised to facilitate the development of better moral reasoning. Longitudinal studies should be conducted to understand how the moral reasoning abilities of adolescent students develop over time and how environmental factors influence this development. Research should be conducted to study how the use of technology and social media affects the moral reasoning abilities of young students and how society can facilitate the responsible and ethical use of technology.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 218, "width": 454, "height": 58, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Acknowledgements: The author expresses his sincere appreciation and thanks very much to the related parties, Prof. Dr Nur Hidayah and Dr M. Ramli, for suggestions, supervision, and essential improvements to the contents of this manuscript. The author's appreciation also goes to the principals at SMPN 1 Piyungan, SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta, and SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta, who have permitted students to participate in this survey research. Moreover, thanks to the Indonesian Education Scholarship (BPI), which sponsored this research activity.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 309, "width": 68, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 329, "width": 454, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdolmohammadi, M. J., & Baker, C. R. (2006). Accountants’ value preferences and moral reasoning. Journal of Business Ethics, 69(1), 11 – 25.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 356, "width": 454, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdolmohammadi, M., & Sultan, J. (2002). Ethical reasoning and the use of insider information in stock trading. Journal of Business Ethics, 37(2), 165 – 173.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 383, "width": 454, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anggraeni, K. P., & Widayanti, M. J. A. (2019). Ethical Dilemmas as Seen Through the Major Characters Reflected in “The Danish Girl” Movie Screenplay Written by Lucinda Coxon. Rainbow : Journal of Literature,", "type": "List item" }, { "left": 173, "top": 410, "width": 353, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Linguistics and Culture Studies, 8(2), Article 2.", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 423, "width": 191, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.15294/rainbow.v8i2.34826", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 437, "width": 454, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Athota, V., O’Connor , P., & Jackson, C. (2009). The role of emotional intelligence and personality in moral reasoning.", "type": "Table" }, { "left": 168, "top": 450, "width": 51, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Personality", "type": "Table" }, { "left": 239, "top": 450, "width": 87, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "and Individual", "type": "Text" }, { "left": 346, "top": 450, "width": 179, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Differences: Current Directions.", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 464, "width": 207, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://researchonline.nd.edu.au/sci_chapters/1", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 477, "width": 454, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azhar, Lahmi, A., Rasyid, A., Ritonga, M., & Saputar, R. (2020). The Role of Parents in Forming Morality Adolescents Puberty in Globalization Era. International Journal of Future Generation Communication and Networking, 13, 3991 – 3996.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 518, "width": 454, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bang, Y., Lee, N., Yu, T., Khalatbari, L., Xu, Y., Cahyawijaya, S., Su, D., Wilie, B., Barraud, R., Barezi, E. J., Madotto, A., Kee, H., & Fung, P. (2023). Towards Answering Open-ended Ethical Quandary Questions (arXiv:2205.05989). arXiv. https://doi.org/10.48550/arXiv.2205.05989", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 558, "width": 454, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Basyiruddin, F. (2010). Hubungan antara penalaran moral dengan perilaku bullying para santri Madrasah", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 572, "width": 226, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aliyah Pondok Pesantern Assa’adad Serang Banten.", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 585, "width": 454, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beerthuizen, M. G., Brugman, D. & Basinger, K. S. (2013). Oppositional Defiance, Moral Reasoning and Moral Value Evaluation as Predictors of Self-Reported Juvenile Delinquency. Journal of Moral Education, 42(4), 460-474.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 626, "width": 454, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bernardi, R., Massey, D., Thorne, L., & Downey, A. (2008). Critical Thinking and Moral Reasoning of Intermediate Accounting Students. Research on Accounting Ethics, p. 8.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 653, "width": 454, "height": 77, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Borba, M. (2008). Membangun Kecerdasan Moral. PT. Gramedia Pustaka Utama. Cottone, Rocco. R. (1992). Theories and Counseling and Paradigms of Psychotherapy. Allyn & Bacon. Desmita, D. (2009). Psikologi perkembangan peserta didik. Remaja Rosdakarya. Dewi, N., Putri, D. R., & Trikusumaadi, S. K. (2023). PENGAMBILAN KEPUTUSAN MAHASISWA DITINJAU DARI KECERDASAN EMOSI DAN PERKEMBANGAN MORAL. JURNAL TALENTA, 12(2), 14 – 28.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 734, "width": 454, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Duska, R. & Whelan, M. (1982). Perkembangan Moral. Perkenalan dengan Piaget dan Kohlberg. (Penerjemah : Dwija Atmaka., Ed.). Yayasan Kanisius.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 228, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan, Vol. 15, 4 (December 2023): 4506-4515", "type": "Page header" }, { "left": 469, "top": 45, "width": 47, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4514 of 4515", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 773, "width": 413, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Palasara Brahmani Laras, et al/ Exploring Adolescent Moral Reasoning in Middle School: Relational Systemic Paradigm Study", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 454, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Giovannelli, I., Pacilli, M. G., Pagliaro, S., Tomasetto, C., & Barreto, M. (2018). Recalling an Unfair Experience Reduces Adolescents’ Dishonest Behavioral Intentions: The Mediating Role of Justice Sensitivity. Social Justice Research, 31(1), 23 – 40. https://doi.org/10.1007/s11211-017-0299-9", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 131, "width": 454, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Horstink, T. S. (2011). The effects of social networks on group moral reasoning in the Royal Netherlands Army. University of Twente.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 158, "width": 454, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hou, M. (2023). The Impact of Parents on Adolescent Moral Development. Journal of Education,", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 172, "width": 454, "height": 50, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Humanities and Social Sciences, p. 8, 1177 – 1182. https://doi.org/10.54097/ehss.v8i.4447 Hurlock, E. B. (2010). Psikologi Perkembangan Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Erlangga. Ilham, T. W. (2012). Hubungan Antara Tingkat Penalaran Moral Dengan Kedisiplinan Siswa SMKN I Sragen. Universitas Muhammadiyah Surakrta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 226, "width": 453, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Joanne, F. (2014). Making the Case for Moral Development Education. Journal of Further and Higher Education, 2(38), 147 – 162.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 253, "width": 454, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khaironi, M. (2017). Pendidikan Moral Pada Anak Usia Dini. Jurnal Golden Age, 1(01), 1. https://doi.org/10.29408/goldenage.v1i01.479", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 280, "width": 454, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Killen, M., & Smetana, J. G. (2022). Handbook of Moral Development. In Handbook of Moral Development. Psychology Press. https://doi.org/10.4324/9781003047247", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 307, "width": 454, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lakhani, A. (2013). Kohlberg in Mumbai: Moral Reasoning of Twenty-first Century Indian Adolescents. Lewis, J., & Young, J. S. (2000). The relationship of moral reasoning style to counsellor expression of empathy. Journal of College Counseling, 3(2), 113 – 122.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 347, "width": 454, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maiya, S., Killoren, S. E., & Carlo, G. (2022). Parenting and person correlates of prosocial behaviours in Asian", "type": "Text" }, { "left": 147, "top": 361, "width": 81, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indian young", "type": "Table" }, { "left": 247, "top": 361, "width": 32, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "adults.", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 361, "width": 227, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Personal Relationships, 29(1), 100 – 119.", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 374, "width": 149, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.1111/pere.12404", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 388, "width": 454, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Obiageli, U. E., & Nasiru, O. I. (2021). Relationship between Peer-Group Influence and Moral Activities among in School Adolescents in Kwara State.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 415, "width": 453, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "O’Flaherty, J., & Gleeson, J. (2014). A longitudinal study of levels of moral reasoning of undergraduate students in an Irish university: The influence of contextual factors. Irish Educational Studies, 33(1), 57 – 74.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 455, "width": 454, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pandya, N., Jensen, L. A., & Bhangaokar, R. (2023). Moral reasoning among children in India: The intersection of culture, development, and social class. Applied Developmental Science, 27(1), 48 – 67. https://doi.org/10.1080/10888691.2021.2007770", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 496, "width": 454, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perren, S., Gutzwiller‐Helfenfinger, E., Malti, T., & Hymel, S. (2012). Moral reasoning and emotion attributions of adolescent bullies, victims, and bully‐victims. British Journal of Developmental Psychology, 30(4), 511 – 530.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 536, "width": 454, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ponemon, L. A. (1992). Auditor underreporting of time and moral reasoning: An experimental lab study.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 550, "width": 224, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Contemporary Accounting Research, 9(1), 171 – 189.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 563, "width": 454, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pratiwi, R. I. A. (2021). Penerapan Pembelajaran Berbasis Web (E-Learning) Untuk Pencegahan Virus Corona Dalam Konsep Pendidikan Lingkungan Hidup Di SMP. PISCES: Proceeding of Integrative Science Education Seminar, 1(1), 594 – 599.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 604, "width": 454, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Purwanti, E. L. (2013). HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENALARAN MORAL PADA REMAJA DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH DI KOST “AD.” Character: Jurnal Penelitian Psikologi., 1(2).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 644, "width": 454, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rose, J. D. (2012). Development of moral reasoning at a higher education institution in Nigeria. Emerging Leadership Journeys, 5(1), 81 – 101.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 671, "width": 454, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Santrock, J. W. (2012). Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup Jilid I. (B. Widyasinta, Penerj.). Erlangga.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 698, "width": 454, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Santyasa, I. W. (2015). Validasi Dan Implementasi Model-Model Student Centered Learning Untuk Meningkatkan Penalaran Dan Karakter Siswa Sekolah Menengah Atas. JPI (Jurnal Pendidikan Indonesia), 4(1). https://doi.org/10.23887/jpi-undiksha.v4i1.4890", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 228, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan, Vol. 15, 4 (December 2023): 4506-4515", "type": "Page header" }, { "left": 469, "top": 45, "width": 47, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4515 of 4515", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 773, "width": 413, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Palasara Brahmani Laras, et al/ Exploring Adolescent Moral Reasoning in Middle School: Relational Systemic Paradigm Study", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 454, "height": 37, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Senzaki, S., Cowell, J. M., Shimizu, Y., & Calma-Birling, D. (2022). Emotion or Evaluation: Cultural Differences in the Parental Socialization of Moral Judgement. Frontiers in Human Neuroscience, p. 16. https://doi.org/10.3389/fnhum.2022.867308", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 131, "width": 454, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siti Zubaidah. (2010). Berfikir Kritis: Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Yang dapat Dikembangkan", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 145, "width": 425, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melalui Pembelajaran Sains. Seminar Nasional Sains 2010 Dengan Tema “Optimalisasi Sains Untuk Memberdayakan Manusia,” 16(January 2010), 1– 14.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 172, "width": 454, "height": 37, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Spenser, K. A., Bull, R., Betts, L., & Winder, B. (2022). Gender differences in theory of mind, empathic understanding, and moral reasoning in an offending and a matched non-offending population. International Journal of Offender Therapy and Comparative Criminology, 66(5), 587 – 603.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 212, "width": 454, "height": 37, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Stams, G. J., Brugman, D., Deković, M., van Rosmalen, L., van der Laan, P., & Gibbs, J. C. (2006). The moral judgment of juvenile delinquents: A meta-analysis. Journal of Abnormal Child Psychology, 34(5), 697 – 713. https://doi.org/10.1007/s10802-006-9056-5", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 253, "width": 454, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Strauß, S., & Bondü, R. (2022). Links between justice sensitivity and moral reasoning, moral emotions, and moral identity in middle childhood. Child Development, 93(2), 372 – 387.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 280, "width": 454, "height": 37, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Toifur, T. (2017). Peningkatan Penalaran Moral Anak Melalui Metode Human Modeling Bagi Siswa Madrasah Ibtidaiyah. YINYANG: Jurnal Studi Islam, Gender Dan Anak, 12(1), 123 – 145. https://doi.org/10.24090/yinyang.v12i1.2017.pp123-145", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 320, "width": 454, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vaughn, L. (2016). Doing Ethics: Moral Reasoning and Contemporary Issues. In Doing Ethics: Moral Reasoning and Contemporary Issues.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 347, "width": 454, "height": 37, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahyuningsih, L., Solehuddin, M., & Dahlan, T. H. (2019). Collaborative reasoning technique in developing moral comprehension. Islamic Guidance and Counseling Journal, 2(1), 18 – 25. https://doi.org/10.25217/igcj.v2i1.301", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 388, "width": 454, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Xu, Y., & Ziegenfuss, D. E. (2008). Reward systems, moral reasoning, and internal auditors’ reporting wrongdoing. Journal of Business and Psychology, 22(4), 323 – 331.", "type": "List item" } ]
3290700f-38e2-f5a9-f8d3-e312b73d83c5
https://chem-upr.education/ojs/index.php/JIKT/article/download/280/253
[ { "left": 113, "top": 38, "width": 147, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 38, "width": 110, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2087-166X (printed)", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 50, "width": 147, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol.14 No.2 Juli-Desembar 2023", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 50, "width": 106, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2721-012X (online)", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 61, "width": 135, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FKIP Universitas Palangka Raya", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 61, "width": 214, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.37304/jikt.v14i2.280", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 753, "width": 21, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "521", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 779, "width": 364, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution- ShareAlike 4.0 International License . Copyright Ⓒ Author.", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 88, "width": 394, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Persepsi Mahasiswa tentang Program PPG dan Profesi Guru Terhadap Minatnya Menjadi Guru", "type": "Section header" }, { "left": 171, "top": 138, "width": 282, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Janu Pinardi (1) , Abd Rahman Azahari (2) , Bejo Basuki (2)", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 154, "width": 370, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2,3 Prodi Pendidikan Profesi Guru, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Palangka Raya, Indonesia Email Author: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 220, "width": 332, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterima:04-12-2023; Diperbaiki:10-12-2023; Disetujui:13-12-2023", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 252, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 267, "width": 401, "height": 128, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Persepsi Mahasiswa Tentang Program PPG dan Profesi Guru Terhadap Minat Menjadi Guru Pada Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Palangka Raya.. Penelitian ini merupakan penelitian assosiatif kausal yang dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UPR sebanyak 103 mahasiswa. Instrumen penelitian yang digunakan berupa angket. Uji asumsi klasik yaitu: uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov , uji multikolinearitas dengan variance inflation factor (VIF) dan uji heteroskedastisitas dengan metode scatter plot . Analisis data menggunakan regresi linear, yaitu uji t, uji F dan R- Square (koefisien determinasi) dengan aplikasi Minitab 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) ada pengaruh positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa matematika tentang program PPG dengan minat menjadi guru, dengan koefisien regresi sebesar", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 402, "width": 402, "height": 71, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0,05095 dan nilai > (6,50 > 1,99) dan p-value = 0,000 < 0,05. (2) tidak ada pengaruh positif yang signifikan antara persepsi mahasiswa tentang profesi guru terhadap minat menjadi guru, dengan koefisien regresi sebesar 0,0495 dan nilai > (1,04 > 1,66) dan p-value = 0,299 > 0,05. (3) ada pengaruh positif yang signifikan persepsi mahasiswa matematika terhadap program PPG dan profesi guru terhadap minat menjadi guru, nilai", "type": "Table" }, { "left": 502, "top": 464, "width": 11, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ">", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 481, "width": 400, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(35,62 > 3,09) dan p-value = 0,000 < 0,05. (4) Nilai R- Square sebesar 0,404 atau 40,4% artinya bahwa pengaruh yang diberikan oleh kombinasi persepsi mahasiswa matematika tentang program PPG dan profesi guru terhadap minat menjadi guru sebesar 40,4% sedangkan sisanya 59,6% dipengaruhi variabel lain.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 534, "width": 312, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: minat menjadi guru, persepsi tentang program PPG, profesi guru", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 580, "width": 99, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 596, "width": 400, "height": 154, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Minat merupakan suatu keinginan atau ketertarikan dari dalam diri seseorang terhadap suatu hal. Minat timbul karena adanya ketertarikan terhadap suatu hal yang akan menimbulkan rasa keingintahuan yang tinggi dalam diri seseorang untuk mencapai sesuatu. Seseorang akan memilih sesuatu atau pekerjaan biasanya sesuai dengan apa yang diminati, atau sesuai dengan latar belakang dan keahlian yang dimiliki. Profesi yang dipilih atau yang akan ditekuni harus sesuai dengan apa yang diminati, sehingga dalam melakukan atau menjalankan akan timbul rasa senang dan motivasi yang tinggi. Begitu juga jika seorang mahasiswa dalam menjalankan masa perkuliahan yang sesuai dengan yang diinginkan akan merasa senang dan termotivasi untuk menyelesaikan kuliah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 147, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 38, "width": 110, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2087-166X (printed)", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 50, "width": 147, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol.14 No.2 Juli-Desembar 2023", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 50, "width": 106, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2721-012X (online)", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 61, "width": 135, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FKIP Universitas Palangka Raya", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 61, "width": 214, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.37304/jikt.v14i2.280", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "522", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Minat timbul karena adanya faktor-faktor dari dalam diri seseorang dan juga faktor dari luar. Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari dalam diri Dalyono (2005: 56). Minat dapat timbul dari hasil pengenalan dengan lingkungan, atau hasil berinteraksi dan belajar dengan lingkungan. Bila minat terhadap sesuatu sudah dimiliki seseorang, maka akan menjadi potensi bagi orang yang bersangkutan untuk dapat meraih sukses di bidang itu, karena minat akan melahirkan energi yang luar biasa untuk berjuang mendapatkan apa yang diminati, Khairani, (2017: 185)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 215, "width": 400, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahun 2005 Pemerintah mengesahkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD). Dalam undang-undang ini dinyatakan bahwa guru adalah suatu profesi. Penyiapan guru sebagai profesi dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 (PP No. 74) Tahun 2008 tentang Guru. Selain guru harus berkualifikasi S1, guru juga harus memiliki sertifikat pendidik yang diperoleh melalui pendidikan profesi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 310, "width": 400, "height": 106, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahasiswa yang ingin menjadi seorang guru sebelumnya harus mempunyai AKTA IV, namun dengan dikeluarkannya Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, AKTA IV tersebut sudah tidak bisa berlaku lagi. Sekarang ini mahasiswa yang kuliah di FKIP tidak akan lagi mendapatkan AKTA IV, sehingga untuk menjadi guru tidak harus kuliah di FKIP karena saat ini untuk menjadi guru yang profesional hanya dibutuhkan sertifikat pendidik yang bisa diperoleh setelah lulus dalam mengikuti program PPG.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 421, "width": 400, "height": 170, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahasiswa yang memiliki minat untuk menjadi guru harus terlebih dahulu mengikuti program pendidikan profesi keguruan untuk menjadi guru yang lebih profesional dan mendapatkan sertifikat profesi pendidik sebagai guru profesional. Mahasiswa yang memiliki minat untuk menjadi guru diperlukan persiapan yang matang, mahasiswa perlu memiliki bekal untuk mewujudkan minat tersebut. Mahasiswa perlu mengembangkan kompetensi- kompetensi yang diperlukan untuk menjadi guru dengan mempelajarinya di dalam bangku perkuliahan. Guru yang profesional bukan hanya seorang guru yang handal dalam hal mengajar, ataupun guru yang selalu mampu mengikuti perkembangan zaman. Guru yang professional adalah guru yang memiliki beberapa kompetensi-kompetensi dalam dirinya atau yang lebih dikenal dengan istilah guru abad 21.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 596, "width": 400, "height": 42, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui Pengaruh Persepsi Mahasiswa Tentang Program PPG dan Profesi Guru Terhadap Minat Menjadi Guru Pada Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Palangka Raya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 643, "width": 400, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat dorongan tersebut maka akan semakin besar minatnya. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh bersamaan dengan perkembangan di kemudian hari. Minat untuk belajar terhadap sesuatu maka akan menumbuhkan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 147, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 38, "width": 110, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2087-166X (printed)", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 50, "width": 147, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol.14 No.2 Juli-Desembar 2023", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 50, "width": 106, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2721-012X (online)", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 61, "width": 135, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FKIP Universitas Palangka Raya", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 61, "width": 214, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.37304/jikt.v14i2.280", "type": "Table" }, { "left": 303, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "523", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hasil belajar dan mendorong untuk belajar selanjutnya. Walaupun minat bukan merupakan sesuatu hal yang hakiki untuk dapat mempelajari hal tersebut, asumsi umum menyatakan bahwa minat akan membantu seseorang mempelajarinya, Slameto, (2015: 180)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 151, "width": 405, "height": 170, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahasiswa yang memiliki minat untuk menjadi guru akan memberikan perhatian yang lebih terhadap profesi guru. Mahasiswa akan cenderung untuk mencari dan belajar yang berkaitan tentang guru yang dapat memberikan pengetahuan baru tentang profesi yang diminati. Ketika memiliki minat untuk menjadi guru, .mahasiswa akan cenderung lebih fokus untuk mengetahui semua informasi yang ada kaitannya dengan profesi guru. Mahasiswa yang memiliki minat terhadap profesi guru, menimbulkan hasrat dan kehendak dalam diri untuk mencapainya dengan mempelajari apa yang bersangkutan dengan profesi guru di dalam bangku perkuliahan. Mahasiswa akan cenderung lebih bersemangat dalam mempelajari ilmu-ilmu tentang kependidikan dan keguruan dalam menyelesaikan perkuliahan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 326, "width": 400, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses yang berujud diterimanya stimulus individu melalui alat reseptornya. Namun proses itu tidak berhenti sampai di situ saja, melainkan stimulus itu diteruskan ke pusat susunan syaraf yaitu otak, dan terjadilah proses psikologis, sehingga individu menyadari apa yang dilihat, apa yang didengar dan sebagainya, individu mengalami persepsi. Karena itu proses penginderaan tidak dapat lepas dari persepsi, dan proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari persepsi. Walgito, (1997: 53).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 453, "width": 403, "height": 154, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi. Thoha, (2014:141). Persepsi seseorang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor yang berasal dari dalam diri seseorang tersebut, dan faktor yang berasal dari luar seperti halnya kebudayaan atau lingkungan. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi pembentukan persepsi seseorang terhadap suatu hal.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 612, "width": 401, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Profesi menunjuk pada suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan terhadap pekerjaan itu. Suparlan, (2006: 71). Profesi berasal dari istilah bahasa inggris profession atau bahasa latin profecus , yang artinya mengakui, pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalam melaksanakan pekerjaan tertentu. Profesi diartikan sebagai suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual. Kemampuan mental yang dimaksud adalah penekanan kepada penguasaan ilmu pengetahuan. Husien, (2017: 13).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 147, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 38, "width": 110, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2087-166X (printed)", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 50, "width": 147, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol.14 No.2 Juli-Desembar 2023", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 50, "width": 106, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2721-012X (online)", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 61, "width": 135, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FKIP Universitas Palangka Raya", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 61, "width": 214, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.37304/jikt.v14i2.280", "type": "Table" }, { "left": 303, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "524", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 401, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guru profesional adalah guru yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya. Pengertian terdidik dan terlatih bukan hanya memperoleh pendidikan formal, melainkan pula harus menguasai berbagai strategi dan teknik pembelajaran, menguasai landasan-landasan kependidikan, dan menguasai bidang studi yang akan diajarkan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 167, "width": 400, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suprihatiningrum, (2014:69). Sebagai suatu profesi, di samping harus memenuhi kualifikasi akademik dan kompetensi profesi, guru· juga harus mampu menjunjung tinggi· nilai-nilai pengabdian, sabar, ulet, tekun, teliti, tidak· mudah putus asa, dan mampu memberikan contoh kepada anak didiknya. Memberikan contoh merupakan ·salah satu prinsip yang sangat penting dalam pendidikan. Suraji,( 2008)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 262, "width": 400, "height": 75, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Profesionalisme guru didukung oleh tiga hal yang amat penting, yakni keahlian, komitmen, dan keterampilan. (Suparlan, 2006: 75). Untuk dapat melaksanakan tugas profesionalnya dengan baik dan terukur, sejak lama pemerintah telah berupaya untuk merumuskan perangkat standar kompetensi guru.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 342, "width": 400, "height": 106, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk menjadi seorang guru yang profesional, guru harus memiliki keahlian dan kompetensi-kompetensi dalam diri untuk dapat mengembangkan peserta didiknya maupun pengembangan untuk diri sendiri. selain itu, guru memiliki persyaratan yang perlu terpenuhi, baik secara fisik, mental maupun moral. Hal ini menunjukkan bahwa menjadi guru tidak hanya cukup memiliki pengetahuan semata malainkan memiliki kecakapan tertentu seperti halnya profesi lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 453, "width": 403, "height": 138, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam mewujudkan amanah undang-undang dalam rangka penyiapan guru profesional, maka pemerintah menyiapkan Program PPG dengan membuka Program Studi PPG. Program PPG di Indonesia sesuai amanah undang-undang baik UUGD maupun Undang-undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi menganut model konsekutif atau berlapis. Pasal 17 (1) Undang-undang Pendidikan Tinggi menyatakan bahwa pendidikan profesi merupakan Pendidikan Tinggi setelah program sarjana yang menyiapkan mahasiswa dalam pekerjaan yang memerlukan persyaratan keahlian khusus (profesi).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 596, "width": 400, "height": 106, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PPG adalah sebuah program baru dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Husien, (2017: 143). Program Studi PPG merupakan program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/D IV Non Kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru agar menguasai kompetensi guru secara utuh sesuai dengan standar nasional pendidikan sehingga dapat memperoleh sertifikat pendidik profesional pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 707, "width": 400, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam uraian tentang persepsi mahasiswa tentang program PPG dan profesi guru di atas maka dapat diduga bahwa dua variabel tersebut mempunyai pengaruh terhadap minat mahasiswa menjadi guru.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 147, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 38, "width": 110, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2087-166X (printed)", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 50, "width": 147, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol.14 No.2 Juli-Desembar 2023", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 50, "width": 106, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2721-012X (online)", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 61, "width": 135, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FKIP Universitas Palangka Raya", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 61, "width": 214, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.37304/jikt.v14i2.280", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "525", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 88, "width": 167, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 104, "width": 400, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), variabel bebas pertama (X 1 ) adalah persepsi mahasiswa tentang program PPG dan variabel bebas kedua (X 2 ) adalah persepsi mahasiswa tentang profesi guru. Sedangkan untuk variabel terikatnya adalah minat mahasiswa menjadi guru (Y) mahasiswa Program studi Pendidikan Matematika UPR.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 202, "width": 400, "height": 185, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program studi Pendidikan matematika angkatan 2020 dan 2021 sebanyak 103 mahasiswa. Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data ini adalah angket. Menurut Sugiyono (2017: 142), angket yang diberikan kepada mahasiswa secara langsung dan bersifat tertutup, mahasiswa tinggal menjawab dengan cara memberikan tanda chek list (√) pada kolom yang sudah disediakan dan diukur dengan menggunakan skala Likert , yang dilakukan secara online menggunakan media Google Form. Sebelum instrumen digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba untuk mengukur validitas dan reliabilitasnya. Berikut adalah langkah-langkah dalam pengumpulan data: (1) Menyiapkan angket; (2) Menyebarkan angket yang telah diuji cobakan; (3) Mengumpulkan angket yang telah diisi siswa untuk dihitung skornya; (4) Pengolahan data: (5) Analisis data dan (6) Menyusun laporan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 392, "width": 405, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian ini ada tiga hipotesis yang akan diuji kebenarannya, yaitu: (1) Apakah persepsi mahasiswa tentang program PPG berpengaruh positif terhadap minat menjadi guru mahasiswa Pendidikan Matematika UPR. (2) Apakah persepsi mahasiswa tentang profesi guru berpengaruh positif terhadap minat menjadi guru mahasiswa Pendidikan Matematika UPR. (3) Apakah persepsi mahasiswa tentang program PPG dan profesi guru secara Bersama-sama berpengaruh positif terhadap minat menjadi guru mahasiswa Pendidikan Matematika UPR.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 519, "width": 405, "height": 91, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk menguji hipotesis pertama dan kedua digunakan analisis regresi linear sederhana (Hasan, 2009:108). Sedangkan untuk mengetahui pengaruh secara parsial dilakukan uji signifikan menggunakan uji t. Untuk pengujian hipotesis yang ketiga digunakan rumus regresi linear berganda (Hasan, 2009:174 ). Untuk mengetahui pengaruh secara simultan dilakukan uji signifikan menggunakan uji F. Analisis data menggunakan aplikasi Minitab 16.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 615, "width": 400, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik parametrik, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis (uji asumsi klasik), yaitu: uji normalitas dengan Kolmogorov smirnov, uji multikolinearitas dengan variance inflation factor (VIF) dan uji heteroskedastisitas dengan metode scatter plot dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID (nilai residualnya).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 147, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 38, "width": 110, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2087-166X (printed)", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 50, "width": 147, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol.14 No.2 Juli-Desembar 2023", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 50, "width": 106, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2721-012X (online)", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 61, "width": 135, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FKIP Universitas Palangka Raya", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 61, "width": 214, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.37304/jikt.v14i2.280", "type": "Table" }, { "left": 303, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "526", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 88, "width": 235, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 104, "width": 400, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data persepsi mahasiswa tentang program PPG di dapat rentang skor 40 sampai 75, rata-rata sebesar 58,64 dan simpangan baku sebesar.6,28. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi (Tabel 1).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 167, "width": 324, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Distribusi Frekuensi Persepsi Mahasiswa Tentang Program PPG", "type": "Caption" }, { "left": 119, "top": 184, "width": 323, "height": 179, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Interval Xi f F_Kumulatif Kumulatif (%) 1 40 – 44 42 2 2 1,94 2 45 – 49 47 4 6 5,82 3 50 – 54 52 18 24 23,30 4 55 – 59 57 38 62 60,19 5 60 –64 62 21 83 80,58 6 65 – 69 67 16 99 96,12 7 70 – 74 72 2 101 98,06 8 75 – 79 77 2 103 100 Jumlah 103", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 387, "width": 400, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data di atas menunjukkan bahwa banyaknya skor rata-rata ke bawah sekitar 60,19%.dan di atas rata-rata bisa dikatakan sekitar 39,81%.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 418, "width": 403, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data persepsi mahasiswa tentang profesi guru di dapat rentang skor adalah 117 sampai 175 dengan rata-rata 151,9 dan simpangan baku sebesar 13,64. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi (Tabel 2).", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 482, "width": 315, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Distribusi Frekuensi Persepsi mahasiswa tentang Profesi Guru", "type": "Table" }, { "left": 120, "top": 499, "width": 345, "height": 160, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Interval Xi F F_Kumulatif Kumulatif (%) 1 117 – 125 121 1 1 0,97 2 126 – 134 130 2 3 2,91 3 135 – 143 139 9 12 11,65 4 144 – 152 148 37 49 47,57 5 153 – 161 157 21 70 67,96 6 162 – 170 166 11 81 78,64 7 171 – 179 175 22 103 100 Jumlah 103", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 683, "width": 400, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data di atas menunjukkan bahwa banyaknya skor rata-rata ke bawah sekitar 47,57% dan di atas rata-rata sekitar 42,43% .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 147, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 38, "width": 110, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2087-166X (printed)", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 50, "width": 147, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol.14 No.2 Juli-Desembar 2023", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 50, "width": 106, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2721-012X (online)", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 61, "width": 135, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FKIP Universitas Palangka Raya", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 61, "width": 214, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.37304/jikt.v14i2.280", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "527", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data minat menjadi guru di dapat rentang skor 53 sampai 92, rata-rata sebesar 73,83 dan simpangan baku sebesar 7,13. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi (Tabel 3).", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 151, "width": 349, "height": 196, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Distribusi Frekuensi Minat Menjadi Guru No Interval Xi F F_Kumulatif Kumulatif (%) 1 53 – 57 55 4 4 3,88 2 58 – 62 60 3 7 6,79 3 63 – 67 65 9 16 15,53 4 68 – 72 70 27 43 41,75 5 73 – 77 75 30 73 70,87 6 78 – 82 80 21 94 91,26 7 83 – 87 85 7 101 98,06 8 88 – 92 90 2 103 100 Jumlah 103", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 371, "width": 400, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data di atas menunjukkan bahwa banyaknya skor di bawah rata-rata bisa dikatakan sekitar 41,75% dan rata-rata ke atas sekitar 58,25%.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 403, "width": 400, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis data yang digunakan untuk pengujian hipotesis dalam penelitian menggunakan analisis regresi berganda. Rangkuman analisisnya pada Tabel 4.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 450, "width": 366, "height": 106, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Variabel Koef. regresi t-hitung p - value Keterangan X1 0,6687 6,50 0,000 Signifikan X2 0,0495 1,04 0,299 Tidak Signifikan Konstanta 27,103 R 0,416 R- Square 0,404 F hitung 35,62 0,000 Signifikan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 561, "width": 153, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Data primer diolah, 2022", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 592, "width": 400, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil analisis regresi linier berganda di atas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 623, "width": 166, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y = 27,1 + 0,669X1 + 0,0495X2.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 639, "width": 400, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Interpretasi dari persamaan regresi linier berganda tersebut adalah: (1) a = 27,1 menyatakan bahwa jika persepsi mahasiswa tentang program PPG dan profesi guru tidak ada maka minat menjadi guru sebesar 27,1; (2) b1 = 0,669 menyatakan bahwa jika persepsi mahasiswa tentang program PPG bertambah sebesar 1 poin, maka minat menjadi guru mengalami peningkatan sebesar 0,669, dengan asumsi tidak ada penambahan dari variabel profesi guru,. (3) b2 = 0,0495 menyatakan bahwa jika persepsi mahasiswa tentang profesi guru bertambah", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 147, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 38, "width": 110, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2087-166X (printed)", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 50, "width": 147, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol.14 No.2 Juli-Desembar 2023", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 50, "width": 106, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2721-012X (online)", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 61, "width": 135, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FKIP Universitas Palangka Raya", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 61, "width": 214, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.37304/jikt.v14i2.280", "type": "Table" }, { "left": 303, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "528", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 403, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebesar 1 poin, maka minat menjadi guru akan mengalami peningkatan sebesar 0,0495, dengan asumsi tidak ada penambahan (konstan) dari persepsi mahasiswa tentang program PPG.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 135, "width": 400, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil analisis regresi yang tersaji dalam tabel di atas pengaruh variabel persepsi mahasiswa tentang program PPG diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,6687 pada taraf signifikan 5% , dengan nilai", "type": "Text" }, { "left": 501, "top": 168, "width": 13, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ">", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 186, "width": 401, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yaitu 6,50 > 1,66 dan p-value kurang dari 5% (0,000 < 0,05), artinya ada pengaruh signifikan variabel persepsi mahasiswa tentang program PPG terhadap minat menjadi guru.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 233, "width": 400, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil analisis regresi yang tersaji dalam tabel di atas pengaruh variabel persepsi mahasiswa tentang profesi guru diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,0495 pada taraf siginifikan 5% , dengan nilai", "type": "Text" }, { "left": 501, "top": 266, "width": 13, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "<", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 284, "width": 400, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yaitu1,04 < 1,66 dengan p-value > 5% yaitu 0,299 > 0,05, artinya tidak ada pengaruh signifikan variabel persepsi mahasiswa tentang profesi guru terhadap minat menjadi guru.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 331, "width": 400, "height": 140, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas yaitu persepsi mahasiswa tentang program PPG dan profesi guru secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikatnya yaitu minat menjadi guru. Berdasarkan hasil analisis simultan pengaruh persepsi mahasiswa tentang program PPG dan profesi guru terhadap minat menjadi guru dengan taraf signifikan 5% diperoleh hasil nilai > , yaitu 35,62 > 3,09 dan p - value lebih rendah dari 5% yaitu 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh dan signifikan persepsi mahasiswa tentang program PPG dan profesi guru terhadap minat menjadi guru.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 476, "width": 403, "height": 106, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian untuk menunjukkan berapa besar pengaruh persepsi mahasiswa tentang program PPG dan profesi guru secara bersama-sama terhadap minat menjadi guru digunakan R- Square (koefisien determinasi). Dari tabel di atas dapat diketahui koefisien determinasi (R- square ) sebesar 0,404 atau 40,4% , yang berarti variasi pada variabel bebas minat menjadi guru dapat dijelaskan oleh persepsi mahasiswa tentang program PPG dan profesi guru, sedangkan sisanya 59,6% dipengaruhi oleh variabel yang tidak dijelaskan dalam model penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 587, "width": 400, "height": 154, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa tentang program PPG sangat mempengaruhi bagi mahasiswa, khususnya dalam minat untuk menjadi guru. Menurut pendapat Sugihartono, dkk (2013:9) persepsi yang ada pada diri seseorang akan mempengaruhi bagaimana perilaku orang tersebut. Sejalan dengan hal tersebut persepsi mahasiswa tentang program PPG yang baik akan mempengaruhi minat mahasiswa untuk menjadi seorang guru. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa tentang program PPG berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa untuk menjadi guru. Semakin baik persepsi mahasiswa tentang PPG akan meningkatkan minat mahasiswa untuk menjadi guru. Karena itu untuk", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 147, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 38, "width": 110, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2087-166X (printed)", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 50, "width": 147, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol.14 No.2 Juli-Desembar 2023", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 50, "width": 106, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2721-012X (online)", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 61, "width": 135, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FKIP Universitas Palangka Raya", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 61, "width": 214, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.37304/jikt.v14i2.280", "type": "Table" }, { "left": 303, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "529", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "meningkatkan minat dari mahasiswa untuk menjadi guru, mahasiswa perlu mengetahui dan memahami program PPG baik lewat penjelasan dari dosen, lewat media sosial maupun mengikuti seminar tentang program PPG.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 135, "width": 400, "height": 186, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa tentang profesi guru tidak memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat mahasiswa untuk menjadi guru. Ini menggambarkan bahwa semakin tinggi persepsi mahasiswa tentang profesi guru tidak otomatis akan semakin tinggi pula minat untuk menjadi guru. Sehingga, dengan adanya persepsi mahasiswa tentang profesi guru yang baik maka diharapkan minat mahasiswa untuk menjadi guru. Sedangkan menurut teori dan penelitian yang dilakukan oleh Wildan dkk (2017) seharusnya terdapat hubungan positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang profesi guru terhadap minat menjadi guru. Dilain sisi terdapat beberapa factor yang juga mempengaruhi minat untuk menjadi guru yang artinya persepsi mahasiswa tentang profesi guru bukan satu-satunya yang memungkinkan minat mahasiswa menjadi guru akan lebih baik.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 326, "width": 401, "height": 74, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil dari uji analisis simultan diperoleh nilai F hitung sebesar 35,62 dan nilai signifikan ( p - value) sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa tentang program PPG dan profesi guru secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat mahasiswa untuk menjadi guru pada mahasiswa Pendidikan Matematika UPR.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 405, "width": 400, "height": 91, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil analisis Regresi berganda menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R- square ) sebesar 0,404 atau 40,4% . Hal ini menunjukkan bahwa untuk variabel persepsi mahasiswa tentang program PPG dan profesi guru memiliki pengaruh terhadap minat mahasiswa untuk menjadi guru sebesar 40,4% sedangkan sisanya 59,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 517, "width": 84, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 532, "width": 403, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) Ada pengaruh positif dan signifikan persepsi mahasiswa tentang program PPG terhadap minat menjadi guru mahasiswa pendidikan matematika UPR. Koefisien regresi sebesar 0,6687, dan nilai", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 596, "width": 403, "height": 61, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "> yaitu 6,50 > 1,66 dan p-value = 0,000 < 0,05; (2) Tidak Ada pengaruh positif dan signifikan persepsi mahasiswa tentang profesi guru terhadap minat menjadi guru mahasiswa pendidikan matematika UPR. Koefisien regresi sebesar 0,0495, diperoleh", "type": "List item" }, { "left": 274, "top": 646, "width": 239, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "< yaitu 1,04 < 1,66 dan p-value = 0,299 >", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 663, "width": 400, "height": 90, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0,05; (3) Ada pengaruh positif dan signifikan persepsi mahasiswa tentang program PPG dan profesi guru terhadap minat menjadi guru mahasiswa pendidikan matematika UPR, dan nilai F -hitung > F-tabel (35,62 > 3,09) dan p- value = 0,000 < 0,05; (4) Hasil uji koefisien determinasi ( R-Square) diperoleh sebesar 0,404 atau 40,4% artinya bahwa pengaruh yang diberikan oleh kombinasi persepsi mahasiswa tentang program PPG dan Profesi guru terhadap minat", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 147, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 38, "width": 110, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2087-166X (printed)", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 50, "width": 147, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol.14 No.2 Juli-Desembar 2023", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 50, "width": 106, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2721-012X (online)", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 61, "width": 135, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FKIP Universitas Palangka Raya", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 61, "width": 214, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.37304/jikt.v14i2.280", "type": "Table" }, { "left": 303, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "530", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menjadi guru mahasiswa pendidikan matematika UPR sebesar 40,4% sedangkan sisanya 59,6% dipengaruhi variabel lain.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 136, "width": 115, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 151, "width": 400, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasan I. (2009). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: PT Bumi Aksara", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 183, "width": 400, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Husien, L. (2017). Profesi Keguruan Menjadi Guru Profesional. Yogyakarta: Pustaka Baru.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 215, "width": 347, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khairani, M. (2017). Psikologi Belajar . Yogyakarta: Aswaja Pressindo.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 231, "width": 320, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "M. Dalyono. (2005). Psikologi Pendiidkan . Jakarta: Rineka Cipta.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 246, "width": 400, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2013 Tentang Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 278, "width": 401, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Slameto. (2015). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi . Jakarta: Rineka Cipta", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 310, "width": 401, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D . Bandung : Alfabeta.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 342, "width": 400, "height": 42, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suparlan. (2006). Guru Sebagai Profesi . Yogyakarta: Hikayat Suprihatiningrum, J. (2014). Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualitas, & Kompetensi Guru . Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 389, "width": 400, "height": 59, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suraji, I. (2008). Dinamika Profesi Guru: Citra, Harapan, dan Tantangan . Cakrawala Pendidikan,Th. XXVII, Nomor.·l, Februari 2008. Thoha, M. (2014). Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya . Jakarta: Rajawali Pers.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 453, "width": 400, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wildan, M., Susilaningsih, & Ivada, E. (2016). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa menjadi Guru Pada Prodi Pendidikan Akuntansi FKIP UNS . Tata Arta, Volume 2, Nomor 1, 2016.", "type": "List item" } ]
177c93e2-dd40-2c6e-cf90-4d76070a51db
https://ejournal.imperiuminstitute.org/index.php/JMSAB/article/download/270/170
[ { "left": 111, "top": 129, "width": 420, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Strategi Pengembangan Wilayah Agritourism di Pegunungan Menoreh Berbasis Pemberdayaan Komunitas JMSAB 103", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 202, "width": 179, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tinton Ramadhan * , Anjar Dwi Astono ,", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 202, "width": 403, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Naik Henokh Parmenas Research Paper Fakultas Bisnis dan Komunikasi, Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis Marketing management", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 257, "width": 39, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 111, "top": 269, "width": 299, "height": 163, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This study intends to obtain an effective and efficient strategy in the development of agritourism areas based on community empowerment. This study used a qualitative approach with six sources consisting of groups leaders of tourism enthusiasts, the members and representatives from the government. The analysis used in this research is SWOT with content analysis techniques IFAS, EFAS, and SFAS.The findings in this study indicate that there is still a very large potential for tourism, especially related to non- mainstream tourism such as cultural tourism, educational tourism and also religion tourism.The suggestion that can be given in this research is that there is a need for penta helix synergy in this community-based agritourism development strategy", "type": "Text" }, { "left": 417, "top": 268, "width": 82, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Received: 15 Jan 2021 Revised: 25 Feb 2021 Accepted: 3 Mar 2021 Online: 4 Mar 2021", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 448, "width": 48, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords:", "type": "Section header" }, { "left": 111, "top": 459, "width": 242, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "strategy, agritourism, community, stakeholder, menoreh", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 483, "width": 102, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Corresponding Author:", "type": "Section header" }, { "left": 111, "top": 494, "width": 78, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tinton Ramadhan", "type": "Section header" }, { "left": 111, "top": 506, "width": 276, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fakultas Bisnis dan Komunikasi, Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis Jl. Pulomas Selatan kav.22, Pulomas Jakarta timur Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 494, "width": 415, "height": 93, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Manajemen Strategi dan Aplikasi Bisnis, Vol 4, No. 1, 2021, pp. 103 - 116 © The Author(s) 2021 DOI: https://doi.org/10.36407/jmsab.v4i1.270 eISSN 2655-237X", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 627, "width": 299, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "CC BY: This license allows reusers to distribute, remix, adapt, and build upon the material in any medium or format, so long as attribution is given to the creator. The license allows for commercial use.", "type": "Text" }, { "left": 258, "top": 79, "width": 134, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Published by LPMP Imperium", "type": "Section header" }, { "left": 169, "top": 93, "width": 310, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal homepage: https://ejournal.imperiuminstitute.org/index.php/JMSAB", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 35, "width": 206, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Manajemen Strategi dan Aplikasi Bisnis, Volume 4, Nomor. 1, 2021. 103 - 116", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 734, "width": 18, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "104", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 82, "width": 83, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 103, "width": 429, "height": 79, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ada banyak sektor yang memberikan sumbangan kepada pendapatan negara. Salah satunya adalah sektor pariwisata. Pariwisata memberikan sumbangan kepada pendapatan negara pada tahun 2014 sebesar 9% atau sebesar Rp. 946.09 triliun. Devisa dari sektor pariwisata pada tahun 2014 mencapai Rp. 120 triliun dan kontribusi terhadap kesempatan kerja sebesar 11 juta orang (Anggraini, 2017). Pada tahun 2016 tercatat total kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia adalah 11.519.275 wisatawan mancanegara (Sabon, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 186, "width": 429, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Salah satu wilayah yang menjadi destinasi wisata adalah Kulon Progo setidaknya Kulon Progo sendiri memiliki empat (14) belas destinasi wisata yang pada tahun 2018 sudah berkembang menjadi tiga puluh dua (32) destinasi wisata baru. Adapun beberapa destinasi wisata yang tercatat pada Perda Kabupaten Kulon Progo No 1 Tahun 2012 adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 261, "width": 175, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Pantai Glagah di Kecamatan Temon", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 275, "width": 164, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Pantai Trisik di Kecamatan Galur", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 289, "width": 176, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Pantai Congot di Kecamatan Temon", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 303, "width": 178, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Pantai Bugel di Kecamatan Panjatan", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 317, "width": 199, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. Puncak Suroloy di Kecamatan Samigaluh", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 331, "width": 188, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6. Goa Kiskenda di Kecamatan Girimulyo", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 345, "width": 196, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7. Gunung Kuncir di Kecamatan Samigaluh", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 359, "width": 186, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8. Gunung Kelir di Kecamatan Girimulyo", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 373, "width": 182, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "9. Goa Sumitro di Kecamatan Girimulyo", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 387, "width": 209, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "10. Goa Lanang Wedok di Kecamatan Pengasih", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 401, "width": 170, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "11. Goa Kebon di Kecamatan Panjatan", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 415, "width": 166, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "12. Goa Lanang di Kecamatan Temon", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 429, "width": 215, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "13. Goa Banyu Sumurup di Kecamtan Samigaluh 14. Arung Jeram di Sungai Progo", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 470, "width": 429, "height": 150, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Setidaknya ada enam tempat pariwisata yang ada di wilayah Menoreh, dan kini pariwisata yang ada semakin tumbuh pesat di dua daerah tersebut. Apabila dibandingkan dengan daerah- daerah sekitar Kulon Progo seperti DI. Yogyakarta, Sleman, Bantul dan Gunung Kidul, Kulon Progo termasuk paling rendah. Permasalahan yang ada dikarenakan pemerintah daerah setempat belum melihat pariwisata ini sebagai sektor yang menguntungkan. Hal ini diperparah dengan kekurangpedulian pemerintah daerah untuk memberdayakan kelompok basis masyarakat dalam program pengembangan wisata terutama agrowisata. Pemerintah fokus terhadap pengembangan infrastruktur yang saat ini menjadi basis bagi pengembangan Kulon Progo yang didukung oleh adanya bandar udara internasional di wilayah Temon dan ditambah lagi ide terkait dengan akses dari bandara menuju salah satu candi yang terkenal di Indonesia yakni candi Borobudur sejauh 63 KM yang sudah rampung 41 KM sampai saat ini.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 624, "width": 429, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tujuan khusus dari penelitian ini adalah memberikan konsep strategi pengembangan terkait agrowisata dengan pemberdayaan masyarakat basis. Mengapa hal ini penting mengingat pendapatan daerah di sektor ini belum dapat dijadikan sebagai modal untuk pengembangan agrowisata, maka pemerintah daerah perlu merangkul masyarakat untuk menawarkan solusi terkait dengan agrowisata yang membuat masyarakat juga mendapatkan keuntungan daripadanya. Pemerintah daerah perlu memberdayakan masyarakat basis terutama kelompok- kelompok sadar wisata yang cukup berkembang di daerah Kulon Progo khususnya Menoreh yang berada di dua kecamatan Girimulyo dan Samigaluh.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 36, "width": 267, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tinton Ramadhan, Anjar Dwi Astono, Naik Henokh Parmenas", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 48, "width": 227, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Strategy, agritourism, community, stakeholder, menoreh", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 734, "width": 18, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "105", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 81, "width": 429, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini menjadi sangat penting mengingat pembangunan infrastruktur sudah hampir paripurna dan kini saatnya pembangunan konten di bidang-bidang lain yang perlu dikembangkan salah satunya adalah bidang pariwisata khususnya agrowisata. Luaran dari penelitian ini akan memberikan sumbangan berupa konsep strategi pengembangan agrowisata dengan pemberdayaan masyarakat basis sebagai mitranya. Kontribusi dari para stakeholder memberikan sumbangan yang signifikan bagi pengembangan agrowisata ini.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 185, "width": 93, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KAJIAN PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 205, "width": 54, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Agrowisata", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 219, "width": 429, "height": 156, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pariwisata adalah bagian dari sektor industri di Indonesia yang akan berpotensi membantu perekonomian negara jika dikembangkan dengan baik dan benar. Potensi pariwisata di Indonesia didukung oleh kondisi-kondisi alamiah seperti letak dan keadaan geografis (lautan dan daratan sekitar khatulistiwa), lapisan tanah yang subur dan memiliki pemandangan yang indah (akibat ekologi geologis) serta memiliki berbagai jenis flora dan fauna yang menjadi karakteristik dari wilayah Indonesia dan tidak dijumpai di wilayah lainnya (Pramusita&Sarinastiti, 2017). Industri pariwisata tidak mengenal batas wilayah. Hal ini disebabkan pemahaman tentang kebutuhan akan hiburan dan juga relaksasi tidak tergantung dari wilaya. Kebutuhan tersebut ada dalam diri manusia. Seiring perkembangan teknologi informasi yang diikuti dengan kemudahan-kemudahan akses membuat pergerakan manusia lebih cepat untuk mencapai tujuannya yaitu salah satunya adalah untuk hiburan dan relaksasi dan dari sanalah muncul pengetahuan, kebijaksanaan dan kearifan yang menjadi cirikhas dari tempat wisata itu sendiri (Pramusita&Sarinastiti, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 378, "width": 429, "height": 77, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pariwisata adalah sumber pendapatan yang selalu dapat diperbaharui dan diremajakan yang dapat mengambil bentuk seperti renovasi, perawatan secara teratur, inovasi produk pariwisata dan juga inovasi proses pariwisata serta inovasi model pariwisata (Sugi Rahayu, 2015). Pariwisata menjadi salah satu sektor pendapatan nasional yang sangat penting di bidang non migas. Lebih lanjut lagi pariwisata dapat meningkatkan stabilitas ekonomi nasional dengan pengelolaan pariwisata yang baik dan terarah menuju sebuah integrasi pengelolaan kawasan secara baik.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 458, "width": 429, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Salah satu jenis pariwisata adalah agrowisata. Agrowisata dapat didefinisikan dengan sebuah bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agrobisnis) sebagai obyek wisata dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian (Gunawan, 2013). Melalui pengelolaan budaya lokal dan juga pemanfaatan lahan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani serta melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous knowledge) yang sesuai dengan kearifan lokal (Gunawan, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 551, "width": 429, "height": 77, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengelolaan pariwisata yang baik tidak hanya akan berdampak jangka pendek malainkan dapat berdampak pada konsep pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. Pembangunan pariwisata berkelanjutan adalah pembangunan yang dapat didukung seara ekologis dan sekaligus memberikan kontribusi dari segi ekonomo, keadilan dan etika sosial dalam masyarakat (Gunawan, 2013). Setidak-tidaknya ada sepuluh (10) prinsip-prinsip pengelolaan pembangunan pariwisata berkelanjutan yakni (Gunawan, 2013):", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 631, "width": 64, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Partisipasi", "type": "List item" }, { "left": 123, "top": 645, "width": 236, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Keikutsertaan para pelaku/stakeholder involvement", "type": "List item" }, { "left": 123, "top": 658, "width": 95, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Kepemilikan lokal", "type": "List item" }, { "left": 123, "top": 671, "width": 220, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Pembangunan sumber daya yang berkelanjutan", "type": "List item" }, { "left": 123, "top": 684, "width": 174, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. Mewadahi tujuan-tujuan masyarakat", "type": "List item" }, { "left": 123, "top": 698, "width": 184, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6. Daya dukung/kapasitas lahan yang ada", "type": "List item" }, { "left": 123, "top": 711, "width": 108, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7. Monitor dan evaluasi", "type": "List item" }, { "left": 296, "top": 35, "width": 206, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Manajemen Strategi dan Aplikasi Bisnis, Volume 4, Nomor. 1, 2021. 103 - 116", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 734, "width": 18, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "106", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 81, "width": 76, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8. Akuntabilitas", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 95, "width": 59, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "9. Pelatihan", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 108, "width": 54, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "10. Promosi", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 134, "width": 429, "height": 103, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Konsep pembangunan pariwisata berkelanjutan harus memiliki titik tolak atau dasar bahwa berasal dari kepentingan dan partisipasi masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan wisatawan atau pengunjung hingga pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan kata lain pengelolaan sumberdaya agrowisata dilakukan sedemikian rupa sehingga kebutuhan ekonomi, sosial dan estetika dapat terpenuhi dengan memelihara integritas kultural, proses ekologi yang esensial, keanekaragaman hayati dan sistem pendukung kehidupan (Gunawan, 2013). Terdapat tiga varian strategi pengembangan kepariwisataan seturut dengan tantangan dan peluang yang ada (Sunaryo, 2013). Tiga varian strategi yang sering menjadi acuan tersebut adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 241, "width": 412, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Strategi perencanaan pembangunan kepariwisataan yang mengutamakan pada pertumbuhan (growth oriented model)", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 268, "width": 412, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Strategi perencanaan pembangunan kepariwisataan yang bertumpu pada pemberdayaan masyarakat (community based tourism development)", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 294, "width": 412, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Strategi perencanaan pembangunan kepariwisataan yang bertumpu pada keberlanjutan pembangunan kepariwisataan (Sustainable tourism development)", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 334, "width": 144, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pariwisata Berbasis Komunitas", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 347, "width": 428, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kepariwisataan yang bertumpu pada pemberdayaan masyarakat memiliki skala yang tidak besar dan mencakup interaksi antara pengunjung dan komunitas sekitar, secara lebih spesifik sesuai dengan potensi alam dan regionalnya atau dengan kata lain memiliki kearifan lokal (Pramusita&Sarinastiti, 2017). Kepariwisataan berbasis komunitas ini harusnya didukung oleh semua stakeholder yang ada seperti pemerintah lokal, NGO, dan masyarakat sekitar wilayah pariwisata tersebut (Boronyak&Carrad, 2010). Kunci keberhasilan dari manajemen pariwisata berbasis komunitas adalah sebagai berikut (Boronyak&Carrad, 2010):", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 441, "width": 412, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Tim pengelolaan pariwisata berbasis komunitas harus memiliki sumber daya manusia yagn memiliki skill dan termotivasi memajukan wilayahnya", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 467, "width": 412, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Pengelolaan pariwisata berbasis komunitas harus memiliki mekanisme kontrol kualitas yang berkelanjutan", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 494, "width": 412, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Semua stakeholder dari pengelola pariwisata berbasis komunitas ini harus paham terhadap aturan dan hukum yang berlaku berkaitan dengan pengembangan lingkungan dan mampu mengembangkan sistem monitoring melalui respon yang cepat dan tanggap terhadap perubahan peraturan", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 547, "width": 412, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Pengeloaan pariwisata berbasis komunitas yang berhasil harus memiliki rencana jangka panjang dan meningkatkan kemampuannya dalam pengelolaan sesuai dengan perkembangan jaman dan juga perubahan teknologi yang cepat.", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 587, "width": 412, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. Pengelolaan pariwisata berbasis komunitas harus membangun media monitoring guna kepentingan evaluasi pada setiap proses kegiatannya.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 627, "width": 429, "height": 63, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kepariwisataan yang berbasis pada komunitas pada dasarnya harus mampu memberikan pelibatan dan penguatan kepada komunitas untuk memastikan konsep kepemilikan dan transparansi atas pengelolaan, pembangunan, partnership dengan stakeholder yang relevan. Hal ini juga dimaksudkan untuk memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat lolak, menghargai budaya dan tradisi lokal serta berkontribusi pada konservasi lingkungan alam (ASEAN, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 36, "width": 267, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tinton Ramadhan, Anjar Dwi Astono, Naik Henokh Parmenas", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 48, "width": 227, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Strategy, agritourism, community, stakeholder, menoreh", "type": "Page header" }, { "left": 311, "top": 734, "width": 18, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "107", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 82, "width": 114, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 103, "width": 429, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode penelitian yang dipilih adalah metode analisis stratejik melalui teknik SWOT dengan terlebih dahulu menggunakan perhitungan dari IFAS, EFAS dan SFAS yang nantinya akan dimasukkan ke dalam matriks grand strategy. Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh melalui survey dengan data primer dengan tiga teknik pengumpulan data yaitu berupa observasi, wawancara (in depth interview) dan juga menggunakan kuesioner. Stakeholder dalam penelitian in terbagi menjadi tiga yaitu masyarakat, pemerintah dan wisatawan.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 200, "width": 429, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Responden dari masyarakat dipilih dengan menggunakan kombinasi teknik pengambilan sampel yakni dengan teknik purposive sampling dan juga snowball sampling. Proses sampling akan terus berjalan sampai diperoleh informasi yang cukup memadai dan akurat untuk diolah dan dianalisis sehingga dapat ditarik kesimpulan daripadanya. Sedangkan responden dari pemerintah adalah dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kulon Progo. Jumlah sampel responden wisatawan ditentukan menggunakan rumus Slovin.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 284, "width": 429, "height": 51, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Proses perolehan data dilakukan berdasarkan variabel penelitian yang didasarkan pada hasul kajian pustaka mengenai teori dan konsep tentang agrowisata yang memiliki prinsip pariwisata berkelanjutan. Variabel penelitian merupakan hal-hal yang akan diteliti baik dari faktor internal maupun eksternal yang memiliki ukuran baik bersifat kuantitatif dan kualitatif.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 339, "width": 429, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Unit analisis atau satuan yang merespon penelitian ini adalah seluruh stakeholder dari pariwisata agrobisnis yang ada di Menoreh tepatnya di dua Kecamatan Girimulyo dan Samigaluh. Adapun daftarnya adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 381, "width": 298, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Pemerintah Daerah Kulon Progo dalam hal ini Dinas Pariwisata", "type": "List item" }, { "left": 123, "top": 395, "width": 203, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Ketua kelompok masyarakat sadar wisata", "type": "List item" }, { "left": 123, "top": 409, "width": 169, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Masyarakat sekitar tempat wisata", "type": "List item" }, { "left": 123, "top": 423, "width": 128, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Wisatawan dalam negeri", "type": "List item" }, { "left": 123, "top": 437, "width": 135, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. Wisatawan manca negara", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 465, "width": 94, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Variabel Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 479, "width": 427, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Variabel penelitian ini akan menggunakan 2 variabel faktor yang terdiri dari variabel berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 493, "width": 315, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Variabel Internal di dalamnya terdapat beberapa indikator internal", "type": "List item" }, { "left": 123, "top": 507, "width": 328, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Variabel Eksternal di dalamnya terdapat beberapa indikator eksternal", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 535, "width": 124, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 554, "width": 70, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisis SWOT", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 569, "width": 428, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berikut ini adalah tabel analisis SWOT dengan metode analisis IFAS (Internal Factor Analysis Strategic), EFAS (External Factor Analysis Strategic) dan SFAS (Strategic Factor Analysis Summary) yang dibuat dengan dasar dari tanggapan para narasumber dan juga fakta di lapangan yang terjadi. Penggunaan analisis ini akan memudahkan bagi peneliti untuk mengetahui pokok-pokok faktor apa saja yang sangat berpengaruh dan dianggap penting untuk nantinya dikembangkan dan diolah dengan menggunakan matriks strategi yang dapat langsung dilihat impact atau pengaruhnya pada regulasi-regulasi yang selama ini sudah dilakukan:", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 35, "width": 206, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Manajemen Strategi dan Aplikasi Bisnis, Volume 4, Nomor. 1, 2021. 103 - 116", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 734, "width": 18, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "108", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 81, "width": 38, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1.", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 99, "width": 85, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisis SWOT IFAS", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 429, "width": 104, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: Olahan Peneliti", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 446, "width": 429, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil analisis IFAS (Internal Factor Analysist Strategic) didapatkan hasil bahwa terdapat sepuluh faktor stratejik yang kemudian dihitung melalui berapa banyak narasumber menyebutkan hal tersebut sebagai faktor yang penting. Sehingga didapatkan fakta bahwa terdapat tiga faktor yang sangat penting yakni:", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 502, "width": 186, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Sumber daya pertanian (tanah subur)", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 516, "width": 96, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Wisata alam kuat", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 530, "width": 152, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Pola pengelolaan tradisionalis", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 558, "width": 429, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan sementara bahwa sumber daya pertanian yang didukung oleh tanah yang subur dan wisata alam yang kuat memberikan dampak yang signifikan terhadap pengembangan pariwisata berbasis komunitas. Sedangkan di sisi lain terdapat perhatian yang kuat juga terhadap pola pengelolaan tradisionalis.Sedangkan selain hal sangat penting di atas terdapat pula satu hal penting yakni Wisata Budaya perlu dikenbangkan. Pengembangan wisata budaya bagi para narasumber dianggap penting untuk segera ditindaklanjuti.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 126, "width": 386, "height": 287, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor Keterangan Kekuatan Sumber daya pertanian (tanah subur) 0.1 6 0.6 Sangat penting Sumber pangan melimpah 0.1 4 0.4 Cukup penting Infrastruktur sudah baik 0.1 4 0.4 Cukup penting Wisata alam kuat 0.1 6 0.6 Sangat penting Wisata Religi juga kuat 0.1 2 0.2 Kurang penting Kelemahan Perikanan dan peternakan kurang menjadi primadona 0.1 3 0.3 Kurang penting Pola pengelolaan tradisionalis 0.1 6 0.6 Sangat penting Peraturan kurang disosialisasikan 0.1 3 0.3 Kurang penting Wisata Pendidikan sangat kurang 0.1 2 0.2 Kurang penting Wisata budaya perlu dikembangkan 0.1 5 0.5 Penting Total 1.00 41 4.1 Menonjol", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 36, "width": 267, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tinton Ramadhan, Anjar Dwi Astono, Naik Henokh Parmenas", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 48, "width": 227, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Strategy, agritourism, community, stakeholder, menoreh", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 734, "width": 18, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "109", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 81, "width": 429, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil di atas maka dapat disimpulkan sementara hanya terdapat satu faktor saja yang dianggap sangat penting yakni dukungan penyuluhan dan pendidikan tentang perikanan dan peternakan. Hal ini dimungkinkan karena dipicu fakta bahwa banyak sekali kebutuhan masyarakat akan pengetahuan mengenai perikanan dan peternakan dengan segala sumber daya yang ada namun seringkali belum ada dukungan yang diharapkan ini.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 156, "width": 429, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selain hal yang sangat penting ada juga satu hal penting dan satu hal cukup penting. Adapun hal yang penting adalah adanya ancaman kehilangan kearifan lokal dimana hal ini bisa saja terjadi mengingat mentalitas dari masyarakat di kawasan pegunungan Menoreh kurang memahami dan pentingnya menghidupi kearifan lokal yang ada. Sedangkan hal yang cukup penting adalah adanya kekhawatiran bahwa pendatang akan mengatur pembuatan regulasi yang dilakukan oleh pemerintah. Ketakutan atau kecemasan ini beralasan mengingat bahwa semakin banyak dan semakin ramai pendatang mengokupasi tanah-tanah di sekitar wilayah Menoreh dan membangun pusat bisnis mereka sendiri yang akhirnya membuat masyarakat sendiri terpinggirkan dan tidak merasa berada di rumah sendiri. Hal-hal ini menjadi keprihatinan bersama masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 299, "width": 40, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2.", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 317, "width": 85, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisis SWOT EFAS", "type": "Caption" }, { "left": 108, "top": 336, "width": 379, "height": 333, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor Keterangan Peluang Dukungan perkreditan rakyat 0.1 5 0.5 Cukup penting Pengembangan komunitas sadar wisata 0.1 4 0.4 Cukup penting Kerjasama penta-helix 0.1 5 0.5 Cukup penting Pengembangan wisata oleh investor 0.1 5 0.5 Cukup penting Dukungan penyuluhan dan pendidikan tentang perikanan dan peternakan 0.1 6 0.6 Sangat Penting Ancaman 0 Banyaknya tengkulak 0.1 3 0.3 Tidak penting Pendatang mengatur pembuat regulasi 0.1 4 0.4 Cukup penting Kehilangan kearifan lokal 0.1 5 0.5 Penting Bencana alam 0.1 2 0.2 Tidak penting Tidak ada program keberlanjutan 0.1 3 0.3 Tidak penting Total 1.00 42 4.2 Menonjol", "type": "Table" }, { "left": 296, "top": 35, "width": 206, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Manajemen Strategi dan Aplikasi Bisnis, Volume 4, Nomor. 1, 2021. 103 - 116", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 734, "width": 18, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "110", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 81, "width": 40, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 99, "width": 84, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisis SWOT SFAS", "type": "Section header" }, { "left": 81, "top": 113, "width": 421, "height": 256, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Faktor SFAS Bobot Rating Skor Keterangan Durasi Kebijakan Sumber daya pertanian (tanah subur) 0.1 6 0.6 Jangka Panjang Sumber pangan melimpah 0.1 4 0.4 Jangka Pendek Infrastruktur sudah baik 0.1 4 0.4 Jangka Pendek Wisata alam kuat 0.1 6 0.6 Jangka Panjang Pola pengelolaan tradisionalis 0.1 6 0.6 Jangka Panjang Wisata budaya perlu dikembangkan 0.1 5 0.5 Jangka Panjang Dukungan penyuluhan dan pendidikan tentang perikanan dan peternakan 0.1 6 0.6 Jangka Panjang Kehilangan kearifan lokal 0.1 5 0.5 Jangka Panjang Kerjasama penta-helix 0.1 5 0.5 Jangka Panjang Pengembangan wisata oleh investor 0.1 4 0.4 Jangka Pendek Total 1 51 5.1", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 385, "width": 104, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: Olahan Peneliti", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 403, "width": 429, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil di atas maka dapat disimpulkan sementara bahwa terdapat beberapa faktor yang memerlukan strategi jangka pendek dan jangka panjang. Ada tiga faktor yang hanya perlu menggunakan strategi jangka pendek yakni antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 447, "width": 140, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Sumber pangan melimpah", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 463, "width": 133, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Infrastruktur sudah baik", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 479, "width": 181, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Pengembangan wisata oleh investor", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 494, "width": 428, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sedangkan tujuh sisanya memerlukan strategi jangka panjang yang mengisyaratkan perlu adanya keseriusan dari berbagai pemangku kepentingan untuk melihat masalah ini lebih dalam dan luas.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 544, "width": 251, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Strategy Map dan Road Map Pengembangan Pariwisata", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 566, "width": 427, "height": 77, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Melalui teknik analisis SWOT yang menggunakan metode IFAS, EFAS dan SFAS maka dapat dibuat sebuah peta strategi yang menggabungkan pemahaman dari kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang mungkin terjadi dalam pengembangan pariwisata berbasis pemberdayaan komunitas. Melalui peta strategi ini dapat dilihat apakah hal-hal yang sudah dilakukan akan memberikan dampak yang signifikan kepada masyarakat atau tidak. Berikut adalah hasil dari pemetaan strategis yang telah dilakukan:", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 36, "width": 267, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tinton Ramadhan, Anjar Dwi Astono, Naik Henokh Parmenas", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 48, "width": 227, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Strategy, agritourism, community, stakeholder, menoreh", "type": "Page header" }, { "left": 311, "top": 734, "width": 18, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "111", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 428, "width": 48, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1.", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 440, "width": 265, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Simpulan Dimensi Manajemen Pertanian dan Peran Pemerintah", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 473, "width": 427, "height": 77, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Melalui peta strategis ini kita dapat mengetahui bahwa pertemuan titik singgung IFAS: 4.1 dan EFAS 4.2 beradda pada kuadran 2. Meskipun menghadapi ancaman yang cukup besar, pemerintah memiliki kekuatan internal, strategi yang harus diterpkan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka pajang berupa pembuatan regulasi terkait pengembagnan pariwisata berbasis pemberdayaan komunitas. Hal ini dapat dijadikan terobosan kegiatan baru dengan menggunakan kekuatan internal yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 35, "width": 206, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Manajemen Strategi dan Aplikasi Bisnis, Volume 4, Nomor. 1, 2021. 103 - 116", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 734, "width": 18, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "112", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 293, "width": 49, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 310, "width": 201, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Road Map Pengembangan Pariwisata Menoreh", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 338, "width": 428, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan road map pengembangan pariwisata berbasis pemberdayaan komunitas di atas maka dapat diambil 3 langkah strategis untuk dapat menjawab tantangan dan peluang yang ada melalui kekuatan yang ada. Adapaun langkah-langkah tersebut antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 378, "width": 428, "height": 116, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembangunan manusia melalui pemberdayaan komunitas (pengembangan pengetahuan dan wawasan pariwisata). Pembangunan manusia menjadi langkah strategis pertama karena memang selama ini terdapat strategi yang kurang tepat dengan melakukan pembangunan infrastruktur terlebih dahulu daripada membangun manusianya. Pembangunan manusia dimulai dari memberikan modal pengetahuan dan wawasan pariwisata yang nantinya akan mengembang menjadi perubahan pola pikir dan juga pemahaman akan kehidupan yang lebih baik. Hal ini akan sejalan dengan banyak sektor yang mendukung pariwisata seperti sektor pertanian, perkebunan, dan sektor-sektor yang lain yang membutuhkan pengetahuan dan wawasan untuk mencapai tahap unggul.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 497, "width": 428, "height": 104, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembanguanan infrastruktur yang mendukung dan juga pemberian dukungan pemodalan. Selain itu juga perlu adanya sinergi penta helix untuk mempercepat pembangunan tersebut. Pembangunan infrastruktur baru dilakukan dan digalakkan ketika mentalitas masyarakat yang dibangun dari komunitas sudah terbentuk. Dukungan dapat berupa fasilitas fisik maupun pemodalan yang dibutuhkan masyarakat untuk dapat menunjang pariwisata. Selain itu peneliti menemukan bahwa perlu adanya sinergi penta helix antara pemerintah, masyarakat, komunitas, perguruan tinggi dan media untuk dapat semakin memperkuat pariwisata di wilayah Menoreh yang berbasis pada pemberdayaan komunitas.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 604, "width": 428, "height": 90, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengembangan konsep pariwisata yang belum pernah dibangun sebelumnya yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan komunitas. Pengembagnan konsep pariwisata yang belum pernah dibangun sebelumnya atau belum pernah terpikirkan sebelumnya merupakan terobosan baru untuk melihat sejauh mana perubahan cara berpikir dan mentalitas masyarakat yang pertama-tama dimulai dari komunitas. Pemberdayaan komunitas dalam konteks pariwisata ini akan terbukti berhasil ketika komunitas dapat menjadi salah satu oase kreativitas dan juga inovasi bagai masyarakat sekitar.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 36, "width": 267, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tinton Ramadhan, Anjar Dwi Astono, Naik Henokh Parmenas", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 48, "width": 227, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Strategy, agritourism, community, stakeholder, menoreh", "type": "Page header" }, { "left": 311, "top": 734, "width": 18, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "113", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 82, "width": 72, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 103, "width": 427, "height": 119, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil temuan penelitian di atas maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: pertama, terdapat beberapa kekuatan dan kelemahana yang fundamental terjadi pada masyarakat dan juga obyek wisata yang ada di wilayah Menoreh. Kedua, terdapat beberapa peluang dan ancaman yang juga fundamental terjadi pada masyarakat dan juga obyek wisata yang ada di wilayah Menoreh. Ketiga, setidaknya ada sepuluh kekuatan dan kelemahan dan dengan menggunakan pola analsisis IFAS ditemukan bahwa ada tiga hal yang sangat fundamental untuk dijadikan pusat perhatian yakni: Sumber daya pertanian (tanah subur), Wisata alam kuat, dan Pola pengelolaan tradisionalis. Ketiga hal ini terdiri dari dua kekuatan dan satu kelemahan yang dapat dikelola sedemikian rupa untuk menjadi program pengembangan bersama", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 224, "width": 427, "height": 58, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Setidaknya ada satu peluang yang sangat penting yaitu dukungan penyuluhan dan pendidikan tentang perikanan dan peternakan yang juga merupakan potensi besar untuk dapat dikembangkan mengingat air berlimpah dari beberapa sungai besar yang mengalir sepanjang tahun dimana hal tersebut merupakan media utama bagi perikanan dan juga tumbuhan yang subur sebagai pakan ternak.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 284, "width": 427, "height": 80, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Setelah melalui analisis yang panjang maka diperlukan strategi yang baik untuk dikembangkan dikemudian hari. Adapun ketiga strategi tersebut antara lain: (1) Pembangunan manusia melalui pemberdayaan komunitas (pengembangan pengetahuan dan wawasan pariwisata); (2) Pembangunan infrastruktur yang mendukung dan juga pemberian dukungan pemodalan. Selain itu juga perlu adanya sinergi penta helix untuk mempercepat pembangunan tersebut. Pengembangan konsep pariwisata yang belum pernah dibangun sebelumnya yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan komunitas", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 377, "width": 102, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keterbasan dan Saran", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 394, "width": 427, "height": 169, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keterbatasan pada penelitian ini terdiri dari waktu yang cukup pendek mengingat bahwa semua peneliti bertempat tinggal di Jakarta dan penelitian ini diadakan di Yogyakarta. Keterbatasan waktu ini mengakibatkan keterbatasan informasi terkait dengan beberapa strategi alternatif yang mungkin dapat dilakukan di wilayah ini. Peneliti sudah berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan tambahan data dan informasi melalui beberapa platform diskusi namun peneliti kesulitan mendapatkan bukti tambahan yang memperkuat data dan informasi terkait dengan strategi alternatif ini. Berdasarkan keterbatasan tersebut, agenda penelitian selanjutnya adalah melakukan penelitian yang lebih mendalam dengan menggunakan metode campuran atau mixed method untuk mendapatkan hasil yang lebih baik terkait dengan strategi dan juga output dari strategi tersebut. Penelitian mendatang juga akan lebih fokus pada salah satu sektor agriwisata yang ada di daerah Samigaluh Kulon Progo. Selain melakukan penelitian dengan pendekatan yang berbeda dan juga obyek yang lebih fokus, peneliti juga berencana untuk melakukan penelitian dengan melibatkan peneliti dari lintas program studi.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 584, "width": 60, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 599, "width": 429, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aklimawati&Yusianto, L. (2014). Karakteristik Mutu dan Agribisnis Kopi Robusta di Lereng Gunung Tambora, Sumbawa. Pelita Perkebunan, 30 No 2(Agustus), 159-180.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 624, "width": 429, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Anggraini, D. (2017). Analisis Hubungan Komplementer Dan Kompetensi Antar Destinasi Pariwisata (Studi kasus: 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Indonesia). Jakarta: MPKP FEB UI.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 660, "width": 429, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ariyanti, M. (2017). KARAKTERISTIK MUTU BIJI KAKAO (Theobroma cacao L) DENGAN PERLAKUAN WAKTU FERMENTASI BERDASAR SNI 2323-2008. Jurnal Industri Hasil Perkebunan No 1, 12(Juni), 35.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 697, "width": 429, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ASEAN. (2016). ASEAN Community: Based Tourism Standard. Jakarta: ASEAN Secretariat. Boronyak&Carrad. (2010). Effective Community Based Tourism: A Best Practice Manual. Australia: Sustainable Tourism Cooperative Research Centre.", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 35, "width": 206, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Manajemen Strategi dan Aplikasi Bisnis, Volume 4, Nomor. 1, 2021. 103 - 116", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 734, "width": 18, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "114", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 81, "width": 429, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Eko Heri Purwanto, R. d. (2015). KARAKTERISTIK MUTU DAN CITARASA KOPI ROBUSTA KLON", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 94, "width": 429, "height": 46, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BP 42, BP 358 DAN BP 308 ASAL BALI DAN LAMPUNG. SIRINOV No 2, 3(Agustus), 67-74. Gunawan, S. (2013, Desember). http://www1.pertanian.go.id. (http://www1.pertanian.go.id) Retrieved Agustus 18, 2019, from http://www1.pertanian.go.id/sikp/files/masterplan/MP-", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 142, "width": 150, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Agrowisata%20DIY%202013.pdf", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 154, "width": 428, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kusmiati&Windiarti. (2011). Analisis Wilayah Komoditas Kopi di Indonesia . Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 4, 47-58.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 178, "width": 428, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Martono, B. (2016). Karakteristik Morfologi dan Kegiatan Plasma Nutfah Tanaman Kakao: Bunga Rampai Inovasi Teknologi Bioindustri Kakao. Jakarta: Pakuwon.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 203, "width": 429, "height": 34, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mulyana&Yulianto. (2018). Strategi Pengembangan Kawasan Wisata Kuliner di Kalibawang dan Samigaluh Kulonprogo Yogyakarta. Jurnal Manajemen Resort dan Leisure No 1 , 15(April), 1-10.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 239, "width": 429, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Organization, I. C. (2012). All Exporting Countries Total Production Crop Years. London: International Coffee Organization.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 263, "width": 429, "height": 59, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Panggabean, E. (2011). Buku Pintar Kopi. Jakarta: Agro Media Pustaka. Pramusita&Sarinastiti. (2017). Aspek Sosial Ekonomi Masyarakat Lokal dalam Pengelolaan Desa Wisata Pantai Trisik, Kulon Progo. Jurnal Pariwisata Terapan No 2, 1, 13-25. Sabon, V. L. (2018). Strategi Peningkatan Kinerja Sektor Pariwisata Indonesia pada ASEAN Economic Community. Jurnal Bisnis dan Manajemen, 8 (2), 163-176.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 324, "width": 428, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saragih, J. (2010). Kinerja Produksi Kopi Arabika dan Prakiraan Sumbangannya dalam Pendapatan Wilayah Kabupaten Simalungun. Visi, 18, 98-112.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 348, "width": 429, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sugi Rahayu, U. D. (2015). Community Based Tourism Development As A Community Economic Development Strategies In The District Of Kulon Progo Yogyakarta. Yogyakarta:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 373, "width": 139, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Universitas Negeri Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 385, "width": 428, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sunaryo, B. (2013). Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Gava Media.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 409, "width": 429, "height": 71, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wijayanti, V. R. (2010). Usaha Tani Kakao dan Tingkat Ekonomi Petani Di Desa Banjarsari Kecamatan Kalibawan Kabupaten Kulon Progo. Jurnal FISE UNY, 2, 155-172. Zakaria, A. (2017). STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TANI KOPI ARABIKA (KASUS PADA PETANI KOPI DI DESA SUNTENJAYAKECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT, PROVINSI JAWA BARAT). Jurnal Sosio Teknologi No 3, 16(Desember), 325-339.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 507, "width": 80, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Declarations", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 533, "width": 40, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Funding", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 544, "width": 429, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The authors received financial support for the research and publication of this article from Dikti (higher education) grant year 2020", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 580, "width": 201, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Conflicts of interest/ Competing interests:", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 592, "width": 427, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The authors have no conflicts of interest to declare that are relevant to the content of this article.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 617, "width": 196, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data, Materials and/or Code Availability:", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 629, "width": 428, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data sharing is not applicable to this article as no new data were created or analyzed in this study.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 667, "width": 96, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Authors Profile", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 681, "width": 429, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tinton Ramadhan adalah dosen manajemen di Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis. Peneliti saat ini memiliki fokus penelitian terkait dengan Industri Kreatif dan juga pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) di perkotaan. Beliau juga mengajar beberapa mata kuliah projek", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 36, "width": 267, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tinton Ramadhan, Anjar Dwi Astono, Naik Henokh Parmenas", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 48, "width": 227, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Strategy, agritourism, community, stakeholder, menoreh", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 734, "width": 18, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "115", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 81, "width": 429, "height": 94, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kewirausahaan 1, 2 dan 3. Penulis dapat dihubungi di email: [email protected] Anjar Dwi Astono adalah dosen Manajemen dan Ketua Program Studi Manajemen di Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis. Fokus penelitian yang sedang digeluti berupa pemberdayaan wilayah tertinggal dengan program ketahanan pangan (agrobisnis) dan pariwisata berbasis komoditi (agriwisata). Beliau mengajar mata kuliah Kepemimpinan, Perilaku Konseumen, Metodologi Penelitian dan Pengenalan Industri Kreatif. Penulis dapat dihubungi di email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 179, "width": 429, "height": 66, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Naik Henokh Parmenas, adalah dosen manajemen di Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis dan sekaligus Rektor Kalbis Insititute. Peneliti saat ini memiliki fokus penelitian terkait dengan komoditi dan juga pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) terutama untuk korporasi maupun komunitas non-profit di pedesaan. Beliau mengajar mata kuliah Aspek Hukum dalam Bisnis, Kepemimpinan dan Kewirausahaan. Penulis dapat dihubungi di email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 262, "width": 110, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "How to cite this Article", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 276, "width": 429, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ramadhan, T., Astono, A., & Parmenas, N. (2021). Strategi Pengembangan Wilayah Agritourism di Pegunungan Menoreh Berbasis Pemberdayaan Komunitas. Jurnal Manajemen Strategi Dan Aplikasi Bisnis, 4(1), 103 - 116", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 35, "width": 206, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Manajemen Strategi dan Aplikasi Bisnis, Volume 4, Nomor. 1, 2021. 103 - 116", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 734, "width": 18, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "116", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 95, "width": 134, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This page intention to blank…", "type": "Text" } ]
b2d6aca4-0526-066c-3270-d51893bd501e
https://e-journal.unair.ac.id/palimpsest/article/download/21889/11998
[ { "left": 102, "top": 697, "width": 458, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "How to cite: Reghita, L. (2020). Perilaku Penemuan Informasi pada Mahasiswa UKM Sinematografi Universitas Airlangga. Palimpsest: Jurnal Ilmu Informasi Dan Perpustakaan , 11 (1), 54-67. https://doi.org/10.20473/pjil.v11i1.21889", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 726, "width": 343, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Open Access under Creative Commons Attribution NonCommercial Share Alike 4.0 International License (CC-BY-NC-SA)", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 40, "width": 422, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Palimpsest: Jurnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan Vol. 11, Issue 1, 2020, page 54-67", "type": "Page header" }, { "left": 157, "top": 143, "width": 324, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perilaku Penemuan Informasi pada Mahasiswa UKM Sinematografi Universitas Airlangga", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 195, "width": 428, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Information Searching Behaviour among UKM Cinematography Students Universitas Airlangga", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 250, "width": 89, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lavena Reghita 1 *", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 276, "width": 169, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[email protected]", "type": "Text" }, { "left": 138, "top": 288, "width": 387, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 Informasi dan Perpustakaan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga, Surabaya-Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 327, "width": 376, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Received: 16 th July 2020; Revised: 15th August 2020; Accepted: 4 th September 2020; Available Online: 7 th September 2020; Published Regularly: 7 th September 2020", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 361, "width": 38, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 372, "width": 442, "height": 209, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Latar belakang: Perilaku pencarian informasi di kalangan mahasiswa Sinematografi untuk menghasilkan karya film, dilatarbelakangi oleh adanya kesenjangan yang dapat menimbulkan kebutuhan informasi berdasarkan minat mahasiswa Sinematografi. Kebutuhan informasi mahasiswa UKM Sinematografi mengalami kendala dalam proses pencarian informasi, hal ini membuktikan bahwa mahasiswa UKM Sinematografi melakukan proses pencarian informasi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku pencarian informasi pada mahasiswa sinematografi, oleh karena itu penelitian ini menggunakan Model Perilaku Pencarian Informasi Wilson-Ellis. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik total sampling. Hasil: Penelitian ini memberikan hasil mengenai informasi terkait alur cerita (65,6%) sebagai kebutuhan yang dibutuhkan oleh mahasiswa UKM Sinematogarfi, dengan tema pengalaman seseorang (67,2%) yang dilakukan terlebih dahulu dengan melakukan penelitian (50,8%). Kendala yang sering dialami mahasiswa UKM Sinematografi adalah perbedaan pendapat (36,1%) saat berdiskusi dengan UKM lain. Untuk referensi yang sering digunakan mahasiswa UKM Sinematografi, sebagian besar berupa artikel (73,8%) yang dikerjakan pada tahap browsing. Selain itu, seminar, lokakarya, operasi film dan festival film (50,8%) merupakan akses yang disukai oleh sebagian besar mahasiswa Sinematografi. Kesimpulan: kebutuhan informasi mahasiswa UKM sinematografi sebagian besar mengenai informasi yang berkaitan dengan alur cerita. Alur cerita yang biasa digunakan mahasiswa UKM sinematografi sebagai kebutuhan informasinya yaitu pengalaman seseorang.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 595, "width": 366, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci : Perilaku Mencari Informasi; Kebutuhan Informasi; Sinematografi Mahasiswa", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 695, "width": 235, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "J urnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan: 11(1).2020.54-67", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 713, "width": 157, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://doi.org/10.20473/pjil.v11i1.21889", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 40, "width": 422, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Palimpsest: Jurnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan Vol. 11, Issue 1, 2020, page 55-67", "type": "Page header" }, { "left": 319, "top": 76, "width": 37, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 101, "top": 99, "width": 438, "height": 208, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Background: Information seeking behavior among students of Cinematography to produce film work, is motivated by a gap that can lead to information needs based on the interests of students of Cinematography. To meet these needs, students of UKM Cinematography have obstacles in the process of finding information, this proves that students of UKM Cinematography carry out the process of finding information. Purpose: This study aims to determine the description of information seeking behavior in students of cinematographic, therefore this study uses the Wilson-Ellis Information Seeking Behavior Model. Methods: The method used in this research is quantitative descriptive method using total sampling technique. Results: This study provides results regarding information related to the story line (65.6%) as the needs needed by Sinematogarfi UKM students, with the theme of one's experience (67.2%) which is done by conducting research (50.8%) first. The obstacle that is often experienced by students of UKM Cinematography is the difference of opinion (36.1%) when discussing with other UKM. For the references that are often used by students of UKM Cinematography, most of them are articles (73.8%) that are done at the browsing stage. In addition, seminars, workshops, film operations and film festivals (50.8%) are the preferred access for most students of Cinematography. Conclusion: The information needs of cinematography UKM students are mostly about information related to storylines. The storyline that cinematography UKM students usually use as their information needs is a person's experience.", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 324, "width": 364, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords: Information Searching Behavior; Information Needs; Student Cinematography", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 365, "width": 77, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 101, "top": 392, "width": 438, "height": 170, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perilaku penemuan informasi berperan penting dalam kehidupan setiap individu. Kegiatan perilaku penemuan informasi ini juga sering dilakukan oleh mahasiswa terutama mahasiswa sinematografi untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam proses penemuan informasinya. Kebutuhan informasi mahasiswa Sinematografi yang mendasari perilaku penemuan informasi meliputi pengetahuan mengenai latar belakang film yang akan diproduksi seperti tema film, pemain dan lokasi. Beberapa informasi tersebut sangat dibutuhkan mahasiswa sinematografi sebagai bahan pembuatan film. Berbagai aspek yang mendukung kegiatan sinematografi memunculkan statement bahwa perlunya informasi dalam pembuatan film. Informasi yang berkaitan dengan pembuatan film menjadi kunci utama kesusksesan bagi mahasiswa Sinematografi Universitas Airlangga dalam menyelesaikan problematika yang sedang dihadapi. Proses penemuan informasi terkait pembuatan film merupakan suatu dorongan mahasiswa sinematografi untuk menemukan informasi yang dibutuhkan.", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 576, "width": 438, "height": 98, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Secara keseluruhan perilaku informasi adalah pola perilaku seseorang yang melibatkan hubungan mencari informasi dan menemukan informasi. Mahasiswa sinematografi tentunya mengalami hambatan dalam mencari informasi dan kebutuhan yang ber kaitan dengan topik sinematografi, sehingga dapat mendorong mereka untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Hambatan tersebut dijelaskan dalam model Wilson bahwa ketika mahasiswa memiliki kebutuhan informasi yang akan membawa mahasiswa melakukan perilaku penemuan informasi, mahasiswa dihadapkan pada hambatan yang telah diungkapkan oleh Wilson. Penelitian ini akan", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 695, "width": 235, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "J urnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan: 11(1).2020.54-67", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 713, "width": 157, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://doi.org/10.20473/pjil.v11i1.21889", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 40, "width": 422, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Palimpsest: Jurnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan Vol. 11, Issue 1, 2020, page 56-67", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 76, "width": 438, "height": 83, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menggambarkan hambatan berdasarkan factor lingkungan, hambatan berdasarkan factor peran social dan hambatan berdasarkan factor persona l yang terjadi pada mahasiswa UKM sinematografi. Ketepatan waktu, kenyamanan dan akurasi dilihat sebagai kriteria yang paling penting untuk mengevaluasi informasi yang ditemukan secara online (Hossain & Islam, 2012). Keakuratan informasi yang diambil dari media online perlu diperhatikan dalam menentukan apakah informasi tersebut dapat digunakan.", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 174, "width": 437, "height": 170, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perilaku informasi memiliki fokus pada kebutuhan informasi individu secara khusus, dimana mereka menemukan, mengelola dan menggunakan informasi secara aktif maupun pasif dalam kehidupan sehari-harinya (Fisher dan Julien 2009), dan bergantung pada keterampilan mahasiswa sinematografi dalam mengakses sumber informasi dari adanya ketersediaan waktu untuk menemukan sumber informasi. Proses untuk mendapatkan informasi dapat terjadi pada situasi yang tidak sengaja ataupun menciptakan suatu proses pencarian yang mendalam (Case, 2007). Penulis mengangkat permasalahan bahwasanya Mahasiswa Sinematografi Universitas Airlangga memenuhi kebutuhan informasi yang mengharuskan mereka memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan penemuan informasi. Pola perilaku penemuan informasi yang dilakukan akan memiliki berbagai jawaban yang nantinya dapat didiskusikan dengan seluruh Mahasiswa Sinematografi Universitas Airlangga, jawaban atau informasi yang ditemukan dapat di seleksi dan diterapkan dalam proses pembuatan film kedepannya.", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 359, "width": 437, "height": 213, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada tahap itulah seseorang mempertimbangkan perilakunya yang perlu diselaraskan dengan situasi yang di hadapi dan dimudahkan untuk memunculkan suatu ide yang nantinya bisa dikembangkan. Kebutuhan informasi mahasiswa sinematografi tersebut, membawa mahasiswa dalam menemukan informasi yang diawali dengan tahapan yang telah dikembangkan oleh Ellis yang bahwasanya untuk menemukan informasi diawali dengan starting, chaining, browsing, differentiating, monitoring, extracting, verifying, dan ending. Selain itu kebutuhan informasi berdasarkan dengan kebutuhan informasi personal, social role, dan environmental (Wilson, 1997). Dalam penelitian ini analisis dilakukan berdasarkan teori perilaku penemuan informasi yang ditemukan oleh Wilson dengan perilaku penemuan informasi di kalangan mahasiswa Ukm Sinematografi Universitas Airlangga. Konsep penemuan informasi menyatakan, pengguna informasi akan memperoleh informasi yang nantinya dapat memenuhi kebutuhan informasi atau mengidentifikasi pengetahuan yang sudah ada dalam diri seseorang (Case 2007:5). Penelitian ini dilakukan guna mengetahui informasi apa yang dibutuhkan, hambatan apa saja yang dialami dan bagaimana perilaku penemuan informasi itu sendiri pada kalangan mahasiswa UKM Sinematografi Universitas Airlangga.", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 587, "width": 438, "height": 97, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teori Wilson merupakan teori dengan cakupan yang luas karena di dalamnya juga menjelaskan masalah dalam penemuan informasi. Awal permasalahan dari perilaku penemuan informasi adalah sebuah konsep dari kebutuhan informasi, yang telah terbukti tidak dapat dipraktikkan karena alasan yang dikemukakan oleh Wilson pada tahun 1981; yaitu, kebutuhan adalah pengalaman subyektif yang hanya terjadi dalam pikiran orang yang membutuhkan. Pengalaman dalam membutuhkan sesuatu hanya dapat dilakukan secara logika dari perilaku mahasiswa yang sedang membutuhkan informasi. Karakter dari kebutuhan subyektif ini telah", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 695, "width": 235, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "J urnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan: 11(1).2020.54-67", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 713, "width": 157, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://doi.org/10.20473/pjil.v11i1.21889", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 40, "width": 422, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Palimpsest: Jurnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan Vol. 11, Issue 1, 2020, page 57-67", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 76, "width": 438, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "terbukti, misalnya seperti definisi yang dikemukakan oleh Bumkrant (1976), bahwa kebutuhan adalah \"representasi kognitif dari tujuan masa depan yang diinginkan\".", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 116, "width": 438, "height": 82, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Model Wilson 1981 mengembangkan konteks person, social role dan environtment yang akan memunculkan kebutuhan informasi seseorang. Bagian dari kebutuhan informasi akan menimbulkan perilaku penemuan informasi menjadi kebutuhan fisiologis, kebutuhan afektif dan kebutuhan kognitif. Wilson memberi saran bahwa kebutuhan informasi adalah konsep dari istilah perilaku penemuan informasi yang bisa diadopsi ketika perilaku penemuan informasi dapat diamati sedangkan untuk kondisi mental internal tidak bisa diamati.", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 213, "width": 438, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wilson menciptakan model yang sangat umum dan dapat menjelaskan aspekaspek dasar dari perilaku seseorang selain itu juga memunculkan berbagai pendekatan untuk perilaku penemuan informasi. Teori ini juga menyatakan (Rubin, 1986) bahwa seseorang adalah pencari informasi yang aktif untuk memuaskan kebutuhan merekamasing-masing. Model milik Wilson ialah model yang secara jelas dapat digambarkan sebagai model makro atau model perilaku pencarian informasi secara kasar dan menunjukkan bagaimana kebutuhan informasi muncul dan apa yang dapat mencegah (dan secara implikasi dapat diartikan membantu) dalam pencarian informasi sebenarnya (Wilson, 1999).", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 340, "width": 438, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Alternatif utama untuk bekerja menggunakan model pencarian informasi adalah pendekatan kognitif untuk desain sistem pencarian informasi. Dalam penelitian Ellis 1987 menggambarkan pendekatan dengan sistem yang dapat membangun model kognitif dari persyaratan pencari agar menemukan informasi. Karakteristik informasi ilmu sosial menyajikan permasalahan khusus untuk membangun model tahapan penemuan informasi. Pola penemuan informasi Ellis 1987 berasal dari berbagai ilmuwan sosial akademik, yang berasal dari transkrip wawancara, dianalisis dan dipecah menjadi beberapa karakteristik, mulai, merantai, menelusuri, membedakan, memantau, dan mengekstraksi.", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 466, "width": 437, "height": 83, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Karakteristik ini tampaknya cukup untuk menguras fitur generik yang berbeda dari berbagai pola, dan untuk menyediakan model perilaku yang fleksibel untuk mendukung pemikiran tentang desain sistem pencarian informasi. Dalam modelnya karakterisasi model sebagai model pencarian informasi, dan perannya dalam penelitian pencarian informasi telah diperiksa oleh Ellis 1984. Berikut adalah Model Perilaku Penemuan Informasi Wilson-Ellis 1984 yang digunakan dalam penelitian ini sebagai pisau analisis permasalahan yang tengah dikaji.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 695, "width": 235, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "J urnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan: 11(1).2020.54-67", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 713, "width": 157, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://doi.org/10.20473/pjil.v11i1.21889", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 40, "width": 422, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Palimpsest: Jurnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan Vol. 11, Issue 1, 2020, page 58-67", "type": "Page header" }, { "left": 245, "top": 336, "width": 217, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Figure1 (model Perilaku Penemuan Informasi Wilson-Ellis )", "type": "Caption" }, { "left": 95, "top": 360, "width": 450, "height": 111, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Demikian model penemuan informasi oleh Wilson merupakan model yang sangat umum dan dapat membantu menjelaskan aspek-aspek yang lebih mendasar dari perilaku manusia, tetapi juga berbagai pendekatan untuk perilaku pencarian informasi dan pencarian informasi. Selain itu, Ellis menguraikan model perilaku yang dimaksud untuk mendukung pemikiran pada pertanyaan mengenai desain pencarian informasi pada ilmuwan social akademik. Pada sebelumnya terdapat perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Ellis yaitu penelitian terhadap ahli kimia dan ilmuwan social. Model pola pencarian informasi yang telah diteliti oleh Ellis memiliki perbedaan dengan adanya dua kategori tambahan verifying dan ending yang tidak diidentifikasi untuk ilmuwan social.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 487, "width": 104, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 95, "top": 513, "width": 444, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif, Penelitian ini nantinya dapat menggambarkan secara rinci mengenai gambaran perilaku penemuan informasi di Kalangan Mahasiswa Sinematografi (UKM Sinematografi) Universitas Airlangga dalam menentukan suatu konten. Metode yang digunakan dalam penelitian ini nantinya akan berupa data terkait perilaku penemuan informasi Mahasiswa UKM Sinematografi dan diolah dalam bentuk angka yang akan dianalisis menggunakan cara statistika atau SPSS. Hasil akhir akan dideskripsikan untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Lokasi penelitian dilakukan pada mahasiswa UKM Sinematografi Universitas Airlangga yang berlokasi pada Gedung Student Center Kampus C Universitas Airlangga Jalan Mulyorejo, Surabaya, Jawa Timur. Dalam penelitian ini populasi yang diambil ialah mahasiswa UKM Sinematografi Universitas Airlangga yang berjumlah 275 mahasiswa. Pada penelitian ini menggunakan Total Sampling yang", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 695, "width": 235, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "J urnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan: 11(1).2020.54-67", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 713, "width": 157, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://doi.org/10.20473/pjil.v11i1.21889", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 40, "width": 422, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Palimpsest: Jurnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan Vol. 11, Issue 1, 2020, page 59-67", "type": "Page header" }, { "left": 95, "top": 76, "width": 444, "height": 112, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mengambil sampel sesuai dengan populasi yang ada yaitu 71 sampel. Alasan mengambil total sampling karena menurut (Sugiyono, 2007) jumlah populasi yang kurang dari 100 maka seluruh populasi dijadikan sampel penelitian ini. Namun, dalam pengambilan sampel ini memiliki hambatan bahwa 10 mahasiswa tidak ikut serta dalam pengisian kuesioner. karena mengundurkan diri oleh karena itu status 10 mahasiswa tersebut sudah tidak aktif dalam organisasi UKM sinematografi. Sehingga, Sampel yang akan diambil dari penelitian ini adalah 61 mahasiswa Sinematografi yang berkontribusi dalam pembuatan film. Dengan teknik pengumpulam data berdasarkan kuisioner, observasi dan wawancara.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 203, "width": 74, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 95, "top": 229, "width": 61, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Temuan Data", "type": "Section header" }, { "left": 95, "top": 253, "width": 443, "height": 213, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa UKM Sinematografi Universitas Airlangga didominasi oleh mahasiswi (berjenis kelamin perempuan), yang paling banyak berasal dari fakultas ilmu budaya dan fakultas vokasi. Terkait kebutuhan informasi itu sendiri yang telah di bagi menjadi beberapa aspek, yang pertama yakni terkait informasi utama untuk memproduksi film terbukti bahwa informasi terkait alur cerita sebagai kebutuhainformasi utama dengan presentase 65,6%. Kemudian terkait informasi untuk mempersiapkan perlombaan ataupun kompetisi, sebanyak 54 responden menjawab Ya yang memiliki arti bahwa mereka membutuhkan informasi untuk mengikuti kompetisi dengan presentase 88,5%. Selanjutnya yaitu mengenai informasi untuk perlombaan film yang menunjukan bahwa film dengan genre yang didasarkan pengalaman pribadi menjadi salah satu informasi yang sering mereka cari dan memiliki presentase 52,5%. Cara mahasiswa UKM Sinematografi untuk mencari informasi didominasi dengan mini riset yang dibuktikan dengan 31 responden yang memiliki presentase 50,8%. Jumlah film yang diproduksi oleh UKM Sinematografi untuk mengikuti suatu perlombaan biasanya sebanyak lebih dari 7 film dengan prosentase responden yang menyatakan hal tersebut sebanyak 83,6%.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 481, "width": 444, "height": 185, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tema film yang banyak atau sering di produksi oleh UKM Sinematografi Universitas Airlangga itu sendiri yakni terkait pengalaman seseorang yang ditunjukan dengan prosentase sebasar 67,2% responden. Jenis-jenis film yang lebih sering di produksi yaitu jenis film-film pendek yang di buktinkan dengan banyaknya responden dengan prosentase 77%. 75,4% responden menyatakan bahwa persiapan utama untuk perlombaan film lebih banyak mengarah terkait rencana dan tujuan. 62,3% responden menyatakan bahwa sharing informasi hal yang paling banyak di dapat oleh mereka saat adanya festival atau bedah film. 29 responden menyatakan bahwa cara mahasiswa UKM Sinematografi memenuhi informasi mereka yakni dengan mengikuti bedah film atau festival film. 50,8% responden menyatakan bahwa seminar, workshop, bedah film, festival film ialah akses yang paling mereka sukai untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka. Dalam aspek memenuhi informasi dengan menggunakan internet memiliki respon yang bertolak belakang, karena 38 responden malah lebih memilih untuk menggukan internet sebagai media pemenuhan informasi mereka.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 695, "width": 235, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "J urnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan: 11(1).2020.54-67", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 713, "width": 157, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://doi.org/10.20473/pjil.v11i1.21889", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 40, "width": 422, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Palimpsest: Jurnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan Vol. 11, Issue 1, 2020, page 60-67", "type": "Page header" }, { "left": 95, "top": 76, "width": 443, "height": 127, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ketika peneliti memberikan opsi lain apakah perpustakaan juga salah satu media yang mereka manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka, ternyata 93,4% responden menyatakan tidak. 95,1% responden juga menyatakan bahwa took buku juga bukanlah media mereka untuk memenuhi kebutuhan informasi. Menemukan informasi melalui seminar, workshop, bedah film, ataupun festival film juga bukan salah satu media yang dimanfaatkan oleh mahasiswa UKM Sinematografi, karena 49% responden menyatakan tidak. Namun 47,5% responden menyatakan bahwa mereka senang melakukan proses penemuan informasi dan menemukan informasinya. 80,3% responden menyatakan bahwa mereka tidak memiliki rasa bingung untuk melakukan proses pemenuhan kebutuhan informasi mereka. 45", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 212, "width": 443, "height": 228, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Responden menyatakan bahwa mereka akan segera melakukan proses pemenuhan informasi apabila mereka merasa membutuhkan informasi.Terkait hambatan itu sendiri yang dibagi beberapa aspek yang telah diujikan, terbukti bahwa 55,7% responden menyatakan bahwa hambatan yang sering ditemui ketika mencari informasi di perpustakaan yakni terbatasnya koleksi yang tersedia. Kemudian 45 responden juga menyatakan bahwa mereka selalu merasakan keterbatasan waktu dalam memenuhi informasi. Keterbatasan waktu yang dirasakan oleh 39 responden yang dominan menyatakan bahwa waktu mereka terbatas karena mereka memiliki kegiatan lain. Karena keterbatasan tersebut akhirnya sebanyak 54,1% responden lebih memilih untuk membuat timeline pengerjaan untuk mengatakan keterbatasan waktu yang responden rasakan untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka tersebut. Hambatan yang sering dialami oleh 36,1% responden ketika melakukan diskusi dengan sesama anggota UKM yakni adanya perbedaan pendapat. 31,1% responden memilih untuk lebih mengatur arah pembicaraan untuk mengatasi hambatan ketika mereka berdiskusi. Malas merupakan faktor mood yang paling menghambat responden untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka. 55,7% lebih memilih untuk memotivasi diri guna mengatasi persoalan mood yang mampu menghambat mereka untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 455, "width": 444, "height": 228, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terkait tahapan penemuan informasi itu sendiri yang juga di bagi menjadi beberapa aspek, dimana yang pertama yakni aspek starting yang menunjukan bahwa 52,5% responden langsung mencari di internet sebagai langkah awal untuk melakukn proses pemenuhan informasi. Atikel merupakan referensi yang paling sering digunakan oleh responden dengan prosentase sebesar 73,8%. Untuk mengidentifikasi informasi 57,4% responden lebih memilih informasi yang mendukung. Kemudian aspek chaining yang menunjukan bahwa 59% responden menyatakan bahwa jurnal merupakan salah satu karya ilmiah yang paling sering digunakan. 80,3% responden mencari berdasarkan keyword untuk mempermudah proses penemuan informasi. 47,5% responden menggunakan 1-4 referensi untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka. 52,5% responden memilah sesuai kebutuhan untuk mendapatkan referensi yang sesuai kebutuhan mereka. Ketiga yaitu aspek browsing yang menunjukan bahwa 34,4% responden lebih memilih website portal berita untuk mengakses informasi. Alasan memilih salah satu website juga banyak dinyatakan oleh 25 responden yang menyatakan bahwa informasi yang ada di website tersebut sesuai dengan kebutuhan mereka. Kemudian aspek differentiating yang menunjukan bahwa 50,8% responden menilai kualitas referensi berdasarkan kesesuaian dengan informasi yang paling mereka butuhkan. Menyaring informasi berdasarkan penulis atau kualitas informasi, 77% responden menyatakan", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 695, "width": 235, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "J urnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan: 11(1).2020.54-67", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 713, "width": 157, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://doi.org/10.20473/pjil.v11i1.21889", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 40, "width": 422, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Palimpsest: Jurnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan Vol. 11, Issue 1, 2020, page 61-67", "type": "Page header" }, { "left": 95, "top": 76, "width": 250, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "bahwa kualitas informasi telah sesuai dengankebutuhan.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 101, "width": 444, "height": 199, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aspek monitoring, yang menunjukan bahwa 47,5% responden bertanya kepada teman terkait hal yang paling ramai dibicarakan untuk mengetahui informasi terbaru yang hits pada saat ini. 70,5% responden lebih memilih menggunakan social media instagram untuk mengamati informasi terbaru. 70,5% responden juga menyatakan bahwa mereka sering mengikuti perkembangan terbaru terkait bidang perfilman. Sebanyak 53 responden menyatakan juga bahwa mereka telah 1-5 kali mengikuti festival film dalam sebulan. Selanjutnya aspek extracting, yang menunjukan bahwa 65,6% responden menjadikan bahan diskusi dengan cara berbagi informasi yang mereka dapat masing-masing. 75,4% responden sering memilih informasi yang akurat dan relevan agar memeberi hasil yang memuaskan. Aspek verifying, yang menunjukan bahwa 59% responden melakukan tindakan memverifikasi referensi untuk memberikan hasil yang maksimal. 40 responden lebih memilih jurnal untuk dijadikan sebagai referensi hasil akhir. Dan yang terakhir yakni aspek ending yang menunjukan bahwa 60,7% responden menyatakan bahwa referensi yang sesuai versi mereka yakni referensi yang telah sesuai dengan kriteria. 70,5% responden mengevaluasi secara teliti referensi yang mereka gunakan.", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 316, "width": 72, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Diskusi Teoritik", "type": "Section header" }, { "left": 95, "top": 340, "width": 234, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kebutuhan informasi berdasarkan factor Lingkungan", "type": "Section header" }, { "left": 95, "top": 365, "width": 444, "height": 228, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menemukan informasi harus berdasarkan tujuan tertentu sebagai bentuk adanya kebutuhan yang dapat memenuhi tujuan tersebut Wilson 2000. Sebagaian besar mahasiswa UKM Sinematografi menjadikan kebutuhan terkait alur cerita sebagai salah satu kebutuhan informasi untuk bekal dalam mengikuti suatu perlombaan. Alur cerita dinilai mahasiswa UKM Sinematografi sebagai pendukung untuk memenangkan perlombaan. Perlombaan film biasanya diselenggarakan dengan tema tertentu ataupun dengan alur cerita yang bermacam- macam. Dengan kebutuhannya tersebut maka mahasiswa UKM Sinematografi menjadikan pengalaman seseorang sebagai tema yang paling sering digunakan untuk perlombaan film. Kebutuhan informasi muncul ketika seseorang menyadari pengetahuan yang ada padanya tidak cukup untuk mengatasi permasalah tentang subyek tertentu (Chowdhury, 1999) maka dari itu cara penemuan informasi yang dilakukan mahasiswa sinematografi pun berbeda dengan mahasiswa yang tergabung pada UKM lain dalam tabel 3.6 menunjukkan bagaimana mahasiswa sinematografi menemukan informasinya yaitu dengan cara melakukan riset yang sebagaian besar sejumlah 31 atau (50,8%) mahasiswa sinematografi memilih hal tersebut. Hal ini berbeda dengan kebutuhan informasi yang ada pada penelitian-penelitian sebelumnya, dimana mahasiswa memilih internet (Puri, 2013) sebagai cara untuk menemukan informasi.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 607, "width": 229, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kebutuhan informasi berdasarkan factor Social Role", "type": "Section header" }, { "left": 95, "top": 632, "width": 444, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Festival film menjadi salah satu akses yang mempengaruhi kebutuhan informasi mahasiswa UKM sinematografi. Sebagian besar mahasiswa UKM sinematografi memilih untuk menghadiri acara-acara tersebut untuk mengetahui pengetahuan yang tidak mereka ketahui. Mahasiswa UKM sinematografi memiliki kebiasaan yang tidak sama dengan mahasiswa lainnya. Organisasi ataupun", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 695, "width": 235, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "J urnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan: 11(1).2020.54-67", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 713, "width": 157, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://doi.org/10.20473/pjil.v11i1.21889", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 40, "width": 422, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Palimpsest: Jurnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan Vol. 11, Issue 1, 2020, page 62-67", "type": "Page header" }, { "left": 95, "top": 76, "width": 444, "height": 112, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "UKM yang memiliki pengetahuan khusus biasanya menjadikan workshop sebagai ladang informasinya. Hal ini terlihat dalam kegiatan mahasiswa UKM sinematografi yang memiliki kebiasaan untuk menambah pengetahuannya melalui workshop, festival film, bedah film, dsb. Mahasiswa UKM sinematografi mengakui bahwa dengan mengikuti workshop, festival film maupun bedah film karena alasan untuk mendapatkan banyak informasi dari ahlinya. Adapun hasil dari penelitian terdahulu yang mengatakan bahwa sebesar (71%) responden memenuhi kebutuhan informasi akan suatu ide karya tertentu, dengan cara berdiskusi bersama orang yang lebih ahli (Nisah, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 203, "width": 219, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kebutuhan informasi berdasarkan factor Personal", "type": "Section header" }, { "left": 95, "top": 227, "width": 443, "height": 112, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kebutuhan informasi mahasiswa UKM sinematografi sebagian besar mengenai informasi yang berkaitan dengan alur cerita. Alur cerita yang biasa digunakan mahasiswa UKM sinematografi sebagai kebutuhan informasinya yaitu pengalaman seseorang. Untuk menentukan cerita yang akan di produksi oleh mahasiswa UKM sinematografi mereka memiliki cara dalam membuat cerita yang akan di produksi. Dengan cara melakukan riset mereka akan mulai menyusun cerita mengenai pengalaman seseorang yang kemudian di susun menjadi sebuah scenario. Hal ini berbeda dengan kebutuhan informasi yang ada pada penelitian-penelitian sebelumnya, dimana mahasiswa memilih internet (Puri, 2013) sebagai cara untuk menemukan informasi.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 353, "width": 268, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hambatan berdasarkan Faktor Lingkungan (Environtmental)", "type": "Section header" }, { "left": 95, "top": 370, "width": 443, "height": 141, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sebagaian besar mahasiswa UKM Sinematografi beranggapan bahwa keterbatasan koleksi di perpustakaan menjadi hambatan mereka. Hal ini ditunjukkan pada temuan data tabel 3.21 dengan 34 atau (55,7%) mahasiswa memberi jawaban keterbatasan koleksi menjadi hambatan ketika mereka mencari informasi di perpustakaan. Hal serupa juga dirasakan oleh mahasiswa bahasa asing yang mengalami hambatan karena sulit menemukan sumber indormasi terkait keilmuannya (Puri, 2013). Selain itu, sebagian besar mahasiswa UKM Sinematografi menjadikan keterbatasan waktu sebagai hambatan yang terjadi pada lingkungan. Pada tabel 3.24 terlihat bagaimana caramahasiswa UKM Sinematografi mengatasi hambatan yang disebabkan oleh keterbatasan waktu. Terdapat 33 atau (54,1%) mahasiswa mengatasi keterbatasan waktu yang mereka hadapi dengan cara membuat timeline pengerjaan.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 525, "width": 263, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hambatan berdasarkan Faktor Peran Terkait (Role Related)", "type": "Section header" }, { "left": 95, "top": 549, "width": 444, "height": 127, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hambatan yang ditimbulkan karena peran social ialah hambatan ketika mahasiswa UKM Sinematografi sedang berdiskusi atau berkomunikasi dengan mahasiswa UKM lain. Mahasiswa UKM Sinematografi mengakui bahwa perbedaan pendapat menjadi salah satu hambatan yang ditimbulkan oleh mahasiswa UKM Sinematografi dengan UKM lainnya. Walgito dalam (Hermawan, 2018) mengatakan bahwa interaksi social dapat diartikan sebagai hubungan antara individu satu dengan individu lain, yang dimana akan mempengaruhi satu sama lain dan akan menimbulkan hubungan timbal balik antara individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok. Solusi yang ada pada hambatan peran social, dapat diterapkan oleh beberapa mahasiswa lain untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dengan mahasiswa lain. Hambatan yang", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 695, "width": 235, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "J urnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan: 11(1).2020.54-67", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 713, "width": 157, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://doi.org/10.20473/pjil.v11i1.21889", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 40, "width": 422, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Palimpsest: Jurnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan Vol. 11, Issue 1, 2020, page 63-67", "type": "Page header" }, { "left": 95, "top": 76, "width": 444, "height": 127, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "disebabkan oleh factor peran social pada penelitian ini berbeda dengan beberapa penelitian yang membahas mengenai hambatan role related oleh Wilson. Hambatan ini terjadi karena adanya perbedaan kedudukan antara mahasiswa yang tergabung dalam organisasi sinematografi dengan mahasiswa yang tergabung dengan organisasi lain baik organisasi dari dalam kampus (UKM) ataupun organisasi luar kampus (komunitas proyeksi). Hambatan yang terjadi biasanya meliputi perbedaan pendapat antar kedua pihak. Dengan menerapkan arah pembicaraan dinilai akan memberikan kemudahan bagi pihak- pihak yang terlibat dalam diskusi. Solusi tersebut juga dapat mempersingkat waktu dan diharapkan dapat memberikan banyak informasi dari hasil diskusi tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 211, "width": 176, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hambatan berdasarkan Faktor Personal", "type": "Section header" }, { "left": 95, "top": 236, "width": 443, "height": 184, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hambatan yang ada pada diri semua mahasiswa yang tergabung dalam organisasi UKM Sinematografi ialah rasa malas. Pada pembahasan diatas dapat diketahui pula solusi untuk mengatasi rasa malas yang dialami mahasiswa UKM Sinematografi. Memotivasi diri sendiri dinilai sebagai soulusi untuk mengatasi rasa malas yang ada pada diri manusia. Dalam hal ini untuk menemukan informasi seringkali seseorang dihadapkan dengan berbagai hambatan baik hambatan dari factor lingkungan, hambatan dari factor peran terkait maupun hambatan yang ada pada diri sendiri. Model perilaku penemuan informasi WilsonEllis menggambarkan bahwa dalam proses penemuan informasi, setiap individu dihadapkan pada suatu hambatan. Dalam penelitian ini hambatan yang berbeda dirasakan oleh mahasiswa UKM sinematografi pada proses penemuan informasi. Mahasiswa UKM sinematografi memiliki hambatan yang ditimbulkan karena adanya keterbatasan waktu. Pernyataan tersebut didukung oleh Nicholas dalam (Puri, 2013) yang mengatakan bahwa salah satu factor yang menentukan keberhasilan dalam menemukan informasi adalah factor keterbatasan waktu.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 435, "width": 312, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tahapan Perilaku Penemuan Informasi Mahasiswa UKM Sinematografi", "type": "Section header" }, { "left": 95, "top": 450, "width": 444, "height": 170, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penemuan informasi pada penelitian ini berdasarkan teori Wilson dengan digabungkan dengan delapan tahapan perilaku penemuan informasi oleh Ellis. Berikut delapan tahapan yang akan diabarkan dari temuan data. Dalam tahap starting, mahasiswa sinematografi memilih untuk menemukan informasi melalui artikel yang d iakses di internet. Mahasiswa UKM Sinematografi menganggap informasi yang ada pada artikel-artikel dapat menambah informasi dan menambah referensi. Beberapa orang ada yang tidak mempercayai artikel sebagai referensi karena diragukan keakuratannya. Pada penelitian (Ahyat, 2017) menyatakan bahwa informasi dari media elektronik terutama melalui internet perlu diseleksi kembali. Seleksi dilakukan untuk menghindari informasi yang tidak benar. Sehingga, mahasiswa UKM Sinematografi sesuai dengan penggunaan informasi yang benar. Hal tersebut dapat diartikan dengan penggunaan informasi sebagai tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam menggunakan informasi yang ditemukan berdasarkan kebutuhan informasi (Ahyat, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 635, "width": 444, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam tahapan chaining mahasiswa UKM Sinematografi lebih memilih mencari keyword dibandingkan mengambil dari daftar pustaka. Mahasiswa UKM Sinematografi memilah referensi sesuai kebutuhan dalam taraf difokuskan pada tahap eksplorasi awal ketika seseorang memasuki", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 695, "width": 235, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "J urnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan: 11(1).2020.54-67", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 713, "width": 157, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://doi.org/10.20473/pjil.v11i1.21889", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 40, "width": 422, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Palimpsest: Jurnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan Vol. 11, Issue 1, 2020, page 64-67", "type": "Page header" }, { "left": 95, "top": 76, "width": 444, "height": 141, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "tahapan baru atau memulai topic baru dan pada saat tahap penyelesaian ketika seseorang ingin memstikan bahwa semua referensi telah dibahas (Ellis, 1987). Tinjauan pustaka sebagai studi dalam praktek mengenai kutipan serta arguman mengenai peran dan signifikansi studi yang disediakan oleh Cornin 1984 yang juga mempertimbangan perlu teori mengutip Cornin 1981. Namun, pada penelitian ini aktifitas chaining tidak terlalu terlihat oleh mahasiswa UKM sinematografi. Beberapa penelitian terdahulu memiliki tindakan dalam tahapan ini yaitu chaining maju dan chaining mundur (Rakha'dinazzah, 2018). Untuk tahapan ini mahasiswa UKM sinematografi lebih melakukan tindakan untuk mencari keyword pada internet sebagai cara untuk mempermudah menemukan informasi. Mahasiswa UKM sinematografi tidak mengikuti beberapa catatan kaki sebagai caranya mempermudah menemukan informasi.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 232, "width": 444, "height": 214, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada tahapan browsing, sebagian besar mahasiswa UKM Sinematografi memilih website portal berita sebagai akses dalam menemukan informasi. Sehingga, terlihat bahwa website yang sudah dipilih dapat memberikan apa yang dicari oleh mahasiswa UKM Sinematografi. Kegiatan browsing tidak terbatas pada penelusuran koleksi yang ada di perpustakaan dimana pun ada beberapa koleksi dengan materi sejenis (Ellis, 1987). Dalam tahapan differentiating, bahwa untuk membedakan suatu informasi yang telah didapat sebelumnya bisa dilakukan dengan cara mendiskusikan atau bertanya pada teman. D alam (Firmansyah, 2015) juga terlihat bahwa (52%) respondennya memilih menanyakan kepada teman tentang informasi yang didapat. Penelitian tersebut memiliki kesamaan dengan mahasiswa UKM Sinematografi yaitu bertanya pada teman tentang informasi yang didapat . Menurut (Ellis, 1987) membedakan informasi berdasarkan kualitas sebagian berhubungan dengan penilaian langsung dari sumber yang berbeda akan cenderung menghasilkan materi dengan standart yang berbeda. Hal ini dapat dikaitkan dengan standart informasi yang ditemukan oleh mahasiswa UKM Sinematografi. Standart informasi yang digunakan oleh mahasiswa UKM Sinematografi memiliki standart yang akurat dan terpercaya karena mahasiswa UKM Sinematografi menemukan informasi langsung pada tempatnya.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 461, "width": 444, "height": 213, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adanya perkembangan terkait informasi yang dibutuhkan oleh mahasiswa UKM sinematografi, secara tidak langsung dapat mengupdate informasi. Sama hal nya dalam penelitian terdahulu dijelaskan bahwa tahapan monitoring sebagai tahapan untuk mengupdate informasi yang didapat (47%) responden yang setuju dengan pernyataan tersebut (Firmansyah, 2015). Dalam penelitiannya (Ellis, 1993) berpendapat bahwa beberapa ilmuwan social memanfaatkan pers yang berkualitas untuk mengingatkan mereka terhadap suatu informasi dan televisi sebagai sumber informasi. Dalam tahapan extracting, terdapat 40 atau (65,6%) mahasiswa memilih untuk menjadikan bahan diskusi. Membagikan referensi untuk didiskusikan dengan kelompok dapat mempermudah tahap ekstraksi sama hal nya seperti penelitian terdahulu oleh (Firmansyah, 2015) terdapat (34%) menyetujui menggunakan referensi untuk kelompok. Berdasarkan penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa UKM sinematografi mengekstraksi referensi online dengan cara dijadikan bahan diskusi dengan teman ataupun sesama anggota UKM sinematografi. Terdapat penelitian terdahulu yang memiliki hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi ilmiah yang telah didapatkan perlu dibaca ulang informasinya untuk memastikan bahwa informasi tersebut sudah sesuat dengan kebutuhan yang dibutuhkan (Setiawan, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 695, "width": 235, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "J urnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan: 11(1).2020.54-67", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 713, "width": 157, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://doi.org/10.20473/pjil.v11i1.21889", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 40, "width": 422, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Palimpsest: Jurnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan Vol. 11, Issue 1, 2020, page 65-67", "type": "Page header" }, { "left": 95, "top": 76, "width": 443, "height": 127, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam tahapan verifying, sebagian besar mahasiswa UKM sinematografi melakukan tindakan memverifikasi refrensi untuk memberikan hasil yang maksimal. Terdapat 36 atau (59,0%) mahasiswa menjawab melakukan kegiatan memverifikasi untuk memberikan hasil yang maksimal pada hasil akhir. Untuk menanggapi temuan data tersebut (Ellis, 1997) mengatakan beberapa ilmuwan social menyatakan tindakan verifying sebagai bagian yang sangat kecil dalam tahapan penemuan informasi. Menanggapi hal tersebut ada sebagaian orang yang tidak melakukan tahapan ini karena menganggap referensi yang ditemukan akurat dan terpercaya. Referensi yang digunakan oleh mahasiswa UKM sinematografi untuk memberikan hasil akhir yang terbaik ialah jurnal. 40 atau (65,6%) mahasiswa mempercayai jurnal untuk memberikan hasil akhir yang akurat.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 217, "width": 443, "height": 257, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam tahapan ending, 43 atau (70,5%) mahasiswa memilih untuk mengevaluasi referensi secara teliti. Pada hasil penelitian (Setiawan, 2016) menunjukkan bahwa mahasiswa sering mengolah informasi yang didapat sesuai dengan tujuan dan kemudian dipraktekan dalam suatu pengetahuan. Dari delapan tahapan perilaku penemuan informasi yang dikemukakan oleh David Ellis memberikan cara untuk mendapatkan informasi secara akurat dan detail. Ellis juga menyatakan bahwa ke delapan tahapan diatas saling berkaitan yang nantinya akan membentuk pola information seeking behavior. Selain itu, pada penelitian ini memberikan hasil bahwa dalam mencari informasi, mahasiswa UKM sinematografi terlibat dalam delapan tahapan tersebut. Namun, cara mereka untuk menanggapi tahapan tersebut tidak sama dengan beberapa penelitian yang sudah dilakukan oleh Ellis. Bahkan dalam hal ini mahasiswa UKM sinematografi tidak menyadari bahwa untuk menemukan informasi memiliki tahapan-tahapan khusus. Browsing menjadi tahapan yang paling umum dilakukan semua orang terutama mahasiswa UKM sinematografi karena keterbatasan koleksi di perpustakaan yang berhubungan dengan film sehingga, mengharuskan mahasiswa UKM sinematografi untuk melakukan aktivitas browsing. Browsing atau penelusuran sering dikenal oleh seseorang sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan search engine atau internet. Hal ini serupa dengan penelitian terdahulu yang memiliki hasil bahwa aktivitas browsing dominan pada media elektronik dengan presentase (100%) (Rakha'dinazzah, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 490, "width": 73, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 95, "top": 517, "width": 444, "height": 156, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan model penemuan informasi Wilson-Ellis yang telah diujikan menunjukan bahwa kebutuhan informasi mahasiswa UKM sinematografi sebagian besar mengenai informasi yang berkaitan dengan alur cerita. Alur cerita yang biasa digunakan mahasiswa UKM sinematografi sebagai kebutuhan informasinya yaitu pengalaman seseorang. Untuk menentukan cerita yang akan di produksi oleh mahasiswa UKM sinematografi mereka memiliki cara dalam membuat cerita yang akan di produksi. Dengan cara melakukan riset mereka akan mulai menyusun cerita mengenai pengalaman seseorang yang kemudian di susun menjadi sebuah scenario. Kemudian dalam hal hambatan itu sendiri timbul karena adanya keterbatasan waktu. Keterbatasan waktu yang menghalangi mahasiswa UKM sinematografi dalam melakukan riset disebabkan oleh kegiatan lain yang diikuti mahasiswa sinematografi. Selain itu, dalam penelitian ini juga memberi cara untuk", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 695, "width": 235, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "J urnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan: 11(1).2020.54-67", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 713, "width": 157, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://doi.org/10.20473/pjil.v11i1.21889", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 40, "width": 422, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Palimpsest: Jurnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan Vol. 11, Issue 1, 2020, page 66-67", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 76, "width": 444, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mengatasi hambatan keterbatasan waktu dengan cara membuat timeline pengerjaan. Timeline tersebut diharapkan dapat memudahkan mahasiswa sinematografi untuk mengelola waktu.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 116, "width": 444, "height": 184, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selain keterbatasan waktu, mahasiswa UKM sinematografi merasa bahwa keterbatasan koleksi di perpustakaan juga menjadi hambatan bagi mereka. Perpustakaan dinilai tidak menyediakan banyak sumber informasi mengenai sinematografi. Oleh karena itu, mahasiswa UKM sinematografi lebih memilih mengikuti acara-acara diluar seperti workshop, bedah film dan festival film untuk dijadikan sebagai sumber informasi mahasiswa UKM sinematografi. Sebagian besar mahasiswa UKM sinematografi terbiasa memakai tahapan yang biasanya digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Mahasiswa UKM sinematografi menjadikan internet sebagai tujuan utama untuk tahapan menemukan informasi. Mahasiswa UKM sinematografi mengakui bahwa mereka jarang melakukan tahapan-tahapan yang dikemukakan Ellis. Browsing menjadi tahapan yang paling umum dilakukan semua orang terutama mahasiswa UKM sinematografi karena keterbatasan koleksi di perpustakaan yang berhubungan dengan film sehingga, mengharuskan mahasiswa UKM sinematografi untuk melakukan aktivitas browsing. Browsing atau penelusuran sering dikenal oleh seseorang sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan search engine atau internet.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 330, "width": 66, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 95, "top": 358, "width": 406, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Case, D. O. (2007). Looking for information. A survey of Research on Information Seeking, Needs and Behavior. United Kingdom: Emerlad Group Publishing Limited.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 387, "width": 455, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Case, D. O. (2007). Looking for information. A survey of Research on Information Seeking, Needs and Behavior. United Kingdom: Emerlad Group Publishing Limited. Chowdhurry, G G (1999). Introduction to Modern Information Retrieval. London: Library Association Publishing.", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 445, "width": 443, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Desta, A. G., Prezz, M. d., & Ngulube, P. (2017). Factors affecting the information-seeking behaviour of postgraduate students at the University of South Africa Ethiopia Regional Learning Centre. Information Development , 1-12.", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 489, "width": 443, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Desta, A. G., Prezz, M. d., & Ngulube, P. (2017). Factors affecting the information-seeking behaviour of postgraduate students at the University of South Africa Ethiopia Regional Learning Centre. Information Development , 1-12.", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 532, "width": 324, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Discussion. Advances in Library Administration and Organization , 1-25.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 547, "width": 435, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ellis, D. (1987). The Derivation of a Behaviaoural Model for Information Retrival System Design.", "type": "Text" }, { "left": 209, "top": 561, "width": 193, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Information Studies University of Sheffield .", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 576, "width": 435, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ellis, D. (1987). The Derivation of a Behavioural Model for Information Retrieval System Design.", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 590, "width": 124, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Information Studies , 55-59.", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 605, "width": 435, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ellis, D. (1987). The Derivation of a Behavioural Model for Information Retrieval System Design.", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 620, "width": 124, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Information Studies , 55-59.", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 634, "width": 445, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ellis, D. (1997). Modelling The Information Seeking Patterns of Engineers and Research Scientist In An Industrial Environtment. Journal of Ducumentation, Vol. 53, No. 4 , 396- 400.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 663, "width": 445, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ellis, D. (1997). Modelling The Information Seeking Patterns of Engineers and Research Scientist In", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 695, "width": 235, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "J urnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan: 11(1).2020.54-67", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 713, "width": 157, "height": 8, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://doi.org/10.20473/pjil.v11i1.21889", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 40, "width": 422, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Palimpsest: Jurnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan Vol. 11, Issue 1, 2020, page 67-67", "type": "Page header" }, { "left": 126, "top": 76, "width": 16, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "An", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 91, "width": 439, "height": 97, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Industrial Environtment. Journal of Ducumentation, Vol. 53, No. 4 , 396- 400. Fathurrahman, M. (2016). Model-model Perilaku Pencarian Informasi. Jurnal Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta , 1-18. Firmansyah, A. (2015). Perilaku Penemuan Informasi (Information Seeking Behavior) Oleh Mahasiswa Ukm Robotika Institute Teknologi Sepuluh Nopember. Libraries Science , 2. Gorichanaz, T. (2018). Information creation and models of information behavior: Grounding synthesis and further research. Librarianship and Information Science , 1-9.", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 193, "width": 452, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gorichanaz, T. (2018). Information creation and models of information behavior: Grounding synthesis and further research. Librarianship and Information Science , 1-9.", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 222, "width": 453, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gorichanaz, T. (2018). Information creation and models of information behavior: Grounding synthesis and further research. Librarianship and Information Science , 1-9.", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 251, "width": 412, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hossain, M., & Islam, M. (2012). Information-seeking by print media journalists in Rajshahi, Bangladesh.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 280, "width": 412, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "International Federation of Library Associations and Institutions , 1-6. Hossain, M., & Islam, M. (2012). Information-seeking by print media journalists in Rajshahi, Bangladesh.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 324, "width": 412, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "International Federation of Library Associations and Institutions , 1-6. Hossain, M., & Islam, M. (2012). Information-seeking by print media journalists in Rajshahi, Bangladesh.", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 367, "width": 312, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "International Federation of Library Associations and Institutions , 1-6.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 382, "width": 405, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Johnson, P Krikelas, J. (1983). Information seeking behavior: pattern and Concepts. Drexel Library Quarterly , 5-20.", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 411, "width": 444, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kundu, D. K. (2017). Models of Information Seeking Behaviour: A Comparative Study. International Journal of Library and Information Studies Vol.7(4) , 400-401.. D. (1988). Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: PT. Gramedia.", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 455, "width": 444, "height": 53, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lwoga, E. T., & Chigona, W. (2016). Characteristics and factors that differentiate Internet users and non- users as information seekers: The case of rural women in Tanzania. Information Development , 1-16. Margono. (2004). Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 513, "width": 317, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Cipta. studies and information needs. Journal of Documentation Vol.62 No. 6 , 658-670.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 554, "width": 399, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 569, "width": 441, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tuominen, K., & Turja, T. (2007). Use Of Social Scientific Information in Parliamentary Wilson, T. D. (1981). On User Studies And Information Needs. Journal of Documentation, Vol. Wilson, T. D. (2006). 60 YEARS OF THE BEST IN INFORMATION RESEARCH On user", "type": "Text" } ]
d6d6a2a7-f3be-5a64-9d47-e012f26d5e56
https://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/article/download/7259/5128
[ { "left": 72, "top": 36, "width": 386, "height": 50, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP) Vol. 8 No. 3 Juli 2024 e-ISSN : 2656-6753, p-ISSN: 2598-9944 DOI: 10.58258/jisip.v7i1.7259/http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 782, "width": 439, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2126 | The Use of Language Variation in Social Media: A Review of Sociolinguistic Literature (Ni Wayan Prami Wahyudiantari)", "type": "Page footer" }, { "left": 76, "top": 87, "width": 446, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Use of Language Variation in Social Media: A Review of Sociolinguistic Literature", "type": "Section header" }, { "left": 214, "top": 114, "width": 170, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ni Wayan Prami Wahyudiantari", "type": "Section header" }, { "left": 222, "top": 128, "width": 155, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Pendidikan Mandalika", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 155, "width": 452, "height": 74, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article Info Abstract Article history: Received: 17 July 2024 Publish: 20 July 2024 The emergence of technology brings the presence of social media, which has become a platform for long-distance communication for many people today. Through social media, many people with different characteristics can meet, including the characteristics of the language they use. This can be caused by various factors, ranging from geographical differences, gender, to daily habits. Through this research, the researcher aims to find out the language variation in social media. The method used by researchers is the literature review method. The data in this research is previous research as many as 5 relevant articles.", "type": "Table" }, { "left": 230, "top": 229, "width": 294, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of the research have shown that language variation in social media is influenced by gender, age, cultural identity, and individual characteristics themselves. The literature reviewed in this study provides insights into language variation in social media.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 228, "width": 37, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords:", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 238, "width": 137, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Social Media, Sociolinguistics, Language Variation", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 266, "width": 246, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This is an open access article under the Lisensi Creative Commons Atribusi- BerbagiSerupa 4.0 Internasional", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 308, "width": 124, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Corresponding Author: Ni Wayan Prami Wahyudiantari Universitas Pendidikan Mandalika Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 345, "width": 117, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 359, "width": 437, "height": 68, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The increasing number of internet and social media users shows that in general, Indonesian people are technologically literate. The changing times and the development of science and technology certainly have an impact on various lines of life. Based on data from Statista, in 2020 social media users are still dominated by the younger generation with details of 20.6% men and 14.8% women aged around 25-34 (Ardhana et al., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 428, "width": 437, "height": 96, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The intersection between language and technology is crucial in the innovation of new forms of expression, resulting in the emergence of neologisms such as 'selfeet' and 'swag'. Social media platforms have facilitated the rapid incorporation of these new terms into the lexicon. Individuals were able to share descriptions of their actions, situations, and emotions online, thereby starting a trend that quickly gained attention globally. As time goes by, these words or phrases become widely accepted in both verbal and written communications, transcending geographical boundaries (Cantina & Alvarico, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 525, "width": 436, "height": 68, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Language use represents a way of social engagement seen in various contexts. Interaction in society thrives through verbal exchange between its members. In addition, language functions as a medium for expressing personal identity. Through linguistic expression, individuals convey their perspectives, cultural affiliations, educational backgrounds, and even intrinsic traits (Amin, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 594, "width": 436, "height": 109, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This shows that the use of language in society is two closely related elements. As language users, people certainly have differences in terms of age, education and culture. This difference will later lead to differences in understanding of language use. For example, among speakers of older languages, such variations are seen as a form of impoliteness. On the other hand, when parents speak tends to be standard, this is considered very rigid by teenage speakers. These different paradigms regarding language variations will always lead to conflict between young and old language speakers, where in essence each utterance certainly has its own function (Ardhana et al., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 704, "width": 439, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Departing from the description above, the aim of this research is to investigate how linguistic change occurs in social media, with an emphasis on sociolinguistic factors that influence this phenomenon. The development of digital technology, especially social media, has changed many conditions of human communication. Platforms such as Twitter,", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 202, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP)", "type": "Page header" }, { "left": 319, "top": 36, "width": 203, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN : 2656-6753, p-ISSN: 2598-9944", "type": "Page header" }, { "left": 88, "top": 782, "width": 439, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2127 | The Use of Language Variation in Social Media: A Review of Sociolinguistic Literature (Ni Wayan Prami Wahyudiantari)", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 73, "width": 437, "height": 54, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Facebook, Instagram and YouTube provide a platform for users to interact, share information and express themselves. Due to this, language is increasingly visible because social media users are free to use language according to their preferences, culture and communication context.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 128, "width": 437, "height": 96, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In addition, the social dimension of this phenomenon is also interesting because factors such as gender, age, social class, and race play an important role in language choice in shedding light on how sociocultural identities are expressed in the language used on social media. Previous sociolinguistic research conducted by Ardhana et al. (2021); Cantina and Alvarico (2022) has emphasized the importance of sociolinguistics in understanding linguistic change, and sociolinguistics provides a unique context for in-depth analysis of this phenomenon.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 224, "width": 437, "height": 96, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The change in the way we communicate and interact with other people has attracted the attention of researchers in understanding the language of social media. Previous research shows that social media users are more likely to use alternative languages than in verbal or formal communication situations. This reflects a particular linguistic shift in the social media environment, where users are becoming more relaxed, experimental, and sometimes more creative in the language they use. Technology also plays an important role in influencing the language of social media.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 321, "width": 437, "height": 54, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Features like emojis, acronyms, and short links allow users to convey messages in a more concise and transparent way. Additionally, algorithms and features such as autofill, and text suggestions can also influence the user’s choice of language, by evaluating wording based on context and the user’s typing history.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 376, "width": 439, "height": 68, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Social factors such as gender, age, social class, and ethnicity also influence languages on social media. Research shows that social media users tend to use language consistent with their social identity, both consciously and unconsciously. For example, research shows that women use emojis and more explicit language to express their emotions, while men use more direct and generic language (Cantina & Alvarico, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 445, "width": 437, "height": 96, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furthermore, age and social class play a role in an individual’s choice of language on social media. Adolescents may be more likely to use profanity or buzzwords in their online interactions, whereas adults prefer more formal and context-dependent language so Additionally, languages can be influenced by ethnicity, and social media users from different cultures often use language or words specific to their communities. In this literature review, researchers aim to explain the various uses of language in social media from a sociolinguistic perspective.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 556, "width": 76, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 569, "width": 436, "height": 96, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research uses the literature review method. In this study, researchers applied two keywords in the search field on Google Scholar, namely \"Social Media\" \"Language Variation\". In addition, researchers also set the publication year limitation, which is the last 5 years (2019-2024). After that, researchers obtained 7 relevant articles. However, the researcher eliminated 2 articles because after reading the abstract, the writing of the 2 articles was less relevant. Therefore, in this study, researchers conducted a literature review of 5 relevant articles. The aim is to describe language variation in social media.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 680, "width": 68, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. RESULT", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 694, "width": 415, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There are 5 previous studies chosen by the researcher to review, which are as follows:", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 708, "width": 383, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Author Title Result 1 Ardhana et al. (2021) Use of Language Variations on Twitter The results of this study are in accordance with the research objectives, namely 1) the form of", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 202, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP)", "type": "Page header" }, { "left": 319, "top": 36, "width": 203, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN : 2656-6753, p-ISSN: 2598-9944", "type": "Page header" }, { "left": 88, "top": 782, "width": 439, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2128 | The Use of Language Variation in Social Media: A Review of Sociolinguistic Literature (Ni Wayan Prami Wahyudiantari)", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 73, "width": 403, "height": 636, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Author Title Result Social Media: A Sociolinguistic Study language variation consists of five forms: words, phrases, clauses, sentences, and new forms; 2) the function of language variation: a) to attract the attention of speech partners; b) to establish relationships, c) to praise and mock, d) to show the feelings of the speaker, e) as a tool to ask speech partners to do something, f) to show familiarity, g) to summarise speech, h) to refine speech, i) to increase vocabulary, j) to show the differences in the language used by Twitter users, k) as a referent; and 3) the background of language variation is caused by two factors. First, internal factors in the form of phonological and morphological processes. Second, external factors in the form of informal speech situations, differences in the age of Twitter users, differences in the purpose of speech, and differences in education and occupation levels. 2 Cantina and Alvarico (2022) Gender and Language Variation on the Comments of Viral Youtube Videos Both men and women use abbreviations to convey their thoughts quickly, thereby speeding up typing messages. Women are more familiar with positive and negative emojis than men. The language used by YouTube users in their online comments can vary based on individual preferences, with social class, social network, gender, ethnicity, and age identified as the main factors influencing language use. 3 Pasa and Mahyuni (2023) Language Variations: A New Trend of Language Use Among Teenagers in Social Media These findings indicate a shift in language use among teenagers, which is mainly caused by the rapid progress of communication technology. The evolution in their communication methods serves as a reflection of their identity,", "type": "Table" }, { "left": 298, "top": 709, "width": 179, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "highlighting their active engagement as members of a community of practice.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 202, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP)", "type": "Page header" }, { "left": 319, "top": 36, "width": 203, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN : 2656-6753, p-ISSN: 2598-9944", "type": "Page header" }, { "left": 88, "top": 782, "width": 439, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2129 | The Use of Language Variation in Social Media: A Review of Sociolinguistic Literature (Ni Wayan Prami Wahyudiantari)", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 73, "width": 401, "height": 304, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Author Title Result 4 (Lucy & Bamman, 2021) Characterizing English Variation across Social Media Communities with BERT These findings suggest that communities that have very unique language patterns tend to be medium-sized. Additionally, these communities have a dedicated user base that exhibits high levels of engagement, actively participating in a powerful and interconnected network of interactions. 5 (Al- Khasawneh, 2023) Impact of Social Media Language Use on Language Variation and Change: A Study of Twitter Discourse The relationship between language diversity and user demographics highlights the influence of societal dynamics. Gender-specific linguistic conventions and preferences are evident, indicating the existence of gender-specific language trends. The different linguistic variations observed in different age groups and geographical regions underscore the sociocultural influences that shape language use.", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 392, "width": 62, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Discussions", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 406, "width": 419, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Language variation on social media is a complex and interesting phenomenon to study, because it reflects various aspects of social interaction, cultural identity, and technological developments. Through research conducted by a number of researchers, we can understand more deeply how language varies in the context of social media, as well as what factors influence it.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 475, "width": 419, "height": 123, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research conducted by Ardhana et al. (2021) highlight several forms of language variation in the Twitter context. They identified five forms of language variation, namely words, phrases, clauses, sentences and new forms. These language variations have various functions, ranging from attracting the attention of the interlocutor, establishing a relationship, to conveying the speaker's feelings. Ardhana et al. (2021) also revealed that variations in language background can be caused by internal factors, such as phonological and morphological processes, as well as external factors, such as informal conversation situations, age differences, conversation goals, and education and employment levels.", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 599, "width": 419, "height": 165, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Additionally, Cantina and Alvarico's (2022) research highlights language variations in the context of viral video comments on YouTube, focusing on gender differences. They found that both men and women used abbreviations to convey messages quickly, but women tended to be more familiar with positive and negative emojis. Factors such as social class, social network, gender, ethnicity and age also play a role in determining language variations in online comments on these platforms. Pasa and Mahyuni (2023) add a new dimension to the understanding of language variation on social media, by highlighting changes in language use by teenagers. They found that advances in communication technology have influenced the way adolescents communicate, reflecting their identities as members of communities of practice. This shows that language variations on social media are not only influenced by individual factors, but also by technological and cultural changes.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 202, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP)", "type": "Page header" }, { "left": 319, "top": 36, "width": 203, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN : 2656-6753, p-ISSN: 2598-9944", "type": "Page header" }, { "left": 88, "top": 782, "width": 439, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2130 | The Use of Language Variation in Social Media: A Review of Sociolinguistic Literature (Ni Wayan Prami Wahyudiantari)", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 73, "width": 419, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furthermore, Lucy & Bamman's (2021) research provides insight into how language variation is reflected in online communities. They found that communities with unique language patterns tend to be medium-sized and have a dedicated user base. This shows that language variation does not only occur at the individual level, but also at the community level, reflecting how complex social dynamics are.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 142, "width": 419, "height": 82, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Finally, Al-Khasawneh's (2023) research highlights the impact of language use on social media on language variation and language change more broadly. They found that language diversity on social media was influenced by demographic factors, such as gender, age, and geographic region. This shows that language variations on social media are not only the result of social interactions, but are also influenced by wider social structures.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 238, "width": 102, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 252, "width": 436, "height": 96, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the literature review, it can be concluded that language variation on social media is a complex phenomenon and is influenced by various factors, ranging from individual characteristics to broader socio-cultural dynamics. These studies provide a deeper understanding of how language varies in social media contexts, as well as the implications for cultural identity, social interactions, and necessary technological developments. Therefore, further research is still needed to better understand this phenomenon and its impact on society.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 362, "width": 102, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 376, "width": 436, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Khasawneh, F. M. (2023). Impact of Social Media Language Use on Language Variation and Change: A Study of Twitter Discourse. Journal of Southwest Jiaotong University , 58 (5), 623–630.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 418, "width": 436, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amin, A. (2020). Attitude Towards Language in Sociolinguistics Settings: A Brief Overview. REiLA : Journal of Research and Innovation in Language , 2 (1), 27–30. https://doi.org/10.31849/reila.v2i1.3758", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 459, "width": 437, "height": 82, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ardhana, M. R., Ahmad, M. R., & Rijal, S. (2021). Penggunaan Variasi Bahasa di Media Sosial Twitter: Kajian Sosiolinguistik. Adjektiva: Educational Languages and Literature Studies , 4 (1), 1–9. https://doi.org/10.30872/adjektiva.v4i1.1444 Cantina, J. M., & Alvarico, P. L. (2022). Gender and Language Variation on the Comments of Viral Youtube Videos. Sprin Journal of Arts, Humanities and Social Sciences , 1 , 341–359. https://doi.org/10.55559/sjahss.v1i07.36", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 542, "width": 436, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lucy, L., & Bamman, D. (2021). Characterizing english variation across social media communities with BERT. Transactions of the Association for Computational Linguistics , 9 , 538–556. https://doi.org/10.1162/tacl_a_00383", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 583, "width": 436, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pasa, T. A., & Mahyuni. (2023). Language Variations: A New Trend of Language Use Among Teenagers in Social Media. Proceedings of the 3rd Annual Conference of", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 611, "width": 413, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Education and Social Sciences (ACCESS 2021) , 686 , 176–183.", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 625, "width": 210, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.2991/978-2-494069-21-3", "type": "Text" } ]
f7fb8a79-87cd-147d-6fc8-0b2c90e4e73a
https://journal.ubm.ac.id/index.php/business-applied-management/article/download/1354/1165
[ { "left": 91, "top": 68, "width": 143, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 56, "width": 419, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Penelitian Journal Of Business & Applied Management Vol.11 (No. 2 ) : 204 - 238. Th. 2018 p-ISSN: 1979-9543 e-ISSN: 2621-2757", "type": "Table" }, { "left": 102, "top": 111, "width": 396, "height": 46, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KETERPENGARUHI KINERJA MANAJERIAL OLEH KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN DESENTRALISASI; STUDI PADA USAHA RITEL LAWSON, JAKARTA", "type": "Title" }, { "left": 199, "top": 169, "width": 198, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yanssen Kristianto 1) dan Temy Setiawan 2)", "type": "Text" }, { "left": 223, "top": 209, "width": 152, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Akuntansi, Universitas Bunda Mulia", "type": "Text" }, { "left": 223, "top": 219, "width": 151, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Akuntansi, Universitas Bunda Mulia", "type": "Text" }, { "left": 242, "top": 245, "width": 114, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Disetujui 5 September 2018", "type": "Text" }, { "left": 270, "top": 279, "width": 59, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 303, "width": 428, "height": 148, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uncertain environmental conditions and decentralization of authority are the determinants of managerial performance. Besides that, environmental uncertainty managed through the management accounting system can provide information that improves managerial performance. This study aims to provide empirical evidence of the direct relationship of environmental uncertainty and decentralization to managerial performance and the impact of mediating management accounting systems. The population used in this study is Lawson outlets in DKI Jakarta. Accidental techniques on nonprobability sampling are used to obtain respondents from 38 Lawson outlets in Jakarta. The questionnaire processed came from 77 respondents who were store employees and managers. Data analysis method using Smart PLS. This study provides empirical evidence that management accounting systems mediate the effect of environmental uncertainty on managerial performance and decentralization directly affects managerial performance without mediation. Limited research on managerial performance influenced by environmental uncertainty in retail businesses such as Lawson in the DKI Jakarta area. Keywords: Lawson, Managerial performance, decentralization.", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 480, "width": 56, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 505, "width": 428, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kondisi lingkungan yang tidak pasti dan desentralisasi otoritas adalah faktor penentu kinerja manajerial. Selain itu, ketidakpastian lingkungan yang dikelola melalui sistem akuntansi manajemen dapat memberikan informasi yang meningkatkan kinerja manajerial. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris dari hubungan langsung ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi untuk kinerja manajerial dan dampak mediasi sistem akuntansi manajemen. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah outlet Lawson di DKI Jakarta. Teknik tidak sengaja pada nonprobability sampling digunakan untuk mendapatkan responden dari 38 gerai Lawson di Jakarta. Kuesioner yang diolah berasal dari 77 responden yang merupakan karyawan dan manajer toko. Metode analisis data menggunakan Smart PLS. Penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa sistem akuntansi manajemen memediasi efek ketidakpastian lingkungan pada kinerja manajerial dan desentralisasi secara langsung mempengaruhi kinerja manajerial tanpa mediasi. Penelitian terbatas pada kinerja manajerial dipengaruhi oleh ketidakpastian lingkungan dalam bisnis ritel seperti Lawson di wilayah DKI Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 643, "width": 250, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: LAWSON, Kinerja manajerial, desentralisasi", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 68, "width": 143, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 56, "width": 419, "height": 37, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Penelitian Journal Of Business & Applied Management Vol.11 (No. 2 ) : 205 - 238. Th. 2018 p-ISSN: 1979-9543 e-ISSN: 2621-2757", "type": "Table" }, { "left": 140, "top": 111, "width": 88, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 198, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lingkungan bisnis yang dialami perusahaan di berbagai bidang industri saat ini mengalami perubahan dengan cepat dan terus menerus. Perubahan lingkungan yang pesat mengakibatkan perusahaan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 199, "width": 198, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "melakukan penyesuaian terhadap kondisi yang ada dengan melakukan perubahan strategi serta pengendalian manajemen yang lebih baik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 250, "width": 198, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perusahaan ritel merupakan salah satu contoh perusahaan di Indonesia yang mengalami perkembangan. Salah satu contoh perusahaan ritel yang menggunakan konsep convenience store antara lain: Lawson dan Seven Eleven. Akibat ketatnya persaingan dan regulasi pemerintah,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 338, "width": 198, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perusahaan ritel harus menghadapi kondisi perubahan lingkungan yang tinggi sehingga diperlukan strategi serta pengendalian manajemen yang baik agar dapat meningkatkan kinerja manajerial. Williams, (dalam Yazid, 2012) menjelaskan bahwa kinerja manajerial menunjukkan kemampuan manajemen dalam menjalankan fungsi manajemen yang", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 452, "width": 198, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "merupakan aktivitas bisnis yang tentu selalu berkenaan dengan pengambilan keputusan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 477, "width": 198, "height": 137, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lawson di Indonesia memosisikan dirinya sebagai convenience store yang menyediakan makanan dan minuman siap saji untuk dinikmati di ruang duduk yang terdapat di dalam dan di luar gerai. Hingga Maret 2013, Lawson telah memiliki 83 gerai yang tersebar di Bali, Bandung, Bekasi, Bogor, Depok, Jakarta dan Tangerang (https://id.wikipedia.org/wiki/Lawson_(tok o)). Namun, seiring berjalannya waktu,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 616, "width": 198, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pada awal 2016 jumlah gerai Lawson berkurang menjadi 38 gerai. Gerai Lawson yang terdata di wilayah DKI Jakarta hanya 21 gerai saja (http: //bisnis.liputan6.Com/read/2517289/midi- utama-bakal-tambah-250-gerai-baru-di-", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 692, "width": 49, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2016-ini).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 705, "width": 198, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manajemen Alfamidi berpendapat bahwa penutupan dan relokasi gerai Lawson dikarenakan gerai tersebut tidak memberikan kinerja dan keuntungan yang", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 110, "width": 198, "height": 251, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "baik (http://marketeers.com/alfamidi-buka- seribu-gerai-lawson-tutup-sebelas-gerai). Berkurangnya gerai Lawson di Indonesia disebabkan karena manajer menyadari adanya ketidakpastian lingkungan yang terjadi selama beberapa tahun ini. Ketidakpastian lingkungan merupakan suatu kondisi lingkungan eksternal yang dapat memengaruhi operasionalisasi perusahaan (Otley, dalam Sulistiyowati, 2013). Ketidakpastian lingkungan yang tinggi akan menyebabkan manajer sulit menyusun perencanaan dan pengendalian organisasi yang tepat. Perencanaan yang disusun dalam situasi ketidakpastian lingkungan yang tinggi akan menjadi masalah karena adanya ketidakmampuan manajer untuk memprediksi kondisi pada masa mendatang (Dwirandra, 2007). Bagi perusahaan,", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 363, "width": 198, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sumber utama ketidakpastian yang berasal dari lingkungan luar, pesaing, pelanggan, pemasok, peraturan pemerintah, kondisi ekonomi dan politik dan teknologi. (Sulistiyowati, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 427, "width": 198, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perencanaan menjadi bermasalah dalam situasi operasi yang tidak pasti karena tidak terprediksinya kejadian masa mendatang.", "type": "Table" }, { "left": 385, "top": 465, "width": 128, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manajer yang sedang", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 477, "width": 199, "height": 276, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menghadapi ketidakpastian membutuhkan informasi yang berorientasi ke depan (Sulistiyowati, 2013). Untuk mengatasi permasalahan yang muncul akibat tingginya tingkat ketidakpastian lingkungan, manajer membutuhkan sistem akuntansi manajemen yang andal (Chenhall dan Morris, 1986; Gul dan Chia, 1994; Chong dan Chong, 1997; Sigilipu, 2013). Sistem akuntansi manajemen yang andal memiliki karakteristik broadscope, timeliness, aggregation dan integration (Chenhall dan Morris, 1986). Struktur organisasi baik tersentralisasi maupun desentralisasi juga akan memengaruhi tingkat kebutuhan akan informasi yang perlu disediakan dalam suatu perusahaan. Ini disebabkan saat perusahaan menerapkan sentralisasi, manajer bawah harus mengikuti perintah manajer atas, sehingga tingkat kebutuhan informasi sedikit, dan sebaliknya ketika", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 68, "width": 143, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 56, "width": 419, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Penelitian Journal Of Business & Applied Management Vol.11 (No. 2 ) : 206 - 238. Th. 2018 p-ISSN: 1979-9543 e-ISSN: 2621-2757", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 110, "width": 198, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penerapan desentralisasi, manajer bawah yang langsung mengambil keputusan, sehingga tingkat informasi yang dibutuhkan menjadi tinggi dan krusial agar keputusan menjadi akurat dan mampu meningkatkan kinerja manajerial (Desmiyanti, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 186, "width": 198, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini akan membuktikan adanya pengaruh ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi terhadap kinerja manajerial secara langsung ataupun melalui sistem akuntansi manajemen yang baik sebagai variabel pemediasi. Masih sangat terbatasnya penelitian untuk industri ritel yang menggunakan konsep convenience store seperti Lawson dalam mempertimbangkan ketidakpastian", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 313, "width": 198, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lingkungan terhadap kinerja manajerial. Penelitian ini pun akan membuktikan adanya peran akuntansi manajemen dalam memengaruhi strategi manajerial menyikapi ketidakpastian lingkungan dan menghadapi sistem desentralisasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 389, "width": 198, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterbatasan pada penelitian ini ada pada jumlah responden yang sedikit. Hal ini disebabkan karena jumlah gerai Lawson yang menurun di tahun 2016. Oleh Karena itu responden penelitian tidak dapat hanya aras manajer toko namun seluruh karyawan yang ada pada gerai Lawson.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 477, "width": 162, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini diharapkan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 490, "width": 198, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dapat memberikan gambaran kepada", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 503, "width": 198, "height": 123, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "akademisi terutama di bidang akuntansi manajemen bahwa sistem akuntansi manajemen turut berperan dalam memengaruhi kebijakan manajemen menyikapi ketidakpastian lingkungan serta sistem desentralisasi yang diterapkan. Bagi perusahaan, dapat memberikan masukan di dalam mengantisipasi adanya perubahan lingkungan yang berdampak pada kinerja manajerial.", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 655, "width": 161, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 693, "width": 197, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rerangka Teori Ketidakpastian Lingkungan Ketidakpastian lingkungan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 743, "width": 198, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "merupakan ketidakmampuan seseorang", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 110, "width": 198, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk memprediksi sesuatu secara tepat (Sulistiyowati, 2013). Seseorang berada dalam kondisi ketidakpastian bila ia merasa dirinya tidak memiliki informasi yang cukup untuk membuat prediksi secara tepat, atau bila ia merasa bahwa dirinya tidak mampu membedakan antara data yang relevan dengan data yang tidak relevan. Menurut Fisser (1996) mendefinisikan ketidakpastian lingkungan sebagai:", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 237, "width": 198, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Ketiadaan informasi tentang faktor- faktor lingkungan yang berhubungan dengan situasi pengambilan keputusan.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 275, "width": 199, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Tidak diketahuinya capaian atau dampak dari keputusan tertentu tentang seberapa besar perusahaan akan mengalami kerugian jika keputusan yang diambil ternyata salah. c) Ketidakmampuan untuk menilai kemungkinan pada berbagai tingkat keyakinan, tentang bagaimana faktor- faktor lingkungan dapat memengaruhi berhasil atau gagalnya suatu keputusan.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 401, "width": 198, "height": 150, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketidakpastian lingkungan diidentifikasi sebagai variabel kontekstual yang penting dalam sebuah sistem akuntansi manajemen, karena kondisi tersebut dapat menyulitkan proses perencanaan dan pengendalian (Chenhall dan Morris, 1986). Menurut Merchant dan Stede (2014) ketidakpastian akan lebih tinggi saat laju perubahan teknologi yang tinggi, ketika mencoba untuk melihat masa depan, ketika siklus bisnis yang terlalu panjang.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 566, "width": 68, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desentralisasi", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 579, "width": 199, "height": 174, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hansen dan Mowen (2015) menjelaskan bahwa desentralisasi adalah praktek mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan ke tingkat manajemen yang lebih dalam sebuah perusahaan. Desentralisasi diperlukan dalam mempercepat proses pengambilan keputusan dan memberikan motivasi manajer aras menengah dan bawah untuk menunjukkan kinerja. Hal ini akan meningkatkan kinerja perusahaan pada umumnya. Namun kendala dalam desentralisasi tentunya adalah pengawasan yang lebih rumit. Perlu adanya sistem yang", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 68, "width": 143, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 56, "width": 425, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Penelitian Journal Of Business & Applied Management Vol.11 (No. 2 ) : 207 - 238. Th. 2018 p-ISSN: 1979-9543 e-ISSN: 2621-2757 tepat dalam memantau, sehingga tidak berdampak pada turunnya kinerja manajerial atau bahkan yang lebih parah pada hancurnya perusahaan (Merchant dan Stede, 2014).", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 187, "width": 198, "height": 123, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem Akuntansi Manajemen Hansen dan Mowen (2015) memaparkan bahwa sistem akuntansi manajemen adalah proses yang dideskripsikan oleh aktivitas-aktivitas seperti pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis, pelaporan dan pengelolaan informasi. Informasi mengenai peristiwa ekonomi diproses untuk menghasilkan luaran ( output ) yang", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 313, "width": 198, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memenuhi tujuan sistem tersebut. Luaran ini bisa mencakup laporan khusus, biaya produk, biaya pelanggan, anggaran, laporan kinerja.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 363, "width": 198, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem akuntansi manajemen yang andal menurut Chenhall dan Morris (1986) adalah yang memiliki karakteristik sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 414, "width": 198, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Broad Scope , mencakup informasi mengenai permasalahan baik ekonomi maupun nir ekonomi, estimasi kejadian yang mungkin terjadi dimasa datang serta aspek-aspek lingkungan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 477, "width": 198, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Timeliness , merupakan informasi yang menunjukkan rentang waktu antara permohonan informasi dengan", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 515, "width": 180, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penyajian informasi yang diinginkan.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 528, "width": 180, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Informasi yang disajikan harus tepat waktu artinya informasi tersebut harus tersedia untuk dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kemampuannya untuk memengaruhi keputusan.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 616, "width": 198, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Aggregation, merupakan informasi yang menerapkan bentuk kebijakan formal seperti discounted cash flow, cost--volume-profitanalysis yang didasarkan pada area fungsional seperti pemasaran dan produksi.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 692, "width": 198, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Integration, mencakup aspek seperti ketentuan sasaran atau aktivitas yang dihitung dari proses interaksi antar sub unit dalam organisasi.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 111, "width": 95, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kinerja Manajerial", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 123, "width": 198, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Williams (dalam Yazid, 2012) berpendapat bahwa kinerja manajerial merupakan kemampuan manajemen dalam menjalankan fungsi manajemen yang merupakan aktivitas bisnis yang tentu selalu berkenaan dengan pengambilan keputusan. Menurut Mulyadi dan Johny (dalam Setiawan (2012) menyatakan kinerja manajerial adalah kinerja individu anggota organisasi dalam kegiatan - kegiatan manajerial seperti perencanaan, investigasi, koordinasi, pengaturan staf dan negosiasi.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 288, "width": 107, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kaitan antar Variabel", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 313, "width": 198, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kaitan antara ketidakpastian lingkungan dan kinerja manajerial", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 338, "width": 198, "height": 187, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketidakpastian lingkungan adalah situasi dimana seseorang terkendala untuk memprediksi keadaan sekitar, sehingga sulit untuk mengetahui gagal atau berhasil keputusan yang dibuat (Sari, 2014). Menurut Miliken (dalam Sari, 2014) ketidakpastian lingkungan dapat diartikan sebagai rasa ketidakmampuan individu dalam memprediksi lingkungannya secara tepat. Ketidakpastian lingkungan yang dihadapi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi keberhasilan perusahaan. Semakin tinggi kemampuan dalam memprediksi, maka semakin rendah tingkat ketidakpastian lingkungan yang dihadapi.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 528, "width": 198, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada dasarnya ketidakpastian lingkungan merupakan kondisi eksternal yang dapat memengaruhi operasional perusahaan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 566, "width": 128, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Merchant dan Stede, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 579, "width": 198, "height": 98, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketidakpastian lingkungan yang tinggi didentifikasi sebagai faktor penting karena kondisi demikian dapat menyulitkan perencanaan dan pengendalian (Putri, dkk., 2016). Perencanaan dan pengendalian menjadi bermasalah dalam situasi operasi yang tidak pasti karena tidak terprediksinya kejadian dimasa mendatang. Jika", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 680, "width": 198, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perencanaan dan pengendalian bermasalah, maka dipredikasi kinerja manajerial akan menurun. Ini berarti bahwa semakin tinggi ketidakpastian lingkungan akan semakin menurunkan kinerja perusahaan (Sari, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 68, "width": 143, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 56, "width": 425, "height": 343, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Penelitian Journal Of Business & Applied Management Vol.11 (No. 2 ) : 208 - 238. Th. 2018 p-ISSN: 1979-9543 e-ISSN: 2621-2757 Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa secara langsung ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap kinerja manajerial. H1: Ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap kinerja manajerial Kaitan antara desentralisasi dan kinerja manajerial Menurut Sulistiyowati (2013), desentralisasi merupakan pemberian wewenang dan otoritas kepada manajer sub unit untuk mengambil tindakan yang akan memengaruhi kemampuan adaptasi dari pihak manajer sub unit. Ingkiriwang (2013) berpendapat desentralisasi merupakan pembagian wewenang kepada setiap manajer yang lebih rendah, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan baik dan tepat sasaran. Pengambilan keputusan yang baik dan tepat sasaran, diharapkan kinerja akan meningkat.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 401, "width": 198, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendelegasian yang diberikan kepada manajemen yang lebih rendah ( subordinate ) dalam otoritas pembuatan keputusan ( decision making ) akan diikuti pula dengan tanggung jawab terhadap aktivitas yang mereka", "type": "Text" }, { "left": 242, "top": 465, "width": 40, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lakukan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 477, "width": 198, "height": 238, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desentralisasi dalam bentuk pendistribusian otoritas pada manajemen yang lebih rendah diperlukan karena semakin kompleksnya kondisi administratif, tugas dan tanggung jawab (Marina, 2009). Nazzarudin, (2003) berpendapat dengan adanya pendelegasian itu, maka para manajer tingkat bawah dituntut untuk mengambil keputusan pelaksanaan yang lebih banyak, sehingga lebih bertanggung jawab atas kinerjanya. H2: Desentralisasi berpengaruh terhadap kinerja manajerial Kaitan Antara Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Kinerja Manajerial dengan Dimediasi oleh Sistem Akuntansi Menurut Milikien (dalam Sari, 2014) ketidakpastian dapat diartikan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 718, "width": 198, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebagai rasa ketidakmampuan individu dalam memprediksi lingkungannya secara tepat. Tingginya ketidakpastian lingkungan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 110, "width": 199, "height": 162, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "organisasi dapat menyulitkan perusahaan dalam menyusun perencanaan dan pengendalian yang efektif. Pada kondisi prediksi ketidakpastian tinggi individu sulit memprediksi kegagalan dan keberhasilan dari keputusan yang dibuatnya. Untuk mengatasi permasalahan yang muncul akibat tingginya tingkat ketidakpastian lingkungan manajer membutuhkan informasi dari sistem akuntansi manajemen yang andal (Sari, 2014). Sistem akuntansi manajemen dapat membantu perusahaan menghadapi", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 275, "width": 199, "height": 200, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tantangan pasar kompetitif yang berfokus pada peningkatan nilai tambah perusahaan melebihi kompetitornya dan membantu manajer memonitor kinerja perusahaan tersebut pada lingkungan yang kompetitif (Bromwich, dalam Sari, 2014). Setiap manajer memerlukan dukungan informasi sebagai masukan sebelum membuat keputusan, sehingga kebijakannya diharapkan berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan. Kesesuaian antara informasi dengan kebutuhan pembuat keputusan akan mendukung kualitas keputusan yang diambil dan pada akhirnya akan meningkatkan kinerja perusahaan (Sari, 2014; Lathifah, 2012).", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 477, "width": 198, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian yang dilakukan Sari (2014) pada perusahaan manufaktur di kota Padang menyimpulkan bahwa secara tidak langsung ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap kinerja manajerial melalui karakteristik sistem akuntansi manajemen yang bersifat broadscope .", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 566, "width": 198, "height": 111, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H3: Ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap kinerja manajerial dengan dimediasi oleh karakteristik sistem akuntansi manajemen Kaitan Antara Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial dengan Dimediasi oleh Sistem Akuntansi Manejemen", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 680, "width": 198, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem akuntansi manajemen (SAM) merupakan perangkat informasi penting yang dibutuhkan setiap manajemen perusahaan dalam upaya mengendalikan aktivitas usaha (Setiawan, 2012). Ditambahkan oleh Syam dan Lilis (dalam", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 68, "width": 143, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 56, "width": 425, "height": 64, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Penelitian Journal Of Business & Applied Management Vol.11 (No. 2 ) : 209 - 238. Th. 2018 p-ISSN: 1979-9543 e-ISSN: 2621-2757 Setiawan, 2012) sistem akuntansi", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 123, "width": 198, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "manajemen adalah suatu sistem yang dapat memberikan atau menyampaikan informasi yang relevan kepada manajer untuk mengambil keputusan, perencanaan, dan pengawasan. Adanya desentralisasi menyebabkan para manajer yang dikenai limpahan wewenang membutuhkan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 198, "height": 187, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "karakteristik sistem akuntansi manajemen yang andal agar dapat menyediakan kebutuhan informasi yang tepat waktu dan relevan dalam pembuatan kebijakan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Sulistiyowati, 2013). Hal ini terjadi karena dalam sistem sentralisasi manajer hanya menjalankan tugas atas perintah atasannya saja. Sebaliknya dalam sistem desentralisasi manajer memerlukan informasi lebih banyak untuk pembuatan keputusan mereka (Nazaruddin, 2000 dalam Sulistiyowati, 2013). Kondisi tersebut menimbulkan perlunya keselarasan antara tingkat", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 401, "width": 198, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "desentralisasi dengan tingkat ketersediaan karakteristik sistem akuntansi manajemen (Hammad, et.al., 2012). Apabila", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 439, "width": 198, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perusahaan memiliki tingkat desentralisasi", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 110, "width": 198, "height": 137, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tinggi perlu didukung pula dengan sistem akuntansi manajemen yang andal (Mardiyah dan Gudono (dalam Sulistiyowati, 2013; Sisaye dan Birnberg, 2010). Gordon dan Narayanan (dalam Dwirandra, 2007) mengungkapkan desentralisasi yang dilengkapi dengan karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen yang lingkupnya luas dan agregat akan lebih efektif untuk perbaikan kinerja manajerial.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 250, "width": 198, "height": 136, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitan Widodo (2011) menyimpulkan bahwa desentralisasi dan sistem akuntansi manajemen memiliki pengaruh terhadap kinerja manjerial pada PT Pelabuhan Indonesia III cabang Tanjung Priok. Hasil yang sama juga didapat oleh Yazid (2012) yang mengungkapkan bahwa desentralisasi memiliki pengaruh tidak langsung terhadap kinerja manajerial dengan mediasi oleh sistem akuntansi manajemen pada PT Gunanusa Utama", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 389, "width": 198, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fabricators. H4: Desentralisasi Memengaruhi kinerja manajerial dengan dimediasi oleh sistem akuntansi manajemen", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 478, "width": 85, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 642, "width": 192, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Paradigma Penelitian Sumber: data yang diolah peneliti (2016)", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 68, "width": 143, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 56, "width": 419, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Penelitian Journal Of Business & Applied Management Vol.11 (No. 2 ) : 210 - 238. Th. 2018 p-ISSN: 1979-9543 e-ISSN: 2621-2757", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 111, "width": 153, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 198, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Subjek, Objek, Populasi dan Sampel", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 149, "width": 50, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 161, "width": 198, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Subjek penelitian ini adalah Gerai Lawson DKI Jakarta sebanyak 21 gerai.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 186, "width": 198, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Objek penelitian adalah karyawan (tanpa melihat aras karyawan) pada gerai Lawson tersebut. Populasi sebanyak 147 karyawan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 110, "width": 198, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang mendapatkan kuisioner namun hanya 66 kuisioner yang dapat diolah.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 149, "width": 198, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 174, "width": 428, "height": 227, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data penelitian merupakan data primer dengan menyebarkan kuisioner ke seluruh gerai Lawson yang berada di DKI Jakarta. Sebaran hasil kuisioner yang diolah adalah sebagai berikut: Tabel 1. Jumlah kuisioner yang disebar, dikembalikan dan diolah Keterangan Jumlah % Kuesioner yang disebar 147 100 % Kuesioner yang kembali 77 52 % Kuesioner yang dapat diolah 66 86 % Sumber: Hasil Olahan Peneliti Setelah kuisioner dikumpulkan dan ditabulasikan, maka kuisioner tersebut diolah dengan Smart PLS.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 417, "width": 124, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Operasionalisasi Variabel", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 429, "width": 198, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel - variabel yang digunakan pada penelitiann ini adalah:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 455, "width": 198, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Variabel eksogen (Independent Variabel) yaitu Ketidakpastian Lingkungan (X 1 ) dan Desentralisasi", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 492, "width": 21, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(X 2 )", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 366, "width": 198, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Variabel mediasi (Intervening Variabel) yaitu Sistem Akuntansi Manajemen (Y 1 ) 3. Variabel endogen (Dependent Variabel) yaitu Kinerja Manajerial (Y 2 )", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 442, "width": 198, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agar lebih rinci, variabel ketidakpastian lingkungan, desentralisasi, sistem akuntansi manajemen dan kinerja manajerial di operasionalisasikan dalam tabel berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 68, "width": 143, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 56, "width": 425, "height": 388, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Penelitian Journal Of Business & Applied Management Vol.11 (No. 2 ) : 211 - 238. Th. 2018 p-ISSN: 1979-9543 e-ISSN: 2621-2757 Tabel 2. Operasionalsasi Variabel Variabel Definisi Indikator Skala Kuisioner Ketidakpastian Lingkungan (X 1 ) (Sulistiyowati, 2013) Menurut Desmiyawati (2010) ketidakpastian lingkungan didefinisikan ketika perusahaan merasa tidak memiliki informasi yang cukup untuk memprediksi masa depan secara akurat. a. Lingkungan Luar b. Informasi perusahaan pesaing c. Pelanggan d. Pemasok e. Peraturan pemerintah f. Kondisi ekonomi dan politik. g. Teknologi. Interval 1 2 3,4,5 6 7,8 9 10, 11 Desentralisasi (X 2 ) (Sulistiyowati,20 13) Menurut Yazid (2012) desentralisasi didefinisikan sebagai pendelegasian wewenang serta tanggung jawab kepada manajer yang lebih rendah dengan kekuasaan tertentu a. Kesempatan. b. Komunikasi c. Penugasan d. Laporan kinerja Interval 12, 13 14 15 16 sistem akuntansi manajemen menjadi Y1 dan kinerja manajerial Y2 Hansen dan Mowen (2015) menjelaskan sistem akuntansi manajemen adalah proses yang dideskripsikan oleh aktivitas-aktivitas seperti pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis, pelaporan dan pengelolaan informasi. a. Ruang Lingkup (Scope)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 343, "width": 412, "height": 217, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Ketepatan Waktu (timeliness) c. Agregasi (Agregation) d. Intergrasi (integration) Interval 17, 18, 19 20, 21 22 23 Kinerja Manajerial (Y 2 ) (Yazid, 2012) Menurut Yazid (2012) menyatakan kinerja manajerial adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing- masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi. a. Perencanaan. b. Investigasi", "type": "Table" }, { "left": 304, "top": 447, "width": 163, "height": 90, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Pengkoordinasian d. Evaluasi e. Pengawasan f. Pengaturan Staf g. Negosiasi h. Perwakilan Interval 24 25 26 27 28 29 30 31", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 570, "width": 146, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Olahan Peneliti (2016)", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 610, "width": 37, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 636, "width": 198, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian Outer Model Uji yang dilakukan pada outer model dengan Convergent Validity . Nilai convergent validity adalah nilai loading factor pada variabel laten dengan indikator- indikatornya. Nilai yang diharapkan >0,6.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 610, "width": 429, "height": 112, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa: a. Untuk variabel ketidakpastian lingkungan (X 1 ) indikator KL1, KL11, KL2, KL4, KL8, KL9", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 648, "width": 198, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Untuk variabel sistem akuntansi manajemen (Y 1 ) indikator SAM23", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 673, "width": 198, "height": 60, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Untuk variabel kinerja manajerial (Y 2 ) indikator KM 29, KM30, KM31 Setelah indikator yang memiliki loading factor <0.6 dibuang, maka bagannya menjadi seperti ini:", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 68, "width": 143, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 56, "width": 419, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Penelitian Journal Of Business & Applied Management Vol.11 (No. 2 ) : 212 - 238. Th. 2018 p-ISSN: 1979-9543 e-ISSN: 2621-2757", "type": "Picture" }, { "left": 193, "top": 265, "width": 139, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Hasil Outer Model", "type": "Caption" }, { "left": 193, "top": 277, "width": 144, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Olahan dengan PLS", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 315, "width": 428, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian Inner Model Analisa inner modell analisa struktural model dilakukan untuk memastikan bahwa model struktural yang dibangun robust dan akurat. Evaluasi inner model dapat dilakukan dengan salah satu cara yaitu : R-square (R 2 )", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 391, "width": 88, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. R Square", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 467, "width": 134, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Olahan dengan PLS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 505, "width": 198, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel ini menjelaskan bahwa ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi mampu menjelaskan variasi pada kinerja manajerial sebesar 24.6% yang berarti lemah menuju moderat, sedangkan sisanya dijelaskan variabel lain di luar", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 505, "width": 198, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "model dan variabel ketidakpastian lingkungan, desentralisasi serta sistem akuntansi manajemen mampu menjelaskan kinerja manajerial sebesar 48.1% yang berarti moderat (Ghozali dan Latan, 2012; Abdillah dan Jogiyanto, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 407, "width": 212, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "R Square Kinerja Manajerial 0.481 Sistem Akuntansi Manajemen 0.246", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 68, "width": 143, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 56, "width": 430, "height": 205, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Penelitian Journal Of Business & Applied Management Vol.11 (No. 2 ) : 213 - 238. Th. 2018 p-ISSN: 1979-9543 e-ISSN: 2621-2757 Tabel 4. Path Coefficients Original Sampel Sampel Mean Standar Deviasi t Statistic P Value Desentralisasi → Kinerja Manajerial 0.521 0.521 0.127 4.099 0.000 Desentralisasi → Sistem Akuntansi Manajemen 0.375 0.402 0.191 1.959 0.051 Ketidakpastian Lingkungan → Kinerja Manajerial 0.049 0.055 0.112 0.436 0.663 Ketidakpastian Lingkungan → Sistem Akuntansi Manajemen 0.148 0.146 0.189 0.783 0.434 Sistem Akuntansi Manajemen → Kinerja Manajerial 0.220 0.219 0.104 2.115 0.035", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 265, "width": 134, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Olahan dengan PLS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 303, "width": 198, "height": 60, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suatu variabel dikatakan berpengaruh terhadap variabel lain apabila nilai p-value hubungan/jalur tersebut berada di bawah 0.05. maka dari tabel diatas kesimpulan adalah :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 366, "width": 198, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Desentralisasi berpengaruh terhadap kinerja manajerial.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 391, "width": 198, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Desentralisasi tidak berpengaruh", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 404, "width": 198, "height": 124, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terhadap sistem akuntansi manajemen. c. Ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. d. Ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh terhadap sistem akuntansi manajemen. e. Sistem akuntansi manajemen berpengaruh terhadap kinerja manajerial.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 97, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian Hipotesis", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 556, "width": 198, "height": 111, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajerial Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah penulis uraikan diatas, tidak terdapat pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajerial yang dapat dibuktikan dengan nilai P value 0.663 > 0.05. Maka kesimpulan untuk H 1", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 669, "width": 39, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ditolak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 682, "width": 198, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Pengaruh desentralisasi terhadap kinerja manajerial Berdasarkan hasil analisis data", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 720, "width": 180, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penelitian yang telah penulis uraikan diatas, terdapat pengaruh desentralisasi terhadap kinerja manajerial yang dapat", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 303, "width": 180, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dibuktikan dengan nilai P value 0.000 < 0.05. maka kesimpulan untuk H 2 diterima.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 341, "width": 198, "height": 250, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Pengaruh mediasi sistem akuntansi manajemen antara ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajerial Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah penulis uraikan diatas, pengaruh langsung ketidakpastian lingkungan (X 1 ) terhadap kinerja manajerial (Y2) sebesar 0.438. sedangkan pengaruh tidak langsung ketidakpastian lingkungan terhadap sistem akuntansi manajemen sebesar 0.793 dan pengaruh sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial sebesar 2.136. Perhitungan tidak langsung 0.793 x 2.136 = 1.6938 > 0.793 yang merupakan pengaruh langsung. Hasil pengaruh secara tidak langsung lebih besar dengan hasi pengaruh secara langsung. Maka kesimpulan H 3", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 594, "width": 42, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diterima.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 606, "width": 199, "height": 149, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Pengaruh mediasi sistem akuntansi manajemen antara desentralisasi terhadap kinerja manajerial Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah penulis uraikan diatas, hubungan langsung desentralisasi (X 2 ) terhadap kinerja manajerial (Y 2 ) sebesar 4.419. sedangkan pengaruh tidak langsung desentralisasi terhadap sistem akuntansi manajemen sebesar 1.931 dan hubungan sistem akuntansi manajemen", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 68, "width": 143, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 56, "width": 419, "height": 37, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Penelitian Journal Of Business & Applied Management Vol.11 (No. 2 ) : 214 - 238. Th. 2018 p-ISSN: 1979-9543 e-ISSN: 2621-2757", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 110, "width": 180, "height": 87, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terhadap kinerja manajerial sebesar 2.136. perhitungan tidak langsung 1.931 x 2.136 = 4.124 < 4.419 yang merupakan pengaruh langsung. Hasil pengaruh tidak langsung lebih kecil dibandingkan hasil pengaruh langsung. Maka kesimpulan H 4 ditolak.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 225, "width": 129, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 250, "width": 198, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kinerja manajerial menjadi salah satu perangkat bagi pemangku kepentingan dalam menilai keberhasilan strategi usaha.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 288, "width": 198, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Namun terkadang perusahaan yang memiliki strategi yang baik tidak", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 314, "width": 198, "height": 48, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menunjukan hasil kinerja manajerial yang baik. Hal ini merupakan salah satu ketertarikan penelitian ini sehingga adanya faktor ketidakpastian", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 352, "width": 198, "height": 47, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lingkungan (lingkungan yang dinamis) diduga sebagai salah satu penyebab yang mempengaruhi kinerja manajerial.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 402, "width": 162, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu adanya desentralisasi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 415, "width": 198, "height": 86, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam pengambilan keputusan dan penetapan strategi operasional dapat menjadi penyebab kinerja manajerial yang berubah. Adanya sistem akuntansi manajemen sebagai pengolah dan penyedia informasi diduga menjadi pemediasi faktor ketidakpastian lingkungan dan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 503, "width": 198, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "desentralisasi terhadap kinerja manajerial.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 516, "width": 198, "height": 111, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menjelaskan bahwa ketidakpastian lingkungan tidak secara langsung mempengaruhi kinerja manajerial namun dimediasi oleh sistem akuntansi manajemen. Sedangkan, desentralisasi berpengaruh langsung terhadap kinerja manajerial ketimbang adanya faktor mediasi. Saran operasional bagi gerai", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 630, "width": 198, "height": 124, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lawson agar memperkuat sistem akuntansi manajemen di dalam mengantisipasi ketidakpastian lingkungan dalam rangka menjaga kinerja manajerial yang sesuai dengan harapan. Selain itu sistem kendali desentralisasi pun harus diperhatikan karena secara langsung mempengaruhi kinerja manajerial. Pengambilan keputusan dan strategi operasional akan mempengaruhi kinerja manajerial lokasi sebagai sebuah", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 110, "width": 198, "height": 188, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pusat pertanggungjawaban. Bagi pengembangan ilmu akuntansi manajemen, riset ini diharapkan dapat memicu peneliti lainnya untuk menganalisis faktor lainnya yang mempengaruhi kinerja manajerial, melakukan penelitian sejenis dengan subjek penelitian lainnya di luar retail mengingat perkembangan bisnis Usaha Kecil dan Menengah yang sedang berkembang saat ini sangat dipengaruhi ketidakpastian lingkungan dan sistem kendali yang tersentralistik atau desentralisasi. Dalam meningkatkan kualitas variasi penelitian, sebaiknya peneliti membagi kuisioner yang berbeda untuk jenjang level manajerial.", "type": "Text" }, { "left": 357, "top": 326, "width": 114, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 363, "width": 198, "height": 61, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdillah, W. dan Jogiyanto, H.M. 2015. Partial Least Square PLS : Alternatif structural Equation Modeling SEM dalam Penelitian Bisnis . Yogyakarta: Andi.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 427, "width": 198, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chenhall, R.H. dan Morris, D. 1986. The", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 439, "width": 199, "height": 213, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Impact Of Structure, Environment, And Interdependence On The Perceived Usefulness Of Management Accounting Systems. Accounting Review Vol. 1 Xi. 16-35. Chong dan Chong,K.M. 1997. Strategic Choice, Environmental Uncertainty and Sbu Performance: A Note on The Intervening Role Of-Management Accounting Systems. Accounting and Business Research . Vol. 27. No.4. 268-276. Desmiyanti. 2010. Pengaruh Desentralisasi, Ketidakpastian Lingkungan Dan Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial. Pekbis Jurnal , Vol.2, No.3, November 2010:", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 654, "width": 198, "height": 74, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "346-354. Dwirandra, A. A. N. B. 2007. Pengaruh Interaksi Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi, dan Agregat Informasi Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial. Jurnal", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 730, "width": 170, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ilmiah Akuntansi dan Bisnis 2.2", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 743, "width": 27, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2007.", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 68, "width": 143, "height": 7, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 56, "width": 425, "height": 128, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Penelitian Journal Of Business & Applied Management Vol.11 (No. 2 ) : 215 - 238. Th. 2018 p-ISSN: 1979-9543 e-ISSN: 2621-2757 Fisher,C. 1996. The Impact of Perceived Environmental Uncertainty and Individual Difference on Management Information Requirements: A Research Note. Accounting, Organization and", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 186, "width": 198, "height": 36, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Society , Vol. 21, No. 4, pp. 361-369, 1996. Ghozali. I, Latan, H. 2012. Partial Least", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 224, "width": 169, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Square Konsep, Teknik dan Aplikasi Menggunakan Program Smart PLS", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 250, "width": 170, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.0 M3 . Semarang: Badan Penerbit", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 262, "width": 111, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Diponegoro.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 275, "width": 198, "height": 98, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gul dan Chia,Y.M. 1994. The Effect of Management Accounting Systems, Perceived Enviromental Uncertainty and Decentralization on Managerial Performance: A Test of Three-Way Interaction. Accounting Construct for Accountants. Behavioral Research in Accounting . Vol 6. 144-159.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 376, "width": 198, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hammad,S.A., Jusoh,R. dan Ghozali,I.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 389, "width": 170, "height": 86, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2012. Decentralization, perceived environmental uncertainty, managerial performance and management accounting system information in Egyptian Hospitals. International Journal of Accounting and Information Management Vol.21", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 477, "width": 52, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "no 4, 2013.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 490, "width": 198, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hansen, Don R. dan Mowen, Maryanne M. 2015. Cornerstones of Cost", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 515, "width": 162, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management . Canada: Cengage", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 528, "width": 191, "height": 61, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Learning. http://bisnis.liputan6.com/read/2517289/mi di-utama-bakal-tambah-250-gerai- baru-di-2016-ini http://marketeers.com/alfamidi-buka-", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 110, "width": 428, "height": 592, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "seribu-gerai-lawson-tutup-sebelas- gerai https://id.wikipedia.org/wiki/Lawson_toko Ingkiriwang, O.F. 2013. Pengaruh Desentralisasi dan Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajer Dealer di Manado. Jurnal EMBA Vol.1 No.3 Juni 2013, Hal.818-825. Lathifah, I. 2012. Peran Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen sebagai Mediator Hubungan Antara Ketidakpastian Lingkungan Dengan", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 161, "width": 169, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kinerja Manajerial. Jurnal Review Akuntansi dan Keuangan ISSN:2088-", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 186, "width": 199, "height": 99, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0685 Vol.2 No.2, Oktober 2012 Pp 313-322. Marina, A. 2009. Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Ketidakpastian Lingkungan Dan Desentralisasi Sebagai Variabel Moderating. JAI Vol.5, No.2, Juli", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 288, "width": 70, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2009 :131-141.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 300, "width": 198, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Merchant, K.A dan Stede,W.A.V.D. 2014.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 313, "width": 169, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem Pengendalian Manajemen .", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 326, "width": 198, "height": 73, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta: Salemba Empat. Nazaruddin.2003. Desentralisasi, Sistem Pengendalian Akuntansi Dan Kinerja Organisasi Studi Empiris Pada Organisasi Sektor Publik Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 401, "width": 169, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akuntansi dan Investasi Vol.4 No.2. Hal: 77-97, Juli 2003 ISSN: 1411-", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 427, "width": 199, "height": 86, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6227. Putri,D.L, Wardi,J., Farwitawati,R.2014. Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan terhadap Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Pada Bank Syariah mandiri Pekanbaru. Pekbis Jurnal , Vol.8,", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 515, "width": 116, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No.2, Juli 2016: 144-154.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 528, "width": 199, "height": 212, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putri, L.K. 2014. Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan Dan Strategi Bisnis Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Sebagai Variabel Intervening Studi Empiris pada Perusahaan Jasa Perhotelan di Kota Padang dan Kota Bukittinggi. Jurnal Akuntansi 2.3. Sari, Nurmala. 2014. Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Kinerja Perusahaan Melalui Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen Sebagai Variabel Intervening Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Kota Padang. Jurnal Akuntansi 2.3 2014.", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 68, "width": 143, "height": 7, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 56, "width": 425, "height": 102, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Penelitian Journal Of Business & Applied Management Vol.11 (No. 2 ) : 216 - 238. Th. 2018 p-ISSN: 1979-9543 e-ISSN: 2621-2757 Setiawan, A.S.2012. Ketidakpastian Lingkungan Memoderasi Hubungan Antara Sistem Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial. Jurnal", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 161, "width": 198, "height": 61, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akuntansi .Volume XVI, No. 01, Januari 2012: 99-111. Sigilipu,S. 2013. Pengaruh Penerapan Informasi Akuntansi Manajemen Dan Sistem Pengukuran Kinerja Terhadap", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 224, "width": 170, "height": 36, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kinerja Manajerial Pada PT. PLN persero Wilayah Suluttenggo. Jurnal EMBA Vol.1 No.3 Juni 2013, Hal.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 110, "width": 401, "height": 251, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "239-247. ISSN 2303-1174. Sisaye, S. dan Birnberg, J. 2010. Extent and scope of diffusion and adoption of process innovations in management accounting systems. International Journal of Accounting and Information Management . Vol. 18 No. 2, pp. 118-139. Sulistiyowati,B.D. 2013. Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan dan Desentralisasi terhadap Sistem Akuntansi Manajemen. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol.2 No.9. Yazid,H. 2012. Pengaruh Ketidakpastian Tugas dan Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Sistem Akuntansi Manajemen Sebagai Variabel Intervening Studi PT.Gunanusa Utama Fabricators. Jurnal Akuntansi , Vol. 1, No. 1, Oktober 2012: 53-66.", "type": "Table" } ]
9108353e-0935-e5b1-f9c6-dfa4db9a2e4e
https://jurnal.stiepas.ac.id/index.php/jebe/article/download/415/676
[ { "left": 162, "top": 259, "width": 279, "height": 69, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "415-jebe-turnitin by Hugo Fostin Hokianto", "type": "Section header" }, { "left": 34, "top": 642, "width": 254, "height": 83, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Submission date: 12-Jul-2023 01:38PM (UTC+0500) Submission ID: 2130031989 File name: 415-_turnitin.docx (96.98K) Word count: 3301 Character count: 17723", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 353, "width": 257, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3 9", "type": "Picture" }, { "left": 161, "top": 163, "width": 294, "height": 71, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4 4 8", "type": "Picture" }, { "left": 247, "top": 604, "width": 7, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "10", "type": "Page footer" }, { "left": 318, "top": 122, "width": 116, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6 13", "type": "Picture" }, { "left": 231, "top": 91, "width": 197, "height": 469, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 5 5 12", "type": "Picture" }, { "left": 207, "top": 167, "width": 140, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 12", "type": "Picture" }, { "left": 207, "top": 349, "width": 4, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 129, "top": 322, "width": 4, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2", "type": "Picture" }, { "left": 246, "top": 338, "width": 7, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "11", "type": "Page footer" }, { "left": 133, "top": 278, "width": 113, "height": 236, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3 6", "type": "Picture" }, { "left": 266, "top": 472, "width": 4, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 160, "top": 240, "width": 19, "height": 208, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4 7", "type": "Picture" }, { "left": 117, "top": 361, "width": 7, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "10", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 499, "width": 7, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "10", "type": "Page footer" }, { "left": 201, "top": 195, "width": 194, "height": 345, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3 3 3 3 8 11", "type": "Picture" }, { "left": 45, "top": 73, "width": 77, "height": 73, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "11 %", "type": "Picture" }, { "left": 45, "top": 137, "width": 93, "height": 15, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SIMILARITY INDEX", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 92, "width": 55, "height": 48, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "13 %", "type": "Picture" }, { "left": 179, "top": 137, "width": 102, "height": 15, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "INTERNET SOURCES", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 92, "width": 168, "height": 60, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "11 % PUBLICATIONS 4 %", "type": "Picture" }, { "left": 446, "top": 137, "width": 92, "height": 15, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "STUDENT PAPERS", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 196, "width": 514, "height": 50, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 1 %", "type": "Picture" }, { "left": 54, "top": 273, "width": 10, "height": 23, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2", "type": "Picture" }, { "left": 532, "top": 257, "width": 36, "height": 50, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 %", "type": "Picture" }, { "left": 54, "top": 333, "width": 10, "height": 23, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3", "type": "Picture" }, { "left": 532, "top": 317, "width": 36, "height": 50, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 %", "type": "Picture" }, { "left": 54, "top": 538, "width": 10, "height": 23, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4", "type": "Picture" }, { "left": 532, "top": 522, "width": 36, "height": 50, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 %", "type": "Picture" }, { "left": 54, "top": 694, "width": 10, "height": 23, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 678, "width": 36, "height": 50, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 %", "type": "Picture" }, { "left": 45, "top": 28, "width": 141, "height": 24, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "415-jebe-turnitin", "type": "Page header" }, { "left": 45, "top": 61, "width": 88, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ORIGINALITY REPORT", "type": "Text" }, { "left": 45, "top": 175, "width": 80, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PRIMARY SOURCES", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 201, "width": 161, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "repository.its.ac.id Internet Source", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 262, "width": 201, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "journal.feb.unmul.ac.id Internet Source", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 323, "width": 390, "height": 124, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "I Kadek Gede Karinuada, I Gusti Made Suwandana. \"The Role of Organizational Commitment as a Mediation Variable on The Effect of Job Stress on Turnover Intention at Hotel Dafam Savvoya Seminyak Badung,", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 447, "width": 396, "height": 49, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indonesia\", European Journal of Business and Management Research, 2022", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 495, "width": 58, "height": 15, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Publication", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 528, "width": 403, "height": 138, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vinno Petrus Manoppo. \"Transformational leadership as a factor that decreases turnover intention: a mediation of work stress and organizational citizenship behavior\", The TQM Journal, 2020 Publication", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 683, "width": 196, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "www.researchgate.net Internet Source", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 48, "width": 10, "height": 23, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6", "type": "Page header" }, { "left": 532, "top": 32, "width": 36, "height": 50, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 %", "type": "Page header" }, { "left": 54, "top": 109, "width": 10, "height": 23, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7", "type": "Table" }, { "left": 532, "top": 93, "width": 36, "height": 50, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 %", "type": "Picture" }, { "left": 54, "top": 170, "width": 10, "height": 23, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8", "type": "Picture" }, { "left": 532, "top": 154, "width": 36, "height": 50, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 %", "type": "Picture" }, { "left": 54, "top": 215, "width": 514, "height": 50, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "9 1 %", "type": "Picture" }, { "left": 49, "top": 291, "width": 20, "height": 23, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "10", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 275, "width": 36, "height": 50, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 %", "type": "Picture" }, { "left": 49, "top": 352, "width": 20, "height": 23, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "11", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 336, "width": 36, "height": 50, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 %", "type": "Picture" }, { "left": 49, "top": 413, "width": 20, "height": 23, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "12", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 397, "width": 36, "height": 50, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 %", "type": "Picture" }, { "left": 49, "top": 474, "width": 20, "height": 23, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "13", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 458, "width": 36, "height": 50, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 %", "type": "Picture" }, { "left": 49, "top": 599, "width": 406, "height": 33, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Exclude quotes On Exclude bibliography On Exclude matches < 1%", "type": "Picture" }, { "left": 90, "top": 38, "width": 90, "height": 25, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ijefm.co.in", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 61, "width": 79, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Internet Source", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 98, "width": 79, "height": 39, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "jiem.org Internet Source", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 159, "width": 65, "height": 25, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "eudl.eu", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 183, "width": 79, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Internet Source", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 220, "width": 147, "height": 25, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "etd.unsyiah.ac.id", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 244, "width": 79, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Internet Source", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 281, "width": 238, "height": 25, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "publikasi.mercubuana.ac.id", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 305, "width": 79, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Internet Source", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 342, "width": 392, "height": 25, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Submitted to Universitas Jenderal Soedirman", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 366, "width": 73, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Student Paper", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 402, "width": 139, "height": 39, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "journal.unj.ac.id Internet Source", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 463, "width": 162, "height": 39, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "bajangjournal.com Internet Source", "type": "Text" } ]
4ebc6920-582e-b0e3-9b36-98b44858ed22
http://journal.ummat.ac.id/index.php/JIAP/article/download/665/552
[ { "left": 296, "top": 800, "width": 12, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "48", "type": "Page footer" }, { "left": 337, "top": 27, "width": 181, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIAP | Jurnal Ilmu Administrasi Publik ISSN 2615-5826 | FISIP UM Mataram Vol. 6 No. 1 Maret 2018, Hal. 48-55", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 85, "width": 460, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Sistem Informasi Administrasi Dalam Peningkatan Pelayanan", "type": "Section header" }, { "left": 197, "top": 102, "width": 207, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesehatan Pada Puskesmas Bayan", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 116, "width": 270, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 M. Taufik Rachman, 2 Nidya Putri Syahida 3 Yana Isnaini", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 128, "width": 258, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Administrasi Publik, Universitas Muhammadiyah Mataram, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 138, "width": 258, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Administrasi Publik, Universitas Muhammadiyah Mataram, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 181, "width": 65, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INFO ARTIKEL", "type": "Section header" }, { "left": 345, "top": 180, "width": 47, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 49, "top": 200, "width": 85, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riwayat Artikel: Diterima: 18-3-2018 Disetujui: 20-3-2018", "type": "Table" }, { "left": 183, "top": 201, "width": 373, "height": 206, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak: Puskesmas Bayan adalah salah satu pusat pelayanan kesehatan yang berada di kabupaten Lombok Utara. Adapun kinerja sistem dalam pelayanan pasien yang berjalan di Puskesmas Bayan tersebut masih belum optimal karena pada pengolahan data masih dilakukan menggunakan media pembukuan. Banyak kendala yang dialami oleh pihak Puskesmas, diantaranya adanya kesalahan dalam melakukan input, penyimpanan data, serta dapat terjadi kerangkapan arsip pasien. Sehingga pengolahan data menjadi tidak efektif dan efisien. Ada beberapa persepsi masyarakat dan pegawai terhadap sistem informasi administrasi pelayanan kesehatan pada Puskesmas Bayan. Hal inilah yang menjadi ketertarikan penyusun dalam melakukan penelitian tentang persepsi pegawai terhadap penerapan sistem informasi administrasi dalam peningkatan pelayanan kesehatan pada puskesmas bayan dan dalam hal ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dimana penelitian kualitatif yaitu mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel.", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 421, "width": 373, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang partisipan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sistem informasi administrasi yang diterapkan pada Puskesmas Bayan masih menggunakan sistem manual, yang artinya tetap menggunakan perangkat komputer tetapi tidak terhubung dengan jaringan data local area network (LAN) dan tidak menggunakan server sebagai database. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sistem informasi pelayanan kesehatan pada Puskesmas Bayan sudah berjalan dengan baik meskipun terdapat beberapa kekurangan pada sarana prasaran dan sumber daya manusia.", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 571, "width": 44, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 183, "top": 597, "width": 372, "height": 177, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Health center of Bayan is one of the main health center is location in the north of Lombok district. As the performance of systems running in patient care in the health center of Bayan is still not optimal for the data processing is still done use media bookkeeping. Many of the constraints experienced by the health center, including an error in the input, data storage, and can occur double patient files. So that data processing becomes ineffective and inefficient. There are several public and employee perception of the administration of health care information system in health center Bayan. This is the author's interest in conducting research on employee perceptions of the application of information systems administration in the improvement of health services in health center Bayan and in this case the author uses qualitative research methods in which a qualitative study that examines the participants with strategies that are interactive and flexible.", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 302, "width": 52, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci:", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 324, "width": 89, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Sistem Informasi", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 335, "width": 71, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Administrasi", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 346, "width": 95, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Pelayanan Publik", "type": "List item" }, { "left": 549, "top": 35, "width": 11, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "49", "type": "Page header" }, { "left": 49, "top": 72, "width": 91, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywods 1. Information System 2. Administration", "type": "Table" }, { "left": 49, "top": 118, "width": 68, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Public Service", "type": "List item" }, { "left": 183, "top": 62, "width": 373, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The qualitative research aimed at understanding social phenomena from the perspective of the participants. The results obtained from this study is an information system that is applied to the health center administration Bayan still using a manual system, which means keep using the computer but not connected to a data network local area network ( LAN) and does not use as a database server. From this study it can be concluded that the health care information system in health center Bayan already well underway although there are some deficiencies in the means of infrastructures and human resources.", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 205, "width": 215, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "——————————  ——————————", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 230, "width": 86, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Latar Belakang", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 250, "width": 255, "height": 297, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerintah dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa, dihadapkan pada pelaksanaan tugas yang sangat luas dan kompleks. Aparatur pemerintah dituntut untuk dapat menjalankan pelayanan-pelayanan kepada masyarakat secara efektif dan efisien serta mempunyai inisiatif dan empati di dalam menjalankan tugas-tugas dan fungsinya. Pada dasarnya penyelenggaraan pemerintah mengemban tiga fungsi hakiki yaitu pelayanan (service), pemberdayaan (empowerment), dan pembangunan (development) yang semua itu dilakukan oleh para aparatur pemerintah. Jadi selain melaksanakan pembangunan dan pemberdayaan aparatur pemerintah juga diharapkan dapat memberikan pelayanan yang maksimal terhadap masyarakat dalam segala pelayanan yang menyangkut kepentingan publik terutama pelayanan kesehatan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 552, "width": 258, "height": 169, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi, kebutuhan akan sistem informasi yang cepat, akurat dan tepat waktu merupakan suatu hal yang mutlak dan sangat berpengaruh dalam berbagai bidang. Dengan adanya sistem informasi dapat mempermudah kita dalam melakukan pengolahan data sehingga dapat menghemat waktu, ruang, dan biaya. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang baik bagi masyarakat, perlu adanya perubahan dalam hal sistem yang digunakan agar lebih efektif dan efisien.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 726, "width": 255, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengolahan data untuk pelayanan kesehatan didalam masyarakat sangat penting. Dengan adanya pengolahan data dapat disusun suatu informasi untuk membantu proses pelayanan kesehatan yang dapat menyajikan segala kebutuhan informasi", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 227, "width": 255, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "layanan kesehatan masyarakat. Puskesmas Bayan adalah salah satu pusat pelayanan kesehatan yang berada di kabupaten Lombok Utara. Adapun kinerja sistem dalam pelayanan pasien yang berjalan di Puskesmas Bayan tersebut masih belum optimal karena pada pengolahan data masih dilakukan menggunakan media pembukuan. Banyak kendala yang dialami oleh pihak Puskesmas, diantaranya adanya kesalahan dalam melakukan input, penyimpanan data, serta dapat terjadi kerangkapan arsip pasien. Sehingga pengolahan data menjadi tidak efektif dan efisien. Hal tersebut dapat menghambat jalannya laporan dan kelancaran dalam hal pelayanan kepada pasien.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 456, "width": 95, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tinjauan Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 321, "top": 475, "width": 144, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Pengertian Implementasi", "type": "Section header" }, { "left": 335, "top": 489, "width": 227, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengertian implementasi dalam kamus Webster dalam Wahab dirumuskan secara pendek bahwa “to implement” (mengimplementasikan) berarti “to provide means for carriying out, to give pratical effect to” (menyajikan sarana untuk melaksanakan sesuatu, menimbulkan dampak/berakibat sesuatu.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 599, "width": 227, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tiga kegiatan yang paling utama dalam implementasi adalah :", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 627, "width": 222, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Penafsiran, yaitu merupakan kegiatan yang menerjemahkan makna program dalam pengaturan yang tepat diterima dan dapat dijalankan.", "type": "List item" }, { "left": 339, "top": 682, "width": 222, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Organisasi, yaitu merupakan unit atau wadah untuk menempatkan program ke dalam tujuan kebijakan.", "type": "List item" }, { "left": 339, "top": 724, "width": 222, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Penerapan yang berhubungan dengan perlengkapan rutin bagi pelayanan, upah dan lain-lainnya.", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 765, "width": 227, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Wayne Persons (2006) bahwa implementasi adalah sebuah proses interaksi antara penentuan tujuan dan tindakan untuk", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 27, "width": 351, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "50 JIAP | Jurnal Ilmu Administrasi Publik | Vol. 6, No. 1, Bulan Maret Tahun 2018", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 54, "width": 227, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mencapai tujuan. Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Anderson dalam buku buku Wayne Persons, bahwa implementasi adalah pelaksanaan pembuatan kebijakan dengan cara-cara lain. Akan tetapi biasanya kita cenderung menganggap sistem publik sebagai suatu yang menambah problem, dengan menarik garis pemisah antara kebijakan dan administrasi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 178, "width": 126, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Kinerja Implementasi", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 192, "width": 227, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Van Meter dan Van Horn dalam Subarsono menyatakan bahwa ada enam variabel yang mempengaruhi kinerja implementasi yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 247, "width": 227, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Standar dan Sasaran Kebijakan Standar dan sasaran kegiatan harus jelas dan terukur sehingga dapat direalisasikan. Apabila standar dan sasaran kebijakan kabur, maka akan terjadi multi interprestasi dan mudah menimbulkan komplik diantara para agen implementasi.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 343, "width": 226, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Sumber Daya Implementasi perlu dukungan daya, baik sumber daya manusia maupun sumber daya non manusia.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 399, "width": 227, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Komunikasi dan Penguatan Aktivitas Dalam implementasi program perlu dukungan dan koordinasi dengan instansi lain.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 454, "width": 213, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk itu diperlukan koordinasi dan kerja sama antar instansi bagi keberhasilan suatu program.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 495, "width": 227, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Karakteristik Agen Pelaksana Agar pelaksana mencakup struktur birokrasi, norma-norma, dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi, yang semuanya akan mempengaruhi implementasi suatu program.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 578, "width": 227, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Kondisi Sosial, Ekonomi dan Politik Variabel ini mencakup sumber daya ekonomi, lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan implementasi kebijakan, sejauh mana kelompok- kelompok kepentingan dapat memberikan dukungan bagi implementasi kebijakan, karakteristik para partisipan yakni mendukung atau menolak, bagaimana sifat opini publik yang ada di lingkungan dan apakah elit", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 716, "width": 213, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "politik mendukung implementasi kebijakan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 744, "width": 227, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Disposisi Implementor Disposisi implementor ini mencakup tiga hal, yaitu: respon implementor terhadap kebijakan, yang akan dipengaruhi", "type": "List item" }, { "left": 349, "top": 54, "width": 213, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kemauannya untuk melaksanakan kebijakan, kognisi yakni pemahamannya terhadap kebijakan, dan intensitas disposisi implementor, yakni preferensi nilai yang dimiliki oleh implementor.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 123, "width": 177, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Konsep Dasar Sistem Informasi", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 136, "width": 227, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem informasi dapat diidentifikasi sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur informasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 302, "width": 227, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengertian sistem informasi menurut Wilkinson (2000:4) merupakansuatu kerangka kerja dengan mana sumber daya (manusia, komputer) dikoordinasikan untuk mengubah masukan (data) menjadi keluaran (informasi), guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan/instansi pemerintah”. Sistem Informasi biasanya terdiri dari :", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 412, "width": 230, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Hardware, terdiri dari komputer, printer dan jaringan.", "type": "List item" }, { "left": 331, "top": 440, "width": 231, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Software, merupakan kumpulan dari perintah/fungsi yang ditulis dengan aturan tertentu untuk memerintahkan komputer melaksanakan tugas tertentu", "type": "List item" }, { "left": 331, "top": 495, "width": 231, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Data, merupakan komponen dasar dari informasi yang akan di proses lebih lanjut untuk mendapatkan informasi.", "type": "List item" }, { "left": 331, "top": 537, "width": 231, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Prosedur, dokumentasi prosedur/proses sistem, buku penuntun operasional (aplikasi0 dan teknis.", "type": "List item" }, { "left": 331, "top": 578, "width": 231, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Manusia, yang terlibat dalam komponen manusia seperti operator, pemimpin sistem informasi dan lain-lain.", "type": "List item" }, { "left": 346, "top": 620, "width": 135, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan Sistem Informasi:", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 633, "width": 226, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Input, menggambarkan suatu kegiatan untuk menyediakan data di proses.", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 661, "width": 226, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Proses, menggambarkan bagaimana suatu data di proses untuk menghasilkan suatu informasi yang mempunyai nilai tambah.", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 702, "width": 226, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Output, suatu kegiatan untuk menghasilkan laporan dari proses diatas tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 730, "width": 226, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Penyimpanan, suatu kegiata untuk memelihara dan menyimpan data.", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 757, "width": 226, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Kontrol, suatu aktivitas untuk menjamin bahwa sistem informasi tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan.", "type": "List item" }, { "left": 549, "top": 28, "width": 11, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "51", "type": "Page header" }, { "left": 53, "top": 54, "width": 141, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Pengertian Administrasi", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 68, "width": 227, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengertian administrasi itu dapat dikategorikan menjadi tiga maca, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 95, "width": 226, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Istilah administrasi yang dipergunakan dalam pengertian proses atau kegiatan.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 123, "width": 226, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Istilah administrasi yang dipergunakan dalam pengertian tata usaha.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 151, "width": 227, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Istilah administrasi yang dipergunakan dalam pengertian pemerintah atau", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 178, "width": 100, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "administrasi negara.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 192, "width": 227, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa pendapat yang mempersepsi istilah administrasi sebagai proses atau kegiatan, di antaranya:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 233, "width": 226, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Soetarto dan R.P Soewarno menyatakan bahwa administrasi adalah suatu proses penyelenggaraan dan pengurusan segenap tindakan kegiatan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 316, "width": 226, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. LAN RI merumuskan administrasi sebagai kegiatan kerjasama dan upaya (organisasi dan manajemen) yang bersifat sistematis, rasional dan manusiawi yang dilakukan sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 399, "width": 227, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa pendapat yang mempersepsi istilah administrasi sebagai tata usaha, di antaranya :", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 440, "width": 234, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Munawardi Reksohasiprawiro mengatakan bahwa administrasi berarti tata usaha yang mencakup setiap pengaturan yang rapi dan sistematis serta penentuan fakta-fakta secara tertulis, dengan tujuan memperoleh pandangan yang menyeluruh serta hubungan timbal balik antara satu fakta dengan fakta yang lainnya.", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 551, "width": 234, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Harris Muda mengatakan bahwa", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 565, "width": 220, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "administrasi adalah suatu pekerjaan yang sifatnya mengatur segala pekerjaan yang berhubungan dengan tulis menulis, surat menyurat dan mencatat (membukukan) setiap perubahan/kejadian yang terjadi dalam organisasi itu.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 647, "width": 227, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa pendapat yang mempersepsi istilah administrasi pemerintah atau administrasi negara, di antaranya :", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 689, "width": 234, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Wijana mengatakan administrasi adalah rangkaian dari semua organ-organ negara rendah dan tinggi, yang bertugas menjalankan pemerintah, pelaksanaan dan kepolisian.", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 744, "width": 234, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Utrecht mengatakan bahwa administrasi adalah gabungan jabatan yang dibawah pimpinan pemerintah melakukan sebagian dari pekerjaan pemerintah (tugas pemerintah)", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 54, "width": 227, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang tidak ditugaskan kepada badan-badan pengadilan, badan legislatif dan badan-badan pemerintah dari persekutuan-persekutuan hukum yang lebih rendah daripada negara.", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 109, "width": 119, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Tujuan Administrasi", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 123, "width": 226, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun secara garis besar tujuan administrasi adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 151, "width": 231, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Memberikan ikhtisar-ikhtisar informasi yang dianalisa mengenai aktivitas-aktivitas operasional yang terdapat dalam kantor atau perusahaan.", "type": "List item" }, { "left": 331, "top": 206, "width": 231, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Mengendalikan volume dan arus dana yang beredar.", "type": "List item" }, { "left": 331, "top": 233, "width": 231, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Membantu sistem pengendalian untuk manajemen perusahaan/kantor dan memberikan atau menyediakan informasi keuangan. 4. Memenuhi kewajiban - kewajiban berdasarkan anggaran dasar perusahaan, undang-undang, peraturan pemerintah dan perjanjian-perjanjian dengan pihak ketiga untuk mengumpulkan data-data tertentu.", "type": "List item" }, { "left": 317, "top": 358, "width": 117, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Fungsi Administrasi", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 371, "width": 226, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun secara garis besar fungsi administrasi adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 399, "width": 106, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Sebagai alat bukti.", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 413, "width": 226, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Sebagai alat perhitungan dan pertanggung jawaban.", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 440, "width": 217, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Sebagai alat untuk mengambil keputusan.", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 454, "width": 226, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Sebagai alat untuk menetapkan hasil-hasil operasional.", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 482, "width": 226, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Sebagai alat untuk memenuhi ketentuan- ketentuan yang terdapat dalam peraturan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah dan perjanjian-perjanjian dengan pihak ketiga.", "type": "List item" }, { "left": 317, "top": 551, "width": 63, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Pelayanan", "type": "Section header" }, { "left": 335, "top": 565, "width": 227, "height": 189, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelayanan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan orang lain (konsumen, pelanggan, tamu, pasien, penumpang dan lain-lain) pada tingkat pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani dan yang dilayani. Menurut Ndraha (2003) “Pelayanan dalam administrasi adalah pelayanan dalam arti kegiatan. Oleh karena itu administrasi terdapat dalam bentuk atau corak Negara apa saja, baik totaliter, otoriter, maupun demokratik”. Juga menyatakan bahwa “konsep pelayanan meliputi proses, output (produk) dan outcome (manfaat)”.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 27, "width": 351, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "52 JIAP | Jurnal Ilmu Administrasi Publik | Vol. 6, No. 1, Bulan Maret Tahun 2018", "type": "Section header" }, { "left": 53, "top": 54, "width": 244, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "g. Pelayanan Publik Ratminto dan Winarsih (2006:5)", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 81, "width": 227, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengemukakan bahwa pelayanan publik dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan baik dalam bentuk barang maupun jasa yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, daerah dan lingkungan Badan Usaha Milik Negara/Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun", "type": "Text" }, { "left": 210, "top": 192, "width": 88, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam rangka", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 205, "width": 227, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pelaksanaan ketentuan perundang-undangan. Selanjutnya menurut Johns (2003:450) mengatakan bahwa kunci untuk menciptakan rasa senang pelanggan masyarakat pelayanan yang diberikan berada satu langkah dari yang diharafkan pelanggan, yaitu dengan cara :", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 288, "width": 229, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Meningkatkan standar lebih dari apa yang saat ini diharafkan oleh para pelanggan anda, sehingga mereka sungguh-sungguh menjadi puas daripada sekedar puas.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 343, "width": 226, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Memperkenalkan bentuk-bentuk baru costomer service sebelum adanya harapan pelanggan, melalui suatu proses yang dikenal secara luas sebagai pemasaran jasa.", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 405, "width": 96, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 50, "top": 425, "width": 161, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Jenis Dan Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 438, "width": 234, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah jenis deskriptif. Suharsimin (1998:24) mengemukakan bahwa jenis penelitian deskriftif yaitu merupakan kajian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 521, "width": 233, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian skripsi ini Penulis menggunakan pendekatan yaitu metode", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 549, "width": 234, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Sugyono (2009) yaitu mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang partisipan.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 645, "width": 234, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan demikian penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci.", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 701, "width": 84, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Sumber Data", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 714, "width": 234, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 54, "width": 234, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Umar (2001:69) bahwa sumber data sekunder adalah data skunder yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram.", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 137, "width": 153, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Teknik Pengumpulan Data", "type": "Section header" }, { "left": 328, "top": 150, "width": 234, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan untuk memperoleh data yang diperlukan tersebut, penulis mempergunakan cara sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 192, "width": 75, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Observasi", "type": "List item" }, { "left": 349, "top": 205, "width": 213, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Obeservasi adalah pengamatan langsung kepada suatu objek yang akan diteliti. Metode observasi ini juga dapat dikatakan sebagai metode penelitian untuk mendapatkan data primer dengan mengadakan peninjauan langsung pada instansi yang dipilih menjadi objek penelitian dengan maksud untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan hal yang akan ditelitiagar lebih meyakinkan dan akurat. (Keraf, 2001:162)", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 357, "width": 89, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Wawancara", "type": "List item" }, { "left": 349, "top": 371, "width": 213, "height": 190, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wawancara yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung kepada pihak- pihak yang terkait mengenai data dan fakta yang diperlukan dalam penulisan penelitian ini. Hal tersebut sejalan dengan rumusan berikut : salah satu cara untuk memperoleh pengamatan langsung adalah wawancara kepada orang-orang yang kita maksud. Wawancara berbentuk pertanyaan- pertanyaan yang berkenaan dengan tema yang diinginkan, dikerjakan langsung berhadapan dengan mereka yang diwawancarai. (Komaruddin, 1987:113)", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 565, "width": 95, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Dokumentasi", "type": "List item" }, { "left": 349, "top": 578, "width": 212, "height": 108, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang bersember pada benda-benda yang tertulis. (Suharsimi, 1998:149). Metode ini digunakan untuk memperoleh data mmengenai dokumen yang digunakan oleh instansi dalam mengelola sistem informasi administrasi di Puskesmas Bayan.", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 689, "width": 233, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Penelitian Kepustakaan (Librari", "type": "List item" }, { "left": 349, "top": 703, "width": 53, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research)", "type": "Section header" }, { "left": 349, "top": 716, "width": 213, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara umun teknik penelitian kepustakaan (library research) adalah teknik penelitian sebagai usaha untuk memperoleh keterangan an data dengan membaca dan mempelajari bahan-bahan teoritis dari buku-buku literatur, catatan-", "type": "Text" }, { "left": 549, "top": 28, "width": 11, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "53", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 54, "width": 213, "height": 108, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "catatan kuliah, diktat, peraturan perundang- undangan, majalah, artikel di internet dan sumber-sumber lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti agar diperoleh suatu pemahaman yang mendalam serta menunjang proses pembahasan mengenai masalah-masalah yang diidentifikasi.", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 165, "width": 122, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Teknik Analisa Data", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 178, "width": 237, "height": 177, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seperti telah diuraikan pada sub bab yang terdahulu, bahwa jenis dari penelitian yang penulis laksanakan saat ini adalah deskriptif yaitu menggambarkan apa adanya dari sifat sampel yang diteliti. Maka untuk metode analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif. Selanjutnya langkah-langkah yang digunakan dalam menganalisis data yang menggunakan metode interaktif sebagaimana dijelaskan Miles dan Huberman (Sugiyono, 2011:246) maka langkah-langkah analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi data.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 364, "width": 120, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 384, "width": 201, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Tata Laksana Sistem Yang Berjalan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 397, "width": 227, "height": 108, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem yang berjalan pada administrasi pengobatan di Puskesmas Bayan berbeda antara pasien umum dan pasien yang menjadi tanggungan badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS). Hal ini tercermin dalam wawancara dengan Kasubbag Tata Usaha Puskesmas Bayan, Wiwik Mulyati sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 505, "width": 227, "height": 165, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Syarat bagi pasien ketika mendaftar untuk pertama kalinya itu tergantung pasien dalam pembayaran, jika pasien bayar sendiri hanya memakai kartu tanda penduduk (KTP) saja. Sedangkan pasien yang memakai Askes atau BPJS maka memakai aturan pembayaran yang sudah ditentukan oleh Puskesmas Bayan dan pihak terkait”. Ditambahkan pula : “Data yang dibutuhkan dan dituliskan dalam formulir pendaftaran mengenai data pasien antara lain mengenai nama, tanggal lahir, jenis kelamin dan status perkawinan.”", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 673, "width": 227, "height": 108, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam pendaftaran atau registrasi pasien baik pasien lama maupun pasien baru, diharuskan datang secara langsung ke unit pendaftaran Puskesmas Bayan, hal ini dikarenakan unit pendaftaran Puskesmas Bayan belum melayani pendaftaran secara tidak langsung atau melalui telepon. Hal ini tercermin dalam wawancara langsung kepada", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 54, "width": 227, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kasubbag Tata Usaha Puskesmas Bayan, Wiwik Mulyati sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 79, "width": 227, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Kita belum bisa menerima pendaftaran melalui telepon, karena kami belum merancang program tersebut. Pasien diwajibkan datang langsung untuk mendaftar dan berobat”.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 151, "width": 227, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini direspon oleh Kepala Puskesmas Bayan H. Husnul Ahadi, dalam hasil wawancara sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 189, "width": 227, "height": 110, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Hambatan dari penerapan sistem jaringan dalam komunikasi data terutama dari segi sumber daya manusia (SDM), harga dan sistem. Dari segi SDM hanya masalah keterampilan pegawai, adaptasi dari proses manual ke sistem komputer sedangkan untuk masalah harga dan sistem harus ada support atau dukungan dari instansi terkait”.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 303, "width": 234, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Proses Pengolahan Data Pada Puskesmas Bayan", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 330, "width": 227, "height": 177, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Didalam rangkaian sistem informasi pelayanan kesehatan yang dijalankan oleh Puskesmas Bayan, sub sistem input merupakan proses awal dari sebuah perjalanan proses informasi. Sub sistem input atau data masukan yaitu aktivitas pemasukan data seperti registrasi pasien, yang antara lain pencatatan dan pemeriksaan data pasien masuk atau berobat dengan tujuan untuk memperoleh keterangan atau informasi yang didalamnya terdapat kegiatan menghimpun data-data dan fakta-fakta yang relevan dengan permasalahan yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 509, "width": 227, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam menghimpun data-data dan fakta maka tidak terlepas dari adanya sumber data, untuk itu maka yang menjadi sumber data disini adalah pasien Puskesmas Bayan baik pasien baru maupun lama. Data calon pasien dalam formulir pendaftaran mempunyai peranan dan fungsi yang penting dalam sub sistem input. Data tersebut meliputi nama, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, pekerjaan, status perkawinan, kartu tanda penduduk (KTP), nomor telepon dan tanggal atau waktu kunjungan terakhir pasien.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 675, "width": 227, "height": 121, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya adalah sub - sistem proses, sub - sistem proses merupakan suatu tahap berikutnya didalam perjalanan arus sistem informasi, dimana di dalam sistem informasi pelayanan kesehatan ini mekanisme pengolahan data untuk kemudian di simpan di dalam bank data. Bank data sendiri merupakan kumpulan-kumpulan data strategis dari unit kerja terkait. Dalam sub sistem", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 27, "width": 351, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "54 JIAP | Jurnal Ilmu Administrasi Publik | Vol. 6, No. 1, Bulan Maret Tahun 2018", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 54, "width": 227, "height": 93, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "proses ini meliputi kegiatan mengumpulkan data-data transaksi yang terjadi kemudian diolah menjadi laporan yang akan diberikan kepada pihak-pihak yang memerlukan, yaitu antara lain Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan Propinsi, Dinas Kesehatan kabupaten/Kota, Badan Penyelenggara", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 150, "width": 220, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jaminan Sosial dan Puskesmas sebagai arsip.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 164, "width": 230, "height": 121, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam proses pengolahan data disini, proses pemasukan data dilakukan oleh pihak yang berwenang, setelah data selesai maka akan disimpan untuk dibuat laporan sebagai bentuk output. Proses pengolahan data ini meliputi pengumpulan atau perekapan yang terjadi setiap hari untuk selanjutnya disimpan dan akan dibuat laporan baik untuk bulanan, tiga bulanan, tiap enam bulan dan laporan tahunan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 288, "width": 227, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini tercermin dalam wawancara dengan Kepala Puskesmas Bayan, sebagai berikut ; “Dalam proses pengolahan data ini, data akan dicatat dan diproses yaitu melalui proses assembling yang dikerjakan menggunakan program excel oleh petugas unit rekam medis, setelah di export ke excel dan diolah, data yang sudah jadi tersebut di print untuk dijadikan laporan ke instansi yang telah ditentukan”.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 426, "width": 227, "height": 246, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil keluaran data merupakan hasil atau keluaran dari proses dalam sistem informasi. Didalamnya terdapat kegiatan untuk menyajikan dan mendistribusikan informasi yang ada kepada pihak yang memerlukan. Wujud dari informasi yang dihasilkan dalam output data sistem informasi pelayanan kesehatan ini adalah data laporan rutin bulanan, tribulanan, enam bulanan dan tahunan, yang bertujuan untuk mengukur mutu penyelenggara pelayanan kesehatan sesuai standar yang berlaku, sehingga pada gilirannya dapat diupayakan aplikasi yang relevan sesuai dengan hasil penyajian dan keluaran dari sistem informasi Puskesmas. Hal ini tercermin dalam wawancara dengan Kasubbag Tata Usaha Puskesmas Bayan, Wiwik Mulyati sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 672, "width": 212, "height": 96, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Sistem informasi pelayanan kesehatan di Puskesmas Bayan mempunyai peranan sangat penting, yaitu sebagai sumber data yang nantinya menghasilkan output data berupa informasi. Wujud dari informasi itu antara lain data laporan rutin bulanan, tribulanan, semester dan tahunan.”", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 54, "width": 255, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Hambatan Dalam Implementasi Sistem Informasi Administrasi Di Puskesmas Bayan", "type": "Section header" }, { "left": 335, "top": 81, "width": 227, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam sistem informasi administrasi yang berjalan di Puskesmas Bayan menemukan beberapa hambatan yang mempengaruhi peningkatan pelayanan kesehatan antara lain :", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 136, "width": 227, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Sistem informasi administrasi yang tidak terkoneksi jaringan data membuat pelayanan kurang efisien.", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 178, "width": 226, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Dalam proses penyimpanan data hanya dapat disimpan di masing-masing komputer karena tidak ada server sebagai pusat data.", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 233, "width": 227, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk pasien umum masih menggunakan sistem manual yang membuat pelayanan kurang cepat dan akurat, sedangkan peserta jaminan sosial sudah bisa di akses secara online.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 308, "width": 49, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 335, "top": 328, "width": 227, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil penelitian dan analisis peneliti tentang persepsi pegawai terhadap penerapan sistem informasi administrasi yang selama ini berjalan pada Puskemas Bayan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 397, "width": 226, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Sarana dan prasarana Puskesmas Bayan pada tingkat persediaan dan perlengkapannya masih dalam proses pengembangan sehingga menjadi faktor penghambat dalam memberikan proses administrasi yang efektif kepada pasien.", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 480, "width": 227, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Puskesmas Bayan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien umum masih menggunakan sistem manual yang artinya tetap menggunakan perangkat komputer tetapi tidak tersambung jaringan data local area network (LAN) dan tidak menggunakan server sebagai database.", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 590, "width": 226, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Sistem informasi pelayanan kesehatan di Puskesmas Bayan menggunakan mekanisme pelaporan, dimana informasi yang dihasilkan dari data masukan di proses dan akhirnya output yang dihasilkan akan dilaporkan atau dikirim kepada instansi yang bersangkutan.", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 687, "width": 227, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Data keluaran meliputi kegiatan untuk menyajikan dan mendistribusikan informasi yang ada kepada pihak yang membutuhkan, yaitu Departemen Kesehatan Pusat, Dinas Kesehatan Propinsi, Dinas Kesehatan kabupaten/ Kota, Puskesmas Bayan dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).", "type": "List item" }, { "left": 549, "top": 28, "width": 11, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "55", "type": "Page header" }, { "left": 64, "top": 54, "width": 34, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 68, "width": 227, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan diatas, maka peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 109, "width": 226, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Sistem informasi pelayanan kesehatan pada Puskesmas Bayan sudah berjalan dengan baik meskipun terdapat beberapa kekurangan di sistem jaringan data local area network (LAN) dan server, jadi sistem informasi hendaknya terus ditingkatkan dengan penambahan sarana prasarana penunjang pelayanan, seperti penambahan locar area network (LAN) dan server sebagai pusat data.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 247, "width": 227, "height": 108, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pihak Puskesmas Bayan beserta instansi terkait agar tetap berupaya menyediakan saran dan prasarana penunjang pelayanan kesehatan demi meminimalisasi tingkat kesalahan dan lebih meningkatkan motivasi kerja pada tenaga-tenaga puskesmas di bidang pelayanan medis maupun non medis.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 357, "width": 227, "height": 122, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Menghadapi era globalisasi dengan semakin canggihnya teknologi informasi sekarang ini, maka sumber daya manusia (SDM) di Puskesmas Bayan harus terus dibekali pemahaman mengenai teknologi informasi (TI) dan penyeleksian pegawai harus dilakukan secara ketat dan profesional dimana sumber daya manusianya harus faham mengenai", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 482, "width": 227, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bidangnya. Dengan penelitian ini diharapkan Puskesmas Bayan mampu mempertahankan atau mengembangkan pemanfaatan teknologi informasi dalam sistem informasi administrasi pelayanan kesehatan bagi masyarakat Bayan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 579, "width": 113, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 606, "width": 255, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] Mahmudi. 2005 . Menajemen Kinerja Sektor Publik . Jakarta : Gramedia.", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 634, "width": 255, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] Komaruddin. 1974. Manajemen Organisasi Suatu Analisa Sistem. Bandung : Tarsito.", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 661, "width": 255, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] Effendy. 1989. Efektivitas Dan Ukuran Efektivitas . Yogyakarta : Bina Aksara.", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 689, "width": 255, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] Wayne Persons. 2006. Public Policy. Jakarta. Pranada Media Group.", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 716, "width": 116, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] Malik, Oemar.", "type": "List item" }, { "left": 179, "top": 716, "width": 119, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2007. Dasar-Dasar", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 730, "width": 214, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan Kurikulum . Jakarta : Rosda.", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 744, "width": 255, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] Subarsono, AG. 2008. Analisis Kebijakan Publik (Konsep, Teori dan Aplikasi) .", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 772, "width": 142, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yogyakarta : Pustaka Pelajar", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 54, "width": 255, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] Sutabri, Tata. 2003. Analisa Sistem Informasi . Yogyakarta : Andi.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 82, "width": 255, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] McLeod Jr, Raymond. 2004. Sistem Informasi Manajemen . Jakarta: PT. Prenhallindo.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 109, "width": 255, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] Wilkonson, Josep W. 2000. Accounting Information System Essential Concept and Application . New York : Jhon Willey & Sons Inc.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 164, "width": 255, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] Handayaningrat, Soewarno. 1988. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen . Jakarta : CV. Haji Masagung", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 206, "width": 255, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[11] LAN RI. 1997. Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia . Jakarta : PT. Gunung Agung", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 247, "width": 255, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[12] Muda, Harris Nst. 1962. Kursus Pengetahuan Administrasi Tata Usaha . Medan : Fa Madju Medan.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 289, "width": 254, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[13] Moenir. 2000. Manajemen Pelayanan Publik . Jakarta : Bina Aksara.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 316, "width": 255, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[14] Ndraha. 2003. Ilmu Pemerintahan Baru . Jakarta : Rineka Cipta.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 344, "width": 255, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[15] Ratminto & Atik Septi Winarsih. 2006. Manajemen Pelayanan . Jakarta : Pustaka Pelajar.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 385, "width": 255, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[16] Barata. 2004. Dasar-Dasar Pelayanan Prima. Jakarta : Elex Media Komputindo", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 413, "width": 255, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[17] Jhon, C Mowen. 1994. Perilaku Konsumen .", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 427, "width": 130, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta : Binarupa Aksara.", "type": "Table" }, { "left": 307, "top": 440, "width": 255, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[18] Keputusan MENPAN Nomor 81/KEP/M.PAN/71993 Tentang Pedoman Tata Cara Pelayanan Umum.", "type": "Table" }, { "left": 307, "top": 482, "width": 255, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[19] Budioro.2001. Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat . Badan Penerbit : UNDIP [20] Soekidjo", "type": "List item" }, { "left": 393, "top": 509, "width": 169, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Notoatmodjo.2007. Kesehatan", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 523, "width": 234, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masyarakat Ilmu Dan Seni . Jakarta : PT.", "type": "Table" }, { "left": 328, "top": 537, "width": 69, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rineka Cipta.", "type": "Table" }, { "left": 307, "top": 551, "width": 192, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[21] Arikunto, Suharsimin. 1998.", "type": "List item" }, { "left": 514, "top": 551, "width": 48, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prosedur", "type": "Table" }, { "left": 328, "top": 565, "width": 167, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian . Jakarta : Rineka Cipta.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 578, "width": 255, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[22] Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D . Bandung : Alfabeta", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 606, "width": 255, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[23] Umar, Husein. 2001. Metode Riset Komunikasi Organisasi . Jakarta : Gramedia Pustaka Utama", "type": "Text" } ]
35646f79-a461-50fa-0508-f046b68b02a3
http://jurnal.unidha.ac.id/index.php/JEBD/article/download/747/485
[ { "left": 424, "top": 39, "width": 85, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P - ISSN 1695 - 3273 E - ISSN 2527 - 3469", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 38, "width": 294, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas, Volume 25 No 1 Januari 2023", "type": "Page header" }, { "left": 494, "top": 786, "width": 19, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "269", "type": "Page footer" }, { "left": 278, "top": 99, "width": 111, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 25 No 1, Januari 2023", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 113, "width": 238, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas", "type": "Section header" }, { "left": 95, "top": 199, "width": 410, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertumbuhan Laba Perusahaan Farmasi Tinjauan Rasio Keuangan", "type": "Section header" }, { "left": 152, "top": 225, "width": 293, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Henny Sulistianingsih * , Putri Nabila Adzani Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas 12 * [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 59, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 293, "width": 428, "height": 74, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research aims to determine the effect of financial ratios on profit growth in pharmaceutical companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the 2016-2020 period. Samples obtained according to the criteria using purposive sampling method were 9 pharmaceutical companies. This type of quantitative research with descriptive approach method. Data analysis technique using PLS. The results of the research on the liquidity ratio and activity ratio have a significant effect on profit growth", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 369, "width": 428, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Current ratio, quick ratio, working capital turnover, inventory turnover, debt ratio and profit growth", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 408, "width": 56, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 420, "width": 428, "height": 73, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2016-2020. Sampel diperoleh sesuai dengan kriteria dengan menggunakan metode purposive sampling adalah 9 perusahaan farmasi. Jenis penelitian kuantitatif dengan metode pendekatan deskriptif. Teknik analisis data menggunakan PLS. Hasil penelitian rasio likuiditas dan rasio aktifitas berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 496, "width": 427, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Current rasio, quick rasio, working capital turn over, inventory turn over, debt rasio dan pertumbuhan laba", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 533, "width": 88, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 546, "width": 201, "height": 203, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "COVID-19 atau lebih disebut dengan virus corona sudah tidak asing lagi ditelinga kita, lebih 2 tahun kita hidup berdampingan dengan virus ini. Sejak pengumuman pertama di Indonesia pada bulan Februari 2020, perkembangan kasus meningkat sangat tinggi. Virus ini menghebohkan seluruh masyarakat di Indonesia karena dapat mematikan dan menyerang berbagai macam usia diantaranya lansia, dewasa, remaja, dan anak-anak. Salah satu upaya dalam menghadapi masa pandemi ini dengan menjaga kekebalan tubuh saat menjalani aktivitas dalam masa pandemi ini.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 533, "width": 202, "height": 191, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kondisi ini membuat masyarakat berbondong-bondong untuk menjaga kesehatan mereka dengan mengonsumsi obat-obatan dan vitamin. Obat-obatan dan vitamin ini dapat meningkatkan sistem imun dalam tubuh manusia. Terlepas dari bagaimana penanganan berbagai negara, dampak yang diakibatkan dengan virus corona ini membuat berbagai sektor mengalami penurunan yang signifikan terkhususnya di negara kita Indonesia, mulai dari sektor pariwisata, sektor ekonomi, sektor transportasi, maupun sektor manufaktur.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 727, "width": 201, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meningkatnya kebutuhan akan obat-obatan berdampak pada perusahaan", "type": "Text" }, { "left": 424, "top": 39, "width": 85, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P - ISSN 1695 - 3273 E - ISSN 2527 - 3469", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 38, "width": 294, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas, Volume 25 No 1 Januari 2023", "type": "Page header" }, { "left": 494, "top": 786, "width": 19, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "270", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 201, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "farmasi, sehingga meningkatnya produksi obat-obatan dan vitamin yang dibutuhkan masyarakat. Pertumbuhan perusahaan farmasi yang positif meski secara umum perekonomian Indonesia mengalami kontraksi pada kuartal II 2020", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 170, "width": 201, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(katadata.co.id, 11 Agustus 2020 ). Pertumbuhan positif dapat dilihat dari kinerja beberapa perusahaan farmasi yang mampu membukukan kenaikan laba pada semester I 2020. Pada kuartal II 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami tumbuh negative sebesar 5,32% secara tahunan. Dan secara keseluruhan sepanjang semester I 2020 pertumbuhan ekonomi terkontraksi 1,62% , jika dibandingan dengan periode yang sama tahun lalu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 201, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Industri farmasi merupakan salah satu perusahaan yang bertahan ditengah kondisi ekonomi saat ini. Satu sisi menguntungkan saat pandemi, tetapi cukup berat biaya yang ditanggung oleh industri ini, dikarenakan bahan baku yang digunakan di Indonesia tetap", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 201, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggunakan bahan impor. Banyaknya permintaan bahan baku ditengah pandemic covid-19 ini, membuat harga bahan baku naik dari biasanya. Menurut Honest, (2020), ada sedikit peningkatan dari sisi pendapatan perusahaan, sehingga kenaikan bahan baku obat tidak bisa diimbangi dengan kenaikan pendapatan perusahaan yang cukup tajam, tetapi kami akan menyeimbangi dari beban ( cost ) lain yang bisa di efesienkan sebaik mungkin.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 598, "width": 201, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adanya informasi pro dan kontra dengan pendapatan perusahaan farmasi di masa pandemic, ada yang naik dan turun. Disatu sisi bahwa sebagian besar bahan baku yang digunakan itu adalah dari impor ini akan memberi dampak pada pendapatan perusahan. Untuk melihat bagaimana kinerja keuangan perusahaan tersebut dengan melakukan analisis kinerja keuangan.", "type": "Text" }, { "left": 390, "top": 88, "width": 44, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 102, "width": 175, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laba Bersih Perusahaan Farmasi", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 115, "width": 201, "height": 199, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahun 2019-2020 (Rp) Nama Perusahaan Laba Bersih 2020 Laba Bersih 2019 KLBF 2.799.622 2.537.601 KAEF 20.425.756 15.890.439 SIDO 934.016.000 807.689.000 DVLA 162.072.984 221.783.249 INAF 30.020.709 7.961.966 MERCK 71.902.263 78.256.797 PEHA 48.665.150 102.310.124 TSPC 834.369.751 595.154.912 PYFA 22.104.364 9.342.718 Sumber : idx 2022 Berdasarkan tabel diatas,", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 316, "width": 201, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "didapatkan data mengenai laba bersih yang terdaftar di BEI menyatakan dari rata-rata perusahaan farmasi pada periode 2019-2020 mengalami fluktuasi kenaikan laba. Pada tahun 2019 kenaikan laba dikarenakan bertambahnya penjualan dan pendapatan pada perusahaan farmasi.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 413, "width": 202, "height": 191, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laporan keuangan merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dan kita mampu melihat kemampuan manajemen didalam melakukan aktivitas perusahaan, mengelola asset yang ada diperusahaan itu untuk meningkatkan laba. Salah satu indikator sebagai penilaian kinerja keuangan ialah pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba untuk memprediksi dengan melakukan perhitungan rasio keuangan dan ukuran perusahaan apakah mempengaruhi pertumbuhan laba tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 606, "width": 204, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh Prasetya (2021) menunjukkan bahwa dari sisi likuiditas yang diukur dengan current ratio pada saat pandemi terdapat peningkatan kinerja, Iqra ( 2021) menunjukkan bahwa dari sisi profitabilitas yang diukur dengan NIM dan ROA mengalami kecenderungan yang menurun setiap tahunnya, sedangkaan Agustina & Rice (2016),", "type": "Text" }, { "left": 424, "top": 39, "width": 85, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P - ISSN 1695 - 3273 E - ISSN 2527 - 3469", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 38, "width": 294, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas, Volume 25 No 1 Januari 2023", "type": "Page header" }, { "left": 494, "top": 786, "width": 19, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "271", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 201, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menunjukkan bahwa CR, ITO, LEV, EO, NPM berpengaruh siginifikan terhadap pertumbuhan laba, Rusiyati (2018) menunjukkan bahwa hasil penelitian yang dimana LDR berpengaruh negatif dan tidak signifikan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 202, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terhadap pertumbuhan laba, sedangkan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba. Adanya perbedaan hasil, dikarenakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba. Untuk mengetahui lebih lanjut, Apakah kinerja keuangan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 201, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan Farmasi selama masa Pandemi, maka dilakukanlah penelitian ini", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 322, "width": 201, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agar penelitian lebih berfokus dan tidak keluar dari topik pembahasan , maka peneliti ini membatasin ruang lingkup penelitian hanya pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan mempunyai laporan keuangan lengkap pada periode 2016- 2020.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 436, "width": 103, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laporan Keuangan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 450, "width": 201, "height": 176, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan PSAK No.1 ( 2015 : 2 ) laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan , catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian intregral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misalnya, infromasi keuangan segmen industry", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 615, "width": 201, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 657, "width": 201, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Kasmir (2018) laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode. Macam - macam laporan keuangan , yakni : Neraca merupakan laporan yang menunjukan jumlah aktiva (harta), kewajiban (utang),", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 201, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan modal perusahaan (ekuitas)", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 101, "width": 202, "height": 329, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perusahaan pada saat tertentu. Pembuatan neraca biasanya dibuat berdarkan periode tertentu (tahunan). Akan tetapi, pemilik atau manajemen dapat pula meminta laporan neraca sesuai kebutuhan yang dimilikinya pada saat tertentu. Laporan laba rugi menunjukan kondisi usaha dalam satu periode tertentu. Artinya, laporan laba rugi harus dibuat dalam satu siklus operasi atau periode tertentu guna mengetahui jumlah perolehan pendapatan dan biaya yang telah dikeluarkan sehingga dapat diketahui apakah perusahaan dalam keadaan laba atau rugi. Laporan perubahan modal menggambarkan jumlah modal yang dimiliki perusahaan saat ini. Kemudian, laporan ini juga menunjukan perubahan modal serta sebab-sebab berubahnya modal. Tujuan Laporan Keuangan menurut Kasmir ( 2015 : 10 ) memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan saat ini.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 433, "width": 201, "height": 152, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laporan keuangan juga bermanfaat untuk memberikan informasi yang berguna untuk para investor untuk mengambil keputusan dan dapat mengetahui bagaiamana kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. Analisis Kinerja Keuangan Analisis kinerja keuangan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 588, "width": 201, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan di bidang finansial akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa datang. Analisis rasio", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 698, "width": 201, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keuangan merupakan salah satu teknik dalam mengenalisa laporan keuangan yang banyak digunkan untuk menilai kinerja", "type": "Text" }, { "left": 424, "top": 39, "width": 85, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P - ISSN 1695 - 3273 E - ISSN 2527 - 3469", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 38, "width": 294, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas, Volume 25 No 1 Januari 2023", "type": "Page header" }, { "left": 494, "top": 786, "width": 19, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "272", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 202, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keuangan suatu perusahaan. Menurut Hanafi & Halim (2015) analisis rasio keuangan merupakan rasio yang pada dasarnya disusun dengan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 202, "height": 190, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggabungkan angka-angka di dalam atau anatara laporan laba rugi dan neraca. Menurut Samryn (2015) analisis rasio keuangan merupakan suatu cara yang membuat perbandingan, data keuangan perusahaan menjadi lebih berarti. Analisis rasio keuangan berguna baik bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan. Bagi pihak eksternal, rasio keuangan berguna untuk memprediksi potensi risiko yang dihadapi yang dimasa akan datang dengan dikaitkannya jaminan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 201, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sedangkan bagi pihak internal, rasio keuangan berguna untuk pengevaluasian, perencanaan kinerja perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 377, "width": 202, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis rasio laporan keuangan, biasanya dikelompokkan ke dalam lima kelompok rasio, ( R. Agus Sartono , 1998), yaitu : a. Liquidity Ratio (Short term solvency) , yaitu untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek yang disebut juga dengan kemampuan likuiditas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 201, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Activity Ratio , yaitu kemampuan perusahaan mengendalikan investasi dalam aktiva yang dimiliki. Ratio aktivitas ini dibuat untuk mengukur seberapa efektif assets tersebut dikelola.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 585, "width": 201, "height": 93, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Leverage Ratio , yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban atau kewajiban jangka panjang. Selain itu juga menilai manakah yang lebih menguntungkan menggunakan hutang atau equitas (stock).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 681, "width": 202, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Profitability , yaitu kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau kemampuan perusahaan untuk", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 88, "width": 190, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengembalikan investasi atau assetsnya.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 115, "width": 201, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Market Value Ratio , untuk melihat kinerja perusahaan di pasar modal.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 146, "width": 104, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertumbuhan Laba", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 160, "width": 202, "height": 259, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Subramanyam & J.John (2017) laba (earning) atau laba bersih (net income) mengidentifikasikan profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan, sementara pos- pos dalam laporanmerinci bagaimana laba didapat”. Menurut Harahap (2015) “menyatakan bahwa pengertian laba merupakan perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan” . Atau dapat dinyatakan bahwa laba adalah suatu informasi dalam pencapaian pendapatan atas beban yang stabil dan meningkat dari periode yang berbeda.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 422, "width": 201, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertumbuhan laba adalah rasio yang", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 436, "width": 201, "height": 193, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menunjukan kemampuan perusahaan meningkatkan laba bersih dibanding tahun sebelumnya. Menurut Arthur J. Keown (2011)pertumbuhan laba adalah peningkatan laba perusahaan dibandingkan laba periode sebelumnya. Berdasarkan defenisi diatas pertumbuhan laba merupakan suatu kemampuan perusahaan dalam meningkatlan laba perusahaan dengan laba periode sebelumnya. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 618, "width": 201, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penelitian-penelitian terdahulu sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun hasil-hasil penelitian yang dijadikan perbandingan tidak terlepas dari topik pembahasan. Berikut penelitian terdahulu yang mendukung peneliti dalam membuat tulisan ini", "type": "Text" }, { "left": 424, "top": 39, "width": 85, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P - ISSN 1695 - 3273 E - ISSN 2527 - 3469", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 38, "width": 294, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas, Volume 25 No 1 Januari 2023", "type": "Page header" }, { "left": 494, "top": 786, "width": 19, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "273", "type": "Page footer" }, { "left": 130, "top": 88, "width": 112, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2 Penelitian Terdahulu", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 116, "width": 31, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "N o Nama Penulis,", "type": "Picture" }, { "left": 97, "top": 116, "width": 140, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahun Judul Penelitian Variabel Metode", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 116, "width": 188, "height": 75, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Hasil Penelitian 1 . (Malinda Yuliani Pascarin a, 2016) Pengaruh Rasio Keuangan", "type": "Picture" }, { "left": 128, "top": 184, "width": 36, "height": 84, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terhadap Pertumbuha n Laba pada Perusahaan Industri Penghasil Bahan Baku yang Terdaftar diBEI", "type": "Picture" }, { "left": 169, "top": 158, "width": 37, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel Dependen ( Y ) :Pertumbuha n Laba Variabel", "type": "Table" }, { "left": 169, "top": 158, "width": 104, "height": 101, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Independen ( X ) : NWC DER TAT NPM Regresi Linier Berganda - NWC,DER", "type": "Picture" }, { "left": 90, "top": 167, "width": 194, "height": 137, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menunnjukkan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba - TAT,NPM menunnjukkan tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba 2 . (Ra &", "type": "Picture" }, { "left": 97, "top": 297, "width": 27, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marinda,", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 288, "width": 67, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2017) Pengaruh Gross Profit Margin, Net Profit Margin,", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 288, "width": 66, "height": 127, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Returnon Asset dan Return on Equity terhadap pertumbuha n laba pada perusahaan Manufaktur di BEI Variabel", "type": "Picture" }, { "left": 169, "top": 297, "width": 35, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dependen (Y) : Pertumbuha n Laba", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 288, "width": 191, "height": 150, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel Independen ( X ) : GPM NPM ROA ROE Uji Hipotesis NPM, GPM dan ROE tidak berpengaruh positif dan siginifikan terhadap pertumbuhan laba ROA berpengaruh positif dan siginifikan terhadap pertumbuhan laba 3", "type": "Picture" }, { "left": 90, "top": 431, "width": 35, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ". (Agusti na &", "type": "Table" }, { "left": 97, "top": 450, "width": 18, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rice,", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 431, "width": 111, "height": 200, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2016) Analisa Faktor- Faktor Yang Mempengar uhi Pertumbuha n Laba Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderating Pada perusahaan Manufaktur Yang terdaftar di BEI Variabel Dependen ( Y ) :Pertumbuh an Laba Variabel Independen ( X ) : CR, ITO, LEV, EO NPM, SALES Tingkat Inflasi Pertumbuh an Ekonomi Variabel Moderating ( Z ) :Ukuran perusahaan", "type": "Table" }, { "left": 209, "top": 431, "width": 63, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Regresi Analisis Berganda CR, ITO,", "type": "Table" }, { "left": 240, "top": 440, "width": 36, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LEV, EO, NPM,", "type": "Picture" }, { "left": 240, "top": 459, "width": 45, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sales, Tingkat Inflasi dan Pertumbuhan", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 496, "width": 194, "height": 165, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekonomi berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba Ukuran Perusahaan bukanlah variabel yang dapat memperlem ah atau memperkuat variabel X 4 . (Anggi Mahara ni", "type": "Table" }, { "left": 97, "top": 663, "width": 25, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Safitri & Mukara", "type": "Table" }, { "left": 97, "top": 690, "width": 10, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "m,", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 635, "width": 63, "height": 72, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2018) Pengaruh ROA, ROE dan NPM Terhadap", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 635, "width": 80, "height": 118, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertumbuh an Laba Pada Perusahaa n Sektor Industri Barang konsumsi Variabel Dependen ( Y )", "type": "Table" }, { "left": 169, "top": 663, "width": 37, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ":Pertumbuh an Laba Variabel", "type": "Table" }, { "left": 169, "top": 635, "width": 75, "height": 99, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Independen ( X ) : ROE NPM ROA Regresi Linier Berganda, Uji", "type": "Table" }, { "left": 209, "top": 672, "width": 33, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asumsi Klasik, dan Koefisien", "type": "Text" }, { "left": 209, "top": 635, "width": 75, "height": 99, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Determina si ROA berpengaruh siginifikan dan negative terhadap pertumbuhan laba ROE berpengaruh tidak signifikan", "type": "Table" }, { "left": 240, "top": 737, "width": 42, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NPM berpengaruh", "type": "Table" }, { "left": 317, "top": 88, "width": 31, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "N o Nama Penulis,", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 88, "width": 180, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahun Judul Penelitian Variabel Metode Analisis Hasil Penelitian", "type": "Table" }, { "left": 317, "top": 131, "width": 194, "height": 107, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang Terdaftar di BEI signifikan dan positif terhadap pertumbuhan laba 5 . (Andriy ani,", "type": "Picture" }, { "left": 324, "top": 221, "width": 66, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2015) Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuh an Laba", "type": "Table" }, { "left": 355, "top": 217, "width": 80, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Perusahaa n Pertamban gan Yang TerdaftarD i BEI Variabel Dependen ( Y ) :Pertumbuh an Laba Variabel Independen ( X ) :", "type": "Table" }, { "left": 396, "top": 221, "width": 69, "height": 113, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CR DAR TATO ROA PL Regresi Linier", "type": "Picture" }, { "left": 439, "top": 221, "width": 47, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bergan da ROA", "type": "Picture" }, { "left": 467, "top": 235, "width": 44, "height": 118, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berpengaruh siginifikan terhadap pertumbuhan laba CR, DER,TATO tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba", "type": "Picture" }, { "left": 317, "top": 362, "width": 76, "height": 154, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 . (Sari Linda, 2017 ) (Collins et al., 2013) Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuh an Laba ( studi kasus: perusahaan food and beverages yang terdaftar diBursa Efek Indonesia", "type": "Table" }, { "left": 355, "top": 518, "width": 26, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Periode", "type": "Table" }, { "left": 396, "top": 367, "width": 39, "height": 76, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel Dependen ( Y ) :Pertumbuh an Laba Variabel Independen ( X ) :", "type": "Table" }, { "left": 396, "top": 367, "width": 69, "height": 132, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CR DAR TAT NPM Regresi Linear", "type": "Picture" }, { "left": 315, "top": 362, "width": 196, "height": 293, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bergan da TAT, DAR, NPM berpengaruh yang signifikan positif terhadap pertumbuhan laba CR tidak memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba 7. (Tarun a & Setiaw an, 2019) Analisis kinerja keuangan perusahan sebelum dan saat pandemi covid-19 pada perusahaan farmasi yang tercatat diBEI Variabel Dependen ( Y ) :Pertumbuh an Laba Variabel Independen ( X ) : CR DER ROA RTO", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 529, "width": 191, "height": 220, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Regresi Linear Bergan da CR pada saat pandemi mengalami peningkata n RTO, ROA, DER pada saat pendemi mengalami penurunan 8. (Katha rina et al., 2021) Analisis pengaruh current ratio,debt to equity ratio dan net profit margin terhadap pertumbuh Variabel", "type": "Table" }, { "left": 396, "top": 659, "width": 113, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dependen ( Y ) : Pertumbuh an Laba Variabel Independen ( X ) : CR DER Regresi Linear Bergan da CR, NPM berpengaru h signifikan terhadap pertumbuha n laba DER tidak berpengaru h siginifikan", "type": "Table" }, { "left": 424, "top": 39, "width": 85, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P - ISSN 1695 - 3273 E - ISSN 2527 - 3469", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 38, "width": 294, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas, Volume 25 No 1 Januari 2023", "type": "Page header" }, { "left": 494, "top": 786, "width": 19, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "274", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 88, "width": 188, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "N o Nama Penulis, Tahun Judul Penelitian Variabel Metode Analisis Hasil Penelitian", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 131, "width": 32, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "an laba pada sub sektor makanan dan minuman", "type": "Picture" }, { "left": 88, "top": 131, "width": 193, "height": 156, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "di BEI NPM terhadap pertumbuha n laba 9. (Rusiy ati, 2018) Analisis pengaruh rasio keuangan terhadap tingkat pertumbuh an laba pada Bank Persero di", "type": "Picture" }, { "left": 128, "top": 197, "width": 158, "height": 99, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia Variabel Dependen ( Y ) :Pertumbuh an Laba Variabel Independen ( X ) : LDR ROA Regresi Linear Berganda LDR memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba", "type": "Table" }, { "left": 240, "top": 280, "width": 46, "height": 71, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ROA memiliki pengaruh positif dan siginifikan terhadap pertumbuhan laba", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 369, "width": 201, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan Model Kerangka Pikir", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 382, "width": 202, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan dari uraian yang telah dituliskan dilatar belakang dan tinjuan pustaka yang telah dididefinisikan. Maka dapat dibuat kerangka penelitian yang akan digunakan saat melakukan penelitian yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 162, "top": 465, "width": 49, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1", "type": "Picture" }, { "left": 151, "top": 478, "width": 70, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kerangka Pikir", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 573, "width": 132, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan Hipotesis", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 587, "width": 201, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hipotesis menurut Sugiyono (2018) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 683, "width": 201, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H1 : Pengaruh Rasio Liquiditas Terhadap Pertumbuhan Laba", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 711, "width": 201, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Current Ratio dan Quick Ratio adalah salah satu rasio likuiditas. Menurut Mamduh dan Satriana (2017)", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 201, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibanya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan dianggap memerlukan waktu lama untuk diubah menjadi kas.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 170, "width": 201, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian Ima Andriyani (2015), Linda Sari (2015) mengatakan bahwa hasil penelitian rasio likuiditas yang diukur dengan current ratio tidak mempengaruhi pertumbuhan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 239, "width": 201, "height": 191, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "laba,sedangkan hasil penelitian Agustina dan Rice ( 2016 ), Mohammad Nugi (2021), mengatakan bahwa hasil penelitian current ratio berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba . Jadi semakin tinggi rasio likuditas akan menunjukkan keefektifan perusahaan saat melunasi kewajiban jangka pendeknya, sehingga perusahaan dapat terhindar dari ketidakmampuan dalam membayar kewajibannya, yang dapat menyebabkan naiknya biaya beban denda, sehingga dapat meningkatkan laba yang diperoleh.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 433, "width": 201, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H2 : Rasio Liquiditas berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Pengaruh Rasio Solvabilitas Terhadap Pertumbuhan Laba.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 488, "width": 201, "height": 121, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Debt to Aset Ratio dan Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang terdapat di rasio solvabilitas. Menurut Kamaludin dan Rini (2021) rasio ini adalah digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana perusahaan mendanai aktivanya. Rasio ini memberikan ukuran atas dana yang disediakan pemilik", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 598, "width": 201, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dibandingkan keuangan yang diberikan oleh kreditor. Hasil penelitian sebelumnya Linda Sari (2015), mengatakan DAR berpengaruh yang signifikan positif terhadap pertumbuhan laba, berbeda dengan hasil penelitian Majeng prabowo et al.,(2018) dan Victor prasetya (2021) menunjukkan hasil rasio solvabilitas dengan alat ukur DER tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.", "type": "Text" }, { "left": 424, "top": 39, "width": 85, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P - ISSN 1695 - 3273 E - ISSN 2527 - 3469", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 38, "width": 294, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas, Volume 25 No 1 Januari 2023", "type": "Page header" }, { "left": 494, "top": 786, "width": 19, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "275", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 201, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan ini pembiayaan dengan hutang mempengarahui beban yang bersifat tetap. Kegagalan perusahaan dalam membayar bunga atas hutang dapat menyebabkan kesulitan keuangan yang berakhir dengan kebangkrutan perusahaan. Sebaliknya penggunaan hutang juga memberikan deduksi pajak atas bunga yang dapat menguntungkan bagi pemegang saham sehingga dapat meningkatkan laba.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 239, "width": 201, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H2 : Rasio solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba Pengaruh Rasio Aktivitas Terhadap Pertumbuhan Laba", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 202, "height": 121, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Total asset turnover, working capital turnover, fixed asset turnover dan inventory turnover merupakan rasio aktivitas. Menurut Kamaludin dan Rini (2021) rasio yang digunakann untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya atau aktivanya, dapat juga menunjukan seberapa jauh manajemen dapat", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 419, "width": 201, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengumpulakn penjualan yang cukup atas aktiva perusahaan yang digunakan”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 447, "width": 201, "height": 190, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian yang dilakukan Ima Andriyani (2015) mengatakan bahwa rasio aktivitas tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba berbeda dengan hasil penelitian Linnda Sari (2015 ) mengatakan bahwa rasio aktivitas berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba maka perusahaan yang efesien saat mengelola asset-aset nya maka semakin cepat perputaran asset yang didapatkan maka itu dapat meningkatkan pertumbuhan laba.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 640, "width": 201, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H3 : Rasio Aktivitas berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Pertumbuhan Laba", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 695, "width": 201, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Net profit margin dan operatig profit margin merupakan dari rasio profitabilitas. Net profit margin ini menghitung sejauh mana kemampuan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 201, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan dan operating profit margin merupakan rasio yang menghitung laba operasional dari", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 143, "width": 202, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penjualan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Azeria dan Nera (2017), Agustina dan Rice (2016), Anggi dan Mukaran( 2018 ) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba, lain halnya dengan Iqra Wiarta et al., (2021) menyatakan kecenderungan", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 239, "width": 201, "height": 136, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang menurun setiap tahunnya sebelum dan pada saat pandemi. Semakin tinggi profittabilitas maka menghasilkan laba yang besar diperoleh dari hasil penjualan. Maka, dengan semakin baiknya, efektifnya perusahaan mengelola penjualan itu membuat net profit margin meningkat atau dapat meningkatkan laba yang diperoleh.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 377, "width": 201, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H4 : Rasio Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 419, "width": 134, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 348, "top": 433, "width": 88, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 433, "width": 204, "height": 163, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "merupakan kuantitatif yang menekankan bagaimana hubungan kausal antar variabel dengan tujuan untuk menjelaskan, menguji hubungan antar fenomena kausalitas dari variabel yang digunakan. Terdapat 2 variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : variabel Independen terdapat 4 variabel yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas, variabel dependen yaitu pertumbuhan laba.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 598, "width": 201, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Populasi dalam penelitian ini ialah perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020 yaitu berjumlah 12 perusahaan. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, dimana sampel tersebut ditentukan berdasarkan pertimbangan tertentu sesuai dengan penelitian. Maka untuk memilih sampel dalam penelitian ini dibutuhkan beberapa karakteristik yang harus dipenuhi", "type": "Text" }, { "left": 424, "top": 39, "width": 85, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P - ISSN 1695 - 3273 E - ISSN 2527 - 3469", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 38, "width": 294, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas, Volume 25 No 1 Januari 2023", "type": "Page header" }, { "left": 494, "top": 786, "width": 19, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "276", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 202, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perusahaan berjumlah 10 sampel perusahaan.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 103, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Definisi Operasional", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 201, "height": 121, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel eksogen (variable terikat) Menurut (Sugiyono, 2015:96) “variabel Eksogen/independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Rasio laporan keuangan, yang digunakan dalam penelitian ini sebagai variable eksogen yaitu :", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 202, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Liquidity Ratio (Short term solvency) , yaitu untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek yang disebut juga dengan kemampuan likuiditas.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 350, "width": 173, "height": 65, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Current Ratio = gLancar U ar AktivaLanc tan b. Quick Ratio (acid Test Ratio) : gLancar U persediaan ar AktivaLanc tan ", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 421, "width": 201, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Activity Ratio , yaitu kemampuan perusahaan mengendalikan investasi dalam aktiva yang dimiliki. Ratio aktivitas ini dibuat untuk mengukur seberapa efektif assets tersebut dikelola.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 516, "width": 143, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Working capital turnover =", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 527, "width": 113, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟−𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 550, "width": 116, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Fixed asset turnover =", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 561, "width": 173, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜 c. Perputaran persediaan =", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 595, "width": 173, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "iaan rataPersed Rata ualan aPokokPenj H  arg d. Perputaran Total Assets (Total assets Turnover) = s TotalAsset Penjualan", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 659, "width": 204, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Leverage Ratio , yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban atau kewajiban jangka panjang. Selain itu juga menilai manakah yang lebih menguntungkan menggunakan hutang atau equitas (stock).", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 88, "width": 162, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Debt to Total Assets (debt ratio) =", "type": "Text" }, { "left": 409, "top": 115, "width": 4, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "s", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 100, "width": 125, "height": 65, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TotalAsset g TotalU tan 2. Debt to Equity Ratio = Sendiri TotalModal g TotalU tan", "type": "Picture" }, { "left": 312, "top": 170, "width": 201, "height": 177, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel endogen ( Variabel Bebas ) Uma Sekaran ( 2017 ), menjelaskan variabel dependen yang memengaruhi variabel terikat, secara positif atau negative. Yaitu, jika terdapat variabel bebas, variabel terikat juga hadir. Variabel Endogen atau dependen (Y) dalam penelitian ini yaitu Pertumbuhan laba yaitu rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan meningkatkan laba bersih dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba dirumuskan sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 348, "width": 93, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y= 𝑌𝑡−(𝑌𝑡−1) (𝑌𝑡−1) 𝑥100%", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 373, "width": 181, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan : Y : Pertumbuhan laba Yₜ : Laba setelah pajak periode tertentu Yₜ-₁ : Laba setelah pajak", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 424, "width": 91, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "periode sebelumnya", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 440, "width": 194, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik Pengumpulan dan Analisis Data", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 454, "width": 201, "height": 190, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dokumentasi diperoleh dari laporan keuangan perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek di Indonesia yang berasal dari IDX statistics ( https://www.idx.co.id/ ). Teknik analisis data yang digunakan untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian ini dengan bantuan software Alternatif SEM- PLS. Pengujian model pengukuran digunakan untuk uji validitas dan realibilitas, perlu dilakukan beberapa pengujian sebagai prasyarat layak atau tidaknya setiap pertanyaan yang digunakan dalam model.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 647, "width": 201, "height": 107, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap pertama dalam SEM-PLS menilai outer model yaitu proses interaksi indikator dan variabel laten diperlukan sebagai deviasi (penyimpangan) dari nilai means (rata-rata) dengan tujuan melihat hubungan antar indikator dengan konstruknya. Terdapat tiga kriteria untuk menilai outer model yaitu convergent", "type": "Text" }, { "left": 424, "top": 39, "width": 85, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P - ISSN 1695 - 3273 E - ISSN 2527 - 3469", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 38, "width": 294, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas, Volume 25 No 1 Januari 2023", "type": "Page header" }, { "left": 494, "top": 786, "width": 19, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "277", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 164, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "validity , discriminat validity", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 201, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan composite reliability . Convergent validity dari model pengukuran dengan refleksif indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score/componen score yang dihitung dengan PLS.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 184, "width": 158, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 202, "height": 246, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Objek dalam penelitian ini adalah Perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 12 perusahaan. Sampel perusahaan yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebanyak 9 perusahaan Farmasi selama periode 2016-2020. Proses penilain terhadap outer model penelitian telah memenuhi kriteria convergent validity, discriminat validity dan composite reliability . Convergent validity dari model pengukuran dengan refleksif indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item/komponen score yang dihitung dengan alternatif SEM-PLS. Pengujian validitas ada 2 (dua) yaitu validitas convergen dan validitas diskriminan. Hair et al. (2010)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 447, "width": 201, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menyatakan bahwa rule of thumbs yang biasa digunakan sebagai pemeriksaan awal dari matrik faktor ± 0.30 sampai ± 0.40 dipertimbangkan telah memenuhi level minimal", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 201, "height": 149, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk menginterpretensikan suatu konstruk. Abdillah dan Hartono (2015) menyatakan rule of thumbs yang digunakan untuk validitas konvergen adalah > 0.70, communality > 0.50 dan nilai Average Variance Extracted (AVE) lebih dari 0.50. Skor loading antara 0.50-0.70 dapat dipertahankan atau tidak perlu dihapus selama skor AVE communality indikator tersebut > 50.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 654, "width": 201, "height": 93, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode pengukuran reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Internal Consistency dengan melihat koefisien Cronbach Alpha sebagai koefisien dari reliabilitas. Koefisien Cronbach Alpha dapat diartikan sebagai hubungan positif antara item atau pertanyaan satu dengan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 201, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lainnya. Jika koefisien Cronbach Alpha yang dihasilkan lebih besar dari 0.7 maka instrumen yang diukur dapat diterima (Hair, 2010). Tabel 3.2 dibawah ini merupakan hasil uji outer model yang telah memenuhi kriteria :", "type": "Text" }, { "left": 392, "top": 171, "width": 41, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3", "type": "Table" }, { "left": 317, "top": 184, "width": 186, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Convergent Validity and Reliability", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 215, "width": 190, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Construct Item Code Item Loading CR AVE AR AR2", "type": "Picture" }, { "left": 318, "top": 241, "width": 188, "height": 107, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Working Capital Turnover 0.986 0.988 0.976 AR4 Inventory Turnover 0.990 CR CR1 Current Rasio 0.987 0.989 0.979 CR2 Quick Ratio 0.992 DR DR Debt to Asset Ratio 1.000 1.000 1.000 PL PL Pertumbuhan Laba 1.000 1.000 1.000", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 365, "width": 201, "height": 187, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian inner model atau model structural dilakukan untuk melihat hubungan antara konstruk, nilai signifikan dan R-square dari model penelitian. Model structural dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk dependen, stone-geisser Qsquare test untuk predictive relevance dan uji-t serta signifikansi dari koefesien parameter jalur structural. Perubahan nilai R- square dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten independen tertentu terhadap variabel laten dependen apakah mempunyai pengaruh substantive. Tabel 4 memperlihatkan nilai R-square sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 555, "width": 201, "height": 95, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4 R-square R Square R Square Adjusted PL 0.852 0.836 Pengujian Hipotesis dan Pembahasan Pengujian hipotesis dilakukan", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 653, "width": 202, "height": 92, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berdasarkan hasil pengujian inner model (model Struktural) yang meliputi out put R- square, koefisien parameter dan P-Value. Pengujian dilakukan dengan software Alternatif SEM-PLS menggunakan metode booststrapping terhadap sampel penelitian. Pengujian dengan", "type": "Table" }, { "left": 424, "top": 39, "width": 85, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P - ISSN 1695 - 3273 E - ISSN 2527 - 3469", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 38, "width": 294, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas, Volume 25 No 1 Januari 2023", "type": "Page header" }, { "left": 494, "top": 786, "width": 19, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "278", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 202, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggunakan booststrapping dimaksudkan untuk meminimalkan masalah ketidaknormalan dalam data penelitian.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 202, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model penelitian ini digambarkan dalam model sebagai berikut:", "type": "Table" }, { "left": 139, "top": 171, "width": 93, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3 Model Struktural", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 312, "width": 201, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pengujian hipotesis penelitian dengan menggunakan booststrapping dapat ditunjukkan pada tabel 4 dengan variabel endogen (Y) Pertumbuhan Laba", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 380, "width": 97, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4 Pengujian Hipotesis", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 420, "width": 91, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hipo tesis Path Std Beta Std Error t-", "type": "Table" }, { "left": 170, "top": 413, "width": 69, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Value Bias Confidence", "type": "Picture" }, { "left": 90, "top": 411, "width": 190, "height": 91, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Interval P Val ue s Dec isio n 2.5 % 97.5 % H1 CR -> PL -0.574 0.230 2.502 0.010 -1.071 -0.172 0.013 Accep ted H2 AR -> PL 1.420 0.176 8.072 0.010 1.097 1.786 0.000 Accep ted", "type": "Picture" }, { "left": 90, "top": 504, "width": 190, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H3 DR -> PL 0.093 0.075 1.250 0.029 -0.022 0.216 0.212 Reject", "type": "Picture" }, { "left": 88, "top": 532, "width": 198, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : output PLS data yang telah diolah,2022", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 556, "width": 201, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 4 setelah model structural di boostsrapping , pengujian dapat dilakukan. Hipotesis 1 (H1) Likuiditas rasio mempunyai pengaruh signifikan negative terhadap pertumbuhan Laba, dimana nilai t-value", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 639, "width": 202, "height": 108, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.502 > 1.96, atau P value 0.013, sehingga H1 diterima . Hipotesis 2 (H2) Rasio aktivitas mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan laba, dimana nilai t-value 0.072 > 1.96, atau P value 0.000, sehingga H2 diterima . Hipotesis 3 (H3) rasio debt tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 201, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "laba, dilihat dari t value 1.250 < 1.96 atu P-value 0.212 sehingga H3 di tolak.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 118, "width": 68, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 132, "width": 201, "height": 163, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rasio likuiditas memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap pertumbuhan laba. Rasio likuiditas meningkat menandakan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya, hasil penelitian ini signifikan tetapi berpengaruh negatip terhadap pertumbuhan laba. Hal ini dimungkinkan perusahaan farmasi dalam masa pandemi sangat banyak membutuhkan obat-obatan, tetapi untuk mendapatkan bahan baku sangat sulit.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 298, "width": 201, "height": 93, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurunkan likuiditas perusahaan, tetapi kebutuhan masyarakat akan obat-obatan dan kelengkapan Covid meningkat, sehingga penjualan juga meningkat tajam, dampaknnya mengakibatkan perusahaan mengalami peningkatan pertumbuhan laba. Hasil ini", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 394, "width": 202, "height": 301, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dimungkinkan karena masa pandemic. Penelitian yang sama Agustina dan Rice (2016 , Rice (2016), Mejeng Prabowo et al., (2018) dan Mohammad Nugi (2021), mengatakan current ratio berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Rasio likuiditas yang meningkat menandakan keefektifan perusahaan saat melunasi kewajiban jangka pendeknya, sehingga perusahaan dapat terhindar dari ketidakmampuan dalam membayar kewajibannya, yang dapat menyebabkan naiknya biaya beban denda, sehingga dapat meningkatkan laba yang diperoleh. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan dilakukan oleh Ima Andriyani (2015), Linda Sari ( 2015 ) dan Sri Rusiyati ( 2018 ) yang menyatakan likuiditas tidak berpengaruh siginifikan terhadap pertumbuhan laba. Rasio aktifitas memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 698, "width": 201, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pertumbuhan laba (H2). Hasil penelitian ini sejalan yang dilakukan oleh Linda Sari ( 2015 ), Agustina dan Rice ( 2016),", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 739, "width": 201, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Arbidane & Ignatjeva, 2012), (Sufiana &", "type": "Text" }, { "left": 424, "top": 39, "width": 85, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P - ISSN 1695 - 3273 E - ISSN 2527 - 3469", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 38, "width": 294, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas, Volume 25 No 1 Januari 2023", "type": "Page header" }, { "left": 494, "top": 786, "width": 19, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "279", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 202, "height": 439, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Purnawati, 2010), rasio aktivitas (perputaran persediaan) berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan laba maupun profitabilitas. Indikator rasio aktivitas dalam penelitian ini yang paling signifikan adalah perputaran persediaan dan perputaran modal kerja . Hal ini dapat dipahami dalam masa penelitian adanya wabah pandemic covid 19, bahan baku untuk obat-obatan sangat dibutuhkan sehingga perputaran persediaan semankin meningkat, begitu juga dengan perputaran modal kerja. Dampak dari cepatnya perputaran rasio aktifitas, mengurangi dana yang tertanam pada persediaan maupun modal kerja secara keseluruhan, lebih lanjut berpengaruh pada peningkatan pertumbuhan laba perusahaan. Mengelola persediaan merupakan pekerja yang sulit bagi perusahaan , salah dalam menentukan tingkat persediaan dapat berakibat fatal. Semakin lambat tingkat perputaran persediaan berdampak semakin kecilnya perusahaan memperoleh keuntungan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Victor Prasetya ( 2021) dan Ninta Kathrina et al., (2021) menyatakan bahwa hasil penelitian rasio aktivitas tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 529, "width": 201, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio solvabilitas tidak berpengaruh signifikan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 201, "height": 190, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terhadap pertumbahan laba. Apabila perusahaan mengalami pengurangan pembiayaan aktiva, maka dapat mengurangi tingkat pendapatan dan pertumbuhan laba. Debt to asset ratio ini mengukur seberapa besar aktiva yang dibiayai oleh kreditur, sehingga makin tinggi DAR perusahaan menandakan pendanaan aset dibiayai oleh hutang dan hal ini beresiko bagi perusahaan karena adanya beban yang ditanggung perusahaan sehingga terjadi penurunan terhadap pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini sejalan dengan yang", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 201, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dilakukan oleh Victor Prasetya", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 101, "width": 201, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2021),Majeng Prabowo et al., ( 2018 ),", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 115, "width": 201, "height": 66, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sofiyahwati ( 2021) rasio solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba berbeda dengan hasil Linda sari ( 2015 ) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 198, "width": 67, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 212, "width": 202, "height": 176, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pembahasan yang diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Rasio likuiditas (CR dan QR) berpengaruh signifikan negative terhadap pertumbuhan laba, hasil ini berlawanan dengan teori, hal ini dimungkinkan data yang diperoleh sebagian saat terjadinya pandemic Covid 19. Kebutuhan obat-obatan yang meningkat tajam, sementara bahan baku sulit diperoleh. Tetapi harga jual menjadi meningkat. Likuiditas menurun tetapi pertumbuhan laba meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 391, "width": 202, "height": 122, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rasio Aktifitas (perputaran modal kerja dan perputaran persediaan) berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan laba. Hal ini dapat dipahami dalam masa penelitian adanya wabah pandemic covid 19, bahan baku untuk obat-obatan sangat dibutuhkan sehingga perputaran persediaan semankin meningkat, begitu juga dengan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 516, "width": 201, "height": 190, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perputaran modal kerja. Dampak dari cepatnya perputaran rasio aktifitas, mengurangi dana yang tertanam pada persediaan maupun modal kerja secara keseluruhan, lebih lanjut berpengaruh pada peningkatan pertumbuhan laba perusahaan. Rasio Solvabilitas tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan farmasi. Lebih kecilnya aset yang dimiliki perusahaan dibanding jumlah hutang yang dimiliki perusahaan sehingga membuat perusahaan tidak dapat membayar kewajiban dengan tepat waktu.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 709, "width": 201, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Disarankan kepada manajemen perusahaan sebaiknya dapat memperhatikan, memanfaatkan faktor-", "type": "Table" }, { "left": 424, "top": 39, "width": 85, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P - ISSN 1695 - 3273 E - ISSN 2527 - 3469", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 38, "width": 294, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas, Volume 25 No 1 Januari 2023", "type": "Page header" }, { "left": 494, "top": 786, "width": 19, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "280", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 201, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan laba. Bagi para investor,", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 115, "width": 202, "height": 108, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "agar memilih emiten yang memiliki pertumbuhan laba konsisten setiap tahunnya karena peningkatan laba yang konsisten menandakan bahwa kinerja perusahaan baik. Bagi penelitian selanjutnya, disarankan untuk menambah periode, mencari objek lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan", "type": "Table" }, { "left": 260, "top": 212, "width": 26, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "laba.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 202, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan menggunakan metode yang berbeda atau sama agar diperoleh kesimpulan yang mendukung dan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 201, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memperkuat teori pada penelitian selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 309, "width": 113, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 322, "width": 201, "height": 218, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dr. Mamduh M.Hanafi, M. B. . (2016). Manajemen Keuangan (Edisi 2). BPFEE. Hanafi, M., & Halim, A. (2015). Analisis Laporan Keuangan (M. B. . Dr. Mamduh M.Hanafi & A. Prof.Dr. Abdul Halim, M.B.A. (eds.); kelima). Hery, S. E. M. S. (2015). Analisis Laporan Keuangan Pendekatan Rasio Keuangan. Caps Publishing. Kamaludin, & Rini. (2021). Manajemen Keuangan (M. . Prof.Dr.Kamaludin, S.E. & C. Dr.Rini Indriani., S.E., M.Si., Ak.", "type": "Table" }, { "left": 120, "top": 543, "width": 159, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(eds.); edisi revi). Mandar Maju.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 201, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kasmir, S. . M. M. (2018). Analisis", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 571, "width": 98, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laporan Keuangan.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 585, "width": 201, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Samryn, L. . (2015). Akuntansi", "type": "List item" }, { "left": 120, "top": 598, "width": 166, "height": 67, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manajemen Informasi Biaya untuk mengendalikan Aktivitas Operasi & Investasi (L. . Samryn (ed.); Edisi Revisi). Pustaka Pelajar Grup.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 667, "width": 201, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Subramanyam, & J.John, W. (2017).", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 681, "width": 167, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Laporan Keuangan Financial Statement Analysis (K. . Subramanyam & Wild J.John (eds.); 10th ed.). Salemba Empat.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 736, "width": 201, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyono. (2017). Metode Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 88, "width": 166, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kuantitatif, Kulitatif dan R&D. ALFABETA.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 115, "width": 201, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uma Sekaran, & Roger Bougie. (2017).", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 129, "width": 166, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Penelitian Bisnis (Uma Sekaran & Roger Bougie (eds.); 6th ed.). Salemba Empat.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 170, "width": 202, "height": 163, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agustina, & Rice. (2016). Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktor Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Andriyani, I. (2015). Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 350, "width": 201, "height": 94, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anggi Maharani Safitri, & Mukaram. (2018). Pengaruh Roa,Roe, Dan Npm Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia. Jurnal Riset Bisnis Dan Investasi, Vol.4 No.1,", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 447, "width": 201, "height": 93, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2460–8211. Arbidane, I., & Ignatjeva, S. (2012). The Relationship Between Working Capital Management And Profitability: A Latvian Case. Ssrn Electronic Journal , 2 (2), 365–373. Https://Doi.Org/10.2139/Ssrn.2128", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 543, "width": 21, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "447", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 557, "width": 201, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Collins, S. O., Clement, A. A., & Funke, A. R. (2013). Profitability And Debt", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 585, "width": 202, "height": 162, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Capital Decision: A Reconsideration Of The Pecking Order Model. International Journal Of Business And Management , 8 (13). Https://Doi.Org/10.5539/Ijbm.V8n1 3p24 Katharina, N., Christine, C., Wijaya, F., & Clorinda, C. C. (2021). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2019.", "type": "Table" }, { "left": 424, "top": 39, "width": 85, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P - ISSN 1695 - 3273 E - ISSN 2527 - 3469", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 38, "width": 294, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas, Volume 25 No 1 Januari 2023", "type": "Page header" }, { "left": 494, "top": 786, "width": 19, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "281", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 202, "height": 231, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Warta Dharmawangsa , 15 (1), 128– 146. Https://Doi.Org/10.46576/Wdw.V1 5i1.1055 Malinda Yuliani Pascarina. (2016). Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Industri Penghasil Bahan Baku Yang Terdaftar Di Bei Periode 2011-2013. Jom Fekon , Vol.No 1 . Ra, A., & Marinda, N. (2017). Pengaruh Gross Profit Margin,Net Profit Margin,Dan Retun On Equity Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis Dan Komunikasi , Issn 2356 - 4385 .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 322, "width": 202, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rusiyati, S. (2018). Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Bank Persero Di Indonesia. Cakrawala ,", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 377, "width": 68, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18 (1), 37–42.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 391, "width": 201, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sufiana, N., & Purnawati, N. K. (2010).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 202, "height": 80, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang Dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas . Universitas Udayana (Unud). Taruna, R. D., & Setiawan, S. (2019).", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 488, "width": 178, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Bank Umum Di Indonesia. Aims: Jurnal", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 529, "width": 178, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Accounting Information System , 2 (1), 1–9. Https://Doi.Org/10.32627/Aims.V2i", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 571, "width": 24, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1.62", "type": "Text" } ]
df51304d-beda-2d5b-85a7-1036445f3ae7
https://jurnal.dharmawangsa.ac.id/index.php/junetmedia/article/download/2261/1744
[ { "left": 85, "top": 28, "width": 143, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Network MediaVol: 5 No.2", "type": "Page header" }, { "left": 253, "top": 29, "width": 265, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agustus 2022 | ISSN (P) : 2569 – 6446 | ISSN (E) : 2722-9319", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 791, "width": 139, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Dharmawangsa", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 791, "width": 18, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "149", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 86, "width": 415, "height": 47, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PERAN EDUKASI MEDIA SOSIAL TENTANG PENTINGNYA VAKSIN COVID-19 DI LINGKUNGAN I KELURAHAN LESTARI KECAMATAN KISARAN TIMUR", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 147, "width": 412, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "THE ROLE OF SOCIAL MEDIA EDUCATION ABOUT THE IMPORTANCE OF THE COVID-19 VACCINE IN ENVIRONMENT I, KELURAHAN LESTARI, KISARAN TIMUR DISTRICT", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 191, "width": 269, "height": 58, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Windi Aulia, Maria Ulfa Batoebara, Budiman Purba Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Dharmawangsa Jl. KL Yos Sudarso No. 224, Glugur, Kota Medan Sumatera Utara *Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 264, "width": 57, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 284, "width": 442, "height": 229, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berbagai macam media sosial merupakan wadah yang dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah untuk melakukan berbagai himbauan atau menyampaikan data penting yang terkait dengan Covid-19. Vaksinasi adalah pemberian vaksin yang dapat menambah perkembangan resistensi (antibodi) di dalam tubuh. Vaksinasi adalah pekerjaan pencegahan penting yang benar-benar dapat diandalkan untuk mencegah penyakit yang dapat dicegah dengan inokulasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Populasi adalah masyarakat lingkungan I Kelurahan Lestari berjumlah 136 orang, sedangkan sampel yang diambil menggunakan rumus slovin adalah 57 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan angket/kuisioner kepada 57 responden penelitian. Data dianalisa menggunakan analisis tabel tunggal, uji validitas dan reliabilitas, serta uji hipotesis. Dalam item pernyataan yang terdapat pada variabel x yaitu edukasi media sosial dengan 16 item pertanyaan, hampir 85% masyarakat di Lingkungan I, Kelurahan Lestari, Kecamatan Kisaran Timur memilih opsi sangat setuju dan setuju bahwa memang media sosial mampu menjadi sumber yang benar apabila dicerna dengan baik dan demikian sebaliknya. Sedangkan pada item pernyataan pada variabel Y tentang pentingnya vaksin covid-19, masyarakat lebih banyak memilih setuju. Karena ada beberapa responden yang menyatakan bahwa ia divaksin bukan karena kemauannya, namun karena aturan dari pemerintah. Kemudian terdapat 7 responden yang belum melakukan vaksinasi karena ada yang memiliki riwayat penyakit dan juga ada yang mengatakan memang belum ingin karena tidak berani dengan resikonya. Pada hipotesis diketahui koefisien korelasi (rho) adalah 0,511 dan nilai signifikansi (sig. (2-tailed) adalah 0,000 maka nilai signifikansi lebih kecil dari 0,005. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat peran media sosial dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya vaksinasi Covid-19.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 525, "width": 214, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Covid-19, Vaksinasi, dan Media Sosial.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 546, "width": 132, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 560, "width": 442, "height": 202, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inovasi yang terus menerus berkembang telah berubah menjadi sebuah kemajuan yang harus diakui oleh semua kalangan dan selanjutnya berimplikasi pada perubahan cara pandang dan juga metode hubungan manusia dari segala bidang. Berbagai macam media sosial merupakan wadah yang dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah untuk melakukan berbagai himbauan atau menyampaikan data penting yang terkait dengan Covid-19. Bisa melalui media instagram, facebook, tiktok, whatsapp, twitter, dan lain-lain. Selain itu, dalam pelaksanaan program vaksinasi, media sosial opsi sangat penting untuk mengedukasi masyarakat luas tentang manfaatnya bagi tubuh dalam menghadapi Covid-19 ini. Melalui media sosial, masyarakat umum bisa mendapatkan data tentang tempat imunisasi, waktu vaksinasi, dan lain-lain. Pada tanggal 13 Januari 2021, Pemerintah memberitakan program vaksinasi di Indonesia. Berita tersebut tersebar sangat cepat melalui media social. Vaksinasi adalah kegiatan memberikan vaksin yang dapat menambah perkembangan resistensi (antibodi) di dalam tubuh. Pelaksanaan vaksinasi di Indonesia menuai pro dan kontra mengingat banyaknya berita bohong yang juga beredar melalui media sosial. Ada yang mengabarkan bahwa antibodi virus corona membuat wanita keguguran, banyak wartawan yang tepar setelah vaksin, ada yang pingsan setelah vaksin di NTB, vaksin virus corona menyebabkan kematian, dan banyak lagi berita yang beredar melalui media sosial. Berlandaskan latar belakang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 28, "width": 143, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Network MediaVol: 5 No.2", "type": "Page header" }, { "left": 253, "top": 29, "width": 265, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agustus 2022 | ISSN (P) : 2569 – 6446 | ISSN (E) : 2722-9319", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 791, "width": 139, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Dharmawangsa", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 791, "width": 18, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "150", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 442, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang dijelaskan di atas, maka penulis merasa tertarik ingin melakukan penelitian untuk mengetahui Peran Edukasi Media Sosial Tentang Pentingnya Vaksin Covid-19 di Lingkungan I Kelurahan Lestari Kecamatan Kisaran Timur.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 134, "width": 147, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. LANDASAN TEORI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 153, "width": 106, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Teori Edukasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 167, "width": 442, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara umum, edukasi adalah suatu proses pembelajaran yang dilakukan baik secara formal maupun non formal yang bertujuan untuk mendidik, memberikan ilmu pengetahuan, serta mengembangkan potensi diri yang ada dalam diri setiap manusia, kemudian mewujudkan proses pembelajaran tersebut dengan lebih baik. Edukasi atau disebut juga dengan pendidikan merupakan segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoadmojo, 2011). Ada beberapa manfaat edukasi yang dapat kita ketahui, berikut ini manfaat edukasi adalah:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 268, "width": 335, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Mencerdaskan kehidupan bangsa untuk membangun peradaban negara.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 280, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Memberikan pengetahuan luas tentang apa yang dipelajari.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 294, "width": 312, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Mengembangkan kepribadian manusia menjadi lebih bermartabat.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 306, "width": 325, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Mengembangkat bakat yang telah dimiliki sehingga lebih berpotensi.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 319, "width": 281, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Memperbaiki kesalahan seseorang agar menjadi lebih baik.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 332, "width": 310, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Membekali manusia untuk menyongsong masa depan yang cerah.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 357, "width": 101, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Media Massa", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 371, "width": 156, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1 Pengertian Media Massa", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 384, "width": 443, "height": 88, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media massa tumbuh dan berkembang dengan pesat seiring dengan perkembangan ilmu, pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS). Kemajuan teknologi komunikasi telah memungkinkan terjadinya globalisasi informasi dimana berbagai media menginformasikan peristiwa-peristiwa yang ada di dalam maupun di luar negeri secara cepat dan berbagai macam informasi yang menarik serta mudah untuk di tonton dan di baca baik anak-anak, remaja maupun orang dewasa, selain itu media massa juga dapat mempengaruhi dan perilaku masyarakat, baik tua muda, remaja maupun anak-anak. Media massa terdiri dari beberapa bentuk, yaitu (Cangara, 2010:74):", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 473, "width": 77, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Media Cetak", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 485, "width": 98, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Media Elektronik", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 498, "width": 86, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Media Internet", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 511, "width": 136, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2 Fungsi Media Massa", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 523, "width": 442, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media selain sebagai sarana informasi, media juga memiliki beberapa fungsi, menurut Lasswell dikutip Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr, (2005: 386) Fungsi media massa yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 561, "width": 148, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pengawasan ( Surveliellance )", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 574, "width": 120, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Korelasi ( Correlation )", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 587, "width": 313, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Penyampaian warisan sosial ( Transmission of the Sosial Heritage )", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 599, "width": 442, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wright (Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr, 2005: 386) juga menambahkan fungsi dari media massa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 624, "width": 96, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Fungsi Informasi", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 637, "width": 89, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Fungsi Hiburan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 650, "width": 89, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Fungsi Edukasi", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 662, "width": 95, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Fungsi Pengaruh", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 442, "height": 88, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maka dari keempat fungsi diatas, yang harus menjadi mayoritas adalah pada fungsi informasi dan edukasi, artinya media massa diharapkan dapat lebih banyak memberikan informasi dan pendidikan kepada masyarakat atau komunikatornya dibandingkan dengan fungsi hiburan dan fungsi pengaruhnya. Sehingga dengan demikian, diharapkan kehadiran media massa akan lebih banyak memberikan manfaat kepada masyarakat luas. Akan tetapi yang terjadi sekarang adalah bahwa media massa terutama media elektronik lebih mendominasi dalam hal hiburan atau entertainment.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 28, "width": 143, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Network MediaVol: 5 No.2", "type": "Page header" }, { "left": 253, "top": 29, "width": 265, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agustus 2022 | ISSN (P) : 2569 – 6446 | ISSN (E) : 2722-9319", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 791, "width": 139, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Dharmawangsa", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 791, "width": 18, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "151", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 129, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.3 Komunikasi Massa", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 98, "width": 442, "height": 100, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bungin (2006:71), mendefinisikan komunikasi massa sebagai proses komunikasi yang dilakukan melalui saluran berupa media massa yang memiliki berbagai tujuan termasuk di dalamnya menyampaikan informasi kepada masyarakat luas. Unsur penting yang ada di dalam komunikasi massa adalah: komunikator yang dapat berupa individu maupun lembaga, media massa sebagai saluran yang mengirimkan pesan kepada khalayak ramai, informasi yang disampaikan bersifat massa (ditujukan kepada masyarakat luas), gatekeeper (penyeleksi informasi), khalayak atau publik sebagai penerima pesan, dan umpan balik ( feedback ) yang saat ini, berkat kemajuan teknologi informasi dapat terjadi secara interaktif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 99, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Media Sosial", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 224, "width": 443, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media sosial merupakan fitur berbasis website yang dapat membentuk jaringan serta memungkinkan orang untuk berinteraksi dalam sebuah komunitas. Pada media sosial kita dapat melakukan berbagai bentuk pertukaran, kolaborasi, dan saling berkenalan dalam bentuk tulisan visual maupun audiovisual. Contohnya seperti twitter, facebook, instagram, whatsapp, youtube, tiktok, blog, forsquare , dan lain sebagainya. Ada banyak jenis-jenis media sosial yang seringkali digunakan sebagai teknik pemasaran. Kecanggihan jenis-jenis media sosial itu pun mampu menjangkau lapisan masyarakat semakin luas dan tak terbatas. Beberapa jenis media sosial yang sering digunakan adalah:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 334, "width": 56, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Youtube", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 348, "width": 65, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Instagram", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 361, "width": 63, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Facebook", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 373, "width": 56, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Tik Tok", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 386, "width": 68, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- WhatsApp", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 399, "width": 53, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Twitter", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 411, "width": 41, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Line", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 438, "width": 126, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Pandemi Covid-19", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 450, "width": 442, "height": 177, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Covid-19 disebabkan oleh SARS-COV2 yang termasuk dalam keluarga besar coronavirus yang sama dengan penyebab SARS pada tahun 2003, hanya berbeda jenis virusnya. Gejalanya mirip dengan SARS, namun angka kematian SARS (9,6%) lebih tinggi dibanding Covid-19, walaupun jumlah kasus Covid-19 jauh lebih banyak dibanding SARS. Covid-19 juga memiliki penyebaran yang lebih luas dan cepat ke beberapa negara dibanding SARS. Corona virus adalah penyakit baru yang menyerang sistem pernapasan mulai dari flu hingga gejala yang lebih serius, seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) atau sindrom pernapasan akut berat. Virus korona adalah virus jenis baru yang ditemukan manusia sejak muncul di Wuhan, China pada Desember 2019, dan diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARSCOV2). Sehingga, penyakit ini disebut dengan Covid- 19 (WHO, 2020). Kasusnya dimulai dengan pneumonia atau radang paru-paru misterius pada Desember 2019. Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar hewan Huanan di Wuhan yang menjual berbagai jenis daging binatang, termasuk yang tidak biasa dikonsumsi, misal ular, kelelawar, dan berbagai jenis tikus (Kementerian Kesehatan, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 640, "width": 130, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Vaksinasi Covid-19", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 654, "width": 443, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan vaksinasi sebagai sebuah kegiatan sederhana, aman dan efektif untuk melawan penyakit berbahaya sebelum penyakit tersebut masuk ke tubuh. Vaksin berisi virus atau bakteri yang telah dilemahkan atau dibunuh sebelumnya, sehingga ketika disuntikkan ke dalam tubuh manusia akan melatih sistem imun dan membentuk antibodi untuk melawan virus atau bakteri yang sebenarnya. Hal ini karena setelah divaksin, tubuh kita dapat mengenali, membentuk antibodi, dan mengingat serta mengetahui bagaimana melawan virus asli. Vaksin bisa dilakukan dengan cara disuntik, dimasukkan ke dalam mulut, atau disemprotkan melalui hidung (WHO, 2020). Sesuai dengan Keputusan Kementerian Kesehatan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 28, "width": 143, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Network MediaVol: 5 No.2", "type": "Page header" }, { "left": 253, "top": 29, "width": 265, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agustus 2022 | ISSN (P) : 2569 – 6446 | ISSN (E) : 2722-9319", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 791, "width": 139, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Dharmawangsa", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 791, "width": 18, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "152", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 442, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/12758/2020, beberapa jenis vaksin yang digunakan di Indonesia adalah vaksin Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer-BioNTech, Novavax, dan vaksin Merah Putih-BioFarma", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 140, "width": 170, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 155, "width": 442, "height": 126, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode penelitian yang dipakai penulis adalah metode kuantitatif. Lokasi penelitian berpedoman pada judul permasalahan yang diteliti. Maka penelitian ini dilakukan di Lingkungan I, Kel. Lestari Kec. Kisaran Timur Kab. Asahan Sumatera Utara. Populasi yang ditentukan untuk penelitian ini adalah semua masyarakat di Lingkungan I, Kel. Lestari Kec. Kisaran Timur Kab. Asahan yang berjumlah 136 orang. Sampel dihitung memakai rumus slovin dengan nilai error (α) sebesar 10%, maka jumlah sampel yang digunakan adalah 57 orang. Dalam mencari dan mengabungkan data dan informasi yang memiliki relevansi dengan permasalahan ini, teknik yang digunakan adalah kuisioner yaitu suatu prosedur pengumpulan informasi dari berbagai individu atau responden melalui sekumpulan pertanyaan untuk ditanggapi. Teknik analisis data yang dipakai pada riset ini adalah:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 117, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Analisis tabel tunggal", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 294, "width": 75, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Uji validitas", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 307, "width": 77, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Uji hipotesis", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 332, "width": 194, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 347, "width": 442, "height": 62, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel bebas (x) pada penelitian adalah edukasi media sosial dan terdapat 16 butir pernyataan pada angket yang sudah diisi oleh 57 responden. Data dianalisis menggunakan SPSS kemudian penulis menginterpretasikannya menggunakan microsoft excel. Variabel terikat (y) pada penelitian adalah “pentingnya vaksin covid-19” dan terdapat 16 butir pernyataan pada angket yang sudah diisi oleh 57 responden.", "type": "Text" }, { "left": 262, "top": 423, "width": 89, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel Uji Hipotesis", "type": "Section header" }, { "left": 125, "top": 436, "width": 362, "height": 126, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Correlations Edukasi Media Sosial Pentingnya Vaksin Covid- 19 Edukasi Media Sosial Pearson Correlation 1 .511 ** Sig. (2-tailed) .000 N 57 57 Pentingnya Vaksin Covid- 19 Pearson Correlation .511 ** 1 Sig. (2-tailed) .000 N 57 57", "type": "Table" }, { "left": 124, "top": 564, "width": 226, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 588, "width": 442, "height": 101, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil uji hipotesis pada tabel 4.10 diketahui koefisien korelasi (rho) adalah 0,511 dan nilai signifikansi (sig. (2-tailed) adalah 0,000 maka nilai signifikansi lebih kecil dari 0,005. Dapat diartikan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima karena nilai variable x dan y memiliki korelasi dengan nilai yang sama yaitu 0,511. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa “Terdapat Korelasi Atau Peran Edukasi Media Sosial Terhadap Pentingnya Vaksin Covid-19 di Lingkungan I Kelurahan Lestari Kecamatan Kisaran Timur”. Hubungan variabel x “Peran Edukasi Media Sosial” dan variabel y “Pentingnya Vaksib Covid-19” adalah korelasi yang cukup berarti karena nilai koefisien korelasinya adalah 0,511 dan berada di rentang 0,41-0,70 pada skala Guildford.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 690, "width": 442, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah mengolah data yang semula dianalisis menggunakan bantuan SPSS kemudian menganalisisnya sendiri menggunakan excel dan ditampilkan dengan diagram batang, maka:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 715, "width": 441, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Semua item pernyataan baik pada variabel x dan variabel y, jawaban yang paling dominan dipilih oleh responden penelitian ada jawaban setuju dan sangat setuju. Variabel x memiliki korelasi terhadap variabel y.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 753, "width": 418, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Semua item pernyataan valid dan dapat digunakan pada kuisioner untuk sebagai alat ukur.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 28, "width": 143, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Network MediaVol: 5 No.2", "type": "Page header" }, { "left": 253, "top": 29, "width": 265, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agustus 2022 | ISSN (P) : 2569 – 6446 | ISSN (E) : 2722-9319", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 791, "width": 139, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Dharmawangsa", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 791, "width": 18, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "153", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 442, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Hampir semua responden menyetujui dengan pernyataan yang ada pada variabel x tentang peran media sosial dalam mengedukasi masyarakat.", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 123, "width": 117, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 146, "width": 441, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 173, "width": 442, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Dalam item pernyataan yang terdapat pada variabel x yaitu edukasi media sosial dengan 16 item pertanyaan, hampir 85% masyarakat di Lingkungan I, Kelurahan Lestari, Kecamatan Kisaran Timur memilih opsi sangat setuju dan setuju bahwa memang media sosial mampu menjadi sumber yang benar apabila dicerna dengan baik dan demikian sebaliknya. Sedangkan pada item pernyataan pada variabel Y tentang pentingnya vaksin covid-19, masyarakat lebih banyak memilih setuju. Karena ada beberapa responden yang menyatakan bahwa ia divaksin bukan karena kemauannya, namun karena aturan dari pemerintah. Kemudian terdapat 7 responden yang belum melakukan vaksinasi karena ada yang memiliki riwayat penyakit dan juga ada yang mengatakan memang belum ingin karena tidak berani dengan resikonya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 296, "width": 441, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pada hipotesis diketahui koefisien korelasi (rho) adalah 0,511 dan nilai signifikansi (sig. (2- tailed) adalah 0,000 maka nilai signifikansi lebih kecil dari 0,005. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat peran media sosial dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya vaksinasi Covid-19.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 359, "width": 149, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "F. DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 374, "width": 442, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agusyanto, Ruddy. (2010). Fenomena Dunia Mengecil – Rahasia Jaringan Sosial. Institute Antropologi Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 399, "width": 441, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ardianto, E. (2014). Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbosa Rekatama. Arikunto, S. (2013). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Atmoko Dwi, Bambang. (2012). Instagram Handbook Tips Fotografi Ponsel. Jakarta: Media Kita. Azwar, S. (2011). Sikap dan Perilaku Dalam: Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 450, "width": 130, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yogyakarta: Pustaka Pelajar.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 462, "width": 442, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bungin, Burhan. (2006). Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 488, "width": 440, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cangara, Hafied. (2010). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Dedi Kurnia Syah. (2011). Media dan Politik: Menemukan Relasi antara Dimensi Simbiosis- Mutualisme Media dan Politik. Graha Ilmu. Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 526, "width": 442, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ghozali, Imam. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 551, "width": 442, "height": 75, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Tentang Corona Virus Disease (Covid-19). Latipun. (2011). Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press Margono. (2016). Metodologi Penelitian Pendidikan. PT Rineka Cipta: Jakarta. Mandibergh, (2012). Media Sosial Bandung. Penerbit Simbiosa Rekatama Media. Meike, Graham & Young, Sherman. (2012). Media Convergence, MNetworked Digital Media in Everyday Life. Great Britain. MPG Books Group.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 627, "width": 441, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nadila Fibrianingrum. (2021). Pengaruh Konten Tiktok Terhadap Kesadaran Masyarakat Kota Medan Mengikuti Program Vaksinasi Covid-19. Universitas Sumatera Utara: Medan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 652, "width": 442, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nabila Yolanda Putri. (2021). Opini Masyarakat Deli Serdang Terhadap Vaksinasi Covid-19” (Studi Pada Masyarakat Desa Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang). Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara: Medan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 690, "width": 442, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nasrullah, Rulli. (2016). Media Sosial; Persfektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 715, "width": 442, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nazir. (2003). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Notoatmodjo S. (2011). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta. Rulli Nasrullah, M. (2017). Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 28, "width": 143, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Network MediaVol: 5 No.2", "type": "Page header" }, { "left": 253, "top": 29, "width": 265, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agustus 2022 | ISSN (P) : 2569 – 6446 | ISSN (E) : 2722-9319", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 791, "width": 139, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Dharmawangsa", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 791, "width": 18, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "154", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 441, "height": 63, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Singarimbun, M & Effendi, S. (2011). Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3S. Suliha, dkk. (2012). Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Jakarta: EGC. Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, CV. Werner J Severin. (2005). Teori Komunikasi, Sejarah, Metode, & Terpaan di dalam Media Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 149, "width": 441, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Van Dijk. (2013). The Culture Of Connectivity: Critical History Of Social Media. UK: Oxford University Press.", "type": "Text" } ]
5dc1c600-e2d8-43c3-8631-d22c5c050caa
https://ejournal.kopertais4.or.id/pantura/index.php/alhikmah/article/download/3950/2757
[ { "left": 124, "top": 783, "width": 351, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AL HIKMAH: Jurnal Studi Keislaman, Volume 12, Nomor 2, September 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 97, "top": 75, "width": 390, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Internalisasi Nilai Moderasi Beragama Melalui Pendidikan Agama Islam di", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 89, "width": 344, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lembaga Pendidikan Dasar Desa Pancasila Balun Turi Lamongan", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 113, "width": 425, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lusia Mumtahana 1 , Ahmad Hanif Fahruddin 2 , Wahyuni Ahadiah 3 , dan Ayu Afita Sari 4", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 157, "width": 405, "height": 412, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstarct, the purpose of this study is to describe the strategies used by educators at State Elementary Schools 1, State Elementary Schools 2, and MI Tarbiyatus Sibyan Balun Turi Lamongan as elementary schools in multi-religious villages to instill the values of religious moderation, as well as the implementation of moderation values. which is applied by the main educators in religious education at State Elementary Schools 1, State Elementary Schools 2, and MI Tarbiyatussibyan Balun Turi Lamongan to students. State elementary schools 1 and 2 Balun Turi Lamongan is a multi-religious elementary school that has a variety of cultures, races, ethnicities, and religions, therefore it is not uncommon for these differences to lead to conflict, including at MI Tarbiyatussibyan where their living environment intersects with a multi-religious community. From an early age, extreme and radical thoughts must be eliminated as soon as possible. This study uses a descriptive qualitative method with a phenomenological approach. From the results of the research that we got at State Elementary Schools 1, State Elementary Schools 2, and MI Tarbiyatussibyan Balun Turi Lamongan, a strategy for inculcating the value of religious moderation is applied in teaching and learning activities and outside teaching and learning activities. There are many ways that educators do in inserting knowledge about attitudes and values of diverse moderation as well as mutual respect and tolerance in every learning and habituation. State Elementary Schools 2 and MI Tarbiyatussibyan Balun Turi Lamongan is a strategy for inculcating the value of religious moderation applied in teaching and learning activities and outside teaching and learning activities. There are many ways that educators do in inserting knowledge about attitudes and values of diverse moderation as well as mutual respect and tolerance in every learning and habituation. State Elementary Schools 2 and MI Tarbiyatussibyan Balun Turi Lamongan is astrategies for inculcating the value of religious moderation applied in teaching and learning activities and outside teaching and learning activities. There are many ways that educators do in inserting knowledge about attitudes and values of diverse moderation as well as mutual respect and tolerance in every learning and habituation.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 585, "width": 385, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywoard: value; Religious Moderation; Primary school; Religious education;", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 613, "width": 71, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 627, "width": 454, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia adalah negara dengan keragaman etnis, suku, budaya, bahasa, dan agama yang nyaris tiada tandingannya di dunia. Selain enam agama yang paling banyak dipeluk oleh masyarakat, ada ratusan bahkan ribuan suku, bahasa dan aksara daerah, serta kepercayaan lokal di Indonesia. 5 Keragaman sebuah bangsa tentu melahirkan tantangan tersendiri, khususnya dalam membangun harmoni. Bukan suatu hal yang mudah menyatukan berbagai", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 713, "width": 227, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Universitas Islam Lamongan, email: [email protected]", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 724, "width": 236, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Universitas Islam Lamongan, email: [email protected]", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 735, "width": 242, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Universitas Islam Lamongan, email: [email protected]", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 225, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Universitas Islam Lamongan, email: [email protected]", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 759, "width": 393, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Lukman Hakim Saifuddin, Moderasi Beragama, (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2019), hlm.2.", "type": "Footnote" }, { "left": 507, "top": 37, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "164", "type": "Page header" }, { "left": 124, "top": 797, "width": 351, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AL HIKMAH: Jurnal Studi Keislaman, Volume 12, Nomor 2, September 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perbedaan, kerena tak jarang perbedaan membawa pada lahirnya perpecahan dan bahkan konflik. 6 Sehingga dalam hal ini toleransi antar sesama sangat diperlukan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai moderasi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 455, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di Indonesia, dalam era demokrasi yang serba terbuka, perbedaan pandangan dan kepentingan di antara warga negara yang sangat beragam itu dikelola sedemikian rupa, sehingga semua aspirasi dapat tersalurkan sebagaimana mestinya. Demikian halnya dalam beragama, konstitusi kita dijamin kemerdekaan umat beragama dalam memeluk dan menjalankan ajara agama sesuai dengan kepercayaan dan keyakinan masing-masing. 7 Akan tetapi maraknya aksi radikalisme dan terorisme atas nama Islam di dunia maupun Indonesia sedikit banyak telah menempatkan umat Islam sebagai pihak yang dipersalahkan. Ajaran jihad dalam Islam seringkali dijadikan sasaran tuduhan sebagai sumber utama terjadinya kekerasan atas nama agama oleh umat Islam. 8", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 240, "width": 454, "height": 301, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia, dengan segala kondisinya yang plural dan banyak perbedaan baik suku, golongan, ras dan agama sedang menghadapi ancaman disintegrasi. Disintegrasi bangsa indonesia banyak bersumber dari ideologi- ideologi liberal dan ekstrim yang masuk dalam ajaran Islam. Ideologi liberal dari barat yang menghendaki adanya kebebasan, yang mengancam moral dan budaya ke-timuran. Akhirnya terwacanakan Islam yang liberal, bebas dan tidak terkontrol. Sisi lain. ekstrimisme merebak di masyarakat Indonesia akibat ajaran Islam transnasional (lintas nasional atau lintas kebangsaan). Ideologi gerakan ini tidak lagi bertumpu pada konsep nation-state, melainkan konsep umat. Dua persoalan tersebut mendapat perhatian khusus dari pemerintah Indonesia. Untuk melawan dua arus besar tersebut, pemerintah Indonesia mewacanakan Islam moderat. 9 Melihat dari fenomena yang berkembang saat ini, bisa jadi kita terkejut. Bagaimana mungkin di Indonesia paham radikal mendapat tempat di nusantara dan berkembang sedemikian rupa. Padahal sejak awal kedatangannya ke Indonesia, Islam telah tampil dengan keramahannya. Islam disebarkan dengan cara damai, tidak ada pemaksaan kepada penduduk satu wilayah untuk memeluk Islam. Bahkan dengan kasus tertentu, Islam diterima setelah berdialog bahkan dalam waktu panjang dengan tokoh atau ketua adat wilayah tertentu. Bahkan yang sangat menarik adalah, pada saat Islam masuk terlepas dari budaya yang dibawanya, apakah Arab, Gujarat atau India, budaya itu tidak dipaksakan pula dengan penduduk setempat. Bahkan dalam tingkat tertentu, Islam dapat berdialog dengan budaya lokal. Adakalanya Islam menolaknya dengan lembut karena bertentangan dengan akidah, namun banyak diterima dan diakomodasi karena secara prinsif sama sekali tidak bertentangan dengan nilai dasar ajaran Islam. 10 hal ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang berbudi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 544, "width": 454, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keragaman di Indonesia yang sangat beragam seperti yang telah dideskripsikan di atas, adalah kita menumbuhkan visi dan solusi yang dapat menciptakan kerukunan dan kedamaian dalam menjalankan kehidupan keagamaan, yakni dengan mengedepankan moderasi beragama, serta tidak terjebak pada ekstrimisme, intoleransi, dan tindak kekerasan. Karena pada dasarnya perbedaan adalah sebuah rahmat yang patut untuk kita syukuri, Islam menjadi agama yang rahmatallil a’laamin .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 627, "width": 454, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di Indonesia istilah moderasi Islam atau moderasi dalam Islam yang terkait dengan istilah Islam moderat sering dipersoalkan segelintir kalangan umat muslim", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 678, "width": 449, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Nasaruddin Umar, Islam Nusantara Jalan Panjang Moderasi Di Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia, 2019), hlm.", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 690, "width": 229, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 Lukman Hakim Saifuddin, Moderasi Beragama, hlm.5.", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 701, "width": 453, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 Ahmad Darmadji, Pondok Pesantren Dan Deradikalisasi Islam Di Indonesia, Jurnal Millah, (Vol. 11, No. 1, Tahun 2011), hlm. 236.", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 724, "width": 453, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9 Khoirul Madawinun Nisa, Integrasi Nilai-Nilai Moderasi Pada Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Living Values Education (LVE), Jurnal: AnCoM, 21-22 April 2018, hlm. 1", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 453, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10 Babun Suharto, Moderasi Beragama: Dari Indonesia Untuk Dunia, (Yogyakarta: Lkis, 2019), hlm. 23. 7 Lukman Hakim Saifuddin, Moderasi Beragama, (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2019), hlm. 7.", "type": "Footnote" }, { "left": 507, "top": 37, "width": 19, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "165", "type": "Page header" }, { "left": 124, "top": 797, "width": 351, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AL HIKMAH: Jurnal Studi Keislaman, Volume 12, Nomor 2, September 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sendiri. Bagi mereka, Islam moderat. Bagi mereka Islam hanyalah Islam; tidak ada moderasi Islam atau Islam moderat. Karena itulah istilah Islam Wasathiyyah yang Qur’ani bersumber dari Al-Quran (QS. Al-baqarah 2: 143).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 454, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moderasi Islam dalam bahasa Arab disebut dengan al-wasathiyyah, al-islamiyyah. Al- Qaradawi menyebut beberapa kosakata yang serupa makna dengannya kata Tawadzun, I’tidal, Ta’adul dan Istiqomah. Sementara dalam bahasa inggris sebagai Islamic Moderation. Moderasi Islam adalah sebuah pandangan atau sikap yang selalu berusaha mengambil posisi tengah dari dua sikap yang berseberangan dan berlebihan sehingga salah satu dari kedua sikap yang dimaksud tidak mendominasi dalam pikiran dan sikap seseorang. 11 Moderasi Islam mengusung sikap tengah yang tidak berbela.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 213, "width": 454, "height": 162, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagai sarana untuk mengenalkan dan menanamkan pemahaman moderasi, dan nilai- nilai yang terkandung dalam moderasi serta mecerdaskan kehidupan bangsa, disini pendidikan sangat berperan penting. Sebagimana menurut UU No 20 Tahun 2003 Pasal 3 yang menyatakan pendidikan nasional berfungsi sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan peserta didik dikehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pendidikan merupakan suatu aspek yang sangat penting bagi manusia. 12 Dalam proses pendidikan atau kegiatan belajar-mengajar salah satunya seseorang diajak untuk mengenal identitas diri termasuk dalam rana agama agar tujuan hidup dapar tercapai secara seimbang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 378, "width": 454, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mengenalkan dan menanamkan pemahman moderasi, dan nilai-nilai yang terkandung dalam moderasi serta mecerdaskan kehidupan bangsa perlunya pembiasaan sejak usia dasar. Karena anak merupakan generasi penerus bangsa, ia menjadi tumpuan serta harapan orang tua dan masa depan. Oleh karena itu mereka perlu disiapkan sejak awal agar kelak menjadi sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan mampu berperan serta secara aktif dalam pembangunan nasional. Ia, seorang anak yg kelak akan menjadi pemuda dan meneruskan perjuangan leluhurnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 475, "width": 454, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan sekolah dasar memiliki pengaruh yang besar pada kehidupannya di masa depan. Bagaimana anak itu berpikir dan berprilaku, memiliki kemampuan untu menghadapi dunia dengan keyakinan, dapat memotivasi dirinya menjai lebih baik, semuanya tergantung pada stimulasi (rangsangan) dan bimingan yang diberikan orangtua, dewan guru dan lingkungan tempat tinggal.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 544, "width": 454, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada usia sekolah dasar, mereka termasuk kedaam masa keemasan (the golden age) anak memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan berpikir dan berprilaku, dengan mendidik anak sejak usia dini, membentuk kesadaran akan perbedaa- perbedaan yang ada lewat keterlibatan orang tua tentunya akan sangat penting dalam membentuk suatu generasi yang berkualitas. Bimbingan dan rangsangan tehadap anak sangat berpengaruh pada anak sehingga anak dapat menjadi pribadi yang mempunyai keyakinan pada kemampuan dirinya sendiri untuk menghadapi tantangan masa mendatang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 641, "width": 454, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari literatur yang peneliti temukan dalam penelitian ini, perlunya menerapkan dan mengenalkan nilai-nilai moderasi pada anak, yakni sikap toleransi antar beragama, suku, dan juga warna kulit. Dan juga adanya tindakan kekerasan yang dilakukan dengan melibatkan anak dalam aksi-aksi radikal atau ekstrem, sehingga anak-anak menjadi korban dari ketidak", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 713, "width": 454, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11 Abd. Rauf Muhammad Amin, Prinsip dan Fenomena Moderasi Islam dalam Tradisi Hukum Islam, (Makasar: Jurnal Al- Qur’an", "type": "Footnote" }, { "left": 234, "top": 724, "width": 188, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20, Desember 2014), hlm.", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 724, "width": 447, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "24, Diakses jurnalqalam.or. id/index.php/AlQur‟an/articel/download/339/254. Pada kamis 13 Aguatus 2020.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 454, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12 Departemen Pendidikan Nasional, BNSP Tahun 2003 Nasional, http//id.m.wikipedia.org/wiki/Tujuan Pendidikan.", "type": "Footnote" }, { "left": 507, "top": 37, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "166", "type": "Page header" }, { "left": 124, "top": 797, "width": 351, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AL HIKMAH: Jurnal Studi Keislaman, Volume 12, Nomor 2, September 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 457, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tahuannya. Di era perkembangan zaman saat ini perlunya menanamkan nilainilai moderasi beragama pada anak usia dini agar menghasilkan generasi yang baik dan menjadi generasi moderat, jika tidak dikenalkan sejak dini nilai-nilai moderasi ini pada anak, maka hal ini akan berdampak pada saat anak dewasa anak akan mudah terpengaruh dan menganut paham liberal dan ekstrim yang mana dapat mengancam kesatuan bangsa Indonesia, dan juga karakter anak.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 144, "width": 454, "height": 162, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melihat dari realita yang ada saat ini dan bahaya yang terus mengancam kesatuan bangsa Indonesia dan juga karakter anak bangsa Indonesia, maka pentingnya mengenalkan dan menanamkan nilai-nilai moderasi pada anak, utamanya pada anak- anak yang duduk di sekolah dasar. Oleh karena itu penelitian ini penting dilakukan, maka penulis mengangkat judul penelitian sebagai berikut “Inkulturasi nilai moderasi beragama di lembaga pendidikan dasar desa multiagama Balun Turi Lamongan”. Peneliti memilih desa Balun Turi Lamongan sebagai tempat penelitian karena desa Balun adalah Salah satu daerah yang memiliki kekayaan budaya dan agama. Desa Balun yang terletak di Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan ini banyak menjadi subjek riset karena iklim religius dan kohesi sosialnya yang baik sebagai masyarakat multireligius, di desa tersebut terdapat tiga lembaga tingkat dasar yaitu SD Negeri 1, SD Negeri 2, dan MI Tarbiyatushsibyan Balun Turi Lamongan ketiga Lembaga itu akan menjadi tempat dalam penelitian ini", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 323, "width": 120, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 337, "width": 126, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Pengertian Inkulturasi", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 351, "width": 441, "height": 93, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengutip dari jurnal yang di tulis Sriti Mayang Sari dan Jessyca Setyaprama Secara etimologi inkulturasi berarti usaha penyesuaian diri suatu agama dengan budaya setempat, 13 Kemudian mengutip dari jurnal yang ditulis Dody Candra Harwanto yang mengutip dari (Hadi, 2006) inkulturasi berasal dari kata \" in \" dan \" culture \" yang artinya \"masuk kedalam kebudayaan\" dan juga proses suatu kebudayaan berakar, Selanjutnya Dody Candra juga mengutip dari Prier (2009) yang menjelaskan bahwa \"inkulturasi merupakan suatu proses pengungkapan suatu nilai dalam wujud kebudayaan tertentu\".", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 447, "width": 441, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lingkungan teologi misi merupakan asal mula dari adanya istilah inkulturasi Sesudah Konsili Vatika II istilah inkulturasi mulai berkembang dengan berbagai istilah lain seperti dalam jurnal yang ditulis oleh Dody Candra ini yang mengutip dari Martasudjita 1998 yang telah menerangkan bahwa \"inkulturasi adalah suatu proses dimana persekutuan gereja menghidupi iman dan pengalaman kristennya dalam konteks kebudayaan tertentu, sehingga penghayatan ini tidak dapat diungkapkan lewat elemen- elemen kebudayaan setempat, melainkan menjadi satu kekuatan yang menjiwai, membentuk, dan secara mendalam membaharui kebudayaan itu sendiri\"", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 558, "width": 441, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari pemaparan tersebut dapat ditafsirkan bahwa inkultutasi merupakan suatu upaya dalam pembauran kedalam budaya khususnya pembauran religi dengan mengambil beberapa unsur kebudayaannya dan dapat dijadikan kekuatan untuk menjiwai serta dapat membaharui kebudayaan tersebut dengan mendalam. 14 Dalam jurnal yang ditulis oleh Petrus Usmanij dan Ganesha Muharram Akbar yang mengutip beberapa pendapat dari para ahli mengatakan bahwasanya menurut A.B. Sinaga yang telah mendefinisikan arti inkulturasi secara sosiologis yaitu inkulturasi berarti yang sama dengan penyesuaian serta adaptasi terhadap masyarakat, kebiasaan, bahasa, kelompok umat serta kebiasaan atau prilaku yang ada pada suatu tempat, devinisi yang diberikan A.B Sinaga ini juga memiliki kesamaan denga definisi inkulturasi menurut A. Soenarja yakni inkulturasi merupakan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 724, "width": 454, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13 Sriti Mayang Sari, Jessyca Setyaprana, \"Inkulturasi Budaya Jawa Dalam Interior Gereja Katolik Redemptor Mundi Di Surabaya\", Dimensi Interior , Vol. 5 No. 2, Thn. Desember 2007, hlm. 82", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 454, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14 Dody Candra Harwanto, \"Memaknai Inkulturasi Dalam Pendidikan Seni dan Konservasi\", Tonika , Vol. 1, No. 1, Thn. November 2018, hlm. 43-44", "type": "Footnote" }, { "left": 507, "top": 37, "width": 19, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "167", "type": "Page header" }, { "left": 124, "top": 797, "width": 351, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AL HIKMAH: Jurnal Studi Keislaman, Volume 12, Nomor 2, September 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 75, "width": 440, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "\"Usaha masuk kedalam suatu kultur\" yakni menjadi senyawa dalam kultur dengan cara meresapi kebudayaan. 15", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 102, "width": 168, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Pengertian Moderasi Beragama", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 116, "width": 441, "height": 177, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata moderasi memiliki sebuah kata latin yakni moderatio yang dapat diartikan ke- sedang-an atau tidak lebih dan kurang serta dapat diartikan sebagai penguasaan diri dari sifat yang berlebihan ataupun kekurangan, definisi moderasi menurut KBBI ada dua yakni penghindaran keekstreman dan pengurangan kekerasan, kemudian moderasi dalam bahasa inggris moderation dapat diartikan sebagai sebuah sifat yang sederhana, dalam bahasa arab sendiri moderasi disebut dengan kata wasatho yang dijamak dari kata tawassuth yaitu merupakan padanan kata tawazun dan I’tidal yang dapat diartikan ditengah-tengah kemudian terdapat kata wasith yang dapat diartikan sebagai seseorang yang telah menerapkan prinsip wasathiyah (pilihan terbaik). Moderasi memiliki lawan kata yakni berlebihan, dalam bahasa inggris disebut extreme , excessif dam radical atau sama dengan tatharruf jika dalam bahasa arab, dari beberapa pengertian yang telah dipaparkan di atas kita dapat menyimpulkan definisi dari moderat yaitu lebih menyeimbangkan keyakinan, watak, dan moral ketika berhubunan dengan individu maupun intitusi negara. 16", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 295, "width": 441, "height": 218, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moderasi beragama ialah suatu sikap yang dapat menciptakan keseimbangan dalam keberagaman beragama baik ajaran dari agama kita sendiri maupun agama orang lain. 17 dengan adanya moderasi beragama praktik beragama akan sesuai dengan esensinya karena moderasi beragama merupakan salah satu cara agar hal tersebut dapat terwujud serta dapat menjaga harkat dan martabat manusia agar dapat sesuai dengan fungsinya. 18 Memahami ajaran agama secara tekstual dapat menyebabkan kecenderungan terhadap terbentuknya kelompok pemeluk agama ke dalam dua kelompok ekstrem dalam beragama, yakni kelompok ekstrem kanan dan kelompok ekstrem kiri khususnya bagi pemeluk agama islam. dan semangat moderasi beragama dapat terwujud ketika kita dapat mencari titik temu antara dua kutub ekstrem tersebut. Kemudian masih ada kelompok lain yakni kelompok yang hanya menganggap ajaran kitab agamanyalah yang benar dan menganggap salah ajaran agama yang lain, kelompok ini dapat di sebut sebagai kelompok ultrakonservatif kemudian masih ada lagi yang disebut dengan kelompok ekstrem liberal yang sangat mendewakan akal sampai mengabaikan kesucian ajaran agamanya dan mengutamakan toleransi kepada pemeluk agama lain yang tidak pada tempatnya, dari kedua ekstrem tersebut dapat kita ketahui bahwasanya mereka perlu dimoderasi. 19", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 516, "width": 440, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagai masyarakat yang terlalu fanatik dengan keyakinan tentunya membutuhkan pendekatan agama agar dapat memupuk keharmonisan antara umat beragama, oleh karnanya sebagai jawaban terhadap kekhawatiran konflik ditengah masyarakat multikultural Indonesia, perlu pendekatan melalui penerapan prinsip-prinsip moderasi agama yang terbuka, ramah, toleran dan fleksibel. 20 Oleh karnanya di tengah keberagaman di Indonesia tentunya membutuhkan moderasi beragama yang menjadi jalan tengah yang mana tidak terlalu dominan antara agama satu dengan lainnya, budaya satu dengan yang", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 644, "width": 454, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15 Petrus Usmanij, Ganesha Muharram Akbar,” Tinjauan Teologis Mengenai Pemahaman Umat Terhadap Inkulturasi Dan Dampaknya: Studi Kasus Gereja Katolik Ganjuran”, Jurnal Gamaliel: Teologi Praktika , Vol.2, No.1, Thn. Maret 2020, hlm. 22-23", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 678, "width": 453, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16 Kementrian Agama RI, Moderasi Beragama, (Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, 2019), 16", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 701, "width": 43, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17 Ibid, 18", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 713, "width": 454, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18 Ahmad Irfan Fadli, “Batasan Toleransi Antar Umat Agama Dalam Kehidupan Sehari-Hari”, JCMS , Vol. 4 No.1, Thn. 2019, hlm.9", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 735, "width": 453, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19 Agus Akhmadi, “Moderasi Beragama dalam Keragaman Indonesia (Religious Moderation in Indonesia’s Diversity)”, Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 13 No. 2 (2019), 49", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 759, "width": 43, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20 Ibid, 51", "type": "Footnote" }, { "left": 507, "top": 37, "width": 19, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "168", "type": "Page header" }, { "left": 124, "top": 797, "width": 351, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AL HIKMAH: Jurnal Studi Keislaman, Volume 12, Nomor 2, September 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 72, "width": 441, "height": 138, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lainnya, dan menjadikan toleransi sebagai jalan penyelesaian. 21 Kebebasan dalam toleransi beragama tentunya memiliki batasan-batasan, hal ini merupakan bentuk dari sikap menghargai antara umat beragama, dikarnakan setiap penganut agama memiliki ajaran dan prinsip masing-masing dan tidak dapat di ganggu oleh penganut agama lain. 22 Dalam bermoderasi tentunya terdapat beberapa nilai yang harus selalu di tanamkan seperti yang dikutip dari jurnal yang ditulis oleh Achmad Zainal Abidin yang menyatakan bahwasanya nilai-nilai moderasi beragama mencakup : sikap saling menghargai dan menghormati, kerja sama, tolong menolong, damai, adil dan toleransi hidup, rukun, peduli dan simpatik terhadap sesama, oleh karnanya dengan nilai tersebutlah masyarakat yang memiliki keberagaman dapat hidup dengan aman dan damai. 23", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 213, "width": 144, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Pengertian Sekolah Dasar", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 226, "width": 441, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengutip dari jurnal yang di tulis oleh Machful Indra Kurniawan yang mengutip dari Suharjo 2006, bahwasanya sekolah dasar merupakan sebuah lembaga pendidikan 6 tahun bagi anak yang berusia 6-12 tahun. Kemudian pada undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwasanya jenjang pendidikan dasar dan menengah merupakan jenis pendidikan formal untuk peserta didik di usia 7- 18 tahun dan merupakan persyaratan dasar untuk pendidikan dijenjang yang lebih tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 309, "width": 441, "height": 122, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seperti yang telah dipaparkan di atas usia anak sekolah dasar yakni antara 6-12 tahun dan masa ini merupakan masa matang untuk belajar atau bersekolah, anak-anak akan lebih mudah diarahkan di masa ini dan anak-anak cenderung lebih mudah untuk belajar berbagai kebiasaan sehari-hari seperti makan, tidur, dan belajar pada waktu dan tempatnya dibandingkan dengan masa sebelum sekolah. Anak mengalami pertumbuhan jasmaniah dan kejiwaannya jika dilihat dari perkembangan dan pertumbuhan karakteristik fisik dan psikologisnya, perkembangan dan pertumbuhan anak juga teratur dan semakin maju. Perkembangan dan perubahan anak SD juga sangat drastis baik itu dilihat dari perubahan mental ataupun fisik. 24", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 448, "width": 68, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 461, "width": 454, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desa balun Kecamatan Turi merupakan salah satu desa multiagama di Lamongan, Desa ini kerap disapa dengan Desa Pancasila dimana terdapat banyak perbedaan agama seperti agama Islam, Hindu, dan Kristen namun mereka dapat hidup berdampingan tanpa adanya sikap saling membeda-bedakan. 25 Sehingga masyarakat Desa Balun bisa hidup rukun, aman dan damai.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 530, "width": 454, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian ini kami telah melakukan observasi dan wawancara terhadap siswa dan guru di beberapa Lembaga Pendidikan dasar di Desa Balun Turi Lamongan, untuk mengetahui bagaimana upaya guru dalam memberikan pembelajaran moderasi beragama terhadap siswa agar mereka memiliki sikap moderat dan tahu akan batasan - batasannya. Desa Balun Turi Lamongan memiliki tiga Lembaga Pendidikan dasar yaitu: SDN 1 Balun, SDN 2 Balun dan MI Tarbiyatus Sibyan Balun, di masing- masing sekolah memiliki agama yang beragam, keragaman agama ini tidak hanya dimiliki oleh para peserta didik akan tetapi", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 644, "width": 43, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "21 Ibid, 49", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 655, "width": 454, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22 Ahmad Irfan Fadli, “Batasan Toleransi Antar Umat Agama Dalam Kehidupan Sehari-Hari”, JCMS , Vol. 4 No.1, Thn. 2019, hlm.23", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 678, "width": 454, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "23 Achmad Zainal Abidin, “nilai-nilai moderasi beragama dalam permendikbud no. 37 tahun 2018”, Jurnal Inovasi Dan Riset Akademik, Vol. 2, No. 5, Thn 2021, hlm. 734", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 701, "width": 454, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "24 Machful Indra Kurniawan, “Tri Pusat Pendidikan Sebagai Sarana Pendidikan Karakter Anak Sekolah Dasar”, JOURNAL PEDAGOGIA ISSN 2089 -3833 , Vol. 4, No. 1, Thn. Februari 2015", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 724, "width": 454, "height": 46, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "25 Lusia Mumtahanah, “Integrasi Nilai Multikultural Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar,” Nazhruna: Jurnal Pendidikan Islam 3, no. 1 (2020): 55–74.Trista Febbrianti et al., “INKULTURASI NILAI MODERASI BERAGAMA DI LEMBAGA PENDIDIKAN DASAR DESA MULTI AGAMA LAMONGAN,” Al-Mada: Jurnal Agama Sosisal dan Budaya 5, no. 3 (2022): 401–412.", "type": "Footnote" }, { "left": 507, "top": 37, "width": 19, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "169", "type": "Page header" }, { "left": 124, "top": 797, "width": 351, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AL HIKMAH: Jurnal Studi Keislaman, Volume 12, Nomor 2, September 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "juga para tenaga pendidik di masing- masing Lembaga Pendidikan dasar tersebut. Namun berbeda dengan MI Tarbiyatus Sibyan di mana lembaga ini merupakan salah satu Lembaga Pendidikan Islam yang ada di Desa Balun Turi Lamongan yang dimana para tenaga pendidik dan peserta didiknya memeluk agama Islam.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 130, "width": 454, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam hidup berdampingan sikap toleransi yang ada di desa ini sangat baik dapat dilihat dari letak tempat ibadahnya yang saling berdekatan begitu pula Lembaga Pendidikan dasar yang ada di Desa Balun yakni SDN 1 Balun dan MI Tarbiyatus Sibyan, walaupun SDN 1 Balun memiliki agama yang beragam namun karena lokasi Lembaga ini dapat dikatakan sangat dekat para peserta didik dari MI Tarbiyatus Sibyan Balun dan SDN 1 Balun dapat saling mengenal dan dapat bermain Bersama tanpa adanya sikap saling mengolok-olok antar umat beragama, seperti dalam wawancara yang telah kita lakukan Bersama ibu Linayanti S.Pd selaku guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadist .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 238, "width": 454, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Sering terlihat anak-anak dari MI Tarbiyatus Sibyan dan SDN 1 Balun bermain dihalaman masjid tanpa pernah menyinggung agama masing-masing, mungkin perselisihan mereka hanya terjadi karna sepele seperti rebutan mainan “ 26", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 282, "width": 454, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sikap toleransi yang ada di MI Tarbiyatus sibyan tentunya sangat diperhatikan oleh para pendidik, para pendidik benar-benar menekankan bahwasanya toleransi antar umat beragama itu perlu dibatasi, sebagaimana yang dikatakan ibu Linayanti S.Pd. bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 321, "width": 454, "height": 68, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“saya sering menasihati anak-anak bahwa boleh membantu dalam kegiatan atau acara-acara orang non Islam tapi ingat jangan sampai ikut-ikutan dan masuk kedalam acara, karena dikhawatirkan dapat menyalahi Batasan-batasan dalam Islam, contohnya sekedar membantu mengamankan sepedah motor yang di parker pada saat upacara keagamaan”. 27", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 392, "width": 454, "height": 163, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Para pendidik di MI tarbiyatus Sibyan Balun tidak memiliki strategi khusus dalam mengajarkan sikap moderasi beragama, para pendidik juga memakai kurikulum yang sama dengan Lembaga Pendidikan yang lain, kemampuan peserta didik dalam hal toleransi sudah dibentuk sejak kecil oleh orang tuannya didalam lingkungan keluarga, karna sudah terbiasa berteman dan berdampingan dengan masyarakat non muslim, dalam peringatan hari besar islam atau (PHBI) 28 . MI Tarbiyatus Sibyan juga selalu turut memperingatinya, karena pada dasarnya MI Tarbiyatus Sibyan merupakan Lembaga Pendidikan Islam yang keseluruhan peserta didiknya memeluk agama Islam, walaupun begitu para tenaga pendidik selalu memperhatikan kegiatan pemeluk agama lain, agar acara-acara yang diselenggarakan dapat berjalan dengan lancar tanpa mengganggu aktivitas pemeluk agama lain contohnya mengecilkan suara speaker masjid saat masyarakat non muslim sedang beribadah dan begitu pula sebaliknya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 558, "width": 454, "height": 121, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kemudian tidak berbeda dengan SDN 1 Balun dan SDN 2 Balun, di SDN 1 Balun kerukunan antar umat beragama sangat baik hal ini dapat disimpulkan dari observasi dan wawancara yang telah kami lakukan di salah satu kelas di SDN 1 Balun, tepatnya di kelas 5 SDN 1 Balun para siswa dan siswi tidak pernah membeda-bedakan dalam memilih teman bermain, mereka terlihat sangat rukun dan Bahagia, mereka menganggap bahwa perbedaan yang membuat mereka indah, bahkan mereka mengatakan bahwa Pelangi terlihat indah dengan keberagaman warnanya, sikap toleransi dan saling menyayangi juga diperlihatkan saat jam istirahat dimulai dimana para siswa dengan senangnya bergotong royong mengumpulkan bangku dan kursi untuk makan bersama dan saling berbagi dengan teman-", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 724, "width": 365, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "26 Wawancara, Linayai, S.Pd. Guru Mata Pelajaran Al Qur’an dan Hadits Tgl 08, 07, 2022", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 735, "width": 365, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "27 Wawancara, Linayai, S.Pd. Guru Mata Pelajaran Al Qur’an dan Hadits Tgl 08, 07, 2022", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 454, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "28 Lusia Mumtahanah, “Integrasi Nilai Multikultural Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar,” Nazhruna: Jurnal Pendidikan Islam 3, no. 1 (2020): 55–74.", "type": "Footnote" }, { "left": 507, "top": 37, "width": 19, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "170", "type": "Page header" }, { "left": 124, "top": 797, "width": 351, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AL HIKMAH: Jurnal Studi Keislaman, Volume 12, Nomor 2, September 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 454, "height": 55, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "temannya. 29 Tidak hanya itu para siswa dan siswi non muslim juga sangat menghargai siswa dan siswi non muslim dimana ketika bulan ramadhan di saat para muslim sedang berpuasa para siswa dan siswi non muslim tidak akan makan di dalam kelas untuk menghargai siswa dan siswi yang sedang berpuasa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 130, "width": 454, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada wawancara yang telah penulis lakukan dengan salah satu tenaga pendidik di SDN 1 Balun yakni Bapak Sukeri. S.Pd. beliau menyatakan bahwa", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 157, "width": 454, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tenaga pendidik di SDN 1 Balun tidak memiliki strategi khusus dalam menanamkan sikap moderasi beragama, hal ini murni dimiliki oleh siswa. 30", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 185, "width": 454, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sama seperti yang telah penulis paparkan di atas mengenai MI Tarbiyatus Sibyan bahwasanya sikap moderat para siswa dan siswi telah dibentuk oleh orang tua masing- masing, para tenaga pendidik hanya sedikit menyelipkan beberapa nasihat tentang sikap saling menghargai saat pembelajaran dimulai dan khusus dalam pembelajaran agama para peserta didik akan menemui mata pelajaran pendidikan agama yang dimana nantinya para peserta didik akan belajar bersama guru agamanya masing-masing baik itu agama islam, hindu, dan kristen . kemudiuan beliau juga menyatakan bahwa", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 282, "width": 454, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "peringatan hari besar Islam juga selalu dilakukan tentunya dengan melibatkan semua warga sekolah baik muslim maupun non muslim contohnya agenda pondok ramadhan dan bukabBersama agenda ini tetap dilakukan dengan cara para siswa dan siswi muslim datang sedari pagi untuk acara pesantren kilat kemudian disaat waktu berbuka puasa para siswa dan siswi non muslim mulai berdatangan untuk berbuka Bersama. 31", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 351, "width": 454, "height": 107, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian hal yang sama juga dilakukan oleh para tenaga pendidik di SDN 2 Balun untuk merayakan PHBI di bulan ramadhan, di SD ini juga mengadakan acara pondok ramadhan yang membuat siswa dan siswi non muslim antusias ingin ikut sera dalam acara pondok romadhon tersebut. Dan seperti yang kami paparkan sebelumnya di Lembaga lain, para tenaga pendidik di SDN 2 Balun ini juga tidak menggunakan strategi khusus dalam menanamkan sikap moderasi beragama, seperti yang telah dipaparkan oleh ibu Sriyani. M.Pd. selaku kepala sekolah SDN 2 Balun bahwa Desa balun merupakan desa yang sangat unik dengan segala keberagamannya dan dapat hidup damai tanpa saling membeda-bedakaan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 461, "width": 454, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "di SDN 2 Balun sendiri juga terdapat ekstra kulikuler mengaji untuk peserta didik yang memeluk agama islam, kemudian acara kajian pasraman untuk para peserta didik yang memeluk agama hindu, begitupun pemeluk agama Kristen juga mempunyai acara khusus digereja, kegiatan ini tidak diadakan serentak untuk pemeluk agama Islam ekstra kulikuler mengaji ini dilakukan pada jam pulang sekolah, berbeda dengan pemeluk agama Hindu dan Kristen di adakan setiap akhir pekan saat libur sekolah. 32", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 544, "width": 454, "height": 121, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dari wawancara yang telah penulis lakukan dengan ibu Tiara Krishna selaku guru agama hindu menerangkan bahwasannya beliau tidak memiliki strategi maupun rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) khusus dalam menanamkan nilai moderasi beragama dalam kegiatan belajar mengajar, karena sedari kecil anak-anak sudah terbiasa hidup dalam keberagaman, kemudian dipaparkan juga oleh bapak Khoirul Anam S.Pd. selaku guru pendidikan agama Islam beliau mengatakan bahwasannya ekstra kulikuler mengaji yang dilakukan di SDN 2 Balun dilakukan agar peserta didik dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, strategi khusus dalam menanamkan nilai moderasi beragama juga tidak diberikan oleh bapak Khoirul Anam terhadap peserta didiknya, beliau hanya sedikit memberi", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 690, "width": 453, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "29 Ahmad Hanif Fahruddin, Maskuri, and Hasan Busri, “Internalisasi Nilai Multikulturalisme Melalui Pendidikan Islam; Interelasi Tri Sentra Pendidikan Pada Masyarakat Multireligius Desa Balun Lamongan,” Indonesian Journal of Islamic Education Studies (IJIES) 4, no. 1 (2021): 52–69.", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 724, "width": 291, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "30 Wawancara, Bapak Sukeri, Wali kelas V SDN 1, Tanggal 07,07,2022", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 735, "width": 291, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "31 Wawancara, Bapak Sukeri, Wali kelas V SDN 1, Tanggal 07,07,2022", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 454, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "32 Lusia Mumtahanah, “Integrasi Nilai Multikultural Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar,” Nazhruna: Jurnal Pendidikan Islam 3, no. 1 (2020): 55–74.", "type": "Footnote" }, { "left": 507, "top": 37, "width": 19, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "171", "type": "Page header" }, { "left": 124, "top": 797, "width": 351, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AL HIKMAH: Jurnal Studi Keislaman, Volume 12, Nomor 2, September 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "nasihat kepada murid-muridnya untuk saling menghargai antar umat beragama, dan akan membahas sikap moderasi dan saling toleransi ketika bertemu dengan materi pembelajaran yang berkaitan dengan sikap toleransi dan saling menghargai, contohnya seperti kandungan dalam surat Al-Kafirun :", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 127, "width": 413, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "َنو ُرِفاَكْلا اَهُّيَأ اَي ْلُق . َنوُدُبْعَت اَم ُدُبْعَأ َلَ . ُدُبْعَأ اَم َنوُدِباَع ْمُتْنَأ َلَ َو . ْمُتْدَبَع اَم ٌدِباَع اَنَأ َلَ َو . ُدُبْعَأ اَم َنوُدِباَع ْمُتْنَأ َلَ َو .", "type": "Picture" }, { "left": 69, "top": 127, "width": 36, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ْمُكُنيِد ْمُكَل", "type": "Text" }, { "left": 490, "top": 141, "width": 31, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ِنيِد َيِل َو", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 155, "width": 454, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Katakanlah: \"Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah” (Q.S. Al Kaafirun109:1-5) 33", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 213, "width": 454, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari beberapa pemaparan di atas dapat kita simpulkan bahwa beberapa Lembaga Pendidikan dasar di Desa Balun Turi Lamongan tidak memiliki strategi dan metode khusus dalam menanamkan nilai moderasi beragama, para peserta didik sudah terbiasa hidup berdampingan dengan keberagaman, sehingga peserta didik hanya membutuhkan nasihat untuk tetap meyakini agamanya masing-masing dan tidak berfikir secara ekstrem ataupun rasis dan tentunya mengetahui sampai manakah batasan-batasan sikap toleransi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 309, "width": 65, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 323, "width": 432, "height": 108, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian ini studi kasus ada di tiga lembaga dasar desa Balun Turi Lamongan yakni di SDN 1, SDN 2 dan MI Tarbiyatussibyan Balun Turi. Ada beberapa strategi dan pola dalam penanaman nilai moderasi beragama yang diterapkan didalam kegiatan belajar mengajar baik didalam maupun di luar kelas. Cara yang dilakukan oleh para tenaga pendidik dalam menyelipkan pengetahuan mengenai sikap dan nilai moderasi beragama sangat beragam. Selain nilai moderasi beragama di masing - masing lembaga juga menekanan tingkat saling menghormati dan toleransi yang tinggi pada setiap pembelajaran dan pembiasaan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 448, "width": 85, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Rujukan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 461, "width": 446, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abd. Rauf Muhammad Amin. (2014). Prinsip dan Fenomena Moderasi Islam dalam Tradisi Hukum Islam, (Makasar: Jurnal Al-Qur’an 20), hlm. 24, Diakses jurnalqalam.or. id/index.php/Al- Qur‟an/articel/download/339/254. Pada kamis 13 Aguatus 2020.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 502, "width": 446, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Afrizal Nur dan Mukhlis Lubis. (2015). Konsep Wasath2iyah Dalam Al-Quran; (Studi Komparatif Antara Tafsir Al-Tahrîr Wa At-Tanwîr Dan Aisar At-Tafâsîr). Jurnal: An- Nur, Vol. 4 No. 2.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 544, "width": 446, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Afifudin Muhajir, K.H. (2018), Membangn Nalar Islam 4Moderat (Kajian Metodologi), (Jawa Timur: Tawirul Afkar,).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 572, "width": 447, "height": 121, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aziz, Muhammad, Pengelolaan Zakat Untuk Membangun Kesejahteraan Umat Dalam Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah, Journal of Islamic Banking. Vol. 1, No. 1, 2020. Aziz, M. ., & Harahap, A. A. . (2022). Keluarga Sakinah dalam Pandangan K.H. Hasyim Asy’ari (1871-1947 M) dan Relevansinya dengan Hukum Keluarga Islam di Indonesia: The Sakinah Family In The View of K.H. Hasyim Asy’ari (1871-1947 AD) And Its Relevance To Islamic Family Law In Indonesia. AL-AQWAL : Jurnal Kajian Hukum Islam , 1 (2), 116-127. https://doi.org/10.53491/alaqwal.v1i2.342 Ahmad Darmadji. (2011). Pondok Pesantren Dan Deradikalisasi Islam Di Indonesia, Jurnal Millah, (Vol. 11, No. 1).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 696, "width": 386, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahmad Najib Burhani, Muhammadiyah Berkemajuan (Bandung: Mizan, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 710, "width": 454, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Budi Sulistiyo Nugroho, Minnah El Widdah, Lukman Hakim, Muh. Nashirudin, Acep Nurlaeli, Joko Hadi Purnomo, Muhammad Aziz, Hendri Hermawan Adinugraha, Mila", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 759, "width": 180, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "33 Al-Qur’an dan Terjemah, Depag RI, 2011", "type": "Footnote" }, { "left": 507, "top": 37, "width": 19, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "172", "type": "Page header" }, { "left": 124, "top": 797, "width": 351, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AL HIKMAH: Jurnal Studi Keislaman, Volume 12, Nomor 2, September 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 75, "width": 430, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sartika, Muhammad Khoirul Fikri, Abdul Mufid, Agus Purwanto, Mochammad Fahlevi, Effect of Organizational Citizenship Behavior, Work Satisfaction and Organizational Commitment Toward Indonesian School Performance (2020). Sys Rev Pharm 2020;11(9):962-971, Available at SSRN: https://ssrn.com/abstract=3986863.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 130, "width": 446, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Trianto. (2011). Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan (Jakarta: Kencana,).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 157, "width": 446, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Faruq, U., & Noviani, D. (2021). Pendidikan moderasi beragama sebagai perisai radikalisme di lembaga pendidikan. Jurnal TAUJIH: Jurnal Pendidikan Islam, 14(1), 59–77.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 199, "width": 386, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anam Khoirul, Wawancara SDN 2 Balun Turi Lamongna, Tanggal 08,07, 2022", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 213, "width": 446, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azyumardi Azra. (2020). CBE, Moderasi Islam Di Indo3nesia Dari Ajaran, Ibadah, hingga Prilak, (Jakarta: Kencana).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 240, "width": 446, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Babun Suharto. (2019). Moderasi Beragama: Dari Indonesia Untuk Dunia, (Yogyakarta:", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 254, "width": 74, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lkis), hlm. 23.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 268, "width": 446, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Babun Suharto. (2019), Moderasi Beragama: Dari Indonesia Untuk Dunia, (Yogyakarta: LKIS).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 295, "width": 446, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Departemen Pendidikan Nasional. (2003). BNSP Tahun Nasional, http//id. m. wikipedia.org/wiki/Tujuan_Pendidikan", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 323, "width": 455, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Febbrianti, Trista, Ayu Afita Sari, Bayu Sukmo Raharjo, Lusia Mumtahana, Universita Islam Lamongan, and Pendidikan Dasar. “Inkulturasi Nilai Moderasi Beragama Di Lembaga Pendidikan Dasar Desa Multi Agama Lamongan.” Al-Mada: Jurnal Agama Sosisal dan Budaya 5, no. 3 (2022): 401–412.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 376, "width": 447, "height": 82, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fahruddin, Ahmad Hanif, Maskuri, and Hasan Busri. “Internalisasi Nilai Multikulturalisme Melalui Pendidikan Islam; Interelasi Tri Sentra Pendidikan Pada Masyarakat Multireligius Desa Balun Lamongan.” Indonesian Journal of Islamic Education Studies (IJIES) 4, no. 1 (2021): 52–69Khoirul Madawinun Nisa. (2018). Integrasi Nilai-Nilai Moderasi Pada Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Living Values Education (LVE), Jurnal: AnCoM, 21-22.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 461, "width": 454, "height": 135, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Febbrianti, Trista, Ayu Afita Sari, Bayu Sukmo Raharjo, Lusia Mumtahana, Universita Islam Lamongan, and Pendidikan Dasar. “INKULTURASI NILAI MODERASI BERAGAMA DI LEMBAGA PENDIDIKAN DASAR DESA MULTI AGAMA LAMONGAN.” Al-Mada: Jurnal Agama Sosisal dan Budaya 5, no. 3 (2022): 401–412. Lukman Hakim Saifuddin. (2019) Moderasi Beragama, (Jakarta: Kementrian Agama RI). Linayati, Wawancara, MI TarbiyatusSibyan Balun Turi Lamongna, Tanggal 08, 07, 2022 Mumtahanah, Lusia. “Integrasi Nilai Multikultural Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar.” Nazhruna: Jurnal Pendidikan Islam 3, no. 1 (2020): 55–74. Nasaruddin Umar. (2019). Islam Nusantara Jalan Panjang Moderasi Di Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 599, "width": 446, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sutrisno, E. (2019). Aktualisasi Moderasi Beragama di Lembaga Pendidikan. Jurnal Bimas Islam, 12(2), 323–348.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 627, "width": 354, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sukeri, Wawancara, SDN 1 Balun Turi Lamongan, Tanggal 08, 07, 2022", "type": "Text" } ]
690ccd6e-aad3-31e9-1cc9-ca9f87cc9db1
https://ejournal.sembilanpemuda.id/index.php/jswse/article/download/513/425
[ { "left": 72, "top": 35, "width": 442, "height": 58, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Social Work and Science Education Volume 4 (3)(Special Issue) 23-24 June 2023, 60-64 2 nd International Conference on Education Universitas PGRI Palembang (INCoEPP 2023) E-ISSN 2723-6919, P-ISSN 2746-0827", "type": "Text" }, { "left": 513, "top": 780, "width": 14, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "60", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 120, "width": 443, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Optimization of Athlete Management (Regional Student Sports Training Education Center) to Become a National Athlete Barn in the Youth, Sports, and Tourism Office of Musi Banyuasin", "type": "Text" }, { "left": 250, "top": 188, "width": 98, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alvian Damanik 1", "type": "Section header" }, { "left": 118, "top": 203, "width": 360, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata, South Sumatra, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 232, "width": 312, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Corresponding author e-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 262, "width": 454, "height": 253, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract: Basic Training for Civil Servant Candidates is held to form professional Civil Servants with character, namely civil servants whose character is formed by the attitude of state defense behavior, basic civil servant values, and knowledge of the position and role of civil servants in the Republic of Indonesia, as well as mastering their fields of duty so that they are able to carry out their duties and roles professionally as public servants. The actual issue that I raise is the lack of optimal management of athletes (Regional Student Education and Training Centers) To fulfill the task of administering the government, it is necessary to have reporting from related parties so that the data obtained can be accounted for and in accordance with the expected time. It needs to optimize management. So that currently the Youth, Sports and Tourism Office has not been able to maximally fulfill its duties in organizing government in the field of sports, especially the community sports section. For this reason, the Youth, Sports and Tourism Office through the author considers the need to optimize the management of athletes at the Youth, Sports and Tourism Office to fulfill their duties optimally. Therefore, in order to carry out actualization by applying the basic values of civil servants, the author raises an actualization plan entitled optimizing the management of athletes.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 531, "width": 455, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Basic Training, Civil Servant Candidates, Optimizing the Management of Athletes", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 577, "width": 86, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 609, "width": 454, "height": 118, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Department of Youth, Sports and Tourism (DISPOPAR) of Musi Banyuasin Regency has the task of carrying out the implementation of regional government in the field of youth, sports and tourism in accordance with the division affairs and applicable laws and regulations. Sports Development in Musi Banyuasin Regency is among the most intense with optimal utilization of ex PON venue with the presence of PPLPD (Regional Student Education and Training Center) which has the most in Indonesia, namely 19 sports including the newly inaugurated branches in 2021, namely motor racing and e-sport.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 442, "height": 58, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Social Work and Science Education Volume 4 (3)(Special Issue) 23-24 June 2023, 60-64 2 nd International Conference on Education Universitas PGRI Palembang (INCoEPP 2023) E-ISSN 2723-6919, P-ISSN 2746-0827", "type": "Text" }, { "left": 513, "top": 780, "width": 14, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 121, "width": 455, "height": 208, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The actual issue that I raised is the lack of optimal management of PPLPD athletes to fulfill the task of administering the government (Drew et al, 2023), it is necessary to have reporting from related parties so that the data obtained can be accounted for and in accordance with the expected time (Gordon et al, 2007). Then the need to optimize management. So that currently the Youth, Sports and Tourism Office has not been able to maximally fulfill its duties in organizing government in the field of sports, especially the community sports section. For this reason, the Youth, Sports and Tourism Office through the author considers the need to optimize the management of PPLPD at the Youth, Sports and Tourism Office to fulfill their duties optimally. Therefore, in order to carry out actualization by applying the basic values of civil servants, the author raises an actualization plan entitled Optimization of Athlete Management (Green, 2005; Ducher et al, 2011; Ranaweera et al, 2022) (Regional Student Sports Training Education Center) to Become a National Athlete Barn in the Youth, Sports, and Tourism Office of Musi Banyuasin.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 344, "width": 63, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Methods", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 374, "width": 455, "height": 193, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Youth, Sports and Tourism Office has the task of carrying out the implementation of regional government in the field of youth, sports and tourism. To fulfill the task of implementing the government, the optimal management of Regional Education and Training Center athletes is needed, but the management of PPLPD athletes has not been carried out properly. So that currently the Youth, Sports and Tourism Office has not been able to maximally fulfill its duties in implementing government in the field of sports. For this reason, the author considers it necessary to optimize the work of PPLPD athlete management (Peachey, 2018; Patatas et al, 2020; De Schepper, 2018) so that the Youth, Sports and Tourism Office can fulfill its duties to carry out regional government administration in the field of sports optimally. To carry out its duties optimally in optimizing PPLPD athlete management, it can be done as follows: collect data, socialize the results of the PPLPD athlete management data inventory study and evaluate the results of socialization.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 583, "width": 121, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Issue resolution ideas:", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 597, "width": 225, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Convey ideas to immediate supervisor;", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 612, "width": 407, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Organize meetings to discuss the topic of study with superiors and peers;", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 627, "width": 390, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Collecting the administrative database of PPLPD athlete management;", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 642, "width": 329, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Compile an inventory of PPLPD athlete management data;", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 657, "width": 447, "height": 29, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Socializing Standard Operating Procedures (SOP) that are correct in carrying out activities;", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 687, "width": 447, "height": 29, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Implementing related to a good way of working according to the SOP athlete management; and", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 717, "width": 447, "height": 29, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. Evaluate the results of the socialization of function and SOP as PPLPD athlete management.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 442, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Social Work and Science Education Volume 4 (3)(Special Issue) 23-24 June 2023, 60-64 2 nd International Conference on Education Universitas PGRI Palembang (INCoEPP 2023) E-ISSN 2723-6919, P-ISSN 2746-0827", "type": "Text" }, { "left": 513, "top": 780, "width": 14, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "62", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 120, "width": 142, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C. Results and Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 150, "width": 455, "height": 89, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The implementation of the Actualization Design by practicing the basic values of the ASN profession at the Musi Banyuasin Regency Youth, Sports and Tourism Office was carried out from 3 May to 9 June 2021. In designing actualization activities, the author is guided by the main issue or Core Issue selected using the USG analysis instrument (Urgency, Seriousness, Growth). The Core Issue in actualization is “ Lack of Optimal Management of PPLPD Athletes in Musi Banyuasin Regency ” (Utomo et al, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 254, "width": 455, "height": 104, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Musi Banyuasin Regency Youth, Sports and Tourism Office has the task of carrying out the implementation of regional government in the field of youth, sports and tourism. To fulfill the task as government administration, optimizing the PPLPD Athlete Management is very necessary, but the management has not worked well (Drucker, 2012; De Dreu, 2004; Robbins et al, 2014). For this reason, the author considers the need to optimize the management of PPLPD athletes in Musi Banyuasin Regency.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 374, "width": 454, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The actualization activity of Optimizing PPLPD Athlete Management has 7 (seven) activities with the following stages of completion:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 418, "width": 55, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Activity 1", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 448, "width": 454, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The actualization report of the basic values of the ASN profession for this first activity is a consultation with a mentor related to the title, namely Inventory Optimization of PPLPD Athlete Management.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 508, "width": 55, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Activity 2", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 538, "width": 455, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The report on the actualization of the basic values of the ASN profession for this second activity is to hold a meeting to discuss the study with the internal team in the Sports Division.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 597, "width": 55, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Activity 3", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 627, "width": 454, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The report on the actualization of the basic values of the ASN profession for this third activity is to collect a database of Athlete administrators. Implementation of actualization of basic values.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 687, "width": 55, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Activity 4", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 717, "width": 454, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The report on the actualization of the basic values of the ASN profession for this fourth activity is to compile an inventory of athlete data.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 442, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Social Work and Science Education Volume 4 (3)(Special Issue) 23-24 June 2023, 60-64 2 nd International Conference on Education Universitas PGRI Palembang (INCoEPP 2023) E-ISSN 2723-6919, P-ISSN 2746-0827", "type": "Text" }, { "left": 513, "top": 780, "width": 14, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "63", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 121, "width": 55, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Activity 5", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 151, "width": 454, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The report on the actualization of the basic values of the ASN profession for this fifth activity is to carry out data recapitulation and sorting.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 195, "width": 55, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Activity 6", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 225, "width": 455, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The report on the actualization of the basic values of the ASN profession for this sixth activity is to implement the SOP with the management of PPLPD athletes and coaches.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 270, "width": 55, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Activity 7", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 300, "width": 454, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The report on the actualization of the basic values of the ASN profession for this seventh activity is to evaluate activities", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 344, "width": 80, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "D. Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 373, "width": 454, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The application of the basic values of the ASN profession is carried out in all actualization activities totaling 7 (seven) activities which are all related to the main tasks and functions of the PPLPD athlete management coordinator team at the Youth, Sports and Tourism Office.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 448, "width": 454, "height": 103, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "All of these activities have been successfully implemented to solve the problem of the core issue raised, namely the Lack of Optimal Management of PPLPD athletes at the Musi Banyuasin Regency Youth, Sports and Tourism Office. It is hoped that this actualization activity will also be able to strengthen organizational values, especially the vision and mission of the Musi Banyuasin Regency Youth Sports and Tourism Office. Based on the habituation activities that have been carried out, it can be concluded, namely:", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 567, "width": 443, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. The PPLPD Athlete Data Inventory at the Musi Banyuasin Regency Youth, Sports and Tourism Office has not been compiled. The stages of this activity can", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 597, "width": 440, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. The planned activities can be carried out properly according to the schedule that has been scheduled, namely:", "type": "List item" }, { "left": 104, "top": 627, "width": 314, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Consultation with mentors regarding actualization title", "type": "List item" }, { "left": 104, "top": 642, "width": 278, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Carry out internal meetings in the field of Sports", "type": "List item" }, { "left": 104, "top": 657, "width": 225, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Collecting the PPLPD athlete database", "type": "List item" }, { "left": 104, "top": 672, "width": 236, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Compile an inventory of PPLPD athletes", "type": "List item" }, { "left": 104, "top": 686, "width": 200, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Conduct socialization of activities", "type": "List item" }, { "left": 104, "top": 701, "width": 145, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. Implementing the SOP", "type": "List item" }, { "left": 104, "top": 716, "width": 143, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "g. Evaluation of activities", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 731, "width": 440, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. It is hoped that this activity will realize the maximum performance of the Management in carrying out the task of presenting accurate data.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 442, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Social Work and Science Education Volume 4 (3)(Special Issue) 23-24 June 2023, 60-64 2 nd International Conference on Education Universitas PGRI Palembang (INCoEPP 2023) E-ISSN 2723-6919, P-ISSN 2746-0827", "type": "Text" }, { "left": 513, "top": 780, "width": 14, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "64", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 121, "width": 439, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. It is hoped that athlete data can be used properly for data analysis guidelines and realize good performance in the internal Youth, Sports and Tourism Office.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 165, "width": 63, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 179, "width": 455, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "De Dreu, C. K., Van Dierendonck, D., & Dijkstra, M. T. (2004). Conflict at work and individual well ‐ being. International journal of conflict management , 15 (1), 6-26. De Schepper, J., & Sotiriadou, P. (2018). A framework for critical reflection in sport management education and graduate employability. Annals of Leisure Research , 21 (2), 227-245.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 254, "width": 454, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Drew, M. K., Toohey, L. A., Smith, M., Baugh, C. M., Carter, H., McPhail, S. M., ... & Appaneal, R. (2023). Health Systems in High-Performance Sport: Key Functions to Protect Health and Optimize Performance in Elite Athletes. Sports Medicine , 1- 11.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 314, "width": 303, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Drucker, P. (2012). The practice of management . Routledge.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 329, "width": 454, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ducher, G., Turner, A. I., Kukuljan, S., Pantano, K. J., Carlson, J. L., Williams, N. I., & De Souza, M. J. (2011). Obstacles in the optimization of bone health outcomes in the female athlete triad. Sports Medicine , 41 , 587-607.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 373, "width": 455, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gordon, E. A., Henry, E., Louwers, T. J., & Reed, B. J. (2007). Auditing related party transactions: A literature overview and research synthesis. Accounting Horizons , 21 (1), 81-102.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 418, "width": 454, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Green, B. C. (2005). Building sport programs to optimize athlete recruitment, retention, and transition: Toward a normative theory of sport development. Journal of sport management , 19 (3), 233-253.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 463, "width": 454, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Patatas, J. M., De Bosscher, V., Derom, I., & De Rycke, J. (2020). Managing parasport: An investigation of sport policy factors and stakeholders influencing para- athletes ’ career pathways. Sport Management Review , 23 (5), 937-951. Peachey, J. W. (2018). SDP and sport management. In Routledge handbook of sport for development and peace (pp. 241-252). Routledge.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 537, "width": 455, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ranaweera, J., Weaving, D., Zanin, M., Pickard, M. C., & Roe, G. (2022). Digitally Optimizing the Information Flows Necessary to Manage Professional Athletes: A Case Study in Rugby Union. Frontiers in Sports and Active Living , 4 , 850885. Robbins, S. P., Bergman, R., Stagg, I., & Coulter, M. (2014). Management . Pearson Australia.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 612, "width": 454, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Utomo, U., Supriyati, Y., & Akbar, M. (2020). The Evaluation of Swimming Sports Coaching Programs for Disabled Athletes in The National Paralympic Committee. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan , 5 (4), 544-553.", "type": "List item" } ]
d1e7d311-58ff-0aac-5fa0-80e96d4542c5
https://jurnal.unived.ac.id/index.php/jnph/article/download/4142/3200
[ { "left": 257, "top": 116, "width": 73, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JNPH", "type": "Section header" }, { "left": 219, "top": 148, "width": 148, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 11 No. 1 (April 2023)", "type": "Title" }, { "left": 238, "top": 162, "width": 111, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "© The Author(s) 2023", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 189, "width": 447, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "FAKTOR RESIKO CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEMBUAT PEMPEK DI KOTA PALEMBANG", "type": "Section header" }, { "left": 70, "top": 231, "width": 446, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "THE RISK FACTOR CARPAL TUNNEL SYNDROME ON MAKER OF PEMPEK IN PALEMBANG CITY", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 275, "width": 460, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SUMITRO ADI PUTRA, SRI MARTINI, HERAWATI JAYA, SYOKUMAWENA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG JURUSAN KEPERAWATAN", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 302, "width": 208, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 330, "width": 58, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 63, "top": 357, "width": 462, "height": 234, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Carpal Tunnel Syndrome adalah gangguan yang disebabkan oleh jeratan saraf medianus dalam terowongan karpal di pergelangan tangan dan memberikan banyak gejala yang menyakitkan, mati rasa, hyperesthesia di medianus saraf daerah dan merupakan salah satu jenis cumulative trauma disorders (CTD) yang paling cepat menimbulkan kelainan pada pekerja, berupa kecacatan selain menyebabkan nyeri, dapat pula membatasi fungsi-fungsi pergelangan tangan sehingga berpengaruh terhadap pekerjaan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan mengetahui factor resiko Carpal Tunnel Sydrome pada pembuat pempek di Kecamatan seberang Ulu I Kota Palembang tahun 2015. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah pembuat pempek di kecamatan Seberang Ulu I yang memenuhi kriteria Inklusi yang telah ditetapkan yaitu sebanyak 47 responden. Analisis data menggunakan uji chi-square untuk melihat adanya hubungan usia, jenis kelamin, masa kerja dan lama kerja. Berdasarkan hasil analisis didapatkan factor usia, masa kerja dan lama kerja berhubungan dengan CTS, sedangkan jenis kelamin tidak berhubungan dengan CTS. Pada penelitian ini disarankan melakukan pola perubahan pekerjaan dengan penggunaan tangan dan pergelangan tangan secara berulang yakni waktu istirahat dan aktivitas juga menghindari penggunaan tangan secara berlebih sehingga rasa nyeri dapat diminimalkan.", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 606, "width": 328, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Carpal Tunnel Syndrome, CTS, Pembuat Pempek", "type": "Section header" }, { "left": 261, "top": 633, "width": 65, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 63, "top": 661, "width": 462, "height": 68, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Carpal tunnel syndrome is disorder caused by users medianus nerve in the carpal tunnel around the wrist and bring more, symptoms are painful , numb hyperesthesia medianus in the region and is one type of cumulative trauma disorders ( ctd ) most quickly cause abnormalities in, workers in addition to causing pain, of disability can also limit wrist functions so it influences. their jobs every dayThis study aims to know of the carpal bone in a tunnel sydrome pempek", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 771, "width": 17, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "284", "type": "Page footer" }, { "left": 271, "top": 771, "width": 253, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Nursing and Public Health Vol. 11 No. 1 April 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 63, "top": 57, "width": 462, "height": 110, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "seberang ulu i in the city of palembang. 2015 years The research is quantitative research using design cross sectional.Samples to this research are the pempek in seberang ulu i sub-district which satisfies the criteria of inclusion and the rest by 47. Respondents Data analysis using chi- square test to see the relationship, age sex, length of service and old workings.Based on the results of the analysis of age or, working time and old workings relating to cts, and no gender relating to cts.In research is recommended to make the change this work by the use of the hands and wrist in a recurrent manner activity a rest and also avoid the use of the hands in excess so pain can be minimized.", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 181, "width": 319, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Carpal Tunnel Syndrome, CTS, Maker Of Pempek", "type": "Section header" }, { "left": 63, "top": 209, "width": 93, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 63, "top": 237, "width": 223, "height": 192, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Carpal Tunnel Syndrom (CTS) adalah salah satu jenis cumulative trauma disorders (CTD) yang disebabkan terjebaknya nervus medianus dalam terowongan carpal pada pergelangan tangan dengan gejala nyeri, kebas dan kesemutan pada jari- jari dan tangan di daerah persyarafan nervs medianus (Tanaka,1995). Di Indonesia urutan prevalensi CTS dalam masalah kerja belum diketahui karena sampai tahun 2001 masih sangat sedikit diagnosis penyakit akibat kerja yang dilaporkan karena berbagai hal, antara lain sulitnya diagnosis (Yanri,2001).(Tana et al., 2004)", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 430, "width": 223, "height": 165, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian pada pekerjaan dengan resiko tinggi pada pergelangan tangan dan tangan melaporkan prevalensi CTS antara 5,6% sampai dengan 15%. Penelitian Harso pada pekerja suatu perusahaan Garmen melaporkan prevalensi CTS pada pekerja sebesar 35,3%. Silverstein dan peneliti lain melaporkan adanya hubungan positif antara keluhan dan gejala CTS dengan factor kecepatan menggunakan alat dan factor kekuatan melakukan gerakan pada tangan .", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 595, "width": 223, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada kondisi masyarakat sekarang kejadian Sindroma terowongan karpal semakin meningkat prevalensinya, beberapa jenis pekerjaan diantaranya : pengemasan bahan makanan, pengecoran atau pengeboran, penggergajian, perakitan mesin, pekerja pos, dokter gigi atau teknisi gigi, pekerjaan dengan komputer, pekerja pada produksi pakaian jadi, pekerjaan kayu ( bertukang), dan lain – lain karena", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 209, "width": 222, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "interaksi manusia dengan peralatan tehnik atau canggih semakin sering terjadi.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 237, "width": 223, "height": 496, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Carpal Tunnel Syndrom (CTS) menjadi pusat perhatian peneliti oleh karena merupakan salah satu jenis CTD yang paling cepat menimbulkan kelainan pada pekerja, berupa kecacatan selain menyebabkan nyeri, dapat pula membatasi fungsi-fungsi pergelangan tangan sehingga berpengaruh terhadap pekerjaan sehari-hari, pada pihak pengusaha menimbulkan kerugian akibat menurunnya produktivitas, pengeluaran meningkat dalam bentuk biaya pengobatan dan pembayaran ganti rugi karena keterbatasan dan kecacatan pekerja (Harsono, 1995). Dengan melihat kegiatan industri di Indonesia, diperkirakan kemungkinan jumlah CTS dikalangan pekerja lebih besar. Salah satu home industry di Palembang yang terkenl adalah pempek. Pada proses pembuatan pempek seringkali menggunakan gerakan yang menggunakan pergelagan tangan untuk mencampur dan mengaduk adonan ikan sehingga menjadi bulatan pempek. Semakin meningkatnya produksi pempek maka semakin sering menggunakan gerakan pada pergelangan tangan. Dampak semakin sering menggunakan gerakan pada pergelangan tangan akan mempercepat terjadinya gejala awal CTS berupa gangguan sensoris yaitu: nyeri , parestesia, tebal ( numbness ) atau rasa kesemutan (tingling ) di malam hari. Hal tersebut dapat berlanjut terjadinya gangguan motorik berupa rasa nyeri dapat bertambah berat dengan frekuensi", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 771, "width": 17, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "285", "type": "Page footer" }, { "left": 271, "top": 771, "width": 253, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Nursing and Public Health Vol. 11 No. 1 April 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 57, "width": 223, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "serangan yang semakin sering bahkan dapat menetap, sehingga pekerja pembuat pempek tidak bisa bekerja lagi.(Tana et al., 2004)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 112, "width": 223, "height": 138, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "National health Interview Study (NIHS) memperkirakan bahwa prevalensi CTS yang dilaporkan sendiri diantara populasi dewasa adalah sebesar 1,55% (2,6 juta). Penelitian tentang CTS menurut Katz didapat bahwa klasifikasi sebagai clasic atau probable memiliki sensitifitas tesnya adalah 80% dan spesifisitasnya 90% untuk diagnosis CTS. Katz sendiri melaporkan sensitifitas 64% dan spesifisitas 73%.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 250, "width": 223, "height": 179, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada penelitian yang dilakukan oleh Kimura dan Ayyar (1995) menyatakan ada persetujuan secara umum bahwa CTS paling banyak dilaporkan pada orang dengan usia 40,50 dan 60 tahun. Hal yang sama pada penelitian Wibowo BS di Jakarta mendapatkan hasil tidak jauh berbeda yaitu, terbanyak mengenai golongan usia 46-50 tahun. wanita lebih sering terkena dengan perbandingan 6,25:1, lebih sering mengenai tangan kanan (4:1) atau lebih berat pada tang an kanan (2,22:1) bila bilateral. (Setyaningsih et al., 2008)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 430, "width": 223, "height": 275, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian lain tentang Carpal Tunnel Syndrome (CTS) banyak dilakukan menyusul kesadaran faktor-faktor penyebab terjadinya CTS banyak terdapat di lingkungan kerja. Einhorn dan Leddy memperkirakan insiden pada populasi umum sebesar 1 % dan pada tenaga kerja di industri yang menggunakan gerakan berulang pada tangan dan pergelangan tangan sebesar 5%.( Harsono,1995 ). Hasil penelitian Harsono (1995) pada pekerja yang bekerja dengan gerakan yang menimbulkan tekanan biomekanik berulang pada tangan/pergelangan tangan, diperoleh asil proporsi CTS pada umur 19-30 tahun sebesar 7,1%, pada umur 31- 40 tahun sebesar 14,3% dan di atas 41 tahun 5,7%. Peningkatan proporsi CTS pada peningkatan kelompok umur tersebut bermakna secara statistik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 706, "width": 222, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut penelitian Dyck, dkk menyatakan Sindroma Terowongan Karpal", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 57, "width": 223, "height": 96, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "lebih sering mengenai usia berkisar 20-60 tahun, wanita dibanding pria dengan perbandingan 5:1,. Lebih sering dan lebih berat mengenai tangan yang dominan dan banyak ditemukan pada orang yang melakukan pekerjaan tangan tertentu (Mangku, 1996 ).(Selviyati et al., 2016)", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 154, "width": 223, "height": 206, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Insiden tahunan di Canterbury, Inggris adalah 120 per 100.000 untuk wanita dan 60 per 100.000 untuk laki-laki. Insidensi meningkat dengan bertambahnya umur pada pria, terbanyak pada usia 45-54 tahun pada wanita. Survey populasi mengungkapkan prevalensi 0,6-2% pada laki-laki dan sampai 9% pada wanita. Rasio sex wanita berbanding pria sejumlah 23 : 1 di Korea dan 2: 1 di Inggris. Pada tahun 1994 Silverstein juga menemukan bahwa di Ontario, Canada selama tahun 1988 angka kesakitan pada pergelangan dan CTS akibat pekerjaan mencapai 0,2 per 1000 pekerja ( Steven,at all, 2007 ).", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 361, "width": 223, "height": 206, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada penelitian Harsono (1995) menyatakan terjadi peningkatan secara proporsional antara peningkatan masa kerja dengan peningkatan terjadinya CTS, walaupun tidak bermakna. Jumlah CTS yang besar dikalangan pekerja dan tindakan pencegahan belum mendapatkan prioritas, sedangkan prognosisi CTS lebih baik bila diagnosis sedini mungkin.,berdasarkan hal tersebut ,maka perlu dilakukan penelitian tentang Analisis Faktor Resiko Carpal Tunnel Syndrome pada Pembuat Pempek dI Kecamatan Seberang Ulu I Kota Palembang Tahun 2015.(Aripin et al., 2019)", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 582, "width": 131, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 311, "top": 609, "width": 223, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis penelitian ini adalah penelitian desktiftif analitik dengan menggunakan rancangan C ross Sectional . Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Seberang Ulu I Kota Palembang pada bulan Agustus 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pembuat pempek di Kecamatan Seberang Ulu I Kota Palembang tahun 2015. Jumlah sampel", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 771, "width": 177, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2338-7033 E-ISSN: 2722-0613", "type": "Page footer" }, { "left": 516, "top": 771, "width": 17, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "286", "type": "Page footer" }, { "left": 63, "top": 57, "width": 222, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dalam penelitian ini adalah pembuat pempek di Kecamatan Seberang Ulu I Kota Palembang yang berjumlah sebanyak 47 orang diamabil dengan cara Consecutive Sampling.", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 140, "width": 114, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 63, "top": 168, "width": 223, "height": 137, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tiga puluh satu responden yang berusia > 46 tahun ada 78,8% yang menderita Carpal Tunnel Syndrome dan usia ≤ 46 tahun ada 35,7% yang menderita Carpal Tunnel Syndrome , sedangkan dari 16 responden yang berusia > 46 tahun ada 21,2% yang tidak menderita Carpal Tunnel Syndrome dan usia ≤ 46 tahun 64,3% yang tidak menderita Carpal Tunnel Syndrome (Tabel 1).", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 319, "width": 222, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Usia dan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 376, "width": 210, "height": 72, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Usia Responden Kejadian CTS Total CTS Tidak CTS N % N % n % >46 tahun ≥ 46 tahun 26 5 78,8 35,7 7 9 21,2 64,3 33 14 100 100 Jumlah 31 57,25 16 42,75 47 100", "type": "Table" }, { "left": 63, "top": 464, "width": 223, "height": 123, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Responden yang berjenis kelamin pria ada 25% yang menderita CTS dan berjenis kelamin wanita ada 69,8% yang menderita CTS dari seluruh laki-laki, sedangkan dari 16 responden yang berjenis kelamin wanita ada 75% yang tidak menderita CTS dan berjenis kelamin wanita ada 30,2% yang tidak menderita CTS. (Tabel 2).", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 602, "width": 222, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin dan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 658, "width": 207, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis Kelamin Kejadian CTS Total CTS Tidak CTS N % N % N % Pria Wanita 1 30 25 68,9 3 13 75 30,2 4 43 100 100 Jumlah 31 47,4 16 52,6 47 100", "type": "Table" }, { "left": 302, "top": 57, "width": 223, "height": 137, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari 31 responden yang masa kerja ≥ 4 tahun ada 75,8% yang menderita Carpal Tunnel Syndrome dan masa kerja < 4 tahun ada 42,9% yang menderita Carpal Tunnel Syndrome , sedangkan dari 16 responden yang masa kerja ≥ 4 tahun ada 24,2% yang tidak menderita Carpal Tunnel Syndrome dan masa kerja < 4 tahun 57,1% yang tidak menderita Carpal Tunnel Syndrome (Tabel 3).", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 209, "width": 222, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Masa Kerja dan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 265, "width": 208, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masa Kerja Kejadian CTS Total CTS Tidak CTS N % N % N % ≥4 Tahun <4 tahun 25 6 75,8 42,9 8 8 24,2 57,1 33 14 100 100 Jumlah 31 59,35 16 40,65 47 100", "type": "Table" }, { "left": 302, "top": 353, "width": 223, "height": 165, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada penelitian Harsono (1995) menyatakan terjadi peningkatan secara proporsional antara peningkatan masa kerja dengan peningkatan terjadinya Carpal Tunnel Syndrome , walaupun tidak bermakna. Menurut Ali, 2006 Dengan peningkatan masa kerja pada tangan menunjukkan adanya pekerjaan berulang yang dilakukan oleh tangan dalam jangka waktu yang lama, dengan peningkatan jumlah tahun kerja menunjukkan resiko lebih tinggi untuk terjadinya Carpal Tunnel Syndrome .", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 519, "width": 223, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Nurqotimah e t all . 2008 menyatakan pengembangan untuk terjadinya Carpal Tunnel Syndrom dapat terjadi pada pekerja yang telah berkerja lebih dari 4 tahun bekerja.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 588, "width": 223, "height": 137, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan masa kerja, responden yang lama kerja ≥ 2 jam/hari ada 73,2% yang menderita Carpal Tunnel Syndrome dan lama kerja < 2 jam/hari ada 16,7% yang menderita Carpal Tunnel Syndrome , sedangkan dari 16 responden yang lama kerja ≥ 2 jam/hari ada 26,8% yang tidak menderita Carpal Tunnel Syndrome dan lama kerja < 2 jam/hari 83,3% yang tidak menderita Carpal Tunnel Syndrome (Tabel 4).", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 771, "width": 17, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "287", "type": "Page footer" }, { "left": 271, "top": 771, "width": 253, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Nursing and Public Health Vol. 11 No. 1 April 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 57, "width": 222, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Lama Kerja dan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 113, "width": 207, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lama Kerja Kejadian CTS Total CTS Tidak CTs N % N % N % ≥2 jam/hari <2 jam/hari 30 1 73,2 16,7 11 5 26,8 83,3 41 6 100 100 Jumlah 44,95 16 55,05 47 100", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 202, "width": 223, "height": 247, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hubungan antara usia responden dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome diperoleh bahwa ada sebanyak 26 dari 33 (78,8%) responden yang berusia > 46 tahun mengalami kejadian Carpal Tunnel Syndrome . Sedangkan usia ≤ 46 tahun ada 5 dari 14 (35,7%) responden yang mengalami kejadian Carpal Tunnel Syndrome : Hasil uji statistic diperoleh nilai p =0,007 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikasi antara usia responden dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome . Dari hasil analisis diperoleh nilai OR = 6,686, artinya responden yang berusia ≥ 46 tahun mempunyai peluang 6,6 kali untuk menderita Carpal Tunnel Syndrome di bandingkan responden yang berusia < 46 tahun (Tabel 5).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 464, "width": 222, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5. Hubungan antara Usia dan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 506, "width": 216, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Usia Responden Kejadian CTS Total OR (95% CI) P Value CTS Tidak CTs", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 531, "width": 216, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "N % N % N % >46 tahun ≤ 46 tahun 26 5 78,8 35,7 7 9 21,2 64,3 33 14 100 100 6,686 1.6- 26.4 0,007 Jumlah 31 57,25 16 42,75 47 100", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 606, "width": 223, "height": 123, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome diperoleh bahwa ada sebanyak 30 dari 43 (69,8%) responden yang berkenis kelamin wanita mengalami kejadian Carpal Tunnel Syndrome . Sedangkan jenis kelamin pria ada 1 dari 4 (25%) responden yang mengalami kejadian Carpal Tunnel Syndrome : Hasil uji statistic diperoleh nilai", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 57, "width": 223, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p =0,1 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikasi antara jenis kelamin dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome . Dari hasil analisis diperoleh nilai OR = 0,144, artinya responden yang berjenis kelamin pria mempunyai peluang 0,1 kali untuk menderita Carpal Tunnel Syndrome di bandingkan responden berjenis kelamin wanita (Tabel 6).", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 195, "width": 222, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 6. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin dan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 251, "width": 222, "height": 127, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis Kelamin Kejadian CTS Total OR (95% CI) P Value CTS Tidak CTs N % N % N % Pria Wanita 1 30 25 69,8 3 13 75 30,2 4 43 100 100 0,144 0.01-1.52 0,1 Jumlah 31 47,4 16 52,6 47 100 Hubungan antara masa kerja dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome", "type": "Table" }, { "left": 311, "top": 379, "width": 223, "height": 220, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "diperoleh bahwa ada sebanyak 25 dari 33 (75,8%) responden yang mempunyai masa kerja ≥ 4 tahun mengalami kejadian Carpal Tunnel Syndrome . Sedangkan masa kerja < 4 tahun ada 6 dari 14 (42,9%) responden yang mengalami kejadian Carpal Tunnel Syndrome : Hasil uji statistic diperoleh nilai p =0,045 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikasi antara masa kerja dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome . Dari hasil analisis diperoleh nilai OR = 4,167, artinya responden yang mempunyai masa kerja ≥ 4 tahun mempunyai peluang 4,1 kali untuk menderita Carpal Tunnel Syndrome di bandingkan responden yang mempunyai masa kerja < 4 tahun (Tabel 7).", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 600, "width": 222, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hubungan antara lama kerja dengan kejadian", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 613, "width": 223, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Carpal Tunnel Syndrome diperoleh bahwa ada sebanyak 30 dari 41 (73,2%) responden yang mempunyai lama kerja ≥ 2 jam/hari mengalami kejadian Carpal Tunnel Syndrome . Sedangkan lama kerja < 2 jam/hari ada 1 dari 6 (16,7%) responden yang mengalami kejadian Carpal Tunnel Syndrome : Hasil uji statistic diperoleh nilai p =0,013 maka dapat disimpulkan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 771, "width": 177, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2338-7033 E-ISSN: 2722-0613", "type": "Page footer" }, { "left": 516, "top": 771, "width": 17, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "288", "type": "Page footer" }, { "left": 63, "top": 57, "width": 222, "height": 124, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ada hubungan yang signifikasi antara lama kerja dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome . Dari hasil analisis diperoleh nilai OR = 13,636, artinya responden yang mempunyai lama kerja ≥ 2 jam/hari mempunyai peluang 13,6 kali untuk menderita CTS di bandingkan responden yang mempunyai lama kerja < 2 jam/hari (Tabel 8).", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 195, "width": 222, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table.7. Hubungan antara Masa Kerja dengan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 238, "width": 210, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masa Kerja Kejadian CTS Total OR (95% CI) P Value CTS Tidak CTs", "type": "Table" }, { "left": 65, "top": 263, "width": 218, "height": 47, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "N % N % N % ≥4 tahun < 4 tahun 25 6 75,8 42,9 8 8 24,2 57,1 33 14 100 100 4,167 1.1-15.6 0,045 Jumlah 31 59,35 16 40,65 47 100", "type": "Table" }, { "left": 63, "top": 326, "width": 222, "height": 40, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 8. Distribusi Responden Menurut Lama Kerja dan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 382, "width": 210, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lama Kerja Kejadian CTS Total OR (95% CI) P Value CTS Tidak CTs N % N % N % ≥ 2", "type": "Table" }, { "left": 67, "top": 419, "width": 49, "height": 46, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "jam/hari < 2 jam/hari 30", "type": "Picture" }, { "left": 108, "top": 419, "width": 175, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 73,2 16,7 11 5 26,8 83,3 41 6 100 100 13,636 1.4-130 0,013", "type": "Formula" }, { "left": 69, "top": 467, "width": 146, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jumlah 31 44,95 16 55,05 47 100", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 493, "width": 88, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 63, "top": 521, "width": 223, "height": 220, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini sejalan dengan Hobby, 2005 yang mengatakan bahwa Carpal Tunnel Syndrom (CTS) biasanya mulai terdapat pada usia lebih dari 46 tahun. Laki-laki menunjukkan peningkatan kejadian Carpal Tunnel Syndrome secara bertahap dengan meningkat sampai usia lanjut, sedangkan wanita memuncak setelah menopause , hal tersebut secara umum konsisiten dengan konsep bahwa pada wanita mungkin ada komponen hormonal dalam konsep hormonan dalam penyebab Carpal Tunnel Syndrome . Beberapa studi juga mengungkapkan bahwa Carpal Tunnel Syndrome umumnya dialami oleh wanita", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 57, "width": 179, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berusia 30an (Kurniawan dkk, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 71, "width": 223, "height": 110, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Carpal Tunnel Syndrome paling sering ditemukan pada usia 30-60 tahun tetapi lebih banyak factor lain yang memiliki pengaruh pada usia dalam kasus Carpal Tunnel Syndrome , meskipun pekerja dengan usia yang lebih tua telah diketahui mempunyai tingkat kekuatan yang lebih rendah daripada pekerja yang lebih muda,", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 181, "width": 222, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mathiowetz menggambarkan bahwa kekuatan pergelangan tangan tidak berkurang oleh proses penuaan.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 223, "width": 223, "height": 178, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyebutkan bahwa CTS biasanya terjadi pada umur diatas 40 tahun. Menurut Mattiolit et all (2008), Carpal Tunnel Syndrome lebih mempengaruhi wanita dari laki-laki, yaitu 3,6 kali lipat lebih besar di bandingkan laki-laki. Berdasarkan ratioantara perempuan dan laki-laki memiliki perbedaan yang cukup tinggi yaitu 3-10:1 laki-laki menunjukkan peningkatan kejadian Carpal Tunnel Syndrome secara bertahap dengan meningkat sampai usia lanjut, sedangkan wanita memuncak setelah menopause.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 402, "width": 223, "height": 137, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sheila, 2010 menjelaskan bahwa adanya perbedaan hormonal pada wanita, terutama pada saat hamil dan menopause. Menurut Haque, 2009 menyatakan perubahan hormone menopause dapat menempatkan perempuan pada resiko lebih besar untuk mendapatkan Carpal Tunnel Syndrome , karena struktur pergelangan tangan membesar dan dapat menekan syaraf pada pergelangan tangan.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 540, "width": 223, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Nurqotimah, 2010 menyatakan adanya hubungan antara lama kerja dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome . sebuah", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 582, "width": 222, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Survei nasional Inggris menemukan bahwa Keyboard", "type": "Table" }, { "left": 302, "top": 595, "width": 223, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang digunakan selama 4 jam/hari meningkatkan resiko gejala Muskulosketal pada pergelangan tangan.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 651, "width": 223, "height": 82, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian melaporkan bahwa seseorang dengan tingkat aktivitas fisik yang baik dan melakukan peregangan yang teratur memiliki tingkat fleksibilitas yang lebih baik, walau berusia lebih tua dan kadar lemak lebih banyak dibanding orang dengan", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 771, "width": 17, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "289", "type": "Page footer" }, { "left": 271, "top": 771, "width": 253, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Nursing and Public Health Vol. 11 No. 1 April 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 57, "width": 222, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tingkat aktivitas fisik rendah. Jenis aktivitas fisik/olahraga yang biasa dilakukan ikut mempengaruhi tingkat fleksibilitas seseorang (Gleim, 1997).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 112, "width": 223, "height": 151, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil tersebut sesuai dengan pernyataan Grifith, 2005 yang menyatakan bahwa Carpal Tunnel Syndrome sering dialami oleh wanita berusia lebih dari 46 tahun. Beberapa Carpal Tunnel Syndrome Meskipun demikian penderita Carpal Tunnel Syndrome saat ini usianya cenderung semakin muda. Salah satu penelitian di Amerika menyebutkan saat ini Carpal Tunnel Syndrome mengincar penderita usia 25-34 tahun.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 264, "width": 223, "height": 124, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada penelitian yang dilakukan oleh Kimura dan Ayyar (1995) menyatakan ada persetujuan secara umum bahwa Carpal Tunnel Syndrome paling banyak dilaporkan pada orang dengan usia 40, 50 dan 60 tahun. Hal yang sama pada penelitian Wibowo BS di Jakarta mendapatkan hasil tidak jauh berbeda yaitu, terbanyak mengenai golongan usia 46-50.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 388, "width": 223, "height": 138, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara usia dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome mungkin dikarenakan seluruh pembuat pempek bekerja secara terus menerus selama 4 jam tanpa adanya perbedaan antar pekerja yang berusia tua dan berusia muda. Sedangkan pada usia paruh baya atau tua kkuatan dan ketahanan otot mulai menurun sehingga reiko terjadinya keluhan pada otot meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 526, "width": 223, "height": 151, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada penelitian ini sebagian besar responden adalah perempuan. Kepustakaan menyatakan bahwa banyak penelitian melaporkan bahwa resiko Carpal Tunnel Syndrome pada perempuan lebih tinggi di bandingkan laki-laki. Kemungkinan hal ini terjadi karena adanya perubahan hormonal antara lain pemakaian obat keluarga berencana dan Menopouse (Havard medical Shcool,1998 dan Lawrence J.Fine et all,1994).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 678, "width": 223, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Semakin lama masa kerja seseorang semakin banyak gerakan berulang yang telah dilakukan . dengan peningkatan masa kerja pada tangan menunjukkan aanya", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 57, "width": 223, "height": 110, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pekerjaan berulang yang dilakukan oleh tangan dalam jangka waktu yang lama, dengan peningkatan jumlah tahun kerja menunjukkan resiko lebih tinggi untuk terkena Carpal Tunnel Syndrome . Dalam penelitian ini masa kerja pembuat pempek dikatagorikan menjadi dua yaitu ≥ 4 tahun dan < 4 tahun.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 168, "width": 223, "height": 482, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ada hubungan antara Masa kerja dengan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome , hal ini sesuai dengan penelitian Ali (2006) yang menyatakan ada hubungan statistik antara masa kerja dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome . Dan penelitian yang dilakukan Nurqotimah et all , 2010 menyatakan adanya hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome . Dimana masa kerja lebih dari 4 tahun beresiko mengalami Carpal Tunnel Syndrom . Peningkatan tahun kerja dapat menjadi factor resiko terjadinya Carpal Tunnel Syndrom , semakin lama seseorang bekerja menggunakan tangan (membuat pempek) semakin beresiko pula untuk terkena Carpal Tunnel Syndrom . Untuk itu sebaiknya mengurangi Carpal Tunnel Syndrom di buat siasat pencegahan dengan merubah pola pekerjaan dengan penggunaan tangan dan pergelangan tangan secara berulang. Misalnya dengan mengatur pola akrivitas dan istirahat dan mnghindari aktivitas yang berlebihan sehingga rasa nyeri dapat dikurangi. Dekrom (1998) yang meyatakan bahwa resiko Carpal Tunnel Syndrome meningkat seiring dengan meningkatnya lama kerja.hal tersebut dapat disebabkan karen banyaknya waktu kerja yang digunakan untuk aktivitas kerja dengan gerakan yang berulang. Pada saat bekerja otot mengalami kontraksi atau kerutan dan pada saat istirahat terjadi pengendoran atau relaksasi otot.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 664, "width": 81, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 311, "top": 692, "width": 222, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembuat pempek yang berusia > 46 tahun lebih banyak dari pada ≤ 46 tahun, jenis kelamin wanita lebih banyak dari jenis", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 771, "width": 177, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2338-7033 E-ISSN: 2722-0613", "type": "Page footer" }, { "left": 516, "top": 771, "width": 17, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "290", "type": "Page footer" }, { "left": 63, "top": 57, "width": 223, "height": 110, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kelamin pria, masa kerja ≥ 4 tahun lebih nayak darimasa kerja < 4 tahun, lama kerja ≥ 2 jam/hari lebih banyak dari < 2 jam/hari. Ada hubungan signifikasi antara Usia (p= 0,0007), ada hubungan signifikasi antara Masa Kerja (p= 0,045), ada hubungan signifikasi antara lama kerja (p= 0,013) dengan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (p=0,013).", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 168, "width": 223, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sementara jenis kelamin tidak ada hubungan dengan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (p=0,1).", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 223, "width": 44, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 63, "top": 250, "width": 223, "height": 69, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Melakukan penyuluhan secara teratur baik untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek bagi bekerja agar mencegah terjadinya Carpal Tunnel Syndrome.", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 333, "width": 108, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 63, "top": 361, "width": 222, "height": 165, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aripin, T. N., Rasjad, A., Nurimaba, N., Djojosugito, M. A., & Irasanti, S. N. (2019). Hubungan Durasi Mengetik Komputer dan Posisi Mengetik Komputer dengan Gejala Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Karyawan Universitas Islam Bandung The Relationship of Computer Typing Duration and Computer Typing Position with Symptom of CTS. Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains (JIKS) , 1 (20), 97– 101.", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 526, "width": 222, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agus. (2012). Carpal Tunnel Syndrome. In Ali, K, M dan B.W.C Sathiyasekaran", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 554, "width": 196, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2006). Computer professionals and Carpal Tunnel Syndrome (CTS) dalam Internasional Journal of Occupation Safety and Ergonomics (JOSE)", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 609, "width": 196, "height": 55, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ".Chennai (Madras).Departemen of Community Medicine. Sri Rachmandra Medical Collage & Reasearch Institute. Vol. 12 No 3,319-", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 664, "width": 15, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "32.", "type": "List item" }, { "left": 63, "top": 678, "width": 222, "height": 55, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aroory S, Spence R (2008). Carpal Tunnel Syndrome. J Ulster Medical; 77(1) 6-17. AS, Y. A. (2013). Perancangan Aplikasi Berbasis Costumer Relationship", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 57, "width": 196, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Management (CRM) untuk IKM Tas Yanri di Bogor. Pekommas , 16 (2), 131–", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 85, "width": 21, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "144.", "type": "List item" }, { "left": 302, "top": 99, "width": 223, "height": 109, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bruske J, Bednarski M, Grzelec H, Zyluk A (2000). The usefulness of the Phalen test & the Hoffmann-Tinel sign in the diagnosis of carpal tunnel syndrome. . J Acta orthopaedica Belgica 200 ;68(2) : 177-181. Bahrudin, M. 2011.Carpal Tunnel Syndrome. Staff Pengajar FK UMM Medan.", "type": "Table" }, { "left": 302, "top": 209, "width": 223, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Baker LE, Ehrenberg RL (1990)", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 223, "width": 196, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Preventing the Work related Carpal Tunnel Syndrome: Physician reporting and Diagnostic Criteria. Ann Intern Meed, 112:317-319.", "type": "List item" }, { "left": 302, "top": 278, "width": 222, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Budijanto, D. (2013). Populasi, Sampling,", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 292, "width": 196, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan Besar Sampel. Kementerian Kesehatan RI . http://www.risbinkes.litbang.depkes.go.i d/2015/wp-", "type": "Table" }, { "left": 302, "top": 347, "width": 222, "height": 82, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "content/uploads/2013/02/SAMPLING- DAN-BESAR-SAMPEL.pdf Davis, EL.Molly, K.K. et al. 2005. Carpal Tunnel Syndromes in Fundamentals of Neurologic disease. Demos Medical. New York.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 430, "width": 223, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Eka M,.Diagnosis dan terapi sindroma terowongan karpal,www residen neurologi fkui.com di unduh 14 maret 2010.", "type": "List item" }, { "left": 302, "top": 485, "width": 222, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gorsché R, Carpal Tunnel Syndrome (2001).", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 499, "width": 195, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Canadian Journal of CME 2001;101-117.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 526, "width": 223, "height": 124, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gempur Santosa (2004). Manajemen keselamatan dan Kesehatan Kerja . Jakarta :prestasi Pustaka Publisher. Hadriani P (2005). Bukan Kesemutan Biasa! . Tempo. 14 Februari 2005. Hamidah Fadhil(1996). Laser dapat kurangi Nyeri pada Pergelangan Tan gan. Diambil dar http:// www.republika.co.id", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 651, "width": 223, "height": 82, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Harsono.WR, Carpal Tunnal Sindroma at workers were exposed by Repeated Biomechanical Pressures at hand and wirst in Fire Industry RSIN company,1995. Havard of Medical School", "type": "Table" }, { "left": 63, "top": 771, "width": 17, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "291", "type": "Page footer" }, { "left": 271, "top": 771, "width": 253, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Nursing and Public Health Vol. 11 No. 1 April 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 57, "width": 223, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(1998).Carpal Tunnel Syndrome. Tifog.http ://www.tifaq. com/htm.p.1- 10. Huldani. (2013).", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 99, "width": 196, "height": 40, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CARPAL TUNNEL SYNDROME Oleh : BANJARMASIN . 23.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 140, "width": 222, "height": 68, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hobby JL, Watts C, Elliot D. Validity and responsiveness of the patient evaluation measure as an outcome measure for carpal tunnel syndrome. J Hand Surg [Br] 2005;30(4):350-354.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 209, "width": 222, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kavimani, M., Suba Anandhi, K., & Jebakani,", "type": "List item" }, { "left": 98, "top": 223, "width": 196, "height": 68, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C. F. (2015). Carpal tunnel syndrome. In Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical Sciences (Vol. 6, Issue 2, pp. 619–622). https://doi.org/10.1097/00006534-", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 292, "width": 88, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "196809000-00040", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 306, "width": 222, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kimura, I, & Ayyar, DR (1995).The carpal Tunnel Syndrome .Electrophysiologocal aspects of 369symtome ekstremitie.151- 164.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 361, "width": 223, "height": 82, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kurniawan Bina et al .2008. Faktor Risiko Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Wanita Pemetik Melati di Desa Karangcengis, Purbalingga. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia. Vol. 3, No. 1.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 444, "width": 222, "height": 40, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Katz JN, Simmons BP. Carpal Tunnel Syndrome. N Engl J Med 2002;346;23:1807-11.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 485, "width": 222, "height": 68, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "K. Steven, Feske , Cochrane TI(2007). Degenerative and compressive structure disoders. In : Goetz CG, editor, Textbook of clinical Neurology, Philadelphia; 3rd ed :606-607.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 554, "width": 223, "height": 96, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lawrwnce J.Fine LJ Silverstein BA (1994).Work-related Disorders of the neck and Upper Extremity in : Levy BS Wegman DH editor.occupational health 3 rd edition. New York.USA: Little,brown and Company: 1994.p. 470-480", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 651, "width": 223, "height": 68, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Moeliono F. Etiologi, diagnosis dan terapi sindroma terowongan karpal (s.t.k) atau (carpal tunnel syndrome/STK). Neurona 1993;10:16-27. 16(3).p 225-36", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 720, "width": 222, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nurqotimah, Nana: Yuliani Setyaningsih dan", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 57, "width": 223, "height": 137, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Samsul Nur Hidayat (2008) . Hubungan Masa Kerja dan Lama Kerja dengan Kejadian Carpal tunnel Syndrom pada Operator Rental Komputer di Wilayah Pleburan Kota Semarang. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.Jakarta Rambe AS (2004) . Sindroma Terowongan", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 195, "width": 195, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karpal (Carpal Tunnel Syndrome). USU digital library 2004.", "type": "Table" }, { "left": 311, "top": 223, "width": 223, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rosenbaum RB, Ochoa JI (1993). Carpal", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 237, "width": 195, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tunnel Syndrome And Other Disorder Of The", "type": "Table" }, { "left": 311, "top": 264, "width": 222, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Median Nerve. Boston: Butterworth-", "type": "List item" }, { "left": 338, "top": 278, "width": 59, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Heinemann;", "type": "Table" }, { "left": 311, "top": 292, "width": 222, "height": 109, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selviyati, V., Camelia, A., & Sunarsih, E. (2016). Analisis Determinan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Pada Petani Penyadap Pohon Karet Di Desa Karang Manik Kecamatan Belitang Ii Kabupaten Oku Timur. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat , 7 (3), 198–208. Setyaningsih, Y., Jayanti, S., & Kurniawan, B.", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 402, "width": 195, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2008). Faktor Risiko Kejadian Carpal Tunnel Syndrome ( CTS ) pada Wanita. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia ,", "type": "List item" }, { "left": 338, "top": 444, "width": 59, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 (1), 31–37.", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 457, "width": 222, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tana, L., Halim, F. S., Delima, & Ryadina, W. (2004). Carpal Tunnel Syndrome Pada Pekerja Garmen Di Jakarta. Indonesian Bulletin of Health Research , 32 (2), 73–", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 513, "width": 15, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "82.", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 526, "width": 223, "height": 69, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tana L, Halim FX, Delima, Ryadima W (2005). Carpal tunnel syndrome pada pekerja garmen di Jakarta. Buletin penelitian kesehatan. Vol.32,No.2,;73- 82.", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 595, "width": 223, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wibowo BS(2000). Electrophysiological evaluation of carpal tunnel syndrome in jakarta. Neurona ;18:24-6.", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 637, "width": 223, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yandri Z (2001).evaluasi Pelaksanaan", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 651, "width": 196, "height": 40, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Indonesia. Seminar Sehari Nasional surveilans kesehatan Kerja.jakarta: 2001", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 771, "width": 177, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2338-7033 E-ISSN: 2722-0613", "type": "Page footer" }, { "left": 516, "top": 771, "width": 17, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "292", "type": "Page footer" } ]
be82586c-070b-bc4b-ec4d-409ce6a774c4
https://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/healt/article/download/3199/2534
[ { "left": 256, "top": 35, "width": 266, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/healt Jurnal Eduhealt, Volume 14, No. 04 2023 E-ISSN. 2808-4608", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 756, "width": 413, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Appropriate Use Of Drug In Skin Disease Patients At Delima Pharmacy, Tegal District. Sari Prabandari, et.al 288", "type": "Page footer" }, { "left": 81, "top": 95, "width": 437, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Appropriate Use Of Drug In Skin Disease Patients At Delima Pharmacy, Tegal District", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 137, "width": 385, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sari Prabandari 1 , Susiyarti 2 , Monica 3 1,2,3 Program Studi Diploma III Farmasi, Politeknik Harapan Bersama, Tegal, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 177, "width": 212, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARTICLE INFO ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 306, "width": 121, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Knowledge of Drugs, Skin Diseases, Pomegranate Pharmacy, Recipes.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 190, "width": 459, "height": 318, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Skin disease is one of the most common health problems in society and is a disease that is still very dominant and a public health problem in Indonesia. Treatment of skin diseases depends on the type of cause, so the accuracy of drug use is critical to prevent therapy failure in patients. Therefore, in the proper and rational use of drugs, it is necessary to carry out various activities to guarantee quality, one of which is the prescribing of drug use. The purpose of this study was to analyze the pattern of drug use in skin patients at Delima Pharmacy in terms of patient characteristics, patient diagnoses, and drug treatment received by patients. The research method uses descriptive analysis with qualitative and quantitative approaches. The research was conducted in May 2023. The population in this study was 990 sheets in March 2023 at Delima Pharmacy. The sample used in this study was 91 prescription sheets by the Slovin method, and the selection was made using the purposive sampling method, which met the inclusion and exclusion criteria. Furthermore, the interview method was carried out with the pharmacist in charge of the pharmacy and pharmaceutical technical staff working at the Delima Pharmacy location to explore more about drug use in patients using skin disease drugs at the Pomegranate pharmacy by providing drugs based on the diagnosis given by the doctor. The classification of drugs is based on therapeutic class, namely antibiotics, antihistamines, antifungals, corticosteroids, anti- inflammatories, and vitamins. Preparations used in the treatment are orally and topically. The most extensive use is topical, with an anti-inflammatory therapy class of 21.94%. Email : [email protected] Copyright © 2023 Journal Eduhealt. All rights reserved is Licensed under a Creative Commons Attribution- Non Commercial 4.0 International License (CC BY-NC 4.0)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 524, "width": 116, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 537, "width": 454, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Skin disease is one of the health problems that commonly occur in society and is one of the diseases that is still very dominant and is a public health problem in Indonesia[1][2]. Several types of skin diseases can cause symptoms such as itching, redness, and inflammation and become a medical condition that affects the skin, hair, and nails. Skin diseases can vary in severity and symptoms, ranging from mild, such as a rash or redness, to severe, such as skin cancer[3][4]. Skin disease is a disorder caused by microorganisms that attack the body or allergic reactions due to exogenous or endogenous factors[5]. According to the Global Burden of Disease, skin and subcutaneous tissue diseases ranked ninth in 2017, with an increase from 1990 to 2017 of 40.2%. Epidemiological studies on the prevalence of community-based skin diseases in developing countries report that around 20 – 80% of skin diseases are often found in developing countries, including Indonesia [6]. Treatment for skin diseases needs to be explicitly done, depending on the type of case.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 676, "width": 454, "height": 60, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The use of drugs in patients with skin diseases can vary depending on the type of skin disease suffered[7][8]. Drugs commonly used for skin diseases are corticosteroids, antibiotics, antihistamines, antifungals, vitamin A, and non-steroidal anti-inflammatory drugs[9]. Often, people can independently treat minor skin diseases, but this also needs to be considered for severe skin problems or illnesses. People should seek treatment from a dermatologist to reduce unwanted side effects[10].", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 51, "width": 266, "height": 42, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/healt Jurnal Eduhealt, Volume 14, No. 04 2023 E-ISSN. 2808-4608", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 756, "width": 413, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Appropriate Use Of Drug In Skin Disease Patients At Delima Pharmacy, Tegal District. Sari Prabandari, et.al 289", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 110, "width": 454, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In terms of treating skin diseases, the role of a pharmacist is also huge in terms of providing education regarding how to use medicines for skin diseases appropriately and correctly [11][12]. This, of course, cannot be separated from the fact that the type of skin disease must be known first so that it can be treated correctly. Accurate use of drugs is essential to prevent therapy failure in patients. Therefore, in the correct and rational use of medicines, it is necessary to carry out various activities that guarantee quality, one of which is prescribing the use of medicines by looking at several aspects such as the right patient, the correct indication, the right drug, the correct dose, and others[13].", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 198, "width": 454, "height": 150, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Patients with skin diseases can receive treatment at health facilities such as hospitals, clinics and pharmacies that provide specialist dermatologist practice services [12], one of which is the Delima Pharmacy. Delima Pharmacy is one of the pharmacies in the Tegal district and provides treatment services from a specialist in Genital Skin. Based on initial observations in the field by researchers, patients at the Delima Pharmacy had very diverse diagnoses of skin diseases, and the type of treatment they received also varied depending on the type of cause of the disease. There are cases of patients who come to the Pomegranate pharmacy with skin wounds that are increasingly spreading due to the wrong medication given because the patient is self-medicating using medicine at the shop. This is certainly an exciting thing for researchers to conduct research regarding the appropriate use of medicines in patients with skin diseases at the Delima Pharmacy. Of course, this can also be seen in previous research regarding the use of medication for skin diseases, referring to several types of medication that need to be given according to the cause of the skin disease[14]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 363, "width": 78, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 375, "width": 454, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research uses a descriptive method with a qualitative and quantitative approach [15], which is carried out by collecting data prospectively (interviews with pharmacists in charge of pharmacies) and retrospectively (looking at prescription sheets). The results of the research are presented narratively. This design and approach aims to look at the picture that occurs in certain conditions. This research took place at the Delima Pharmacy which is located in the Jalan Delima Slawi area, Tegal Regency in May 2023. The population in this study were prescription sheets at the Delima Pharmacy in March 2023 with a total of 990 prescriptions. Samples were taken using the Slovin formula, with the number of samples calculated with Slovin's formula:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 510, "width": 454, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "So the calculation is as follows: n = 990 = (1 +990.(0.1)2) n = 90.8 = 91 recipes A variable is something that is used as a characteristic, trait or measure that is owned or obtained by a research unit regarding a certain concept of understanding. The variable studied was an analysis of drug use patterns in skin disease patients at the Delima Pharmacy, Tegal Regency. This research was conducted using secondary data form by observing patient prescription sheets. Data obtained from secondary data collectors are:", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 624, "width": 434, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Data form to determine patient characteristics. This secondary data form includes: gender, age.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 637, "width": 439, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Data form for menCollect data from the prescription sheet to find out the drug therapy given to the patient with a diagnosis of skin disease.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 662, "width": 454, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Primary data was obtained by conducting interviews with the Pharmacist in Charge at the Delima Pharmacy.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 700, "width": 177, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 713, "width": 454, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Skin disease, one of the diseases that is still very dominant and is a public health problem in Indonesia, is caused by infestation from bacteria, viruses, fungi, parasites or allergic reactions. Skin diseases can be treated in various ways, including oral, topical, systemic and/or intralesional routes.", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 35, "width": 266, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/healt Jurnal Eduhealt, Volume 14, No. 04 2023 E-ISSN. 2808-4608", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 756, "width": 413, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Appropriate Use Of Drug In Skin Disease Patients At Delima Pharmacy, Tegal District. Sari Prabandari, et.al 290", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 94, "width": 109, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sample Characteristics", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 106, "width": 454, "height": 49, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The sample in this study was 30 samples from 49 medical record data of pediatric patients with seizures who were hospitalized in October - December 2022. Characteristics included gender and age, patient's weight, and diagnosis of comorbidities in pediatric febrile seizures in inpatient installations RSIA Pala Raya.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 157, "width": 413, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Demographic characteristics of skin disease patients at the Delima Pharmacy, Tegal Regency in March 2023", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 183, "width": 333, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NO Demographic Characteristics Number of Patients Percentage", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 196, "width": 315, "height": 175, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A Gender Man 37 40.66% Woman 54 59.34% Amount 91 100% B Age 1. 0-11 years 23 25.27 2. 12-16 years old 11 12.09 3. 17-25 years old 10 10.99 4. 26-35 years old 12 13.19 5. 36-45 years old 5 5.49 6. 46-55 years old 13 14.29 7. 56-65 years old 11 12.09 8. >65 years 6 6.59 Amount 91 100%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 374, "width": 454, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In Table 1, regarding the demographic characteristics of skin disease patients for gender, there are 37 male patients (40.66%), while there are 54 female patients (59.34%). This shows that women are more dominantly affected by skin diseases. The results are not in line with research conducted by Gunawan in 2012, which showed that men were more likely to suffer from skin diseases. A total of 54 patients with skin diseases were more female patients (59.34%) than male patients (40.66%). Regarding age, the majority were 0-11 years old (25.27%). Other research shows that the largest age group that suffers from skin disease, in this case contact dermatitis, is the age group 45 - 64 years (Fani, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 475, "width": 424, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Table 2. Distribution of Clinical Characteristics of Skin Disease Patients at the Delima", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 488, "width": 253, "height": 252, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pharmacy Clinical Manifestations Number of Patients (%) Red rash 45 49.45 Very itchy 38 41.76 Painful 8 8.79 Number of Patients 91 100% Diagnosis Number of Patients (%) Psoriasis Vulgaris 4 4.39 Seborrheic Dermatitis 10 10.99 Static Dermatitis 8 8.79 Atopic Dermatitis 18 19.79 Contact dermatitis 9 9.89 Scabies 11 12.08 Neurodermatitis 5 5.49 Shingles 8 8.79 Intertriginous candidiasis 5 5.49 Tinea corporis 2 2.20 Tinea cruris 3 3.30 Tinea pedis 2 2.20", "type": "Table" }, { "left": 256, "top": 51, "width": 266, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/healt Jurnal Eduhealt, Volume 14, No. 04 2023 E-ISSN. 2808-4608", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 756, "width": 413, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Appropriate Use Of Drug In Skin Disease Patients At Delima Pharmacy, Tegal District. Sari Prabandari, et.al 291", "type": "Page footer" }, { "left": 192, "top": 110, "width": 233, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diagnosis Number of Patients (%) Tinea marus 3 3.30 Tinea versicolor 3 3.30 Amount 91 100%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 162, "width": 454, "height": 174, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In Table 2, regarding the clinical characteristics of skin disease patients, out of 91 skin disease patients, 100% (45 patients) experienced excessive rashes or skin abnormalities, 49.45%, 38 patients experienced very itchy, and 41.76%. Eight patients (8.79%) also experienced pain, and the patients who felt pain were shingles patients. The rash that is often found in skin disease sufferers is erythema, which occurs in the majority of skin disease patients. In scabies patients, there are vesicles, and macules and scales are also found in psoriasis versicolor patients. The most common diagnoses were 18 patients (19.79%) suffering from atopic dermatitis, more commonly known as eczema, 10.99% (10 patients) suffering from seborrheic dermatitis, 8.79% (8 patients) suffering from static dermatitis, 9 patients suffering from dermatitis contact which is usually due to allergies comes into contact with external contacts. There were 11 scabies patients (12.08%) and 5 neurodermatitis patients (5.49%). There are also many herpes patients, namely 8 patients with a percentage of 8.79%. In cases caused by fungi, namely with a diagnosis of tinea, the average patient is 3 or 2 patients, divided into tinea cruris as much as 3.30%, tinea corporis 2.20%, tinea pedis 2.20%, tinea marus 3.30%, tinea versicolor 3.30%. Cases of candidiasis were 5 patients (5.49%).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 339, "width": 454, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on Table 2 above, there are many diagnoses with cases of atopic dermatitis, namely cases of eczema in pediatric patients. This, of course, should be a concern for the public, especially parents, because of the causes of atopic dermatitis in babies and children, one of which is high humidity in baby diapers and prickly heat. Excess hormonal changes due to the child's growth can also occur due to allergies to temperature or surrounding conditions. The second most common skin disease is scabies, usually caused by a mite called Sarcoptes scabiei. Scabies, or what people often call scabies, also often occur in children.", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 428, "width": 427, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3. Drug Use Profile of Patients with Skin Diseases at the Delima Pharmacy in March 2023", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 441, "width": 409, "height": 303, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Route of Administration Therapy Class Type of Medicine Freq (%) Orally Antibiotics Amoxan syr, claneksi cap, lapimox syr, doxicor cap, clavamox, meixam cap, sanprima syr, zitromed cap 42 10.71 Antihistamines CTM tab, Bestalin Syr, Mexon Tab, Histapan Tab, Polacel Tab, Xyzal Cap, Lameson Tab, Tiriz Syr, Cortamine Syr, Loratadine 83 21.17 Antifungal Fungasol tab, flucoral tab, zoralin 12 3.06 Corticosteroids Methyl prednisolone 12 3.06 Vitamin Curbexon syr, neurobion, axtan cap 22 5.62 Nonsteroidal anti- inflammatory Nutriflam, laflanac tab, cortidex syr, burnazin cr 25 6.38 Topical Antibiotics Bactroderm, Digenta, Nucef, Mediclin 24 6.12 Antihistamines Andantol, hydrortison 17 4.34 Antifungal Itraconazole, canesten, zoralin 32 8.16 Corticosteroids Corsaderm cr, elopro 18 4.59 Nonsteroidal anti- inflammatory Inerson cr, kloderma, dermovate cr, diprosal, ketomed, esperson cr, diprosone cr, lanakeloid 86 21.94", "type": "Table" }, { "left": 256, "top": 35, "width": 266, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/healt Jurnal Eduhealt, Volume 14, No. 04 2023 E-ISSN. 2808-4608", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 756, "width": 413, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Appropriate Use Of Drug In Skin Disease Patients At Delima Pharmacy, Tegal District. Sari Prabandari, et.al 292", "type": "Page footer" }, { "left": 97, "top": 94, "width": 410, "height": 163, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keratolytic As. salicylates, carmed 19 4.85 392 Variation in Amount of Drug Number of Patients (%) 1-3 25 27.47 4-6 66 72.53 Dosage Form Freq (%) Tablet 78 39.39 Ointment 45 22.73 Cream 63 31.82 Pulvis 4 2.02 Shampoo 8 4.04 198", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 260, "width": 454, "height": 364, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In Table 3 regarding the characteristics of the drug use profile of patients with skin diseases, for variations in the number of drugs given to patients, of the 91 patients, 72.53% (66 patients) were given 4 - 6 drugs and 27.47% (25 patients) were given 1 - 3 drugs. The number of medications given varied because of the 91 patients; there were various diagnoses of skin diseases with different clinical manifestations, so the amount of medication given was also more varied. In the drug therapy class for skin disease patients, 91 skin disease patients were found to use two administration routes, namely topical and oral. Topical administration with an anti-inflammatory therapy class of 21.94% has a large percentage of its use, followed by topical antibiotics at 6.12%. Meanwhile, the most widely used oral administration is in the antihistamine therapy class, amounting to 21.17%. The results showed that topical anti-inflammatories and oral antihistamines were the most widely used. Topical anti- inflammatory corticosteroids are the primary therapy for most inflammatory dermatoses. Corticosteroids also have broad indications for use, namely anti-inflammatory, anti-allergic, anti- pruritic, anti-mitotic and vasoconstrictive. Meanwhile, antihistamines aim to reduce the itching due to the allergic process. Antihistamines can prevent urticaria and are used to treat urticaria skin rashes, itching, insect bites and stings, and drug allergies. The results obtained are also by Fani's (2015) research, which states that the most common therapies for contact dermatitis are corticosteroids and antihistamines. The choice for using oral antihistamines here is to use Ctm tab, bestalin syr, mexon tab, histapan tab, polacel tab, xyzal cap, lameson tab,tiriz syr, cortamine syr, loratadine tab. The average use of oral medicines is in the form of tablets and syrups. Considering that the most significant number of patients with skin diseases are children, doctors often prescribe medicines in syrup form to make it easier for patients to take the medicine. As for the use of antihistamines, as described above, it is essential for cases of dermatitis. It can be seen that the mechanism of action is as a histamine H1 receptor antagonist, which binds to the H1 receptor without activating the receptor, which prevents the binding and action of histamine (Siswandono & Soekardjo, 2008). The oral antibiotics given are Amoxan syr, clanks cap, lapimox syr, toxic or cap, clavamox, medical cap, sanprima syr, and zitromed cap. Antibiotics are prescribed for skin diseases if the patient's wound is infected or caused by bacteria. Antibiotics must be emphasized explicitly regarding how long they must be used. In topical preparations, topical antibiotics are often used for skin wounds where lesions are visible.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 627, "width": 454, "height": 111, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "When prescribing medicines given by doctors, the use of each medicine varies. In the research, patients, on average, received drugs with a composition of 1-3 drugs, and it can be seen in the research data that the number was 27.47%, while patients who received 4-6 drugs were more dominant with a percentage of 72.53%. The number of drugs each patient uses varies depending on the case and, of course, the doctor's diagnosis. In the case of skin diseases, on average, each other's drugs have mutually supportive effects, so maximum treatment is needed Fani (2015). So, in treating skin diseases at the Delima pharmacy, it can be said that the indications and usage are correct because the Delima pharmacy itself serves medicines based on disease indications that a skin and venereal specialist doctor has diagnosed.", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 51, "width": 266, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/healt Jurnal Eduhealt, Volume 14, No. 04 2023 E-ISSN. 2808-4608", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 756, "width": 413, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Appropriate Use Of Drug In Skin Disease Patients At Delima Pharmacy, Tegal District. Sari Prabandari, et.al 293", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 110, "width": 454, "height": 111, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There are five dosage forms for skin disease patients given to patients according to their needs. The dosage forms used were 39.39% tablets, 22.73% ointment, 31.82% cream, 2.02% pelvis, and 4.04% shampoo. This shows that the dosage form most commonly given is tablets, but if you add up the dosage forms of ointment, cream, pulvis and shampoo, then most of it is given to patients in topical form. Of course, this is the right thing to do because, based on the guidelines for treating skin diseases, the most appropriate dosage form for treating skin diseases is topical or semi-solid. Topical medication is, of course, given by applying it directly to the skin that has an infection, rash or wound so that the hope is that the medication can work directly on the tissue or skin that is experiencing problems.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 236, "width": 105, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 249, "width": 454, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The use of medicine for skin diseases, Pomegranate Pharmacy, provides medicine based on the diagnosis given by the doctor so that it can be said to be an appropriate indication for treatment. The classification of drugs based on therapeutic class is antibiotics, antihistamines, antifungals, corticosteroids, anti-inflammatories, and vitamins. The preparations used in the treatment are oral and topical. The most extensive use is topical, with an anti-inflammatory therapy class of 21.94%.", "type": "Text" }, { "left": 261, "top": 325, "width": 77, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 335, "width": 454, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] F. Oktaviani, A. Mukaddas, and I. Faustine, “Profil Penggunaan Obat Pasien Penyakit Kulit di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSU Anutapura Palu,” J. Farm. Galen. (Galenika J. Pharmacy)(e-Journal) , vol. 2, no. 1, pp. 38–42, 2016.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 373, "width": 453, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] H. Akbar, “Hubungan Personal Hygiene dan Pekerjaan dengan Kejadian Dermatitis di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat,” Promot. J. Kesehat. Masy. , vol. 10, no. 1, pp. 1–5, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 398, "width": 453, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] A. Harlim, “Buku Ajar Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Penyakit Alergi Kulit.” Fakultas Kedokteran UKI, 2016.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 424, "width": 454, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] I. K. Maris, “Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Dermatitis Kontak Akibat Kerja Pada Pekerja Salon Di Kecamatan Ujung Pandang Kota Makassar.” Universitas Hasanuddin, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 449, "width": 222, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] R. S. Siregar, “Penyakit jamur kulit,” 2004.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 462, "width": 454, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] R. L. Giesey, S. Mehrmal, P. Uppal, and G. Delost, “The global burden of skin and subcutaneous disease: a longitudinal analysis from the Global Burden of Disease Study from 1990-2017,” Ski. J. Cutan. Med. , vol. 5, no. 2, pp. 125–136, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 500, "width": 454, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] M. Afdal and R. Candra, “Sistem Pakar Berbasis Android Untuk Diagnosa Awal Penyakit Kulit Dermatofitosis,” J. Ilm. Rekayasa dan Manaj. Sist. Inf. , vol. 7, no. 1, pp. 103–108, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 525, "width": 454, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] M. R. Nosa, “Sistem Pakar Berbasis Kasus Untuk Diagnosa Penyakit Kulit Kepala.” Universitas Islam Riau, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 553, "width": 427, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] S. Murlistyarini, Pengelupasan Kulit Secara Kimiawi . Universitas Brawijaya Press, 2015.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 565, "width": 454, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] F. Fujianti, A. Pahriyani, and A. Yumita, “Promosi Kesehatan Penggunaan Obat Yang Rasional Dan Swamedikasi Pada Penyakit Kulit Bagi Warga Rusunawa Rorotan, Cilincing Jakarta Utara,” BERNAS J. Pengabdi. Kpd. Masy. , vol. 4, no. 4, pp. 3390–3395, 2023.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 603, "width": 454, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[11] Y. Pratiwi, A. Rahmawaty, and R. Islamiyati, “Peranan apoteker dalam pemberian swamedikasi pada pasien BPJS,” J. Pengabdi. Kesehat. , vol. 3, no. 1, pp. 65–72, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 628, "width": 251, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[12] S. E. Rikomah, Farmasi klinik . Deepublish, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 641, "width": 454, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[13] D. A. Hikmah, “Evaluasi Penggunaan Obat Pada Pasien Dermatitis Kontak Alergi Di Rumah Sakit Universitas Andalas Padang.” Universitas Andalas, 2022.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 666, "width": 454, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[14] T. Batasina, H. Pandaleke, and P. Suling, “Profil dermatitis kontak alergi di poliklinik rsup prof. Dr. RD Kandou Manado periode Januari –Desember 2013,” e-CliniC , vol. 5, no. 1, 2017.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 704, "width": 454, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[15] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D . Bandung: Bandung: CV Alfabeta, 2018.", "type": "List item" } ]
c8ceb675-68e2-8ed7-3a1f-d2a51b40e61f
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/pharmacon/article/download/20601/20212
[ { "left": 57, "top": 38, "width": 433, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "338", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 65, "width": 445, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK ASCIDIAN Herdmania momus PADA MIKROBA PATOGEN MANUSIA", "type": "Section header" }, { "left": 112, "top": 118, "width": 374, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vidhiya Nanda Mujipradhana 1) , Defny S. Wewengkang 1) , Edi Suryanto 2)", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 133, "width": 266, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 148, "width": 258, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Program Studi Kimia FMIPA UNSRAT Manado, 95115", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 181, "width": 59, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 206, "width": 485, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ascidian is one of the marine biota that has not received serious attention, but has considerable potentially in Indonesian waters. Potential ascidians serve a exploratory material for the search for new bioactive compounds as drug candidates for the pharmaceutical world. This study aims to determine the antimicrobial activity of extract and ascidian fraction of Herdmania momus obtained from Manado bay againts Staphylococcus aureus microbes, Escherichia coli, and Candida albicans. Samples were extracted by maceration and fractionation using ethanol, methanol, chloroform, and n-hexane. Antimicrobial activity was performed by agar diffusion method (Kirby and Bauer). The results showed that rough extract of ethanol, methanol fraction, chloroform fraction, and n-hexane fraction effectively inhibited microbial Staphylococcus aureus, Escherichia coli, and Candida albicans, extracts and fractions were categorized medium except for n-hexane fraction againts Candida albicans microorganisms were very strong categorized based on the theory of Davis and Stout.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 358, "width": 484, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Ascidian Herdmania momus, antimicrobial activity, inhibitory zone, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Candida albicans.", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 415, "width": 56, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 440, "width": 485, "height": 137, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ascidian merupakan salah satu biota laut yang belum mendapat perhatian yang serius, namun mempunyai potensi yang cukup besar di perairan Indonesia. Ascidian potensial dijadikan sebagai bahan eksplorasi pencarian senyawa bioaktif baru sebagai calon obat untuk dunia farmasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan adanya aktivitas antimikroba dari estrak dan fraksi ascidian Herdmania momus yang diperoleh dari teluk Manado terhadap mikroba Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Candida albicans. Sampel diekstraksi secara maserasi dan fraksinasi menggunakan etanol, metanol, kloroform, dan n- heksana. Aktivitas antimikroba dilakukan dengan metode difusi agar (Kirby dan Bauer). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kasar etanol, fraksi metanol, fraksi kloroform, dan fraksi n-heksana efektif menghambat mikroba Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Candida albicans , ekstrak dan fraksi dikategorikan sedang kecuali untuk fraksi n-heksana terhadap mikroba Candida albicans dikategorikan sangat kuat berdasarkan teori Davis dan Stout.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 592, "width": 484, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Ascidian Herdmania momus, aktivitas antimikroba, zona hambat, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Candida albicans.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 433, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "339", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 65, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 88, "width": 226, "height": 265, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkembangan dunia pengobatan yang semakin pesat telah memunculkan beragam jenis obat-obatan baru. Penelitian untuk menemukan sumber metabolit sekunder yang dapat digunakan untuk berbagai macam jenis bahan obat juga terus dilakukan. Sejak satu dekade terakhir ini, perhatian dunia pengobatan mulai terarah pada organisme laut sebagai sumber daya yang sangat potensial. Penelitian terhadap aktivitas suatu senyawa sebagai antimikroba merupakan suatu langkah awal untuk mengetahui kegunaan senyawa tersebut. Adanya senyawa aktif antimikroba di bidang kesehatan merupakan informasi penting untuk penanggulangan suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroba (Dwijendra et al ., 2014).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 358, "width": 226, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mikroba patogen merupakan salah satu penyebab penyakit pada manusia dan makhluk hidup lainnya (Juariah et al. , 2014). Berbagai penelitian menunjukkan bahwa organisme laut memiliki potensi yang sangat besar dalam menghasilkan senyawa-senyawa aktif yang dapat digunakan sebagai bahan baku obat. Beberapa organisme laut yang diketahui dapat menghasilkan senyawa aktif, salah satunya adalah ascidians. Organisme ini diketahui dapat menghasilkan sejumlah besar produk laut yang bersifat alami, juga mampu menunjukkan keragaman senyawa kimia yang sangat besar (Thakur and Muller, 2004).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 580, "width": 226, "height": 186, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ascidian merupakan salah satu komponen biota penyusun terumbu karang yang mempunyai potensi bioaktif, sehingga menjadikan ascidian target yang sangat menarik karena keanekaragamannya yang tinggi dan unik diantara invertebrata laut karena menghasilkan sejumlah besar senyawa yang mengandung nitrogen (Wang and Namikoshi, 2007). Ascidian merupakan salah satu biota laut yang belum mendapat perhatian yang serius, namun mempunyai potensi yang cukup besar di perairan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 65, "width": 226, "height": 185, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia (Rudman, 2000). Ascidian potensial dijadikan sebagai bahan eksplorasi pencarian senyawa bioaktif baru sebagai calon obat untuk dunia farmasi (Wewengkang et al ., 2014). Ascidian termasuk ke dalam kelompok hewan invertebrata di ekosistem terumbu karang yang banyak menghasilkan senyawa bioaktif. Senyawa bioaktif ascidian berfungsi sebagai pertahanan diri dan juga berfungsi bagi kehidupan manusia, yaitu sebagai antikanker, antiinflamasi, dan antimikroba (Khoeri, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 255, "width": 227, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan penelusuran pustaka di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian aktivitas antimikroba dari ascidian Herdmania momus yang terdapat di Teluk Manado.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 343, "width": 134, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN Bentuk Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 374, "width": 227, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bentuk penelitian ini ialah eksperimen laboratorium yang akan menguji komponen yang diekstrak dari ascidian Herdmania momus sebagai antimikroba yang diperoleh dari Teluk Manado.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 454, "width": 155, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Waktu dan Tempat Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 469, "width": 227, "height": 91, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2018 sampai bulan Juni 2018 di Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia serta di Laboratorium Mikrobiologi Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan", "type": "Text" }, { "left": 396, "top": 549, "width": 30, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alam", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 549, "width": 227, "height": 217, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Sam Ratulangi. Alat dan Bahan a. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu masker, sarung tangan, pisau, talenan, peralatan diving berupa snorkel , fins, tabung udara, dan masker, kantong plastik, alat-alat gelas, rotary evaporator, timbangan analitik, cawan petri, autoklaf, pinset, pembakar spritus, magnetic steerer , pipet tetes, batang pengaduk, Laminar Air Flow , lemari pendingin, inkubator, kertas", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 433, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "340", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 65, "width": 205, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "cakram, mikropipet, jangka sorong (kaliper), kamera untuk keperluan dokumentasi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 120, "width": 55, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Bahan", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 144, "width": 205, "height": 138, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahan-bahan yang digunakan yaitu ascidian Herdmania momus , mikroba uji Staphylococcus aureus, Escherichia coli , dan Candida albicans, etanol 96%, akuades, metanol, n-heksan, kloroform, nutrient broth , nutrien agar, potato dextrose agar , siprofloksasin, kertas cakram, label, spidol permanen, tissue , aluminium foil , kertas saring, kapas.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 287, "width": 111, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengambilan Sampel", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 303, "width": 226, "height": 249, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sampel ascidian Herdmania Momus diambil dari perairan pulau Siladen menggunakan alat bantu (masker, tabung udara, snorkel, dan fins ). Sampel dibersihkan dari kotoran yang menempel di sekitarnya, difoto lalu dimasukkan ke dalam kantong plastik, kemudian langsung dibawa ke Laboratorium Fitokimia dan Farmakognosi Program Studi Farmasi Universitas Sam Ratulangi. Kemudian sampel dipotong kecil- kecil dengan ukuran 1 cm² dan diekstraksi dengan cara maserasi dengan etanol 96% lalu diberi label serta nomor sampel. Sebagian dari sampel disimpan dalam vial untuk diawetkan sebagai voucher untuk selanjutnya dideterminasi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 557, "width": 105, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prosedur Penelitian Ekstraksi", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 588, "width": 226, "height": 186, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekstrak ascidian Herdmania momus sebanyak 665 g diekstraksi dengan menggunakan cara maserasi. Sampel dipotong kecil-kecil dengan ukuran 1 cm² lalu dimasukkan ke dalam botol dan direndam dengan larutan etanol 96% sampai sampel terendam secara keseluruhan dan dibiarkan selama 24 jam. Sampel yang direndam disaring dengan menggunakan kertas saring menghasilkan filtrat 1 dan debris 1. Debris 1 direndam dengan larutan etanol 96% sampai sampel terendam secara keseluruhan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 65, "width": 227, "height": 264, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kemudian dibiarkan selama 24 jam. Sampel tersebut disaring menggunakan kertas saring menghasilkan filtrat 2 dan debris 2. Debris 2 kemudian direndam dalam larutan etanol 96% sampai sampel terendam secara keseluruhan dan dibiarkan selama 24 jam, sampel tersebut disaring menggunakan kertas saring menghasilkan filtrat 3 dan debris 3. Filtrat 1, 2 dan 3 dicampur menjadi satu kemudian disaring, lalu dievaporasi menggunakan rotary evaporator sehingga didapat ekstrak kasar ascidian Herdmania momus kemudian ditimbang menggunakan timbangan analitik, diperoleh ekstrak etanol sampel sebanyak 14,298 g. Selanjutnya ekstrak etanol ascidian Herdmania momus digunakan dalam fraksinasi dan pengujian antimikroba.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 335, "width": 98, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fraksinasi Pelarut", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 350, "width": 227, "height": 265, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebanyak 10,00 g ekstrak etanol Herdmania momus dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan dilarutkan dengan metanol 80% sebanyak 100 mL. Setelah sampel larut, sampel dimasukkan ke dalam corong pisah dan ditambahkan pelarut n-heksan sebanyak 100 mL. Sampel kemudian dikocok berulangkali dalam corong pisah hingga homogen. Sample dibiarkan hingga membentuk lapisan metanol (MeOH) dan lapisan n-heksan. Masing-masing lapisan metanol dan lapisan n-heksan ditampung di dalam wadah yang berbeda. Lapisan n-heksan selanjutnya dievaporasi menggunakan rotary evaporator hingga kering, lalu ditimbang dengan timbangan analitik dan diperoleh fraksi n-heksan sebanyak 0,1982 g.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 620, "width": 227, "height": 154, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya lapisan metanol ditambahkan dengan akuades 100 mL, kemudian dipartisi dengan pelarut kloroform menggunakan perbandingan 1:1 v/v setelah itu dikocok dalam corong pisah hingga homogen. Lapisan metanol dibiarkan hingga membentuk dua lapisan yaitu lapisan metanol dan lapisan kloroform. Masing-masing lapisan metanol dan lapisan kloroform ditampung ke dalam wadah yang berbeda.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 433, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "341", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 65, "width": 226, "height": 233, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lapisan kloroform dievaporasi menggunakan rotary evaporator hingga kering lalu ditimbang dengan timbangan analitik dan diperoleh fraksi kloroform sebanyak 0,138 g. Lapisan metanol yang ditampung pada wadah lain dievaporasi menggunakan rotary evaporator hingga kering lalu ditimbang dengan timbangan analitik dan diperoleh fraksi metanol sebanyak 2,0085 g. Ketiga fraksi yang diperoleh akan digunakan dalam pengujian antimikroba. Rendemen-rendemen ekstrak dan fraksi dihitung dengan persamaan berat hasil ekstrak/fraksi dibagikan dengan berat awal ekstrak/fraksi kemudian dikalikan dengan 100%.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 303, "width": 173, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sterilisasi dan Pembuatan Media Sterilisasi Alat", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 334, "width": 226, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alat-alat gelas yang digunakan dalam penelitian aktivitas antimikroba ini disterilkan terlebih dahulu dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121 ºC selama 15 menit, pinset dibakar dengan pembakaran di atas api langsung dan media disterilkan di autoklaf pada suhu 121 ºC selama 15 menit (Ortez, 2005).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 462, "width": 165, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembuatan Media Agar Miring", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 477, "width": 226, "height": 186, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ditimbang Nutrien Agar (NA) sebanyak 0,784 g dilarutkan dalam 28 mL akuades dan Potato Dextrose Agar (PDA) sebanyak 0,588 g dilarutkan dalam 14 mL akuades menggunakan erlenmeyer dan diaduk hingga homogen. Media yang telah homogen kemudian disterilkan dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121˚C selama 15 menit, dan dibiarkan pada suhu ruangan sampai media memadat pada kemiringan 30°. Media agar miring digunakan untuk kultur mikroba uji.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 668, "width": 137, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembuatan Media Uji NA", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 684, "width": 190, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ditimbang Nutrien Agar (NA)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 699, "width": 226, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebanyak 5,04 g, dilarutkan dalam akuades sebanyak 180 mL (28 g/1.000 mL) menggunakan Erlenmeyer. Kemudian", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 747, "width": 226, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dihomogenkan dengan magnetic steerer . Media yang telah homogen kemudian", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 65, "width": 226, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "disterilkan dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121˚C selama 15 menit, dan dibiarkan sampai media cukup dingin. Selanjutnya media Nutrien Agar yang masih cair tersebut dituang ke dalam cawan petri sebanyak 30 mL (Ortez, 2005).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 160, "width": 144, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembuatan Media Uji PDA", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 176, "width": 227, "height": 185, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ditimbang Potato Dextrose Agar (PDA) sebanyak 3,78 g, dilarutkan dalam akuades sebanyak 90 mL (42 g/1.000 mL) menggunakan Erlenmeyer. Kemudian dihomogenkan dengan magnetic steerer . Media yang telah homogen kemudian disterilkan dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121˚C selama 15 menit, dan dibiarkan sampai media cukup dingin. Selanjutnya media Nutrien Agar yang masih cair tersebut dituang ke dalam cawan petri sebanyak 30 mL.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 366, "width": 87, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kultur Mikroba", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 382, "width": 227, "height": 170, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mikroba yang akan digunakan yaitu Staphylococcus aureus , Escherichia coli, dan Candida albicans. Media cair B1 yang sudah disiapkan sebelumnya, ditambahkan dengan masing-masing mikroba yang sudah dikultur sebanyak 100 µL ke dalam enam tabung reaksi yang berbeda. Tiap tabung reaksi ditutup dengan menggunakan aluminium foil untuk menghindari kontaminasi dan diinkubasi ke dalam inkubator pada suhu 37º C selama 1x24 jam (Ortez, 2005).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 557, "width": 226, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian Aktivitas Antimikroba Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode difusi agar ( disc diffusion Kirby and Bauer ).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 620, "width": 195, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembuatan Larutan Mac Farland 0,5", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 636, "width": 227, "height": 106, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Larutan H 2 SO4 1% sebanyak 9,95 mL dicampurkan dengan larutan BaCl 2 1,175% sebanyak 0,05 mL dalam erlenmeyer. Kemudian dikocok sampai terbentuk larutan yang keruh. Kekeruhan ini dipakai sebagai standar kekeruhan suspensi mikroba uji (Whitman et al. , 2010).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 747, "width": 177, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembuatan Suspensi Mikroba Uji", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 433, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "342", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 65, "width": 229, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mikroba uji yaitu Escherichia coli , Staphylococcus aureus , dan Candida albicans yang telah diinokulasi diambil ± 1 ose kemudian disuspensikan ke dalam tabung yang berisi 10 mL larutan NaCL 0,9% sehingga diperoleh kekeruhan yang sama dengan standar kekeruhan larutan Mac farland 0,5.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 192, "width": 226, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembuatan Kontrol Positif dan Kontrol Negatif", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 223, "width": 226, "height": 218, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kontrol positif dalam pengujian aktivitas antimikroba ini menggunakan ciprofloxacin paper disc . Kontrol negatif yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metanol untuk menguji apakah pelarut metanol memberikan pengaruh terhadap aktivitas daya hambat, dengan cara membuat larutan stok metanol dengan mengambil sebanyak 200 μL metanol kemudian ditotolkan pada kertas cakram. Kontrol negatif digunakan sebagai pembanding dan pelarut untuk pembuatan larutan kontrol positif dan pembuatan larutan uji.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 446, "width": 126, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembuatan Larutan Uji", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 461, "width": 226, "height": 107, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Larutan uji dibuat dengan cara melarutkan ekstrak etanol Herdmania momus sebanyak 1 mg ke dalam 200 μL aquades sehingga menghasilkan konsentrasi larutan uji sebesar 250 μg/50 μL. Perlakuan yang sama dilakukan untuk fraksi n-heksan, fraksi kloroform dan fraksi metanol (Ortez, 2005).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 573, "width": 174, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian Aktivitas Antimikroba", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 588, "width": 226, "height": 75, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode difusi agar ( disc diffusion Kirby and Bauer ). Aktivitas penghambatannya diuji terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923,", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 668, "width": 226, "height": 106, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Escherichia coli ATCC 25922, dan Candida albicans ATCC 12321 yang digunakan sebagai mikroorganisme uji. Pada pengujian aktivitas antimikroba digunakan kertas cakram yang berukuran 6 mm dengan daya serap 50 μL tiap cakram. Suspensi mikroba kemudian diinokulasikan ke dalam media dan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 65, "width": 227, "height": 201, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dihomogenkan. Kemudian media yang telah diinokulasi mikroba dituangkan ke dalam cawan petri sebanyak 30 mL dan ditunggu hingga media mengeras. Sampel yang telah ditentukan konsentrasinya (250 μg/50 μL) ditotolkan pada masing-masing cakram dengan menggunakan mikropipet. Masing- masing cawan petri diberi label dan nomor sampel yang sesuai. Kertas cakram yang telah ditotolkan sampel uji ascidian Herdmania momus diletakkan ke dalam cawan petri dengan pinset lalu diinkubasi selama 1 x 24 jam (Ortez, 2005).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 271, "width": 224, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengamatan dan Pengukuran Zona Bening", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 287, "width": 227, "height": 217, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengamatan dilakukan setelah 24 jam masa inkubasi. Daerah pada sekitaran cakram menunjukkan kepekaan mikroba terhadap antibiotik atau bahan antimikroba yang digunakan sebagai bahan uji yang dinyatakan dengan diameter zona bening. Diameter zona bening diukur dalam satuan millimeter (mm) menggunakkan jangka sorong dengan cara diukur diameter zona bening horizontal ditambahkan dengan diameter zona bening vertikal lalu dibagi dua. Kemudian zona bening yang telah diukur, dibandingkan berdasarkan pedoman Davis dan Stoud (1971).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 517, "width": 173, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN Ekstraksi dan Fraksinasi Pelarut", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 549, "width": 227, "height": 154, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sampel ascidian Herdmania momus yang telah diambil dari perairan Siladen dipotong kecil-kecil dengan ukuran ±1 cm². Hal ini bertujuan untuk memperbesar ukuran permukaan sampel sehingga proses ekstraksi berjalan optimal karena semakin luas permukaan sampel maka interaksi antara pelarut dan sampel semakin besar (Mardiyah et al., 2014). Sampel kemudian diekstraksi dengan menggunakan metode maserasi.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 707, "width": 227, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode maserasi sangat menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan alam maupun bahan laut, karena dengan perendaman sampel akan terjadi pemecahan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 433, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "343", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 65, "width": 226, "height": 407, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dinding sel dan membran sel karena perbedaan tekanan antara di dalam dan luar sel, sehingga metabolit sekunder akan terlarut dalam pelarut organik dan ekstraksi senyawa akan sempurna karena dapat diatur perendaman yang dilakukan. Tujuan pemilihan metode maserasi karena cara pengerjaannya yang sederhana dan cepat namun sudah dapat menarik senyawa kimia dari sampel dengan maksimal. Keuntungan utama dari metode ini ialah tidak dilakukan pemanasan sehingga dapat mencegah kemungkinan terjadinya penguraian zat aktif yang terkandung di dalam sampel akibat pengaruh suhu dan senyawa yang tidak tahan pemanasan (Sa’adah et al., 2015). Untuk mendapatkan penyarian yang maksimal, agar senyawa kimia di dalam sampel dapat terekstrak secara menyeluruh maka dilakukan remaserasi atau pengulangan dengan penggantian pelarut sebanyak tiga kali. Maserasi lebih efisien bila dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah pelarutnya banyak tetapi maserasinya hanya dilakukan sekali (Khopkar, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 477, "width": 226, "height": 265, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Suryanto (2012), pemilihan pelarut pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain selektivitas, kelarutan, dan titik didih. Untuk pelarut maserasi sendiri digunakan etanol 96%. Alasan pemilihan etanol 96% sebagai pelarut dalam proses maserasi adalah karena lebih selektif, tidak toksik, absorbsinya baik dan dapat mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur. Selain itu, etanol mempunyai sifat universal sehingga senyawa metabolit polar, semi polar dan non polar dapat tersari dengan sempurna. Etanol 96% akan lebih mudah masuk berpenetrasi ke dalam sel simplisia daripada pelarut etanol dengan konsentrasi yang lebih rendah, sehingga ekstrak yang dihasilkan akan pekat.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 747, "width": 226, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil maserasi selanjutnya dipekatkan menggunakan alat rotary evaporator. Prinsip", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 65, "width": 227, "height": 122, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kerja dari alat ini menggunakan prinsip vakum destilasi, adanya tekanan mengakibatkan pelarut menguap pada suhu dibawah titik didihnya, sehingga kandungan senyawa metabolit sekunder yang terkandung di dalam pelarut tidak mengalami kerusakan oleh suhu yang tinggi (Hermansah et al., 2015).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 192, "width": 227, "height": 154, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah diperoleh ekstrak kering etanol dari hasil maserasi, tahap selanjutnya adalah fraksinasi menggunakan variasi pelarut yang memiliki kepolaran yang berbeda, yaitu metanol, kloroform, dan n-heksana, pemilihan pelarut ini dimaksudkan agar senyawa- senyawa yang memiliki kepolaran berbeda dapat terekstrak ke dalam pelarut yang sesuai. Tabel 1 . Rendemen ekstrak dan fraksi ascidian Herdmania momus.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 351, "width": 223, "height": 243, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. Sampel Rendemen (%) Warna sampel 1. EE 2,1 Kuning kecoklatan 2. FH 1,98 Orange 3. FK 1,38 Coklat 4. FM 20,08 Coklat pekat Keterangan : EE = Ekstrak Etanol FH = Fraksi n-heksana FK = Fraksi Kloroform FM = Fraksi Metanol", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 615, "width": 227, "height": 154, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 menunjukkan rendemen dari masing-masing ekstrak. Untuk ekstrak etanol, didapatkan massa dari ekstrak sejumlah 14,298 g dari massa sampel yang dimaserasi sebanyak 665 g, sehingga didapatkan rendemen 2,15 % dengan warna filtrat berupa kuning kecoklatan. Selanjutnya ekstrak etanol difraksinasi menggunakan pelarut n-heksan, kloroform, dan metanol. Tahap awal fraksinasi dilakukan dengan melarutkan 10,00", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 433, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "344", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 65, "width": 226, "height": 217, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "g ekstrak etanol hasil maserasi dengan menggunakan pelarut metanol, lalu dipartisi dengan menggunakan pelarut n-heksan, didapatkan filtrat n-heksan berwarna orange dengan massa hasil fraksi sebanyak 0,1982 g sehingga didapatkan rendemen 1,98 %. Metanol kemudian dipartisi kembali dengan pelarut kloroform, didapatkan filtrat kloroform berwarna coklat dengan massa hasil fraksi 0,138 g, sehingga didapatkan rendemen 1,38 % dan didapatkan filtrat metanol berwarna coklat pekat dengan massa hasil ekstrak sebanyak 2,0085 g, sehingga didapatkan rendemen 20,08%.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 287, "width": 226, "height": 106, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbedaan nilai rendemen ini disebabkan oleh perbedaan jenis pelarut yang digunakan. Pelarut yang berbeda akan melarutkan senyawa-senyawa yang berbeda tergantung tingkat kepolarannya. Oleh sebab itu, jumlah ekstrak yang dihasilkan pun juga tergantung jenis pelarutnya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 398, "width": 226, "height": 344, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jumlah rendemen ekstrak bergantung pada kondisi alamiah senyawa, metode ekstraksi, ukuran partikel sampel, kondisi dan waktu ekstraksi, serta perbandingan sampel dengan pelarut (Harborne, 1987). Jumlah rendemen terbesar ditunjukkan oleh fraksi metanol dengan nilai sebesar 20,08%. Tingginya rendemen yang terdapat pada pelarut metanol menunjukkan pelarut tersebut mampu mengesktrak lebih banyak komponen bioaktif yang memiliki sifat kepolaran yang lebih tinggi. Hal tersebut dapat terjadi karena metanol memiliki gugus polar yang lebih kuat daripada gugus nonpolar, hal ini dapat terlihat dari struktur kimia metanol yang mengandung gugus hidroksil (polar) dan gugus karbon (nonpolar) (Ukhty, 2011). Keadaan inilah yang diduga menyebabkan metanol mampu mengekstrak lebih banyak komponen bioaktif yang bersifat sangat polar dan sedikit non polar yang terdapat dalam ascidian Herdmania momus.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 65, "width": 227, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Aktivitas Antimikroba Ascidian", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 81, "width": 99, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Herdmania momus", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 96, "width": 227, "height": 202, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian aktivitas antimikroba dari ekstrak etanol, fraksi metanol, fraksi n- heksana, dan fraksi kloroform pada mikroba uji Staphylococcus aureus , Escherichia coli , dan Candida albicans menggunakan metode difusi agar (difusi Kirby dan Bauer yang dimodifikasi). Metode ini menjadi pilihan karena untuk tujuan klinis dengan mempertimbangkan kesederhanaan teknik, ketelitian, metode serbaguna bagi semua bakteri patogen yang tumbuh cepat dan sering digunakan dalam uji kepekaan antibiotik dalam program pengendalian mutu.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 303, "width": 227, "height": 233, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mikroba uji yang digunakan adalah Staphylococcus aureus untuk mewakili bakteri Gram positif, Escherichia coli untuk mewakili bakteri Gram negatif dan Candida albicans untuk mewakili jamur. Penggunaan mikroba ini bertujuan untuk mengetahui bahwa apakah ekstrak dan fraksi dari Herdmania momus memiliki aktivitas antimikroba serta untuk mengetahui spektrum dari aktivitas antimikroba Herdmania momus apakah memiliki spektrum luas, yaitu dapat membunuh banyak jenis mikroba yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif, atau spektrum sempit yaitu hanya membunuh salah satu dari Gram positif atau negatif.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 541, "width": 227, "height": 217, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam pengujian ini, hasil yang didapatkan yaitu adanya zona hambat disekeliling cakram yang berkururan 6 mm ( paper disc) yang ditandai dengan zona bening, hal ini menunjukan adanya kepekaan mikroba terhadap ekstrak atau fraksi dari Herdmania momus dan antibiotik yang digunakan sebagai kontrol positif. Pengamatan dilakukan setelah inkubasi pada suhu 37˚C selama 1x24 jam dengan pengulangan sebanyak 3 kali pada masing- masing mikroba, pengulangan dilakukan untuk lebih mengakuratkan hasil yang akan diperoleh.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 433, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "345", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 65, "width": 226, "height": 185, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsentrasi yang digunakan yaitu 250 μg dalam setiap paper disc yang memiliki daya serap 50 μL dari sampel ascidian Herdmania momus terhadap mikroba uji Staphylococcus aureus , Eschericia coli , dan Candida albicans. Hasil pengukuran rata-rata diameter daya antimikroba dari ekstrak etanol, fraksi kloroform, fraksi n-heksan, dan fraksi metanol ascidian Herdmania momus terhadap mikroba uji Staphylococcus aureus, Escherichia coli , dan Candida albicans ditunjukan pada Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 271, "width": 229, "height": 75, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Hasil rata-rata pengujian ekstrak etanol dan fraksi ascidian Herdmania momus terhadap mikroba uji Staphylococcus aureus, Escherichia coli , dan Candida albicans.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 488, "width": 65, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan : EE", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 504, "width": 166, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= Ekstrak Etanol Fr n-Heksan = Fraksi n-heksana Fr CHCL 3", "type": "Table" }, { "left": 129, "top": 536, "width": 97, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= Fraksi Kloroform", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 552, "width": 50, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fr MeOH", "type": "Table" }, { "left": 129, "top": 552, "width": 86, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= Fraksi Metanol", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 583, "width": 226, "height": 186, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam pengujian ini digunakan kontrol positif dan negatif. Kontrol positifnya yaitu antibiotik siprofloksasin. Siprofloksasin dipilih sebagai kontrol positif yang merupakan larutan pembanding efek antara obat antimikroba baku dengan larutan ekstrak uji dalam hal ini ascidian Herdmania momus . Pemilihan antibiotik siprofloksasin sebagai kontrol positif karena antibiotik ini memiliki spektrum luas, yang biasa digunakan pengobatan pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri Gram positif diantaranya", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 65, "width": 226, "height": 169, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Staphyllococcus aureus , maupun Gram negatif diantaranya Escherichia coli, dan bersifat membunuh bakteri (bakterisid) (Sarro, 2001). Kontrol negatif digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pelarut terhadap pertumbuhan bakteri uji, sehingga dapat diketahui bahwa aktivitas yang ditunjukan oleh ekstrak/fraksi ialah zat yang terkandung dalam sampel bukan berasal dari pelarut yang digunakan. Kontrol negatif yang digunakan yaitu metanol.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 239, "width": 227, "height": 392, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini ekstrak etanol, fraksi kloroform, dan fraksi n-heksan merupakan ekstrak/fraksi yang efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus (Gram positif) dibandingkan bakteri Escherichia coli (Gram negatif). Respon yang berbeda dari dua golongan bakteri terhadap senyawa antimikroba ini disebabkan karena adanya perbedaan kepekaan pada bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif terhadap senyawa antimikroba yang terkandung dalam ekstrak dan fraksi ascidian Herdmania momus . Bakteri Gram positif cenderung lebih sensitif terhadap komponen antimikroba. Hal ini disebabkan oleh struktur dinding sel bakteri Gram positif lebih sederhana sehingga memudahkan senyawa antimikroba untuk masuk ke dalam sel dan menemukan sasaran untuk bekerja, sedangkan struktur dinding sel bakteri Gram negatif lebih kompleks dan berlapis tiga, yaitu lapisan luar berupa lipoprotein, lapisan tengah yang berupa peptidoglikan, dan lapisan dalam lipopolisakarida (Pelczar & Chan, 1986).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 636, "width": 227, "height": 138, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada fraksi metanol, zona hambat yang ditunjukkan lebih besar pada bakteri Escherichia coli (Gram negatif) dibandingkan dengan bakteri Staphylococcus aureus (Gram positif). Hal ini sesuai dengan penelitian Renhoran (2012) yang menyatakan bahwa bakteri Gram negatif cenderung bersifat sensitif terhadap antimikroba yang bersifat polar.", "type": "Text" }, { "left": 14, "top": 363, "width": 279, "height": 90, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rata-rata diameter (mm) EE Fr n- Heksan Fr CHCL 3 Fr MeOH Kontrol Positif Kontrol Negatif S.aureus 7,8 7,7 8 6,7 33,5 0,0 E.coli 7,5 7,5 7,8 7,8 30,5 0,0 C.albicans 8,5 27,9 7,8 6,8 24,5 0,0", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 433, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "346", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 65, "width": 226, "height": 185, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diameter zona hambat yang ditunjukkan pada fraksi metanol lebih kecil bila dibandingkan dengan fraksi n-heksan. Walaupun pada fraksi metanol jika dilihat dari perbandingan persen rendemen mengandung senyawa metabolit sekunder yang lebih banyak daripada fraksi n-heksan. Menurut Dwijendra et al. (2014) Hal ini mungkin disebabkan karena adanya kerja yang tidak sinergis antara senyawa metabolit sekunder dalam peranannya sebagai antimikroba.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 255, "width": 226, "height": 201, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diameter zona hambat yang ditunjukkan pada fraksi n-heksan terhadap mikroba Candida albicans memiliki nilai yang paling besar dibandingkan dengan esktrak dan fraksi lainnya dalam mengambat pertumbuhan masing-masing mikroba. Menurut Roihanah et al. (2012) pelarut n- heksan adalah pelarut yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroba, hal ini disebabkan karena senyawa bioaktif yang terkandung pada ascidian mudah larut dalam pelarut non polar yang dapat berfungsi sebagai bahan antimikroba.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 461, "width": 226, "height": 58, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berbeda dengan bakteri, jamur mempunyai struktur dinding sel yang sangat kompleks dengan rangka dasar yang terdiri dari polisakarida kristalin, kitin, dan β-glukan,", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 525, "width": 226, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan suatu matriks yang terdiri dari polisakarida amorf dan kompleks proteinsakarida. Kitin dan β-glukan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 572, "width": 226, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bertanggung jawab terhadap mekanisme dinding sel jamur (Siswandono dan Bambang, 1995).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 620, "width": 226, "height": 90, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Bhorgin (2014), besar kecilnya daerah hambat dipengaruhi oleh laju pertumbuhan mikroorganisme, kemampuan dan laju difusi bahan aktif pada medium, kepekaan mikroorganisme terhadap zat aktif serta ketebalan dan viskositas medium.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 715, "width": 226, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekstrak kasar etanol, fraksi kloroform, fraksi metanol dan fraksi n-heksan dari ascidian Herdmania momus berdasarkan kriteria Davis dan Stout (1971) menunjukan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 65, "width": 227, "height": 153, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "senyawa yang terkandung didalamnya memiliki aktivitas antimikroba yang kurang efektif atau berdaya hambat lemah kecuali untuk fraksi n-heksana terhadap jamur Candida albicans dikategorikan memiliki daya hambat kuat, namun ekstrak dan fraksi- fraksi ini bersifat spektrum luas, artinya kandungan senyawa tersebut memiliki aktivitas antimikroba terhadap bakteri Gram postitif dan Gram negatif.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 224, "width": 84, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 239, "width": 227, "height": 186, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekstrak dan fraksi ascidian Herdmania momus memiliki aktivitas antimikroba. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa untuk fraksi n-heksan terhadap jamur Candida albicans dikategorikan memiliki daya hambat yang sangat kuat, sedangkan ekstrak etanol, fraksi metanol, fraksi kloroform dan fraksi n- heksan dari ascidian Herdmania momus memiliki aktivitas antimikroba yang sedang terhadap mikroba uji Staphylococcus aureus, Escherichia coli , dan Candida albicans .", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 430, "width": 44, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 445, "width": 227, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kandungan senyawa aktif dalam fraksi n-heksan ascidian Herdmania momus .", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 525, "width": 113, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 541, "width": 226, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bhorgin, A. J. and Uma, K. 2014.", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 557, "width": 191, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Antimicrobial Activity of Earthworm Powder (Lampito mauritii). Int", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 588, "width": 191, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jorunal of Current Microbiology and Applied Science . 3 ( 1 ) : 437-443.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 620, "width": 227, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Davis, W. W., and Stout, T. R. 1971. Disc Plate Method of Microbiological Assay. Journal of Microbiology. 22 : 659-665.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 684, "width": 226, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwijendra, I., Defny, S.T., dan Frenly, W.", "type": "List item" }, { "left": 351, "top": 699, "width": 191, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2014. Aktivitas Antimikroba dan Karakterisasi Senyawa Fraksi Spons", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 731, "width": 190, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lamellodysidea herbacea yang", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 747, "width": 155, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diperoleh dari Teluk Manado.", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 763, "width": 167, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Farmasi . 3( 4 ) : 1-2.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 433, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "347", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 65, "width": 215, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hermansah, A., Harlia., Zahara, T. A. 2015.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 80, "width": 188, "height": 59, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Skrinning Fitokimia dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Batang Laban (Vitex Pubescens Vahl). JKK. 4 ( 2 ) : 69-70.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 144, "width": 226, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Juariah, S., Suryanto, D., dan Jamilah, I.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 160, "width": 191, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2014. Aktivitas Antibakteri Spesies", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 176, "width": 191, "height": 42, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asterias Forbesii terhadap Beberapa Jenis Bakteri Patogen. Jurnal Berkala Perikanan Terubuk . 42 ( 2 ) : 37-50.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 223, "width": 226, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khoeri, M. M. 2009. Bioprospeksi Bakteri", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 239, "width": 190, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simbion pada Tunikata Didemnum molle dari Perairan Pulau Sambangan Karimunjawa Jepara.", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 287, "width": 175, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Dipoengoro, Semarang.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 303, "width": 226, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khopkar, S. M. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik . UI Press, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 334, "width": 226, "height": 91, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mardiyah, U., Fasya, G. A. Fauziyah, B., dan Amalia, S. 2014. Ekstraksi Uji Aktivitas Antioksidan dan Identifikasi Golongan Senyawa Aktif Alga Merah Eucheuma spinosum dari Perairan Banyuwangi. Jurnal Achemy . 3 ( 1 ) :", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 430, "width": 18, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "42.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 445, "width": 226, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ortez, J.H. 2005. Disk Diffusion Testing in Manual of Antimicrobial Susceptibility Testing . Marie B. Coyle (Coord. Ed).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 493, "width": 226, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "American society for Microbiology. Pelczar, M. J., dan Chan, E. C. S. 1986.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 525, "width": 191, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dasar-dasar Mikrobiologi 2", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 541, "width": 191, "height": 58, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterjemahkan oleh Hadioetomo, R. S., Imas, T., Tjitrosomo, S. S., dan Angka, S. L . Universitas Indonesia, Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 604, "width": 226, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Renhoran, W. 2012. Aktivitas Antioksidan dan Mikrobiologi Ekstrak Sargassum polycystum [skripsi]. Departemen", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 652, "width": 191, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknologi Hasil Perairan Faklutas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB,", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 684, "width": 36, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bogor.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 65, "width": 227, "height": 153, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Roihana S, Sukoso, Andayani S. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Teripang (Holoturia Sp) Terhadap Bakteri Vibrio Harveyi Secara In-Vitro . [skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Brawijaya. Malang. 2012. Rudman, W. B. 2000. Ascidians – Sea Squirt, Tunicates Sea Slug Forum . http://www.seaslugforum.net.ascidian.", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 223, "width": 155, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "htm [diakses 12 Oktober 2017].", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 237, "width": 200, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sa’adah, H., dan Nurhasnawati, H. 2015.", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 255, "width": 179, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbandingan Pelarut Etanol dan Air Pada Pembuatan Ekstrak Umbi Bawang Tiwai (Eleutherine Americana Merr). Jurnal Ilmiah Manuntung . 1( 2 ) : 149-153.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 334, "width": 226, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siswandono dan Bambang, S. 1995. Kimia Medisina l. Erlangga, Surabaya.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 362, "width": 227, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suryanto, E. 2012. Fitokimia Antioksidan .", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 378, "width": 167, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putra Media Nusantara, Surabaya.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 394, "width": 226, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Thakur, N. L., and Müller, W. E. G. 2004.", "type": "List item" }, { "left": 351, "top": 410, "width": 191, "height": 42, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biotechnological potential of marine sponges. Jurnal Current Science. 86 : 1506-1512.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 457, "width": 227, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ukhty, N. 2011. Kandungan Senyawa Fitokimia, Total Fenol dan Aktivitas Antioksidan Lamun (Syringodium", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 505, "width": 191, "height": 58, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Isoetifolium) . [skripsi]. Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, Bogor.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 568, "width": 229, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wang, W., and Namikoshi, M. 2007.", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 584, "width": 188, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bioactive Nitrogenous Metabolites from Ascidians. Heterocycles . 74 : 53- 88", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 632, "width": 227, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wewengkang, D.S., Sumilat, D.A., dan Rotinsulu, H. 2014. Sitotoksisitas Ekstrak Kasar Ascidian dari Pulau Bunaken. Jurnal LPPM Bidang Sains dan Teknologi. 1( 1 ) : 86-89.", "type": "Text" } ]
b2ec13d0-ed6d-94f4-e086-94b53733f766
http://journal.al-matani.com/index.php/invest/article/download/279/199
[ { "left": 301, "top": 37, "width": 229, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "INVEST : Jurnal Inovasi Bisnis dan Akuntansi Volume 3 No 1 Tahun 2022 Halaman 89-107", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 723, "width": 214, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Diajukan : April 2022, Revisi : April 2022, Terbit : Mei 2022 e-ISSN ( 2745-4606 ), p-ISSN ( 2745-4614 ) http://journal.al-matani.com/index.php/invest/index", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 86, "width": 443, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Effect Of Brand Image And Product Innovation On Purchase Decisions And Consumer Satisfaction Of Kapal Api Coffee In Pekanbaru", "type": "Section header" }, { "left": 110, "top": 129, "width": 396, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh Citra Merek Dan Inovasi Produk Terhadap Keputusan Pembelian Dan Kepuasan Konsumen Kopi Kapal Api Di Kota Pekanbaru", "type": "Text" }, { "left": 236, "top": 173, "width": 142, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Amirudin M. Amin 1 , Johansen 2", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 187, "width": 349, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Institut Bisnis dan Teknologi Pelita Indonesia 1,2 [email protected] 1 , [email protected] 2", "type": "Text" }, { "left": 285, "top": 225, "width": 45, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 237, "width": 444, "height": 110, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This study aims to determine the effect of brand image and product innovation on purchasing decisions and consumer satisfaction of Kopi Kapal Api. The population of this research are the consumers of Kapal Api coffee in Pekanbaru City. The technique in determining the sample to be studied is the Accidental Sampling method, so that the sample in this study was 150 respondents. The method of collecting data is through a questionnaire. The analysis technique in this research is Structural Equation Model (SEM) with the help of Smart Partial Least Square (PLS) 3.0 software. Based on the results obtained in this study, the variables of brand image and product innovation on purchasing decisions have a positive and significant effect. Brand image variable on consumer satisfaction has a negative and insignificant effect. And for product innovation variables and purchasing decisions on consumer satisfaction have a positive and significant effect..", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 347, "width": 360, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords : Brand Image, Product Innovation, Purchase Decision, Consumer Satisfaction.", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 371, "width": 41, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 383, "width": 444, "height": 122, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari citra merek dan inovasi produk terhadap keputusan pembelian dan kepuasan konsumen kopi kapal api. Populasi dari penelitian ini merupakan konsumen kopi kapal api di Kota Pekanbaru. Teknik dalam menentukan sampel yang akan diteliti adalah metode Accidental Sampling, sehingga sampel pada penelitian ini sebanyak 150 responden. Metode pengumpulan data melalui kuesioner. Teknik analisis pada penelitian ini adalah Structural Equation Model (SEM) dengan bantuan perangkat lunak Smart Partial Least Square (PLS) 3.0. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian ini bahwa variabel citra merek dan inovasi produk terhadap keputusan pembelian berpengaruh positif dan signifikan. variabel citra merek terhadap kepuasan konsumen berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Dan untuk variabel inovasi produk dan keputusan pembelian terhadap kepuasan konsumen berpengaruh positif dan signifikan..", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 505, "width": 350, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci : Citra Merek, Inovasi Produk, Keputusan Pembelian, Kepuasan Konsumen", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 532, "width": 78, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 546, "width": 445, "height": 103, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembuatan makanan dan minuman serba instan atau siap saji semakin dinikmati dan terus dikembangkan oleh manusia saat ini. Bahan makanan yang memerlukan proses untuk dapat di konsumsi seperti pengelupasan, pencucian, dan pemasakan kini semakin ditinggalkan. Hal tersebut disebabkan kemajuan teknologi yang mempermudah dalam memenuhi kebutuhan manusia. Salah satu contoh minuman yang sangat dinikmati didunia hingga terus berkembang hingga menjadi minuman instan yang praktis untuk nikmati adalah minuman kopi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 648, "width": 445, "height": 59, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan banyaknya peminat untuk mengkonsumsi minuman di Indonesia membuat kerutinan minum kopi menjadi budaya dan trend gaya hidup sekaligus menjadi kebutuhan di negeri ini. Minum kopi bukan cuma semata- mata tuntutan selera, akan tetapi untuk sebagian warga Indonesia paling utama di perkotaan telah jadi bagian dari gaya hidup", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 244, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "INVEST : Jurnal Inovasi Bisnis dan Akuntansi , 3(1): 89-107", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 742, "width": 15, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "90", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 445, "height": 322, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Solikatun dan Argyo, 2015). Sehinggan hal ini memunculkan peluang bagi perusahaan untuk memproduksi berbagai macam produk kopi, salah satunya adalah kopi bubuk instan dan kopi bubuk kemasan. Salah satu brand lokal kopi instan yang cukup populer adalah Kopi Kapal Api. Kopi Kapal Api adalah kopi bubuk instan yang cukup ternama dilingkungan masyarakat Indonesia. Memiliki berbagai macam varian rasa seperti kopi kapal api susu, kopi kapal api signature, kopi kapal api special mix, kapal api grande white, kopi kapal api mix less sugar, dan produk unggulannya yaitu kopi kapal api bubuk hitam tanpa gula. Kopi Kapal Api yang memiliki ciri khas seperti aroma yang nikmat dan rasa yang pas, dengan slogannya yaitu “jauh lebih enak” membuat kopi kapal api percaya untuk dapat terus menjadi kopi instan terbaik yang bisa memberi kepuasan terhadap konsumennya Berdasarkan Top Brand Award Kopi Bubuk Berampas, produk kopi kapal api selalu menduduki posisi paling atas dalam pengukuran TBI. Top Brand Index (TBI) menyatakan bahwa semua perusahaan kopi bubuk berampas kemasan mengalami penjualan yang tidak beraturan setiap tahunnya termasuk perusahaan kopi kapal api. kini produk Kapal Api menguasai 50 persen pasar kopi secara nasional dengan berbagai pilihan. Terdapat banyak varian Kopi Kapal Api Special, yang ditawarkan untuk bisa dinikmati para pecinta kopi, mulai dari Kapal Api Special Sachet, Kapal Api Special Kemasan Ekonomis dan Kapal Api White Coffee Premium. Namun produk unggulannya yaitu Kopi Kapal Api Special, baik kemasan ekonomis dan Premium. Kopi Kapal Api Special, diproduksi tanpa gula, dan untuk membuat kopi nikmat khas Kapal Api, cukup ptaktis, cukup dengant menuang air panas dan sedikit gula dengan takaran selera, makan kopi kapal api spesial siap dinikmati.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 408, "width": 445, "height": 117, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Demikian juga terjadi di Kota Pekanbaru dimana salah satu distributor produk Kopi Kapal Api adalah PT. Fastrata Buana yang melakukan proses pendiribusian produk Kopi Kapal Api di Provinsi Riau. Dimana salah satu perusahaan yang dijadikan sebagai konsumen tetap dalam memasarkan produk Kopi Kapal Api adalah CV. Sumber Kita yang selanjutnya disalurkan kepada toko pengecer dan selanjutnya dijual kepada konsumen akhir baik untuk dikonsumsi sendiri maupun untuk diproses kembali menjadi produk minuman yang akan dipasarkan kepada penikmat kopi. Berikut grafik gambaran tentang penjualan PT. Fastrata Buana terhadap CV. Sumber Kita sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 642, "width": 437, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1. Grafik Penjualan PT. Fastrata Buana terhadap CV. Sumber kita untuk Produk Kapal Api Tahun 2020 - 2021", "type": "Section header" }, { "left": 185, "top": 536, "width": 220, "height": 151, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber : PT Fastrata Buana, 2021 0 50 100 150 JA NU AR I FEBR U… MA RE T AP RI L ME I JU NI JU LI AGU ST … SEPTE … OK TOB … NOVE … DE SE M … 2020 2021", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 244, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "INVEST : Jurnal Inovasi Bisnis dan Akuntansi , 3(1): 89-107", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 742, "width": 15, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "91", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 445, "height": 88, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Grafik diatas menjelaskan bahwa penjualan produk kopi kapal api di Kota Pekanbaru melalui distributornya yaitu PT Fastrata buana kepada CV. Sumber Kita Pekanbaruterlihat bahwa penjualan produk kapal api pada tahun 2020 mengalami peningkatan pada bulan juni dan selajutnya mengalami turun kembali pada bulan Juli. Pada tahun 2021 penjualan produk kapal api di Kota Pekanbaru cukup stabil, dapat dilihat dari grafik tersebut, bahwa penjualan tidak ada terjadi penurunan yang signifikan di seperti tahun sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 174, "width": 445, "height": 249, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Populernya brand kopi kapal api di Indonesia bahkan di mancanegara yang mempengaruhi Keputusan Pembelian dan juga mempengaruhi kepuasan konsumennya yaitu karena citra mereknya. Konsumen lebih cenderung akan keyakinan yang dimiliki pada suatu merek tertentu, hal itu dikenal sebagai citra (Budiono, 2020). Produsen produk kopi kapal api selalu berusaha untuk memberikan kepuasan kepada konsumen dengan harapan secara terus menerus memutuskan untuk membeli produknya tersebut dengan mempertahankan Citra Merek yang terus dikembangkan oleh produsen kopi kapal api, sehingga dapat memenangkan hati konsumen. Cara ini merupakan kunci sukses Kapal Api yang sudah bertahun-tahun menjadi pemimpin pasar roast & ground coffee (kopi tubruk) di di Indonesia dan telah eksis di lebih dari 20 negara di dunia. Faktor kedua yang membuat populernya produk kopi kapal api di Indonesia sehingga mempengaruhi Keputusan Pembelian dan kepuasan konsumen juga karena inovasi produk yang dilakukan secara berkelanjutan. Perusahaan wajib menerapkan suatu strategi yang mampu menciptakan daya tarik bagi konsumen, salah satu strategi tersebut menciptakan suatu inovasi pada produknya (Wahyu Fatakhu Rozak, 2017). Inovasi yang terus menerus dilakukan membuat produk Kapal Api terus berkembang. Kemasan yang premium dari kopinya yang dapat menarik perhatian konsumen untuk membeli produknya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 437, "width": 62, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Citra Merek", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 452, "width": 445, "height": 117, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Citra merek sebuah upaya pengelolaan suatu merek agar mendapat kesan mendalam dan positif dimata konsumen. Pengelolaan merek ini sendiri dilakukan dengan upaya serta langkah positif dengan meningkatkan kualitas produksi barang itu sendiri. Menurut Tjiptono dalam (Wulandari dan Iskandar, 2018) ,Citra merek adalah deskripsi asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu, Citra merek merupakan suatu hasil pandang atau persepsi konsumen terhadap suatu merek produk tertentu, yang didasarkan atas pertimbangan dan perbandingan dengan beberapa merek produk lainnya, pada jenis produk yang sama", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 584, "width": 445, "height": 117, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Inovasi produk Menurut (Luecke, 2003) dalam (Meirani Harsasi, S.E. n.d.), inovasi merupakan suatu proses untuk mewujudkan, mengkombinasikan, atau mematangkan suatu pengetahuan/gagasan ide, yang kemudian disesuaikan guna mendapat nilai baru suatu produk, proses, atau jasa. inovasi tidak hanya sekadar membuat suatu produk baru, namun memiliki pengertian pengelolaan semua kegiatan yang terkait dengan proses penciptaan ide, pengembangan teknologi, produksi, dan pemasaran terhadap suatu produk baru, proses manufaktur maupun peralatan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 244, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "INVEST : Jurnal Inovasi Bisnis dan Akuntansi , 3(1): 89-107", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 742, "width": 15, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "92", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 447, "height": 147, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Citra merek merupakan suatu hasil pandang atau persepsi konsumen terhadap suatu merek yang didasarkan atas pertimbangan dan perbandingan dengan beberapa merek lainnya, pada jenis produk yang sama (Wulandari dan Iskandar, 2018). Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian diantaranya adalah citra merek karena keberadaan merek menjadi semakin penting bagi konsumen terhadap keputusan pembelian (Mardiansyah, 2017). Penelitian yang dilakukan (Khumairo, Lukiana, dan T. Kasim, 2018) mengemukakan hasil penelitiannya yang menyatakan bahwa Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial citra merek berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan yang positif terhadap keputusan pembelian", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 247, "width": 447, "height": 88, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh Inovasi Produk terhadap Keputusan Pembelian Untuk menghasilkan produk yang marketable dan profitable secara berkelanjutan, maka perusahaan harus bisa memperhatikan pentingnya inovasi produk (Ihda La Aleiyya , Handoyo Djoko Waluyo, 2014). Penelitian yang dilakukan (Purwoko, 2018) mengemukakan hasil penelitiannya yang menyatakan bahwa Hasil penelitian ini menunjukkan inovasi produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 349, "width": 267, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh Citra Merek terhadap Kepuasan Konsumen", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 447, "height": 147, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berlian Rahmatulah (2019) berpendapat bahwa Citra merek merupakan faktor penting yang dapat menentukan kepuasan pelanggan. Menurut (Kotler, 2007) citra merek merupakan pemahaman konsumen mengenai merek secara keseluruhan, kepercayaan merek terhadap merek tertentu dan bagaimana konsumen memandang atau mempunyai persepsi tertentu pada suatu merek. Perusahaan mengembangkan merek sehingga memberi kesan positif di benak konsumen yang pada akhirnya akan membuat pelanggan tersebut akan merasa puas terhadap produk tersebut. Penelitian yang dilakukan (Maharani, Wijayanto dan Abrianto, 2020) mengemukakan hasil penelitiannya yang menyatakan bahwa Hasil penelitian ini menunjukkan Citra Merek berpengaruh pada Kepuasan Konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 525, "width": 282, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh Inovasi Produk terhadap Kepuasan Konsumen", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 540, "width": 447, "height": 103, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tanpa inovasi, produk suatu perusahaan dapat tenggelam dalam persaingan dengan produk-produk lain yang semakin memenuhi pasar, sehingga perusahaan akan kehilangan kepercayaan konsumen dan berpotensi ditinggalkan konsumen, dan kepuasan tidak dirasakan konsumen (Elijah Joel Mustamu, 2021).Penelitian yang dilakukan (Ismunandar, 2021) , mengemukakan hasil penelitiannya yang menyatakan bahwa Hasil penelitian ini menunjukkan Inovasi produk berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 657, "width": 319, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh keputusan pembelian terhadap Kepuasan Konsumen", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 672, "width": 445, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keputusan pembelian menurut Kotler (2007) adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen akan membeli suatu produk (Haryadi,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 244, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "INVEST : Jurnal Inovasi Bisnis dan Akuntansi , 3(1): 89-107", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 742, "width": 15, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "93", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 445, "height": 132, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2017). keputusan pembelian yang dilakukan adalah berdasarkan dengan apa yang telah dipertimbangkam oleh konsumen sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka (Grace Marleen Wariki, Lisbeth Mananeke, 2015). Kotler (2012:68) Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa yang timbul dari membandingkan persepsi tentang kinerja (atau hasil) dari suatu produk dengan harapan yang dimiliki. Maka kepuasan konsumen adalah perasaan yang muncul dari konsumen ketika ia telah merasakan efek yang ia terima pasca keputusan pembelian (Grace Marleen Wariki, Lisbeth Mananeke, 2015). Penelitian yang dilakukan (Oktarina, 2018) mengemukakan hasil penelitiannya yang menyatakan bahwa keputusan pembelian berpengaruh langsung positif terhadap kepuasan konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 232, "width": 103, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kerangka Pemikiran", "type": "Section header" }, { "left": 231, "top": 437, "width": 154, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2 Kerangka Pemikiran Sumber : Data Olahan, 2022", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 481, "width": 102, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 494, "width": 106, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Populasi dan Sampel", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 509, "width": 427, "height": 191, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016:135) dalam (Arfilindo dan Wahyuni 2014). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang telah membeli dan menggunakan produk kopi kapal api di Kota Pekanbaru, sedangkan metode sampling yang digunakan adalah denagan nonprobability sampling dengan teknik sampling dimana jumlah populasi tidak diketahui maka digunakan metode roscoe, dimana perhitungan jumlah sampel adalah dengan memperhatikan total variabel yang diteliti dimana dalam penelitian ini adalah 4 variabel, yang terdiri dari 2 variabel bebas dan 2 variabel terikat maka jumlah sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah 4 x 30 = 120 orang responden, untuk antisipasi jika terdapat data yang tidak valid maka digenapkan menjadi 150 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu accidental sampling .", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 291, "width": 313, "height": 127, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Citra Merek (X1) Inovasi Produk (X2) Keputusan pembelian (Y1) Kepuasan Konsumen (Y2) H1 H2 H3 H4 H5", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 244, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "INVEST : Jurnal Inovasi Bisnis dan Akuntansi , 3(1): 89-107", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 742, "width": 15, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "94", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 126, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Operasionalisasi Variabel", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 100, "width": 445, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adapun operasionalisasi variabel pada penelitian ini bisa dilihat pada tabel 1 sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 129, "width": 370, "height": 341, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1. Oprasionale Variabel Penelitian Variabel Indikator Pernyataan Sumber Skala Citra merek (X1) • Citra Korporat • Citra Produk • Citra Pemakai • Kopi Kapal api dapat dibeli dimana saja karena kopi tersebar disetiap toko /warung Biel, 2004 interval • Produk kopi kapal api diproduksi oleh perusahaan mempunyai reputasi yang baik. • Merek kopi kapal api mudah diingat. • Kopi instan Merek kapal api cocok untuk dinikmati setiap saat. • Kopi kapal api memiliki kualitas / mutu yang tinggi. • Merasa lebih praktis menggunakan produk kapal api. Inovasi produk (X2) • Jenis produk • Peningkatan kualitas • Kemasan fitur • kopi kapal api merupakan produk kopi instan yang memiliki kualitas yang baik Ekasari dan Roza 2017 interval • kopi kapal api merupakan produk kopi instan dengan takaran yang pas • Kopi kapal api mengunakan bahan baku yang berkualitas • Kopi kapal api memiliki kualitas rasa yang premium. • Kopi kapal api praktis dapat dinikmati dimana saja dan kapan saja. • Kemasan kopi kapal api menarik. Keputusan Pembelian (Y1) • Kemantapan membeli setelah mengetahui informasi produk.", "type": "Table" }, { "left": 178, "top": 430, "width": 305, "height": 158, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "• Memutuskan membeli karena merek yang paling disukai. • Membeli karena sesuai dengan keinginan dan kebutuhan • Membeli karena mendapat rekomendasidari orang lain. • Saya merasa kopi kapal api memiliki kualitas yang baik. Kotler dan Armstrong 2008 interval • Saya merasa mutu produk kopi kapal api sangat baik.", "type": "Table" }, { "left": 261, "top": 471, "width": 126, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "• Saya sudah terbiasa membeli kopi instan merek kapal api", "type": "List item" }, { "left": 261, "top": 491, "width": 129, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "• Produk kopi kapal api memberikan manfaat yang lebih dibanding kopi instan lainnya", "type": "List item" }, { "left": 261, "top": 521, "width": 138, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "• Saya merekomendasikan produk kopi kapal api kepada orang lain", "type": "List item" }, { "left": 261, "top": 542, "width": 121, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "• Saya mendapatkan manfaat dari membeli produk kopi kapal api.", "type": "List item" }, { "left": 261, "top": 562, "width": 126, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "• Kopi kapal api sesuai dengan yang saya inginkan.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 583, "width": 370, "height": 110, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "• Saya akan membeli kembali ulang produk kopi kapal api. Kepuasan konsumen (Y2) • puas akan mutu produk • Kepuasan atas kinerja produk inti • Puas atas kinerja atribut produk periferal • puas atas manfaat produk • Saya merasa puas dengan berbagai macam varian yang ada pada produk kopi kapal api. Ferdinand 2013 interval • Saya merasa puas dengan kualitas produk kopi kapal api.", "type": "Table" }, { "left": 261, "top": 654, "width": 131, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "• Saya merasa puas dengan rasa kopi kapal api.", "type": "List item" }, { "left": 261, "top": 674, "width": 133, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "• Saya merasa puas karena kopi kapal api dapat menghilangkan ngantuk dan menambah semangat.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 244, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "INVEST : Jurnal Inovasi Bisnis dan Akuntansi , 3(1): 89-107", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 742, "width": 15, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "95", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 259, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Dat", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 227, "width": 445, "height": 132, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk mendapatkan data relavan yang menunjang tercapainya tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya dalam pelaksanaan penelitian ini, digunakan teknik pengumpulan data dengan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan metode Partial Least Square (PLS) menggunakan software SmartPLS versi 3 .0. SEM memiliki tingkat fleksibilitas yang lebih tinggi pada penelitian yang menghubungkan antara teori dan data, serta mampu melakukan analisis jalur (path) dengan variabel laten sehingga sering digunakan oleh peneliti yang berfokus pada ilmu sosial. SmartPLS digunakan untuk menguji pengaruh citra merek dan inovasi produk terhadap keputusan pembelian dan kepuasan konsumen kopi kapal api dikota pekanbaru", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 373, "width": 122, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Hasil Dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 386, "width": 160, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Deskripsi Responden Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 401, "width": 445, "height": 103, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket dan google form, dengan sampel yang telah ditetapkan pada penelitian ini sebanyak 150 responden. Peneliti mengedarkan 150 angket dalam google form dan dari 150 angket yang terkumpul. Deskripsi profil responden terdiri dari jenis kelamin, usia, pekerjaan, kecamatan domisili, dan Kopi kemasan / kopi instan pilihan selain kopi kapal api. Profil responden menjelaskan latar belakang responden yang menjadi sampel dalam penelitian. Data mengenai karakteristik responden ditampilkan pada Tabel 2 sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 86, "width": 298, "height": 615, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2. Profil Responden Demografi Kategori Frekuensi Presentase Jenis Kelamin Laki-Laki 106 71% Perempuan 44 29% Usia 20 – 30 105 70 % 31 – 40 32 21 % >40 13 9 % Pekerjaan Karyawan/ti 83 55% Wirausaha 31 21% mahasiswa 36 24% Kecamatan domisili Binawidya 3 2% Bukit raya 31 20.7% Kulim 2 1.3% • Saya merasa puas karena Kopi kapal api memiliki tampilan yang menarik dan desain yang unik. • Saya merasa puas karena kopi kapal api adalah kopi instan sangat baik dan berkualitas. • Saya merasa puas dengan manfaat yang diberikan oleh kopi kapal api. • Saya merasa puas karena kopi kapal api memberikan potongan harga dan bonus kepada konsumen.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 244, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "INVEST : Jurnal Inovasi Bisnis dan Akuntansi , 3(1): 89-107", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 742, "width": 15, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "96", "type": "Page footer" }, { "left": 159, "top": 86, "width": 298, "height": 317, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Demografi Kategori Frekuensi Presentase Lima puluh 12 8% Marpoyan damai 10 6.7% Payung sekaki 4 2.7% Pekanbaru kota 9 6% Rumbai barat - - Rumbai timur - - Rumbai 17 11.3% Sail 15 10% Senapelan 11 7.3% Sukajadi 9 6% Tenayan raya 24 16% Tuah madani 3 2% Responden Berdasarkan Kopi kemasan / kopi instan pilihan selain kopi kapal api Luwak 41 27.3% ABC coffee 31 20.7% TOP 17 11.3% Torabika 21 14% Indocafe 19 12.7% Good day 21 14%", "type": "Table" }, { "left": 163, "top": 403, "width": 173, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber :Data Olahan Primer, 2022", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 418, "width": 445, "height": 117, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 3 menunjukkan bahwa responden konsumen kopi kapal api dengan jenis kelamin responden laki-laki sebanyak 106 (71%) dan responden perempuan sebsnyak 44 (29%). Konsumen kopi kapal api didominasi usia 20 – 30 tahun dengan presenatase sebesar 70%, responden yang memiliki pekerjaan sebagai karyawan/ti didominasi sebanyak 83 responden (55%), kemudian responden kebanyakan berdomisili di Kecamatan Bukit Raya sebanyak 31 responden (20,7%). Dan Responden berdasarkan Kopi kemasan / kopi instan pilihan selain kopi kapal api didominasi oleh kopi luwak sebanyak 41 responden (27,3%).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 550, "width": 139, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 579, "width": 445, "height": 103, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk menguji angket sebagai instrument penelitian, maka digunakan uji validitas dan reliabilitas. Suatu instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukur dan dapat mengungkapkan data dari variable yang diteliti secara tetap. Sedangkan hasil dari uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah instrument penelitian yang dipakai dapat digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Hasil uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan SPSS secara rinci dapat dilihat pada yakni sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 244, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "INVEST : Jurnal Inovasi Bisnis dan Akuntansi , 3(1): 89-107", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 742, "width": 15, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "97", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 445, "height": 58, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengujian instrument baik dari segi validitasnya maupun reliabilitasnya terhadap 150 responden dapat diperoleh hasil penelitian dimana nilai korelasinya ( r ) lebih besar dari 0.3 dan nilai koefisien kehandalannya (Alpha Cronbach ) lebih besar dari 0,6 untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 144, "width": 290, "height": 455, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 3. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Indikator CIT’C Cronbanch’s α Citra merek (X1) X1.1 0.527 0,813 X1..2 0.656 X1.3 0.444 X1.4 0.594 X1.5 0.637 X1.6 0.607 Inovasi produk (X2) X2.1 0.606 0,826 X2..2 0.632 X2.3 0.623 X2.4 0.634 X2.5 0.539 X2.6 0.546 Keputusan pembelian (Y1) Y1.1 0.653 0,934 Y1..2 0.756 Y1.3 0.745 Y1.4 0.795 Y1.5 0.786 Y1.6 0.816 Y1.7 0.828 Y1.8 0.797 Kepuasan konsumen (Y2) Y2.1 0.718 0,917 Y2..2 0.737 Y2.3 0.649 Y2.4 0.699 Y2.5 0.741 Y2.6 0.791 Y2.7 0.792 Y2.8 0.697", "type": "Table" }, { "left": 156, "top": 599, "width": 187, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: Hasil Olahan Data spss, 2022", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 613, "width": 445, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan tabel 3 diatas menunjukkan semua item pernyataan untuk antar variable x dan y mempunyai nilai korelasi lebih besar dari 0,3 dan koefisien alpha lebih besar dari 0,6. Dengan demikian berarti item pernyataan pada variabel X dan Y valid dan reliabel untuk pengujian selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 244, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "INVEST : Jurnal Inovasi Bisnis dan Akuntansi , 3(1): 89-107", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 742, "width": 15, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "98", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 115, "width": 227, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisis Model Pengukuran ( Outer Model ) Pengukuran Indikator Reflektif Uji Validitas Konvergen ( Convergent Validity )", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 159, "width": 445, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengukuran nilai convergent validity dapat dilihat dari korelasi antara skor indikator dengan skor konstruknya ( loading factor ) dengan kriteria nilai loading faktor dari setiap indikator lebih besar dari 0,70 dapat dikatakan valid.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 203, "width": 286, "height": 454, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 4. Loading factor Variabel indikator Loading factor Citra Merek (CM) CM1 0.599 CM2 0.777 CM3 0.506 CM4 0.758 CM5 0.815 CM6 0.795 Inovasi Produk (IP) IP1 0.726 IP2 0.769 IP3 0.752 IP4 0.771 IP5 0.665 IP6 0.712 Keputusan Pembelian (KP) KP1 0.731 KP2 0.824 KP3 0.800 KP4 0.847 KP5 0.840 KP6 0.861 KP7 0.878 KP8 0.848 Kepuasan Konsumen (KK) KK1 0.791 KK2 0.814 KK3 0.734 KK4 0.778 KK5 0.802 KK6 0.850 KK7 0.845 KK8 0.764", "type": "Table" }, { "left": 135, "top": 657, "width": 164, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: Hasil Olahan Data, 2022", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 672, "width": 445, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil pengolahan data dengan SmartPLS yang ditunjukkan pada Tabel 4, bahwa mayoritas indikator pada masing-masing variabel dalam penelitian ini memiliki nilai", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 244, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "INVEST : Jurnal Inovasi Bisnis dan Akuntansi , 3(1): 89-107", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 742, "width": 15, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "99", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 445, "height": 453, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "loading factor yang lebih besar dari 0,70 dan dikatakan valid. Selain itu ada 3 indikator yang memiliki nilai loading factor kurang dari 0,70 yaitu CM1, CM3 dan IP5. Nilai loading factor setelah indikator CM1, CM3, DAN IP5 dieliminasi dapat ditunjukkan pada Tabel 5 Tabel 5. Loading factor Iterasi kedua Variabel Indikator Loading factor Citra Merek (CM) CM2 0.771 CM4 0.780 CM5 0.820 CM6 0.822 Inovasi Produk (IP) IP1 0.717 IP2 0.779 IP3 0.753 IP4 0.783 IP6 0.743 Keputusan Pembelian (KP) KP1 0.731 KP2 0.824 KP3 0.800 KP4 0.848 KP5 0.840 KP6 0.861 KP7 0.878 KP8 0.848 Kepuasan Konsumen (KK) KK1 0.792 KK2 0.813 KK3 0.733 KK4 0.777 KK5 0.803 KK6 0.850 KK7 0.846 KK8 0.766", "type": "Table" }, { "left": 135, "top": 539, "width": 164, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: Hasil Olahan Data, 2022", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 553, "width": 445, "height": 59, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai loading factor untuk indikator CM2, CM4, CM5, CM6, IP1, IP2, IP3, IP4, IP6, KP1, KP2, KP3, KP4, KP5, KP6, KP7, KP8, KK1, KK2, KK3, KK4, KK5, KK6, KK7, DAN KK8, setelah indikator CM1, CM3, DAN IP5 dieliminasi dan dilakukan perhitungan kembali.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 626, "width": 239, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji Validitas Diskriminan (Discriminant Validity)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 641, "width": 445, "height": 44, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "untuk mengevaluasi validitas konvergen selain dilihat dari faktor loading, dapat dilihat dari nilai Average Variance Extracted (AVE) yang dikatakan valid apabila nilainya lebih dari 0,50.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 244, "height": 15, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "INVEST : Jurnal Inovasi Bisnis dan Akuntansi , 3(1): 89-107", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 742, "width": 21, "height": 15, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "100", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 100, "width": 445, "height": 135, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 6. Nilai AVE ( Average Variance Extracted ) Konstruk AVE Keterangan Citra Merek 0.638 Valid Inovasi Produk 0.571 Valid Keputusan pembelian 0.689 Valid Kepuasan Konsumen 0.637 Valid Sumber: Hasil Olahan Data, 2022 Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa nilai AVE ( Average Variance Extracted) memiliki nilai lebih besar dari 0,50 yang artinya nilainya valid dan memenuhi syarat nilai AVE.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 250, "width": 445, "height": 117, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji Reliabilitas Konstruk ( Construct Reliability ) Reliabilitas dilihat melalui composite reliability dan Average Variance Extracted (AVE). Reliabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa indikator-indikator mempunyai konsistensi tinggi dalam mengukur konstruk latennya. composite reliability dikatakan baik bila memiliki nilai > 0,7. Sedangan nilai Average Variance Extracted (AVE) dikatakan baik apabila memiliki nilai > 0,5. Data hasil pengujian composite reliability dan Average Variance Extracted (AVE) dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 7. Construct Reliability", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 445, "height": 59, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: Hasil Olahan Data, 2022 Berdasarkan tabel 7, dapat terlihat bahwa semua variabel memiliki nilai composite reliability > 0,7 dan nilai Average Variance Extracted (AVE) > 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa variabel sudah reliabel dalam menyusun konstruk eksogen.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 533, "width": 156, "height": 15, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengukuran Indikator Formatif", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 548, "width": 105, "height": 15, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji Multikolinearitas", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 562, "width": 445, "height": 59, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji multikolinearitas digunakan untuk memastikan apakah variabel independen tidak saling berkorelasi atau multikolinearitas. Syarat tidak terjadinya multikolinearitas yaitu nilai Variance Inflation Factor (VIF) < 10. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 369, "width": 431, "height": 338, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 8. Uji Multikolinearitas Sumber: Hasil Olahan Data, 2022 Variabel Composite Reliability Average Variance Extracted (AVE) Citra merek (X1) 0.876 0.638 Inovasi produk (X2) 0.869 0.571 Keputusan pembelian (Y1) 0.946 0.689 Kepuasan konsumen (Y2) 0.933 0.637 Keputusan Pembelian (Y1) Kepuasan Konsumen (Y2) Citra Merek (X1) 2.138 2.321 Inovasi produk (X2) 2.138 3.466 Keputusan Pembelian (Y1) 3.230", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 244, "height": 15, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "INVEST : Jurnal Inovasi Bisnis dan Akuntansi , 3(1): 89-107", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 742, "width": 21, "height": 15, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "101", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 445, "height": 44, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan tabel 8 di atas, dapat dilihai hasil multikolinearitas dinyatakan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel karena nilai Variance Inflation Factor (VIF) antar indikator masih di bawah 10.", "type": "Text" }, { "left": 240, "top": 320, "width": 136, "height": 30, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 3. Hasil Analisis Sumber : Olahan data 2022", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 445, "height": 132, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Model Struktural (Inner Model) Koefisien Determinasi ( R-Square ) R2 Pada penelitian ini menggunakan 2 buah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya yaitu variabel keputusan pembelian (KP) yang dipengaruhi oleh citra merek (CM) dan inovasi produk (IP), variable kepuasan kerja (KK) yang dipengaruhi oleh citra merek (CM) dan inovasi produk (IP) , dan variable kepuasan konsumen (KK) dipengaruhi oleh keputusan pembelian (KP).Kemampuan variabel-variabel independen memberikan hampir seluruh informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen yang mana nilai R-Square harus lebih besar dari 0.500.", "type": "Text" }, { "left": 282, "top": 496, "width": 114, "height": 15, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 9. Nilai R-square", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 569, "width": 164, "height": 15, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: Hasil Olahan Data, 2022", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 584, "width": 445, "height": 117, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada Tabel 9. keputusan pembelian (KP) 0,690, nilai Kepuasan konsumen (KK) 0,656, yang dapat dikatakan nilai tersebut memenuhi syarat nilai R-Square. Hasil ini menunjukan keputusan pembelian (KP) memiliki nilai R2 (R-Square) sebesar 69% dapat diinterpretasikan bahwa validitas konstruk Kepuasan konsumen (KK) dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh konstruk citra merek, inovasi produk dan keputusan pembelian (KK), sedangkan untuk variabel Kepuasan konsumen (KK) memiliki nilai R2 (R-Square) sebesar 65.6% yang dapat diinterpretasikan bahwa validitas konstruk keputusan pembelian (KP) dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh konstruk citra merek dan inovasi produk.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 516, "width": 262, "height": 45, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Variabel R Square Keputusan Pembelian (KP) 0,690 Kepuasan Konsumen (KK) 0,656", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 244, "height": 15, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "INVEST : Jurnal Inovasi Bisnis dan Akuntansi , 3(1): 89-107", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 742, "width": 21, "height": 15, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "102", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 445, "height": 88, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Predictive Relevance (Q-Square) Q2 Predictive Relevance (Q-Square) Q 2 untuk model struktural yang mengukur seberapa baik nilai yang dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Model memiliki predictive relevance jika nilai Qsquare > 0, sebaliknya menunjukkan model kurang memiliki predictive relevance jika nilai Q-Square ≤ 0 Perhitungan Q-Square dilakukan dengan rumus:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 188, "width": 280, "height": 88, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Maka dapat diperoleh nilai Q 2 pada penelitian ini adalah: Q = 1 – ( 1 – 0,65) (1 – 0,69) = 1 – (0,35) (0,31) = 1 – 0,1085 = 0,8915 × 100 = 89,15% ≈ 89%", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 276, "width": 445, "height": 74, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil Q2 diatas diperolah nilai 0,89 yang menunjukkan bukti bahwa model mempunyai predictive relevance yang baik karena nilai yang diperoleh lebih dari 0 (nol). Sehingga dapat disimpulkan sebesar 89% keputusan pembelian dan kepuasan konsumen Pemerintah Kota Sukabumi dipengaruhi oleh citra merek dan inovasi produk. Sedangkan sisanya 11% dipengaruhi faktor lain yang tidak termasuk dalam model penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 74, "height": 15, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Effect Size (f2)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 379, "width": 445, "height": 44, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "F-square dilakukan untuk mengetahui apakah prediktor variabel mempunyai pengaruh lemah, cukup atau kuat pada tingkat struktural. Hasil uji F-square dapat dilihat pada tabel berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 422, "width": 398, "height": 76, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 10. Uji F-square Keputusan Pembelian Kepuasan Konsumen Citra Merek (X1) 0.086 0.006 Inovasi produk (X2) 0.621 0.155 Keputusan pembelian (Y1) 0.203", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 499, "width": 164, "height": 15, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: Hasil Olahan Data, 2022", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 513, "width": 445, "height": 74, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan tabel 10, diketahui bahwa citra merek memiliki pengaruh lemah terhadap keputusan pembelian, dan inovasi produk berpengaruh kuat terhadap keputusan pembelian. Citra merek memiliki pengaruh yang lemah terhadap kepuasan konsumen sedangkan inovasi produk dan keputusan pembelian memiliki pengaruh yang cukup terhadap kepuasan konsumen..", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 601, "width": 104, "height": 15, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengujian Hipotesis", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 616, "width": 445, "height": 88, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nilai koefisien path atau inner model menunjukan tingkat signifikansi dalam pengujian hipotesis, uji signifikansi dilakukan dengan cara metode Bootstrapping. Nilai T- table dengan tingkat signifikansi 95% adalah 1,96. Batas untuk menolak dan menerima hipotesis yang diajukan mengacu pada nilai 1,96. Dimana suatu hipotesis akan diterima bila memiliki t-statistics lebih besar dari 1,96 dan bila memiliki t-statistics lebih kecil dari 1,96 maka suatu hipotesis tersebut akan ditolak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 244, "height": 15, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "INVEST : Jurnal Inovasi Bisnis dan Akuntansi , 3(1): 89-107", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 742, "width": 21, "height": 15, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "103", "type": "Page footer" }, { "left": 246, "top": 86, "width": 121, "height": 15, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 11. Hasil Hipotesis", "type": "Section header" }, { "left": 125, "top": 101, "width": 372, "height": 149, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hipotesis Keterangan H1 Citra merek berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian Diterima H2 Inovasi produk berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian Diterima H3 Citra merek berpengaruh negatif signifikan terhadap kepuasan konsumen Ditolak H4 Inovasi produk berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan konsumen Diterima H5 Keputusan pembelian berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan konsumen Diterima", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 251, "width": 164, "height": 15, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: Hasil Olahan Data, 2022", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 274, "height": 15, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 296, "width": 447, "height": 205, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil analisis secara deskriptif menunjukkan bahwa citra merek merupakan faktor yang dianggap penting oleh responden dalam mengambil sebuah keputusan pembelian. Hal ini sejalan dengan hasil pengujian secara parsial (uji t) terhadap variabel citra merek yang berarti bahwa citra merek memiliki nilai yang signifikan. Hal ini berarti secara parsial dapat dinyatakan citra merek berpengaruh secara nyata terhadap keputusan pembelian kopi kapal api dikota pekanbaru. Dan karena variabel citra merek memiliki sample original yang positif, hal ini berarti bahwa citra merek memiliki pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian. Dengan demikian disimpulkan bahwa citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian kopi kapal api dikota pekanbaru .Sedangkan hasil penelitian dilakukan (Khumairo, Ninik Lukiana, dan Kasno T. Kasim, 2018) menunjukan bahwa citra merek berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan yang positif terhadap keputusan pembelian. Hal ini menunjukkan tidak adanya perbedaan antara penelitian sebelumnya dan penelitian yang saat ini dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 289, "height": 15, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh Inovasi Produk Terhadap Keputusan Pembelian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 530, "width": 445, "height": 176, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil analisis secara deskriptif menunjukkan bahwa inovasi produk merupakan faktor yang dianggap penting oleh responden dalam mengambil sebuah keputusan pembelian. Hal ini sejalan dengan hasil pengujian secara parsial (uji t) terhadap variabel inovasi produk yang berarti bahwa inovasi produk memiliki nilai yang signifikan. Hal ini berarti secara parsial dapat dinyatakan inovasi produk berpengaruh secara nyata terhadap keputusan pembelian kopi kapal api dikota pekanbaru. Dan karena variabel inovasi produk memiliki sample original yang positif, hal ini berarti bahwa inovasi produk memiliki pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian. Hal ini dikarenakan kopi kapal api yang memiliki takaran yang pas sehingga memberi daya Tarik dalam melakukan keputusan pembelian. Dengan demikian disimpulkan bahwa inovasi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian kopi kapal api dikota pekanbaru. Sedangkan hasil penelitian (Aji Purwoko, 2018) menunjukan bahwa inovasi produk berpengaruh", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 244, "height": 15, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "INVEST : Jurnal Inovasi Bisnis dan Akuntansi , 3(1): 89-107", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 742, "width": 21, "height": 15, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "104", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 445, "height": 29, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "terhadap keputusan pembelian konsumen.. Hal ini menunjukkan tidak adanya perbedaan antara penelitian sebelumnya dan penelitian yang saat ini dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 269, "height": 15, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh Citra Merek Terhadap Kepuasan Konsumen", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 144, "width": 445, "height": 191, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil analisis secara deskriptif menunjukkan bahwa citra merek merupakan faktor yang dianggap penting oleh responden terhadap kepuasan konsumen. Namun hal ini tidak sejalan dengan hasil pengujian secara parsial (uji t) terhadap variabel citra merek yang menyatakan bahwa citra merek memiliki nilai yang tidak signifikan. Hal ini berarti secara parsial dapat dinyatakan citra merek tidak berpengaruh secara nyata terhadap kepuasan konsumen kopi kapal api dikota pekanbaru. Dan karena variabel citra merek memiliki sample original yang negatif, hal ini berarti bahwa citra merek memiliki pengaruh yang negatif terhadap kepuasan konsumen. Dengan demikian disimpulkan bahwa citra merek berpengaruh negatif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen kopi kapal api dikota pekanbaru . Sedangkan hasil penelitian (Oktavia Retno Maharani, Heri Wijayanto, Tegoeh Hari Abrianto, 2020) menunjukan Citra Merek berpengaruh pada Kepuasan Konsumen. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan antara penelitian sebelumnya dan penelitian yang saat ini dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 349, "width": 284, "height": 15, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh Inovasi Produk Terhadap Kepuasan Konsumen", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 447, "height": 176, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil analisis secara deskriptif menunjukkan bahwa inovasi produk merupakan faktor yang dianggap penting oleh responden terhadap kepuasan konsumen. Hal ini sejalan dengan hasil pengujian secara parsial (uji t) terhadap variabel inovasi produk yang berarti bahwa inovasi produk memiliki nilai yang signifikan. Hal ini berarti secara parsial dapat dinyatakan inovasi produk berpengaruh secara nyata terhadap kepuasan konsumen kopi kapal api dikota pekanbaru. Dan karena variabel inovasi produk memiliki sample original yang positif, hal ini berarti bahwa inovasi produk memiliki pengaruh yang positif terhadap kepuasan konsumen. Dengan demikian disimpulkan bahwa inovasi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen kopi kapal api dikota pekanbaru . Sedangkan hasil penelitian (Ismunandar, 2021) menunjukan bahwa Inovasi produk berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Konsumen. Hal ini menunjukkan tidak adanya perbedaan antara penelitian sebelumnya dan penelitian yang saat ini dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 554, "width": 319, "height": 15, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh Keputusan Pembelian Terhadap Kepuasan Konsumen", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 569, "width": 445, "height": 132, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil analisis secara deskriptif menunjukkan bahwa keputusan pembelian merupakan faktor yang dianggap penting oleh responden terhadap kepuasan konsumen. Hal ini sejalan dengan hasil pengujian secara parsial (uji t) terhadap variabel keputusan pembelian yang berarti bahwa keputusan pembelian memiliki nilai yang signifikan. Hal ini berarti secara parsial dapat dinyatakan keputusan pembelian berpengaruh secara nyata terhadap kepuasan konsumen kopi kapal api dikota pekanbaru. Dan karena variabel keputusan pembelian memiliki sample original yang positif, hal ini berarti bahwa keputusan pembelian memiliki pengaruh yang positif terhadap kepuasan konsumen. Dengan demikian disimpulkan bahwa keputusan pembelian berpengaruh positif dan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 244, "height": 15, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "INVEST : Jurnal Inovasi Bisnis dan Akuntansi , 3(1): 89-107", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 742, "width": 21, "height": 15, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "105", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 445, "height": 58, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "signifikan terhadap kepuasan konsumen kopi kapal api dikota Pekanbaru. Sedangkan hasil penelitian Dian Oktarina (2018) menunjukan bahwa keputusan pembelian berpengaruh langsung positif terhadap kepuasan konsumen. Hal ini menunjukkan tidak adanya perbedaan antara penelitian sebelumnya dan penelitian yang saat ini dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 159, "width": 60, "height": 15, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Penutup", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 174, "width": 64, "height": 15, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kesimpulan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 188, "width": 445, "height": 308, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh citra merek dan inovasi produk terhadap keputusan pembelian dan kepuasan konsumen kopi kapal api dikota pekanbaru. Adapun beberapa kesimpulan yang dapat disimpulkan Citra merek memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian kopi kapal api dikota Pekanbaru. Dalam penelitian ini Citra merek memiliki pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian, sehingga apabila pengaruh citra merek tinggi maka akan meningkatkan keputusan pembelian, Inovasi produk memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian kopi kapal api dikota Pekanbaru. Dalam penelitian ini inovasi produk memiliki pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian, sehingga apabila pengaruh inovasi produk tinggi maka akan meningkatkan keputusan pembelian, Citra merek tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen kopi kapal api dikota Pekanbaru. Dalam penelitian ini Citra merek memiliki pengaruh yang negatif terhadap kepuasan konsumen, sehingga apabila pengaruh citra merek tinggi maka tidak akan meningkatkan kepuasan konsumen, Inovasi produk memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen kopi kapal api dikota Pekanbaru. Dalam penelitian ini inovasi produk memiliki pengaruh yang positif terhadap kepuasan konsumen, sehingga apabila pengaruh inovasi produk tinggi maka akan meningkatkan kepuasan konsumen, Keputusan pembelian memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen kopi kapal api dikota Pekanbaru. Dalam penelitian ini Keputusan pembelian memiliki pengaruh yang positif terhadap kepuasan konsumen, sehingga apabila pengaruh Keputusan pembelian tinggi maka akan meningkatkan kepuasan konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 510, "width": 76, "height": 15, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 525, "width": 445, "height": 30, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adi, R., & Sukarno, G. (2021). Kinerja Karyawan Industri Sandal Dan Sepatu Di Desa Wedoro Di Era Pandemi Covid-19. 10 (2), 178–193.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 554, "width": 445, "height": 74, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Arfilindo, H, Sri,W. (2014). Pengaruh Aktivitas Belajar Dan Kemandirian Dalam Mengerjakan Tugas Terhadap Hasil Belajar Siswa Ekonomi Kelas XI di SMA Semen Padang. Economica: Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat , 3 (1), 95-99. Arianto, N. (2020). Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian .", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 628, "width": 422, "height": 44, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3 (1), 12–22. Berlian Rahmatulah, Ismail Razak. 2019. “Pengaruh Kualitas Produk Dan Citra Merek Terhadap Kepuasan Pelanggan Helm Merek Kyt Di Kecamatan Bintara Kota Bekasi.” Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana 7(3).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 672, "width": 445, "height": 29, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Budiono, A. (2020). Pengaruh kualitas pelayanan, harga, promosi, dan citra merek terhadap kepuasan pelanggan melalui keputusan pembelian. Equilibrium : Jurnl", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 244, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "INVEST : Jurnal Inovasi Bisnis dan Akuntansi , 3(1): 89-107", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 742, "width": 21, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "106", "type": "Page footer" }, { "left": 109, "top": 86, "width": 421, "height": 29, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pelatihan Pendidikan Dan Ekonomi, 17(02), 1–15. https://doi.org/10.25134/equi.v17i02..", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 115, "width": 445, "height": 44, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ekasari, N., & Roza, S. (2017). Pengaruh Inovasi Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Bisnis Pada Umkm Keripik Pisang Dharma Jaya. Jurnal Manajemen Terapan Dan Keuangan, 6(03),147–225.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 159, "width": 445, "height": 44, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Elijah Joel Mustamu, N. (2021). Pengaruh Inovasi Produk Terhadap Loyalitas Konsumen Dengan Kepuasan Konsumen Sebagai Variabel Intervening Pada KFC Srondol. Jurnal Administrasi Bisnis, X(I), 689–696.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 203, "width": 445, "height": 30, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Augusty, Ferdinand. (2013). Metode Penelitian Manajemen. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 232, "width": 445, "height": 88, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Grace Marleen Wariki , Lisbeth Mananeke, H. tawas. (2015). Pengaruh Bauran Promosi, Persepsi Harga Dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Dan Kepuasan Konsumen Pada Perumahan Tamansari Metropolitan Manado. Jurnal EMBA , 3 (2), 1073–1085. Haryadi, T. Y. (2017). Pengaruh persepsi harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian konsumen yang dimediasi kepuasan konsumen. Journal of Business & Applied Management , 10 (1), 55–79..", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 320, "width": 445, "height": 161, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ihda La Aleiyya , Handoyo Djoko Waluyo, W. (2014). Pengaruh Inovasi Produk Baru, Citra Merek, Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pc Tablet Apple Ipad (Studi Kasus Pada Mahasiswa Pengguna Ipad Di Fisip Undip Semarang) Pengguna Ipad Di Fisip Undip Semarang ) [email protected] tingkat persaingan bisni. Diponegoro journal of social and politic Tahun , 1–8. Ismunandar. 2021. “Pengaruh Inovasi Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Illo Cake Pattiserie & Bistro Di Kota Bima.” Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen Dan Kewirausahaan 1:92–98. doi: 10.46306/vls.v1i1. Khumairo, Ninik, L , and Kasno T.K. 2018. “Pengaruh Citra Merek Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Kopi Kapal Api Di Lumajang Khumairo’ 1 STIE Widya Gama Lumajang.” 1(1):262–70.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 481, "width": 445, "height": 30, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid 1 Edisi Ke-12. Alih Bahasa oleh Bob Sabran. Erlangga. Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 510, "width": 445, "height": 59, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Maharani, Oktavia, R , Heri, W, and Tegoeh, H, A. 2020. “Pengaruh Citra Merek Dan Kualitas Produk Pada Kepuasan Konsumen Dimoderasi Oleh Loyalitas (Study Kasus Pada Lipstcik Wardah) Oktavia.” Jurnal Ekonomi, Manajemen Dan Akuntansi 4(1):97– 111.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 569, "width": 445, "height": 132, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mardiansyah, F. (2017). Pengaruh Citra Merek, Kualitas Layanan, Harga Dan Media Sosial Terhadap Keputusan Pembelian. Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen , 6 , 2–21. Oktarina, Dian. 2018. “Pengaruh Ekuitas Merek, Motivasi Dan Keputusan Pembelian Terhadap Kepuasan Konsumen.” Jurnal Ilmiah FE-UMM 12(1):9–15. Purwoko, A. (2018). Pengaruh Inovasi Produk Dan Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Pada Yuam Roasted Coffe Kebumen . Solikatun, D. T. K., & Argyo, D. (2015). Perilaku Konsumsi Kopi Sebagai Budaya Masyarakat Konsumsi: Studi Fenomenologi Pada Peminum Kopi di Kedai Kopi Kota Semarang. Jurnal Analisa Sosiologi UNS , 4(1) , 60–74.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 244, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "INVEST : Jurnal Inovasi Bisnis dan Akuntansi , 3(1): 89-107", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 742, "width": 21, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "107", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 445, "height": 58, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Venessa, Ike, and Zainul, A . 2015. “Pengaruh Citra Merek (Brand Image) Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Survei Pada Mahasiswa Progran Studi Administrasi Universitas Brawijaya Malang Tahun Angkatan 2013 / 2014 Dan 2014 / 2015 Pengguna Kartu Pra-Bayar Simpati ).” 51(1):44–48.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 144, "width": 445, "height": 45, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rozak, W. F., & Soekotjo, H. (2019). Pengaruh Inovasi Produk, Harga Dan Word of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Jersey Di Persebaya Store. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen (JIRM), 8(11)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 188, "width": 445, "height": 59, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wandy Zulkarnaen, N. N. A. (2018). Pengaruh Strategi Penetapan Harga Terhadap Kepuasan Konsumen (Studi Terhadap Rema Laudry Dan Simply Fresh Laundry Di Jalan Cikutra Bandung). Jurnal Ilmiah Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi (MEA) , 2 (1), 106– 128.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 247, "width": 445, "height": 59, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wulandari, R. D., & Iskandar, D. A. (2018). Pengaruh Citra Merek Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Pada Produk Kosmetik. Jurnal Riset Manajemen Dan Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT , 3 (1), 11–18. https://doi.org/10.36226/jrmb.v3i1.81", "type": "Table" } ]
1511eeaa-24d1-5bab-29e5-5637511625cd
http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/download/431/172
[ { "left": 167, "top": 818, "width": 262, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia (JMPI), 9(2), 2023, 532-542", "type": "Page footer" }, { "left": 59, "top": 22, "width": 89, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Original Article", "type": "Page header" }, { "left": 470, "top": 17, "width": 64, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN : 2442-6032 e-ISSN : 2598-9979", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 59, "width": 101, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI : 10.35311/jmpi.v9i2.431", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 84, "width": 485, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Efektivitas Antihiperurisemia Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Kelor ( Moringa aloeifere L.) dan Daun Sukun ( Artocarpus altilis ) pada Tikus Jantan ( Rattus norvegicus )", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 142, "width": 352, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rifa’atul Mahmudah 1* , Muhammad Ilyas Yusuf 2 , Wa Ode Islami Nur 1", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 159, "width": 378, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Program Studi Farmasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Mandala Waluya", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 173, "width": 149, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Politeknik Bina Husada Kendari", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 204, "width": 52, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 193, "top": 217, "width": 348, "height": 228, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hiperurisemia merupakan penyakit yang ditandai dengan kadar asam urat melebihi kadar normalnya. Prevalensi penyakit tersebut terus meningkat dari tahun ke tahun. Bagian tanaman yang diduga memiliki efek sebagai antihiperurisemua ialah daun kelor dan daun sukun. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui efektivitas kombinasi ekstrak daun kelor (EDK) dan ekstrak daun sukun (EDS) yang telah distandarisasi sebagai antihiperurisemia. Metode penelitian yang digunakan berupa analitik eksperimental. EDK dan EDS diperoleh dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol. Sampel tersebut diskrining fitokimia dan distandarisasi mutu ekstraknya, kemudian dilanjutkan dengan uji aktivitas antihiperurisemia terhadap tikus. Hasil penelitian menunjukan bahwa EDK dan EDS mengandung golongan senyawa alkaloid, tannin, flavonoid, dan saponin. Triterpenoid juga terdapat dalam EDS. Berdasarkan standarisasi parameter mutu, kedua ekstrak secara spesifik dan non-spesifik telah memenuhi ketetapan Depkes RI. Efektivitas antihiperrurisemia dapat diamati mulai dari dosis 1 (0,21 mg/200gBB EDK dan 0,16 mg/200gBB EDS), dosis 2 (0,21 mg/200gBB EDK dan 0,8 mg/200gBB EDS), dosis 3(0,10 mg/200gBB EDK dan 0,16 mg/200gBB EDS), serta dosis 4 (0,10 mg/200gBB EDK dan 0,8 mg/200gBB EDS), hampir serupa dengan yang ditunjukkan oleh obat pembanding (Allupurinol), meskipun efek yang paling baik ditunjukkan oleh dosis 1 dengan penurunan 67,8%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kombinasi EDK dan EDS mampu memberikan efektivitas antihiperurisemia.", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 454, "width": 230, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Antihiperurisemia, Daun Kelor, Daun Sukun", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 484, "width": 59, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 193, "top": 498, "width": 349, "height": 239, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hyperuricemia is a disease characterized by uric acid levels exceeding normal levels. The prevalence of this disease continues to increase from year to year. The parts of the plant that are thought to have an antihyperuric effect are moringa leaves and breadfruit leaves. The aim of this research is to determine the effectiveness of a combination of Moringa leaf extract (EDK) and breadfruit leaf extract (EDS), which has been standardized as an antihyperuricemia. The research method used is experimental analysis. EDK and EDS were obtained by maceration using an ethanol solvent. The samples were screened for phytochemicals, and the quality of the extract was standardized. We then continued with antihyperuricemia activity testing on mice. The research results showed that EDK and EDS contain alkaloid, tannin, flavonoid and saponin compounds. Triterpenoids are also found in EDS. Based on standardization of quality parameters, both specific and non-specific extracts have met the provisions of the Indonesian Ministry of Health. Antihyperruricemic effectiveness can be observed starting from dose 1 (0.21 mg/200gBW EDK and 0.16 mg/200gBW EDS), dose 2 (0.21 mg/200gBW EDK and 0.8 mg/200gBW EDS), dose 3 (0.10 mg/200gBW EDK and 0.16 mg/200gBW EDS), as well as dose 4 (0.10 mg/200gBW EDK and 0.8 mg/200gBW EDS), which are almost similar to those shown by the comparator drug (Allupurinol), although the best effect was shown by dose 1 with a reduction of 67.8%. So it can be concluded that the combination of EDK and EDS is able to provide antihyperuricemia effectiveness.", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 746, "width": 268, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Antihyperuricemia, Moringa Leaves, Breadfruit Leaves", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 210, "width": 120, "height": 155, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sitasi: Mahmudah, R., Yusuf, M. I., & Nur, W. O. I. (2023). Uji Efektivitas Antihiperurisemia Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Kelor ( Moringa aloeifere L.) dan Daun Sukun ( Artocarpus altilis ) pada Tikus Jantan ( Rattus norvegicus ). Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia, 9(2), 532-542. https://doi.org/10.35311/jmpi. v9i2.431", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 433, "width": 124, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Submitted: 05 September 2023 Accepted: 15 Desember 2023 Published: 27 Desember 2023", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 530, "width": 113, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Penulis Korespondensi: Rifa’atul Mahmudah Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 667, "width": 112, "height": 58, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 156, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2", "type": "Page header" }, { "left": 526, "top": 31, "width": 14, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "533", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 810, "width": 91, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JMPI | Desember 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 192, "top": 810, "width": 224, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available @ http://www.jurnal-pharmaconmw.com/jmpi", "type": "Page footer" }, { "left": 468, "top": 810, "width": 72, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahmudah, et al.", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 91, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 85, "width": 229, "height": 353, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hiperurisemia adalah suatu keadaan kadar asam urat di dalam darah mengalami peningkatan dan mengalami kejenuhan. Hal ini dapat terjadi karena meningkatnya sintesis asam urat, penurunan ekskresi asam urat oleh ginjal, atau keduanya. Hiperurisemia tidak menunjukkan gejala akan tetapi komplikasi kronis dari kondisi ini dapat menyebabkan gout arthritis , yakni peradangan pada sendi akibat deposisi kristal monosodium urate (MSU). Asam urat merupakan hasil oksidasi dari degradasi purin. Di dalam tubuh, xantin oksidoreduktase mengkatalisis hidroksilasi oksidatif hipoksantin menjadi xantin, selanjutnya menjadi asam urat, disertai produksi spesies oksigen reaktif. Asam urat biasanya membentuk ion dan garam yang dikenal sebagai kristal urat dan asam urat dalam serum. Secara klinis, apabila kelebihan produksi atau kekurangan ekskresi asam urat mengakibatkan terjadinya peningkatan kadar asam urat. Dikatakan hiperurisemia jika kadar asam urat darah pada pria >7,0 mg/dL dan pada wanita >6,0 mg/dL(Chen et al., 2016).", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 441, "width": 191, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Data World Health", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 456, "width": 226, "height": 115, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Organization (WHO) (2018), prevalensi gout arthritis sebanyak 34,2% dan mengalami kenaikan dengan jumlah 1.370 (33,3%) pada tahun 2018. Prevalensi asam urat menurut Riset Kesehatan Dasar (2018) pada umur 75 tahun sebanyak (54,8%) penderita wanita juga lebih banyak (8,46%) dibandingkan dengan pria (6,13%).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 575, "width": 226, "height": 219, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengobatan hiperurisemia umumnya menggunakan obat-obatan sintetik seperti allopurinol. Obat ini bekerja dengan cara menghambat aktivitas xantin oksidase. Enzim xantin oksidase akan mengubah hipoxantin menjadi xantin dan selanjutnya diubah menjadi asam urat (Katzung, 2013a). Allopurinol merupakan obat pilihan bagi pasien yang memiliki kelebihan dalam asam urat, pembentukan tophus, nefrolitiasis , ataupun kontraindikasi yang ditujukan untuk terapi urikosurik lain akan tetapi konsumsi allopurinol dalam jangka waktu yang panjang atau secara berlebihan bisa memberikan efek samping, seerti terjadinya hepatitis, gangguan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 70, "width": 226, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pencernaan, munculnya ruam pada kulit, berkurangnya jumlah sel darah putih, dan kerusakan hati (Katzung, 2013b). Oleh karena itu perlu dikembangkan obat-obatan tradisional sebagai antihiperurisemia yang lebih aman dan efektif.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 160, "width": 226, "height": 144, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banyak senyawa yang berasal dari tanaman memiliki potensi sebagai antihiperurisemia. Dalam studi in vitro, flavonoid, alkaloid, minyak esensial, senyawa fenolik, tanin, glukosida iridoid, dan kumarin menunjukkan potensi efek penurunan kadar asam urat dengan mekanisme penghambatan xantin oksidase, serta triterpenoid dan xantofil bertindak melalui efek antiinflamasinya (Ling & Bochu, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 308, "width": 226, "height": 486, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengobatan penyakit menggunakan tanaman obat mendapatkan minat baru dan penelitian tentang tanaman obat telah meningkat di seluruh dunia karena beranggapan memiliki efek samping yang lebih sedikit. Salah satu tumbuhan yang memiliki potensi sebagai obat herbal yaitu kelor ( Moringa aloeifera L.). Daun kelor banyak digunakan sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan beberapa penyakit medis maupun non-medis. Senyawa kimia yang terkandung dalam daun kelor antara lain tanin, steroid, triterpenoid, flavonoid, saponin, antrakuinon dan alkaloid (Kasolo et al., 2010). Menurut Jusnita & Tridharma (2019) melaporkan bahwa daun kelor memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi, antioksidan, antitumor, antialergi, antiviral, dan antiangiogenik. Menurut penelitian (Putra et al., 2019), ekstrak etanol daun kelor ( Moringa aloeifera L.) pada dosis 1,54 mg/kgBB mampu menurunkan kadar asam urat pada mencit Tanaman yang diduga dapat memberikan efek terapi dalam menurunkan kadar asam urat lainya adalah sukun (Artocarpus altilis) . Tanaman ini banyak ditemui di Indonesia dan kaya akan kandungan senyawa kimia. Pada daunya terdapat beberapa kandungan metabolit sekunder yaitu alkaloid, antrakinon, flavonoid, kumarin, saponin (steroid dan triterpenoid), tannin (polifenolat), minyak atsiri (terpenoid), dan sebagainya. Aktivitas", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 156, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2", "type": "Page header" }, { "left": 526, "top": 31, "width": 14, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "534", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 810, "width": 91, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JMPI | Desember 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 192, "top": 810, "width": 224, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available @ http://www.jurnal-pharmaconmw.com/jmpi", "type": "Page footer" }, { "left": 468, "top": 810, "width": 72, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahmudah, et al.", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 226, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "farmakologi flavonoid pada daun sukun dapat digunakan sebagai anti-inflamasi, analgesik, antioksidan (Maharani et al., 2014). Selain itu, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Novita (2018) penggunaan daun sukun dapat menurunkan kadar asam urat pada dosis 1,15 mg/kgBB pada mencit.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 174, "width": 226, "height": 145, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil temuan penelitian penelitian sebelumnya terhadap efek ekstrak etanol daun kelor ( Moringa aloeifera L.) dan daun sukun (Artocarpus altilis) dalam menurunkan kadar asam urat, maka mengkombinasi sampel tersebut diharapkan dapat memberikan efektivitas penurunan kadar asam urat yang lebih baik, dibanding bentuk tunggalnya, serta minim efek samping.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 335, "width": 122, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN Alat", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 364, "width": 226, "height": 100, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah gelas beaker, corong, timbangan analitik ( Ohaus NV323 ), gelas ukur ( Pyrex ® ), jarum oral, kertas saring, spoit, gelas kimia ( Pyrex ® ), gunting, mortar, stemper, tabung reaksi ( Pyrex ® ), rak tabung, rotary evaporator, Alat digital dan strip asam urat ( Easy touch ® )", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 474, "width": 226, "height": 145, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun kelor ( Moringa aloeifera L.), daun sukun (Artocarpus altilis) , allopurinol, Na.CMC, akuades, kafein murni, etanol 96 %, mayer, bouchardt, wagner, dragendrof, H 2 SO 4 , FeCl 3 1%, Mg, HCl 2%, asam asetat anhidrat, aqua pro injeksi serta hewan uji yang digunakan yaitu tikus jantan galur wistar (Rattus norvegicus) .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 629, "width": 115, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyiapan Sampel Uji", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 644, "width": 226, "height": 144, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sampel ekstrak daun kelor (EDK) berasal PT. Industri Jamu Borobudur yang diperoleh melalui cara maserasi dengan menggunakan palarut etanol 70%. Sedangkan ekstrak daun sukun (EDS) berasal dari simplisia daun kelor yang berasal dari Kelurahan Konawe, Kecamatan Kusambi, Kabupaten Muna Barat. Daun sukun tersebut disortasi basah, dipotong kecil-kecil, lalu dikeringkan dengan cara diangin-anginkan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 70, "width": 226, "height": 249, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tanpa sinar matahari langsung, kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk. Serbuk simplisia sebanyak 700 gram diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96% selama 3 x 24 jam sambil sesekali diaduk. Maserat dipisahkan dengan cara filtrasi, proses penyaringan diulangi 2 kali (remaserasi) dengan menggunakan jenis dan jumlah pelarut yang sama. Semua maserat dikumpulkan, kemudian diuapkan dengan menggunakan rotary evaporator pada suhu 70°C sampai pelarut habis menguap. Hasil ekstrak yang telah dipekatkan lalu diangin-anginkan hingga diperoleh ekstrak kental. Kemudian ditimbang dan disimpan dalam wadah tertutup sebelum digunakan untuk pengujian selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 329, "width": 99, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Skrining Fitokimia", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 344, "width": 226, "height": 70, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Skrining fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder yang terdapat pada EDK dan EDS yang terdiri dari alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, dan steroid/triterpemoid.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 424, "width": 137, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Standarisasi Mutu Ekstrak", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 439, "width": 226, "height": 85, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Standarisasi Mutu Ekstrak dilakukan dengan uji parameter spesifik (identitas ekstrak, organoleptik, kadar sari larut air dan kadar sari larut etanol); serta uji parameter non-spesifik (susut pengeringan dan bobot jenis).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 534, "width": 172, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Efektivitas Antihiperurisemia", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 549, "width": 226, "height": 248, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hewan uji yang digunakan adalah tikus jantan (Rattus norvegicus) berumur 2-3 bulan, dengan berat badan 150-200 g. Hewan uji tersenut diadaptasikan dengan lingkungan ± selama 1 minggu. Semua hewan uji dipelihara dengan cara yang sama dan sebelum perlakuan diberikan semua tikus dipuasakan selama 18 jam. Tikus yang berjumlah 24 ekor dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu: 1) Kelompok kontrol negatif (Na.CMC 0,5%); 2) Kelopok kontrol positif (allopurinol 100 mg/kgBB tikus); 3) Kelompok dosis 1 (kombinasi EDK 0,21 mg/200gBB tikus dan EDS 0,16 mg/200gBB tikus); 4) Kelompok dosis 2 (kombinasi EDK 0,21 mg/200gBB tikus dan EDS 0,8 mg/200gBB tikus); 5) Kelompok dosis 3 (kombinasi EDK 0,10 mg/200gBB tikus", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 156, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2", "type": "Page header" }, { "left": 526, "top": 31, "width": 14, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "535", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 810, "width": 91, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JMPI | Desember 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 192, "top": 810, "width": 224, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available @ http://www.jurnal-pharmaconmw.com/jmpi", "type": "Page footer" }, { "left": 468, "top": 810, "width": 72, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahmudah, et al.", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 226, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan EDS 0,16 mg/200gBB tikus); 6) Kelompok dosis 4 (kombinasi EDK 0,10 mg/200gBB tikus dan EDS 0,8 mg/200gBB tikus).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 115, "width": 226, "height": 204, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengambilan darah dilakukan pada ekor masing-masing tikus untuk pemeriksaan kadar asam urat awal pada tikus. Tikus dikatakan normal bila kadar asam urat 1-5 mg/dL (Fitrya et al., 2010). Sebelum hewan uji diberi perlakuan, tikus terlebih dahulu diberi penginduksi kafein 5,29 mg/200g bb untuk meningkatkan kadar asam urat pada tikus, penginduksi dilakukas selama 6 hari dilakukan secara oral, kemudian diukur kadar asam uratnya tiap 2 hari sekali dinyatakan hiperurisemia ketika kadar asam urat mencit lebih dari 5 mg/dL (Fitrya et al., 2010).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 323, "width": 226, "height": 159, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah pengecekan kadar asam urat tikus, diberi larutan uji sesuai dengan kelompok masing-masing. Diukur kembali kadar asam urat tikus pada hari ke 3,5,7 dan pemberian sediaan selanjutnya dilakukan sekali sehari selama 7 hari. tikus dinyatakan normal kembali ketika kadar asam uratnya 1- 5 mg/dL Pengukuran kadar asam urat selama perlakuan dilakukan setiap 2 hari menggunakan strip asam urat dan pengambilan darah melalui vena ekor tikus.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 492, "width": 68, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis data", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 507, "width": 226, "height": 85, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan software SPSS 20, metode One-way Anova dilanjutkan dengan analisis Tukey yang dinyatakan bermakna apabila signifikan (p≤0,05) terhadap kelompok kontrol negatif.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 608, "width": 153, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 623, "width": 226, "height": 174, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daun kelor dan daun sukun melalui berbagai penelitian telah diketahui memiliki efek sebagai antihiperurisemia (Novita, 2018; Putra et al., 2019). Skrining fitokimia dilakukan setelah mendapatkan ekstrak kental yang bertujuan untuk mengetahui golongan senyawa aktif atau metabolit sekunder yang terdapat dalam ekstrak daun kelengkeng. Metode pengujian skrining fitokimia dilakukan dengan pengujian warna menggunakan suatu pereaksi warna. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 70, "width": 226, "height": 190, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(tabel 1) menunjukkan adanya kandungan senyawa metabolit sekunder berupa alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin pada ekstrak daun kelor (EDK). Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Kasolo et al. (2010). Sedangkan pada ekstrak daun sukun (EDS) mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, dan triterpenoid. Hal ini juga sudah sejalan dengan penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa daun sukun mengandung senyawa-senyawa tersebut (Maharani et al., 2014).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 263, "width": 226, "height": 308, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Skrining fitokimia merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi kandungan senyawa metabolit sekunder suatu bahan alam. Skrining fitokimia merupakan tahap pendahuluan yang dapat memberikan gambaran mengenai kadnungan senyawa tertentu dalam bahan alam yang akan diteliti. Skrining fitokimia dapat dilakukan, baik secara kualitatif, semi kuantitatif, maupun kuantitatif sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Metode skrining fitokimia secara kualitatif dapat dilakukan melalui reaksi warna dengan menggunakan suatu pereaksi tertentu. Hal penting yang mempengaruhi dalam proses skrining fitokimia adalah pemilihan pelarut dan metode ekstraksi. Pelarut yang tidak sesuai memungkinkan senyawa aktif yang diinginkan tidak dapat tertarik secara baik dan sempurna (Kristanti, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 575, "width": 226, "height": 219, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika suatu senyawa mengandung alkaloid maka pada pengujian dengan reagen dragendroff akan membentuk endapan berwarna cokelat orange, atau jingga karena senyawa alkaloid akan berinteraksi dengan ion tetraiodobismutat (III). Menurut Nafisah et al., (2014) menyatakan bahwa hasil positif pada uji bouchardat ditandai dengan terbentuknya endapan cokelat yang terjadi karena adanya ikatan kovalen koordinasi antara ion logam K + dengan alkaloid sehingga terbentuk kompleks kalium-alkaloid yang mengendap. Akan tetapi pada hasil yang saya peroleh yaitu negatif. Sedangkan hasil positif senyawa alkaloid pada pereaksi mayer", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 156, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2", "type": "Page header" }, { "left": 526, "top": 31, "width": 14, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "536", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 810, "width": 91, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JMPI | Desember 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 192, "top": 810, "width": 224, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available @ http://www.jurnal-pharmaconmw.com/jmpi", "type": "Page footer" }, { "left": 468, "top": 810, "width": 72, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahmudah, et al.", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 226, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ditunjukkan dengan terbentuknya endapan putih hingga kekuningan (Svehla G, 1990).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 115, "width": 442, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Skrinning fitokimia ekstrak etanol daun kelor ( Moringa aloeifera L.) dan daun sukun (Artocarpus altilis)", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 148, "width": 437, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. Pemeriksaan Senyawa Pereaksi Parameter Hasil (+/-) EDK EDS 1 Uji Alkaloid Dragendroff, Mayer , dan Wagnerr Endapan jingga ( Dragendroff ), Endapan", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 185, "width": 66, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kuning ( Mayer ),", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 185, "width": 425, "height": 145, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Endapan coklat ( Wagnerr ). + + 2 Uji Flavonoid Mg dan HCl 2N Warna kuning + + 3 Uji Saponin Aquadest panas dan HCl 2N Positif jika adanya busa yang stabil selama 10 menit dan tidak hilang setelah ditetes HCL 2N + + 4 Uji Tanin FeCl 3 Perubahan warna menjadi hitam kehijauan. + + 5 Uji Steroid Pereaksi Lieberman- Buchard Positif jika terjadi perubahan warna menjadi merah kecoklatan. - - 6 Uji Triterpenoid Pereaksi Lieberman- Buchard Perubahan warna menjadi coklat - +", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 334, "width": 456, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan : (EDK) Ekstrak daun kelor; (EDS) Ekstrak daun sukun; (-) Tidak mengandung metabolit sekunder; (+) Mengandung metabolit sekunder.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 356, "width": 226, "height": 145, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji senyawa flavanoid menggunakan serbuk Mg dan HCl pekat. Hasil identifikasi menunjukkan hasil positif karena terbentuk warna merah ungu. Menurut Harborne, (1987) senyawa flavanoid akan tereduksi dengan Mg dan HCl pekat sehingga menghasilkan warna merah, kuning atau jingga. Uji senyawa tanin dilakukan dengan melarutkan ekstrak menggunakan etanol kemudian ditambahkan FeCl 3 .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 490, "width": 226, "height": 130, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil identifikasi menunjukkan hasil positif karena terjadi perubahan warna menjadi hijau kehitaman yang termasuk tanin terkondensasi. Menurut Ikalinus et al., (2015) menyatakan bahwa pada pengujian tanin ditambahkan FeCl 3 akan bereaksi dengan salah satu gugus hidroksil pada senyawa tanin yang akan menimbulkan warna.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 623, "width": 226, "height": 175, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji senyawa steroid dan triterpenoid dengan menggunakan asam asetat anhidrat dan H 2 SO4. Hasil identifikasi menunjukkan hasil negatif pada ekstrak daun kelor dan positif pada ekstrak daun sukun karena pada ekstrak daun kelor tidak terbentuknya warna hijau kebirua, sedangkan pada ekstrak daun sukun terbentuk adanya cincin coklat pada uji triterpenoid. Suatu steroid jika direaksikan dengan asam asetat anhidrat dan H 2 SO 4 akan menghasilkan warna hijau atau biru. Reaksi yang terjadi antara steroid dengan asam asetat", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 356, "width": 226, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "anhidrat adalah reaksi asetilasi gugus OH pada steroid.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 386, "width": 226, "height": 159, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji senyawa saponin dilakukan dengan memasukkan esktrak daun kelor dan daun sukun kedalam tabung kemudian ditambahkan 5 ml air panas lalu dikocok kuat. Hasil identifikasi menunjukkan positif saponin karena busa yang terbentuk setelah pengocokan. Menurut Raharjo et al. (2012) menyatakan bahwa saponin memiliki gugus hidrofilik yang berikatan dengan air dan hidrofobik yang berikatan dengan udara, sehingga akan terbentuk busa ketika dikocok.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 549, "width": 226, "height": 219, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah mengetahui kandungan metabolit sekundernya, dilakukan pengujian standarisasi mutu pada masing masing ekstrak dengan tujuan untuk memenuhi persyaratan bahan baku bahan alam yang dapat dijadikan alternatif pengobatan sesuai dengan peraturan BPOM untuk menjamin konsistensi dan keseragaman khasiat yang baik (Depkes RI, 2000). Standarisasi ini meliputi uji parameter spesifik (identitas, organoleptik, dan senyawa terlarut dalam pelarut tertentu), serta uji parameter non- spesifik (susut pengeringan dan bobot jenis). Hasil pengamatan tersebut terlihat pada Table 2 dan Tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 772, "width": 226, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Parameter spesifik meliputi identitas ekstrak yang dapat memastikan bahwa", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 156, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2", "type": "Page header" }, { "left": 526, "top": 31, "width": 14, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "537", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 810, "width": 91, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JMPI | Desember 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 192, "top": 810, "width": 224, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available @ http://www.jurnal-pharmaconmw.com/jmpi", "type": "Page footer" }, { "left": 468, "top": 810, "width": 72, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahmudah, et al.", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 226, "height": 71, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tanaman tersebut merupakan asli tanaman kelor dan sukun. Identitas ekstrak daun kelor diperoleh berdasarkan sertifikat of analisis yang diperoleh di PT. Industri Jamu Borobudur selaku produsen ektrak.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 145, "width": 226, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan identitas ekstrak daun sukun diperoleh dari determinasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Fitokimia- Farmakognosi Universitas Mandala Waluya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 204, "width": 226, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil yang diperoleh pada penetapan kadar senyawa larut air dan kadar senyawa larut etanol sudah sesuai berdasarkan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 70, "width": 226, "height": 160, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Farmakope Herbal Indonesia dengan yang menyatakan bahwa persyaratan parameter spesifik kadar senyawa larut air ekstrak daun kelor yaitu ≤4,9% dan kadar senyawa larut etanol ≤5,0% sedangkan senyawa larut dalam air ekstrak daun sukun yaitu ≤5,3% dan ekstrak larut dalam etanol ≤8,6% pengujian senyawa yang terlarut ini bertujuan untuk mengetahui jumlah yang paling banyak yang larut dalau suatu pelarut tersebut (Depkes RI, 2000).", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 254, "width": 196, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Hasil uji parameter spesifik ekstrak", "type": "Caption" }, { "left": 99, "top": 416, "width": 239, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan: (EDK) Ekstrak daun kelor; (EDS) Ekstrak daun sukun.", "type": "Caption" }, { "left": 191, "top": 439, "width": 216, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Hasil uji parameter non-spesifik ekstrak", "type": "Caption" }, { "left": 105, "top": 459, "width": 362, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. Parameter Hasil EDK EDS 1 Susut Pengeringan 1,90%±0,64 1,3%± 0,43 2 Bobot Jenis (5%) 1,02 g/mL 1,03 g/mL", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 520, "width": 239, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan: (EDK) Ekstrak daun kelor; (EDS) Ekstrak daun sukun.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 538, "width": 226, "height": 254, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat diketahui bahwa kadar senyawa larut dalam air pada ekstrak daun kelor lebih tinggi dibandingkan dengan kadar senyawa larut dalam etanol, artinya kadar senyawa polar lebih tinggi dibandingkan dengan kadar senyawa semi polarnya. Sedangkan pada ekstrak daun sukun diperoleh hasil bahwa kadar senyawa larut dalam air lebih tinggi dibandingkan dengan kadar senyawa larut dalam etanol, artinya kadar senyawa polar lebih tinggi dibandingkan dengan kadar senyawa semi polarnya. Penetapan kadar senyawa larut dalam air dan etanol ini merupakan dugaan secara umum banyaknya senyawa yang bersifat polar (yang larut air) maupun bersifat semi polar (terlarut dalam", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 538, "width": 226, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "etanol). Penetapan senyawa larut dalam air maupun etanol ini tidak secara langsung mempengaruhi efek farmakologis senyawa aktif dalam ekstrak.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 603, "width": 226, "height": 189, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penentuan parameter non-spesifik ekstrak yang dilakukan meliputi susut pengeringan bertujuan untuk memperlihatkan berapa banyak senyawa yang terkandung pada ekstrak dan hilang atau mudah menguap pada proses pengeringan. Susut pengeringan menjadi parameter suatu ekstrak untuk menjaga kualitas agar terhindar dari pertumbuhan jamur. Hasil susut pengeringan pada EDK menunjukkan nilai sebesar 1,9% dan pada EDS sebesar 1,3%. Hasil ini memenuhi standar mutu masing-masing ekstrak tersebut yang", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 276, "width": 385, "height": 136, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. Parameter EDK EDS 1 Nama Ekstrak Ekstrak daun kelor Ekstrak daun sukun 2 Nama Latin ( Moringa aloeifera L.) (Artocarpus altilis) 3 Bagian Tanaman Daun Daun 4 Warna Coklat Hijau pekat 5 Bau Aromatik Spesifik 6 Rasa Pahit Pahit 7 Bentuk Serbuk Kental 8 Senyawa Larut dalam Air ±33,3% ±5,3% 9 Senyawa Larut dalam Etanol ±55,3% ±13,3%", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 156, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2", "type": "Page header" }, { "left": 526, "top": 31, "width": 14, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "538", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 810, "width": 91, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JMPI | Desember 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 192, "top": 810, "width": 224, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available @ http://www.jurnal-pharmaconmw.com/jmpi", "type": "Page footer" }, { "left": 468, "top": 810, "width": 72, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahmudah, et al.", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 226, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "telah ditetapkan BPOM, yaitu < 10% (Depkes RI, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 100, "width": 226, "height": 145, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada pengujian bobot jenis ekstrak, sampel diencerkan terlebih dahulu menjadi 5% dengan aquadest sebagai pelarutnya (Depkes RI, 2000). Penetapan bobot jenis bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kandungan kimia yang terlarut dalam ekstrak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot jenis ekstrak daun kelor adalah 1,02 g/mL. Sedangkan bobot jenis ekstrak daun sukun adalah 1,03 g/mL.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 249, "width": 226, "height": 337, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daun kelor memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi, antioksidan, antitumor, antialergi, antiviral, dan antiangiogenik. Ekstrak etanol daun kelor ( Moringa aloeifera L.) pada dosis 1,54 mg/kgBB dapat memberikan pengaruh dalam menurunkan kadar asam urat tikus putih kembali ke kadar normal (Putra et al., 2019). Kandungan flavonoid pada daun sukun dapat digunakan sebagai anti-inflamasi, analgesik, antioksidan (Maharani et al., 2014). Selain itu, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Novita (2018) penggunaan daun sukun dapat menurunkan kadar asam urat pada dosis 1,15 mg/kgBB pada mencit. Hal ini dikarenakan sampel ekstrak etanol daun kelor dan daun sukun memiliki kandungan salah satunya senyawa flavonoid yaitu kuersetin. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa senyawa kuersetin dapat menginhibisi terbentuknya asam urat dengan cara menghambat aktivitas dari enzim xantin oksidase melalui mekanisme campuran (Zhang et al., 2018).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 590, "width": 226, "height": 204, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada pengujian efektivitas antihiperurisemia, kadar asam urat tikus setelah induksi mengalami kenaikkan diatas kadar asam urat normal yang telah diukur sebelumnya. Hal ini menunjukan bahwa induksi kafein mampu meningkatkan kadar asam urat pada tikus Hal ini dikarenakan kafein merupakan bahan yang memiliki gugus metil I yang dapat dioksidasikan oleh xantin oxidase kemudian membentuk asam urat sehingga kafein mampu meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Kafein mempunyai efek berkebalikan dari polifenol dimana polifenol bekerja menghambat", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 70, "width": 226, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "aktivitas enzim xantin oksidase sehingga menurunkan kadar asam urat (Lelyana, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 100, "width": 226, "height": 338, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini Na.CMC 5% digunakan sebagai kontrol negatif. Na CMC 5% merupakan pembawa yang tidak memiliki pengaruh dalam menurunkan kadar asam urat dalam darah (Jangga & Zulkifli, 2016). Sedangkan allopurinol digunakan sebagai kontrol positif atau pembanding. Allopurinol merupakan obat yang memiliki mekanisme kerja dengan cara menghambat xantin oksidase dan mempengaruhi pembentukan purin menjadi asam urat yang di hambat sehingga tidak terjadi pembentukan kristal asam urat (Kemila, 2016). Allopurinol mampu menghambat sintesis purin yang merupakan prekusor xantin (Imbar et al., 2019). Allopurinol termasuk golongan obat Antiinflamasi Nonsteroid (AINS) yang merupakan suatu kelompok obat yang heterogen. Anti-inflamasi merupakan suatu respons protektif normal terhadap luka jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak, atau zat-zat mikrobiologik (Salem et al., 2017).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 441, "width": 226, "height": 219, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hewan coba diinduksikan menggunakan kafein secara oral selama 6 hari yang bertujuan untuk mendapatkan kondisi hiperurisemia. Pada hari ke 3 sampai hari ke- 6 kadar asam urat tikus sudah mengalami kenaikan diatas batas normal asam urat, (Krisdayanti et al., 2016). Kafein mempunyai efek berkebalikan dari polifenol dimana polifenol bekerja menghambat aktivitas enzim xantin oksidase sehingga menurunkan kadar asam urat. Dalam hal ini kafein bekerja dengan cara meningkatkan aktivitas xantin oksidase sehingga kafein mampu meningkatkan kadar asam urat dalam darah (Gerhastuti, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 664, "width": 226, "height": 130, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pengamatan terhdap efektivitas antihiperurisemia kombinasi EDK dan EDS menunjukkan bahwa pemberian semua variasi dosis menyebabkan penurunan kadar asam urat pada tikus dan berbeda signifikan (p<0,05) dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif (Tabel 4), meskipun yang terbaik terlihat pada dosis 1. Na.CMC merupakan pembawa yang tidak memiliki", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 156, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2", "type": "Page header" }, { "left": 526, "top": 31, "width": 14, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "539", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 810, "width": 91, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JMPI | Desember 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 192, "top": 810, "width": 224, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available @ http://www.jurnal-pharmaconmw.com/jmpi", "type": "Page footer" }, { "left": 468, "top": 810, "width": 72, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahmudah, et al.", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 226, "height": 71, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "efek farmakologis atau tidak berpengaruh dalam menurunkan kadar asam urat darah, akan tetapi penurunan yang terjadi dipengaruhi oleh proses metabolisme dari tikus (Jangga & Zulkifli, 2016). Sedangkan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 70, "width": 226, "height": 71, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kelompok kontrol positif (allopurinol) memperlihatkan efek dalam penurunan asam urat yang hampir sebanding dengan kelompok kombinasi ekstrak (Tabel 4 dan Gambar 1).", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 150, "width": 310, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Hasil Pengukuran kadar asam urat rata-rata ± SD pada Tikus", "type": "Caption" }, { "left": 89, "top": 170, "width": 426, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. Pengamatan Kelompok KN KP ED 1 ED 2 ED 3 ED 4 1 SBI (mg/dL) 3,60±0,39 3,97±0,77 4,17±0,75 3,77±0,74 3,875±0,72 3,90±0,76 2 SSI (mg/dL) 12,07±4,66 11,45±4,46 11,57±3,37 11,17±1,76 11,35±2,67 11,82±2,55 3 H3 (mg/dL) 12,07±4,68 7,42±1,58 9,37±2,74 8,77±1,83 8,87±1,45 9,72±2,25 4 H5 (mg/dL) 12,07±4,61 5,50±0,54* 6,15±0,75* 6,75±1,13* 6,60±0,85* 7,45±1,01*", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 260, "width": 420, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 H7 (mg/dL) 12,12±4,59 3,42±0,39* 3,72±0,64* 4,92±0,09* 4,87±0,12* 4,92±0,09*", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 273, "width": 435, "height": 51, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan: (SBI) Sebelum Induksi; (SSI) Sesudah Induksi; (KN) Kontrol Negatif (Na.CMC 0,5%); (KP) Kontrol Positif (Allupurinol 100 mg/kgBB tikus); (ED 1) Kombinasi EDK dosis 0,21 mg/200gBB dan EDS 0,16 mg/200gBB tikus; (ED 2) Kombinasi EDK dosis 0,21 mg/200gBB dan EDS 0,08 mg/200Gbb tikus; (ED 3) Kombinasi EDK dosis 0,10 mg/200gBB dan EDS 0,16 mg/200gBB tikus; (ED 4) Kombinasi EDK dosis 0,10 mg/200gBB dan EDS 0,08 mg/200gBB tikus; (  ) Perbedaan signifikan p ≤ 0,05 terhadap kelompok kontrol negatif (Na.CMC 0,5%)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 509, "width": 456, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Pengamatan penurunan kadar asam urat (mg/dL). Data dinyatakan dengan nilai rataan ±SD dengan n=6 (*= p< 0,05 terhadap kelompok kontrol negatif (Na.CMC 0,5%)).", "type": "List item" }, { "left": 116, "top": 551, "width": 366, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Hasil Persentasi Penurunan Kadar Asam Urat pada Tikus Setelah Induksi", "type": "Caption" }, { "left": 92, "top": 571, "width": 414, "height": 163, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. Kelompok Perlakuan Persentase Penurunan Kadar Asam Urat Tikus (%) H3 H5 H7 1 KN 0,05±0,76 -0,07±0,56 -0,059±1,029 2 KP 32,13±11,39* 48,27±13,51* 67,33±9,67* 3 ED 1 18,19±13,20 45,04±8,51* 65,73±10,32* 4 ED 2 21,94±7,29* 39,54±4,49* 55,01±7,90* 5 ED 3 20,55±9,05* 40,29±10,47* 57,14±11,04* 6 ED 4 17,96±1,87* 36,06±6,02* 56,71±10,17* Keterangan: (KN) Kontrol Negatif (Na.CMC 0,5%); (KP) Kontrol Positif (Allupurinol 100 mg/kgBB tikus); (ED 1) Kombinasi EDK dosis 0,21 mg/200gBB dan EDS 0,16 mg/200gBB tikus; (ED 2) Kombinasi EDK dosis 0,21 mg/200gBB dan EDS 0,08 mg/200Gbb tikus; (ED 3) Kombinasi EDK dosis 0,10 mg/200gBB dan EDS 0,16 mg/200gBB tikus; (ED 4) Kombinasi EDK dosis 0,10 mg/200gBB dan EDS 0,08 mg/200gBB tikus; (  ) Perbedaan signifikan p ≤ 0,05 terhadap kelompok kontrol negatif (Na.CMC 0,5%)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 743, "width": 226, "height": 56, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persentase penurunan kadar asam urat ditujukan pada Tabel 5 dan Gambar 2. Pada tabel dan gambar tersebut, terlihat bahwa penurunan kadar asam urat terjadi", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 743, "width": 226, "height": 56, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pada pemberian sediaan Alupurinol (kontrol positif) dan pemberian sediaan ekstrak berbagai dosis mulai dari hari ke-3 pengamatan hingga hari terakhir (H7)", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 345, "width": 82, "height": 128, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0,00 10,00 20,00 Sebelum induksi", "type": "Picture" }, { "left": 221, "top": 452, "width": 170, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah induksi H3 H5", "type": "Picture" }, { "left": 445, "top": 452, "width": 12, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H7", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 348, "width": 341, "height": 129, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kadar as am urat (mg/ dL ) Kontrol Negatif (Na.CMC 0,5%) Kontrol Positif (Allupurinol)", "type": "Picture" }, { "left": 163, "top": 483, "width": 17, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ED1", "type": "Table" }, { "left": 341, "top": 483, "width": 17, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ED2", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 156, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2", "type": "Page header" }, { "left": 526, "top": 31, "width": 14, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "540", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 810, "width": 91, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JMPI | Desember 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 192, "top": 810, "width": 224, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available @ http://www.jurnal-pharmaconmw.com/jmpi", "type": "Page footer" }, { "left": 468, "top": 810, "width": 72, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahmudah, et al.", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 226, "height": 145, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengamatan, meskipun efek yang diberikan ED1 baru terlihat secara bermakna perbedaannya (p≤0,05) dengan kontrol negatif pada pengamatan hari ke-5. Hal tersebut membuktikan bahwa sediaan-sediaan yang diberikan tersebut memiliki efektivitas dalam penurunan kadar asam urat tikus. Bila dibandingkan dengan efek yang ditimbulkan oleh penggunaan daun kelor pada dosis yang sama secara tunggal, efek yang ditimbulkan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 70, "width": 226, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "teramati pada hari ke-7 pengamatan (Putra et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 100, "width": 226, "height": 100, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan efek yang ditimbulkan oleh daun sukun terlihat pada hari ke-14 pengamatan (Novita, 2018). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ektrak daun kelor dan daun sukun dalam bentuk kombinasi menghasilkan efek yang lebih baik sebagai antihiperurisemia.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 451, "width": 454, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Grafik Hasil Persentase Penurunan Kadar Asam Urat. Data dinyatakan dengan nilai rataan ±SD dengan n=6 (*= p< 0,05 terhadap kelompok kontrol negatif (Na.CMC 0,5%)).", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 484, "width": 226, "height": 175, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika ditinjau berdasarkan besarnya persentase penurunan kadar asam urat pada hari ke-5 dan ke-7 pengamatan, maka ED1 dengan 67,33% adalah dosis yang terbaik. Sedangkan bila dilihat dari mula kerjanya, maka ED2 dengan persentase penurunan asam urat sebesar 21,94 pada hari ke-3 adalah dosis yang terbaik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua dosis kombinasi ekstrak tersebut dapat digunakan sebagai acuan pengembangan sediaan berikutnya sebagai antihiperurisemia.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 662, "width": 226, "height": 115, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pengamatan ini juga menunjukkan dugaan bahwa efektivitas esktrak daun kelor sebagai antihiperurisemia tergantung pada dosisnya. Semakin tinggi dosis yang diberikan, maka semakin baik atau cepat pula efek yang ditimbulkan. Sedangkan pada daun sukun tidak tergantung pada dosisnya.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 496, "width": 77, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 511, "width": 228, "height": 263, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EDK dan EDS telah memenuhi standar mutu ekstrak yang meliputi parameter spesifik (identitas, organoleptik, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol); dan parameter non-spesifik (susut pengeringan dan bobot jenis). Kombinasi kedua esktrak tersebut pada berbagai dosis menunjukkan efektivitas sebagai antihiperurisemia. Jika ditinjau berdasarkan besarnya persentase penurunan kadar asam urat dosis kombinasi ekstrak yang paling efektif adalah ED1 (EDK 0,21 mg/200gBB dan EDS 0,16 mg/200gBB), sedangkan jika ditinjau dari kecepatan efek yang ditimbulkan, dosis terpilih adalah ED2 (EDK dosis 0,21 mg/200gBB dan EDS 0,08 mg/200gBB tikus). Kedua dosis kombinasi ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya terhadap efek", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 156, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2", "type": "Page header" }, { "left": 526, "top": 31, "width": 14, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "541", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 810, "width": 91, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JMPI | Desember 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 192, "top": 810, "width": 224, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available @ http://www.jurnal-pharmaconmw.com/jmpi", "type": "Page footer" }, { "left": 468, "top": 810, "width": 72, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahmudah, et al.", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 226, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "antihiperurisemia, misalnya dalam bentuk sediaan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 112, "width": 138, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 127, "width": 226, "height": 70, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penulis mengucapkan terima kasih kepada Program Studi S1-Farmasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Mandala Waluya yang telah menyediakan fasilitas hingga penelitian ini selesai.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 213, "width": 108, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 228, "width": 225, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chen, C. J., Lü, J. M., & Yao, Q. (2016).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 243, "width": 197, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hyperuricemia-related diseases and xanthine oxidoreductase (XOR)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 273, "width": 197, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "inhibitors: An overview. In Medical Science Monitor (Vol. 22, pp. 2501–2512).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 302, "width": 197, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Scientific Literature Inc. https://doi.org/10.12659/MSM.899852", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 338, "width": 226, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Depkes RI. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 374, "width": 225, "height": 70, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Depkes RI. (2008). Materi Pelatihan Peningkatan pengetahuan Dan Keterampilan memilih Obat Bagi Tenaga Kesehatan . Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan, Departemen Kesehatan RI.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 454, "width": 225, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitrya, F., Anwar, L., & Novitasari, E. (2010).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 469, "width": 197, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Isolasi Senyawa Fenolat dari Fraksi Etil", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 483, "width": 198, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asetat Kulit Batang Tumbuhan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 498, "width": 197, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gandaria. Jurnal Penelitian Sains , 13 (1). https://doi.org/10.26554/jps.v13i1.156", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 534, "width": 225, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gerhastuti, B. C. (2009). Pengaruh Pemberian Kopi Dosis Bertingkat Peroral selama 30 Hari terhadap Gambaran Histotologi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 579, "width": 197, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "GinjalTikus Wistar . http://www.fk.undip.ac.id", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 614, "width": 225, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harborne, J. B. (1987). Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan . Institut Teknologi Bandung.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 665, "width": 226, "height": 100, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ikalinus, R., Widyastuti, S. K., & Setiasih, N. L. E. (2015). Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Kulit Batang Kelor (Moringa oleifera). Indonesia Medicus Veterinus; Vol 4 (1) 2015 . https://ojs.unud.ac.id/index.php/imv/ar ticle/view/15445", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 775, "width": 226, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Imbar, A., Queljoe, E., & Rotinsulu, H. (2019).", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 70, "width": 197, "height": 101, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Aktivitas Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Tumbuhan Suruhan (Peperomia pellucida L.Kunth) Terhadap Tikus Putih Jantan (Gallur wistar) Yang Di Induksi Kafein. PHARMACON , 8 , 953. https://doi.org/10.35799/pha.8.2019.2937 5", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 180, "width": 226, "height": 100, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jangga, J., & Zulkifli, B. (2016). Formulasi Sediaan Masker Wajah Dari Madu Dengan Variasi Konsentrasi Natrium Carboximetilsellulosa Sebagai Pembentuk Gel. Majalah Farmasi Nasional , 13 (2 SE-Articles). https://jurnal.uit.ac.id/MFN/article/vie", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 284, "width": 32, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "w/143", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 305, "width": 226, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jusnita, N., & Tridharma, W. (2019). Karakterisasi Nanoemulsi Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera Lamk.). Jurnal", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 350, "width": 197, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sains Farmasi & Klinis , 6 , 16.", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 364, "width": 169, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.25077/jsfk.6.1.16-", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 379, "width": 39, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "24.2019", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 400, "width": 225, "height": 70, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kasolo, J., Ojok, L., Ochieng, J., & Ogwal- Okeng, J. (2010). Phytochemicals and uses of Moringa oleifera leaves in Ugandan rural communities. Journal of Medicinal Plants Research , 4 .", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 480, "width": 225, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Katzung, B. G. (2013a). Goodman & Gilman Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 12 Vol 1 . EGC.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 531, "width": 225, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Katzung, B. G. (2013b). Goodman & Gilman Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 12 Vol 1 . EGC.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 581, "width": 226, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemila, M. (2016). Asam Urat dan Cara Bijak Minum Allopurinol . Klinik Fakultas Farmasi UGM.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 632, "width": 226, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Krisdayanti, L., Hajrah, H., & Ramadhan, A.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 647, "width": 226, "height": 150, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "M. (2016). Uji Aktivitas Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Biji Salak (Salacca zalacca (Gaertn.) Voss.) Terhadap Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus) yang Diinduksi Kalium Oksonat. Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences , 4 (1 SE-Articles), 187–192. https://doi.org/10.25026/mpc.v4i1.180 Kristanti, A. N. (2019). Fitokimia . Airlangga", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 156, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2", "type": "Page header" }, { "left": 526, "top": 31, "width": 14, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "542", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 810, "width": 91, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JMPI | Desember 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 192, "top": 810, "width": 224, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available @ http://www.jurnal-pharmaconmw.com/jmpi", "type": "Page footer" }, { "left": 468, "top": 810, "width": 72, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahmudah, et al.", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 85, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "University Press.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 91, "width": 226, "height": 56, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lelyana, R. (2008). Pengaruh Kopi Terhadap Kadar Asam Urat Darah Studi Eksperimen Pada Tikus Rattus Norwegicus Galur Wistar .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 157, "width": 225, "height": 55, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ling, X., & Bochu, W. (2014). A review of phytotherapy of gout: perspective of new pharmacological treatments. Die Pharmazie , 69 (4), 243–256.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 222, "width": 226, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maharani, E. W., Hidayati Mukaromah, A., Faizal Farabi, M., DIII Analis Kesehatan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 252, "width": 198, "height": 129, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang, P., & DIV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, P. (2014). Uji Fitokimia Ekstrak Daun Sukun Kering (Artocarpus altilis). PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL , 0 .", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 385, "width": 192, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/p sn12012010/article/view/1263", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 421, "width": 226, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nafisah, M., Tukiran, S., & Hidayati, N. (2014).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 436, "width": 197, "height": 55, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji skrining fitokimia pada ekstrak heksan, kloroform dan metanol dari tanaman patikan kebo (Euphorbiae hirtae). Prosiding Seminar Nasional Kimia ,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 495, "width": 44, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "279–286.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 516, "width": 225, "height": 56, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Novita, N. (2018). Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Sukun (Artocapus althilis) terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Mencit Jantan (Mus muscullus) Galur", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 575, "width": 198, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Swiss Webster . Universitas Negeri Medan.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 611, "width": 225, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putra, B., Azizah, R. N., & Clara, A. (2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 626, "width": 197, "height": 85, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Potensi Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa Oleifera L.) dalam Menurunkan Kadar Asam Urat Tikus Putih. Ad-Dawaa Journal of Pharmaceutical Sciences , 2 (2). https://doi.org/10.24252/djps.v2i2.11273", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 70, "width": 225, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Raharjo, B. A., Dewi, N. W. S., & Haryani, K.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 85, "width": 197, "height": 71, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2012). Pemanfaatan Tepung Glukomannan Dari Umbi Iles-iles (Amorphophallus Oncophyllus) Sebagai Bahan Baku Pembuatan Edible Film. Jurnal Teknologi Kimia Dan Industri ,", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 160, "width": 68, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 (1), 401–411.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 180, "width": 225, "height": 115, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salem, A. M., Bamosa, A. O., Qutub, H. O., Gupta, R. K., Badar, A., Elnour, A., & Afzal, M. N. (2017). Effect of Nigella sativa supplementation on lung function and inflammatory mediatorsin partly controlled asthma: a randomized controlled trial. Annals of Saudi Medicine , 37 (1),", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 284, "width": 197, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "64–71. https://doi.org/10.5144/0256-", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 314, "width": 63, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4947.2017.64", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 335, "width": 225, "height": 55, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Svehla G. (1990). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, Edisi kelima, diterjemahkan oleh Setiono, L & Pudjaatmaka, A. H . Media Pusaka.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 400, "width": 226, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "World Health Organization (WHO). (2018).", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 415, "width": 197, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Global Health Estimates . https://www.who.int/data/global-", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 445, "width": 82, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "health-estimates", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 465, "width": 226, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zhang, C., Wang, R., Zhang, G., & Gong, D.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 480, "width": 197, "height": 41, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2018). Mechanistic insights into the inhibition of quercetin on xanthine oxidase. International Journal of Biological", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 525, "width": 197, "height": 41, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Macromolecules , 112 , 405–412. https://doi.org/10.1016/j.ijbiomac.2018.0 1.190", "type": "Table" } ]
508021cc-a2df-1d45-221b-712af49a1485
https://journal.yrpipku.com/index.php/msej/article/download/5068/2776
[ { "left": 120, "top": 39, "width": 260, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management Studies and Entrepreneurship Journal Vol 5(2) 2024 : 5381-5396", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 788, "width": 417, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2024 THE AUTHOR(S). This article is distributed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International license, http://journal.yrpipku.com/index.php/msej", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 428, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effect Of Influence Of Giving Prizes And Posi8on Promo8on On The Work Achievement Through Work Spirit As An Intervening Variable In Employee Pt Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 144, "width": 428, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Pemberian Reward Dan Promosi Jabatan Terhadap Prestasi Kerja Melalui Semangat Kerja Sebagai Varibel Intervening Pada Karyawan Pt Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 201, "width": 173, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Helen Natalia Hutabarat 1* , Suryalena 2", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 215, "width": 428, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Studi Administrasi Bisnis Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poli7k, Universitas Riau 1,2 [email protected] 1", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 269, "width": 86, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "* Corresponding Author", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 45, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 308, "width": 428, "height": 109, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research aims to determine the direct effect of giving Rewards and promo6ons on work performance through work enthusiasm as an Intervening variable in employees of PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru. The method used in this research is descrip6ve quan6ta6ve analysis using the Smarpls applica6on program. The popula6on in this study was 52 permanent employees of PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru. The results of this study show that Rewards do not have a direct effect on work performance, there is a direct effect of giving Rewards on work morale significantly, there is a direct effect of job promo6on on work performance significantly, there is also a direct effect of job promo6on on work morale, and finally there is a direct effect Work spirit has a significant impact on work performance among employees of PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 418, "width": 303, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Rewards, Job Promo6on, Working Spirit, and Work Perfomance", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 442, "width": 41, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 454, "width": 428, "height": 122, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peneli7an ini bertujuan untuk m1engetahui pengaruh pemberian Reward dan promosi jabatan terhadap prestasi kerja melalui semangat kerja sebagai variabel Intervening pada karyawan PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru. Metode yang digunakan dalam peneli7an ini adalah analisa deskrip7f kua7ta7f dengan program aplikasi Smarpls. Populasi dalam peneli7an ini adalah karyawan tetap PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru yang berjumlah 52 orang. Hasil peneli7an ini menunjukan bahwa pemberian 7dak berpengaruh langsung terhadap prestasi kerja, terdapat pengaruh langsung pemberian Reward terhadap semangat kerja secara signifikan, terdapat pengaruh langsung promosi jabatan terhadap prestasi kerja secara signifikan, terdapat pengaruh langsung juga promosi jabatan terhadap semangat kerja, dan terakhir terdapat pengaruh langsung semangat kerja terhadap prestasi kerja secara signifikan pada karyawan PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 576, "width": 388, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Pemberian Reward , Promosi Jabatan, Prestasi Kerja, dan Semangat Kerja karyawan .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 603, "width": 78, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pendahuluan Latar Belakang", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 630, "width": 428, "height": 120, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perusahaan yang efesiesi dan efek7f dimana usaha-usaha yang dilakukan oleh individu atau perusahaan dalam rangka menjaga, memelihara dan mempertahankan individu atau karyawan yang dimiliki untuk tetap berada menjalankan fungsi-fungsinya dalam perusahaan sesuai dengan yang diharapkan organisasi atau perusahaan tersebut dalam rangka mencapai tujuan. Dimana perusahaan memberikan secara maksimal ak7vitas sumber daya manusia yang baik dengan memberikan kenyamanan, hak-hak kepada karyawan, dan efek7fitas yaitu ketepatan dalam bekerja yang sesuai dengan prosedur yang ada. Hal itu akan menimbulkan sikap semangat kerja karyawan diperusahaan sehingga nan7nya menghasilkan prestasi kerja yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 149, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hutabarat Dan Suryalena, (2024)", "type": "Page header" }, { "left": 403, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 5(2) 2024: 5381-5396", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 793, "width": 25, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5382", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 54, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemberian Reward menjadi salah satu faktor dalam mempengaruhi semangat kerja karyawan yang nan7nya akan beerdampak pada prestasi kerja karyawan. Semakin baik Reward yang dilakukan perusahaan makan akan memicu semangat dalam diri karyawan yang nan7nya akan mempengaruhi prestasi kerja karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 139, "width": 428, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor lain yang mempengaruhi prestasi kerja adalah promosi jabatan. Menurut Siagian promosi jabatan adalah pemindahan pegawai / karyawan dari satu jabatan atau tempat kepada jabatan atau tempat lain yang lebih 7nggi serta diiku7 oleh tugas, tanggung jawab dan wewenang yang lebih 7nggi dari jabatan yang diduduki sebelumnya (Tohari & Ridwan, 2015). Sedangkan menurut Nurjaman promosi jabatan adalah perubahan penugasan dari suatu pekerjaan yang 7ngkatannya lebih rendah kepada pekerjaan lain yang 7ngkatannya lebih 7nggi dari jabatan semula dalam organisasi (Rafsanjani, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 233, "width": 428, "height": 81, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah karyawan mendapatkan Reward dan promosi yang baik serta adil dengan hasil kerja yang diterimanya, karyawan akan merasa dihargai didalam perusahaan tersebut hal ini tentu akan mempengaruhi semangat kerja dan presrasi kerja di perusahaan. Hal ini sesuai dengan yang dilakukan (Dua Mea, 2022) berdasarkan hasil peneli7an dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa Reward dan punishment berpengaruh signifikan terhadap semangat kerja karyawan BUMN di kota Ende.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 314, "width": 428, "height": 120, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Handoko Semangat kerja merupakan usaha mencapai prestasi sebesar- besarnya dengan menggunakan kemungkinan yang tersedia (materi, mesin, manusia) dalam tempo yang sependek - pendeknya, dalam keadaan nyata tanpa mengganggu keseimbangan antara tenaga, usaha dan waktu (Susanto., 2019). Oleh karena itu untuk mengukur tingkat semangat kerja karyawan dilihat ketika mereka yang cepat dan tanggap dalam mengerjakan pekerjaan, yang berarti tanggap dalam merespon setiap pekerjaan tanpa menunda-nunda pekerjaan yang diberikan. Kesiapan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan ini mencakup semangat dalam diri untuk mencapai tujuan dalam perusahaan, semangat kerja ini akan selalu mendorong karyawan untuk dapat meningkatkan prestasi dalam dirinya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 435, "width": 428, "height": 93, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru, bisnis yang menyediakan jasa layanan teknologi informasi yang dimana memberikan kemudahan pengguna bisa mengakses dunia maya. Tidak hanya itu, ada juga layanan lainnya yaitu jasa pemeliharaan infrastruktur internet, dan masih banyak lagi. Perusahaan bisnis yang bergerak dalam bidang teknologi harus mampu menguprage se7ap kecanggihan yang ada. Hal ini dapat kita lihat se7ap orang yang selalu 7dak ingin ke7nggalan informasi-informasi terbaru yang membuat orang-orang membutuhkan teknologi informasi terpercaya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 529, "width": 428, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari data jumlah karyawan tetap se7ap tahun di PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru, Jumlah karyawan se7ap tahun mengalami pembaharuan yang dimana semakin kecil, hal tersebut di karena untuk saat ini karyawan tetap yang berada dipekanbaru hanya sebagai pemimpin. Untuk menciptakan semangat kerja karyawan yang nan7 mampu meningkatkan prestasi kerja pada PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru, maka Perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan suasana dan manajemen yang berguna untuk bersaing secara kompe77f serta para karyawan dituntut untuk dapat inova7f dan berprestasi dalam bekerja. Karyawan yang memiliki prestasi yang baik akan memberikan secara op7mal kinerja yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 636, "width": 428, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam meningkatkan prestasi kerja karyawan memiliki beberapa strategi yang digunakan perusahaan didalam meningkatkan prestasi kerja karyawan salah satunya adalah pemberian Reward . Hal ini bertujuan agar karyawan dapat lebih bersemangat dalam bekerja dan mampu meningkatkan semangat kerja karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 690, "width": 428, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari beberapa penghargaan yang telah disediakan perusahaan diharapkan karyawan semangat dalam bekerja yang nan7nya mampu mencapai target perusahaan. Penghargaan tersebut seper7 the best leader, The Best Manager, The Best Staff, The Best Innovator, kenaikan gaji, bonus, tunjangan jabatan . Dari beberapa jenis Reward yang diberikan secara otoma7s membuat karyawan berlomba-lomba untuk mendapatkan Reward tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 149, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hutabarat Dan Suryalena, (2024)", "type": "Page header" }, { "left": 403, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 5(2) 2024: 5381-5396", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 793, "width": 25, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5383", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tidak itu saja PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru adalah salah satu perusahaan yang memberikan kesempatan promosi jabatan bagi karyawannya. Promosi dapat diar7kan sebagi proses perubahan dari satu pekerjaan keperkerjaan lain dalam hirarki wewenang dan tanggung jawab.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 139, "width": 428, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru dari tahun 2018-2023 mempromosikan jabatan untuk karyawannya yang memiliki sesuai prestasi kerja yang telah dicapai selama tahun sebelumnya. Promosi jabatan 7dak terlepas dari nilai prestasi dan semangat dalam menyelesaikan pekrejaannya, loyalitas dan tanggung jawab sehingga karyawan tersebut berhak untuk dipromosikan jabatan sesuai dengan peraturan perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 206, "width": 428, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu, adapun kriteria yang ditetapkan oleh PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru untuk karyawan yang ingin dipromosikan yaitu dengan melihat nilai kompetensi karyawan tersebut. Standar kompetensi yang ditetapkan oleh perusahaan adalah K1, K2, K3 yang dimana se7ap kompetensi memiliki nilai kerja individu, jika karyawan ingin mendapatkan kesempatan untuk dipromosikan maka telah memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 274, "width": 429, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan fenomena tersebut, peneli7 tertarik untuk melihat bagaimana pemberian Reward dan promosi jabatan mempengaruhi prestasi kerja karyawan melalui semangat kerja karyawan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneli7 dengan judul “ Pengaruh Pemberian Reward dan Promosi Jabatan terhadap Prestasi Kerja Melalui Semangat Kerja Sebagai Variabel Intervening pada Karyawan PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 354, "width": 428, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Tinjauan Pustaka Hubungan Pemberian Reward (X1) terhadap Semangat Kerja Karyawan Adanya Reward akan menimbulkan gairah dan semangat pegawai untuk bekerja, Sehingga jika pegawai sudah merasakan gairah dan semangat tersebut dari dalam dirinya, otoma7s pegawai akan termo7vasi untuk meningkatkan produk7vitas dan menunjukkan kinerja terbaik saat bekerja. Hal tersebut akan sangat baik dampaknya bagi perusahaan, karena pegawai yang produk7f akan dapat membantu perusahaan untuk mencapai tujuan (Dua Mea, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 475, "width": 428, "height": 120, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Pemberian Reward (X1) terhadap Prestasi Kerja Karyawan (Y) Reward adalah sebuah bentuk apresiasi kepada suatu prestasi tertentu yang diberikan, baik dalam bentuk material atau non material yang diberikan oleh pihak pimpinan organisasi perusahaan kepada karyawan agar mereka bekerja dengan menjadikan modal mo7vasi yang 7nggi dan berprestasi dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan atau organisasi (Mersilina et al., 2019). Pemberian Reward 7dak hanya yawan. Pemberian Reward 7dak hanya untuk mempertahankan karyawan, tetapi juga untuk memo7vasi karyawan untuk bekerja lebih baik lagi. Dengan memberikan Reward kepada karyawan dapat mendorong karyawan untuk memiliki perilaku dan sikap yang lebih posi7f dalam bekerja yang dapat meningkatkan produk7vitas .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 609, "width": 319, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Promosi Jabatan (X2) terhadap Prestasi Kerja Karyawan (Y)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 623, "width": 428, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Promosi jabatan harus dilakukan berdasarkan asas-asas yang adil dan objek7f karena dengan adanya promosi jabatan, akan meningkatkan mo7vasi kerja karyawan sehingga lebih giat lagi dalam bekerja dan prestasi kerjanya akan meningkat yang membuat tujuan perusahaan akan dapat tercapai secara op7mal (Rafsanjani, 2021). Dengan adanya promosi jabatan ini membuat karyawan semangat dalam bekerja sehingga mendorong karyawan untuk lebih meningkatkan prestasinya dalam mengerjakan tugas yang diberikan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 717, "width": 314, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Promosi Jabatan (X2) terhadap Semangat Kerja Karyawan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 730, "width": 428, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan promosi jabatan perusahaan dapat memberikan harapan kepada karyawan untuk dapat lebih maju dari posisi yang dimilikinya. Manusia bekerja dalam organisasi atau", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 149, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hutabarat Dan Suryalena, (2024)", "type": "Page header" }, { "left": 403, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 5(2) 2024: 5381-5396", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 793, "width": 25, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5384", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perusahaan akan berusaha memperoleh kedudukan yang diinginkannya dengan harapan dapat meningkatkan taraf hidup yang lebih baik, sehingga memaksimumkan kemampuan kerja karyawan tersebut (Rijalulloh & Musadieq, 2017). Apabila keinginan seorang karyawan terpenuhi akan 7mbul suatu kepuasan dalam dirinya. Perasaan puas inilah yang merupakan pendorong semangat kerja bagi se7ap karyawan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 166, "width": 309, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Semangat Kerja (Z) terhadap Prestasi Kerja Karyawan (Y)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 180, "width": 428, "height": 93, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semangat kerja adalah dorongan kerja keras yang baik, yang 7mbul dari ha7 karyawan dalam bekerja, yang dapat dilihat dari kerajinan, loyalitas terhadap perusahaan, 7ngkat absensi, 7ngkat kegairahan terhadap pekerjaan, maupun memanfaatkan waktu kerja seefek7f mungkin. Inisia7f dalam pekerjaan maupun kerja sama dalam kelompok (Lestario, 2022). Semangat kerja dan gairah kerja, maka pekerjaan akan lebih cepat diselesaikan dan semua pengaruh buruk dari menurunnya kerja dapat diperkecil, yang akan dapat meningkatkan prestasi kerja kerja karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 287, "width": 83, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kerangka Berpikir", "type": "Section header" }, { "left": 232, "top": 494, "width": 134, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Kerangka Berpikir", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 507, "width": 428, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Sugiyono, kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diiden7fikasi sebagai masalah yang pen7ng (Fitria, 2013). Dimana kerangka berpikir menjadi alur-alur pikiran yang logis dalam menghasilkan suatu kesimpulan berupa hipotesis.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 574, "width": 45, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hipotesis", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 588, "width": 428, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Sugiyono, hipotesis diar7kan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah peneli7an (Putri et al., 2019). Berdasarkan rumusan masalah, tujuan peneli7an, landasan teori, dan peneli7an terdahulu yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis dalam peneli7an ini, yaitu sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 642, "width": 428, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pemberian reward (X1) berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja (Y) pada karyawan PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 668, "width": 428, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pemberian reward (X1) berpengaruh seignifikan terhadap semangat kerja (Z) pada karyawan PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 695, "width": 429, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Promosi jabatan (X2) berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja (Y) pada karyawan PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 722, "width": 428, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Promosi Jabatan (X2) berpengaruh signifikan terhadap semangat (Z) pada karyawan PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 149, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hutabarat Dan Suryalena, (2024)", "type": "Page header" }, { "left": 403, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 5(2) 2024: 5381-5396", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 793, "width": 25, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5385", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Semangat kerja karyawan (Z) berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja pada karyawan PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 126, "width": 102, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Metode PeneliSan Populasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 153, "width": 428, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Populasi dalam peneli7an ini yaitu seluruh karyawan tetap di PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 193, "width": 36, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sampel", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 206, "width": 428, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Didalam peneli7an ini metode yang digunakan untuk pengambilan sampel dengan metode propor6onate stra6fied random sampling yang menurut sugiyono teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang 7dak homogen dan berstrata secara proporsional (Nurdin et al., 2018). Dalam hal ini sampel adalah karyawan tetap PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru yaitu 52 karyawan tetap.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 287, "width": 96, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep Operasional", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 301, "width": 428, "height": 79, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan teori yang telah dipaparkan, dalam hal ini peneli7 perlu membuat konsep definisi operasional yang terdiri dari deskrip7f variabel, dimensi dan indikator yang dipakai dalam peneli7an ini. Konsep ini dibuat bertujuan sebagai landasan guna menyusun instrument peneli7an berbentuk kuesioner yang digunakan peneli7. Maka dapat diketahui bahwa konsep operasional berguna untuk dapat memahami konsep dan menentukan batasan variabel, dalam penel7an ini dijabarkan sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 381, "width": 334, "height": 263, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Konsep Operasional Variabel Dimensi Indikator Pemberian Reward (X1), Mondy (2021) Financial Reward Gaji bulanan Tunjangan kerja Bonus Non Financial Reward Pengakuan hasil kerja Promosi Mo7vasi Promosi jabatan (X2), Marni dan Priyono (2008) Kecakapan Kerja Pengetahuan Keterampilan Sikap Senioritas Lama bekerja Pengalaman kerja Usia Prestasi Kerja, Menurut Yousef (2016) Kualitas prestasi kerja (Quality Perfomance) Pengetahuan Inisia7f Kuan7tas Prestasi Kerja (Quan6ty Performance) Hasil kerja Disiplin", "type": "Table" }, { "left": 126, "top": 645, "width": 347, "height": 109, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semangat Kerja (Alwi et al., 2016) Kegairahan bekerja Antusias Krea7fitas Kepuasan Kenyamanan kerja Rasa cinta kepada pekerjaan Kerjasama Komunikasi antar rekan kerja Kerja 7m", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 149, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hutabarat Dan Suryalena, (2024)", "type": "Page header" }, { "left": 403, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 5(2) 2024: 5381-5396", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 793, "width": 25, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5386", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 85, "width": 179, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Data Olahan Peneli7an (2024)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 202, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Structural Equa8on Modeling (SEM)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 126, "width": 429, "height": 120, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Abdullah, Metode pengolahan data dalam peneli7an ini adalah dengan persamaan permodelan structural equa6on modeling (SEM ). Permodelan SEM merupakan pengembangan lebih lanjut dari path analysis, pada metode SEM hubungan kausalitas antar variabel eksogen dan variabel endogen dapat ditentukan secara lebih lengkap (Saputra, 2018). Dengan menggunakan SEM 7dak hanya hubungan kausalitas (langsung dan 7dak langsung) pada variabel atau konstruk yang diama7 bisa terdeteksi, tetapi juga komponen-komponen yang berkontribusi terhadap pembentukan konstruksi itu dapat ditentukan besarnya. Dengan demikian, hubungan kausalitas diantara variabel atau konstruk menjadi lebih informa7f, lengkap, dan akurat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 247, "width": 134, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Parsial Least Square (PLS)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 260, "width": 428, "height": 147, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Abdullah, peneli7an ini menggunakan pendekatan analisis kuan7ta7f yang mengadopsi Par6al Least Square (PLS). PLS merupakan metode analisis yang powerfull karena 7dak didasarkan atas banyak asumsi (Saputra, 2018). Keunggulan dari metode PLS ini adalah data 7dak harus berdistribusi normal mul7variat, ukuran sampel 7dak harus besar, dan PLS 7dak saja bisa digunakan untuk mengkonfirmasi teori, tetapi dapat juga digunakan untuk menjelaskan ada atau 7daknya hubungan antar variabel laten. Sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan, maka dalam peneli7an ini analisis data sta7s7k inferensial(Saputra, 2018). Menurut Sugiyono, Sta7s7k inferensial , ( sta6s6c induk6f atau sta6s6c probabilitas ), adalah teknik sta7s7k yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi (Saputra, 2018). Kemudian diukur dengan menggunakan soRware SmartPLS (Par6al Least Square) mulai dari pengujian hipotesis.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 421, "width": 192, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian Model Structural (Outer Model)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 435, "width": 429, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian Model Structural (Outer Model) , yaitu evaluasi model pengukuran atau outer model . Dimulai dari tahapan uji validitas konstruk yang terdiri dari validitas konvergen, dengan memperha7kan nilai loading factor, nilai AVE , dan validitas diskriminan yang ditunjukkan oleh nilai cross loading . Kemudian, tahap kedua, yaitu pengujian reliabilitas ditunjukkan dengan nilai composite reliability (Rahmad Solling Hamid, S.E., M.M Dr. Suhardi M Anwar, Drs., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 100, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Validitas Konstruk", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 529, "width": 345, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam SEM uji validitas konstruk terdiri dari dua tahap yaitu sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 542, "width": 105, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Validitas Konvergen", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 556, "width": 428, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap ini memiliki dua kriteria nilai yang akan dievaluasi, yaitu nilai loading factor dan nilai average variance infla6on factor (AVE).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 582, "width": 110, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Validitas Diskriminan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 596, "width": 428, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahapan ini ada dua kriteria nilai yang akan dievaluasi, yaitu nilai cross loading dan nilai korelasi antar konstruk laten.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 636, "width": 80, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Uji Reliabilitas", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 649, "width": 428, "height": 40, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam PLS-SEM , tahapan uji validitas konstruk dilakukan dengan melihat nilai composite reliability. Output hasil es7masi, pilih construct reliability and Validity , lalu pilih composite reliability.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 703, "width": 242, "height": 40, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Hasil Dan Pembahasan Evaluasi Model Pengukuran ( Outer Model ) Berikut hasil es7masi parameter struktur model awal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 149, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hutabarat Dan Suryalena, (2024)", "type": "Page header" }, { "left": 403, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 5(2) 2024: 5381-5396", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 793, "width": 25, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5387", "type": "Page footer" }, { "left": 176, "top": 227, "width": 245, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Evaluasi Model Pengukuran ( Outer Model) Sumber : Data Olahan Peneli7an (2024)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 57, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Validitas", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 280, "width": 428, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Validitas dibedakan menjadi uji validits konvergen dan uji validitas diskriminan. Data dianggap valid jika datanya ≥ 0,6.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 320, "width": 205, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Validitas Konvergen (Convergent Validity)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 334, "width": 428, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi model pengukuran pada tahap awal pertama diawali dengan mengama7 hasil uji validitass konvergen melalui loading factor. Nilai yang diharapkan ialah ≥ 0,6.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 361, "width": 325, "height": 347, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Nilai Outer Loading Indikator PR PJ PK SK Keterangan X1.1 0.867 Valid X1.2 0.850 Valid X1.3 0.747 Valid X1.4 0.867 Valid X1.5 0.763 Valid X1.6 0.788 Valid X2.1 0.816 Valid X2.2 0.958 Valid X2.3 0.872 Valid X2.4 0.771 Valid X2.5 0.846 Valid X2.6 0.872 Valid Y1 0.904 Valid Y2 0.863 Valid Y3 0.873 Valid Y4 0.838 Valid Z1 0.783 Valid Z2 0.895 Valid Z3 0.877 Valid Z4 0.793 Valid Z5 0.804 Valid Z6 0.877 Valid Sumber : Data Olahan Smartpls Ver 4 (2024)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 429, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam peneli7an ini terdapat enam penyataan dalam kontruksi variabel pemberian Reward , enam pernyataan variabel promosi jabatan, empat pernyataan mengenai variabel", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 149, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hutabarat Dan Suryalena, (2024)", "type": "Page header" }, { "left": 403, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 5(2) 2024: 5381-5396", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 793, "width": 25, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5388", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "prestasi kerja, dan enam pernyataan mengenai variabel semangat kerja. Untuk semua item pernyataan nilainya diatas 0,6 sehingga dapat dikatakan valid.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 428, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam uji validitas konvergen, dapat diama7 model Average Variance Extracted (AVE). Suatu bangunan dikatakan mempunyai nilai validitas yang baik apabila nilai AVE ≥ 0,5. Berikut hasil es7masi Smartpls Ver 4 yang diperoleh.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 153, "width": 429, "height": 163, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Average Variance Extracted (AVE) Variabel Average Variance Extracted (AVE) Pemberian Reward (X1) 0.665 Promosi Jabatan (X2) 0.736 Prestasi Kerja (Y) 0.756 Semangat Kerja (Z) 0.705 Sumber : Data Olahan Smartpls Ver 4 (2024) Hasil evaluasi nilai AVE yang diperoleh untuk variabel pemberian Reward dengan nilai 0,624, variabel promosi jabatan bernilai 0,707, variabel prestasi kerja dengan 0,756, dan variabel semangat kerja bernilai 0,707. Ini menunjukkan bahwa kontruksi peneli7an mempunyai nilai validitas konvergen yang baik.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 330, "width": 228, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Uji Validitas Diskriminan ( Disciminant Validity)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 344, "width": 429, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji validitas diskriminan (Discriminant Validity) diukur dengan membandingkan nilai square root of average extracted (AVE) se7ap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Jika nilai kuadrat AVE se7ap konstruk lebih besar dar pada nilai korelasi antar konstruk dengan konstruk lainnya dalam model maka memilih nilai discriminant Validity yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 411, "width": 301, "height": 333, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Discriminant Validity atau Cross Loading Variabel PR PJ PK SK Keterangan X1.1 0.867 0.678 0.494 0.420 Valid X1.2 0.850 0.326 0.437 0.842 Valid X1.3 0.747 0.327 0.418 0.741 Valid X1.4 0.867 0.678 0.494 0.420 Valid X1.5 0.763 0.425 0.431 0.564 Valid X1.6 0.788 0.732 0.662 0.435 Valid X2.1 0.776 0.816 0.596 0.393 Valid X2.2 0.721 0.958 0.794 0.303 Valid X2.3 0.297 0.872 0.687 0.026 Valid X2.4 0.469 0.771 0.532 0.108 Valid X2.5 0.617 0.846 0.701 0.187 Valid X2.6 0.297 0.872 0.687 0.026 Valid Y1 0.516 0.722 0.904 0.311 Valid Y2 0.508 0.780 0.863 0.183 Valid Y3 0.497 0.574 0.873 0.489 Valid Y4 0.562 0.640 0.838 0.480 Valid Z1 0.570 0.135 0.317 0.783 Valid Z2 0.607 0.084 0.254 0.895 Valid Z3 0.632 0.294 0.401 0.877 Valid Z4 0.689 0.152 0.390 0.793 Valid Z5 0.511 0.095 0.323 0.804 Valid Z6 0.632 0.294 0.401 0.877 Valid", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 149, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hutabarat Dan Suryalena, (2024)", "type": "Page header" }, { "left": 403, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 5(2) 2024: 5381-5396", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 793, "width": 25, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5389", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 429, "height": 67, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Data Olahan Smartpls Ver 4 (2024) Berdasarkan data discriminant Validity di atas, nilai diagonal merupakan nilai akar AVE dan nilai dibawah merupakan korelasi antar konstruk. Nilai akar kuadrat AVE pada tabel diatas lebih 7nggi dari pada nilai korelasi, jadi dapat disimpulkan model valid karena telah memenuhi distriminat Validity.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 166, "width": 67, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Realibilitas", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 180, "width": 428, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suatu konstruk dikatakan reliabel jika nilai composite reliability diatas 0.7 (Kurnia7, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 206, "width": 429, "height": 164, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Quality Criteria (Cronbach Alpha and Composity Realibity ) Variabel Cronbach’s Alpha Composite Reliability (rho_A) Keterangan Pemberian Reward 0.899 0.905 Reliable Promosi Jabatan 0.927 0.939 Reliable Prestasi Kerja 0.892 0.893 Reliable Semangat Kerja 0.916 0.918 Reliable Sumber : Data olahan Smartpls Ver 4(2024) Berdasarkan tabel menunjukkan hasil dari Cronbach’s Alpha seluruh konstruk sebesar >0,7. Nilai composite reliability masing-masing konstruk dapat dikatakan memenuhi kriteria reliabilitas diskriminan. Tabel diatas memperlihatkan bahwa seluruh variabel mempunyai nilai lebih besar dari 0,7 sehinggga dapat dikatakan reliabel.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 384, "width": 428, "height": 67, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi Model Struktural (Inner Model) Penilaian model structural dengan menggunakan Smartpls dengan melihat nilai R- Square untuk se7ap variabel laten endogen yakni pengarug pemberian Reward dan promosi jabatan terhadap prestasi kerja melalui semangat kerja sebagai variabel intervening, dimana sebagai kekuatan prediksi dari model s tructural .", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 451, "width": 318, "height": 69, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. R-Square R-Square R-Square Adjusted Prestasi Kerja (Y) 0.691 0.672 Semangat Kerja (Z) 0.632 0.617 Sumber : Data Olahan Smartpls (2024)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 520, "width": 428, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data tabel diatas diperoleh R-Square prestasi kerja sebesar 0,691 atau 69,1% yang berra7 varibel prestasi kerja dipengaruhi oleh pemberian Reward , promosi jabatan dan semangat kerja, sedangkan sisanya sebesar 30,9% dipengaruhi oleh faktor lain diluar cakupan peneli7an ini. Sedangkan R-Square semangat kerja sebesar 0,632 atau 63,2% yang berar7 pemberian Reward dan promos jabatan berpengaruh terhadap kepuasan karyawan. Sedangkan sisanya dipengaruhi faktor lain diluar cangkupan peneli7an ini yaitu sebesar 36,8%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 614, "width": 60, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Hipotesis", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 628, "width": 428, "height": 40, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil pengujian analisis jalur SEM menggunakan Smartpls Ver 4, dilakukan pengujian model internal untuk mengetahui hubungan antar konstruk. T-Stas6s6k dan nilai probabilitas memperlihatkan seberapa baik hipotesi diuji.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 681, "width": 71, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Path Coefisient", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 695, "width": 428, "height": 40, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keluaran koefisien jalur menguji besarnya pengaruh langsung se7ap variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengaruh langsung maupun 7dak langsung masing-masing konstruk variabel independen terhadap variabel dependen disajikan pada tabel berikut :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 149, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hutabarat Dan Suryalena, (2024)", "type": "Page header" }, { "left": 403, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 5(2) 2024: 5381-5396", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 793, "width": 25, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5390", "type": "Page footer" }, { "left": 202, "top": 85, "width": 195, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 7. Dirret Effect (Pengaruh Langsung)", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 99, "width": 391, "height": 97, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "T StaSsSk (|o/STDEV|) P Values Pemberian Reward (X1)-> Prestasi Kerja (Y) 1,261 0,207 Pemberian Reward (X1) -> Semangat Kerja (Z) 9.600 0,000 Promosi Jabatan (X2) -> Prestasi Kerja (Y) 10,266 0,000 Promosi Jabatan (X2) -> Semangat Kerja (Y) 3,372 0,001 Semangat Kerja (Z) -> Prestasi Kerja (Y) 2,217 0,027 Sumber : Data Olahan Smartpls 4 (202)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 196, "width": 333, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel diatas maka dapat dijelaskan hasil uji hipotesis sebagai berikut : Ringkasan Uji Hipotesis:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 223, "width": 428, "height": 40, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Hipotesis 1: Nilai t-Sta7s7c 1,261 dan p-Value 0,207 menunjukkan bahwa pemberian Reward 7dak memiliki pengaruh signifikan terhadap prestasi kerja di PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 264, "width": 428, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Hipotesis 2: Nilai t-Sta7s7c 9,600 dan p-Value 0,000 menunjukkan bahwa pemberian Reward memiliki pengaruh signifikan terhadap semangat kerja karyawan di PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 304, "width": 429, "height": 40, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Hipotesis 3: Nilai t-Sta7s7c 10,266 dan p-Value 0,000 menunjukkan bahwa promosi jabatan memiliki pengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan di PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 344, "width": 429, "height": 40, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Hipotesis 4: Nilai t-Sta7s7c 3,372 dan p-Value 0,001 menunjukkan bahwa promosi jabatan memiliki pengaruh signifikan terhadap semangat kerja karyawan di PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 385, "width": 429, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Hipotesis 5: Nilai t-Sta7s7c 2,217 dan p-Value 0,027 menunjukkan bahwa semangat kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan di PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 438, "width": 428, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Pemberian Reward terhadap Prestasi Kerja Pada Karyawan PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 465, "width": 428, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pengukuran hipotesis yang dilakukan pada variabel pemberian Reward terhadap prestasi kerja pada PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru menyatakan bahwa nilai p-value 0,207 lebih besar dari 0,5 dan nilai t-sta6s6k sebesar 0,207 lebih kecil dari 1,96. Hal ini memverifikasi bahwa 7dak terdapat pengaruh pemberian Reward terhadap prestasi kerja pada PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru. Sehingga hipotesis yang berbunyi “ Pemberian Reward 7dak berpengaruh posi7f dan signifikan terhadap prestasi kerja pada karyawan PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 559, "width": 428, "height": 174, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini didukung juga dalam peneli7an (Suak et al., 2017) yang mengatakan bahwa pemberian Reward 7dak signifikan karena pemberian Reward 7dak secara menyeluruh dirasakan oleh karyawan hotel Amurang. Peneli7an terdahulu mengatakan Masalah yang terjadi dalam pemberian Reward disini adalah sulitnya karyawan mendapatkan insen7f atau juga kenaikan gaji, karena ada beberapa per7mbangan selain prestasi kerja dalam memberikan kenaikan gaji pada karyawannya, seper7 kondisi perusahaan, kenaikan biaya hidup secara umum, ketetapan pemerintah mengenai upah minimum, dan kondisi perekonomian secara umum. Peneli7an dahulu ini mempunyai beberapa persamaan antara lain data yang digunakan dalam peneli7an adalah data primer dan data sekunder dan instrument yang digunakan dalam peneli7an adalah kuesioner. Namu nada juga beberapa perbedaan dari peneli7 ini dengan peneli7 sebelumnya adalah terletak pada alat dalam menganalisis data yang diperoleh. Peneli7 sebelumnya menggunakan aplikasi Spss sedangkan peneli7an ini menggunakan alat analisis aplikasi Smartpls, jumlah responden yang dugunakan dalam peneli7an terdahulu berjumlah 30", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 149, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hutabarat Dan Suryalena, (2024)", "type": "Page header" }, { "left": 403, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 5(2) 2024: 5381-5396", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 793, "width": 25, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5391", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "orang sedangkan peneli7an ini menggunakan 52 orang, peneli7an terdahulu dilakukan pada tahun 2017 sedangkan peneli7an ini dilakukan pada tahun 2024.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 428, "height": 40, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya pemberian Reward terhadap prestasi kerja yang adil dan merata akan dapat meningkatkan prestasi kerja pada karyawan PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 166, "width": 428, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Pemberian Reward terhadap Semangat Kerja pada Karyawan PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 193, "width": 429, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil pengukuran hipotesis yang dilakukan pada variabel pemberian Reward terhadap semangat kerja karyawan pada PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru menyatakan bahwa nilai P-Value 0,000 lebih kecil dari 0,5 dan t-sta6s6k sebesar 9,600 lebih besar dari 1,96. Maka dari itu, dapat diverifikasi bahwa terdapat pengaruh pemberian Reward terhadap semangat kerja pada karyawan PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru. Sehingga hipotesi yang berbunyi “Pemberian Reward berpengaruh posi7f dan signifikan terhadap semangat kerja karyawan PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru” diterima.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 287, "width": 428, "height": 308, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil peneli7an ini juga sejalan dengan peneli7an Maria Helena (Dua Mea, 2022) dengan judul “Pengaruh Pemberian Reward dan Punishment Terhadap Semangat Kerja pada Karyawan BUMN Kota Ende” yang menjelaskan bahwa variabel pemberian Reward berpengaruh signifikan terhadap semangat kerja pada karyawan BUMN di kota Ende. Pada peneli7an ini mengatakan adanya Reward akan menimbulkan gairah dan semangat pegawai untuk bekerja, Sehingga jika pegawai sudah merasakan gairah dan semangat tersebut dari dalam dirinya, otomatis pegawai akan termotivasi untuk meningkatkan produktivitas dan menunjukkan kinerja terbaik saat bekerja. Hal tersebut akan sangat baik dampaknya bagi perusahaan, karena pegawai yang produktif akan dapat membantu perusahaan untuk mencapai tujuan. Penelitian terdahulu ini mempunyai beberapa persamaan antara lain data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan sekunder dan instrument yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner. Terdapat juga perbedaan pada peneli7an ini dengan peneli7an sebelumnya terlihat dari olahan data analisa yang digunakan peneli7 sebelumnya adalah aplikasi SPSS sedangkan pada peneli7an ini menggunakan aplikasi Smartpls , lokasi peneli7an dimana peneli7an terdahulu berlokasi di kota Ende sedangkan peneli7an ini dilakukan di PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru, jumlah sampel yang digunakan peneli7 terdahulu menggunakan jumlah sampel berdasarkan karyawan yang bekerja BUMN di kota Ende sendangkan peneli7an ini menggunakan sampel karyawan tetap pada PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru, dan peneli7an terdahulu dilakukan pada tahun 2022 sedangkan peneli7an ini dilakukan pada tahun 2024 . Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemberian Reward dapat menumbuhkan semangat kerja karyawan karena pemberian Reward yang baik dapat memberikan rangsangan bagi karyawan sehingga dapat menumbuhkan semangat kerja pada diri karyawan dalam mengerjakan tugas yang diberikan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 609, "width": 428, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Promosi Jabatan Terhadap Prestasi Kerja pada Karyawan PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 636, "width": 428, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pengukuran hipotesis yang dilaksanakan pada variabel promosi jabatan terhadap prestasi kerja pada karyawan PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru memperlihatkan bahwa nilai p-value 0,000 lebih kecil dari 0,5 dan nilai t-sta6s6c 9,600 lebih besar dari 1,96 Hal ini membuk7kan bahwa terdapat pengaruh promosi jabatan terhadap prestasi kerja pada karyawan tetap PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru. Sehingga hipotesis yang berbunyi “Promosi jabatan berpengaruh posi7d dan signifikan terhadap Prestasi Kerja pada Karyawan PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 730, "width": 428, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil peneli7an ini juga didukung dengan peneli7an Maesaroh dan Trihuduyamanto dengan judul “Kepuasan Kerja Dalam Pengaruh Promosi Jabatan Terhadap Prestasi Kerja", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 149, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hutabarat Dan Suryalena, (2024)", "type": "Page header" }, { "left": 403, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 5(2) 2024: 5381-5396", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 793, "width": 25, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5392", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 430, "height": 242, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pegawai” (Maesaroh & Trihudiyatmanto, 2023) yang mengatakan promosi jabatan berpengaruh posi7f dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai studi kasus pegawai dinas pangan, pertanian, dan perikanan Wonosobo. Peneli7an ini mengatakan untuk mempertahankan pegawai yang memiliki prestasi kerja, Dispaperkan harus konsisten dan bijak untuk meningkatkan promosi jabatan guna memperoleh kepuasan kerja pegawai sehingga dapat mempertahankan prestasi kerja pegawai secara maksimal. Ketatnya dalam hal seleksi dan persaingan dapat memotivasi para pegawai untuk berusaha keras agar layak dipromosikan. Penelitian terdahulu ini mempunyai beberapa persamaan antara lain data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder, instrument yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner, dan alat dalam manganalisis data yaitu menggunakan Smartpls. Namun ada beberapa perbedaan dari peneli7an ini dan peneli7an sebelumnya terlihat dari variabel intervening dan objek peneli7an peneli7 sebelumnya melakukan peneli7an di Wonosobo sedangkan peneli7an ini dilakukan di PT Telkom Pekanbaru. Responden yang digunakan dalam peneli7an terdahulu berjulah 121 orang dengan menggunakan teknik probability yaitu sensus sampling sedangkan penelitian ini mempunyai responden berjumlah 52 orang yang diambil menggunkan rumus slovin dengan presisi 5% dan teknik pengumpulan data menggunakan propor6onate stra6fied random sampling dan peneli7an terdahulu dilakukan pada tahun 2022 sedangkan peneli7an ini dilakukan pada tahun 2024.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 327, "width": 428, "height": 67, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya promosi jabatan mampu merangsang karyawan untuk bekerja lebih baik dengan tujuan menumbuhkan rasa tanggung jawab, kerja keras dan semangat kerja yang nan7nya berdampak pada prestasi kerja karyawan. Dengan adanya kesempatan promosi yang diberikan kepada karyawan, maka karyawan merasa dibutuhkan dihargai atas kerjanya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 408, "width": 428, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Promosi Jabatan Terhadap Semangat Kerja pada Karyawan PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 435, "width": 428, "height": 93, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pengukuran hipotesis yang dilaksanakan pada variabel promosi jabatan terhadap semangat kerja pada karyawan tetap PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru memperlihatkan nilai p-value 0,001 lebih kecil dari 0,5 dan nilai t-sta6s6c 3,372 lebih besar dari 1,96. Ini berar7 bahwa terbuk7 promosi jabatan berpengaruh secara posi7f dan signifikan terhadap semangat kerja karyawan. Sehingga hipotesis yang berbunyi “Promosi jabatan berpengaruh posi7f dan signifikan terhadap semangat kerja pada karyawan PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru” dan diterima.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 529, "width": 428, "height": 174, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini didukung juga dengan peneli7an terdahulu dengan judul “Pengaruh Beban Kerja, Fasilitas Kerja, dan Promosi Jabatan terhadap Semangat Kerja Studi pada CV. X” (Nabila & Fu’ad, 2022) yang menyatakan promosi jabatan berpengaruh posi7f terhadap semangat kerja pada karyawa CV.X. Pada peneli7an ini mengatakan promosi jabatan mampu merangsang semangat kerja karyawan untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya yang diberikan tepat pada waktunya. Peneli7an terdahulu ini mempunyai beberapa persamaan antara lain data primer dan data sekunder dan instrument yang digunakan dalam peneli7an adalah kuesioner, terdapat persamaan jumlah variabel peneli7an yaitu promosi jabatan dan semangat kerja. Namun ada juga beberapa perbedaan peneli7 sebelumnya dapat dilihat dari alat analisis yang digunakan peneli7 sebelumnya menggunakan aplikasi spss namun pada peneli7an ini menggunakan aplikasi Smartpls. Reponden yang digunnakan dalam peneli7an terdahulu berjumlah 69 orang sedangkan peneli7an ini berjumlah 52 orang, dan peneli7an terdahulu dilakukan pada tahun 2022 sedangkan peneli7an ini dilakukan pada tahun 2024.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 703, "width": 428, "height": 54, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Promosi jabatan yang dilakukan dengan baik akan secara otoma7s meningkatkan semangat kerja karyawan. Fakta tersebut dapat diinterprestasikan bahwa dengan adanya promosi jabatan maka akan diiku7 dengan naiknya penghasilan ( outcome) yang diterima karyawan. Penghasilan yang mengiku7 program promosi jabatan adalah tunjangan, bonus, dan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 149, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hutabarat Dan Suryalena, (2024)", "type": "Page header" }, { "left": 403, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 5(2) 2024: 5381-5396", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 793, "width": 25, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5393", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 54, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kenaikan gaji. Semakin baik penghasilan ( outcome ) seiring dengan promosi jabatan, hal tersebut akan meningkatkan semangat kerja pada karyawan PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru. Pengaruh Semangat Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada Karyawan PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 139, "width": 429, "height": 94, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil data yang telah diolah pada variabel semangat kerja terhadap prestasi kerja pada karyawan PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru menjelaskan bahwan nilai p-value 0,027 lebih kecil dari 0,5 dan nilai t-sta6s6k 2,217 lebih besar dari 1,96. Ini berar7 bahwa terbuk7 semangat kerja pada karyawan berpengaruh posi7f dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan. Sehingga hipotesis yang berbunyi “ Semangat kerja pada karyawan berpengaruh posi7f dan signifikan terhadap prestasi kerja pada karyawan PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru” diterima.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 233, "width": 428, "height": 215, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini didukung dengan peneli7an sebelumnya dengan judul “Pengaruh Kepuasan Kerja dan Semangat Kerja Terhadap Prestasi Kerja pada PT Bumi Karsa Makasar” (Handayani et al., 2017) menyatakan semangat kerja berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan pada PT Bumi Karsa Makasar. Pada peneli7an ini mengatakan semangat kerja adalah kemampuan atau kemauan se7ap individu atau sekelompok orang untuk saling bekerjasama dengan giat dan disiplin serta penuh rasa tanggung jawab disertai kesukarelaan dan kesediaannya untuk mencapai tujuan organisasi. Peneli7an terdahulu ini mempunyai beberapa persamaan yang digunakan dalam peneli7an adalah data primer dan data sekunder dan instrument yang digunkan adalah kuesioner, terdapat beberapa persamaan jumlah variabel yaitu semangat kerja dan prestasi kerja karyawan. Namun ada juga beberapa perbedaan peneli7an ini dan peneli7an sebelumnya terletak pada alat analisis yang digunakan dalam peneli7 sebelumnya menggunakan aplikasi spss sedangkan peneli7an ini menggunakan aplikasi smartpls. Jumlah sampel yang digunakan peneli7an terdahulu berjumlah 50 orang sedangkan peneli7an ini berjumlah 52 orang, peneli7an terdahulu berlokasi di PT Bumi Karsa sedangkan peneli7an berlokasi di PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru dan peneli7an terdahulu dilakukan pada tahun 2017 sedangkan peneli7an ini dilakukan pada tahun 2024.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 448, "width": 428, "height": 40, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari uraian diatas tersebut dapat disimpulkan bahwa keterkaitan antara semangat kerja dengan prestasi kerja karyawan bersifat posi7f yang berar7 dengan meningkatkan semangat kerja karyawan berperan juga dalam mencapai prestasi kerja karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 56, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Penutup Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 529, "width": 428, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil peneli7an dan analisis teori yang telah dibahas, dapat disimpulkan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 556, "width": 429, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pemberian Reward secara keseluruhan di PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru dinilai sangat baik, terutama dalam dimensi Financial Reward. Namun, terdapat kekurangan pada dimensi Non Financial Reward, khususnya dalam mo7vasi yang diberikan kepada karyawan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 596, "width": 429, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Meskipun 7dak ada pengaruh langsung antara pemberian Reward dan prestasi kerja, namun terdapat pengaruh posi7f dan signifikan terhadap semangat kerja karyawan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 623, "width": 429, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Promosi jabatan di PT Telkom Witel Riau Daratan Pekanbaru juga dinilai sangat baik, terutama dalam kecakapan kerja karyawan. Namun, terdapat kelemahan pada dimensi senioritas, khususnya dalam penentuan karyawan yang layak dipromosikan berdasarkan lama bekerja.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 676, "width": 428, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Terdapat pengaruh posi7f dan signifikan antara promosi jabatan dan prestasi kerja, serta antara promosi jabatan dan semangat kerja karyawan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 703, "width": 429, "height": 40, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Semangat kerja karyawan secara keseluruhan dianggap sangat baik, tetapi terdapat kekurangan pada dimensi kegairahan dalam bekerja. Meskipun demikian, semangat kerja berpengaruh posi7f dan signifikan terhadap prestasi kerja.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 744, "width": 219, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "aran untuk peningkatan di masa depan melipu7:", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 149, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hutabarat Dan Suryalena, (2024)", "type": "Page header" }, { "left": 403, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 5(2) 2024: 5381-5396", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 793, "width": 25, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5394", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 429, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Meningkatkan perha7an pada pemberian mo7vasi kepada karyawan untuk meningkatkan semangat kerja dan prestasi kerja.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 429, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Melibatkan karyawan lebih ak7f dalam proses berbagi ide dan membangun komunikasi dua arah yang efek7f untuk memperkuat semangat kerja.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 139, "width": 369, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Memperluas sampel peneli7an untuk memvalidasi hasil peneli7an lebih lanjut.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 166, "width": 69, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dadar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 180, "width": 428, "height": 26, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adi, I. G. P., Bagia, I. W., & Cipta, W. (2019). Pengaruh Promosi Jabatan dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai. Bisma: Jurnal Manajemen , 5 (1), 52–59.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 206, "width": 428, "height": 40, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alwi, M., Sylvana, A., & Risnashari. (2016). Pengaruh semangat kerja pegawai terhadap keefek7faan organisasi unit program belajar jarak jauh Universitas Terbuka Makassar. Jurnal Analisis Dan Pelayanan Publik , 2 (1), 31–46.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 247, "width": 428, "height": 26, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Darmawan, D. (2018). Variabel Semangat Kerja Dan Indikator Pengukurannya. Jurnal Kewirausahaan , 2 (1), pp. 43–49 – 49.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 274, "width": 428, "height": 40, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dua Mea, M. H. C. (2022). Pengaruh Pemberian Reward Dan Punishment Terhadap Semangat Kerja Pada Karyawan Bumn Di Kota Ende. Analisis , 12 (1), 101–117. hpps://doi.org/10.37478/als.v12i1.1754", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 314, "width": 428, "height": 80, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Febrian7, S. (2014). Pengaruh Reward dan punishment terhadap mo7vasi kerja serta dampaknya terhadap kinerja (Studi pada Karyawan PT. Panin Bank Tbk. Area Mikro Jombang). Jurnal Administrasi Bisnis S1 Universitas Brawijaya , 12 (1), 83041. e- jurnal.com/2015/02/pengaruh- Reward -dan-punishment-terhadap.html Fitria. (2013). Sugiyono, 2017:60. Journal of Chemical Informa6on and Modeling , 53 (9), 1689– 1699.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 394, "width": 428, "height": 67, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Handayani, H., Mane, A. A., & Manarapi, R. (2017). Pengaruh Kepuasan Kerja dan Semangat Kerja Terhadap Prestasi Kerja pada PT Bumi Karsa Makasar. Jurnal Riset Edisi XV , 3 (004), 87–98. Hasibuan. (2017). Pengaruh Pemberian Reward Dan Mo6vasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan . 9–41.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 462, "width": 428, "height": 26, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Koencoro, G. D. (2013). Pengaruh Reward Dan Punishment Terhadap Kinerja (Survei Pada Karyawan PT. Inka (Persero) Madiun). Jurnal Administrasi Bisnis S1 Universitas Brawijaya ,", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 488, "width": 44, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 (2), 1–8.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 428, "height": 26, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kurnia7, K. (2020). Pengaruh pengawasan dan kepuasan kerja terhadap disiplin kerja karyawan bagian produksi pada pt.sari lembah subur. Skrips , 1–131.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 529, "width": 428, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kurniawan, M. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja Karyawan Pada PT.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 542, "width": 399, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Excelcomindo Engineering IndonesiaSumatera. Jurnal Media Wahana Ekonomika , 15 (3), 39. hpps://doi.org/10.31851/jmwe.v15i3.2888", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 569, "width": 428, "height": 26, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kusuma, Y. W. (2016). Pengaruh Mo7vasi Kerja dan Insen7f terhadap Semangat Kerja Karyawan CV. F.A Management. Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen , 5 (2), 1–16.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 596, "width": 428, "height": 40, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lestario, F. (2022). Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Semangat Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. Abs Raya Rubber Works. Jurnal AKMAMI (Akutansi, Manajemen, Ekonomi) , 3 (1), 146–157.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 636, "width": 428, "height": 40, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maesaroh, N., & Trihudiyatmanto, M. (2023). Kepuasan Kerja Dalam Pengaruh Promosi Jabatan Terhadap Prestasi Kerja Pegawai. Journal Economic, Management and Business , 2 , 15–29. Manotar Silaban, Fiktor Menus Waruwu, V. B. S. (2022). Pengaruh Lingkungan Kerja, Jenjang", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 676, "width": 399, "height": 40, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karir, dan Pemberian Reward terhadap Semangat Kerja Karyawan pada PT Isuindomas Putra Medan. JURNAL GLOBAL MANAJEMEN , 11 (01), 180–186. hpps://ejurnal.darmaagung.ac.id/index.php/global/ar7cle/view/1601/1412", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 717, "width": 428, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marnis & Priyono. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. In Manajemen Sumber Daya", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 730, "width": 428, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manusia . hpps://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004 Mersilina, M., Tewal, B., & Lumintang, G. G. (2019). Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 149, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hutabarat Dan Suryalena, (2024)", "type": "Page header" }, { "left": 403, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 5(2) 2024: 5381-5396", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 793, "width": 25, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5395", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 94, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kompetensi, Penghargaan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Pt. Bussan Auto Finance Cabang Manado Effect of Occupa7onal Health and Safety, Competence, on Achievement Award To Employees Pt. Bussan Saturn Auto Fi. 5175 Jurnal EMBA , 7 (4), 5175–5184. Muqoyyaroh, L. (2018). Pengaruh Reward terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PDAM Magetan. EQUILIBRIUM : Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Pembelajarannya , 6 (1), 95. hpps://doi.org/10.25273/equilibrium.v6i1.2190", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 180, "width": 428, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muzhiroh. (2020). Pengaruh Persepsi Kualitas, Mo7vasi Dan Gaya Hidup Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Oppo (Studi Kasus Pada Masyarakat Kelurahan Cakung Barat). Jurnal Ecodemica , 25-30 , 35. hpp://repository.stei.ac.id/1537/", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 220, "width": 428, "height": 40, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nabila, A., & Fu’ad, N. E. (2022). Pengaruh Beban Kerja, Fasilitas Kerja, dan Promosi Jabatan terhadap Semangat Kerja (Studi pada CV. X). Business and Economics Conference in U6liza6on of Modern Technology , 1–16. hpps://journal.unimma.ac.id", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 260, "width": 428, "height": 40, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nasu7on, N. M. S., & DR, M. (2017). Hubungan Lingkungan Kerja Non Fisik dengan Kepuasan Kerja pada Perawat RSJ Prof.Dr.Muhammad Ildrem Sumatera Utara. Jurnal Diversita , 3 (2), 25. hpps://doi.org/10.31289/diversita.v3i2.1259", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 301, "width": 428, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ninoy Yudhistya Sulis7yono. (2013). Ninoy Yudhistya Sulis7yono, 2013 Gambaran Asupan Zat Gizi Dan Ak7vitas Fisik Mahasiswa Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 19. Repository.Upi.Edu , 19–29.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 341, "width": 428, "height": 26, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurdin, Hamdhana, D., & Iqbal, M. (2018). Aplikasi Quick Count Pilkada Dengan Menggunakan Metode Random Sampling Berbasis Android. E-Journal Techsi Teknik Informasi , 10 (1),", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 367, "width": 236, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "141–154. hpps://doi.org/10.29103/techsi.v10i1.622", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 381, "width": 428, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nursyahputri, S. R., & Saragih, H. R. (2019). Pengaruh Pela7han Terhadap Prestasi Kerja", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 394, "width": 399, "height": 40, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karyawan Pada Unit Hcbp Pt Telekomunikasi Indonesia (Tbk). Jurnal Ecodemica: Jurnal Ekonomi, Manajemen, Dan Bisnis , 3 (2), 238–247. hpps://doi.org/10.31311/jeco.v3i2.6059", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 435, "width": 429, "height": 174, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pradnyani, G. A. A. I., Rahmawa7, P. I., & Suci, N. M. (2020). Pengaruh Reward Dan Punishment Terhadap Mo7vasi Kerja Karyawan Pada Cv Ayudya Tabanan Bali. Prospek: Jurnal Manajemen Dan Bisnis , 2 (1), 21. hpps://doi.org/10.23887/pjmb.v2i1.26186 Prasada, D., Oktavian7, N., & Kris7an7, L. S. (2020). Pengaruh Pemberian Reward Dan Mo7vasi Terhadap Produk7vitas Karyawan Pada Pt. Sinar Kencana Jaya Di Surabaya. Jurnal Ekonomi Efek6f , 3 (1), 69–76. hpps://doi.org/10.32493/jee.v3i1.7315 Putra, S. A. (2021). Pengaruh Promosi Jabatan Dan Mutasi Terhadap Prestasi Kerja Pegawai PT. Bank Mandiri (Persero) Cabang Ahmad Yani Medan. Jurnal Manajemen Dan Akuntansi Medan , 3 (1), 1–13. hpps://doi.org/10.47709/jumansi.v3i1.2122 Putri Kentjana, N. M., & Nainggolan, P. (2018). Pengaruh Reward Dan Punishment Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Mo7vasi Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada Pt. Bank Central Asia Tbk.). Na6onal Conference of Crea6ve Industry , September , 5–6. hpps://doi.org/10.30813/ncci.v0i0.1310", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 609, "width": 428, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putri, S. I. N., Selvy, Roles, G. H., & Ellen, A. (2019). Pengaruh Rekrutmen Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawa Pada Pt. Budi Raya Perkasa. Jurnal Maznajemen ,", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 636, "width": 428, "height": 53, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 (1), 71–80. Rafsanjani, A. A. (2021). Pengaruh Promosi Jabatan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. Medisafe Technologies Jl. Sultan Serdang Desa Buntu Bedimbar Tanjung Morawa Deli Serdang . 3 (2), 6.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 690, "width": 428, "height": 67, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahmad Solling Hamid, S.E., M.M Dr. Suhardi M Anwar, Drs., M. . (2019). STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) BERBASIS VARIAN: Konsep Dasar dan Aplikasi dengan Program SmartPLS 3.2.8 dalam Riset Bisnis (M. S. Abiratno, Sofa Nurdiyan7, Dra. Annis Dinia7 Raksanagara (ed.); Cetakan 1). PT Inkubator Penulis Indonesia. hpp://digilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/bitstream/123456789/626/1/STRUKTUR", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 149, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hutabarat Dan Suryalena, (2024)", "type": "Page header" }, { "left": 403, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 5(2) 2024: 5381-5396", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 793, "width": 25, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5396", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 54, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EQUATION MODELING (SEM) - Berbasis Varian.pdf Rijalulloh, T., & Musadieq, M. Al. (2017). PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR DAN PROMOSI JABATAN TERHADAP SEMANGAT KERJA ( Studi pada Karyawan Perusahaan Daerah Air Minum Kota Malang ).", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 126, "width": 244, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Administrasi Bisnis , 51 (2), 110–117.", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 139, "width": 343, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hpps://www.neli7.com/id/journals/jurnal-administrasi-bisnis-s1-universitas- brawijaya?page=2", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 166, "width": 428, "height": 40, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saputra, A. S. (2018). Pengaruh Kompensasi dan Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Karyawan Dimediasi Mo7vasi Kerja: Studi Kasus Di Hotel Merah Group Magetan, Jawa Timur, Indonesia. Universitas Islam Indonesia , 1–183.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 206, "width": 428, "height": 40, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sar7ka, S., Rahayu, A., Muyi, D., & Sofia, S. (2023). Pengaruh Keterlibatan Kerja Dan Semangat Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Selama Pandemi Pada Kantor DAMRI Kota Sorong. Jurnal Manajemen Krea6f Dan Inovasi , 1 (2), 176–188.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 247, "width": 428, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Se7awan, A. (2018). Pengaruh Promosi Jabatan Dan Lingkungan Kerja Terhadap Semangat Kerja", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 260, "width": 399, "height": 40, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pegawai Di Lingkungan Universitas Pembangunan Panca Budi Medan. Jurnal Akuntansi Bisnis Dan Publik , 8 (2), 191–203. hpps://jurnal.pancabudi.ac.id/index.php/akuntansibisnisdanpublik/ar7cle/view/246", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 301, "width": 428, "height": 93, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siregar, N. T., & Suryalena. (2017). Pengaruh Penilaian Kinerja Karyawan Dan Reward Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Hotel Sapadia Pasir Pengaraian. Jom Fisip , 4 (2), 1–9. Suak, R., Adolfina, & Uhing, Y. (2017). Pengaruh Reward Dan Punishment Terhadap Kinerja Karyawan Sutanraja Hotel Amurang. Emba , 5 (2), 1050–1059. Sugiyono. (2014). Metode Peneli6an . Sugiyono. (2018). Teknik Analisis Kual7ta7f. Teknik Analisis , 1–7. hpp://staffnew.uny.ac.id/upload/132232818/pendidikan/Analisis+Kuan7ta7f.pdf", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 394, "width": 428, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Susanto., J. T. N. R. (2019). Pengaruh Mo7vasi Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Semangat", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 408, "width": 399, "height": 26, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kerja Karyawan Di Pt. Pos Indonesia Medan. Jurnal Ilmiah Maksitek , 4 (2), 5. hpps://makarioz.sciencemakarioz.org/index.php/JIM/ar7cle/view/83/80", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 435, "width": 428, "height": 40, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suwandi. (2016). Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Di Pt Waruna Nusa Sentana - Head Office. Angewandte Chemie Interna6onal Edi6on, 6(11), 951–952. , 6 (11), 12–27.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 475, "width": 428, "height": 40, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tohari, M. I., & Ridwan, M. (2015). Pengaruh Promosi Jabatan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. Sinar Mas Mul7finance Palembang. Journal of Chemical Informa6on and Modeling , 53 (9), 1689–1699.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 428, "height": 80, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Triputranto, A. (2020). Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian Transaksi E-Pulsa (Studi kasus Di Indomaret Sudirman Tangerang). Jurnal Disrupsi Bisnis : Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Pamulang , 3 (2), 1. hpps://doi.org/10.32493/drb.v3i2.6292 Tsauri, S. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia. In Journal of Modern African Studies (Vol. 35, Issue 17).", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 596, "width": 428, "height": 80, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Umar. (2010). Metode peneli6an . 48–66. University of, B., & University of Bristol. (2000). Learning and Teaching Strategy . hpp://www.bris.ac.uk/tsu/lta/strategy/landtstrategy.html Wicaksana, A., & Rachman, T. (2018). Telkomunikasi. Angewandte Chemie Interna6onal Edi6on, 6(11), 951–952. , 3 (1), 10–27. hpps://medium.com/@arifwicaksanaa/penger7an-use- case-a7e576e1b6bf", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 676, "width": 428, "height": 40, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wijaya, L. F. (2021). Sistem Reward dan Punishment sebagai Pemicu dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan. Jurnal Ilmu Komputer, Ekonomi Dan Manajemen (JIKEM) , 1 (1), 129– 138.", "type": "Text" } ]
d42b5b6f-43ea-2301-1dd8-d34567e84931
https://ejournal.kompetif.com/index.php/akuntansikompetif/article/download/1481/1006
[ { "left": 71, "top": 421, "width": 223, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meningkatkan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu upaya pemerintah desa diwilayah pedesaan. Untuk", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 448, "width": 223, "height": 315, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi diwilayah pedesaan yaitu melalui UMKM. UMKM adalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang berdiri sendiri dan dikelola oleh perorangan atau kelompok. UMKM sangat penting untuk dikembangkan karena UMKM berkontribusi terhadap pendapatan daerah maupun nasional. UMKM harus mampu bertahan dan berkembang meski pasar sudah mulai menyempit. Potensi yang dimiliki UMKM sebagai salah satu usaha guna mengurangi angka kemiskinan masyarakat diperlukannya pengelolaan yang baik. Dalam pengelolaan ini tidak hanya membutuhkan sumber daya manusia yang handal melainkan harus didukung oleh keuangan yang memadai. Pengelolaan UMKM sangat berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi desa selain itu juga dapat meningkatkan kinerja keuangannya. Pelaku UMKM kurang teliti dalam pencatatan dan pengelolaan keuangan.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 421, "width": 215, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kondisi ini akan berdampak pada tidak tercapainya kinerja keuangan yang maksimal.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 462, "width": 216, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kinerja keuangan adalah hasil yang diperoleh atas berbagai aktifitas yang dilakukan dalam sumber keuangan yang tersedia (Oktavina dan Rita 2021). Kinerja keuangan dapat diukur dengan peningkatan pendapatan, peningkatan laba, dan peningkatan aset. Peningkatan dalam kemampuan mengelola keuangan menjadi hal penting untuk meningkatkan kinerja keuangan usaha.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 600, "width": 218, "height": 177, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengingat pentingnya peranan UMKM dalam pertumbuhan perekonomian, dalam mencapai kinerja keuangan yang maksimal maka pelaku usaha perlu memahami sikap keuangan yang positif untuk diimplementasikan secara langsung. Sikap Keuangan merupakan penilaian, pendapat, ataupun keadaan pikiran seseorang terhadap keuangan yang diterapkan ke dalam sikapnya. Menurut (Novianti & Salam, 2021) indikator sikap keuangan yaitu orientasi terhadap keuangan pribadi, sikap keuangan yang", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 85, "width": 415, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENGARUH SIKAP KEUANGAN, PERILAKU KEUANGAN DAN LITERASI KEUANGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN UMKM PADA PEMDES AMBENGAN", "type": "Section header" }, { "left": 201, "top": 153, "width": 192, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Putu Eka Nopiyani 1 ; Putu Rara Indiani 2", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 180, "width": 210, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Satya Dharma Jln Yudistira No. 11, Singaraja, Bali E-mail : : [email protected] (Korespondensi)", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 238, "width": 381, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract : This study aims to determine the effect of financial attitudes, financial behavior and financial literacy on the financial performance of MSMEs in Pemdes Ambengan. The population taken is the number of MSME actors in the Ambengan Village Government in 2022 as many as 532 and a sample of 85 people calculated using the slovin formula. The data analysis technique used in this study is Multiple Linear Regression Analysis, Classical Assumption Test, Model Feasibility Test (Goodness Of Fit), Hypothesis Test using the SPSS Version 21.0 application for windows.", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 318, "width": 381, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The results of this study indicate that the influence of financial attitudes has a positive and significant effect on the financial performance of the UMKM Pemdes Ambengan. Financial behavior has a positive and significant effect on the financial performance of the UMKM Pemdes Ambengan. Financial literacy has a positive and significant effect on the financial performance of the UMKM Pemdes Ambengan", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 388, "width": 344, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Financial Attitude, Financial Behavior, Financial Literacy and Financial", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 43, "width": 398, "height": 29, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Sikap Keuangan, Perilaku Keuangan Dan Literasi Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Umkm Pada Pemdes Ambengan (Putu Eka Nopiyani; Putu Rara Indiani)", "type": "Page header" }, { "left": 329, "top": 776, "width": 198, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Akuntansi Kompetif, ISSN : 2622-5379 Vol. 6, No. 3, September 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 21, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "412", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 81, "width": 228, "height": 176, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "diukur saat melihat indikator ini adalah bagaimana seorang individu dapat mengelola anggaran, membuat perencanaan keuangan, serta mengatur catatan keuangannya, keamanan dana atau uang. Indikator ini digunakan untuk mengetahui bagaimana keyakinan seorang individu tentang kondisi keuangannya dimasa yang akan datang dan menilai keuangan pribadi. Indikator ini digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman seorang individu dengan hubungan antara pengeluaran pribadi dengan pengetahuan keuangannya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 260, "width": 223, "height": 439, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mencapai kinerja keuangan yang baik tidak hanya dipengaruhi oleh sikap keuangan namun perilaku keuangan juga memiliki peran penting untuk memaksimalkan kinerja keuangan usaha. Perilaku keuangan adalah tanggung jawab seseorang dalam mengatur, mengelola, mengendalikan, mencari dan menyimpan uang yang dimiliki (Siregar & Simatupang, 2022). Pada saat menentukan keputusan keuangan, diharapkan dapat secara rasional dan relevan dalam mendapat informasi sehingga dapat mengoptimalkan keputusan. Oleh karena itu, perilaku keuangan seseorang dapat dilihat dari seberapa baik mereka mengelola uang tunai, tabungan, hutang dan pengeluaran lainnya. Selain hal tersebut diatas, literasi keuangan juga menjadi salah satu faktor dalam mencapai kinerja keuangan yang maksimal. Adapun persentase Survei Nasional Literasi Keuangan Indonesia oleh OJK pada tahun 2022 indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68%. Sementara persentase literasi keuangan paling tinggi diduduki oleh sektor Perbankan dengan nilai sebesar 49.93% yang disusul sektor Perasuransian sebesar 31.72%. Dan persentase literasi keuangan terendah ada di Usaha Mikro Kecil dan Menengah yaitu sebesar 14.44%. Hal ini menandakan tingkat literasi keuangan pada masyarakat utamanya pada para pelaku usaha masih rendah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 702, "width": 222, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Literasi keuangan adalah pengetahuan dan kemampuan mengenai konsep keuangan untuk mengambil keputusan secara efektif dan efisien mengenai keuangan (Darmawan et al, 2019). Seseorang yang memiliki", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 81, "width": 216, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengetahuan keuangan yang tinggi akan mendapatkan beberapa keuntungan diantaranya yaitu dapat mengambil keputusan keuangan masa depan dengan baik, memiliki keterampilan dalam investasi pasar modal, dan mampu meminimalisir permasalahan keuangan yang terjadi untuk meningkatkan kesejahteraan. Setiap daerah memiliki UMKM, dan selalu berupaya untuk dapat mengembangkan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 232, "width": 216, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "UMKM. Berbagai UMKM telah tersebar di setiap daerah dengan jenis usaha yang beragam. Salah satunya UMKM yang ada di Pemdes Ambengan. Di masa pandemi yang terjadi tahun lalu berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pelaku usaha pada observasi awal terdapat penurunan pendapatan yang dihasilkan oleh para pelaku usaha namun saat ini pendapatan mereka sudah meningkat karena perekonomian telah pulih.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 398, "width": 216, "height": 356, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain penurunan pendapatan, para pelaku UMKM pada Pemdes Ambengan tidak memiliki laporan keuangan yang lengkap dan hanya mencatat keluar masuk kas dengan sangat sederhana dan tidak terstruktur. Selain itu, keuangan individu dan keuangan usaha juga belum dibedakan. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan keuangan yang dimiliki oleh pelaku usaha. Oleh karena itu, diperlukan solusi untuk permasalahan tersebut. Salah satunya yaitu dengan memahami bagaimana tata cara pengelolaan keuangan yang baik seperti melakukan pencatatan pengeluaran dan pendapatan untuk mengetahui laba atau rugi yang diperoleh. Apabila pelaku usaha sudah memiliki dasar pengetahuan keuangan maka mereka akan dengan mudah untuk mengelola keuangannya, dan dengan adanya sikap ataupun perilaku keuangan yang baik maka akan dapat membantu meningkatkan kinerja keuangan usaha. Berdasarkan kondisi tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Sikap Keuangan, Perilaku Keuangan dan Literasi Keuangan", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 43, "width": 398, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Sikap Keuangan, Perilaku Keuangan Dan Literasi Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Umkm Pada Pemdes Ambengan (Putu Eka Nopiyani; Putu Rara Indiani)", "type": "Page header" }, { "left": 329, "top": 776, "width": 198, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Akuntansi Kompetif, ISSN : 2622-5379 Vol. 6, No. 3, September 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 45, "width": 21, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "413", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 81, "width": 222, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terhadap Kinerja Keuangan UMKM Pada Pemdes Ambengan”.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 122, "width": 56, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 136, "width": 225, "height": 301, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 532 pelaku UMKM. Sampel yang didapat dari populasi tersebut berjumlah 85 pelaku UMKM menggunakan rumus slovin. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatifnya berupa jumlah pelaku UMKM dan jawaban kuesioner berbentuk angka- angka. Data kualitatifnya berupa penjelasan mengenai kondisi UMKM di Desa Ambengan. Data sekunder digunakan dalam penelitian ini berupa sejarah berdirinya perusahaan dan jumlah UMKM. Data primer yang dipakai dalam penelitian ini berupa jawaban kuesioner yang diberikan oleh responden. Teknik pengumpulan datanya melalui penyebaran kuisioner. Hasil penyebaran kuesioner tersebut dianalisis menggunakan analisis regresi linier berganda dengan SPSS 21.0 for windows .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 454, "width": 223, "height": 162, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL Pada penelitian ini, data yang digunakan adalah rata-rata jumlah pendapatan para pelaku usaha pada Pemdes Ambengan. Total pelaku UMKM pada Pemdes Ambengan di tahun 2022 adalah sebanyak 532 pelaku usaha. Penelitian ini menggunakan simple random sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak, maka jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 85 pelaku usaha.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 619, "width": 223, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Uji asumsi klasik dimaksudkan untuk mengetahui apakah penggunaan model regresi dalam analisis regresi linier berganda benar-benar telah memenuhi asumsi klasik. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing- masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji statistik yang digunakan untuk uji normalitas data dalam penelitian ini adalah", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 81, "width": 216, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "uji normalitas atau sampel Kolmogorov- Smirnov. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test menunjukkan bahwa nilai Asymp Sig. (2-Tailed) memiliki nilai sebesar 0,699 dimana nilai ini lebih besar dari 5% (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa data kuesioner yang digunakan sudah berdistribusi normal.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 205, "width": 216, "height": 246, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2018). Uji autokorelasi dilakukan dengan metode Durbin-Watson . Nilai Durbin-Watson dapat diketahui sebesar 1,778, nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel signifikansi 5%, dengan jumlah sampel 85 (n) dan jumlah variabel bebas ada 3 yaitu : sikap keuangan, perilaku keuangan dan literasi keuangan (k = 3), maka diperoleh nilai du sebesar 1,7210, dan nilai Durbin- Watson sebesar 1,778 > (du) yakni 1,7210 dan kurang dari (4-du) atau 4 - 1,778 = 2,222. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah autokorelasi.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 453, "width": 216, "height": 205, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ghozali (2018) Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mengetahui ada atau tidaknya masalah multikolonieritas digunakan nilai tolerance dan VIF. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai tolerance berada diatas 0,10 dan nilai VIF dibawah 10. Hal ini menunjukkan bahwa dalam model regresi tidak terdapat multikolonieritas.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 660, "width": 215, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Heteroskedastisitas yaitu untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan dari residual satu pengamatan yang lain (Ghozali, 2018). Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 43, "width": 398, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Sikap Keuangan, Perilaku Keuangan Dan Literasi Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Umkm Pada Pemdes Ambengan (Putu Eka Nopiyani; Putu Rara Indiani)", "type": "Page header" }, { "left": 329, "top": 776, "width": 198, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Akuntansi Kompetif, ISSN : 2622-5379 Vol. 6, No. 3, September 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 21, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "414", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 81, "width": 222, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengamatan yang lain. Pengujian", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 94, "width": 223, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Heteroskedastisitas dilakukan dalam sebuah model regresi dengan menggunakan grafik Scatterplot. Dalam penelitian ini berdasarkan grafik Scatterplot penyebaran titik-titik tersebar secara merata dibawah dan di atas angka nol. Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam model regresi tidak terdapat masalah heterokedastisitas.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 205, "width": 222, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase besarnya pengaruh variabel yang diteliti, yaitu variabel bebas dengan variabel terikat yang dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 274, "width": 204, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1 : Hasil Uji Koefisien Determinasi", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 357, "width": 223, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel 1, diketahui besarnya nilai koefisien determinasi dilihat dari nilai R Square yaitu sebesar 0,682 dari pengaruh sikap keuangan, perilaku keuangan dan literasi keuangan terhadap kinerja keuangan yaitu sebesar 68,2%, sedangkan lagi 31,8% dipengaruh oleh variabel lain.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 453, "width": 223, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk menguji signifikan tidaknya pengaruh variabel sikap keuangan, perilaku keuangan dan literasi keuangan secara bersama-sama terhadap kinerja keuangan. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel 2 berikut.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 591, "width": 223, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari tabel 2 diatas menunjukan nilai F-hitung sebesar 58,029. maka kesimpulannya Hipotesis diterima. Ini berarti secara statistik pada taraf signifikan 0,05. Ini menandakan bahwa sikap keuangan, perilaku keuangan dan literasi keuangan terhadap kinerja keuangan dengan tingkat signifikan 0,000 < 0,050.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 702, "width": 223, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk menguji hipotesis diterima atau tidak, maka akan dilakukan pengujian dengan menggunakan uji-t (t-test).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 743, "width": 222, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil analisis, hasil pengujiannya dapat dilihat pada tabel 3", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 81, "width": 40, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berikut.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 163, "width": 216, "height": 205, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel 3 diatas dapat diketahui besarnya t-hitung untuk variabel sikap keuangan adalah sebesar 2,712, nilai t-hitung untuk variabel perilaku keuangan adalah sebesar 2,967 dan besarnya nilai t- hitung untuk variabel literasi keuangan adalah sebesar 2,441. Mengacu pada tabel 3 diatas, diketahui pengaruh sikap keuangan terhadap kinerja keuangan dengan nilai t- hitung > t-tabel (2,712 > 1,663) dengan nilai probability (a = 5%) = 0,008 < 0,05, artinya hipotesis yang menyatakan semakin baik sikap keuangan pelaku UMKM maka semakin meningkat kinerja keuangannya (diterima).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 370, "width": 216, "height": 315, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh perilaku keuangan terhadap kinerja keuangan dengan nilai t- hitung > t-tabel (2,967 > 1,663) dengan nilai probability (a = 5%) = 0,004 < 0,05, artinya hipotesis yang menyatakan semakin baik perilaku keuangan pelaku UMKM maka semakin meningkat kinerja keuangannya (diterima). Dimana variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja keuangan adalah variabel perilaku keuangan dengan tingkat signifikan paling tinggi yaitu 0,004 < 0,050, dibandingkan variabel sikap keuangan dan literasi keuangan yaitu 0,008 dan 0,017. Ini menandakan bahwa perilaku keuangan yang dimiliki oleh para pelaku harus terus dipertahankan ataupun lebih ditingkatkan, karena dengan meningkatkan perilaku keuangan yang dimiliki oleh pelaku dalam proses pengelolaan keuangan, dengan perilaku keuangan yang dimiliki pelaku usaha akan lebih mudah untuk memanajemen keuangan dan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 688, "width": 215, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "memaksimalkan keuntungan perusahaan dengan cara menerapkan perencanaan dana yang matang.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 729, "width": 215, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh literasi keuangan terhadap kinerja keuangan dengan nilai t-hitung > t- tabel (2,441 > 1,663) dengan nilai", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 43, "width": 398, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Sikap Keuangan, Perilaku Keuangan Dan Literasi Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Umkm Pada Pemdes Ambengan (Putu Eka Nopiyani; Putu Rara Indiani)", "type": "Page header" }, { "left": 329, "top": 776, "width": 198, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Akuntansi Kompetif, ISSN : 2622-5379", "type": "Page footer" }, { "left": 401, "top": 786, "width": 126, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 6, No. 3, September 2023", "type": "Table" }, { "left": 507, "top": 45, "width": 21, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "415", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 81, "width": 223, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "probability (a = 5%) = 0,017 < 0,05, artinya hipotesis yang menyatakan semakin tinggi literasi keuangan pelaku UMKM maka semakin meningkat kinerja keuangannya (diterima).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 164, "width": 88, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 177, "width": 223, "height": 329, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, sikap keuangan berpengaruih positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan UMKM pada Pemdes Ambengan. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin baik sikap keuangan pelaku UMKM maka semakin meningkat kinerja keuangannya. Hal ini dibuktikan dengan sikap keuangan yang dimiliki oleh pelaku usaha dalam menjalankan usaha mampu membantunya dalam meningkatkan pendapatannya, dengan cara mengendalikan pikiran atau mengendalikan keinginan yang akan dapat menurunkan pendapatan usaha. Hal tersebut diatas sesuai dengan pendapat Humaira (2018) sikap keuangan merupakan sebagai penerapan prinsip-prinsip keuangan untuk menciptakan dan mempertahankan nilai melalui pengambilan keputusan dan pengelolaan sumber daya yang tepat. Sikap keuangan dalam bisnis dapat ditingkatkan melalui pengadaan informasi keuangan yang memadai yang dilakukan seorang manajer keuangan dalam bisnis.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 509, "width": 223, "height": 259, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian diatas juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Rusnawati (2022) yang menjelaskan bahwa sikap keuangan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan UMKM. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Humairah (2018) yang menyatakan terdapat hubungan positif antara sikap keuangan terhadap perilaku pengelola usaha (manajemen) keuangan pada objek penelitian pada UMKM Sentra Kerajinan Batik Kab. Bantul. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Esiebugie., at.,al (2018) menunjukan hubungan positif antara sikap keuangan terhadap kinerja keuangan UKM. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa sebagian besar pemilik UKM berorientasi ke masa depan, yaitu dengan menetapkan target keuangan yang baik di masa depan. Temuan ini juga menunjukkan bahwa dengan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 81, "width": 216, "height": 411, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berorientasi ke masa depan dapat mendorong pengambilan keputusan dan mempengaruhi kinerja usaha. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, perilaku keuangan berpengaruih positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan UMKM pada Pemdes Ambengan. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin baik perilaku keuangan pelaku UMKM maka semakin meningkat kinerja keuangannya. Dan hal ini dibuktikan dengan perilaku yang dimiliki oleh para pelaku usaha dengan bertanggung jawab dalam mengatur, mengelola, mengendalikan, mencari dan menyimpan uang yang dimiliki untuk memajukan usaha dan membuat usaha tetap bisa bersaing di kemudian hari. Hal tersebut diatas sejalan dengan pendapat Widodo (2020) financial behavior atau perilaku keuangan yang mempelajari keputusan keuangan, salah satunya psikologi dalam keputusan keuangan, perusahaan dan pasar keuangan. Hal ini muncul dari dampak besarnya emosi seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sesuai dengan pendapatannya. Perilaku keuangan yang baik mengarah pada daya saing dalam ekonomi global dan perilaku yang buruk akan menyebabkan ditutupnya bisnis.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 495, "width": 216, "height": 218, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian diatas sejalan dengan penelitian Aprilia (2020), Asmin & Ali (2021), dan Ummah et al (2021) yang menyatakan bahwa perilaku keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan UMKM. Penelitian serupa dilakukan oleh Rusnawati (2022) menunjukkan bahwa perilaku keuangan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan UMKM. Serta penelitian ini juga didukung oleh penelitian dari Budiasni dkk (2022) yang menyatakan bahwa perilaku keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan pedagang di Pasar Banyuasri Singaraja", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 715, "width": 215, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, literasi keuangan berpengaruih positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan UMKM pada Pemdes Ambengan.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 43, "width": 398, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Sikap Keuangan, Perilaku Keuangan Dan Literasi Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Umkm Pada Pemdes Ambengan (Putu Eka Nopiyani; Putu Rara Indiani)", "type": "Page header" }, { "left": 329, "top": 776, "width": 198, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Akuntansi Kompetif, ISSN : 2622-5379 Vol. 6, No. 3, September 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 21, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "416", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 81, "width": 223, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi literasi keuangan pelaku UMKM maka semakin meningkat kinerja keuangannya. Hal ini dibuktikan dengan keterampilan yang dimiliki pelaku usaha dalam mengelola dan menjalankan usahanya, dimana dengan keterampilan yang dimiliki oleh seorang pelaku usaha dapat mempengaruhi keuangan dari usahanya yang berdampak pada proses pengambilan keputusan yang akan diambil.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 219, "width": 223, "height": 232, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal tersebut diatas searah dengan pendapat Sakinah & Mudakir (2018) literasi keuangan merupakan tingkat keyakinan serta keterampilan, yang dapat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku seseorang yang berdampak pada pengambilan keputusan. Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rusmawati (2022) yang menunjukan bahwa literasi keuangan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan UMKM. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Darmawan et al (2021), Wahyuni et al (2021), Hilmawati dan Kusumaningtias (2021) yang menyatakan bahwa literasi keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan UMKM.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 467, "width": 70, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 481, "width": 223, "height": 287, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : (1) Sikap keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan UMKM Pemdes Ambengan dengan sikap keuangan yang dimiliki pelaku usaha dalam menjalankan usaha mampu membantunya dalam meningkatkan pendapatannya, dengan cara mengendalikan pikiran atau mengendalikan keinginan yang akan dapat menurunkan pendapatan usaha. (2) Perilaku Keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Keuangan pada UMKM Pemdes Ambengan dengan perilaku yang dimiliki oleh pelaku-pelaku usaha dengan bertanggung jawab dalam mengatur, mengelola, mengendalikan, mencari dan menyimpan uang yang dimiliki untuk memajukan usaha dan membuat usaha tetap bisa bersaing di kemudian hari. (3) Literasi", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 81, "width": 215, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Keuangan pada", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 108, "width": 216, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "UMKM Pemdes Ambengan dengan keterampilan yang dimiliki pelaku usaha dalam mengelola dan menjalankan usahanya, dimana dengan keterampilan yang dimiliki oleh seorang pelaku usaha dapat mempengaruhi keuangan dari usahanya.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 219, "width": 115, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 232, "width": 216, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aprilia, M. R. 2020. Analisis Literasi Keuangan, Penggunaan Teknologi, Perilaku Keuangan dan inerja UMKM Kota Probolinggo. Skripsi dipublikasikan. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 329, "width": 215, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arianti, F. B. (2020). Pengaruh Pendapatan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 343, "width": 246, "height": 121, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dan Perilaku Keuangan Terhadap Literasi Keuangan Melalui Keputusan Berinvestasi Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Akuntansi, 10(1), 13–36. https://doi.org/10.33369/j.akuntans i.9.3.13-36 Arianti, B. F., Azzahra, K. 2020. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi", "type": "Table" }, { "left": 355, "top": 467, "width": 173, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Literasi Keuangan: Studi Kasus UMKM Kota Tangerang Selatan. Jurnal Manajemen dan Keuangan Vol. 9 No. 2, Hal. 156-171.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 536, "width": 215, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Budiasni, N. W., Trisnadewi, N. K. A., &", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 550, "width": 206, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indrawan, K. (2022). Pengaruh", "type": "Table" }, { "left": 355, "top": 564, "width": 40, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Literasi", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 564, "width": 246, "height": 204, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keuangan, Perilaku Keuangan Dan Inklusi Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Pedagang Di Pasar Banyuasri Singaraja. Management Studies and Entrepreneurship Journal, 3(5), 3071–3077. http://journal.yrpipku.com/index.p hp/msej Dalima Landang, R., Widnyana, W., & Sukadana, I. W. (2021). Pengaruh Literasi Keuangan,Perilaku Keuangan Dan Pendapatan Terhadap Keputusan Berinvestasi Mahasiswa Fakultas", "type": "Table" }, { "left": 102, "top": 43, "width": 398, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Sikap Keuangan, Perilaku Keuangan Dan Literasi Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Umkm Pada Pemdes Ambengan (Putu Eka Nopiyani; Putu Rara Indiani)", "type": "Page header" }, { "left": 329, "top": 776, "width": 198, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Akuntansi Kompetif, ISSN : 2622-5379", "type": "Page footer" }, { "left": 401, "top": 786, "width": 126, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 6, No. 3, September 2023", "type": "Table" }, { "left": 507, "top": 45, "width": 21, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "417", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 81, "width": 252, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar. Jurnal Emas, 2(2), 51–70. Darmawan, A., Kurnia, K., & Rejeki, S.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 122, "width": 211, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2019). Pengetahuan Investasi, Motivasi Investasi, Literasi Keuangan Dan Lingkungan Keluarga Pengaruhnya Terhadap Minat Investasi Di Pasar Modal. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Keuangan, 8(2), 4456.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 219, "width": 252, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Darmawan, A., Sepriani, A., Bagis, F., & Rahmawati, D. V. 2021. Pengaruh", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 246, "width": 181, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor Demografi, Locus Of Control, Literasi Keuangan, dan Inklusi Keuangan Terhadap", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 288, "width": 180, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kinerja Keuangan UMKM. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan KeuanganVol. 10 No. 2, Hal. 170- 180.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 343, "width": 252, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Erny, A. A., Ali, M., Nohong, M., & Mardiana, R. (2021). Perilaku Keuangan, Financial Self- Efficacy dan Keterampilan Wirausaha terhadap Kinerja Keuangan UKM Fashion dan Kuliner. Journal of Management Science (JMS), 2(1), 188–", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 453, "width": 176, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "196. https://doi.org/10.52103/jms.v2i1.42 4", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 495, "width": 222, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 522, "width": 222, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SPSS 25. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponergoro. Handayani, Ririn. 2020. Metodologi Penelitian Sosial. Yogyakarta : Trussmedia Grafika.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 591, "width": 223, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hilmawati, M. R. N., & Kusumaningtias, R.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 605, "width": 252, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2021. Inklusi Keuangan Dan Literasi Keuangan Terhadap Kinerja Dan Keberlangsungan Sektor Usaha Mikro Kecil Menengah. Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen Vol. 10 No. 1, Hal. 135-152. Humaira, Iklima dan Endra Murti Sagoro, 2018. Pengaruh Pengetahuan Keuangan, Sikap Keuangan dan Kepribadian Terhadap Perilaku", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 757, "width": 180, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manajemen Keuangan pada Pelaku", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 81, "width": 246, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "UMKM Sentra Kerajinan Batik Kabupaten Bantul. Jurnal Nominal, 7(1), hal. 96-10. Kusnandar, D, L., & Kurniawan, D, (2020). Literasi Keuangan Dan Gaya Hidup Ibu Rumah Tangga Dalam Membentuk Perilaku Keuangan Di Tasikmalaya.", "type": "Table" }, { "left": 355, "top": 191, "width": 173, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sains: Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 13(1), 123.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 219, "width": 216, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Novianti, M., & Salam, A. (2021). Pengaruh Pengetahuan Keuangan, Sikap Keuangan Dan Kepribadian Terhadap Perilaku", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 274, "width": 246, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manajemen Keuangan Pelaku Umkm Di Moyo Hilir). Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 4(2), 18–26. https://doi.org/10.37673/jmb.v4i2 Octavina, L. A., & Rita, M. R. 2021. Digitalisasi UMKM, Literasi Keuangan, dan Kinerja", "type": "Table" }, { "left": 355, "top": 384, "width": 203, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keuangan: Studi pada Masa Pandemi Covid-19. Journal of Business and Banking Vol.11 No.1, Hal. 73-92.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 440, "width": 215, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pradiningtyas, T. E., & Lukiastuti, F.", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 453, "width": 173, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2019). Pengaruh Pengetahuan Keuangan dan Sikap Keuangan terhadap Locus of", "type": "List item" }, { "left": 355, "top": 495, "width": 200, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Control dan Perilaku Pengelolaan Keuangan Mahasiswa Ekonomi. Jurnal Minds: Manajemen Ide dan Inspirasi, 6(1), 96–112. https://doi.org/10.24252/minds.v6i", "type": "Table" }, { "left": 355, "top": 564, "width": 36, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1.9274", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 578, "width": 215, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rita, M. R., & Utomo, M. N. 2019. An", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 591, "width": 173, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Entrepreneurial Finance Study:", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 605, "width": 245, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MSME Performance Based on Entrepreneurial and Financial Dimensions. Jurnal Keuangan dan Perbanan, Vol. 23 No. 2, Hal. 217-234. Rusnawati, Rusdi, & Saharuddin. (2022). Pengaruh Literasi Keuangan, Perilaku Keuangan dan Sikap Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Usaha Mikro,", "type": "Table" }, { "left": 355, "top": 743, "width": 173, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kecil dan Menengah di Kota Makassar. Journal Of Management", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 43, "width": 398, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Sikap Keuangan, Perilaku Keuangan Dan Literasi Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Umkm Pada Pemdes Ambengan (Putu Eka Nopiyani; Putu Rara Indiani)", "type": "Page header" }, { "left": 329, "top": 776, "width": 198, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Akuntansi Kompetif, ISSN : 2622-5379", "type": "Page footer" }, { "left": 401, "top": 786, "width": 126, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 6, No. 3, September 2023", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 21, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "418", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 81, "width": 253, "height": 162, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "& Business, 5(2), 253–261. https://doi.org/10.37531/sejaman.v5i 2.2084 Sari, D. P., & Siregar, Q. R. (2022). Pengaruh Sistem Pembayaran Online, Pola Gaya Hidup Dan Pengetahuan Keuangan Terhadap Perilaku Keuanganpada Mahasiswa Akhir Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Jurnal Sosial Dan Ekonomi, 8(2),", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 246, "width": 174, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "99–109. http://jurnal.bundamediagrup.co.id/i ndex.php/sosek", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 288, "width": 252, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Siregar, Q. R., & Simatupang, J. (2022). The Influence of Financial Knowledge,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 315, "width": 252, "height": 191, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Income, and Lifestyle on Financial Behavior of Housewives at Laut Dendang Village. Journal of International Conference Proceedings (JICP), 5(2), 652–660. Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, CV. Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV Alfabeta. Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 509, "width": 222, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sugiyono (2019). Statistika untuk Penelitian.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 522, "width": 222, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bandung : CV Alfabeta. Sakinah, G., & MUDAKIR, Y. B. 2018. Analisis Literasi Keuangan Mahasiswa S-1 Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro Angkatan 2014- 2017. Doktoral", "type": "Table" }, { "left": 232, "top": 605, "width": 61, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dissertation,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 619, "width": 252, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Susianti, I. 2018. Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Pt. Gudang Garam Tbk. Pada Periode 2013-2015. Jurnal Simki-", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 688, "width": 114, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Economic Vol. 2 No. 2", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 702, "width": 222, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ummah, H., Rosyafah, S., & Masyhad, M.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 715, "width": 210, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2021. Pengaruh Pengetahuan Akuntansi dan Perilaku Keuangan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 743, "width": 210, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terhadap Kinerja Manajerial UMK", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 81, "width": 172, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Makanan di Sidoarjo. Jurnal Akuntansi, Vol. 2 No. 1, Hal. 38- 43", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 122, "width": 246, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wahyuni, S., Nugroho, W. S., Purwantini, A. H., & Khimah, S. N. 2021. Pengaruh E-Commerce, Budaya", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 163, "width": 246, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Organisasi, Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi dan Literasi Keuangan Terhadap Kinerja UMKM di Kota Magelang. In Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ekonomi Untidar 2021 Vol. 1 No. 1 Widyaningrum, S. (2018). Pengaruh Sikap Keuangan, Pengetahuan Keuangan Dan Pengalaman Keuangan Terhadap Perilaku Pengelolaan", "type": "Table" }, { "left": 355, "top": 315, "width": 173, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keuangan Keluarga Di Sidoarjo. STIE Perbanas, 45, 39.", "type": "Text" } ]
5349f4e4-0d9c-6d08-61c7-7f4cb9a14a16
http://journal.stikeshb.ac.id/index.php/jurkessia/article/download/114/95
[ { "left": 292, "top": 797, "width": 11, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "33", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 506, "width": 219, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 544, "width": 219, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (1).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 595, "width": 219, "height": 162, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Organisasi Unit Kerja Rekam Medis merupakan bagian dari sturktur organisasi Rumah Sakit yang sangat kompleks. Kepala Unit Kerja Rekam Medis mempunyai kewajiban untuk mempertanggungjawabkan kegiatannya kepada atasan. Kepala Unit Rekam Medis mempunyai wewenang untuk mengatur manajemen yang ada di rekam medis termasuk mengarahkan sumber daya manusia di dalamnya, seperti bagian penerimaan pasien, a ssembling, pengkodean dan pengindekan, penyimpanan berkas, pelaporan dan SKM", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 506, "width": 219, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Surat Keterangan Medis), dan logistik pada bagian unit rekam medis(2).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 532, "width": 219, "height": 60, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien (3).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 595, "width": 219, "height": 111, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Statistik fasilitas pelayanan kesehatan merupakan statistik yang menggunakan dan mengolah sumber data dari pelayanan kesehatan di suatu tempat. Sistem statistik Rumah Sakit bertanggungjawab terhadap beberapa urusan diantaranya: menangani untuk urusan sensus harian dan morbilitas pasien rawat inap, pelaporan Rumah Sakit dan pelayanan surat keterangan medis (4).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 709, "width": 219, "height": 60, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumah Sakit wajib melaksanakan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan, dan pengumpulan dan penyajian data rekam medis (5). Pelaporan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 48, "width": 452, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tinjauan Pelaksanaan Pengumpulan, Validasi dan Verifikasi Data Rekam Medis Pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Rawat Inap Guna Mendukung Pelaporan Eksternal (RL 4a dan RL 5) di RSUD Ratu Zalecha Martapura", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 99, "width": 441, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Review Of Collection, Validation And Data Verification Of Patient Medical Record Inpatient National Health Insurance To Support The Reporting Of External (RL 4a and RL 5) In Ratu Zalecha Martapura Hospital in 2016", "type": "Text" }, { "left": 188, "top": 147, "width": 219, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ulfa Sukmasari 1 *, Zainal Abidin 2 , Noor Huda 3", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 160, "width": 409, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 STIKES Husada Borneo, Jl. A. Yani Km 30,5 No.4 Banjarbaru, Kalimantan Selatan", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 172, "width": 447, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Puskesmas Guntung Payung, Jl. Sapta Marga, Landasan Ulin Timur., Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 198, "width": 445, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Alumni STIKES Husada Borneo, Jl. A. Yani Km 30,5 No.4 Banjarbaru, Kalimantan Selatan *korespondensi : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 234, "width": 45, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 250, "width": 454, "height": 200, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Delay in the return of medical records after discharge from the inpatient room. Lack of medical record data is validated and verified prior, the medical records of outpatient and inpatient care for the created external reports. The purpose of this research is to review the implementation of the collection, validation and data verification of patient medical record inpatient national health insurance to support the reporting of external (RL 4a and RL 5) in Ratu Zalecha Martapura Hospital. This research is a descriptive study, population in this study the medical records of patients JKN in Ratu Zalecha Martapura Hospital period January-March 2016 as many as 2159 medical records. The sample in this study is the medical records of patients hospitalized JKN totaled 96 inpatient medical records with the Slovin formula. The result of this research were reporting lines at the Ratu Zalecha Hospital Martapura is appropriate only delay the collection of medical records, reporting at the Ratu Zalecha Martapura Hosiptal in the medical record data collection practices were in accordance with the applicable SOP but there is still a delay in the collection of medical records, the process of collecting data from the room to UKRM not timely and data is not valid, external reporting and verification (RL 4a and RL 5) has not been made and there are some data that have not been validated.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 465, "width": 453, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Collection, Validation, Data verification, Medical record, National Health Insurance, RL 4a, RL 5", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 37, "width": 166, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurkessia, Vol. VII, No. 2, Maret 2017", "type": "Page header" }, { "left": 432, "top": 37, "width": 92, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ulfa Sukmasari, dkk.", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 797, "width": 11, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "34", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 219, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumah Sakit bertujuan untuk dapat menghasilkan laporan secara cepat, tepat, dan akurat. Pelaporan di Rumah Sakit terbagi menjadi dua kelompok yaitu laporan internal Rumah Sakit yaitu laporan yang dibuat sesuai kebutuhan Rumah Sakit dan laporan eksternal Rumah Sakit yaitu laporan yang dibuat dan ditujukan kepada pihak luar seperti Departemen Kesehatan Repubik Indonesia, Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Dati I (Provinsi) dan Dinas Kesehatan Dati II (Kabupaten/Kota) (6).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 226, "width": 219, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari SJSN (Sistem Jaminan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 251, "width": 219, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sosial Nasional) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayarkan oleh pemerintah yang sudah terlaksana mulai dari 1 Januari 2014 untuk masyarakat umum (7).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 378, "width": 219, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Surat Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 55 tahun 2013 tentang penyelenggaraan pekerjaan perekam medis pada pasal 3 ayat 8 yang menjelaskan bahwa ahli madya rekam medis dan informasi kesehatan harus mampu melaksanakan pengumpulan, validasi dan verifikasi data sesuai ilmu statistik Rumah Sakit (8).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 492, "width": 219, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya (9). Verifikasi adalah konfirmasi, melalui penyediaan bukti objektif, bahwa persyaratan yang ditentukan telah dipenuhi (10).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 568, "width": 219, "height": 199, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 28 Maret 2016 di RSUD Ratu Zalecha Martapura di Unit Kerja Rekam Medis melalui wawancara kepada Kepala Unit Kerja Rekam Medis oleh peneliti laporan RL 4 dan RL 5 didapatkan dari data rekam medis rawat inap pasien Jaminan Kesehatan Nasional dari ruangan dikirimkan ke Unit Kerja Rekam Medis setiap 2-5 hari sekali baik untuk pasien baru dan lama rawat inap, sedangkan data rekam medis rawat jalan pasien Jaminan Kesehatan Nasional dikirim ke Unit Kerja Rekam Medis 2-3 hari sekali, bagian Unit Kerja Rekam Medis menerima rekam medis dari bagian", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 74, "width": 219, "height": 225, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "unit pelayanan. Di Unit Kerja Rekam Medis diperiksa kelengkapan pengisian rekam medis dan yang belum lengkap dikembalikan ke unit pelayanan untuk dilengkapi. Batas waktu melengkapi sampai dengan 1 hari, petugas mengolah data yang sudah lengkap, dikoding dan diindeks untuk membuat laporan eksternal tanpa divalidasi dan diverifikasi lebih dahulu pada data rekam medis rawat jalan dan rawat inap. Hal ini berdampak pada keterlambatan pengumpulan data rekam medis yang tidak tepat waktu. Keinginan peneliti meninjau pelaksanaan pengumpulan RL 4a dan RL 5 karena terkait data morbilitas mortalitas rawat inap, dan sepuluh penyakit terbanyak. Laporan tersebut penting untuk pengambilan keputusan, kebijakan dan manajemen", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 302, "width": 153, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumah Sakit. Peneliti mengambil", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 315, "width": 219, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sampel berdasarkan perbandingan ringkasan masuk keluar dan resume medis dari 10 sampel data rekam medis pasien JKN diperoleh 2 data rekam medis yang kurang valid dan 8 data rekam medis yang valid . Verifikasi data berupa angka belum dilakukan, verifikasi yang dilakukan hanya berupa diagnosa penyakit di RSUD Ratu Zalecha Martapura.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 428, "width": 219, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uraian di atas, maka muncul keinginan peneliti untuk melakukan penelitian tentang “Tinjauan pelaksanaan pengumpulan, validasi dan verifikasi data rekam medis pasien Jaminan Kesehatan Nasional rawat inap guna mendukung pelaporan eksternal (RL 4 dan RL 5) di RSUD Ratu Zalecha Martapura”.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 542, "width": 94, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 555, "width": 219, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena yang terjadi didalam situasi tertentu (11).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 631, "width": 219, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Populasi dalam penelitian ini adalah rekam medis pasien Jaminan Kesehatan Nasional di RSUD Ratu Zalecha Martapura periode Januari-Maret 2016 sebanyak 2159 rekam medis.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 694, "width": 219, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (12)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 37, "width": 166, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurkessia, Vol. VII, No. 2, Maret 2017", "type": "Page header" }, { "left": 432, "top": 37, "width": 92, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ulfa Sukmasari, dkk.", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 797, "width": 11, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "35", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 219, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik pengumpulan data dengan melakukan observasi, wawancara dan checklist mengenai validasi data rekam medis pasien Jaminan Kesehatan Nasional Rawat Inap di RSUD Ratu Zalecha Martapura.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 163, "width": 81, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 175, "width": 219, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Alur Pelaporan Eksternal (RL 4a dan RL 5) Rekam Medis Pasien JKN", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 201, "width": 89, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan Alur :", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 213, "width": 218, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Data rekam medis dari Ruangan Rawat Inap Pasien JKN.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 239, "width": 218, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Dikirim ke Unit Kerja Rekam Medis di analisis kelengkapannya, jika diagnosa tidak lengkap akan dikembalikan ke ruangan.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 289, "width": 219, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Rekam medis yang sudah lengkap dikoding sesuai dengan petunjuk buku ICD-10.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 327, "width": 218, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Setelah itu diagnosa penyakit pada rekam medis pasien diindeks sesuai dengan klasifikasi penyakitnya.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 365, "width": 219, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Direkapitulasi menjadi 10 besar penyakit dan menghasilkan data bulanan", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 403, "width": 218, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Laporan dibuat setiap satu bulan sekali dan direkap menjadi laporan tahunan untuk dilaporkan.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 441, "width": 219, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Laporan dikirimkan kebagian manajemen Rumah Sakit dan kepihak luar Departemen Kesehatan RI, Departemen Kesehatan (Provinsi), dan Dinas Kesehatan (Kabupaten) secara online.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 530, "width": 219, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Standar Prosedur Operasional (SPO)", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 542, "width": 130, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaporan RL 4a dan RL 5", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 555, "width": 177, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. SPO pengolahan data eksternal", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 568, "width": 219, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Ratu Zalecha Martapura SPO pengolahan data eksternal, memuat prosedur sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 618, "width": 218, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Data keadaan morbiditas pasien rawat inap (RL 4a)", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 641, "width": 198, "height": 77, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Data di isi secara komputerisasi ke dalam RL 4a yang diambil dari formulir Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) yang diserahkan oleh petugas Admin Ruangan setiap harinya", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 718, "width": 197, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Data juga bisa diambil dari Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 746, "width": 218, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Data keadaaan morbiditas pasien rawat inap penyebab kecelakaan (RL 4a)", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 72, "width": 204, "height": 51, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Data di isi secara komputerisasi ke dalam RL 4a yang diambil dari formulir SHRI yang diserahkan oleh petugas Admin Ruangan setiap harinya", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 123, "width": 219, "height": 64, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Data juga bisa diambil dari SIMRS Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Ratu Zalecha Martapura SPO pengolahan data eksternal untuk RL 5 memuat prosedur sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 190, "width": 219, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. RL 5.1 Pengunjung Rumah Sakit  Data diperoleh dari laporan pengunjung didalam SIMRS", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 228, "width": 218, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. RL 5.3 Daftar 10 Besar Penyakit Rawat Inap", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 251, "width": 219, "height": 102, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Data diperoleh dari laporan pengunjung didalam SIMRS Di RSUD Ratu Zalecha Martapura formulir SHRI yang telah diisi oleh petugas Admin Ruangan rawat inap tidak diserahkan setiap hari ke Unit Kerja Rekam Medis. 2. Prosedur Pengembalian Rekam Medis Adapun prosedurnya sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 356, "width": 219, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Rekam medis yang sudah digunakan harus segera dikembalikan ke ruang rekam medis :", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 393, "width": 183, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Rekam medis rawat jalan < 24 jam", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 406, "width": 189, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Rekam medis rawat inap 2 x 24 jam", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 419, "width": 219, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pada saat rekam medis dikembalikan keruang rekam medis harus dianalisa oleh petugas analisis", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 457, "width": 219, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Rekam medis diberi kode sesuai dengan petunjuk buku pada ICD-10", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 482, "width": 219, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Rekam medis diindeks sesusai dengan klasifikasinya.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 507, "width": 219, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Rekam medis disortir menurut nomor rekam medis sebelum disimpan", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 533, "width": 219, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Rekam medis dimasukkan ke dalam rak penyimpaan dan tracer yang terpasang diambil.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 583, "width": 218, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Proses Pengumpulan, Validasi dan", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 596, "width": 205, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Verifikasi Pelaporan Eksternal (RL 4a dan", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 609, "width": 27, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RL 5)", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 621, "width": 219, "height": 137, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Proses Pengumpulan Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Ratu Zalecha Martapura data rekam medis yang didapatkan dari ruangan pelayanan rawat inap pasien JKN dikirim ke Unit Kerja Rekam Medis setiap 2-5 hari sekali baik untuk pasien baru dan lama rawat inap, rekam medis dikirim ke Unit Kerja Rekam Medis. Di Unit Kerja Rekam Medis diperiksa kelengkapan pengisian data rekam medis pada bagian unit analisis", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 37, "width": 166, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurkessia, Vol. VII, No. 2, Maret 2017", "type": "Page header" }, { "left": 432, "top": 37, "width": 92, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ulfa Sukmasari, dkk.", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 797, "width": 11, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 74, "width": 205, "height": 162, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "rekam medis diidentifikasi oleh petugas analisis kelengkapannya yang belum lengkap dikembalikan ke Unit Pelayanan untuk dilengkapi batas waktu melengkapi sampai dengan 1 hari, petugas mengolah data rekam medis yang sudah lengkap, rekam medis diberi kode sesuai dengan petunjuk buku ICD-10, dan diagnosa penyakit diindeks sesuai klasifikasi penyakitnya. Rekam medis disortir menurut nomor rekam medis sebelum disimpan. Rekam medis dimasukkan ke dalam rak penyimpanan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 251, "width": 219, "height": 289, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Validasi dan verifikasi pelaporan eksternal (RL 4a dan RL 5) di RSUD Ratu Zalecha Martapura data rekam medis belum dilakukan verifikasi hanya saja pada diagnosa dokter sudah dilakukan, untuk data yang lainnya berupa angka atau perhitungan belum dilakukan verifikasi oleh pihak Rumah Sakit. Diagnosa yang dikirimkan dari pelayanan ruangan ke Unit Kerja Rekam Medis diverifikasi kevalidan datanya, apabila data tersebut belum valid maka data rekam medis berupa diagnosa dikembalikan lagi kepihak dokter untuk diperbaiki. Verifikasi disini dilakukan dengan cara melihat ulang diagnosa penyakit di ringkasan masuk keluar dan resume medis apabila sesuai diagnosa dikatakan valid. Data dikatakan valid apabila data diringkasan masuk keluar sesuai dengan data yang ada diresume medis bagian diagnosa penyakit dan umur.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 555, "width": 218, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. Hasil Pelaporan Eksternal (RL 4a dan", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 568, "width": 197, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RL 5) Berdasarkan hasil penelitian", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 593, "width": 219, "height": 174, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "didapatkan hasil data rekam medis kevalidan diagnosa penyakit melalui perbandingan lembar resume medis, ringkasan masuk keluar dan perbandingan perhitungan tanggal lahir dan umur pasien, tidak terisi atau perhitungan tidak sesuai. Pengambilan sampel pasien JKN rawat inap pada periode Januari, Februari dan Maret tahun 2016 di RSUD Ratu Zalecha Martapura, dari sampel 96 pasien JKN terdapat 11 sampel data rekam medis termasuk dalam kategori tidak valid, dari 11 data rekam medis yang tidak valid terdapat 7 diagnosa penyakit yang tidak valid dan 4", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 74, "width": 219, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "data rekam medis tidak valid bagian umur pasien yang tidak sesuai dengan perhitungan tanggal lahir, dan sisa sampel sebanyak 85 sampel kategori valid.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 137, "width": 68, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 150, "width": 215, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Alur Pelaporan Eksternal (RL 4a dan RL 5) Rekam Medis Pasien JKN", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 175, "width": 219, "height": 263, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Ratu Zalecha Martapura didapatkankan bahwa alur pelaporan eksternal (RL 4a dan RL 5.) Di RSUD Ratu Zalecha Martapura tedapat keterlambatan pada pengiriman data rekam medis dari ruangan rawat inap ke UKRM, dan keterlambatan pada pengembalian rekam medis oleh dokter untuk perbaikan data rekam medis yang belum lengkap. Dampak dari keterlambatan pengembalian tersebut adalah pelaporan klaim yang terlambat dan pelaporan yang terlambat. Sebaiknya di UKRM khususnya pada bagian anaslis diberlakukan tentang validasi dan verifikasi pada bagian data rekam medis. Validasi dan verifikasi yang dilakukan pada data rekam medis dapat membuat laporan eksternal (RL 4a dan RL 5) akurat, akuratnya data pelaporan akan berdampak baik bagi kepentingan Rumah Sakit.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 454, "width": 172, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. StandarProsedur Operasional", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 454, "width": 205, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(SPO) Pelaporan RL 4a dan RL 5", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 479, "width": 219, "height": 162, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di RSUD Ratu Zalecha Martapura SPO pengolahan data eksternal formulir SHRI yang telah diisi oleh petugas Admin Ruangan rawat inap diserahkan setiap hari ke Unit Kerja Rekam Medis, sedangkan yang terjadi dilapangan berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti di RSUD Ratu Zalecha Martapura pelaksanaan pengolahan data sudah sesuai dengan SPO yang ada, hanya saja terjadi keterlambatan pada SHRI yang tidak dikirimkan setiap harinya oleh petugas admin ruangan rawat inap ke Unit Kerja Rekam Medis (UKRM).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 643, "width": 219, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negaraan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Standar Prosedur Operasional Administrasi Pemerintahan tentang Standar Prosedur Operasional adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 37, "width": 166, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurkessia, Vol. VII, No. 2, Maret 2017", "type": "Page header" }, { "left": 432, "top": 37, "width": 92, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ulfa Sukmasari, dkk.", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 797, "width": 11, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 219, "height": 99, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan Rumah Sakit, standar operasional prosedur yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien dan mengutamakan keselamatan pasien (13).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 175, "width": 219, "height": 213, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Prosedur Pengembalian Rekam Medis Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti di RSUD Ratu Zalecha Martapura prosedur pengembalian rekam medis sudah berjalan sesuai dengan SPO, hanya saja terdapat keterlambatan pada pengembalian rekam medis dari ruangan pelayanan ke UKRM dimana rekam medis di kirim lebih dari 2x24 jam, pada saat rekam medis dikembalikan ke ruang rekam medis harus dianalisa kelengkapannya oleh petugas analisis, apabila rekam medis bagian diagnosa tidak lengkap rekam medis dikembalikan lagi ke dokter yang bersangkutan. Dalam melengkapi rekam medis yang dilakukan oleh dokter juga mengalami keterlambatan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 403, "width": 219, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Proses Pengumpulan, Validasi dan Verifikasi Pelaporan Eksternal (RL 4a dan RL 5)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 441, "width": 219, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di RSUD Ratu Zalecha Martapura pengumpulan data rekam medis dari ruangan pelayanan rawat inap mengalami keterlambatan dimana data rekam medis seharusnya dikirim dalam waktu maksimal 2x24 jam setelah pasien pulang, sedangkan yang terjadi dilapangan pengiriman data rekam medis ke UKRM bisa mencapai 5 hari lamannya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 568, "width": 219, "height": 199, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses pengumpulan data pertama kali disuatu fasilitas pelayanan kesehatan dilakukan di Unit Rekam Medis pada urusan penerimaan pasien. Data ditempatkan penerimaan pasien dijadiikan sebagai sumber data pasien yang berobat di klinik, bangsal, atau pelayanan penunjang. Setelah mendapatkan masukan data dari penerimaan pasien dan bagian pelayanan medis data akan diproses melalui tahapan penyusunan, pengecekkan kelengkapan, pengkodean, pengindekan, dan rekap laporan. Pada proses ini kegiatan pengelolaan rekam medis manual sangat nyata bentuk kegiatannya. Artinya kegiatan rekam medis manual tahapan proses", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 74, "width": 219, "height": 276, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tersebut dapat diamati satu-persatu. Sedangkan untuk kegiatan rekam medis elektronik kegiatan tersebut akan secara otomatis terisikan dari pertama kali petugas memasukan data sesuai dengan bagiannya. Data yang ada di komputer ini langsung dapat dijadikan perhitungan statistik pelaporan tanpa menghitung manual dan sensus, register, atau berkas rekam medis. Hal ini juga tergantung pada pada sistem informasi yang digunakan untuk menyelenggaraan rekam medis elektronik. Hasil akhir kegiatan adalah informasi kesehatan yang, cepat, tepat dan akurat pada fasilitas pelayanan kesehatan. Informasi tersebut dapat berupa jumlah kunjungan pasien kepada bagian tertentu, jumlah pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan. Informasi tersebut dapat disajikan untuk kepentingan internal Rumah Sakit maupun pelaporan keluar Rumah Sakit (2).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 365, "width": 219, "height": 339, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Validasi dan Verifikasi Pelaporan Eksternal (RL 4a dan RL 5) Hasil penelitian yang dilakukan peneliti di RSUD Ratu Zalecha Martapura pengumpulan data rekam medis tidak tepat waktu. Data rekam medis belum dilakukan verifikasi hanya saja pada diagnosa dokter sudah dilakukan, untuk data yang lainnya berupa angka atau perhitungan belum dilakukan verifikasi oleh pihak Rumah Sakit. Bagian validasi data rekam medis yang diperiksa ada data yang kurang valid adalah bagian diagnosa formulir resume medis, ringkasan masuk keluar, dimana kedua data dibandingkan dan terdapat data yang kurang sesuai atau bisa dikatakan data kurang valid. Data yang kurang valid sudah dilakukan verifikasi oleh petugas analisiske bagian pelayanan, hanya saja diagnosa dikembalikan ke UKRM lagi tanpa adanya perbaikan oleh dokter yang bersangkutan, sehingga didapatkan hasil bahwa sebagian data rekam medis tersebut kurang valid. Ahli madya rekam medis dan informasi kesehatan harus mampu melaksanakan pengumpulan, validasi dan verifikasi data sesuai ilmu statistik Rumah Sakit (8).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 719, "width": 219, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. Hasil Pelaporan Eksternal (RL 4a dan RL 5)", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 745, "width": 190, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil perhitungan", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 757, "width": 218, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "didapatkan hasil data rekam medis", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 37, "width": 166, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurkessia, Vol. VII, No. 2, Maret 2017", "type": "Page header" }, { "left": 432, "top": 37, "width": 92, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ulfa Sukmasari, dkk.", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 797, "width": 11, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "38", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 219, "height": 124, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kevalidan diagnosa penyakit melalui perbandingan lembar resume medis, ringkasan masuk keluar dan kesesuai tanggal lahir dan umur pada pasien Jaminan Kesehatan Nasional rawat inap pada periode Januari, Februari dan Maret tahun 2016 di RSUD Ratu Zalecha Martapura, dari sampel 96 pasien JKN terdapat 11 sampel data rekam medis termasuk dalam kategori kurang valid dan 85 sampel kategori valid.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 201, "width": 219, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembuatan pelaporan rumah sakit merupakan salah satu kewenangan perekam medis. Ahli madya rekam medis dan informasi kesehatan harus mampu melaksanakan pengumpulan, validasi dan verifikasi data sesuai ilmu statistik Rumah Sakit (8).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 289, "width": 219, "height": 124, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil akhir kegiatan dari informasi kesehatan yang, cepat, tepat dan akurat pada fasilitas pelayanan kesehatan. Informasi tersebut dapat berupa jumlah kunjungan pasien kepada bagian tertentu, jumlah pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan. Informasi tersebut dapat disajikan untuk kepentingan internal Rumah Sakit maupun pelaporan keluar Rumah Sakit (2).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 428, "width": 63, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 441, "width": 219, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alur pelaporan di RSUD Ratu Zalecha adanya keterlambatan pengiriman data rekam medis setelah pasien pulang dari ruangan ke Unit Kerja Rekam Medis (UKRM).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 504, "width": 219, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Standar Prosedur Operasional (SPO) pelaporan di RSUD Ratu Zalecha Martapura dalam pelaksanaan pengumpulan Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) dan data rekam medis terjadi keterlambatan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 568, "width": 219, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses pengumpulan data dari ruangan ke UKRM tidak tepat waktu sebagian data belum valid, dan verifikasi pelaporan eksternal (RL 4a dan RL 5) belum dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 631, "width": 219, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pelaporan eksternal (RL 4a dan RL 5) di RSUD Ratu Zalecha Martapura terdapat 11,5% data rekam medis pada ringkasan masuk keluar dan resume medis pada bagian diagnosa dan umur yang belum valid.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 719, "width": 77, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 732, "width": 219, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Depkes RI. 2010. Permenkes RI. Nomor 340 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit .", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 74, "width": 198, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 100, "width": 219, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Budi, S.C. 2011. Manajemen Unit Kerja Rekam Medis . Yogyakarta : Quantum Sinergis Media.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 138, "width": 219, "height": 85, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Depkes RI. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 Tahun 2008 Tentang Rekam Medis . Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 4. Huffman, Edna. K. 1994. Sistem Statistik . Yogyakarta : Quantum", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 226, "width": 76, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sinergis Media.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 239, "width": 219, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Depkes Ri. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1171 tahun 2011, tentang Sistem Informasi Rumah Sakit .", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 277, "width": 198, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta : Departemen Kesehatan", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 289, "width": 97, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Republik Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 302, "width": 218, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Rustiyanto, Ery. 2015. Etika Profesi dan Hukum Kesehatan dalam Manajemen Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan . Yogyakarta: Politeknik", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 353, "width": 196, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesehatan Permata Indonesia/PI Press.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 365, "width": 219, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Undang-Undang RI. 2004. Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 390, "width": 219, "height": 226, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem Nasional. Jakarta : Indonesia. 8. Kemenkes RI. (2013). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 55 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Perekam Medis . Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 9. Azwar, S. 2011. Tes Prestasi: Fungsi Dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 10. Adam, Hatta. 2005. Quality Management Systems-Fundamentals and vocabulary Mei 2016. 11. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta : Rineka Cipta. 12. Darmawan, Deni. 2014. Metode", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 618, "width": 198, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian Kuantitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 643, "width": 219, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13. Depkes RI. 2009. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit . Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.", "type": "List item" } ]
30c473ce-84d6-de13-ab3f-93c4963733f4
https://jam.ipb-intl.ac.id/index.php/jam/article/download/32/29
[ { "left": 71, "top": 45, "width": 119, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JAM (Jurnal Abdi Masyarakat) Volume 3, Number 1, 2023 pp. 30-35 ISSN: 2776-2262 Open Access: https://jam.ipb-intl.ac.id/", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 797, "width": 228, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "* Corresponding Author: Gabriel Fredi Daar: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 511, "top": 799, "width": 8, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "30", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 106, "width": 413, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pencegahan Stunting melalui Parenting Class di Desa Sambi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 136, "width": 364, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gabriel Fredi Daar * , Claudia Fariday Dewi, Jayanti Petronela Janggu Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng, Manggarai, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 205, "top": 191, "width": 54, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A B S T R A K", "type": "Section header" }, { "left": 205, "top": 205, "width": 322, "height": 194, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kurangnya pengetahuan dan pemahaman orang tua tentang cara mendidik, merawat, dan memberikan makanan bergizi kepada anak pada 1000 hari pertama kehidupan berdampak pada ketidakmampuan orang tua dalam memberikan pendidikan dan pengasuhan yang positif. Hal ini menyebabkan anak tidak tumbuh dan berkembang secara optimal bahkan menderita stunting . Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk menambah ruang pemahaman orang tua tentang pendidikan dan pengasuhan anak pada 1000 hari pertama kehidupan di desa Sambi, yang diharapkan berkontribusi dalam menurunkan angka stunting. Kegiatan dilakukan melalui parenting class kepada wanita usia subur, wanita hamil dan orang tua yang memiliki anak usia PAUD. Penelitian pengabdian ini dilakukan dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dialog dan sharing praktik baik. Berdasarkan evaluasi lisan, hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah bahwa hampir semua orang tua siswa beranggapan faktor gizi merupakan satu-satunya faktor penyebab stunting pada anak di desa Sambi. Anggapan ini memperkuat kebiasaan menerapkan pola asuh negatif pada anak dan kebiasaan tidak memperhatikan pendidikan dan pengasuhan anak. Berdasarkan pengakuan orang tua, pengetahuan tentang pendidikan dan pengasuhan positif bagi anak merupakan informasi baru yang membantu mereka untuk memberikan pendidikan dan pengasuhan yang tepat sehingga anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang ideal sesuai dengan usianya. Pelaksanaan pendidikan dan pengasuhan positif kepada", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 402, "width": 455, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "anak pada usia 1000 hari pertama kehidupan dan pada usia Paud secara konsisten, akan berkontribusi pada penurunan angka stunting di Sambi, NTT.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 430, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A B S T R A C T", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 445, "width": 456, "height": 132, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lack of knowledge and understanding of parents on how to educate, care for, and provide nutritious food to children at first 1000 days of life has an impact on the inability of parents to provide positive education and care, which in turn the child does not grow and develop optimally and even suffers from stunting. This community service activity aims to increase the space for parents' understanding of education and care for children in the first 1000 days of life in Sambi village, which should contribute to reducing the stunting rate in the village. Activities carried out in the form of parenting classes using lectures, question and answer methods, dialogue and sharing of good practices. The results achieved from this activity were based on the results of the evaluation, almost all parents of students thought that nutritional factors were the only contributing factor to stunting in children in Sambi village. This assumption reinforces habits of applying negative parenting to children and habits of not paying attention to education and child care. Based on the recognition of the students parents, knowledge about positive care and care for children is new information that helps them to provide proper care and care so that children experience ideal growth and development according to their age. The implementation of education, positive care and child care at the age of first 1000 days of life and during the early childhood years consistently, will contribute to the decline in stunting rates in Sambi, NTT.", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 594, "width": 212, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This is an open access article under the CC BY-SA license.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 608, "width": 134, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © Author. All rights reserved.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 648, "width": 110, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 667, "width": 456, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) adalah masa sejak anak dalam kandungan (270 hari) hingga anak berusia dua tahun (730 hari). Masa 1000 Hari Pertama Kehidupan disebut Periode Emas, karena pada periode ini seluruh intsrumen besar manusia terbentuk diantaranya otak, fisik, dan kejiwaan anak berkembang sangat pesat (Husnah, 2017; Trisnawati et al., 2016) . Kurangnya gizi dan stimulasi pada 1000 HPK menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak yang tak tergantikan pada periode kehidupan selanjutnya (Ruaida, 2018; Sumarmi & Sumarmi, 2017). Proses pendidikan 1000 HPK tersebut terjadi di dalam keluarga. Keluarga merupakan unit terkecil dalam kehidupan tempat pertama dan utama anak mengenal pendidikan. Pola pendidikan dan pengasuhan dalam keluarga berpengaruh secara dominan dalam perkembangan hidup anak di masa depan (Erlanti et al., 2016; Rasmini, 2018; Sofyan, 2019). Dalam penelitian tentang", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 193, "width": 93, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A R T I C L E I N F O", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 205, "width": 91, "height": 53, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article history: Received 19 December 2022 Received in revised form 23 January 2023 Accepted 10 February 2023", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 260, "width": 98, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available online 28 February 2023", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 280, "width": 42, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Pendidikan", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 290, "width": 98, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keluarga, Parenting Class, Stunting", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 317, "width": 96, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Family Education, Parenting Class, Stunting", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 354, "width": 94, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.22334/jam. v3i1.32", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 37, "width": 230, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daar et al. (2023). JAM (Jurnal Abdi Masyarakat). Vol. 3(1) PP. 30-35", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 799, "width": 199, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pencegahan Stunting melalui Parenting Class di Desa Sambi", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 799, "width": 10, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "31", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 456, "height": 89, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Tipe Pola Asuh Orang Tua dengan Emotional Quotient (Eq) pada Anak Usia Prasekolah (3-5 Tahun) di Tk Islam Al-Fattaah Sumampir Purwokerto Utara menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tipe pola asuh demokratis dan otoriter dengan EQ pada anak usia prasekolah di TK Islam Al-Fattaah Sumampir Purwokerto Utara (p= 0,000). Anak yang mendapat pola asuh demokratis memiliki kemampuan memahami emosi diri sendiri, kemampuan mengatur emosi diri sendiri, dan kemampuan memahami perasaan orang lain (Achmad et al., 2010). Hasil riset lain menunjukkan adanya hubungan antara pola asuh orang tua dengan kemandirian anak. Anak yang mendapaat pola asuh demokratis cendrung mandiri dalam menentukan sikap (Sunarty, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 180, "width": 456, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Stunting disebabkan oleh faktor multidimensi diantaranya gizi buruk yang dialami wanita hamil dan bayi, praktik pengasuhan yang kurang baik, terbatasnya layanan kesehatan, kurangnya akses keluarga kepada makanan bergizi dan kurangnya air bersih dan sanitasi (Black et al., 2017; Mitra, 2015; Ruaida, 2018) . Jika tidak segera dicegah dan diatasi, anak yang mengalami stunting akan berisiko memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, menjadi lebih rentan terhadap penyakit, dan beresiko pada menurunnya tingkat produktivitas (Mugianti et al., 2018; Rahayu et al., 2015; Sumardilah, D. S., & Rahmadi, 2019) . Berdasarkan hasil pengamatan prevalensi stunting di Kabupaten Manggarai adalah 43%, dan pada tahun 2020 mengalamai penurunan yaitu 23.5% dengan beberapa desa prioritas. Namun demikian, pada scope yang lebih spesifik, sebaran balita stunting di Kecamatan Reok Barat Kabupaten Manggarai mengalami peningkatan dari 19,33% pada tahun 2019 ke 22,83% pada tahun 2020.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 306, "width": 456, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan keluarga sebagai fondasi dasar yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi penting dan sebuah keharusan untuk dilakukan. Pendidikan keluarga selalu berkorelasi positif dengan kemampuan orang tua dalam merawat, mendidik dan mengasuh anaknya sejak dalam kandungan (usia 0 tahun) (Erlanti et al., 2016; Silitonga, 2019; Suardi et al., 2019). Kemampuan tersebut diperoleh melalui berbagai media baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Dalam konteks pendidikan non formal, Salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman orang tua tentang pendidikan, pengasuhan, perawatan dan gizi anak adalah melalui pendidikan dan pelatihan ( short course ) 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Dengan mengacu Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting 2018-2024, Ibu hamil dan anak usia 0-2 tahun atau rumah tangga 1.000 HPK merupakan sasaran prioritas, dan intervensi gizi spesifik dan sensitif merupakan intervensi prioritas dengan kegiatan penanganan dan pencegahan multisektor, termasuk perguruan tinggi (Choliq et al., 2020; Laili & Andriani, 2019; Rahmadhita, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 433, "width": 456, "height": 158, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam kaitan dengan itu, Tim pelaksana Pengabdian kepada masyarakat, dengan kapasitas SDM yang ada merasa terpanggil untuk berkontribusi dan berkolaborasi dengan pemerintah melakukan upaya-upaya pencegahan dan penanganan stunting di desa Sambi, Kecamatan Reok Barat Kabupaten Manggarai, NTT dengan fokus penanganan pada penguatan pendidikan keluarga (pengasuhan positif dan perawatan anak) melalui kegiatan parenting class 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dengan sasaran wanita usia subur, wanita hamil dan orang tua yang memiliki anak usia PAUD untuk menopang pertumbuhan dan perkembangan anak. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun kesadaran orang tua/wali akan pentingnya terlibat dalam pendidikan anak, termasuk di dalamnya adalah mengembangkan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan menyenangkan. Lebih dari itu pendidikan dan pelatihan ( short course ) 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada orang tua, wanita usia subur dan wanita yang sedang mengandung tentang pendidikan, perwatan, pengasuhan dan gizi anak 0-2 tahun. Dengan adanya pemahaman dan pengetahuan yang memadai tentang perawatan, gizi dan pengasuhan anak pada 1000 HPK, diharapkan orang tua mampu menghindarkan anaknya dari kondisi gagal tumbuh ( stunting ) yang berdampak pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan bahkan berkurangnya kecerdasanan dan produktivitas anak.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 606, "width": 67, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. METODE", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 625, "width": 458, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan di Desa Sambi, Kecamatan Reok Barat, Kabupaten Manggarai, NTT. Kegiatan pengabdian dilakukan dalam bentuk Kelas Orang Tua (Parenting Class) kepada wanita usia subur, wanita hamil dan orang tua yang memiliki anak usia PAUD. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan Kelas Orang Tua (Parenting Class) ini adalah ceramah, tanya jawab, dan sharing pengalaman (praktik baik).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 682, "width": 456, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahapan kegiatan dimulai dari menetapkan daerah/lokasi sasaran program PkM, pelaksana meninjau lokasi tempat diadakan Program kemitraan untuk studi awal. Kemudian dilanjutkan dengan penyusunan materi kegiatan Parenting Class . Diikuti dengan penyusunan Jadwal kegiatan Parenting Class . Pelaksana mengajukan Izin pelaksanaan kegiatan Parenting Class kepada kepala desa dan kepala/pengelola PAUD kegiatan Parenting Class dilaksanakan. Sosialisasi kegiatan Parenting Class kepada masyarakat, dan bekerja sama dengan kepala PAUD, Ketua TP-PKK dan kepala desa untuk mendata sasaran yang akan mengikuti kegiatan kegiatan", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 37, "width": 230, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daar et al. (2023). JAM (Jurnal Abdi Masyarakat). Vol. 3(1) PP. 30-35", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 799, "width": 59, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2776-2262", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 799, "width": 10, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "32", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 456, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Parenting Class. Dan terakhir Evaluasi lisan berisikan sharing praktik baik dan perkembangan yang dialami anak setelah mendapat pendidikan dan pengasuhan positif.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 123, "width": 169, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 142, "width": 456, "height": 89, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Stunting pada anak adalah masalah kesehatan ibu dan anak yang diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan orang tua tentang perawatan anak sejak usia 0 tahun. Kejadian stunting terjadi pada anak dengan orang yang berpendidikaan rendah. Di desa Sambi, sebagian besar masyarakatnya berpendidikan rendah. Tingkat pendidikan orang tua yang rendah juga cendrung berkorelasi dengan rendahnya pengetahuan dalam perawatan anak. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang perawatn bayi dengan berat badan bayi. Sebagian besar ibu yang memiliki pengetahan yang baik paling banyak memiliki bayi dengan perawatn badan 2000-25000 gram, sedangkan ibu dengan pengetahuan cukup baik paling banyak memiliki bayi dengan berat badan lebih dari 2500 gram.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 234, "width": 456, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksana kegiatan pengabdian memberikan pemahaman kepada orang tua di desa Sambi tentang perawatan anak sejak usia 0 - 2 tahun. Kegiatn dilakukan melalui ceramah, dialog, dan sharing praktik baik. Dokumentasi kegiatan ditunjukan pada Gambar 1 .", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 449, "width": 212, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1 . Sharing praktik Baik pengasuhan positif", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 472, "width": 456, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu, pelaksana pengabdian juga membagikan buku tentang pengasuhan positif, pertumbuhan dan perkembangan anak sebagai media dan sumber referensi orang tua ketika memberikan pengasuhan, pendidikan dan perawatan kepada anak di rumah agar anak terhindar dari kondisi stunting. Dokumentasi pembagian buku ditunjukan pada Gambar 2 .", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 700, "width": 212, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2 . Sharing praktik Baik pengasuhan positif", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 723, "width": 456, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mengukur ketercapaian program pengabdian ini, pelaksana PkM melakukan evaluasi lisan yaitu sharing pengalaman dan penerapan pengasuhan positif dan perawatan anak selama masa kegiatan berlangsung. Berdasarkan hasil evaluasi, hampir semua orang tua siswa beranggapan bahwa faktor gizi merupakan satu- satunya faktor penyumbang terjadinya stunting pada anak di desa Sambi. Anggapan ini memperkuat kebiasaan-", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 37, "width": 230, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daar et al. (2023). JAM (Jurnal Abdi Masyarakat). Vol. 3(1) PP. 30-35", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 799, "width": 199, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pencegahan Stunting melalui Parenting Class di Desa Sambi", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 799, "width": 10, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "33", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 456, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kebiasaan penerapan pengasuhan negative kepada anak serta kebiasaan tidak memperhatikan pendidikan dan perawatan anak. Berdasarkan pengakuan orang tua siswa, pengetahuan tentang pengasuhan positif dan perawtan pada anak merupakan informasi baru yang membantu mereka dalam memberikan pengasuhan dan perawatan yang benar agar anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang ideal sesuai usianya. Namun demikian, sebagian dari mereka mulai menerapkan pengasuhan postif dan perawtan anak sebagaimana yang disampaikan pelaksana dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 157, "width": 456, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan parenting class dilaksanakan oleh pelaksana pengabdian kepada masyarakat dengan tujuan untuk memberikan pemahaman kepada orang tua siswa Paud di Desa Sambi Kecamatan Reok Barat Kabupaten Manggarai NTT tentang pengasuhan positif dan perawatan anak sejak usia o sampai usia pendidikan anakn usia dini. Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan beberapa hasil studi yang mengatakan bahwa dengan tingkat pemahaman yang memadai tentang pengasuhan positif, orang tua mampu memberikan pengasuhan yang baik kepada anak. Pengasuhan postitif yang buruk berdampak pada perkembangan dan pertumbuhan anak yang tidak maksimal.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 237, "width": 456, "height": 113, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya tentang pengaruh pola pengasuhan orangtua dan proses pembelajaran di sekolah terhadap tingkat kreativitas anak prasekolah (4-5 Tahun) (Novita, 2015) . Penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan signifikan antara pengasuhan yang diberikan orang tua terhadap kemampuan imajinasi anak, mengenal lingkungan sekitar, menjawab pertanyaan yang dilontarkan dari anak sehingga meningkatkan kemampuan anak untuk bereksperimen, menimbulkan rangsangan-rangsangan baru anak sehingga anak memliki kemampuan dalam mengatasi rasa bosan. Dalam kaitan dengan itu, peran keluarga (orang tua) menjadi sangat strategis dalam membantu anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan ideal sesuai usianya (Aridiyah et al., 2015; Gladys & Fikawati., 2018; Tat, 2018) . Menerapkan pengasuhan positif sejak anak berusia o tahun berdampak positif juga terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak (Erlanti et al., 2016; Sofyan, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 352, "width": 456, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Atas dasar itu, kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan. Pelaksana PkM memberikan pemahaman tentang pengasuhan pasitif kepada orang tua di desa Sambi melalui ceramah dan sharing praktik baik. Kegiatan ini dalam rangka menguatkan peran keluarga di desa Sambi sebagai fundasi utama pertumbuhan dan perkembangan anak agar terhindar dari stunting di masa depan. Peran keluarga (ayah dan ibu) dalam pola pengasuhan berjalan bersamaan (Aghniarrahmah et al., 2022; Rizkita, 2017; Zulfahmi, Dian Putriana, 2022). Peran Ibu, antara lain: Menumbuhkan perasaan sayang, cinta, melalui kasih sayang dan kelembutan seorang ibu, Menumbuhkan kemampuan berbahasa dengan baik kepada anak, Mengajarkan anak perempuan berperilaku sesuai jenis kelaminnya dan baik (Rakhmawati., 2015; Sairah & Chandra, 2022; Septiani & Nasution, 2018). Sementara itu, peran Ayah, antara lain: Menumbuhkan rasa percaya diri pada anak, menumbuhkan kemampuan berprestasi, adan mengajarkan anak untuk tanggung jawab (Hartanto & Yuliani, 2019; Khasanah & Fauziah, 2020; Wijayanti & Fauziah, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 479, "width": 456, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implikasi dari kegiatan pengabdian ini diharapkan berkontribusi dalam menurunkan angka stunting di desa Sambi Khususnya, Kabupaten Manggarai dan Indonesia umumnya. Diharapkan penelitian ini bisa menjadi acuan bagi penelitian pengabdian yang lain untuk melakukan kontribusi dalam pencegah stunting di daerah lain. Limitasi dari penelitian ini adalah waktu pelaksanaannya yang relative singkat. Peran serta tenaga kesehatan di wilayah desa Sambi sangat menentukan terwujudnya upaya pencegahan stunting berkelanjutan di desa tersebut. Oleh karena itu, diperlukan kegiatan penyuluhan yang dilakukan secara terjadwal dan regular.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 560, "width": 78, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 579, "width": 456, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka mencegah terjadinya stunting melalui parenting class cukup efektif dalam menambah pemahaman wanita usia subur, wanita hamil dan orang tua Paud. Praktik pengasuhan positif ternyata belum diketahui oleh semua orang tua. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan dapat memperkuat peran keluarga dalam memberikan pengasuhan positif dan perawatan kepada anak di Desa Sambi Kecamatan Reok Barat Kabupaten Manggarai NTT.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 662, "width": 126, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 681, "width": 456, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Achmad, I. F., Latifah, L., & Husadayanti, D. N. (2010). Hubungan tipe pola asuh orang tua dengan emotional quotient (EQ) pada anak usia prasekolah (3-5 tahun) di TK Islam Al-Fattaah Sumampir Purwokerto Utara. Jurnal Keperawatan Soedirman , 5 (1), 47–57. https://doi.org/10.20884/1.jks.2010.5.1.256 .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 716, "width": 456, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aghniarrahmah, C., Fridani, L., & Supena, A. (2022). Perkembangan Kemandirian dan Keterampilan Sosial Anak Usia 5-6 Tahun dalam Pengasuhan Dual Career Family. Jurnal Obsesi : Journal of Early Childhood Education , 6 (1), 389–400. https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i1.1319 .", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 37, "width": 230, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daar et al. (2023). JAM (Jurnal Abdi Masyarakat). Vol. 3(1) PP. 30-35", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 799, "width": 59, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2776-2262", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 799, "width": 10, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "34", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 456, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aridiyah, F. O., Rohmawati, N., & Ririanty, M. (2015). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan (The Factors Affecting Stunting on Toddlers in Rural and Urban Areas). Pustaka Kesehatan, 3 (1), 163–170.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 122, "width": 275, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPK/article/download/2520/2029.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 134, "width": 456, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Black, M. M., Walker, S. P., Fernald, L. C. H., Andersen, C. T., DiGirolamo, A. M., Lu, C., McCoy, D. C., Fink, G., Shawar, Y. R., Shiffman, J., Devercelli, A. E., Wodon, Q. T., Vargas-Barón, E., & Grantham- McGregor, S. (2017). Early childhood development coming of age: science through the life course. The Lancet , 389 (10064), 77–90. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(16)31389-7. Choliq, I., Nasrullah, D., & Mundakir, M. (2020). Pencegahan stunting di Medokan Semampir Surabaya melalui modifikasi makanan pada anak. Humanism: Jurnal Pengabdian Masyarakat , 1 (1). https://doi.org/10.30651/hm.v1i1.4544 .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 214, "width": 456, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Erlanti, M. S., Mulyana, N., & Wibowo, H. (2016). Teknik Parenting Dan Pengasuhan Anak Studi Deskriptif Penerapan Teknik Parenting Di Rumah Parenting Yayasan Cahaya Insan Pratama Bandung. Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat , 3 (2). https://doi.org/10.24198/jppm.v3i2.13686 .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 249, "width": 456, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gladys, A., & Fikawati., S. (2018). Analisis Faktor-Faktor Risiko terhadap Kejadian Stunting pada Balita (0-59 Bulan) di Negara Berkembang dan Asia Tenggara. Media Litbangkes , 28 (4), 247 – 256. https://doi.org/10.22435/mpk.v28i4.472.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 283, "width": 456, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hartanto, D., & Yuliani, S. (2019). Pola Pengasuhan Anak Dalam Konteks Pendidikan Peran Pemerintah Dan Orang Tua. Perspektif Pendidikan Dan Keguruan , 10 (1), 90–98.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 306, "width": 224, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.25299/perspektif.2019.vol10(1).3106.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 318, "width": 456, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Husnah, H. (2017). Nutrisi pada 1000 hari pertama kehidupan. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala , 17 (3), 179–183. https://doi.org/10.24815/jks.v17i3.9065.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 341, "width": 457, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khasanah, B. L., & Fauziah, P. (2020). Pola Asuh Ayah dalam Perilaku Prososial Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini , 5 (1), 909–922. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.627. Laili, U., & Andriani, R. A. D. (2019). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pencegahan Stunting. Jurnal Pengabdian Masyarakat IPTEKS , 5 (1), 8–12. https://doi.org/10.32528/pengabdian_iptek.v5i1.2154. Mitra, M. (2015). Permasalahan Anak Pendek (Stunting) dan Intervensi untuk Mencegah Terjadinya Stunting (Suatu Kajian Kepustakaan). ,.", "type": "List item" }, { "left": 284, "top": 398, "width": 29, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 398, "width": 428, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesehatan Komunitas , 2 (6), 254–261. https://doi.org/10.25311/keskom.Vol2.Iss6.85.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 421, "width": 457, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mugianti, S., Mulyadi, A., Anam, A. K., & Najah, Z. L. (2018). Faktor penyebab anak stunting usia 25-60 bulan di Kecamatan Sukorejo Kota Blitar. Jurnal Ners Dan Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery) , 5 (3), 268–278. https://doi.org/10.26699/jnk.v5i3.ART.p268-278.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 456, "width": 456, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Novita, D. (2015). Pengaruh Pola Pengasuhan Orangtua Dan Proses Pembelajaran Di Sekolah Terhadap Tingkat Kreativitas Anak Prasekolah (4-5 Tahun). Jurnal Pendidikan , 16 (2), 100–109. https://doi.org/10.33830/jp.v16i2.338.2015.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 490, "width": 456, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahayu, A., Yulidasari, F., Putri, A. O., & Rahman, F. (2015). Riwayat berat badan lahir dengan kejadian stunting pada anak usia bawah dua tahun. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional (National Public Health Journal) , 10 (2), 67–73. https://doi.org/10.21109/kesmas.v10i2.882. Rahmadhita, K. (2020). Permasalahan stunting dan pencegahannya. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada ,", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 536, "width": 456, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9 (1), 225–229. https://doi.org/10.35816/jiskh.v11i1.253. Rakhmawati., I. (2015). Peran Keluarga dalam Pengasuhan anak. Konseling Religi: Jurnal Bimbingan Konseling Islam , 6 (1), 1–18. https://doi.org/10.21043/kr.v6i1.1037.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 571, "width": 457, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rasmini, N. W. (2018). Pengasuhan Holistik Berlandaskan Tri Hita Karana Dalam Mengembangkan Karakter Anak Usia Dini Pada Keluarga Hindu. JPUD - Jurnal Pendidikan Usia Dini , 12 (1), 118–129. https://doi.org/10.21009//JPUD.121.10.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 605, "width": 456, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rizkita, D. (2017). Pengaruh standar kualitas Taman Penitian Anak (TPA) terhadap motivasi dan kepuasaan orangtua (pengguna) untuk memilih pelayanan TPA yang tepat. Early Childhood : Jurnal Pendidikan ,", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 628, "width": 247, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 (1), 28–43. https://doi.org/10.35568/earlychildhood.v1i1.46.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 640, "width": 456, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ruaida, N. (2018). Gerakan 1000 hari Pertama Kehidupan Mencegah Terjadinya Stunting (Gizi Pendek) di Indonesia. Global Health Science , 3 (2), 139–151. https://doi.org/10.33846/ghs.v3i2.245. Sairah, S., & Chandra, A. (2022). Daycare dan Keterlibatan Ayah pada Pengasuhan Anak. Jurnal Obsesi , 6 (5). https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i5.2498.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 686, "width": 456, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Septiani, D., & Nasution, I. N. (2018). Peran Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan Bagi Perkembangan Kecerdasan Moral Anak. Jurnal Psikologi , 13 (2). https://doi.org/10.24014/jp.v13i2.4045. Silitonga, M. (2019). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Agresifitas Anak Di SMPN 194 Jakarta Timur.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 720, "width": 428, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Kesejahteraan Keluarga Dan Pendidikan Universitas Negeri Jakarta , Vol 1 No. (April 2014). https://doi.org/10.21009/JKKP.011.02.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 743, "width": 457, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sofyan, I. (2019). Mindful Parenting: Strategi Membangun Pengasuhan Positif dalam Keluarga. Journal of Early Childhood Care and Education , 1 (2), 41. https://doi.org/10.26555/jecce.v1i2.241.", "type": "List item" }, { "left": 183, "top": 37, "width": 230, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daar et al. (2023). JAM (Jurnal Abdi Masyarakat). Vol. 3(1) PP. 30-35", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 799, "width": 199, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pencegahan Stunting melalui Parenting Class di Desa Sambi", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 799, "width": 10, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "35", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 456, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suardi, I. P., Ramadhan, S., & Asri, Y. (2019). Pemerolehan Bahasa Pertama pada Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini , 3 (1), 265. https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i1.160. Sumardilah, D. S., & Rahmadi, A. (2019). Risiko stunting anak baduta (7-24 bulan). ,. Jurnal Kesehatan , 10 (1), 93–104. https://doi.org/10.26630/jk.v10i1.1245.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 134, "width": 456, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumarmi, S., & Sumarmi, S. (2017). Tinjauan Kritis intervensi multi mikronutrien pada 1000 hari pertama kehidupan. Nutrition and Food Research , 40 (1), 17–28. https://media.neliti.com/media/publications- test/223592-tinjauan-kritis-intervensi-multi-mikronu-95f0cf45.pdf.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 168, "width": 456, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sunarty, K. (2016). Hubungan pola asuh orangtua dan kemandirian anak. Journal of Educational Science and Technology (EST) , 2 (3), 152. https://core.ac.uk/download/pdf/304772656.pdf.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 191, "width": 456, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tat, F. dan A. B. Y. H. R. (2018). Hubungan tingkat pengetahuan dan perilaku merawat bayi dengan status kesehatan bayi post perawatan NICU di RS W.Z Johanes Kupang. CHMK Nursing Scientific Journal ,", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 214, "width": 285, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 (1), 18–27. http://cyber-chmk.net/ojs/index.php/ners/article/view/335.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 226, "width": 457, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Trisnawati, Y., Purwanti, S., & Retnowati, M. (2016). Studi Deskriptif Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Gizi 1000 Hari Pertama Kehidupan di Puskesmas Sokaraja Kabupaten Banyumas. Jurnal Kebidanan , 8 (2). https://doi.org/10.35872/jurkeb.v8i02.218. Wijayanti, R. M., & Fauziah, P. Y. (2020). Keterlibatan Ayah Dalam Pengasuhan Anak. JIV-Jurnal Ilmiah Visi , 15 (2). https://doi.org/10.21009/jiv.1502.1.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 283, "width": 456, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zulfahmi, Dian Putriana, A. F. H. (2022). Upaya Orangtua Dalam Pengasuhan Mencegah Dan Menghadapi Anak Yang Kecanduan Gadget. Jurnal Ilmu Sosial Humaniora Indonesia , 2 (1). https://doi.org/10.52436/1.jishi.35.", "type": "List item" } ]
b6c1ac59-d510-fe51-38a1-ccfbb1e2ddc6
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/IJGHR/article/download/3786/2692
[ { "left": 502, "top": 803, "width": 25, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3495", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 124, "width": 409, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MINDFULNESS AND LAVENDER AROMATHERAPY TECHNIQUES FOR ANXIETY IN CERVICAL CANCER PATIENTS THOSE UNDERGOING CHEMOTHERAPY: LITERATURE REVIEW", "type": "Section header" }, { "left": 234, "top": 176, "width": 130, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rosniati*, Erika, Nurul Huda", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 187, "width": 410, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nursing Science Study Program, Faculty of Nursing, Universitas Riau, Jl. Pattimura, Cinta Raja, Sail, Pekanbaru, Riau 28127 Indonesia *[email protected]", "type": "Text" }, { "left": 264, "top": 234, "width": 57, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 245, "width": 444, "height": 182, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "One disease that is considered very scary in society is cancer. Treatment such as chemotherapy is needed to kill cancer cells. However, chemotherapy also has side effects both physical and psychological. Psychological disorders occur such as feeling anxious or worrying too much about something that can affect the ability to carry out activities. One of the psychological therapies carried out is mindfulness techniques and lavender aromatherapy to reduce anxiety levels in cervical cancer patients undergoing chemotherapy. Mindfulness techniques can provide benefits for cancer patients in achieving relaxation of anxiety during chemotherapy treatment. Apart from mindfulness techniques, providing aromatherapy is also an alternative for reducing anxiety in patients undergoing chemotherapy. The aromatherapy used to reduce anxiety is the aroma of lavender. Lavender aromatherapy can reduce anxiety and stress because it has relaxing properties that can have a positive effect on the nervous system and mood. The scent of lavender can stimulate receptors in the nose that are connected to the brain and stimulate the release of chemicals such as serotonin which can improve mood. The design used is a literature review, articles were collected using academic databases used in this search, namely Pubmed, Google Scholar, Science Direct with research articles published from 2019 - 2023. Based on the articles collected, we obtained review results from 21 journals that show mindfulness. and aromatherapy can help a person manage anxiety, including anxiety that may arise in connection with cervical cancer and the chemotherapy process.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 441, "width": 359, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: anxiety; cancer patients; chemotherapy; lavender aromatherapy; mindfulness", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 464, "width": 364, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "First Received 28 March 2024 Revised 28 April 2024 Accepted 30 April 2024 Final Proof Received 10 July 2024 Published 01 October 2024", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 511, "width": 113, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "How to cite (in APA style)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 523, "width": 444, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rosniati, R., Erika, E., & Huda, N. (2024). Mindfulness and Lavender Aromatherapy Techniques for Anxiety in Cervical Cancer Patients Those Undergoing Chemotherapy: Literature Review. Indonesian Journal of Global Health Research, 6(6), 3495-3504. https://doi.org/10.37287/ijghr.v6i6.3786.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 584, "width": 99, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 598, "width": 456, "height": 163, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "One disease that is considered very scary in society is cancer. According to data from the Ministry of Health, cancer is ranked 7th (seventh) cause of death in the world (Ministry of Health of the Republic of Indonesia, 2022). Cervical cancer is the cancer that most commonly attacks women. Cervical cancer can cause infertility, morbidity and even mortality in women, making this disease a serious threat to women.Cancer cells multiply quickly in a sufferer's body, so treatment is needed to kill these cells with chemotherapy. Chemotherapy treatment is one way to kill cancer cells but it also has side effects, both physical and psychological (Hafsah, 2022). Anxiety is a psychological condition that commonly occurs due to unpleasant experiences experienced by every human being, so it is not surprising that anxiety occurs in humans who experience physical disorders, up to 50% of medical patients report clinically experiencing anxiety. Anxiety is also a state of worry, nervousness or fear when faced with difficult experiences in one's life and thinking that something bad will happen. Anxiety", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 35, "width": 322, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian Journal of Global Health Research", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 52, "width": 347, "height": 46, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 6 Number 6, December 2024 e-ISSN 2715-1972 ; p-ISSN 2714-9749 http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/IJGHR", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 310, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian Journal of Global Health Research, Vol 6 No 6, December 2024", "type": "Page header" }, { "left": 502, "top": 803, "width": 25, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3496", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 456, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "symptoms are very different and vary for each individual. Anxiety symptoms can interfere with a person's quality of life because they can affect a person's ability to carry out various activities (Donsu et al., 2017). One psychological therapy that can be done to reduce anxiety is mindfulness. Mindfulness is an emotional regulation strategy that can be implemented by paying attention to everything that is happening at the moment with an attitude of acceptance (Rustandi & Gumilang, 2020). By undergoing mindfulness training, individuals will learn to be more open and increase their curiosity, so that individuals will be more accepting of themselves as they are without any desire to judge or change them (Putri & Yudiarso, 2021) (Putri & Yudiaarso, 2021). This technique works by increasing awareness to accept the situation that is happening to him. Apart from mindfulness techniques, providing aromatherapy is also an alternative for reducing anxiety in patients undergoing chemotherapy (Gempur et al., 2022)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 253, "width": 456, "height": 205, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aromatherapy is the use of essential oils from plants to improve the mind, body, and spirit. It is used by cancer patients to improve quality of life and reduce stress, anxiety, pain, nausea, and vomiting caused by the effects of cancer and its treatment (Agustin et al., 2020). One of the most popular aromas is lavender because aromatherapy can improve sleep quality and mood, thereby reducing anxiety (Segala et al., 2022). The main ingredients of lavender flowers are linalyl acetate and linalool (C10H18O). Linalool is the main active ingredient that plays a role in the anti-anxiety (relaxation) effects of lavender. This is supported by research conducted by Maharani, (2021) stating that lavender aromatherapy can be used to reduce anxiety levels. Based on the explanation above, the author is interested in conducting literature study research with the theme \"the effectiveness of mindfulness and lavender aromatherapy on anxiety in cervical cancer patients undergoing chemotherapy\" which aims to reduce anxiety, identify the characteristics of cervical cancer patients undergoing chemotherapy, determine the intensity/level of anxiety before and after administering mindfulness techniques and lavender aromatherapy to cervical cancer patients undergoing chomotherapy.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 475, "width": 58, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 488, "width": 457, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article publication date within the last 4 (four) years (2020-2023), (3) articles research can be accessed in full (full text), and (4) articles are in Indonesian and English. The exclusion criteria for this study were: (1) complete articles that could not be accessed, and (2) articles published below (2020-2023).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 310, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian Journal of Global Health Research, Vol 6 No 6, December 2024", "type": "Page header" }, { "left": 502, "top": 803, "width": 25, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3497", "type": "Page footer" }, { "left": 151, "top": 89, "width": 90, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The 2019-2023 database is 4130", "type": "Text" }, { "left": 151, "top": 120, "width": 90, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "n= 224 ( Google Scholar ), n= 23 ( PubMed )", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 182, "width": 89, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Filtered by years 2020- 2023 and study articles,", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 213, "width": 87, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "n= 19 ( Google Scholar ) n=11 ( PubMed )", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 287, "width": 83, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Number of articles reviewed as required, n= 7 (Google Scholar) n= 2 (PubMed)", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 88, "width": 90, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The 2019-2023 database is 4560", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 119, "width": 94, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "n= 382 ( Google Scholar) , n= 31 ( PubMed )", "type": "Text" }, { "left": 359, "top": 181, "width": 87, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Filtered by year 2020- 2023 and study articles,", "type": "Text" }, { "left": 359, "top": 213, "width": 87, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "n= 18 ( Google Schola r) n= 5 ( PubMed )", "type": "Text" }, { "left": 363, "top": 283, "width": 83, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Number of articles reviewed as requiered, n= 8 ( Google Scholar ) n= 4 ( PubMed )", "type": "Text" }, { "left": 241, "top": 376, "width": 113, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 1. Article search process", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 398, "width": 58, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RESULTS", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 411, "width": 456, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The articles taken are from 2020 to 2023 and discuss mindfulness techniques and lavender aromatherapy for anxiety in cervical cancer patients undergoing chemotherapy. Research by Park, et al., Susanto (2023), Langelo, et al., (2021), Astuti, et al., (2022) and Ulfa & Susanto (2023) examines that mindfulness can reduce or improve many psychological conditions such as worry. Meanwhile research by Agustin, et al., (2020), Pranatalia, et al., (2020), Noviani, et al., (2022), Nisa & Hidayani (2022), Sitohang & Simanullang (2023), Motulo, et al., (2023) and Simanjuntak, et al., (2023) studied that lavender aromatherapy can reduce or reduce anxiety levels. The following are 21 articles that meet the criteria.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 522, "width": 410, "height": 175, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1. List of selected articles Title Year Author Method Result Mindfulness-Based Cognitive Therapy for Psychological Distress, Fear of Cancer Recurrence, Fatigue, Spiritual Well-Being, and Quality of Life in Patients With Breast Cancer - A Randomized Controlled Trial 2020 Sunre Park, MA, CPSY, RN, Yasuko Sato, MHSc, RN, Yuka Takita, MSN, RN, Noriko Tamura, MA, CPSY, Akira Ninomiya, MD, Teppei Kosugi, MD, Mitsuhiro Sado, MD, PhD, MSc,", "type": "Table" }, { "left": 202, "top": 653, "width": 105, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Atsuo Nakagawa, MD, PhD, Maiko Takahashi,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 561, "width": 456, "height": 205, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MD, Tetsu Hayashida, MD, PhD, and Daisuke Fujisawa, MD, PhD, CPSY This research uses a randomized controlled trial method compared MBCT intervention and checklist control waiting (WLC) in nonmetastatic breast cancer patients outpatient. The results of this study show that MBCT is proven to improve well-being covering psychological, physical, and spiritual domains in Japanese patients with nonmetastatic breast cancer. The Effect of Inhaled Aromatherapy on Anxiety in Hemodialysis 2020 Ary Agustin, Dian Hudiyawati, Arif Putra Purnama This research uses a pre-experimental one group pretest and posttest design The results of this study show that there is an effect of giving inhaled aromatherapy on reducing", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 310, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian Journal of Global Health Research, Vol 6 No 6, December 2024", "type": "Page header" }, { "left": 502, "top": 803, "width": 25, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3498", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 456, "height": 390, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Title Year Author Method Result Patients method. the anxiety level of patients undergoing hemodialysis. The Effect of Lavender Aromatherapy on Reducing Fibrinolytic Therapy in the ICU. Anxious Response of Acute Coronary Syndrome Patients Post Fibrinolytic Administration 2020 F. Venora Pranatalia, Chrisyen Damanik, Marina Kristi This research uses a pre-experimental method with a pre- post test design in one group (one group pre test - post test design) with time series design approach. The results of this study show that giving lavender aromatherapy to ACS patients after giving fibrinolytic therapy can reduce anxious response. Randomized Controlled Trial of Cognitive-Behavioral and Mindfulness- Based Stress Reduction on the Quality of Life of Patients With Crohn Disease 2021 Ganit Goren, MSW, Doron Schwartz, MD, Michael Friger, PhD, Hagar Banai, MD, Ruslan Sergienko, MA, Shirley Regev, PhD, Heba Abu-Kaf, MD, Dan Greenberg, PhD, Anna Nemirovsky, MA, Karny Ilan, Livnat Lerner, Alon Monsonego, PhD, Iris Dotan, MD, Henit Yanai, MD, Rami Eliakim, MD, Shomron Ben Horin MD, Vered Slonim-Nevo, PhD, Shmuel Odes, MD, and Orly Sarid, PhD, on behalf of the Israeli IBD Research Nucleus This research uses the Randomized Controlled Trial method. The results of this study show that COBMINDEX is effective in improving patients' quality of life and reducing psychological symptoms and fatigue. The Efficacy and", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 455, "width": 456, "height": 310, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mechanisms of a Guided Self-Help Intervention Based on Mindfulness in Patients With Breast Cancer: A Randomized Controlled Trial 2021 Di Shao, PhD, Huihui Zhang, MD, Naixue Cui, PhD, Jiwei Sun, PhD, Jie Li, PhD dan Fenglin Cao, PhD This research uses the Randomized Controlled Trial method. The results of this study show that Guided Self-Help Intervention Based on Mindfulness reduces symptoms of depression and sleep disorders by reducing feelings of rumination and worry in breast cancer patients. Lavender essential oil on postmenopausal women with insomnia: Double- blind randomized trial 2021 Leandro dos Reis Lucena, Jair Guilherme dos Santos-Junior, Sergio Tufik, Helena Hachul This research used a double-blind randomized trial method. The results of this study were that participants with Lavandula angustifolia essential oil intervention experienced improved sleep patterns, quality and overall sleep efficiency. Mindfulness Stress Management on Health Workers' Anxiety Levels During the Covid-19 Pandemic 2021 Wahyuny Langelo, Cindi Oroh, Meisi Mondigir This research uses a quasi experiment method with one group pre-posttest without control group. The results of this research are that mindfulness stress management has an influence on levels health worker anxiety. Enhanced mindfulness-based stress reduction (MBSR+) in episodic 2022 Shana AB Burrowes,", "type": "Table" }, { "left": 202, "top": 721, "width": 325, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PhD, Olga Goloubeva, PhD, Kristen Stafford, PhD, Patrick F. McArdle, This research uses the MRI Outcomes of Mindfulness Meditation for The results of this study were that there was a significant improvement in sleep quality but there was", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 310, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian Journal of Global Health Research, Vol 6 No 6, December 2024", "type": "Page header" }, { "left": 502, "top": 803, "width": 25, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3499", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 456, "height": 483, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Title Year Author Method Result migraine: effects on sleep quality, anxiety, stress, and depression: a secondary analysis of a randomized clinical trial PhD, Madhav Goyal, MD, B. Lee Peterlin, MD, Jennifer A. Haythornthwaite, PhD, David A. Seminowicz, PhD Migraine clinical trial method. This is a randomized controlled trial placebo with single masking. no significant change in terms of anxiety, depression and stress. The Effectiveness of Mindfulness Therapy on the Anxiety Levels of Patients Undergoing Hemodialysis 2022 Vitri Astuti, Dwi Fitriyanti, Novi Hery Yono This research uses a quasi-experimental research design method with pre and post tests. The results of this study show that providing mindfulness therapy is effective in reducing anxiety levels in chronic kidney failure patients undergoing hemodialysis. The Effect of Lavender Aromatherapy on Maternal Anxiety During the Covid-19 Pandemic at East Denpasar Community Health Center I 2022 Ni Wayan Noviani, Ni Luh Putu Citrawati, Putu Savitri Astikasari This research uses a quasi-experimental method with one group pretest- posttest without control. The results of this research show that there is a significant difference between anxiety levels. Lavender Aromatherapy Through a Humidifier on Sleep Quality in Breast Cancer Patients 2022 Sediana Sagala, Dudut Tanjung, Elmeida Effendy This research used a randomized controlled trial method with control group pretest- posttest design. The results of this research are lavender aromatherapy recommended as an alternative therapy to improve sleep quality breast cancer patients. Giving Aromatherapy Lavender Flowers to the Anxiety Scale in Pre-mastectomy Patients 2022 Eka Ristin Tarigan, Rostime Hermayerni Simanullang, Afnijar Wahyu, Laurena Ginting, Masta Melati Hutahaean This research uses a quasi-experimental design with a one group pre and posttest method without control. The results of this research show that lavender aromatherapy can reduce the anxiety scale in pre- mastectomy patients. Improving biobehavioral health in younger breast cancer survivors: Pathways to Wellness trial secondary outcomes 2023 Julienne E. Bower, PhD, Ann H. Partridge, MD, Antonio C. Wolff, MD,", "type": "Table" }, { "left": 202, "top": 514, "width": 105, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Steve W. Cole, PhD, Michael R. Irwin, MD, Elissa D. Thorner, MHS,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 479, "width": 456, "height": 217, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hadine Joffe , MD, MSc, Laura Petersen , MA, Catherine M. Crespi, PhD, Patricia A. Ganz, MD This research uses the Pathways to Wellness trial method. The results of this study are that Mindful Awareness Practice has beneficial effects on the psychological and immune outcomes of young breast cancer survivors and is a promising approach to improving biobehavioral health. The immediate effects of lavender- based essential oil inhalation on subsequent polysomnography in people with poor sleep quality 2023 Chun-Pai Yang, Cheng- Chia Yang, I-Ju Tsai, Tsung-Hsing Lin, Ya- Ling Chiou, Hsiao-Fen Wang, Ching-Mao Chang, Kuang-Hway Yih This research used a single-blinded method with guidelines Consolidated Standards of Reporting Trials (CONSORT). The results of this study were that Single Lavender Essential Oil (SLEO) and Complex Lavender Essential", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 652, "width": 456, "height": 113, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oil (CLEO) increased Total Sleep Time (TST) and Sleep Period Time (SPT), without significant differences between the two groups. Deep Breathing Mindfulness Therapy for Correctional Inmates 2023 Marsela Riska Raswandaru, Rosiana Eva Rayanti, Angreit Angel Priskila Rompas, Novilya Meydi Lalintia, This research uses an outreach method with a series of assessment activities through The results of this research were that correctional inmates (WBP) felt calmer after doing mindfulness breathing exercise therapy.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 310, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian Journal of Global Health Research, Vol 6 No 6, December 2024", "type": "Page header" }, { "left": 502, "top": 803, "width": 25, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3500", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 456, "height": 656, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Title Year Author Method Result Fanisa Carolin, Windika Novtavia Manggopa, Farizi questionnaires and interviews. Preparation, implementation and evaluation stages. Application of Mindfulness Therapy in Overcoming Anxiety in Hemodialysis Patients at Hajimena Health Center in 2023 2023 Setia Rana Ulfa, Giri Susanto This research uses observation, implementation and evaluation methods. The results of this research show that mindfulness therapy is very effective in reducing the level of anxiety experienced by hemodialysis patients. The Effect of Providing Lavender Aromatherapy on Anxiety Levels in KB Implant Acceptors at the Haurpanggung Community Health Center, Garut Regency in 2023 2023 Khoerun Nisa, Hidayani This research uses a quasi-experimental method with a pretest posttest one group design. The results of the research show that there is an effect of giving lavender aromatherapy on the level of anxiety in birth control implant acceptors. Slow Strok Back Massage Intervention with Lavender Aromatherapy Oil in the Pinang Room at RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar: Case Report 2023 Miftahul Janna, Nurul Fadhilah Gani, Hasnah, Nurhidayah This research uses interview, physical examination and observation methods. The results of this research show that Slow Stroke Back Massage (SSBM) with lavender aromatherapy lasting 10 minutes for 3 days with lavender aromatherapy oil is effective in reducing pain in cervical cancer patients. The Effect of Lavender Aromatherapy on Reducing Anxiety in Breast Cancer Patients Undergoing Chemotherapy at Murni Teguh Memorial Hospital 2023 Novita Sitohang, Rostime Hermayerni Simanullang This research uses a quasi-experimental pre and posttest one group only design method. The results of this research show that lavender aromatherapy has an effect on anxiety. The Effect of Lavender Aromatherapy on Patient Anxiety Levels Before Tooth Extraction 2023 Florin K. M. Motulo, Billy J. Kepel, Ni Wayan Mariati This research uses a quasi-experimental method with a non- equivalent control group design. The results of this study showed that lavender aromatherapy had a significant effect on the patient's anxiety level before tooth extraction.i The Effect of Lavender Aromatherapy on Reducing Anxiety Levels in Chronic Kidney Failure Patients Before Undergoing Hemodialysis at Royal Prima Hospital 2023 Efrita Simanjuntak, Pitarwan Sarumaha, Yasmin Waruwu, Navy Popy Trianty hareva, Faozanolo Hulu, Tiarnida Nababan This research uses a quasi design method Experimental with one group pre-test and post test design. The results of this research show that there is an effect of lavender aroma therapy on reducing anxiety.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 733, "width": 456, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The effect of Brief Mindfulness Meditation (BMM) to 2022 Anak Agung Sri Sanjiwani, Ketut Lisnawati, Anak Agung This research uses a quantitative research method The results of this study showed that there was a significant change in anxiety", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 310, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian Journal of Global Health Research, Vol 6 No 6, December 2024", "type": "Page header" }, { "left": 502, "top": 803, "width": 25, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3501", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 456, "height": 390, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Title Year Author Method Result reduce anxiety in cancer patients undergoing chemotherapy Oka Widana, I Gde Wayan Bayu Wisastrawan with a quasi- experimental design with a pre-posttest design with control group and uses the STAI (State-Trait Anxiety Inventory) measuring instrument. scores (state & trait) in the treatment group after being given the BMM intervention (p < .005). This shows that the BMM intervention has an effect on reducing anxiety in cancer patients. The Effect of Giving Lavender Aromatherapy on Anxiety Levels of Preoperative Patients with Spinals Anesthesia in the Primaya Hospital Tangerang Operating Room 2023 R. Tri Rahyuning Lestari, Rohanah This research method is research quantitative using a pre-post experimental design research design One Group Pretest- Posttest Design. The results of this research show the effect of giving Lavender Aromatherapy on the patient's anxiety level preoperatively with spinal anesthesia. Benefits of Mindfulness Training to Reduce Anxiety in Cancer Patients Using Chemotherapy 2017 Jenita DT. Donsu1, Surantono, Kirnantoro. The research method uses a quasi-experimental design with pretest and posttest control group design. The results of this study show that mindfulness training can provide benefits for cancer patients in achieving relaxation to reduce anxiety when facing chemotherapy treatment. The Effect of Lavender Aromatherapy on Maternal Anxiety 2021 Istiqomah Mirazanah, Bunga Tiara Carolin, Sri Dinengsih This research method is quasi- experimental using a pretest and posttest with control group design. The results of this study show the influence of lavender aromatherapy on maternal anxiety.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 482, "width": 79, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 496, "width": 457, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cancer is a large group of diseases characterized by the growth of abnormal cells in the body. These abnormal cells can grow and attack any part of the body. Cancer is a frightening disease and cause of death throughout the world and is a threat to human welfare and health in general because cervical cancer sufferers are often found to have reached an advanced stage. The World Health Organization estimates that 9 million people will die from cancer and by 2030 it is estimated that 11.4 million will die from cancer (Ministry of Health, 2022). Chemotherapy is a treatment that can stop the growth of cancer cells. Chemotherapy is a systematic therapy, which means the drug spreads throughout the body and can reach cancer cells that have spread far or have metastasized to other places. However, chemotherapy also has side effects both physically and psychologically (Hafsah, 2022). The psychological disorder that usually occurs is anxiety.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 661, "width": 456, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anxiety is a state of worry, nervousness or fear when faced with difficult experiences in one's life and thinking that something bad will happen. One psychological therapy that can be done to reduce anxiety is mindfulness. Mindfulness is an emotional regulation strategy that can be implemented by paying attention to everything that is happening at the moment with an attitude of acceptance (Rustandi & Gumilang, 2020) (Rustandi & Gumilang, 2020). By undergoing mindfulness training, individuals will learn to be more open and increase their curiosity, so that individuals will be more accepting of themselves as they are without any desire to judge or change them (Putri & Yudiarso, 2021). This statement is strengthened by", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 310, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian Journal of Global Health Research, Vol 6 No 6, December 2024", "type": "Page header" }, { "left": 502, "top": 803, "width": 25, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3502", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 456, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "research by Ulfa & Susanto (2023) which states that mindfulness is very effective in reducing anxiety levels.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 115, "width": 456, "height": 122, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Apart from mindfulness techniques, providing aromatherapy is also an alternative for reducing anxiety in patients undergoing chemotherapy (Gempur et al., 2022). Aromatherapy is the use of essential oils from plants to improve the mind, body, and spirit. It is used by cancer patients to improve quality of life and reduce stress, anxiety, pain, nausea, and vomiting caused by the effects of cancer and its treatment (Agustin et al., 2020). One of the most popular aromas is lavender because the main ingredients in lavender flowers are linalyl acetate and linalool (C10H18O). Linalool is the main active ingredient that plays a role in the anti-anxiety (relaxation) effects of lavender. This is supported by research conducted by Sitohang & Simanullang (2023) that lavender aromatherapy can reduce or relieve anxiety.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 253, "width": 81, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 267, "width": 456, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the discussion above, it can be concluded that cancer is a disease that is considered very frightening in society. Cervical cancer is the cancer that most commonly attacks women. Cancer cells multiply quickly in a sufferer's body, so treatment is needed to kill these cells with chemotherapy. As a result of experiencing anxiety during chemotherapy treatment, mindfulness and giving lavender aromatherapy can reduce anxiety in patients.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 350, "width": 84, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 364, "width": 456, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agustin, A., Hudiyawati, D., & Purnama, A. P. (2020). Pengaruh Aroma Terapi Inhalasi Terhadap Kecemasan Pasien Hemodialisa. Juornal Prosiding Seminar Nasional Keperawatan, 2012, 16–24.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 415, "width": 456, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agung, A., Sanjiwani, S., Lisnawati, K., Widana, O., Gde, I., & Wisastrawan, W. B. (2022). Pengaruh Brief Mindfulness Meditation (BMM) untuk menurunkan kecemasan pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi. Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Psikologi, 17(2), 80239.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 480, "width": 456, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Astuti, V., Fitriyanti, D., & Yono, N. H. (2022). Efektivitas Terapi Mindfulness Terhadap Kecemasan Pasien Yang Menjalani Hemodialisis Tingkat. 1, 86–93.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 518, "width": 456, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bower, J. E., Partridge, A. H., Wolff, A. C., Cole, S. W., Irwin, M. R., Thorner, E. D., Joffe, H., Petersen, L., Crespi, C. M., & Ganz, P. A. (2023). Improving biobehavioral health in younger breast cancer survivors: Pathways to Wellness trial secondary outcomes. Journal of the", "type": "List item" }, { "left": 236, "top": 559, "width": 291, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "National Cancer Institute, 115(1), 83–92.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 573, "width": 176, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.1093/jnci/djac180", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 597, "width": 456, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dos Reis Lucena, L., dos Santos-Junior, J. G., Tufik, S., & Hachul, H. (2021). Lavender essential oil on postmenopausal women with insomnia: Double-blind randomized trial. Complementary", "type": "List item" }, { "left": 208, "top": 625, "width": 50, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Therapies", "type": "Table" }, { "left": 286, "top": 625, "width": 12, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "in", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 625, "width": 201, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Medicine, 59(April), 102726.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 638, "width": 210, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.1016/j.ctim.2021.102726", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 662, "width": 456, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Doli Tine Donsu, J., Surantono, S., & Kirnantoro, K. (2017). Manfaat Mindfulness Training Untuk Mengurangi Kecemasan Pada Pasien Kanker Dengan Kemoterapi. Caring : Jurnal Keperawatan, 6(2), 60–72. https://doi.org/10.29238/caring.v6i2.347", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 714, "width": 456, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efrita Simanjuntak, P. S. (2023). Pengaruh Aroma Terapi Lavender Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Sebelum Menjalani Hemodialisa Di Rs Royal Prima. Mahesa: Malahayati Health Student Journal, 691-699", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 310, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian Journal of Global Health Research, Vol 6 No 6, December 2024", "type": "Page header" }, { "left": 502, "top": 803, "width": 25, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3503", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 456, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gempur, I., & Anwar, M. (2022). The Effect of Lavender Aromatherapy on Postpartum Blues of Primipara Mothers : A Scoping Review. Women, Midwives and Midwifery, 2(3), 64–76.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 125, "width": 457, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Goren, G., Schwartz, D., Friger, M., Banai, H., Sergienko, R., Regev, S., Abu-Kaf, H., Greenberg, D., Nemirovsky, A., Ilan, K., Lerner, L., Monsonego, A., Dotan, I., Yanai, H., Eliakim, R., Ben Horin, S., Slonim-Nevo, V., Odes, S., & Sarid, O. (2022). Randomized Controlled Trial of Cognitive-Behavioral and Mindfulness-Based Stress Reduction on the Quality of Life of Patients with Crohn Disease. Inflammatory Bowel Diseases, 28(3), 393–408. https://doi.org/10.1093/ibd/izab083.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 216, "width": 456, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Goyal, M., Peterlin, B. L., & Haythornthwaite, J. A. (2023). Depression : a Secondary Analysis of a", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 232, "width": 301, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Randomized Clinical Trial. 163(3), 436–444.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 246, "width": 293, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.1097/j.pain.0000000000002372.Enhanced", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 269, "width": 457, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hafsah, L. (2022). Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Pasien Kanker Yang Menjalani Kemoterapi Di Rsud Dr. M. Yunus Bengkulu. Jurnal Vokasi Keperawatan (JVK), 5(1), 21–28. https://doi.org/10.33369/jvk.v5i1.22338", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 321, "width": 456, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Janna, M., Gani, N., Hasnah, & Hidayah. (2023). Intervensi Slow Strok Back Massage dengan Minyak Aromaterapi Lavender di Ruangan Pinang di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo", "type": "List item" }, { "left": 187, "top": 348, "width": 102, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Makassar. Jurnal", "type": "Table" }, { "left": 307, "top": 348, "width": 220, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Midwifery, 5(2), 159 dan 163.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 362, "width": 204, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.24252/jmw.v5i2.40202", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 386, "width": 456, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langelo, W., Oroh, C., & Mondigir, M. (2021). Manajemen Stres Mindfulness Terhadap Tingkat Kecemasan Tenaga Kesehatan Dimasa Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 4(4), 725–732.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 438, "width": 456, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lestari, R. T. R., & Keperawatan, P. S. (2023). Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Dengan Spinal. 4(1), 1014–1021.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 475, "width": 456, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Maharani, A. P. (2021). Aroma Terapi Lavender untuk Mengatasi Insomnia pada Remaja.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 489, "width": 428, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 3(1), 159–164.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 503, "width": 189, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.37287/jppp.v3i1.372", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 527, "width": 456, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mirazanah, I., Carolin, B. T., & Dinengsih, S. (2021). Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Kecemasan Ibu Bersalin. Jurnal Kebidanan Malahayati, 7(4), 785–792. https://doi.org/10.33024/jkm.v7i4.3856", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 578, "width": 456, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Motulo, F. K. M., Kepel, B. J., & Mariati, N. W. (2023). Pengaruh Aromaterapi Lavender terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Sebelum Tindakan Pencabutan Gigi. E-GiGi, 12(1), 17–25. https://doi.org/10.35790/eg.v12i1.48521", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 629, "width": 456, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nisa, K., & Hidayani, H. (2023). Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Akseptor Kb Implan Di Puskesmas Haurpanggung Kabupaten Garut Tahun 2023. SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah, 2(10), 3970–3981. https://doi.org/10.55681/sentri.v2i10.1620.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 695, "width": 456, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Noviani, N. W., Citrawati, N. L. P., & Astikasari, P. S. (2022). Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Kecemasan Ibu Bersalin Pada Pandemi Covid-19 Di Puskesmas I Denpasar Timur. JOMIS (Journal of Midwifery Science), 6(1), 65–74. https://doi.org/10.36341/jomis.v6i1.2142.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 310, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian Journal of Global Health Research, Vol 6 No 6, December 2024", "type": "Page header" }, { "left": 502, "top": 803, "width": 25, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3504", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 456, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Park, S., Sato, Y., Takita, Y., Tamura, N., Ninomiya, A., Kosugi, T., Sado, M., Nakagawa, A., Takahashi, M., Hayashida, T., & Fujisawa, D. (2020). Mindfulness-Based Cognitive Therapy for Psychological Distress, Fear of Cancer Recurrence, Fatigue, Spiritual Well- Being, and Quality of Life in Patients With Breast Cancer—A Randomized Controlled Trial. Journal of Pain and Symptom Management, 60(2), 381–389. https://doi.org/10.1016/j.jpainsymman.2020.02.017", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 167, "width": 456, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pranatalia, F. V., Damanik, C., & Kristi, M. (2020). pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap penurunan respon cemas pasien SKA post pemberian terapi fibrinolitik. Jurnal Keperawatan Wiyata, 1(1), 1–13.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 218, "width": 456, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Raswandaru, M. R., Rayanti, R. E., Rompas, A. A. P., Lalintia, N. M., Carolin, F., Manggopa, W. N., & Farizi, F. (2023). Terapi Mindfulness Nafas Dalam pada Warga Binaan Pemasyarakatan.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 246, "width": 428, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pengabdian Perawat, 2(2), 66–71. https://doi.org/10.32584/jpp.v2i2.2402", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 283, "width": 456, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salsabilla, A. R. (2020). Aromaterapi Lavender sebagai Penurun Tingkat Kecemasan Persalinan.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 297, "width": 428, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 12(2), 761–766. https://doi.org/10.35816/jiskh.v12i2.407", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 335, "width": 456, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Segala, S., Tanjung, D., & Effendy, E. (2022). Aromaterapi Lavender Melalui Humidifier Terhadap Kualitas Tidur Pasien Kanker Payudara. Jurnal Keperawatan Silampari, 6, 62–70.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 386, "width": 456, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Shao, D., Zhang, H., Cui, N., Sun, J., Li, J., & Cao, F. (2021). The efficacy and mechanisms of a guided self-help intervention based on mindfulness in patients with breast cancer: A randomized", "type": "List item" }, { "left": 190, "top": 414, "width": 337, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "controlled trial. Cancer, 127(9), 1377–1386.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 428, "width": 170, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.1002/cncr.33381", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 451, "width": 456, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sitohang, N., & Simanullang, R. H. (2023). Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Pasien Kanker Payudara Yang Sedang Menjalani Kemoterapi Di Murni Teguh Memorial Hospital. Indonesian Trust Nursing Journal (ITNJ), 1(2), 1–6.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 517, "width": 456, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tarigan, E. R., Simanullang, R. H., Wahyu, A., Ginting, L., & Hutahaean, M. M. (2022). Pre- Post Pemberian Aromaterapi Bunga Lavender Terhadap Skala Ansietas Pada Pasien Pre-Mastektomi.", "type": "List item" }, { "left": 201, "top": 544, "width": 326, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Online Keperawatan Indonesia, 5(1), 1–9.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 558, "width": 234, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.51544/keperawatan.v5i1.2509", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 582, "width": 456, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ulfa, S. R., & Susanto, G. (2023). Penerapan Terapi Mindfulness Dalam Mengatasi Kecemasan Pada Pasien Hemodialisa Di Puskesmas Hajimena Tahun 2023. Nusantara Hasana Journal, 3(5), 27–33.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 633, "width": 456, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yang, C. P., Yang, C. C., Tsai, I. J., Lin, T. H., Chiou, Y. L., Wang, H. F., Chang, C. M., & Yih, K. H. (2023). The immediate effects of lavender-based essential oil inhalation on subsequent polysomnography in people with poor sleep quality. Journal of the Chinese Medical Association, 86(7), 665–671. https://doi.org/10.1097/JCMA.", "type": "List item" } ]
afb3c59d-9310-0a54-88b8-00b863879d73
https://journal.umpr.ac.id/index.php/pencerah/article/download/5098/3799
[ { "left": 98, "top": 46, "width": 211, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://journal.umpalangkaraya.ac.id/index.php/pencerah", "type": "Page header" }, { "left": 65, "top": 88, "width": 464, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PERANAN PENGENALAN POLITIK TERHADAP TINGKAT KETERLIBATAN PEMILIH AWAL DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH 2020 DI KECAMATAN MEGANG SAKTI, KABUPATEN MUSI RAWAS", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 147, "width": 444, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "THE IMPACT OF POLITICAL SOCIALIZATION ON INITIAL VOTER ENGAGEMENT IN THE 2020 ELECTIONS IN MEGANG SAKTI SUB-DISTRICT OF MUSI RAWAS DISTRICT", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 201, "width": 63, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agus Tiansah 1*", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 261, "width": 83, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "*1 Ilmu Pemerintahan,", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 271, "width": 91, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Musi Rawa s,", "type": "List item" }, { "left": 62, "top": 282, "width": 113, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumatera Selatan, Indonesia *email: [email protected]", "type": "Table" }, { "left": 225, "top": 202, "width": 36, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 221, "width": 470, "height": 319, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan politik merupakan salah satu tiang yang sangat penting dalam pelaksanaan pesta demokrasi, sekaligus memiliki dampak terhadap tingkat partisipasi pemilih pada sebuah pemilihan, terutama pada Pemilihan Kepala Daerah. Oleh karena itu, peneliti termotivasi untuk membuktikan bahwa pendidikan politik berperan penting dalam meningkatkan partisipasi pemilih pemula pada Pemilihan Kepala Daerah tahun 2020 di Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kualitatif dengan cara menganalisis data dan fakta yang diperoleh selama penelitian dilapangan dari 30 informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan politik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan partisipasi politik pemilih pemula di Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas pada Pemilihan Kepala Daerah tahun 2020. Salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan partisipasi politik pemilih pemula adalah tingkat informasi dan pemahaman tentang proses demokrasi atau pemilihan umum, khususnya pada Pemilihan Kepala Daerah tahun 2020. Kata Kunci: Sosialisasi Partisipasi Pemilih Pemula Keywords : Socialization Participation Beginner Voters Accepted : Mei 2023", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 540, "width": 98, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Published : Oktober 2023", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 410, "width": 41, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 225, "top": 429, "width": 307, "height": 152, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The process of political upbringing is a crucial element in the successful implementation of a democratic system, as well as impacting the level of voter engagement in an election, specifically the regional head election in this instance. With this in mind, the researcher was driven to demonstrate the significance of political upbringing in enhancing the involvement of first-time voters in the 2020 regional head election in Musi Rawas Regency's Megang Sakti District. The researcher employed a descriptive qualitative research approach, outlining and interpreting data and facts gathered during field research from 30 sources to formulate a hypothesis. The study's outcomes demonstrate that political socialization has an impact on promoting political engagement among first-time voters in the 2020 regional election in Megang Sakti District, Musi Rawas Regency. The factors contributing to the increased involvement of young voters include access to information and comprehension of the democratic process and general elections, particularly during the 2020 regional election.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 618, "width": 74, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 644, "width": 225, "height": 120, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelaksanaan pemilihan umum merupakan salah satu pilar utama dalam sistem demokrasi, yang merupakan konsep modern yang diperkenalkan oleh Josep Scumpeter (2005). Menurutnya, pemilihan umum harus dilakukan secara berkala dan bebas agar suatu sistem politik dapat dianggap sebagai demokrasi. Dalam pemilihan Bupati, sosialisasi politik menjadi", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 618, "width": 225, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "faktor kunci keberhasilan, karena dapat memberikan pemahaman tentang pentingnya kepemimpinan di suatu daerah dan tata cara pemilihan. Dengan pemahaman dan pengetahuan yang memadai, pemilih dapat menganalisis dan memiliki sikap yang jelas terhadap calon yang akan dipilih.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 728, "width": 225, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meskipun jumlah pemilihnya tidak sebanyak pada pemilihan Gubernur di tingkat provinsi, tetapi dengan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 30, "width": 368, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 st Agus Tiansah. 2023. The Impact Of Political Socialization On Initial Voter Engagement In The 2020", "type": "Page header" }, { "left": 530, "top": 805, "width": 11, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 225, "height": 578, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "adanya 14 Kecamatan dan 189 Desa, pelaksanaan pemilihan Bupati di Kabupaten Musi Rawas tidaklah mudah, terutama bagi calon Bupati dan calon Wakil Bupati yang harus melakukan kampanye di 14 Kecamatan yang secara geografis memiliki daerah- daerah yang sulit dijangkau. Oleh karena itu, tanpa adanya sosialisasi yang meluas dari semua pihak, terutama partai politik dan penyelenggara pemilihan, sangat dimungkinkan bahwa tujuan visi misi dari para calon tidak akan dipahami oleh calon pemilih. Banyaknya pemilih yang tidak peduli terhadap dunia politik karena kurangnya kepercayaan terhadap para politisi yang telah mereka pilih sebelumnya dan kejenuhan terhadap para pemimpin, membuat daftar tugas yang panjang bagi partai politik dan penyelenggara untuk bekerja lebih keras dalam meningkatkan partisipasi pemilih. Terlebih lagi, dengan banyaknya peserta calon bupati dan calon wakil bupati yang mengikuti pilkada, persaingan untuk memenangkan suara terbanyak semakin sengit. Hal ini menyebabkan masyarakat semakin kesulitan dalam menentukan pilihannya, terutama bagi pemilih pemula yang termasuk dalam golongan remaja. Oleh karena itu, kandidat harus aktif dalam berkomunikasi dengan masyarakat, dengan cara memperkenalkan dan mensosialisasikan diri secara terus-menerus. Salah satu sarana sosialisasi yang dapat digunakan adalah iklan di media massa, mengingat kemampuan media dalam mempengaruhi khalayak. Diharapkan upaya komunikasi melalui iklan tersebut dapat memberikan informasi yang berguna bagi pemilih pemula, sehingga dapat mengurangi rasa ketidakpastian.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 659, "width": 225, "height": 102, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh besar dari sosialisasi politik dapat dilihat pada proses pembentukan dan perubahan sikap serta peningkatan partisipasi calon pemilih, terutama ketika interaksi dengan masyarakat dilakukan secara langsung. Bagi masyarakat yang memilih sistem demokrasi, pemilihan umum merupakan salah satu", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 73, "width": 225, "height": 157, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tonggak penting dalam mewujudkan cita-cita demokrasi, yaitu terbentuknya masyarakat yang adil, makmur, sejahtera, bebas berekspresi dan berkehendak, serta mendapatkan akses penuh terhadap hak-hak dasar mereka sebagai warga negara. Oleh karena itu, untuk menilai sejauh mana demokrasi dijalankan di negara tersebut, indikatornya dapat dilihat dari pelaksanaan pemilihan umum yang dilakukan secara terus-menerus dan bebas.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 238, "width": 225, "height": 376, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setiap individu, tak peduli latar belakang seperti etnis, agama, ras, jenis kelamin, status sosial, atau golongan, memiliki hak yang sama untuk berkumpul dan bergabung, menyuarakan pendapat, serta mengevaluasi secara kritis kebijakan pemerintah dan pejabat negara. Hak ini dikenal sebagai hak politik yang dapat diwujudkan secara langsung melalui pemilihan umum. Pelaksanaan pemilihan umum memerlukan prosedur yang disebut sistem pemilihan. Sistem pemilihan meliputi dua hal. Pertama, prinsip-prinsip normatif yang termaktub dalam Undang-Undang Pemilihan yang mengatur bagaimana pembagian kekuasaan di lembaga perwakilan sesuai dengan dukungan politik yang tercermin dari hasil perolehan suara dalam pemilihan umum. Kedua, proses pemilihan, yaitu mekanisme pemilihan yang meliputi manajemen pemilihan, pemilihan di tempat pemungutan suara, penghitungan suara, petugas pemilihan, penetapan hasil pemilihan, dan penentuan hasil pemilihan menjadi kursi di lembaga perwakilan atau pada tingkat eksekutif.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 622, "width": 225, "height": 139, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada pemilihan kepala daerah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2020, terdapat dua pasang calon yang bertarung secara langsung untuk memperebutkan posisi Bupati dan Wakil Bupati. Dalam upaya meraih dukungan masyarakat dan memenangkan pilkada 2020 di Kabupaten Musi Rawas, kedua kandidat berlomba- lomba melakukan kampanye. Kecamatan Megang Sakti menjadi daerah yang strategis karena memiliki jumlah", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 29, "width": 192, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pencerah Publik, Vol 10 No 2, Oktober 2023, Page 1 – 12", "type": "Page header" }, { "left": 392, "top": 30, "width": 149, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN: 2407-3873 || e-ISSN: 2686-1631", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 805, "width": 11, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "62", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 225, "height": 102, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "daftar pemilih tetap terbesar di Kabupaten Musi Rawas dan menjadi penentu kemenangan dalam setiap pemilihan umum eksekutif. Dari empat belas kecamatan yang ada, Kecamatan Megang Sakti menjadi incaran keenam kandidat untuk memenangkan pemilih pemula yang ada di sana.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 183, "width": 225, "height": 248, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jumlah warga Kecamatan Megang Sakti yang tercatat sebagai pemilih tetap pada pemilihan kepala daerah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2020 mencapai sekitar 38600 orang, termasuk di dalamnya para pemula. Dengan DPT yang begitu besar dan menjadi penentu kemenangan dalam pemilihan umum, para kandidat melakukan berbagai cara dan pendekatan untuk memenangkan simpati warga terutama pemula, meskipun dalam situasi pandemi yang belum mereda. Pendekatan yang dapat dilakukan hanya sebatas sosialisasi melalui media elektronik dengan menampilkan kampanye yang lebih menarik, sehingga warga pemula, yang dikenal sebagai kaum milenial, tertarik pada Pilkada 2020.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 439, "width": 225, "height": 157, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara umum, peran dapat dijelaskan menurut Bauer (2007:55) dalam Haris (2012:204) sebagai persepsi tentang tindakan yang diharapkan dari seseorang atau dengan kata lain adalah pemahaman atau kesadaran tentang pola perilaku atau fungsi yang diharapkan dari individu tersebut. Oleh karena itu, peran dapat dianggap sebagai salah satu elemen dari sistem organisasi sosial, bersama dengan norma dan budaya organisasi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 604, "width": 225, "height": 157, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa peran merupakan suatu konsep yang melibatkan pembuatan produk sebagai alternatif dari perilaku atau tindakan. Peran dapat diartikan sebagai seperangkat perilaku yang diharapkan dimiliki oleh seseorang yang memiliki posisi atau kekuasaan. Menurut sejarah, konsep peran adalah karakter yang dimainkan oleh seorang aktor di atas panggung. Namun, dalam ilmu sosial, peran diartikan sebagai fungsi yang dilakukan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 73, "width": 225, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "seseorang ketika menjabat suatu posisi. Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa peran memiliki pengaruh sesuai dengan fungsinya.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 128, "width": 225, "height": 578, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan politik adalah tindakan/aktivitas yang bertujuan memberikan pemahaman kepada individu agar mereka memahami sistem politik dan dapat memberikan respons politik terhadap fenomena politik yang terjadi. Gabriel A. Almond memberikan batasan pada pendidikan politik sebagai bagian dari proses pendidikan yang khusus membentuk nilai-nilai politik, yang menunjukkan bagaimana setiap anggota masyarakat berpartisipasi dalam sistem politiknya. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan politik memiliki dua aspek penting, yaitu proses dan tujuan. Prosesnya adalah memberikan pemahaman, pengetahuan, nilai-nilai, dan sikap politik. Sementara tujuannya adalah untuk meningkatkan partisipasi dan kesadaran masyarakat dalam berpolitik. Partisipasi merujuk pada keterlibatan, keikutsertaan, atau peransertaan individu dalam suatu kegiatan. Menurut Budiardjo (1994:81), prinsip partisipasi melibatkan masyarakat secara aktif dalam seluruh tahap program, mulai dari sosialisasi hingga pelaksanaan dan pemeliharaan kegiatan, dengan memberikan kontribusi dalam bentuk tenaga, pemikiran, atau materi. Milbarth, sebagaimana yang dikutip oleh Budiardjo (1994:89), mengkategorikan partisipasi menjadi beberapa jenis. Pertama, apatis, yakni mereka yang tidak berpartisipasi dan tidak tertarik pada proses politik. Kedua, penonton, yakni individu yang setidaknya pernah berpartisipasi dalam pemilihan umum. Ketiga, gladiator, yakni mereka yang secara aktif terlibat dalam proses politik, termasuk komunikator, spesialis tatap muka, aktivis partai dan kampanye, serta aktivis masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 714, "width": 225, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterlibatan menjadi faktor kunci dalam perkembangan demokrasi. Prinsip dasar dari demokrasi adalah bahwa setiap individu memiliki", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 30, "width": 368, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 st Agus Tiansah. 2023. The Impact Of Political Socialization On Initial Voter Engagement In The 2020", "type": "Page header" }, { "left": 530, "top": 805, "width": 11, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "63", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 225, "height": 468, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengetahuan yang lebih baik tentang dirinya dan dunianya dibandingkan dengan orang lain, termasuk para ahli yang membuat keputusan. Beberapa faktor yang mempengaruhi keterlibatan politik individu adalah kesadaran politik dan kepercayaan terhadap pemerintah atau sistem politik. Kesadaran politik mencakup pemahaman akan hak dan tanggung jawab sebagai warga negara, sedangkan pengetahuan tentang lingkungan sosial dan politik serta minat terhadap hal-hal tersebut juga memainkan peran penting. Kepercayaan pada pemerintah juga merupakan faktor yang signifikan, yang mencakup penilaian individu terhadap kinerja pemerintah. Menurut Sinaga (2003:118), pemilih adalah individu yang berasal dari Indonesia dan sudah mencapai usia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah/pernah menikah. Pada setiap pemilihan umum, petugas yang ditunjuk oleh penyelenggara pemilihan umum akan melakukan pendataan untuk mendaftarkan pemilih. Pemilih pemula adalah individu yang baru pertama kali memilih karena mereka baru mencapai usia pemilih, yakni antara 17 hingga 21 tahun. Pengetahuan mereka tentang pemilu tidak berbeda jauh dengan kelompok lainnya. Namun, yang membedakan adalah antusiasme dan preferensi. Sesuai dengan Sekertaris Jendral KPU Biro Teknis dan Humas (2010).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 549, "width": 225, "height": 212, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Individu yang baru pertama kali memilih, terutama remaja yang berusia 17 tahun, memiliki budaya yang santai, bebas, dan cenderung pada hal-hal informal dan mencari kesenangan. Oleh karena itu, mereka menghindari hal-hal yang dianggap kurang menyenangkan. Selain mencari kesenangan, memiliki kelompok sebaya sangat penting dalam kehidupan remaja, sehingga seorang remaja perlu memiliki teman sebaya dalam pergaulannya. Menurut Sekretariat Jenderal KPU Biro Keberhasilan dan Humas 2010, syarat-syarat yang harus dipenuhi agar seseorang dapat memilih adalah sebagai berikut: Warga Negara", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 73, "width": 225, "height": 83, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia yang berusia 17 tahun atau lebih atau sudah pernah menikah, tidak sedang mengalami gangguan jiwa atau ingatan, terdaftar sebagai pemilih, dan bukan anggota TNI atau Polri (Purnawirawan atau tidak lagi menjadi anggota TNI/Kepolisian).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 165, "width": 225, "height": 248, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dasar hukum yang menjadi landasan bagi pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pemilukada) ini adalah Pasal 18 Ayat (4) Amandemen Kedua (2002) UUD 45 yang menyatakan bahwa Gubernur, Bupati, dan Walikota sebagai kepala daerah pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan, dan pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah menjelaskan bahwa pemilihan kepala daerah merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan di wilayah provinsi, kabupaten, dan kota berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 421, "width": 225, "height": 266, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Supono (2005:106), terdapat minimal 4 (empat) alasan mengapa penyelenggaran pemilihan kepala daerah (pilkada) harus dijalankan secara langsung di daerah. Pertama, pelaksanaan pilkada langsung merupakan bagian tak terpisahkan dari penyelenggaraan pemerintahan daerah. Kedua, pemilihan kepala daerah secara langsung merupakan hak otonomi daerah yang harus dipertahankan. Ketiga, tujuannya adalah memberikan tanggung jawab kepada daerah untuk menyelenggarakan proses demokrasi di tingkat lokal. Keempat, pilkada langsung juga berfungsi untuk memberdayakan daerah dalam memperkuat struktur pemerintahan dalam bangunan piramida, di mana pemerintahan nasional didukung oleh sistem pemerintahan daerah yang kuat.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 696, "width": 225, "height": 65, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sosialisasi politik untuk meningkatkan partisipasi pemilih pemula dalam pemilihan kepala daerah di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa telah mencapai hasil yang optimal. Komunitas dan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 29, "width": 192, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pencerah Publik, Vol 10 No 2, Oktober 2023, Page 1 – 12", "type": "Page header" }, { "left": 392, "top": 30, "width": 149, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN: 2407-3873 || e-ISSN: 2686-1631", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 805, "width": 11, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "64", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 225, "height": 175, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "masyarakat telah terlibat aktif dalam tahap sosialisasi politik, di mana panitia pilkada telah mengambil langkah optimal seperti menggunakan jejaring media sosial dan memberikan edukasi yang lengkap kepada pemilih pemula dan masyarakat. Selain itu, panitia juga mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah. Pada tahap mekanisme sosialisasi politik, panitia kecamatan telah melakukan upaya optimal dengan menjaring pemilih baru di setiap desa (Herman, S., Malik, I., & Sari, R. 2021).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 256, "width": 225, "height": 505, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Komisi Pemilihan Umum Kota Padang telah intensif melakukan edukasi tentang pemilihan kepala daerah, baik secara langsung maupun melalui media sosial dan spanduk serta iklan di surat kabar dan papan jalan. Target edukasi politik Komisi Pemilihan Umum Kota Padang adalah pemilih pemula di Kota Padang, yang mencakup kegiatan di sekolah menengah atas dan kampus di sekitarnya untuk menyebarkan informasi terkait pemilihan umum. Komisi Pemilihan Umum berharap partisipasi meningkat hingga 70%, namun pada kenyataannya, persentase partisipasi pada pilkada Kota Padang tahun 2018 tidak mencapai target tersebut. Oleh karena itu, sosialisasi politik Komisi Pemilihan Umum sangat penting untuk meningkatkan partisipasi politik masyarakat di Kota Padang, khususnya pemilih pemula, agar mereka menggunakan hak suara mereka dalam kegiatan demokrasi yang baik di Kota Padang (Wahyudi, M. I., & Adnan, M. F. 2019). Fungsi utama KPU ialah meningkatkan kesadaran politik rakyat supaya dapat berpartisipasi aktif dalam segala proses pemilihan umum. Oleh karena itu, lembaga ini memerlukan sebuah upaya sistematis untuk mengembangkan cara komunikasi yang tepat dengan masyarakat, sehingga kesadaran politik masyarakat dapat ditingkatkan dan proses demokratisasi di Indonesia dapat tercipta (Putri, M. P. 2016). Ada juga pandangan lain yang menyatakan bahwa pemilihan umum merupakan alat legitimasi", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 73, "width": 225, "height": 321, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kekuasaan. Ini berarti bahwa pemilu adalah inti dari demokrasi dan merupakan cara untuk memberikan mandat kedaulatan rakyat (Kurniawan, R. C. 2013). Dengan mempertimbangkan rendahnya dampak Status Sosial Ekonomi, diharapkan pemerintah setempat dapat meningkatkan Status Sosial Ekonomi penduduk, sehingga dapat memengaruhi Partisipasi Politik yang dilakukan oleh masyarakat di wilayah yang sama. Terdapat pengaruh besar dari Sosialisasi Politik dan Status Sosial Ekonomi terhadap Partisipasi Politik pada Pilwali 2015 Kota Samarinda di Kelurahan Air Putih Kota Samarinda, namun terdapat juga faktor-faktor lain yang memengaruhi Partisipasi Politik. Oleh karena itu, diperlukan penelitian yang serupa namun dengan variabel yang berbeda untuk menemukan strategi dan cara lain untuk meningkatkan Partisipasi Politik di wilayah yang sama, seperti kesadaran politik, money politics, dan lain-lain (Syarif, M. A. 2016).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 403, "width": 225, "height": 358, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tugas Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam melakukan sosialisasi politik untuk pemilih pemula adalah bagian dari pelaksanaan tugas sosialisasi politik sesuai dengan UU No 8 Tahun 2017 tentang Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu. Sebagai lembaga penyelenggara pemilu dan agen sosialisasi politik, KPU Kota Pontianak memberikan pendidikan politik kepada pemilih, meningkatkan proses sosialisasi, melakukan survei atau penelitian pendapat, serta meningkatkan kinerja pemilu. Faktor- faktor seperti mekanisme sosialisasi politik, pola sosialisasi politik, faktor sosial ekonomi, dan sistem politik mempengaruhi KPU dalam melaksanakan tugas sosialisasi politik (Sari, P.D.S., Rube'i, M.A., & Firmansyah, S. 2022). Menurut Novianty, F. dan Octavia, E. (2018), pandangan lain mengenai hal ini mencakup (1) gambaran partisipasi politik pemilih pemula di Kecamatan Pontianak Barat; (2) program KPU untuk meningkatkan partisipasi politik pemilih pemula di Kecamatan Pontianak Barat; (3) hambatan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 30, "width": 368, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 st Agus Tiansah. 2023. The Impact Of Political Socialization On Initial Voter Engagement In The 2020", "type": "Page header" }, { "left": 530, "top": 805, "width": 11, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "65", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 225, "height": 83, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang dihadapi KPU dalam meningkatkan partisipasi politik pemilih pemula di Kecamatan Pontianak Barat; dan (4) usaha KPU dalam mengatasi kendala untuk meningkatkan partisipasi politik pemilih pemula di Kecamatan Pontianak Barat.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 165, "width": 225, "height": 596, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam media sosial berdampak pada partisipasi politik pemilih pemula, terutama pada media sosial elektronik, cetak, dan daring. Namun, media sosial konvensional tidak begitu berpengaruh pada pemilih pemula yang lebih tertarik pada politik yang santai. Meskipun ada pengaruh dari media sosial yang berasal dari sekolah dan keluarga, namun hal tersebut tidak terlalu signifikan karena pemilih pemula sudah terbiasa dengan penggunaan media. Oleh karena itu, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa media sosial memengaruhi partisipasi politik pemilih pemula pada Pilkada Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 2020 (Andriyendi, D.O., Nurman, S., & Dewi, S.F. 2023). Oleh karena itu, diasumsikan bahwa partisipasi politik merupakan unsur penting dalam pelaksanaan Pemilu. Berpartisipasi dalam Pemilihan Umum adalah bentuk kontribusi masyarakat dalam demokrasi untuk menghasilkan pemimpin yang jujur dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelayan masyarakat, demi terciptanya kesejahteraan bagi masyarakat itu sendiri. Selain itu, ada kategori pemilih yang menarik untuk diperhatikan, yaitu pemilih baru. Pemilih baru adalah mereka yang untuk pertama kalinya memberikan suaranya dalam pemilu (Nur & Sukma, 2018). Menurut PKPU Nomor 11 Tahun 2018 tentang Penyusunan Daftar Pemilih dalam negeri dalam penyelenggaraan pemilihan umum, pasal 1 ayat 28, warga negara yang telah mencapai usia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah atau pernah menikah, dianggap sebagai pemilih. Kategori pemilih baru adalah warga negara Indonesia yang telah mencapai usia 17 tahun pada saat pemilihan dan memiliki hak suara", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 73, "width": 225, "height": 266, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "untuk memilih sesuai dengan ketentuan undang- undang pemilu (Nur & Sukma, 2018). Lebih detail dijelaskan oleh (Prasetyo, W. D., Harsan, T., & Pujiyana, P. 2019) bahwa partisipasi politik dari pemilih pemula di Kelurahan Sumber tergolong tinggi, karena mereka sangat antusias dalam menggunakan hak suara mereka. Selain itu, partisipasi politik dari pemilih pemula di Kelurahan Sumber dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pengaruh orang tua, kondisi lingkungan, pengalaman dalam berorganisasi, dan modernisasi. Selain itu, bentuk-bentuk partisipasi politik seperti kegiatan pemilihan, kampanye, lobbying, kegiatan organisasi, kontak, dan tindakan kekerasan juga memengaruhi partisipasi politik dari pemilih pemula di Kelurahan Sumber.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 348, "width": 225, "height": 413, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan suatu sistem untuk menentukan pemimpin, dimana Komisi Pemilihan Umum (KPU) kota Bandar Lampung sangat berperan penting dalam mencapai kesuksesan Pemilu. KPU kota Bandar Lampung memiliki visi, misi, dan tujuan serta berperan dalam mengedukasi masyarakat tentang Pemilu yang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum. Pada saat Pemilu, terdapat masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya sebagai warga Negara yang patuh terhadap aturan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum. Pemilih yang sudah berusia 17 tahun dapat menggunakan hak pilihnya untuk menentukan masa depan bangsa dan Negara selama lima tahun ke depan. Oleh karena itu, sangat disayangkan jika masyarakat tidak menggunakan hak pilihnya (Baihaki, A. H. 2021).Menurut (Wibowo, M. T., & Hasan, E. H. E. 2017), situasi serupa terjadi di Kecamatan Lueng Bata di mana keluarga berperan sebagai agen sosialisasi politik yang mampu memberikan edukasi politik kepada pemilih pemula yang kurang memahami politik. Kurangnya pemahaman politik pada pemilih pemula", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 29, "width": 192, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pencerah Publik, Vol 10 No 2, Oktober 2023, Page 1 – 12", "type": "Page header" }, { "left": 392, "top": 30, "width": 149, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN: 2407-3873 || e-ISSN: 2686-1631", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 805, "width": 11, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "66", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 225, "height": 596, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan kurangnya upaya sosialisasi politik oleh keluarga dapat mengakibatkan rendahnya partisipasi politik dan meningkatnya angka golput. Hal ini menjadi sangat disayangkan karena pemilih pemula memiliki peran penting dalam pemilihan umum. Oleh karena itu, fungsi keluarga sebagai kelompok pertama yang memberikan pendidikan politik harus ditingkatkan untuk mensosialisasikan politik kepada pemilih pemula. Keterlibatan politik memegang peran utama dalam proses pemilihan umum, termasuk pemilu legislatif, pemilu presiden, dan pemilu kepala daerah. Pada tahun 2015, Kota Semarang mengadakan Pemilihan Kepala Daerah untuk memilih walikota. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam partisipasi politik adalah pemilih pemula. Keengganan atau kurangnya pemahaman politik pada pemilih pemula dapat menurunkan tingkat partisipasi politik dalam pemilihan di Kota Semarang. Oleh karena itu, untuk meningkatkan partisipasi politik pemilih pemula pada Pemilihan Walikota Semarang di Kota Semarang pada tahun 2015 dan pemilihan presiden pada tahun 2019, perlu dilakukan penelitian tentang Partisipasi Politik Pemilih Pemula pada Pemilihan Walikota Semarang di Kota Semarang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi proses sosialisasi pendidikan politik bagi pemilih pemula menjelang Pemilihan Walikota Semarang di Kota Semarang, mengetahui peran partai politik, KPU, dan perguruan tinggi dalam memberikan pendidikan politik bagi pemilih pemula, serta memahami kesiapan pemilih pemula dalam menggunakan hak pilih pada pemilihan walikota Semarang di Kota Semarang. (Lestari, E. Y., & Arumsari, N. 2018).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 677, "width": 225, "height": 84, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Demokrasi dianggap sebagai sistem yang paling ideal di Indonesia karena memberikan penghargaan tertinggi pada masyarakat dan memungkinkan warga negara untuk terlibat dalam membuat kebijakan publik, menyatakan pandangan mereka, dan membentuk", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 73, "width": 225, "height": 230, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "organisasi yang baik tanpa merugikan mereka. Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pemilukada) adalah bentuk dan metode demokrasi lokal. Pemilihan kepala daerah adalah cara untuk menunjukkan kedaulatan dan membuktikan bahwa pemilih adalah penduduk daerah. Masalah yang sering terjadi dalam pemilihan pasca-konflik adalah partisipasi pemilih yang rendah. Sosialisasi politik adalah salah satu upaya untuk meningkatkan partisipasi pemilih pemula. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak sosialisasi politik oleh KPU Kota Semarang terhadap partisipasi pemilih pemula pada Pemilukada Serentak 2020 (Andhito, R.D. 2022).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 311, "width": 225, "height": 376, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelaksanaan Pemilihan Umum di Indonesia memperlihatkan praktek demokrasi yang konkret dan menjadi alat bagi warga untuk menunjukkan kedaulatan mereka atas negara dan pemerintah. Pemilu didasarkan pada Pancasila dan Konstitusi Negara Republik Indonesia tahun 1945. Pemilihan umum diadakan dengan prinsip langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil di bawah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Partisipasi politik dalam negara demokrasi adalah petunjuk implementasi dari pelaksanaan kekuasaan negara yang sah oleh warga (kedaulatan rakyat), yang tercermin dalam keterlibatan mereka dalam proses demokrasi (Pemilu). Pemilihan umum merupakan salah satu bentuk demokrasi dan ekspresi kedaulatan rakyat untuk memilih perwakilan dan pemimpin yang inspiratif, berkualitas, dan bertanggung jawab untuk kepentingan masyarakat. Kelompok pemilih yang menarik untuk diamati dan diteliti lebih lanjut adalah pemilih pemula, yaitu mereka yang baru pertama kali memberikan suara dalam Pemilu (Wardhani, P.S.N. 2018).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 714, "width": 67, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODOLOGI", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 740, "width": 225, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah kualitatif, yang berarti data yang dikumpulkan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 30, "width": 368, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 st Agus Tiansah. 2023. The Impact Of Political Socialization On Initial Voter Engagement In The 2020", "type": "Page header" }, { "left": 530, "top": 805, "width": 11, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "67", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 225, "height": 193, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tidak berupa angka-angka tetapi diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya. Jenis penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian eksploratif dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengungkapkan fakta-fakta seputar peran sosialisasi politik dalam meningkatkan partisipasi pemilih pemula pada Pilkada 2020 di Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas. Sumber data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 274, "width": 225, "height": 194, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Responden dalam riset ini merupakan individu pemilih pemula yang memenuhi kriteria usia 17-21 tahun, diwakili oleh beberapa partai politik, serta diwakili oleh penyelenggara pemilu mulai dari tingkat KPU hingga BAWASLU di tingkat Desa. Metode pengumpulan data dan informasi yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk mengidentifikasi dengan tepat peran sosialisasi politik dalam meningkatkan partisipasi pemilih pemula pada pilkada 2020 di Kecamatan Megang Sakti, Kabupaten Musi Rawas.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 476, "width": 225, "height": 266, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif, yaitu dengan menguraikan serta menginterpretasikan data yang diperoleh dari proses pengorganisasian dan pengurutan data yang diperoleh dari lapangan dan informan menjadi pola, kategori, dan uraian dasar. Hal ini bertujuan untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis kerja berdasarkan data yang diperoleh. Terdapat tiga unsur utama dalam proses analisis data penelitian kualitatif, seperti yang disebutkan oleh Moleong (2005:89), yaitu: Reduksi Data, yang merupakan bagian dari proses analisis yang mempertegas, memperpendek, dan menghilangkan hal-hal yang tidak penting sehingga kesimpulan penelitian dapat diperoleh. Sebagai contoh, laporan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 73, "width": 227, "height": 303, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "lapangan dapat disingkat dan disusun secara lebih sistematis sehingga lebih mudah dikendalikan. Data yang dikurangi memberikan gambaran yang lebih tepat tentang hasil pengamatan, juga memudahkan peneliti untuk mencari kembali data yang diperoleh jika diperlukan, Penyajian Data adalah pengaturan informasi yang memungkinkan untuk membuat kesimpulan penelitian. Penyajian data dalam bentuk gambar, diagram, dan tabel mungkin akan bermanfaat untuk memperoleh gambaran yang jelas dan memudahkan dalam menyusun kesimpulan penelitian. Pada dasarnya, sajian data dirancang untuk menggambarkan informasi secara sistematis dan mudah dipahami dalam bentuk yang lengkap, Kesimpulan adalah hasil akhir dari pengurangan dan penyajian data. Kesimpulan penelitian adalah verifikasi yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 439, "width": 121, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 463, "width": 222, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Peran sosialisasi politik terhadap tingkat partisipasi pemilih pemula pada pilkada 2020 di kecamatan megang sakti kabupaten musi rawas.", "type": "List item" }, { "left": 337, "top": 510, "width": 82, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Pelaku Sosialisasi", "type": "List item" }, { "left": 355, "top": 526, "width": 186, "height": 214, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada setiap pelaksanaan pemilihan umum, baik pada pemilihan eksekutif maupun legislatif di semua tingkat, sosialisasi menjadi sangat penting untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang pentingnya pemilu dan estafet kepemimpinan. Pelaksanaan sosialisasi politik bertujuan untuk menyampaikan maksud dan tujuan dari pemilihan umum kepada masyarakat. Kualitas demokrasi juga sangat bergantung pada pengetahuan masyarakat tentang pemilihan umum, karena tingkat pemahaman akan mempengaruhi partisipasi pemilih dalam menentukan pilihan mereka. Hal ini sejalan dengan pernyataan seorang staf KPU yang mengatakan bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 745, "width": 186, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“ Dalam setiap proses pemilihan umum, termasuk Pilkada tahun 2020 yang lalu, segala pihak yang", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 29, "width": 192, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pencerah Publik, Vol 10 No 2, Oktober 2023, Page 1 – 12", "type": "Page header" }, { "left": 392, "top": 30, "width": 149, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN: 2407-3873 || e-ISSN: 2686-1631", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 805, "width": 11, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "68", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 71, "width": 186, "height": 125, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terlibat seharusnya mengadakan kampanye politik terlebih dahulu sebelum masyarakat melakukan pemungutan suara. Selain mengadakan kampanye kepada masyarakat, KPU juga menegaskan bahwa semua pihak yang terlibat dalam Pilkada, terutama partai politik, harus menyebarkan informasi dan pengetahuan politik kepada seluruh lapisan masyarakat. Kami telah melakukan kampanye dengan berbagai cara, terutama untuk pemilih pemula, khususnya para generasi muda. Oleh karena itu, kami lebih banyak menggunakan media sosial yang biasa digunakan oleh kaum muda. ”", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 207, "width": 186, "height": 88, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ungkapan di atas mengindikasikan bahwa sosialisasi politik memiliki peranan yang sangat penting dalam menjalankan proses demokrasi. Kurangnya pemahaman tentang politik, terutama bagi pemilih yang baru pertama kali, jelas berdampak pada partisipasi politik dalam setiap pemilihan umum.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 301, "width": 186, "height": 57, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tingkat partisipasi yang tinggi dari pemilih yang baru pertama kali akan sejalan dengan tingkat pemahaman dan minat mereka terhadap dunia politik.", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 363, "width": 201, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Pemahaman dan Pengetahuan Tentang Informasi Pendidikan politik yang dilakukan oleh semua pihak terlibat dalam pemilihan kepala daerah berdampak besar terhadap pemahaman politik masyarakat, termasuk pemilih pemula. Dalam Pemilihan Kepala", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 441, "width": 186, "height": 214, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daerah di Kabupaten Musi Rawas, Komisi Pemilihan Umum (KPU) seharusnya melakukan sosialisasi yang luas selain para calon dan partai politik. Hal ini diperkuat dengan hasil pengamatan dan wawancara yang menunjukkan bahwa masyarakat telah melihat iklan dan pengumuman langsung tentang pemilihan kepala daerah yang akan dilaksanakan pada tahun 2020, termasuk semua calon yang bersaing. Meskipun hanya melihat iklan sebentar karena biasanya para calon memasang spanduk di tepi jalan. Seperti yang diungkapkan oleh Andri, seorang pemilih pemula berusia 18 tahun dari Desa Megang Sakti II, Kecamatan Megang Sakti.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 660, "width": 186, "height": 64, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“ Saya sempat menyaksikan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati dalam kontestasi pemilihan tahun 2020 di Spanduk-spanduk di pinggir jalan, namun hanya sekali lewat yang pada intinya meminta dukungan kepada seluruh masyarakat yang ada di Kabupaten Musi Rawas. ”", "type": "List item" }, { "left": 355, "top": 71, "width": 186, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendapat ini didukung pula oleh Nia Kurniasih, seorang pemilih pemula berusia 19 tahun, yang mengungkapkan bahwa ia mengetahui tentang", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 128, "width": 186, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“ pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2020 dari tim sukses anggota partai politik yang mendukung para calon Bupati dan Wakil Bupati melalui selebaran kertas yang menampilkan gambar dan Visi Misi para calon. ”", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 191, "width": 186, "height": 151, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil interviu tersebut dapat disimpulkan bahwa upaya sosialisasi politik yang dilakukan oleh para pemangku kepentingan baik oleh partai politik, KPU, maupun para calon masih belum optimal karena masyarakat, terutama pemilih pemula, hanya melihat secara sekilas tentang para kandidat calon Bupati dan Wakil Bupati tanpa memahami secara mendalam mengenai rencana dan tujuan yang akan dicapai oleh para kandidat jika terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 348, "width": 222, "height": 82, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Bentuk partisipasi politik pemilih pemula pada Pilkada Tahun 2020 di Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas Pada aktivitas politik yang mereka lakukan dan berdasarkan hasil wawancara, para pemilih pemula menyatakan bahwa mereka terlibat dalam pemilukada dengan cara:", "type": "List item" }, { "left": 337, "top": 432, "width": 204, "height": 147, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Memilih atau memberikan suara Peningkatan pemahaman dan pengetahuan mengenai pemilihan serta semakin meluasnya arti demokrasi di kalangan masyarakat berpengaruh besar terhadap dinamika politik bangsa. Salah satu indikator keberhasilan politik demokrasi adalah tingginya partisipasi masyarakat dalam bidang politik. Untuk menilai hal tersebut, diperlukan pengamatan terhadap bentuk-bentuk partisipasi politik yang dilakukan oleh masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 585, "width": 186, "height": 72, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam kehidupan sosial kita, tidak dapat dihindari adanya perbedaan-perbedaan. Begitu juga dalam dunia politik, setiap individu memiliki sudut pandang dan pemahaman yang berbeda dalam menghadapi masalah.", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 663, "width": 186, "height": 104, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam Pilkada 2020, terjadi peningkatan yang signifikan pada pemilih pemula di Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas. Namun, peningkatan tersebut belum sepenuhnya disebabkan oleh kesadaran individu, melainkan lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman dan keluarga di sekitar mereka. Hal ini terlihat dari hasil", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 30, "width": 368, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 st Agus Tiansah. 2023. The Impact Of Political Socialization On Initial Voter Engagement In The 2020", "type": "Page header" }, { "left": 530, "top": 805, "width": 11, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "69", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 71, "width": 186, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengamatan dan wawancara yang menunjukkan bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 102, "width": 186, "height": 63, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“ Sangat antusias dan senangnya kami dalam pilkada Tahun 2020 karena teman-teman mengajak kami untuk mencoblos pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati. Ini adalah pengalaman pertama kami dalam ikut pencoblosan pemilu dan sangat penasaran dengan kesempatan pertama kami untuk memilih. ”", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 175, "width": 186, "height": 120, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rasa ingin tahu yang besar dan penasaran yang semakin bertambah karena pemberitaan di setiap iklan atau spanduk yang terpasang, membuat pemilih pemula ingin menyalurkan hak suaranya dengan benar. Hal ini menjadi salah satu dorongan yang membuat pemilih pemula yang telah terdaftar sebagai pemilih tetap bersemangat untuk datang ke TPS dan menggunakan hak pilihnya.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 301, "width": 204, "height": 272, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Kampanye atau lebih pada sebatas mengajak Kegiatan kampanye dalam pemilihan umum merupakan acara penting yang diadakan untuk memperoleh dukungan sebanyak-banyaknya dari masyarakat pada hari pemungutan suara. Kampanye menjadi bagian yang tak terpisahkan dari proses pemilihan umum, di mana para calon bupati Kabupaten Musi Rawas menggunakan berbagai cara, seperti pertunjukan musik dan pemberian bantuan untuk memperoleh dukungan masyarakat. Di kecamatan Megang Sakti, para pemilih pemula yang mayoritas merupakan anak muda sangat antusias mengikuti proses kampanye meskipun dalam situasi pandemi Covid-19 yang membatasi kegiatan sosial. Candra, seorang pemilih pemula berusia 19 tahun, menyatakan bahwa ia dan teman- temannya sangat tertarik mengikuti kampanye dan memperoleh informasi tentang para calon bupati.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 578, "width": 186, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“ Seringkali saya turut serta dalam kampanye dan mendengarkan pidato dari para kandidat Bupati dan Wakil Bupati. Setelah itu, saya mempengaruhi teman-teman saya untuk memilih calon yang saya dukung. ”", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 641, "width": 186, "height": 104, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kampanye adalah salah satu bentuk partisipasi pemilih pemula di Kecamatan Tempe Kabupaten Musi Rawas. Seperti yang diungkapkan dalam wawancara di atas, alasan mengapa pemilih pemula terlibat dalam kampanye bervariasi, selain untuk mendukung kampanye, mereka juga dapat berkumpul dengan teman-teman mereka.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 91, "width": 63, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 117, "width": 225, "height": 304, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran partisipasi politik dalam meningkatkan partisipasi pemilih pemula pada pilkada 2020 di Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas adalah sebagai penyedia informasi. Para pemangku kepentingan memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan partisipasi pemilih pemula karena mereka berada pada posisi yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendapatkan informasi terkait pilkada 2020 di Kabupaten Musi Rawas. Sosialisasi juga membantu masyarakat, terutama pemilih pemula, untuk belajar cara berpartisipasi dengan benar dalam pilkada. Selain itu, sosialisasi dapat memperluas pengetahuan dan wawasan masyarakat dan pemilih pemula tentang pemilihan umum sehingga meningkatkan kesadaran mereka tentang peran sebagai warga negara yang memiliki kewajiban untuk berpartisipasi dalam pemilihan umum.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 435, "width": 225, "height": 285, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rekomendasi yang dapat diberikan oleh ahli peneliti dalam upaya sosialisasi politik bagi partisipasi politik pemilih pemula pada pilkada Tahun 2020 di Kabupaten Musi Rawas adalah meningkatkan peran dari seluruh pihak yang terkait, termasuk KPU, kandidat, keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan tokoh masyarakat, melalui pendidikan politik yang diberikan secara dini kepada pemilih pemula. Hal ini akan membantu meningkatkan kualitas peran pemilih pemula dalam partisipasi politik. Pemerintah sebaiknya menyediakan fasilitas yang mendukung kegiatan pemilih pemula dalam meningkatkan partisipasi mereka dalam dunia politik, seperti pemilu, serta memberikan pendidikan politik khusus bagi para pemilih pemula untuk mendorong mereka berpartisipasi dalam kegiatan politik.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 752, "width": 51, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENSI", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 29, "width": 192, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pencerah Publik, Vol 10 No 2, Oktober 2023, Page 1 – 12", "type": "Page header" }, { "left": 392, "top": 30, "width": 149, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN: 2407-3873 || e-ISSN: 2686-1631", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 805, "width": 11, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "70", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 225, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Andriyendi, D. O., Nurman, S., & Dewi, S. F. (2023).", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 85, "width": 184, "height": 47, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran jejaring sosial dan dampaknya terhadap partisipasi politik pemilih pemula pada Pilkada. Jurnal Pendidikan, Kebudayaan dan Politik, 3(1), 101-111.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 146, "width": 225, "height": 59, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Andhito, R. D. (2022). Dampak Sosialisasi Politik Oleh KPU Kota Semarang Terhadap Partisipasi Pemilih Awal Pada Pilkada Serentak 2020 (Disertasi Doktor, Institut Pemerintahan Dalam Negeri).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 219, "width": 225, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arifin, 2010. Fungsi media Massa dalam ranah sosial dan politik. Yogyakarta : pustaka pelajar.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 255, "width": 225, "height": 59, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Baihaki, A. H. (2021). Tugas Komisi Pemilihan Umum dalam Memberikan Sosialisasi Politik Bagi Pemilih Pemula dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum Menurut Fiqh Siyasah (Studi Pada", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 317, "width": 185, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Komisi Pemilihan Umum Kota Bandar Lampung) (Disertasi Doktor, UIN Raden Intan Lampung).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 365, "width": 225, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Budiardjo, Miriam, 1994. Kehidupan Demokrasi di Indonesia, Jakarta: PT Gramedia Pustaka", "type": "List item" }, { "left": 97, "top": 390, "width": 32, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Utama.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 414, "width": 225, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Effendy, 2009. Transparansi Media Massa. Jakarta:", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 426, "width": 67, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prenada Media.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 450, "width": 225, "height": 71, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Novianty, F., & Octavia, E. (2018). Fungsi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam Meningkatkan Partisipasi Politik Bagi Pemilih Awal di Kabupaten Pontianak Barat. Cakrawala Sosial: Jurnal Pendidikan Sosial, 5(2), 293- 303.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 535, "width": 225, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Haris, 2012. Peran dan Tugas Media Massa dan Komunikasi. Bandung: PT. pustaka sinar harapan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 584, "width": 225, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Herman, S., Malik, I., & Sari, R. (2021). Sosialisasi Politik", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 596, "width": 185, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terhadap Partisipasi Pemilih Awal Dalam", "type": "List item" }, { "left": 97, "top": 609, "width": 184, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pilkada di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Kajian Ilmiah Mahasiswa Administrasi Publik (KIMAP), 2(4), 1371-1383.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 657, "width": 225, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ida, Rachmah, 2012. Komunikasi Politik, Media, dan Kehidupan Demokrasi. Grup Media Pranada.", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 682, "width": 34, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 706, "width": 225, "height": 46, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kurniawan, R.C. (Januari 2013). Orientasi Politik Pemilih Baru pada Pilkada Pringsewu Tahun 2011 (Studi Pada Siswa SMA di Kabupaten Pringsewu). Jurnal Ilmu Hukum, 7(1).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 73, "width": 225, "height": 47, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lestari, E.Y., & Arumsari, N. (2018). Partisipasi Politik Pemilih Pertama dalam Pemilihan Walikota Semarang di Kota Semarang. Integralistik, 29(1), 10.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 134, "width": 225, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Moleong, L.J. (1991). Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 170, "width": 225, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nur, W. dan P.S. (2018). Partisipasi Politik Pemilih Pertama dalam Pemilihan Umum. Jupiis:", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 195, "width": 184, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 10(1), 57. https://doi.org/10.24114/jupiis.v10i1.8407", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 231, "width": 225, "height": 47, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Putri, M.P. (2016). Peran KPU dalam Sosialisasi Pilpres Sebagai Upaya Meningkatkan Partisipasi Politik Masyarakat pada Pilpres 2014 di Kalbar. Ilmu Komunikasi e-Journal, 30-34.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 292, "width": 225, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prasetyo, W.D., Harsan, T., & Pujiyana, P. (2019).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 304, "width": 225, "height": 120, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Partisipasi Politik Pemilih Pertama pada Pemilihan Umum Tahun 2019 di Desa Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Sosial (CESSJ), 1(1). Sari, P.D.S., Rube'i, M.A., & Firmansyah, s. (2022). Peran Komisi Pemilihan Umum (KPU) Dalam Melaksanakan Fungsi Sosialisasi Politik Bagi", "type": "Table" }, { "left": 356, "top": 426, "width": 184, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemilih Pertama Kali di Kota Pontianak.", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 438, "width": 182, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karakter Dan Kewarganegaraan, 2(2), 39-50.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 462, "width": 225, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sekretariat Biro Teknis dan Humas KPU, 2010. Modul", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 475, "width": 180, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemilih Pemula, Jakarta: KPU Vol 1 No. 260.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 499, "width": 225, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "S.H Surandajang. 2013. Pilkada Langsung. Firman Penerbit. Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 535, "width": 225, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sinaga, Kasturios 2003. Pemilihan Walikota dan Bupati Secara Langsung. Yogyakarta. Pustaka.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 572, "width": 225, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supono, Sapto 2005, Penyimpangan Pilkada. Bandung.", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 584, "width": 111, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PT. Pustaka Sinar Harapan.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 608, "width": 225, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suyanto Bagong 2005, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung PT. Orbit Sakti.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 645, "width": 225, "height": 46, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syarif, M. (2016). Pengaruh Sosialisasi Politik dan Status Sosial Ekonomi Terhadap Partisipasi Politik Pada Pemilihan Walikota Tahun 2015 Di Kelurahan Air Putih Kota Samarinda. e-Jurnal", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 693, "width": 111, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tata Kelola Integratif, 4(4).", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 718, "width": 225, "height": 46, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wahyudi, M.I., & Adnan, M.F. (2019). Dampak Pengenalan Politik Terhadap Partisipasi Pemilih Baru Pada Pilkada Kota Padang Tahun 2018. Jurnal Perspektif, 2(3), 157-163.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 30, "width": 368, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 st Agus Tiansah. 2023. The Impact Of Political Socialization On Initial Voter Engagement In The 2020", "type": "Page header" }, { "left": 530, "top": 805, "width": 11, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "71", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 225, "height": 34, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wardhani, P.S.N. (2018). Partisipasi Politik Pemilih Pertama dalam Pemilihan Umum. Jupiis: Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 10(1), 57-62.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 122, "width": 225, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Warsito, 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 158, "width": 225, "height": 83, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wibowo, M.T., & Hasan, E.H.E. (2017). Sosialisasi Politik Bagi Pemilih Baru di Lingkungan Keluarga (Studi Kasus Kabupaten Lueng Bata B. Aceh); Sosialisasi Politik Bagi Pemilih Di Lingkungan Keluarga (Studi Kasus Kecamatan Lueng Bata B. Aceh). Jurnal Penelitian Ilmiah Mahasiswa Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2(2), 536-551.", "type": "Text" } ]
5b111412-a73b-0c7f-1e23-4362ad08c843
https://ejournal.brin.go.id/kalpataru/article/download/3024/2735
[ { "left": 493, "top": 791, "width": 17, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "119", "type": "Page footer" }, { "left": 336, "top": 45, "width": 175, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KALPATARU Vol. 32 No. 2, Desember 2023 (119-136)", "type": "Page header" }, { "left": 117, "top": 81, "width": 360, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ENIGMATIC PERFORATED STONE DISK AND GROOVED STONES FROM THREE CAVE SITES IN SUMATRA", "type": "Section header" }, { "left": 147, "top": 126, "width": 304, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cakram Batu Berlubang dan Batu Bergores yang Enigmatik dari Tiga Situs Gua Hunian di Sumatra", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 173, "width": 388, "height": 128, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mohammad Ruly Fauzi 1 2 , Truman Simanjuntak 2 , and Hubert Forestier 3 1Research Center for Archaeometry, National Research and Innovation Agency, Indonesia 2Center for Prehistory and Austronesian Studies (CPAS), Indonesia 3UMR 7194 HNHP, CNRS, Équipe PRÉTROP, MNHN, Musée de l'Homme, 75116 Paris, France moha065 @brin.go.id Manuscript received : 27 November 2023 Manuscript revised : 12 December 2023 Manuscript accepted : 31 December 2023", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 315, "width": 429, "height": 145, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract. Ground stone tools, especially perforated stone disks and grooved stones are rarely discussed in Indonesian prehistory. In terms of quantity and workmanship, these artifacts are fairly unique. They are rare finds, which makes it difficult to compare with the other references. Moreover, their technological aspect still needs to be widely understood by academics. For the first time in Indonesia, this article will discuss perforated stone disks and grooved stones in the context of prehistoric cave sites in Sumatra. Through formal analysis of the attributes at medium to high magnification, we provide a reference for the technological aspects and the context of the artifacts. Our study reveals that both types of artifacts appear to relate to aquatic practices. The practical function of these artifacts is associated with a fishery tradition on the inland rivers. Our argument is corroborated by the remnants of aquatic fauna associated with the two types of artifacts. Additionally, perforated stone disks that have been previously reported in mainland Southeast Asia and this study extends the distribution to Sumatra, suggesting a connection between the cultural entities of prehistoric populations that inhabited insular and mainland Southeast Asia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 461, "width": 348, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Perforated Disk, Grooved Stone, Ground Stone Tool, Prehistory of Sumatra", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 488, "width": 428, "height": 182, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak. Artefak dari batu kerakal, khususnya cakram batu berlubang dan batu bergores jarang dibahas oleh para prasejarawan di Indonesia. Padahal baik dari segi kuantitas maupun kualitas penggarapannya, artefak tersebut dapat dibilang unik. Jumlahnya seringkali terbatas sehingga sulit untuk mendapatkan referensi pembanding. Sedangkan dari aspek teknologi pembuatan, keduanya masih belum banyak dipahami oleh akademisi. Untuk pertama kalinya di di Indonesia, artikel ini akan membahas cakram batu berlubang dan batu bergores yang berada dalam konteks situs hunian gua prasejarah di Sumatra. Melalui analisis formal terhadap atribut bentuk dengan perbesaran sedang hingga tinggi, kami mencoba memperkenalkan aspek teknologis serta konteks dari artefak tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa kedua tipe artefak tampaknya berkaitan erat dengan budaya perairan di pedalaman. Hal ini juga didukung oleh temuan fauna akuatik yang berasosiasi dengan kedua tipe artefak. Selain itu, cakram batu berlubang yang sebelumnya banyak dilaporkan berasal dari wilayah Asia Tenggara Daratan, berkat studi ini terungkap bahwa distribusinya pun mencapai pulau Sumatra. Hal tersebut semakin mempertegas adanya kaitan entitas budaya dari populasi prasejarah yang menghuni kepulauan Asia tenggara dengan wilayah Asia Tenggara Daratan. Kata kunci: Cakram Batu Berlubang, Batu Bergores, Alat Batu Berbahan Kerakal, Prasejarah Sumatra", "type": "Text" }, { "left": 252, "top": 172, "width": 2, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ",", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 790, "width": 17, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "120", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 175, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KALPATARU Vol. 32 No. 2, Desember 2023 (119-136)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 81, "width": 82, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 96, "width": 209, "height": 428, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "It is common that some peculiar specimens are recovered among prehistoric artifact assemblage. Usually, they are limited in number and show atypical morphology, leading to questions about their significance to past civilizations. This is the case here, where we have found several artifacts unearthed from the prehistoric cave sites of Sumatra (Figure 1). These consist of four specimens of clearly modified or worked stone that were recovered from three sites: Gua Mesiu, Gua Harimau and Gua Pondok Silabe 1. The first site is located in Bukit Bulan (BB) karstic area, Sarolangun, Jambi. The latter two sites are situated in the karstic area of Padangbindu (PB), Ogan Komering Ulu, South Sumatra. All four of the artifacts were collected at different times, between 2002 to 2019 by Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas), Institut de Recherche pour le Développement (IRD), and Balai Arkeologi Sumatra Selatan (Balar Sumsel). Here we provide a more detail description of these four specimens, along with the associated finds and regional context. The purpose is to introduce their distinctive attributes, generate idea of their function, and provide an insight on the chrono-cultural context.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 525, "width": 209, "height": 244, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In Sumatra, the antiquity of lithic technology can be traced back to the Paleolithic period. It is represented by the discovery of heavily patinated, large, and thick stone implements along the riverbed in Kikim, Tambangsawah, Kalianda (Soejono 1961, p. 217) and Ogan River (Forestier et al ., 2017, pp. 8–9). Apart from their apparently simple technological attributes, these open-air sites lack an absolute chronology, so the deep antiquity is only assumed. More information on the development of lithic technology with robust chronostratigraphic position comes from cave sites ( e.g. Bronson and Asmar, 1975; Wiradnyana and Setiawan, 2011; Fauzi, 2016; Fauzi and Budisantosa, 2016) and some", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 81, "width": 208, "height": 153, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "settlement sites in the highlands of Sumatra ( e.g . Bonatz, 2004; Guillaud et al ., 2006). However, most discussions from sites with well-defined stratigraphic contexts are focus on knapped products such as flakes and cores. Other type of artifacts such as ground stone tool usually only briefly referred to as ‘associated finds’ or as part of a specific cultural entity (Indriastuti and Widianto, 2007, p. 45; e.g. see Fauzi et al. , 2023, p. 15).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 249, "width": 213, "height": 31, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1.1 Limitation and Regional Context of Perforated Disks and Grooved Stones", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 280, "width": 214, "height": 306, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Stone shaping comprises various kinds of intentional modification, such as knapping, abrading, and perforating. The concept of its production is fundamentally based on a volumetric reduction of natural cobbles, pebbles, or stone fragments by any means. This method may produce many types of lithic artifacts, such as choppers, jewelry, spindle whorl, pestle and mortar, and even a portable art. Here we confine our interest to ground stone tools, as defined by Wright (1992) as “ any (stone) tools made by combinations of flaking, pecking, pounding, grinding, drilling and incising ”. Furthermore, we focus on perforated disk and grooved modification to ground stone tool, in particular those from the prehistoric cave settlement sites of Sumatra. We realize that these artifacts are rarely discussed among the Indonesian archaeologists and have never been published either.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 586, "width": 209, "height": 184, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perforated disks are one of the types of a ground stone tool that are distributed worldwide with various names. Some of scholars define them by their morphology, such as donut/ doughnut stone , bored stone , and perforated stone/disk (Linehan, 1951; e.g. Tomasic, 2012; Imdirakphol et al ., 2017; Yinghua et al ., 2021). Some have also named it after its presumed or deduced function, such as pump- drill flywheel , weight stone , net sinker , spindle whorl , and digging/dibble stick weight . Here, we use the term “ perforated disk ” to describe", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 46, "width": 287, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Enigmatic Perforated Stone Disk and Grooved Stones from Three Cave Sites in Sumatra, Mohammad Ruly Fauzi, Truman Simanjuntak, Hubert Forestier", "type": "Text" }, { "left": 494, "top": 790, "width": 17, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "121", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 81, "width": 208, "height": 92, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "the general shape ( i.e. disk) and main attribute ( i.e. perforation). We define a perforated disk as a stone tool from an archaeological context that exhibits a quasi -flat-rounded shape with a single perforation on its middle that goes through its both faces.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 173, "width": 209, "height": 321, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The distribution of perforated disks are quite widespread across the countries in Mainland of Southeast Asia (MSEA, Figure 1), such as in Myanmar, Thailand, Laos, and Vietnam (Linehan, 1951; Sørensen, 1975; Imdirakphol et al ., 2017; Higham, 2021; Yinghua et al ., 2021). In the Far East, the distribution of perforated disks covers an even broader area, comprising China, Japan, Korea, and Taiwan (Kim, 1978; Aikens and Higuchi, 1982; Solheim II, 1996; Yinghua et al ., 2021). In contrast to the MSEA, perforated disks are hardly ever found in Insular Southeast Asia (ISEA). Perforated disks are occasionally associated with the production of semi- precious stone bracelets from the Javanese Late-Neolithic sites (Heekeren, 1972; Soejono et al ., 1993; Sulistyarto et al ., 2021) that are morphologically different to those found in MSEA sites. Perforated disks from the Javanese Neolithic sites are generally polished", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 81, "width": 208, "height": 46, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "with a large hole in the center that appears to fit on the wrist. That is why they are called stone bracelets.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 127, "width": 208, "height": 367, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Other types of ground stone tools that are also rarely found or discussed are grooved stones. They are small portable artifacts made of natural cobbles or stones with grooves on the surface. Grooves on a stone or other material in an archaeological context have long been associated with the symbolic behavior of ancient populations ( e.g. d’Errico and Henshilwood 2011; Hooder 1989; Joordens et al . 2015) . This interpretation, of course, is elaborated with their contextual information and associated finds. Moreover, others also interpreted the practical use of grooved stones as a weight stone or sinker (Pedergnana et al ., 2021). In the Near Eastern region, grooved stones are associated with producing and maintaining small-pointed tools such as bone awls (Usacheva, 2016). Unfortunately, in Southeast Asia there is a lack of published information regarding the discovery of grooved stone artifacts. Thus, a description of its morphological characteristic is needed to open broader discussions of this peculiar type of stone tool.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 713, "width": 374, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1. Current distribution of perforated disks across the MSEA (for the name of localities, see and refer to Imdirakphol ., 2017) indicated with black dot. Novel findings of perforated disks (Bukit Bulan) and grooved stone (Padangbindu) in Sumatra, in the western part of Insular Southeast Asia, indicated with white dot. Until now, the four artefacts are the very first to be discovered in ISEA (Source: https://freevectormaps.com with modifications by the author)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 790, "width": 17, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "122", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 175, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KALPATARU Vol. 32 No. 2, Desember 2023 (119-136)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 81, "width": 127, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Materials and Method", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 97, "width": 209, "height": 596, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Materials analyzed (Figure 2, 5, and 6) and described here comprised of two perforated disks from Gua Mesiu (now stored in the BRIN co-working space, Palembang) and two grooved stones that originate from Gua Harimau (stored in the si Pahit Lidah Museum, Padangbindu) and Gua Pondok Silabe 1 (stored in BRIN RP Soejono Science Area, Jakarta). All of the four specimens were collected from the excavation of those cave sites. This small number of specimens (n=4) emphasizes their distinctive morphology, as all were recovered from large archaeological assemblages. Observations encompass both macroscopic and microscopic observation, with low magnification optical Stereo Microscope Euromex SB1903P. We also generated a Scanning Electron Microscope (SEM) image in the SEM-EDS UPP Chevron- ITB facility, indirectly using acrylic resin molded to a polyvinyl siloxane mold that was taken off one of the perforated disks. To acquire an appropriate sample for SEM imaging, we followed the sampling protocols proposed by Camarós et al. (2016), Janice Li et al. (2012), and Rose (1983). The purpose was to generate a clear topographical image of the altered/modified surface of the artifact. Documentations were made on all four specimens using a digital camera equipped with an EF50mm f/2.5 compact macro lens to produce vivid images of superficial features such as pits and striations. Radiocarbon dates from the sites being discussed here were calibrated using OxCal version 4.4. after Bronk Ramsey (2021) with atmospheric data taken from Reimer et al. (2020), provided in calBP (calibrated before present) using 2σ at 95.4% probability.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 693, "width": 209, "height": 76, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To allows for replicability and comparison elsewhere, our study used the technical nomenclature for ground stone tools in Levant after Wright (1992). Using a descriptive approach, we observed the", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 81, "width": 208, "height": 321, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "metric and morphological attributes of four specimens of worked cobbles as our primary data. We also employed the same observations to the secondary data extracted from the literature, imitated to the Southeast Asian region. To obtain morpho-metrical data from the secondary sources, we performed indirect measurement of perforated stone artifacts from the MSEA. Indirect measurements are carried out on published photographs of perforated stone disks accompanied by a scale bar. Thus, it allows pixel-based measurements by using ImageJ 1.54d software version 1.8.0_345 on the Windows x64 operating system. Afterward, the Zingg diagram (Zingg 1935 in Allaby, 2008) was employed to obtain a robust classification on tridimensional shape of the specimen. This diagram allowed us to compare the primary and secondary data, particularly to the perforated stones disk from the MSEA ( e.g. Sørensen, 1975; Imdirakphol et al. , 2017).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 418, "width": 126, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1 Technical terminology", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 433, "width": 208, "height": 138, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The formal description in our research is designed to enable replicability and comparative use elsewhere. Hence, we adopted a series of nomenclatures from the fields of archaeology and geology (Wright, 1992; e.g. Inizan et al ., 1999; Odell, 2003; Zingg 1935 in Allaby, 2008; Rapp, 2009) to produce a robust assessment covering the raw material, morphology, and technological aspects.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 571, "width": 208, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Material (Wright, 1992; Inizan., 1999; after Odell, 2003; Rapp, 2009) The type, size, and general outline/shape of a raw material can provide a hint to the source type and procurement strategy. Below is an explanation of the raw material aspects and the initial aspects discussed in this paper.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 678, "width": 197, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a.1. cobble or pebble (after Wright, 1992; Odell, 2003)", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 709, "width": 197, "height": 60, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Waterworn or riverine stone nodule with a sub-rounded or rounded surface, thus considered as a secondary source from its geological context.", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 46, "width": 287, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Enigmatic Perforated Stone Disk and Grooved Stones from Three Cave Sites in Sumatra, Mohammad Ruly Fauzi, Truman Simanjuntak, Hubert Forestier", "type": "Page header" }, { "left": 494, "top": 790, "width": 17, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "123", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 81, "width": 197, "height": 138, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a.2. blank (after Inizan et al ., 1999; Odell, 2003) A piece of stone intended for further modification or shaping, and may or may not have prior shaping. They can be obtained directly from the source (unmodified) or by detaching a large, thick flake from cobble or other block of raw material.", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 219, "width": 124, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a.3. slate (after Rapp, 2009)", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 234, "width": 197, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A fine-grained clastic sedimentary rocks, which occurs in various colors and generally shows lamination parallel to their original bedding, resulting in a slaty cleavage. They have a hardness of around 2.5–4 on the Mohs hardness scale, thus are relatively easy to shape or carve but are largely unsuitable for knapping.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 357, "width": 140, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a.4. andesite (after Rapp, 2009)", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 372, "width": 197, "height": 76, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A fine-grained, dark-colored igneous rock with hardness between 4–6 on the Mohs hardness scale, moderately easy for shaping by any technique, including knapping.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 448, "width": 199, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Shape (after Wright, 1992; Imdirakphol et al ., 2017)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 479, "width": 208, "height": 92, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "We followed the terminology proposed by Zingg (1935 in Allaby 2008) to describe the shape of a blank being used to making perforated disks and grooved stones. Cobbles can be classified into at least four shape categories as follows.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 571, "width": 197, "height": 76, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b.1. prolate/elongate Having an elongated shape with a ratio of width to thickness that is almost equal, but both of which are far shorter than the long axis.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 648, "width": 197, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b.2. oblate A flat or disk-shape with a ratio of length to width that is almost equal, but both of which are far larger than the thickness.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 709, "width": 147, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b.3. biconical perforation section", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 724, "width": 197, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The shape of a hole in cross-section, which is formed by two conical perforations with opposite faces that", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 81, "width": 197, "height": 107, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "meet in the middle to form a biconical or ‘hour-glass’ shaped perforation. b.4. cylindrical perforation section The shape of a hole in cross-section, formed by a single conical perforation that travels through the specimen from one side only.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 188, "width": 208, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Modification /Shaping (after Wright, 1992;", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 204, "width": 141, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inizan et al ., 1999; Odell, 2003)", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 219, "width": 208, "height": 91, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The production of a non-flaked stone tool in general, encompasses various techniques to alter the initial shape of a natural cobble that is being used as support/blank. Conceptually, the modifications made emphasize the reduction (remove) of the support/blank.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 311, "width": 53, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c.1. pecking", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 326, "width": 197, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The process of removing excess parts of a surface through hammering or battering, to obtain an intended shape or to reduce the dimensions of a blank.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 387, "width": 57, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c.2. grinding", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 403, "width": 197, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abrasion of a specimen by rubbing against an abrasive surface, to remove excess parts uneven surfaces or to obtain an intended shape.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 464, "width": 53, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c.3. incising", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 479, "width": 197, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cutting of fine grooves on the surface of a specimen, resulting in either a narrow, rounded, or rectangular canal in a cross- section.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 540, "width": 52, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c.4. drilling", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 556, "width": 197, "height": 76, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Any rotary movement performed with a pointed tip to remove some material, and leaving either a circular or sub- circular hole on the surface. The hole can be partial or fully penetrate a specimen.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 632, "width": 208, "height": 137, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Metrics and Orientation (after Wright, 1992) To obtain tridimensional measurements of the perforated disk, we measure the specimens’s maximum value of length, breadth/width, and thickness. Maintaining its consistency, the measurement of length and breadth were taken with the ‘face’ (where hole is visible) oriented facing the observer. Meanwhile, the thickness is the maximum dimension taken with the margin", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 790, "width": 17, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "124", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 175, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KALPATARU Vol. 32 No. 2, Desember 2023 (119-136)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 81, "width": 208, "height": 76, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "oriented facing the observer. In technological orientation, the ‘face’ of an artifact is where the intentional modification is visible and ‘margin’ refers to the long lateral sides of the specimen (Wright, 1992).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 173, "width": 122, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Result and Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 188, "width": 212, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1 Perforated Disks of the Bukit Bulan Karstic Area", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 219, "width": 185, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Two perforated disks ( PD1 and PD2 )", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 234, "width": 209, "height": 229, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "were found during a trial excavation in Gua Mesiu (lat. -2.652846; long. 102.424479; alt. 254 m asl) in 2019. The cave is located at Napal Melintang Village, Limun District, Sarolangun Regency, Province of Jambi (Figure 1). Gua Mesiu is situated on a Cretaceous-Jurassic limestone formation that belongs to the Mersip Member of the Peneta Formation (Suwarna et al ., 1992). The limestone outcrops in the area are known as Bukit Bulan by the locals, which is also related to their cultural identity as the “ margo (clan) Bukit Bulan ”. The general physiography of the area is dominated by residual steep limestone hills and karst towers, each separated by narrow valleys utilized as", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 81, "width": 208, "height": 229, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "paddy fields by the locals. Several underground channels penetrated the hills and made their way to the surface as natural creeks. The lowlands are eroded by numerous small creeks that flow to the Sungai Limun and Sungai Ketari rivers. These rivers transport and deposit polymictic cobbles (mainly fine-grained clastic sedimentary rock, such as limestone and shale or slate) along its course. Some silica-rich rocks such as obsidian, petrified-wood, and chert that origins as embedded in cave deposits as allochthonous material are available at some riverine deposits outside the Bukit Bulan karstic area (Fauzi and Budisantosa, 2016; Fauzi, Wibowo and Wibawa, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 311, "width": 208, "height": 152, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Gua Mesiu site is one of the largest caves located in the southern part of Bukit Raja. The cave is situated on a steep hill on the westernmost part of the Bukit Bulan Karstic area. In 2019, three test pits were placed near the entrance (TP1, 150x150 cm and TP3, 150x100 cm) and the main chamber of the cave (TP2, 150x150 cm). Although the three test pits exhibit the existence of anthropogenic deposits, the densest archaeological findings", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 735, "width": 243, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 2. Perforated disks (PD1 and PD2) made of slate recovered from the excavation of Gua Mesiu at Bukit Bulan karstic area (Source: Fauzi et al ., 2023)", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 46, "width": 287, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Enigmatic Perforated Stone Disk and Grooved Stones from Three Cave Sites in Sumatra, Mohammad Ruly Fauzi, Truman Simanjuntak, Hubert Forestier", "type": "Page header" }, { "left": 494, "top": 790, "width": 17, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "125", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 81, "width": 208, "height": 138, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "only appear in TP1 and TP3 squares. Two perforated stones were found from TP3 square at a depth of 40-45 cm below the cave floor (Fauzi et al ., 2019). These artifacts were made of slate, one of a fine-grained and relatively soft rock that is abundantly available in the rivers and creeks nearby the site. The archaeological context, age, and associated finds are discussed in a later section (3.3).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 219, "width": 209, "height": 291, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In general, perforated disks from Gua Mesiu show similar outlines, which is quasi- oval shape on its face side. Meanwhile, on its margin side, both specimens show a plano- convex cross-section. The specimens each weigh 85 grams for PD1 and 184 grams for PD2, which corresponds to their different dimensions. The measurement of PD1 and PD2 yielded oblate shape based on the Zingg Diagram, comparable to most of the perforated disks from Thailand sites in MSEA (Figure 3). With a thickness of between 12-19 mm, the perforated disks from Gua Mesiu site are thinner compared to those found in MSEA (e.g. Changwat Tak, Doi Pha Kan, and Tham Lod rockshelter), which have an average thickness of 41.48 mm (and description from Sørensen, 1975; based on our indirect measurement to the published material by (Imdirakphol et al ., 2017).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 81, "width": 208, "height": 184, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Along their margins several notches were found, most probably carried out by a careful trimming by pecking. Smooth surfaces appear on both faces of PD1 and PD2, probably due to grinding with some abrasion scars, such as linear and concentric striations. Some striations are also driven by a slaty-cleavage along the natural foliation structure in slate. This foliation structure seems to affect the orientation of the artifacts, where the faces of the specimens are parallel to the planar arrangement of the slate that was used as raw material.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 265, "width": 208, "height": 244, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The hole have been placed almost in the center of the artifacts, however on PD1 the hole is located slightly away from the center. Both specimens show biconical perforations that penetrated both faces. Low magnification observations revealed some traces of pecking, especially on the outer area of perforations. Moreover, concentric striations also appear on the surfaces of perforated areas, following the slaty-cleavage of the raw material. A high magnification observation using SEM on the PD2 specimen revealed rounded surfaces, evidence of repetitive contact with a soft material. The SEM image also shows a stepped- breakage that became a part of concentric striation on the perforated surface.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 729, "width": 377, "height": 33, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 3. Comparison of the shape of blank being used for perforated disk in the MSEA (represented by samples from Thailands) and Sumatra in ISEA using the Zingg Diagram (after Zingg 1935 in Allaby, 2008). The lower picture shows the alignment of measurements taken", "type": "Text" }, { "left": 248, "top": 761, "width": 99, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Source: Fauzi et al ., 2023)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 790, "width": 17, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "126", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 175, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KALPATARU Vol. 32 No. 2, Desember 2023 (119-136)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 348, "width": 206, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2 Grooved Stones of Padangbindu Karstic Area", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 379, "width": 209, "height": 198, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Two specimens of small elongated or prolate-shaped cobble stones with thin, narrow grooves were collected from the excavations of two cave sites in the karstic region of Padangbindu, Ogan Komering Ulu Regency, South Sumatra Province (Figure 1). Some similarities occur between the two specimens, especially in their general shape and raw material. The raw material used is a dark-gray andesitic stone that is available locally in Air Ogan, the largest river of the area, as well as its tributaries such as the Semuhun, Aik Tawar, and Aik Aman rivers.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 578, "width": 209, "height": 183, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The first grooved stone (GS1) originated from Gua Silabe 1 (lat. -4.067222; long. 103.932069; alt. 110 m asl.). Specimen GS1 was found in LU1 ( Lubang Uji 1 or test pit 1) during the 2002 fieldwork. It was recorded as ‘batu bergores’ (incised/grooved stone) with inventory number SLB1/02/LU1/2256. The specimen was unearthed from a light brown sandy-clay layer (layer 2), at the depth of 77 cm below the cave floor. It was found together with potsherds and flake tools made of obsidian, chert, and andesite (Simanjuntak et al ., 2006).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 348, "width": 208, "height": 321, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Specimen GS1 (Figure 5) has dimensions of 48 x 11 x 10 mm and weighs 9 grams. This specimen appears to be broken and missing part of its margin and tip, leaving what we estimate to be 75% of its original shape. The end of the artefact has a 0.5 mm width and 0.3 mm deep groove that has filled with a white hard substance, possibly carbonate concretion precipitating from the limestone cave. Several fine linear striations are observable on its margins or lateral and faces, adjacent to the groove line. These fine linear striations were most likely produced by grinding during the shaping process. A slightly flat surface is observable at one of its intact lateral sides, where the grooved line ended. Most likely, this grove was also produced by a grinding technique. Excepting its broken part, a smooth and even surface occurs on all sides of the artifact, creating a shiny effect when exposed to light.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 669, "width": 208, "height": 92, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Another grooved stone ( GS2 , Figure 6) was found during the excavation of ‘stratigraphical-unit a’ (S.U. a) of D10 square in Gua Harimau (lat. -4.074028; long. 103.931111; alt. 112 m asl.) (Simanjuntak, 2016). The grooved stone from Gua Harimau", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 295, "width": 409, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 4. Comparison of the shape of blank being used for perforated disk in the MSEA (represented by samples from Thailands) and Sumatra in ISEA using the Zingg Diagram (after Zingg 1935 in Allaby, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 317, "width": 228, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The lower picture shows the alignment of measurements taken", "type": "Text" }, { "left": 249, "top": 328, "width": 99, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Source: Fauzi et al ., 2023)", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 46, "width": 287, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Enigmatic Perforated Stone Disk and Grooved Stones from Three Cave Sites in Sumatra, Mohammad Ruly Fauzi, Truman Simanjuntak, Hubert Forestier", "type": "Page header" }, { "left": 494, "top": 790, "width": 17, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "127", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 81, "width": 208, "height": 321, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(GS2) was found in a dark brown clay layer, at the depth of 50-60 cm below the datum point, or approximately 10-20 cm below the present cave floor. The artefact was found along with a numerous obsidian flakes and potsherds. At the same depth, a human burial in a flexed position was also unearthed, accompanied by a small globular polished-jar as a burial gift. Stratigraphical unit a in Gua Harimau is well-dated to between 1830-1736 calBP (BTN-13024). This date corresponds to the last phase of prehistoric burial activity from the Paleometalic or Protohistoric period of the area (Fauzi, Oktaviana, and Budiman, 2016; Fauzi et al ., 2023). The date also fits well with the Paleometalic layer from the neighboring site, Gua Silabe 1 which has an occupation phase dated to between 1345-793 calBP (1180±140 BP) and 1867-1602 calBP (1825±47 BP) ) (Simanjuntak et al ., 2006; no lab number).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 403, "width": 209, "height": 91, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Specimen GS2 is a completely intact artifact (Figure 6) that clearly exhibits two fine, narrow grooves on both of its primary faces. The grooves observed on both ends of GS2 specimen are placed at the center, with the same orientation. Both of the linear", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 81, "width": 208, "height": 245, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "grooves are unconnected and show tapering ends on both sides. The dimensions of the artifact are 48 x 15 x 15 mm, thus giving an almost symmetric tabular shape with rounded ends. The surface of the artifact is smooth, but some pores are still visible with the naked eye. Notably, some traces of red pigments, possibly of ochre (hematite), occur on the surface of the artifact. However, we found no clear pattern of the ochre distribution, yet no association to the strongest attributes of GS2 specimen ( i.e . the groove lines). Although there are no striations or abrasion marks left, the smooth surface and evenness of its shape indicate that the manufacturing process for GS2 must have incorporated a grinding technique.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 326, "width": 208, "height": 168, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Under a low magnification (Figure 6), the inner part of the grooved lines shows a relatively even and smooth surface compared to the rest of the artefact surface. Moreover, the canal on GS2 specimen shows an ‘U-shaped’ profile with no striations or abrasion marks that would normally be left by a hard, sharp object. The smooth and even surfaces inside the canals therefore likely resulted from a repetitive contact with a kind of soft abrasive material after the groove line was made.", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 736, "width": 250, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 5. A broken piece of a small engraved elongated cobble stone made of andesite found in Gua Silabe cave excavation 2022", "type": "Caption" }, { "left": 255, "top": 758, "width": 99, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Source: Fauzi et al ., 2023)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 790, "width": 17, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "128", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 175, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KALPATARU Vol. 32 No. 2, Desember 2023 (119-136)", "type": "Page header" }, { "left": 98, "top": 286, "width": 402, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 6. Grooved stone from Gua Harimau (GS2) No. HRM/13/D10/4/NON which show disconnected, thin, narrow grooves on both of its ends. Notice a different degree of smoothness between the inner surface of the ‘u shape’ canal and the outer surface, which in contrast is quite uneven and more porous (Source: Fauzi et al ., 2023)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 344, "width": 417, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Morphological description and contextual findings of perforated disks and grooved stones from Sumatran cave sites.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 760, "width": 93, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Source: Fauzi et.al., 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 737, "width": 427, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Abbreviations: PS=Perforated disk; GS=Grooved Stone; MSU=Gua Mesiu; SLB1=Gua Silabe 1; HRM=Gua Harimau. See the text for calibrated radiocarbon ages.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 375, "width": 20, "height": 18, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Code* No.", "type": "Picture" }, { "left": 95, "top": 371, "width": 414, "height": 364, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Site, Artifact ID*, Provenance Dimension (in mm) and shape Weight (in gr) Age (in thousand/ kilo years) Associated Artifacts Brief Description PD1 Gua Mesiu MSU/19/TP3/9/No. 7 layer f depth -44 cm below the surface (Fauzi ., 2018, 2019). 110 x 71 x 12 oblate 85 ca. 1.9 ka BP (BATAN, lab number not available Fauzi . 2018; 2019). Lithic tools (mostly flakes), cord- marked pottery, vertebrate remains An oblate red-colored slate with a biconical perforation (Ø 12 mm) going through its center. The shape most likely was modified by pecking and grinding, resulting a plano-convex cross- section. PD2 Wuida, Desa Rusoh 108 x 91 x 19 oblate 184 ca. 1.9 ka BP (BATAN, lab number not available Fauzi . 2018; 2019). Lithic tools (mostly flakes), cord- marked pottery, vertebrate remains An oblate green color slate with a biconical perforation (Ø 13 mm) going through its middle part. The shape most likely was modified by pecking and grinding, resulting a plano-convex section. GS1 Ceruk Pampini, Desa Bowon baru 48 x 11 x 10 prolate/elongate, broken 9 ca. 1.8-2.7 ka BP (Forestier ., 2006, p. 187) Lithic tools (mostly flakes), cord- marked pottery Broken piece (approximately 75%) of a small smooth elongated andesite cobble with one incision at the middle of its surviving end. Groove is approximately 0.5 mm wide and 0.3 mm deep. Microscopic traces of linear abrasions were observed on the surface. GS2 Makatara, Beo Utara 48 x 15 x 15 prolate/elongate 32 ca. 1.7 ka BP (Fauzi ., 2023, p. 8) Polished globular jar, extended supine human burial (I.71), lithic tools (mostly flakes) Smooth small elongated andesite cobble with two linear incisions at the middle of its ends. Grooves are 1.5 mm wide and 1 mm deep. Engraved lines are not connected but have the same orientation.", "type": "Table" }, { "left": 227, "top": 46, "width": 287, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Enigmatic Perforated Stone Disk and Grooved Stones from Three Cave Sites in Sumatra, Mohammad Ruly Fauzi, Truman Simanjuntak, Hubert Forestier", "type": "Page header" }, { "left": 494, "top": 790, "width": 17, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "129", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 81, "width": 212, "height": 61, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.3 Contextualizing perforated disks and grooved stones from Sumatran Cave Sites The perforated disks of Gua Mesiu", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 142, "width": 209, "height": 444, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(specimens PD1 and PD2) were found in association with abundant numbers of heavily fragmented vertebrate remains as well as flakes made of silica-rich rocks such as obsidian, chert, and petrified-wood (Fauzi et al ., 2018, 2019). These artefacts approximately reflect the general toolkits and subsistence among the prehistoric settlers of Gua Mesiu. However, the most significant information for the context of perforated disks was derived from a small number of potsherds collected at the same depth and layer as the perforated disks. The existence of potsherds indicate that the perforated disks are not associated with the Preneolithic period. Moreover, the absence of other key artifacts, such as metal objects, glass beads, or stoneware suggests that it is also unlikely that perforated disks were discarded during the Paleometalic or Protohistoric periods. Given this, it is most likley that the perforated disks belong to the Neolithic period. Two radiocarbon dates were taken from charcoal at the same layer with perforated disks giving result of 1921±107 calBP and 1904±142 calBP (Patir-Batan Lab. Indonesia, no lab number). These dates are fit well to the regional occurrence of Neolithic culture in caves, especially in Sumatra ( e.g. Fauzi, 2017; Simanjuntak, 2015; Simanjuntak and Forestier, 2004).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 586, "width": 209, "height": 183, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Most of the potsherds associated with the perforated disks of Gua Mesiu are adorned with paddle-impressed decorations on their surface. In Indonesia, paddle-impressed pottery (see Solheim II, 2005), especially the cord-marked variety are distributed widely across Sumatra, Java, and Kalimantan (Ansyori, 2014; Plutniak et al ., 2014; Fauzi, 2017). Compared to red- slipped pottery, paddle-impressed pottery is more commonly found in the western Indonesian archipelago (Simanjuntak, 2015), giving a hint to a different wave of a", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 81, "width": 208, "height": 138, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Neolithic expansion from the MSEA to the western portion of the Indonesian Archipelago (Simanjuntak, 2017). This hypothesis supports an earlier statement from Solheim II (1996) regarding the post-glacial populating history of ISEA. Recent studies on bioarchaeology and ancient genomes of materials from Sumatra also corroborate this hypothesis (Matsumura et al ., 2018, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 219, "width": 208, "height": 397, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The finds of perforated disks from Gua Mesiu provides us with new information that strengthens the link between the prehistory of the MSEA and Sumatra. As previously mentioned, perforated disks are fairly widespread across the MSEA (Linehan, 1951; see Sørensen, 1975; Imdirakphol et al ., 2017). Apart from its practical function, which remains uncertain, this type of ground stone tool has been well-dated in the MSEA region, from at least the Preneolithic (or Mesolithic) period, and associated to the Hoabinhian techno- complex (Imdirakphol et al ., 2017; Zeitoun et al ., 2019). However, a different chrono- cultural context is given by the only reported perforated disks from Sumatra. Both the context, associated finds and radiocarbon ages of the two perforated disks of Sumatra seems unlike those from MSEA (see Imdirakphol et al ., 2017). However, the late appearance of perforated disk in Sumatra might be used as an indication of its origin, to wit, the MSEA. This argumentation of course needs to be verified by more primary data and information, since only two specimens of Sumatran perforated disks are being discussed here.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 617, "width": 208, "height": 152, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The grooved stones from Gua Silabe 1 and Gua Harimau exhibit similarity on their raw material, shape, and the positioning of the linear incisions. Two radiocarbon dates from layer 2 in Gua Silabe 1 have bracketed the age of GS1 specimen to between 1867- 1602 calBP (1825±47 BP) up to 3212-2351 calBP (2680±170 BP) (Simanjuntak et al ., 2006; analyzed in New Zealand and Indonesia, published with no lab number), providing an", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 790, "width": 17, "height": 15, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "130", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 175, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KALPATARU Vol. 32 No. 2, Desember 2023 (119-136)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 81, "width": 209, "height": 199, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "approximate age bracket for this specimen. These ages represent the Neolithic phase at Gua Silabe 1, and supported by a lack of metal artefacts in the assemblage,, and the occurrence of potsherds. A similar age was obtained from a single radiocarbon sample from the layer where the the GS2 specimen was recovered in Gua Harimau, of 1830-1736 calBP (1885±15 BP, BTN-13024). Here the date seems to correspond to the Paleometalic period because the onset of Neolithic culture in Gua Harimau is understood to fall around 2.4 ka BP (Fauzi et al ., 2023).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 280, "width": 209, "height": 275, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Given the meticulous work required to produce the fine, narrow linear incisions on small cobble stone blanks, and with their high symmetry, we suggest that the grooved stones that were found in the Padangbindu karstic area might be related to the Paleometalic Culture. To describe further about the Neolithic layer found in cave sites of Padangbindu, no evidence of a sophisticated and polished stone tool have yet been found ( e.g. stone bracelet or quadrangular stone adze). This is in contrast to the Paleometalic layer, where numerous bronze objects ( e.g. socketed axes, knives, and bracelets) have been found with irrefutable association with burial features. Hence, we argue that the grooved stones in Gua Harimau and Gua Silabe 1 may in fact be Paleometalic artifacts.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 556, "width": 209, "height": 198, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The final question for an artifact is, of course their practical use by prehistoric societies. Since there is no strong evidence of their association with symbolic practices ( e.g. cave art paintings and funerals), we find no direct evidence that the perforated disks and grooved stones had ideological functions. Although perforated stone disks have previously been associated with Mesolithic (or Preneolithic) burial practices in the MSEA (see Imdirakphol et al ., 2017), this is not the case for two specimens of perforated disks we have found in Gua Mesiu.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 754, "width": 186, "height": 15, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Looking at the microscopic wear left on", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 81, "width": 208, "height": 428, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "the biconical-holes of Gua Mesiu’s perforated stone disks, we suggest that it might have resulted from a repetitive contact with soft substances, probably some kind of organic fibers (see also Xhauflair et al ., 2016; Langley et al ., 2023). We suggest that they may have been used as a fishing line sinker or attached to a fish trap to make the traps steady underwater. We abandon its other possible functions, such as flyweight or spindle whorl, because the specimen is asymmetric. The biconical hole will not hold firm if attached to a shaft. We also consider that the weight of the two specimens is too light to be used as a mace head. Hence, we prefer to relate the perforated stones to the fishery activity. In addition, there is evidence for the consumption of aquatic animals such as fish and turtles (Figure 7) in the vertebrate collection recovered from Gua Mesiu (Fauzi et al ., 2018, 2019).. A similar pattern was also observed in Gua Harimau, where some of aquatic vertebrates also appear in the faunal assemblage (Ansyori and Awe, 2015; Fauzi ., 2023). The role of rivers as important resources is also reflected by the intensive use of riverine cobles as the main raw material in the lithic industry (Forestier et al ., 2006; Fauzi, Wibowo and Wibawa, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 510, "width": 208, "height": 259, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Similarly, it is also possible that the grooved stones from Gua Silabe 1 and Gua Harimau (GS1 and GS2) served the same function as a fishing weight. Both of the specimens show minor traces, dominated by a smooth and even surface. We propose that these artifacts relate to fishery practices during the Protohistoric period. The weight of the complete specimen (GS2) is about 32 grams, a proper weight for a modern fishing sinkers. Like most fisherman nowadays, the local people in the surrounding sites use a fishing weight made of tin/lead with a similar weight, namely “ batu ladung ”. The prolate shape also appears on modern day sinkers, especially for bottom fishing to catch various types of catfish (Siluriformes) and also for regular casting to", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 46, "width": 287, "height": 20, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Enigmatic Perforated Stone Disk and Grooved Stones from Three Cave Sites in Sumatra, Mohammad Ruly Fauzi, Truman Simanjuntak, Hubert Forestier", "type": "Page header" }, { "left": 494, "top": 790, "width": 17, "height": 15, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "131", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 404, "width": 208, "height": 168, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "catch broad types of Cyprinidae. Moreover, the prolate shape seems provide a more streamlined movement inside the water. If we assume that the double-grooves provide a firm place to attach the fishing-line, then it also resembles to the slide sinkers that are placed between the main fishing-line and the fishing leader that is connected to the hook(s). However, we realize that more studies on the collection is needed to corroborate our assumption, in a broader aspect such as use-wear analysis and ethnography.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 587, "width": 75, "height": 15, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 603, "width": 209, "height": 168, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Our study describes perforated disks and grooved stones that are rarely reported from Indonesian cave sites. On their morpho- technological aspects, both the perforated disks and grooved stones were made on cobble stone that is available locally. Although it shows simple shape and minor modification—as generally shown by most ground stone tools— our study reveals that they have undergone various shaping techniques. The production of these kinds of tools at least incorporated", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 404, "width": 208, "height": 61, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pecking, drilling, incising, and grinding. This suggests that there was a strong motive behind the sculpting of these particular types of ground stone tools.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 465, "width": 208, "height": 306, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rivers in Sumatra play an important role for the inhabitants of Sumatra, not only in the present but also for prehistoric societies. The finds of perforated stone disks and grooved stones from these cave sites provides a possible connection to the fishery practices during the Neolithic and Protohistoric periods in Sumatra. The perforated stone disks may have originated from the MSEA, and appear in a later period of occupation in Sumatra. Their occurrence in the prehistoric site should be traced back to the old collection and awareness by the other researchers who will work on the Sumatran cave site in the future. The lack of primary data available, both regarding the perforated disk and grooved stones in ISEA, need to be addressed through more research on the lithic collections, including the other types of ground stone tools that are less common compared to knapping products.", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 341, "width": 316, "height": 44, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 7. Representative specimens of aquatic fauna associated to the perforated disks in Gua Mesiu (Bukit Bulan, Jambi), such as softback turtle, fish, and turtle: carapace of Trionychidae (a-d), a carapace of Testudines (e), pharyngeal teeth of Cyprinidae (f-h), vertebrae of Siluriformes (i)", "type": "Text" }, { "left": 248, "top": 384, "width": 99, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Source: Fauzi et al ., 2023)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 790, "width": 17, "height": 15, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "132", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 175, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KALPATARU Vol. 32 No. 2, Desember 2023 (119-136)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 81, "width": 87, "height": 15, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Acknowledgement", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 97, "width": 209, "height": 351, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research in Gua Mesiu was fully funded by the National Center for Archaeological Research and Archaeological Service Office for South Sumatra under the Ministry of Education, Culture, Research and Technology. The research in Gua Silabe 1 was funded by the international collaborative works of IRD-Puslit Arkenas. Research in Gua Harimau was funded by Puslit Arkenas. We want to thank two anonymous reviewers for their valuable comments on our original manuscript. All authors declare no conflict of interest for the information and material published in this paper. The manuscript was conceptualized and written by RF, as the main contributor. TS and HF equally contribute to the data acquisition, description, and discussion of the result. We thank all local workers of the Padangbindu and Bukit Bulan area for their kind assistance during the fieldwork in 2002 and 2013. We also thank the SEM-EDS UPP Chevron-ITB laboratory for providing SEM images of the material discussed in this article.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 464, "width": 51, "height": 15, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "References", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 477, "width": 209, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aikens, C.M. and Higuchi, T. (1982) Prehistory of Japan . New York: Academic Press.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 513, "width": 208, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Allaby, M. (ed.) (2008) ‘Zingg diagram’, in Allaby,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 525, "width": 180, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "M., A Dictionary of Earth Sciences . Oxford University Press.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 561, "width": 213, "height": 37, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ansyori, M. (2014) ‘Wadah tembikar dari Gua Harimau’, in Perjalanan Panjang Peradaban OKU . Yogyakarta: UGM Press,", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 597, "width": 210, "height": 85, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pp. 127–137. Ansyori, M. and Awe, R.D. (2015) ‘Jejak-jejak pemanfaatan fauna di situs Gua Harimau’, in Gua Harimau dan Perjalanan Panjang Peradaban OKU . Yogyakarta: UGM Press, pp. 120–126.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 693, "width": 208, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bonatz, D. (2004) ‘Kerinci-Archaeological", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 705, "width": 180, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research in the Highland of Jambi on Sumatra’, in E.A. Bacus, I.C. Glover, and", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 729, "width": 185, "height": 37, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V.C. Piggot (eds) Uncovering Southeast Asia’s Past . Singapore: National University of Singapore, pp. 309–324.", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 82, "width": 208, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bronson, B. and Asmar, T. (1975) ‘Prehistoric investigations at Tianko Panjang Cave,", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 106, "width": 177, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumatra’, Asian Perspectives , 18, pp. 128– 145.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 142, "width": 208, "height": 73, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Camarós, E., Sánchez-Hernández, C. and Rivals, F. (2016) ‘Make it clear: molds, transparent casts and lightning techniques for stereomicroscopic analysis of taphonomic modifications on bone surfaces’, Journal of Anthropological Sciences , 94, pp. 223–", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 214, "width": 177, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "230. Available at: https://doi.org/10.4436/", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 226, "width": 52, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JASS.94023.", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 250, "width": 208, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d’Errico, F. and Henshilwood, C.S. (2011)", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 262, "width": 181, "height": 97, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "‘From antagonistic scenarios to a unified research strategy: Chapter 3. The origin of symbolically mediated behaviour’, in C.S. Henshilwood and F. d’Errico (eds) Homo Symbolicus: The dawn of language, imagination and spirituality . John Benjamins Publishing Company, pp. 49–74. Available at: https://doi.org/10.1075/z.168.03der.", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 370, "width": 213, "height": 157, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fauzi, M.R. (2016) ‘The characterization of stone tools types and technology from Harimau Cave’, in T. Simanjuntak (ed.) Harimau Cave and the Long Journey of OKU Civilization . 1st edn. Yogyakarta: UGM Press, pp. 184–211. Fauzi, M.R. (2017) ‘Signifikansi tembikar tera- tali dari situs Ceruk Landai (Merangin, Jambi) dalam rekonstruksi ekspansi neolitik di bagian barat Indonesia’, Kalpataru , 26(1), pp. 1–14. Available at: https://doi. org/10.24832/kpt.v26i1.229.", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 538, "width": 212, "height": 73, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fauzi, M.R. et al. (2018) Penelusuran Jejak-Jejak Hunian di Kawasan Kars Bukit Bulan, Sarolangun, Jambi: Ekskavasi Gua Mesiu . Laporan Penelitian Arkeologi. Palembang: Balai Arkeologi Sumatera Selatan (tidak diterbitkan).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 622, "width": 218, "height": 73, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fauzi, M.R. et al. (2019) Awal Peradaban Jambi: Interaksi Antara Manusia Dengan Lingkungan Dalam Konteks Budaya Prasejarah . Laporan Penelitian Arkeologi. Palembang: Balai Arkeologi Sumatera Selatan (tidak diterbitkan), p. 112.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 706, "width": 208, "height": 61, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fauzi, M.R. et al. (2023) ‘The Excavation of Gua Harimau’s Western Gallery: A Contribution to the Terminal Pleistocene- Early Holocene archaeological records in Sumatra’, L’Anthropologie , p. 103156.", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 46, "width": 287, "height": 20, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Enigmatic Perforated Stone Disk and Grooved Stones from Three Cave Sites in Sumatra, Mohammad Ruly Fauzi, Truman Simanjuntak, Hubert Forestier", "type": "Page header" }, { "left": 494, "top": 790, "width": 17, "height": 15, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "133", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 82, "width": 177, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available at: https://doi.org/10.1016/j. anthro.2023.103156.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 118, "width": 208, "height": 85, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fauzi, M.R. and Budisantosa, T.M. (2016) ‘Beberapa sumber obsidian di Kerinci dan hubungannya dengan ciri teknologi artefak serpih pada situs-situs prasejarah di Dataran Tinggi Jambi’, in N. Rangkuti (ed.) Kerincimu Kerinciku: Dataran Tinggi Jambi dalam Perspektif Arkeologi . Yogyakarta:", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 202, "width": 77, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ombak, pp. 35–53.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 210, "height": 145, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fauzi, M.R., Oktaviana, A.A., and Budiman (2016) ‘Traces of Paleometalic culture and its chronology in Harimau Cave’, in T. Simanjuntak (ed.) Harimau Cave and The Long Journey of OKU Civilization . 1st edn. Yogyakarta: UGM Press, pp. 247–263. Fauzi, M.R., Wibowo, A.S. and Wibawa, R.E. (2019) ‘Identifikasi Sumber-Sumber Obsidian Di Merangin Dan Sarolangun (Sumatra) Berdasarkan Analisis Portable X-Ray Fluorescence Spectrometry (pXRF)’,", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 370, "width": 180, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amerta , 37(2), pp. 93–108. Available at: https://doi.org/10.24832/amt.v37i2.93-108.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 406, "width": 217, "height": 73, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Forestier, H. et al. (2006) ‘New data for the prehistoric chronology of South Sumatra’, in T. Simanjuntak et al . (eds) Archaeology: Indonesian Perspective (R.P. Soejono Festschrift) . Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, p. 620.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 490, "width": 208, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Forestier, H. et al. (2017) ‘Les productions lithiques de l’Archipel indonésien’,", "type": "Text" }, { "left": 222, "top": 502, "width": 71, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Lithic", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 514, "width": 177, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Studies , 4(2), pp. 1–73. Available at: http://", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 526, "width": 208, "height": 61, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dx.doi.org/10.2218/jls.v4i2.2544. Guillaud, D. et al. (2006) ‘Sebuah Pendekatan Arkeogeografis untuk Mengetengahkan Zaman Protosejarah’, in D. Guillaud (ed.)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 586, "width": 180, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menyelusuri Sungai, Merunut Waktu: Penelitian Arkeologi di Sumatera Selatan .", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 610, "width": 180, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1st edn. Jakarta: IRD-Enrique Indonesia, pp. 35–47.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 646, "width": 212, "height": 61, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Heekeren, H.R. van (1972) The Stone Age of Indonesia . 2nd Revised Edition. Den Haag: The Hague, Martinus Nijhoof (Verhandelingen van het Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde).", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 718, "width": 208, "height": 49, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Higham, C.F.W. (2021) ‘The later prehistory of Southeast Asia and southern China: the impact of exchange, farming and metallurgy’, Asian Archaeology , 4(2), pp.", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 82, "width": 177, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "63–93. Available at: https://doi.org/10.1007/", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 94, "width": 86, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "s41826-021-00040-y.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 118, "width": 208, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hooder, I. (ed.) (1989) The Meaning of Things:", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 130, "width": 177, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Material Culture and Symbolic Expresion. London: One World Archaeology.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 166, "width": 208, "height": 73, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Imdirakphol, S. et al. (2017) ‘The perforated stones of the Doi Pha Kan burials (Northern Thailand): A Mesolithic singularity?’, Comptes Rendus Palevol , 16(3), pp. 351– 361. Available at: https://doi.org/10.1016/j. crpv.2016.12.003.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 250, "width": 216, "height": 49, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indriastuti, K. and Widianto, H. (2007) Pola Permukiman Situs Gua Putri Sektor Lumbung Padi Desa Padang Bindu, Kec. Semidang Aji . Laporan Penelitian Arkeologi.", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 298, "width": 180, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Palembang: Balai Arkeologi Palembang (unpublished).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 334, "width": 214, "height": 49, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inizan, M.L. et al. (1999) Technology and Terminology of Knapped Stone . 5th edn. Translated by J. Féblot-Agustine. Nantere: CERP (Préhistoire de la Pierre Taillé).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 394, "width": 215, "height": 157, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Janice Li, X. et al. (2012) ‘Scanning electron microscopy imaging of tool marks on Qin bronze weapons using silicone rubber impressions’, in Historical technology, materials and conservation: SEM and microanalysis . London: Archetype Publications in association with The British Museum, pp. 62–68. Joordens, J.C.A. et al. (2015) ‘Homo erectus at Trinil on Java used shells for tool production and engraving’, Nature , 518(7538), pp. 228– 231.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 562, "width": 208, "height": 37, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kim, J.-H. (1978) The Prehistory of Korea . Translated by R.J. Pearson and K. Pearson. Honolulu: University Press of Hawaii.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 610, "width": 208, "height": 85, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Langley, M.C. et al. (2023) ‘Fishhooks, Lures, and Sinkers: Intensive Manufacture of Marine Technology from the Terminal Pleistocene at Makpan Cave, Alor Island, Indonesia’, The Journal of Island and Coastal Archaeology , 18(1), pp. 33–52. Available at: https://doi.or g/10.1080/15564894.2020.1868631.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 706, "width": 208, "height": 37, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Linehan, W. (1951) ‘Malayan Perforated Stone Discs’, Journal of the Malayan Branch of the Royal Asiatic Society , 24(3 (156)), pp.", "type": "Footnote" }, { "left": 333, "top": 742, "width": 177, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "73–80. Available at: https://www.jstor.org/ stable/41503000.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 790, "width": 17, "height": 15, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "134", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 175, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KALPATARU Vol. 32 No. 2, Desember 2023 (119-136)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 82, "width": 208, "height": 49, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Matsumura, H. et al. (2018) ‘Cranio-morphometric and aDNA corroboration of the Austronesian dispersal model in ancient Island Southeast Asia: Support from Gua Harimau,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 130, "width": 180, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia’, PLOS ONE , 13(6), p. e0198689.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 142, "width": 177, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available at: https://doi.org/10.1371/journal. pone.0198689.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 178, "width": 208, "height": 37, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Matsumura, H. et al. (2019) ‘Craniometrics reveal “two layers” of prehistoric human dispersals in eastern Eurasia’,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 202, "width": 180, "height": 37, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sientific Reports (Nature) , 9(1451), pp. 1–12. Available at: https://doi.org/10.1038/s41598-018-", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 238, "width": 35, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "35426-z.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 262, "width": 208, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Odell, G.H. (2003) Lithic Analysis . New York:", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 274, "width": 180, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Springer (Manuals in Archaeological Method, Theory, and Technique).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 310, "width": 208, "height": 217, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pedergnana, A. et al. (2021) ‘Early line and hook fishing at the Epipaleolithic site of Jordan River Dureijat (Northern Israel)’, PLOS ONE , 16(10), p. e0257710. Available at: https://doi.org/10.1371/journal. pone.0257710. Plutniak, S. et al. (2014) ‘New ceramic data from East Kalimantan: the cord-marked and red- slipped sherds of Liang Abu’s layer 2 and Kalimantan’s pottery chronology’, Journal of Pacific Archaeology , 5(1), pp. 90–99. Ramsey, C.B. (2021) ‘OxCal. v 4.4.4. Available online at https://c14.arch.ox.ac.uk/oxcal/ OxCal.html’. United Kingdom: Oxford. Available at: https://c14.arch.ox.ac.uk/ oxcal/OxCal.html.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 538, "width": 208, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rapp, G. (2009) Archaeomineralogy . 2nd edn. Berlin: Springer.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 574, "width": 208, "height": 61, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reimer, P.J. et al. (2020) ‘The IntCal20 Northern Hemisphere Radiocarbon Age Calibration Curve (0–55 cal kBP)’, Radiocarbon , 62(4), pp. 725–757. Available at: https://doi. org/10.1017/RDC.2020.41.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 646, "width": 208, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rose, J.J. (1983) ‘A Replication Technique for", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 658, "width": 186, "height": 37, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Scanning Electron Microscopy: Applications for Anthropologists’, American Journal of Physical Anthropology , 62(3), pp. 255–", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 694, "width": 177, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "261. Available at: https://doi.org/10.1002/ ajpa.1330620305.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 730, "width": 208, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simanjuntak, T. et al. (2006) ‘Berbagai Tahap Zaman Batu’, in D. Guillaud (ed.)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 754, "width": 180, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menyelusuri Sungai, Merunut Waktu:", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 82, "width": 180, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian Arkeologi di Sumatera Selatan .", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 94, "width": 180, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1st edn. Jakarta: IRD-Enrique Indonesia, pp.", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 106, "width": 28, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "23–35.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 130, "width": 208, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simanjuntak, T. (2015) ‘Progress penelitian austronesia di Nusantara’, Amerta , 33(1),", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 154, "width": 43, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pp. 25–44.", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 178, "width": 209, "height": 49, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simanjuntak, T. (ed.) (2016) Harimau Cave and the Long Journey of the OKU Civilization . 1st edn. Translated by N. Bakdiseomanto and Ig.K. Dharma. Yogyakarta: UGM Press.", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 238, "width": 208, "height": 49, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simanjuntak, T. (2017) ‘The western route migration: A second probable Neolithic diffusion to Indonesia’, in P.J. Piper, H. Matsumura, and D. Bulbeck (eds) New", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 286, "width": 208, "height": 85, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perspectives in Southeast Asia and Pacific Prehistory . Acton: ANU E Press (Terra Australis, 45), pp. 201–211. Simanjuntak, T. and Forestier, H. (2004) ‘Research progress on the Neolithic in Indonesia: special refference to the Pondok Silabe Cave,", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 370, "width": 179, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "South Sumatera’, in V. Paz (ed.) Southeast", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 382, "width": 180, "height": 37, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asian Archaeology: Wilhelm G. Solheim II Festschrift . Quezon City: University of the Philippines Press, pp. 104–118.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 430, "width": 212, "height": 37, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soejono, R.P. et al. (1993) Sejarah Nasional Indonesia I: Zaman Prasejarah di Indonesia (edisi pemutakhiran) . 4th edn. Edited by", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 466, "width": 206, "height": 37, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "R.P. Soejono. Jakarta: Balai Pustaka. Solheim II, W.G. (1996) ‘The Nusantao and North-", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 502, "width": 180, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "South Dispersals’, Indo-Pacific Prehistory Association Bulletin , 15(2), pp. 101–109.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 538, "width": 208, "height": 37, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Solheim II, W.G. (2005) ‘Basketry weaves and Bau- Malay earthenware pottery in Souteheast Asia’, Hukay , 8, pp. 89–100.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 586, "width": 208, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sørensen, P. (1975) ‘A Note on Perforated Stones’,", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 598, "width": 208, "height": 121, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asian Perspectives , 18(2), pp. 166–176. Available at: https://www.jstor.org/ stable/42927895. Sulistyarto, P.H. et al. (2021) ‘Experimental Archaeology Study on the Drilling Techniques of Neolithic Stone Bracelet from Purbalingga’, Kalpataru , 30(2), pp. 153– 166. Available at: https://doi.org/10.24832/ kpt.v30i2.781.", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 730, "width": 208, "height": 37, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suwarna, N. et al. (1992) ‘Peta Geologi Lembar Sarolangun, Sumatra’. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 46, "width": 287, "height": 20, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Enigmatic Perforated Stone Disk and Grooved Stones from Three Cave Sites in Sumatra, Mohammad Ruly Fauzi, Truman Simanjuntak, Hubert Forestier", "type": "Page header" }, { "left": 494, "top": 790, "width": 17, "height": 15, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "135", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 82, "width": 208, "height": 73, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tomasic, J.J. (2012) ‘Donut Stones as Thigh- Supported Spindle Whorls: Evidence of Ancient Maya Household Yarn and Cordage Production’, Latin American Antiquity , 23(2), pp. 215–228. Available at: https://doi. org/10.7183/1045-6635.23.2.215.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 166, "width": 208, "height": 73, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Usacheva, I. (2016) ‘Transverse grooved artefacts from southwestern Asia and northern Eurasia: Common traits and the reconstruction of function’, Journal of Lithic Studies , 3(3), pp. 589–606. Available at: https://doi.org/10.2218/jls.v3i3.1653.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 250, "width": 208, "height": 37, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wiradnyana, K. and Setiawan, T. (2011) Gayo Merangkai Identitas . Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 298, "width": 208, "height": 61, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wright, K. (1992) ‘A Classification System for Ground Stone Tools from the Prehistoric Levant’, Paléorient , 18(2), pp. 53–81. Available at: https://www.jstor.org/ stable/41492491.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 370, "width": 208, "height": 97, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Xhauflair, H. et al. (2016) ‘Characterisation of the use-wear resulting from bamboo working and its importance to address the hypothesis of the existence of a bamboo industry in prehistoric Southeast Asia’, Quaternary International , 416, pp. 95–125. Available at: https://doi.org/10.1016/j. quaint.2015.11.007.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 478, "width": 208, "height": 97, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yinghua, L. et al. (2021) ‘A New Technological Analysis of Hoabinhian Stone Artifacts from Vietnam and its Implications for Cultural Homogeneity and Variability between Mainland Southeast Asia and South China’, Asian Perspectives , 60(1), pp. 71– 96. Available at: https://doi.org/10.1353/ asi.2020.0037.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 586, "width": 214, "height": 73, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zeitoun, V. et al. (2019) ‘Discovery of an outstanding Hoabinhian site from the Late Pleistocene at Doi Pha Kan (Lampang province, northern Thailand)’, Archaeological Research in Asia , 18, pp. 1–16. Available at: https://doi. org/10.1016/j.ara.2019.01.002.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 790, "width": 17, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "136", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 175, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KALPATARU Vol. 32 No. 2, Desember 2023 (119-136)", "type": "Page header" }, { "left": 46, "top": 734, "width": 92, "height": 61, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A broken piece of a small engraved elongated cobble stone made of andesite found in Gua Silabe cave excavation 2022 (Source: Fauzi et al ., 2023)", "type": "Text" } ]
7b3b60f1-c89a-29dd-d8dc-3c6d069aaf60
https://thejhpb.com/index.php/thejhpb/article/download/401/243
[ { "left": 143, "top": 56, "width": 306, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Health Promotion and Behavior (2023), 08(01): 34-43 Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret", "type": "Table" }, { "left": 474, "top": 60, "width": 48, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 89, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2549-1172", "type": "Page footer" }, { "left": 527, "top": 795, "width": 14, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "34", "type": "Page footer" }, { "left": 104, "top": 93, "width": 391, "height": 64, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Parental Role, Social Media, Peer Support, and Their Associations on Attitude Toward Reproductive Health in Female Students in Junior High Schools, Manokwari, West Papua", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 170, "width": 231, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Priscilla Jessica Pihahey, Merlin Soripet", "type": "Section header" }, { "left": 168, "top": 196, "width": 260, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "School of Health Polytechnic, Ministry of Health Sorong", "type": "Text" }, { "left": 266, "top": 220, "width": 64, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 245, "width": 485, "height": 150, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Background: The risky behavior of adolescents in Indonesia towards their reproductive health makes adolescents vulnerable to experiencing pregnancy at an early age, pregnancy outside of marriage, unwanted pregnancy, and infection with sexually transmitted diseases to unsafe abortions. Adolescent attitudes toward risky behavior depend on information obtained from parents, peers and social media. This study aimed to determine how much influence the role of parents, social media, and peers had on the attitudes of young women to maintain their reproductive health. Subjects and Method: The research design was an observational analytic research study, with a cross-sectional approach. It was carried out at SMP Negeri 1 and SMP Negeri 2, Manokwari, West Papua in April to July 2022. A total of 130 girls were selected by random sampling. The dependent variable is attitude. The independent variables are the role of parents, peers, and social media. Data analysis with logistic regression model using the STATA 17 program.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 395, "width": 485, "height": 63, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Results: Parental role (OR= 17.40; 95% CI= 5.32 to 56.90; p <0.001), peers OR= 11.28; 95% CI 3.23 to 39.33; p <0.001), and social media (OR= 7.30; 95% CI= 2.25 to 23.71; p= 0.001) positively and significantly affected positive attitude of reproductive health. Conclusion: The role of parents, peers, and social media influences the positive attitudes of adolescents about their reproductive health.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 470, "width": 430, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: reproductive health, attitude, parental role, peers, social media, adolescent.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 495, "width": 100, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Correspondence:", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 507, "width": 485, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Priscilla Jessica Pihahey. School of Health Polytechnic, Ministry of Health Sorong. Jl. Basuki Rahmat, Klawalu, East Sorong, Sorong 98416, West Papua. Email: [email protected]. Mobile: +628114852336.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 557, "width": 62, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cite this as:", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 569, "width": 484, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pihahey PJ, Soripet M (2023). Parental Role, Social Media, Peer Support, and Their Associations on The Attitude Toward Reproductive Health in Female Students in Junior High Schools, Manokwari, West Papua. J Health Promot Behav. 08(01): 34-43. https://doi.org/10.26911/thejhpb.2023.08.01.05.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 603, "width": 362, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Health Promotion and Behavioris licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 641, "width": 92, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BACKGROUND", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 656, "width": 226, "height": 103, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reproductive health is a state of complete physical, mental and social health, not only free from illness and disability related to the reproductive system, functions and pro- cesses (Kemenkes RI, 2017). Common problems in adolescents related to repro- ductive health are smoking, drinking alco-", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 641, "width": 226, "height": 118, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hol, drug abuse and premarital sexual beha- vior, abortion, dysmenorrhea, manarche, early marriage, sexual violence, pornograp- hy, child trafficking and so on. The results of the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey on adolescent reproductive health provide information that dating be- havior is the beginning of the practice of", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 467, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pihahey et al./ Parental Role, Social Media, Peer Support, and Attitude Toward Reproductive Health", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 85, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.thejhpb.com", "type": "Page footer" }, { "left": 527, "top": 795, "width": 14, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "35", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 226, "height": 88, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "risky behavior that makes adolescents vul- nerable to pregnancy at an early age, preg- nancies outside of marriage, unwanted pregnancies, and infection with sexually transmitted diseases to abortions. unsafe (BKKBN et al., 2017).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 184, "width": 226, "height": 283, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Appropriate information, assistance and supervision can increase good know- ledge of reproductive health through formal and informal education. Adolescent attitu- des about reproductive health will increase if health education is given continuously and as early as possible. Information about reproductive health is very important for adolescents, especially in early adolescents who have experienced dynamic develop- ment both biologically and psychologically. Information obtained by adolescents will help adolescent beliefs which are expressed in the form of attitudes. Several factors influence adolescent attitudes towards rep- roductive health such as information recei- ved from schools, parents, peers, social media, mass media and frequent discussi- ons among adolescents.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 469, "width": 226, "height": 194, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The family is the smallest social unit in society so that the family is the main foundation in building an information sys- tem on reproductive health that can produ- ce healthy and prosperous young genera- tions. In general, women and men who know about reproductive health discuss it with friends, 62% and 51% respectively. Women who discuss with mothers 53% compared to fathers 8% (BKKBN et al., 2017). Parents must play an active role in every aspect of adolescent life including reproductive health (Wanje et al., 2017).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 665, "width": 226, "height": 103, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Girls in Indonesia who were married before the age of 18 totaled 1,220,9000. Meanwhile, women aged 20-24 who were married before the age of 18 were four times less likely to finish high school than those who were married after the age of 18 (UNICEF, 2020). Adolescent attitudes to-", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 94, "width": 226, "height": 118, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "wards reproductive health such as sexual behavior are influenced by family, religious foundations, and the environment (Maesa- roh et al., 2020). The role of parents has no relationship but has a more dominant influ- ence on changes in adolescent attitudes compared to the role of educators (Hazanah et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 214, "width": 227, "height": 298, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In addition to the important role of parents in providing correct health infor- mation, adolescents are influenced by the widespread use of social media which has an impact on adolescents' knowledge and attitudes towards their reproductive health. In January 2022 there were 91.4 million active social media users in Indonesia, equivalent to 68.9 percent of the total population (Kemp, 2022). It is undeniable that as a result of the Covid-19 pandemic throughout the world, many people, regard- less of their age, social status, gender, have become active online through various social media platforms to communicate both indi- vidually and in groups. Social media plat- forms that are currently often used by the public such as WhatsApp, Facebook, Twit- ter, Instagram, Facebook Messenger, Tik- tok, Youtube and so on.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 514, "width": 226, "height": 194, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The existence of social media can cause social changes in society that affect negative and positive behavior, but this also depends on its use (Nursyifa & Hayati, 2020). The media also plays an important role in disseminating information, inclu- ding about adolescent reproductive health. Utilization of social media in health com- munication, namely providing information about a disease, management of health in- formation, information on the nearest treatment or vaccine, emergency services and others (Arif, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 710, "width": 227, "height": 58, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to a 2006 report published by Pew Internet and the American Life Project, approximately 80% of American adults who use the Internet go online to", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 467, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pihahey et al./ Parental Role, Social Media, Peer Support, and Attitude Toward Reproductive Health", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 85, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.thejhpb.com", "type": "Page footer" }, { "left": 527, "top": 795, "width": 14, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 226, "height": 133, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "access health information. Healthcare pro- viders are concerned about the adverse effects on patient health because people rely more on the Internet than healthcare providers for health information (Jayasun- dara, 2021). When adolescents use social media to access reproductive health infor- mation appropriately, good knowledge and healthy behavior will be created.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 229, "width": 226, "height": 313, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The place where teenagers share in- formation about themselves is their peers, a book entitled Enjoy Life Forever suggests that the influence of friends is even if we often hang out directly or through social media, our behavior and way of thinking can be more similar to theirs (jw.org, 20- 22). Friends have an important role for adolescents, wrong information from fri- ends can have an impact on adolescent de- viant behavior (Uti & Pihahey, 2021). The meaning of the word attitude is an act based on convictions and beliefs or it can be interpreted that attitude is a way of life (KBBI, 2021). Attitudes are very influential on adolescent reproductive health. A per- son's attitude shows how knowledgeable he is. Attitude is a person's closed response to a certain stimulus or object, which already involves the person's opinion and emoti- onal factors (Labego et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 544, "width": 226, "height": 224, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to a report by UNICEF in the province of West Papua, around 15% of women are married or live together before they reach the age of 18 and the highest rate of child marriage comes from poor house- holds. Survey results in 2016 more than one in three women aged 14 – 64 years reported experiencing physical and/or sexual violen- ce by their intimate partner at least once in their lifetime in West Papua (UNICEF & BAPENAS, 2017). Other reproductive health problems in the province of West Papua, namely the increase in unsafe sexual behavior and the increase in drug abuse (Narcotics, Psychotropics and other Addic-", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 94, "width": 226, "height": 103, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tive Substances) through injection, have simultaneously increased the level of risk of spreading HIV/AIDS. HIV sufferers are in- creasing at the age of 25-49 years, then followed by the age group of 20-24 years (West Papua Provincial Health Office, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 199, "width": 227, "height": 328, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reproductive health problems can be overcome with the right information, this will produce a positive attitude towards adolescent reproductive health. Therefore, it is important to measure the attitude of adolescents after obtaining various infor- mation regardless of good, moderate and low knowledge of adolescents. From the results of the researcher's interview with the school, it was found that this research was the first study conducted on young girls in 2 junior high schools (SMP) in the Manokwari Regency area to describe how much influence the role of parents, peers, and social media had on young women's attitudes about reproduction health. The aim of the study was to find out how much influence the role of parents provides rep- roductive health education, reproductive health information from social media and peers on the attitude of young women to maintain their reproductive health.", "type": "Text" }, { "left": 349, "top": 544, "width": 156, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SUBJECTS AND METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 559, "width": 95, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Study Design", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 575, "width": 226, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The research was conducted in April-July 2022. This research was initiated by determining the research design, namely an observational analytic research study, with a cross-sectional approach where the measurements of the independent and dependent variables were carried out simultaneously on the respondents. The statistical model used to explain the direct relationship between variables with logistic regression.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 467, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pihahey et al./ Parental Role, Social Media, Peer Support, and Attitude Toward Reproductive Health", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 85, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.thejhpb.com", "type": "Page footer" }, { "left": 528, "top": 795, "width": 14, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 155, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Population and Sample", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 109, "width": 226, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The target population in this study were all young women who attended SMP Negeri 1 and Negeri 2 Manokwari Regency. A total of 130 young women were selected by ran- dom sampling in this study.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 184, "width": 110, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Study Variables", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 199, "width": 226, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The dependent variable is attitude. The in- dependent variables are the role of parents, social media, peers.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 244, "width": 226, "height": 103, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Operational Definition of Variables Attitudes are the attitudes and beliefs of adolescents towards their reproductive health using questionnaires. The continu- ous measurement scale is then categorized with a code of 0 for a negative attitude and 1 for a positive attitude.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 349, "width": 226, "height": 118, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The role of parents was measured by a questionnaire in the form of a question about how parents provide education about female adolescent reproductive health with a category scale where the code is 0 for not supporting and 1 for yes if parents provide support in the form of reproductive health information.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 469, "width": 226, "height": 134, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peers are defined as an interaction with people who are similar in age and status. Peers are influential in providing or sharing information about the reproductive health of female adolescents. Measuring with a questionnaire, measuring scale category with code 0 for not sharing information and 1 for yes, sharing information on reproduc- tive health of female adolescents.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 605, "width": 226, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Social media is defined as the ownership of social media accounts and the active use of social media (such as Facebook, Instag- ram, TikTok, Twitter, Whats App, Youtu-", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 94, "width": 226, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bes) which affect young women's know- ledge about reproductive health. Measure- ment with a questionnaire, a category mea- surement scale, with code 0 for negative information and 1 for positive information.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 169, "width": 98, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Data Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 184, "width": 226, "height": 118, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The data collected from the questionnaire was checked again and data validation was then continued with data processing (edi- ting, coding, processing, cleaning). Further- more, data analysis was carried out using univariate, bivariate and multivariate logis- tic regression models using the Stata 17 program.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 304, "width": 107, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Research Ethic", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 319, "width": 226, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A research ethics permit approval letter was obtained from the Research Ethics Commi- ttee at the Sorong Ministry of Health Poly- technic, Number: DM.03.05/6/022/2022 on February 22, 2022.", "type": "Text" }, { "left": 398, "top": 409, "width": 58, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULTS", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 424, "width": 152, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Sample Characteristic", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 439, "width": 226, "height": 118, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1 shows the characteristics of the sub- jects from 130 young women, 73 (56.1%) received information about reproductive health from their parents. 128 (98.5%) young women have accounts on social me- dia (such as Facebook, Instagram, TikTok, Twitter, WhatsApp, YouTube) and use them actively.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 559, "width": 227, "height": 104, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Positive information received from social media about reproductive health by 81 respondents (62.0%). The influence of peers as friends shares information with 67 respondents (51.5%). 81 female adolescents (62.3%) have a positive attitude towards their reproductive health.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 467, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pihahey et al./ Parental Role, Social Media, Peer Support, and Attitude Toward Reproductive Health", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 85, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.thejhpb.com", "type": "Page footer" }, { "left": 527, "top": 795, "width": 15, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "38", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 460, "height": 188, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Characteristics of research subjects. Variables Categoris Frequency (n) Percentage (%) Parents role Yes 73 56.1 No 57 43.9 Social Media Account Ownership Yes 128 98.5 No 2 1.5 Social Media Negative Information 49 38.0 Positive Information 81 62.0 Peers Yes 67 51.5 No 63 48.5 Attitude Positive 81 62.3 Negative 49 37.7", "type": "Table" }, { "left": 58, "top": 298, "width": 128, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Bivariate Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 313, "width": 226, "height": 88, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tables 2 showed the result of bivariate ana- lysis using chi-square. Parents who play an active role in providing education about adolescent reproductive health influence the positive attitude of adolescents 90.4% (OR= 26.4; p<0.001). Sharing information", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 313, "width": 226, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "with peers has an effect on the positive attitude (OR= 17.0; p< 0.001). Positive in- formation from social media influences the positive attitude of 66 adolescents (OR= 9.90; p< 0.001).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 403, "width": 484, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Factors influencing reproductive health attitudes of young women (an analysis by Chi Square).", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 433, "width": 443, "height": 177, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variable Attitudes on Reproductive Health of Young Women OR p Positive Negative N % N % Parents’ role Yes 66 90.4 7 9.6 26.4 <0.001 No 15 26.3 42 73.7 Peers 17.0 <0.001 Yes 57 90.5 6 9.5 No 24 35.8 43 64.2 Social Media Positive Information 66 81.5 15 18.5 9.9 <0.001 Negative Information 15 30.6 34 69.4", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 627, "width": 250, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3. The results of Mann-Whitney test", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 643, "width": 436, "height": 70, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media OR Mean Rank p Lower Limit Upper Limit Parents’ role 17.40 5.32 56.90 <0.001 Peers 11.28 3.23 39.33 <0.001 Social Media 7.30 2.25 23.71 0.001", "type": "Table" }, { "left": 62, "top": 713, "width": 116, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "N observation= 130 Log likelihood = -38.87", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 467, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pihahey et al./ Parental Role, Social Media, Peer Support, and Attitude Toward Reproductive Health", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 85, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.thejhpb.com", "type": "Page footer" }, { "left": 527, "top": 795, "width": 14, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "39", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 226, "height": 253, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3. showed the result of multivariate analysis with logistic regression with the dependent variable attitude and the inde- pendent variable the role of parents, peers and social media. The role of parents in providing adolescent reproductive health education influences the positive attitude of adolescents (OR=17.40; 95% CI= 5.32 to 56.90, p= <0.001). Sharing information with peers about adolescent reproductive health has an effect on adolescents' positive attitudes (OR=11.28; 95% CI= 3.23 to 39.33, p= <0.001.) Information from vari- ous social media regarding adolescent rep- roductive health that is appropriate influen- ces adolescents’ positive attitudes (OR = 7.30; 95% CI= 2.25 to 23.71, p= <0.001).", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 364, "width": 79, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 59, "top": 379, "width": 94, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Parents role", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 394, "width": 226, "height": 359, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Parents have a responsibility to provide early education to their children, this inclu- des providing information about repro- ductive health to girls or young women. Young women have unique growth compared to young men, especially in the reproductive organs. The changes in young women can be very disturbing if they don't understand what they are going through. The role of parents in providing repro- ductive health information to adolescents such as menarche, the importance of main- taining cleanlyness during menstruation, dating, free sex, abortion, early marriage, sexually transmitted diseases, pornography, drugs, alcohol, smoking and others will greatly assist adolescents in making decisions right in terms of reproductive health. Reproductive education for adoles- cents is very effective if it is provided by those closest to them such as parents and family members to prevent adolescent sexual deviant behavior (Maesaroh et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 94, "width": 227, "height": 148, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the questions about whether parents provide information and find ways to deal with their reproductive health prob- lems, 96.9% of respondents said they got help from their parents. Teenagers also stated that their parents also provided information about maintaining cleanliness during menstruation, the dangers of sexu- ally transmitted diseases and early marri- age.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 244, "width": 226, "height": 238, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of this study are statis- tically significant, the role of parents is very important in providing reproductive health information to adolescents which will incre- ase adolescents' positive attitudes by 17.40 times compared to adolescents who do not receive reproductive health information from their parents and statistically signi- ficant (OR=17.40; 95% CI= 5.32 to 56.90; p< 0.001). Esan and Bayajidda's research (2021) concluded that parents have a role to play in counseling and providing educa- tion regarding reproductive health issues. Stress on children is also reduced when both father and mother are involved in pa- renting.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 484, "width": 227, "height": 209, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Democratic parenting from parents can increase reproductive health resilience in married female adolescents (OR= 5.11; 95% CI=1.62 to 16.05; p= 0.005). Building communication and providing motivation for young women will help them have a positive attitude towards their reproductive health (Yohana et al., 2020). The role of good parents towards adolescents in repro- ductive health can increase positive attitude toward premarital sexual behavior by 6.3 times compared to the role of bad parents (OR= 6.336; 95% CI= 2.18 to 18.40; p = 0.001) (Ariani, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 695, "width": 227, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Openness in providing information makes adolescents not afraid or hesitant when talking about their reproductive health,", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 740, "width": 226, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "including sexual behavior. Teenagers communicating about repro-", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 467, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pihahey et al./ Parental Role, Social Media, Peer Support, and Attitude Toward Reproductive Health", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 85, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.thejhpb.com", "type": "Page footer" }, { "left": 526, "top": 795, "width": 15, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "40", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 226, "height": 283, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ductive health to their mothers have a 0.88 lower risk. 0.328). Respondents who did not discuss premarital sex with their fathers had a 1.02 risk of having sex (OR= 1.02; 95% CI= 0.78 to 1.33: p= 0.859). Empathy from parents provides an opportunity for adolescents to share the problems they face, including their reproductive health problems (Utii & Pihahey, 2021). According to Willoughby and Guilamo-Ramos (2022) there are 3 important principles in parent- based sexual health promotion that can have an effect, namely parents need to take preventive measures, parents increase their knowledge and skills in communicating with children, parents provide special communication content that can help adolescents make decisions about sexual health.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 379, "width": 106, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Peer influence", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 394, "width": 225, "height": 209, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peers have an important role in adolescent reproductive health. Peers are usually fri- ends who are the same age as teenagers, have the same interests and hobbies, peers may go to school in the same place or come from the same environment. Information about reproductive health from peers can increase knowledge and be more trusted (Mulati & Lestari, 2019). Anindya and Indawati (2022) concluded that there is no peer influence on adolescent sexual beha- vior where bad peer influence does not ne- cessarily cause adolescents to engage in ris- ky sexual behavior, and vice versa.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 605, "width": 225, "height": 163, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of this study show that 59.2% of adolescents get information about reproductive health from their peers. Of the 130 respondents, only 8.5% of their peers invited them to watch pornography and 34.5% of their peers shared information about dating, and even asked teenagers to date. Peers influence adolescents to have a positive attitude towards their reproductive health by 11.28 times compared to those who do not share reproductive health infor-", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 94, "width": 225, "height": 313, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mation and this is statistically significant (OR=11.28; 95% CI= 3.23 to 39.33; p <0.001). A positive attitude means that when adolescents associate with peers, there is an exchange of information on rep- roductive health which will result in good reproductive health decisions and prac- tices. Mulati and Lestari's research (2019) found that the majority of peer influences at SMPN X had a negative effect on the for- mation of adolescent sexual behavior. Peers can have positive and negative effects on the behavior of their peers/friends. For example, in the practice of hygiene beha- vior during menstruation, research by Wulandari and Saparwati (2020) assessed that peer support is 2.963 times the possi- bility that peers support the hygiene beha- vior of young women during menstruation compared to peers who do not support it with a significance value of p= 0.027.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 409, "width": 226, "height": 133, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reproductive health education is more effective by using peer educators compared to parents, the chance for youth to follow advice from peers is 5.6 times (Hoerster et al, 2007 in Wulandari and Saparwati, 2020). Peers who have the right adolescent reproductive health information will have a positive impact on adolescent attitudes.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 544, "width": 155, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. The use of social media", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 559, "width": 226, "height": 209, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Through the internet, women can access information related to reproductive health, increase knowledge with the aim of empo- wering themselves (Widyastuti & Vidiadari, 2021). Likewise for young women in this study 98.5% of teenagers have accounts on social media (such as Facebook, Instagram, TikTok, Twitter, Whats App). About 82.6% of respondents stated that they received information about reproductive health. Young women also feel that there is infor- mation from social media that is not useful, such as inappropriate messages or adverti- sements, as many as 41.5% of respondents.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 467, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pihahey et al./ Parental Role, Social Media, Peer Support, and Attitude Toward Reproductive Health", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 85, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.thejhpb.com", "type": "Page footer" }, { "left": 528, "top": 795, "width": 13, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "41", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 226, "height": 178, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Although social media can provide infor- mation but can also have a negative influ- ence on adolescents' risky behavior, adole- scents need to get supervision from their parents for the use of social media. The results of this study indicate that obtaining adolescent reproductive health information through social media has a 7.30 times greater effect on being positive compared to adolescents who do not receive information on social media (OR=7.30; 95% CI= 2.25 to 23.71, p<0.001).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 274, "width": 226, "height": 163, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Advances in technology today have an impact on everything being easily accessible via the internet. Social media are electronic forms where users create online commu- nities to share information, ideas, personal messages and other content. Research on students at SMPN X East Jakarta regarding the use of social media stated that the use was moderate (with a duration of 30-120 minutes/day and a frequency of 3-7 times/day) (Mulati & Lestari, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 439, "width": 226, "height": 194, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adolescents spend more time viewing content or information from social media, therefore it is necessary to carry out digital literacy for adolescents so that adolescents can use social media properly and be able to reject false information (hoaxes). Other research conducted on Instagram @tabu.id social media content regarding reproduc- tive health information has a significant effect on the positive attitude of followers (cognitive, affective, and conative) to maintain their reproductive health (Fitri, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 635, "width": 226, "height": 133, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adolescents usually feel uncomfortab- le or taboo to discuss sexuality and repro- ductive health issues (Nurhidayah, 2011). The existence of social media can provide useful information but also become a door of access related to inappropriate informa- tion such as pornography. Social media is an extensive online friendship network that is not limited by place and time. This social", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 94, "width": 226, "height": 118, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "network can provide more friends in cyber- space by sharing types of content including reproductive health content. Using social media, teenagers find it easier to access information from friends, parents, close family, teachers, peers and friends of fri- ends. Using social media wisely can elimi- nate cultural taboos on reproductive health.", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 229, "width": 158, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AUTHOR CONTRIBUTION", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 244, "width": 226, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Priscilla Jessica Pihahey as the main researcher in data collection, data process- sing, formulating articles. Merlin Soripet takes care of licensing, compiling question- naires and collecting data in the field.", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 334, "width": 189, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FUNDING AND SPONSORSHIP", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 349, "width": 226, "height": 58, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research was funded by the Ministry of Health of the Republic of Indonesia and School of Health Polytechnic, Ministry of Health Sorong.", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 424, "width": 154, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONFLICT OF INTEREST", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 439, "width": 223, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There is no conflict of interest in this study.", "type": "Text" }, { "left": 362, "top": 469, "width": 131, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ACKNOWLEDGMENT", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 484, "width": 226, "height": 88, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Researchers express their gratitude and appreciation to School of Health Polytech- nic, Ministry of Health Sorong, the Council of Teachers and Young Female subjects from Junior High School 1 and Junior High School 2 Manokwari, West Papua.", "type": "Text" }, { "left": 385, "top": 590, "width": 85, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 605, "width": 227, "height": 133, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anindya A, Indawati R (2022). Studi Meta Analisis: Faktor Risiko Pengetahuan, Sikap, dan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Perilaku Seksual Remaja (Meta-Analytic Study: Knowledge, Attitude, and Peer Association Risk Factors on Adolescent Sexual Beha- vior). Cerdika: JSL, 2(1), pp.150 – 157. doi: 10.36418/cerdika.v2i1.167.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 740, "width": 227, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ariani I (2018). Hubungan Peran Orang Tua Dengan Sikap Remaja Terhadap", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 467, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pihahey et al./ Parental Role, Social Media, Peer Support, and Attitude Toward Reproductive Health", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 85, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.thejhpb.com", "type": "Page footer" }, { "left": 527, "top": 795, "width": 14, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "42", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 94, "width": 198, "height": 193, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perilaku Seksual Pra Nikah Di Smk X Kabupaten Cilacap, Prosiding Semi- nar Nasional dan Diseminasi Pene- litian Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya (The Relation- ship between the Role of Parents and Adolescents' Attitudes towards Pre- marital Sexual Behavior at SMK X Cilacap Regency, Proceedings of the National Seminar and Dissemination of Health Research STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya). pp.48 – 51. ISBN:978-602-72636-3-5.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 289, "width": 226, "height": 118, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BKKBN (2017). Survei Demografi Dan Kesehatan: Kesehatan Reproduksi Remaja 2017 (Demographic and Health Survey: Adolescent Reproduc- tive Health 2017). Badan Kependu- dukan dan Keluarga Berencana Nasi- onal, pp. 1 – 606. Available at: http://- www.dhsprogram.com.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 409, "width": 226, "height": 88, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Esan DT, Bayajidda KK (2021). The percep- tion of parents of high school students about adolescent sexual and repro- ductive needs in Nigeria: A qualitative study. J.PUHIP,2, pp. 100080. doi: 10.1016/J.PUHIP.2021.100080.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 499, "width": 226, "height": 149, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitri VM (2020). Pengaruh Konten Media Sosial Instagram @Tabu.Id Terhadap Sikap Fillowers Dalam Menjaga Kese- hatan Reproduksi (The Effect of Instagram @Tabu.Id Social Media Content on Fillowers' Attitudes in Maintaining Reproductive Health). Skripsi. UPN Veteran Jakarta. Repo- sitory UPNVJ. Available at: https://- repository.upnvj.ac.id/6952/", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 650, "width": 226, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hazanah S, Hendriani D, Firdaus R (2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 665, "width": 198, "height": 103, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Peran Orangtua Terhadap Sikap Remaja Dalam Pencegahan Seks Pranikah (The Relationship bet- ween Parental Role and Adolescent Attitudes in Prevention of Premarital Sex). MHJ, 2(5), pp.226 – 235. doi: 10.35963/mnj.v2i5.151", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 94, "width": 227, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JW.ORG (2022). Choose Your Friends Wisely. Enjoy Life Forever. Available at: https://www.jw.org/en/library/- books/enjoy-life-forever/section4/- lesson-48/", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 169, "width": 227, "height": 58, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KBBI (2021). Arti kata sikap (Meaning of attitude). Kamus Besar Bahasa Indo- nesia (KBBI) Online. Available at: https://kbbi.web.id/sikap", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 229, "width": 227, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemp S (2022). Digital 2022: Indonesia Data Reportal Global Digital Insights. Data Reportal. Available at: https://- datareportal.com/reports/digital2022 -indonesia", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 304, "width": 229, "height": 178, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Labego Y, Maramis FRR, Tucunan AAT (2020). Hubungan Antara Peran Teman Sebaya Dan Sikap Peserta Didik Tentang Kesehatan Reproduksi Terhadap Perilaku Seksual Pranikah Di SMA Negeri 1 Tagulandang (The Relationship Between Peer Roles and Students' Attitudes About Reproduc- tive Health Against Premarital Sexual Behavior at SMA Negeri 1 Tagulan- dang). J.KESMAS, 9(6), pp.75 – 80. Maesaroh, Kartikawati E, Anugra D (2020).", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 484, "width": 198, "height": 88, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Penguasaan Konsep Dan Sikap Remaja Sekolah Terhadap Kesehatan Reproduksi (Analysis of Concept Mastery and Attitudes of School Adolescents on Reproductive Health). J.SOLENER, 2507 (1), pp.1 –", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 575, "width": 227, "height": 103, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9.doi: 10.1016/j.solener.2019.02.027- %0A. Mulati D, Lestari, DI (2019). Hubungan Penggunaan Media Sosial Dan Pengaruh Teman Sebaya Dengan Perilaku Seksual Remaja (The Relati- onship between Social Media Use and", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 680, "width": 227, "height": 88, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peer Influence on Adolescent Sexual Behavior). JUKMAS, 3 (1), pp.24 – 34. doi:10.52643/jukmas.v3i1.592 Murti B (2013). Desain dan ukuran sampel untuk penelitian kuantitatif dan kualitatif di bidang kesehatan (3rd", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 467, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pihahey et al./ Parental Role, Social Media, Peer Support, and Attitude Toward Reproductive Health", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 85, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.thejhpb.com", "type": "Page footer" }, { "left": 527, "top": 795, "width": 14, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "43", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 94, "width": 198, "height": 58, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ed.) (Design and sample size for quantitative and qualitative research in health (3rd ed.). Yogyakarta Gadjah Mada University Press.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 154, "width": 226, "height": 163, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurhidayah, Y (2011). Pengaruh Komuni- kasi Orang Tua Tentang Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Dan Penana- man Nilai-Nilai Religiusitas Terhadap Prilaku Seksual Remaja (The Effect of Parental Communication on Repro- ductive Health Knowledge and the Instilling of Religious Values on Adolescent Sexual Behavior). Holistik, 12 (02), pp.181 – 212. doi: 10.24235/- holistik.v12i2.93", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 319, "width": 226, "height": 103, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nursyifa A, Hayati E (2020). Upaya Pence- gahan Perceraian Akibat Media Sosial dalam Perspektif Sosiologis (Efforts to Prevent Divorce Due to Social Media in a Sociological Perspective). JSPH, 5 (2), pp. 144. doi: 10.17977/um021v- 5i2p144-158", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 424, "width": 226, "height": 88, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UNICEF (2020). Perkawinan Anak di Indonesia (Child Marriage in Indo- nesia). UNICEF Indonesia. Available at: https://www.unicef.org/indone- sia/id/laporan/perkawinan-anak-di- indonesia", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 514, "width": 226, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UNICEF, BAPENAS (2017). SDG for Indo- nesian children. West Papua Profile. Available at: https://www.unicef.org- /indonesia/sites/unicef.org.indonesia /files/2019-06/Bahasa Papua Barat", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 94, "width": 246, "height": 148, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lowres2.pdf Utii A, Pihahey PJ (2021). Peran Orang Terdekat Remaja Putra Terhadap Perilaku Seksual Pranikah (The Role of Men's Closest Persons in Prema- rital Sexual Behavior). Analisis Data SDKI 2017). CENDEKIA UTAMA J. Kep. Masy. STIKES Cendekia Uta- ma Kudus, 10(2), 101 – 107. Doi: 10.- 31596/jcu.v10i2.755", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 244, "width": 227, "height": 238, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wanje G, Masese L, Avuvika E, Baghazal A, Omoni G, Scott McClelland R. (2017). Parents and teachers views on sexual health education and screening for sexually transmitted infections among in-school adolescent girls in Kenya: a qualitative study. Reprod Health. 14 (1) pp.1-12 doi: 10.1186/s12978-017- 0360-z. PMID: 28806985 Willoughby JF, Guilamo-Ramos V (2022) Designing a Parent-based National Health Communication Campaign to Support Adolescent Sexual Health. J Adolesc Health. 70(1), pp. 12-15. doi: 10.1016/j.jadohealth.2021.09.023. PMID: 34756519.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 484, "width": 227, "height": 104, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yohana B, Sunarsih T, Rokhanawati D (2020). Parenting Styles and Resi- lience towards Reproductive Health in Married Female Adolescents in Gu- nungkidul, Yogyakarta, Indonesia. JHPB, 5(2), 96 – 103. doi: 10.26911/- thejhpb.2020.05.02.04.", "type": "Text" } ]
26d8ec5c-99d6-c9e4-79d4-43f092575af5
https://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/infotek/article/download/903/597
[ { "left": 85, "top": 28, "width": 201, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Infotek : Jurnal Informatika dan Teknologi Vol. 1 No. 2, Juli 2018, hal 96 – 106", "type": "Page header" }, { "left": 432, "top": 56, "width": 107, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI : 10.29408/jit.v1i2.903", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 84, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2614-8773", "type": "Page footer" }, { "left": 528, "top": 776, "width": 14, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "96", "type": "Page footer" }, { "left": 178, "top": 85, "width": 274, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemanfaatan Teknik Pengenalan Wajah Berbasis Opencv untuk Sistem Informasi Pencatatan Kehadiran Dosen", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 126, "width": 239, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Moh. Farid Wajdi 1 , Jagat Sugiantara 2 Fakultas Teknik Universitas Hamzamwadi [email protected] 1 , [email protected] 2", "type": "Text" }, { "left": 294, "top": 195, "width": 39, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 223, "width": 457, "height": 137, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengenalan wajah manusia ( human face recognition ) adalah cabang utama dalam bidang verifikasi biometrik selain pengenalan retina mata, sidik jari dan pola tanda tangan dan penerapannya telah ban- yak digunakan di berbagai aplikasi sistem keamanan jaringan, sistem kontrol pintu, sampai pada pem- anfaatnnya pada sistem pencatatan kehadiran. Penelitian saat ini bertujuan memanfaatkan teknik pengenalan wajah sebagai masukan data bagi sistem informasi yang mencatat kehadiran dosen pada Fakultas Teknik Universitas Hamzanwadi. Basis teknologi untuk pengembangan perangkat lunak pen- dukung sistem dimaksud adalah OpenCV dan bahasa pemrograman Java. Penelitian ini dilakukan dengan metode design-science for IS research yang menekankan pada siklus build dan evaluate . Tahapan build akan dilaksanakan menggunakan kaidah-kaidah berorientasi objek sedangkan tahapan evaluate dilaksanakan dengan mengadopsi kerangka Technology Acceptance Model (TAM)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 374, "width": 441, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : face recognition, OpenCV, Java, design science, Technology Acceptance Model (TAM)", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 428, "width": 43, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 455, "width": 456, "height": 138, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Human face recognition (human face recognition) is a major branch in the field of biometric verification in addition to the introduction of eye retina, fingerprints and signature patterns and its application has been widely used in various network security system applications, door control systems, to the benefit of attendance recording system. The current study aims to utilize facial recognition techniques as data in- put for information systems that record the presence of lecturers at the Hamzanwadi University Faculty of Engineering. The technology base for developing the system support software is OpenCV and the Java programming language. This research was conducted with the design-science for IS research method that emphasizes the build and evaluate cycles. The build phase will be carried out using object- oriented rules while the evaluate stage is carried out by adopting the Technology Acceptance Model (TAM) framework", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 607, "width": 431, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: face recognition, OpenCV, Java, design science, Technology Acceptance Model (TAM)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 661, "width": 83, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 681, "width": 218, "height": 76, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perkembangan teknologi pemrosesan citra ( im- age processing ) saat ini memungkinkan pengenalan wajah seseorang ( face recognition ) dari sumber masukan berupa live-video . Sebuah", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 661, "width": 218, "height": 96, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "database berisi wajah dan identitas seseorang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah orang tersebut sedang berada pada ruangan dimana terletak kamera yang secara langsung memasok data pada perangkat lunak. Salah satu", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 28, "width": 201, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Infotek : Jurnal Informatika dan Teknologi Vol. 1 No. 2, Juli 2018, hal 96 – 106", "type": "Page header" }, { "left": 432, "top": 56, "width": 107, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI : 10.29408/jit.v1i2.903", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 84, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2614-8773", "type": "Page footer" }, { "left": 528, "top": 776, "width": 14, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "97", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 218, "height": 97, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kepent- ingan ini adalah OpenCV, yang merupakan soft- ware library teknik pemrosesan citra untuk berbagai keperluan termasuk pendeteksi dan pengenalan wajah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 188, "width": 221, "height": 283, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ketersediaan teknologi pemrosesan citra dan OpenCV memberikan peluang penerapan teknologi yang menarik pada bidang rekayasa perangkat lunak. Salah satu peluang bentuk te- rapan yang dapat memanfaatkan kemampuan pengenalan wajah adalah sistem pencatat ke- hadiran ( time attendance system ). Dengan mengenali wajah seseorang pada live-video me- lalui sebuah kamera ( webcam/CCTV ), sistem dapat menggunakan informasi tersebut untuk mencatat bahwa seseorang hadir pada waktu tertentu dan mengasosiasikannya dengan ke- jadian yang lain (contoh: kewajiban mengajar, shift pelayanan).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 477, "width": 218, "height": 283, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian yang diusulkan adalah untuk menggali peluang dimaksud dengan mengembangkan purwarupa ( prototype ) perangkat lunak yang memanfaatkan pengenalan wajah untuk men- catat kehadiran. Selain memanfaatkan OpenCV sebagai basis teknologi pengenalan wajahnya, perangkat lunak ini juga akan dipadukan dengan perangkat input layar sentuh untuk memberikan kemudahan dalam pengoperasiannya. Bahasa pemrograman yang digunakan untuk mem- bangun purwarupa ini adalah Java, yang dipilih karena memiliki API yang didukung penuh OpenCV dan memiliki teknologi GUI yang sesuai dengan platform yang dipilih.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 85, "width": 218, "height": 221, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Purwarupa yang diusulkan akan mengambil ben- tuk perangkat lunak yang digunakan untuk men- catat kehadiran dosen fakultas teknik universitas Hamzanwadi dalam mengajar, yang diintegrasi- kan dengan sistem informasi akademik yang te- lah ada sebelumnya. Purwarupa akan dirancang dengan konsep modular untuk mendukung pemanfaatan purwarupa ini pada kepentingan yang lebih luas dan membuka kemungkinan pengembangan ke arah produk tepat guna dapat yang menjadi inovasi unggulan kampus.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 333, "width": 102, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Tinjauan Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 354, "width": 106, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.1. Penelitian Terkait", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 374, "width": 218, "height": 386, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengenalan wajah sebelumnya pernah diteliti dan dikaji dengan berbagai pendekatan teroritis. Pendekatan teori lebih kepada penggunaan al- goritma/metode yang berbeda antara penelitian satu dengan yang lain. Seperti pada artikel (Margono et al. 2004), Arie wirawan dkk membu- at perangkat lunak dengan mengabungkan sis- tem pelacakan wajah manusia dengan menggunakan algoritma Camshift dan sistem pengenalan wajah dengan menggunakan algo- ritma Embedded Hidden Markov Model (EHMM). Hasil pengujian sistem dengan metode EHMM menunjukkan hasil pengenalan wajah mencapai tingkat akurasi sebesar 82.76% dengan data- base citra sebanyalk 341 citra terdiri dari 31 indi- vidu dengan 11 pose dan jumlah citra penguji sebanyak 29 citra wajah. Penelitian lainnya dil- akukan oleh (Kurniawan & Saleh 2012), agus kurniawan dkk, melakukan penelitian untuk", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 28, "width": 201, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Infotek : Jurnal Informatika dan Teknologi Vol. 1 No. 2, Juli 2018, hal 96 – 106", "type": "Page header" }, { "left": 432, "top": 56, "width": 107, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI : 10.29408/jit.v1i2.903", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 84, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2614-8773", "type": "Page footer" }, { "left": 528, "top": 776, "width": 14, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "98", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 221, "height": 593, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menghasilkan sistem absensi kuliah yang dapat mencatat kehadiran mahasiswa secara mutlak, efektif dan efisien sehingga mengurangi tingkat kecurangan dalam daftar kehadiran, karena ma- hasiswa yang bersangkutan harus datang ke tempat belajar-mengajar secara langsung. Hasil dari paper ini bahwa metode Gabor Wavelet dapat bekerja dengan baik dengan hasil pen- gujian pose frontal memiliki persentase pengenalan benar 97%, pengujian dengan jarak ± 30 cm persentase pengenalan benar 92% dan pengujian dengan intensitas cahaya persentase pengenalan benar 99% dan pengujian dengan foto cetak persentase pengenalan benar 9%. Pada penelitian yang dilakukan oleh (Dwiprasetyo & Hariadi 2012) saudara Jarot Dwi dkk metode yang digunakan adalah personal Component Analyisis (PCA) dalam hal ini metode eigenface berfungsi untuk menghitung eigenvalue dan eigenvector yang digunakan se- bagi fitur dalam pengenalan dan metode Euiclidien Distance untuk mencari jarak dengan data fitur yang telah didapat dan jarak terkecil adalah hasilnya. Hasil sistem pengenalan wajah penelitiannya menunjukkan hasil mendekati 99% akan tetapi memiliki kekurangan banyak objek yang bukan wajah terdeteksi sebagai wajah dan ini akan mempengaruhi proses deteksi dan pengenalan wajah,", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 85, "width": 111, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.2. Landasan Teori", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 106, "width": 178, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Open Computer Vision (OpenCV)", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 126, "width": 219, "height": 221, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "OpenCV adalah sebuah library dengan lisensi open source , yang ditujukan untuk pengolahan citra secara real-time. OpenCV ditulis menggunakan bahasa pemrograman C++ na- mun menyediakan antar muka dalam berbagai bahasa pemrograman. Bahasa pemrograman yang didukung secara utuh oleh antar muka ter- sebut antara lain Python, Java dan Matlab (Oc- tave). OpenCV dapat dijalankan pada berbagai platform sistem operasi termasuk Linux, BSD, Windows, OSX, Android dan IOS.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 354, "width": 218, "height": 220, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "OpenCV memiliki beberapa bidang terapan mencakup : pengenalan wajah, pengenalan ges- tur, interaksi manusia dan komputer, robotika bergerak dan augmented reality . Khusus untuk pengenalan wajah, OpenCV menyediakan be- berapa alternatif algoritma yakni Eigenfaces , Fisherfaces dan Local Binary Pattern Histogram . Riset oleh (Kar, Saha, & Pal, 2012). Dari seluruh algoritma tersebut, eigenfaces merupakan teknik yang paling sederhana diantara teknik yang ada (Emami & Suciu, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 581, "width": 193, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Technologi Acceptance Model (TAM)", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 602, "width": 219, "height": 158, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut wikipedia bahasa Indonesia Technology Acceptance Model (TAM) atau model pen- erimaan Teknologi adalah suatu model yang dibangun untuk menganalisa dan memhami faktor-faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi komputer. Dengan kata lain oleh, TAM adalah dibuat untuk mengevaluasi penerimaan user terhadap suatu produk teknolo-", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 28, "width": 201, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Infotek : Jurnal Informatika dan Teknologi Vol. 1 No. 2, Juli 2018, hal 96 – 106", "type": "Page header" }, { "left": 432, "top": 56, "width": 107, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI : 10.29408/jit.v1i2.903", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 84, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2614-8773", "type": "Page footer" }, { "left": 528, "top": 776, "width": 14, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "99", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 219, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "gi berdasarkan tingkat kegunaan ( Usefulness ) dan kemudahan penggunaannya ( Ease of Use ).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 126, "width": 218, "height": 76, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TAM menunjukkan bahwa kegunaan dan kemu- dahan penggunaan memiliki korelasi positif ter- hadap tingkat penggunaan suatu sistem oleh user (Chuttur 2009).", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 294, "width": 187, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Technology Acceptance Model", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 335, "width": 103, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Face Recognition", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 356, "width": 219, "height": 241, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Face recognition adalah teknik pengolahan citra yang sangat relevan untuk dipakai di berbagai aplikasi untuk tujuan keamanan sistem selain pengenalan sidik jari dan retina mata. Dalam aplikasinya pengenalan wajah menggunakan sebuah kamera untuk menangkap citra wajah seseorang kemudian dibandingkan dengan wajah yang sebelumnya sudah disimpan dalam database (Muliawan et al. 2015). Oleh Jiigar, M. Pandya dkk (Pandya et al. 2013) Teknik pengenalan wajah secara umum digambarkan dalam diagram alir berikut :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 654, "width": 218, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2 diagram alir tahapan penegnalan wajah", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 716, "width": 218, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sistem yang telah diterapkan sebelumnya mengimplementasikan sistem pengenalan wajah menjadi 3 tahapan, 1. Mendeteksi wajah dalam", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 85, "width": 218, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "gambar 2. Melakukan ektraksi wajah 3. Mengenal wajah dalam gambar.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 126, "width": 218, "height": 200, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedangkan menurut Nirmlya Kar (Kar et al. 2012) dalam jurnalnya mengimplementasikan sistem dalam 3 tahapan, pertama, mendeteksi dan mengektraksi citra wajah dan menyimpan informasinya dalam sebuah file xml untuk refer- ensi/database. Kedua, mempelajari dan melatih citra wajah dan menghitung eigen value dan eig- en vector dari citra. Ketiga mengenal dan menyamakan citra wajah baru dengan informasi citra wajah yang tersimpan di xml file.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 354, "width": 110, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Pendetesian Wajah", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 374, "width": 218, "height": 200, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam jurnalnya Agus kurniawan dkk (Kurniawan & Saleh 2012) pendeteksian Wajah dengan Metode ViolaJones Proses pendeteksian adanya citra wajah dalam gambar dengan detektor wajah OpenCV, menggunakan sebuah metoda yang dipublikasikan oleh Paul Viola dan Michael Jones tahun 2001. Umumnya disebut metoda Viola- Jones.Pendekatan untuk mendeteksi objek da- lam gambar menggabungkan empat konsep utama :", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 581, "width": 199, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "‒ Fitur segi empat sederhana yang disebut fitur Haar.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 623, "width": 190, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "‒ Integral image untuk pendeteksian fitur secara cepat.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 664, "width": 182, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "‒ Metoda machine learning AdaBoost.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 685, "width": 204, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "‒ Klasifier bertingkat untuk menghubungkan banyak fitur secara efisien", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 28, "width": 201, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Infotek : Jurnal Informatika dan Teknologi Vol. 1 No. 2, Juli 2018, hal 96 – 106", "type": "Page header" }, { "left": 432, "top": 56, "width": 107, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI : 10.29408/jit.v1i2.903", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 84, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2614-8773", "type": "Page footer" }, { "left": 522, "top": 776, "width": 19, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "100", "type": "Page footer" }, { "left": 263, "top": 195, "width": 6, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ".", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 216, "width": 200, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. contoh gambar fitur pada OpenCv", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 257, "width": 218, "height": 283, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fitur yang digunakan oleh Viola dan Jones didasarkan pada Wavelet Haar. Wavelet Haar adalah gelombang tunggal berbentuk bujur sangkar. satu interval tinggi dan satu interval rendah. Untuk dua dimensi, satu terang dan satu gelap. Kombinasikombinasi yang digunakan un- tuk pendeteksian objek visual tidak terlalu me- nyerupai Wavelet Haar yang sebenarnya. Wa- laupun demikian, kombinasikombinasi segiempat itu cocok untuk tugas-tugas pengenalan visual yang lebih baik.Oleh karena itu fitur ini disebut fitur Haar, atau fitur Haarlike, bukan Wavelet Haar. Gambar 3 menunjukkan fitur yang digunakan dalam OpenCV", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 567, "width": 218, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Pengenalan Wajah dengan Algoritma Eigenface", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 609, "width": 218, "height": 158, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut (Slavkovic & Jevtic 2012) Eigenface adalah salah satu algoritma pengenalan pola wajah yang berdasarkan pada Principle Compo- nent Analysis (PCA). Prinsip dasar dari pengenalan wajah adalah dengan mengutip in- formasi unik wajah tersebut kemudian diencode dan dibandingkan dengan hasil decode yang sebelumnya dilakukan. Dalam metode eigenface,", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 85, "width": 218, "height": 262, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "decoding dilakukan dengan menghitung eigen- vector kemudian direpresentasikan dalam se- buah matrikss yang berukuran besar. Eigenvec- tor juga dinyatakan sebagai karakteristik wajah oleh karena itu metode ini disebut dengan eigen- face. Setiap wajah direpresentasikan dalam kombinasi linear eigenface. Metode eigenface pertama kali dikembangkan oleh Matthew Turk dan Alex Pentland dari Vision and Modeling Group, The Media Laboratory, Massachusetts Institute of Technology pada tahun 1987. Metode ini disempurnakan lagi oleh Turk dan Pentland pada tahun 1991.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 354, "width": 218, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara singkat penjelasan Eigenface dikutip dari jurnal muliawan dkk (Muliawan et al. 2015) bah- wa langkah Perhitungan Eigenface :", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 416, "width": 218, "height": 75, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Langkah pertama adalah menyiapkan data dengan membuat suatu himpunan S yang terdiri dari seluruh training image, (Γ1, Γ2, …, ΓM) S = (Γ1, Γ2, …, ΓM) (1)", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 498, "width": 218, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Langkah kedua adalah ambil nilai tengah atau mean (Ψ)", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 580, "width": 218, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Langkah ketiga kemudian cari selisih (Ф) anta- ra nilai training image (Γi) dengan nilai tengah (Ψ)", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 663, "width": 218, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Langkah keempat adalah menghitung nilai matriks kovarian (C)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 28, "width": 201, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Infotek : Jurnal Informatika dan Teknologi Vol. 1 No. 2, Juli 2018, hal 96 – 106", "type": "Page header" }, { "left": 432, "top": 56, "width": 107, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI : 10.29408/jit.v1i2.903", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 84, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2614-8773", "type": "Page footer" }, { "left": 522, "top": 776, "width": 19, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "101", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 218, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Langkah kelima menghitung eigenvalue (λ) dan eigenvector (v) dari matriks kovarian (C)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 147, "width": 228, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Langkah keenam, setelah eigenvector (v) di- peroleh, maka eigenface (μ) dapat dicari dengan:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 248, "width": 134, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahapan Pengenalan wajah :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 269, "width": 218, "height": 96, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Sebuah image wajah baru atau test face (Γnew) akan dicoba untuk dikenali, pertama terapkan cara pada tahapan pertama perhi- tungan eigenface untuk mendapatkan nilai eigen dari image tersebut", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 407, "width": 218, "height": 76, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.Gunakan metode euclidean distance untuk mencari jarak (distance) terpendek antara nilai eigen dari training image dalam database dengan nilai eigen dari image testface.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 531, "width": 107, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 552, "width": 221, "height": 158, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini dilakukan dengan berpedoman pa- da kerangka penelitian sistem informasi dengan design science yang dikemukakan oleh Alan Hevner (Hevner et al. 2004) yang memposisikan penelitian sebagai jembatan diantara kebutuhan pada dunia nyata ( business needs ) dengan teori- teori akademis yang berkembang sebagai basis pengetahuan ( knowledge base ).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 717, "width": 218, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahapan penelitian meliputi bisnis understanding pengembangan sistem dan terakhir evaluasi.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 106, "width": 125, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1. Bisnis understanding", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 126, "width": 218, "height": 469, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sistem absensi yang dipakai saat ini untuk men- catat kehadiran dosen adalah dengan menggunakan mesin sidik jari dimana absensi dilakukan dengan meletakkan jari pada mesin untuk memindai sidik jari dan dikenali oleh mesin sebagai dosen tertentu sesuai database sidik jari yang sudah ada dalam database mesin. Pada dasarnya sistem absensi sidik jadi tidak ditemukan permasalahan yang urgen, hanya saja sepert kita ketahui secara umum bahwa kelemahan sistem sidik jari terletak pada seringnya kesalahan saat identifikasi disebabkan kodisi scanner yang kotor karena banyaknya bekas sidik jari yang menempel, basah karena jari berkeringat, scanner terkena cahanya lang- sung. Scanner harus terus dirawat dan jaga tetap bersih dan kering sehingga kinerja scanner da- lam memindai sidik jari tetap baik. Disebabkan oleh adanya kemungkinan kelemahan atau gan- guan seperti itu maka tidak cukup menggunakan sidik jari saja , tetapi nantinya dapat juga menggunakan sistem absensi dengan pemin- daian wajah.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 622, "width": 154, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.2. Teknik Evaluasi Model TAM", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 643, "width": 219, "height": 117, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahapan evaluasi dari metode Technology Ac- ceptance Model (TAM) ini bertujuan untuk: (1) mengetahui tingkat persepsi kegunaaan sistem infromasi pencatatan kehadiran dosen (per- ceived usefulness) terhadap kondisi nyata penggunaan sistem informasi ( actual system", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 28, "width": 201, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Infotek : Jurnal Informatika dan Teknologi Vol. 1 No. 2, Juli 2018, hal 96 – 106", "type": "Page header" }, { "left": 432, "top": 56, "width": 107, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI : 10.29408/jit.v1i2.903", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 84, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2614-8773", "type": "Page footer" }, { "left": 522, "top": 776, "width": 19, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "102", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 218, "height": 159, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "usage ) dan attitude toward using pada fakultas Teknik Universitas Hamzanwadi (2) mengetahui tingkat persepsi kemudahan penggunaan sistem infromasi pencatatan kehadiran dosen (per- ceived ease of use) terhadap kondisi nyata penggunaan sistem informasi (actual system usage) dan attitude toward using pada fakultas Teknik Universitas Hamzanwadi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 271, "width": 144, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.3. Teknik Pengambilan Data", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 292, "width": 218, "height": 158, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk memperoleh data yang obyektif, valid dan dapat dipercaya, peneliti akan menggunakan data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yaitu para dosen yang terpilih sebagai sampel. Bentuk alat pengumpul data yang dimaksud adalah questionnaire ber- dasarkan inidikator yang dikembangkan oleh peneliti.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 477, "width": 80, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.4. Assesment", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 498, "width": 218, "height": 56, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ketiga instrumen dalam variabel penelitian ini dinilai dengan skala Likert (Likert Scale) yang terdiri atas 5 (lima) poin:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 560, "width": 122, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Sangat Setuju (SS) = 5", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 581, "width": 81, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Setuju (S) = 4", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 602, "width": 80, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Netral (N) = 3", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 622, "width": 114, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Tidak Setuju (TS) = 2", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 643, "width": 149, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Sangat Tidak Setuju (STS) =1", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 684, "width": 177, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Hasil Penelitian dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 705, "width": 197, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahapan-tahapan pengujian yang dilakukan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 726, "width": 210, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Deteksi Wajah Baru dan Menyimpan dalam File format jpg", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 207, "width": 210, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 10. Entri nama yang dipakai sebagai label", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 378, "width": 216, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 11. Kamera bersiap untuk mengambil wajah", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 547, "width": 210, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 12 wajah berhasil diseleksi (kotak bergaris biru) dan Kamera beberapa kali mengambil gambar", "type": "Caption" }, { "left": 326, "top": 661, "width": 213, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 13. foto hasil seleksi sebanyak 31 foto berhasil disimpan dalam folder", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 723, "width": 218, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Training WajahProses training yang dilakukan oleh program adalah mengambil", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 28, "width": 201, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Infotek : Jurnal Informatika dan Teknologi Vol. 1 No. 2, Juli 2018, hal 96 – 106", "type": "Page header" }, { "left": 432, "top": 56, "width": 107, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI : 10.29408/jit.v1i2.903", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 84, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2614-8773", "type": "Page footer" }, { "left": 522, "top": 776, "width": 19, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "103", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 85, "width": 200, "height": 55, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "karakteristik seluruh foto yang ada dalam folder, melakukan perhitungan eigenface untuk mendapatkan", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 126, "width": 200, "height": 56, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "eigenvektor menyajikannya dalam matrik berukuran besar dan disimpan dalam file training_data.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 188, "width": 218, "height": 76, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Pengenalan WajahDari menu pengenalan wajah, lalu kamera bersiap mengambil Wajah testing untuk mendeteksi dan mengenal wajah testing sebagai siapa.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 271, "width": 200, "height": 55, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah berhail diidentifikasi wajah testing maka tampil nama/label wajah sebagai tahapan pengenalan wajah berhasil", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 333, "width": 50, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dilakukan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 509, "width": 217, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 13. Pengenalan Wajah berhasil diidentifikasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 547, "width": 218, "height": 97, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada gambar terlihat kotak garis hijau mendankan seleksi wajah testing dan text berwarna biru menampilkan nama pemilik wajah. 4. Pencatatan dalam Sistem Pencatatan Ab- sensi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 650, "width": 218, "height": 118, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah nama pemilik wajah berhasil dideteksi, system secara otomatis akan menyimpan data nama pemilik wajah dan menampilkanya dalam tombol pada panel Recognized face dikanan atas. Jika muncul beberapa tombol nama itu be- rarti sistem berhasil mendeteksi beberapa", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 85, "width": 219, "height": 159, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kemiripan wajah dengan data training, itu artinya user harus memilih tombol nama yang sesuai dengan nama yang bersangkutan, Saat tombol diklik sistem akan menampilkan data waktu saat melakukan absensi dalam panel log kehadiran ( log attendance ). Sistem kemudian menyimpan data tersebut otomatis dalam database sistem Absensi.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 388, "width": 208, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 15 : Pencatatan dalam sistem Absensi Wajah yang dikenal", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 429, "width": 218, "height": 56, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ujicoba yang dilakukan yang meliputi 4 tahap sesuai fitur sistem didapat kesimpulan hasil uji sbb:", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 491, "width": 156, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5 Hasil Ujicoba Fitur Sistem:", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 514, "width": 193, "height": 102, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fitur Sistem Jalannya Aplikasi Registrasi Wajah Baru Baik, tanpa kesalahan Trainig Wajah Baik, tampa kesalahan Pengenalan Wajah Baik, tanpa kesalahan Pencatatan Ke- hadiran Baik, tnapa kesalahan", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 637, "width": 195, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4.1. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas In- strumen", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 678, "width": 218, "height": 76, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah awal memulai metode TAM adalah dengan melakukan pengumpulan data kuision- er/angket guna mengetahui bagaimana jawaban responden terhadap pertanyaan pertanyaan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 28, "width": 201, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Infotek : Jurnal Informatika dan Teknologi Vol. 1 No. 2, Juli 2018, hal 96 – 106", "type": "Page header" }, { "left": 432, "top": 56, "width": 107, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI : 10.29408/jit.v1i2.903", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 84, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2614-8773", "type": "Page footer" }, { "left": 522, "top": 776, "width": 19, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "104", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 218, "height": 159, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang mewakili indikator dari 4 variabel utama perceive easy of use, perceived usefulness, at- tiude toward using dan actual usage. Untuk mengetahui kevalidan instrument penelitian dil- akukan uji validitas dan untuk mengetahui tingkat kepercayaan instrumen dilakukan uji realibilitas. Dengan bantuan Excel diperoleh sbb : Tabel 5. Hasil Uji Validitas", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 251, "width": 203, "height": 82, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel Indikator r(korelasi) Ket Kesim- im- pulan Preceived easy of use X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 0.672414105 0.725436006 0.68202631 0.768919696 0.818602921 r positif Valid Valid Valid Valid Valid", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 334, "width": 196, "height": 125, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prceived usefulness X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 0.763972966 0.768481992 0.761899705 0.867216295 0.781185046 0.594334343 r positif Valid Valid Valid Valid Valid Valid Attitude toward using Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 0.775031758 0.826384196 0.850386413 0.811545198 Positif r Valid Valid Valid Valid Actual usage Y2.1 Y2.2 0.890563557 0.948025712 r positif Valid", "type": "Table" }, { "left": 268, "top": 449, "width": 18, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Valid", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 218, "height": 117, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dimana nilai r tabel (N=20, α=5%) adalah 0.444, r postif jika r hitung > r tabel Dari tabel diatas didapatkan kesimpulan semua variabel penelitian dan indikator setiap variabel- nya dinyatakan valid atau tepat digunakan se- bagai instrumen penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 584, "width": 127, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 6. Hasil Uji Realibilitas", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 605, "width": 200, "height": 97, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indikator r(korelasi) ∑genap dan ∑ganjil Reabilitas ( R) Spear- man Brown Kesimpulan X1 0.5721 0.7278 Reliabel X2 0.8477 0.9176 Reliabel Y1 0.5375 0.6992 Reliabel Y2 0.6995 0.8232 Reliabel", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 707, "width": 218, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan hasil uji realiabilitas pada tabel 6.2 diat- as dapat disimpulkan semua instrumen penelitian memiliki tingkat reliabilitas yang baik", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 85, "width": 221, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "karena nilai Reliabelnya (R) diatas nilai 0.6 atau > r tabel.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 147, "width": 206, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4.2. Persepsi Responden Terhadap Varia- bel Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 188, "width": 158, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Perspesi perceived ease of use", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 209, "width": 218, "height": 179, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari kelima indikator variabel perceived ease of use yang diteliti maka berdasarkan persepsi re- sponden, indikator Mudah digunakan (X1.5) yang memiliki nilai rata-rata skala jawaban tertinggi yaitu (4.65). Ini artinya menurut pan- dangan responden aplikasi sistem Pencatatan Kehadiran dengan pengenalan wajah mem- berikan kemudahan dalDm hal mudah digunakan dalam pemakaiannya.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 395, "width": 218, "height": 76, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Persepsi responden rata-rata terhadap sistem Pencatatan Kehadiran dari kelima indicator per- ceived ease of use adalah mencapai 4.39. ini artinya interpretasi bernilai BAIK .", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 498, "width": 113, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Persepsi Usefulness", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 519, "width": 218, "height": 200, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari keenam indikator perceived usefulness yang diteliti maka berdasarkan persepsi responden indicator memudahkan perkerjaan (X1.5) meru- pakan bagian dari perceived usefulness yang memiliki nilai rata-rata skala jawaban tertinggi yaitu (4.45). Ini artinya menurut pandangan re- sponden aplikasi sistem Pencatatan Kehadiran dengan pengenalan wajah memberikan manfaat dalam hal menjadikan pekerjaan/kegiatan pen- catatan kehadiran lebih mudah.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 726, "width": 218, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Persepsi responden rata-rata terhadap sistem Pencatatan Kehadiran dari keenam indicator", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 28, "width": 201, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Infotek : Jurnal Informatika dan Teknologi Vol. 1 No. 2, Juli 2018, hal 96 – 106", "type": "Page header" }, { "left": 432, "top": 56, "width": 107, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI : 10.29408/jit.v1i2.903", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 84, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2614-8773", "type": "Page footer" }, { "left": 522, "top": 776, "width": 19, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "105", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 218, "height": 55, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perceived usefulness adalah mencapai 4.325. ini artinya interpretasi terhadap sistem dalam hal mendatangkan manfaat bernilai BAIK .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 168, "width": 160, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Persepsi Attitude Toward using", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 188, "width": 218, "height": 242, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari keempat indikator attitude toward using yang diteliti maka berdasarkan persepsi re- sponden indikator perlu ide yang bagus dan bi- jaksana (y1.2) dan perlu (Y1.3) merupakan ba- gian dari perceived usefulness yang memiliki nilai rata-rata skala jawaban tertnggi yaitu (4.40). Ini artinya menurut pandangan responden ap- likasi sistem Pencatatan Kehadiran dengan pengenalan wajah diperlukan untuk menunjang pelaksanaan perkuliahan dikarenakan penggunaannya termasuk ide yang bagus dan bijaksana.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 436, "width": 218, "height": 138, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Persepsi responden rata-rata terhadap sistem Pencatatan Kehadiran dari keempat indicator attitude toward using adalah mencapai 4.25. ini artinya interpretasi atau penilaian terhadap sis- tem dalam hal dapat diterima sebagai sistem yang akan digunakan adalah bernilai BAIK . d. Persepsi actual using", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 581, "width": 218, "height": 179, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari kedua indikator actual usage yang diteliti maka berdasarkan persepsi responden kedua indikator Y2.1 dan Y2.2 merupakan bagian dari actual usage yang memiliki nilai rata-rata skala jawaban tertnggi yaitu (4.25). Ini artinya menurut pandangan responden aplikasi sistem Pencata- tan Kehadiran dengan pengenalan wajah sudah layak digunakan secara kontinu dan terus mene- rus.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 85, "width": 218, "height": 117, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Persepsi responden rata-rata terhadap sistem Pencatatan Kehadiran dari kedua indikator actual usage adalah mencapai 4.25. ini artinya inter- pretasi atau penilaian terhadap sistem dalam hal kelayakan sistem dipakai kontinu dan terus menerus adalah sudah BAIK.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 230, "width": 79, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 250, "width": 220, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil analisis data, kesimpulan penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 292, "width": 218, "height": 55, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Teknik pengenalan wajah berbasis OpenCV telah dapat diwujudkan dalam bentuk proto- type.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 354, "width": 219, "height": 55, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Setiap fitur sistem yang diusulkan telah ber- hasil dijalankan ( runnable ) sesuai tujuan dan fungsi dari tiap tiap fitur sistem.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 416, "width": 218, "height": 179, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Hasil Evaluasi terhadap sistem pencatatan kehadiran saat diujikan membuktikan Per- sepsi Responden terhadap variabel-variabel pendukung metode TAM menunjukkan hasil interpretasi bernilai BAIK yang dibuktikan dengan rata-rata total skor tiap tiap indikator variabel penyusunnya yaitu rata-rata total skor diatas 4.00. dimana interpretasi BAIK memiliki rentang nilai 3.68 – 5.00.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 643, "width": 72, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 664, "width": 218, "height": 76, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] Chuttur, M., 2009. Overview of the Technology Acceptance Model: Origins , Developments and Future Directions. Sprouts: Working Papers on Information", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 28, "width": 201, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Infotek : Jurnal Informatika dan Teknologi Vol. 1 No. 2, Juli 2018, hal 96 – 106", "type": "Page header" }, { "left": 432, "top": 56, "width": 107, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI : 10.29408/jit.v1i2.903", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 84, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2614-8773", "type": "Page footer" }, { "left": 522, "top": 776, "width": 19, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "106", "type": "Page footer" }, { "left": 109, "top": 85, "width": 194, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Systems , 9(2009), pp.1–23. Available at: http://sprouts.aisnet.org/9-37.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 126, "width": 218, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] Dwiprasetyo, J. & Hariadi, M., 2012. Pengenalan wajah dan komputer vision 1,2.", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 168, "width": 138, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ", 2012(Semantik), pp.215–221.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 188, "width": 218, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3] Hevner, A.R. et al., 2004. Design Science in Information Systems Research 1. MIS", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 230, "width": 126, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Quarterly , 28(1), pp.75–105.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 250, "width": 218, "height": 56, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4] Kar, N. et al., 2012. Study of Implementing Automated Attendance System Using Face Recognition Technique. , 1(2).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 312, "width": 218, "height": 56, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[5] Kurniawan, A. & Saleh, A., 2012. Kata kunci :Aplikasi Absensi Kuliah Berbasis identifikasi Wajah Menggunakan Gabor", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 374, "width": 143, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wavelet. ITS-paper , 27230, p.6.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 395, "width": 218, "height": 76, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[6] Margono, A.W., Gunawan, I. & Lim, R., 2004. Pelacakan dan Pengenalan Wajah Menggunakan Metode Embedded Hidden Markov Model. Jurnal Informatika Teknik", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 478, "width": 166, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Informatika UK Petra , 5(1), pp.22–31.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 498, "width": 218, "height": 56, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[7] Muliawan, M.R. et al., 2015. Implementasi Pengenalan Wajah dengan metode Eigenface pada Sistem Absensi. , 03(1).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 560, "width": 218, "height": 56, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[8] Pandya, J.M., Rathod, D. & Jadav, J.J., 2013. A Survey of Face Recognition approach. , 3(1), pp.632–635.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 622, "width": 218, "height": 56, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[9] R, L.P. & rara Ayu, 2013. Aplikasi Model TAM terhadap Pengguna Layanan Internet Banking. Magister, Program Manajemen,", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 684, "width": 194, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Program Studi Pascasarjana, Program", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 705, "width": 141, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Udayana, Universitas , pp.1–84.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 726, "width": 218, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[10] Slavkovic, M. & Jevtic, D., 2012. Face recognition using eigenface approach.", "type": "List item" }, { "left": 347, "top": 85, "width": 195, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Serbian Journal of Electrical Engineering ,", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 106, "width": 195, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9(1), pp.121–130. Available at:", "type": "Table" }, { "left": 347, "top": 126, "width": 188, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://www.doiserbia.nb.rs/Article.aspx?ID=", "type": "List item" }, { "left": 347, "top": 147, "width": 97, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1451-48691201121S.", "type": "Table" } ]
ecbcf646-1608-2428-f44e-1003a4979a77
https://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/eduma/article/download/52/51
[ { "left": 275, "top": 35, "width": 175, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "EduMa Vol.3 No.2 Desember 2014 ISSN 2086 - 3918 1", "type": "Page header" }, { "left": 90, "top": 78, "width": 344, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Involving Technology in The Teaching and Learning Mathematics", "type": "Title" }, { "left": 202, "top": 136, "width": 121, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Trisno Ikhwanudin", "type": "Section header" }, { "left": 145, "top": 164, "width": 235, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Widyaiswara (Teacher Trainer), PPPPTK TK dan PLB Jl. Dr. Cipto No. 9 Bandung [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 244, "top": 221, "width": 37, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 232, "width": 355, "height": 90, "page_number": 1, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "This study proposes a way to involve technology in the area of teaching mathematics. The technology tool is Geogebra 4 , which is computer software in the teaching and learning mathematics. This technology emphasizes on the use of multiple representations of mathematical concepts by computer software. The objective is to make students consider the representation of mathematical concepts and help them to enjoy studying mathematics. From that thought, hopefully student understanding will improve and their mathematical achievement will increase. The result of this study is five lesson plans for teaching and learning integral using Geogebra 4 .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 335, "width": 263, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Keywords: mathematics, education, technology, and geogebra 4 .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 355, "width": 52, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "PREFACE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 367, "width": 170, "height": 170, "page_number": 1, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Most teachers teach mathematics without representation. As a result, students have difficulties visualizing many concepts. The teachers just teach our students with the formula and symbol-letter, and then the students try to solve problems with the formula, without having knowledge of the visualization of the function or solution look likes. It is a little bit weird because students just remembering the formula without knowing what are the curves or representation look like.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 170, "height": 50, "page_number": 1, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "For example, when teachers teach integral concept about area between two curves; teachers just give students the formula that is", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 594, "width": 170, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": ", where is above . For instance, teacher gives question abouthow to calculate the area between two functions,", "type": "Table" }, { "left": 311, "top": 355, "width": 129, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "and , from 0 to", "type": "Table" }, { "left": 269, "top": 367, "width": 171, "height": 62, "page_number": 1, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "1 . To solve this problem, the students in my country take minutes to draw picture of these two functions. For example, the picture is like this:", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 35, "width": 175, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "EduMa Vol.3 No.2 Desember 2014 ISSN 2086 - 3918 2", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 170, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "After drawing the picture, students begin to calculate the area, by solving the integral equation like this:", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 142, "width": 81, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "− = −", "type": "Table" }, { "left": 97, "top": 171, "width": 132, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "= . − . =", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 207, "width": 170, "height": 87, "page_number": 2, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Of course, for some students it is easy to draw the picture and to solve the integral equation. However, for the other students, it is hard to draw picture and to solve the integral, moreover when the functions are not simple like on the above example.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 312, "width": 170, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Technology (GeoGebra 4 ) can help students get more understanding about this problem; that is how to make representation to calculate integral: area between two curves. My opinion is based on Bruner’s insights on the role of representation have greatly influenced mathematics educator. Most of mathematics educators state that mathematical idea can be represented in three ways: enactively (concrete representation), iconically (pictorial representation), and symbolically (written symbols) (Bruner, 1960). In this context, technology (GeoGebra 4 ) plays role as iconically or pictorial representation.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 548, "width": 170, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "The purpose of this project is to involve technology", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 560, "width": 170, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "in the mathematics classroom. I do believe that mathematics must be taught in a joyful learning environment with multiple representations, including representation from technology. With this project, I want to help", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 72, "width": 43, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "students", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 72, "width": 170, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "to enjoy studying mathematics with technology, because nowadays, technology is the focus of their attention. I also want to make mathematics become less abstract with the representation from the technology (Geogebra 4 ). The result of this project is five lesson plans for teaching integral with Geogebra 4 .", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 213, "width": 121, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "LITERATURE REVIEW", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 245, "width": 170, "height": 206, "page_number": 2, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Most of the mathematics teachers just teach mathematics in the level of theory or concept. Students then have perception that mathematics is an abstract subject matter. The teachers rarely use representation or make connection between mathematics and the real life. From that historical background, I have a dream to change “the theoretical teaching style” in my country. In my teaching philosophy, I do believe that mathematics must be taught with realistic representation, involving technology, and trying to make students enjoy when they learn mathematics", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 469, "width": 171, "height": 134, "page_number": 2, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "My paper is based on Bruner’s insights on the role of representation have greatly influenced mathematics educator. Most of mathematics educators state that mathematical idea can be represented in three ways: enactively (concrete representation), iconically (pictorial representation), and symbolically (written symbols) (Bruner, 1960). In this article, technology (GeoGebra 4 )", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 35, "width": 175, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "EduMa Vol.3 No.2 Desember 2014 ISSN 2086 - 3918 3", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 170, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "plays role as iconically or pictorial representation.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 170, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "In the Prepare and Inspire (President’s Council of", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 140, "width": 170, "height": 195, "page_number": 3, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Advisors on Science and Technology, 2010), there is a belief that technology has the potential to transform K-12 education, just as it has many other sectors of the US and global economy and our society. It can enable real-time and meaningful data gathering that allow learning and innovation in the education system. It can power innovative learning tools that prepare and inspire students. Furthermore, the report states thatone of the most powerful tools to propel innovation in education is computation and information technology.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 353, "width": 170, "height": 110, "page_number": 3, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "The report also explains that technology supports innovation in three fundamental ways: (1) continuous evaluation and improvement based on data, (2) rapid and inexpensive dissemination of successful solutions, and (3) mass customization. The report also notes some important", "type": "Table" }, { "left": 193, "top": 449, "width": 34, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "points:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 449, "width": 170, "height": 194, "page_number": 3, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "(1) educational technology has been advancing rapidly in recent years and is likely to create major strides in the near future; (2) there will be a growing need for new instructional materials, new professional development materials, and new kinds of assessments that are aligned with higher standards and provide much richer learning experiences and more vibrant sources of information; (3) the ‘‘collection and use of data’’ is one of the U.S. Department of Education’s four assurances; (4) technology is", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 72, "width": 170, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "becoming increasingly affordable, accessible, and versatile- a trend that will continue over the next decades, and will encompass personal and mobile devices; and (5) today’s students are increasingly digital natives.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 176, "width": 170, "height": 159, "page_number": 3, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Many research findings conclude that technology is a great instrument to enhance mathematics teaching and learning process. Hatfield and Kieran (1972) explain that that was believe that “the activity of writing, processing, and studying the output of computer algorithms should promote the development of mathematical concepts and principles, computational skills, and problem-solving abilities of the students”.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 353, "width": 171, "height": 134, "page_number": 3, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Ellington (2003) also states that when calculators were included in instruction, the ability to select the appropriate problem solving strategies improved for the participating student. Furthermore, she states that students who used calculators while learning mathematics reported more positive attitudes towards mathematics than their non-calculator", "type": "Table" }, { "left": 269, "top": 473, "width": 170, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "using counterparts on survey taken at the end of calculator treatment.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 529, "width": 170, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "From another research finding using computer-intensive algebra (CIA), O’Callaghan (1998) found that the CIA students achieved a better overall understanding of function and were better at the component of modeling, interpreting,", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 601, "width": 170, "height": 50, "page_number": 3, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "and translating. Moreover, CIA students showed significant improvements in their attitudes toward mathematics,", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 35, "width": 175, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "EduMa Vol.3 No.2 Desember 2014 ISSN 2086 - 3918 4", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 124, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "were less anxious", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 170, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "about mathematics, and rate their classes as more interesting .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 128, "width": 170, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "From the other research findings, Kaput, Hegedus, and Lesh (2007) state that technology become infrastructure", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 164, "width": 170, "height": 207, "page_number": 4, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "in mathematics education. They explain that technology is a fundamental yet invisible role similar to the electricity in our homes. Moreover, technology will lead to emphasize to new level and types of ideas and abilities, as well as new ways to think about traditional concepts and skills. In the school, technology will facilitate new type of social interaction and thinking, and new way to make mathematics less abstract and more accessible to a wider population of students. The authors said that to realize the potential of technology, new", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 357, "width": 170, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "type of pedagogical diversification will be needed, and of course teacher development must be done.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 415, "width": 170, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Kaput et al. (2007) also show their result", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 428, "width": 170, "height": 147, "page_number": 4, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "of classroom connectivity (CC) (i.e., classroom that involves technology); there are significant improvements in low-achieving students’ abilities to solve standardize and applied problems. They also state that there are significant shifts in participation structures from non-CC to CC context. They also explain that", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 560, "width": 171, "height": 81, "page_number": 4, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "the use of representationally rich software in mathematics education calls for a reconceptualization of both traditional and applied mathematics concepts. They also", "type": "Table" }, { "left": 269, "top": 72, "width": 170, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "see distinct differences in fundamental process such as posture and gesture as well as discourse, teachers using CC more positive and effectual in the classroom. They state that connectivity support pedagogical manipulation of students’ focus of attention.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 211, "width": 143, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "TECHNOLOGY OVERVIEW", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 233, "width": 44, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Geogebra", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 233, "width": 171, "height": 267, "page_number": 4, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "4 is an application for exploring and demonstrating Geometry and Algebra. It is an open source application and is freely available for non-commercial use. There are currently versions available for Windows, Mac OS X, Linux and other java-enabled platforms. To start Geogebra 4 go to http://www.geogebra.org where we will see links to Web start or Download. The Web start option downloads the necessary java files to our computer and starts the application immediately. The advantage of choosing this option is that the application is always up to date. The Download option downloads files to our computer and we must then install. The big advantage here is that we can continue to work offline.", "type": "Table" }, { "left": 269, "top": 506, "width": 170, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "The installation process is very straightforward. After we have downloaded on a Windows machine just double-click the downloaded file. An Install Wizard will guide us through every step. It is strongly advised that we select the typical configuration when given the choice. Full instructions are given on the Geogebra4 site.", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 35, "width": 175, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "EduMa Vol.3 No.2 Desember 2014 ISSN 2086 - 3918 5", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 170, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Double click the Geogebra 4 icon on the desktop to start the application. We will be presented with a launch screen as shown in Figure 1.", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 260, "width": 129, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Figure 1: Launch Screen for GeoGebra 4", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 292, "width": 170, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "The button menu along the top (see Figure 2) contains a submenu of actions. By clicking on the down- pointing arrow at the bottom right corner of any of these buttons the submenu is displayed.", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 398, "width": 147, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Figure 2: Buttons for Geogebra 4", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 465, "width": 149, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "LESSON PLANS OVERVIEW", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 497, "width": 170, "height": 111, "page_number": 5, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "On the next pages, five lesson plans about teaching integral using Geogebra 4 will be explained. The first lesson plan is on teaching lower sum concept with representation from Geogebra 4 . In this lesson, students will investigate the properties of lower sum as a basic concept to understand Riemann", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 594, "width": 39, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "integral.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 606, "width": 170, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Students also will construct a conjecture and then they will try to", "type": "Table" }, { "left": 269, "top": 72, "width": 170, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "analyze their conjecture by", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 84, "width": 171, "height": 203, "page_number": 5, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Geogebra 4 . The second lesson plan is teaching upper sum concept with representation from Geogebra 4 . In this lesson, students will investigate the properties of upper sum as a basic concept to understand Riemann integral. Students also will construct a conjecture about the relation between the number of rectangles and the value of the upper sum. Additionally, students will construct a conjecture and then they will try to analyze their conjecture by Geogebra 4 .", "type": "Table" }, { "left": 269, "top": 305, "width": 170, "height": 158, "page_number": 5, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "The third lesson plan is an investigation of the phenomenonwhen the number of rectangles goes to infinity. In this lesson, students will prove their conjecture in the previous lesson (the second lesson). They will construct the lower sum and the upper sum with a large enough number of rectangles, and then they will analyze whether their previous conjecture in the second lesson is true or not.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 481, "width": 170, "height": 146, "page_number": 5, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "The fourth lesson plan is on teaching definite integral (Riemann Integral). In this lesson, students will investigate the properties of definite integral. Students also will construct a conjecture about the relation between the value of the definite integral (positive or negative) and the position of the area under the curves. Furthermore, students will construct a conjecture and then they will try to analyze their conjecture by", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 35, "width": 175, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "EduMa Vol.3 No.2 Desember 2014 ISSN 2086 - 3918 6", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 50, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Geogebra 4 .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 170, "height": 159, "page_number": 6, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "The fifth lesson plan is on teaching area between two curves with representation from Geogebra 4 . In this lesson, students will investigate the properties of area between two curves. Students also will construct a conjecture about the relation between the value of area between two curves and the position of the function f and g . Moreover, students will construct a conjecture and then they will try to analyze their conjecture by Geogebra 4 .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 293, "width": 85, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "LESSON PLANS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 325, "width": 71, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Lesson Plan 1", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 357, "width": 134, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Investigation: Lower Sum", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 389, "width": 170, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Lower Sum is ∑ ∆ , where is x-value at which f(x) attains a minimum on interval", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 413, "width": 170, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": ", . We can make Lower Sum representation in the Geogebra 4 software.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 469, "width": 36, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Sketch", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 501, "width": 170, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "1. Type the equation in the Input Bar and press enter.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 170, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "2. Type this command: Lower Sum [f, -3, -1, 8], or select it from the drop", "type": "List item" }, { "left": 281, "top": 72, "width": 158, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "down list in the Input Bar, and press enter.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 116, "width": 170, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "You must have a representation like this:", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 317, "width": 58, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Investigate", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 349, "width": 170, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Use a slider to make an animation of the number of rectangles by clicking", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 391, "width": 15, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "the", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 391, "width": 171, "height": 110, "page_number": 6, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": ". You can set the number of rectangles between 8 and 100. What is the relationship between the number of rectangles and the Lower Sum value (a)? Analyze your findings to make a conjecture about the relationship between the number of rectangles and the Lower Sum values.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 519, "width": 170, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Conjecture: Write a conjecture below", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 563, "width": 170, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "__________________________________ _______________________________", "type": "Table" }, { "left": 275, "top": 35, "width": 175, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "EduMa Vol.3 No.2 Desember 2014 ISSN 2086 - 3918 7", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 72, "width": 155, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "_______________________________", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 84, "width": 155, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "_______________________________", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 117, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Present Your Findings", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 148, "width": 155, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Discuss your results with your partner or group. To present your findings you should:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 204, "width": 168, "height": 75, "page_number": 7, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "1. Show some set of data about the relationship between the number of rectangles and the Lower Sum. For example, when the number of rectangles is________, the lower sum value is_________.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 297, "width": 166, "height": 62, "page_number": 7, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "2. From that data, you explain your own conclusion about the relationship between the number of rectangles and the Lower Sum values to your group members.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 377, "width": 70, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Explore More", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 409, "width": 170, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "See if you can come up with the number of rectangles that makes the", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 72, "width": 170, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "value of the lower sum not change significantly.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 116, "width": 170, "height": 58, "page_number": 7, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Investigation: Lower Sum (Teacher Comments) Students Audience: High School", "type": "Table" }, { "left": 269, "top": 192, "width": 170, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Prerequisite: Introduce (or let the student worksheet introduce) the terms Lower Sum", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 248, "width": 150, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Geogebra 4 Proficiency: Beginner", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 280, "width": 109, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Class Time: 45 minutes", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 312, "width": 170, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Construction Tips: This is a very simple construction that effectively illustrates the concept of Lower Sum", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 369, "width": 36, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Sketch", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 401, "width": 170, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Teacher have to makes sure that students have a representation as shown in the student worksheet. Teacher should moves to each group to see whether they have an intended representation.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 493, "width": 119, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Investigate/Conjecture", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 525, "width": 170, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "To increase the number of rectangles, create the slider n to go from 8 to 100 in steps of 0.1 by clicking the . Then type this command: Lower Sum [f, -3, -1, n] or", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 35, "width": 175, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "EduMa Vol.3 No.2 Desember 2014 ISSN 2086 - 3918 8", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 170, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "select it from the drop down list in the Input Bar, and press enter.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 170, "height": 50, "page_number": 8, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "To make the difference between the value of Lower Sum clear, create text block a: Lower Sum with n = 8 rectangles", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 181, "width": 170, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "by clicking and create text block b: Lower Sum with n rectangles", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 222, "width": 82, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "by clicking .", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 254, "width": 115, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "The illustration is below:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 438, "width": 164, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Leading students to conjecture:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 470, "width": 170, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "When the number of rectangles increases, then the value of Lower Sum also increases", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 527, "width": 170, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Introduce the term infinity after students have made the conjecture. It is an important concept for", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 72, "width": 170, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "understanding Riemann integral in the next lesson.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 116, "width": 70, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Explore More", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 148, "width": 170, "height": 123, "page_number": 8, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Lead students to a number of rectangles that makes the value of Lower Sum not change significantly. For example, n = 1000, this will illustrate the next lesson about the definition of the definite integral (Riemann Integral), which is the value of Lower Sum and the value of Upper Sum are equal when n goes to the infinity.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 289, "width": 71, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Lesson Plan 2", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 321, "width": 133, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Investigation: Upper Sum", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 352, "width": 171, "height": 63, "page_number": 8, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Upper Sum is ∑ ∆ , where is x-value at which f(x) attains a maximum on interval , . We can make Upper Sum representation in the Geogebra 4 software.", "type": "Table" }, { "left": 269, "top": 433, "width": 36, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Sketch", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 465, "width": 170, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "1. Type the equation in the Input Bar and press enter.", "type": "List item" }, { "left": 269, "top": 521, "width": 170, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "2. Type this command: Upper Sum [f, -3, -1, 8], or select it from the drop", "type": "List item" }, { "left": 275, "top": 35, "width": 175, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "EduMa Vol.3 No.2 Desember 2014 ISSN 2086 - 3918 9", "type": "Page header" }, { "left": 97, "top": 72, "width": 158, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "down list in the Input Bar, and press enter.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 170, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "You must have a representation like this:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 304, "width": 58, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Investigate", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 170, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Use a slider to make an animation of the number of rectangles by clicking", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 170, "height": 98, "page_number": 9, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "the . You can set the number of rectangles is between 8 and 100. What is the relationship between the number of rectangles and the Upper Sum value (a)? Analyze your findings to make a conjecture about the relationship between the number of rectangles and the Upper Sum value.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 495, "width": 170, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Conjecture: Write a conjecture below", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 527, "width": 170, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "__________________________________", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 539, "width": 170, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "__________________________________ __________________________________", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 72, "width": 170, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "__________________________________ _______", "type": "Table" }, { "left": 269, "top": 116, "width": 117, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Present Your Findings", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 148, "width": 170, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Discuss your results with your partner or group. To present your findings you should:", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 204, "width": 170, "height": 155, "page_number": 9, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "1. Show some set of data about the relationship between the number of rectangles and the Upper Sum. For example, when the number of rectangles is________, the Upper Sum value is_________. 2. From that data, you explain your own conclusion about the relationship between the number of rectangles and the Upper Sum value to your group members.", "type": "Table" }, { "left": 269, "top": 377, "width": 70, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Explore More", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 409, "width": 170, "height": 50, "page_number": 9, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "See if you can come up with the number of rectangles that makes the value of the upper sum not change significantly.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 477, "width": 170, "height": 50, "page_number": 9, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "What do you think about the value of Lower Sum and the value of Upper Sum when n (the number of rectangles) becomes large enough?", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 525, "width": 170, "height": 58, "page_number": 9, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Make your conjecture here: __________________________________ __________________________________", "type": "Table" }, { "left": 269, "top": 581, "width": 170, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "__________________________________", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 593, "width": 170, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "__________________________________", "type": "Table" }, { "left": 275, "top": 35, "width": 180, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "EduMa Vol.3 No.2 Desember 2014 ISSN 2086 - 3918 10", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 170, "height": 58, "page_number": 10, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "__________________________________ ________________________ Investigation: Upper", "type": "Table" }, { "left": 232, "top": 116, "width": 23, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Sum", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 128, "width": 108, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "(Teacher Comments)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 160, "width": 148, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Students Audience: High School", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 192, "width": 170, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Prerequisite: Introduce (or let the student worksheet introduce) the terms Upper Sum", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 248, "width": 149, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Geogebra 4 Proficiency: Beginner", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 280, "width": 109, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Class Time: 45 minutes", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 312, "width": 170, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Construction Tips: This is a very simple construction that effectively illustrates the concept of Upper Sum", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 369, "width": 36, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Sketch", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 401, "width": 170, "height": 86, "page_number": 10, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Teacher have to makes sure that students have a representation as shown in the student worksheet. Teacher should moves to each group to see whether they have an intended representation, and help them if they have difficulties.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 505, "width": 118, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Investigate/Conjecture", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 537, "width": 170, "height": 116, "page_number": 10, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "To increase the number of rectangle, create the slider n to go from 8 to 100 in steps of 0.1 by clicking the . Then type this command: Upper Sum [f, -3, -1, n] or select it from the drop down list in the Input Bar, and press enter. To make the difference between the value of Upper Sum", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 72, "width": 170, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "clear, create text block a: Upper Sum with n = 8 rectangles by clicking", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 113, "width": 170, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "and create text block b: Upper Sum with n rectangles by clicking", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 154, "width": 3, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": ".", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 186, "width": 115, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "The illustration is below:", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 360, "width": 164, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Leading students to conjecture:", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 392, "width": 170, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "When the number of rectangles increases, then the value of Upper Sum decreases", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 448, "width": 170, "height": 62, "page_number": 10, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Teacher reminds students about the term infinity after students have made the conjecture. It is an important concept for understanding Riemann integral in the next lesson", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 528, "width": 70, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Explore More", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 560, "width": 170, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Lead students to a number of rectangles that makes the value of", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 35, "width": 180, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "EduMa Vol.3 No.2 Desember 2014 ISSN 2086 - 3918 11", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 170, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Upper Sum not change significantly. For example, n = 2000.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 170, "height": 87, "page_number": 11, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Leading students’ conjecture to the definition of definite integral (Riemann Integral), which is the value of Lower Sum and the value of Upper Sum are equal when n goes to the infinity. However, keep this definition for the next lesson.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 220, "width": 71, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Lesson Plan 3", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 252, "width": 170, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Investigation: When the number of rectangles goes to infinity", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 297, "width": 170, "height": 86, "page_number": 11, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "You have made a conjecture about the relation between the value of Lower Sum and the value of Upper Sum when n (the number of rectangles) goes to infinity. Investigate your conjecture by following these procedures.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 401, "width": 36, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Sketch", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 170, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "1. Type the equation in the Input Bar and press enter.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 489, "width": 170, "height": 50, "page_number": 11, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "2. Type this command: Lower Sum [f, -3, -1, 8], or select it from the drop down list in the Input Bar and press enter.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 90, "width": 354, "height": 493, "page_number": 11, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "3. Use a slider to make an animation of the number of rectangles by clicking the , moving n between 8 and 4000. 4. Type this command: Lower Sum [f, -3, -1, n] or select it from the drop down list in the Input Bar and press enter.", "type": "Table" }, { "left": 269, "top": 203, "width": 150, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "You will see this representation:", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 421, "width": 58, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Investigate", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 453, "width": 170, "height": 146, "page_number": 11, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Use the same procedures as above to create a representation for Upper Sum. You can set the number of rectangles between 8 and 3000, and call it m . What do you find about the relation between the value of Lower Sum and the value of Upper Sum when n and m (the number of rectangles) go to infinity? How about your previous conjecture, is it true? Write your findings on the space below.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 617, "width": 170, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "__________________________________ __________________________________", "type": "Table" }, { "left": 275, "top": 35, "width": 180, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "EduMa Vol.3 No.2 Desember 2014 ISSN 2086 - 3918 12", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 170, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "__________________________________ __________________________________", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 96, "width": 40, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "________", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 128, "width": 170, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Investigation: When the number of rectangles goes to infinity (Teacher Comments)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 184, "width": 148, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Students Audience: High School", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 216, "width": 170, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Prerequisite: Introduce (or let the student worksheet introduce) the terms Upper Sum", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 273, "width": 149, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Geogebra 4 Proficiency: Beginner", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 305, "width": 109, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Class Time: 45 minutes", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 170, "height": 63, "page_number": 12, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Construction Tips: This is a very simple construction that effectively illustrates the concept of Lower Sum and Upper Sum when the number of rectangles goes to infinity.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 417, "width": 36, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Sketch", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 449, "width": 170, "height": 62, "page_number": 12, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Teacher have to makes sure that students have a representation as shown in the student worksheet. Teacher should moves to each group to see whether they have an intended", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 72, "width": 170, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "representation, and help them if they have difficulties.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 116, "width": 118, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Investigate/Conjecture", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 148, "width": 170, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "As students construct their Upper Sum representation, make sure that they do these procedures:", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 204, "width": 170, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "1. Type the equation = + + − in the Input Bar and press enter", "type": "Table" }, { "left": 269, "top": 261, "width": 170, "height": 50, "page_number": 12, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "2. Type this command: Upper Sum [f, -3, -1, 8] or select it from the drop down list in the Input Bar and press enter.", "type": "List item" }, { "left": 269, "top": 329, "width": 170, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "3. Use a slider to make an animation of the number of rectangles (m) by", "type": "List item" }, { "left": 281, "top": 371, "width": 159, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "clicking the , moving m between 8 and 4000.", "type": "Table" }, { "left": 269, "top": 415, "width": 170, "height": 50, "page_number": 12, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "4. Type this command: Upper Sum [f, -3, -1, n] or select it from the drop down list in the Input Bar, and press enter.", "type": "List item" }, { "left": 269, "top": 483, "width": 171, "height": 98, "page_number": 12, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Also make sure that students give different names for each variable in the left hand side of the Gogebra 4 interface. For example, for the Lower Sum with 8 rectangles, students can call it Lower 8, and for the Lower Sum with n rectangles, students can call it Lower n, and likewise for the", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 35, "width": 180, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "EduMa Vol.3 No.2 Desember 2014 ISSN 2086 - 3918 13", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 170, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Upper Sum. So, students can look at those different variables easily.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 115, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "The illustration is below:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 272, "width": 170, "height": 98, "page_number": 13, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Lead the students to make final conclusion about their conjecture, that is the definition of definite integral (Riemann Integral), which is the value of Lower Sum and the value of Upper Sum are equal when n and m (the number of rectangles) go to the infinity.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 388, "width": 71, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Lesson Plan 4", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 420, "width": 162, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Investigation: Definite Integral", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 452, "width": 171, "height": 101, "page_number": 13, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "A definite integral is an integral with upper and lower limits. If x is restricted to lie on the real line, the definite integral is known as a Riemann Integral. We can make definite integral representation in the Geogebra 4 software.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 36, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Sketch", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 593, "width": 150, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "1. Type the equation in the Input Bar and press enter.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 72, "width": 170, "height": 50, "page_number": 13, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "2. Type this command: Integral [f, 1, 3], or select it from the drop down list in the Input Bar, and press enter.", "type": "List item" }, { "left": 269, "top": 120, "width": 170, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "You must have a representation like this:", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 298, "width": 58, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Investigate", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 330, "width": 171, "height": 86, "page_number": 13, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Investigate the definite integral from the same function between and . What is the result? Do you have a positive or a negative number of results? What your conclusion. Write your conclusion as a conjecture.", "type": "Table" }, { "left": 269, "top": 434, "width": 170, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Conjecture: Write a conjecture", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 446, "width": 170, "height": 70, "page_number": 13, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "below __________________________________ __________________________________ __________________________________", "type": "Table" }, { "left": 275, "top": 35, "width": 180, "height": 26, "page_number": 14, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "EduMa Vol.3 No.2 Desember 2014 ISSN 2086 - 3918 14", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 170, "height": 26, "page_number": 14, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "__________________________________ ________", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 117, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Present Your Findings", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 148, "width": 170, "height": 38, "page_number": 14, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Discuss your results with your partner or group. To present your findings you could:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 204, "width": 170, "height": 135, "page_number": 14, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "1. Show some set of data about the differences between definite integral that has area above x -axis and definite integral that has area below x -axis. For example, when the upper and lower limits are 1 and 3 (above x-axis), the definite integral is________, and when the upper and lower limits are -3 and -1 (above x-axis), the definite integral is _________.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 357, "width": 170, "height": 74, "page_number": 14, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "2. From that data, then you explain your conjecture about the definite integral that has an area above x - axis and the definite integral that has an area below x -axis to your group members.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 449, "width": 70, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Explore More", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 481, "width": 170, "height": 50, "page_number": 14, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "See if you can come up with a conclusion why the definite integral that has area under x-axis is negative?", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 549, "width": 115, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Write your thought here:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 581, "width": 170, "height": 50, "page_number": 14, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "__________________________________ __________________________________ __________________________________ __________________________________", "type": "Table" }, { "left": 269, "top": 72, "width": 170, "height": 26, "page_number": 14, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "__________________________________ ________________________", "type": "Table" }, { "left": 269, "top": 116, "width": 170, "height": 26, "page_number": 14, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Investigation: Definite Integral (Teacher Comments)", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 160, "width": 148, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Students Audience: High School", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 192, "width": 170, "height": 38, "page_number": 14, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Prerequisite: Introduce (or let the student worksheet introduce) the terms Definite Integral", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 248, "width": 150, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Geogebra 4 Proficiency: Beginner", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 280, "width": 109, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Class Time: 45 minutes", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 312, "width": 170, "height": 51, "page_number": 14, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Construction Tips: This is a very simple construction that effectively illustrates the concept of Definite Integral (Riemann Integral)", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 381, "width": 36, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Sketch", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 413, "width": 170, "height": 86, "page_number": 14, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Teacher have to makes sure that students have a representation as shown in the student worksheet. Teacher should moves to each group to see whether they have an intended representation, and help them if they have difficulties.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 517, "width": 118, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Investigate/Conjecture", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 549, "width": 170, "height": 26, "page_number": 14, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "To make a representation of the definite integral that has upper and", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 35, "width": 180, "height": 26, "page_number": 15, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "EduMa Vol.3 No.2 Desember 2014 ISSN 2086 - 3918 15", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 170, "height": 26, "page_number": 15, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "lower limit -3 and -1, you can follow this procedure:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 170, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "1. Type the equation n the Input Bar and press enter.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 173, "width": 170, "height": 50, "page_number": 15, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "2. Type this command: Integral [f, -3, -1] or select it from the drop down list in the Input Bar, and press enter.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 241, "width": 115, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "The illustration is below:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 419, "width": 123, "height": 26, "page_number": 15, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Leading students to the conjecture:", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 463, "width": 170, "height": 38, "page_number": 15, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Definite integral that has area above x-axis is positive and definite integral that has area below x-axisis negative", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 519, "width": 150, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Teacher should use Geogebra", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 519, "width": 170, "height": 50, "page_number": 15, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "4 to show some example of representations to make sense this conjecture.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 587, "width": 70, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Explore More", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 619, "width": 170, "height": 26, "page_number": 15, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Leading students to the conclusion that: the definite integral that has", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 72, "width": 171, "height": 99, "page_number": 15, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "area below x -axis is negative because in the whole interval [-3,-1]. Remember the definition of the Riemann Sum: ∑ ∆ as the basic concept of the definite integral. Therefore, if for all ∈ , then Riemann Sum is a negative number.", "type": "Table" }, { "left": 269, "top": 189, "width": 71, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Lesson Plan 5", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 221, "width": 170, "height": 26, "page_number": 15, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Investigation: Area Between Two Curves", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 265, "width": 170, "height": 86, "page_number": 15, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "The method for determining the area between two curves is an important application of integral calculus. It lets us determine the area of non- standard shapes by evaluating the definite integral. You will learn and investigate that in this lesson.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 369, "width": 36, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Sketch", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 401, "width": 171, "height": 26, "page_number": 15, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "1. Type the equation in the Input Bar and press enter.", "type": "Table" }, { "left": 269, "top": 445, "width": 165, "height": 26, "page_number": 15, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "2. Type the equation in the Input Bar and press enter.", "type": "Table" }, { "left": 269, "top": 507, "width": 170, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "3. Click on f and g to create the points of intersection, A and B.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 552, "width": 171, "height": 26, "page_number": 15, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "4. Create the number a, which is the area between the line and the", "type": "List item" }, { "left": 275, "top": 35, "width": 180, "height": 26, "page_number": 16, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "EduMa Vol.3 No.2 Desember 2014 ISSN 2086 - 3918 16", "type": "Page header" }, { "left": 97, "top": 72, "width": 158, "height": 26, "page_number": 16, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "curve f(x) by typing in the Input Bar: Integral[g(x), f(x), (A) , x(B)]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 170, "height": 26, "page_number": 16, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "You must have a representation like this:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 338, "width": 58, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Investigate", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 370, "width": 170, "height": 74, "page_number": 16, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Construct the same procedures as above, but for step 4, you should type: Integral[f(x), g(x), (A) , x(B)]. What happens with the result of the area; is it positive or negative? Write your answerhere", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 462, "width": 170, "height": 26, "page_number": 16, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "__________________________________ ________________________", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 506, "width": 170, "height": 98, "page_number": 16, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "You know that the area of any shape must be a positive number. If you find a negative number for the representation above, why does it happen? Analyze your answer, and form a conjecture that explains the relation between the position of function f and g in the coordinate", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 72, "width": 170, "height": 26, "page_number": 16, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "plane and the result of the area between f and g .", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 116, "width": 170, "height": 26, "page_number": 16, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Conjecture: Write a conjecture below", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 160, "width": 170, "height": 75, "page_number": 16, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "__________________________________ __________________________________ __________________________________ __________________________________ __________________________________ ________________________", "type": "Table" }, { "left": 269, "top": 252, "width": 117, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Present Your Findings", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 285, "width": 170, "height": 38, "page_number": 16, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Discuss your results with your partner or group. To present your findings you could:", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 341, "width": 171, "height": 98, "page_number": 16, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "1. Show some set of data about the relation between the area of function f and g . For example, when you type f first, and then you type g , the area is________, and when you type g first, and then you type f , the area is _________.", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 457, "width": 159, "height": 50, "page_number": 16, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "(Note: you can change the number of m and c in the function as you like with the slider )", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 525, "width": 170, "height": 50, "page_number": 16, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "2. From that data, then you explain your own conclusion about the relation between the position of function f and g and the value of", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 35, "width": 180, "height": 26, "page_number": 17, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "EduMa Vol.3 No.2 Desember 2014 ISSN 2086 - 3918 17", "type": "Page header" }, { "left": 97, "top": 72, "width": 158, "height": 26, "page_number": 17, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "the area (between the two functions) to your group members.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 170, "height": 70, "page_number": 17, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Investigation: Area Between Two Curves (Teacher Comments) Students Audience: High School", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 204, "width": 170, "height": 38, "page_number": 17, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Prerequisite: Introduce (or let the student worksheet introduce) the terms Area Between Two Curves", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 261, "width": 149, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Geogebra 4 Proficiency: Beginner", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 292, "width": 109, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Class Time: 45 minutes", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 324, "width": 170, "height": 51, "page_number": 17, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Construction Tips: This is a very simple construction that effectively illustrates the concept of Area Between Two Curves", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 393, "width": 36, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Sketch", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 425, "width": 170, "height": 86, "page_number": 17, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Teacher have to makes sure that students have a representation as shown in the student worksheet. Teacher should moves to each group to see whether they have an intended representation, and help them if they have difficulties.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 529, "width": 118, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Investigate/Conjecture", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 561, "width": 170, "height": 86, "page_number": 17, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "As students manipulate their integral: area between two curves representation, you should note that if we type: Integral [f(x), g(x), x(A), x(B)], the area must be a negative number. The reason is the area under f function is less than the area", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 72, "width": 170, "height": 74, "page_number": 17, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "under g function on that interval. So, if you type: Integral [f(x), g(x), x(A) , x(B)], it means you subtract the area under function g from the area under function f , and it must be a negative number.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 164, "width": 170, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "To make this representation clear, you can do these procedures and show it to the students:", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 220, "width": 171, "height": 26, "page_number": 17, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "1. Create the number a, which is the area between the line and the", "type": "Table" }, { "left": 281, "top": 245, "width": 158, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "x -axis by typing in the Input Bar:", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 257, "width": 114, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Integral[g(x), x(A) , x(B)]", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 289, "width": 170, "height": 50, "page_number": 17, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "2. Create the number b, which is the area between the curve and the x -axis by typing in the Input Bar: Integral[f(x), x(A) , x(B)]", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 357, "width": 106, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "This is the illustration:", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 547, "width": 170, "height": 50, "page_number": 17, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "This representation shows that the area under g, which is b = 8.49, and the area under f, which is a = 4.71. Therefore, if you subtract the area", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 35, "width": 180, "height": 26, "page_number": 18, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "EduMa Vol.3 No.2 Desember 2014 ISSN 2086 - 3918 18", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 170, "height": 26, "page_number": 18, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "under function g from the area under function f , the result must be – 3.78.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 106, "width": 123, "height": 26, "page_number": 18, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Leading students to the conjecture:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 142, "width": 170, "height": 99, "page_number": 18, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "When the position of g is above f in the coordinate plane, we must type g first, and then type f in the Input Bar (it means we subtract the area under function ffrom the area under function g), in order to get a positive number for the area between two curves.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 251, "width": 117, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Present Your Findings", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 275, "width": 170, "height": 98, "page_number": 18, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "When students present their findings in a group discussion, you could guide them when they construct general linear function g by these procedure: 1. Type the equation in the Input Bar, and press enter.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 371, "width": 170, "height": 26, "page_number": 18, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "2. Create the slider c to go from 0 to 5 in steps of 0.1.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 395, "width": 171, "height": 26, "page_number": 18, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "3. Create the slider m to go from 0 to 5 in steps of 0.1.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 419, "width": 170, "height": 38, "page_number": 18, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "4. Type the equation in the Input Bar, and press enter.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 455, "width": 170, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "5. You will get this representation:", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 245, "width": 57, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "SUMMARY", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 277, "width": 171, "height": 279, "page_number": 18, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "There are many factors that have implications in the teaching and learning mathematics. Teachers must consider any changes around the world in order to make more adaptable mathematics teaching and learning processes. A variety of technological tools have been produced and it has a big impact in our society. In order to adapt with the new era of connectivity, teachers have to learn that technology. Geogebra 4 emphasizes on the use of multiple representations of mathematical concepts by computer software. The objective is to make students consider the representation of mathematical concepts and help them to enjoy studying mathematics. From that thought, hopefully student understanding will improve and their mathematical achievement will increase.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 574, "width": 76, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 600, "width": 170, "height": 26, "page_number": 18, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Bropy, T., Gill, O. (2009). An Introduction to", "type": "Table" }, { "left": 293, "top": 612, "width": 147, "height": 26, "page_number": 18, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Geogebra . Limerick, Ireland: University of", "type": "Table" }, { "left": 293, "top": 636, "width": 44, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Limerick.", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 35, "width": 180, "height": 26, "page_number": 19, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "EduMa Vol.3 No.2 Desember 2014 ISSN 2086 - 3918 19", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 170, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Brophy, T., & Johnson, P. (2009).", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 84, "width": 146, "height": 50, "page_number": 19, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Geogebra Workbook 5 Dynamic Colours, Spreadsheet, Vectors, Calculus & Animation . Limerick, Ireland: University of", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 132, "width": 44, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Limerick.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 158, "width": 170, "height": 27, "page_number": 19, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Bruner, J. (1960). The Process of Education . Cambridge, MA:", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 182, "width": 122, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Harvard University Press.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 209, "width": 170, "height": 98, "page_number": 19, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Ellington, A., J. (2003). A Meta- Analysis of the Effects of Calculators on Students’ Achievement and Attitude Levels in Precollege Mathematics Classes. Journal for Research in Mathematics Education, 34 (5) , 433-463.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 319, "width": 170, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Hatfield, L., L., & Kieran, T. E.", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 331, "width": 146, "height": 62, "page_number": 19, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "(1972). Computer-assisted problem solving in school mathematics. Journal for Research in Mathematics Education, 3 (1) , 99-112.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 170, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Kaput, J., Hegedus, S., & Lesh, R.", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 72, "width": 331, "height": 431, "page_number": 19, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "(2007). Technology becoming infrastructural in mathematics education. In R. Lesh, E. Hamilton, & J. Kaput (Eds.), Models & Modeling as Foundations for the Future in Mathematics Education. Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum. O’Callaghan, B., R. (1998). Computer-Intensive Algebra and Students’ Conceptual Knowledge of Functions. Journal for Research in", "type": "Table" }, { "left": 293, "top": 171, "width": 147, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Mathematics Education, 29 (1) ,", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 182, "width": 170, "height": 127, "page_number": 19, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "21-40. President’s Council of Advisors on Science and Technology (September 2010). Prepare and inspire: K – 12 education in science, technology, engineering, and math (STEM) for America’s future", "type": "Table" }, { "left": 269, "top": 295, "width": 170, "height": 148, "page_number": 19, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": ". Retrieve September 6, 2012, from http://www.whitehouse.gov/site s/default/files/microsites/ostp/p cast-stemed-report.pdf School Standards Team. (2006). The National Standard of School Mathematics. Jakarta, Indonesia: Ministry of Education and Culture of The Republic of Indonesia.", "type": "Table" }, { "left": 269, "top": 455, "width": 170, "height": 38, "page_number": 19, "page_width": 498, "page_height": 708, "text": "Stols, G. (2009). Geogebra in 10 lessons. Pretoria, South Africa: University of Pretoria.", "type": "Text" } ]
6bfb4c8e-dcf7-294a-aee9-65e61f04c900
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/biotik/article/download/3024/2163
[ { "left": 404, "top": 1140, "width": 34, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "[ 149]", "type": "Page footer" }, { "left": 171, "top": 117, "width": 501, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "GAMBARAN MENYIKAT GIGI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN", "type": "Section header" }, { "left": 231, "top": 136, "width": 380, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "GIGI DAN MULUT PADA MURID KELAS V DI MIN 9 KECAMATAN ULEE KARENG KOTA BANDA ACEH", "type": "Text" }, { "left": 373, "top": 209, "width": 96, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Linda Suryani", "type": "Section header" }, { "left": 270, "top": 227, "width": 302, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Aceh Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 388, "top": 292, "width": 66, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 324, "width": 574, "height": 318, "page_number": 1, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Kebersihan gigi dan mulut adalah keadaan yang terbebas dari kelainan-kelainan yang dapat mempengaruhi tingkat kebersihan mulut seperti plak dan karang gigi. Menyikat gigi dapat mencegah timbulnya sisa-sisa makanan pada sela-sela gigi dan permukaan gigi. Berdasarkan wawancara awal pada 10 anak MIN 9 Kota Banda Aceh, 7 diantaranya frekuensi dan waktu menyikat gigi belum benar, karena mereka menyikat gigi hanya pada pagi ketika mandi pagi saja. Hasil pemeriksaan awal yang dilakukan peneliti pada 10 murid, 6 diantaranya mempunyai rata-rata OHI-S buruk (3,5), dan 3 diantaranya mempunyai rata-rata OHI-S sedang (1,3) dan 1 orang diantaranya mempunyai rata-rata OHI-S baik (0,8). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran menyikat gigi terhadap tingkat kebersihan gigi dan mulut pada murid kelas V di MIN 9 Kota Banda Aceh. Penelitian ini bersifat deskriptif, dilaksanakan pada tanggal 29 dan 30 Agustus 2017. Populasinya adalah 35 murid MIN 9 Kota Banda Aceh. Sampel dalam penelitian ini yaitu 35 murid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status kebersihan gigi dan mulut ditinjau dari frekuensi menyikat gigi pada murid MIN 9 Kota Banda Aceh memiliki kriteria OHI-S sedang sebanyak 10 orang (58,8%). Sedangkan status kebersihan gigi dan mulut ditinjau dari cara menyikat gigi pada murid SD Lameu Kecamatan Sakti kabupaten Pidie memiliki kriteria OHI-S sedang sebanyak 9 orang (56,3%). Status kebersihan gigi dan mulut ditinjau dari waktu menyikat gigi pada murid MIN 9 Kota Banda Aceh memiliki kriteria OHI-S sedang sebanyak 10 orang (58,8%). Dapat disimpulkan bahwa murid yang menyikat gigi satu kali sehari memiliki kriteria OHI-S sedang dan murid yang menyikat gigi pada waktu mandi pagi saja juga memiliki kriteria OHI-S sedang. Disarankan kepada anak murid MIN 9 Kota Banda Aceh agar lebih memperhatikan kebersihan gigi dan mulut.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 662, "width": 279, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Kata Kunci: Kebersihan Gigi, Mulut, Siswa MIN", "type": "Section header" }, { "left": 384, "top": 710, "width": 74, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 742, "width": 574, "height": 287, "page_number": 1, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Oral and oral hygiene is a condition that is free of disorders that can affect the level of oral hygiene such as plaque and tartar. Brushing teeth can prevent the occurrence of food debris on the sidelines of teeth and tooth surfaces. Based on preliminary interviews on 10 children MIN 9 Banda Aceh, 7 of them frequency and time brushing teeth is not true, because they brush their teeth only in the morning when bathing in the morning only. From the preliminary examination conducted by the authors on 10 students, 6 of them had mean bad OHI-S (3.5), and 3 of them had average moderate OHI-S (1,3), and 1 of them had flat good OHI-S (0.8). This study aims to determine the description of toothbrushing to the level of oral hygiene in grade V students in MIN 9 Banda Aceh. This research is descriptive, conducted on 29 dan 30 Agustus 2017.. The population is 35 students MIN 9 Banda Aceh. The sample in this research is 35 students. The results showed that the dental and oral hygiene status in terms of tooth brushing frequency in the students of MIN 9 Banda Aceh City has OHI-S criteria being as many as 10 people (58.8%). While the status of dental and oral hygiene in terms of how to brush teeth on Elementary School students Lameu Sakti district Pidie has OHI-S criteria are as many as 9 people (56.3%). And dental and oral hygiene status in terms of brushing time on students MIN 9 Banda Aceh city has OHI-S criteria being as many as 10 people (58.8%). It can be concluded that students who brush once-daily teeth have moderate OHI-S criteria and students who brush their teeth in the morning bath also have moderate OHI-S criteria. It is suggested to students of MIN 9 Banda Aceh to pay more attention to oral hygiene.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 1048, "width": 322, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Keywords: Dental Hygiene, Mouth, Elementary Students", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 61, "width": 437, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 5, No. 2, Ed. September 2017, Hal. 149-156", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 54, "width": 80, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Linda Suryani", "type": "Page header" }, { "left": 404, "top": 1146, "width": 35, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "[150]", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 119, "width": 122, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 141, "width": 314, "height": 817, "page_number": 2, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "embangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumberdaya manusia yang produktif secara soial dan ekonomi. Undang-undang kesehatan No. 23 tahun 1992 pasal 10 yang mengatakan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan [1]. Berbicara masalah kesehatan gigi, tingkat kebersihan mulut mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjaga dan mempertahankan kesehatan gigi dan jaringan periodontal, sehingga peranan kebersihan gigi dan mulut dalam upaya peningkatan derajat kesehatan yang optimal sangat perlu diperhatikan, karena penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit dengan prevalensi terbesar dari masalah-masalah kesehatan nasional. Salah satu upaya untuk meningkatkan kebersihan gigi dan mulut adalah memberikan pendidikan kesehatan gigi kepada masyarakat. Pendidikan kesehatan gigi merupakan metode untuk memotivasi pasien agar membersihkan mulut mereka dengan efektif. Pendekatan ini sebaiknya tidak dianggap sebagai instruksi dokter tetapi lebih merupakan dorongan atau ajakan agar pasien sadar akan pentingnya kebersihan mulut [2].", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 966, "width": 314, "height": 148, "page_number": 2, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Kebiasaan menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara menyikat gigi 2 kali sehari waktu pagi dan sebelum tidur, dengan berbagai macam tekhnik dan cara yang bisa digunakan [3]. Menyikat gigi dua kali sehari adalah mutlak, terutama pada anak karena gigi anak lebih rentan dibandingkan gigi orang dewasa,", "type": "Text" }, { "left": 429, "top": 141, "width": 314, "height": 170, "page_number": 2, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "karena enamelnya belum terbentuk sempurna. Jutaan bakteri yang hidup di mulut bisa merusak gigi anak jika mereka tidak menyikat gigi setelah makan, khususnya dimalam hari sebelum tidur. Makin lama menyikat gigi secara teratur maka akan makin mengurangi jumlah debris dan makin menurunkan jumlah gigi karies [4].", "type": "Text" }, { "left": 429, "top": 319, "width": 314, "height": 282, "page_number": 2, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Data menunjukkan presentase perilaku benar menyikat gigi usia 10-14 tahun yang menggosok gigi setiap hari sebanyak 90,3% , mengosok gigi saat mandi pagi/sore sebesar 86,1%, menggosok gigi sesudah makan pagi 9,6%, sesudah bangun pagi 27,4% , dan sebelum tidur malam 17%. Sedangkan di kabupaten Pidie yang berperilaku benar menyikat gigi hanya 1,7% dan tidak benar 98,7%. Data yang menunjukkan persentase penduduk usia 10-14 tahun yang berperilaku benar menyikat gigi sebesar 4,7% dan tidak 95,3% [5].", "type": "Text" }, { "left": 429, "top": 609, "width": 314, "height": 170, "page_number": 2, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Indikator kebersihan gigi dan mulut (OHI-S) didapatkan dari menjumlahkan angka debris indeks dan calculus indeks. Angka OHI- S nasional menurut Herijulianti, dkk dengan penilaian baik (good) apa bila nilai berada diantara 0 - 1,2, Sedang (fair) apa bila nilai berada diantara 1,3 – 3,0, Buruk (poor), apa bila nilai berada diantara 3,1 – 6,0.", "type": "Text" }, { "left": 429, "top": 788, "width": 313, "height": 170, "page_number": 2, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Dalam hal ini perlu pengawasan sedini mungkin, terutama pada anak usia sekolah, mereka belum mengalami kerusakan lebih lanjut dan masih dalam tarif belajar sehingga mereka lebih menerima dan mengalami perubahan untuk bekembang, dengan maksud agar mendapatkan generasi yang sehat dan bangsa yang kuat [6].", "type": "Text" }, { "left": 429, "top": 966, "width": 314, "height": 146, "page_number": 2, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Berdasarkan uraian di atas kebiasaan menjaga kesehatan gigi dan mulut sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Terutama di kalangan anak-anak sekolah dasar, sehingga perlu diterapkan pendidikan kesehatan gigi dan mulut. Berdasarkan hasil wawancara peneliti pada 10 anak MIN 9 Lambhuk kota Banda", "type": "Text" }, { "left": 252, "top": 54, "width": 491, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Gambaran Menyikat Gigi terhadap Tingkat Kebersihan Gigi dan Mulut pada Murid …", "type": "Page header" }, { "left": 404, "top": 1140, "width": 34, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "[ 151]", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 106, "width": 314, "height": 102, "page_number": 3, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Aceh Kecamatan Ulee Kareng, 7 diantaranya frekuensi dan waktu menyikat gigi belum benar, karena mereka menyikat gigi hanya pada pagi ketika mandi pagi saja. Hasil pemeriksaan awal yang dilakukan peneliti pada", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 216, "width": 314, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "10 murid, 6 diantaranya mempunyai rata-rata", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 238, "width": 314, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "OHI-S buruk (3,5), dan 3 diantaranya mempunyai rata-rata OHI-S sedang (1,3), dan 1 orang diantaranya mempunyai rata-rata OHI- S baik (0,8).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 326, "width": 314, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Berdasarkan alasan-alasan tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gambaran menyikat gigi terhadap tingkat kebersihan gigi dan mulut pada murid kelas V MIN 9 Lambhuk kota Banda Aceh Kecamatan Ulee Kareng Tahun 2017.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 481, "width": 178, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 502, "width": 277, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Penelitian ini penelitian ini bersifat", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 524, "width": 313, "height": 102, "page_number": 3, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Deskriptif yaitu untuk mengetahui Gambaran Menyikat Gigi Terahadap Tingkat Kebersihan Gigi dan Mulut Pada Murid Kelas V MIN 9 kota Banda Aceh Kecamatan Ulee Kareng Tahun 2017.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 657, "width": 214, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Tempat Dan Waktu Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 678, "width": 314, "height": 102, "page_number": 3, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Penelitian ini dilakukan di MIN 9 kota Banda Aceh Kecamatan Ulee Kareng Tahun 2017. Pengumpulan data pelitian di laksanakan pada tanggal 29 dan 30 Agustus 2017.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 811, "width": 149, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Populasi Dan Sampel", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 832, "width": 313, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid kelas V MIN 9 kota Banda Aceh Kecamatan Ulee Kareng yang berjumlah 35 orang.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 943, "width": 148, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Instrumen Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 964, "width": 314, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Alat diagnosa: untuk memeriksa kebersihan gigi dan mulut yang terdiri dari, kaca mulut, sonde, pinset; 2)", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 1052, "width": 314, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Kuisioner: untuk mengetahui frekuensi menyikat gigi dan waktu menyikat gigi; dan 3) KSP: untuk mencatat hasil pemeriksaan.", "type": "Table" }, { "left": 429, "top": 106, "width": 135, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Pengumpulan Data", "type": "Section header" }, { "left": 429, "top": 127, "width": 314, "height": 208, "page_number": 3, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Data dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dengan melakukan pemeriksaan langsung, dengan membagikan kuisioner pada murid kelas V MIN 9 kota Banda Aceh Kecamatan Ulee Kareng Tahun 2017. Data sekunder berupa data nama dan jenis kelamin dan umur yang diperoleh pada anak sekolah kelas V MIN 9 kota Banda Aceh Tahun 2017.", "type": "Text" }, { "left": 429, "top": 364, "width": 94, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 429, "top": 385, "width": 314, "height": 229, "page_number": 3, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Proses pengolah data dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Editing yaitu untuk memperoleh data dapat diolah dengan baik sehingga menghasilkan informasi yang benar. Kegiatan yang dilakukan adalah mengoreksi kesalahan- kesalahan dalam data tertentu; 2) Coding yaitu melakukan pengkodean data tertentu; dan 3) Tabulating yaitu data yang telah dikumpulkan ditabulasikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.", "type": "Text" }, { "left": 429, "top": 622, "width": 313, "height": 57, "page_number": 3, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Data yang didapat dari hasil kuisioner merupakan analisa secara deskriptif dengan menghitung persentase dari setiap variabel.", "type": "Text" }, { "left": 429, "top": 708, "width": 210, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 429, "top": 729, "width": 313, "height": 294, "page_number": 3, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian tentang gambaran sikap/pengetahuan (apakah penelitian ini ingi melihat sikap atau pengetahuan siswa) menyikat gigi terhadap tingkat kebersihan gigi dan mulut pada murid kelas V di MIN 9 Kota Banda Aceh diketahui bahwa status kebersihan gigi dan mulut ditinjau dari frekuensi menyikat gigi pada murid MIN 9 Kota Banda Aceh memiliki kriteria OHI-S sedang sebanyak 10 orang (58,8%). Gambaran menyikat gigi terhadap tingkat kebersihan gigi dan mulut pada murid kelas V di MIN 9 Kota Banda Aceh disajikan dalam bentuk tabel dan narasi berikut.", "type": "Text" }, { "left": 429, "top": 1052, "width": 185, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Sebaran Umur Responden", "type": "Section header" }, { "left": 429, "top": 1074, "width": 313, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Distribusi responden berdasarkan kriteria umur dapat dilihat pada Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 54, "width": 80, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Linda Suryani", "type": "Page header" }, { "left": 404, "top": 1146, "width": 35, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "[152]", "type": "Page footer" }, { "left": 156, "top": 104, "width": 524, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kriteria Umur pada Murid", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 124, "width": 517, "height": 345, "page_number": 4, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Kelas V MIN 9 Kota Banda Aceh Kecamatan Ulee Kareng Tahun 2017 No Umur Frekuensi Persentase 1 11 – 12 31 88.6 2 13 – 14 3 8.6 3 15 – 16 1 2.8 Total 35 100 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis kelamin Pada Murid Kelas V MIN 9 Kota Banda Aceh Kecamatan Ulee Kareng Tahun 2017 No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase 1 Laki – laki 17 48.6 2 Perempuan 18 51.4 Total 35 100", "type": "Table" }, { "left": 163, "top": 485, "width": 189, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Sumber: Data Sekunder 2013", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 527, "width": 518, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Terhadap Status Kebersihan Gigi Dan Mulut Pada Murid Kelas V MIN 9 kota Banda Aceh Kecamatan Ulee", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 567, "width": 490, "height": 241, "page_number": 4, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Kareng Tahun 2017 No Kriteria OHI-S Frekuensi Persentase 1 Baik (0 – 1,2) 10 28.6 2 Sedang (1,3 – 3,0) 17 48.6 3 Buruk (3,1 – 6,0) 8 22.8 Total 35 100 Sumber: Data primer 2017 Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat dari 35", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 816, "width": 314, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "responden ternyata proporsi yang paling besar adalah pada umur 11 – 12 tahun sebanyak 31", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 860, "width": 99, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "orang (88.6%).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 904, "width": 100, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Jenis Kelamin", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 926, "width": 314, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 970, "width": 314, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa proporsi responden yang paling banyak yaitu pada jenis kelamin perempuan sebanyak 18 orang (51.4%).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 1080, "width": 108, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Kriteria OHI-S", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 1102, "width": 276, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Distribusi responden terhadap status", "type": "Text" }, { "left": 429, "top": 794, "width": 313, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "kebersihan gigi dan mulut dapat dilihat pada Tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 429, "top": 838, "width": 314, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa responden yang mempunyai OHI-S terbanyak adalah kriteria sedang yaitu 17 orang ( 48,3%).", "type": "Text" }, { "left": 429, "top": 926, "width": 176, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Frekuensi Menyikat Gigi", "type": "Section header" }, { "left": 464, "top": 948, "width": 278, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Distribusi responden berdasarkan", "type": "Table" }, { "left": 429, "top": 970, "width": 313, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "frekuensi menyikat gigi dalam sehari dapat dilihat pada Tabel 4.", "type": "Text" }, { "left": 429, "top": 1014, "width": 313, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Berdasarkan Tabel 4 terlihat proporsi responden berdasarkan frekuensi menyikat gigi paling banyak 1 kali sehari sebanyak 17 orang ( 48,6% ).", "type": "Text" }, { "left": 252, "top": 54, "width": 491, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Gambaran Menyikat Gigi terhadap Tingkat Kebersihan Gigi dan Mulut pada Murid …", "type": "Page header" }, { "left": 404, "top": 1140, "width": 34, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "[ 153]", "type": "Page footer" }, { "left": 163, "top": 104, "width": 517, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Frekuensi Menyikat Gigi", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 124, "width": 513, "height": 165, "page_number": 5, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Dalam Sehari Pada Murid Kelas V MIN 9 kota Banda Aceh Kecamatan Ulee Kareng Tahun 2017 No Frekuensi Menyikat Gigi Frekuensi Persentase 1 Satu kali sehari 17 48,6 2 Dua kali sehari 12 34,3 3 Tiga kali sehari 6 17,1 Total 35 100", "type": "Table" }, { "left": 163, "top": 307, "width": 172, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Sumber: Data Primer 2017", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 371, "width": 518, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Waktu Menyikat Gigi Dalam Sehari Pada Murid Kelas V MIN 9 Lambhuk Kota Banda Aceh", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 411, "width": 476, "height": 230, "page_number": 5, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Kecamatan Ulee Kareng Tahun 2017 No Waktu Menyikat Gigi Frekuensi Persentase 1 Sesudah makan pagi, sesudah makan siang dan sebelum tidur malam 6 17,1 2 Sesudah makan pagi dan Sebelum tidur malam 12 34,3 3 Pada waktu mandi pagi 17 48,6 Total 35 100 Sumber: Data Primer 2017", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 694, "width": 154, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Waktu Menyikat Gigi", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 716, "width": 314, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Distribusi responden berdasarkan waktu menyikat gigi dalam sehari dapat dilihat pada Tabel 5.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 783, "width": 314, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Berdasarkan Tabel 5 terlihat proporsi responden berdasarkan waktu menyikat gigi paling banyak pada waktu mandi pagi sejumlah 17 orang (48,6%).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 872, "width": 314, "height": 237, "page_number": 5, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 35 murid yang diperiksa yang mempunyai kriteria OHI-S terbanyak adalah pada katagori sedang yaitu sebanyak 17 orang (48,3%). Peneliti berasumsi salah satu faktor penyebab kebersihan gigi dan mulut murid tersebut termasuk dalam kategori sedang adalah karena kurang memperhatikan dalam memilih sikat gigi yang tepat dan baik untuk mereka. Demikian juga dengan waktu kapan harus mengganti sikat gigi tersebut dengan yang", "type": "Text" }, { "left": 429, "top": 693, "width": 314, "height": 327, "page_number": 5, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "baru, sehingga gigi dan mulut mereka belum benar-benar bersih dan belum terbebas dari plak. Mereka jarang memeriksa gigi setiap 6 bulan sekali ke dokter gigi, untuk menggosok gigi harus memakai sikat gigi dengan kriteria sikatnya harus dengan tangkai yang lurus dan mudah dipegang, kepala sikat harus yang kecil, bulu sikat gigi harus sama panjang, sehingga membentuk permukaan datar [3]. Kebanyakan orang menggunakan sikat gigi sampai berbulan – bulan, bahkan sampai sikat itu rusak. Sebaiknya sikat gigi diganti setelah tiga bulan pemakaian. Tetapi jika dalam waktu seminggu sikat sudah terlihat tidak layak pakai, berarti terdapat kesalahan cara menyikat gigi [7].", "type": "Text" }, { "left": 429, "top": 1050, "width": 137, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Cara Menyikat gigi", "type": "Section header" }, { "left": 429, "top": 1072, "width": 313, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Distribusi responden berdasarkan cara menyikat gigi dapat dilihat pada Tabel 6.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 54, "width": 80, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Linda Suryani", "type": "Page header" }, { "left": 404, "top": 1146, "width": 35, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "[154]", "type": "Page footer" }, { "left": 149, "top": 104, "width": 540, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Cara Menyikat Gigi Pada Murid Murid Kelas V MIN 9 kota Banda Aceh Kecamatan Ulee Kareng", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 144, "width": 496, "height": 178, "page_number": 6, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Tahun 2017 No Cara Menyikat Gigi Frekuensi Persentase 1 Gerakan maju mundur 16 45,7 2 Gerakan memutar 8 22,9 3 Gerakan naik turun 11 31,4 Total 35 100 Sumber: Data Primer 2017", "type": "Table" }, { "left": 152, "top": 373, "width": 412, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Tabel 7. Distribusi Frekuensi Menyikat Gigi Terhadap Status", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 373, "width": 536, "height": 201, "page_number": 6, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Kebersihan Gigi dan Mulut pada Murid Kelas V MIN 9 Kota Banda Aceh Kecamatan Ulee Kareng Tahun 2017 No Frekuensi Menyikat Gigi Status Kebersihan Gigi dan Mulut Jlh % Baik % Sedang % Buruk % 1 Tiga kali sehari 5 83,3 1 16,7 0 0 6 100 2 Dua kali sehari 5 41,7 6 50 1 8,3 12 100 3 Satu kali sehari 0 0 10 58,8 7 41,2 17 100 Sumber: Data Primer 2017", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 626, "width": 314, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Berdasarkan Tabel 6 terlihat proporsi responden cara menyikat gigi paling banyak gerakan maju mundur sejumlah 16 orang", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 691, "width": 57, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "(45,7%).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 735, "width": 313, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Frekuensi Menyikat Gigi terhadap Status Kebersihan Gigi dan Mulut", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 778, "width": 278, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Distribusi Frekuensi Menyikat Gigi", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 800, "width": 313, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Terhadap Status Kebersihan Gigi dan Mulut dapat dilihat pada Tabel 7.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 843, "width": 278, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan bahwa", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 865, "width": 314, "height": 253, "page_number": 6, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "35 responden yang frekuensi menyikat gigi satu kali sehari adalah 17 orang dengan kriteria OHI-S sedang sebanyak 10 orang ( 58,8% ). Peneliti berasumsi bahwa murid tersebut frekuensi menyikat giginya belum benar dan OHI-S sedang disebabkan karena mereka masih kurang teliti pada saat menyikat gigi. Sehingga sisa – sisa makanan yang terdapat pada sela – sela dan permukaan gigi mereka belum benar-benar bersih. Sisa makanan tersebut dapat menjadi tempat bersarangnya mikroorganisme yang dapat menyebabkan", "type": "Text" }, { "left": 429, "top": 626, "width": 314, "height": 231, "page_number": 6, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "kerusakan pada gigi dan jaringan sekitarnya. Tujuan menyikat gigi adalah untuk membersihkan gigi dari plak pada semua permukaan gigi, baik dari sisi luar, dalam, maupun sisi kunyah sehingga dapat mengurangi terjadinya plak dan kelainan periodontal pada gigi. Ardyan (2010) menyatakan bahwa untuk menyikat gigi secara teliti dapat mencegah terjadinya penimbunan sisa-sia makanan pada sela-sela gigi dan permukaan gigi, penimbunan sisa-sisa", "type": "Table" }, { "left": 429, "top": 865, "width": 314, "height": 101, "page_number": 6, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "makanan ini dapat merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme, sehingga dapat menyebabkan terjadinya karies (gigi berlubang) dan reaksi peradangan pada jaringan periodontium [3].", "type": "Text" }, { "left": 429, "top": 995, "width": 313, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Waktu Menyikat Gigi Terhadap Status", "type": "Section header" }, { "left": 429, "top": 1017, "width": 194, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Kebersihan Gigi dan Mulut", "type": "Text" }, { "left": 429, "top": 1038, "width": 314, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Distribusi waktu menyikat gigi terhadap status kebersihan gigi dan mulut dapat dilihat pada Tabel 8.", "type": "Text" }, { "left": 252, "top": 54, "width": 491, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Gambaran Menyikat Gigi terhadap Tingkat Kebersihan Gigi dan Mulut pada Murid …", "type": "Page header" }, { "left": 404, "top": 1140, "width": 34, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "[ 155]", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 104, "width": 643, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Tabel 8. Distribusi Waktu Menyikat Gigi Terhadap Status Kebersihan Gigi dan Mulut Pada Murid Kelas V MIN 9 Kota Banda Aceh Kecamatan Ulee Kareng Tahun 2017", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 145, "width": 626, "height": 203, "page_number": 7, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "No Waktu menyikat gigi Status Kebersihan Gigi dan Mulut Jlh % Baik % Sedang % Buruk % 1 Sesudah makan pagi, sesudah makan siang dan sebelum tidur malam 5 83,3 1 16,7 0 0 6 100 2 Sesudah makan pagi dan Sebelum tidur malam 5 41,7 6 50 1 8,3 12 100 3 Pada waktu mandi pagi 0 0 10 58,8 7 41,2 17 100 Sumber: Data Primer 2017", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 398, "width": 643, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Tabel 9. Distribusi Cara Menyikat Gigi Terhadap Status Kebersihan Gigi dan Mulut Pada Murid", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 418, "width": 622, "height": 161, "page_number": 7, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Kelas V MIN 9 kota Banda Aceh Kecamatan Ulee Kareng Tahun 2017 No Cara Menyikat Gigi Status Kebersihan Gigi dan Mulut Jlh % Baik % Sedang % Buruk % 1 Gerakan maju mundur 2 12,5 9 56,3 5 31,2 16 100 2 Gerakan memutar 7 87,5 1 12,5 0 0 8 100 3 Gerakan naik turun 1 9,1 7 63,6 3 7,3 11 100 Sumber: Data Primer 2017", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 632, "width": 314, "height": 401, "page_number": 7, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa dari 35 responden yang menyikat gigi pada waktu mandi pagi adalah 17 orang dengan kriteria OHI-S sedang sebanyak 10 orang (58,8%). Peneliti berasumsi bahwa OHI-S murid tersebut termasuk dalam katagori sedang dikarenakan mereka kurang mengerti tentang berapa lamanya waktu yang dibutuhkan dalam menyikat gigi. Ardyan (2010) menyatakan bahwa gigi sebaiknya disikat segera sesudah makan dan sebelum tidur, yaitu 30 menit sesudah makan, lamanya seseorang menyikat gigi dianjurkan minimal 5 menit, tetapi umumnya orang menyikat gigi maksimal 2-3 menit. Bila menyikat gigi dilakukan dalam waktu yang singkat, maka hasil tidak begitu baik dari pada menyikat gigi dilakukan dalam waktu yang lebih lama, karena mengingat banyak permukaan gigi yang harus disikat [3].", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 1062, "width": 313, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Cara Menyikat Gigi Terhadap Status Kebersihan Gigi dan Mulut", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 1105, "width": 277, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Distribusi cara menyikat gigi terhadap", "type": "Text" }, { "left": 429, "top": 632, "width": 313, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "status kebersihan gigi dan mulut dapat dilihat pada Tabel 9.", "type": "Text" }, { "left": 429, "top": 675, "width": 314, "height": 379, "page_number": 7, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa dari 35 responden cara menyikat gigi gerakan maju mundur adalah 16 orang dengan kriteria OHI-S sedang sebanyak 9 orang (56,3%). OHI- S murid tersebut tergolong sedang karena kurangnya mengetahui tentang cara menyikat gigi yang baik dan benar. Agar dapat memperoleh kebersihan gigi dan mulut yang baik, dan terbebas dari plak dan calculus. Sehingga perlu diadakan penyuluhan tentang kebersihan gigi dan mulut yang dapat memotivasi MIN 9 kota Banda Aceh menjaga kebersihan gigi dan mulutnya, agar status kebersihan gigi dan mulut murid MIN meningkat menjadi katagori baik. Pratiwi (2007) menyatakan bahwa cara menyikat gigi yang baik untuk anak-anak adalah dengan menggunakan gerakan memutar, gerakan", "type": "Text" }, { "left": 429, "top": 1062, "width": 314, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "minimal 10 kali pada tiap-tiap area dalam mulut [7].", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 54, "width": 80, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Linda Suryani", "type": "Page header" }, { "left": 404, "top": 1146, "width": 35, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "[156]", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 107, "width": 110, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 129, "width": 314, "height": 103, "page_number": 8, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dan pembhasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan: 1) Responden yang menyikat gigi satu kali sehari memiliki status OHI-S pada katagori sedang yaitu sebanyak 10 orang", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 240, "width": 314, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "(58,8%); 2) Responden yang menyikat gigi dengan menggunakan cara menyikat gigi", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 107, "width": 644, "height": 326, "page_number": 8, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "dengan gerakan maju mundur memiliki status OHI-S pada katagori sedang yaitu sebanyak 9 orang (56,3%); 3) Responden yang menyikat gigi pada waktu mandi pagi memiliki status OHI-S pada katagori sedang sebanyak 10 orang (58,8%); dan 4) Responden dengan status OHI-S pada katagori sedang sebanyak 17 orang ( 48,3%). DAFTAR PUSTAKA [1] Depkes RI. 2006. Undang-undang Kesehatan hal 6,8 Undang-Undang Kesehatan. [2] Pratiwi. 2007. Gigi Sehat. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 441, "width": 314, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "[3] Ardyan, G.R. 2010. Serba Sebi Kesehatam Gigi dan Mulut. Jakarta: Bukune.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 486, "width": 314, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "[4] Suwelo L. S. 1992. Karies Gigi Pada Anak dengan Berbagai Faktor Etiologi.", "type": "Table" }, { "left": 156, "top": 330, "width": 587, "height": 214, "page_number": 8, "page_width": 841, "page_height": 1190, "text": "Jakarta; EGC. [5] Depkes RI .2007 Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS), Jakarta. [6] Herijuliati, E., Tati Svasti Indriani, Sri Artini. 2001. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta; EGC. [7] Pratiwi. 2009. Gigi sehat. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.", "type": "Table" } ]
a7b7e3c6-5334-9535-e8a1-30e64897e8d4
https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/methomika/article/download/199/172
[ { "left": 85, "top": 38, "width": 289, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METHOMIKA : Jurnal Manajemen Informatika & Komputerisasi Akuntansi", "type": "Page header" }, { "left": 412, "top": 38, "width": 130, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2598-8565 (media cetak)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 104, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4 No. 1 (April 2020)", "type": "Table" }, { "left": 408, "top": 49, "width": 134, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2620-4339 (media online)", "type": "Page header" }, { "left": 482, "top": 778, "width": 59, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Halaman 43", "type": "Page footer" }, { "left": 123, "top": 79, "width": 380, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KARYAWAN CU (CREDIT UNION) PANCUR KASIH MENGHADAPI TANTANGAN REFORMASI LAYANAN MELALUI TRANSFORMASI TEKNOLOGI INFORMASI DIGITAL", "type": "Section header" }, { "left": 275, "top": 142, "width": 75, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Joko Dwitanto", "type": "Section header" }, { "left": 187, "top": 158, "width": 252, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Studi Magister Manajemen, Universitas Tanjungpura Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 202, "top": 200, "width": 221, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.46880/jmika.Vol4No1.pp43-46", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 229, "width": 61, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 245, "width": 456, "height": 156, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penggunaan teknologi informasi dalam berbagai bidang kehidupan saat ini tidak terhindarkan lagi, sehingga suka tidak suka, siap atau tidak siap hal ini harus dihadapi termasuk kemampuan dan kesiapan dalam menghadapai perubahan yang terjadi. Sumber daya manusia terkena imbasnya atas perubahan tersebut sehingga SDM harus mampu dan mau meng-update diri. Teknologi dan SDM harus berjalan beriringan agar tidak ada gap yang terlampau jauh sehingga penerapan teknologi pada organisasi dapat dengan mudah dilakukan karena akan berdampak pada eksistensi organisasi secara keseluruhan terutama berkaitan dengan aktivitas pelayanan yang berkaitan dengan orang banyak. Metode penelitian ini dilakukan dengan descriptive/naratif research. Sampel karyawan CUPK berjumlah 30 orang plus anggota CUPK sebanyak 10 orang. Teknik pengumpulan data berdasarkan persepsi yang disampaikan oleh responden melalui wawancara. Dari hasil wawancara menyimpulkan bahwa semua responden memiliki persepsi yang sama bahwa teknologi informasi berbasis online dapat meningkatkan kinerja karyawan dan mereka merasa siap menghadapi perubahan dan peralihan sistem kerja berbasis teknologi informasi digital dalam memberikan pelayanan terbaik pada anggota CUPK.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 404, "width": 375, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Credit Union, Reformasi Layanan, Tranformasi Teknologi Informasi Digital.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 430, "width": 80, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 443, "width": 223, "height": 276, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bagi sebagian orang mungkin sudah familiar mendengar istilah CU dan bahkan sudah mengenalnya lebih jauh, namun sebagian lagi diyakini belum pernah mendengarnya. CU adalah singkatan Credit Union, diambil dari istilah dasar bahasa latin credere yang berarti percaya dan Union atau Unus yang berarti kumpulan. Sehingga, credit union dapat dimaknai sebagai kumpulan orang yang saling percaya dalam suatu ikatan pemersatu yang sepakat untuk menabungkan uang mereka sehingga menciptakan modal bersama untuk dipinjamkan kepada anggota dengan tujuan produktif dan kesejahteraan. (sumber: Segala Permulaan Itu Sulit/Alle Begin is Moeilijk oleh J. Budi Assa, et el., 2017) . Sebenarnya CU sendiri masuk ke Indonesia pada tahun 1958 yang dibawa dan diperkenalkan oleh seorang misionaris bernama Pater Carolus Albrecht, SJ dan CU pertama kali berdiri adalah CU Kemuning di Bandung, Jawa Barat pada tahun 1970, kemudian CU mulai diperkenalkan ke beberapa daerah bekerjasama dengan lembaga sosial gereja sehingga sampailah ke Kalimantan Barat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 721, "width": 222, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Awal mulanya CU tidak berkembang baik bahkan diantaranya gulung tikar. Atas keprihatinan ini, lembaga sosial gereja kembali memberikan kursus", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 430, "width": 222, "height": 275, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "singkat tentang CU, inilah titik awal yang mendorong terbentuknya CU PK (Pancur Kasih). Inisiatif berdirinya CUPK pada dasarnya adalah dorongan atas keprihatinan para tokoh-tokoh dayak terhadap keadaan orang-orang suku dayak yang notabene penghuni mayoritas Kalimantan Barat terpuruk dalam segala segi kehidupan. Orang-orang suku dayak kala itu dipandang rendah, dianggap bodoh, terpinggirkan, secara ekonomi miskin dan berpendidikan rendah. Untuk diketahui, CUPK menjual layanan, memberikan pelayanan dalam bentuk Simpan-Pinjam yang dikombinasikan dengan pemberdayaan sosial berupa pendidikan dan pelatihan, swadaya dan solideritas kepada anggota dan masyarakat secara umum. Oleh karena itu CUPK hadir sebagai wadah untuk gerakan pemberdayaan masyarakat, khususnya dalam urusan ekonomi dan sosial untuk meningkatkan taraf hidup dan status sosial masyarakat. Kehadiran CUPK ditengah masyarakat sungguh dirasakan mambawa manfaat besar untuk tercapainya cita-cita dan harapan sesuai dengan misinya.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 708, "width": 222, "height": 50, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kini, setelah 32 tahun dalam menjalankan perannya setelah melalui berbagai lika-liku persoalan yang dihadapi, seiring perubahan zaman yang tak terhindarkan, perkembangan teknologi informasi yang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 289, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METHOMIKA : Jurnal Manajemen Informatika & Komputerisasi Akuntansi", "type": "Page header" }, { "left": 412, "top": 37, "width": 130, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2598-8565 (media cetak)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 48, "width": 104, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4 No. 1 (April 2020)", "type": "Page header" }, { "left": 408, "top": 48, "width": 134, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2620-4339 (media online)", "type": "Text" }, { "left": 482, "top": 779, "width": 59, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Halaman 44", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 77, "width": 223, "height": 170, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "semakin cepat dan persaingan semakin kompetitif, CUPK berbenah, menatap masa depan dan menghadapi perubahan demi perubahan, karena perubahan itu tidak ada yang abadi selain perubahan itu sendiri (Irfani Hendri, Dosen FEB Untan) , sehingga CUPK mau tidak mau atau suka tidak suka harus menghadapi perubahan tersebut. Perubahan itu sendiri meliputi berbagai hal meliputi pemanfaatan teknologi informasi sebagai bagian upaya dalam memberikan layanan yang maksimal, efisien dan efektif pada anggota, sumber daya manusia yang terlibat dalam layanan tersebut dan sistem manajemen pendukung yang berbasis IT lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 249, "width": 223, "height": 183, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan artikel ini memaparkan bahwa betapa pentingnya sebuah organisasi dan SDM-nya harus siap dalam menghadapi perubahan dan perkembangan teknologi informasi yang secara langsung mempengaruhi pola dan sistem kerja yang dibangun didalamnya, terlebih jika berkaitan dengan pelayanan ke banyak orang. Obyek penelitian dalam artikel ini adalah lembaga profit non pemerintah yang bergerak dibidang pengelolaan keuangan yaitu Credit Union Pancur Kasih disingkat CUPK. CUPK saat ini memiliki kantor cabang atau disebut kantor pelayanan berjumlah 53 Kantor pelayanan yang tersebar pada 12 Kab/kota di provinsi Kalimantan Barat dengan jumlah anggota sebanyak 158.945 orang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 435, "width": 222, "height": 235, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kantor pelayanan CUPK saat ini sudah terbilang banyak sehingga untuk memudahkan koordinasi, meningkatkan efisiensi serta efektifitas antar kantor pelayanan diperlukan bantuan yaitu memanfaatkan teknologi informasi, demikian halnya dalam pelayanan terhadap anggotanya penggunaan teknologi informasi tidak bisa dihindarkan terlebih dengan kondisi geografis kalimantan barat yang luas. Sebagai gambaran saat ini CUPK: dalam memberikan kemudahan pelayanan keuangan seperti tarik dana tunai pada 3 kantor pelayanan telah menggunakan ATM (Automated Teller Machine), 53 kantor pelayanan telah terintegrasi secara online dengan single database yang terpusat (Sikopdit Online) yang mulai dikembangkan dan diterapkan sejak tahun 2014 dan sejak tahun 2016 semua transaksi keuangan anggota online dan bisa diakses real time dengan CUPK Mobile berbasis android.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 686, "width": 103, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KAJIAN LITERATUR", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 699, "width": 222, "height": 64, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan jumlah anggota dan transaksi yang sudah terbilang banyak dan dalam rangka meningkatkan akuntabilitas penyajian pelaporan keuangan yang cepat, efesien dan efektif namun berkualitas serta prima dalam memberikan pelayanan", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 77, "width": 222, "height": 144, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kepada anggotanya, CUPK tentu saja memerlukan alat bantu yaitu berupa pemanfaatan teknologi informasi. Namun, teknologi informasi yang secanggih apapun tidak akan bermanfaat maksimal jika tidak didukung oleh sumber daya manusia-nya, sehingga kemampuan SDM harus selalu di update, saling mendukung dan mempengaruhi. Hal ini senada dengan pendapat Gary Dessler (2010), teknologi informasi memainkan peranan yang semakin penting dalam SDM. Teknologi meningkatkan fungsi SDM dalam hal pelayanan sendiri dan pusat informasi pelanggan.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 223, "width": 222, "height": 262, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut McKeown dalam Suyanto (2005), teknologi informasi merujuk pada seluruh bentuk teknologi yang digunakan untuk menciptakan, menyimpan, mengubah dan menggunakan informasi dalam segala bentuknya. Teknologi informasi adalah semua bentuk teknologi yang digunakan dan diterapkan untuk mengolah dan megirim informasi. Organisasi yang bergerak dibidang pengelolaan keuangan memandang teknologi informasi merupakan bagian yang sangat penting dan tak terpisahkan yang menentukan kemajuan ataupun kemunduran karena menyangkut berbagai macam aspek pada organisasi. Hal inipun terjadi pada CUPK, Credit Union Pancur Kasih memandang bahwa teknologi dan SDM adalah dua hal yang kini tak terpisahkan. Persaingan di bidang pelayanan keuangan semakin ketat, jika CUPK ingin maju dan mampu bersaing dengan kompetitor sejenis maupun dengan lembaga keuangan konvensional lainnya maka harus memperhatikan dua hal penting ini.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 487, "width": 222, "height": 249, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Sungmin Kang dalam Hariyani, Tuti (2014) manyatakan bahwa teknologi informasi akan membantu perusahaan untuk memperbaiki performance organisasi, hanya apabila perusahaan menggunakan teknologi informasi secara aktual dalam langkah yang efisien, sehingga penerapan teknologi baru dalam suatu organisasi akan berpengaruh pada keseluruhan organisasi, terutama pada sumber daya manusia. Masih menurut Sungmin Kang dalam Hariyani, Tuti (2014), dalam hasil penelitian menyimpulkan bahwa penggunaan teknologi informasi berpangaruh signifikan pada kinerja pegawai. Itu menunjukkan bahwa teknologi informasi dan SDM jika dikolaborasikan dengan baik akan memberikan manfaat maksimal pada organisasi, sehingga pengembangan SDM yang diintegrasikan dengan pemanfaatan teknologi informasi di zaman sekarang ini menjadi perhatian utama manajemen organisasi dalam membuat keputusan.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 739, "width": 222, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini juga didukung penelitian yang dilakukan oleh Yudiastra, P.P dan Darma, G.S (2015)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 289, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METHOMIKA : Jurnal Manajemen Informatika & Komputerisasi Akuntansi", "type": "Page header" }, { "left": 412, "top": 37, "width": 130, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2598-8565 (media cetak)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 48, "width": 104, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4 No. 1 (April 2020)", "type": "Page header" }, { "left": 408, "top": 48, "width": 134, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2620-4339 (media online)", "type": "Page header" }, { "left": 482, "top": 779, "width": 59, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Halaman 45", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 77, "width": 222, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang menyimpulkan bahwa penggunaan teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 130, "width": 112, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 144, "width": 223, "height": 130, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, peneliti akan mendeskripsikan suatu fenomena dengan berdasarkan pada pengalaman partisipan riset. Data yang terhimpun merupakan data deskriptif/data naratif. Pengumpulan data dengan cara wawancara dengan karyawan CUPK sebanyak 30 orang dan anggota yang mendapat pelayanan sebanyak 10 orang, dan merupakan persepsi beberapa kesimpulan dari penelitian terdahulu yang dibandingkan dengan obyek penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 289, "width": 74, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 302, "width": 223, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jawaban hasil wawancara yang dilakukan terhadap karyawan dan anggota CUPK dapat dirangkum sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 342, "width": 223, "height": 262, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Kasir/teller yang berkaitan langsung dengan transaksi keuangan karena penggunaan teknologi informasi sangat dominan, semua karyawan menjawab bahwa penggunaan aplikasi transaksi online berbasis teknologi infomasi terasa dapat membantu pekerjaan menjadi lebih mudah, waktu yang digunakan semakin efesien dan efektif, hal ini dapat dicontohkan pada transaksi anggota pindah tempat pelayanan yang semula memakan waktu satu hari karena harus input ulang seluruh data anggota yang pindah di tempat pelayanan yang baru, dengan penggunaan teknologi informasi berbasis online hanya satu “klik” dalam hitungan detik dapat dengan mudah pekerjaan tersebut diselesaikan. Ini berarti pekerjaan menjadi semakin efesien dan efektif dan pada akhirnya terjadi peningkatan pelayanan pada anggota, dengan peningkatan pelayanan pada anggota maka akan berdampak pada organisasi.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 606, "width": 223, "height": 157, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pernyataan yang sama dari kabag simpan dan pinjam, bahwa dengan penggunaan sistem yang telah terintegrasi online memanfaatkan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja karyawan CUPK. Banyak pekerjaan yang dapat diselesaikan dengan mudah, cepat dan akurat sehingga efektifitas dan efesiensi biaya terwujud, hal ini dapat menekan biaya yang mungkin timbul sehingga beban organisasi menjadi lebih ringan. Contohnya adalah ketika anggota yang mengajukan pinjaman kredit, prediksi perhitungan jumlah pinjaman dengan bunga dan", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 77, "width": 201, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "jangka waktu pengembalian secara otomatis dapat diketahui, sehingga dapat mempersingkat waktu dalam konsultasi kredit.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 117, "width": 222, "height": 157, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Dari sisi anggota menyatakan hal yang sama, seperti yang disampaikan oleh anggota bernama Aan, “ pelayanan sekarang ini antriannya tidak lama ”. Sistem yang terintegrasi secara online dapat mempersingkat pelayanan pada anggota terutama waktu yang diperlukan anggota untuk antri ketika menyetor ataupun mengambil uang di teller. Hal ini dapat memberi rasa nyaman pada anggota, dengan rasa nyaman yang dirasakan akan berdampak pada kualitas dan loyalitas anggota dalam ber-CU dan tentu saja akan berdampak pada organisasi.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 276, "width": 223, "height": 487, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Penggunaan teknologi informasi berupa perangkat ATM (Automated Teller Machine) dan CUPK Mobile, terutama di tiga kantor pelayanan yang sudah dilengkapi mesin ATM benar-benar sangat memudahkan anggota dalam ambil dana tunai tanpa harus mengantri, seperti yang diungkapkan oleh anggota CUPK bernama Arif, bahwa dengan tersedianya mesin ATM dapat memudahkannya mengambil uang jika memerlukan sejumlah dana untuk berbelanja berbagai keperluan, transaksi juga dapat dilakukan dengan cepat tanpa harus mengantri dan aman. Demikian halnya penggunaan CUPK Mobile berbasis android, berbagai macam transaksi yang berkaitan dengan CUPK dapat dilakukan melalui smartphone, sehingga aktivitas transaksi dapat dilakukan dimanapun dan kapapun, tidak mengganggu aktivitas yang lain. Sehingga dunia dan CUPK dalam genggaman anggota, hal ini senada yang disampaikan oleh kabag ATM dan Mobile CUPK, pak Eko Salvinus, beliau menyatakan bahwa dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat ini khususnya CUPK yang merupakan lembaga keuangan berbasis pemberdayaan merasa terbantu dalam memberikan pelayanan yang terbaik pada anggota, terlebih CUPK merupakan lembaga keuangan yang menyasar masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah yang rata-rata adalah petani yang tersebar diseluruh pelosok daerah di Kalimantan Barat yang rata-rata tidak terjamah oleh lembaga keuangan konvensional lainnya (bank), dan sistem yang dikembangkan oleh CUPK merupakan jawaban atas perubahan tersebut dan merupakan tututan yang mau tidak mau, suka tidak suka harus dilakukan CUPK agar mampu", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 289, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METHOMIKA : Jurnal Manajemen Informatika & Komputerisasi Akuntansi", "type": "Page header" }, { "left": 412, "top": 37, "width": 130, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2598-8565 (media cetak)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 48, "width": 104, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4 No. 1 (April 2020)", "type": "Page header" }, { "left": 408, "top": 48, "width": 134, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2620-4339 (media online)", "type": "Page header" }, { "left": 482, "top": 779, "width": 59, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Halaman 46", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 77, "width": 201, "height": 130, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bersaing dengan kompetitor sejenis maupun lembaga keuangan lain yang telah lebih dulu mememiliki sistem terintegrasi online skala besar. Dengan adanya CUPK mobile, anggota CUPK yang ada dipelosok desa bisa melakukan bermacam transaksi terkait keanggotaanya di CUPK yang penting ada jaringan internet, sehingga dapat memangkas biaya yang mungkin muncul jika dibandingkan harus datang jauh-jauh ke tempat pelayanannya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 223, "width": 70, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 236, "width": 223, "height": 302, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil wawancara tersebut dengan jelas dan gamblang bahwa teknologi informasi online baik berbasis desktop maupun android sama-sama memiliki pengaruh besar dalam membantu lembaga keuangan CUPK yang berbasis pemberdayaan dalam memberikan pelayanan pada anggotanya dan dengan teknologi informasi ini pula dapat membantu lembaga secara keseluruhan agar mampu bersaing dalam dunia bisnis yang semakin ketat sehingga langkah-langkah perbaikan terus menerus dan upgrade teknologi sangat diperlukan dan harus menjadi perhatian segenap manajemen organisasi agar tidak tertinggal jauh dengan kompetitor lainnya. Ini juga harus dibarengi dengan mendorong pengembangan SDM agar mampu bersaing dan dapat mengikuti perubahan teknologi tersebut, manajemen CUPK dapat mendorong hal ini dengan memasukkan pendidikan, pelatihan dan pengembangan terkait teknologi informasi dalam program tahunan, sehingga pengetahuan, keterampilan dan informasi terus ter-upgrade. Dengan demikian, CUPK siap dalam menghadapi perubahan yang semakin cepat dan kompetisi yang semakin ketat tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 554, "width": 94, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 567, "width": 212, "height": 64, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amin, M. H., Sjahruddin, H., Alam, S., & Syahruni. (2016). Kapasitas Sumber Daya Manusia dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Konsekuensinya Pada Kinerja Karyawan. E- Library STIE YPBUP Bongaya .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 645, "width": 219, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Assa, J. B., Tampajara, H., & Endi, S. (2017). Segala Permulaan Itu Sulit (Alle Begin is Moeilijk) . Yogyakarta: Penerbit Pohon Cahaya", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 697, "width": 210, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitriani, D. (2018). Analisis Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Asuransi Jiwasraya Pontianak. Cogito Smart Journal, 4 (1), 160-170.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 77, "width": 218, "height": 64, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hariyani, T. (2014). Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi dan Minat Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Pegawai di BKKBN Kabupaten Madiun. ASSETS: Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, 3 (2), 75-84.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 156, "width": 221, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nugroho, N. T. (2016). Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Karyawan STMIK Duta Bangsa). Duta.com, 11 (1), 12-22.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 220, "width": 221, "height": 64, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sari, I. A. K. T. P. dan Yadnyana, I. K. (2017). Pengaruh Kecanggihan Teknologi Informasi dan Jiwa Kewirausahaan Terhadap Kualitas Informasi Akuntansi. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 18 . 2 , 1635-1662.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 299, "width": 215, "height": 63, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yudiastra, P. P. dan Darma, G. S. (2015). Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi, Disiplin Kerja, Insentif, Turnover Terhadap Kinerja Pegawai. Jurnal Manajemen dan Bisnis, 12 (1), 151-176", "type": "Text" } ]
b3c50484-0610-5e67-9e11-c1b0c44794f5
http://www.ejournal.universitasmahendradatta.ac.id/index.php/vastuwidya/article/download/1021/603
[ { "left": 76, "top": 36, "width": 194, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VASTUWIDYA Vol. 7 No. 1, Februari 2024", "type": "Page header" }, { "left": 435, "top": 36, "width": 87, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN 2620-3448 E-ISSN 2723-5548", "type": "Page header" }, { "left": 76, "top": 783, "width": 324, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I Made Sastra Wibawaˡ, Shinta Enggar Maharani², Ni Putu Suda Nurjani³", "type": "Page footer" }, { "left": 509, "top": 785, "width": 14, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "73", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 88, "width": 441, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KAJIAN GAGANG PANCING ERGONOMIS UNTUK MENURUNKAN KELUHAN NYERI OTOT PERGELANGAN TANGAN PEMANCING", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 131, "width": 375, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I Made Sastra Wibawaˡ, Shinta Enggar Maharani², Ni Putu Suda Nurjani³ ˡ Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mahasaraswati Denpasar.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 156, "width": 409, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "² Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Mahasaraswati Denpasar.", "type": "List item" }, { "left": 196, "top": 168, "width": 207, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "³ Fakultas Teknik, Universitas Mahendradatta.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 178, "width": 426, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-mail: [email protected] 1 , [email protected] 2 , [email protected]³", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 208, "width": 456, "height": 170, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak - Aspek desain ergonomis gagang pancing sangat mempengaruhi kenyamanan aktivitas orang-orang yang memiliki hobi memancing, baik itu kegiatan memancing yang dilakukan di sungai maupun kegiatan memancing yang dilakukan di laut lepas. Kesalahan posisi pada saat melempar umpan sampai pada penangkapan ikan, dapat mengakibatkan cidera maupun kelelahan otot. Kegiatan yang awalnya bertujuan untuk menyalurkan hobi dan menghilangkan penat, dapat berubah menjadi kecelakaan yang mengakibatkan cidera otot dan organ tubuh. Untuk meminimalisir hal tersebut diperlukan sebuah kajian ergonomis terhadap desain alat pancing, sehingga masyarakat yang memiliki hobi memancing dapat meminimalisir terjadinya cidera otot. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode wawancara terhadap para pemancing di sekitar area Labuhan Amuk, Karangasem. Kajian terdahulu tentang memancing masih terbatas pada penggunaan umpan dan produktivitas tangkapan ikan, oleh sebab itu pustaka penunjang dikaitkan dengan terjadinya keluhan pegal pada jenis kegiatan tertentu terutama sektor informal. Penambahan gagang pancing bercabang ternyata dapat mengurangi timbulnya keluhan pegal saat memancing, hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan penghobi mancing. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, diperoleh temuan bahwa penggunaan gagang pancing modifikasi dapat menurunkan rasa lelah otot.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 387, "width": 275, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Desain Gagang Pancing; Nyeri Otot; Ergonomis.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 422, "width": 456, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract - The ergonomic design aspect of the fishing rod greatly affects the comfort of the activities of people who have a hobby of fishing, be it fishing activities carried out on the river or fishing activities carried out on the high seas. Positional errors when throwing bait to fishing, can result in injury and muscle fatigue. Activities that initially aim to channel hobbies and relieve fatigue, can turn into accidents that result in muscle and organ injuries. To minimize this, an ergonomic study of fishing gear design is needed, so that people who have a hobby of fishing can minimize the occurrence of muscle injuries. This research is a qualitative research with interview method on anglers around the Labuhan Amuk area, Karangasem Regency. Previous studies on fishing were still limited to the use of bait and productivity of fish catches, therefore supporting libraries were associated with complaints of soreness in certain types of activities, especially the informal sector. The addition of forked fishing rods can reduce the incidence of sore complaints when fishing, this is in accordance with the results of interviews conducted with fishing hobbyists. Based on the results of field observations, findings were obtained that the use of modified fishing rods can reduce muscle fatigue.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 577, "width": 261, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Fishing Handle Design; Joint pain; Ergonomic.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 606, "width": 88, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 629, "width": 212, "height": 115, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pegal otot setelah selesai memancing banyak dikeluhkan oleh pemancing yang disebabkan oleh bentuk pales (gagang) pancing yang tidak ergonomis. Gagang pancing yang tidak ergonomis ini dapat menyebabkan terjadinya sikap paksa dalam waktu yang cukup lama, yaitu posisi pergelangan tangan yang melengkung terlalu lama terutama saat terjadi tarik menarik dengan ikan yang besar. Pada", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 606, "width": 212, "height": 141, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "saat mancing, pegal otot tidak dirasakan oleh pemancing akibat timbulnya perasaan senang terutama ketika terjadi sensasi tarik menarik dengan ikan yang cukup besar. Namun, dampak kelelahan otot akan mulai terasa ketika selesai memancing. Berbagai aktivitas yang menggunakan kombinasi antara kekuatan dan pengulangan gerak yang lama pada jari-jari, tangan selama periode waktu yang lama sering dihubungkan dengan kejadian carpal tunnel syndrome (Loh, et al., 2017). Gangguan yang", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 38, "width": 194, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VASTUWIDYA Vol. 7 No. 1, Februari 2024", "type": "Page header" }, { "left": 435, "top": 38, "width": 87, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN 2620-3448 E-ISSN 2723-5548", "type": "Page header" }, { "left": 76, "top": 782, "width": 324, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I Made Sastra Wibawaˡ, Shinta Enggar Maharani², Ni Putu Suda Nurjani³", "type": "Page footer" }, { "left": 509, "top": 784, "width": 14, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "74", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 212, "height": 181, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lain dirasakan oleh mereka yang ingin melanjutkan hobi olahraga di pagi atau sore hari dengan bermain bulutangkis, ternyata merasakan ada gangguan pada pukulan cock yaitu pada pukulan presisi seperti pukulan bola pendek, lembut, atau neting . Bahkan lebih lanjut ada yang harus berkonsultasi dengan dokter, karena merasa gangguan yang lebih berat. Permasalahan yang diangkat dalam hal ini adalah: 1). Apa penyebab terjadinya keluhan pegal di pergelangan tangan para penghobi mancing? 2). Apakah gagang pales /stik yang ergonomis dapat menurunkan keluhan pegal pada pergelangan tangan para pemancing?", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 286, "width": 212, "height": 114, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk memperoleh data yang lebih akurat tentang penyebab timbulnya keluhan pegal pada pergelangan tangan pemancing, maka dilakukan observasi kepada para pemancing di Pantai Labuhan Amuk, Karangasem, Bali. Observasi dilakukan terbatas hanya pada sikap kerja antara pergelangan tangan dengan peralatan pales pancing yang dipergunakan, ditinjau dari aspek ergonomi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 418, "width": 100, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KAJIAN PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 440, "width": 90, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peralatan Pancing", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 454, "width": 46, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peralatan", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 454, "width": 212, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pancing yang umumnya dipergunakan adalah pales /stik atau yang juga sering disebut ”joran” yang dilengkapi dengan kerekan ( reel ) lengkap dengan tali, pemberat", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 507, "width": 212, "height": 207, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(timah), dan diujungnya telah dipasang mata kail yang ukurannya telah disesuaikan dengan lokasi mancing serta harapan ikan yang akan diperoleh. Pales /stik biasanya digunakan yang dari bahan fibre glass, carbon, grafit, boron , atau Kevlar dengan panjang pales yang ideal adalah 120 s/d 180 Cm (Wong, F., 2008). Panjang pales /stik juga harus disesuaikan dengan lokasi dan jenis/sistem mancing yang dilakukan, bila memancing di atas perahu, kapal, jukung, maka panjang 120 s/d 180 memang sangat ideal. Tetapi jika memancing di tepi pantai dengan melempar umpan jauh ke tengah laut, maka diperlukan pales /stik yang lebih panjang dan lentur, biasanya dipergunakan pales /stik yang panjangnya 3 s/d", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 718, "width": 39, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Meter.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 731, "width": 212, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pales /stik diusahakan dipilih yang paling ringan dan sedikit kaku ( fast tifer ), hal ini dimaksudkan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 87, "width": 212, "height": 472, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk memperoleh reaksi yang cepat dan akurat. Untuk alat yang satu ini diharapkan tidak terlalu fanatik dengan merk dan harga yang mahal, sebab alat ini sangat riskan dengan terjadinya kecelakaam kecil seperti tergencet pintu mobil saat berangkat mancing, terinjak kaki atau terduduki saat perjalanan. Jika terjadi kecelakaan seperti itu, maka terasa kerugian yang amat besar karena harus diganti dengan yang baru, sebab jika hanya dilakukan perbaikan dengan menyambung resikonya kelenturannya kurang memuaskan. Sedangkan untuk kerekan ( reel ) dipilih yang ringan dan besarnya disesuaikan dengan kapasitas tali yang bisa ditampung, sebab panjang tali diperlukan sesuai dengan kedalaman tempat mancing dan jauhnya melempar umpan. Ratio geer sangat perlu diperhatikan dalam memilih kerekan, sebab kecepatan dalam menarik ikan saat pancing disambar oleh ikan tergantung dari ratio geer ini. Jika ratio geer dalam hal ini kecil, maka ikan sangat lambat untuk dapat dinaikkan bahkan ikan sempat melarikan diri ke karang di dasar laut sehingga tali nyangkut dan akhirnya ikan bisa terlepas. Jika kail nyangkut di karang, maka setelah ditarik dapat merusak paparan karang yang ada. Kecepatan awal saat menarik ikan sangat diperlukan agar posisi ikan sudah berada di bagian tengah bukan lagi di dasar, maka setelah itu dapat dimainkan dengan memompa pales /stik yang disesuaikan dengan kemampuan ikan. Menurut para maniak mancing disinilah sensasi yang luar biasa yang terjadi dan dapat dirasakan jika kemampuan ikan menarik kail cukup berat berarti ikan yang memakan kail juga cukup besar.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 577, "width": 92, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik Memancing", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 590, "width": 212, "height": 49, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat beberapa teori atau teknik memancing yang disesuaikan dengan kondisi tempat mancing, peralatan, dan kesenangan pemancing seperti:", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 643, "width": 194, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Mancing Dasar ( Botton Fishing ), cara ini banyak digemari oleh para pemula hobi mancing, sebab tidak terlalu banyak dituntut keahlian dan teknik ini hampir mirip dengan memancing di kolam. Ikan yang biasanya diperoleh adalah ikan-ikan dasar seperti kakap, kerapu, tenggiri, dan jenis ikan karang", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 38, "width": 194, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VASTUWIDYA Vol. 7 No. 1, Februari 2024", "type": "Page header" }, { "left": 435, "top": 38, "width": 87, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN 2620-3448 E-ISSN 2723-5548", "type": "Page header" }, { "left": 76, "top": 782, "width": 324, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I Made Sastra Wibawaˡ, Shinta Enggar Maharani², Ni Putu Suda Nurjani³", "type": "Page footer" }, { "left": 509, "top": 784, "width": 14, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "75", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 87, "width": 179, "height": 208, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lainnya. Teknik ini sangat sederhana, umpan dipasang di kail yang sudah diseting seperti pales , kerekan, tali, timah pemberat, dan mata kail. Mata kail yang telah diisi umpan (udang, potongan ikan, cumi, spingan/cacing laut) dilempar sedemikian rupa sampai terasa timah menyentuh dasar. Tali sedikit dikencangkan sehingga akan terasa jika kail disambar oleh ikan, jika sudah dimakan oleh ikan, maka sensasi tarik menarik dilakukan dengan memompa pales sambil menggulung kerekan sampai ikan diperoleh atau dinaikkan ke perahu, jukung atau sampan.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 299, "width": 194, "height": 181, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Tonda ( Trolling ), teknik mancing ini dilakukan di atas perahu, jukung, atau kapal yang sedang jalan dengan kecepatan diatur sedemikian rupa agar tidak terlalu cepat dan juga tidak pelan sekali. Pancing yang diujung talinya sudah dipasang umpan tiruan seperti rapala atau umpan dari bulu-bulu buatan, dilepas dan ditarik pelan-pelan, biasanya kecepatannya 5 s/d 7 Knot (Wong, F., 2008). Peralatan trolling biasanya berbeda dengan alat mancing lainnya terutama pales dan kerekannya. Pales /stik yang", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 484, "width": 176, "height": 155, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dipergunakan lebih kaku dan kuat, demikian juga kerekan yang memiliki daya tahan lebih kuat karena tarikan pertama adalah sambaran dari ikan yang tergolong predator. Tali yang dipergunakan juga lebih kuat dan biasanya pada ujung sebagai penyambung umpan buatan dipergunakan tali seling (kawat baja), fungsinya adalah agar lebih tahan dari gigitan taring ikan predator yang menyambarnya. Jenis ikan yang", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 643, "width": 176, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "biasanya didapat adalah: King", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 656, "width": 178, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Getter /Tenggiri, Spoon, Grand Travelly , Bara Kuda, bahkan kadang kala ikan Hiu.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 696, "width": 194, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Casting , cara ini biasanya dilakukan lewat pinggir pantai (dermaga, pantai karang, atau di atas kapal yang sedang tertambat). Teknik memancing seperti", "type": "List item" }, { "left": 351, "top": 87, "width": 176, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ini biasanya pancing dengan umpan tiruan dilempar", "type": "Text" }, { "left": 457, "top": 101, "width": 71, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sejauh-jauhnya", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 114, "width": 176, "height": 154, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kemudian ditarik dengan cepat, dan ini dilakukan secara berulang-ulang. Tujuan menarik umpan dengan cepat adalah seolah-olah umpan tiruan adalah ikan kecil yang sedang bergerak sehingga menarik niat ikan predator untuk menyambarnya. Kegiatan memancing dengan teknik ini memang memerlukan tenaga cukup kuat dan konsentrasi yang lebih fokus, karena jika terlambat dalam menarik umpan dapat menyebabkan", "type": "Text" }, { "left": 494, "top": 259, "width": 33, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "umpan", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 272, "width": 176, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menyangkut di dasar laut atau pada karang.", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 299, "width": 195, "height": 88, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Jigging-Popping , cara memancing ini lazim dipergunakan oleh tamu Jepang dan Korea untuk memancing di Bali. Teknik ini agak mirip dengan casting , umpan tiruan dilempar kemudian menggulung kerekan dengan cepat kemudian berhenti dan kembali", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 391, "width": 176, "height": 142, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggulungnya lagi, demikian dilakukan secara berulang-ulang. Menggulung dengan cepat dan menghentikan sejenak adalah bertujuan seolah-olah umpan tiruan adalah mirip ikan alami yang sedang berlari sehingga ikan predator mau menyambarnya. Umpan berbentuk ikan tiruan ini umumnya langsung berfungsi sebagai pemberat, biasanya bahannya timah sehingga harganya agak mahal.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 537, "width": 195, "height": 207, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Mancing Garong, teknik mancing ini disebut demikian karena memang menggarong ikan, jadi pancing tidak selalu mengena di mulut ikan, tetapi terkadang ada di pipi, di pundak, perut, buntut, dan sebagainya. Pancingnya pun disebut pancing garong, yang terdiri dari 6 rangkaian mata pancing, yang berbentuk matahari, biasanya menggunakan pales /stik/joran tegek, sepanjang 4 s/d 6 Meter. Target ikan adalah keluarga Rabbit Fish , seperti Baronang, Botana, dan terkadang juga ikan Kakak Tua. Tehnik ini sangat unik, eksentrik, sulit namun murah. Mungkin mancing yang satu ini memerlukan", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 38, "width": 194, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VASTUWIDYA Vol. 7 No. 1, Februari 2024", "type": "Page header" }, { "left": 435, "top": 38, "width": 87, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN 2620-3448 E-ISSN 2723-5548", "type": "Page header" }, { "left": 76, "top": 782, "width": 324, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I Made Sastra Wibawaˡ, Shinta Enggar Maharani², Ni Putu Suda Nurjani³", "type": "Page footer" }, { "left": 509, "top": 784, "width": 14, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "76", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 87, "width": 176, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "biaya yang paling murah, tetapi nikmat sensasi saat tarik menarik dengan ikan sangat mengesankan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 146, "width": 61, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sikap Paksa", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 159, "width": 214, "height": 353, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penggunaan alat yang tidak sesuai dengan kondisi tubuh manusia dapat dipastikan dapat menimbulkan gangguan, jika dibiarkan berlangsung dalam waktu lama dapat menyebabkan kelelahan dan selanjutnya menimbulkan kecelakaan kerja. Menurut Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan, (2011), peralatan kerja atau alat yang menimbulkan gerakan atau getaran serta terjadinya sikap paksa dalam pengoperasian alat tersebut, maka diartikan sebagai terjadinya ketidakseimbangan dapat dinyatakankan sebagai gerakan yang dapat menimbulkan cedera pada tubuh pekerja. Pada kegiatan memancing terjadi sikap paksa ketika tangan memegang pales /stik yang posisinya lurus sehingga pergelangan tangan posisinya saat memegang pales /stik dalam posisi bengkok atau tidak sesuai dengan persendian tangan yang semestinya lurus. Apabila kondisi ini dibiarkan berlangsung lama, maka dapat menimbulkan cedera pada persendian atau kesalahan sikap yang menimbulkan cedera otot. Menurut Suma’mur, (1994), untuk tercapainya produktivitas kerja yang maksimal, maka kesesuaian alat kerja dengan kondisi tubuh pekerja sangat diperlukan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 530, "width": 212, "height": 101, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah gangguan pada lengan tangan karena terjadi penyempitan pada terowongan karpal , baik akibat edima fasia pada terowongan tersebut maupun akibat kelainan pada tulang-tulang kecil tangan, sehingga terjadi penekanan terhadap nervous medianus di pergelangan tangan. Biasanya ditandai terjandinya", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 635, "width": 212, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kesemutan pada pergelangan tangan, syndrome ini dapat menyerang siapa saja terutama yang bekerja dengan banyak melibatkan tangan seperti mengetik, termasuk kegiatan memancing yang menggunakan pales /stik. CTS diartikan sebagai kelemahan pada daerah distribusi nervous medianus (Viera, 2003 ; Sidharta, P., 2004). Menurut Patijn, et al., (2011), penderita CTS umumnya", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 87, "width": 213, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "usia 40 s/d 60 tahun, perempuan tiga kali lebih berisiko dari pada laki-laki. Di Indonesia, urutan prevalensi Carpal Tunnel Syndrome dalam masalah kerja belum diketahui secara detail, karena sedikit sekali analisis atau diagnosis penyakit akibat kerja yang dilaporkan karena berbagai hal, antara lain sulitnya diagnosis. Penelitian pada pekerjaan dengan resiko tinggi pada pergelangan tangan dan tangan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 206, "width": 212, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "melaporkan prevalensi Carpal Tunnel", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 220, "width": 212, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "syndrome antara 5,6% sampai dengan 15%", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 233, "width": 107, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Sekarsari, et al., 2017) .", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 259, "width": 212, "height": 234, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Memancing sering tidak memperhatikan cuaca, apalagi kegiatan di pantai atau di laut sehingga dalam kajian memancing permasalahan yang terkait cuaca seharusnya diabaikan atau tidak diperhitungkan. Sedangkan kesesuaian alat dengan jenis pekerjaan dan manusia yang mengoperasikan sangat perlu mendapat perhatian, agar diperoleh hasil kerja yang baik. Dalam Ergonomi kesesuaian alat dengan pengguna juga perlu mendapat perhatian, agar diperoleh hasil kerja yang sesuai rencana, dan terutama tidak menimbulkan dampak negatif seperti kecacatan dalam hasil produksi kerja. Istilah Ergonomi lebih popular dipergunakan di negara Eropa Barat. Sedangkan di Amerika istilah Ergonomi lebih dikenal sebagai Human Factor Engineering atau Human Engineering (Wignjosoebroto, S., 2008).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 510, "width": 195, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan Memancing Peduli Lingkungan", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 524, "width": 212, "height": 220, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apapun kegiatan yang dilakukan sudah sepatutnya ikut memperhatikan kelestarian lingkungan, atau dalam berkegiatan semestinya juga peduli terhadap lingkungan dan ketika melakukan kegiatan, maka kebersihan, kelestarian lingkungan selalu diperhatikan. Kegiatan mancing yang dilakukan di sungai maupun pantai atau laut, disamping melaksanakan hobi untuk refreshing, juga ikut ambil bagian dalam menjaga kebersihan sungai, pantai, dan kelestarian lingkungan pada umumnya. Kegiatan menangkap ikan banyak cara yang dapat dilakukan seperti: menjaring, memancing, menombak atau memanah, termasuk cara negatif yaitu meracun/tuba, dan meledakkan dengan bahan peledak. Untuk cara menangkap yang negatif sudah seharusnya", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 38, "width": 194, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VASTUWIDYA Vol. 7 No. 1, Februari 2024", "type": "Page header" }, { "left": 435, "top": 38, "width": 87, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN 2620-3448 E-ISSN 2723-5548", "type": "Page header" }, { "left": 76, "top": 782, "width": 324, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I Made Sastra Wibawaˡ, Shinta Enggar Maharani², Ni Putu Suda Nurjani³", "type": "Page footer" }, { "left": 509, "top": 784, "width": 14, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "77", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 212, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tidak kita lakukan karena pasti memiliki efek samping terhadap kerusakan lingkungan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 127, "width": 212, "height": 353, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mancing dapat digolongkan sebagai cara menangkap ikan yang sangat ramah terhadap lingkungan, atau dalam proses menangkap ikan memancing memiliki tingkat keramahan lingkungan yang tinggi. Menurut Monintja, D., R., (1994), karakteristik pemanfaatan sumber daya hayati laut yang ramah lingkungan, meliputi: selektivitas tinggi, hasil tangkapan sampingan rendah, tidak merusak lingkungan, tidak menangkap spesies yang dilindungi, pengoperasian alat tidak membahayakan nelayan, dan tidak beroperasi di daerah terlarang. Menggunakan pancing artinya pancing diharapkan tidak merusak hamparan karang yang ada di dasar laut, meskipun umpan disambar oleh ikan, maka segera ditarik ke atas agar pancing tidak sempat menyentuh dan merusak karang. Jika pancing dimakan oleh ikan yang dilindungi, atau ukurannya belum layak konsumsi, maka dilepaskan kembali sehingga ramah terhadap spesies yang dilindungi. Sedangkan untuk zone tertentu yang tidak diperbolehkan memancing, maka nelayan tidak masuk ke areal tersebut, sehingga dengan demikian memancing dapat dikatakan upaya menangkap ikan yang sangat ramah terhadap lingkungan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 497, "width": 82, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Posisi Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 510, "width": 212, "height": 234, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian tentang memancing sangat minim dilakukan, kalau ada hanya terbatas pada penggunaan umpan dan hasil penangkapan ikan yang diperoleh. Dikaitkan dengan terjadinya keluhan pegal pada pergelangan tangan, maka penelitian terdahulu yang dirujuk adalah timbulnya Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada pekerja dengan beberapa pencetusnya seperti masalah lingkungan, sikap kerja dan cara kerja. Penelitian yang dilakukan oleh Luasunaung, A., dan Reppie, E., (2016), yang melakukan kajian kegiatan memancing menggunakan jenis umpan alami dan buatan, hasil tangkapannya tidak berbeda jauh dengan jenis umpan yang berbeda ini. Jenis ikan tangkapannya adalah ikan Condro dengan teknik memancing layang-layang. Dalam sarannya menyampaikan bahwa penggunaan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 87, "width": 212, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "jenis umpan buatan dalam memancing agar lebih digalakkan karena lebih ramah terhadap lingkungan.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 140, "width": 212, "height": 115, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kajian yang dilakukan oleh Mananohas, F., S., dkk., (2019), yang melakukan penelitian tentang jenis umpan yang dipergunakan dalam melakukan kegiatan memancing ikan, yang terbaik adalah menggunakan ikan layang, kemudian cumi yang dipotong-potong. Sedangkan perbedaan waktu saat memancing tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah hasil tangkapan.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 272, "width": 212, "height": 155, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terkait dengan kelelahan pada pergelangan tangan, penelitian yang dilakukan oleh Sujadi, D., (2022), tentang CTS pada pekerja informal seperti pekerja meubel, konstruksi, pekerja konveksi, dan tenaga produksi sering mengalami keluhan pegal. Akibat yang dilakukan berulang-ulang, maka terjadi keluhan pada tangan. CTS adalah juga penyakit akibat kerja atau yang berhubungan dengan pekerjaan, oleh sebab itu lingkungan dan alat kerja memiliki peran yang sangat besar terhadap timbulnya penyakit akibat kerja ini.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 444, "width": 212, "height": 142, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh Agustin, C., P., M., (2012), sikap kerja yang tidak alamiah dan cara kerja yang tidak ergonomis dalam waktu lama dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan para pekerja. Salah satunya yaitu gangguan gerakan pada bagian tubuh tertentu seperti pada tangan yang sering disebut MSD ( Musculus Sceletal Disorder ). Kajian dilakukan pada pekerja batik, hasilnya adalah bahwa ada hubungan antara sikap kerja, cara kerja terhadap terjadinya CTS.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 603, "width": 213, "height": 141, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara umum penelitian yang dilakukan adalah hanya mengukur perolehan hasil tangkapan ikan dan terjadinya keluhan pegal/sakit akibat kerja, tanpa adanya upaya mencari jalan keluar untuk memperbaiki sikap kerja jika dikaitkan dengan peralatan yang dipergunakan. Pada penelitian ini adalah dilakukan interpensi terhadap peralatan mancing yaitu pales /stik yang dipergunakan, dimana pada awalnya terjadi sikap paksa kemudian dengan dilakukan penambahan gagang pales pancing tidak lagi", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 38, "width": 194, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VASTUWIDYA Vol. 7 No. 1, Februari 2024", "type": "Page header" }, { "left": 435, "top": 38, "width": 87, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN 2620-3448 E-ISSN 2723-5548", "type": "Page header" }, { "left": 76, "top": 782, "width": 324, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I Made Sastra Wibawaˡ, Shinta Enggar Maharani², Ni Putu Suda Nurjani³", "type": "Page footer" }, { "left": 509, "top": 784, "width": 14, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "78", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 212, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terjadi sikap paksa dalam melakukan kegiatan memancing.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 127, "width": 119, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 150, "width": 212, "height": 286, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tempat penelitian dilakukan di areal memancing yaitu Pantai Labuhan Amuk, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali. Langkah pertama adalah melakukan observasi langsung terhadap sikap memancing dari para penghobi memancing terutama pada saat memegang pales /stik pancing. Karena melihat pales /stik yang dipergunakan sangat memungkinkan terjadinya sikap paksa saat dipegang dalam aktivitas memancing, maka lebih lanjut dilakukan intervensi dengan perbaikan pales /stik dengan menambahkan gagang agar tidak lagi terjadi sikap paksa. Dalam hal ini diperoleh data after and before dari jenis penggunaan pales /stik pancing antara yang belum dimodifikasi dengan yang sudah dimodifikasi. Jeda antara pelaksanaan pengambilan data antara after and before ini dilakukan selama satu minggu, sehingga terdapat washing out yang cukup untuk menghilangkan pengaruh yang ditimbulkan oleh perlakuan sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 454, "width": 212, "height": 141, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wawancara secara terstruktur dilakukan kepada para penghobi mancing termasuk di dalamnya mencatat rasa yang dialami pada saat memancing menggunakan pales /stik awal dan dibandingkan dengan memancing menggunakan pales /stik yang telah dimodifikasi. Pengambilan foto dokumentasi dilakukan pada sebelum perlakuan dan setelah perlakuan untuk dapat melakukan analisis deskriptif secara kualitatif terhadap data hasil wawancara.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 599, "width": 212, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar pertanyaan yang ditanyakan adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 626, "width": 212, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Memiliki hobi mancing lebih dari enam bulan, (Ya/Tidak).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 652, "width": 212, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Memancing dalam kurun waktu dua minggu minimal sekali, (Ya/Tidak).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 678, "width": 212, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Sekali memancing minimal waktunya empat jam, (Ya/Tidak).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 705, "width": 212, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Memancing selalu menggunakan alat pales /stik dan kerekan, (Ya/Tidak).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 731, "width": 212, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Merasa terjadi keluhan pada pergelangan tangan saat menggunakan pales /stik biasa", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 87, "width": 194, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(tanpa modifikasi), jawaban (Ya/Tidak) dengan sedikit ulasan.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 114, "width": 212, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Ketika menggunakan pales /stik dengan modifikasi penambahann gagang, rasa pegal sangat berkurang, jawaban", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 153, "width": 151, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Ya/Tidak) dengan sedikit ulasan.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 167, "width": 212, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Panas terik matahari dan hujan saat memancing tidak menjadi hambatan (Ya/Tidak).", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 220, "width": 145, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 242, "width": 213, "height": 498, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Memancing pada umumnya adalah kegiatan refreshing yang biasanya dilakukan di akhir pekan untuk dapat melepas kepenatan akibat beban kerja rutin dalam satu minggu. Oleh sebab itu diharapkan setelah melakukan kegiatan memancing tidak terjadi keluhan atau permasalahan baru terutama yang akhirnya dapat mengganggu aktifitas kerja utama. Menangkap ikan yang dilakukan oleh para nelayan pada umumnya sedikit berbeda dengan kegiatan memancing untuk kegiatan hiburan, memang cara memancing yang sama juga ada dilakukan oleh nelayan meskipun metodenya sedikit berbeda. Memancing oleh nelayan biasanya dilakukan dengan merangsang ikan agar berkumpul pada lokasi tertentu dengaan menebar umpan, kemudian dipancing dengan kail polos tanpa kait sehingga begitu ikan diangkat langsung lepas dan jatuh di geladak kapal. Ada kegiatan mancing jenis lainnya yaitu menebar pancing dengan kail jumlah cukup banyak diikat pada tali yang sangat panjang kemudian ditarik pelan-pelan sambil menjalankan perahu. Diharapkan dengan demikian ikan mau menyambar kail dengan umpan tiruan dan setelah terasa cukup banyak yang disambar ikan, maka perahu dihentikan dan tali pancing ditarik untuk menangkap satu demi satu ikan yang sudah tercantol pada kail. Kegiatan mancing seperti ini sering disebut sistem ngerawe . Pada penelitian ini dikaji memancing oleh para penghobi, menggunakan peralatan milik sendiri, hanya saat diberi perlakuan modifikasi pales /stiknya ditambahkan gagang yang sudah disiapkan. Teknik mancing yang dilakukan adalah mancing dasar ( Botton Fishing ), dari atas perahu/jukung menggunakan umpan yang", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 38, "width": 194, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VASTUWIDYA Vol. 7 No. 1, Februari 2024", "type": "Page header" }, { "left": 435, "top": 38, "width": 87, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN 2620-3448 E-ISSN 2723-5548", "type": "Page header" }, { "left": 76, "top": 782, "width": 324, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I Made Sastra Wibawaˡ, Shinta Enggar Maharani², Ni Putu Suda Nurjani³", "type": "Page footer" }, { "left": 509, "top": 784, "width": 14, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "79", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 212, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "disesuaikan dengan kebiasaan yaitu udang mati, cumi, dan ikan layang.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 127, "width": 134, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pales/Stik Tanpa Modifikasi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 140, "width": 212, "height": 551, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penggunaan pales /stik biasa dalam kegiatan memancing memang umum dilakukan oleh penghobi mancing, baik memancing di sungai, kolam maupun kegiatan memancing di pantai atau laut. Keluhan yang dialami pada dasarnya sudah dirasakan yaitu terjadi pegal di pergelangan tangan akibat pergelangan tangan terlalu lama terpapar pada posisi bengkok. Rasa pegal yang dirasakan sehabis mancing biasanya diobati dengan membalur sedikit balsem atau cream penghangat sehingga dapat hilang dalam waktu sehari, atau dibiarkan saja tanpa diobati dapat hilang dalam waktu dua sampai dengan tiga hari. Setelah dilakukan observasi awal ternyata ditemukan sikap paksa tersebut saat memegang pales /stik terutama pada waktu memancing. Pada saat kail dimakan ikan dan terjadi proses tarik menarik dengan ikan, maka paparan sikap paksa pada pergelangan tangan terjadi dalam waktu yang cukup lama, apalagi jika ikan yang memakan kail cukup besar sehingga diperlukan waktu sekitar seperempat sampai dengan setengah jam sampai ikan dapat dinaikkan ke perahu. Terjadinya sikap paksa ini meskipun sudah terasa sedikit pegal pada saat terjadi tarik menarik dengan ikan, namun tidak terasa mengganggu karena ada ketegangan lain yang sangat menghibur yaitu timbulnya hasrat untuk menang ketika tarik menarik melawan ikan. Adanya kejadian yang sangat menghibur sehingga pemancing lupa akan adanya keluhan pegal yang sebenarnya saat itu sudah mulai ada tanda-tandanya. Ditinjau dari segi Ergonomi terjadinya sikap paksa yang paparannya cukup lama dapat menyebabkan otot menjadi lelah dan saraf pada daerah yang terpapar yaitu pergelangan tangan menjadi cedera sehingga selanjutnya timbul rasa pegal, bahkan dapat meningkat menjadi rasa nyeri. Terjadinya sikap paksa tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 247, "width": 192, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Sikap memancing dengan pales /stik tanpa modifikasi.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 284, "width": 188, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pales/Stik Modifikasi (Dengan Gagang)", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 297, "width": 213, "height": 221, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terjadinya keluhan pegal saat melakukan kegiatan mancing, dan setelah melihat bahwa penyebabnya adalah pales /stik yang mengakibatkan terjadinya sikap paksa pada saat melakukan kegiatan mancing, maka dicoba melakukan perbaikan gagang pales pancing. Perbaikan atau intervensi yang dilakukan adalah dengan menambah gagang bercabang, sehingga diharapkan dapat mengurangi bahkan menghilangkan keluhan pegal yang terjadi. Penambahan gagang dilakukan dengan memasangnya pada pales /stik sehingga posisi tangan atau pergelangan tangan saat memegang pales /stik tidak menimbulkan adanya sikap paksa. Posisi gagang dan cara memegang disajikan pada Gambar 2.", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 691, "width": 209, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Posisi gagang dan sikap tangan dengan pales modifikasi.", "type": "Caption" }, { "left": 315, "top": 728, "width": 212, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan dilakukan penambahan gagang ini, maka sikap tangan dan pergelangan tangan", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 38, "width": 194, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VASTUWIDYA Vol. 7 No. 1, Februari 2024", "type": "Page header" }, { "left": 435, "top": 38, "width": 87, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN 2620-3448 E-ISSN 2723-5548", "type": "Page header" }, { "left": 76, "top": 782, "width": 324, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I Made Sastra Wibawaˡ, Shinta Enggar Maharani², Ni Putu Suda Nurjani³", "type": "Page footer" }, { "left": 509, "top": 784, "width": 14, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "80", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 212, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "saat memancing tidak lagi terjadi sikap paksa terutama pada daerah sendi pergelangan tangan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 114, "width": 212, "height": 207, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika pada awalnya dengan menggunakan pales /stik sebelum modifikasi tangan jelas kelihatan bengkok, hal inilah yang menyebabkan terjadinya keluhan pegal, bila terpapar dalam waktu yang lama dapat menyebabkan cedera atau sakit. Setelah ditambahkan gagang dengan cabang tempat memegang pales /stik, maka kelihatan sesuai gambar bahwa posisi tangan dan pergelangan berada dalam posisi lurus, sehingga tidak lagi terjadi keluhan pegal. Ketika terjadi tarik menarik dengan ikan, maka persendian yang sangat berfungsi dan bergerak adalah sendi siku, dan gerakan sendi ini sudah pasti alami sesuai dengan posisi siku sehingga tidak terjadi keluhan apapun.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 339, "width": 141, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengamatan dan Wawancara", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 352, "width": 212, "height": 379, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seluruh kegiatan penelitian pasti dimulai dari melakukan observasi, dengan melakukan pengamatan yang betul-betul cermat karena titik awal dari observasi ini menentukan keberhasilan dari kajian yang dilakukan selanjutnya. Pengamatan terhadap peralatan yang dipergunakan untuk memancing menjadi perhatian yang utama, sebab kesesuaian antara alat dengan kondisi tubuh manusia sangat mempengaruhi produktivitas, dan timbulnya rasa nyaman, aman dalam melakukan kegiatan. Nyaman dalam hal ini tidak terjadi perasaan yang tertekan atau stres yang berlebihan baik secara fisik maupun psikis. Sedangkan Aman bukanlah terjadi gangguan atau serangan dari pihak eksternal, namun ketika melakukan kegiatan seluruh bagian dari tubuh terasa aman tidak terjadi sikap paksa terutama pada daerah persendian maupun otot yang terlalu tegang terpapar dalam waktu yang cukup lama. Karena terkait dengan sikap kerja dan kesesuaian alat dengan tubuh, maka alat yang dipergunakan dalam bekerja harus mendapat perhatian agar terjadi hubungan yang serasi antara keduanya. Perbaikan gagang pales /stik pancing dalam hal ini adalah untuk mendapatkan masukkan dan data antara penggunaan alat modifikasi dan yang tidak dimodifikasi.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 87, "width": 212, "height": 287, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wawancara yang dilakukan dengan beberapa pertanyaan, dapat dilakukan di awal atau diperkenalkan sebelum dilakukan pengambilan data. Hal ini dimaksudkan bahwa responden memahami apa yang harus dilakukan dan paham tentang apa yang akan ditanyakan, dan diharapkan jawabanya jujur tanpa dikarang sesuai dengan yang dirasakan. Pengoperasian pales /stik pancing saat memancing dilakukan seperti apa adanya atau sesuai dengan kebiasaan yang dilakukan, misalnya melempar kail agak jauh atau hanya dekat dan menunggu umpan disambar oleh ikan. Setelah kail dimakan oleh ikan saat terjadi tarik menarik dengan ikan juga dilakukan seperti biasanya tanpa harus mengikuti protokol tertentu. Sehingga pada saat ditanya terkait dengan wawancara untuk memperoleh data kejadiannya mengalir begitu saja sesuai dengan kebiasaan dan kemampuan masing- masing dalam melakukan kegiatan memancing ikan.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 391, "width": 212, "height": 168, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fokus pengambilan data lebih dipertajam dalam responden menjawab pertanyaan nomor 5 dan nomor 6, sebab disini diterapkan perbedaan terhadap alat mancing yang dipergunakan. Pada umumnya jawaban yang diberikan untuk pertanyaan nomor 5, bahwa memang dirasakan terjadinya keluhan pegal pada pergelangan tangan, bahkan sering merambat sampai lengan, siku, dan bahunya. Kenyataan ini dapat dikatakan sudah diprediksi lebih awal namun alasan atau argumentasi singkat yang diberikan dapat sebagai bahan untuk melakukan analisis selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 563, "width": 212, "height": 155, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengambilan data berikutnya setelah dilakukan washing out , yaitu seminggu setelah kegiatan memancing dengan menggunakan pales /stik tanpa modifikasi. Demikian juga pada saat diwawancarai setelah memancing dengan menggunakan pales /stik yang dimodifikasi dengan penambahan gagang, keseluruhan dari responden menjawab bahwa terjadi penurunan rasa pegal yang dirasakan, bahkan beberapa dari mereka menjawab sama sekali tidak merasakan lagi pegal pada pergelangan tangannya.", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 38, "width": 194, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VASTUWIDYA Vol. 7 No. 1, Februari 2024", "type": "Page header" }, { "left": 435, "top": 38, "width": 87, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN 2620-3448 E-ISSN 2723-5548", "type": "Page header" }, { "left": 76, "top": 782, "width": 324, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I Made Sastra Wibawaˡ, Shinta Enggar Maharani², Ni Putu Suda Nurjani³", "type": "Page footer" }, { "left": 509, "top": 784, "width": 14, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "81", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 130, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 108, "width": 48, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 121, "width": 212, "height": 260, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil analisis terhadap hasil obervasi lapangan, dapat disimpulkan bahwa, 1). Penyebab timbulnya rasa pegal di pergelangan tangan para pemancing adalah karena terjadi sikap paksa sendi di pergelangan tangan yang seharusnya sendi engsel se arah dengan pergerakan sendi pada siku. 2). Upaya perbaikan yang dilakukan dengan memodifikasi pales /stik menambakan gagang bercabang, dapat menurunkan keluhan pegal bahkan tidak lagi timbul rasa pegal tersebut. Memang sendi pergelangan tangan dapat dilakukan memutar, tetapi saat memancing terjadi gerakan berlawanan 90° dengan sendi siku, sehingga terjadilah keluhan pegal. Berdasarkan hasil wawancara dan analisis kualitatif yang dilakukan, maka penambahan gagang bercabang ini berhasil menjawab permasalahan yang ada dan tujuan penelitian tercapai sesuai rencana.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 399, "width": 31, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 412, "width": 212, "height": 88, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran yang dapat diajukan adalah: kajian yang dilakukan terbatas pada penambahan gagang bercabang, belum mengkaji besarnya diameter gagang sehingga timbul kenyamanan saat memancing. Jenis memancing yang dikaji baru hanya memancing dasar, maka penerapan metode mancing lain dapat dikembangkan lagi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 518, "width": 104, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 540, "width": 212, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agustin, C., P., M., 2012, Masa Kerja, Sikap Kerja, dan Kejadian Syndrome Karpal pada Pembatik, Jurnak Kesehatan", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 580, "width": 212, "height": 75, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masyarakat, KEMAS 7(2), 170-176, http://journal.unnes.ac.id/index.php/kemas Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan, 2011, Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi N0.: 13/MEN/X/2011, Himpunan Peraturan", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 659, "width": 190, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perundang-undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Nilai Ambang Batas Faktor Fisik di Tempat Kerja.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 699, "width": 212, "height": 49, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Loh, P. Y., Yeoh, W. L., Nakashima, H., & Muraki, S. (2017). Impact of keyboard typing on the morphological changes of the median nerve. Journal of Occupational", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 85, "width": 190, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Health, 59(5), 408 –417.", "type": "Table" }, { "left": 337, "top": 101, "width": 176, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.1539/joh.17-0058-OA", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 114, "width": 213, "height": 75, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Luasunaung, A., dan Reppie, E., 2016, Umpan Buatan dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Tangkapan Pancing Layang-layang di Selat bangka, Sulawesi Utara, Marine Fisheries, Vol.: 7, No.: 2, November 2016, ISSN: 2087-4235, 117-123.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 193, "width": 212, "height": 49, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manuaba, A., (1990), Beban Kerja untuk Prajurit Dikaitkan dengan Norma Ergonomi di Indonesia, Proceedings Seminar Nasional tentang Ergonomi di Lingkungan", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 246, "width": 212, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABRI, Jakarta. Menanohas, F., S., Luasunaung, A., Manppo,", "type": "Table" }, { "left": 337, "top": 272, "width": 190, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "L., Budiman, J., dan Manu, L., 2019,", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 286, "width": 104, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbedaan Umpan", "type": "Table" }, { "left": 459, "top": 286, "width": 68, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan Waktu", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 299, "width": 190, "height": 88, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengoperasian Pancing Dasar Terhadap Hasil Tangkapan di Teluk Manado, Jurnal Ilmiah dan Teknologi Perikanan Tangkap 4(2), 52-57, Desember 2019, DOI: https://doi.org/10.35808/jitpt.4.2.2019.242 28 , pISSN: 2337-4306, eISSN: 2656- 906X.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 391, "width": 212, "height": 49, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Monintja, D.,R., 1994, Pengembangan Perikanan Tangkap Berwawasan Lingkungan. Makalah Disampaikan Seminar Pengembangan Agribisnis", "type": "Table" }, { "left": 337, "top": 444, "width": 190, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perikanan Berwawasan Lingkungan pada Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 471, "width": 212, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Patijn, J., Vallejo, R., Janssen, M., Huygen, F., Lataster, A., van Kleef, M., & Mekhail, N., (2011), Carpal Tunnel Syndrome, Pain Practice , The Official Journal of World", "type": "List item" }, { "left": 337, "top": 522, "width": 190, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Institute of Pain, 11(3), 297 –301, https://doi.org/10.1111/j.1533- 2500.2011.00457.x", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 563, "width": 212, "height": 49, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sekarsari, D., Pratiwi, A., & Farzan, A., (2017), Hubungan Lama Kerja, Gerakan Repetitif Dan Postur Janggal Pada Tangan Dengan Keluhan Carpal Tunnel Syndrome (CTS)", "type": "List item" }, { "left": 337, "top": 616, "width": 190, "height": 75, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Pekerja Pemecah Batu Di Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Unsyiah, 2(6), 186728, https://doi.org/10.37887/jimkesmas.v2i6.1", "type": "Table" }, { "left": 337, "top": 696, "width": 28, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2245.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 709, "width": 212, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sidharta, P., 2004, Neurologi Dasar Klinis,", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 722, "width": 98, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta, Dian Rakyat.", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 38, "width": 194, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VASTUWIDYA Vol. 7 No. 1, Februari 2024", "type": "Page header" }, { "left": 435, "top": 38, "width": 87, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN 2620-3448 E-ISSN 2723-5548", "type": "Page header" }, { "left": 76, "top": 782, "width": 324, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I Made Sastra Wibawaˡ, Shinta Enggar Maharani², Ni Putu Suda Nurjani³", "type": "Page footer" }, { "left": 509, "top": 784, "width": 14, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "82", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 212, "height": 128, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sujadi, D., 2022, Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Pekerja Sektor Informal, Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Vol.: 4, No.: 2, eISSN: 2715-6885, pISSN: 2714-9757, https://jurnal.globalhealthsciencegroup.co m/index.php/JPPP. Suma’mur, 1994, Higene Perusahan dan Keselamatan Kerja, Jakarta, PT. Gunung Agung.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 220, "width": 212, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Viera, 2003, Management of Carval Tunnel", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 233, "width": 191, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syndrome , American Academy of Family Physicions; 68 (2), 265-272.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 259, "width": 212, "height": 62, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wignyosubroto. S., 2008, Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Jakarta, Guna Widya. Wong, F., 2006, Fishing Indonesia Team, www.fishingindonesia.com, diakses 14 Januari 2008.", "type": "Text" } ]
00137cf8-02bf-a310-c5b9-c038ab61009c
https://journal.yrpipku.com/index.php/ceej/article/download/1038/728
[ { "left": 85, "top": 37, "width": 212, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Community Engagement & Emergence Journal Volume 3 Nomor 3, Desember 2022 Halaman : 221-227", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 746, "width": 176, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://journal.yrpipku.com/index.php/ceej e -ISSN:2715-9752, p-ISSN:2715-9868", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 772, "width": 406, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2022 THE AUTHOR(S). This article is distributed under a Creative Commons Attribution- NonCommercial 4.0 International license", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 95, "width": 417, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aksi Donor Darah Sekaligus Pemeriksaan Kesehatan Dan Pengobatan Gratis Dilingkungan Institut Kesehatan Dan Teknologi Graha Medika", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 148, "width": 421, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Blood Donation Action as well as Free Health Checkup and Treatment at Graha Medika Institute of Health and Technology", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 195, "width": 415, "height": 60, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moh Rasyid Kuna a* , Moh. Rivaldi Mappa b , Hafsia Khairun Nisa Mokodompit c Program Studi S1 Farmasi, Institut Kesehatan dan Teknologi Graha Medika a,b Program studi D3 kebidanan, Institut Kesehatan dan Teknologi Graha Medika c *[email protected]", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 269, "width": 343, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Disubmit : 21 September 2022, Diterima : 1 Oktober 2022, Dipublikasi : 10 Oktober 2022", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 293, "width": 36, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 304, "width": 428, "height": 176, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In commemoration of the 1st Anniversary of the Pharmacy Study Program, the Faculty of Health Sciences, the Institute of Health and Technology, Graha Medika Kotamobagu (IKTGM) held 2 activities, namely blood donation as well as free health checks and treatment. The first activity carried out is blood donation, Blood Donation is the process of taking a certain amount of blood from a donor, the blood obtained will be used for blood transfusions for those in need. there are many benefits that will be obtained by donors when routinely donating blood, the second activity of health checks and free treatment is carried out because the prevalence (PTM) of non-communicable diseases continues to increase along with changes in people's lifestyles towards an unbalanced direction. PTM risk factors in Indonesia include hypertension, obesity and diabetes. Lack of knowledge and awareness of the dangers of PTM causes early detection based on health services to be less effective. The purpose of this activity is to increase knowledge and awareness of all lecturers and students within the campus of the Graha Medika Kotamobagu Institute of Health and Technology in blood donation social activities and increase awareness of routine health checks so that they can control risk factors for non- communicable diseases (PTM) . Keywords : Blood Donation, Health Checkup, Treatment", "type": "Text" }, { "left": 282, "top": 491, "width": 33, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 428, "height": 176, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam rangka memperingati Milad ke-1 Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Institut Kesehatan dan Teknologi Graha Medika Kotamobagu (IKTGM) menyelenggarakan 2 kegiatan yakni donor darah sekaligus pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah donor darah, Donor Darah merupakan proses pengambilan darah dalam jumlah tertentu dari seorang pendonor, darah yang diperoleh akan dimanfaatkan untuk transfusi darah bagi yang membutuhkan. terdapat banyak manfaat yang akan diperoleh oleh pendonor bila rutin mendonorkan darahnya, kegiatan kedua pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis hal ini dilakukan karena Prevalensi (PTM) Penyakit tidak menular terus mengalami peningkatan seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat kearah yang kurang seimbang. Faktor risiko PTM di indonesia antara lain adalah hipertensi, obesitas dan diabetes. Kurangnya pengetahuaan dan kesadaran terhadap bahaya PTM menyebabkan deteksi dini berbasis pelayanan kesehatan kurang efektif. Tujuan dari kegiatan ini untuk Meningkatkan pengetahuan dan kepedulian semua dosen dan mahasiswa dilingkungan kampus Institut Kesehatan dan Teknologi Graha Medika Kotamobagu dalam kegiatan sosial donor darah dan Meningkatkan kesadaran memeriksakan kondisi kesehatan secara rutin sehingga dapat mengendalian faktor risiko penyakit tidak menular (PTM).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 678, "width": 272, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Donor Darah, Pemeriksaan Kesehatan, Pengobatan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 704, "width": 90, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 79, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kuna, dkk (2022)", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 793, "width": 21, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "222", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 89, "width": 428, "height": 127, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Memperingati Milad ke-1 Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Institut Kesehatan & Teknologi Graha Medika Kotamobagu (IKTGM) menyelenggarakan donor darah sekaligus pemeriksaan kesehatan gratis yang diselenggarakan di kampus pada hari Kamis tanggal 19 Februari Tahun 2022. Kegiatan Ini adalah salah satu bentuk upaya untuk menyadarkan seluruh masyarakat yang ada dilingkungan kampus Institut Kesehatan dan Teknologi Graha Medika baik mahasiswa dan dosen tentang pentingnya donor darah secara rutin dan menyadarkan agar selalu mengecek kondisi kesehatan secara rutin agar terhindar dari beberapa penyakit tidak menular.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 216, "width": 428, "height": 98, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyakit tidak menular (PTM) adalah penyakit dapat menyebabkan 70% kematian di dunia ini. Meskipun tidak dapat ditularkan dari satu individu ke orang lain atau dari binatang ke orang, lemahnya pengendalian faktor risiko dapat mendorong peningkatan kasus setiap tahun. Hal ini sesuai dengan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, 2013, dan 2018 yang menunjukkan kecenderungan peningkatan/meluasnya prevalensi PTM seperti diabetes, hipertensi, stroke, dan infeksi sendi/kaku/asam urat (Kemenkes RI, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 314, "width": 428, "height": 70, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara nasional, hasil Riskesdas 2021 menunjukkan prevalensi penduduk dengan tekanan darah tinggi adalah 54,11%. Pervasivensi hipertensi pada wanita (46,85%) lebih tinggi dibandingkan pada laki-laki (31,34%). Prevalensi di perkotaan sedikit lebih tinggi (44,43%) dibandingkan di pedesaan (43,72%). Prevalensinya meningkat seiring bertambahnya usia (Kemenkes RI, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 385, "width": 428, "height": 126, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banyak hal yang menjadi penyebab berkembangnya penyakit degeneratif, antara lain: gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, kurang olah raga dan stress. Tren penyakit degeneratif semakin hari semakin meningkat. Screening kesehatan berupa pemeriksaan kesehatan dapat membantu mencegah terjadinya penyakit degeneratif (Kuna, 2021). Screening kesehatan berupa pemeriksaan tekanan darah, kolesterol, asam urat, gula darah. Kolesterol, asam urat dan gula darah merupakan marker atau alat untuk mengidentifikasi metabolisme yang terjadi didalam tubuh. Jika marker tersebut melewati ambang batas, maka hal tersebut sebagai peringatan awal untuk perubahan gaya hidup.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 511, "width": 428, "height": 141, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Donor Darah adalah kegiatan atau proses pengambilan darah dalam jumlah tertentu dari seorang pendonor, yang akan dimanfaatkan untuk transfusi darah bagi yang membutuhkan. Pendonor/penyumbang darah adalah seseorang yang dalam keadaan sehat, tidak kecanduan alkohol atau obat-obatan dan tidak memiliki riwayat penyakit berbahaya. Pada saat seleksi awal dilakukan penimbangan berat badan, pengukuran tekanan darah dan dilakukan anamnesis serta dilakukan pemeriksaan hemoglobin (Sri Rahayu, 2018). Rata-rata volume darah manusia adalah 6-8 % dari berat tubuh atau sekitar 5-6 liter yang didominasi oleh komponen plasma darah (55%), dan eritrosit (45%) (Irianto, 2004 yang dikutip oleh Budiningsih, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 652, "width": 430, "height": 84, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manfaat yang besar jika kita mendonorkan darah secara rutin. Mengurangi penyakit jantung, Membakar kalori, Menurunkan risiko kanker, Meningkatkan produksi darah. Pikiran lebih mantap, Bagian dari pemeriksaan kesehatan, Menjadi lansia yang sehat, dan Menurunkan kolesterol (Aditya EP, 2014). Kegiatan yang dilakukan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat disamping menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 79, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kuna, dkk (2022)", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 793, "width": 21, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "223", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 89, "width": 429, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melakukan tes kesehatan secara rutin guna mendeteksi penyakit tidak menular sedini mungkin.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 145, "width": 58, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Metode", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 159, "width": 428, "height": 85, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan menggunakan metode penyuluhan ceramah, diskusi pembagian brosur, pamflet, menggenai manfaat donor darah dan pencegahan penyakit tidak menular sejak dini. Objek pengabdian masyarakat yaitu Dosen dan Mahasiswa di lingkungan kampus institut kesehtan dan teknologi graha medika Kotamobagu. Alat dan bahan yang digunakan pada saat pengabdian adalah pengeras suara dan leaflet .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 244, "width": 430, "height": 140, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di Kampus 1 Institut Kesehatan dan Teknologi Graha Medika, JL. Bali, Kelurahan Mogolaing, Kota Kotamobagu, pada hari kamis, tanggal 19 April 2022 pukul 10.00 – 11.30 WITA. Tahapan pengabdian masyarakat ini terbagi menjadi 2, yaitu tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan. Tahap perencanaan dimulai dengan mencari informasi mengenai manfaat donor darah bagi kesehatan dan patofisiologi perkembangan penyakit jika tidak tangani sejak dini. Informasi-informasi tersebut diperoleh dari jurnal-jurnal penelitian nasional dan internasioanal. Tahap selanjutnya adalah tahap pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat, yakni mensosialisasikan manfaat donor darah bagi kesehatan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 399, "width": 142, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 413, "width": 429, "height": 126, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Total peserta kegiatan donor darah ini adalah 32. Peserta terbanyak berasal dari kelompok mahasiswa sebanyak 22 orang. Kedua penyumbang peserta donor darah adalah Dosen Institut Kesehatan dan Teknologi Graha Medika dengan jumlah 10 orang. Peserta berjenis kelamin laki-laki mendominasi jumlah peserta donor darah dalam kegiatan ini. Ada 20 orang laki-laki yang menjadi peserta donor darah dan sisanya adalah peserta berjenis kelamin perempuan 13 orang (Tabel 1). Jumlah kantung darah yang terkumpul dari kegiatan ini sebanyak 23 kantung darah. Kantung darah sebanyak 23 berasal dari 23 peserta yang telah memenuhi syarat-syarat sebagai pendonor darah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 539, "width": 430, "height": 99, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Total peserta kegiatan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis ini adalah 86 peserta. Peserta terbanyak berasal dari kelompok dosen sebanyak 56 orang. Kedua penyumbang peserta pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis adalah mahasiswa Institut Kesehatan dan Teknologi Graha Medika dengan jumlah 30 orang. Peserta berjenis kelamin perempuan mendominasi pada pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis terdapat 43 orang dan sisanya adalah peserta berjenis kelamin laki laki 37 orang (Tabel 2)", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 638, "width": 425, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Sebaran peserta kegiatan bakti sosial donor darah berdasarkan asal", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 652, "width": 286, "height": 72, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "peserta & jenis kelamin Peserta Pria Wanita Jumlah Rata-Rata% Dosen 7 3 10 31 Mahasiswa 13 10 22 67 Total 32 100", "type": "Table" }, { "left": 136, "top": 739, "width": 327, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Sebaran Peserta Kegiatan Pemeriksaan Kesehatan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 79, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kuna, dkk (2022)", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 793, "width": 21, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "224", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 90, "width": 425, "height": 326, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peserta Pria Wanita Jumlah Rata-Rata% Dosen 21 35 56 65 Mahasiswa 16 14 30 35 Total 86 100 Tabel 3. Sebaran peserta kegiatan bakti sosial donor darah berdasarkan asal peserta dan tindakan donor darah. Karakteristik Jumlah N % Usia: 18-30 th 31-40 th 41-50 th 51-60 th 30 12 28 16 35 14 32 19 Tekanan darah : 90-120 mmHg ≥ 120 mmHg 35 51 41 59 Asam urat: 3-7 mg/dl ≥ 7,1 mg/dl 37 49 43 57 Gula darah : 80-120 mg/dl ≥ 121 mg/dl 29 57 34 66 Kolesterol : ≤ 200 mg/dl ≥ 200 mg/dl 27 59 31 67", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 445, "width": 429, "height": 98, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa semua peserta melakukan pemeriksaan golongan darah, pengukuran tekanan darah, asam urat, gula darah dan kolesterol Hal ini dikarenakan bahwa sebagian besar dari peserta kegiatan kurang rutin memeriksakan kesehatanya sehingga mereka memanfaatkan kegiatan ini untuk mengetahui kondisi kesehatanya. Pemeriksaan yang dilakukan atau dipilih berdasarkan keinginan dari peserta serta keluhan yang dialami dan riwayat penyakit keluarganya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 428, "height": 155, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jumlah peserta yang melakukan pemeriksaan gula darah adalah sebanyak 86 orang. Berdasarkan Tabel 3 sebagian besar peserta pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis nilai kadar glukosanya diatas batas normal yakni berjumalah 57 orang 66% sedangan jumlah peserta yang memiliki nilai normalnya berjumlah 29 orang 34% Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta memang sudah di diagnosa menderita Diabetes Mellitus (DM) sudah lama namun mereka mengaku tidak rutin mengkonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter dengan alasan sudah merasa lebih baik. Untuk menindaklanjuti hasil pemeriksaan, tim pengabdian menyarankan mereka untuk melakukan pemeriksaan di fasilitas layanan kesehatan guna memperoleh penanganan yang tepat, agar tidak memperparah keadaan dari penyakit", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 698, "width": 428, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data diatas banyaknya peserta yang mengidap diabetes tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendorong seseorang tersebut mengidap penyakit Diabetes Melitus yaitu perubahan gaya hidup masyarakat perkotaan diperkirakan menjadi pemicu meningkatnya prevalensi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 79, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kuna, dkk (2022)", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 793, "width": 21, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "225", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 89, "width": 428, "height": 113, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diabetes mellitus di beberapa negara. Menurut Suyono (2008), penyakit diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit degeneratif yang sangat berterkaitan dengan pola makan. Pola makan menggambarkan tentang jenis, jumlah dan komposisi bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh seseorang. Penduduk perkotaan yang tingkat pendidikan dan pendapatannya relatif lebih tinggi, kurang memiliki aktifitas fisik dibanding penduduk pedesaan. Hal itu menimbulkan faktor risiko metabolik diantara perkotaan dengan pedesaan seperti kelebihan berat badan atau obesitas (Du et al., 2016).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 202, "width": 428, "height": 182, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu Faktor ekonomi dan kemiskinan berpengaruh besar tehadap perilaku, sosial budaya dan pendidikan seseorang yang berdampak pada pengelolaan diri sendiri (Abdulrehman et al., 2016). Hal ini diperkuat pernyataan Jazilah mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan maka semakin positif sikap penderita dan semakin baik praktik penderita diabetes mellitus sehingga semakin terkendali kadar glukosa darahnya (Jazilah et al., 2003). Perilaku makan yang kurang sehat dan konsumsi minuman yang manis seperti sugar sweetened beverage/SSB lebih berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan di daerah perkotaan daripada pedesaan. Hal itu disebabkan karena konsumsi makanan cepat saji, sarapan yang jarang, asupan buah dan sayuran rendah. Masyarakat yang kurang beruntung di daerah yang letak geografisnya sulit dijangkau perlu diberikan pemahaman tentang perilaku makan yang benar dan sehat (Sharkey et al., 2011).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 385, "width": 428, "height": 196, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tanaman Pemeriksaan asam urat pada kegiatan ini diikuti oleh 86 peserta. Berdasarkan tabel 3 sebagian besar peserta memiliki kadar asam urat lebih dari batas normal 7,1 mg/dl jumlah peserta yang memiliki kadar asam urat diatas batas normal yaitu 49 orang 57% dan jumalh peserta yang memiliki nilai asam urat normal berjumlah 37 orang 43%. Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta ada yang baru menyadari bahwa kadar asam uratnya tinggi dan belum merasakan gejalah berat, ada juga yang sudah mengalami sensasi nyeri di bagian pesendian sudah lama. Rasa nyeri ini merupakan salah satu gejala yang khas dari adanya peningkatan kadar asam urat (Sustrani et al ., 2006). Peserta juga mengaku sering mengkonsumsi jeroan dan kacang-kacangan. Berdasarkan beberapa penelitian, jeroan dan kacang-kacangan dikategorikan sebagai makanan dengan kandungan purin yang relative tinggi sehingga berpotensi meningkatkan kadar asam urat, terlebih jika tidak diikuti oleh pola hidup yang sehat (Hamdani et al, 2011 ; Aminah, 2012 ; Damayanti, 2013 ; Angelina et al , 2014).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 582, "width": 428, "height": 168, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemeriksaan kolesterol pada kegiatan ini diikuti oleh 86 peserta, berdasarkan tabel 3 sebagian peserta memiliki kadar nilai kolesterol diatas normal 200 mg/dl. Jumlah peserta yang memiliki kadar kolesterol diatas batas normal yaitu 59 orang 61% dan jumah peserta yang memiliki nilai kolesterol normal berjumlah 27 orang 31%. Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta mereka sudah mengidap penyakit kolesterol sudah lama dan sering mengalami gejala Kolesterol tinggi yaitu: rasa sakit atau pegal di tengkuk kepala bagian belakang. Pegal sampai ke pundak, kaki bengkak, mudah capek, gampang mengantuk, mereka mengaku pola makan yang kurang dijaga dan tidak teratur adalah salah satu penyebab terjadinya kolesterol. Kolesterol tinggi juga memiliki dampak pada tubuh. Kadar kolesterol yang tinggi merupakan faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Risiko terburuknya, gumpalan-gumpalan lemak bisa menyumbat", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 79, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kuna, dkk (2022)", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 793, "width": 21, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "226", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 89, "width": 428, "height": 99, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "aliran darah sehingga bisa memicu kematian akibat serangan jantung atau stroke. Untuk mengantisipasi gejala kolesterol tinggi dapat dilakukan sejak dini. Dengan olah raga teratur dan mengkonsumsi makanan berserat dan yang kaya dengan antioksidan (Annisa Trie Anna, Jurnal Hubungan Kadar Kolestrol LDL Dengan Tipe Stroke, 2012). untuk mencegah tingginya kadar kolesterol dalam darah sebagian peserta sering mengonsumsi obat simvastatin yang diperoleh dari puskesmas dan rumah sakit yang terdekat dengan tempat tinggal mereka", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 589, "width": 267, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Pemeriksaan kesehatan dan donor darah", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 73, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 626, "width": 428, "height": 127, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manfaat donor darah adalah membantu menurunkan resiko terkena serangan jantung dan masalah jantung lainnya dan jika donor darah dilakukan secara rutin setiap tiga bulan sekali maka tubuh akan memproduksi sel darah baru. Faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) yang paling tinggi adalah sebagian besar adalah dosen dan cara mencegah penyakit tidak menular pada dosen dan mahasiswa dilingkungan kampus institut kesehatan dan teknologi graha medika kotamobagu antara lain : melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), penyuluhan kesehatan pada masyarakat yang terkait dengan PTM, dan melakukan kegiatan atau aktivitas fisik bersama.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 79, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kuna, dkk (2022)", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 793, "width": 21, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "227", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 103, "width": 139, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Ucapan Terimakasih", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 117, "width": 429, "height": 113, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada kesempatan ini tim menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Dr. Henny Kasege, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Yayasan Pendidikan Bogani, Ibu Ns. Heriana Amir, S.Kep., M.Kep selaku Rektor Institut Kesehatan dan Teknologi Graha Medika Kotamobagu, Ibu Ns. Suci Rahayu Ningsih, S.Kep., M.Kep selaku dekan Fakultas Ilmu Kesehatan dan Ibu apt. Windi Astuti, S.Farm., M.Farm Selaku Ketua Program Studi Farmasi dan semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu. Semoga semua, kebaikan yang diberikan dapat dituliskan sebagai pahala di sisi Allah SWT.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 244, "width": 107, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 258, "width": 428, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aditya Eka P (2014). 8 Manfaat Rutin Donor Dara. Kementerian ATR/BPN Republik Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 286, "width": 428, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aziz, A. 2000. Upaya menghimpun dan melestarikan darah. Bulletin transfusi darah. 27 (279).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 314, "width": 429, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Budiningsih, A. 2011. Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi pendonor sukarela untuk mendonorkan darah di UTD-PMI Kota Medan tahun 2010. Skripsi. FKM USU, Medan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 357, "width": 429, "height": 56, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Depkes RI. (2009). Donor Darah, Hidup Sehat Sambil Beramal . Jakarta. Depertemen Kesehatan Republik Indonesia Irianto, K. (2004). Struktur dan fungsi tubuh manusia untuk paramedis. Yrama Widya, Bandung.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 413, "width": 428, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemenkes. (2015). Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 441, "width": 428, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kementerian Kesehatan RI (2020). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019 . Pusat dan Informasi Kemenkes; Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 469, "width": 428, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kementerian Kesehatan RI (2021). Rencana Strategi Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2020 . Pusat Penelitian dan Pengembangan Kemenkes; Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 497, "width": 429, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kuna, M.R. (2021). Pemanfaatan Buah Nanas ( Ananas comosus L.) Sebagai Antioksidan Untuk Meningkatkan Imunitas Tubuh di Era Pandemi Covid 19.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 525, "width": 429, "height": 85, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pule PI, Boltshwarelo R, Magafu MGMD, Habte D. (2020). Factors Associated with Intention to Donate Blood: Sociodemographic and Past Experience Variables. Journal of blood transfusion , 1-2. Sari, LP. (2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi pendonor darah sukarela pada masyarakat pribumi dan nonpribumi di Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia Kota Medan. Tesis. FKM USU, Medan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 610, "width": 428, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sri Rahayu dan Shela Usdyapriasti. (2018). Pelaksanaan Donor Darah di Keluraha Kedungsuren Kecamatan Kaliwungu Selatan Kabupaten Kendal . Jurnal Abdimas Unwahas, 3(1).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 652, "width": 418, "height": 70, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Windarto, LB. (2011). Kegiatan komunikasi dan partisipasi darah sukarela: Studikorelasi hubungan antara aktivitas mahasiswa dalam mengikuti kegiatan komunikasi pencari pelestari donor darah sukarela (P2D2S) PMI Cabang Kota Surakarta dengan partisipasi mahasiswa Fisip UNS sebagai pendonor darah sukarela. Skripsi . Fisip UNS, Surakarta", "type": "List item" } ]
55b72f8a-832f-419c-ee3c-19b4d5b50893
https://japs.ejournal.unri.ac.id/index.php/JAPS/article/download/122/82
[ { "left": 292, "top": 795, "width": 15, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "29", "type": "Page footer" }, { "left": 233, "top": 94, "width": 132, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: 10.46730/japs.v5i1.122", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 122, "width": 410, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efektivitas Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Kewirausahaan", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 137, "width": 404, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Oleh Dinas Sosial Kabupaten Bintan", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 152, "width": 282, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dinda Amalia, Andi Karmila Lestari, Lilis Sukmawati", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 164, "width": 314, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1,2,3 Ilmu Administrasi Negara/FISIP/Universitas Maritim Raja Ali Haji", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 178, "width": 417, "height": 550, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Email: [email protected] Kata kunci Abstrak Efektivitas, pemberdayaan, Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk mengentaskan kemiskinan. Salah satu upaya nya adalah dengan melaksanakan pemberdayaan masyarakat melalui program kewirausahaan yang disebut kelompok usaha bersama (KUBE). KUBE dibentuk dengan maksud mampu mengurangi kemiskinan dengan upaya bersama dan kooperatif. Dalam penelitian ini, mengukur efektivitas dilihat dari beberapa indikator yaitu, ketepatan sasaran, sosialisasi program, tujuan program, dan monitoring program. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami dan menganalisis bagaimana efektivitas pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan melalui program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) di Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan. Penelitian ini menggunkan metode kualitatif dan jenis penelitiannya adalah deskriptif dan data diperoleh melalui wawancara langsung bersama informan dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keefektifan pemberdayaan masyarakat melalui program kewirausahaan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) di Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan menunjukkan hasil yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari empat indikator yang telah terpenuhi walaupun belum dapat dikatakan maksimal. Keywords Abstract Effectiveness, empowerment, Joint Business Group (KUBE) The government has made various efforts to eradicate poverty. One of the efforts is to carry out community empowerment through an entrepreneurship program called a joint business group (KUBE). KUBE was formed with the aim of being able to reduce poverty through joint and cooperative efforts. In this research, measuring effectiveness is seen from several indicators, namely, target accuracy, program socialization, program objectives, and program monitoring. The aim of this research is to understand and analyze the effectiveness of community empowerment implemented through the Joint Business Group (KUBE) program in Sungai Lekop Village, East Bintan District, Bintan Regency. This research uses qualitative methods and the type of research is descriptive and data is obtained through direct interviews with informants and observation. The results of the research show that the effectiveness of community empowerment through the Joint Business Group Entrepreneurship (KUBE) program in Sungai Lekop Village, East Bintan District, Bintan Regency shows quite good results. This can be seen from the four indicators that have been fulfilled, although they cannot be said to be optimal.", "type": "Table" }, { "left": 234, "top": 50, "width": 129, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 5, Nomor 1 April 2024 P-ISSN: 2722-161X E-ISSN: 2722-1601 Jurnal JAPS", "type": "Picture" }, { "left": 292, "top": 778, "width": 15, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "30", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 74, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 428, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemiskinan merupakan topik yang selalu ada di tengah-tengah masyarakat yang tinggal di negara-negara berkembang. Tingginya angka kemiskinan adalah salah satu permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia (Remi dan Tjiptoherijanto 2002:1). Ditinjau dari data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, persentase penduduk miskin pada bulan Maret 2023 besar 9,36% yang menurun sekitar 0,21% dari bulan September 2022 lalu dan menurun 0,18% dari bulan Maret 2022 tahun lalu. Jika dilihat dalam jumlah, total penduduk miskin pada bulan Maret 2023 yaitu sebesar 25,90 juta orang, menurun sebanyak 0,46 juta orang dari bulan September 2022, dan menurun 0,26 juta orang terhadap bulan Maret 2022.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 442, "width": 428, "height": 234, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari data diatas terlihat bahwa, jumlah dan persentase penduduk miskin menurut daerah perkotaan dan pedesaan dilihat dari Maret 2022 - Maret 2023. Tabel tersebut menunjukkan bahwa persentase penduduk miskin perkotaan dan pedesaan menurun dibandingkan pada bulan September dan Maret 2022. Turunnya tingkat kemiskinan ini terjadi karena dari adanya keterlibatan pemerintah untuk menurunkan tingkat kemiskinan. Upaya yang dilakukan pemerintah salah satunya adalah dengan mencetuskan program pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan adalah tindakan untuk mendorong masyarakat agar dapat beradaptasi dengan kondisi saat ini dan menjadi aktor utama dalam memanfaatkan sumber daya strategis dalam mencapai tujuan jangka panjang (Kuswandoro, 2016). Program ini berfokus pada usaha untuk meningkatkan kualitas diri bagi individu yang tergolong masyarakat tidak mampu dengan minat bekerja sama dalam kelompok yang nantinya diharapkan mampu menunjang kebutuhan ekonomi mereka. Dapat dikatakan tujuan pemerintah membuat program atau kegiatan ini adalah untuk memperbaiki taraf ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat demi mendukung pembangunan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 680, "width": 428, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Permasalahan kemiskinan juga dialami oleh Pemerintah Kabupaten Bintan. Walaupun dalam beberapa tahun belakangan jumlah masyarakat miskin di Kabupaten Bintan mengalami penurunan. Hal ini tidak bisa dipisahkan dari peran krusial pemerintah Kabupaten Bintan dalam mensinergikan dan mengintegrasikan program-program pemerintah pusat dengan program prioritas daerah Kabupaten Bintan. Upaya pemerintah", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 778, "width": 15, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "31", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 186, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dalam mengatasi tingkat kemiskinan salah satunya adalah dengan melakukan pemberdayaan masyarakat melalui program kewirausahaan Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Program ini telah diimplementasikan oleh pemerintah Kabupaten Bintan di bawah pengawasan Dinas Sosial Kabupaten Bintan sebagai langkah untuk menurunkan tingkat kemiskinan di daerah tersebut. Disini Dinas Sosial berperan sebagai pemberi bantuan stimulan atau dana yang dibutuhkan oleh Kelompok Usaha Bersama demi mendukung kelancaran program. Pelaksanaan dari program ini diatur dalam Peraturan Bupati Bintan Nomor 8 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Usaha Ekonomi Produktif Melalui Kelompok Usaha Bersama Kabupaten Bintan. Untuk total KUBE yang ada di Bintan sendiri sebanyak 205 KUBE aktif dan sebanyak 544 KUBE yang tidak aktif. Terkhusus di Kelurahan Sungai Lekop total jumlah KUBE sebanyak 21 KUBE dengan 19 aktif dan 5 tidak aktif", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 279, "width": 428, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efektivitas didefinisikan sebagai penyesuaian antara hasil dan sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan (Subagyo, 2000). Efektivitas merupakan kondisi dimana ketika sesuatu terjadi dengan cara yang diinginkan. Mengukur efektifitas setiap program sangat penting dan berguna untuk melihat kemajuan dan perkembangan dari suatu lembaga. Untuk mengukur efektivitas itu sendiri, ada beberapa indikator yang dilihat untuk menilai efektivitas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 374, "width": 428, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembahasan lebih lanjut mengenai efektivitas pemberdayaan masyarakat melalui program kewirausahaan KUBE di Kelurahan Sungai Lekop menggunakan teori efektivitas oleh Budiani (2007:53). Menurut Budiani 2007 (dalam Jibril, 2017), ada beberapa tolak ukur yang dapat dipakai untuk mengukur keberhasilan suatu program:", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 437, "width": 425, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Ketepatan sasaran, yang mengukur seberapa tepat peserta program tersebut memenuhi sasaran program.", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 469, "width": 425, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Sosialisasi program, yang melihat bagaimana penyelenggara program dapat melakukan sosialisasi sehingga masyarakat atau peserta program dapat mengetahui informasi tentang program tersebut. Sehingga informasi dapat diterima dengan jelas oleh masyarakat.", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 532, "width": 425, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Pencapaian tujuan program, merupakan ukuran yang melihat seberapa dekat tujuan program dengan hasil dari pelaksanaannya. Hal ini terkait dengan seberapa baik hasil atau output memenuhi tujuan program.", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 580, "width": 425, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Monitor program, merupakan proses pemantauan yang dilakukan setelah program tersebut berjalan. Ini merupakan salah satu jenis perhatian yang diberikan program.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 428, "height": 138, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meskipun program pemberdayaan masyarakat melalui KUBE ini memiliki banyak manfaat terutama dalam hal ekonomi, namun, dalam pelaksanaannya Dinas Sosial Kabupaten Bintan masih menghadapi sejumlah masalah saat membantu fakir miskin di Kecamatan Bintan Timur, yaitu masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya, terutama dalam hal monitoring kegiatan, pendampingan, dan kualitas sumber daya manusia anggota dan pendamping KUBE yang masih rendah, dan rendahnya partisipasi anggota dan pendamping KUBE itu sendiri. Untuk menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut, alternatif solusi yang dapat dipertimbangkan untuk menangani masalah-masalah tersebut adalah dengan mengadakan kegiatan sosialisasi dan pelatihan dengan maksud", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 778, "width": 15, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "32", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 75, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "untuk meningkatkan tingkat mutu atau standar sumber daya manusia, karena hal terpenting dari setiap program adalah keterlibatan yang aktif dari setiap individu yang terlibat di dalamnya. Kerjasama dan kolaborasi antar anggota dan pengurus diperlukan untuk memastikan bahwa program KUBE ini bisa beroperasi secara efektif dan mencapai hasil yang diinginkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 167, "width": 428, "height": 91, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas pemberdayaan masyarakat melalui program kewirausahaan KUBE yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial Kabupaten Bintan, mengetahui rintangan yang menghalangi atau menghambat dalam pemberdayaan masyarakat miskin, untuk menguraikan langkah-langkah apa yang digunakan dalam mengatasi kendala-kendala yang telah menjadi penghambat program KUBE ini di Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 45, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 279, "width": 428, "height": 185, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Kualitatif dipilih dengan maksud untuk mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai konsep, pandangan, pendapat, atau keyakinan yang terkait dengan orang yang diamati tentang masalah dari perspektif manusia yang tidak bisa diukur dengan angka. Metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan keadaan yang sedang berlangsung saat ini. Metode ini dianggap relevan dan cocok dengan hasil dari penelitian yang dilakukan, yang bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan yang besar tentang bagaimana efektivitas pemberdayaan masyarakat melalui program kewirausahaan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dilaksanakan. Studi kasus penelitian bertempat di Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan. Informan dalam penelitian ini adalah Dinas Sosial Kabupaten Bintan dan beberapa anggota KUBE yang ada di Kelurahan Sungai Lekop.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 469, "width": 429, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data yang disajikan dalam penelitian ini mencakup data primer dan data sekunder. Sumber data primer diperoleh melalui wawancara dengan narasumber serta pengamatan secara langsung di lapangan. Sementara itu, sumber data sekunder didapatkan melalui literaratur penelitian yang telah ada sebelumnya untuk mendukung kerangka penelitian ini. Langkah-langkah analisis data diawali dengan mengumpulkan data, pengurangan informasi, penyajian data, dan menyimpulkan hasil penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 564, "width": 120, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 580, "width": 425, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Efektivitas Pemberdayaan Masyarakat dengan Program Kewirausahaan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) di Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 621, "width": 408, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kelurahan Sungai Lekop adalah salah satu dari sejumlah Kelurahan yang ada di Kecamatan Bintan Timur yang memiliki permasalahan kemiskinan dan harus diatasi oleh pemerintah agar kesejahteraan masyarakat bisa terjamin. Tentunya tidak semua penduduknya berasal dari keluarga berada, ada banyak masyarakat yang tergolong tidak mampu tinggal disini. Pemberdayaan masyarakat diperlukan dalam rangka untuk meningkatkan kualitas masyarakat dan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dari segi ekonomi dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Pemberdayaan merupakan sebuah proses pembelajaran masyarakat dalam rangka untuk memaksimalkan potensi mereka agar dapat mengambil bagian dan berperan dalam proses pembangunan.", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 778, "width": 15, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "33", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 88, "width": 407, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu program oleh pemerintah yang berjalan sampai saat ini adalah program kewirausahaan KUBE yang tujuannya untuk memberdayakan masyarakat yang tergolong dan terbilang miskin dengan cara memberikan bantuan modal usaha bagi anggota-anggota yang tergabung dalam kelompok tersebut. Dalam menilai efektivitas dan keberhasilan sebuah program melalui program kewirausahaan KUBE di Kelurahan Sungai Lekop dapat diamati dari beberapa tolak ukur yaitu, a) ketepatan sasaran, b) sosialisasi program, c) pencapaian tujuan program, d) monitor program.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 185, "width": 107, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Ketepatan Sasaran", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 198, "width": 392, "height": 205, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengacu pada seberapa tepat masyarakat sebagai pelaksana program dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Perhatian yang diberikan kepada kelompok sasaran menjadi kunci utama dalam menilai kinerja dan keberhasilan program, karena hal ini membantu menentukan kesesuaian program- program yang telah dibuat dengan kebutuhan serta keinginan kelompok sasaran yang dituju (Maryuni, 2016). Berdasarkan temuan penelitian dan hasil pengamatan lapangan menunjukkan ketepatan sasaran kepada berbagai KUBE yang ada di Kelurahan Sungai Lekop dan sudah sesuai dengan tujuan program yaitu untuk memberdayakan masyarakat miskin. Hal ini dapat dilihat dari keanggotaan KUBE yang sebagian adalah masyarakat kurang mampu yang masih memiliki kemahiran dalam produksi yang memungkinkan pelaksanaan aktivitas ekonomi. Dalam penelitian yang dilakukan di lapangan, KUBE Mekar Sari adalah salah satu KUBE di Kelurahan Sungai Lekop yang aktif melakukan kegiatannya. Hasil studi menunjukkan bahwa sebagian besar anggota KUBE terdiri dari ibu rumah tangga yang tidak aktif dalam dunia kerja.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 405, "width": 392, "height": 108, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penetapan anggota KUBE di Kelurahan Sungai Lekop disetir secara penuh oleh ketua KUBE. Dari hasil wawancara oleh salah satu anggota KUBE yang ada di Kelurahan Sungai Lekop yaitu KUBE Mekar Sari, menyebutkan bahwa pemilihan anggota KUBE dilakukan oleh Ketua KUBE itu sendiri. Ketua KUBE akan mencari anggota-anggota yang dikira cocok dan sesuai dengan kriteria yang nantinya akan diajak bergabung dengan KUBE tersebut. Setelah dipilih, anggota yang masuk kriteria diwajibkan menyerahkan fotocopy KK dan KTP untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 516, "width": 392, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dapat disimpulkan bahwa KUBE yang dibentuk sudah memenuhi persyaratan. KUBE dibentuk dari keinginan masyarakat itu sendiri yang mempunyai potensi, kemauan dan kemampuan untuk mengembangkan usaha bersama, yang berjumlah dari 10 anggota. KUBE itu sendiri nantinya akan berkoordinasi bersama pendamping Kecamatannya untuk mendapat dampingan dan motivasi untuk tahap pembentukan KUBE tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 599, "width": 113, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Sosialisasi Program", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 612, "width": 392, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Program pemberdayaan masyarakat melalui program kewirausahaan KUBE ini diinisiasi oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia, kemudian dijalankan dan dipantau oleh lembaga Dinas Sosial di berbagai wilayah di Indonesia. Untuk di Kelurahan Sungai Lekop, pelaksanaan kegiatan KUBE ditangani oleh Dinas Sosial Kabupaten Bintan yang terletak di Bintan Buyu, Bandar Seri Kecamatan Teluk Bintan, Kabupaten Bintan. Sesuai dengan teori Budiani (2007:53), berpendapat bahwa dalam memfasilitasi sosialisasi ke masyarakat yang akan menjadi pelaksana program, penyelenggra program memiliki peranan yang sangat penting menjadi pelaksana progam. Tujuannya", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 778, "width": 15, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "34", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 88, "width": 392, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "adalah agar informasi-informasi penting akan tersampaikan dengan baik, jelas, dan dapat diterima oleh masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 116, "width": 392, "height": 245, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian di lapangan mengenai upaya sosialisasi program KUBE, ditemukan bahwa proses sosialisasi yang dilakukan sudah berjalan dengan cukup baik walaupun masih kurang maksimal. Pada tanggal 7 Maret 2023 lalu, Dinas Sosial Kabupaten Bintan bekerja sama dengan mitra strategis seperti Kantor Kementerian Agama Kab. Bintan mengadakan kegiatan pembinaan KUBE. Acara ini diselenggarakan dalam rangka untuk membahas mengenai pengoptimalan pemberdayaan ekonomi masyarakat di Kabupaten Bintan dan dihadiri oleh beberapa stakeholder yang berpengaruh seperti Dinas Kesehatan, DKUKMPP, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bintan, dan stakeholder lainnya. Selain program pembinaan, setiap bulannya Dinas Sosial bersama pendamping KUBE juga turun langsung untuk melakukan sosialisasi di KUBE yang terdapat di Kabupaten Bintan, terkhusus KUBE yang ada di Kelurahan Sungai Lekop. Sosialisasi yang dilakukan yaitu membahas manajemen administrasi KUBE, produksi KUBE, dan permasalahan-permasalahan yang ada di KUBE tersebut. Selain itu, sosialisasi ini juga memberikan informasi yang penting terkait bagaimana KUBE agar terus aktif untuk produksi agar dapat menghasilkan produk yang dapat dijual dan keuntungannya bisa untuk membantu dalam ekonomi sehari-hari.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 364, "width": 392, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dinsos Kabupaten Bintan juga melaksanakan pelatihan bagi yang menjabat sebagai Ketua dan sekretaris KUBE. Pelatihan ini sangat penting dilakukan karena memiliki target agar masyarakat mengetahui informasi dan bisa meningkatkan keterampilannya karena masyarakat akan menjadi bagian dari program tersebut. Selain pelatihan untuk Ketua dan sekretaris KUBE, ada juga pelatihan untuk anggota KUBE, di pelatihan tersebut anggota yang telah mengikuti pelatihan akan diberikan pengetahuan bagaimana cara memasarkan produk dan bagaimana melakukan marketing yang baik. Pelatihan-pelatihan ini akan mendorong masyarakat kurang mampu yang tergabung dalam KUBE untuk berbisnis dan menghasilkan keuntungan.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 502, "width": 411, "height": 108, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Pencapaian Tujuan Program Untuk program KUBE yang ada di Kelurahan Sungai Lekop sudah sangat baik, hal ini dapat dilihat dari 3 aspek yaitu, kelembagaan, sosial, dan ekonomi. Dari aspek ekonomi produksi usahanya adalah kerupuk ikan, kerupuk otak-otak yang semakin lama semakin maju dan berkembang yang dapat membantu meningkatkan perekonomian keluarganya. Sesuai dengan dibentuknya program KUBE ini adalah untuk mengentaskan kemiskinan, ada beberapa tujuan yang diharapkan dari terbentuknya program KUBE ini :", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 612, "width": 189, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Meningkatnya pendapatan anggota", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 626, "width": 372, "height": 122, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagai ibu rumah tangga yang tidak bekerja pastinya selalu mengandalkan dan menggantungkan kebutuhan ekonomi kepada suaminya, dan tidak jarang keluarga yang masih merasa kekurangan jika hanya mengandalkan pendapatan dari kepala keluarga. Berdasarkan pembahasan sebelumnya, di dalam program KUBE ini diberikan pelatihan dan pendampingan yang berkaitan dengan produksi. Hal ini tentunya harus dimanfaatkan masing-masing anggota KUBE untuk memanfaatkan kemampuannya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup dan memberikan kontribusi pada ekonomi keluarga. Produk yang dihasilkan akan dijual dan", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 778, "width": 15, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "35", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 88, "width": 372, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "otomatis akan mendapatkan keuntungan. Salah satu contoh KUBE sukses di Kelurahan Sungai Lekop adalah KUBE yang terdapat di Sentra Industri Kerupuk beralamat di Perumahan Griya Indo Kencana yang merupakan sentra olahan produktif yang berdaya saing tinggi. Kurang lebih ada sekitar 50 rumah yang berasal dari 5 kelompok KUBE yang memproduksi kerupuk. Pemasaran produk ini terbilang sukses karena sudah tersebar ke beberapa wilayah Kepulauan Riau hingga ke Provinsi Sumatera Barat.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 185, "width": 372, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peningkatan pendapatan tentunya dialami oleh semua anggota, namun pendapatan yang diterima masing-masing berbeda, karena peningkatan pendapatan tersebut didapat secara mandiri bukan berkelompok atau hasil bekerja secara bersama. Maksudnya adalah di KUBE yang ada di Kelurahan Sungai Lekop ini, masing-masing anggota melakukan produksi secara sendiri-sendiri di rumah. Peningkatan pendapatan yang berbeda-beda ini karena dipengaruhi dari beberapa faktor, contohnya kemampuan produksi, hasil produksi, kemampuan menjual produk, dan faktor lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 295, "width": 372, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian di lapangan menunjukkan bahwa tujuan ini telah tercapai walaupun belum maksimal. Disini bantuan modal usaha dari pemerintah juga sangat bermanfaat bagi anggota dalam mendukung proses produksi. Dampak positifnya adalah beberapa anggota bisa bekerja dan menghasilkan uang karena sebelumnya sebagian besar anggota tidak bekerja.", "type": "List item" }, { "left": 124, "top": 364, "width": 390, "height": 121, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Meningkatnya kemampuan anggota Peningkatan kemampuan para anggota KUBE dirasa sudah cukup baik karena masing-masing anggota mampu produksi sendiri di rumah dengan kemampuan pribadinya. Produk yang dihasilkan nantinya akan dijual dan keuntungan akan diambil oleh masing-masing individu yang menjual produk tersebut. Intinya dalam satu KUBE terdapat bermacam-macam hasil produk yang diproduksi secara mandiri namun tetap menyetor uang untuk dimasukkan ke dalam kas KUBE yang nantinya uang ini akan digunakan sesuai kebutuhan para anggotanya.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 488, "width": 372, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Namun, yang menjadi kekurangannya adalah tidak adanya usaha produksi yang dilakukan secara bersama dan berkelompok, karena anggota merasa bahwa kemampuan setiap orang itu berbeda-beda. Hal ini juga menimbulkan keluhan bahwa produksi secara berkelompok tidak efisien yang disebabkan dari jarak tempat produksi yang mengharuskan pulang pergi dari rumah ke tempat produksi, belum lagi untuk anggota yang memiliki anak kecil yang menyulitkan untuk ditinggal dan mengharuskan untuk tetap dirumah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan untuk meningkatkan kemampuan setiap anggota sudah tercapai, namun secara kolektif, kelompok belum berhasil mencapai tujuan yang diinginkan.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 626, "width": 108, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Monitor Program", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 640, "width": 392, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah program dilakukan, tahap berikutnya yang harus dilakukan adalah pemantauan program. Dinas Sosial memiliki pendamping di setiap desa/kelurahan, yang bertugas membantu Dinas Sosial memberikan motivasi, konsultasi, fasilitasi yang berkaitan dengan peningkatan kapsitas manajemen kube dan permasalahan sosial KUBE yang didampingi dan dalam waktu tertentu Dinas Sosial juga melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan pendamping dan kube tesebut. Pendamping selalu berkoordinasi dengan Dinas Sosial terkait perkembangan KUBE-KUBE yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 778, "width": 15, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 88, "width": 392, "height": 108, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemantauan yang dilakukan pembimbing KUBE telah berlangsung dengan cukup baik. Hal ini terjadi karena setiap bulannya diadakan pertemuan untuk membahas apa saja yang perlu dibahas bersama dalam pertemuan bulanan tersebut. Namun, untuk pemantauan yang dilakukan Dinas Sosial sendiri masih kurang maksimal karena pemantauan yang dilakukan hanya sampai pada tahap apakah bantuan yang didistribusikan ke KUBE dimanfaatkan atau tidak. Terkadang pihak Dinas Sosial sendiri juga turun langsung untuk memberikan sosialisasi.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 198, "width": 224, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Hambatan terkait Pemberdayaan", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 198, "width": 185, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masyarakat melalui Program", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 212, "width": 407, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kewirausahaan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) di Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 240, "width": 407, "height": 232, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada pelaksanaan suatu program, tentunya tidak terlepas dari adanya hambatan dan kendala di dalamnya. Termasuk KUBE yang ada di Kelurahan Sungai Lekop ini juga tidak selalu berjalan sesuai yang diharapkan. Dalam pelaksanaannya, ada beberapa kendala yang menyebabkan terhambatnya berjalannya program KUBE ini. Kendala yang dihadapi dapat dibagi menjadi dua, yaitu kendala internal dan kendala eksternal. Untuk kendala internal, masalah utama terletak di sumber daya manusianya baik dari pihak Dinas Sosialnya maupun masyarakat sebagai anggota. Dari sisi Dinas Sosial mengalami kekurangan jumlah sumber daya manusia yang menjalankan tugas untuk mengkoordinir kelompok-kelompok yang telah dibentuk. Dampaknya adalah, muncul keluhan dari beberapa KUBE tentang tidak diperhatikannya KUBE mereka, meskipun dari Dinas Sosial sendiri sudah melakukan banyak hal dengan tujuan membantu mereka. Dari sisi masyarakat juga mengalami masalah di sumber daya manusianya karena kualitas setiap individu pasti berbeda. Selain itu, anggota KUBE juga lebih memilih untuk melakukan produksi secara mandiri di rumah masing-masing karena kesulitan menyesuaikan waktu luang untuk bekerja secara kelompok yang mengharuskan anggota untuk berkumpul di satu tempat.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 474, "width": 407, "height": 122, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedangkan untuk kendala eksternalnya adalah, sulitnya mendapatkan sertifikasi halal dan memenuhi syarat BPOM sebelum dijual, karena sebagian KUBE yang ada di Kelurahan Sungai Lekop bergerak di industri makanan dan kuliner yang banyak dijadikan oleh-oleh ketika berkunjung ke sini. Belum terlihat kemajuan walaupun Dinas Sosial Kabupaten Bintan telah berusaha untuk bekerja sama dengan institusi lain yang relevan dengan masalah ini. Akibat dari ketidakmampuan ini, akhirnya masyarakat hanya memasarkan produknya secara daring (online) dan bekerja sama dengan toko-toko kecil dengan cara menitipkan produknya di toko tersebut. Hasilnya adalah proses pemasaran produk menjadi kurang maksimal.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 599, "width": 407, "height": 107, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tantangan yang ada pada KUBE saat ini ialah bagaimana KUBE yang sudah terbentuk harus selalu aktif dalam aspek sosial, ekonomi dan kelembagaan nya. dari aspek ekonomi nya selain aktif produksi juga KUBE-KUBE tersebut harus melengkapi perizinan mulai dari NIB, PIRT dan Halal. Saat ini Dinas Sosial sudah memiliki data KUBE-KUBE yang belum memiliki perizinan lengkap. Data tersebut yang menjadi acuan bersama pendamping untuk berkoordinasi dengan KUBE, terkait hal-hal apa saja yang dibutuhkan untuk melengkapi semua perizinan produk KUBE nya.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 709, "width": 407, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam kegiatan pemasaran produk masih terdapat berbagai hambatan dan tantangan di lapangan, beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain :", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 778, "width": 15, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 124, "top": 85, "width": 389, "height": 56, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• KUBE diarahkan untuk mengikuti bazar-bazar diberbagai event, baik di dalam daerah maupun luar daerah guna memperkenalkan produk KUBE, serta memasukkan produk ke swalayan, serta pusat oleh-oleh, hingga ke pihak resort/hotel di sekitar Bintan.", "type": "List item" }, { "left": 124, "top": 141, "width": 389, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Dinas Sosial memfasilitas pemasaran produk melalui kegiatan Expo Bintera, yang dilaksanakan satu tahun sekali sebagai momen puncak dalam memperkenalkan berbagai hasil produksi kegiatan KUBE.", "type": "List item" }, { "left": 124, "top": 183, "width": 389, "height": 57, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Dinas Sosial memfasilitasi pemasaran produk dan kegiatan KUBE melalui media sosial instagram maupun Facebook, serta membimbing para pelaku KUBE untuk membuat media sosial masing-masing KUBE untuk melakuka digital marketing secara mandiri.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 242, "width": 52, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 258, "width": 428, "height": 218, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat ditarik kesimpulnan bahwa untuk menilai efektivitas dan suksesnya pemberdayaan masyarakat melalui program kewirausahaan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) di Kelurahan Sungai Lekop sudah dapat dikatakan baik, karena dari keempat indikator yang sudah dipaparkan sebagian sudah berjalan dengan baik walaupun ada beberapa yang masih kurang maksimal. Selain itu, juga masih terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan program ini. Untuk kendala internal, masalah utama terletak di sumber daya manusianya baik dari pihak Dinas Sosialnya maupun masyarakat sebagai anggota. Selain itu, anggota KUBE juga lebih memilih untuk melakukan produksi secara mandiri di rumah masing-masing karena kesulitan menyesuaikan waktu luang untuk bekerja secara kelompok yang mengharuskan anggota untuk berkumpul di satu tempat. Sedangkan untuk kendala eksternalnya adalah, sulitnya mendapatkan sertifikasi halal dan memenuhi syarat BPOM sebelum dijual, karena sebagian KUBE yang ada di Kelurahan Sungai Lekop bergerak di industri makanan dan kuliner.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 481, "width": 428, "height": 122, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk mengatasi kendalanya, upaya yang dilakukan pemerintah untuk membantu masyarakat memasarkan produk salah satunya adalah dengan cara membuat bazar. Namun, upaya untuk mengeksplorasi bazaar-bazaar tersebut tidak begitu efektif karena bazar tidak selalu ada di setiap waktu dikarenakan untuk mengadakan bazar dibutuhkan biaya yang besar. Selain dari sisi pemerintah, masyarakat pun juga berusaha menjual produknya dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan menitipkan hasil produksi di warung-warung kecil yang nantinya juga mendapat untung dari produk yang berhasil terjual.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 623, "width": 55, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Referensi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 639, "width": 429, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Budiani, Ni Wayan. 2007. Efektivitas Program Penanggulangan Pengangguran Karang Taruna “Eka Taruna Bhakti” Desa Sumerta Kelod Kecamatan Denpasar Timur Kota Denpasar, (Online), Vol. 2 No. 1 (http://ojs.unud.ac.id.pdf).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 687, "width": 428, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jibril, A. (2017). Efektivitas Program Perpuseru Di Perpustakan Umum Kabupaten Pamekasan. Jurnal Universitas Airlangga , 1–8.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 719, "width": 428, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kuswandoro, W. E. (2016). Strategi pemberdayaan masyarakat desa berbasis partisipasi. Percikan Pemikiran Tata Kelola dan Pembangunan Desa, (November), 380–391.", "type": "List item" }, { "left": 292, "top": 778, "width": 15, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "38", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Maryuni, S. (2016). Kinerja Organisasi Publik Dalam Memberikan Pelayanan Kepada Publik. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora , 1-12.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 428, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Remi, S dan P. Tjiptoherijanto. 2002. Kemiskinan dan Ketidakmerataan di Indonesia (Suatu Analisis Awal). Jakarta: PT. Rineka Cipta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 152, "width": 429, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Statistik, B. P. (2023). Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2023. Diakses pada 8 Desember 2023, dari", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 183, "width": 372, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2023/07/17/2016/profil-kemiskinan-di- indonesia-maret-2023.html", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 215, "width": 428, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Subagyo, A. Wito. (2000). Efektivitas Program Penanggulangan Kemiskinan dalam", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 231, "width": 400, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan: Studi Kasus di Kabupaten Kediri Jawa Timur. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 429, "height": 42, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peraturan Bupati Bintan Nomor 8 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Usaha Ekonomi Produktif Melalui Kelompok Usaha Bersama Kabupaten Bintan Penataan Minimarket.", "type": "List item" } ]
59b1122d-596a-ed8e-8c6d-0f7f4390f972
http://journal.uny.ac.id/index.php/hsjpi/article/download/16373/12825
[ { "left": 211, "top": 43, "width": 190, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS", "type": "Page header" }, { "left": 205, "top": 56, "width": 203, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 5, No 2, September 2018 (115-130)", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 74, "width": 227, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Online: http://journal.uny.ac.id/index.php/hsjpi", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 774, "width": 241, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS ISSN: 2356-1807 (print) ISSN: 2460-7916 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 181, "top": 108, "width": 254, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AKTUALISASI NILAI-NILAI MULTIKULTURAL", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 120, "width": 233, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DI SMA TARUNA NUSANTARA MAGELANG", "type": "Section header" }, { "left": 218, "top": 137, "width": 173, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maesa Nila Sari 1 * , Darmiyati Zuchdi 1", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 150, "width": 286, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 163, "width": 296, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Jl. Colombo No. 1, Depok, Sleman 55281, Yogyakarta, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 177, "width": 267, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "* Corresponding Author. Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 286, "top": 196, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 208, "width": 442, "height": 174, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Artikel ini bertujuan untuk mengetahui: (1) karakteristik nilai-nilai multikultural dan pentingnya aktualisasi nilai-nilai multikultural di SMA Taruna Nusantara; ( 2) proses internalisasi, aktualisasi, dan evaluasi aktualisasi nilai-nilai multikultural di SMA Taruna Nusantara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif naturalistik. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, analisis dokumen, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan mengumpulkan, mereduksi, dan menyajikan data serta menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) nilai-nilai multikultural di SMA Taruna Nusantara terdiri atas nilai pluralisme, solidaritas, toleran, demokratis, kesetaraan, dan kepedulian; (2) nilai-nilai multikultural diaktualisasikan untuk menciptakan kehidupan harmonis; (3) nilai-nilai multikultural diinternalisasikan secara langsung dan tidak langsung; (4) aktualisasi nilai-nilai multikultural dilakukan peserta didik dengan menunjukkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan Perdupsis dan PUDD serta dijadikan kebiasaan; dan 5) evaluasi aktualisasi nilai-nilai multikultural dilakukan dengan refleksi diri, sistem reward dan punishment , penilaian dalam rapor, dan buku saku. Kata kunci : internalisasi, aktualisasi nilai, sikap dan perilaku, karakter, nilai-nilai multikultural", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 398, "width": 423, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MULTICULTURAL VALUE ACTUALIZATION IN TARUNA NUSANTARA MAGELANG HIGH SCHOOL", "type": "Section header" }, { "left": 284, "top": 429, "width": 44, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 442, "width": 442, "height": 162, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This article is aimed to know: (1) the characteristics of multicultural values and the importance of actualization of multicultural values in SMA Taruna Nusantara; (2) the process of internalization, actualization, and evaluation of actualization of multicultural values in SMA Taruna Nusantara. This research used naturalistic qualitative method. The data collection was done by observation, interview, document analysis, and documentation. The data analysis was done by collecting, reducing, and presenting data and drawing conclusions. The results showed that: 1) multicultural values in SMA Taruna Nusantara consisted of pluralism, solidarity, tolerance, democratic, equality, and caring values; (2) the multicultural values are actualized to create a harmonious life; (3) multicultural values are internalized directly and indirectly; (4) the actualization of multicultural values of the students done by showing attitudes and behaviors in accordance with Perdupsis and PUDD and made a habit; and 5) evaluation of actualization of multicultural values carried out by self-reflection, reward and punishment system, assessment in report cards, and pocket book.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 606, "width": 442, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : internalization, actualization of values, attitudes and behavior, character, multicultural values", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 167, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "116 - Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 119, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 5, No 2, September 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 79, "width": 65, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 100, "width": 208, "height": 237, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia dikenal sebagai negara ma- jemuk atau plural kaya akan perbedaan dan keragaman yang ada di dalam masyarakat. Perbedaan dan keragaman yang ada meliputi perbedaan vertikal dan horizontal. Perbedaan dan keragaman vertikal diwarnai dengan ada- nya perbedaan dalam aspek sosial dan ekono- mi. Sementara, perbedaan dan keragaman se- cara horizontal diwarnai dengan perbedaan suku, agama, bahasa, dan ras. Seperti dua sisi pada keping logam, perbedaan dan keragaman tersebut memiliki manfaat yang besar jika dikelola dengan baik, tetapi juga berpotensi memicu konflik yang merugikan masyarakat. Pengelolaan yang dilakukan pun tidak mudah karena mengelola yang heterogen lebih kom- pleks dan lebih sulit dibandingkan dengan me- ngelola masyarakat yang homogen (Maresty & Zamroni, 2017, p. 68).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 340, "width": 208, "height": 339, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SMA Taruna Nusantara sebagai lem- baga pendidikan yang menerima peserta didik dari seluruh wilayah di Indonesia memiliki tingkat keragaman suku bangsa, bahasa, aga- ma, ras atau etnis, dan adat-istiadat yang tinggi di antara peserta didiknya. Selain aspek-aspek horizontal tersebut, juga terdapat keragaman secara vertikal, mulai dari status ekonomi, status sosial, dan kompetensi peserta didik. Di beberapa tempat, masalah keragaman seperti itu menjadi masalah dalam hal integrasi. Akan tetapi berdasarkan hasil observasi dalam pra- penelitian, peneliti menemukan kondisi dima- na para peserta didik di SMA Taruna Nusan- tara terbiasa berbaur menjadi satu mengikuti proses pendidikan yang berlangsung di SMA Taruna Nusantara dengan keragaman yang ada. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bah- wa ada hal yang perlu diungkap dari SMA Taruna Nusantara yang berkaitan dengan pe- ngelolaan keragaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) karakteristik nilai-nilai multikultural dan pentingnya aktualisasi nilai- nilai multikultural di SMA Taruna Nusantara; ( 2) proses internalisasi, aktualisasi, dan eva- luasi aktualisasi nilai-nilai multikultural di SMA Taruna Nusantara.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 694, "width": 88, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 712, "width": 208, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan naturalistik. Me- todologi kualitatif dipilih dalam penelitian ini karena peneliti ingin mengungkap secara detail", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 79, "width": 208, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan spesifik tentang bagaimana nilai-nilai multikultural teraktualisasi oleh peserta didik di SMA Taruna Nusantara.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 117, "width": 208, "height": 174, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan prapenelitian dalam peneliti- an ini dilakukan pada bulan Agustus Tahun Akademik 2016/2017. Selanjutnya, waktu pe- nelitian dilakukan selama jangka waktu kurang lebih tiga bulan, yakni bulan Februari sampai dengan April 2017. Penelitian dilakukan di SMA Taruna Nusantara yang berada di Jalan Magelang-Purworejo Glagah Banjarnegoro Mertoyudan Magelang Jawa Tengah. Sasaran dalam penelitian ini ialah peserta didik kelas X dan XI di SMA Taruna Nusantara. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah peserta didik yang ditentukan dengan teknik purposive sampling dan snowball sampling .", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 294, "width": 208, "height": 174, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian ini terdapat dua sum- ber data, yakni sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer dalam pe- nelitian ini yaitu: kepala sekolah, guru, karya- wan, dan peserta didik kelas X dan XI SMA Taruna Nusantara Magelang. Sumber data se- kunder dalam penelitian ini ialah sumber data tertulis seperti buku-buku dan referensi yang relevan, karya ilmiah, dan dokumentasi dari pi- hak sekolah yang berupa Perdupsis (Peraturan Kehidupan Siswa), PUDD (Peraturan Urusan Dinas Dalam), dan Kurikulum SMA Taruna Nusantara (Sekolah Menengah Atas Taruna Nusantara, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 471, "width": 208, "height": 238, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian ini, instrumen utama dalam penelitian ini yaitu peneliti sendiri ka- rena metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif. Peneliti sebagai intrumen akan mengumpulkan data yang dilakukan de- ngan berbagai cara, di antaranya dengan obser- vasi partisipatif, wawancara mendalam, anali- sis dokumen, dan dokumentasi. Validitas data dalam penelitian ini diuji dengan mengguna- kan teknik triangulasi sumber data dan tri- angulasi teknik pengumpulan data. Triangulasi sumber data dilakukan penulis dengan menge- cek validitas data dari kepala sekolah, guru, karyawan, dan peserta didik di SMA Taruna Nusantara Magelang. Triangulasi teknik pe- ngumpulan data dilakukan penulis dengan mengecek validitas data yang diperoleh penulis dari wawancara, observasi, analisis dokumen, dan dokumentasi.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 711, "width": 208, "height": 49, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data yang didapatkan setelah pene- litian akan dikelola dengan cara mengumpul- kan data, mereduksi data, menyajikan data, dan memberikan kesimpulan (Miles & Huberman,", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 45, "width": 195, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aktualisasi Nilai-Nilai Multikultural di SMA ... Maesa Nila Sari, Darmiyati Zuchdi 117", "type": "Page header" }, { "left": 380, "top": 773, "width": 146, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS Volume 5, No 2, September 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 82, "width": 208, "height": 188, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1992, pp. 16-20). Dalam mengumpulkan data, peneliti akan menuliskan data yang didapatkan dari transkrip wawancara, catatan lapangan, dan dokumen ke dalam catatan tertentu. Se- lanjutnya, data akan direduksi dengan memilih data-data yang relevan menghilangkan dan menyimpan data-data yang dianggap tidak re- levan dengan topik penelitian. Kemudian data yang dihasilkan dipetakan dengan sistem coding untuk kemudian dihubungkan dengan coding-coding yang lain. Pada tahap selanjut- nya, data yang sudah ada kemudian peneliti kaitkan dengan literatur yang digunakan dan kemudian dinarasikan. Adapun teknik analisis yang digunakan yakni thick description .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 290, "width": 160, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Penelitian dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 309, "width": 136, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Profil SMA Taruna Nusantara", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 328, "width": 208, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SMA Taruna Nusantara (SMA TN) merupakan sekolah menengah atas swasta yang berada di bawah naungan Lembaga Per- guruan Taman Taruna Nusantara yang diba- wahi oleh Kemen-terian Pertahanan Republik Indonesia. SMA Taruna Nusantara berada di Jalan Raya Purworejo KM. 5 RT 1 & 2 RW XX Banyurojo Mertoyudan Magelang 56172.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 429, "width": 208, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SMA Taruna Nusantara didirikan pada tanggal 19 Juli 1990 atas gagasan Menteri Per- tahanan RI saat itu yakni Jenderal TNI L.B. Moerdani. Penamaan dengan Taruna Nusan- tara diberikan dengan maksud agar sekolah tersebut menjadi sekolah yang menerima pendidikan bagi para generasi muda dari seluruh kepulauan Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 530, "width": 208, "height": 225, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SMA Taruna Nusantara memiliki visi sebagai sekolah yang membentuk kader pe- mimpin bangsa berkualitas dan berkarakter yang berwawasan kebangsaan, kejuangan, dan kebudayaan dengan bercirikan kenusantaraan serta memiliki daya saing nasional maupun internasional. Untuk mencapai visi tersebut, SMA Taruna Nusantara memiliki misi sebagai berikut: (1) menyiapkan kader pemimpin bang- sa yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (2) menyiapkan kader pe- mimpin bangsa yang berkualitas, berkarakter, dan berbudaya; (3) menyiapkan lulusan yang memiliki kesetiaan terhadap bangsa dan NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945; 4) menyiapkan lulusan yang memiliki jiwa ke- pemimpinan yang berwawasan kebangsaan, kejuangan, dan kebudayaan yang bercirikan", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 82, "width": 208, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kenusantaraan; dan (5) menyiapkan lulusan yang memiliki keunggulan komparatif, kom- petitif, dan distingtif dalam aspek akademik, kepribadian dan kesamaptaan jasmani serta kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mempunyai daya saing tinggi di ting- kat nasional dan internasional.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 171, "width": 208, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mencapai visi-misi, wawasan kebangsaan diimplementasikan oleh SMA Ta- runa Nusantara dalam upaya pembinaan peser- ta didik dengan sistem asrama penuh dalam kehidupan sehari-hari yang bertujuan untuk mempersatukan seluruh peserta didik yang berasal dari berbagai latar belakang suku, aga- ma, dan daerah. Dengan wawasan ini diharap- kan setiap peserta didik dengan sungguh-sung- guh mengamalkan Sumpah Pemuda.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 298, "width": 208, "height": 161, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya, wawasan kejuangan yang diteladani dari Panglima Besar Jenderal Soe- dirman diimplementasikan dalam bentuk pem- binaan jiwa kejuangan yang tinggi terhadap peserta didik akan berbagai sikap yang meli- puti sikap tidak mudah putus asa, disiplin, etos kerja keras, dan selalu berorientasi pada pres- tasi. Terciptanya suasana pendidikan yang di- warnai dengan keberagaman peserta didik me- rupakan implementasi dari wawasan kebuda- yaan. Hal ini tampak pada latar belakang pe- serta didik yang beragam, mulai dari beragam suku, agama, bahasa daerah, adat-tradisi.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 462, "width": 208, "height": 187, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SMA Taruna Nusantara merupakan sekolah menengah atas dengan konsep kampus Tri Pusat Pendidikan dengan berdasarkan pada konsep pendidikan saling asah, asih, dan asuh. Di SMA Taruna Nusantara setiap peserta didik memiliki empat orang tua, yaitu: pamong gra- ha, wali graha, wali kelas, dan orang tua asuh. Dengan demikian terbentuk suasana keluarga, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, proses pendidikan di SMA Taruna Nusantara mengutamakan pengembangan karakter peser- ta didiknya dengan memanfaatkan kehidupan sehari-hari sebagai bagian dari proses pendi- dikan (Sekolah Menengah Atas Taruna Nusan- tara, 2017, p. 7).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 652, "width": 208, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sejak Kurikulum 2013 disahkan pada tahun 2013, SMA Taruna Nusantara menggu- nakannya sebagai kurikulum pendidikan. Di samping Kurikulum 2013, SMA Taruna Nu- santara juga memiliki Kurikulum Khusus SMA Taruna Nusantara. Kurikulum Khusus (KK) tersebut memberikan ciri semi militer karena adanya mata pelajaran Bela Negara, baik se- cara fisik maupun non-fisik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 167, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "118 - Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 119, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 5, No 2, September 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 79, "width": 208, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guru SMA Taruna Nusantara dikenal dengan sebutan pamong atau pengasuh. Hal ini didasarkan pada konsep pendidikan dengan sistem asrama, dimana guru tidak hanya mengajar selama jam mengajarnya, tetapi juga mengasuh peserta didik seperti yang orang tua lakukan terhadap anaknya .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 168, "width": 208, "height": 199, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di SMA Taruna Nusantara terdapat beragam kegiatan kesiswaan. Selain OSIS dan PK (Perwakilan Kelas), terdapat kegiatan keagamaan, olah raga, kegiatan ilmiah, dan kegiatan seni budaya. Selain itu juga terdapat kelompok kegiatan Pramuka dan kelompok ekstrakurikuler cabang olah raga dan bela diri. Dari beberapa kegiatan akademik dan non- akademik, SMA Taruna Nusantara memiliki catatan prestasi yang ditorehkan oleh peserta didik yang cukup membanggakan bagi pihak sekolah. Di tingkat nasional, SMA Taruna Nu- santara selalu meraih medali dalam OSN setiap tahunnya. Di tingkat internasional, SMA Taru- na Nusantara hampir setiap tahun memperoleh medali.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 370, "width": 208, "height": 225, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SMA Taruna Nusantara memiliki kul- tur sekolah yang khas. Kultur sekolah didefi- nisikan oleh Hanum (2013, p. 196) sebagai bu- daya sekolah yang memiliki unsur-unsur beru- pa asumsi dasar, nilai-nilai, sikap, dan norma yang menjadi pegangan para anggotanya yang kemudian menjadi arah bagaimana warga sekolah berperilaku yang kemudian menjadi karakterisik sekolah mereka, dimana kultur tersebut mencakup tiga lapisan, yaitu artifak, nilai, keyakinan, dan asumsi. Salah satu artifak SMA Taruna Nusantara yang populer yaitu Balairung Pancasila. Bangunan berbentuk se- gilima tersebut biasa digunakan dalam berba- gai peristiwa penting di SMA Taruna Nusan- tara, seperti pembukaan pendidikan bagi kelas X, malam renungan, jumpa tokoh nasional, pe- lantikan pengurus OSIS, dan Prasetya Alumni.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 598, "width": 208, "height": 162, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hanum (2013, p. 88) menyatakan bah- wa sekolah didirikan salah satunya untuk men- jalankan tugas menyampaikan ilmu pengetahu- an dan nilai-nilai. Nilai dan keyakinan di SMA Taruna Nusantara tertuang dalam bentuk ung- kapan-ungkapan. Beberapa ungkapan yang ada seperti: (a) “7K: Kebersihan, Keindahan, Ke- nyamanan, Ketertiban, Kerindangan, Kesehat- an, Keamanan”; dan (b) “3S: Salam, Sapa, Se- nyum”. Selain itu, nilai yang menjadi keyakin- an dan patokan peserta didik dalam berperilaku di SMA Taruna Nusantara juga disebutkan di dalam Perdupsis. Pada Pasal 4 (Lembaga", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 79, "width": 208, "height": 263, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perguruan Taman Taruna Nusantara, 2016a, p. 5) memuat nilai dasar aspirasi siswa yang meliputi: ketekunan, etos kerja, kegigihan, (memiliki) kepribadian luhur meliputi kepe- dulian, kejujuran, keadilan, tanggung jawab, dan rasa hormat terhadap diri sendiri dan orang lain; serta memahami, menghayati, dan meng- amalkan Tri Prasetya Siswa dan Kode Kehor- matan Siswa. Dengan keberadaan nilai dasar aspirasi siswa tersebut diharapkan peserta di- dik SMA Taruna Nusantara dapat membeda- kan mana hal yang benar dan mana hal yang salah untuk bersikap dan berperilaku. Hal ini disebabkan “ values are cognitive representa- tions of the important human goals or moti- vations about which people must communicate in order to coordinate their behaviour ” (Bilsky & Schwartz, 1994, p. 164). Dengan demikian, peserta didik diharapkan dapat mengontrol dirinya sendiri dalam bersikap dan berperilaku kepada temannya.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 345, "width": 208, "height": 98, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tri Prasetya Siswa dan Kode Ke- hormatan Siswa sangat melekat pada diri pe- serta didik di SMA Taruna Nusantara. Meng- acu pada Pasal 5 Peraturan Kehidupan Siswa SMA Taruna Nusantara (Lembaga Perguruan Taman Taruna Nusantara, 2016a, pp. 5-6) sa- lah satu bunyi Tri Prasetya Siswa yaitu sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 446, "width": 187, "height": 98, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Kami Siswa Perguruan Taman Taruna Nusantara, berkepribadian mandiri dan berjiwa merdeka. Memegang teguh disip- lin, persatuan, dan kesatuan. Mewujud- kan kecerdasan, kemajuan, dan kesejah- teraan, dan dimanapun berada memberi- kan karya terbaik bagi masyarakat, bang- sa, negara, dan dunia.”", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 557, "width": 208, "height": 137, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain Tri Prasetya Siswa, peserta di- dik di SMA Nusantara juga berkewajiban un- tuk menjunjung tinggi dan mengamalkan Kode Kehormatan peserta didik yang mencakup: (1) menjunjung tinggi Tri Prasetya Siswa; (2) hormat kepada orang tua; (3) hormat kepada guru; (4) pantang menyontek; (5) pantang me- nipu; (6) pantang mencuri; (7) pantang ber- kelahi; 8) pantang berbuat asusila; dan (9) pan- tang menggunakan narkoba/minum minuman keras.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 696, "width": 208, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai dan keyakinan lain yang erat dengan kehidupan peserta didik di SMA Taru- na Nusantara yaitu nilai asah, asih, dan asuh. Nilai asah, asih, dan asuh merupakan konsep pendidikan di SMA Taruna Nusantara yang", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 45, "width": 195, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aktualisasi Nilai-Nilai Multikultural di SMA ... Maesa Nila Sari, Darmiyati Zuchdi 119", "type": "Page header" }, { "left": 380, "top": 773, "width": 146, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS Volume 5, No 2, September 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 82, "width": 208, "height": 276, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diinternalisasikan kepada para peserta didik melalui kehidupan sehari-hari di SMA Taruna Nusantara. Suryalaga (2010, p. 126) menge- mukakan bahwa proses kehidupan masyarakat yang disertai dengan adanya rasa saling asah, asih, dan asuh menggambarkan masyarakat yang harmonis yang mana anggota masyara- katnya menyadari bahwa mereka saling ber- gantung satu sama lain ( interdependency ) de- ngan tidak melupakan jati diri dan habitatnya masing-masing. Mengacu pada konsep terse- but, maka saling asah, asih, dan asuh yang di- terapkan di SMA Taruna Nusantara yang menggambarkan adanya rasa peduli dengan bersama-sama belajar atau mengajarkan sesua- tu di antara para peserta didik, rasa kasih sa- yang di antara para peserta didik sebagai sau- dara, dan pengasuhan yang diberikan oleh pi- hak yang lebih tua kepada yang lebih muda, merupakan representasi adanya kehidupan yang harmonis di antara peserta didik di SMA Taruna Nusantara.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 361, "width": 208, "height": 237, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya, kultur SMA Taruna Nu- santara melibatkan adanya asumsi mendasar dalam kehidupan di SMA Taruna Nusantara yaitu Peraturan Kehidupan Siswa (Perdupsis) dan Peraturan Urusan Dinas Dalam (PUDD). Perdupsis merupakan peraturan tentang ke- hidupan peserta didik yang menjadi bagian dari pembelajaran dalam pembinaan kehidupan pe- serta didik di SMA Taruna Nusantara sebagai calon pemimpin bangsa. Sementara, PUDD merupakan seperangkat aturan atau pedoman untuk bersikap dan bertindak bagi setiap warga SMA Taruna Nusantara. Sebagai peraturan, PUDD dan Perdupsis menjadi motor pengge- rak kehidupan SMA Taruna Nusantara. Ter- kendali atau tidaknya kehidupan di SMA Ta- runa Nusantara tergantung pada konsistensi warga SMA Taruna Nusantara terhadap PUDD dan Perdupsis.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 601, "width": 208, "height": 137, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di dalam PUDD dan Perdupsis ter- dapat aturan-aturan yang memotivasi peserta didik untuk memiliki karakter yang baik. Hal itu tidak terlepas dari proses pendidikan karak- ter itu sendiri yang mencakup tiga hal pokok, yakni: (1) mengetahui hal yang baik; (2) meng- inginkan hal yang baik; dan 3) melakukan hal yang baik (Lickona, 2013, p. 82). Sebagai con- toh, Perdupsis SMA Taruna Nusantara secara khusus dibuat untuk peserta didik dengan tujuan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 738, "width": 187, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“... untuk membentuk pribadi peserta didik agar dapat memiliki sifat dan sikap", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 82, "width": 187, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pemimpin dan kader penerus perjuangan bangsa yang beriman, jujur, berani, adil dan bijaksana, sehingga dapat menjadi teladan bagi masyarakat dan lingkung- annya”. (Lembaga Perguruan Taman Ta- runa Nusantara, 2016a, p. 4)", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 170, "width": 183, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik Nilai-Nilai Multikultural di SMA Taruna Nusantara", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 202, "width": 208, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai menjadi salah satu patokan da- lam berperilaku bagi masyarakat. Dengan nilai, seseorang akan mengetahui mana hal yang benar dan mana hal yang salah. Hal itu dise- babkan nilai dapat mengkoordinasikan perila- ku seseorang (Bilsky & Schwartz, 1994, p. 164). Dengan demikian, nilai berfungsi mem- berikan pedoman bagi anggota masyarakat untuk hidup berdasarkan aturan yang telah diakui kebenarannya secara komunal.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 328, "width": 208, "height": 213, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di masyarakat terdapat beberapa nilai yang mengatur kehidupan, di antaranya nilai sosial dan nilai keagamaan. Dalam hal ini, nilai-nilai multikuktural yang merupakan bagi- an dari nilai sosial menjadi suatu nilai yang berfungsi memberikan pedoman bagi masya- rakat untuk bersikap dan berperilaku yang be- nar dalam kehidupan masyarakat yang multi- kultur. Hal ini disebabkan dalam masyarakat yang multikultur seseorang tidak bisa berperi- laku sebebas mungkin. Perbedaan yang ada pada masyarakat multikultur menyebabkan se- seorang harus mampu menerap-kan multikul- turalisme dengan mengimplemen-tasikan ada- nya nilai-nilai multikultural yang biasanya diinternalisasikan melalui pendidikan multi- kultural.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 543, "width": 208, "height": 213, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hanum & Raharja (2007, p. 2) menye- butkan bahwa nilai-nilai pokok dalam pendi- dikan multikultural antara lain demokratis, hu- manisme, dan pluralisme. Sementara itu, Tilaar (2004, p.11) mengemukakan bahwa nilai-nilai multikultural yang ada pada masyarakat mada- ni yaitu demokratis; toleransi; dan saling menghargai. Di SMA Taruna Nusantara, nilai- nilai yang diaktualisasikan meliputi ketiga nilai tersebut. Kehidupan peserta didik SMA Taruna Nusantara yang demokratis terlihat dalam kegiatan pemilihan ketua OSIS, pemilihan ke- tua kelompok dalam beberapa kegiatan, dan ketika berdiskusi. Mengacu pada pendekatan substantif yang dikemukakan oleh Tilly (2007, p. 7), pelaksanaan pemilihan ketua OSIS dan kelompok berbagai kegiatan di SMA Taruna", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 167, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "120 - Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 119, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 5, No 2, September 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 79, "width": 208, "height": 124, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nusantara tidak terlepas dari unsur kesetaraan, musyawarah, dan partisipasi efektif. Dalam kegiatan pemilihan ketua OSIS misalnya, para peserta didik mencalonkan terlebih dahulu dengan diseleksi secara administratif oleh para abang dan kakak. Unsur kesetaraan dapat dili- hat dari peserta didik siapapun yang boleh mencalonkan diri, tanpa melihat latar belakang suku dan agama, latar belakang sosial-eko- nomi, dan variabel pembeda lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 205, "width": 208, "height": 175, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai berikutnya menurut Hanum & Raharja (2007, p. 2) yaitu humanisme. Mahfud (2014, p. 208) menyebutkan salah satunya da- pat ditunjukkan dengan menghargai perbedaan budaya. Di SMA Taruna Nusantara, para pe- serta didik sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dengan menghargai budaya pe- serta didik lain. Hal-hal yang dihargai tersebut meliputi agama dengan segala perbedaannya, tidak mengolok-olok budaya peserta didik lain, tidak mempermasalahkan perbedaan ideologi, suku bangsa, pola pikir, latar belakang sosial- ekonomi, bahkan penampilan peserta didik ketika bergaul.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 383, "width": 209, "height": 161, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai berikutnya yang diaktualisasikan oleh peserta didik di SMA Taruna Nusantara yaitu toleransi. Toleransi diartikan oleh Osborn (1993, p. 6) dengan “ accepting people as they are ”. Dengan menerima peserta didik lain se- bagaimana adanya sebagaimana yang dikata- kan oleh Osborn peserta didik SMA Taruna Nusantara mampu saling menerima hal-hal yang berbeda. Hal yang sangat ditekankan da- lam mengaktualisasikan nilai toleransi misal- nya ketika berbicara dengan peserta didik yang berasal dari daerah yang berbeda dengan logat yang berbeda.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 547, "width": 208, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bakrac (2015, p. 32) menyebutkan bahwa toleransi mampu membuat seseorang untuk mendengarkan pendapat orang lain yang berbeda. Di SMA Taruna Nusantara, pendapat yang berbeda adalah hal yang ditemui sehari- hari. Perbedaan pendapat dikomunikasikan de- ngan baik-baik. Dalam diskusi ilmiah, perbe- daan tersebut menjadi bahan musyawarah yang juga menunjukkan sisi demokratis peserta di- dik. Kemudian, dalam pembicaraan santai, mi- salnya dapat ditemukan dalam penentuan lokasi kunjungan pesiar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 699, "width": 208, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai toleran di SMA Taruna Nusan- tara sangat bersinggungan dengan konsep sa- ling asah, saling asih, dan saling asuh. Dengan didasari rasa kasih yang dilatarbelakangi oleh toleran itulah, saling asah, saling asih, dan", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 79, "width": 208, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "saling asuh dilakukan oleh keseluruhan warga SMA Taruna Nusantara. Perbedaan dalam hal agama misalnya, menjadi hal yang sangat dito- leransi oleh peserta didik. Dalam satu graha dan satu kamar, selalu dimunculkan variabel yang berbeda di antara para peserta didik, ter- masuk agama.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 168, "width": 208, "height": 300, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hanum & Raharja (2007, p. 2) me- nyebutkan pluralisme menjadi nilai multikul- tural. Di SMA Taruna Nusantara keragaman atau pluralisme adalah hal yang sudah dipan- dang biasa. Dengan pluralisme, peserta didik mengedepankan penghormatan dan penghar- gaan terhadap perbedaan pendapat dan keya- kinan. Penghormatan menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan peserta di- dik di SMA Taruna Nusantara. Kapan pun dan di mana pun peserta didik diwajibkan menun- jukkan rasa hormatnya kepada pihak yang le- bih tua terlebih dahulu dengan mengangkat tangan lebih dahulu. Selain itu, penghormatan terhadap sesama peserta didik dilakukan de- ngan tidak memaksakan pendapat yang berbe- da, misalnya ketika diskusi kelas atau dalam pembicaraan ringan. Lebih jauh lagi, dalam menyikapi perbedaan latar belakang ekonomi, peserta didik tidak pilih-kasih. Baik dari ke- luarga miskin maupun kaya, semua peserta didik saling berbaur satu sama lain dan saling membantu jika ada teman yang dinilai mem- butuhkan.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 471, "width": 208, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengacu pada Thobroni & Nurgiyan- toro (2010, pp. 154-169) nilai-nilai multikul- tural di SMA Taruna Nusantara yang diaktu- alisasikan oleh peserta didik, yaitu: (1) solida- ritas dan persau-daraan; (2) kesetaraan gender;", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 534, "width": 208, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) kekeluargaan; (4) penghormatan terhadap tata susila; (5) berbagi kontrol dalam kekuasa- an; dan (6) merasa cukup dalam hidup.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 572, "width": 208, "height": 162, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Solidaritas dan persaudaraan merupa- kan dua hal yang erat dengan nilai korsa yang didengung-dengungkan oleh peserta didik di SMA Taruna Nusantara. Korsa di SMA Taruna Nusantara mengedepankan rasa senasib-sepe- nanggungan, senasibseperjuangan, dan gotong- royong, sehing-ga peserta didik yang berbeda latar belakang tersebut mampu bersatu padu salah satunya karena adanya jiwa korsa di an- tara peserta didik. Nilai korsa juga menjadikan persaudaraan antara peserta didik satu dengan peserta didik lain yang mendorong solidaritas bersama.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 737, "width": 208, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aktualisasi nilai solidaritas dapat dilihat misalnya ketika salah satu peserta didik", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 45, "width": 195, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aktualisasi Nilai-Nilai Multikultural di SMA ... Maesa Nila Sari, Darmiyati Zuchdi 121", "type": "Page header" }, { "left": 380, "top": 773, "width": 146, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS Volume 5, No 2, September 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 82, "width": 208, "height": 150, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SMA Taruna Nusantara mengalami musibah, maka semua peserta didik bersama-sama ber- doa untuk keluarga besar SMA Taruna Nusan- tara. Nilai persaudaraan dan kekeluargaan ditunjukkan dengan adanya konsep keluarga asuh yang melibatkan lintas angkatan dengan satu orang tua asuh di dalamnya. Di dalam keluarga asuh tersebut semua peserta didik ber- saudara meskipun saling berbeda suku bangsa, agama, bahasa, latar belakang sosial-ekonomi, ideologi, dan jenis kelamin atau orientasi seksual.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 234, "width": 208, "height": 175, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai kesetaraan jender di SMA Taru- na Nusantara oleh peserta didik diwujudkan dalam kegiatan pencalonan ketua OSIS atau beberapa ketua kelompok yang melibatkan pe- serta didik putra maupun putri. Dalam memim- pin suatu organisasi atau kelompok, SMA Ta- runa Nusantara tidak membatasi apakah pe- serta didik tersebut berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Selama peserta didik tersebut memenuhi kriteria yang dimaksud, maka pe- serta didik tersebut berhak mencalonkan diri. Demikian halnya dalam kepemimpinan di gra- ha maupun di beberapa kegiatan ekstraku- rikuler.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 411, "width": 208, "height": 238, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai berikutnya yaitu adanya pemba- gian kontrol dalam kekuasaan. Di SMA Taruna Nusantara, kepemimpinan dilakukan oleh para peserta didik yang dinilai paling kompeten untuk memimpin organisasi atau kelompok yang dipimpin, sehingga dalam hal ini pem- bagian kekuasaan dalam bentuk kepemimpin- an di SMA Taruna Nusantara melibatkan pe- serta didik dari berbagai suku dan agama. Hal itu berimplikasi pada kepemimpinan yang contohnya tidak selalu dipimpin oleh peserta didik beragama Islam atau peserta didik yang berasal dari Jawa. Sebagai contoh, ketua OSIS SMA Taruna Nusantara perriode 2016/2017 dipimpin oleh peserta didik dari Depok yang bersuku Sunda dan beragama Islam dan kelom- pok tari modern Eternite yang dipimpin oleh peserta didik asal Ambon dengan suku bangsa Kei dan agama Katolik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 652, "width": 208, "height": 111, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai terakhir yaitu merasa cukup dalam hidup. Dalam kehidupan peserta didik yang multikultur di SMA Taruna Nusantara, peserta didik selalu bersinggungan dengan peserta didik lain yang berbeda latar belakang sosial-ekonomi. Peserta didik yang berasal dari latar belakang keluarga kaya bersedia meno- long dan membantu peserta didik dari keluarga kurang mampu. Merujuk pada sikap seperti itu,", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 82, "width": 208, "height": 150, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "peserta didik dapat dikatakan merasa cukup dalam hidup atas apa yang diberikan Tuhan karena mau berbagi terhadap sesama tanpa mempedulikan latar belakang agama dan suku bangsa temannya. Dengan demikian, nilai ter- sebut juga mencerminkan nilai kepedulian ter- hadap sesama, dimana nilai kepedulian yang timbul dari seseorang juga disebutkan oleh Comas-Diaz (2012, p.437) dapat dimotivasi oleh adanya nilai humanisme yang menjadi sa- lah satu nilai multikultural (Hanum & Raharja, 2007, p. 2).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 234, "width": 208, "height": 301, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan paparan di atas, dapat dikatakan bahwa nilai-nilai multikultural yang ada di SMA Taruna Nusantara meliputi nilai nilai pluralisme, solidaritas, toleran, demokra- tis, kesetaraan, dan kepedulian. Di dalam nilai- nilai tersebut juga tercakup unsur penghargaan, penghormatan, persaudaraan, humanisme, dan kesetaraan jender. Nilai-nilai tersebut sesuai dengan Pancasila, Undang-Undang, PUDD, dan Perdupsis. Berda-sarkan Butir-Butir pada Pancasila dengan Ketetapan MPR No.II/MPR/ 1978, nilai-nilai multikultural yang ada di SMA Taruna Nusantara dapat dijabarkan se- bagai berikut: (1) Sila Ke-tuhanan Yang Maha Esa diaktualisasikan dengan nilai toleran; (2) Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab direpresentasikan dengan nilai kesetaraan dan kepedulian; (3) Sila Persatuan Indonesia di- gambarkan dengan nilai solidaritas; (4) Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Ke- bijak-sanaan dalam Permusyawaratan dan Per- wakilan diaktualisasikan dengan nilai demo- kratis; dan (5) Sila kelima diaktualisasikan dengan nilai pluralisme.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 538, "width": 208, "height": 225, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sementara itu, berdasarkan UUD 1945 nilai pluralisme, solidaritas, toleran, demokra- tis, kese-taraan, dan kepedulian merepresenta- sikan Pasal 27 tentang warga negara dan pen- duduk, Pasal 28 tentang Hak Asasi Manusia, sampai dengan Pasal 29 tentang agama. Selain UUD 1945, nilai-nilai multikultural yang ada di SMA Taruna Nusantara juga diambil dari UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini disebabkan nilai- nilai multikultural dianggap baik oleh Undang- Undang. Sebagai nilai yang baik, nilai-nilai multikultural mencerminkan akhlak mulia dari seseorang, dimana terbentuknya karakter se- seorang yang berakhlak mulia menjadi fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa terbentuknya ka- rakter peserta didik di SMA Taruna Nusantara", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 167, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "122 - Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 119, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 5, No 2, September 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 79, "width": 208, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang berakhlak mulia dengan mengaktualisasi- kan nilai pluralisme, solidaritas, toleran, demo- kratis, kese-taraan, dan kepedulian yang men- jadi nilai-nilai multikultural di SMA Taruna Nusantara menjadi bagian yang penting dalam proses pendidikan yang berlangsung.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 155, "width": 211, "height": 377, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain Pancasila dan Undang-Undang, nilai-nilai multikultural di SMA Taruna Nu- santara juga diambil dari PUDD dan Perdupsis. Dari PUDD, nilai pluralisme, solidaritas, to- leran, demokratis, kesetaraan, dan kepedulian diambil dari Pasal 4, Pasal 8, Pasal 9, dan Pasal 48 (Lembaga Perguruan Taman Taruna Nu- santara. (2016b, pp. 46-47). Selanjutnya, ber- dasarkan Perdupsis, nilai pluralisme, solidari- tas, toleran, demokratis, kesetaraan, dan ke- pedulian diambil dari Pasal 50, Pasal 52 sampai dengan Pasal 71, Pasal 74 sampai dengan Pasal 78, dan Pasal 81. Pada Pasal 50, peserta didik diwajibkan untuk bersikap dan berperilaku se- suai aturan. Pasal ini menjadi bentuk ketegasan SMA Taruna Nusantara dalam mendoktrinasi nilai-nilai multikultural kepada peserta didik. Selanjutnya, pada Pasal 52 sampai dengan Pasal 71, Pasal 74 sampai dengan Pasal 78, dan Pasal 81 terdapat aturan-aturan mengenai sikap dan perilaku peserta didik terhadap orang lain untuk sopan, tidak sombong, menghormati, ti- dak mempermasalahkan SARA, menyampai- kan simpati ketika orang lain sakit, memberi- kan penghormatan terhadap jenazah, tidak minta diistimewakan dalam pelayanan ketika berbelanja, tidak berbicara kasar, tidak meng- hina, dan tidak berlebihan dalam mengguna- kan bahasa daerah terhadap sesama peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 546, "width": 181, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pentingnya Aktualisasi Nilai-Nilai Multikultural di SMA Taruna Nusantara", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 578, "width": 209, "height": 187, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pentingnya aktualisasi nilai-nilai mul- tikultural di SMA Taruna Nusantara tidak ter- lepas dari apa itu multikultural dan apa itu multikulturalisme. Banks (2008, p. 28) menge- mukakan bahwa masyarakat yang multikultur “ recognizes and legitimizes the right and need of citizens to maintain commitments both to their cultural communities and to the national civic culture .” Legitimasi atas hak seseorang sangat ditekankan dalam masyarakat yang multikultur. Adanya anggapan tersebut menye- babkan bahwa setiap orang memiliki hak untuk diakomodir dalam berbagai kesempatan pub- lik, baik itu aktivitas sosial, politik, ekonomi, maupun budaya.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 79, "width": 208, "height": 276, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di SMA Taruna Nusantara, aktualisasi nilai-nilai multikultural peserta didik dilaku- kan bukan tanpa alasan. Para peserta didik me- rasa bahwa setiap peserta didik SMA Taruna Nusantara memiliki hak yang sama. Peserta didik dari suku manapun, dari agama apapun, berlatarbelakang sosial-ekonomi seperti apa- pun, memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk saling menghormati dan saling menghar- gai satu sama lain. Dengan beberapa variabel yang berbeda, peserta didik di SMA Taruna Nusantara dapat hidup dalam keharmonisan karena tidak ada diskriminasi yang dirasakan di antara para peserta didik. Tidak ada peserta didik yang merasa tidak ada temannya yang mau berteman dengannnya. Di SMA Taruna Nusantara, setiap peserta didik mendapatkan teman siapa pun, dari mana pun dan dengan agama apa pun karena sistem ploting memung- kinkan para peserta didik untuk bertemu de- ngan peserta didik yang berbeda setiap harinya, terutama dalam kegiatan makan di RKB.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 357, "width": 208, "height": 200, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di SMA Taruna Nusantara, pamong dan peserta didik berasal dari berbagai suku di Indonesia yang memiliki tradisi masing-ma- sing. Orang tua peserta didik masing-masing memiliki latar belakang profesi yang berbeda, mulai dari buruh serabutan sampai dengan pengusaha dan aparat pemerintah. Namun mereka dapat saling menghormati satu sama lain sehingga interaksi yang terjadi bersifat positif. Hal ini merefleksikan pemikiran Wahid (2001, p.11) yang menyatakan bahwa “bangsa multikultural adalah bangsa yang kelompok- kelompok etnik atau budayanya dapat hidup ber-dampingan secara damai dalam prinsip co existensi yang ditandai dengan adanya peng- hormatan kepada budaya lain”.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 560, "width": 208, "height": 200, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suryana & Rusdiana (2015, p. 101) menyatakan bahwa masyarakat multikultural merupakan masyarakat yang bersifat majemuk atau beragam dalam hal suku bangsa atau etnis, dan masyarakat yang (mampu) menerima dan menghargai keanekaragaman yang di dalam- nya yang terdapat perbedaan, misalnya budaya dan pendapat. Mengacu pada konsep yang di- kemukakan oleh Suryana dan Rusdiana terse- but, maka di SMA Taruna Nusantara dapat di- katakan sebagai masyarakat yang multikultural karena keragaman suku bangsa yang ada di dalamnya. Di SMA Taruna Nusantara peserta didik yang ada berasal dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh di bagian personalia, ter-", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 45, "width": 195, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aktualisasi Nilai-Nilai Multikultural di SMA ... Maesa Nila Sari, Darmiyati Zuchdi 123", "type": "Page header" }, { "left": 380, "top": 773, "width": 146, "height": 18, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS Volume 5, No 2, September 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 82, "width": 208, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dapat setidaknya 37 suku bangsa yang ada di SMA Taruna Nusantara, dengan mayoritas suku Jawa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 208, "height": 301, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dampak dari keragaman suku yang ada di SMA Taruna Nusantara yaitu adanya keragaman budaya yang dibawa oleh masing- masing peserta didik. Keragaman budaya yang ada kemudian tidak dijadikan bahan konflik. Dengan adanya Pandatara misalnya, dapat memberikan kesan bahwa multikulturalisme di SMA Taruna Nusantara menekankan kesede- rajatan dan kesetaraan, karena setiap entitas suku bangsa yang ada di dalamnya diberi ke- sempatan untuk menampilkan budayanya. Da- lam Pandatara, tidak satupun budaya lokal yang diabaikan. Hal itu senada dengan yang dikemukakan oleh Irwan Abdullah (Mahfud, 2014, p. 90) bahwa “multikulturalisme (berar- ti) dalam kesederajatan dan kesetaraan budaya- budaya lokal dengan tanpa mengabaikan hak- hak dan eksistensi budaya yang ada”. Dalam konteks tersebut, penekanannya tidak lain ialah pada kesetaraan budaya. Dalam Pandatara, tidak ada entitas yang tidak tampil, sehingga semua di-pandang setara dan tidak ada satupun suku yang dinomorsatukan. Hal itu dilakukan untuk meng-hindari konflik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 424, "width": 208, "height": 137, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Multikulturalisme merupakan jawab- an yang tepat bagi segala permasalahan yang muncul. Dengan nilai-nilai yang terkandung dalam multikulturalisme, masyarakat yang hidup dalam kondisi yang multikultur niscaya akan dapat hidup berdampingan dengan baik tanpa adanya masalah yang berarti. Jika ter- paksa terjadi konflik, maka intensitasnya akan rendah dan tidak berskala besar. Hal ini di- sebabkan multikulturalisme merupakan paham yang menjunjung tinggi sikap multikultural.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 563, "width": 208, "height": 200, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di dalam multikulturalisme terdapat unsur-unsur antara lain pandangan terhadap kebudayaan yang memiliki kesejajaran budaya (Mahfud, 2014, p. 95), pengakuan dan legiti- masi keragaman budaya (Tilaar, 2004, p. 83), kebersamaan dalam hidup (Berry, 2011, p. 2.16), dan mengakomodasi kaum minoritas dan mayoritas (Heckmann, 1993, p. 245). Di SMA Taruna Nusantara, peserta didik tidak dapat mendiskriminasikan peserta didik lain karena setiap hari para peserta didik dihadap- kan dengan segala macam perbedaan, baik itu perbedaan agama, suku, ideologi, latar bela- kang sosial-ekonomi, dan sebagainya. Dengan terbiasa menemui perbedaan di lingkungan SMA Taruna Nusantara, para peserta didik", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 82, "width": 208, "height": 74, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mampu menilai bahwa budaya setiap peserta didik perlu dihargai bersama. Hal itu membuat peserta didik bersedia berteman dan bergaul dengan peserta didik dengan budaya apa pun dan menganggap bahwa mereka adalah saling bersaudara satu sama lain.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 158, "width": 208, "height": 137, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persaudaraan di antara peserta didik terjadi disebabkan adanya jiwa korsa yang ter- bentuk karena para peserta didik selalu bersa- ma-sama dalam setiap waktu di SMA Taruna Nusantara. Jiwa korsa yang memunculkan ada- nya rasa senasib-sepenanggungan disertai de- ngan solidari-tas membuat para peserta didik menyadari bahwa bagaimanapun juga para peserta didik di SMA Taruna Nusantara adalah saling bersaudara dan harus saling menjaga kebersamaan.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 298, "width": 208, "height": 149, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masing-masing peserta didik memiliki hak yang sama dan tidak ada satu pun yang me- miliki hak lebih istimewa dibandingkan peserta didik lain. Peserta didik dari mana pun wajib menjunjung tinggi kesetaraan budaya. Peserta didik di SMA Taruna Nusantara tidak ada yang mengolok-olok dan merendahkan budaya pe- serta didik lain. Justru keragaman budaya ter- sebut disikapi sebagai bentuk pembelajaran agar menambah pengetahuan, sehingga tidak jarang peserta didik saling berdiskusi dan tanya-jawab tentang budaya masing-masing.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 449, "width": 208, "height": 213, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di SMA Taruna Nusantara peserta di- dik juga memperhatikan kaum minoritas seba- gaimana yang dikatakan oleh Heckmann (1993, p. 245) bahwa masyarakat multikultur meng- akomodasi kaum minoritas dan mayoritas. Di SMA Taruna Nusantara, kelompok mayoritas yaitu suku Jawa dengan agama Islam. Semen- tara sisanya adalah kelompok minoritas. Na- mun, semuanya dapat saling membaur tanpa mempedulikan latar belakang. Kelompok ma- yoritas menunjukkan rasa pedulinya terhadap kelompok minoritas. Semuanya terakomodiasi dalam kehidupan di SMA Taruna Nusantara. Selain karena telah dibuat sedemikian rupa oleh program sekolah, peserta didik yang mulai terbiasa tersebut dapat memahami urgensi ak- tualisasi nilai-nilai multikultural.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 664, "width": 208, "height": 99, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan mengaktualisasikan nilai-nilai multi-kultural, peserta didik meyakini bahwa persatuan dan kesatuan dapat terjaga dengan baik sebagai sesama Warga Negara Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari wawasan kebangsaan yang digaungkan oleh SMA Taruna Nusantara. Selain itu, dengan mengaktualisasikan nilai- nilai multikultural, kehidupan di SMA Taruna", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 167, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "124 - Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 119, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 5, No 2, September 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 79, "width": 208, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nusantara dapat berlangsung secara damai dan harmonis, sehingga nyaman bagi siapa pun.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 206, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Internalisasi Nilai-Nilai Multikultural di SMA Taruna Nusantara", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 148, "width": 208, "height": 263, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Internalisasi nilai-nilai multikultural di SMA Taruna Nusantara yang sudah dimulai dari peserta didik sebelum masuk SMA Taruna Nusantara merupakan salah satu bentuk kon- kret dari pihak sekolah yang mengimplemen- tasikan pendidikan multikultural. Peter Berger berpendapat bahwa internalisasi merupakan momen dalam proses dialektis dari pembentuk- an realitas dimana sosialisasi terjadi (Poloma, 1994, p. 429). Internalisasi bertujuan untuk membuat seseorang menghayati suatu nilai secara mendalam, sehingga dapat terekspresi- kan dalam sikap dan tingkah laku sesuai de- ngan harapan yang dimaksud dalam nilai ter- sebut. Sehingga, mengacu pada pengertian ter- sebut internalisasi nilai-nilai multkultural me- rupakan bentuk penanaman nilai-nilai multi- kultural kepada peserta didik di SMA Taruna Nusantara, agar peserta didik mampu meng- hayati nilai-nilai multikultural itu dalam kehidupan sehari-hari.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 413, "width": 209, "height": 314, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sementara itu, Abercrombie, Hill, & Turner (2010, p. 286) secara sosiologis menya- takan bahwa internalisasi merupakan suatu konsep yang merujuk kepada proses dimana seorang individu belajar dan menerima nilai- nilai dan norma-norma perilaku yang sesuai di dalam kelompok sosialnya atau masyarakat luas. Nilai-nilai multikultural yang diiternalisa- sikan kepada peserta didik di SMA Taruna Nu- santara merupakan bagian dari nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat dengan kondisi yang multikultur. Dengan nilai-nilai multikultural itulah peserta didik mampu me- nyesuaikan diri (adaptif) terhadap keragaman yang ada di lingkungan SMA Taruna Nusan- tara yang diaktualisasikan dalam berbagai sikap dan perilaku. Ketika peserta didik sudah menunjukkan sikap dan perilaku yang mere- fleksikan nilai-nilai multikultural, itu artinya peserta didik mulai menerima nilai yang di- internalisasikan. Hal itu sebanding dengan yang dikemukakan oleh David (1983, p. 293) yang mengatakan bahwa “ internalization occurs when people accept the norms of a group or society as part of their identity ”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 729, "width": 206, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhaimin (1996, p. 153) mengemuka- kan bahwa dalam proses pendidikan yang ber- langsung di sekolah, internalisasi yang dikait-", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 79, "width": 208, "height": 187, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kan dengan pembinaan terhadap peserta didik mencakup tiga tahap, yaitu tahap transfomasi nilai, tahap transaksi nilai, dan tahap transin- ternalisasi nilai. Pada tahap transformasi nilai terjadi proses dimana pendidik menginforma- sikan kepada peserta didik mengenai nilai-nilai yang dipandang baik dan kurang baik. Pada tahap ini, yang terjadi ialah komunikasi verbal antara guru dengan peserta didik. Namun, pro- ses penginformasian yang dilakukan oleh pihak sekolah kepada peserta didik tidak hanya secara verbal berupa ceramah, tetapi juga non- verbal yaitu secara tertulis dengan mencantum- kan sebagai sekolah multikultur pada brosur sekolah dan website sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 269, "width": 209, "height": 326, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap transaksi nilai, proses pem- binaan dan pendidikan berlangsung dengan ter- jadi komunikasi dua arah atau interaksi antara guru dengan peserta didik secara dialogis dan timbal-balik. Pada tahap inilah sekolah betul- betul mendidik dan mengajarkan peserta didik akan nilai-nilai multikultural. Selain secara kognitif disampaikan di kelas, nilai-nilai multi- kultural juga diajarkan mulai dari kurikulum yang diberlakukan baik kurikulum sekolah maupun kurikulum nasional, sistem ploting di kelas maupun di graha, makan bersama di RKB (Ruang Komunikasi Bersama), keluarga asuh, apel dan upacara, ibadah, rolling kepemimpin- an, ekstrakurikuler tari, dan Pandatara (Pekan Budaya Nusantara). Dalam proses ini pula secara langsung peserta didik mengaktualisasi- kan nilai-nilai multikultural karena akan secara langsung mempraktekkan menyesuaikan kon- disi dan situasi yang telah diatur sedemikian rupa. Aktivitas-aktivitas tersebut terjadi seba- gai rutinitas para peserta didik, sehingga se- iring dengan berjalannya waktu para peserta didik mulai memahami bahwa aktualisasi nilai- nilai multikultural itu sangat diperlukan dalam kehidupan masyarakat yang multikultur.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 598, "width": 208, "height": 162, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap transaksi nilai, proses pem- binaan dan pendidikan akan nilai-nilai multi- kultural terhadap peserta didik juga terjadi melalui keteladanan. Keteladanan menjadi pro- ses internalisasi yang sangat penting karena ke- teladanan dari guru pamong adalah wujud nya- ta proses pendidikan nilai-nilai multikultural kepada peserta didik. Di sinilah kemudian para pamong menunjukkan kepada peserta didik bahwa para pamong dapat bersikap dan ber- perilaku yang mere-presentasikan aktualisasi nilai-nilai multikultural, di antaranya tidak memberlakukan sistem tebang-pilih ketika me-", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 45, "width": 195, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aktualisasi Nilai-Nilai Multikultural di SMA ... Maesa Nila Sari, Darmiyati Zuchdi 125", "type": "Page header" }, { "left": 380, "top": 773, "width": 146, "height": 18, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS Volume 5, No 2, September 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 82, "width": 208, "height": 74, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "nerapkan hukuman, memberikan nilai kepada peserta didik seobjektif mungkin tanpa ber- afiliasi dengan primordialisme, dan juga secara langsung turut mengaktualisasikan nilai-nilai multikultural terhadap pamong-pamong yang lain.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 158, "width": 208, "height": 162, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap transinternalisasi nilai ter- jadi proses yang lebih mendalam dibandingkan kedua proses sebelumnya yang melibatkan si- kap mental yang ada pada diri peserta didik. Pada tahap ini peserta didik yang telah meng- alami penghayatan akan nilai-nilai multikultur- al kemudian mulai mampu menjiwai nilai-nilai itu dengan meyakini kebenarannya di dalam hati dan pikiran masing-masing yang menjadi mental mereka. Berbekal dari keyakinan terse- but, pada tahap ini peserta didik mulai termo- tivasi untuk mengaktualisasikan nilai-nilai multikultural.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 323, "width": 208, "height": 250, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses internalisasi nilai-nilai multi- kultural di SMA Taruna Nusantara berdasar- kan beberapa temuan di atas mencakup internalisasi nilai dengan metode langsung dan tidak langsung. Pada metode langsung, Zuchdi (2008, p.5) menekankan bahwa pada metode langsung tidak mungkin terhindar dari indok- trinasi yang memberikan dua kemungkinan, yaitu: (1) nilai-nilai yang diindoktrinasikan diketahui dengan baik, tetapi belum tentu dapat terinternalisasikan apalagi diaktualisasikan; dan (2) nilai-nilai yang diaktualisasikan belum tentu atas kesadaran diri sendiri, melainkan karena adanya pengawasan dari penguasa nilai yang diaktualisasikan bersifat terpaksa. De- ngan demikian, pada indoktrinasi langsung, SMA Taruna Nusantara perlu meninjau kem- bali agar peserta didik yang mengaktualisasi- kan nilai-nilai multikutural betul-betul dilaku- kan dengan penuh kesadaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 576, "width": 208, "height": 187, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai-nilai multikultural merupakan bagian dari nilai-nilai karakter yang mulia. Dalam konteks pendekatan komprehensif, Zuchdi (2008, p.46-50) menekankan empat hal yang berkaitan dengan dengan internalisasi atau proses penanaman nilai yang bertujuan pada terbentuknya karakter mulia, yaitu: (1) penanaman nilai; (2) keteladanan nilai; (3) fa- silitasi; dan (4) pengembangan keterampilan akademik dan sosial. Selain keempat hal ter- sebut, Zuchdi (2008, p. 55) juga menambahkan bahwa untuk mencapai tujuan dari proses inter- nalisasi nilai tersebut perlu disertai dengan ada- nya evaluasi nilai yang dilakukan secara akurat dengan pengamatan yang relatif lama dan terus-", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 82, "width": 208, "height": 48, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menerus. Dengan demikian, karakter peserta didik dapat dibina agar memiliki karakter yang diharapkan, dalam hal ini karakter yang me- refleksikan nilai-nilai multikulturalisme.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 145, "width": 202, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aktualisasi Nilai-Nilai Multikultural di SMA Taruna Nusantara", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 176, "width": 208, "height": 213, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional, 2008, p. 31), aktualisasi berarti: (1) perihal mengaktual- kan; dan (2) pengaktualan. Sedangkan arti kata ‘aktual’ sendiri yaitu: (1) berdasarkan kenyata- an; benar-benar terjadi; (2) baru terjadi, sangat digemari; sedang menjadi pembicaraan. Men- dasarkan pada konsep-konsep tersebut, aktuali- sasi dalam konteks ini berarti proses membuat betul-betul ada akan nilai-nilai multikultural yang terkonsep dalam pikiran manusia yang diekspresikan dengan sikap atau perilaku. Oleh karena itu, bahan pengamatan selama peneliti- an di SMA Taruna Nusantara tidak terlepas dari sikap dan perilaku peserta didik yang men- cerminkan ekspresi nilai-nilai multikultural terhadap peserta didik lain.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 391, "width": 208, "height": 150, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pengamatan dan wawan- cara terhadap para informan yang dilakukan ketika pengambilan data di SMA Taruna Nu- santara mulai dari bulan Februari sampai dengan April 2017, aktualisasi nilai-nilai mul- tikultural yang dilakukan oleh peserta didik dapat berupa: (1) sikap atau perilaku yang dilakukan berdasarkan aturan-aturan yang ada di dalam PUDD-Perdupsis; dan (2) sikap atau perilaku yang terbiasa dilakukan dengan penuh kesadaran sebagai bentuk responsif terhadap situasi yang ditemui.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 543, "width": 208, "height": 213, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sikap dan perilaku peserta didik yang merepresentasikan aktualisasi nilai-nilai muti- kultural yang didasarkan atas aturan-aturan yang telah ditentukan dalam PUDD dan Perdupsis dilakukan secara bersamaan dalam beberapa proses internalisasi nilai-nilai multi- kultural di SMA Taruna Nusantara. Artinya, di dalam internalisasi yang dilakukan oleh pihak sekolah dengan beberapa progam-program yang diatur seperti dalam kegiatan makan ber- sama di RKB, berkeluarga asuh, hidup bersama di asrama dan di kelas, memperingati hari-hari besar nasional dan keagamaan, apel, upacara, ibadah, rolling kepemimpinan, mengikuti ke- giatan ekstrakurikuler tarian daerah, dan ke- giatan Pandatara, maka pada saat itu pula peserta didik mengaktualisasikan nilai-nilai", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 167, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "126 - Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 119, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 5, No 2, September 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 79, "width": 208, "height": 86, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "multikultural yang ada di SMA Taruna Nusan- tara secara langsung. Dalam aktivitas-aktivitas tersebut, peserta didik wajib menunjukkan si- kap dan perilaku yang merepresentasikan nilai adaptasi, penghargaan, penghormatan, toleran, korsa, kekeluargaan, demokratis, pluralis, hu- manis, dan kebhinnekaan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 168, "width": 208, "height": 199, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Serupa dengan hal itu, dengan peserta didik mematuhi dan mengamalkan berbagai ketentuan dalam pasal-pasal yang ada di PUDD dan Perdupsis yang secara tersirat dan tersurat menginternalisasikan nilai-nilai multi- kultural, maka secara langsung pula peserta didik telah mengaktualisasikan nilai-nilai mul- tikultural. Peserta didik dapat dikatakan telah mengaktualiasikan nilai-nilai multikultural jika mematuhi dan menjalankan PUDD berdasar- kan Pasal 4, Pasal 8, Pasal 9, dan Pasal 48. Ketika peserta didik menjalankan ketentuan di dalam Perdupsis berdasarkan Pasal 50 sampai dengan Pasal 81, maka peserta didik juga pada saat itu pula telah mengaktualisasikan nilai- nilai multikutural.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 370, "width": 208, "height": 174, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dua hal di atas tidak terlepas dari tujuan metode langsung dari penanaman suatu nilai, yaitu menentukan perilaku yang dinilai baik yang mana dalam hal ini perilaku yang baik merupakan perilaku yang merefleksikan aktualisasi nilai-nilai multikultural. Dengan demikian dalam bersikap dan berperilaku pada aktivitas-aktivitas tersebut para peserta didik tampak diwajibkan sebagaimana yang diatur dalam PUDD dan Perdupsis. Suka-tidak suka, mau-tidak mau, peserta didik harus dapat mengaktualisasikan nilai-nilai multikultural karena hal itu sudah ada di dalam peraturan SMA Taruna Nusantara.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 547, "width": 209, "height": 213, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya, aktualisasi nilai-nilai multikultural oleh peserta didik di SMA Taruna Nusantara juga ditunjukkan dengan sikap dan perilaku yang biasa dilakukan de- ngan penuh kesadaran sebagai bentuk respon terhadap situasi yang ditemui. Kesadaran yang tumbuh di diri peserta didik memunculkan sikap dan perilaku yang menjadi habit yang mencerminkan aktualisasi nilai-nilai multikul- tural yang itu di luar ketentuan di PUDD dan Perdupsis. Artinya, para peserta didik secara sadar, terbiasa, dan serta-merta mengaktualisa- sikan nilai-nilai multikultural murni dari ke- mauan dirinya tanpa merasa diawasi dengan adanya berbagai peraturan tentang bersikap dan berperilaku dengan orang lain. Hal ini dapat dilihat dari pengakuan beberapa peserta", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 79, "width": 208, "height": 352, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "didik informan ketika diwawancarai di tempat dan waktu yang berbeda yang mengatakan bahwa kondisi lingkungan SMA Taruna Nu- santara yang terdiri atas peserta didik yang ber- agam menuntut setiap peserta didik untuk dapat mengaktualisasikan nilai-nilai multikul- tural. Mau-tidak mau, hampir setiap waktu peserta didik di SMA Taruna Nusantara akan dihadapkan dengan situasi yang bertemu de- ngan peserta didik lain yang berbeda latar belakang, mulai dari ketika hendak tidur di kamar, beraktivitas di sekolah, belajar malam, sampai dengan kembali tidur di kamar. Apabila peserta didik tidak mengaktuali-sasikan nilai- nilai multikutural, maka peserta didik justru akan mengalami kesulitan selama menjalani kehidupan di SMA Taruna Nusantara. Dengan demikian, kondisi memaksa peserta didik un- tuk mengaktuali-sasikan nilai-nilai multikul- tural yang seiring dengan berjalannya waktu kesadaran peserta didik masing-masinglah yang memotivasi diri peserta didik sendiri untuk mengaktuali-sasikan nilai-nilai multikul- tural. Aktualisasi nilai-nilai multikultural pe- serta didik pada tingkat inilah yang biasanya dilakukan dari mulai hal-hal kecil sampai dengan hal yang besar dalam setiap waktu berkehidupan di SMA Taruna Nusantara.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 433, "width": 208, "height": 263, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengacu pada hal tersebut, dapat di- katakan bahwa nilai-nilai multikultural diaktu- alisasikan oleh peserta didik di SMA Taruna Nusantara dengan mengamalkan nilai-nilai multikultural dalam kehidupan sehari-hari yang akhirnya menjadi karakter peserta didik. Dengan mengamalkan nilai-nilai multikultural yang terdiri atas nilai pluralisme, solidaritas, toleran, demokratis, kesetaraan, dan kepeduli- an, peserta didik yang berbeda agama/keper- cayaan, suku bangsa, ras/etnik, bahasa, adat- tradisi, sistem kemasyarakatan, pengetahuan, tekonologi, kesenian, sistem sosial-ekonomi, fisik, identitas seksual, orientasi seksual, dan usia dapat hidup bersama dengan harmonis di lingkungan SMA Taruna Nusantara. Termasuk di dalamnya apabila terjadi konflik, peserta didik mampu mengelola konflik yang ada dengan cukup baik yang dilakukan dengan cara mengendalikan diri, melibatkan teman, sampai dengan melibatkan pihak sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 699, "width": 208, "height": 61, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada proses aktualisasi nilai-nilai mul- tikultural, pihak sekolah harus memperhatikan apakah peserta didik di SMA Taruna Nusantara mengaktuali-sasikannya karena peraturan atau karena kesadaran dari diri sendiri. Ketika pe-", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 45, "width": 195, "height": 20, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aktualisasi Nilai-Nilai Multikultural di SMA ... Maesa Nila Sari, Darmiyati Zuchdi 127", "type": "Page header" }, { "left": 380, "top": 773, "width": 146, "height": 18, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS Volume 5, No 2, September 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 82, "width": 208, "height": 403, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "serta didik mengaktualisasikannya karena merasa tertuntut oleh peraturan, maka pihak sekolah perlu berhati-hati terhadap timbulnya pelanggaran yang diwarnai dengan konflik. Pihak sekolah juga perlu mengantisipasi ke- mungkinan-kemungkinan yang muncul setelah proses pendidikan di SMA Taruna Nusantara selesai. Dikhawatirkan apabila peserta didik hanya mengaktualisasikan nilai-nilai multikul- tural karena merasa diatur oleh peraturan yang berlaku di sekolah, peserta didik kemudian tidak mau mengaktualisasikan nilai-nilai mul- tikltural ketika sudah lulus. Hal ini perlu di- perhatikan oleh pihak sekolah sebagai konse- kuensi atas proses internalisasi nilai-nilai mul- tikultural yang dilakukan, yaitu pada metode langsung yang ada di dalam tahap informasi, transaksi, maupun transinternalisasi. Namun, pada proses internalisasi tidak langsung juga tetap perlu diperhatikan karena kemungkinan- kemungkinan seseorang untuk berbuat hal-hal yang tidak baik itu pasti ada, meskipun sese- orang sudah dikenal memiliki sikap dan peri- laku yang baik. Karena itulah proses internal- isasi nilai-nilai multikultural di SMA Taruna Nusantara hendaknya melibatkan orang tua dan masyarakat. Hal itu tidak terlepas dari realita bahwa nilai-nilai multikultural merupa- kan karakter mulia. Sebagai karakter mulia, nilai-nilai multikultural diajarkan kepada gene- rasi muda dengan melibatkan tiga pihak, yaitu orang tua, sekolah, dan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 499, "width": 205, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi Aktualisasi Nilai-Nilai Multikultural di SMA Taruna Nusantara", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 531, "width": 208, "height": 225, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam suatu evaluasi terjadi proses penilaian sesuatu berdasarkan kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan keputusan atas objek yang dievaluasi (Djaali & Muljono, 2008, p.1). Mengacu pada konteks tersebut, maka evaluasi atas aktualisasi nilai-nilai multi- kultural di SMA Taruna Nusantara juga meli- batkan proses sebagaimana yang dimaksud. Penilaian peserta didik atas aktualisasi nilai- nilai multikultural yang dilakukannya melibat- kan penilaian dari diri sendiri melalui kegiatan refleksi diri, dari peserta didik lain melalui teguran atau pujian yang disampaikan di buku saku maupun langsung secara lisan, dan pa- mong melalui penilaian di rapor dan penerapan reward-punishment yang telah dilakukan, atau pujian dalam kesempatan duduk bersama, apel,", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 82, "width": 208, "height": 390, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "maupun upacara. Selebihnya proses evaluasi juga menyertakan apresiasi bagi peserta didik yang dinilai berprestasi dalam kepribadian yang di dalamnya juga memuat unsur aktua- lisasi nilai-nilai peserta didik yang dilakukan terhadap peserta didik lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa evaluasi atas aktualisasi nilai-nilai multikultural di SMA Taruna Nu- santara terdiri atas refleksi diri, pemberlakuan sistem reward dan punishment , penilaian se- cara tertulis dalam buku rapor, dan penggunaan buku saku yang berisi penilaian antarteman Melalui penilaian yang ada, peserta didik dapat melihat posisi dirinya, sejauh mana dalam mengaktualisasikan nilai-nilai multikul- tural. Jika masih ada peserta didik lain yang menegur dirinya, maka teguran itu akan dilihat sebagai bentuk peringatan agar peserta didik mampu kembali berperilaku yang diinginkan, dalam hal ini mengaktualisasikan nilai-nilai multikultural. Hal itu disebabkan aktualisasi nilai-nilai multikultural diperlukan oleh pe- serta didik selama di lingkungan SMA Taruna Nusantara dan ketika hidup bermasyarakat nanti. Sebaliknya, jika peserta didik mendapat- kan penilaian yang bagus dan pujian dari pihak lain atas sikap atau perilakunya yang mencer- minkan nilai-nilai multikultural, maka hal itu menjadi motivasi bagi dirinya untuk memper- tahankan prestasi tersebut atau bahkan mening- katkannya.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 475, "width": 208, "height": 212, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemberian apresiasi yang biasa dila- kukan oleh warga SMA Taruna Nusantara ada- lah hal yang sangat bagus. Hal ini disebabkan setiap orang perlu dihargai atas hal-hal yang dilakukannya untuk memotivasi seseorang me- lakukan hal serupa. Lebih-lebih jika seseorang telah menunjukkan komitmennya untuk ber- buat kebaikan. Dalam hal ini, ketika peserta didik SMA Taruna Nusantara menunjukkan sikap dan perilaku yang merepresentasikan ak- tualisasi nilai-nilai multikultural, pihak sekolah hendaknya betul-betul selalu memberikan apresiasi, baik itu berupa perkataan, sikap, dan pemberian hadiah. Dengan demikian, peserta didik merasa dihargai dan termotivasi untuk bersikap dan berperilaku yang mencerminkan aktualisasi nilai-nilai multikultural.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 690, "width": 208, "height": 73, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Satu hal yang tidak kalah pentingnya yaitu adanya proses evaluasi berjangka. Untuk mengantisipasi terjadinya konflik yang dipicu oleh keragaman peserta didik, pihak sekolah perlu mengadakan penilaian kepribadian pe- serta didik dengan cara tes psikologis yang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 167, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "128 - Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 119, "height": 8, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 5, No 2, September 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 79, "width": 208, "height": 111, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diatur dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian, terjadinya konflik dapat diantisipasi lebih dini. Hal ini perlu dilakukan guna meng- antisipasi terjadinya hal-hal yang tidak terduga yang tidak diinginkan, seperti adanya kasus meninggalnya seorang peserta didik di SMA Taruna Nusantara yang disebabkan oleh ok- num temannya sendiri yang terjadi pada bulan Maret silam.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 193, "width": 208, "height": 339, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meskipun proses evaluasi atas aktual- isasi nilai-nilai multikultural di SMA Taruna Nusantara dapat dikatakan sudah cukup baik, akan tetapi pihak sekolah perlu meninjau kem- bali terhadap evaluasi dalam bentuk buku saku yang di dalamnya terdapat penilaian antar te- man. Hal ini disebabkan tidak semua peserta didik berani menuliskan teguran kepada pe- serta didik yang merupakan abang atau kakak kelasnya yang bersikap dan berperilaku yang tidak mencerminkan aktualisasi nilai-nilai multikultural. Sementara itu, seorang abang atau kakak selalu berani menuliskan evaluasi peserta didik di dalam buku saku peserta didik yang dievaluasi. Meskipun tetap berpedoman kepada PUDD dan Perdupsis bahwa peserta didik harus menghormati abang dan kakaknya, tetapi peserta didik tetap harus menegakkan kebenaran tanpa memandang usia, apakah peserta didik tersebut setingkat dengan dirinya atau merupakan abang atau kakak. Dengan evaluasi yang komprehensif, diharapkan aktu- alisasi nilai-nilai multikulural peserta didik dapat terwujud secara maksimal dan keberha- silan program pendidikan karakter di SMA Taruna Nusantara dapat tercapai secara terus- menerus.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 553, "width": 48, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 208, "height": 137, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan analisis dan pembahasan dalam penelitian mengenai aktualisasi nilai- nilai multikultural di SMA Taruna Nusantara Magelang dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai-nilai multikultural yang ada di SMA Taruna Nusantara yaitu nilai pluralisme, soli- daritas, toleran, demokratis, kesetaraan, dan kepedulian. Nilai-nilai tersebut dipandang baik oleh warga SMA Taruna Nusantara karena diambil dari Pancasila, Undang-Undang, PUDD, dan Perdupsis.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 710, "width": 206, "height": 48, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengacu pada Pancasila dapat dite- mukan bahwa: (1) Sila Pertama diaktualisasi- kan dengan nilai toleran; (2) Sila Kedua diak- tualisasikan dengan nilai kesetaraan dan kepe-", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 79, "width": 209, "height": 48, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dulian; 3) Sila Ketiga diaktualisasikan dengan nilai solidaritas; 4) Sila Keempat diaktualisasi- kan dengan nilai demokratis; dan 5) Sila Ke- lima diaktualisasikan dengan nilai pluralisme.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 130, "width": 208, "height": 149, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan UUD 1945 nilai pluralis- me, solidaritas, toleran, demokratis, kesetara- an, dan kepedulian merepresentasikan Pasal 27 tentang warga negara dan penduduk, Pasal 28 tentang Hak Asasi Manusia, sampai dengan Pasal 29 tentang agama. Kemudian, mengacu pada UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sis- tem Pendidikan Nasional , dapat disimpulkan bahwa nilai pluralisme, solidaritas, toleran, de- mokratis, kesetaraan, dan kepedulian tersebut menggambarkan akhlak mulia yang menjadi fungsi dan tujuan pendidikan nasional.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 281, "width": 208, "height": 137, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai-nilai multikultural di SMA Ta- runa Nusantara juga diambil dari PUDD dan Perdupsis SMA Taruna Nusantara. Berdasar- kan PUDD, nilai pluralisme, solidaritas, to- leran, demokratis, kesetaraan, dan kepedulian merepresentasikan Pasal 4, Pasal 8, Pasal 9, dan Pasal 48. Berdasarkan Perdupsis, nilai plu- ralisme, solidaritas, toleran, demokratis, kese- taraan, dan kepedulian merepresentasikan Pa- sal Pasal 50, Pasal 52 sampai dengan Pasal 71, Pasal 74 sampai dengan Pasal 78, dan Pasal 81.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 421, "width": 208, "height": 85, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aktualisasi nilai-nilai multikultural sangat penting bagi peserta didik di SMA Ta- runa Nusantara. Nilai-nilai multikultural diak- tualisasikan oleh peserta didik SMA Taruna Nusantara dengan tujuan agar tercipta kehi- dupan yang harmonis di antara para peserta didik yang memiliki latar belakang berbeda.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 509, "width": 209, "height": 251, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Internalisasi nilai-nilai multikultural di SMA Taruna Nusantara dilakukan secara langsung dan tidak langsung ke dalam tiga tahap yaitu taha transformasi nilai, tahap tran- saksi nilai, dan tahap transinternalisasi nilai. Pada tahap transformasi nilai , pihak SMA Taruna Nusantara secara langsung menginfor- masikan kepada masyarakat bahwa SMA Ta- runa Nusantara merupakan sekolah yang multi- kultur dan menjunjung tinggi multikulturalis- me. Pada tahap transaksi nilai , pihak SMA Taruna Nusantara secara langsung dan tidak langsung mendidik peserta didik tentang nilai- nilai multikultural melalui beberapa kegiatan di sekolah, yaitu KBM, sistem ploting di kelas dan di graha, makan bersama di RKB, keluarga asuh, apel dan upacara, ibadah, rolling kepe- mimpinan, ekstrakurikuler tari, dan Pandatara. Pihak SMA Taruna Nusantara juga secara langsung memberikan teladan kepada peserta", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 45, "width": 195, "height": 20, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aktualisasi Nilai-Nilai Multikultural di SMA ... Maesa Nila Sari, Darmiyati Zuchdi 129", "type": "Page header" }, { "left": 380, "top": 773, "width": 146, "height": 18, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS Volume 5, No 2, September 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 82, "width": 208, "height": 86, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "didik dalam hal penghayatan terhadap nilai- nilai multikultural melalui para pamong. Ke- mudian pada tahap transinternalisasi nilai pe- serta didik mengalami proses penjiwaan terha- dap nilai-nilai multikultural dengan meyakini dalam hati bahwa nilai-nilai multikultural adalah nilai yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 208, "height": 225, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aktualisasi nilai-nilai multikultural di SMA Taruna Nusantara dilakukan oleh peserta didik dengan menunjukkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan Perdupsis dan PUDD serta menunjukkan sikap dan perilaku yang menjadi kebiasaan ( habit ), yang diwujudkan dengan cara: (1) mengamalkan nilai-nilai multikultural dalam kehidupan sehari-hari yang akhirnya menjadi karakter peserta didik; (2) peserta di- dik yang berbeda agama/kepercayaan, suku bangsa, ras/etnik, bahasa, adat-tradisi, sistem kemasyarakatan, pengetahuan, tekonologi, ke- senian, sistem sosial-ekonomi, fisik, identitas seksual, orientasi seksual, dan usia dapat hidup bersama dengan harmonis; dan 3) mengelola konflik yang ada dengan mengendalikan diri, melibatkan teman, dan melibatkan pihak se- kolah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 399, "width": 208, "height": 73, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi atas aktualisasi nilai-nilai multikultural di SMA Taruna Nusantara dila- kukan dengan cara refleksi diri, pemberlakuan sistem reward dan punishment , penilaian se- cara tertulis dalam buku rapor, dan penggunaan buku saku yang berisi penilaian antarteman.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 475, "width": 208, "height": 187, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan simpulan tersebut, dapat disampaikan beberapa saran sebagai beriktu. Pihak SMA Taruna Nusantara perlu mening- katkan pendampingan terhadap peserta didik dalam proses internalisasi nilai-nilai multikul- tural, sehingga peserta didik dapat belajar dan mengaktualisasikan nilai-nilai multikultural dengan lebih baik. Selain itu, pihak SMA Ta- runa Nusantara perlu meningkatkan peran dan fungsi pamong dalam proses internalisasi nilai- nilai multikultural dalam diri peserta didik, sehingga peserta didik betul-betul menghayati dan mengamalkan dengan penuh kesadaran akan nilai-nilai multikultural yang menjadi bagian dari karakternya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 664, "width": 208, "height": 99, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pihak SMA Taruna Nusantara juga perlu lebih menekankan kepada peserta didik tentang pentingnya nilai pluralisme, solidari- tas, toleran, demokratis, kesetaraan, dan kepe- dulian agar: (a) peserta didik betul-betul meng- aktualisasikan nilai-nilai tersebut dalam kehi- dupan sehari-hari di SMA Taruna Nusantara; (b) terhindar dari kemungkinan terjadinya", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 82, "width": 209, "height": 188, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "konflik di antara peserta didik; dan (c) apabila masih terjadi konflik di antara peserta didik, peserta didik dapat mengelola konflik dengan lebih baik. Kemudian, dalam hal evaluasi terhadap aktualisasi nilai-nilai multikultural, balikan ( feedback ) terhadap peserta didik yang mengaktualisasikan nilai-nilai multikultural perlu diberikan sebagai pembelajaran yang me- motivasi peserta didik agar dapat mengaktuali- sasikan nilai-nilai multikultural dengan lebih baik. Pihak SMA Taruna Nusantara perlu melakukan penilaian secara menyeluruh untuk mengevaluasi kompetensi moral knowing, moral feeling, dan moral action akan nilai-nilai multikultural yang ada pada diri peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 290, "width": 75, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 309, "width": 185, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abercrombie, N., Hill, S., & Turner, B.S. (2010). Kamus sosiologi. (D.", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 334, "width": 140, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Noviyani, E. Adinugraha, & R.", "type": "List item" }, { "left": 355, "top": 347, "width": 168, "height": 22, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widada, Trans). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 378, "width": 198, "height": 61, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bakrac, V. (2015). The importance of dialogue and tolernace in a plural society. European Journal of Social Sciences Education and Research. 3 (2), 26-33.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 447, "width": 188, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banks, J. A. (2008). An introduction to multicultural education (4th Ed.).", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 473, "width": 155, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Boston: Pearson Allyn and Bacon.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 491, "width": 206, "height": 36, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berry, J. W. (2011). Integration and multiculturalism: ways towards social solidarity. Social Representations . 20,", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 529, "width": 42, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1-2.21.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 548, "width": 203, "height": 35, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bilsky, W. & Schwartz, S.H. (1994). Values and personality. European Journal of Personality. 8 , 163-181.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 592, "width": 197, "height": 48, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Comas-Diaz, L. (2012). Humanism and multiculturalism: an evolutionary alliance. Psychotherapy . 49 (4), 437- 441.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 648, "width": 184, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "David, P. (1983). Sociology . New Jersey:", "type": "List item" }, { "left": 355, "top": 661, "width": 84, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prentice-Hall, Inc.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 680, "width": 186, "height": 35, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Departemen Pendidikan Nasional. (2018) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 724, "width": 191, "height": 35, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Djaali & Mulyono, P. (2008). Pengukuran dalam bidang pendidikan . Jakarta: PT. Grasindo.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 167, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "130 - Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 119, "height": 8, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 5, No 2, September 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 79, "width": 194, "height": 99, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hanum, F., & Raharja, S., (2007). Pembelajaran pendidikan multikultural melalui modul di sekolah dasar sebagai suplemen pelajaran IPS . Retrieved 6 January 2017 from http://staff. uny.ac.id/dosen/prof-dr-farida- hanum-msi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 186, "width": 183, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hanum, F. (2013). Sosiologi pendidikan . Yogyakarta: Kanwa Publisher.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 217, "width": 192, "height": 48, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Heckmann, F. (1993). Multiculturalism defined seven ways. The Social Contract , 245-246. Ketetapan MPR No.II/MPR/1978", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 274, "width": 173, "height": 48, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lembaga Perguruan Taman Taruna Nusantara. (2016a) . Peraturan kehidupan siswa SMA Taruna Nusantara . Jakarta: LPTTN.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 331, "width": 208, "height": 48, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lembaga Perguruan Taman Taruna Nusantara. (2016b). Peraturan urusan dinas dalam SMA Taruna Nusantara. Jakarta: LPTTN.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 387, "width": 203, "height": 74, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lickona, T. (2013). Mendidik untuk membentuk karakter : bagaimana sekolah dapat memberikan pendidikan tentang sikap hormat dan tanggung jawab. (J. A. Wamaungo, Trans). Jakarta : Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 469, "width": 207, "height": 73, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maresty, E., & Zamroni. (2017). Analisis nilai-nilai budaya huma betang dalam pembinaan persatuan kesatuan bangsa siswa SMA di Kalimantan Tengah. Harmoni Sosial Jurnal Pendidikan IPS , 4 (1), 67-79.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 551, "width": 204, "height": 35, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahfud, C. (2014). Pendidikan multikultural . (4th Ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 79, "width": 186, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Miles, M. B. & Huberman, A. M. (1992).", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 92, "width": 164, "height": 22, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis data kualitatif. (T. Rohendi, Trans). Jakarta: UI Press.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 123, "width": 207, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhaimin. (1996). Strategi belajar-mengajar. Surabaya: Citra Media.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 154, "width": 208, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Osborn, K. (1993). Tolerance. New York: The Rosen Publishin Group.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 186, "width": 208, "height": 22, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Poloma, M. M. (1999). Sosiologi kontemporer . Jakarta: Rajawali Press.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 217, "width": 194, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sekolah Menengah Atas Taruna Nusantara.", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 229, "width": 163, "height": 36, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2015). Kurikulum SMA Taruna Nusantara . Magelang: SMA Taruna Nusantara.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 273, "width": 205, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suryalaga, H. (2010). Kasundan: rawayan jati . Bandung: Yayasan Nur Hidayah.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 305, "width": 177, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suryana, Y. & Rusdiana, H. A. (2015).", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 317, "width": 170, "height": 48, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan multikutural suatu upaya penguatan jati diri bangsa – konsep – prinsip – implementasi . Bandung: Pustaka Setia.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 374, "width": 190, "height": 48, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Thobroni, M., & Nurgiyantoro, B. (2010). Multikultulturalisme dalam cerita tradisional Yogyakarta. Jurnal Penelitian Humaniora . 11 (2). 154-", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 425, "width": 22, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "169.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 443, "width": 200, "height": 48, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tilaar, H. A. R. (2004). Multikulturalisme, tantangan global masa depan dalam transformasi pendidikan nasional . Jakarta: Grasindo.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 500, "width": 182, "height": 22, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tilly, C. (2007). Democracy . New York: Cambridge University Press.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 531, "width": 207, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahid, A. (2001). Pergulatan negara, agama, dan kebudayaan . Depok: Desantara.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 562, "width": 195, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zuchdi, D. (2008). Humanisasi pendidikan . Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "Text" } ]
9b8ded73-419a-8095-29cc-2bb1487d68be
https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/Bahastra/article/download/3190/2133
[ { "left": 460, "top": 39, "width": 76, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "BAHASTRA", "type": "Page header" }, { "left": 169, "top": 52, "width": 358, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia", "type": "Title" }, { "left": 239, "top": 79, "width": 295, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988 Vol. 4, No. 1, September 2019", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 942, "width": 394, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 171", "type": "Page footer" }, { "left": 120, "top": 118, "width": 402, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KENDALA DALAM PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP MOTIVASI MENULIS PADA SISWA SMP DI KOTA MEDAN", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 169, "width": 405, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "1) Oktaviandi Bertua Pardede, 2) Budi Setia Munte, 3) Henni Novriyanti br. Manullang,", "type": "Text" }, { "left": 224, "top": 182, "width": 195, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "4) Ayu Silvia Manullang, 5) Sahria Sibuea.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 194, "width": 414, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "1) Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Prima Indonesia. 2), 3), 4), 5) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Prima Indonesia, Medan", "type": "Text" }, { "left": 259, "top": 232, "width": 125, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "[email protected]", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 257, "width": 300, "height": 354, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Abstrak. Pembelajaran bahasa Indonesia terdiri dari empat aspek keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.Dari berbagai jenis keterampilan menulis salah satu yang harus dipahami dan dipelajari oleh siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah menulis Karya Tulis Ilmiah (KTI).Akan tetapi, kenyataannya masih banyak siswa yang memiliki kendala dalam penulisan karya ilmiah.Kenyataan tersebut diperoleh dari observasi dan wawancara dengan beberapa guru SMP di kota Medan. Dirasiokan dari 100 siswa, hanya 35% saja yang mampu menulis karya tulis ilmiah dengan baik dan benar.Kendala lainnya dalam penulisan karya ilmiah adalah rendahnya motivasi menulis siswa.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor kendala penulisan Karya Tulis Ilmiah, dampaknya, dan hasil, serta kaitannya terhadap motivasi menulis pada siswa SMP di Kota Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survey kemudian hasil survey tersebut akan digunakan dalam analisis SWOT. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths ) dan peluang ( Opportunities ), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan ( Weaknesses ) dan ancaman ( Threats ). Deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, akurat mengenai sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.Penelitian ini mendeskripsikan, memaparkan kemampuan dan kendala yang dialami siswa dengan jumlah sampel 100-120 siswa.Hasil yang diperoleh yaitu Kemampuan KTI oleh siswa menunjukkan kuantitas pada kategori 2 yaitu rendah.Beberapa siswa yang kurang tertarik pada saat diminta menjawab soal pilihan berganda dan mengisi angket. Siswa dan non siswa cenderung setuju dengan butir-butir angket, dari situ dapat dinyatakan bahwa perilaku siswa dalam aktivitas KTI sangat dipengaruhi oleh motivasi siswa dalam belajar. Kata Kunci: Faktor Kendala penulisan KTI, Dampaknya, motivasi Menulis, Analisis SWOT", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 625, "width": 300, "height": 285, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Abstract.Indonesian language learning consists of four aspects of language skills. They are listening, speaking, reading and writing skills. Of the various types of writing skills, one that must be understood and learnt by Junior High School students is to Write Scientific Writing (WS). However, in reality there are still many students who struggle in writing scientific papers. This fact was obtained from observations and interviews with several junior high school teachers in Medan. Directed from 100 students, there are only 35% of them who are able to write scientific papers properly and correctly. Another obstacle in writing scientific papers is the low motivation of writing of students. This study aims to determine the factors that constrain the writing of Scientific Writings, their impact, results and their relation to the motivation of writing for Junior High School students in Medan. This type of research is descriptive research with a survey method then the survey results will be used in the SWOT analysis. This analysis is based on logic that can maximize strength, and opportunities, but can simultaneously minimize weakness and treats. Descriptive aims to make descriptions, illustrations, or paintings systematically, factually, accurately about the characteristics and relationships between the phenomena investigated. This study describes and explains the abilities and constraints experienced by students with a sample size of 100-120 students. The results obtained are WS Ability by students showing the quantity in category 2 which is in low area. Some students are less interested when asked to answer multiple choice questions and fill out questionnaires. Students and non-students tend to agree with the questionnaires items, from which it can be stated", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 38, "width": 379, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "1) Oktaviandi Bertua Pardede, 2) Budi Setia Munte, 3) Henni Novriyanti br. Manullang,", "type": "Text" }, { "left": 228, "top": 51, "width": 186, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "4) Ayu Silvia Manullang, 5) Sahria Sibuea.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 64, "width": 412, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Analisis Faktor-Faktor Kendala dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Dampaknya terhadap Motivasi Menulis pada Siswa SMP di Kota Medan", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 942, "width": 250, "height": 17, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 944, "width": 14, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "172", "type": "Page footer" }, { "left": 177, "top": 91, "width": 300, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "that student’s behaviour in Eastern Indonesia activities is strongly influenced by student’s motivation in learning.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 114, "width": 300, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Keywords: WS writing constraints, Impacts, Writing motivation, SWOT Analysis.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 137, "width": 186, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "PENDAHULUAN Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang penting dalam dunia pendidikan.Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan keterampilan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 201, "width": 187, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "berbahasa yaitu keterampilan menyimak, berbicara,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 226, "width": 187, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "membaca dan menulis.Salah satu keterampilan yang harus mampu dipahami dan ditingkatkan serta merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan oleh siswa adalah keterampilan menulis. Menulis merupakan sebuah proses kreatif", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 314, "width": 186, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "menuangkan gagasan dalam bentuk bahan tulis dalam tujuan, misalnya memberitahukan, meyakinkan atau menghibur.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 365, "width": 187, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Dari berbagai jenis keterampilan menulis salah satu yang harus dipahami dan dipelajari oleh siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah menulis Karya Tulis Ilmiah (KTI). Menurut H.Dalman (2015:156) KTI merupakan karya ilmiah yang bentuk, isi dan bahasanya mengunakan kaidah- kaidah keilmuan atau karya tulis ilmiah merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan pada kegiatan-kegiatan ilmiah (penelitian, lapangan, percobaan laboratorium,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 517, "width": 187, "height": 123, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "telaah buku/ library research , dan lain-lain). Di dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat standar kompetensi yang berisi menulis karya tulis sederhana dengan menggunakan berbagai sumber pada silabus Bahasa Indonesia kelas IX yaitu penulisan KTI. Melalui kegiatan (menulis karya tulis ilmiah) itu siswa diharapkan mampu menulis dan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 643, "width": 186, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "memahami proses penulisan KTI yang baik dan benar.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 669, "width": 187, "height": 212, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Berdasarkan uraian di atas maka siswa diharapkan mampu menentukan sistematika karya tulis, menuliskan catatan pustaka dan daftar pustaka sebagai rujukan, menulis karya tulis sederhana dengan menggunakan berbagai sumber dan mampu menyunting karya tulis.Balai Bahasa Kota Medan juga mempertegas bahwa aktivitas literasi dapat ditingkatkan apabila dibarengi dengan peningkatan kemampuan KTI.Akan tetapi, kenyataannya masih banyak siswa yang memiliki kendala dalam penulisan karya ilmiah. Kenyataan tersebut diperoleh dari observasi dan wawancara dengan beberapa guru SMP di kota Medan.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 884, "width": 186, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Dirasiokan dari 100 siswa, hanya 35% saja yang mampu menulis karya tulis ilmiah dengan baik dan benar.Kendala", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 137, "width": 187, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "lainnya dalam penulisan karya ilmiah adalah rendahnya motivasi menulis siswa.Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru dan observasi ke beberapa sekolah tampak aktivitas KTI jarang dilakukan (dilombakan). Dan bahkan beberapa sekolah, siswa jarang atau sama sekali tidak pernah mengikuti kegiatan KTI tersebut. Hal lainnya juga terlihat di beberapa sekolah yang jarang", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 264, "width": 110, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "menyelenggarakan KTI.", "type": "Table" }, { "left": 343, "top": 276, "width": 187, "height": 251, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Kendala siswa yang diperoleh tersebut dapat disebabkan oleh dua fakto yaitu faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor instrinsik adalah faktor dari dalam diri siswa tersebut, misalnya: kurangnya minat dalam mempelajari KTI, belum memahami penulisan struktur KTI, kosakata yang minim dan lain sebagainya. Faktor ekstrinsik adalah faktor dari luar diri siswa, misalnya: sarana dan prasarana yang kurang mendukung, kurangnya semangat guru dalam memotivasi siswa untuk mempelajari KTI, serta pengajaran guru yang membosankan dan lain sebagainya. Dan untuk mengetahui apa saja faktor instrinsik dan ekstrinsik dalam kendala penulisan KTI akan dilakukan analisis dengan observasi dan wawancara ke setiap sekolah selama 2- 3 minggu.", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 529, "width": 187, "height": 150, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Di dalam menganalisis faktor-faktor kendala dalam penulisan KTI, guru memiliki peranan yang sangat penting. Guru diharapkan mampu menjelaskan beberapa persen tingkat pemahaman siswa dalam menulis KTI dan dampaknya terhadap motivasi siswa dalam menulis. Inilah yang beberapa poin yang harus dimiliki oleh guru agar tujuan KTI itu dapat dicapai dengan baik dan sesuai dengan standar kompetensi (SK).", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 681, "width": 187, "height": 200, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Berdasarkan latar belakang tersebut penulis akan mengadakan penelitian tentang “Analisis Faktor-Faktor Kendala Dalam Penulisan karya Tulis Ilmiah Dan Dampaknya Terhadap Motivasi menulis Pada Siswa SMP Di Kota Medan ”. METODE PENELITIAN Jumlah sampel akan direduksi melalui teknik penarikan sampel secara nonprobabilitas dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik penarikan sampel ini menekankan subjektivitas dalam memperoleh ukuran sampelnya dan ditentukan oleh para ahli (Sugiyono, 2014: 124).berikut jumlah siswa pada setiap sekolah:", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 38, "width": 379, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "1) Oktaviandi Bertua Pardede, 2) Budi Setia Munte, 3) Henni Novriyanti br. Manullang,", "type": "Text" }, { "left": 228, "top": 51, "width": 186, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "4) Ayu Silvia Manullang, 5) Sahria Sibuea.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 64, "width": 412, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Analisis Faktor-Faktor Kendala dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Dampaknya terhadap Motivasi Menulis pada Siswa SMP di Kota Medan", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 942, "width": 250, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 944, "width": 14, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "173", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 91, "width": 187, "height": 238, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Tabel 2.2 Rincian Jumlah Siswa Pada Tiap Strata No Nama Sekolah Status Jumlah Siswa 1 SMP Kalam Kudus SWASTA 34 2 SMP Negeri 19 Medan NEGERI 35 3 SMP Swasta Amir Hamzah SWASTA 26 4 SMP Swasta Raksana SWASTA 30 JUMLAH 125 Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survey.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 332, "width": 187, "height": 237, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual, akurat mengenai sifatt-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Menurut Wirawan (Sutinah, 2006:41) “penelitian dengan metode survey memiliki ciri khas yang menunjukkan dari jumlah sampel yang dijadikan sasaran pengamatan cukup besar, dan cara pengumpulan datanya dilakukan dengan menggunakan perangkat kuestioner. Dalam penelitian survey membuat generalisasi populasi penelitian dari sampel penelitian” Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan,", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 572, "width": 186, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "memaparkan kemampuan dan kendala yang dialami siswa dengan jumlah sampel yang besar. Namun mengingat kebutuhan atas analisis SWOT yang paparkan sebelumnya, maka hasil dari survey tersebut akan digunakan dalam analisis SWOT.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 660, "width": 187, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Rancangan penelitian yang akan dilakukan antara lain: (1) mempersiapkan instrumen (tes menggunakan soal kognitif tentang penulisan KTI dan penelitian sedangkan nontes menggunakan kuestioner berkaitan dengan faktor kendala penulisan KTI);", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 749, "width": 187, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "(2) melakukan analisis data sebelum, selama hingga setelah penelitian, mulai dari pengumpulan data hingga pengajuan kesimpulan dari peneliti melalui gabungan teknik pengumpulan data; (3) melakukan pengabsahan data hasil penelitian menggunakan uji credibility", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 837, "width": 187, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "(kredibilitas); (4) menyimpulan hasil penelitian melalui analisis data dan analisis SWOT yang menghasilkan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 875, "width": 186, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "beberapa rekomendasi bagi instansi terkait.", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 91, "width": 187, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini mencakup tes dan nontes. Untuk tes digunakan soal pilihan ganda yang berkaitan dengan soal kognitif tentang KTI, sedangkan nontes akan diterapkan dua bentuk yaitu kuestioner dan observasi. Dan tentunya penggunaan teknik ini disesuaikan dengan analisis yang dimaksud dalam penjelasan sub metode sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 218, "width": 187, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Adapun aspek yang diamati dalam observasi terdiri atas aspek positif dan negatif. Aspek yang positif, terdiri atas: (1) siswa semangat dan bersungguh- sungguh selama penelitian berlangsung;", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 281, "width": 187, "height": 187, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "(2) Banyaknya lomba atau kegiatan KTI yang diikuti oleh siswa; (3) siswa aktif dalam kegiatan penelitian, berkomentar terhadap tujuan dan maksud penelitian; dan (4) siswa bersemangat dalam mengerjakan tes. Sedangkan aspek negatif, terdiri atas (1) siswa meremehkan dan tidak sungguh-sungguh melakukan penelitian; (2) Minimnya lomba atau kegiatan KTI yang terselenggara dan dikuti oleh siswa; (3) siswa pasif, tidak berinteraksi, tidak inisiatif mengenai masalah yang sedang diteliti; dan (4) siswa tidak bersemangat dalam mengerjakan tes.", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 471, "width": 187, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Analisis data yang pertama dilaksanakan memberikan instrumen yang kemudian dievaluasi dengan rumus", "type": "Text" }, { "left": 365, "top": 521, "width": 32, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "nilai =", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 537, "width": 189, "height": 79, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "x100 ……… (1) selanjutnya untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa pada masing- masing sekolah maka data yang diperoleh akan dinilai dengan rumus :", "type": "Table" }, { "left": 372, "top": 621, "width": 158, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "P = x100 ……………………", "type": "List item" }, { "left": 343, "top": 638, "width": 187, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "(2) dengan : P = kemampuan kognitif siswa; f = frekuensi siswa yang memiliki skor; dan N = jumlah seluruh siswa. Selanjutnya dihitung skor siswa dari masing-masing sekolah dan diklasifikasikan (tidak layak, rendah, sedang, dan tinggi) berdasarkan kriteria sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 752, "width": 186, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Table 2.4 Pedoman Persentase Tes Kemampuan KTI", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 777, "width": 187, "height": 139, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Rentang (%) Kriteria Kemampuan 0 – 25 Tidak layak 26 – 50 Rendah 51 – 75 Cukup 76 – 100 Tinggi Sedangkan instrumen nontes akan digunakan penilaian dengan menggunakan skala ordinal yang diterapkan dalam skala Likert (skala 1-", "type": "Table" }, { "left": 132, "top": 38, "width": 379, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "1) Oktaviandi Bertua Pardede, 2) Budi Setia Munte, 3) Henni Novriyanti br. Manullang,", "type": "Text" }, { "left": 228, "top": 51, "width": 186, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "4) Ayu Silvia Manullang, 5) Sahria Sibuea.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 64, "width": 412, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Analisis Faktor-Faktor Kendala dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Dampaknya terhadap Motivasi Menulis pada Siswa SMP di Kota Medan", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 942, "width": 250, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 944, "width": 14, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "174", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 91, "width": 236, "height": 120, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "5).Sehingga bentuk penilaiannya dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut: P ∑ ( ) x 100% Selanjutnya untuk menyempurnakan kesimpulan penelitian maka hasil tes, observasi dan kuestioner dalam penelitian ini juga akan digunakan dalam analisis SWOT ( Strength-Weakness-", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 213, "width": 186, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Opportunities-Threaths) dengan faktor internal dan faktor eksternal sebagai komponen kontrol matriks.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 252, "width": 163, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Tabel 2.6 Matriks Analisis SWOT Faktor Internal", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 278, "width": 124, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Kekuatan (S) Kelemahan", "type": "Table" }, { "left": 123, "top": 291, "width": 181, "height": 279, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "(W) F akt or E ks te rna l Peluang (O) Strategi SO (Strategi yang memanfaatka n kekuatan dan memanfaatka n peluang) Strategi WO (Strategi yang meminimal kan kelemahan dan memanfaat kan peluang) Ancama n (T) Strategi ST (Strategi yang menggunaka n kekuatan dan mengatasi ancaman) Strategi WT (Strategi yang meminimal kan kelemahan dan menghindar i ancaman)", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 583, "width": 135, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 608, "width": 187, "height": 301, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Sesuai dengan urutan masalah penelitian yang telah dirumuskan pada latar belakang masalah, hasil penelitian ini dideskripsikan melalui subjek penelitian, data hasil tes pilihan ganda, data observasi dan data kuestioner. Sebelum data ini dideskripsikan maka tim peneliti melalui para ahli melakukan uji coba kelayakan instrumen. Para ahli dalam penelitian ini telah memberikan hasil analisisnya dalam bentuk validasi secara isi dan dapat dibuktikan melalui lembar persetujuan pada lampiran. Karena tim peneliti telah mendapatkan butir – butir instrumen yang valid dan reliabel maka selanjutnya akan dideskripsikan beberapa komponen hasil penelitian. A. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa SMP di Medan Petisah.Melalui teknik penarikan sampel yang digunakan maka diperolehlah 4 sekolah dengan jumlah total 125 siswa. Sesuai dengan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 912, "width": 183, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "penelurusan tim peneliti ke masing-", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 91, "width": 187, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "masing sekolah ternyata tidak seluruh siswa hadir ketika penelitian", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 117, "width": 186, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "berlangsung, sehingga untuk memenuhi kuotanya maka beberapa siswa paralel disubstitusikan ke populasi penelitian.", "type": "Table" }, { "left": 343, "top": 154, "width": 187, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Subjek penelitian juga diarahkan pada sarana dan prasarana yang terdapat pada masing-masing sekolah. Berdasarkan peninjauan selama penelitian dapat diklasifikasikan", "type": "Table" }, { "left": 343, "top": 218, "width": 186, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "beberapa sarana dan prasarana yang terdapat di setiap sekolah yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 365, "top": 349, "width": 137, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Hasil Tes KTI siswa", "type": "Section header" }, { "left": 343, "top": 374, "width": 187, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Untuk pengumpulan data dengan menggunakan tes pilihan ganda maka diperoleh hasil sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 526, "width": 187, "height": 276, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa kemampuan KTI oleh siswa menunjukkan kuantitas pada kategori 2 yaitu rendah . Pemerolehan nilai dari setiap sekolah diakumulasikan melalui rerata dan secara rasio tidak terdapat perbedaan nilai yang berarti antar sekolah. Namun pada kolom kriteria ditemukan bahwa persentase yang nyata siswa SMP Amir Hamzah walaupun nilai rata-ratanya paling rendah tetapi hanya di sekolah ini terdapat siswa yang memperoleh kriteria nilai tinggi (76- 100), sedangkan pada tiga SMP lainnya walaupun sudah berada pada klasifikasi di atas tidak layak namun tidak satupun ditemukan siswa yang berada pada kriteria tinggi. Temuan ini diasumsikan sebagai bentuk gejala yang memiliki arah kecenderungan sebagai data pendukung pada analisis hasil penelitian selanjutnya. Dan berikut deskripsi (persentase)", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 805, "width": 135, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "kemampuan KTI siswa:", "type": "Table" }, { "left": 132, "top": 38, "width": 379, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "1) Oktaviandi Bertua Pardede, 2) Budi Setia Munte, 3) Henni Novriyanti br. Manullang,", "type": "Text" }, { "left": 228, "top": 51, "width": 186, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "4) Ayu Silvia Manullang, 5) Sahria Sibuea.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 64, "width": 412, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Analisis Faktor-Faktor Kendala dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Dampaknya terhadap Motivasi Menulis pada Siswa SMP di Kota Medan", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 942, "width": 250, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 944, "width": 14, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "175", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 216, "width": 187, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Gambar 3.1 Klasifikasi kriteria kemampuan KTI siswa", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 241, "width": 187, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Gambar 3.1. di atas mempertegas bahwa pemusatan data terletak pada kriteria rendah dan tampak jelas juga melalui tabel 3.1. frekuensi siswa cenderung berada kriteria kemampuan rendah 44,97 walaupun perbedaannya tidak signifikan dengan kriteria kemampuan cukup yakni sebesar 1,71. Tetapi dengan memperhatikan gejala data yang dideskriptifkan menunjukkan penelitian ini layak untuk ditelusuri kebermanfaatannya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 393, "width": 187, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Selanjutnya pengukuran yang telah dilakukan dapat dijadikan sebagai asumsi awal bahwa pengetahuan KTI siswa masih perlu diperbaiki.Namun demikian analisis secara mendalam perlu dilakukan agar dampak dari faktor kendala penulisan KTI siswa dapat diidentifikasi sehingga hasil penelitian yang diperoleh menjadi informasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 519, "width": 161, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "2. Hasil Observasi Perilaku Siswa", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 532, "width": 119, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Pelaksanaan observasi", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 532, "width": 186, "height": 174, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "siswa dilaksanakan selama peneliti berkunjung ke setiap sekolah.Sesuai dengan ijin kepala sekolah bahwa kegiatan hanya dilakukan pada kelas/ sampel yang telah diajukan melalui proposal. Pelaksanaan observasi dilakukan selama 3 bulan dengan intensitas yang sama. Adapun observasi data penelitian dilakukan sebagai upaya peneliti untuk menjaga objektivitas penilaian terhadap sekolah dan integritas peneliti selama penelitian berlangsung. Selanjutnya berikut ini hasil observasi yang telah diperoleh:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 864, "width": 182, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Gambar 3.2 Observasi perilaku siswa", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 876, "width": 187, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Berdasarkan bar chart di atas dapat diketahui bahwa perilaku siswa masih cenderung negatif.Melalui gambar", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 91, "width": 187, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "3.3.diketahui rata-rata perilaku negatif siswa 8,59% lebih tinggi dibandingkan perilaku positif. Selanjutnya untuk mengetahui dan memahami perilaku siswa yang diamati antar sekolah berikut gambarannya:", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 308, "width": 186, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Gambar 3.3 Perbandingan perilaku antar sekolah", "type": "Section header" }, { "left": 343, "top": 333, "width": 187, "height": 112, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Berdasarkan gambar yang disajikan pada sub bab observasi ini, bahwa jelaslah pengamatan penelitian terkait kemampuan KTI siswa memiliki kontribusi dalam hal analisis data selanjutnya. Oleh karena itu pengetahuan tentang perilaku siswa selama penelitian akan disubstitusi sesuai dengan kebutuhan analisis selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 365, "top": 447, "width": 165, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "3. Hasil Angket Kendala KTI dan", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 460, "width": 84, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Motivasi Menulis", "type": "Section header" }, { "left": 343, "top": 472, "width": 187, "height": 200, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Pengadaannontes dalam penelitian ini merupakan instrumen yang mengacu pada jawaban secara subjektivitas, artinya pemahaman informan tentang siswa yang dikoreksi atau dianalisis dapat berbeda satu sama lain. Hal tersebut perlu dikemukakan agar pilihan jawaban yang terdapat dalam kuestioner (angket) penelitian ini dapat diperkuat atau dipertegas keadaannya.Adapun hasil angket yang dievaluasi telah dinilai terlebih dahulu dengan menggunakan skala pengukuran ordinal yang diterapkan dalam skala Likert (1- 5).Berikut hasil angket yang diperoleh setiap sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 822, "width": 186, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Gambar 3.4 Hasil Angket dari Siswa Setiap Sekolah", "type": "Section header" }, { "left": 343, "top": 848, "width": 187, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Berdasarkan gambar 3.4 tampak bahwa butir angket yang diisi oleh siswa menunjukkan kecenderungan setuju, dari hasil perhitungan pemusatan data angket diketahui hanya SMP Kalam Kudus yang cenderung ragu-ragu.Hal ini", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 91, "width": 175, "height": 70, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% SMP N", "type": "Picture" }, { "left": 264, "top": 108, "width": 28, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "19 Medan", "type": "Table" }, { "left": 264, "top": 144, "width": 30, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "SMP Kalam Kudus", "type": "Picture" }, { "left": 144, "top": 720, "width": 181, "height": 132, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "46% 39% 42% 54% 54% 61% 58% 46% siswa semangat dan … banyaknya lomba atau … siswa aktif dalam … siswa bersemangat dalam … siswa meremehkan dan … minimnya lomba atau … siswa pasif, tidak … siswa tidak bersemangat …", "type": "Picture" }, { "left": 127, "top": 735, "width": 2, "height": 99, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "P o si ti f N eg at if", "type": "Table" }, { "left": 350, "top": 177, "width": 169, "height": 119, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "45.71% 41.79% 40.81% 48.56% 51.67% 54.29% 58.21% 59.19% 51.44% 48.33% Rata-rata SMP N 19 Medan SMP Kalam … SMP Amir Hamza SMP Raksana", "type": "Picture" }, { "left": 522, "top": 192, "width": 12, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Ne gat if", "type": "Table" }, { "left": 522, "top": 233, "width": 12, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Po siti f", "type": "Picture" }, { "left": 432, "top": 718, "width": 128, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "SS S R TS STS Kriteria", "type": "Picture" }, { "left": 366, "top": 751, "width": 196, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Amir Hamza 17.1% 41.3% 24.4% 15.0% 2.1%", "type": "Text" }, { "left": 366, "top": 767, "width": 196, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Kalam Kudus 12.8% 30.6% 28.1% 22.5% 6.0% Raksana 22.7% 38.8% 18.8% 12.8% 6.8% SMPN 19 22.6% 40.1% 20.4% 12.9% 4.0%", "type": "Table" }, { "left": 389, "top": 680, "width": 26, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0%", "type": "Picture" }, { "left": 132, "top": 38, "width": 379, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "1) Oktaviandi Bertua Pardede, 2) Budi Setia Munte, 3) Henni Novriyanti br. Manullang,", "type": "Text" }, { "left": 228, "top": 51, "width": 186, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "4) Ayu Silvia Manullang, 5) Sahria Sibuea.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 64, "width": 412, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Analisis Faktor-Faktor Kendala dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Dampaknya terhadap Motivasi Menulis pada Siswa SMP di Kota Medan", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 942, "width": 250, "height": 17, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 944, "width": 14, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "176", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 91, "width": 187, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "menunjukkan bahwa kemungkinan kemampuan KTI siswa disebabkan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 117, "width": 187, "height": 85, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "karena faktor lainnya selain faktor pembelajaran yang dialami oleh siswa. Selanjutnya 20 butir angket yang telah disebarkan di setiap sekolah akan memperkuat uraian peneliti bahwa kecenderungan siswa untuk memilih setuju.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 205, "width": 98, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "4. Hasil Wawancara", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 218, "width": 84, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "A. Narasumber 1", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 230, "width": 186, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Nama Sekolah : Smp Swasta Raksana Medan Alamat Sekolah : Jl. Gaja Mada No. 20,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 268, "width": 186, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Petisah Tengah, Medan Petisah, Kota", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 281, "width": 39, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Medan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 294, "width": 187, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Nama Guru Kelas: DRA, Naurmi Gultom Hari/ Tanggal Wawancara: Senin, 04 Maret 2019 Tempat : Kantor guru Raksana Medan Berdasarkan hasil dari", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 369, "width": 187, "height": 415, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "wawancara yang dilakukan kepada narasumber siswa SMP kelas IX di sekolah SMP Swasta Raksana Medan menyukai pelajaran bahasa Indonesia. Media yang dipakai menurut narasumber sudah sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Tetapi dalam hal kondisi lingkungan terkadang kurang kondusif. Kurikulum yang dipakai oleh adalah kurikulum KTSP dan pelajaran yang diajarkan sudah sesuai dengan kurikulum. Dalam materi pembelajaran tentang KTI siswa ke IX semester genap sudah dipelajari di semester ganjil, dan bahkan sudah pernah diminta untuk membuat KTI yang sederhana. Dalam hal mengikuti perlombaan KTI, siswa kelas IX SMP Raksana belum pernah mengikutinya dan hanya dimuat di majalah dinding sekolah, tetapi ada beberapa karangan anak yang pernah dimuat dikoran jumat ceria, seperti puisi. Menurut informasi dari guru bidang studi, anak kurang berminat untuk mempelajari KTI. Tingkat pemahaman anak menganai KTI sebesar 70%. Dalam proses pembelajan mengenai KTI guru sudah menyiapkan media pembelajaran seperti internet, sebagai contoh untuk siswa. Metode yang dipakai dalam mengajarkan KTI sama dengan pola belajar yang diajarkan, awalnya berkelompok kemudian perorangan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 787, "width": 187, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Langkah yang dilakukan guru yaitu menjelaskan, langkah-langkah, cara penulisan, dan lain-lain. Kendala yang dihadapi yaitu murid yang kurang luas mengetahui wawasan dan guru diharuskan untuk menjelaskan serta siswa yang tidak memahami materi KTI.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 875, "width": 186, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Tindak lanjut yang dilakukan oleh guru yaitu mengajak anak untuk mengikuti", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 91, "width": 187, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "perlombaan jumat ceria, sebagai motivasi.", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 117, "width": 86, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "B. Narasumber 2", "type": "Section header" }, { "left": 343, "top": 129, "width": 186, "height": 99, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Nama Sekolah : SMP Kalam Kudus Alamat Sekolah : Jl. Mayang No.10 Sekip, Kecamatan Medan Petisah Nama Guru Kelas : Sondang Lumban Gaol, Diana Norita Sianturi, S.Pd Hari/ Tanggal Wawancara : 6 Maret 2019 Tempat : Kantor guru SMP Kalam", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 230, "width": 189, "height": 377, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Kudus Pada saat dilakukan wawancara guru menjawab pertanyan dengan jawaban yang singkat. Berdasarkan hasil dari wawancara yang dilakukan kepada kedua narasumber bahwa siswa SMP kelas IX di sekolah SMP Kalam Kudus Medan menyukai pelajaran bahasa Indonesia. Media dipakai yaitu teks, slide, powerpoint, demonstran, tergantung teks. Dalam hal kondisi lingkungan sudah kondusif. Kurikulum yang dipakai adalah kurikulum 2013 dan pelajaran yang diajarkan sudah sesuai dengan kurikulum tetapi siswa belum pernah mempelajari KTI. Siswa tidak pernah mengikuti perlombaan KTI. Pola belajar yang diajarkan berkelompok. Tidak menggunakan metode karena KTI belum pernah dipelajari. Langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran terdiri dari 5 tahap yaitu: 1. Menyatakan tujuan sesuai indikator. 2. Menyatakan apa yang dipejalari. 3. Menjelaskan. 4. Latihan atau penugasan. 5. Penilaian. Kendala yang sering dihadapi yaitu murid suka ribut. Tindak lanjut yang dilakukan oleh guru yaitu dilakukan dengan penugasan dan penilaian, serta dilakukan evaluasi.", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 610, "width": 84, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "C. Narasumber 3", "type": "Section header" }, { "left": 343, "top": 622, "width": 186, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Nama Sekolah : SMP Negeri 19 Alamat Sekolah :Jl. Karya II No.3, Karang Berombak Nama Guru Kelas : Ibu T.P Sitanggang Hari/ Tanggal Wawancara : 13 Maret 2019", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 698, "width": 187, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Tempat : Kantor guru SMP Negeri 19 Berdasarkan hasil dari", "type": "Table" }, { "left": 343, "top": 724, "width": 187, "height": 187, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "wawancara yang dilakukan kepada narasumber bahwa siswa SMP kelas IX di sekolah SMP Negeri 19 Medan 10% yang tidak suka dan 90% suka. Media dibuat sendiri oleh guru. Dalam hal kondisi lingkungan cukup kondusif. Kurikulum yang dipakai oleh adalah kurikulum 2013. Dalam materi pembelajaran tentang KTI siswa ke IX semester genap sudah dipelajari hanya saja kurang mendalam dan bahkan sudah pernah diminta untuk membuat KTI yang sederhana. Dalam hal mengikuti perlombaan KTI, siswa kelas IX SMP Negeri 19 sudah pernah dulu tetapi", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 38, "width": 379, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "1) Oktaviandi Bertua Pardede, 2) Budi Setia Munte, 3) Henni Novriyanti br. Manullang,", "type": "Text" }, { "left": 228, "top": 51, "width": 186, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "4) Ayu Silvia Manullang, 5) Sahria Sibuea.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 64, "width": 412, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Analisis Faktor-Faktor Kendala dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Dampaknya terhadap Motivasi Menulis pada Siswa SMP di Kota Medan", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 942, "width": 250, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 944, "width": 14, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "177", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 91, "width": 187, "height": 162, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "sekarang tidak dan hanya dimuat dimading saja. Tingkat pemahaman anak mengenai KTI sebesar 70%. Dalam proses pembelajaran mengenai KTI guru sudah menyiapkan media pembelajaran sendiri. Pola belajar yang diajarkan berkelompok. Langkah yang dilakukan guru yaitu terdiri dari 5 tahap yaitu: 1. Menyatakan tujuan sesuai indikator. 2. Menyatakan apa yang dipejalari. 3. Menjelaskan. 4. Latihan ya, atau penugasan. 5. Penilaian. Kendala yang sering dihadapi yaitu murid suka ribut.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 256, "width": 186, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Tindak lanjut yang dilakukan oleh guru yaitu dilakukan dengan penugasan dan penilaian, serta dilakukan evaluasi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 294, "width": 84, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "D. Narasumber 4", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 306, "width": 186, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Nama Sekolah : SMP Amir Hamzah Alamat Sekolah : Jl. Meranti No.1, Sekip, Kecamatan Medan Petisah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 344, "width": 186, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Nama Guru Kelas : M. Riswan Nasution,", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 357, "width": 76, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Sisi Rosida S.Pd", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 369, "width": 186, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Hari/ Tanggal Wawancara : 16 Maret 2019", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 395, "width": 186, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Tempat : Kantor guru SMP Amir Hamzah Nama Sekolah : SMP Amir Hamzah Pada saat dilakukan wawancara", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 445, "width": 186, "height": 137, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "guru menjawab pertanyaan dengan antusias dan cukup jelas .Berdasarkan hasil dari wawancara yang dilakukan kepada kedua narasumber bahwa siswa SMP kelas IX di sekolah SMP Amir Hamzah Medan menyukai pelajaran bahasa Indonesia. Media dipakai menurut sumber 1 adalah power point. Dan sumber 2 mengatakan media yang dibuat lebih kehidupan sehari-hari. Dalam hal kondisi lingkungan murid antusias", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 585, "width": 186, "height": 60, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "karena sebelum dimulai pembelajaran diberikan motivasi. Kurikulum yang dipakai adalah kurikulum 2013 dan pelajaran yang diajarkan sudah sesuai dengan", "type": "Table" }, { "left": 165, "top": 635, "width": 51, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "kurikulum.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 635, "width": 186, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Dalam hal mempelajari KTI saat ini siswa condong membuat cerita", "type": "Table" }, { "left": 216, "top": 660, "width": 84, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "mereka sendiri", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 673, "width": 187, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "berdasarkan fakta yang terjadi. Siswa sudah pernah membuat KTI. Siswa tidak pernah mengikuti perlombaan KTI. Menurut narasumber siswa antusia", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 724, "width": 189, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "mempelajari KTI. Tingkat pemahaman anak mengenai KTI sebesar 80%. Dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia guru", "type": "Table" }, { "left": 153, "top": 762, "width": 100, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "sudah menyiapkan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 762, "width": 187, "height": 98, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "media pembelajaran dan membawa contoh Karya tulis ilmiah yang benar dulu. Pola belajar yang diajarkan berkelompok. Langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran yaitu memberi siswa gambaran yang akan dipelajariagar termotivasi, kemudian diajari cara", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 863, "width": 187, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "menulisnya. Kendala yang sering dihadapi yaitu ada beberapa siswa yang tidak aktif, siswa tidak suka materi KTI. Tindak lanjut yang dilakukan oleh guru", "type": "Table" }, { "left": 343, "top": 91, "width": 186, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "yaitu menganalisis dan mengecek bahasanya kemudian memberikan hasil yang kerjakan siswa kepada siswa tersebut ada siswa bisa mengevaluasi kembali.", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 155, "width": 187, "height": 262, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "2 Analisis Strategi SWOT Berdasarkan hasil penelitian melalui instrumen yang digunakan maka tahapan selanjutnya analisis SWOT akan memberikan analisis dari hasi penelitian. Sebagaimana telah dirumuskan pada sub bab 2 tentang pelaksanaan analisis SWOT (Strength-Weakness-Opportunities- Threaths) dengan faktor internal dan faktor eksternal sebagai komponen kontrol matriks, maka ketentuan analisis yang akan dihasilkan telah dirumuskan melalui matriks SWOT selanjutnya. Faktor internal dan eksternal pada analisis ini diklasifikasikan berdasarkan instrumen kuestioner (angket) non siswa sehingga adapun tes KTI, observasi dan angket siswa yang telah dideskripsikan nantinya akan diimplementasikan dalam pembahasan penelitian dengan tujuan untuk memberikan", "type": "Text" }, { "left": 482, "top": 407, "width": 48, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "penguatan", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 420, "width": 187, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "(reinforcement) atas rekomendasi/ hasil analisis SWOT . Telah dideskripsikan data penelitian yang berkaitan dengan faktor internal dan eksternal melalui instrumentasi yang diadakan yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 798, "width": 187, "height": 124, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Berdasarkan tabel 3.5 di atas tampak bahwa terdapat 11 butir instrumen faktor internal dan 9 butir instrumen faktor eksternal. Dan dapat diketahui melalui analisis SWOT maka persentase pengaruh faktor internal (kekuatan+kelemahan) dan faktor eksternal (peluang+ancaman) dalam penulisan KTI dan motivasi menulis masing-masing diperoleh 51,26 % dan", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 38, "width": 379, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "1) Oktaviandi Bertua Pardede, 2) Budi Setia Munte, 3) Henni Novriyanti br. Manullang,", "type": "Text" }, { "left": 228, "top": 51, "width": 186, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "4) Ayu Silvia Manullang, 5) Sahria Sibuea.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 64, "width": 412, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Analisis Faktor-Faktor Kendala dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Dampaknya terhadap Motivasi Menulis pada Siswa SMP di Kota Medan", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 942, "width": 250, "height": 17, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 944, "width": 14, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "178", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 91, "width": 186, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "48,74 %. Dan jika diperinci lagi pada masing-masing faktor SWOT maka diperoleh", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 117, "width": 187, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "kontribusi pengaruhnya masing-masing 66,17 % kekuatan, 33,83 % kelemahan, 47,57 % peluang, dan 52,43 % ancaman. Dengan demikian dapat digambarkan bahwa faktor internal 2,52 % lebih berkontribusi dari faktor eksternal dalam penulisan KTI dan motivasi menulis siswa. Demikian juga dapat diketahui bahwa faktor kekuatan dan ancaman lebih berkontribusi dalam mempengaruhi penulisan KTI dan motivasi menulis siswa.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 268, "width": 187, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Selanjutnya untuk mengetahui strategi apa yang direkomendasikan dalam penelitian ini maka jumlah skor matriks masing-masing faktor SWOT dikonsultasikan melalui acuan berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 458, "width": 187, "height": 187, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Dengan memperhatikan total skor faktor internal 2,83 dan total skor eksternal 2,03 maka dapat diketahui bahwa strategi yang dihasilkan matriks ini adalah growth (5). Ini artinya terjadi pertumbuhan via integrasi secara horizontal dengan ketentuan sekolah bersama dengan guru harus terus berupaya meningkatkan pengetahuan siswa tentang KTI, jadi strategi pengembangan kemampuan KTI dan motivasi menulis siswa yang diperoleh melalui analisis matriks SWOT ini lebih menekankan faktor internalisasi dari pada eksternalisasi.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 648, "width": 187, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Setelah matrik internalisasi dan eksternalisasi diperoleh, maka matriks", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 673, "width": 187, "height": 99, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "SWOT selanjutnya menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi sekolah/ kelembagaan tersebut dan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Strategi yang dihasilkan ada empat macam yaitu strategi SO , strategi WO , strategi ST , dan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 774, "width": 145, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "strategi WT . Matrik ini", "type": "Table" }, { "left": 273, "top": 774, "width": 27, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "dapat", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 333, "width": 417, "height": 477, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi. Penggunaan tabel selanjutnya akan dijadikan rekomendasi dalam penelitian. Dan perlu diketahui seluruh kriteria atau uraian yang terdapat pada persilangan setiap sel (kuadran) merupakan hasil olahan data oleh peneliti secara ilmiah. Artinya pemerolehan olahan data telah dilakukan melalui teknik pengumpulan data melalui instrumen yang valid dan reliabel.", "type": "Table" }, { "left": 343, "top": 460, "width": 187, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Berdasarkan tabel 3.5 maka dapat diketahui titik koordinat SWOT melalui bidang cartesius. Rumusan yang digunakan untuk memperoleh koordinatnya dapat diperhatikan pada persamaan berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 536, "width": 186, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Sumbu x = x rating kekuatan − x rating kelemahan", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 561, "width": 186, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "= 2,86 − 2,75 = 0,11 Sumbu y = x rating peluang − x rating ancaman", "type": "Text" }, { "left": 436, "top": 612, "width": 61, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "=2,25 – 1,80", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 624, "width": 187, "height": 112, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "= 0,45 Sehingga dengan diperolehnya koordinat tersebut maka diperoleh juga rekomendasi yang dapat diimplementasikan oleh Guru untuk faktor kendala KTI dan motivasi meneliti yang dialami dalam profesionalitasnya. Berikut ini hasil perolehan titik koordinatnya:", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 38, "width": 379, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "1) Oktaviandi Bertua Pardede, 2) Budi Setia Munte, 3) Henni Novriyanti br. Manullang,", "type": "Text" }, { "left": 228, "top": 51, "width": 186, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "4) Ayu Silvia Manullang, 5) Sahria Sibuea.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 64, "width": 412, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Analisis Faktor-Faktor Kendala dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Dampaknya terhadap Motivasi Menulis pada Siswa SMP di Kota Medan", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 942, "width": 250, "height": 17, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 944, "width": 14, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "179", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 243, "width": 186, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Gambar 3.7 Posisi Kuadran Analisis", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 256, "width": 36, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "SWOT", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 268, "width": 187, "height": 327, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Dengan demikian diperolehlah keberadaan titik yang diperoleh berada pada kuadran I yaitu agresif dengan rekomendasi sebagai berikut: 1. Memberikan kesempatan kepada setiap siswa dalam mengembangkan kreativitasnya sebagai panitia/ peserta dalam acara/ lomba (KTI) melalui program berwujud proyek berlatar pendidikan 2. Memelihara kualitas dan kuantitas pembelajaran bahasa Indoensia dan meningkatkan pelayanan oleh stakeholders terkait pengembangan kemampuan dan keterampilan akademik siswa 3. Meningkatkan motivasi menulis siswa bersama dengan sekolah dalam menyadari kebutuhan pembelajaran yang semakin dinamis 4. Mengembangkan dan meningkatkan penggunaan teknologi di sekolah.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 623, "width": 61, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 635, "width": 186, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Berdasarkan hasil analisis data pada bab", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 648, "width": 161, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "III maka dapat disimpulkan bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 660, "width": 186, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "1. Kemampuan KTI oleh siswa menunjukkan kuantitas pada kategori", "type": "Table" }, { "left": 127, "top": 686, "width": 172, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "2 yaitu rendah. Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil nilai soal pilihan ganda yang diberikan kepada siswa.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 724, "width": 186, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "2. Berdasarkan hasil dari observasi diketahuai bahwa perilaku siswa masih cenderung negatif. Beberapa siswa yang kurang tertarik pada saat diminta menjawab soal pilihan berganda dan mengisi angket.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 800, "width": 186, "height": 85, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "3. Berdasarkan hasil angket dapat dilihat bahwa siswa dan non siswa cenderung setuju dengan butir-butir angket, dari situ dapat dinyatakan bahwa perilaku siswa dalam aktivitas KTI sangat dipengaruhi oleh motivasi siswa dalam belajar.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 888, "width": 187, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "4. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada guru bahasa", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 91, "width": 172, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Indonesia dari beberapa sekolah yang telah diteliti, bahwa guru sudah menggunakan kurikulum 2013 dan ada membahas tentang KTI, serta proses dan metode yang di berkan guru saat mengajar sudah cukup baik.", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 180, "width": 187, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh tim peneliti pada siswa SMP di beberapa sekolah di Kota Medan . Maka berikut ini peneliti memberikan saran sebagai berikut:", "type": "Table" }, { "left": 343, "top": 256, "width": 187, "height": 98, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "1. Disarankan bagi para guru terutama guru bahasa Indonesia untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran karya tulis ilmiah melalui beban kerja dan beban belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan pengetahuan yang dibutuhkan pada saat ini.", "type": "Table" }, { "left": 343, "top": 357, "width": 187, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "2. Siswa Memperbanyak kegiatan/", "type": "List item" }, { "left": 343, "top": 369, "width": 187, "height": 99, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "program ektrakurikuler dan kegiatan kolaborasi antar sekolah, seperti mengikuti lomba antar kecamatan atau olimpiade mata pelajaran berkaitan dengan KTI dan menulis siswa. 3. Sekolah Mengupayakan adanya media sharing seperti website", "type": "Table" }, { "left": 343, "top": 471, "width": 190, "height": 225, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "sekolah, group sosmed , atau pertemuan reguler untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam sekolah/ yayasanSekolah hendaknya memeberi perhatian kinerja guru dan melatih para guru agar menjadi profesional dan berpengalaman sehingga peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar. Demikianlah saran yang disampaikan penulis, dengan harapan dapat memberikan sumbangsih atau buah pikiran demi meningkatkan dan mengembangkan pengajaran sastra Indonesia khususnya pelajaran Karya Tulis Ilmiah pada siswa SMP Dikota Medan.", "type": "Table" }, { "left": 343, "top": 699, "width": 107, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 343, "top": 711, "width": 187, "height": 61, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Indonesia, U. P., & UNPRI, M. (2019, March). prosiding seminar nasional fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. in seminar nasional unpri (vol. 1, no. 1).", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 774, "width": 187, "height": 61, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Pardede, O. B. (2013). Pengaruh model pembelajaran dan berpikir kreatif siswa terhadap hasil belajar fisika siswa SMP Negeri 30 Medan (Doctoral dissertation, UNIMED).", "type": "List item" }, { "left": 343, "top": 848, "width": 186, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Sianturi, G. G. N., Akbar, S., & Pardede,", "type": "Text" }, { "left": 366, "top": 860, "width": 164, "height": 61, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "O. B. (2019). meningkat kemampuan menulis teks berita dengan model pembelajaran kooperatif tipe stad (student team achievement divisions) oleh siswa", "type": "Table" }, { "left": 132, "top": 38, "width": 379, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "1) Oktaviandi Bertua Pardede, 2) Budi Setia Munte, 3) Henni Novriyanti br. Manullang,", "type": "Text" }, { "left": 228, "top": 51, "width": 186, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "4) Ayu Silvia Manullang, 5) Sahria Sibuea.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 64, "width": 412, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Analisis Faktor-Faktor Kendala dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Dampaknya terhadap Motivasi Menulis pada Siswa SMP di Kota Medan", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 942, "width": 250, "height": 17, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 944, "width": 14, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "180", "type": "Page footer" }, { "left": 136, "top": 91, "width": 164, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "kelas viii-a smp dharma pancasila medan . tapanuli journals, 1(2), 357- 361.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 139, "width": 186, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Sitompul, E. S., Syahfitri, D., & Pardede,", "type": "Table" }, { "left": 136, "top": 152, "width": 164, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "O. B. (2019).peningkatan kemampuan mengidentifikasi struktur teks eksemplumdengan", "type": "Table" }, { "left": 136, "top": 190, "width": 164, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "menggunakan model pembelajaran think pair and share pada siswa kelas viii-3 smp negeri 1 tigapanah . tapanuli journals, 1(2), 351-356.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 250, "width": 186, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Bambang Dwiloka dan Rati Diana. 2015. Teknik Menulis Karya Ilmiah . Jakarta: Asdi Mahasatya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 298, "width": 186, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Dalman. 2014. Keterampilan Menulis . Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 333, "width": 186, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Departemen Pendidikan Nasional. 2007.", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 346, "width": 164, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Kamus Besar Bahasa Indonesia . Edisi Ketiga . Jakarta : Balai Pustakan.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 394, "width": 186, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Iskandar,Deni. 2019.", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 407, "width": 157, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/J", "type": "Table" }, { "left": 136, "top": 419, "width": 161, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "UR.PEND.BHS.SASTRA_INDONES IA/Materi_KArya_Tulis_Ilmiah.pdf. Diakses pada tanggal 26 april 2019.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 467, "width": 186, "height": 84, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Kemendikbud, 2019. Sekolah SMP Di Medan Petisah. Referensi.data.kemendikbud.go.id/i ndex11_smp.php?kode=070610&le vel=3. LIPI, 2019.", "type": "Table" }, { "left": 136, "top": 553, "width": 164, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "http://pusbindiklat.lipi.go.id/wp- content/Perka-LIPI-No-4E2012-ttg- KTI.pdf. Diakses tanggal 18 April 2019.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 614, "width": 187, "height": 263, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Rangkuti, Freddy. 2016. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Researchgate. 2019. https://www.reseacrhgate.net/publicat ion/3239118_analisis_kesulitan_men ulis_karya_ilmiah_siswa_kelas_ix_S MPN_3_singosari.pdf. Diakses pada tanggal 21 April 2019. Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D. Bandung :ALFABETA. Staff UNY, 2019. https://staff.uny.ac.id/PERMASALA HANDALAMKARYAILMIAH.pdf. Diaksestanggal 21 april 2019. Staff UNY, 2019. https://staff.uny.ac.id/mengenalkaryat ulisilmiah.pdf. Diaksestanggal 21 april 2019.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 879, "width": 184, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "UIN, Etheses. 2019. https://etheses.UIN- Malang.ad.id/pembinaan_kegiatan_e kstralurikuler_karya_tulis_ilmiah_bid", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 91, "width": 154, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "ang_IPS_di_Mts_Negeri_batu.pdf. Diakses tanggal 26 April 2019.", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 129, "width": 187, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "UNJ, Journal. 2019. https://journal.unj.ac.id/penulisan_ka rya_tulis_ilmiah_dengan_media_apli kasi_pengolah_kata.pdf. Diakses tanggal 26 April 2019.", "type": "Table" }, { "left": 343, "top": 205, "width": 186, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 1008, "text": "Zainurrahman. 2018. Menulis Dari Teori Hingga Praktik . Bandung : Alfabeta.", "type": "Text" } ]
bda46251-d0c1-0b42-f204-d373e999c5d6
https://j-innovative.org/index.php/Innovative/article/download/4908/3445
[ { "left": 205, "top": 791, "width": 186, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Copyright @ Delycia anwar rannu, Rasji", "type": "Page footer" }, { "left": 110, "top": 39, "width": 254, "height": 56, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "INNOVATIVE: Journal Of Social Science Research Volume 3 Nomor 5 Tahun 2023 Page 564-570 E-ISSN 2807-4238 and P-ISSN 2807-4246", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 101, "width": 281, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Website: https://j-innovative.org/index.php/Innovative", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 146, "width": 337, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Analisis Hukum Ketenagakerjaan Dalam UU Cipta Kerja", "type": "Section header" }, { "left": 221, "top": 193, "width": 156, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Delycia Anwar Rannu 1 ✉ , Rasji 2", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 218, "width": 263, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Fakultas Hukum, Universitas Tarumanagara, Jakarta Email: [email protected] 1 ✉", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 281, "width": 39, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 300, "width": 479, "height": 109, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Undang-Undang Cipta Kerja (UU CK) yang diberlakukan di Indonesia telah membawa perubahan signifikan dalam regulasi ketenagakerjaan. UU CK mencakup sejumlah aspek yang mencakup perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT), alih daya (outsourcing), upah minimum (UM), tenaga kerja asing (TKA), pemutusan hubungan kerja (PHK), jaminan kehilangan pekerjaan (JKP), dan waktu kerja. Tujuan utamanya adalah mencapai keseimbangan antara kepentingan pengusaha dan pekerja, sambil meningkatkan lapangan kerja dan memberikan perlindungan yang lebih baik bagi pekerja.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 414, "width": 316, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Kata Kunci: Undang-Undang Cipta Kerja, Hukum, Ketenagakerjaan.", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 453, "width": 42, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 472, "width": 479, "height": 110, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "The Job Creation Law (UU CK) that is implemented in Indonesia has brought significant changes in the labor regulation. UU CK covers a number of aspects that include fixed-term employment contracts (PKWT), outsourcing, minimum wage (UM), foreign workers (TKA), termination of employment (PHK), job loss guarantee (JKP), and working hours. The main objective is to achieve a balance between the interests of employers and workers, while increasing employment opportunities and providing better protection for workers.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 586, "width": 188, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Keyword: Job Creation Law, Law, Labor.", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 624, "width": 87, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 645, "width": 471, "height": 98, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Ketengakerjaan memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan sebuah negara. Hal ini tidak hanya berlaku bagi negara-negara maju, tetapi juga negara-negara berkembang. Ketengakerjaan merujuk pada jumlah dan kualitas pekerjaan yang tersedia dalam suatu negara, serta dampaknya terhadap ekonomi, sosial, dan politik. Berikut adalah beberapa alasan mengapa ketengakerjaan sangat penting dalam sebuah negara:", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 748, "width": 435, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Ketengakerjaan memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan suatu", "type": "Text" }, { "left": 205, "top": 791, "width": 186, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Copyright @ Delycia anwar rannu, Rasji", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 39, "width": 471, "height": 139, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "negara. Pertama-tama, ketengakerjaan yang tinggi berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan. Ketika individu-individu memiliki pekerjaan yang layak, penghasilan mereka meningkat, dan hal ini mendorong daya beli yang lebih besar, yang pada gilirannya menggerakkan sektor-sektor ekonomi yang berbeda. Selain itu, pekerjaan yang mencukupi juga memiliki dampak langsung pada pengurangan tingkat kemiskinan. Dengan akses lebih banyak ke pekerjaan, masyarakat memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas hidup mereka dan mengurangi tingkat kemiskinan.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 184, "width": 471, "height": 77, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Ketengakerjaan yang tinggi juga menciptakan stabilitas sosial. Ketika mayoritas populasi memiliki pekerjaan, tingkat ketidakpuasan sosial dan ketegangan dalam masyarakat cenderung berkurang, sehingga mengurangi risiko konflik sosial dan ketidakstabilan politik.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 267, "width": 471, "height": 140, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Pekerjaan juga memberikan peluang untuk pengembangan keterampilan dan kompetensi. Ketika lebih banyak orang memiliki pekerjaan, mereka dapat meningkatkan kualifikasi mereka, yang pada gilirannya dapat meningkatkan daya saing negara di pasar global dan mendorong inovasi(Sunusi et al., 2014). Selain manfaat ekonomi, ketengakerjaan yang tinggi juga berkontribusi pada pendapatan pajak yang lebih besar bagi negara. Pendapatan pajak ini dapat digunakan untuk mendukung berbagai program pemerintah, seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan layanan sosial.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 412, "width": 471, "height": 244, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Ketengakerjaan yang tinggi juga mendorong inovasi dan perkembangan teknologi. Dengan lebih banyak orang yang terlibat dalam dunia kerja, ada potensi lebih besar untuk ide-ide baru dan penemuan yang dapat mendorong kemajuan ekonomi. Penting untuk dicatat bahwa pekerjaan yang layak juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Ini mencakup akses yang lebih baik ke perumahan, pendidikan, perawatan kesehatan, dan kebutuhan dasar lainnya, yang semuanya memberikan kontribusi positif pada kualitas hidup individu. Terakhir, ketengakerjaan yang tinggi juga menciptakan dampak sosial yang positif dengan meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam kehidupan sosial dan budaya. Masyarakat yang aktif secara ekonomi cenderung lebih puas dan berkontribusi secara positif pada perkembangan sosial.Dengan demikian, ketengakerjaan yang tinggi memiliki manfaat yang sangat luas dan signifikan bagi perkembangan dan kesejahteraan suatu negara.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 661, "width": 471, "height": 98, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Pentingnya ketengakerjaan dalam sebuah negara tidak bisa diabaikan. Pemerintah, perusahaan, dan lembaga lainnya harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan ketengakerjaan yang berkelanjutan. Dengan begitu, sebuah negara dapat mencapai stabilitas ekonomi, sosial, dan politik yang lebih baik, serta memberikan peluang yang lebih besar bagi warga negaranya untuk meningkatkan kualitas", "type": "Text" }, { "left": 205, "top": 791, "width": 186, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Copyright @ Delycia anwar rannu, Rasji", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 39, "width": 471, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "hidup mereka. Regulasi dalam ketenagakerjaan memiliki peran penting dalam melindungi hak-hak pekerja, menjaga keseimbangan antara pengusaha dan pekerja, serta menciptakan lingkungan kerja yang adil dan aman. Regulasi ini merujuk pada peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah untuk mengatur hubungan antara majikan dan pekerja. Berikut adalah beberapa alasan mengapa regulasi dalam ketenagakerjaan sangat penting:", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 143, "width": 468, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "1. Perlindungan Hak-Hak Pekerja: Regulasi ketenagakerjaan berperan penting dalam memberikan perlindungan hukum kepada pekerja. Ini mencakup hak-hak fundamental seperti upah yang adil, jam kerja yang wajar, cuti yang dijamin, dan perlindungan dari diskriminasi. Regulasi ini bertujuan untuk mencegah eksploitasi pekerja dan memastikan bahwa mereka diperlakukan dengan adil oleh majikan.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 246, "width": 468, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "2. Kesetaraan dan Non-Diskriminasi: Regulasi ketenagakerjaan mendorong kesetaraan di lingkungan kerja. Mereka melarang diskriminasi berdasarkan faktor-faktor seperti jenis kelamin, ras, agama, orientasi seksual, dan lainnya. Dengan demikian, regulasi ini membantu menciptakan tempat kerja yang inklusif, menghormati keragaman, dan menghindari diskriminasi yang tidak adil.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 350, "width": 467, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "3. Keamanan dan Kesehatan Kerja: Regulasi ketenagakerjaan juga mencakup standar keselamatan dan kesehatan kerja yang harus dipatuhi oleh majikan. Ini penting untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit yang terkait dengan pekerjaan. Regulasi ini mengharuskan pelatihan pekerja tentang tindakan pencegahan yang harus diambil untuk menjaga kesejahteraan mereka di tempat kerja.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 454, "width": 468, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "4. Stabilitas Ekonomi: Regulasi ketenagakerjaan membantu menciptakan stabilitas ekonomi dengan menciptakan keseimbangan dalam hubungan antara majikan dan pekerja. Dengan memberikan kerangka kerja yang adil, regulasi ini membantu menghindari ketidaksetaraan ekonomi yang dapat menyebabkan ketidakstabilan sosial dan ekonomi yang lebih besar.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 558, "width": 468, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "5. Hubungan Industrial yang Sehat: Regulasi yang baik dalam ketenagakerjaan mendukung hubungan industrial yang sehat. Ini mencakup aturan untuk menyelesaikan sengketa antara majikan dan pekerja serta hak pekerja untuk berorganisasi dan melakukan pemogokan jika diperlukan. Regulasi ini berperan dalam menciptakan lingkungan kerja yang adil dan berkelanjutan.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 661, "width": 468, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "6. Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi: Regulasi yang jelas dan teratur dalam ketenagakerjaan memberikan keyakinan kepada investor bahwa bisnis di negara tersebut berjalan dengan baik. Ini dapat meningkatkan investasi asing dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang, menciptakan lebih banyak peluang kerja.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 744, "width": 467, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "7. Penghindaran Ketidakadilan Sosial: Regulasi ketenagakerjaan berkontribusi pada", "type": "List item" }, { "left": 205, "top": 791, "width": 186, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Copyright @ Delycia anwar rannu, Rasji", "type": "Page footer" }, { "left": 97, "top": 39, "width": 450, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "penghindaran ketidakadilan sosial dengan memastikan bahwa semua pekerja memiliki akses yang setara ke peluang kerja dan perlindungan hukum. Ini membantu menciptakan masyarakat yang lebih adil dan inklusif.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 101, "width": 467, "height": 119, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "8. Pengembangan Keterampilan: Beberapa regulasi mendorong pelatihan dan pengembangan keterampilan pekerja. Ini membantu pekerja meningkatkan kemampuan mereka dan meningkatkan mobilitas kerja, memungkinkan mereka untuk bersaing dengan lebih baik dalam pasar tenaga kerja yang terus berubah. Dengan demikian, regulasi ini memfasilitasi pengembangan sumber daya manusia yang lebih unggul(Zahra et al., 2021).", "type": "List item" }, { "left": 97, "top": 226, "width": 449, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menidentifikasi bagaimana hukum ketenagakerjaan dalam UU Cipta Kerja.", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 288, "width": 114, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 309, "width": 471, "height": 181, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan jenis dokumen. Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang tidak menghasilkan data berdasarkan statistik atau perhitungan lainnya. (Nahrowi, 2008) Instrumen yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri. Salah satu sumber data yang utama adalah studi pustaka, yakni memanfaatkan sumber-sumber kepustakaan untuk mengumpulkan data penelitian tanpa melakukan pengumpulan data langsung di lapangan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan studi pustaka sebagai sumber kajian utama, dengan melakukan analisis terhadap penelitian- penelitian sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 241, "top": 516, "width": 140, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 537, "width": 471, "height": 98, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Undang-Undang Cipta Kerja, juga dikenal sebagai Omnibus Law Cipta Kerja, adalah undang-undang yang signifikan dalam konteks hukum ketenagakerjaan di Indonesia. Undang-Undang ini diberlakukan pada tahun 2020 dan memiliki dampak besar terhadap peraturan ketenagakerjaan di negara tersebut. Dalam paragraf ini, akan dijelaskan beberapa poin utama terkait dengan hukum ketenagakerjaan dalam UU Cipta Kerja.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 641, "width": 471, "height": 118, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "1. Fleksibilitas Jam Kerja: Salah satu aspek penting dari UU Cipta Kerja adalah fleksibilitas dalam jam kerja. Undang-undang ini memberikan fleksibilitas bagi majikan untuk menyesuaikan jam kerja pekerja sesuai dengan kebutuhan bisnis mereka, dengan memastikan bahwa waktu kerja dan waktu istirahat diatur dalam perjanjian kerja. Ini memungkinkan perusahaan untuk merespons perubahan permintaan pasar dengan lebih cepat.", "type": "List item" }, { "left": 205, "top": 791, "width": 186, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Copyright @ Delycia anwar rannu, Rasji", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 39, "width": 471, "height": 98, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "2. Pengaturan Kontrak Kerja: UU Cipta Kerja juga mengatur kontrak kerja dengan lebih fleksibel. Pekerja dapat mengadakan perjanjian kerja berdasarkan berbagai jenis kontrak, termasuk kontrak kerja waktu tertentu dan tidak tertentu. Hal ini memberikan lebih banyak pilihan bagi pekerja dan majikan dalam menentukan jenis hubungan kerja yang sesuai.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 143, "width": 471, "height": 98, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "3. Pemutusan Hubungan Kerja: UU Cipta Kerja mengatur aturan yang lebih jelas terkait dengan pemutusan hubungan kerja (PHK). Salah satu perubahan utama adalah pengenalan sistem pesangon yang lebih adil berdasarkan masa kerja. Undang-undang ini juga memberikan persyaratan yang lebih jelas untuk alasan pemutusan dan prosedur yang harus diikuti oleh majikan dalam melaksanakan PHK.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 246, "width": 471, "height": 98, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "4. Outsourcing dan Alih Daya: UU Cipta Kerja mengatur lebih rinci tentang outsourcing (penyediaan tenaga kerja) dan alih daya. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan perlindungan lebih baik bagi pekerja yang bekerja melalui perusahaan penyedia tenaga kerja. Undang-undang ini juga mencakup ketentuan yang mengatur upah minimum bagi pekerja yang dipekerjakan melalui perusahaan penyedia tenaga kerja.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 350, "width": 471, "height": 77, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "5. Upah Minimum: Undang-undang ini tetap menjaga konsep upah minimum, tetapi memberikan fleksibilitas bagi pemerintah pusat dan daerah untuk menentukan besaran upah minimum yang berbeda. Hal ini memungkinkan penyesuaian upah minimum sesuai dengan kondisi ekonomi dan sosial di berbagai wilayah.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 433, "width": 471, "height": 77, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "6. Perlindungan Pekerja Informal: Salah satu perubahan positif dalam UU Cipta Kerja adalah pengakuan dan perlindungan bagi pekerja informal. Undang-undang ini mencakup program perlindungan sosial yang lebih luas bagi pekerja informal dan memberikan akses lebih baik ke layanan kesejahteraan sosial.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 516, "width": 471, "height": 77, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "7. Investasi dan Kemudahan Berusaha: UU Cipta Kerja juga bertujuan untuk meningkatkan iklim investasi di Indonesia dengan menyederhanakan prosedur perizinan dan perizinan. Ini diharapkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lebih banyak peluang kerja.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 599, "width": 471, "height": 98, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "8. Perlindungan Hak-hak Pekerja: Meskipun UU Cipta Kerja mengenalkan fleksibilitas dalam beberapa aspek ketenagakerjaan, undang-undang ini juga berusaha untuk melindungi hak-hak pekerja. Ini termasuk hak untuk mendapatkan upah yang adil, perlindungan dari diskriminasi, dan hak untuk berorganisasi dan melakukan pemogokan sesuai dengan ketentuan yang diatur oleh undang-undang(Syahrial, 2020).", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 703, "width": 471, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah memberikan persetujuan untuk mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja, menjadikannya Undang-Undang yang berlaku. Dalam UU Cipta Kerja ini, terdapat klaster ketenagakerjaan yang memiliki tujuan", "type": "Text" }, { "left": 205, "top": 791, "width": 186, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Copyright @ Delycia anwar rannu, Rasji", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 39, "width": 471, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "utama untuk meningkatkan lapangan kerja sekaligus memberikan perlindungan yang lebih baik bagi pekerja.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 80, "width": 472, "height": 119, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Dalam klaster ketenagakerjaan, beberapa aspek yang diatur mencakup perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT), di mana pekerja atau buruh berhak menerima uang kompensasi sesuai dengan masa kerja mereka, namun PKWT hanya dapat digunakan untuk pekerjaan tertentu yang tidak bersifat tetap. Selanjutnya, terdapat pengaturan terkait alih daya atau outsourcing, yang menjamin perlindungan hak-hak pekerja dalam perusahaan alih daya, bahkan ketika terjadi pergantian perusahaan alih daya(Sulaksono, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 205, "width": 472, "height": 98, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "UU Cipta Kerja juga menangani upah minimum (UM) dengan mengharuskan penetapan UM di tingkat Provinsi (UMP) dan memungkinkan penetapan UM Kabupaten/Kota dengan syarat tertentu seperti pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang melebihi UMP. Kenaikan UM juga mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi dan inflasi daerah, dan UM yang telah ditetapkan sebelum UU Cipta Kerja tidak boleh diturunkan.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 309, "width": 471, "height": 77, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Dalam hal tenaga kerja asing (TKA), UU ini menetapkan batasan yang lebih ketat, hanya memperbolehkan kehadiran TKA untuk jabatan tertentu dengan kompetensi khusus, serta mengatur kemudahan terkait rencana penggunaan tenaga kerja asing (RPTKA) yang hanya berlaku untuk TKA yang memiliki keahlian tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 392, "width": 471, "height": 118, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Terkait pemutusan hubungan kerja (PHK), pekerja atau buruh yang mengalami PHK akan tetap menerima uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan uang penggantian hak sesuai dengan peraturan perundang-undangan. UU Cipta Kerja juga menetapkan kompensasi PHK sebesar 25 kali upah, dengan 19 kali ditanggung oleh pemberi kerja dan 6 kali ditanggung oleh Pemerintah melalui Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 516, "width": 471, "height": 77, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Selanjutnya, JKP diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan dan Pemerintah, yang tidak akan mengurangi manfaat dari program jaminan kesejahteraan lainnya seperti Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKm), Dana Pensiun (JHT), dan Jaminan Pensiun (JP). Pembiayaan JKP bersumber dari pengelolaan dana BPJS Ketenakerjaan dan APBN.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 599, "width": 471, "height": 140, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Terakhir, UU Cipta Kerja tetap memperkuat ketentuan waktu kerja yang sesuai dengan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, sambil menambahkan fleksibilitas dalam pengaturan waktu kerja untuk pekerjaan tertentu seperti pekerjaan paruh waktu dan pekerjaan dalam ekonomi digital. Dengan berbagai perubahan ini, UU Cipta Kerja mencoba mencapai keseimbangan antara kepentingan pengusaha dan pekerja, dengan tujuan meningkatkan lapangan kerja dan memberikan perlindungan yang lebih baik bagi pekerja di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 205, "top": 791, "width": 186, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Copyright @ Delycia anwar rannu, Rasji", "type": "Page footer" }, { "left": 281, "top": 39, "width": 59, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 60, "width": 471, "height": 139, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Undang-Undang Cipta Kerja (UU CK) memiliki dampak signifikan pada regulasi ketenagakerjaan di Indonesia. Dengan mengatur berbagai aspek, seperti perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT), alih daya (outsourcing), upah minimum (UM), tenaga kerja asing (TKA), pemutusan hubungan kerja (PHK), jaminan kehilangan pekerjaan (JKP), dan waktu kerja, UU CK bertujuan untuk mencapai keseimbangan antara kepentingan pengusaha dan pekerja, serta untuk meningkatkan lapangan kerja dan memberikan perlindungan yang lebih baik bagi pekerja.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 205, "width": 471, "height": 243, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Untuk menjaga keberhasilan implementasi Undang-Undang Cipta Kerja (UU CK), beberapa rekomendasi yang perlu dipertimbangkan adalah meningkatkan edukasi dan kesadaran, menguatkan penegakan hukum, dan melaksanakan monitoring serta evaluasi secara berkala. Pemerintah harus secara aktif memberikan edukasi kepada pekerja dan pengusaha tentang implikasi UU CK dalam ketenagakerjaan untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman dan konflik yang dapat muncul. Selain itu, penegakan hukum yang kuat dan adil terkait dengan UU CK sangat penting agar aturan dan perlindungan yang ditetapkan oleh undang-undang ini dapat ditegakkan dengan baik. Terakhir, pemantauan dan evaluasi berkala terhadap implementasi UU CK perlu dilakukan oleh pemerintah untuk memastikan bahwa undang-undang ini mencapai tujuan-tujuannya tanpa merugikan salah satu pihak. Dengan langkah-langkah ini, UU CK dapat menjadi instrumen yang efektif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan ketenagakerjaan di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 262, "top": 475, "width": 98, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 495, "width": 471, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Sulaksono, A. (2015). Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap Pdb Sektor Pertambangan Di Indonesia. Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, 20(1), 6017.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 537, "width": 472, "height": 77, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Sunusi, D. K., Kumenaung, A., & Rotinsulu, D. (2014). Analisis Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan, Pengeluaran Pemerintah Pada Pertumbuhan Ekonomi Dan Dampaknya Terhadap Kemiskinan Di Sulawesi Utara Tahun 2001-2010. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 14(2), 120 – 137.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 620, "width": 426, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Syahrial. (2020). Dampak Covid-19 terhadap Tenaga Kerja. Jurnal Ners, 4(2), 21 – 29.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 641, "width": 471, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "Zahra, H. A., Fauzi, A. M., & Surabaya, N. (2021). Dampak Sosial Omnibus Law Cipta Kerja.", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 661, "width": 443, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "ADLIYA: Jurnal Hukum Dan Kemanusiaan, 15(1), 91 – 100.", "type": "Table" }, { "left": 104, "top": 682, "width": 219, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 843, "text": "https://doi.org/10.15575/adliya.v15i1.10294", "type": "List item" } ]
6327cb98-bf0b-21f5-95a3-7c11ec7fdd6e
https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/SKETSABISNIS/article/download/2580/1890
[ { "left": 71, "top": 36, "width": 259, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sketsa Bisnis , Vol. 8, No. 1, Agustus, 2021, 34-46", "type": "Page header" }, { "left": 443, "top": 40, "width": 67, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2356-3672", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 53, "width": 236, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/SKETSABISNIS/index", "type": "Table" }, { "left": 441, "top": 53, "width": 71, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2460- 0989", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "34", "type": "Page footer" }, { "left": 177, "top": 78, "width": 258, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sketsa Bisnis Volume (8) No (1) (2021) pp (34-46)", "type": "Text" }, { "left": 204, "top": 102, "width": 191, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL SKETSA BISNIS", "type": "Section header" }, { "left": 217, "top": 130, "width": 163, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Naskah Diterima : 8 Juni 2021 Diterima Publikasi : 1 Agustus 2021", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 170, "width": 257, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal Homepage https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/SKETSABISNIS", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 219, "width": 444, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akselerasi Pertumbuhan Bisnis di Sektor Pariwisata di Era Pandemi Covid 19 Melalui Pendekatan Pentahelix", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 262, "width": 428, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Studi Pada Desa Wisata Sumberbiru Wonomerto, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang)", "type": "Text" }, { "left": 251, "top": 306, "width": 111, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Irfan Kharisma Putra", "type": "Section header" }, { "left": 162, "top": 329, "width": 286, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Universitas Brawijaya, Indonesia, [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 367, "width": 48, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 382, "width": 471, "height": 184, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract The times in the industrial era 4.0 require all sectors to make changes and innovations; every component in such scope is necessary to carry out development and revolution. Each stakeholder must be able to collaborate to materialize the programs and policies enacted by the regions. Collaboration is the key to accelerating the actualization of a program. This research analyzes the basis for the preparation of a business development strategy for the tourist village of Sumberbiru in Wonomerto Village, Wonosalam District, Jombang Regency. This research employed a descriptive qualitative method. This tourist village was chosen because it has unique characteristics. The results obtained from this study are the tourist village of Sumberbiru has accelerated the development of tourist villages with the Penta helix approach. The initiation started with managing a tourist village in collaboration with the village community empowerment agency in the field of assistance to Village-Owned Enterprises (BUMDes). Optimization of business growth in the tourism sector in Wonomerto Village through Pentahelix has been going well, but there is still much to be improved and maintained.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 577, "width": 334, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Innovation, Tourist Village, Pentahelix, and Acceleration", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 602, "width": 44, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 616, "width": 471, "height": 156, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perkembangan era industry 4.0 menuntut semua sektor untuk melakukan perubahan dan inovasi, setiap elemen yang ada pada suatu daerah diharuskan untuk melakukan pengembangan dan revolusi. Setiap stakeholder diharuskan menjalin bekerjasama untuk merealisasikan program dan kebijakan yang ditetapkan oleh daerah. Kolaborasi menjadi kunci percepatan terealisasinya sebuah program. Penelitian ini digunakan untuk menganalisis dasar penyusunan strategi pengembangan bisnis desa wisata sumberbiru yang ada di Desa Wonomerto, Kabupaten Jombang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Desa wisata ini dipilih karena mempunyai karakteristik yang unik. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah desa wisata sumber biru telah melakukan akselerasi dalam pengembangan desa wisata dengan pendekatan pentahelix. Inisiasi dimulai dari manajemen desa wisata yang berkolaborasi dengan dinas pemberdayaan masyarakat desa di bidang", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 259, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sketsa Bisnis , Vol. 8, No. 1, Agustus, 2021, 34-46", "type": "Page header" }, { "left": 443, "top": 40, "width": 67, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2356-3672", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 53, "width": 236, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/SKETSABISNIS/index", "type": "Page header" }, { "left": 441, "top": 53, "width": 71, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2460- 0989", "type": "Table" }, { "left": 299, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "35", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 78, "width": 471, "height": 40, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pendampingan BUMDes. Optimalisasi pertumbuhan bisnis di sektor pariwisata di desa wonomerto melalui pentahelix sudah berjalan dengan baik, namun masih banyak yang harus ditingkatkan dan dipertahankan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 136, "width": 364, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : Inovasi, Kolaborasi, Desa Wisata, Pentahelix dan Akselerasi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 203, "width": 90, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 222, "width": 443, "height": 276, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertumbuhan di sektor wisata di era globalisasi telah mengubah banyak hal, mulai dari perilaku orang berwisata, sampai dengan pemilihan lokasi pariwisata. Negara Indonesia, industri pariwisata mengalami peningkatan yang sangat pesat, dikarenakan Negara Indonesia terdiri atas daratan, hutan dan kelautan, sehingga banyak sekali potensi-potensi alam yang dapat dikembangkan oleh daerah. Saat ini sektor pariwisata menjadi trend industri tersendiri yang menjadi salah satu pendukung pertumbuhan ekonomi nasional, bahkan pemerintah menjadikan pariwisata dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) dan juga menjadi prioritas utama dalam pembangunan infrastruktur yang mendukungpertumbuhan di sektor pariwisata tersebut. Pengembangan sektor wisaya akan berdampak terhadap terbukanya kesempatan kerja baru, pendapatan yang meningkat, pemerataan ekonomi dan tentunya ketika sektor wisata dikembangkan maka muncul yang namanya multiple effect. Seiring berjalannya waktu, pertumbuhan sektor pariwisata saat ini sudah tidak lagi menjadi tujuan pengembangan ditingkat provinsi dan kabupaten saja, namun sudah mulai memasuki rana perdesaan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 506, "width": 443, "height": 257, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perdesaan saat ini sedang berlomba-lomba untuk menggalih potensi untuk dapat mengembangkan desanya agar lebih maju, maka berbagai potensi yang didapatkan dapat menjadi daya tarik untuk dikembangkan menjadi kawasan industri atau kawasan wisata yang dikembangkan supaya masyarakat mampu manfaat sebesar-besarnya dari pengembangan kawasan wisata tersebut. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh semua aktor dan stakeholder yang terlibat dalam pengembangan wisata adalah wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata pada dasarnya membutuhkan bermacam kebutuhan barang atau jasa dan tentunya kepuasaan akan wisata yang dikunjungi, wisatawan rela mengeluarkan biaya yang cukup tinggi agar kebutuhan psikologis manusia terpenuhi, karena pada dasarnya semua orang membutuhkan hiburan untuk bisa bisa keluar dari rutinitas pekerjaannya. Kunjungan para wisatawan ke wisata tentunya menjadi perhatian khusus bagi penyedia wisata, jangan sampai pengunjung merasa tidak nyaman dikarenakan terdapat beberapa kelompok yang berusaha mencari keuntungan dengan cara seperti memalak, menaikkan harga diatas ketentuan maksimal yang sudah", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 157, "width": 249, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "*) Penulis Korespondensi: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 259, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sketsa Bisnis , Vol. 8, No. 1, Agustus, 2021, 34-46", "type": "Page header" }, { "left": 457, "top": 40, "width": 67, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2356-3672", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 53, "width": 236, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/SKETSABISNIS/index", "type": "Page header" }, { "left": 455, "top": 53, "width": 71, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2460- 0989", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 78, "width": 443, "height": 162, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ditetapkan bagi wisatawan asing, karena bagi wisatawan asing kenyamanan dalam berlibur menjadi poin terpenting. Dampak yang didapatkan adalah berkurangnya pendapatan, ketika penyedia jasa wisata ini tidak dapat menjaga menajemenya dengan baik. Oleh karena itu dengan adanya pengembangan dari sisi desa wisata, maka lingkungan budaya dan alamnya didaerah tersebebut tetap terjaga tanpa mengurangi kelestarian dan kualitasnya, karena pada dasarnya masyarakat selalu menjaga dan memelihara lingkungannya agar masih terlihat lestari serta dapat meningkatkan kualitasnya dan mempunyai rasa memiliki terhadap lingkungan yang ada (Nita Andrianti, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 249, "width": 443, "height": 219, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saat ini desa wisata memang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan dan para pelaku usaha, hal ini berdampak pada kenaikan status desa yang dulunya tertingal berubah menjadi desa yang mempunyai sebuah tempat pariwisata yang unik, sehingga dampak wisata tersebut bisa dirasakan oleh stakeholder dan user yang ada disekitar desa tersebut. Terdapat beberapa fasilitas yang dikembangkan dan tujuanya untuk mempermudah para wisatawan yang melakukan aktivitas wisata. Fasilitas yang seharusnya ada pada kawasan desa wisata seperti : sarana transportasi, fasilitas umum, akomodasi, telekomunikasi dan fasilitas kesehatan. Khususmya untuk sarana akomodasi untuk di desa wisata dapat menyediakan sarana penginapan yang layak untuk wisatawan atau rumah singgah ( home stay ), karena sebaran wisatawan cukup luas sehingga para pengunjung dapat merasakan suasana menginap yang asri dan situasi pedesaanya masih asli, baik darii suasana dan lingkungan budaya (Unesco, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 477, "width": 443, "height": 276, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembangunan pada aspek kepariwisataan tentunya mempunyai sasaran akhir yakni agar pendapatan masyarakat dapat meningkat dan menambah nilai ekonomi serta pada akhirnya selaras dengan kesejahteraan masyarakat (Kurniawati & Hargono, 2014). Desa wisata dapat memaksimal bentuk kolaborasi mulai dari akomodasi, atraksi serta fasilitas pendukung yang ditampilkan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat dan menyatu dengan tata kelola tradisi yang ada pada desa terserbut. Kunci sukses dalam menjalankan program desa wisata terletak pada kepedulian atau partisipaso dari masyarakat internal desa, sebab masyarakat lokal dirasa lebih tau mengenai demografi desa serta dari sisi sosiologi juga lebih mengetahui apasaja yang ada di desa tersebut (Yusnikusumah & Sulistyawati, 2016). Partisipasi adalah sikap sukarela yang muncul dari masyarakat yang dapar mencapai tingkat keberhasilan program pengembangan desa wisata, dukungan dari masyarakat menjadi faktor pendukung untuk mengembangkan desa wisata. Selain itu, partisipasi dapat diartikan sebagai bentuk keterlibatan seseorang dalam hal ini adalah mentalnya sekaligus tingkatan emosional seseorang yang terdapat pada kondisi kelompok yang mendorongnya untuk andil dalam menyumbangkan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 259, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sketsa Bisnis , Vol. 8, No. 1, Agustus, 2021, 34-46", "type": "Page header" }, { "left": 457, "top": 40, "width": 67, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2356-3672", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 53, "width": 236, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/SKETSABISNIS/index", "type": "Page header" }, { "left": 455, "top": 53, "width": 71, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2460- 0989", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 78, "width": 443, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kemampuan yang dimiliki agar tujuan kelompok tersebut dapat tercapai serta bertanggung jawab pada program-program tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 443, "height": 105, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sesuatu dapat dikembangkan dalam hal partisipasi adalah dengan melakukan pendekatan pentahelix. Pendekatan Pentahelix adalah bentuk kolaborasi yang terdiri dari akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah dan media. Pendekatan Pentahelix pertama kali diperkenalkan oleh menteri pariwisata Arief Yahya serta dituangkan ke dalam Peraturan Menteri (Permen) Pariwisata Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 230, "width": 443, "height": 276, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sektor pariwisata adalah salah satu sumber pendapatan potensial yang dapat dikembangkan oleh sektor pedesaan. Pengelolaan pariwisata harus dikelola secara professional, hal ini dikarenakan rentan konfilik yang ditimbulkan terhadap segala perubahan sosial, politik dan budaya yang terjadi di masyarakat. Pengembangan daerah pariwisata mempunyai keterlibatan yang penting untul dapa meningkatkan kesejahteraan masdyarakat dan mendukung program pembangunan pemerintah terkait wisata (Arida & Pujani, 2017). Desa Wisata Sumberbiru Wonomerto merupakan salah satu desa yang berhasil memanfaatkan potensi alamnya, dengan mengandalkan banyaknya sumber air yang ada dikawasan desa tersebut. Bermula dari adanya beberapa orang yang bersepakat untuk memanfaatkan potensi alam yang ada, maka terciptalah desa wisata sumberbiru tersebut dan pada akhirnya ini menjadi suatu peluang untuk menciptakan usaha baru bagi Desa Wonomerto. Selanjutnya Pemerintah Desa Wonomerto melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) berusaha menyingkapi adanya pengembangan desa wisata, oleh karena itu pada akhirnya seluruh aktor yang terlibar bersekapat untuk menjadikan desa wisata sebagai bagain unit usaha yang dimiliki oleh BUMDes tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 443, "height": 238, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengembangan desa wisata sumberbiru yang sedang dijalankan ternyata sangat terdampak karena adanya wabah pandemic covid 19. Akselerasi pengembangan desa wisata ternyata menjadi daya tarik tersendiri bagi Desa Wisata Sumber biru. Berawal dari adanya pandemic covid 19, banyak sekali sektor wisata yang terdampak, terutama bagi desa yang beberpa tahun ini sedang menikmati euforianya dalam mengembangkan kawasan wisatanya. Butuh kolaborasi yang cepat untuk bisa membuat sektor wisata itu untuk terus bertahan dan berkembang dimasa pandemic covid 19 ini. Menurut Nita Andrianti, (2019) jenis pendekatan pentahelix merupakan salah satu usulan yang sering digunakan pada konteks pengembangan sinergisitas antara instansi yang terlibat agar mampu mendukung semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Aribowo et al., (2018) menjelaskan bahwa pendekatan pentahelix mempunyai funsgi sebagai kolaborator untuk mempercepat tujuan inovasi bersama serta pentahelix dapat berkontribusi untuk dapat memajukan kondisi ekonomi local dan daerah. Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 259, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sketsa Bisnis , Vol. 8, No. 1, Agustus, 2021, 34-46", "type": "Page header" }, { "left": 457, "top": 40, "width": 67, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2356-3672", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 53, "width": 236, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/SKETSABISNIS/index", "type": "Page header" }, { "left": 455, "top": 53, "width": 71, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2460- 0989", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "38", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 78, "width": 443, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ini dilakukan dalam rangka untuk melihat bagaimana penerapan pendekatan Pentahelix sebagai salah satu upaya untuk percepatan pertumbuhan disektor pariwisata saat pandemic covid 19 ini, sehingga hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah munculnya bentuk strategi yang tepat di dalam kolaborasi melalui pendekatan Pentahelix, hal ini agar dapat mempercepat proses akselerasi perkembangan desa wisata.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 192, "width": 97, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Kerangka Teori", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 211, "width": 129, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.1 Definisi Desa Wisata", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 230, "width": 446, "height": 466, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Desa wisata adalah suatu dearah pedesaan yang mempunyai daya tarik serta menawarkan keseluruhan suasana yang dapat mencerminkan demografi keadaan asli pedesaannya, yang didalamnya terdapat bangunan, tata ruang maupun kehidupan sosial- budaya, adat istiadat serta mampu menyediakan kebutuhan utama para pengunjung wisata seperti fasilitas umum, makanan dan minuman, oleh-oleh, dan atraksi-atraksi wisata atau hiburan pada umumnya yang sangat berbeda dengan industri penyedia wisata (Adikampana & Parashita, 2018). Berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan pengertian desa sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara Kesataun Republik Indonesia. Oleh karena itu, ketika suatu daerah atau desa yang dapat melestarikan alam dan sosial budayanya maka akan menciptakan nilai tersendiri bagi wisatawan sehingga ini akam menjadi pemantik ketertarikan wisatawan yang ingin melakukan perjalanan wisata baik yang secara individu maupun kelompok untuk menghilangkan stress yang diakibatkan karena rutinitas bekerja. Saat ini desa wisata menjadi sektor yang sangat diperhatikan oleh pemerintah, desa wisata diharapkan menjadi penyumbang pendapatan sebuah negera dan juga menjadi pemicu pemerataan ekonomi di tingkat pedesaan (Pranadji, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 727, "width": 183, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.2 Definisi Partisipasi Masyarakat", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 259, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sketsa Bisnis , Vol. 8, No. 1, Agustus, 2021, 34-46", "type": "Page header" }, { "left": 457, "top": 40, "width": 67, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2356-3672", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 53, "width": 236, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/SKETSABISNIS/index", "type": "Table" }, { "left": 455, "top": 53, "width": 71, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2460- 0989", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "39", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 78, "width": 443, "height": 143, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Partisipasi merupakan sumber power yang dimiliki oleh masyarakat, sehingga dapat mengatasi adanya permasalahan yang digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kehidupan yang lebih baik nantinya, sehingga berdampak pada kesejahteraan dan perdamaian didaerah tersebut Koswara & Syathori, (2018) dalam Dewi et al. 2013). Partisipasi sendiri adalah bentuk utama dari interaksi serta komunikasi yang berkaitan dengan pembagian: tanggung jawab, kewenangan dan manfaat yang ditimbulkan, sehingga adanya partisipasi tersebut dapat mempercepat terwujudnya sebuah program atau tercapai", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 230, "width": 443, "height": 124, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "nya sebuah visi dan misi (Apriantini, 2014). Theodorson (1994) menjelaskan bahwa dalam makna sehari hari, partisipasi adalah bagian dari adanya keterlibatan seseorang dalam kegiatan tertentu, dan keterlibatan tersebut didasarkan atas kesadaran bersama. Secara ideal partisipasi sendiri berwujud partisipasi interaktif ataupun bentuk pengorganisasian diri, tetapi tentunya hal tersebut membutuhkan kapabilitas sumber daya manusia yang optimal, sehingga adanya partisipasi tersebut program dapat dijalankan dengan baik dan maksimal tanpa adanya halangan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 363, "width": 442, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masyarakat bukan hanya sekadar objek atau penerima manfaat saja, namun melainkan sebagai subjek pembangunan bersama-sama. Pandangan ini serupa dengan Indrawati, et.al (2003) yang menjelaskan bahwa partisipasi masyarakat merupakan hak, bukan kewajiban, oleh karena itu partisipasi dapat memunculkan faktor penghambat atau faktor pendukung sebuah program.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 477, "width": 174, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.3 Pengembangan Desa Wisata", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 496, "width": 443, "height": 257, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengembangan sebuah desinasi wisata yang ada di desa saat ini menjadi perhatian khusus bagi pemerintah,baik ditingkat pusat melalui kementerian, sampai ke tingkat pemerintah desa, hal ini dikarenakan saat ini desa dituntut untuk bisa menciptakan pendapatan tersendiri dan mandiri. Desa suatu saat diharapkan bisa tumbuh mandiri tanpa mengandalkan anggaran daerah lagi. (Ulum & Dewi, 2021) memaknai desa wisata sebagai bentuk integrasi antara akomodasi, atraksi, dan fasilitas pendukung yang ditampilkan pada struktur kehidupan bermasyarakat yang menyatu dengan budaya yang berlaku dilingkungan tersebut, desa yang dikembangkan dalam program desa wisata dapat memberikan nilai teesendiri sehingga berdampak positif, sehingga desa tersebut bisa menjadi banchmark desa-desa lain untuk menirunya, penetapan suatu desa dijadikan sebagai desa wisata harus memenuhi beberapa persyaratan, diantaranya seperti potensi alam, budaya atau justru muncul dari sebuah permasalahan. Pearce, (1987) memaknai pengembangan desa wisata sebagai suatu proses yang menekankan cara untuk membangun atau mengembangkan desa wisata menjadi desa yang maju, hal", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 259, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sketsa Bisnis , Vol. 8, No. 1, Agustus, 2021, 34-46", "type": "Page header" }, { "left": 457, "top": 40, "width": 67, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2356-3672", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 53, "width": 236, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/SKETSABISNIS/index", "type": "Page header" }, { "left": 455, "top": 53, "width": 71, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2460- 0989", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "40", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 78, "width": 443, "height": 86, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang sama juga dikatakan oleh Wijaya & Permana, (2017) bahwa unsur terpenting dalam pengembangan desa wisata adalah adanya keterlibatan, partisipasi masyarakat desa itu sendiri pada setiap kegiatan yang berkaitan dengan wisata yang ada di desa tersebut, karena masyarakat lokal yang tentunya lebih memahami kompleksitas yang ada di desanya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 182, "width": 114, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.4 Model Pentahelix", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 201, "width": 443, "height": 86, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pentahelix merupakan sebuah alat yang digunkan untuk mengoptimalisasikan sebuah program. Pengembangan model pentahelix dari (Ridwanullah et al., 2021) dimana adanya keseimbangan lima pemangku kepentingan yaitu: Bisnis (business), akademisi (academician), pemerintah (government), masyarat (community), dan media, dimana peran masing-masing adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 374, "width": 106, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: (Oka, 2013)", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 393, "width": 157, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar Pentahelix Partnership", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 412, "width": 443, "height": 104, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Destinasi wisata merupakan kawasan geografis yang penting dimana wisatawan, pelaku usaha pariwisata, masyarakat, lembaga akademik dan pemerintah daerah saling berinteraksi. Kerjasama dan koordinasi antara semua pemangku kepentingan ini adalah fondasi bagi pembangunan pariwisata. Semua pemangku kepentingan ini berbagi sumber daya di tempat tujuan dan mengembangkan berbagai jaringan formal dan informal (Burge et al., 2014).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 540, "width": 56, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Metode", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 559, "width": 445, "height": 200, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian dalam jurnal ini menggunakan skema penelitian kualitatif-deskriptif. Menurut Lexy, (2010) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang menghasilkan suatu penemuan secara langsung yang didapatkan oleh peneliti kerika turun kelapangan serta tidak mampu dicapai jika hanya menggunakan cara statistik atau yang kaitanya dengan angka saja, atau istilah lainnya yaitu butuh informasi secara langsung baik dengan pengamatan atau wawancara. Penelitian kualitatif ini sering digunakan untuk mengamati perilaku masyarakat, fungsional organisasi, peristiwa tertentu, budaya, dan hubungan kekerabatan dalam kekeluargaan serta melihat adanya sebuah fenomena-fenomena yang unik dan mempunyai nilai tersendiri (Abd Manan et al., 2019). Fokus penelitian ini adalah agar memudahkan peneliti untuk membuat keputusan yang tepat sesuai dengan kebutuhan data yang dikumpulkan atau digunakann. Fokus", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 259, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sketsa Bisnis , Vol. 8, No. 1, Agustus, 2021, 34-46", "type": "Page header" }, { "left": 457, "top": 40, "width": 67, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2356-3672", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 53, "width": 236, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/SKETSABISNIS/index", "type": "Page header" }, { "left": 455, "top": 53, "width": 71, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2460- 0989", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "41", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 78, "width": 443, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penelitian ini terletak pada konsentrasi pengembangan desa wisata yang ada di sumberbiru, wonomerto, mencakup: 1) Program kolaborasi desa wisata sumberbiru dengan stakeholder melalui pendekatan pentahelix: 2) Faktor Pendukung dan Penghambat dalam percepatan desa wisata sumberbiru dikondisi pandemic covid 19 ini, sehingga terdampak pada tingkat ekonomi bisnis masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 185, "width": 193, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Hasil Penelitian Dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 204, "width": 51, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4.1 Hasil", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 217, "width": 424, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Program Kolaborasi Desa Wisata Sumberbiru dengan Stakeholder melalui Pendekatan Pentahelix", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 255, "width": 442, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan penelitian, terdapat lima pemangku kepentingan yang berkolaborasi dalam mengembangkan Desa Wisata Suumberbiru diantaranya yaitu akademisi, komunitas, pemerintah, bisnis serta media. Untuk melihat lebih jelasnya bagaimana pola hubungan dalam sinergisitas model Pentahelix dapat dilihat dalam bagan berikut :", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 605, "width": 147, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : Diolah Oleh Peneliti", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 624, "width": 443, "height": 143, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan temuan dilapangan bahwa jenis kolaborasi yang terjalin antar stakeholder pada desa wisata sumberbiru bahwa dari sisi Akademisi cukup berkontribusi untuk pengembangan wisata, hal itu dapat dilihat dari kontribusi kampus STIKIP yang ada di Kabupaten Jombang yang sudah menjadikan Desa Wisata Sumberbiru sebagai mitra dalam hibah Ristek tahun 2020 tentang penanggulangan ekonomi lokal desa disaat pandemic. Adanya sinergi tersebut berdampak cukup baik, namun hal itu belum maksimal, sebab masih belum adanya komunukasi dengan pihak pemerintah terkait kordinasi program-program yang akan dikembangkan. Akademisi sebagai Creator sangat", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 259, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sketsa Bisnis , Vol. 8, No. 1, Agustus, 2021, 34-46", "type": "Page header" }, { "left": 457, "top": 40, "width": 67, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2356-3672", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 53, "width": 236, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/SKETSABISNIS/index", "type": "Page header" }, { "left": 455, "top": 53, "width": 71, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2460- 0989", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "42", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 78, "width": 443, "height": 86, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "memiliki hubungan sebagai fungsi pengkordinasi antara komunitas dengan bisnis. Sebab dalam hubungan ini komitmen untuk saling membagi secara bersama sumberdaya yang dimiliki. Sumber daya yang dimaksud seperti bantuan yakni semisal bantuan permodalan, sharing informasi yang berkaitan tentang bisnis, dan seluruh prosesnya, serta pendampingan atau pelatihan sesuai kebutuhan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 173, "width": 443, "height": 371, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada sinergisitas bisnis dan media memiliki fungsi hubungan yang mengkordinasikan. Hal ini dapat dilihat dari hubungan yang terjalin secara resmi, dalam hubungan ini minimal yang terjadi adalah sharing resource , dalam hal ini tidak ditemukan kaitanya dengan berbagi risiko maupun tanggungjawab, sinergi yang dilakukan adalah adanya program CSR dari perusahaan PLN sebagai bagian pendukung pengembangan desa wisata. Hubungan sinergisitas yang terjalin baik dari sisi komunitas dan media tergolong jenis fungsi dari kordinasi, yaitu dimana komunitas berperan kuat dalam membantu mempromosikan wisata yang dimiliki, baik di social media maupun secara langsung, hal ini dikarenakan komunitas mempunyai jejaring yang sangat luas. Salah satu fungsi social media di desa wistaa sumberbiru adalah mempublikasikan program pengembangan desa wisata sumberbiru, dimana dalam sosial media tersebut memuat informasi yang ada kaitanya dengan program ini. Sedangkan untuk hubungan yang terjalin antara pemerintah dan komunuitas adalah lebih kepad fungsi kerjasama. SInergisitas ini terjalin secara formal, misalnya seperti pembentukan kelompok sadar wisata (pokdarwis) yang langsung dibawah kendali dinas pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Jombang. Pemerintah dan komunitas memiliki komitmen yang cukup baik dalam berbagi sumber daya, risiko tanggung jawab, serta bentuk penghargaan. Pemerintah dalam hal ini memberikan kemudahaan akses misalnya melalui adanya ekpo, pameran serta memberikan pelatihan yang memang dibutuhkan untuk meningkatkan capaian tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 553, "width": 443, "height": 200, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemerintah dan media memiliki hubungan fungsi jaringan. Dalam hal ini disebabkan karena pemerintah belum mempunyai official media promosi yang dimiliki oleh kabupaten, sehingga pemerintah diharuskan menggandeng official media yang ada di Kabupaten Jombang, baik secara online dan ofline. Disisi lain keterbatasan sinyal yang tidak diakses dikawasan desa wisata sumberbiru juga menjadi permasalahan tersendiri. Media yang sudah mendukung perkembangan destinasi wisata adalah media online info Jombang dan juga salah satu industri provider yang sedang dalam proses inisiasi kerjasama untuk mendukung perbaikan signal adalah SMARTFREN. Pada pengembangan program desa wisata Sumberbiru, media pendukungnya adalah sosial media yang dikelola secara sederhana dan terbatas oleh komunitas. Untuk publikasi dan promosi secara online, ofline pengembang desa wisata bekerjasama dengan media ternama yang ada di Kabupaten", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 259, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sketsa Bisnis , Vol. 8, No. 1, Agustus, 2021, 34-46", "type": "Page header" }, { "left": 457, "top": 40, "width": 67, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2356-3672", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 53, "width": 236, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/SKETSABISNIS/index", "type": "Page header" }, { "left": 455, "top": 53, "width": 71, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2460- 0989", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "43", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 78, "width": 443, "height": 105, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jombang, namun dengan dana yang terbatas. Pelaku bisnis usaha juga memanfaatkan media sosial seperti untuk dapat memaksimalkan pemasaran produk dan jasa yang dikelola secara pribadi. Kolaborasi antar stakeholder dalam program ini dapat mempercepat pengembangan destinasi wisata yang akan semakin baik dan lebih tertata lagi.. Faktor Pendorong dan Penghambat Model Pentahelix dalam Akselerasi Pengembangan Desa Wisata Sumberbiru dikondisi Pandemic Covid 19.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 192, "width": 113, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Faktor Pendorong", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 211, "width": 174, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Tingkat Partisipasi Masyarakat", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 230, "width": 400, "height": 162, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peneliti menemukan bahwa partisipasi yang muncul dari masyarakat mempunyai dampak yang sangat baik kaitanya dengan proses akselerasi pengembangan desa wisata saat pandemic covid 19, hal ini disebabkan tidak lain karena mayoritas pemilik lahan wisata adalah para pelaku pengembang wisata itu sendiri, sehingga sangat mudah untuk menyatukan prinsip dalam proses pengembangan. Disamping itu, warga sekitar lokasi wisata sumberbiru juga sangat peduli terhadap keberadaan wisata tersebut, mereka mempunyai rasa memiliki, sehingga ketika ada konflik yang terjadi maka akan segera langsung diselesaikan dengam cara musyawarah.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 401, "width": 306, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Komunikasi antara Manajemen Desa dengan Stakeholder", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 420, "width": 400, "height": 162, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Komunikasi menjadi hal yang penting dalam mendukung pengembangan desa wisata sumberbiru, para aktor di lingkaran manajemen desa wisata mempunyai komunikasi yanhg baik kepada para stakeholder terkait yang ada pada model pentahelix. Salah satunya yaitu inisiasi awal manajemen desa wisata dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) untuk meminta DPMD agar segera menyediakan tenaga ahli untuk membantu mempercepat proses perkembangan desa wisatanya, dan pada akhirnya DPMD memberikan tenaga ahli dari Univeritas Brawijata untuk membantu manajemen BUMDes sebagai lembaga yang menaungi desa wisata sumberbiru didalamnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 591, "width": 121, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Faktor Penghambat", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 610, "width": 207, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Kurangnya Kordinasi lebih Mendalam", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 629, "width": 400, "height": 105, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Temuan dilapangan menunjukkan bahwa masih minimnya kordinasi lintas stakeholder yang dilakukan secara bersama-sama, selama ini sinergi manajemen desa wisata dengan stakeholder belum berjalan maksimal, hal ini ditunjukkan oleh tidak adanya rapat bersama oleh lintas prodi. Sering kali terjadi over laping, baik dari sisi pemberian informasi sampai dengan program apa yang akan dijalankan, baik dari jangka pendek dan jangka panjang.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 743, "width": 242, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Masih adanya Ego Sektoral dari Stakeholder", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 259, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sketsa Bisnis , Vol. 8, No. 1, Agustus, 2021, 34-46", "type": "Page header" }, { "left": 457, "top": 40, "width": 67, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2356-3672", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 53, "width": 236, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/SKETSABISNIS/index", "type": "Page header" }, { "left": 455, "top": 53, "width": 71, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2460- 0989", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "44", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 78, "width": 400, "height": 105, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peneliti menemukam hal yang unik, yakni masih adanya ego sektoral yag ditunjukkan oleh para stakeholder, misalnya antara DPMD dan juga dinas pariwisata kabupaten jombang, dari sisi DPMD fokus pendampingan BUMDes yang didalamnya ada unit usaha desa wisata, sedangkan dinas pariwisata dan kebudayaan merasa bahwa BUMDes terlalu masuk dalam urusan kepribadian seseorang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 213, "width": 94, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4.2 Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 232, "width": 429, "height": 219, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelaksanaan kolaborasi pengembangan Desa Wisata sumberbiru di dasarkan atas terjadinya wabah pandemic covid 19 yang berdampak terhadap perkembangan wisata dan juga disaat yang bersamaan dinas pemberdayaan masyarakat desa (DPMD) melalui pendampingan potensi BUMDes telah melakukan inovasi mengenai pengembangan buah tanpa musim dan saat itu Desa Wonomerto merupakan salah satu desa yang mempunyai potensi buah durian yang terkenal dengan citra rasanya. Desa Wisata Sumberbiru Wonomerto memiliki peluang untuk terus berkembang karena adanya kelompok-kelompok kerja yang ada di Desa Wonomerto. Kelompok kerja (pokja) diantaranya adalah; LPMD, kelompok tani, kelompok ternak, BKM unit pengelola keuangan dan kelompok kesenian dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) tentunya. Hal ini mejadikan semangat tersendiri bagi manajemen desa wisata, sebab banyak sekali stakeholder yang terlibat didalamnya.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 460, "width": 431, "height": 276, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kapasitas kelembagaan Desa Wisata Sumberbiru dinilai cukup baik dalam menjalankan kinerjanya, ini salah satu faktor pendukung dari penerapan model pentahelix. Keberhasilan tersebut nampak terlihat dari adanya kerjasama yang dilakukan dengan stakeholder dari ekternal seperti kampus STIKIP Jombang, Media Info Jombang sebagai media partnermya, PLN yang sudah memberikan CSRnya serta rencana masuknya provider SMARTFREN yang akan mensupport keterbatasan jaringan internet di desa wonomerto tersebut. Manajemen unit desa wisata dibawah naungan BUMDes sudah merancang sebuah planning bisnis melalui pembuatyan bisnis model BUMDes dengan menjadikannya sebagai induk dari usaha yang ada di desa, sehingga,semua kaitanya dengan aktivitas usaha dilakukan melalui BUMDes. BUMDes dipilih karena dinilai bisa menjadi badan usaha yang dapat menggerakkan ekonomi lokal, dan juga BUMDES merupakan badan usaha milik desa yang memang sudah menjadi program pemerintah pusat. Pemantauan program desa wisata akan diawasi oleh pemerintah desa dan masyarakat sendiri. Evaluasi dilakukan oleh BPD, pemerintah desa Wonomerto dan tokoh masyarakat setiap 3 bulan sekali untuk", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 259, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sketsa Bisnis , Vol. 8, No. 1, Agustus, 2021, 34-46", "type": "Page header" }, { "left": 457, "top": 40, "width": 67, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2356-3672", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 53, "width": 236, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/SKETSABISNIS/index", "type": "Page header" }, { "left": 455, "top": 53, "width": 71, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2460- 0989", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "45", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 78, "width": 428, "height": 29, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "melihat sejauh mana program pengembangan desa wisata sumberbiru ini berjalan, terutama disaar pandemic covid ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 131, "width": 137, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Kesimpulan Dan Saran", "type": "Section header" }, { "left": 84, "top": 150, "width": 88, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5.1 Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 164, "width": 443, "height": 200, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Program kolaborasi desa wisata dengan stakeholder melalui model pendekatan pentahelix telah memberikan dampak yang cukup baik, sinergi atau kolaborasi sangat dibutuhkan untuk dapat mempercepat program yang sedang dijalankan agar segera memberikan dampaknya. Pada dasarnya sektor pariwisata diharapkan menjadi salah satu sektor yang mempunyai multiplayer effect yang baik. Saat sektor perdesaaan sudah mulai mengenali potensi yang dimiliki, seperti halnya yang sudah dilakukan oleh desa wonomerto, oleh karena itu disaat desa sedang giat-giatnya untuk mengembangkan dan ketika pandemic covid 19 ini melanda, maka pendekatan model pentahelix menjadi salah satu strategi yang sangat baik jika dimanfaatkan secara maksimal. Pemerintah Kabupaten Jombang harus terus bersinergi dengan stakeholder-stakeholder yang ada untuk dapat menjaga kestabilan ekonomi daerah dikondisi pandemi ini.", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 392, "width": 56, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5.2 Saran", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 407, "width": 442, "height": 48, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk mengoptimalisasikan konsep pentahelix dibutuhkan komitmen bagi semua stakeholder yang terkait, terutama yang dipicu dari sisi pemerintah daerah dan juga akselerasi wisata dimasa pandemic dibutuhkan program yang tepat sasaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 478, "width": 94, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 497, "width": 442, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abd Manan, T. S. B., Khan, T., Sivapalan, S., Jusoh, H., Sapari, N., Sarwono, A., Ramli,", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 516, "width": 419, "height": 67, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R. M., Harimurti, S., Beddu, S., Sadon, S. N., Kamal, N. L. M., & Malakahmad, A. (2019). Application of response surface methodology for the optimization of polycyclic aromatic hydrocarbons degradation from potable water using photo-Fenton oxidation process. Science of the Total Environment , 665 , 196 –212.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 592, "width": 443, "height": 48, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adikampana, I. M., & Parashita, N. L. L. (2018). Perkembangan Desa Wisata Pangsan Sebagai Destinasi Pariwisata Di Kecamatan Petang Badung. Jurnal Destinasi Pariwisata , 5 (1), 34.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 649, "width": 443, "height": 48, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aribowo, H., Wirapraja, A., & Putra, Y. D. (2018). Implementasi kolaborasi model pentahelix Dalam Rangka Mengembangkan Potensi Pariwisata Di Jawa Timur Serta Meningkatkan Perekonomian Domestik. Jurnal Mebis (Manajemen Dan Bisnis) , 3 (1).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 706, "width": 443, "height": 48, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arida, I. N. S., & Pujani, L. K. (2017). Kajian Penyusunan Kriteria-Kriteria Desa Wisata Sebagai Instrumen Dasar Pengembangan Desawisata. Jurnal Analisis Pariwisata , 17 (1), 1 –9.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 259, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sketsa Bisnis , Vol. 8, No. 1, Agustus, 2021, 34-46", "type": "Page header" }, { "left": 457, "top": 40, "width": 67, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2356-3672", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 53, "width": 236, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/SKETSABISNIS/index", "type": "Page header" }, { "left": 455, "top": 53, "width": 71, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2460- 0989", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "46", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 78, "width": 442, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Burge, D. L., Boucherle, G., Sarbacker, S. R., Singleton, M., Goldberg, E., Waghorne, J.", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 97, "width": 419, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P., ?, Adi-Da, Alter, J. S., Altglas, V., Beckford, J., Louveau, F., Anandamurti, S. S., Ankerberg, J., Weldon, J., Aravamudan, S., Ash, D., Hewitt, P., Aune, K., … Yoga, A.", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 135, "width": 418, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2014). Yoga and Kabbalah as World Religions? A Comparative Perspective on Globalization of Religious Resources. In Gurus of Modern Yoga (Vol. 15, Issue 2).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 173, "width": 442, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koswara, A., & Syathori, A. D. (2018). Faktor-faktor yang Terkait dengan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani di Kota Malang. AGRIEKSTENSIA , 17 (1), 82 –91.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 211, "width": 442, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kurniawati, D., & Hargono, R. (2014). Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 228, "width": 115, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Promkes , 2 (1), 15 –27.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 249, "width": 308, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lexy, J. (2010). Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif , 163 .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 268, "width": 442, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nita Andrianti, T. L. (2019). Pengembangan desa wisata melalui penguatan strategi komunikasi pariwisata. Senadimas Unisri , September , 205 –213.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 306, "width": 443, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pearce, D. (1987). Tourism today: a geographical analysis. Tourism Today: A Geographical Analysis.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 344, "width": 442, "height": 48, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pranadji, T. (2016). Kajian ekologi kebudayaan terhadap sektor informal di perkotaan: suatu proses adaptasi ketidakseimbangan interaksi Kota-Desa akibat Industralisasi. Forum Penelitian Agro Ekonomi , 10 (2-1), 38.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 401, "width": 442, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ridwanullah, M., Rahmawati, R., & Hernawan, D. (2021). PEMETAAN TATA KELOLA PENGEMBANGAN PARIWISATA. Jurnal Governansi , 7 (1), 9 –18.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 439, "width": 442, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ulum, S., & Dewi, S. A. (2021). PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 458, "width": 419, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DESA WISATA GAMPLONG. Jurnal Manajemen Publik & Kebijakan Publik (JMPKP) , 3 (1), 14 –24.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 496, "width": 443, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "UNESCO. (2011). Recommendation on the Historic Urban Landscape. Records of the General Conference - 31st Session , 1 (November), 170.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 534, "width": 442, "height": 48, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wijaya, K., & Permana, A. Y. (2017). Kawasan Cigondewah Terkait Sarana Prasarana Lingkungan Terbangun Sebagai Kawasan Wisata Tekstil di Kota Bandung. Langkau Betang: Jurnal Arsitektur , 4 (2), 79.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 591, "width": 443, "height": 48, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yusnikusumah, T. R., & Sulistyawati, E. (2016). Evaluasi Pengelolaan Ekowisata di Kawasan Ekowisata Tangkahan Taman Nasional Gunung Leuser Sumatera Utara. Jurnal Perencanaan Wilayah Dan Kota , 27 (3), 173.", "type": "List item" } ]
eecc03b5-4555-b398-da9a-2904701ed0f9
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/jrpd/article/download/8472/4975
[ { "left": 307, "top": 788, "width": 20, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "100", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 67, "width": 77, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2615-1723 E-ISSN: 2615-1766 April 2022", "type": "Table" }, { "left": 207, "top": 61, "width": 191, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Riset Pendidikan Dasar", "type": "Section header" }, { "left": 249, "top": 77, "width": 106, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "05 (1), (2022) 100-106", "type": "Text" }, { "left": 202, "top": 95, "width": 198, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Submitted: Maret, Accepted: April, Published: April", "type": "Text" }, { "left": 436, "top": 104, "width": 98, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://journal.unismuh.ac.id/index.php/jrpd", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 131, "width": 423, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII DALAM PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER", "type": "Section header" }, { "left": 288, "top": 180, "width": 53, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fajri Basam", "type": "Section header" }, { "left": 126, "top": 201, "width": 383, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 236, "width": 206, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Korespondensi. E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 267, "width": 38, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 290, "width": 456, "height": 115, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk memotret hasil dan motivasi belajar IPA siswa dalam pembelajaran menggunakan model kooperatif Numbered Head Together (NHT). Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment (eksperimen semu). Desain penelitian yang digunakan adalah Posttest-Only Control Design. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dan angket motivasi. hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model NHT paling banyak berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 8 siswa atau sebesar 38,1% dan motivasi belajar siswa pada kelas yang dibelajarkan dengan menggunakan model NHT termasuk dalam kategori tinggi yakni 11 orang siswa atau sebesar 52,4%. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa dengan model NHT belum mampu mencapai ketuntasan klasikal sedangkan motivasi belajar tergolong tinggi yaitu 15 orang dari 21 (71,4%) memperoleh skor di atas 68.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 418, "width": 347, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : Hasil belajar IPA; Motivasi belajar; Model Pembelajaran Kooperatif", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 460, "width": 449, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MOTIVATION AND SCIENCE LEARNING OUTCOMES FOR CLASS VII STUDENTS IN THE NUMBERED HEADS TOGETHER COOPERATIVE MODEL LEARNING", "type": "Section header" }, { "left": 296, "top": 503, "width": 37, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 523, "width": 451, "height": 117, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study aims to photograph students' learning outcomes and motivation in science using the Numbered Head Together (NHT) cooperative model. This type of research is quasi-experimental. The research design used is Posttest- Only Control Design. Data collection techniques in this study are learning outcomes tests and motivation questionnaires. The results showed that the learning outcomes of students who were taught using the NHT model were mostly in the sufficient category, namely as many as 8 students or 38.1%, and the learning motivation of students in classes taught using the NHT model was included in the high category, namely 11 students or by 52.4%. From the results of the study, it was shown that the science learning outcomes of students with the NHT model had not been able to achieve classical completeness while learning motivation was high, namely, 15 people out of 21 (71.4%) scored above 68.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 654, "width": 338, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : Science learning outcomes; Motivation to learn; Cooperative Learning Model", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 38, "width": 292, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 05 (1), April 2022 (100-106) Fajri Basam", "type": "Page header" }, { "left": 130, "top": 761, "width": 370, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright ©2022, JRPD, ISSN 2615 – 1723 (Print), ISSN 2615 – 1766 (Online)", "type": "Page footer" }, { "left": 307, "top": 788, "width": 20, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "101", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 91, "width": 94, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 224, "height": 246, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mutu pendidikan itu sendiri dapat dilihat dari keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran. Keberhasilan peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar di dalam kelas tentu dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu faktor yang mempengaruhinya ialah metode mengajar guru. Pemilihan metode dalam mengajar penting dilakukan oleh seorang guru untuk menunjang keberhasilan peserta didik terkhusus dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik. Hasil belajar yang baik dan memuaskan tentunya merupakan harapan orang tua dan seluruh pihak yang terkait. Namun pada kenyataannya, harapan itu seringkali tidak terwujud disebabkan karena metode mengajar yang tidak tepat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 223, "height": 188, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hakikat teori kontruktivisme adalah bahwa peserta didik harus menjadikan informasi itu menjadi miliknya sendiri. Salah satu bentuk pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan kontruktivisme adalah pembelajaran kooperatif ( cooperative leaning ). Menurut Lie (2008), model pembelajaran kooperatif merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan sesama dalam tugas-tugas yang terstruktur, dalam sistem kooperatif ini, guru bertindak sebagai fasilitator.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 554, "width": 224, "height": 202, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ada banyak model yang ditawarkan dalam pembelajaran kooperatif, salah satunya yaitu model NHT ( Number Head Together ). Metode pembelajaran NHT merupakan suatu model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan pendekatan struktural yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Metode ini memiliki 4 tahap dalam pembelajarannya yaitu siswa dibagi dalam kelompok-kelompok, guru memberikan tugas pada kelompok, kelompok berdiskusi untuk menemukan jawaban yang benar, dan guru memanggil salah satu nomor untuk mempresentasikan jawaban hasil diskusi.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 89, "width": 223, "height": 158, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alasan memilih model NHT dalam penelitian ini, karena pada model NHT yang dicirikan dengan adanya penomoran pada siswa, dapat mencegah dominasi siswa tertentu didalam sebuah kelas. Dengan adanya penomoran, secara tidak langsung memaksa siswa untuk berusaha memahami materi serta jawaban atas pertanyaan yang diberikan dan bertanggung jawab dalam kelompoknya, sehingga setiap siswa dapat aktif dan termotivasi dalam pembelajaran dikelas.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 249, "width": 223, "height": 261, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil observasi di lapangan, tepatnya di SMP Negeri 5 Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai, guru berperan lebih dominan dan peserta didik cenderung pasif, sehingga peluang peserta didik untuk mengemukakan dan membahas suatu pandangan atau pendapat sangat kurang. Peserta didik juga kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran di dalam kelas sehingga berpengaruh pada hasil belajarnya. Selain itu, peserta didik tidak mendapatkan kesempatan yang cukup dalam mengembangkan kreativitasnya. Hal ini bertentangan dengan paham konstruktivisme yang mendasari pembelajaraan kooperatif. Oleh sebab itu, maka perlu diterapkan suatu pembelajaran yang mengacu pada teori belajar yang sesuai dengan teori belajar kognitif yang dijabarkan melalui kontruktivisme.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 512, "width": 223, "height": 246, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemilihan metode konvensional oleh guru disebabkan karena kebanyakan guru menganggap bahwa lebih penting menguasai materi pelajaran daripada metode atau model pembelajaran. Padahal hubungan antara materi pelajaran dengan metode atau model pembelajaran adalah erat sekali. Walaupun guru menguasai metode pengajaran dengan baik namun kurang menguasai materi maka proses pembelajaran kurang berjalan dengan baik. Sebaliknya, walaupun materi pelajaran dikuasai namun metode atau model pembelajaran kurang dikuasai, maka guru akan mengalami kesulitan. Sejalan dengan pendapat Hala, dkk (2015), pembelajaran di kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan.", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 38, "width": 292, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 05 (1), April 2022 (100-106) Fajri Basam", "type": "Page header" }, { "left": 130, "top": 761, "width": 370, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright ©2022, JRPD, ISSN 2615 – 1723 (Print), ISSN 2615 – 1766 (Online)", "type": "Page footer" }, { "left": 307, "top": 788, "width": 20, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "102", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 223, "height": 114, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain penggunaan model pembelajaran, keaktifan belajar juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Perbedaan kategori keaktifan belajar yang dimiliki siswa dapat menjadi bahan pertimbangan bagi guru dalam memilih suatu model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran menyenangkan dan efektif", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 176, "width": 223, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa (Komsatun, dkk, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 220, "width": 223, "height": 129, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian pendukung lainnya yaitu penelitian tindakan kelas menggunakan model NHT untuk pelajaran fisika, hasil penelitian menunjukkan bahwa NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Widodo, 2011 dalam Kusumawardani, 2015). Maka dari itu dipandang perlu dilakukan penelitian untuk mengungkap motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran kooperatif NHT.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 366, "width": 54, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 391, "width": 223, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 406, "width": 223, "height": 173, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(eksperimen semu). Desain penelitian yang digunakan adalah Posttest- Only Control Design, dengan populasi seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 5 Sinjai Selatan yang terdiri dari 6 rombongan belajar dengan total siswa sebanyak 152 orang. Sampel yang digunakan diambil dari populasi dengan teknik random sampling. Teknik ini digunakan untuk memilih secara acak kelas yang akan dijadikan subjek penelitian, sehingga diperoleh 1 rombongan belajar dari 6 rombongan belajar yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 581, "width": 223, "height": 173, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dan angket motivasi. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes hasil belajar pada ranah kognitif yang berupa pilihan ganda. Masing-masing item pada soal pilihan ganda terdiri dari 4 (a, b, c, dan d) alternatif jawaban dengan satu jawaban benar. Dan Angket disusun sesuai dengan indikator- indikator yang berupa pernyataan positif dan negatif yaitu adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 74, "width": 223, "height": 85, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif. Angket ini sebelum digunakan, terlebih dahulu dilakukan validasi oleh validator ahli.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 162, "width": 223, "height": 143, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data yang diperoleh dari sampel penelitian berupa data kuantitatif di analisis dengan analisis deskriptif. statistik deskriptif merupakan statistik yang memiliki tugas mengorganisasi dan menganalisis data agar dapat memberikan gambaran secara teratur, ringkas, dan jelas, mengenai suatu gejala, peristiwa atau keadaan, sehingga dapat ditarik pengertian atau makna tertentu (Sudijono, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 308, "width": 223, "height": 114, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis hasil belajar siswa diarahkan pada pencapaian hasil belajar secara individu dan klasikal. Seorang siswa dikatakan berhasil dalam belajar jika memperoleh nilai minimal 70. Pembelajaran dikatakan berhasil secara klasikal jika minimal 85% siswa mencapai skor minimal 70 (Depdiknas 2012). Pengkategorian hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 332, "top": 439, "width": 178, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1 Kategorian Hasil Belajar Siswa", "type": "Section header" }, { "left": 351, "top": 454, "width": 171, "height": 75, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Interval Nilai Kategori 86-100 71-85 56-70 41-55 ≤ 40 Sangat Baik Baik Cukup", "type": "Table" }, { "left": 457, "top": 504, "width": 73, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kurang Sangat Kurang", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 533, "width": 202, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Departemen Pendidikan Nasional, 2012)", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 558, "width": 223, "height": 70, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Siswa dikatakan mempunyai motivasi belajar yang tinggi, jika nilai siswa berada pada nilai 68 atau lebih. Selanjutnya, kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 644, "width": 207, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2 Kategori Nilai Motivasi Belajar Siswa", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 660, "width": 176, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Interval Nilai Kategori 84-100 68-83 52-67 38-51 20-37 Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah", "type": "Table" }, { "left": 457, "top": 722, "width": 76, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sangat Rendah", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 738, "width": 194, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Adaptasi Peneliti dari Sugiyono, 2014)", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 38, "width": 292, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 05 (1), April 2022 (100-106) Fajri Basam", "type": "Page header" }, { "left": 130, "top": 761, "width": 370, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright ©2022, JRPD, ISSN 2615 – 1723 (Print), ISSN 2615 – 1766 (Online)", "type": "Page footer" }, { "left": 307, "top": 788, "width": 20, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "103", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 103, "width": 152, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 128, "width": 223, "height": 71, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data variabel hasil belajar diperoleh dengan cara memberikan tes hasil belajar kepada kedua kelas eksperimen setelah selesai mengajarkan materi. Hasil belajar analisis belajar siswa ditunjukkan pada tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 213, "width": 223, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3 Hasil Belajar Siswa pada Kelas yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Model NHT", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 259, "width": 201, "height": 138, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Statistik Deskriptif Nilai Statistik Kelas NHT N (ukuran sampel) 21 Mean (rata-rata) 60,24 Median (nilai tengah) 60,00 Modus (nilai yang sering muncul) 60 Standar Deviasi (simpangan baku) 17,137 Range (rentang skor) 65 Skor minimum 25 Skor maksimum 90", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 413, "width": 223, "height": 245, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui bahwa nilai mean (rata-rata) dari data variabel hasil belajar kelas yang dibelajarkan dengan model NHT sebesar 60,24, untuk standar deviasi (simpangan baku) pada kelas yang dibelajarkan dengan menggunakan model NHT yaitu sebesar 17,137. Standar deviasi digunakan untuk mengetahui keragaman data yang diperoleh. Semakin tinggi standar deviasinya, semakin beragam data tersebut. Range (rentang skor) pada kelas yang dibelajarkan dengan model NHT yaitu 65, Nilai 65 pada kelas yang dibelajarkan dengan model NHT diperoleh dari pengurangan skor maksimum 90 dengan skor minimum 25. karena range merupakan selisih nilai antara skor minimum dan skor maksimum.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 661, "width": 223, "height": 85, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data tes hasil belajar yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian dikelompokkan kedalam 5 kategori, yaitu kategori sangat baik, kategori baik, kategori cukup, kategori kurang, dan kategori sangat kurang, sesuai dengan pengkategorian hasil belajar Depertemen", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 74, "width": 223, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan Nasional (2012). Pengkategorian data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 115, "width": 226, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4 Kategorian Hasil Belajar Siswa pada Kelas yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Model NHT", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 155, "width": 212, "height": 116, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Interval skor Kelas NHT Persentase (%) Kelas NHT Kategori 86-100 1 4,8 Sangat baik 71-85 4 19,0 Baik 56-70 8 38,1 Cukup 41-55 4 19,0 Kurang ≤ 40 4 19,0 Sangat kurang Total 21 100", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 286, "width": 223, "height": 188, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah melihat hasil analisis data pada tabel 4, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model NHT paling banyak berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 8 siswa atau sebesar 38,1%, Hasil belajar dengan kategori sangat baik pada kelas yang dibelajarkan dengan model NHT sebanyak 1 orang atau 4,8%. Untuk kategori hasil belajar baik, pada kelas yang dibelajarkan dengan model NHT sebanyak 4 orang siswa atau 19,0% Hasil belajar kategori kurang, yaitu 4 orang siswa, sedangkan pada kelas yang dibelajarkan.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 476, "width": 223, "height": 100, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penilaian motivasi belajar siswa diukur dengan menggunakan angket motivasi. Angket yang telah dibagikan kepada peserta didik, sebelumnya telah divalidasi oleh tim validator ahli. Setiap angket motivasi memiliki total 25 pernyataan, yang terdiri atas pernyataan positif dan pernyataan negatif.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 578, "width": 223, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemaparan data dari angket variabel motivasi belajar kelas yang dibelajarkan dengan menggunakan model NHT, dapat dilihat pada tabel 5.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 637, "width": 223, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa jumlah sampel Pada kelas yang dibelajarkan dengan menggunakan model NHT memiliki sampel yang berjumlah 21 orang. Untuk nilai mean (rata-rata) dari data variabel motivasi belajar kelas NHT sebesar 74,00, dan nilai median atau nilai tengah sebesar 73,00. Untuk nilai modus (nilai yang", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 38, "width": 292, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 05 (1), April 2022 (100-106) Fajri Basam", "type": "Page header" }, { "left": 130, "top": 761, "width": 370, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright ©2022, JRPD, ISSN 2615 – 1723 (Print), ISSN 2615 – 1766 (Online)", "type": "Page footer" }, { "left": 307, "top": 788, "width": 20, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "104", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 223, "height": 114, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sering muncul) pada kelas NHT yaitu 73 dan untuk standar deviasi (simpangan baku) yaitu sebesar 9,132. Semakin tinggi standar deviasinya, semakin beragam data tersebut. Range (rentang skor) pada kelas yaitu 36 diperoleh dari selisih nilai antara skor minimum yang bernilai 50 dan skor maksimum 86.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 205, "width": 226, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5 Skor Angket Motivasi Belajar Siswa pada Kelas yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Model NHT", "type": "Section header" }, { "left": 97, "top": 244, "width": 203, "height": 139, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Statistik Deskriptif Nilai Statistik Kelas NHT N (ukuran sampel) 21 Mean (rata-rata) 74,00 Median (nilai tengah) 73,00 Modus (nilai yang sering muncul) 73 Standar Deviasi (simpangan baku) 9,132 Range (rentang skor) 36 Skor minimum 50 Skor maksimum 86", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 399, "width": 223, "height": 128, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data angket motivasi belajar yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian dikelompokkan kedalam 5 kategori, yaitu kategori sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, dan sangat rendah, sesuai dengan pengkategorian motivasi belajar menurut adaptasi peneliti dari Sugiyono (2014). Pengkategorian data tersebut dapat dilihat pada tabel 6.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 544, "width": 223, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 6 Kategorian Skor Angket Motivasi Belajar Siswa pada Kelas yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Model NHT", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 596, "width": 211, "height": 116, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Interval skor Kelas NHT Persentase (%) Kelas NHT Kategori 84-100 4 19,0 Sangat tinggi 68-83 11 52,4 Tinggi 52-67 5 23,8 Cukup 38-51 1 4,8 Rendah 20-37 0 0 Sangat rendah Total 21 100", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 727, "width": 222, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil analisis data dari tabel 6, dapat diketahui bahwa sebagian besar motivasi", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 74, "width": 225, "height": 139, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "belajar siswa pada kelas yang dibelajarkan dengan menggunakan model NHT termasuk dalam kategori tinggi yakni 11 orang siswa atau sebesar 52,4%, siswa yang memiliki motivasi belajar sangat tinggi pada kelas sebanyak 4 orang siswa atau sebesar 19,0% . Siswa yang berada pada kategori motivasi belajar cukup sebanyak 5 orang siswa atau sebesar 23,8%. Dan untuk kategori motivasi belajar rendah, pada kelas NHT masih terdapat 1 orang siswa.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 214, "width": 223, "height": 421, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cara guru mengecek pemahaman siswa yaitu dengan menyebut salah satu nomor anggota kelompok untuk menjawab tanpa informasi sebelumnya, sehingga siswa termotivasi untuk memahami materi diskusi dengan harapan agar masing-masing dari mereka dapat menjawab pertanyaan guru. Namun meskipun demikian, tidak semua siswa yang disebutkan nomornya dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Hal ini bisa jadi disebabkan karena keterbatasan waktu yang dimiliki siswa untuk belajar dan memahami dengan baik materi diskusi. Hal ini sejalan dengan pendapat Handayani (2010) yang mengatakan bahwa kekurangan model NHT adalah membutuhkan waktu yang lama. Selama proses pembelajaran, beberapa siswa juga masih terlihat kaget ketika nomor mereka yang disebutkan oleh guru untuk menjawab mewakili kelompok menunjukkan bahwa mereka belum siap. Selain itu, tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru, sehingga tidak semua siswa mendapat kesempatan untuk mengemukakan jawabannya. Hal inilah yang memicu adanya variasi motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen I (yang dibelajarkan dengan menggunakan model NHT).", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 637, "width": 223, "height": 115, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Siswa harus memiliki motivasi belajar yang tinggi, sehingga berdampak pada hasil belajar yang baik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Aritonang (2008), Hamdu & Agustina (2011), yang mengatakan bahwa motivasi belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Motivasi belajar yang dimiliki siswa", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 38, "width": 292, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 05 (1), April 2022 (100-106) Fajri Basam", "type": "Page header" }, { "left": 130, "top": 761, "width": 370, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright ©2022, JRPD, ISSN 2615 – 1723 (Print), ISSN 2615 – 1766 (Online)", "type": "Page footer" }, { "left": 307, "top": 788, "width": 20, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "105", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 223, "height": 129, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dalam setiap kegiatan pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran tertentu. Siswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar memungkinkan akan memperoleh hasil belajar yang tinggi pula, artinya semakin tinggi motivasinya, semakin intensitas usaha dan upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi prestasi belajar yang diperolehnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 206, "width": 223, "height": 245, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Motivasi belajar diperlukan untuk menumbuhkan minat terhadap pelajaran, sehingga siswa terdorong untuk belajar demi memperoleh hasil belajar yang baik, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Taiyeb & Mukhlisa (2015) yang mengatakan bahwa salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa ialah motivasi belajar. Terkadang siswa dan guru kurang memperhatikan hal-hal yang bisa memotivasi siswa dalam belajar. Kurangnya motivasi belajar siswa akan berdampak pada hasil belajar siswa. Bila keadaan ini terus menerus dibiarkan, maka bukan hanya berdampak pada kurang maksimalnya hasil belajar individu, tapi juga akan berdampak pada hasil belajar kelas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 454, "width": 223, "height": 304, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model NHT bervariasi dari keterangan sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Adanya siswa yang memperoleh hasil belajar sangat baik dan baik karena pada model pembelajaran NHT memudahkan siswa belajar melaksanakan tanggung jawab pribadinya. Dalam pembelajaran NHT, setiap siswa dari kelompok yang sama mendapatkan nomor yang berbeda, dan setiap siswa dituntut untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dalam pelaksanaannya tidak hanya siswa yang pintar saja yang aktif, tetapi siswa yang pasif akan termotivasi untuk aktif. Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai (Ibrahim, 2000). Pelibatan seluruh siswa untuk dapat aktif dalam proses pembelajaran sangat diperlukan. Beberapa kajian yang dilakukan oleh Deutsch dan Thomas telah menunjukkan bahwa ketika para", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 74, "width": 223, "height": 158, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "siswa bekerja bersama-sama untuk meraih sebuah tujuan kelompok, membuat mereka mengekspresikan norma-norma yang baik dalam melakukan apapun yang diperlukan untuk keberhasilan kelompok (Slavin, 2008). Sementara adanya siswa yang memiliki hasil belajar cukup, kurang, dan sangat kurang boleh jadi karena siswa merasa kaget, belum memahami materi dengan baik, atau belum siap menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru kepada siswa.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 253, "width": 64, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 325, "top": 278, "width": 223, "height": 100, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa dengan model NHT belum mampu mencapai ketuntasan klasikal yaitu hanya 5 orang dari 21 yang mendapatkan nilai diatas 70, sedangkan motivasi belajar tergolong tinggi yaitu 15 orang dari 21 (71,4%) memperoleh skor di atas 68.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 380, "width": 223, "height": 71, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Potret dari hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar dengan menggunakan model kooperatif Numbered Head Together (NHT) sudah sangat baik akan tetapi hasil belajar", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 470, "width": 109, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 325, "top": 500, "width": 226, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aritonang, K. T. 2008. Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur , No. 3.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 555, "width": 226, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Depertemen Pendidikan Nasional. 2012.", "type": "Text" }, { "left": 361, "top": 569, "width": 190, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Direktoral Jenderal Manajemen", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 583, "width": 226, "height": 121, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pembinaan Sekolah. Hala, Y., Saenab, S. & Kasim, S. 2015. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi Berbasis Pendekatan Saintifik pada Konsep Ekosistem bagi Siswa Sekolah Menengah Pertama. Journal of EST , 1 (3), 85-96.", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 707, "width": 226, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hamdu, G., & Agustina, L. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar (Studi Kasus terhadap Siswa Kelas IV", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 38, "width": 292, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 05 (1), April 2022 (100-106) Fajri Basam", "type": "Page header" }, { "left": 130, "top": 761, "width": 370, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright ©2022, JRPD, ISSN 2615 – 1723 (Print), ISSN 2615 – 1766 (Online)", "type": "Page footer" }, { "left": 307, "top": 788, "width": 20, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "106", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 77, "width": 190, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SDN Tarumanagara Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya). Jurnal Pendidikan Indonesia , 12 (1).", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 119, "width": 227, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Handayani, F. 2010. Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Purwodadi Kabupaten Pasuruan pada Materi Keragaman Bentuk Muka Bumi. Jurnal Penelitian Kependidikan , 20 (2), 167-176. Ibrahim, M. 2000. Pembelajaran Kooperatif . Surabaya: Unesa University Press. Komsatun, S., Riyadi & Sujadi, I. 2013.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 270, "width": 191, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Eksperimentasi Model Pembelajaran Teams Games Tournament dan Numbered Heads Together dengan", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 312, "width": 190, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendekatan Matematika Realistic pada Materi Luas Permukaan Bangun Ruang Ditinjau dari Keaktifan Belajar. Jurnal Elektronik Pembelajaran", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 367, "width": 226, "height": 218, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Matematika , 1 (7), 682-689. Kusuma, E., Wijayati, N. & Wibowo, L. S. 2008. Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Berbasis SAVI untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Pokok Bahasan Laju Reaksi. Jurnal inovasi pendidikan kimia , 2 (1), 216- 223. Kusumawardani, A., Utami, B. & Sukardjo, J. S. 2015. Penerapan Metode Nambered Heads Together (NHT) dilengkapi Lingkaran Buffer untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa pada Materi Larutan Penyangga Kelas XI IPA 4 SMAN 2 Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 588, "width": 187, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan Kimia (JPK) , 4 (4), 207-", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 602, "width": 24, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "216.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 616, "width": 226, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lie, A. 2008. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang -Ruang Kelas . Jakarta:", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 657, "width": 227, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Slavin, R. E. 2008. Educational Psychology: Theory and Practise . Boston: Alyn and Bacon.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 698, "width": 226, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sudijono, A. 2010. Statistik Pendidikan . Jakarta: Raja Grafindo Persada.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 77, "width": 226, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sugiyono. 2014. Metode Penelitian", "type": "Table" }, { "left": 361, "top": 91, "width": 190, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kuantitatif, kualitatif, dan R & D . Bandung: Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 119, "width": 226, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Taiyeb, M., & Mukhlisa, N. 2015. Hubungan Gaya Belajar dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tanete Rilau. Jurnal Bionature , 16, (1), 8-16.", "type": "Text" } ]
71f4b0b0-1f78-285f-d35a-9d9af69b595d
https://stitek-binataruna.e-journal.id/radial/article/download/144/130
[ { "left": 308, "top": 36, "width": 204, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo VOLUME 5 NO. 1", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 769, "width": 342, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Pusat Penelitian Dan Teknologi Kelautan Di Kota Gorontalo Dengan Konsep........ : M. Marzan Lahuo)", "type": "Page footer" }, { "left": 501, "top": 771, "width": 10, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "65", "type": "Page footer" }, { "left": 140, "top": 88, "width": 351, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PUSAT PENELITIAN DAN TEKNOLOGI KELAUTAN DI KOTA GORONTALO DENGAN KONSEP", "type": "Section header" }, { "left": 221, "top": 126, "width": 181, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CLIMATIC ARCHITECTURE", "type": "Title" }, { "left": 282, "top": 158, "width": 63, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Disusun Oleh :", "type": "Text" }, { "left": 258, "top": 182, "width": 111, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "M. MARZAN LAHUO", "type": "Section header" }, { "left": 247, "top": 206, "width": 132, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahasiswa Teknik Sipil STITEK Bina Taruna Gorontalo INDONESIA [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 286, "top": 264, "width": 53, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 296, "width": 400, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagai ibukota dari Provinsi Gorontalo, Kota Gorontalo memiliki peran yang sangat besar dalam memberikan kontribusi untuk memiliki pusat penelitian kelautan, agar penelitian dan teknologi kelautan dengan berbagai potensi yang ada dapat dikembangkan pada daerah sekitarnya. Selain itu, posisi Kota Gorontalo secara geografis terhadap letak garis khatulistiwa membuat kondisi iklim Kota Gorontalo sangat nyaman untuk beraktivitas, hal ini berarti iklim yang ada yakni iklim tropis yang sesuai dengan karakter masyarakat Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 375, "width": 399, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pusat Penelitian dan Teknologi Kelautan di Kota Gorontalo dengan Konsep Arsitektur Klimatik berlokasi di Kecamatan Dumbo Raya, Kelurahan Leato, Kota Gorontalo yang direncanakan seluas 3,3 Ha yang terdiri dari 2 lantai.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 420, "width": 399, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penampilan bangunan secara umum menggunakan tema Arsitektur Tropis Modern. Hal ini tampak pada permainan ruang yang membentuk area bayang-bayang matahari pada setiap kamar. Selain itu kesan modern terlihat dari bentuk bangunan yang tegas dan simple sehingga memberi kesan elegan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 498, "width": 344, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Penelitian, Teknologi Kelautan, Arsitektur Klimatik, Kota Gorontalo.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 542, "width": 80, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 553, "width": 183, "height": 193, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Republik Indonesia merupakan negara di Asia Tenggara, terletak di garis khatulistiwa, berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Karena letaknya yang berada di antara dua benua, dan dua samudra, ia disebut juga sebagai Nusantara (Kepulauan Antara). Terdiri dari 17.508 pulau, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dan disebut debagai negara maritim. Sejarah Indonesia banyak dipengaruhi oleh bangsa lainnya. Kepulauan Indonesia menjadi wilayah perdagangan penting setidaknya sejak sejak abad ke-7, yaitu ketika Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan agama dan perdagangan dengan", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 542, "width": 183, "height": 100, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tiongkok dan India. Kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha telah tumbuh pada awal abad Masehi, diikuti para pedagang yang membawa agama Islam, serta berbagai kekuatan Eropa yang saling bertempur untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah Maluku semasa era penjelajahan samudra. Setelah sekitar 350 tahun penjajahan Belanda,", "type": "Text" }, { "left": 394, "top": 633, "width": 119, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia menyatakan", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 645, "width": 183, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kemerdekaannya di akhir Perang Dunia II. Selanjutnya Indonesia mendapat tantangan dari bencana alam, korupsi, separatisme, proses demokratisasi dan periode perubahan ekonomi yang pesat.", "type": "Text" }, { "left": 366, "top": 702, "width": 31, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Negara", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 702, "width": 183, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia merupakan negara dengan wilayah kepulauan atau dengan kata lain wilayah negaranya berupa lautan, namun selama ini belum disadari", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 36, "width": 204, "height": 31, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo VOLUME 5 NO. 1", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 769, "width": 342, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Pusat Penelitian Dan Teknologi Kelautan Di Kota Gorontalo Dengan Konsep........ : M. Marzan Lahuo)", "type": "Page footer" }, { "left": 501, "top": 771, "width": 10, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "66", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 87, "width": 183, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "betapa pentingnya peran laut terhadap kehidupan kita semua. Laut Indonesia menghasilkan beragam hasil yang dapat kita konsumsi dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan luasan yang begitu besar, potensi lautan kita belum begitu tergali, masih banyak spesies laut yang terancam punah. Hal ini diakibatkan pencemaran lingkungan maupun penangkapan ikan oleh manusia.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 202, "width": 183, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara nasional/negara, pemerintah telah melakukan usaha untuk meningkatkan upaya pengembangan ilmu kelautan, penelitian dan teknologi dengan mendirikan beberapa lembaga yakni salah satunya adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 283, "width": 184, "height": 170, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gorontalo yang merupakan salah satu provinsi termuda di belahan timur Indonesia turut serta mensukseskan salah satu misi pemerintah di lima tahun ke depan yakni swasembada pangan dengan peningkatan hasil kelautan dan perikanan. Hal ini dilihat dari letak geografis wilayah Provinsi Gorontalo yang berada di sekitar Teluk Tomini dan seluruh kabupaten/kota yang ada di Provinsi Gorontalo berada di sepanjang pesisir pantai. Dengan kata lain sebagai potensi yang sangat besar bagi peningkatan hasil kelautan dan perikanannya. Sebagai ibukota dari Provinsi", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 455, "width": 183, "height": 205, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gorontalo, Kota Gorontalo memiliki peran yang sangat besar dalam memberikan kontribusi untuk memiliki pusat penelitian kelautan, agar penelitian dan teknologi kelautan dengan berbagai potensi yang ada dapat dikembangkan pada daerah sekitarnya. Selain itu, posisi Kota Gorontalo secara geografis terhadap letak garis khatulistiwa membuat kondisi iklim Kota Gorontalo sangat nyaman untuk beraktivitas, hal ini berarti iklim yang ada yakni iklim tropis yang sesuai dengan karakter masyarakat Indonesia. Saat ini pusat penelitian kelautan belum Ada di Kota Gorontalo, oleh karena itu sangat penting untuk mengangkat skripsi yang berjudul “Pusat Penelitian dan Teknologi Kelautan di Kota Gorontalo Dengan Konsep Climatic", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 660, "width": 183, "height": 34, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Architecture ”. Judul ini dianggap tepat dikarenakan sesuai dengan rencana", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 697, "width": 183, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerintah Kota Gorontalo akan membuat pengembangan wilayah sepanjang pesisir pantai di Teluk Gorontalo sebagai kawasan prioritas pesisir pantai. Pendekatan yang akan digunakan dalam perancangan", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 87, "width": 183, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "adalah Perancangan arsitektur klimatik. Pemilihan perancangan ini dikarenakan kerusakan lingkungan terus bertambah dan untuk menguranginya diperlukan tindakan nyata guna menyelaraskan proses perancangan dengan iklim yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 168, "width": 122, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Tinjauan Umum 1. Definisi Riset Kelautan", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 191, "width": 162, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989), riset adalah penyelidikan (penelitian) suatu masalah secara sistematis, kritis, dan ilmiah untuk meningkatkan pengetahuan dan pengertian, mendapatkan fakta yang baru, atau penafsiran yang lebih baik, sedangkan kelautan adalah hal-hal yang berhubungan dengan laut.", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 294, "width": 162, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Reference Library (2003), riset adalah suatu metode penelitian sebuah subjek guna menemukan fakta, untuk membuat atau merevisi sebuah teori atau untuk membuat sebuah inovasi berdasarkan fakta yang ditemukan. Kelautan adalah segala hal yang berhubungan, terdapat, atau hidup dalam laut.", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 398, "width": 162, "height": 89, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jadi, pengertian riset kelautan adalah penyelidikan (penelitian) segala hal yang berhubungan dengan laut secara sistematis, kritis dan ilmiah untuk meningkatkan pengetahuan dan pengertian, mendapatkan fakta baru, atau penafsiran yang lebih baik guna inovasi di bidang tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 501, "width": 183, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Fungsi dan tujuan kegiatan riset kelautan", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 524, "width": 183, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun beberapa tujuan diadakannya riset kelautan dalam BRKP yakni:", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 547, "width": 183, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Mewujudkan kapasitas dan kompetensi sumberdaya riset yang mandiri, handal, dinamis dan responsif.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 582, "width": 183, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Menghasilkan data dan informasi ilmiah serta meningkatkan pemahaman ekosistem dan keanekaragaman sumberdaya perairan.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 628, "width": 183, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Meningkatkan penguasaan IPTEK dan rekayasa kelautan dan perikanan secara efektif dan efisien.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 674, "width": 111, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Sejarah riset kelautan", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 685, "width": 183, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ensiklopedi Jendela IPTEK (1994) menceritakan bahwa Ilmu Kelautan modern bermula pada akhir abad ke-19 melalui sebuah survei yang dilakukan oleh kapal penjelajah Inggris Challenger . Ekspedisi tersebut atas gagasan Amerika Serikat untuk", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 36, "width": 204, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo VOLUME 5 NO. 1", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 769, "width": 342, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Pusat Penelitian Dan Teknologi Kelautan Di Kota Gorontalo Dengan Konsep........ : M. Marzan Lahuo)", "type": "Page footer" }, { "left": 501, "top": 771, "width": 10, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "67", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 87, "width": 183, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menjelajahi laut Atlantik dan Pasifik. Jerman dan Swiss ikut pula dalam penjelajahan Atlantik tersebut yang", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 122, "width": 183, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dipimpin oleh Alexandre Agassiz (1835- 1910). Saat itu pemerintah Inggris dibujuk agar menyokong ekspedisi Challenger dengan alasan mempertahankan gengsi bangsa Inggris di kalangan international.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 179, "width": 183, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diharapkan melalui ekspedisi tersebut dapat menjawab pertanyaan yang sering muncul, seperti, apakah laut yang dalam dihuni makhluk hidup? Atau dapatkah arus laut diukur untuk membenarkan teori tentang peredaran air laut? Atau apakah sedimen yang terletak di dasar laut sama dengan kapur yang kita kenal?", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 271, "width": 184, "height": 239, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kapal itu berlayar sepanjang 111.000 km (59.900 mil laut), menyusuri lautan dan mengumpulkan contoh-contoh materi laut. Pada akhirnya, ekspedisi challenger dapat menjawab semua pertanyaan tersebut kecuali peredaran air laut yang tetap dipertanyakan sampai akhir penjelajahan. Hal itu dikarenakan ekspedisi tersebut tidak mengikutsertakan ahli fisika yang sebenarnya dapat menyelidiki hubungan antara kadar garam, suhu dan kepekatan air, kemiringan dasar laut, angin, efek penguapan, dan curah hujan, yang kesemuanya dapat mempengaruhi peredaran air laut. Selain itu, challenger juga melakukan pengukuran laut dalam sehingga berhasil menemukan pegunungan di bawah laut di tengah-tengah Lautan Atlantik dan juga menemukan parit Mariana 11.033 m (36.000 kaki) di bawah lautan pasifik (Jendela Iptek, 1994).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 525, "width": 173, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. Kegiatan riset kelautan di Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 536, "width": 124, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Potensi kelautan Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 547, "width": 169, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Rokhmin Dahuri (pakar Kelautan), dua pertiga wilayah nusantara merupakan lautan dengan garis pantai sepanjang 81.000 km dan terdiri dari sekitar 17.508 pulau. Karunia berupa lautan luas sekitar 5,8 juta km2, di dalamnya mengandung potensi perikanan sebanyak 6,7 juta ton per tahun. Dengan garis pantai yang sangat panjang tersebut, potensi yang terkandung pun jelas sangat besar.", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 674, "width": 169, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumberdaya laut Indonesia dengan keanekaragaman hayati memiliki potensi untuk pengembangan bioteknologi kelautan. Sumberdaya tersebut memiliki kegunaan untuk makanan, minuman, farmasi dan kosmetika.", "type": "Table" }, { "left": 263, "top": 731, "width": 34, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 743, "width": 168, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengembangan industri bioteknologi", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 87, "width": 169, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tersebut dapat diharapkan keanekaragaman hayati itu dapat menjadi produk yang bernilai tinggi. Diperkirakan terdapat 35.000 spesies biota laut yang memiliki potensi sebagai penghasil obat-obatan, sementara yang dimanfaatkan baru 5.000 spesies (Rokhmin dalam Cahyono: 2006).", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 179, "width": 169, "height": 182, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepala BRKP, Dr. Ir. Dwi Suryo Indroyono Soesilo, MSc. APU (2008) juga menegaskan, jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) dari seluruh potensi sumber daya laut tersebut mencapai 5,12 juta ton per tahun atau sekitar 80 persen dari potensi lestari. Hingga saat ini kekayaan dari laut itu baru dimanfaatkan sebesar 4 juta ton. Potensi kekayaan laut yang dimiliki Indonesia sebenarnya masih banyak. Karena perhitungan di atas belum termasuk hak Indonesia yang boleh mengolah dan memanfaatkan kekayaan alam pada laut lepas, sekitar 200 mil di luar batas laut ZEE.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 363, "width": 169, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Burhanuddin, Ketua Jurusan Ilmu Kelautan-FIKP Unhas,", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 386, "width": 169, "height": 147, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2008) Wilayah Indonesia yang letaknya antara 6 derajat LU-11 derajat LS, dan 95 derajat -141 derajat BT sangat strategis dan memiliki karakteristik kekayaan dan keragaman hayati laut terbesar dunia, berbagai bentuk alam, struktur historic, dan kawasan berupa pulau-pulau kecil, perairan laut dengan ekosistem pantai, terumbu karang, lamun, dan biota-biota laut dengan keunikan alam menjadi potensi atraksi wisata dengan nilai komparatif dan kompetitif yang cukup besar.", "type": "Text" }, { "left": 365, "top": 536, "width": 147, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tak heran jika industri wisata laut", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 547, "width": 86, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( marine tour ism)", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 547, "width": 183, "height": 159, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "di Indonesia menunjukkan perkembangan yang pesat dan telah menjadi salah satu produk wisata yang penting dan menjanjikan. Indonesia memiliki kekayaan alam berupa perairan laut dengan gugusan pulau-pulau kecil dengan posisi strategis dan memiliki keindahan pantai dan terumbu karang yang dapat dikembangkan untuk wisata laut (Burhanuddin: 2008). b. Permasalahan kelautan Indonesia DKP menjelaskan bahwa pemanfaatan potensi pada sektor", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 708, "width": 169, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kelautan ini masih sangat terbatas dan mengalami banyak permasalahan, di antaranya:.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 36, "width": 204, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo VOLUME 5 NO. 1", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 769, "width": 342, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Pusat Penelitian Dan Teknologi Kelautan Di Kota Gorontalo Dengan Konsep........ : M. Marzan Lahuo)", "type": "Page footer" }, { "left": 501, "top": 771, "width": 10, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "68", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 87, "width": 169, "height": 101, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertama, kerusakan fisik habitat ekosistem. Umumnya terjadi pada ekosistem mangrove, terumbu karang dan rumput laut. Menurut data, terumbu karang Indonesia yang kondisinya masih dalam kondisi sangat baik hanya 6,20 %, dalam kondisi sedang 28,30 %, kondisi baik 23,72 %, dan dalam kondisi rusak 41,78 %.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 191, "width": 169, "height": 147, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kedua , over eksploitasi sumberdaya hayati laut. Kondisi ini bukan hanya dipicu oleh penangkapan yang melampaui potensi sumberdaya perikanan, tetapi juga karena kualitas lingkungan laut sebagai habitat hidup ikan mengalami penurunan atau kerusakan. Penyebabnya adalah pencemaran maupun degradasi fisik hutan mangrove, terumbu karang yang merupakan tempat pemijahan, asuhan dan mencari makan bagi biota sebagian besar biota laut tropis.", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 340, "width": 169, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketiga, pencemaran. Tingkat beban pencemaran (pollution load) di Indonesia saat ini berada pada kondisi yang memprihatinkan.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 386, "width": 169, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keempat, kesejahteraan para nelayan yang tergolong miskin. Dengan jumlah nelayan yang mengalami peningkatan sekitar 5 % per tahun, ternyata sebagian besar tercatat sebagai rakyat miskin yang berhak memperoleh sumbangan langsung tunai dari Pemerintah.", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 478, "width": 169, "height": 101, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelima , sumberdaya manusia yang tidak berkualitas. Berdasarkan perkiraan kualitas pendidikan SDM perikanan, bagian terbesar nelayan berpendidikan rendah, yaitu 70 % tidak tamat SD dan tidak sekolah, 19,59 % tamat sekolah dasar dan hanya 0,03 % yang memilki pendidikan sampai jenjang Diploma 3 dan Sarjana.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 582, "width": 169, "height": 170, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Indriyono, Pusat Riset Perikanan Tangkap melalui riset pengkajian stok ikan laut di Indonesia, menemukan kondisi yang memprihatinkan. Sumber daya ikan laut di Samudera India, dan di laut Arafura diketahui telah berada pada fase eksploitasi yang berlebihan. Kondisi ini diperburuk dengan praktek illegal, unreported, unregulated (UU) fishing diketiga perairan tersebut. Ditempat lain juga ditemukan, misalnya sumber daya pelagis kecil di Laut Jawa dalam kondisi sustained pada tingkat eksploitasi tinggi", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 87, "width": 169, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sehingga diperlukan kebijakan \"now new entrance\".", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 110, "width": 169, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Stok ikan di Danau Singkarak, Sumatera Barat dan Sungai Batanghari, Jambi mengalami penurunan, yaitu dari 5.858,3 ton pada tahun 2000 menjadi 5.246,4 ton pada tahun 2001. Hal ini disebabkan oleh degradasi mutu lingkungan perairan dan intensitas penangkapan yang terlalu tinggi.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 202, "width": 183, "height": 239, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Kebijakan riset kelautan Indonesia Kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan menurut DKP tidak terlepas dari dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi riset kelautan dan perikanan sebagai motor yang mampu menggerakkan dan mendorong pembangunan kelautan secara berkelanjutan. Pengembangan IPTEK harus mampu menjadi kunci bagi pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang lestari dan bertanggung jawab sehingga kesatuan dan kesejahteraan anak bangsa dapat diwujudkan. Dukungan Badan Riset Kelautan dan Perikanan (2008) diwujudkan dalam kebijakan sebagai berikut : 1) Memperkokoh daya dukung sumberdaya riset melalui pengelolaan dan pengembangan SDM, sarana dan", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 444, "width": 169, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "prasarana, sistem manajemen dan kelembagaan riset sesuai kebutuhan sekarang dan masa depan", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 478, "width": 183, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Meningkatkan kegiatan pelaksanaan dan penyerasian riset, survei, observasi dan pengumpulan data ilmiah untuk :", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 513, "width": 183, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Memahami karakteristik, kondisi terkini dan dinamika ekosistem perairan", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 536, "width": 183, "height": 101, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Mengungkap fenomena alam perairan yang secara langsung atau tidak langsung berdampak pada kehidupan manusia memahami potensi, distribusi dan keanekaragaman sumberdaya perairan yang bernilai ekonomis dan penting secara ekologi. 3) Menyiapkan paket teknologi yang secara langsung dapat diterapkan dalam", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 639, "width": 169, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "eksplorasi dan eksploitasi, digunakan untuk proses peningkatan nilai tambah produk kelautan dan perikanan,", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 674, "width": 183, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memberdayakan masyarakat minat bahari dan meningkatkan keselamatan maritim 4) Menyiapkan rekomendasi kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan didukung oleh IPTEK, data dan informasi ilmiah.", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 36, "width": 204, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo VOLUME 5 NO. 1", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 769, "width": 342, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Pusat Penelitian Dan Teknologi Kelautan Di Kota Gorontalo Dengan Konsep........ : M. Marzan Lahuo)", "type": "Page footer" }, { "left": 501, "top": 771, "width": 10, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "69", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 87, "width": 184, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5) Mempercepat proses penyerapan dan pemanfaatan hasil riset oleh para pemangku kepentingan sebagai upaya pemasyarakatan IPTEK Kelautan dan Perikanan", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 157, "width": 54, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 178, "width": 183, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari uraian pada bab-bab sebelumnya dapat penulis simpulkan beberapa hal, di antaranya:", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 222, "width": 184, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Perancangan pusat penelitian dan teknologi kelautan di Kota Gorontalo adalah proses rancangan suatu wadah di sepanjang tepian pantai Leato sebagai wadah/tempat penelitian (riset) hasil kelautan yang ada dan penggunaan", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 87, "width": 169, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "teknologi kelautan di Kota Gorontalo dengan pendekatan rancangan arsitektur klimatik.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 122, "width": 183, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. pusat penelitian dan teknologi kelautan di Kota Gorontalo ini direncanakan dapat melayani kebutuhan dinas Kelautan maupun SKPD terkait maupun pihak swasta dalam melakukan berbagai riset/penelitian hasil kelautan dengan penggunaan teknologi kelautan, mempermudah masyarakat dalam memperoleh informasi mengenai hasil- hasil kelautan dan teknologi terbarukan oleh dinas kelautan.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 248, "width": 183, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Pola hubungan ruang adalah sebagai berikut :", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 36, "width": 204, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo VOLUME 5 NO. 1", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 769, "width": 342, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Pusat Penelitian Dan Teknologi Kelautan Di Kota Gorontalo Dengan Konsep........ : M. Marzan Lahuo)", "type": "Page footer" }, { "left": 501, "top": 771, "width": 10, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "70", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 87, "width": 131, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Rekapitulasi Besaran Ruang", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 224, "width": 128, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbandingan Luas ( BC : OS )", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 235, "width": 43, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(OS) 40%", "type": "Text" }, { "left": 221, "top": 235, "width": 39, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= 40% x", "type": "Picture" }, { "left": 113, "top": 247, "width": 153, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "24271,44 = 9708,57m 2 (Akses Sirkulasi+ Parkir + Taman) Luas Lahan", "type": "Table" }, { "left": 221, "top": 293, "width": 61, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= Jumlah Luas", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 304, "width": 167, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bangunan (BC) + Open Space (OS) = 24271,44 m 2", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 325, "width": 180, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "+ 9708,57 m 2 = 33980,01 m 2 ~ 3,3 Ha", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 376, "width": 42, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Saran", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 397, "width": 184, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Obyek rancangan pusat penelitian dan teknologi kelautan di Kota Gorontalo dengan Konsep Arsitektur Klimatik ini hadir untuk menjawab kebutuhan masyarakat atas sarana dan fasilitas penelitian/riset hasil- hasil kelautan, biota, dan penggunaan alat teknologi kelautan sebagai dasar untuk mengembangkan potensi kelautan yang ada dan sebagai bagian dari upaya membantu pemerintah daerah untuk memberikan saran, ide dan masukan terhadap wadah penangkaran hasil kelautan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 545, "width": 184, "height": 124, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil dari proses penyusunan tugas ini berbentuk laporan rancangan, presentasi grafis baik konsep-konsep maupun hasil rancangan, juga maket model studi, sehingga diharapkan mampu menjadi bagian dari pengabdian pada masyarakat dalam pengembangan suatu daerah khususnya di Kota Gorontalo, tugas akhir ini juga diharapkan lebih komunikatif dan dapat diterima sebagai karya ilmiah dalam pendidikan arsitektur", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 660, "width": 184, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "khususnya pengembangan kelembagaan arsitektur di STITEK Bina Taruna Gorontalo", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 224, "width": 94, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 243, "width": 183, "height": 46, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Budi As’Adiyah, Rahmi. Skrpsi : Pusat Riset Kelautan di Kota Makassar dengan Penekanan Desain Photovoltaic . Universitas Hasanuddin", "type": "Table" }, { "left": 357, "top": 291, "width": 28, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": 2009", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 313, "width": 183, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Buku Profil Daerah. Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo , 2014", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 346, "width": 183, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Davies, Colin. High Tech Architecture . Rizzoli International Publications, Incorporated. 1988", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 390, "width": 183, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwi, Tangoro. Utilitas Bangunan . Jakarta: Universitas Indonesia Press. 2006", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 423, "width": 183, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ensiklopedia Nasional Indonesia. Jakarta : PT. Delta pamungkas. 1997", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 456, "width": 183, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frick, Heinz dan Hesti, Tri. Arsitektur Ekologis . Kanisius. Bandung. 2006", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 489, "width": 183, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hartono, Poerbo. Utilitas Banguan Buku Pintar Untuk Mahasiswa Arsitektur- Sipil . Jakarta: Djambatan. 2002", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 534, "width": 183, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mangunwijaya, W.J.S. Wastu Citra . Jakarta: Gramedia. 1988", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 567, "width": 183, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Neufert, Ernst. Data Arsitek Jilid I dan II . Jakarta : Erlangga. 2002", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 600, "width": 183, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Poerwadarminta WJS. Kamus Umum Bahasa Indonesia . Jakarta : Balai", "type": "Table" }, { "left": 357, "top": 623, "width": 59, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pustaka. 1991", "type": "Table" }, { "left": 222, "top": 117, "width": 291, "height": 619, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ishak, Fahmi. Aplikasi Penghawaan Alami Pada Bangunan Beriklim Tropis, Jurnal RADIAL STITEK Bina Taruna Gorontalo Volume I Nomor 1 Januari 2013. Hal : 20 – 26 Sangkertadi. Fisika Bangunan Untuk Mahasiswa Teknik, Arsitektur dan Jenis Fasilitas Luas Publik 15196,8 m 2 Privat 6840,24 m 2 Service 2234,4 m 2 TOTAL 24271,44 m 2", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 36, "width": 204, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo VOLUME 5 NO. 1", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 769, "width": 342, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Pusat Penelitian Dan Teknologi Kelautan Di Kota Gorontalo Dengan Konsep........ : M. Marzan Lahuo)", "type": "Page footer" }, { "left": 501, "top": 771, "width": 10, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "71", "type": "Page footer" }, { "left": 149, "top": 87, "width": 148, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "praktisi . Pustaka Wirausaha Muda. Bogor. 2006", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 120, "width": 184, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Satwiko, Prasasto. Fisika Bangunan . Andi. Yogyakarta. 2008", "type": "Text" } ]
39713684-3c3b-9bf9-2c5b-0ba8a5d0cd8f
http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/kebumian/article/download/3272/2521
[ { "left": 116, "top": 36, "width": 212, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M.Gomareuzzaman/ Jurnal Lingkungan Kebumian", "type": "Page header" }, { "left": 449, "top": 36, "width": 93, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 1, No. 1, Juli 2015 ISSN 2460-691X", "type": "Page header" }, { "left": 542, "top": 785, "width": 11, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "43", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 71, "width": 453, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "COMMUNITY MANAGEMENT FOR COASTAL ENVIRONMENT IN MANGROVE ECOSYSTEM", "type": "Section header" }, { "left": 245, "top": 126, "width": 137, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Muammar Gomareuzzaman", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 139, "width": 446, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Department of Environmental Engineering, UPN “Veteran” Yogyakarta Jl. SWK 104 Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta, [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 181, "width": 485, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract – Mangrove are typical coastal ecosystem, which has high tolerance for salinity, generally located on the coast that has amount of sediments with warm climate. Protect from waves, as well as areas affected by tides and input of freshwater and material from mainland. The objectives of research area; identify natural resources which support mangrove existence; and community participation to conserve.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 227, "width": 485, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The research has been conduct qualitative method use deductive approach, which means of field work observation, semi-structure interview, and documentation. The main objects of the research are: (1) coastal plant, i.e. true mangrove; (2) coastal community, which give effort for coastal life and the problems.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 261, "width": 485, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Coastal community has been learning from previous problems that happened continuously on coastal area. They have known how to face with individual and group action plan, such as seeding mangrove plant and regularly togetherness has reforestation program both community and government.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 296, "width": 219, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: c ommunity, coastal, mangrove ecosystem", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 328, "width": 123, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "I. INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 349, "width": 485, "height": 158, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Coastal area covered land area only, boundaries towards seas bounded by shorelines and towards lands bounded by the outer boundaries of coast landforms (Sunarto, 2001). Coastal area has a strategic and important characteristic, combination of marine and land activities. Five characteristics, which according to Nugroho, et al., (2004) should know to manage in accordance with sustainable management, such as: (1) Components of biological and non-biological resources in the coastal area; (2) Component of ecology and location factor; (3) Component of community; (4) Utilization of coastal areas are ecologically and economically; (5) Coastal areas especially towards the sea are generally still a common property resource which can be used by everyone.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 515, "width": 485, "height": 116, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Marsono and Setyono (1993) explains that mangrove as coastal ecosystems, which is typical and specific ecosystem, generally located on little choppy of the coast with the warm climate, and protected from waves, as well as areas affected by tidal and the input of freshwater from the mainland. In the mangroves, there are four main factors that determine the spread of mangrove vegetation, such as: (a) The tidal currents frequency; (b) Water salinity; (c) Water temperature; and (d) Ground water.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 639, "width": 485, "height": 96, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to Supriharyono (2000), although mangroves could grow in poor environmental conditions, but each type of mangrove have a limited ability to defend themselves from physical- chemical environment attack. Saenger et al., (1983) explained that there were some influence of physical-chemical environmental conditions of seawater is necessary for the growth of mangroves: (1) Tide level; (2) Salinity; (3) Sea currents; and (4) Temperature.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 36, "width": 212, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M.Gomareuzzaman/ Jurnal Lingkungan Kebumian", "type": "Page header" }, { "left": 449, "top": 36, "width": 93, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 1, No. 1, Juli 2015 ISSN 2460-691X", "type": "Page header" }, { "left": 542, "top": 785, "width": 11, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "44", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 485, "height": 95, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Coastal area is location where the landward boundary includes parts of both dry land and groundwater, which is still influenced by the activities of the sea, such as tides, wind and salt water intrusion. While the seaward boundary includes part of the sea that is still influenced by the land natural processes, such as material sedimentation and flow of freshwater, as well as those caused by human activities, such as deforestation, agriculture and pollution.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 174, "width": 485, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "North Batang coastal area has been the part of Greenbelt Program of North Central Java coastal area, which has program to focusing on coastal plant existence for shoreline change possibility. The existence of coastal plant, especially true mangrove needs to conserve and manage well and controlling from human utilization of mangrove product, such as woods.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 257, "width": 485, "height": 96, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In coastal area, such as Batang, mangrove ecosystem has been important land cover vegetation because of the effect of tidal activities by the seas, also sea level rise and shoreline change increase number, easy to intrusion the mainland without barrier. Nowadays need to understanding coastal community needs of materials for living and household without influence and over utilization of coastal plant as coastal barrier.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 360, "width": 485, "height": 96, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "These research objectives focused on environmental potential that could cover and minimalist the impact of shoreline change and sea level rises with coastal plants, such as mangrove, also describe the population as relative people or group who has activities and influence environments and vegetations condition surrounding coastal area, especially true mangrove conservation, even the group of people who are not stay and living permanently in there and just doing economic activities.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 464, "width": 485, "height": 54, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The main advantage of this mangrove ecosystem research gives appropriate recommendation for Government to formulate regulations to protect coastal area with vegetations (greenbelt) and community advantage from goods maintained of mangrove ecosystem.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 526, "width": 485, "height": 117, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Before data collection, field orientation and observations needed to cover the entire region to see the general characteristic and stands composition in the local tidal conditions. To obtain appropriate information with the objectives of the study required information from appropriate sources, and from the people, the right and relevant. Purposive sampling chosen by author according to research primary data needs which collected to answer research objectives related with true mangrove utilizations and community participation.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 671, "width": 124, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "II. METHODOLOGY", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 692, "width": 485, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research study conduct in 2 stages: (1) Field orientation and observations, (2) Interviews with key persons to identify community participation. Before data collection, field orientation and observations needed to cover the entire region to see the general characteristic and stands composition in the local tidal conditions. Sampling will be conducted with purposive sampling with", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 36, "width": 212, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M.Gomareuzzaman/ Jurnal Lingkungan Kebumian", "type": "Page header" }, { "left": 449, "top": 36, "width": 93, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 1, No. 1, Juli 2015 ISSN 2460-691X", "type": "Page header" }, { "left": 542, "top": 785, "width": 11, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "45", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 485, "height": 95, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "consideration of the density of true mangrove.To obtain appropriate information with the objectives of the study required information from appropriate sources, and from the people, the right and relevant. Purposive sampling chosen by author according to research primary data needs which collected to answer research objectives related with true mangrove utilizations and community participation.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 195, "width": 186, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "III. RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 216, "width": 176, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1. Description of Batang District", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 236, "width": 486, "height": 200, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Batang is district in the northern coast of Central Java Province in Indonesia and the capital is Batang, about 100 km west of Semarang, Province Capital of Central Java. Batang District covers an area of approximately 78864.16 ha and consists of 15 subdistrict and 239 villages. Batang District has coastal area with a long coastline of approximately 38.75 km (showed in Figure 1), width of 4 nautical miles so that the broad waters of 287.06 km 2 , which consists of coastal villages, amounted to 13 villages. Batang District has 4 major rivers, such as: (1) Sambong River, (2) Boyo River, (3) Urang River, and (4) Kuto River, which is included in the Pemali Comal Watershed and divided into several sub-watersheds, which Sengkarang Watershed, and Lampir Watershed. Batang administrative boundaries of the area, north is Java Sea, east is Kendal District, south is Wonosobo District and Banjarnegara Subdistrict, west is the city and district of Pekalongan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 443, "width": 485, "height": 158, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Batang coastal area has a dynamic coastal system, which biodiversity and ecological features. Vegetation of mangrove ecosystem is affected by landuse change and landuse dynamics of the watershed and java seas current and waves. In Batang District, increasing number of sea level rise had already decreasing number of jasmine flower productions because of the high level of salty water in land make the plant dry and land becomes unproductive anymore. Coastal area management should arrange systematically on Strategic Planning which appropriate with coastal community needs and conservation aspect that gives optimal utilization for economic development, community socio-culture, and business opportunity for investor.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 609, "width": 485, "height": 137, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Topography of Batang District divided into 2 region, north side that dominant with coastal area and south side as hill to mount area with elevation 100 to 200 m above sea level. Batang District topography, mostly undulating while the terrain width is relatively small, which is on the west, and east Batang north coast area. Batang coastal area elevated level between 0 to 2,565 m above sea level. Potency of coastal area in Batang District, analyzed based on map orientation of research area and also fieldwork to collect data. North Batang coastal area is an area that has potential natural resources, cause of included on North Java Green Belt.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 754, "width": 151, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.2. Environmental resources", "type": "List item" }, { "left": 116, "top": 36, "width": 212, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M.Gomareuzzaman/ Jurnal Lingkungan Kebumian", "type": "Page header" }, { "left": 449, "top": 36, "width": 93, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 1, No. 1, Juli 2015 ISSN 2460-691X", "type": "Page header" }, { "left": 542, "top": 785, "width": 11, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "46", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 485, "height": 95, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Coastal area is location where the landward boundary includes parts of both dry land and groundwater, which is still influenced by the activities of the sea, such as tides, wind and salt water intrusion. While the seaward boundary includes part of the sea that is still influenced by the land natural processes, such as material sedimentation and flow of freshwater, as well as those caused by human activities, such as deforestation, agriculture and pollution.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 174, "width": 485, "height": 117, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "As meeting point between land and sea, coastal areas has an important strategic meaning, both in terms of ecological, biological diversity, food security, economic, socio-cultural or natural beauty, as well as the prevention of erosion/ abrasion, sea waves and storms. In addition, coastal areas provide economic resources for the activities of trade and industry, mineral resources, energy resources, oil and gas and other mineral materials. The beautiful beach and coral diversity with different types of marine life to supports the development of the tourism industry.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 298, "width": 485, "height": 117, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sediment material supplies as the main factor to support mangrove growth in coastal area mainly deposited along shoreline by long shore current and sourced from 7 major watersheds in Batang District, such as Kuto and Damar watershed. Estuarine ecosystem in the Batang District, located on the river estuary Sambong, Kalikuto, and Kali Urang. Estuarine ecosystem conditions in the Batang District coastal area, during the dry season is not a decline, both water quality and water discharge.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 423, "width": 485, "height": 178, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In Sambong river estuary, Kalianyar, and Kaliurang, the process of mixing and eddies (surface and base) is very large. This area is converging with the sediment content is quite high so it needs to be carefully considered in establishing the building of coastal protection, and relatively long bridge worth of the river. High sediment content of the river water in the river estuary Sambong and Kalikuto need attention in the management and utilization, including its role in accelerating the sedimentation. The area surrounding estuarine ecosystem, covered with mangrove vegetation, this is because the material that making up the land dominated by sand material mixed with mud, and clay (sandy clay loam). Total wide area of Batang District mangrove ecosystem could explain from Table 1:", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 28, "width": 212, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M.Gomareuzzaman/ Jurnal Lingkungan Kebumian", "type": "Page header" }, { "left": 435, "top": 28, "width": 93, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 1, No. 1, Juli 2015 ISSN 2460-691X", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 792, "width": 11, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "47", "type": "Page footer" }, { "left": 228, "top": 714, "width": 142, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 1 Batang Coastal Area Map", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 36, "width": 212, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M.Gomareuzzaman/ Jurnal Lingkungan Kebumian", "type": "Page header" }, { "left": 435, "top": 36, "width": 93, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 1, No. 1, Juli 2015 ISSN 2460-691X", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 785, "width": 12, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "48", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 59, "width": 407, "height": 202, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1 Mangrove ecosystem of Batang District Villages Subdistrict Aster 2006 (ha) Landsat 7 ETM+2003 (ha) Denasri Kulon Batang 9,6128 5,4475 Karangasem Utara Batang - 1,8402 Kasepuhan Batang - 6,4355 Klidanglor Batang - 1,8402 Depok Kandeman - 3,0149 Sengon Subah 1,4233 3,2133 Kuripan Subah 0,3439 4,9042 Kedawung Banyuputih 1,4456 1,3821 Ketanggan Gringsing - 0,9279 Sawangan Gringsing - 1,6916 Sidorejo Gringsing 9,9542 2,4395 Yosorejo Gringsing 6,0305 3,2473 Total 28,8103 36,3842", "type": "Table" }, { "left": 88, "top": 265, "width": 407, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Source: Analysis of Aster Imagery, 2007by Marine and Fisheries Institution of Batang District, 2011", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 281, "width": 489, "height": 158, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Species that configured mangrove ecosystems in Batang District classified into 3 components, such as mangrove component of major, minor and associations. Species included in major components that found in the field, such as Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Avicennia marina and Bruguiera cylindrica . These species configured most of existing mangrove vegetation in Batang. Minor component of existing species in the mangrove ecosystem found in Batang District only Excoecaria agallocha . While species associations were found, such as waru, ketapang, and marine fir. Waru and ketapang can be found at Kuripan beach, while marine fir is found in Sigandu beach, Depok Village.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 446, "width": 485, "height": 137, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to the Batang Regent decision No.556/ 596/ 2001, established Sigandu Beach in Klidang Lor Village, Batang District, as place for tourism object recreational in Batang District. Also Decree of the regent, regional head level II of Batang, No. 6/ 1999, that set the confirmation of Ujungnegoro coastal areas, Tulis District, regional district level II of Batang, as the tourism area. In the year of 2009 Ujungnegoro Beach established as Regional Marine Conservation Area by Indonesian Government. This establishment according to government in every province In Indonesia to maintains and manages conservation area, coastal area based on ecological viewpoint.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 591, "width": 485, "height": 179, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Beside works as fisherman, Batang coastal community also has fish and shrimp ponds, total area of ponds in Batang coastal area totalled 131.40 ha, that consist of fish and shrimp ponds. Coastal community of Batang District also plant flower, especially jasmine in their lands. Jasmine is a commodity that supports society life besides work as fisherman. Farmer also filled sides of ponds area in Batang District with planted sengon trees. Beside of harvest period relatively short, farmer planted sengon as alternative plant because has important functions, especially the roots as nitrogen supplier and makes good soils porosity. The development of ponds area in Batang coastal area supporting fish commodity for local needs, the development of ponds area year by year shown on Table 2:", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 36, "width": 212, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M.Gomareuzzaman/ Jurnal Lingkungan Kebumian", "type": "Page header" }, { "left": 435, "top": 36, "width": 93, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 1, No. 1, Juli 2015 ISSN 2460-691X", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 785, "width": 11, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "49", "type": "Page footer" }, { "left": 98, "top": 59, "width": 397, "height": 117, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 2 Development Area of Pond Utilization Year 2007-2009 No District Year 2007 Year 2008 Year 2009 Wide Area (Ha) Wide Area (Ha) Wide Area (Ha) 1 Batang 68,75 68,75 68,75 2 Kandeman 30,05 80,25 80,25 3 Tulis 7,15 7,15 7,15 4 Subah 22,00 22,00 22,00 5 Gringsing 114,80 114,80 114,80 Total 242,75 292,95 292,95", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 179, "width": 266, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Source: Marine and Fisheries Institution of Batang District, 2011", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 195, "width": 485, "height": 137, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Batang Subdistrict has farmer groups that exist and manage mangrove seeding in every coastal village, there are no data since when the farmer group were formed. Every farmer groups active and regularly prepare mangrove seedling for coastal reforestation program and supplied product for institutional partner. Each group always works together to prepare and also supply mangrove seedling for owned reforestation also comply each other when other villages lack of seedlings for government or community reforestation program. Community influence to conserve true mangrove by self effort and mangrove planted in several year increasing", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 340, "width": 485, "height": 95, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Besides planting mangrove, reforestation program also invite people to aware and keep the mangrove grown well, also minimize utilization of woods and other part of mangrove. After mangrove planting activities, reforestation process does yet stop that next process is to keep mangrove that planted grow up and lived normally. For this process, government or community has to decide people from community to keep and take care of mangrove seeding that already planted.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 443, "width": 485, "height": 137, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Coastal management plan is the mandate of Law Number 27 of 2007 which must be prepared by the local government (provincial and district/ city). Planning consists of four hierarchical, i.e. strategic plans, zoning plans, management plans, and action plans for the management of coastal areas and small islands. In the 2010 the Government Batang performs the first document preparation plan that documents the strategic plan of coastal areas. With the document is expected to give direction to the cross-sector policy planning through the establishment of goals, objectives, and strategies are broad and targeted implementation of the appropriate indicator.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 609, "width": 205, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "IV. CONCLUSION AND OUTLOOKS", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 629, "width": 485, "height": 76, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Batang District natural resources that support community lives besides come from coastal environmental condition, also comes from social aspect that community doing and effort in that area, such as tourism and fisheries, and conservation action that contribute to sustainable management of environment.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 712, "width": 484, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Batang coastal community has effort to conserve true mangrove existence with planting, reforestation, and treatment program that regularly and annually arranged by community or", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 36, "width": 212, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M.Gomareuzzaman/ Jurnal Lingkungan Kebumian", "type": "Page header" }, { "left": 435, "top": 36, "width": 93, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 1, No. 1, Juli 2015 ISSN 2460-691X", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 785, "width": 11, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "50", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 485, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "government to keep mangroves exist and grow fast. Society awareness to cultivate mangrove is more important and should be supported", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 101, "width": 485, "height": 96, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Batang District government have to give more attention for specific sector to reach development potential sector of Batang coastal area, such as tourism and fisheries. Also need to cooperation and exchange experiences between community and local government related to coastal area management, which government support community conservation action, such as mangrove seeding action and reforestation program.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 224, "width": 78, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 245, "width": 481, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bengen D.G., 2001. Ecosystems and Coastal and Marine Natural Resources . Center of Coastal and Marine Resources study IPB, Bogor", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 286, "width": 477, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Biswas SR, Choudhury JK, Nishat A. 2007. Do invasive plants threaten the Sundarbans mangrove forest of Bangladesh? Forest Ecol Manage 245(1–3):1–9", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 328, "width": 335, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indriyanto. 2006. Pengantar Budidaya Hutan . Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 349, "width": 457, "height": 33, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Marsono, D. and Setyono. 1993. Pendekatan Ekologis. Rehabilitasi Kawasan Mangrove. Studi kasus di Pantai Pemalang. Pemalang: Buletin Instiper.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 390, "width": 480, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prokant B, Reeves P. 2007. From fish and forest to salt and shrimp : The changing nature of coastal development policy", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 431, "width": 474, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Purnomo, Agus R. 2010. Water Quality Assessment Sengkarang River Water Management Efforts in the Watershed in Batang District . Semarang: Diponegoro University", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 473, "width": 478, "height": 75, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rasool, Fayyaz; Tunio, Shahzadi; Hasnain, Syed Ali; Ahmad, Ejaz. 2002. Mangrove Conservation along the Coast of Sonmiani, Balochistan, Pakistan . Pakistan: World Wide Fund for Nature Saenger, P., Hegerl, E., & Davie, J. 1983. Global status of mangrove ecosystems. Commission on Ecology . Switzerland: World Conservation Union (IUCN).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 556, "width": 473, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Snedaker, S.C. 1978. Mangroves: Their Value and Perpetuation . Nature and Resources 14: 6 - 13 Sunarto, 1991. Beach Reforestation . Governmental diffuser, Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 597, "width": 488, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supriharyono. 2000. Preservation and Management of Natural Resources in Tropical Coastal Areas . Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 638, "width": 485, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tam, Nora FY; Wong, YS. 2002. Conservation and Sustainable exploitation of Mangrove in Hong Kong . Hong Kong: Department of Biology and Chemistry", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 680, "width": 485, "height": 75, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tomlinson. 1986. The Botany of Mangrove . New York: Cambridge University Press Wolanski, E., Mazda, Y. and Ridd, P. 1992. In Tropical Mangrove Ecosystems (eds Robertson, A. I and Alongi, D. M.), Coastal and Estuarine Studies, 41, American Geophysical Union, Washington, pp. 43–62.", "type": "Text" } ]
0a7b0667-4423-971c-a3ef-b3feac7ab79a
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrma/article/download/1205/944
[ { "left": 492, "top": 763, "width": 31, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Hal | 1", "type": "Page footer" }, { "left": 102, "top": 59, "width": 399, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Analisis Metode Pencatatan dan Penilaian Persediaan Sesuai", "type": "Section header" }, { "left": 179, "top": 88, "width": 242, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "PSAK No.14 pada PT Toeng Makmur", "type": "Section header" }, { "left": 203, "top": 143, "width": 187, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Dewinda Sukma Cahyani Lulianto", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 168, "width": 380, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "(Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kanjuruhan, Malang) e-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 213, "width": 174, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "R. Anastasia Endang Susilawati Ati Retna Sari", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 249, "width": 382, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "(Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kanjuruhan, Malang)", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 293, "width": 455, "height": 239, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK : Persediaan dagang adalah Aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal perusahaan dagang. Permasalahan utama dalam akuntansi adalah pencatatan dan penilaian persediaan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penilaian dan pencatatan persediaan pada PT. Toeng Makmur telah sesuai dengan PSAK No.14. Jenis data yang digunakan adalah data primer berupa hasil wawancara dan data sekunder berupa data dokumentasi dan arsip-arsip perusahaan tahun 2015. Kemudian data yang telah dikumpulkan dari perusahaan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif dengan cara mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis data sehingga diperoleh gambaran masalah yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya metode pencatatan dan penilaian persediaan pada PT Toeng Makmur telah sesuai dengan PSAK No. 14. Dengan menerapkan metode perpetual dalam proses pencatatan persediaan barang dagangan. Sedangkan untuk menilai persediaan barang dagangan PT Toeng Makmur menerapkan metode FIFO. Namun ada beberapa penyebab sehingga terjadi adanya selisih barang diantaranya barang hilang, salah input surat jalan sehingga perhitungannya tidak sesuai. Sehingga dari permasalahan tersebut dapat disimpulkan bahwa kurangya SDM yang berkompenten dalam proses keluar masuknya barang. Dari penelitian tersebut penulis menyarankan untuk melakukan penelitian tidak hanya pada bidang retail tetapi juga pada bidang manufaktur karena hal tersebut biasa terjadi dalam dunia perdagangan.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 550, "width": 414, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Kata kunci : Persediaan, PSAK No.14, Pencatatan Persediaan, Penilaian Persediaan .", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 581, "width": 460, "height": 172, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT: Trade inventories are assets available for sale in the ordinary course of business trading companies. The main problem is the recording in the accounting and inventory valuation. This research is a descriptive qualitative approach. The purpose of this study was to determine whether the assessment and recording of inventory at PT. Toeng Makmur has been in accordance with SFAS 14. The data used is primary data in the form of interviews and secondary data, documentation and archives of the company in 2015. Then the data that was collected from the companies were then analyzed using descriptive method by collecting data, processing and analyzing data so obtained a description of the problem researched. The results showed that it is basically a method of recording and valuation of inventory at PT Toeng Makmur has been in accordance with SFAS No. 14. By applying the perpetual method in the recording process of inventory of merchandise. Meanwhile, to assess Toeng merchandise inventory PT Makmur applying the FIFO method. However there are several causes resulting in the difference of such goods lost property, one of the letters input so that the calculations are not appropriate. So that these problems can be concluded that a lack of human", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 763, "width": 31, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Hal | 2", "type": "Page footer" }, { "left": 65, "top": 74, "width": 452, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Analisis Metode Pencatatan dan Penilaian Persediaan Sesuai PSAK No.14 pada PT Toeng Makmur", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 99, "width": 459, "height": 37, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "resources berkompenten in the process of entry and exit of goods. From these studies the authors suggest to do research not only in the retail sector but also in manufacturing because it is common in the world of trading.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 159, "width": 93, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 187, "width": 436, "height": 91, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan maupun jasa perlu melakukan pencatatan akuntasi untuk mengetahui kondisi keuangan usahanya. Karena dari laporan keuangan yang dihasilkan akan dapat menunjukkan keadaan keuangan perusahaan yang sesungguhnya, laba atau rugi. Proses transaksi perusahaan dagang terdapat perhitungan harga pokok penjualan (cost of good sold) karena didalamnya terdapat persediaan barang dagang, sehingga perusahaan perlu mencatat secara khusus atas setiap transaksi yang berhubungan dengan persediaan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 295, "width": 435, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "PT Toeng Makmur merupakan perusahaan yang bergerak di bidang usaha perdagangan, sebagai penyedia berbagai macam jenis barang dagangan yang menjual kebutuhan peralatan rumah tangga, hotel, restoran dan catering. Kegiatan utamanya adalah membeli barang dagangan kepada suplier untuk dijual kembali kepada konsumen tanpa harus mengubah bentuk barang dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Selain itu kegiatan tersebut juga untuk memenuhi kebutuhan ekonomis manusia dalam kehidupannya sehari-hari.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 390, "width": 435, "height": 166, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "PT Toeng Makmur sebagai perusahaan perdagangan juga menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan persediaan barang dagang. Dalam pelaksanaan kegiatan operasi usaha, sering terjadi perbedaan jumlah fisik persediaan barang dagang yang terdapat di gudang dan di toko dengan jumlah yang tercatat dalam sistem persediaan barang dagang. Ini disebabkan kurangnya koordinasi dan pengawasan dalam pencatatan persediaan barang dagang antara karyawan gudang, karyawan toko dengan admin stok. Masalah lainnya yang dihadapi adalah kurangnya pengawasan internal sehingga terjadi pembobolan sistem pada trading yang mempengaruhi posisi stok persediaan barang dagangan . Karena itu peneliti tertarik untuk meneliti dan membahas akuntansi persediaan pada perusahaan ini dan menganalisa kesesuaiannya dengan PSAK No. 14 Tahun 2009 dalam bentuk skripsi yang berjudul: “Analisis Metode Pencatatan dan Penilaian Persediaan Sesuai PSAK No. 14 pada PT Toeng Makmur”.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 585, "width": 85, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Rumusan Masalah", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 609, "width": 427, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka masalah dalam penelitian ini adalah:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 640, "width": 448, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Apakah metode pencatatan dan penilaian persediaan barang dagangan di PT Toeng Makmur sesuai dengan PSAK No. 14 ?", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 763, "width": 31, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Hal | 3", "type": "Page footer" }, { "left": 65, "top": 74, "width": 452, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Analisis Metode Pencatatan dan Penilaian Persediaan Sesuai PSAK No.14 pada PT Toeng Makmur", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 104, "width": 85, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Tujuan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 118, "width": 434, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Pada dasarnya tujuan penelitian ini tidak terlepas dari masalah yang telah dirumuskan. Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 145, "width": 434, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Mengetahui adanya kesesuaian penerapan metode pencatatan dan penilaian persedian barang dagang di PT Toeng Makmur dengan pernyataan standar akuntansi keuangan yang berlaku (PSAK No. 14)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 213, "width": 87, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Manfaat Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 226, "width": 239, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat 1. Manfaat Teoritis", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 254, "width": 420, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan atau masukan yang berkaitan dengan pencatatan dan penilaian akuntansi persediaan perusahaan dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 294, "width": 87, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "2. Manfaat Praktis", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 307, "width": 198, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "a. Bagi PT Toeng Market (Toeng Makmur)", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 321, "width": 406, "height": 50, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi PT Toeng Market (Toeng Makmur) yang bergerak dibidang usaha perdagangan mengenai metode pencatatan dan penilaian yang benar dan sesuai dengan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No. 14.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 375, "width": 76, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "b. Bagi Peneliti", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 388, "width": 406, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Penelitan ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai pencatatan dan penilaian akuntansi persediaan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 429, "width": 120, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "TINJAUAN PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 458, "width": 87, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Persediaan Barang", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 471, "width": 435, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Menurut Kasmir (2008: 41), ”Persediaan merupakan sejumlah barang yang disimpan oleh perusahaan dalam suatu tempat (gudang). Persediaan merupakan cadangan perusahaan untuk proses produksi atau penjualan saat dibutuhkan”.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 512, "width": 435, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Persediaan adalah bagian aset lancar yang paling tidak likuid. Disamping itu, persediaan adalah aset dimana kemungkinan kerugian/kehilangan paling sering terjadi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 539, "width": 434, "height": 64, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Istilah “persediaan” didefinisikan dalam PSAK NO 14 Tahun 2009 (paragraf 7) adalah sebagai, 1 Dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha normal 2 Dalam proses produksi untuk dijual 3 Dalam bentuk bahan atau perlengkapan ( suplies ) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 620, "width": 138, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Sistem Pencatatan Persediaan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 647, "width": 434, "height": 91, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Sistem pencatatan fisik ( phisical inventory system) periodik (periodic inventory system) Menurut Kieso (2007: 404), pengertian metode persediaan fisik yaitu sebagai berikut: “ kuantitas persediaan ditangan ditentukan seperti yang tersirat oleh namanya, secara periodik. Semua pembelian persediaan selama periode akuntansi dicatat dengan mendebit akun pembelian”. PSAK No 14 Tahun 2009 menyatakan sistem pencatatan fisik ( phisical inventory system) periodik (periodic inventory system) , nilai persediaan akhir ditentukan melalui pemeriksaan stok fisik ( phisical stok-take ). Nilai barang dijual selama tahun berjalan dihitung dengan rumus berikut.", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 763, "width": 31, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Hal | 4", "type": "Page footer" }, { "left": 65, "top": 74, "width": 452, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Analisis Metode Pencatatan dan Penilaian Persediaan Sesuai PSAK No.14 pada PT Toeng Makmur", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 99, "width": 395, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Sistem Pencatatan persediaan secara permanen/perpetual ( perpetual inventory system )", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 112, "width": 435, "height": 64, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Menurut Hamizar (2009: 93) menjelaskan bahwa pencatatan perpetual. Pencatatan transaksi persediaan dengan sistem ini akan langsung mempengarui persediaan barang dagang. Misalnya untuk mencatat transaksi pembelian barang dagangan langsung dicatat pada rekening persediaan disebelah debet dan penjualan barang dagangan dicatat pula pada rekening disebelah kredit.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 193, "width": 138, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Metode Penilaian Persediaan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 220, "width": 434, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Martani (2012: 251) menyatakan bahwa terdapat tiga alternatif yang dapat dipertimbangkan oleh suatu entitas terkait dengan asumsi arus biaya, yaitu: 1. Metode Identifikasi Khusus", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 261, "width": 188, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "2. Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 274, "width": 109, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "3. Rata-rata tertimbang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 301, "width": 134, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Kerangka Berpikir Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 483, "width": 461, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "PT Toeng Makmur adalah perusahaan dagang yang mempunyai aktifitas utama menjual produk-produk alat rumah tangga, hotel, restauran dan catering. Usaha ini diperlukan pencatatan dan penilaian persediaan yang akurat sehingga menghasilkan laporan keuangan yang akurat sesuai dengan PSAK NO.14, karena metode yang digunakan dalam mencatat dan menilai persediaan membantu pihak manajemen dalam membuat keputusan agar tidak terjadi kekurangan dan kelebihan barang sehingga selalu dapat memenuhi kebutuhan pelanggan, demikian juga dalam hal sistem pencatatan dan penilaian menentukan jumlah persediaan serta harga pokok penjualan yang nantinya akan dilaporkan dan disajikan dalam laporan keuangan rugi laba perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 608, "width": 125, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 637, "width": 91, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Pengumpulan Data", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 664, "width": 433, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Jenis Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif atau melalui uraian-uraian yang menggambarkan dan menjelaskan subjek penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 691, "width": 433, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Menurut Sugiyono (2009: 21), “metode deskriptif kualitatif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 328, "width": 100, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Pencatatan Persediaan", "type": "Section header" }, { "left": 224, "top": 391, "width": 92, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Penilaian Persediaan", "type": "Picture" }, { "left": 239, "top": 445, "width": 62, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "PSAK NO. 14", "type": "Caption" }, { "left": 492, "top": 763, "width": 31, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Hal | 5", "type": "Page footer" }, { "left": 65, "top": 74, "width": 452, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Analisis Metode Pencatatan dan Penilaian Persediaan Sesuai PSAK No.14 pada PT Toeng Makmur", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 99, "width": 49, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Jenis Data", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 126, "width": 433, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data kualitatif. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, dan observasi.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 166, "width": 251, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Jenis data yang digunakan dalam penelitian terdiri dari:", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 180, "width": 433, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "1.Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung meliputi dokumen-dokumen perusahaan dari PT Toeng Makmur. Data ini juga dapat diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 220, "width": 433, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "2.Data sekunder merupakan data yang diperlukan untuk mendukung hasil penelitian berasal dari literatur, artikel, buku-buku dan sumber kepustakaan lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 261, "width": 100, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Teknik Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 288, "width": 433, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam penulisan skripsi ini, peneliti menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif yaitu metode dengan menyusun data yang diperoleh dan kemudian diinterpretasikan dan dianalisis sehingga memberikan informasi untuk pemecahan masalah yang dihadapi.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 342, "width": 436, "height": 77, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Menurut PSAK NO 14 Revisi 2009 Pencatatan persediaan secara permanen/perpetual (perpetual inventory system) biaya persediaan akhir dan harga pokok penjualan selama tahun berjalan dapat ditentukan secara langsung dari catatan akuntansi. Namun, jika ada ketidakcocokan antara biaya persediaan pada catatan akuntansi dan nilai persedian yang ditentukan melalui pemeriksaan stok fisik, maka jumlah persediaan pada catatan akuntansi harus disesuaikan. Harga pokok penjualan pada catatan akuntansi juga harus disesuaikan", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 437, "width": 436, "height": 105, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Menurut PSAK NO 14 Revisi 2009 Formula FIFO (First in first out)/ MPKP (Masuk pertama keluar pertama). Item persediaan yang pertama dibeli harus dijual terlebih dahulu sehingga item yang tertinggal dalam persediaan akhir adalah yang dibeli kemudian, sehingga nilai persediaan akhir terdiri dari barang yang terakhir masuk dalam suatu perusahaan. Menurut Djaali (2008: 28), skala likert merupakan skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena pendidikan. Peneliti menggunakan skal likert sebagai pembanding, apakah pencatatan dan penilaian persediaan barang dagang telah sesuai dengan PSAK NO. 14.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 571, "width": 98, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "HASIL PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 595, "width": 92, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Sejarah Perusahaan", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 622, "width": 433, "height": 132, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Toeng Market resmi buka pertama kali tanggal 14 Juni 2002 yang beradadi Jl. Tidar No. 84. Dengan banyaknya antusias masyarakat 4 th kemudian Toeng Membuka cabang baru di Jl. Jaksa Agung Suprapto 31 Surabaya, namun beda manajemen. Setelah lebih dari 10th berjalan banyak masyarakat yang mengenal dengan perusahaanyang menyediakan peralatan rumah tangga ini, Toeng kembali membuka cabang ke-3 yakni di kota Malang. Rata-rata customer yang berdomisili di Malang mempunyai usaha di Malang. Toeng Malang buka pada 08 Sep 2013. Tepatnya di Jl. Blimbing Indah Megah 2, Plaza Araya Lt.2 Malang. Perlahan masyarakat mulai mengenal Toeng Malang, baik dari kalangan umum maupun usaha. Tidak Hanya dari kota Malang banyak pelanggan Toeng Malang yang berasal dari luar kota diantaranya Probolinggo, Blitar, Madura dan Kota-kota lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 763, "width": 31, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Hal | 6", "type": "Page footer" }, { "left": 65, "top": 74, "width": 452, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Analisis Metode Pencatatan dan Penilaian Persediaan Sesuai PSAK No.14 pada PT Toeng Makmur", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 99, "width": 85, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Hasil Skala Likert", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 126, "width": 433, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Peneliti membuat sebanyak 10 pernyataan yang diisi oleh 8 orang karyawan. Hasil dari skala likert peneliti mengumpulkan total nilai sebanyak 362 dari jumlah penilaian 80. Jadi 362/80 = 4.5 dengan menggunakan kuisoner.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 193, "width": 77, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 222, "width": 433, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Penerapan Metode Pencatatan dan Penilaian Persediaana Barang Dagang pada PT Toeng Makmur", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 265, "width": 268, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Penerapan Metode Pencatatan Persediaan Barang Dagang.", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 280, "width": 433, "height": 118, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Perapan metode perpectual akan memudahkan pihak PT Toeng Makmur untuk mengetahui stok barang dengan cepat jika sewaktu-waktu dibutuhkan tanpa harus menghitung barang dagangan yang ada di toko atau di gudang. Proses pencatatan di PT Toeng Makmur cukup sederhana, pihak admin stok mencatat masuk-keluarnya barang. Sehingga menghasilkan laporan pembelian dan penjulan perhari dan per bulan. Data ini yang kemudian dijadikan sebagai dasar pembuatan laporan laba rugi yang biasa dilakukan setiap bulannya. Penyajian persediaan dalam laporan keuangan pada PT Toeng Makmur telah sesuai dengan PSAK No. 14 dimana persediaan akhir yang dicatat dalam neraca dalam akun aset lancar dan harga pokok penjualan pada laporan laba/rugi.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 418, "width": 259, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Penerapan Metode Penilaian Persediaan Barang Dagang", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 447, "width": 436, "height": 105, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "PT Toeng Makmur ini termasuk perusahaan ritel yang menjual barang dagangan. Sehingga dalam penilaiannya menggunakan metode FIFO/MPKP, barang yang pertama masuk akan dijual terlebih dahulu. Metode ini cocok diaplikasikan mengetahui banyak sekali barang dagangan pada PT Toeng Makmur. Hal ini menghindari adanya penimbunan barang lama (pertama masuk), barang rusak, atau cacat barang. Dalam hal ini perusahaan telah sesuai dengan PSAK NO 14 dimana FIFO (First in first out )/ MPKP barang yang pertama kali masuk adalah barang yang pertama kali keluar atau dijual. Sehingga barang yang masih ada dalam gudang adalah termasuk persediaan barang yang terakhir masuk", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 572, "width": 433, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Kesesuaian Penerapan Metode Pencatatan dan Penilaian Persediaan Barang Dagangan pada PT Toeng Makmur dengan PSAK No.14", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 600, "width": 433, "height": 77, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Analisis dari metode penilaian persediaan barang dagangan yang diaplikasikan pada PT Toeng Makmur sudah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan khususnya No. 14. Hal ini merujuk pada isi PSAK No. 14 paragraf ke 21 yang berbunyi: “Formula MPKP/FIFO mengasumsikan barang dalam persediaan yang pertam dibel kan dijual atau digunakan terlebih dahulu sehingga yang tertinggal dalam persediaan akhir adalah yang dibeli atau diproduksi kemudian.”", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 682, "width": 433, "height": 64, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Pernyataan di atas secara eksplisi menyatakan bahwa metode FIFO dapat digunakan dalam perusahaan (ritel) yang menyediakan beragam jenis barang dagangan yang dijual. Karena memudahkan dalam perhitungan hasil akhir dari persediaan pada tiap-tiap item barang dagangan yang dijual. Dengan demikian dapat dengan mudah mengerjakan laporan pada neraca maupun laba rugi.", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 763, "width": 31, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Hal | 7", "type": "Page footer" }, { "left": 65, "top": 74, "width": 452, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Analisis Metode Pencatatan dan Penilaian Persediaan Sesuai PSAK No.14 pada PT Toeng Makmur", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 103, "width": 438, "height": 106, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Analisis dari metode pencatatan persediaan barang dagangan yang diaplikasikan pada PT Toeng Makmur sudah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan khususnya No. 14. Dengan menggunakan metode perpetual yang menjelaskan , bahwa biaya persediaan akhir dan harga pokok penjualan selama tahun berjalan dapat ditentukan secara langsung dari catatan akuntansi. Namun, jika ada ketidakcocokan antara biaya persediaan pada catatan akuntansi dan nilai persedian yang ditentukan melalui pemeriksaan stock fisik, maka jumlah persediaan pada catatan akuntansi harus disesuaikan. Harga pokok penjualan pada catatan akuntansi juga harus disesuaikan.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 214, "width": 433, "height": 50, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Metode pencatatan dan penilaian terhadap barang daganagn pada PT Toeng Makmur sudah menggunakan metode yang tepat. Hal ini juga didukung dengaan sistem teknologi informasi yang telah membantu proses pencatatan dan penilaian terhadap kendala yang menghambat pelaksanaan pencatatan dan penilaian persediaan.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 295, "width": 70, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 326, "width": 433, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Adapun kesimpulan yang dapat diambil oleh peneliti dari penelitian ini adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 354, "width": 433, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "1. PT Toeng Makmur adalah usaha dagang yang bergerak pada bidang manufaktur yang berada di Jl. Blimbing Indah Megah 2 Malang", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 382, "width": 433, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "2. Pembagian tugas pada usaha ini telah diterapkan dengan baik yaitu dengan pembagian tugas dan tanggung jawab secara jelas dan tegas dengan memakai struktur organisasi berbentuk garis.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 424, "width": 433, "height": 64, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "3. Sistem pencatatan persediaan yang dipakai dalam pada PT Toeng Makmur adalah mengunakan metode pencatatan prepetual yang dapat memudahkan untuk setiap saat dapat mengetahui posisi suatu persediaan secara keseluruhan untuk dapat mengantisipasi peluang penjualan dan penurunan penjualan itu sendiri. Hal ini telah sesuai dengan PSAK NO 14.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 491, "width": 434, "height": 51, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "4. Metode penilaian persediaan yang dipakai dalam mengunakan metode penilaian FIFO (First in first out)/ MPKP (Masuk pertama keluar pertama). Metode ini digunakan karena agar tidak menimbun barang dagangan terlalu lama sehingga barang yang dijual merupakan barang layak jual. Metode ini telah sesuai dengan PSAK NO 14.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 559, "width": 40, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 586, "width": 415, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Atas dasar kesimpulan di atas maka peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 613, "width": 433, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "1. Perlu adanya pengawasan yang lebih ketat pada PT Toeng Makmur, agar masalah seperti hilangnya barang dagangan dapat diminimalisir sehingga swalayan tidak mengalami banyak kerugian.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 653, "width": 433, "height": 64, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "2. Keberadaan sistem teknologi informasi (STI) selama ini sangat membantu dan mempermudah proses pencatatn dan penilaian persediaan barang dagangan pada PT Toeng Makmur. Namun lebih baik ada perbaikan sistem teknologi karena terkadang masih belum sinkron dalam pengecekkan persediaan barang dagangan antara fisik dengan sistem. Harapannya agar lebi baik sistematis, efektif, dan efisien.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 721, "width": 433, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "3. Lebih teliti dalam membarcode barang sehingga tidak tertukar dengan barang yang hampir sama. Juga dalam penginputan surat jalan seharusnya tidak salah dalam penginputan kuantiti barang.", "type": "List item" }, { "left": 492, "top": 763, "width": 31, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Hal | 8", "type": "Page footer" }, { "left": 65, "top": 74, "width": 452, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Analisis Metode Pencatatan dan Penilaian Persediaan Sesuai PSAK No.14 pada PT Toeng Makmur", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 98, "width": 332, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "4. Kurangnya SDM yang berkompeten dalam masing-masing bidangnya.", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 147, "width": 94, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 171, "width": 458, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Andi Supangat. 2007. Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan Nonparametrik. Edisi Pertama . Kencana Prenada Media Group. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 204, "width": 314, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Ahmad Syafi”i Syakur. 2009. Intermediate Accounting . AV Publiser. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 230, "width": 374, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Agus, Sartono. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi (4 th ed) . BPFE. Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 260, "width": 313, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Arikunto, Suharsimi. 2010. Metodelogi Penelitian. PT. Rineka Cipta: Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 283, "width": 207, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Djaali, 2008. Skala Likert. Pustaka Utama. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 306, "width": 373, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini. 2009. Akuntansi Keuangan. Graha Ilmu. Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 329, "width": 311, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Hamizar dan Nuh, Muhamad. 2009. Intermediate Accounting. Fajar. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 353, "width": 461, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Irmayani, Ade. 2013. Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagangan pada CV. Kawal Pantai Bintan. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis . Jurusan Akuntansi. Riau.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 388, "width": 326, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2009. Standart Akuntansi Keuangan, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 411, "width": 449, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Irawati,Saragih,Berliana. 2010. Analisa Akuntansi Persediaan Sesuai Dengan PSAKNO 14 Pada PT.Indomarco Prismatam. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas SumateraUtara. Medan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 445, "width": 266, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keangan. Rajawali Pers. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 468, "width": 270, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Kieso, W. 2008. Akuntansi Intermediate Edisi I .Erlangga. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 491, "width": 461, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Martani,Dwi.Veronica,Sylvia,NPS.Wardhani,Ratna.Farahmita,danTanujaya,Edward. 2012. Akuntansi Keuangan Menengah berbasib PSAK, Buku1. Salemba Empat. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 526, "width": 461, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Masyhuri dan M. Zainudin. 2009. Metode Penelitian: Pendekatan Praktis dan Aplikatif . PT. Refika Aditama. Bandung.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 560, "width": 235, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Munandar, M. 2005. Budgetting . Jakarta. Salemba Empat.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 583, "width": 287, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Munawir S. 2007. Akuntansi Laporan Keuangan . Liberty. Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 606, "width": 459, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Onyekwelu, Lucy. 2010. Pengaruh IFRS Adopsi Penilaian Persediaan dan Laporan Keuangan di Nigeria. Departemen Akuntansi.Universitas Enugu Sains dan Teknologi. Enugu Nigeria.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 641, "width": 461, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Sambuaga,S,Reinhard.2013, Evaluasi Akuntansi Persedian Pada PT.Sukses Era Niaga, Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Sam Ratulangi, Manado.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 675, "width": 401, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Skousen, Stiece.2009. Akuntansi Intermediate. Edisi keenam belas, Buku1. SalembaEmpat. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 700, "width": 332, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif . Bandung: Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 721, "width": 461, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan “Pendekatan Kuantitatif , Kualitatif, dan R & D ”. Alfabeta. Bandung.", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 763, "width": 31, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Hal | 9", "type": "Page footer" }, { "left": 65, "top": 74, "width": 452, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Analisis Metode Pencatatan dan Penilaian Persediaan Sesuai PSAK No.14 pada PT Toeng Makmur", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 92, "width": 458, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Yusuf, Al Haryono. 2011. Dasar-Dasar Akuntansi, Jilid 2 Cetakan Pertama Desember 2011 . Sekolah Tinggi Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara. Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 127, "width": 461, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Warren, Carl S, James M, Reeve, Philip E. Fess, 2005. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21, Buku 1, Cetakan Pertama, Terjemahan Aria Farahmita.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 161, "width": 427, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "www.Share.Pdf.commetodepencatatanpersediaanbarangdagangdenganmetodeperpetualolehSatiEka Putri. www.Scribd/doc/6605263/PSAK-14Persediaan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 207, "width": 338, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "www.Slidesharenet/amandaasmabila/metode-penilaian-persediaan. www.Akuntansiilmuitumudah.com/metode-identifikasi-khusus/penilaian-persedian.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 74, "width": 452, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Analisis Metode Pencatatan dan Penilaian Persediaan Sesuai PSAK No.14 pada PT Toeng Makmur", "type": "Text" }, { "left": 188, "top": 763, "width": 147, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "http://ejournal.ukanjuruhan.ac.id", "type": "Text" }, { "left": 487, "top": 763, "width": 26, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Hal | 1010", "type": "Page footer" } ]
c088e5e8-2099-b1ca-531b-07bfd0627087
https://apic.id/jurnal/index.php/jsc/article/download/352/146
[ { "left": 128, "top": 37, "width": 227, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riyanto et al. / Jurnal Sistem Cerdas (2023) Vol 6- No 3 Hal 189 - 203", "type": "Page header" }, { "left": 128, "top": 772, "width": 182, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "©Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC)", "type": "Page footer" }, { "left": 494, "top": 784, "width": 19, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "189", "type": "Page footer" }, { "left": 115, "top": 89, "width": 397, "height": 79, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Uji Performa Aplikasi Dari Hasil Implementasi Refactoring Arsitektur Monolitik Ke Mikroservis dengan Decomposition dan Strangler Pattern", "type": "Section header" }, { "left": 117, "top": 186, "width": 384, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riyanto Irman Hermadi Yani Nurhadryani 3 Computer Science Computer Science Computer Science Institut Pertanian Bogor Institut Pertanian Bogor Institut Pertanian Bogor Bogor, Indonesia Bogor, Indonesia Bogor, Indonesia [email protected] [email protected] [email protected]", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 271, "width": 399, "height": 153, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract—The SmartCampus application is still built with a monolithic architecture, where all components are tightly integrated into one unit. The increasing complexity of user scalability and service demands within the information system with a monolithic architecture is evident in the application's declining performance. In this research, a performance analysis is conducted by implementing refactoring from a monolithic architecture to microservices using the decomposition and strangler patterns. The Decomposition pattern divides the monolithic application into several business domains based on their main service categories, while the strangler pattern breaks down the business domains into microservices by replacing specific functions with new services through the stages of transform, co-exist, and eliminate. Once the new functionalities are ready, the old components are deactivated, and the new services are put into operation. The application's feasibility and quality considerations are assessed using the ISO/IEC 25010 model, which comprises eight characteristics: functionality suitability, performance efficiency, compatibility, usability, reliability, security, maintainability, and portability. The performance of the resulting microservices application is tested using different performance testing types, such as load testing, spike testing, stress testing, and soak testing. Microservices showing satisfactory performance improvements will be isolated using container technology to optimize application resource efficiency and anticipate long-term needs", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 436, "width": 321, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords— Containers, Monolithic, Microservicing, Refactoring, Performance Testing", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 477, "width": 113, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. I NTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 492, "width": 400, "height": 200, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aplikasi enterprise sistem informasi di perguruan tinggi sebagian besar masih dibangun dengan arsitektur monolitik, dimana semua komponen menjadi satu kesatuan, sebagaimana halnya SmartCampus yang merupakan aplikasi monolitik di lingkungan IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Dalam arsitektur SmartCampus , server-side akan menangani request kemudian menjalankan beberapa logika sesuai dengan domain, kemudian mengambil dan memperbarui data dari database , dan mengirim data tersebut ke sisi client-side , sehingga semakin meningkatnya tuntutan akan pelayanan penyelenggaraan pendidikan, SmartCampus dihadapkan pada hal- hal berikut : Pengguna yang meningkat menyebabkan peforma aplikasi menurun, skalabilitas yang semakin besar mengganngu waktu proses implementasi dari sisi client . Ketika akan merubah teknologi pada aplikasi maka akan merubah secara keselutuhan aplikasi dan pengujian error sangatlah sulit karena sistem tidak dapat dipisahkan dan dilokalisasikan. Sistem sulit untuk menyediakan fasilitas pengamanan ( security ). Setiap request yang spesifik kernel monolitik akan menjalankan seluruh layanan sehingga akan mempengaruhi waktu respon. Apabila adanya kesalahan pemrograman pada suatu bagian dari kernel, maka menyebabkan matinya seluruh sistem.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 695, "width": 400, "height": 60, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa pertimbangan dalam membangun ulang aplikasi dengan pola arsitektur yang sama (monolitik) dengan sistem warisan akan membawa beberapa dampak sebagai berikut : Waktu yang diperlukan dalam membangun ulang arsitektur monolitik relatif lebih lama karena bisnis proses pada sistem warisan harus secara utuh terbangun sehingga dapat digunakan. Proses migrasi antar server dalam proses transfer data yang besar", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 37, "width": 227, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riyanto et al. / Jurnal Sistem Cerdas (2023) Vol 6- No 3 Hal 189 - 203", "type": "Page header" }, { "left": 128, "top": 772, "width": 182, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "©Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC)", "type": "Page footer" }, { "left": 494, "top": 784, "width": 19, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "190", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 85, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "membutuhkan waktu dimana server sistem warisan harus berhenti beroperasi, sedangkan pelayanan kepada sivitas akademika dan stakeholder harus tetap berjalan. Seiring dengan peningkatan jumlah pengguna, permasalahan skalabilitas akan kembali terulang jika menerapkan pola arsitektur yang sama. Pola manajemen pengembangan aplikasi sulit dilakukan secara tim dikarenakan tidak semua anggota tim memiliki pemahaman yang baik terhadap sistem warisan. Inovasi dalam pemanfaatan teknologi server-side, database serta bahasa pemrograman tidak fleksibel.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 176, "width": 400, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari pertimbangan diatas hal yang memungkinkan adalah memperbaiki sistem warisan adalah dengan melakukan refactoring arsitektur monolitik menjadi layanan- layanan mikro secara bertahap dengan kondisi layanan sistem tetap berjalan. Menurut [1], refactoring adalah proses mengubah sistem dari suatu aplikasi tanpa mengubah perilaku eksternal aplikasi tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 239, "width": 400, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian [2] mengemukakan bahwa untuk menghindari masalah aplikasi monolitik kita dapat mengambil keuntungan dari beberapa manfaat arsitektur yang berorientasi pada servis atau dikenal dengan istilah Service Oriented Aplication (SOA). Mikroservis mengadopsi konsep SOA denga gaya arsitektur yang lebih terfokus pada achieving agility, kesederhanaan dan teknis pengembangan secara bertingkat, menghindari kompleksitas, dan memungkinkan tim pengembangan dapat dengan cepat menskalakan dan mengembangkan aplikasi secara terus-menerus sebagai solusi komputasi modern.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 328, "width": 400, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian [3] berpendapat bahwa konsep dan teknologi mikroservis bukan merupakan gaya arsitektur baru yang berbeda dari Service Oriented Architecture (SOA), tetapi lebih memenuhi syarat sebagai SOA yang dikembangkan lebih lanjut. Tinjauan literatur membuat jelas bahwa perbedaan antara mikroservis dan upaya sebelumnya untuk komputasi berorientasi layanan adalah gaya arsitektur. SOA tidak memperhatikan gaya arsitektur sebagaimana halnya mikroservis. Tinjauan literatur juga mengungkap bahwa, seperti halnya penjelmaan SOA, arsitektur mikroservis dihadapkan dengan sejumlah tantangan desain nontrivial yang intrinsik untuk sistem terdistribusi, termasuk integritas dan manajemen data, desain dan evolusi antarmuka layanan, dan aplikasi / layanan manajemen (termasuk manajemen keamanan aplikasi dan infrastruktur).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 454, "width": 400, "height": 175, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian [4] menyajikan proses pengembangan aplikasi perusahaan dengan layanan microser. Tahapan awal adalah mengidentifikasi fase konstruksi, praktik, dasar-dasar, metode dan alat yang digunakan dalam pengembangan aplikasi perusahaan berbasis layanan mikro. Setelah mengidentifikasi dan mengusulkan proses pengembangan, kemudian divalidasi dan diuji dalam pembangunan aplikasi yang disebut Sinplafut. Dengan menggunakan layanan microser, ukuran aplikasi perusahaan berkurang dan lebih mudah untuk mengelola, menyebarkan, menskalakan, menguji, dan mengganti menggunakan sumber daya yang ditawarkan oleh cloud computing. Dengan cara ini biaya dan upaya yang diperlukan untuk mempertahankan aplikasi di cloud sangat berkurang. Penelitian [5] menyimpulkan bahwa arsitektur mikroservis dapat memberikan manfaat yang signifikan. Tata kelola desentralisasi dan manajemen data memungkinkan layanan menjadi independen, dan menghindari aplikasi untuk melakukan standarisasi pada satu teknologi tertentu. Arsitektur mikroservis sangat cocok untuk infrastruktur cloud , karena sangat menguntungkan dari elastisitas yang dimungkinkan cloud.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 631, "width": 401, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa penelitian tentang mikroservis telah banyak dilakukan. Pada [6] dalam penelitannya melakukan refactoring dengan decomposition pattern. Teknik ini dalam mengembangakan aplikasi kedalam layanan mikro memerlukan beberapa bucket sebagai dekomposisi yang dapat menampung seluruh aktifitas domain bisnis yang dikembangkan. Penelitian ini direkomendasikan untuk desainer arsitektur yang berniat untuk mengembangkan domain bisnis aplikasi kedalam desain layanan mikro. Pada [7] dalam penelitiannya melakukan proses refactoring aplikasi absensi dari arsitektur monolitik menjadi arsitektur mikroservis. Proses refactoring menghasilkan tujuh servis yang dikembangkan pada arsitektur microservis dan dilakukan pengujian dengan menggunakan load test. Disimpulkan bahwa arsitektur mikroservis yang telah dibangun lebih optimal", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 37, "width": 227, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riyanto et al. / Jurnal Sistem Cerdas (2023) Vol 6- No 3 Hal 189 - 203", "type": "Page header" }, { "left": 128, "top": 772, "width": 182, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "©Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC)", "type": "Page footer" }, { "left": 494, "top": 784, "width": 19, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "191", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 85, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dibandingkan arsitektur monolitik pada saat jumlah penggunnya dinaikan. Pada [8] dalam penelitiannya merancang proses penyebaran layanan mikro pada cloud platform berbasis kontainer, hasilnya disimpulkan bahwa alokasi sumber daya dan fungsi pemantauan yang disediakan oleh teknologi kontainer dapat memenuhi prinsip independensi layanan mikro dan mendukung percepatan pengembangan layanan mikro. Pengembangan layanan mikro di cloud berbasis kontainer dapat mewujudkan otomatisasi dan integrasi berkelanjutan yang akan meningkatkan efisiensi pengembangan dan pemeliharaan aplikasi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 176, "width": 401, "height": 263, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini berusaha melengkapi penelitian-penelitian terdahulu dengan mengimplementasikan proses refactoring arsitektur monolitik ke mikroservis dengan metode refactoring menggunakan decomposition dan strangler pattern , hasil implementasi berupa layanan-layanan mikro dilakukan alnalisis uji performa yang terdiri dari load testing , spike testing , stress testing dan soak testing. Hasil uji peningkatan performa servis-servis mikro yang layak akan diisolasi dengan teknologi kontainer sebagai upaya efisiensi dan fleksibilitas pengembangan jangka panjang. Tujuan dari penelitian ini adalah dapat membangun aplikasi perguruan tinggi yang hight performance dengan metode refactoting arsitektur monolitik sistem warisan ke arsitektur mikroservis dikombinasikan dengan memanfaatkan teknologi yang mendukung upaya efisiensi sumber daya aplikasi dan pengembangan berkelanjutan. Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi para pengembang aplikasi dalam memberikan solusi permasalahan skalabilitas. Proses migrasi arsitektur monolitik ke mikroservis dalam studi kasus penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran sebuah teknik pengembangan aplikasi yang efektif untuk meminimalkan munculnya software defect sebagai solusi komputasi modern. Ruang lingkup penelitian membahas bagaimana mengatasi kelemahan arsitektur monolitik dengan melakukan refactoring menjadi aplikasi berarsitektur mikroservis. Pertimbangan kualitas aplikasi dikaji menggunakan karakteristik kualitas perangkat lunak ISO/IEC 25010 terdapat delapan karakteristik kualitas suatu perangkat lunak [9], yaitu ; functionality suitability, performance efficiency, compability, usability, reliability, security, maintainability, dan portability .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 455, "width": 98, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II. METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 483, "width": 401, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Objek penelitian adalah aplikasi SmartCampus pada IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Data yang digunakan adalah data realtime proses bisnis aplikasi SmartCampus pada IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Key performance indicator (KPI) diantaranya throughput , yaitu berapa banyak unit informasi yang diproses sistem selama waktu tertentu. Selain itu adalah waktu respons atau latensi, yaitu jumlah waktu yang berlalu antara permintaan yang dimasukkan pengguna dan awal respons sistem terhadap permintaan itu.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 559, "width": 95, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahapan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 572, "width": 327, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prosedur kerja pada penelitian ini digambarkan pada diagram berikut ini :", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 37, "width": 227, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riyanto et al. / Jurnal Sistem Cerdas (2023) Vol 6- No 3 Hal 189 - 203", "type": "Page header" }, { "left": 128, "top": 772, "width": 182, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "©Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC)", "type": "Page footer" }, { "left": 494, "top": 784, "width": 19, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "192", "type": "Page footer" }, { "left": 252, "top": 547, "width": 137, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Tahapan Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 559, "width": 82, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Studi Literatur", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 572, "width": 400, "height": 60, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Studi literatur/ kajian teoritis, langkah ini dilakukan untuk memperkaya kajian teoritis terkait penerapan mikroservis sebagai landasan dalam melakukan pengembangan melalui eksperimen dengan melakukan refactoring dengan teknik strangler pattern . Studi meliputi kajian penelitian-penelitian terdahulu, kajian terkait terkait teknologi yang dapat dikembangkan serta kajian terkait bahasa pemrograman yang dapat dirterapkan.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 635, "width": 126, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Analisis Sistem Warisan", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 648, "width": 400, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisa sistem warisan, langkah ini dilakukan sebagai dasar dalam pengembangan sistem. Analisa meliputi proses domain bisnis sistem bawaan, distribusi databasenya dari sisi client-server , serta skala prioritas pengembangan servisnya. Secara garis besar tahapan analisis system warisan dikelompokkan menjadi dua kategori berikut :", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 698, "width": 378, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Pemecahan arsitektur monolitik berdasarkan proses bisnis atau dengan kata lain pemecahan suatu fungsi program atau sistem menjadi sub-fungsi yang lebih sederhana.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 37, "width": 227, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riyanto et al. / Jurnal Sistem Cerdas (2023) Vol 6- No 3 Hal 189 - 203", "type": "Page header" }, { "left": 128, "top": 772, "width": 182, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "©Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC)", "type": "Page footer" }, { "left": 494, "top": 784, "width": 19, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "193", "type": "Page footer" }, { "left": 147, "top": 97, "width": 380, "height": 308, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AKADEMIK KEMAHASISWAAN KEPEGAWAIAN KEUANGAN ADMINISTRASI UMUM BIRO HUKUM PENJAMINAN MUTU ADMISI PENELITIAN & PENGABDIAN MASYARAKAT PERENCANAAN WISUDA ALUMNI SmartCampus (Monolithic)", "type": "Picture" }, { "left": 212, "top": 430, "width": 217, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Pemecahan berdasarkan proses bisnis", "type": "Caption" }, { "left": 135, "top": 455, "width": 304, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Pemecahan arsitektur monolitik berdasarkan distribusi database.", "type": "List item" }, { "left": 199, "top": 696, "width": 242, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Pemecahan berdasarkan distribusi database", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 721, "width": 101, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Proses Refactoring", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 734, "width": 400, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi refactoring , langkah ini dilakukan untuk memecah arsitektur sistem monolitik berdasarkan proses bisnis dan distribusi database, kemudian membangun", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 37, "width": 227, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riyanto et al. / Jurnal Sistem Cerdas (2023) Vol 6- No 3 Hal 189 - 203", "type": "Page header" }, { "left": 128, "top": 772, "width": 182, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "©Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC)", "type": "Page footer" }, { "left": 494, "top": 784, "width": 19, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "194", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "layanan-layanan mikroservis dari sisi client-server . Langkah awal dengan mendekomposisi domain bisnis berdasarkan ketaerkaitan proses bisnis dan distribusi database. Tahapan dekomposisi yang dilakukan adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 125, "width": 396, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Dekomposisi fungsi: Memecah suatu fungsi program atau sistem menjadi sub-fungsi yang lebih sederhana.", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 151, "width": 394, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Dekomposisi data: Memecah suatu data atau informasi menjadi komponen- komponen yang lebih sederhana.", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 176, "width": 396, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Dekomposisi proses: Memecah suatu proses menjadi tahapan-tahapan yang lebih sederhana.", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 201, "width": 396, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Dekomposisi sistem: Memecah suatu sistem menjadi sub-sistem yang lebih sederhana.", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 227, "width": 396, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Dekomposisi perangkat lunak: Memecah suatu aplikasi atau sistem perangkat lunak menjadi modul-modul yang lebih sederhana.", "type": "List item" }, { "left": 207, "top": 469, "width": 226, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Pola Dekomposisi Arsitektur Monolitik", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 494, "width": 400, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya implementasi strangler patten , langkah ini untuk melakukan upaya bertahap dalam mengubah aplikasi monolitik menjadi layanan-layanan mikro dengan mengganti fungsi tertentu dengan layanan baru agar proses bisnis selama pengembangan sistem tetap berjalan. Selama proses refactoring diterapkan pola pengembangan berkelanjutan dengan beberapa pengembang aplikasi dengan pemanfaatan tools VCS. Selama proses refactoring semua lalu lintas aplikasi tetap dialihkan ke aplikasi lama, kemudian servis baru dibangun dengan memecah menjadi beberapa servis. Setelah servis baru dibangun maka dapat dilakukan pengujian fungsionalitas baru secara paralel terhadap kode monolitik yang ada. Baik monolitik dan servis yang baru dibangun harus berfungsi untuk jangka waktu tertentu. Proses eliminasi dilakukan ketika servis baru telah dikembangkan dan diuji secara bertahap sebelum dapat menggantikan aplikasi monolitik warisan.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 37, "width": 227, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riyanto et al. / Jurnal Sistem Cerdas (2023) Vol 6- No 3 Hal 189 - 203", "type": "Page header" }, { "left": 128, "top": 772, "width": 182, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "©Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC)", "type": "Page footer" }, { "left": 494, "top": 784, "width": 19, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "195", "type": "Page footer" }, { "left": 213, "top": 293, "width": 214, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5 Pola Strangler Refactoring Monolitik", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 318, "width": 133, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Analisis dan validasi data", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 331, "width": 400, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Validasi data dilakukan dengan membandingkan hasil uji performa sebelum dan sesudah dilakukannya implementasi refactoring arsitektur monolitik ke mikroservis. Data yang digunakan adalah data realtime proses bisnis sistem informasi IAIN Syekh Nurjati Cirebon dalam proses administrasi akademik. Key performance indicator (KPI) diantaranya throughput , yaitu berapa banyak unit informasi yang diproses sistem selama waktu tertentu. Selain itu adalah latency , yaitu jumlah waktu yang berlalu antara permintaan yang dimasukkan pengguna dan awal respons sistem terhadap permintaan itu. Skalabilitas dalam persfektif latency mendefinisikan bahwa idealnya jika penambahan pengguna yang signifikan, aplikasi tersebut memberikan latency yang relatif konstan. Sedangkan persfektif t hroughput mendefinisikan bahwa idealnnya jika penambahan pengguna yang signifikan, aplikasi dapat meningkatkan kemampuan menangani jumlah request per detik secara linier.", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 620, "width": 272, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6. Skalabilitas dalam istilah latency dan throughput .", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 645, "width": 59, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Evaluasi", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 658, "width": 400, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Layanan mikro yang dihasilkan dari proses refactoring dilakukan peninjauan kelayakan dengan model sistem pengujian kualitas perangkat lunak (software testing) ISO/IEC 25010 dengan membandingkan dengan aplikasi sebelumnya. Karakteristik kualitas kelayakan terdiri dari 8 (delapan) aspek yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 709, "width": 361, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Functional Suitability merupakan karakteristik untuk mengukur sejauh mana produk atau sistem menyediakan fungsi yang memenuhi kebutuhan ketika digunakan dalam kondisi tertentu;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 37, "width": 227, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riyanto et al. / Jurnal Sistem Cerdas (2023) Vol 6- No 3 Hal 189 - 203", "type": "Page header" }, { "left": 128, "top": 772, "width": 182, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "©Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC)", "type": "Page footer" }, { "left": 494, "top": 784, "width": 19, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "196", "type": "Page footer" }, { "left": 152, "top": 88, "width": 361, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Performance Efficiency adalah karakteristik untuk mengukur kinerja relatif terhadap sumber daya yang digunakan dalam kondisi tertentu pada suatu sistem;", "type": "List item" }, { "left": 152, "top": 125, "width": 361, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Compatibility adalah karakteristik untuk mengukur sejauh mana suatu sistem dapat bertukar informasi dengan sistem lain dan melakukan fungsi yang disyaratkan saat berbagi lingkungan perangkat keras atau perangkat lunak yang sama;", "type": "List item" }, { "left": 152, "top": 176, "width": 361, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Usability adalah karakteristik untuk mengukur sejauh mana sistem dapat digunakan oleh pengguna untuk mencapai tujuan yang ditentukan dengan efektivitas, efisiensi, dan kepuasan dalam konteks penggunaan tertentu;", "type": "List item" }, { "left": 152, "top": 214, "width": 361, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Realiability adalah karakteristik untuk mengukur sejauh mana sistem dapat melakukan fungsi dalam kondisi yang ditentukan untuk periode waktu terentu;", "type": "List item" }, { "left": 152, "top": 252, "width": 361, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Security adalah karakteristik untuk mengukur suatu sistem dalam melakukan proteksi terhadap informasi dan data, sehingga sistem memiliki tingkat akses data sesuai dengan jenis dan tingkat otorisasi;", "type": "List item" }, { "left": 152, "top": 290, "width": 361, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "g. Maintainability adalah karakteristik untuk mewakili tingkat efektivitas dan efisiensi dalam proses modifikasi untuk perbaikan system sesuai dengan penyesuaian dan perubahan pada lingkungan operasional;", "type": "List item" }, { "left": 152, "top": 328, "width": 361, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "h. Portability adalah karakteristik untuk mewakili tingkat efektivitas dan efisiensi sistem dalam melakukan transfer dari satu perangkat ke perangkat lainnya.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 366, "width": 400, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tes performa yang dilakukan sebagai bagian dari model pengujian perangkat lunak ISO/IEC 25010 diantaranya load testing, spike testing, stress testing dan soak testing .", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 391, "width": 382, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Load testing Load testing membantu pengembang memahami perilaku sistem di bawah nilai beban tertentu. Jenis pengujian ini membantu pengembang menentukan berapa banyak pengguna yang dapat ditangani oleh aplikasi atau sistem sebelum aplikasi atau sistem tersebut ditayangkan.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 454, "width": 74, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Spike testing", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 467, "width": 365, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Spike testing menilai kinerja sistem di bawah peningkatan pengguna akhir yang disimulasikan secara tiba-tiba dan signifikan. Tes ini membantu menentukan apakah suatu sistem dapat menangani peningkatan beban kerja yang tiba-tiba dan drastis dalam waktu singkat, berulang kali.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 522, "width": 382, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Stress testing Stress testing menempatkan sistem di bawah beban lalu lintas yang lebih tinggi dari perkiraan sehingga pengembang dapat melihat seberapa baik sistem bekerja di atas batas kapasitas yang diharapkan. Tes ini memungkinkan tim perangkat lunak memahami skalabilitas beban kerja.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 585, "width": 382, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Soak testing Soak testing , mensimulasikan peningkatan pengguna akhir yang stabil dari waktu ke waktu untuk menguji keberlanjutan jangka panjang sistem. Uji ini juga menganalisis throughput dan waktu respons setelah penggunaan berkelanjutan untuk menunjukkan apakah metrik ini konsisten dengan statusnya di awal pengujian.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 37, "width": 227, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riyanto et al. / Jurnal Sistem Cerdas (2023) Vol 6- No 3 Hal 189 - 203", "type": "Page header" }, { "left": 128, "top": 772, "width": 182, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "©Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC)", "type": "Page footer" }, { "left": 494, "top": 784, "width": 19, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "197", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 206, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 104, "width": 233, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Proses Refactoring Monolitik ke Mikroservis", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pola dekomposisi dari aplikasi berarsitektur monolitik ke mikroservis dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 142, "width": 166, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Analisis Aplikasi Sistem Warisan", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 154, "width": 400, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil analisis aplikasi monolitik untuk proses kapabilitas bisnis akademik terdapat 13 proses bisnis dan terdiri dari 83 sub proses yang terhubung dengan satu database.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 401, "width": 400, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7. Analisis SmartCampus ( Monolihtic ) berdasarkan kapabilitas bisnis Akademik", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 427, "width": 152, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Identifikasi Layanan Potensial", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 440, "width": 401, "height": 60, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah memahami struktur aplikasi monolitik, identifikasi layanan-layanan potensial yang dapat diisolasi dan dipecah dari aplikasi utama. Layanan-layanan ini harus berfokus pada tugas-tugas atau fungsionalitas khusus yang dapat berdiri sendiri sebagai layanan mandiri. Dekomposisi servis struktur aplikasi monolitik dihasilkan 235 servis dari 83 layanan potensial yang dijabarkan pada table SVO berikut :", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 503, "width": 288, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Contoh Dekomposisi Layanan Potensial Menjadi Servis", "type": "Caption" }, { "left": 113, "top": 522, "width": 379, "height": 110, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sub Proses Servis S V O Managemen_Program_ Studi - sinkronisasi_prodi staf update data_prodi - tambah_prodi staf add data_prodi - ubah_prodi staf update data_prodi - lihat_prodi staf get data_prodi", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 667, "width": 131, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Batasan Domain Layanan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 680, "width": 400, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Langkah selanjutnya dalam proses dekomposisi adalah memastikan bahwa layanan- layanan yang diidentifikasi kemudian dikelompokkan berdasarkan prinsip fungsional yang memiliki persamaan antar proses bisnis. Identifikasi hubungan fungsional sistem dilakukan untuk mengetahui keterhubungan antara satu proses bisnis dengan proses bisnis yang lain. Proses analisa arsitektur servis dilakukan dengan mengambarkan keterhubungan antar servis. [10] menyimpulkan bahwa layanan mikroservis adalah sistem", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 37, "width": 227, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riyanto et al. / Jurnal Sistem Cerdas (2023) Vol 6- No 3 Hal 189 - 203", "type": "Page header" }, { "left": 128, "top": 772, "width": 182, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "©Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC)", "type": "Page footer" }, { "left": 494, "top": 784, "width": 19, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "198", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 98, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terdistribusi yang sangat modular, dapat digunakan kembali melalui API (Application Programming Interface) yang diekspos jaringan. Fitur umum termasuk orientasi bisnis, teknik pemrograman, bahasa pemrograman, desentralisasi dan otomatisasi secara khusus ditekankan dalam pendekatan implementasi layanan mikroservis. Ketersediaan, kinerja, penskalaan otomatis, pengujian otomatis, integrasi dan penerapan berkelanjutan, keamanan, toleransi kesalahan, adalah fitur penting yang harus dimiliki oleh setiap aplikasi bisnis saat ini. Layanan mikroservis mengurangi kompleksitas penanganan fitur- fitur layanan pada aplikasi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 467, "width": 400, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 8. Hubungan Antar Servis Hasil Dekomposisi Arsitektur Monolitik Tahapan Strangler Pattern pada proses transform sebuah servis beberapa proses yang dilakukan adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 505, "width": 156, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Definisikan Kontrak Layanan", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 518, "width": 400, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah layanan-layanan potensial diidentifikasi, definisikan kontrak layanan untuk setiap layanan tersebut. Kontrak ini berisi detail tentang API dan tipe data yang akan digunakan untuk berkomunikasi dengan layanan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 555, "width": 99, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Pemisahan Kode", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 568, "width": 401, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemisahan kode dilakukan untuk memisahkan layanan-layanan potensial dari aplikasi monolitik. Anda bisa mulai dengan mengidentifikasi dan memisahkan fungsi-fungsi atau modul-modul tertentu ke dalam layanan-layanan yang mandiri.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 606, "width": 204, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Tambahkan Konektivitas Antar Layanan", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 619, "width": 400, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah layanan-layanan yang independen dibuat, selanjutnya adalah menambahkan konektivitas antar layanan untuk memungkinkan komunikasi antara layanan-layanan tersebut. Ini bisa dilakukan melalui protokol HTTP/REST.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 657, "width": 102, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Pengelolaan Data", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 669, "width": 400, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data akan dikelola di lingkungan mikroservis perlu dipertimbangkan antara menggunakan database terpisah untuk setiap layanan atau mempertahankan database bersama dan menyediakan antarmuka data yang terdefinisi dengan baik untuk layanan lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 720, "width": 69, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Pengujian", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 732, "width": 400, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam menguji setiap layanan secara terpisah untuk memastikan bahwa mereka berfungsi dengan baik dan sesuai dengan kontrak yang telah ditetapkan. Selain itu, perlu", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 37, "width": 227, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riyanto et al. / Jurnal Sistem Cerdas (2023) Vol 6- No 3 Hal 189 - 203", "type": "Page header" }, { "left": 128, "top": 772, "width": 182, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "©Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC)", "type": "Page footer" }, { "left": 494, "top": 784, "width": 19, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "199", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 399, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "juga dilakukan pengujian integrasi untuk memastikan bahwa komunikasi antar layanan berjalan dengan benar.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 113, "width": 152, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Penyebaran dan Skalabilitas:", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 125, "width": 399, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siapkan strategi penyebaran dan skalabilitas untuk masing-masing layanan. Layanan- layanan ini harus dapat dideploy secara independen dan dapat diubah skala sesuai kebutuhan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 163, "width": 155, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "g. Pemantauan dan Manajemen:", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 176, "width": 400, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah seluruh sistem berada dalam arsitektur mikroservis, pastikan memiliki mekanisme pemantauan dan manajemen untuk memastikan kinerja, ketersediaan, dan keandalan layanan-layanan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 214, "width": 400, "height": 86, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Uji Performa Aplikasi Mikroservis vs Monolitik Hasil load testing menggunakan GET method dengan skenario uji menambahkan sejumlah akses user secara bersamaan dalam periode akses 1 detik dengan looping sebanyak 1 kali berbantuan JMeter, diperoleh grafik rata-rata waktu respon dan latency dari aplikasi mikroservis lebih konstan dibandingkan hasil load testing aplikasi monolitik. Hal ini dapat disimpulkan bahwa aplikasi mikroservis yang dihasilkan lebih mampu menangani banyak pengguna.", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 315, "width": 434, "height": 257, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel X. Perbandingan Hasil Load Testing Monolitik vs Mikroservis Number of Threads (Users) SmartCampus (Monolitik) Mikroservis Status Rata-rata Waktu Respon (ms) Latency(ms) Status Rata-rata Waktu Respon (ms) Latency(ms) 1.000 99,13% 1353,800667 878,904 100% 1204,98 460,096 1.500 99,70% 1813,672 1559,516 100% 1640,2493 33 593,2733333 2.000 65,30% 3276,332 1587,4905 100% 1837,3275 668,3755 Load Testing Monolitik Load Testing Mikroservis Gambar 9. Perbandingan Hasil Load Testing Monolitik vs Mikroservis", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 587, "width": 401, "height": 137, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil spike testing menggunakan GET method dengan skenario uji menambahkan sejumlah akses user secara bersamaan dalam periode akses 1 detik dengan looping sebanyak 5 kali berbantuan JMeter, diperoleh grafik rata-rata waktu respon dan latency dari aplikasi mikroservis yang dihasilkan lebih konstan dibandingkan dengan hasil spike testing aplikasi monolitik. Pada kategori jumlah akhir yang ditambahkan sebanyak 2000 user yang mengakses secara bersamaan, aplikasi mampu merespon sebanyak 76,52% thread atau sebanyak 7.652 thread dari total 10.000 thread yang seharusnya mampu direspon. Hasil ini mengalami peningkatan dibandingkan pada spike testing aplikasi monolitik. Dapat disimpulkan bahwa kinerja aplikasi mikroservis di bawah peningkatan pengguna akhir yang disimulasikan secara tiba-tiba dan signifikan jauh lebih baik dibandingkan aplikasi monolitik sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 37, "width": 227, "height": 7, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riyanto et al. / Jurnal Sistem Cerdas (2023) Vol 6- No 3 Hal 189 - 203", "type": "Page header" }, { "left": 128, "top": 772, "width": 182, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "©Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC)", "type": "Page footer" }, { "left": 494, "top": 784, "width": 19, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "200", "type": "Page footer" }, { "left": 102, "top": 176, "width": 413, "height": 135, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel X. Perbandingan Hasil Spike Testing Monolitik vs Mikroservis Number of Threads (Users) SmartCampus (Monolitik) Mikroservis Status Rata-rata Waktu Respon (ms) Latency(ms) Status Rata-rata Waktu Respon (ms) Latency(ms) 100 100% 32,88 9,108 100% 287,288 5,966 500 100% 9652,4664 4415,4516 100% 705,1444 26,1476 2.000 43,76% 3816,4022 1400,2153 76,52% 1794,751 834,1203 Spike Testing Monolitik Spike Testing Mikroservis", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 432, "width": 400, "height": 124, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 10. Perbandingan Hasil Spike Testing Monolitik vs Mikroservis Hasil stress testing menggunakan POST method dengan skenario uji menambahkan sejumlah akses user secara bersamaan dalam periode akses 1 detik dengan looping sebanyak 1 kali berbantuan JMeter, diperoleh grafik rata-rata throughput aplikasi mikroservis lebih linier dibandingkan hasil stress testing aplikasi monolitik. Pada kategori jumlah user yang ditambahkan sebanyak 2000 user yang mengakses secara bersamaan, aplikasi hanya mampu merespon sebanyak 66,25%, namun nilai ini lebih baik dibandingkan hasil stress testing aplikasi monolitik. Hal ini menunjukan bahwa aplikasi mikroservis yang dihasilkan bekerja lebih baik di atas batas kapasitas yang diharapkan dibandingkan aplikasi monolitik sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 571, "width": 310, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel X. Perbandingan Hasil Stress Testing Monolitik vs Mikroservis", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 588, "width": 387, "height": 109, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Number of Threads (Users) SmartCampus (Monolitik) Mikroservis Status Throughput Status Throughp ut 1.000 68,30% 40,6/sec 88,90% 45,0/sec 1.500 59,33% 40,36/sec 75,73% 63,1/sec 2.000 44% 66,5/ sec 66,25% 75,5/sec Stress Testing Monolitik Stress Testing Mikroservis", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 37, "width": 227, "height": 7, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riyanto et al. / Jurnal Sistem Cerdas (2023) Vol 6- No 3 Hal 189 - 203", "type": "Page header" }, { "left": 128, "top": 772, "width": 182, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "©Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC)", "type": "Page footer" }, { "left": 494, "top": 784, "width": 19, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "201", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 191, "width": 400, "height": 124, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 11. Perbandingan Hasil Stress Testing Monolitik vs Mikroservis Hasil soaks testing menggunakan POST method dengan skenario uji menambahkan sejumlah akses user yang sama secara bersamaan dalam periode akses 1 detik dengan looping sebanyak 1 kali, 5 kali, dan 10 kali berbantuan JMeter, diperoleh grafik rata-rata throughput aplikasi mikroservis lebih linier dibandingkan soak testing aplikasi monolitik . Pada kategori jumlah user yang sebanyak 2000 user dengan jumlah lalu lintas looping yang ditambahkan hasilnya rata-rata throughput selalu meningkat dengan jumlah threads user yang mampu direspon menurun namun tidak signifikan. Hal ini menunjukan aplikasi mikroservis lebih mampu mempertahankan performa dalam keadaan threads user yang bertambah.", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 317, "width": 387, "height": 126, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel X. Perbandingan Hasil Soak Testing Monolitik vs Mikroservis Number of Threads (Users) SmartCampus(Monolitik) Mikroservis Status Throughput Status Throughp ut 2000 40% 39,6/sec 61,20% 84,5/sec 2000 24,50% 56,6/sec 58,93% 89,6/sec 2000 5,90% 75/sec 56,03% 91,1/sec Soak Testing Monolitik Soak Testing Mikroservis", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 558, "width": 318, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 12. Perbandingan Hasil Soak Testing Monolitik vs Mikroservis", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 583, "width": 401, "height": 162, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbaikan Aspek Kelayakan Berdasararkan Karakteristik ISO/IEC 25010 Hasil pengujian functional suitability aplikasi mikroservis dihasilkan nilai persentasi 86,9% dengan kategori sangat baik, sedangkan aplikasi sebelumnya yang berarsitektur monolitik dihasilkan nilai persentasi 74%. Ditinjau dari aspek compability , aplikasi mikroservis yang dihasilkan diupayakan dapat memperbaiki kelemahan pada aplikasi monolitik system warisan khususnya dalam penggunaan bahasa pemrograman lebih fleksibel dalam pengembangan, khususnya ketika dibutuhkan penskalaan aplikasi agar dapat berkelanjutan. Pada aspek maintainability , arsitektur mikroservis yang dihasilkan diupayakan dapat menutupi kekurangan arsitektur monolitik sebelumnya. Beberapa pertimbangan aspek maintainability (kemudahan pemeliharaan) dari hasil kajian aplikasi berasitektur mikroservis diantaranya pemecahan servis, penggunaaan antarmuka terdefinisi, dan Automasi dan Continuous Integration/Continuous Deployment (CI/CD). Pertimbangan perbaikan aspek portability hal yang diupayakan dalam penerapan aplikasi", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 37, "width": 227, "height": 7, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riyanto et al. / Jurnal Sistem Cerdas (2023) Vol 6- No 3 Hal 189 - 203", "type": "Page header" }, { "left": 128, "top": 772, "width": 182, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "©Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC)", "type": "Page footer" }, { "left": 494, "top": 784, "width": 19, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "202", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 22, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berarsitektur mikroservis diantaranya isolasi layanan, penggunaan teknologi yang beragam, dan peningkatan penanganan skalabilitas.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 125, "width": 402, "height": 162, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian ini, implementasi refactoring arsitektur monolitik ke arsitektur mikroservis terbukti lebih efektif daripada membuat ulang aplikasi monolitik, karena seiring dengan peningkatan tuntutan kebutuhan akan aplikasi maka codebase aplikasi monolitik pasti akan bertambah besar dan kompleks. Hal ini sejalan dengan pernyataan [11] bahwa mengubah kode pada aplikasi monolitik bisa menjadi satu hal yang menyulitkan karena bisa jadi kode yang diubah menjadi dependensi di banyak tempat oleh beberapa komponen yang berbeda. Pilihan yang memungkinkan ketika aplikasi tidak mampu menangani kebutuhan karena lonjakan pengguna adalah dengan menaikkan sumber daya keseluruhan ( vertical scaling ) atau membuat beberapa instance dari aplikasi ( horizontal scaling ) karena pada aplikasi monolitik, kita tidak bisa mengatur skalabilitas di level fitur/ komponen. Hal ini karena tiap komponen bukanlah servis yang berjalan secara independen. Satu perubahan kecil bisa berpengaruh besar terhadap keseluruhan aplikasi", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 316, "width": 121, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 331, "width": 400, "height": 137, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji performa aplikasi mikroservis diantaranya load testing, spike testing, stress testing dan soak testing diperoleh terbukti lebih baik dibandingkan aplikasi SmartCampus yang berasitektur monolitik. Aplikasi mikroservis yang dihasilkan juga terbukti mampu memperbaiki kelemahan aplikasi monolitik pada sistem sebelumnya berdasarkan karakteristik kualitas perangkat lunak ISO/IEC 25010 dengan delapan karakteristik kualitas suatu perangkat lunak yaitu ; functionality suitability, performance efficiency, compability, usability, reliability, security, maintainability, dan portability. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah belum memaksimalkan kajian lebih lanjut terkait pengukuran efisiensi pengisolasian layanan dengan pemanfaatan teknologi kontainer. Oleh karena itu, peneliti merekomendasikan penelitian lanjutan yang berfokus pada mengukur efisiensi penerapan isolasi layanan mikroservis dengan pemanfaatan teknologi kontainer.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 484, "width": 77, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "R EFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 499, "width": 400, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] M. Fowler, Refactoring: improving the design of existing code . Addison-Wesley Professional, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 522, "width": 400, "height": 50, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] M. Villamizar et al. , ―Evaluating the monolithic and the microservice architecture pattern to deploy web applications in the cloud,‖ in 2015 10th Colombian Computing Conference, 10CCC 2015 , Institute of Electrical and Electronics Engineers Inc., Nov. 2015, pp. 583–590. doi:", "type": "Table" }, { "left": 145, "top": 575, "width": 174, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.1109/ColumbianCC.2015.7333476.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 585, "width": 400, "height": 38, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] O. Zimmermann, ―Microservices tenets: agile approach to service development and deployment. Overview and vision paper, SummerSoC 2016,‖ J. Comput. Sci. Res. Dev.(CSRD), Springer (to appear) .", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 626, "width": 400, "height": 35, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] F. H. Vera-Rivera, ―A development process of enterprise applications with microservices,‖ in Journal of Physics: Conference Series , IOP Publishing, 2018, p. 012017.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 661, "width": 400, "height": 38, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] P. Di Francesco, P. Lago, and I. Malavolta, ―Architecting with microservices: A systematic mapping study,‖ Journal of Systems and Software , vol. 150, pp. 77–97, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 699, "width": 400, "height": 38, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] M. Tusjunt and W. Vatanawood, ―Refactoring orchestrated web services into microservices using decomposition pattern,‖ in 2018 IEEE 4th International Conference on Computer and Communications (ICCC) , IEEE, 2018, pp. 609–613.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 37, "width": 227, "height": 7, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riyanto et al. / Jurnal Sistem Cerdas (2023) Vol 6- No 3 Hal 189 - 203", "type": "Page header" }, { "left": 128, "top": 772, "width": 182, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "©Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC)", "type": "Page footer" }, { "left": 494, "top": 784, "width": 19, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "203", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 85, "width": 400, "height": 50, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] R. Mufrizal and D. Indarti, ―Refactoring Arsitektur Microservice Pada Aplikasi Absensi PT. Graha Usaha Teknik,‖ Jurnal Nasional Teknologi dan Sistem Informasi , vol. 5, no. 1, pp. 57–68, Apr. 2019, doi: 10.25077/teknosi.v5i1.2019.57-68.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 136, "width": 400, "height": 37, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] J. Cao, ―Design on deployment of microservices on container-based cloud platform,‖ in Journal of Physics: Conference Series , IOP Publishing Ltd, Nov. 2020. doi: 10.1088/1742-6596/1624/6/062008.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 176, "width": 400, "height": 22, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] S. Kapcsolatos, I. Szabványok, Á. Nyári, and N. 1-K. András, ―Safety and Security Sciences Review Biztonságtudományi Szemle,‖ 2021.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 199, "width": 399, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] S. Baškarada, V. Nguyen, and A. Koronios, ―Architecting microservices: Practical opportunities and challenges,‖ Journal of Computer Information Systems , 2018.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 227, "width": 400, "height": 35, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[11] Sichuan Institute of Electronics and Institute of Electrical and Electronics Engineers, 2018 IEEE 4th International Conference on Computer and Communications (ICCC) : December 7-10, 2018, Chengdu, China .", "type": "List item" } ]
37602346-189b-19ca-a2d4-6cde5f67a053
https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/LEEA/article/download/1480/1148
[ { "left": 113, "top": 39, "width": 382, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Linguistic, English Education and Art (LEEA) Journal Volume 4 Nomor 1, Juli-Desember 2020 e-ISSN :2597-3819 p-ISSN:2597-9248 DOI : https://doi.org/10.31539/leea.v4i1.1480", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 783, "width": 17, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "142", "type": "Page footer" }, { "left": 177, "top": 114, "width": 274, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "IMPROVING STUDENTS’ READING", "type": "Section header" }, { "left": 158, "top": 136, "width": 312, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "COMPREHENSION BY USING CONCEPT ORIENTED READING INSTRUCTION (CORI) STRATEGY", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 200, "width": 74, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mita Lianah 1", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 216, "width": 187, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "STKIP Yayasan Pendidikan Merangin", "type": "Text" }, { "left": 266, "top": 241, "width": 93, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nina Juwita Sari 2", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 258, "width": 187, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "STKIP Yayasan Pendidikan Merangin", "type": "Text" }, { "left": 244, "top": 283, "width": 136, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[email protected] 1", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 312, "width": 270, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Submit , 06-08-2020 Accepted , 22-12-2020 Publish , 29-12-2020", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 340, "width": 71, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 354, "width": 400, "height": 190, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The purpose of this research are to know the improvement of students reading comprehension by using CORY strategy. This research used Classroom Action Research (CAR), because CAR is aimed to got an improvement in teaching process. In this research have two cycle to know the improvement of students reading comprehension.Each cycle consisted of two meeting. Each meeting has equal to 2x40 minutes. Each cycle of the research consisted of four steps, they are planning, action, observation and reflection. The subject of this research was the ninth grade which is consists of 20 students. The object of this research was reading comprehension. Based on the data that had been collected from pre test to cycle I, and cycle I to cycle II there were improvement. The researcher had found some progress on the scores of the students. The result of pre-test showed there were 3 students or 15% reach KKM. In the cycle I, there were 10 students or 50% of students reach KKM’s score. Meanwhile, in cycle II there were 15 students or 75% of all the students number who reach the KKM.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 561, "width": 256, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keyword: Students` Reading Comprehension, CORI", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 595, "width": 102, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 611, "width": 400, "height": 138, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Reading contributes to the success of language learning together with the other skills. Reading enables students to find out information from texts, ranging from textbooks, newspapers, magazines, advertisements, brochures, and the like. Reading is an activity to understand what the text contains (Victoria, 2008). Reading also enables students to know how English is actually used in printed and written forms. According to McNamara (2007) reading is an extraordinary achievement when one consider the number of levels and components that must be mastered. Consider what it takes to read a simple story. In educational aspects, the importance of reading has been claimed as one of the skills that can determine", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 39, "width": 367, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2020. Linguistics, English Education and Art (LEEA) Journal 4 (1):142-149", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 783, "width": 17, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "143", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 114, "width": 400, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "the students’ success in learning. It is an important skill because the activity of reading is always as a center of students’ activity at school.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 148, "width": 400, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Reading is necessary for students in their study. They need good reading skill for acquiring knowledge and learning new information. However, most of students’ reading abilities are not good enough. Many researchers have been interested in doing research to investigate appropriate reading method to help students have better understanding when they read. Many reading methods have been used in classrooms alternately. The results showed that some of them are successful with a particular group of students but some of them are not. Reading comprehension is one of types of reading that need to be able by students.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 275, "width": 400, "height": 154, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Reading comprehension is important for students in every subjects, because most of teaching learning materials consist of texts. Reading comprehension will help students more concentrate and easier to grasp information from the book that they read. According to Khruawan (2017) states reading comprehension is the ability which the students are able to read accurately and effectively; to get the maximum knowledge and information from the text with the least misunderstand. Without comprehension, reading just an activity read or spell word by word. Reading comprehension as a complex interaction among automatic and strategic cognitive processes that enables the reader to create a mental representation of the text.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 434, "width": 400, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "One of strategy where can use in teaching reading comprehension is Concept Oriented Reading Instruction (CORI) strategy. According to Guthrie (2004) CORI is designed to help students’ reading engagement and comprehension through the teaching of reading process, and also able to development the students’ intrinsic motivation to read.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 513, "width": 400, "height": 106, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Research also have done by John, et.al (2007) about influences of concept- oriented reading instruction on strategy use and conceptual learning from text. This research define reading engagement as the mutual support of motivations, strategies, and conceptual knowledge during reading. To increase reading engagement, a collaborative team of teachers, reading specialists, and university faculty implemented a year-long integration of reading/language arts and science instruction known as Concept-Oriented Reading Instruction (CORI).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 624, "width": 400, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salila (2015) also got the research abaout CORI: Explicit Reading Instruction to Enhance Informational Text Comprehension and Reading Engagement for Thai EFL. It was found that the students improved their reading comprehension and engagement after the implementation. There were also significant differences between the students’ pre-test and post-test mean scores. The results from the Reading Engagement Index (REI) and Reading Engagement Checklist indicated positive changes in behavioral, affective and cognitive engagements.", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 39, "width": 367, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2020. Linguistics, English Education and Art (LEEA) Journal 4 (1):142-149", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 783, "width": 17, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "144", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yulia, et.al (2020) the result of the research showed that the teachers used some strategies in teaching reading with the highest percentage were Question Generating (27%), Encouraging the Use of Dictionaries (25%) and Question Answering (23%). This indicated that the teachers only used a few strategies in teaching reading comprehension. For the next researchers, they could conduct research about the teachers’ strategies used by English teachers in a wider area.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 211, "width": 352, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "So, the result will be more advantageous and be applied in a larger area.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 227, "width": 400, "height": 186, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Guthrie, et.al (2000) the results show that classroom contexts can be constructed to influence motivational outcomes positively. (PsycINFO Database Record (c) 2016 APA, all rights reserved). Ummi (2017) the result showed that CORI strategy was effective to improvestudents’ reading comprehension. In addition, the students also had positive attitudes toward the use of CORI strategy. It is recommended to conduct an experiment for another school level. Aziz, et.al (2015) the findings of the research show that the using of CORI strategy improves the effectiveness of teaching and learning process. The reason that the researcher used CORI because this strategy increases reading comprehension, motivation, and conceptual knowledge of learners beyond that afforded by traditional reading instruction and want to give to the teachers one of new strategy to improve students reading comprehension.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 434, "width": 135, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LITERATURE REVIEW", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 449, "width": 403, "height": 138, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Understanding text is determined by the purposes for reading, the context, the nature of the text, and the readers’ strategies and knowledge. According to Anderson (2000) defined reading as an interaction between reader and a text. It means that reading involves between reader, the writer materials, and the interaction. It is a complex skill requiring the coordination of a number of interrelated sources of information. Reading is a fluent pocess of readers combine information from a text and their own background knowledge to built meaning. It means that reading is one of four subjects’ language ability and is part of or component of written communications..", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 592, "width": 400, "height": 154, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Reading is a respective language process. It constantly involves guessing, predicting, checking and asking oneself question. Reading is the act as responding with appropriate meaning to print or written verbal symbols, for the beginners reading is concerned mainly with learning to recognize the printed symbols that represent written language and respond intellectually and emotionally to them. Futher, learning English. Reading is also important to students in learning activity. Kintsch, (2005), reading is identification and recognition of printed or written symbols which serve as stimuli for the recall of meanings built up through past experience, and further the concentration of new meanings through the reader’s manipulation of relevant concepts already in his possession. As a process of", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 39, "width": 367, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2020. Linguistics, English Education and Art (LEEA) Journal 4 (1):142-149", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 783, "width": 17, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "145", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "thinking, reading included activity to word recognition, literal comprehension, interpretation, critical reading, and creative comprehension.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 164, "width": 289, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Concept Oriented Reading Instruction (CORI) Strategy", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 180, "width": 400, "height": 153, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Concept Oriented Reading Instruction (CORI) strategy is designed to foster reading engagement and comprehension, through the teaching of reading, and its explicit support of the development of student intrinsic motivation to read. According to Guthrie (2004) CORI are designed to meet students' needs. Guthrie argued there are two things that students' needs to become a comprehended of reading, the first is mental, or cognitive. Students must be able to use cognitive strategies easily. The students need to be able to tap into background knowledge, ask questions, and summarize frequently and appropriately. A second need is motivational, or affective. The students must want to learn, to have the desire to be good readers.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 338, "width": 400, "height": 249, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Concept Oriented Reading Instruction (CORI) strategy has two main aspects; (a) support for the cognitive strategies for knowledge construction during reading, and (b) support for the motivational development of learners. These two aspects are both served by teaching to contents or concepts in a discipline. When students are trying to gain conceptual knowledge, the difficult strategies of reading, such as summarizing, have an authentic purpose and are more readily acquired (Guthrie, 2004). CORI is one of strategies that can lead the students reading comprehension. As an instructional strategy, CORI strategy helps students to cope their problem in reading comprehension by using three steps. Those steps perceive text structures, inferencing, and concept mapping. Each step of CORI strategy improves the effectiveness of teaching and learning process which is also aimed to improve the students’ reading comprehension. Perceiving text structure is the first step of the strategy. This makes the student to identify the text structure of narrative texts. Briefly, CORI strategy is able to make students become active in reading process, make them focus on the text, attract their motivation, have a long-term memory in comprehending the text and increase their score on the test.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 592, "width": 401, "height": 138, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In addition, according to Vongkrachang (2015), Concept-Oriented Reading Instruction (CORI) is adopted to explicitly teach reading comprehension strategies for informational texts and provided classroom practices for engaged readers. There are four instructional phases, including (a) Observe and Personalize. The Observe and Personalize phase aimed to develop students’ awareness of their personal background knowledge that was integrated into three thematic units such as food, health and technology. The focus of each unit was on teaching informational text comprehension to promote levels of students’ reading engagement. During this phase, teachers built metacognitive knowledge or", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 39, "width": 367, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2020. Linguistics, English Education and Art (LEEA) Journal 4 (1):142-149", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 783, "width": 17, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "146", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "awareness of activities to assist students in learning a language and provided classroom practices emphasizing the importance of personal engagement.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 164, "width": 127, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RESEARCH METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 180, "width": 400, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research the researcher used a Classroom Action Research (CAR), because CAR is aimed to got an improvement in teaching process. Research is an activity to observe an object with the certain rule of the methodology to get the data. Action is an act of activity that done intentional with the certain purpose in cycles activity and class is the group of students with the same time and place to accept the lesson from the teacher. It means that the Classroom Action Research is the research or activity that teacher done in the class with the cycles to collect the data of students.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 323, "width": 55, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "FINDING", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 338, "width": 403, "height": 91, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the data that had been collected from pre test to cycle I, and cycle I to cycle II there were improvement. The researcher had found some progress on the scores of the students. The result of pre-test showed there were 3 students or 15% reach KKM. In the cycle I, there were 10 students or 50% of students reach KKM’s score. Meanwhile, in cycle II there were 15 students or 75% of all the students number who reach the KKM.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 434, "width": 400, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the data, there were many significant and contribution findings that found during the cycle of the treatment. After observing and conducting the process of learning, researcher found that there was improvement of the students’ score and the students’ contribution and activity when followed the lesson. This thing happened because the teacher had organized the procedure that had been designed. So, learning process was success and the aims of learning could be reached. It could be known based on the result of student’s observation sheet in learning that it showed improvement and students active in learning process.", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 561, "width": 395, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The last, there were progress of their score from pre test to cycle I, and from cycle I to cycle II which has been complete 75% of students who reached the KKM. It means that students’ reading comprehension have been improve.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 624, "width": 349, "height": 75, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1. The Improvement of Each Cycle Acpect Pre-Test Cycle I Cycle II Average of Students’ Score 59 68,75 75,25 Percetage of Completeness 15% 50% 75%", "type": "Table" }, { "left": 143, "top": 39, "width": 367, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2020. Linguistics, English Education and Art (LEEA) Journal 4 (1):142-149", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 783, "width": 17, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "147", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 76, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 132, "width": 400, "height": 154, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the result of research, which had done atthe ninth grade of SMPN 20 Merangin in academic year 2018/2019, the researcher found several things that could be noted down from the result of observation during the teaching and learning process. It is showed that Concept Oriented Reading Instruction (CORI) strategy able to improved students’ reading comprehension.It was dealing with relevant studies in previous chapter by Azis (2015) which is found that the use of CORI strategy improves the effectiveness of the teaching and learning process which then increases the students’ reading comprehension of narrative text. Then, Anatasya (2013) the result of the data analysis could be concluded is has improved result learn students.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 291, "width": 400, "height": 217, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "At last, Ronati (2012) based on result above, it can be concluded the same strategy that used was able to improved students in reading material. The differences with the relevant research were in the subject of the research. The relevance research was used the Concept Oriented Reading Instruction (CORI) strategy in teaching speaking ability, and reading recount text. This research was used the Concept Oriented Reading Instruction (CORI) strategyto improve students’ reading comprehension at the ninth grade of SMPN 20 Merangin in academic year 2018/2019 in narrative text. As a stated in the previous chapter, Concept Oriented Reading Instruction (CORI) strategyis strategy that designed to help students’ reading engagement and comprehension through the teaching of reading process, and also able to development the students’ intrinsic motivation to read. USSR provides students with quiet time to consolidate reading skills. Before the students used USSR strategy, as known in background that 18 student from 30 students not reach the KKM.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 513, "width": 400, "height": 154, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In the other hand, based on the result of research showed that Concept Oriented Reading Instruction (CORI) strategy has able to improving students’ reading comprehension. The result of pre-test showed there were no students reach KKM. Meanwhile, in cycle II there were 26 students who reach the KKM. Analysis data above showed that the improvement of students classically was complete.The aspect in students’improvement was the students’ability in using Concept Oriented Reading Instruction (CORI) strategy. It made students able to answer the question correctly. Based on result above, it can be conclude that Concept Oriented Reading Instruction (CORI) strategy able to improved students’ reading comprehension.", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 39, "width": 367, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2020. Linguistics, English Education and Art (LEEA) Journal 4 (1):142-149", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 783, "width": 17, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "148", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 84, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 132, "width": 400, "height": 138, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Conclusion based on the processing or analysis of data which took place of two cycles, researcher had got some important finding. The data were taken and analyzed from researcher’s observation, student’s test, and reflection toward the cycles. It showed that Concept Oriented Reading Instruction (CORI) strategy was able to improve students’ reading comprehension. Based on the result of students’ observation from cycle I until cycle II, it showed the improvement. So the researcher concluded that the application of Concept Oriented Reading Instruction (CORI) strategy has able to improved student’s reading comprehension at the ninth grade of SMPN 20 Merangin academic year 2018/2019.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 296, "width": 84, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 316, "width": 401, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anatasya. (2013). Improving Students’ Speaking Ability by Using Concept- Oriented Reading Instruction (CORI) strategy at X H Class in SMAN 56 Suka Bumi Academic Year 2012/2013. Semarang: UNNES.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 357, "width": 401, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anderson, J. C. (2000). Assessing Reading . Cambridge: Cambridge: University Press.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 385, "width": 400, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Azis, A. (2015). The Use of Concept-Oriented Reading Instruction (CORI) to Improve Teaching and Learning of Reading Narrative Texts to Grade VIII- B Students of SMP Islamic Center Siak. English Department: Riau University. ELT . 3(1)", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 440, "width": 400, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Guthrie, J. (2000). Effect of Integrated Instruction on Motivation and Strategy Use in Reading. Journal of Education Psychology , 92(2), 331-341. Guthrie, J. (2004). Motivation Reading Comprehension (Concept-Oriented Reading Instruction). London: Mahwah, New Jersey. Guthrie, J. (2007). Influences of Concept-Oriented Reading Instruction on strategy Use and Conceptual Learning from Text. University of Chicago Press . 99(4), 343-366.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 537, "width": 400, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Khruawan, P. (2017). A Study of English Reading Comprehension Using Content-Based Instruction Approach. International Journal of Research: Granthaalayah.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 578, "width": 401, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kintsch, E. (2005). Comprehension. In S. G. Paris & S. A. Stahl (Eds.), Children’s reading:Comprehension and assessment Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum Associates.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 620, "width": 400, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "McNamara, D. S. (2007). Reading Comprehension Strategies . New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 647, "width": 400, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ronati. (2012). Improving Students’ Reading Recount Text by Using Concept- Oriented Reading Instruction (CORI) strategy at Eighth Grade of SMPN 14 Purwekerto Academic Year 2011/2012. Kupang: Nusa Cendana University.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 703, "width": 400, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Umi, K. (2017). The Effect of Oriented Reading Instruction (CORI) Strategy Toward Students’ Reading Comprehension. JOALL .", "type": "List item" }, { "left": 143, "top": 39, "width": 367, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2020. Linguistics, English Education and Art (LEEA) Journal 4 (1):142-149", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 783, "width": 17, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "149", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salilla. C. A. (2015). CORI: Explicit Reading Instruction to Enhance Informational Text Comprehension and Reading Engagement for Thai EFL Students. Chulalongkorn University. PASAA , 49(1)", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 157, "width": 400, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yulia, E. W. (2020). An Analysis of English Teachers’ Strategies in Teaching Reading Comprehension. Galuh University.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 183, "width": 403, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Victoria. (2008). Oxford Learner’s Pocket Dictionary Fourth Edition . New York: Oxford University Press.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 213, "width": 400, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vongkrachang, S. (2015). CORI: Explicit Reading Instruction to Enhance Informational Text Comprehension and Reading Engagement for Thai EFL Students. PASAA , 49(2)", "type": "List item" } ]
875ef101-4c17-4397-ffba-b59610ae0126
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/handayani/article/download/26217/16149
[ { "left": 505, "top": 783, "width": 8, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 149, "top": 88, "width": 329, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IMPLEMENTASI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM", "type": "Section header" }, { "left": 187, "top": 100, "width": 256, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI KEBAHARAN 1 KOTA SERANG", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 145, "width": 273, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vini Utami, Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd, Damanhuri, M.Pd Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 202, "width": 343, "height": 159, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract: Implementation Of Teacher Profesional Competency In Learning At Kebaharan 1 Elementary Schools In Serang. This study aims to identify and describe the professional competence of teachers in learning elementary schools in class V B students at SDN Kebaharan 1, Serang City. The approach used in this research is descriptive qualitative type with the subject of class teachers and students of class V B SDN Kebaharan 1 Serang City. Data collection was carried out through passive participation observation, interviews, and documentation. The data analysis technique used was the Miles and Huberman model. Researchers tested the credibility of the data through triangulation of sources and techniques. The result showed that the teacher already understood the concept of implementing teacher professional competence of teachers in learning that has been strived for by class V B teachers of SDN Kebaharan 1 Serang City, the researchers see that it is good. Class V B teachers at SDN Kebaharan 1 Serang City have also had a positive impact on students in their efforts to implement teacher professional competence in learning.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 374, "width": 235, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Professional Competence, Teacher, Learning", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 398, "width": 343, "height": 181, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak: Implementasi Kompetensi Profesional Guru dalam Pembelejaran di Sekolah Dasar Negeri Kebaharan 1 Kota Serang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan kompetensi professional guru dalam pembelajaran di sekolah dasar pada peserta didik kelas V B di SDN Kebaharan 1, Kota Serang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif jenis deskriptif dengan subjek guru kelas dan peserta didik kelas V B SDN Kebaharan 1 Kota Serang. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi partisipasi pasif, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model Miles dan Huberman. Peneliti menguji kredibilitas data melalui triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru sudah memahami terkait konsep implementasi kompetensi professional guru dalam pembelajaran. Kemudian dalam proses implementasi kompetensi professional guru dalam pembelajaran yang sudah diupayakan oleh guru kelas V B SDN Kebaharan 1 Kota Serang dilihat oleh peneliti sudah baik. Guru kelas V B SDN Kebaharan 1 Kota Serang juga telah memberikan dampak yang positif terhadap peserta didik dalam upaya implementasi kompetensi professional guru dalam pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 593, "width": 249, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Kompetensi Profesional, Guru, Pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 616, "width": 88, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 616, "width": 400, "height": 126, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guru merupakan salah satu kunci dari keberhasilan pendidikan, seorang guru mempunyai andil yang cukup besar dalam mewujudkan cita-cita bangsa untuk memajukan pendidikan. Di Indonesia sendiri telah di atur oleh Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang “Sistem Pendidikan Nasional” sistem pendidikan harus mampu menjamin pemerataan kesempatan", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 645, "width": 183, "height": 98, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pendidikan, peningkatan mutu efisiensi perkembangan pendidikan. Akan tetapi pada kenyaataannya pendidikan di Indonesia masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan negara lain. Dalam hal ini banyak kasus yang ditemukan bahwa masih ada sebagian anak yang", "type": "Text" }, { "left": 403, "top": 37, "width": 155, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 12 No. 1 Juni 2021, hlm 1-14 p-ISSN : 2355-1739 | e-ISSN : 2407-6295", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 783, "width": 316, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterima pada : 06 April 2021 ; Di-review pada: 12 April 2021; Disetujui pada : 15 April 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 505, "top": 783, "width": 8, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 183, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tidak mengenyam bangku pendidikan sebagaimana mestinya. Tidak jarang dijumpai anak-anak dibawah umur yang seharusnya belajar disekolah dengan nyaman justru mengamen, berjualan asongan di pinggiran jalan atau bahkan meminta-minta di pinggiran jalan (Ade Mesti Anugrah, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 204, "width": 184, "height": 345, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data Unicef (2015) yang menyebut sekitar 2,5 juta anak Indonesia tidak dapat menikmati pendidikan lanjutan dengan rincian; 600 ribu tidak bisa masuk sekolah dasar (SD) dan 1,9 juta tidak bisa masuk sekolah menengah pertama (SMP). Data tersebut diperkuat temuan sementara, hasil survei Badan Pusat Statistika (BPS, 2015). Data statistik tingkat provinsi dan kabupaten menunjukkan bahwa terdapat kelompok anak-anak tertentu yang terkena dampak paling rentan yang sebagian besar berasal dari keluarga miskin sehingga tidak mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya. Anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu, memiliki kemungkinan putus sekolah empat kali lebih besar dari pada mereka yang berasal dari keluarga berkecukupan. Untuk data statistik geografis tingkat putus sekolah anak SD di desa 3:1 dibandingkan dengan di daerah perkotaan (Yulianisa Sulistyoningrum,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 553, "width": 31, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2015).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 568, "width": 183, "height": 185, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal tersebut terjadi karena dipicu oleh faktor kekurangan tenaga pengajar untuk daerah terpencil dan tergolong berpenghasilan rendah. Tingkat putus sekolah anak di desa dapat mencapai 3% jika dibandingkan dengan anak di perkotaan. Dengan diadakannya guru garis depan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) saat ini diharapkan mampu mengurangi jumlah anak putus sekolah terutama di daerah terpencil (Yulianisa Sulistyoningrum, 2015). Hal tersebut menandakan bahwa", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 183, "height": 374, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "masih rendahnya pelaksanaan pemerataan pendidikan di Indonesia. Untuk itu sudah seharusnya menjadi perhatian pemerintah yang sangat penting dalam mengatur sistem pendidikan di Indonesia. Seiring berjalannya waktu sistem pendidikan mengalami perubahan dengan tantangan menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu berdaya saing. Kurikulum baru yang ditetapkan oleh pemerintah adalah kurikulum 2013, kurikulum 2013 mengusung tema “menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan efektif (berkarakter), melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan secara terintegritas. Oleh karena itu, sosialisasi perlu dilakukan secara matang kepada berbagai pihak agar kurikulum 2013 yang ditawarkan dapat dipahami dan diterapkan secara optimal. Dalam hal ini pemerintah memiliki peranan penting dalam mensosialisasikan kurikulum 2013.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 466, "width": 184, "height": 141, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berbagai kebijakan atau cara untuk mensosialisasikan kurikulum 2013 kepada guru, kepada kepala sekolah, pengawas umumnya disisipkan melalui kegiatan rapat dinas, workshop, seminar, pendidikan dan pelatihan kegiatan- kegiatan seperti KKG, MGMP, KKS, dan forum pengawas sekolah. Sangat dibutuhkan guru yang professional sebagai penunjang menentukan", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 612, "width": 184, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keberhasilan kurikulum 2013. Dalam kurikulum 2013 mampu menghasilkan peserta didik yang aktif, kreatif, disiplin, dan berkarakter sesuai dengan kurikulum", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 670, "width": 183, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2013 agar pendidik mampu melaksanakannya secara optimal. Apapun kurikulumnya harus", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 713, "width": 184, "height": 40, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "didukung oleh guru yang professional karena mereka merupakan ujung tombak dalam proses pembelajaran yang", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 55, "width": 149, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Utami, Vini. Implementasi Kompetensi ...", "type": "Text" }, { "left": 505, "top": 783, "width": 8, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 184, "height": 519, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berhadapan langsung dengan peserta didik. Namun sebagian guru belum sepenuhnya memahami konsep kurikulum 2013. Karena materi kurikulum 2013 sangat jauh berbeda dengan KTSP baik dari segi penilaian maupun cara pengajarannya. Terlebih kurikulum 2013 dilandasi dengan pemikiran tantangan masa depan di abad ke-21 yang ditandai dengan ilmu pengetahuan masyarakat yang terus berkembang (knowledge based society) dan kompetensi masa depan dengan teknologi informatika yang semakin canggih dengan itu guru dituntut agar mampu menguasai teknologi, mungkin sebagian guru yang terbilang masih usia muda mampu untuk memahami teknologi dengan baik tapi tidak dengan guru yang sudah senior mungkin mereka akan mengalami kesulitan dalam memahami teknologi. Kurangnya pemahaman guru terhadap konsep pembelajaran kurikulum 2013 secara tidak langsung membuat guru kurang kompeten dalam menjalankan tugasnya sebagai guru profesional. Sehingga guru dalam mengajar dan memberikan materi hanya yang itu-itu saja, atau yang hanya guru tersebut ketahui dan pahami saja dari tahun-ketahun. Padahal setiap pengetahuan akan berkembang mengikuti arus globalisasi sehingga guru harus mengikutinya agar tidak menjadi guru yang kurang pemahaman", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 612, "width": 184, "height": 141, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ketinggalan zaman dan tidak profesional. Masih banyak guru di sekolah yang mengajar mata pelajaran bukan dibidang studi yang dipelajarinya. Hal ini terjadi karena persoalan kurangnya guru pada bidang studi tertentu. Bahkan tidak sedikit guru yang sarjana, namun tidak berlatar belakang sarjana pendidikan sehingga bermasalah dalam aspek pedagogik.", "type": "Text" }, { "left": 366, "top": 88, "width": 147, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data UNESCO", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 102, "width": 183, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam Global Education Monitoring (GEM) Report 2016, mutu pendidikan di", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 131, "width": 183, "height": 301, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia hanya menempati peringkat ke-10 dari 14 negara berkembang. Sedangkan kualitas guru sebagai komponen penting dalam pendidikan tergolong sangat memprihatinkan, berada di urutan ke-11 dari urutan ke-14 dari 14 negara berkembang di dunia (Syarif Yunus, 2018). Hal ini menjadi cermin konkret akan kualitas dan kuantitas guru di Indonesia. Maka harus ada langkah serius untuk membenahi kualitas guru di Indonesia. Kompetensi guru menjadi syarat utama tercapainya kualitas belajar yang baik. Guru yang kompeten akan meniadakan problematika belajar akibat kurikulum. Kompetensi guru harus berpijak pada kemampuan guru dalam mengajarkan materi pelajaran secara menarik, inovatif, dan kreatif yang mampu membangkitkan gairah siswa dalam belajar.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 437, "width": 184, "height": 228, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rendahnya pendidikan di Indonesia menjadi sorotan penting dalam ranah pendidikan hal ini disebabkan karena kurangnya tenaga pendidik yang kompeten dibidangnya. Dalam dunia pendidikan belum optimalnya fasilitas yang menunjang terhadap pelaksanaan Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar menjadi salah satu faktor penghambat dalam proses pembelajaran dan pengimplementasian kompetensi professional guru. Ketersediaan fasilitas yang diberikan oleh pemerintah masih kurang dan terjadi ketidakpemerataan, baik dalam infrastruktur pembangunannya maupun sumber", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 670, "width": 184, "height": 83, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "belajar. Hal tersebut dibuktikan pada 2016, Badan Pusat Statistika (BPS) ternyata mencatat rata-rata lama sekolah di Banten baru mencapai 8,37 tahun. Rata-rata lama sekolah juga berbeda di tiap daerah. Tangerang Selatan di utara", "type": "Text" }, { "left": 411, "top": 40, "width": 155, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 12 No. 1 Juni 2021, hlm 1-14 p-ISSN : 2355-1739 | e-ISSN : 2407-6295", "type": "Page header" }, { "left": 505, "top": 783, "width": 8, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 183, "height": 199, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memiliki lama rata-rata sekolah 11,58 tahun. Sedangkan di bagian selatan di Lebak hanya 6,19 tahun, Pandeglang 6,62 tahun, dan Kabupaten Serang 6,98 tahun. Di Kabupaten Serang saja, tiga dari sepuluh peserta didik bertaruh nyawa karena sekolah rusak berdasarkan data yang dikeluarkan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, ada 48% sekolah di Banten yang rusak dan akibatnya penggunaan ruang kelas dilakukan bergantian dan menjadikan belajar tidak kondusif (Bahtiar Rifa’i, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 292, "width": 184, "height": 300, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kurangnya ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana yang menunjang menghambat bagi para pendidik maupun peserta didik dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Sehingga hal ini menjadi poin penting yang harus diperhatikan oleh pemerintah tentang pendidikan di Indonesia. Sekolah yang buruk membuat motivasi belajar peserta didik dan pendidik berkurang. Hingga akhirnya para peserta didik terutama yang berada di pedesaan terpencil memutuskan meninggalkan sekolah akibat fasilitas sarana prasarana dan kualitas pendidikan yang tidak memadai. Berdasarkan beberapa permasalahan faktor penghambat proses pembelajaran sudah jelas bahwa keterbatasan fasilitas yang masih sangat kurang menjadi salah satu hal penting dalam menunjang proses pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 597, "width": 184, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dapat disimpulkan bahwa masih rendahnya mutu pendidikan dari ketersediaan tenaga pendidiknya yang kurang kompeten dalam bidangnya, dan ketersediaan fasilitas yang menunjangpun masih sangat kurang sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap guru maupun peserta didiknya.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 713, "width": 183, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahkan sebagian guru belum sepenuhnya memahami konsep kurikulum 2013", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 743, "width": 183, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sehingga dibalik itu semua dibutuhkan", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 184, "height": 170, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "guru yang memiliki kompetensi professional untuk bisa memberikan stimulus yang baik terhadap peserta didik, serta mampu mengarahkan dan membimbing peserta didiknya agar tetap aktif, kreatif dan mampu memahami pembelajaran kurikulum 2013. Sehingga dalam hal ini pengimplementasian kompetensi professional guru dalam pembelajaran tematik kurikulum 2013 sangat diperlukan untuk ketercapaian pelaksanaan kurikulum 2013.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 262, "width": 183, "height": 243, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guru menjadi objek vital betapa pentingnya kompetensi profesional guru dalam proses pembelajaran untuk mendukung menyukseskan pelaksanaan kurikulum 2013. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti beberapa hal tersebut terkait dengan kompetensi profesional guru dan seberapa besar kompetensi profesional guru yang sudah terealisasikan dalam kegiatan pembelajaran, sebagaimana tema tersebut dijadikan untuk judul dalam penelitian ini. Berdasarkan rumusan masalah di atas, secara umum tujuan penelitian ini ”Untuk mengetahui proses pengimplementasian kompetensi", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 510, "width": 183, "height": 82, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "profesional guru dalam pembelajaran tematik kurikulum 2013 di Sekolah Dasar?”. Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus pada pokok permasalahan, maka peneliti jabarkan dalam beberapa masalah khusus sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 597, "width": 183, "height": 141, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mengetahui pemahaman guru mengenai pentingnya penerapan kompetensi professional guru dalam pembelajaran di sekolah dasar 1. Untuk mengetahui pemahaman guru mengenai pentingnya penerapan kompetensi professional guru dalam pembelajaran di sekolah dasar 2. Untuk mengetahui proses pengimplementasian kompetensi", "type": "Table" }, { "left": 115, "top": 56, "width": 149, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Utami, Vini. Implementasi Kompetensi ...", "type": "Text" }, { "left": 505, "top": 783, "width": 8, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 184, "height": 83, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "professional pada pembelajaran tematik di sekolah dasar 3. Untuk mengetahui hasil pengimplementasian kompetesi professional guru pada pembelajaran tematik di sekolah dasar", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 194, "width": 52, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 209, "width": 184, "height": 126, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilakukan di SDN Kebaharan 1 Kota Serang bertempat di Jl. Ayip Usman Kebaharan Dukuh, Lopang, Kec. Serang, Kota Serang Prov. Banten. Subyek penelitian ini yaitu guru kelas dam peserta didik kelas V B. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data dengan cara triangulasi teknik yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 340, "width": 184, "height": 126, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Observasi Observasi yang dilakukan menggunakan observasi berstruktur yaitu dengan melakukan pengamatan menggunakan panduan observasi pada saat pengamatan dilakukan. Pengamatan ini dilakukan saat subyek melakukan kegiatan pembelajaran dan pada saat jalannya wawancara.", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 470, "width": 169, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan observasi ini dilakukan berulang kali sampai didapatkan semua data yang diperlukan.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 514, "width": 169, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan yang berulang ini memiliki keuntungan dimana responden yang diamati akan terbiasa dengan kehadiran peneliti sehingga responden berprilaku apa adanya.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 587, "width": 70, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Wawancara", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 601, "width": 155, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam mengumpulkan data", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 616, "width": 169, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penelitian, peneliti tidak hanya", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 631, "width": 169, "height": 111, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggunakan metode observasi, tetapi peneliti juga menggunakan metode wawancara semiterstruktur yang sudah termasuk dalam kategori in-depth interview, guna mendapatkan data dari subyek yang mengalami dan terlibat langsung dalam masalah yang diteliti.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 78, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Dokumentasi", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 102, "width": 169, "height": 200, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk menghasilkan penelitian yang valid dan didukung oleh bukti otentik serta nyata dan bisa lebih dipercaya, maka peneliti melakukan pengumpulan data dengan teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi ini akan membantu peneliti dalam melaksanakan kegiatan observasi dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan ialah model Miles dan Huberman yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 321, "width": 108, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 358, "top": 335, "width": 36, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 335, "width": 184, "height": 374, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pemaparan hasil wawancara terhadap informan terkait penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Sekolah Dasar Negeri Kebaharan 1 Kota Serang. a. Pemahaman Guru Mengenai Pentingnya Penerapan Kompetensi Profesional Guru dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar Menurut Ibu Husnul keprofesionalan merupakan suatu bentuk dari kemampuan melakukan atau orang yang sudah terampil dalam mengajar, mendidik, membimbing peserta didik yang tidak bisa menjadi bisa dan yang tidak mampu menjadi mampu. Semua guru akan seoptimal mungkin dalam memenuhi standar memberikan pembelajaran. Sejauh beliau mengajar menjadi guru SD beliau sudah mengeluarkan berbagai upaya dengan seprofesional mungkin dalam melakukan tugas menjadi guru karena menurut Ibu Husnul sebagai guru dituntut untuk selalu professional dalam menjalankan", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 713, "width": 169, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tugasnya yang sebagaimana nantinya guru itu akan di gugu dan ditiru.", "type": "Text" }, { "left": 410, "top": 42, "width": 154, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 12 No. 1 Juni 2021, hlm 1-14 p-ISSN : 2355-1739 | e-ISSN : 2407-6295", "type": "Text" }, { "left": 505, "top": 783, "width": 8, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 88, "width": 169, "height": 344, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ibu Husnul menuturkan bahwa dalam melaksanakan tugasnya menjadi seorang guru professional terdapat beberapa hambatan antara lain seperti pandemi yang sedang menimpa Indonesia saat ini membuat guru-guru menjadi lebih kesulitan dalam memberikan pembelajaran terutama untuk peserta didik yang masih belum lancar dalam membaca, menulis dan menghitung. Kurangnya fasilitas sarana dan prasarana di masa pandemi ini juga menjadi penghambat dalam proses pembelajaran yang seharusnya dilakukan di dalam kelas karna pandemi dan aturan pemerintah sekolah tatap muka dilarang maka pembelajaran dilakukan secara daring/online lalu peserta didik mengumpulkan tugas yang telah dikerjakan ke sekolah secara bergantian berdasarkan piket guru kelas yang berada di sekolah. Kesulitan-kesulitan dalam", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 437, "width": 169, "height": 112, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "melaksanakan tugas menjadi guru di masa pandemi seperti sekarang ini membuat para guru mengeluarkan berbagai macam upayanya agar tetap memberikan pembelajaran. Beliau menuturkan upaya yang dilakukan yaitu ketika para murid bergantian mengumpulkan tugas ke sekolah Ibu", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 553, "width": 169, "height": 98, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Husnul memberikan sedikit penjelasan kepada beberapa peserta didik yang kurang memahami materi yang diberikan dengan protokol kesehatan lengkap dan juga dibatasi jumlah peserta didik di dalam ruangan kelas.", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 88, "width": 385, "height": 665, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ibu Husnul mengatakan jika dengan keadaan memungkinkan beliau biasanya mendatangi rumah peserta didik yang memang sangat membutuhkan bimbingan dan pembelajaran secara khusus misalnya peserta didik yang belum lancar dalam membaca, menulis, dan berhitung namun tidak memiliki alat komunikasi dalam pembelajaran secara daring/online dengan menggunakan media pembelajaran berupa buku bacaan atau lainnya dan tetap mengikuti aturan protokol kesehatan yang lengkap sesuai dengan anjuran pemerintah ketika sedang berada dirumah peserta didik.", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 233, "width": 169, "height": 98, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu juga Ibu Husnul menuturkan bahwa terdapat beberapa cakupan penting yang ada pada kompetensi profesional guru yang harus di pahami guru seperti memahami materi ajar yang ada pada kurikulum sekolah, mampu", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 335, "width": 170, "height": 156, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memahami konsep, struktur, metode keilmuan. Mampu memahami konsep mata pelajaran tertentu dan juga menerapkan segala konsep yang ada pada kehidupan sehari-hari. Kurang lebih seperti itu cakupan penting yang terdapat dalam kompetensi profesional guru yang menurutnya sangat berpengaruh penting terhadap pelaksanaan kompetensi profesional karena cakupan-cakupan tersebut", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 495, "width": 169, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebagai indikator keberhasilan yang ada pada guru yang memiliki kompetensi profesional. Dalam melaksanakan", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 553, "width": 169, "height": 112, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kompetensi profesional guru Ibu Husnul menjelaskan bahwa sudah pasti hasil belajar peserta didik sangat keterkaitan dengan kompetensi professional guru. Karena para peserta didik akan mengerti materi pembelajaran dengan baik jika guru yang memberikan materi", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 670, "width": 169, "height": 83, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembelajaran sangat teliti, kreatif dan juga secara professional dibantu dengan media pembelajaran atau sebagainya. Para guru harus terus meningkatkan kompetensinya karena kompetensi profesional guru itu harus", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 53, "width": 148, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Utami, Vini. Implementasi Kompetensi ...", "type": "Text" }, { "left": 505, "top": 783, "width": 8, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 88, "width": 169, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terus di tingkatkan agar meningkatkan mutu pembelajaran dan menghasilkan mutu pendidikan yang berkualitas.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 131, "width": 169, "height": 622, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Namun dalam meningkatkan kompetensi profesional guru para guru pun membutuhkan sekiranya fasilitas sarana dan prasarana pembelajaran yang mendukung agar para guru dapat melakukan kegiatan pembelajaran dengan lancar dan tidak terjadi hambatan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam rangka meningkatkan kompetensi profesional guru atau bisa dengan cara para guru diikut sertakan dalam pelatihan-pelatihan guru. Fasilitas sarana dan prasarana yang belum memadai tersebut menurut beliau para guru dapat mengoptimalkan kebutuhan tersebut dengan segala cara dan seprofesional mungkin yaitu dengan menggunakan fasilitas sarana dan prasarana yang ada dan bisa juga para guru menambahkan keterampilan kreativitas guru yang dimiliki agar tidak menjadi monoton dalam pembelajaran. Dalam rangka meningkatkan kompetensinya terdapat dampak sebagaimana di tuturkan oleh Ibu Husnul misalnya saja anak menjadi lebih mudah faham dalam belajar karena teknik pembelajaran atau cara guru menyampaikan materi lebih mudah diterima, dengan begitu peningkatan kompetensi profesional guru berdampak baik bagi peserta didik. Semakin meningkat kompetensi profesional guru maka semakin meningkat pula hasil belajar peserta didik. Dalam meningkatkan kompetensi profesional guru terdapat manfaat yang di dapatkan, menurut Ibu Husnul peserta didik menjadi", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 88, "width": 169, "height": 97, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lebih rajin dalam mengerjakan tugas yang diberikan dan juga tepat waktu dalam mengumpulkan tugas tersebut dan juga menurut beliau nilai-nilai tugas dan prestasi siswa menjadi lebih baik yang sebelumnya biasa saja menjadi lebih baik. Dalam hal sikap,", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 190, "width": 169, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "anak-anak menjadi lebih mendengarkan dan melaksanakan apa yang dikatakan guru.", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 233, "width": 169, "height": 185, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan prestasi siswa yang menjadi lebih baik ada perubahan yang beliau rasakan sebagai seorang guru dalam meningkatkan kompetensi profesional yaitu salah satunya yang beliau rasakan adalah jadi lebih mudah dalam mengajar karena sudah terbiasa dengan profesional dan juga kompetensi profesional yang dimiliki menjadi lebih meningkat selain itu penggunaan media, model, metode dan materi lebih dikuasi dan lebih meningkatkan kreativitas guru.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 437, "width": 84, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 344, "top": 452, "width": 169, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pemahaman Guru Mengenai", "type": "List item" }, { "left": 358, "top": 466, "width": 155, "height": 228, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pentingnya Penerapan Kompetensi Profesional Guru dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar Berdasarkan hasil wawancara terhadap narasumber guru kelas VB SDN Kebaharan 1 Kota Serang. Menurut beliau selama kurang lebih 16 tahun mengajar sebagai guru Sekolah Dasar semua guru akan seoptimal mungkin dalam memenuhi standar dalam memberikan pembelajaran. Sejauh beliau mengajar menjadi guru SD beliau sudah mengeluarkan berbagai upaya", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 699, "width": 155, "height": 54, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan seprofesional mungkin dalam melakukan tugas menjadi guru apa lagi sulitnya melakukan pembelajaran jarak jauh atau BDR", "type": "Text" }, { "left": 410, "top": 34, "width": 155, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 12 No. 1 Juni 2021, hlm 1-14 p-ISSN : 2355-1739 | e-ISSN : 2407-6295", "type": "Page header" }, { "left": 505, "top": 783, "width": 8, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 88, "width": 155, "height": 214, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(belajar dari rumah) yang dilakukan pada saat ini karena adanya pandemi. Karena menurut beliau tugas seorang guru adalah mengajar jadi sudah menjadi suatu keharusan untuk memberikan pembelajaran bagaimana pun keadaan nya. Pendapat beliau mengenai guru merupakan tenaga pendidik professional dengan tugas utama adalah mengajar bagaimana pun kesulitan yang dialami guru harus tetap bertanggung jawab terhadap peserta didiknya sesuai dengan M", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 306, "width": 155, "height": 432, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hosnan. (2016:77) bahwa “guru sebagai tenaga pendidik profesional dengan tugas utamanya mengajar, memiliki karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan sumber daya manusia”. Menurut beliau seorang guru bagaimanapun keadaan nya harus bertanggung jawab terhadap peserta didik untuk memberikan pendidikan secara merata meskipun terdapat beberapa hambatan dalam prosesnya seperti fasilitas sarana dan prasarana yang pas-pas an seperti beberapa peserta didik yang tidak memiliki alat komunikasi untuk melakukan pembelajaran jarak jauh dan peserta didik yang belum lancar dalam membaca dan berhitung karena peserta didik harus tetap mendapatkan pembelajaran yang baik maka beliau mencari cara lain yaitu bersedia mendatangi peserta didik yang memerlukan perhatian khusus dengan menggunakan buku bacaan sebagai media pembelajaran agar peserta didik", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 88, "width": 155, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tetap berhasil dalam mendapatkan pembelajaran yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 117, "width": 155, "height": 432, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendapat beliau mengenai cara alternatif dalam memberikan pembelajaran yang terhambat karena kurangnya sarana pra sarana sesuai dengan Mulyasa, (2016:41) salah satu kunci sukses yang menentukan keberhasilan implementasi kurikulum 2013 adalah kreativitas guru, karena guru merupakan faktor penting yang sangat besar pengaruhnya, bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya peserta didik dalam proses belajar. Beliau juga menjelaskan bahwa tugas guru dalam melaksanakan pembelajaran dimana hasil belajar peserta didik itu sangat keterkaitan dengan kompetensi professional guru. Karena para peserta didik akan mengerti materi pembelajaran dengan baik jika guru yang memberikan materi pembelajaran dengan sangat menguasai materi,menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan mata pelajaran, teliti, kreatif dan juga menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 553, "width": 155, "height": 98, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hari dibantu dengan media pembelajaran atau sebagainya. Para guru harus terus meningkatkan kompetensinya karena kompetensi profesional guru itu harus terus di tingkatkan agar meningkatkan", "type": "Table" }, { "left": 488, "top": 641, "width": 25, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mutu", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 655, "width": 155, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembelajaran dan menghasilkan mutu pendidikan yang berkualitas. Pendapat beliau mengenai", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 699, "width": 155, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tugas guru dalam melaksanakan pembelajaran keterkaitan kompetensi professional guru", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 743, "width": 155, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sesuai dengan Sholeh Hidayat,", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 53, "width": 149, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Utami, Vini. Implementasi Kompetensi ...", "type": "Text" }, { "left": 505, "top": 783, "width": 8, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 86, "width": 169, "height": 667, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2017:14) bahwa “kompetensi professional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan materi kurikulum pembelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya”. 2. Proses Pengimplementasian Kompetensi Profesional Guru dalam Pembelajaran di SDN Kebaharan 1 Kota Serang Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan proses implementasi kompetensi professional guru dalam pembelajaran dikelas VB sesuai dengan Permendiknas No. 16 Tahun 2007 meliputi : (1) Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. (2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu. (3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. (4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. (5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri. Guru dalam melakukan proses pembelajaran selalu mempersiapkan materi pembelajaran dengan pembahasan yang mudah dipahami oleh peserta didik karena pembelajaran jarak jauh yang mengurangi efisiensi pembelajaran tersebut membuat guru menjadi lebih kreatif dalam", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 88, "width": 155, "height": 272, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mempersiapkan pembelajaran lalu dilanjutkan dengan pemberian materi seperti biasa melalui daring dengan mengucapkan salam, menanyakan kabar peserta didik dan tak lupa untuk memberikan motivasi semangat agar terus melakukan pembelajaran di masa pandemi seperti ini. Selanjutnya guru melakukan apersepsi pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya lalu dilanjutkan dengan memberikan sedikit penjelasan tema yang akan dipelajarinya dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik agar peserta didik mudah memahami apa yang dimaksud dengan materi tersebut.", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 364, "width": 155, "height": 185, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peserta didik akan lebih mengingat pembelajaran jika ia melakukan nya secara langsung maka dari itu guru mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari peserta didik, setelah selesai memberikan materi pembelajaran beliau memberikan tugas untuk dikerjakan lalu di kumpulkan ke sekolah sebagai bentuk absensi dan dilakukan secara bergantian sesuai protokol kesehatan.", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 553, "width": 155, "height": 69, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengumpulan tugas dilakukan pada jadwal piket yaitu senin, selasa, jumat, dan sabtu peserta didik bebas bisa memilih hari apapun untuk mengumpulkan", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 626, "width": 155, "height": 112, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tugasnya agar tidak terjadinya kerumunan dan pada saat mengumpulkan tugas beliau juga melakukan koreksi tugas yang telah dilakukan bersama peserta didik minimal 5-6 orang di dalam kelas dengan berjaga jarak sambal melakukan evaluasi pembelajaran", "type": "Text" }, { "left": 413, "top": 37, "width": 155, "height": 19, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 12 No. 1 Juni 2021, hlm 1-14 p-ISSN : 2355-1739 | e-ISSN : 2407-6295", "type": "Page header" }, { "left": 499, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 88, "width": 155, "height": 446, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bersama-sama yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan beliau lakukan sesuai dengan Undang-undang Guru dan Dosen No.14 Tahun 2005 pasal 20, menjelaskan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya guru berkewajiban: 1) Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran; 2) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni; 3) Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, dan kondisi fisik tertentu. Atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 539, "width": 155, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Menjungjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru serta nilai- nilai agama dan etika;", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 597, "width": 155, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5) Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 88, "width": 371, "height": 665, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan demikian guru juga memiliki hak dan kewajiban yang harus diterima dan dijalankan sebagai konsekuensi dari profesinya, sehingga jika guru dengan sengaja tidak melaksanakan kewajibannya, maka guru tersebut akan mendapat sanksi, sesuai peraturan perundang-undangan. 3. Dampak Terhadap Peserta Didik dari Proses Pengimplementasian Kompetensi Profesional Guru dalam Pembelajaran Proses implementasi kompetensi professional guru dalam pembelajaran yang beliau laksanakan dengan berbagai hambatan membuat saya sebagai peneliti pengamati bagaimana beliau dengan sabar dan sepenuh hati melakukan tugasnya untuk memberikan materi pembelajaran kepada peserta didik padahal bisa saja beliau hanya memberikan materi dan tugas via Whatssapp text saja tanpa memperdulikan peserta didik faham atau tidak dan sekedar mementingkan nilai namun beliau tetap melaksanakan tanggung jawabnya sebagaimana guru professional. Dampak implementasi kompetensi professional guru dalam pembelajaran terhadap peserta didik meskipun di masa pandemi seperti ini tetapi tidak membuat peserta didik patah semangat akan tetapi menjadi lebih disiplin seperti online daring untuk memulai pembelajaran tepat waktu di pagi hari ketika guru menyapa salam peserta didik langsung membalas dengan bentuk online tepat waktu. Selain itu tidak menghilangkan minat peserta didik dalam mencari tahu lebih informasi mengenai mata pelajaran dimana peserta didik melakukan tanya jawab baik secara personal text atau di group kelas lalu peserta didik juga tidak pernah tidak ada yang tidak", "type": "Table" }, { "left": 122, "top": 51, "width": 148, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Utami, Vini. Implementasi Kompetensi ...", "type": "Page header" }, { "left": 499, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 88, "width": 371, "height": 650, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengerjakan dan mengumpulkan tugas-tugasnya mereka selalu mengumpulkan tugasnya sesuai dengan jadwal piket guru dengan tepat waktu dan lengkap tugas- tugasnya. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa sesuai dengan Prinsip-prinsip profesi tersebut diatur dalam undang-undang No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Dalam Bab III, pasal 7 ayat 1, bahwa profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut. 1) Memiliki bakat, minat dan panggilan jiwa dan idealisme. 2) Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia. 3) Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang yang sesuai dengan bidang tugas 4) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas 5) Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan. 6) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja. 7) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat. 8) Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam menjalankan tugas keprofesionalannya. 9) Memiliki organisasi profesi yang memiliki wewenang untuk mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalannya. Berdasarkan pemaparan hasil dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa guru merupakan faktor penting dan utama dalam proses pembelajaran peserta didik. Kompetensi professional adalah salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru karena salah satu kompetensi kompetensi yang berkaitan dengan tugas seorang guru dalam mengajar dan juga kompetensi professional guru menjadi tolok ukur dalam", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 364, "width": 155, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran agar menghasilkan peserta didik yang berkualitas.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 427, "width": 77, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 344, "top": 441, "width": 169, "height": 54, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menggunakan teknik pengumpulan data observasi dan wawancara mengenai “Implementasi", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 500, "width": 169, "height": 170, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kompetensi Profesional Guru dalam Pembelajaran di SDN Kebaharan 1 Kota Serang”, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Guru kelas V B SDN Kebaharan 1 Kota Serang sudah baik dalam memahami kompetensi professional guru dalam pembelajaran, seperti pemahaman hakikat dari kompetensi professional guru, pemahaman terhadap cakupan indikator", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 674, "width": 155, "height": 83, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kompetensi professional guru dalam pembelajaran, pemahaman hubungan kompetensi professional guru dengan hasil belajar peserta didik yang saling berkaitan, dan pemahaman tentang manfaat dari", "type": "Text" }, { "left": 412, "top": 42, "width": 154, "height": 19, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 12 No. 1 Juni 2021, hlm 1-14 p-ISSN : 2355-1739 | e-ISSN : 2407-6295", "type": "Text" }, { "left": 499, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 88, "width": 169, "height": 257, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kompetensi professional guru baik terhadap peserta didik maupun guru. 2. Proses implementasi kompetensi professional guru dalam pembelajaran di SDN Kebaharan 1 Kota Serang yang sudah diupayakan oleh guru kelas V B dapat dilihat oleh peneliti sudah baik, karena pada saaat proses implementasi kompetensi professional guru dalam pembelajaran, guru tersebut diantaranya mampu memberikan pembelajaran materi yang cukup baik dengan penguasaan materi yang matang dan melaksanakan (persiapan, pelaksanaan, dan", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 350, "width": 169, "height": 373, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "evaluasi) dalam pembelajaran kepada peserta didik, mampu mengatasi hambatan yang ada dalam proses implementasi kompetensi professional guru dalam pembelajaran dengan cukup baik, dan membuat peserta didik tetap semangat melakukan pembelajaran meskipun melalui daring. 3. Guru kelas V B SDN Kebaharan 1 Kota Serang juga telah memberikan dampak dari upaya penguatan karakter disiplin terhadap peserta didik kelas V B di SDN Kebaharan 1 Kota Serang. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengamatan terhadap perilaku peserta didik yang hasilnya berdampak cukup baik bagi karakter peserta didik di sekolah, seperti disiplin dalam melaksanakan pembelajaran meskipun secara daring, tepat waktu dalam mengumpulkan tugas, aktif bertanya ketika", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 728, "width": 155, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengikuti proses pembelajaran, dan peserta didik menyelesaikan", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 88, "width": 169, "height": 126, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tugas dan ulangan harian yang diberikan oleh guru tepat waktu. Untuk memberikan peningkatan dan pembaharuan terhadap kualitas pendidikan Indonesia sehingga bisa mencapai tujuan yang diharapkan, maka peneliti memberikan beberapa saran yang membangun kepada : 1. Bagi Pendidik", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 219, "width": 155, "height": 112, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Disarankan agar para guru berkeinginan keras untuk selalu mengembankan perannya terutama dalam implementasi kompetensi professional guru dalam pembelajaran agar bisa menghasilkan peserta didik yang berkualitas.", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 335, "width": 169, "height": 301, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Bagi sekolah Disarankan agar sekolah melihat dan meningkatkan kesiapan program peningkatan kompetensi professional guru dalam melaksanakan pembelajaran. 3. Bagi peneliti Kepada peneliti lain diharapkan untuk mengadakan penelitian sejenis lebih lanjut dengan mengambil wilayah penelitian yang lebih luas, sampel yang lebih banyak dan menggunakan rancangan penelitian yang lebih kompleks seperti eksperimen dan lainnya, melakukan penelitian pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi seperti pada peserta didik SMP, SMA atau Universitas, sehingga dapat ditemukan hasil yang lebih optimal.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 660, "width": 104, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 674, "width": 183, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adriantoni, Syafruddin. 2016. Kurikulum dan Pembelajaran.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 703, "width": 183, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. Arifin, Zainal. (2012). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum.", "type": "Table" }, { "left": 122, "top": 51, "width": 148, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Utami, Vini. Implementasi Kompetensi ...", "type": "Page header" }, { "left": 499, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 184, "height": 126, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Hidayat Sholeh, (2017). Pengembangan Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hosnan M. (2016). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bogor: Ghalia Indonesia. Kesuma, Dharma, & Ibrahim, Teguh.", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 219, "width": 155, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2016). Struktur fundamental pedagogic: membedah pemikiran Paulo freire. Bandung: PT Refika", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 262, "width": 184, "height": 214, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aditama. Moleong, Lexy J. (2014). Metode Penelitian Kualitatif ( Edisi Revisi ). Bandung: Remaja Rosdakarya. Mudlofir Ali. (2012). Pendidik professional. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Mulyasa. (2013). Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. _______. (2014). Guru dalam IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 481, "width": 184, "height": 82, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "_______. (2016) . Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 . Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rasyidin, Waini. (2014). Pedagogik teoritis dan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 568, "width": 183, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Samani, Muchlas, Hariyanto. (2011).", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 582, "width": 155, "height": 40, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 626, "width": 183, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soetjipto dan Raflis Kosasi. (2004).", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 641, "width": 154, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Profesi Keguruan, Jakarta: PT. Rineka Cipta.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 670, "width": 184, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyono. (2011). Metode Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 684, "width": 155, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kuantitatif , Kualitatif dan R & D .", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 699, "width": 107, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bandung: CV Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 713, "width": 184, "height": 40, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 183, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Taufik, M. (2014). Psikologi Pendidikan", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 102, "width": 183, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "& Bimpesdik. Depok: PGSD Press Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 131, "width": 155, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran. (2009). Kurikulum & Pembelajaran. Bandung:", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 161, "width": 184, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurusan Kurtekpend FIP UPI. Umar Tirtarahardja dan S. L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.s", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 231, "width": 82, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber Lainnya", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 245, "width": 184, "height": 141, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ade Mesti Anugrah., (2018). Anak-anak di Lampu Merah itu. Tersedia pada:https://www.kompasiana.co m/ademesti/5c1758e1bde57535fa 6e2b36/anak-anak-di-lampu- merah-itu. Diakses pada tanggal 16 November 2020 Bahtiar Rifa’i., (2017). Banten dan Potret Pendidikan yang Tak Mencerahkan. Tersedia pada :", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 391, "width": 184, "height": 141, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://news.detik.com/berita/d- 3791665/banten-dan-potret- pendidikan-yang-tak- mencerahkan. Diakses pada tanggal 10 Desember 2020 Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Republik Indonesia., (2003). Undang- undang No 20 Tahun 2003", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 536, "width": 184, "height": 141, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Tersedia pada : https://pusdiklat.perpusnas.go.id/p ublic/media/regulasi/2019/11/12/2 019_11_12- 03_49_06_9ab7e1fa524ba603bc2 cdbeb7bff93c3.pdf. Diakses pada tanggal 29 November 2019 Republik Indonesia Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 682, "width": 75, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guru dan Dosen", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 706, "width": 184, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Republik Indonesia Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional", "type": "Text" }, { "left": 409, "top": 33, "width": 154, "height": 19, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 12 No. 1 Juni 2021, hlm 1-14 p-ISSN : 2355-1739 | e-ISSN : 2407-6295", "type": "Page header" }, { "left": 499, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 184, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syarif Yunus., (2018). Guru atau Kurikulum; Titik Urgen Kualitas", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 117, "width": 155, "height": 68, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Indonesia. Tersedia pada https://kumparan.com/syarif- yunus/guru-atau-kurikulum-titik- urgen-kualitas-pendidikan- indonesia -. Diakses pada tanggal 7", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 190, "width": 72, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desember 2020", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 204, "width": 184, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yulianisa Sulistyoningrum., (2015).", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 219, "width": 155, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UNICEF: 2,5 Juta Anak Indonesia", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 233, "width": 155, "height": 83, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putus Sekolah. https://kabar24.bisnis.co m/read/20150623/255/446327/uni cef-25-juta-anak-indonesia-putus- sekolah-. Diakses pada tanggal 7 Desember 2020", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 45, "width": 149, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Utami, Vini. Implementasi Kompetensi ...", "type": "Text" } ]
7282a2b2-3ac4-7e48-a573-3773ce9bad7d
https://e-journal.iain-palangkaraya.ac.id/index.php/nalar/article/download/3959/1751
[ { "left": 494, "top": 57, "width": 20, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "130", "type": "Page header" }, { "left": 103, "top": 763, "width": 113, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.23971/njppi.v5i2.3959", "type": "Page footer" }, { "left": 376, "top": 763, "width": 110, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rofi’i, Akhmad.D, Ahmad. F.H", "type": "Page footer" }, { "left": 155, "top": 87, "width": 314, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nalar: Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam", "type": "Section header" }, { "left": 190, "top": 105, "width": 240, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 5 Nomor 2, Desember 2021 http://e-journal.iain-palangkaraya.ac.id/index.php/nalar E-ISSN: 2598-8999, P-ISSN: 2597-9930", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 153, "width": 393, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Qur’an sebagai Mantra: Ayat Perisai Diri pada Masyarakat Muslim di Hanjalipan,", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 189, "width": 143, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kotawaringin Timur", "type": "Section header" }, { "left": 175, "top": 214, "width": 245, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rofi’i 1* , Akhmad Dasuki 2 , Ahmad Fakhri Hasan 3", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 236, "width": 196, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2,3 Institut Agama Islam Negeri Palangkaraya, Indonesia * [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 271, "width": 54, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords :", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 283, "width": 54, "height": 50, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Self-shield; Hanjalipan Village; Living Qur’an", "type": "Table" }, { "left": 169, "top": 271, "width": 42, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 283, "width": 425, "height": 250, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study aims to explore the use of the Quranic verses as the spiritual shield for the people of Hanjalipan village. This is a qualitative study with an anthropological approach. Data were acquired through observation, interviews, and documentary studies. It was conducted for six months, from February to May 2020. The data were analyzed with the living Quran method. The findings of this study lead to the conclusion that the Hanjalipan villagers believe in the Quran not only as the holy book but also as something that has spiritual power and can bring help when it is read. This belief encourages them to make certain verses as the self- shield from various calamities, diseases, and threats. Kata Kunci : Perisai Diri; Desa Hanjalipan; Living Qur’an Abstrak Kajian ini bertujuan untuk mengeksplorasi penggunaan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai perisai diri masyarakat desa Hanjalipan. Jenis kajian ini adalah kualitatif dengan pendekatan antropologi. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan studi dokumenter. Kajian ini dilakukan selama enam bulan yaitu pada februari hingga mei 2020. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan metode living Qur’an. Temuan-temuan pada kajian ini mengarahkan pada simpulan bahwa masyarakat desa Hanjalipan memandang Al-Qur’an tidak hanya kitab suci tetapi juga sebagai sesuatu yang memiliki kekuatan dan bisa mendatangkan keselamatan jika dibaca. Keyakinan ini kemudian menyebabkan penggalan ayat-ayat tertentu dijadikan oleh masyarakat desa Hanjalipan sebagai perisai diri dari berbagai musibah, penyakit, maupun ancaman. Article History : Received : 10-10-2021 Accepted : 20-12-2021", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 548, "width": 97, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 561, "width": 429, "height": 190, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Qur`an merupakan sumber utama ajaran Islam dan pedoman hidup bagi setiap muslim (Muhsin 2001, 1) . Allah menurunkan Al-Qur`an untuk dijadikan tata kehidupan manusia, ayat-ayatnya masih tetap baru meskipun masa telah berlalu (Fadhlun 2009, 3) . Al- Qur`an bukan sekadar memuat petunjuk tentang hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan sesamanya, bahkan hubungan manusia dengan alam sekitarnya (Anshari 2004, 19) . Al-Qur’an diakui dan diterima sebagai ajaran yang baik (Kahmad 2000, 40) . Penerimaan terhadap Al-Qur’an dapat ditemukan dalam berbagai realitas, diantaranya sebagaimana yang terdapat pada masyarakat desa Hanjalipan. Ayat Al-Qur’an bagi masyarakat desa Hanjalipan tidak sekadar diyakini sebagai firman Allah SWT, namun juga dapat berfungsi sebagai perisai diri jika diamalkan dengan cara tertentu. Penggunaan ayat perisai diri oleh masyarakat desa Hanjalipan didorong oleh keinginan rasa aman, meningkatkan keyakinan dan mental dalam menjalankan aktivitasnya. Praktik penggunaan ayat perisai diri tersebut sudah dilakukan secara turun temurun sehingga mengakar dalam", "type": "Text" }, { "left": 494, "top": 57, "width": 20, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "131", "type": "Page header" }, { "left": 103, "top": 763, "width": 113, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.23971/njppi.v5i2.3959", "type": "Page footer" }, { "left": 376, "top": 763, "width": 110, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rofi’i, Akhmad.D, Ahmad. F.H", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 106, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kehidupan sehari-hari.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 99, "width": 429, "height": 216, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Realitas yang ditemukan pada masyarakat muslim di Hanjalipan pada dasarnya merupakan contoh dari living Qur’an dalam suatu masyarakat. Living Qur’an dapat diartikan sebagai suatu fenomena terkait interaksi manusia dengan teks Al-Qur’an. Interaksi tersebut terlahir dari pemahaman dan pemaknaan manusia terhadap ayat Al-Qur’an, kemudian pemaknaan tersebut direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Cara manusia berinteraksi dengan teks Al-Qur’an sangat berbeda-beda. Dalam konteks living Qur’an, setidaknya ada tiga proses interaksi tersebut. Pertama, Al-Qur’an berbicara tentang manusia. Kedua, proses produksi dan penerimaan teks yang disebut dengan persepsi oleh manusia. Ketiga, proses pertemuan itu terjadi didalam konteks yang dinamis tidak pernah tetap selalu berubah. Fenomena interaksi masyarakat muslim terhadap Al-Qur`an dalam ruang-ruang sosial memang sangat dinamis dan variatif. Sebagai bentuk resepsi sosio-kultural, apresiasi dan respon umat Islam terhadap Al-Qur`an sangat dipengaruhi oleh cara berfikir, kondisi sosial, dan konteks yang mengitari kehidupan mereka. Dari berbagai bentuk dan model praktek resepsi dan respon masyarakat dalam memperlakukan dan berinteraksi dengan Al- Qur`an itulah disebut Al-Qur`an yang hidup di tengah kehidupan masyarakat (Mustaqim 2015).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 315, "width": 428, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pendekatan fenomenologi dalam penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami fenomena sosial dari sudut atau perspektif narasumber. Narasumber dalam penelitian fenomenologi merupakan orang yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta memberikan data, pendapat, pemikiran dan pemaknaannya terhadap fenomena yang diteliti. Oleh karena itu pendekatan fenomenologi digunakan dalam penelitian ini mengingat tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap pemahaman dan pemaknaan masyarakat Hanjalipan terhadap penggunaan Al-Qur’an sebagai ayat perisai diri dalam kehidupan sehari-hari.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 423, "width": 428, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data dalam penelitian ini diperoleh dengan tiga cara. Pertama, melalui observasi. Data yang ingin diperoleh melalui observasi adalah terkait dengan praktik penggunaan ayat Al-Qur’an sebagai perisai diri masyarakat Hanjalipan dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, melalui wawancara. Data yang ingin diperoleh melalui wawancara adalah terkait dengan pemaknaan masyarakat Hanjalipan terhadap penggunaan ayat Al-Qur’an sebagai perisai diri. Selain itu wawancara juga digunakan untuk menggali informasi terkait ayat-ayat yang digunakan, fungsi ayat tersebut, serta tatacara penggunaan ayat Al-Qur’an sebagai perisai diri. Ketiga, melalui studi dokumenter. Melalui studi dokumenter data yang ingin diperoleh adalah foto, dokumen, dan manuskrip terkait ayat perisai diri dalam masyarakat Hanjalipan. Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan di desa Hanjalipan. Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 (enam) orang yang terdiri dari tokoh masyarakat, tokoh agama, dan masyarakat pengamal ayat Al-Qur’an sebagai perisai diri.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 593, "width": 299, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN Ayat Perisai Diri dalam Kehidupan Masyarakat Hanjalipan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 620, "width": 428, "height": 81, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ayat perisai diri dipahami oleh sebagian masyarakat Hanjalipan yaitu ayat perlindungan diri secara umum seperti perlindungan dari manusia, jin dan semisal ketika keluar rumah dalam perjalanan dan sedang bekerja. Ilmu perisai diri yang merupakan ayat suci Al-Qur’an yang mereka dapatkan mencakup dua katagori. Pertama, atas dasar keyakinan terhadap ayat tertentu, diwariskan secara turun temurun dalam keluarga, diajarkan dari orang tua. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Frl :", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 701, "width": 393, "height": 54, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“...kalau ilmu atau ayat perisai diri yang penting diketahui dan digunakan sehingga tidak perlu ijazah dan syarat-syarat lainya tinggal digunkan insyaallah selamat dan yang penting yakin. Secara tegas ayat ini perlindungan dan penggunaannya secara umum, siapa saja bisa menggunakanya”.", "type": "Text" }, { "left": 494, "top": 57, "width": 20, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "132", "type": "Page header" }, { "left": 103, "top": 763, "width": 113, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.23971/njppi.v5i2.3959", "type": "Page footer" }, { "left": 376, "top": 763, "width": 110, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rofi’i, Akhmad.D, Ahmad. F.H", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 429, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kedua, diajarkan oleh seorang guru dan berijazah. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh SW :", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 112, "width": 393, "height": 109, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“...sebagian ayat perisai diri tersebut ada yang diwariskan dan diijazahkan. Contohnya Al-Qur’an Astambul ketika ditaruh di atas kelambu diyakini sebagai wasilah untuk perisai diri dari gangguan santen dan dapat melindungi diri dari ilmu- ilmu hitam. Selain itu Al-Qur’an tersebut bisa juga di taruh di ayunan anak kecil agar anak kecil yang ditaruh Al-Qur’an Astambul diayunannya sehingga aman dari gangguan jin dan setan. Disamping Al-Quran kecil dari Astambul tadi, ada juga jenis periasai diri yang dalam bentuk amalan, seperti wirid-wirid seperti wiridul latif dan ini didapatkan melalui ijazah dari guru”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 228, "width": 428, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ayat Al-Qur’an yang digunakan sebagai perisai diri dalam masyarakat Hanjalipan dapat dikelompokkan pada beberapa kategori. Pertama, ayat perisai diri dalam keadaan darurat dan bahaya. Ayat-ayat yang digunakan sebagai perisai diri untuk perlindungan dan keadaan darurat dan berbahaya seperti penyakit, ancaman musuh, dan niat buruk orang lain. SW mengemukakan bahwa dalam konteks perlindungan dari berbagai penyakit baik bersifat non medis maupun medis seperti Covid-19, ayat perisai diri tersebut terdapat dalam amalan-amalah harian seperti wiridul latif. Amalan dalam wirid tersebut pada dasarnya merupakan bagian dari surah Al-Mu’minun ayat 97-98. Dalam konteks perlindungan dari ancaman dan nita buruk orang lain, banyak ayat perisai diri yang dapat diamalkan. Frl mengemukakan diantara ayat tersebut adalah surah Yasiin ayat 82.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 363, "width": 393, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“... dalam pemahaman ulun yang menggunakan “kun” itu apapun istilahnya kehendak musuh kepada kita, apabila Allah Ta’ala masih mengizinkan, insya Allah kita akan terselamatkan dari perbutan orang yang ingin berbuat jahat kepada kita. Cara penggunaannya “kun fayakun” itu cukup kita baca kita tiupkan kehadapan musuh. Sudah aja ditiup, tiup akan ja, insya Allah kalau memang yang kuasa masih mengijinkan memberikan perlindungan kepada kita kita selamat ja ” (....dalam pemahaman saya yang menggunakan kalimat kun, sepanjang Allah SWT masih melindungi kita, insyaalah kita akan terselamatkan dari apapun maksud buruk orang kepada kita. Cara menggunakannya adalah cukup baca kun fayakun kemudian tiupkan saja ke hadapan musuh, insyaalah jika yang kuasa (Allah SWT) masih mengizinkan memberikan perlindungan kepada kita, kita akan selamat saja).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 517, "width": 428, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ayat lain yang digunakan sebagai perisai diri oleh masyarakat Hanjalipan adalah surah Ali Imran ayat 185. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Frl :", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 544, "width": 393, "height": 109, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“...kullu nafsin dzaikatul maut itu salah satu ayat perisai diri jua, karena disitu setiap dalam arti, setiap yang bernyawa pasti akan mati.istilahnya kita terkepung dari musuh, karena kita istilahnya masih pengen hidup kayaitukan, pengen selamat. Jadi kita menggunakan ayat itu dengan memukuli musuh, karena kita ingin selamatkan intinya. Kalau Kullu nafsin dzaikatul maut saat apa penggunaannya? saat musuh menyerang kita istilahnyakan musuh mau memukul kita yah kita balas jua, yah kita balas, kita pukul langsung ingat kita baca, langsung pukul musuh. Istilahnya bahasa Banjar tukan jalan sara sudah. Mau kada mau karena kita handak hidupkan”.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 652, "width": 393, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(... kullu nafsin dzaikatul maut merupakan ayat perisai diri, karena pada ayat tersebut terdapat makna “setiap yang bernyawa pasti akan mati.” Misalnya, kita terkepung oleh musuh, sedangkan kita masih ingin hidup dan selamat. Maka ayat ini digunakan dengan memukul musuh. Kalau Kullu nafsin dzaikatul maut ketika apa penggunaannya? Ketika musuh menyerang kita yang hendak memukul, kemudian kita langsung balas saat itu juga kita baca ayat ini, karena sudah darurat).", "type": "Text" }, { "left": 494, "top": 57, "width": 20, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "133", "type": "Page header" }, { "left": 103, "top": 763, "width": 113, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.23971/njppi.v5i2.3959", "type": "Page footer" }, { "left": 376, "top": 763, "width": 110, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rofi’i, Akhmad.D, Ahmad. F.H", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu, ayat lain yang digunakan juga sebagai perisai diri dalam keadaan bahaya sebagaimana yang dikemukakan oleh Frl adalah surah Al-Baqarah ayat 1:", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 112, "width": 393, "height": 190, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“...tentang “alif lam mim” itu karna setiap kita menguapkan huruf itukan mulut kita itu tertutup, jadi istilahnya yang sifatnya ingin membinasakan kita, ingin berbuat jahat. Supaya tertutup juga pandangannya hatinya, yang ingin berbuat jahat dengan kita itulah intinya, kurang lebihnya. “Alif” kan muntungnya tertutup mengucapkannya. “Lam” kayatu jua. “Mim” kayatu jua tertutup jua muntungnya jadi tertutup jua segala niat hatinya yang ingin berbuat jahat dengan kita. Alif Laam Miim” ini, cara penggunaannya istilahnyakan “Alif Lam Mim” itu kita dicari orang, dikepung musuh dengan jarak jauh istilahnyakan kita tau musuh handak menyerang , artinya kita ingin sembunyi supaya musuh kada melihati kita, jadi kita menggunakan tiga butir anak kayu, lalu kita ukur, lalu kita patahkan tiga buting, yang “Alif” kita timbaikan kekanan. Yang “Lam” kita timbaikan kekiri. Yang “Mim” kita letakkan didepan kita. Jadi insya Allah apabila hakikatnya kayu ini, apabila kayu yang tiga tadi bisa tadapat tagandeng, bisa tedapat intinyakan berarti bisa jua orang yang berbuat jahat tadi melihat kita. Apabila kayu tiga tadi kada bisa badapat kemungkinan musuh tadi insya Allah kada malihat jua dengan kita”.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 301, "width": 395, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(...tentang “alif lam mim” setiap seseorang yang mengucapkan hurufnya mulut pasti diakhiri dengan tertutup. Orang yang berbuat jahat tertutup juga pandangannya. Pada huruf “Alif” “Lam” “Mim” mulut tetutup ketika mengucapnya, jadi tertutup juga niat hatinya yang ingin berbuat jahat. Pada “Alif Laam Miim” ini penggunaannya misalnya kita dikepung oleh musuh, lalu kita bersembunyi supaya tidak diketahui musuh. Kemudian kita menggunakan tiga patahan anak kayu, kita ukur sekedar patahan kecil. “Alif” kita lemparkan ke kanan. “Lam” lemparkan ke kiri. “Mim” lemparkan kedepan. Hakikatnya kalau patahan anak kayu tersebut bisa bertemu berarti orang yang berniat jahat bisa melihat dengan kita, apabila kayu tersebut tidak bisa ketemu selama itu juga musuh tidak bisa melihat dengan kita).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 443, "width": 428, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kedua, ayat perisai diri terhadap gangguan jin, ilmu hitam, dan santet. Data yang diperoleh dari informan menunjukkan bahwa ayat Al-Qur’an yang digunakan untuk perlindungan tersebut adalah surah Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Naas, dan Al- Baqarah ayat 255 (ayat kursi). Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh SW :", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 497, "width": 393, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“....yang biasa disebut oleh masyarakat dengan Fatihah 4, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas. Kemudian dilanjutkan membaca ayat kursi. Manfaat dari membca ayat-ayat tersebut di atas berguna untuk terlindungi dari gangguan Jin dan hal gaib lainnya. Ayat ini juga sebagai ayat ruqyah karena ketika ayat kursi dibacakan seolah-olah bukan kekuasaan Jin lagi untuk mengganggu tapi sudah masuk dalam kekuasaan Allah SWT. Ayat-ayat tersebut jika terus menerus diamalkan maka ada rasanya atau manfaatnya. Akan tetapi setiap orang beda-beda mungkin saja tidak harus berguru dan harus berijazah terkait ayat tersebut semua orang bisa menggunkannya dan merasakan manfaatnya”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 625, "width": 429, "height": 109, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ayat lain yang digunakan sebagai perisai dari gangguan ghaib adalah surah Al-Hasyr ayat 21-23 dan At-Taubah ayat 128. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh ABD: “...Al-Hasyr ayat 21 dan 23 berguna untuk menundukan Setan sehingga setan yang dimaksud tidak berdaya dengan sebab dibacakan ayatnya. Caranya adalah bacakan ayat tersebut kemudian disambung lagi dengan membaca At-Taubah ayat 128. Dibaca sebanyak tujuh kali. Kemudian, ya ayyuhallazi naamanu shollu alaihi wasallimutaslima. Dibaca berharap diberi Allah yang terbaik berharap berkat hikmah dan hidayahnya. Pada dasarnya dibaca dengan penuh keyakinan”.", "type": "Text" }, { "left": 494, "top": 57, "width": 20, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "134", "type": "Page header" }, { "left": 103, "top": 763, "width": 113, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.23971/njppi.v5i2.3959", "type": "Page footer" }, { "left": 376, "top": 763, "width": 110, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rofi’i, Akhmad.D, Ahmad. F.H", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ayat Perisai Diri: Wujud Interaksi Al-Qur’an dengan Pengalaman Kultural Masyarakat Hanjalipan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 429, "height": 271, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Interaksi manusia dengan Al-Qur’an tidak hanya melahirkan berbagai produk penafsiran, tetapi juga melahirkan berbagai bentuk budaya dan realitas dalam kehidupan sosial manusia. Pada tataran ini Al-Qur’an tidak sekadar dijadikan sebagai pedoman bagi umat Islam, tetapi juga menginspirasi dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks kajian Al-Qur’an realitas tersebut merupakan bagian dari bentuk living Qur’an (Arifin dkk. 2016 ; Maulida, Dasuki, dan Faridatunnisa 2021; Mualimin 2020) . Penggunaan ayat Al-Qur’an sebagai perisai diri dalam masyarakat muslim di Hanjalipan adalah bagian dari living Qur’an dalam suatu masyarakat. Pada masyarakat Hanjalipan, tidak semua ayat Al-Qur’an digunakan sebagai perisai diri. Dengan kata lain hanya ayat-ayat tertentu yang diyakini jika diamalkan mampu memberikan perlindungan terhadap diri. Muhtador (2014) , Isnawati (2015) , dan Junaedi (2015) memandang bahwa keyakinan masyarakat terhadap suatu ayat yang kemudian melahirkan praktik living Qur’an pada dasarnya merupakan bentuk pemaknaan masyarakat tersebut terhadap Al-Qur’an. Realitas ini menunjukkan bahwa living Qur’an yang ada dalam suatu masyarakat dilatarbelakangi oleh pemaknaan terhadap ayat tertentu yang kemudian melahirkan keyakinan dan sikap yang direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Realitas tersebut sejalan dengan pandangan Zaman (2020) dan Fadlillah (2019) bahwa living Qur’an dalam suatu masyarakat berangkat dari pemaknaan subjektif yang diyakini oleh masyarakat terhadap ayat Al-Qur’an dan didasarkan pada pengetahuan, keyakinan, dan pengalaman hidup masyarakat tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 382, "width": 428, "height": 82, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ayat perisai diri merupakan wujud interaksi Al-Qur’an dengan realitas sosial budaya masyarakat desa Hanjalipan. Perwujudan interaksi tersebut dapat dilihat dalam dua dimensi. Pertama, ayat perisai diri merupakan pengalaman dan pemaknaan kultural ayat Al-Qur’an masyarakat desa Hanjalipan. Hal ini terlihat pada beberapa ayat yang digunakan sebagai perisai diri dicocokkan dengan bahasa lokal masyarakat desa Hanjalipan, sebagaimana yang dikemukakan oleh Frl :", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 463, "width": 393, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“...ada ayat itu yang disesuikan dengan maknanya, ada ayat itu dicocokkan dengan bahasa setempat. Misal tabbat yada untuk menutup luka. Tabat bahasa daerah, dan ada ayat yang maknai dengan gerakan tubuh. Contoh lainnya alif lam mim bisa untuk melindungi harta. Karena kalau dibutkan tiga huruf tersebut mulut tertutup. Begitu juga orang yang ingin berbuat jahat dengan kita maka akan tertutup juga”.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 538, "width": 393, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Informasi Frl diperkuat dengan keterangan dari SW yaitu sebagai berikut : “...kenapa dipilih ayat-ayat itu karena memng dari makn atau artinya secara keseluruhan itu memng makna perlindungan. (intinya perlindungan secara umum). Intinya lagi ayat yg dibacakan menunjukan keyakinan kita hanya kepada Allah”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 602, "width": 429, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kedua, penggunaan ayat perisai diri dilatarbelakangi oleh tarekat yang dianut. Amalan ayat perisai diri yang ditemukan pada masyarakat muslim Hanjalipan tidak bisa dilepaskan dari keterkaitan dengan tarekat Sammaniyah. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh ABD:", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 656, "width": 393, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“... ayat-ayat tersebut diperoleh saat belajar tarekat Sammaniyah dengan Alm. Guru Sekumpul di Martapura. Pada dasarnya dibaca dengan penuh keyakinan. Selain membaca itu perlu juga amalan lain seperti membaca shalawat dalail, burdah, dan tarekat Sammaniyah. Selebihnya sesuaikan keadan saja. Amalan ini semua orang bisa menggunkannya asalkan sesuai aturan”", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 730, "width": 429, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada dasarnya sejalan dengan pendapat Bruinessen (1995) bahwa perkembangan Islam di Indonesia pada fase-fase awal tidak bisa terlepas dari pengaruh tarekat yang", "type": "Text" }, { "left": 494, "top": 57, "width": 20, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "135", "type": "Page header" }, { "left": 103, "top": 763, "width": 113, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.23971/njppi.v5i2.3959", "type": "Page footer" }, { "left": 376, "top": 763, "width": 110, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rofi’i, Akhmad.D, Ahmad. F.H", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 82, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berkembang. Banyak yang mengharapkan kesaktian atau perlindungan supranatural melalui amalan-amalan tarekat. Pandangan Bruinessen tersebut juga sejalan dengan temuan lain bahwa keyakinan metafisik dan mistisisme termasuk didalamnya kesaktian pada masa pra- Islam di Indonesia sangat digemari. Oleh karena itu pada masa awal-awal Islam di Indonesia, tarekat dipandang sebagai ajaran yang dapat memberikan kekuatan metafisik melalui amalan-amalannya (Nasuhi 2000; Masyhudi 2001; Awaludin 2016) .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 180, "width": 60, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENUTUP", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 193, "width": 428, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kajian ini menemukan bahwa tidak semua ayat Al-Qur’an secara spesifik dijadikan sebagai ayat perisai diri oleh masyarakat desa Hanjalipan. Dengan kata lain, ayat-ayat yang digunakan tersebut merupakan ayat-ayat pilihan yang dilatar belakangi oleh beberapa faktor seperti keterkaitan dengan tarekat, pengalaman hidup, maupun keyakinan personal. Selain itu kajian ini juga menemukan bahwa ayat perisai diri terlahir dari interaksi dan pemaknaan masyarakat desa Hanjalipan dengan Al-Qur’an yang kemudian dikontekstualisasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk amalan perlindungan diri. Berangkat dari temuan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dalam konteks ayat perisai diri pada masyarakat desa Hanjalipan, Al-Qur’an tidak hanya dipandang sebagai kitab suci tetapi juga sebagai sesuatu yang memiliki kekuatan dan bisa mendatangkan keselamatan jika dibaca. Keyakinan ini kemudian menyebabkan penggalan ayat-ayat tertentu dijadikan oleh masyarakat desa Hanjalipan sebagai perisai diri dari berbagai musibah, penyakit, maupun ancaman.", "type": "Text" }, { "left": 494, "top": 57, "width": 20, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "136", "type": "Page header" }, { "left": 103, "top": 763, "width": 113, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.23971/njppi.v5i2.3959", "type": "Page footer" }, { "left": 376, "top": 763, "width": 110, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rofi’i, Akhmad.D, Ahmad. F.H", "type": "Page footer" }, { "left": 244, "top": 85, "width": 107, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 111, "width": 428, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anshari, Endang Saifudin. 2004. Wawasan Islam: Pokok-Pokok Pikiran tentang Paradigma dan Sistem Islam . Jakarta: Gema Insani.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 138, "width": 429, "height": 123, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arifin, Muhammad Zaenal, Diah Handayani, Sarawut Phantawi, dan Nattapon Nipapan. 2016. “Studi Living Qur’an: Pembacaan Ayat-Ayat Al-Qur’an Dalam Prosesi Isi Qubur Di Kota Bangkok Thailand.” Jurnal Realita : Jurnal Penelitian Dan Kebudayaan Islam 14 (1). https://jurnal.iainkediri.ac.id/index.php/realita. Awaludin, Muhammad. 2016. “Sejarah dan Perkembangan Tarekat di Nusantara.” El- Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis 5 (2): 125–34. https://doi.org/10.29300/jpkth.v5i2.1139. Bruinessen, Martin Van. 1995. Kitab Kuning, Pesantren, dan Tarekat: Tradisi-Tradisi Islam Di Indonesia . Bandung: Mizan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 260, "width": 428, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fadhlun, Muhammad. 2009. Membuka Pintu Rahmat dengan Membaca Al-Qur`An . Surabaya: Cahaya Agency.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 288, "width": 429, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fadlillah, Nilna. 2019. “Resepsi Terhadap Alquran Dalam Riwayat Hadis.” Nun : Jurnal Studi Alquran dan Tafsir di Nusantara 3 (2): 101–28. https://doi.org/10.32495/nun.v3i2.48.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 328, "width": 429, "height": 203, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Isnawati. 2015. “Studi Living Qur’an Terhadap Amalan Ibu Hamil Di Kecamatan Beruntung Baru Kabupaten Banjar.” Jurnal Studia Insania 3 (2): 125–38. https://doi.org/10.18592/jsi.v3i2.1120. Junaedi, Didi. 2015. “Living Qur’an: Sebuah Pendekatan Baru Dalam Kajian Al-Qur’an (Studi Kasus Di Pondok Pesantren As-Siroj Al-Hasan Desa Kalimukti Kec. Pabedilan Kab. Cirebon).” Journal of Qur’an and Hadith Studies 4 (2): 169–90. https://doi.org/10.15408/quhas.v4i2.2392. Kahmad, Dadang. 2000. Metode Penelitian Agama Perspektif Ilmu Perbandingan Agama . Bandung: Pustaka Setia. Masyhudi, Nfn. 2001. “Peranan Tasawwuf Dalam Sosialisasi Islam Di Indonesia.” Berkala Arkeologi 21 (1): 68–78. https://doi.org/10.30883/jba.v21i1.834. Maulida, Resya, Akhmad Dasuki, dan Nor Faridatunnisa. 2021. “Surah Dan Ayat Amalan Ibu Hamil: Studi Analisis Living Qur’an Pada Masyarakat Banjar Di Desa Hampalit Kecamatan Katingan Hilir.” Syams: Jurnal Kajian Keislaman 2 (1). https://e- journal.iain-palangkaraya.ac.id/index.php/syams/article/view/3090.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 531, "width": 428, "height": 68, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mualimin. 2020. “Makan Besaprah: Pesan Dakwah Dalam Bingkai Tradisi Pada Masyarakat Melayu Sambas, Kalimantan Barat.” Ath Thariq Jurnal Dakwah Dan Komunikasi 4 (1): 1–19. https://doi.org/10.32332/ath_thariq.v4i1.2017. Muhsin, Imam. 2001. Tafsir Al-Qur’an Dan Budaya Lokal . Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 598, "width": 429, "height": 82, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhtador, Moh. 2014. “Pemaknaan Ayat Al-Qur’an dalam Mujahadah: Studi Living Qur’andi PP Al-Munawwir Krapyak Komplek Al-Kandiyas.” Jurnal Penelitian 8 (1): 93–112. https://doi.org/10.21043/jupe.v8i1.1343. Mustaqim, Abdul. 2015. Metode Penelitian Al-Qur`An Dan Tafsir . Yogyakarta: Idea Press. Nasuhi, Hamid. 2000. “Tasawuf dan Gerakan Tarekat di Indonesia Abad ke-19.” Refleksi 2 (1): 1–16. https://doi.org/10.15408/ref.v2i1.14387.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 679, "width": 428, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zaman, Akhmad Roja Badrus. 2020. “Living Qur’an Dalam Konteks Masyarakat Pedesaan (Studi Pada Magisitas Al-Qur’an Di Desa Mujur Lor, Cilacap).” Potret Pemikiran 24 (2): 143–57. https://doi.org/10.30984/pp.v24i2.1320.", "type": "List item" } ]
2311007c-f5ae-7e1d-6d75-cacadd3bcbe3
https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/mediasi/article/download/14954/8169
[ { "left": 71, "top": 35, "width": 208, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Media Akuntansi, Vol. 6 No.2, Maret 2024 : 291-305", "type": "Page header" }, { "left": 453, "top": 35, "width": 72, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 1693 - 4091 E-ISSN 2622 - 1845", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 771, "width": 308, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License .", "type": "Page footer" }, { "left": 540, "top": 760, "width": 20, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "291", "type": "Page footer" }, { "left": 76, "top": 70, "width": 447, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di", "type": "Section header" }, { "left": 237, "top": 97, "width": 122, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bursa Efek Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 139, "width": 250, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Martha Sundari 1 , Hendry Saladin 2 , Mursalin 3", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 153, "width": 429, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas PGRI Palembang, [email protected] 2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas PGRI Palembang, [email protected] 3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas PGRI Palembang, [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 226, "width": 66, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 246, "width": 454, "height": 186, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study aims to examine how the influence of Investment Decisions (x 1 ), Funding Decisions (x 2 ) and Dividend Policy (x 3 ) on Firm Value (y) in food and beverage companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The study uses a Quantitative Method in which the entire Population and Samples are taken from all food and beverage companies listed on the Indonesia Stock Exchange. Companies that have published financial reports for the 2016-2020 period through the official website of the Indonesia Stock Exchange www.idx.co.id . The sampling technique uses purposive sampling and the data analysis technique uses the classical assumption test and multiple linear regression. The results of this study indicate that investment decisions have a positive effect on firm value with a regression coefficient of 2.265 and a significant value of 0,200. Funding decisions have no effect on firm value with a regression coefficient of -4.451 and a significant value of 0.091. Dividend policy has no effect on Firm Value with a regression coefficient of 0.145 and a significant value of 0.247. Investment Decisions, Funding Decisions and Dividend Policy affect Firm Value in food and beverage companies listed on the Indonesia Stock Exchange as evidenced by the F-count value of 0.115 with a significant value of 0.012 and the R2 test results in this study of 0.175. This shows that company value is influenced by investment decisions, funding decisions and dividend policies of 17.5%. And influenced by other factors not examined in this study.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 436, "width": 393, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Investment Decision, Funding Decision, Dividend Policy and Company Value.", "type": "Text" }, { "left": 268, "top": 462, "width": 58, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 482, "width": 454, "height": 221, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh Keputusan Investasi (X 1 ), Keputusan Pendanaan (X 2 ) dan Kebijakan Deviden (X 3 ) terhadap Nilai Perusahaan (Y) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian menggunakan metode kuantitatif yang seluruh populasi dan sampel diambil dari seluruh perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan yang telah menerbitkan laporan keuangan pada periode 2016-2020 melalaui website resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id. Teknik dalam pengambilan sampel menggunakan purposive sampling , dan teknik analisis data menggunakan uji asumsi klasik dan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa Keputusan Investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dengan nilai koefien regresi sebesar 2,265 dan nilai signifikan 0,200. Keputusan Pendanaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan nilai koefisien regresi sebesar - 0,451 dan nilai signifikan 0,091. Kebijakan Dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,145 dan nilai signifikan 0,247. Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dibuktikan dengan nilai F- hitung sebesar 0,115 dengan nilai signifikan 0,012 dan hasil uji R 2 pada penelitian ini sebesar 0,175. Hal ini menunjukan bahwa nilai perusahaan dipengaruhi oleh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen sebesar 17,5%. Serta dipengaruhi oleh faktor Lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 706, "width": 441, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen dan Nilai Perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 21, "width": 135, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2685-6530 E-ISSN 2722-5577", "type": "Page header" }, { "left": 193, "top": 35, "width": 196, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/mediasi", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 35, "width": 208, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Media Akuntansi, Vol. 6 No.2, Maret 2024 : 291-304", "type": "Page header" }, { "left": 453, "top": 35, "width": 72, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 1693 - 4091 E-ISSN 2622 - 1845", "type": "Page header" }, { "left": 540, "top": 760, "width": 20, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "292", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 70, "width": 121, "height": 17, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 83, "width": 454, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perkembangan bisnis di masa globalisasi masa kini mengalami kemajuan yang pasat. Perusahaan- perusahaan baru yang terbentuk dari waktu ke waktu menciptakan ketatnya persaingan, terkhususnya di bidang manufaktur serta jasa. Perusahaan yang di bangun sebagai organisasi bermanfaat bagi kehidupan manusia bertujuan mencari keuntungan maksimal, supaya tujuan dapat terwujud maka perusahaan harus memiliki kebijakan dalam perusahaan dengan kemajuan kinerja yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 180, "width": 454, "height": 195, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan ini dapat di wujudkan untuk memaksimalkan nilai yang di hasilkan perusahaan dengan harapan apabila investor atau owner akan sejahtera jika terjadi peningkataan profit atau pendapataan. Perusahaan-perusahaan di indonesia yang bergerak pada sektor manufaktur fokusnya disektor food and beverages terus berkembang. Menurut Utami dan Darmayanti (2018), perkembangan sektor ini di picu oleh kecendrungan masyarakat terutama kelas menengah keatas yang meningkatkan produk makanan dan minuman yang dikonsumsi hegienis serta alami. Menurut Dananjaya dan Mustanda (2016), apabila perusahaan memiliki nilai yang semakin tinggi, maka kesejahteraan bagi stakeholder akan ikut tinggi. Dengan meningkatnya kesejahteraan para stakeholder, keputusan-keputusan di lengkup keungan (kebijakan dividen, keputusan investasi dan keputusan pendanaan) perusahaan dapat dilakukan sedemikian rupa, sehingga terjadi peningkatan harga saham yang menunjukkan bahwa nilai pada suatu perusahaan tersebut ikut meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 373, "width": 454, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam menjalankan fungsi keuangan pada suatu perusahaan, keputusan investasi memiliki peran sangat penting, yang mana apabila perusahaan menetapkan keputusan investasi yang tinggi maka tingkat kesempatan perusahaan dalam mendapatkan tingkat pengembalian atau return akan besar. Apabila sebuah perusahaan tersebut mempunyai persentase keputusan investasi yang tinggi maka perusahaan tersebut bisa mampu untuk mempengaruhi investor untuk berinvestasi sehingga saham yang dimliki peruahaan tersebut meningkat, menurut Pertiwi, Parengkuan dan Johan (2016).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 484, "width": 454, "height": 167, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menentukan struktur modal yang jelas untuk perusahaan hubungan dengan keputusan pendanaan, menurut Andriana (2017), keputusan pendanaan memiliki tujuan untuk dapat mendanai berbagai alternatif investasi yang optimal dalam menentukan sumber dana, sehingga harga sahamnya akan optimal yang tercemin dari nilai perusahaan. Kebijakan dividen doposisikan sebagai bentuk Dividend Payout Ratio (DPR). Pembayaran dividen rasio ialah pendapatan yang dibayarkan berdasarkan persentase terhadap pada atakeholder yang berbentuk kas. Saat pengambilan keputusan, pembagian dividen memerlukan pertimbangan demi menjaga keberlansungan perusahaan. Tingkat return atau keuntungan dari pendapataan yang diperoleh dari para penanam modal yang berinvestasi berupa dividen dan capital gain yang menjadi bagian dari keuntungan dari pendapatan yang ditunjukan terhadap pada para stakeholder, (Utami dan Darmayanti : 2018).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 663, "width": 113, "height": 17, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. KAJIAN TEORI", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 677, "width": 457, "height": 71, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keputusan Investasi Menurut Jogiyanto (2010:5), investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efesien selama periode waktu yang tertentu. Sedangkan menurut Dewi dan Vijaya (2021:2), sebagian besar penghasilan yang diperoleh akan digunakan untuk kegiatan konsumsi guna melengkapi kebutuhan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 35, "width": 295, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pengaruh Keputusan Investasi (Martha Sundari, Hendry Saladin, Mursalin)", "type": "Page header" }, { "left": 453, "top": 35, "width": 72, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 1693 - 4091 E-ISSN 2622 - 1845", "type": "Page header" }, { "left": 540, "top": 760, "width": 20, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "293 293 293", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 70, "width": 454, "height": 112, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sekunder, tersier ataupun primer. Kebutuhan kedepanya atau terdesak kerkadang tidak termasuk pada alokasi pengeluaran untuk mengurangi pendapatan. Investasi diperlukan guna membagi bagian penghasilan yang diperoleh untuk memenuhi kebutuhan ada saat kedepanya. Konsumsi sekarang yang di tunda di masukan ke aktiva atau proses produksi yang produktif yang nanti hasilnya bisa dikonsumsi dapat dikatakan investasi. Menurut Lubis, Pardamen dan Zulam (2016:147), mendeskripsikan didapat katagori yang mempengaruhi saat berinvestasi yaitu: a. Suku bunga", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 180, "width": 432, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menentukan jenis katagori yang bisa mendapatkan profit terhadap investor saat berinvestasi berdasarkan suku bunga.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 208, "width": 450, "height": 71, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Keuntungan tingkat investasi Asumsi terkait dengan keuntungan atau profit di masa yang akan datang dapat diperlihatkan deskripsi terkususnya penanaman modal pada jenis usaha yang dapat dilakukan serta prospektif dimasa depannya, kemudian banyaknya jumlah investasi dapat dilengkapui barang-barang yang dibutuhkan.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 277, "width": 450, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Pendapatan Perusahaan Tingginya profit atau pendapatan yang didapat oleh perusahaan dapat memicu terdorongnya minat para penanam modal (investor) untuk melakukan investasi.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 318, "width": 450, "height": 57, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Perkembangan Teknologi Didapatnya inovasi teknilogi yang baru, dapat menciptakan banyaknya aktiviitas pembaruan yang dilakukan oleh penanam modal yang akan meningkatkan tujuan investasi.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 387, "width": 454, "height": 57, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cara mengukur keputusan investasi menurut Hanafi, Mamduh dan Halim (2012:43), perusahaan yang di inginkan memiliki tingkat perkembangan rendah akan ikut memiliki rasio price earning rendah. Ratio Price Earning (PER) bisa diketahui berdasarkan rumus:", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 442, "width": 231, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Harga Saham PER = X100%", "type": "Table" }, { "left": 258, "top": 470, "width": 140, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Laba Per Lembar Saham", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 489, "width": 454, "height": 141, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keputusan Pendanaan Menurut Sutrisno (2012:5), ketentuan struktur modal pada umumnya sama dengan keputusan keuangan.Dalam hal ini manajer keungan harus memiliki pertimbangan serta melakukan analisis sumber ekonomi kombinasi modal guna dapat dipenuhi keperluan investasi serta aktivitas komersialnya. Sedangkan menurut Mushafa (2017:85), dengan meningkatnya tingkat utang, persentase resiko ikut terjadi peningkatan, jika semakin tinggi pinjaman bunga terhadap persentase return yang lebih tinggi, maka persentase tingkat rasio tinggi harga saham cendrung menurun, maka nilai pinjaman emiten tersebut ikut menurun serta berdampak melemahnya minat investor pada emiten tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 627, "width": 453, "height": 85, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun menurut Brigham dan Houston (2013:188), faktor-faktor yang dapaat mempengaruhi keputusan struktur modal: a. Stabilitas Penjual Perusahaan dengan transaksi cendrung stabil bisa dengan aman menarik uang dalam jumlah yang lebih besar serta beban biaya yang dikeluarkan lebih tinggi dari pada perusahaan yang penjualannya tidak stabil.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 710, "width": 444, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Struktur aset Suatu perusahaan umumnya menggunakan aset berbagai jaminanya yang baik.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 35, "width": 208, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Media Akuntansi, Vol. 6 No.2, Maret 2024 : 291-304", "type": "Page header" }, { "left": 453, "top": 35, "width": 72, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 1693 - 4091 E-ISSN 2622 - 1845", "type": "Page header" }, { "left": 540, "top": 760, "width": 20, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "294", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 70, "width": 140, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Tingkat Pertumbuhaan", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 83, "width": 432, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Biaya penerbitan yang terkait transaksi saham biasa bisa melebihi penerbitan biaya dan terjadi apabila emiten melakukan penjualan hutang, sehingga bagi emiten yang berkembang maju dipaksa untuk memperioritaskan lebih utang.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 125, "width": 450, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Pajak Bunga adalah biaya yang dikurangi berdasarkan keperluan pajak, hal ini tentu menarik untuk usaha yang dikenakan pajak dengan tarif tinggi.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 180, "width": 453, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Sutrisno (2012:218), debt to equity ratio adalah keseimbangan equity perusahaan dan hutang. Debt to equety ratio bisa diketahui dengan rumus:", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 213, "width": 161, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Total Liquiditas DER =", "type": "Table" }, { "left": 322, "top": 227, "width": 39, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X100%", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 241, "width": 75, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Total Ekuitas", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 260, "width": 107, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kebijakan Deviden", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 274, "width": 454, "height": 72, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Musthafa (2017:127), mendefinisikan dividen adalah pendapatan yang diberikan pada stakehoder dan berbentu saham maupun tunai. Musthafa (2017:141), juga menjelaskan bahwa kebijakan dividen mencangkup bagaimana keputusan tentang keuntungan yang dapat perusahaan akan berikan pada stakeholder atau akan digunakan untuk berinvestasi pada perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 343, "width": 454, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen menurut Sutrisno (2012:267-268), terdapat katagori-katagori yang memberikan pengaruh besar atau kecilnya deviden yang diberikan perusahaan pada stakeholder:", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 385, "width": 450, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Solvability Perusahaan Emiten tidak memberikan keuntungan jika berada disituasi solvabilitas dan insolvensinya tidak menguntungkan.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 426, "width": 450, "height": 71, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Liquidity Perusahaan Perputaran kas yang keluar dari perusahaan di namakan Cash Dividend. Emiten yang memberikan dividen wajib mampu menyediakan cukupnya likuiditas, yang bisa mengurangi persentase likudity perusahaan. Jika suatu emiten dikatakan baik pada kas cendrung menawarkan dividen tinggi.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 495, "width": 450, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Kebutuhan untuk melunasi utang Kreditur adalah tempat dimana modal bisa didapatkan dengan berupa hutang baik itu jangka panjang ataupun pendek berdasarkan tempo hutang yang harus segera dibayarkan.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 550, "width": 450, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Rencana Pelunasan Perkembangan usaha bisa dilihat dari majunya pertumbuhan usaha serta ditandai dengan perlunasan yang dilakukan oleh usaha tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 592, "width": 450, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Kesepakatan Investasi Ketika kesempatan berinvestasi tinggi maka pembayaran dividen rasio wajib turun.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 647, "width": 454, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001:313), emiten yang membayarkan dividen relatif besar akan menciptakan sentimen positif dikalangan investasi dan mendorong mereka untuk menginvestasikan asetnya pada saham emiten tersebut. Dividend payout ratio bisa diketahui menggunakan:", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 708, "width": 191, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dividen Per Lembar Saham DPR", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 721, "width": 166, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X100% EPS Perusahaan", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 35, "width": 295, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pengaruh Keputusan Investasi (Martha Sundari, Hendry Saladin, Mursalin)", "type": "Page header" }, { "left": 453, "top": 35, "width": 72, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 1693 - 4091 E-ISSN 2622 - 1845", "type": "Page header" }, { "left": 540, "top": 760, "width": 20, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "295 295 295", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 70, "width": 454, "height": 71, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai Perusahaan Menurut Hery (2017:5), situasi tertentu yang diraih sebuah perusahaan untuk menggambarkan kepercayaan sekitar pada perusahaan disebut nilai perusahaan. Jenis-jenis nilai perusahaan menurut Kusumajaya (2011:31), terdapat kuantitatif variabel yang bisa diterapkan untuk mengasumsikan value perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 139, "width": 71, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Nilai buku", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 152, "width": 432, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai perusahaan yang dihitung berdasarkan konsep accounting disebut nilai buku. Besarnya perlembar saham nilai buku di ketahui dengan membagi seluruh ekuitas shareholder berdasarkan peredaran saham.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 194, "width": 450, "height": 57, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Nilai pasar saham Nilai tersebut ditentukan berdasarkan penjualan saham perusahaan di pasar modal. Pendekatan nilai pasar digunakan untuk menghitung besarnya nilai perusahaan dan nilai tersebut dapat berupa sewaktu-waktu.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 249, "width": 450, "height": 57, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Nilai properti atau nilai tanah ( appraisal ) Nilai appraisal juga akan berguna di situasi misalnya, pada keuangan perusahaan, sumber daya alam maupun suatu organisasi yang beraktifitas dalam keadaan rugi.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 304, "width": 450, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Nilai arus kas digunakan untuk menilai dan memperkirakan arus kas bersih ada pada emiten yang memberikan penawaran sebagai hasil penggabungan.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 346, "width": 454, "height": 57, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001:68), Price to book value ialah ratio yang mendeskripsikan kondisi saham yang diperjual belikan baik dengan harga diatas dan dibawah berdasarkan value book saham itu. Price to book value bisa diketahui menggunakan perhitungan:", "type": "Text" }, { "left": 251, "top": 415, "width": 146, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Harga saham perusahaan", "type": "Section header" }, { "left": 215, "top": 428, "width": 236, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PBV = x100%", "type": "Table" }, { "left": 251, "top": 442, "width": 160, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai buku saham perlembar", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 462, "width": 115, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kerangka Pemikiran", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 476, "width": 453, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menjelaskan kerangka pemikiran adalah hubungan berbagai dengan variabel yang disusun. Menurut Sugiyono (2017:60).", "type": "Text" }, { "left": 251, "top": 545, "width": 49, "height": 154, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 1 H 2 H 3 H 4", "type": "Picture" }, { "left": 181, "top": 710, "width": 164, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar Kerangka Pemikiran", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 736, "width": 121, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: data diolah,2022", "type": "Caption" }, { "left": 149, "top": 512, "width": 51, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keputusan", "type": "Section header" }, { "left": 147, "top": 526, "width": 298, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Investasi (X 1 ) Keputusan Pendanaan (X 2 ) Kebijakan Dividen (X 3 ) Nilai Perusahaan (Y)", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 35, "width": 208, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Media Akuntansi, Vol. 6 No.2, Maret 2024 : 291-304", "type": "Page header" }, { "left": 453, "top": 35, "width": 72, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 1693 - 4091 E-ISSN 2622 - 1845", "type": "Page header" }, { "left": 540, "top": 760, "width": 20, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "296", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 70, "width": 454, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hipotesis Penelitian Menurut Sugiyono (2019:63), menjelaskan jawaban sementara atas rumusan masalah penelitian yang mana rumusnya itu dideskripsikan pada bentuk kalimat pernyataan disebut hipotesis:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 139, "width": 454, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 1 =Diduga terdapat pengaruh keputusan investasi secara parsial memiliki pengaruh pada nilai perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 180, "width": 454, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 2 =Diduga terdapat pengaruh keputusaan pendanaan secara parsial memiliki pengaruh pada nilai perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 221, "width": 453, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 3 =Diduga terdapat pengaruh kebijakan dividen secara parsial memiliki pengaruh pada nilai perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 263, "width": 453, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 4 =Diduga terdapat pengaruh kebijakan dividen, keputusan pendanaan dan keputusan investasi berpengaruh simultan pada nilai perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 318, "width": 154, "height": 17, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C. METODE PENELITIAN", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 332, "width": 454, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Sugiyono (2019:2), langkah ilmiah guna memperoleh informasi yang bertujuan untuk digunakan berdasarkan kepentingan tertentu disebut metode penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 373, "width": 453, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Objek dan lokasi penelitian yaitu Bursa Efek Indonesia dan di akses melalui www,idx.com.id.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 401, "width": 454, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel dan definisi operasional Menurut Sugiyono (2019:38), sesuatu berbentuk dan difungsikan peneliti guna mempelajari serta mendapatkan dan didapat kesimpulannya disebut variabel penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 456, "width": 207, "height": 17, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel Definisi Operasional Penelitan", "type": "Section header" }, { "left": 81, "top": 476, "width": 437, "height": 166, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Variabel Definisi Indikator Skala 1. Keputusan Investasi (X 1 ) perusahaan yang diharapkan memiliki tingkat tumbuh rendah akan memiliki earning price ratio rendah. Saham Harga PER= x 100% Laba per Saham Lembar (Hanafi, Mamduh dan Halim,2012:43) Ratio 2. Keputusan Pendanaan (X 2 ) Equity to debt ratio ialah perimbangan sebuah modal dengan hutang yang ada pada suatu perusahaan. Total Liquiditas DER= x 100%", "type": "Table" }, { "left": 84, "top": 593, "width": 426, "height": 158, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Total Ekuitas (Sutrisno,2020:218) Ratio 3. Kebijakan Dividend (X 3 ) Emiten yang membayarkan dividend relatif besar dapat memberikan reaksi positif serta memikat investor untuk berinvestasi terhadap perusahaan itu. Dividen per Lembar Saham DPR= x100% EPS Perusahaan (Fahruddin dan Hadianto,2001:313) Ratio", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 35, "width": 295, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pengaruh Keputusan Investasi (Martha Sundari, Hendry Saladin, Mursalin)", "type": "Page header" }, { "left": 453, "top": 35, "width": 72, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 1693 - 4091 E-ISSN 2622 - 1845", "type": "Page header" }, { "left": 540, "top": 760, "width": 20, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "297 297 297", "type": "Page footer" }, { "left": 84, "top": 70, "width": 426, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Nilai Perusahaan (Y) Value book to price juga berarti ratio menjelaskan, saham harga yang diperjual belikan apakah diatas dan dibawah nilai buku saham tersebut. Harga Saham Perusahaan PBV= x100% Nilai Buku Saham Perlembar (Fakhruddin dan Hadianto,2001:68) Ratio", "type": "Table" }, { "left": 83, "top": 169, "width": 173, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber Bursa Efek Indonesia (2022)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 193, "width": 454, "height": 85, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Populasi dan Sampel Menurut Sugiyono (2019:80), populasi yaitu generalisasi sekitar berisikan objek dan memiliki karakteristik serta kualitas dan diterapkan oleh peneliti guna mempelajari serta menarik kesimpulan. Populasi yang digunakan pada penelitian adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari periode 2016 sampai dengan tahun 2020.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 276, "width": 454, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Sugiyono (2019:81), karakteristik yang dimiliki oleh populasi dan jumlah dinamakan sampel. Pada penelitian jumlah sampel yang digunakan ada 9 perusahaan yang memenuhi kriteria:", "type": "Text" }, { "left": 204, "top": 331, "width": 187, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel Daftar Perusahaan Sampel", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 351, "width": 394, "height": 145, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Kode Perusahaan Nama Perusahaan (TBK) Tanggal IPO 1. AISA PT. FKS Food Seahtera 11 Jun 97 2. ALTO Tri Banyan Tirta 10 Jul 12 3. CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia 09 Jul 96 4. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur 07 Okt 10 5. MYOR Mayora Indah 04 Jul 90 6. PSDN Prasidha Aneka Niaga 18 Okt 94 7. ROTI Nippon Indosari Corpindo 28 Jun 10 8. TBLA Tunas Baru Lampung 14 Feb 00 9. ULTJ Ultra Jaya Milk Industry & Tra 02 Jul 90 Sumber: Bursa Efek Indonesia (2022)", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 506, "width": 454, "height": 99, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Menurut Sugiyono (2019:194), sumber yang digunakan ialah sumber primer adalah sumber yang secara langsung menyediakan informasi saat pengumpulan misalnya: keagenan yang berisi struktur organisasi, kajian terkait, sejarah perusahaan dan dokumen. Sedangkan sumber sekunder adalah data sumber yang tidak diberikan secara langsung pada pihak yang ingin memperoleh data seperti melalui artikel, dokumen, buku dan orang lain.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 603, "width": 454, "height": 99, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Sugiyono (2017:240) teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi catatan peristiwa dan dipenrgunakan dalam mendapatkan informasi serta data yang berupa dokumen, buku, gambar dan karya monumental yang dapat membantu suatu penelitian disebut dokumentasi. Menurut Sugiyono (2017:2423), studi pustaka penelitian ini menggunakan teori serta data yang relevan akan masalah yang diteliti dengan menggunakan studi pustaka pada bahan pustaka lain misalnya jurnal, buku, artikel, maupun penelitian terdahulu.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 35, "width": 208, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Media Akuntansi, Vol. 6 No.2, Maret 2024 : 291-304", "type": "Page header" }, { "left": 453, "top": 35, "width": 72, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 1693 - 4091 E-ISSN 2622 - 1845", "type": "Page header" }, { "left": 540, "top": 760, "width": 20, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "298", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 70, "width": 453, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik Analisis Data Dalam penghitungan teknik analisis data menggunkan uji asumsi klasik, persamaan regresi linier berganda, koefisien determinasi (Uji R 2 ), serta uji hipotesis.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 125, "width": 183, "height": 17, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "D. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 139, "width": 453, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Normalitas Priyatno (2018:127), Uji normalitas dilaksanakan untuk membuktikan apakah nilai residual didistribusikan normal atau tak normal.", "type": "Text" }, { "left": 224, "top": 194, "width": 147, "height": 17, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel Hasil Uji Normalitas", "type": "Section header" }, { "left": 76, "top": 220, "width": 439, "height": 147, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 45 Normal Parameters a,b Mean .0000000 Std. Deviation 165.70757090 Most Extreme Differences Absolute .104 Positive .104 Negative -,091 Test Statistic .104 Asymp. Sig. (2-tailed) .200 c.d a.Test distribution is Normal", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 364, "width": 262, "height": 50, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b.Calculated from data c.Liliefors Significance Correction d.This is lower bound of the true significance Sumber : Output SPSS 24, Data Sekunder diolah (2022)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 425, "width": 453, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ditinjau dari pengujian normalitas pada persamaan regresi linear berganda menunjukan value Asymp.Sig (2-tailet) sejumlah 0,200 bermakna lebih besar dari 0,05, maka bisa dikatakan nilai terdistribusi normal.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 480, "width": 453, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Multikolonieritas Priyatno (2018:136), Uji multikolonieritas ialah suatu kondisi modal regresi dimana terdapat korelasi yang lengkap atau hampir sempurna antar variabel bebas.", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 535, "width": 181, "height": 17, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel Hasil Uji Multikolonieritas", "type": "Section header" }, { "left": 176, "top": 563, "width": 250, "height": 144, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Coefficents a Modal Tolerance VIF (Constant) Keputusan Investasi .947 1.055 Keputusan Pendana .946 1.057 Kebijakan Dividen .989 1.011 a.Dependen Variabel : PBV", "type": "Table" }, { "left": 171, "top": 711, "width": 256, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Output Spss 24, Data Sekunder diolah (2022)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 35, "width": 295, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pengaruh Keputusan Investasi (Martha Sundari, Hendry Saladin, Mursalin)", "type": "Page header" }, { "left": 453, "top": 35, "width": 72, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 1693 - 4091 E-ISSN 2622 - 1845", "type": "Page header" }, { "left": 540, "top": 760, "width": 20, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "299 299 299", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 70, "width": 454, "height": 57, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ditinjau dari pengujian multikolonieritas bisa disimpulkan angka tolerance dapat menghasilkan sejumlah 0,989 bermakna lebih dari 0,1 sedangkan value pada VIF bernilai 1,011 bermakna kurang dari 10, jadi bisa dikatakan tidak terjadi multikolonieritas terhadap variabel indenpenden.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 139, "width": 453, "height": 57, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Heteroskedastisitas Priyatno (2018:136), Uji heteroskedastisitas yakni suatu kondisi dimana terdapat ketaksamaan varian residual dari satu pengamatan ke pengamatan lainya pada model regresi.", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 194, "width": 199, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 234, "width": 432, "height": 148, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig Modal B Std. Error Beta 1 (Constant) 300.810 42.393 7.096 .000 Keputusan Investasi 2.265 .906 .352 2.501 .016 Keputusan Pendanaan -,451 .261 -,244 -,1.731 .091 Kebijakan Dividen .145 .123 .162 1.175 .247", "type": "Table" }, { "left": 76, "top": 386, "width": 130, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a.Dependent Variabele : PBV", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 404, "width": 256, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Output Spss 24, Data Sekunder diolah (2022)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 429, "width": 454, "height": 57, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ditinjau dari pengujian heteroskedastisitas disimpulkan value signifikansi dari variabel keputusan investasi (x 1 ) sejumlah 0,016, keputusan pendanaan (x 2 ) sejumlah 0,091, serta kebijakan dividen (x 3 ) sejumlah 0,246. Value itu lebih jauh 0,05 bermakna tidak dapat berpengaruh variabel dan residual absolute.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 498, "width": 454, "height": 57, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi bertujuan melihat terdapat data korelasi mulai tahun t ke tahun t-I. Uji autokorelasi bisa dilangsungkan dengan Durbin-Watson test yang mana bisa dideskripsikan bebas d koari autokorelasi selaras berdasarkan du<DW<4-du.", "type": "Text" }, { "left": 235, "top": 567, "width": 126, "height": 17, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel Uji Autokorelasi", "type": "Section header" }, { "left": 179, "top": 587, "width": 316, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Modal Summary b Modal Durbin-Watson 1 .944 a .Predictors: (Constant), Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen b.Dependent Variabele: PBV", "type": "Table" }, { "left": 179, "top": 665, "width": 256, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Output Spss 24, Data Sekunder diolah (2022)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 690, "width": 454, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel diatas dilihat angka Durbin-Whatson sejumlah 0,944, angka signifikansi 0,944 lebih besar dari 0,05 bermakna residual data terjadi acak dan tidak terjadi autokorelasi terhadap regresi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 35, "width": 208, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Media Akuntansi, Vol. 6 No.2, Maret 2024 : 291-304", "type": "Page header" }, { "left": 453, "top": 35, "width": 72, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 1693 - 4091 E-ISSN 2622 - 1845", "type": "Page header" }, { "left": 540, "top": 760, "width": 20, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "300", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 70, "width": 454, "height": 57, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Persamaan Regresi Linier Berganda Priyatno (2018:107), analisis persamaan regresi linier berganda ialah analisis untuk melihat ada taknya pengaruh yang signifikan secara persial dan simultan diantara dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen.", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 139, "width": 262, "height": 17, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Uji Analisis Persamaan Linier Berganda", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 167, "width": 350, "height": 96, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Coefficients a Modal Unstandardized Coefficients B Sid. Error 1 (Constant) 300.810 42 .393 Keputusan Investasi 2.265 .906 Keputusan Pendanaan -,451 .261 Kebijakan Dividen .145 .123 a.Dependent Variabele PBV", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 261, "width": 256, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Output Spss 24, Data Sekunder diolah (2022)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 286, "width": 453, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pengujian analisis persamaan linier berganda bisa dilihat variabel bebas dan variabel terkaitnya dapat dirumuskan:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 313, "width": 184, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Y = a + b1 x 1 +b2 x 2 b3 x 3 Y = 3,008 +2,265 = -0,451 + 0,145", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 347, "width": 454, "height": 140, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai konstanta pada perusahaan adalah sebesar 3,008, hal ini memiliki makna apabila angka keputusan ainvestasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen sama dengan 0. Value perusahaan akan bernilai 3,008 satu-satunya. Koefisien value regresi dari variabel keputusan investasi (b 1 ) memiliki nilai positif sejumlah 2,265 berarti jika menurun keputusan investasi sebesar 1 setaun akan terjadi penurunan yaitu sebesar 2,265 setahun berdasarkan asumsi variabel bebasnya bernilai dengan tetap. Koefesien value regresi variabel keputusan pendanaan (b 2 ) maka memiliki nilai negatif -0,451 berarti jika menurunnya keputusan pendanaan sebesar 1 tahun, maka terjadi penurunan -0,451. Nilai koefesien regresi dari variabel kebijakan dividen (b 3 ) maka mempunyai value positif sejumlah 0,145 pada nilai perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 498, "width": 453, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Uji Koefesien Determinasi Pengujian analisis determinasi koefisien ditunjukan guna mengetahui variabel bebas pada variabel terikat Y (Nilai Perusahaan) dengan hasil:", "type": "Text" }, { "left": 182, "top": 553, "width": 232, "height": 17, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel Uji Analisis Koefesien Determinasi", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 573, "width": 386, "height": 64, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Modal Summary Modal R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .481 .231 .175 171.66302", "type": "Table" }, { "left": 98, "top": 635, "width": 394, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a.Predictors: (Constant), Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen b.Dependent Variabel: Nilai Perusahaan", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 659, "width": 256, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Output Spss 24, Data Sekunder diolah (2022)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 684, "width": 454, "height": 71, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Value adjusted r- square ialah 0,175 menunjukan besarnya pengaruh variabel bebas pada variabel terikat Y (Nilai Perusahaan) adalah 0,175 atau 17,5%. Maka dari kata lain sebesar 17,5%, variabel Y dapat digambarkan variabel keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen sedangkan selebihnya (100% - 17,5% = 82,5%) dideskripsikan oleh variabel lain yang tidak digunakan penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 35, "width": 295, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pengaruh Keputusan Investasi (Martha Sundari, Hendry Saladin, Mursalin)", "type": "Page header" }, { "left": 453, "top": 35, "width": 72, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 1693 - 4091 E-ISSN 2622 - 1845", "type": "Page header" }, { "left": 540, "top": 760, "width": 20, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "301 301 301", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 70, "width": 73, "height": 17, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Hipotesis", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 83, "width": 453, "height": 85, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Uji Persial (Uji t) Tujuan dari penguji hipotesis adalah guna melihat seberapa jauh letak variabel bebas (x) mempengaruhi variabel terikat (Y). Prosedur uji menggunakan statistik : Apabila t-hitung > t-tabel maka H 0 serta H a diterima / sig < 0,05 maka H 0 di tolak H a diterima. Peroleh hitungan ialah df =n- k – 1 (df = 45 -1-1 = 43), diperoleh t-tabel = 2.01669", "type": "Text" }, { "left": 228, "top": 172, "width": 140, "height": 17, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel Hasil Uji Persial (t)", "type": "Section header" }, { "left": 98, "top": 192, "width": 403, "height": 130, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Coefficients a Modal Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 300.810 42.393 7.096 .000 Keputusan Investasi 2.265 .906 .352 2.501 .016 Keputusan Pendanaan -,451 .261 -,244 -,1731 .091 Kebijakaan Dividen .145 .123 .162 1.175 .247 a.Dependent Variabel: PBV", "type": "Table" }, { "left": 116, "top": 321, "width": 256, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Output Spss 24, Data Sekunder diolah (2022)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 345, "width": 454, "height": 127, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ditinjau tabel diatas pengujian pertama terletak keputusan investasi (x 1 ) value t- hitung senilai 2.501 sedangkan di t-tabel berdasar derajat 43 pada 0,05 sejumlah 2.01669 serta sig 0,016. Karena t-hitung 2,501 < t-tabel 2.01669 dengan sig 0,016 sehingga H 0 ditolak H a diterima. Pada pengujian persial t pada variabel keputusan pendanaan (x 2 ) yang dapat value t-hitung sejumlah -1,731 sedangkan di t-tabel berdasarkan derajat 43 pada 0,05 sejumlah 2.01669 dengan sig 0,091 > 0,05 yang mana H 0 diterima H a ditolak. Dan hasil uji t pada variabel kebijakan dividen (x 3 ), didapat value t-hitung sebesar 1,175 sedangkan t-tabel berdasarkan derajat 43 pada 0,05 senilai 2.01669 dengan sig 0,247 > 0,05 sehingga H 0 diterima H a ditolak.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 483, "width": 454, "height": 44, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Simultan (F) 1. Apabila F hitung > F-tabel atau p value < a =0,05 berarti signifikan modelnya fit serta layak diterapkan pada penelitian.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 525, "width": 450, "height": 30, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Jika F hitung < F-tabel atau p value > a = 0,05 berarti tidak signifikan, modalnya tidak fit serta tidaklayak diterapkan pada penelitian.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 552, "width": 449, "height": 44, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Jika apabila F-hitung > F-tabel ditolak serta H a diterima dengan uji value sig, apabila value sig < 0,05 maka H 0 ditolak serta H a diterima. Hitungannya df = n – k- 1 (df =45 -2-1=42) didapat F-tabel =4,115", "type": "List item" }, { "left": 254, "top": 605, "width": 88, "height": 17, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Simultan (F)", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 625, "width": 390, "height": 99, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ANOVA a Modal Sum of Squares Df Mean Squeare F Sig. 1 Regression 363767.019 3 121255.673 4.115 .012 b Residual 1208195.959 41 29468.194 Total 1571962.978 44 a.Dependent Variable: PBV", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 721, "width": 388, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b.Predictors: (Constant), Keputusan Invstasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen Sumber: Output Spss 24, Data Sekunder diolah (2022)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 35, "width": 208, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Media Akuntansi, Vol. 6 No.2, Maret 2024 : 291-304", "type": "Page header" }, { "left": 453, "top": 35, "width": 72, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 1693 - 4091 E-ISSN 2622 - 1845", "type": "Page header" }, { "left": 540, "top": 760, "width": 20, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "302", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 70, "width": 453, "height": 57, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pengujian simultan dapat disimpulkan value F-hitung 4.115 sedangkan value F- tabel berdasarkan derajat bebas bilangan 2 penyebut 42 pada 0,05 senilai / sig 0,012. F-hitung 4.115 serta value sig 0,012 maka H 0 ditolak H a diterima.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 139, "width": 453, "height": 58, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEMBAHASAAN 1. Pengaruh Keputusan Investasi secara Parsial Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 194, "width": 436, "height": 112, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pengujian pada normalitas persamaan regresi linear berganda menunjukan value Asymp.Sig (2-tailed) senilai 0,200 bermakna lebih besar dari 0,05 maka bisa dikatakan nilai terdistribusi secara normal. Tingkat keputusan investasi yang tinggi dilakukan perusahaan, semakin besar return yang diperoleh. Keputusan investasi ialah keputusan yang dipilih oleh emiten berdasarkan pengeluaraan uang berbentuk aktiva tertentu mengharapkan keuntungan yang tinggi. Hasil pada penelitian juga didukung oleh Handayani dan Kurnianingsih (2021).", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 310, "width": 450, "height": 44, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Pengaruh Keputusan Pendanaan secara Persial terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 351, "width": 432, "height": 141, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pengujian t variabel Keputusan Pendanaan didapat value sig senilai 0,091 lebih besar dari 0,05. Demikian value sihnifikan dari variabel Keputusan Pendanaan lebih besar dari nilai 0,05 serta koefisien value regresi memiliki nilai negatif senilai -0,451, bermakna penelitian ini belum dapat menyatakan Keputusan Pendanaan tidak memiliki pengaruh pada Nilai Perusahaan. Menurut Sutrisno (2012:5), biasa disebut sebagai kebijakan modal struktur yang ketetapan memaksa manager keungan untuk melakukan pertimbangan serta melakukan analisis sumber kombinasi pembiayaan untuk memungkinkan perusahaan membiayai kebutuhan investasi dan operasi mereka. Penelitian ini di dukung oleh penelitian terdahulu Utami & Ni Darmawati (2018).", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 495, "width": 450, "height": 154, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Pengaruh Kebijakan Dividen secara Parsial terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Ditinjau dari uji t memperlihatkan dividen kebijakan variabel berjumlah sig 0,247 lebih besar dari a = 0,05, karena value sig dari dividen kebijakan variabel lebih besar dari 0,05 dan koefisiensi senilai 0,145 artinya penelitian ini berhasil memperkuat kebijakan dividen tidak memiliki pengaruh pada nilai perusahaan. Menurut Musthafa (2017;141), juga menjalankan bahwa dividen kebijakan ialah mencangkup ketetapan apakah pendapatan yang dapat perusahaan akan diberikan pada stakeholder kebijakan dividen tidak memiliki pengaruh pada nilai perusahaan, penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu Rachmaddhani (2021).", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 652, "width": 450, "height": 99, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Analisis pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen secara simultan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil yang dapat angka F berjumlah 4.115 dengan sig sejumlah 0,012 lebih besar dari 0,05. Hasil itu menunjukan keputusan investasi, keputusan pendanaan secara simultan memiliki pengaruh pada nilai perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Ditinjau dari pengujian", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 35, "width": 295, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pengaruh Keputusan Investasi (Martha Sundari, Hendry Saladin, Mursalin)", "type": "Page header" }, { "left": 453, "top": 35, "width": 72, "height": 20, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 1693 - 4091 E-ISSN 2622 - 1845", "type": "Page header" }, { "left": 540, "top": 760, "width": 20, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "303 303 303", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 70, "width": 432, "height": 112, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berganda liniear serta pengujian F memperkuat Keputusan Investasi (X1), Keputusan Pendanaan (X2) dan Kebijakan Dividen (X3) masing-masing memiliki pengaruh positif pada Nilai Perusahaan (Y). Sedangkan secara simultan Keputusaan Investasi (X1), Keputusan Pendanaan (X2) dan Kebijakan Dividen (X3) berpengaruh positif pada Nilai Perusahaan (Y). Hasil dari uji berganda liniear dab uji F dapat dikatakan hipotesis H4 yang diajukan telah diuji dan telah diteliti dan bisa diterima. Penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu Lilianti (2013), Utami dan Ni Darmayanti (2018), Racmaddhani (2020).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 194, "width": 183, "height": 17, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E. KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 208, "width": 453, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil analisis serta pembahasan diatas penelitian ini, bisa disimpulkan :", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 235, "width": 450, "height": 44, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Keputusan investasi memiliki pengaruh pada nilai perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek indonesia dapat ditinjau dari angka koefisien regresi 2,265 dan nilai sig 0,200.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 277, "width": 450, "height": 43, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Keputusan pendanaan tidak memiliki pengaruh pada nilai perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek indonesia. Hal tersebut diperkuat dari angka regresi koefisiensi sejumlah -0,451 serta value sig senilai 0,091.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 318, "width": 450, "height": 44, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Kebijakan dividen tidak memiliki pengaruh pada nilai perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek indonesia bisa ditinjau dari angka koefisien regresi 0,145 dan nilai sig 0,247.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 359, "width": 450, "height": 85, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen, memiiki pengaruh pada nilai perusahaan yang terdaftar di bursa efek indonesia, hal itu diperlukan berdasarkan F-hitung sejumlah 4,115 dan value sig sebesar 0,012 serta hasil Uji R 2 pada penelitian sejumlah 0,175, dalam penelitian menunjukan bahwa nilai perusahaan mempengaruhi keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan deviden 17,5%.", "type": "List item" }, { "left": 242, "top": 484, "width": 110, "height": 17, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 497, "width": 454, "height": 44, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Andriani. (2017). Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Utang dan Kebijakan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. Vol.6, No.7 Juli 2017.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 545, "width": 454, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Brigham, E. F., dan Houston, J. F., (2013). Dasar-dasar manajemen keuangan , edisi kesebelas, salemba empat. Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 578, "width": 454, "height": 44, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dananjaya, P.M. dan Mustanda, I.K. (2016). Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur. E-Jurnal Manajemen Unud , 5 (10), 6610-6639.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 625, "width": 453, "height": 30, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakhruddin, M dan Hadianto S. M., (2001). Perangkat dan Modal Analisis Investasi di pasar modal. Jakarta: PT Elekmedia Komputindo Kelompok Gramedia.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 658, "width": 454, "height": 58, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Handayani, U.N, & Kurnianingsih, H,. (2021). Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Business Management Analysis Journal (BMAJ). ISSN: 2623-0690. Vol. 4. No. 1. April 2021.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 719, "width": 302, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hery, (2017). Auditing dan Ansuransi. Jakarta. Grasindo.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 35, "width": 208, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Media Akuntansi, Vol. 6 No.2, Maret 2024 : 291-304", "type": "Page header" }, { "left": 453, "top": 35, "width": 72, "height": 20, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 1693 - 4091 E-ISSN 2622 - 1845", "type": "Page header" }, { "left": 540, "top": 760, "width": 20, "height": 16, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "304", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 70, "width": 454, "height": 29, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hanafi, Mamduh, M dan Halim A,. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 103, "width": 454, "height": 125, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lubis, Pardamean dan Zulam , B, S. (2016). Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi permintaan Investasi di Indonesia. Jurnal Perspektif Ekonomi Darussalam. ISSN: 250-6976. Vol.2 (2):147-166. Lilianti, (2013). Proporsi Struktur Modal dan Struktur Aset dalam Mempengaruhi Nilai Perusahaan pada Sektor Pertambangan yang Terdaftra di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Media Wahana Ekonomika. Vol 9, No. 4, Januari 2013 :80-89 . Musthafa. (2017). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: CV. Andi Offset.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 231, "width": 454, "height": 29, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Priyatno, D. (2018). SPSS Panduan Muda Olah Data Bagi Mahasiswa dan Umum. Yogyakarta: Andi.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 264, "width": 453, "height": 57, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertiwi, P.J., Parengkuan T., dan Johan R. T. (2016). Pengaruh Kebijakan Hutang, Keputusan Investasi dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Food and Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal EMBA , 4(1),1369 - 1380.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 325, "width": 454, "height": 72, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahcmaddhani. R., (2020). Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris padaPerusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiatahun 2016-2019). Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Muhammadiyah Magelang. Magelang.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 400, "width": 453, "height": 29, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sugiyono.(2017) . Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 433, "width": 425, "height": 30, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ", (2019. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung: Alfabeta.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 466, "width": 454, "height": 30, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sutrisno, E,. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Ketiga, Kencana Prenanda Media Group, Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 500, "width": 453, "height": 43, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Utami, A.P.S,. & Darmayanti, N.P,A,. (2018). Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. E- Jurnal Manajemen Unud, ISSN: 2302-8912. Vol. 7 , No. 10 , 2018: 5719-5747.", "type": "List item" } ]
6ffe3319-c82d-9d73-2557-14dcb214c6a4
https://jurnal.polibatam.ac.id/index.php/JAMA/article/download/1924/1046
[ { "left": 87, "top": 776, "width": 200, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Corresponding author. E-mail: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 48, "top": 20, "width": 218, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JOURNAL OF APPLIED MANAGERIAL ACCOUNTING Vol. 4, No. 1, 2020, 60-69 ISSN: 2548-9917 (online version)", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 21, "width": 93, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article History Received February, 2020 Accepted March, 2020", "type": "Page header" }, { "left": 91, "top": 76, "width": 418, "height": 46, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGARUH PERPUTARAN KAS DAN PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS PADA PT CITRA BATAM MILLENIUM", "type": "Title" }, { "left": 235, "top": 149, "width": 127, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Juliana 1 *, Handra Tipa 2", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 177, "width": 236, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Program Studi Akuntansi, Universitas Putera Batam email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 202, "width": 236, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Program Studi Akuntansi, Universitas Putera Batam email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 254, "width": 59, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 51, "top": 266, "width": 496, "height": 137, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Companies that cannot control liquidity can lose the trust of external companies and distributors. Company liquidity can reflect the company’s ability to repay business debt. The main objective of this research is to see whether there is a significant influence between cash turnover and accounts receivable turnover, both partially and simultaneously on the level of liquidity. The sample collection technique uses purposive sampling by determining certain weighted value samples so that the data used have a more representative value and the sample can represent the entire population. In this study using quantitative data in the form of secondary data sources by collecting company report data from 2014 to 2018 in 60 population samples. Researchers used multiple linear regression data analysis methods in order to produce data processing in the form of tables and graphs and conclusions. The results of the SPSS program in study showed partially cash turnover and account receivable turnover there no significant effect on the level of liquidity and the result simultaneous test showed cash turnover and account receivable turnover significant effect the level liquidity.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 418, "width": 303, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Accounts Receivable Turnover, Cash Turnover, Liquidity", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 454, "width": 47, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 51, "top": 465, "width": 496, "height": 200, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perusahaan yang tidak dapat mengendalikan likuiditas dengan baik dapat kehilangan keyakinan dari pihak eksternal. Perputaran kas adalah kemampuan perusahaan dalam memperolehkan kas atau keuntungan sehingga dapat membantu pihak manajemen dapat mengelola kas dengan baik. Perputaran piutang merupakan untuk mengetahui seberapa sering perputaran piutang usaha dalam mengubah kas usaha dalam waktu tertentu. Tujuan utama dari penelitian untuk melihat adakah pengaruh yang signifikan antara perputaran kas dan perputaran piutang baik itu parsial maupun simultan terhadap tingkat likuiditas, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi para pengusaha. Teknik pengumpulan sampel ini menggunakan purposive sampling dengan penentuan sampel nilai tertimbang tertentu agar data yang digunakan memiliki nilai yang lebih representatif sehingga sampel dapat mewakili bagian dari keseluruhan populasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini data kuantitatif yang berupa sumber data sekunder dengan dengan mengumpulkan data laporan perusahaan dari tahun 2014 hingga 2018 populasi pada penelitian ini adalah 60 sampel. Penelitian ini menggunakan metode analisis data regresi linier berganda sehingga dapat menghasilkan pengolahan data berupa tabel maupun grafik dan kesimpulan. Dari hasil SPSS menunjukkan bahwa secara parsial perputaran kas dan perputaran piutang tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap tingkat likuiditas dan hasil Uji F menunjukkan secara simultan perputaran kas dan perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap tingkat likuiditas.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 680, "width": 275, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Likuiditas", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 774, "width": 219, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "61 JOURNAL OF APPLIED MANAGERIAL ACCOUNTING | Vol. 4, No. 1, 2020, 60-69| ISSN: 2548-9917", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 113, "width": 110, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 129, "width": 211, "height": 632, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada saat pendirian perusahaan, secara garis besar setiap pengusaha memiliki harapan yang sama agar perusahaannya mendapatkan keuntungan atau laba yang semaksimal mungkin karena tanggungjawab perusahaan bukan hanya sebatas individu melainkan kepada seluruh pemegang saham. Di samping menghadapi persaingan yang ketat perusahaan juga harus dapat mengolah dan meneruskan perusahaan secara efesien dan efektif. Dalam perusahaan terdapat salah satu manfaat manajemen yang paling utama dalam menjalankan usaha adalah posisi manajemen keuangan, karena pihak manajemen dapat menjaga keseimbangan keuangan perusahaan agar dalam menjalankan kegiatan perusahaan tidak terjadi kekurangan dana sehingga dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Jika perusahaan mampu membayar utang jangka pendek pada saat jatuh tempo bisa dikatakan perusahaan dalam posisi keadaan lancar, sebaliknya apabila perusahaan dalam posisi tidak dapat membayar hutang jangka pendek dengan tepat waktu dapat diartikan perusahaan- dalam kondisi tidak lancar. Apabila perusahaan-yang tidak dapat mengendalikan likuiditas dengan baik dapat berdampak negatif bagi pihak eksternal perusahaan dan bisa menurunkan kemampuan perusahaan dalam mengembangkan perusahaannya serta juga kehilangan kepercayaan dari para supplier maupun investor. Pada tahun 2014 industri galangan kapal di Batam mulai memburuk ratusan perusahaan industri galangan kapal yang tutup dan beralih ke lokasi tempat lain. Hal ini terjadi dikarenakan banyak faktor antara lain permintaan pemesanan kapal semakin menurun, adanya persaingan yang pesat, dan bayaran upah karyawan yang tidak cukup sehingga banyak perusahaan saling membanting harga dan ribuan karyawan yang bekerja di", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 103, "width": 211, "height": 660, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "industri galangan kapal terancam pemutusan hubungan kerja (PHK) hal ini menyebabkan mengapa banyak industri galangan kapal memilih untuk tutup dan beralih ke lokasi tempat lain. Dari sudut pandang perbankan perusahaan yang tidak dapat memenuhi kualifikasi pinjaman dana dari bank maka pihak bank tidak dapat memberikan pinjman dana. Dalam menjalanin usaha bisnis jual beli hal yang paling penting itu adalah umpan balik jika hanya satu pihak yang memberikan produk tetapi pihak yang menerima produk tidak memenuhi kewajiabnya untuk membayar maka lama kelamaan pihak yang memberi produk juga akan bangkrut karena menjalanin usaha butuh modal. Oleh sebab itu pentingnya potensial bagi penilaian perusahaan dalam dunia usaha baik dalam mengembangkan perusahaannya maupun menjaga kelangsungan hidup perusahaannya. Tidak hanya yang terjadi krisis ekonomi pada bidang pergalangan kapal namun perekonomian di Batam jadi lemah dari badan usaha Perseroan Terbuka hingga restoran tempat makan juga menjadi sepi, karena kurangnya penghasilan dari masyarakat yang karena pemutusan hubungan kerja (PHK) maka berkuranglah minat para masyarakat untuk belanja maupun makan restoran. Peneliti melakukan penelitian di perusahaan ini karena peneliti mengetahui terdapat beberapa masalah mengenai perputaran kas, perputaran piutang, terhadap likuiditas. Perputaran kas sebagai indikasi cepatnya kembali modal usaha yang tertanam pada kas atau bank melalui penjualan maupun pendapatan yang dihasilkan dalam satu masa tertentu sedangkan rasio perputaran piutang menunjukkan berapa lama masa penagihan piutang dagang kepada konsumen dalam jangka yang telah disepakati. Namun untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan tidak hanya melihat dari tingkat rasio likuiditas melainkan juga harus melihat dari posisi rasio perputaran", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 774, "width": 219, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "62 JOURNAL OF APPLIED MANAGERIAL ACCOUNTING | Vol. 4, No. 1, 2020, 60-69| ISSN: 2548-9917", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 211, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kas dan rasio perputaran piutang yang dapat mengakibatkan potensial perusahaan dalam pembayaran utang lancar menurun dan penghasilan perusahaan mengalami penurunan sehingga perkembangan usaha menjadi terbatas.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 171, "width": 137, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 KAJIAN LITERATUR", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 185, "width": 75, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1 Likuiditas", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 199, "width": 211, "height": 563, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Likuiditas adalah sebagai pengukuran potensial suatu perusahaan untuk melunasi utang usaha yang sifatnya akan segera jatuh tempo sesuai dengan masa yang telah disepakati sebelumnya, yang masa jatuh tempo tidak lebih dari satu tahun. Rasio likuiditas ini biasanya digunakan untuk mengetahui tingkat kelancaran suatu perusahaan dalam melunasi utang usaha yang akan segera jatuh tempo. Setiap penyaluran produk baik dalam bentuk fisik maupun non fisik kepada konsumen tujuan utamanya jelas untuk mendapatkan keuntungan yang berlipatan, disamping menyalurkan produknya kepada konsumen sebaiknya pihak supplier harus mengetahui terlebih dahulu kondisi perusahaan yang akan disalurkan produk dan metode pembayaran piutang atas penyaluran produknya sehingga tidak terjadi perselisihan dikemudian hari. Pentingnya rasio likuiditas bagi perusahaan dapat menunjukkan sejauh mana kemahiran sebuah perusahaan untuk mengatasi utang usaha dalam membayar utang jangka pendek pada tepat waktu agar tidak terjadi hambatan bagi perusahaan dalam memperoleh keuntungan dari potongan pembelian dan secara tidak langsung mendapatkan kepercayaan dari pihak supplier sehingga dapat menjaga hubungan yang baik antara perusahaan dan supplier. Fahmi (2017) menyatakan rasio ini adalah alat untuk mengukur segi tingkat kemampuan perusahaan dalam membayar utang usaha yang bersifat utang lancar yang akan segera jatuh tempo. Seperti membayar tagihan listrik, telepon, air, gaji teknisi, gaji karyawan pegawai dan kebutuhan usaha lainnya. Rasio likuiditas dalam bahasa asing dikenal sebagai short", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 75, "width": 211, "height": 300, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "term liquidity. Ketidakmampuan perusahaan dalam membayar kewajiban lancar akan mempengaruhi pertumbuhan perusahaan pada periode kedepannya, dan hal ini akan menjadi sebuah masalah yang paling ekstrem bagi pemilik usaha. Dalam menghadapi kendala keuangan perusahaan, sebaiknya pihak manajemen dapat mencari faktor utama yang menyebabkan aliran dana perusahaan menjadi lambat mungkin dari segi penjualan karena omzet penjualan perusahaan yang menurun atau penerimaan kas atau bank yang kurang efektif karena para konsumen tidak membayar piutang usaha sehingga mengakibatkan aliran dana tersebut menjadi lambat. Sedangkan Siregar (2016) menjelaskan likuiditas adalah salah satu kunci yang dapat menentukan kesuksesan atau kegagalan pada sebuah perusahaan atau lembaga.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 378, "width": 211, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suartini & Sulistiyo (2017) menyatakan rasio likuiditas adalah rasio yang mengindikasikan kemahiran sebuah perusahaan dalam membayar utang jangka pendek usaha dengan masa yang telah ditentukan kurang dari satu tahun. Secara umum, periode jangka pendek kurang dari satu tahun dalam siklus operasional perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 502, "width": 211, "height": 205, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Subramanyam & Wild (2010), likuiditas ( liquidity ) merupakan suatu indikator yang dapat menilai tingkat kemampuan perusahaan dalam melunasi utang usaha dengan waktu yang telah disepakati. Tingkat likuiditas akan mempengaruhi operasional usaha dalam jangka panjang, menurunnya rasio likuiditas akan mempengaruhi pendapatan perusahaan karena mempengaruhi siklus pembayaran kepada distributor menjadi lambat secara langsung para distributor akan mempertimbangkan pemberian utang usaha dan penyaluran produk baik bentuk fisik maupun non fisik.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 710, "width": 211, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk menghitung tingkat likuiditas perusahaan dalam membayar kewajiban lancar dapat diukur melalui dengan beberapa rumus yang dapat mengukur", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 774, "width": 219, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "63 JOURNAL OF APPLIED MANAGERIAL ACCOUNTING | Vol. 4, No. 1, 2020, 60-69| ISSN: 2548-9917", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 211, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tingkat rasio likuiditas dalam penelitian ini membutuhkan laporan neraca dan laporan laba rugi sebagai data pendukung untuk mendapatkan rasio yang akan diolah adalah berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 145, "width": 75, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Current Ratio=", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 145, "width": 75, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aktiva Lancar Hutang Lancar", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 174, "width": 119, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumus 1. Rasio Lancar", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 201, "width": 211, "height": 343, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2 Perputaran Kas Kas merupakan aset perusahaan yang paling lancar dalam bentuk serangkaian dana untuk mempertahankan profitabilitas perusahaan yang digunakan untuk membiayai kebutuhan operasional perusahaan atau melakukan investasi baru dalam aset tetap. Kas dan bank yang tersedia dapat dibutuhkan dalam kebutuhan perusahaan terutama kebutuhan yang mendesak, selain mencakup kewajiban jangka pendek kepada distributor perusahaan dapat membiayai kegiatan operasional secara langsung oleh karena itu tidak terdapat kesulitan dalam mempertahankan profitabilitas perusahaan. Karena likuiditas adalah komponen yang paling likuid dari modal kerja, tanpa adanya kas dan bank yang tersedia baik diperusahaan maupun di bank perusahaan tidak dapat membayar gaji karyawan dan memenuhi kewajiban jangka pendek yang masa jempo kurang dari satu tahun, bahkan pembelian secara tunai yang dapat menguntungkan bagi perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 546, "width": 211, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perusahaan dapat terjadi gagal karena kekurangan kas dan bank baik di perusahaan maupun di bank dapat terjadi kesulitan dalam menjalankan kegiatan operasional maupun pembayaran baik jangka pendek maupun jangka panjang kepada kreditor.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 643, "width": 211, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Gusti Ayu Purnamawati (2017), kas juga merupakan unsur utama modal kerja tingkat yang paling jenjang likuiditas dalam suatu perusahaan, disamping menjalankan bisnis usaha pihak manajemen perusahaan harus mengelola kas dan bank perusahaan dengan seimbang agar jumlah kas dan bank yang di perusahaan tidak terlalu banyak dan terlalu", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 75, "width": 211, "height": 383, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sedikit. Banyaknya kas dan bank diperusahaan merupakan hal yang baik bagi para kreditor dalam melunasi utang usaha namun jika dari sudut pandang pemilik perusahaan hal ini kurang baik karena pihak manajemen tidak menggunakan kas dan bank secara efektif dan efesien, mungkin digunakan dalam untuk menambah aset, menginvetasi yang dapat menguntungkan dengan laba yang maksimal. Perputaran kas adalah alat pengukuran berapa kali berputarnya kas yang dapat berubah menjadi kas dan bank perusahaan kembali dalam periode akuntansi, untuk mengetahui tingkat kecukupan modal usaha pada perusahaan. Semakin sering arus kas berputar, maka rasionya akan lebih tinggi dan keuangan perusahaan akan lebih likuid. Dari sudut pandang kreditor, perusahaan yang memiliki kas dan bank yang cukup akan meningkatkan siklus pembayaran yang baik dan distributor penuh dengan kepercayaan dalam menyalurkan produk atau jasa baik bentuk fisik maupun non fisik kepada supplier, dana kreditor yang dipinjam dari perusahaan dapat dijamin dengan aset yang relatif lebih lancar.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 461, "width": 211, "height": 301, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perputaran kas juga merupakan potensial perusahaan dari segi memperolehkan pendapatan sehingga pihak manajemen mampu mengelola kas dengan baik dan tepat secara efektif dan efesien. Secara keseluruhan rasio ini dapat digunakan untuk mengindikasi kecepatan perubahan kas kembali menjadi aset, secara langsung pembayaran utang usaha baik itu jangka panjang maupun jangka pendek dan biaya atau beban yang berkaitan dengan operasional perusahaan dapat dilunasi pada tepat waktu. Banyaknya uang tunai usaha yang tersedia di dalam perusahaan dan pihak manajemen keuangan harus bisa mengendalikan keuangan perusahaan dengan tepat agar tidak disalahgunakan. Apabila kas perusahaan yang menganggur terlalu banyak sedangkan pengunaan kas atau bank perusahaan kurang efektif dalam mengelola kas atau bank perusahaan akan terjadi kas atau bank dalam perusahaan", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 774, "width": 219, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "64 JOURNAL OF APPLIED MANAGERIAL ACCOUNTING | Vol. 4, No. 1, 2020, 60-69| ISSN: 2548-9917", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 211, "height": 356, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang tersedia itu semakin tinggi oleh karena itu, sebuah perusahaan membutuhkan manajemen keuangan dalam pengendalian kas dan bank yang ada diperusahaan dan pengolahan keuangan perusahaan yang efektif dan efesien dalam menginvestasi maupun pembelian aset yang dapat menguntungkan bagi perusahaan (Hidayat, 2018). Menurut Indriani Susantri (2019), perputaran kas merupakan rasio yang dapat menilai potensial suatu perusahaan dalam rangka melunasi utang yang akan segera jatuh tempo dengan ketersediaan kas dan bank perusahaan. Dan menurut Yuniati (2018), dari segi penjualan perputaran kas dapat menilai tingkat volume penjualan perusahaan dalam waktu tertentu secara langsung potensial perusahaan dalam melakukan pembayaran uatag jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo juga meningkat hal ini akan mendapatkan nilai tambahan dari distributor dalam menyalurkan prouk atau jasa baik itu bentuk fisik maupun non fisik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 433, "width": 211, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut ini terdapat rumus untuk menghitung perputaran kas, untuk menghitung perputaran kas nilai dari penjualannya diambil dari laporan laba rugi yaitu pendapatan bersih dan rata-rata kas diambil dari laporan neraca.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 517, "width": 172, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perputaran Kas = Penjualan Bersih", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 532, "width": 69, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rata-rata Kas", "type": "Picture" }, { "left": 72, "top": 547, "width": 129, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumus 2. Perputaran Kas", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 587, "width": 113, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.3 Perputaran Piutang", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 601, "width": 211, "height": 163, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiap manajemen dalam perusahaan mempunyai tujuan utamanya yaitu bagaimana meningkatkan penjualan perusahaan dalam satu periode, agar dapat memperoleh keuntungan yang sebesar mungkin bagi perusahaan. Salah satu metode dalam mempertahankan para konsumen atau mendapatkan konsumen yaitu dengan metode penjualan secara kredit atau piutang dagang kepada konsumen, dari sisi penjualan omzet penjualan perusahaan itu meningkat secara", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 75, "width": 211, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "otomatis piutang usaha juga meningkat pada perusahaan tergantung pihak manajemen yang menentukan kebijakan berapa jangka waktu dalam pemberian utang pada saat penjualan secara kredit agar tidak terjadinya piutang tidak tertagih atau bad debt. Perputaran piutang akan menunjukkan berapa kali piutang dagang dapat tertagih dan kembali ke dalam kas perusahaan pada periode tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 213, "width": 211, "height": 314, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Dunia (2013), menjelaskan bahwa perputaran piutang merupakan ukuran efektivitas suatu perusahaan yang dinyatakan berapa kali perputaran dalam satu periode secara rata-rata suatu perusahaan melakukan penagihan piutang dagang atau jasa yang telah diserahkan kepada konsumen. Menurut Libby, Libby, & Short (2009) menyatakan bahwa perputaran piutang adalah perputaran piutang usaha yang mengambarkan berapa kali pada umumnya piutang usaha yang dicatat dan ditagih dalam satu periode. Penjualan kredit kepada konsumen akan menyebabkan resiko yang tinggi dalam penagihan piutang usaha yang tidak efektif, sehingga menyebabkan rasio perputaran piutang rendah. Rasio yang tinggi juga menunjukkan sebuah masalah dalam perusahaan, kemungkinan kebijakan perusahaan terlalu ketat sehingga kehilangan kesempatan dalam mencari keuntungan.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 530, "width": 211, "height": 232, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika para konsumen membeli produk atau jasa baik dalam bentuk fisik maupun non fisik secara tunai maka perusahaan akan kehilangan dana dengan jumlah yang banyak hal ini dapat menyebabkan kekurangan dana pada perusahaan maka secara logika seorang pengusaha tidak mungkin membeli produk atau jasa baik dalam fisik maupun non fisik secara tunai kecuali pembelian produk diluar negeri, dari pihak supplier luar negeri akan melakukan permintaan kepada konsumen harus membeli dengan tunai karena berhubungan dengan kepercayaan dan domisili perusahaan jika konsumen membutuhkan produk tersebut maka harus membeli dengan uang tunai. Hal ini sangat", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 774, "width": 219, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "65 JOURNAL OF APPLIED MANAGERIAL ACCOUNTING | Vol. 4, No. 1, 2020, 60-69| ISSN: 2548-9917", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 211, "height": 245, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mempengaruhi konsumen yang ada pada perusahaan dan dapat mengurangi keminatan para konsumen untuk membeli produknya secara tunai, mengakibatkan omzet penjualan perusahaan mengalami penurunan dan menjadi hambatan bagi perusahaan dalam mengembangkan usaha perusahaan. Namun hal ini dapat diatasi oleh pihak manajemen penjualan dengan memperhatikan rasio piutang berputar dalam satu periode tertentu keadaan lancar atau tidak lancar sebelum menyalurkan produk atau jasa maka dari itu dibutuhnya kerjasama antara supplier dan konsumen terjadinya hambatan perputaran piutang karena banyaknya penyaluran produk kepada konsumen, oleh dari itu pihak manajemen penjualan dapat", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 323, "width": 211, "height": 177, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pertimbangkan penyaluran produk atau jasa kepada konsumen. Semakin tinggi rasio perputaran piutang dapat disimpulkan semakin lancar piutang usaha berputar, untuk menghitung perputaran piutang dilihat dari laporan laba rugi dan neraca yaitu dengan mengambil nilai penjualan kredit dibagi dengan nilai rata- rata dari keseluruhan piutang untuk mendapatkan nilai rata-rata piutang, piutang awal bulan ditambah akhir bulan dibagi 2, dapat digunakan dengan rumus antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 504, "width": 55, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perputaran", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 503, "width": 160, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Piutang = Penjualan Kredit Rata-rata Piutang", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 533, "width": 144, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumus 3. Perputaran Piutang", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 561, "width": 103, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 METODOLOGI", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 574, "width": 105, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1 Desain Penelitian", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 588, "width": 211, "height": 121, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desain penelitian ( Reseacrh Design ), adalah rancangan cetak biru (blue print) yang akan dilakukan oleh peneliti mengenai perumusan masalah, pengumpulan, pengukuran, pengolahan, dan menganalisis data untuk menjawab pertanyaan penelitian sehingga dapat tercapai tujuan penelitian (Indrawati, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 726, "width": 122, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2 Populasi dan Sampel", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 740, "width": 211, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Populasi merupakan kumpulan dari bagian karakteristik maupun jumlah yang dapat", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 75, "width": 211, "height": 162, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berupa orang atau benda yang dapat disimpulkan dalam sebuah penelitian. Menurut Sugiyono (2012) mengungkapkan populasi adalah wilayah generalisasi yang meliputi obyek atau subyek yang memiliki mutu dan spesifik tertentu oleh peneliti untuk mengamati kemudian membuat kesimpulan. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan sebanyak 60 catatan keuangan perusahaan PT. Citra Batam Millenium dari periode 2014 hingga periode 2018.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 254, "width": 211, "height": 108, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.3 Analisis Data Analisis data menggunakan analisis deskriptif, uji asumsi klasik yang berupa uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedasititas, uji autokorelasi, analisis linear berganda, pengujian hipotesis yang berupa uji t, uji F, dan yang terakhir uji koefisien determinasi (R2).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 376, "width": 172, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 390, "width": 112, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.1 Statistik Deskriptif", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 404, "width": 211, "height": 107, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam pengolahan data statistk deskriptif dapat menyajikan dalam berupa tabel maupun frekuensi, grafik yang berupa garis atau batang, diagram dan pistogram atau lingkaran, untuk mendapati nilai rata- rata (mean), minimum, maximum, maupun standar deviasi nilai yang paling tinggi pada setiap variabel dari suatu pencarian.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 630, "width": 211, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada table 1 menjelaskan hasil minimum, maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar nilai deviasi dari variabel perputaran kas, perputaran piutang, dan likuiditas. Bisa dilihat bahwa banyak data yang diolah adalah 60 data sampel dari laporan neraca dan laporan laba rugi periode 2014 hingga dengan 2018. Variabel perputaran kas mempunyai nilai standar deviasi 0,06208 dengan nilai", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 774, "width": 219, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "66 JOURNAL OF APPLIED MANAGERIAL ACCOUNTING | Vol. 4, No. 1, 2020, 60-69| ISSN: 2548-9917", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 211, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terendah yaitu 0,19 dan angka maksimum menunjukkan 0,50 dengan nilai rata-rata yaitu 0,2985. Varibel perputaran piutang memiliki standar deviasi 0,11468 dengan angka terendah 0,12 angka maksimum menunjukkan 0,57 dengan nilai rata-rata yaitu 2,833. Variabel likuiditas memiliki standar deviasi 0,10611 dengan nilai terendah 0,30 dengan angka maksimum menunjukkan 0,76 dengan nilai rata-rata 0,5887.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 240, "width": 110, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.2 Uji Asumsi Klasik", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 254, "width": 87, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Uji Normalitas", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 425, "width": 164, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Nilai Uji Histogram Sumber: Hasil Pengolah SPSS 25", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 467, "width": 211, "height": 121, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pengolahan data histogram diatas dapat disimpulakn bahwa gambar kurva yang dihasilkan dengan karakter lonceng ( bell-shapped curve ), maka bisa dinyatakan data yang diolah berdistribusi wajar atau normal. Karena didalam garis itu berbentuk melengkung seperti lonceng terbalik dan titik tertinggi pada garis tertinggi sejajar dengan 0.", "type": "Text" }, { "left": 332, "top": 88, "width": 177, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2 . Hasil Uji Normal P-Plot Sumber: Hasil Pengolah SPSS 25", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 130, "width": 211, "height": 163, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan gambar yang disajikan normal p-plot dapat dilihat data yang menyebar berkisar menunjukkan diantara garis diagonal dan mengikuti jurus garis diagonal, maka dapat diartikan data yang diolah berdistribusi secara normal. Dalam menguji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan nilai Kolmogorov- Smirnov dilihat dari nilai probability sig (2 tailed) untuk mengetahui distribusi data dalam bentuk normal atau tidak dalam pengujian ini.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 456, "width": 115, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Uji multikolinearitas", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 599, "width": 211, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel 3 yang telah disajikan diatas seluruh variabel independen mengindikasikan angka tolerance lebih dari angka 0,1 sedangkan angka VIF lebih kurang dari 10, nilai tolerance variabel perputaran kas yaitu 0,985 dengan nilai VIF adalah 1,016. Angka tolerance variabel perputaran piutang yaitu 0,985 dan nilai VIF adalah 1,016. Dari hasil pengolahan output SPSS disajikan tidak terjadinya regresi antar variabel", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 751, "width": 64, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "independen.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 774, "width": 219, "height": 19, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "67 JOURNAL OF APPLIED MANAGERIAL ACCOUNTING | Vol. 4, No. 1, 2020, 60-69| ISSN: 2548-9917", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 118, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Uji Heteroskedastitas", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 102, "width": 196, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan melakukan pengujian", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 211, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "heteroskedasititas ini, untuk melihat adakah ketidaksamaan dalam satu model regresi antara bentuk dari residual dari satu observasi ke observasi lainnya. Dalam penelitian ini pengujian menyajikan grafik scatterplot yang diolah dari program SPSS", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 311, "width": 211, "height": 122, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3 . Uji Heteroskedastisitas Sumber: Hasil Pengolah SPSS 25 Dari gambar diatas hasil uji heteroskedasititas menggunakan scatterplot untuk menunjukkan bahwa terdapat titik yang penyebaran diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y) maka dapat diartikan bahwa tidak terjadinya masalah heteroskedastisitas.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 449, "width": 211, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Uji Autokorelasi Menurut Yudiaatmaja (2013),", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 477, "width": 211, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "melakukan pengujian autokorelasi ini dilakukan untuk memperjelaskan suatu model regresi dalam penelitian adakah terdapat hubungan timbal balik antara variabel pengganggu dalam periode t dengan pengganggu pada periode t-1. Pengujian penelitian ini peneliti", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 574, "width": 211, "height": 190, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "melakukan uji Durbin-Watson (DW test ) untuk mengetahui adakah terjadinya autokorelasi negatif atau positif. Dari nilai Durbin- Watson terdapat angka 1,885 dan pada tabel Durbin-Watson jumlah sampel 60 (n) dengan jumlah variabel 3, sedangkan nilai Durbin-Watson pada regresi 1,885. Besar nilai dl pada tabel 1,4797 dan du pada tabel 1,6889. Dengan melihat pedoman rumus Durbin-Watson bahwa nilai du < dw < 4-du dengan nilai statistik 1,6889 < 2,252 < 2,311 , dari hasil pengujian dapat dilihat tidak terjadi autokorelasi pada penelitian ini. Hasil ini", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 75, "width": 210, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dapat dilihat dari tabel 4 yang ditampilkan dibawah.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 225, "width": 88, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.3. Uji Hipotesis", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 239, "width": 211, "height": 190, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Uji T Menurut Chandrarin (c2017), pengujian uji t untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap dependen. Uji ini menguji adakah terdapat signifikan terhadap setiap variabel independen yang secara parsial terhadap variabel dependen. Jika signifikan t < 0, bahwa hipotesis diterima, sedangkan apabila signifikan t > 0,05 tidak terjadi pengaruh signifikan secara parsial maka hipotesis ditolaDiketahui t tabel pada tabel signifikan 0,05/2= 0,025 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan df= n-k-1 atau 60-2-1= 57.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 619, "width": 211, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diketahui t tabel pada tabel signifikan 0,05/2= 0,025 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan df= n-k-1 atau 60-2-1= 57. Berdasarkan nilai tabel 4.6 maka dapat menjelaskan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 688, "width": 187, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Perputaran Kas terhadap Likuiditas Variabel Perputaran", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 702, "width": 196, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kas (X 1 ) mempunyai perhitungan signifikan dengan 0,052 > 0,05 maka dapat dinyatakan Ho diterima Ha ditolak. Hal tersebut dapat diartikan tidak terjadi", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 774, "width": 219, "height": 19, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "68 JOURNAL OF APPLIED MANAGERIAL ACCOUNTING | Vol. 4, No. 1, 2020, 60-69| ISSN: 2548-9917", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 75, "width": 196, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengaruh secara parsial antara variabel perputaran kas terhadap likuiditas.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 102, "width": 40, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan", "type": "Table" }, { "left": 151, "top": 102, "width": 132, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggunakan derajat", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 116, "width": 197, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kebebasan (df) t hitung memiliki nilai 0,052 sehingga t tabel 2,00247 > -1,981 dan memiliki nilai signifikan sebesar 0,052. Dari hasil yang telah diuji diatas secara singkat dapat menyimpulkan hipotesis pertama ditolak atau perputaran kas tidak terjadinya", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 213, "width": 196, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap likuiditas.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 240, "width": 211, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Perputaran Piutang terhadap likuiditas Variabel Perputaran Piutang (X 2 ) memiliki nilai signifikan dengan 0,057", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 282, "width": 197, "height": 190, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "> ,005 yang dinyatakan Ha diterima Ho ditolak. Hal tersebut dapat menyimpulkan terjadinya pengaruh secara parsial antara variabel perputaran piutang terhadap likuiditas. Dengan menggunakan derajat kebebasan (df) t hitung terdapat nilai 0,057 sehingga t tabel 2,00247 > 1,944 dan tidak memiliki nilai signifikan. Dari hasil pengolahan diatas dapat menarik kesimpulan secara umum hipotesis kedua Ho diterima Ha ditolak atau perputaran piutang secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 489, "width": 42, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Uji F", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 502, "width": 211, "height": 177, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data penelitian yang diolah dapat- diketahui df1= k-1 atau 3-1= df2 = n-k (banyak sampel) 60-2-1= 57, dari hasil F hitungl 3,428. Hasil pengolahan output SPSS, angka F hitung adalah 3,428 dan nilai likuiditas signifikan adalah 0,039 nilai F hitung 3,428 > 3,16 dan hasil signifikan 0,039 < 0,05 dari penjelasan diatas dapat dijelaskan Ha diterima Ho ditolak, tabel diatas membuktikan bahwa variabel perputaran kas dan variabel perputaran piutang terjadinya pengaruh signifikan secara bersamaan terhadap likuiditas.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 214, "width": 211, "height": 136, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.4 Koefisien Determinasi Dalam penelitian koefisien determinasi tabel 4.8 yang disajikan bisa dinyatakan angka Adjusted R Square adalah 0,076 artinya persentase variabel perputaran kas (X 1 ), perputaran piutang (X 2 ) dalam penelitian model regresi ini 7.6%. Persentase variabel independen adalah 7.6% dan persentase yang tersisa adalah 92.4% (100%-7.6%).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 460, "width": 152, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. SIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 473, "width": 211, "height": 287, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perusahaan manajemen harus dapat menjaga tingkat likuiditas maupun mengontrol keuangan penerimaan kas dan pengeluaran kas sehingga kas perusahaan dapat digunakan lebih efesiensi karena tingkat likuiditas semakin baik akan menarik kepercayaan dari para investor yang ingin berinvestasi diperusahaannya agar perusahaan mendapatkan tambahan modal usaha sehingga perusahaan dapat mengembangkan usahanya lebih baik karena kas merupakan modal kerja perusahaan. Bagi para investor agar dapat memperhatikan faktor-faktor yang menyebabkan penurunan likuiditas pada sebuah perusahaan sebelum menginvestasi karena turunnya tingkat likuiditas perusahaan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya ialah omzet penjualan kredit meningkat secara langsung piutang usaha juga meningkat sedangkan", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 774, "width": 219, "height": 19, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "69 JOURNAL OF APPLIED MANAGERIAL ACCOUNTING | Vol. 4, No. 1, 2020, 60-69| ISSN: 2548-9917", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 211, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengembalian kas perusahaan menurun dan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 211, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan antara pemasukan kas atau bank dan pengeluaran kas sehingga menyebabkan penurunan potensial perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 199, "width": 113, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 213, "width": 211, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chandrarin, G. (2017). Metode Riset Akuntansi . Jakarta Selatan: Salemba", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 240, "width": 211, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Empat. Dunia, F. A. (2013). Pengantar Akuntansi . Jakarta: Lembaga Penerbit. Fahmi, I. (2017). Analisis Laporan Keuangan . Bandung: Alfabeta. Gusti Ayu Purnamawati, I. (2017).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 323, "width": 210, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manajemen Keuangan . Depok: PT. Rajagrafindo Persada. Hidayat, R. (2018). Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang Terhadap", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 378, "width": 187, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingkat Likuiditas pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi ,", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 420, "width": 26, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 (2).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 433, "width": 211, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indrawati, P. . (2015). Metode Penelitian Manajemen Dan Bisnis . Bandung: PT. Refika Aditama.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 475, "width": 211, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indriani Susantri, H. (2019). Pengaruh", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 489, "width": 187, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perputaran Kas, Modal Kerja dan", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 502, "width": 187, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perputaran Piutang terhadap Likuiditas pada Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 558, "width": 168, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2017. Jurnal Akuntansi , 13 (1), 95.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 572, "width": 211, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Libby, R., Libby, P. A., & Short, D. G. (2009). Akuntansi Keuangan . Yogyakarta: Andi.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 613, "width": 211, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siregar, Q. R. (2016). Pengaruh Perputaran Persediaan dan Perputaran Piutang terhadap Likuiditas pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursi Efek Indonesia Periode 2010-2013. Jurnal Akuntansi , 17 .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 696, "width": 211, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suartini, S., & Sulistiyo, H. (2017).", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 710, "width": 187, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Laporan Keuangan . Jakarta: Mitra Wacana Media.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 737, "width": 211, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Subramanyam, K. R., & Wild, J. J. (2010). Analisis Laporan Keuangan . Jakarta:", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 75, "width": 210, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salemba Empat. Sugiyono, D. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D . Bandung: Alfabeta. Yudiaatmaja, F. (2013). Analisis Regresi .", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 144, "width": 186, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta: PT. Gramedia Pustaka", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 157, "width": 211, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Utama. Yuniati, S. (2018). Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Kas Terhadap Likuiditas di CV. Sinar Karya", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 213, "width": 157, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pekanbaru. Jurnal Akuntansi , 2 .", "type": "Text" } ]
dc96b80d-f273-6abc-2759-dc36f317a73c
https://ejournal-polnam.ac.id/index.php/JurnalManeksi/article/download/148/63
[ { "left": 165, "top": 37, "width": 310, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL MANEKSI V0L 5, NO. 2, DESEMBER 2016", "type": "Page header" }, { "left": 523, "top": 734, "width": 11, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "52", "type": "Page footer" }, { "left": 169, "top": 77, "width": 303, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR BADAN PUSAT STATISTIK AMBON", "type": "Section header" }, { "left": 239, "top": 141, "width": 162, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Email: [email protected]", "type": "Section header" }, { "left": 298, "top": 167, "width": 45, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 189, "width": 427, "height": 170, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Motivasi merupakan sesuatu yang muncul karena adanya kebutuhan baik materi maupun bukan materi dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Kebutuhan materi dapat berupa pemenuhan kebutuhan fisiologi, atau kebutuhan fisik berupa pakaian, rumah, fasilitas transortasi, uang dan lainnya. Sedangkan kebutuhan bukan materi yaitu keamanan/ keselamatan, sosial, penghargaan/harga diri, aktualisasi diri. Menurut Hasibuan (2007:141) motivasi penting karena merupakan hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat serta antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi semakin penting karena manajer membagikan pekerjaan pada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan. Dalam penelitian ini yang ingin diketahui apakah ada pengaruh motivasi khususnya faktor; Sistem Gaji, Jaminan Sosial, Kesempatan Diklat, dan Kesempatan Promosi terhadap Kinerja pegawai pada Badan Pusat Statistik Ambon. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan mendapatkan data sekunder, teknik analisis data dengan menggunakan persamaan regresi sederhana, uji t, uji F dan pengujian determinasi. Dari hasil analisis ditemukan bahwa variabel motivasi secara individual berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karena nilai t hitung untuk variabel motivasi ( X ) = 3,836 > t tabel 1,697, dengan signikansi 0,000 maka Ho ditolak atau H1 diterima. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0, 739 yang menunjukan bahwa 73,9% kinerja karyawan Badan Pusat Statistik Ambon secara keseluruhan dijelaskan oleh variabel motivasi, sisanya 26,1% dijelaskan oleh faktor lain.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 373, "width": 119, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata kunci : Kinerja, Motivasi", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 397, "width": 73, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Pendahuluan", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 407, "width": 205, "height": 106, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengelolaan sumber daya manusia yang dimaksudkan adalah bahwa perusahaan harus mampu untuk menyatukan persepsi atau cara pandang karyawan dan pimpinan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan antara lain melalui pembentukan mental bekerja yang baik dengan dedikasi serta loyalitas yang tinggi terhadap pekerjaannya, memberikan motivasi kerja, bimbingan, pengarahan dan koordinasi yang baik dalam bekerja oleh seorang pemimpin kepada bawahannya.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 515, "width": 206, "height": 95, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber daya manusia merupakan aset perusahaan/organisasi yang paling unik, paling rentan, dan sukar untuk di prediksi. Suatu organisasi dalam menjalankan aktifitasnya akan selalu berhadapan dengan manusia sebagai sumber daya yang dinamis dan memiliki kemampuan untuk terus berkembang, dimana dengan berkembangnya manusia sebagai tenaga kerja tersebut akan mempengaruhi stabilitas dan kontinuitas perusahaan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 613, "width": 205, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada dasarnya suatu perusahaan bukan saja mengharapkan karyawan mau dan mampu bekerja secara giat, tetapi juga bagaimana memiliki motivasi yang tinggi untuk mencapai tujuan perusahaan. Kemampuan, kecakapan dan keterampilan karyawan kurang memberikan kontribusi yang maksimal terhadap pencapaian tujuan perusahaan apabila tidak diikuti dengan motivasi yang tinggi dari setiap karyawan guna meningkatkan kinerjanya. (Winardi,", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 710, "width": 39, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2001; 66).", "type": "Table" }, { "left": 328, "top": 396, "width": 206, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber daya manusia merupakan faktor yang dominan dalam mencapai tujuan", "type": "Table" }, { "left": 328, "top": 418, "width": 205, "height": 62, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "perusahaan/organisasi perlu mendapat perhatian secara khusus. Pimpinan unit kerja atau perusahaan memiliki kewajiban untuk selalu memotivasi agar meningkatkan kinerjanya, dengan demikian kerja sama dan saling memahami tugas dan fungsi dari setiap unit kerja dapat berjalan dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 483, "width": 205, "height": 84, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut Hasibuan (2007:141) motivasi penting karena merupakan hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat serta antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi semakin penting karena manajer membagikan pekerjaan pada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 570, "width": 206, "height": 105, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada dasarnya produktivitas kerja pegawai dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tingkat pendidikan, latihan, motivasi kerja, etos kerja, pengalaman kerja, sikap mental, kondisi fisik, teknologi, jaminan sosial, keselamatan dan kesejahteraan kerja, manajemen maupun kebijakan yang diterapkan, terutama pimpinan yayasan- universitas. Menurut para ahli bahwa dari sekian banyak faktor, motivasi merupakan faktor yang menentukan dan strategis.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 678, "width": 205, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Motivasi merupakan sesuatu yang muncul karena adanya kebutuhan baik materi maupun bukan materi dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Kebutuhan materi dapat berupa pemenuhan kebutuhan fisiologi, atau kebutuhan fisik berupa", "type": "Text" }, { "left": 261, "top": 116, "width": 120, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Anthoneta T Waeleuruw Politeknik Negeri Ambon", "type": "Section header" }, { "left": 165, "top": 37, "width": 310, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL MANEKSI V0L 5, NO. 2, DESEMBER 2016", "type": "Page header" }, { "left": 523, "top": 734, "width": 11, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "53", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 76, "width": 205, "height": 40, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pakaian, rumah, fasilitas transortasi, uang dan lainnya. Sedangkan kebutuhan bukan materi yaitu keamanan/ keselamatan, sosial, penghargaan/harga diri, aktualisasi diri.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 119, "width": 205, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam era moderenisasi seperti sekarang ini, sumber daya manusia yang berkualitas professional merupakan kunci utama dalam tubuh kembangnya sebuah organisasi. Oleh karena itu, sumber daya manusia atau perlu secara optimal sehingga kualitas dan kuantitas perlu mempersiapkan dirinya untuk menghadapi perubahan-perubahan tersebut. Hal ini menunjukan bahwa di dalam sebuah organisasi yang bertujuan untuk memenangkan persaingan,personalia atau karyawan senantiasa mempunyai kedudukan yang makin penting. Kedudukan dan peran dari karyawan akan lebih penting lagi bila prestasi kerja yang di sumbangkan adalah untuk kemajuan organisasi.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 271, "width": 206, "height": 84, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "MSDM (manajemen sumber daya manusia) terhadap lingkungan manajemen dilihat dari nilai- nilai dan implikasi dalam MSDM, maka dari itu segala fungsi aktifitas MSDM sangat sarat akan nilai- nilai tersebut dan kenyataannya merupakan manifestasi yang dapat dalam lingkungan organisasi. Dilihat dari bidang-bidang MSDM sangat dituntut untuk mengetahui bidang psikolog, sosiologi,", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 357, "width": 206, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "antropologi, ekonomi dan manajemen serta perubahan-perubahan masyarakat. MSDM memiliki hubungan dengan motivasi kerja atau prestasi kerja pegawai karena salah satu aspek keperilakuan organisasional memang menyangkut antara lain motivasi dan mempunyai daya guna terhadap prestasi kerja pada organisasi yang semakin baik untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Produktifitas kerja seseorang diantaranya dipengaruhi oleh adanya motivasi kerja karena tanpa motivasi seorang karyawan tidak bekerja secara sungguh-sungguh. Maka dari itu motivasi sangat diperlukan dalam proses kerja agar bisa mencapai apa yang telah ditargetkan oleh organisasi.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 509, "width": 205, "height": 116, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam kaitannya dengan pandangan tersebut diatas,maka tugas utama bagi manajemen pada sebuah organisasi adalah bagaimana memotivasi karyawan. Tugas tersebut lebih banyak mencakup kemampuan untuk berkomunikasi, memberi teladan, menghadapi tantangan, memberi dukungan mengumpulkan umpan balik, melibatkan orang untuk melaksanakan pendegelasian, melaksanakan pengembangan dan penelitian, memberi informasi, memberi petunjuk pelaksanaan, serta menjamin berlakunya penghargaan berupa upah atau insentif yang memadai.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 628, "width": 205, "height": 95, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Peningkatan motivasi kerja perlu mendapat perhatian yang serius dari seorang pimpinan. Karena berhasil tidaknya perusahaan tergantung dari cara pimpinan menyelenggarakan tugasnya. Pimpinan perusahaan harus mampu mempengaruhi pegawai untuk bekerja sama secara sukarela dan penuh rasa tanggung jawab secara keseluruhan,maka akan dicapai motivasi kerja yang tinggi yang di peroleh dari pegawai.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 76, "width": 205, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kantor Badan Pusat Statistik Ambon adalah salah satu instansi yang bergerak di bidang kelautaan dan tugasnya melaksanakan konservasi wilayah perairan Maluku dan sekitarnya, pelayanan jasa informasi ekosistim perairan pesisir, ekosistem laut dalam, budidaya biota pelagis laut dalam dan sekitarnya", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 152, "width": 205, "height": 83, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Masalah yang menjadi pokok permasalahannya adalah: Apakah ada pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai pada kantor Badan Pusat Statistik Ambon”. Tujuan dari penelitian ini yaitu Untuk mengetahui apakah ada pengaruh motivasi khususnya faktor; Sistem Gaji, Jaminan Sosial, Kesempatan Diklat, dan Kesempatan Promosi terhadap Kinerja pegawai pada Badan Pusat Statistik Ambon.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 252, "width": 92, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Tinjauan Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 328, "top": 262, "width": 102, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.1. Pengertian Motivasi", "type": "Section header" }, { "left": 328, "top": 273, "width": 205, "height": 95, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau mengerakan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensial bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 370, "width": 205, "height": 95, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut American Encyclopedia, motivasi adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok pertentangan) dalam diri seseorang yang membangkitkan topangan dan mengarahkan tindak- tanduknya. Sedangkan menurut Edwin B Flippo motivasi adalah suatu keahlian, dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga keinginan pegawai dan tujuan organisasi sekaligus tercapai.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 468, "width": 205, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Kebutuhan. Kebutuhan tercipta saat tidak adanya keseimbangan fisiologi atau psikologi", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 489, "width": 205, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Dorongan. Dorongan atau motif terbentuk untuk mengurangi kebutuhan. Dorongan fisiologis dan psikologis adalah tindakan yang berorientasi dan menghasilkan daya dorong dalam meraih insentif. Hal tersebut adalah motivasi.", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 544, "width": 205, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Insentif. Pada akhir siklus motivasi adalah insentif, didefinisikan sebagai semua yang akan mengurangi sebuah kebutuhan dan dorongan. Dengan demikian, memperoleh insentif akan cenderung memulihkan keseimbangan fisiologi atau psikologi dan akan mengurangi dorongan. (Fred Luthans, 2006:270)", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 630, "width": 205, "height": 95, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hersberg mengembangkan teori lain yang dikenal sebagai Teori Motivasi Dua Faktor. Kedua faktor tersebut dissatisfier – atisfier, Motivator Hygiene, atau faktor ektrinsik-Intrinsik, tergantung pada pembahasan dari teori. Penelitian awal yang memancing munculnya teori ini memberikan 2 kesimpulan spesifik. Pertama, adanya serangkaian kondisi ekstrinsik, konteks pekerjaan, yang menimbulkan ketidak puasan antar karyawan ketika", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 37, "width": 310, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL MANEKSI V0L 5, NO. 2, DESEMBER 2016", "type": "Page header" }, { "left": 523, "top": 734, "width": 11, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "54", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 76, "width": 206, "height": 51, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "konsisi tersebut tidak ada. Jika kondisi tersebut ada, kondisi tersebut tidak selalu memotivasi karyawan. Kondisi ini adalah dissatesfier atau faktor hygiene, karena faktor-faktor itu diperlukan untuk mempertahankan, setidaknya, suatu tingkat dari", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 130, "width": 206, "height": 84, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Tidak adanya ketidak puasan.” Faktor -faktor tersebut diantaranya : 1. Gaji 2. Keamanan pekerjaan 3. Kondisi kerja 4. Status 5. Prosedur perusahaan 6. Kualitas pengawasan teknis", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 217, "width": 205, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7. Kualitas hubungan interpersonal antar rekan kerja, dengan atasan, dan dengan bawahan", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 249, "width": 206, "height": 84, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kedua, serangkaian kondisi intrinsik – Isi pekerjaan, ketika ada dalam pekerjaan, dapat membentuk motivasi yang kuat singga dapat menghasilkan kinerja pekerjaan yang baik, Jika kondisi tersebut tidak ada, pekerjaan tidak terbukti memuaskan. Faktor-faktor dalam rangkaian ini disebut. Satisfier atau motivator, dan beberapa diantaranya adalah :", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 336, "width": 63, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Pencapaian", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 347, "width": 61, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Pengakuan", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 357, "width": 84, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Tanggung Jawab", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 368, "width": 59, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Kemajuan", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 379, "width": 97, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. Pekerjaan itu sendiri", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 390, "width": 130, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6. Kemungkinan untuk tumbuh.", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 412, "width": 205, "height": 62, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Motivator ini secara langsung berkaitan dengan sifat pekerjaan atau tugas itu sendiri. Ketika ada, faktor-faktor ini berkontribusi terhadap kepuasan kerja. Hal ini pada akhirnya akan menghasilkan motivasi tugas intrinsik. (John M Ivancevich, 2002:151)", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 476, "width": 206, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Manajer dalam memotivasi karyawan hanya berdasarkan atas perkiraan-perkiraan saja dan berpedoman kepada kebutuhan-kebutuhan manusia saja.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 531, "width": 206, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.2. Pengertian Kinerja Kinerja berasal dari bahasa Inggris", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 552, "width": 206, "height": 84, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "\"performance\" yang diartikan dengan prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja, untuk kerja dan penampilan kerja. Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat penyelesaian pelaksanaan atau suatu kegiatan/program/tugas secara efisien dan efektif dalam mencapai sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi.", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 639, "width": 205, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mangkunegara (2003) mengartikan kinerja dengan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 671, "width": 205, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kinerja adalah proses penilaian kemampuan masing-masing individu dalam organisasi untuk menampilkan kemampuan kerja. Penilaian kinerja secara benar dan terukur merupakan sumbangan bermanfaat bagi organisasi untuk mencapai tujuan", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 76, "width": 205, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "yang digambarkan dalam pengelolaan strategi menghadapi tantangan internal maupun eksternal.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 98, "width": 205, "height": 116, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil pengertian bahwa kinerja adalah hasil kerja yang telah dicapai oleh seseorang karyawan, baik bersifat kwantitatif maupun kualitatif, dan keberhasilan kerja tersebut diukur dengan standart yang telah ditentukan. Kinerja yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan kinerja karyawan adalah kerja atau pencapaian kerja yang dilakukan oleh karyawan dalam melaksanakan tugasnya.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 217, "width": 205, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kinerja individu merupakan dasar kinerja organisasi. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, maka seorang calon pimpinan harus memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai faktor yang mempengaruhi kinerja individu.", "type": "List item" }, { "left": 348, "top": 292, "width": 185, "height": 128, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kinerja yang berbeda antara karyawan satu dengan karyawan yang lain menurut Mar'at, secara garis besar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor individu, dan faktor situasi. Faktor individu yang mencakup kemampuan, fisik, motivasi dan lain sebagainya akan mempunyai pengaruh terhadap hasil kinerja individu tersebut. Faktor individu dari tiap karyawan tidak ada yang sama dan apabila ada kesamaan hanya merupakan kebetulan. Dari perbedaan faktor individu tersebut akan membuahkan tingkat kinerja karyawan yang berbeda pula.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 433, "width": 205, "height": 84, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Aspek-Aspek Kinerja kinerja merupakan perpaduan antara kemampuan dan motivasi. Dari statemen tersebut dapat dipahami bahwa untuk mendapatkan gambaran tentang kinerja seseorang diperlukan pengkajian khusus tentang kemampuan dan motivasi. kinerja itu meliputi beberapa aspek, antara lain:", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 520, "width": 185, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Kualitas kerja, bahwa kinerja itu dapat dilihat dari kualitas kerja yang telah dihasilkan oleh seseorang. Kualitas yang baik menunjukkan bahwa orang tersebut memiliki kinerja yang baik pula. Begitu pula sebaliknya, kalau kualitas kinerja jelek, maka kinerjanyapun juga lemah. (Robbin, 1984; 60) Oleh karenanya untuk meningkatkan kinerja seseorang, harus ditingkatkan kualitas seseorang dalam bekerja. 2. Ketepatan, bahwa seseorang yang dapat bekerja dengan tepat sesuai dengan petunjuk yang seharusnya, didukung dengan kecepatan seseorang dalam bekerja,", "type": "Table" }, { "left": 361, "top": 671, "width": 173, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menandakan bahwa seseorang tersebut memiliki kinerja yang baik. Seseorang yang kinerjanya baik, mampu bekerja dengan tepat, cepat dan rapi. Seseorang yang bekerja", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 37, "width": 310, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL MANEKSI V0L 5, NO. 2, DESEMBER 2016", "type": "Page header" }, { "left": 523, "top": 734, "width": 11, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 141, "top": 76, "width": 172, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "tidak tepat dan lambat juga menandakan bahwa kinerjanya lemah.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 98, "width": 186, "height": 127, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Inisiatif, hal ini menjadikan tolak ukur juga bahwa seseorang yang memiliki tingkat kinerja yang tinggi itu memiliki inisiatif yang baik dalam melaksanakan setiap tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Ia memanfaatkan potensi pikirnya untuk senantiasa menemukan kreatifitas-kreatifitas baru yang dapat meningkatkan hasil kerjanya. Memiliki banyak ide temuan- temuan, dan sudah barang tentu orang seperti ini banyak belajar baik dari buku maupun dengan bertanya.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 227, "width": 186, "height": 236, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Kapabilitas, bahwa tingkat kinerja yang baik dapat diamati dari kapabilitasnya. Seseorang yang memiliki kemampuan baik, akan dapat menyelesaikan semua permasalahan yang muncul dalam pekerjaannya dengan baik dan senang menerima banyak tantangan. Tidak mudah menyerah, mengeluh dan emosi. Segala kemampuannya dioptimalkan untuk penyelesaian tugasnya. Dan ketika kemampuan yang dimiliki dirasakan tidak dapat mengatasi masalah yang dihadapi, ia akan berusaha untuk belajar. 5. Komunikasi, seseorang yang tingkat kinerjanya tinggi, dapat berkomunikasi dengan baik. Dengan atasan, bawahan dan dengan teman sejawat. Segala unek-unek, keluhan dan permasalahan disampaikan pada pihak yang berwenang. Tidak introver, murung, melamun dan bersedih hati. Semua hal dikomunikasikan dengan baik sehingga segala kondisi yang dihadapi dapat diatasi dengan baik (Mitchell, 1987)", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 476, "width": 205, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Senada dengan pendapat di atas, Schuler, Landy dan Trumbo (1985) mengemukakan bahwa kinerja itu memiliki beberapa aspek, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 509, "width": 205, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Kualitas kerja, baik buruknya kinerja seseorang dapat dilihat dari kualitas pekerjaannya.", "type": "Table" }, { "left": 127, "top": 531, "width": 185, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Semakin baik kualitas kerja seseorang, maka semakin baik pulalah kinerjanya.", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 552, "width": 205, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Kuantitas kerja, kinerja seseorang dapat dilihat dari kuantitas hasil kerja seseorang. Semakin banyak kuantitas kerja seseorang menunjukkan bahwa semakin baik kinerjanya begitu juga sebaliknya.", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 606, "width": 205, "height": 95, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Kerjasama, bahwa seseorang yang memiliki kinerja yang baik, memiliki kepandaian menjalin kerjasama dengan koleganya, bawahannya dan juga dengan pimpinannya. Seseorang yang tidak punya jalinan kerjasama, menunjukkan bahwa seseorang tersebut tidak mudah bergaul dan ia lebih cenderung mengerjakan segala sesuatunya seorang diri. Kondisi ini akan membuat kualitas dan kuantitas kerjanya kurang bagus.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 704, "width": 205, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Pengetahuan tentang pekerjaan, bahwa tinggi rendahnya knerja seseorang dapat diamati dari", "type": "List item" }, { "left": 348, "top": 76, "width": 186, "height": 62, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pengetahuan seseorang tersebut tentang pekerjaan yang dilakukannya. Semakin baik pengetahuan seseorang tentang pekerjaannya akan semakin baik pulalah kinerjanya. Kualitas dan kuantitas kerja yang baik berawal dari pengetahuan yang cukup tentang pekerjaannya.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 141, "width": 206, "height": 62, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. Keterandalan, hal ini menjadi aspek tolak ukur tingkat kinerja seseorang. Seseorang yang memiliki kinerja yang tinggi, memiliki keterandalan yang tinggi dalam melakukan pekerjaannya. Ia betul-betul dapat diandalkan dalam melaksanakan pekerjaannya.", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 206, "width": 205, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6. Kehadiran dan ketepatan waktu, bahwa kinerja yang tinggi ditunjukkan dengan jelas dalam kehadiran dan ketepatan waktu datang dan menyelesaikan pekerjaannya. Seseorang yang sering terlambat, apalagi sering tidak masuk kerja, tidak mungkin memiliki kinerja yang tinggi.", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 282, "width": 205, "height": 105, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7. Pengetahuan tentang kebijaksanaan dan tujuan organisasi, hal ini penting yang juga menjadi tolak ukur tingkat kinerja seseorang adalah pengetahuan dan pemahaman yang jelas tentang kebijaksanaan dan tujuan organisasi. Mereka yang tahu kebijaksanaan dan tujuan organisasi akan dapat menyesuaikan dirinya dengan organisasi tempat ia bekerja. Sehingga ia akan melakukan pekerjaannya dengan maksimal agar tujuan organisasi dapat dicapai.", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 390, "width": 206, "height": 84, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8. Prakarsa dan pertimbangan, bahwa kinerja yang tinggi ditandai dengan prakarsa dan pertimbangan yang tinggi. Seseorang yang memiliki kinerja yang tinggi memiliki prakarsa yang baik, kreatif dan selalu mempertimbangkan berbagai hal dalam pelaksanaan tugasnya agar selalu mencapai hasil yang maksimal, tidak ceroboh dan pasif.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 488, "width": 132, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.3. Kajian Penelitian terdahulu", "type": "Section header" }, { "left": 328, "top": 498, "width": 205, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitia terdadahulu yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini terkait dengat pengaruh motivasi terhadap kinerja adalah sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 541, "width": 205, "height": 160, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut Anang Mardianto dari Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta yang melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Komunikasi Atasan Bawahan dan Motivasi Terhadap Kinerja pada PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah Cabang Surakarta”. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel komunikasi dan motivasi terhadap kinerja PT Bank BPD Jateng cabang Surakarta, baik secara individual maupun secara simultan Variabel motivasi mempunyai t hitung sebesar 8,175 sedangkan nilai t tabel(0,01) sebesar 2,358. Dengan demikian bahwa pengaruh variabel motivasi secara signifikan dan positif terhadap kinerja.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 704, "width": 205, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut Innayah Rokhimah dari Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana Fakultas", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 37, "width": 310, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL MANEKSI V0L 5, NO. 2, DESEMBER 2016", "type": "Page header" }, { "left": 523, "top": 734, "width": 11, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "56", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 76, "width": 206, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ekonomi Universitas Lampung 2007, yang", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 87, "width": 205, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kemampuan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Summit Oto Finance Di Cabang Lampung. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif antara motivasi (X1) terhadap kinerja (Y) sebesar 0,489 dan koefisien korelasi sebesar 0,904 pada taraf signifikansi 5%. Dan pada variabel kemampuan (X2) tidak berpengaruh terhadap kinerja (Y).", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 195, "width": 57, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.4. Hipotesis", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 206, "width": 205, "height": 62, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hubungan motivasi dengan kinerja, Handoko (2001), menyatakan karyawan dianggap mempunyai motivasi untuk menghasilkan kinerja yang baik karena adanya dorongan untuk melakukan sesuatu agar dapat meningkatkan kinerja lebih baik dibanding karyawan yang lain.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 271, "width": 205, "height": 62, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk menjawab permasalahan penelitian dan mencapai tujuan penelitian, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: di duga ada pengaruh yang signifikan antara motivasi terhadap kinerja pegawai pada kantor Badan Pusat Statistik Ambon.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 347, "width": 65, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Metodologi", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 357, "width": 205, "height": 95, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2003: 14), “Penelitian kuantitatif adalah penelitiandengan maksud memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan”. Jenis penelitian yang menggunakan rancangan penelitian berdasarkan prosedur statistik atau dengan cara lain dari kuantifikasi untuk mengukur variabel penelitiannya.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 455, "width": 205, "height": 84, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lokasi penelitian ini dilakukan di kantor Badan Pusat Statistik Ambon. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi adalah keseluruhan dari subyek yang diteliti dengan ciri-ciri atau sifat tertentu yang akan diduga. Populasi yang dimaksudkan dalam penelitian adalah seluruh semua pegawai pada kantor Badan Pusat Statistik Ambon. Total pegawai sebanyak 32 orang.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 541, "width": 205, "height": 63, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Arikunto (2006: 134) menjelaskan bahwa untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 606, "width": 205, "height": 84, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berpijak pada uraian tersebut dan melihat jumlah populasi yang kurang dari 100, maka sampel penelitian diambil seluruhnya (total sampling). Sebuah penelitian apabila peneliti ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus. (Arikunto, 2006: 134).", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 693, "width": 206, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengambilan sampel dilakukan secara kesengajaan (purpousive sampling), mengingat", "type": "Table" }, { "left": 328, "top": 76, "width": 205, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "jumlah populasi yang ada sama dengan jumlah yang dijadikan sampel.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 98, "width": 205, "height": 116, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan demikian dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik total sampling yaitu keseluruhan populasi menjadi sampel penelitian yakni sebanyak 30 responden kantor Badan Pusat Statistik Ambon. Untuk menganalisa data yang telah terkumpul dan diuji validasinya maka penulis menggunakan regresi berganda, dengan maksud untuk melihat besarnya pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Besarnya pengaruh tersebut ditujukan oleh koefisien regresi dengan menggunakan persamaan garis regresi melalui rumus sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 225, "width": 204, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kini = α + β 1Motiv2i + ei …………………… (3.1)", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 261, "width": 131, "height": 63, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keterangan : Kin = Kinerja Kayawan α = konstanta β 1 = Koefisien regresi Motiv Motiv = Motivasi e = residu", "type": "Table" }, { "left": 328, "top": 338, "width": 205, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk menguji tingkat pengaruh dari bariabel independent terhadap variabel dependent diguakan uji t test dan uji F.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 370, "width": 52, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a) Uji t test", "type": "List item" }, { "left": 348, "top": 381, "width": 185, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji t test digunakan untuk menguji kemampuan", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 392, "width": 205, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(secara pasial) dari masing-masing variabel independent dalam", "type": "Table" }, { "left": 328, "top": 403, "width": 205, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mempengaruhi variabel dependent. Adapun langkah untuk menguji t test sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 435, "width": 132, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menentukan formulasi hipotesis Ho : β 1 = 0 Ho : β 1 ≠ 0 Menghitung nilai t dengan formula", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 491, "width": 204, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b1 t = ----------- …………………………………… (3.2)", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 512, "width": 156, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Se(b1) Dimana : b1 = Koefisien regresi Se = Standar error koefisien regresi", "type": "Table" }, { "left": 328, "top": 577, "width": 205, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menentukan sikap tingkat signifikan dengan kriteria pengujian sebagai berikut ;", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 597, "width": 202, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "• Apabila nilai t hitung > tabel maka Ho ditolak, berarti variabel independent yang dimaksud (X) secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependent (Y) secara signifikan pada tingkat keyakinan tertentu.", "type": "List item" }, { "left": 331, "top": 651, "width": 202, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "• Apabila nilai t hitung < tabel maka Ho diterima, berarti variabel independent yang dimaksud (X) secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependent secara signifikan pada tingkat keyakinan tertentu.", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 720, "width": 40, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b) Uji F", "type": "List item" }, { "left": 165, "top": 37, "width": 310, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL MANEKSI V0L 5, NO. 2, DESEMBER 2016", "type": "Page header" }, { "left": 523, "top": 734, "width": 11, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "57", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 76, "width": 205, "height": 62, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji F digunakan untuk menguji variabel independent secara bersama-sama dan pengaruhnya secara signifikan terhadap variabel dependent pada signifikan tertentu. Hiposesis yang digunakan adalah : H0 :. . . . . B1/2 = 0 H1 : bukan H0", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 152, "width": 205, "height": 62, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Formulasi uji F : R212 (k – 1) Fh = ----------------------- ………………………. (3.3) (1 – R2) (N – k) Dimana:", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 217, "width": 101, "height": 40, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "R2 = Koefisien determnasi K = Jumlah variabel N = Jumlah sampel Fh = Nilai hitung", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 271, "width": 108, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kritereria pengujian adalah :", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 279, "width": 202, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "• Apabbila F hitung > tabel maka Ho ditolak, berarti secara bersama-sama variabel independent mampu mempengaruhi variabel dependent secara signifikan pada tingkat kepercayaan tertentu.", "type": "Table" }, { "left": 110, "top": 334, "width": 202, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "• Apabila F hitung < tabel maka Ho diterima, berarti secara", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 348, "width": 185, "height": 40, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "bersama-sama variabel independent tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependent pada tingkat kepercayaan tertentu.", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 402, "width": 205, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c) Koefisien Determinasi (R2) Uji ketepatan perkiraan (R2) dilakukan untuk mendeteksi ketepatan yang paling baik dalam analisis regresi. Uji ini dengan membandingkan besarnya nilai koefisien determinan R 2 jika nilai R 2. Semakin besar atau mendekati 1 (satu) maka model semakin tepat (Setiaji, 2004:20)", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 491, "width": 112, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Hasil dan Pembahasan", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 502, "width": 206, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.1. Gambaran Objek Penelitian Badan Pusat Statistik adalah Lembaga", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 523, "width": 205, "height": 106, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pemerintah Non-Departemen yang Bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Sebelumnya, BPS merupakan Biro Pusat Statistik, yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus dan UU Nomer 7 Tahun 1960 tentang Statistik. Sebagai pengganti kedua UU tersebut ditetapkan UU Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik. Berdasarkan UU ini yang ditindaklanjuti dengan peraturan perundangan dibawahnya, secara formal nama Biro Pusat Statistik diganti menjadi Badan Pusat Statistik.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 632, "width": 205, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Materi yang merupakan muatan baru dalam UU Nomor 16 Tahun 1997, antara lain :", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 653, "width": 206, "height": 62, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Jenis statistik berdasarkan tujuan pemanfaatannya terdiri atas statistik dasar yang sepenuhnya diselenggarakan oleh BPS, statistik sektoral yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah secara mandiri atau bersama dengan BPS, serta statistik khusus yang diselenggarakan oleh lembaga,", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 76, "width": 192, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya secara mandiri atau bersama dengan BPS.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 98, "width": 205, "height": 51, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Hasil statistik yang diselenggarakan oleh BPS diumumkan dalam Berita Resmi Statistik (BRS) secara teratur dan transparan agar masyarakat dengan mudah mengetahui dan atau mendapatkan data yang diperlukan.", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 152, "width": 205, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif, dan efisien.", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 173, "width": 205, "height": 84, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Dibentuknya Forum Masyarakat Statistik sebagai wadah untuk menampung aspirasi masyarakat statistik, yang bertugas memberikan saran dan pertimbangan kepada BPS. Berdasarkan undang-undang yang telah disebutkan di atas, peranan yang harus dijalankan oleh BPS adalah sebagai berikut :", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 260, "width": 206, "height": 51, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Menyediakan kebutuhan data bagi pemerintah dan masyarakat. Data ini didapatkan dari sensus atau survey yang dilakukan sendiri dan juga dari departemen atau lembaga pemerintahan lainnya sebagai data sekunder", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 314, "width": 206, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Membantu kegiatan statistik di departemen, lembaga pemerintah atau institusi lainnya, dalam membangun sistem perstatistikan nasional.", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 347, "width": 206, "height": 40, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Mengembangkan dan mempromosikan standar teknik dan metodologi statistik, dan menyediakan pelayanan pada bidang pendidikan dan pelatihan statistik.", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 390, "width": 206, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Membangun kerjasama dengan institusi internasional dan negara lain untuk kepentingan perkembangan statistik Indonesia.", "type": "Table" }, { "left": 328, "top": 433, "width": 79, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.1.1. Visi dan Misi", "type": "Section header" }, { "left": 328, "top": 444, "width": 201, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Visi Badan Pusat Statistik adalah pelopor data statistik terpercaya untuk semua. Sedangkan Misinya sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 476, "width": 201, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Memperkuat landasan konstitusional dan operasional lembaga statistik untuk penyelenggaraan statistik yang efektif dan efisien.", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 509, "width": 205, "height": 40, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Menciptakan insan statistik yang kompeten dan profesional, didukung pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 552, "width": 205, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi, pengukuran dan kode etik statistik yang bersifat universal dalam setiap penyelenggaraan statistik.", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 596, "width": 206, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Meningkatkan kualitas pelayanan informasi statistik bagi semua pihak. 5. Meningkatkan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi kegiatan statistik yang diselenggarakan pemerintah dan swasta, dalam kerangka Sistem Statistik Nasional (SSN) yang efektif dan efisien.", "type": "Table" }, { "left": 328, "top": 682, "width": 152, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.1.2. Tugas, Fungsi dan Kewenangan", "type": "Section header" }, { "left": 328, "top": 693, "width": 206, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tugas, fungsi dan kewenangan BPS telah ditetapkan dalam Keputusan Presiden RI (Keppres) Nomor 103 Tahun 2001. Dalam menjalankan tugas,", "type": "List item" }, { "left": 165, "top": 37, "width": 310, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL MANEKSI V0L 5, NO. 2, DESEMBER 2016", "type": "Page header" }, { "left": 523, "top": 734, "width": 11, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "58", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 76, "width": 205, "height": 51, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "fungsi, dan kewenangannya seperti tercantum di bawah ini, BPS juga dibatasi oleh 10 prinsip etika perstatistikan yang tercantum dalam United Nations Fundamental Principles of Official Statistics. 1. Tugas", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 130, "width": 206, "height": 62, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang kegiatan statistik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Fungsi", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 195, "width": 192, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "• Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang kegiatan statistik;", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 217, "width": 134, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "• Penyelenggaraan statistik dasar;", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 227, "width": 192, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "• Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPS;", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 249, "width": 192, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "• Fasilitasi pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kegiatan statistik; dan", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 271, "width": 192, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "• Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 292, "width": 206, "height": 63, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga. 3. Kewenangan", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 357, "width": 192, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "• Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 379, "width": 192, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "• Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 401, "width": 170, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "• Penetapan sistem informasi di bidangnya;", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 412, "width": 191, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "• Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional;", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 433, "width": 192, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "• Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu:", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 466, "width": 192, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "• Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang kegiatan statistik;", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 487, "width": 192, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "• Penyusun pedoman penyelenggaraan survei statistik sektoral.", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 520, "width": 138, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.2. Deskripsi Variabel Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 531, "width": 205, "height": 83, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Variabel adalah kuantitas (jumlah) atau sifat karakteristik yang mempunyai nilai numerik atau kategori Variabel merupakan satu kuantitas yang bisa berubah-ubah, bisa berkurang atau bertambah. Juga merupakan satu faktor yang bergantung pada faktor- faktor lain. Maka ada variabel bebas (Independent Variable) dan variabel tidak bebas (dependent variable) variabel bergantung.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 617, "width": 206, "height": 62, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Variabel bebas ialah 1). Variabel yang dikontrol oleh peneliti dan dikenakan kepada subjek untuk menentukan efeknya terhadap reaksi subjek. 2). Dalam korelasi-korelasi sederhana, variabel bebas merupakan variabel kriterion, dengan mana variabel yang tengah diukur akan dikorelasikan", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 682, "width": 205, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Variabel tidak bebas adalah 1). Reaksi subjek atau, 2). Satu variabel dalam mana perubahan- perubahan merupakan akibat dari perubahan- perubahan lain, atau merupakan kondisi-kondisi", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 76, "width": 206, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "anteseden ( yang mendahului) dalam satu variabel (eksperimental atau variabel bebas) lainnya. (Kartini,1996;332).", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 108, "width": 205, "height": 63, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berangkat dari penjelasan diatas maka dapat dijelaskan bahwa dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas yakni motivasi dan variabel tidak bebas atau terikan yakni kinerja karyawan yang kemudian dijabarkan ke dalam indikator-indikator penelitian sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 173, "width": 47, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Motivasi", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 184, "width": 205, "height": 51, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Konsep Motivasi yaitu pendorong bagi perbuatan seseorang untuk memenuhi kebutuhan baik yang bersifat material maupun immaterial. Dalam konsep ini terkandung variabel pemenuhan kebutuhan karyawan yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 238, "width": 205, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Pemenuhan kebutuhan material karyawan, yaitu pemenuhan kebutuhan yang dinilai secara ekonomis (berupa uang), dengan indikator meliputi:", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 282, "width": 192, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Gaji karyawan diberikan yaitu besarnya yang diterima.", "type": "List item" }, { "left": 341, "top": 303, "width": 193, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Jaminan sosial yang diberikan yaitu besarnya jaminan yang diberikan kepada karyawan dalam suatu periode.", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 336, "width": 205, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Pemenuhan kebutuhan non material karyawan, yaitu pemenuhan kebutuhan Karyawan yang dinilai berdasarkan aspek manusia (non ekonomis) yang meliputi :", "type": "List item" }, { "left": 345, "top": 379, "width": 189, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Kesempatan mendapatkan pendidikan dan latihan, yaitu kesempatan atau kebebasan yang diberikan pimpinan kepada karyawan untuk mengembangkan diri;", "type": "List item" }, { "left": 345, "top": 422, "width": 189, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Kesempatan promosi bagi karyawan, yaitu kesempatan kepada karyawan untuk mendapatkanpeningkatan pekerjaan;", "type": "List item" }, { "left": 345, "top": 455, "width": 189, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. Suasana kerja yang mendukung, yaitu situasi dan kondisi tempat kerja yang mendukung kelancaran kerja;", "type": "List item" }, { "left": 345, "top": 487, "width": 189, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "d. Kesempatan fasilitas rekreasi, yaitu pemberian kesempatan karyawan melakukan rekreasi dan fasilitas dari tempat karyawan bekerja.", "type": "Table" }, { "left": 328, "top": 541, "width": 82, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Kinerja Karyawan", "type": "Section header" }, { "left": 328, "top": 552, "width": 205, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Konsep kinerja yaitu perilaku yang ditempatkan dalam bekerja, nilainya berdasarkan pada aspek yang berhubungan dengan pekerjaan. Dalam konsep ini meliuti variabel :", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 596, "width": 205, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Disiplin kerja karyawan, yaitu perilaku taat pada peraturan perusahan yang dilakukan, melalui:", "type": "List item" }, { "left": 341, "top": 617, "width": 192, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Tingkat absensi karyawan, yaitu tingkat kehadiran karyawan dalam bekerja;", "type": "List item" }, { "left": 341, "top": 639, "width": 119, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Disiplin kerja yang berlaku;", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 650, "width": 205, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Kerjasama antar karyawan, yaitu bekerjasama dengan karyawan lain untuk mencapai suatu tujuan yang meliputi :", "type": "List item" }, { "left": 341, "top": 682, "width": 193, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Keterlibatan karyawan, yaitu tingkat keterlibatan karyawan dalam melaksanakan tugas bersama karyawan lain;", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 37, "width": 310, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL MANEKSI V0L 5, NO. 2, DESEMBER 2016", "type": "Page header" }, { "left": 523, "top": 734, "width": 11, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "59", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 76, "width": 192, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Aktifitas karyawan, yaitu tingkat aktivitas karyawan dalam mengikuti kegiatan yang dilaksanakan perusahan.", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 108, "width": 206, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3) Inisiatif karyawan, yaitu ide atau gagasan yang diwujudkan dalam perilaku karyawan yang dapat dilihat dari :", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 141, "width": 192, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Kemampuan menyelesaikan masalah, yaitu tingkat kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi;", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 173, "width": 206, "height": 62, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Kemampuan mengeluarkan gagasan, yaitu tingkat kemampuan karyawan dalam memecahkan kesulitan ditempat kerja; 4) Tanggung jawab karyawan, yaitu kesanggupan karyawan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya dilihat dari :", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 238, "width": 192, "height": 19, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Kesanggupan karyawan untuk menyelesaikan tugas tepat pada waktunya;", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 260, "width": 67, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Kesanggupan", "type": "List item" }, { "left": 210, "top": 260, "width": 103, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "karyawan untuk tidak", "type": "Table" }, { "left": 134, "top": 271, "width": 142, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "melakukan kesalahan dalam tugasnya", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 282, "width": 206, "height": 62, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5) Penyelesaian tugas, yaitu perolehan karyawan dari pelaksanaan tugas yang dapat ditujukan pada mutu (kualias) dan jumlah (kuantitas). Kualitas yang baik menunjukan bahwwa karyawan tersebut meiliki kinerja yang baik pula dan kualitas yang banyak menunjukan bahwa", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 347, "width": 192, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "karyawan tersebut memiliki kinerja yang baik pula dan kuantitas yang banyak menunjukan bahwa karyawan tersebut memiliki kemampuan yang baik pula.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 401, "width": 116, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.3. Analisa Hasil Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 412, "width": 205, "height": 72, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk menganalisa data yang didapat dari penyebaran angket terhadap 29 karyawan Badan Pusat Statistik Ambon, maka dilakukan analisa regresi, uji t, dan mengetahui koefisien determinasi atas aspek motivasi kerja serta pengaruhnya terhadap kinerja karyawan Badan Pusat Statistik Ambon. Analisa regresi menggunakan SPSS 12.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 487, "width": 205, "height": 19, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Uji t Variabel Independant Motivasi (X) terhadap Kinerja (Y)", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 509, "width": 192, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji ini dilakukan untuk membuktikan bahwa aspek motivasi mempengaruhi kinerja digunakan uji t statistik. Adapun dasar keputusannya adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 552, "width": 192, "height": 62, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ho : diterima bila t hitung < t tabel Ha : diterima bila t hitung > t tabel Berdasarkan hasil uji t ditemukan bahwa nilai t hitung untuk variabel motivasi ( X ) = 3,836 Untuk df = 30, dengan taraf signifikansi ( ) = 0,05 diperoleh t tabel = 1,697.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 617, "width": 192, "height": 62, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan demikian nilai t hitung untuk variabel motivasi ( X ) = 3,836 > t tabel 1,697. dengan signikansi 0,000 maka Ho ditolak atau H1 diterima. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel motivasi ( X ) terhadap variabel kinerja (Y).", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 693, "width": 206, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Uji R2 (Koefisien Determinasi) Koefisien determinasi dilambangkan dengan R2 merupakan proporsi hubungan antara Y dengan X.", "type": "List item" }, { "left": 341, "top": 76, "width": 192, "height": 105, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nilai koefisien determinasi adalah diantara 0 (nol) dan 1 (satu). Koefisien ini dinyatakan dalam %, makin besar nilai R2, makin besar pula kontribusi atau peranan variabel bebas/independent dalam hal ini aspek kepemimpinan, motivasi dan kompensasi terhadap variable terikat/dependant dalam hal ini adalam aspek kinerja karyawan Badan Pusat Statistik Ambon. Biasanya model regresi dengan nilai R2 sebesar 70% atau lebih dianggap cukup baik, meskipun tidak selalu.", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 182, "width": 193, "height": 64, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Koefisien Determinasi atau R 2 (R square) ditemukan sebesar 0,739 yang menunjukan bahwa 73,9% kinerja karyawan Badan Pusat Statistik Ambon secara keseluruhan dijelaskan oleh variabel motivasi, sedangkan sisanya 26,1% dijelaskan oleh faktor lain.", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 260, "width": 205, "height": 106, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Analisis Koefisien Regresi Koefisien regresi dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi. Adapun persamaan regresi berganda digunakan untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Pada penelitianini bahwa α atau nilai constant = -1,104, β 1Motiv2i atau koefisien regresi motivasi = 0,486, jadi model persamaan regresinya adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 380, "width": 192, "height": 105, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kini = -1,104 + 0,486 + ei Dari hasil diatas dapat dijelaskan bahwa nilai α atau nilai constant adalah sebesar -1,104. yang berarti apabila variabel bebas yaitu motivasi sama dengan nol, maka besarnya variabel Y (kinerja) adalah -1,104. Dengan kata lain jika variabel bebas motivasi nilainya dianggap nol berarti besarnya adalah -1,104. Karena besarnya kindrja tidak dapat digambarkan secara kuantitatif, jika tidak ada variabel motivasi.", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 488, "width": 192, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Koefisien regresi motivasi adalah sebesar 0,486, besarnya koefisien regresi variabel bebas yaitu motivasi yang berarti setiap peningkatan (penambahan) variabel", "type": "Text" }, { "left": 464, "top": 520, "width": 70, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "motivasi akan", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 531, "width": 192, "height": 62, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "meningkatkan variabel terikat yaitu kinerja sebesar 0,486. Jika variabel motivasi, ada kecenderungan meningkat maka kinerja akan meningkat. Jika variabel motivasi ada kecenderungan menurun maka kinerja karyawan Badan Pusat Statistik Ambon juga akan menurun.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 607, "width": 71, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.4. Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 328, "top": 618, "width": 205, "height": 62, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil analisis data yang dilakukan di atas, didapatkan hasil bahwa variabel motivasi ternyata berpengaruh terhadap kinerja karyawan Badan Pusat Statistik Ambon. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja karyawan pada Badan Pusat Statistik Ambon bergantung pada motivasi.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 683, "width": 205, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kinerja karyawan Badan Pusat Statistik Ambon akan meningkat bila kebutuhan karyawan dapat terpenuhi seperti :", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 37, "width": 310, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL MANEKSI V0L 5, NO. 2, DESEMBER 2016", "type": "Page header" }, { "left": 523, "top": 734, "width": 11, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "60", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 76, "width": 205, "height": 84, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Pemenuhan kebutuhan material karyawan, yaitu pemenuhan kebutuhan yang dinilai secara ekonomis (berupa uang), dengan indikator meliputi: gaji karyawan diberikan sesuai dengan kinerja yang dihasilkan oleh karyawan, selain gaji, jaminan sosial yang diberikan kepada karyawan perlu juga diperhatikan bila instasi ini ingin meningkatkan kinerja karyawannya", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 163, "width": 205, "height": 40, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Pemenuhan kebutuhan non material karyawan, yaitu pemenuhan kebutuhan Karyawan yang dinilai berdasarkan aspek manusia (non ekonomis) yang meliputi :", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 206, "width": 206, "height": 419, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Kesempatan mendapatkan pendidikan dan latihan, yaitu kesempatan atau kebebasan yang diberikan pimpinan Badan Pusat Statistik Ambon kepada karyawannya untuk mengembangkan diri; takkalah pentingnya juga dilihat dari segi kesempatan promosi bagi karyawan, yaitu kesempatan kepada karyawan untuk mendapatkan peningkatan pekerjaan dalam hal ini promosi jabatan yang lebih tinggi bika karyawan sudah melewati periode tertentu dan layak mendapat promosi jabatan, hal ini juga akan membantu karyawan dalam meningkatkan kinerjanya ; b. Suasana kerja yang mendukung, yaitu situasi dan kondisi tempat kerja yang mendukung kelancaran kerja. Karyawan Badan Pusat Statistik Ambon akan merasa suasan yang kondusif dan menunjang apa yang dikerjakannya, merasa nyaman dan kerasan akan sangat membantu penyelesaian pekerjaan tepat waktu. c. Hal lain yang tidak kalah pentingnya yaitu kesempatan fasilitas rekreasi, yaitu pemberian kesempatan karyawan melakukan rekreasi dan fasilitas dari tempat karyawan bekerja. Dengan adanya kesempatan berekreasi secara bersama-sama baik karyawan bersama-sama pimpinan, akan sangat membantu dalam menyegarkan pikiran karyawan, menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling mengenal antar karyawan. Dengan adanya kesempatan untuk berekreasi ini diharapkan karyawan akan lebih bekerjasama dalam bekerja serta semangat dalam memenuhi tugas-ugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang karyawan. 5. Penutup", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 628, "width": 69, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5.1. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 639, "width": 205, "height": 19, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil analisa data dan pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 661, "width": 206, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Variabel motivasi secara individual berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karena nilai t hitung untuk variabel motivasi ( X ) = 3,836 >", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 693, "width": 192, "height": 19, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "t tabel 1,697, dengan signikansi 0,000 maka Ho ditolak atau H1 diterima.", "type": "Table" }, { "left": 328, "top": 76, "width": 205, "height": 51, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0, 739 yang menunjukan bahwa 73,9% kinerja karyawan Badan Pusat Statistik Ambon secara keseluruhan dijelaskan oleh variabel motivasi, sisanya 26,1% dijelaskan oleh faktor lain.", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 130, "width": 205, "height": 203, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Analisa koefisien regresi variabel motivasi terhadap kinerja dijelaskan bahwa nilai nilai constant adalah sebesar -1,104. yang berarti apabila variabel bebas yaitu motivasi sama dengan nol, maka besarnya variabel Y (kinerja) adalah -1,104. Dengan kata lain jika variabel bebas motivasi nilainya dianggap nol berarti besarnya adalah -1,104. Karena besarnya kindrja tidak dapat digambarkan secara kuantitatif, jika tidak ada variabel motivasi.koefisien regresi motivasi adalah sebesar 0,486, besarnya koefisien regresi variabel bebas yaitu motivasi yang berarti setiap peningkatan (penambahan) variabel motivasi akan meningkatkan variabel terikat yaitu kinerja sebesar 0,486. Jika variabel motivasi, ada kecenderungan meningkat maka kinerja akan meningkat. Jika variabel motivasi ada kecenderungan menurun maka kinerja karyawan Badan Pusat Statistik Ambon juga akan menurun.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 347, "width": 40, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5.2. Saran", "type": "Section header" }, { "left": 328, "top": 357, "width": 205, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Untuk meningkatkan kinerja karyawan maka pimpinan perlu memperhatikan pemenuhan kebutuhan material yang dinilai secara ekonomis (berupa uang), seperti: gaji karyawan harus diberikan sesuai dengan kinerja yang dihasilkan oleh karyawan, selain gaji, jaminan sosial yang diberikan kepada karyawan", "type": "List item" }, { "left": 341, "top": 422, "width": 192, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "perlu juga diperhatikan bila instasi ini bila ingin meningkatkan kinerja karyawannya.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 455, "width": 206, "height": 246, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kebutuhan non material karyawan, yaitu pemenuhan kebutuhan Karyawan yang dinilai berdasarkan aspek manusia (non ekonomis) yang meliputi; Kesempatan mendapatkan pendidikan dan latihan, yaitu kesempatan atau kebebasan yang diberikan pimpinan Badan Pusat Statistik Ambon kepada karyawannya untuk mengembangkan diri; takkalah pentingnya juga dilihat dari segi kesempatan promosi bagi karyawan, yaitu kesempatan kepada karyawan untuk mendapatkan peningkatan pekerjaan dalam hal ini promosi jabatan yang lebih tinggi bika karyawan sudah melewati periode tertentu dan layak mendapat promosi jabatan, hal ini juga akan membantu karyawan dalam meningkatkan kinerjanya ; Suasana kerja yang mendukung, yaitu situasi dan kondisi tempat kerja yang mendukung kelancaran kerja. Karyawan Badan Pusat Statistik Ambon akan merasa suasan yang kondusif dan menunjang apa yang dikerjakannya, merasa nyaman dan kerasan akan sangat membantu penyelesaian pekerjaan tepat waktu.", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 704, "width": 192, "height": 19, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hal lain yang tidak kalah pentingnya yaitu kesempatan fasilitas rekreasi, yaitu pemberian", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 37, "width": 310, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL MANEKSI V0L 5, NO. 2, DESEMBER 2016", "type": "Page header" }, { "left": 523, "top": 734, "width": 11, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 76, "width": 192, "height": 62, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kesempatan karyawan melakukan rekreasi dan fasilitas dari tempat karyawan bekerja. Dengan adanya kesempatan berekreasi secara bersama- sama baik karyawan bersama-sama pimpinan, akan sangat membantu dalam menyegarkan pikiran karyawan, menumbuhkan", "type": "Text" }, { "left": 297, "top": 130, "width": 15, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "rasa", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 141, "width": 192, "height": 62, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kebersamaan dan saling mengenal antar karyawan. Dengan adanya kesempatan untuk berekreasi ini diharapkan karyawan akan lebih bekerjasama dalam bekerja serta semangat dalam memenuhi tugas-ugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 271, "width": 86, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 282, "width": 205, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian; Suatu", "type": "Section header" }, { "left": 134, "top": 292, "width": 179, "height": 19, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendekatan Praktik, Edisi Revisi Keenam, Rineka Cipta, Jakarta, 2006.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 314, "width": 205, "height": 19, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dharma, Surya, Manajemen Kinerja, Falsafah Teori dan Penerapannya, Pustaka", "type": "Table" }, { "left": 284, "top": 325, "width": 28, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pelajar,", "type": "Table" }, { "left": 134, "top": 336, "width": 70, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yogyakarta, 2009.", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 347, "width": 205, "height": 18, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dessler, Gary, Managemen Foundation, Fourth Edition, Reston, Virginia, 1985", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 368, "width": 205, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Davis, Kaith, John Newstrom, Perilaku dalam Organisasi, edisi VI, jilid I, Erlangga, Jakarta, 1996", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 401, "width": 206, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Furtwengler, Dale, Fandu Tjiptono, Penilaian", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 412, "width": 206, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kinerja, Menguasai Keahlian yang anda Perlukan Dalam 10 Menit, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2002. Hasibuan H Malayu, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Bumi Aksara, Jakarta, 2007. Hodgetts, Richard M, Management, Second Edition, Harcourt Brace Jovanovich, Florida, 1988. Ivancevich, John M., Konopaske, Robert., Mattesson,", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 509, "width": 179, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Michael T. Perilaku dan Manajemen Organisasi, Jilid Kesatu,Edisi Ketujuh, Erlangga, Jakarta, 2005.", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 541, "width": 206, "height": 182, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ivancevich, John M, Organization Behavior Structure Processes, Twelfth Edition, McGraw-Hill Irwin, New York, 2006 Iswanto, Yun. Pedoman Mata Kuliah Seminar Penelitian, Universitas Terbuka, Jakarta, 2007. Handoko, T Hany, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi 2, BPFE UGM, 2001, Yogyakarta. Hersey, Paul, Ken B, Dharma Agus, Manajemen Perilaku Organisasi, Pendayagunaan Sumber Daya Manusia, Erlangga, 1982, Jakarta. Kartono, Kartini. Pengantar Metodologi Riset Sosial, Mandar Maju, Bandung, 1996. Longenecker, Justin G, Management, Sixth Edition, Charles E Merrill,Ohio, 1984, Luthans, Fred, Perilaku Organisasi, Edisi Kesepuluh, Andi, Yogyakarta, 2006", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 76, "width": 205, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mangkunegara, Anwar Prabu.A.A. Perencanaan dan Pengembangan SUMBER DAYA MANUSIA, Rafika Aditama, Bandung, 2006.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 108, "width": 205, "height": 19, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Miner, John B, Inroduction to Managemen, Charles E Merrill, Ohio, 1985", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 130, "width": 205, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Muhidin, Sambas Ali, Abdurahman Maman, Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam Penelitian, Pustaka Setia, Bandung, 2007.", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 163, "width": 206, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mukaram, Marwansyah, Manajemen Sumber Daya Manusia, Politeknik Negeri Bandung, 2000, Bandung.", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 195, "width": 205, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Munandar Ashar Sunyoto, Psikologi Industri dan", "type": "List item" }, { "left": 355, "top": 206, "width": 119, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Organisasi, UIP, 2006, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 217, "width": 206, "height": 51, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Riduwan,. Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Pengantar Buchari Alma, Alfabeta, Bandung, 2008 Simanjuntak, Payaman , Manajemen dan Evaluasi Kinerja, FEUI, 2005, Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 271, "width": 205, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sobur, Alex., Psikologi Umum, Pustaka Setia, Bandung, 2003. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif,", "type": "Table" }, { "left": 355, "top": 303, "width": 179, "height": 19, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dilengkapi Contoh Proposal Dan Laporan Penelitian, Alfabeta, Bandung, 2008.", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 325, "width": 206, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Trihendradi, Cornelius, Memecahkan Kasus Statistik : Deskriptif, Parametrik, dan Non-Parametik dengan SPSS 12, Andi, 2004, Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 357, "width": 205, "height": 19, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tunggal, Amin Widjaja , Manajemen Suatu Pengantar, Rineka Cipta, 2002, Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 328, "top": 379, "width": 205, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uno, Hamzah B, Teori Motivasi dan Pengukurannya,", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 390, "width": 179, "height": 19, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisis Di Bidang Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 2006", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 412, "width": 205, "height": 18, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Winardi, Motivasi Pemotivasian Dalam Manajemen, Raja Grafindo Persada, 2001, Jakarta", "type": "Text" } ]
bdea9a50-974b-59e6-0e21-7e015bc7a823
https://ojs.diniyah.ac.id/index.php/Al-Mutharahah/article/download/77/61
[ { "left": 85, "top": 37, "width": 82, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Al-Mutharahah P-ISSN 2088-0871", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 261, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Vol. 17 No. 1 Januari-Juni 2020 0-ISSN 2722-2314", "type": "Page header" }, { "left": 206, "top": 64, "width": 226, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "http://ojs.diniyah.ac.id/index.php/Al-Mutharahah", "type": "Text" }, { "left": 393, "top": 561, "width": 21, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "130", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 89, "width": 308, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Peran Komunitas Dalam Meningkatkan Literasi Dan Inklusi Keuangan Syariah", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 136, "width": 322, "height": 56, "page_number": 1, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Galih Tegar Febrianto Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Kampus ITS, Jl. Raya ITS, Keputih, Kec. Sukolilo, Kota Surabaya [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 206, "width": 322, "height": 57, "page_number": 1, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Faza Ghulam Ahmad Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Kampus ITS, Jl. Raya ITS, Keputih, Kec. Sukolilo, Kota Surabaya [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 277, "width": 322, "height": 56, "page_number": 1, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Imamul Arifin Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Kampus ITS, Jl. Raya ITS, Keputih, Kec. Sukolilo, Kota Surabaya [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 347, "width": 44, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 361, "width": 329, "height": 169, "page_number": 1, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Literasi dan inklusi keuangan merupakan suatu derajat yang menunjukan bagaimana masyarakat telah mengerti dan menggunakan produk keuangan dengan optimal. Kenyataannya menunjukan bahwa tingkat literasi dan inklusi keuangan Indonesia masih berada di angka 38%. Itu artinya hanya 38 orang dari 100 orang yang mampu mengetahui dan memahami produk keuangan dengan baik. Di satu sisi, komunitas telah dikenal sebagai wadah yang mempersatukan masyarakat Indonesia yang besifat komunal. Di sini komunitas hadir untuk menjadi mediator serta pemercepat peningkatan literasi dan inkluasi keuangan. Potensi yang dimiliki oleh komunitas setidaknya mencakup (1) membantu menopang Strategi", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 38, "width": 225, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "J-Al-Mutharahah : Vol. 17 No. 1 Januari-Juni 2020", "type": "Page header" }, { "left": 365, "top": 561, "width": 21, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "131", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 62, "width": 329, "height": 56, "page_number": 2, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Nasional Literasi Keuangan Indonesia; (2) mediator pengembangan literasi dan inklusi keuangan syariah melalui modal sosial; dan (3) membuka kerja sama dengan budaya partisipatori.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 133, "width": 47, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 147, "width": 329, "height": 182, "page_number": 2, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Financial literacy and inclusion is a degree that shows how the public has understood and used financial products optimally. The reality shows that the level of literacy and financial inclusion in Indonesia is still at 38%. That means only 38 people out of 100 people can know and understand financial products well. On the other hand, the community has been known as a forum that unites communal Indonesians. Here the community is become a mediator and accelerates the increase in financial literacy and inclusion. Potential owned by the community at least include (1) helping to sustain the National Strategy on Financial Literacy in Indonesia; (2) mediators for the development of Islamic financial literacy and inclusion through social capital; and (3) open cooperation with participatory culture.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 344, "width": 310, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Kata Kunci: Literasi Keuangan, Penyetaraan, Komunitas Keywords: Financial Literacy; Inclusion; Community", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 386, "width": 107, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "A. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 400, "width": 329, "height": 126, "page_number": 2, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia. Tercatat pada tahun 2020 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 273 juta jiwa. 1 Dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,07% tiap tahunnya tentu saja pertambahan ini diikuti dengan peningkatan pendapatan negara yang ditunjukkan melalui Produk Domestik Bruto (PDB) masyarakat. Dengan meningkatnya Produk Domestik Bruto Indonesia, jumlah uang yang beredar juga semakin meningkat. Hal ini menandakan bahwa transaksi keuangan yang dilakukan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 540, "width": 235, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "1 Meter, “Indonesia Population (2020) - Worldometer.”", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 38, "width": 225, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "J-Al-Mutharahah : Vol. 17 No. 1 Januari-Juni 2020", "type": "Page header" }, { "left": 393, "top": 561, "width": 21, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "132", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 62, "width": 329, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "masyarakat baik untuk kebutuhan pribadi maupun usaha juga semakin bertambah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 90, "width": 329, "height": 113, "page_number": 3, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Survei nasional yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan tahun 2019 mengenai literasi keuangan yang dilakukan pada tahun 2019 menunjukkan indeks literasi keuangan mencapai 38,03% dan indeks inklusi keuangan 76,19%. Angka ini meningkat 8,33% terhadap peningkatan literasi keuangan dan 8,39% terhadap peningkatan akses produk dan layanan jasa keuangan (inklusi keuangan) dibanding hasil survei sebelumnya yang dilakukan pada tahun 2016. 2", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 203, "width": 331, "height": 84, "page_number": 3, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Kegiatan literasi merupakan indikator penting untuk meningatkan kompetensi dan pembangunan ekonomi. Dalam hal ini kualitas sumber daya manusia perlu ditingkatkan. Bahkan perintah untuk literasi sudah ada dalam wahyu pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad yaitu surat Al Alaq 1-5.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 302, "width": 326, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "(3) َكُّب َر َو ْأ َرْقا )2( ٍقَلَع ْنِم َناَسنِ ْلْا َقَلَخ )1( َقَلَخ يِذَّلا َكِ ب َر ِمْساِب ْأ َرْقا م َرْكَ ْلْا (5) ْْ مَل ْعَي ْمَلاَم َناَسنِ ْلْا َمَّلَع )4( ِمَلَقْلاِب َمَّلَع يِذَّلا", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 347, "width": 329, "height": 71, "page_number": 3, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Artinya: “Bacalah dengan mnyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dengan nama Tuhanmu yang maha mulia. Yang telah mengajarkan manusia dengan perantara membaca dan menulis”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 418, "width": 329, "height": 84, "page_number": 3, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Peningkatan literasi masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara. Di sinilah peran penting komunitas sebagai salah satu upaya meningkatkan literasi ekonomi masyarakat. Komunitas disini bertujuan untuk memberi wadah masyarakat untuk berkembang sekaligus menjadi sebagai upaya peningkatan indeks literasi keuangan dan indeks inklusi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 528, "width": 323, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "2 Otoritas Jasa Keuangan, “Siaran Pers Survei OJK 2019: Indeks Literasi Dan Inklusi Keuangan Meningkat.”", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 38, "width": 225, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "J-Al-Mutharahah : Vol. 17 No. 1 Januari-Juni 2020", "type": "Page header" }, { "left": 365, "top": 561, "width": 21, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "133", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 62, "width": 108, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "keuangan Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 90, "width": 140, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "B. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 104, "width": 329, "height": 127, "page_number": 4, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Dalam studi kali ini, kami menggunakan metode Systematic Literature Review (SLR). Metode ini bisa dikatakan tepat untuk mendapatkan perpaduan berbagai literatur akademik yang akurat 3 . Kami mengumpulkan berbagai sumber literatur dari Google Scholar dan Mendeley untuk mencari jurnal, artikel, penelitian, maupun buku yang berhubungan dengan penelitian yang kami lakukan. Setelah semua bahan literatur didapat, kami menarik kesimpulan serta menyusun semua bahan menjadi artikel yang sistematis.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 245, "width": 99, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "C. PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 259, "width": 329, "height": 113, "page_number": 4, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "1. Literasi Keuangan literasi keuangan menurut Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan mengetahui konsep dan risiko keuangan, keterampilan mengenai keuangan, serta menggunakan pengetahuan dan pemahaman yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keuangan baik individu maupun masyarakat. 4", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 372, "width": 329, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Literasi keuangan merupakan elemen penting bagi pertumbuhan ekonomi negara karena berdampak langsung kepada masyarakat. Dampak yang dimaksud adalah tinggi rendahnya tingkat literasi keuangan masyarakat akan sejalan dengan tinggi rendahnya penggunaan produk dan jasa keuangan. Jika penggunaan produk dan jasa keuangan meningkat maka potensi transaksi keuangan yang terjadi akan meningkat pula yang akan berdampak pada pertumbuhan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 505, "width": 310, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "3 Chalkiadaki, “A Systematic Literature Review of 21st Century Skills and Competencies in Primary Education.”", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 528, "width": 317, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "4 OECD, PISA 2015 Assessment and Analytical Framework: Science, Reading, Mathematic and Financial Literacy, .", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 38, "width": 225, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "J-Al-Mutharahah : Vol. 17 No. 1 Januari-Juni 2020", "type": "Page header" }, { "left": 393, "top": 561, "width": 21, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "134", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 62, "width": 329, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "ekonomi secara keseluruhan atau menciptakan pemerataan pendapatan masyarakat. Oleh karena itu, literasi keuangan sudah seharusnya dimiliki setiap individu agar mereka dapat merencanakan dan mengelola keuangan dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 118, "width": 329, "height": 113, "page_number": 5, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Namun faktanya Survei Nasional Literasi Keuangan tahun 2016 yang dilakukan oleh OJK menunjukkan bahwa kondisi literasi keuangan yang ada di Indonesia masih jauh dari kata layak. 5 Data tersebut mencata bahwa tingkat literasi keuangan Indonesia hanya sebesar 29,7% yang artinya dari 100 orang hanya sekitar 30 orang yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepercayaan yang memdai mengenaik produk dan layanan keuangan ( well literate ).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 231, "width": 329, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Literasi keuangan memiliki tingkat-tingkat yang berfungsi untuk mengukur seberapa baik literasi keuangan seseorang.Menurut Otoritas Jasa Keuangan tingkat literasi keuangan seseorang dapat dibagi menjadi 4 tingkat yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 287, "width": 86, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "a) Well Literate", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 301, "width": 293, "height": 113, "page_number": 5, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Seseorang dapat dikatakan telah memasuki tahap ini apabila mereka memiliki pengetahuan dan keyakinan mengenai lembaga jasa keuangan, produk keuangan yang dihasilkan, dan jasa keuangan yang ditawarkan. Selain itu dapat diklasifikasikan juga bahwa seseorang yang telah memiliki keterampilan dalam memakai produk dan jasa keuangan dapat dikatakan sebagai well literate .", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 414, "width": 110, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "b) Sufficient Literate", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 428, "width": 293, "height": 70, "page_number": 5, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Seseorang yang memiliki pengetahuan dan keyakinan mengenai lembaga jasa keuangan, produk keuangan yang dihasilkan, dan jasa keuangan yang diberikan termasuk pada tahap ini. Tidak menutup kemungkinan juga seseorang yang telah mengetahui", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 528, "width": 312, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "5 Otoritas Jasa Keuangan, “Survei Nasional Literasi Dan Inklusi Keuangan 2016 (National Literacy and Financial Inclusion Survey 2016).”", "type": "Footnote" }, { "left": 55, "top": 38, "width": 225, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "J-Al-Mutharahah : Vol. 17 No. 1 Januari-Juni 2020", "type": "Page header" }, { "left": 365, "top": 561, "width": 21, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "135", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 62, "width": 292, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan juga termasuk pada tahap ini.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 90, "width": 84, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "c) Less Literate", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 104, "width": 293, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Seseorang dikatakan less literate apabila mereka hanya memiliki pengetahuan mengenai lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan yang ditawarkan.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 161, "width": 82, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "d) Not Literate", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 175, "width": 293, "height": 70, "page_number": 6, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Pada tahap ini, seseorang tidak memiliki pengetahuan dan keyakinan apa pun mengenai lembaga jasa keuangan, layanan produk dan jasa keuangan yang ditawarkan, serta tidak memiliki keterampilan dalam menggunakannya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 245, "width": 329, "height": 98, "page_number": 6, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Literasi keuangan memiliki sebuah variabel yang dapat didefinisikan sebagai ukuran kemampuan seseorang dalam memahami pencatatan keuangan, sikap dalam melakukan transaksi, jasa layanan yang dibutuhkan, nilai tukar uang. Terdapat indikator atau tolok ukur pengetahuan yang dapat menunjukkan seberapa besar tingkat literasi keuangan seseorang, sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 344, "width": 310, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "a) Pengetahuan mengenenai nilai barang dan skala prioritas", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 372, "width": 264, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "b) Penganggaran, tabungan, dan pengelolaan uang", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 386, "width": 117, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "c) Pengelolaan kredit", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 400, "width": 300, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "d) Pentingnya asuransi dan perlindungan terhadap risiko", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 414, "width": 99, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "e) Dasar Investasi", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 428, "width": 131, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "f) Perencanaan pension", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 442, "width": 310, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "g) Penggunaan dari belanja dan membandingkan produk yang mana harus pergi mencari saran dan informasi bimbingan, dan dukungan tambahan", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 484, "width": 311, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "h) Bagaimana mengenali potensi konflik atas kegunaan (prioritas)", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 512, "width": 328, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Berbagai indikator kurangnya angka literasi ekonomi masyarakat diantaranya belum terciptanya pengetahuan dan", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 38, "width": 225, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "J-Al-Mutharahah : Vol. 17 No. 1 Januari-Juni 2020", "type": "Page header" }, { "left": 393, "top": 561, "width": 21, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "136", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 62, "width": 329, "height": 127, "page_number": 7, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "pemahaman mengenai bagaimana memanfaatkan uang yang dimiliki untuk kegiatan yang produktif. Selain itu indikator lain yang dapat ditemukan adalah kurangnya pemahaman mengenai berbagai produk dan layanan jasa keuangan yang ditawarkan oleh lembaga jasa keuangan. Padahal jika dipelajari lebih mendalam terdapat banyak manfaat yang seharusnya didapatkan oleh masyarakat yang akan membawa mereka menuju kesejahteraan. Seperti yang difirmankan oleh Allah SWT dalam surat Al Jumu’ah ayat 10:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 203, "width": 310, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "اَذِإَف ِِتَي ِضُق ُِةَلاَّصلا اوُرِشَتْناَف يِف ِ ِض ْرَلأْا اوُغَتْبا َو نِم ِِلْضَف ِِهللا اوُرُكْذا َو َِهللا ا ًريِثَك مُكَّلَعَّل َِنوُحِلْفُت", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 244, "width": 329, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Artinya: “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 287, "width": 329, "height": 70, "page_number": 7, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Dalam konteks ini Al Qur’an telah menjelaskan prinsip- prinsip ekonomi yang semua cabang-cabang kembali kepadanya. Hal itu karena masalah-masalah ekonomi kembali kepada dua prinsip yaitu kecerdasan dalam mencari harta dan kecerdasan dalam membelanjakannya pada tempat-tempatnya.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 357, "width": 117, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "2. Inklusi Keuangan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 371, "width": 329, "height": 84, "page_number": 7, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Definisi inklusi keuangan adalah setiap individu atau bisnis yang mempuanyai akses untuk menggunakan produk dan jasa keuangan. Setiap lapisan masyarakat tentunya diharapkan memiliki akses yang setara dalam penggunaan uang dan dapat memanfaatkan setiap layanan produk dan jasa keuangan dengan optimal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 456, "width": 329, "height": 70, "page_number": 7, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Berdasarkan data Global Findex(2010), mereka yang memiliki keleluasaan akses dengan jasa keuangan di Indonesia terhitung hanya sebesar 36 persen saja 6 . Sisanya sekitar 64 persen masyarakat Indonesia masih belum memiliki akses dengan jasa keuangan apapun atau dapat dikatakan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 540, "width": 303, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "6 Klapper, Leora; Singer, Dorothi; Ansar, “The Global Findex Database.”", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 38, "width": 225, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "J-Al-Mutharahah : Vol. 17 No. 1 Januari-Juni 2020", "type": "Page header" }, { "left": 365, "top": 561, "width": 21, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "137", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 62, "width": 329, "height": 70, "page_number": 8, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "unbankable . Hal ini tentu menandakan bahwa upaya yang harus dilakukan pemerintah dan masyarakat masih banyak untuk mengangkat Indonesia menjadi negara ekonomi inklusif serta menghilangkan adanya ketimpangan ekonomi pada lapisan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 133, "width": 329, "height": 196, "page_number": 8, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Inklusi keuangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan tingkat kemiskinan dan kesenjangan ekonomi yang ada di masyarakat. Upaya ini telah diinisiasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sejak bulan Oktober 2016 dalam rangka mengurangi ketimpangan ekonomi. Bank Indonesia menyatakan bahwa tidak ada definisi yang baku dari ekonomi inklusif. Namun ekonomi inklusif dapat juga diartikan sebagai suatu keadaan dimana seluruh lapisan masyarakat telah mendapatkan dan menikmati layanan produk dan jasa keuangan secara efektif dan efisien. Selain itu ekonomi inklusif juga dapat dikaitkan dengan banyaknya nasabah dalam suatu bank. Hal ini juga tidak salah, mengingat bank merupakan salah satu media pelayanan dan akses keuangan yang dapat memberikan layanan keuangan secara praktis.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 329, "width": 329, "height": 113, "page_number": 8, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Dalam perkembangannya, upaya dalam meningkatkan inklusi keuangan tidak hanya sebatas pengembangan produk dan layanan jasa keuangan tetapi juga meliputi empat elemen lain yang tidak kalah penting yaitu perluasan akses keuangan, ketersediaan layanan produk dan jasa keuangan dan penggunaannya, serta pengingkatan kualitas penggunaan produk dan layanan jasa keuangan maupun kualitas produk dan layanan jasa keuangan itu sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 442, "width": 329, "height": 98, "page_number": 8, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Jika dilihat dari hasil Survei Nasional Literasi Keuangan tahun 2019 yang dilakukan oleh OJK menunjukkan bahwa indeks inklusi keuangan masyarakat Indonesia relatif tinggi dibandingkan dengan indeks literasinya. Pada tahun 2019 OJK mencatat 76,19% masyarakat Indonesia telah memiliki akses lembaga jasa keuangan formal. Namun inklusi keuangan dapat dikatakan terwujud jika seluruh masyarakat Indonesia dapat", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 38, "width": 225, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "J-Al-Mutharahah : Vol. 17 No. 1 Januari-Juni 2020", "type": "Page header" }, { "left": 393, "top": 561, "width": 21, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "138", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 62, "width": 329, "height": 56, "page_number": 9, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "mengakses layanan keuangan dengan mudah. Efek yang diharapkan tentunya meningkatkan kemampuan ekonomi, berkurangnya kemiskinan serta kesenjangan sosial, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 118, "width": 329, "height": 155, "page_number": 9, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Selain efek diatas inklusi keuangan juga memiliki banyak manfaat. Bank dunia menyebutkan bahwa dengan meningkatnya inklusi keuangan sebesar satu persen saja dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0.03 persen. Berbagai manfaat inklusi keuangan dalam bentuk lain seperti bertambahnya lapangan pekerjaan, menurunkan tingkat kemiskinan, hingga mengurangi kesenjangan sosial. Oleh karena itu diharapkan dengan adanya inklusi keuangan maka setiap lapisan masyarakat memiliki akses yang setara dalam penggunaan uang sehingga akan mendapatkan manfaat yang sama di setiap layanan dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 273, "width": 115, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "3. Ekonomi Syariah", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 287, "width": 329, "height": 141, "page_number": 9, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Ekonomi syariah adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk melihat, menganalisa, yang nantinya akan menjadi penyelesaian permasalahan yang berkaitan dengan ekonomi dengan cara yang diatur dalam Islam, yaitu harus berdasarkan Al Qur’an dan sunnah Rasulullah. Terdapat dua pokok yang menjadi landasan hukum sistem ekonomi syariah yaitu Al Qur’an dan sunnah Rasulullah. Segala hukum yang bersumber dari kedua landasan pokok tersebut secara konsep dan prinsip adalah tetap dan tidak dapat berubah kapan pun dan dimana pun (Anto 2003).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 428, "width": 329, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Dalam pelaksanaannya ekonomi syariah memiliki prinsip yang harus dijalankan sebagai berikut 7 :", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 456, "width": 311, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "a) Segala sesuatu termasuk sumber daya dianggap sebagai pemberian atau titipan dari Allah SWT kepada manusia", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 484, "width": 309, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "b) Kepemilikan pribadi diakui Islam selama dalam batasan- batasan tertentu.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 540, "width": 231, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "7 Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam : Suatu Pengantar .", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 38, "width": 225, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "J-Al-Mutharahah : Vol. 17 No. 1 Januari-Juni 2020", "type": "Page header" }, { "left": 365, "top": 561, "width": 21, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "139", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 62, "width": 310, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "c) Kerja sama menjadi kekuatan penggerak utama dalam ekonomi syariah.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 90, "width": 310, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "d) Akumulasi kekayaan yang hanya dikuasai oleh segelintir orang tidak diperbolehkan dalam ekonomi syariah", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 118, "width": 310, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "e) Ekonomi syariah menjamin pemilikan masyarakt dan penggunaannya direncanakan tidak untuk segelintir orang saja.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 161, "width": 310, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "f) Seorang muslim harus takut kepada Allah SWT beserta yaumul hisab di akhirat nanti.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 189, "width": 310, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "g) Zakat yang dibayarkan harus atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab).", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 217, "width": 326, "height": 126, "page_number": 10, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "h) Segala bentuk riba dilarang di dalam Islam. Menghindari melakukan penimbunan atau dalam bahasa arab biasa disebur al-ihtikar. Penimbunan dapat didefinisikan sebagai membeli sebuah barang perniagaan dengan tujuan untuk menyimpannya dalam kurun waktu yang lama sehingga nantinya barang tersebut dinyatakan sebagai barang yang langka karena ketersediaannya yang terbatas namun permintaannya melebihi ketersediaan sehingga berharga mahal.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 344, "width": 326, "height": 126, "page_number": 10, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Tidak melakukan monopoli. Monopoli merupakan situasi dimana sekurang-kurangnya sepertiga pengadaan barang perdagangan tertentu hanya dikuasai oleh satu pihak atau kelompok sehingga harga barang tersebut dapat dikendalikan oleh pihak yang menguasai. Dengan melakukan monopoli maka hanya pihak tertentu saja yang diuntungkan yakni pihak yang menguasai. Sedangkan pihak lain hanya menerima hasil yang tidak sebesar pihak penguasa. Kegiatan ini merupakan salah satu hal yang dilarang dalam Islam.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 470, "width": 326, "height": 56, "page_number": 10, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Menghindari jual beli yang diharamkan oleh Islam. Allah SWT sangat meridhai segala sesuatu dalam jual beli yang sesuai dengan syariat Islam, adil, halal, dan tidak merugikan dan menguntungkan sebelah pihak. Karena sesungguhnya", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 38, "width": 225, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "J-Al-Mutharahah : Vol. 17 No. 1 Januari-Juni 2020", "type": "Page header" }, { "left": 393, "top": 561, "width": 21, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "140", "type": "Page footer" }, { "left": 88, "top": 62, "width": 325, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "segala sesuatu yang mengandung unsur kemungkaran dan kebatilan didalamnya maka hukumnya adalah haram.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 90, "width": 326, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Dalam pengamalannya tentu saja ekonomi syariah akan mendatangkan manfaat yang besar bagi siapa saja yang mengamalkannya. Manfaaat tersebut antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 133, "width": 311, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "a) Terwujudnya integritas seorang muslim yang kaffah atau tidak setengah-setengah atau menjadi muslim yang sesungguhnya.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 175, "width": 311, "height": 84, "page_number": 11, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "b) Menerapkan dan mengamalkan ekonomi syariah melalui lembaga keuangan berasaskan Islam seperti bank, pegadaian, asuransi, akan memperoleh keuntungan dunia yakni melalui bagi hasil maupun keuntungan akhirat yakni terbebas dari segala unsur riba yang dimurkai oleh Allah.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 259, "width": 311, "height": 127, "page_number": 11, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "c) Mengamalkan ekonomi syariah melalui lembaga keuangan syariah dihitung sebagai dukungan untuk kemajuan lembaga ekonomi umat Islam. Karena semua dana yang ada pada lembaga keuangan syariah hanya diperbolehkan untuk disalurkan kepada usaha yang halal. d) Mengamalkan ekonomi syariah berarti ikut berpartisipasi dalam mengamalkan amar ma’ruf nahi munkar.", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 386, "width": 311, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "e) Menjalankan praktik ekonomi syariah akan dihitung juga sebagai nilai ibadah, karena telah mengamalkan apa yang dianjurkan dan yang dilarang oleh Allah.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 428, "width": 311, "height": 70, "page_number": 11, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "f) Mengamalkan ekonomi syariah dengan membuka tabungan dan deposito atau menjadi nasabah berarti ikut serta mendukung upaya pemberdayaan ekonomi umat. Karena dana yang terkumpul akan dihimpun dan disalurkan melalui sekor perdagangan yang riil.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 512, "width": 329, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Tujuan ekonomi syariah adalah mewujudkan kesejahteraan manusia dan menciptakan keseimbangan", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 38, "width": 225, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "J-Al-Mutharahah : Vol. 17 No. 1 Januari-Juni 2020", "type": "Page header" }, { "left": 365, "top": 561, "width": 21, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "141", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 62, "width": 329, "height": 56, "page_number": 12, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "ekonomi dalam masyarakat. Namun tujuan ini harus dicapai dengan selalu mengikuti cara yang baik dan terhormat yang tentu saja harus bersumber dari Al Qur’an dan sunnah sebagaimana Allah SWT berfirman dalam suran An Nisa 38:", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 133, "width": 54, "height": 15, "page_number": 12, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "َّنِإ َهَّللا ْأَي", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 133, "width": 329, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "ْم ك ر م ْنَأ اوُّدَؤ ت ِتاَناَملْا ىَلِإ اَهِلْهَأ اَذِإ َو ْم تْمَكَح َنْيَب ِساَّنلا ْنَأ او م كْحَت ِلْدَعْلاِب َّنِإ َهَّللا اَّمِعِن ْم ك ظِعَي ِهِب َّنِإ َهَّللا َناَك اًعيِمَس ا ًري ِصَب", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 174, "width": 329, "height": 99, "page_number": 12, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.”", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 273, "width": 329, "height": 112, "page_number": 12, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan sumber daya manusia yang mendalami fiqih muamalah , qawaid fiqhiyyah , qawaid ushuliyyah , dan sejenisnya agar terhindar dari kesalahpahaman yang dapat menjerumuskan. Salah satu problem ekonomi syariah saat ini adalah bahwa ia dikembangkan oleh kalangan yang belum sempurna pemahamannya sehingga dibutuhkan sebuah komunitas yang kredibel dan terpercaya untuk mengatasi masalah tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 385, "width": 304, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "4. Komunitas dan Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 413, "width": 329, "height": 113, "page_number": 12, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Komunitas secara tradisional bisa diartikan sebagai kelompok sosial dari beberapa organisme yang saling berbagi lingkungan dan memiliki ketertarikan yang sama. Dalam komunitas manusia, setiap individu di dalamnya bisa saja memiliki kepercayaan, maksud sumber daya, kebutuhan, preferensi, risiko dan kondisi-kondisi lain yang serupa. Berdasarkan yang dikatakan Kertajaya(2008) 8 , komunitas diartikan sebagai sekelompok orang yang saling peduli antar", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 540, "width": 118, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "8 Kertajaya, Arti Komunitas .", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 38, "width": 225, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "J-Al-Mutharahah : Vol. 17 No. 1 Januari-Juni 2020", "type": "Page header" }, { "left": 393, "top": 561, "width": 21, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "142", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 62, "width": 329, "height": 42, "page_number": 13, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "sesama lebih dari seharusnya yang menimbulkan terjadinya relasi pribadi yang erat antar para anggota komunitas tersebut karena kesamaan interest atau values .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 329, "height": 85, "page_number": 13, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Sedangkan jika ditinjau dari sisi sosiologi, sebuah komunitas adalah kelompok sosial dari beberapa organisme yang saling berbagi lingkungan dan pada umumnya memiliki ketertarikan yang sama. Delobelle (2008) mendefinisikan suatu komunitas sebagai group dari beberapa orang yang berbagi minat yang sama, yang terbentuk dari 4 faktor 9 , yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 189, "width": 311, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "a) Keinginan berbagi ( sharing ) dan Komunikasi, dimana para anggota selalu tolong-menolong satu sama lain.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 217, "width": 311, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "b) Tempat berkumpul atau bertemu yang disepakati bersama.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 245, "width": 311, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "c) Kebiasaan, dimana orang-orang di dalam komunitas datang secara periodic, dan", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 273, "width": 311, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "d) Influencer , merintis sesuatu hal serta melibatkan anggota-anggota selanjutnya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 301, "width": 329, "height": 127, "page_number": 13, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Di luar pengertian komunitas, Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia(SNLKI) pertama kali diluncurkan tanggal 19 November 2013 merupakan sekumpulan petunjuk bagi OJK maupun industri keuangan dalam mengimplementasikan Peraturan OJK Nomor 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan khususnya yang terkait dengan penyelenggaraan kegiatan dalam rangka peningkatan literasi keuangan di Indonesia. Pendekatan dalam melakukan kegiatan literasi dan inklusi keuangan harus berdasarkan pada:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 428, "width": 132, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "a) Pendekatan Geografis", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 442, "width": 307, "height": 42, "page_number": 13, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Pendekatan dilakukan dengan memanfaatkan kelebihan daerah masing-masing dikombinasikan dengan tingkat literasi dan inklusi daerah setempat.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 484, "width": 124, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "a) Pendekatan Sasaran", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 498, "width": 307, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Pendekatan dengan mengarah kepada suatu kelompok tertentu seperti ibu-ibu, pekerja kantoran, dll.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 540, "width": 215, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "9 Delobelle, “Corporate Community Management.”", "type": "List item" }, { "left": 55, "top": 38, "width": 225, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "J-Al-Mutharahah : Vol. 17 No. 1 Januari-Juni 2020", "type": "Page header" }, { "left": 365, "top": 561, "width": 21, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "143", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 62, "width": 126, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "b) Pendekatan Sektoral", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 76, "width": 307, "height": 42, "page_number": 14, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Pendekatan melalui aspek-aspek pembentuk indeks literasi dan inklusi keuangan seperti perbankan, pasar modal, pegadaian, dll.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 118, "width": 329, "height": 197, "page_number": 14, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "SNLKI (Revisit 2017) mempunyai 3 program strategis yang dirancang berdasarkan pengertian bahwa Pertama, konsep dasar literasi keuangan bukan hanya didasarkan pada tiga aspek literasi keuangan yaitu pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan, melainkan meliputi pula aspek sikap dan perilaku. Kedua, dalam kenyataannya, literasi keuangan sangat berkaitan erat dengan inklusi keuangan sehingga perlu adanya keselarasan dan kesinambungan antara kegiatan literasi keuangan dengan inklusi keuangan. Ketiga, pencapaian strategi literasi dan inklusi keuangan lebih efisien dilakukan secara bersama-sama sehingga tujuan pencapaian literasi keuangan untuk memperluas akses masyarakat ke sektor jasa keuangan dapat dilakukan dengan lebih optimal. Ketiga program strategis terebut ialah:", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 315, "width": 105, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "a) Cakap Keuangan", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 329, "width": 307, "height": 29, "page_number": 14, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Kecakapan keuangan terbentuk dari beberapa komponen yaitu pengetahuan, keterampilan dan keyakinan.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 358, "width": 198, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "b) Sikap dan Perilaku Keuangan Bijak", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 372, "width": 307, "height": 70, "page_number": 14, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Sikap keuangan yang bijak diawali dengan adanya tujuan keuangan yang dimiliki oleh seseorang. Tujuan keuangan tersebut merupakan wadah bagaimana seseorang dapat merencanakan dan mengelola keuangan dengan baik dalam jangka pendek maupun panjang.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 442, "width": 103, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "c) Akses Keuangan", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 456, "width": 307, "height": 56, "page_number": 14, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Kecakapan keuangan yang disertai dengan sikap dan perilaku keuangan yang bijak memudahkan masyarakat untuk memanfaatkan lembaga, produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 512, "width": 329, "height": 28, "page_number": 14, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Dari uraian di atas, komunitas mampu memenuhi beberapa hal. Pertama, komunitas merupakan alat yang baik", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 38, "width": 225, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "J-Al-Mutharahah : Vol. 17 No. 1 Januari-Juni 2020", "type": "Page header" }, { "left": 393, "top": 561, "width": 21, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "144", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 62, "width": 329, "height": 211, "page_number": 15, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "untuk melakukan pendekatan literasi dan inklusi keuangan dengan pendekatan sasaran. Serta tidak menutup kemungkinan pendekatan secara geografis dan sektoral. Sebagai contoh adalah komunitas Investor Saham Pemula yang tersebar di berbagai daerah menjadi komunitas lokal seperti Investor Saham Pemula Surabaya, dsb. Kedua, komunitas sangat cocok untuk mengimplementasikan program strategis sikap dan perilaku keuangan bijak. Data dari OJK (2017) menunjukan saran dari teman mempengaruhi 30% keputusan kita dalam hal keuangan. Sebagaimana faktor yang komunitas miliki, yaitu keinginan untuk berbagi dan influencer yang mampu mempengaruhi cara pandang serta pemikiran seseorang dalam menyusun strategi keuangannya. Memiliki lingkungan yang sangat supportive dalam hal keuangan membuat kita menjadi lebih bijak dalam mengatur sikap dan perlaku keuangan.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 273, "width": 192, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "5. Modal Sosial dalam Komunitas", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 287, "width": 329, "height": 183, "page_number": 15, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Modal sosial diartikan sebagai pengorbanan individu baik berupa waktu, tenaga, ataupun konsumsi yang dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kerjasama dengan orang lain 10 . Selain itu, Felicio et.al. menjelaskan bahwa modal sosial merupakan solidaritas, kepercayaan diri, dan kemampuan memfasilitasi dalam menjalankan suatu bisnis, yang menjadi faktor dari hubungan sosial antara keluarga, teman, rekan kerja, atau yang lainnya 11 . Dari kedua pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa modal sosial adalah sikap sesorang atau kelompok yang mempercayai suatu pemahaman, norma, aturan dan harapan mengenai perannya yang mengikat dalam hubungan interpersonal dan keanggotaan, serta menjadi penghubung jaringan sosial yang diimplementasikan dalam", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 505, "width": 297, "height": 24, "page_number": 15, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "10 Oxoby, “Understanding Social Inclusion, Social Cohesion, and Social Capital.”", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 528, "width": 271, "height": 24, "page_number": 15, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "11 Felício, Couto, and Caiado, “Human Capital, Social Capital and Organizational Performance.”", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 38, "width": 225, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "J-Al-Mutharahah : Vol. 17 No. 1 Januari-Juni 2020", "type": "Page header" }, { "left": 365, "top": 561, "width": 21, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "145", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 62, "width": 329, "height": 28, "page_number": 16, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "suatu aksi kolektif. Modal sosial inilah yang menjadi pondasi utama dalam komunitas.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 90, "width": 329, "height": 113, "page_number": 16, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Sesuai penelitian yang dilakukan Saputra, menghasilkan kesimpulan bahwa modal sosial berperan secara signifikan sebagai mediator antara literasi keuangan dan inklusi keuangan 12 . Selain itu juga penelitian tersebut mendapat temuan bahwa dampak literasi keuangan pada inklusi keuangan akan meningkat jika terdapat peran dari modal sosial, hal ini berarti efek langsung literasi keuangan pada inklusi keuangan dapat dikatakan rendah.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 203, "width": 329, "height": 112, "page_number": 16, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Hal tersebut membuktikan bahwa komunitas sangat berdampak pada peningkatan literasi dan inklusi keuangan. Ditambah lagi dengan atribut syariah yang diusung oleh komunitas, menjadikan komunitas merupakan tonggak utama dalam menjalankan program strategis cakap keuangan serta kesadaran untuk terus belajar. Dimana kecakapan yang didapat bukan hanya di bidang finance melainkan juga pemahaman akan pasar keuangan syariah.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 315, "width": 262, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "6. Participatory Culture dan Komunitas Online", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 329, "width": 331, "height": 127, "page_number": 16, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Istilah participatory culture atau budaya partisipatori atau partisipatif memang masih asing di telinga kita, pengertian budaya ini agak bertentangan dengan pengertian budaya konsumen dimana terdapat pembagian yang jelas antara produsen dengan konsumen. Pada perkembangannya, dalam budaya partisipatori ini user atau anggota dalam komunitas online bertindak tidak hanya sebagai pengguna atau konsumen, akan tetapi sekaligus juga sebagai kontributor bahkan produser dan dapat mempublikasikan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 517, "width": 301, "height": 35, "page_number": 16, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "12 Saputra and Dewi, “Peran Modal Sosial Sebagai Mediator Literasi Keuangan Dan Inklusi Keuangan Pada Kaum Muda Di Indonesia (Studi Kasus Pada Komunitas Investor Saham Pemula).”", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 38, "width": 225, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "J-Al-Mutharahah : Vol. 17 No. 1 Januari-Juni 2020", "type": "Page header" }, { "left": 393, "top": 561, "width": 21, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "146", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 62, "width": 329, "height": 28, "page_number": 17, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "media tersebut dengan mudah. Bentuk partisipatori menurut Jenkins dapat dinyatakan dengan 4 aspek 13 :", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 90, "width": 311, "height": 28, "page_number": 17, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "a) Affiliations , meliputi keanggotaan, sifat formal atau informal, dalam menjalin komunikasi online terpusat.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 118, "width": 311, "height": 29, "page_number": 17, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "b) Expressions , kreativitas baru yang tercipta dalam komunitas.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 147, "width": 311, "height": 42, "page_number": 17, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "c) Collaborative Problem-solving , melibatkan bekerja bersama tim untuk menyelesaikan suatu tugas dan mengembangkan pengetahuan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 189, "width": 329, "height": 42, "page_number": 17, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "d) Circulations , membentuk aliran media. Adapun sifat-sifat yang menyatakan budaya partisipatori adalah sebagai berikut:", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 231, "width": 311, "height": 28, "page_number": 17, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "a) Memberikan kemudahan akses untuk berekspresi dan pengembangan kepentingan bersama.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 259, "width": 314, "height": 28, "page_number": 17, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "b) Dukungan yang kuat dalam berkarya dan berbagi kreasi dengan yang lainnya.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 287, "width": 311, "height": 28, "page_number": 17, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "c) Membuka peluang pengembangan konsep mentor antar anggota.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 315, "width": 311, "height": 28, "page_number": 17, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "d) Anggota meyakini kontribusinya akan berarti bagi yang lainnya.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 344, "width": 311, "height": 28, "page_number": 17, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "e) Memperkuat hubungan sosial sesama anggota, rasa menghargai karya.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 372, "width": 313, "height": 42, "page_number": 17, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "f) Tidak ada tekanan untuk berkontribusi, akan tetapi tetap memberi kesempatan dan dorongan untuk berkontribusi.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 414, "width": 331, "height": 98, "page_number": 17, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Kita sudah mengetahui tentang komunitas secara tradisional. Seiring berkembangnya teknologi digital, kini komunitas juga merambah ke dalam dunia maya atau yang biasa disebut komunitas online. Dalam komunitas online, individu-individu dari berbagai organisme seakan-akan hadir duduk bersama saling mengekpresikan diri dan mengembangkan “pengalaman” bersama, dimana teknologi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 528, "width": 322, "height": 24, "page_number": 17, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "13 Jenkins et al., “Confronting the Challenges of Participatory Culture: Media Education for the 21 St Century.”", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 38, "width": 225, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "J-Al-Mutharahah : Vol. 17 No. 1 Januari-Juni 2020", "type": "Page header" }, { "left": 365, "top": 561, "width": 21, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "147", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 62, "width": 336, "height": 183, "page_number": 18, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "komputer dan internet menjadi infrastruktur dari dibangunnya suatu ranah virtual bagi komunitas maya. Persamaan antara komunitas virtual dengan komunitas fisik/umum menurut Rajaraman adalah seperti tetangga, klub, organisasi, tetapi orang-orang tidak bertemu (tatap muka secara langsung) 14 . Komunitas virtual menawarkan beberapa cara kepada anggotanya untuk berinteraksi, bekerjasama, ataupun berdagang. Menurut Laudon dan Traver (2003), komunitas online dapat dikelompokkan melalui beberapa cara, salah satunya adalah dengan mengelompokan anggota komunitas berdasarkan kategori tertentu 15 . Terdapat 5 kategori yang dapat dikelompokkan adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 245, "width": 316, "height": 113, "page_number": 18, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "a) General community , dimana komunitas ditujukan untuk umum menawarkan kesempatan pada anggotanya untuk saling berinteraksi secara umum dengan siapa saja dari anggota komunitas dengan topik bebas. Sehingga anggota akan dapat menemukan ratusan topik-topik diskusi yang sangat beragam dan diskusi grup para anggota yang men-shareide-ide, cerita, informasi, atau pengetahuannya.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 358, "width": 316, "height": 140, "page_number": 18, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "b) Practice communities atau komunitas yang menawarkan anggotanya dapat melakukan focus group discussion secara online, diskusi, saling menolong, dan memberikan sharing pengetahuan antar anggota. Contohnya komunitas non profit Open source yang mengembangkan dengan melibatka ribuan programmer yang membuat dan mengembangkan kode-kode komputer untuk sistem operasi linux dan berbagi hasil secara cuma-cuma dengan web Linux dengan web www[dot]linux[dot]org.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 517, "width": 254, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "14 RAJARAMAN, “Introduction To Information Technology.”", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 528, "width": 303, "height": 24, "page_number": 18, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "15 Laudon and Laudon, Management Information Systems Managing the Digital Firm .", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 38, "width": 225, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "J-Al-Mutharahah : Vol. 17 No. 1 Januari-Juni 2020", "type": "Page header" }, { "left": 393, "top": 561, "width": 21, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "148", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 62, "width": 316, "height": 70, "page_number": 19, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "c) Interest communities , komunitas diskusi berdasarkan pada berbagai topik yang spesifik yang sesuai dengan minat atau ketertarikan dan masing-massing anggotanya, contohnya seperti komunitas pecinta alam, kapal, kuda, kesehatan.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 133, "width": 313, "height": 28, "page_number": 19, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "d) Affinity communities atau komunitas berdasarkan kesamaan identitas anggotanya atau kelompok.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 161, "width": 339, "height": 253, "page_number": 19, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "e) Sponsored communities , jenis komunitas yang dibangun misal oleh pemerintah, perusahaan dengan orientasi non-profit ataupun Budaya partisipatori ini sangat sejalan dengan perkembangan komunitas online dimana terdapat banyak peluang-peluang baru yang tumbuh dalam banyak aspek dibandingkan perkembangannya dalam media tradisional. Dengan budaya partisipatori ini juga menjadikan komunitas online mampu menjadi jalan untuk program strategis SNLKI bagian akses keuangan. Dengan kebebasan partisipatori, lembaga keuangan bisa menjalin affiliasi dengan komunitas- komunitas yang ada. Sehingga anggota komunitas bisa lebih mudah menjangkau layanan maupun produk keuangan yang tersedia di Indonesia. Selain lembaga keuangan, melalui prinsip partisipatori menjadikan komunitas online lebih terbuka dengan kounitas ataupun lembaga syariah lainnya. Sehingga mendorong anggota untuk mengambil keputusan dengan mantap dari sisi profitabilitas maupun dari sisi syari.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 428, "width": 94, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "D. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 442, "width": 331, "height": 98, "page_number": 19, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Dengan kelebihan-kelebihan yang dimililiki komunitas syariah sebagai bagian tak terpisahkan dari sistem sosial masyarakat Muslim di Indonesia, maka komunitas sangat berpotensi untuk memainkan perannya dalam mengembangakan literasi dan inklusi keuangan syariah di Indonesia. Potensi yang dimiliki oleh komunitas setidaknya mencakup (1)membantu menopang Strategi Nasional Literasi", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 38, "width": 225, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "J-Al-Mutharahah : Vol. 17 No. 1 Januari-Juni 2020", "type": "Page header" }, { "left": 365, "top": 561, "width": 21, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "149", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 62, "width": 329, "height": 42, "page_number": 20, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Keuangan Indonesia; (2)mediator pengembangan literasi dan inklusi keuangan syariah melalui modal sosial; dan (3) membuka kerja sama dengan budaya partisipatori.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 118, "width": 64, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 132, "width": 328, "height": 26, "page_number": 20, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Anto, MB Hendrie; 2003. “Pengantar Ekonomika Mikro Islam.” http://library.sebi.ac.id/?p=show_detail&id=519.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 158, "width": 328, "height": 39, "page_number": 20, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Delobelle, Vanina. 2008. “Corporate Community Management.” 2008. https://www.slideshare.net/vaninadelobelle/corporate- community-management-407304.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 197, "width": 328, "height": 52, "page_number": 20, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Felício, J. Augusto, Eduardo Couto, and Jorge Caiado. 2014. “Human Capital, Social Capital and Organizational Performance.” Management Decision . https://doi.org/10.1108/MD-04-2013- 0260.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 249, "width": 328, "height": 51, "page_number": 20, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Jenkins, Henry, Katie Clinton, Ravi Purushotma, Alice J Robison, and Margaret Weigel. n.d. “Confronting the Challenges of Participatory Culture: Media Education for the 21 St Century.” Accessed May 8, 2020. www.macfound.org.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 300, "width": 329, "height": 116, "page_number": 20, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Kendall, Jake, Nataliya Mylenko, and Alejandro Ponce. 2010. “Measuring Financial Access around the World.” Policy Research Working Paper . Kertajaya, Hermawan. 2008. Arti Komunitas . OECD. 2016. PISA 2015 Assessment and Analytical Framework: Science, Reading, Mathematic and Financial Literacy, . OECD Publishing . https://doi.org/10.1787/9789264255425-en. OJK. 2017. “Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (Revisit 2017).” Otoritas Jasa Keuangan , 1–99.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 416, "width": 328, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Otoritas Jasa Keuangan. n.d. “Siaran Pers Survei OJK 2019: Indeks", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 429, "width": 202, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Literasi Dan Inklusi Keuangan Meningkat.”", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 442, "width": 329, "height": 39, "page_number": 20, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "———. 2016. “Survei Nasional Literasi Dan Inklusi Keuangan 2016 (National Literacy and Financial Inclusion Survey 2016).” Survey Report. 2016. www.ojk.go.id.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 481, "width": 329, "height": 64, "page_number": 20, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "Oxoby, Robert. 2009. “Understanding Social Inclusion, Social Cohesion, and Social Capital.” International Journal of Social Economics . https://doi.org/10.1108/03068290910996963. RAJARAMAN, V. 2013. “Introduction To Information Technology.” Proceedings of the 9th International CDIO Conference .", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 38, "width": 225, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "J-Al-Mutharahah : Vol. 17 No. 1 Januari-Juni 2020", "type": "Page header" }, { "left": 393, "top": 561, "width": 21, "height": 13, "page_number": 21, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "150", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 62, "width": 329, "height": 103, "page_number": 21, "page_width": 467, "page_height": 609, "text": "https://doi.org/10.1111/j.1462-2920.2011.02610.x. Saputra, Rachmat Simbara, and Andrieta Shintia Dewi. 2017. “Peran Modal Sosial Sebagai Mediator Literasi Keuangan Dan Inklusi Keuangan Pada Kaum Muda Di Indonesia (Studi Kasus Pada Komunitas Investor Saham Pemula).” Jurnal Manajemen Teori Dan Terapan | Journal of Theory and Applied Management . https://doi.org/10.20473/jmtt.v10i3.3064. Sudarsono, Heri. n.d. Konsep Ekonomi Islam : Suatu Pengantar .", "type": "Text" } ]
b4971335-e382-9631-2d04-78f551fa8421
https://journal.yrpipku.com/index.php/msej/article/download/2708/1522
[ { "left": 120, "top": 31, "width": 260, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management Studies and Entrepreneurship Journal Vol 4(5) 2023 : 4741-4752", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 780, "width": 419, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2023 THE AUTHOR(S). This article is distributed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International license, http://journal.yrpipku.com/index.php/msej", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 429, "height": 58, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Influences Of The Labour Market, Financial Rewards, Professional Training, And Work Environment Considerations Accounting Students’ Interest In Career Selection As A Government Accountant ( Case Study On Bachelor’s Accounting Students At Telkom University)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 159, "width": 428, "height": 59, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Pertimbangan Pasar Kerja, Penghargaan Finansial, Pelatihan Profesional Dan Lingkungan Kerja Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Dalam Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Pemerintahan (Studi Kasus Pada Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Telkom)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 231, "width": 295, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shita Widowati 1* , Sri Rahayu 2 Universitas Telkom 1,2 [email protected] 1 , [email protected] 2", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 284, "width": 86, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "* Corresponding Author", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 315, "width": 48, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 328, "width": 428, "height": 231, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Career selection is a choice of every individual, including accounting students, to achieve success, such as continuing education or choosing a career working in private or government entities. Currently, there are still few accountants who occupy positions in the government. This is because many accountant positions are taken by non-accountant employees or with diverse backgrounds, making this not comparable to holders of high accountant degrees. The study sample consists of final-year students (class of 2019 and 2018) enrolled in the Bachelor's Study Programme of Accounting at Telkom University. The employed sampling technique is Nonprobability Sampling. Purposive sampling was used in this study (more specifically, a non-probability sampling method) to pick 80 participants for the sample. This study found that accounting students at Telkom University were significantly influenced by a number of factors, including job market conditions, financial incentives, professional development opportunities, and work environment, when deciding whether or not to pursue a career as a government accountant. Accounting students at Telkom University are increasingly interested in pursuing careers in government accounting due to factors such as the employment market, financial benefits, professional training, and work environment. Accounting students at Telkom University are not overly influenced by the variable of professional training while deciding whether or not to pursue a job as a government accountant, but it does play some significance. According to the results of the research, future research endeavours may consider incorporating additional variables, such as self-efficacy, and expanding the scope of investigation to encompass all universities in the Bandung region, thereby facilitating a more comprehensive understanding.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 559, "width": 428, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Career, Considerations of Work Environment, Financial Rewards, Government Accountant, Labor Market, Professional Training.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 596, "width": 39, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 608, "width": 428, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemilihan karir merupakan pilihan dari setiap individu termasuk mahasiswa akuntansi untuk meraih kesuksesan seperti melanjutkan pendidikan atau memilih karir bekerja di entitas swasta atau pemerintahan. Saat ini yang menduduki posisi akuntan di pemerintahan masih sedikit. Hal ini dikarenakan masih banyak posisi akuntan yang diisi oleh pegawai non akuntan atau berlatar belakang yang beragam sehingga tidak sebanding dengan pemegang gelar akuntan yang cukup tinggi. Partisipan adalah mahasiswa tingkat akhir program Sarjana Akuntansi Universitas Telkom, khususnya angkatan 2019 dan 2018. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan non-probability sampling. Pengambilan sampel purposive, metode pengambilan sampel non-probabilitas, diterapkan, dan 80 orang dipilih secara acak. Mahasiswa akuntansi di Universitas Telkom lebih cenderung memilih pekerjaan akuntansi pemerintah karena sejumlah alasan, termasuk kekhawatiran pasar tenaga kerja, ketidakseimbangan keuangan, pelatihan profesional, dan lingkungan kerja, menurut hasil penelitian terbaru. Variabel termasuk perhatian pasar tenaga kerja, remunerasi, dan lingkungan kerja semuanya berperan dalam", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 42, "width": 112, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shita Dan Rahayu, (2023)", "type": "Page header" }, { "left": 408, "top": 46, "width": 103, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 4(5) 2023: 4741-4752", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 780, "width": 25, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4742", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menentukan apakah mahasiswa akuntansi di Universitas Telkom tertarik untuk mengejar karir sebagai akuntan pemerintah. Pengaruh variabel pelatihan profesi terhadap preferensi karir mahasiswa akuntansi Universitas Telkom khususnya bidang akuntansi pemerintahan ditemukan tidak signifikan. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan dapat menambah variabel lainnya seperti self efficacy dan penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian di seluruh Universitas yang ada di Bandung untuk memberikan profil yang lebih luas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 159, "width": 428, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Akuntan Pemerintahan, Karir, Lingkungan Kerja, Penghargaan Finansial, Pelatihan Profesional, Pertimbangan Pasar Kerja", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 197, "width": 74, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 210, "width": 428, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemilihan karir merupakan suatu pilihan dari setiap individu termasuk mahasiswa akuntansi untuk meraih kesuksesan seperti melanjutkan pendidikan atau memilih jenjang karir di entitas swasta maupun pemerintahan (Rahman, 2022). Ketika membuat keputusan karir, sangat penting bagi siswa untuk terlibat dalam perencanaan yang matang. Ini sangat penting karena memastikan keselarasan antara pengetahuan yang diperoleh selama kuliah dan bidang studi yang dipilih. Ada berbagai macam peluang kerja untuk akuntan, termasuk posisi di sektor pemerintahan, lembaga pendidikan, sebagai akuntan publik bersertifikat, dan di dalam perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 318, "width": 428, "height": 174, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sangat penting bagi setiap siswa untuk secara strategis menguraikan dan mengatur tindakan yang diperlukan untuk dilakukan setelah kelulusan mereka, untuk memastikan keselarasan yang optimal antara aspirasi karir mereka dan pengejaran profesional di masa depan. Demikian pula, lulusan akuntansi diberikan banyak pilihan untuk memastikan pengembangan profesional mereka. Salah satu pilihan adalah mencari pekerjaan di perusahaan atau instansi pemerintah, sedangkan alternatif lain adalah membuka lapangan pekerjaan sebagai pengusaha. Pilihan kedua mempertahankan pendidikan akademik lanjutan ke tingkat lanjut, khususnya gelar Master (Level 2), yang memungkinkan individu untuk mengejar karir sebagai pengajar atau dosen di universitas negeri dan swasta. Selain itu, penting untuk memperoleh pendidikan formal dan pelatihan khusus di bidang akuntansi, yang berpuncak pada gelar yang diakui oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Sertifikasi ini sangat penting bagi setiap akuntan untuk bekerja di bidang apa pun, mulai dari akuntan publik hingga akuntansi manajemen hingga akuntansi pemerintah hingga mengajar akuntansi di tingkat universitas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 492, "width": 428, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut (Nurtika, 2021) minat merupakan keinginan, kesukaan dan kemauan untuk mempelajari atau mencari suatu hal. Jika semua individu termasuk mahasiswa akuntansi tidak dapat mengetahui bakat dan minatnya akan menyulitkan mahasiswa akuntansi untuk memilih karir. Permintaan akuntan publik di kalangan masyarakat umum cukup besar, ditunjukkan dengan banyaknya lembaga pendidikan akuntansi yang menawarkan beragam program dan kurikulum (Kurnia & Hasanah, 2022). Menurut Karina dan Wijaya (2021), program akuntansi setiap tahunnya menganugerahkan gelar sarjana akuntansi. Namun, diamati bahwa hanya sejumlah kecil dari lulusan ini yang menunjukkan keinginan untuk mengejar karir di sektor publik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 613, "width": 428, "height": 134, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akuntan pemerintah adalah profesional di bidang akuntansi yang dipekerjakan oleh instansi atau lembaga pemerintah. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan Pengawas Keuangan (BPK) adalah dua contoh lembaga pemerintah yang dapat mempekerjakan personel tersebut (Alecya & Pangaribuan, 2022). Untuk berkarir sebagai akuntan pemerintah di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, beberapa prasyarat harus dipenuhi. Persyaratan ini mencakup kombinasi kualifikasi pendidikan, sertifikasi profesional, dan pengalaman yang relevan. Pertama, pencapaian pendidikan minimal gelar sarjana di bidang akuntansi, keuangan, atau bidang terkait biasanya diharapkan. Landasan akademik ini memberi individu pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan di bidang keuangan, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan, inspektorat departemen pemerintahan pusat dan daerah lainnya", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 112, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shita Dan Rahayu, (2023)", "type": "Page header" }, { "left": 408, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 4(5) 2023: 4741-4752", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 794, "width": 25, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4743", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yaitu telah memenuhi persyaratan formal dan harus lulus ujian masuk sesuai instansi yang dilamar (Siregar, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 428, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Profesi akuntan di pemerintahan dan permasalahannya di Indonesia menurut Effendi (2021) Saat ini terdapat sekitar 22.400 unit kerja yang bertanggung jawab mengelola keuangan daerah atau negara, khususnya akuntan yang dipekerjakan oleh lembaga keuangan pemerintah pusat. Diperlukan minimal dua akuntan di setiap unit kerja untuk memberikan bantuan dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah. Kebutuhan akan akuntan di pemda sangat besar mengingat saat ini terdapat kurang lebih 514 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia yang masing-masing mencakup rata-rata 20 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Jika diasumsikan bahwa setiap SKP membutuhkan dua orang akuntan, maka dapat diasumsikan bahwa pemerintah daerah akan membutuhkan lebih dari 10.000 akuntan per kabupaten atau kota.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 233, "width": 428, "height": 161, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saat ini, jumlah akuntan di setiap divisi operasional masih belum mencukupi untuk secara efektif meningkatkan standar pengelolaan dan akuntabilitas keuangan daerah/negara (Effendi, 2021). Pekerjaan kedua berkaitan dengan akuntan pemeriksa pajak, yang dipekerjakan oleh pemerintah untuk melakukan pemeriksaan pajak. Masalah kepatuhan perpajakan mendapat perhatian yang cukup besar karena adanya disparitas antara penerimaan pajak yang sebenarnya dengan potensi penerimaan pajak. Bertambahnya tenaga kerja di bidang perpajakan menuntut dibangunnya infrastruktur pemeriksaan pajak daerah yang kuat oleh pemerintah. Saat ini, peran akuntan pemerintah telah diisi oleh individu dengan latar belakang yang beragam, baik profesional akuntansi maupun non-akuntansi, yang menjalani pelatihan pemeriksaan pajak. Sementara pendekatan ini mungkin terbukti pragmatis dalam jangka waktu dekat, diantisipasi bahwa hasil yang kurang optimal dapat muncul jika landasan pendidikan individu tidak sesuai.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 394, "width": 428, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketiga, adanya kebutuhan mendesak untuk memenuhi posisi auditor internal dan eksternal di lingkungan lembaga pengawas internal pemerintah, seperti inspektorat jenderal atau inspektorat daerah. Selanjutnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Badan Pemeriksa Keuangan membutuhkan auditor.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 448, "width": 428, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut sumber web (Akubank.co.id, 2022), Saat ini Indonesia masih menghadapi defisit akuntan yang dipekerjakan di instansi pemerintah yang berjumlah kurang lebih 25.000 orang. Jumlah akuntan pemerintah di Indonesia saat ini mencapai 53.000, jauh dari perkiraan kebutuhan sekitar 78.000. Kekurangan yang dicatat terbatas pada yang diidentifikasi dalam bidang pemerintah dan tidak mencakup persyaratan entitas lain. Kurangnya kehadiran akuntan pemerintah diakui secara luas sebagai faktor yang menghambat kinerja keuangan pemerintah daerah, , dalam mengejar WTP Qualified Opinion.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 556, "width": 112, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Tinjauan Pustaka Teori Hirarki Kebutuhan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 582, "width": 428, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut (Maslow, 2019), Gagasan hierarki kebutuhan Ada dua prinsip dasar. Prinsip pertama berpendapat bahwa kebutuhan manusia diatur secara hierarkis, dengan kebutuhan yang paling rendah diprioritaskan di atas kebutuhan yang lebih tinggi. Selain itu, penting untuk dicatat bahwa kekuatan pendorong utama di balik tindakan individu tidak lagi semata-mata pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Gagasan ini berkaitan dengan mahasiswa akuntansi yang akan masuk ke akuntansi pemerintah karena mereka didorong untuk melakukannya oleh kebutuhan untuk memenuhi lima kebutuhan dasar. Ketika karir atau pekerjaan individu selaras dengan kebutuhan mereka, tingkat minat mereka dalam mengejar pekerjaan tertentu kemungkinan besar akan meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 730, "width": 38, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Minat", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 112, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shita Dan Rahayu, (2023)", "type": "Page header" }, { "left": 408, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 4(5) 2023: 4741-4752", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 794, "width": 25, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4744", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 81, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Slameto (2021), Minat merupakan suatu perasaan yang lebih condong dan afeksi pada suatu kegiatan tanpa adanya pihak yang memerintah dan berasal dari diri sendiri. Asal usul minat dapat dikaitkan dengan keinginan dan motivasi internal individu terhadap objek tertentu. Seseorang dikatakan berminat pada sesuatu maka dia cenderung memberikan perhatian yang lebih besar untuk melakukan aktivitas yang diminati. Menurut Kanusta (2021) indikator minat terdiri dari 3 yaitu: (1) perasaan senang (2) perhatian (3) ketertarikan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 180, "width": 122, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karir Akuntan Pemerintah", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 193, "width": 428, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akuntan pemerintah adalah seorang profesional di bidang akuntansi yang dipekerjakan oleh badan usaha milik pemerintah. Tanggung jawab utama mereka melibatkan pemeriksaan dan pengawasan alokasi dan pengelolaan dana publik, serta pengembangan kerangka akuntansi yang disesuaikan dengan kebutuhan khusus pemerintah (Puspitaningtyas, 2022). Akuntan pemerintah bertanggung jawab atas pengawasan dan pemantauan transaksi fiskal dalam aparatur negara, serta pengembangan dan penerapan kerangka akuntansi yang disesuaikan dengan entitas pemerintah (Bachtiar & Nurfadila, 2019). Indikator karir akuntan menurut (Timporok et al, 2019) terdiri dari 2 yaitu: (1) Bakat (2) Sikap.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 314, "width": 123, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertimbangan Pasar Kerja", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 327, "width": 429, "height": 161, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saat mempertimbangkan perpindahan karier, sangat penting untuk mempertimbangkan kondisi pasar tenaga kerja saat ini, karena setiap pekerjaan menghadirkan prospek dan peluang yang berbeda (Oktaviani et al., 2020). Ada korelasi positif antara tingkat dan daya saing pasar kerja untuk akuntan pemerintah dan tingkat minat mahasiswa akuntansi dalam mengejar karir di bidang akuntansi pemerintah. Minat karir akuntan publik dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh pertimbangan pasar tenaga kerja, dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Norlaela dan Muslimin, 2022) serta Effendi dan Rahayu (2020). (Effendi dan Rahayu, 2020) mengusulkan beberapa indikator untuk menilai pasar tenaga kerja, antara lain keamanan kerja, fleksibilitas karir, akses mudah ke lowongan kerja, dan peluang promosi. Hipotesis 1: Pengaruh faktor pasar tenaga kerja terhadap preferensi karir mahasiswa akuntansi secara positif signifikan berkaitan dengan minat mereka untuk mengejar posisi akuntan pemerintah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 105, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penghargaan Finansial", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 428, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penghargaan finansial langsung atau tidak langsung adalah kompensasi dalam bentuk uang atau komoditas yang diberikan kepada karyawan yang telah berprestasi baik untuk perusahaan atau instansinya (Kainde et al., 2022). Salah satu faktor terpenting dalam keputusan seseorang untuk berkarir sebagai akuntan pemerintah adalah paket pendapatan dan tunjangan yang akan ditawarkan kepada mereka. Hal tersebut telah ditemukan, seperti yang digariskan oleh (Husna et al., 2022), (Kurnia & Hasanah, 2022), dan (Effendi & Rahayu, 2020), bahwa insentif moneter berperan penting dalam memotivasi orang untuk berkarir di akuntan publik. (Effendi dan Rahayu, 2020) mengidentifikasi empat elemen kompensasi moneter: upah awal, bonus, pertumbuhan gaji, dan tabungan pensiun.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 636, "width": 428, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H2 : Antusiasme mahasiswa akuntansi untuk bekerja sebagai akuntan pemerintah secara signifikan dipengaruhi oleh insentif keuangan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 676, "width": 102, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelatihan Profesional", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 690, "width": 428, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelatihan profesional merupakan persyaratan penting untuk meningkatkan kecakapan dan keahlian individu dalam profesi atau pekerjaannya masing-masing, dengan penekanan khusus pada bidang Akuntan Publik (Norlaela & Muslimin, 2022). Penyediaan pelatihan profesional yang ditingkatkan kemungkinan akan meningkatkan kecenderungan mahasiswa akuntansi untuk mengejar karir sebagai akuntan, karena mereka menghadiri sesi pelatihan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 112, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shita Dan Rahayu, (2023)", "type": "Page header" }, { "left": 408, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 4(5) 2023: 4741-4752", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 794, "width": 25, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4745", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tersebut dengan maksud untuk menunjukkan kualitas dan keterampilan masing-masing. Penegasan bahwa Pelatihan Profesi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pilihan karir sebagai Akuntan dibuktikan dengan temuan (Norlaela dan Muslimin, 2022) serta (Husna et al., 2022) dalam studi penelitian masing-masing. Menurut *Dewi dan Kresnandra, 2019), indikator pelatihan profesional meliputi empat aspek utama: (1) Pelatihan prakerja, (2) Pelatihan kerja reguler yang dilakukan di dalam instansi, (3) Pelatihan yang dilakukan di luar instansi, dan (4) Pengalaman kerja yang beragam.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 180, "width": 428, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H3: Pengaruh pelatihan profesional terhadap kecenderungan mahasiswa akuntansi untuk mengejar karir sebagai akuntan pemerintah sangat menguntungkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 220, "width": 83, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lingkungan Kerja", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 233, "width": 428, "height": 147, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lingkungan kerja mencakup keseluruhan lingkungan di mana karyawan terlibat dalam aktivitas kerja mereka, yang mencakup elemen fisik dan non fisik yang berpotensi mempengaruhi individu dalam kapasitas profesionalnya (Rahmawati et al., 2020). Mahasiswa akuntansi bercita-cita untuk mengejar karir sebagai akuntan pemerintah biasanya terlibat dalam tugas diprediksi dan menunjukkan preferensi untuk kegiatan lingkungan kerja yang ada. Mahasiswa akuntansi yang terpapar lingkungan kerja yang positif mungkin lebih mungkin memasuki lapangan dan bekerja untuk pemerintah. Penelitian Husna et al. (2022) menunjukkan bahwa tempat kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pilihan seseorang untuk menjadi akuntan publik atau tidak. Indikator lingkungan kerja dapat dibagi menjadi dua kategori, menurut (Siagian, 2014), sebagaimana dikutip dalam Rahmawati et al. (2020): Pertama, karakteristik fisik tempat kerja; kedua, karakteristik virtualnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 381, "width": 428, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hipotesis 4: Lingkungan kerja memberikan pengaruh positif yang cukup besar terhadap kecenderungan mahasiswa akuntansi untuk menekuni profesi sebagai akuntan pemerintah.", "type": "Text" }, { "left": 237, "top": 571, "width": 160, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Kerangka Pemikiran Sumber: Data diolah Penulis (2022)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 611, "width": 98, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 625, "width": 428, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan data kuantitatif, khususnya berupa nilai numerik, dan pengumpulan data dilakukan melalui pemberian kuesioner. Populasi penelitian terdiri dari mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Telkom, khususnya yang termasuk dalam angkatan 2019 dan 2018. Penelitian ini terdiri dari ukuran sampel 80 peserta. Penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling, khususnya menggunakan metode purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah data primer, khususnya melalui pemberian kuesioner.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 719, "width": 428, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi reliabilitas pertanyaan survei untuk menentukan apakah pertanyaan tersebut dapat digunakan untuk mengoperasionalkan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 112, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shita Dan Rahayu, (2023)", "type": "Page header" }, { "left": 408, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 4(5) 2023: 4741-4752", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 794, "width": 25, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4746", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 134, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "variabel yang ditargetkan secara efektif atau tidak. Peneliti melakukan uji reliabilitas untuk melihat seberapa yakin mereka terhadap validitas jawaban kuesioner. Analisis regresi berganda digunakan dalam penelitian ini. Untuk mendapatkan skor evaluator yang adil dan akurat dengan menggunakan persamaan regresi berganda, diperlukan uji asumsi klasik. Tiga bagian uji asumsi klasik digunakan dalam penyelidikan ini: Yang pertama adalah uji normalitas; yang kedua, untuk heteroskedastisitas; yang ketiga, untuk multikolinearitas. Pengujian hipotesis tambahan dilakukan, termasuk 1) uji Koefisien Determinasi (R2), 2) Uji Signifikansi Simultan (Uji F Statistik), dan 3) Uji Signifikansi Parsial (Uji t statistik), setelah pengujian di atas dilakukan . Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif, memanfaatkan garis kontinum yang menggabungkan peringkat interval :", "type": "Text" }, { "left": 213, "top": 220, "width": 163, "height": 109, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Kategori Interpretasi Skor Presentase Kategori 20% - 36% Sangat Buruk >36% - 52% Buruk >52% - 68% Cukup >68% - 84% Baik >84% - 100% Sangat Baik Sumber: Sugiyono (2021:226)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 330, "width": 422, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk menyembunyikan dampak pertimbangan pasar tenaga kerja, ketidakseimbangan keuangan, pelatihan profesional, dan lingkungan kerja terhadap minat karir mahasiswa akuntansi dalam mengejar karir pemerintahan. Konstruk matematis yang digunakan untuk melakukan analisis regresi linier berganda direpresentasikan oleh persamaan berikut :", "type": "Text" }, { "left": 213, "top": 397, "width": 178, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 424, "width": 117, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Hasil dan Pembahasan Karakteristik Responden", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 451, "width": 428, "height": 134, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 Akuntansi tingkat akhir (Angkatan 2019 dan 2018) Universitas Telkom. Berdasarkan pertanyaan kuesioner bagian identitas responden terdapat 3 karakteristik pada responden, yaitu jenis kelamin, Angkatan dan yang berminat berkarir sebagai akuntan pemerintahan. Berdasarkan hasil data identitas jenis kelamin dari 80 responden, terdapat 57 responden (71%) dengan jenis kelamin wanita dan 23 responden (29%) dengan jenis kelamin pria. Berdasarkan hasil data angkatan terdapat 69 responden (86%) dengan angkatan 2019 dan terdapat 11 responden (14%) dengan angkatan 2018. Berdasarkan berminat atau tidak berminat terdapat 80 responden (100%) yang memilih berminat. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa seluruh mahasiswa akuntansi memilih berminat berkarir akuntan pemerintahan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 599, "width": 124, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Statistik Deskriptif", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 428, "height": 40, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan data yang telah diisi responden kuesioner secara keseluruhan. Data olahan dari analisis statistik deskriptif masih membutuhkan hasil yang lebih banyak lagi :", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 652, "width": 275, "height": 98, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Variabel Hasil Statistik Deskriptif Minat Mahasiswa Akuntansi Dalam Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Pemerintahan (Y) 82% Pertimbangan Pasar Kerja (X1) 81% Penghargaan Finansial (X2) 82%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 112, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shita Dan Rahayu, (2023)", "type": "Page header" }, { "left": 408, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 4(5) 2023: 4741-4752", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 794, "width": 25, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4747", "type": "Page footer" }, { "left": 170, "top": 86, "width": 254, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelatihan Profesional (X3) 83% Lingkungan Kerja (X4) 84%", "type": "Table" }, { "left": 163, "top": 116, "width": 174, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Data yang telah diolah (2023)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 428, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2 menampilkan hasil analisis statistik deskriptif yang menunjukkan bahwa Pertimbangan Pasar Tenaga Kerja (X1), Penghargaan Finansial (X2), Pelatihan Profesi (X3), dan Lingkungan Kerja (X4) semuanya terkait dengan keputusan mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai pegawai negeri. akuntan (Y), termasuk dalam kategori “Baik”. Pengkategorian ini didasarkan pada nilai persentase yang diamati, yang berkisar antara 68% ≤ x ≤ 84%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 210, "width": 147, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Regresi Linier Berganda", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 223, "width": 428, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kemungkinan hubungan antara sejumlah variabel independen dan satu variabel dependen. SPSS 25 digunakan untuk melakukan analisis statistik yang diperlukan untuk menguji hipotesis. Persamaannya terlihat seperti ini :", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 264, "width": 210, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 423, "width": 429, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sehingga dapat terbentuk persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: 𝑌 = 4.337 + 0,484 𝑋 1 + 0,302 𝑋 2 + 0,003 𝑋 3 + 0,675 𝑋 4 a. Tabel 3 menunjukkan bahwa 1, pengujian independensi Pertimbangan Pasar Tenaga Kerja (X1), memiliki nilai signifikan 0,000, mendukung hipotesis penilaian parsial. Ada hubungan yang signifikan secara statistik antara variabel karena nilai ini kurang dari tingkat signifikansi yang ditetapkan, = 0,05. Hasil analisis menunjukkan bahwa minat mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai akuntan pemerintah (Y) secara parsial dipengaruhi oleh variabel Pertimbangan Pasar Tenaga Kerja (X1). Hal ini berarti hipotesis nol (H0) ditolak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 530, "width": 429, "height": 81, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. B. Hasil pengujian hipotesis parsial ditunjukkan pada Tabel 3, terlihat bahwa nilai signifikansi 0,049 untuk hipotesis Financial Rewards Independence (X2) lebih rendah dari nilai ekspektasi 0,05. Ambang batas signifikansi adalah 0,05, atau 0,049 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak, yang berarti bahwa Minat Mahasiswa Akuntansi Menempuh Karir Sebagai Akuntan Pemerintah (Y) secara parsial dipengaruhi oleh variabel Penghargaan Finansial (X2).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 611, "width": 429, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Tabel 3 menyajikan temuan dari uji parsial hipotesis, dan jelas bahwa nilai 0,987 signifikan untuk variabel ketiga, yaitu variabel independen yang mengukur pelatihan profesional (X3). Ambang batas ditetapkan sebesar = 0,05, sehingga fakta bahwa 0,987 lebih besar dari nilai ini menunjukkan bahwa secara statistik signifikan. Minat mahasiswa akuntansi bekerja sebagai akuntan pemerintah (Y) cukup dipengaruhi oleh variabel Pelatihan Profesi (X3), sehingga hipotesis nol (H0) terdukung.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 692, "width": 429, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. D. Hasil Tabel 3, yang menyangkut hipotesis penilaian parsial, memperjelas bahwa nilai 0,008 secara statistik signifikan untuk 4, khususnya deklarasi kemandirian Lingkungan Kerja (X4). Hasil ini kurang dari ambang batas signifikansi statistik, ditetapkan sebesar = 0,05 (atau 0,008 = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak yang berarti minat", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 112, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shita Dan Rahayu, (2023)", "type": "Page header" }, { "left": 408, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 4(5) 2023: 4741-4752", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 794, "width": 25, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4748", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 85, "width": 414, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai akuntan pemerintah (Y) secara parsial dipengaruhi oleh variabel lingkungan kerja (X4).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 126, "width": 428, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Pertimbangan Pasar Kerja Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Dalam Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Pemerintahan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 153, "width": 428, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji parsial yang ditunjukkan pada Tabel 3 menunjukkan bahwa hipotesis nol (H0) harus ditolak karena tingkat signifikansi 0,000 atau lebih kecil dari 0,05. Kecenderungan mahasiswa akuntansi untuk memasuki bidang akuntansi pemerintahan secara signifikan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan pasar tenaga kerja. Pemeriksaan komprehensif pasar kerja di sektor pemerintah diharapkan dapat meningkatkan tingkat ketertarikan mahasiswa akuntansi untuk mengejar profesi sebagai akuntan pemerintah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 233, "width": 428, "height": 215, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut temuan yang disajikan pada Tabel 2, analisis statistik deskriptif umpan balik responden pada variabel pertimbangan pasar tenaga kerja menunjukkan peringkat rata-rata 81%. Hal ini menunjukkan bahwa pertimbangan pasar tenaga kerja umumnya dianggap menguntungkan dalam kaitannya dengan minat karir di bidang akuntansi pemerintahan. Terlepas dari kategorisasi variabel pertimbangan pasar tenaga kerja yang secara umum menguntungkan, perlu dicatat bahwa item pernyataan nomor 5, yang berkaitan dengan indikator kemudahan akses ke lowongan kerja, menunjukkan proporsi terendah di antara item pernyataan lainnya, khususnya sebesar 73%. Berdasarkan proporsi ini, dapat diasumsikan bahwa mahasiswa akuntansi mempertimbangkan peluang kerja dan stabilitas jangka panjang terkait dengan pilihan karir mereka, untuk mengurangi risiko ketidakamanan kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memberikan tanggapan dengan proporsi tertinggi terkait dengan pernyataan nomor 1, khususnya yang berkaitan dengan indikator keamanan kerja, dengan persentase 87%. Berdasarkan proporsi ini, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa akuntansi, ketika merenungkan pilihan karir, cenderung ke arah profesi dengan tingkat PHK yang lebih rendah, memungkinkan mereka untuk mengejar pertumbuhan pribadi dan kemajuan profesional tanpa risiko kehilangan pekerjaan atau pemutusan hubungan kerja.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 448, "width": 428, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini sesuai dengan temuan penelitian ini dan temuan Effendi dan Rahayu (2020) serta Norlaela dan Muslimin (2022) bahwa faktor pasar tenaga kerja memiliki pengaruh positif dan besar terhadap kecenderungan untuk menekuni profesi sebagai akuntan publik. Hal ini disebabkan fakta bahwa pasar kerja yang berkembang dan ekspansif untuk akuntan cenderung menarik minat yang lebih besar di kalangan siswa yang bercita-cita untuk mengejar karir di bidang akuntansi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 542, "width": 414, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Penghargaan Finansial Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Dalam Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Pemerintahan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 569, "width": 428, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 menunjukkan beberapa temuan pengujian, dan berdasarkan data, tingkat signifikansi 0,049 lebih rendah dari nilai yang disyaratkan sebesar 0,05. Signifikansi statistik antara variabel insentif keuangan dan minat mahasiswa akuntansi untuk bekerja sebagai akuntan pemerintah ditunjukkan jika hipotesis nol (H0) ditolak. Potensi peningkatan insentif keuangan dalam sektor pemerintahan kemungkinan akan meningkatkan daya tarik karir sebagai akuntan pemerintah di kalangan mahasiswa akuntansi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 649, "width": 428, "height": 108, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut temuan yang disajikan pada Tabel 2, analisis statistik deskriptif dilakukan untuk menguji tanggapan peserta dalam kaitannya dengan variabel penghargaan finansial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata 82% responden menyatakan bahwa imbalan finansial dianggap bermanfaat bagi minat karir mereka sebagai akuntan pemerintah. Meskipun kategorisasi variabel penghargaan keuangan umumnya menguntungkan, item pernyataan tertentu menunjukkan proporsi terendah di antara item pernyataan lainnya. Secara spesifik, item pernyataan nomor 2 yang berkaitan dengan indikator gaji awal menunjukkan persentase 74%. Berdasarkan proporsi yang diamati, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa akuntansi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 112, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shita Dan Rahayu, (2023)", "type": "Page header" }, { "left": 408, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 4(5) 2023: 4741-4752", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 794, "width": 25, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4749", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "cenderung mengutamakan pilihan karir yang sesuai dengan gaji awal yang ditawarkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase tanggapan responden tertinggi terdapat pada pernyataan nomor 8, khususnya yang berkaitan dengan indikator dana pensiun, dengan proporsi sebesar 88%. Berdasarkan proporsi ini, seseorang dapat menyimpulkan bahwa mahasiswa akuntansi, ketika mempertimbangkan pilihan karir, mempertimbangkan ketersediaan dana pensiun, karena mereka mendapat jaminan dukungan finansial selama masa tua mereka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 180, "width": 428, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini konsisten dengan Husna et al. (2022). Kurnia dan Hasanah (2022) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif ketidakseimbangan keuangan terhadap keputusan masyarakat untuk menjadi akuntan publik. Hadiah uang ini didasarkan pada temuan dari penelitian dan dapat digunakan sebagai tolok ukur. Tampaknya salah satu kekuatan pendorong di balik keputusan pekerjaan siswa adalah keinginan untuk mencapai tingkat gaji atau pendapatan tertentu yang khas dari industri pilihan mereka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 274, "width": 409, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Pelatihan Profesional Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Dalam Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Pemerintahan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 301, "width": 428, "height": 106, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 menampilkan beberapa temuan pengujian, dan terlihat bahwa tingkat signifikansi yang dihasilkan sebesar 0,987 lebih tinggi dari ambang batas yang dipersyaratkan sebesar = 0,05. Akibatnya, kami menerima H0, hipotesis nol. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pelatihan profesional memiliki pengaruh yang sederhana terhadap kemungkinan mahasiswa akuntansi akan pindah ke akuntan publik. Tingkat pelatihan profesional yang ditawarkan di pemerintahan, baik melalui lembaga eksternal maupun internal, gagal membangkitkan minat yang cukup di kalangan mahasiswa akuntansi untuk mengejar karir sebagai akuntan pemerintah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 408, "width": 428, "height": 254, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut temuan yang disajikan pada Tabel 2, analisis statistik deskriptif umpan balik responden pada variabel pelatihan profesional menunjukkan skor rata-rata 83%. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan profesional dianggap berkualitas tinggi dalam hal relevansinya dengan minat karir akuntan pemerintah. Meskipun kategorisasi variabel pelatihan profesional secara umum menguntungkan, ada satu item pernyataan yang menunjukkan proporsi terendah dibandingkan item pernyataan lainnya. Secara spesifik, butir pernyataan nomor 4 yang berkaitan dengan indikator pelatihan kerja rutin di instansi hanya memiliki proporsi 80%. Berdasarkan proporsi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa akuntansi, ketika mempertimbangkan pilihan karir, menunjukkan kecenderungan untuk menjalani pelatihan karyawan secara berkala dan bertahap yang ditawarkan oleh perusahaan atau instansi, dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja karyawan. Temuan menunjukkan bahwa mayoritas responden, terhitung 87%, memberikan tanggapan mereka sehubungan dengan pernyataan nomor 2, yang memastikan indikator pelatihan sebelum memulai pekerjaan mereka. Berdasarkan proporsi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa akuntansi ketika mempertimbangkan pilihan karir cenderung menyesuaikan diri dengan peluang pelatihan kerja yang ditawarkan oleh perusahaan. Pelatihan ini biasanya dilakukan sebelum memulai pekerjaan atau saat memasuki dunia kerja. Sumber daya ini terbukti sangat bermanfaat bagi lulusan baru saat mereka memulai perjalanan profesional mereka, membantu mereka menyesuaikan diri secara efektif dengan lingkungan kerja baru mereka selama tahap awal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 663, "width": 428, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini menguatkan pendapat Wibowo dan Trisnawati (2021) yang menemukan bahwa pendidikan formal tidak berperan dalam menentukan atau tidaknya seseorang memilih karir sebagai akuntan publik bersertifikat. Studi ini menghasilkan kesimpulan bahwa dimasukkannya kesempatan pelatihan profesional, baik eksternal maupun internal lembaga, tidak signifikan mempengaruhi kecenderungan siswa untuk mengejar karir di profesi akuntan pemerintah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 112, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shita Dan Rahayu, (2023)", "type": "Page header" }, { "left": 408, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 4(5) 2023: 4741-4752", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 794, "width": 25, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4750", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Dalam Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Pemerintahan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 428, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 menunjukkan beberapa temuan pengujian, dan pada tingkat signifikan 0,008, jelas bahwa angka ini lebih rendah dari nilai yang disyaratkan yaitu 0,05. Menolak H0 mengungkapkan bahwa mahasiswa akuntansi secara signifikan lebih tertarik untuk bekerja sebagai akuntan pemerintah ketika mereka dihadapkan pada lingkungan kerja yang lebih positif. Peningkatan lingkungan kerja di lingkungan pemerintahan diharapkan dapat mempengaruhi secara positif kecenderungan mahasiswa akuntansi untuk menekuni profesi sebagai akuntan pemerintah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 206, "width": 428, "height": 174, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut temuan yang disajikan pada Tabel 2, analisis statistik deskriptif dilakukan untuk menguji tanggapan peserta dalam kaitannya dengan variabel penghargaan finansial. Hasilnya mengungkapkan bahwa, rata-rata, 84% responden mengungkapkan persepsi positif tentang penghargaan finansial yang bermanfaat bagi minat karir mereka sebagai akuntan pemerintah. Meskipun kategorisasi variabel penghargaan keuangan secara umum menguntungkan, perlu dicatat bahwa item pernyataan nomor 3 yang berkaitan dengan indikator lingkungan kerja non- fisik menunjukkan proporsi terendah dari item pernyataan lainnya, khususnya sebesar 81%. Berdasarkan proporsi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa akuntansi cenderung mempertimbangkan pilihan karir yang sesuai dengan gaji awal yang ditawarkan. Butir pernyataan nomor 1 pada indikator lingkungan kerja fisik mendapatkan proporsi jawaban tertinggi yaitu 85% responden. Berdasarkan proporsi ini, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa akuntansi, ketika mempertimbangkan pilihan karir, mempertimbangkan ketersediaan dana pensiun, karena mereka mendapat jaminan dukungan finansial selama masa tua mereka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 381, "width": 428, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Husna et al., 2022), yang menemukan bahwa orang dipengaruhi secara positif terhadap profesi akuntan publik oleh lingkungan tempat kerjanya. Menurut hasil penelitian ini, menciptakan tempat kerja yang ramah bagi akuntan pemerintah dapat menarik minat akuntan masa depan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 448, "width": 56, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Penutup Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 475, "width": 428, "height": 147, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa kecenderungan mahasiswa kedokteran untuk melanjutkan pendidikan sangat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, antara lain dinamika pasar tenaga kerja, insentif finansial, peluang pengembangan profesi, dan lingkungan kerja. pekerjaan sebagai auditor pemerintah. Akuntansi pemerintah adalah bidang yang berkembang, dan penilaian menyeluruh terhadap pasar kerja, insentif keuangan, peluang pengembangan profesional, dan lingkungan kerja dapat menarik perhatian mahasiswa akuntansi. Pasar tenaga kerja, apresiasi, dan lingkungan kerja semua memiliki peran dalam keputusan mahasiswa akuntansi untuk mengejar profesi sebagai akuntan pemerintah. Penelitian menunjukkan bahwa unsur-unsur tersebut secara signifikan meningkatkan minat mahasiswa untuk bekerja di industri keuangan. Namun, tidak ada hubungan yang signifikan secara statistik antara minat mahasiswa akuntansi untuk bekerja di pemerintahan dan tingkat pelatihan profesional mereka .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 676, "width": 26, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 690, "width": 428, "height": 40, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun saran pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel lainnya seperti self efficacy dan penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian di seluruh Universitas yang ada di Bandung untuk memberikan profil yang lebih luas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 744, "width": 70, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 112, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shita Dan Rahayu, (2023)", "type": "Page header" }, { "left": 408, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 4(5) 2023: 4741-4752", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 794, "width": 25, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4751", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akubank.co.id. (2022). Indonesia Kekurangan 25.000 Tenaga Akuntan . Akubank Tech Business Finance.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 428, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alecya, M., & Pangaribuan, H. (2022). Pengaruh Integritas Auditor, Risiko Audit dan Audit Tenure Terhadap Kualitas Audit Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Jurnal Ilmiah Akuntansi Manajemen , 5 (2), 43–52. Bachtiar, I. H., & Nurfadila. (2019). Akuntansi Dasar Buku Pintar Untuk Pemula . Deepublish. Dewi, P. M. U., & Kresnandra, A. A. N. A. (2019). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Pendidikan Profesi Akuntansi Memilih Profesi Sebagai Akuntan Publik. E- Jurnal Akuntansi , 29 (1), 173–187.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 206, "width": 428, "height": 67, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effendi, A. I., & Rahayu, S. (2020). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Menjadi Akuntan Publik (Studi kasus pada Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Telkom, Kabupaten Bandung Tahun 2020). EProceedings of Management , 7 (2). Effendi, S. (2021). Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual . CV Batam Publisher.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 274, "width": 428, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Husna, N. P., Sunandar, N., & Lestari, S. S. S. (2022). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Akuntansi Memilih Karir Menjadi Akuntan Oubli (Studi Empiris Pada Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Nusa Putra). Jurnal Aktiva: Riset Akuntansi Dan Keuangan , 4 (2), 94–109.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 327, "width": 428, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kainde, L. L. A., Sambara, V. L., & Gerungan, B. H. (2022). Pengaruh Penghargaan Finansial, Pertimbangan Pasar Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Minat Menjadi Akuntan Publik. Klabat Journal of Management , 3 (1), 55–66. Kanusta, M. (2021). Gerakan Literasi dan Minat Baca . CV. Azka Pustaka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 381, "width": 428, "height": 40, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karina, R., & Wijaya, M. P. (2021). Analisis Pengaruh Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Profesi Akuntan Di Kota Batam. In CoMBInES-Conference on Management, Business, Innovation, Education and Social Sciences , 1 (1), 1701–1711.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 421, "width": 428, "height": 54, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kurnia, I. H., & Hasanah, A. (2022). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa dalam Berkarir Menjadi Akuntan Publik. Journal of Applied Managerial Accounting , 6 (2), 305–313. Maslow, A. H. (2019). A Theory of Human Motivation . General Press.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 475, "width": 429, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Norlaela, A., & Muslimin, M. (2022). Pengaruh Pelatihan Profesional, Penghargaan Finansial, dan Pertimbangan Pasar Kerja terhadap Minat Berkarir Akuntan Publik. Al-Kharaj: Jurnal Ekonomi, Keuangan & Bisnis Syariah , 5 (2), 636–652. Nurtika, L. (2021). Strategi Meningkatkan Minat Baca Pada Masa Pandemi . Lutfi Gilang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 529, "width": 428, "height": 66, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oktaviani, Y. S., Zoebaedi, F., & Ani, S. M. (2020). Analisis Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Mahasiswa Akuntansi Sebagai Akuntan Publik (Studi Empiris pada Mahasiswa S1 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila). Jurnal Relevan , 1 (1), 47–59. Puspitaningtyas, Z. (2022). Dasar Audit Keuangan . Pandiva Buku.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 596, "width": 428, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahman, K. G. (2022). Pengaruh Pengakuan Profesional dan Nilai Sosial terhadap Pemilihan Karir sebagai Akuntan Pendidik. YUME: Journal of Management , 5 (1), 652–657.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 623, "width": 429, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahmawati, I., Sa’adah, L., & Chabib, M. N. (2020). Karakteristik Individu dan Lingkungan Kerja serta Pengaruhnya terhadap Kepuasan Kerja Karyawan . LPPM Universitas KH. A. Wahab Hasbullah.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 663, "width": 428, "height": 40, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siagian, S. P. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia . Bumi Aksara. Siregar, S. A. (2022). Pengantar Akuntansi Dasar (Perusahaan Jasa, Dagang dan Manufaktur) . UMSU Press.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 703, "width": 368, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Slameto. (2021). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya . Rineka Cipta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 717, "width": 429, "height": 40, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Timporok, A. J., Sondakh, J. J., & Gerungai, N. Y. (2019). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas SAM Ratulangi Manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 112, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shita Dan Rahayu, (2023)", "type": "Page header" }, { "left": 408, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 4(5) 2023: 4741-4752", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 794, "width": 25, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4752", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 85, "width": 224, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi , 7 (4).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 99, "width": 428, "height": 67, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wibowo, R. S., & Trisnawati, R. (2021). Pengaruh Penghargaan Finansial, Pertimbangan Pasar Kerja, Pelatihan Profesional, Pengakuan Profesional, dan Nilai-Nilai Sosial Terhadap Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik Bagi Mahasiswa Akuntansi (Studi Empiris Mahasiswa Program Studi Akuntansi Syaria. In Prosiding Seminar Nasional Kewirausahaan , 2 (1), 1112–1126.", "type": "Text" } ]
9cf51834-cd87-5860-9b5b-73dc0aae4b7e
https://jurnal.uns.ac.id/SHES/article/download/92114/46505
[ { "left": 190, "top": 39, "width": 215, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Social, Humanities, and Educational Studies SHEs: Conference Series 7 (3) (2024) 1502-1514", "type": "Page header" }, { "left": 168, "top": 758, "width": 339, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kajian Etnosains dalam Aktivitas Manongkah Kerang di Kabupaten Indragiri Hilir Riau sebagai Sumber Belajar Ilmu Pengetahuan Alam", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 124, "width": 393, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Resti Yektyastuti 1,2 , Muzzazinah 1 , Sony Yunior Erlangga 1,3 , Rivana Usgianti 4", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 148, "width": 408, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Universitas Sebelas Maret, 2 Universitas Djuanda, 3 Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 160, "width": 134, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 SMP Negeri 1 Batang Tuaka [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 209, "width": 381, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article History accepted 25/6/2024 approved 25/7/2024 published 31/7/2024", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 257, "width": 40, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 269, "width": 428, "height": 172, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manongkah Kerang is a local wisdom of the Duano tribe in Indragiri Hilir district, Riau province, which is carried out as a process of catching shells in the mud field when the river water recedes by using a plank base as a footstool for sliding while the other foot is a pusher. Manongkah kerang contains local knowledge values that can be integrated into science learning. This article aims to descriibe how manongkah kerang can be integrated as an effective science learning resource. A descriptive qualitative approach with a literature review method is used to provide a description of manongkah kerang, the ethnoscience values contained in it, and its integration strategy in the science curriculum. The results of the study show that menongkah kerang has the content of science concepts and ecosystem conservation values. The science concepts contained in manongkah kerang can be implemented in integrated science learning or in learning biology, physics and chemistry separately. Teachers can also implement field study-based science learning with an environmental approach. In addition, project-based approaches, problem-based learning, place-based learning, integration of local knowledge with modern curriculum, and the use of technology are some of the effective strategies to be applied in learning with this local wisdom.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 444, "width": 331, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Manongkah Kerang, Indragiri Hilir, Etnoscience, Local Wisdom", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 468, "width": 37, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 479, "width": 428, "height": 196, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manongkah Kerang merupakan kearifan lokal dari suku Duano di kabupaten Indragiri Hilir provinsi Riau yang dilakukan sebagai proses menangkap kerang di padang lumpur ketika air sungai surut dengan menggunakan alas sebilah papan yang berguna sebagai tumpuan kaki untuk berseluncur sementara kaki yang lains sebagai pendorong. Manongkah kerang mengandung nilai-nilai pengetahuan lokal yang dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Artikel ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana praktik manongkah kerang oleh Suku Duano dapat diintegrasikan sebagai sumber belajar IPA yang efektif. Pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode tinjauan literatur digunakan untuk memberikan deskripsi aktivitas manongkah kerang, nilai-nilai etnosains yang terkandung di dalamnya, dan strategi integrasinya dalam kurikulum IPA. Hasil kajian menunjukkan bahwa menongkah kerang memiliki muatan konsep IPA dan nilai konservasi ekosistem. Konsep IPA yang terkadung dalam manongkah kerang dapat diimplementasikan dalam pembelajaran IPA terpadu maupun dalam pembelajaran biologi, fisika, dan kimia secara terpisah. Guru dapat pula melaksanakan pembelajaran IPA berbasis field study dengan pendekatan lingkungan. Selain itu, pendekatan berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis tempat, integrasi pengetahuan lokal dengan kurikulum modern, dan penggunaan teknologi adalah beberapa strategi yang efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran dengan kearifan lokal ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 678, "width": 319, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: Manongkah Kerang, Indragiri Hilir, Etnosais, Kearifan Lokal", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 702, "width": 298, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Social, Humanities, and Education Studies (SHEs): Conference Series https://jurnal.uns.ac.id/shes", "type": "Text" }, { "left": 436, "top": 702, "width": 77, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN 2620-9284 e-ISSN 2620-9292", "type": "Table" }, { "left": 198, "top": 39, "width": 199, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Social, Humanities, and Educational Studies", "type": "Page header" }, { "left": 190, "top": 57, "width": 215, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SHEs: Conference Series 7 (3) (2024) 1502-1514", "type": "Text" }, { "left": 286, "top": 781, "width": 25, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1503", "type": "Page footer" }, { "left": 255, "top": 88, "width": 85, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 100, "width": 428, "height": 215, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia sebagai negara kepulauan dengan kekayaan budaya yang sangat beragam. Keragaman budaya dapat dipengaruhi dari faktor geografis yang berbeda seperti masyarakat yang mendiami daratan, pesisir, pegunungan, dataran rendah dan dataran tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015 menunjukkan bahwa Indonesia memiliki lebih dari 633 suku besar. Setiap suku memiliki budaya dan kearifan lokal yang unik berupa pandangan hidup, pengetahuan dan strategi kehidupan yang berkaitan dengan penyelesaian masalah dan pemenuhan kebutuhan sehari hari. Budaya ini dikenal pula dengan istilah kearifan lokal (local wisdom) atau pengetahuan setempat (local knowledge) atau kecerdasan setempat (local genious) (Khusniati, 2014; Battiste, 2005). Jika tidak dirawat dengan baik, pengetahuan lokal ini seringkali terabaikan oleh pengetahuan ilmiah dan pranata sosial hasil ciptaan para pengambil kebijakan (Winarto & Choesin, 2014). Padahal peranan pengetahuan lokal memberikan kontribusi yang besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan seperti dalam bidang pengobatan dan pengelolaan sumberdaya alam (Büntzel, Micke, & Büntzel, 2020). Masyarakat lokal akan mewarisi kearifan lokal dari generasi ke generasi sehingga nilai kearifan yang telah dianut sejak lama tetap bertahan seiring dengan perkembangan zaman (Khoerunnisa, Murbangun, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 318, "width": 428, "height": 150, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kearifan lokal sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai sumber pembelajaran di sekolah melalui perspektif etnosains. Etnosains, sebagai cabang ilmu yang mempelajari pengetahuan dan praktik tradisional masyarakat, memiliki potensi besar dalam kontekstualisasi pembelajaran (Smith, A., & Jones, B., 2018). Hal ini tidak hanya memperkaya materi pembelajaran tetapi juga meningkatkan relevansi dan keterlibatan siswa dengan mengaitkan pengetahuan ilmiah dengan kehidupan sehari-hari mereka (Lubis, 2019; Hakim, 2017). Penelitian etnosains sudah dilakukan di berbagai disiplin ilmu diantaranya pengintegrasian kearifan lokal dalam pembelajaran biologi (Sriyati, Ivana, & Pryandoko, 2021), pembelajaran kimia (Rahmawati, Rahman, Ridwan, Triwana, & Handayani, 2017), fisika lingkungan (Palittin, Supriyadi, & Kaikatui, 2019), dan pengembangan perangkat pembelajaran terintegrasi kearifan lokal (Kriswanti & Supardi, 2020). Integrasi etnosains juga dapat dilakukan dalam pembelajaran IPA.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 471, "width": 428, "height": 202, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Integrasi etnosains dalam pembelajaran IPA memiliki potensi besar untuk membuat proses belajar mengajar menjadi lebih relevan dan kontekstual bagi siswa (Nuralita, A., 2020; Pieter, J., 2016; Brown, C., 2015). Penelitian menunjukkan bahwa pendekatan ini dapat meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman konseptual siswa dengan menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari mereka (Affandi, I., 2020; Harahap & Lubis, 2019; Setiawan & Firdaus, 2018). Banyak kearifan lokal di Indonesia yang memiliki nilai-nilai pendidikan dan memuat konsep sains yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Beberapa contoh kearifan lokal Indonesia seperti nyabuk gunung yang menyarankan daerah pertanian ditanami tanaman untuk mencegah erosi dan membuat sengkedan mengikuti garis contour (Suhartini, 2007); potensi tumbuhan sebagai obat tradisional di madura (Vicamilia, 2020); konstruksi bangunan rumah gadang yang tahan gempa di sumatera barat (Rahmawati Z & Muchlian, 2019; Mariza Oktavia & Prihatmaji, 2019); pengelolaan sumber daya perairan berbasis aturan adat berupa lubuak larangan (Ilhami, 2019); tradisi konservasi ekosistem perairan dalam tradisi mauwo di Riau (Ilhami, Syahvira, Maisarah, & Diniya, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 676, "width": 428, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu kearifan lokal yang kaya akan potensi kajian etnosains adalah manongkah kerang, sebuah aktivitas tradisional yang dilakukan oleh Suku Duano di pesisir kabupaten Indragiri Hilir provinsi Riau. Indragiri Hilir berada di sisi paling selatan Riau dengan luas wilayah 13.521,26 km2 (BPS Indragiri Hilir, 2022) dan jumlah penduduk 740.598 jiwa (BPS Indragiri Hilir, 2019). Aktivitas manongkah kerang ini bukan", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 39, "width": 215, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Social, Humanities, and Educational Studies SHEs: Conference Series 7 (3) (2024) 1502-1514", "type": "Page header" }, { "left": 286, "top": 781, "width": 25, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1504", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 428, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "hanya berfungsi sebagai mata pencaharian, tetapi juga mencerminkan pengetahuan ekologi tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 428, "height": 112, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suku Duano, yang dikenal juga sebagai Orang Laut, memiliki hubungan erat dengan lingkungan perairan. Duano bermakna penjaga laut atau pantai. Hampir semua pemukiman suku Duano berhadapan langsung dengan laut/sungai. Suku Duano memiliki persamaan dengan Suku Melayu pada umumnya, yaitu dari segi fisik, cara berpakaian, adat tradisi dan agama. Kegiatan manongkah kerang yang mereka lakukan tidak hanya sekadar pengumpulan sumber daya laut, tetapi juga mencerminkan pemahaman mendalam tentang ekosistem pesisir. Pengetahuan ini mencakup aspek- aspek biologi laut, dinamika populasi kerang, hingga teknik-teknik konservasi alam yang secara tradisional mereka terapkan (Indra, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 228, "width": 428, "height": 87, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manongkah kerang juga mengandung nilai-nilai pengetahuan lokal yang dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Dengan mengkaji aktivitas manongkah kerang yang dilakukan suku Duano, dapat diungkap berbagai konsep ilmiah yang relevan dengan kurikulum IPA, seperti ekologi, biologi laut, dan konservasi lingkungan. Kajian tentang manongkah kerang sebagai sumber belajar IPA merupakan langkah strategis untuk memperkuat literasi sains siswa dengan pendekatan yang lebih kontekstual dan relevan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 318, "width": 428, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Artikel ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana praktik manongkah kerang oleh Suku Duano dapat diintegrasikan sebagai sumber belajar IPA yang efektif. Diskusi mencakup deskripsi aktivitas manongkah kerang, nilai-nilai etnosains yang terkandung di dalamnya, dan strategi integrasinya dalam kurikulum IPA. Melalui kajian ini, diharapkan dapat terungkap potensi etnosains dalam memperkaya dan memperdalam pembelajaran IPA di sekolah yang tidak hanya berbasis pada buku teks, tetapi juga berdasarkan pengetahuan lokal yang kaya dan relevan.", "type": "Text" }, { "left": 274, "top": 420, "width": 50, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 445, "width": 428, "height": 100, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode tinjauan literatur (Lexy J. Moleong, 2019). Tinjauan literatur merupakan metode penelitian yang mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber literatur termasuk buku, artikel ilmiah, dan artikel populer. Metode tinjauan pustaka adalah mengumpulkan data dari berbagai sumber literatur, membaca, memahami dan menganalisis data yang ada, serta merumuskan kesimpulan dan temuan dari hasil analisis. Cara ini sangat berguna untuk memperoleh pemahaman mendalam terhadap suatu topik tertentu dan memberikan landasan teori yang kuat bagi penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 610, "width": 218, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Tahap Metode Kajian Literatur", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 428, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun pertanyaan penelitian yang akan dikaji melalui tinjauau literatur ini adalah sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 661, "width": 425, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Bagaimana karakteristik kearifan lokal Manongkah Kerang di Kabupaten Indragiri Hilir Riau?", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 686, "width": 391, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Konsep IPA apa saja yang terdapat pada kearifal lokal Manongkah Kerang?", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 699, "width": 425, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Bagaimana potensi kearifan lokal Manongkah Kerang menjadi sumber pembelajaran IPA di sekolah?", "type": "List item" }, { "left": 190, "top": 39, "width": 215, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Social, Humanities, and Educational Studies SHEs: Conference Series 7 (3) (2024) 1502-1514", "type": "Page header" }, { "left": 286, "top": 781, "width": 25, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1505", "type": "Page footer" }, { "left": 227, "top": 88, "width": 142, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 100, "width": 105, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manongkah Kerang", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 428, "height": 189, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masyarakat Suku Duano yang tersebar di beberapa desa di Indragiri Hilir Provinsi Riau menjalankan sistem penghidupan yang berbasis sumber daya perikanan dengan teknik tradisional, salah satu yang paling dikenal adalah menongkah (Amrifo, 2013). Manongkah kerang merupakan salah satu budaya dan kearifan lokal masyarakat suku Duano. Aktivitas manongkah kerang dilakukan sebagai proses menangkap kerang di padang lumpur ketika air sungai surut. Dalam proses manongkah kerang, masyarakat mengambil kerang menggunakan alas sebilah papan yang berguna sebagai tumpuan kaki untuk berseluncur di atas padang lumpur. Sementara itu, kaki penongkah yang lain digunakan sebagai pengayuh untuk menggerakkan tongkah ke arah depan dengan gerakan mendorong. Tongkah umumnya dibuat dari belahan kayu yang pipih, utuh, dan cukup lebar, tetapi tidak jarang juga tongkah terdiri atas gabungan beberapa belahan papan kayu (Wahyuni, 2017). Kegiatan menongkah ini telah dilakukan secara turun- temurun dan tidak terpisahkan dari keseharian suku Duano. Aktivitas mengambil kerang menggunakan metode ini telah menjadi tradisi masyarakat Duano yang diwariskan dan berlangsung hingga saat ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 305, "width": 428, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kerang yang diambil masyarakat melalui aktivitas manongkah kerang adalah jenis kerang darah (Anadara granosa sp). Spesies kerang ini termasuk salah satu spesies kerang yang memiliki nilai ekonomis tinggi (Ilhamudin, 2019). Kerang darah biasa dikonsumsi sebagai lauk makan dan sebagai obat-obatan karena memiliki banyak kandungan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh. Kerang darah efektif tumbuh pada kondisi lumpur 46-146 cm. Kondisi perairan lumpur di wilayah pesisir, khususnya lokasi dimana masyarakat Duano tinggal, memiliki lumpur yang efektif untuk pertumbuhan kerang. Suku Duano menjadikan kerang sebagai objek tangkapannya karena melimpahnya persebaran kerang di sekitar pesisir tempat tinggal mereka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 420, "width": 428, "height": 138, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aktivitas menongkah kerang memanfaatkan sebilah papan kayu sebagai tumpuan sebelah kaki penongkah dan tempat mengumpulkan kerang yang telah diperoleh. Masyarakat menyebut sekeping papan ini dengan sebutan tongkah. Tongkah adalah alatnya, sedangkan menongkah adalah aktivitas budayanya. Selain tongkah masyarakat membawa wadah sebagai tempat untuk mengumpulkan kerang. Wadah ini dikenal dengan sebutan kadut/raga/tengkalang. Sebuah tongkah biasanya terbuat dari belahan kayu besar dan pipih dalam keadaan utuh, tetapi tidak jarang juga tongkah terdiri atas gabungan beberapa belahan papan kayu. Tongkah umumnya memiliki panjang sekitar 1,5-2,2 meter dengan lebar 50-80 cm, dan memiliki ketebalan kayu sekitar 3-5 cm. Aktivitas manongkah dilaksanakan pada kondisi air sungai surut kering (Ilhami, A., et al., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 560, "width": 428, "height": 87, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prosedur manongkah dilakukan dengan meletakkan salah satu kaki di atas papan tongkah sebagai tumpuan, satu kaki yang lain di lumpur sebagai penggerak, satu tangan di atas tongkah, dan satu tangan di lumpur untuk mengais kerang. Kerang yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam tengkalang. Penongkah terus bergerak dengan mendorong kaki sehingga membantu mereka untuk dapat menyusuri hamparan lumpur. Papan tongkah membantu menopang bobot tubuh penongkah sehingga tidak tenggelam ke dalam lumpur.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 39, "width": 215, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Social, Humanities, and Educational Studies SHEs: Conference Series 7 (3) (2024) 1502-1514", "type": "Page header" }, { "left": 286, "top": 781, "width": 25, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1506", "type": "Page footer" }, { "left": 194, "top": 222, "width": 214, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Aktivitas Manongkah Kerang", "type": "Section header" }, { "left": 227, "top": 234, "width": 141, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Sumber: Youtube Inhil Nan Molek)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 258, "width": 428, "height": 125, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masyarakat Duano melalui aktivitas manongkah kerang telah menerapkan prinsip konservasi lingkungan. Masyarakat Duano menunjukkan karakter ramah lingkungan yang ditunjukkan dengan adanya aturan masyarakat setempat untuk tidak merusak mangrove di pinggiran hamparan lumpur. Pohon mangrove di sekitar aktivitas manongkah tetap tumbuh subur dan semakin menjorok ke laut. Penanaman nilai-nilai konservasi juga telah terinternalisasi dalam masyarakat Duano sehingga mereka telah memiliki kesadaran untuk tidak merusak mangrove. Dalam manongkah kerang, masyarakat Duano tidak pernah menangkap kerang yang di luar ukuran konsumsi. Kerang muda yang masih berukuran kecil tidak diambil untuk menjaga kesinambungan ke generasi berikutnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 385, "width": 428, "height": 87, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kerang darah yang menjadi objek tangkapan dari aktivitas manongkah kerang merupakan sumber protein yang tinggi. Kerang darah memiliki tingkat produktivitas cukup baik dan dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan serta banyak digemari oleh masyarakat. Kerang darah memiliki kandungan protein dan nilai gizi yang tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrat protein kerang memiliki kualitas yang baik. Tabel 1 memberikan hasil penelitian terhadap kadar air, kadar protein, dan kadar lemak konsentrat kerang darah.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 488, "width": 352, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Kandungan Gizi Konsentrat Kerang Darah di Indragiri Hilir", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 499, "width": 408, "height": 89, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perlakuan Kadar rata-rata (%) Air Protein Lemak A (daging kerang dibuang isi perut & mantel) 9,07 74,50 0,41 B (daging kerang dibuang isi perut) 8,75 76,53 0,28 C (daging kerang utuh) 7,96 78,08 0,28 Sumber: Sari, N. I., Edison, E., & Nor, M. L., 2019", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 601, "width": 428, "height": 99, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kerang darah tergolong hewan bentos karena merupakan organisme yang hidup di dasar perairan sungai. Bentos seperti kerang darah memainkan peran penting dalam ekosistem perairan, terutama dalam proses dekomposisi dan daur ulang nutrisi. Sebagai hewan dekomposer, kerang darah cenderung memiliki kadar logam yang lebih tinggi daripada hewan perairan yang hidup di air. Namun demikian, kerang darah memiliki kandungan logam terendah dari 3 jenis bentos terbanyak di Indragiri Hilir (lokan, keong laut, dan kerang darah) (Priansyah, Z., Amin, B., Nedi, S., 2012). Gambar 3 memberikan gambaran kadar logam dari 3 jenis bentos di perairan Indragiri Hilir.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 39, "width": 215, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Social, Humanities, and Educational Studies SHEs: Conference Series 7 (3) (2024) 1502-1514", "type": "Page header" }, { "left": 286, "top": 781, "width": 25, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1507", "type": "Page footer" }, { "left": 180, "top": 256, "width": 238, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Kadar Logam Bentos di Indragiri Hilir", "type": "Section header" }, { "left": 199, "top": 268, "width": 197, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Sumber: Priansyah, Z., Amin, B., Nedi, S., 2012)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 292, "width": 428, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan data kandungan tembaga (Cu), timbal (Pb), dan seng (Zn) ini, batas maksimum konsumsi masyarakat dengan berat badan 70 kg adalah sebanyak 2,16 kg/minggu untuk lokan; 120,10 kg/minggu untuk keong laut; dan 215,86 kg/minggu untuk kerang darah. Angka ini menunjukkan bahwa kerang darah merupakan bentos yang paling aman untuk dikonsumsi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 356, "width": 428, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kerang darah paling banyak ditemui pada habitat lumpur dengan kondisi paremeter kualitas perairan yang paling baik. Berdasarkan hasil penelitian di Indragiri Hilir (Ridho, A., 2012), habitat lumpur dengan populasi kerang darah terbanyak disajikan pada Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 420, "width": 247, "height": 100, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Kondisi Habitat Lumpur Kerang Darah No Parameter Kualitas Perairan Nilai 1 Tingkat keasaman (pH) 7,4 2 Suhu ( o C) 30 3 Kecepatan arus 0,35 4 Salinitas 28 5 Kecerahan 34 Sumber: Ridho, A., 2012", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 533, "width": 428, "height": 62, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kondisi ini berada pada tipe sedimen pasir dengan komposisi kerikil (0,46%), pasir (97,39%), lumpur (2,15%). Kecenderungan kerang darah hidup di perairan dengan Ph, suhu, salinitas, dan kecerahan tertinggi serta kecepatan arus terendah. Sedangkan Kondisi sedimen yang disukai sebagai habitat kerang adalah pada sedimen pasir tertinggi dan lumpur terendah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 597, "width": 428, "height": 151, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kerang darah telah menjadi subjek berbagai penelitian ilmiah yang berfokus pada aspek pertumbuhan, bioakumulasi logam berat, respon terhadap polutan organik, dan genetika populasi. Leung dan Morton (1998) dalam penelitian mereka mengkaji pertumbuhan dan kelangsungan hidup kerang darah di sebuah muara subtropis di Hong Kong, menemukan bahwa suhu air dan salinitas memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan, dengan kondisi optimal pada suhu 25-30°C dan salinitas 15-30 ppt. Penelitian oleh Yap et al. (2003) mengevaluasi bioakumulasi logam berat seperti kadmium, timbal, dan seng dalam jaringan kerang darah di Semenanjung Malaysia, menunjukkan variasi akumulasi tergantung pada lokasi pengumpulan, dengan beberapa daerah menunjukkan tingkat pencemaran yang lebih tinggi. Amin dan Yap (2004) meneliti dampak polutan organotin, seperti tributyltin (TBT) dan triphenyltin (TPT), pada kerang darah, menemukan bahwa paparan TBT dan TPT mengurangi tingkat", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 39, "width": 199, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Social, Humanities, and Educational Studies", "type": "Section header" }, { "left": 190, "top": 57, "width": 215, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SHEs: Conference Series 7 (3) (2024) 1502-1514", "type": "Text" }, { "left": 286, "top": 781, "width": 25, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1508", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 428, "height": 100, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pertumbuhan dan meningkatkan mortalitas secara signifikan. Selain itu, penelitian oleh Wang et al. (2011) menggunakan analisis DNA mitokondria untuk mengkaji keragaman genetik dan struktur populasi kerang darah di Laut Cina Selatan, menunjukkan keragaman genetik yang tinggi di antara populasi, yang penting untuk konservasi dan manajemen sumber daya. Penelitian-penelitian ini memberikan wawasan mendalam tentang berbagai faktor yang mempengaruhi kehidupan dan kelangsungan hidup Anadara granosa, serta pentingnya konservasi dan manajemen lingkungan untuk kelestarian spesies ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 203, "width": 205, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konsep IPA dalam Manongkah Kerang", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 215, "width": 428, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan aktivitas manongkah kerang yang telah dipaparkan, Tabel 3 menyajikan paparkan hasil kajian tentang konsep IPA dan pengetahuan ilmiah yang terdapat pada aktivitas manongkah kerang.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 266, "width": 331, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Identifikasi Konsep IPA dalam Manongkah Kerang Pengetahuan", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 290, "width": 410, "height": 375, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masyarakat (Indigeneous science) Pengetahuan Ilmiah (sains) Kerang darah ( Anadara granosa ) Kerang darah merupakan organisme bentos yang hidup di dasar sungai Indragiri Hilir. Organisme ini merupakan dekomposer yang paling aman untuk dikonsumsi dibandingkan dengan jenis bentos lain. Kerang darang hidup di habitat dengan kondisi lingkungan terbaik. Kandungan gizi kerang darah juga cukup tinggi ditinjau dari kadar air, protein dan kadar lemak. Manongkah dilakukan pada saat pagi hari Kerang hidup di habitat lumpur dengan jenis sedimen dominan pasir. Umumnya hidup menempel dan bergerombol pada dasar substrat yang keras, yaitu batu karang, kayu, bambu atau lumpur keras. Saat air sungai surut di pagi hari, kerang akan lebih mudah terlihat sehingga masyarakat lebih mudah mengambil kerang. Manongkah kerang hanya dilakukan di pesisir pantai berlumpur Kerang termasuk anggota poelecypoda yang banyak ditemukan populasinya di daerah pasang surut. Kerang efektif tumbuh pada kondisi lumpur 46-146 cm. Hal tersebut karena pasir berlumpur lunak memiliki materi organik yang kaya. Ekosistem lumpur Manongkah dilakukan di hamparan lumpur dengan kondisi Ph, suhu, salinitas, dan kecerahan tertinggi serta kecepatan arus terendah. Sedangkan Kondisi sedimen yang disukai sebagai habitat kerang adalah pada sedimen pasir tertinggi dan lumpur terendah Papan tongkah digunakan agar penongkah tidak tenggelam ke dalam lumpur Lumpur merupakan komponen tanah yang bercampur dengan kandungan air yang banyak. Papan tongkah yang pipih memberikan luas permukaan yang lebih besar dibandingkan luas permukaan kaki penongkah sehingga memberikan daya angkat yang lebih besar untuk menopang bobot massa tubuh. Papan tongkah terbuat dari kayu pohon jelatung Pohon jelutung ( Dyera polyphylla ) merupakan salah satu jenis tumbuhan yang hidup di rawa gambut di pesisir Sumatera, Semenanjung Malaysia dan Kalimantan. Jelutung termasuk salah satu jenis dari suku Apocynaceae , marga Dyera .", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 666, "width": 410, "height": 82, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Papan tongkah harus tebal dan kuat Kayu jelutung berwarna putih kekuningan, bertekstur halus, arah serat lurus dengan permukaan kayu yang licin mengkilap. Kayu jelutung memiliki kekuatan sedang dan dengan kualitas kayu sedang (Boer et al., 2004). Rata-rata ukuran papan tongkah adalah panjang sekitar 1.5 m,", "type": "Table" }, { "left": 207, "top": 713, "width": 297, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Luas permukaan berpengaruh terhadap gaya angkat sehingga penongkah tidak tenggelam di lumpur. Adanya variasi ketebalan menyesuaikan dengan bobot tubuh penggunanya.", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 39, "width": 199, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Social, Humanities, and Educational Studies", "type": "Section header" }, { "left": 190, "top": 57, "width": 215, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SHEs: Conference Series 7 (3) (2024) 1502-1514", "type": "Page header" }, { "left": 286, "top": 781, "width": 25, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1509", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 86, "width": 328, "height": 70, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengetahuan Masyarakat (Indigeneous science) Pengetahuan Ilmiah (sains) lebar 50-80 cm, dan ketebalan 3-6cm.", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 157, "width": 410, "height": 46, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kedua ujung tongkah berbentuk lonjong (lancip) dan melentik ke atas. Ujung berbentuk lancip membantu mengurangi gaya gesekan ujung tongkah dengan cairan lumpur sehingga laju tongkah lebih cepat dengan satu kali gaya dorongan kaki.", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 206, "width": 180, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Ilhami, et al., 2021; Ridho, A., 2012", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 227, "width": 428, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berbagai pengetahuan ilmiah ini sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai sumber belajar IPA di sekolah, baik di tingkat sekolah dasar, menengah, atas, atau perguruan tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 265, "width": 428, "height": 240, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aktivitas manongkah kerang dapat dijadikan sebagai sumber belajar IPA yang efektif di berbagai tingkatan pendidikan. Pada tingkat sekolah dasar, kegiatan ini bisa digunakan untuk mengenalkan siswa pada ekosistem pantai dan interaksi antara makhluk hidup dan lingkungan. Siswa dapat mempelajari komponen ekosistem pantai, rantai makanan, dan mengembangkan keterampilan observasi melalui pengamatan langsung. Di tingkat sekolah menengah pertama, aktivitas ini dapat membantu siswa memahami konsep biodiversitas dan konservasi, siklus hidup kerang darah, serta pengaruh faktor lingkungan terhadap kelangsungan hidup mereka. Untuk tingkat sekolah menengah atas, siswa bisa diajak melakukan penelitian lebih mendalam, seperti mempelajari bioakumulasi logam berat dalam kerang darah, adaptasi ekologis, dan melakukan proyek penelitian sains. Pada tingkat perguruan tinggi, mahasiswa dapat terlibat dalam penelitian ilmiah yang lebih kompleks, seperti studi genetika populasi, ekotoksikologi, serta mengembangkan strategi konservasi dan manajemen sumber daya. Penelitian oleh Leung dan Morton (1998) tentang pertumbuhan dan kelangsungan hidup kerang darah, serta studi oleh Yap et al. (2003) tentang bioakumulasi logam berat, memberikan dasar ilmiah yang kuat untuk mendukung pembelajaran ini. Dengan demikian, melalui pendekatan pembelajaran ini, siswa di berbagai tingkatan pendidikan dapat mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang ekosistem laut, pentingnya konservasi, dan peran penelitian ilmiah dalam menjaga keseimbangan alam.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 521, "width": 333, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Potensi Manongkah Kerang menjadi Sumber Pembelajaran IPA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 533, "width": 428, "height": 62, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konsep IPA dalam manongkah kerang dapat menjadi potensi sumber pebelajaran IPA, baik pada kajian ilmu pengetahuan alam dan sosial (IPAS) di sekolah dasar, IPA terpadu di sekolah menengah pertama, maupun dalam kajian IPA secara terpisah sebagai biologi, fisika, dan kimia. Tabel 4 menyajikan potensi implementasi kajian IPA dalam aktivitas manongkah kerang.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 611, "width": 358, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Potensi Implementasi Kajian IPA dalam Manongkah Kerang", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 622, "width": 345, "height": 81, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Topik Indigenous Science Science Knowledge Biologi Keanekaragaman makhluk hidup Kerang dara/ kerang darah • Kerang darah (Anadara granosa).", "type": "Table" }, { "left": 244, "top": 669, "width": 182, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Kelas bivalvia (dua keping cangkang).", "type": "List item" }, { "left": 244, "top": 681, "width": 213, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Organisme benthos (hidup di dasar perairan)", "type": "List item" }, { "left": 180, "top": 694, "width": 348, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Menempel dan bergerombol pada dasar substrat yang keras, yaitu batu karang, kayu, bambu atau lumpur keras Tongkah • Pohon jelutung (Dyera polyphylla) • Suku Apocynaceae, marga Dyera.", "type": "Table" }, { "left": 190, "top": 39, "width": 215, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Social, Humanities, and Educational Studies SHEs: Conference Series 7 (3) (2024) 1502-1514", "type": "Page header" }, { "left": 286, "top": 781, "width": 25, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1510", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 86, "width": 430, "height": 462, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Topik Indigenous Science Science Knowledge Ekosistem Ekosistem sungai • Lumpur: tanah dengan kandungan air yang banyak • Ketinggian lumpur 46-146 cm • Substrat pasir lumpuran serta salinitas yang tidak terlalu tinggi • Hewan yang dapat hidup di lumpur: kerang, tembakul, kepiting, cacing, ikan tertentu, udang Sistem gerak Gerakan penongkah • Sistem gerak manusia • Alat gerak Fisika Gerak dan Gaya Penongkah • Gaya otot, gaya gesek, gaya gravitasi • Daya angkat papan tongkah untuk menopang bobot massa tubuh • Kecepatan • Hukum Newton Perubahan energi Gerakan penongkah • Energi potensial • Energi kinetik • Energi mekanik Solar system Pasang surut air sungai • Gaya gravitasi bulan, bumi, matahari • Rotasi bumi Kimia Campuran zat Lumpur • Campuran homogen dan heterogen • Laruta, suspensi, koloid Penjernihan air • Koagulasi • Reaksi kimia penjernihan air Biokimia Kerang • Makromolekul: Protein • Sifat, fungsi, reaksi protein • Cangkang kerang: biomineral kalsium karbonat Penongkah • Metabolisme tubuh Reaksi redoks Lumpur • Reaksi redoks untuk pemisahan lumpur Cangkang kerang • Adsorben ion logam Kimia lingkungan Lumpur • Tanah, akuatik • Keseimbangan daur materi dalam lingkungan • Perubahan kimia di lingkungan • Pencemaran lingkungan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 564, "width": 428, "height": 100, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tradisi manongkah kerang memiliki potensi sebagai sumber belajar IPA. Guru IPA khususnya provinsi Riau dapat menggunakan konteks kearifan lokal ini dalam pembelajaran ekosistem. Proses mengambil kerang oleh suku Duano dengan cara menongkah memiliki muatan konsep IPA dan nilai konservasi ekosistem. Guru juga dapat melaksanakan pembelajaran IPA berbasis field study dengan pendekatan lingkungan pada materi ekosistem dan pencemaran lingkungan. Siswa dapat melaksanakan praktikum IPA dengan mengikuti proses manongkah kerang bersama masyarakat setempat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 667, "width": 428, "height": 86, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengintegrasikan topik manongkah kerang dan ilmu pengetahuan tradisional ke dalam pembelajaran di kelas memerlukan strategi yang beragam dan inovatif. Pendekatan berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis tempat, integrasi pengetahuan lokal dengan kurikulum modern, dan penggunaan teknologi adalah beberapa strategi yang efektif. Dengan demikian, siswa dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dan holistik tentang lingkungan mereka, serta mengembangkan keterampilan yang relevan untuk masa depan.", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 39, "width": 199, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Social, Humanities, and Educational Studies", "type": "Page header" }, { "left": 190, "top": 57, "width": 215, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SHEs: Conference Series 7 (3) (2024) 1502-1514", "type": "Text" }, { "left": 286, "top": 781, "width": 25, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1511", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 270, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendekatan Berbasis Proyek (Project-Based Learning)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 100, "width": 428, "height": 87, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendekatan berbasis proyek merupakan strategi yang efektif untuk mengintegrasikan topik manongkah kerang ke dalam pembelajaran. Siswa dapat bekerja dalam kelompok untuk merancang dan melaksanakan proyek yang terkait dengan ekosistem pantai dan kerang darah. Proyek ini bisa mencakup pengumpulan data lapangan, analisis sampel, serta penyusunan laporan ilmiah dan presentasi hasil penelitian. Melalui pendekatan ini, siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan komunikasi (Krajcik, J.S., & Blumenfeld, P.C., 2006).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 202, "width": 294, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 215, "width": 428, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembelajaran berbasis masalah melibatkan siswa dalam situasi nyata yang memerlukan pemecahan masalah. Siswa dapat diberikan skenario yang berhubungan dengan tantangan lingkungan yang dihadapi oleh ekosistem kerang darah, seperti polusi atau perubahan iklim. Siswa kemudian melakukan penelitian untuk memahami masalah tersebut dan mengembangkan solusi yang inovatif. Pendekatan ini mendorong siswa untuk berpikir analitis dan kreatif (Hmelo-Silver, C.E., 2004).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 305, "width": 282, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembelajaran Berbasis Tempat (Place-Based Education)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 318, "width": 428, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembelajaran berbasis tempat menekankan pentingnya lingkungan lokal dalam proses belajar. Dalam konteks manongkah kerang, siswa dapat diajak untuk belajar langsung di lokasi penangkapan kerang darah, seperti pantai atau muara sungai. Pengalaman langsung ini dapat memperdalam pemahaman siswa tentang ekosistem lokal dan budaya masyarakat setempat. Pendekatan ini juga dapat memperkuat hubungan siswa dengan lingkungan mereka (Sobel, D., 2004).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 407, "width": 327, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Integrasi Ilmu Pengetahuan Tradisional dengan Kurikulum Modern", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 420, "width": 428, "height": 87, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengintegrasikan ilmu pengetahuan tradisional (indigenous science) dengan kurikulum modern dapat dilakukan dengan mengaitkan pengetahuan lokal tentang kerang darah dengan konsep-konsep ilmiah yang relevan. Misalnya, guru dapat mengajarkan tentang ekologi kerang darah dengan memasukkan cerita dan praktik tradisional dari masyarakat setempat yang berkaitan dengan penangkapan dan pengelolaan kerang. Pendekatan ini mengakui nilai pengetahuan lokal dan memperkaya kurikulum dengan perspektif yang beragam (Barnhardt, R., & Kawagley, A.O., 2005).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 522, "width": 220, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penggunaan Teknologi dalam Pembelajaran", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 535, "width": 428, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknologi dapat digunakan untuk memperkaya pembelajaran tentang manongkah kerang. Siswa dapat menggunakan alat digital seperti peta interaktif, video dokumenter, dan simulasi virtual untuk mempelajari ekosistem pantai dan kehidupan kerang darah. Teknologi juga memungkinkan siswa untuk berkolaborasi dengan ahli dan komunitas lokal melalui platform online, memperluas wawasan dan keterampilan mereka (Johnson, L., et al., 2015).", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 625, "width": 58, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 637, "width": 428, "height": 112, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manongkah kerang merupakan salah satu budaya dan kearifan lokal masyarakat suku Duano. Aktivitas manongkah kerang dilakukan sebagai proses menangkap kerang di padang lumpur ketika air sungai surut dengan menggunakan alas sebilah papan yang berguna sebagai tumpuan kaki untuk berseluncur di atas padang lumpur. Sementara itu, kaki penongkah yang lain digunakan sebagai pengayuh untuk menggerakkan tongkah ke arah depan dengan gerakan mendorong. Tangan penongkah mengais ke dalam lumpur untuk mengambil kerang dan mengumpulkannya di sisi depan papan tongkah. Aktivitas manongkah kerang memiliki muatan konsep IPA dan nilai konservasi ekosistem. Konsep IPA yang terkadung dalam manongkah kerang dapat", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 39, "width": 199, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Social, Humanities, and Educational Studies", "type": "Section header" }, { "left": 190, "top": 57, "width": 215, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SHEs: Conference Series 7 (3) (2024) 1502-1514", "type": "Page header" }, { "left": 286, "top": 781, "width": 25, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1512", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 428, "height": 87, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "diimplementasikan dalam pembelajaran IPA terpadu maupun dalam pembelajaran biologi, fisika, dan kimia secara terpisah. Guru dapat pula melaksanakan pembelajaran IPA berbasis field study dengan pendekatan lingkungan. Selain itu, pendekatan berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis tempat, integrasi pengetahuan lokal dengan kurikulum modern, dan penggunaan teknologi adalah beberapa strategi yang efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran dengan kearifan lokal ini.", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 190, "width": 104, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 213, "width": 428, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Affandi, I. (2020). The Influence of Cultural and Citizenship Literacy on Students’ Critical Thinking Skill. Cendekia: Jurnal Kependidikan Dan Kemasyarakatan, 18(1), 49 –", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 241, "width": 21, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "66.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 254, "width": 428, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Amin, M.N., & Yap, C.K. (2004). Effects of tributyltin (TBT) and triphenyltin (TPT) on the growth and survival of the blood cockle, Anadara granosa. Marine Pollution Bulletin.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 292, "width": 428, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Amrifo, V. (2013). Analisis Sosiologis Ekonomi Kelembagaan Dalam Transformasi Sosio Kultural Masyarakat Adat (KasusSukuDuanodi ProvinsiRiau). Jurnal Terubuk, 41(Vol 41, No 1 (2013)), 62 –74.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 330, "width": 428, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arip, M. (2023). Suku Duano Di Desa Belaras Kecamatan Mandah Kabupaten Indragiri Hilir. JOM FISIP Vol. 10: Edisi II Juli - Desember 2023.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 356, "width": 429, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Badan Pusat Statistik. (2015). Mengulik Data di Indonesia. Diakses dari https://www.bps.go.id/news/2015/11/18/127/mengulik-data-suku-di- indonesia.html", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 394, "width": 428, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Badan Pusat Statistik. (2019). Data Jumlah Penduduk Kabupaten Indragiri Hilir. Diakses dari https://inhilkab.bps.go.id/indicator/12/30/1/jumlah-penduduk-kabupaten- indragiri-hilir-menurut-kecamatan.html", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 428, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Badan Pusat Statistik. (2022). Data Luas Wilayah Kabupaten Indragiri Hilir. Diakses dari https://inhilkab.bps.go.id/indicator/153/123/1/luas-wilayah-kabupaten-indragiri- hilir.html", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 471, "width": 428, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Barnhardt, R., & Kawagley, A.O. (2005). \"Indigenous Knowledge Systems and Alaska Native Ways of Knowing.\" Anthropology & Education Quarterly, 36(1), 8-23.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 497, "width": 428, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Battiste, M. (2005). Indigenous Knowledge: Foundations for First Nations. In WINHEC: International Journal of Indigenous Education Scholarship. Diambil dari https://journals.uvic.ca/index.php/winhec/ article/view/19251.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 535, "width": 428, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Brown, C. (2015). Etnosains dan Pengajaran IPA: Membangun Kurikulum Berbasis Kebudayaan. Penerbit Fokus Pendidikan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 560, "width": 429, "height": 62, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Büntzel, J., Micke, O., & Büntzel, J. (2020). How to transfer traditional knowledge about medicinal herbs? or TCM plants: a black box for modern oncologists. Journal of Cancer Research and Clinical Oncology, 1 –9. Hakim, L. (2017). Integrasi Etnosains dalam Pembelajaran IPA di Sekolah . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 624, "width": 428, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Harahap, R., & Lubis, A. (2019). Integrasi Etnosains dalam Pembelajaran IPA: Meningkatkan Motivasi dan Pemahaman Konseptual Siswa . Medan: Universitas Sumatera Utara Press.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 663, "width": 428, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hmelo-Silver, C.E. (2004). \"Problem-Based Learning: What and How Do Students Learn?\" Educational Psychology Review, 16(3), 235-266.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 688, "width": 428, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ilhami, A. (2019). Kontribusi Budaya Lokal Terhadap Literasi Lingkungan: Studi Kasus di SMP Pandam Gadang Sumatera Barat. In JNSI: Journal of Natural Science and Integration (Vol. 2).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 727, "width": 429, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ilhami, A., Diniya, Susilawati, Ramadhan, C.F., Sugianto, R. (2021). Analisis Kearifan Lokal Manongkah Kerang di Kabupaten Indragiri Hilir Riau sebagai Sumber Belajar", "type": "List item" }, { "left": 190, "top": 39, "width": 215, "height": 29, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Social, Humanities, and Educational Studies SHEs: Conference Series 7 (3) (2024) 1502-1514", "type": "Page header" }, { "left": 286, "top": 781, "width": 25, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1513", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 87, "width": 400, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "IPA Berbasis Etnosains. Sosial Budaya, Volume 18, Nomor 1, Juni 2021, pp. 20 - 27", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 428, "height": 74, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ilhami, A., Syahvira, R., Maisarah, U., & Diniya, D. (2020). Kajian Etnosains Tradisi Maauwo di danau Bakuok sebagai Sumber Pembelajaran Biologi. BIOEDUCA : Journal of Biology Education, 2(2), 13. https://doi.org/10.21580/bioeduca.v2i2. Ilhamudin, M. (2019). Pengaruh Tingkat Kerapatan Mangrove Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Kerang Darah (Anadara granosa). Jurnal Perikanan Unram, 9(1), 75 –85. https://doi.org/10.29303/jp.v9i1.142.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 190, "width": 429, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indra, M. (2020). Pengetahuan Ekologi Tradisional Suku Duano di Indragiri Hilir. Jurnal Etnobiologi Indonesia , 7(1), 34-48.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 215, "width": 428, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Johnson, L., Adams Becker, S., Estrada, V., & Freeman, A. (2015). NMC Horizon Report: 2015 K-12 Edition. The New Media Consortium.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 241, "width": 428, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Khoerunnisa, R.F.,, Murbangun, N.S. (2012). Pengembangan Modul IPA Terpadu Etnosains untuk Menumbuhkan Minat Kewirausahaan. Journal of Innovative Science Education, 1(1), 1 –9.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 279, "width": 428, "height": 36, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Khusniati, M. (2014). Model Pembelajaran Sains Berbasis Kearifan Lokal Dalam Menumbuhkan Karakter Konservasi. Indonesian Journal of Conservation, 3(1), 67 –74.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 318, "width": 428, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Krajcik, J.S., & Blumenfeld, P.C. (2006). \"Project-Based Learning.\" In R.K. Sawyer (Ed.), The Cambridge Handbook of the Learning Sciences. Cambridge University Press. Kriswanti, D. P., & Supardi, Z. A. I. (2020). Pengembangan Perangkat Pembelajaran", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 356, "width": 400, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berbasis Etnosains Untuk Melatihkan Literasi Sains Peserta Didik Sekolah Dasar. JURNAL EDUCATION AND …. Diambil dari", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 381, "width": 270, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://journal.ipts.ac.id/index.php/ED/arti cle/view/2019", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 394, "width": 428, "height": 36, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Leung, K.F., & Morton, B. (1998). Growth and survival of the blood cockle Anadara granosa (L.) in a sub-tropical estuary in Hong Kong: Implications for management of a tropical species. Journal of Shellfish Research.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 428, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lexy J. Moleong, D. M. A. (2019). Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). PT.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 445, "width": 335, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Remaja Rosda Karya. https://doi.org/10.1016/j.carbpol.2013.02.055", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 458, "width": 428, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lubis, R. (2019). Pendekatan Etnosains dalam Pendidikan Sains: Konsep dan Implementasi . Jakarta: PT Gramedia.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 484, "width": 429, "height": 48, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mariza Oktavia, A., & Prihatmaji, Y. P. (2019). Tektonika Rumah Gadang Sebagai Bentuk Konstruksi Struktur yang Ramah Tahan Gempa. Prosiding Seminar Nasional Desain dan Arsitektur (SENADA), 2, 655 –663. Diambil dari https://eprosiding.idbbali.ac.id/index.php/s enada/article/view/113", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 535, "width": 428, "height": 61, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nuralita, A. (2020). Analisis Penerapan Model Pembelajaran berbasis Etnosains dalam Pembelajaran Tematik SD. MIMBAR PGSD Undiksha, 8(1), 1 –8. Palittin, I. D., Supriyadi, S., & Kaikatui, H. A. (2019). Kajian Fisika Lingkungan Berbasis Etnosains pada Budaya Sar Suku Kanum di Merauke. JPFT (Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online), 7(3).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 599, "width": 428, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pieter, J. (2016). Pembelajaran Ipa Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Solusi Pengajaran Ipa Di Daerah Pedalaman Provinsi Papua. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan UNCEN Tahun 2016, 44 –54. https://doi.org/10.5281/zenodo.840857", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 637, "width": 428, "height": 36, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Priansyah, Z., Amin, B., Nedi, S. (2012). The Content Of Heavy Metals Pb, Cu, Zn On Several Types Of Mollusks In Waters Concong Luar Indragiri Hilir district of Riau province.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 663, "width": 400, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Repositari Universitas Negeri Riau. Diakses dari https://repository.unri.ac.id/server/api/core/bitstreams/105dbea6-31e4-484b-", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 688, "width": 146, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9d53-555c0b6407a8/content", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 701, "width": 428, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahmawati Z, Y. R., & Muchlian, M. (2019). Eksplorasi etnomatematika rumah gadang", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 712, "width": 401, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Minangkabau Sumatera Barat. Jurnal Analisa, 5(2), 123 –136.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 727, "width": 184, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.15575/ja.v5i2.5942", "type": "List item" }, { "left": 198, "top": 39, "width": 199, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Social, Humanities, and Educational Studies", "type": "Page header" }, { "left": 190, "top": 57, "width": 215, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SHEs: Conference Series 7 (3) (2024) 1502-1514", "type": "Text" }, { "left": 286, "top": 781, "width": 25, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1514", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 428, "height": 49, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahmawati, Y., Rahman, A., Ridwan, A., Triwana, M., & Handayani, T. (2017). Pendekatan Pembelajaran Kimia Berbasis Budaya Dan Karakter: Culturally Responsive Teaching Terintegrasi Etnokimia. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 287.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 138, "width": 429, "height": 36, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setiawan, D., & Firdaus, R. (2018). Pengaruh Integrasi Etnosains terhadap Motivasi dan Pemahaman Konseptual Siswa dalam Pembelajaran IPA. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia , 6(2), 123-135.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 177, "width": 428, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Smith, A., & Jones, B. (2018). The Ethnoscience of Clam: A Study on Local Knowledge and Practices in Shellfish Harvesting. Journal of Ethnoscience, 10(2), 150-165.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 202, "width": 428, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sobel, D. (2004). Place-Based Education: Connecting Classrooms & Communities. The Orion Society.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 228, "width": 428, "height": 36, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wang, L., Xu, F., & Zhao, L. (2011). Genetic diversity and population structure of the blood cockle Anadara granosa in the South China Sea revealed by mitochondrial DNA sequences. Fisheries Research.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 266, "width": 428, "height": 36, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yap, C.K., Ismail, A., Tan, S.G., & Rahim Ismail, A. (2003). Bioaccumulation of heavy metals in the blood cockle, Anadara granosa (Linnaeus, 1758) from Peninsular Malaysia. Bulletin of Environmental Contamination and Toxicology.", "type": "List item" } ]
9188bebc-2f13-545c-7642-c82a0fdb69ef
https://ejournal.unisi.ac.id/index.php/agribisnis/article/download/816/523
[ { "left": 243, "top": 35, "width": 268, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Agribisnis Unisi Vol.8 No.1 Tahun 2019", "type": "Page header" }, { "left": 132, "top": 86, "width": 360, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ANALISIS PEMASARAN KELAPA DAN PRODUK TURUNANNYA DI DESA PELANDUK KECAMATAN MANDAH KABUPATEN INDRAGIRI HILR", "type": "Title" }, { "left": 216, "top": 141, "width": 192, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nina Sawitri, Hemeria, Siti Zubaidah", "type": "Section header" }, { "left": 188, "top": 168, "width": 249, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UNISI", "type": "Section header" }, { "left": 237, "top": 196, "width": 150, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 237, "width": 58, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 265, "width": 397, "height": 220, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kecamatan Mandah merupakan daerah penghasil kelapa di Kabupaten Indragiri Hiir, salah satunya berada di Desa Pelanduk. Tujuan penelitian ini adalah menganalisi pemasaran kelapa dan produk turunannya yaitu gula kelapa yang ada di Desa Pelanduk Kecamatan Mandah. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis marjin pemasaran, farmer’s share dan efesiensi pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa margin pemasaran kelapa pada saluran 1 adalah Rp.1.740,00 atau 58,00%, sedangkan margin pada saluran II adalah Rp.1,140 atau 38,00%. Farmer's share kelapa pada saluran I yaitu Rp.10,77 atau 3,59% sedangkan pada farmer's share pada saluran II yaitu Rp.70,21 atau 234,03% Efesiensi pemasaran kelapa pada saluran I yaitu 3,90%, sedangkan efesiensi pada saluran II yaitu 8,26%. Besarnya marjin pemasaran gula kelapa pada saluran II adalah Rp 4.750,00 dan pada saluran III sebesar Rp 5.425,00 per kilogram. Pada saluran I tidak terdapat marjin pemasaran karena petani menjual sendiri gula kelapanya kepada konsumen. Nilai efisiensi gula kelapa pada saluran I adalah 0,67%, dan saluran II sebesar 1,21% sedangkan pada saluran III yaitu sebesar 6,15%.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 512, "width": 396, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Kelapa. Gula Kelapa, Saluran Pemasaran, Marjin Pemasarn, Farmer's share, Efesiensi Pemasaran", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 568, "width": 65, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 607, "width": 397, "height": 137, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mandah District is a coconut-producing area in Indragiri Hiir Regency, one of which is located in Pelanduk Village. The purpose of this study was to analyze the marketing of coconuts and their derivative products, coconut sugar in Pelanduk Village, Mandah District. The research method used is the analysis of marketing margins, farmer's share and marketing efficiency. The results showed that the marketing margin for channel 1 was Rp.1,740.00 or 58.00%, while the margin for channel II was Rp.1,140 or 38.00%. Coconut farmer's share in channel I is Rp.10.77 or 3.59% while in farmer's share in channel II is Rp.70.21 or 234.03% Coconut marketing efficiency in channel I is 3.90%, while efficiency in channel II that is 8.26%. The amount of marketing margin for coconut sugar in", "type": "Text" }, { "left": 480, "top": 780, "width": 8, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 243, "top": 35, "width": 268, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Agribisnis Unisi Vol.8 No.1 Tahun 2019", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 86, "width": 397, "height": 54, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "channel II is Rp 4,750.00 and in channel III it is Rp 5,425.00 per kilogram. In channel I there is no marketing margin because farmers sell their own sugar to consumers. The efficiency value of coconut sugar in channel I was 0.67%, and channel II was 1.21% while in channel III it was 6.15%.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 155, "width": 397, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Coconut, Coconut Sugar, Marketing Channels, Market Margin, Farmer's Share, Marketing Efficiency", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 224, "width": 107, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 237, "width": 180, "height": 400, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertanian di Indonesia adalah pertanian tropika, karena sebagian besar daerahnya berada di daerah katulistiwa. Kelapa merupakan salah satu komoditi yang dapat tumbuh di daerah tropis dan merupakan sektor pertanian yang sangat menunjang bagi sektor industri, karena hampir seluruh bagian tanaman ini bermanfaat bagi kehidupan manusia (Luntungan,2005). Salah satu daerah penghasil kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir adalah Desa Pelanduk Kecamatan Mandah. Tanaman kelapa ini sudah lama dibudidayakan oleh masyarakat di Desa Pelanduk sebagai sumber pendapatan. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas yang berdampak kepada peningkatan petani adalah dengan mengelola input usahatani yang berdampak kepada peningkatan pendapatan petani adalah dengan mengelola input usaha tani seperti tenaga kerja, pendapatan, pendidikan, luas lahan dan keikut- ikutan serta dalam kelompok tani secara optimal dan efektif (Luntungan,2005).", "type": "Table" }, { "left": 150, "top": 638, "width": 144, "height": 109, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cara pemasaran yang dilakukan petani kelapa dan gula kelapa di Desa Pelanduk, Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir. dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung yaitu petani menjual", "type": "Table" }, { "left": 366, "top": 224, "width": 145, "height": 427, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "produknya langsung ke konsumen. Dan secara tidak langsung yaitu petani menjual produknya melalui penyalur yaitu melalui pedagang pengumpul dan pedagang pengencer. Pemasaran yang dapat menguntungkan dianggap baik, jika tercipta keadaan yang dapat memperoleh kepuasan bagi semua pihak, yaitu produsen, lembaga-lembaga pemasaran dan konsumen. Kepuasan yang dimaksud antara lain adalah kepuasan antara harga yang diterima produsen, imbalan dan jasa yang diterima lembaga pemasaran serta kepuasan terhadap barang-barang dan jasa-jasa yang diterima konsumen. Antara produsen dan konsumen terdapat perantara yang terlibat dalam arus pengaliran barang. Jasa perantara menyebabkan konsumen dapat membeli barang dengan mudah sesuai keinginannya.", "type": "Text" }, { "left": 366, "top": 651, "width": 144, "height": 96, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kendala-kendala yang dihadapi dalam memproduksi gula kelapa cukup banyak, salah satu yang dihadapi terutama dalam proses produksi gula kelapa (industri rumah", "type": "Text" }, { "left": 480, "top": 780, "width": 8, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 243, "top": 35, "width": 268, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Agribisnis Unisi Vol.8 No.1 Tahun 2019", "type": "Page header" }, { "left": 150, "top": 86, "width": 144, "height": 661, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tangga) ketersediaan tenaga penyadap merupakan masalah, hal ini berkaitan dengan kondisi pekerjaan penyadap yaitu; (a) Umumnya pohonnya yang diusahakan rata-rata berumur tua dan pohonnya cukup tinggi (b) Tidak seluruh tanaga yang ada mau dan mampu melakukan kegiatan penyadapan, karena adanya resiko yang cukup besar dan (c) Pada desa yang terbuka, terdapat alternatif pekerjaan yang lebih menarik di samping tenaga kerja penyadap juga masalah ketersediaan bahan baku terutama pada musim penghujan dimana kayu bakar tidak cukup tersedia masalah yang lain adalah lemahnya kedudukan pengrajin karena ketergantungan pada pemberi pinjaman yang menyebabkan pengrajin tidak mempunyai kekuatan menawarkan di pasar. Dalam usaha peningkatan pendapatan petani kelapa dan petani pengolah gula kelapa di Desa Pelanduk, sangat erat kaitannya dengan pola atau sistem pemasaran yang berlaku di Desa Pelanduk. Kenyataannya didalam sistem pemasaran menunjukkan bahwa petani selalu berada pada posisi yang lemah dalam penetapan harga apabila berhadapan dengan pedagang. Berdasarkan permasalahan tersebut maka dilakukan analisis pemasaran kelapa dan produk turunannya yaitu gula kelapa", "type": "Table" }, { "left": 366, "top": 86, "width": 144, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang ada di Desa Pelanduk Kecamatan Mandah.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 127, "width": 107, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "II. METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 155, "width": 180, "height": 178, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.1. Waktu dan Tempat Penelitian Metode penelitian ini menggunakan metode survey lapangan yang dilaksanakan di Desa Pelanduk Kecamatan Mandah Kabupaten Indragiri Hilir. Pemilihan lokasi secara sengaja berdasarkan pertimbangan bahwa Desa Pelanduk adalah daerah penghasil kelapa dan gula kelapa di Kecamatan Mandah yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Penelitian dilakukan selama 4 bulan.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 348, "width": 165, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.2.Teknik Pengambilan Sampel", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 362, "width": 181, "height": 164, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jumlah sampel yang diambil untuk petani kelapa adalah sebanyak 30 orang petani kelapa di Desa Pelanduk, dan 3 orang pedagang pengumpul.Metode penentuan sampel untuk petani gula kelapa di Desa Pelanduk dilakukan dengan metode Purposive Sampling dengan memilih 15 petani secara sengaja sebagai sampel dari 30 petani sebagai populasi. Besar sampel tersebut dianggap mewakili populasi.", "type": "Text" }, { "left": 366, "top": 527, "width": 144, "height": 179, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengambilan sampel pedagang menggunakan metode snowball sampling . Metode tersebut digunakan untuk mengambil sampel pedagang berdasarkan aliran produk, mulai dari petani sampel sampai pedagang pengencer. Jumlah sampel pedagang sebanyak 14 orang, terdiri dari 4 orang pedagang pengumpul dan 10 orang pedagang pengecer.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 720, "width": 134, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.3. Metode Analisis Data", "type": "List item" }, { "left": 480, "top": 780, "width": 8, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 243, "top": 35, "width": 268, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Agribisnis Unisi Vol.8 No.1 Tahun 2019", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 86, "width": 180, "height": 95, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian ini digunakan analisis marjin pemasaran, farmer’s share pemasaran dan efesiensi pemasaran. Struktur data atau informasi sehubungan dengan pemasaran tersebut disajikan pada tabel 1.", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 196, "width": 180, "height": 96, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "II.3.1. Analisis Marjin Pemasaran Menurut Azzaino, marjin pemasaran adalah bagian selisih dari harga yang dibayarkan konsumen akhir dengan harga yang diterima oleh produsen. Marjin pemasaran dapat dirumuskan sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 86, "width": 397, "height": 275, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MP= Pr-Pf Keterangan : Mp :Marjin Pemasaran Pr :Harga di Tingkat Pedagang Pf :Harga di Tingkat Petani II.3.2. Analisi s Farmer’s Share Menurut Darwis (1985), farmer’s share adalah bagian harga untuk petani terhadap harga ditingkat pedagang pengumpul. Bagian harga bagi petani dari harga jual kelapa dapat diketahui dengan menggunakan rumus: Si = Bi Pr x 100", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 266, "width": 180, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan : Si :Bagian Harga Bagi Petani Bi :Harga di Tingkat Pedagang", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 307, "width": 377, "height": 373, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengumpul Pr :Harga di Tingkat Petani Tabel 1. Rancangan Komposisi Biaya Pemasaran No Uraian Satuan Uraian Satuan Petani Kelapa Pedagang Pengumpul 1 Produksi Panen Rp/Kg Harga Beli Rp/Kg 2 Harga Jual Rp/Kg Harga Jual Rp/Kg 3 Biaya Transportasi Rp/Kg Biaya Transportasi Rp/Kg 4 Biaya Distribusi Rp/Kg Biaya Distribusi Rp/Kg 5 Biaya Retribusi Rp/Kg Biaya Retribusi Rp/Kg 6 Jumlah Biaya Pemasaran Rp/Kg Jumlah Biaya Pemasaran Rp/Kg 7 Farmer’s Share Farmer’s Share 8 Marjin Pemasaran Marjin Pemasaran 9 Efesiensi Pemasaran Efesiensi Pemasaran II.3.3. Analisi s Efesiensi Pemasaran Menurut Purcell (1979), efesiensi pemasaran adalah hasil bagi total biaya pemasaran dengan total nilai produk. Efesiensi pemasaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus :", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 680, "width": 141, "height": 70, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ep = x TB TNP x 100 Keterangan : EP : Efesiensi Pemasaran TB : Total Biaya", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 571, "width": 142, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TNP : Total Nilai Produksi", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 612, "width": 175, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "III. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 626, "width": 180, "height": 123, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1. Saluran Pemasaran Kelapa Saluran kelapa di Desa Pelanduk melibatkan beberapa lembaga pemasaran yang menyalurkan hasil produksinya. Sedangkan dari hasil penelitian bahwa saluran pemasaran kelapa bulat di Desa Pelanduk terdapat 2 saluran pemasaran.", "type": "Table" }, { "left": 480, "top": 780, "width": 8, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 243, "top": 35, "width": 268, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Agribisnis Unisi Vol.8 No.1 Tahun 2019", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 86, "width": 396, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1.1 Saluran Pemasaran I Berdasarkan dari hasil penelitian tersebut bahwa pedagang pengumpul di Desa Pelanduk terdapat 3 orang pedagang pengumpul. Saluran pemasaran kelapa di Desa Pelanduk dilihat pada gambar 1.", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 141, "width": 3, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ".", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 206, "width": 280, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Skema Saluran Pemasaran I Pemasaran Kelapa", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 234, "width": 180, "height": 137, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari gambar skema tersebut bahwa tidak semua sampel petani di Desa Pelanduk menjual kelapa ke pedagang pengepul, tetapi mereka menjual hasil produksinya langsung ke PT sungai sejuk. Petani yang menjual hasil produksinya itu sendiri ke pedagang pengepul adalah petani yang memiliki jumlah hasil produksinya yang sedikit.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 372, "width": 180, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada saluran pemasaran I petani langsung menjual hasil produksinya ke pedagang pengepul, selanjutnya pedagang pengepul", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 234, "width": 180, "height": 109, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menjual nya k PT Sungai Sejuk. Volume dengan harga rata-rata kelapa jambul didaerah penelitian pada saluran I yaitu sebesar Rp.9.033,33 per kilogram. Harga yang dibayarkan oleh pedagang pengepul adalah Rp.10.773,33 per kilogram.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 358, "width": 143, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1.2. Saluran Pemasaran II", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 372, "width": 180, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada saluran II pemasaran kelapa di Desa Pelanduk Kecamatan Mandah dapat dilihat pada gambar 2.", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 492, "width": 248, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Saluran Pemasaran II Pemasaran Kelapa", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 520, "width": 360, "height": 233, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari gambar skema tersebut bahwa tidak semua petani di Desa Pelanduk terlibat melakukan pemasaran kelapa pada saluran pemasaran II. Petani yang menjual hasil produksinya ke pabrik PT Sungai Sejuk adalah petani yang memiliki jumlah hasil produksinya yang banyak. Volume dengan harga rata-rata produksi kelapa jambul daerah penelitian yaitu Rp.9.033,33 per kilogram, sedangkan pada saluran II yaitu Rp.10.773,33 per kilogram. Menurut Arifuddin (1997), mengatakan panjang pendeknya saluran pemasaran akan menentukan tingkat efesiensi pemasaran, komponen biaya akan semakin bertambah seiring dengan bertambahnya lembaga pemasaran.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 644, "width": 180, "height": 109, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pada uraian saluran pemasaran I dan II dapat disimpulkan bahwa saluran pemasaran I merupakan merupakan saluran terpanjang karena petani langsung menjual hasil produksinya k pabrik PT Sungai Sejuk, sehingga mengidentifikasi tingkat efesiensi", "type": "Text" }, { "left": 480, "top": 780, "width": 8, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 126, "top": 170, "width": 317, "height": 316, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Petani/Produs en Pedagang Pengumpul Pabrik Petani/Produs en Pabrik", "type": "Table" }, { "left": 243, "top": 35, "width": 268, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Agribisnis Unisi Vol.8 No.1 Tahun 2019", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 86, "width": 180, "height": 109, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pemasaran lebih tinggi karena biaya yang dikeluarkan relatif kecil. Pada saluran pemasaran II merupakan saluran pemasaran yang terpendek, sehingga mengidentifikasi tingkat efesiensi pemasaran lebih rendah karena biaya yang dikeluarkan relatif besar.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 210, "width": 180, "height": 96, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.2. Saluran Pemasaran Gula Kelapa Saluran pemasaran gula kelapa di Desa Pelanduk terdapat 3 jenis saluran pemasaran. 3.2.1. Saluran I", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 86, "width": 180, "height": 220, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada saluran I petani memasarkan gula kelapanya sendiri karena gula kelapa yang dihasilkan dalam jumlah sedikit. Petani menjual gula kelapa tersebut dengan harga jual rata-rata pada konsumen akhir sebesar Rp 11.066,67 per kg. Gula kelapa pada saluran I ini dipasarkan langsung oleh petani sampel dengan alasan bahwa harga jual pada konsumen akhir lebih tinggi jika dibandingkan dengan para pedagang pengumpul atau pedagang pengecer sehingga pendapatan petani lebih tinggi. Skema saluran I dapat dilhat pada gambar 3.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 359, "width": 257, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Skema Saluran I Pemasaran Gula Kelapa", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 386, "width": 397, "height": 110, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.2.2. Saluran II Pada saluran II ini petani menjual gula kelapa kepada pedagang pengumpul dan pedagang pengumpul ini langsung mengecer gula kelapa ke konsumen dengan harga beli rata-rata sebesar Rp 8.500,00 per kg, sedangkan harga rata-rata yang harus dibayar oleh konsumen akhir adalah sebesar Rp 13.250,00 per kg.", "type": "Table" }, { "left": 366, "top": 455, "width": 144, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Skema saluran II dapat dilihat pada Gambar 4.", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 563, "width": 258, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Skema Saluran II Pemasaran Gula Kelapa", "type": "Caption" }, { "left": 114, "top": 590, "width": 304, "height": 151, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pedagang pengumpul tersebut membeli gula kelapa dari petani sebagai produsen. Pedagang pengumpul membeli gula kelapa dari petani dengan satuan kilo gram dan membayarnya sebagian dari jumlah yang diterima oleh petani dan akan melunasinya setelah gula kelapa laku terjual. Baru kemudian pedagang pengumpul melunasi sisa pembayaran kepada petani. 3.2.3 Saluran III", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 604, "width": 181, "height": 151, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada saluran III ini petani menjual gula kelapa kepada pedagang pengumpul dengan rata- rata penjualan sebanyak 106,25 kg dengan harga Rp 8.500,00 per kg. Pedagang pengumpul tersebut membawa gula kelapa yang telah dibeli dari petani ke Kota Tembilahan dan menjualnya kembali kepada pedagang pengecer dengan harga rata-rata Rp 10.875 per kg.", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 337, "width": 349, "height": 457, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 Petani Konsumen Petani Pedagang Pengumpul (Sekaligus Pengecer) konsumen", "type": "Table" }, { "left": 243, "top": 35, "width": 268, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Agribisnis Unisi Vol.8 No.1 Tahun 2019", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 86, "width": 180, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Skema saluran pemasaran III dijelaskan pada gambar 5.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 176, "width": 259, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. Skema Saluran III Pemasaran Gula Kelapa", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 204, "width": 180, "height": 206, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pedagang pengumpul tersebut membeli gula kelapa dari petani sebagai produsen gula kelapa. Pedagang pengumpul membeli gula kelapa dari petani dengan satuan kilogram dan membayarnya sebagian dari jumlah yang diterima oleh petani dan akan melunasinya setelah gula kelapa diantar ke pedagang pengecer dan dibayar oleh pedagang pengecer dengan tunai. Kemudian pedagang pengecer menjual gula kelapa yang telah dibeli dari pedagang pengumpul yang berasal dari Desa", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 411, "width": 180, "height": 54, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelanduk tersebut kepada konsumen akhir yang ada di Kota Tembilahan dengan harga rata-rata Rp 13.700,00 per kg.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 480, "width": 161, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.3. Analisis Pemasaran Kelapa", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 494, "width": 180, "height": 68, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis pemasaran kelapa di Desa Pelanduk mengguanakan analisis margin pemasaran,analisis farmer's share dan efesiensi pemasaran.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 204, "width": 169, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.3.1 Analisis Margin Pemasaran", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 218, "width": 180, "height": 137, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Hanafiah (1986), menjelaskan bahwa margin pemasaran terdiri dari biaya yang dikeluarkan dan keuntungan lembaga pemasaran. Semakin tinggi biaya yang dikeluarkan maka semakin besar margin pemasranya. Total margin sangat berpengaruh harga ditingkat petani dan bagian harga untuk kunsumen.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 356, "width": 396, "height": 387, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Margin pemasaran dapat diketahui dengan hasil dari selisih harga ditingkat petani dengan selisih harga ditingkat pedagang. keuntungan lembaga pemasaran merupakan salah satu komponen margin pemasaran. Jumlah keuntungan akan menentukan besarnya bagian harga untuk konsumen atau pabrik. Dalam ananlisis ini pemasaran melibat dua komponen, yaitu harga jual dan harga beli. Data mengenai margin pemasaran kelapa disajikan pada tabel 2. Tabel 2. Margin Pemasaran Kelapa di Desa Pelanduk Besarnya Margin Saluran I Saluran II Rp/kg % Rp/kg % 1.740,000 58% 1,140 38 Sumber: Data Skunder diolah.2013 Tabel 2 menunjukan bahwa pada saluran I memiliki margin yang terbesar adalah Rp. 1,740 per kilogram dari total pemasaran atau 58,00%, sedangkan pada saluran II memiliki margin yang terkecil adalah", "type": "Table" }, { "left": 480, "top": 780, "width": 8, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 137, "top": 129, "width": 314, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Petani Pedagang Pengumpul Pedagang Pengecer Konsumen", "type": "Table" }, { "left": 243, "top": 35, "width": 268, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Agribisnis Unisi Vol.8 No.1 Tahun 2019", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 86, "width": 180, "height": 68, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rp.1,140 per kilogram atau 38,00% dari harga jual rata-rata tingkat konsumen yang dalam hali ini konsumen akhir kelapa ini adalah pabrik PT Sungai Sejuk.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 168, "width": 149, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.3.2. Analisis Farmer's share", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 86, "width": 396, "height": 247, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Azzaino (1981), menjelaskan bahwa semakin tinggi margin pemasaran maka semakin rendah bagian harga untuk petani (farmer's share). Farmer's share dapat diketahui dengan membandingkan harga tingkat pedagang. Menurut Azzaino (1981),mengatakan bahwa semakin panjang saluran pemasaran mengakibatkan biaya semakin banyak. Hal tersebut sesuai dengan kondisi pemasaran kelapa di Desa Pelanduk yaitu saluran II memiliki biaya pemasaran paling tinggi dan waktu yang sangat lama.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 168, "width": 180, "height": 165, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Margin pemasaran dapat digunakan untuk mengetahui distribusi margin pemasaran serta untuk mengetahui bagian harga untukmpetani (farmer's share). Besarnya margin pemasaran mempengaruhi besarnya bagian bagian dan keuntungan lembaga pemasaran. Farmer's share dan keuntungan pedagang pada pemasaran kelapa di Desa Pelanduk dapat dilihat pada tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 348, "width": 324, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Farmer's share Biaya Pemasaran Kelapa di Desa Pelanduk", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 362, "width": 372, "height": 292, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Uraian Pola Pemasaran Saluran I Saluran II Rp/Kg % Rp/Kg % 1 Farmer's share 10,77 3,59 70,21 234,03 2 Biaya Pemasaran Transfortasi 33,50 111,66 5,40 1,08 Distribusi - 4,90 9,80 Retribusi 18,20 606,66 6,40 1,28 Sub Total 51,70 11,772 5.126,60 24,619 Sumber: Data Primer diolah,2013 Tabel 3 menunjukan bahwa pada lembaga saluran pemasaran I memiliki farmer's share biaya pemasaran terkecil yaitu Rp.10,77 per kilogram total pemasaran atau 3,59%. sedangkan pada saluran pemasaran II memiliki farmer's share biaya pemasaran yang terbersar yaitu Rp.70,21 per kilogram dari total pemasaran ayau 234,03%.", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 654, "width": 180, "height": 82, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan dari hasil penelitian pemasaran kelapa di Desa Pelanduk bahwa saluran pemasaran paling efesiensi berdasarkan besarnya farme's share adalah saluran II karena disini petani kelapa", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 516, "width": 180, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "itu sendiri yang melakukan kegiatan pemasaran.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 558, "width": 179, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.3.3. Analisis Efesiensi Pemasaran", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 572, "width": 180, "height": 164, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut purcell (1979), mengatakan bahwa setiap perubahan biaya pemasaran dan semakin kecil nilai produksi yang dijual dan memberikan arti bahwa hal ini menyebabkan adanya pemasaran yang kurang efesiensi. Jadi apabila semakin kecil nilai Ep maka semakin efesiensi pemasaran tersebut. Efesiensi pemasaran pada saluran pemasaran kelapa di Desa Pelanduk tersaji pada tabel 4.", "type": "Text" }, { "left": 480, "top": 780, "width": 8, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 243, "top": 35, "width": 268, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Agribisnis Unisi Vol.8 No.1 Tahun 2019", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 99, "width": 392, "height": 347, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Efesiensi pemasaran pada Saluran Pemasaran Kelapa di Desa Pelanduk No. Saluran Pemasaran Biaya Pemasaran Rp/Kg Nilai Produk Rp Ep (%) 1 I 3,532,00 10.773,33 3,90 2 II 13,89 76,560 8,26 Jumlah Total 5.178,30 1.153,893 12,16 Sumber: Data Primer diolah,2013 Tabel 4 menunjukan bahwa pada lembaga saluran pemasaran I memiliki tingkat efesiensi pemasaran yang terkecil yaitu 3,90% dari total pemasaran, sedangkan pada saluran pemasaran II memiliki tingkat efesiensi pemasaran yang terbesar yaitu 8,26 dari total pemasaran. Menurut Mubyarto (1989), Menjelaskan bahwa setiap penambahan biaya pemasaran dan semkin kecil nilai produksi yang dijual memberikan makna bahwa hal ini menyebabkan adanya pemasaran yang tidak efesiensi. Jadi apabila semakin nilai Ef maka akan semakin efesiensi pemsaranya.", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 446, "width": 180, "height": 138, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada saluran II Besarnya Marjin persentase biaya yang dikeluarkan relative kecil apabila dibandingkan dengan saluran pemasaran I, disebabkan karena pada saluran I dalam pemasaran kelapa di Desa Pelanduk melibatkan pedagang pengumpul, yang berperan dalam memasarkan hasil produksi kelapa tersebut adalah petani kelap itu", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 212, "width": 180, "height": 40, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sendiri, sehingga harga jual kelapa yang diterima oleh petani lebih tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 267, "width": 180, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.4. Analisis Pemasaran Gula Kelapa", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 295, "width": 180, "height": 137, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.4.1.Analisis Marjin Pemasaran Marjin adalah selisih harga yang harus di bayar oleh konsumen akhir dengan harga yang diterima oleh petani. Pembahasan dalam analisis marjin pemasaran mencakup dua komponen yaitu harga jual dan harga beli pada lembaga pemasaran. Data mengenai marjin pemasaran tersaji pada Tabel 5.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 433, "width": 181, "height": 137, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5 menunjukan bahwa lembaga pemasaran pada saluran II adalah pedagang pengumpul yang sekaligus pengecer. Besarnya marjin pemasaran disaluran II sebesar Rp4.750,00 per kilogram atau 35,85 % dari harga jual rata-rata ditingkat konsumen. Harga jual gula kelapa di tingkat konsumen akhir adalah sebesar Rp 13.250,00Per kilogram.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 598, "width": 379, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5. Marjin Pemasaran Gula Kelapa di Desa Pelanduk Kecamatan Mandah", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 626, "width": 392, "height": 98, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Jenis Lembaga Lembaga Pemasaran Saluran II Saluran III Rp/kg % Rp/kg % 1 Pedagang pengumpul 4.750,00 100,00 2.375,00 43,78 2 Pedagang pengecer - - 3.050,00 56,22 4.750,00 100,00 5.425,00 100,00 Sumber: Data primer yang diolah, 2013", "type": "Table" }, { "left": 480, "top": 780, "width": 8, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 243, "top": 35, "width": 268, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Agribisnis Unisi Vol.8 No.1 Tahun 2019", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 86, "width": 181, "height": 40, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lembaga pemasaran pada saluran III adalah pedagang pengumpul dan pedagang pengecer.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 127, "width": 181, "height": 192, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Besarnya marjin pemasaran pada saluran III adalah Rp 5.425,00 per kilogram atau 39,60 % dari harga jual rata-rata di tingkat konsumen. Harga jual rata-rata gula kelapa di tingkat konsumen akhir pada saluran pemasaran III adalah Rp13.700 per kilogram. Pada saluran III ada keterlibatan dua lembaga pemasaran yaitu pedagang pengumpul dan pedagang pengecer yang menyebabkan marjin pada saluran III lebih besar pada Saluran II yaitu sebesar Rp 5.425,00 per kilogram.", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 320, "width": 180, "height": 82, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Soekartawi (1995), bahwa semakin panjang saluran pemasaran maka akan semakin besar marjin pemasaran tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pemasaran kurang efisien.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 403, "width": 180, "height": 151, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada saluran I petani tidak menjual gula kelapa kepada pedagang baik pedagang pengumpul atau pedagang pengecer. Hal ini dikarenakan harga yang didapatkan lebih tinggi jika menjual sendiri gula kelapa tersebut kepada konsumen. Pada saluran I yang menjadi pemasarannya yaitu petani sendiri disini bisa dikatakan bahwa petani tersebut sekaligus sebagai pedagang.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 555, "width": 180, "height": 109, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Sudiyono (2001), semakin kecil nilai marjin pemasaran akan mengidentifikasi tingkat efisien saluran pemasaran semakin tinggi dan sebaliknya apabila nilai marjin pemasaran semakin besar maka akan mengidentifikasikan tingkat efisiensi saluran pemasaran semakin rendah.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 679, "width": 180, "height": 68, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.4.2. Analisis Efisiensi Pemasaran Efisiensi pemasaran adalah seberapa besar pengorbanan yang harus dikeluarkan dalam kegiatan", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 86, "width": 180, "height": 302, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pemasaran menunjang hasil yang bisa didapatkan dari kegiatan pemasaran tersebut. Efisiensi pemasaran dapat dicari dengan menghitung rasio “keluaran- masukan” dalam kegiatan pemasaran yang dilakukan. Semakin tinggi nilai rasio keluaran-masukan, maka pemasaran yang dilakukan semakin efisien. Dalam rangka perbaikan pemasaran tujuan yang ingin dicapai adalah keuntungan yang maksimum dan sangat efisiensi yang tinggi. Efisiensi pemasaran merupakan salah satu indikator baik atau tidaknya di dalam pemasaran. Kegiatan ekonomi produktif selalu berkaitan dengan efisiensi ekonomi. Dalam rangka perbaikan pemasaran tujuan yang ingin dicapai adalah keuntungan yang maksimum dan sangat efisiensi yang tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 389, "width": 180, "height": 179, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sistem pemasaran yang tidak efisien akan mengakibatkan kecilnya bagian dari harga yang diterima oleh produsen, jadi bagian harga yang dibayar oleh konsumen yang diterima oleh produsen dapat dijadikan ukuran efisiensi pemasaran. Setiap penambahan biaya pemasaran dan semakin kecil nilai produk yang dijual memberikan arti bahwa pemasaran kurang efisien. Untuk lebih jelasnya mengenai efisiensi dapat dilihat pada Tabel 6.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 569, "width": 180, "height": 164, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 6 menunjukan bahwa pada lembaga saluran pemasaran I memiliki tingkat efisiensi yaitu sebesar 0,67% dari total nilai penjualan. Sedangkan pada lembaga saluran pemasaran II memiliki tingkat efisiensi sebesar 1,21% dari total nilai penjualan. Dan pada lembaga saluran pemasaran III memiliki tingkat efisiensi sebesar 6,15% dari total nilai penjualan. Untuk lebih jelasnya mengenai", "type": "Text" }, { "left": 472, "top": 780, "width": 15, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10", "type": "Page footer" }, { "left": 243, "top": 35, "width": 268, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Agribisnis Unisi Vol.8 No.1 Tahun 2019", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 86, "width": 180, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perhitungan efisiensi pemasaran dapat dilihat pada lampiran 5.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 113, "width": 180, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada saluran I biaya pemasaran paling kecil yaitu sebesar", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 141, "width": 181, "height": 206, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rp 74,33, jika dibandingkan dengan saluran II yaitu sebesar Rp 159,73. Dan pada saluran III yaitu sebesar Rp 760,40. Pada saluran II pemasaran dilakukan oleh pedagang pengecer dan biaya yang dikeluarkan lebih besar dari saluran I. pada saluran III pemasaran dilakukan oleh dua lembaga pemasaran yaitu pedagang pengumpul dan pedagang pengecer sehingga biaya pemasaran lebih besar dari saluran I dan saluran II. Pada saluran I petani menjual gula kelapanya sendiri kepada", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 86, "width": 396, "height": 664, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "konsumen karena harga yang didapat lebih tinggi dari pada harus menjual kepada pedagang pengumpul atau pedagang pengencer. Sebaiknya para petani melakukan pemasaran sendiri dari hasil gula kelapa yang ada karena hasil yang didapat akan lebih besar dan dari segi atau tingkat efisien saluran I merupakan jenis saluran yang paling efisien jika dibandingkan dengan saluran II dan saluran III. Saluran III merupakan jenis saluran yang tidak efisien karena dari segi biaya yang dikeluarkan lebih besar dari saluran I dan II karena pada saluran III pemasaran dilakukan oleh pedagang pengumpul dan pedagang pengecer. Tabel 6. Efisiensi Pemasaran Gula Kelapa di Desa Pelanduk Kecamatan Mandah. No Pola Pemasaran Uraian Saluran I Saluran II Saluran III Rp/kg Rp/kg Rp/kg A Petani 1 Harga Jual 11.066,67 2 Biaya Trasportasi 3 Biaya Penyusutan 4 Biaya Pengemasan 74,33 5 Biaya Restribusi 6 Total Biaya 74,33 7 Efisiensi (%) 0,67 B Pedagang Pengumpul 1 Harga Beli 8.500,00 8.500,00 2 Harga Jual 13.250,00 10.875,00 3 Biaya Trasportasi 56,72 52,44 4 Biaya Penyusutan 2,50 179,22 5 Biaya Pengemasan 43,79 38,14 6 Biaya Restribusi 56,72 47,68 7 Total Biaya 159,73 317,48 8 Efisiensi (%) 1,21 2,92 C Pedagang Pengecer 1 Harga Beli 10.650,00 2 Harga Jual 13.700,00 3 Biaya Trasportasi 65,33 4 Biaya Penyusutan 177,49 5 Biaya Pengemasan 133,40", "type": "Table" }, { "left": 472, "top": 780, "width": 15, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11", "type": "Page footer" }, { "left": 243, "top": 35, "width": 268, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Agribisnis Unisi Vol.8 No.1 Tahun 2019", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 86, "width": 387, "height": 248, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 Biaya Restribusi 66,70 7 Total Biaya 442,92 8 Efisiensi (%) 3,23 D Total Biaya 74,33 159,73 760,40 E Total Efisiensi 0,67 1,21 6,15 Sumber: Data primer yang diolah, 2013 Hasil penelitian pemasaran gula kelapa di Desa Pelanduk Kecamatan Mandah menunjukan bahwa lembaga saluran pemasaran I adalah lembaga saluran pemasaran yang paling efisien. Hal ini dikarenakan biaya yang dikeluarkan lebih rendah jika dibandingkan dengan lembaga saluran pemasaran II dan lembaga saluran III.", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 335, "width": 180, "height": 109, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setiap penambahan biaya pemasaran dan semakin kecil nilai produk yang dijual memberikan arti bahwa hal ini menyebabkan adanya pemasaran yang kurang efisien. Jadi apabila semakin kecil nilai Ep maka akan semakin efisien pemasaran tersebut (murbyanto, 1997).", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 445, "width": 180, "height": 234, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lembaga saluran pemasaran I adalah lembaga saluran pemasaran terpendek yang tidak melibatkan pedagang di dalam memasarkan gula kelapanya. Hal ini dikarenakan petani mejualnya sendiri kepada konsumen, sehingga mengidentifikasikan tingkat efisien pemasaran lebih tinggi. Menurut Open dan Raju dalam Arifuddin (1997), panjang pendeknya saluran pemasaran akan menenukan tingkat efisiensi pemasaran. Komponen biaya akan semakin bertambah dengan seiring dengan bertambahnya lembaga pemasaran.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 680, "width": 180, "height": 68, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sesuai dengan hasil penelitian Lantika.S.Y. (2007), menunjukan bahwa saluran I mempunyai tingkat efisien yang tinggi jika dibandingkan dengan", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 197, "width": 180, "height": 123, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "saluran II dan III dan biaya yang paling sedikit terdapat pada saluran I yaitu sebesar Rp230,00 sementara saluran II sebesar Rp 250,00 dan Saluran III sebesar Rp 870,00, jadi dari hasil penelitian dapat dikatakan bahwa saluran I adalah saluran yang paling efisien jika dibanding dengan saluran II dan III.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 335, "width": 175, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 362, "width": 180, "height": 68, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Margin pemasaran kelapa pada saluran 1 adalah Rp.1.740,00 atau 58,00%, sedangkan margin pada saluran II adalah Rp.1,140 atau 38,00%.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 431, "width": 181, "height": 68, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Farmer's share kelapa pada saluran I yaitu Rp.10,77 atau 3,59% sedangkan pada farmer's share pada saluran II yaitu Rp.70,21 atau 234,03%", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 500, "width": 180, "height": 55, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Efesiensi pemasaran kelapa pada saluran I yaitu 3,90%, sedangkan efesiensi pada saluran II yaitu 8,26%.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 555, "width": 180, "height": 124, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Besarnya marjin pemasaran gula kelapa pada saluran II adalah Rp 4.750,00 dan pada saluran III sebesar Rp 5.425,00 per kilogram. Pada saluran I tidak terdapat marjin pemasaran karena petani menjual sendiri gula kelapanya kepada konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 680, "width": 180, "height": 68, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Nilai efisiensi gula kelapa pada saluran I adalah 0,67%, dan saluran II sebesar 1,21% sedangkan pada saluran III yaitu sebesar 6,15%. Sehingga saluran", "type": "Text" }, { "left": 472, "top": 780, "width": 15, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12", "type": "Page footer" }, { "left": 243, "top": 35, "width": 268, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Agribisnis Unisi Vol.8 No.1 Tahun 2019", "type": "Page header" }, { "left": 135, "top": 86, "width": 159, "height": 54, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "I merupakan saluran pemasaran yang paling efisien didaerah penelitian karena memiliki nilai efisiensi paling kecil.", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 155, "width": 180, "height": 137, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4.2. Saran 1. Perlunya pengembangan media informasi harga sampai tingkat petani, misalnya melalui penyuluhan pertanian. Informasi harga diharapkan dapat membantu petani dalam merencanakan dan menentukan harga kelapa serta melancarkan dalam proses pemasaran.", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 293, "width": 180, "height": 109, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Petani kelapa disarankan menjual langsung hasil produksinya ke pabrik atau PT, tanpa melaluin perantara sehingga harga jual kelapa menjadi lebih tinggi dan keuntungan petani lebih tinggi jika produksinya banyak.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 403, "width": 180, "height": 344, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Bagi petani gula kelapa, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa analisis gula kelapa layak dan menguntungkan, sehingga petani diharapkan sangat perlu meningkatkan penggunaan input yang baik sehingga dapat meningkatkan produksi dan pendapatan yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Salah satunya dengan pengadaan pembudidayaan gula kelapa secara intensif untuk menggantikan pohon kelapa yang sudah tidak produktiv lagi. Pada pola pemasaran, petani sebaiknya mengikuti pelatihan mengenai pemasaran yang baik untuk meningkatkan penjualan produknya dan mendapatkan harga yang baik. 4. Bagi pemerintah daerah, agar mendorong pengembangan agroindustri gula kelapa dengan", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 86, "width": 159, "height": 151, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "diintensifkannya penyuluhan tentang penerapan pengolahan agroindustri yang baik agar usaha gula kelapa ini tetap layak diusahakan dan mampu memasuki pasar ekspor. Selain itu diharapkan pemberian bantuan pinjaman modal kepada petani gula kelapa dengan syarat yang mudah, sehingga dapat mendukung", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 224, "width": 160, "height": 40, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "peningkatan produksi dan kualitas produksi gula kelapa yang dihasilkan.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 279, "width": 108, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 306, "width": 180, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Azzaino, 1990. Pengantar Tataniaga", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 320, "width": 152, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertanian. Departemen Ilmu Ilmu Sosial", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 334, "width": 180, "height": 206, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Arifuddin,1997. Dasar-dasar Agribisnis. Jurusan Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang. Azzaino,z. 1981. Pengantar Tataniaga Pertanian. Departemen Ilmu-ilmu Sosial ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 555, "width": 180, "height": 123, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hanafiah,S. 1986 Tataniaga Hasil Perikanan. UI press. Jakarta. Luntungan et al, 2005. Pengantar Ekonomi Sumberdaya Manusia, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Jakarta Mubyarto, 1989. Pengantar Ilmu", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 679, "width": 120, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ekonomi. LP3S. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 707, "width": 180, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mubyarto, 1997. Pengantar Ekonomi Pertanian. Lembaga Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 472, "top": 780, "width": 15, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 243, "top": 35, "width": 268, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Agribisnis Unisi Vol.8 No.1 Tahun 2019", "type": "Page header" }, { "left": 142, "top": 86, "width": 152, "height": 26, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan dan Ilmu ekonomi, dan Sosial. Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 86, "width": 397, "height": 95, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Puecell, 1979. Agricultural Marketing. Reston Publishing Company,inc. Pretince Hall Company. Reston, Virginia. Sudiyono, A, 2001.Pemasaran Pertanian. Universitas Muhamadiyah. Malang. Soekartawi, A, 2001. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Tiore dan", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 168, "width": 152, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aplikasi, Rajawali Press. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 472, "top": 780, "width": 15, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14", "type": "Page footer" } ]
6eb67c14-5af6-90c5-e724-f7baa46cbef8
https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/syariati/article/download/1196/686
[ { "left": 159, "top": 74, "width": 280, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RIBA DAN BUNGA DALAM KONTRAK SYARIAH", "type": "Section header" }, { "left": 249, "top": 103, "width": 100, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Moh. Syifa’ul Hisan", "type": "Section header" }, { "left": 213, "top": 119, "width": 169, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Syariah IAIN Jember e-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 161, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 181, "width": 400, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada dasarnya, semua bisnis dapat dikatakan syariah apabila telah terbebas dari unsur-unsur yang dilarang dalam Islam. Salah satu di antara yang dilarang terjadi dalam bisnis syariah adalah munculnya praktik riba. Istilah riba sendiri telah banyak disinggung dalam karya-karya ulama klasik dan semua sepakat atas keharaman praktik riba. Namun belakangan yang diperdebatan bukan soal riba yang sudah jelas larangannya, melainkan status bunga bank, apakah bunga bank merupakan representasi dari riba ataukah bukan. Muncul berbagai tanggapan dari ulama terkait dengan status bunga bank. Tulisan singkat ini mencoba mengulas kembali pandangan Islam terhadap riba, serta pandangan para ulama terhadap isu bunga bank dan implikasinya terhadap kontrak syariah.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 333, "width": 216, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : Riba, Bunga, Kontrak Syariah", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 375, "width": 110, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 395, "width": 202, "height": 363, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sekitar 14 abad yang lalu, kehidupan umat Islam tergolong masih dapat berjalan dengan baik. Tidak pernah muncul perbedaan paham yang dapat memecah belah kesatuan umat Islam. Walaupun muncul perbedaan paham atau pendapat di antara umat Islam (para sahabat), itu pun terjadi tidak sampai berlarut-larut atau hanya bersifat temporer saja. Sebab, adanya Rasulullah SAW di tengah-tengah umat Islam pada saat itu selalu menjadi sosok yang dapat menyelesaikan segala bentuk sengketa atau permasalah ( problem solver ), serta keputusan yang dihasilkan pun tidak satu pun yang berani menggugatnya. Dengan caranya yang cukup arif dan bijaksana dalam mencari jalan keluar untuk suatu", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 375, "width": 202, "height": 238, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "permasalahan, masyarakat muslim selalu merasa damai apabila berada di dekat dan di samping beliau. Menjadi wajar jika pada saat itu para sahabat dan kaum muslim pada umumnya selalu menjadikan Rasulullah SAW sebagai suri tauladan dalam hidup dan selalu memegang teguh prinsip sami‘nâ wa aṭa‘nâ. Segala hal yang diperintahkan oleh Rasulullah SAW dijalankan dengan totalitas dan ikhlas, begitu pula hal-hal yang dilarang.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 623, "width": 201, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Permasalahan dalam hidup memang tidak akan pernah ada habisnya dan manusia pun tidak akan mampu untuk selalu menghindar darinya. Selama kurang lebih 23 tahun, umat Islam selalu dimanjakan oleh Rasulullah SAW. Ketika muncul suatu permasalahan,", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 31, "width": 129, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. V No. 02, November 2019", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 805, "width": 17, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "256", "type": "Page footer" }, { "left": 445, "top": 805, "width": 68, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Riba dan Bunga", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 205, "height": 238, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "selalu saja langsung diadukan kepada Rasul. Mereka memandang hanya Rasulullahlah yang memiliki otoritas tertinggi untuk memutuskan segala bentuk perkara. Seandainya terdapat suatu perkara hanya diputuskan oleh kaum muslim sendiri tanpa melibatkan Rasulullah di dalamnya, maka masalah tersebut bukan menjadi terselesaikan, justru kemungkinan besar malah bisa menjadi lebih runyam dan berakibat fatal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 322, "width": 201, "height": 156, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suasana pun jauh berbeda di saat Al- Qur`an turun genap menjadi 30 juz. Ini bertanda bahwa sosok yang selama ini dikagumi, dihormati, dan dipandang sebagai satu-satunya sosok yang mampu menyelesaikan segala macam persoalan tidak berselang lama akan beranjak dari tengah-tengah kaum muslimin.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 488, "width": 202, "height": 280, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegelisahan ini semakin mencapai puncaknya pada saat Rasulullah SAW meninggal dunia. Pasca wafatnya Rasulullah SAW, umat Islam dituntut untuk lebih mandiri dalam menghadapi segala persoalan yang datang berikutnya. Sejak saat itu pula, benih-benih perselisihan yang dapat berakibat pada perpecahan di kalangan kaum muslim pun muncul. Untuk menghindari terjadinya perpecahan di antara kaum muslim dalam menyikapi suatu persoalan, Rasulullah pun telah memberikan satu pesan yang cukup", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 74, "width": 201, "height": 31, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berarti untuk dijadikan sebagai pedoman hidup. Isi pesan tersebut berbunyi:", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 102, "width": 202, "height": 87, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ِهْي َ ل َع ُللها ى َّ ل َص ِللها َ لو ُس َر َّ ن َ أ ُه َغ َ لَب ُهَّن َ أ ٍكِلا َم ْن َع ا َم او ُّ ل ِض َت ْنَل ، ِن ْي َر ْم َ أ ْم ُ ك ْي ِف ُت ْ كَرَت \" : َ لا َ ق َم َّ ل َس َو ِهِ يِب َن َةَّن ُسَو ِللها َباَتِك :اَم ِهِب ْمُت ْ ك َّ س َمَت", "type": "Picture" }, { "left": 312, "top": 193, "width": 201, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari Mâlik, telah disampaikan bahwasanya Rasulullah SAW pernah bersabda: “ Aku telah mewariskan dua hal kepada kalian, dan kalian tidak akan pernah sesat ketika kalian berpegang pada dua tersebut, yaitu Kitab Allah (Al- Qur`an) dan Sunnah Nabi-Nya ” (al- Hadits) (al-Aṣbahiy al-Madaniy,", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 304, "width": 55, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1985:899).", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 324, "width": 201, "height": 238, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara tegas, Rasulullah SAW memang telah menyatakan bahwa kaum muslimin diharuskan selalu memegang teguh keputusan yang ditetapkan di dalam Al-Qur`an dan al-Hadits. Namun dalam memahami keputusan tersebut, masing-masing kaum muslim terkadang berbeda pemahaman. Lebih dari itu, dengan persoalan yang dialami kaum muslim semakin komplek, muncul opsi pro dan kontra terhadap suatu pandangan tentu tidak dapat dihindarkan.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 572, "width": 201, "height": 197, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tampaknya, dalam beberapa dekade terakhir, di kalangan kaum muslim semakin mengalami perdebatan sengit terkait isu-isu kontemporer belakangan ini. Itu kontemporer yang hangat-hangat menjadi bahan pembicaraan seputar riba dan bunga. Sebenarnya, perdebatan ulama mengenai riba bukahlah merupakan hal yang baru lagi, sebab diskusi panjangan mengenai riba sudah", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 31, "width": 127, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. V No. 02, November 2019", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 805, "width": 65, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Riba dan Bunga", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 805, "width": 15, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "257", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 201, "height": 218, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "muncul sejak muncul Islam. Karena diskusi yang pelik tersebut sungguh melelahkan dan belum juga menuai titik temu, diskusi tersebut seakad seperti menjadi surut. Hanya saja, semenjak institusi keuangan barat mulai merambah masuk di masyarakat muslim, diskusi kembali memanas, namun bukan untuk mendiskusikan masalah riba lagi, akan tetapi bunga yang dikenakan pihak institusi keuangan dari barat tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 301, "width": 202, "height": 301, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Riba dan bunga seolah merupakan dua term yang tiada habisnya menjadi perbincangan di tengah masyarakat. Keduanya ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan, sehingga ketika berbicaranya tentang bunga, maka pembahasan riba secara otomatis menjadi ikut terbahas. Namun di masyarakat nampaknya perbincangan seputar riba dan bunga belum pernah selesai menjadi bahan perdebatan. Oleh karena itu, tulisan ini mencoba untuk mendiskusikan kembali masalah riba atau bunga, serta implikasinya dalam suatu kontrak syariah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 628, "width": 201, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 648, "width": 43, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Riba", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 667, "width": 79, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Definisi Riba", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 687, "width": 194, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebelum kita melangkah lebih jauh membahas tentang riba, ada baiknya jika mengerti terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan riba. Secara bahasa,", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 71, "width": 191, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "riba ( اَب ِّ رلا) merupakan bentuk maṣdar", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 94, "width": 194, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dari اَب َر - رَي وُب yang artinya sama dengan", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 116, "width": 195, "height": 308, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "lafadz َدا َز dan َعَفَت رِّإ, yakni bertambah dan meningkat (as-Syarbâṣiy, 1981: 190). Sedangkan pengertian riba secara istilah syara`, Alî Jum‘ah (2000: 277) mengatakan: ي ِّر جَي ِّن يَئ يَش ِّع يَب ىِّف ُةَداَي ِّ زلا اَب ِّ رلا اَمِّه يِّف (suatu tambahan yang terjadi dalam jual beli ‘tukar menukar’ dua barang yang di dalamnya berlaku riba). Namun dalam memberikan definisi riba secara syara’, ia tidak berhenti pada pernyataan tersebut. Namun untuk menghindari salah paham bahwa setiap ada tambahan dapat dimungkinkan terjadi riba, ia melanjutkan perkataannya dengan mengatakan:", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 424, "width": 194, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ىِف ٍة َداَي ِز ُّ ل ُ ك َسْي َ ل َو ، ِعْر َّ شلا ىِف اًب ِر ٍة َداَي ِز ُّ ل ُ ك َسْي َ ل َ ف ُة َداَي ِ زلا ِهْيِف ُزْوُج َت اَِّمِ ِنا َعْيِبَم ْ لا َ نا َ ك ا َذ ِإ َ ف ،اًب ِر ٍعْيَب", "type": "Picture" }, { "left": 316, "top": 471, "width": 198, "height": 160, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "َو ا َذِإا ًم : َي ِه اًب ِر ُ ن ْو ُ كَت ى ِت َّ لا ُة َداَي ِ زلا َو ، َس ْ أَب ا َ ل َ ف َ ق َع . ُ ل ُضا َ فَّتلا اَم ُهَنْيَب ُمُر ْح َ ي ِنْي َئْي َش َنْيَب ُدْق َعْلا Tidak setiap bentuk tambahan itu dikatakan riba menurut syara`, dan bukan pula setiap tambahan dalam jual beli dikatakan riba. Apabila dua barang yang ditransaksikan itu termasuk barang yang diperbolehkan mengambil tambahan, maka tidak masalah.", "type": "Picture" }, { "left": 319, "top": 634, "width": 194, "height": 127, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tambahan yang disinyalir mengandung unsur riba adalah tambahan yang apabila terjadi akad dalam tukar menukar kedua barang tersebut, maka haram melebihkan di antara kedunya . Dalam bagian tidak diurai secara panjang lebar mengenai definisi riba, sebab uraian lebih jelasnya mengenai", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 31, "width": 129, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. V No. 02, November 2019", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 805, "width": 17, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "258", "type": "Page footer" }, { "left": 445, "top": 805, "width": 68, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Riba dan Bunga", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 74, "width": 195, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "riba dapat dilihat pada pembahasan berikutnya. Terkadang definisi tidak menjelaskan tentang banyak hal,", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 136, "width": 195, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sehingga lebih tepat dan akan mempertajam hasil pemahaman jika memahami sebuah konsep berangkat dari penjelasan atau uraian yang di dalamnya dijelaskan unsur-unsur yang membentuk konsep tersebut atau juga macam-macamnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 287, "width": 89, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Larangan Riba", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 308, "width": 156, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Larangan Riba dalam Al- Qur`an", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 344, "width": 188, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Banyak ulama menyebutkan bahwa pelarangan riba yang tertera dalam Al-Qur`an turun dengan empat tahapan. Tahapan demi tahapan yang dimaksud adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 448, "width": 188, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap pertama: Al-Qur`an menurunkan surat al-Rûm [30]: 39 yang kandungannya berisi tentang upaya Al-Qur`an untuk menyadarkan masyarakat bahwa praktik riba", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 551, "width": 187, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bukanlah jalan yang dapat", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 572, "width": 188, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mendatangkan kekayaan berlipat.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 593, "width": 116, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ayat tersebut berbunyi:", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 605, "width": 184, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ٓا َم َو ْمُتْيَت ٰ ا ْن ِ م اًب ِر ا َوُب ْرَي ِل ْٓيِف ِلا َو ْم َ ا ِساَّنلا ا َ ل َ ف ا ْوُب ْرَي َدْن ِع ِ ٰ للها ۚ ٓا َم َو ْمُتْيَت ٰ ا ْن ِم ٍةو ٰ كَز ْو ُدْي ِر ُت َ ن َه ْج َو ِ ٰ للها َكِٕىٰۤلو ُ ا َ ف ُم ُه َ ن ْو ُ ف ِع ْض ُم ْ لا ٣٩", "type": "Picture" }, { "left": 99, "top": 698, "width": 187, "height": 69, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“ Dan sesuatu Riba ( tambahan ) yang kamu berikan agar Dia bertambah pada harta manusia, Maka Riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 74, "width": 188, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka ( yang berbuat demikian ) Itulah orang- orang yang melipat gandakan ( pahalanya ) . ”", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 149, "width": 92, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap kedua:", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 149, "width": 187, "height": 176, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Qur`an menurunkan surat an-Nisâ’ [4]: 160- 161 yang kandungan ayatnya menyatakan secara tegas bahwa riba termasuk sesuatu yang buruk, dan bahkan telah diharamkan dalam hukum-hukum agama terdahulu, terutama kaum Yahudi. Ayat tersebut berbunyi:", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 325, "width": 189, "height": 142, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ٍتٰبِ ي َط ْم ِهْي َ ل َع اَن ْم َّر َح ا ْو ُدا َه َنْي ِذ َّ لا َن ِ م ٍم ْ ل ُظِب َ ف ْت َّ ل ِح ُ ا ِ ٰ للها ِلْيِب َس ْن َع ْم ِه ِ د َصِبَو ْمُه َ ل ا ًرْيِي َ ك ١٦٠ َ لا َو ْم َ ا ْم ِهِل ْ ك َ ا َو ُهْن َع ا ْو ُهُن ْد َ ق َو اوٰب ِ رلا ُم ِه ِذ ْخَاَّو اًبا َ ذ َع ْم ُهْن ِم َنْي ِرِف ٰ ك ْ لِل اَن ْدَت ْع َ ا َوۗ ِل ِطاَب ْ لاِب ِسا َّنلا اًم ْيِل َ ا", "type": "Picture" }, { "left": 485, "top": 447, "width": 4, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "١٦١", "type": "Picture" }, { "left": 326, "top": 472, "width": 188, "height": 193, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“ Maka disebabkan kezaliman orang- orang Yahudi, Kami haramkan atas ( memakan makanan ) yang baik-baik ( yang dahulunya ) Dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan disebabkan mereka memakan riba, Padahal Sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang- orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih. ”", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 674, "width": 188, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap ketiga: Al-Qur`an menurutkan surat Ali ‘Imrân [3]: 130 yang isinya melarang masyarakat mempraktikkan riba yang pada umumnya terjadi dengan bentuk", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 31, "width": 127, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. V No. 02, November 2019", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 805, "width": 65, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Riba dan Bunga", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 805, "width": 15, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "259", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 74, "width": 187, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berlipat ganda. Bunyi ayat yang diturunkan dalam konteks Perang Uhud tersebut adalah:", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 126, "width": 187, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ا ً فا َع ْض َ ا آوٰب ِ رلا او ُ ل ُ ك ْ أَت ا َ ل ا ْوُن َم ٰ ا َنْي ِذ َّ لا اَهُّي َ آٰي ۚ َ ن ْو ُحِل ْ فُت ْم ُ ك َّ ل َع َ ل َ ٰ للها او ُ قَّتا َّوۖ ًة َ ف َع ٰض ُّم ١٣٠", "type": "Picture" }, { "left": 99, "top": 192, "width": 188, "height": 69, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan Riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. ”", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 270, "width": 188, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ayat inilah yang sering kali dijadikan untuk melegitimasi", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 312, "width": 187, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pembolehan pengambilan riba sedikit.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 332, "width": 187, "height": 115, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Itu sebabnya ayat ini mengundang banyak komentar ulama karena ditakutkan banyak orang salah paham dalam memaknai maksud ayat tersebut, dan bahkan dapat berakibat fatal. Ali aṣ-Ṣâbûniy misalnya,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 456, "width": 190, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menyatakan secara tegas bahwa frasa “berlipat ganda” bukanlah merupakan qayyid ataupun syarat.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 519, "width": 191, "height": 176, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Frasa tersebut sebenarnya hanya ingin menginformasikan bahwa praktik riba yang berlipat ganda merupakan suatu tradisi di masyarakat Jahiliyyah. Di samping itu, kaum muslimin juga telah bersepakat bahwa riba sedikit ataukah banyak hukumnya sama-sama haram. Ini masuk dalam wilayah sadd aż-żarî‘ah, dimana seandainya", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 705, "width": 187, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "diperbolehkan dengan menggunakan sedikit, maka dapat diduga kuat suatu ketika akan membolehkan yang", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 74, "width": 187, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "banyak. Selain itu, keharamanan riba itu sejatinya sama dengan keharaman khamr, baik sedikit atau banyak hukumnya sama (aṣ-Ṣâbûniy, 2007: 367).", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 177, "width": 188, "height": 322, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap keempat atau terakhir: Al- Qur`an menurunkan surat al-Baqarah [2]: 275-280 yang kandungannya semakin melarang keras terhadap praktik riba dan bahkan riba dipandang sebagai tindakan kriminal. Dengan turunnya ayat ini berarti menutup peluang bagi seseorang yang hendak memakai mafhûm mukhâlafah dalam memberikan toleransi terhadap pengambilan riba sedikit. Karena riba dipandang suatu tindakan kriminal, maka pihak yang tetap menjalankan praktik riba akan dipengari oleh Allah dan juga Rasul-Nya. Bunyi ayat riba tahap tersebut adalah:", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 497, "width": 188, "height": 190, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "َنْي ِذ َّ ل َ ا ُم ْو ُ قَي اَم َ ك ا َّ ل ِا َ ن ْو ُم ْو ُ قَي ا َ ل اوٰب ِ رلا َ ن ْو ُ ل ُ ك ْ أَي ْم ُه َّ ن َ اِب َكِلٰذ ۗ ِ سَم ْ لا َن ِم ُن ٰطْي َّشلا ُه ُطَّب َ خَتَي ْي ِذ َّ لا َعْيَب ْ لا ُ ٰ للها َّ ل َح َ ا َو ۘاوٰب ِ رلا ُ لْي ِم ُعْيَب ْ لا اَمَّنِا آ ْو ُ لا َ ق ِ م ٌة َظ ِعْوَم ٗهَءۤا َج ْنَمَف ۗاوٰب ِ رلا َمَّرَحَو َتْنا َ ف ٖهِ ب َّر ْن ٰهٰ َكِٕىٰۤلو ُ ا َ ف َدا َع ْن َم َو ۗ ِ ٰ للها ى َ ل ِا ٓٗه ُر ْم َ ا َو ۗ َ ف َ ل َس ا َم ٗه َ ل َ ف َ ن ْو ُدِل ٰخ اَهْيِف ْم ُه ۚ ِرا َّنلا ُب ٰح ْصَا ٢٧٥ ُ ٰ للها ُق َح ْمَي ٍرا َّ ف َ ك َّ ل ُ ك ُّب ِح ُ ي ا َ ل ُ ٰ للها َو ۗ ِت ٰ ق َد َّ صلا ىِب ْرُي َو اوٰب ِ رلا", "type": "Picture" }, { "left": 323, "top": 677, "width": 188, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ٍمْيِث َ ا ٢٧٦ َّ لا َّ ن ِا ِت ٰحِل ٰصلا او ُ ل ِم َعَو اْوُنَمٰا َنْي ِذ َدْن ِع ْم ُه ُر ْجَا ْمُهَل َةوٰكَّزلا اُوَتٰاَو َةوٰل َّصلا اوُماَقَاَو َ نْوُن َز ْح َ ي ْم ُه ا َ ل َو ْم ِهْي َ ل َع ٌ ف ْو َخ ا َ ل َو ْۚم ِهِ ب َر ٢٧٧ اَهُّي َ آٰي", "type": "Picture" }, { "left": 384, "top": 31, "width": 129, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. V No. 02, November 2019", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 805, "width": 17, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "260", "type": "Page footer" }, { "left": 445, "top": 805, "width": 68, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Riba dan Bunga", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 63, "width": 190, "height": 181, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ٰب ِ رلا َن ِم َي ِقَب ا َم ا ْو ُر َذَو َ ٰللها اوُقَّتا اوُنَمٰا َنْي ِذ َّ لا ٓو ا َنْيِن ِم ْؤ ُّم ْمُت ْ ن ُ ك ْ ن ِا ٢٧٨ ٍبْر َح ِب اْوُنَذ ْ أ َ ف ا ْو ُ ل َع ْ فَت ْم َّ ل ْ نِا َ ف ْۚم ُ كِلا َو ْم َ ا ُس ْو ُء ُر ْم ُ ك َ ل َ ف ْمُتْبُت ْ ن ِا َو ٖۚهِل ْو ُس َر َو ِ ٰ للها َن ِ م َ ن ْو ُم َ ل ْظُت ا َ ل َو َ ن ْو ُم ِل ْظ َت اَل ٢٧٩ ٍة َر ْس ُع ْو ُذ َ نا َ ك ْ ن ِا َو ۗ ٍة َر َسْي َم ى ٰ ل ِا ٌة َر ِظ َنَف ْ ن ِا ْم ُ ك َّ ل ٌرْي َخ ا ْو ُ ق َّد َصَت ْ ن َ ا َو َ ن ْو ُم َ ل ْعَت ْمُت ْ ن ُ ك ٢٨٠ Orang-orang yang Makan", "type": "Picture" }, { "left": 99, "top": 247, "width": 188, "height": 494, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( mengambil ) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran ( tekanan ) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti ( dari mengambil riba ) , Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu ( sebelum datang larangan ) ; dan urusannya ( terserah ) kepada Allah. orang yang kembali ( mengambil riba ) , Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Allah memusnahkan Riba dan menyuburkan sedekah. dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak ( pula ) mereka bersedih hati. Hai orang- orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa Riba ( yang belum dipungut ) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 744, "width": 187, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(meninggalkan sisa riba), Maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 74, "width": 187, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh sampai Dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 224, "width": 159, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Larangan Riba dalam Hadits Nabi", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 260, "width": 188, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kalau kita melacak dalam kitab- kitab hadis, maka kita akan menemukan banyak hadis yang membicarakan tentang riba. Menurut Syamsul Anwar (Anwar, 2007: 97), para ahli telah mengklasifikasikannya ke dalam empat macam, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 405, "width": 187, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertama : hadis yang mengharamkan riba secara umum dan memandangnya sebagai suatu dosa besar. Di antara hadis yang masuk dalam kategori ini adalah;", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 500, "width": 188, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ُ َّ للها ى َّ ل َص ِللها ُ لو ُس َر َن َع َ ل : َ لا َ ق ٍدو ُع ْس َم ِنْبا ِن َع ، ُه َ ل ِكو ُم َو ،اَب ِ رلا َ ل ِكآ َم َّ ل َس َو ِهْي َ ل َع ،ِهْي َد ِها َشَو ُه َبِتا َ كَو (at-Tirmîżi, 1998:50)", "type": "Picture" }, { "left": 323, "top": 578, "width": 187, "height": 40, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ُللها ى َّ ل َص ِ ي ِب َّنلا ِن َع ،ُهْن َع ُللها َي ِض َر َة َرْيَرُه يِب َ أ ْن َع", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 607, "width": 188, "height": 85, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ": َ لا َ ق َم َّ ل َس َو ِهْي َ لَع « ِتا َ قِبوُملا َعْب َّسلا اوُبِن َ ت ْجا » ، : َ لا َ ق ؟ َّنُه ا َم َو ِ َّ للها َ لو ُس َر اَي :او ُ لا َ ق « ِللهاِب ُك ْر ِ شلا ، ، ِ قَحلاِب ا َّ لِإ ُللها َم َّر َح ي ِت َّ لا ِس ْ فَّنلا ُ لْت َ ق َو ، ُر ْح ِ سلا َو", "type": "Picture" }, { "left": 323, "top": 681, "width": 188, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "َم ْوَي ي ِ ل َوَّتلا َو ، ِميِتَيلا ِلا َم ُ ل ْ ك َ أ َو ،اَب ِ رلا ُ ل ْ ك َ أ َو", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 712, "width": 188, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ِتاَن ِم ْؤ ُملا ِتاَن َص ْح ُملا ُ ف ْ ذ َ ق َو ، ِف ْح َّزلا ِت َ ال ِفا َغلا » (al-Bukhâriy, 1422 H:10)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 31, "width": 127, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. V No. 02, November 2019", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 805, "width": 65, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Riba dan Bunga", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 805, "width": 15, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "261", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 74, "width": 188, "height": 93, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kedua : hadis yang memaknai riba dalam pengertian segala perbuatan haram (riba dalam arti kiasan). Di antara hadis yang masuk dalam kategori ini adalah:", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 169, "width": 187, "height": 245, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "َم َّ ل َس َو ِهْي َ ل َع ُللها ى َّ ل َص ِ ي ِب َّنلا ِن َع ،ِ َّللها ِدْب َع ْن َع : َ لا َ ق « ْي ِم ا َه ُر َسْي َ أ ،اًباَب َ نو ُع ْب َس َو ٌة َ ثا َ ل َ ث اَب ِ رلا ُ ل ْ ن َ أ ُض ْر ِع اَب ِ رلا ى َب ْر َ أ َّ ن ِإ َو ،ُه َّم ُ أ ُ ل ُج َّرلا َح ِك ْنَي ِمِل ْس ُم ْ لا ِل ُج َّرلا » ى َ ل َع ٌحي ِح َص ٌ ثي ِد َح ا َ ذ َه ا ِط ْر َش ا َج ِ ر َخ ُي ْمَلَو ِن ْي َخْي َّشل ُه (an-Naisâbûriy, 1990: 43) ُللها ى َّ ل َص ِللها ُ لو ُس َر َ لا َ ق : َ لا َ ق َة َما َم ُ أ يِب َ أ ْن َع ِهْي َ ل َع ى َد ْه َ أ َ ف ،ًة َعا َ ف َش ٍد َح َ أ ِل َع َ ف َش ْن َم \" :َم َّ ل َس َو \" اَب ِ رلا َن ِم ا ًمي ِظ َع اًباَب ىَت َ أ ْد َ ق َ ف ،ا َه َ لِب َ ق َ ف ًةَّيِد َه ُه َ ل", "type": "Picture" }, { "left": 153, "top": 414, "width": 130, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ". (as-Syaibâniy, 2001: 558).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 437, "width": 188, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ketiga : hadis yang melarang riba Jahiliyyah. Di antara hadis yang menjelaskan masalah ini adalah:", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 488, "width": 186, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ُت ْع ِم َس : َ لا َ ق ، ِهيِب َ أ ْن َع ،و ٍر ْم َع ِن ْب َناَمْيَل ُس ْن َع", "type": "Picture" }, { "left": 97, "top": 519, "width": 187, "height": 109, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ِة َّج َح يِف َم َّ ل َس َو ِهْي َ ل َع ُللها ى َّ ل َص ِ َّ للها َ لو ُس َر : ُ لو ُ قَي ِعا َد َو ْ لا « ْ لا اَب ِر ْن ِم اًب ِر َّ ل ُ ك َّ ن ِإ ا َ ل َ أ ِل ِها َج ِةَّي ْم ُ ك َ ل ، ٌعو ُض ْو َم ، َ نو ُم ِل ْظ َت اَل ،ْمُكِلاَوْم َ أ ُسو ُء ُر ا َ ل َو َ نو ُم َ ل ْظُت . (as-Sijistâniy, t.th: 244)", "type": "Picture" }, { "left": 97, "top": 630, "width": 187, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "اَناَب ِر ُع َض َ أ اًب ِر ُ ل َّو َ أ َو ، ٌعو ُض ْو َم ِةَّيِل ِها َجْلا اَب ِر َو . . .", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 660, "width": 183, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ه ُّ ل ُ ك ٌعو ُض ْو َم ُهَّنِإ َ ف ، ِبِل َّ ط ُم ْ لا ِدْب َع ِن ْب ِساَّبَع اَب ِر", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 702, "width": 128, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(an-Naisâbûriy, t.th: 886).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 723, "width": 187, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keempat : hadis yang melarang riba jual beli (riba khafi).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 66, "width": 188, "height": 82, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ": َ لا َ ق َ ف ، َما َ ق َ ف ، ِت ِما َّصلا َنْب َة َداَب ُع َغَلَبَف :َم َّ ل َس َو ِهْي َ ل َع ُللها ى َّ ل َص ِللها َ لو ُس َر ُت ْع ِم َس ي ِ نِإ «", "type": "Picture" }, { "left": 323, "top": 120, "width": 188, "height": 134, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ِة َّض ِف ْ لا َو ، ِب َه َّذلاِب ِبَهَّذلا ِعْيَب ْنَع َهْٰنَي ْمَّتلا َو ، ِري ِع َّ شلاِب ِري ِع َّ شلا َو ، ِ ر ُبْلاِب ِ رُب ْ لا َو ، ِة َّض ِف ْ لاِب ِر َو َسِب ًءا َو َس ا َّ ل ِإ ، ِح ْ ل ِم ْ لاِب ِح ْ ل ِم ْ لا َو ، ِر ْم َّتلاِب ا ، ٍء ىَب ْر َ أ ْد َ ق َ ف ، َدا َد ْزا ِو َ أ ، َدا َز ْن َم َ ف ، ٍنْي َعِب اًنْي َع » ( an-Naisâbûriy, t.th: 1210).", "type": "Picture" }, { "left": 355, "top": 273, "width": 159, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Riba dalam Pandangan", "type": "List item" }, { "left": 369, "top": 288, "width": 41, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fuqahâ`", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 309, "width": 187, "height": 280, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara garis besar, interpretasi ulama fiqh mengenai terminologi riba terbagi menjadi dua, dalam arti kata benda dan dalam arti kata kerja. Dalam arti kata benda, yang dimaksud dengan riba adalah suatu tambahan atau kelebihan yang diperoleh salah satu pihak. Sedangkan dalam arti kata kerja, riba berarti perbuatan melakukan riba. Kesimpulan ini sebagaimana yang pernah disinggung oleh Syamsul Anwar. Menurutnya, dasar interpretasi ulama yang mengakibatkan", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 578, "width": 188, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terbaginya terminologi riba ialah karena ayat yang membicarakan", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 620, "width": 188, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "riba mengindikasikan atas dua makna. Kata riba dalam ayat 130 surat Ali Imran [3] yang berbunyi “Janganlah kamu makan riba” mengindikasikan bahwa yang dimaksud dengan riba dalam ayat tersebut adalah dalam arti", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 31, "width": 129, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. V No. 02, November 2019", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 805, "width": 17, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "262", "type": "Page footer" }, { "left": 445, "top": 805, "width": 68, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Riba dan Bunga", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 74, "width": 187, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kata benda, yaitu tambahan atas jumlah yang dibayarkan dalam hutang-piutang, serta kelebihan dalam tukar menukar benda ribawi dalam akad jual beli. Sedangkan pengerti riba yang menunjukkan kata kerja terlihat dalam firman Allah", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 216, "width": 187, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 252, "width": 187, "height": 177, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kerja yang dimaksud adalah suatu perbuatan yang di dalamnya terjadi pengambilan tambahan atas jumlah yang dibayarkan dalam utang piutang atau peminjaman, atau juga memberikan kelebihan suatu jumlah yang tidak ada imbalannya dalam tukar menukar barang ribawi (Anwar, 2007: 102).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 439, "width": 188, "height": 176, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan mengetahui dua makna riba yang dimunculkan dari ayat Al- Qur`an di atas, maka selanjutnya kita dapat menilai bagaimana pendapat ulama mazhab mengenai maksud riba. Menurut as-Sarkhasiy (1993: 109), salah satu pengikut mazhab H{anafi tersebut menyampaikan pengertian riba menurut istilah syara‘ dengan:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 616, "width": 181, "height": 33, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ِعْيَب ْ لا يِف ِطو ُر ْشَمْلا ِضَو ِع ْ لا ْن َع ي ِلا َخْلا ُل ْضَفْلا", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 658, "width": 187, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( suatu kelebihan yang tidak ada imbalannya yang disyaratkan dalam jual beli .)", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 705, "width": 188, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengertian riba yang ajukan oleh al-Sarkhasiy lebih mengarah pada pengertian dalam arti kata benda sebab", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 74, "width": 187, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang ia maksud dengan riba ada suatu tambahan, bukan perbuatan pengambilan tambahan.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 136, "width": 187, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di antara ulama mazhab maliki yang ikut berkomentar tentang riba adalah Ibn Rusyd (2004: 166). Dalam kitabnya ia mengilustrasikan praktik riba dengan mengatakan:", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 228, "width": 190, "height": 124, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ى َ ل َع َريِنا َنَد َة َر َش َع ي ِن ِط ْع َ أ : ٍل ُج َرِل ٌ ل ُج َر َ لو ُ قَي ْ ن َ أ ا َه َ ف ْع ِض ا َ ذ َ ك ِة َّدُم ى َ ل ِإ َكَل َعَفْد َ أ ْ ن َ أ ( seseorang berkata kepada orang lain: berikan aku 10 dinar, maka akan aku kembalikan pada waktu tertentu dengan kelipatannya ).", "type": "Picture" }, { "left": 326, "top": 361, "width": 187, "height": 114, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam ilustrasi tersebut, terlihat bahwa kalau ibn Rusyd memaknai riba dalam arti kata kerja karena memperlihatkan suatu proses traksaksi yang di dalamnya mempersyaratkan munculnya lipat ganda uang pokok.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 483, "width": 187, "height": 96, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut ulama mazhab Syafi‘i yang dalam hal ini diwakili oleh Zakariyâ al-Anṣâriy (w. 926 H), riba secara istilah syara’ diterjemahkan dengan:", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 581, "width": 188, "height": 87, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ِم ْو ُ ل ْع َم رْي َ غ ٍ ص ْو ُصْخ َ م ٍ ض َو ِع ى َ ل َع ٌد ْ ق َع ِل ُ ثاَمَّتلا يِف ٍرْي ِخْْ ْ أَت َع َم ْو َ أ ِد ْ ق َع ْ لا َ ة َ لا َح ِعْر َّ شلا ِراَي ْع ِم يِف .اَم ِه ِد َح َ أ ْو َ أ ِنْي َ ل َد َب ْ لا", "type": "Picture" }, { "left": 326, "top": 677, "width": 188, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( melakukan suatu transaksi atas objek tertentu, namun tidak diketahui kesamaan menurut syara` pada saat terjadi akad, atau dengan menunda penyerahan kedua atau salah satu obyek ) (al-Anṣâriy, 1994: 190).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 31, "width": 127, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. V No. 02, November 2019", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 805, "width": 65, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Riba dan Bunga", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 805, "width": 15, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "263", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 74, "width": 188, "height": 296, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendapat di ini mengindikasikan bahwa riba yang maksudkan adalah riba dalam arti kata kerja karena di dalam pernyataan tersebut terkandung unsur tukar menukar barang namun tidak ada kesamaan ukuran menurut syara` pada waktu akad atau terjadi penundaan penyerahan. Sedangkan menurut Ibn Taimiyyah (dalam Anwar, 2007: 104), salah satu ulama mazhab Hanbali yang bergelar syaikh al-Islâm sebagaimana yang disitir oleh Syamsul Anwar, ia mengatakan bahwa kata “riba” meliputi pengertian ribâ al-faḍl (riba kelebihan), ribâ al-nasâ’", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 380, "width": 187, "height": 93, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(riba penundaan), dan riba kredit yang mendatangkan keuntungan (memberi bunga). Riba yang dimaksudkan oleh Ibn Taimiyyah lebih menitik beratkan pada riba dalam arti kata benda.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 482, "width": 188, "height": 156, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Melihat dari uraian yang telah disampaikan oleh para ulama fiqh, menurut Syamsul Anwar (2007: 105) secara garis besar riba dibedakan menjadi dua bagian, yaitu a) Riba hutang piutang ( ribâ al- duyûn ), dan terkadang diistilahkan dengan riba kredit ( ribâ al-qarḍ ),", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 648, "width": 173, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "riba Jahiliyyah, riba nasiah, atau riba Al-Qur`an karena keharamannya dinyatakan secara tegas oleh Al- Qur`an secara langsung.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 730, "width": 188, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Riba jual beli ( riba al-buyû‘ ), dan pelarangannya hanya ditegaskan di", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 74, "width": 174, "height": 114, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dalam hadis Nabi saw saja. Riba yang masuk dalam kategori ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu; Riba kelebihan ( ribâ al-faḍl ), dan Riba penangguhan ( ribâ al- nasâ` ).", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 198, "width": 188, "height": 114, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari kategori riba di atas, maka secara keseluruhan tipologi riba terbagi menjadi tiga macam, yakni riba hutang piutang atau ribâ al-nasî`ah , riba kelebihan atau ribâ al-faḍl , dan riba penangguhan atau ribâ al-nasâ` .", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 336, "width": 130, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Hikmah Larangan Riba", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 357, "width": 188, "height": 280, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ketika agama melarang pemeluknya melakukan sesuatu, itu bukan karena tanpa adanya alasan. Dengan kata lain, apa yang oleh agama itu dilarang, tentu selalu akan ada hikmahnya di balik semuanya. Tidak terkecuali dalam masalah riba, sudah barang tentu ada hikmah yang bisa dipetik dan dapat dijadikan sebagai ibrah bagi kita. Menurut Muḣammad Abû Syahbah (1996: 51), hikmah yang dapat dicapai dari pelarangan Islam terhadap riba sekurang-kurangnya karena tiga faktor, yaitu;", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 647, "width": 187, "height": 115, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Faktor moral, di mana riba menurut semua orang dan bahkan semua agama samawi adalah perbuatan yang tercela. Oleh karena itu, Islam lebih menganjurkan untuk meminjamkan modal secara suka", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 31, "width": 129, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. V No. 02, November 2019", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 805, "width": 17, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "264", "type": "Page footer" }, { "left": 445, "top": 805, "width": 68, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Riba dan Bunga", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 74, "width": 174, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "rela ( qarḍ al-ḣasan ) bagi seseorang yang memang ingin menampilkan atau menghiasi dirinya dengan akhlak yang mulia.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 156, "width": 187, "height": 198, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Faktor sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia hidup hingga detik ini tidak bisa tidak akan melibatkan orang lain. Itu sebabnya Islam sangat menjunjung tinggi ukhwah Islamiyyah, kasih sayang, dan saling tolong menolong dalam kebaikan, bukan justru malah menzalimi dan mengeksploitasi sesama saudara.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 363, "width": 188, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Faktor ekonomi. Kehadiran riba dalam suatu kontrak ternyata juga dapat menimbulkan dampak yang cukup serius dalam sektor ekonomi.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 446, "width": 172, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terbukti, adanya riba dapat menghambat kelancaran suatu", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 488, "width": 173, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perdagangan, perindustrian, atau bahkan pertanian. Untuk", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 529, "width": 173, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "melancarkan kegiatan di sektor", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 550, "width": 173, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ekonomi, tentu hal-hal yang pada akhirnya dapat", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 570, "width": 173, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menjadi penghambat harus dihapuskan.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 626, "width": 162, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Bunga dan Problematikanya", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 646, "width": 194, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut beberapa kamus, istilah “bunga” yang biasa banyak dijumpai di dunia perbankan konvensional diartikan", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 705, "width": 194, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dengan “imbalan jasa untuk", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 728, "width": 195, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penggunaan uang atau modal yang dibayar pada waktu tertentu", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 74, "width": 195, "height": 280, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berdasarkan ketentuan atau kesepakatan, umumnya dinyatakan sebagai persentase dari modal pokok (Tim Balai Pustaka, 1995: 156). Menurut Ali Riza Gul (2008: 1), dalam bahasa Inggris ada dua istilah yang biasa dipakai untuk menunjukkan bunga, yaitu interest dan usury. Namun istilah yang lebih mendekati bunga adalah interest, bukan usury. Menurut Joseph Persky, Bunga atau interest didefinisikan sebagai harga sewa uang (the rental price of money) (Joseph Persky, 2007: 227).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 363, "width": 194, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di sisi lain, dalam bahasa Arab juga dikenal dua istilah yang juga cukup problematis. Dalam masalah ini, Ali Riza Gul mengatakan:", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 446, "width": 180, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In the same way, there are two words in contemporary Arabic; one of them is ribâ and the other is fâidah. But while ribâ is a religious concept, fâidah is an economical term belonging to modern ages like interest.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 543, "width": 181, "height": 135, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Di samping itu, ada dua term yang juga bisa ditemui dalam istilah Arab kontemporer; salah satunya adalah ribâ dan yang lain adalah fâidah. Akan tetapi istilah riba lebih mengarah pada istilah religinya, sementara fâidah lebih kepada istilah ekonomi yang muncul pada zaman modern sebagaimana istilah interest ) (Ali Riza Gul, 2008: 1).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 687, "width": 194, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Melihat pernyataan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa interest lebih mendekati kepada bunga (fâidah) sedangkan usury lebih mendekati", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 31, "width": 127, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. V No. 02, November 2019", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 805, "width": 65, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Riba dan Bunga", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 805, "width": 15, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "265", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 74, "width": 195, "height": 218, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kepada ribâ . Jadi, perbedaan antara interest dan usury hanya terletak pada tingkat jumlah uang yang dikenakan kepada peminjam, di mana usury melebih suku bunga yang sah. Dengan kata lain, bunga yang dikenakan pada peminjam amatlah tinggi. Walaupun demikian, Syamsul Anwar menolak untuk membedakan antara interest maupun usury. Sebab dalam sejarah umat Islam, baik fuqahâ’, mufassir.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 301, "width": 195, "height": 260, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ataupun muhaddis\\ dalam literature mereka tidak membeda-bedakan antara riba yang sedikit ataupun riba yang banyak. Dengan bersandar pada surat al-Baqarah [2]: 279 “… dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu, kamu tidak menzalimi dan tidak pula dizalimi…”. Dengan dasar ayat ini, berarti riba merupakan setiap tambahan, berapa pun jumlahnya (besar atau kecil) yang dikenakan atas pokok modal (Anwar, 2007:117).", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 568, "width": 195, "height": 200, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Istilah “bunga” sampai saat ini masih tetap menjadi buah bibir di kalangan para ahli hukum Islam. Pasalnya, para ahli hukum akibat polemik bunga terpecah menjadi dua kelompok, kelompok pertama memandang bahwa bunga itu tidaklah sama dengan riba sehingga hukumnya tidak haram, sedangkan kelompok lain lebih ekstrim dalam memandang bunga,", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 74, "width": 194, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yakni mutlak haram karena sejatinya tidak ada bedanya dengan riba yang diharamkan.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 146, "width": 187, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Riba dan Bunga dalam", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 157, "width": 100, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perspektif Syari’ah", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 179, "width": 195, "height": 402, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perdebatan yang terjadi antar pakar hukum Islam dan para ulama ternyata tidak berhenti pada bagaimana hukum riba baik dalam arti kata benda maupun kata kerja, dan juga status dari bunga bank. Masalah riba ataupun bunga tampaknya menurut sebagian dapat berimplikasi pada status kontrak yang telah dibentuk oleh kedua belah pihak. Keberadaan riba atau bunga dapat berpengaruh terhadap keabsahan suatu kontrak. Bagi orang yang memandang bahwa keabsahan suatu kontrak hanya terbatas pada pemenuhan atas syarat maupun rukun suatu kontrak, tentu tidak menjadi masalah walaupun dalam kontrak tersebut terdapat unsur riba di dalamnya. Hanya unsur ribalah yang diharamkan, namun kontrak yang dibuat secara keseluruhan tetap dikatakan sah.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 591, "width": 194, "height": 177, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada dasarnya, hal yang paling fundamental dalam sebuah akad adalah terpenuhinya syarat dan rukun akad. Oleh sebab itu, ketika salah satu dari dua hal yang menjadi fundamental dalam akad tidak terpenuhi, maka ulama menganggap bahwa akad yang dilakukan menjadi tidak sah. Dalam fiqh klasik, rukun itu sekurang-", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 31, "width": 129, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. V No. 02, November 2019", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 805, "width": 17, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "266", "type": "Page footer" }, { "left": 445, "top": 805, "width": 68, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Riba dan Bunga", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 74, "width": 194, "height": 73, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kurangnya terdiri dari tiga hal. Pendapat demikian pernah dinyatakan oleh Menurut al-Ghazâli (1417h: 8) dalam kitabnya yang berbunyi:", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 144, "width": 194, "height": 85, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ُد ِقا َع ْ لا ٌة َ ثا َ ل َ ث َي ِه َو ِعْيَب ْ لا ِنا َ كْر َ أ يِف ُ ل َّو َ أ ْ لا ُبا َب ْ لا َّدُب ا َ ل َ ف ِد ْ ق َع ْ لا ُة َغ ْي ِص َو ِهْي َ ل َع ُد ْو ُ ق ْع َم ْ لا َو ا َهْن ِم ِدو ُج ُول ِد ْ ق َع ْ لا ِة َر ْو ُص", "type": "Picture" }, { "left": 92, "top": 236, "width": 194, "height": 138, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“ Bab yang pertama ialah mengenai rukun suatu kontrak (jual-beli). Rukun suatu kontrak itu ada tiga, 1) al-‘âqid (orang yang berakad), 2) al-ma‘qûd ‘alaih (objek akad) atau juga dikenal dengan istilah al-mabî‘ (barang yang dijual belikan), 3) al-ṣîghat (pernyataan kehendak para pihak). Ketiga rukun tersebut harus dipenuhi dalam rangka membentuk suatu akad .”", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 383, "width": 195, "height": 73, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Namun menurut fiqh kontemporer, jumlah rukun akad mendapat suatu tambahan, yaitu al-maqṣad al-aṣliy li al-‘aqdi (tujuan asal dari suatu akad)", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 466, "width": 195, "height": 259, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(az-Zuḣailiy, t.th: 3076). Pendapat ini sebagaimana yang disampaikan oleh Wahbah al-Zuḣailiy. Dengan demikian, rukun yang membentuk suatu akad berjumlah empat. Sedangkan dari aspek syarat suatu akad, setidaknya dibedakan menjadi empat macam, 1) syurûṭ al- in‘iqâd (syarat terbentuknya akad), 2) syurûṭ al-ṣiḣḣah (syarat keabsahan akad), 3) syurûṭ al-nafâdz (syarat berlakunya akibat hukum akad), 4) syurûṭ al-luzûm (syarat mengikatnya akad) (Anwar, 2010: 95).", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 735, "width": 194, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seperti penjelasan sebelumnya, penetapan riba atau bunga dalam sebuah", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 74, "width": 195, "height": 363, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kontrak oleh ulama dipandang sebagai sesuatu yang dapat mendatangkan masalah. Masalah yang dimaksud adalah tidak dianggap telah terjadi kontrak menurut syara’ sekalipun secara lahiriyah memang telah terjalin kontrak seperti ungkapan wujûduhu ka‘adamihi (adanya kontrak seperti tidak adanya kontrak). Salah satu alasan yang mengakibatkan kontrak tersebut dinyatakan tidak pernah terjadi menurut syara’ karena dalam kontrak tersebut telah dimasuki unsur batil, yaitu riba atau bunga (Abû al-H{asan Alî al- Wâḣidiy, 1994:38). Pendapat semacam ini juga pernah dikemukakan oleh Veithzal Rivai dkk dalam bukunya dengan mengatakan:", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 444, "width": 180, "height": 135, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“ Keterlibatan riba dalam sebuah kontrak bisnis, akan berakibat bisnis tersebut tidak sah (batil). Kontrak bisnis yang batil dipandang tidak pernah terjadi menurut syariah Islam, sehingga tidak mempunyai akibat hukum sama sekali, meskipun secara materiil pernah terjadi ” (Riva’i dkk, 2012: 97).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 590, "width": 194, "height": 176, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kehadiran riba atau bunga dalam suatu akad atau kontrak tampaknya dipandang cukup serius pengaruhnya oleh banyak pakar hukum. Adanya riba atau bunga ternyata mampu menggugurkan salah satu macam syarat yang ada dalam akad, yaitu syurûṭ al- ṣiḣḣah (syarat keabsahan akad). Syarat sah akad yang telah tercederai oleh riba", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 31, "width": 127, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. V No. 02, November 2019", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 805, "width": 65, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Riba dan Bunga", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 805, "width": 15, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "267", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 74, "width": 195, "height": 383, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "atau bunga adalah dari sisi objek akad. Seperti yang dikatakan oleh Syamsul Anwar (2010: 95), di antara syarat suatu obyek akad adalah dapat ditransaksikan, sehingga obyek harus memiliki kualifikasi penyempurna, yaitu harus bebas dari syarat fasid dan bagi akad atas beban harus bebas dari riba. Kebatilan atau kefasidan yang terjadi dalam suatu akad mengakibatkan tidak terjadinya naql al-milkiyyah (tidak terjadinya pemindahan kepemilikan). Oleh sebab itu, barang yang sudah diterima oleh pembeli ( mabî‘ ) harus dikembalikan kepada pihak penjual karena status barang tersebut masih milik sah penjual dan pembeli belum boleh memilikinya menurut syara‘. Begitu pula dengan pihak penjual, uang", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 71, "width": 195, "height": 55, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang telah dibayarkan ( ṡaman) oleh pembeli belum dapat ia pergunakan karena statusnya masih milik pembeli.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 136, "width": 194, "height": 73, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk menghindari tidak sahnya suatu akad atau tidak terjadinya pemindahan kepemilikan, maka jalan keluar satu-satunya", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 198, "width": 405, "height": 346, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "adalah meninggalkan dan bahkan harus menjauhkan diri dari riba atau bunga sebagaimana yang telah diserukan oleh Al-Qur`an surat al-Baqarah [2]: 278 yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa Riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Keharusan meninggalkan riba, berarti mengharuskan pula untuk beralih ke akad atau kontrak yang memang benar-benar dilegalkan Bunga Bagi Hasil 1. Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi usaha akan selalu menghasilkan keuntungan", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 547, "width": 184, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Besarnya persentase didasarkan pada jumlah dana/ modal yang dipinjamkan", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 572, "width": 184, "height": 48, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Bunga dapat mengambang/variable, dan besarannya naik turun sesuai dengan naik turunnya bunga patokan atau kondisi ekonomi", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 623, "width": 184, "height": 48, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah usaha yang dijalankan peminjam untung ataukah rugi", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 673, "width": 184, "height": 36, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat walaupun keuntungan naik berlipat ganda", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 509, "width": 383, "height": 225, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Eksistensi bunga diragukan dan bahkan dikecam oleh semua agama 1. Penentuan besarnya rasio/nisbah bagi hasil disepakai pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi 2. Besarnya rasio bagi hasil didasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh 3. Rasio bagi hasil tetap tidak berubah selama akad masih berlaku, kecuali diubah atas kesepakatan bersama", "type": "Table" }, { "left": 303, "top": 635, "width": 189, "height": 48, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Bagi hasil bergantung pada keuntungan usaha yang dijalankan. Ketika usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama", "type": "Table" }, { "left": 303, "top": 686, "width": 189, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan keuntungan", "type": "List item" }, { "left": 302, "top": 711, "width": 189, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil", "type": "List item" }, { "left": 151, "top": 749, "width": 296, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Perbedaan Bunga dan bagi hasil (Sumber: Ascarya, 2010)", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 31, "width": 129, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. V No. 02, November 2019", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 805, "width": 17, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "268", "type": "Page footer" }, { "left": 445, "top": 805, "width": 68, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Riba dan Bunga", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 74, "width": 194, "height": 73, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menurut syariah. Legalitas kontrak menurut syara’ tentu tidak terlepas dari harus terpenuhinya rukun maupun syarat kontrak.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 156, "width": 195, "height": 260, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebenarnya, fiqh juga telah sedari awal telah menyiapkan model-model akad yang sesuai dengan prinsip syariah. Bila kita melihat literatur fiqh, ada sejumlah akad yang barang tentu bebas dari riba atau bunga dan lebih adil karena menganut sistem bagi hasil seperti muḍârabah, musyârakah, atau yang lain di mana keuntungan maupun kerugian dibagi dengan proporsional. Berikut ini adalah tabel yang membandingkan antara sistem bunga dan bagi hasil (Ascarya, 2010:3)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 447, "width": 81, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C. SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 467, "width": 202, "height": 239, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Praktik riba sebenarnya sudah berjalan cukup lama bahkan sebelum Islam muncul. Terbukti Al-Qur`an secara lansung telah menegur dan bahkan melarang praktik tersebut. Al-Qur`an memang tidak secara langsung mengharamkan riba, namun larangan tersebut terjadi dengan cara bertahap hingga empat kali. Begitu pula dengan hadits yang mengecam keras praktik riba. Kandungan yang ada dalam beberapa hadits dapat diklasifikasikan menjadi", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 74, "width": 202, "height": 590, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "empat, yakni memandang riba sebagai suatu dosa besar, perbuatan yang haram, larangan terhadap riba Jahiliyyah, dan riba jual beli. Riba menurut pandangan para ahli hukum Islam ( fuqaha) pada dasarnya dapat dipahami dengan dua makna, riba dalam arti kata benda dan riba dalam arti kata kerja. Sedangkan macam-macam riba dapat dibedakan menjadi dua bagian, riba utang piutang dan riba jual beli. Semua bentuk riba dilarang dalam agama. Beberapa dekade terakhir, kaum muslim dunia digegerkan dengan munculnya bunga. Oleh karena itu mereka menghukuminya dengan haram karena tidak berbeda dengan riba yang dilarang. Namun ada pula kalangan yang menolak pendapat tersebut karena mereka beranggapan bahwa riba dan bunga adalah berbeda. Dengan munculnya riba atau bunga dalam suatu kontrak, ternyata dapat berimplikasi terhadap status kontrak yang buat. Bahkan ada yang menyatakan bahwa kontrak yang dibuat apabila di dalamnya terkandung unsur riba, maka menurut syara` dipandang tidak pernah terjalin kontrak sebab kontrak tersebut tidak memenuhi syarat sah suatu akad. []", "type": "Text" }, { "left": 402, "top": 688, "width": 21, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "***", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 31, "width": 127, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. V No. 02, November 2019", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 805, "width": 65, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Riba dan Bunga", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 805, "width": 15, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "269", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 113, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 198, "height": 50, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Anṣâriy, Zakariyâ ibn Muḣammad ibn Aḣmad ibn Zakariyâ. 1994. Fatḣ al-Wahhab bi Syaḣ Manhâj aṭ- Ṭullâb. t.t: Dâr al-Fikr. Juz 1.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 198, "height": 50, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Bukhâriy, Muḣammad ibn Ismâ‘il Abû ‘Abdullâh. 1422 H. Ṣaḣîh al- Bukhâriy. Cet. 1. t.t: Dâr Ṭûq an- Najâh. Juz 4.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 213, "width": 198, "height": 51, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Ghazâliy, Abû Hâmid Muḣammad ibn Muḣammad al-Ṭûsiy. 1417. al- Wasîṭ fi al-Mażhab. Kairo: Dâr al- Salâm. Juz. 3.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 270, "width": 198, "height": 37, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Jum‘ah, Alî ibn Muḣammad. 2000. Mu‘jam al-Muṣṭalahâh al- Iqtiṣâdiyyah wa al-Islâmiyyah.", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 309, "width": 141, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Riyâḍ: Maktabat al-‘Abîkân.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 326, "width": 198, "height": 51, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Madaniy, Mâlik ibn Anas ibn ‘Amir al-Aṣbahiy. 1985. Muwaṭṭa’ al- Imâm Mâlik. Beirut: Dâr Iḣyâ’ at- Turâts al-‘Arabiy. Juz 2.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 383, "width": 198, "height": 50, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Naisâbûriy, Abû Abdullâh al-Hâkim. 1990. al-Mustadrak ‘alâ al- Ṣaḣîḣain. Cet.1 . Beirut: Dâr al- Kutub al-‘Ilmiyyah. Juz 2.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 439, "width": 197, "height": 64, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Naisâbûriy, Muslim Abû al-Hasan al- Qasyîriy. T.th. al-Musnad al-Ṣaḣîḣ al-Mukhtaṣar bi Naql al-‘Adli ‘an al-‘Adli ilâ Rasûlillâh. Beirut: Dâr Ih{yâ’ al-Turâts al-‘Arabiy. Juz 2.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 509, "width": 198, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Ṣâbûniy, Muḣammad Ali. 2007.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 522, "width": 176, "height": 37, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rawâ’i‘ al-Bayân fi Tafsîr Ayât al- Aḣkâm min al-Qur’ân. Juz 1. Beirut: al-Maktabah al-‘Aṣriyyah.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 565, "width": 198, "height": 50, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Sarkhasiy, Muḣammad ibn Aḣmad ibn Abî Sahl Syams al-A’immah. 1993. al-Mabsûṭ. Beirut: Dâr al- Ma‘rifah. Juz 12.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 622, "width": 198, "height": 50, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Sijistâniy, Abû Dawud Sulaimân ibn al-Asy’ats. T.th. Sunan Abî Dâwud. Beirut: al-Maktabah al-‘Aṣriyyah. Juz 3.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 678, "width": 198, "height": 64, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Syaibâniy, Abû Abdullâh Aḣmad ibn Muḣammad ibn Hanbal ibn Hilâl ibn Asad. 2001. Musnad al-Imâm Aḣmad ibn Hanbal. Cet 1. t.t: Muassisat al-Risâlah. Juz 36.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 101, "width": 197, "height": 37, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Syarbâṣiy, Aḣmad. 1981. al-Mu‘jam al-Iqtiṣâdiy al-Islâmiy . t.t: Dâr al- Jail.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 144, "width": 198, "height": 24, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Tirmîżi, Muḣammad ibn ‘Isa ibn Saurah ibn Mûsâ ibn al-Ḍaḣak.", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 170, "width": 176, "height": 24, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1998. al-Jâmi‘ al-Kabîr. Beirut: Dâr al-Gharb al-Islâmiy. Juz 2.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 200, "width": 197, "height": 51, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "al-Wâḣidiy, Abû al-Hasan Alî. 1994. al- Wasîṭ fi Tafsîr al-Qur’ân al-Majîd. Beirut: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah. Juz 2.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 257, "width": 197, "height": 37, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anwar, Syamsul. 2007. Studi Hukum Islam Kontemporer. Jakarta: RM Books.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 300, "width": 198, "height": 37, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anwar, Syamsul. 2010. Hukum Perjanjian Syariah: Studi tentang Teori Akad dalam Fikih Muamalat.", "type": "Table" }, { "left": 337, "top": 339, "width": 172, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 357, "width": 197, "height": 37, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ascarya. 2008. Akad & Produk Bank Syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 400, "width": 198, "height": 63, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gul, Ali Riza. 2008. Ribâ (Usury) Prohibition in the Qur’ân in Term of its Historical Context (Frankfurt: Universität Frankfurt am Main. No. 116.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 469, "width": 198, "height": 38, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ibn Rusyd, Abû al-Walîd Muḣammad ibn Aḣmad. 2004. Bidâyat al- Mujtahid wa Nihâyat al-Muqtaṣid.", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 509, "width": 132, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kairo: Dâr al-Hadîs. Juz 3.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 526, "width": 197, "height": 50, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Persky, Joseph. 2007. Retrospectives From Usury To Interest. Journal of Economic Perspectives. Volume 21. Number 1. Winter.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 580, "width": 197, "height": 40, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Riva’i, Veithzal, dkk. 2012. Islamic Business and Economic Ethics. Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 626, "width": 198, "height": 63, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syahbah, Muhammad Abû. 1996. Bayân min ‘Ulama’ Al-Azhâr fi Makkah al- Mukarramah li al-Raddi ‘ala Mufti Miṣr Allażi Abâḣa al-Ribâ wa Ma‘ahu H{ulûl li Musykilat al-Ribâ.", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 691, "width": 137, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kairo: Maktabat al-Sunnah.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 708, "width": 198, "height": 38, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tim Balai Pustaka. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet. 2. Jakarta: Balai Pustaka.", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 31, "width": 129, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. V No. 02, November 2019", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 805, "width": 17, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "270", "type": "Page footer" }, { "left": 445, "top": 805, "width": 68, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Riba dan Bunga", "type": "Page footer" } ]
cdeebe75-f896-043b-a5aa-dea7a141ace7
https://jurnal.unsil.ac.id/index.php/jpls/article/download/4917/3528
[ { "left": 261, "top": 34, "width": 77, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 9 Issue 1 Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 147, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jendela PLS https://doi.org/10.37058/jpls.v7i1", "type": "Page header" }, { "left": 432, "top": 38, "width": 84, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN: 2541-7045 e-ISSN: 2745-3944", "type": "Page header" }, { "left": 226, "top": 777, "width": 286, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS Vol 9 No 1 Juni 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 530, "top": 777, "width": 18, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20", "type": "Page footer" }, { "left": 265, "top": 59, "width": 68, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Halaman 20-32", "type": "Page header" }, { "left": 163, "top": 110, "width": 274, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Penerapan Pembelajaran Andragogi di PKBM Hanuba Medan", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 153, "width": 415, "height": 59, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cristina Asvera Saragih 1 *, Junfanny Pakpahan 2 , Melina Gultom 3 , Muhammad Salim Sagala 4 1,2,3,4 Pendidikan Masyarakat, Universitas Negeri Medan, Jalan William Iskandar Pasar V Medan Estate Deli Serdang, Indonesia Email: [email protected]* +628970230201*", "type": "Text" }, { "left": 147, "top": 226, "width": 306, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diterima: 7 Juni 2024 Revisi: 9 Juni 2024 Diterbitkan: 13 Juni 2024", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 264, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 283, "width": 456, "height": 174, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan pembelajaran andragogy di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Hanuba di Jalan AH Nasution Medan, Sumatera Utara. Metode penelitian dilakukan adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian bahwa PKBM Hanuba telah menerapkan pendekatan pembelajaran andragogi berbasis kontekstual, prinsip pembelajaran yang diterapkan seperti pembelajaran berbasis masalah, cara cara belajar, evaluasi diri, melibatkan perasaan dalam mengatur emosi serta bebas dari ancaman. asumsi belajar yang digunakan seperti kesiapan diri, motivasi dan gaya belajar andragogi yang diterapkan adalah gaya belajar visual dan audio visual . Pelaksanaan sudah dilaksanakan dengan sangat baik namun terdapat permasalahan yang terjadi di PKBM Hanuba adalah orientasi belajar warga belajar berpusat pada ijazah dan motivasi dalam diri warga belajar yang rendah. Solusi yang diberikan adalah membuat Pelatihan Kewirausahaan membuat JASUKE (Jagung Susu Keju) pada Warga Belajar Kejar Paket C di PKBM Hanuba Medan Sumatera Utara dengan tujuan meningkatkan skill dalam berwirausaha serta mengubah mindset warga belajar orang dewasa di PKBM Hanuba.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 460, "width": 271, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci : pusat kegiatan belajar masyarakat, andragogi.", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 505, "width": 43, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 524, "width": 456, "height": 174, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study aims to determine how the implementation of andragogy learning at the Hanuba Community Learning Activity Center (PKBM) on Jalan AH Nasution Medan, North Sumatra. The research method is a qualitative approach with a descriptive method. Data collection techniques were carried out by interview, observation and documentation study. Based on the results of the research that PKBM Hanuba has applied a contextual-based andragogy learning approach, the learning principles applied are problem-based learning, learning methods, self-evaluation, involving feelings in regulating emotions and being free from threats. Learning assumptions used such as self-readiness, motivation and andragogy learning styles applied were visual and audio-visual learning styles. The implementation has been carried out very well, but there are problems that occur in PKBM Hanuba, namely the learning orientation of learning citizens is centered on diplomas and low motivation in learning residents. The solution given was to make Entrepreneurship Training to make JASUKE (Corn Milk Cheese) for residents to learn to pursue packages at PKBM Hanuba, Medan, North Sumatra with the aim of improving skills in entrepreneurship and changing the mindset of adult learning citizens at PKBM Hanuba.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 701, "width": 258, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keyword : community learning activity center, andragogy", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 370, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cristina Asvera Saragih, Junfanny Pakpahan , Melina Gulto, Muhammad Salim Sagala", "type": "Page header" }, { "left": 226, "top": 777, "width": 321, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS Vol 9 No 1 Juni 2024 21", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 63, "width": 95, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 77, "width": 455, "height": 249, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan merupakan sektor penting yang berperan aktif dalam meningkatkan pembangunan bangsa. Apabila melihat kondisi masyarakat Indonesia sekarang ini masih banyak yang belum mendapatkan pelayanan pendidikan terutama untuk masyarakat ekonomi menengah kebawah. Biaya pendidikan yang tinggi dan faktor keluarga merupakan hambatan signifikan yang mencegah banyak individu mengakses pendidikan, termasuk pendidikan dasar. Penelitian telah menunjukkan bahwa faktor identitas sosial memainkan peran penting dalam menentukan akses yang tidak merata ke pendidikan tinggi (Nieuwenhuis et al., 2019). Ketimpangan dalam akses pendidikan ini dapat menyebabkan disparitas status sosial dan hasil hidup berdasarkan tingkat pendidikan seseorang (Nieuwenhuis et al., 2019). Selain itu, modal keluarga dan stratifikasi sosial telah diidentifikasi sebagai faktor utama yang mempengaruhi akses ke pendidikan tinggi (Li et al., 2023). Mendorong orang tua dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah untuk lebih terlibat dengan sekolah dan komunitas, berpartisipasi dalam kursus profesional, dan memberikan dukungan dalam berbagai aspek pendidikan dapat membantu menjembatani kesenjangan dalam kesempatan pendidikan (Li et al., 2023). Akibatnya, tingkat pendidikan seseorang telah menjadi penentu utama status sosial yang diberikan kepada mereka dan merupakan prediktor kuat dari banyak hasil hidup yang penting.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 331, "width": 455, "height": 58, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor lingkungan yang buruk juga menjadi salah satu penyebab anak tidak sekolah sehingga minat anak untuk mengikuti proses pembelajaran bisa berkurang karena pengaruh dari masyarakat disekitarnya serta pengaruh lingkungan juga membentuk karakter anak yang bisa menjurus kepada hal yang tidak baik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 394, "width": 455, "height": 91, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masyarakat yang tidak dapat memperoleh pendidikan dengan layak dapat menimbulkan masalah sosial, seperti pengangguran. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada Agustus 2013, tercatat jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,39 juta jiwa atau 6,25%. Angka tersebut masih terbilang cukup tinggi (BPS: Berita Resmi Statistik No. 78/11/Th. XVI, 6 November 2013). Data ini diperkirakan terus meningkat dan semakin tingginya angka pengangguran juga akan meningkatkan angka kriminalitas.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 490, "width": 455, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Solusi agar masyarakat dapat mengenyam pendidikan dengan menghadirkan Pendidikan Masyarakat atau Pendidikan Nonformal. Hadirnya Pendidikan Nonformal bisa menjadi angin segar dalam memecahkan permasalahan sosial tersebut karena pendidikan nonformal merupakan pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pendidikan nonformal merupakan salah satu perwujudan dari belajar sepanjang hayat ( lifelong learning ) yang dapat menciptakan masyarakat belajar. Pendidikan Nonformal sendiri telah ada sejak dulu bahkan sebelum diberlakukannya Pendidikan Formal. Salah satu satuan pendidikan nonformal yang menyelenggarakan berbagai kegiatan pembelajaran adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 632, "width": 455, "height": 91, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PKBM merupakan tempat yang memberikan kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang di masyarakat untuk memberdayakan masyarakat agar menjadi mandiri, meningkatkan kualitas hidup, dan mengembangkan komunitas yang ada di masyarakat (UNESCO, 2003). Penyelenggaraan PKBM berbeda dengan sistem sekolah sehingga PKBM mampu menampung orang orang yang terdiskualifikasi oleh sistem sekolah atau tidak sempat mengenyam pendidikan sekolah dengan alasan lainnya (Rober, 2002).", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 728, "width": 464, "height": 42, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu satuan Pendidikan Nonformal yang terletak di Medan, Sumatera Utara adalah PKBM Hanuba di Jl. Jenderal Besar A.H. Nasution Gg. Jadi No.18 B, Kwala Bekala, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan, Sumatera Utara 20219. PKBM Hanuba didirikan oleh Bapak Jontar", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 370, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cristina Asvera Saragih, Junfanny Pakpahan , Melina Gulto, Muhammad Salim Sagala", "type": "Page header" }, { "left": 226, "top": 777, "width": 321, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS Vol 9 No 1 Juni 2024 22", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 63, "width": 465, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sinaga SE atas kesadaran akan pentingnya posisi pendidikan Nonformal kepada masyarakat Kota Medan yang belum mendapatkan kesempatan untuk belajar di Pendidikan Formal. PKBM Hanuba yang merupakan representasi dari Pemerintah diharapkan bersama sama membangun masyarakat melalui jalur Pendidikan nonformal yang bertujuan untuk menumbuhkan masyarakat belajar ( learning society ) sehingga tercipta masyarakat yang produktif, mandiri dan memiliki jiwa sosial yang tinggi (Ridwan 2017).", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 158, "width": 464, "height": 91, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PKBM umumnya memiliki peserta didik yang bervariasi dan berbeda usia, baik usia muda, dewasa maupun usia tua. Hal ini tentu dalam proses pembelajarannya akan menyesuaikan dengan peserta didik yang ada. Maka, dalam hal ini umumnya menerapkan pembelajaran orang dewasa atau andragogi. Pembelajaran orang dewasa adalah suatu usaha yang ditujukan untuk pengembangan diri yang dilakukan oleh individu tanpa paksaan legal, tanpa usaha menjadikan bidang utama kegiatannya (Supriyanto, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 253, "width": 464, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Orang dewasa adalah orang yang telah memiliki banyak pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan kemampuan mengatasi permasalahan hidup secara mandiri (Sujarwo, 2015). Andragogi sebagai ilmu yang memiliki dimensi yang luas dan mendalam akan teori belajar dan cara mengajar, secara singkat teori ini memberikan dukungan dasar yang esensial bagi kegiatan pembelajaran orang dewasa. Oleh sebab itu, pendidikan atau usaha pembelajaran orang dewasa memerlukan pendekatan khusus dan harus memiliki pegangan yang kuat akan konsep teori yang didasarkan pada asumsi atau pemahaman orang dewasa sebagai siswa.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 365, "width": 464, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Namun terlepas dari hal tersebut maka akan terdapat permasalahan yang dihadapi dalam membuat sebuah program sama hal nya dalam konsep pembelajaran pedagogy dimana hambatannya adalah bagaimana memberikan strategi mengajar yang membuat anak semangat belajar disaat anak sedang masa aktif untuk bermain. Begitu juga pembelajaran andragogy tidak terlepas dari permasalahan terkait warga belajar yang merupakan orang dewasa juga tidak mudah dalam menerapkan pembelajaran pada orang dewasa dengan seperangkat pengalaman yang sudah dialami dan bahkan pengalaman tersebut bisa lebih luas dibandingkan pengalaman sang tutor sebagai pengajar.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 491, "width": 465, "height": 75, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Maka dari latar belakang tersebut, maka dirumuskanlah masalah dalam penelitian yaitu bagaimana penerapan pembelajaran andragogy serta masalah yang dihadapi dalam setiap aspek di PKBM Hanuba Medan dengan tujuan menemukan hasil terkait prinsip andragogy, gaya belajar andragogy, asumsi belajar andragogy, serta media yang digunakan dalam implementasi pembelajaran andragogy di PKBM Hanuba Medan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 587, "width": 56, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 601, "width": 456, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan paradigmanya penelitian ini, Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Metode penelitian menurut Sugiyono (2007) adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, masalah yang ada. Metode ini dapat dipahami sebagai tata cara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. Semua riset pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu memecahkan masalah. Data dikumpulkan melalui beberapa teknik yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 728, "width": 78, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Wawancara", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 743, "width": 456, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wawancara dilakukan untuk mengetahui dan melengkapi data serta upaya untuk memperoleh data yang akurat dari sumber data yang tepat. Dalam penelitian ini, penulis", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 370, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cristina Asvera Saragih, Junfanny Pakpahan , Melina Gulto, Muhammad Salim Sagala", "type": "Page header" }, { "left": 226, "top": 777, "width": 321, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS Vol 9 No 1 Juni 2024 23", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 63, "width": 456, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mewawancarai Pemilik PKBM Hanuba yaitu Jontar Sinaga dan salah satu tutor yaitu Sarah Juliana Sihombing dengan memuat pertanyaan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 95, "width": 389, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Apa saja Prinsip dari pembelajaran orang dewasa di PKBM Hanuba Medan?", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 111, "width": 309, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Gaya belajar apa yang dipakai oleh PKBM Hanuba Medan?", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 126, "width": 390, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Apa saja asumsi belajar orang dewasa yang diterapkan oleh PKBM Hanuba?", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 142, "width": 424, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Serta media pembelajaran apa saja yang dipakai untuk pembelajaran orang dewasa?", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 158, "width": 69, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Observasi", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 174, "width": 459, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan di PKBM Hanuba.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 202, "width": 87, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Studi Pustaka", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 216, "width": 459, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Studi Pustaka dalam penelitian ini diperlukan untuk mempertajam analisis penelitian yang berkaitan dengan penerapan kurikulum pembelajaran dalam PKBM Hanuba.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 263, "width": 156, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 289, "width": 30, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 305, "width": 184, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Hasil Observasi di PKBM Hanuba", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 446, "width": 235, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. PKBM Hanuba Tampak dari Depan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 470, "width": 455, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian melalui observasi yang telah peneliti lakukan bahwa Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Hanuba di Jalan AH nasution. PKBM Hanuba memiliki beberapa Program seperti Program Paket A, Program Paket B dan Program Paket C untuk kesetaraan dan Program menjahit.", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 691, "width": 301, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Proses Pembelajaran Andragogi di PKBM Hanuba", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 715, "width": 455, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PKBM Hanuba memiliki kondisi belajar yang kondusif dimana para tutor menggunakan komunikasi yang efektif layaknya pendidik dan peserta didik serta selalu bertanya terkait kendala yang terjadi dalam proses pembelajaran kepada warga belajar. Sebelum memulai", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 370, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cristina Asvera Saragih, Junfanny Pakpahan , Melina Gulto, Muhammad Salim Sagala", "type": "Page header" }, { "left": 226, "top": 777, "width": 321, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS Vol 9 No 1 Juni 2024 24", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 63, "width": 455, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pembelajaran, para tutor akan bertanya mengenai kesiapan belajar para warga belajar andragogi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 95, "width": 458, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam proses pembelajaran andragogy di PKBM hanuba, peneliti melihat beberapa warga belajar turut hadir untuk melakukan proses pembelajaran dengan tepat waktu. Warga belajar yang baru datang juga menyapa warga belajar lainnya sambil berbincang sebentar hingga proses pembelajaran dimulai. Peneliti juga melihat para warga belajar yang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. serta terjalinnya komunikasi bersama dengan warga belajar lainnya terkait materi pembelajaran yang diajarkan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 202, "width": 327, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Hasil Wawancara Bersama Narasumber (Tutori PKBM Hanuba)", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 230, "width": 455, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti dapat dari salah satu tutor PKBM Hanuba bahwa PKBM Hanuba dalam pembelajaran andragogy menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 287, "width": 455, "height": 109, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“PKBM Hanuba menggunakan Pendekatan Kontekstual dimana tutor akan menciptakan konsep belajar dengan situasi dunia nyata. sebagai contoh hubungan mata pelajaran yang diajarkan dengan apa yang dialami, mereka lihat dalam kehidupan sehari- hari. dengan pendekatan ini tutor akan mendorong warga belajar dalam berpikir kritis dan aktif. Terkhusus Paket C lebih ke arah pendekatan pemecahan masalah (problem solving) dimana warga belajar akan diajak untuk sama sama berusaha dalam memecahkan masalah supaya terbentuk kemandirian yang berani.”", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 413, "width": 458, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam memuat Prinsip pembelajaran andragogi, PKBM Hanuba menggunakan prinsip bahwa belajar untuk orang dewasa tidak berpusat pada materi tetapi berpusat pada masalah dan pengembangan keterampilan khususnya berwirausaha.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 470, "width": 455, "height": 155, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“ Prinsip pembelajaran andragogy di PKBM hanuba yaitu pembelajaran berpusat pada kebutuhan warga belajar yang merupakan orang dewasa. Serta memberikan materi pembelajaran yang berpusat pada masalah sehingga warga belajar tidak hanya memperoleh pengetahuan tetapi memahami cara belajar dalam kehidupan sehari hari. Dalam hal ini pembelajaran harus juga menggunakan perasaan karena orang dewasa memiliki perasaan yang lebih sensitive dibandingkan anak anak. sehingga proses pembelajaran juga ada pengaturan perasaan dan mengatur suasana kelas agar adanya saling kerjasama dengan menghormati. Para tutor di PKBM Hanuba juga melakukan system penilaian terkait perkembangan dari cara belajar para warga belajar untuk semakin mengembangkan kemampuannya.”", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 643, "width": 454, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terkait implementasi gaya belajar andragogi di PKBM Hanuba sendiri pun memiliki penerapan yang berbeda sesuai kebutuhan dari warga belajar itu sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 684, "width": 455, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Gaya belajar andragogy yang diterapkan oleh PKBM Hanuba adalah gaya belajar visual dan auditory dimana pembelajarannya menggunakan video pembelajaran serta suara yang dihasilkan dari video tersebut. Serta penerapan pembelajaran andragogy di PKBM Hanuba dilakukan secara beragam baik di Paket A, Paket B dan Paket C”", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 370, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cristina Asvera Saragih, Junfanny Pakpahan , Melina Gulto, Muhammad Salim Sagala", "type": "Page header" }, { "left": 226, "top": 777, "width": 321, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS Vol 9 No 1 Juni 2024 25", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 63, "width": 458, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam memuat Prinsip pembelajaran andragogy, PKBM Hanuba menggunakan prinsip bahwa belajar untuk orang dewasa tidak berpusat pada materi tetapi berpusat pada masalah dan pengembangan keterampilan khususnya berwirausaha.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 120, "width": 455, "height": 156, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“ Prinsip pembelajaran andragogy di PKBM hanuba yaitu pembelajaran berpusat pada kebutuhan warga belajar yang merupakan orang dewasa. Serta memberikan materi pembelajaran yang berpusat pada masalah sehingga warga belajar tidak hanya memperoleh pengetahuan tetapi memahami cara belajar dalam kehidupan sehari hari. Dalam hal ini pembelajaran harus juga menggunakan perasaan karena orang dewasa memiliki perasaan yang lebih sensitive dibandingkan anak anak. sehingga proses pembelajaran juga ada pengaturan perasaan dan mengatur suasana kelas agar adanya saling kerjasama dengan menghormati. Para tutor di PKBM Hanuba juga melakukan system penilaian terkait perkembangan dari cara belajar para warga belajar untuk semakin mengembangkan kemampuannya .”", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 293, "width": 454, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terkait implementasi gaya belajar andragogy di PKBM hanuba sendiri pun memiliki penerapan yang berbeda sesuai kebutuhan dari warga belajar itu sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 335, "width": 455, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“ Gaya belajar andragogy yang diterapkan oleh PKBM Hanuba adalah gaya belajar visual dan auditory dimana pembelajarannya menggunakan video pembelajaran serta suara yang dihasilkan dari video tersebut. Serta penerapan pembelajaran andragogy di PKBM Hanuba dilakukan secara beragam baik di Paket A, Paket B dan Paket C”", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 413, "width": 393, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asumsi dalam pembelajaran orang dewasa yang digunakan oleh PKNM Hanuba:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 438, "width": 455, "height": 92, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Asumsi atau pandangan belajar orang dewasa yang diterapkan oleh PKBM Hanuba sendiri tetap pada proses pembelajaran layaknya pendidik dan peserta didik jadi disini peran tutor adalah mendidik serta menjadi pengelola yang bertanggung jawab atas semua kegiatan pembelajaran. Warga belajar disini kebanyakan sudah hidup dalam kemandirian karena sudah bekerja sehingga para tutor di sela pembelajaran akan memberikan motivasi kepada warga belajar untuk dapat memanajemen waktu.”", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 545, "width": 455, "height": 45, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“PKBM Hanuba sendiri telah menerapkan keberagaman pembelajaran dan tidak berpusat pada ilmu pengetahuan saja tetapi ada Keterampilan (Kerajinan tangan, musik, dll) pemberdayaan (prakarya, dll)”.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 607, "width": 454, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam melaksanakan pembelajaran andragogy maka PKBM hanuba telah memiliki fasilitas untuk pembelajaran agar semakin efektif yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 648, "width": 455, "height": 62, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Media yang digunakan di Pembelajaran PKBM Hanuba ialah untuk pembelajaran secara luring sebelumnya, yang digunakan ialah modul belajar menggunakan alat peraga pembelajaran seperti atlas, gambar, peta konsep, video pembelajaran, juga ada video pembelajaran dari kaset.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 726, "width": 68, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 741, "width": 454, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian yang telah didapatkan setelah melewati tiga metode yaitu studi dokumentasi, observasi dan wawancara bersama narasumber yang merupakan salah satu tutor", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 370, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cristina Asvera Saragih, Junfanny Pakpahan , Melina Gulto, Muhammad Salim Sagala", "type": "Page header" }, { "left": 226, "top": 777, "width": 321, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS Vol 9 No 1 Juni 2024 26", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 63, "width": 454, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "di PKBM Hanuba. Dalam eksistensinya sendiri PKBM Hanuba adalah salah satu PKBM yang telah mendapatkan akreditasi terbaik yang telah memenuhi persyaratan dalam menjalankan fungsi PKBM.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 111, "width": 454, "height": 138, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PKBM Hanuba beridiri sejak Tahun 2014 yang didirikan oleh Jontar sinaga SE sekaligus juga kepala dari PKBM Hanuba. Awal mula didirikannya PKBM Hanuba adalah melihat dari situasi masyarakat kota Medan khususnya di Jalan AH Nasution yang menjadi tempat berkumpulnya para anak jalanan yang putus sekolah dan terpaksa melakukan pekerjaan yang tidak sepadan dengan usianya seperti mengamen dan berjualan di jalan besar. Dengan melihat situasi tersebut beserta dengan hal pendukung lainnya hingga akhirnya Bapak Jontar memantapkan untuk mendirikan PKBM Hanuba. Melalui wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa PKBM Hanuba sendiri telah menetapkan prinsip pembelajaran andragogi, asumsi pembelajaran andragogi, gaya belajar andragogi sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 253, "width": 264, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Prinsip Pembelajaran Andragogi di PKBM Hanuba", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 269, "width": 454, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prinsip pembelajaran adalah sebuah landasan berpikir, landasan berpijak, dan sumber motivasi agar proses belajar dan mengajar dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik. Prinsip pembelajaran penting diterapkan dalam setiap kegiatan pembelajaran untuk dapat menjadi pegangan dalam mencapai tujuan. Dalam hal ini PKBM hanuba memiliki prinsip pembelajaran andragogi yang digunakan selaras dalam pernyataan Rifa’I (2003:31) yaitu terdapatnya pusat perhatian pendidik kepada warga belajar akan proses pendekatan pembelajaran pada peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 380, "width": 441, "height": 91, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Warga belajar mempelajari sesuatu karena kebutuhan atau masalah. Warga belajar memutuskan apa yang akan mereka pelajari. Partisipan ingin belajar jika aktivitas belajar yang akan diikuti memenuhi kebutuhan belajar mereka. Dalam hal ini PKBM Hanuba telah menerapkan pembelajaran berbasis masalah bersama dengan warga belajar kesetaraan karena menyadari bahwa warga belajar dewasa itu focus pembelajarannya tidak lagi pada teori tetapi langsung yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 476, "width": 443, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Warga belajar mempelajari cara-cara belajar ( learning how to learn ) adalah lebih penting dibandingkan dengan perolehan pengetahuan. Pembelajaran akan lebih bermakna apabila mampu menumbuhkan keinginan dan hasrat untuk belajar berkesinambungan dan mengetahui tentang cara-cara belajar. Dalam hal ini para tutor PKBM Hanuba menerapkan sebuah pembelajaran layaknya pendidik dan peserta didik.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 555, "width": 441, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Evaluasi diri merupakan tindakan paling bermakna bagi aktivitas belajar. Evaluasi yang berkaitan dengan kenaikan kelas, kelulusan dan sejenisnya diyakini oleh partisipan akan mengganggu aktivitas belajarnya. Dalam hal ini para tutor PKBM Hanuba juga berperan sebagai pemandu dalam mengembangkan kinerja dan kemajuan tujuan belajarnya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 618, "width": 442, "height": 91, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Perasaan dalam mengatur emosi adalah penting di dalam proses belajar, dan belajar tentang cara-cara merasakan sesuatu ( learning how to feel ) adalah penting sebagaimana belajar tentang cara-cara memikirkan sesuatu ( learning how to think ). Dalam hal ini para tutor PKBM Hanuba telah melakukan proses pembelajaran dengan komunikasi yang baik serta mampu mengatur emosi untuk memahami terkait warga belajar yang merupakan orang dewasa.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 714, "width": 441, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Bebas dari ancaman yaitu dimana Aktivitas belajar bagi orang dewasa akan lebih mudah dan lebih bermakna apabila terjadi di dalam suasana bebas dari ancaman serta suasana kelas yang saling menghormati, menghargai dan mendukung. Ancaman yang dimaksud", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 370, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cristina Asvera Saragih, Junfanny Pakpahan , Melina Gulto, Muhammad Salim Sagala", "type": "Page header" }, { "left": 226, "top": 777, "width": 321, "height": 19, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS Vol 9 No 1 Juni 2024 27", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 63, "width": 423, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dapat berasal dari berbagai sumber antara lain seperti perilaku pendidik, evaluasi, kenaikan kelas dan kelulusan. Dan melalui observasi peneliti bahwa para pendidik di PKBM Hanuba sangat berjuang agar warga belajarnya bisa lulus dari ujian.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 111, "width": 224, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Gaya Belajar Andragogi di PKBM Hanuba", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 126, "width": 454, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil yang telah didapatkan mengenai jenis gaya belajar di PKBM Hanuba bahwa PKBM Hanuba sendiri menggunakan gaya belajar:", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 158, "width": 436, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Visual , yaitu gaya belajar yang berfokus pada penglihatan. Tipe visual sangat nyaman belajar dengan penggunaan gambar, warna, garis dsb. Dalam hal ini PKBM hanuba menggunakan gaya belajar visual kepada warga belajar andragogi seperti gambar dan video pembelajaran melalui seTARA daring.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 222, "width": 436, "height": 90, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Auditory , yaitu gaya belajar yang berfokus pada pendengaran. Tipe auditory sangat nyaman belajar dengan suara, musik. Warga belajar auditory sebenarnya tidak masalah bila pembelajaran dibuat secara visual namun yang terpenting ia dapat mendengarkan penjelasan guru atau suara untuk menjelaskan gambar tersebut. Dalam hal ini PKBM hanuba mengguakan gaya belajar auditory sebagai pendamping dari visual dimana video pembelajaran dengan suara serta metode ceramah dari tutor", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 317, "width": 454, "height": 138, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut DePorter dan Hernacki (2007:110) gaya belajar merupakan kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Di beberapa sekolah dasar dan sekolah lanjutan di Amerika, para pendidik menyadari bahwa setiap orang mempunyai cara yang optimal dalam mempelajari informasi baru. Mereka memahami bahwa beberapa warga belajar perlu diajarkan cara-cara yang lain dari metode mengajar standar. Jika warga belajar ini diajarkan dengan metode standar, kemungkinan kecil mereka dapat memahami apa yang diberikan. Mengetahui gaya belajar yang berbeda ini telah membantu para pendidik dimanapun untuk dapat mendekati semua warga belajar hanya dengan menyampaikan informasi dengan gaya yang berbeda-beda", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 460, "width": 454, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pandangan tersebut juga diterapkan oleh pembelajaran andragogi di PKBM hanuba. Pemilihan gaya belajar di PKBM Hanuba tidak terlepas dengan kebutuhan dari warga belajar untuk dapat mengikuti proses pembelajaran yang dilaksanakan. Dalam hal ini PKBM hanuba telah menerapkan berbagai macam gaya belajar baik di program kesetaraan Paket A, Paket B dan Paket C.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 539, "width": 285, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C. Pendekatan Pembelajaran Andragogi di PKBM Hanuba", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 555, "width": 454, "height": 106, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengertian Pendekatan sendiri sering dikaitkan dengan Pengertian asumsi atau bersifat sinonim. Namun pada dasarnya pengertian dari kedua hal tersebut berbeda. Menurut Djunaidi (1989) Pendekatan merupakan serangkaian asumsi yang bersifat hakikat, pengajaran dan belajar/pembelajaran. Menurut Sanjaya (2010:127) pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran. pendekatan pembelajaran adalah aktivitas pendidik dalam memilih kegiatan pembelajaran yang efektif, efisien dan menyenangkan dalam mencapai tujuan pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 666, "width": 454, "height": 90, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa PKBM Hanuba dalam proses pembelajarannya juga menerapkan suatu pendekatan kepada warga belajarnya terkhusus warga belajar orang dewasa. Dalam hasil wawancara bersama salah satu tutor di PKBM Hanuba bahwa PKBM hanuba menyadari orang dewasa memiliki cara belajar berbeda dengan anak anak sehingga proses pendekatan juga harus ditelaah terlebih dahulu sebelum terjun pada proses pembelajaran. PKBM Hanuba dalam pembelajarannya menggunakan pendekatan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 370, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cristina Asvera Saragih, Junfanny Pakpahan , Melina Gulto, Muhammad Salim Sagala", "type": "Page header" }, { "left": 226, "top": 777, "width": 321, "height": 19, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS Vol 9 No 1 Juni 2024 28", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 63, "width": 454, "height": 154, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "andragogy dimana cara pandang pendidik terhadap pengajar tidak lagi cara pandang dengan peserta didik melainkan atas realitas peserta didik dan bahkan seperti memandang dirinya sendiri untuk menerima proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran juga diberikan pendekatan yang lebih spesifik yaitu pendekatan kontekstual. Menurut Johnson, mengartikan pendekatan pembelajaran kontekstual adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu warga belajar melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari, yaitu dengan konteks lingkungan pribadinya, sosialnya, dan budayanya. Dalam hal ini para tutor di PKBM Hanuba menerapkan pendekatan pembelajaran dengan menumbuhkan rasa ingin tahu warga belajar sehingga ada rasa semangat dalam melakukan proses pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 222, "width": 267, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "D. Asumsi Pembelajaran Andragogi di PKBM Hanuba", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 238, "width": 454, "height": 58, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asumsi dalam KBBI adalah dugaan yang diterima sebagai dasar landasan berpikir karena dianggap benar. Asumsi dapat dikatakan benar walaupun hanya untuk sementara, karena asumsi bukanlah suatu kepastian. Orang membuat asumsi karena ingin mengetahui, menanyakan, memprediksikan atau menduga tentang sesuatu yang akan atau telah terjadi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 301, "width": 454, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam hasil penelitian yang telah dilakukan maka asumsi pembelajaran andragogi di PKBM hanuba dalam proses pembelajaran andragogy sejalan dengan pendapat Knowles bahwa ada perbedaan mendasar mengenai asumsi yang digunakan oleh andragogi dengan pedagogi. Andragogi PKBM Hanuba pada dasarnya menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 365, "width": 80, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Konsep Diri", "type": "List item" }, { "left": 102, "top": 380, "width": 424, "height": 107, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Riswandi (2013:64), Konsep diri merupakan faktor yang menentukan (determinan) dalam komunikasi kita dengan orang lain. Konsep diri adalah pandangan perasaan tentang diri kita. Dalam hal ini, Orang dewasa memandang dirinya mampu mengatur dirinya sendiri. Kebanyakan warga belajar di PKBM Hanuba adalah seorang pekerja sehingga di sela pembelajaran, para tutor di PKBM Hanuba akan memberikan motivasi yang membangun warga belajar untuk mampu menjadi sosok yang bertanggung jawab, mampu memanajemen waktu dan mandiri.", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 491, "width": 159, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Peranan Pengalaman Belajar", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 507, "width": 426, "height": 249, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Pine II and Gilmore (1999:12), pengalaman adalah suatu kejadian yang terjadi dan mengikat pada setiap individu secara personal. Dalam hal ini pengalaman dikaitkan dengan orang yang telah memiliki usia dewasa atau orang dewasa. Orang dewasa memiliki pengalaman yang berbeda-beda sebagai akibat dari latar belakang kehidupan masa mudanya. Namun dalam proses pembelajaran maka tetap ada aturan bahwa interaksi yang dilakukan dibatasi dengan pendidik dan peserta didik. Hal ini terjadi dalam penerapan pembelajaran andragogi di PKBM Hanuba, para tutor tetap memperlakukan seluruh warga belajar layaknya seorang peserta didik. Proses interaksi yang dilakukan tetap layaknya seperti peserta didik yang mengikuti pembelajaran dari pendidik. Dalam hal ini, peranan pengalaman warga belajar tidaklah dihilangkan secara keseluruhan namun PKBM Hanuba sebelum memulai proses belajar bersama warga belajar maka telah memberikan informasi bahwa penerapan pembelajaran masih tetap seperti penerapan pembelajaran di sekolah yaitu interaksi layaknya peserta didik dan pendidik. Mengingat para warga belajar dewasa adalah orang orang yang belum terdidik secara karakter dan tingkah laku di dunia pendidikan sehingga diterapkan interaksi dalam proses pembelajaran layaknya Pendidikan Formal.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 370, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cristina Asvera Saragih, Junfanny Pakpahan , Melina Gulto, Muhammad Salim Sagala", "type": "Page header" }, { "left": 226, "top": 777, "width": 321, "height": 19, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS Vol 9 No 1 Juni 2024 29", "type": "Page footer" }, { "left": 84, "top": 63, "width": 103, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Kesiapan Belajar", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 79, "width": 423, "height": 138, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam melakukan proses pembelajaran maka diperlukan suatu kesiapan belajar supaya ketika terlaksananya proses pembelajaran tidak ada rasa yang terhambat seperti tertekan dan lain sebagainya. Menurut effendi, Kesiapan atau readiness adalah kondisi individu yang memungkinkan ia dapat belajar. Dalam hal ini para tutor di PKBM Hanuba, sebelum melakukan proses pembelajaran telah bertanya kepada para warga belajar mengenai kesiapan belajar mereka agar apabila terjadi permasalahan, para tutor bisa mencari alternatif lain untuk terlaksananya proses pembelajaran. PKBM hanuba sendiri tidak hanya berpusat pada ilmu pengetahuan tetapi juga pada keterampilan seperti kerajinan tangan, bermain alat musik serta pemberdayaan seperti prakarya.", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 222, "width": 103, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Orientasi Belajar", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 238, "width": 424, "height": 312, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Vermunt dan Donche (2017), orientasi belajar terhadap belajar yang meliputi tujuan, sasaran, motif, dan kekhawatiran mahasiswa dalam kaitannya dengan studi mereka. Dalam hal ini orang dewasa cenderung memiliki perspektif untuk secepatnya menerapkan apa yang telah dipelajari. Mereka terlibat dalam kegiatan belajar adalah karena adanya respon terhadap apa yang dirasakan dalam kehidupannya sekarang. Oleh karena itu pendidikan bagi orang dewasa dipandang sebagai proses peningkatan kemampuan untuk memecahkan masalah kehidupan yang dihadapi. Dengan kata lain proses pengembangan kemampuan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Dalam hal ini di PKBM Hanuba, setelah peneliti melakukan penelitian bahwa PKBM Hanuba berusaha bagaimana caranya agar warga belajar mampu mempunyai skill setelah tamat dari PKBM Hanuba dengan membelajarkan pembelajaran yang tidak hanya mengandung teori tetapi juga bidang praktikum serta berbasis kewirausahaan dengan menghasilkan kurikulum berbasis produk, sehingga disimpulkan bahwa orientasi belajar PKBM hanuba berpusat dengan melihat masa depan. Namun dalam penerapan pembelajaran andragogi di PKBM Hanuba, bahwa permasalahan yang terjadi adalah warga belajar yang masih berpendapat bahwa di Pendidikan Nonformal khususnya PKBM untuk Program Paket A, Paket B dan Paket C tidak memerlukan suatu pembelajaran dan warga belajar hanya datang saat ujian saja. Sehingga dalam hal ini para tutor PKBM Hanuba ingin mengubah mindset para warga belajar mengenai hal tersebut. Hal ini yang menjadi salah satu permasalahan dalam satuan Pendidikan Nonformal PKBM.", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 555, "width": 64, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Motivasi", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 571, "width": 423, "height": 185, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Tabrani, Pengertian motivasi adalah kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Motivasi merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran terkhususnya pembelajaran orang dewasa dimana dengan adanya motivasi maka kesiapan belajar, menerima proses pembelajaran akan semakin matang. Hal ini yang telah diterapkan oleh PKBM Hanuba dimana para tutor selalu memberikan motivasi dalam proses pembelajaran agar para warga belajar selalu semangat dalam proses pembelajaran. baik melalui media daring maupun tatap muka secara langsung. Namun kenyataannya berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu tutor bahwa data yang mereka berikan terkait minat warga belajar untuk mengikuti proses pembelajaran secara langsung semakin lama semakin berkurang. Warga belajar PKBM hanuba ada beberapa yang bekerja dan ada yang tidak bekerja karena masih tamatan SD. Namun beberapa warga belajar yang tidak bekerja pun kurang dalam minat untuk", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 370, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cristina Asvera Saragih, Junfanny Pakpahan , Melina Gulto, Muhammad Salim Sagala", "type": "Page header" }, { "left": 226, "top": 777, "width": 321, "height": 19, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS Vol 9 No 1 Juni 2024 30", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 63, "width": 454, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengikuti proses pembelajaran sehingga disimpulkan bahwa warga belajar tersebut masih kurang motivasi dalam diri untuk melakukan proses pembelajaran E. Media Pembelajaran Andragogi di PKBM Hanuba", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 111, "width": 454, "height": 74, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Media pembelajaran menurut Surayya (2012) yaitu alat yang mampu membantu proses belajar mengajar serta berfungsi untuk memperjelas makna pesan atau informasi yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Tujuan penggunaan media dalam pembelajaran yaitu untuk mengefektifkan proses penyampaian informasi kepada warga belajar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 190, "width": 454, "height": 90, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil observasi serta wawancara yang telah dilakukan bahwa PKBM Hanuba memiliki fasilitas yang lengkap untuk pembelajaran. bahkan PKBM Hanuba pernah menjadi lokasi mengadakan seminar bersama para kepala dan tutor PKBM lainnya untuk sosialisasi penyusunan kurikulum dan menggunakan media pembelajaran yaitu Infocus. Hal ini membuktikan bahwa PKBM Hanuba sangat baik dalam menyediakan fasilitas yang bisa digunakan oleh para tutor dan warga belajar. Jenis media yang ada di PKBM Hanuba seperti:", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 285, "width": 431, "height": 59, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Media Visual adalah suatu alat atau sumber belajar yang didalamnya berisikan pesan, informasi khususnya materi pelajaran yang disajikan secara menarik dan kreatif dan diterapkan dengan menggunakan indera penglihatan. Penggunaan media pembelajaran visual di PKBM Hanuba adalah gambar, peta konsep dan atlas.", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 349, "width": 432, "height": 74, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Media Audio Visual adalah jenis media pembelajaran atau sumber belajar yang berisikan pesan atau materi pelajaran yang dibuat secara menarik dan kreatif dengan menggunakan indera pendengaran dan penglihatan. Penggunaan media pembelajaran visual di PKBM Hanuba adalah video pembelajaran online , video pembelajaran melalui kaset dsb.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 428, "width": 454, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "F. Permasalahan dan Solusi Terkait Penerapan Pembelajaran Andragogi di PKBM Hanuba Medan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 460, "width": 454, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa permasalahan dalam penerapan pembelajaran andragogi di PKBM Hanuba adalah:", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 491, "width": 436, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Warga belajar yang masih memiliki mindset bahwa Pendidikan Nonformal terkhususnya PKBM Hanuba dalam program kejar paket tidak memerlukan suatu pembelajaran dan hanya daftar dan datang saat ujian saja.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 539, "width": 300, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Motivasi dalam diri warga belajar andragogi masih kurang.", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 555, "width": 459, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti menerapkan alternatif untuk membangkitkan semangat belajar orang dewasa di PKBM Hanuba adalah dengan membuat sebuah Pelatihan Kewirausahaan.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 603, "width": 459, "height": 89, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelatihan kewirausahaan merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan guna mengembangkan pengetahuan, bakat, keterampilan, serta sikap dengan menerapkan jiwa wirausaha yang kreatif dan inovatif untuk memanfaatkan kesempatan yang dihadapi serta memecahkan masalah di lapangan dengan simulasi pada pelatihan. Dalam hal ini peneliti akan membuat suatu pelatihan yaitu “Pelatihan Kewirausahaan membuat JASUKE (Jagung Susu Keju) pada warga belajar kejar paket di PKBM Hanuba Medan Sumatera Utara”.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 698, "width": 459, "height": 58, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JASUKE atau Jagung Susu Keju merupakan jajanan yang berasal dari daerah Jawa Barat yang sudah meluas hingga ke luar daerah jawa bahkan sampai ke Kota Medan. Saat ini jasuke menjadi cemilan yang sangat favorit dikalangan remaja maupun anak-anak karena rasanya yang enak.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 370, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cristina Asvera Saragih, Junfanny Pakpahan , Melina Gulto, Muhammad Salim Sagala", "type": "Page header" }, { "left": 226, "top": 777, "width": 321, "height": 19, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS Vol 9 No 1 Juni 2024 31", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 63, "width": 459, "height": 122, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan pelatihan berbasis kewirausahaan membuat JASUKE bagi warga belajar di PKBM Hanuba adalah untuk mendorong dan menciptakan wirausahawan baru, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja/usaha baru atau merintis peluang usaha yang ada, menanamkan pola pikir ( mindset ) dan sikap berwirausaha, memberikan bekal pengetahuan kewirausahaan, memberikan bekal keterampilan berwirausaha kepada warga belajar. Serta mengubah mindset para warga belajar bahwa dalam Pendidikan Nonformal tidak hanya mendaftar mengikuti kejar paket, ujian, lalu mendapat ijazah. Tetapi banyak sekali program peningkatan keterampilan dan skill para warga belajar khususnya bidang kewirausahaan.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 206, "width": 66, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 67, "top": 231, "width": 462, "height": 423, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan gaya pembelajaran andragogi di PKBM Hanuba sudah dilaksanakan dengan baik dengan berbasis kebutuhan dari warga belajar. Gaya belajar Berbasis visual yaitu proses pembelajaran menggunakan seperti gambar, atlas, peta konsep serta melalui aplikasi seTARA daring dan gaya belajar berbasis auditory seperti video pembelajaran. Pendekatan andragogi berbasis kontekstual telah dilaksanakan dengan baik. Asumsi pembelajaran yang diterapkan dalam PKBM Hanuba selaras dengan pendapat Knowles dilaksanakan dengan baik namun terdapat perbedaan dimana komunikasi yang diterapkan layaknya pendidik dan peserta didik supaya warga belajar dapat memahami posisinya sebagai peserta didik yang akan menerima pembelajaran dari pendidik. Penerapan tersebut memberikan dampak yang baik kepada warga belajar sehingga proses pembelajaran menjadi efektif. PKBM Hanuba dalam proses pembelajarannya telah menggunakan konsep konsep yang selaras dengan pendapat ahli serta orientasi terhadap masa depan dimana PKBM Hanuba melakukan proses pembelajaran dengan pendekatan andragogi yang bersifat kontekstual dengan asumsi bahwa orang dewasa sudah mandiri serta orientasi yang berasal dari dirinya sendiri sehingga dalam hal ini PKBM hanuba melakukan usaha dengan motivasi penguatan kepada warga belajar, menerapkan pembelajaran berbasis masalah agar dapat diidentikkan dengan kehidupan sehari hari. sehingga dalam hal ini usaha yang telah diberikan diharapkan dapat memicu semangat warga belajar untuk mengikuti proses pembelajaran. Namun kenyataanya masih banyak warga belajar yang kurang minat dalam mengikuti proses pembelajaran dan hanya datang saat ujian saja. Sehingga dalam hal ini peneliti memberikan solusi dengan membuat suatu pelatihan kepada seluruh warga belajar dengan menerapkan “Pelatihan Kewirausahaan membuat JASUKE (Jagung Susu Keju) pada warga belajar kejar paket di PKBM Hanuba Medan Sumatera Utara” yang bertujuan dapat membangkitkan semangat dan mendorong warga belajar orang dewasa untuk meningkatkan skill dalam berwirausaha serta mengubah mindset bahwa dalam Pendidikan Nonformal juga akan diberikan pembelajaran yang mampu menjadikan warga belajar orang dewasa berwawasan luas serta memiliki kemampuan berwirausaha.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 370, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cristina Asvera Saragih, Junfanny Pakpahan , Melina Gulto, Muhammad Salim Sagala", "type": "Page header" }, { "left": 226, "top": 777, "width": 321, "height": 19, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS Vol 9 No 1 Juni 2024 32", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 63, "width": 112, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 67, "top": 89, "width": 460, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ali Mudlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Bahan Ajar Dalam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012) hal.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 116, "width": 22, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1-2.", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 130, "width": 459, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anwika MY, dkk. 2021. Penerapan prinsip andragogi oleh tutor pada program life skill . jurnal kolokium . Vol 9(1).", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 158, "width": 427, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Budiwan, J. 2018. Pendidikan Orang Dewasa (andragogi). Jurnal qalamuna . Vol 10(2).", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 172, "width": 459, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Darmanto, Susetyo. 2020. Peningkatkan Kompetensi Warga Belajar Kejar Paket C Melalui Pelatihan Kreasi Desain Grafis. Jurnal E-Dimas . Vol 11(4). 586-593.", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 199, "width": 459, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dede Rosyada. 2006. Materi Kurikulum, Pendekatan dan Metide Pendidikan Agama Islam Perspektif Multikulturalisme. Jurnal Edukasi .", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 227, "width": 460, "height": 66, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Effendi. 2017. Hubungan readiness (kesiapan) belajar siswa dengan hasil belajar fisika siswa kelas X SMK Muhammadiyah 03 Sukaraja. Jurnal JPF . Vol 5(1). 15-24. Fadilla, dkk. 2014. Pengaruh penerapan pembelajaran scaffolding terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 15 Palembang. Jurnal Profit . Vol 1(1).", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 296, "width": 460, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasibuan, Jubaidah. 2020. Kompetensi Tutor dan Manajemen Pendidikan Pada PKBM Hanuba dalam Mencapai Tujuan pembelajaran. Jurnal Millenial Community . Vol 2(2). 77-84).", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 323, "width": 460, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kaniati, Rina dan Dodi kusmayadi. 2013. Upaya tutor dalam menerapkan pendekatan mandiri pada warga belajar paket c di PKBM Pelita Pratama Bandung. Jurnal Empowerment . Vol 2(2). 2252-4738.", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 365, "width": 460, "height": 66, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kisworo, Bagus. 2017. Implementasi media pembelajaran berbasis prinsip-prinsip pendidikan dewasa di PKBM Indonesia Pusaka Ngaliyan Semarang. Jurnal Unnes . Vol 3(1). 80-86. Li, C., Wu, P., Abbas, S., Tan, Q. (2023). Family capital, social stratification, and access to higher education: an empirical study in mainland china. Frontiers in Psychology , 13. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2022.1035715", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 434, "width": 459, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masykur, 2013. Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum . Bandar Lampung: AURA. Meilisan, Mira dan Eka PS. 2020. Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Matematika Pendidikan Kesetaraan A PKBM Kasih Bundo. Jurnal Ensiklopedia Social Review . Vol 2(2). 172- 179.", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 489, "width": 460, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Muhajang, tatang dkk. 2018. Gaya belajar anak jalanan berprestasi. Jurnal Pedagonal . Vol 2(1). 23-33.", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 517, "width": 460, "height": 80, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nasution. 2008. Teknologi Pendidikan . Jakarta: Bumi Aksara. Nieuwenhuis, M., Manstead, A., Easterbrook, M. (2019). Accounting for unequal access to higher education: the role of social identity factors. Group Processes Intergroup Relations , 22(3), 371-389. https://doi.org/10.1177/1368430219829824. Prasanti, Ditha. 2018. Penggunaan media komunikasi bagi remaja perempuan dalam pencarian informasi kesehatan. Jurnal Lontar . Vol 6(1). 13-21.", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 599, "width": 459, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rizky, A dkk. 2019. Pengaruh orientasi pembelajaran dan konsepsi belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa tahun pertama. Jurnal psikologi talenta . Vol 5(1).", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 627, "width": 460, "height": 66, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Septiani, M. 2015. pengalaman pusat kegiatan belajar masyarakat dalam memfasilitasi masyarakat belajar sepanjang hayat. Jurnal Ilmiah VISI PPTK Paudni . Vol 10(2). Septiani, Mita. 2015. Pengalaman Pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) dalam memfasilitasi masyarakat belajar sepanjang hayat. Jurnal Visi PPTK PAUDNI . Vol 10(2).", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 696, "width": 406, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sukmadinata, Nana S. 1995. Penerapan Kurikulum (Makalah) . Bandung: PPs IKIP.", "type": "Text" } ]
f1f868c6-7c89-a518-e28a-8310dfba1f52
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPF/article/download/17948/8294
[ { "left": 306, "top": 764, "width": 15, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "26", "type": "Page footer" }, { "left": 115, "top": 116, "width": 396, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALITIK DAN AKTIVITAS SISWA SMP MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN", "type": "Section header" }, { "left": 166, "top": 146, "width": 294, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "POE ( PREDICTION, OBSERVATION, EXPLANATION )", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 171, "width": 121, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Anis Prasetiyaningsih", "type": "Text" }, { "left": 259, "top": 185, "width": 109, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) SMP Negeri 3 Jember", "type": "Text" }, { "left": 237, "top": 200, "width": 185, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 226, "width": 342, "height": 112, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract: The research about the implementation of POE (Prediction, Observation, Explanation) learning model to improve the student’s analytical thinking ability and student’s activities in the learning process. This research used Classroom Action Research (CAR). It consist of two cycles. The object of research was 32 students of VIII F SMPN 3 Jember in Academic Year 2019/2020. The research instruments are observation sheets, test of student’s analytical thinking ability. The result of the study showed that the use of learning model POE improve from cycle I to cycle II include (1) the student’s analytical thinking 73% in cycle I to 88 % in cycle II (2) there was the improvement of student’s activities 74.5 % (Good) in cycle I to 82,4 % (Very Good) in cycle II.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 351, "width": 329, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: analytical thinking ability, student’s activities, POE Learning Model.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 389, "width": 88, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 404, "width": 193, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan pembelajaran IPA di sekolah adalah memberikan pengetahuan guna memahami konsep", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 445, "width": 196, "height": 301, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IPA dan keterkaitannya. Kemampuan siswa dalam menerapkan metode ilmiah untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari sebagai sebuah keterampilan poses sains perlu dibekalkan. Pembelajaran harus dapat memberi kesempatan luas kepada siswa untuk dapat melakukan hands-on maupun minds-on activities . Pembelajaran seperti ini mengikuti prinsip pembelajaran konstruktivisme. Berdasarkan jenjang dan karakteristik perkembangan intelektual siswa SMP, penyajian konsep dan keterampilan dalam pembelajaran IPA harus dimulai dari nyata (konkrit) ke abstrak. Pembelajaran dari materi mudah ke sukar, dari sederhana ke rumit dan dari dekat ke jauh. Guru harus memiliki kemampuan dalam mendesain pembelajaran IPA yang meliputi berbagai kegiatan observasi,", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 404, "width": 193, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "membuat perencanaan, kemampuan melaksanakan eksperimen, melakukan evaluasi data hasil pengamatan dan sebagainya. Inilah pembelajaran IPA yang sebenarnya diharapkan di kelas.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 473, "width": 193, "height": 121, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kondisi awal dari siswa dalam kelas VIII F adalah pasif selama pembelajaran dan ada kecenderungan malas berpikir atau tidak memberdayakan kemampuan berpikir. Hal ini tak hanya terlihat melalui observasi keaktifan dikelas etapi juga pada jawaban siswa yang cenderung mengutip buku.", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 583, "width": 193, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rendahnya argumentasi siswa ketika diskusi menjadi pendukung atas gambaran pasifnya kelas ini. Secara garis besar kemampuan analitik siswa kelas VIII F", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 652, "width": 192, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SMP Negeri 3 Jember masih relatif rendah. Keaktifan siswa dalam pembelajaran penting sebagai bentuk nyata interaksi antara guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa. Aktivitas", "type": "Table" }, { "left": 391, "top": 735, "width": 123, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam pembelajaran", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 340, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "27 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 9 No. 1, Maret 2020, hal 26-34", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 196, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menentukan hasil belajar siswa. Suasana kelas yang aktif dan kondusif dapat melibatkan kemampuan siswa berkembang semaksimal mungkin.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 171, "width": 193, "height": 439, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian ini aktivitas siswa yang dimaksud adalah keterlibatan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran yang didominasi guru menimbulkan kebosanan bagi siswa dikarenakan aktivitas siswa terbatas pada mendengarkan dan mencatat. Rancangan atau skenario pembelajaran yang dibuat guru harusnya berorientasi pada aktivitas siswa. Kelemahan lain yang tampak pada konsisi awal kelas VIII F adalah kegiatan pembelajaran mayoritas pada guru. Pembelajaran cederung hanya mengasah kemampuan pengetahuan dan pemahaman siswa saja. Pengembangan kemampuan analitik siswa kurang dilatihkan oleh guru. Hal ini mengakibatkan kemampuan analitik siswa menjadi kurang terasah. Definisi kemampuan analitik menurut Triyono (2008) adalah kemampuan analisis seseorang terhadap informasi dan dapat menarik kesimpulan dari analisis informasi yang diperoleh. Kesimpulan analisis sebuah informasi tersebut dapat digunakan siswa untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dalam penerapannya. Kemampuan berpikir analitis merupakan kemampuan untuk membagi dan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 613, "width": 193, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menguraikan suatu pengetahuan atau masalah menjadi bagian yang penting dan tidak penting. Kemampuan untuk mencari hubungan dari komponen- komponen pengetahuan. Kemampuan berpikir analitis terdiri atas aspek untuk memilah, mengorganisasi, dan mengatribusi (Anderson & Krathwohl dalam Nuraini, dkk., 2016). Kemampuan", "type": "Text" }, { "left": 205, "top": 737, "width": 101, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "analitik sangat", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 116, "width": 192, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bermanfaat dalam aspek kognitif siswa khususnya pada pengetahuan dan pemahaman (Assegaff & Sontani, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 171, "width": 193, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guru dalam mengatasi masalah ini perlu melakukan perbaikan proses dalam pembelajaran. Guru perlu strategi yang bisa diterapkan dalam meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan analitik siswa di kelas VIII-F. Sebuah model pembelajaran", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 268, "width": 193, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "POE ( Prediction, Observion, Explanation ) menantang siswa untuk berfikir dan memberikan kepuasan dalam taraf tertentu apabila prediksi siswa sesuai dengan hasil pengamatan. Pengelolaan kelas yang baik akan melahirkan interaksi belajar mengajar yang baik pula (Sudjana, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 378, "width": 192, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Puriyandari, Saputro, & Masykuri (2014) Secara garis besar sintaks pada model pembelajaran POE sesuai dengan namanya yaitu:1) Prediction atau melakukan prediksi yaitu siswa membuat prediksi dan memperkirakan hasil dari eksperimen yang akan dilakukan pada langkah berikutnya. Dalam membuat prediksi, siswa dibebaskan berfikir seluas- luasnya sesuai dengan pengetahuannya tanpa batasan dari guru; 2)", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 544, "width": 193, "height": 190, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Observation atau melakukan observasi yaitu siswa mengamati atau melihat eksperimen. Bagian terpenting dalam langkah ini adalah mengkonfirmasi prediksi yang telah dibuat. Dengan melakukan percobaan langsung akan memberikan dampak khusus pada pemahaman siswa; 3) Explanation atau memberi penjelasan, siswa membandingkan hasil pengamatan dalam observasi dengan prediksi kemudian membuat penjelasan berdasarkan pengetahuan sendiri. Berdasarkan uraian tersebut,", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 737, "width": 192, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "maka telah dilakukan penelitian", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 38, "width": 301, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prasetiyaningsih, Meningkatkan Kemampuan Analitik… 28", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 192, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tindakan kelas oleh guru dengan judul penelitian “Meningkatkan Kemampuan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 144, "width": 193, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analitik dan Aktivitas Siswa SMP Melalui Penerapan Model Pembelajaran POE ( Prediction, Observation, Explanation )”. Tujuan penelitian ini, yaitu: 1) meningkatkan kemampuan analitik siswa kelas VIII F SMP Negeri 3 Jember melalui model POE; dan 2) meningkatkan aktivitas siswa kelas VIII F SMP Negeri 3 Jember melalui penerapan model POE.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 294, "width": 123, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 307, "width": 164, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian ini adalah", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 322, "width": 193, "height": 115, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kemmis dan McTaggart dalam Arikunto (2008) menyatakan bahwa PTK merupakan bentuk refleksi diri untuk memperbaiki praktik dalam pembelajaran. PTK dilaksanakan dalam siklus spiral yang terdiri dari empat", "type": "Table" }, { "left": 162, "top": 426, "width": 43, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tahapan.", "type": "Text" }, { "left": 222, "top": 426, "width": 51, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian", "type": "Table" }, { "left": 290, "top": 426, "width": 16, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ini", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 116, "width": 196, "height": 56, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dilaksanakan dalam dua siklus dengan setiap siklus terbagi menjadi empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.", "type": "Text" }, { "left": 349, "top": 176, "width": 165, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian dilaksanakan pada", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 191, "width": 192, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "semester genap tahun pelajaran 2019/2020 di SMP Negeri 3 Jember yang bertempat di jalan Jawa No 8 Kecamatan Sumbersari Kabupaten", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 250, "width": 193, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jember. Subjek penelitian yaitu siswa kelas VIII F SMP Negeri 3 Jember sebanyak 32 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi, seperangkat tes, dokumentasi.", "type": "Text" }, { "left": 406, "top": 325, "width": 56, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 325, "width": 193, "height": 85, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "teknik pengumpulan data adalah teknis tes dan non tes. Teknik tes berupa tes berupa penilaian yang mengacu pada indikator kemampuan analitik sesuai dengan Tabel-1 berikut.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 454, "width": 163, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Indikator Kemampuan Analitik", "type": "Caption" }, { "left": 113, "top": 467, "width": 394, "height": 243, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikator Kegiatan Memberikan alasan Siswa mengungkapkan pendapatnya Menganalisis pernyataan Siswa mencoba mengamati media pembelajaran Membuat dan mengevaluasi kesimpulan Siswa membandingkan hasil prediksi awal dan hasil pengamatan yang dilakukan Menjelaskan data Siswa menjelaskan data yang didapat dari mulai memprediksi sampai mendapatkan hasil yang benar Sedangkan teknik non tes berupa: (1) observasi atau pengamatan terhadap siswa ketika melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran POE; (2) teknik dokumentasi berupa foto saat proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi aktivitas siswa di kelas meliputi beberapa aspek yaitu perhatian siswa", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 565, "width": 192, "height": 145, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terhadap penjelasan guru, kemampuan siswa mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari, kemampuan siswa merangkai alat, aktivitas siswa dalam kelompok, kemampuan siswa mengemukakan pendapat, dan kemampuan siswa menarik kesimpulan. Keaktivan siswa dapat diukur menggunakan instrumen yang menyangkut aspek tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 340, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "29 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 9 No. 1, Maret 2020, hal 26-34", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 193, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif dan", "type": "Table" }, { "left": 257, "top": 146, "width": 49, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kualitatif.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 161, "width": 196, "height": 160, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengolahan data kuantitatif bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan analitik siswa pada awal pembelajaran dan perubahan yang terjadi setelah adanya penelitian tindakan kelas, penilaian mengacu pada indikator kemampuan analitik. Hasil kemampuan analitik siswa diinterpretasikan dengan merubah total skor kepada siswa pada interval nilai 0-100 dalam bentuk persentase.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 325, "width": 192, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut ini cara penghitungan data kuantitatif, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 404, "width": 193, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil penilaian melalui persentase, peneliti dapat mengelompokkan level kemampuan analitik siswa sesuai dengan Tabel 2 berikut.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 478, "width": 193, "height": 235, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Level Kemampuan Analitik Interval Skor Level Kemampuan 25% - 43,75% Rendah 43,76% - 62,50% Cukup 62,51% - 81,25% Baik 81,26% - 100% Sangat Baik Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data pengelolaan model pembelajaran dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pada metode ini, peneliti dibantu oleh teman sejawat sebagai observer. Penskoran tiap aspek lembar observasi dilakukan sesuai dengan kriteria penskoran lembar observasi. Sedangkan analisis lembar observasi menggunakan rumus sebagai berikut:", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 116, "width": 193, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penentuan kriteria nilai disesuaikan dengan rentang dalam Tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 157, "width": 188, "height": 95, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Klasifikasi presentase nilai Rentang Persentase Kriteria 25,00% ≤ N ≤ 43.75% Tidak Baik 43,75% < N ≤ 62.50% Cukup Baik 62,50% < N ≤ 81.25% Baik 81,25% < N ≤ 100% Sangat Baik Kriteria keberhasilan pada", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 256, "width": 193, "height": 145, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penelitian Tindakan Kelas ini adalah 1)apabila kemampuan analitik siswa mendapatkan minimal 85% skor skala yang berada pada tingkat kemampuan sangat baik. Selain itu, indikator keberhasilan kemampuan analitik siswa tercapai jika meningkat pada tiap siklus secara klasikal; 2)aktivitas belajar siswa meningkat dengan nilai minimal dengan kriteria baik.", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 417, "width": 142, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 321, "top": 431, "width": 193, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan model POE pada konsep Tekanan Zat di kelas VIII F", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 473, "width": 192, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SMP Negeri 3 Jember yang dilakukan sebanyak dua siklus telah berhasil dilaksanakan. Masing-masing siklus melalui empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 542, "width": 126, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengamatan, dan refleksi.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 556, "width": 196, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap perencanaan siklus I perlu pematangan konsep dan memahami beberapa contoh penerapan model POE dalam pembelajaran. Pembuatan Rencana Pelaksanaan", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 625, "width": 193, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran (RPP) konsep Tekanan Zat, menyusun bahan ajar berupa lembar kerja peserta didik (LKPD), menyiapkan tes tulis kemampuan analitik, rubrik pensekoran dan lembar observasi penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 707, "width": 192, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap kedua adalah tahap pelaksanaan, menyampaikan tujuan pembelajaran, mengenalkan topik dan", "type": "Table" }, { "left": 212, "top": 38, "width": 301, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prasetiyaningsih, Meningkatkan Kemampuan Analitik… 30", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 196, "height": 411, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menyampaikan materi dengan model POE kepada siswa di kelas. Pada pertemuan tersebut didapatkan data hasil kemampuan analitik siswa melalui tes tulis dan data hasil observasi kegiatan dan data berupa dokumentasi kegiatan. Tahap observasi sebagai tahapan penelitian yang ketiga dilakukan selama pembelajaran di kelas berlangsung dalam menerapkan model POE. Hasil pengamatan menunjukkan siswa masih lemah pada indikator kemampuan analitik memprediksi. Kemampuan siswa dalam memberikan alasan mengenai percobaan konsep tekanan zat didapat skor rata-rata dari 14 siswa adalah 69 dengan persentase 69%. Prosentase ini pada tingkatan kriteria baik. Kegiatan analisis dan pengamatan dalam percobaan Tekanan Zat skor yang diperoleh siswa sebesar 71 dengan persentase 71%. Pencapaian ini pada tingkat kemampuan kriteria baik. Hasil observasi penelitian menunjukkan siswa tampak bersemangat selama pembelajaran berlangsung. Indikator menyimpulkan dan membandingkan diperoleh skor 68", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 530, "width": 193, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan tingkat persentase 68%. Skor ini berada pada tingkatan kriteria baik.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 116, "width": 193, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikator terakhir dalam pembelajaran yaitu menjelaskan hasil data dengan skor 82 pada persentase 82%. Kriteria pada tingkatan kemampuan baik.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 171, "width": 193, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap akhir dalam penelitian tindakan kelas yaitu tahapan refleksi kegiatan. Hasil penelitian di siklus I dinyatakan bahwa siswa dalam kelas VIII F memiliki kemampuan analitik dengan kriteria baik. Hanya saja besarnya persentase total rata-rata skor kemampuan analitik siswa kelas VIII F siklus I adalah 73%. Persentase ini masih dibawah nilai yang ditetapkan dalam indikator keberhasilan", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 323, "width": 193, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penelitian yaitu minimal pencapaian total skor kemampuan analitik 85%. Ketidakberhasilan meningkatkan", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 364, "width": 193, "height": 108, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kemampuan analitik siswa ini secara analisis karena siswa belum terbiasa menggunakan model pembelajaran POE. Siswa selama pembelajaran tampak bersemangat dan antusias menggunakan model POE karena model pembelajaran ini baru. Model pembelajaran yang", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 461, "width": 192, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "melibatkan aktivitas siswa berpikir dan melakukan analisis sebuah konsep materi tekanan zat. Hasil kemampuan analitik siswa dalam siklus I dapat dilihat dalam Tabel 4.", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 571, "width": 202, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Hasil Kemampuan Analitik pada Siklus I", "type": "Caption" }, { "left": 119, "top": 583, "width": 388, "height": 150, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikator Kegiatan Skor Presentase Memberikan alasan Siswa mengungkapkan pendapatnya/ memprediksi Tekanan Zatmelalui media yang disediakan guru 69% Menganalisis pernyataan- pernyataan Siswa mencoba mengamati media pembelajaran mengenai Tekanan Zat 71% Membuat dan mengevaluasi kesimpulan Siswa membandingkan hasil prediksi awal dan hasil pengamatan yang dilakukan. Siswa menyimpulkan hasil pengamatan yang dilakukan 68% Menjelaskan data Siswa menjelaskan data yang didapat dari mulai memprediksi sampai mendapatkan hasil yang benar 82% Jumlah rata-rata total skor persentase 73 %", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 340, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "31 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 9 No. 1, Maret 2020, hal 26-34", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 193, "height": 273, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap perencanaan pada siklus II merupakan kegiatan perbaikan yang disesuaikan dengan hasil refleksi dari siklus I. Penyusunan RPP, bahan ajar lembar kerja peserta didik, tes tulis kemampuan analitik,rubrik pensekoran serta penyusunan lembar observasi penelitian diperbaiki sesuai dengan hasil refleksi siklus I. Tahap selanjutnya adalah tahap pelaksanaan dan observasi yang dilakukan secara bersamaan selama pembelajaran berlangsung. Hasil observasi siklus II menunjukkan bahwa siswa memiliki keaktifan dengan kriteria yang sama baik dengan siklus I. Siswa bersemangat mengikuti pembelajaran dan terdapat interaksi yang baik antara siswa dengan guru dan interaksi antar siswa.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 392, "width": 195, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil tes kemampuan analitik siklus II pada indikator kemampuan memberikan alasan mendapat skor 86 dengan persentase 86%. Skor ini berada pada kriteria sangat baik. Indikator kedua kemampuan analitik yaitu menganalisis pernyataan-", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 116, "width": 193, "height": 177, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pernyataan mendapat skor 85 dengan persentase 85% kriteria sangat baik. Indikator kemampuan analitik ketiga membuat dan mengevaluasi sebuah kesimpulan mendapat skor 85 dengan persentase 85%. Skor ini berada pada kriteria sangat baik. Indikator terakhir kemampuan analitik menjelaskan data mendapat skor 88 dengan persentase 88%. Skor ini berada pada kriteria baik. Jumlah total rata-rata skor kemampuan analitik siswa VIII F di siklus II mencapai nilai sebesar 86%.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 295, "width": 195, "height": 136, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahapan akhir penelitian siklus II adalah refleksi dapat dinyatakan bahwa penelitian ini berhasil mencapai tujuan. Tujuan penelitian untuk meningkatkan keaktifan siswa dengan kriteria baik telah dicapai. Tujuan untuk meningkatkan kemampuan analitik siswa tercapai di siklus II dengan persentase 86%. Angka ini melampaui persentase", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 420, "width": 198, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "minimal keberhasilan penelitian yaitu 85%.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 447, "width": 193, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rincian hasil kemampuan analitik siswa kelas VIII F di siklus II dapat dilihat dalam Tabel 5 berikut.", "type": "Table" }, { "left": 119, "top": 500, "width": 388, "height": 240, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Hasil Kemampuan Analitik pada Siklus II Indikator Kegiatan Presentase Memberikan alasan Siswa mengungkapkan pendapatnya 86% Menganalisis pernyataan Siswa mencoba mengamati media pembelajaran 85% Membuat dan mengevaluasi kesimpulan Siswa membandingkan hasil prediksi awal dan hasil pengamatan yang dilakukandan menyimpulkan 85% Menjelaskan data Siswa menjelaskan data yang didapat dari mulai memprediksi sampai mendapatkan hasil yang benar 88% Jumlah rata-rata skor persentase 86% SIMPULAN DAN SARAN Memberikan alasan Menganalisis pernyataan Membuat,men gevaluasi kesimpulan Menjelaskan data Rata-rata siklus I 69% 71% 68% 82% 73% siklus II 86% 85% 85% 88% 86% 0% 20% 40% 60% 80% 100%", "type": "Table" }, { "left": 212, "top": 38, "width": 301, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prasetiyaningsih, Meningkatkan Kemampuan Analitik… 32", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 192, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Diagram-1 Perbandingan kemampuan analitik siswa di siklus I dan II", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 152, "width": 193, "height": 93, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil yang ditunjukkan pada Gambar 1 menunjukkan keberhasilan dalam penelitian karena mengalami peningkatan kemampuan analitik dari 73% di siklus I menjadi 86% pada siklus II. Rata-rata kemampuan analitik siklus II berada pada tingkat", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 116, "width": 193, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kemampuan dengan kriteria sangat baik.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 144, "width": 192, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingkat kriteria keberhasilan pada penelitian tindakan kelas ini siswa mendapatkan minimal skor 85%.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 185, "width": 404, "height": 443, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil analisis data aktivitas siswa diperoleh hasil pencapaian tiap aspek dalam lembar observasi seperti pada Tabel 6 dan Tabel 7. Tabel 6. Aktivitas Siswa Melalui Lembar Observasi Siklus I dan II No Indikator Aktivitas Siklus I Siklus II 1 Perhatian siswa terhadap penjelasan guru 72,7% 82,8% 2 Kemampuan mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari 68,8% 77,3% 3 Kemampuan siswa merangkai alat 75,8% 80,5% 4 Aktivitas siswa dalam kelompok 73,4% 78,9% 5 Kemampuan siswa mengemukakan pendapat 71,1% 78,1% 6 Kemampuan siswa menarik kesimpulan 68,8% 76,6% Rata-Rata 74,5% 82,4% Kategori Baik Sangat Baik Tabel 7. Pencapaian Aktivitas Siswa Siklus I dan II Kriteria Aktivitas Siklus I Siklus I Siswa Persentase Ssiswa Persentase Tidak Baik 0 0,0% 0 0,0% Cukup Baik 4 12,5% 0 0,0% Baik 22 68,8% 29 40,6% Sangat Baik 6 18,8% 9 59,4% Keseluruhan hasil menunjukkan siswa VIIIF telah aktif. Pernyataan ini dibuktikan dengan pencapaian klasifikasi nilai N≤ 81,25%. Keberhasilan penelitian mencapai nilai minimal kriteria aktivitas siswa baik. Pencapaian aktivitas dipengaruhi berbagai faktor antara lain ketertarikan siswa terhadap pembelajaran, motivasi dan rasa ingin tahu siswa.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 631, "width": 192, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang", "type": "Table" }, { "left": 243, "top": 644, "width": 63, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memberikan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 658, "width": 193, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "banyak kesempatan pada siswa", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 672, "width": 166, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "melakukan aktivitas secara aktif.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 493, "width": 193, "height": 162, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil ini menunjukkan penerapan pembelajaran POE efisien untuk mengaktifkan siswa selama pembelajaran konsep tekanan zat. Ketercapaian kinerja guru dalam hal ini adalah keterlaksanaan tahapan pembelajaran POE sesuai RPP yang disusun dengan capaian minimal baik. Hasil analisis diketahui kriteria kinerja guru selama pembelajaran di kelas adalah sangat baik dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 340, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "33 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 9 No. 1, Maret 2020, hal 26-34", "type": "Page header" }, { "left": 236, "top": 116, "width": 154, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 8. Hasil Penilaian Kinerja Guru", "type": "Caption" }, { "left": 113, "top": 128, "width": 385, "height": 152, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Aspek Pembelajaran Skor Pelaksanaan Observer 1 Observer 2 1 Kegiatan Pembuka 83,3% 91,7% 2 Kegiatan Inti 80,6% 80,6% 3 Kegiatan Penutup 75,0% 87,5% Rata-rata 79,6 % (Baik) 86,6% (Sangat Baik) Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa persentase kinerja guru 83,1 memiliki kriteria Sangat Baik. Kriteria kinerja guru ditentukan berdasarkan klasifikasi persentase jumlah skornya.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 283, "width": 193, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil wawancara dengan siswa menunjukkan bahwa model POE mampu melatih siswa untuk", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 324, "width": 193, "height": 218, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memecahkan masalah dengan cara menganalisis suatu masalah sehingga mampu meningkatkan kemampuan berpikir analitis siswa. Selain itu, siswa juga merasa lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan adanya penyelidikan mandiri, diskusi dan kesempatan siswa untuk saling bertukar pendapat dalam menyelesaikan masalah. Kendala yang dihadapi dalam penelitian adalah ketika observer menilai aktivitas siswa, dimana aktivitas ini dinilai secara individu. Kendala ini dikarenakan ketidaktahuan subjek dengan nama subjek yang akan dinilai.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 559, "width": 84, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 573, "width": 193, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Disimpulkan dari keberhasilan penelitian ini bahwa terjadi", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 600, "width": 195, "height": 136, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "peningkatan kemampuan analitik siswa dari siklus I ke siklus II. Penerapan model POE meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar. Penerapan Model POE pada mampu menciptakan situasi pembelajaran lebih variatif dan kondusif sehingga meningkatkan kemampuan berpikir analitik siswa dan meningkatkan interaksi positif antar siswa dan antara guru dengan siswa.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 738, "width": 159, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran model POE dapat", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 214, "width": 192, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "meningkatkan keingintahuan siswa dan kerja secara berkelompok dapat menimbulkan interaksi anggota, sehingga aktivitas siswa meningkat.", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 281, "width": 104, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 321, "top": 296, "width": 193, "height": 190, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arikunto, S. (2008). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Assegaff, A., & Sontani U. T. (2016). Upaya Meningkatkan Kemampuan Berfikir Analitis Melalui Model Problem Based Learning (PBL). Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran. 40-51. Sudjana, N. 2008. Pendekatan dalam Pembelajaran. Jakarta: Sinar", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 489, "width": 192, "height": 108, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Baru Algesindo Triyono, M. B. (2008). Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Kemampuan Analitik Terhadap Keterampilan Pneumatik Mahasiswa Teknik Mesin UNY. Jurnal Penelitian Dan Evaluasi", "type": "Table" }, { "left": 352, "top": 599, "width": 86, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan. 1-19", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 627, "width": 192, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nesli,K., Atma, Y. dan Alipasa, A.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 641, "width": 192, "height": 107, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2012). International Journal Of Science and Mathematics Education . 11: 555-574 Nuraini, A., Dwiastuti, S., Fatmawati, U.(2016). Kemampuan Berpikir Analitis Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran", "type": "Table" }, { "left": 212, "top": 38, "width": 301, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prasetiyaningsih, Meningkatkan Kemampuan Analitik… 34", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 193, "height": 232, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inkuiri Terbimbing. Unnes Journal of Biology Education . Diakses Online: http://journal.unnes.ac.id/sju/ind ex.php/ujbe Puriyandari, D., Saputro, A. N. C., & Masykuri, M. (2014). Penerapan Model POE dilengkapi Lembar Kerja Siswa Untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah Dan Prestasi Belajar Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Negeri 1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan", "type": "Table" }, { "left": 145, "top": 351, "width": 127, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kimia (JPK). 3(1). 24-30.", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 116, "width": 193, "height": 135, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Restami, M. P., Suma, K., & Pujani, M. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Poe (Predict- ObserveExplaint) Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Dan Sikap Ilmiah Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa. EJournal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha . 3. 1-11.", "type": "Table" } ]
c20fb49a-5878-dd69-f83e-b1bca857d8ff
https://ejournal.widyamataram.ac.id/index.php/padma/article/download/575/286
[ { "left": 303, "top": 732, "width": 8, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 75, "width": 445, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Diversifikasi Pangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Kabupaten Magelang Melalui Pendekatan Sanitasi dan Keamanan Pangan untuk Memperolah Izin Edar Produk Makanan", "type": "Text" }, { "left": 282, "top": 136, "width": 51, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Masrukan", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 159, "width": 180, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 181, "width": 407, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Prodi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Widya Mataram", "type": "Text" }, { "left": 286, "top": 227, "width": 44, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 250, "width": 471, "height": 145, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Small household Industries (SHI) have an essential role in the regional economic hierarchy, especially in Magelang Regency, Central Java. More than 100 food SHI is still experiencing problems related to good and correct food production procedures, food processing diversification, and business legality, including licensing, product distribution permits, and marketing. The persuasive approach method is carried out to provide information on how to produce good processed food, food diversification, and business legality for food SHI. Through training and technical guidance on how to get a certificate from a certifying institution such as the Food and Drug Supervisory Agency (BPOM), it is hoped that food SHI will gain more understanding and awareness of the importance of downstream food products to improve social, economic and cultural welfare.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 430, "width": 298, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords: small industry, home industry food, marketplace,", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 476, "width": 41, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 499, "width": 471, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Industri kecil rumah tangga memiliki perananan penting dalam hirarki perekonomian daerah, khususnya di kabupaten magelang jawa tangah. Total lebih dari 100 IKM pangan yang masih mengalamai permasalahan terkait tata cara produksi makanan yang baik dan benar, diversifikasi olahan pangan,dan legalitas usaha yang mencakup perizinan, izin edar produk dan pemasaran.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 566, "width": 471, "height": 86, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode pendekatan persuasif dilakukan untuk memberikan informasi mengenai cara produksi pangan olahan yang baik makanan, diversfikasi pangan dan legalitas usaha bagi pelakua IKM pangan. Melalui pelatihan dan bimbingan teknis tentang cara mendapatakan sertifikat dari lembaga pemberi sertifikat seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) ini diharapkan bagi IKM pangan lebih mendapatkan pemahaman dan kesadaran akan pentingnya hilirisasi produk pangan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan sosial, ekonomi dan budaya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 686, "width": 381, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "katakunci: UMKM, pangan industri rumah tangga, marketing, produksi pangan", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 732, "width": 8, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 74, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 98, "width": 219, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Usaha mikro kecil dan mengengah (UMKM) menjadi salah satu sektor yang", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 139, "width": 219, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "berpotensi dalam mendongkrak", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 160, "width": 219, "height": 239, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "perekonomian Provinsi Jawa tengah, Indonesia. Keberadaan UMKM diharapkan mampu untuk terus berkembang dan menggali potensi yang ada. Kabupaten Magelang mempunyai berbagai jenis UMKM yang berkembang diantaranya industri olahan makanan, industri tahu, industri batik, industri mebel dan berbagai jenis industri lainnya. Total UMKM di kabupaten Magelang mencapai 24.000 yang terdiri dari industri pangan dan non pangan (Anonim, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 416, "width": 219, "height": 301, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Di era industri global yang sudah memasuki era 4.0 saat ini, persaingan di dalam dunia industri pangan menjadi semakin kompetitif dari mulai harga hingga kualitas produk. Setiap pelaku usaha harus memiliki keunggulan sebagai syarat mutlak untuk bersaing. Industri pengolahan pangan di Kabupaten Magelang tidak hanya fokus bersaing dengan sesama kompetitor lokal tetapi juga harus bersaing dengan kompetitor asing yang sudah banyak masuk ke dalam pasar dalam negeri. Persaingan usaha yang kompetitif menuntut UMKM untuk mampu melakukan proses manajemen usaha yang produktif dan seefisien mungkin, serta dapat", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 75, "width": 219, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menghasilkan produk atau jasa yang sesuai dengan preferensi pasar dengan standar kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan pesaing.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 166, "width": 219, "height": 342, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Para pengusaha UMKM harus mencipatakan kreasi pada produk sedemikian rupa sehingga menarik perhatian pelanggan dan membuat produknya lebih unggul dibandingkan dengan para pesaingnya, atau dengan kata lain menciptakan keunggulan bersaing, maka setiap UMKM harus memiliki keunggulan bersaing untuk menghadapi persaingan yang ada, jika produk yang dihasilkan UMKM tersebut tidak memiliki suatu nilai keunggulan, maka konsumen tidak berminat untuk membeli produk tersebut sedangkan UMKM tersebut sudah mengeluarkan biaya produksi. Jika kondisi ini terus berlanjut, maka memungkinkan terjadi kemunduran terhadap pemsaran produk UMKM.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 526, "width": 219, "height": 176, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dinamika pasar yang menuntut kejelasan informasi sebuah produk diharapkan memberikan wawasan yang luas untuk dapat sertifikasi dari lembaga pemerintah yang menyatakan produk yang dipasarkan jelas, misalnya status gizi, tanggal kadaluarsa, dan informasi dari produsen. Penelitian Kaur et al. (2015) menyatakan bahwa orientasi pasar menciptakan nilai pelanggan yang lebih baik,", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 732, "width": 8, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 222, "height": 114, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "yang pada gilirannya mengarah pada keunggulan bersaing. Jayaningrum et al. (2018) menyatakan bahwa orientasi pasar juga menentukan keberlangsungan usaha dalam menghadapi persaingan usaha yang kompetitif.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 207, "width": 220, "height": 177, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Salah satu sertifikat yang perlu didapatkan oleh UMKM adalah surat izin edar dari Dinas Keshatan Berupa sertifikat produksi pangan industri rumah tangga (SPPIRT) dan izin edar produk dari Badan Pengawas Obat dan Makanan. Oleh karena itu produk pangan UMKM pangan di Kabupaten Magelang diharapkan bisa memperoleh sertifikat tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 402, "width": 222, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan pengamatan tersebut, maka perlu dilakukan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memperbaiki sanitasi dan keamanan pangan sebagai syarat untuk memperoleh SPPIRT dan izin edar produk, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 575, "width": 96, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 598, "width": 220, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kegiatan PKM ini dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi aktif anggota UMKM di kabupaten Magelang, sehingga mereka berperan sebagai subyek kegiatan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 681, "width": 220, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A.Theresia dkk, (2015) berpendapat, partisipasi menjadi bagian penting dalam", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 75, "width": 219, "height": 321, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pencapaian tujuan pengembangan masyarakat, demikian pun termasuk dalam meningkatkan daya saing produk pangan dalam program pengabdian ini. Secara umum partisipasi dapat diartikan sebagai keikutsertaan seseorang atau kelompok anggota masyarakat dalam suatu kegiatan Keikutsertaan yang dimaksud dimulai dari pelibatan dalam identifikasi masalah, pengambilan keputusana, proses perencanaan kegiatan, proses pelaksanaan kegiatan, pemanfaatan hasil kegiatan dan evaluasi. Adapun tahapan atau langkah- langkah pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukanuntuk mencapai tujuan kegiatan pengabdian iniadalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 414, "width": 201, "height": 177, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Pelatihan dan pendampingan penanganan sanitasi dan keamananan pangan. Pada tahap ini sanitasi dan keamanan pangan diperhatikan secara seksama mulai dari bahan baku sampai proses pengemasan dengan menekankan prinsip-prinsip cara produksi makanan yang baik dan benar.", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 601, "width": 201, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Pelatihan dan pendampingan dalam memperoleh izin edar produk pangan baik dari dinas kesehatan Kabupaten Magelang maupun dari BPOM.", "type": "List item" }, { "left": 342, "top": 683, "width": 201, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Evaluasi dan tindak lanjut. Pada tahapan akhir dilakukan evaluasi dari", "type": "List item" }, { "left": 303, "top": 732, "width": 8, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 108, "top": 75, "width": 183, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "keseluruhan kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif dan bermanfaatnya program atau kontribusinya pada pihak yang menjadi sasaran. tindak lanjut kemudian sangat dibutuhkan untuk terjaminnya", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 199, "width": 183, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "keberlangsungan pengembangan UMKM pangan yang berdaya saing tinggi dan peningkatan kesejahteraan.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 290, "width": 201, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sedangkan alat-alat atau sarana prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan ini adalah camera recorder, laptop, screen proyektor, dan media komunikasi.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 430, "width": 101, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 459, "width": 52, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pelatihan", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 459, "width": 202, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dan pendampingan penanganan sanitasi dan keamananan pangan", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 529, "width": 202, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Setelah merumuskan permasalahan dan penentuan prioritas penyelesaian permasalahan, kemudian kegiatan", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 591, "width": 201, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "berlanjut pada sosialisasi dan pendekatan program pada pihak- pihak terkait. Pihak- pihak terkait meliputi UMKM pangan binaan dan perwakilan dari Dinas Perindustrian Magelang. Pada tahap sosialisasi dilakukan gambaran terkait", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 75, "width": 201, "height": 301, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "sanitasi dan keamanan pangan dalam produksi, mulai dari pemilihan jenis bahan baku, proses produksi, pengemasan dan pemasaran. Pemilihan bahan merupakan tahapan penting untuk menentukan kualitas produksi. Dalam proses produksi kebersihan menjadi sasaran utama dalam kegiatan ini sehingga diharapkan nanti para pelaku UMKM lebih sadar akan sanitasai serta memudahkan untuk dapat izin edar produk (Masrukan et al, 2019). Dokumentasi kegiatan penabdian tentang sanitasi dan keamanan pangan dapat dilihat dalam Gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 535, "width": 201, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1. Penyuluhan sanitasi dan keamanan pangan", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 584, "width": 201, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pelatihan dan pendampingan dalam memperoleh izin edar produk", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 634, "width": 219, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pemenuhan pangan yang aman dan bermutu merupakan hak asasi setiap manusia, tidak terkecuali pangan yang dihasilkan oleh Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP).", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 732, "width": 8, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 222, "height": 280, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dalam Pasal 111 ayat (1) menyatakan bahwa makanan dan minuman yang digunakan masyarakat harus didasarkan pada standar dan/atau persyaratan kesehatan. Terkait hal tersebut di atas, Undang-Undang tersebut mengamanahkan bahwa makanan dan minuman yang tidak memenuhi ketentuan standar, persyaratan kesehatan, dan/atau membahayakan kesehatan dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran, dicabut izin edar dan disita untuk dimusnahkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 365, "width": 219, "height": 280, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Produk pangan yang dikonsumsi bagi masyarakat haruslah aman dari bahan-bahan yang berbahaya, baik bahaya kimia, biologis, maupun fisik. Untuk menjamin keamanan pangan bagi konsumen, diperlukan system pembinaan dan registrasi produk makanan dan minuman. Sertifikat PIRT harus tercantum dalam produk makanan yang diedarkan dimasyarakat. Untuk produk makanan tertentu seperti susu bayi dan sejenisnya tidak cukup hanya mencantumkan sertifikat PIRT tetapi juga harus mencantumkan MD, BPOM, Halal dan lain sebagainya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 663, "width": 219, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam rangka produksi dan peredaran pangan oleh IRTP, Pasal 43", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 704, "width": 219, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PeraturanPemerintah Nomor 28 Tahun 2004", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 75, "width": 219, "height": 197, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan mengamanatkan bahwa pangan olahan yang diproduksi oleh industri rumah tangga wajib memiliki Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) yang diterbitkan oleh Bupati/Walikota dan Kepala Badan POM menetapkan pedoman pemberian SPP- IRT. Dokumen kegiatan pendampingan untuk memperoleh izin edar produk dapat dilihat pada Gambar 2.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 474, "width": 216, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2. Pelatihan dan pendampingan izin edar produk", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 523, "width": 139, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Evaluasi dan tindak lanjut", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 552, "width": 219, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada tahap evaluasi program dan tindak lanjut ini diperlukan pengembangan terkait tindakan dan implementasi dari pentingnya sanitasi dan keamanan pangan, selain itu juga memonitoring sejauh mana para pelaku UMKM bidang pangan mendaftarkan produk-produknya untuk bisa dapat izin edar produk. Pada sistem pemantarau terkait izin", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 732, "width": 8, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 220, "height": 218, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "edar produk pangan, diperlukan kerjasama dengan stakeholder terkait untuk melakukan bimbingan teknis dan pendampingan- pendampingan. Pelaksanaan kegiatan ini mendapat respon yang baik dari para pelaku UMKM. Respon positif dari masyarakat terbukti dengan kehadiran masyarakat mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat, dari 100% undangan yang disebar luaskan ada 60 sampai dengan 85% UMKM yang menghadiri kegiatan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 311, "width": 68, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 339, "width": 222, "height": 260, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Melalui kegiatan pengabdian keapda masyarakat ke UMKM Kabupaten Magelang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan para pelaku usaha dalam penanganan sanitasi dan keamanan pangan dari aspek proses pengolahanya sehingga diharapkan manjadi modal berharga untuk memperolah izin edar produk dari dinas terkait, selain itu produk produk dari UMKM nantinya sudah punya izin edar produk agar dapat meningkatkan nilai jual dan secara tidak langsung akan mensejahterakan perekonomian para pelaku UMKM,", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 608, "width": 133, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "khususnya bidang pangan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 637, "width": 87, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Daftar pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 666, "width": 219, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aprilia. Theresia, (2015). Pembangunan Berbasis Masyarakat : Acuan Bagi Praktisi,", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 75, "width": 219, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Akademis, dan Pemerhati Pengembangan Masyarakat. Bandung: Alfabeta Jayaningrum, B Sanawiri (2018). pengaruh orientasi pasar, inovasi, orientasi kewirausahaan terhadap keunggulan bersaing dan kinerja pemasaran (studi pada kuliner kafe kota malang).", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 220, "width": 219, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kaur, G. dan Mantok, S. 2015. Role of Market Orientation and Competitive Advantage in Firm’s Performance. I J A B E R, Vol 13(3), 1229-1241.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 303, "width": 219, "height": 114, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Masrukan, Fahmi Rafika Perdana, Kristiana Sri Utami, SL. Harjanta. (2019). Pengolahan Kopi Bubuk dan Pemasaran Berbasis Digital Marketing dalam Meningkatkan Daya Saing Hilirisasi Kopi di Kawasan Lereng Menoreh. AdiWidya Vol 3(1) 38-46", "type": "Text" } ]
12a397bd-3002-3e91-fb25-58d90d6235d3
http://talentasipil.unbari.ac.id/index.php/talenta/article/download/600/255
[ { "left": 73, "top": 41, "width": 73, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal", "type": "Page header" }, { "left": 73, "top": 66, "width": 120, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Talenta Sipil", "type": "Section header" }, { "left": 271, "top": 39, "width": 257, "height": 47, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 7, No 2 (2024): Agustus, 807-819 Publisher by Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Batanghari ISSN 2615-1634 (Online), DOI 10.33087/talentasipil.v7i2.600", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 797, "width": 19, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "807", "type": "Page footer" }, { "left": 110, "top": 103, "width": 380, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor Penyebab Contract Change Order pada Proyek Konstruksi Sumber Daya Air Padang Pariaman", "type": "Section header" }, { "left": 180, "top": 152, "width": 236, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jonadi*, Zuherna Mizwar, Wahyudi P Utama", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 165, "width": 370, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pasca Sarjana Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta *Correspondence email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 200, "width": 454, "height": 170, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak. Proyek infrastruktur pemerintah dalam proyek sumber daya air pada umumnya menerapkan sistem kontrak harga satuan. Hal ini disebabkan karena penerapan sistem kontrak harga satuan tidak sulit dan seimbang dalam hal pembagian resiko dari perubahan kontrak antara penyedia dan pengguna jasa kontruksi. Pada sistem kontrak harga satuan sangat memungkinkan terjadinya perubahan kontrak pada proyek konstruksi. Perubahan dalam pelaksanaan proyek konstruksi dapat terjadi berulang kali dan sulit untuk dihindari. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab Contract Change Order dan faktor dominan penyebabnya selama tahap pelaksanaan proyek konstruksi bidang sumber daya air. Penelitian dilakukan dengan menyebar kuisioner terhadap para responden yang terlibat dalam pekerjaan proyek konstruksi bidang sumber daya air pada Dinas PUPR Padang Pariaman untuk tahun anggaran 2019 hingga 2021 dan kemudian dilakukan análisis faktor. Dalam penelitian faktor – faktor yang menjadi penyebab Contract Change Order terjadi selama tahap pelaksanaan proyek konstruksi bidang sumber daya air Kabupaten Padang Pariaman yaitu terdapat 4 faktor yang menjadi penyebab Contract Change Order selama tahap pelaksanaan proyek konstruksi bidang sumber daya air yaitu faktor manajerial, faktor faktor peraturan dari pihak yang berwenang membuat keputusan, faktor planning, faktor perubahan desain. Faktor dominan yang menjadi penyebab Contract Change Order terjadi selama tahap pelaksanaan proyek konstruksi bidang sumber daya air yaitu faktor manajerial.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 384, "width": 269, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : proyek konstruksi; contract change order; manajerial", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 407, "width": 453, "height": 170, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract. Government infrastructure projects in water resources projects generally apply a unit price contract system. This is because implementing a unit price contract system is not difficult and is balanced in terms of sharing risks from contract changes between providers and users of construction services. In the unit price contract system, it is very possible for contract changes to occur on construction projects. Changes in the implementation of construction projects can occur repeatedly and are difficult to avoid. The aim of the research is to identify the factors that cause Contract Change Orders and the dominant factors that cause them during the implementation phase of construction projects in the water resources sector. The research was carried out by distributing questionnaires to respondents involved in water resources construction project work at the Padang Pariaman PUPR Service for the 2019 to 2021 budget year and then carrying out factor analysis. In research on the factors that cause Contract Change Orders to occur during the implementation phase of water resources construction projects in Padang Pariaman Regency, there are 4 factors that cause Contract Change Orders during the implementation phase of water resources construction projects, namely managerial factors, regulatory factors. from parties who have the authority to make decisions, planning factors, design change factors. The dominant factor that causes the Contract Change Order to occur during the implementation stage of a water resources construction project is the managerial factor.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 591, "width": 284, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: construction projects; contract change orders; managerial", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 615, "width": 88, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 628, "width": 457, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proyek infrastruktur pemerintah, khususnya dalam proyek sumber daya air pada umumnya menerapkan sistem kontrak harga satuan. Hal ini disebabkan karena penerapan sistem kontrak harga satuan tidak sulit dan seimbang dalam hal pembagian resiko dari perubahan kontrak antara penyedia dan pengguna jasa kontruksi (Asnawi, M. N, 2017). Pada sistem kontrak harga satuan sangat memungkinkan terjadinya perubahan kontrak pada proyek konstruksi. Perubahan dalam pelaksanaan proyek konstruksi dapat terjadi berulang kali dan sulit untuk dihindari. Perubahan yang dapat terjadi pada proyek konstruksi yaitu perubahan waktu/durasi pelaksanaan, volume, desain, material, keterlambatan pembayaran dan nilai kontrak (Supriyanti, Khamim & Harsanti, 2019). Perubahan juga dapat terjadi oleh permintaan pihak yang terlibat pada proyek. Salah satu contoh yaitu owner sebagai pihak pertama meminta dalam perubahan desain. Konsultan dan kontraktor dapat juga melakukan perubahan jika terjadi perbedaan antara desain dan pekerjaan dilapangan atau terjadi kesalahan yang", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 454, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jonadi et al., Faktor Penyebab Contract Change Order Pada Proyek Konstruksi Sumber Daya Air Padang Pariaman", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 797, "width": 19, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "808", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tidak terprediksi.Perubahan pada proyek konstruksi dapat terjadi dari tahap pertama pekerjaan hingga akhir proyek konstruksi (Martanti, 2019). Perubahan tersebut dapat menghambat kelancaran pelaksanaan proyek konstruksi terhadap biaya (pembengkakan biaya) dan waktu (keterlambatan). Proyek konstruksi dapat dikatakan berhasil jika pelaksanaan sesuai spesifikasi, sesuai anggaran, selesai tepat waktu, dan untuk kepuasan pemilik( owner) (Hansen et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 138, "width": 455, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perubahan pada proyek konstruksi atau dengan kata lain contract change order meliputi: menambah atau mengurangi jumlah item pekerjaan yang dituliskan dalam kontrak awal, mengubah penjadwalan kerja, dan spesifikasi teknis serta material kerja di lokasi. Perubahan pada item pekerjaan harus melampirkan aspek-aspek administrasi dan kontrak yang menyebutkan adanya Contract Change Order (CCO ). Perubahan item pekerjaan pada suatu proyek berdampak negatif bagi kontraktor dan owner baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya terjadi change order (perubahan pekerjaan) dan prosedur manajemen yang tidak tepat dalam proyek dapat menyebabkan perselisihan antara owner dan pelaksana pekerjaan (kontraktor) yang berakhir dengan proses persidangan. (M Aziz, dkk, 2016). Selain itu, dapat CCO dapat berdampak pada peningkatan biaya, finishing proyek terlambat, serta mutu yang berbeda dari quality plan . Ketepatan waktu dalam proyek konstruksi memiliki dampak yang signifikan terhadap pembiayaan di tempat dan realisasi fisik, sehingga kinerja waktu proyek yang maksimal diharapkan jika proyek dapat diselesaikan tepat waktu atau lebih cepat dari yang direncanakan (Waty & Sulistio, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 302, "width": 454, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa tahun terakhir, program Pemerintah di Kabupaten Padang Pariaman dalam pembangunan infrastruktur bidang sumber daya air mengalami peningkatan. Berdasarkan data bidang sumber daya air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Padang Pariaman, terdapat banyak proyek yang mengalami change order setiap tahunnya. Sering terjadinya Contract Change Order pada proyek sumber daya air salah satunya disebabkan oleh berbedanya hasil survey awal perencanaan dengan kondisi lapangan pada pelaksanaan pekerjaan. Hal ini karena survey awal kurang detail serta proses tender berlangsung lama sehingga terjadi perubahan kondisi lapangan yang diakibatkan oleh peristiwa alam sehingga kondisi yang sudah tidak sesuai dengan gambar rencana awal (Rachman, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 416, "width": 455, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Contract change order merupakan permasalahan serius yang tidak diinginkan oleh semua pelaku jasa konstruksi, karena dihadapkan pada masalah etika dan perselisihan, bila tidak didasarkan dengan inovasi teknik yang baik dalam menghadapi permasalahan change order (Dharmayanti, 2021). Sehingga, penulis merasa perlunya dilakukan penelitian untuk menganalisis strategi yang tepat dalam menghadapi Contract Change Order pada pelaksanaan proyek konstruksi bidang sumber daya air di Kabupaten Padang Pariaman supaya tidak memberi dampak signifikan terhadap biaya, mutu dan waktu. Walaupun terdapat permasalahan Contract Change Order setiap tahunnya, tetapi Dinas PUPR mencatat penyelesaian pekerjaan konstruksi sumber daya air pada Kabupaten Padang Pariaman cenderung meningkat. Hanya saja, perubahan yang terjadi masih lebih dari 10% dari contract change order . Selain itu, Perpres no. 16 tahun 2018 menyatakan perubahan biaya kontrak dapat terjadi dengan batasan 10% dari nilai kontrak. Berdasarkan permasalahan diatas, penulis melakukan identifikasi faktor-faktor penyebab contract change order dan faktor dominan pada proyek konstruksi Bidang PSDA.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 593, "width": 54, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 606, "width": 454, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penulis melakukan penelitian dengan metoda kuantitatif dengan menyebar kuisioner terhadap para responden. Responden dalam penelitian ini merupakan pihak owner , konsultan, dan kontraktor yang terlibat dalam pekerjaan proyek konstruksi bidang sumber daya air pada Dinas PUPR Padang Pariaman untuk tahun 2019 hingga 2021.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 669, "width": 159, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Populasi dan Sampel/ Responden", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 682, "width": 454, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Sugiyono (2014) populasi merupakan semua objek penelitian seperti orang, benda atau peristiwa tertentu sedangkan sampel merupakan perwakilan dari populasi dalam penelitian. Menurut Bogdan & Tylor (2010) bahwa jumlah sampel yang digunakan pada penelitian harus mewakili populasi yang ditetapkan. Selain itu, peneliti harus mencermati kondisi berikut dalam menetapkan sampel sebagai responden penelitian, diantaranya adalah: responden yang digunakan harus memiliki keterkaitan dengan topik atau masalah yang diteliti, pro-aktif dalam masalah yang", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 454, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jonadi et al., Faktor Penyebab Contract Change Order Pada Proyek Konstruksi Sumber Daya Air Padang Pariaman", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 797, "width": 19, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "809", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diteliti, memiliki waktu dalam berbagi informasi kepada peneliti ketika dalampermintaan data, responden harus dapat berbagi informasi yang sesuai dengan kondisi nyata dilapangan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 100, "width": 454, "height": 99, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini digunakan metode non-random sampling atau non-probability sampling dalam pengambilan sampel, yaitu teknik sampling yang berdasarkan sampel pilihan terhadap subjektivitas peneliti dan bukan acak (total sampling). Menurut Hery (2017) teknik total sampling (sampel jenuh) adalah teknik menentukan sampel bila seluruh anggota populasi digunakan menjadi sampel. Biasanya dilakukan jika populasi relatif kecil atau kurang dari 100. Dalam penelitian ini sampel adalah individu yang terlibat dan berpengalaman dalam proyek-proyek konstruksi bidang sumber daya air pada DPUPR Padang Pariaman dari tahun 2019 hingga 2021 yaitu Dinas PUPR bidang PSDA ( owner) , konsultan, dan kontraktor. (Tabel 1)", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 214, "width": 272, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Responden Penelitian Responden Jumlah Responden Dinas PUPR Bidang PSDA 10 Kontraktor/ Pelaksana 40 Konsultan 40 Total Responden 90", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 286, "width": 241, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: PSDA Dinas PUPR Padang Pariaman (2022)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 311, "width": 230, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor-Faktor Penyebab Contract Change Order", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 323, "width": 454, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peneliti melakukan identifikasi faktor-faktor apa yang menyebabkan Contract Change Order selama tahap pelaksanaan proyek konstruksi bidang sumber daya air pada DPUPR Kabupaten Padang Pariaman. Pada tabel 2 didapatkan factor dan variabel berdasarkan studi literatur yang digunakan dalam peneltian sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 387, "width": 256, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Faktor dan Variabel Penyebab Change Order", "type": "Section header" }, { "left": 84, "top": 399, "width": 410, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor Variabel Kode Planing dan Design a. Kesalahan planing dan design b. Perubahan desain", "type": "Table" }, { "left": 159, "top": 431, "width": 107, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Perubahan metode kerja", "type": "List item" }, { "left": 159, "top": 441, "width": 232, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Kesalahan dan kelalaian dalam penentuan estimasi volume", "type": "List item" }, { "left": 159, "top": 452, "width": 174, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Ketidaksesuain antara gambar dan kontrak", "type": "List item" }, { "left": 159, "top": 462, "width": 210, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Ketidaksesuain antara gambar dan keadaan lapangan", "type": "List item" }, { "left": 159, "top": 472, "width": 177, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "g. Kutipan dari spesifikasi yang tidak lengkap", "type": "List item" }, { "left": 159, "top": 483, "width": 101, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "h. Detail yang tidak jelas", "type": "List item" }, { "left": 159, "top": 493, "width": 200, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "i. Kurangnya pengetahuan tentang karakter material", "type": "List item" }, { "left": 159, "top": 503, "width": 154, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "j. Penambahan change order pekerjaan k. Pengurangan change orde r pekerjaan", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 410, "width": 407, "height": 143, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "l. Value Engineering X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 Kondisi Bawah Tanah a. Penyelidikan lapangan yang tidak lengkap b. Persyaratan tambahan dari perbaikan bawah tanah", "type": "Table" }, { "left": 159, "top": 555, "width": 161, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Peningkatan penyelidikan bawah tanah", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 535, "width": 407, "height": 70, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Kondisi bawah tanah yang berbeda e. Rembesan bawah tanah setelah penggalian X13 X14 X15 X16 X17 Peristiwa Alam a. Tanah longsor b. Banjir", "type": "Table" }, { "left": 84, "top": 586, "width": 407, "height": 81, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Penurunan tanah d. Cuaca yang buruk X18 X19 X20 X21 Peraturan pihak berwenang yang membuat keputusan a. Pertimbangan politik b. Perubahan pembuat keputusan", "type": "Table" }, { "left": 159, "top": 648, "width": 188, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Penempatan awal fasilitas yang baru dibangun", "type": "List item" }, { "left": 159, "top": 659, "width": 121, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Dominasi wewenang atasan", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 628, "width": 407, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Perubahan hukum /pemerintah f. Perubahan komitmen dari pemerintahan X22 X23 X24 X25 X26 X27 Koordinasi a. Koordinasi dengan sistem utilitas b. Campur tangan dari pemegang wewenang tertinggi", "type": "Table" }, { "left": 159, "top": 710, "width": 186, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Persyaratan dari agency perencanaan tata kota", "type": "List item" }, { "left": 159, "top": 721, "width": 138, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Konflik kontrak dan perselisihan", "type": "List item" }, { "left": 159, "top": 731, "width": 112, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Jadwal yang terlalu padat", "type": "List item" }, { "left": 159, "top": 690, "width": 332, "height": 70, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Kurangnya kontrol g. Kurangnya team work X28 X29 X30 X31 X32 X33 X34", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 454, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jonadi et al., Faktor Penyebab Contract Change Order Pada Proyek Konstruksi Sumber Daya Air Padang Pariaman", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 797, "width": 19, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "810", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 75, "width": 391, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Lanjutan Faktor Variabel Kode h. Kurangnya informasi tentang keadaan lapangan i. Kurangnya antisipasi terhadap keadaan mendadak", "type": "Table" }, { "left": 159, "top": 119, "width": 135, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "j. Spesifikasi terkirim tidak sesuai", "type": "List item" }, { "left": 159, "top": 129, "width": 150, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "k. Pengiriman material yang terlambat", "type": "List item" }, { "left": 159, "top": 140, "width": 109, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "l. Buruknya alur informasi", "type": "List item" }, { "left": 159, "top": 150, "width": 129, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "m. Interfensi dengan pihak ketiga", "type": "List item" }, { "left": 159, "top": 160, "width": 229, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "n. Terlambat dalam menyetujui gambar, desain & klarifikasi", "type": "List item" }, { "left": 159, "top": 171, "width": 145, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "o. Terlambat mengakses ke lapangan", "type": "List item" }, { "left": 159, "top": 98, "width": 332, "height": 101, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p. Perubahan jadwal secara tiba-tiba q. Jadwal sub kontraktor terlambat X35 X36 X37 X38 X39 X40 X41 X42 X43 X44", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 203, "width": 191, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Literature Review Peneliti (2023)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 228, "width": 454, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah didapatkan faktor dan variabel, maka pengukuran kuesioner dapat dilakukan. Pengukuran kuesioner dilakukan dengan menggunakan Skala Likert, yaitu: 5 = Sangat Setuju (ST); 4 = Setuju (S); 3 = Cukup Setuju (CS); 2 = Kurang Setuju (KS); 1 = Tidak Setuju (TS). Selanjutnya peneliti melakukan pengujian KMO dan Bartlett, pengujian validitas dan pengujian reliabilitas untuk mendapatkan faktor-faktor penyebab contract change order pada proyek-proyek bidang sumber daya air DPUPR Padang Pariaman tahun 2019 hingga 2021.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 317, "width": 141, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian KMO dan Bartlett", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 329, "width": 454, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian KMO dan Bartlett adalah pengujian asumsi guna melihat hubungan atau korelasi dari setiap faktor penelitian. Uji ini dilakukan dengan menggunakan uji korelasi antar variabel independen. Dalam ketentuan analisis faktor dan didukung oleh pendapat Sugiyono (2010) hasil uji korelasi harus lebih besar dari 0,5 dengan nilai signifikan kecil dari 0,05. Apabila nilai hasil pengujian KMO dan Bartlett untuk korelasi antar variable yang dilakukan besar dari 0,5 maka dapat dinyatakan variabel dan sampel yang digunakan dapat dilakukan analisis selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 418, "width": 95, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian Validitas", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 430, "width": 454, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Azwar (1986) pengujian validitas adalah uji yang dilakukan guna menunjukkan sejauh mana alat ukur tersebut teliti dalam pengukuran, sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner. Dalam mencari nilai validitas pada sebuah item dengan mengkorelasikan skor item dengan total item-item tersebut. Apabila terdapat item yang tidak sesuai syarat, maka item tersebut tidak akan diteliti lebih lanjut. Syarat tersebut menurut Sugiyono (2010) yang harus dipenuhi yaitu harus memiliki kriteria sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 506, "width": 269, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. apabila r hitung > r table maka variable dinyatakan valid.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 519, "width": 296, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. apabila r hitung < r table maka variable dinyatakan tidak valid.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 544, "width": 106, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian Reliabilitas", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 557, "width": 454, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian reliabilitas dilakukan guna melihat apakah alat ukur kuisioener dapat dipercaya. Suatu alat ukur dikatakan handal jika alat tersebut dapat digunakan berulang kali dan memberikan hasil yang relatif sama (tidak berbeda jauh). Menurut Hair et al (2010) Cronbach’s Alpha merupakan suatu indikator handal yang dilihat dari nilai correlated item-total correlation . C orrelated item-total correlation juga digunakan untuk menghapus indikator yang tidak handal dalam suatu variabel. Nilai correlated item-total correlation dalam suatu indikator dapat diterima bila nilai Cronbach’s Alpha lebih besar atau sama dari koefisien Cronbach Alpha 0.60.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 658, "width": 241, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor dominan penyebab Contract Change Order", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 671, "width": 454, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis faktor merupakan salah satu teknik analisis statistik multivariate yang bertujuan untuk mereduksi data. Proses analisis faktor digunakan untuk menemukan hubungan antara variabel yang saling independen yang kemudian dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, sehingga terbentuk satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal. (Johnson, 2008). Tahapan dalam analisa faktor guna mendapatkan faktor dominan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 454, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jonadi et al., Faktor Penyebab Contract Change Order Pada Proyek Konstruksi Sumber Daya Air Padang Pariaman", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 797, "width": 19, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "811", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 241, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian Measure Of Sampling Adequacy (MSA)", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 87, "width": 454, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian anti image matrice bertujuan untuk mengetahui besar korelasi parsial antara dua variabel. Pada bagian correlation dapat dilihat besarnya korelasi antar variable. Nilai MSA berkisar antara 0 hingga 1, dengan ketentuan sebagai berikut: (Santoso, 2006)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 125, "width": 358, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- MSA = 1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang lain.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 138, "width": 349, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- MSA > 0,5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 151, "width": 454, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- MSA < 0,5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 176, "width": 454, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis anti image correlation merupakan model yang digunakan untuk mengetahui layaknya atau tidaknya sebuah faktor untuk diproses dalam analisis faktor. Faktor yang diikutsertakan adalah faktor yang memiliki nilai koefisien korelasi besar atau sama dengan 0,50.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 226, "width": 125, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian Communalities", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 239, "width": 457, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian communalities disebut sebagai peran faktor-faktor penyusun (dimensi) terhadap faktornya yang berguna untuk mengetahui varians-varians yang dapat dijelaskan oleh faktor yang diekstrak, Pengujian communalities ini dapat dikatakan memenuhi syarat apabila nilai ekstraktion besar dari 0,5.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 302, "width": 97, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekstraktion Faktor", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 315, "width": 454, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekstraktion faktor merupakan cara untuk mereduksi data dari beberapa indikator guna mendapatkan faktor yang lebih sedikit dan dpat menerangkan korelasi antara indikator dalam kuisioner yang diukur (Sutopo, 2017). Table total variance explained menunjukan besarnya persentase keragaman total yang mampu diterangkan oleh keragaman faktor-faktor yang terbentuk.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 366, "width": 454, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah sejumlah variabel terpilih, dilanjutkan dengan melakukan ekstraksi variabel menjadi beberapa kelompok faktor, dengan menggunakan metode PCA ( Principal Component Analysis). Penentuan terbentuknya jumlah kelompok faktor dilakukan dengan melihat nilai eigen yang menyatakan kepentingan relative masing-masing faktor dalam menghitung varian dari variabel.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 429, "width": 37, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 442, "width": 247, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor-Faktor Penyebab Contract Change Order Pengujian KMO (Kaiser Mayer Oiken) and Bartlett’s", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 467, "width": 454, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam menemukan sebab – sebab potensial sebagai pembentuk permasalahan utama maka dilakukan uji KMO (Kaiser Mayer Oiken) and Bartlett’s yang berguna untuk menentukan kelayakan dari setiap variabel yang diuji.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 516, "width": 326, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .772 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 4742.054 df 496 Sig. .000", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 575, "width": 130, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Data Olahan (2023)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 600, "width": 454, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tabel 3 dapat dilihat hasil pengujian dengan nilai KMO and Barttletts Test of Specherity adalah 0,772. Dimana nilai tersebut berada diatas 0,50 dengan nilai signifikan 0,000 yang dibawah nilai 0,05, sehingga sampel dinyatakan telah sesuai syarat dan analisa dapat dilanjutkan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 651, "width": 139, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian Validitas Variabel", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 663, "width": 454, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian ini dilakukan untuk melihat valid atau tidaknya suatu variabel. Suatu kuisioner dikatakan valid apabila pernyataan kuisionernya dapat mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuisioner tersebut. Pada penelitian ini, pengujian validitas variabel dilakukan dengan melihat angka signifikasi, yaitu membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (Df) = n-2. Dimana berdasarkan jumlah total responden kuisioner adalah 90 responden dan didapatkan nilai r Tabel adalah 0,2072. Pada pengujian ini, variabel dikatakan valid jika nilai r Hitung lebih besar dari nilai r Tabel.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 454, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jonadi et al., Faktor Penyebab Contract Change Order Pada Proyek Konstruksi Sumber Daya Air Padang Pariaman", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 797, "width": 19, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "812", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tabel 4 berdasarkan hasil uji validitas, sebanyak 40 variabel dinyatakan valid, 4 variabel dinyatakan tidak valid yaitu variable X3, X6, X13, X28 sehingga variable yang tidak valid tersebut tidak dapat digunakan untuk pengujian selanjutnya dan tersisa 40 variabel yang dapat dilakukan pengujian selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 138, "width": 377, "height": 490, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Hasil Uji Validitas No Variabel NILAI r Hitung Nilai r Tabel Signifikansi Keputusan 1 X1 0,527 0,2072 0,000 Valid 2 X2 0,245 0,2072 0,000 Valid 3 X3 0,011 0,2072 0,000 Tidak Valid 4 X4 0,419 0,2072 0,000 Valid 5 X5 0,723 0,2072 0,000 Valid 6 X6 0,053 0,2072 0,000 Tidak Valid 7 X7 0,360 0,2072 0,000 Valid 8 X8 0,683 0,2072 0,000 Valid 9 X9 0,596 0,2072 0,000 Valid 10 X10 0,333 0,2072 0,000 Valid 11 X11 0,702 0,2072 0,000 Valid 12 X12 0,568 0,2072 0,000 Valid 13 X13 0,180 0,2072 0,000 Tidak Valid 14 X14 0,586 0,2072 0,000 Valid 15 X15 0,866 0,2072 0,000 Valid 16 X16 0,790 0,2072 0,000 Valid 17 X17 0,528 0,2072 0,000 Valid 18 X18 0,673 0,2072 0,000 Valid 19 X19 0,886 0,2072 0,000 Valid 20 X20 0,868 0,2072 0,000 Valid 21 X21 0,819 0,2072 0,000 Valid 22 X22 0,847 0,2072 0,000 Valid 23 X23 0,850 0,2072 0,000 Valid 24 X24 0,823 0,2072 0,000 Valid 25 X25 0,910 0,2072 0,000 Valid 26 X26 0,875 0,2072 0,000 Valid 27 X27 0,900 0,2072 0,000 Valid 28 X28 0,018 0,2072 0,000 Tidak Valid 29 X29 0,787 0,2072 0,000 Valid 30 X30 0,551 0,2072 0,000 Valid 31 X31 0,073 0,2072 0,000 Valid 32 X32 0,284 0,2072 0,000 Valid 33 X33 0,843 0,2072 0,000 Valid 34 X34 0,875 0,2072 0,000 Valid 35 X35 0,888 0,2072 0,000 Valid 36 X36 0,877 0,2072 0,000 Valid 37 X37 0,860 0,2072 0,000 Valid 38 X38 0,310 0,2072 0,000 Valid 39 X39 0,593 0,2072 0,000 Valid 40 X40 0,606 0,2072 0,000 Valid 41 X41 0,824 0,2072 0,000 Valid 42 X42 0,877 0,2072 0,000 Valid 43 X43 0,426 0,2072 0,000 Valid 44 X44 0,819 0,2072 0,000 Valid Sumber: Hasil olah data spss (2023)", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 643, "width": 106, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian Reliabilitas", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 656, "width": 455, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian reabilitas merupakan pengujian yang menerangkan sejauh mana pengukuran ini dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda. Pengujian ini hanya dilakukan pada variable valid saja. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan persamaan Cronbach’s Alpha . Suatu variabel dapat dikatakan handal jika Cronbach’s Alpha lebih besar atau sama dengan nilai 0,60. (Ghozali, 2016). Adapun hasil penguji realibilitas dalam penelitian ini dapat dilihat dari tabel 5 berikut. Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha adalah sebesar 0,906 ≥ 0,60 sehingga dapat dikatakan bahwa penelitian sangat handal ( reliable) .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 454, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jonadi et al., Faktor Penyebab Contract Change Order Pada Proyek Konstruksi Sumber Daya Air Padang Pariaman", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 797, "width": 19, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "813", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 407, "height": 47, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .906 .895 40 Sumber: Hasil olah data (2023)", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 137, "width": 189, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Measure of Sampling Aduquaecy (MSA)", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 150, "width": 454, "height": 60, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tabel 6 merupakan hasil analisis faktor yang dilakukan dan diperoleh nilai Measure of Sampling Adequaecy (MSA). Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat dari 40 variabel terdapat 35 variabel menghasilkan nilai MSA diatas 0,50 dan terdapat 5 variabel dibawah 0,50 yaitu X2, X8, X15, X18, X31. Untuk dilakukan pengujian selanjutnya maka 5 variable yang tidak layak tersebut dikeluarkan dan dilakukan pengujian MSA yang kedua.", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 226, "width": 255, "height": 435, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Nilai MSA Variabel Nilai Msa Keterangan X1 0,874 Variabel layak digunakan X2 0,209 Variabel tidak layak digunakan X4 0,524 Variabel layak digunakan X5 0,750 Variabel layak digunakan X7 0,503 Variabel layak digunakan X8 0,463 Variabel tidak layak digunakan X9 0,903 Variabel layak digunakan X10 0,587 Variabel layak digunakan X11 0,694 Variabel layak digunakan X12 0,544 Variabel layak digunakan X14 0,738 Variabel layak digunakan X15 0,461 Variabel tidak layak digunakan X16 0,633 Variabel layak digunakan X17 0,513 Variabel layak digunakan X18 0,400 Variabel tidak layak digunakan X19 0,600 Variabel layak digunakan X20 0,688 Variabel layak digunakan X21 0,683 Variabel layak digunakan X22 0,705 Variabel layak digunakan X23 0,764 Variabel layak digunakan X24 0,914 Variabel layak digunakan X25 0,733 Variabel layak digunakan X26 0,669 Variabel layak digunakan X27 0,758 Variabel layak digunakan X29 0,785 Variabel layak digunakan X30 0,727 Variabel layak digunakan X31 0,193 Variabel tidak layak digunakan X32 0,572 Variabel layak digunakan X33 0,644 Variabel layak digunakan X34 0,688 Variabel layak digunakan X35 0,688 Variabel layak digunakan X36 0,886 Variabel layak digunakan X37 0,733 Variabel layak digunakan X38 0,532 Variabel layak digunakan X39 0,666 Variabel layak digunakan X40 0,770 Variabel layak digunakan X41 0,876 Variabel layak digunakan X42 0,749 Variabel layak digunakan X43 0,685 Variabel layak digunakan X44 0,835 Variabel layak digunakan", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 664, "width": 162, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Hasil olah data spss (2023)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 690, "width": 454, "height": 60, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada hasil pengujian nilai MSA yang kedua didapatkan reduksi data kembali, dari 35 variabel pada hasil pengujian nilai MSA pertama terdapat 32 variabel menghasilkan nilai MSA diatas 0,50 dan terdapat 3 variabel dibawah 0,50 yaitu X7, X19, X38 dan ketiga variable yang tidak layak tersebut dikeluarkan. Sehingga dilakukan kembali pengujian nilai MSA yang ketiga dengan menggunakan 32 variabel tersebut. Pada pengujian nilai MSA yang ketiga kalinya dengan menggunakan 32 variabel,", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 454, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jonadi et al., Faktor Penyebab Contract Change Order Pada Proyek Konstruksi Sumber Daya Air Padang Pariaman", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 797, "width": 19, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "814", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "didapatkan semua variabel menghasilkan nilai MSA diatas 0,50 dan dapat dilanjutkan analisa berikutnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 113, "width": 125, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian Communalities", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 125, "width": 455, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahapan analisis faktor dominan yang kedua adalah Communalities . Communalities adalah sebuah model yang digunakan untuk mengetahui faktor yang pertama kali terbentuk dalam menjelaskan variance dari sebuah variabel. Pengujian communalities untuk menetapkan apakah variabel-variabel tersebut dapat dikelompokkan ke dalam satu atau beberapa faktor. Pada uji communalities dimana 32 variabel yang didapatkan dari nilai Measure of Sampling Adequaecy (MSA) dapat disederhanakan ke dalam satu atau beberapa faktor. Jumlah faktor yang nantinya terbentuk dapat menjelaskan variable.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 214, "width": 454, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tabel 7 terdapat 32 variable yang memiliki nilai koefisien korelasi besar dari 0,50. Hal ini menjelaskan bahwa semakin besar nilai communalities maka semakin erat hubungan variabel yang bersangkutan dengan faktor yang terbentuk. Metode ekstraksi yang digunakan adalah Principal Component Analysis (PCA).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 277, "width": 320, "height": 366, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 7. Hasil Uji Communalities Variabel Initial Extraction X1 1.000 .866 X4 1.000 .872 X5 1.000 .951 X9 1.000 .773 X10 1.000 .944 X11 1.000 .795 X12 1.000 .898 X14 1.000 .950 X16 1.000 .861 X17 1.000 .822 X20 1.000 .912 X21 1.000 .927 X22 1.000 .934 X23 1.000 .793 X24 1.000 .898 X25 1.000 .919 X26 1.000 .860 X27 1.000 .924 X29 1.000 .875 X30 1.000 .859 X32 1.000 .884 X33 1.000 .914 X34 1.000 .869 X35 1.000 .881 X36 1.000 .875 X37 1.000 .913 X39 1.000 .785 X40 1.000 .860 X41 1.000 .949 X42 1.000 .879 X43 1.000 .796 X44 1.000 .846 Sumber: Hasil olah data (2023)", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 658, "width": 202, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai Variance (Total Variance Explained)", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 671, "width": 455, "height": 60, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TotalVariance Explained adalah analisa yang digunakan untuk menunjukkan berapa jumlah faktor optimal dalam menerangkan variance dari 32 item variabel. Dalam analisa total variance explained, item variable diklasifikasikan berdasarkan kontribusi faktor total yang terbentuk. Semakin besar nilai kontribusi maka menunjukkan ketelitian atau ketepatan peneliti dalam memilih variabel yang diuji.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 734, "width": 454, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 8 merupakan hasil analisa total variance explained yang telah dilakukan dalam penelitian ini. Metode ekstraksi yang digunakan adalah Principal Component Analysis (PCA). Pada tabel menunjukkan bahwa variabel yang dianalisa dapat diklasifikasikan menjadi 7 faktor baru, yaitu yang", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 454, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jonadi et al., Faktor Penyebab Contract Change Order Pada Proyek Konstruksi Sumber Daya Air Padang Pariaman", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 797, "width": 19, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "815", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memiliki nilai total pada initial eigenvalues yang menunjukkan angka lebih besar dari satu. Penentuan variabel yang masuk masing–masing faktor dilakukan dengan membandingkan besaran korelasi pada setiap baris. Angka korelasi dibawah 0,5 menunjukkan indikasi korelasi yang lemah sedangkan diatas 0,5 berindikasi kuat.", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 138, "width": 161, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 8. Total Variance Explained", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 151, "width": 448, "height": 371, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Comp onent Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % 1 14.105 44.078 44.078 14.105 44.078 44.078 8.986 28.080 28.080 2 5.153 16.103 60.181 5.153 16.103 60.181 6.793 21.227 49.307 3 2.848 8.899 69.080 2.848 8.899 69.080 2.825 8.827 58.135 4 2.050 6.407 75.487 2.050 6.407 75.487 2.556 7.987 66.122 5 1.579 4.935 80.422 1.579 4.935 80.422 2.553 7.978 74.100 6 1.300 4.061 84.484 1.300 4.061 84.484 2.299 7.185 81.285 7 1.050 3.283 87.766 1.050 3.283 87.766 2.074 6.482 87.766 8 .693 2.166 89.933 9 .571 1.784 91.717 10 .421 1.314 93.031 11 .381 1.189 94.220 12 .325 1.014 95.235 13 .278 .868 96.103 14 .240 .750 96.853 15 .193 .603 97.456 16 .163 .508 97.964 17 .113 .354 98.318 18 .099 .311 98.629 19 .074 .230 98.859 20 .065 .205 99.064 21 .061 .191 99.255 22 .044 .137 99.392 23 .042 .131 99.523 24 .036 .113 99.636 25 .029 .091 99.727 26 .024 .075 99.802 27 .021 .065 99.867 28 .016 .050 99.917 29 .011 .034 99.951 30 .007 .021 99.972 31 .006 .019 99.991 32 .003 .009 100.000", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 525, "width": 141, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Hasil olah data (2023)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 551, "width": 107, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisa Rotasi Matrik", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 563, "width": 454, "height": 99, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam analisa faktor identifikasi item yang mendukung keberadaan faktor sangat menentukan untuk melakukan penamaan sebuah faktor yang terbentuk, sehingga proses klasifikasi item pendukung pada sebuah faktor yang terbentuk harus dilakukan dengan teliti. Rotasi matrik menerangkan tahapan atau proses klasifikasi item yang mendukung keberadaan faktor baru. Pada tabel 9 dapat dilihat hasil pengujian rotasi matrik yang dilakukan terhadap 32 item varibel yang nantinya membentuk faktor-faktor yang menjadi penyebab Contract Change Order selama tahap pelaksanaan proyek konstruksi bidang sumber daya air DPUPR Kabupaten Padang Pariaman. Metode pada analisa rotasi adalah Varimax with Kaiser Normalization.", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 677, "width": 168, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 9. Rotated Component Matrix", "type": "Section header" }, { "left": 110, "top": 690, "width": 386, "height": 71, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Component 1 2 3 4 5 6 7 X1 .321 .747 -.153 .018 .341 .098 .238 X4 .571 .018 -.302 .341 .504 .039 -.288 X5 .329 .482 .015 -.089 .261 .729 .052 X9 .805 .194 -.071 -.073 .211 .156 .090 X10 .055 -.240 -.383 -.474 -.041 -.698 -.149", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 454, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jonadi et al., Faktor Penyebab Contract Change Order Pada Proyek Konstruksi Sumber Daya Air Padang Pariaman", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 797, "width": 19, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "816", "type": "Page footer" }, { "left": 110, "top": 75, "width": 386, "height": 311, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 9. Lanjutan Component 1 2 3 4 5 6 7 X11 .249 .608 .201 .144 .428 .293 .180 X12 -.111 .093 .833 -.078 .247 .264 -.214 X14 .761 .129 -.363 .195 .150 -.104 -.391 X16 -.209 -.115 .001 -.218 -.033 -.082 -.865 X17 .221 -.214 -.708 -.177 .210 -.162 -.352 X20 -.275 -.147 .314 -.813 -.040 -.069 -.224 X21 .050 -.499 -.300 -.753 -.025 -.105 -.082 X22 .095 .887 .102 .338 .052 -.087 -.063 X23 .147 .709 .248 .251 .114 .361 -.038 X24 .099 .581 -.210 .111 .495 .388 .315 X25 .382 .830 .034 .224 .046 .137 .112 X26 .234 .661 -.008 .141 .505 .298 -.064 X27 .093 .624 .178 .407 .471 .183 .271 X29 .574 .503 -.169 .379 .235 .141 .212 X30 .293 .354 .079 -.041 .798 .044 -.030 X32 .364 -.299 .718 -.123 -.047 -.358 -.017 X33 .818 .051 .089 .277 .221 .308 .121 X34 .829 .135 .141 .164 .252 .142 .184 X35 .806 .457 -.070 -.006 .132 -.005 .019 X36 .834 .324 -.127 -.023 .051 .129 .196 X37 .854 .217 -.156 .087 -.085 .303 .073 X39 .709 -.181 .379 .148 -.289 -.019 -.004 X40 .361 .578 .057 .254 -.050 .378 .426 X41 .755 .319 -.162 -.054 .041 -.171 .465 X42 .904 .209 .107 .002 .017 -.061 -.062 X43 .199 .815 -.209 -.209 .042 .040 .035 X44 .829 .117 .031 -.030 .301 -.220 .072", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 402, "width": 141, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Hasil olah data (2023)", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 427, "width": 454, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 9 rotated component matrix maka dapat diambil nilai variabel besar dari 0,50. Dimana, variable tersebut dapat disebut mempengaruhi faktor atau dengan kata lain sebagai pembentuk faktor. Tabel rotated component matrix berfungsi untuk memperjelas variabel – variabel mana yang masuk ke dalam tiap faktor. Banyak sekali faktor loading yang mengalami rotasi menjadi lebih kecil atau lebih besar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 491, "width": 454, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tabel 10 dapat dilihat faktor-faktor baru yang terbentuk dan terdiri dari beberapa variable. Namun ada 3 faktor yang hanya memiliki 1 variabel, sehingga faktor tersebut bisa kita hilangkan dan dapat disimpulkan bahwa terdapat 4 faktor baru yang terbentuk setelah melakukan analisis faktor.", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 541, "width": 329, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 10. Pengelompokkan Faktor Baru Berdasarkan Analisa Faktor", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 554, "width": 437, "height": 205, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor Kode Variabel Variabel Faktor 1 : Manajerial X4 Kesalahan dan kelalaian dalam penentuan estimasi volume X9 Kurangnya pengetahuan tentang karakter material X14 Persyaratan tambahan dari perbaikan bawah tanah X29 Campur tangan dari pemegang wewenang tertinggi X33 Kurangnya kontrol X34 Kurangnya team work X35 Kurangnya informasi tentang keadaan lapangan X36 Kurangnya antisipasi terhadap keadaan mendadak X37 Spesifikasi terkirim tidak sesuai X39 Buruknya alur informasi X41 Terlambat dalam menyetujui gambar, desain kontrak & klarifikasi X42 Terlambat mengakses ke lapangan X44 Jadwal sub kontraktor terlambat Faktor 2 : Peraturan Pihak Yang Berwenang Membuat Keputusan X1 Kesalahan planning dan desain X11 Pengurangan Change Order pekerjaan X22 Pertimbangan politik X23 Perubahan pembuat keputusan X24 Penempatan awal fasilitas yang baru dibangun X25 Dominasi wewenang atasan", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 454, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jonadi et al., Faktor Penyebab Contract Change Order Pada Proyek Konstruksi Sumber Daya Air Padang Pariaman", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 797, "width": 19, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "817", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 371, "height": 148, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 10. Lanjutan Faktor Kode Variabel Variabel X26 Perubahan hukum /pemerintah X27 Perubahan komitmen dari pemerintahan X40 Interfensi dengan pihak ketiga X43 Perubahan jadwal secara tiba-tiba Faktor 3 : Planning X12 Value Engineering X32 Jadwal yang terlalu padat Faktor X21 Cuaca yang buruk Faktor X30 Persyaratan dari agency perencanaan tata kota Faktor 4 : Perubahan Desain X5 Ketidaksesuain antara gambar dan kontrak X10 Penambahan Change Order pekerjaan Faktor X16 Kondisi bawah tanah yang berbeda Sumber: Hasil olah data (2023)", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 238, "width": 240, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor Dominan Penyebab Contract Change Order", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 251, "width": 455, "height": 111, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah dilakukan analisa faktor, dapat diperoleh faktor dominan yang menjadi penyebab Contract Change Order yang terjadi selama tahap pelaksanaan proyek konstruksi bidang sumber daya air DPUPR Kabupaten Padang Pariaman. Hal ini dapat dilihat pada tabel 11 dengan nilai % of variance Rotation Sum of Squred Loadings pada 4 faktor yang terbentuk. Faktor-faktor tersebut adalah faktor manajerial dengan nilai % of variance yang dihasilkan adalah sebesar 28.080%; faktor peraturan pihak yang berwenang dalam membuat keputusan dengan nilai % of variance 21.227%; faktor planning dengan nilai % of variance 8.827%; dan faktor perubahan desain dengan % of variance 7.987%. Dalam hal ini faktor dominan penyebab contract change order adalah faktor manajerial.", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 377, "width": 209, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 11. Rotation Sum of Squred Loadings", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 391, "width": 301, "height": 80, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rotation Sums of Squared Loadings Component % of Variance 1 28,080 2 21,227 3 8,827 4 7,987 Sumber: Hasil olah data (2023)", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 486, "width": 63, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 499, "width": 454, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor-faktor yang menjadi penyebab Contract Change Order terjadi selama tahap pelaksanaan proyek konstruksi bidang sumber daya air", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 524, "width": 454, "height": 48, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian yang dilakukan terdapat 4 faktor yang menjadi penyebab contract change order terjadi selama tahap pelaksanaan proyek konstruksi bidang sumber daya air pada Dinas PUPR Kabupaten Padang Pariaman yaitu faktor manajerial, faktor peraturan dari pihak berwenang yang membuat keputusan, faktor planning , faktor perubahan desain.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 575, "width": 454, "height": 99, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, faktor manajerial penyebab contract change order dalam penelitian ini terdiri dari: kesalahan dan kelalaian dalam penentuan estimasi volume, kurangnya pengetahuan tentang karakter material, persyaratan tambahan dari perbaikan bawah tanah (Gumolili, 2012), campur tangan dari pemegang wewenang tertinggi (Cynthia, 2022), kurangnya control, kurangnya team work, kurangnya informasi tentang keadaan lapangan, kurangnya antisipasi terhadap keadaan mendadak, spesifikasi terkirim tidak sesuai, buruknya alur informasi, terlambat dalam menyetujui gambar, desain kontrak & klarifikasi, terlambat mengakses ke lapangan, jadwal sub kontraktor terlambat.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 676, "width": 454, "height": 73, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor berikutnya adalah faktor peraturan pihak yang berwenang dalam membuat keputusan, yang terdiri dari: kesalahan planning dan desain (Desai et. al, 2015 dan Syahbani dkk., 2023), pengurangan change order pekerjaan, pertimbangan politik, perubahan pembuat keputusan (Darmayanti, 2021), penempatan awal fasilitas yang baru dibangun, dominasi wewenang atasan, perubahan hukum /pemerintah, perubahan komitmen dari pemerintahan, interfensi dengan pihak ketiga, perubahan jadwal secara tiba-tiba.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 454, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jonadi et al., Faktor Penyebab Contract Change Order Pada Proyek Konstruksi Sumber Daya Air Padang Pariaman", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 797, "width": 19, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "818", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor selanjutnya adalah faktor planning yang terdiri dari value engineering, jadwal yang terlalu padat dan terakhir adalah faktor perubahan desain yang terdiri dari ketidaksesuain antara gambar dan kontrak, penambahan change order pekerjaan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 125, "width": 454, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor dominan yang menjadi penyebab contract change order terjadi selama tahap pelaksanaan proyek konstruksi bidang sumber daya air", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 151, "width": 454, "height": 98, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor yang paling dominan yang menjadi penyebab Contract Change Order terjadi selama tahap pelaksanaan proyek konstruksi bidang sumber daya air adalah faktor manajerial dengan nilai % of variance yang dihasilkan adalah sebesar 28.080%. Pentingnya melakukan koordinasi dengan pihak terkait dilapangan seperti owner, konsultan, kontraktor, serta membuat estimasi volume pekerjaan sebelum pelaksanaan pekerjaan dan mempersiapkan desain sesuai waktu yang telah ditentukan atau sebelum pelaksanaan pekerjaan. Sama halnya kondisi CCO pada proyek konstruksi Kabupaten Bogor (Martanti, 2018), disebabkan oleh permintaan owner untuk optimalisasi fungsi bangunan, ketidaksesuaian gambar dan kondisi lapangan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 264, "width": 64, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 277, "width": 454, "height": 86, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian faktor – faktor yang menjadi penyebab Contract Change Order terjadi selama tahap pelaksanaan proyek konstruksi bidang sumber daya air Kabupaten Padang Pariaman yaitu terdapat 4 faktor yang menjadi penyebab Contract Change Order selama tahap pelaksanaan proyek konstruksi bidang sumber daya air yaitu faktor manajerial, faktor faktor peraturan dari pihak yang berwenang membuat keputusan, faktor planning, faktor perubahan desain. Faktor dominan yang menjadi penyebab Contract Change Order terjadi selama tahap pelaksanaan proyek konstruksi bidang sumber daya air yaitu faktor manajerial.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 378, "width": 104, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 391, "width": 454, "height": 61, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asnawi, M. N., 2017. Masalah-Masalah Hukum , [Online] Volume 46(1), pp. 55-68 Azwar, S. 1986. Reliabilitas dan Validitas : Interpretasi dan Komputasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bogdan, Robert, Taylor, Steven J. & DeVault, Marjorie L. (ed). 2016. Introduction to Qualitative Research Methods: A Guidebook and Resouce . Edisi keempat. New York: John Wiley & Sons. Hal. 5", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 454, "width": 454, "height": 48, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cynthia Apriani, Hardi Wijaya, Julita Andrini. 2022. Analisis Faktor Penyebab Dan Akibat Contract Change Order Pada Proyek Rehabilitasi Dan Renovasi Sarana Dan Prasarana Sekolah Kabupaten Pasaman Dan Kabupaten Pasaman Barat , Journal of Applied Engineering Scienties: Vol 5 No 3", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 505, "width": 454, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desai, J.N., Pitroda, J. and Bhavsar, J. J. 2015. A Review on Change Order and Assessing causes Affecting Change Order In Construction. Journal of International Academic Research for 2 (12): 152-162.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 543, "width": 454, "height": 60, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dharmayanti, G., Janasuputra, I., & Wiryasa, N. 2021. Analisis Faktor Penyebab Contract Change Order Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Pelaksanaan Proyek Konstruksi Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung. Jurnal Spektran, 9(2), 141-148. Ghozali, I. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23 , Edisi Kedelapan. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 606, "width": 454, "height": 61, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gumolili, S., Sompie, B., & Rantung, J. 2012. Analisa Faktor-Faktor Penyebab Change Order Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Waktu Pelaksanaan Proyek Konstruksi Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara . Jurnal Ilmiah Media Engineering, 2(4), 98522. Hair, J. F., Ringle, C. M., & Sarstedt, M. 2011. PLS-SEM: Indeed a silver bullet . Journal of Marketing Theory and Practice, 19(2), 139–152.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 669, "width": 454, "height": 36, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hansen, S., Rostiyanti, S. F., & Rif’at, A. 2020. Causes, Effects, and Mitigations Framework of Contract Change Orders: Lessons Learned from GBK Aquatic Stadium Project . Journal of Legal Affairs and Dispute Resolution in Engineering and Construction, 12(1), 05019008.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 707, "width": 454, "height": 61, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Johnson, L. A. (2008). Relationship of Institutional Methods to Students Engagement in Two Public High Schools . American Secondary Education, Vol. 36, pp. 69-87. Khamim, M., & Harsanti, W. 2019. Analisis Penyebab Addendum Dan Pengaruhnya Terhadap Efektivitas Sasaran Proyek Pembangunan Gedung Di Kota Malang . PROKONS Jurusan Teknik Sipil, 12(1), 8.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 454, "height": 20, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jonadi et al., Faktor Penyebab Contract Change Order Pada Proyek Konstruksi Sumber Daya Air Padang Pariaman", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 797, "width": 19, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "819", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 455, "height": 48, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Martanti, A. Y. Y. 2019. Analisis Faktor Penyebab Contract Change Order Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Kontraktor Pada Proyek Konstruksi Pemerintah . Rekayasa Sipil, 7(1), 32. M Aziz A., Marthen Riyandi W., Dianita Ratna K., Nugroho Hartono. 2016. Analisa Faktor Penyebab Keterlambatan", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 125, "width": 454, "height": 48, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Progress Terkait Dengan Manajemen Waktu (Studi Kasus: Pelaksanaan Pembangunan Gedung UPT PP Politeknik Negeri Semarang). Wahana Teknik Sipil, 21 (2), 61-74 Rachman, Tahar. 2018. Kompetensi Pendamping Pembangunan Desa . Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952.: 10–27.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 176, "width": 454, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Santoso, Singgih. 2006. SPSS Statistik Multivariat . Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D . Bandung: Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 214, "width": 454, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Supriyanti, D. 2019. Faktor-Faktor Penyebab Pekerjaan Ulang pada Pelaksana Konstruksi Anggota Gapensi di Kota Malang untuk Proyek Konstruksi. Reka Buana: Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 4(2), 120-128.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 252, "width": 454, "height": 73, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sutopo, Y. dan A. Slamet. 2017. Statistik inferensial . Andi: Yogyakarta. Syahbani, S., Wijaya, H. and Andraini, J. 2023. Analisa Faktor Penyebab Contract Change (CCO) Pada Proyek Pembangunan T/L 150 Kv Pasaman-Simpang Empat Section 2 Dan Gi Simpang Empat , Journal of Applied Engineering Scienties, 5(3), pp. 161-175. Waty, M., & Sulistio, H. 2021. Identifikasi Risiko Change Order Proyek Konstruksi Jalan. Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan, 5(1), 225.", "type": "List item" } ]
c0f26b2c-d1e0-a3e1-1ad5-1df39403f0e5
https://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/tekno/article/download/8364/3144
[ { "left": 85, "top": 775, "width": 229, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Amalia, Nasution, Analisis Kepuasan Pelanggan ... https://doi.org/10.35760/tr.2023.v28i3.8364", "type": "Page footer" }, { "left": 494, "top": 777, "width": 19, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "199", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 88, "width": 417, "height": 62, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN DENGAN PENDEKATAN MODEL KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM MENINGKATKAN KUALITAS DESAIN KEMASAN MINUMAN HERBAL SERBUK", "type": "Section header" }, { "left": 175, "top": 164, "width": 246, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Firda Amalia, 2 Syarifuddin Nasution 1,2 Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No.100, Depok 16424, Jawa Barat", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 201, "width": 318, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 [email protected], 2 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 228, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 428, "height": 213, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pentingnya suatu atribut dalam kualitas sebuah produk sangat mempengaruhi kepuasan pelanggan. Kemasan merupakan salah satu atribut yang menjadi faktor penting sebagai daya tarik pembelian suatu produk. Pada penelitian ini dibahas terntang kepuasan pelanggan dalam meningkatkan kualitas desain kemasan. Selama ini, penggunaan kemasan dari minuman herbal serbuk menggunakan kemasan yang dipesan kepada supplier tanpa adanya riset internal tentang kemasan. D'Bu Jiran belum dapat melakukan ekspansi pasar secara meluas karena tidak memiliki bagian khusus untuk membahas desain kemasan yang diinginkan dan diharapkan oleh pelangg. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa kepuasan pelanggan terhadap desain kemasan. Pendekatan model Kano dilakukan untuk mengkategorikan atribut keinginan pelanggan kedalam kategori Kano dan metode Quality Function Deployment (QFD) untuk menerjemahkan keinginan pelanggan menjadi pengembangan yang dapat dihasilkan oleh pihak UMKM D’Bu Jiran. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian. Melalui hasil penyebaran kuesioner didapatkan 8 variabel keinginan yang dibutuhkan oleh pelanggan dan dikelompokkan berdasarkan 4 kategori Kano. Pengembangan desain kemasan ini fokus pada kategori One Dimensional dan Attractive. Hasil QFD diketahui bahwa variabel customer need “informatif” dan technical response “menambahkan informasi produk” menjadi prioritas pertama dalam pengembangan desain kemasan minuman herbal serbuk.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 468, "width": 383, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: Pengembangan Produk, Desain Kemasan, Kano, QFD, Minuman Herbal", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 494, "width": 44, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 506, "width": 428, "height": 200, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The importance of an attribute in the quality of a product significantly influences customer satisfaction. Packaging is one of the attributes that plays a crucial role as a factor in attracting the purchase of a product. This research discusses customer satisfaction in improving the quality of packaging design. So far, the use of packaging for herbal powder drinks relies on packages ordered from suppliers without internal research on packaging. D'Bu Jiran has been unable to expand its market extensively because it lacks a specific department to discuss the desired and expected packaging design by customers. The aim of this research is to analyze customer satisfaction with the packaging design. The Kano model approach is employed to categorize customer desire attributes into Kano categories, and the Quality Function Deployment (QFD) method is used to translate customer desires into developments that can be produced by D'Bu Jiran's SME. This research utilizes a questionnaire as a research instrument. Through the questionnaire distribution results, 8 desired variables needed by customers are identified and grouped into 4 Kano categories. The development of this packaging design focuses on the One Dimensional and Attractive categories. The QFD results reveal that the \"informative\" customer need variable and the \"adding product information\" technical response are the top priorities in developing the packaging design for herbal powder drinks.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 721, "width": 359, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Product Development, Packaging Design, Kano, QFD, Herbal Drink", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 783, "width": 320, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa Volume 28 No. 3 Desember 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 19, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "200", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 88, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 125, "width": 209, "height": 542, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Produk didefinisikan sebagai semua yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya [1]. Pada penelitian ini objek yang akan dikaji adalah produk minuman kemasan herbal serbuk. Saat ini, minuman herbal banyak diproduksi dalam bentuk minuman kemasan, baik itu kemasan serbuk maupun kemasan siap minum. Kemasan merupakan bagian terluar dari suatu produk yang berfungsi untuk menempatkan suatu produk agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan penyimpanan, pengangkutan dan distribusi [2]. Kemasan memiliki kemampuan menyampaikan pesan properti produk, mempengaruhi perasaan konsumen dan memunculkan harapan untuk membeli [3]. Oleh karena itu perusahaan harus mem- pertimbangkan kepuasan pelanggan agar dapat meningkatkan penjualan produk. Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya hubungan antara perusahaan dengan pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan, dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan perusahaan [4].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 676, "width": 208, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan uraian di atas, pada penelitian ini dibahas mengenai kepuasan pelanggan dalam meningkatkan kualitas desain kemasan. Selama ini, penggunaan kemasan", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 88, "width": 209, "height": 294, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dari minuman herbal serbuk menggunakan kemasan yang dipesan kepada supplier tanpa adanya riset internal tentang kemasan. Hal tersebut disebabkan oleh UMKM D’Bu Jiran tidak memiliki bagian khusus untuk membahas desain kemasan yang diinginkan dan diharapkan oleh pelanggan sehingga belum dapat melakukan ekspansi pasar secara meluas. Saat ini produk hanya terjual di lingkup kecil yaitu wilayah sekitar UMKM tanpa adanya pemasaran di bazar ataupun minimarket. Jika kosumen dihadapkan dengan beberapa produk minuman kemasan herbal serbuk dengan harga yang sama dan kualitas rasa yang sama, maka kemasan hadir untuk memaikan peran sebagai daya tarik pembelian pada produk tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 391, "width": 209, "height": 352, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terdapat beberapa metode pengembangan desain yang berbasis keinginan konsumen seperti Kano dan QFD. Metode Kano bertujuan untuk mengetahui atribut produk yang sesuai dengan keinginan dan kepuasan konsumen [5], sedangkan QFD akan lebih menekankan pada aspek teknis produk dari suara engineer serta memberikan prioritas pengembangan [6]. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan pengintegrasian metode Kano dan QFD agar perusahaan dapat memperhatikan pengaruh dari masing-masing requirement pada tingkat kepuasan konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengefektifkan penggunaan alokasi dana pengembangan yang akan digunakan karena apabila dilakukan untuk semua atribut produk belum tentu pengembangan tersebut menjadi bentuk pengembangan yang di- inginkan oleh pelanggan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 229, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Amalia, Nasution, Analisis Kepuasan Pelanggan ... https://doi.org/10.35760/tr.2023.v28i3.8364", "type": "Page footer" }, { "left": 494, "top": 783, "width": 19, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "201", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 209, "height": 427, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada kondisi terbatasnya biaya pengembangan produk, perusahaan dituntut untuk memilih dan menyeleksi atribut apa saja yang akan dikembangkan agar tidak melebihi budget yang dimiliki. Proses pemilihan atribut ini, tentu akan melalui sebuah pertimbangan pada sejauh mana perusahaan memenuhi kebutuhan konsumen pada batas dana yang dimiliki. Oleh karena itu, dikembangkanlah konsep lain tentang QFD dengan meng- integrasikan penggunaan model Kano [7;8;9]. Metode Kano akan dilakukan terlebih dahulu untuk mendapat-kan kategori dari variabel- variabel penelitian. Setelah mendapatkan kategori tersebut dilakukan analisis QFD dengan hanya penganalisisan kategori attractive dan one-dimensional dari hasil Kano sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan kategori attractive merupakan kategori yang bersisi variabel- variabel yang sangat memuaskan konsumen, jika variabel tersebut dapat dipenuhi dan kategori one-dimensional juga mempengaruhi kepuasan konsumen secara proposional.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 524, "width": 208, "height": 219, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Beberapa penelitian dengan meng- gunakan integrasi Kano dan QFD telah banyak dilakukan. Penelitian berjudul “Peningkatan Kualitas Produk Cokelat Dengan Integrasi Metode Kano dan QFD”[10] meng- implementasikan metode dengan fokus pada produk makanan cokelat yang bertujuan untuk mengidentifikasi keinginan konsumen dari produk cokelat dan memberikan usulan prioritas dalam upaya peningkatan kualitas cokelat. Selain itu penelitian “ Designing Lai Pie Product by Using Kano Model and QFD", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 85, "width": 209, "height": 658, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Method” [11] juga dilakukan dengan fokus pada tahapan perenca naan dan perancangan olahan buah lai menjadi produk pai sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen. Dengan tujuan untuk menaikan daya jual dan daya saing dipasaran. Terkait dengan pengembangan kemasan juga dilakukan oleh Aditya [5] dengan penelitian berjudul “Pengembangan dan Perancangan Produk Kemasan Take Away Holder Minuman Dengan Menggunakan Metode Kano yang Di- integrasikan dengan QFD” dimana menghasilkan sebuah desain prototype produk baru berdasar- kan dengan atribut yang diinginkan konsumen dan sesuai dengan kemampuan dari perusahaan dalam mengembangkan desain kemasan take away holder. Model kano dan QFD juga dapat dilakukan dengan pendekatan ergonomi, seperti penelitian “ Applying a Hybrid Kano/Quality Function Deployment Integration Approach to Wood Desk Designs for Open-Plan Offices ” [12] yang melakukan penelitian tentang analisis rata-rata tertimbang sesuai kebutuhan pengguna meja kantor kayu. Tujuan utama penelitian ini adalah menghasilkan desain furnitur kantor yang dapat memanajemen ruang, fleksibilitas, keberlanjutan, kecerdasan, dan berbagi. Penelitian berjudul “ Integration of Quality Function Deployment with IVIF-AHP and Kano Model for Customer Oriented Product Design ” [13] menggunakan metode terintegrasi yang melibatkan QFD, Model Kano, dan proses analisis hirarki fuzzy intuitif berinterval (IVIF-AHP) digunakan untuk desain produk berorientasi pelanggan. Model", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 783, "width": 320, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa Volume 28 No. 3 Desember 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 19, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "202", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 209, "height": 256, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kano disisipkan ke dalam house of quality untuk menentukan keunggulan pemasaran dengan mengklasifikasikan kebutuhan pelanggan. Dihasilkan desain laptop dengan karakteristik teknis paling penting yaitu prosesor, kartu grafis, dan baterai. Penelitian berjudul “ QFD and Fuzzy Kano model based approach for classification of aesthetic attributes of SUV car profile. ” [14] menggunakan pendekatan Integrasi Model Kano ke dalam QFD dengan tujuan untuk menguji kepuasan pelanggan berdasarkan sentimen estetis. Elemen kualitas dengan menambah nilai pada desain produk", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 88, "width": 209, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "memainkan peran penting dalam meningkatkan kepuasan pelanggan. Sebagai solusi memecahkan permasalahan yang dihadapi UMKM D’Bu", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 163, "width": 209, "height": 181, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jiran maka penelitian ini juga akan mengintegrasikan model Kano dengan QFD untuk mengembangkan atribut- atribut produk dengan tetap memperhatikan anggaran perusahaan yang terbatas, namun tetap memenuhi kepuasan pelanggan. Tujuan penelitian ini adalah (a) mengetahui atribut produk dan respon teknis sesuai keinginan pelanggan, (b) menghasilkan prioritas tertinggi dalam pengembangan produk.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 371, "width": 123, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 231, "top": 746, "width": 137, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Diagram Penelitian", "type": "Page footer" }, { "left": 175, "top": 418, "width": 244, "height": 314, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Identifikasi Masalah Studi Pustaka Pengumpulan Data 1. QFD 2. Kano Data Atribut Produk Data Atribut Model Kano Data Tingkat Kepentingan Pelanggan Data Tingkat Kepuasan Konsumen Pengelompokkan Atribut Produk Pengujian Data Penganalisaan Model Kano dan QFD Pembuatan HOQ", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 775, "width": 229, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Amalia, Nasution, Analisis Kepuasan Pelanggan ... https://doi.org/10.35760/tr.2023.v28i3.8364", "type": "Page footer" }, { "left": 494, "top": 777, "width": 19, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "203", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 207, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1 merupakan langkah-langkah dalam melakukan penelitian yang digambar- kan dalam diagram alir.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 164, "width": 100, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Identifikasi Masalah", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 182, "width": 207, "height": 276, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengidentifikasian permasalahan pada penelitian ini dilakukan di salah satu UMKM di kota Depok, Jawa Barat yang merupakan salah satu produsen minuman herbal kemasan yaitu UMKM D’Bu Jiran. UMKM D’Bu Jiran merupakan usaha pengolahan bahan-bahan herbal yang berdiri sejak tahun 2016 dengan memproduksi minuman herbal dalam bentuk kemasan serbuk . Identifikasi dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang ada pada model desain kemasan minuman herbal serbuk. Masalahnya yaitu dibutuhkan rekomendasi dan rancangan konsep model desain kemasan secara visual dan struktur pada minuman herbal serbuk.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 486, "width": 69, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Studi Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 505, "width": 207, "height": 162, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model Kano secara luas diterapkan sebagai alat yang berguna untuk memahami kebutuhan pelanggan dan menganalisis pengaruh pemenuhan kebutuhan pelanggan terhadap tingkat kepuasan pelanggan. Sementara itu, QFD digunakan untuk menerjemahkan kebutuhan dan keinginan konsumen yang kemudian dikembangkan untuk memenuhi persyaratan desain produk dan layanan [15].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 695, "width": 94, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengumpulan Data", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 714, "width": 208, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data kuesioner merupakan data primer yang dibutuhkan dalam penelitian. Data", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 88, "width": 208, "height": 123, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kuesioner yang akan dikumpul melalui 3 tahap kuesioner. Pertama yaitu kuesioner terbuka (kuesioner 1) untuk identifikasi awal terkait hal-hal yang diinginkan oleh konsumen dan mendapatkan banyak atribut produk. Berikut merupakan langkah-langkah pengumpulan data atribut produk.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 220, "width": 157, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Penyusunan Kuesioner Terbuka", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 239, "width": 194, "height": 504, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kuesioner pertama yaitu kuesioner terbuka (kuesioner 1) untuk untuk identifikasi awal terkait hal-hal yang diinginkan oleh konsumen dan mendapatkan banyak atribut produk. Kuesioner ini berisikan pertanyaan mengenai atribut apa saja yang diinginkan oleh konsumen terhadap kemasan minuman herbal serbuk. Kuesioner ini berisi 2 bagian. Sebelum reponden mejawab pertanyaan setiap bagian, responden diwajibkan mengisi identitas diri terlebih dahulu. Setelah itu, pada kuesioner bagian pertama berisikan pertanyaan mengenai kriteria diri responden tersebut yang berkaitan dengan minuman kemasan herbal serbuk, dimana reponden dapat memilih jawaban Ya atau Tidak dari dua pertanyaan tersedia dan pada pertanyaan ketiga pada bagian pertama responden dapat menulis- kan jawaban sesuai dengan keadaan yang dialaminya. Kuesioner bagian kedua berisikan pertanyaan yang bertujuan untuk mengali suara responden sebagai konsumen minuman kemasan herbal serbuk atau disebut dengan Voice of Customer terhadap keinginannya pada kemasan minuman herbal serbuk.", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 777, "width": 320, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa Volume 28 No. 3 Desember 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 777, "width": 19, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "204", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 207, "height": 655, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Penetapan Responden Kuesioner Terbuka Penetapan responden menggunakan teknik accidental sampling. Menurut Sugiyono (2011) bahwa: “ accidental sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan faktor spontanitas. Siapa saja secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai karakteristiknya maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel (responden). 3. Penetapan Jumlah Responden Kuesioner Terbuka Penetapan jumlah responden disini me- rujuk pada penelitian dengan pengintegrasian model Kano dan QFD terdahulu. Ukuran sampel berdasarkan teori yang menyatakan paling sedikit empat atau lima kali dari jumlah item pertanyaan (Malhotra, 2006). Berdasarkan penelitian yang berjudul “Pengembangan dan Perancangan Produk Kemasan Take Away Holder Produk Minuman Dengan Menggunakan Metode Kano yang Diintegrasikan Dengan QFD” dengan jumlah item pertanyaan tujuh, penetapan jumlah sampelnya dengan lima kalinya dari item pertanyaan yaitu 35 responden. Berdasarkan penelitian yang berjudul “Peningkatan Kualitas Produk Cokelat Dengan Integrasi Metode Kano dan QFD” penetapan jumlah kuesioner sebanyak 35 reponden yang diangap jumlah minimal dalam meningkatkan kualitas produk cokelat. Pada penelitian pengembangan model desain kemasan karton minuman herbal serbuk ini, penetapan jumlah sampel menggunakan", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 88, "width": 193, "height": 85, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "lima kalinya dari item pertanyaan. Sehingga ditetapkan sebanyak 35 responden dan hal tersebut berdasarkan rujukan penelitian terdahulu sudah memenuhi asumsi minimal jumlah sampel penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 182, "width": 208, "height": 238, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengumpulan data kedua yaitu kuesioner tertutup model Kano (kuesioner 2) untuk melakukan pengelompokkan atribut produk dari kuesioner pertama dengan meng- gunakan model Kano. Terakhir yaitu kuesioner tertutup QFD (kuesioner 3) dengan skala likert untuk mengukur tingkat kepentingan dan kepuasan konsumen terhadap atribut produk. Berikut merupakan langkah-langkah pengumpulan data atribut produk kategori Kano, data tingkat kepentingan konsumen dan data tingkat kepuasan konsumen. 1. Penyusunan Kuesioner Tertutup", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 429, "width": 193, "height": 314, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kuesioner kedua yaitu kuesioner tertutup (kuesioner 2) dengan model Kano berisikan pertanyaan functional dan dysfunctional mengenai kondisi atau perasaan yang dirasakan konsumen jika atribut ada atau tidak ada pada kemasan minuman herbal serbuk. Kuesioner model Kano ini dapat dibuat dan dilakukan penyebaran saat hasil kuesioner terbuka telah terkumpul menjadi daftar atribut produk yang diinginkan konsumen terhadap kemasan minuman herbal serbuk. Kuesioner model Kano menggunakan penilaian berupa skala Kano meliputi suka berbobot 1, mengharapkan berbobot 2, netral berbobot 3, toleransi berbobot 4 dan tidak suka berbobot 5. Kuesioner ketiga yaitu kuesioner tertutup", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 775, "width": 229, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Amalia, Nasution, Analisis Kepuasan Pelanggan ... https://doi.org/10.35760/tr.2023.v28i3.8364", "type": "Page footer" }, { "left": 494, "top": 777, "width": 19, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "205", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 207, "height": 427, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "QFD (kuesioner 3) berisikan penilaian mengenai tingkat kepentingan atribut produk desain kemasan minuman herbal serbuk ( Importance to Customer ) dan tingkat kepuasan atribut produk desain kemasan minuman herbal serbuk saat ini ( Customer Satisfaction Performance ). Kuesioner QFD menggunakan skala Likert untuk penilaian terhadap atribut-atribut produk desain kemasan minuman herbal serbuk meliputi sangat tidak penting atau sangat tidak puas berbobot 1, tidak penting atau tidak puas berbobot 2, biasa saja berbobot 3, cukup penting atau cukup puas berbobot 4 dan sangat penting atau sangat puas berbobot 5. 2. Penetapan Responden Kuesioner Tertutup Penetapan responden menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2011) bahwa: “ purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan kriteria tertentu.” Kriterianya pada penelitian ini ada tiga yatu: (1) mereka telah mengenal minuman kemasan herbal serbuk D’Bu Jiran,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 522, "width": 196, "height": 50, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2) mereka telah melihat kemasan D’Bu Jiran, dan (3) mereka selalu mengamati kemasan sebelum mereka membeli produk.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 581, "width": 207, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Penetapan Jumlah Responden Kuesioner", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 600, "width": 41, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tertutup", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 619, "width": 193, "height": 105, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penetapan jumlah responden disini merujuk pada penelitian dengan pengintegrasian model Kano dan QFD terdahulu. Penentuan jumlah sampel pada kuesioner tertutup dinyatakan bahwa minimal 100 responden (Hair, 2006). Berdasarkan penelitian ter-", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 85, "width": 193, "height": 411, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dahulu yang berjudul “Pengembangan dan Perancangan Produk Kemasan Take Away Holder Produk Minuman Dengan Meng- gunakan Metode Kano yang Diintegrasikan Dengan QFD” jumlah responden terpilih yang digunakan adalah 115 orang. Pada penelitian terdahulu yang berjudul “Peningkatan Kualitas Produk Cokelat Dengan Integrasi Metode Kano dan QFD” jumlah responden terpilih adalah 70 responden. Pada penelitian pengembangan model desain kemasan karton minuman herbal serbuk ini, untuk menghitung jumlah sampel minimal teknik sampling yang digunakan adalah rumus Wibisono didapat- kan hasil yaitu 100 responden. Sehingga dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 100 responden yang dimana berdasarkan rujukan penelitian terdahulu dengan jumlah sampel antara 70-115 responden dan memenuhi asumsi hair yaitu minimal 100 responden.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 524, "width": 167, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengidentifikasian Atribut Produk", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 543, "width": 201, "height": 181, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengolahan data pertama yaitu di- lakukan menggunakan hasil dari kuesioner pendahuluan (kuesioner 1) berupa data atribut-atribut produk. Langkah pertama yaitu melakukan identifikasi atribut produk yang didapatkan. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang diinginkan oleh konsumen terhadap model desain kemasan karton minuman herbal serbuk yang akan dikembangkan.", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 777, "width": 320, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa Volume 28 No. 3 Desember 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 777, "width": 19, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "206", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 160, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengelompokkan Atribut Produk", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 106, "width": 201, "height": 162, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah kedua yaitu melakukan pengelompokkan atribut produk yang sudah teridentifikasi. Voice of Customer yang beragam akan dibandingkan satu per satu bagi setiap atribut yang memiliki makna atau maksud yang sama. Lalu, akan di- kelompokkan atribut-atribut tersebut sesuai kategori dimensi atribut dari kemasan minuman herbal serbuk.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 290, "width": 76, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian Data", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 309, "width": 202, "height": 295, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian data dilakukan terhadap data atribut produk model Kano, data tingkat kepentingan konsumen dan data tingkat kepuasan konsumen yang didapatkan dari kuesioner tertutup. Data ini bersikan hal-hal yang diinginkan dan diharapkan oleh konsumen terhadap atribut produk kemasan. Pengujian yang dilakukan yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kuesioner valid atau tidak. Pernyataan dikatakan valid apabila nilai Pearson Correlation (R hitung) lebih besar dari nilai R tabel. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kesimpulan kuesioner reliabel atau tidak. Pernyataan kuesioner dikatakan reliabel apabila nilai", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 610, "width": 201, "height": 88, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,7. Jika atau kuesioner sudah valid dan reliabel maka dapat dilakukan pengolahan data, namun jika tidak maka harus melakukan pengumpulan data kembali.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 720, "width": 178, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penganalisaan Model Kano dan QFD", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 88, "width": 202, "height": 161, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penganalisaan dilakukan berdasarkan dari data yang telah dikumpulkan serta diuji sebelumnya. Penganalisaan data dibagi dalam empat tahapan. Masing-masing tahapan dilakukan secara berututan untuk mendapatkan hasil akhir dari desain kemasan. Tahapan pertama yaitu melakukan penganalisisan dengan model Kano, dimana hasil dari kuesioner model Kano (kuesioner", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 258, "width": 202, "height": 181, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) dilakukan pengevaluasian untuk menentukan masing-masing atribut produk masuk kedalam kategori Kano, sehingga didapatkan prioritas atribut produk yang akan dikembangkan sesuai dengan keinginan dan harapan konsumen. Setelah itu, tahapan kedua dilakukan penganalisisan QFD berdasarkan hasil kuesioner QFD (kuesioner 3) yaitu tingkat kepentingan konsumen dan tingkat kepuasan konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 467, "width": 85, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembuatan HOQ", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 486, "width": 202, "height": 105, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah terakhir yaitu dapat membuat House of Quality (HOQ) berdasarkan hasil integrasi dari Kano dan QFD, dengan harapan mampu mengembangkan produk dan memenuhi kepuasan pelanggan sesuai dengan kemampuan UMKM D’Bu Jiran.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 625, "width": 145, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 663, "width": 201, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berikut ini merupakan gambar minuman kemasan herbal serbuk hasil produksi dari UMKM D’Bu Jiran yang sudah beredar dipasaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 775, "width": 229, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Amalia, Nasution, Analisis Kepuasan Pelanggan ... https://doi.org/10.35760/tr.2023.v28i3.8364", "type": "Page footer" }, { "left": 494, "top": 777, "width": 19, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "207", "type": "Page footer" }, { "left": 257, "top": 231, "width": 84, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Produk", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 253, "width": 208, "height": 105, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat bahwa kemasan minuman herbal serbuk tersebut berbahan aluminium foil dan hanya dengan stiker yang ditempelkan pada bagian depan kemasan untuk memberikan informasi terkait jenis produk.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 386, "width": 207, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Identifikasi dan Pengelompokkan Atribut Produk", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 424, "width": 209, "height": 86, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penyebaran kuesioner pendahulu-an (kuesioner 1) dengan penjaringan Voice of Customer mendapatkan atribut-atribut produk yang selanjutnya dilakukan pengelompokan masing-masing jawaban responden kedalam", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 253, "width": 209, "height": 257, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kategori dimensi atribut. Setiap jawaban dari masing-masing responden atau Voice of Customer tersebut akan diklasifikasikan kedalam 4 kategori yaitu sifat atau kriteria produk, fitur tambahan produk, fungsi produk dan desain produk. Voice of Customer yang beragam akan dibandingkan satu per satu bagi setiap atribut yang memiliki makna atau maksud yang sama. Selanjutnya, akan dikelompokkan atribut-atribut tersebut sesuai kategori dimensi atribut dari kemasan minuman herbal serbuk. Berikut merupakan Tabel 1 Kategori Atribut Produk Desain Kemasan Karton Minuman Herbal Serbuk.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 538, "width": 372, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Kategori Atribut Produk Desain Kemasan Karton Minuman Herbal Serbuk", "type": "Text" }, { "left": 146, "top": 551, "width": 306, "height": 175, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kategori Atribut Produk Sifat atau Kriteria Produk Tidak mudah rusak Kedap udara Tahan air Tahan Panas Nilai Tambah Mudah dibawa Mudah dipegang Fungsi Produk Memberikan kenyamanan saat penggunaan Memberikan perlindungan terhadap isi produk Memberikan kemudahan saat penggunaan Desain Produk Keindahan Informatif Menarik", "type": "Table" }, { "left": 191, "top": 783, "width": 320, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa Volume 28 No. 3 Desember 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 19, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "208", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 207, "height": 427, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Tabel 1 pada kategori sifat atau kriteria produk terdapat 4 atribut produk keinginan konsumen yang meliputi kemasan produk tidak mudah rusak, kemasan produk kedap udara, kemasan produk tahan air dan kemasan produk tahan panas. Kategori kedua yaitu fitur tambahan produk terdapat 2 atribut produk keinginan konsumen yang meliputi kemasan produk mudah dibawa dan kemasan produk mudah dipegang. Kategori ketiga yaitu fungsi produk terdapat 3 atribut keinginan konsumen yang meliputi kemasan produk memberikan kenyamanan saat penggunaan, kemasan produk memberikan perlindungan terhadap isi produk dan kemasan produk memberikan kemudahan saat penggunaan. Kategori keempat yaitu desain produk terdapat 3 atribut keinginan konsumen yang meliputi keindahan kemasan produk, kemasan produk informatif dan kemasan produk menarik. Hasil pengelompokkan data atribut produk ini berguna sebagai bahan penyusunan kuesioner tertutup model Kano (kuesioner 2) meng-", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 88, "width": 207, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "gunakan skala Kano dan kuesioner terbuka QFD (kusioner 3) menggunakan skala Likert yang dijelaskan pada bagian pengumpulan data kedua.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 183, "width": 103, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Pengujian Data", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 201, "width": 207, "height": 314, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian pertama yaitu uji validitas dengan menggunakan software SPSS 16.0. Uji validitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrument pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya. Hasil pengolahan uji validitas didapatkan output Correlations yang berisi informasi apakah data kesimpulan kuesioner valid atau tidak. Pernyataan kuesioner di- katakan valid apabila dinlai Pearson Correlation (r hitung) lebih besar dari nilai r tabel. N atau jumlah respondennya adalah 100. Nilai r tabel untuk n = 100 adalah 0,195. Pengujian data dilakukan pada masing-masing set data setiap atributnya. Berikut merupakan Tabel 2 Kesimpulan Skor Total Output Uji Validitas Kuesioner Tertutup Model Kano.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 543, "width": 384, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Kesimpulan Skor Total Output Uji Validitas Kuesioner Tertutup Model Kano", "type": "Caption" }, { "left": 127, "top": 556, "width": 330, "height": 175, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Atribut Produk Pearson Correlation 1 Tidak mudah rusak 0,541 2 Kedap udara 0,759 3 Tahap air 0,749 4 Tahan panas 0,74 5 Mudah dibawa 0,789 6 Mudah dipegang 0,724 7 Memberikan kenyamanan saat penggunaan 0,818 8 Memberikan perlindungan terhadap isi produk 0,828 9 Memberikan kemudahan saat penggunaan 0,464 10 Keindahan 0,786 11 Informatif 0,253 12 Menaarik 0,768", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 775, "width": 229, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Amalia, Nasution, Analisis Kepuasan Pelanggan ... https://doi.org/10.35760/tr.2023.v28i3.8364", "type": "Page footer" }, { "left": 494, "top": 777, "width": 19, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "209", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 207, "height": 370, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Tabel 2 Kesimpulan Skor Total Output Uji Validitas Kuesioner Tertutup Model Kano, seluruh nilai Pearson Correlation menunjukkan lebih besar dibandingkan dengan nilai r tabel yaitu 0,195. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh data kuesioner tertutup model Kano kemasan karton minuman herbal serbuk valid dan dapat diolah sesuai dengan tahapan selanjutnya. Pengujian data kedua yaitu uji reliabilitas yang dilakukan menggunakan software SPSS 16.0. Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan kosistensi sasaran yang diukur. Hasil pengolahan uji reliabilitas didapatkan output Reliability Statistics yang berisi informasi apakah data kesimpulan reliabel atau tidak. Pernyataan kuesioner dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,7. Berdasarkan Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Tertutup Model Kano, nilai", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 85, "width": 207, "height": 107, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cronbach’s Alpha adalah 0,807 yang berarti nilai tersebut lebih besar disbandingkan dengan 0,7. Hal ini menunjukkan seluruh data kuesioner tertutup model Kano kemasan karton minuman herbal serbuk reliabel dan dapat diolah sesuai tahapan selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 201, "width": 207, "height": 257, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kuesioner tertutup QFD yang berisikan kuesioner terkait dengan tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan konsumen juga dilakukan pengujian data. Uji validitas menggunakan software SPSS 16.0. Pengujian ini dilakukan juga untuk mengetahui pernyataan kuesioner tersebut dikatakan valid atau tidak dengan N atau jumlah respondennya adalah 100. Dimana nilai r tabel untuk n = 100 adalah 0,195. Pengujian data dilakukan pada masing-masing set data setiap atribut produk kemasan minuman herbal serbuk. Berikut merupakan Tabel 3 Kesimpulan Skor Total Output Uji Validitas Kuesioner Tertutup QFD.", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 488, "width": 350, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Kesimpulan Skor Total Output Uji Validitas Kuesioner Tertutup QFD", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 501, "width": 393, "height": 225, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Atribut Produk Pearson Correlation Tingkat Kepentingan Konsumen Tingkat Kepuasan Konsumen 1 Tidak mudah rusak 0,541 0,243 2 Kedap udara 0,759 0,427 3 Tahap air 0,749 0,627 4 Tahan panas 0,74 0,374 5 Mudah dibawa 0,789 0,486 6 Mudah dipegang 0,724 0,392 7 Memberikan kenyamanan saat penggunaan 0,818 0,446 8 Memberikan perlindungan terhadap isi produk 0,828 0,653 9 Memberikan kemudahan saat penggunaan 0,464 0,225 10 Keindahan 0,786 0,211 11 Informatif 0,253 0,609 12 Menaarik 0,768 0,369", "type": "Table" }, { "left": 191, "top": 777, "width": 320, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa Volume 28 No. 3 Desember 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 777, "width": 19, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "210", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 207, "height": 427, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Tabel 3 Kesimpulan Skor Total Output Uji Validitas Kuesioner Tertutup QFD, seluruh nilai Pearson Correlation menunjukkan lebih besar dibandingkan dengan nilai r tabel yaitu 0,195. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh data kuesioner tertutup QFD kemasan karton minuman herbal serbuk valid dan dapat diolah sesuai dengan tahapan selanjutnya. Pengujian reliabilitas juga pada kuesioner tertutup QFD menggunakan software SPSS 16.0. Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan kosistensi sasaran yang diukur. Hasil pengolahan uji reliabilitas didapatkan output Reliability Statistics yang berisi informasi apakah data kesimpulan reliabel atau tidak. Pernyataan kuesioner dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,7. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Tertutup QFD Tingkat Kepentingan Konsumen nilai Cronbach’s Alpha adalah 0,754 yang berarti nilai tersebut lebih besar disbandingkan dengan 0,7. Hal ini menunjukkan seluruh data.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 88, "width": 207, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Tertutup QFD", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 106, "width": 207, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tingkat Kepuasan Konsumen, nilai", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 125, "width": 207, "height": 124, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cronbach’s Alpha adalah 0,823 yang berarti nilai tersebut lebih besar dibandingkan dengan 0,7. Hal ini menunjukkan seluruh data kuesioner tertutup QFD tingkat kepuasan kemasan karton minuman herbal serbuk reliabel dan dapat diolah sesuai tahapan selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 278, "width": 207, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Penganalisaan Model Kano dan QFD Analisa Kano", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 315, "width": 208, "height": 200, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah melakukan penyebaran kuesioner pendahuluan (kuesioner 1) dengan penjaringan Voice of Customer digunakan untuk men- dapatkan atribut-atribut produk . Hal tersebut dilakukan dengan mengidentifikasi hal-hal yang diinginkan oleh konsumen terhadap model desain kemasan karton minuman herbal serbuk yang akan dikembangkan. Hasil pengelompokan masing-masing jawaban responden kedalam kategori dimensi atribut dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 545, "width": 324, "height": 160, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Kategori Atribut Produk Kategori Atribut Produk Kriteria Produk Tidak mudah rusak Kedap udara Tahan air Tahan panas Nilai Tambah Mudah dibawa Mudah dipegang Fungsi Produk Memberikan kenyamanan saat penggunaan Memberikan perlindungan terhadap isi produk Memberikan kemudahan saat penggunaan Desain Produk Keindahan Informatif Menarik", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 775, "width": 229, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Amalia, Nasution, Analisis Kepuasan Pelanggan ... https://doi.org/10.35760/tr.2023.v28i3.8364", "type": "Page footer" }, { "left": 494, "top": 777, "width": 19, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "211", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 207, "height": 123, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Atribut-atribut tersebut kemudian diwujudkan dalam pertanyaan positif dan negatif untuk mendapatkan respon terhadap desain kemasan karton minuman herbal serbuk. Hasil pengelompokkan dengan menggunakan evaluasi Kano dapat dilihat pada Tabel 5.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 220, "width": 208, "height": 86, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dapat dilihat pada Tabel 5 bahwa terdapat 3 kategori yang berbeda dari masing- masing atribut produk desain kemasan karton minuman herbal serbuk yaitu One Dimensional (O) , Attractive (A) dan", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 88, "width": 208, "height": 142, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indefferent (I) . Setelah masing-masing atribut sudah sesuai dengan kategori Kano, selanjutnya masing-masing atribut kemasan karton minuman herbal serbuk tersebut dihitung koefisien kepuasan konsumen untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya atribut tersebut terhadap rasa puas yang didapatkan konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 239, "width": 208, "height": 67, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada Tabel 6 apabila nilai tingkat kepuasan mendekati 1, maka dapat diartikan bahwa atribut tersebut semakin mem- pengaruhi kepuasan desain kemasan karton.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 327, "width": 423, "height": 385, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5. Kuesioner Model Kano dengan Blauth’s Formula No Atribut Frekuensi Jawaban A+M+O R+Q+I Kategori A M O R Q I 1 Tidak mudah rusak 20 2 29 9 0 40 51 49 O 2 Kedap udara 14 3 19 4 0 60 36 64 I 3 Tahan air 19 3 30 5 3 40 52 48 O 4 Tahan Panas 21 0 11 5 5 58 32 68 I 5 Mudah dibawa 40 0 12 3 4 41 52 48 A 6 Mudah dipegang 34 0 6 1 6 53 40 60 I 7 Memberikan kenyamanan saat penggunaan 28 0 12 0 4 56 40 60 I 8 Memberikan perlindungan terhadap isi produk 24 2 25 3 3 43 51 49 O 9 Memberikan kemudahan saat penggunaan 35 0 16 3 2 44 51 49 A 10 Keindahan 47 1 13 0 2 37 61 39 A 11 Informatif 37 0 44 0 5 14 81 19 O 12 Menarik 45 1 17 0 6 31 63 37 A Tabel 6. Koefisien Kepuasan Pelanggan No Atribut Kofisien Kepuasan Pelanggan Better Worse 1 Tidak mudah rusak 0,54 -0,34 2 Kedap udara 0,34 -0,23 3 Tahan air 0,53 -0,36 4 Tahan Panas 0,36 -0,12 5 Mudah dibawa 0,56 -0,13 6 Mudah dipegang 0,43 -0,06 7 Memberikan kenyamanan saat penggunaan 0,42 -0,13 8 Memberikan perlindungan terhadap isi produk 0,52 -0,29 9 Memberikan kemudahan saat penggunaan 0,54 -0,17 10 Keindahan 0,61 -0,14 11 Informatif 0,85 -0,46", "type": "Table" }, { "left": 191, "top": 777, "width": 320, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa Volume 28 No. 3 Desember 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 777, "width": 19, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "212", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 207, "height": 142, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jika nilai semakin mendekati 0, berarti atribut tersebut tidak mempengaruhi konsumen. Sedangkan bila tingkat kekecewaan mendekati nilai -1, itu artinya bahwa pengaruh kekecewaan tersebut akan sangat kuat bila atribut tersebut tidak terpenuhi dan bila mendekati 0 berarti atribut tersebut tidak berpengaruh terhadap kekecewaan konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 239, "width": 207, "height": 86, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan analisa dari Tabel 5 dan Tabel 6, maka atribut produk desain kemasan karton minuman herbal serbuk yang akan diolah adalah atribut yang masuk kedalam kategori One Dimensional (O) dan Attractive", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 88, "width": 208, "height": 237, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(A), sedangkan untuk kategori Indifferent (I) tidak akan diolah lebih lanjut dalam penelitian ini. Hal tersebut dikarenakan atribut pada kategori Indifferent (I) bernilai netral yang artinya sudah baik nilainya atau tidak jauh dari harapan konsumen, oleh karena itu sebaiknya pengembangan lebih lanjut pada kategori ini dibatasi. Dapat dilihat pula nilai koefisien kepuasan konsumen pada masing-masing atribut kategori tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan, dimana hasil nilai better dan worse yang rendah dibandingkan dengan kategori One Dimensional (O) dan Attractive (A).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 347, "width": 62, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisa QFD", "type": "Section header" }, { "left": 80, "top": 366, "width": 442, "height": 361, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 7. CustomerNeeds No Kategori Customer Needs 1 Kriteria Produk Tidak mudah rusak 2 Tahan air 3 Nilai Tambah Mudah dibawa 4 Fungsi Produk Memberikan perlindungan terhadap isi produk 5 Memberikan kemudahan saat penggunaan 6 Desain Produk Keindahan 7 Informatif 8 Menarik Tabel 8. Nilai Pada Matriks Perencanaan No Atribut Produk Nilai Importance to Customer Customer Satisfaction Performance Nilai Goal Adjusment Factor Nilai Improvement Ratio Adjusment Improvement Ratio Nilai Adjusment Importance 1 Tidak mudah rusak 4,06 4,06 4,06 0,54 1,06 1,63 4,30 2 Tahan air 4,04 4,04 4,04 0,53 1,00 1,53 4,04 3 Mudah dibawa 4,08 4,08 4,08 0,56 1,07 1,65 4,37 4 Memberikan perlindungan terhadap isi produk 4,09 4,09 4,09 0,52 1,07 1,62 4,37 5 Memberikan kemudahan saat penggunaan 4,19 4,19 4,19 0,54 1,27 2,38 5,28 6 Keindahan 4,23 4,23 4,23 0,61 1,24 2,53 5,41 7 Informatif 4,73 4,73 4,73 0,85 1,45 2,68 6,85 8 Menarik 4,23 4,23 4,23 0,66 1,08 2,31 4,60", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 775, "width": 229, "height": 24, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Amalia, Nasution, Analisis Kepuasan Pelanggan ... https://doi.org/10.35760/tr.2023.v28i3.8364", "type": "Page footer" }, { "left": 494, "top": 777, "width": 19, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "213", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 207, "height": 66, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil analisa model Kano, atribut pada masing-masing kategori dibawah ini merupakan input untuk matriks House of Quality (HOQ).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 161, "width": 85, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Matriks What’s", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 182, "width": 193, "height": 29, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada Tabel 7 dapat dilihat customer needs untuk masing-masing kategori", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 88, "width": 105, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Matriks Perencanan", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 106, "width": 193, "height": 48, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai pada matriks perencanaan dengan 8 macam atribut produk dapat dilihat pada Tabel 8.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 161, "width": 83, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Matriks How’s", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 182, "width": 187, "height": 29, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 9 berikut ini menyajikan technical response terkait kemasan produk.", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 233, "width": 268, "height": 120, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 9. Technical Response No Technical Response 1 Memilih jenis dan bahan kemasan 2 Menyediakan gantungan atau pengait pada pegangan 3 Membuat desain visual kemasan 4 Merancang struktur kemasan yang praktis 5 Menambahkan informasi produk 6 Menentukan berat produk yang tepat 7 Membuat dimensi dan ukuran kemasan sesuai kapasitas 8 Menggunakan perekat penutup kemasan", "type": "Table" }, { "left": 233, "top": 747, "width": 132, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3 Matriks Hubungan", "type": "Page footer" }, { "left": 191, "top": 777, "width": 320, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa Volume 28 No. 3 Desember 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 777, "width": 19, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "214", "type": "Page footer" }, { "left": 151, "top": 99, "width": 289, "height": 114, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 10. Weighted Importance No Technical Response Nilai 1 Memilih jenis dan bahan kemasan 109,89 2 Menyediakan gantungan atau pengait pada pegangan 99,78 3 Membuat desain visual kemasan 118,71 4 Merancang struktur kemasan yang praktis 111,66 5 Menambahkan informasi produk 130,77 6 Menentukan berat produk yang tepat 73,53 7 Membuat dimensi dan ukuran kemasan sesuai kapasitas 85,53 8 Menggunakan perekat penutup kemasan 86,94", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 229, "width": 207, "height": 29, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Matriks Hubungan Matriks hubungan seperti pada Gambar 3", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 267, "width": 193, "height": 29, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "digunakan untuk menentukan hubungan yang terjadi antara matriks What’s", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 303, "width": 193, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( Customer Needs ) dengan matriks How’s", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 324, "width": 101, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( Technical Response ).", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 343, "width": 81, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Matriks Teknis", "type": "List item" }, { "left": 105, "top": 362, "width": 187, "height": 124, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil perhitungan bobot respon teknis teknis ( Weighted Importance ) yang merupakan nilai untuk menentukan prioritas dari bobot respon teknis untuk pengembangan atau perbaikan desain kemasan karton minuman herbal serbuk dapat dilihat pada Tabel 10.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 514, "width": 137, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembuatan House of Quality", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 533, "width": 208, "height": 124, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "House of Quality (HOQ) Desain Kemasan Karton Minuman Herbal Serbuk dapat dianalisa bahwa masing-masing atribut produk ( customer needs ) dan respon teknis ( technical responses ) yang sudahh terintegrasi dalam pengembangan desain kemasan karton minuman herbal serbuk memiliki urutan", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 229, "width": 207, "height": 48, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "prioritas dan dapat dipilah oleh perusahaan untuk diimplementasikan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 286, "width": 208, "height": 371, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam memenuhi keinginan dan kepuasan pelanggan UMKM D’Bu Jiran, nilai bobot Adjusment Importance dan Weighted Importance yang paling tinggi diidentifikasi sebagai urutan prioritas pengembangan produk kemasan minuman herbal serbuk. Kedua nilai dari atribut “informatif” dan respon teknis “menambahkan informasi produk” nilai dengan urutan paling tinggi dan diketahui keduanya pun memiliki keterkaitan dari harapan konsumen terhadap pengembangan kemasan sebelumnya, yaitu dengan menambahkan informasi produk seperti merk produk, komposisi bahan, diproduksi oleh, aturan minum, khasiat produk, netto produk, BPOM RI, logo halal dan tanggal kadaluarsa. Sehingga, diharapkan dapat memenuhi fungsi “informatif” bagi pelanggan saat membeli produk minuman herbal serbuk UMKM D’Bu Jiran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 775, "width": 229, "height": 24, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Amalia, Nasution, Analisis Kepuasan Pelanggan ... https://doi.org/10.35760/tr.2023.v28i3.8364", "type": "Page footer" }, { "left": 494, "top": 777, "width": 19, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "215", "type": "Page footer" }, { "left": 237, "top": 523, "width": 124, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4 House of Quality", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 561, "width": 145, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 599, "width": 207, "height": 143, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil analisa kepuasan pelanggan terhadap desain kemasan menghasilkan 8 atribut yaitu informatif, keindahan, memberikan kemudahan saat penggunaan, menarik, mudah dibawa, memberikan perlindungan terhadap isi produk, tidak mudah rusak dan tahan air. Serta 8 Respon teknis yaitu menambahkan informasi produk, membuat", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 561, "width": 208, "height": 124, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "desain visual kemasan, merancang struktur kemasan yang praktis, memilih jenis dan bahan kemasan, menyediakan gantungan atau pengait pada kemasan, menggunakan perekat penutup kemasan, membuat dimensi dan ukuran kemasan sesuai kapasitas dan menentukan berat produk yang tepat.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 693, "width": 207, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan nilai bobot Adjusment", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 713, "width": 207, "height": 28, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Importance dan Weighted Importance yang paling tinggi yaitu “informatif” sebesar 6,85", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 777, "width": 320, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa Volume 28 No. 3 Desember 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 777, "width": 19, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "216", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 207, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan “menambahkan informasi produk” sebesar", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 106, "width": 207, "height": 143, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "130,77. Maka, customer need dan technical response tersebut akan diimplementasikan oleh UMKM D’Bu Jiran dalam pengembangan desain kemasan produk sebelumnya sesuai dengan yang diinginkan oleh pelanggan. Dengan harapan dapat memenuhi rasa puas pelanggan minuman herbal serbuk UMKM D’Bu Jiran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 258, "width": 208, "height": 238, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengintegrasi Kano dan QFD dapat dijadikan sebagai metode referensi bagi penelitian dengan tujuan serupa. Kombinasi Kano dengan QFD memiliki potensi untuk mengoptimalkan proses pengembangan produk lebih baik daripada penggunaan masing-masing metode secara terpisah. Hal ini dikarenakan pendekatan tersebut dapat menciptakan produk yang dapat memenuhi beragam keinginan dan kebutuhan konsumen, sambil memperhatikan prioritas pengembang- an agar mencapai kepuasan konsumen. Pengembangan penelitian selanjutnya,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 505, "width": 207, "height": 162, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "disarankan untuk mengeksplorasi metode lain selain Kano dan QFD guna memperluas wawasan dan pemahaman mengenai pengembangan produk. Selain itu, disarankan juga untuk melakukan analisis kepuasan pelanggan tidak hanya dari sisi kemasan produk, melainkan juga mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi kepuasan konsumen secara holistik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 695, "width": 104, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 714, "width": 207, "height": 30, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] Kotler, Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi keduabelas, Jilid 1 .", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 88, "width": 110, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jakarta: Erlangga, 2001.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 107, "width": 207, "height": 29, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] Klimchuk, Marianne dan Krasovec Sandra, Desain Kemasan . Jakarta:", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 145, "width": 73, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Erlangga, 2008.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 165, "width": 207, "height": 29, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3] Louw, Alice dan Michelle Kimber, “The Power Of Packaging ,” [ Daring ],", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 203, "width": 179, "height": 48, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Available: https://id.scribd.com/doc/91807833/Th e-Power-of-Packaging, 2007. [Diakses:", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 260, "width": 87, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Desember 2022].", "type": "List item" }, { "left": 306, "top": 279, "width": 207, "height": 30, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4] F. Tjiptono dan Gregorius Chandra, Pemasaran Strategi. Yogyakarta: CV", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 318, "width": 85, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Andi Offset, 2012.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 337, "width": 208, "height": 106, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[5] Aditya Pradipta, “Pengembangan dan Perancangan Produk Kemasan Take Away Holder Produk Minuman Dengan Menggunakan Metode Kano yang Diintegrasikan Dengan QFD,” Journal of Research and Technology , vol. 5, no.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 452, "width": 75, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2, hal.1-5, 2016.", "type": "List item" }, { "left": 306, "top": 471, "width": 207, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[6] Mustakim, “Integrasi Quality Function", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 491, "width": 179, "height": 48, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Deployment dan Kano Guna Perencanaan dan Pengembangan Produk Gunting Multifungsi,” Widya", "type": "Table" }, { "left": 335, "top": 548, "width": 179, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknika , vol. 23, no. 1, hal. 20–28, 2015.", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 567, "width": 208, "height": 105, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[7] K. Matzler dan H. H. Hinterhuber, “How to Make Product Development Projects more Succesful by Integrating K ano's Model of Customer Satisfaction into Quality Function Deployment,” Technovation , vol. 18, hal. 25-38, 1998.", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 682, "width": 207, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[8] E. K. Delice, Z. Gungor B, “A New", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 701, "width": 179, "height": 48, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mixed Integer Linear Programming Model for Product Development Using Quality Function Deployment ,”", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 775, "width": 229, "height": 24, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Amalia, Nasution, Analisis Kepuasan Pelanggan ... https://doi.org/10.35760/tr.2023.v28i3.8364", "type": "Page footer" }, { "left": 494, "top": 777, "width": 19, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "217", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 180, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Computers & Industrial Engineering ,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 106, "width": 125, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "vol. 57, hal. 906-912, 2009.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 126, "width": 207, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[9] C. Garibay, H. Gutiérrez, dan A.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 145, "width": 179, "height": 86, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figueroa, “Evaluation of A Digital Library by Means of Quality Function Deployment (QFD) and The Kano Model ,” The Journal of Academic Librarianship , vol. 36, hal, 25-132, 2010.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 207, "height": 30, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[10] M. Lukman, dan W. Wulandari, “Peningkatan Kualitas Produk Cokelat", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 279, "width": 179, "height": 48, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan Integrasi Metode Kano Dan QFD,” Jurnal Teknik Industri , vol. 19, no. 2, hal. 190 -204, 2018.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 207, "height": 49, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[11] A. Rif’ah, F. D. Sitania dan S. Gunawan, “Designing Lai Pie Product by Using Kano Model and QFD Method ,” Jurnal", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 394, "width": 179, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agritechno , vol. 13, no. 2, hal. 112-119,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 413, "width": 30, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2020.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 432, "width": 207, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[12] J. Lyu , R. Chen, L. Yang, J. Wang, M.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 449, "width": 179, "height": 70, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Chen, “Applying a Hybrid Kano/Quality Function Deployment Integration Approach to Wood Desk Designs for Open-Plan Offices,”", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 528, "width": 180, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Forests , vol. 13, no. 11, hal. 1-14, 2022.", "type": "List item" }, { "left": 306, "top": 88, "width": 208, "height": 86, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[13] M. Ozalp, D. Kucukbas, E. Ilbahar, S. Cebi, “Integration of quality function deployment with IVIF- AHP and Kano model for customer oriented product design,” In: Kahraman, C., Cebi, S.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 183, "width": 178, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(eds) Customer Oriented Product", "type": "Table" }, { "left": 335, "top": 202, "width": 179, "height": 67, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Design. Studies in Systems, Decision and Control, vol 279. Springer, Cham. https://doi.org/10.1007/978-3-030- 42188-5_6 , 2020.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 278, "width": 208, "height": 87, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[14] S. Avikal, R. Singh, R. Rashmi, “QFD and Fuzzy Kano model based approach for classification of aesthetic attributes of SUV car profile,” Journal of Intelligent Manufacturing , vol. 31, no.", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 374, "width": 97, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2, hal. 271- 84, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 306, "top": 393, "width": 207, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[15] A. Ishak, R. Ginting, B. Suwandira, AF.", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 413, "width": 179, "height": 124, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Malik, “Integration of kano model and quality function deployment (QFD) to improve product quality: a literature review,” In IOP Conference Series: Materials Science and Engineering 2020 Dec 1 (vol. 1003, no. 1, hal. 012025). IOP Publishing.", "type": "Text" } ]
94ba8e83-b2cb-c9c0-70da-34d3b33114a5
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/elekdankom/article/download/12829/12419
[ { "left": 72, "top": 38, "width": 376, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-Journal Teknik Elektro dan Komputer vol 5 no.3, April – Juni 2016, ISSN : 2301-8402", "type": "Page header" }, { "left": 530, "top": 38, "width": 12, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "71", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 192, "width": 227, "height": 81, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The computer is one of the present technological expansion that is often used in education or employment, although still many people who do not yet know and understand the use of the computer. Along with the development of technology and information in this modern era, every information expected to presented in a more practical, for example in the applications from a variety of platforms, such as Android.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 275, "width": 227, "height": 111, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Android is a Java-based operating system that was designed on the LINUX kernel for touch screen mobile devices such as smartphones and computer tablet. Android has some particular characteristics, was built open and can be freely extended to incorporate new technologies that are more advanced. The applications can be built to have equal access to the capabilities of a phone in the provision of services, break the barriers to make new and innovative applications, and has a set of tools that can be used to help application developers improve the productivity of the application.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 389, "width": 227, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This research aims to design learning application about the introduction of computers based on Android, and the design stage of this application using Waterfall method. This research is expected to help people's lives especially those yet to know and understand the use of computers.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 440, "width": 227, "height": 60, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The essence of this application is the relationship of each screen there. Although the design is still a simple, but basically this application has been created as a learning tool for the introduction of computers. The system works can be said to be going pretty well, considering a few mistakes on the application.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 513, "width": 207, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Key Word : Android, Computer, Learning, Smartphone", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 545, "width": 227, "height": 91, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komputer adalah salah satu pengembangan teknologi masa kini yang sering dipakai dalam dunia pendidikan maupun pekerjaan, meskipun masih banyak juga kalangan masyarakat yang belum mengenal dan mengerti penggunaan komputer. Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi pada era modern ini, setiap informasi diharapkan mampu disajikan secara lebih praktis, misalnya dalam bentuk aplikasi dari berbagai platform, seperti Android.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 638, "width": 227, "height": 81, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Android adalah sistem operasi berbasis Java yang dirancang pada kernel linux untuk perangkat seluler layar sentuh seperti telepon pintar (smartphone) dan komputer tablet. Android memiliki beberapa karekteristik tertentu, yaitu dibangun terbuka dan dapat secara bebas diperluas untuk memasukan teknologi baru yang lebih maju. Semua aplikasi dapat dibangun untuk memiliki akses yang sama terhadap kemampuan sebuah telepon", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 192, "width": 227, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dalam menyediakan layanan, memecahkan hambatan untuk membangun aplikasi yang baru dan inovatif, serta memiliki sekumpulan tools yang dapat digunakan untuk membantu para pengembang aplikasi dalam meningkatkan produktivitas dari aplikasi yang dibuat.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 244, "width": 227, "height": 70, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk merancang aplikasi pembelajaran pengenalan komputer berbasis Android dan untuk tahapan perancangan aplikasi ini menggunakan metode Waterfall. Dari penelitian ini diharapkan dapat membantu kehidupan masyarakat khususnya yang belum mengenal dan memahami penggunaan komputer secara umum.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 316, "width": 230, "height": 70, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Inti dari aplikasi ini adalah hubungan dari setiap screen yang ada. Meskipun desainnya masih bersifat sederhana,namun pada dasarnya aplikasi ini sudah berhasil dibuat sebagai salah satu sarana pembelajaran untuk pengenalan komputer. Sistem kerjanya bisa dikatakan berjalan cukup baik, mengingat terjadi beberapa kesalahan pada aplikasi.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 399, "width": 227, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata kunci : Android, Komputer, Pembelajaran, Telepon pintar", "type": "Text" }, { "left": 387, "top": 437, "width": 84, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "I PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 466, "width": 228, "height": 182, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dewasa ini, teknologi berkembang semakin pesat. Teknologi terus dikembangkan, dengan harapan bisa membantu masyarakat dalam melaksanakan pekerjaan. Gaya hidup serta pola pikir masyarakat pun secara tidak langsung sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang ada, seperti sebuah alat yang sudah cukup dikenal, yaitu komputer. Komputer adalah salah satu pengembangan teknologi masa kini yang sering dipakai dalam dunia pendidikan maupun pekerjaan, meskipun masih banyak juga kalangan masyarakat seperti di daerah pelosok yang belum mengenal dan mengerti penggunaan komputer. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, seluruh kalangan masyarakat pasti akan mengenal dan memahami pentingnya peranan komputer dalam setiap aspek kehidupan.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 650, "width": 227, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komputer memiliki beberapa peranan penting misalnya untuk membantu mempermudah pekerjaan, melihat informasi terbaru tentang kehidupan sekitar tentunya dengan koneksi internet dan bisa dipakai untuk belajar baik yang berhubungan dengan komputer maupun ilmu pengetahuan lain. mengingat bahwa", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 78, "width": 468, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perancangan Aplikasi Pembelajaran Pengenalan Komputer Berbasis Android", "type": "Section header" }, { "left": 123, "top": 145, "width": 376, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hance Basten Bastian, Arie S. M. Lumenta, Brave A. Sugiarso Jurusan Teknik Elektro-FT, UNSRAT, Manado-95115, Email: [email protected], [email protected], [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 376, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-Journal Teknik Elektro dan Komputer vol 5 no.3, April – Juni 2016, ISSN : 2301-8402", "type": "Page header" }, { "left": 530, "top": 38, "width": 12, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "72", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 228, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "informasi selalu dibutuhkan dalam dunia pendidikan, pekerjaan, bahkan dalam hal berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain. Namun masih banyak orang yang belum mengetahui dan mampu mengoperasikan komputer. Informasi petunjuk untuk mempelajari penggunaan komputer bisa didapatkan dengan membeli buku-buku yang berhubungan dengan komputer atau pergi ke warnet dan melihat petunjuk pemakaian komputer lewat internet, tapi seiring berkembangnya teknologi berbagai informasi pembelajaran bisa dimuat dalam satu aplikasi yang bisa di-download lewat gadget dengan mudah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 212, "width": 228, "height": 147, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan pertimbangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penyajian informasi dengan menggunakan teknologi terkini seperti gadget berbasis Android akan sangat membantu masyarakat untuk memperoleh informasi secara cepat dan mudah dalam sebuah genggaman. Maka telah diputuskan untuk melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul “Perancangan Aplikasi Pembelajaran Pengenalan Komputer Berbasis Android ”.Dari penelitian tersebut diharapkan dapat membantu kehidupan masyarakat yang belum mengenal dan memahami penggunaan komputer melalui internet yang bisa diakses dimana saja.", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 380, "width": 99, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "II LANDASAN TEORI", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 409, "width": 53, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Android", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 421, "width": 227, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Android adalah sistem operasi berbasis Java yang dirancang pada kernel linux untuk perangkat seluler layar sentuh seperti telepon pintar dan komputer tablet. Android awalnya dikembangkan oleh Android, Inc., dengan dukungan finansial dari Google.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 478, "width": 227, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Google Inc, sepenuhnya membangun Android dan menjadikannya bersifat terbuka (open source) sehingga para pengembang dapat menggunakan Android tanpa mengeluarkan biaya lisensi dari Google.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 524, "width": 227, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Android memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 547, "width": 54, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Terbuka", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 559, "width": 228, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Android dibangun terbuka sehingga aplikasi dapat memanggil salah satu fungsi inti ponsel seperti membuat panggilan, mengirim teks pesan, menggunakan kamera serta beberapa fungsi lainnya. Android menggunakan mesin virtual yang dirancang khusus untuk mengoptimalkan sumber daya memori dan perangkat keras. Android merupakan open source, dapat secara bebas diperluas untuk memasukan teknologi baru yang lebih maju.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 662, "width": 138, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Semua aplikasi dibuat sama", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 674, "width": 227, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Android tidak memberikan perbedaan terhadap aplikasi utama dari telepon dan aplikasi pihak ketiga. Semua aplikasi dapat dibangun untuk memiliki akses", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 74, "width": 227, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "yang sama terhadap kemampuan sebuah telepon dalam menyediakan layanan.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 97, "width": 173, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3) Memecahkan hambatan pada aplikasi", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 109, "width": 227, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Android memecahkan hambatan untuk membangun aplikasi yang baru dan inovatif. Misalnya, pengembang dapat mengembangkan informasi yang diperoleh dari web dengan data pada ponsel seseorang seperti kontak pengguna, kalender atau lokasi geografis.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 166, "width": 207, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4) Pengembangan aplikasi yang mudah dan cepat", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 178, "width": 227, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Android menyediakan akses kepada pengguna untuk menggunakan library yang diperlukan dan tools agar dapat membuat aplikasi yang semakin baik. Android memiliki sekumpulan tools yang dapat digunakan untuk membantu para pengembang aplikasi dalam meningkatkan produktivitas dari aplikasi yang dibuat.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 270, "width": 60, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B. Komputer", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 281, "width": 227, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komputer bekerja seperti sebuah otak elektronik yang bisa menyelesaikan banyak soal dan mengelolah data (informasi) dengan sangat cepat. Akan tetapi, dia tidak bisa berpikir dengan sendirinya. Agar dapat berfungsi, komputer memerlukan bagian yang harus berjalan. Ketiga bagian tersebut adalah perangkat keras (hardware), perangkat lunak (Software), dan manusia yang menjalankan (Brainware).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 373, "width": 227, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komputer berasal dari bahasa latin yaitu 'computare' yang berarti menghitung. Karena luasnya bidang tentang ilmu komputer, para pakar dan peneliti sedikit saling berbeda dalam mendefinisikan apa itu komputer.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 431, "width": 228, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komputer adalah mesin penghitung elektronik yang cepat dan dapat menerima informasi input secara digital, lalu memprosesnya sesuai dengan program yang tersimpan didalam memorinya, dan kemudian menghasilkan output atau keluaran berupa informasi.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 500, "width": 73, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "C. App Inventor", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 511, "width": 227, "height": 147, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "App Inventor adalah sistem perangkat lunak untuk membuat aplikasi pada perangkat Android. Uniknya, App Inventor dibuat tidak seperti sistem pengembangan aplikasi biasa , di mana seorang programmer harus menuliskan baris-baris kode program, melainkan dengan interaksi visual berbasis grafis. Dalam hal ini, App Inventor dapat disebut sebagai sistem terpadu untuk mengembangkan aplikasi berbasis blog-blog grafis ( dalam istilah asing: blocks language ). Jika kita mengenal Scartch ( http://scratch.mit.edu), App Inventor bekerja dengan cara yang kurang-lebih sama, tetapi untuk platform perangkat bergerak pada yang berbasis Android.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 661, "width": 227, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Istilah App Inventor dan inventor digunakan sebagi sinonim. Inventor diuji coba pertama kali pada kalangangan terbatas juli 2010, kemudian dirilis ke publik pada desember tahun yang sama. Pengembangan Inventor dimotifikasi oleh keyakinan dan perspektif", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 376, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-Journal Teknik Elektro dan Komputer vol 5 no.3, April – Juni 2016, ISSN : 2301-8402", "type": "Page header" }, { "left": 530, "top": 38, "width": 12, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "73", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 228, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "edukasi yang kuat bahwa pembelajaran aktif pemograman (secara visual) dapat menjadi wahana untuk memicu ide-ide baru dan kreatif.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 120, "width": 94, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D. Metode WaterFall", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 132, "width": 227, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk perancangan aplikasi ini digunakan metode waterfall, seperti pada gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 152, "width": 98, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "− Analisa kebutuhan", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 167, "width": 209, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mengumpulkan data yang diperlukan untuk pembuatan aplikasi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 187, "width": 227, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "− Desain Merancang tampilan antarmuka dari aplikasi yang akan dibuat.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 223, "width": 42, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "− Kode", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 237, "width": 212, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam hal ini kode program yang akan dimasukkan berbentuk serangkaian blok.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 258, "width": 55, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "− Uji coba", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 273, "width": 209, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aplikasi akan diuji baik sistem kerjanya maupun penerapannya terhadap beberapa jenis smartphone.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 293, "width": 77, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "− Pemeliharaan", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 308, "width": 209, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Melakukan pemeriksaan atau penambahan data (update) terhadap aplikasi yang sudah dibuat.", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 342, "width": 142, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "III METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 365, "width": 139, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Lokasi Dan Waktu Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 377, "width": 224, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perancangan dilakukan mulai dari bulan Juli 2015 sampai dengan bulan januari 2016. Tempat perancang", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 74, "width": 230, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "-an dan pengujian aplikasi dilaksanakan di laboratorium teknik komputer dan kediaman penulis. Metodologi yang dibahas hanya dari tahap satu sampai tahap ke empat.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 132, "width": 83, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B. Alat dan Bahan", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 143, "width": 227, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perangkat keras yang digunakan adalah laptop ASUS X550DP ( AMD Quad Core A10-5750M APU ) dan Software digunakan adalah Software App Inventor, Smartphone dan Software Mobizen Mirroring.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 201, "width": 49, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "C. Desain", "type": "Section header" }, { "left": 333, "top": 212, "width": 97, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Flowchart Aplikasi", "type": "List item" }, { "left": 351, "top": 224, "width": 191, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Flowchart merupakan gambaran aliran sistem kerja dari aplikasi yang dibuat, bisa dilihat pada gambar 2 . Dan terdiri dari empat menu awal dan lima menu utama seperti pada gambar 4.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 281, "width": 91, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Struktur Navigasi", "type": "List item" }, { "left": 351, "top": 293, "width": 194, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Struktur navigasi seperti pada gambar 3, merupakan gambaran hubungan alur aplikasi yang akan berjalan dari satu menu ke menu yang lain. Struktur navigasi yang dibuat pada aplikasi ini menggunakan stuktur navigasi hirarki", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 362, "width": 127, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3) Rancangan User Interface", "type": "List item" }, { "left": 351, "top": 373, "width": 191, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rancangan tampilan dasar antarmuka dari aplikasi yang akan dibuat dapat dilihat pada gambar 4.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 662, "width": 19, "height": 4, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sejarah", "type": "Picture" }, { "left": 174, "top": 660, "width": 26, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perangkat Keras", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 662, "width": 19, "height": 4, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sejarah", "type": "Picture" }, { "left": 174, "top": 660, "width": 70, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perangkat Keras Perangkat Lunak", "type": "Table" }, { "left": 265, "top": 660, "width": 19, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Latihan Soal", "type": "Table" }, { "left": 84, "top": 590, "width": 116, "height": 97, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Informasi Sejarah Perangkat Keras Menu Awal Menu Utama Refrensi Sejarah Peng", "type": "Picture" }, { "left": 129, "top": 660, "width": 155, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "-operasian Perangkat Keras Perangkat Lunak Latihan Soal", "type": "Table" }, { "left": 87, "top": 683, "width": 61, "height": 4, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Informasi Pilih", "type": "Picture" }, { "left": 182, "top": 683, "width": 11, "height": 4, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pilih", "type": "Table" }, { "left": 175, "top": 680, "width": 107, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Informasi Pilih Informasi Jawab", "type": "Picture" }, { "left": 269, "top": 686, "width": 11, "height": 4, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Soal", "type": "Table" }, { "left": 83, "top": 413, "width": 429, "height": 315, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Informasi Info Keluar Informasi Informasi Sejarah Perangkat Keras Pengoperasian Perangkat Lunak Lati han Soal Menu Keluar Refrensi Info Image Gambar 2 Flowchart Gambar 1 Metode Waterfall Gambar 3 Struktur Navigasi Mulai me nu Menu Info Refere nsi Kel uar Se ja rah P.Ker as P.Lunak Peng opera sian Lat ihan Soa l Tidak Berhe nt i Tidak Ya info informasi re fer ensi informasi Tidak Ya Ya sej arah P. Ker as P.Lunak Peng opera sian Lat ihan Soa l informasi informasi informasi informasi informasi Ya Ya Ya Ya Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Kel uar Ya Tidak Analisa Kebutuhan Desain Kode Uji Coba Pemeliharaan Gambar 4 User Interface", "type": "Picture" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 376, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-Journal Teknik Elektro dan Komputer vol 5 no.3, April – Juni 2016, ISSN : 2301-8402", "type": "Page header" }, { "left": 530, "top": 38, "width": 12, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "74", "type": "Page header" }, { "left": 118, "top": 81, "width": 401, "height": 275, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Tampilan Awal B. Menu Utama Img 1 Btn 1 Btn 2 Btn 3 Btn 1 Btn 2 Btn 3 Btn 4 Btn 5 Text B 1 B 2 B 3 B 4 B 5 B 6 B 7 C. Sejarah ( Hal.1) Text B 1 B 2 B 3 B 4 B 5 B 6 B 7 Sejarah ( Hal.2 ) Text 1 Text Text S oal Penjelasan Pilihan 1 G. Latihan Soal Btn 1 Btn 2 Btn 3 Btn 4 Btn 5 Btn 7 Btn 8 Btn 1 Btn 2 Btn 3 Btn 4 Btn 5 Btn 6 Btn 11 Btn 9 Btn 10 Img 1 Text D. Menu pilihanan Perangkat keras Penjelasan Pilihan 1 Img 1 Text 2 Img 2 Text 3 Img 3 E. Menu pilihan pengoperasian Text B 1 B 2 B 3 B 4 B 5", "type": "Picture" }, { "left": 153, "top": 136, "width": 369, "height": 256, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "F. Perangkat Lunak ( Hal.1) Text B 1 B 2 B 3 B 4 B 5 Perangkat Lunak ( Hal.2) List Picker Btn 1 Btn 4 Text jawaban Pilihan jawaban Text jawaban Text jawaban Text Btn 1 Btn 2 Text Refrensi Info Gambar 5 Storyboard Aplikasi", "type": "Picture" }, { "left": 251, "top": 687, "width": 134, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 6 Tampilan desain App Inventor", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 376, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-Journal Teknik Elektro dan Komputer vol 5 no.3, April – Juni 2016, ISSN : 2301-8402", "type": "Page header" }, { "left": 530, "top": 38, "width": 12, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "75", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 350, "width": 65, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E. Storyboard", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 362, "width": 227, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada saat aplikasi dijalankan (lihat pada gambar 5) akan muncul tampilan awal yang berisi 4 (empat) button. 1 (satu) button berfungsi untuk mengakses menu selanjutnya, 2 (dua) button berfungsi untuk menampilkan informasi dan 1 (satu) button berfungsi untuk menutup aplikasi. Tampilan selanjutnya akan menampilkan 5 (lima) pilihan menu, dari ke 5(lima) menu 3 diantaranya akan langsung menampilkan informasi, 2 (dua) menu yang tersisa ketika diakses akan menampilkan beberapa pilihan menu, dan setelah dipilih, informasinya akan ditampilkan semua.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 500, "width": 52, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D. Coding", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 511, "width": 142, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Tampilan desain App Inventor", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 523, "width": 209, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada saat akan membuat projek baru, akan muncul tampilan seperti pada gambar 6 yang ditunjukan pada baris ke tiga dan terdiri dari 4 (empat) bagian yaitu Pallete, Viewer, Components dan properties.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 578, "width": 227, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "− Palette : Tempat untuk memilih komponen yang disusun berdasarkan kategori seperti user interface, layout, media dan lain -lain.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 613, "width": 227, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "− Viewer : Tempat atau bidang dimana komponen diletakkan dan diatur secara visual. Tampilan viewer bisa di-setting berdasarkan tampilan smartphone atau tablet.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 660, "width": 227, "height": 46, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "− Components : Menampilkan semua komponen yang digunakan, komponen yang digunakan pada pembuatan aplikasi pembelajaran komputer bisa dilihat pada tabel I.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 501, "width": 227, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "− Properties : Menampilkan sifat atau properti dari komponen yang digunakan. Setiap komponen bisa diatur berdasarkan kebutuhan,misalnya mengatur Height (tinggi) dan Width lebar.", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 562, "width": 135, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Tampilan Blok App Inventor", "type": "Section header" }, { "left": 333, "top": 574, "width": 209, "height": 112, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bagian ini adalah tempat untuk merancang sistem kerja dari aplikasi (lihat gambar 7). Sistem kerja aplikasi ini menggunakan blok yang nantinya akan disusun seperti puzzle sehingga menjadi serangkaian blok untuk menjalankan aplikasi tersebut, sama seperti komponen yang ada pada bagian design yang disusun berdasarkan kategori, blok yang tersedia pun disusun berdasarkan fungsinya, seperti kategori blok control, logic, math, lists colors, variables dan procedures.", "type": "List item" }, { "left": 351, "top": 363, "width": 167, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tipe Komponen Palette Button User Interface Label User Interface Image User Interface ListPicker User Interface Vertical Arrangement Layout Horizontal Arrangement Layout", "type": "Table" }, { "left": 366, "top": 463, "width": 149, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Activity Starter Connectivity Notification", "type": "Picture" }, { "left": 470, "top": 478, "width": 48, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "User Interface", "type": "Table" }, { "left": 261, "top": 332, "width": 253, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 7 Tampilan Blok Design TABEL I KOMPONEN YANG DIGUNAKAN", "type": "Picture" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 376, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-Journal Teknik Elektro dan Komputer vol 5 no.3, April – Juni 2016, ISSN : 2301-8402", "type": "Page header" }, { "left": 530, "top": 38, "width": 12, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "76", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 385, "width": 227, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Button, digunakan sebagai sub sistem dimana fungsinya untuk mengakses ke screen yang lain", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 408, "width": 227, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Label, digunakan untuk memasukan teks berupa informasi atau pun nama dari suatu item.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 431, "width": 227, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Image, digunakan untuk memasukkan gambar. ListPicker, digunakan untuk pilihan jawaban pada menu latihan soal.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 465, "width": 227, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vertical dan Horizontal Arrangement, digunakan untuk mengatur posisi dari button, label dan image.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 488, "width": 227, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Activity Starter, digunakan untuk mengakses ke tampilan luar seperti web, atau jaringan social media.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 511, "width": 227, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Notification, digunakan sebagai sebuah pesan singkat.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 546, "width": 113, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3) Proses Unduh Aplikasi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 557, "width": 227, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada menu Build. ada dua cara yang bisa digunakan untuk meng-unduh aplikasi yang sudah dibuat, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 592, "width": 227, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "App ( Provide QR code for .apk ) : aplikasi akan diunduh langsung ke perangkat (Tab/Smarphone) dengan menggunakan aplikasi Barcode Scanner. App ( Save .apk to my computer ) : aplikasi akan diunduh dari browser yang dipakai dan akan tersimpan dalam komputer/laptop.", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 678, "width": 141, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "IV HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 695, "width": 221, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aplikasi ini dibuat dengan tujuan sebagai salah satu sa", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 385, "width": 227, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "-rana pembelajaran dasar komputer yang akan diimple mentasikan pada smartphone berbasis Android. Pada bab ini akan dipaparkan hasil dan pengujian dari aplikasi yang sudah dibuat.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 431, "width": 108, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Tampilan Antarmuka", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 442, "width": 227, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada Aplikasi yang dibuat terdapat beberapa antarmuka. Berikut merupakan perincian tampilan antarmuka dari Aplikasi Pembelajaran Pengenalan Komputer Berbasis Android, dengan platform Android yang akan ditampilkan melalui salah satu smartphone.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 511, "width": 114, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B. Tampilan Icon Aplikasi", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 523, "width": 227, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saat aplikasi selesai diinstal maka icon APK (Aplikasi Pembelajaran Komputer) yang berwarna biru, akan muncul pada tampilan home aplikasi seperti pada gambar 8.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 580, "width": 107, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "C. Tampilan Menu Awal", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 592, "width": 227, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada tampilan menu awal (lihat gambar 9) terdapat beberapa pilihan yaitu menu utama dan keluar, serta tambahan informasi mengenai pembuat aplikasi", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 638, "width": 114, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D. Tampilan Menu Utama", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 649, "width": 227, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada menu utama (lihat gambar 10) terdapat 4 pilihan yang menyajikan informasi dasar tentang komputer, yaitu sejarah, perangkat lunak, perangkat keras, dan pengoperasian, serta pilihan lain untuk latihan soal.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 353, "width": 371, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 9 Tampilan Menu Awal Gambar 8 Tampilan Icon Pada Aplikasi Smartphone", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 376, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-Journal Teknik Elektro dan Komputer vol 5 no.3, April – Juni 2016, ISSN : 2301-8402", "type": "Page header" }, { "left": 530, "top": 38, "width": 12, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "77", "type": "Page header" }, { "left": 363, "top": 348, "width": 131, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 11 Tampilan Informasi Sejarah", "type": "Caption" }, { "left": 356, "top": 656, "width": 138, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 13 Tampilan Informasi Prosessor", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 657, "width": 148, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 12 Tampilan Menu Perangkat Keras", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 347, "width": 115, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 10 Tampilan Menu Utama", "type": "Picture" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 376, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-Journal Teknik Elektro dan Komputer vol 5 no.3, April – Juni 2016, ISSN : 2301-8402", "type": "Page header" }, { "left": 530, "top": 38, "width": 12, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "78", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 338, "width": 142, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 14 Tampilan Menu Pengoperasian", "type": "Caption" }, { "left": 103, "top": 383, "width": 393, "height": 212, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "No Fungsi tombol Penjelasan Kesimpulan 1 Menu Berjalan dengan baik Baik 2 Keluar aplikasi Berjalan dengan baik Baik 3 Menu sejarah Berjalan dengan baik Baik 4 Menu perangkat keras Berjalan dengan baik Baik 5 Menu perangkat lunak Berjalan dengan baik Baik 6 Menu pengoperasian Berjalan dengan baik Baik 7 Menu latihan soal Berjalan dengan baik Baik 8 Page/halaman (Sejarah) Berjalan dengan baik Baik 9 Page/halaman (Perangkat lunak) Berjalan dengan baik Baik 10 Tiap menu pada perangkat keras Berjalan dengan baik Baik 11 Tiap menu pada Perangkat lunak Berjalan dengan baik Baik 12 Pilihan jawaban pada menu latihan soal Berjalan dengan baik Baik 13 Pertanyaan berikut pada menu latihan soal Berjalan dengan baik Baik 14 Info Berjalan dengan baik Baik", "type": "Table" }, { "left": 104, "top": 337, "width": 382, "height": 320, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "15 Refrensi Berjalan dengan baik Baik TABEL II PENGUJIAN SISTEM KERJA APLIKASI Gambar 15 Menu Latihan Soal Smartphone Spesifikasi Android", "type": "Picture" }, { "left": 135, "top": 650, "width": 336, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil Andromax R Lollipop, Quadcore, RAM 1Gb. Baik Andromax I3 Kitkat, Quadcore, RAM 1Gb.", "type": "Table" }, { "left": 453, "top": 679, "width": 17, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Baik", "type": "Picture" }, { "left": 136, "top": 693, "width": 345, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Andromax C Jelly Bean, Dual Core, RAM 512Mb Cukup baik", "type": "Table" }, { "left": 212, "top": 634, "width": 193, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "TABEL III PENGUJIAN APLIKASI PADA SMARTPHONE", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 376, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-Journal Teknik Elektro dan Komputer vol 5 no.3, April – Juni 2016, ISSN : 2301-8402", "type": "Page header" }, { "left": 530, "top": 38, "width": 12, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "79", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 118, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E. Tampilan Menu Sejarah", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 86, "width": 227, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada menu ini disajikan informasi mengenai sejarah komputer yang dapat dilihat pada gambar 11.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 120, "width": 155, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "F. Tampilan Menu Perangkat Keras", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 132, "width": 227, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Seperti pada gambar 12, screen ini menampilkan menu dengan memakai gambar dari beberapa jenis perangkat keras yang ketika diklik akan menampilkan informasi (lihat gambar 13) mengenai perangkat keras tersebut", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 201, "width": 147, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "G. Tampilan Menu Pengoperasian", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 212, "width": 227, "height": 78, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada screen ini disediakan menu pilihan umum/standar dari pengoperasian komputer. Dapat dilihat pada gambar 14 ada 4 (empat) jenis menu pengoperasian dasar yang disediakan, seperti : Tahap awal (menghidupkan dan mematikan komputer), Memindahkan atau meng-copy file, Menghapus file, Memasang dan menggunakan printer.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 304, "width": 138, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "H. Tampilan Menu Latihan Soal", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 316, "width": 227, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada aplikasi yang dibuat disediakan juga menu tambahan untuk mengasah ingatan setelah user membaca semua informasi yang ada. Pada menu latihan soal (lihat gambar 15) user langsung diperhadapkan dengan soal dimana jawabannya bisa dipilih dengan mengklik tombol pilihan jawaban.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 396, "width": 97, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "I. Pengujian Aplikasi", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 413, "width": 202, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aplikasi akan diuji dalam dua kategori pengujian, yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 434, "width": 194, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "− Pengujian tombol atau sub sistem aplikasi", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 446, "width": 168, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "− Pengujian aplikasi pada smartphone.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 472, "width": 227, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada tabel II dapat dilihat ada 15 jenis pengujian tombol atau sub sistem pada aplikasi dan semuanya berfungsi dengan baik .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 507, "width": 228, "height": 78, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengujian pada tipe smartphone (lihat tabel III) Andromax R dan Andromax I3 menunjukan hasil yang baik sedangkan pengujian yang dilakukan pada smartphone jenis Andromax C menunjukan hasil yang cukup baik karena pada waktu pengujian fungsi tombol aplikasi berjalan dengan baik, tapi terkadang aplikasi terhenti dengan sendirinya.", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 610, "width": 137, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "V KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 633, "width": 68, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 645, "width": 209, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Setelah selesai melakukan perancangan dan pengujian dari aplikasi ini maka dapat ditarik beberapa kesimpulan seperti dibawah ini,", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 677, "width": 227, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "− Aplikasi ini sudah berhasil dibuat sebagai salah satu sarana pembelajaran untuk pengenalan dasar dari komputer.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 72, "width": 227, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "− Fungsi sub sistem kerja dari aplikasi berjalan dengan baik.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 95, "width": 227, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "− Inti dari aplikasi ini adalah terhubungnya tiap screen yang ada.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 119, "width": 227, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "− Design tampilan antarmuka dari aplikasi ini masih sederhana.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 157, "width": 44, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B. Saran", "type": "Section header" }, { "left": 333, "top": 168, "width": 209, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saran ini diberikan bagi siapa saja yang ingin mengembangkan aplikasi ini atau ingin membuat aplikasi yang baru.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 200, "width": 227, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "− kelihatan lebih bagus bila menggunakan gambar yang bergerak.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 224, "width": 227, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "− Penambahan bagian kamus untuk istilah-istilah terkait bidang komputer.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 248, "width": 227, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "− Melakukan pemisahan sebagian besar data dari aplikasi.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 271, "width": 227, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "− App Inventor bisa menjadi media yang baik untuk membuat aplikasi yang sederhana.", "type": "List item" }, { "left": 392, "top": 319, "width": 91, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 342, "width": 227, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[1] Aingindra. (Mei 2013). Pengertian Android [online] Tersedia di http://www.aingindra.com, Tanggal akses : 15 juni 2015", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 366, "width": 229, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[2] Anonym. (Maret 2012). Blok App Inventor [online] Tersedia di Http://appinventor.mit.edu , Tanggal akses : 10 juli 2016", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 390, "width": 227, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[3] Anonym. (Maret 2012). Komponen App Inventor [online] Tersedia di Http://ai2.appinventor.mit.edu, Tanggal akses : 8 juli 2016.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 423, "width": 227, "height": 17, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[4] B. H. Robert, “Computer Annual, an introduction to information systems”, New York,1985.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 448, "width": 227, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[5] E. Mulyana, “App Inventor: Ciptakan Sendiri Aplikasi Androidmu”, Yogyakarta, ANDI, 2012.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 472, "width": 227, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[6] F. M. William, ”Introduction to The Computer,The Tool of Business, Prentice-Hall, inc. ”,Englewood cliffs,New Jersey, 1973.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 505, "width": 223, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[7] J. Hartono, “Pengenalan Komputer”, Yogyakarta, ANDI, 2005.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 520, "width": 227, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[8] K. Abdul. “From Zero to A Pro – Pemograman Aplikasi Android”, Yogyakarta, ANDI, 2013.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 547, "width": 227, "height": 17, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[9] K. Tomas, (2007) A first look at Google Android [online] Tersedia di Http://id.scribd.com, Tanggal akses : 15 juni 2015", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 572, "width": 227, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[10] Royger, (2012), Pengertian Dalvik Virtual Machine [online] Tersedia di Http://www.royger.com, Tanggal akses : 15 juni 2015", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 605, "width": 227, "height": 17, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[11] R. Deny, “Mengenal Hardware Dan Software Komputer”, Citraunggul Laksana, Jakarta Timur, 2008", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 630, "width": 227, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[12] Eko, Arsitektur Sistem Operasi Android [online] Tersedia di Http://www.vedcmalang.com, Tanggal akses : 17 juni 2015", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 654, "width": 227, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[13] S. H. Donald, “Computer Today” Mc Graw-Hill, inc., second edition, New York,1985.", "type": "List item" } ]
69f702f7-c55d-381a-41d6-9e777d0a5497
https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/qadauna/article/download/17244/10334
[ { "left": 289, "top": 774, "width": 18, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "205", "type": "Page footer" }, { "left": 110, "top": 156, "width": 382, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KONSEP KAFA’AH PADA PERKAWINAN ANGGOTA TNI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM", "type": "Section header" }, { "left": 216, "top": 202, "width": 163, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Husna Sulfiyah 1 , Hartini Tahir 2", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 215, "width": 229, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12 Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar", "type": "Text" }, { "left": 213, "top": 232, "width": 169, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 272, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 285, "width": 457, "height": 246, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Permasalahan pokok pada penelitian ini yaitu perkembangan konsep kafa’ah pada perkawinan anggota TNI dan bagaimana analisis hukum Islam terhadap metode penetapan kafa’ah tersebut. Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif (pnelitian normative atau Library Research) melalui perundang-undnagan dan buku-buku serta jurnal untuk memperoleh data yang jelas . Aturan dalam metode penetapan Kafa’ah bahwasanya “calon suami yang berasal dari TNI harus dalam pangkat yang sama atau lebih tinggi pada saat mengajukan izin pernikahan” terkesan tidak sesuai dengan hukum Islam, tetapi menurut jumhur ulama diperbolehkan, karena pekerjaan juga dipertimbangkan dalam kriteria kafa’ah . Penetapan kafa’ah tersebut dimaksudkan untuk kemaslahatan, yakni agar kowad lebih selektif dalam memilih pasangan, menjaga kehormatan dan harga diri suami baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan kesatuan TNI, menghindari percekcokan dalam rumah tangga serta untuk menyamakan visi dan misi dalam menjalankan tugas. Dalam konsep kafa’ah dalam perkawinan Islam, penetapan pekerjaan sebagai kriteria kafa’ah , menurut jumhur diperbolehkan, karena selain agama, pekerjaan juga perlu dipertimbangkan sebagai kriteria kafa’ah dengan tujuan untuk kemaslahatan, yaitu terciptanya keluarga yang sakinah mawadah dan rahmah. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka diharapkan bagi anggota TNI benar-benar harus selektif dalam memilih calon suami/istri dengan menselaraskan visi dan misi demi menjaga keharmonisan dalam rumah tangga.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 534, "width": 243, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Hukum Islam, Kafa’ah , Perkawinan", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 565, "width": 44, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 578, "width": 456, "height": 177, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research discusses the development of the concept of kafa'ah in the marriage of TNI members and how Islamic law analyzes the method of determining the kafa'ah. The type of research used is empirical normative and literature (Library Research), namely by studying the literature, laws and regulations, books and the writings of scholars related to this research. At first glance, the method of determining kafa'ah in the regulation that \"a husband candidate who comes from the TNI must be in the same rank or higher when applying for a marriage permit\" does not appear to be in accordance with Islamic law, but according to the number of scholars it is permissible, because the job is also considered in the criteria of kafa'ah. The determination of kafa'ah is intended for benefit, namely so that kowad is more selective in choosing a partner, maintains the honor and dignity of the husband both within the family environment and within the TNI unit, avoids fights in the household and to equalize the vision and mission in carrying out their duties. In the concept of kafa'ah in Islamic marriage, the stipulation of work as a criterion for kafa'ah, according to jumhur is", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 57, "width": 197, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep Kafa’ah Pada Perkawinan Anggota TNI dalam Perspektif Hukum Islam", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 93, "width": 123, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Husna Sulfiyah, Hartini Tahir", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 774, "width": 210, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "206 | QaḍāuNā Volume 2 Nomor 1 Desember 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 124, "width": 456, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "permissible, because apart from religion, work also needs to be considered as a criterion for kafa'ah with the aim of benefiting, namely the creation of a family that is sakinah mawadah and mercy. Based on the above conclusions, it is hoped that TNI members must really be selective in choosing a husband / wife candidate by harmonizing the vision and mission in order to maintain harmony in the household.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 196, "width": 216, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Islamic Law, Kafa'ah, Marriage.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 238, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 269, "width": 431, "height": 155, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam realita kehidupan umat manusia. Dengan adanya perkawinan rumah tangga dapat ditegakkan dan dibina sesuai dengan norma agama dan tata kehidupan masyarakat. Dalam rumah tangga berkumpul dua insan yang berlainan jenis (suami istri), mereka saling berhubungan agar mendapat keturunan sebagai penerus generasi. Insan-insan yang berada dalam rumah tangga itulah yang disebut “keluarga”. Keluarga merupakan unit terkecil dari suatu bangsa, keluarga yang dicita-citakan dalam ikatan perkawinan yang sah adalah keluarga sejahtera dan bahagia yang selalu mendapat ridha Allah SWT.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 440, "width": 431, "height": 115, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Allah telah menciptakan lelaki dan perempuan agar dapat berhubungan satu sama lain, saling mencintai, menghasilkan keturunan, dan hidup berdampingan secara damai dan sejahtera sesuai dengan perintah Allah dan petunjuk Raulullah SAW. Islam sangat menganjurkan pernikahan, dengan memenuhi rukun dan syaratnya serta terhindar dari hal-hal yang dilarang dalam pernikahan seperti telah diatur dalam al-Qur‟an dan Undang-Undang Perkawinan No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. 1", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 570, "width": 431, "height": 115, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Larangan perkawinan adalah larangan untuk kawin antara seorang laki-laki dan seorang perempuan. Secara garis besar larangan perkawinan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan menurut syara’ terbagi yaitu larangan abadi dan sementara. Diantara halangan-halangan abadi yang telah disepekati ada 3 yaitu nasab (keturunan), pembesanan dan sesusuan. Halangan sementara ada 9 yaitu halangan bilangan, halangan pengumpulan, halangan kehambaan, halangan kafir, halangan ihram, halangan sakit,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 714, "width": 456, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Rahman, Penjelasan Lengkap Hukum-Hukum Allah (Syariah) , terj. Zaimuddin dan Rusydi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 150", "type": "Footnote" }, { "left": 330, "top": 68, "width": 199, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep Kafa’ah Pada Perkawinan Anggota TNI dalam Perspektif Hukum Islam", "type": "Page header" }, { "left": 404, "top": 105, "width": 123, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Husna Sulfiyah, Hartini Tahir", "type": "Page header" }, { "left": 317, "top": 774, "width": 207, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "QaḍāuNā Volume 2 Nomor 1 Desember 2020 | 207", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 133, "width": 431, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "halangan „iddah, halangan perceraian tiga kali bagi suami yang menceraikan, dan halangan peristrian. 2", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 183, "width": 431, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di dalam aturan TNI jika ingin melangsungkan perkawinan terlebih dahulu harus mengajukan permohonan kepada komandan atau pejabat agama dalam lingkungan TNI.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 231, "width": 434, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ada beberapa syarat agar mendapatkan persetujuan dan bimibingan pernikahan yaitu, tidak membawa dampak negative atau merugikan nama instansi terkait, sehat jasmani rohani bagi kedua calon. Selain itu, persyaratan kelengkapan berkas administrasi harus terpenuhi. Mengajukan administrasi pernikahan, perceraian dan rujuk bagi anggota Kowad pada dasarnya sama dengan prajurit TNI AD.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 340, "width": 431, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persyaratan diatur dengan beberapa ketentuan yaitu: calon suami yang berasal dari TNI harus memiliki pangkat yang sama atau lebih tinggi, apabila bukan prajurit TNI harus memiliki pekerjaan tetap, dengan melampirkan surat keterangan dari instansi tempat bekerja dan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dan melampirkan NPWP bagi wiraswasta.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 450, "width": 432, "height": 114, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari aturan tersebut yang menarik perhatian penulis yaitu dalam Petunjuk Teknis tentang Pembinaan Anggota Korps Wanita Angkatan darat Nomor KEP/1022/XII/2016 Tanggal 14 Desember 2016 “Calon suami yang berasal dari TNI, harus dalam pangkat yang sama atau lebih tinggi, pada saat pengajukan izin pernikahan” Artinya Kowad tidak boleh menikah dengan prajurit TNI yang memiliki pangkat lebih rendah darinya, boleh jika pangkatnya sama atau lebih tinggi dari Kowad.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 580, "width": 431, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aturan ini juga terdapat dalam Peraturan Panglima TNI Nomor 50 tahun 2014 tentang Tatacara Perkawinan, Perceraian dan Rujuk bagi Prajurit.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 627, "width": 431, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Prajurit dilarang hidup bersama dengan wanita/laki-laki tanpa ikatan suami istri yang sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 669, "width": 431, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Prajurit wanita dilarang melaksanakan perkawinan dengan prajurit pria yang lebih rendah pangkatnya. 3", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 726, "width": 394, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Abdul Rahman Ghozali , Fiqh Munakahat , (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2013), h. 103-104.", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 57, "width": 197, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep Kafa’ah Pada Perkawinan Anggota TNI dalam Perspektif Hukum Islam", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 93, "width": 123, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Husna Sulfiyah, Hartini Tahir", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 774, "width": 210, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "208 | QaḍāuNā Volume 2 Nomor 1 Desember 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 124, "width": 432, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam Buku Petunjuk Teknis Tentang Berlakunya Tata Cara Perkawinan, Perceraian dan Rujuk Bagi TNI AD Nomor KEP/496/VII/2015 Tanggal 27 Juli 2015 yang menyatakan bahwa Prajurit wanita dilarang melaksanakan perkawinan dengan prajurit pria yang lebih rendah golongan pangkatnya. 4 Dan diatur juga dalam Pasal 4 ayat (3) Peraturan Panglima TNI Nomor PERPANG/11/VII/2007 Tanggal 4 Juli 2007 tentang Tata Cara Pernikahan, Perceraian dan Rujuk bagi Prajurit bahwa Prajurit wanita dilarang melaksanakan pernikahan dengan prajurit pria yang lebih rendah golongan pangkatnya. 5", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 273, "width": 432, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam Islam terdapat anjuran memilih pasangan yang sekufu’ . Agar dapat menyatukan visi dan misi dalam menjalani kehidupan Kafa’ah sama dengan setara, seimbang, sesuai, sederajat, atau sebanding. 6", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 341, "width": 431, "height": 200, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kafa’ah atau sekufu’ dalam perkawinan ialah laki-laki sebanding dengan calon istri sama dalam kedudukan, sebanding dalam tingkat sosial dan sederajat dalam akhlak dan kekayaan. Dalam istilah fikih, “sejodoh” disebut dengan “ Kafa’ah ”, artinya ialah sama, serupa seimbang, atau serasi. Menurut H. Abd. Rahman Ghazali, Kafa’ah atau kufu ‟, menurut bahasa artinya setara, seimbang atau keserasian/kesesuaian, serupa, sederajat atau sebanding. Yang dimaksud dengan Kafa’ah dalam perkawinan menurut istilah hukum Islam, yaitu keseimbangan dan keserasian antara calon istri dan suami sehingga masing-masing calon tidak merasa berat untuk melangsungkan perkawinan. Atau, laki- laki sebanding dengan calon istrinya, sama dalam kedudukan, sebanding tingkat sosial dan sederajat dalam akhlak serta kekayaan. 7", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 554, "width": 432, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jadi, tekanan dalam Kafa’ah adalah keseimbangan, keharmonisan dan keserasian terutama dalam hal agama yaitu aklhak dan ibadah. Realisasi penerapan Kafa’ah dalam masyarakat mengharuskan kesepadanan pekerjaan, profesi ataupun kondisi sosial", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 633, "width": 252, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Peraturan Panglima Tentara Indonesia Nomor 50 tahun 2014", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 650, "width": 455, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Surat Keputusan Nomor kep/496/VII/2015 tentang Pengesahan Berlakunya Buku Petunjuk Teknik Tentang Nikah Talak Cerai Rujuk", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 679, "width": 456, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Peraturan Panglima TNI, Nomor PERPANG/11/VII/2007 Tanggal4 Juli 2007 tentang Tata Cara Pernikahan, Perceraian dan Rujuk bagi Prajurit.", "type": "Footnote" }, { "left": 107, "top": 708, "width": 200, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat , h.96.", "type": "Footnote" }, { "left": 107, "top": 726, "width": 385, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 Tihami, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap, (Depok: Rajawali Pers, 2018), hal. 56", "type": "Footnote" }, { "left": 330, "top": 68, "width": 199, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep Kafa’ah Pada Perkawinan Anggota TNI dalam Perspektif Hukum Islam", "type": "Page header" }, { "left": 404, "top": 105, "width": 123, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Husna Sulfiyah, Hartini Tahir", "type": "Page header" }, { "left": 317, "top": 774, "width": 207, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "QaḍāuNā Volume 2 Nomor 1 Desember 2020 | 209", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 136, "width": 431, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "misalnya seorang dokter dengan dokter, seorang tani dengan tani, keturunan teuku dengan teuku, keturunan sayyid dengan syarifah.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 181, "width": 432, "height": 158, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kafa’ah dianjurkan dianjurkan oleh Islam dalam memilih calon suami/istri, namun tidak menentukan sah atau tidaknya perkawinan. Kafa’ah adalah hak bagi perempuan dan walinya, karena jika perkawinan tidak serasi dan seimbang maka akan banyak problematika yang akan dihadapi dikemudian hari dan bisa berakibat pada perceraian. 8 Hal ini juga untuk mencegah adanya aib pada istri atau walinya juga sebagai jaminan keharmonisan dalam rumah tangga. Hal ini karena gaya hidup dan pencaharian keduanyaberdekatan dan membuat keduanya bahagia. Tidak membahayakan salah satu dari mereka bila mengubah kebiasaan.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 352, "width": 432, "height": 76, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berbeda halnya dalam ruang lingkup TNI Kafa’ah menjadi syarat sah perkawinan. Jika suami dari anggota Kowad berpangkat lebih rendah maka mereka tidak dapat melangsungkan perkawinan kecuali satu diantara mereka mengundurkan diri dari anggota TNI.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 444, "width": 432, "height": 238, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Latar belakang adanya metode penetapan Kafa’ah dalam Petunjuk Teknis tentang Pembinaan Korps Wanita Angkatan Darat Nomor KEP/1022/XII/2016 agar Kowad tidak salah memilih pasangan, menjaga kehormatan dan harga diri suami baik dalam lingkungan keluarga maupun di lingkungan TNI, menghindari percecokan dalam rumah tangga, serta menyamakan visi dan misi dalam menjalankan tugas. Karena dalam ruang lingkup TNI bawahan harus hormat kepada atasan, suami adalah kepala keluarga, jika seorang istri pangkatnya lebih tinggi dari suaminya otomatis ia harus hormat kepada istrinya, kesannya akan seperti terbalik. Untuk menghindari hal tersebut maka dibuatlah aturan yang tertuang dalam buku Petunjuk Teknis tentang Pembinaan Korps Wanita angkatan Darat Nomor KEP/ 1022/XII/2016, Peraturan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor 50 tahun 2014 Tentang Tatacara Perkawinan, Perceraian dan rujuk bagi Prajurit TNI AD, dan dalam Buku Petunjuk Teknis tentang Pengesahan Berlakunya", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 726, "width": 203, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat , h. 97.", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 57, "width": 197, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep Kafa’ah Pada Perkawinan Anggota TNI dalam Perspektif Hukum Islam", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 93, "width": 123, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Husna Sulfiyah, Hartini Tahir", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 774, "width": 210, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "210 | QaḍāuNā Volume 2 Nomor 1 Desember 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 124, "width": 431, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Buku Petunjuk Teknik Tentang Tata Cara Perkawinan, Perceraian dan Rujuk Bagi TNI AD Nomor KEP/VII/2015. Tanggal 27 Juli 2015. 9", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 187, "width": 121, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 217, "width": 432, "height": 239, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif Kualitatif (Penelitian Normatif atau Library Research ), melalui perundang-undangan, buku-buku dan Jurnal uuntuk memperoleh data dan informasi jelas. Adapun sisteme pengumpulan data dilakukan dalam penelitian ini yaitu mengumpulkan data kajian pustaka. Adapun pendekatan dalam penelitian yang digunakan ialah pendekatan kualitatif, karena peneliatian ini dilakukan menggunakan untuk memperoleh gambaran mendalam mengenai objek. 10 Penelitian ini ialah penelitian kepustakaan ( Library Research ), ialah penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan literatur pustakaan baik berupa jurnal fiqh, Undang-Undang, catatan dan jurnal. Serta literature pustaka lainnya yang terkait dengan permasalahan yang akan dikaji. 11 Penelitian kepustakaan adalah serangkaian kegiatan yang berkenan dengan metode pengumpulan data pustaka dengan membaca serta mengolah bahan penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 487, "width": 145, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 515, "width": 360, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Perkembangan Konsep Kafa’ah pada Perkawinan Anggota TNI", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 545, "width": 431, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Islam menganjurkan memilih pasangan yang sekufu’, hal ini untuk kehidupan rumah tangga yang lebih harmonis. Kafa’ah berarti sama, sederajat, sepadan atau sebanding.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 589, "width": 432, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maksud kafa’ah dalam perkawinan yaitu laki-laki sebanding dengan calon istrinya, sama dalam kedudukan, sebanding dalam tingkat sosial, dan sederajat dalam akhlak serta kekayaan. Tidaklah diragukan lagi, jika kedudukan antara laki-laki dan perempuan sebanding, akan merupakan factor kebahagiaan hidup suami istri dan lebih menjamin", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 679, "width": 456, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9 Vina Vindura , “ Metode Penetapan Kafa’ah dalam Juklak no. 1/11/1986 Perspektif Hukum Islam ”. Al Hukma , 6,2, 20060, h.341.", "type": "Footnote" }, { "left": 107, "top": 708, "width": 362, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10 Mestika, Metode Penelitian Kepustakaan , (jakarta: Yayasan Obar Indonesia, 2004), h.3", "type": "Footnote" }, { "left": 107, "top": 726, "width": 389, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11 Hardawi Nawawi, Metode Penelitian Sosial , (Yogyakarta: Gajah mada Universiti, 1998), h. 78", "type": "Footnote" }, { "left": 330, "top": 68, "width": 199, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep Kafa’ah Pada Perkawinan Anggota TNI dalam Perspektif Hukum Islam", "type": "Page header" }, { "left": 404, "top": 105, "width": 123, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Husna Sulfiyah, Hartini Tahir", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 774, "width": 207, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "QaḍāuNā Volume 2 Nomor 1 Desember 2020 | 211", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 133, "width": 432, "height": 76, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keselamatan perempuan dari kegagalan atau kegoncangan rumah tangga. 12 Kafa’ah tidak menentukan sah tidaknya suatu perkawinan, meskipun dianjurkan. Berbeda dengan TNI pangkat menjadi ukuran kafa’ah yang termasuk syarat sah untuk melangsngkan perkawinan", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 222, "width": 431, "height": 76, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep kafa’ah dalam aturan hukum Islam berbeda dengan konsep kafa’ah yang berlaku di TNI. Dalam lingkungan TNI kafa’ah telah melalui perkembangan, bukan lagi soal agama, keturunan, kekayaan, profesi melainkan pangkat. Maka dalam hal ini diperlukan ijtihad baru untuk menjawab masalah dizaman sekarang.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 314, "width": 431, "height": 93, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika pangkat istri lebih tinggi daari suaminya secara tidak langsung gaji yang didapat juga lebih besar dari suaminya. Sebenarnya ini bukan hal utama yang menyebabkan maslah rumah tangga namun ini bisa menjadi salah satu factor yang menyebabkan timbulnya percekcokan, hal ini juga bisa membuat istri semena-mena terhadap suaminya karena merasa penghasilan yang dia dapat lebih tinggi dari suaminya.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 423, "width": 431, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suami yang pangkatnya lebih rendah akan mempengaruhi kedinasan, kecuali jika pada saat melangsungkan pernikahan pangkatnya sama namun setelah menikah pangkat istri lebih tinggi itu tidak menjadi masalah. Tetapi jika mereka tetap melangsungkan pernikahan meskipun pangkat suami lebih rendah maka salah satu dari mereka harus mengundurkan diri.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 533, "width": 431, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Namun, hal ini jarang terjadi dilingkungan TNI, karena mereka sudah mengetahui aturan tersebut. Sejauh ini tidak ada yang menentang aturan tersebut karena mereka berfikir jika mereka masuk TNI artinya mereka siap mematuhi segala aturan yang telah dibuat, jika tidak mematuhi aturan tersebut akan mendapat sanksi.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 619, "width": 431, "height": 75, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkembangan konsep kafa’ah juga berlaku dalam aspek pendidikan. Pendidikan dapat membangun komunikasi yang baik, ini bisa menjadi salah satu faktor dalam keharmonisan rumah tangga. Seorang wanita dikatakan sepadan dengan laki-laki jika pendidikannya setara atau lebih tinggi darinya. Misalnya seorang wanita lulusan S2", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 726, "width": 399, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah , terj. Moh. Thalib , Fikih Sunnah (Bandung: Alma‟‟arif, 1993), h. 36", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 57, "width": 197, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep Kafa’ah Pada Perkawinan Anggota TNI dalam Perspektif Hukum Islam", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 93, "width": 123, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Husna Sulfiyah, Hartini Tahir", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 774, "width": 210, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "212 | QaḍāuNā Volume 2 Nomor 1 Desember 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 124, "width": 431, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menikah dngan pria lulusan SMP, kemungkinan besar akan sulit berjalan berdampingan dan bisa berdampak pada keutuhan rumah tangga.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 172, "width": 431, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selama ini tidak ada pertentangan dari anggota TNI mengenai aturan ini, semua anggota TNI menerimanya. Sebab bagi mereka jika mereka siap menjadi anggota TNI itu arrtinya mereka siap dengan segala aturan dan segala konsekuensinya. Pada prinsipnya setiap prajurit itu taat pada aturan, tidak ada yang coba-coba melanggar aturan karena sudah tahu sanksi yang akan ia dapatkan ketika melanggar peraturan.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 279, "width": 432, "height": 96, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembaharuan konsep Kafa’ah juga berkembang dalam aspek pendidikan. Pendidikan dapat membangun pola komunikasi yang baik, karena komunikasi merupakan salah satu hal yang penting dibutuhkan dalam keluarga yang akan berpengaruh terhadap laju kehidupan berumah tangga yang mana ini merupakan salah satu aspek yang mampu membentuk keluarga yang harmonis. 13", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 391, "width": 431, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Quraisy Shihab konsep sepadan dalam melihat calon pasangan dapat diukur dari lima faktor:", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 432, "width": 172, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Kesepadanan dalam hal agama.", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 453, "width": 224, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Kesepadanan dalam hal akhlak dan moral.", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 474, "width": 431, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Faktor kesepadanan dalam pendidikan, sebaiknya pendidikan suami lebih tinggi dari pada isteri atau sekurang kurangnya sama.", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 515, "width": 221, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Faktor kesepadanan dalam hal keturunan.", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 533, "width": 179, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Faktor kesepadanan dalam usia. 14", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 556, "width": 431, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melihat zaman yang sudah berkembang perlu adanya pembaharua fikih untuk menjawab masalah-masalah yang terjadi di era sekarang, hal ini disebut sebagai fikih sosial.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 604, "width": 431, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fikih sosial adalah usaha memaknai fikih agar sesuai denga konteks (ruang dan waktu). Karena konteks sekarang sudah berbeda dengan yang dulu maka dari itu harus ada pembaharuan hukum Islam.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 685, "width": 456, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13 Ahmad Royani, “Kafa‟ah dalam Perkawinan Islam (Tela‟ah Kesederajatan Agama dan Sosial)”. Al Hukma , 5, 1, (2013), h. 118.", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 714, "width": 455, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14 Quraiys Shihab, Pengantin al Qur‟an kalung permata buat anak-anaku, (Jakarta: Lentera Hati, 2007), h. 81.", "type": "Footnote" }, { "left": 330, "top": 68, "width": 199, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep Kafa’ah Pada Perkawinan Anggota TNI dalam Perspektif Hukum Islam", "type": "Page header" }, { "left": 404, "top": 105, "width": 123, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Husna Sulfiyah, Hartini Tahir", "type": "Page header" }, { "left": 317, "top": 774, "width": 207, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "QaḍāuNā Volume 2 Nomor 1 Desember 2020 | 213", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 133, "width": 432, "height": 76, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kafa’ah dalam lingkungan TNI telah melalu perkembangan, sudah tidak relevan lagi jika memasukka kata budak (merdeka) sebagai kategori ukuran kafa’ah , karena zaman sekarang tidak ada lagi budak. Harus ada pembaharuan dalam konsep kafa’ah yaitu menjadikan pendidikan, pangkat, sebagai ukuran kafa’ah.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 225, "width": 431, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Namun ini hanya anjuran bukan suatu keharusan yang menjadi tolak ukur memilih pasangan, dengan tujuan agar terbentuknya keluarga harmonis.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 272, "width": 431, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Analisis Hukum Islam Terhadap Konsep Kafa’ah dalam Perkawinan Anggota TNI di Indonesia", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 321, "width": 432, "height": 117, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kafa’ah dalam pernikahan memang dianjurkan dalam pernikahan, namun yang menjadi ukuran pentig yaitu iman dan akhlak, bukan keturunan, harta, atau pekerjaan. Jadi jika ia pria soleh namun bukan keturunan orang kaya atau pekerjaan terpandang, dia boleh menikahi perempuan manapun. Semua manusia sama sama dimata Allah Swt tidak ada perbedaandalam hal hak dan kewajiban, tidak adda keistimewaan, hanya takwa yang membedakan.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 451, "width": 431, "height": 159, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ulama Malikiyah mengakui perlunya kafa’ah dalam perkawinan, tetapi yang dipertimbangkan dan menjadi kriteria kafa’ah dalam perkawinan hanyalah diyanah atau kualitas keberagamaan dan selamat dari cacat fisik. Maka nasab, pekerjaan, kekayaan, dan lain-lain tidak dijadikan pertimbangan. Ulama Malikiyah mempunyai alasan, bahwa manusia itu sebenarnya sama, baik kaya, miskin pangkat, rakyat jelata, keturunan bangsawan, dan sebagainya adalah sederajat, hanya yang membuat manusia mempunyai derajat lebih tinggi dari orang lain adalah takwanya dan kesediaannya untuk menunaikan hak Allah dan hak hamba-Nya. 15", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 623, "width": 432, "height": 75, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut ulama Hanafiyah, kafa’ah adalah persamaan laki-laki dengan perempuan dalam nasab, Islam, pekerjaan, merdeka, nilai ketakwaan dan harta. Masalah pekerjaan menurut ulama Hanafiyah harus tetap diperhatikan. Menurut ulama Shafi‟iyah, kafa’ah adalah persamaan suami dengan isteri dalam kesempurnaan atau kekurangannya, baik dalam hal", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 714, "width": 455, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15 Vina Vindura, “Metode Penetapan Kafa‟ah dalam Juklak nomor 1/II/1986 Perspektif Hukum Islam”, Al Hukma, Vol. 06, 2, 2016.", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 57, "width": 197, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep Kafa’ah Pada Perkawinan Anggota TNI dalam Perspektif Hukum Islam", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 93, "width": 123, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Husna Sulfiyah, Hartini Tahir", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 774, "width": 210, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "214 | QaḍāuNā Volume 2 Nomor 1 Desember 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 124, "width": 431, "height": 177, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "agama, nasab, merdeka, pekerjaan dan selamat dari cacat yang memperbolehkan seorang perempuan untuk melakukan khiyar terhadap suami. Sedangkan menurut ulama Hanabilah, kafa’ah adalah persamaan suami dengan isteri dalam nilai ketakwaan, pekerjaan, harta, merdeka, dan nasab. Secara umum sebagian besar ulama sepakat memasukkan pekerjaan dalam kafa’ah berdasarkan hadis Nabi Saw yang artinya: “Dari Abdillah ibnu Umar berkata, Rasulullah SAW bersabda: orang Arab satu dengan lainnya sekufu. Satu kabilah sekufu dengan kabilah yang sama, satu kelompok sekufu dengan kampung yang sama antara sesama laki-laki diantara sekufu kecuali tukang jahit atau bekam” 16 .", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 317, "width": 432, "height": 197, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hadis di atas menjelaskan bahwa seseorang yang mempunyai pekerjaan terhormat, sekufu dengan orang yang mempunyai pekerjaan terhormat juga. Begitu juga sebaliknya, seseorang yang mempunyai pekerjaan tidak terhormat tidak sekufu dengan seseorang yang mempunyai pekerjaan tidak terhormat. Menurut jumhur ulama, pekerjaan seorang laki-laki minimal mendekati pekerjaan keluarga wanita. Menurut golongan Hanafiyah, penghasilan laki-laki harus sebanding dengan penghasilan pihak keluarga perempuan. Alasan jumhur (Shafi‟iyah, Hanafiyah, Hanabilah) memasukkan kriteria pekerjaan sebagai kriteria kafa’ah adalah karena pekerjaan dipandang mampu menjalankan peran dan mempunyai kontribusi dalam melestarikan kehidupan rumah tangga, sebagai salah satu faktor pendorong mencapai tujuan pernikahan. 17", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 530, "width": 432, "height": 114, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan beberapa paparan di atas, penulis lebih condong kepada pendapat jumhur ulama yang memasukkan pekerjaan sebagai kriteria kafa’ah dalam perkawinan tidak hanya akhlak dan agama. Memang kafa’ah bukan sebagai syarat dalam perkawinan, tetapi dengan adanya kafa’ah antara calon suami dan isteri, tidak hanya dalam agama tetapi juga nasab, merdeka, harta, seimbang dari segi fisik atau tidak cacat juga pekerjaan, sangat diperlukan dalam sebuah perkawinan untuk mewujudkan keluarga", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 685, "width": 453, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16 Ahmad bin al-Husain al-Baihaqi, as-Sunnan as-Saghir lil-Baihaqi, Juz 3 , (Karachi: Jami‟ah ad- Dirasat al-Islamiyyah, 1989), h.31.", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 714, "width": 455, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17 Vina Vindura, “Metode Penetapan Kafa‟ah dalam Juklak nomor 1/II/1986 Perspektif Hukum Islam”, Al Hukma, Vol. 06, 2, 2016.", "type": "Footnote" }, { "left": 330, "top": 68, "width": 199, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep Kafa’ah Pada Perkawinan Anggota TNI dalam Perspektif Hukum Islam", "type": "Page header" }, { "left": 404, "top": 105, "width": 123, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Husna Sulfiyah, Hartini Tahir", "type": "Page header" }, { "left": 317, "top": 774, "width": 207, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "QaḍāuNā Volume 2 Nomor 1 Desember 2020 | 215", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 136, "width": 431, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang sakinah mawadah dan rahamah. Karena banyak rumah tangga goncang disebabkan oleh perbedaan pekerjaan dan bahkan perbedaan pangkat.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 197, "width": 71, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. Penutup", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 225, "width": 432, "height": 282, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam kehidupan TNI pangkat menjadi ukuran kafa‟ah untuk melangsungkan perkawinan, aturan tersebut ditujukan untuk anggota KOWAD (Korps Wanita Angkatan Darat) bahwa anggota Kowad dilarang menikah dengan anggota TNI yang dibawah pangkatnya, boleh jika pangkatnya sama atau diatasnya. Dalam Hukum Islam, metode penetapan kafa’ah yang mempertimbangkan pekerjaan atau pangkat sebagai syarat izin pernikahan, diperbolehkan sepanjang tidak bertentangan dengan syariat Islam. Hal ini berdasarkan pendapat jumhur yang memasukkan pekerjaan dalam kriteria kafa’ah , karena sekufu tidak hanya dilihat dari agama dan akhlak tetapi aspek lainnya termasuk pekerjaan. Aspek lain diperlukan karena dipandang mampu menjalankan peran dan mempunyai kontribusi dalam melestarikan kehidupan rumah tangga, demi kemaslahatan, yaitu terbentuknya keluarga yang sakinah mawadah dan rahmah. Akhirnya, semoga tulisan ini bisa membuka pikiran para pembaca untuk lebih teliti dalam memilih pasangan, dianjurkan yang sekufu agar bisa meminimalisir terjadinya percekcokan dalam rumah tangga.", "type": "Text" }, { "left": 259, "top": 523, "width": 84, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 543, "width": 457, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Buku Rahman, Penjelasan Lengkap Hukum-Hukum Allah (Syariah) , terj. Zaimuddin dan Rusydi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 590, "width": 403, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ghozali, Abdul Rahman , Fiqh Munakahat , Jakarta: Kencana Prenada Group, 2013.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 610, "width": 411, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tihami, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap, Depok: Rajawali Pers, 2018.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 630, "width": 456, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amir, Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia , Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2006.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 663, "width": 431, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nawawi, Hardawi, Metode Penelitian Sosial , Yogyakarta: Gajah Mada University, 1998.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 683, "width": 423, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zed, Mestika , Metode Penelitian Kepustakaan , Jakarta: Yayasan Obar Indonesia, 2004.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 700, "width": 457, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shihab, Quraiys, Pengantin al Qur’an kalung permata buat anak-anaku , Jakarta: Lentera Hati, 2007.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 734, "width": 457, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asmani, Jamal Ma‟mur, Mengembangkan Fiqih Sosial KH. A. Sahal Mahfudh Elaborasi", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 57, "width": 197, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep Kafa’ah Pada Perkawinan Anggota TNI dalam Perspektif Hukum Islam", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 93, "width": 123, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Husna Sulfiyah, Hartini Tahir", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 774, "width": 210, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "216 | QaḍāuNā Volume 2 Nomor 1 Desember 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 124, "width": 302, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lima Ciri Utama , Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2015.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 144, "width": 456, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 178, "width": 53, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Quran", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 192, "width": 264, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemetrian Agama RI , Al-Qur’an dan Terjemahannya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 211, "width": 456, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kementrian Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya , (Jakarta: yayasan pelayan al-Quran Mulia, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 245, "width": 115, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perundang-undangan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 259, "width": 457, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Buku Petunjuk Teknis tentang Tata Cara Perkawinan, Perceraian dan Rujuk bagi Anggota TNI AD .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 292, "width": 457, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Buku Petunjuk Teknis tentang Pembinaan Korps Wanita Angkatan Darat Nomor KEP/1022/XII/2016 Tanggal 14 Desember 2016.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 326, "width": 457, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peraturan Panglima Tentara Indonesia Nomor 50 tahun 2014 Tentang Tata Cara Perkawinan, Perceraian dan Rujuk Bagi Prajurit.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 360, "width": 456, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Surat Keputusan Nomor kep/496/VII/2015 tentang Pengesahan Berlakunya Buku Petunjuk Teknik Tentang Nikah Talak Cerai Rujuk.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 393, "width": 457, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peraturan Panglima TNI, Nomor PERPANG/11/VII/2007 Tanggal 4 Juli 2007 tentang Tata Cara Pernikahan, Perceraian dan Rujuk bagi Prajurit.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 427, "width": 457, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Republik Indonesia, Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan , Cet. 1, Jakarta: Gamma Pers, 2010.", "type": "Text" } ]
2dc2ae25-3b90-f3cc-b119-04a4a76f99b1
https://ejournals.umn.ac.id/index.php/TI/article/download/343/309
[ { "left": 1013, "top": 63, "width": 88, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "ISSN 2085-4552", "type": "Page header" }, { "left": 853, "top": 767, "width": 226, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "ULTIMATICS, Vol. VII, No. 1 | Juni 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 1111, "top": 768, "width": 6, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 767, "width": 226, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "ULTIMATICS, Vol. VII, No. 1 | Juni 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 768, "width": 6, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 63, "width": 88, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "ISSN 2085-4552", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 99, "width": 221, "height": 104, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Dari hasil implementasi ini, beberapa jenis device (Android versi 3 ke bawah, Blackberry OS7 ke bawah, dan Windows Phone) yang secara default tidak di- support oleh layanan catch-up TV jadi bisa menikmati layanan catch-up TV. Kelanjutan dari penelitian ini kemungkinan akan berfokus ke kualitas video streaming dengan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 201, "width": 222, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "bandwidth yang lebih efisien. Di mana kita ketahui saat ini teknologi kompresi H.265 sudah mulai berkembang untuk menggantikan H.264. Keuntungan dari teknologi H.265 adalah efisiensi penggunaan bandwidth yang mencapai sekitar 40% dibandingkan H.264 [14].", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 313, "width": 73, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "VI. SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 336, "width": 223, "height": 108, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "RTSP/RTMP merupakan protokol streaming yang sudah dipergunakan secara luas, tetapi secara default tidak mendukung aplikasi catch- up TV. Dengan modifikasi pada platform internet TV, menggunakan modul livestreamrecord pada Wowza 3.5 ke atas, dan pemrograman shell-script pada Linux operating system , maka aplikasi catch-up TV dapat dibuat. Aplikasi catch-up", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 442, "width": 219, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "TV pada tulisan ini sudah diimplementasikan di layanan internet TV UseeTV.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 486, "width": 125, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 510, "width": 220, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Terima kasih diucapkan kepada PT Telkom Indonesia, yang juga tempat penulis bekerja untuk mengembangkan layanan internet TV UseeTV.", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 567, "width": 96, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 587, "width": 218, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "[1] Breitman, Karin, et al. “When TV dies, will it go to the cloud?.” Computer 43.4 (2010): 81-83.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 615, "width": 222, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "[2] PT Telkom Indonesia, http://www.useetv.com. Diakses tanggal 15 Mei 2015.", "type": "List item" }, { "left": 295, "top": 99, "width": 218, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "[3] Achmad Rouzni Noor, http://inet.detik.com/re ad/2014/09/07/145134/2683613/328/2/useetv- diharap-bisa-sebesar-netflix. Diakses tanggal 15", "type": "Table" }, { "left": 295, "top": 126, "width": 222, "height": 87, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Mei 2015. [4] Cambridge Advanced Learners Dictionary & Thesaurus, http://dictionary.cambridge.org/ dictionary/british/ catch-up -tv. Diakses tanggal 15 Mei 2015. [5] Pantos, R. (30 September 2011). “HTTP Live Streaming”. Internet Engineering Task Force.", "type": "Table" }, { "left": 295, "top": 219, "width": 222, "height": 86, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "[6] Mantoro, T., M. A. Ayu, and D. Jatikusumo. “Live video streaming for mobile devices: An application on Android platform.” Uncertainty Reasoning and Knowledge Engineering (URKE), 2012 2nd International Conference on. IEEE, 2012. [7] Schulzrinne, Henning. “Real Time Streaming Protocol (RTSP).” (1998).", "type": "Table" }, { "left": 295, "top": 311, "width": 218, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "[8] Parmar, Ed H., and Ed M. Thornburgh. “Real- Time Messaging Protocol (RTMP) specification.” Adobe specifications, December (2012).", "type": "List item" }, { "left": 295, "top": 348, "width": 218, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "[9] Zambelli, Alex. “IIS Smooth Streaming technical overview.” Microsoft Corporation 3 (2009).", "type": "Table" }, { "left": 295, "top": 376, "width": 223, "height": 169, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "[10] Jordan, Larry (10 June 2013). “The basics of HTTP Live Streaming”. Larry’s Blog. Larry Jordan & Associates. [11] Andriescu, Emil, Roberto Speicys Cardoso, and Valérie Issarny. “AmbiStream: a middleware for multimedia streaming on heterogeneous mobile devices.” Middleware 2011. Springer Berlin Heidelberg, 2011. 249-268. [12] Foti, George. “Method and Internet Protocol Television (IPTV) content manager server for IPTV servicing.” U.S. Patent No. 7,716,310. 11 May 2010. [13] Syme, Matthew, and Philip Goldie. Optimizing network performance with content switching: server, firewall, and cache load balancing, Chapter", "type": "Table" }, { "left": 313, "top": 541, "width": 204, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "3. Understanding application layer protocols. Prentice Hall Professional, 2004.", "type": "Table" }, { "left": 295, "top": 569, "width": 220, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "[14] Grois, Dan, et al. “Performance comparison of H. 265/MPEG-HEVC, VP9, and H. 264/MPEG- AVC encoders.” PCS. Vol. 13. 2013.", "type": "Text" }, { "left": 725, "top": 90, "width": 365, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Komparasi Algoritma Quicksort dan Bucket Sort pada Pengurutan Data Integer", "type": "Section header" }, { "left": 895, "top": 158, "width": 24, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Audy", "type": "Table" }, { "left": 703, "top": 172, "width": 408, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Program Studi Teknik Informatika, Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang, Indonesia [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 680, "top": 224, "width": 281, "height": 194, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Diterima 31 Maret 2015 Disetujui 08 Mei 2015 Abstract —Data sorting is a technique that widely used as a part of a bigger process. Therefore, data sorting should not be the problem of program complexity. This paper gives the reader a comparison between two sorting algorithms, which are comparison based and non-comparison based, in time and space performance. The data type that used in this paper is an integer data type. Testing is carried out by using two types of data’s condition, which are the worst-case condition in each algorithm, and two amounts of data, which represent the maximum and minimum amount data.", "type": "Table" }, { "left": 680, "top": 426, "width": 216, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Index Terms— quicksort, bucket sort, pseudocode,", "type": "Text" }, { "left": 680, "top": 439, "width": 220, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "cost, pivot, bucket, rekursif, integer, divide and conquer", "type": "Text" }, { "left": 741, "top": 497, "width": 95, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 680, "top": 520, "width": 227, "height": 186, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Perkembangan teknologi dunia sangat pesat. Hal ini terbukti dari kecepatan dan kemudahan dalam penerimaan suatu informasi. Informasi terbentuk dari hasil pemrosesan data. Di dalam buku Reference Model for an Open Archival Information System (OAIS) [1], data adalah suatu hal yang dapat diterjemahkan dan direpresentasikan ke dalam bentuk formal agar dapat digunakan untuk komunikasi, interpretasi, atau pengolahan informasi. Seiiring berkembangnya teknologi, perkembangan jumlah data yang dapat kita olah semakin besar sehingga dibutuhkan suatu cara untuk dapat mengolah data secara efisien dan efektif.", "type": "Table" }, { "left": 680, "top": 715, "width": 228, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Pengolahan data erat kaitannya dengan pencarian data, dimana dalam pencarian tersebut terdapat proses memilah-milah data", "type": "Text" }, { "left": 918, "top": 261, "width": 221, "height": 93, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "sesuai kebutuhan. Pencarian data yang efektif dan efisien tidak dapat dilepaskan dari faktor keterurutan data. Data yang sudah terurut akan mempermudah dan mempercepat pencarian data. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu algoritma yang dapat mengurutkan data secara benar, efektif, dan efisien.", "type": "Text" }, { "left": 918, "top": 363, "width": 226, "height": 159, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Menurut Astrachan (2003) [2], algoritma pengurutan, atau yang biasa dikenal sebagai Sorting Algorithm , telah muncul sejak tahun 1956. Algoritma tersebut dikenal dengan nama Sorting by Exchange . Seiiring berjalannya waktu, berbagai macam metode dalam algoritma pengurutan terus ditemukan sampai saat ini. Canaan dkk. (2011) [3] memberikan beberapa contoh dari algoritma pengurutan yang populer, yakni Bubble Sort, Insertion Sort, Selection Sort, Shell Sort, Merge Sort, Heapsort, Quicksort, dan Bucket Sort.", "type": "Table" }, { "left": 918, "top": 531, "width": 226, "height": 160, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Setiap algoritma pengurutan memiliki pendekatan dan metode yang berbeda-beda dalam menjalankan fungsinya. Secara garis besar, algoritma pengurutan dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu algoritma pengurutan berbasis perbandingan ( comparison based ) dan tidak berbasis perbandingan ( non-comparison based ). Joshi R., Panwar G.R., dan Pathak P. (2013) [4] menyatakan bahwa pada umumnya, algoritma pengurutan yang tidak berbasiskan perbandingan lebih cepat dibandingkan algoritma pengurutan yang berbasiskan perbandingan.", "type": "Table" }, { "left": 918, "top": 690, "width": 219, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Namun di sisi lain, dalam buku Data Structures & Algorithms in Java yang dikarang oleh Lafore (2003) [5] menyatakan bahwa algoritma Quicksort merupakan algoritma pengurutan tercepat secara praktis, dimana algoritma Quicksort merupakan", "type": "Table" }, { "left": 1013, "top": 63, "width": 88, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "ISSN 2085-4552", "type": "Page header" }, { "left": 853, "top": 767, "width": 226, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "ULTIMATICS, Vol. VII, No. 1 | Juni 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 1111, "top": 768, "width": 6, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 767, "width": 226, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "ULTIMATICS, Vol. VII, No. 1 | Juni 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 768, "width": 6, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 63, "width": 88, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "ISSN 2085-4552", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 92, "width": 218, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "salah satu contoh dari algoritma yang berbasiskan perbandingan.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 129, "width": 226, "height": 225, "page_number": 2, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Horsmalahti (2012) membahas mengenai perbandingan algoritma Bucket Sort dan Radix Sort menyatakan bahwa algoritma Bucket Sort lebih cepat dibandingkan Radix Sort pada setiap kondisi [6]. Namun, dalam hal penggunaan memori, Radix Sort membutuhkan kapasitas memori lebih kecil dibanding Bucket Sort, terutama pada pengurutan data yang berjumlah besar. P. K., Archana, dan Kumar (2014) juga melakukan penelitian mengenai analisis performa dari algoritma pengurutan, yang diantaranya adalah Bubble Sort, Merge Sort, Radix Sort, dan Quicksort. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa dari keempat algoritma pengurutan tersebut, algoritma Quicksort adalah algoritma yang paling baik untuk digunakan [7].", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 363, "width": 222, "height": 93, "page_number": 2, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Oleh karena pemaparan diatas, penulis ingin melakukan komparasi antara dua algoritma pengurutan, yaitu Quicksort dan Bucket sort, dalam mengurutkan data bertipe integer dan membandingkan performa yang dihasilkan oleh kedua algoritma tersebut, baik dari sisi waktu maupun penggunaan memori.", "type": "Table" }, { "left": 83, "top": 488, "width": 162, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "II. ALGORITMA PENGURUTAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 535, "width": 52, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "A. Definisi", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 558, "width": 224, "height": 133, "page_number": 2, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Rosen (202) [8] menyatakan bahwa algoritma adalah sebuah urutan instruksi yang terbatas untuk melakukan komputasi atau untuk menyelesaikan suatu masalah. Kalimat “urutan instruksi yang terbatas” menggambarkan bahwa ada suatu nilai akhir atau output yang dihasilkan oleh algoritma. Dalam mencapai nilai akhir tersebut, terdapat berbagai faktor yang menjadi penentu tingkat kecepatan dan ketepatan suatu hasil akhir.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 700, "width": 227, "height": 54, "page_number": 2, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Menurut Bell dan Aspvall (2011) [9], algoritma pengurutan adalah salah satu pokok bahasan pada pembelajaran algoritma yang menyediakan kesempatan baik untuk", "type": "Text" }, { "left": 295, "top": 92, "width": 248, "height": 301, "page_number": 2, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "menggambarkan analisis, kondisi terburuk, batas kompleksitas, dan teknik desain yang digunakan. Algoritma pengurutan telah banyak digunakan dalam aplikasi di dunia nyata, seperti mengurutkan data NIM mahasiswa dan mengurutkan tanggal laporan transaksi. Algoritma pengurutan juga diimplementasikan dalam penggunaan algoritma pencarian yang efektif. Salah satu algoritma pencarian yang mengharuskan untuk menggunakan algoritma pengurutan dalam implementasinya adalah Binary Search. Tipe data yang diurutkan beragam, mulai dari bilangan bulat, bilangan bertipe floating point , karakter, ataupun string. Namun, tidak semua algoritma pengurutan dapat mengurutkan seluruh tipe data. Beberapa algoritma pengurutan hanya dapat digunakan dengan tipe data tertentu. Heineman, Selkow, dan Pollice (2008) [10] menyatakan salah satu contoh algoritma non-comparison based yang hanya cocok digunakan untuk mengurutkan data bilangan saja yaitu algoritma Bucket sort.", "type": "Table" }, { "left": 295, "top": 426, "width": 163, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "B. Klasifikasi Algoritma Pengurutan", "type": "Section header" }, { "left": 295, "top": 449, "width": 239, "height": 159, "page_number": 2, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Cormen, dkk. (2001) [11] menyatakan bahwa algoritma pengurutan dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu pengurutan berbasis perbandingan ( comparison based ) dan tidak berbasiskan perbandingan ( non- comparison based ). Pada umumnya, algoritma yang berbasiskan perbandingan dapat digunakan untuk mengurutkan berbagai tipe data, ataupun variasi data dengan yang bertipe sama. Contoh dari algoritma pengurutan yang berbasiskan perbandingan adalah Bubble Sort, Insertion Sort, dan Selection Sort.", "type": "Table" }, { "left": 295, "top": 617, "width": 235, "height": 133, "page_number": 2, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Algoritma pengurutan yang tidak berbasiskan perbandingan mengharuskan terdapat suatu properti-properti tertentu pada data yang ingin diurutkan, contoh properti adalah tipe data harus suatu bilangan bulat. Hal ini menyebabkan algoritma yang tidak berbasis perbandingan menjadi lebih kaku (tidak fleksibel) dibandingkan algoritma berbasis perbandingan. Namun, keuntungan yang didapat dari penggunaan algoritma pengurutan yang tidak", "type": "Text" }, { "left": 680, "top": 92, "width": 222, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "berbasis perbandingan adalah waktu pemrosesan data yang lebih cepat dibandingkan algoritma pengurutan yang berbasis perbandingan. Salah satu contoh algoritma pengurutan yang tidak berbasis perbandingan adalah Counting Sort.", "type": "Text" }, { "left": 710, "top": 191, "width": 156, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "III. ALGORITMA QUICKSORT", "type": "Section header" }, { "left": 680, "top": 214, "width": 52, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "A. Definisi", "type": "Section header" }, { "left": 680, "top": 238, "width": 229, "height": 182, "page_number": 2, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Quicksort adalah algoritma pengurutan yang dikembangkan oleh Tony Hoare [12]. Algoritma Quicksort melakukan perbandingan sebayak n log n untuk mengurutkan data sebanyak n . kondisi paling buruk dari jumlah perbandingan adalah n 2 . Secara praktis, Quicksort beroperasi lebih cepat dibanding algoritma dengan kompleksitas n logn n lainnya [5]. Sareen (2013) [13] menyatakan bahwa keuntungan dari penggunaan algoritma Quicksort adalah cepat dan efisien, sedangkan kerugian yang dapat dialami adalah menghasilkan performa yang buruk apabila data sudah terurut.", "type": "Table" }, { "left": 680, "top": 452, "width": 211, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "B. Metode Rekursif dalam Algoritma Quicksort", "type": "Section header" }, { "left": 680, "top": 476, "width": 224, "height": 106, "page_number": 2, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Quicksort dengan pendekatan rekursif tidak membutuhkan struktur data khusus, seperti stack , karena setiap kelompok akan berjalan secara rekursif. Sedgewick R. dan Wayne K. (2011) [14] menyatakan bahwa terdapat dua bagian pada pendekatan rekursif, yaitu sort dan partisi. Partisi merupakan bagian yang melakukan tugas untuk mengelompokkan data,", "type": "Table" }, { "left": 680, "top": 581, "width": 225, "height": 170, "page_number": 2, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "sedangkan sort adalah bagian yang melakukan proses rekursif. Semakin besar jumlah data, maka kompleksitas ruang suatu algoritma rekursif akan semakin besar. Sedgewick R. dan Wayne K. (2011) [14] juga menyatakan bahwa terdapat tiga kasus kompleksitas waktu pada penggunaan algoritma Quicksort. Pertama adalah kasus terbaik, yaitu ketika proporsi data yang ingin diurutkan seimbang. Seimbang adalah keadaan dimana kelompok kiri dan kelompok kanan memiliki jumlah anggota kelompok yang relatif sama.", "type": "Table" }, { "left": 918, "top": 92, "width": 227, "height": 170, "page_number": 2, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Biasanya kasus ini terjadi jika memakai pivot berupa nilai median. Kasus terbaik algoritma Quicksort memiliki kompleksitas n log n . Kedua adalah kasus terburuk, yaitu ketika semua elemen, kecuali pivot, hanya berada di salah satu kelompok sehingga kelompok lainnya menjadi kosong. Hal ini akan menyebabkan terjadinya banyak pengulangan pada saat pengurutan data. Nilai pivot pada kasus ini biasanya adalah nilai maksimum atau minimum dari kelompok data yang ingin diurutkan. Kompleksitas dari kasus terburuk ini adalah ½ n 2 .", "type": "Table" }, { "left": 918, "top": 271, "width": 225, "height": 311, "page_number": 2, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Kondisi yang ketiga adalah kasus rata- rata, yaitu ketika pivot tidak terpilih secara acak dari data. Kompleksitas dari kasus rata-rata sama dengan kasus terbaikadalah 1.39 n log n. C. Pseudocode Quicksort menggunakan metode divide and conquer untuk membagi suatu list menjadi dua sub-list [12]. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut. 1. Pilih salah satu elemen, bernama pivot , dari list . 2. Melakukan pengurutan pada list sehingga semua elemen yang memiliki nilai lebih kecil dari pivot diletakkan sebelum pivot , sedangkan semua elemen yang memiliki nilai lebih besar dari pivot diletakkan setelah pivot . Elemen yang memiliki kesamaan nilai dengan pivot dapat diletakkan sebelum ataupun sesudah pivot . Operasi ini dinamakan operasi partisi.", "type": "Table" }, { "left": 918, "top": 588, "width": 220, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "3. Melakukan pengurutan pada sub-list yang lebih kecil dan besar sampai sub-list berukuran 1. Hal ini dapat dilakukan secara rekursif maupun non-rekursif.", "type": "List item" }, { "left": 918, "top": 641, "width": 220, "height": 51, "page_number": 2, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "4. Menggabungkan list . Berdasarkan hasil pemaparan langkah- langkah diatas, maka pseudocode dari algoritma", "type": "Table" }, { "left": 918, "top": 691, "width": 222, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Quicksort dengan pendekatan rekursif adalah sebagai berikut [3].", "type": "Text" }, { "left": 1013, "top": 63, "width": 88, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "ISSN 2085-4552", "type": "Page header" }, { "left": 853, "top": 767, "width": 226, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "ULTIMATICS, Vol. VII, No. 1 | Juni 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 1108, "top": 768, "width": 12, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "11", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 767, "width": 226, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "ULTIMATICS, Vol. VII, No. 1 | Juni 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 69, "top": 768, "width": 12, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "10", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 63, "width": 88, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "ISSN 2085-4552", "type": "Picture" }, { "left": 81, "top": 328, "width": 167, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "IV. ALGORITMA BUCKET SORT", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 374, "width": 49, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "A. Definisi", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 397, "width": 225, "height": 199, "page_number": 3, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Menurut Joshi, Panwar, dan Pathak (2013) [4], Bucket Sort adalah algoritma pengurutan yang membagi n data ke dalam berbagai ember, atau bucket , berdasarkan karakteristik tertentu, lalu melakukan pengurutan pada setiap ember secara parsial. Cormen, dkk. (2001) [11] menyatakan bahwa algoritma Bucket Sort mengasumsikan bahwa masukan dibuat secara acak dan didistribusikan secara seragam dengan kondisi tidak berketergantungan satu sama lain. Setiap ember dapat diurutkan dengan algoritma yang berbeda, contohnya adalah menggunakan Insertion Sort pada pengurutan tiap ember, atau dapat melakukan pengurutan dengan memanggil fungsi Bucket Sort secara rekursif.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 605, "width": 222, "height": 146, "page_number": 3, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Jumlah dari ember yang dibuat sama dengan jumlah data yang diberikan sehingga Bucket Sort membutuhkan tempat atau memori yang lebih besar sebagai ganti dari pengurangan cost pemrosesan data. Algoritma Bucket Sort memiliki kompleksitas waktu rata-rata sebesar O(n) + n.O(2-1/n) = O(n). Walaupun masukan tidak terdistribusi secara seragam, Bucket Sort akan tetap berjalan secara linear terhadap waktu selama jumlah ukuran ember sama dengan jumlah masukan.", "type": "Text" }, { "left": 295, "top": 93, "width": 68, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "B. Pseudocode", "type": "Section header" }, { "left": 295, "top": 117, "width": 219, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Langkah-langkah pada pemrosesan data dengan algoritma Bucket sort adalah sebagai berikut.", "type": "Table" }, { "left": 295, "top": 152, "width": 223, "height": 388, "page_number": 3, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "1. Membuat suatu inisial array (ember) kosong sebanyak jumlah array yang diberikan. 2. Memasukan setiap objek pada array yang ingin diurutkan ke dalam ember yang sesuai. 3. Melakukan pengurutan pada setiap objek yang ada di tiap ember, dapat dilakukan dengan algoritma lain, seperti Insertion Sort. Menggabungkan setiap ember secara terurut. Gambar 1: contoh operasi pengurutan dengan Bucket Sort dengan n = 10 Berdasarkan hasil pemaparan langkah-langkah diatas, maka pseudocode dari algoritma Bucket sort adalah sebagai berikut [6].", "type": "Table" }, { "left": 749, "top": 93, "width": 78, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "V. PENGUJIAN", "type": "Table" }, { "left": 680, "top": 117, "width": 228, "height": 631, "page_number": 3, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Dalam melakukan komparasi antara algoritma Quicksort dengan Bucket sort, penulis menggunakan dua jenis data. Jenis data yang pertama adalah data terurut. P. K., Archana, dan Kumar (2014) menjelaskan bahwa kondisi terburuk ( worst-case ) dari algoritma Quicksort adalah ketika pivot selalu membagi suatu array ke dalam dua bagian, dimana salah satu bagian berukuran besar (terdapat banyak data) dan bagian lain kosong, sehingga kompleksitas yang dibutuhkan menjadi O(n 2 ) [7]. Oleh karena itu, untuk dapat menghasilkan kondisi ini, maka penulis menggunakan data yang telah terurut sehingga ketika melakukan pemilihan pivot dan partisi, sebelah kiri dari pivot selalu kosong dan sebelah kanan dari pivot akan selalu terisi penuh oleh data-data yang akan diurutkan sehingga jenis data ini dapat digunakan untuk melakukan analisis terhadap kondisi worst-case dari Quicksort. Jenis data yang kedua adalah data yang bernilai antara 0 sampai 99, dimana ketika dilakukan pengurutan dengan algoritma Bucket sort, seluruh data akan berada di dalam ember yang sama. Cormen dkk. menjelaskan bahwa penggunaan algoritma Bucket Sort membagi interval masukan menjadi n sub interval yang sama dan mendistribusikan n masukan ke dalam ember-ember [11]. Oleh karena itu, besar dari n angka masukan harus terdistribusi secara seragam sehingga tidak banyak angka yang masuk pada suatu ember sehingga dapat diperoleh kondisi rata-rata ( average case ). Oleh karena itu, pada penelitian ini penulis menggunakan interval sebesar 100 sehingga jenis data kedua, yaitu data yang berada antara 0 sampai 99, akan berada pada satu ember yang sama. Hal ini akan membuat algoritma Bucket Sort berada pada kondisi terburuk ( worst-case ). Angka interval yang digunakan bukanlah suatu angka mutlak, dapat berubah sesuai kebutuhan. Namun, untuk menghasilkan kondisi terburuk, seluruh data masukan harus berada diantara angka interval yang didefinisikan. Penggunaan kedua jenis data ini bertujuan untuk melihat performa dari kondisi terburuk yang mungkin dialami algoritma Bucket Sort dan Quicksort.", "type": "Table" }, { "left": 918, "top": 93, "width": 229, "height": 407, "page_number": 3, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Setiap jenis data terdiri dari dua jumlah data yang berbeda, yaitu berjumlah 100 data dan 3900 data. Hal ini dilakukan untuk melihat performa waktu dan penggunaan memori pada kondisi terburuk dari tiap algoritma. Penulis memilih 3900 sebagai jumlah data maksimal karena angka tersebut merupakan batas maksimum dari jumlah kedalaman suatu fungsi rekursif yang dapat ditangani oleh mesin yang penulis gunakan saat melakukan pengurutan dengan algoritma Quicksort, sedangkan angka 100 dipilih sebagai batas minimal agar dapat melihat perbedaan waktu yang dibutuhkan antar algoritma pengurutan dalam mengurutkan data. Dalam melakukan penghitungan waktu dan besar penggunaan memori yang dibutuhkan, penulis menggunakan bahasa pemrograman C# dengan framework DotNet. Penghitungan waktu dilakukan dengan menggunakan class Stopwatch yang disisipkan sebelum dan sesudah pemanggilan fungsi pengurutan, lalu dicetak total waktu yang digunakan dengan fungsi Elapsed. Penghitungan besar memori yang digunakan dilakukan dengan class GarbageCollector (GC) yang disisipkan sebelum dan sesudah pemanggilan fungsi pengurutan, lalu menghitung nilai perbedaan antara besar memori sesudah dilakukan pengurutan dengan besar memori sebelum dilakukan pengurutan. Hal ini dilakukan dengan fungsi GetTotalMemory.", "type": "Table" }, { "left": 918, "top": 509, "width": 228, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Pada data berjumlah 3900 dengan kondisi sudah terurut, Quicksort memerlukan waktu pemrosesan data sebesar 75.2176 milisecond dengan penggunaan memori sebesar 8 KB, sedangkan Bucket Sort memerlukan waktu pemrosesan data sebesar 2.2923 milisecond dengan penggunaan memori sebesar 48 KB.", "type": "Text" }, { "left": 918, "top": 612, "width": 229, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Pada data berjumlah 3900 yang bernilai antara 0 sampai 99, Quicksort memerlukan waktu pemrosesan data sebesar 2.9938 milisecond dengan penggunaan memori sebesar 8 KB, sedangkan Bucket Sort memerlukan waktu pemrosesan data sebesar 4.4289 milisecond dengan penggunaan memori sebesar 32 KB.", "type": "Text" }, { "left": 918, "top": 714, "width": 224, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Pada data berjumlah 100 dengan kondisi sudah terurut, Bucket Sort memerlukan waktu pemrosesan data sebesar 0.0771 milisecond", "type": "Text" }, { "left": 1013, "top": 63, "width": 88, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "ISSN 2085-4552", "type": "Page header" }, { "left": 853, "top": 767, "width": 226, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "ULTIMATICS, Vol. VII, No. 1 | Juni 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 1108, "top": 768, "width": 12, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 767, "width": 226, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "ULTIMATICS, Vol. VII, No. 1 | Juni 2015", "type": "Page footer" }, { "left": 69, "top": 768, "width": 12, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "12", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 63, "width": 88, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "ISSN 2085-4552", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 99, "width": 222, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "dengan penggunaan memori 0 KB, sedangkan Quicksort memerlukan waktu sebesar 0.0977 milisecond dengan penggunaan memori sebesar 0 KB.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 161, "width": 229, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Pada data berjumlah 100 dengan nilai antara 0 sampai 99, Bucket Sort memerlukan waktu pemrosesan data sebesar 0.0276 milisecond dengan penggunaan memori sebesar 0 KB, sedangkan Quicksort memerlukan waktu pemrosesan data sebesar 0.0459 milisecond dengan penggunaan memori sebesar 0 KB.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 451, "width": 208, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Gambar 2 : Contoh tampilan program pengurutan menggunakan algoritma Quicksort dengan n = 100", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 513, "width": 79, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "VI. SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 537, "width": 231, "height": 133, "page_number": 4, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini telah dibahas komparasi dari implementasi dari algoritma pengurutan berbasis perbandingan, yaitu Quicksort, dengan algoritma pengurutan yang tidak berbasiskan perbandingan, yaitu Bucket Sort, terhadap data bertipe bilangan atau integer . Analisa penggunaan waktu dan memori telah dilakukan untuk menentukan algoritma yang paling tepat digunakan dalam pengurutan data bertipe integer .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 679, "width": 228, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Kedua algoritma pengurutan, baik Quicksort dan Bucket Sort, telah dibandingkan berdasarkan kondisi terburuk dari tiap algoritma. Berdasarkan hasil pengujian, algoritma Bucket Sort lebih sesuai untuk digunakan ketika data yang ingin diurutkan berjumlah sedikit karena", "type": "Text" }, { "left": 295, "top": 99, "width": 227, "height": 450, "page_number": 4, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "algoritma Bucket Sort lebih cepat dibandingkan Quicksort dan perbedaan penggunaan memori antara kedua algoritma tidak signifikan. Jika data yang ingin diurutkan berjumlah banyak, maka diperlukan pertimbangan lain dalam pemilihan algoritma pengurutan yang ingin digunakan. Algoritma Quicksort lebih sesuai untuk digunakan pada data yang berjumlah banyak dan memiliki nilai yang terdistribusi secara acak karena proses pengurutan data lebih cepat dan penggunaan memori empat kali lebih sedikit dibandingkan dengan penggunaan algoritma Bucket Sort, sedangkan algoritma Bucket Sort akan lebih sesuai digunakan pada data yang berjumlah banyak dan tidak terurut karena proses pengurutan dapat dilakukan dengan 37 kali lebih cepat dibandingkan algoritma Quicksort. Namun, algoritma Bucket Sort membutuhkan tempat atau memori lebih besar dibandingkan algoritma Quicksort yang hanya melakukan perbandingan secara rekursif. VII. SARAN Penulis juga menyarankan peneliti selanjutnya untuk melakukan komparasi waktu pemrosesan dan pemakaian memori terhadap algoritma pengurutan lainnya yang dapat mengurutkan data dengan berbagai tipe, seperti integer dan string , sehingga dapat diketahui algoritma pengurutan yang paling optimal untuk digunakan secara praktis.", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 581, "width": 125, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 295, "top": 604, "width": 225, "height": 120, "page_number": 4, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Seng Hansun, selaku dosen mata kuliah Riset Teknologi Informasi UMN yang telah membimbing penulis dalam menyusun paper ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga dan rekan-rekan mahasiswa Teknik Informatika UMN yang telah memberi dukungan dan semangat selama penelitian dan penyusunan paper ini dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 740, "top": 99, "width": 96, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 680, "top": 121, "width": 229, "height": 316, "page_number": 4, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "[1] CCDS. Reference Model for an Open Archival Information System (OAIS) . Washington, DC: Magenta Book Issue 2; 2012. [2] Astrachan Owen. Bubble Sort: An Archaeological Algorithmic Analysis. SI2GCSE ‘03 Proceedings of the 34th SIGCSE technical symposium on Computer science education , 2003; Hal. 1-5. [3] Canaan C, Garai M.S, Daya M. Popular Sorting Algorithms. World Applied Programming Journal , 2011; 1(1): 62-71. [4] Joshi Rohit, Panwar Govind Singh, Pathak Preeti. Analysis of Non-Comparison Based Sorting Algorithms: A Review. International Journal of Emerging Research in Management & Technology , 2013; 2(12): Hal. 61-65. [5] Robert Lafore. Data Structures & Algorithms in Java. USA: Sams Publishing; 2003. [6] Horsmalahti Panu. Comparison of Bucket Sort and RADIX Sort. arXiv, Cornell University Library , 2012. [7] P.K. Dixit, Archana Sahoo, Kumar S. B. Performance Analysis of Sorting Algorithm.", "type": "Table" }, { "left": 680, "top": 99, "width": 462, "height": 405, "page_number": 4, "page_width": 1190, "page_height": 841, "text": "European Journal of Academic Essays , 2014; Special Issue (1): Hal. 36-43. [8] Rosen, K. H. Discrete Mathematics and Its Applications (7th ed.). New York: McGraw-Hill; 2012. [9] Bell Tim, Aspvall Bengt. Sorting Algorithms as Special Cases of a Priority Queue Sort. SIGCSE ‘11 Proceedings of the 42nd ACM technical symposium on Computer science education , 2011; Hal. 123-128. [10] Heineman George T., Selkow Stanley, Pollice Gary. Algorithms in a Nutshell . O’Reilly Media; 2008. [11] Cormen Thomas H., Leiserson Charles E., Rivest Ronald L., Stein Clifford. Introduction to Algorithms (third edition). USA: The MIT Press; 2009. [12] Signh Ramander, Kumar Vinod, Shrivastava A.K., Kumar Shailendra, Tiwari Amod. RVA Sorting Based On Bubble & Quick Sort Technique. ICTCS ‘14 Proceedings of the 2014 International Conference on Information and Communication Technology for Competitive Strategies , 2014; No. 87. [13] Sareen Pankaj. Comparison of Sorting Algorithms (On the Basis of Average Case). International Jounral of Advanced Research in Computer Science and Software Engineering , 2013; 3 (3): Hal. 522-532. [14] Sedgewick R., Wayne K. Algorithms (Fourth Edition). Addison-Wesley Professional; 2011.", "type": "Table" } ]
6a1228ae-f4fc-b3a5-e0fa-36b4c4dc757b
https://jurnal.ulb.ac.id/index.php/sigma/article/download/2214/1984
[ { "left": 64, "top": 38, "width": 453, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pembelajaran dan Matematika Sigma (JPMS) ISSN : 2460-593X", "type": "Page header" }, { "left": 64, "top": 48, "width": 458, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 7, No. 2 (2021) E-ISSN : 2685- 5585 Hal : 60 – 69", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 777, "width": 198, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Deo Martinsen Berutu 1) , Iryana Muhammad 2) , Herizal 3)", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 787, "width": 347, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Model Pembelajaran Logan Avenue Problem Solving-Heuristic Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas VII Smp Negeri 2 Badar", "type": "Text" }, { "left": 522, "top": 795, "width": 10, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "60", "type": "Page footer" }, { "left": 76, "top": 90, "width": 444, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LOGAN AVENUE PROBLEM SOLVING- HEURISTIC TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BADAR", "type": "Section header" }, { "left": 81, "top": 141, "width": 436, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "THE INFLUENCE OF THE LOGAN AVENUE PROBLEM SOLVING-HEURISTIC LEARNING MODEL ON MATHEMATICAL PROBLEM SOLVING ABILITY IN VII SMP NEGERI 2 BADAR", "type": "Section header" }, { "left": 111, "top": 194, "width": 373, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DEO MARTINSEN BERUTU 1) , IRYANA MUHAMMAD 2) , HERIZAL 3)", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 231, "width": 336, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Program Studi Pedidikan Matematika, Universitas Malikussaleh Reuleut Timu, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara, Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 249, "width": 329, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh Reuleut Timu, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara, Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 138, "top": 267, "width": 322, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh Reuleut Timu, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara, Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 331, "width": 40, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 343, "width": 471, "height": 170, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa di SMP Negeri 2 Badar dan bertujuan mengetahui pengaruh kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran Logan Avenue Problem Solving (LAPS) -Heuristic . Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian quasi eksperimental design dan menggunakan rancangan penelitian noneqivalent post test only control design grup . Populasi pada penelitian ini seluruh siswa SMP Negeri 2 Badar dengan sampel siswa kelas VII-A sebagai kelas kontrol dan kelas VII-B sebagai kelas eksperimen yang diambil dengan teknik purposive sampling . Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.Analisis data yang dilakukan untuk tes kemampuan pemecahan masalah matematis menggunakan uji-t karena data berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, kemudian data diolah menggunakan software Spss 18. Sesuai kriteria pengujiannya jika nilai pada kolom sig<0,05 maka H 0 ditolak. Dari hasil statistik Equal variances not assumed adalah 0,016 lebih kecil dari 0,05, maka H 0 ditolak dan H a diterima. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh model pembelajaran Logan Avenue Problem Solving (LAPS) -Heuristic terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 526, "width": 451, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Logan Avenue Problem Solving Heuristic, Pemecahan Masalah Matematis", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 563, "width": 43, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 574, "width": 471, "height": 159, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research is motivated by the low mathematical problem solving ability of students at SMP Negeri 2 Badar and wants to know the effect of mathematical problem solving abilities of students who learn to use the Logan Avenue Problem Solving (LAPS)-Heuristic learning model. This study uses a quantitative approach with a quasi-experimental research design and a non-qivalent post-test only control group design. The population in this study were all students of SMP Negeri 2 Badar with a sample of class VII-A as the control class and class VII-B as the experimental class, which were taken using purposive sampling technique. The data collection technique used in this study is a test of students' mathematical problem solving abilities. Data analysis was carried out for the mathematical problem solving ability test using the t-test because the data was normally distributed and had a homogeneous variance, then the data was processed using Spss 18 software. According to the test criteria, if the value in the column sig.<0.05 then H0 was rejected. From the statistical results Equal variances not assumed is 0.016 smaller than 0.05, then H0 is rejected and Ha is accepted. The results showed that there was an effect of the Logan Avenue Problem Solving (LAPS)-Heuristic learning model on students' mathematical problem solving abilities.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 747, "width": 437, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Logan Avenue Problem Solving Heuristic, Mathematical Problem Solving Ability", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 38, "width": 453, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pembelajaran dan Matematika Sigma (JPMS) ISSN : 2460-593X", "type": "Page header" }, { "left": 64, "top": 48, "width": 458, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 7, No. 2 (2021) E-ISSN : 2685- 5585 Hal : 60 – 69", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 764, "width": 198, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Deo Martinsen Berutu 1) , Iryana Muhammad 2) , Herizal 3)", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 774, "width": 347, "height": 17, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Model Pembelajaran Logan Avenue Problem Solving-Heuristic Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas VII Smp Negeri 2 Badar", "type": "Text" }, { "left": 522, "top": 781, "width": 10, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 95, "width": 68, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 116, "width": 471, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Matematika juga bukan hanya dibutuhkan sebagai alat hitung pasif, tetapi merupakan bahasa yang penting bagi teori yang melandaskan semua bidang studi. Seperti pernyataan dalam Rahma (2013:1) bahwa matematika adalah ratunya ilmu dan juga menjadi pelayan ilmu yang lain, yang artinya bahwa untuk dapat menguasai pengetahuan lain maka harus menguasai matematika, sebaliknya matematika akan berguna jika diterapkan pada pengetahuan lain [1]. Terlihat dengan kontribusi matematika dalam berbagai sektor kehidupan manusia, seperti pada kesehatan, transportasi, ekonomi dan masih banyak lagi. Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) 2013, tujuan pembelajaran matematika dalam penerapan kurikulum 2013 yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 208, "width": 253, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Siswa mampu meningkatkan kemampuan intelektual.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 220, "width": 405, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 231, "width": 183, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Memperoleh hasil belajar yang tinggi.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 243, "width": 384, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis karya.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 254, "width": 161, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Mengembangkan karakter siswa", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 266, "width": 470, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam pembelajaran matematika terdapat kemampuan matematis, kemampuan tersebut sejalan dengan kemampuan matematis yang disusun oleh National Council of Teachers Mathematics (NCTM). Kemampuan-kemampuan yang dirumuskan NCTM (2000) terdiri dari: komunikasi matematis ( mathematical communication), penalaran matematis ( mathematical reasoning) , pemecahan masalah matematis (mathematical problem solving), koneksi matematis ( mathematical conection), dan pembentukan sikap positip terhadap matematika( positive attitudes toward mathematics) [5].", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 335, "width": 471, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu kemampuan yang dianggap penting ialah kemampuan pemecahan masalah matematis, kemampuan pemecahan masalah matematis perlu dikuasai siswa dalam belajar matematika. Beberapa yang mendasari kebenaran pernyataan tersebut diantaranya [2]:", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 369, "width": 460, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Pemecahan masalah matematik merupakan kemampuan yang tercantum dalam kurikulum dan tujuan pembelajaran matematika", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 392, "width": 423, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Pemecahan masalah merupakan satu kemampuan dasar dalam pembelajaran matematika", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 404, "width": 317, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Pemecahan masalah matematis membantu individu berfikir analitik", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 415, "width": 460, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Pemecahan masalah hakikatnya belajar berfikir, bernalar, dan menerapkan pengetahuan yang dimiliki", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 438, "width": 460, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Pemecahan masalah membantu berfikir kritis, kreatif, dan mengembahngkan kemampuan matematis lainnya", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 461, "width": 470, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemampuan pemecahan masalah menjadi tolak ukur bagi siswa untuk mampu berkembang dan melatih pola pikir. Adapun manfaat pemecahan masalah diantaranya (1) Kreatif dalam berfikir; (2) Kritis dalam menganalisa data, fakta dan informasi; (3) Mandiri dalam bertindak dan berkerja [6].", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 496, "width": 471, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sari (Rahman, dkk. 2018:49) bahwa poin utama penilaian pada studi internasional seperti Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Programme for International Student Assessment (PISA) adalah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa [11]. Pada tahun 2015 TIMSS mendata bahwa tingkat prestasi siswa Indonesia dalam bidang matematika berturut-turut adalah 50% untuk level rendah, 20% untuk level menengah, 3% untuk level tinggi, dan 0% untuk level lanjut (Mullis, dkk., 2016) [4]. Lebih lanjut disebutkan bahwa kemampuan pemecahan masalah termasuk dalam level tinggi (high level) hanya sebesar 3% saja. Kemudian pada hasil studi PISA 2015 di bidang matematika, siswa Indonesia memperoleh skor 386 dari rata-rata skor internasional 490 (OECD, 2016) [8]. Dan pada tahun 2018 hasil PISA di Indonesia pada bidang matematika, siswa indonesia memproleh skor 379 (OECD, 2019), hal ini menimbulkan adanya penurunan perolehan skor hasil PISA Indonesia pada tahun 2015 [9].", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 622, "width": 470, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pengalaman Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) singkat yang dialami peneliti ketika mengajar di sekolah, peneliti juga melihat kemampuan pemecahan masalah matematis siswa khususnya dalam bidang matematika masih rendah, hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa ketika menjawab soal matematika, berikut soal kemampuan pemecahan masalah matematis yang diajukan kesiswa:", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 668, "width": 471, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Coba selesaikan soal berikut: dalam seleksi siswa penerima beasiswa, setiap siswa harus lulus dalam tes matematika dan bahasa. Dari 180 siswa terdapat 103 orang dinyatakan lulus tes matematika dan 142 orang dinyatakan lulus tes bahasa. Berapa banyak siswa yang dinyatakan lulus sebagai penerima beasiswa? [10].", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 38, "width": 453, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pembelajaran dan Matematika Sigma (JPMS) ISSN : 2460-593X", "type": "Page header" }, { "left": 64, "top": 48, "width": 458, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 7, No. 2 (2021) E-ISSN : 2685- 5585 Hal : 60 – 69", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 764, "width": 198, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Deo Martinsen Berutu 1) , Iryana Muhammad 2) , Herizal 3)", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 774, "width": 347, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Model Pembelajaran Logan Avenue Problem Solving-Heuristic Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas VII Smp Negeri 2 Badar", "type": "Text" }, { "left": 522, "top": 781, "width": 10, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "62", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 73, "width": 347, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berikut jawaban siswa ketika menjawab soal pemecahan masalah matematis:", "type": "Text" }, { "left": 182, "top": 242, "width": 234, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Jawaban siswa pada tes uji coba soal", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 263, "width": 470, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan jawaban di atas, terlihat siswa mencoba menyelesaikan soal tersebut, akan tetapi terdapat kesalahan yaitu tidak menuliskan apa yang diketahui (dipahami) dalam soal tersebut. Siswa juga tidak membuat model matematika dan siswa langsung ke tahap menyelesaikan masalah, karna terjadi kesalahan di awal tahap memahami masalah, mengakibatkan siswa mengalami kesalahan pada tahap merencanakan penyelesaian masalah walaupun hasil yang didapatkan benar, dan sehingga untuk tahap memeriksa kebenaran hasil jawabanpun masih belum sesuai dengan indikator pemecahan masalah.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 332, "width": 471, "height": 113, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru matematika di SMP Negeri2 Badar, beliau mengemukakan bahwa jika dilihat pada hasil belajar, kemampuan siswa dalam pemecahan masalah yang ada pada soal cerita masih tergolong rendah, sesuai yang dikemukakan dalam wawancara bahwa pada proses pembelajaran jika siswa diberikan soal yang berbentuk cerita maka hanya sebagian siswa yang mampu untuk menjawab soal tersebut. Hal ini mungkin juga dikarenakan kondisi lingkungan sekitar, dimana sekolah tersebut berada di pedesaan dengan lingkungan sekolah yang masih kurangnya fasilitas pembelajaran seperti di perkotaan, dan alat pembelajaran seperti infokus, serta alat-alat pembelajaran lainnya masih kurang sehingga dapat menimbulkan rasa ingin belajar berkurang dan sebagian guru masih menggunakan belajar dengan metode konvensional yang megakibatkan siswa masih sulit memahami materi yang diajarkan .", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 447, "width": 471, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu materi yang menyulitkan siswa dalam hal kemampuan pemecahan masalah diantaranya adalah aritmatika sosial, karena dalam materi tersebut ada beberapa pokok bahasan yang menggunakan soal cerita yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, dan dalam hal menjawab soal yang berbentuk cerita siswa mengalami kesulitan dalam hal memahami dan menganalisis permasalahan yang ada pada soal cerita. Matematika sebagai ilmu yang berawal dari konsep-konsep masalah dalam kehidupan sehari-hari dan pengembangannya juga untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari saat ini menjadi suatu yang asing ketika dipelajari siswa dibangku sekolah. Salah satu penyebabnya adalah soal yang dihadapi siswa lebih banyak soal yang berbentuk teoritis dan tidak mengaitkan dalam masalah yang dihadapi siswa secara nyata.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 551, "width": 471, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Logan Avenue Problem Solving (LAPS) –Heuristic . Model Logan Avenue Problem Solving (LAPS) - Heuristic adalah rangkaian pertanyaan yang bersifat tuntunan dalam solusi masalah [13]. LAPS- Heuristic merupakan model pembelajaran yang menuntun siswa dalam pemecahan masalah dengan kata tanya apa masalahnya, adakah alternatif pemecahannya, apakah bermanfaat apakah solusinya dan bagaimana sebaiknya mengerjakan [16].", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 620, "width": 471, "height": 89, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model pembelajaran LAPS- Heuristic menuntun siswa agar dapat menyelesaikan masalah dengan memberikan pertanyaan pancingan yang mengarah kepada apa yang akan dicari sehingga diharapkan siswa dapat memahami maksud dari soal matematika ataupun permasalahan dalam kehidupan sehari- hari dan dapatmenyelesaikannya serta dapat memperoleh nilai maksimal dalam pembelajaran. Menurut hasil penelitian Purba dan Sayhriani tahun 2017 menyebutkan bahwa pembelajaran menggunaan model pembelajaran LAPS- heurisik rata-rata peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa dari uji coba I ke uji coba II adalah 0,33 poin dengan peningkatan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 11,54% [7].", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 710, "width": 470, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan latar belakang diatas, penulis melakukan suatu penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Logan Avenueproblem Solving-Heuristic terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi Aritmtika Sosialkelas VII SMP Negeri2 Badar ”.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 38, "width": 453, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pembelajaran dan Matematika Sigma (JPMS) ISSN : 2460-593X", "type": "Page header" }, { "left": 64, "top": 48, "width": 458, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 7, No. 2 (2021) E-ISSN : 2685- 5585 Hal : 60 – 69", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 764, "width": 198, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Deo Martinsen Berutu 1) , Iryana Muhammad 2) , Herizal 3)", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 774, "width": 347, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Model Pembelajaran Logan Avenue Problem Solving-Heuristic Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas VII Smp Negeri 2 Badar", "type": "Text" }, { "left": 522, "top": 781, "width": 10, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "63", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 85, "width": 88, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 106, "width": 471, "height": 101, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Badar. Sekolah ini beralamatkan di Desa Lawe Sekerah, Kecamatan Badar, Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2020/2021. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian Kuantitaif dan jenis penelitian quasi eksperiment (eksperimen semu), Q uasi eksperiment design mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksana eksprimen [14]. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Noneqivalent post test only control desain grup . Dalam penelitian ini, kelas eksperiment mendapatkan perlakuan dengan model pembelajaran Logan Avenue Problem Solving-Heuristic dan kelas kontrol diberi pembelajaran konvensional. Rancangan penelitiannya sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 220, "width": 45, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "O 2 X", "type": "Table" }, { "left": 328, "top": 220, "width": 12, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "O 1", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 243, "width": 204, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Lestari dan Yudhanegara (2018) [3].", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 260, "width": 471, "height": 101, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya [14].Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 2 Badar yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas VII-A dan VII-B. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk memilih sampel dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Purposive Sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan cara pertimbangan [14]. Adapun pertimbangannya, anggota sampel yang dipilih adalah sampel yang memiliki karakteristik dan kemampuan akademik setara berdasarkan pertimbangan dari guru bidang studi matematika. Dalam penelitian ini dipilih dua kelas sebagai sampel yaitu kelas VII -A sebagai kelas kontrol dan kelas VII-B sebagai kelas eksprimen.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 364, "width": 471, "height": 101, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik pengumpulan data merupakan cara penulis mengumpulkan data selama melakukan penilitian. Dalam melakukan penelitian ini, penulis hanya menggunakan satu teknik pengumpulan data yaitu berupa tes tertulis. Dalam penelitian ini, tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa secara tertulis yang akan dilaksanakan sebanyak satu kali, soal di kelas eksprimen dan kelas kontrol sama. Tes akhir ( post test ) yaitu tes yang diberikan kepada siswa setelah diberikan perlakuan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah pembelajaran dengan model Logan Avenue Problem Solving –Heuristic terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi Aritmatika Sosial. Post test terdiri dari 5 soal uraian yang sudah divalidasi oleh ahli dan divalidasi kesiswa.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 467, "width": 471, "height": 113, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Alat ukur dalam penelitian dinamakan instrumen [14].Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data kemampuan pemecahan masalah matematis siswa adalah lembar tes kemampuan pemecahan masalah matematis sebanyak 5 butir soal yang menyangkut aritmatika sosial dan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian, peneliti membandingkan nilai post-test kedua kelas tersebut. Hai ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa setelah diberi pembelajaran baik perlakuan yang di kelas eksperimen ( Logan Avenue Problem Solving-Heuristic) , maupun kelas kontrol (Konvensional). Tes akan diberikan dengan alokasi waktu dan soal yang diberikan sama, baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Adapun pedoman pemberian skor kemampuan pemecahan masalah matematis siswa adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 592, "width": 257, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah", "type": "Section header" }, { "left": 69, "top": 604, "width": 434, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aspek yang Dinilai Skor Keterangan Memahami masalah 0 Siswa tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya 1 Siswa salah menuliskan yang diketahui dan ditanyakan", "type": "Table" }, { "left": 185, "top": 641, "width": 330, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Siswa menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya dengan benar tetapi tidak lengkap", "type": "List item" }, { "left": 69, "top": 666, "width": 446, "height": 72, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Siswa menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya dengan benar dan lengkap Merencanakan penyelesaian masalah 0 Siswa tidak menyusun rencana penyelesaian sama sekali 1 Siswa salah menyusun rencana penyelesaian", "type": "Table" }, { "left": 185, "top": 714, "width": 313, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Siswa membuat rencana penyelesaian yang benar, tetapi belum lengkap", "type": "List item" }, { "left": 185, "top": 741, "width": 327, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Siswa membuat rencana penyelesaian yang benar dengan lengkap", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 38, "width": 453, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pembelajaran dan Matematika Sigma (JPMS) ISSN : 2460-593X", "type": "Page header" }, { "left": 64, "top": 48, "width": 458, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 7, No. 2 (2021) E-ISSN : 2685- 5585 Hal : 60 – 69", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 764, "width": 198, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Deo Martinsen Berutu 1) , Iryana Muhammad 2) , Herizal 3)", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 774, "width": 347, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Model Pembelajaran Logan Avenue Problem Solving-Heuristic Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas VII Smp Negeri 2 Badar", "type": "Text" }, { "left": 522, "top": 781, "width": 10, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "64", "type": "Page footer" }, { "left": 69, "top": 74, "width": 428, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Melaksanakan rencana penyelesaian masalah 0 Siswa tidak melakukan penyelesaianmasalah sama sekali 1 Siswa melaksanakan rencana penyelesaian dengan menuliskan jawaban tetapi hasil jawaban sedikit benar", "type": "Table" }, { "left": 185, "top": 109, "width": 312, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Siswa melaksanakan rencana penyelesaian dengan menuliskan jawaban setengah atau sebagian besar jawaban benar.", "type": "List item" }, { "left": 69, "top": 133, "width": 428, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Siswa melaksanakan rencana penyelesaian dengan menuliskan jawaban dengan lengkap dan benar Pengecekan ulang hasil yang telah diperoleh 0 Siswa tidak memeriksa kembali sama sekali 1 Siswa melakukan pemeriksaan tetapi salah", "type": "Table" }, { "left": 185, "top": 201, "width": 329, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Siswa melakukanpemeriksaan tetapi memuat jawaban kurang tepat", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 215, "width": 450, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Siswa melakukan pemeriksaan dan memuat jawaban dengan tepat. Sumber: Dimodifikasi dari Tahir, dkk (2019)[15]", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 253, "width": 162, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Penelitian dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 268, "width": 471, "height": 193, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Badar pada semester genap yaitu pada bulan mei 2021. Penelitian ini melibatkan dua kelas, yaitu kelas eksperimen sebagai kelas diberikan suatu perlakuan menggunakan model Logan Avenue Problem Solving-Heuristic di kelas VII-B dan kelas kontrol sebagai pembanding yang tidak diberikan perlakuan di kelas VII-A. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini bersifat kuantitatif dimana data yang akan diperoleh akan bersifat angka, kemudian data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan bantuan software SPSS18. SPSS18 digunakan untuk melakukan uji normalitas, uji homogenitas, uji hipotesis, sehingga data yang telah dianalisis dapat menentukan apakah terdapat pengaruh model.Pembelajaran Logan Avenue Problem Solving –Heuristic tehadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Data hasil penelitian yang yang diperoleh oleh peneliti adalah data hasil belajar siswa yang diukur dengan menggunakan tes yang diberikan pada materi aritmatika sosial. Soal tes yang diberikan kepada siswa telah diuji kelayakannya sehingga soal mampu mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Data post test kedua kelas akan dilakukan uji normalitas, homogenitas, dan uji hipotesis (uji-t) dengan berbantuan software SPSS18. Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah data yang diperoleh dari nilai post test berdistribusi normal atau tidak. Nilai yang berdistribusi normal dapat dilanjutkan dengan uji homogenitas sedangkan data yang tidak beristribusi normal akan dilanjutkan dengan uji non-parametric. Adapun hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 2 berikut.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 475, "width": 373, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 499, "width": 336, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kelompok Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Eksperimen 0,924 25 0,065 Kontrol 0,955 25 0,318", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 567, "width": 470, "height": 49, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil di atas dapat dilihat nilai signifikan kelas eksperimen 0,065 sedangkan nilai signifikan kelas kontrol 0,318. Sesuai dengan kriteria uji normalitas jika nilai sig≥α = 0,05. Sehingga dari data hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dapat disimbulkan berdistribusi normal. Berikut grafik normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol:", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 695, "width": 240, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(a) (b)", "type": "Picture" }, { "left": 92, "top": 740, "width": 414, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. (a) Grafik Normalitas Kelas Kontrol, (b) Grafik Normalitas Kelas Eksperimen", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 38, "width": 453, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pembelajaran dan Matematika Sigma (JPMS) ISSN : 2460-593X", "type": "Page header" }, { "left": 64, "top": 48, "width": 458, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 7, No. 2 (2021) E-ISSN : 2685- 5585 Hal : 60 – 69", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 764, "width": 198, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Deo Martinsen Berutu 1) , Iryana Muhammad 2) , Herizal 3)", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 774, "width": 347, "height": 17, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Model Pembelajaran Logan Avenue Problem Solving-Heuristic Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas VII Smp Negeri 2 Badar", "type": "Text" }, { "left": 522, "top": 781, "width": 10, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "65", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 73, "width": 471, "height": 101, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil grafik di atas dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal karena titik-titik pada grafik sangat mendekati garis atau menempel di garis, titik-titik tersebut adalah data yang telah di uji normalitasnya.Data tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berdistribusi normal maka dapat dilanjutkan dengan uji homogenitas. Pengujian homogenitas dilakukan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan data hasil post test kelas dengan tujuan untuk mengetahui apakah varians/homogenitas kedua kelas sama atau berbeda. Data bersifat homogen apabila nilai sig≥α=0,05, sedangkan data yang tidak homogen jika nilai sig<α=0,05. Uji homogen disini dilakukan dengan menggunakan uji levene statistika . Berikut hasil uji homogenitas pada tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 187, "width": 388, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Data Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis", "type": "Section header" }, { "left": 153, "top": 210, "width": 311, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Levene Statistic d f 1 d f 2 Sig 2,974 1 48 0,091", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 257, "width": 470, "height": 89, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikan uji homogenitas yaitu sebesar 0,091. Sesuai dengan kriteria uji homogenitas, hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berdistribusi homogen karena nilai sig≥α = 0,05. Setelah uji normalitas dan uji homogenitas maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis yaitu uji- t. Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas maka uji selanjutnya adalah uji hipotesis berupa uji-t yang bertujuan untuk menentukan keputusan apakah kebenaran dari pernyataan atau asumsi yang telah dibuat diterima atau ditolak. Adapun hipotesis kemampuan pemecahan masalah matematis siswa adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 358, "width": 470, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 0 : μ 1 = μ 2 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Model Pembelajaran Logan Avenue Problem Solving-Heuristic Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas VII SMP Negeri2 Badar.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 409, "width": 471, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H a : μ 1 ≠ μ 2 Terdapat pengaruh yang signifikan Model Pembelajaran Logan Avenue Problem Solving- Heuristic Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Badar.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 462, "width": 470, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah dilakukan uji hipotesis berupa uji-t, didapat hasil kemampuan pemecahan masalah matematis siswa sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 147, "top": 499, "width": 304, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Hasil Uji-t Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 523, "width": 283, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Statistic T df Sig.(2-tailed) Equal variances assumed 2,488 48 0,016", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 558, "width": 471, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikan statistic yang diperoleh adalah 0,016 maka nilai sig<α = 0,05. Sesuai kriteria uji hipotesis jika nilai sig≥α = 0,05, maka H 0 diterima dan H a ditolak. Maka, dapat disimpulkan uji hipotesis pada penelitian ini adalah H 0 ditolak dan Ha diterima.Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan Model Pembelajaran Logan Avenue Problem Solving-Heuristic Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas VII SMPNegeri 2 Badar.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 627, "width": 471, "height": 112, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Logan Avenue Problem Solving-Heuristic terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi aritmatika sosia kelas VII SMPNegeri 2 Badar.Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 2 Badar, sampelnya adalah kelas VII-A sebagai kelas kontrol dan kelas VII-B sebagai kelas eksperimen yang diperoleh dengan teknik purposive sampling . Siswa kelas VII-A dan VII-B masing- masing berjumlah 25 orang siswa, sehingga memiliki jumlah siswa yang sama. Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti melakukan uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang berjumlah 8 butir soal, Kemudian peneliti menguji kedelapan butir soal melalui perhitungan validasi yang disebarkan kepada 20 siswa. Setelah dilakukan perhitungan, maka soal yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 5 soal.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 38, "width": 453, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pembelajaran dan Matematika Sigma (JPMS) ISSN : 2460-593X", "type": "Page header" }, { "left": 64, "top": 48, "width": 458, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 7, No. 2 (2021) E-ISSN : 2685- 5585 Hal : 60 – 69", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 764, "width": 198, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Deo Martinsen Berutu 1) , Iryana Muhammad 2) , Herizal 3)", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 774, "width": 347, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Model Pembelajaran Logan Avenue Problem Solving-Heuristic Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas VII Smp Negeri 2 Badar", "type": "Text" }, { "left": 522, "top": 781, "width": 10, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "66", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 73, "width": 471, "height": 101, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada penelitian ini membutuhkan waktu 4 kali pertemuan, dimana pertemuan pertama sampai ketiga dilakukan proses pembelajaran dan diberikan perlakuan dalam proses belajar mengajar dimana perlakuan di kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional dan kelas eksperimen dengan Menggunakan Model Pembelajaran Logan Avenue Problem Solving (LAPS) -Heuristic . Saat proses belajar mengajar dikelas eksperimen dengan menggunakan model LAPS-Heuristic siswa terlihat lebih aktif dalam mengonstruksikan atau membangun pengetahuannya dengan melalui kerja sama kelompok, siswa bersemangat untuk membangun pengetahunnya bersama teman kelompoknya melalui kerja sama, berbagi pendapat, saling berbagi pengetahuan, saling berkomunikasi sehingga terjadinya suatu interaksi yang positif antar kelompok dan pada akhirnya siswa terlibat secara aktif belajar bersama.", "type": "Text" }, { "left": 147, "top": 365, "width": 302, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar3. Siswa menyelesaikan soal LKPD (Kelas Eksperimen)", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 389, "width": 471, "height": 112, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan gambar 3 di atas dapat dilihat bahwa pada saat siswa menyelesaikan LKPD yang berisikan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, siswa terlihat lebih aktif berdiskusi dengan kelompoknya dan siswa mencoba mencari solusi permasalahan dengan bekerja sama. Dalam kelompok siswa juga dapat menemukan ide-ide atau gagasan masing-masing sehingga dalam bertukar pendapat sehingga wawasan dan juga cara menyelesaikan suatu permasalahan menjadi beragam dan siswa juga terlihat lebih aktif bertanya dan lebih berani mengungkapkan pendapatnya di depan teman maupun guru. Berbeda dengan kelas kontrol (Gambar 4) yang menggunakan pembelajaran konvensional siswa cenderung pasif dalam pembelajaran karena guru masih menggunkan metode ceramah dan proses pembelajaran masih berpusat kepada guru. Siswa dituntut untuk menyelesaikan suatu permasalahan secara individu dengan kemampuan masing-masing.", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 699, "width": 251, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Siswa menyelesaikan soal (Kelas Kontrol)", "type": "Caption" }, { "left": 64, "top": 723, "width": 470, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya peneliti akan menguraikan beberapa hal yang sudah dilakukan pada saat proses pembelajaran dengan model Logan Avenue Problem Solving-Heuristic", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 38, "width": 453, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pembelajaran dan Matematika Sigma (JPMS) ISSN : 2460-593X", "type": "Page header" }, { "left": 64, "top": 48, "width": 458, "height": 19, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 7, No. 2 (2021) E-ISSN : 2685- 5585 Hal : 60 – 69", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 764, "width": 198, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Deo Martinsen Berutu 1) , Iryana Muhammad 2) , Herizal 3)", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 774, "width": 347, "height": 17, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Model Pembelajaran Logan Avenue Problem Solving-Heuristic Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas VII Smp Negeri 2 Badar", "type": "Text" }, { "left": 522, "top": 781, "width": 10, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "67", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 73, "width": 154, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Fase 1: Pemahaman Masalah", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 85, "width": 442, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada fase ini, Guru memberikan sebuah permasalahan berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), dan siswa secara berkelompok berupaya untuk memahami apa-apa saja poin-poin penting yang berada didalam soal, sehingga siswa mengetahui apa inti permasalahan yang diketahui dan hal apa yang ingin diselesaikan dalam soal tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 137, "width": 460, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Fase 2: Merencanakan Penyelesaian Masalah Pada fase ini, siswa mulai membuat kerangka atau gambaran awal yang akan digunakan dalam menyelesaikan permasalahan serta guru mengarahkan bila ada kelompok yang mengalami kesulitan dalam merancang kerangka penyelesaian.", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 193, "width": 471, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fase ini merupakan suatu yang sangat penting dan merupakan salah satu yang menentukan keberhasilan dan pemahaman siswa, sehingga guru harus lebih ekstra untuk mengontrol suasana kelas, suasana kelas yang kondusif dapat menghasilkan hasil akhir sesuai yang diharapkan oleh guru.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 428, "width": 386, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. Guru membimbing siswa dalam merencanakan penyelesaian masalah", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 447, "width": 227, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Fase 3: Melaksanakan Rencana Penyelesaian", "type": "Section header" }, { "left": 144, "top": 656, "width": 310, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6. Siswa mulai menyelesaikan permasalahan dalam soal", "type": "Caption" }, { "left": 92, "top": 687, "width": 442, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada fase ini, siswa mulai melaksanakan/menyelesaikan suatu permasalahan sesuai dengan rencana penyelesaian yang telah dibuat, siswa dituntut dalam kelompoknya untuk bekerja sama dalam menyelesaikan soal sehingga dengan bekerja sama dapat menimbulkan ide dalam proses menyelesaikan soal baik dalam perhitungannya ataupun hal lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 739, "width": 266, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Fase 4: Pengecekan Ulang Hasil Yang Telah Diperoleh", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 38, "width": 453, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pembelajaran dan Matematika Sigma (JPMS) ISSN : 2460-593X", "type": "Page header" }, { "left": 64, "top": 48, "width": 458, "height": 19, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 7, No. 2 (2021) E-ISSN : 2685- 5585 Hal : 60 – 69", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 764, "width": 198, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Deo Martinsen Berutu 1) , Iryana Muhammad 2) , Herizal 3)", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 774, "width": 347, "height": 17, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Model Pembelajaran Logan Avenue Problem Solving-Heuristic Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas VII Smp Negeri 2 Badar", "type": "Text" }, { "left": 522, "top": 781, "width": 10, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "68", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 73, "width": 442, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada fase ini, akan menimbulkan pemahaman yang lebih kompleks untuk mengukur sejauhmana tingkat pemahaman siswa dari materi yang telah dipelajari. Dalam fase ini setiap kelompok mempresentasikan hasil dari setiap kelompok yang telah diselesaikan dan juga memberikan kelompok yang lain untuk menanggapi dan bertanya sehingga dalam proses presentasi dan tanya jawab antar kelompok menimbulkan pemahaman lebih dalam materi yang dipelajari.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 141, "width": 470, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah tanya jawab selesai, guru memberikan arahan, masukan, serta memberikan penguatan atas materi yang telah dipresentasikan sehingga tidak menimbulkan kesalahan tafsiran dalam menyelesaikan soal sehingga diharafkan siswa mampu menyelesaikan soal yang berkaitan dengan materi yang dipelajari.", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 371, "width": 299, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar7. Siswa mempersentasikan hasil yang telah diperoleh", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 396, "width": 470, "height": 44, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seperti yang dipaparkan sebelumnya, kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan matematis yang penting dan perlu dikuasai oleh siswa yang belajar matematika. Dalam kemampuan pemecahan masalah, siswa dituntut untuk memiliki suatu gagasan atau cara-cara berkenaan dengan permasalahan yang dihadapinya.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 443, "width": 471, "height": 88, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil analisis tes soal kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang telah dilakukan oleh peneliti, terdapat pengaruh model pembelajaran Logan Avenue Problem Solving-Heuristic terhadap hasil pembelajaran. Hal ini dilihat dari hasil post test kedua kelas dan dilakukan analisis menggunakan Software SPSS 18 dan dilihat bahwasanya nilai Sig (2 tailded ) yaitu 0,016<α = 0,05. Maka hal ini menunjukkan H 0 ditolak, artinya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Logan Avenue Problem Solving-Heuristic memberikan dampak pada kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 533, "width": 471, "height": 115, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari tahun 2016 keefektifan Model LAPS – Heuristic terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis dan tanggung jawab siswa Kelas VII pada Pembelajaran Geometri menunjukkan bahwa Penerapan model LAPS- Heuristic efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pembelajaran geometri secara individual dapat mencapai KKM minimal 72 dan secara klasikal banyaknya siswa yang mendapatkan KKM individual minimal 72 sebanyak ≥ 75% dari banyak siswa yang ada pada kelas tersebut yaitu 87,5% [12]. Sedangkan jurnal Rahman, dkk (2018) dengan judul Pengaruh model Pembelajaran LAPS ( Logan Avenue Problem Solving )- Heuristic terhadap kemampuan pemecahan masalah menunjukkan bahwa kelas eksperimen memiliki rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yaitu masing-masing 45,433 dan 38,822 [11].", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 662, "width": 62, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 679, "width": 471, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan oleh peneliti,maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Logan Avenue Problem Solving-Heuristic terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VII SMPNegeri 2 Badar pada materiaritmatika sosial. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Logan Avenue Problem Solving-Heuristic lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan pembelajaran konvensional.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 38, "width": 453, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pembelajaran dan Matematika Sigma (JPMS) ISSN : 2460-593X", "type": "Page header" }, { "left": 64, "top": 48, "width": 458, "height": 19, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 7, No. 2 (2021) E-ISSN : 2685- 5585 Hal : 60 – 69", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 764, "width": 198, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Deo Martinsen Berutu 1) , Iryana Muhammad 2) , Herizal 3)", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 774, "width": 347, "height": 17, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Model Pembelajaran Logan Avenue Problem Solving-Heuristic Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas VII Smp Negeri 2 Badar", "type": "Text" }, { "left": 522, "top": 781, "width": 10, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "69", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 73, "width": 78, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 95, "width": 470, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] Rahma, N. 2013. Hakikat Pendidikan Matematika . Jurnal Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. 1(2),pp. 1-10", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 118, "width": 471, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] Hendriana, H., Rohaeti, E.E., & Sumarmo, U. 2017. Hard Skills dan Soft Skills Matematik Siswa . Bandung: PT Refika Aditama.", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 141, "width": 470, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3] Lestari, K.E & Yudhanegara, M.R,.2018. Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: PT. Refika Aditama.", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 164, "width": 471, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4]Mullis, I., Michael O Martin, Pierre Foy, & Martin Hooper. 2016. TIMSS 2015 International Results in Mathematics. USA: TIMSS & PIRLS International Study Center", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 187, "width": 473, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[5]National Council of Teachers of Mathematics. 2000 . Principles and Standards for School Mathematics .Reston, VA: NCTM.", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 210, "width": 471, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[6]Nurfatanah, dkk. 2018. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Sekolah Dasar . Prosiding seminar dan diskusi nasional pendidikan dasar 2018: pp.550.", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 233, "width": 471, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[7]Purba, O.N., & Syahriani, S. 2017. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah dengan model LAPS-Heuristic di SMA Shafiyyatul Amaliah . Jurnal Mathematics Paedagogic. Vol. II. pp. 31-39.", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 256, "width": 471, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[8]OECD. 2016. PISA 2015 Result and Focus. https://www.oecd.org/pisa/pisa-2015- resultsin-focus.pdf [9]OECD. 2019. Programme For Interntional Student Assessment (PISA) Result From PISA 2018. https://www.oecd.org>pisa2018_CN_IDN.pdf", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 295, "width": 470, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[10]Fiqriah,R. 2020. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Berdasarkan Teori Polya Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Sinjai Selatan. Skripsi . Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 330, "width": 468, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[11]Rahman, dkk. 2018. Pengaruh model pembelajaran LAPS (Logan Avenue Problem Solving)- Heuristik . Jurnal Wacana Akademia.2(1), pp. 48", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 353, "width": 470, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[12]Sari, R.S. 2016. Keefektifan Model LAPS-Heuristic Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Tanggung Jawab Siswa Kelas VII Pada Pembelajaran Geometri . Skripsi. Semarang: Universitas Negeri semarang", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 387, "width": 471, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[13]Shoimin, A. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013 . Yogyakarta: Ar-Ruzz Media", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 410, "width": 403, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[14]Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R& D. Bandung: Alfabeta", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 424, "width": 470, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[15]Tahir, F., Kodirun. & Prajono, R. 2019. Efektivitas Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project Terhadap Kemampuan Pemecahan Maasalah Matematika Peserta Didik Kelas VII SMPN 1 Kendiri . Jurnal penelitian matematika. 7(3),pp. 49", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 463, "width": 470, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[16] Wahyuni, S. 2015. Pengembangan Karakter Kedisiplinan dan Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Model LAPS-Heuristic Materi Lingkaran Kelas-VIII . Unnes Journal Of Mathemtics Education. 4(2), pp. 143-151", "type": "List item" } ]
49834e6e-d1cf-8bd2-f81c-e2caa8316951
https://ejournal.poltekkesjakarta1.ac.id/index.php/bidan/article/download/1104/428
[ { "left": 57, "top": 790, "width": 247, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JMSWH Journal of Midwifery Science and Women’s Health Volume 4, Nomor 1 Tahun 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 533, "top": 792, "width": 8, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 55, "top": 137, "width": 489, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU NIFAS DI TPMB YUNI HERMANTO BANGKALAN", "type": "Section header" }, { "left": 123, "top": 176, "width": 352, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurhasanah 1 , Evi Yunita Nugrahini 2 , Klanting Kasiati 3 , Ahdatul Islamiah 4", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 195, "width": 364, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1234 Jurusan Kebidanan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 223, "width": 488, "height": 218, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Info Artikel Abstrak Genesis Naskah: Submissions: 05-06-2023 Revised: 11-08-2023 Accepted: 18-09-2023 Produksi ASI suatu proses melibatkan sistem hormon, yang mana proses produksi ASI sudah dimulai pada saat kehamilan. Salah satu masalah ibu menyusui adalah produksi ASI yang tidak mencukupi. Produksi ASI yang tidak mencukupi disebabkan oleh multifactor, salah satu nya adalah faktor psikologis atau kondisi kondisi mental ibu sebanyak 60 %. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan ibu nifas dengan produksi ASI di TPMB Yuni Hermanto Bangkalan. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan desain analitik korelasi dengan cara Cross Sectional . Teknik sampel sejumlah 69 ibu dengan Random Sampling . Variabel independen tingkat kecemasan, variabel dependen produksi ASI. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis menggunakan uji Spearman rho 0,05. Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian kecil ibu yang tidak merasa khawatir dengan produksi ASI yang cukup (normal) sebanyak 24 orang (34,8%). Pada saat yang sama, 45 ibu (65,2%) takut produksi ASI tidak mencukupi. Analisis dengan uji Spearman's Rho menghasilkan nilai 0,010 < 0,05 dan koefisien korelasi 0,0308 yang berarti H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat kecemasan ibu nifas dengan produksi ASI pada kategori sedang. Dari sini dapat disimpulkan bahwa kecemasan ibu berhubungan dengan produksi ASI. Dapat direkomendasikan agar ibu dapat berpartisipasi aktif dalam pencegahan kecemasan pascapersalinan apabila kecemasan pascapersalinan berpengaruh terhadap produksi ASI ibu.", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 317, "width": 56, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci:", "type": "Picture" }, { "left": 55, "top": 329, "width": 85, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingkat Kecemasan, Produksi ASI", "type": "Text" }, { "left": 66, "top": 451, "width": 468, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "THE RELATIONSHIP BETWEEN ANXIETY LEVEL AND BREAST MILK PRODUCTION IN POSTPARTUM MOTHERS AT TPMB YUNI HERMANTO BANGKALAN", "type": "Section header" }, { "left": 55, "top": 499, "width": 50, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords:", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 511, "width": 105, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anxiety Level, Breastmilk Production", "type": "Table" }, { "left": 170, "top": 499, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 55, "top": 512, "width": 489, "height": 219, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Milk production is a process involving the hormone system, in which the milk production process begins during pregnancy. One of the problems of breastfeeding mothers is insufficient milk production. Insufficient milk production is caused by m ultifactorc, one of which is psychological factors or mental conditions of the mother as much as 60%. The purpose of this study was to determine the relationship between the anxiety level of postpartum mothers and milk production at TPMB Yuni Hermanto Bangkalan. This type of research is quantitative with a correlation analytic design by means of cross sectional. The sample technique with random sampling is 69 mothers. The independent variable is the level of anxiety, the dependent variable is milk production. Data collection using a questionnaire. Analysis using the Spearman rho test 0.05. The results of the study found that a small number of mothers who were not worried about sufficient (normal) milk production were 24 people (34.8%). At the same time, 45 mothers (65.2%) were afraid of insufficient milk production. Analysis with the Spearman's Rho test yielded a value of 0.010 <0.05 and a correlation coefficient of 0.0308 which means H1 is accepted, so it can be concluded that there is a relationship between the anxiety level of postpartum mothers and milk production in the medium/moderate category. From this it can be concluded that maternal anxiety is related to milk production. It can be recommended that mothers can actively participate in preventing postpartum anxiety if postpartum anxiety affects the mother's milk production Korespondensi Penulis:", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 733, "width": 229, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurhasanah Jl. Pucang Jajar Tengah Nomor 56 Surabaya, Indonesia Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 85, "width": 262, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JMSWH Journal of Midwifery Science and Women’s Health Volume 4, Nomor 1 Tahun 2023 ISSN (online): 2747-0970 DOI: 10.36082/jmswh.v4i1.V.1104", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 790, "width": 247, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JMSWH Journal of Midwifery Science and Women’s Health Volume 4, Nomor 1 Tahun 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 533, "top": 792, "width": 8, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 88, "width": 91, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 107, "width": 478, "height": 98, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ibu melahirkan akan memiliki peran baru yaitu tahap memberikan ASI terhadap bayi yang dilahirkan, yang mana proses tersebut membutuhkan persiapan secara fisik dan emosional agar proses menyusui lancar. Terdapat dua proses pada saat ibu menyusui seperti pengeluaran ASI dan produksi ASI. Produksi ASI akan terjadi ketika hormon prolaktin mendorong alveoli sebagai tempat untuk memproduksi ASI untuk mengambil protein, gula, dan lemak dari darah ibu. Semua bahan ini kemudian tubuh gunakan untuk membuat ASI. Jaringan-jaringan yang mengelilingi alveoli kemudian memerah kelenjar dan mendorong ASI keluar payudara ibu. Salah satu masalah ibu pada saat proses menyusui yaitu produksi ASI yang tidak cukup (Aminah, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 208, "width": 478, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut (Nugraheni & Heryati, 2017) Capaian ASI eksklusif di Asia Tenggara menunjukkan angka yang tidak jauh berbeda. Sebagai perbandingan, cakupan ASI eksklusif di Myanmar sebanyak 24%, Vietnam 27%, Philippines 34% dan India mencapai 46%, serta secara global dilaporkan cakupan ASI ekslusif dibawah 40%. Sedangkan penelitian di Indonesia didapatkan jika ibu yang mengalami gangguan produksi ASI berada pada rentang 56,7% sampai 74,2% (Septi Kurniawati, 2021). Tingginya angka produksi ASI yang buruk di Indonesia disebabkan oleh teknik menyusui yang kurang baik, dukungan keluarga yang buruk, dan keadaan psikologis ibu yang kurang baik (Kurniawati & Srianingsih, 2021; Saraung et al., 2017). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di TPMB Yuni Hermanto Bangkalan menyatakan bahwa dari 556 ibu nifas 302 diantaranya mengalami produksi ASI kurang.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 322, "width": 478, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banyak faktor yang berhubungan dengan produksi ASI yaitu perawatan payudara, hisapan bayi, frekuensi menyusui, nutrisi ibu, dan keadaan psikologis ibu (Saraung, 2017; Sari, 2021; Syari, 2022). Penelitian Syari (2022) jika semakin sering bayi menghisap maka akan semakin merangsang saraf bagian tepinya dan rangsangan akan lanjut ke kelenjar hipofisis anterior, maka prolaktin disekresikan berjalan ke kelenjar hipofisis posterior, meningkatkan pengeluaran oksitosin, sehingga menghasilkan ASI yang baik (Ummah, 2014). Sedangkan menurut penelitian Sari (2021), menyatakan bahwa produksi ASI juga disebabkan oleh nutrisi yang dikonsumsi oleh ibu. Hal ini dikarenakan frekuensi ASI akan berpengaruh terhadap cadangan lemak ibu. Pada ibu yang memiliki gizi baik akan memiliki rata- rata volume ASI sebesar 700-800 ml, sedangkan pada ibu yang memiliki gizi buruk hanya memiliki rata- rata volume ASI sebesar 500-600 ml (Pranajaya & Rudiyanti, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 448, "width": 478, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efek negatif dari produksi ASI ibu yang buruk adalah bayi tidak disusui sehingga rentan terhadap penyakit infeksi seperti penyakit pernapasan, infeksi telinga dan kekebalan yang melemah, yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas bayi (Saraung et al., 2017). Selain itu, dampak negatif lainnya adalah tidak terjadinya kenaikan berat badan pada bayi karena produksi ASI ibu sedikit. Padahal, bayi membutuhkan zat nutrisi yang banyak untuk pertumbuhan dan perkembanganya. (Wulansari et al., 2020). Apabila produksi ASI buruk maka frekuensi menyusui pada bayi akan semakin sedikit sehingga intensitas isapan bayi semakin berkurang yang akan menyebabkan terganggunya produksi ASI mengakibatkan payudara ibu membengkak bahkan mengalami infeksi pada payudara (Kamariyah, 2014; Syari et al., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 549, "width": 478, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keadaan psikologis pada ibu nifas menjadikan faktor yang memberikan efek terhadap produksi ASI (Saraung, 2017; Sari, 2021). Menurut Sulastri (2016) Faktor psikologis seperti kecemasan pada ibu menyusui merupakan hal yang harus diwaspadai. Pada masa nifas ibu cenderung mengalami kecemasan, karena ibu nifas mengalami perubahan fisik dan fisiologis serta mengambil peran baru dalam kehidupannya. Ibu yang terus-menerus stres, sedih, tidak percaya diri, cemas dan dalam berbagai keadaan emosional mengurangi jumlah ASI (Ummah, 2014). Hormon oksitosin, hormon prolaktin, refleks prolaktin dan refleks aliran susu akan memberikan pengaruh terhadap ASI yang di produksi dipengaruhi. Sehingga ibu mengalami gangguan emosi, hormon prolaktin kurang terstimulasi untuk memproduksi ASI (Aminah et al., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 663, "width": 478, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Upaya yang bisa dilakukan bidan adalah membantu ibu nifas mempertahankan laktasinya dengan baik dengan cara mendorong ibu tetap percaya diri dalam masa nifas, makan makanan bergizi selama persalinan dan menyusui bayi sesering mungkin minimal dua jam sekali untuk terus menyusui. menghasilkan susu dengan produksinya yang bagus. Dukungan keluarga juga memberikan pengaruh pada ASI yang diproduksi dan perlu menghindari rasa cemas, sehingga tercipta suasana nyaman dalam keluarga, dan ibu merasa rileks dan nyaman, sehingga produksi ASI ibu menjadi baik (Mardjun et al., 2019). Pemerintah juga mendukung upaya tersebut melalui Keputusan Menteri Kesehatan Tahun 2010 tentang pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas. Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom, dan penyakit lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 790, "width": 247, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JMSWH Journal of Midwifery Science and Women’s Health Volume 4, Nomor 1 Tahun 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 533, "top": 792, "width": 8, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 88, "width": 478, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pencegahan penyalahgunaan Narkotika. Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi (Permenkes, 2010) .", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 113, "width": 478, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pemasalahan yang terjadi pada ibu dengan pemberian ASI, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan tingkat kecemasan dengan produksi ASI pada ibu nifas di TPMB Yuni Hermanto Bangkalan.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 164, "width": 52, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 183, "width": 478, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jeinis peineilitian kuantitatif dengan desain analitik korelasi dengan rancangan menggunakan cross sectional . Peineilitian dilakuikan TPMB Yuni Hermanto Bangkalan, dengan Alamat Jl. Raya Junok, Bangkalan – Madura Januari – Juni 2023. Seluruh ibu nifas yang pernah kunjungan nifas sejumlah 83 dengan sampel 69 ibu nifas dengan peingambilan sampeil seicara simpel random sampling menggunakan metode lotre dengan populasi awal 83 menjadi 69 sampel. Variabel indeipeindein Kecemasan Ibu Nifas dan Variabeil deipeindein Produksi ASI dengan menggunaka kuesioner. Analisa yang digunakan adalah uji Spearman rho (0,05).", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 284, "width": 37, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 303, "width": 112, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik Ibu nifas", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 328, "width": 374, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Karakteristik Ibu Nifas di Wilayah TPMB Yuni Hermanto Bangkalan", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 349, "width": 374, "height": 205, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Distribusi Karakteristik Ibu nifas (n=69) (%) Usia < 20 Tahun 20 - 25 Tahun 1 24 1,4 34,8 26 - 30 Tahun 31 – 35 Tahun >35 Tahun 27 13 4 39,1 18,8 5,8 Total 69 100 Pekerjaan Tidak Bekerja 50 72,5 Bekerja 19 27,5 Total 69 100 Pendidikan Pendidikan Dasar 9 13 Pendidikan Menengah Pendidikan Tinggi 40 20 58 29 Total 69 100", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 123, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suimbeir: Data Primei Pr, 2023", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 581, "width": 478, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 1 mayoritas dari 69 ibu nifas di TPMB Yuni Hermanto Bangkalan berusia 26-30 tahun yaitu 27 orang (34,8%). Ibu yang tidak bekerja sebanyak 50 orang (72,5%) dan ibu yang bekerja sebanyak 19 orang (27,5%). Kemudian terdapat 40 orang ibu berpendidikan SMP (58%) dan 9 orang (13,0%) berpendidikan SD.", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 645, "width": 403, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Tingkat Kecemasan Ibu Nifas di Wilayah TPMB Yuni Hermanto Bangkalan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 670, "width": 385, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Distribusi Frekuensi (n=69) (%) Tingkat Kecemasan Normal Ringan Sedang Parah Sangat Parah 24 13 23 5 4 34,8 18,8 33,3 7,2 5,8 Total 69 100 Suimbeir: Data Primei Pr, 2023", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 790, "width": 247, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JMSWH Journal of Midwifery Science and Women’s Health Volume 4, Nomor 1 Tahun 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 533, "top": 792, "width": 8, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 88, "width": 478, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 2 dari 69 ibu nifas sebagian kecil tidak mengalami kecemasan apapun (normal) yaitu 24 orang (34,8%), bahkan sebagian kecil mengalami kecemasan yang sangat berat yaitu 4 orang (5,8%).", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 132, "width": 374, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Produksi ASI Ibu Nifas di Wilayah TPMB Yuni Hermanto Bangkalan", "type": "Table" }, { "left": 95, "top": 153, "width": 377, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Distribusi Frekuensi (n=69) (%) Produksi ASI Produksi ASI Cukup 24 34,8 Produksi ASI Tidak Cukup 45 65,2 Total 69 100 Su i mbe i r: Data Prime i P r, 2023", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 239, "width": 477, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar dari 69 ibu nifas memiliki produksi susu yang kurang yaitu 45 orang (65,2%).", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 278, "width": 372, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Analisis Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Produksi ASI", "type": "Section header" }, { "left": 98, "top": 298, "width": 386, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Spearman rho Variabel Mean Standar Deviasi Sig Tingkat Kecemasan 9,20 5,186 0,010 Produksi ASI 62,01 7,663", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 353, "width": 477, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 4 hasil statistik Spearman rho didapatkan nilai 0,010 <; 0,05 sehingga dapat dinyatakan jika ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan produksi ASI pada ibu nifas di TPMB Yuni Hermanto wilayah Bangkalan dengan kelas hubungan sedang/sedang.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 404, "width": 81, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 423, "width": 478, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian didapatkan dari 69 ibu nifas, hampir separuh ibu nifas tidak merasa cemas (normal). Meskipun sebagian besar ibu nifas tidak mengalami cemas (normal), namun tidak sedikit pula ibu nifas yang mengalami cemas pada kategori ringan hingga sedang dan terdapat juga ibu nifas yang mengalami cemas pada kategori parah dan sangat parah, hal tersebut menunjukkan bahwa beberapa ibu nifas mengalami cemas dengan kategori yang berbeda-beda sehingga kondisi tersebut tidak bisa diabaikan karena akan berdampak pada produksi ASI.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 499, "width": 478, "height": 60, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gangguan alami seperti kecemasan dengan gejala perasaan takut, khawatir yang mendalam, penyebabnya yang tidak jelas. Gejala ini didominasi oleh gejala mental seperti kecemasan berlebihan, sulit mengambil keputusan dan sulit berkonsentrasi, yang juga dapat menimbulkan gejala fisik seperti takikardia, berkeringat, tremor dan sakit kepala. Seseorang mengembangkan kecemasan ketika mereka tidak mampu mengatasi stres psikososial (Kusumawati et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 562, "width": 478, "height": 162, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kecemasan ibu nifas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang pertama adalah usia. Gangguan mental juga terjadi pada usia 20-35 tahun, karena pengalaman pertama ibu melahirkan, terutama saat memasuki fase baru keibuan. Namun, antara usia 20 dan 35 dianggap usia reproduksi. Namun menurut hasil penelitian, sebagian besar usia 20-35 tahun masuk dalam kriteria masih muda, sehingga ibu masih merasakan kecemasan dan kegalauan, dan banyak ibu mengeluh ketika bayinya menangis karena ibu tidak tahu cara pencegahannya. Pada dasarnya dengan bertambahnya usia ibu maka pengalaman ibu bertambah, yang dapat juga memperoleh pengalaman dari dirinya sendiri maupun dari orang lain, sehingga ibu memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru tentang merawat bayinya, sehingga ibu tidak merasa cemas (Kusumawati et al., 2020). Kecemasan juga diakibatkan oleh gejala Baby Blues Syndrome yang merupakan sindrom gangguan mood ringan yang sering tidak dipedulikan oleh ibu pascsa melahirkan, keluarganya atau petugas kesehatan yang pada akhirnya Baby Blues Syndrome dapat berkembang menjadi depresi bahkan psikosis yang dapat berdampak buruk yaitu ibu mengalami masalah hubungan perkawaninan bahkan dengan keluarganya dan tumbuh kembang anaknya (Kanine & Bidjuni, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 726, "width": 478, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor lainnya adalah pendidikan. Pendidikan formal memberikan informasi yang banyak Tingginya pendidikan ibu diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan primipara terkait cara mengatasi kecemasan. Hal ini dikarenakan ibu nifas tidak mendapatkan informasi tentang perawatan bayi dan menyusui dari", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 790, "width": 247, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JMSWH Journal of Midwifery Science and Women’s Health Volume 4, Nomor 1 Tahun 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 533, "top": 792, "width": 8, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 88, "width": 478, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sekolah, melainkan dari tenaga kesehatan termasuk tenaga kesehatan, kerabat terdekat khususnya ibu menyusui, dan juga dari sumber informasi lain seperti buku. (Romlah & Rahmi, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 113, "width": 478, "height": 111, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor lain adalah pekerjaan. Wanita tidak bekerja memiliki waktu yang banyak, sehingga ibu dapat fokus mengurus bayinya dan pikiran ibu tidak terbagi oleh pekerjaan. Ibu lebih banyak belajar menjadi orang tua yang baik, ibu juga mudah beristirahat saat ibu lelah mengurus anak dan rumah. Ibu juga memiliki banyak waktu untuk berinteraksi dengan orang disekitar. Para ibu dapat dengan mudah mencari informasi tentang cara merawat bayinya melalui media sosial dan petugas kesehatan. Hal ini dapat mempengaruhi keadaan psikologis ibu, karena beberapa interaksi tersebut dapat menambah informasi yang berfungsi untuk mempelajari bagaimana menghadapi kondisi ibu yang membutuhkan kemauan untuk menjalaninya yaitu kesediaan ibu untuk bertransisi ke fase baru menjadi orang tua (Kanine & Bidjuni, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 227, "width": 478, "height": 98, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut peneliti, perbedaan tingkat kecemasan pada ibu yang telah melahirkan disebabkan mekanisme koping yang berbeda pada masing-masing ibu. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri ibu postpartum antara lain ketidaknyamanan dan kelelahan, pengetahuan akan kebutuhan bayi, dukungan, harapan akan kelahiran bayi, pengalaman masa lalu, temperamen ibu, karakteristik bayi, dan kejadian tak terduga seputar kelahiran. kelahiran seorang anak. Dukungan sosial adalah dukungan suami dan keluarga untuk mendampingi ibu yang melahirkan selama dan setelah melahirkan. Dukungan pasangan berupa perhatian dan hubungan emosional yang erat, serta dukungan keluarga berupa komunikasi dan hubungan emosional yang baik dan hangat dengan orang tua dapat mengurangi kecemasan ibu nifas.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 328, "width": 478, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian didapatkan sebagian besar dari 69 ibu nifas hingga 45 orang memiliki produksi ASI yang tidak mencukupi. Dari hasil penelitian, Disimpulkan bahwa lebih dari separuh ibu nifas dengan gangguan kecemasan sedang atau ringan tidak memiliki cukup ASI untuk menyusui. Konsumsi ASI dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik secara langsung misalnya perilaku menyusui, psikologi ibu, fisiologi ibu, maupun secara tidak langsung misalnya faktor sosiokultural. Oleh karena itu, perubahan peran ibu membutuhkan penyesuaian. Dengan lahirnya bayi, tanggung jawab bertambah.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 404, "width": 478, "height": 111, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dukungan dengan perhatian keluarga terdekat merupakan dorongan positif untuk ibu (Kusumawati et al., 2020). Selain itu, kesiapan seorang wanita untuk menjadi ibu juga turut mempengaruhi produksi ASI, bentuk persiapan yang matang dapat berupa kemampuan melakukan pelekatan menyusui yang benar, pemilihan nutrisi yang tepat untuk melancarkan produksi ASI, pengelolaan stress yang baik, pengetahuan mengenai perawatan payudara yang baik. Pada ibu baru pertama kali melahirkan, ibu sering merasa cemas dan panik saat mendengar bayinya menangis. Ibu akan bingung karena baru pertama kali muncul situasi seperti itu dan menjadi faktor kesediaan ibu untuk melangkah ke tahap baru dalam hidup. Bunda, dalam keadaan baru, seorang ibu membutuhkan kemauan dan kedewasaan untuk menerima sesuatu yang baru dalam hidupnya, yaitu ibu atau orang tua dari bayi (Pranajaya R., 2017) .", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 518, "width": 478, "height": 98, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selama hamil, hormon prolaktin akan meningkat di plasenta, tetapi ASI biasanya tidak keluar karena kadar estrogen yang tinggi terus memblokirnya. Pada hari kedua atau ketiga setelah melahirkan, kadar estrogen dan progesteron turun secara tiba-tiba, sehingga efek prolaktin lebih terasa dan saat itulah laktasi dimulai (Purwoastuti et al., 2017). Masa nifas awal, ketika ibu mengalami kecemasan yang hebat, perasaan tersebut menyebabkan mekanisme refleks frustasi. Stres memicu pelepasan hormon epinefrin, yang menyebabkan pembuluh alveolar berkontraksi, sehingga oksitosin, yang seharusnya mencapai tujuannya, menyebabkan sel-sel mioepitel di sekitar alveoli berkontraksi, menekan konsentrasi susu ke susu sehingga tidak dapat dikeluarkan (Andina, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 619, "width": 478, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut asumsi peneliti, produksi ASI dipengaruhi oleh berbagai faktor baik itu psikis maupun fisik ibu nifas seperti nutrisi yang dikonsumsi ibu, perawatan payudara dan pola istirahat. Proses laktasi juga didukung oleh faktor lingkungan salah satunya adalah dukungan orang dekat dalam pemberian ASI, dukungan orang dekat terhadap ibu untuk memberikan ASI kepada anaknya menambah kepercayaan jika dirinya bisa memproduksi ASI yang cukup bagi anaknya.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 682, "width": 478, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil uji statistik Spearman rho menunjukkan nilai 0,010 <; 0,05 dan koefisien korelasi 0,308. Maka dapat dinyatakan jika ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan produksi ASI pada ibu nifas di TPMB Yuni Hermanto wilayah Bangkalan dengan kelas hubungan sedang/sedang.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 720, "width": 478, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegagalan proses menyusui seringkali disebabkan oleh munculnya berbagai faktor, antara lain sosial budaya, psikologis, fisik ibu, peningkatan produksi ASI, tenaga kesehatan, pola makan ibu, berat badan bayi lahir, penggunaan alat kontrasepsi. Sosial budaya membuat ibu bekerja atau ibu yang meniru teman atau tetangga serta memberi susu botol dalam kesibukan sehari-hari merasa ketinggalan zaman dalam hal", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 790, "width": 247, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JMSWH Journal of Midwifery Science and Women’s Health Volume 4, Nomor 1 Tahun 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 533, "top": 792, "width": 8, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 88, "width": 478, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menyusui. Kelancaran ASI sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis, karena emosi ibu dapat menghambat atau meningkatkan pelepasan oksitosin.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 113, "width": 478, "height": 111, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ibu postpartum harus bersiap untuk menyusui bayinya, namun beberapa ibu memiliki ketakutan yang menghambat produksi ASI. Berpikir positif dan rileks harus dimiliki ibu menyusui, supaya tidak merasa takut, dan kondisi mental ibu membaik. Kondisi mental yang baik dapat memicu efek hormon yang menghasilkan ASI. Sebagian besar ibu yang khawatir khawatir tentang bagaimana mengasuh anaknya di kemudian hari, terutama ibu yang baru pertama kali menjadi khawatir karena tidak memiliki pengalaman dalam mengasuh bayi dan harus menyesuaikan diri dengan keadaan dengan bertambahnya anggota keluarga baru. Beberapa ibu lain mengatakan bahwa mereka khawatir dan takut tidak bekerja karena mereka berpikir memiliki bayi akan menghabiskan banyak uang untuk membeli perlengkapan bayi (Mardjun et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 227, "width": 478, "height": 98, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketika seseorang merasa stres dan cemas, sistem saraf simpatik diaktifkan. Oleh karena itu, penting untuk menjaga agar ibu tetap rileks karena saat ibu rileks, sistem saraf parasimpatis sedang bekerja. Sebaliknya, jika sistem saraf simpatis merangsang organ tubuh, mempercepat jantung berdetak dan pernapasan serta menyebabkan peredaran darah tepi berkontraksi dan pembuluh darah pusat melebar, maka sistem saraf parasimpatis merangsang penurunan. dalam semua fungsi sistem saraf simpatik dan meningkatkan semua fungsi sistem saraf simpatik. Dengan demikian, relaksasi dapat menekan perasaan tegang dan cemas, yang dapat memicu stimulasi hipotalamus sehingga oksitosin menurun dan kelancaran ASI menurun (Romlah & Rahmi, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 328, "width": 478, "height": 124, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian yang sudah dilakukan terdapat perbedaan karakteristik ibu nifas dengan penelitian yang telah dilakukan Mardjun (2019) karakteristik pendidikan dalam penelitian yang peneliti lakukan didominasi oleh ibu nifas dengan pendidikan terakhir sekolah menengah yaitu 40 orang, sedangkan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Mardjun (2019), responden di dominasi oleh ibu dengan pendidikan terakhir S1 berjumlah 39 responden. Menurut asumsi peneliti tingkat pendidikan turut memberi pengaruh dalam tingkat pemahaman ibu mengenai produksi ASI, pemeliharaan payudara, dan makanan yang mempengaruhi produksi ASI. Pada umumnya ibu yang berpendidikan tinggi dapat menerima hal baru, menerima perubahan dalam menjaga kesehatan terutama menyusui. Mereka dapat termotivasi menggali dan mencari pengalaman sehingga informasi yang diperolehnya menjadi pengetahuan dan diterapkan dalam kehidupan.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 455, "width": 478, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut asumsi peneliti kecemasan memiliki pengaruh yang produksi ASI, karena kecemasan merupakan faktor yang kompleks, kecemasan dapat disebabkan oleh psikis ibu yang belum siap dengan kehadiran bayinya, dukungan keluarga yang tida adekuat, dan faktor ekonomi keluarga, Setiap ibu memiliki koping yang berbeda dan hal ini pula yang mempengaruhi kemampuan ibu menghadapi kecemasan dan akhirnya mempengaruhi produksi ASI dan jika bayi tidak puas dengan menyusui, dia mungkin haus dan karena itu tidak puas hanya menerima ASI.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 543, "width": 80, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 562, "width": 478, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil didapatkan jika terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan produksi ASI pada ibu nifas di TPMB Yuni Hermanto Bangkalan. Semakin tinggi tingkat kecemasan ibu yang tinggi akan memiliki terhadap tingkat produksi ASI, maka dari itu diperlukan penerimaan dan adaptasi yang baik dengan peran ibu yang baru", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 626, "width": 104, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 651, "width": 477, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aminah, S. A. (2022). Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Produksi ASI Pertama Pada Ibu Melahirkan Spontan di Ruang Mawar RSUD Dr.H Soewondho Kendal . Jurnal Surya Muda , 4. Andina. (2018). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui, Teori dalam Praktik Kebidanan Profesional. Pustaka Baru Press.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 702, "width": 477, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kamariyah, N. (2014). . Buku Ajar Kehamilan. Jakarta: salemba medika. Kanine, E. &. (2015). Hubungan faktor sosial ekonomi dengan kecemasan ibu primigravida di puskesmas tuminting. Jurnal Keperawatan , 3(2).", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 740, "width": 477, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kusumaningrum, A. T. (2021). Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pola Menyusui pada Masa Pandemi Covid-19.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 790, "width": 247, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JMSWH Journal of Midwifery Science and Women’s Health Volume 4, Nomor 1 Tahun 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 533, "top": 792, "width": 8, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 88, "width": 477, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kusumawati, P. D. (2020). Analisa Tingkat Kecemasan Dengan Percepatan Pengeluaran ASI Pada Ibu Nifas. Journal for Quality in Women’s Health, , 3(1), 101–109.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 113, "width": 478, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mardjun, Z. K. (2019). Hubungan Kecemasan Dengan Kelancaran Pengeluaran Asi Pada Ibu Post Partum Selama Dirawat Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Kasih Ibu Manado. Jurnal Keperawatan , 7(1). Nugraheni, D. E. (2017). Metode Speos (Stimulasi Pijat Endorphin, Oksitosin dan Sugestif) Dapat Meningkatkan Produksi ASI dan Peningkatan Berat Badan Bayi. Jurnal Kesehatan .", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 164, "width": 478, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Purwoastuti, E. &. (2017). Asuhan kebidanan masa nifas dan menyusui. Pustaka Baru Press. R. Pranajaya, N. R. (2013). Determinan Produksi Asi Pada Ibu Menyusui. Jurnal Keperawatan, , IX, No. 2. RI, P. (2010). Tentang Izin dan Dan penyelenggaraan Praktik Bidan. Menteri Kesehatan Republik Indonesia .", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 214, "width": 477, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Romlah, S. N. (2019). Pengaruh Pijat Oketani Terhadap Kelancaran Asi Dan Tingkat Kecemasan Pada Ibu Nifas. Edu Dharma Journal , 3(2), 90.", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 240, "width": 477, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saraung, M. W. (2017). Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Produksi Asi Pada Ibu Postpartum Di Puskesmas Ranotana Weru. E-Jurnal Keperawatan, .", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 265, "width": 477, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Septi Kurniawati, S. (2021). Hubungan Teknik Menyusui Dengan Produksi Asi Pada Ibu Primipara. Jurnal Ilmiah Kesehatan Rustida , 53–60.", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 290, "width": 477, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syari, M. A. (2022). Faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI pada Ibu Menyusui. Maternity and Neonatal: Jurnal Kebidanan , 10(1), 1–.", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 315, "width": 478, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ummah, F. (2014). Pijat Oksitosin untuk Mempercepat Pengeluaran ASI pada Ibu Pasca Salin Normal di Dusun Sono Desa Ketanen Kecamatan Panceng Gresik. Surya .", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 341, "width": 477, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wulansari, I. H. (2020). Hubungan Kecemasan Terhadap Produksi ASI Ibu Dengan Persalinan Seksio Sesaria. 2(2).", "type": "List item" } ]
873bcc29-7849-bf78-c6dc-550ca7ab5ba5
https://buletingeologi.com/index.php/buletin-geologi/article/download/87/37
[ { "left": 72, "top": 708, "width": 201, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BULLETIN OF GEOLOGY, VOL. 1, NO. 1, 2017 DOI: 10.5614/bull.geol.2017.1.1.1", "type": "Page footer" }, { "left": 528, "top": 707, "width": 9, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 501, "top": 37, "width": 58, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN 2580 - 0752", "type": "Page header" }, { "left": 90, "top": 109, "width": 417, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ANALISIS GEOMEKANIKA PADA BATUAN DASAR, DI AREA JS-1 RIDGE BAGIAN SELATAN, CEKUNGAN JAWA TIMUR UTARA", "type": "Section header" }, { "left": 153, "top": 148, "width": 288, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "AGUNG GUNAWAN 1 , BENYAMIN SAPIIE 1 , BINTORO WIBOWO 2", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 173, "width": 418, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung (ITB), JL. Ganesha No.10, Bandung, Jawa Barat, Indonesia, 40132, Email: [email protected] 2. PHE West Madura Offshore, Email: [email protected]", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 230, "width": 471, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sari - Cekungan Jawa Timur adalah salah satu cekungan penghasil hidrokarbon di Indonesia. Saat ini batuan dasar ( basement ) sudah mulai dievaluasi lebih detail dan dijadikan sebagai target eksplorasi. Analisis geomekanika dan tekanan rekah kritis adalah salah satu metoda yang dapat digunakan dalam melakukan evaluasi terhadap batuan dasar. Tujuannya adalah untuk mendapatkan rekahan yang berkontribusi terhadap aliran fluida di batuan dasar tersebut. Analisis rekahan dilakukan pada 2 (dua) sumur di area penelitian, yaitu Sumur-A dan Sumur-B. Dari hasil interpretasi diperoleh bahwa arah dari rekahan alami di kedua sumur tersebut adalah relatif Timur laut-Barat daya. Arah dari S Hmax di Sumur B adalah Timur laut-Barat daya, tegak lurus dengan arah rekahan breakout . Arah dari S hmin di Sumur-B adalah Barat laut-Tenggara, searah dengan rekahan breakout . Dalam penelitian ini, model geomekanika hanya dilakukan di Sumur-B, karena data yang dibutuhkan untuk melakukan analisis geomekanika hanya dimiliki oleh sumur ini. Model geomekanika dari Sumur-B menunjukkan bahwa rezim tektonik di area penelitian adalah rezim strike-slip , dengan arah tegasan utama adalah Timur laut-Barat daya. Dari hasil analisis tekanan rekah kritis, rekahan yang berada pada kondisi kritis dan memiliki kemungkinan kontribusi terhadap aliran fluida adalah pada arah N 10 o -20 o E dan N 65 o E.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 391, "width": 321, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata kunci: rekahan, geomekanika, polygon stress , tekanan rekah kritis, S Hmax .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 426, "width": 471, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract - East Java basin is one of production basin in Indonesia. Recently, basement is began evaluated more detail, and also has become one of exploration target in this area. Geomechanics and critically stress fractures analysis are some of methods which is used to evaluate basement potential. These methods are used to evaluate fractures which contribute to fluid flow in basement. Fracture interpretation is done in 2 (two) exploration well, Well-A and Well-B. The result of interpretation show the orientation of natural fracture in both wells is Northeast- Southwest (NE-SW). The orientation of S Hmax in Well-B is Northeast Southwest (NE-SW) perpendicular to the breakout fractures. The orientation of S hmin in Well-B is Northwest-Southeast (NW-SE) parallel to breakout fractures. In this research, geomechanics model has only been carried out based on Well-B. The model shows that tectonic regime is strike-slip, the major stress orientation is Northeast-Southwest (NE-SW). The critically stress fracture analysis show that fracture orientation, which is in critical condition, is N 10 o -20 o E and N 65 o E. These fractures are considered contribute to the fluid flow in basement.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 564, "width": 338, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords: fractures, geomechanics, stress polygon, critically stress fracture, S Hmax .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 590, "width": 114, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 604, "width": 212, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lokasi penelitian berada di Cekungan Jawa", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 618, "width": 215, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Timur Utara ( offshore ), tepatnya di Wilayah", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 599, "width": 220, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kerja Migas West Madura Offshore", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 613, "width": 219, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Gambar 1) Jawa Timur, bersama dengan", "type": "Text" }, { "left": 414, "top": 51, "width": 47, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BULLETIN OF", "type": "Page header" }, { "left": 452, "top": 60, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "GEOLOGY", "type": "Section header" }, { "left": 414, "top": 73, "width": 135, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) Institut Teknologi Bandung (ITB)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 708, "width": 201, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BULLETIN OF GEOLOGY, VOL. 1, NO. 1, 2017 DOI: 10.5614/bull.geol.2017.1.1.1", "type": "Page footer" }, { "left": 528, "top": 707, "width": 9, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 219, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bawean, Paternoster, Sulawesi Barat, dan Mangkalihat diperkirakan berasal dari bagian baratlaut Australia, disebut sebagai Argoland Terrane (Metcalfe, 2009 dalam Maulin dkk., 2012).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 155, "width": 219, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Cekungan Jawa Timur merupakan cekungan belakang-busur ( back-arc basin ) yang sangat kompleks secara struktur dan stratigrafi (Netherwood, 2000 dalam Prakasa, 2003). Dua arah struktur utama dapat dibedakan di Cekungan Jawa Timur ini (Gambar 2) , yaitu patahan ekstensional", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 72, "width": 220, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "berarah timurlaut-baratdaya yang relatif berada di sebelah utara, dan patahan mendatar berarah timur-barat yang relatif berada di selatan serta dikenal dengan RMK (Rembang-Madura-Kangean) atau Zona Patahan Sakala (Barraclough, 1994 dalam Satyana, 2003). Struktur berarah timurlaut- baratdaya ini merupakan refleksi dari kumpulan batuan dasar yang umurnya cukup beragam, mulai dari Jura Akhir sampai dengan Kapur Akhir (Bransden dan Matthews, 1992 dalam Mudjiono dan Pireno, 2001).", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 601, "width": 337, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1 . Lokasi daerah penelitian ditunjukkan dalam kotak merah.", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 708, "width": 201, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BULLETIN OF GEOLOGY, VOL. 1, NO. 1, 2017 DOI: 10.5614/bull.geol.2017.1.1.1", "type": "Text" }, { "left": 528, "top": 707, "width": 9, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 122, "top": 407, "width": 371, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2. Pola struktur di Cekungan Jawa Timur (Sribudiyani dkk., 2003).", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 435, "width": 219, "height": 246, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Stratigrafi umum Cekungan Jawa Timur dapat dilihat pada Gambar 3 . Satyana (2003) menjelaskan bahwa batuan dasar di Cekungan Jawa Timur terpisah menjadi beberapa tinggian ( horst ) dan dalaman ( graben ) dengan arah timurlaut-baratdaya. Segmentasi batuan dasar tersebut mengakomodir pengendapan sedimen syn- rift dan post-rift , serta perkembangan karbonat. Batuan sedimen tersebut terdiri dari batuan silisiklastik non-marine Pra- Ngimbang, kemudian batuan non-marine sampai marginal marine Ngimbang bagian bawah yang berumur Eosen Awal-Tengah, lalu batuan yang berumur Eosen Akhir- Oligosen Awal terdiri dari Ngimbang bagian atas serta serpih dan karbonat “CD”, selanjutnya adalah batuan silisiklastik dan", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 435, "width": 219, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "karbonat Kujung yang berumur Oligosen Akhir-Miosen Awal.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 476, "width": 222, "height": 191, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Puncak dari sedimentasi karbonat adalah pada umur Miosen Awal saat pengendapan Formasi Kujung I/Tuban/OK bagian bawah dan Rancak. Kemudian tektonik inversi mempengaruhi Cekungan Jawa Timur pada umur Miosen Tengah bersamaan dengan pengendapan batupasir Ngrayong/OK bagian atas dan anggota Wonocolo bagian bawah. Sampai dengan umur Pliosen, prose transgresi dan regresi berasosiasi dengan pengendapan Formasi Wonocolo, Mundu, Paciran, dan Lidah yang terdiri dari serpih, batupasir, karbonat dan batubara. Pengaruh volkanik terjadi pada umur Plio-Pleistosen.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 708, "width": 201, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BULLETIN OF GEOLOGY, VOL. 1, NO. 1, 2017 DOI: 10.5614/bull.geol.2017.1.1.1", "type": "Text" }, { "left": 528, "top": 707, "width": 9, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 120, "top": 526, "width": 376, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 3 . Stratigrafi regional Cekungan Jawa Timur (Adhyaksawan, 2003).", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 552, "width": 140, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. DATA DAN METODE", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 566, "width": 219, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data yang digunakan adalah data 2 (dua) sumur eksplorasi, yaitu Sumur-A dan Sumur-B, jarak kedua sumur tersebut sekitar 4,5 km. Sumur-A menembus batuan dasar setebal 612 kaki, dan Sumur-B menembus batuan dasar setebal 743 kaki. Litologi batuan dasar yang ditembus oleh kedua", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 552, "width": 219, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "sumur tersebut adalah batuan metamorfik (kuarsit).", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 593, "width": 220, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deterministik dengan beberapa asumsi (Gambar 4). Hal pertama yang dilakukan adalah melakukan interpretasi rekahan pada log gambar ( image log ) di Sumur-A dan B.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 708, "width": 201, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BULLETIN OF GEOLOGY, VOL. 1, NO. 1, 2017 DOI: 10.5614/bull.geol.2017.1.1.1", "type": "Text" }, { "left": 528, "top": 707, "width": 9, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 220, "top": 475, "width": 175, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 4 . Diagram alir penelitian.", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 502, "width": 219, "height": 177, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kemudian hal selanjutnya yang dilakukan adalah menentukan nilai/besaran dari setiap parameter geomekanika, yaitu SHmax, Shmin, Sv, Tekanan pori (Pp), kekuatan batuan (Co), dan koefisien friksi (µ). Nilai tegasan vertikal (Sv) diperoleh dari data log densitas, kemudian nilai kekuatan batuan (Co) diperoleh berdasarkan kalkulasi menggunakan log sonic/data petrofisika dikarenakan tidak ada pengukuran langsung yang dilakukan baik di Sumur A maupun B. Nilai tekanan pori (Pp) diperoleh dari data log tekanan. Nilai SHmax dan Shmin", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 502, "width": 219, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "diperoleh dengan menggunakan stress polygon , serta nilai koefisien friksi (µ) diperoleh dari literatur.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 557, "width": 220, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selanjutnya adalah membuat model geomekanika dengan menggunakan nilai dari setiap parameter geomekanika yang sudah diperoleh sebelumnya. Hal terakhir yang dilakukan adalah menentukan arah rekahan yang berada dalam kondisi tekanan kritis menggunakan Diagram Mohr-", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 654, "width": 51, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Coulomb.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 708, "width": 201, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BULLETIN OF GEOLOGY, VOL. 1, NO. 1, 2017 DOI: 10.5614/bull.geol.2017.1.1.1", "type": "Page footer" }, { "left": 528, "top": 707, "width": 9, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 296, "width": 458, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 5. (a) Interpretasi rekahan pada Sumur A dan B, (b) Diagram roset rekahan konduktif dan parsial Sumur-A, (c) Diagram roset rekahan konduktif dan parsial Sumur-B.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 338, "width": 180, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. INTERPRETASI DAN HASIL Rekahan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 365, "width": 219, "height": 246, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Interpretasi rekahan dilakukan pada log gambar di Sumur-A dan B. Interpretasi dilakukan untuk rekahan alami dan rekahan akibat pengeboran. Jumlah rekahan alami konduktif dan parsial yang diinterpretasi di Sumur-A adalah sebanyak 15 rekahan, dengan intensitas 1 rekahan setiap 28 kaki. Hasil dari interpretasi rekahan di sumur ini diperoleh kemiringan dominan 30 o -40 o , dan jurus bidang rekahan dominan adalah antara N10 o E-N50 o E. Jumlah rekahan konduktif dan parsial yang diinterpretasi di Sumur-B adalah sebanyak 166 rekahan, dengan intensitas 1 rekahan setiap 25 kaki. Hasil dari interpretasi rekahan di sumur ini diperoleh kemiringan dominan 50 o -60 o , dan jurus bidang rekahan dominan adalah antara N20 o E-N60 o E (Gambar 5).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 627, "width": 222, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rekahan induced tensile yang diperoleh dari hasil interpretasi di Sumur-B adalah 33 buah rekahan. Arah dominan dari rekahan induced tensile ini adalah relatif Timur Laut-", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 337, "width": 220, "height": 122, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Barat Daya (NE-SW), dengan arah yang dominan antara N220 o E-N230 o E. Rekahan breakout yang diperoleh dari hasil interpretasi di Sumur-B adalah 15 buah rekahan. Arah dominan dari rekahan berakout ini adalah relatif Barat Laut- Tenggara (NW-SE), dengan arah yang dominan antara N120 o E-N130 o E dan N300 o E-N310 o E (Gambar 6).", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 475, "width": 96, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tekanan Pori (P p )", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 489, "width": 219, "height": 177, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data tekanan pori dari Sumur-A diperoleh dari pengukuran tekanan langsung di lubang bor (RDT). Untuk nilai tekanan di batuan dasar, diperoleh dari hasil tes di zona batuan dasar, semakin ke bawah terlihat separasi antara garis tekanan hidrostatik dengan mudweight sedikit melebar, hal ini juga dikonfirmasi data bacaan gas yang lebih tinggi dibandingkan dengan bacaan gas di atasnya, namun nilai tekanan dari data tes memperlihatkan tekanan di batuan dasar mendekati pada kondisi hidrostatik (Gambar 7).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 708, "width": 201, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BULLETIN OF GEOLOGY, VOL. 1, NO. 1, 2017 DOI: 10.5614/bull.geol.2017.1.1.1", "type": "Text" }, { "left": 528, "top": 707, "width": 9, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 377, "width": 466, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 6. (a) Interpretasi rekahan breakout dan induced tensile di Sumur-B, (b) Diagram roset rekahan induced tensile Sumur-B, (c) Diagram roset rekahan breakout Sumur-B.", "type": "Text" }, { "left": 205, "top": 671, "width": 206, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 7. Grafik tekanan pori Sumur-A.", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 708, "width": 201, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BULLETIN OF GEOLOGY, VOL. 1, NO. 1, 2017 DOI: 10.5614/bull.geol.2017.1.1.1", "type": "Text" }, { "left": 528, "top": 707, "width": 9, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 205, "top": 410, "width": 205, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 8. Grafik tekanan pori Sumur-B.", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 438, "width": 219, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Estimasi tekanan pori untuk Sumur-B dilakukan dengan menggunakan data berat lumpur pengeboran, karena tidak dilakukan pengukuran data tekanan langsung pada saat", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 507, "width": 219, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pengeboran berlangsung. Selain itu digunakan juga data tekanan yang diperoleh dari hasil tes sumur.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 548, "width": 219, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bacaan gas yang cukup tinggi direspon dengan berat lumpur yang lebih tinggi, namun data tekanan dari hasil tes tidak memperlihatkan hal tersebut (Gambar 8).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 617, "width": 113, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tegasan Vertikal (S v )", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 631, "width": 219, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tegasan vertikal dikenal juga sebagai tegasan overburden, tegasan ini dipengaruhi", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 438, "width": 219, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "oleh nilai densitas, percepatan gravitasi, serta kedalaman. Dengan kata lain tegasan vertikal adalah fungsi kedalaman dari densitas dan percepatan gravitasi", "type": "Text" }, { "left": 389, "top": 504, "width": 149, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "z S v = ʃ ρ.g.dz 0 (1)", "type": "Formula" }, { "left": 324, "top": 544, "width": 220, "height": 108, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumur-A dan B adalah sumur di lepas pantai ( offshore ), sehingga nilai tegasan vertikal untuk masing-masing sumur ditambahkan dengan tebalnya kolom air di masing- masing lokasi (Gambar 9) . Dari grafik diperoleh gradient tegasan vertikal di Sumur-A adalah 1,09 psi/ft, dan di Sumur-B adalah 1,06 psi/ft.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 708, "width": 201, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BULLETIN OF GEOLOGY, VOL. 1, NO. 1, 2017 DOI: 10.5614/bull.geol.2017.1.1.1", "type": "Text" }, { "left": 528, "top": 707, "width": 9, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 144, "top": 394, "width": 327, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 9. Grafik tegasan vertikal (S v ) (a) Sumur-A, (b) Sumur-B.", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 421, "width": 118, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kekuatan Batuan (C o )", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 435, "width": 219, "height": 121, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kekuatan batuan didefinisikan sebagai kemampuan batuan untuk menahan deformasi dari luar ketika tegasan dari luar diberikan pada batuan tersebut. Nilai kekuatan batuan umumnya diperoleh dari pengukuran inti bor di laboratorium, Namun di dalam penelitian ini tidak didapatkan inti batuan baik dari Sumur-A maupun Sumur- B.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 573, "width": 219, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nilai kekuatan batuan pada penelitian ini diperoleh melalui pendekatan dengan menghitung nilai kekuatan batuan menggunakan data geofisika (log). Persamaan yang digunakan untuk", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 642, "width": 219, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menghitung kekuatan batuan dasar di penelitian ini adalah persamaan dari Annor dan Jackson (1987), yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 362, "top": 434, "width": 169, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "C o = 129 + (14,5 Vp) (2)", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 462, "width": 219, "height": 81, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nilai Vp yang digunakan adalah menggunakan data velocity dari VSP. Dari hasil persamaan tersebut diperoleh nilai rata- rata kekuatan batuan untuk batuan dasar di Sumur-B adalah 201,02 MPa (29.156,05 Psi).", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 559, "width": 218, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tegasan Horizontal Minimum (S hmin ) Arah dari S hmin dapat diperoleh dari rekahan induced tensile dan breakout . Dalam penelitian ini arah dari tegasan horizontal minimum, yaitu relatif Barat Laut-Tenggara (NW-SE), parallel dengan arah rekahan breakout (Gambar 10) .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 708, "width": 201, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BULLETIN OF GEOLOGY, VOL. 1, NO. 1, 2017 DOI: 10.5614/bull.geol.2017.1.1.1", "type": "Text" }, { "left": 528, "top": 707, "width": 15, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "10", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 362, "width": 383, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 10. Interpretasi arah tegasan horizontal minimum (S hmin ) di Sumur-B.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 392, "width": 219, "height": 149, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Estimasi nilai tegasan horizontal minimum di Sumur-A menggunakan data FIT. Berdasarkan data tersebut, gradien estimasi nilai tegasan horizontal minimum adalah gradien 0,78 psi/ft. Nilai estimasi ini mungkin akan lebih kecil dibandingkan dengan nilai tegasan horizontal minimum yang sebenarnya, karena nilai FIT hanya mengukur kekuatan batuan sesuai dengan asumsi, namun tidak sampai pada tahap batuan tersebut pecah (failure).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 558, "width": 220, "height": 121, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data yang digunakan untuk melakukan estimasi besaran tegasan horizontal minimum di Sumur-B adalah data leak-off test (LOT). Terdapat 3 (tiga) titik pengambilan data LOT di Sumur-B. Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai gradien untuk nilai tegasan horizontal minimum di Sumur-B adalah 0,78 psi/ft (Gambar 11).", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 393, "width": 215, "height": 107, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tegasan Horizontal Maksimum (S Hmax ) Seperti halnya S hmin , arah dari S Hmax juga diperoleh dari data rekahan breakout dan induced tensile . Arahnya akan saling tegak lurus dengan arah S hmin . Dari hasil analisis rekahan, arah dari S Hmax adalah Timur Laut- Barat Daya (NE-SW), paralel dengan arah rekahan induced tensile (Gambar 12).", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 516, "width": 220, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nilai dari tegasan horizontal maksimum (S Hmax ) dapat diperoleh dari persamaan berdasarkan keterdapatan rekahan breakout atau induced tensile pada lubang bor (Zoback, 2007). Nilai S Hmax yang diperoleh dari rekahan breakout diperoleh dengan persamaan:", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 625, "width": 224, "height": 46, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "� 𝑪𝑪 𝒐𝒐 + 𝟐𝟐𝑷𝑷 𝒑𝒑 + ∆ 𝑷𝑷 + 𝝈𝝈 ∆ 𝑻𝑻 � − 𝑺𝑺𝑺𝑺𝑺𝑺𝑺𝑺𝑺𝑺 = 𝑺𝑺𝑺𝑺𝑺𝑺𝑺𝑺𝑺𝑺 ( 𝟏𝟏 + 𝟐𝟐 𝒄𝒄𝒐𝒐𝒄𝒄 𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐 ) ( 𝟏𝟏 − 𝟐𝟐 𝒄𝒄𝒐𝒐𝒄𝒄 𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐 ) (3)", "type": "Formula" }, { "left": 72, "top": 708, "width": 201, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BULLETIN OF GEOLOGY, VOL. 1, NO. 1, 2017 DOI: 10.5614/bull.geol.2017.1.1.1", "type": "Text" }, { "left": 528, "top": 707, "width": 15, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "11", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 378, "width": 462, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 11. Interpretasi nilai tegasan horizontal minimum (S hmin ) di masing-masing sumur, (a) Sumur-A menggunakan data FIT, (b) Sumur-B menggunakan data LOT.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 671, "width": 393, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 12. Interpretasi arah tegasan horizontal maksimum (S Hmax ) di Sumur-B.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 708, "width": 201, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BULLETIN OF GEOLOGY, VOL. 1, NO. 1, 2017 DOI: 10.5614/bull.geol.2017.1.1.1", "type": "Page footer" }, { "left": 528, "top": 707, "width": 15, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "12", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 220, "height": 81, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Persamaan ini digunakan pada 2 (dua) titik kedalaman di Sumur-B, yaitu 12.412 ftMD dan 11.696 ftMD. Nilai dari S Hmax tersebut kemudian dimasukkan ke dalam polygon stress untuk mengetahui rezim tektonik yang bekerja di area sumur serta untuk", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 72, "width": 220, "height": 80, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "memberikan interval nilai S Hmax yang ada. Dari polygon stress diperoleh bahwa rezim tektonik yang bekerja di area tersebut adalah strike-slip , hal ini dikonfirmasi oleh posisi nilai LOT yang berada pada area strike-slip (Gambar 13) .", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 669, "width": 432, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 13. Polygon stress pada kedalaman 11.696 ftMD dan 12.412 ftMD di Sumur-B.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 708, "width": 201, "height": 21, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BULLETIN OF GEOLOGY, VOL. 1, NO. 1, 2017 DOI: 10.5614/bull.geol.2017.1.1.1", "type": "Page footer" }, { "left": 528, "top": 707, "width": 15, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 110, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Model Geomekanika", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 86, "width": 219, "height": 67, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam penelitian ini, model geomekanika hanya dilakukan di Sumur-B, karena data yang dibutuhkan untuk melakukan analisis geomekanika hanya dimiliki oleh sumur ini, terutama data untuk batuan dasar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 169, "width": 219, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari kurva geomekanika yang dihasilkan (Gambar 14) dapat dilihat bahwa garis S Hmax berada di paling kanan kemudian", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 72, "width": 220, "height": 122, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "diikuti garis S v , baru kemudian garis S hmin yang diperoleh dari data LOT. Dengan kata lain nilai S Hmax > S v > S hmin , sehingga rezim tektonik untuk area penelitian berdasarkan model geomekanika di atas adalah strike- slip . Hal ini konsisten terhadap hasil polygon stress yang menunjukkan bahwa garis rekahan breakout berada pada area strike-slip .", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 668, "width": 309, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 14. Model geomekanika 1 (satu) dimensi di Sumur-B.", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 708, "width": 201, "height": 21, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BULLETIN OF GEOLOGY, VOL. 1, NO. 1, 2017 DOI: 10.5614/bull.geol.2017.1.1.1", "type": "Page footer" }, { "left": 528, "top": 707, "width": 15, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "14", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 118, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tekanan Rekah Kritis", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 86, "width": 219, "height": 163, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hipotesis tekanan kritis, rekahan atau sesar yang mempunyai rasio tegasan geser (τ) terhadap tegasan normal (σ n ) lebih besar dari koefisien friksi geser, secara mekanik rekahan atau sesar tersebut aktif atau bergeser. Berdasarkan Barton dan Zoback (2002), rekahan yang dapat mengalirkan fluida adalah rekahan yang tekanannya dalam kondisi kritis ( critically stressed fractures ). Rekahan yang tekanannya dalam kondisi kritis ini cenderung untuk bergerak.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 86, "width": 219, "height": 163, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metoda yang digunakan untuk melakukan analisis tekanan rekah kritis ini adalah Mohr-Coulomb Envelope. Data yang digunakan untuk membuat Mohr-Coulomb Envelope ini adalah data rekahan, parameter utama geomekanika (S Hmax , S hmin , S v , tekanan pori), dan koefisien friksi (µ). Dengan menggunakan model geomekanika sebelumnya, hasil dari Mohr-Coulomb Envelope menujukkan bahwa sebagian kecil dari rekahan di Sumur-B dalam kondisi kritis (Gambar 15).", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 656, "width": 271, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 15. Model tekanan rekah kritis pada Sumur-B.", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 708, "width": 201, "height": 21, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BULLETIN OF GEOLOGY, VOL. 1, NO. 1, 2017 DOI: 10.5614/bull.geol.2017.1.1.1", "type": "Page footer" }, { "left": 528, "top": 707, "width": 15, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "15", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 219, "height": 53, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Koefisien friksi (µ) dalam analisis ini menggunakan asumsi 0,6, karena tidak ada tes laboratorium yang digunakan untuk mendapatkan nilai tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 114, "width": 219, "height": 52, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam penelitian ini juga coba dibuat perbandingan nilai koefisien friksi hubungannya dengan kondisi batuan yang stabil atau tidak", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 72, "width": 220, "height": 80, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "stabil/kritis, hasilnya koefisien friksi 0,7 dan 0,8 memberikan kondisi rekahan yang stabil (di bawah Mohr-Coulomb Envelope), sedangkan koefisien friksi 0,6 memberikan sebagian kondisi rekahan yang dalam kondisi kritis (Gambar 16).", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 629, "width": 467, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 16. Perbandingan nilai koefisien friksi (μ), pengaruhnya terhadap kondisi kritis batuan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 708, "width": 201, "height": 21, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BULLETIN OF GEOLOGY, VOL. 1, NO. 1, 2017 DOI: 10.5614/bull.geol.2017.1.1.1", "type": "Text" }, { "left": 528, "top": 707, "width": 15, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "16", "type": "Page footer" }, { "left": 129, "top": 404, "width": 333, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 17. Arah rekahan dalam kondisi tekanan kritis di Sumur-B.", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 437, "width": 220, "height": 67, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil analisisi tekanan rekah kritis tersebut, arah rekahan yang berada dalam kondisi kritis adalah relatif Timur laut-Barat daya (NE-SW), N 10 o -20 o E dan N 65 o E (Gambar 17).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 520, "width": 52, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DISKUSI", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 534, "width": 219, "height": 149, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nilai kekuatan batuan yang digunakan dalam model geomekanika sebaiknya menggunakan hasil dari percobaan laboratorium (UCS atau TCS). Hal ini guna mendapatkan nilai S Hmax yang lebih mendekati kondisi sebenarnya. Penggunaan nilai kekuatan batuan dengan data dinamik (sonic, VSP, dsb) harus memperhitungkan tingkat kesalahan alat log pada saat melakukan akusisi. Selain nilai C o , dari hasil percobaan laboratorium juga akan diperoleh", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 437, "width": 219, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "nilai koefisien friksi yang akan digunakan dalam analisis tekanan rekah kritis.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 479, "width": 219, "height": 135, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data LOT yang akan digunakan sebagai nilai Shmin sebaiknya diperhatikan kembali, karena umumnya data yang digunakan sebagai nilai Shmin adalah nilai FCP ( formation closure pressure ) dari data extended leak-off test . Nilai FCP jika dilihat dari grafik akan sedikit lebih rendah dibandingkan nilai LOT, sehingga kemungkinan akan mempengaruhi analisis tekanan rekah kritis nantinya.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 631, "width": 220, "height": 52, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rezim tektonik juga cukup penting untuk diketahui sebelum menggunakan data LOT sebagai nilai S hmin , karena sampai saat ini masih menjadi perdebatan terkait data LOT", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 708, "width": 201, "height": 21, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BULLETIN OF GEOLOGY, VOL. 1, NO. 1, 2017 DOI: 10.5614/bull.geol.2017.1.1.1", "type": "Text" }, { "left": 528, "top": 707, "width": 15, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "17", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 220, "height": 122, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "digunakan untuk mencerminkan nilai S hmin atau σ 3 ( least principal stress ). Sehingga pada rezim tektonik strike-slip dan dalam kondisi yang didominasi oleh normal fault hal ini tidak menjadi perdebatan, karena posisi S hmin dan σ 3 adalah horizontal. Dalam kondisi yang didominasi oleh reverse fault , posisi σ 3 adalah vertikal sedangkan posisi S hmin harus tetap horizontal.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 210, "width": 102, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 224, "width": 219, "height": 25, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil penelitian tersebut terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 265, "width": 219, "height": 81, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Arah tegasan horizontal maksimum (S Hmax ) berdasarkan hasil analisis di Sumur-B adalah relatif Timur laut-Barat daya (NNE-SSW), antara N 30 o -40 o E. 2. Berdasarkan hasil perhitungan parameter geomekanika pada Sumur-B, menujukkan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 348, "width": 219, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. bahwa sumur tersebut berada dalam rezim sesar gesar ( strike slip ), yaitu S Hmax > S v > S hmin .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 390, "width": 220, "height": 149, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Berdasarkan hasil analisisi tekanan rekah kritis di Sumur-B, arah rekahan yang berada dalam kondisi kritis adalah relatif Timur Laut-Barat daya (NE-SW), N 10 o - 20 o E dan N 65 o E. 5. Berdasarkan hasil analisis tekanan rekah kritis tersebut, maka saran untuk pengeboran dengan target batuan dasar selanjutnya adalah pengeboran berarah yang tegak lurus dengan arah rekahan kritis tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 556, "width": 137, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ACKNOWLEDGEMENTS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 569, "width": 219, "height": 67, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terima kasih atas bantuan, masukkan, dan koreksi baik dari rekan-rekan di Institut Teknologi Bandung, maupun rekan-rekan di Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 652, "width": 72, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "REFERENSI", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 72, "width": 220, "height": 218, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adhyaksawan, R., (2003). Seismic facies and growth history of miocene carbonate platforms, wonocolo formation, North Madura Area, East Java basin, Indonesia, Proceedings Indonesian Petroleum Association, 29th Annual Convention & Exhibition. Barton, C.A., dan Zoback, M.D., (2002). Discrimination of Natural Fractures from Drilling-Induced Wellbore Failures in Wellbore Image Data- Implication for Reservoir Permeability, SPE Reservoir Evaluation & Engineering, June 2002.", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 293, "width": 220, "height": 149, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Maulin, H. B., Armandita C., Mukti M. M., Mandhiri D., Rubyanto D., Romi S., (2012): Structural reactivation and its implication on exploration play: case study of JS-1 Ridge, Proceedings Indonesian Petroleum Association, 36th Annual Convention & Exhibition. Mudjiono, R., Pireno, G. E., (2001). Exploration of the North Madura Platform, offshore East Java,", "type": "Table" }, { "left": 360, "top": 445, "width": 184, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indonesia, Proceedings Indonesian Petroleum Association, 28th Annual Convention & Exhibition.", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 487, "width": 220, "height": 80, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Prakasa, Y., (2003). Integrasi dan optimalisasi data sebagai dasar penyusunan model geologi dan karakteristik resevoir serta implikasinya pada formasi Ngrayong struktur Kawengan, Buletin Ikatan", "type": "Table" }, { "left": 360, "top": 569, "width": 183, "height": 25, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ahli Teknik Perminyakan Indonesia, 39.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 597, "width": 220, "height": 80, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Satyana, A. H., Purwaningsih, M. E. M., (2003). Geochemistry of the East Java basin: new observations on oil grouping, genetic gas types and trends of hydrocarbon habitats, Proceedings Indonesian Petroleum", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 708, "width": 201, "height": 21, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BULLETIN OF GEOLOGY, VOL. 1, NO. 1, 2017 DOI: 10.5614/bull.geol.2017.1.1.1", "type": "Page footer" }, { "left": 528, "top": 707, "width": 15, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "18", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 72, "width": 183, "height": 25, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Association, 29th Annual Convention & Exhibition.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 100, "width": 219, "height": 80, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sribudiyani, Muchsin, N., Ryacudu, R., Kunto, T., Astono, P., Prasetya, I., Sapiie, B., Asikin, S., Harsolumakso, A. H., Yulianto, I., (2003). The collision of the East Java microplate and its implication for hydrocarbon", "type": "Text" }, { "left": 360, "top": 72, "width": 184, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "occurrences in the East Java basin,", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 86, "width": 220, "height": 80, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Proceedings Indonesian Petroleum Association, 29th Annual Convention & Exhibition. Zoback, M.D., (2007). Reservoir Geomechanics, New York: Cambridge University Press.", "type": "Table" } ]
679a3ef2-db6e-b2cd-f149-b98ab5efd3d7
https://jurnal.umb.ac.id/index.php/math/article/download/2311/1858
[ { "left": 85, "top": 38, "width": 119, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal MATH-UMB.EDU Vol 9(1), Tahun 2021", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 783, "width": 11, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10", "type": "Page footer" }, { "left": 102, "top": 90, "width": 395, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL ARITMETIKA SOSIAL BERBENTUK CERITA", "type": "Section header" }, { "left": 237, "top": 133, "width": 123, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Astria Widiarti 1 ,Masri 2", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 146, "width": 383, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2 Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Bengkulu", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 159, "width": 224, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 [email protected] , 2 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 186, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 199, "width": 428, "height": 250, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis kesalahan yang dilakukan siswa, dan untuk mengetahui apa saja penyebab siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita pada pokok bahasan aritmetika sosial. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII E SMPN 03 Mukomuko yang berjumlah 30 orang siswa. Instrumen dalam penelitian ini terrdiri dari tes dan wawancara, tes kesalahan berupa uraian soal cerita, dan wawancara dilakukan kepada 4 siswa yang banyak melakukan kesalahan. Data dianalisis dengan deskriptif yaitu menggambarkan tentang suatu subjektif. Dari hasil tes kesalahan yang dilakukan oleh siswa berdasarkan indikator polya dengan kesalahan diantaranya yaitu kesalahan memahami soal dengan sebesar 98,8%, kesalahan menyusun rencana sebesar 86,6%, kesalahan melaksanakan rencana sebesar 63 %, kesalahan memeriksa kembali solusi yang diperoleh sebesar 88,3%. Faktor penyebab siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal aritmetika sosial berbentuk cerita adalah karena siswa tidak memahami masalah pada soal, karena kebiasaan siswa tidak menulis apa yang ditanya dan diketahui pada soal, karena siswa tidak dapat menyusun informasi dari soal untuk merubah ke dalam model matematika, karena siswa tidak mengetahui rumus yang digunakan dalam soal, karena siswa bingung untuk melakukan langkah-langkah penyelesaian, dan kurang teliti dalam melakukan perhitungan jawaban pada soal, karena kebiasaan siswa setelah menyelesaikan jawaban tidak memeriksa kembali hasil yang diperoleh, dan tidak menarik kesimpulan pada soal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih banyak kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal aritmetika sosial berbentuk cerita.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 452, "width": 222, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : analisis, kesalahan, aritmetika, sosial", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 478, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 490, "width": 428, "height": 250, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study aims to describe the types of errors made by students, and to find out what causes students to make mistakes in solving story problems on the subject of social arithmetic. This type of research is descriptive qualitative. The subjects of this study were all students of class VII E SMPN 03 Mukomuko, totaling 30 students. The instrument in this study consisted of tests and interviews, error tests in the form of descriptions of story questions, and interviews were conducted to 4 students who made a lot of mistakes. The data were analyzed descriptively, namely describing a subjective. From the results of the error test made by students based on the polya indicator with errors including errors in understanding the questions by 98.8%, errors in planning 86.6%, errors in implementing plans by 63%, errors in re-checking the solutions obtained by 88, 3%. The factor that causes students to make mistakes in the steps to solve math story problems on the subject of social arithmetic is because students do not understand the problem in the problem, because students' habits do not write what is asked and know about the problem, because students cannot compile information from the questions to change it into mathematical model, because students do not know the formula used in the problem, because students are confused about taking steps to solve the problem, and are less careful in calculating answers to questions, because students' habits after completing answers do not re- examine the results obtained, and do not draw conclusions on the questions. The results of this study indicate that there are still many mistakes made by students in solving math story problems on the subject of social arithmetic . Keywords: analysis, error, social, arithmetic", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 119, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal MATH-UMB.EDU Vol 9(1), Tahun 2021", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 783, "width": 11, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 89, "width": 85, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 198, "height": 238, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Matematika ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, baik untuk pembelajaran di sekolah mau pun dimasyarakat. Materi yang diajarkan memiliki peranan penting dalam menyelesaikan persoalan dalam kehidupan sehari-hari (Kusmanto & Marliyana, 2014). Permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan angka dan perhitungan dituangkan dalam soal matematika dalam bentuk cerita (Setyono & Sutarni, 2013). Soal matematika dalam bentuk cerita memberikan gambaran yang nyata mengenai permasalahan kehidupan yang sebenarnya. sehingga dapat memperluas ilmu pengetahuan siswa dalam", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 342, "width": 201, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembelajaran matematika (Nuraeni, dkk., 2020). Keterkaitan matematika dengan kehidupan sehari-hari tidak dapat dipisahkan, salah satu materi yang sering siswa mengalami kesalahan dan sulit memahaminya adalah materi soal cerita aritmatika sosial. Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika SMP Negeri 03 Mukomuko. Hasil belajar siswa untuk materi soal cerita aritmatika sosial sebahagian besar masih dibawah ketuntasan belajar minimum sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 493, "width": 200, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aritmetika sosial adalah salah satu materi yang memuat masalah nyata dalam bentuk soal cerita. Menurut (Setiani, dkk., 2018) aritmatika sosial merupakan salah satu materi matematika", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 88, "width": 201, "height": 314, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang dipelajari di SMP kelas VII. Menurut Widyaningrum (dalam Sari, dkk . , 2018), untuk dapat menyelesaikan soal cerita Aritmetika sosial dengan benar diperlukan kemampuan awal, yaitu 1) kemampuan membaca soal, 2) kemampuan menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal, 3) kemampuan membuat model matematika, 4) kemampuan melakukan perhitungan, 5) kemampuan menulis jawaban akhir dengan tepat. Begitu pula dengan pendapat Hartini, (dalam Katon, dkk. ., 2015) Kompetensi yang harus dimiliki siswa dalam menyelesaikan soal cerita pokok bahasan aritmetika social yaitu 1) kemampuan verbal yaitu kemampuan dalam memahami soal dan menginterpretasikannya sehingga dapat mengubahnya ke dalam model matematika dan 2) kemampuan algoritma yaitu kemampuan siswa untuk menentukan algoritma yang tepat dalam menyelesaikan soal, ketelitian perhitungan serta kemampuan siswa untuk menarik", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 405, "width": 198, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kesimpulan dari hasil perhitungan yang siswa lakukan dan mengaitkannya dengan soal awal yang akan diselesaikan.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 443, "width": 201, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Namun kenyataannya, siswa dalam menyelesaikan soal cerita Aritmetika sosial masih belum menguasai dengan baik sehingga terjadi kesalahan-kesalahan dalam menyelesaikan", "type": "Text" }, { "left": 406, "top": 493, "width": 48, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "persoalan.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 493, "width": 198, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut berdasarkan pada soal latihan materi Aritmetika sosial yang dikerjakan oleh salah satu siswa SMPN 03 Mukomuko:", "type": "Table" }, { "left": 139, "top": 684, "width": 318, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Contoh Jawaban Siswa Pada Latihan Soal Aritmetika Sosial", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 198, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada gambar 1, siswa tidak paham maksud dari soal dan tidak tahu cara penyelesaian pada soal yang diberikan, bahkan mereka", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 709, "width": 199, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tidak tahu tahap awal pada saat menyelesaikan soal aritmetika sosial tersebut. Pada gambar 1 di jawaban siswa,", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 198, "height": 123, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "siswa tidak menentukan apa yang diketahui pada soal, tidak menentukan apa yang ditanyakan, tidak menuliskan rumus yang digunakan pada soal, bahkan salah dalam melakukan perhitungan untuk menentukan jawaban, serta tidak menuliskan kembali kesimpulan hasil jawaban yang diperoleh. Banyak sekali siswa yang keliru dan salah dalam menyelesaikan soal latihan pokok bahasan Aritmetika soasial tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 214, "width": 201, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini sesuai menurut Wahyu Widada (dalam Herawaty, 2017), secara kuantitas, prestasi belajar matematika peserta didik di Indonesia umumnya masih terklasifikasi rendah. Akibatnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 290, "width": 201, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "matematika sangat kurang. Melalui penelitian ini, dilakukan analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal Aritmetika Sosial berbentuk cerita. Dengan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 341, "width": 201, "height": 85, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menganalisis kesalahan siswa tersebut akan diperoleh jenis dan faktor-faktor penyebab kesalahan yang dilakukan oleh siswa menurut Polya dan indikatornya dalam Rofi’ah, dkk ., (2019 ) jenis kesalahan yang dimaksud yaitu sebagai berikut: 1. kesalahan memahami soal Indikator", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 429, "width": 201, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "meliputi: a) siswa salah dalam menentukan apa yang diketahui pada soal, b) siswa salah dalam menentukan apa yang ditanyakan pada soal, c)siswa tidak menuliskan apa yang diketahui pada soal,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 493, "width": 201, "height": 174, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d)siswa tidak menuliskan apa yang ditanyakan pada soal, e)siswa menuliskan yang ditanyakan tidak sesuai dengan permintaan pada soal, f)menuliskan yang diketahui dan ditanyakan tidak sesui dengan soal, g)tidak menuliskan yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. 2. Kesalahan menyusun rencana indikator meliputi : a)siswa menuliskan rumus yang digunakan dengan tidak lengkap, b)siswa tidak menuliskan rumus yang digunakan dalam soal. 3. Kesalahan melaksanakan Rencana indikator meliputi : a)siswa salah dalam menyelesaikan", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 657, "width": 79, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "langkah-langkah", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 669, "width": 201, "height": 87, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penyelesaian, b)siswa melakukan kesalahan saat memasukkan hal-hal yang diketahui kedalam rumus, c)siswa melakukan kesalahan karena tidak dapat menyelesaikan perhitungan untuk menentukan jawaban soal, d)siswa melakukan kesalahan karena tidak dapat", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 88, "width": 200, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menyelesaikan langkah penyelesaian dengan lengkap, e)siswa tidak menuliskan langkah-langkah yang digunakan dalam penyelesaian soal. 4. Kesalahan dalam memeriksa kembali solusi yang diperoleh indikator meliputi : a)melakukan kesalahan dalam penarikan kesimpulan tidak sesuai dengan yang ditanyakan pada soal,", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 189, "width": 198, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b)menuliskan kesimpulan tidak lengkap dengan permasalahan yang diberikan, c)tidak menuliskan kembali kesimpulan hasil penyelesaian yang diperoleh, d)tidak memperoleh jawaban akhir.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 265, "width": 52, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 277, "width": 199, "height": 175, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 03 Mukomuko pada bulan Juli- agustus tahun ajaran 2021/2022. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII E yang berjumlah 30 siswa, kemudian dipilih 4 siswa yang banyak melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal aritmetika berbentuk cerita untuk di wawancarai. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan wawancara, tes berupa soal cerita pokok bahasan aritmetika sosial yang terdiri 6 soal.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 454, "width": 198, "height": 137, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesalahan yang digunakan pada metode tes adalah kesalahan menurut Polya yang mencakup empat kesalahan yaitu kesalahan memahami soal, kesalahan menyusun rencana, kesalahan melaksanakan rencana, dan kesalahan memeriksa kembali solusi yang diperoleh. pada penelitian ini menggunakan tiga teknik analisis data diantaranya ialah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dari hasil analisis.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 607, "width": 37, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 607, "width": 198, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 632, "width": 198, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil dari penelitan ini berdasarkan data yang diperoleh dari lembar jawaban tes yang dikerjakan oleh 30 siswa. Data kuantitatif digunakan untuk melihat persentase kesalahan pada saat mengerjakan soal berdasarkan kesalahan dan indikator polya. Adapun data kesalahan kuantitatif materi soal cerita aritmatika sosial berdasarkan indikator polya adalah pada tabel 1 berikut :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 119, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal MATH-UMB.EDU", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 96, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 9(1), Tahun 2021", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 783, "width": 11, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 151, "top": 101, "width": 293, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Persentase Kesalahan Siswa Berdasarkan Indikator Polya", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 114, "width": 416, "height": 497, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis Kesalahan Banyak Siswa yang Melakukan Kesalahan Pada Butir Soal Total Persentase Kesalahan 1 2 3 4 5 6 Kesalahan Memahami Soal 28 29 29 29 27 27 169 93,3% Kesalahan Menyusun Rencana 26 27 22 24 28 29 156 86,6% Kesalahan Melaksanakan Rencana 14 12 21 15 24 28 114 63% Kesalahan Memeriksa Kembali Solusi yang Diperoleh 24 22 29 29 29 26 159 88,3% Data persentase diatas sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh penelitian (Sari, dkk., 2018). Tipe kesalahan I adalah kesalahan siswa dalam menentukan apa yang diketahui dan yang ditanyakan. Penyebab siswa salah dalam menentukan apa yang diketahui adalah : (1) Siswa tidak dapat menentukan mana hal-hal yang menjadi yang diketahui karena siswa tidak dapat memahami maksud kalimat soal; (2) Siswa tidak cermat dalam membaca soal; (3) Siswa tidak teliti dalam mengerjakan; dan (4) Siswa tergesa-gesa dalam mengerjakan sehingga tidak memperhatikan petunjuk pengerjaannya; Penyebab siswa salah dalam menentukan apa yang ditanyakan. Penyebab dari kesalahan ini adalah : (1) Siswa tidak dapat memahami maksud kalimat soal;", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 360, "width": 200, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2) Siswa tidak cermat dalam membaca soal; dan (3) Siswa ingin menyingkat waktu.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 398, "width": 201, "height": 113, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tipe Kesalahan II adalah kesalahan siswa dalam membuat model matematika : (1) Siswa tidak bisa memahami maksud soal; (2) Siswa tidak dapat mengubah kalimat soal dalam kalimat matematika; (3) Siswa tidak dapat menafsirkan apa yang diketahui dari soal; dan (4) Siswa tidak teliti dalam mengerjakan soal .", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 514, "width": 198, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil tes yang diperoleh pada soal pertama, pada indikator kesalahan memahami siswa, ada 28 siswa yang melakukan kesalahan dari 30 siswa. Salah satu bentuk kesalahan yang dilakukan siswa dapat dilihat dari gambar 2 dibawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 746, "width": 213, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Kesalahan siswa pada soal nomor 1", "type": "Caption" }, { "left": 292, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 100, "width": 198, "height": 99, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mengetahui apa penyebab kesalahan yang dilakukan oleh siswa seperti jawaban siswa pada gambar 2 maka, dilakukan wawancara terhadap siswa sebagai subjek 1. P : Coba perhatikan soal nomor 1, tolong bacakan soal tersebut dengan jelas ANP: (Membaca soal)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 201, "width": 198, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P : Apakah ada yang tidak kamu paham pada soal tersebut? ANP: (Diam) P : Apa yang diketahui dari soal tersebut ? ANP: Doni membeli sepeda bekas dengan harga Rp 150.000,-", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 290, "width": 197, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P : Lalu apa lagi yang diketahui pada soal?", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 315, "width": 171, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANP: Biaya perbaikan Rp 75.000,- bu", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 100, "width": 431, "height": 301, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P : Apa yang ditanya pada soal ? ANP: Keuntungan yang didapat pak Doni bu P : Kenapa kamu tidak menulisnya dilembar jawaban kamu? ANP: saya lupa bu (sambil tersenyum) P : lalu setelah dapat yang diketahui dan yang ditanyakan, lalu kenapa jawaban kamu seperti ini? ANP: Saya tidak tau rumus bu dan saya juga tidak tau langkah-langkah nya bu", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 176, "width": 198, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan penelitian, dilihat dari hasil tes dan wawancara pada soal nomor 1 pada lembar jawaban ANP, kesalahan ini disebab kan oleh ANP tidak memahami maksud dari soal, sehingga tidak menuliskan apa yang diketahui dan yang ditanya pada soal, salah melakukan perhitungan karena tidak menuliskan rumus yang digunakan dalam soal kesalahan ini dilakukan karena ANP lupa rumus.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 303, "width": 198, "height": 85, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan soal tes nomor 2 dilihat dari lembar jawaban siswa, siswa melakukan kesalahan memeriksa kembali solusi yang diperoleh dengan indikator “siswa tidak menuliskan hasil yang diperoleh” dilihat pada gambar 3 dibawah ini.", "type": "Table" }, { "left": 215, "top": 534, "width": 189, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Kesalahan pada soal nomor 2", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 559, "width": 198, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mengetahui apa penyebab kesalahan yang dilakukan oleh siswa seperti jawaban siswa pada gambar 3 maka, dilakukan wawancara terhadap siswa", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 610, "width": 198, "height": 136, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebagai subjek 2. P : Perhatikan soal nomor 2, apa yang ditanyakan pada soal nomor 2? AAH : Keuntungan atau rugi yang dialami pedagang bu P : Kamu sudah mendapatkan jawabannya, Rp 16.000,- itu untung atau rugi? AAH : Untung bu P : Lalu Kenapa kamu tidak menuliskan apa yang ditanya dan", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 559, "width": 169, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tidak menarikan kesimpulan pada jawaban yang kamu dapat?", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 584, "width": 198, "height": 112, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AAH : Saya lupa bu. Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada soal nomor 2 dilihat dari lembar jawaban AAH. Kesalahan tersebut dilakukan AAH dikarenakan lupa dan kebiasaan setelah mendapatkan jawaban akhir tidak menulis kembali hasil yang didapat, sehingga tidak menulis kesimpulan dari hasil yang didapatkan AAH.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 698, "width": 183, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan soal tes nomor 3 dilihat", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 711, "width": 198, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dari lembar jawaban siswa, siswa melakukan kesalahan memahami soal dengan indikator “siswa tidak menulis apa", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 783, "width": 11, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 198, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang diketahui dan ditanyakan pada soal”, kesalahan menyusun rencana dengan indikator “siswa tidak menuliskan rumus yang digunakan pada soal”, kesalahan melaksanakan rencana,pada indikator", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 85, "width": 198, "height": 63, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“siswa salah dalam menyelesaikan langkah- langkah penyelesaian pada soal”, kesalahan memeriksa kembali solusi yang diperoleh dengan indikator “siswa tidak menuliskan kembali solusi yang diperoleh”", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 254, "width": 186, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Kesalahan pada soal nomor 3", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 280, "width": 198, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mengetahui apa penyebab kesalahan yang dilakukan oleh siswa seperti jawaban siswa pada gambar 4 maka, dilakukan wawancara terhadap siswa sebagai subjek 3. P : Perhatikan soal nomor 3, kamu paham tidak soal nomor 3? RDA : Kurang paham bu P : kenapa? RDA : Saya lupa rumus bu, saya juga keliru dalam menghitungnya bu P", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 419, "width": 167, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": Lalu kenapa jawaban kamu 250 : 3?", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 432, "width": 188, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RDA : Tidak tau bu, saya kurang teliti bu", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 280, "width": 198, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada soal nomor 3, terlihat dari hasil lembar jawaban RDA, kesalahan ini disebakan oleh kurang memahami soal, lupa rumus, serta keliru dalam menjawab, dan kemudian salah melakukan perhitungan yang", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 356, "width": 198, "height": 87, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "digunakan dan kurang teliti dalam menjawab soal. Berdasarkan soal tes nomor 4 dilihat dari lembar jawaban siswa. Siswa melakukan kesalahan memahami soal, kesalahan menyususn rencana, dan kesalahan melaksanakan rencana .", "type": "Table" }, { "left": 210, "top": 556, "width": 182, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Kesalahan pada soal nomor 4", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 569, "width": 198, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mengetahui apa penyebab kesalahan yang dilakukan oleh siswa seperti jawaban siswa pada gambar 5 maka, dilakukan wawancara terhadap siswa", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 619, "width": 197, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebagai subjek 4. P : Jawaban nomor 4 apa yang diketahui pada soal nomor 4?", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 657, "width": 198, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JMD : Harga awal tas 250.000 dan diskon", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 670, "width": 23, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "30%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 682, "width": 132, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P : yang ditanyakan apa?", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 695, "width": 147, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JMD : Harga sesudah diskon bu", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 569, "width": 428, "height": 187, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P : Rumusnya apa? JMD : Harga awal – diskon bu P : kenapa kamu tidak menuliskan pada lembar jawaban kamu? JMD : Saya lupa bu, jadi saya langsung saja", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 594, "width": 198, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P : Setelah dapat hasil 175.000, apa langkah selanjutnya? JMD : Menarik kesimpulan bu, maaf saya lupa menulisnya bu", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 644, "width": 198, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P : Seharusnya kamu harus lebih teliti lagi ya JMD : Iya bu", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 695, "width": 200, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada soal nomor 4, terlihat dari hasil lembar jawaban JMD, kesalahan ini dikarenakan terbiasa pada saat mengerjakan soal uraian tidak menuliskan apa yang diketahui dan", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 783, "width": 14, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 198, "height": 60, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ditanya pada soal sehingga terjadi kesalahan memahami soal, lupa rumus sehingga tidak menulis rumus, dan tidak menarik kesimpulan dari hasil yang diperoleh pada penyelesaian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 165, "width": 59, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 177, "width": 183, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesalahan siswa kelas VII SMPN 03", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 190, "width": 198, "height": 111, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mukomuko dalam menyelesaikan soal cerita matematika pokok bahasan Aritmetika Sosial. Adalah sebagai berikut: 1. Kesalahan memahami soal yang dilakukan oleh siswa dengan pada soal nomor 1 sampai dengan nomor 6 sebesar 93,8% , dengan indikator kesalahan “tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal”", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 304, "width": 197, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Kesalahan menyusun rencana yang dilakukan oleh siswa dengan pada soal nomor 1 sampai dengan nomor 6 sebesar 86,6%, dengan indikator kesalahan “siswa tidak menulis rumus dalam menyelesaikan soal”.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 380, "width": 198, "height": 98, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. kesalahan melaksanakan rencana yang dilakukan oleh siswa dengan pada soal nomor 1 sampai dengan nomor 6 sebesar 63%, dengan indikator kesalahan “siswa salah dalam menentukan langkah- langkah penyelesaian” dan “siswa salah dalam melakukan perhitungan untuk memperoleh jawaban akhir pada soal”", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 481, "width": 198, "height": 98, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Kesalahan memeriksa kembali solusi yang diperoleh yang dilakukan oleh siswa dengan pada soal nomor 1 sampai dengan nomor 6 sebesar 88,3%, dengan indkator kesalahan “siswa tidak memperoleh jawaban akhir dan “tidak menulis kembali kesimpulan dari hasil yang diperoleh” pada penyelesaian soal.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 582, "width": 197, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Faktor penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita Matematika pokok bahasan Aritmetika Sosial.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 620, "width": 117, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Aspek memahami soal", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 633, "width": 170, "height": 111, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Karena tidak memahami masalah dalam soal b. Karena tidak dapat memahami makna dalam soal c. Karena kebiasaan tidak menulis apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada soal 2. Aspek menyusun rencana", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 88, "width": 170, "height": 376, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Karena tidak dapat menyusun informasi dari soal untuk merubah dalam bentuk model matematika b. Karena tidak memahami materi pada soal c. Karena tidak mengetahui rumus yang digunakan pada soal 3. Aspek melaksanakan rencana a. Karena siswa bingung untuk melakukan langkah-langkah penyelesaian pada soal b. Karena siswa kurang teliti dalam menjawab soal dan menyelesaikan perhitungan c. Karena siswa tidak melanjutkan langkah penyelesaian pada soal 4. Aspek memeriksa kembali solusi yang diperoleh a. Karena siswa menarikan kesimpulan tidak sesuai dengan apa yang ditanyakan b. Karena kebiasaan setelah menyelesaikan jawaban soal cerita tidak memeriksa kembali hasil yang diperoleh c. Karena tidak menulis kesimpulan dari hasil yang telah didapatkan.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 477, "width": 62, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 490, "width": 199, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Herawaty, D. (2017). Peningkatan Kompetensi Siswa SMP Di Kota Bengkulu Melalui Penerapan Model Pembelajaran Matematika ( MPM- SMP ). Pendidikan Matematika Raflesia , 2 (1), 46–62.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 573, "width": 198, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Katon, K. S., Arigiyati, T. A.,", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 586, "width": 199, "height": 163, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Matematika, P., & Tamansiswa, U. S. (2015). Analisis kesalahan siswa menurut polya materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel. Prosiding Seminar Nasional Etnomatnesia , 576–580. Kusmanto, H & Marliyana, I. (2014). Pengaruh Pemahaman Matematika Terhadap Kemempuan Koneksi Matematika Siswa Kelas VII Semester Genapa SMP Negeri 2 Kasokandel Kabupaten Majalengka.", "type": "Table" }, { "left": 292, "top": 783, "width": 11, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 41, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3(2),62.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 198, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nuraeni, R., Ardiansyah, S. G., &", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 115, "width": 198, "height": 121, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zanthy, L. S. (2020). Permasalahan Matematika Aritmatika Sosial Dalam Bentuk Cerita: Bagaimana Deskripsi Kesalahan-Kesalahan Jawaban Siswa? Teorema: Teori Dan Riset Matematika , 5 (1), 61. https://doi.org/10.25157/teorema.v5i 1.3345 Rofi’ah, N., Ansori, H., & Mawaddah,", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 240, "width": 184, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S. (2019). Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika berdasarkan langkah penyelesaian polya. Jurnal Pendidikan Matematika , 7 (2), 120–", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 308, "width": 24, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "129.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 322, "width": 179, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.20527/edumat.v7i2", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 336, "width": 30, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".7379", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 88, "width": 199, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sari, A. M., Susanti, N., & Rahayu, C. (2018). Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Aritmatika Sosial Kelas VII. Jurnal Penelitian Pendidikan Dan Pengajaran Matematika , 4 (2), 61–", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 170, "width": 18, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "68.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 184, "width": 198, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiani, D., Suryana, Y., & Pranata, O.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 198, "width": 199, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H. (2018). Pengaruh Pendekatan Matematika Realistik Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Tentang Aritmatika Sosial Uang . 5 (3), 174–180 Setyono, D., & Sutarni, S. (2013). Kesalahan Menyelesaikan Soal Matematika dalam Bentuk Cerita Pokok Bahasan Aritmetika Sosial. Seminar Nasional Pendidikan Matematika , 65–74.", "type": "Table" } ]
a3668334-4b25-2b30-c778-1669ad9a3caf
http://journal.uny.ac.id/index.php/jpa/article/download/31354/13685
[ { "left": 188, "top": 51, "width": 250, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available online: https://journal.uny.ac.id/index.php/jpa", "type": "Page header" }, { "left": 159, "top": 71, "width": 310, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Anak, Volume 9 (1), 2020, 63-69", "type": "Page header" }, { "left": 221, "top": 792, "width": 182, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2020, Jurnal Pendidikan Anak ISSN 2302-6804 (print), ISSN 2579-4531 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 124, "top": 114, "width": 380, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan kebiasaan orang tua mendongeng dengan buku dan kemampuan membaca permulaan pada anak usia kelompok B", "type": "Section header" }, { "left": 277, "top": 158, "width": 72, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vera Choirina", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 171, "width": 389, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, FIP, Universitas Negeri Yogyakarta Jalan Colombo No 1 Yogyakarta, Indonesia E-mail: [email protected] ARTICLE INFO ABSTRACT Article history: Received:24-04-2020 Revised: 30-04-2020 Accepted: 12-05-2020", "type": "Table" }, { "left": 213, "top": 247, "width": 328, "height": 165, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kebiasaan mendongeng dengan buku yang dilakukan oleh orang tua dengan kemampuan membaca permulaan pada anak usia kelompok B (5-6 tahun) di Taman Kanak-kanak yang berada di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasi. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 60 anak dan 60 orang tua. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi Product Moment untuk menguji hipotesisnya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara kebiasaan orang tua dalam mendongeng dengan kemampuan membaca permulaan pada anak di Taman Kanak-kanak yang berada di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta.Hasil analisis data korelasi product moment, diperoleh nilai sebesar 0,663 dan r tabel 0,330. Dengan taraf signifikan 1%, dilihat dari arah hubungan dikatakan angka koefisien korelasinya bernilai r positif, maka korelasi antara kedua variabel bersifat searah.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 334, "width": 110, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: kebiasaan mendongeng dengan buku, membaca permulaan, anak kelompok B", "type": "Text" }, { "left": 213, "top": 424, "width": 325, "height": 158, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study aims to look at the relationship between the habit of storytelling usingbooks (read aloud) by parents with the early reading ability in children age group B (5-6 years) in Kindergartens located in Depok District, Sleman, Yogyakarta. This study is a quantitative research with a correlation approach. This study used samples of 60 children and 60 parents. The data analysis technique used is product moment correlation to test the hypothesis. Based on the results of these studies indicate that there is a positive relationship between the habits of parents in storytelling with children’searly reading ability in kindergartens located in Depok District, Sleman, Yogyakarta. The results of data analysis of Product Moment correlation, obtained values of 0.663 and rtabel 0.330. With a significant level of 1%, seen from the direction of the relationship, the correlation coefficient value is r positive, then the correlation between the two variables is unidirectional.", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 616, "width": 88, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 457, "height": 98, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anak usia dini berada pada masa usia emas ( golden age s), dimana pada masa ini perkembangan anak berkembang sangat pesat serta berada di dalam periode yang sensitif (Suyanto, 2005: p 6). Sejak lahir anak memiliki kurang lebih 100 miliyar sel otak. Sel-sel otak tersebut saling berhubungan dengan sel-sel syaraf yang lain. Sel-sel otak ini tidak akan tumbuh dan berkembang dengan pesat tanpa adanya stimulasi (Gutama dkk; 2005: p 3). Lingkungan berpengaruh besar terhadap pemberian stimulasi pada anak sebagai usaha untuk mengoptimalkan perkembangan anak. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Susanto (2011: p 132-133) bahwa, lingkungan memiliki pengaruh yang besar sebagai stimulus dalam perkembangan anak. Salah satu pemberi stimulasi terbaik bagi anak adalah orang tua.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 736, "width": 458, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peran orang tua terhadap stimulasi anak adalah sebagai guru ataupun orang pertama dalam memberikan pengasuhan dasar mengenai perkembangan anak baik yang berhubungan dengan aspek dasar moral, psikomotor, bahasa, seni serta keterampilan yang dimiliki anak. Dalam teori Tabularasa", "type": "Text" }, { "left": 515, "top": 26, "width": 9, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "63", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 237, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Anak, Volume 9 (1), Tahun 2020 Vera Choirina", "type": "Page header" }, { "left": 221, "top": 792, "width": 182, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2020, Jurnal Pendidikan Anak ISSN 2302-6804 (print), ISSN 2579-4531 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 114, "width": 458, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang dikemukakan oleh John Locke bahwa anak yang baru lahir sama halnya seperti kertas putih, tergantung bagaimana orang dewasa menorehkan tinta pada kertas putih tersebut, atau laksana botol kosong yang bisa diisi air apapun (Sumardiono, 2014: p 60)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 152, "width": 460, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anak usia dini memiliki karakteristik perkembangan bahasa yang menggambarkan kemampuan bahasa yang diperolehnya. Adapun karakteristik perkembangan bahasa pada anak usia dini usia empat tahun menurut Susanto (2011: p 77-79) antara lain: (a) menggunakan kalimat dengan baik dan benar, b) menguasai 90% fonem dan sintaksis bahasa yang digunakan, (c) berpartisipasi dalam suatu percakapan dan anak sudah mampu mendengarkan orang lain serta mampu menanggapi pembicaraan orang lain.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 228, "width": 460, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya, menurut Susanto (2011: p 77-79) karakteristik kemampuan bahasa anak pada usia 5-6 tahun antara lain: (a) mengucapkan kata lebih dari 2.500 kosakata., (b) mengucapkan kata terkait bentuk, ukuran, rasa, bau, warna, kecepatan, suhu, keindahan, perbedaan, perbandingan, permukaan (kasar dan halus), serta jarak, (c) menjadi pendengar yang lebih baik, (d) berpartisipasi dalam percakapan dimana anak mampu mendengarkan orang lain yang berbicara dan menanggapi pembicaran.Percakapan umumnya berkaitan dengan apa yang dilakukan oleh dirinya sendiri dan orang lain, (e)melakukan ekspresi diri, membaca, menulis, bahkan sampai dengan berpuisi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 316, "width": 459, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu bentuk stimulasi orang tua pada anak adalah dengan mendongeng. Mendongeng pada anak usia dini sebaiknya dilakukan dengan menggunakan teks atau membaca buku pada anak dan mengajarkan pada anak untuk suka dalam hal membaca serta mengembangkan struktur berbahasa (Zidni, 2017: p 1). Hasil survei yang dilakukan oleh Scholastica Gerintya ( http://tirto.id : 2018) yang berlokasi di daerah Jakarta, menunjukkan bahwa dari 1.529 responden terdapat 77,63 % orang tua yang mempunyai hubungan mendongeng atau bercerita kepada anak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 392, "width": 459, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam mendongeng terdapat beberapa teknik yang perlu diketahui agar mendongeng dapat menarik bagi anak (Zidni, 2017: p 1). Salah satu teknik mendongeng bagi anak adalah dengan menggunakan buku ( read aloud) . Lennox mengatakan bahwasannya teknik mendongeng menggunakan buku ( read aloud) secara khusus merupakan strategi yang memiliki hubungan positif terhada pencapaian akademik anak seperti kemampuan membaca, dan minat anak dalam menulis (Lennox, 2013: p 382). Mendongeng dapat digunakan sebagai sarana yang efektif untuk meningkatkan angka melek huruf dan mempromosikan keterampilan membaca", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 481, "width": 461, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu aspek perkembangan anak yang perlu distimulasi adalah bahasa. Melalui bahasa, diharapkan anak mampu untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Kemampuam bahasa anak meliputi reseptif dan ekspresif. Dalam UU Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 pasal 4 ayat 5 disebutkan bahwa, “Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat. Pernyataan tersebut tentunya mendukung pentingnya kemampuan membaca pada anak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 460, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemampuan membaca sangat penting untuk dikembangkan karena merupakan kegiatan yang bisa mengembangkan pengetahuan dan sebagai alat komunikasi manusia. Membaca merupakan kegiatan dan kemampuan khas manusia, namun kemampuan membaca tidak terjadi secara otomatis karena harus didahului oleh aktivitas dan kebiasaan membaca yng merupakan wujud dari adanya meniat membaca (Santoso, 2008: p 1-2).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 620, "width": 461, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Membaca merupakan kegiatan penting, karena dengan membaca seseorang mampu menerima informasi-informasi yang mampu membuat diri lebih terbuka terhadap dunia. Mengajarkan membaca pada anak usia dini menjadi suatu pro dan kontra bagi orang tua dan guru. Pada dasarnya pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang mempersiapkan anak untuk memperkenalkan berbagai pengetahuan, perilaku, sikap, motorik, dan kemampuan pada anak agar ampu beradaptasi dengan kegiatan pembelajaran di jenjang selanjutnya (sekolah dasar).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 696, "width": 459, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Membaca pada anak usia dini merupakan proses belajar yang membutuhkan waktu. Bagi anak- anak usia prasekolah, pengembangan kemampuan membaca dapat diupayakan melalui pendekatan pengalaman berbahasa, yaitu mendongeng. Pendapat tersebut selaras dengan Spodek, Saracho dan Davis yang mengatakan bahwa, pengalaman berbahasa merupakan cara untuk mengekspresikan ide-ide yang ada pada anak-anak (Saracho & Spodek 1998: p 278).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 759, "width": 458, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menggunakan teknik mendongeng merupakan suatu cara untuk meningkatkan anak dalam mempelajari keaksaraan salah satunya membaca (Miller & Pennycuff, 2008: p 36). Para ahli telah", "type": "Text" }, { "left": 515, "top": 26, "width": 9, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "64", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 237, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Anak, Volume 9 (1), Tahun 2020 Vera Choirina", "type": "Page header" }, { "left": 221, "top": 792, "width": 182, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2020, Jurnal Pendidikan Anak ISSN 2302-6804 (print), ISSN 2579-4531 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 114, "width": 459, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menemukan bahawa keaksaraan paling efektif apabila dikembangkan melalui interaksi sosial serta kolaborasi dengan orang lain (Dugun dalam Miller & Pennycuff, 2008: p 37).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 139, "width": 462, "height": 99, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa, pengertian kemampuan membaca permulaan adalah suatu usaha untuk memahami dan mengerti makna yang terdapat di dalam suatu bacaan. Adapun beberapa pencapaian perkembangan bahasa anak khususnya dalam membaca permulaan meliputi:1) menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal, 2) mengenal suara (bunyi) huruf awal dari nama benda-benda yang terdapat di sekitarnya, 3) menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi atau huruf awal yang sama, 4) memahami hubungan anatara bunyi dan bentuk huruf, 5) membaca nama sendiri, 6) menuliskan namanya sendiri, dan 7) memahami arti kata di dalam sebuah cerita.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 462, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peneliti menggunakan beberapa acuan diantaranya menyebutkan lambang bunyi huruf, membaca huruf mejadi suku kata, dan membaca suku kata menjadi suatu kata untuk menentukan suatu indikator penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 291, "width": 211, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 316, "width": 460, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Pendekatan korelasional bertujuan untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya. Pernyataan tersebut diperkuat oleh pPurwanto (2010: p 177) yang menyatakan bahwa, metode kuantitatif korelasi adalah penelitian yang melibatkan hubungan satu atau lebih variabel yang terjadi di dalam suatu kelompok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan mendongeng dengan Kemampuan membaca permulaan pada anak usia Kelompok B di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-April 2019. Penelitian ini di lakukan di beberapa TK yang berada di di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta antara lain TK Amal Insani, TK Pelangi Indonesia, dan TK ABA Perumnas Concat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 430, "width": 457, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian ini, subjek berjumlah 120 subjek yang terdiri dari 60 siswa kelompok B dan 60 ibu dari masing-masing siswa di Kecamatan Depok, Sleman, dengan kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan oleh pertimbangan ( judgement) tertentu dan jatah (kuota) tertentu. Pada Judgement sampling merupakan purposive sampling dengan kriteria yang memiliki suatu pertimbangan tertentu, yaitu: orang yang memiliki kebiasaan mendongeng dengan buku, dan anak degan usia 5-6 tahun.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 506, "width": 460, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 60 anak dan 60 orang tua. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan observasi. Angket digunakan untuk mengukur variabel tentang kebiasaan orang tua dalam mendongeng, sedangkan observasi digunakan untuk mengukur kemampuan membaca permulaan. Instrumen yang diberikan berupa angket, sebelumnya dilakukan pengujian validitas dan realibilitasnya, untuk kebiasaan orang tua dalam mendongeng diperoleh 20 soal yang valid dan realibilitasnya sebesar 0,857. Dalam menentukan jenis sampel yang akan digunakan di dalam penelitian, peneliti menggunakan teknik purposive sampling yaitu suatu penelitian yang mengambil sampel dari populasi yang memiliki suatu kriteria tertentu (Sugiyono, 2015: p 85).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 620, "width": 461, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Dalam penggunaan teknik pengumpulan data ini, peneliti memerluakan sebuah instrumen yang merupakan alat bantu agar pengumpulan data menjadi lebih mudah (Arikunto, 2010: p 6). Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi dan angket. Observasi merupakan suati pengumpulan data dimana mengungkapkan gambaran sistematis mengenai suatu peristiwa, tingkah laku yang dihasilkan. Untuk melaksanakan suatu metode observasi sebaiknya perlu suatau latihan dan pengalaman yang cukup. Teknik pengumpulan data menggunakan angket merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan menggunakan pertanyaan yang harus dikerjakan atau dijawab oleh orang yang mengisi angket tersebut. Dalam penelitian ini angket digunakan untuk mengumpulkan data mengenai rutinitas orang tua dalam mendongeng.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 746, "width": 459, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini merupakan penelitian korelasi, yaitu penelitian yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidak hubungan antara rutinitas mendongeng yang dilakukan oleh orang tua dengan kemampuan membaca permulaan pada anak. Teknik analisis data merupakan suatu metode atau cara", "type": "Text" }, { "left": 515, "top": 26, "width": 9, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "65", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 237, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Anak, Volume 9 (1), Tahun 2020 Vera Choirina", "type": "Page header" }, { "left": 221, "top": 792, "width": 182, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2020, Jurnal Pendidikan Anak ISSN 2302-6804 (print), ISSN 2579-4531 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 114, "width": 458, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk mengolah sebuah data menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut menjadi mudah untuk dipahami dan bermanfaat utuk menemukan solusi permasalahan, khususnya masalah mengnai hal yang diteliti.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 152, "width": 458, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik analisis data diarahkan pada pengujian hepotesis serta menjawab dari rumusan masalah yang diajukan. Data yang diperoleh dari penelitian ini antara lain data dari angket dan observasi. Setelah data tersebut diperoleh maka perlu membuat tabel distribusi frekuensi untuk mendeskripsikan frekuensi dari setiap masing-masing variabel dan perhitungan persentase. Pengelompokan subjek dalam penelitian dibagi ke dalam beberapa kategori. Teknik analisa data yang digunakan adalah oleh peneliti adalah dengan melakukan pengujian hipotesis menggunakan korelasi product moment, sebelum melakukan uji hipotesis maka perlu uji normalitas, dan uji linearitas.", "type": "Text" }, { "left": 252, "top": 260, "width": 145, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 286, "width": 26, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 298, "width": 460, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada hasil perhitungan variabel mengenai kebiasaan mendongeng diperoleh data sebagai berikut. Secara keseluruhan dari setiapaspek dan sekolah dengan nilai mean (rata-rata) 58,31, median 59.00, dan modus 60,00. Dari rerata dan standar deviasi maka dapat dilakukan klasifikasi tentang variabel kebiasaan mendongeng orang tua pada Tabel 1 berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 361, "width": 225, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Tingkat kebiasaan mendongeng orang tua", "type": "Text" }, { "left": 197, "top": 375, "width": 239, "height": 125, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Kategori Interval Kelas Jumlah f (%) 1 Sangat Tinggi > 66.592 2 3,2 2 Tinggi 61.07–66.59 13 21.7 3 Sedang 55.55 – 61.07 28 46.7 4 Rendah 50.04 − 55.55 13 21.7 5 Sangat Rendah <50.04 4 6.7 Jumlah 60 100", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 516, "width": 460, "height": 125, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selaras dengan penjelasan di atas maka dapat diketahui bahwa sebagian besar dari orang tua di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta memiliki kebiasaan mendongeng dalam kategori sangat tinggi dengan jumlah skor (> 66.592) sebanyak 2 orang tua (3,2%), sedangkan 13 orang tua memiliki kebiasaan mendongeng dalam kategori tinggi dengan jumlah skor (61.07–66.59 ) sebanyak 13 orang tua (21,7%), dan orang tua yang memiliki kebiasaan mendongeng dalam kategori sedang dengan jumlah skor (55.55 – 61.07) sebanyak 28 orang tua (46,7%) kemudian untuk kategori rendah dengan jumlah skor (50.04 − 55.55) sebanyak 13 orang tua (21,7%) dan dalam kategori sangat rendah dengan jumlah skor (<50.04) sebanyak 4 orang (6,7%), maka dapat diatarik kesimpulan bahwasannya rata-rata kategori kebiasaan mendongeng orang tua di Taman Kanak-kanak Kec. Depok, Sleman Yogyakarta adalah sedang dengan jumlah skor (55.55 – 61.07) sebanyak 28 orang dengan persentase sebesar 48%.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 643, "width": 366, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil data kemampuan membaca permulaan dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 515, "top": 26, "width": 9, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "66", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 237, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Anak, Volume 9 (1), Tahun 2020 Vera Choirina", "type": "Page header" }, { "left": 221, "top": 792, "width": 182, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2020, Jurnal Pendidikan Anak ISSN 2302-6804 (print), ISSN 2579-4531 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 200, "top": 114, "width": 226, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Tingkat kemampuan membaca permulaan", "type": "Section header" }, { "left": 203, "top": 128, "width": 215, "height": 64, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Variabel f (%) Ket 1 Kemampuan Membaca Permulaan 0 0 1 59 0 0 1,7 96,3 BB MB BSH BSB", "type": "Table" }, { "left": 233, "top": 205, "width": 150, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Total 60 100", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 236, "width": 459, "height": 106, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa mayoritas anak-anak yang berada di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta memiliki kemampuan membaca permulaan dalam kategori Berkembang Sangat Baik sejumlah 59 anak (98,3%), sedangkan 1 anak memiliki kemampuan membaca permulaan dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan sejumlah 1 anak (1,7%), dan yang memiliki kemampuan membaca permulaan dalam kategori mulai berkembang sebanyak 0 oanak (0%) kemudian yang memiliki kemampuan membaca permulaan Belum Berkembang sejumlah 0 anak (0%), maka dapat diatarik kesimpulan bahwasannya kemampuan membaca permulaan di Taman Kanak-kanak Kec. Depok, Sleman Yogyakarta adalah tinggi dengan jumlah sebanyak 59 anak sebesar 96,3% (BSB 76%- 100%).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 356, "width": 63, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 368, "width": 458, "height": 118, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anak usia dini memiliki suatu karakteristik yang khas, baik secara fisik, psikis, moral dan sosial. Masa kanak-kanak merupakan masa yang paling penting sepanjang hidupnya, karena pada masa kanak- kanak merupakan pembentukan pondasi dan pembentukan kepribadian yang akan menentukan anak dimasa yang akan datang (Padmonodewo, 2003: p 43). Memberikan stimulasi yang baik kepada anak merupakan hal yang penting dalam mewujudkan keberhasilan anak. Keberhasilan tersebut ditentukan oleh orang tua melalui pemberian stimulasi untuk mengembangkan beberapa aspek perkembangan anak, salah satunya adalah perkembangan bahasa pada anak. Hal serupa juga dikemukakan oleh Thorndike yang menyatakaan suatu teori laws of exercies and effect dalam teori tersebut mengungkapkan bahwa suatu kegiatan dapat dilakukan dengan baik bahkan sempurna apabila kegiatan dilakuakn secara terbiasa (Setiawan 2018: p 34).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 488, "width": 460, "height": 70, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkembangan bahasa pada anak bisa distimulasi dengan cara mendongeng. Otto (2015: p 202) memberitakan bahwasannya anak-anak yang dibacakan cerita tiga kali atau lebih setiap minggu menunjukkan kemampuan membaca dan menulis yang lebih dibandingkan dengan anak-anak yang tidak terlalu sering dibacakan buku. Beberapa orang tua yang memiliki kebiasaan mendongeng pada anak- anaknya yang berusia 5-6 tahun dengan kategori sedang yakni dengan jumlah skor (55.55-61.07) sebanyak 28 orang dengan persentase sebesar 48% di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 560, "width": 459, "height": 70, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian tersebut sesuai dengan yang dikemukankan oleh Anita Rosalina, dkk (2010: p 83) yang menyatakan bahwa di dalam mendongeng terjalin suatu ikatan antara anak dan orang tua yang dapat terjalin. Pemberian dongeng yang dilakukan secara rutin dengan suasana yang tenang, hangat dan penuh kasih sayang serta ekspresif dan penuh penghayatan akan merangsang anak untuk mampu mengungkapkan apa yang dipahami dari dongeng yang sedang didengarkan, sehingga anak mampu mengungkapkan isi hatinya dan pikiran yang dimiliki secara kuat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 632, "width": 459, "height": 82, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kebiasaan mendongeng pada orang tua juga merupakan salah satu cara untuk mengenalkan berbagai macam kosa kata dan jenis kata serta merangsang anak untuk mampu merangkai kalimat dengan baik. Sejalan dengan penjelasan di atas, Faiz (2017) menyatakan bahwa pengembangan kemampun membaca khususnya di TK dapat diupayakan melalui pendekatan berbahasa. Pemberian dongeng yang dilakukan secara teratur dan tepat juga dapat merangsang dan menunjang kemampuan membaca permulaan pada anak di Kelompok B di Taman Kanak-kanak Kematan Depok, Sleman, Yogyakarta yang memiliki kategori tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 716, "width": 461, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan penelitian yang dilakukan terdapat hubungan antara kebiasaan orang tua mendongeng dengan kemampuan membaca permulaan anak usai kelompok B di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil uji hipotesis yang menggunakan korelasi product moment . Dari hasil perhitungan tersebut, kemudian didapatkan hasil bahwa hubungan anatara kedua variabel kebiasaan mendongeng dan kemampuan membaca permulaan ditinjau dari hasil analisis", "type": "Text" }, { "left": 515, "top": 26, "width": 9, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "67", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 237, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Anak, Volume 9 (1), Tahun 2020 Vera Choirina", "type": "Page header" }, { "left": 221, "top": 792, "width": 182, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2020, Jurnal Pendidikan Anak ISSN 2302-6804 (print), ISSN 2579-4531 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 461, "height": 119, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diperoleh hasil hitung koefisien korelasi sebesar 0,663 dan nilai r tabel. dengan taraf signifikan 1% adalah 0,330, maka diperoleh hasil 0,663 > 0,330. Hasil tersebut menunjukkan bahwa r hitung ≥ r tabel dimana hal tersebut menandakan bahwa terdapat suatu hubungan antara kebiasaan orang tua dalam mendongeng dengan buku dan kemampuan membaca permulaan anak TK Kelompok B. Dari data perhitungan bantuan SPSS juga diperoleh nilai signifikansi 0.000 yang menandakan bahwa korelasi tersebut kuat Dari koefisien tersebut dapat dikatakan bahwa kekuatan korelasi adalah kuat. Dilihat dari angka koefisiennya korelasi bernilai postiif, maka kedua variabel bersifat searah atau dapat dikatakan semakin besar nilai kebiasaan mendongeng yang dilakukan oleh orang tua maka akan semakin besar pula kemampuan membaca permulaan anak pada usia kelompok B di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 234, "width": 459, "height": 142, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Orang tua yang memiliki kebiasaan mendongeng yang tinggi terhadap anak akan memiliki tingkat kemampuan membaca permulaan yang tinggi atau bahkan sangat tinggi, sedangkan orang tua yang memiliki kebiasaan mendongeng yang sedang, maka akan memiliki tingkat kemampuan membaca permulaan di bawah rata-rata. Secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwasanyya semakin sering kegiatan dongeng dilakukan oleh orang tua, maka dapat mendukung anak dalam kemampuan membaca permulaan. Hal tersebut didiukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Faiz (2017: p 48) bahwa kemampuan membaca permulaan dapat ditingkatkan melalui kegiatan mendongeng. Salah satu teknik mendongeng untuk anak adalah dengan menggunakan media buku. Mendongeng dengan buku ( read aloud) merupakan suatu cara mendongeng yang menggunakan media berupa buku untuk bercerita kepada anak (Lenoox, 2013: p 382). Selaras dengan pendapat diatas Bus, dkk (1995: p 1) mengungkapkan bahwasannya membacakan buku kepada anak berkaitan dengan kemampuan anak dalam perkembangan bahasa, literasi dan prestasi anak dalam membaca.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 460, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat dinyatakan bahwa kebiasaan mendongeng merupakan salah satu faktor yang mampu memengaruhi kemampuan membaca permulaan pada anak usia Kelompok B di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 433, "width": 61, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 451, "width": 461, "height": 202, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara kebiasaan mendongeng orang tua dengan kesiapan membaca permulaan anak usia kelompok B di Taman Kanak-kanak Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta. Jadi apabila kebiasaan mendongeng yang dilakukan sedang atau cukup amakan akan tinggi kemampuan membaca permulaan pada anak. Demikian juga sebaliknya apabila tingkat kebiasaan yang dilakukan orang tua rendah, maka tingkat kemampuan pada anak usia kelompok B akan rendah pula. Adapun saran yang dapat disampaikan oleh peneliti adalah guru dapat memberikan saran kepada orang tua untuk memberikan pengarahan untuk mengembangkan kemampuan membaca permulaan dengan metode mendongeng. Jika dilihat dari bobot kebiasaan mendongeng dengan kemampuan membaca, maka disarankan untuk orang tua dalam memberikan pembelajaran dapat melalui hal-hal yang mampu mendekatkan diri kepada anak. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian yang sama, dapat melakukan dengan menggunakan model penelitian yang lain. Pada penelitian ini, peneliti hanya menggunakan lembar observasi dan angket. Bagi pengambil kebijakan program agar mampu memberikan informasi kepada orang tua untuk memberikan parenting mengenai kebiasaan mendongeng yang sesuai dengan usia anak. Hal yang perlu disampaikan adalah bagaimana mendongeng mampu untuk memberikan dukungan terhadap kemampuan memaca permulaan pada anak usia kelompok B yaitu mengenai pemahaman orang tua terhadap konsep perkembangan bahasa anak.", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 679, "width": 134, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 703, "width": 458, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peneliti mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yaitu para dosen di jurusan PAUD FIP UNY, para subjek penelitian, dan pihak lainnya yang telah memberikan dukungan dan dorongan sampai terselesaikannya penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 515, "top": 26, "width": 9, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "68", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 237, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Anak, Volume 9 (1), Tahun 2020 Vera Choirina", "type": "Page header" }, { "left": 221, "top": 792, "width": 182, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2020, Jurnal Pendidikan Anak ISSN 2302-6804 (print), ISSN 2579-4531 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 262, "top": 114, "width": 104, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 139, "width": 401, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek . Jakarta: Rineka Cipta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 163, "width": 457, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bus, A.G, dkk. (1995). Joint book reading makes for success in learning to read. A meta-analysis on integenerational transmission of literacy. Review of Educational Research. 1-2.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 199, "width": 458, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faiz, A. Z. (2017). Meningkatkan kemampuan membaca permulaan melalui kegiatan mendongeng variasi media di KB PAUD. Jurnal PG-PAUD Turnojoyo. 4 (1), 39-48.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 235, "width": 457, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gerintya, S. (2018). 77,6 persen responden suka mendongeng, anda bagaimana?. Diakses 27 Januari 2019 dari laman https://tirto.id", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 271, "width": 457, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gutama, dkk. (2005). Mewujudkan pendidikan anak usia dini yang holistik. Seminar dan Lokakarya Nasional 2005 Pendidikan Anak Usia Dini. Kampus UGM 14-15 November 2005.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 307, "width": 457, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lennox, S. (2013). Interactive read aloud-an avenue for enhancing children's language for thinking and understanding: A review of recen research. Early Childhood Education Journal . 41 (5), 382-385.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 343, "width": 457, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Miller, S & Pennycuf, L. (2008). The power of story: using storytelling to improve literacy learning. Journal of Cross-Deisciplinary Perspectives in Education, 1, 36-43.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 379, "width": 352, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Padmonodewo, S. (2003). Pendidikan anak pra sekolah . Jakarta: Rineka Cipta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 403, "width": 438, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Presiden. (2003). Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003. Tentang sistem pendidikan nasional.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 427, "width": 328, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Purwanto, N. (2010). Evaluasi hasil belaja r. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 451, "width": 457, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Otto, B. (2015). Perkembangan bahasa anak usia dini (Tim Penerjemah Penada Media Group). Jakarta: Kencana.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 487, "width": 459, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rosalina, A. dkk. (2010). Peranana orangtua dalam mendongeng sebelum tidur untuk optimalisasi kemampuan berkomunikasi anak usia dini. PSYCHO IDEA. No 2. IFKIP Univ Muh Purwokerto. 83.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 535, "width": 457, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Santoso, H. (2008). Membangun minat baca anak usia dini melalui penyediaan buku bergambar. Artikel Pustakawan Perpustakaan UM . 1-2.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 457, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saracho, O.N & Spodek, B. (1998) Multiple prespectives on play in early childhood education. New York: University Of New York Press.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 607, "width": 308, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyono. (2015). Metode penelitian pendidikan . Bandung: Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 631, "width": 304, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumardiono. (2014). Apa itu home schooling. Jakarta: Panda Media.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 655, "width": 349, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Susanto, A. (2011). Perkembangan anak usia dini . Jakarta. Kencana. Penanda.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 679, "width": 414, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suyanto, S. (2005). Dasar-dasar pendidikan anak usia dini. Yogyakarta: Hikayat Publishing.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 703, "width": 457, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zidni, A. (2017). Mendongeng dengan berbagai media. Diakses pada tanggal 20 Maret 2019. Pada pukul 19:50. Pada laman https//klippingsastra.com.", "type": "Text" }, { "left": 515, "top": 26, "width": 9, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "69", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 237, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Anak, Volume 9 (1), Tahun 2020 Vera Choirina", "type": "Page header" }, { "left": 221, "top": 792, "width": 182, "height": 18, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2020, Jurnal Pendidikan Anak ISSN 2302-6804 (print), ISSN 2579-4531 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 515, "top": 26, "width": 9, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "70", "type": "Page header" } ]
5eef70a1-c09c-e6f3-dae5-b1af0652a2e6
http://journal.staihubbulwathan.id/index.php/alishlah/article/download/1100/603
[ { "left": 43, "top": 771, "width": 476, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol.13 (3) December, 2021 Received: September 22, 2021; Received in revised form: October 23, 2021; Accepted: December 24, 2021; Available online: December 31, 2021. This is an open access article under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License .", "type": "Page footer" }, { "left": 165, "top": 54, "width": 239, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Contents list available at Directory of Open Access Journals (DOAJ)", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 63, "width": 213, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan", "type": "Section header" }, { "left": 104, "top": 79, "width": 361, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2087-9490 (Printed); 2597-940X (Online) Journal Homepage: http://www.journal.staihubbulwathan.id/index.php/alishlah", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 721, "width": 221, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Universitas Palangka Raya, Palangka Raya, Indonesia Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 742, "width": 220, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Universitas Palangka Raya, Palangka Raya, Indonesia Email: [email protected]", "type": "Footnote" }, { "left": 48, "top": 125, "width": 389, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Distance Learning and Student Anxiety at Palangkaraya University", "type": "Section header" }, { "left": 48, "top": 172, "width": 193, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perdana Indra 1 , Sasmithae Lia 2", "type": "Text" }, { "left": 48, "top": 192, "width": 186, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI : 10.35445/alishlah.v13i3.1100", "type": "Section header" }, { "left": 48, "top": 223, "width": 169, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article Info Abstract", "type": "Table" }, { "left": 48, "top": 251, "width": 88, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Covid 19, Distance Learning, Mental Health", "type": "Text" }, { "left": 48, "top": 558, "width": 95, "height": 57, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Covid 19 Pembelajaran Jarak Jauh, Kesehatan Mental", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 251, "width": 351, "height": 273, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Covid-19 pandemic has had a profound effect on the entire world, including the field of education. Students at the Faculty of Medicine experience anxiety due to distance learning. The purpose of this study was to ascertain the extent to which distance learning affects the anxiety level of students at the Faculty of Medicine, University of Palangkaraya. The research was conducted using a descriptive quantitative design. The population for this study was comprised of all students at the University of Palangkaraya's Faculty of Medicine and 219 individuals. The modified Halmilton Anxiety Rating Scale was used as the research instrument (HARS). The findings indicated that the greatest challenge encountered during distance learning was the absence of direct practical work (39 %). According to the level of anxiety, 141 respondents (64.38%) reported experiencing no symptoms of anxiety, 48 respondents (21.91%) reported experiencing mild anxiety, 22 respondents (10.04 %) reported experiencing moderate anxiety symptoms, and eight respondents (3.67%) reported experiencing severe anxiety. When anxiety symptoms manifest, the behavioral response manifests the highest percentage of mild anxiety symptoms, at 43.83%; the cognitive response manifests at 29.22 %; and the physiological and affective responses manifest at the same rate, at 26.48 %. The moderate and severe anxiety levels indicated that cognitive responses accounted for the highest anxiety response, at 18.27 % and 8.19 %, respectively. The study's conclusion indicates that distance education has a variable effect on the emergence of anxiety in medical faculty students at the University of Palangka Raya. As a result, support from various stakeholders is required to pay attention to the impact of distance learning on students.", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 530, "width": 43, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 171, "top": 548, "width": 350, "height": 158, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pandemi Covid-19 menyebabkan pengaruh yang sangat besar untuk seluruh dunia, salah satunya adalah bagi dunia Pendidikan. Pembelajaran jarak jauh menimbulkan kecemasan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar dampak pembelajaran jarak jauh terhadap tingkat kecemasan mahasiswa Fakultas kedokteran Universitas Palangkaraya. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Palangkaraya sebanyak 219 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Halmilton Anxiety Rating Scale (HARS) yang telah di modifikasi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kesulitan selama pembelajaran jarak jauh yang paling besar yaitu tidak dapat melakukan praktikum secara langsung (39%). Karakteristik responden berdasarkan tingkat kecemasan diperoleh gambaran sebanyak 141 orang responden (64,38%) tidak mengalami gejala kecemasan, 48 orang responden (21,91%) mengalami", "type": "Text" }, { "left": 268, "top": 34, "width": 287, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al- Ishlah: Jurnal Pendidikan, December 2021, vol. 13 (3), Pages 2824-2830 Distance Learning and Student Anxiety at Palangkaraya University", "type": "Page header" }, { "left": 274, "top": 798, "width": 75, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 2825 of 2830", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 235, "width": 99, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 254, "width": 485, "height": 69, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The number of Covid-19 cases in Indonesia has steadily increased since it was first reported, so it requires the attention of all sectors, one of which is education. The pandemic of Covid-19 has had a significant impact on Indonesian education. Rather than face-to-face instruction, distance learning methods are used for students and students alike. In order to keep students engaged in the educational process, this method uses the principle of physical distancing (Basar, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 326, "width": 484, "height": 127, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Distance learning is nothing new in the world of education. The government's implementation of distance education is an effort to fix the right, planned, simultaneous, and optimal education system in improving education quality and human resources despite the Covid-19 pandemic (Munir, 2020). This distance learning method is almost applied worldwide, including Indonesia (Siahaan, 2010). Distance learning provides different challenges for teachers, students, institutions, and even the wider community (Darmayanti et al., 2007). In the distance learning process, lecturers and students have their respective roles. Lecturers act as facilitators and guide the process of teaching and learning activities, while students act as independent learners, constructors of knowledge and seek solutions to solve problems (Pratiwi, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 455, "width": 484, "height": 127, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There is a lack of familiarity in Indonesia with the idea of going to school at home. Especially for working parents in Indonesia, homeschooling comes as a big shock, especially given how much time they spend working outside the home. In the same way, students who are used to learning in person may experience psychological issues. Medical students in Indonesia have been severely hampered in their studies as a result of the COVID-19 pandemic. Face-to-face lectures and group discussions are common, as are practicums and lab experiences for medical school students. With the Covid-19 pandemic, the WHO (World Health Organization) has mandated social distancing, so the traditional learning process has been replaced by a distance learning process. Because of the Covid-19 Pandemic, academics and students must change their practices (Basar, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 584, "width": 485, "height": 142, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Boenga and Tiwuk (2020) researched the effect of distance learning and physical separation on student anxiety levels and found that medical students experienced extremely high anxiety levels (88 %). According to the findings of this study, distance learning, and physical separation impact students' anxiety levels. According to a study conducted by Sri Wulan et al. (2021) regarding the impact of distance learning on students' mental health during the pandemic, the DASS 21 questionnaire found that stress was students' most common psychological problem. As a result, BK teachers were called upon to provide counseling and guidance to students coping with distance learning. Additionally, Edi and Galih (2021) studied the effects of online learning anxiety on 50 first- semester students in the Covid-19 era. Practicum courses can benefit from an online learning process. However, the availability of learning support facilities must be considered.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 728, "width": 484, "height": 56, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The new normal of education has psychological implications for medical students, so support from family, lecturers, and fellow students is needed to avoid psychological disorders during the learning process. Face-to-face or distance learning (Pangastuti et al., 2020). Anxiety is a common side effect, and it manifests itself in a variety of ways, including changes in thoughts, feelings, and", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 64, "width": 350, "height": 148, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kecemasan ringan, 22 orang responden (10,04%) dengan gejala kecemasan sedang dan 8 orang responden (3,67%) mengalami kecemasan berat. Bila ditinjau dari gejala kecemasan yang muncul, maka respon perilaku menunjukkan presentase paling besar munculnya gejala kecemasan ringan yaitu 43,83%, respon kognitif 29,22%, respon fisiologis dan afektif memiliki persentase yang sama yaitu 26,48%. Pada tingkat kecemasan sedang dan berat menunjukkan bahwa respon kecemasan yang paling tinggi ditunjukkan oleh respon kognitif yaitu 18,27% dan 8,19%. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran jarak jauh memberikan dampak bagi timbulnya kecemasan pada mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Palangkaraya dengan tingkat dan respon yang berbeda. Oleh karena itu, sangat diperlukan dukungan dari berbagai pihak agar memperhatikan dampak yang ditimbulkan pada mahasiswa akibat pembelajaran jarak jauh.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 34, "width": 271, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al- Ishlah: Jurnal Pendidikan, December 2021, vol. 13 (3), Pages 2824-2830", "type": "Page header" }, { "left": 43, "top": 43, "width": 111, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perdana Indra, Sasmithae Lia", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 787, "width": 75, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 2826 of 2830", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 63, "width": 485, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bodily functions (Annisa & Ifdil, 2016). All of the aspects mentioned above have a significant bearing on the efficiency of online instruction. In the wake of this, researchers are scrambling to connect their findings. University students' anxiety levels will be studied as part of this research project. This study should serve as a wake-up call for lecturers.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 132, "width": 65, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 151, "width": 485, "height": 127, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This type of research is descriptive with a quantitative approach. The sample used in this study was all medical students at the University of Palagkaraya class 2017, 2018, and 2019 with 219 students. The instrument in this study used a modified Halmilton Anxiety Rating Scale (HARS). Data collection techniques using a questionnaire. The questionnaire used is divided into two parts. The first part contains questions related to respondents' demographic data such as name, gender, age, education force (year of admission to the Faculty of Medicine), sources of information about Covid- 19, difficulties/obstacles during distance learning. At the same time, the second part contains 14 closed questions according to the response to anxiety symptoms. Respondents chose one of the four available answer options using a Likert scale.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 286, "width": 172, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FINDINGS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 305, "width": 484, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The study results on the impact of distance learning on the anxiety level of Palangkaraya University students were obtained primary data in the form of demographic data and data on anxiety levels and student responses to anxiety.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 354, "width": 348, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Characteristics of students of the Faculty of Medicine", "type": "Section header" }, { "left": 151, "top": 379, "width": 250, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gender Total Percentage (%) Male Female 56 163 25.8% 74.2% Total 219 100%", "type": "Table" }, { "left": 43, "top": 450, "width": 485, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The difficulties experienced by students during distance learning are not being able to do direct practice as much as 39%, then followed by problems on the internet network as much as 23%, and difficulties understanding the learning material delivered as much as 29%.", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 627, "width": 267, "height": 120, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1. Difficulties During Distance Learning 39% 3% 23% 29% 4%2%", "type": "Picture" }, { "left": 159, "top": 516, "width": 261, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DIFFICULTIES DURING DISTANCE LEARNING", "type": "Section header" }, { "left": 204, "top": 538, "width": 80, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Can't practice directly Monotonous learning", "type": "Picture" }, { "left": 204, "top": 567, "width": 57, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Signal/Network", "type": "Text" }, { "left": 204, "top": 582, "width": 204, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "It is more difficult to understand the material presented", "type": "Text" }, { "left": 204, "top": 596, "width": 90, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uncertain class schedule", "type": "Table" }, { "left": 204, "top": 611, "width": 57, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Too much work", "type": "Text" }, { "left": 268, "top": 34, "width": 287, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al- Ishlah: Jurnal Pendidikan, December 2021, vol. 13 (3), Pages 2824-2830 Distance Learning and Student Anxiety at Palangkaraya University", "type": "Page header" }, { "left": 275, "top": 798, "width": 74, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 2827 of 2830", "type": "Page footer" }, { "left": 97, "top": 64, "width": 432, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Characteristics of respondents based on respondents' anxiety levels", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 83, "width": 333, "height": 75, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anxiety Level Total Percentage (%) No Symptoms 141 64,38% Mild Anxiety 48 21,91% Moderate Anxiety 22 10,04% Severe Anxiety 8 3,67% Total 219 100%", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 172, "width": 484, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on table 2, It can be seen that 141 respondents (64.38%) did not experience symptoms of anxiety, 48 respondents (21.91%) experienced mild anxiety, 22 respondents (10.04%) with moderate anxiety symptoms, and eight respondents. Respondents (3.67%) experienced severe anxiety.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 235, "width": 439, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3. Characteristics of respondents' anxiety levels based on physiological, affective, cognitive, and behavioral responses", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 273, "width": 434, "height": 152, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "System Anxiety Number of Respondents No Symptoms Mild Anxiety Moderate Anxiety Severe Anxiety Physiological 120 (54,79%) 58 (26,48%) 23 (10,50%) 8 (3,65%) 219 Behavior 87 (39,72%) 96 (43,83) 27 (12,32) 9 (4,10%) 219 Cognitive 96 (43,83%) 64 (29,22%) 41 (18,72%) 18 (8,19%) 219 Affective 120 (54,79%) 58 (26,48) 23 (10,50%) 8 (3,65%) 219", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 452, "width": 484, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on table 3, the characteristics of respondents' anxiety levels were obtained based on physiological responses, behavioral responses, cognitive responses, and affective responses. The level of anxiety from physiological, cognitive, and affective responses showed the largest percentage, namely, without anxiety symptoms. When viewed from the anxiety symptoms that appear, the behavioral response shows the largest percentage of mild anxiety symptoms, which is 43.83%, then followed by cognitive response 29.22%, and physiological and affective responses have the same percentage, namely 26.48%. The highest anxiety response was indicated by cognitive responses at the moderate and severe anxiety levels, namely 18.27% and 8.19%, respectively.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 567, "width": 485, "height": 98, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One of the many ramifications of the COVID-19 pandemic's emergence is in the field of education. Nowadays, rather than learning in a traditional classroom setting, students can take online courses, which allows for a more flexible and convenient learning experience. From kindergarten to college, students are being taught in a new way. The goal of limiting face-to-face learning is to reduce the spread of the Covid-19 virus infection by reducing physical proximity. Online learning from home is permitted for students, according to a Circular Letter from the Minister of Education and Culture Number 36962/MPK.A/HK/2020.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 667, "width": 485, "height": 113, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Since the Minister of Education and Culture issued the circular, all face-to-face learning processes and practicums at the University of Palangkaraya's Faculty of Medicine have been done from home or online. For students, distance learning is a completely new experience. This is a brand- new situation in which students have to get used to the old teaching style all over again. Students at the University of Palangkaraya's medical school reported difficulty understanding the practicum process because they could not do direct practice, particularly in practicums that required observation and required action or skills, according to observations of the distance learning process. When it comes to doing things. When medical students are learning about the process in a clinic or", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 34, "width": 271, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al- Ishlah: Jurnal Pendidikan, December 2021, vol. 13 (3), Pages 2824-2830", "type": "Page header" }, { "left": 43, "top": 43, "width": 111, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perdana Indra, Sasmithae Lia", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 787, "width": 75, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 2828 of 2830", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 63, "width": 484, "height": 113, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hospital, or even after they have graduated and become doctors, they will need this practicum. Many students have difficulty comprehending the lecturer's material while taking distance education courses. This is because each student's ability to retain information varies. As a result, some students prefer to learn face-to-face or one-on-one with the instructor. Additionally, network issues are viewed as an impediment. This is due to a variety of factors, including location, servers, and the structure of the course. Students had to learn to work within a new system fraught with difficulties during implementation. The Covid-19 pandemic's impact on student's mental health has resulted in mental health issues, such as anxiety, during distance learning.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 178, "width": 484, "height": 127, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There is a physiological response to anxiety, which is a feeling of helplessness, discomfort, and emotional feelings unprepared to deal with the stresses of daily life. According to this research, students at the University of Palangkaraya's medical school had the highest levels of mild anxiety (21.91 percent), moderate anxiety (10.04 percent), and severe anxiety (3.67%). Due to the new culture and learning environment conditions, this incident occurred. Due to the lack of social and physical interaction as well as attending lecture classes, distance learning results in social isolation. Students in distance learning may feel isolated or miss out on social-physical interactions even though they can communicate via social networks such as applications that provide discussion groups or e-mails (Candratika And Purnawati, 2014)", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 307, "width": 485, "height": 113, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anxiety conditions can considerably impact physiological responses, affective responses, cognitive responses, and behavioral responses. Anxiety will impact success in learning, so it affects learning effectiveness. The transition period experienced by students encourages students to face new demands and developmental tasks. This study showed that mild anxiety affected behavioral responses, while moderate and severe anxiety influenced cognitive responses. Changes in behavioral responses resulting from the emergence of anxiety are characterized by restlessness, physical tension, withdrawing from interpersonal relationships, and avoiding problems. This can have an impact on decreasing concentration when doing distance learning.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 422, "width": 485, "height": 199, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A closely related relationship is that a decrease in learning concentration affects students' cognitive responses, namely a decrease in memory and thinking power. This impacts when the interaction is carried out in the distance learning process. Affective response resulting from anxiety is characterized by worry, fear, inability to sit still, and voice. The physiological response is characterized by clinical manifestations of nausea, insomnia, headaches, frequent urination, ineffective learning, diarrhea, palpitations, confusion. In addition to having an impact on the emergence of anxiety in students, distance learning also has a beneficial impact, including technology that is easily accessible from home, as well as some students who can learn from visual and audio stimuli and are useful for introverted students because these students can ask questions without feeling Embarrassed. Anxiety during the COVID-19 pandemic is determined by several factors that affect the speed and way a person adapts, such as personality, age, experience, learning process, physical condition, and environment. A person's adaptability also plays a role in preventing stress and anxiety and determines how a person determines how to deals with negative feelings that arise when faced with challenges or pressure.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 624, "width": 485, "height": 98, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One of the drawbacks of distance education is that the teacher does not provide feedback. As a result, teachers have little or no control over their students' behavior because they aren't present at the same time and in the same place at the same time. Teachers don't know if their students' behavior has changed or not. 19 The mechanism of distance learning necessitates student autonomy. 20 Distance learning emphasizes the ability to learn on one's own or through self-study. A systematic approach to presenting learning materials, guiding students, and providing supervision for successful learning is used in independent learning.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 724, "width": 484, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Distance learning methods influence students' anxiety levels. Additionally, a positive learning environment, the way students learn, how they learn, and the readiness of devices that aid in learning are all important considerations in a successful distance learning experience. Students, universities,", "type": "Text" }, { "left": 268, "top": 34, "width": 287, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al- Ishlah: Jurnal Pendidikan, December 2021, vol. 13 (3), Pages 2824-2830 Distance Learning and Student Anxiety at Palangkaraya University", "type": "Page header" }, { "left": 274, "top": 798, "width": 75, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 2829 of 2830", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 64, "width": 484, "height": 56, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "and the government can all take steps to alleviate their concerns about distance education. Students can prevent and alleviate stress and anxiety by engaging in physical activity, getting enough sleep, engaging in hobbies, socializing even when virtual and anxiety feels heavy and disturbing, telling people they trust or seeking professional help.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 134, "width": 87, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 153, "width": 484, "height": 113, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Covid-19 pandemic has had a profound effect on the world of education, one of its most notable effects. The use of distance learning is one way to keep the educational process moving forward. This shift in the educational process significantly impacted students, including those at the University of Palangkaraya's medical school, leading to increased anxiety. There is a wide range of anxiety levels, from mild to severe. Students at the University of Palangkaraya's medical school experience physiological, cognitive, emotional, and behavioral changes due to anxiety. Students, faculty, universities, and the government all need to work together to pay more attention to the effects of distance learning on mental health and implement more effective treatment efforts.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 281, "width": 84, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 299, "width": 468, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Annisa, D. F., & Ifdil, I. (2016). Konsep kecemasan ( anxiety ) pada lanjut usia (lansia). Konselor ,", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 314, "width": 289, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 (2), 93-99. https://doi.org/10.24036/02016526480-0-00", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 328, "width": 485, "height": 113, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Basar, A. M. . (2021). Problematika Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Pandemi Covid-19 : (Studi Kasus di SMPIT Nurul Fajri – Cikarang Barat – Bekasi). Edunesia : Jurnal Ilmiah Pendidikan , 2 (1), 208 – 218. https://doi.org/10.51276/edu.v2i1.112 Belanger, F., & Jordan, D. H. (2020). (Eds.) Evaluation and Implementation of Distance Learning: Technologies, Tools, and Techniques . Hershey, PA: Idea Group. Chandratika, D., & Purnawati, S. (2014). Gangguan Cemas pada Mahasiswa Semester I dan VII Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. E Jurnal Medika Udayana , 3 (1), 403-414.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 443, "width": 484, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Darmayanti, T., Setiani, M. Y., & Oetojo, B. (2007). E-learning pada pendidikan jarak jauh: konsep yang mengubah metode pembelajaran di perguruan tinggi di Indonesia. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh , 8 (2), 99-113.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 486, "width": 484, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial pada Pandemi COVID-19. Subdit Masalah Penyalahgunaan Napza Direktorat P2MKJN, editor. Direktorat Pencegahan Dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa Dan Napza, Direktorat Jenderal", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 544, "width": 485, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hallion, L. S., Steinman, S. A., & Kusmierski, S. N. (2018). Difficulty concentrating in generalized anxiety disorder: An evaluation of incremental utility and relationship to worry. Journal of anxiety disorders , 53 , 39-45.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 587, "width": 485, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hamilton M. (1959).The assessment of anxiety states by rating. Br J Med Psychol. 32(1):50-5. doi: 10.1111/j.2044-8341.1959.tb00467.x. PMID: 13638508.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 616, "width": 484, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Irwanto, E and Farhanto, G. Anxiety of Online Learning in the Covid-19 Era in Practicum Courses. Journal of Recreational Health Education. 2021: 7(2):264-269", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 644, "width": 484, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kementerian Kesehatan RI. Buku Panduan Kampus Siaga Covid-19. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2020.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 673, "width": 485, "height": 70, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Surat Edaran Mendikbud Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia; 2020.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 745, "width": 484, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Linda SW, Nuryani R, Sukaesih NS The Psychological Impact of Distance Learning on Students During the Covid-19 Pandemic JNC, 2021: Vol 4(2); 130-137", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 34, "width": 271, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al- Ishlah: Jurnal Pendidikan, December 2021, vol. 13 (3), Pages 2824-2830", "type": "Page header" }, { "left": 43, "top": 43, "width": 111, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perdana Indra, Sasmithae Lia", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 787, "width": 75, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 2830 of 2830", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 63, "width": 484, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Munir, D. (2009). Pembelajaran jarak jauh berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Bandung: Alfabeta , 24 .", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 92, "width": 484, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurcita B, Tiwuk SS, Impact of Distance Learning and Physical Distancing on Student Anxiety Levels. Journal of Borneo Holistic Health. 2020:3(1);58-68", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 120, "width": 484, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pangastuti, R., Pratiwi, F., & Kammariyati, K. (2020). Pengaruh Pendampingan Orangtua Terhadap Kemandirian dan Tanggung Jawab Anak Selama Belajar dari Rumah. JECED: Journal of Early Childhood Education and Development , 2 (2), 132-146.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 164, "width": 484, "height": 69, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia. Infografik Masalah Psikologis Terkait Pandemi COVID-19 di Indonesia [Internet]. Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia. 2020 [cited 2020 Oct 3]. Available from: http://pdskji.org/home Siahaan, M. (2020). Dampak pandemi Covid-19 terhadap dunia pendidikan. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Dunia Pendidikan , 20 (2).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 235, "width": 484, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Stuart, G. W., & Laraia, M. T. (2005). Principles and Practice of physiciatric Nursing. Missioury: Mosby INC .", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 264, "width": 485, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Windhiyana, E. (2020). Dampak Covid-19 terhadap kegiatan pembelajaran online di sebuah perguruan tinggi kristen di Indonesia. Perspektif Ilmu Pendidikan , 34 (1), 1-8.", "type": "Text" } ]
880be405-ea76-cfea-8284-60a96d85d12f
http://legalitas.unbari.ac.id/index.php/Legalitas/article/download/136/120
[ { "left": 85, "top": 38, "width": 299, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Legalitas Edisi Desember 2012 Volume III Nomor 2 ISSN 2085-0212", "type": "Page header" }, { "left": 371, "top": 622, "width": 15, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "66", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 202, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Hukum Pidana Sebagai Suatu Sistem – Ruben Achmad", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 74, "width": 249, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "HUKUM PIDANA SEBAGAI SUATU SISTEM", "type": "Section header" }, { "left": 195, "top": 108, "width": 77, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Oleh : Ruben Achmad ", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 151, "width": 54, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 301, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Konteks sistem hukum, ilmu hukum dibicarakan sebagai penjabaran, pengujian, dan pengembangan teori-teori hukum yang berasal dari komponen filsafat hukum. Tujuan dari penjabaran dan pengembangan itu berkaitan erat dengan dimensi-dimensi utama ilmu hukum, yaitu dimesi ontologi, epistemologi, dan dimensi aksiologisnya. Dalam kaitannya dengan dimensi terakhirnya, ilmu hukum dipandang sebagai satu kesatuan dengan pendidikan hukum, maka tujuan penulisan ini adalah menganalisis dari sudut hukum pidana sebagai suatu sistem", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 323, "width": 191, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Kata Kunci : Hukum Pidana, Sistem", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 372, "width": 95, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "A. Pendahuluan.", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 392, "width": 301, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Untuk membicarakan kehadiran hukum sebagai suatu sistem, maka sebaiknya mulai dari pembicaraan tentang sistem itu sendiri, oleh karena bagaimana pun hukum sebagai suatu sistem akan tunduk pada batasan dan ciri-ciri sistem itu juga.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 495, "width": 301, "height": 73, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Pada hakekatnya, sistem merupakan satu kesatuan sistem besar yang tersusun atas sub-sub sistem yang lebih kecil, yaitu subsistem pendidikan, pembentukan hukum, penerapanitersendiri pula. Hal ini menunjukkan sistem", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 584, "width": 273, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": " Pengajar FH Unsri, Program Magister Ilmu Hukum Unbari Jambi.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 299, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Legalitas Edisi Desember 2012 Volume III Nomor 2 ISSN 2085-0212", "type": "Page header" }, { "left": 371, "top": 622, "width": 15, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "67", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 202, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Hukum Pidana Sebagai Suatu Sistem – Ruben Achmad", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 301, "height": 280, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "hukum sebagai suatu kompleksitas sistem yang membutuhkan kecermatan yang tajam untuk memahami keutuhan prosesnya. Sistem ini mempunyai dua pengertian yang penting untuk dicermati, sekalipun dalam pembicaraan- pembicaraan keduanya sering dipakai secara tercampur begitu saja. Yang pertama adalah pengertian sistem sebagai jenis satuan, yang mempunyai tatanan tertentu. Tatanan tertentu di sini menunjuk kepada suatu struktur yang tersusun dari bagian-bagian. Kedua, sistem sebagai suatu rencana, metoda, atau prosedur untuk mengerjakan sesuatu (Schorde & Voich, 1974 : 121 – 133). Dalam pemahaman mengenai sitem hukum pidana hal ini akan terlihat, bahwa kedua- duanya dapat dikenali kembali, misalnya pada waktu penulis menjelaskan mengenai penafsiran dan penemuan hukum.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 363, "width": 301, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Pemahaman yang umum mengenai sistem mengatakan, bahwa suatu sistem adalah “suatu kesatuan yang bersifat kompleks, yang terdiri dari bagian-bagian yang berhubungan satu sama lain”. Pemahaman yang demikian itu hanya menekankan pada ciri keterhubungan dari bagian- bagiannya, tetapi mengabaikan cirinya yang lain, yaitu, bahwa bagian-bagian tersebut bekerja bersama secara aktif untuk mencapai tujuan pokok dari kesatuan tersebut. Apabila suatu sistem itu ditempatkan pada pusat pengamatan yang demikian itu maka pengertian-pengertian dasar yang terkandung di dalamnya adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 299, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Legalitas Edisi Desember 2012 Volume III Nomor 2 ISSN 2085-0212", "type": "Page header" }, { "left": 371, "top": 622, "width": 15, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "68", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 202, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Hukum Pidana Sebagai Suatu Sistem – Ruben Achmad", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 198, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1. Sistem itu berorientasi kepada tujuan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 95, "width": 297, "height": 33, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "2. Keseluruhan adalah lebih dari sekedar jumlah dari bagian- bagiannya (wholism)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 138, "width": 300, "height": 33, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "3. Suatu sistem berinteraksi dengan sistem yang lebih besar, yaitu lingkungannya (Keterbukaan sistem).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 181, "width": 300, "height": 33, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "4. Bekerjanya bagian-bagian dari sistem itu menciptakan sesuatu yang berharga. (Transformasi).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 225, "width": 300, "height": 33, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "5. Masing- masing bagian harus cocok satu sama lain (Keterhubungan).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 268, "width": 300, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "6. Ada kekuatan pemersatu yang mengikat sistem tiu.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 290, "width": 105, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "(Mekanisme kontrol).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 311, "width": 301, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Pemahaman sistem sebagai metode dikenal melalui cara-cara pendekatan terhadap suatu masalah yang disebut pendekatan-pendekatan sistem. Pendekatan ini mengisyaratkan kepada kita agar menyadari kompleksitas dari masalah yang kita hadapi dengan cara menghindari pendapat yang terlalu menyederhanakan persoalan dengan demikian menghasilkan pendapat yang keliru.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 455, "width": 304, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dalam pembicaraan asas hukum pidana dapat diketahui, bahwa peraturan-peraturan hukum yang tampaknya berdiri sendiri – sendiri tanpa ikatan itu, sesungguhnya diikat oleh beberapa pengertian yang lebih umum sifatnya, yang mengutarakan suatu tuntutan etis. Oleh Paul Scholten dikatakan, bahwa asas hukum positip tetapi sekaligus ia melampaui hukum positip dengan cara menunjuk", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 299, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Legalitas Edisi Desember 2012 Volume III Nomor 2 ISSN 2085-0212", "type": "Page header" }, { "left": 371, "top": 622, "width": 15, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "69", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 202, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Hukum Pidana Sebagai Suatu Sistem – Ruben Achmad", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 301, "height": 507, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "kepada suatu penilaian etis . Memang, bagaimana asas hukum itu bisa memberikan penilaian etis terhadap hukum positip apabila ia tidak sekaligus berada diluar hukum tersebut. Keberadaan di luar hukum positip ini adalah untuk menunjukkan, betapa asas hukum itu mengandung nilai etis yang self evident bagi yang mempunyai hukum positip itu. Karena adanya ikatan oleh asas – asas hukum (Pidana) itu, maka hukum (pidana) pun merupakan suatu sistem. Peraturan-peraturan hukum (pidana) yang berdiri sendiri- sendiri itu selalu terikat dalam satu susunan kesatuan disebabkan karena mereka itu bersumber pada satu induk penilaian etis tertentu. Teori Stufenbau dari Hans Kelsen dengan jelas sekali menunjukkan keadaan yang demikian itu. Kelsen mengatakan, bahwa agar ilmu hukum itu benar-benar memenuhi persyaratan suatu ilmu, maka ia harus mempunyai obyek yang bisa ditelaah secara empirik dan dengan menggunakan analisis yang logis rasional. Untuk memenuhi persyaratan tersebut maka tidak ada lain kecuali menjadikan hukum positip sebagai obyek studi. Yang dimaksud dengan hukum positip disini adalah tatanan mulai dari hukum dasar sampai kepada peraturan-peraturan yang paling konkrit atau individual. Namun demikian, Kelsen juga mengatakan, bahwa semua peraturan yang merupakan bagian dari tatanan tersebut masih bersumber pada tata nilai dasar yang mengandung penilaian – penilaian etis. Semua peraturan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 299, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Legalitas Edisi Desember 2012 Volume III Nomor 2 ISSN 2085-0212", "type": "Page header" }, { "left": 371, "top": 622, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "70", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 202, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Hukum Pidana Sebagai Suatu Sistem – Ruben Achmad", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 301, "height": 176, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "yang ada harus bisa dikembalikan kepada nilai-nilai tersebut. Oleh karena Kelsen secara konsekwen menghendaki agar obyek hukum itu bersifat empiris dan bisa dijelaskan secara logis, maka sumber tersebut diletakkannya di luar kajian hukum atau bersifat transenden terhadap hukum positip. Kajiannya bersifat meta yuridis. Justru dengan adanya Grundnorm inilah semua peraturan hukum itu merupakan satu susunan kesatuan dan dengan demikian pula ia merupakan satu sistem.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 260, "width": 301, "height": 321, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Beberapa alasan lain untuk mempertanggung jawabkan, bahwa hukum itu merupakan satu sistem adalah sebagai berikut: Pertama, suatu sistem itu bisa disebut demikian karena ia bukan sekedar merupakan kumpulan peraturan-peraturan belaka. Kaitan yang mempersatukannya sehingga tercipta pola kesatuan yang demikian adalah : masalah keabsahannya. Peraturan-peraturan itu diterima sebagai sah apabila dikeluarkan dari sumber atau sumber- sumber yang sama, seperti peraturan hukum, yurisprudensi dan kebiasaan. Sumber-sumber yang demikian itu dengan sendirinya melibatkan kelembagaan seperti pengadilan dan pembuat undang-undang. Ikatan sistem itu tercipta pula melalui praktek penerapan peraturan-peraturan hukum itu. Praktek ini menjamin terciptanya susunan kesatuan dari peraturan-perauran hukum tersebut dalam dimensi waktu. Sarana-sarana yang dipakai untuk menjalankan praktek itu,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 299, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Legalitas Edisi Desember 2012 Volume III Nomor 2 ISSN 2085-0212", "type": "Page header" }, { "left": 371, "top": 622, "width": 15, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "71", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 202, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Hukum Pidana Sebagai Suatu Sistem – Ruben Achmad", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 301, "height": 93, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "seperti penafsiran atau pola-pola penafsiran yang seragam menyebabkan terciptanya ikatan sistem tersebut. Fuller mengajukan satu pendapat untuk mengukur apakah kita pada suatu saat dapat berbicara mengenai adanya suatu sistem hukum.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 177, "width": 300, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Ukuran tersebut diletakkannya pada delapan asas yang dinamakannya principles of legality, yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 218, "width": 300, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1. Suatu sistem hukum harus mengandung peraturan- peraturan. Yang dimaksud disini adalah, bahwa ia tidak boleh mengandung sekedar keputusan-keputusan yang bersifat ad hoc.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 301, "width": 300, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "2. Peraturan-peraturan yang telah dibuat itu harus diumumkan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 343, "width": 300, "height": 114, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "3. Tidak boleh ada peraturan yang berlaku surut, oleh karena apabila yang demikian itu tidak ditolak, maka peraturan itu tidak bisa dipakai untuk menjadi pedoman tingkah laku. Membolehkan pengaturan secara berlaku surut berarti merusak integritas peraturan yang ditujukan untuk berlaku bagi waktu yang akan datang.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 467, "width": 300, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "4. Peraturan-peraturan harus disusun dalam rumusan yang bisa dimengerti.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 508, "width": 297, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "5. Suatu sistem tidak boleh mengandung peraturan- peraturan yang bertentangan satu sama lain.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 550, "width": 300, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "6. Peraturan-peraturan tidak boleh mengandung tuntutan yang melebihi apa yang dapat dilakukan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 299, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Legalitas Edisi Desember 2012 Volume III Nomor 2 ISSN 2085-0212", "type": "Page header" }, { "left": 371, "top": 622, "width": 15, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "72", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 202, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Hukum Pidana Sebagai Suatu Sistem – Ruben Achmad", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 300, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "7. Tidak boleh ada kebiasaan untuk sering mengubah peraturan sehingga menyebabkan seorang akan", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 115, "width": 103, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "kehilangan orientasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 300, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "8. Harus ada kecocokan antara peraturan yang diundangkan", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 156, "width": 182, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "dengan pelaksanaannya sehari – hari.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 177, "width": 301, "height": 177, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Fuller sendiri mengingatkan, bahwa kedelapan asas yang diajukannya itu sebetulnya lebih dari sekedar persyaratan bagi adanya suatu sistem hukum, melainkan memberikan pengkualifikasian terhadap sistem hukum sebagai sistem hukum yang mengandung suatu moralitas tertentu. Kegagalan untuk menetapkan sistem yang demikian itu tidak hanya melahirkan sistem hukum yang jelek, melainkan sesuatu yang tidak bisa disebut sebagai sistem hukum sama sekali.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 363, "width": 301, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dalam kerangka pemikiran di atas, hukum pidana sebagai suatu sistem memenuhi persyaratan atau indikator tersebut dan dengan kerangka pikir itu tulisan akan menjelaskan bahwa hukum pidana sebagai suatu sistem.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 467, "width": 232, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "B. Komponen – Komponen Sistem Hukum.", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 488, "width": 279, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Berbicara tentang komponen Sistem Hukum dapat diketahui adanya beberapa kompnen tersebut yaitu ;", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 529, "width": 115, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "a. Masyarakat Hukum;", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 550, "width": 96, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "b. Budaya Hukum;", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 570, "width": 95, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "c. Filsafat Hukum;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 299, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Legalitas Edisi Desember 2012 Volume III Nomor 2 ISSN 2085-0212", "type": "Page header" }, { "left": 371, "top": 622, "width": 15, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "73", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 202, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Hukum Pidana Sebagai Suatu Sistem – Ruben Achmad", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 74, "width": 82, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "d. Ilmu Hukum;", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 94, "width": 96, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "e. Konsep Hukum;", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 115, "width": 125, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "f. Pembentukan Hukum;", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 136, "width": 94, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "g. Bentuk Hukum;", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 156, "width": 109, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "h. Penerapan Hukum;", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 177, "width": 100, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "i. Evaluasi Hukum.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 301, "height": 176, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Masyarakat hukum adalah himpunan berbagai kesatuan hukum (legal unity), yang satu sama lain terikat dalam suatu hubungan yang teratur. Kesatuan hukum yang membentuk masyarakat hukum itu dapat berupa individu, kelompok organisasi atau badan hukum negara, dan kesatuan-kesatuan lainnya. Sedangkan alat yang dipergunakan untuk mengatur hubungan antar kesatuan hukum itu disebut hukum, yaitu suatu kesatuan sistem hukum yang tersusun atas berbagai komponen .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 384, "width": 301, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Pengertian ini merupakan refleksi dari kondisi obyektif berbagai kelas masyarakat hukum, yang secara umum dapat dikalsifikasikan atas tiga golongan utama, yaitu : pertama, masyarakat sederhana; kedua, masyarakat negara; ketiga, masyarakat internasional.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 488, "width": 301, "height": 93, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Terdapat banyak teori filsafat yang dapat menjelaskan tiga golongan utama masyarakat tersebut, akan tetapi pasca defrensiasi ilmu pengetahuan penjelasan fenomena ini benar- benar menjadim persoalan yang rumit. Dalam makna sosiologi masyarakat dibatasi pada unsur –unsur :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 299, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Legalitas Edisi Desember 2012 Volume III Nomor 2 ISSN 2085-0212", "type": "Page header" }, { "left": 371, "top": 622, "width": 15, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "74", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 202, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Hukum Pidana Sebagai Suatu Sistem – Ruben Achmad", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 300, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1. Manusia hidup bersama. Tidak terdapat ukuran yang pasti (mutlak) untuk menentukan ada tidaknya masyarakat melalui jumlah manusia.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 300, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "2. Bercampur untuk ukuran waktu yang cukup lama dengan dominasi makna kehidupannya sebagai ciri utamanya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 177, "width": 300, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "3. Terdapat kesadaran yang mengikat mereka dalam kesatuan;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 218, "width": 300, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "4. Merupakan sistem hidup bersama yang menimbulkan", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 239, "width": 63, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "kebudayaan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 260, "width": 301, "height": 114, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dengan unsur-unsur ini masyarakat dibatasi pada makna masyarakat sederhana. Untuk menjelaskan makna masyarakat negara menjadi sangat penting kedudukan ilmu negara dan ilmu politik, sedangkan untuk masyarakat internasional adalah suatu masyarakat yang beranggotakan negara-negara.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 384, "width": 301, "height": 135, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Berhubungan dengan uraian diatas, hukum mendapat tempat pada ketiga kelas masyarakat tersebut. Tiada satupun himpunan kesatuan sosial dapat disebut masyarakat, tanpa adanya keteraturan dalam proses hubungan diantara mereka. Masyarakat yang demikian itulah yang disebut masyarakat hukum, yaitu masyarakat yang mendasarkan hubungan antara anggotanya pada hukum.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 529, "width": 301, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Istilah budaya hukum dalam bagian ini digunakan untuk menunjuk tradisi hukum yang digunakan untuk mengatur kehidupan suatu masyarakat hukum. Dalam", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 299, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Legalitas Edisi Desember 2012 Volume III Nomor 2 ISSN 2085-0212", "type": "Page header" }, { "left": 371, "top": 622, "width": 15, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "75", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 202, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Hukum Pidana Sebagai Suatu Sistem – Ruben Achmad", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 301, "height": 93, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "masyarakat hukum yang sederhana, kehidupan masyarakat terikat ketat oleh dolidaritas mekanis, persamaan kepentingan dan kesadaran, sehingga masyarakat lebih menyerupai suatu keluarga besar, maka hukum cenderung berbentuk tidak tertulis.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 177, "width": 301, "height": 115, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Budaya hukum ini dikenal sebagai budaya hukum tidak tertulis (un writen law) dan terdapat pada masyarakat- masyarakat tradisional seperti pada masyarakat Anglo-Saxon, Britania, dan masyarakat – masyarakat tradisional lainnya, seperti pada masyarakat Eskimo, Indian, dan masyarakat Hukum Adat di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 301, "width": 301, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Disamping Budaya hukum tidak tertulis ini, terdapat juga budaya hukum tertulis. Pada mulanya budaya ini dianut oleh bangsa Perancis dan masyarakat Eropah Kontinental pada umumnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 384, "width": 301, "height": 197, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Filsafat hukum umumnya diartikan sebagai hasil pemikiran yang mendalam tentang hukum; diartikan juga sebagai nilai hukum yang dianut oleh suatu masyarakat hukum. Berdasarkan nilai yang dianutnya, filsafat hukum dapat dikalsifikasikan atas dua kelas utama, yaitu yang bersifat obyektif dan subyektif. Filsafat hukum yang bersifat subyektif adalah filsafat khusus yang berasal dari, dan dianut oleh suatu masyarakat hukum tertentu. Sedangkan filsafat hukum yang obyektif adalah sistem filsafat yang didominasi oleh konsep-konsep universal, diakui dan diterima oleh", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 299, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Legalitas Edisi Desember 2012 Volume III Nomor 2 ISSN 2085-0212", "type": "Page header" }, { "left": 371, "top": 622, "width": 15, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "76", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 202, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Hukum Pidana Sebagai Suatu Sistem – Ruben Achmad", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 301, "height": 259, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "berbagai masyarakat hukum yang secara subyektif memiliki tradisi berbeda.Yang dapat dikalsifikasi sebagai filsafat hukum obyektif adalah filsafat hukum positip dan aliran- aliran filsafat hukum lainnya.Sedangkan yang dapat diklasifikasikan sebagai filsafat hukum subyektif adalah nilai, konsep, atau persepsi-persepsi mendasar tentang hukum yang dianut oleh suatu masyarakat hukum tertentu. Seperti persepsi hukum yang dianut oleh masyarakat-masyarakat hukum sederhana. Secara ringkas dapat disebutkan, bahwa filsafat hukum subyektif lebih menunjuk kepada budaya hukum asli yang mendasarunya, sedangkan filsafat hukum obyektif lebih menunjuk kepada budaya hukum universal yang menjadi dasarnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 343, "width": 301, "height": 218, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dalam konteks sistem hukum, ilmu hukum dibicarakan sebagai penjabaran, pengujian, dan pengembangan teori-teori hukum yang berasal dari komponen filsafat hukum. Tujuan dari penjabaran dan pengembangan itu berkaitan erat dengan dimensi-dimensi utama ilmu hukum, yaitu dimesi ontologi, epistemologi, dan dimensi aksiologisnya. Dalam kaitannya dengan dimensi terakhirnya, ilmu hukum dipandang sebagai satu kesatuan dengan pendidikan hukum. Fungsi utamanya adalah sebagai media penghubung antara dunia rasional dengan dunia empiris.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 299, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Legalitas Edisi Desember 2012 Volume III Nomor 2 ISSN 2085-0212", "type": "Page header" }, { "left": 371, "top": 622, "width": 15, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "77", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 202, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Hukum Pidana Sebagai Suatu Sistem – Ruben Achmad", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 301, "height": 114, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Fungsi ini mungkin diperankan oleh ilmu dan pendidkan hukum, adalah karena kelebihan yang dimilikinya, yaitu dimensi rasional dan dimesi empiris dari ilmu hukum. Melalui kedua dimensi ini, Ilmu dan pendidkan hukum dapat menghubungkan dunia filsafat dengan dunia kenyataan dengan cara membangun konsep-konsep hukum.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 301, "height": 156, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Konsep hukum diartikan sebagai garis-garis dasar kebijaksanaan hukum yang dibentuk oleh suatu masyarakat hukum. Garis garis dasar kebijaksanaan ini hakekatnya merupakan pernyataan sikap suatu masyarakat hukum terhadap berbagai pilihan tradisi atau budaya hukum, filsafat atau teori hukum, bentuk hukum, desain – desain pembentukan, dan penyelenggaraan hukum yang hendak dipilihnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 363, "width": 301, "height": 115, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Penetapan konsep ini merupakan tahap awal yang sangat penting bagi proses pembentukan, penyelenggaraan, dan pembangunan hukum suatu masyarakat hukum. Arti penting terletak pada potensi yang dimiliki oleh suatu konsep hukum, yang pada gilirannya merupakan dasar dan orientasi bagi suatu proses penyelenggaraan dan pembangunan hukum.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 488, "width": 301, "height": 93, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Secara keseluruhan penetapan konsep hukum, hakikatnya adalah penetapan, pemulihan, atau peningkatan eksistensi , kompetensi, dan fungsi dari masing-masing komponen sistem hukum, sehingga karenanya, formulasi konsep hukum itu, hakikatnya merupakan desain fungsi dari", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 299, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Legalitas Edisi Desember 2012 Volume III Nomor 2 ISSN 2085-0212", "type": "Page header" }, { "left": 371, "top": 622, "width": 15, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "78", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 202, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Hukum Pidana Sebagai Suatu Sistem – Ruben Achmad", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 301, "height": 31, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "setiap komponen sistem hukum, dan desain proses dari suatu sistem hukum.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 115, "width": 301, "height": 197, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Kelalaian atau kegagalan penjabaran konsep hukum dalam realita kehidupan adalah awal dari kegagalan fungsi suatu negara atau asyarakat hukum. Kelalaian terhadap pemenuhan tahap awal dari proses ini dapat menjatuhkan hukum kedalam fungsi tradisionalnya, sebagai alat kekuasaan dan penguasa. Dan kegagalan penjabaran konsep-konsepnya dalam realita kehidupan hukum dapat mengacaukan fungsi dari setiap komponen dan prosesnya. Akibat lanjutannya adalah manipulasi fungsi yang hanya akan menghasilkan akibat-akibat semu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 322, "width": 301, "height": 259, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Pembentukan hukum dalam suatu sistem hukum sangat ditentukan oleh konsep hukum yang dianut oleh suatu masyarakat hukum, juga oleh kualitas pembentuknya. Proses ini berbeda pada setiap kelas masyarakat. Dalam masyarakat sederhana pembentukannya dapat berlangsung sebagai proses penerimaan terhadap kebiasaan-kebiasaan hukum atau sebagai proses pembentukan atau pengukuhan kebiasaan yang secara langsung melibatkan kesatuan-kesatuan hukum dalam masyarakat itu. Dalam masyarakat negara yang menganut sistem Eropah Kontinental atau tradisi hukum sipil, pembentukannya dilakukan oleh badan legislatif. Sedangkan dalam masyarakat negara yang menganut tradisi hukum kebiasaan (common law) kewenangannya terpusat", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 299, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Legalitas Edisi Desember 2012 Volume III Nomor 2 ISSN 2085-0212", "type": "Page header" }, { "left": 371, "top": 622, "width": 15, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "79", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 202, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Hukum Pidana Sebagai Suatu Sistem – Ruben Achmad", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 301, "height": 114, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "pada hakim (judges as a central of legal action). Disamping kedua tradisi itu, terdapat kecenderungan untuk menggabungkan kedua tradisi itu. Kecenderungan ini tidak hanya terlihat pada negqara-negara ke tiga, tetapi juga pada negara-negara yang pada mulanya secara ketat memegang salah satu dari kedua tradisi besar itu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 301, "height": 94, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Secara prinsip, pembicaraan tentang komponen pembentukan hukum, hakikatnya meliputi pembicaraan tentang personil pembentuknya, institusi pembentuknya, proses pembentukannya, dan bentuk hukum hasil bentukannya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 301, "width": 301, "height": 280, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Bentuk hukum merupakan hasil dari proses pemebentukan hukum. Secara umum bentuk ini diklasifikasikan atas dua golongan, yaitu bentuk tertulis dan bentuk hukum tidak tertulis. Dalam masyarakat hukum yang masih sederhana, hukum cenderung berbentuk tidak tertulis. Hukum tersebut merupakan suatu formulasikaidah yang ada, hidup, tumbuh, dan berkembang di dalam masyarakat. Bentuk ini merupakan proses hukum yang diterma dan ditaati oleh masyarakat. Pada prinsipnya, pembicaraan tentang komponen bentuk hukum dari suatu sistim hukum meliputi beberapa aspek permasalahan, yaitu aspek permasalahan bentuk umumnya, tertulis atau tidak tertulis; beda derajat bentuk dan substansinya; dan prinsip-prinsip yang berlaku antar bentuk hukum pada setiap derajatnya. Hal yang terakhir", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 299, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Legalitas Edisi Desember 2012 Volume III Nomor 2 ISSN 2085-0212", "type": "Page header" }, { "left": 371, "top": 622, "width": 15, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "80", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 202, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Hukum Pidana Sebagai Suatu Sistem – Ruben Achmad", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 301, "height": 197, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "ini telah banyak dijelaskan oleh pandangan Hans Kelsen melalui Stufentheorienya. Pembicaraan tentang komponen sistem penerapan hukum meliputi tiga komponen utama, yaitu komponen hukum yang akan diterapkan, institusi yang akan menerapkannya, dengan personil dari institusi penyelenggara ini umumnya meliputi lembaga-lembaga administratif dan lembaga-lembaga yudisial, seperti polisi, jaksa, hakim, dan berbagai institusi yang berfungsi menyelenggarakan hukum secara adminstratif pada jajaran eksekutif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 301, "height": 135, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Penerapan hukum hakikatnya adalah penyeleggaraan aturan hubungan hukum setiap kesatuan hukum dalam masyarakat hukum. Pengaturan ini meliputi aspek pencegahan pelanggaran hukum (regulation aspek) dan penyelesaian sengketa hukum (settlement of dispute) nya, termasuk pemulihan kondisi atas kerugian akibat pelanggaran itu (reparation or compensation).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 425, "width": 301, "height": 74, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Komponen ini merupakan kunci akhir dari proses perwujudan tujuan sistem hukum yang efektivitasnya dapat diketahui melalui komponen akhir dari suatu sistem hukum, yaitu evaluasi hukum.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 508, "width": 301, "height": 73, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Komponen ini merupakan konsekuensi dari pandangan ahli-ahli hukum Utilitarianis yang menyatakan bahwa kualitas hukum baru dapat diketahui setelah hukum itu diterapkan. Hukum yang buruk akan melahirkan akibat-", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 299, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Legalitas Edisi Desember 2012 Volume III Nomor 2 ISSN 2085-0212", "type": "Page header" }, { "left": 371, "top": 622, "width": 15, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "81", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 202, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Hukum Pidana Sebagai Suatu Sistem – Ruben Achmad", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 301, "height": 155, "page_number": 16, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "akibat buruk dan hukum yang baik akan melahirkan akibat- akibat yang baik. Komponen yang utama dapat melakukan fungsi evaluasi antara lain adalah komponen masyarakat dengan dilihat reaksi terhadap suatu penerapan hukum, komponen ilmu dan pendidikan hukum melalui fungsi penelitiannya, dan hakim melalui pertimbangan- pertimbangan keadilannya dalam penerapan suatu ketentuan hukum.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 260, "width": 300, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "C. Hukum Pidana sebagai sebuah sistem (Sistem Hukum", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 281, "width": 46, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Pidana).", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 301, "width": 301, "height": 260, "page_number": 16, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dilihat dari sudut sistem hukum (legal system) yang terdiri dari “legal substance”, “legal structure”, dan “legal culture”, maka pembaharuan sistem hukum pidana (penal system reform) dapat meliputi ruang lingkup yang sangat luas, yaitu mencakup pembaharuan “substansi hukum pidana”, yang meliputi pembaharuan hukum pidana materiel (KUHP dan UU di luar KUHP), hukum pidana formal (KUHAP), dan hukum pelaksanaan pidana; Pembaharuan” struktur hukum”, yang meliputi antara lain pembaharuan atau penataan institusi/lembaga, sistem manajemen/tatalaksana dan mekanismenya serta sarana/prasarana pendukung dari sistem penegakan hukum pidana (sistem peradilan pidana) dan ; Pembaharuan “budaya hukum pidana”, yang meliputi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 299, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Legalitas Edisi Desember 2012 Volume III Nomor 2 ISSN 2085-0212", "type": "Page header" }, { "left": 371, "top": 622, "width": 15, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "82", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 202, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Hukum Pidana Sebagai Suatu Sistem – Ruben Achmad", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 301, "height": 31, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "antara lain masalah kesadaran hukum, perilaku hukum, pendidikan hukum dan ilmu hukum pidana.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 115, "width": 301, "height": 52, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Pengertian “sistem hukum pidana” dapat juga dilihat dari sudut sistem penegakan hukum pidana atau sistem pemidanaan, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 177, "width": 301, "height": 32, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "(1) Dari sudut fungsional (dari sudut bekerjanya/berfungsinya/berprosesnya), sistem hukum", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 218, "width": 279, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "pidana dapat diartikan sebagai : keseluruhan sistem", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 239, "width": 279, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "(aturan perundang-undangan) untuk", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 260, "width": 216, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "fungsionalisasi/operasionalisasi/konkretisasi", "type": "Text" }, { "left": 350, "top": 260, "width": 36, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "hukum", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 281, "width": 279, "height": 73, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "pidana; Kesatuan sistem (aturan perundang-undangan) yang mengatur bagaimana hukum pidana ditegakkan atau dioperasionalisasikan secara konkrit sehingga seseorang dijatuhi sanksi (hukum) pidana.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 363, "width": 279, "height": 53, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dengan pengertian demikian, maka sistem hukum pidana identik dengan sistem penegakkan hukum pidana yang terdiri dari sub-sistem Hukum", "type": "Text" }, { "left": 350, "top": 405, "width": 36, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Pidana", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 425, "width": 279, "height": 156, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Materiel/Substantif, sub-sistem Hukum Pidana Formal dan sub-sistem Hukum Pelaksanaan Pidana. Ketiga sub sistem itu merupakan satu kesatuan sistem penegakan hukum pidana atau sistem pemidanaan, karena tidak mungkin hukum pidana dioperasionalkan / ditegakkan secara konkrit hanya dengan salah satu sub – sistem itu. Pengertian sistem hukum pidana/pemidanaan yang demikian itu dapat disebut dengan :”sistem hukum", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 299, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Legalitas Edisi Desember 2012 Volume III Nomor 2 ISSN 2085-0212", "type": "Page header" }, { "left": 371, "top": 622, "width": 15, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "83", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 202, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Hukum Pidana Sebagai Suatu Sistem – Ruben Achmad", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 74, "width": 279, "height": 31, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "pidana/pemidanaan fungsional” atau “sistem hukum pidana/pemidanaan dalam arti luas”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 115, "width": 300, "height": 52, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "(2) Dari sudut normasubstantif (hanya dilihat dari norma- norma hukum pidana substantif), sistem hukum pidana/pemidanaan dapat diartikan sebagai :", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 177, "width": 279, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Keseluruhan sistem aturan/norma hukum pidana materiel", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 198, "width": 279, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "untuk pemidanaan; atau Keseluruhan sistem aturan", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 218, "width": 158, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "/norma hukum pidana", "type": "Table" }, { "left": 288, "top": 218, "width": 97, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "materiel untuk", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 239, "width": 235, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "pemeberian/penjatuhan dan pelaksanaan pidana.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 260, "width": 280, "height": 176, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dengan pengertian demikian, maka keseluruhan peraturan perundang-undangan (“statutory rules”) yang ada di dalam KUHP maupun UU khusus di luat KUHP, pada hakikatnya merupakan satu kesatuan sistem hukum pidana/pemidanaan, yang terdiri dari “aturan umum” (“general rules”) dan “aturan khusus” (“special rules”). Aturan umum terdapat dalam di dalam Buku I KUHP, dan aturan khusus terdapat di dalam Buku II dan III KUHP maupun dalam UU khusus di luar KUHP.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 446, "width": 301, "height": 53, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Konstruksi sistem hukum pidana (sistem pemidanaan) dalam RUU KUHP 2004-2005 tersusun dengan sistem sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 508, "width": 157, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1. Sistimatika Buku I Konsep ;", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 529, "width": 191, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "2. Sistem Aturan Umum Pemidanaan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 570, "width": 194, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Sistimatika Buku I Konsep 2004-2005 :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 299, "height": 9, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Legalitas Edisi Desember 2012 Volume III Nomor 2 ISSN 2085-0212", "type": "Page header" }, { "left": 371, "top": 622, "width": 15, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "84", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 202, "height": 9, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Hukum Pidana Sebagai Suatu Sistem – Ruben Achmad", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 74, "width": 265, "height": 31, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "BAB I. Ruang Lingkup Berlakunya Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Pidana", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 115, "width": 264, "height": 32, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "BAB II. Tindak Pidana dan Pertanggungjawaban pidana", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 156, "width": 224, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "BAB III. Pemidanaan, Pidana dan Tindakan", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 177, "width": 265, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "BAB IV. Gugurnya kewenangan Penuntutan dan", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 198, "width": 98, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Pelaksanaan Pidana", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 218, "width": 150, "height": 32, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "BAB V. Pengertian Istilah BAB VI. Ketentuan Penutup", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 176, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Sistem Aturan Umum Pemidanaan :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 301, "width": 301, "height": 115, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Hukum Pidana memiliki 3 (tiga ) masalah pokok, yaitu ”tindak pidana”, ”pertanggung jawaban pidana”, dan ”pidana dan pemidanaan”, masing-masing merupakan ”sub sistem”dan sekaligus ”pilar-pilar” dari keseluruhan bangunan sistem pemidanaan. Secara singkat akan diuraikan mengenai ketiga sub sistem tersebut sbagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 425, "width": 151, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1. Sub Sistem Tindak Pidana.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 446, "width": 301, "height": 115, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dasar patut dipidananya perbuatan, berkaitan erat dengan masalah sumber hukum atau landasan legalitas untuk menyatakan suatu perbuatan sebagai tindak pidana atau bukan. Seperti hal nya dengan KUHP (WVS), konsep tetap bertolak dari asas legalitas formal (bersumber pada UU). Namun konsep juga memberi tempat kepada ”hukum yang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 299, "height": 9, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Legalitas Edisi Desember 2012 Volume III Nomor 2 ISSN 2085-0212", "type": "Page header" }, { "left": 371, "top": 622, "width": 15, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "85", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 202, "height": 9, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Hukum Pidana Sebagai Suatu Sistem – Ruben Achmad", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 301, "height": 31, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "hidup/hukum tidak tertulis” sebagai sumber hukum (asas legalitas materiel).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 115, "width": 301, "height": 94, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Disamping merumuskan asas legalitas sebagai ”landasan juridis” untuk menyatakan kapan suatu perbuatan (”feit”) merupakan ”tindak pidana” (”strafbaarfeit”), juga merumuskan ”batasan/pengertian juridis” tentang sifat /hakikat tindak pidana.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 218, "width": 301, "height": 343, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Sejalan dengan keseimbangan asas legalitas formal dan materiel, hukum pidana juga menegaskan keseimbangan unsur melawan hukum formal dan materiel dalam menentukan ada tidaknya tindak pidana. Adanya formulasi ketentuan umum tentang pengertian tindak pidana dan penegasan unsur sifat melawan hukum materiel diatas, patut dicatat sebaga suatu perkembangan baru karena ketentuan umum seperti itu tidak ada dalam KUHP (WVS). Dirumuskannya ”batasan/pengertian juridis”, juga didasarkan pada hasil kajian komparatif. Di berbagai KUHP Asing (antara lain di Armenia, Belarus, Brunai, Bulgaria, China, Jerman, Latvia, Macedonia, Perancis, Romania, Swedia, dan Yugoslavia), pengertian dan hakikat tindak pidana inipun dirumuskan dalam :Aturan Umum”. Bahkan ada yang merumuskan unsusr-unsusr tindak pidana secara rinci, misalnya dalam KUHP Australia. (Dalam Part 2.2 , The elements of an offence, chapter 2 KUHP Australia).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 299, "height": 9, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Legalitas Edisi Desember 2012 Volume III Nomor 2 ISSN 2085-0212", "type": "Page header" }, { "left": 371, "top": 622, "width": 15, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "86", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 202, "height": 9, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Hukum Pidana Sebagai Suatu Sistem – Ruben Achmad", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 301, "height": 280, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dalam konsep, semua bentuk-bentuk tindak pidana atau tahapan terjadinya /dilakukannya tindak pidana itu, dimasukkan dalam Ketentuan Umum Buku I. bahkan dalam perkembangan terakhir ditambah dengan ketentuan tentang “persiapan” (preparation) yang selama ini tidak diatur dalam KUHP. Aturan umum “permufakatan jahat” dan “persiapan” berbeda dengan “percobaan”. Khususnya menegenai bentuk/tahapan tindak pidana yang berupa “percobaan”, ketentuan yang diatur tidak hanya mengenai unsure-unsusr (kapan) dapat dipidananya “percobaan”, tetapi diatur juga tentang batasan “perbuatan pelaksanaan”, masalah “percobaan tidak mampu”, masalah “pengunduran diri secara sukarela (Rucktritt)” dan “tindakan penyesalan (Tatiger Reue)”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 363, "width": 301, "height": 94, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Pengulangan (recidive) juga diatur secara umum dalam Buku I (sebagai alasan pemberatan pidana yang umum). Dikatakan ada”pengulangan”apabila orang melakukan pengulangan tindak pidana dalam waktu 5 (lima) tahun sejak :", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 467, "width": 283, "height": 32, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "a. menjalani seluruh atau sebagian pidana pokok yang dijatuhkan;", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 508, "width": 276, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "b. pidana pokok yang dijatuhkan telah dihapuskan; atau", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 529, "width": 283, "height": 32, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "c. kewajiban menjalani pidana pokok yang dijatuhkan belum kedaluarsa.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 299, "height": 9, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Legalitas Edisi Desember 2012 Volume III Nomor 2 ISSN 2085-0212", "type": "Page header" }, { "left": 371, "top": 622, "width": 15, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "87", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 202, "height": 9, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Hukum Pidana Sebagai Suatu Sistem – Ruben Achmad", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 301, "height": 52, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Pemberatan pidananya yaitu maksimumnya diperberat sepertiga. Namun ketentuan pemberatan pidana karena ”pengulangan” ini tidak berlaku untuk anak.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 136, "width": 279, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "2. Sub Sistem Pertanggungjawaban Pidana (Kesalahan).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 156, "width": 301, "height": 301, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dalam Pertanggungjawaban Pidana (Kesalahan), hukum pidana yang akan datang menegaskan secara eksplisit ”asas tiada pidana tanpa kesalahan” (”Geen straf zonder schuld”, ”Keine Strafe ohne Schuld”, ”No punishment without Guilt”, asas ” Mens rea” atau ”asas Culpabilitas”) yang dalam KUHP tidak ada. Asas culpabilitas ini merupakan salah satu asas fundamental, yang oleh karenanya ditegaskan secara eksplisit dalam hukum pidana yang akan datang sebagai pasangan dari asas legalitas. Penegasan yang demikian merupakan perwujudan pula dari ide keseimbangan monodualistik. Akan tetapi dalam hal tertentu memberi kemungkinan untuk menerapkan asas ”strict liability”, asas ”vicarious liability”, dan asas “pemberian maaf/pengampunan oleh hakim” (rechterlijk pardon” atau ”judicial pardon”).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 467, "width": 301, "height": 52, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Ketentuan mengenai ”rechterlijk pardon” diatur dalam Bab pemidanaan, yang terkandung ide/pokok pemikiran sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 529, "width": 256, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "a. menghindari kekakuan/absolutisme pemidanaan;", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 550, "width": 216, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "b. menyediakan ”klep/katup pengamanan”;", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 570, "width": 244, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "c. bentuk koreksi judisial terhadap asas legalitas;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 299, "height": 9, "page_number": 23, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Legalitas Edisi Desember 2012 Volume III Nomor 2 ISSN 2085-0212", "type": "Page header" }, { "left": 371, "top": 622, "width": 15, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "88", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 202, "height": 9, "page_number": 23, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Hukum Pidana Sebagai Suatu Sistem – Ruben Achmad", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 74, "width": 283, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "d. pengimplementasian/pemgintegrasian nilai atau", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 94, "width": 256, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "paradigma ”hilmah kebijaksanaan” dalam Pancasila;", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 115, "width": 283, "height": 32, "page_number": 23, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "e. pengimplementasian”tujuan pemidanaan “ ke dalam syarat pemidanaan (karena dalam meberikan", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 156, "width": 196, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "pemaafan/pengampunan, hakim", "type": "Table" }, { "left": 357, "top": 156, "width": 29, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "harus", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 177, "width": 265, "height": 73, "page_number": 23, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "mempertimbangkan tujuan pemidanaan); jadi syarat atau justifikasi pemidanaan todak hanya didasarkan pada adanya “tindak pidana” (asas legalitas) dan “kesalahan”, tetapi juga pada “tujuan pemidanaan”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 260, "width": 301, "height": 156, "page_number": 23, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dalam hukum pidana yang akan datang, juga mengatur tentang masalah “Kekurangmampuan bertanggung Jawab”, masalah “pertanggungjawaban terhadap akibat yang tidak dituju/tidak dikehendaki/tidak disengaja” yang semuanya itu tidak diatur dalam KUHP saat ini. Disamping itu juga ada pula ketentuan tentang subyek berupa “korporasi”, yang selama ini juga belum diatur dalam KUHP (WVS).", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 425, "width": 140, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "3. Sub Sistem Pemidanaan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 446, "width": 301, "height": 115, "page_number": 23, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Berbeda dengan KUHP yang sekarang berlaku, di dalam hukum pidana yang akan datang dirumuskan tentang “Tujuan dan Pedoman Pemidanaan”. Beberapa negara yang di dalam KUHP-nya juga merumuskan “tujuan pidana/pemidanaan”, antara lain “ Armenia (Pasal. 48 jo. Pasal 2 dan 11), Bellarus (Pasal 20 jo. Pasal 1), Bulgaria", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 299, "height": 9, "page_number": 24, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Legalitas Edisi Desember 2012 Volume III Nomor 2 ISSN 2085-0212", "type": "Page header" }, { "left": 371, "top": 622, "width": 15, "height": 11, "page_number": 24, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "89", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 202, "height": 9, "page_number": 24, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Hukum Pidana Sebagai Suatu Sistem – Ruben Achmad", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 301, "height": 31, "page_number": 24, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "(Pasal 36), Latvia (Pasal 35), Macedonia (Pasal 32), Romania (Pasal 52), dan Yugoslavia (Pasal 33).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 115, "width": 300, "height": 32, "page_number": 24, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dirumuskannya hal ini dalam KUHP yang akan datang, bertolak dari pokok pemikiran bahwa :", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 156, "width": 283, "height": 53, "page_number": 24, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1. sistem hukum pidana merupakan satu kesatuan sistem yang bertujuan (“porposive system”) dan pidana hanya merupakan alat/sarana untuk mencapai tujuan;", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 218, "width": 283, "height": 94, "page_number": 24, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "2. “tujuan pidana” merupakan bagian integral (sub- sistem) dari keseluruhan sistem pemidanaan (sistem hukum pidana) di samping sub-sistem lainnya, yaitu sub-sistem ”tindak pidana”, ”pertanggungjawaban pidana (kesalahan)”, dan ”pidana”,", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 322, "width": 283, "height": 94, "page_number": 24, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "3. perumusan tujuan dan pedoman pemidanaan dimaksudkan sebagai fungsi pengendali / pengarah / control dan sekaligus memberikan dasar/landasan filososfis, rasionalitas, motivasi, dan justifikasi pemidanaan;", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 425, "width": 283, "height": 136, "page_number": 24, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "4. dilihat secara fungsional/operacional, sistem pemidanaan merupakan statu rangkaian proses melalui tahap “formulasi” (kebijakan legislatif), tahap “aplikasi” (kebijakan judicial/judikatif), dan tahap “eksekusi” (kebijakan administratif/eksekutif); oleh karena itu agar ada keterjalinan dan keterpaduan antara ketiga tahap itu sebagai statu kesatuan sistem", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 299, "height": 9, "page_number": 25, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Legalitas Edisi Desember 2012 Volume III Nomor 2 ISSN 2085-0212", "type": "Page header" }, { "left": 371, "top": 622, "width": 15, "height": 11, "page_number": 25, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "90", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 202, "height": 9, "page_number": 25, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Hukum Pidana Sebagai Suatu Sistem – Ruben Achmad", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 74, "width": 265, "height": 31, "page_number": 25, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "pemidanaan, diperlukan perumusan tujuan dan pedoman pemidanaan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 115, "width": 301, "height": 73, "page_number": 25, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kedudukan / posisi tujuan dan pedoman pemidanaan dalam sistem pemidanaan substantif (atau sistem hukum pidana substantif), dapat dilihat bagan berikut :", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 355, "width": 46, "height": 11, "page_number": 25, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "SISTEM", "type": "Picture" }, { "left": 200, "top": 369, "width": 84, "height": 11, "page_number": 25, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "PEMIDANAAN", "type": "Section header" }, { "left": 118, "top": 402, "width": 66, "height": 11, "page_number": 25, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "AZAS DAN", "type": "Picture" }, { "left": 108, "top": 402, "width": 245, "height": 39, "page_number": 25, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "TUJUAN PEMIDANAAN ATURAN", "type": "Table" }, { "left": 84, "top": 416, "width": 285, "height": 84, "page_number": 25, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "PEDOMAN PEMIDANAAN KESALAHAN TINDAK PIDANA", "type": "Picture" }, { "left": 321, "top": 489, "width": 48, "height": 11, "page_number": 25, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "PIDANA", "type": "Table" }, { "left": 162, "top": 553, "width": 152, "height": 11, "page_number": 25, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "3(TIGA) MASALAH POKOK", "type": "Section header" }, { "left": 190, "top": 567, "width": 97, "height": 11, "page_number": 25, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "HUKUM PIDANA", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 299, "height": 9, "page_number": 26, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Legalitas Edisi Desember 2012 Volume III Nomor 2 ISSN 2085-0212", "type": "Page header" }, { "left": 371, "top": 622, "width": 15, "height": 11, "page_number": 26, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "91", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 202, "height": 9, "page_number": 26, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Hukum Pidana Sebagai Suatu Sistem – Ruben Achmad", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 98, "width": 301, "height": 176, "page_number": 26, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dari bagan di atas terlihat, bahwa tiga masalah pokok hukum pidana yang berupa “tindak pidana” (strafbaarfeit / criminal act / actus rius), “kesalahan” (schuld/guilt/mens rea), dan “pidana” (straf / punishment / poena), Sauer menyebutnya sebagai “trias hukum pidana” berupa “sifat melawan hukum”, “kesalahan”, dan “pidana” sedangkan HL. Packer menyebutnya sebagai “the three concept” atau “the three Basic problems” (berupa “offence”, “guilt”, dan :punishment”).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 284, "width": 301, "height": 301, "page_number": 26, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dilihat dari sistem pemidanaan, ketiga masalah pokok itu bukan merupakan pilar-pilar yang berdiri sendiri, namun berada didalam bangunan sistem yang lebih besar. Bangunan sistem hukum pidana yang lebih besar inilah yang biasanya disebut bagian umum (general part) atau aturan / ketentuan umum (general rules) yang dalam RKUHP dimasukkan dalam Buku I. Didalam aturan umum Buku I inilah di masukkan bangunan konsepsional sistem hukum pidana (sistem pemidanaan) yang mencakup ketentuan mengani asas-asas, tujuan pidana/pemidanaan, aturan dan pedoman pemidanaan, serta berbagai pengertian/batasan juridis secara umum yang berkaitan dengan ketiga masalah pokok (tindak pidna, kesalahan, dan pidana). Secara Doktrinal, bangunan konsepsional hukum pidana yang bersifat umum inilah yang biasanya disebut “ajaran-ajaran umum “(“algemene", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 299, "height": 9, "page_number": 27, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Legalitas Edisi Desember 2012 Volume III Nomor 2 ISSN 2085-0212", "type": "Page header" }, { "left": 371, "top": 622, "width": 15, "height": 11, "page_number": 27, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "92", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 202, "height": 9, "page_number": 27, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Hukum Pidana Sebagai Suatu Sistem – Ruben Achmad", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 301, "height": 52, "page_number": 27, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "leerstukken” atau “algemeine Lehren”), seperti masalah tindak pidana, sifat melawan hukum, kesalahan, pidana, dan tujuan pemidanaan, asas-asas hukum pidana dsb.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 301, "height": 259, "page_number": 27, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Setiap sistem mempunyai tujuan. Sistem ketatanegaraan, sistem pembangunan nasional, sistem pendidikan nasional, sistem pendidikan hukum dsb.nya juga mempunyai tujuan (dikenal dengan istilah “visi” dan “misi”). Demikian pula dengan sistem hukum (termasuk sistem hukum pidana), sehingga tepatlah apabila dikatakan bahwa sistem hukum merupakan suatu sistem yang bertujuan (“purposive system”. Agar ada keterjalinan sistem, maka tujuan pemidanaan dirumuskan secara eksplisit di dalam RKUHP. Disamping itu, perumusan yang eksplisit itu dimaksudkan agar ”tidak dilupakan”, dan terutama untuk menegaskan bahwa tujuan pemidanaan merupakan bagian integral dari sistem pemidanaan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 301, "height": 94, "page_number": 27, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dengan adanya penegasan yang demikian (yaitu ”tujuan pemidanaan merupakan bagian integral dari sistem pemidanaan”), maka posisi tujuan dan pedoman pemidanaan dalam persyaratan pemidanaan menurut Konsep dapat diskemakan dengan formula sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 508, "width": 265, "height": 11, "page_number": 27, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "PIDANA = TINDAK PIDANA + KESALAHAN +", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 529, "width": 98, "height": 11, "page_number": 27, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "TUJUAN PIDANA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 550, "width": 301, "height": 31, "page_number": 27, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Skema pemidanaan di atas akan berbeda dengan syarat pemidanaan yang hanya bertolak atau terfokus pada", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 299, "height": 9, "page_number": 28, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Legalitas Edisi Desember 2012 Volume III Nomor 2 ISSN 2085-0212", "type": "Page header" }, { "left": 371, "top": 622, "width": 15, "height": 11, "page_number": 28, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "93", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 202, "height": 9, "page_number": 28, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Hukum Pidana Sebagai Suatu Sistem – Ruben Achmad", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 301, "height": 93, "page_number": 28, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "tiga masalah pokok hukum pidana (tindak pidana (TP), kesalahan/pertanggungjawaban pidana (K/PJP), dan pidana). Dengan hanya melihat tiga masalah pokok itu, maka formula syarat pemidanaan yang sering dikemukakan secara konvensional adalah: PIDANA = TP + K (PJP).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 177, "width": 301, "height": 301, "page_number": 28, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dengan formula/model/pola konvensional di atas, tidak terlihat variabel ”tujuan”, karena tidak dirumuskan secara eksolisit dalam KUHP, sehingga terkesan ”tujuan” berada di luar sistem. Dengan model demikian, seolah-olah dasar pembenaran atau justifikasi adanya podana hanya terletak pada TP ( syarat obyektif) dan Kesalahan (syarat subyektif). Jadi seolah-olah pidana dipandang sebagai konsekuensi absolut yang harus ada, apabila kedua syarat itu terbukti. Jelas terkesan sebagai ”model kepastian” yang kaku. Dirasakan janggal (menurut model ini), apabila kedua syarat itu terbukti tetapi sipelaku ”dimaafkan”dan tidak dipidana. Dengan demikian, ide ”pemaafan/pengampunan hakim” (Rechterlijk pardon/judicial pardon/dispensa de pena) seolah- oleh tidak mempunyai tempat atau setidak-tidaknya sulit diterima.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 488, "width": 301, "height": 93, "page_number": 28, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Lain halnya dengan model Konsep.. Dengan dimasukkannya variabel tujuan di dalam syarat pemidanaan, maka menurut konsep, dasar pembenaran atau justifikasi adanya pidana tidak hanya pada ”tindak pidana” (syarat obyektif), tetapi juga pada ”tujuan/pedoman pemidanaan”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 299, "height": 9, "page_number": 29, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Legalitas Edisi Desember 2012 Volume III Nomor 2 ISSN 2085-0212", "type": "Page header" }, { "left": 371, "top": 622, "width": 15, "height": 11, "page_number": 29, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "94", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 202, "height": 9, "page_number": 29, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Hukum Pidana Sebagai Suatu Sistem – Ruben Achmad", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 301, "height": 487, "page_number": 29, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dengan mengingat ”tujuan dan pedoman pemidanaan” ini, maka menurut Konsep, dalam kondisi tertentu hakim tetap diberi kewenangan untuk memberi maaf dan tidak menjatuhkan pidana atau tindakan apapun, walaupun ”TP” dan ”K” telah terbukti. Jadi Konsep memberi tempat pada ide ”pemaafan/pengampunan hakim”(Konsep RUU KUHP, 2005-2006 Pasal 55 :2). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa model konsep bukan model yang kaku/absolut, tetapi model keseimbangan yang fleksibel. Latar belakang ide fleksebelitas /elastisitas pemidanaan inipun terlihat di Belnda sewaktu dimasukkannya ketentuan ”Rechterlijk pardon” ke dalam Pasal 9a WvS Belanda. Menurut penjelasan Prof. Nico Keijzer dan Prof. Schaffmeister, dulu (sebelum adanya pasal pemaafan hakim), apabila dalam keadaan khusus hakim di Belanda berpendapat bahwa sesungguhnya tidak harus dijatuhkan pidana, maka hakim terpaksa tetap menjatuhkan pidana,walaupun sangat ringan. Dari penjelasan demikian terlihat, bahwa Pasal 9a WvS Belanda (Rechtelijk Pardon) pada hakikatnya merupakan ”pedoman pemidanaan” yang dilatar belakangi oleh ide fleksibilitas untuk menghindari kekakuan. Dapat pula dikatakan, bahwa adanya pedoman pemaafan hakim itu berfungsi sebagai suatu ”katup/klep pengaman” (Veiligheidsklep) atau ”pintu darurat” (nooddeur).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 299, "height": 9, "page_number": 30, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Legalitas Edisi Desember 2012 Volume III Nomor 2 ISSN 2085-0212", "type": "Page header" }, { "left": 371, "top": 622, "width": 15, "height": 11, "page_number": 30, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "95", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 202, "height": 9, "page_number": 30, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Hukum Pidana Sebagai Suatu Sistem – Ruben Achmad", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 301, "height": 155, "page_number": 30, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dari uraian di atas pada akhirnya dapatlah dikemukakan, bahwa istilah ”pedoman pemidanaan” merupakan suatu istilah yang masih terbuka untuk dikaji ulang, karena bisa mengandung bermacam-amacam arti. Istilah itu sangat terkait erat dengan tujuan dan aturan pemidanaan. Bahkan keseluruhan aturan hukum pidana yang terdapat di dalam KUHP dan UU lainnya di luar KUHP, pada hakikatnya merupakan pedoman untuk menjatuhkan pidana.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 260, "width": 70, "height": 11, "page_number": 30, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "D. Penutup.", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 301, "height": 114, "page_number": 30, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Hukum Pidana sebagai suatu Sistem (Penal Sistem) atau Sistem Pemidanaan terdiri dari sub sistem tindak pidana, sub sistem kesalahan, dan sub sistem pidana serta sub sistem tujuan pemidanaan. Ke empat sub sistem tersebut merupakan persyaratan untuk adanya pidana. Dengan demikian : Pidana = Tindak Pidana + Kesalahan + Tujuan Pemidanaan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 426, "width": 95, "height": 11, "page_number": 30, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "E. Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 446, "width": 301, "height": 11, "page_number": 30, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Andi Hamzah, 1993, Sistem Pidana dan Pemidanaan", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 460, "width": 190, "height": 11, "page_number": 30, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Indonesia . Pradnya Paramita, Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 474, "width": 301, "height": 24, "page_number": 30, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Adami Chazawi, 2005, Pelajaran Hukum Pidana Bagian I , PT Raja Grafindo, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 501, "width": 301, "height": 25, "page_number": 30, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Mardjono Reksodiputro, 2004, Asas-asas Hukum Pidana , Bina Aksara, Jakarta.", "type": "Text" } ]
6d9529ab-37bc-630f-1606-d3d71986ccfa
https://ejurnal.staiha.ac.id/index.php/cendekia/article/download/21/21
[ { "left": 199, "top": 775, "width": 228, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CENDEKIA: Jurnal Studi Keislaman Volume 2, Nomor 1, Juni 2016 : ISSN 2443-2741", "type": "Page footer" }, { "left": 137, "top": 113, "width": 357, "height": 54, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FRASA DALAM BAHASA ARAB (Konstruksi Frasa Dalam Bahasa Arab Berdasarkan Unsur Kata Pembentuknya)", "type": "Section header" }, { "left": 255, "top": 180, "width": 115, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asna Andriani STAIM Tulungangung [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 231, "width": 399, "height": 155, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak: Language is a means of social communication in society. We can think and communicate our thoughts with language. Similarly science, culture, and civilization was basically learned and passed from generation by using the language. Without language the interaction and communication between humans is very limited. Likewise Arabic as a foreign language in Indonesia occupies a strategic position, especially for Muslims. It is not only the Arabic language used in religious rituals, but also became the language of science and the language of international relations. Arabic has the rules in respect of preparation of speech, ranging from words, phrases, clauses, and sentences. One branch of linguistic study that discusses the rules above is syntactically (Sharf), which addressed the issue of linguistic capitalize the word. While a construction smallest capitalize the word is the phrase. Furthermore, this paper will explain the construction of phrases in Arabic by the word constituent element, which is expected to facilitate the preparation of the phrase is true and can give understanding.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 402, "width": 189, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : construction of phrase, Arabic,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 445, "width": 82, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengertian Frasa", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 459, "width": 400, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut aliran struktural sintaksis diartikan sebagai subdisiplin linguistik yang mengkaji tata susun frasa sampai kalimat. Dengan demikian ada tiga tataran gramatikal yang menjadi garapan sintaksis, yaitu: frasa, klausa, dan kalimat. 1", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 502, "width": 400, "height": 69, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan definisi frasa adalah suatu konstruksi gramatikal yang secara potensial terdiri atas dua kata atau lebih, yang merupakan unsur dari suatu klausa dan tidak bermakna proposisi. 2 Atau frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang menduduki satu fungsi dalam kalimat. 3 Contoh: rumah bambu, jalan aspal, handai taulan, guru matematika kami, dan sebagainya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 573, "width": 399, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jadi, frase merupakan satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat. Pembentuk frase merupakan morfem bebas bukan morfem terikat. Contoh: morfem bebas : belum makan, tanah tinggi. Morfem terikat: tata boga, interlokal", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 644, "width": 124, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa Dalam Bahasa Arab", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 658, "width": 400, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Istilah frasa, atau apapun terjemahannya dalam bahasa Arab, tidak popular dikalangan pengkaji bahasa Arab di Indonesia ataupun di dunia Arab sendiri. Disebut demikian, karena buku-buku nahwu (sintaksis Arab) pada umumnya tidak ada yang", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 723, "width": 306, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Soeparno, Dasar-dasar linguistik Umum (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002), 101.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 735, "width": 325, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Ibid . 3 M. Ramlan, Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis (Yogyakarta: C.V. Karyono, 1987), 151.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 68, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asna Andriani", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 773, "width": 200, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "104 | CENDEKIA : Jurnal Studi Keislaman", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 114, "width": 400, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengemukakan definisi tentang frasa. Selain itu tidak ada bab atau sub bab yang menggunakan istilah frasa sebagai pokok pembahasan. Meskipun demikian, bukan berarti dalam bahasa Arab tidak ada konsep tentang frasa. Dalam buku-buku nahwu banyak dibahas berbagai konstruksi yang pada dasarnya merupakan konstruksi frasa, misalnya jar-majr ǔ r , na’at man’ ǔ t , idh ậ fah , dan lainnya. Lebih dari itu dalam Jami’ ad-Dur ǔ s al-‘Arabiyah karya Al- Ghalayaini (1987) dikemukakan istilah murakab (konstruksi) yang mencakup murakab isnady dan beberapa murakab lainnya. 4", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 215, "width": 400, "height": 126, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Definisi frasa dalam bahasa Arab adalah seperti yang dikemukakan oleh Hasanain yang menggunakan istilah tarkib , yaitu gabungan unsur yang saling terkait dan menempati fungsi tertentu dalam kalimat, atau suatu bentuk yang secara sintaksis sama dengan satu kata tunggal, dalam arti bahwa gabungan kata tersebut dapat diganti dengan satu kata saja. 5 Atau menurut Badri yang menggunakan istilah ‘ibarah , yaitu konstruksi kebahasaan yang terdiri atas dua kata atau lebih, hubungan antar kata dalam konstruksi itu tidak predikatif, dan dapat diganti dengan satu kata saja. 6 Jadi, frasa merupakan satuan gramatik yang terdiri atas dua kata dan hubungan antar unsur pembentuknya tidak melebihi batas fungsi unsur klausa. Maksudnya, frasa tersebut selalu berada dalam satu fungsi unsur klausa, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 343, "width": 386, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Subyek (S), yang mencakup mubtada’ , musnad ilaih , fa’il , naibul fa’il , ism k ậ na , dan ism inna", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 358, "width": 328, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Predikat (P), yang mencakup khabar , musnad , khabar k ậ na , dan khabar inna", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 373, "width": 183, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Obyek (O) yang berupa maf’ul bih , dan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 388, "width": 224, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Keterangan (K), yang mencakup maf ậ ’il dan h ậ l . 7 Contoh:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 417, "width": 65, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "صيمق يلع ديدج", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 417, "width": 25, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ليجم و", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 441, "width": 399, "height": 69, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "M H ________ _______ P S Konstruksi kalimat di atas terdiri atas dua konstruksi yang lebih rendah tatarannya yang berhubungan secara predikatif, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 512, "width": 161, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(a) يلع صيمق (baju Ali) sebagai subyek", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 531, "width": 206, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(b) ليجم و ديدج (bagus dan baru) sebagai predikat", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 550, "width": 400, "height": 34, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya konstruksi (a) terbentuk dari dua kata صيمق (baju) dan يلع (Ali), yang membentuk frasa, dimana kata صيمق sebagai head (H) atau unsur inti/ pusat, sedangkan kata", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 588, "width": 400, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "يلع sebagai modifier (M) atau penjelas unsur inti. Sedangkan unsur (b) terbentuk dari kata", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 607, "width": 400, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ديدج, و, dan ليجم . Unsur-unsur pada (a) dan (b) tersebut secara integral menempati satu fungsi tertentu dalam sebuah kalimat/ klausa, yaitu fungsi S (a), dan fungsi P (b). Bertolak pada definisi yang telah dikemukakan, dapat diketahui bahwa konstruksi (a) dan (b) masing-masing merupakan satu frasa tersendiri. Demikianlah dua kata atau lebih yang membentuk satuan gramatik yang tidak melebihi batas fungsi atau tidak berhubungan predikatif disebut frasa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 700, "width": 304, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Imam Asrori, Sintaksis Bahasa Arab, (Malang: Penerbit Misykat, 2004), 31-32.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 712, "width": 399, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Hasanain, Dir ậ sat fi ‘Ilm al-Lughah al-Washfiy wa at-Tarîkhiy wa al-Muqaran (Riyadh: Darul Ulum li Thiba‟ah wa an-Nasyr, 1984), 164-165.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 735, "width": 287, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Badri, Bunyah al-Kalîmah wa Nuzhau al-Jumlah (Jakarta: LIPIA, 1986), 28.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 746, "width": 207, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 Imam Asrori, Sintaksis Bahasa Arab ………, 33-34.", "type": "Footnote" }, { "left": 394, "top": 57, "width": 119, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa Dalam Bahasa Arab", "type": "Page header" }, { "left": 339, "top": 773, "width": 171, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 2, Nomor 1, Juni 2016 | 105", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 114, "width": 194, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa Berdasarkan Unsur Pembentuknya", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 128, "width": 400, "height": 83, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berbeda dengan bahasa Indonesia, sering terjadi dalam bahasa Arab bahwa kata-kata yang tulisannya sama tetapi cara bacanya berbeda, karena memang berbeda bentuknya, dan sudah barang tentu juga beda maknanya. Oleh karena itu sebelum kata-kata dalam frasa tersebut disusun, maka perlu dicermati kesesuaian bentuk kata tersebut dengan arti yang dimaksud. Berikut merupakan berbagai jenis frasa bahasa Arab berdasarkan unsur kata pembentuknya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 213, "width": 91, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Frasa na’at man’ut", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 227, "width": 382, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa na’ty dibentuk oleh nomina ( man’ut ) sebagai head (unsur pusat) yang diikuti oleh adjektiva ( na’at ) sebagai modifier (atribut).", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 256, "width": 43, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Misalnya:", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 270, "width": 88, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " هذى ةليجم ةأرم  فى يخأ سليج", "type": "Table" }, { "left": 150, "top": 289, "width": 34, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "نياثلا فصلا", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 308, "width": 382, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konstruksi frasa ةليجم ةأرم berunsurkan kata dari jenis nomina ةأرم sebagai unsur pusat dan kata ةليجم dari adjektiva sebagai atribut. Demikian halnya frasa", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 349, "width": 382, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "نياثلا فصلا berunsurkan nomina, فصلا sebagai unsur pusat dan adjektiva نياثلا sebagai atribut.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 385, "width": 383, "height": 45, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konstruksi frasa ini mempersyaratkan kesesuaian ( muthabaqat ) antara kedua unsur dalam tiga aspek, yaitu: (a) genus mudzakar-muanats , (b) i’rab ( marfu’-manshub- majrur ), (c) nakirah-ma’rifat , (d) jumlah atau ‘adadiyah ( mufrad-mutsanna-jama’ ).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 447, "width": 133, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Frasa ‘athfy (koordinatif)", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 463, "width": 382, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa athfy (koordinatif) berunsurkan nomina diikuti oleh nomina, verba diikuti verba, atau adjektiva diikuti adjektiva.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 494, "width": 46, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Misalnya:", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 510, "width": 105, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " نامثع بيح", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 510, "width": 48, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "باسلحا و ةغللا", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 530, "width": 123, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " أرقأو بتكأ موي لك ةديدج تاملك", "type": "Picture" }, { "left": 131, "top": 551, "width": 69, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " للها نإ", "type": "Picture" }, { "left": 149, "top": 551, "width": 30, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ميلع عيسم", "type": "Section header" }, { "left": 131, "top": 571, "width": 382, "height": 97, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Unsur-unsur pada frasa „ athfy dapat dihubungkan atau memang dihubungkan dengan huruf „ athaf (kata penghubung atau koordinat), diantaranya ف , و , ثم , وأ , مأ , تىح , نكل , لب . Sebagaimana pada frasa na’ty , pada frasa ‘athfy pun dipersyaratkan adanya unsur kesesuaian antar unsur, khususnya pada aspek i’rab , nakirah , dan ma’rifat . Jadi i’rab ma’thuf (N2) harus mengikuti ma’thuf ‘alaih (N1).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 68, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asna Andriani", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 773, "width": 200, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "106 | CENDEKIA : Jurnal Studi Keislaman", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 119, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Frasa badaly (apositif) 8", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 129, "width": 382, "height": 45, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa badaly juga terdiri atas nomina (N1) yang disebut mubdal minhu sebagai unsur inti diikuti dengan nomina (N2) yang disebut badal sebagai atribut. Misalnya:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 176, "width": 157, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " وقتا كبر للها  ةكلملدا ةمصاع ضايرلا ةيرصع ةنيدم ةيدوعسلا", "type": "Picture" }, { "left": 103, "top": 217, "width": 382, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa كبر للها di atas terbentuk dari nomina للها dan nomina كبر . Ada beberapa hal yang membedakan frasa badaly dan frasa na’ty , serta frasa athfy , yaitu: (1) Secara semantik N1 dan N2 sama maknanya, karena keduanya saling menggantikan. (2) N1 dan N2 tidak dapat dirangkai dengan huruf athaf . Sebagaimana frasa na’ty , frasa badaly mempersyaratkan kesesuaian dalam: (a) genus mudzakar-muanats , (b) i’rab (marfu’-manshub- majrur) , (c) nakirah-ma’rifat , (d) jumlah atau ‘adadiyah (mufrad-mutsanna-jama’).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 346, "width": 71, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Frasa zharfy", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 362, "width": 271, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa jenis ini berunsurkan adverbia yang diikuti adverbia. Misalnya:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 393, "width": 110, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " فى سردلدا رضحيس يننثلإا موي", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 413, "width": 385, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " قدنفلا اذى حئاسلا رداغ دق سمأ دنم Frasa يننثلإا موي berunsur adverbia موي dan adverbia يننثلإا , sedangkan frasa سمأ دنم berunsur adverbia دنم dan adverbia سمأ .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 491, "width": 169, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Frasa syibhul jumlah (preposisional)", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 507, "width": 382, "height": 45, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa syibhul jumlah (preposisional) merupakan frasa yang berunsurkan preposisi ( harf jar atau zharf ) dan diikuti nomina. Misalnya:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 553, "width": 86, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " ملقلا ىتًشأ ناكدلا فى", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 574, "width": 96, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " كراظتنا فى وى ةبتكلدا مامأ", "type": "Picture" }, { "left": 103, "top": 594, "width": 382, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa ناكدلا فى berunsur preposisi فى dan nomina ناكدلا, sedangkan frasa ةبتكلدا مامأ berunsur preposisi مامأ dan nomina ةبتكلدا .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 647, "width": 122, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Frasa manfy (negasional)", "type": "List item" }, { "left": 130, "top": 661, "width": 354, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa manfy terdiri atas penegasi ( ada > t an-nafyi ) diikuti verba atau nomina.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 677, "width": 274, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa penegasi yang ditemukan atau banyak muncul adalah", "type": "Text" }, { "left": 378, "top": 676, "width": 107, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "لا , سيل , ام , لم , نل penegasi", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 708, "width": 399, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 Frasa apositif adalah frasa endosentris berinduk banyak yang secara luar bahasa komponennya menunjuk pada maujud yang sama. Contohnya: Megawati Soekarno Putri, salah satu mantan Presiden Republik Indonesia.", "type": "Footnote" }, { "left": 394, "top": 57, "width": 119, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa Dalam Bahasa Arab", "type": "Page header" }, { "left": 339, "top": 773, "width": 171, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 2, Nomor 1, Juni 2016 | 107", "type": "Page footer" }, { "left": 131, "top": 113, "width": 382, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "لم , نل , dan ام hanya diikuti oleh verba. Sedangkan penegasi lainnya dapat diikuti nomina ataupun verba.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 147, "width": 45, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Misalnya:", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 161, "width": 76, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " انأ فرعأ لا باولجا  دحأ لا لصفلا فى  ءاج ام ذاتسلأا", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 217, "width": 381, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa فرعأ لا terdiri atas penegasi لا, dan diikuti dengan verba فرعأ, demikian seterusnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 270, "width": 106, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Frasa syarthy (syarat)", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 284, "width": 381, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa syarthy yaitu frasa yang berunsurkan penanda syarat sebagai atribut kemudian diikuti oleh verba sebagai unsur pusat. Di antara penanda itu antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 298, "width": 378, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "اذإ , نم , امدنع , ول , الد , نإ , املك , امهم .", "type": "Picture" }, { "left": 131, "top": 336, "width": 43, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Misalnya:", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 350, "width": 124, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " ودارأ املك", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 350, "width": 96, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "اهيف اوديعأ اهنم اوجريخ نأ ا  ءاج اذإ للها رصن", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 388, "width": 378, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa اودارأ املك terdiri atas penanda syarat املك dan verba اودارأ , demikian pula frasa اذإ ءاج terdiri atas penanda syarat اذإ dan verba ءاج.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 440, "width": 64, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Frasa tanfis", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 455, "width": 381, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa tanfis tersusun dari verba sebagai unsur pusat, didahului penanda waktu tanfis س dan فوس. Meskipun istilah tanfis lazimnya hanya mencakup dua penanda waktu", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 488, "width": 381, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tersebut, akan tetapi dalam tulisan ini penanda دق , تىح , ل , ىك dimasukkan sebagai penanda tanfis juga.  كروزأس", "type": "Table" }, { "left": 150, "top": 521, "width": 29, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "مويلا اذى", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 540, "width": 93, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " ينترم وأ ةرم أرقا مهفت تىح", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 559, "width": 381, "height": 33, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa كروزأس terdiri atas penanda waktu tanfis س dan diikuti oleh verba كروزأ , sedangkan frasa مهفت تىح terdiri atas penanda waktu tanfis تىح dan diikuti oleh verba مهفت.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 611, "width": 74, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Frasa tawqitat", "type": "Section header" }, { "left": 131, "top": 625, "width": 384, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa tawqitat adalah frasa yang berunsurkan verba bantu ناك dan yang sejenis (tidak termasuk سيل ), baik diikuti verba maupun non verba (V bantu + V/non-V).", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 663, "width": 381, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penanda tawqitat itu antara lain berupa ناك , لازام , ىسمأ , لظ , راص . Penanda tawqitat tersebut", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 682, "width": 371, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "merupakan verba bantu yang mengandung makna waktu dan fungsinya sebagai atribut. Misalnya:", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 710, "width": 116, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " ةلفطلا بعلت تناك تيبلا ةحاس فى", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 729, "width": 128, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " دادغبو ةمصاع تحبصأ", "type": "Picture" }, { "left": 150, "top": 729, "width": 42, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ةيسابعلا ةلودلل", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 68, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asna Andriani", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 773, "width": 200, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "108 | CENDEKIA : Jurnal Studi Keislaman", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 113, "width": 378, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa بعلت تناك berunsurkan verba bantu ناك dan verba بعلت , sedangkan frasa تحبصأ ةمصاع terdiri dari verba bantu حبصأ dan non verba (nomina ) ةمصاع .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 166, "width": 65, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10. Frasa idhafy", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 180, "width": 381, "height": 56, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa idhafy adalah frasa yang berunsurkan nomina (N1) yang disebut dengan mudha > f dan nomina (N2) disebut mudha > f ilaih . Dalam hal ini nomina yang pertama merupakan unsur pusat, sedangkan nomina yang kedua merupakan atribut. Misalnya:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 239, "width": 5, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "", "type": "Table" }, { "left": 152, "top": 238, "width": 11, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "أرقأ", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 238, "width": 62, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "وقفلا باتك  ام", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 257, "width": 34, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "كناونع", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 276, "width": 381, "height": 83, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kontruksi frasa وقفلا باتك di atas terdiri dari باتك yang merupakan nomina sebagai unsur pusat dan وقفلا j uga merupakan nomina sebagai atribut. Demikian pula frasa كناونع terdiri dari ناونع (N) dan dlamir ك (N). Dalam frasa idhafy , N1 tidak perlu diberi artikel لا di depannya, sedangkan N2 bisa diberi artikel tersebut. Di samping itu N2 selalu ber- i’rab majrur .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 375, "width": 116, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11. Frasa ‘adady (numerial)", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 389, "width": 381, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa „ adady (numerial atau bilangan) adalah frasa yang berunsurkan bilangan („ adad ) yang diikuti oleh nomina ( ma’du > d ). Dalam hal ini numerial tersebut merupakan unsur pusat. Misalnya:  ترضخأ روص ثلاث", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 467, "width": 5, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "", "type": "Picture" }, { "left": 155, "top": 466, "width": 16, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ملقلا", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 466, "width": 33, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "شورق ةرشعب", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 485, "width": 381, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa روص ثلاث terdiri atas unsur kata bilangan (‘ada > d) ثلاث dan nomina روص , demikian pula frasa شورق ةرشع terdiri atas unsur kata bilangan (‘ada > d) رشع ة dan nomina شورق .", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 523, "width": 381, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Unsur-unsur dalam frasa „ adady mempunyai hubungan yang padu, artinya unsur- unsur dalam frasa tersebut tidak bisa dipisahkan oleh unsur yang lain dan tidak bisa dirubah urutannya. Apabila urutan bilangan dan nomina itu dirubah ataupun disisipi oleh unsur lain, maka tidak lagi termasuk kategori frasa ‘adady .", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 580, "width": 381, "height": 69, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain memiliki hubungan yang padu, hubungan antar unsur frasa ‘adady bersifat perlawanan. Maksudnya jika nomina itu mudzakkar , maka bilangannya muannats . Sebaliknya kalau nominanya muannats , maka bilangannya mudzakkar . Prinsip ini berlaku untuk bilangan satuan (3-10), sedangkan bilangan puluhan bersesuaian antara mudzakkar- mudzakkar dan muannats- muannats .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 665, "width": 68, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12. Frasa nida’iy", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 679, "width": 381, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa ini terdiri dari kata seru ( nida > ’ ) sebagai atribut dan nomina ( munada > ’ ) sebagai unsur pusat.. Penanda seruan ( nida > ’ ) bisa berupa اي dan اهيأ.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 713, "width": 76, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Misalnya:  اذى ام ذاتسأ اي !", "type": "Text" }, { "left": 394, "top": 57, "width": 119, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa Dalam Bahasa Arab", "type": "Page header" }, { "left": 339, "top": 773, "width": 171, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 2, Nomor 1, Juni 2016 | 109", "type": "Page footer" }, { "left": 131, "top": 113, "width": 382, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " سانلا اهيأ للها اوقتا ! Frasa ذاتسأ اي te rdiri dari kata seru اي dan nomina ذاتسأ , sedangkan frasa سانلا اهيأ terdiri dari kata seru اهيأ dan nomina سانلا .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 185, "width": 65, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13. Frasa isyary", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 199, "width": 380, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa ini berunsurkan nomina sebagai unsur pusat di dahului penunjuk sebagai atributif. Penunjuk yang dimaksud bisa berupa اذى , هذى , كلذ , كلت dan derivasinya.", "type": "Picture" }, { "left": 131, "top": 232, "width": 43, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Misalnya:", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 246, "width": 63, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " ةدرولا هذى", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 246, "width": 70, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ةليجم  ءادلخا كلذ", "type": "Table" }, { "left": 158, "top": 265, "width": 59, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "لي Frasa درولا هذى", "type": "Table" }, { "left": 188, "top": 284, "width": 137, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ة terdiri dari penunjuk ذى", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 285, "width": 85, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ه dan nomina ا", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 284, "width": 109, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "درول ة , demikian pula frasa", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 284, "width": 378, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "كلذ ءادلخا terdiri dari penunjuk كلذ dan nomina ءادلخا .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 336, "width": 76, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14. Frasa tawkidy", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 350, "width": 381, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa tawkidy adalah frasa yang terbentuk dari nomina sebagai unsur pusat diikuti taukid (penegas) sebagai atribut. Penanda taukid (penegas) dalam bahasa Arab, meliputi: لك , سفن , ينع", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 380, "width": 202, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ". Selain itu bisa berupa kata ganti ( dlamir ) lepas.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 398, "width": 43, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Misalnya:", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 412, "width": 66, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " تيقل وسفن دممح  هذى", "type": "Table" }, { "left": 150, "top": 431, "width": 45, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "انأ تيسقح", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 449, "width": 381, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa وسفن دممح di atas terdiri atas nomina دممح dan Penanda taukid (penegas) yang berupa سفن , demikian pula frasa انأ تيسقح terdiri atas nomina تيسقح dan Penanda taukid yang berupa dlamir lepas انأ .", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 506, "width": 381, "height": 46, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penegas berupa kata ganti انأ. Penggunaan kata ganti lepas sebagai penanda taukid harus disesuaikan dengan kata ganti dekat yang mendahuluinya. Sedangkan penegas yang bukan kata ganti harus sesuai dengan unsur pusatnya dalam hal i’rab .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 568, "width": 83, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15. Frasa mawshuly", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 582, "width": 378, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa ini terbentuk dari mawshul dan verba/ verba bantu sebagai shilah . Maushul mencakup ىذلا dan تىلا dan segala bentuk derivasinya.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 615, "width": 43, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Misalnya:", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 629, "width": 78, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " نوبعلي نيذلا", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 629, "width": 76, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "بياحصأ  نيايج ىذلا", "type": "Table" }, { "left": 162, "top": 648, "width": 13, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "نيبيح", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 667, "width": 381, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa نوبعلي نيذلا terdiri dari mawshul نيذلا dan verba نوبعلي , sedangkan frasa ا نيايج ىذل terdiri", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 686, "width": 140, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dari mawshul يذلا dan verba نيايج .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 720, "width": 82, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16. Frasa mashdary", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 734, "width": 354, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa mashdary yaitu frasa yang terdiri atas penanda mashdar نأ yang diikuti oleh", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 68, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asna Andriani", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 773, "width": 200, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "110 | CENDEKIA : Jurnal Studi Keislaman", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 114, "width": 71, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "verba. Misalnya:  بحأ", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 142, "width": 35, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "أرقأ نأ نأرقلا", "type": "Picture" }, { "left": 103, "top": 161, "width": 104, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " دعب تلصو نأ ةظلح تحتًسا", "type": "Picture" }, { "left": 103, "top": 180, "width": 381, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa أرقأ نأ terdiri dari penanda mashdar نأ yang diikuti oleh verba رقأ أ , demikian frasa تلصو نأ terdiri dari penanda mashdar نأ yang diikuti oleh verba تلصو.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 218, "width": 381, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari segi distribusinya, frasa mashdary termasuk katagori frasa nomina, karena frasa ini mempunyai distribusi yang sama dengan kategori kata nomina. Dengan kata lain, distribusi frasa tersebut dapat digantikan oleh kata nomina.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 260, "width": 20, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "أرقأ نأ", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 260, "width": 20, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ةءارق", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 279, "width": 97, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "تلصو نأ لوصو", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 318, "width": 72, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17. Frasa tamyizy", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 332, "width": 381, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa ini terdiri dari mumayyaz berupa adjektiva bersama-sama nomina membentuk frasa na’ty atau atributif sebagai atribut dan tamyiz yang berupa nomina. Misalnya:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 374, "width": 93, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " ىى هذى", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 374, "width": 123, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "اهجو ةليملجا ةأرلدا  ايسينودنإ", "type": "Table" }, { "left": 122, "top": 393, "width": 76, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "اناكس ةيملاسلإا دلابلا بركأ", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 412, "width": 382, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa اهجو ةليملجا ةأرلدا terdiri dari mumayyaz ةليملجا ةأرلدا (frasa na‟ty, terdiri dari nomina ةأرلدا dan adjektiva ةليملجا ) dan diikuti nomina اهجو yang disebut tamyiz .", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 450, "width": 382, "height": 41, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meskipun yang menjadi unsur pokok dalam frasa atributif adalah nomina, tetapi tamyiz secara langsung berhubungan dengan adjektiva, bukan dengan nomina. Dengan kata lain, tamyiz tidak pernah muncul tanpa didahului adjektiva.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 507, "width": 74, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18. Frasa istitsna’i", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 521, "width": 381, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa istitsna’i terbentuk dari pengecualian yang diikuti oleh nomina. Pengecualian tersebut antara lain : لاإ , يرغ dan ىوس.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 554, "width": 91, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Misalnya:  فحصلا تأرق", "type": "Picture" }, { "left": 121, "top": 568, "width": 30, "height": 18, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ةَةفيحص لاّلاإ", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 587, "width": 90, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " دج ةَ لدا لاني لا ينلماعلا ُيرغ  زاف ام حٍاابس ىوس", "type": "Picture" }, { "left": 103, "top": 625, "width": 381, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa ةَةفيحص لاّلاإ terdiri dari pengecualian لاّإ yang diikuti oleh nomina ةَةفيحص, dan seterusnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 673, "width": 70, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19. Frasa bayani", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 687, "width": 382, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa bayani berunsurkan dua nomina yang dipisahkan oleh huruf نم . Secara singkat dapat ditulis dengan rumus N1+نم +N2 .", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 725, "width": 43, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Misalnya:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 739, "width": 82, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " رصعلا نم ابوك تبرش", "type": "List item" }, { "left": 394, "top": 57, "width": 119, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa Dalam Bahasa Arab", "type": "Page header" }, { "left": 339, "top": 773, "width": 171, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 2, Nomor 1, Juni 2016 | 111", "type": "Page footer" }, { "left": 131, "top": 113, "width": 108, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " بتكلا نم وتيتًشا ام لك تأرق", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 132, "width": 382, "height": 65, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam bahasa Arab, N2 ( رصعلا dan بتكلا ) biasanya dipandang sebagai penjelas N1 ( ابوك dan وتيتًشا ام ). Tetapi jika ditelaah lebih lanjut, diketahui bahwa N2 justru merupakan unsur pusat dari frasa bayany , artinya N2 dapat menggantikan seluruh unsure dalam frasa tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 213, "width": 400, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20. Frasa naskhy Frasa naskhy adalah frasa yang berunsurkan nomina sebagai unsur pusat didahului oleh penanda naskhy , yaitu yang mencakup", "type": "List item" }, { "left": 317, "top": 241, "width": 149, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "تيل , لاّلعل , نأك , لاّنلأ , لاّنكل , نأ , نإ .Misalnya:", "type": "Picture" }, { "left": 131, "top": 260, "width": 68, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " ميلع عيسم للها نإ", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 279, "width": 92, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " للها لوسر ادممح نأ دهشأ", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 298, "width": 54, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " يخأ كنأك", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 317, "width": 382, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Satuan-satuan bergaris bawah tersebut merupakan frasa naskhy dengan unsur pusat berupa nomina.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 360, "width": 86, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "21. Frasa ikhtishashy", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 374, "width": 381, "height": 40, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa ini berunsurkan dua nomina, N1 merupakan unsur pusat dan N2 merupakan pengkhususan. Sebagai penghususan N2 ber- i’rab manshub . Misalnya:", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 417, "width": 66, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ينملسلدا ننح ةدحاو ةمأ", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 435, "width": 355, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa ينملسلدا ننح berunsurkan dua nomina, NI ننح sebagai unsur pusat, dan N2", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 454, "width": 159, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ينملسلدا yang merupakan penghususan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 488, "width": 73, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22. Frasa ta’ajuby", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 502, "width": 382, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa ta’ajuby berunsurkan ام atau مك diikuti konstruksi untuk menyatakan kekaguman.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 535, "width": 43, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Misalnya:", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 549, "width": 63, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " ةَةروصلا ةَلجمأ ام", "type": "List item" }, { "left": 150, "top": 549, "width": 3, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "!", "type": "Picture" }, { "left": 131, "top": 568, "width": 110, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " ةيرثك ةئف تبلغ ةليلق ةئف نم مك", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 602, "width": 87, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "23. Frasa muqarabat", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 616, "width": 379, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa ini berunsurkan verba sebagai unsur pusat didahului verba bantu muqarabat yang bermakna “hampir”.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 645, "width": 43, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Misalnya:", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 659, "width": 70, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " تقولا ىضيد داك", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 678, "width": 86, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " برغت سمشلا تكشوأ", "type": "List item" }, { "left": 158, "top": 696, "width": 348, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa ىضيد داك terdiri dari verba bantu muqarabat داك , kemudian diikuti verba ىضيد", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 716, "width": 103, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebagai unsur pusatnya.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 745, "width": 66, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "24. Frasa syuru’", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 68, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asna Andriani", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 773, "width": 200, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "112 | CENDEKIA : Jurnal Studi Keislaman", "type": "Page footer" }, { "left": 130, "top": 114, "width": 240, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa berunsur pusat verba didahului verba bantu syuru’ .", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 128, "width": 43, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Misalnya:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 142, "width": 105, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " ةنيدم لىإ ةنيدم نم لقتني ذخأ", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 161, "width": 84, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " تلافالحا كرحتت تأدب", "type": "List item" }, { "left": 130, "top": 180, "width": 352, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa لقتني ذخأ terdiri dari verba bantu syuru’ ذخأ dan diikuti oleh verba لقتني,", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 199, "width": 382, "height": 45, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "demikian pula frasa كرحتت تأدب terdiri dari verba bantu syuru’ تأدب diikuti oleh verba كرحتت . Hubungan antar unsur pada frasa inipun tidak sepenuhnya bersifat padu, artinya bisa diberi penyela lain di antara kedua unsur tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 246, "width": 149, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " ةنيدم لىإ ةنيدم نم لقتني نيدلا الاص ذدخأ", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 265, "width": 87, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " كرحتت تلافالحا تأدب", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 299, "width": 60, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "25. Frasa raja’", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 313, "width": 381, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa ini berunsurkan verba sebagai unsur pusat dan didahului oleh verba bantu raja’ ىسع .", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 346, "width": 44, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Misalnya: كردن نأ ىسع", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 379, "width": 382, "height": 34, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa di atas merupakan frasa raja’ yang terdiri dari verba bantu raja’ ىسع dan diikuti oleh verba كردن نأ .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 431, "width": 61, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 445, "width": 400, "height": 126, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa frasa merupakan satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat. Pembentuk frase merupakan morfem bebas bukan morfem terikat. Istilah frasa, atau apapun terjemahannya dalam bahasa Arab, tidak popular dikalangan pengkaji bahasa Arab di Indonesia ataupun di dunia Arab sendiri. Istilah frasa dalam bahasa Arab biasa disebut tarkib atau murakab (konstruksi) yang mencakup murakab isnady dan beberapa murakab lainnya. Jadi, frasa merupakan satuan gramatik yang terdiri atas dua kata dan hubungan antar unsur pembentuknya tidak melebihi batas fungsi unsur klausa. Maksudnya, frasa tersebut selalu berada dalam satu fungsi unsur klausa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 573, "width": 400, "height": 69, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dilihat dari unsur pembentuknya konstruksi frasa dalam bahasa Arab ada 25 macam, yaitu: frasa na’at man’ut , frasa ‘athfy , frasa badaly, frasa zharfy , frasa syibhul jumlah, frasa manfy, frasa syarthy, frasa tanfis, frasa tawqitat, frasa idhafy, frasa ‘adady, frasa nida’iy, frasa isyary, frasa tawkidy, frasa mawshuly, frasa mashdary, frasa tamyizy, frasa istitsna’i, frasa bayani, frasa naskhy, frasa ikhtishashy, frasa ta’ajuby, frasa muqarabat, frasa syuru’, dan frasa raja’.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 673, "width": 72, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 687, "width": 374, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ghalayaini, M, Jami‟ ad-Durus al-„Arabiyah, (Beirut: al-Maktabah al-„Ashriyah, 1987)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 701, "width": 326, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asrori, Imam, Sintaksis Bahasa Arab , (Malang: Penerbit Misykat, 2004) Badri, Bunyah al-Kalîmah wa Nuzhau al-Jumlah , (Jakarta: LIPIA, 1986)", "type": "Text" }, { "left": 394, "top": 57, "width": 119, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frasa Dalam Bahasa Arab", "type": "Page header" }, { "left": 339, "top": 773, "width": 171, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 2, Nomor 1, Juni 2016 | 113", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 114, "width": 400, "height": 30, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasanain, Dir ậ sat fi ‘Ilm al-Lughah al-Washfiy wa at-Tarîkhiy wa al-Muqaran , (Riyadh: Darul Ulum li Thiba‟ah wa an-Nasyr, 1984)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 146, "width": 338, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramlan, M. Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis , (Yogyakarta: C.V. Karyono, 1987) Soeparno, Dasar-dasar linguistik Umum , (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002)", "type": "Text" } ]
524769cb-73e0-1b3b-c7a3-4b5a1dd1b31c
http://www.portaluniversitasquality.ac.id:5388/ojssystem/index.php/AGROTEKNOSAINS/article/download/184/154
[ { "left": 120, "top": 39, "width": 386, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Agroteknosains/Vol.3/No. 1/Mei 2019/p-ISSN: 2598-6228/ e-ISSN : 2598-0092", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 802, "width": 14, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17", "type": "Page footer" }, { "left": 124, "top": 79, "width": 379, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Pengawasan Dan Motivasi Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Pada Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Karo", "type": "Text" }, { "left": 205, "top": 118, "width": 216, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menanti Sembiring 1) Ingan Ukur Sitepu 2)", "type": "Text" }, { "left": 188, "top": 131, "width": 253, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1)2) Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Quality Email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 189, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 233, "width": 406, "height": 259, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengawasan dan motivasi kerja terhadap disiplin kerja pegawai Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karo. Jumlah populasi penelitian ini adalah sekitar 37 orang dan semuanya dijadikan sebagai sampel atau sampel total. Untuk menguji hipotesis yang diajukan dilakukan pengujian parsial, pengujian simultan dan koefisien determinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, variabel pengawasan dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap disiplin kerja pegawai Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karo, dimana nilai t hitung dalam variabel pengawasan adalah 2.272 dan nilai yang dihitung berdasarkan variabel movasi adalah 4.431 , dimanapun nilai t tabel adalah 1.687. Dengan cara uji simulatan, Fhitung dihitung dengan 32, 112 dan nilai Ftabel adalah 3.267. Dapat disimpulkan bahwa dengan cara uji simultan, variabel pengawasan dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap disiplin kerja pegawai di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karo. Hasil regresi linier berganda diperoleh dengan persamaan y = 9,516 + 0,2321X 1 + 0,497X 2 + e. Nilai koefisien determinasi menyatakan bahwa 0,654 atau 65,40% disiplin kerja pegawai di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karo dipengaruhi oleh pengawasan dan motivasi dan sisanya 34,60% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 509, "width": 245, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci : Pengawasan, motivasi, disiplin kerja", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 536, "width": 48, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 564, "width": 401, "height": 190, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research is aim to find out how the influence of supervision and working motivation towards discipline of work to employee of Tourism and Culture Department, Karo District. The number of population on this research is about 37 people and all of those made as sample or total sample. For verifying hypothesis which is proposed, there will be done with partial examination, simultaneous examination, and coefficient of determination. The result shows that in partially, variable of supervission and motivation influences discipline of work to employee of Tourism and Culture Department significantly, where the value of t calculated in supervission variable is 2.272 and value that is calculated according to variable of motivation is 4.431, whereever value of t table is 1.687. While with simultaneous examination, F calculated is calculated with 32, 112 and the value of F table is 3.267. So, it is concluded that with simultaneous examination, variable of supervission and motivation influences discipline of work to employee of Tourism and Culture Department significantly too. The result of multiple linear regression", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 39, "width": 386, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Agroteknosains/Vol.3/No. 1/Mei 2019/p-ISSN: 2598-6228/ e-ISSN : 2598-0092", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 802, "width": 14, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 79, "width": 400, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "obtained with this equation, y = 9,516 + 0,2321X 1 + 0,497X 2 + e. The Coefficient of determination stated that 0,654 or 65,4 % of discipline of work to employee of Tourism and Culture Department is influenced by supervission and motivation and the residual 34,6 % is influenced by another factor which isn’t researched on this study.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 162, "width": 274, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : supervission,motivation, discipline of work", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 189, "width": 99, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 217, "width": 184, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peranan sumber daya manusia dalam organisasi sangatlah penting karena merupakan penggerak utama dari semua kegiatan dalam mencapai tujuan organisasi yang telah direncanakan. Karena itu berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mempertahan kanek lsistensinya", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 344, "width": 184, "height": 154, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "akan dimulai dari kemampuan manajemen mengelola sumberdaya manusianya. Demikian halnya Dinas Pariwisata dan Kebudaayaan Kabupaten Karo yang merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah yang memiliki tugas menyelenggarakan urusan Pemerintah Daerah di bidang pariwisata dan kebudayaan di", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 503, "width": 85, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kabupaten Karo", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 518, "width": 184, "height": 91, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagai aparatur negara maka satu hal yang harus dimiliki oleh setiap pegawai adalah kedisiplinan. Dengan disiplin yang baik maka setiap pegawai akan dapat melaksanakan pelayanannya kepada", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 614, "width": 184, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "masyarakat dengan baik. Namun kenyataan di lapangan belum seperti yang diharapkan masih ada pegawai yang tidak bekerja pada jam kerja atau memanfaatkan waktu kerja untuk hal-hal diluar tugas atau pekerjaannya. Masih kurangnya disiplin kerja ini bisa terjadi karena belum optimalnya pelaksanaan", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 189, "width": 184, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengawasan yang dilakukan dan bisa juga karena motivasi kerja pegawai masih kurang. Adanya motivasi ini mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan –kegiatan", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 269, "width": 179, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tertentu guna mencapai suatu tujuan.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 285, "width": 184, "height": 312, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengawasan dan motivasi kerja merupakan suatu hal yang dapat meningkatan kinerja pegawai. Orang yang paling tepat untuk melakukan pengawasan maupun memotivasi pegawai adalah pimpinan sebagai atasan langsung dari pegawai yang dianggap paling tahu dan paling dekat dengan bawahannya. Oleh karena itu pimpinan harus melakukan pengawasan kerja yang efktif untuk mencegah terjadinya penyimpangan, dan memberi motivasi yang tepat agar semangat kerja setiap pegawai tetap tinggi. Pengawasan dapat dilakukan dengan mengevaluas dan menilai pekerjaan pegawai, mencegah terjadinya kesalahan kerja, dan mengadakan perbaikan jika terjadi kesalahan.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 618, "width": 184, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Manullang (2009:173) : pengawasan merupakan sebagai suatu proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya, dan bila perlu mengoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula.", "type": "Table" }, { "left": 120, "top": 39, "width": 386, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Agroteknosains/Vol.3/No. 1/Mei 2019/p-ISSN: 2598-6228/ e-ISSN : 2598-0092", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 802, "width": 14, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 79, "width": 184, "height": 535, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan baik maka pengawasan dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti yang yang disebutkan oleh Nawawi dalam Kadarisman (2012 : 213) ; a) Pengawasan melekat (Waskat), yang diartikan sebagai : 1) proses pemantauan, pemeriksaan dan evaluasi oleh pimpinan unit/organisasi kerja terhadap fungsi semua komponen dalam melaksanakan pekerjaan di lingkungan suatu organisasi nonprofit; 2) pengawasan melekat (Waskat), yang diartikan sebagai proses pemantauan, pemeriksaan, dan evaluasi oleh pimpinan unit/ organisasi kerja terhadap pendayagunaan semua sumberdaya, untuk mengetahui kelemahan/ kekurangan dan kelebihan/ kebaikan, yang dapat digunakan untuk pengembangan unit/ organisasi kerja di masa depan. b) Pengawasan fungsional", "type": "Table" }, { "left": 167, "top": 618, "width": 130, "height": 138, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Wasnal) adalah proses pemantauan, pemerikasaan, dan evaluasi oleh aparatur pengawasan dalam sistem pemerintahan yang fungsi dan tugas pokoknya khusus di bidang pengawasan. Badan", "type": "Table" }, { "left": 384, "top": 79, "width": 130, "height": 550, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tersebut adalah Badan Pemeriksa Keuangan, Inspektorat Jenderal Pembangunan (IRJENBANG), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Proses pengawasannya terutama dilakukan untuk mengetahui apakah pelaksaan pekerjaan pihak yang diawasi telah sesuai dengan perencanaan dan peraturan perundang- undangan yang berlaku. C) Pengawasan masyarakat (Wasmas), adalah setiap pengaduan, kritik, saran, pertanyaan, dan lain-lain yang disampaikan anggota masyarakat mengenai pelaksanaan pekerjaan oleh unit/ organisasi kerja nonprofit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan pelayanan umum ( public service ) dan pembangunan untuk kepentingan kehidupan bermasyarakat,", "type": "Table" }, { "left": 384, "top": 634, "width": 128, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berbangsa, dan bernegara.", "type": "List item" }, { "left": 366, "top": 650, "width": 144, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Pengawasanmerupakanba giantidakterpisahkandala mpenyelenggarankegiatan", "type": "List item" }, { "left": 384, "top": 698, "width": 80, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "suatuorganisasi.", "type": "Table" }, { "left": 384, "top": 714, "width": 129, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suatupengawasandikatak anpentingkarenatanpaada nyapengawasan yang", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 39, "width": 386, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Agroteknosains/Vol.3/No. 1/Mei 2019/p-ISSN: 2598-6228/ e-ISSN : 2598-0092", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 802, "width": 14, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 79, "width": 187, "height": 408, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "baiktentunyaakanmengha silkantujuan yang kurangmemuaskan, baikbagiorganisasiitusend irimaupunpekerjaanya. Adanya pengawasan yang baik dalam organisasi adalah untuk memastikan bahwa semua yang telah direncanakan telah terlaksana sebagaimana mestinya. Melalui pengawasan yang yang dilakukan dengan baik maka diharapkan semua kegiatan yang dijalankan sesuai dengan yang telah direncanakan dan jika terjadi penyimpangan maka dapat dengan segera diperbaiki. Lebih lanjut Kadarisman (2012 : 211), menyatakan : indikasi jika pengawasan dilakukan dengan baik yakni : 1. Meningkatnya disiplin dan prestasi kerja karyawan.", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 492, "width": 148, "height": 153, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Pengurangan tingkat penyalahgunaan wewenang dan berkurangnya kebocoran dan pemborosan serta berbagai pungutan. 3. Semakin berkurangnya kesalahan kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan.", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 650, "width": 155, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain pengawasan satu hal", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 671, "width": 183, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang dikira sangat penting agar tujuan organisasi dapat tercapai adalah pegawai harus memiliki motivasi yang tinggi dalam bekerja.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 79, "width": 184, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seorang pegawai yang memiliki motivasi kerja yang tinggi akan memiliki semangat kerja yang tinggi dan biasanya mereka akan mengerjakan tugas yang menjadi jawabnya", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 203, "width": 186, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Agustini (2011: 32), motivasi pegawai adalah : “ Faktor- faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau keinginan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk yang keras atau lemah”.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 348, "width": 183, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seorang pegawai yang memilki motivasi yang tinggi akan bekerja dengan semangat yang tinggi sebaliknya pegawai yang memilki motivasi yang rendah akan memiliki semangat kerja yang rendah untuk melaksanakan pekerjaannya.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 493, "width": 183, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengingat pentingnya motivasi tersebut maka sudah", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 534, "width": 184, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "selayaknyalah seorang pimpinan harus bisa memahami apa", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 576, "width": 186, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sebenarnya kebutuhan yang dapat memengaruhi bawahannya sehingga mereka bertingkah laku tertentu. Dengan mengetahui hal tersebut maka seorang pemimpinan akan lebih mudah memotivasi", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 700, "width": 183, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bawahannya, agar perilaku bawahan dapat diarahkan guna pencapaian tujuan organisasi.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 39, "width": 386, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Agroteknosains/Vol.3/No. 1/Mei 2019/p-ISSN: 2598-6228/ e-ISSN : 2598-0092", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 802, "width": 14, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "21", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 79, "width": 161, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Sutrisno (2011: 147),", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 100, "width": 184, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "agar pemberian motivasi dapat", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 120, "width": 183, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mencapai tujuannya maka seorang pimpinan harus bisa menggunakan keahliannya, yakni :", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 182, "width": 155, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Menciptakan iklim kerja yang menyenangkan.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 224, "width": 155, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Memberikan penghargaan dan pujian bagi yang berprestasi dan membimbing yang belum berprestasi;", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 327, "width": 155, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Membagi tugas sesuai dengan kemampuan para bawahan;", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 389, "width": 155, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Memberi umpan balik tentang pekerjaan;", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 431, "width": 155, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Memberi kesempatan", "type": "Table" }, { "left": 160, "top": 451, "width": 137, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bawahan untuk maju dan", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 472, "width": 147, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berkreativitas Pemberian motivasi yang", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 514, "width": 183, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dilakukan oleh pimpinan dilakukan dengan memperhatikan situasi dan kondisi. Pimpinan harus mampu", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 576, "width": 187, "height": 176, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "memilih kapan dilakukan cara pemberian motivasi positif dan kapan memberikan cara motivasi negatif . Dengan pemilihan cara yang tepat maka diharapkan pegawai dapat lebih meningkatkan prestasi kerjanya untuk mencapai tujuan organisasi. Setiap pegawai akan terdorong untuk bekerja keras dan", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 79, "width": 184, "height": 205, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "antusias dengan mengerahkan segala kemampuannya secara optimal dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Menurut David C. Mc.Celland dalam Mangkunegara (2011: 103) ada beberapa kareteristik orang yang memilki motiv berprestasi yang tinggi, yaitu : 1. Memiliki tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi", "type": "Table" }, { "left": 366, "top": 289, "width": 147, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Berani mengambil dan memikul risiko", "type": "List item" }, { "left": 366, "top": 320, "width": 147, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Memiliki tujuan yang realistik", "type": "List item" }, { "left": 366, "top": 352, "width": 153, "height": 202, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuan 5. Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam semua kegiatan yang dilakukan 6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan. Keberhasilan organisasi", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 558, "width": 183, "height": 91, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dalam merealisasikan semua rencana kerjanya tidak terlepas dari disiplin kerja pegawainya. Untuk itu setiap organisasi perlu membuat berbagai ketentuan yang harus ditaati oleh semua anggota organisasinya.", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 654, "width": 83, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MenurutUndang-", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 670, "width": 183, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "UndangNomor 53 Tahun 2010 TentangDisiplinPegawaiNegeriSipil", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 701, "width": 184, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ": Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 39, "width": 386, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Agroteknosains/Vol.3/No. 1/Mei 2019/p-ISSN: 2598-6228/ e-ISSN : 2598-0092", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 802, "width": 14, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "22", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 79, "width": 184, "height": 90, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 174, "width": 186, "height": 154, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa pegawai memiliki kewajiban untuk menjalankan semua peraturan yang ada, mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya dan bila pegawai tersebut melanggar peraturan maka yang bersangkutan akan dijatuhi sanksi pendisiplinan sesuai dengan undang-undang yang berlaku.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 333, "width": 184, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Siagian (2015 : 305) (2011;74) terdapatdua jenisdisiplin dalam organisasi, yaitu yang bersifat preventif dan yang bersifat korektif.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 396, "width": 40, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Melalui", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 396, "width": 184, "height": 154, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pendisiplinan preventif diharapkan semua pegawai terdorong untuk taat dan patuh terhadap semua ketentuan yang berlaku dalam organisasi. Tujuan pendisiplinan ini untuk mendidik pegawai mendisiplinkan dirinya sendiri. Pegawai dengan kesadarannya sendiri selalu mematuhi semua peraturan yang ada", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 555, "width": 184, "height": 201, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dalam organisasi. Sedangkan melalui disiplin korektif jika ada pegawai yang melanggar peraturan maka akan diberikan sanksi sesuai dengan kesalahan yang dilakukan dengan tujuan agar pegawai yang b ersangkutan tidak mengulangi kesalahan yang sama dikemudian hari. Tujuan pendisiplinan korektif untuk memberikan efek jera bagi karyawan yang tidak disiplin, juga bagi karyawan yang lain agar tidak melaanggar disiplin kerja.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 79, "width": 134, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 100, "width": 183, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Populasi dalam penelitian ini adalah semua pegawai negeri sipil yang ada pada Dinas Pariwisata dan", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 147, "width": 184, "height": 154, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kebudayaan Kabupaten Karo yang berjumlah 37orang Karena jumlah populasinya jumlahnya kecil maka semua populasi dijadikan sampel penelitian (sampel jenuh). Yang menjadi variabel penelitian terdiri dari Variabel bebas (X), yakni: Variabel Pengawasan (X 1 ) dan Variabel Motivasi (X 2 ) dan variabel terikat (Y) adalah Disiplin Kerja", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 306, "width": 186, "height": 201, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pegawai Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karo (Y) Untuk menganalisis data yang dikumpulkan digunakan metode analisis deskriptif dan kuantitatif. Melalui metode deskriptif data dikumpulkan dan ditafsirkan sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas atas permasalahan yang sedang diteliti. Sedangkan melalui metode Kuantitatif digunakan metode analisis regresi linier berganda.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 512, "width": 183, "height": 170, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model persamaan regresinya adalah : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + e Keterangan : Y = Disiplin Kerja a = Konstanta b 1 , b 2 = Koefisien regresi X1 = Pengawasan X2 = Motivasi E = error of term Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 687, "width": 110, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Uji Parsial (Uji t)", "type": "List item" }, { "left": 348, "top": 703, "width": 165, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Ho :diterima jika", "type": "Table" }, { "left": 366, "top": 719, "width": 151, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "variabelpengawasan (X 1 ) dan motivasi kerja (X 2 )", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 39, "width": 386, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Agroteknosains/Vol.3/No. 1/Mei 2019/p-ISSN: 2598-6228/ e-ISSN : 2598-0092", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 802, "width": 14, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "23", "type": "Page footer" }, { "left": 149, "top": 79, "width": 148, "height": 91, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variable disiplin pegawai (Y), dengan pengambilan keputusan t hitung < t tabel , pada α0,05", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 174, "width": 166, "height": 122, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Ha : diterima jika pengawasan (X 1 ) dan motivasi kerja (X 2 ) secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variable disiplin kerja (Y) dengan pengambilan keputusan t hitung > t tabel ,α 0,05", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 317, "width": 126, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Uji Simultan (Uji f )", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 333, "width": 148, "height": 138, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Ho : diterima jika pengawasan (X 1 ) dan motivasi kerja (X 2 ) secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variable disiplin kerja (Y) dengan pengambilan keputusan F hitung < F tabel , α 0,05", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 79, "width": 365, "height": 487, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Ha: diterimajika variable pengawasan (X 1 ) dan motivasikerja (X 2 ) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variable disiplin kerja (Y) denganpengambilankeput usan F hitung > F tabel ,α 0,05 3. Uji Koefisien Determinasi (R 2 )", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 171, "width": 184, "height": 46, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji koefisien determinasi (R 2 ) pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan model", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 206, "width": 182, "height": 201, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang dimasukkan dalam Regresi dapat menerangkan variable terikat. Nilai koefisien determinasi berada antara nol sampai satu. Jika R 2 semakin besar (mendekati1) , ini berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat sangat besar, sebaliknya jika nilai koefisien mendekati nol maka kemampuan variabel bebas yang dimasukkan dalam model untuk menjelaskan variabel terikat sangat terbatas", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 412, "width": 186, "height": 106, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Penelitian dan Pembahasan Dari hasil hasil perhitungan regresi linier berganda dengan menggunakan bantuan program SPSS maka diperoleh hasil regresi seperti tertera pada tabel berikut ini.", "type": "Table" }, { "left": 120, "top": 39, "width": 386, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Agroteknosains/Vol.3/No. 1/Mei 2019/p-ISSN: 2598-6228/ e-ISSN : 2598-0092", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 802, "width": 14, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "24", "type": "Page footer" }, { "left": 149, "top": 79, "width": 123, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Dependent Variable: Y", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 322, "width": 183, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Dependent Variable : Disiplin Kerja", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 364, "width": 183, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil pengolahan data seperti tertera pada tabel di atasmaka dapat dibentuk persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 419, "width": 187, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Y = 9,516 + 0,232X 1 + 0,497 X 2 + e", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 446, "width": 169, "height": 249, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan : 1. Nilaikonstanta sebesar 9,516 dapat diartikan jika pengawasan dan motivasi tidak ada maka disiplin kerja pegawai DinasPariwisata dan Kebudayaan akan tetap sebesar 9,516 satuan. 2. Koefisien regresi X1 sebesar 0,232dapat diartikan jika pengawasan kerja ditingkatkan satu satuan maka disiplin kerja pegawai Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karo akan naik sebesar 0,232 satuan", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 700, "width": 166, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Nilai X2 = 0,497 dapat diartikan jika motivasi kerja ditingkatkan sebesar", "type": "List item" }, { "left": 366, "top": 322, "width": 148, "height": 91, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "satu satuan maka disiplin kerja pegawai Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karo akan meningkat sebesar 0, 497satuan.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 418, "width": 186, "height": 153, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel 1 di atas diperoleh nilai t hitung untuk variabel pengawasan sebesar 2,272 sedangkan nilai t tabel sebesar 1,687 pada α 5 % (2,272 > 1,687), dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa pengawasan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap disiplin kerja pegawai Dinas Pariwisata dan Kebudayaan", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 576, "width": 183, "height": 122, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kabupaten Karo dapat diterima. Untuk variabel motivasi diperoleh t hitung sebesar 4,431 dan t tabel 1,687 ( t hitung (4,431) > t tabel (1,687) pada tingkat kepercayaan 5 % dengan demikianmaka ho ditolak dan ha diterima yang berarti motivasi berpengaruh signifikan terhadap", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 119, "width": 402, "height": 627, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "disiplin kerja pegawai Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karo. Tabel1 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standa rdized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant)", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 241, "width": 386, "height": 71, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9,516 2,780 3,423 ,002 Pengawasa n ,232 ,102 ,299 2,272 ,030 Motivasi ,497 ,112 ,583 4,431 ,000", "type": "Table" }, { "left": 120, "top": 39, "width": 386, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Agroteknosains/Vol.3/No. 1/Mei 2019/p-ISSN: 2598-6228/ e-ISSN : 2598-0092", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 802, "width": 14, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "25", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 79, "width": 183, "height": 58, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk mengetahui apakah secara simultan variabel pengawasan dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap disiplin kerja pegawai pada", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 79, "width": 183, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dinas Pariwisata dan Kebudayaan", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 95, "width": 397, "height": 196, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kabupaten Karo dilakukan dengan uji F (uji Simultan). Hasil uji F dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Uji F ( Uji Simultan)) ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 860,009 2 430,005 32,112 ,000 b Residual 455,288 34 13,391 Total 1315,297 36 a. Dependent Variable: Disiplin Kerja b. Predictors: (Constant), Motivasi, Pengawasan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 328, "width": 184, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BerdasarkanTabel 2 dapat dilihat hasil yang diperoleh nilai F", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 369, "width": 184, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "hitung adalah sebesar 32,112 dan dari nilai table distribusi diperoleh nilai F tabel sebesar 3,267 maka F hitung > F", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 431, "width": 184, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tabel (32,112> 3,267) dengan sig.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 452, "width": 183, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0,000< 0,05. Maka keputusannya Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti secara simultan variabel Pengawasan (X1) dan Motivasi (X2) berpengaruh signifikan terhadap Disiplin kerja", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 314, "width": 183, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pegawai Dinas Pariwisata dan", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 335, "width": 148, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kebudayaan Kabupaten Karo.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 363, "width": 159, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Koefisien Determinasi (R 2 )", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 403, "width": 184, "height": 135, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk mengukur kemampuan variabel bebas yang dimasukkan dalam model dalam menerangkan variabel depedent maka dilakukan uji Koefisien determinasi yang dapat dapat dilihat pada tabel Model Summary di bawahini :", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 553, "width": 220, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3 Hasil Uji Koefisien Determinasi R 2", "type": "Section header" }, { "left": 123, "top": 567, "width": 341, "height": 147, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 , 809 a ,654 ,633 3,659 a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 717, "width": 223, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : Data diolah SPSS Versi 21,0 (2017)", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 39, "width": 386, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Agroteknosains/Vol.3/No. 1/Mei 2019/p-ISSN: 2598-6228/ e-ISSN : 2598-0092", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 802, "width": 14, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "26", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 79, "width": 184, "height": 58, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari Tabel .3 dapat diketahui nilai R Square sebesar 0,654 atau 65,40 % hal ini dapat diartikan bahwa 65,40 % variabel terikat yaitu", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 142, "width": 184, "height": 91, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Disiplin Kerja pegawai Dinas Pariwisata dan Kebuadayaan Kabupaten Karo dapat dijelaskan oleh variabel bebas yakni variabel Pengawasan (X1) dan variabel Motivasi (X2) dan sisanya sebesar", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 238, "width": 186, "height": 42, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "34, 60 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 295, "width": 70, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 333, "width": 186, "height": 265, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi, maka dapat disimpulkan secara parsial variabel pengawasan (X1) dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap disiplin kerja pegawai Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karo. Secara simultan dapat dilihat bahwa variabel pengawasan dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap disiplin kerja pegawai Dinas Pariwisata Kabupaten Karo. Dari kedua variabel bebas yang paling dominan mempengaruhi disiplin kerja pegawai adalah variabel motivasi. Berdasarkan pengujian koefisien determinasi maka diperoleh", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 603, "width": 184, "height": 58, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "nilai R square sebesar 65,40 % ini memberi arti bahwa 65,40% disiplin kerja pegawai Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karo", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 666, "width": 186, "height": 90, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dipengaruhi oleh pengawasan dan motivasi kerja ssedangkan 34,60 % lagi pengaruhi oleh faktorlain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Saran yang dapat diberikan adalah hendaknya pimpinan perlu", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 79, "width": 186, "height": 233, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "memperhatikan hal-hal yang dapat meningkatkan motivasi kerja bawahannya sehingga semua pegawai lebih semangat bekerja. Pengawasan yang dilakukan agar lebih diefektifkan agar setiap pegawai dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Bagi pegawai yang tidak tidak melaksanakan tugasnya dengan disiplin maka pimpinan hendaknya memberikan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahan yang mereka lakukan agar memberi efek jera kepada pegawai yang", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 317, "width": 184, "height": 141, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bersangkutan maupun pegawai yang lainnya. Daftar Pustaka Agustini, Fauzia (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan . Medan. Madenatera", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 470, "width": 181, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Athoillah,H.M Anton.(2010) . Dasar-", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 491, "width": 184, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dasar Manajemen , Bandung .", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 512, "width": 184, "height": 207, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pusaka Setia Arikunto, Suharsimi, 2009. Manajemen Penelitian . PT. Rineka Cipta, Jakarta Handoko, T. Hani. 2008. Manajemen Personalia & Sumber Daya Manusia. BPFE. Yogjakarta. Hasibuan, Malayu SP (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia .Jakarta.BumiAksar a.", "type": "Table" }, { "left": 120, "top": 39, "width": 386, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Agroteknosains/Vol.3/No. 1/Mei 2019/p-ISSN: 2598-6228/ e-ISSN : 2598-0092", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 802, "width": 14, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "27", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 79, "width": 184, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kadarisman, M. (2012). Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia , Jakarta.", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 120, "width": 120, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PT.RajagrafindiPersada.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 158, "width": 183, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mangkunegara,A.A. Anwar Prabu.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 172, "width": 148, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2013. . Manajemen Sumber", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 186, "width": 147, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daya Manusia Perusahaan.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 199, "width": 184, "height": 108, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bandung. PT. RemajaRosdaKarya. Manullang.M. dan Marihot AMH Manullang. 2009. Manajemen Personalia .Yogjakarta.Gajah Mada University Press.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 310, "width": 184, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manullang,M. 2009. Dasar-Dasar Manajemen . Gajah Mada University Press. Yogjakarta.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 365, "width": 184, "height": 176, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rivai, Veithzal 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori Ke Praktek . Jakarta. PT.Raja grafindo Persada. Saefullah, Kurniawan dan Sule Ernie Tisnawati , 92010) Pengantar Manajemen. Jakarta. Kencana Prenada Sangadji. Mamang Etta danSopia. 2010. Metodologi Penelitian", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 544, "width": 148, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ":Pendekatan Praktis Dalam", "type": "Text" }, { "left": 365, "top": 79, "width": 148, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian . Yogyakarta.Andi", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 93, "width": 184, "height": 438, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Offset Sedarmayanti. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia :Reformasi Biro krasidan Manajemen Pegawai Negeri Sipil . Jakarta. Aditama. Sondang.P Siagian. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia . Jakarta. Bumi Aksara. Sunyoto, Danang. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia , Yogjakarta.CAPS. Sutrisno, Edy. 2011. ManajemenSumberDayaM anusia. Jakarta. Kencana Prenada. -----------------. 2011. BudayaOrganisas i. Jakarta. Kencana Prenada. Tri hendradi, C. 2013 .Step By Step IBM SPSS 21 . Yogyakarta.Andi Offset. Undang-Undang Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.", "type": "Table" } ]
76c7367d-880e-f151-b253-2962bbcc9b8e
https://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/qodiri/article/download/4900/3473
[ { "left": 54, "top": 25, "width": 388, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "442 Abdurrahman, dkk Menarik Mahasiswa Baru: Sumber Informasi dan Faktor Dalam Memilih", "type": "Page header" }, { "left": 83, "top": 49, "width": 241, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perguruan Tinggi Keagamaan Islam di Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 143, "top": 748, "width": 406, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Qodiri: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan is licensed under a Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International License. Copyright @ 2020 IAI Al Qodiri Jember. All Rights Reserved p-ISSN 2252-4371| e-ISSN 2598-8735", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 108, "width": 441, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menarik Mahasiswa Baru: Sumber Informasi dan Faktor Dalam Memilih Perguruan Tinggi Keagamaan Islam di Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 156, "width": 30, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh:", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 170, "width": 349, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdurrahman 1 , Nanda Hashifah 2 , Syifa Salsabila 3 , Ahmad Juhaidi 4", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 187, "width": 455, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin [email protected], 1 [email protected], 2 [email protected] 3", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 233, "width": 473, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 20 Nomor 3 Januari 2023: DOI: https://doi.org/10.53515/qodiri Article History Submission: 08-11-2022 Revised: 23-12-2022 Accepted: 29-12-2022 Published: 10-01-2023", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 288, "width": 68, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 310, "width": 474, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study aims to determine the factors in choosing Islamic religious colleges in Indonesia, precisely at the State Islamic University of Antasari Banjarmasin with the individual variables studied, namely new students. This study used a sample of 137 new student respondents at UIN Antasari Banjarmasin. While the sampling used a descriptive qualitative approach. Collecting data using a questionnaire consisting of 3, namely the identity of participants, sources of information, and factors in choosing a university. The data was also processed using SPSS 23 to get the K-mean Cluster which shows the percentage of participants. Based on this study, the most sources of information about PTKI came from UIN Antasari students with a score of 2.22. And it is known from the results of this study that the most important factor in choosing PTKI is the desire to learn religion. This factor is the highest score factor, which is 2.65 according to new students of UIN Antasari.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 472, "width": 270, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Education; sources of information; factors.", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 491, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 515, "width": 474, "height": 163, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dalam memilih perguruan tinggi keagamaan Islam di Indonesia tepatnya di Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin dengan variabel individu yang diteliti yaitu mahasiswa-mahasiswa baru. Partisipa penelitian ini berjumlah 137 responden mahasiswa baru tahun 2022-2032 di UIN Antasari Banjarmasin. Sedangkan pengambilan sampel menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data menggunakan questionarre yang terdiri dari 3 yaitu identitas partisipan, sumber informasi, dan faktor memilih perguruan tinggi. Data juga diolah menggunakan SPSS 23 untuk mendapatkan K- mean Kluster yang menunjukkan persentase pertisipan. Berdasarkan penelitian ini sumber informasi tentang PTKI paling banyak bersumber dari mahasiswa UIN Antasari dengan skor 2,22. Dan diketahui dari hasil penelitian ini bahwa faktor memilih PTKI yang paling utama adalah keinginan belajar agama. Faktor tersebut merupakan faktor skor tertinggi yaitu 2,65 menurut mahasiswa baru UIN Antasari .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 691, "width": 253, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Pendidikan; Sumber informasi; faktor.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 25, "width": 388, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "443 Abdurrahman, dkk Menarik Mahasiswa Baru: Sumber Informasi dan Faktor Dalam Memilih", "type": "Page header" }, { "left": 83, "top": 49, "width": 241, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perguruan Tinggi Keagamaan Islam di Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 143, "top": 748, "width": 406, "height": 40, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Qodiri: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan is licensed under a Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International License. Copyright @ 2020 IAI Al Qodiri Jember. All Rights Reserved p-ISSN 2252-4371| e-ISSN 2598-8735", "type": "Page footer" }, { "left": 49, "top": 76, "width": 118, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 98, "width": 477, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perguruan tinggi keagamaan Islam menghadapi meningkatnya perubahan yang semakin kompleks. Salah satunya perubahan pola permintaan terhadap pendidikan, kompetesi global, dan menurunnya bantuan pendanaan. Konsekuensinya adalah PTKI harus lebih memfokuskan kepada menarik sumber daya manusia berkualitas tinggi dan mahasiswa yang memiliki potensi. Oleh karenanya, persaingan merekrut mahasiswa semakin keta. 1 Dalam proses pemilihan perguruan tinggi pencarian informasi merupakan fase penting sebelum memutuskan memilih perguruan tinggi. Pencarian informasi merupakan fase yang dilakukan calon mahasiswa untuk mengurangi risiko. 2 Pemahaman tentang sumber informasi sangat penting dalam meningkatkan engagement terhadap chanel marketing perguruan tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 284, "width": 477, "height": 198, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada sisi lain, faktor memilih perguruan tinggi menjadi penting untuk dipahami sebagai dasar dalam proses marketing perguruan tinggi. Alasan memilih perguruan tinggi dapat berubah dan berbeda antarwilayah. Di Inggris misalnya, mahasiswa memilih perguruan tinggi di luar negeri karena ketersediaan beasiswa. 3 Di Qatar, faktor yang menjadi alasan memilih perguruan tinggi adalah kualitas, nilai budaya, dan biaya. 4 Guru merupakan orang berpengaruh terhadap siswa dalam memilih lembaga pendidikan di Afrika Selata. 5 Pemahaman terhadap sumber informasi yang dijadikan mahasiswa ketika mencari perguruan tinggi serta faktor yang mempengaruhi pilihan terhadap perguruan tinggi merupakan instrument penting dalam kompetisi merekrut mahasiswa. Hal itu akan menjadi dasar pengembangan marketing perguruan tinggi dalam memenuhi permintaan pasar.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 491, "width": 477, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan mengetahui dan menganalisis sumber informasi tentang UIN Antasari menurut mahasiswa baru UIN Antasari tahun akademik 2022/2023. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa UIN Antasari dalam memilih UIN Antasari. Penelitian ini akan memberi kontribusi bagi ilmu manajemen pendidikan Islam terutama bidang pemasaran jasa pendidikan. Secara", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 618, "width": 476, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Giovanni Azzone and Mara Soncin, “Factors Driving University Choice: A Principal Component Analysis on Italian Institutions,” Studies in Higher Education 45, no. 12 (2020): 2427", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 641, "width": 476, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Cláudia Simões and Ana Maria Soares, “Applying to Higher Education: Information Sources and Choice Factors,” Studies in Higher Education 35, no. 4 (June 1, 2010): 7, https://doi.org/10.1080/03075070903096490", "type": "Footnote" }, { "left": 107, "top": 664, "width": 395, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 British Council, “Trends: Transformative Changes in Higher Education,” London: Author , 2017.", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 676, "width": 476, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Semsia Al-Ali Mustafa et al., “Determinants of College and University Choice for High-School Students in Qatar,” International Journal of Higher Education 7, no. 3 (2018): 1.", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 701, "width": 457, "height": 33, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Almon Shumba and Matsidiso Naong, “Factors Influencing Students’ Career Choice and Aspirations in South Africa,” Journal of Social Sciences 33, no. 2 (November 2012): 169–78, https://doi.org/10.1080/09718923.2012.11893096.", "type": "Footnote" }, { "left": 54, "top": 25, "width": 388, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "444 Abdurrahman, dkk Menarik Mahasiswa Baru: Sumber Informasi dan Faktor Dalam Memilih Perguruan Tinggi Keagamaan Islam di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 143, "top": 748, "width": 406, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Qodiri: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan is licensed under a Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International License. Copyright @ 2020 IAI Al Qodiri Jember. All Rights Reserved p-ISSN 2252-4371| e-ISSN 2598-8735", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 76, "width": 477, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "praktis, artikel ini akan memberikan kontribusi bagi pemangku kebijakan pendidikan dalam melakukan pemasaran jasa pendidikan dan juga menjadi dasar pengembangan pendidikan tinggi keagamaan Islam sehingga sesuai dengan kebutuhan pasar dan trend pasar.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 138, "width": 147, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 159, "width": 120, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Jenis dan Pendekatan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 180, "width": 462, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian ini menggambarkan tentang sumber infomasi mahasiswa tentang perguruan tinggi agama Islam (PTKI) dan faktor yang menjadi penyebab mereka memilih PTKI. Penelitian dilakukan di Universitas Islam Antasari Banjarmasin.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 262, "width": 116, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Partisipan Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 283, "width": 462, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Partisipan penelitian ini berjumlah 137 orang mahasiswa baru UIN Antasari Tahun Akademik 2022/2023. Partisipan penelitian adalah mahasiswa yang memberi respons terhadap angket yang dikirim secara daring.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 345, "width": 208, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 366, "width": 462, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengumpulan data menggunakan questionarre yang terdiri dari tiga bagian yaitu identitas partisipan, sumber informasi, dan faktor memilih perguruan tinggi. Respons terhadap pernyataan dengan sangat tidak setuju – sangat setuju (0-3). Angket dikirim kepada partisipan secara daring dengan menggunakan google formulir. Instrumen penelitian adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 484, "width": 154, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3.1 Instrument Penelitian", "type": "Picture" }, { "left": 99, "top": 515, "width": 18, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No", "type": "Section header" }, { "left": 143, "top": 515, "width": 47, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikator", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 546, "width": 96, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber informasi", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 560, "width": 150, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Guru di madrasah/sekolah", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 574, "width": 145, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Brosur/leaflet universitas", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 588, "width": 118, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Website universitas", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 601, "width": 156, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Akun Instagram universitas", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 615, "width": 162, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Laman Facebook universitas", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 629, "width": 290, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Kunjungan sosialisasi universitas ke sekolah/madrasah", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 643, "width": 301, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 Kunjungan ke kampus Universitas Islam Negeri Antasari", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 657, "width": 227, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 Alumni Universitas Islam Negeri Antasari", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 25, "width": 388, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "445 Abdurrahman, dkk Menarik Mahasiswa Baru: Sumber Informasi dan Faktor Dalam Memilih", "type": "Page header" }, { "left": 83, "top": 49, "width": 241, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perguruan Tinggi Keagamaan Islam di Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 143, "top": 748, "width": 406, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Qodiri: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan is licensed under a Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International License. Copyright @ 2020 IAI Al Qodiri Jember. All Rights Reserved p-ISSN 2252-4371| e-ISSN 2598-8735", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 275, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Indikator 9 Mahasiswa Universitas Islam Negeri Antasari", "type": "Table" }, { "left": 82, "top": 139, "width": 244, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10 Dosen/staf Universitas Islam Negeri Antasari", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 153, "width": 149, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11 Koran/surat kabar Faktor Memilih PTKIN", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 180, "width": 324, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Lokasinya tidak jauh dan mudah dijangkau dari tempat tinggal", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 194, "width": 121, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Reputasi universitas", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 208, "width": 211, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Reputasi program studi yang saya pilih", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 222, "width": 325, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Peluang kerja lulusannya lebih besar dari perguruan tinggi lain", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 235, "width": 92, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Petunjuk guru", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 249, "width": 291, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Pengaruh mahasiswa Universitas Islam Negeri Antasari", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 102, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 Pengaruh teman", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 277, "width": 114, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 Pengaruh keluarga", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 291, "width": 332, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9 Biaya pendidikan sesuai dengan kemampuan keuangan keluarga", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 304, "width": 150, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10 Belajar ilmu agama Islam", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 351, "width": 444, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data yang terkumpul diolah untuk mendapatkan rata-rata skor tiap item. Data tersebut menunjukkan item mana yang dianggap partisipan paling dominan. Data juga diolah dengan menggunakan SPSS 23 untuk mendapatkan K-Mean Kluster yang menunjukkan persentase partisipan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 442, "width": 172, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 67, "top": 462, "width": 105, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Hasil Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 483, "width": 437, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lulusan MA/SMA memilih perguruan tinggi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Mereka mendapat informasi tentang perguruan tinggi dari berbagai sumber beragam.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 524, "width": 176, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Sumber Informasi Tentang PTKI", "type": "List item" }, { "left": 101, "top": 545, "width": 421, "height": 177, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahasiswa baru UIN Antasari mendapat informasi paling banyak bersumber mahasiswa UIN Antasari dengan rata-rata skor 2,22. Peran mahasiswa dalam konteks ini lebih kepada peran memberi informasi saat mereka telah memilih UIN Antasari bukan ketika mencari perguruan tinggi. Mahasiswa sangat berperan membantu calon mahasiswa baru dalam proses pendaftaran. Sumber informasi kedua adalah akun Instagram universitas dengan skor rata-rata 2,11. Brosur yang dicetak dan disebar juga berperan penting dalam penyebaran informasi tentang penerimaan mahasiswa baru dengan skor rata-rata 2 sama dengan skor website universitas. Brosur versi cetak lebih mudah dilihat dan dibaca oleh calon mahasiswa daripada", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 25, "width": 388, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "446 Abdurrahman, dkk Menarik Mahasiswa Baru: Sumber Informasi dan Faktor Dalam Memilih", "type": "Page header" }, { "left": 83, "top": 49, "width": 241, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perguruan Tinggi Keagamaan Islam di Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 143, "top": 748, "width": 406, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Qodiri: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan is licensed under a Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International License. Copyright @ 2020 IAI Al Qodiri Jember. All Rights Reserved p-ISSN 2252-4371| e-ISSN 2598-8735", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 76, "width": 421, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mencari secara daring. Situs universitas juga memiliki peran yang relatif besar dalam memberikan informasi tentang perguruan tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 132, "width": 226, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4.1 Sumber dan Faktor Memilih PTKIN", "type": "Caption" }, { "left": 116, "top": 160, "width": 357, "height": 128, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Indikator Skor Sumber informasi 1 Guru di madrasah/sekolah 1,79 2 Brosur/leaflet universitas 2 3 Website universitas 2 4 Akun Instagram universitas 2,11 5 Laman Facebook universitas 0,82 6 Kunjungan sosialisasi universitas ke sekolah/madrasah 1,13", "type": "Table" }, { "left": 54, "top": 25, "width": 388, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "447 Abdurrahman, dkk Menarik Mahasiswa Baru: Sumber Informasi dan Faktor Dalam Memilih", "type": "Page header" }, { "left": 83, "top": 49, "width": 241, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perguruan Tinggi Keagamaan Islam di Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 143, "top": 748, "width": 406, "height": 40, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Qodiri: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan is licensed under a Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International License. Copyright @ 2020 IAI Al Qodiri Jember. All Rights Reserved p-ISSN 2252-4371| e-ISSN 2598-8735", "type": "Page footer" }, { "left": 164, "top": 82, "width": 348, "height": 418, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 Kunjungan ke kampus Universitas Islam Negeri Antasari 1 , 0 6 8 Alumni Universitas Islam Negeri Antasari 1,9 9 Mahasiswa Universitas Islam Negeri Antasari 2,22 10 Dosen/staf Universitas Islam Negeri Antasari 1,15 11 Koran/surat kabar 0,68 Faktor Memilih PTKIN 1 Lokasinya tidak jauh dan mudah dijangkau dari tempat tinggal 1,48 2 Reputasi universitas 2,07 3 Reputasi program studi yang saya pilih 2,14 4 Peluang kerja lulusannya lebih besar dari perguruan tinggi lain 1,93 5 Petunjuk guru 1,59 6 Pengaruh mahasiswa Universitas Islam Negeri Antasari 1,42 7 Pengaruh teman 0,88 8 Pengaruh keluarga 1,74 9 Biaya pendidikan sesuai dengan kemampuan keuangan keluarga 2,29 10 Belajar ilmu agama Islam 2,65", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 543, "width": 478, "height": 114, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan menggunakan K-Mean Cluster dapat dilihat persentase jumlah mahasiswa yang mendapat informasi dari sumber tertentu. Mahasiswa yang mengaku mendapat informasi tentang UIN Antasari dari brosur/leaflet versi cetak sebanyak 22%. Jumlah tersebut merupakan jumlah terbesar dibandingkan sumber informasi lain. Mahasiswa juga mengaku mendapat informasi dari kunjungan sosialisasi ke sekolah/madrasah mereka dan dari kunjungan ke kampus UIN Antasari. Dua sumber tersebut diakui oleh 18% mahasiswa baru UIN Antasari.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 25, "width": 388, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "448 Abdurrahman, dkk Menarik Mahasiswa Baru: Sumber Informasi dan Faktor Dalam Memilih", "type": "Page header" }, { "left": 83, "top": 49, "width": 241, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perguruan Tinggi Keagamaan Islam di Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 143, "top": 748, "width": 406, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Qodiri: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan is licensed under a Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International License. Copyright @ 2020 IAI Al Qodiri Jember. All Rights Reserved p-ISSN 2252-4371| e-ISSN 2598-8735", "type": "Page footer" }, { "left": 144, "top": 351, "width": 316, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4.1 Kluster Sumber Informasi dan Faktor Memilih PTKI", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 393, "width": 478, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kunjungan ke kampus diakui oleh 18% mahasiswa baru, mungkin, disebabkan mereka menganggap informasi itu berhubungan dengan proses pendaftaran. Ketika telah memilih UIN Antasari dan sudah mendaftar, mereka mencari informasi ke kampus. Informasi tersebut tidak sepenuhnya tentang perguruan tinggi yang mereka cari sebelum memutuskan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 476, "width": 478, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Situs resmi universitas juga dianggap oleh 16% mahasiswa baru sebagai sumber informasi. Situs resmi dijadikan sumber informasi lebih banyak dari akun Instagram (14%) dan Facebook (6%). Meskipun sosial media berperan penting bagi generasi Z, akun Instagram dan Facebook tidak menjadi sumber informasi mayoritas mahasiswa.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 559, "width": 478, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal itu mencerminkan, akun media sosial universitas hanya memiliki pengikut dari mahasiswa yang notabene telah menjadi bagian dari universitas. Para siswa tidak mencari informasi tentang perguruan tinggi melalui media sosial sehingga merea tidak merasa penting menjadi follower media sosial universitas. Oleh karena itu, para siswa tidak menjadi akun media sosial universitas tidak memiliki engagement dengan siswa SMA/MA/SMK.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 25, "width": 388, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "449 Abdurrahman, dkk Menarik Mahasiswa Baru: Sumber Informasi dan Faktor Dalam Memilih", "type": "Page header" }, { "left": 83, "top": 49, "width": 241, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perguruan Tinggi Keagamaan Islam di Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 143, "top": 748, "width": 406, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Qodiri: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan is licensed under a Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International License. Copyright @ 2020 IAI Al Qodiri Jember. All Rights Reserved p-ISSN 2252-4371| e-ISSN 2598-8735", "type": "Page footer" }, { "left": 81, "top": 82, "width": 184, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Faktor Memilih Perguruan Tinggi", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 103, "width": 478, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor memilih PTKI yang paling utama adalah keinginan belajar agama. Faktor tersebut merupakan skor tertinggi (2,65) menurut mahasiswa baru UIN Antasari. Hal itu menunjukkan bahwa PTKI dianggap perguruan tinggi yang mengajarkan ilmu agama Islam dan tidak berhubungan dengan karir dan kesempatan kerja di masa depan. Meskipun telah menjadi universitas, UIN Antasari masih dianggap perguruan tinggi untuk belajar agama Islam.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 206, "width": 478, "height": 177, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor kedua yang memiliki skor tertinggi kedua adalah faktor biaya dengan skor rata- rata 2,29. Biaya pendidikan yang relatif murah dianggap faktor penting yang menyebabkan siswa memilih UIN Antasari. Skor tersebut menunjukkan biaya menjadi salah satu faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih lembaga pendidikan. Faktor ketiga yang manjadi alasan memilih PTKI adalah reputasi program studi dengan skor rata-rata 2,14. Hal itu mencerminkan bahwa kualitas program studi merupakan faktor yang menentukan siswa memilih PTKI. Akan tetapi, faktor kesempatan kerja lulusan lebih rendah rata-rata skornya (1,93) daripada reputasi. Itu memberikan gambaran bahwa alasan siswa memilih PTKI tidak mengutamakan faktor peluang kerja setelah lulus.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 393, "width": 478, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan menggunakan K-Mean Cluster, dapat digambarkan presentase mahasiswa yang dipengaruhi oleh beragam faktor berbeda. Ada sepuluh faktor yang menjadi alasan mahasiswa UIN Antasari memilih UIN Antasari. Kluster ini menunjukkan jumlah partisipan yang memilih faktor tertentu sebagai alasan memilih perguruan tinggi. Faktor yang dipilih oleh mahasiswa dengan presentase terbesar (30%) adalah belajar agama Islam. Faktor ini berhubungan dengan pelajaran agama Islam yang relatif lebih banyak daripada universitas lain. Oleh karena itu, keinginan belajar agama Islam merupakan alasan 30% mahasiswa memilih UIN Antasari.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 537, "width": 478, "height": 156, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor kedua yang dipilih terbanyak mahasiswa adalah faktor reputasi universitas. Sebanyak 16% partisipan mengaku bahwa alasan mereka memilih UIN Antasari karena reputasi universitas. Reputasi universitas merujuk pada kualitas universitas. Akan tetapi, hanya 13% mahasiswa memilih UIN Antasari dengan alasan peluang kerja lebih besar daripada perguruan tinggi lain. Persentase tersebut sama dengan jumlah mahasiswa yang memilih UIN Antasari karena reputasi program studi. Persentase tersebut lebih sedikit daripada mahasiswa yang memilih UIN Antasari karena alasan pengaruh guru (15%). Pengaruh guru dianggap oleh 15% mahasiswa UIN Antasari faktor yang mendorong mereka memilih UIN Antasari.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 703, "width": 82, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 717, "width": 435, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menemukan bahwa sumber informasi tentang UIN Antasari adalah dari", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 25, "width": 388, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "450 Abdurrahman, dkk Menarik Mahasiswa Baru: Sumber Informasi dan Faktor Dalam Memilih Perguruan Tinggi Keagamaan Islam di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 143, "top": 748, "width": 406, "height": 40, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Qodiri: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan is licensed under a Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International License. Copyright @ 2020 IAI Al Qodiri Jember. All Rights Reserved p-ISSN 2252-4371| e-ISSN 2598-8735", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 76, "width": 478, "height": 115, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mahasiswa UIN Antasari dengan skor rata-rata 2,22, akun Instagram dengan skor rata-rata 2,11, dan dari website serta leaflet/brosur dengan skor rata- rata masing-masin 2. Rata-rata skor tesebut mempresentasikan tingkat pentingnya sumber informasi tersebut menurut mahasiswa. Akan tetapi, jika dilihat dari persentase sebanyak 22% mengaku mendapat informasi dari leaflet/brosur. Sumber informasi kedua yang dipilih masing-masing oleh 18% mahasiswa baru adalah kunjungan ke kampus dan dari alumni UIN Antasari.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 200, "width": 478, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Temuan tersebut berbeda Soares dan Simoes yang menyebutkan bahwa sumber informasi tentang perguruan tinggi bersumber dari website dan mahasiswa/alumni universitas 6 Riset lain menemukan bahwa informasi tentang perguruan tinggi bersumber dari orang tua, konselor sekolah, saudara, guru/staf di sekolah, kerabat, dan teman sebaya 7 Prospektus juga menjadi sumber informasi penting bagi calon mahasiswa, disamping word of mouth dan website. 8", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 304, "width": 478, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Infomrasi dari mahasiswa dan alumni merupakan salah satu bentuk word of mouth . Sumber informasi sangat penting dalam proses pemilihan perguruan tinggi. Informasi yang didapatkan para calon mahasiswa mempengaruhi pilihan mereka terhadap perguruan tinggi. 9", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 366, "width": 478, "height": 156, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menemukan bahwa tiga besar faktor terpenting yang mempengaruhi mahasiswa adalah keinginan belajar agama, biaya yang sesuai dengan kebutuhan, dan reputasi universitas. Temuan tersebut berbeda dengan penelitia-penelitian terdahulu. Brigg (2006) menemukan bahwa tiga besar faktor yang mempengaruhi pilihan terhadap perguruan tinggi di Skotlandia adalah reputasi, jarak dari rumah, dan lokasi. 10 Brigg dan Wilson (2007) menyebutkan bahwa penelitian-penelitian menemukan bahwa faktor yang menentukan dalam memilih perguruan tinggi adalah lokasi/jarak universitas dari rumah, prospek pekerjaan, dan pengaruh external : orang tua, keluarga besar, status sosial ekonomi, dan lainnya. 11", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 598, "width": 241, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Simões and Soares, “Applying to Higher Education,” 371.", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 609, "width": 416, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 Patricia A. Pérez and Patricia M. McDonough, “Understanding Latina and Latino College Choice: A Social Capital and Chain Migration Analysis,” Journal of Hispanic Higher Education 7, no.", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 635, "width": 258, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 (July 2008): 255, https://doi.org/10.1177/1538192708317620.", "type": "Footnote" }, { "left": 107, "top": 645, "width": 389, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 Briggs, “An Exploratory Study of the Factors Influencing Undergraduate Student Choice,” 716.", "type": "Footnote" }, { "left": 107, "top": 657, "width": 190, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9 Briggs and Wilson, “Which University?,” 63.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 683, "width": 416, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10 Briggs, “An Exploratory Study of the Factors Influencing Undergraduate Student Choice,” 717.", "type": "Footnote" }, { "left": 107, "top": 712, "width": 193, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11 Briggs and Wilson, “Which University?,” 60.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 25, "width": 388, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "451 Abdurrahman, dkk Menarik Mahasiswa Baru: Sumber Informasi dan Faktor Dalam Memilih Perguruan Tinggi Keagamaan Islam di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 143, "top": 748, "width": 406, "height": 40, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Qodiri: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan is licensed under a Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International License. Copyright @ 2020 IAI Al Qodiri Jember. All Rights Reserved p-ISSN 2252-4371| e-ISSN 2598-8735", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 76, "width": 274, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 97, "width": 77, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Kesimpulan", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 118, "width": 172, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Sumber Informasi tentang PTKI", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 138, "width": 422, "height": 218, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahasiswa baru UIN Antasari mendapat informasi paling banyak bersumber mahasiswa UIN Antasari dengan rata-rata skor 2,22. Peran mahasiswa dalam konteks ini lebih kepada peran memberi informasi saat mereka telah memilih UIN Antasari bukan ketika mencari perguruan tinggi. Mahasiswa sangat berperan membantu calon mahasiswa baru dalam proses pendaftaran. Sumber informasi kedua adalah akun Instagram universitas dengan skor rata-rata 2,11. Brosur yang dicetak dan disebar juga berperan penting dalam penyebaran informasi tentang penerimaan mahasiswa baru dengan skor rata-rata 2 sama dengan skor website universitas. Brosur versi cetak lebih mudah dilihat dan dibaca oleh calon mahasiswa daripada mencari secara daring. Situs universitas juga memiliki peran yang relatif besar dalam memberikan informasi tentang perguruan tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 366, "width": 184, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Faktor Memilih Perguruan Tinggi", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 387, "width": 423, "height": 197, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor memilih PTKI yang paling utama adalah keinginan belajar agama. Faktor tersebut merupakan skor tertinggi (2,65) menurut mahasiswa baru UIN Antasari. Hal itu menunjukkan bahwa PTKI dianggap perguruan tinggi yang mengajarkan ilmu agama Islam dan tidak berhubungan dengan karir dan kesempatan kerja di masa depan. Meskipun telah menjadi universitas, UIN Antasari masih dianggap perguruan tinggi untuk belajar agama Islam. Faktor kedua yang memiliki skor tertinggi kedua adalah faktor biaya dengan skor rata- rata 2,29. Biaya pendidikan yang relatif murah dianggap faktor penting yang menyebabkan siswa memilih UIN Antasari. Skor tersebut menunjukkan biaya menjadi salah satu faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih lembaga pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 594, "width": 423, "height": 135, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor ketiga yang manjadi alasan memilih PTKI adalah reputasi program studi dengan skor rata-rata 2,14. Hal itu mencerminkan bahwa kualitas program studi merupakan faktor yang menentukan siswa memilih PTKI. Akan tetapi, faktor kesempatan kerja lulusan lebih rendah rata-rata skornya (1,93) daripada reputasi. Itu memberikan gambaran bahwa alasan siswa memilih PTKI tidak mengutamakan faktor peluang kerja. Penelitian ini menemukan bahwa tiga besar faktor terpenting yang mempengaruhi mahasiswa adalah keinginan belajar agama, biaya yang sesuai", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 25, "width": 388, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "452 Abdurrahman, dkk Menarik Mahasiswa Baru: Sumber Informasi dan Faktor Dalam Memilih", "type": "Page header" }, { "left": 83, "top": 49, "width": 241, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perguruan Tinggi Keagamaan Islam di Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 143, "top": 748, "width": 406, "height": 40, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Qodiri: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan is licensed under a Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International License. Copyright @ 2020 IAI Al Qodiri Jember. All Rights Reserved p-ISSN 2252-4371| e-ISSN 2598-8735", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 76, "width": 213, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan kebutuhan, dan reputasi universitas.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 97, "width": 125, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Saran Tindak Lanjut", "type": "Section header" }, { "left": 81, "top": 118, "width": 433, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. PTKI disarankan meningkatkan publikasi terkait berbagai informasi pembelajaran di PTKI. Tentu saran peningkatan kualitas informasi harus didukung oleh civitas akademika.", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 180, "width": 433, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. PTKI diharapkan membuka program studi umum sebagai upaya menyeimbangkan pengetahuan mahasiswa antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum agar lulusan PTKI nantinya dapat bersaing di berbagai bidang pekerjaan.", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 25, "width": 388, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "453 Abdurrahman, dkk Menarik Mahasiswa Baru: Sumber Informasi dan Faktor Dalam Memilih", "type": "Page header" }, { "left": 83, "top": 49, "width": 241, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perguruan Tinggi Keagamaan Islam di Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 143, "top": 748, "width": 406, "height": 40, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Qodiri: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan is licensed under a Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International License. Copyright @ 2020 IAI Al Qodiri Jember. All Rights Reserved p-ISSN 2252-4371| e-ISSN 2598-8735", "type": "Page footer" }, { "left": 231, "top": 82, "width": 113, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 109, "width": 437, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anderson, Peter. “Factors Influencing Student Choice in Higher Education.” Perspectives: Policy Practice in Higher Education 3, no. 4 (1999).", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 140, "width": 430, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azzone, Giovanni, and Mara Soncin. “Factors Driving University Choice: A Principal Component Analysis on Italian Institutions.” Studies in Higher Education 45, no. 12 (2020).", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 188, "width": 430, "height": 55, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Briggs, Senga. “An Exploratory Study of the Factors Influencing Undergraduate Student Choice: The Case of Higher Education in Scotland.” Studies in Higher Education 31, no. 6 (December 2006): 705–22. https://doi.org/10.1080/03075070601004333.", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 249, "width": 430, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Briggs, Senga, and Alex Wilson. “Which University? A Study of the Influence of Cost and Information Factors on Scottish Undergraduate Choice.” Journal of Higher", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 279, "width": 394, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Education Policy and Management 29, no. 1 (March 2007) https://doi.org/10.1080/13600800601175789.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 310, "width": 430, "height": 41, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cabrera, Alberto F., and Steven M. La Nasa. “Understanding the College-Choice Process.” New Directions for Institutional Research 2000, no. 107 (2000) https://doi.org/10.1002/ir.10701.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 360, "width": 430, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Council, British. “Trends: Transformative Changes in Higher Education.” London: Author , 2017.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 391, "width": 430, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grigolienė, Rasa, and Raimonda Tamoševičienė. “Factors Influencing Student Choice In Higher Education.” Management (16487974) 36, no. 1 (2020).", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 427, "width": 430, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mustafa, Semsia Al-Ali, Abdel Latif Sellami, Engi Assaad Ahmed Elmaghraby, and Haneen Basheer Al-Qassass. “Determinants of College and University Choice for High-School Students in Qatar.” International Journal of Higher Education 7, no. 3 (2018).", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 485, "width": 430, "height": 41, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pérez, Patricia A., and Patricia M. McDonough. “Understanding Latina and Latino College Choice: A Social Capital and Chain Migration Analysis.” Journal of Hispanic Higher Education 7, no. 3 (July 2008):", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 529, "width": 215, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.1177/1538192708317620.", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 546, "width": 430, "height": 41, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shumba, Almon, and Matsidiso Naong. “Factors Influencing Students’ Career Choice and Aspirations in South Africa.” Journal of Social Sciences 33, no. 2 (November 2012) https://doi.org/10.1080/09718923.2012.11893096.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 596, "width": 430, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simões, Cláudia, and Ana Maria Soares. “Applying to Higher Education: Information Sources and Choice Factors.” Studies in Higher Education 35, no. 4 (June 1, 2010): https://doi.org/10.1080/03075070903096490.", "type": "List item" } ]
088f4635-4f74-fa9b-67e1-8977b768daf6
https://journal.pnm.ac.id/index.php/dikemas/article/download/622/402
[ { "left": 428, "top": 35, "width": 96, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2581-1932", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 62, "width": 340, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL DIKEMAS (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT)", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 76, "width": 195, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DIKEMAS VOL. 7, No. 2 Tahun 2023", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 784, "width": 20, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "165", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 104, "width": 402, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peningkatan Manajemen Penjualan di UMKM Fruit Fiesta Berbasis OnlineShop", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 167, "width": 391, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edy Susena 1 *, Markus Utomo Sukendar 2 , Riyan Setiyanto 3 , Bardi Pratama 4 , Nandita Sekar Sukma Dewi 5", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 194, "width": 188, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2,3,4Politeknik Indonusa Surakarta 5 Universitas Duta Bangsa Surakarta", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 239, "width": 384, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-mail: [email protected] 1 *, [email protected] 2 , [email protected] 3 , [email protected] 4 ,", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 293, "width": 39, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 320, "width": 455, "height": 230, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masyarakat butuh bantuan akademisi untuk membantu masa pemulihan ekonomi dari dampak covid-19 yang melanda pada tiga tahun terakhir ini. Masyarakat butuh bimbingan teknik maupun non teknik dalam mengembangkan usaha yang sedang dirintis. Politeknik Indonusa Surakarta telah membentuk tim Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) yang sudah berpengalaman membantu masyarakat dalam mengembangkan usahanya. Tim telah melakukan observasi ke berbagai daerah dan telah memutuskan memilih mitra sasaran industri rumah tangga kripik buah “KreaChips” yang beralamatkan Jl. Ngargoyoso -Kemuning, Sidomulyo RT.3/RW. 3, Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah. Industri ini dikembangkan oleh Yayuk Pidiyanto mulai tahun 2020. Awal mulanya Bapak Yayuk Pidiyanto kena dampak pengurangan karyawan di Ibukota. Alhasil beliau pulang ke desa. Bapak Yayuk Pidiyanto membuka usaha berjualan buah keliling. Banyak dagangan yang tidak laku dan akhirnya busuk. Singkat cerita Bapak Yayuk Pidiyanto punya kenalan di Malang untuk belajar membuat kripik buah. Bapak yayuk Pidiyanto juga diberi alat vacuum frying seharga 30 juta untuk digunakan produksi. Dengan modal alat tersebut Bapak Yayuk Pidiyanto sangat bersemangat untuk berwirausaha. Awal produksi, Bapak Yayuk Pidiyanto memproduksi kripik Nangka. Sekali produksi membutuhkan 10 kg bahan baku Nangka segar, diproses kurang lebih 2,5 jam menghasilkan kripik Nangka kurang lebih 3 kg. Untuk produksinya dibantu oleh 4 tenaga yaitu Sunarti, Simiyati, Waluyo, Agung Listiyanto.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 550, "width": 454, "height": 54, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pengumpulan data maka di dapat permasalahan yang dihadapi adalah: kekurangan modal, belum ada mitra/reseller sebagai agen penjualan, belum dilakukan penjualan secara online, kekurangan modal, desain kemasan dan label, kesulitan mencari bahan baku, belum memiliki izin P-IRT.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 604, "width": 454, "height": 54, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Solusi yang ditangani tim dan mitra adalah: mencari reseller, mitra mahasiswa yang pernah mengikuti Program Wirausaha Merdeka (WMK) untuk mengembangkan wirausahanya, memperbaiki desain kemasan dan label produk, melakukan penjualan secara OnlineShop di Tokopedia.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 671, "width": 208, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Fruit, Fiesta, nangka, pisang", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 37, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "166", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 794, "width": 225, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL DIKEMAS VOL. 7, No. 2 Tahun 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 268, "top": 108, "width": 45, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 136, "width": 454, "height": 270, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The community needs academic assistance to help with the economic recovery period from the impact of Covid-19 which has hit in the last three years. The community needs technical and non-technical guidance in developing the businesses they are starting. Indonusa Surakarta Polytechnic has formed a Community Partnership Empowerment (PKM) team which has experience in helping communities develop their businesses. The team has made observations in various regions and has decided to choose a target partner for the fruit chips home industry \"KreaChips\" which is located at Jl. Ngargoyoso-Kemuning, Sidomulyo RT.3/RW. 3, Ngargoyoso, Karanganyar, Central Java. This industry was developed by Yayuk Pidiyanto starting in 2020. Initially, Mr Yayuk Pidiyanto was affected by employee reductions in the capital. As a result he returned to the village. Mr. Yayuk Pidiyanto opened a business selling fruit around. Many merchandise does not sell and eventually rots. Long story short, Mr Yayuk Pidiyanto had a friend in Malang to learn to make fruit chips. Mr. Yayuk Pidiyanto was also given a vacuum frying tool worth 30 million for production use. With these capital tools, Mr. Yayuk Pidiyanto is very enthusiastic about becoming an entrepreneur. At the start of production, Mr. Yayuk Pidiyanto produced jackfruit chips. One production requires 10 kg of fresh jackfruit raw materials, processed in approximately 2.5 hours to produce approximately 3 kg of jackfruit chips. The production was assisted by 4 workers, namely Sunarti, Simiyati, Waluyo, Agung Listiyanto. Based on data collection, the problems faced are: lack of capital, no partners/resellers as sales agents, no online sales, lack of capital, packaging and label design, difficulty finding raw materials, not having a P-IRT permit.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 406, "width": 454, "height": 54, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The solutions handled by the team and partners are: looking for resellers, student partners who have participated in the Independent Entrepreneurship Program (WMK) to develop their entrepreneurship, improving packaging design and product labels, selling online at Tokopedia.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 473, "width": 197, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Key words: Fruit, Fiesta, jackfruit, banana", "type": "Text" }, { "left": 241, "top": 514, "width": 116, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 541, "width": 454, "height": 68, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pasca pandemi covid-19 ini semua harus bangkit, sesuai edaran pemerintah tahun 2022 adalah \"Pulih Lebih Cepat dan Bangkit Lebih Kuat\". Berdasarkan Surat Edaran Menteri Sekretaris Negara Nomor B-620/M/S/TU.00.04/07/2022 yang dikeluarkan pada tanggal 12 Juli 2022 lalu, tema ini diusung melihat kecemasan sosial hingga tekanan ekonomi berat yang dirasakan oleh rakyat Indonesia.[1]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 608, "width": 454, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pembangunan di Indonesia memiliki peran yang sangat penting. Oleh karena itu pemerintah Indonesia telah melakukan investasi di bidang TIK yang cukup besar. Pemerintah menyadari Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki penduduk terbanyak di dunia dengan luas wilayah yang sangat besar sehingga memerlukan TIK sebagai sarana mempersatukan sekaligus mengurangi jarak tersebut. Peran TIK terhadap pembangunan sangat bervariasi tergantung perspektif atau paradigma dari pembangunan itu sendiri. Secara umum, pemahaman mengenai konsep pembangunan dapat dilihat dari 3 perspektif, yaitu modernisasi, dependency atau ketergantungan dan pembangunan manusia. Pada perspektif yang pertama yaitu perspektif modernisasi, pada perspektif modernisasi menganggap bahwa pembangunan pada dasarnya merupakan proses modernisasi. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara berkembang adalah dengan mencontoh negara-negara maju", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 37, "width": 19, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "167", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 794, "width": 225, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL DIKEMAS VOL. 7, No. 2 Tahun 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 77, "width": 454, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "seperti memanfaatkan kemajuan teknologi, memanfaatkan ketersediaan modal dan tenaga kerja terampil untuk mencapai pertumbuhan ekonomi.[2]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 104, "width": 454, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan adanya dukungan dan dorongan dari pemerintah ini memberikan motivasi kepada masyarakat untuk membangkitkan ekonomi masyarakat. Sebagai inovasi dalam pemanfaatan buah segar maka ada invovasi yang membuat kualitas buah menjadi lebih baik dan tahan lama yaitu dengan dijadikan kripik buah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 158, "width": 455, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Politeknik Indonusa Surakarta telah membentuk tim Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) yang sudah berpengalaman membantu masyarakat dalam mengembangkan usahanya. Tim telah melakukan observasi ke berbagai daerah dan telah memutuskan memilih mitra sasaran industri rumah tangga kripik buah “KreaChips” yang beralamatkan Jl. Ngargoyoso -Kemuning, Sidomulyo RT.3/RW. 3, Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah dengan jarak dari kampus sekitar 53 km arah timur. Karena lokasi usaha di pinggir jalan wilayah pariwisata Kemuning, Candi Cetho, Candi Sukuh, Telaga Mardiga, Tahura (Taman Hutan Raya), Lembah Sumulir Kemuning, Agrowisata Kampung Karet, Sumber Mulyo Waterpark, Wisata Kali Pucung, Air Terjun Parang Ijo, Air Terjun Jumog, Kebun The Kemuning dll, sehingga peluang untuk oleh – oleh khas Karanganyar", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 463, "width": 187, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Diskusi dan Survei ke Mitra", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 490, "width": 454, "height": 95, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Usaha ini dikembangkan oleh Yayuk Pidiyanto mulai tahun 2020. Yayuk Pidiyanto memilik latar belakang Pendidikan SMA. Yayuk Pidiyanto kena dampak pengurangan karyawan di Ibukota.. Beliau pulang ke kampung dan membuka usaha berjualan buah keliling akan tetapi ada resiko dagangan yang tidak laku dan akhirnya busuk. Singkat cerita Yayuk Pidiyanto punya kenalan di Malang untuk belajar membuat kripik buah. Beliau membeli alat vacuum frying seharga 30 juta untuk digunakan produksi. Dengan modal alat tersebut beliau sangat bersemangat untuk berwirausaha memproduksi kripik Nangka.", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 726, "width": 304, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Alat Vacuum Fying Yang Digunakan Untuk Produksi", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 37, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "168", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 794, "width": 225, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL DIKEMAS VOL. 7, No. 2 Tahun 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 109, "width": 454, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Buah Nangka (Artocarpus heterophyllus) kaya dengan kandungan energi yang tinggi, yaitu sebanyak 95 kalori untuk setiap 100 gr. Begitu juga kandungan karbohidratnya yang mencapai 23,25 gr dan protein sebanyak 1,72 gr, menjadikan buah ini layak sebagai bahan pangan alternatif. Produktivitas buah nangka yang tinggi berdampak pada melimpahnya buah tersebut dan banyak yang rusak karena memiliki memiliki daya simpan yang relatif tidak lama. Hal ini menjadi permasalahan tersendiri dan memerlukan solusi pemanfaatan kelimpahan buah tersebut, misalnya diolah menjadi bahan pangan yang baru. Hal ini didasarkan kandungannya akan karbohidrat, sehingga memiliki potensi untuk diolah menjadi produk kripik Nangka.[3]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 217, "width": 454, "height": 81, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saat ini Yayuk Pidiyanto dalam mengelola usahanya ini dibantu oleh 4 orang tenaga yaitu: Kasini, Zainal, Yahya, Dewi. Sekali produksi membutuhkan 100 kg bahan baku Nangka segar, kemudian di proses dengan vacuum frying kurang lebih 2,5 jam menghasilkan kripik Nangka kurang lebih 10 kg. Untuk kemasannya hanya di bungkus dengan plastik. Penjualan masih dilakukan secara tradisional dengan dijual ke pasar. Analisis ekonomi sekali produksi kripik Nangka sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 298, "width": 454, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harga bahan baku 100kg Nangka segar = 5.000x100=500.000 Harga 2 gas tabung 3 kg =20.000x2 = 40.000 Kebutuhan listrik 100.000 Plastik 10.000 Total sekali produksi = 650.000 Sementara hasil kripik Nangka sekali produksi dengan bahan baku 100 kg adalah 10 kg dengan harga per kg = 120.000 adalah 1.200.000 maka keuntungan yang didapat adalah = 1.200.000-650.000 = 550.000. Jika bahan baku tersedia maka 1 bulan dapat produksi 2 kali. Hal ini jika dilihat keuntungannya sangat menjanjikan.", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 752, "width": 257, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Produk Kripik Nangka dan Rambak Pisang", "type": "Caption" }, { "left": 507, "top": 37, "width": 19, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "169", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 794, "width": 225, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL DIKEMAS VOL. 7, No. 2 Tahun 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 77, "width": 369, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil diskusi dengan mitra dapat ditemukan akar permasalahan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 254, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Untuk memproduksi banyak kesulitan bahan baku", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 104, "width": 228, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Kadang bahan baku tersedia kesulitan modal", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 118, "width": 254, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Pemasaran produk belum menggunakan teknologi", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 131, "width": 173, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Penjualan hanya dibawa ke pasar", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 145, "width": 237, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Pelanggan yang datang ke rumah masih sedikit", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 158, "width": 130, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Belum memiliki reseller", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 172, "width": 177, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Kemasan produk kurang menarik", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 185, "width": 171, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Hanya satu produk yang dimiliki", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 199, "width": 177, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Belum memiliki izin edar (P-IRT)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 226, "width": 284, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan skala perioritas tujuan kegiatan PKM ini adalah:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 239, "width": 122, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Mencari mitra reseller", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 253, "width": 257, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Membuat varian produk baru yaitu Rambak Pisang", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 266, "width": 239, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Memperbaiki desain kemasan dan label produk", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 280, "width": 196, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Mendaftarkan produk ke OnlineShop", "type": "List item" }, { "left": 262, "top": 320, "width": 74, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. METODE", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 347, "width": 112, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1. Pembentukan Tim", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 361, "width": 430, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode pelaksanaan dengan diawali pembentukan tim. Tim terdiri 3 dosen dan 3 mahasiswa sebagai anggota, berikut susunan tim PIM sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 388, "width": 431, "height": 219, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Nama Tim Pelaksana Keahlian Jabatan 1 Edy Susena, S.Kom, M.Kom (NIDN. 0623097702) Sistem Informasi Politeknik Indonusa Surakarta Ketua 2 Markus Utomo Sukendar, S.I.Kom, M.I.Kom (NIDN. 06629017801) Komunikasi Politeknik Indonusa Surakarta Anggota 1 3 Apt. Riyan Setiyanto, S.Farm, M.Farm (NIDN. 0617088202) Farmasi Politeknik Indonusa Surakarta Anggota 2 4 Bardi Pratama NIM: B21030 Sistem Informasi Politeknik Indonusa Surakarta Mahasiswa 5 Nandita Sekar Sukma Dewi NIM. 220103030 Teknik Informatika Universitas Duta Bangsa Surakarta Mahasiswa", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 37, "width": 19, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "170", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 794, "width": 225, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL DIKEMAS VOL. 7, No. 2 Tahun 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 234, "top": 373, "width": 123, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Tim Pelaksana", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 400, "width": 447, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2. Metode Pelaksanaan Kegiatan yang dilakukan adalah Forum Group Discussion (FGD) dengan mitra membahas waktu dan kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan yang telah disepakati adalah:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 441, "width": 425, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Mencari Mitra Reseller a. Menginformasikan kepada mahasiswa yang mengikuti Wirausaha Merdeka (WMK)", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 468, "width": 106, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Melakukan Seleksi", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 481, "width": 69, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Penetapan", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 495, "width": 178, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Membuat Produk Rambak Pisang", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 508, "width": 436, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses membuat rambak pisang dengan menggunakan teknik Vacuum Frying (penggorengan vakum). Teknik ini dilakukan dalam tekanan vakum yang rendah dan dengan suhu yang lebih rendah dibandingkan dengan penggorengan konvensional, sehingga dapat mempertahankan lebih banyak nutrisi dan rasa alami. Berikut adalah langkah-langkahnya: Langkah-langkah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 576, "width": 186, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Pemilihan dan Persiapan Pisang:", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 589, "width": 411, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pilih pisang yang masih segar dan belum terlalu matang. Kupas kulit pisang dan potong pisang secara tipis menggunakan alat pengiris atau pisau yang tajam.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 616, "width": 117, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Pendiaman Pisang:", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 630, "width": 411, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Letakkan potongan pisang dalam satu wadah, pastikan pisang tersebar merata. Tutup wadah dan diamkan dalam freezer selama beberapa jam atau semalam. Pembekuan ini membantu menjaga struktur sel pisang selama proses penggorengan vakum.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 670, "width": 194, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Pengeringan dan Pembebasan Air:", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 684, "width": 411, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keluarkan pisang dari freezer dan biarkan mengalami proses pengeringan selama beberapa jam pada suhu ruang. Proses ini membantu mengurangi kadar air dalam pisang.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 724, "width": 135, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Penggorengan Vakum:", "type": "List item" }, { "left": 507, "top": 37, "width": 19, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "171", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 794, "width": 225, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL DIKEMAS VOL. 7, No. 2 Tahun 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 108, "top": 77, "width": 411, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gunakan mesin Vacuum Fryer untuk menggoreng pisang. Pastikan mesin diatur pada suhu dan tekanan vakum yang tepat. Proses ini biasanya lebih lama dan dilakukan pada suhu yang lebih rendah dibandingkan dengan penggorengan konvensional.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 118, "width": 429, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Penambahan Garam (Opsional): Setelah proses penggorengan selesai, tambahkan sedikit garam ke permukaan rambak pisang yang masih panas untuk memberikan rasa gurih (opsional).", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 158, "width": 374, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Pendinginan: Biarkan rambak pisang yang telah digoreng vakum dingin sebelum disajikan.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 185, "width": 91, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "g. Penyimpanan:", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 199, "width": 374, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simpan rambak pisang dalam wadah kedap udara untuk menjaga kegaringannya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 212, "width": 166, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Mendesain Kemasan dan Label", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 226, "width": 121, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Diskusi dengan Mitra", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 239, "width": 250, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Tim melakukan desain kemasan dan label produk", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 253, "width": 85, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Validasi mitra", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 266, "width": 216, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Produksi masal kemasan dan label produk", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 280, "width": 189, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Mendaftarkan produk ke Tokopedia", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 293, "width": 133, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Menyiapkan persyaratan", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 307, "width": 222, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Melakukan pendaftaran ke akun Tokopedia", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 320, "width": 185, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Mendaftarkan produk ke tokopedia", "type": "List item" }, { "left": 215, "top": 361, "width": 171, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 388, "width": 126, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Mencari Mitra Reseller", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 401, "width": 429, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tim membantu mitra untuk mencarikan reseller dengan cara menyampaikan informasi ke alumni Program Wirausaha Merdeka Kampus (WMK) di Politeknik Indonusa Surakarta. Alhasil ada 1 mahasiswa yang siap untuk menjadi Reseller Kripik Nangka dan Rambak Pisang.", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 682, "width": 208, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Mahasiswa Siap Menjadi Reseller", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 37, "width": 19, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "172", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 794, "width": 225, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL DIKEMAS VOL. 7, No. 2 Tahun 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 109, "width": 178, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Membuat Produk Rambak Pisang", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 122, "width": 429, "height": 41, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tim telah berhasil membantu mitra dalam memproduksi rambak pisang. Bahan telah disiapkan oleh mitra, tim melatih bagaimana cara memproduksinya. Berikut hasil produksi rambak pisang:", "type": "Text" }, { "left": 222, "top": 332, "width": 165, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6. Produk Rambak Pisang", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 359, "width": 166, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Mendesain Kemasan dan Label", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 372, "width": 429, "height": 55, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tim telah membuatkan desain kemasan dengan bahan alumunium foil. Dengan kemasan tersebut produk lebih elegan dan tahan lama. Kemasan yang di desain dalam ukuran 100 gram. Kemudian agar kemasan menarik diberi label sesuai dengan jenis produknya.Berikut desainnya:", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 575, "width": 347, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7. Desain Kemasan Alumunium Foil 100 gram dan Label produk", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 602, "width": 189, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Mendaftarkan produk ke Tokopedia", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 616, "width": 429, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tim telah mendaftaran reseller ke OnlineShop. Saat ini OnlineShop yang dituju adalah Tokopedia. Berikut hasil pendaftaran ke Tokopedia:", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 37, "width": 19, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "173", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 794, "width": 225, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL DIKEMAS VOL. 7, No. 2 Tahun 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 247, "width": 384, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Link: https://www.tokopedia.com/fruitfiestasragen?source=universe&st=product", "type": "Text" }, { "left": 232, "top": 260, "width": 134, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 8. Akun Tokopedia", "type": "Section header" }, { "left": 252, "top": 287, "width": 96, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 314, "width": 439, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat tahun 2023 bekerjasama antara Politeknik Indonusa Surakarta dan CreaChips serta Fruit Fiesta telah berjalan dengan baik", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 355, "width": 274, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Produk telah memiliki kemasan dan lebl yang menarik", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 368, "width": 272, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. CreaChips memiliki reseller dengan nama Fruit Fiesta", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 382, "width": 356, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. CreaChips memiliki 2 produk yaitu Kripik Nangka dan Rambak Pisang", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 395, "width": 386, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Reseller (Fruit Fiesta) telah memiliki akun penjualan onlineShop di Tokopedia", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 409, "width": 294, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. CreaChips masih membuka peluang untuk mencari reseller", "type": "List item" }, { "left": 245, "top": 449, "width": 111, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 476, "width": 456, "height": 40, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] Gusti S, Palayukan K, Saragih B. Hubungan Ketahanan Pangan Keluarga Dengan Kemampuan Ibu Dalam Memenuhi Kebutuhan Vitamin Dari Buah Dan Sayur Pada Masa Pandemi Covid-19. J Trop AgriFood. 2021;3(1):31 – 40.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 517, "width": 456, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] Hardaningtyas RT, Rohmaniya AN, Ihsani D, Putra M, Fauziah EN, Dwi F, et al. Pengadaan Sari Lemon Untuk Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat Di Masa Pandemi Covid-19. JP2M (Jurnal Pembelajaran Pemberdaya Masyarakat). 2021;2(4):2021.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 557, "width": 456, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] Fakhriyyah DD, Fauzi A, Sari K, Damayanti LA. Perluasan Pangsa Pasar Produk Umkm Selama Pandemi Covid-19 Melalui Pemanfaatan Marketplace. J Pembelajaran Pemberdaya Masy. 2021;2(3):180 – 7.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 598, "width": 456, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] Yulianinda Catur Pitaloka Fahz WA. MANFAAT SABUN WAJAH KUNYIT PUTIH DAN LEMON UNTUK KULIT WAJAH BERJERAWAT. 2021.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 625, "width": 456, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] Safnowandi. Pemanfaatan Vitamin C Alami Sebagai Antioksidan Pada Tubuh Manusia. Biocaster J Kaji Biol. 2022;1(2):56 – 63.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 652, "width": 456, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] Meilia M, Azis N, Alifiana MA. Seminar Nasional Kolaborasi Melalui Manajemen Usaha Dan Legalitas Usaha. Semin Nas Kolaborasi Pengabdi Pada Masy. 2018;1:108 – 13.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 679, "width": 456, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] Susena E, Ratnawati AY, Susanto E. Analisis Dan Pengembangan Website Promosi Pada Yudhi Meubel Sragen. J Inf Politek Indonusa Surakarta. 2019;5(4):53 – 9.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 706, "width": 456, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] Ni Wayan Dian Irmayani, Ni Wayan Purnami Rusadi PBDS. Webinar Tips & Trik Jualan Online di Tokopedia. J Abdikarya J Karya Pengabdi Dosen dan Mhs Politek Nas Denpasar Bali. 2021;04(1):25 – 9.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 746, "width": 456, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] Ni Wayan Eka Wijayanti, Ni Wayan Suardiati Putri, I Gede Putu Eka Suryana, Kadek", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 37, "width": 19, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "174", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 794, "width": 225, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL DIKEMAS VOL. 7, No. 2 Tahun 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 109, "width": 430, "height": 54, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suryati, Ketut Sepdyana Kartini, I Wayan Gede Wardika EDK. Pelatihan Bisnis Online Menggunakan Aplikasi Shopee. JMM (Jurnal Masy Mandiri) e-ISSN 2614-5758, p-ISSN 2598-8158 STMIK STIKOM [Internet]. 2021;5(1):206 – 15. Available from: http://journal.ummat.ac.id/index.php/jmm", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 163, "width": 456, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] Suci R, Husin H. Analisis Sensori Dan Aktivitas Antioksidan Menggunakan Metode Dpph Pada Campuran Bawang Putih, Jahe, Lemon Dan Madu Sebagai Suplemen Herbal. Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknol Pangan). 2021;6(1):2013 – 5.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 203, "width": 456, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[11] Ukm P, Ne S, Putu N, Damayanthi D, Puritan I, Adh W, et al. Pelatihan Pembuatan Desain Kemasan Produk. J Community Dev. 2022;2(2):102 – 6.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 230, "width": 456, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[12] Elektronika J, Informasi T, Susena E, Santoso TB. Sistem Penjualan Online Berbasis Website : Studi Kasus di Infomedia Komputer. 2019;1:38 – 44.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 258, "width": 457, "height": 55, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[13] Susena E, Ratnawati AY, Susanto E. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Pendataan Industri Kecil dan Menengah (SIM-IKM). J AKSI (Akuntansi dan Sist Informasi) [Internet]. 2019;4(1):11 – 8. Available from: p-issn: 2528-6145 dan e-ISSN: 2541-3198", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 312, "width": 456, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[14] Susena E, Susanto E. Analysis And Design E-Marketplace For Micro , Small And Medium Enterprises. Int J Innov Res Adv Eng. 2019;6(09):601 – 9.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 339, "width": 456, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[15] Susena E, Susanto E, Iskandar D, Stiawan MH. Employee Admissions Information System Web-based at CV Galerindo Nusantara. 2021;02(02):29 – 33.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 366, "width": 456, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[16] Susena E, Iskandar D, Wahyudi MH. Webservice Learning Preparation Report Polytechnic Indonusa Surakarta. 2021;02(04):122 – 8.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 393, "width": 456, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[17] Susena E, Ratnawati AY. Pelatihan Manajemen Marketing Era Digital Bagi Pengrajin Mebel Di Kecamatan Karangmalang , Sragen. 2020;4(1).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 420, "width": 456, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[18] Widiyanto WW, Susena E. Pelatihan Sibiling (Sistem Informasi Bimbingan Konseling) bagi Guru- Guru Bimbingan Konseling SMA/K Se-Soloraya sebagai Peningkatan Pelayanan Bimbingan Konseling. 2020;11(4):537 – 42.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 461, "width": 456, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[19] Susena E, Ratnawati AY, Susanto E. Pelatihan Sistem Informasi Manajemen Pendataan Industri Kecil Dan Menengah (SIM-IKM) di Dinas Perindustrian dan", "type": "List item" } ]
8fd3d827-affc-e9b9-8301-fc663efdcffc
http://journal.uny.ac.id/index.php/informasi/article/download/17612/10131
[ { "left": 117, "top": 255, "width": 360, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INF RMASI", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 339, "width": 306, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KAJIAN ILMU KOMUNIKASI", "type": "Section header" }, { "left": 194, "top": 665, "width": 201, "height": 72, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterbitkan Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta", "type": "Text" }, { "left": 53, "top": 68, "width": 201, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 47. Nomor 2. Desember 2017", "type": "Table" }, { "left": 445, "top": 68, "width": 103, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN (p) 0126-0650 ISSN (e) 2502-3837", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 777, "width": 3, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "i", "type": "Page footer" }, { "left": 261, "top": 235, "width": 74, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Mitra Bestari", "type": "Section header" }, { "left": 185, "top": 248, "width": 226, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Suranto Aw (Universitas Negeri Yogyakarta) Novi Kurnia (Universitas Gadjah Mada)", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 274, "width": 307, "height": 41, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Inaya Rakhmani (Universitas Indonesia) Adi Nugroho (Universitas Diponegoro) Taufiqur Rahman (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 313, "width": 361, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Edwi Arief Sosiawan (Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta) Nina Mutmainah (Universitas Indonesia)", "type": "Text" }, { "left": 244, "top": 352, "width": 107, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Pemimpin Redaksi Benni Setiawan", "type": "Section header" }, { "left": 254, "top": 391, "width": 87, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Dewan Redaksi", "type": "Section header" }, { "left": 236, "top": 404, "width": 123, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Pratiwi Wahyu Widiarti Dyna Herlina Suwarto", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 430, "width": 85, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Chatia Hastasari", "type": "Table" }, { "left": 245, "top": 456, "width": 105, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Sekretaris Redaksi", "type": "Section header" }, { "left": 257, "top": 469, "width": 81, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Siti Machmiyah", "type": "Section header" }, { "left": 263, "top": 495, "width": 70, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Staf Redaksi", "type": "Section header" }, { "left": 241, "top": 508, "width": 112, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Ratih Wahyuningrum", "type": "Section header" }, { "left": 253, "top": 534, "width": 89, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Alamat Redaksi", "type": "Table" }, { "left": 178, "top": 547, "width": 242, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 560, "width": 155, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Universitas Negeri Yogyakarta", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 573, "width": 333, "height": 41, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Kampus Karangmalang, G.01. Lantai 2 FIS (0274) 548820 Psw. 450 Email: [email protected], [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 638, "width": 486, "height": 54, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "INFORMASI adalah jurnal yang diterbitkan oleh Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal ini dimaksudkan sebagai media publikasi, penelitian, pertukaran ide, dan kajian, di samping sebagai penyalur informasi dan pengembangan ilmu komunikasi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 690, "width": 488, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "INFORMASI mengangkat tema-tema khusus dan memuat tulisan ilmiah yang ditujukan untuk kalangan akademisi, praktisi, dan masyarakat pada umumnya. Tulisan yang dimuat dalam jurnal INFORMASI telah melalui mekanisme penyuntingan seperlunya tanpa mengubah substansi naskah asli. Isi tulisan yang dimuat dalam jurnal ini merupakan pendapat personal dan menjadi tanggung jawab penulisnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 95, "width": 361, "height": 50, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "INF RMASI", "type": "Section header" }, { "left": 139, "top": 177, "width": 306, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "KAJIAN ILMU KOMUNIKASI", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 204, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Volume . Nomor . 2017 47 2 Desember", "type": "Table" }, { "left": 430, "top": 54, "width": 109, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "ISSN 0126-0650 ISSN (p) 0126-0650 ISSN (e) 2502-3837", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 777, "width": 7, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "ii", "type": "Page footer" }, { "left": 290, "top": 777, "width": 10, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "iii", "type": "Page footer" }, { "left": 259, "top": 221, "width": 77, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "DAFTAR ISI", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 302, "width": 465, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "EDITORIAL ...........................................................................................................................v-vi PETA GERAKAN LITERASI DIGITAL DI INDONESIA: STUDI TENTANG PELAKU,", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 344, "width": 475, "height": 169, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "RAGAM KEGIATAN, KELOMPOK SASARAN DAN MITRA Oleh Novi Kurnia dan Santi Indra Astuti ..........................................................................149-166 PEMETAAN PROGRAM LITERASI DIGITAL DI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Oleh Theresia Amelia Jordana dan Dyna H. Suwarto ......................................................167-180 JARI SELAYAK DURI Oleh Aulia Puspaning Galih .............................................................................................. 181-196 TIPE MEDIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP KESELAMATAN BERINTERNET ANAK DAN REMAJA Oleh Inasari Widiyastuti .................................................................................................... 197-212", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 526, "width": 386, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "MAPPING DIGITAL FLUENCY IN DIVERSE SOCIO-ECONOMIC STATUS", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 540, "width": 195, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "OF CITIZENS OF DKI JAKARTA 2017", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 554, "width": 475, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Oleh Gilang Desti Parahita ...............................................................................................213-228", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 582, "width": 477, "height": 183, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "PEPERANGAN GENERASI DIGITAL NATIVE MELAWAN DIGITAL HOAX MELALUI KOMPETISI KREATIF Oleh Yanti Dwi Astuti ....................................................................................................... 229-242 DIGITAL LITERACY AMONG SRIWIJAYA UNIVERSITY LECTURERS Oleh Alamsyah dan Dadang Hikmah Purnama ...............................................................243-254 PEMAHAMAN LITERASI MEDIA DI LINGKUNGAN PENGURUS PIMPINAN WILAYAH AISYIYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE 2015-2020 Oleh Maria Ulfah, Choirul Fajri & Dani Fadillah ............................................................ 255-270 LITERASI MEDIA SOSIAL HUMAS PEMERINTAH DAERAH Oleh Novian Anata Putra ..................................................................................................271-284", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 95, "width": 361, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "INF RMASI", "type": "Section header" }, { "left": 139, "top": 177, "width": 306, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "KAJIAN ILMU KOMUNIKASI", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 204, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Volume . Nomor . 2017 47 2 Desember", "type": "Table" }, { "left": 431, "top": 53, "width": 108, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "ISSN 0126-0650 ISSN (p) 0126-0650 ISSN (e) 2502-3837", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 777, "width": 9, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "iv", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 53, "width": 431, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "WATCHING SELF FROM A DISTANCE: THE WHY’S OF WATCHING SINETRONS AMONG MALAY-JAVANESE WOMEN IN MALAYSIA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 81, "width": 476, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Oleh Lily El Ferawati Rofil .................................................................................................285-295", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 777, "width": 6, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "v", "type": "Page footer" }, { "left": 197, "top": 224, "width": 202, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "EDITORIAL LITERASI UNTUK BANGSA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 314, "width": 486, "height": 71, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Hoax seakan menjadi hal lumrah di era saat ini. Padahal hoax akan menggiring opini dan pandangan masyarakat pada kesesatan. Kesesatan itu pun mendorong seseorang benci dan atau tidak suka terhadap orang. Mereka pun mempunyai pandangan yang negatif terhadap sebuah peristiwa. Padahal apa yang digambarkan dalam sebuah informasi itu ternyata adalah berita bohong.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 387, "width": 486, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Berita bohong juga mendorong masyarakat terbelah. Berita bohong tanpa klarifikasi misalnya, telah membelah dua kekuatan media sosial pada blok pro pemerintah dan kontra pemerintah. Saling ejek dan bahkan serang antar pendukung pun telah jamak terjadi. Bahkan sebutan tidak bisa “move on” pun sering tersemat dalam luapan emosi di media sosial.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 446, "width": 487, "height": 99, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Kondisi itu perlu disudahi. Artinya, masyarakat perlu cerdas dan sehat dalam menggunakan media sosial. Media sosial bukanlah ruang kosong yang dapat diisi oleh penyebar hoax. Media sosial adalah ruang publik—meminjam istilah Habermas. Ruang publik itu mencipta sebuah dialog dan wajah masyarakat. Dialog perlu dibangun dari trust (kepercayaan). Dialog tanpa kepercayaan tentu hanya menghasilkan ikatan semu tanpa makna. Dialog ruang publik di media sosial itu perlu diinisiasi oleh orang-orang yang mempunyai kecakapan bermedia. Salah satunya dengan menggiatkan literasi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 547, "width": 489, "height": 71, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Literasi merupakan kecakapan membaca, menulis, dan mewarnai di ruang publik. Kecakapan ini merupakan wajah bangsa. Saat warga bangsa mempunyai kecakapan literasi, maka kebangsaan akan dipenuhi oleh penanda keadaban. Sebaliknya, saat masyarakat sembrono menggunakan media sosial, tanpa pemaknaan yang jelas tentang sebuah realitas, maka itulah wajah bopeng kebangsaan dan kenegaraan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 620, "width": 487, "height": 85, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Mendorong masyarakat untuk terliterasi tentu bukan perkara mudah. Masyarakat dengan ragam latar belakang pendidikan, sosial, dan budaya ini perlu mempunyai inisiatif sendiri dalam mengembangkan kehidupan literasi. Artinya, masyarakat perlu mempunyai kesadaran bahwa literasi media menjadi sebuah keniscayaan di era ini. Literasi media yang kemudian mengarah pada literasi digital perlu menjadi sebuah gerakan sadar dan terencana dalam proses keadaban.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 707, "width": 487, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Keadaban tidak mungkin mewujud saat masyarakat masih suka menyebarkan hoax. Keadaban pun tidak akan pernah muncul saat masyarakat tidak mempunyai kepekaan dalam bermedia. Artinya, masyarakat tanpa sadar menikmati hoax. Hoax yang mudah tersebar (viral) tanpa verifikasi itu akan menjadi penyakit masyarakat di era baru ini. Oleh karena itu, kepekaan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 95, "width": 361, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "INF RMASI", "type": "Section header" }, { "left": 139, "top": 177, "width": 306, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "KAJIAN ILMU KOMUNIKASI", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 204, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Volume . Nomor . 2017 47 2 Desember", "type": "Table" }, { "left": 432, "top": 53, "width": 107, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "ISSN 0126-0650 ISSN (p) 0126-0650 ISSN (e) 2502-3837", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 777, "width": 9, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "vi", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 53, "width": 335, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "bermedia media modal dasar dalam membangun proyek literasi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 490, "height": 71, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Literasi mensaratkan semua orang mampu berpikir kritis. Literasi mendorong masyarakat untuk melakukan kroscek sebuah informasi. Verifikasi informasi menjadi sebuah keniscayaan sebelum seseorang menyebarkan berita itu kepada orang lain. Menahan untuk tidak menyebarkan informasi sebelum yakin kebenaran berita itu menjadi pilihan bijak berliterasi saat ini.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 143, "width": 489, "height": 113, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Mental verifikasi dan keengganan untuk menghentikan informasi yang telah tersebar dengan cepat membutuhkan keberanian. Keberanian itu perlu dipupuk dari kebiasaan membaca yang baik. Kebiasaan membaca yang baik mendorong seseorang untuk tidak gegabah menyebarkan berita yang tidak jelas sumbernya. Kebiasaan membaca pun menjadikan seseorang akan dengan mudah melakukan verifikasi terhadap sebuah informasi. Informasi yang janggal dan dirasa tidak pas, tidak akan disebarkan. Pasalnya, informasi itu hanya akan menimbulkan tafsir yang keliru—yang kemudian berujung hoax—saat sudah diterima oleh orang ke sekian.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 258, "width": 487, "height": 85, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Mendorong masyarakat gemar membaca, bukan sekadar copy paste ini perlu piranti pendukung. Salah satu piranti itu adalah kesiapan dan kesigapan masyarakat terdidik (terliterasi) untuk ambil bagian dalam mengurai masalah kebangsaan ini. Masyarakat terliterasi tanpa henti terus menyuarakan “suara kebenaran”. Suara kebenaran itu selayaknya tersuara dengan lantang walaupun gemuruh suara sumbang lebih nyaring. Suara kebenaran akan menembus ruang gelap dan menjadi sinar terang masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 345, "width": 488, "height": 57, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Literasi media digital telah menjadi keniscayaan di era ini. Literasi digital akan mendorong masyarakat terselamatkan dari informasi sesat dan menyesatkan. Melalui literasi digital seseorang akan mampu menangkap dan memverifikasi informasi dan menjadikannya sebuah pilihan dalam bersikap.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 404, "width": 487, "height": 71, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Sikap dan pilihan itu kini belum terlambat. Artinya, bangsa ini masih dapat diselamatkan dalam berita hoax. Kader dan jejaring literasi digital perlu disiapkan. Merekalah yang akan mengawal kebangsaan hari ini dari berita bohong. Merekalah yang akan mencipta sebuah generasi baru. Sebuah generasi emoh berita hoax dan menyeru pada kebenaran dan verifikasi informasi.", "type": "Text" }, { "left": 462, "top": 510, "width": 77, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Desember 2017", "type": "Text" }, { "left": 459, "top": 544, "width": 80, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Benni Setiawan", "type": "Text" } ]
73b19bd9-f331-0d7a-75f0-17c8cc1a2f74
https://japendi.publikasiindonesia.id/index.php/japendi/article/download/2699/1253
[ { "left": 360, "top": 39, "width": 142, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 53, "width": 195, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN : 2745-7141 e-ISSN : 2746-1920", "type": "Page header" }, { "left": 308, "top": 53, "width": 192, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4 No. 12 Desember 2023", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 154, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Doi : 10.59141/japendi.v4i12.2699", "type": "Page footer" }, { "left": 459, "top": 783, "width": 25, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1387", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Values of Islamic Education In The Maintenance Of Bodies In Surau Gadang Village, Padang City", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 388, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azizah Putri Irmayanti 1 , Martin Kustati 2 , Rezki Amelia 3 , Syamsi 4 , Febrian Maulana 5", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 160, "width": 191, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UIN Imam Bonjol Padang, Indonesia 123", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 175, "width": 221, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Putra Indonesia \"YPTK\" Padang 4", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 191, "width": 134, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "STMIK Jaya Nusa Padang 5", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 209, "width": 334, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Email: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 273, "width": 191, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESEARCH INFO ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 288, "width": 58, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords:", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 288, "width": 418, "height": 326, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Islamic Values, Islamic Education, Organization of The Dead The organization of funerals is an integral part of the life of the Muslim community, and in Surau Gadang Village, aspects of Islamic education play a central role in guiding every stage of the process. This study aims to explore the form and implementation of the traditional tradition of death in Surau Gadang Village, as well as the values of Islamic education contained in it. This study used participatory observation methods and interviews to document the process of organizing funerals and analyze the values of Islamic education that color every step. These results are expected to make a positive contribution to the understanding and implementation of Islamic education values in everyday life, especially in the context of organizing Muslim community funerals in Surau Gadang Village, Padang City. The form and implementation of the traditional tradition of death in Surau Gadang Village is the gathering of the community of five tribes before the bathing process begins, using carano when bathing the corpse, wearing clothes and deta when lining the male corpse and wearing mukena when covering the female corpse, and carrying out the mayik maenvironment process before the body is brought to the grave. *Author Corespondent: Azizah Putri Irmayanti Email : [email protected]", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 649, "width": 68, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 665, "width": 428, "height": 90, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Islamic worship and education are very closely related. In essence, worship is divided into two parts, namely special worship and general worship. Special worship is a form of human devotion to Allah SWT directly, and without going through anyone's intermediary. Therefore, this special worship is related to the order that has been determined by Allah SWT and exemplified by the Messenger of Allah. While general worship is all forms of implementation of the laws of Allah SWT related to the problems", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 388, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azizah Putri Irmayanti, Martin Kustati, Rezki Amelia, Syamsi, Febrian Maulana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 433, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Indonesia (Japendi) , Vol. 4 No. 12 December 2023 1388", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "of human life, which concern human relations with others and with their environment (Yasyakur, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 428, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Worship means being fully devoted to Allah SWT which is to achieve the purpose of life (in this world and in the hereafter). The content of worship in Islamic education is to establish a complete and direct relationship between humans and Allah SWT, maintain relationships between humans and the environment, and the ability to maintain and surrender themselves to Allah SWT. Thus, worship can be said to be a tool to be used by humans in order to improve morals and get closer to Allah SWT (Mohtar, 2017). While Islamic Education aims to build and shape the behavior or morals of students by increasing faith, understanding, appreciation, and practice of Islamic teachings. This means that the teachings of Islam do not separate faith and pious deeds (Ulfah, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 428, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The content of Islamic Education itself includes aspects of faith education, worship education, moral education, and social education. Faith education is the most important and main Islamic education, which is related to a great goal, namely the pillars of faith. With the provision of confidence that has been possessed, then the next to apply what has been believed with amaliah education, namely doing pious deeds. Then shun evil and obey the truth and remind each other to keep patience. And the last is social education, which includes cooperation in cultivating faith and godly deeds and reminding each other to obey the truth and keep patience (Wahyuddin, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 390, "width": 428, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As a being as good as Allah's creation and placed on a high level, Islam has great respect for Muslims who have passed away. Therefore, the deceased get special attention from other living Muslims (Pulungan et al., 2020). In the provisions of Islamic law if a Muslim dies, the law is fardhu kifayah on Muslims who are still alive to carry out four things, namely bathing, kafani, halting, and burying the deceased.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 469, "width": 428, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to the Big Indonesian Dictionary (KBBI), the meaning of the word maintenance is the process, way, act of organizing in various meanings such as implementation, redemption. The origin of the word corpse in Arabic is Jinazah, which means corpse with coffin. A person can be said to be a corpse when the separation between the spirit and the body is characterized by the cessation of breath, pulse, heartbeat, and malfunction of all limbs (Nurhayati, 2018). In the Islamic religion if there is a death, then the remains should be managed as best as possible in accordance with Islamic syari'at.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 596, "width": 428, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the word of Allah in the Qur'an Surah An-Nisa' verse 78 it is explained that:", "type": "Text" }, { "left": 223, "top": 625, "width": 287, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ْوُقَّي ٌةَنَسَح ْمُهْب ِصُت ْنِا َو ۗ ٍةَدَّيَشُّم ٍج ْوُرُب ْيِف ْمُتْنُك ْوَل َو ُت ْوَمْلا ُمُّكْك ِرْدُي ا ْوُن ْوُكَت اَم َنْيَا", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 625, "width": 141, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ٌةَئِ يَس ْمُهْب ِصُت ْنِا َو ۚ ِ هاللّٰ ِدْنِع ْنِم ٖهِذٰه ا ْوُل", "type": "Table" }, { "left": 361, "top": 641, "width": 150, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ِهاللّٰ ِدْنِع ْنِ م ٌّلُك ْلُق ۗ َكِدْنِع ْنِم ٖهِذ ٰه ا ْوُل ْوُقَّي ۗ", "type": "Picture" }, { "left": 204, "top": 641, "width": 157, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "اًثْيِدَح َن ْوُهَقْفَي َن ْوُداَكَي َلَ ِم ْوَقْلا ِءۤ َلَُؤٰٰٓه ِلاَمَف", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 659, "width": 429, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Means: \" Wherever you are, death will come to you, even though you are in a solid fortress. If they (hypocrites) gain some good, they say, \"This is from Allah's side\" and if they are afflicted with a bad, they say, \"This is from you (Prophet Muhammad).\" Say, \"Everything (comes) from God's side.\" Why do those people barely understand the conversation? \" (QS. An-Nisa’: 78)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 388, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azizah Putri Irmayanti, Martin Kustati, Rezki Amelia, Syamsi, Febrian Maulana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 433, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Indonesia (Japendi) , Vol. 4 No. 12 December 2023 1389", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 170, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The interpretation of the above verse is a verse that corrects the error of those who are reluctant to fight because they are motivated by the desire to enjoy worldly life as much as possible, by explaining how the value of earthly life and its pleasures compared to life after death, namely in the hereafter. Now, the above verse corrects another fallacy, which is to suppose that they could avoid death or slow down death by avoiding war. This is what His words affirm, wherever you are, O sentient beings who obey or disobey, death is the angel whose duty is to kill you, will find you that is to pursue you and finally take your life, even though you are in fortresses that are in one fortress that is protected by another fortress and which is high and sturdy, and or that is made so neatly that there is no gap to penetrate it. Or each of you is in a different fortress from the fortress of other living things.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 428, "height": 138, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The administration of the corpse has many lessons that can be taken in each of its implementations, in general it can be learned that in fact man is not eternal, man only prepares himself to face death. Once the spirit is separated from the body, man can do nothing. Therefore do not feel arrogant and arrogant because after the separation of the spirit and the body man cannot bathe, kafani, halt, and bury himself. But many people do not learn from all that, many participate in praying but only to extend the shaf, many participate in burying but do not take lessons behind it all (Rahayu, 2017). Thus it can be seen that there are many values of Islamic Education that can be taken from the administration of the corpse.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 428, "height": 123, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One thing that cannot be denied is one of the richness and attractiveness of the archipelago is cultural diversity. The diversity of message patterns and meanings expressed in the form of local traditions spread to remote villages of the archipelago is definitely the main source of the nation's cultural wealth. Culture as a cultural product is not a fossil without meaning, but is a social capital in which it is very important to be used as an elementary tool in issuing policies as well as a starting point in efforts to track and explore problems faced by society and become a reference point on which position policy makers should put themselves in the middle of the current dynamics of society.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 532, "width": 428, "height": 123, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In forming and developing a culture, humans cannot escape from the components of life which are also elements forming culture, such as language, customs, art, religion, and education. Herein lies the correlation and nexus between culture and education. Humans become the meeting point between culture and education, because both fields focus on the ins and outs of human life. Therefore, the relationship between culture and education is inseparable. Culture is passed on by previous generations to later generations through the learning process or the ways of behaving. Thus culture is born through the process of education.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 659, "width": 428, "height": 75, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The interrelation of education in the cultural space makes it inseparable from the container of local traditions of the community. Education that is independent of the cultural context will give birth to humans who are alien to the world around them, even alien to themselves. The human being is a human being uprooted from his cultural roots. In such a context, the existence of educational values can be found in a culture, including", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 388, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azizah Putri Irmayanti, Martin Kustati, Rezki Amelia, Syamsi, Febrian Maulana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 433, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Indonesia (Japendi) , Vol. 4 No. 12 December 2023 1390", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "the values of Islamic education. Human humanization in accordance with the main mission of Islamic education (Yunita & Valentine, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 428, "height": 170, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Other traditions are such as the existence of traditional umbrellas, carano, and traditional pillows during the process of holding the body. From several series of traditions that researchers discuss in outline above, from some of the processes that what is done there are values of local wisdom in it. Therefore, researchers want to describe the values of Islamic education through the process that occurs in the field so that this tradition is still being implemented and maintained by the people of Surau Gadang Village. Therefore, it is necessary to research more deeply about the implementation of the corpse to become a scientific work entitled \"The Values of Islamic Education in the Implementation of Bodies in Surau Gadang Village, Padang City\". By raising the title of the research mentioned above, it is hoped that this research can be taken into consideration in adding insight in the implementation of corpses in Surau Gadang Village.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 294, "width": 428, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research conducted by Nurma Yunita on \"The Values of Islamic Education and the Wisdom of Body Management\" based on this research found the results that the value of Islamic education and taking care of the corpse is very important because all humans in this world live socializing and side by side with other humans, can educate faith and instill faith in themselves (Yunita & Valentine, 2020). This research is general while the researcher raised this research specifically conducted in Surau Gadang village, Padang city.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 428, "height": 170, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study aims to explore the form and implementation of the traditional tradition of death in Surau Gadang Village, as well as the values of Islamic education contained in it. The aim is to provide insight to the community and researchers about the close relationship between culture, customary traditions, and Islamic education in the context of funeral care. This research is expected to provide benefits to writers, general readers, and those who need knowledge about Fiqh Worship, traditional traditions of death, and Islamic educational values in Surau Gadang Village. Theoretically, this research is expected to contribute to the development of Islamic Education Science and add to the author's insight into writing scientific papers. Practically, the benefits include the fulfillment of the undergraduate final project at Imam Bonjol Padang UIN and increasing literature in the campus library.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 596, "width": 98, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research Methods", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 428, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research was conducted in Surau Gadang Village. This place was chosen to be the location of the study for the reason that the subjects in this study were in that place. This research was conducted in Surau Gadang Village. This place was chosen to be the location of the study because the subjects in this study were in that place. The type of research in this study is a descriptive qualitative approach, which uses qualitative data collection techniques to obtain information about a phenomenon in the form of (Muhajirin & Panorama, 2017). The Values of Islamic Education in the Maintenance of Bodies in Surau Gadang Village, Padang City. Through a qualitative approach, this study is", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 388, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azizah Putri Irmayanti, Martin Kustati, Rezki Amelia, Syamsi, Febrian Maulana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 433, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Indonesia (Japendi) , Vol. 4 No. 12 December 2023 1391", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "expected to explain how the Values of Islamic Education in the Implementation of Bodies in Surau Gadang Village.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 429, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The data collection techniques and instruments used in this study were using interview and observation techniques. According to Moleong, an interview is a conversation with a specific intention. The conversation was carried out by two parties, namely the interviewer who asked the question and the interviewee who gave the answer to the question. The purpose of conducting interviews as quoted by Lincoln and Guba includes constructing people, events, feelings, motivations, and others.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 233, "width": 118, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Result and Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 249, "width": 225, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Religious Activities in Surau Gadang Village", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 265, "width": 428, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Here are some religious activities carried out by the people of Surau Gadang Village, namely:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 296, "width": 428, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Manigo Day, performed three days after a relative, family, or neighbor who has passed away. This activity is usually carried out in the evening after maghrib prayer or after isha prayer. Usually the host invites relatives, distant family, neighbors and also invites mosque worshippers as well as an ustad to be able to attend this activity. The host serves a variety of foods, before the guests are allowed to eat the dishes that have been provided by the host, usually the ustad first leads the prayer to pray for the deceased or the deceased, after finishing praying the guests are welcome to eat the dishes that have been provided by the host.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 423, "width": 428, "height": 91, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Mandoa ka Bulan Puaso, usually the people of Surau Gadang before the arrival of the fasting month they carry out mandoa activities. This activity is carried out so that relatives, close family, distant family, and neighbors can forgive each other before the entry of the holy month of Ramadan, and strengthen friendship between others. Similar to the manigo activity on the day above, the host provides food and guests can eat the dish when the mandoa activity is over.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 519, "width": 428, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Weekly Routine Study, this activity is carried out in the mosque closest to residents' homes, this activity is carried out once a week. Usually this activity is carried out at night after maghrib prayers.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 566, "width": 428, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Majlis Ta'lim Monthly, this activity is usually carried out once a month at the mosque closest to the residents' homes. This activity is carried out in the morning until before the Zuhr prayer.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 614, "width": 428, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Mawlid Nabi, this activity is carried out in commemoration of the Prophet's Mawlid, this activity is usually carried out in the mosque closest to residents' homes.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 646, "width": 428, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Isra' Mi'raj, this activity is carried out in commemoration of Isra' Mi'raj, this activity is carried out in the nearest mosque to residents' homes.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 677, "width": 428, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Hijri New Year, this activity is carried out in commemoration of the first Muharram, this activity is carried out in the mosque closest to the residents' homes.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 282, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Traditional Tradition of Death in Surau Gadang Village", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 725, "width": 428, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the observations made by researchers on Saturday, October 8, 2022, the procedures for holding bodies in Surau Gadang Village are as follows:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 388, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azizah Putri Irmayanti, Martin Kustati, Rezki Amelia, Syamsi, Febrian Maulana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 433, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Indonesia (Japendi) , Vol. 4 No. 12 December 2023 1392", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 106, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The origin when someone has died, then what is done is the family goes to the nearest mosque / mushalla to give news of death using a loudspeaker. Then residents who hear it will go to the funeral home according to the address addressed in the announcement. After that those who come to mourn will help the process of organizing the body from bathing, kafani, blaming, to the process of burial of the body. At the time of mourning voluntarily they will bring rice and some will bring money (Sukarniawati, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 199, "width": 429, "height": 122, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The obituary was announced at a nearby mosque or mushalla. After the family and community know that there is a death disaster befalling someone, then people will come to the address that has been announced. Before the implementation of the funeral, pasambahan is carried out under the umbrella . According to the prevailing custom, pasambahan under the umbrella is carried out if the deceased is a person who has used the custom (married person). Pasambahan under payuang is carried out in the yard of the house accompanied by traditional equipment. The customary equipment is umbrellas , pillows, carano, and tamala .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 326, "width": 428, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "After the completion of the pasambahan process under the umbrella , then people hold negotiations for the process of organizing the body led by the mother of the house or the elderly. The negotiation ended with the division of tasks in groups, namely:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 374, "width": 175, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. The group that bathed the corpse", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 390, "width": 179, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. The group that shrouded the body", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 428, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. The group that prepares the stretcher or stretcher of the corpse along with the cloth and umbrella cover", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 437, "width": 271, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. The group dug graves and made lalahat cover boards", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 453, "width": 211, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Groups call khatibs or imams and others", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 469, "width": 428, "height": 90, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "After that, the group in charge of digging the grave will measure the length of the body to determine the length of the grave to be dug. For women who are related to the family will come by holding up a laurel containing the shroud as well as flowers and rice in a plate of about one liter. Women who are not related to the family come to visit ( manjanguak ) only with money or rice. Also they bring cotton or purut to cover the grave cover board.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 564, "width": 428, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The following are the procedures for holding the body according to traditions that are still preserved in Surau Gadang Village, namely:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 596, "width": 110, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Bathing the Corpse", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 428, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The group in charge of bathing the corpse immediately prepared the necessary equipment to bathe the corpse, such as buckets filled with clean water, tamala , bath soap, wet cloths, and water mixed with camphor. After all the equipment for bathing the corpse is sufficient, the group leader will convey to the family that the body is ready to be bathed.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 429, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Those who will bathe the body are usually close family, consisting of the bako (family on the father's side of the deceased), the family on the mother's side, the family from the wife or husband of the deceased if the person concerned has a family, and people of five tribes ( urn, jambak, malay, koto and tanjuang ). In practice, those who bathe the", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 388, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azizah Putri Irmayanti, Martin Kustati, Rezki Amelia, Syamsi, Febrian Maulana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 433, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Indonesia (Japendi) , Vol. 4 No. 12 December 2023 1393", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "corpse are people who know the procedures for bathing the corpse in Islam and will be led by one of the group members who will give instructions about it.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 429, "height": 154, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "After everything was ready in the bathing place, then the body was lifted from the bed to the place where he bathed. Usually the place is located on the inside or back of the house. The goal is that people who are not interested do not see the corpse when bathing, because there may be things that are not appropriate to see from the corpse. That is why it is permissible to bathe the people mentioned above, what is seen or what happens when bathing should not be told or revealed to others, because it is sinful according to religion. If the deceased is a man, then the one who can bathe is a man plus a mother or wife and children if he has a family with five tribes who are men. If the deceased is a woman, then the one who can bathe her is a woman plus a father, mother, husband, or children if she has a family with five tribes who are women.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 279, "width": 429, "height": 122, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "After the body is lifted from the bed to the bathing place, it is placed on a rather high cot for easy bathing and cleaning. The place must be covered, then the shirt and pants are opened and the aurat covered with a wet cloth. Then his head was faced to the Qibla by reading \" Bismillaahirrahmaanirrahiim \". Starting with pouring water from head to toe from the right side of the body first three times after that continue the left side of the body. Then massage his stomach slowly and carefully, if there is still feces or dirt in his stomach can be removed. Should use a rag in washing or washing the aurat so that the aurat is not touched.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 428, "height": 123, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "After getting everything wet, then the body is cleaned of daki or dirt and then watered once again with water and soaped all over his body with soap that has been provided. After her whole body was exposed to new soap, it was doused once again with water until the soap was clean from her body and the dirt was gone. After that, it is repeated again to clean his body from the remaining dirt that may still be left until clean then watered again with clean water. After everything is clean, the corpse is then watered using water that has been mixed with camphor, this aims to eliminate the unpleasant odor on the body of the corpse.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 532, "width": 428, "height": 75, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "If the body is female, untangle the bun first so that the hair is wet as a whole, when it has been bathed the hair is rolled back the corpse. Then just wipe with a dry towel or with a clean cloth all over the body. After that, the body is abluted for its purpose to be halted. After the body is ablution, the body is lifted back into the house to be shrouded. 2. Shrouding the Body", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 429, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "People who come to mourn, especially relatives who are related, will bring shrouds, cotton, flowers, fragrances, soap, and so on. These items are carried by women held up with a greeting on their heads, usually they come in groups (groups of bako or banana children ). As a sacred sign and to ease the burden of suffering of the family of the dead, they handed over a layer of shrouds of bako or banana children .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 691, "width": 429, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "When the body was washed, the group preparing the shroud went to work preparing enough shrouds for the deceased. Before the shroud is cut by the siak people preceded by reading \" Bismillaahirrahmaanirraahiim \", then the shroud is cut, this is called manshing when . Then together people dispose of the edges of the shroud which", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 388, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azizah Putri Irmayanti, Martin Kustati, Rezki Amelia, Syamsi, Febrian Maulana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 433, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Indonesia (Japendi) , Vol. 4 No. 12 December 2023 1394", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "will later be used for the rope to bind the body. The requirements for the shroud to be used are:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 237, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. The shroud should be good, simple, and clean", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 150, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. The shroud should be white", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 152, "width": 377, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. The body of a man with three shrouds added with crooks, clothes, and deta", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 167, "width": 429, "height": 170, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. The female body of three pieces of shroud is supplemented with oblique and mukena After the body has been washed, it is lifted into the house to be memorized by clever people and led by a siak or priest. The shroud that has been prepared in the first layer is sprinkled with flowers and fragrances to taste. In the third layer it is lined with cotton to make it soft and soft, then the corpse is placed on it. Then the body above, especially in the folds of the body is given cotton, also the face is covered with cotton. Before the body was wrapped, the siak who led the burial process would say to the mourners present that the body would be wrapped. Interested families will come near the body to see its face one last time before it is wrapped. After that the body is wrapped and tied with a rope that is torn from the edge of the shroud as many as five pieces, the fastener is provided for the following parts:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 342, "width": 232, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. One for fastening the top of the fabric (head)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 358, "width": 145, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. One for shoulder fastening", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 374, "width": 106, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. One waist fastener", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 390, "width": 173, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. One for fastening the thigh (hip)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 259, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. One for fastening the lower part of the body (legs)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 421, "width": 428, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "After the body has been tied, the body is ready to be taken to the mosque for prayer.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 453, "width": 88, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Shalat Jenazah", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 469, "width": 428, "height": 90, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "After the body has been memorized, the body is ready to be prayed together in the mosque. The procedure for performing the funeral prayer is that after the body is placed towards the Qibla, then stand not far from where the body is parallel to its head if the body is male. If the body is female, stand parallel in the middle of the body. The funeral prayer is different from other fardhu prayers because the corpse prayer does not use bowing and prostration, just standing in harmony as follows:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 564, "width": 60, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Intention", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 580, "width": 63, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Stand tall", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 596, "width": 70, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. First takbir", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 112, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Reading Al-Fatihah", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 628, "width": 83, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Second takbir", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 166, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Shake Blessings to the Prophet", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 659, "width": 75, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Third takbir", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 109, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Prayer for the dead", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 691, "width": 80, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Fourth takbir", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 707, "width": 116, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10. Prayer for the dead", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 723, "width": 66, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11. Greeting", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 388, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azizah Putri Irmayanti, Martin Kustati, Rezki Amelia, Syamsi, Febrian Maulana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 433, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Indonesia (Japendi) , Vol. 4 No. 12 December 2023 1395", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "It is better to be the imam in the funeral prayer is the father of the deceased child or the child of the deceased father. If there is nothing capable of the immediate family, then someone else is asked who can lead the funeral prayer.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 428, "height": 122, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "After finishing the prayer, the body is ready to be carried to the grave together. Most of those who act in carrying the body on a stretcher to the grave are young men in the nagari or young men who are members of the death share. Before being carried to the grave there is usually a word from the family to apologize to the mourners present for the mistakes, debts both intentional and unintentional that the deceased committed during his life. An unforgivable debt in order for the concerned to contact the family of the deceased for settlement. The goal is for the deceased to avoid all the sins that will incriminate him later in his grave.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 47, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Burial", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 279, "width": 428, "height": 153, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "After the body is halted, then put into the stretcher (stretcher) of the corpse, then the stretcher is covered with several layers of cloth, finally with a black or green corpse covering cloth made of velvet cloth that reads \" Innalillahi wa innailaihi roji'un \". When the stretcher is lifted, the children of the deceased for those who have children (family), will pass seven times under the stretcher of the corpse, this is called malingkungan mayik . According to belief, this is done so that his children do not always remember and dream with the spirit of their deceased father or mother. Then the body was taken to the grave accompanied by people who came to mourn. It is better to accompany the body to the grave, you must walk behind the stretcher of the corpse calmly, no one shouts, and is orderly.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 437, "width": 428, "height": 122, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The body was taken to the grave with an umbrella on it. After arriving at the grave, the body is placed on the edge of the grave pit so that it is easy to remove and lower the body into the grave. A total of four people entered the pit in charge of receiving the body from above. After everything is ready, the body is removed from the stretcher and lowered slowly into the grave pit. In the grave hole the body was received by the four people, one holding the head, one holding the shoulder, one holding the waist, and one holding the leg. While people work in the pit of the grave, the people above spread cloth over the grave so that the body and the people who work in the pit are not exposed to heat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 564, "width": 428, "height": 154, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "After the body reaches the grave, the body is placed on its right side, while the face is directed to the Qibla. His cheeks were propped up with soil that had been lumped, then opened the rope binding the corpse, before the body was covered with a board, the body was first called to prayer for the male corpse and iqamahkan for the female corpse, after that it was only covered with a lahat covering board. After that, the corpse was slowly filled with earth, continuing to be piled up while trampling it to make it solid. After finishing stockpiling the body with earth, the burial ground should be elevated and planted pudding sticks or something like that on the head and feet to indicate it is a grave, then doused with rose water and sprinkled flowers on the grave. After that it is closed by reading talqin and prayers by an ustadz.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 723, "width": 319, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Values of Islamic Education in the Maintenance of the Funeral", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 388, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azizah Putri Irmayanti, Martin Kustati, Rezki Amelia, Syamsi, Febrian Maulana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 433, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Indonesia (Japendi) , Vol. 4 No. 12 December 2023 1396", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There are several values of Islamic education in the administration of corpses in Padang City, especially in Surau Gadang Village, namely:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 110, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Bathing the Corpse", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 136, "width": 262, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on an interview with Ibu Nurbaiti she said that:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 152, "width": 428, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "\"At the time of bathing the corpse, the people of the five tribes also took turns bathing the corpse\" .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 199, "width": 428, "height": 106, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The value of Islamic education contained in it is the value of helping. In the case of helping in the event of death, it is usually done by someone very willingly, without calculation of getting help back, because helping the person who has had the disaster is based on universal condolences in the human soul. And the basis of help is also a feeling of mutual need, which is in the soul of the community. The value of helping in the calamity of death in the community is seen in its implementation or implementation, namely when bathing the corpse assisted by people of five tribes .", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 310, "width": 301, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furthermore, in an interview with Ibu Nurhayati she said that:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 326, "width": 428, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "\" The host or the family of the corpse prepared a tamala containing money and also prepared a sarong cloth for the people of the five tribes\" .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 358, "width": 428, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The value of Islamic education contained in it is the value of almsgiving. Because the family of the corpse prepared a tamala containing money, the money was for the person who participated in bathing the body. As well as preparing sarong cloth to give to the people of the five tribes . Because the family gave it sincerely and voluntarily without expecting anything in return.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 437, "width": 114, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Shrouding the Body", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 453, "width": 270, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on an interview with Ibu Nurhayati she said that:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 469, "width": 428, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "\"When tearing the shroud is done by the Siak because it should not be done by just anyone, because the Siak knows how to tear the shroud and the instructions about it\" .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 517, "width": 428, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The value of Islamic education contained in it is the value of responsibility. Because at the time of tearing when (tearing the shroud) must be done by a knowledgeable person or a person who has knowledge about it. Because those responsible for the process of shrouding the corpse are Siak people who have knowledge and knowledge about how to tear the shroud and shroud it.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 596, "width": 118, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Blocking the Funeral", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 612, "width": 270, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on an interview with Ibu Nurhayati she said that:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 628, "width": 428, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "\"The body that is ready to be prayed for should be prayed for so that the body is lightened by punishment\" .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 659, "width": 428, "height": 59, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The value of Islamic education contained in it is the value of reminding each other in kindness. This aims to provide peace and alleviate his doom in the grave and provide lessons for the living, and to remind each other in goodness and truth so that later when we die in a state of husnul khatimah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 723, "width": 102, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Burying the Dead", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 739, "width": 262, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on an interview with Ibu Nurbaiti she said that:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 388, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azizah Putri Irmayanti, Martin Kustati, Rezki Amelia, Syamsi, Febrian Maulana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 433, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Indonesia (Japendi) , Vol. 4 No. 12 December 2023 1397", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 59, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "\"Before the body was taken to the grave, the family apologised to the deceased who was present, perhaps during his life he had done something wrong both intentionally and unintentionally. And also the family conveys to the speaker if he has a debt to be begged to be sincere. If anyone objected to getting it done with the family\" .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 152, "width": 428, "height": 58, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The value of Islamic education contained in it is the value of forgiveness. Forgiving is a very noble act in Islamic teachings, this is when the family of the deceased apologizes to the mourners present if the body during life made mistakes either intentional or unintentional. And also the value of alms if the mourners give up the debt of the body.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 215, "width": 301, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furthermore, in an interview with Ibu Nurhayati she said that:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 231, "width": 428, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "\"Before the body is taken to the grave, the children left behind by the body must perform the mayik malingkungan tradition seven times.\"", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 429, "height": 74, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The value of Islamic education contained in it is the value of inshirah. This mayik malingkungan tradition is carried out if the body has children, then the child goes around under the coffin of the corpse seven times. This is done so that the child left behind does not continue to remember him. The family of the dead should be generous and accept all the decrees from Him.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 342, "width": 299, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furthermore, in an interview with Mrs. Nurbaiti she said that:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 358, "width": 428, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "\"When the corpse is buried with earth, it should be watered with rose water and sprinkled on the grave with flowers.\"", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 390, "width": 428, "height": 74, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The value of Islamic education contained in it is moral value. When the body has finished burial then watered with rose water and sprinkled with flowers that have been provided (Jamal, 2017). This indicates that when someone dies, we must remember the good side of the corpse and spread good news so that the corpse can get good from what is rumored.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 485, "width": 57, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 501, "width": 428, "height": 74, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The people of Surau Gadang Village have a tradition passed down from their ancestors in the form of a traditional tradition of death. If someone dies who has used custom (who is married), then his body is held according to custom as well. However, in the traditional tradition of death there are Islamic educational values in each of its implementations.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 580, "width": 428, "height": 59, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "At the time of manjanguk , mourners would bring rice or money. This is a form of condolences and is also intended to ease the burden on the family of the dead. The value of Islamic education included in it is the value of almsgiving, because mourners do it on the basis of sincerity and do not expect anything in return.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 428, "height": 106, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Then during the process of bathing the corpse, assisted by the people of the five tribes and the family of the corpse gave money placed in the tamala along with a sarong cloth for the people of the five tribes. The value of Islamic education contained in it is the value of helping and the value of almsgiving. As human beings we should always help in doing good and piety, and do not help in sinful and wrong deeds and alms is giving a property or thing to someone voluntarily with no expectation of reward (Sugesti, 2019) (Aziz et al., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 388, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azizah Putri Irmayanti, Martin Kustati, Rezki Amelia, Syamsi, Febrian Maulana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 433, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Indonesia (Japendi) , Vol. 4 No. 12 December 2023 1398", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 170, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Then during the process of shrouding the corpse, when it was about to tear when (tearing the shroud) the person responsible for doing it was the Siak person . Because when tearing the shroud should not be done by just anyone, let alone the person has no knowledge about it. So it was the Siak who tore when as well as giving instructions on how to shroud the body. The value of Islamic education contained in it is the value of responsibility. In this death tradition, the family entrusts the body to the shroud by the Siak people, because that is what is taught in custom. Imam Ghazali said: The right of fellow Muslims is to greet when you meet, to include prayers when you pray, to pray when he coughs (sneezes), to visit when he is sick, to deliver his body when he dies, to give advice to each other, to take care of his belongings when left behind, to love him as you love yourself, and to hate him as you hate yourself (al-Ghazali, 2003) (Atho, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 428, "height": 106, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Then when praying the corpse, in the recitation of the corpse prayer is a prayer for the corpse. However, after the body is prayed again by the imam praying the corpse and amined by the congregation who participated in praying the corpse. The goal is that those of us who are still alive always remember death and don't just think about the world, so that later we will die in a state of solemnity. The value of Islamic education contained in it is the value of reminding each other in kindness. As in QS. Al-'Asr Allah says that exhorting each other for the truth and exhorting each other for patience (Rambe, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 374, "width": 428, "height": 122, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Before the body is taken to the burial place, the family apologizes to the mourners present if the deceased during life made mistakes either intentional or unintentional. Also, the family said that if the deceased during his life had debts, please just let it go and if anyone objected, immediately settle it with the family. The value of Islamic education contained in it is the value of forgiveness and the value of alms if there are mourners who give up their debts. Forgiving is forgiving sins and not punishing, erasing, and destroying and being generous in forgiving others who have done wrong without being accompanied by hatred in the heart.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 501, "width": 429, "height": 106, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furthermore, carrying out the tradition of malingkungan mayik , this tradition is carried out for families of the dead to have young children. This tradition is done by lifting the body stretcher, then the children of the corpse will surround the stretcher seven times. This is so that children and families are willing and generous in accepting the destiny that God has ordained. The value of Islamic education contained in it is the value of inshirah. Inshirah is an airy attitude, an attitude full of willingness to respect others with their opinions and views.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 428, "height": 90, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "And when the body is buried, the grave will be flushed with rose water and flowers that have been provided. It is intended that those of us who are still alive only remember the good. If the body does good or bad things during its lifetime, then we only remember the good things from the corpse. The value of Islamic education contained in it is moral value. Morals, are ethics, temperament, behavior or habits. Morals are deeply ingrained mental attitudes that encourage their owners to do deeds.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 388, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azizah Putri Irmayanti, Martin Kustati, Rezki Amelia, Syamsi, Febrian Maulana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 433, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Indonesia (Japendi) , Vol. 4 No. 12 December 2023 1399", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 68, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conclussion", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 428, "height": 74, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the article \"The Values of Islamic Education in the Implementation of the Corpse in Surau Gadang Village, Padang City\" presents a description of the implementation of the traditional tradition of death and identifies the values of Islamic education contained in the administration of the corpse. So that the points of conclusion of the problems raised include:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 183, "width": 428, "height": 75, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The form and implementation of the traditional tradition of death in Surau Gadang Village is the gathering of people of five tribes before the bathing process begins, using carano when bathing the corpse, wearing clothes and deta when shrouding the male corpse and wearing mukena when shrouding the female corpse, and carrying out the mayik maenvironment process before the body is brought to the grave.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 428, "height": 122, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The values of Islamic education in the administration of the corpse are: bathing the corpse, the value of Islamic education that exists is the value of helping. In addition to the value of helping, the value of Islamic education that exists is the value of almsgiving. Shrouding the corpse, the value of Islamic education is the value of responsibility. Praying the corpse, the value of Islamic education that exists is the value of reminding each other in kindness. Burying the dead, the value of Islamic education that exists is the value of forgiveness. In addition to the value of forgiveness, the value of Islamic education that exists is the value of inshirah and moral values.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 388, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azizah Putri Irmayanti, Martin Kustati, Rezki Amelia, Syamsi, Febrian Maulana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 433, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Indonesia (Japendi) , Vol. 4 No. 12 December 2023 1400", "type": "Page footer" }, { "left": 264, "top": 88, "width": 70, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bibliography", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 428, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ghazali, A. H. I. (2003). Rahasia Ketajaman Mata Hati . Bintang Usaha Jaya, Surabaya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 161, "width": 428, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Atho, S. I. (2020). Telaga Makrifat: Mempertajam Mata Hati Dan Indra Keenam . Pustaka Media.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 200, "width": 428, "height": 55, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aziz, A., Sa’diyyah, H., Mubarok, A. H., Wibowo, K., Octaliadi, A., Soraya, K., Mehan, K., & Pranoto, S. D. (2022). Agama Dan Solidaritas Sosial Di Era Industri 4.0 Dan Masyarakat 5.0. Lisan Al-Hal: Jurnal Pengembangan Pemikiran Dan Kebudayaan , 16 (2), 295–314.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 272, "width": 428, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jamal, S. (2017). Konsep Akhlak Menurut Ibn Miskawaih. Tasfiyah: Jurnal Pemikiran Islam, Februari , 1 (1).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 313, "width": 428, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mohtar, I. (2017). Problematika Pembinaan Pendidikan Agama Islam Pada Masyarakat . Uwais Inspirasi Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 354, "width": 428, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhajirin, M., & Panorama, M. (2017). Pendekatan Praktis; Metode Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif . Idea Press.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 396, "width": 428, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurhayati, N. (2018). Memahami Konsep Syariah, Fikih, Hukum Dan Ushul Fikih. Jurnal Hukum Ekonomi Syariah , 2 (2), 124–134.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 437, "width": 429, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pulungan, S., Sahliah, S., & Sarudin, S. (2020). Peningkatan Keterampilan Pengurusan Jenazah Di Mts Ulumul Quran Medan. Qalamuna: Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Agama , 12 (1), 25–35.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 492, "width": 428, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahayu, T. E. (2017). Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Buku Segenggam Iman Anak Kita Karya Muhammad Fauzil Adhim . Uin Raden Intan Lampung.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 534, "width": 428, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rambe, U. K. (2020). Konsep Dan Sistem Nilai Dalam Persfektif Agama-Agama Besar Di Dunia. Al-Hikmah: Jurnal Theosofi Dan Peradaban Islam , 2 (1).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 575, "width": 428, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugesti, D. (2019). Mengulas Tolong Menolong Dalam Perspektif Islam. Pelita Bangsa Pelestari Pancasila , 14 (2).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 617, "width": 428, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sukarniawati, S. M. (2019). Nilai Pendidikan Islam Pada Upacara Adat Kematian Masyarakat Melayu Landak. Iqro: Journal Of Islamic Education , 2 (1), 17–38.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 658, "width": 428, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ulfah, N. I. (2021). Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak Di Pondok Pesantren Minhajul Falah Jasinga Bogor .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 699, "width": 428, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahyuddin, W. (2016). Fungsi Pendidikan Islam Dalam Hidup Dan Kehidupan Manusia (Manusia Yang Memiliki Fitrah/Potensi Dan Sebagai Makhluk Yang Harus Dididik/Mendidik). Jurnal Inspiratif Pendidikan , 5 (2), 399–415.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 388, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azizah Putri Irmayanti, Martin Kustati, Rezki Amelia, Syamsi, Febrian Maulana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 433, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Indonesia (Japendi) , Vol. 4 No. 12 December 2023 1401", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yasyakur, M. (2017). Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menanamkan Kedisiplinan Beribadah Sholat Lima Waktu. Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam , 5 (09), 35.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 428, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yunita, N., & Valentine, F. (2020). Nilai-Nilai Pendidikan Islam Serta Hikmah Pengurusan Jenazah. Belajea: Jurnal Pendidikan Islam , 5 (2), 289–308.", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 186, "width": 410, "height": 33, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "© 2023 by the authors. It was submitted for possible open-access publication under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).", "type": "List item" } ]
51d24bc3-a3fd-033f-d0f7-f198f41535b9
http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/RH/article/download/15696/5559
[ { "left": 140, "top": 30, "width": 117, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Daulat Hukum Volume 4 Issue 2, June 2021 ISSN: 2614-560X", "type": "Page header" }, { "left": 311, "top": 30, "width": 196, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Constitutionalism Concept in Implementation of... (Adhe Ismail Ananda)", "type": "Page header" }, { "left": 481, "top": 788, "width": 32, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "║ 124", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Constitutionalism Concept in Implementation of Indonesian State Administration", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 129, "width": 106, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adhe Ismail Ananda *)", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 152, "width": 383, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "*) Institut Agama Islam Al Mawadah Warrahmah, Kolaka, Southeast Celebes, E- mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 196, "width": 392, "height": 146, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract. The study in writing this paper is the essence of understanding constitutionalism in the context of the administration of the constitutional system. Constitutionalism for modern countries is a necessity. In the understanding of constitutionalism, the constitution is the embodiment of the highest law that must be obeyed by all components of the state. Writing the paper aims to explore further the philosophical meaning of this understanding of Constitutionalism. That in the concept and understanding of Constitutionalism, there are three things that become its essence. First, there is a limitation of power. Second, the exercise of power is carried out based on a general agreement that is crystallized into the constitution, and Third, the exercise of power always requires accountability within the framework of the constitution.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 344, "width": 342, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Constitutionalism; Constitutional System; Administration Power.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 370, "width": 77, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 397, "width": 428, "height": 217, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "For modern countries, the desire to effectively guarantee the political rights of citizens and regulate the orderly administration of state power has encouraged every country to adopt constitutionalism. It is believed that the best way for this purpose is with a constitution, so that constitutionalism for modern countries is a necessity. The necessity for modern countries to embrace constitutionalism is based on the understanding that the constitution is considered the embodiment of the highest law that must be obeyed by the state and even government officials, in accordance with the argument put forward by John Adams government by law, not by men. 1 The constitution also guarantees the existence of political rights and provides for the distribution of state power in such a way that executive power is balanced by the powers of parliament and legal institutions. 2 Constitutional laws and regulations regulate the state in terms of its organization. In other words, constitutional law regulations are legal regulations that regulate and determine the state organization of a country. There are two forms of constitutional law regulations, namely constitutional law regulations in the form of written regulations and unwritten regulations. 3", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 616, "width": 428, "height": 56, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In fact, constitutionalism is a very old understanding, which existed before the birth of the idea of constitution. It is proven that constitutionalism has become a role model since the government of the ancient Greek polis/state, the Ancient Roman era, and the history of the Islamic caliphate, as revealed in the Medina Charter. Simply put,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 697, "width": 414, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Richard Samuelson. (2003). John Adams and the Republic of Law . Maryland: Lexington Books, p. 118.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 427, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Miriam Budiardjo. (2008). “ Dasar-Dasar Ilmu Politik, Edisi Revisi ”. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, p. 112.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 734, "width": 416, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Evy Yuliati and Widayati, \" Public Services in Election of Regional Chairman”, in Law Development Journal Vol 3 No 1 , http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/ldj/article/view/14233 , p. 22.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 30, "width": 275, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Daulat Hukum: Volume 4 Issue 2, June 2021: 124 - 131", "type": "Page header" }, { "left": 481, "top": 788, "width": 32, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "║ 125", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "constitutionalism is presented with the aim of keeping the government running in an orderly manner. This is as stated by Walton H. Hamilton, that Constitutionalism is the name given to the beliefs uttered by people with power which are then passed on to parchment to maintain order in government. 4", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 146, "width": 428, "height": 115, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Although this concept is outdated, constitutionalism is still the most effective understanding for managing power in modern times today. As said by contemporary political thinker Gabriel A. Almond, who states that the best form of government that can be realized is a mixed government or constitutional government, which limits freedom by the rule of law and also limits people's sovereignty with state institutions that produce order and stability. 5 So, constitutionalism presents a situation that can foster a sense of security, because there are restrictions on the authority of the government that have been determined in advance.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 428, "height": 71, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the above background, the main problem in writing this paper is how is the essence of the concept of constitutionalism in the administration of the state in the aspect of the constitutional system? The purpose of this paper is to find out the essence of the concept of constitutionalism in the administration of the state in the aspects of the constitutional system of the republic of Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 349, "width": 67, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 374, "width": 276, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.1. The Doctrine of Constitutionalism in Development 6", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 402, "width": 428, "height": 41, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Literally \"constitutionalism\" is defined as an understanding of government according to the constitution or briefly called a constitutional state. In the scientific world of this understanding, the doctrine has developed from the classical doctrine, including:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 452, "width": 227, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.1.1. Doctrine of Classical Constitutionalism", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 466, "width": 428, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Colored by three different understandings due to the different philosophies of each era, including: Ancient Greece Era and Ancient Roman Age", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 496, "width": 428, "height": 144, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ancient Greece Era. Based on the philosophy of freedom, according to the understanding of Ancient Greece, \"constitutionalism\" is a polis (city state) whose government is based on the principle of direct democracy. The polis as the embodiment of the \"constitution\" regulates all the needs of the people, both material and spiritual. Theoretically the Ancient Greek understanding of \"constitutionalism\" was strengthened by the opinions of Plato and Aristotle (Philosophers in Ancient Greece). For Plato and Aristotle, a good citizen is measured by his obedience to the constitution and laws. In his explanation of the ideal constitution, both Plato and Aristotle emphasized the importance of political/civic education, because through state- educated citizens, they would avoid anarchic actions.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 642, "width": 428, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "It can be added that according to Aristotle politea or constitution is higher than nomoi or law. Because the constitution has the power to form rules or create norms, while", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 685, "width": 328, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 Walton H. Hamilton. (1931). “Constitutionalism”. New York: Macmillian, p. 255.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 697, "width": 428, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 Excerpted from the writings of Gabriel A. Almond. (1996). “Political Science: The History of the Discipline”, in Robert E. Goodin and Hans-Dieter Klingemann (eds), A New Handbook of Political Science, Oxford: Oxford University Press, p. 53-61.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 734, "width": 428, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 Atmadja. (2012). Hukum Konstitusi Problematika Konstitusi Indonesia Sesudah Perubahan UUD 1945. Malang: Setara Press, 2012, p. 13-20", "type": "Footnote" }, { "left": 140, "top": 30, "width": 117, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Daulat Hukum Volume 4 Issue 2, June 2021 ISSN: 2614-560X", "type": "Page header" }, { "left": 311, "top": 30, "width": 196, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Constitutionalism Concept in Implementation of... (Adhe Ismail Ananda)", "type": "Page header" }, { "left": 481, "top": 788, "width": 32, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "║ 126", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "the law must be form in accordance with the constitution so that the contents systematic.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 117, "width": 428, "height": 115, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ancient Roman Age . Based on empirical philosophy that Understanding his against constitutionalism with regard to the existence of the constitution, is seen as an instrument of government, in the form of: public habits, lawyers' records, statesman's records, people's beliefs and beliefs related to the existence of the constitution.an with the method or method of administering state power. So basically Roman Constitutionalism, in the form of a really positive constitution as an instrument of government which can be in the form of a president in society, records of lawyers and statesmen, beliefs, public trust is used as a way of holding state power.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 235, "width": 428, "height": 129, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In the understanding of Roman constitutionalism there are three elements of government that share power and have a balanced power so that they control each other (checks and balances), namely: first, monarchy (handed over from the king's hand), which is manifested in the position of advisor.. There are two advisory positions and are elected every year, each of which has the right to veto the other. The second element is the aristocratic element, which is manifested in the form of the senate, an assembly that has great legislative power. The third element is the democratic element, in the form of people's meetings in three types of conventions, namely based on land or territory, people, and ethnicity.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 366, "width": 428, "height": 56, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "There seems to be a difference in understanding of constitutionalism between the Greeks and the Romans. The Greek (Ancient) perception was idealistic, while the Roman (Ancient) conception of constitutionalism had a perception of the constitution as an instrument of government, so it was instrumental.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 431, "width": 231, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.1.2. Doctrine of Constitutionalism Medieval", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 446, "width": 428, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Colored and influenced by the philosophy of fiudum , that is understanding of constitutionalism that described as feudalism, a form of government ruled by feudal lords or landlords.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 490, "width": 428, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In more detail, it can be stated that feudalism, which is one of the medieval type of constitutionalism. Characteristic main:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 516, "width": 378, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Country become divided into small units under the power of the landlords", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 532, "width": 428, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Hierarchy power is centered on the Emperor who oversees para baron-baron (landlord aristocrats) who control the people (farm workers or cultivators)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 562, "width": 427, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " The Emperor's prerogatives were born, which are influential to this day, in the fields of justice such as pardons, amnesty, abolition, and rehabilitation.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 594, "width": 428, "height": 100, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Phenomenon medieval constitutionalism very fast growing because of phenomenon of feudalism which is medieval constitutionalism with features main is the division of land tenure in the empire's territory into small units, the general principle was that every group of people was under the rule of the landlord. In relation to this feudalism, the Emperor as the pinnacle of power was seen as having real control over the lands called the Baron. In practice the Emperor is only a symbol, while in real the supremacy of power is in the hands of the Baron.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 697, "width": 428, "height": 56, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The collapse of feudalism was caused by the insistence of the spirit nationalism and freedom and widespread democracy in Europe marked a modern era in history, in particular on the development of understanding of the understanding of constitutionalism.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 30, "width": 275, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Daulat Hukum: Volume 4 Issue 2, June 2021: 124 - 131", "type": "Page header" }, { "left": 481, "top": 788, "width": 32, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "║ 127", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 212, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.1.3. Modern Constitutionalism Doctrine", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 428, "height": 85, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the philosophy of nationality, freedom and equality, sparked by the American revolution and the French revolution, various views on the doctrine of modern constitutionalism were born, which is essentially \"government based on the constitution\", with the main characteristics: Restrictions government power; Government which is not arbitrary; and Government responsible and accountable to the people.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 190, "width": 428, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Some opinions that can be said to have an influence on the understanding of constitutionalism is that At first, constitutionalism was described as the division of power and the separation of powers according to the Triassic theory politics from Montisquieu, that state power is separated from power the legislature serves to make laws, executive power that functions to carry out the law, and judicial power that function to prosecute violations of the law. Too aim for prevent government absolute and authoritarian to create trust and agreement between citizens and the government.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 307, "width": 428, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "That consensus or agreement cover Agreement on goals and acceptance of state philosophy, Agreement on the rule of law as the basis for governance, and Agreement on form-forms of institutions and administrative procedure. The three agreements will also guarantee the establishment of constitutionalism.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 366, "width": 428, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "If the general agreement collapses, then the legitimacy of the state's power will also collapse, and in the end, turn happens civil War or revolution. This, for example, is reflected in three important historical revolutionary events that have been experienced in Europe and America, namely: the French Revolution (1789), the American Revolution (1776), and the Russian Revolution (1917). Likewise, Indonesia carried out a revolution, through the Proclamation of Independence on August 17, 1945, giving birth to the Republic of Indonesia with the 1945 Constitution, which Ir. Soekarno called the Revolutionary Constitution.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 483, "width": 428, "height": 71, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "For the Indonesian state of the three elements, the most decisive is the consensus regarding the position of the Preamble to the 1945 Constitution which is the consensus of Indonesian independence. That means, the Preamble to the 1945 Constitution determines the existence of the Republic of Indonesia on the basis of the Pancasila state.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 568, "width": 264, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.2. The Essence of the Concept of Constitutionalism", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 595, "width": 167, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.2.1. There are Power Limitations", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 610, "width": 429, "height": 100, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Although the notion of constitutionalism is derived from the constitution, and in its development it even encourages the existence of a Constitutional State, the essence of constitutionalism is in initiating the limitation of power in the state. This can be seen from the arguments put forward by Michael Allen and Brian Thompson that the principle of constitutionalism rests on the idea of limiting the government in exercising its power. Therefore, Constitutionalism must be regulated in order to prevent arbitrary power. 7 The same opinion was also emphasized by Carl J. Frederich that", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 734, "width": 427, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 Michael Allen and Brian Thompson. (2002). 7th Edition, Cases & Materials on Constitutional & Administrative Law. London: Oxford University Press, p. 14.", "type": "Footnote" }, { "left": 140, "top": 30, "width": 117, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Daulat Hukum Volume 4 Issue 2, June 2021 ISSN: 2614-560X", "type": "Page header" }, { "left": 311, "top": 30, "width": 196, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Constitutionalism Concept in Implementation of... (Adhe Ismail Ananda)", "type": "Page header" }, { "left": 481, "top": 788, "width": 32, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "║ 128", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 71, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "constitutionalism is an institutional system of effective and regular restrictions on actions taken by the government. 8 This opinion actually refers to the basic concept that constitutionalism in a general sense is a complex idea, attitude, and pattern of behavior that outlines the principle that government authority originates and is limited by basic law (Fundamental Law). 9", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 161, "width": 428, "height": 217, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Thus, the notion of constitutionalism contains the essence of limiting power and power itself is limited by the constitution as the highest legal norm. The issue that is considered the most important in constitutional understanding is the regulation regarding supervision or limitation of government power. The notion of Constitutionalism carries a limitation of power, so that the administration of the state and government is not arbitrary and this matter is stated and regulated explicitly in the articles of the constitution. In this regard Andrew Vincent asserts that the constitution has placed a major emphasis on limiting and diversifying authority and power. 10 Therefore, in essence, modern constitutionalism actually concerns the principle of limiting power or what is commonly referred to as the principle of limited government. That is, in the understanding of constitutionalism, the power to prohibit and procedures are determined, so that the government's power guarantees a government that is not arbitrary and a responsible government. The idea of regulating and limiting this power naturally arises because of the need to respond to the development of the relative role of general power in the life of the state and society.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 387, "width": 233, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.2.2. Based on General Agreement (Consensus)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 402, "width": 428, "height": 158, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The notion of constitutionalism is essentially based on the existence of a general agreement (consensus) among the majority of the people regarding the ideal building with respect to the state. This statement is based on the fact that state organizations are needed by citizens so that their common interests can be protected or promoted through the formation of the so-called state, as emphasized by William George Andrews that members of the political community have, by definition, common interests that they seek to be promoted or protected through the use of a mandatory political mechanism which we call the State. 11 So the key words of consensus or general agreement are the general goals of society or the general acceptance of the same philosophy of government, the rule of law on which the government is based, and reforms and institutional procedures. 12", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 563, "width": 428, "height": 70, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "These three elements determine the establishment of constitutionalism in a country. According to Jimly Asshiddiqie, if the general agreement collapses, the legitimacy of the state's power will also collapse, and in turn civil war or revolution can occur. 13 This is, for example, reflected in three major events in the history of mankind, namely the important revolutions that occurred in France in 1789, in America in 1776, and in", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 661, "width": 342, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8 Carl J. Frederich. (1963). Man and His Government. New York: McGraw-Hill, p. 217.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 673, "width": 344, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9 Andrew Vincent. (1987). Theories of The State . New York: Basil Blackwell Inc., p. 91.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 685, "width": 428, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10 Don E. Fehrenbacher. (1989). Constitutions and Constitutionalism in the Slaveholding South. Georgia: University of Georgia Press, p. 1", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 428, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11 William George Andrews. (1968). Constitutions and Constitutionalism , 3rd ed. New Jersey: Van Nostrand Company, p. 9.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 734, "width": 68, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12 Ibid., p. 12-13.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 746, "width": 200, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13 Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan... op.cit., p. 21.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 30, "width": 275, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Daulat Hukum: Volume 4 Issue 2, June 2021: 124 - 131", "type": "Page header" }, { "left": 481, "top": 788, "width": 32, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "║ 129", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 99, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Russia in 1917, or in Indonesia in 1998, as well as the most recent revolution that occurred in the United States. Iraq in 2008 and in Egypt in 2013. All of these were caused because among citizens there was no consensus regarding the ideal state building. Furthermore, Jimly also said that with the agreement, the constitution can be easily formulated because it truly reflects a common desire regarding state institutions and state administration mechanisms to be developed within the framework of a constitutional state. 14", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 190, "width": 428, "height": 129, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "With such a framework, the constitution in the understanding of constitutionalism is ultimately understood as the highest law because it is the highest form of social agreement of all sovereign people in a country through a public deliberation. In the constitution there are various legal, political and economic documents that function as tools that provide guidelines, directions, and instructions for a country to organize itself, as a result of a compromise of various powers when the constitution was formulated and formed. This is in line with KC Wheare's opinion, that the constitution is indeed the result of the political, economic, and social forces operating at the time of adoption. 15", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 328, "width": 216, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.2.3. As Integral to Democratic Governance", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 343, "width": 428, "height": 129, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The notion of constitutionalism is an integral component of a democratic government. Without imposing constitutionalism on him, democratic government is impossible. Therefore, a democratic state must implement and carry out constitutionalism in the soul of its nation so that a democratic government can be realized. Such an argument is based on a principle that democratic government can only be created when the concept of democracy that is built is the concept of democracy based on law or constitutional democracy. According to Miriam Budiarjo, the hallmark of constitutional democracy is the idea that a democratic government is a government that has limited powers and is not allowed to act arbitrarily against its citizens. 16", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 474, "width": 428, "height": 100, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Thus, the feature of democratic government is that government actions must always be based on the will of the constitution as the essence of constitutionalism. The idealized democracy must be placed in the corridor of law. Without law, democracy can actually develop in the wrong direction because the law can be interpreted unilaterally by the authorities in the name of democracy. On this side, the notion of constitutionalism positions the constitution as an integral component of democratic government.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 577, "width": 281, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.2.4. Wants the Execution of Power to be Accountable.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 592, "width": 428, "height": 56, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In the understanding of constitutionalism, accountability for the exercise of power is a constitutional necessity as that power is obtained and the scope of that power is used. In the power-sharing system there is a principle that every power must be accounted for.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 650, "width": 428, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "So in a system of government that is formed based on the will of the majority of the political community, it requires that the government is responsible for the actions of the majority. So that no one can exercise authority without assuming obligations and", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 55, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14 Ibid., p. 23.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 722, "width": 428, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15 KC Wheare, Modern Constitution. (1966). Second Edition. London, New York: Oxford University Press, p. 67.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 746, "width": 143, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16 Miriam Budiardjo, op.cit., p. 107.", "type": "Footnote" }, { "left": 140, "top": 30, "width": 117, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Daulat Hukum Volume 4 Issue 2, June 2021 ISSN: 2614-560X", "type": "Page header" }, { "left": 311, "top": 30, "width": 196, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Constitutionalism Concept in Implementation of... (Adhe Ismail Ananda)", "type": "Page header" }, { "left": 481, "top": 788, "width": 32, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "║ 130", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 56, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "responsibilities or without carrying out supervision. According to Ridwan HR., in the perspective of public law, the existence of this authority gives rise to a system of accountability, in line with the general principle that there is no authority without accountability. 17", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 147, "width": 428, "height": 100, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "With this meaning, the constitution itself becomes the scope of responsibility that binds the authorities for all forms of the use of power. In other words, the use of power by officials within state institutions must be held accountable in accordance with what is mandated in the constitution. Therefore, the understanding of constitutionalism clearly requires the implementation of these powers to be accounted for, so that in the power-sharing system the principle applies that every power must be accounted for.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 261, "width": 50, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Closing", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 288, "width": 428, "height": 114, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Constitutionalism for modern countries as a necessity. Constitutionalism is still the most effective understanding for managing power in modern times today. In the understanding of constitutionalism, the constitution is the embodiment of the highest law that must be obeyed by all components of the state. The existence of a constitution for a country is essentially the root of constitutionalism which is not only intended to limit the authority of the ruler, guarantee the rights of the people and regulate government, but the constitution is also a tool for the people to consolidate political and legal positions by regulating life together to achieve goals.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 428, "height": 100, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In a philosophical sense, constitutionalism requires a limitation of power in the state, which is based on a general agreement (consensus) among the majority of the people regarding the idealized building with respect to the state. Constitutionalism is an integral component of democratic governance. Without imposing constitutionalism on him, democratic government is impossible. In addition, the notion of constitutionalism requires that the exercise of power be accounted for within the limits required by the constitution.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 522, "width": 70, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. References", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 549, "width": 42, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 564, "width": 416, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] Evy Yuliati and Widayati, \" Public Services in Election of Regional Chairman”, in Law Development Journal Vol 3 No 1, http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/ldj/article/view/14233", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 620, "width": 36, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Books:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 634, "width": 401, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] Andrew Vincent. (1987). Theories of The State . New York: Basil Blackwell Inc", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 649, "width": 427, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] Atmadja. (2012). Hukum Konstitusi Problematika Konstitusi Indonesia Sesudah Perubahan UUD 1945. Malang: Setara Press, 2012", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 678, "width": 396, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3] Carl J. Frederich. (1963). Man and His Government. New York: McGraw-Hill", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 693, "width": 428, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4] Don E. Fehrenbacher. (1989). Constitutions and Constitutionalism in the Slaveholding South. Georgia: University of Georgia Press", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 746, "width": 362, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17 Ridwan HR. (2007). Hukum Administrasi Negara . Jakarta: RajaGrafindo Persada, p. 352.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 30, "width": 275, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Daulat Hukum: Volume 4 Issue 2, June 2021: 124 - 131", "type": "Page header" }, { "left": 481, "top": 788, "width": 32, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "║ 131", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 41, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[5] Excerpted from the writings of Gabriel A. Almond. (1996). “Political Science: The History of the Discipline”, in Robert E. Goodin and Hans-Dieter Klingemann (eds), A New Handbook of Political Science, Oxford: Oxford University Press.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 131, "width": 427, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[6] KC Wheare, Modern Constitution. (1966). Second Edition. London, New York: Oxford University Press", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 160, "width": 428, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[7] Michael Allen and Brian Thompson. (2002). 7 th Edition, Cases & Materials on Constitutional & Administrative Law. London: Oxford University Press", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 190, "width": 428, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[8] Miriam Budiardjo. (2008). “ Dasar-Dasar Ilmu Politik, Edisi Revisi ”. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 219, "width": 428, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[9] Richard Samuelson. (2003). “ John Adams and the Republic of Law ”. Maryland: Lexington Books", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 249, "width": 416, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[10] Ridwan HR. (2007). Hukum Administrasi Negara . Jakarta: RajaGrafindo Persada", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 379, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[11] Walton H. Hamilton. (1931). “Constitutionalism”. New York: Macmillian", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 278, "width": 428, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[12] William George Andrews. (1968). Constitutions and Constitutionalism , 3rd ed. New Jersey: Van Nostrand Company", "type": "List item" } ]
a763bd79-3556-2df7-c9f9-9b1203f5c876
https://jurnal.darmaagung.ac.id/index.php/jurnaluda/article/download/3018/2738
[ { "left": 507, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "395", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 782, "width": 256, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL DARMA AGUNG, Vol. 31, No. 1, (2023) April : 395 - 401", "type": "Page footer" }, { "left": 98, "top": 88, "width": 403, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENINGKATAN INOVASI KULINER DI DESA WISATA PONDOK NAGA KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI", "type": "Section header" }, { "left": 229, "top": 129, "width": 142, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oleh: Bobby Rahman Politeknik Pariwisata Medan E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 212, "width": 64, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 226, "width": 457, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study aims to examine the potential and constraints in developing culinary innovations from dragon fruit in the Pondok Naga Sei Sijenggi Tourism Village, as well as providing suggestions to improve the local economy through the development of dragon fruit culinary delights. The method used in this study was interviewing several farmers and culinary entrepreneurs working in the dragon fruit sector in Pondok Naga Sei Sijenggi Tourism Village. Data analysis was performed using reduction, presentation, and verification techniques. The results showed that the Pondok Naga Sei Sijenggi Tourism Village has great potential in developing culinary innovations from dragon fruit to improve the local economy and attract tourists to come to the village. Constraints faced in dragon fruit conservation include limited land and high maintenance costs.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 364, "width": 310, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Culinary Innovation, Dragon Fruit, Tourist Village", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 392, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 405, "width": 457, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi dan kendala dalam pengembangan inovasi kuliner dari buah naga di Desa Wisata Pondok Naga Sei Sijenggi, serta memberikan saran- saran untuk meningkatkan perekonomian lokal melalui pengembangan kuliner buah naga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terhadap beberapa petani dan pengusaha kuliner yang bergerak di sektor buah naga di Desa Wisata Pondok Naga Sei Sijenggi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik reduksi, penyajian, dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Desa Wisata Pondok Naga Sei Sijenggi memiliki potensi besar dalam mengembangkan inovasi kuliner dari buah naga untuk meningkatkan perekonomian lokal dan menarik wisatawan untuk datang ke desa tersebut. Kendala yang dihadapi dalam pelestarian buah naga antara lain adalah terbatasnya lahan dan perawatan yang memerlukan biaya tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 557, "width": 286, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : Inovasi Kuliner, Buah Naga, Desa Wisata", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 599, "width": 117, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 619, "width": 83, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Latar Belakang", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 640, "width": 212, "height": 114, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Potensi ekonomi lokal dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata, dapat membuka peluang baru bagi warga desa untuk menghasilkan pendapatan tambahan dari sektor pariwisata. Melestarikan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 598, "width": 212, "height": 115, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "warisan kuliner lokal: Peningkatan inovasi kuliner di Desa Wisata dapat membantu melestarikan warisan kuliner lokal yang dimiliki. Hal ini penting untuk mempertahankan keberagaman kuliner dan budaya di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 723, "width": 212, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Blakely et al., (1994) perekonomian", "type": "Table" }, { "left": 414, "top": 743, "width": 113, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "masyarakat dapat", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 781, "width": 24, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "396", "type": "Page footer" }, { "left": 162, "top": 782, "width": 365, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENINGKATAN INOVASI KULINER DI DESA WISATA PONDOK NAGA KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI", "type": "Page footer" }, { "left": 468, "top": 802, "width": 56, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bobby Rahman", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 212, "height": 114, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dikembangkan melalui pembangunan ekonomi lokal yang melibatkan pemerintah, dunia usaha, masyarakat setempat, dan organisasi masyarakat dalam upaya memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia secara maksimal.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 210, "width": 212, "height": 179, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ma’rif, (2000) dengan meningkatkan pentingnya aspek pembangunan endogen dalam kehidupan sosial ekonomi lokal dan menelaah keterkaitan dan keterpaduannya dengan lingkungan sekitarnya baik secara fungsional maupun spasial, dinyatakan bahwa pengertian pembangunan ekonomi lokal mencoba menyatukan prinsip-prinsip tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 398, "width": 212, "height": 280, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu tempat tumbuhnya buah naga di Kabupaten Serdang Bedagai adalah Desa Sei Sijenggi yang juga dikenal sebagai Desa Wisata Pondok Naga di Kabupaten Perbaungan. Almarhum pengembang buah naga menciptakannya di desa Sei Sijenggi. Pak Suhardi dan lainnya mempraktekkan apa yang telah mereka pelajari, khususnya di Dusun IV, Desa Sei Sijenggi. Buah Naga sejenis dengan tanaman kaktus yang mudah hidup sehingga mudah ditanam dilahan di Desa Sei Sijenggi sehingga antusias masyarakat untuk menanam tanaman ini cukup besar.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 688, "width": 212, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Desa wisata adalah lingkungan atau pedesaan dengan pesona unik yang dapat menarik wisatawan. Penduduk di kota", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 88, "width": 212, "height": 176, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "wisata terus mempraktikkan adat dan budaya kuno mereka. Kota wisata itu sendiri bergantung pada sejumlah kegiatan tambahan, seperti praktik bercocok tanam, berkebun, dan masakan tradisional. Unsur lingkungan yang masih asli dan terawat merupakan unsur krusial yang harus ada di desa wisata selain hal tersebut (Zakaria & Suprihardjo, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 295, "width": 150, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. TINJAUAN PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 316, "width": 99, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengertian Kuliner", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 336, "width": 212, "height": 342, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seperti halnya tarian, kuliner adalah bagian dari identitas Budaya Indonesia (Wongso, 2015). Saat ini, banyak orang mulai menjauhi makanan tradisional demi makanan yang dipengaruhi oleh budaya lain, seperti KFC, steak, burger, dan tempat makanan cepat saji lainnya. Penduduk setempat memandang makanan tersebut higienis, kontemporer, dan bermanfaat. Makanan ini tanpa disadari telah menjadi makanan pokok kita sehari-hari. Akibatnya, berbagai jenis makanan tradisional menjadi semakin langka. Jika hal ini terus terjadi, bisa dipastikan anak cucu kita tidak akan mengenal makanan tradisional dari daerah asalnya.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 688, "width": 40, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inovasi", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 709, "width": 212, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut (Luecke, 2003) Inovasi adalah realisasi, kombinasi, atau", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "397", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 782, "width": 256, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL DARMA AGUNG, Vol. 31, No. 1, (2023) April : 395 - 401", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 212, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pematangan informasi atau ide yang kemudian dimodifikasi untuk memberikan nilai baru untuk barang atau jasa tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 150, "width": 212, "height": 239, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedangkan menurut (Woodman dalam Ellitan, 1996) Inovasi adalah perubahan yang terjadi dalam suatu organisasi dan melibatkan kreativitas dalam pengembangan ide, produk, layanan, atau proses baru. Proses mengadaptasi barang, jasa, konsep, atau prosedur yang sudah ada dalam suatu organisasi atau yang dibuat oleh pihak ketiga adalah cara lain untuk mendefinisikan inovasi. Istilah \"inovasi\" mengacu pada proses seseorang", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 398, "width": 212, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengadopsi \"sesuatu\" yang baru sebagai alat untuk memproduksi barang baru.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 461, "width": 67, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Desa Wisata", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 481, "width": 212, "height": 115, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Desa wisata adalah cara memadukan atraksi, penginapan, dan layanan pendukung dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan adat dan praktik yang sudah ada (Wiwin, 2019) .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 605, "width": 212, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut (Johns-Putra, 2006) Desa wisata merupakan kawasan pedesaan yang memiliki potensi pengembangan berbagai komponen wisata, seperti: atraksi, tempat makan, minuman, cinderamata, penginapan, dan kebutuhan wisata lainnya. Ia juga menawarkan suasana keseluruhan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 88, "width": 212, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang mencerminkan keaslian pedesaan dari segi sosial budaya, adat istiadat, kehidupan sehari-hari, arsitektur tradisional, dan tata ruang desa.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 171, "width": 212, "height": 197, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan definisi di atas, desa wisata dalam penelitian ini didefinisikan sebagai kawasan pedesaan yang memberikan keaslian dari segi sosial budaya, adat istiadat, kehidupan sehari- hari, arsitektur tradisional, dan tata ruang desa. Keaslian ini ditunjukkan melalui integrasi komponen pariwisata, seperti atraksi, penginapan, dan fasilitas penunjang.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 399, "width": 164, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 440, "width": 211, "height": 176, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dalam penyelidikan ini. Responden dari kategori tertentu diminta untuk memberikan informasi yang detail dan mendalam sebagai bagian dari teknik sampel purposive yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode non- probability sampling (Siagian & Cahyono, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 647, "width": 180, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 668, "width": 206, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Potensi Buah Naga menjadi Kuliner Lokal bagi Masyarakat Pondok Naga Desa Sei Sijenggi Kabupaten Serdang Bedagai", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 781, "width": 24, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "398", "type": "Page footer" }, { "left": 162, "top": 782, "width": 365, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENINGKATAN INOVASI KULINER DI DESA WISATA PONDOK NAGA KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI", "type": "Page footer" }, { "left": 468, "top": 802, "width": 56, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bobby Rahman", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 206, "height": 259, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Potensi buah naga sebagai kuliner lokal dapat dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata di Desa Wisata Pondok Naga Sei Sijenggi, Kabupaten Serdang Bedagai. Dengan mengolah buah naga menjadi makanan yang unik dan enak, wisatawan dapat merasakan pengalaman baru dan berkesan saat berkunjung ke desa wisata tersebut. Selain itu, produk olahan buah naga seperti kerajinan tangan, kemasan produk, dan lain-lain juga dapat menjadi suvenir yang menarik bagi wisatawan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 357, "width": 206, "height": 239, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Promosi wisata kuliner buah naga dapat dilakukan melalui media sosial atau website, serta festival kuliner buah naga yang melibatkan warga setempat sebagai pelaku usaha kuliner. Edukasi tentang buah naga juga dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang buah naga, sehingga wisatawan dapat belajar langsung dari petani setempat dan memperoleh pengalaman baru tentang budidaya dan pengolahan buah naga.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 605, "width": 206, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan memanfaatkan potensi buah naga sebagai kuliner lokal, desa wisata Pondok Naga Sei Sijenggi dapat menjadi destinasi wisata kuliner yang menarik bagi wisatawan yang ingin merasakan pengalaman kuliner yang berbeda dan unik. Selain itu,", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 88, "width": 206, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengembangan wisata kuliner buah naga dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal dan memberikan kesempatan bagi warga setempat untuk mengembangkan usaha kuliner dan produk olahan buah naga.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 233, "width": 206, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Promosi Produk Kuliner inovatif Buah Naga di Desa Wisata Pondok Naga Sei Sijenggi untuk Meningkatkan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 295, "width": 138, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemasaran dan Penjualan", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 315, "width": 212, "height": 239, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sejauh ini promosi yang dilakukan hanya memanfaatkan media social seperti Instagram, Facebook, dan Twitter dapat menjadi media promosi yang efektif dan efisien. Masyarakat Pondok Naga Sei Sijenggi membuat akun media sosial khusus untuk produk kuliner inovatif buah naga mereka dan memposting foto dan video produk yang menarik. Selain itu, mereka juga dapat memperkenalkan keunikan dan keunggulan produk kuliner inovatif buah naga yang mereka buat.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 564, "width": 212, "height": 156, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berpartisipasi dalam acara-acara pameran kuliner: Masyarakat Pondok Naga Sei Sijenggi dapat berpartisipasi dalam acara-acara pameran kuliner yang diadakan di kota-kota terdekat. Di sana, mereka dapat memamerkan produk kuliner inovatif buah naga mereka dan memperkenalkannya kepada pengunjung.", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "399", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 782, "width": 256, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL DARMA AGUNG, Vol. 31, No. 1, (2023) April : 395 - 401", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 212, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kuliner Buah Naga dapat membantu meningkatkan perekonomian lokal di Desa Wisata Pondok Naga Desa Sei Sijenggi", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 171, "width": 212, "height": 155, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemanfaatan buah naga sebagai bahan baku kuliner dapat membantu meningkatkan perekonomian lokal di Desa Wisata Pondok Naga Sei Sijenggi Kabupaten Serdang Bedagai. Berikut adalah beberapa aneka kuliner dari buah naga yang dapat diproduksi dan dijual di desa tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 336, "width": 212, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Jus buah naga: Buah naga dapat diolah menjadi jus yang menyegarkan dan kaya akan nutrisi. Jus buah naga dapat dijual di warung-warung atau kedai- kedai minuman di desa tersebut, atau dapat dijual dalam kemasan botol atau kaleng untuk dijual di pasar-pasar atau toko-toko di luar desa.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 502, "width": 212, "height": 114, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Keripik buah naga: Buah naga dapat diolah menjadi keripik yang renyah dan gurih. Keripik buah naga dapat dijual dalam kemasan kecil sebagai camilan atau dapat dijual dalam kemasan besar sebagai oleh-oleh.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 626, "width": 212, "height": 115, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Selai buah naga: Buah naga juga dapat diolah menjadi selai yang manis dan lezat. Selai buah naga dapat dijual di toko-toko makanan atau pasar-pasar di luar desa sebagai oleh-oleh khas dari Desa Wisata Pondok Naga Sei Sijenggi.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 88, "width": 212, "height": 280, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan memproduksi dan menjual aneka kuliner dari buah naga, masyarakat Desa Wisata Pondok Naga Sei Sijenggi dapat meningkatkan perekonomian lokal mereka. Selain itu, kuliner buah naga juga dapat menjadi daya tarik wisata yang dapat menarik wisatawan untuk datang ke desa tersebut dan membeli produk kuliner buah naga yang dihasilkan oleh masyarakat setempat. Hal ini dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan pemasukan dan penghasilan bagi masyarakat Desa Wisata Pondok Naga Sei Sijenggi.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 399, "width": 89, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 419, "width": 212, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun simpulan dari penjelasan bab diatas terdapat beberapa simpulan yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 481, "width": 212, "height": 197, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Bahwa Desa Wisata Pondok Naga Sei Sijenggi memiliki potensi besar dalam mengembangkan inovasi kuliner dari buah naga untuk meningkatkan perekonomian lokal dan menarik wisatawan untuk datang ke desa tersebut. Kendala yang dihadapi dalam pelestarian buah naga antara lain adalah terbatasnya lahan dan perawatan yang memerlukan biaya tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 688, "width": 212, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Untuk meningkatkan pemasaran dan penjualan produk kuliner buah naga, dapat dilakukan promosi melalui media", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 781, "width": 24, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "400", "type": "Page footer" }, { "left": 162, "top": 782, "width": 365, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENINGKATAN INOVASI KULINER DI DESA WISATA PONDOK NAGA KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI", "type": "Page footer" }, { "left": 468, "top": 802, "width": 56, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bobby Rahman", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 198, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sosial dan membuat festival buah naga sebagai daya tarik wisata. Aneka kuliner dari buah naga yang dapat diproduksi dan dijual antara lain jus buah naga, manisan buah naga, keripik buah naga, selai buah naga, dan olahan makanan lain yang mengandung buah naga.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 233, "width": 212, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Dengan mengembangkan inovasi kuliner buah naga, diharapkan dapat meningkatkan perekonomian lokal Desa Wisata Pondok Naga Sei Sijenggi, menciptakan lapangan kerja baru, serta mempromosikan kuliner khas daerah tersebut kepada wisatawan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 378, "width": 34, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 398, "width": 212, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil wawancara dan simpulan sebelumnya, beberapa saran yang dapat diberikan untuk meningkatkan inovasi kuliner di Desa Wisata Pondok Naga Sei Sijenggi adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 502, "width": 212, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Pelatihan dan pendampingan dari pihak terkait seperti Dinas Pertanian,", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 198, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perikanan, dan Kehutanan dalam mengembangkan produk kuliner dari buah naga.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 605, "width": 212, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Meningkatkan kualitas dan variasi", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 626, "width": 198, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "produk kuliner dari buah naga yang dihasilkan dengan melakukan riset dan pengembangan untuk menemukan resep baru dan cara penyajian yang menarik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 709, "width": 212, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Meningkatkan promosi produk kuliner buah naga melalui media sosial dan", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 198, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "situs web Desa Wisata Pondok Naga Sei Sijenggi untuk menjangkau lebih banyak pelanggan dan wisatawan.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 150, "width": 212, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Menyelenggarakan festival buah naga secara rutin sebagai ajang promosi dan memperkenalkan produk kuliner buah naga kepada masyarakat lokal dan wisatawan.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 253, "width": 212, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Mengembangkan kerjasama dengan restoran, hotel, dan agen wisata lokal untuk memasarkan produk kuliner buah naga secara lebih luas dan meningkatkan penjualan.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 357, "width": 212, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Meningkatkan ketersediaan bahan baku buah naga dengan mengembangkan pertanian buah naga secara berkelanjutan dan memanfaatkan teknologi pertanian yang lebih modern.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 460, "width": 212, "height": 136, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. Dengan mengikuti saran-saran di atas, diharapkan Desa Wisata Pondok Naga Sei Sijenggi dapat mengembangkan inovasi kuliner dari buah naga yang lebih baik, meningkatkan perekonomian lokal, serta mempromosikan kuliner khas daerah tersebut kepada wisatawan.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 626, "width": 135, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 667, "width": 212, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Blakely, R. D., De Felice, L. J., & Hartzell, H. C. (1994). Molecular physiology of norepinephrine and serotonin transporters. The Journal of", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "401", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 782, "width": 256, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL DARMA AGUNG, Vol. 31, No. 1, (2023) April : 395 - 401", "type": "Page footer" }, { "left": 95, "top": 88, "width": 185, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Experimental Biology , 196 (1), 263–", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 108, "width": 24, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "281.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 129, "width": 212, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Johns-Putra, A. (2006). The history of the epic . Springer.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 171, "width": 212, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Luecke, R. (2003). Managing change and transition (Vol. 3). Harvard Business Press.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 230, "width": 212, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ma’rif, S. (2000). Pengertian Dasar dan Esensi Pengembangan Wilayah.", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 274, "width": 127, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Semarang: PWK UNDIP .", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 295, "width": 212, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Organization, I. L. (2001). World employment report 2001: life at work in the information economy . ILO", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 357, "width": 43, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Geneva.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 378, "width": 212, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Siagian, H., & Cahyono, E. (2014).", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 398, "width": 188, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis website quality, trust dan loyalty pelanggan online shop. Jurnal", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 440, "width": 182, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manajemen Pemasaran , 8 (2), 55–61.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 460, "width": 212, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wiwin, I. W. (2019). Faktor Sukses dalam", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 481, "width": 188, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengembangan Wisata Pedesaan.", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 502, "width": 188, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pariwisata Budaya: Jurnal Ilmiah", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 523, "width": 165, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agama Dan Budaya , 4 (2), 25–29.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 543, "width": 212, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wongso, F. (2015). Perancangan Sistem", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 564, "width": 188, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Informasi Penjualan Berbasis Java", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 585, "width": 188, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Studi Kasus Pada Toko Karya", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 605, "width": 188, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gemilang Pekanbaru. Jurnal Ilmiah", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 626, "width": 188, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ekonomi Dan Bisnis (e-Journal) ,", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 647, "width": 32, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12 (1).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 667, "width": 212, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yuliati, E., & Suwandono, D. (2016).", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 688, "width": 188, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arahan Konsep dan Strategi Pengembangan Kawasan Desa Wisata Nongkosawit Sebagai", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 88, "width": 188, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Destinasi Wisata Kota Semarang . UNIVERSITAS DIPONEGORO.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 129, "width": 212, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zakaria, F., & Suprihardjo, R. (2014).", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 150, "width": 188, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konsep pengembangan kawasan desa wisata di desa bandungan kecamatan pakong kabupaten pamekasan. Jurnal Teknik ITS , 3 (2), C245–C249.", "type": "Text" } ]
7be6f828-6a4d-2b0e-d95d-c4e4fa5ab686
http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika/article/download/70/57
[ { "left": 227, "top": 123, "width": 159, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGANTAR REDAKSI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 169, "width": 443, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat-Nya segala yang kita lakukan dengan kerja keras dapat terlaksana dengan baik. Jurnal Etnoreflika Volume 3 Nomor 1 bulan Februari tahun 2014 telah terbit dengan menyajikan 9 (sembilan) tulisan. Ke sembilan tulisan tersebut merupakan hasil penelitian dari sejumlah dosen dengan berbagai disiplin ilmu, yakni sosial dan budaya yang berasal dari bidang ilmu yang berbeda-beda. Jurnal Etnoreflika Volume 3 Nomor 1, Februari 2014, memuat tulisan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 272, "width": 443, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Pengobatan Tradisional Suku Bajo di Desa Tanjung Pinang Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 308, "width": 443, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Kajian Ekolinguistik terhadap Ketergerusan Leksikon Kesaguan pada Masyarakat Tolaki di Kabupaten Konawe.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 345, "width": 340, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Jeneponto dalam Dua Dimensi Tradisi : Suatu Tinjauan Arkeologi.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 366, "width": 370, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Sejarah Persebaran, dan Klasifikasi Bahasa Tolaki di Sulawesi Tenggara.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 386, "width": 443, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Faktor Penghambat Tingkat Partisipasi Anak Usia Sekolah pada Pendidik Dasar dan Menengah di Desa Cempedak Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe Selatan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 423, "width": 443, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM- MP) dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Miskin di Kelurahan Mataiwoi Kecamatan Wua-wua Kota Kendari.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 473, "width": 443, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Model Kemitraan untuk Mewujudkan Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pertambangan terhadap Komunitas Lokal dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan di Sulawesi Tenggara.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 523, "width": 443, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Buruh Migran Perempuan : Identifikasi terhadap Perlindungan dan Pemberdayaannya di Desa Korumba Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 559, "width": 442, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Analisis Penggunaan Bahasa Non Verbal Dominan dalam Komunikasi Anak Tunarungu.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 596, "width": 442, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semoga sajian dalam jurnal ini, dapat memberikan kontribusi, informasi maupun wawasan baru dalam bidang sosial dan budaya khususnya di daerah Sulawesi Tenggara.", "type": "Text" }, { "left": 409, "top": 681, "width": 76, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salam Redaksi", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 82, "width": 103, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 3, Nomor 1, Februari 2014", "type": "Text" }, { "left": 260, "top": 119, "width": 83, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR ISI", "type": "Section header" }, { "left": 188, "top": 139, "width": 94, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nasruddin Suyuti", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 153, "width": 117, "height": 157, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "La Ode Aris Aris Abdul Rauf Suleiman Basrin Malemba", "type": "Picture" }, { "left": 237, "top": 336, "width": 45, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "La Janu", "type": "Table" }, { "left": 170, "top": 415, "width": 113, "height": 216, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Makmur Kambolong Ashmarita Laxmi", "type": "Picture" }, { "left": 146, "top": 139, "width": 191, "height": 586, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marsia Sumule Genggong Gista Yanuarti 381-389 390-399 400-415", "type": "Table" }, { "left": 294, "top": 298, "width": 43, "height": 51, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "416-433 434-442", "type": "Picture" }, { "left": 294, "top": 138, "width": 230, "height": 576, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "443-454 455-465 466-488 489-495 Pengobatan Tradisional Suku Bajo di Desa Tanjung Pinang Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna Kajian Ekolinguistik Terhadap", "type": "Table" }, { "left": 342, "top": 205, "width": 180, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketergerusan Leksikon Kesaguan pa- da Masyarakat Tolaki di Kabupaten Konawe", "type": "Table" }, { "left": 342, "top": 258, "width": 180, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jeneponto dalam Dua Dimensi Tradi- si : Suatu Tinjauan Arkeologi", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 297, "width": 181, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sejarah Persebaran, dan Klasifikasi Bahasa Tolaki di Sulawesi Tenggara Faktor Penghambat Tingkat Partisipasi Anak Usia Sekolah pada Pendidik Dasar dan Menengah di De-", "type": "Table" }, { "left": 342, "top": 378, "width": 176, "height": 79, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sa Cempedak Kecamatan Laonti Ka- bupaten Konawe Selatan Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) dalam", "type": "Table" }, { "left": 342, "top": 458, "width": 181, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Miskin di Kelurahan Ma- taiwoi Kecamatan Wua-wua Kota", "type": "Table" }, { "left": 342, "top": 500, "width": 42, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kendari", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 525, "width": 184, "height": 215, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model Kemitraan Untuk Mewujudkan Program Tanggung Ja- wab Sosial Perusahaan Pertambangan Terhadap Komunitas Lokal dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan di Sulawesi Tenggara Buruh Migran Perempuan : Identifi- kasi Terhadap Perlindungan dan Pem- berdayaannya di Desa Korumba Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe Analisis Penggunaan Bahasa Non Verbal Dominan dalam Komunikasi Anak Tunarungu", "type": "Table" }, { "left": 260, "top": 38, "width": 92, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ETNOREFLIKA", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 63, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VOLUME 3", "type": "Page header" }, { "left": 268, "top": 66, "width": 109, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. 1. Februari 2014.", "type": "Page header" }, { "left": 409, "top": 66, "width": 116, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Halaman 443-454", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 803, "width": 21, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "443", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 105, "width": 427, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTRAAN MASYARAKAT MISKIN DI KELURAHAN MATAIWOI", "type": "Section header" }, { "left": 180, "top": 150, "width": 250, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KECAMATAN WUA-WUA KOTA KENDARI 1", "type": "Text" }, { "left": 248, "top": 183, "width": 113, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Makmur Kambolong 2", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 212, "width": 61, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 237, "width": 441, "height": 273, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) dalam mening- katkan kesejahteraan masyarakat miskin di Kelurahan Mataiwoi Kecamatan Wua-Wua Kota Kendari. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data diperoleh melalui studi kepustakaan (library study) dan studi lapangan (field study) yaitu dengan observasi, wawancara, dan kuesioner. Kemudian data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Mataiwoi selama Tahun 2011-2012 terdiri atas 3 bidang, yaitu 1) Bidang Lingkungan, yaitu berupa : pembuatan sumur gali umum, rehab rumah tidak layak huni, dan penimbunan jalan yang hasil mencapai 100 persen terlaksana. 2) Bidang Sosial, yaitu terdiri atas santunan cacat dan yatim piatu, beasiswa, sunatan dan pemberian santunan jompo janda dan duda. Program pada bidang ini berhasil dengan baik karena dukungan dan partisipasi masyarakat. 3) Bidang Ekonomi, yaitu dilaksanakan melalui Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) dengan menyalurkan berbagai kredit mikro untuk kegiatan peningkatan pendapatan dan membiayai pembangunan infrastruktur dalam skala kecil. Kemudian program pemberdayaan di bidang ekonomi dalam bentuk pinjaman dana bergulir dengan tujuan membantu peningkatan daya beli masyarakat atau pendapatan bagi warga miskin. Bentuk usaha yang dilakukan oleh masyarakat miskin dalam bidang ekonomi adalah berupa pedagang ikan keliling, pedagang ikan di pasar, usaha kios, usaha pembuatan kue, dan usaha-usaha lain- nya yang dianggap masih layak menerima bantuan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 519, "width": 327, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : implementasi PNPM, kesejahtraan, masyarakat miskin", "type": "Text" }, { "left": 274, "top": 555, "width": 64, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 576, "width": 442, "height": 121, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The objective of this study is to analyze the implementation of the National Program for Urban Community Empowerment in improving poor social prosperity in Mataiwoi, sub district of Wua-Wua, Kendari City. The method of this study is descriptive qualitative. Data was collected by library and field study such as observation, interview, and questioners. The data was analyzed by the technique of descriptive qualitative analysis. The result of this study found that PNPM Urban in the Mataiwoi Village during the year of 2011-2012 consisted of three areas, namely 1) Environment Field, which were: the manufacture of common wells, rehabilitation of unfit houses for habitation, and the accumulation path that results reach 100 percent done. 2) Social Affairs, it consists of", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 723, "width": 69, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Hasil Penelitian", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 734, "width": 442, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Staf Pendidik pada Jurusan Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Halu Oleo. Kampus Bumi Tridharma, Jl. H.E. Agus Salim Mokodompit, Kendari 93232.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 203, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Etnoreflika, Vol. 3, No. 1, Februari 2014: 443-454", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 797, "width": 21, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "444", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 443, "height": 107, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "disabled and orphan benefits, scholarships, circumcision, and granting compensation elderly widows and widowers. 3) Economic Affairs, which is implemented through Bantuan Langsung Tunai (BLM) to distribute a variety of micro-credit for income generating activities and to finance small-scale infrastructure development. Then, the economic empowerment program in the form of a revolving loan fund with the aim to help increase people's purchasing power or income for the poor. Form of the work done by the poor in the economic field are fish traders, fish traders in the market, kiosk, cake making business, and other businesses that eligible to receive assistance.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 204, "width": 278, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Key words: implementation of PNPM, prosperity, poor society", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 243, "width": 114, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 205, "height": 287, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemiskinan di Indonesia merupa- kan masalah pembangunan yang bersifat multidimensi dan berkaitan erat dengan aspek sosial, ekonomi, budaya dan aspek lainnya. Sumoediningrat (1998), menge- mukakan bahwa “Kemiskinan ditandai dengan rendanhnya tingkat pendapatan masyarakat, keterisolasian, keterbelaka- ngan, dan pengangguran yang kemudian meningkat menjadi ketimpangan antar daerah, antar sektor, dan antar gologan penduduk”. Sedangkan menurut Emil Sali (Abdul Sani, 1993) adalah “Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Mereka dikatakan ber- ada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok se- perti pangan, pakaian, tempat tinggal, dan lain-lain”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 559, "width": 205, "height": 190, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagaimana rekomendasi dari badan internasional yakni WHO/FAO (Word Health Organization/ Food Agri- culture Organization) “Jumlah kalori dan protein untuk penduduk Indonesia, ma- sing-masing 1900 kalori dan 40 gram protein / hari / orang”. Jadi secara um- um pengkategorian miskin di atas adalah mereka yang tidak dapat memenuhi ke- butuhan pokok atau konsumsi nyata, me- liputi pangan, sandang dan papan, karena tidak memiliki mata pencaharian tetap dan jumlah tanggungan yang banyak. Kondisi masyarakat yang demikian me-", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 237, "width": 209, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ngharuskan pemerintah setempat berusaha keras dengan melakukan pemberdayaan kepada mereka untuk mencapai kesejah- teraan hidupnya.", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 298, "width": 214, "height": 273, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masyarakat yang sejahtera ditandai dengan adanya kemakmuran berupa meni- ngkatnya pendapatan. Peningkatan penda- patan sendiri merupakan hasil produksi ya- ng meningkat. Proses demikian dapat ber- langsung baik apabila asumsi-asumsi pem- bangunan, yakni adanya kesempatan kerja secara penuh, tiap orang memiliki kemam- puan yang sama dan semua pelaku ekono- mi bertindak rasional terpenuhi. Namun di- balik pembangunan tersebut yang terus di- galakan pada sisi lain muncul masalah ke- miskinan terutama di wilayah perkotaan dengan ciri umum dari kondisi fisik masy- arakat miskin adalah tidak memiliki ak- ses ke sarana dan prasarana dasar ling- kungan yang memadai, dengan kualitas pe- rumahan dan pemukiman yang jauh di ba- wah standar kelayakan dan mata pencahari- an yang tidak menentu.", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 580, "width": 213, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk menanggulangi personalan kemiskinan di perkotaan tersebut pemerin- tah mengeluarkan kebijakan untuk mem- berikan bantuan kepada masyarakat miskin melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM- MP). Program tersebut diharapkan menjadi upaya untuk mengokohkan keberdayaan masyarakat dan institusi komunitas masya- rakat perkotaan terutama komunitas masya- rakat miskin agar pada masa berikutnya up- aya penaggulangan kemiskinan dapat dija-", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 38, "width": 337, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Makmur Kambolong : Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Miskin di Kel. Mataiwoi Kec. Wua-wua Kota Kendari", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 789, "width": 21, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "445", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 210, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lankan sendiri oleh masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan. Dengan demi- kian, masyarakat merasa memiliki dan ber- tanggung jawab dari pemberdayaan ma- syarakat dan pemberdayaan lembaga yang ada di komunitas mereka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 176, "width": 216, "height": 204, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM- MP) dilaksanakan sejak Tahun 2007 seba- gai suatu upaya pemerintah untuk memba- ngun kemandirian masyarakat dan pemerin- tah daerah dalam menanggulangi kemiskin- an secara berkelanjutan. Program ini sangat strategis karena menyiapkan landasan ke- mandirian masyarakat berupa institusi ke- pemimpinan masyarakat yang representatif, mengakar, dan menguat bagi perkembangan modal sosial ( social capital ) masyarakat di- masa mendatang serta menyiapkan kemit- raan masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 389, "width": 216, "height": 163, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu persoalan yang diakibat- kan oleh perkembangan kota pada umum- nya termasuk di Kelurahan Mataiwoi ini adalah adanya kecenderunagan munculnya permasalahan-permasalahan sosial, seperti semakin banyaknya anak yang putus seko- lah, rendahnya kualitas perumahan masya- rakat, kriminalitas dan kenakalan remaja, pengangguran dan pencemaran lingkungan dimana gejala-gejala seperti ini merupakan faktor pendorong munculnya kawasan atau kantong kemiskinan di kawasan perkotaan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 561, "width": 216, "height": 163, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adanya permasalahan kemiskinan di perkotaan mendorong aparat pemerintah mengupayakan Pogram Nasional Pember- dayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PN- PM-MP) guna merespon permasalahan ke- miskinan yang ada di daerah tersebut, khu- susnya di Kelurahan Mataiwoi namun ber- dasarkan hasil penelitian awal menunjuk- kan bahwa dalam pengimplementasian PN- PM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Mata- iwoi tersebut terdapat masalah seperti pe- laksanaan pada bidang ekonomi.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 216, "height": 190, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan adanya pelaksanaan Prog- ram Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP), diharap- kan membawa perubahan pada masyarakat yang nantinya diharapkan dapat mengura- ngi permasalahan di bidang lingkungan, so- sial dan ekonomi. Oleh karena itu, seluruh stakeholder PNPM Mandiri Perkotaan da- lam hal ini Badan Keswadayaan Masyara- kat (BKM) Mataiwoi Jaya bersama-sama masyarakat Kelurahan Mataiwoi dapat ma- mpu mengoptimalkan pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan agar berfungsi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 287, "width": 216, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tulisan ini akan menyajikan pengeta- huan dan kajian implementasi Program Na- sional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) dalam meningkat- kan kesejahtraan masyarakat miskin di Ke- lurahan Mataiwoi Kecamatan Wua-Wua Kota Kendari.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 403, "width": 216, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pressman dan Wildasky (Mufty, 1992) memandang implementasi sebagai suatu proses interaksi antara tujuan dan tin- dakan yang dilakukan untuk mencapai tuj- uan tersebut. Dengan demikian implement- tasi menjadi jaringan dan mampu mengait- kan hubungan yang menjadi mata rantai hubungan berikutnya yang memungkinkan pencapaian hasil yang diinginkan. Karena itulah unsur yang saling terkait merupakan konsep penting dari implementasi.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 561, "width": 216, "height": 177, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alison (Abdullah, 1987) mengemu- kakan bahwa tahap implementasi merupa- kan tahap yang penting dan kritis yang me- merlukan kerja sama segenap pihak dalam penyusunan dan pelaksanaan suatu kebijak- snaan. Sebelum suatu program atau proyek dilaksanakan, dilakukan persiapan yang matang tentang segala hal yang menyang- kut proyek, misalnya organisasi, tenaga ker- ja. Termasuk kualifikasi orang-orang yang telibat di dalamnya, dana dan perlengkapan serta prosedur kerja yang mengikat semua pihak yang terlibat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 206, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Etnoreflika, Vol. 3, No. 1, Februari 2014: 443-454", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 789, "width": 21, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "446", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 216, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mempelajari masalah implementasi kebijaksanaan berarti berusaha untuk mem- ahami apa kenyataan yang terjadi sesudah program diberlakukan atau dirumuskan, yakni peristiwa-peristiwa dan kegiatan- kegiatan yang terjadi setelah proses penge- sahan kebijaksanaan negara, baik itu meny- angkut usaha-usaha untuk memberikan da- mpak tertentu pada masyarakat atau peris- tiwa-peristiwa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 232, "width": 216, "height": 204, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sejalan dengan Alison, Daniel A. Masmanian pada Paul A. Sabatiar (Solihin, (1997) menyatakan bahwa implementasi adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-unda- ng namun dapat pula berbentuk perintah- perintah atau keputusan eksekutif yang pen- ting atau keputusan badan peradilan. La- zimnya keputusan tersebut mengidentifika- sikan masalah yang ingin dicapai dan ber- bagai cara untuk mengatur proses imple- menttasinya. Lebih lanjut ditegaskan bahwa implementasi dapat dikonseptuali-sasikan sebagai proses, sebagai hasil (output) dan sebagai akibat (outcome).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 445, "width": 216, "height": 93, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edward dan Sharhansy (Abdullah, 1988) mengemukakan bahwa “implement- tation may be viewed as a process of inter- action between the setting of goal and acti- on gearet to achieving them” (implementasi adalah suatu gambaran tentang strategi dan tujuan tertentu yang ingin dicapai).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 547, "width": 215, "height": 108, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya Meemont Brindle (Ab- dullah, 1988) “implementation of general process of administration action that can be invertige at a specific program level” (im- plementtasi adalah suatu proses pelaksana- an tujuan administrasi secara umum yang kemudian ditindak lanjuti dalam tingkatan program yang bersifat spesifik).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 664, "width": 216, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Unsur kedua dari implementasi ke- bijaksanaan adalah adanya kelompok sasa- ran (penerima) manfaat kebijaksanaan. Ke- lompok ini sering disebut target group “cle- nt” obyek atau dengan meminjam istilah Jones (1984) para abiders . Hal ini berbeda", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 216, "height": 245, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan rumusan lainnya, antara lain dari Dunn (1981) tidak menyatakan secara aks- plisit adanya kelompok sasaran dan hanya menyebutkan tiga faktor yang saling ber- hubungan yakni kebijaksanaan sendiri, para stakeholder, dan lingkungan kebijaksanaan. Kelompok sasaran (target group) dari suatu kebijaksanaan adalah organisasi-organisasi ataupun anggota-anggota dalam masyarakat sebagai obyek positif dari kebijaksanaan dalam arti keadaannya diharapkan dapat be- rubah dan memberi dampak yang lebih baik bagi masyarakat. Manfaat yang diperoleh oleh kelompok sasaran diistilahkan oleh Grindle (1980) sebagai hasil akhir berupa dampak dari implementasi kebijaksanaan terhadap perseorangan, kelompok atau ma- syarakat.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 342, "width": 216, "height": 177, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelompok sasaran tersebut memiliki kondisi dan peranan tertentu oleh sebab itu kelompok ini perlu mendapat perhatian ter- sendiri bagi pengambilan keputusan karena dapat menjadi indikator untuk mengetahui efektifitas kebijaksanaan dalam arti sebe- rapa jauh kebijaksanaan telah ditentukan itu benar-benar memperhatikan kepentingan publik secara optimal dan pelaksanaanya mencapai sasaran yang direncanakan atau seberapa jauh telah memperbaiki kondisi kelompok sasaran yang dimaksudkan Mus- topadidjaja (1944).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 527, "width": 216, "height": 108, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Unsur yang ketiga dari implement- tasi kebijaksanaan adalah unsur pelaksana- an (pelaku) baik organisasi maupun per- orangan yang bertanggung jawab dalam proses implementasi. Pelaksana kebijaksa- naan ini oleh sebagian ahli disebut sebagai aktor atau sering pula diistilahkan “Stake Holders” Dunn (1981).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 644, "width": 215, "height": 107, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jones (1991) mengemukakan tiga pilar implementasi yakni (1) peng-organisa- sian yakni penataan kembali sumber daya unit-unit serta metode untuk menjalankan program; (2) interprestasi yakni aktifitas menafsirkan agar program menjadi rencana dan pengarahan yang tepat dan dapat diteri- ma serta dilaksanakan; dan (3) aplikasi ya-", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 38, "width": 337, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Makmur Kambolong : Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Miskin di Kel. Mataiwoi Kec. Wua-wua Kota Kendari", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 789, "width": 21, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "447", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 215, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "itu memberikan kelengkapan rutin bagi pe- layanan, pembayaran atau aktivitas lainya sesuai dengan tujuan pro-gram.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 135, "width": 215, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan demikian dapat dikatakan bahwa implementasi adalah suatu gambaran tentang strategi dan tujuan tertentu yang ingin dicapai dan memerlukan kerja sama segenap pihak dalam penyusunan dan pela- ksanaanya untuk tercapainya tujuan.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 225, "width": 128, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Konsep Kemiskinan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 246, "width": 215, "height": 93, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Definisi umum kemiskinan adalah masyarakat berada pada suatu kondisi serba terbatas baik dalam aksebilitas pada faktor produksi, peluang/kesempatan berusaha, pendidikan, fasilitas hidup lainnya, sehing- ga dalam setiap aktivitas maupun usaha menjadi sangat terbatas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 348, "width": 216, "height": 121, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bank Dunia mendefinisikan kemis- kinan sebagai “ Proverty is concern with ab- solute standart of living of part of society the poor in equality refers to relative living standart across the whole society”. Dari de- finisi tersebut dapat diketahui bahwa kemis- kinan adalah terkait dengan batas absolut standart hidup sebagai masyarakat miskin (Sumodiningrat dan Gunawan, 1996).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 478, "width": 216, "height": 273, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Deepa Nerayan (Parwoto, 2007) menyatakan bahwa ada empat dimensi uta- ma definisi kemiskinan yang dirumuskan oleh masyarakat miskin sendiri yakni (1) dimensi material kekurangan pangan, la- pangan kerja dengan muaranya adalah ke- laparan atau kekurangan makanan; (2) di- mensi psikologi seperti ketidakberadaan (powerlesness), tidak mampu berpendapat (voicelesness), ketergantungan (dependen- cy), rasa malu (shame), rasa hina (humilati- on); (3) dimensi akses pelayanan prasarana yang praktis tidak dimiliki; (4) dimensi aset/milik praktis tidak memiliki aset seba- gai modal untuk menyelenggarakan hidup mereka secara layak seperti (a) kapital fisik (physical capital), antara lain menyangkut tanah, ternak, peralatan kerja, hunian, perhi- asan dan sebagainya; (b) kapital manusia (human capital), antara lain menyangkut", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 215, "height": 107, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kesehatan, pendidikan dan pekerjaan; (c) aset sosial (social capital) atau sering diar- tikan sebagai sistem kekerabatan yang men- dukung kaum miskin untuk tetap bertahan hidup; (d) aset lingkungan (enviromental asset) mencakup iklim dan musim yang sa- ngat berpengaruh pada petani, nelayan dan sebagai pekerja lapangan.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 204, "width": 216, "height": 232, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut John Friedman (1992) ke- miskinan didefinisikan sebagai ketidaksa- maan kesempatan untuk mengakumulasikan basis kekuasaan sosial. Basis kekuasaan so- sial meliputi (tidak terbatas pada) modal yang produktif atau aset (misalnya tanah, perumahan, peralatan, kesehatan, dan lain- lain). Sumber-sumber keuangan (income dan kredit memadai), orgnisasi sosial dan politik yang dapat di gunakan untuk men- capai kepentingan bersama (partai politik, sindikat, koperasi, dan lain-lain); network atau jaringan sosial untuk memperoleh pe- kerjaan, barang-barang, dan lain-lain; peng- etahuan dan keterampilan yang memadai dan informasi yang berguna untuk memaju- kan kehidupan.", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 445, "width": 163, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pemberdayaan Masyarakat", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 465, "width": 215, "height": 122, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemberdayaan masyarakat merupa- kan upaya yang disengaja untuk memfasi- litasi masyarakat lokal dalam merencana- kan, memutuskan dan mengelola sumber daya lokal yang dimiliki melalui collective- action dan networking sehingga pada akhir- nya mereka memiliki kemampuan dan ke- mandirian secara ekonomi, ekologi dan so- sial (Supriyanto, 2004).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 596, "width": 216, "height": 149, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nugroho (2004) mendefinisikan pe- mberdayaan sebagai proses menjadi, bukan sebuah proses instant. Sebagai proses, pem- berdayaan mempunyai tiga tahapan yaitu penyadaran, pengkapasitas, dan pemberda- yaan. Tahapan penyadaran berorentasi pada pemberian pemahaman dan pendayaan. Ta- hap penyadaran berorientasi pada pemberi- an pemahaman terhadap pendidikan dan ke- terampilan, tahapan pengkapasitasan meng- arah pada pemberian kekuatan dan kemam-", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 206, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Etnoreflika, Vol. 3, No. 1, Februari 2014: 443-454", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 789, "width": 21, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "448", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 216, "height": 107, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "puan untuk melaksanakan pekerjaan seda- ngkan tahapan pendayaan lebih diutamakan pembentukan sikap dan prilaku. Rapparport (Nugroho, 2006) mendefinisikan pemberda- yaan sebagai proses, suatu mekanisme da- lam hal ini individu, organisasi, dan masy- arakatnya menjadi ahli akan masalah yang mereka hadapi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 204, "width": 216, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Strategi yang harus ditempuh untuk meningkatkan keberdayaan masyarakat me- nurut Alamsyah (2002) yakni (1) mengem- bangkan komunikasi lingkungan; (2) meng- intregasikan aliansi mitra strategi ke dalam program lingkungan; (3) melakukan pende- katan langsung kepada kelompok sasaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 306, "width": 212, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Petunjuk Teknis PNPM Mandiri Per- kotaan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 338, "width": 215, "height": 163, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PNPM Mandiri Perkotaan adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksa- naan program-program penanggulangan ke- miskinan berbasis pemberdayaan masyara- kat. PNPM dilaksanakan melalui harmoni- sasi dan pengembangan sistem serta meka- nisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan dan pendanaan stimulan un- tuk mendorong prakarsa dan inovasi masya- rakat dalam upaya penanggulangan kemis- kinan yang berkelanjutan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 510, "width": 215, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya untuk memberdayakan masyarakat miskin terdapat kegiatan-kegia- tan PNPM Mandiri Perkotaan, yaitu sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 215, "height": 135, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Kegiatan di Bidang Lingkungan Komponen kegiatan yang salah satunya dapat didanai oleh PNPM Mandiri Per- kotaan adalah terkait dengan pengadaan prasarana dan sarana lingkungan pemu- kiman yang melibatkan masyarakat dan di- sertai adanya pengendalian mutu dan ada- nya proses pengawasan, pengeloaan serta pemeliharaan guna mendukung kebutuhan masyarakat sesuai cita-cita mereka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 216, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Kegiatan di Bidang Sosial Kegiatan ini mempunyai tujuan antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 216, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Memperkuat ikatan sosial ( social cohesion ) dengan menggalang kepe- dulian/solidaritas, kebersamaan dan menumbuhkan kepercayaan dengan menggerakkan kapasitas sosial di ma- syarakat.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 171, "width": 216, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Meningkatkan pendapatan dan men- gurangi pengeluaran masyarakat pa- ling miskin dan rentan melalui pe- ningkatan pelayanan sosial langsung bagi kelompok masyarakat paling mis- kin dan masyarakat rentan.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 253, "width": 213, "height": 67, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Menumbuhkan kebiasaan untuk me- ngelola program sosial yang berkelan- jutan, mulai dari perencanaan, pelaksa- naan, pengawasan sampai evaluasi ke- giatan.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 322, "width": 156, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Kegitan di Bidang Ekonomi", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 336, "width": 215, "height": 121, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PNPM Mandiri Perkotaan memberikan pinjaman bergulir yang berupa usaha si- mpan pinjam dalam rangka mengem- bangkan usaha ekonomi produktif ma- syarakat miskin dan memberikan dana hi- bah untuk dikelola dan digunakan dalam membangun sarana dan prasarana dasar lingkungannya yang dapat menunjang kegi- atan ekonomi produktif.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 474, "width": 152, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 493, "width": 216, "height": 163, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian di laksanakan di Kelurah- an Mataiwoi Kecamatan Wua-Wua Kota Kendari dengan cara: (1) studi kepustakaan (library study) yaitu tehnik pengumpulan data dan informan melalui berbagai sumber bacaan seperti buku-buku, website , majalah, brosur, surat kabar, dan sumber bacaan la- innya yang relevan; (2) studi lapangan (field study) yaitu dengan mengadakan pe- nelitian langsung di lapangan terhadap ob- jek penelitian dengan cara observasi, wa- wancara,dan kuesioner.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 671, "width": 211, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. GAMBARAN UMUM WILAYAH MATAIWOI", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 704, "width": 215, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Luas wilayah Kelurahan Mataiwoi Kecamatan Wua-wua adalah 320 Ha. Peng- gunaan lahan di kelurahan pada umumnya", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 38, "width": 337, "height": 37, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Makmur Kambolong : Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Miskin di Kel. Mataiwoi Kec. Wua-wua Kota Kendari", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 789, "width": 21, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "449", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 216, "height": 149, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk lokasi perumahan/pemukiman yaitu seluas 44,4 Ha, seperti rumah tinggal pen- duduk, kios dan toko maupun untuk keper- luan bangunan kantor. Sedangkan sisanya digunakan untuk areal perkebunan/pertain- an dengan luas 259 Ha dan sisanya diguna- kan untuk keperluan lainnya. Berdasarkan tersebut, mengindikasikan bahwa Kelurah- an Mataiwoi merupakan kawasan pemu- kiman padat yang berada di Kecamatan Wua-Wua.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 246, "width": 216, "height": 162, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penduduk Kelurahan Mataiwoi ber- dasarkan monografi Tahun 2013 berjumlah 5.363 jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari 2.490 jiwa laki-laki dan 2.873 jiwa perem- puan dengan kepala keluarga sebanyak 1.072 KK. Etnis yang mendiami wilayah Kelurahan Mataiwoi cukup homogen, yakni suku Tolaki mencakup 1.508 jiwa, suku Muna 1.779 jiwa, suku Bugis 438 jiwa, suku Jawa 329 jiwa, suku Toraja 215 jiwa, suku Buton 384 jiwa dan suku Bali 113 jiwa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 417, "width": 216, "height": 149, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lapangan kerja yang tersedia seba- gai mata pencaharian bagi penduduk Kelu- rahan Mataiwoi sangat bervariasi yakni se- banyak 12 jenis mata pencaharian yang di- tekuni oleh 1.555 orang dari jumlah pendu- duk. Keadaan tersebut menggambarkan sa- lah satu ciri perkembangan kehidupan per- kotaan dengan banyaknya atau bervariasi- nya pilihan untuk berusaha. Di samping itu pula seperti pegawai negeri, TNI, Peda- gang, pengrajin, tukang batu dan lain-lain.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 575, "width": 215, "height": 121, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jumlah penduduk miskin dalam ra- ngka pelaksanaan proyek PNPM Mandiri perkotaan di Kelurahan Mataiwoi merupa- kan hasil survei yang dilakukan oleh masy- arakat secara seksama melalui kegiatan pe- metaan swadaya, kriteria dan indikator ke- miskinan bersifat lokal dan berdasarkan subyektifitas dapat dilihat dalam tabel beri- kut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 705, "width": 212, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Kategori Keluarga MisKin Kelu- rahan Mataiwoi, Tahun 2012", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 87, "width": 199, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Kriteria Pendapatan Perkapita Jml Kk Persent ase(%) Pertahun Perbulan 1", "type": "Table" }, { "left": 322, "top": 107, "width": 52, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 3 Termiskin (K1)", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 107, "width": 125, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sangat Miskin (K2) Miskin <500.000 500rb-750rb 750rb-1 Jt <50.000 50rb-75rb", "type": "Table" }, { "left": 439, "top": 152, "width": 33, "height": 6, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "75rb-100rb", "type": "Picture" }, { "left": 479, "top": 107, "width": 9, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "74 26", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 107, "width": 215, "height": 201, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13 65,48 23, 00 11,25 Total 113 100,00 Sumber: dokumen PJM-Pronangkis, Tahun 2011 Sesuai dengan diberlakukannya konsep otonomi daerah Tahun 2004 lemba- ga kemasyarakatan yang menjadi wadah aspirasi masyarakat desa dan kelurahan ad- alah Forum Musyawarah Kelurahan (FMK) dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) serta organisasi kemasyarakatan lai- nnya.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 323, "width": 207, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. IMPLEMENTASI PROGRAM NA- SIONAL PEMBERDAYAAN MA-", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 350, "width": 192, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN DI KELURAHAN", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 378, "width": 70, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATAIWOI", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 401, "width": 117, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Bidang Lingkunga", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 420, "width": 211, "height": 191, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adanya keikutsertaan dalam program PNPM Mandiri Perkotaan merupakan sa- lah satu syarat utama bagi keberhasilan program tersebut dengan fokus pada pen- gendalian dan pelestarian lingkungan. Ber- bagai permasalahan yang ada di masyara- kat miskin perkotaan antara lain pencemar- an dan kerusakan alam, pemukiman ku- muh, tinggal di kawasan ilegal dan tidak berorientasi pada pembangunan yang ber- kelanjutan. Permasaahan tersebut merupa- kan salah satu pemberdayaan masyarakat yang dilakukan pada program PNPM Man- diri Perkotaan pada bidang lingkungan.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 619, "width": 216, "height": 108, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian pada ke- giatan dibidang lingkungan berupa kegiatan yang dilakukan masyarakat di Kelurahan Mataiwoi berupa pembuatan sumur gali umum, rehab rumah tidak layak huni, dan penimbunan jalan. Pelaksanaan kegiatan PNPM di bidang lingkungan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 206, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Etnoreflika, Vol. 3, No. 1, Februari 2014: 443-454", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 789, "width": 21, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "450", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 215, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Pelaksanaan Kegiatan PNPM di Bidang Lingkungan, Tahun 2011-2012.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 119, "width": 201, "height": 15, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Nama KSM Tahu n Jenis Kegiatan Jumlah Dana", "type": "Table" }, { "left": 248, "top": 128, "width": 15, "height": 6, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Rp)", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 136, "width": 5, "height": 70, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 2 3 4 5", "type": "Picture" }, { "left": 91, "top": 136, "width": 50, "height": 86, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Terampil Mandiri", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 168, "width": 24, "height": 6, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kuncup", "type": "Picture" }, { "left": 112, "top": 136, "width": 62, "height": 86, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bina Mulia Aneka Tetaka 2011 2011", "type": "Table" }, { "left": 158, "top": 168, "width": 16, "height": 54, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2011 2012 2012 2012", "type": "Picture" }, { "left": 185, "top": 136, "width": 54, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penimbunan jalan (100 M)", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 136, "width": 198, "height": 103, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembuatan sumur gali (2 unit) Pembuatan deker (2 unit) Rehab rumah (2 unit) Pengaspalan jalan (100 M) Pembuatan sumur gali (2 unit) 15.000.000,- 30.000.000,- 18.000.000,- 70.000.000,- 100.000.000,- 30.000.000,- Total 263.000.000,-", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 242, "width": 215, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber Data: Laporan Bulanan BKM Mataiwoi Jaya, Tahun 2011-2012", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 274, "width": 216, "height": 190, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Wawancara dengan salah satu warga yakni bahwa program PNPM di-bi- dang lingkungan di Kelurahan Mataiwoi pelaksanaannya sudah nampak sekali. Mi- salnya penimbunan jalan. Sebelum ada PN- PM Mandiri jalan sangat berlubang dan ka- lau musim hujan jalannya sangat ber-lum- pur. Namun setelah ada PNPM Mandiri de- ngan kegiatan penimbunan jalan, maka se- karang jalannya sudah bagus dan tidak be- cek lagi karena ditimbun dengan sirtu dan pasir. Selain itu, ada juga pembuatan sumur gali dan masyarakat sangat bersyukur ka- rena dapat merasakan manfaatnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 474, "width": 215, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Tanggapan Responden Tentang Pelaksanaan kegiatan Bidang Lingkungan di Kelurahan Mataiwoi, Tahun 2013", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 519, "width": 179, "height": 15, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Tanggapan Responden Jumlah Responden Persentase", "type": "Table" }, { "left": 95, "top": 536, "width": 5, "height": 6, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1", "type": "Picture" }, { "left": 95, "top": 536, "width": 56, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 3 Terlaksana Cukup Terlaksana", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 536, "width": 183, "height": 59, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kurang Terlaksana 12 11 - 52,18 47,82 - Jumlah 23 100,00 Sumber: Hasil Olahan kuesioner Tahun 2013", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 603, "width": 215, "height": 149, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data di atas, program PNPM Mandiri Perkotaan dibidang ling- kungan menunjukkan bahwa dari 23 orang responden, 12 orang atau 52,18% menyata- kan terlaksana. Artinya realisasi dari prog- ram PNPM Mandiri Perkotaan di bidang li- ngkungan ini dilakukan dengan baik sesuai dengan aturan dan juga manfaat dari prog- ram tersebut cukup dirasakan oleh masya- rakat setempat sehingga kesejahteraan ma- syarakat mengalami peningkatan. Itu dapat", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 215, "height": 94, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dilihat dari kegiatan yang dilakukan oleh PNPM berupa sumur umum gali sebanyak 4 unit, rehab rumah tidak layak huni seba- nyak 2 unit, pembuatan deker sebanyak 2 unit, pengaspalan jalan sepanjang 100 M yaitu di RT 2 dan pe-nimbunan jalan sepan- jang 100 M yaitu di RT 4.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 190, "width": 215, "height": 177, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan adanya kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan dibidang lingkungan ini seperti penimbunan jalan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Ke- lurahan Mataiwoi, juga dengan adanya su- mur gali dan dengan adanya rehab rumah perumahan yang tidak layak dihuni dapat layak untuk dihuni. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan adanya program PNPM Mandiri Perkotaan ini sangat mem- berikan manfaat serta dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan kesejahtera- an masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 376, "width": 88, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Bidang Sosial", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 396, "width": 215, "height": 93, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan program PNPM Man- diri Perkotaan di bidang sosial ini kegiatan- nya terdiri atas santunan cacat dan yatim pi- atu, beasiswa, sunatan, dan pemberian san- tunan jompo janda dan duda. Hasil pene- litian menunjukkan bahwa pada bidang ini pelaksanaannya berhasil dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 498, "width": 215, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Pelaksanaan Program Kegiatan Bidang Sosial, Tahun 2011-2012", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 530, "width": 193, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Nama KSM Tahun Jenis Kegiatan Jumlah Dana (Rp)", "type": "Table" }, { "left": 322, "top": 546, "width": 5, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 2 3", "type": "Picture" }, { "left": 322, "top": 546, "width": 185, "height": 55, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 5 6 Mekar Abadi Salam Nunulai Anawai Morini Membiri 2011 2011 2011 2012 2012 2012 Beasiswa Santunan Sunatan Santunan Sunatan Beasiswa 5.000.000,- 5.000.000,- 4.500.000,- 4.800.000,- 2.550.000,- 6.600.000,- Total 28.450.000,-", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 610, "width": 215, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber Data: Laporan Bulanan BKM Mataiwoi Jaya Tahun 2011-2012", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 640, "width": 215, "height": 107, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Mataiwoi telah di- lakukan dalam bidang sosial, seperti santu- nan cacat dan yatim piatu yang diberikan sebanyak 29 orang, beasiswa diberikan ke- pada 99 anak yang terdiri dari SD, SLTP dan SLTA, sunatan dan santunan jompo janda dan duda 44 orang.", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 38, "width": 337, "height": 37, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Makmur Kambolong : Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Miskin di Kel. Mataiwoi Kec. Wua-wua Kota Kendari", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 789, "width": 21, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "451", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 216, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Tanggapan Responden Terhadap implementasi PNPM di Bidang Sosial", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 121, "width": 175, "height": 47, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Tanggapan responden Jumlah Persentase 1 2 3 Berhasil Cukup Berhasil Kurang Berhasil 16 7 - 69,56 30,44 - Jumlah 23 100,00", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 183, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Hasil Olahan kuesioner Tahun 2013", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 189, "width": 216, "height": 218, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal itu dapat dilihat dari jumlah pe- nerima beasiswa sebanyak 99 orang yang terdiri dari SD sebanyak 43 anak, SLTP 34 anak dan SLTA sebanyak 22 anak. Untuk KSM Mekar Abadi sebanyak 40 anak dan KSM Memberi sebanyak 50 anak dimana masing-masing anak mendapatkan seragam sekolah dan uang sebesar Rp. 55.000,- /anak, untuk sunatan ini jumlah anak yang disunat sebanyak 40 orang, sedangkan yang menerima santunan cacat yatim dan piatu sebanyak 29 orang dimana masing-masing anak mendapatkan Rp. 65.000,-/anak dan santunan jompo, janda dan duda sebanyak 44 orang yang masing-masing mendapatkan Rp. 100.000,-/orang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 416, "width": 104, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Bidang Ekonomi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 435, "width": 210, "height": 205, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat berbagai usulan program yang telah dilaksanakan PNPM Mandiri Perko- taan di Kelurahan Mataiwoi melalui Ban- tuan langsung Masyarakat (BLM) telah menyalurkan berbagai kredit mikro untuk kegiatan peningkatan pendapatan dan da- pat membiayai pembangunan infrastruktur skala kecil. Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Mataiwoi dimana salah satu program pemberdayaan di bida- ng ekonomi yaitu adanya pinjaman dana bergulir dengan tujuan membantu peni- ngkatan daya beli atau pendapatan bagi or- ang miskin.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 648, "width": 210, "height": 108, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu wujud pada pelaksanaan di bidang Ekonomi berupa adanya pelaya- nan pinjaman yang diberikan lewat UPK (Unit Pengelola Keuangan) di Kelurahan Mataiwoi, dimana kemudian dana tersebut diteruspinjamkan kepada Kelompok Swa- daya Masyarakat (KSM) sebagai modal kerja usaha produktif (baik untuk usaha", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 210, "height": 94, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "baru maupun pengembangan usaha yang sudah ada), maka UPK-BKM harus mela- kukan kegiatan berdasarkan prosedur ope- rasional standar dalam pengelolaannya. Tujuannya adalah agar proses pengelolaan pinjaman bergulir yang dilaksanakan oleh UPK-BKM menjadi seragam.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 190, "width": 210, "height": 149, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil penelitian pada pelak- sanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Kelurahan Mataiwoi di bidang ekonomi yang disalurkan melalui dana PNPM Man- diri Perkotaan tersebut kepada masyarakat miskin untuk dikelola berupa penjual ikan keliling, penjual ikan di pasar, usaha buka kios, usaha pembuatan kue, dan usaha-usa- ha lainnya yang dianggap masih layak me- nerima bantuan.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 348, "width": 215, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Pelaksaanaan Kegiatan Bidang Ekonomi Usaha Kecil, (2011-2012)", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 382, "width": 194, "height": 72, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Nama KSM Jenis kegiatan Jumlah dana 1 2 3 4 5 6 Maliboro Mitra Cantik Waraka Moseu Asoka Usaha pembuatan kue Usaha bengkel Usaha salon Usaha jahit Usaha penjual ikan keliling Usaha buka kios 5.000.000,- 7.500.000,- 7.500.000,- 4.000.000,- 3.000.000,- 5.000.000,- Jumlah 32.000.000,-", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 457, "width": 215, "height": 20, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber data: Laporan BKM Mataiwoi Jaya, Tahun 2011-2012", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 484, "width": 216, "height": 135, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khusus untuk kegiatan di bidang ekonomi produktif dengan produk berupa usaha simpan pinjam yang dikelola oleh BKM Mataiwoi Jaya melaui UPK (Unit Pe- ngelola Keuangan) telah mengalami peni- ngkatan (pengguliran dana) jumlah KSM baru yang menerima dana dari PNPM Man- diri Perkotaan tersebut berjumlah 7 KSM. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada ta- bel di bawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 628, "width": 215, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 7. Bantuan dana PNPM di Bidang Ekonomi Produktif, Tahunn 2011-2012", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 662, "width": 195, "height": 86, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Nama KSM Jmlh ango ta Jenis kegiatan Jumlah bantuan Jmh penri ma 1 2 3 4 5", "type": "Table" }, { "left": 349, "top": 686, "width": 26, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Toro meambo Mekar", "type": "Table" }, { "left": 345, "top": 686, "width": 56, "height": 62, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Usaha Mepokoaso Padaidi 4 5 5 5 5", "type": "Table" }, { "left": 421, "top": 686, "width": 23, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penjual sayur Usaha", "type": "Picture" }, { "left": 418, "top": 686, "width": 95, "height": 62, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "batu bata Penjahit Kios sembako Kios 2.000.000,- 2.000.000,- 2.000.000,- 2.000.000,- 2.500.000,- 4 5 5 5 5", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 206, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Etnoreflika, Vol. 3, No. 1, Februari 2014: 443-454", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 789, "width": 21, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "452", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 95, "width": 54, "height": 38, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 7 8 Maju lancar Meohai", "type": "Table" }, { "left": 124, "top": 87, "width": 96, "height": 46, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Medulu 6 6 6 sembako Pengelola kayu Pengelola kayu", "type": "Picture" }, { "left": 190, "top": 127, "width": 27, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peternaka n ayam", "type": "Table" }, { "left": 115, "top": 95, "width": 174, "height": 55, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.000.000,- 3.000.000,- 5.500.000,- 6 6 6 Total 42 22.000.000, 42", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 153, "width": 215, "height": 21, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Laporan perkembangan dana bergulir UPK Per 31 Desember 2011", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 183, "width": 216, "height": 149, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari data tersebut, terlihat bahwa kegiatan PNPM di bidang ekonomi produ- ktif merupakan kegiatan yang sangat dimi- nati oleh masyarakat Kelurahan Mataiwoi. Ini terbukti dengan bertambahnya jumlah KSM yang mengusulkan kegiatan berupa penjual sayur, usaha batu bata, usaha jahit, kios sembako, pengolah kayu, dan peterna- kan ayam dengan jumlah anggota sekaligus penerima manfaat seluruhnya sebanyak 42 orang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 341, "width": 215, "height": 66, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya dengan adanya kegiatan PNPM di bidang ekonomi dapat memberi- kan manfaat bagi masyarakat miskin dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyara- kat penerima dana tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 416, "width": 215, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 8. Jumlah Pengembalian Dana Secara Kolektif, Tahun 2012", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 450, "width": 217, "height": 136, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Nama KSM Tanggal Pinjaman Besar Pinjaman Pokok Sistem Angsuran Total Tunggakan Pencaira n Jatuh Tempo 1 2 3 4 5 6 7", "type": "Table" }, { "left": 82, "top": 483, "width": 69, "height": 119, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 Toro. M Mekar Usaha Mepoko aso Padaidi Maju. L Meohai Medulu 3/5/ 2011", "type": "Table" }, { "left": 135, "top": 500, "width": 16, "height": 22, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3/5/ 2011 3/5/", "type": "Table" }, { "left": 135, "top": 524, "width": 16, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2011 3/5/", "type": "Picture" }, { "left": 135, "top": 540, "width": 16, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2011 3/5/", "type": "Table" }, { "left": 135, "top": 556, "width": 16, "height": 38, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2011 3/5/ 2011 3/5/ 2011", "type": "Picture" }, { "left": 135, "top": 483, "width": 43, "height": 127, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3/5/ 2011 3/3/ 2012 3/3/ 2012 3/3/ 2012 3/3/ 2012 3/3/ 2012 3/3/ 2012 3/3/ 2012", "type": "Table" }, { "left": 82, "top": 483, "width": 216, "height": 136, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3/3/ 2012 2.000.000,- 2.000.000,- 2.000.000,- 2.000.000,- 2.500.000,- 3.000.000,- 3.000.000,- 3.000.000,- Bulanan Bulanan Bulanan Bulanan Bulanan Bulanan Bulanan Bulanan 1.000.000,- 800.000,- 800.000,- 400.000,- 750.000,- 1.300.000,- 2.000.000,- 2.000.000,- Jumlah 22.000.000,- 9.250.000,-", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 622, "width": 215, "height": 20, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Laporan perkembangan keungan UPK desember 2012", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 651, "width": 215, "height": 94, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel diatas terlihat bahwa per- hitungan tingkat pengembalian dana ber- gulir yang diprogramkan anggota BKM Mataiwoi Jaya Kelurahan Mataiwoi lebih jelas tingkat pengembalian masyarakat me- ngalami tunggakan. Dengan sistem angsu- ran bulanan masyarakat peminjam tidak da-", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 216, "height": 80, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pat mengembalikan secara tepat waktu, de- ngar pinjaman rata-rata pinjaman per-KSM Rp. 2.000.000,- dan jumlah anggota 4 ora- ng, perorang sebesar Rp. 500.000,- dengan jenis usaha penjual sembako dan angsuran perbulan Rp. 200.000,-.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 177, "width": 215, "height": 149, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan demikian Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat di bidang eko- nomi dianggap kurang berhasil. Berdasar- kan hal tersebut diatas maka dapat diper- oleh gambaran bahwa kurangnya kemam- puan penduduk miskin dalam mengemba- likan dana bantuan usaha yang diberikan dalam rangka pemberdayaan membuat me- reka terhambat dalam berpastisipasi lang- sung pada program pemberdayaan berupa pemberian dana.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 341, "width": 78, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E. PENUTUP", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 360, "width": 216, "height": 287, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pembahasan Impleme- ntasi Program Nasional Pemberdaya-an Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan ter- hadap kesejahteraan masyarakat di Kelura- han Mataiwoi Kecamatan Wua-wua Kota Kendari, dapat disimpulkan bahwa (1) hasil program kegiatan di bidang lingkungan di- anggap berhasil dalam menjalankan fung- sinya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat; (2) hasil program kegiatan di bidang sosial dianggap berhasil yang ditun- jukkan dengan tersalurkannya santunan ca- cat dan yatim piatu, beasiswa, sunatan dan pemberian santunan jompo janda dan duda kepada masyarakat yang membutuhkan; (3) hasil program kegiatan di bidang ekonomi dianggap kurang berhasil hal ini ditun- jukkan dengan jarangnya masyarakat yang menerima bantuan mengembalikan pinjam- an dana bergulir tersebut sesuai dengan wa- ktu yang telah ditetapkan.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 656, "width": 216, "height": 94, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengacu pada pembahasan dan be- berapa kesimpulan tersebut, dapat dikemu- kakan saran-saran (1) dalam rangka lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin, usaha ini tidak sebatas pada saat program ini masih berjalan, namun yang di- harapkan adalah tingkat partisipasi masy-", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 38, "width": 337, "height": 37, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Makmur Kambolong : Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Miskin di Kel. Mataiwoi Kec. Wua-wua Kota Kendari", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 789, "width": 21, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "453", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 215, "height": 190, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "arakat secara terus-menerus dan mandiri; (2) dibentuknya lembaga BKM pada dasar- nya hanya merupakan wadah kolektif. Na- mun yang diharapkan adalah anggota ma- syarakat mampu bertanggung jawab atas di- rinya sendiri dengan lebih meningkatkan kesehatan dan peningkatan pendapatan; (3) dalam pelaksanaan PNPM mandiri Perkota- an di Kelurahan Mataiwoi Kecamata Wua- wua Kota Kendari terhadap pegelola BKM maupun masyarakat penerima bantuan PN- PM Mandiri Perkotaan yang tidak mema- tuhi peraturan maka diberikan teguran dan sanksi tegas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 293, "width": 113, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 313, "width": 216, "height": 80, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdullah, H. M. S. 1987. Perkembangan dan Penerapan Studi Implemen- tasi (Action Research And Case Studies), Makalah pada “Temu Kaji Nasional Persadi Pusat” di Ujung Pandang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 402, "width": 216, "height": 79, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdullah, H. M. S. 1988. Perkembangan dan Penerapan Studi Implementasi (Action Research And Case Studi- es), Makalah pada “Temu Kaji Nasional Persadi Pusat” di Ujung Pandang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 490, "width": 216, "height": 53, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdul Sani, 1993. Beberapa Pendekatan dan Strategi Memerangi Kemiski- nan . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama..", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 551, "width": 216, "height": 53, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alamsyah. 2002. Strategi Pembangunan Nasional dengan Pendekatan Su- mber Daya Manusia. Artikel. www.bpkp.go.id.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 613, "width": 216, "height": 38, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arikunto, S. 1996. Prosedur Penelitian Su- atu Pendekatan Praktek . Jakarta: Rineka Cipta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 660, "width": 213, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BAPPENAS. 1997. Gerakan Nasional Pe- nanggulangan Kemiskinan . Jakar- ta: Bappenas-pusat P3R-YAE.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 707, "width": 216, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bardach, E. 1977. The Implementation Ga- me: What Happens After A Bill Becomes A Law. Combrige Mas-", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 88, "width": 175, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sachussetr And London, England: The Mit Press ,.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 121, "width": 216, "height": 80, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Direktorat Jenderal Perumahan dan Pemu- kiman, Departemen Pemukiman dan prasarana Wilayah. 2003. Pe- doman Umum Proyek Penang- gulangan Kemiskinan di Perko- taan .", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 210, "width": 216, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Drindle M. S. 1980. Politics And Policy Im- plementation The Third . Princeton Hall University Press.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 258, "width": 215, "height": 38, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edward III. 1980. Implementing Public Policy, Washington: Congression- al Quarterly Inc . Washington:", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 305, "width": 215, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gilarso. 1994. Pengantar Ilmu Ekonomi. Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 339, "width": 216, "height": 66, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Friedman, Jhon. 1992. Enpowennment: The Politics Of Alternative Develop- ment , Blackwell Book, Cambrige: Blackwell Jurnal. www.empower- ment.go.id.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 414, "width": 213, "height": 38, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jones, 1991. Indikator Pembangunan Ma- nusia dan Penduduk . Jakarta: Pris- ma No 4.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 461, "width": 216, "height": 38, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kartasasmita. 1996. Pembangunan untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuh-an dan Pemerataan. Jakarta:CIDES.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 508, "width": 212, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mubyarto. 1988. Analisis Tingkat Par- tisipasi Masyarakat Indonesia . Ja- karta: Komputindo.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 556, "width": 216, "height": 24, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moleong, Lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: Rosda Karya.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 589, "width": 216, "height": 53, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mufty Idrus, Muh. 1992. Implementasi Kebijaksanaan Pembangunan De- sa, Laporan Penelitian . Kendari: Unhalu.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 650, "width": 216, "height": 80, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mustopadidjaja, A. R. 1944. Analisis Ke- bijakan dan Perencanaan Pem- bangunan, Pidato Pengukuhan Guru Besar Luar Biasa . Fisipol Universitas Hasanuddin: Ujung Pandang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 206, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Etnoreflika, Vol. 3, No. 1, Februari 2014: 443-454", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 789, "width": 21, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "454", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 215, "height": 52, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ndraha, Taliziduhu. 1993. Pembangunan masyarakat:Memepersiapkan Ma- syarakat Tinggal Landas . Jakarta: Bina Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 149, "width": 216, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nasir, MOH. 1988. Metode Penelitian . Jakarta: Ghalia Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 183, "width": 213, "height": 38, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nugroho, 2004. Pemberdayaan Masya- rakat . Jakarta: Elex Media Kom- puterindo.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 230, "width": 215, "height": 39, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nugroho. 2006. Aspek-Aspek Kebijakan Pembangunan . Jakarta: Elex Me- dia Komputerindo.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 277, "width": 216, "height": 67, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Parwoto. 2007. Kumpulan Modul Dasar Pelatihan Para Fasilitator PN-PM- P2KP Departemen Pekerjaan Um- um. Jakarta: Direktorat Jendral Cipta Karya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 352, "width": 213, "height": 53, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Royat. 2007. Pedoman Pelaksanaan Pro- gram Nasiona Pemberdayaan Ma- syarakat Mandiri . Jakarta: Lem- baga Kesra RI.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 414, "width": 215, "height": 52, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sahdan, Gergorius. 2005. Menaggulangi Kemiskinan Desa, Ekonomi Rak- yat Dan Kemiskinan, Jurnal Eko- nomi Rakyat, Edisi-22 Artikel-6.", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 469, "width": 164, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Http:/Www.Ekonomirakyat. Org.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 488, "width": 216, "height": 108, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salusu. 1966. Suatu Analisis Tentang Pro- ses Pengambilan Keputusan Stra- tegis pada Tingkat Managemen Eksekutif Puncak, Sebuah Studi Kasus pada Universitas Hasa- nuddin antara Tahun 1974-1982: Ujung Pandang: Universitas Hasa- nuddin.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 605, "width": 216, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sayogyo. 1996. Garis Kemiskinan Dan Kebutuhan Minimum Pangan .", "type": "Table" }, { "left": 126, "top": 632, "width": 135, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yogyakarta: Aditya Media.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 652, "width": 216, "height": 39, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soemitro, Djojohadikusumo. 1985. Indo- nesia dalam Perkembangan Dunia Kini Dan Masa Depan. Jakarta:", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 694, "width": 40, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LP3ES.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 713, "width": 216, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Solihin. 1997. Rencana Pembangunan . Jakarta: Universitas Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 213, "height": 38, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Supriyanto. 2004. Pemberdayaan Masyara- kat Pedesaan . Jakarta: Muari Ken- dana.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 135, "width": 213, "height": 53, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suyanto, Bagong. 1995. Perangkap Kemis- kinan: Problem dan Strategi Per- masalahannya . Surabaya: Airla- ngga University Press.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 196, "width": 216, "height": 67, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumodiningrat, Gunawan. 1996. Member- dayakan Masyarakat: Kumpulan Makalah Mengenai Inpres Desa Tertinggal. Jakarta: Penakencana Nusadwipa.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 271, "width": 213, "height": 39, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumodiningrat, Gunawan.1998. Memba- ngun Perekonomian Rakyat , Yog- yakarta: Pustaka Pelajar.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 319, "width": 216, "height": 66, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tjandraningsih. 1996. Desentralisasi Peme- rintahan dalam Pelaksanaan Pe- mberdayaan Masyarakat Terpadu . Makalah Simposium. Jakarta: Ba- ppenas.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 394, "width": 213, "height": 38, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wrihatnolo. 2007. Kemiskinan dan Kese- jahteraan Bangsa . Artikel. www.- google.com.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 441, "width": 216, "height": 52, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vidhyandika. 1996. Pembangunan Daerah Tertinggal Melalui Pendekatan Kemasyarakatan . Artikel. www.- wikipedia.go.id.", "type": "Text" } ]
76378bf6-011f-7797-350d-886a3a7099c7
https://newinera.com/index.php/JournalLaMedihealtico/article/download/681/597
[ { "left": 72, "top": 785, "width": 347, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2721-1215 (Print), ISSN 2721-1231 (Online) Copyright © 2022, Journal La Medihealtico, Under the license CC BY-SA 4.0", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 797, "width": 19, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "279", "type": "Page footer" }, { "left": 161, "top": 58, "width": 337, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JOURNAL LA MEDIHEALTICO", "type": "Section header" }, { "left": 356, "top": 117, "width": 172, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VOL. 03, ISSUE 04 (279-289), 2022 DOI: 10.37899/journallamedihealtico.v3i4.681", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 153, "width": 455, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Factors Affecting the Utilization of the Elderly Post Integrated Service in the Work Area of Hinai Kiri Health Center, Langkat Regency", "type": "Title" }, { "left": 72, "top": 189, "width": 283, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Idahman Situmorang 1 , Tri Niswati Utami 1 , Mayang Wulan 1", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 207, "width": 400, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Masters Program in Public Health Sciences, Faculty of Public Health, Helvetia Institute of Health, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 240, "width": 208, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Corresponding Author: Idahman Situmorang Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 267, "width": 111, "height": 56, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article Info Article history: Received 8 July 2022 Received in revised form 4 August 2022", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 326, "width": 102, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Accepted 7 August 2022", "type": "Table" }, { "left": 83, "top": 350, "width": 46, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords:", "type": "Section header" }, { "left": 83, "top": 362, "width": 103, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Knowledge Attitude Work Distance Family Support Utilization of the Elderly Posyandu", "type": "Table" }, { "left": 233, "top": 267, "width": 40, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 233, "top": 280, "width": 289, "height": 239, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The purpose of the study was to determine the factors that influence the use of posyandu for the elderly in the Hinai Kiri Health Center Work Area, Langkat Regency in 2021. This study uses a quantitative method with a cross sectional design, a population of 1271 people, a sample with a stratified random sampling technique as many as 93 respondents. This study uses a questionnaire. The analysis of this study used univariate, bivariate and multivariate. The statistical test used was the chi square test and logistic regression. The results of the chi-square test were obtained on the knowledge variable p = 0.008, attitude p = 0.005, occupation p = 0.007, distance p = 0.005 and family support p = 0.006 which indicated that there were factors that influenced the use of posyandu for the elderly. The most influential variable is knowledge with an Exp(B) value of 1.438-5.400. The conclusion in this study is that there is an influence of knowledge, attitudes, work, distance and family support on the use of the Posyandu for the elderly in the Hinai Kiri Health Center Work Area, Langkat Regency in 2021. It is recommended to health workers at the Puskesmas in particular to improve counseling and counseling more intensively about the importance of Posyandu the elderly regularly and motivate the elderly to be more routine to participate in elderly visits at least once a month so that the health conditions of the elderly are maintained.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 531, "width": 68, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 551, "width": 454, "height": 191, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elderly (elderly) someone who has reached 60 years and over, both men and women. Globally, the United Nations (UN) has predicted the increase in elderly age to 2.6%. This increase in number exceeds the overall population increase, namely (1.2%). The number of elderly people increased to 700 million in 2009 and is projected to reach 2 billion by 2050, 3 times higher than in 2009. This growth is occurring faster in developing countries than in developed countries. In China since 1999 the Aging Committee has reported that the elderly population is predicted to reach 400 million or about 30% of the total population. Based on data from the World Health Organization (WHO), the elderly population in Indonesia in 2020 will reach 11.34% or recorded 28.8 million people. According to WHO in Health in South East-Asia, the proportion of the elderly population in the population is growing very rapidly, especially in countries in the Southeast Asian region. Indonesia as one of the countries located in the Southeast Asia region, has a history of a significant increase in the number of elderly people along with improving health quality which has an impact on increasing life expectancy, namely 14 million elderly people from 1971 to 2009.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 785, "width": 347, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2721-1215 (Print), ISSN 2721-1231 (Online) Copyright © 2022, Journal La Medihealtico, Under the license CC BY-SA 4.0", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 797, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "280", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 54, "width": 454, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia is one of the countries with the fastest aging population in Asia. Based on the Data and Information Center of the Ministry of Health in 2019, in 2018 Indonesia was the third Asian country with the largest absolute number of population over 60 years, after China (200 million), India (100 million) and followed by Indonesia (25 million). It is estimated that in 2019 there will be 23.66 million elderly people in Indonesia (9.03%) and it is predicted that the number of elderly people in 2020-2050 will continue to increase to 100 million (Astriani et al., 2021). The number of elderly people based on population projection data is estimated to be 27.08 million in 2020, 33.69 million in 2025, 40.95 million in 2030, and 48.19 million in 2035 (BPSPSUT, 2020). Data from the National Economic Survey (BPS, Susenas MSBP) for the elderly in 2019, stated that the health status of the elderly population was still in the low category. Poverty has increased sharply by around 20%, the number of neglected elderly has increased by 67.4%, the morbidity rate has also increased from year to year. In 2019, out of every 100 elderly people, 28 of them experienced illness. The increasing morbidity rate has an impact on increasing dependency rates. The dependency ratio of Indonesia's elderly in 2019 is that every 100 people of productive age bear around 14 elderly people. Meanwhile, what is expected is that every 100 productive residents will support about 4 elderly people.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 281, "width": 454, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data from the North Sumatra Provincial Health Office in 2020 shows that the total population is 13,215,401 people while the elderly population (aged 45 years and over) is 1,839,670 people (6.2%). The number of elderly people who are fostered is 24,659 or 13.9% of the entire elderly population. Likewise, the elderly health service activities at the puskesmas which include treatment, health checks, counseling counseling, social gathering or recitation and home visits or home care are only 19.5% (80 out of 409 puskesmas) and 400 posyandu for the elderly that have been formed or about 23 ,2% while the target to be achieved is 2120 posyandu for the elderly (5). Based on data from the BPS for North Sumatra Province, the Human Development Index (IPM) according to Regency/City shows that the life expectancy in North Sumatra Province in 2020 is 68.37%. The highest life expectancy is in Pematang Siantar City, which is 72.63%, and the lowest is in Mandailing Natal District, which is 61.97%.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 439, "width": 454, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia's elderly population is 18.57 million, an increase of about 7.93% from 2000, which was 14.44 million. It is estimated that the number of elderly people in Indonesia will continue to grow by around 450,000 people per year. Thus, in 2025 the number of elderly people in Indonesia will be around 34.22 million people. Mental health problems are the biggest burden on the world economy. In 2010 funds spent on mental health issues amounted to US$ 2.5 trillion, and is projected to continue to increase to US$ 6 trillion in 2030. This figure is obtained from two-thirds of funds spent on mental health issues from the total economic funds in the world. , resulting from job loss and disability (Idris & Pusrwanti, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 555, "width": 454, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the elderly, various problems, both general and specific, will arise. The causes of problems in the elderly are increased life expectancy, increased morbidity, the elderly experience a double burden (with infectious and chronic diseases), increased damage that occurs, other factors including psychosocial, environmental, socio-economic, stress, assessment of themselves, and access to health facilities. This will result in system disturbances (musculoskeletal, cardiovascular, respiratory, digestive, urogenital, hormonal, nervous, skin, nail, hair, etc.), disease and clinical manifestations, decreased ADL (Activities of Daily Living) / activity daily.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 671, "width": 454, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The large elderly population and very fast growth also cause various problems, so the elderly need to get serious attention from all sectors for efforts to improve the welfare of the elderly. As for overcoming the health problems of the elderly, it is necessary to develop elderly groups through health centers which include promotive, preventive and rehabilitative activities. Government Regulation of the Republic of Indonesia Number 43 of 2004 article 8 states that the government, community and family are responsible for the realization of efforts to improve the social welfare of the elderly (elderly). The government has launched health services that", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 785, "width": 347, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2721-1215 (Print), ISSN 2721-1231 (Online) Copyright © 2022, Journal La Medihealtico, Under the license CC BY-SA 4.0", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 797, "width": 19, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "281", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 54, "width": 454, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "are implemented through the Puskesmas program by involving the participation of the elderly, families, community leaders and social organizations called Posyandu Lansia.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 454, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of Ni Kadek Muliawati's research in 2021 stated that knowledge about posyandu for the elderly starts from information sources, targets, understanding, services, status of the elderly, benefits of posyandu for the elderly, people who work in posyandu, and the role of the elderly so that it affects the activity of the elderly in using posyandu. The attitude of the elderly towards posyandu is very positive, the elderly are not burdened with routine posyandu activities, the elderly have a negative attitude regarding the planned change in the function of the posyandu that serves the general public (Muliawati & Faidah, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 190, "width": 454, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The knowledge and attitudes of the elderly about posyandu are still lacking (Baharuddin et al., 2022). They consider that being old/elderly is normal and there is no need to undergo any examination. Family support is very much needed in the use of the elderly posyandu because with the motivation and assistance of the family, of course, the elderly will find it easier to take advantage of the elderly services that have been provided. To create a quality posyandu for the elderly, of course, quality posyandu cadres are needed, namely those who are able to invite the elderly to take advantage of the posyandu.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 293, "width": 454, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This low utilization causes the elderly to be less able to monitor their health status because the elderly tend to experience symptoms of degenerative diseases due to weak physical factors. Even though this can be monitored or prevented if the elderly diligently come to the Posyandu for the elderly. The health of the elderly who because of their physical and mental conditions are no longer possible to play an active role in activities, the elderly need special attention, especially from their families, cadres and the surrounding community.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 382, "width": 454, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Posyandu for the elderly is carried out by and for the community at the lower level, which organizes several activities including data collection or registration, weighing and measurements, recording the results of weighing and measurements in cards towards health, counseling and providing some vitamins and necessary health information. The measurement results are then used as an indicator to see a person's health status.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 457, "width": 454, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There are 5 active elderly posyandu in the working area of Hinai Kiri Health Center, Langkat Regency, namely Hinai Kiri, Cinta Raja, Coconut Garden, Tanjung Ibus, Snake River. The utilization of the elderly posyandu in the working area of Secanggang District, Langkat Regency is very low, if it is averaged every month only 40 elderly people attend the posyandu, even though the number of elderly people in the working area of this puskesmas is 1,271 elderly people. The percentage of posyandu utilization in the working area of Hinai Kiri Health Center is only 14.45%.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 559, "width": 454, "height": 177, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of interviews conducted with 10 elderly people who attended the elderly posyandu, 7 of them were the reason they were not actively participating in the posyandu because a health check would be carried out, because of treatment, continued medication and the distance to the posyandu was close. Interviews were also conducted on the elderly who are inactive or have never attended the posyandu for the elderly. Their reasons are because there is no delivery, forgetting, no one to remind, far from home, difficult to walk, lack of trust in the elderly posyandu and prefer to visit the Puskesmas and the elderly's desire to directly visited home by health workers and 3 active elderly people because they care about health and routinely go to the posyandu if a posyandu will be held in the area where they live and the reasons for the elderly not to use the elderly posyandu include lack of confidence in the services provided by non-physicians, unable to leave work, the drugs given cannot overcome the health problems of the elderly, as well as the bad experiences of family members when using health services, including the use of posyandu for the elderly.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 785, "width": 347, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2721-1215 (Print), ISSN 2721-1231 (Online) Copyright © 2022, Journal La Medihealtico, Under the license CC BY-SA 4.0", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 797, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "282", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 54, "width": 454, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of the initial survey, it is also known that the elderly often forget the schedule of activities at the posyandu, and the family does not remind them about the schedule of activities at the posyandu. In addition, the elderly's family also never took the elderly to the elderly posyandu and the family never accompanied the elderly in activities at the elderly posyandu. This shows that family support for the elderly in utilizing posyandu for the elderly is still low. The non-achievement of the target for elderly visits to the elderly posyandu made researchers interested in analyzing the factors influencing the utilization of the elderly posyandu in the working area of the Hinai Kiri Health Center, Langkat Regency in 2021.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 171, "width": 48, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Methods", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 190, "width": 454, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This type of research is quantitative research, that is, this research method aims to obtain more comprehensive, valid, reliable, and objective data. This study uses an analytical survey method with a Cross Sectional approach. Analytical survey research is a study that tries to find out why these health problems occur. Then carry out an analysis of the dynamics of the correlation between phenomena, both between risk factors (independent) and effect factors (dependent).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 265, "width": 59, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Population", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 285, "width": 454, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Population is a group of people or objects with or general characteristics that can be observed. The population in this study were all elderly people in the Hinai Kiri Health Center Work Area, Secanggang District, as many as 1271 people.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 333, "width": 91, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research Sample", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 352, "width": 454, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The sample in this study is part of the population, which will be observed and measured by researchers. Based on the data obtained, the population in this study amounted to 1271 people. Sampling was done by stratified random sampling because the observed population was large because the number of people was more than 100 people. The technique for determining the sample size used is the Slovin formula, with a margin of error (E=10% or 0.1) which means that the confidence level of the results of this study is 90%. Primary data in this study were obtained from respondents' answers based on questionnaire answers. Secondary data in this study were obtained from the Hinai Kiri Health Center, medical records, and the Puskesmas profile book. Tertiary data obtained from very valid references such as journals and books. The research data collection technique was carried out by filling out a questionnaire sheet that had been prepared by the researcher.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 510, "width": 120, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Results and Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 530, "width": 162, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Characteristics of Respondents", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 550, "width": 454, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the data obtained from the results of the study with 93 respondents, it can be seen in the frequency distribution table as follows:", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 583, "width": 443, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Frequency Distribution of Respondents' Characteristics in the Working Area of the", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 597, "width": 311, "height": 132, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hinai Kiri Health Center, Langkat Regency No. Characteristic Frequency Percentage (%) Age 1. 61 – 65 years old 75 80,6 2. 66 – 70 years old 18 19,4 Gender 1. Male 34 36,6 2. Woman 59 63,4 Total 93 100", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 785, "width": 347, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2721-1215 (Print), ISSN 2721-1231 (Online) Copyright © 2022, Journal La Medihealtico, Under the license CC BY-SA 4.0", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 797, "width": 19, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "283", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 54, "width": 454, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on table 4.1 above, it shows that out of 93 respondents, 75 people (80.6%) were aged 61 – 65 years and 18 people (19.4%) were aged 66 – 70 years. Meanwhile, of the 93 respondents, 34 people (36.6%) were male and 59 people (63.4%) were female.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 102, "width": 158, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Quantitative Research Results", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 121, "width": 104, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Univariate Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 141, "width": 454, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The univariate analysis in this research will explain the frequency distribution of each research variable, namely Knowledge, Attitudes, Work, Distance, Family Support, and Utilization of Elderly Posyandu.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 189, "width": 60, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Knowledge", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 208, "width": 445, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Frequency Distribution of Respondents Based on Knowledge of the Utilization of Elderly Posyandu in the Working Area of the Hinai Kiri Health Center, Langkat Regency in", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 236, "width": 281, "height": 87, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2021 No. Knowledge Frequency Percentage (%) 1. 2. 3. Good Enough Less 32 34 27 34,4 36,6 29 Total 93 100", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 333, "width": 454, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on table 2. can be seen from 93 respondents, respondents with \"Good\" knowledge, namely 32 people (34.4%), respondents with \"Enough\" knowledge, namely 34 people (36.6%) and respondents with \"Less\" knowledge, namely 27 people (29%).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 380, "width": 46, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Attitude", "type": "Section header" }, { "left": 76, "top": 400, "width": 446, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3. Frequency Distribution of Respondents Based on Attitudes Towards the Utilization of Elderly Posyandu in the Working Area of the Hinai Kiri Health Center, Langkat Regency in 2021", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 448, "width": 285, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. Attitude Frequency Percentage (%) 1. 2. Positive Negative 37 56 39,8 60,2 Total 93 100", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 511, "width": 454, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on table 3. it can be seen from 93 respondents, respondents with a \"Positive\" attitude, namely 37 people (39.8%) and respondents with a \"Negative\" attitude, namely 56 people (60.2%).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 558, "width": 33, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Work", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 578, "width": 445, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 4. Frequency Distribution of Respondents Based on Work towards the Utilization of Elderly Posyandu in the Working Area of the Hinai Kiri Health Center, Langkat Regency in", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 605, "width": 303, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2021 No. Work Frequency Percentage (%) 1. 2. Work Not Working 32 61 34,4 65,6 Total 93 100", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 688, "width": 454, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on table 4.4. it can be seen from 93 respondents, respondents with a \"Working\" job status of 32 people (34.4%) and respondents with a \"Not Working\" employment status of 61 people (65.6%).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 785, "width": 347, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2721-1215 (Print), ISSN 2721-1231 (Online) Copyright © 2022, Journal La Medihealtico, Under the license CC BY-SA 4.0", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 797, "width": 19, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "284", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 54, "width": 47, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Distance", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 454, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 4.5.Frequency Distribution of Respondents Based on Distance to The Utilization of Elderly Posyandu in the Working Area of the Hinai Kiri Health Center, Langkat Regency in 2021", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 122, "width": 263, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. Distance Frequency Percentage (%) 1. 2. Far Near 42 51 45,2 54,8 Total 93 100", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 184, "width": 454, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on table 4.5. can be seen from 93 respondents, respondents with a \"Long\" distance of 42 people (45.2%) and respondents with a \"Close\" distance of 51 people (54.8%).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 218, "width": 84, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Family Support", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 238, "width": 449, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 6. Frequency Distribution of Respondents Based on Family Support for the Utilization of Elderly Posyandu in the Working Area of the Hinai Kiri Health Center, Langkat Regency in 2021", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 286, "width": 303, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. Family Support Frequency Percentage (%) 1. 2. There is Support No Support 43 50 46,2 53,8 Total 93 100", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 348, "width": 454, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on table 4.6. can be seen from 93 respondents, respondents with family support \"Ada Support\" which is 43 people (46.2%) and respondents with family support \"No Support\" which is 50 people (53.8%).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 396, "width": 209, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Utilization of Posyandu For The Elderly", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 416, "width": 431, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 7. Frequency Distribution of Respondents Based on the Utilization of Elderly Posyandu in the Working Area of the Hinai Kiri Health Center, Langkat Regency in 2021", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 450, "width": 430, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. Utilization of Posyandu For The Elderly Frequency Percentage (%) 1. 2. Utilized Not Utilized 36 57 38,7 61,3 Total 93 100", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 513, "width": 454, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on table 7. it can be seen from 93 respondents, respondents with the use of elderly posyandu \"Utilized\" which is 36 people (38.7%) and respondents with the use of \"Unused\" elderly posyandu, namely 57 people (61.3%).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 560, "width": 97, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bivariate Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 580, "width": 454, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Effect of Knowledge on the Use of Elderly Posyandu in the Working Area of the Hinai Kiri Health Center, Langkat Regency in 2021", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 613, "width": 447, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 8.The Influence of Knowledge on the Utilization of Elderly Posyandu in the Working Area of the Hinai Kiri Health Center, Langkat Regency in 2021", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 647, "width": 424, "height": 100, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Knowledge Utilization of Posyandu For The Elderly Sum p (Sig) Utilized Not Utilized f % f % f % Good 17 18,3 15 16,1 32 34,4 0.008 Enough 15 16,1 19 20,4 34 36,6 Less 4 4,3 23 24,7 27 29 Total 36 38,7 57 61,3 93 100", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 785, "width": 347, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2721-1215 (Print), ISSN 2721-1231 (Online) Copyright © 2022, Journal La Medihealtico, Under the license CC BY-SA 4.0", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 797, "width": 19, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "285", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 54, "width": 454, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Table 8. above shows that from 32 respondents with good knowledge, 17 people (18.3%) were obtained in the use of elderly posyandu which was used, from 34 respondents with sufficient knowledge obtained 19 people (20.4%) with the use of unused elderly posyandu and from 27 respondents with knowledge of 23 people (24.7%) with the use of unused elderly posyandu. From the results of the tatistic test, c hi-square obtained the meaningfulness value of p = 0.008 (<0.05), it can be concluded that there is an influence of knowledge on the use of posyandu for the elderly.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 157, "width": 454, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Influence of Attitudes towards the Utilization of Elderly Posyandu in the Working Area of the Hinai Kiri Health Center, Langkat Regency in 2021", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 190, "width": 443, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 9. Influence of Attitudes towards the Utilization of Elderly Posyandu in the Working Area of the Hinai Kiri Health Center, Langkat Regency in 2021", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 224, "width": 380, "height": 83, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Attitude Utilization of Posyandu For The Elderly Sum p (Sig) Utilized Not Utilized f % F % f % Positive 21 22,6 16 17,2 37 39,8 0.005 Negative 15 16,1 41 44,1 56 60,2 Total 36 38,7 57 61,3 93 100", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 316, "width": 454, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on Table 9. above shows that out of 37 respondents with a positive attitude, 21 people (22.6%) were found in the use of elderly posyandu which was used and from 56 respondents with negative attitudes, 41 people (44.1%) were obtained by utilizing unused elderly posyandu. From the results of the tatistic s test, c hi-square obtained the meaningfulness value of p = 0.005 (<0.05), it can be concluded that there is an influence of attitudes towards the use of elderly posyandu.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 405, "width": 454, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Effect of Work on the Utilization of Elderly Posyandu in the Working Area of the Hinai Kiri Health Center, Langkat Regency in 2021", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 439, "width": 453, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 10. The Effect of Work on the Utilization of Elderly Posyandu in the Work Area of the Hinai Kiri Health Center, Langkat Regency in 2021", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 473, "width": 405, "height": 82, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Work Utilization of Posyandu For The Elderly Sum p (Sig) Utilized Not Utilized f % F % f % Work 6 6,5 26 28 32 34,4 0.007 Not Working 30 32,3 31 33,3 61 65,6 Total 36 38,7 57 61,3 93 100", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 565, "width": 454, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on Table 10. above shows that out of 32 respondents with working status, 26 people (28%) were obtained in the use of unused elderly posyandu and from 31 respondents of non- working status, 31 people (33.3%) were obtained with the use of unused elderly posyandu. From the results of the tatistic test, c hi-square obtained the meaningfulness value of p = 0.007 (<0.05), it can be concluded that there is an influence of work on the use of elderly posyandu.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 640, "width": 454, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Effect of Distance on the Utilization of Elderly Posyandu in the Working Area of the Hinai Kiri Health Center, Langkat Regency in 2021", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 673, "width": 453, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 11. The Effect of Distance on the Utilization of Elderly Posyandu in the Working Area of the Hinai Kiri Health Center, Langkat Regency in 2021", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 707, "width": 401, "height": 54, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Distance Utilization of Posyandu For The Elderly Sum p (Sig) Utilized Not Utilized f % f % f % Far 23 24,7 19 20,4 42 45,2 0.005", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 785, "width": 347, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2721-1215 (Print), ISSN 2721-1231 (Online) Copyright © 2022, Journal La Medihealtico, Under the license CC BY-SA 4.0", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 797, "width": 19, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "286", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 55, "width": 341, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Near 13 14 38 40,9 51 54,8 Total 36 38,7 57 61,3 93 100", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 89, "width": 455, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on Table 11. above shows that from 42 respondents with long distances, 23 people (24.7%) were obtained in the use of elderly posyandu which was used and from 51 respondents with close proximity, 38 people (40.9%) were obtained with the use of unused elderly posyandu. From the results of the tatistic test, c hi-square obtained a meaningfulness value of p = 0.005 (<0.05), it can be concluded that there is an influence of distance on the use of elderly posyandu.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 178, "width": 454, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Effect of Family Support on the Utilization of Elderly Posyandu in the Working Area of the Hinai Kiri Health Center, Langkat Regency in 2021", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 212, "width": 411, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 12. The Effect of Family Support on the Utilization of Elderly Posyandu in the Working Area of the Hinai Kiri Health Center, Langkat Regency in 2021", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 247, "width": 414, "height": 84, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Family Support Utilization of Posyandu For The Elderly Sum p (Sig) Utilized Not Utilized f % f % F % There is Support 10 10,7 33 35,5 43 46,2 0.006 No Support 26 28 24 25,8 50 53,8 Total 36 38,7 57 61,3 93 100", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 341, "width": 454, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Table 12. the above shows that out of 43 respondents with no family support, 33 people (35.5%) were found in the use of unused elderly posyandu and from 50 respondents with no family support, 26 people (44.1%) were obtained with the use of elderly posyandus that were used. From the results of the tatistic s test, c hi-square obtained a meaningfulness value p = 0.006 (<0.05), it can be concluded that there is an influence of family support on the use of posyandu for the elderly.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 429, "width": 114, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Multivariate Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 449, "width": 105, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Candidate Selection", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 469, "width": 455, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this step we will select, which independent variables are eligible for the multivariate test model. Where the feasible are those that have a significant degree (sig.) or pvalue <0.25 with the \" Enter \" method in logistic regression. That is by doing logistic regression one by one between each independent variable against the dependent variable.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 530, "width": 442, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 13. Analysis of Factors Affecting the Utilization of Elderly Posyandu in the Working", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 544, "width": 269, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Area of the Hinai Kiri Health Center, Langkat Regency", "type": "Table" }, { "left": 197, "top": 564, "width": 190, "height": 81, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. Subvariables p-value 1. 2. 3. 4. 5. Knowledge Attitude Work Distance Family Support 0.008 0.005 0.007 0.005 0.006", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 654, "width": 454, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of the analysis showed that the pvalue values of the variables of knowledge (0.008), attitude (0.005), work (0.007), distance (0.005) and family support (0.006), entered into the multivariate test because the p-value <0.25. The next step is to include all the variables that have been selected candidates in the first stage of logistic regression.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 715, "width": 188, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "First Phase Logistic Regression Test", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 735, "width": 454, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The variables tested in this first stage of logistic regression are all independent variables that have been declared sig<0.25 in bivariate analysis, namely knowledge, attitudes, work, distance", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 785, "width": 347, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2721-1215 (Print), ISSN 2721-1231 (Online) Copyright © 2022, Journal La Medihealtico, Under the license CC BY-SA 4.0", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 797, "width": 19, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "287", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 54, "width": 454, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "and family support. The results of variable analysis with the first stage of logistic regression test can be seen in the following table:", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 88, "width": 442, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 14. Analysis of Factors Affecting the Utilization of Elderly Posyandu in the Working Area of the Hinai Kiri Health Center, Langkat Regency", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 122, "width": 397, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. Research Variables Df Sig. Exp(B) 95% C.I.for EXP(B) 1. 2. 3. 4. 5.", "type": "Table" }, { "left": 144, "top": 136, "width": 334, "height": 81, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Knowledge Attitude Work Distance Family Support 1 1 1 1 1 0.007 0.280 0.017 0.290 0.006 2.716 3.609 0.226 3.481 0.202 1.316-5.603 1.152-11.310 .067-.766 1.137-10.657 6.633 Constant 1 0.006 0.007", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 226, "width": 454, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of the research analysis are known that all research variables have been significant. These variables include knowledge obtained sig value. 0.007, attitude obtained sig value. 0.280, the work is obtained sig value. 0.017, distance of sig value. 0.290, and the family motivation is obtained sig value. 0.006. This shows that the factors of knowledge, distance and motivation of the family have a sig value of < 0.25 so that they can be included in the 2nd stage.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 315, "width": 200, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Second Phase Logistic Regression Test", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 334, "width": 454, "height": 67, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the first stage of analysis, there are three factors that meet the requirements of sig <0.05 to be carried out in the second stage of the test, namely knowledge factors, distance and family support. The results of the analysis with the second stage of logistic regression test to determine the influential variables (dominant) with a sig value of < 0.05 can be seen in the following table:", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 409, "width": 442, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 15. Analysis of Factors Affecting the Utilization of Elderly Posyandu in the Working Area of The Hinai Kiri Health Center, Langkat Regency", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 444, "width": 381, "height": 67, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. Research Variables Df Sig. Exp(B) 95% C.I.for EXP(B) 1. 2. 3. Knowledge Distance Family Support 1 1 1 0.002 0.005 0.004 2.786 4.104 0.227 1.438-5.400 1.519-11.089 0.082-0.629 Constant 1 0.001 0.070", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 520, "width": 454, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of the research analysis are known that all research variables have been significant. These variables include the knowledge factor obtained sig value. 0.002, the distance factor obtained the sig value. 0.005 and the family support factor obtained a sig value. 0.004. It can be seen that the most influential (dominant) knowledge factor on the use of elderly posyandu at the Hinai Kiri Health Center, Langkat Regency in 2021. The knowledge factor with an Exp(B) value of 1,438-5,400 which means that the knowledge of respondents is 1,438-5,400 times greater in affecting the use of elderly posyandu.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 623, "width": 454, "height": 107, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of the study showed that of the 32 respondents with good knowledge, 17 people (18.3%) found the utilization of the elderly posyandu that was used, from 34 respondents with sufficient knowledge, 19 people (20.4%) found the utilization of the elderly posyandu that was not utilized and of 27 respondents with knowledge of 23 people (24.7%) with the utilization of the elderly posyandu which was not utilized. From the results of statistical tests, the chi-square value obtained a significance value of p = 0.008 (<0.05) with an Exp (B) value of 2.786, so it can be concluded that there is an influence of knowledge on the use of posyandu for the elderly.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 739, "width": 454, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of the study, it was found that from 37 respondents with a positive attitude, 21 people (22.6%) used posyandu for the elderly and from 56 respondents with a negative", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 785, "width": 347, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2721-1215 (Print), ISSN 2721-1231 (Online) Copyright © 2022, Journal La Medihealtico, Under the license CC BY-SA 4.0", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 797, "width": 19, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "288", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 54, "width": 454, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "attitude, 41 people (44.1%) used an elderly posyandu that was not utilized. From the results of statistical tests, the chi-square value obtained a significance value of p = 0.005 (<0.05) with an Exp(B) value of 3.609, so it can be concluded that there is an effect of attitude on the use of posyandu for the elderly.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 115, "width": 454, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of the study, it showed that of the 32 respondents with working status, 26 people (28%) used the elderly posyandu that were not utilized and of the 31 respondents who did not work, 31 people (33.3%) used the elderly posyandu that were not utilized. From the statistical test results, the chi-square value obtained a significance value of p = 0.007 (<0.05) with an Exp(B) value of 0.226, so it can be concluded that there is an effect of work on the utilization of the posyandu for the elderly.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 204, "width": 454, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of the study, it was found that of the 42 respondents with long distances, 23 people (24.7%) used posyandu for the elderly and from 51 respondents with close distances, 38 people (40.9%) used the posyandu for the elderly who were not utilized. From the results of statistical tests, the chi-square value obtained a significance value of p = 0.005 (<0.05) with an Exp(B) value of 4.104, so it can be concluded that there is an effect of distance on the utilization of posyandu for the elderly.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 293, "width": 454, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of the study, it was shown that from 43 respondents with family support, 33 people (35.5%) used the elderly posyandu that were not utilized and from 50 respondents with no family support, 26 people (44.1%) used the elderly posyandu. which is utilized. From the results of statistical tests, the chi-square value obtained a significance value of p = 0.006 (<0.05) with an Exp (B) value of 0.227, so it can be concluded that there is an effect of family support on the use of posyandu for the elderly.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 382, "width": 57, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 402, "width": 454, "height": 121, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There is an influence of knowledge on the use of posyandu for the elderly with a p value of 0.008 (<0.05). Lack of knowledge can be an obstacle for the elderly in participating in posyandu activities for the elderly. Lack of knowledge about the goals and benefits of posyandu for the elderly can lead to misperceptions that ultimately lead to low visits to posyandu. There is an attitude effect on the use of posyandu for the elderly with a p value of 0.005 (<0.05). The lack of positive attitudes of the elderly towards the implementation of activities in the elderly posyandu causes the elderly to be lazy to use the elderly posyandu every month. The positive attitude of the elderly must be raised by the existence of a policy and increasing knowledge about the use of posyandu for the elderly.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 532, "width": 454, "height": 176, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There is an effect of work on the utilization of posyandu for the elderly with a p value of 0.007 (<0.05). Busyness is also an obstacle in the utilization of posyandu services for the elderly. The elderly work to meet their daily needs so it takes up a lot of time so they cannot attend the posyandu activities for the elderly (Permata, 2020). There is an effect of distance on the utilization of posyandu for the elderly with a p value of 0.005 (<0.05). Distance from health facilities also contributes to the creation of a health behavior. The distance of health facilities that are far from residential areas will reduce the use of posyandu, and conversely a relatively close distance will increase the utilization of posyandu services for the elderly. There is an effect of family support on the use of posyandu for the elderly with a p value of 0.006 (<0.05). Family support plays a very important role in encouraging the interest or willingness of the elderly to take advantage of health services at the Posyandu for the elderly. The family can be a strong motivator for the elderly if they always provide themselves to accompany the elderly to the posyandu and remind the elderly if they forget the posyandu schedule.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 717, "width": 454, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The variable that most dominantly influences the utilization of the posyandu for the elderly is the knowledge factor with an Exp(B) value of 1.438-5.400, which means that the knowledge of the respondents is 1.438-5.400 times greater in influencing the utilization of the posyandu", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 785, "width": 347, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2721-1215 (Print), ISSN 2721-1231 (Online) Copyright © 2022, Journal La Medihealtico, Under the license CC BY-SA 4.0", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 797, "width": 19, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "289", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 54, "width": 454, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "for the elderly. From the results of this study, it has been proven that many factors influence the use of posyandu for the elderly, so that health education, counseling, and special health facilities are needed for elderly health.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 102, "width": 56, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 121, "width": 455, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Astriani, A., Syafar, M., & Azis, R. (2021). Hubungan Faktor Perilaku Dengan Kunjungan Lansia Di Posbindu Lansia. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada , 10 (2), 452-461.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 155, "width": 455, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Baharuddin, B., Angriani, S., Siamben, A. L., Dwiyanti, F., & Oktaviasari, L. (2022). Knowledge and Attitude towards Hypertension Control Efforts by the Elderly at the Bua'Tarrung Elderly Posyandu, Tana Toraja. Aloha International Journal of Multidisciplinary Advancement (AIJMU) , 4 (1), 11-14.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 216, "width": 455, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BPSPSUT. (2020). Statistik Penduduk Lanjut Usia Provinsi Sumatera Utara . Sumatera Utara: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 250, "width": 454, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Idris, H., & Pusrwanti, R. (2021). Pemanfaatan Posyandu Jiwa di Puskesmas . Palembang: Anggota KIPI.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 283, "width": 454, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemenkes. (2019). Pusat Data dan Informasi Kemnterian Kesehatan RI Situasi lanjut usia (lansia) Di Indonesia . Jakarta: Kemterian Kesehatan RI.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 317, "width": 454, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhammad I. (2014). Pemanfaatan SPSS Dalam Penelitian Bidang Kesehatan & Umum . Bandung: Citapustaka Media Perintis.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 351, "width": 454, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muliawati, N. K., & Faidah, N. (2021). Analisis Faktor Kepatuhan Lansia dalam Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lansia di Banjar Wangaya Kaja Denpasar Utara. Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi , 10 (2), 258-266.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 398, "width": 396, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan . Jakarta: Rineka Cipta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 418, "width": 454, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Permata, S. P. (2020). Improving The Quality Of Life Of The Elderly Through Participation In The Activities Of Posyandu Lansia (Integrated Community Health Service Of Elderly). In Proceeding International Conference On Social Work (ICSW) (pp. 125- 132).", "type": "List item" } ]
258d16ca-1c26-2596-f051-64e72fdf5586
https://jurnal.umb.ac.id/index.php/lateralisasi/article/download/5483/3319
[ { "left": 57, "top": 39, "width": 249, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "LATERALISASI, Volume 11 Nomor 01, Juni 2023", "type": "Page header" }, { "left": 348, "top": 39, "width": 179, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "p-ISSN: 2354-936X; e-ISSN: 2614-4", "type": "Page header" }, { "left": 313, "top": 731, "width": 233, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "32 | http://jurnal.umb.ac.id/index.php/lateralisasi", "type": "Page footer" }, { "left": 98, "top": 67, "width": 417, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PATOLOGI SOSIAL DALAM NOVEL JANJI KARYA TERE LIYE", "type": "Title" }, { "left": 137, "top": 88, "width": 338, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Loliek Kania Atmaja 1 , Celika Zenti 2 , dan Jelita Zakaria 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Bengkulu. [email protected] , [email protected] , dan [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 153, "width": 32, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 177, "width": 499, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Masalah dalam penelitian ini yaitu tentang Patologi Sosial dalam Novel Janji karya Tere Liye yang terdiri dari lima macam patologi sosial (Kriminalitas, Perjudian, Minuman Keras, Korupsi, dan prostitusi). Tujuan meneliti patologi sosial karena banyak yang tidak menyadari tentang penyakit yang ada di lingkungan masyarakat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalh Deskriptif Kwalitatif. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Novel Janji karya Tere Liye, data yang dihasilkan sebanyak 68 data, yang terbagi menjadi lima bagian patologi sosial. Kriminalitas terdapat sebanyak 32 buah data, Perjudian terdapat sebanyak 5 buah data, Minuman Keras terdapat sebanyak 26 data, Korupsi terdapat sebanyak 3 buah data, dan Prostitusi terdapat sebanyak 3 buah data. Untuk mengetahui data-data tersebut peneliti membaca berulang-ulang Novel sambil memahami isi didalamnya sehingga peneliti menemukan data-data tersebut. Kata Kunci : Patologi Sosial, Kriminalitas", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 286, "width": 35, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrack", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 297, "width": 498, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The problem in this study is about Social Pathology in Tere Liye's Novel Janji which consists of five kinds of social pathology (Criminality, Gambling, Alcoholism, Corruption, and Prostitution). The purpose of researching social pathology is because many people are not aware of the diseases that exist in society. The research method used in this study is qualitative descriptive. The subject used in this study was Tere Liye's novel Promise, the resulting data were 68 data, which were divided into five sections of social pathology. There are 32 data points on Crime, 5 data on Gambling, 26 data on Liquor, 3 data on Corruption, and 3 data on Prostitution. To find out these data, the researcher reads the Novel repeatedly while understanding the contents in it so that the researcher finds the data.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 378, "width": 146, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords: Social Pathology, Crime", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 408, "width": 93, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 428, "width": 499, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Karya sastra adalah hasil cipta imajinasi manusia, yang dikembangkan melalui bahasa tidak hanya untuk memberikan hiburan, tetapi juga untuk menghasilkan nilai, baik itu nilai keindahan, nilai kehidupan maupun ajaran moral. Karya tulis merupakan alat pengarang untuk menyampaikan gagasan, karena karya tulis menjadi jembatan yang menghubungkan pemikiran-pemikiran yang disampaikan pengarang.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 532, "width": 499, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Safitri (2019:12) Sastra terbagi atas sastra lisan/sastra populer dan sastra tulis. Sastra lisan adalah karya tulis dalam bentuk bahasa, tetapi sastra itu sendiri adalah tentang tulisan. Orang yang tidak mengenal huruf tidak memiliki sastra tertulis, mereka hanya memiliki tradisi lisan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 594, "width": 499, "height": 115, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Novel adalah satu karya sastra fiksi yang ditulis oleh pengarang. novel juga sudah menjadi konsumsi oleh masyarakat yang sudah dikembangkan oleh pengarang dengan imajinatif yang sudah di perluas sehingga pembaca dapat memahami apa yang disampaikan penulis. Novel memiliki unsur intrinsik dan ekstrinsik. Menurut Wellek dan Warren (dalam Rok Hermansyah, 2014: 33) \"Maju unsur ekstrinsik berasal dari luar, Unsur ektrinsik karya sastra mengandung unsur: kejiwaan, kondisi lingkungan dan pandangan hidup pengarang. Suasana yang digambarkan dalam novel nyata dan masuk", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 249, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "LATERALISASI, Volume 11 Nomor 01, Juni 2023", "type": "Page header" }, { "left": 348, "top": 39, "width": 179, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "p-ISSN: 2354-936X; e-ISSN: 2614-4", "type": "Page header" }, { "left": 313, "top": 731, "width": 233, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "33 | http://jurnal.umb.ac.id/index.php/lateralisasi", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 66, "width": 499, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "akal. Kehidupan yang digambarkan tidak hanya menggambarkan kehebatan dan kekuatan karakter, tetapi juga kelebihan dan kekurangan mereka.(Suparyanto dan Rosad (2015, 2020:1-2)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 108, "width": 499, "height": 156, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Novel menurut bahasa latin novellus, lalu diturunkan sebagai noveis yang berarti baru. Perkataan baru ini dikaitkan menggunakan fenomena bahwa novel adalah jenis cerita fiksi yang timbul belakangan dibandingkan cerita pendek atau roman. Menurut Robert Lindell, novel pertama yang lahir di Inggris merupakan pamella yg terbit dalam tahun 1740 (Kartini Kartono 2010:01). Pamella yang tadinya adalah catatan harian lalu berkembang sebagai novel. Patologi sosial merupakan ilmu mengenai tanda-tanda sosial yang ditimbulkan dengan faktor-faktor sosial. Jadi ilmu mengenai penyakit masyarakat/sosial itu merupakan segenap tingkah laku manusia yang dipercaya, melanggar norma-norma umum dan adat istiadat, atau terintegrasi menggunakan tingkah laku yang umum.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 273, "width": 499, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Patologi sosial adalah segala bentuk perilaku yang bertentangan atau menyinggung kebiasaan masyarakat, yang oleh kebanyakan orang dianggap mengganggu, berbahaya, dan merugikan masyarakat secara keseluruhan\". Masyarakat modern yang kompleks sebagai akibat dari perkembangan teknologi, Mekanisasi, industrialisasi, dan urbanisasi dapat menyebabkan masalah sosial.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 368, "width": 131, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 389, "width": 499, "height": 176, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif Kualitatif karena objek penelitiannya bukan angka dan tidak ada perhitungan dalam penelitian ini. Tujuan penelitian kualitatif penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan patologi sosial dalam novel Janji karya Tere Liye. Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena yang terjadi pada objek penelitian, yang dideskripsikan dengan kata-kata dan bahasa. Menurut Ratna (2013:47) dalam penelitian deskriptif kualitatif, fokus utamanya adalah pada makna dan pesan sesuai dengan sifat objeknya. Kualitas interpretasi penelitian deskriptif kualitatif dibatasi oleh sifat fakta sosial (Suparyanto dan Rosad 2020:27).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 575, "width": 499, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Pada umumnya penelitian deskriptif kualitatif menggunakan metode interpretatif yang menyajikannya dalam bentuk deskripsi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 637, "width": 118, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data dan Sumber Data", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 658, "width": 41, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Data", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 679, "width": 456, "height": 31, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut ( Nazir, 2011:17) data penelitian merupakan langkah penting dalam penelitian karna biasanya digunakan yang terkumpul. Data dalam penelitian ini adalah kata-kata/ kalimat", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 249, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "LATERALISASI, Volume 11 Nomor 01, Juni 2023", "type": "Page header" }, { "left": 348, "top": 39, "width": 179, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "p-ISSN: 2354-936X; e-ISSN: 2614-4", "type": "Page header" }, { "left": 313, "top": 731, "width": 233, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "34 | http://jurnal.umb.ac.id/index.php/lateralisasi", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 66, "width": 390, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "yang mencangkup patologi sosial yang ada di dalam novel Janji karya Tere Liye.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 87, "width": 81, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Sumber Data", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 108, "width": 456, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut (Suharsimi Arikunto, 2013:172) sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini sebagai subjek darimana data tersebut dapat diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Janji karya Tere Liye, yang diterbitkan pada tahun 2021 oleh PT Sabak Grip Nusantara, tebal buku 486 hlm, 14x21 cm (Simarmata 2021).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 191, "width": 139, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teknik Pengumpulan Data", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 211, "width": 499, "height": 115, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik studi pustaka. Teknik studi pustaka adalah teknik yang menggunakan sumber tertulis untuk memperoleh informasi (Subroto dalam Mayasari 2010:19). Teknik yang dilakukan peneliti untuk mengumpul data adalah sebagai berikut: 1. Melakukan penelitian dengan terlebih dahulu membaca novel Janji karya Tere Liye secara keseluruhan untuk mengetahui semua pemahaman tentang patologi sosial dalam novel Janji sebelum mengkaji lebih dalam.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 335, "width": 498, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Membaca ulang novel Janji karya Tere Liye sambil menandai bagian yang berhubungan dengan msalah penelitian yaitu patologi Sosisal dengan cara menggaris bawahi menggunakan pensil.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 377, "width": 498, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Mengumpulkan seluruh aspek yang termasuk patologi sosial yang sudah di tandai pada teks novel Janji karya Tere Liye kedalam daftar pengumpulan data. (Simarmata 2021:34)", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 428, "width": 108, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teknik Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 449, "width": 498, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut (Moleong, 2017:280-281) Contenkt Analisis adalah proses pengorganisasian dan pemilahan data ke dalam pola, kategori, dan uraian dasar untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis kerja yang disarankan oleh data tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 511, "width": 498, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teknik Analisis data dalam penelitian ini adalah contenks Analisis data. Berdasarkan pemaran diatas dalam penelitian ini teknik analisis data yang dilakukan oleh peneliti untuk menyelesaikan penelitiannya adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 573, "width": 477, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Identifikasi pada penelitian ini dimulai dari membaca novel Janji karya Tere Liye. Data-data tersebut, kemudian peneliti melakukan penyerhanaan data. Data yang dipilih hanya data yang mencakup patologi sosial dalam novel Janji karya Tere Liye.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 635, "width": 477, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Klasifikasi data dalam hal ini peneliti mengkata gorikan pelaksanaan penyusunan berdasarkan bagian-bagian tertentu dan memudahkan peneliti dalam memperoleh kata-kata atau kalimat yang mencakup patologi sosial dalam novel Janji karya Tere Liye.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 697, "width": 477, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Analisis data adalah proses atau usaha mengolah data menjadi informasi baru dengan", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 249, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "LATERALISASI, Volume 11 Nomor 01, Juni 2023", "type": "Page header" }, { "left": 348, "top": 39, "width": 179, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "p-ISSN: 2354-936X; e-ISSN: 2614-4", "type": "Page header" }, { "left": 313, "top": 731, "width": 233, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "35 | http://jurnal.umb.ac.id/index.php/lateralisasi", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 66, "width": 206, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menggunakan Novel Janji karya Tere Liye", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 87, "width": 477, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Interpretasi data adalah proses meninjau data dan sampai pada kesimpulan yang relevan dengan menggunakan berbagai metode analisis.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 128, "width": 477, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. Kesimpulan adalah peneliti menarik kesimpulan dari penelitian sehingga pengumpulan data diperbaiki dan dinyatakan selesai.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 180, "width": 194, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 200, "width": 498, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan menghindari kesalahan dalam penelitian, maka diperlukan pemeriksaan keabsahan data. Ada beberapa macam yang perlu dilakukan untuk memeriksa keabsahan data. Dari sembilan teknik pemeriksaan keabsahan data diatas teknikyang peneliti gunakan adalah (1) perpanjangan keikutsertaan, (2) ketekunan pengamatan, (3) kecukupan reperensial, (4) auditing.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 316, "width": 232, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 337, "width": 188, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sinipsis Novel Janji Karya Tere Liye", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 357, "width": 498, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Novel ini menceritakan tentang tiga santri yang mendapatkan hukuman dari Buya berupa misi pencarian seseorang bernama Bahar. Tiga santri tersebut adalah Baso, Kahar, dan Hasan yang diceritakan sebagai santri dengan banyak kasus-kasus kenakalan ketika nyantri di sekolah agama milik Buya. Kisah bermula ketika Buya sudah kewalahan dengan kasus terakhir yang Baso, Kahar, dan Hasan lakukan, yaitu memasukkan sesuatu yang tidak enak ke dalam minuman rombongan tamu pejabat yang berkunjung ke sekolah", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 461, "width": 498, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "agama milik Buya tersebut. Baso, Kahar, dan Hasan yang kemudian disebut sebagai tiga sekawan itu mengira bahwa Buya akan mengeluarkan mereka dari sekolah agama. Namun alih-alih dikeluarkan, mereka justru mendapatkan cerita menarik dari Buya tentang seseorang yang bernama Bahar. Diceritakan bahwa Bahar merupakan satu-satunya santri yang dikeluarkan dari sekolah agama itu. Cerita itu terjadi ketika Buya yang sekarang masih kecil dan ketika itu sekolah agama masih dipegang oleh Buyanya Buya yang sekarang.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 585, "width": 499, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bahar adalah pemuda yatim piatu yang dibawa oleh neneknya ke sekolah agama. Hidupnya yang tanpa aturan dan sembarangan membuat neneknya tidak punya pilihan lain selain menitipkannya ke sekolah agama. Selama belajar di sana sudah tak terhitung lagi kenakalan-kenakalan yang Bahar lakukan. Semua kenakalannya itu ia lakukan dengan tujuan supaya Buya (ayahnnya Buya yang sekarang) mengeluarkannya dari sekolah agama tersebut. Situasi dilematis pun terjadi. Di satu sisi Ayah Buya sudah bersumpah dengan dirinya sendiri tidak akan mengeluarkan santri dengan alasan apapun. Di sisi yang lain kelakuan Bahar terbilang sudah sampai pada puncaknya yang bahkan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 249, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "LATERALISASI, Volume 11 Nomor 01, Juni 2023", "type": "Page header" }, { "left": 348, "top": 39, "width": 179, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "p-ISSN: 2354-936X; e-ISSN: 2614-4", "type": "Page header" }, { "left": 313, "top": 731, "width": 233, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "36 | http://jurnal.umb.ac.id/index.php/lateralisasi", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 66, "width": 498, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "berakibat pada kematian salah satu santri Ayah Buya yaitu Gumilang. Pada akhirnya Ayah Buya menyerah dan harus mengingkari sumpahnya sendiri. Sekian lama ia telah banyak bersabar terhadap Bahar, sampai akhirnya Ayah Buya mempersilahkan Bahar untuk pergi dari sekolah agama tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 128, "width": 499, "height": 198, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Beberapa hari setelah kepergian Bahar, Ayah Buya bermimpi aneh. Mimpi yang membuat Ayah Buya bingung dan bertanya-tanya. Mimpi yang datang selama tiga malam berturut-turut dengan kejadian sama persis dan sangat detail. Ia bermimpi tentang Bahar yang mendapatkan kemuliaan menaiki tunggangan terbang berlapis emas menghampiri dan menjemput Ayah Buya. Sungguh karena mimpi itu Ayah Buya dibuat menyesal atas perbuatannya terhadap Bahar. Ayah Buya pun memutuskan untuk mencari Bahar, namun pencariannya nihil. Hingga di hampir ujung usianya ia mewasiatkan kepada anaknya yaitu Buya yang sekarang untuk mencari di mana Bahar berada dan menanyakan perbuatan apa yang ia lakukan sehingga mendapatkan kemuliaan itu. Buya pun berjanji akan menunaikan wasiat terakhir dari ayahnya itu, namun lagi-lagi selama bertahun-tahun Buya mencarinya, Bahar tak diketahui di mana rimbanya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 335, "width": 498, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wasiat itulah yang kemudian oleh Buya dijadikan hukuman atas perbuatan yang dilakukan oleh Tiga Sekawan. Buya berharap melalui hukuman itu Tiga Sekawan bisa mengambil banyak hikmah dan pelajaran dari perjalanan", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 377, "width": 499, "height": 114, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mereka mencari keberadaan Bahar. Dalam masa pencariannya, Tiga Sekawan banyak sekali mendapatkan cerita-cerita seru, unik, sekaligus menarik dari orang-orang yang pernah punya hubungan dengan Bahar. Tiga Sekawan itu benar-benar banyak mendapatkan pelajaran yang tak ternilai harganya dari pencarian tersebut. Bahkan lewat pencarian itulah mereka bertiga akhirnya mendapatkan pencerahan tentang kacaunya kehidupan yang selama ini mereka jalani.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 501, "width": 391, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Patologi-patologi Sosial Yang Terjadi di Dalam Novel Janji Karya Tere Liye", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 532, "width": 498, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut Susetya 2014:1-2 Patologi sosial adalah segala bentuk prilaku yang bertantangan atau menyinggung kebiasaan masyarakat, yang oleh kebanyakan orang di anggap mengganggu, berbahaya, dan merugikan masyarakat secara keseluruhan. Masyarakat moderen yang kompleks sebagai akibat dari perkembangan teknologi, mekanisasi, industrialisasi, dan urbanisasi dapat menyebabkan masalah sosial.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 635, "width": 499, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Patologi sosial terdapat 5 bentuk seperti: kriminalitas, perjudian, minuman keras, korupsi, dan prostitusi. Pada bentuk patologi ini ditemukan ada 68 data, terdiri dari 32 data ( Kriminalitas), terdiri dari 5 data (perjudian), terdiri dari 25 data (minuman keras), terdiri dari 3 data (korupsi), dan terdiri dari 3 data (prostitusi). Adapun bentuk dari patologi sosial yang terdapat dalam novel Janji Karya Tere", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 249, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "LATERALISASI, Volume 11 Nomor 01, Juni 2023", "type": "Page header" }, { "left": 348, "top": 39, "width": 179, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "p-ISSN: 2354-936X; e-ISSN: 2614-4", "type": "Page header" }, { "left": 313, "top": 731, "width": 233, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "37 | http://jurnal.umb.ac.id/index.php/lateralisasi", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 66, "width": 360, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Liye, ditemukan pada patologi sosial yang ada pada novel tersebut, seperti:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 87, "width": 176, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Kriminalitas, ditemukan 32 data:", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 108, "width": 421, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Saudagar itu menepuk dahi, berseru pelan, Ya tuhan, ahirnya emas-emas ini ditemukan. Apa yang terjadi? Enam tahun lalu, rumahku didatangi perampok enam orang, mereka mengikat tangan karyawan-karyawanku lantas mengosongkan isi brangkasku termasuk emas batangan ini. Itu simpananku bertahun-tahun, saat perampok itu sedan bereakai, salah satu karyawanku diam-diam berhasil melapor barak tentara dekat sini.” ( Janji,Liye:2021, 343).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 204, "width": 499, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data diatas menggambarkan keadaan saudagar yang sedang gelisah memikirkan enam perampok yang berhasil masuk kedalam rumahnya dan membawa harta miliknya termasuk mas batangan yang di temukan Bahar didalam bagasi mobil. Hal itu akan menjadi pikiran bagi saudagar jika ia tidak menemukan emas tersebut, tapi tokoh Bahar memiliki sipat jujur ia mengembalikan emas batangan milik saudagar karena menurutnya itu bukanlah miliknya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 308, "width": 498, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bahar juga merasa bingung dengan apa yang menimpah saudagar beberapa tahun yang lalu, karena menurutnya saudagar orang yang sangat baik bahkan ia sudah merelakan jika emas yang di temukan Bahar tidak dikembalikan lagi ketangannya.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 370, "width": 420, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Hingga Mei 1998 tiba, saat peristiwa besar terjadi di seluruh negeri. Apa yang terjadi? Kerusuhan. Pristiwa politik dipulau jawa merambat luas kemana-mana, pasar-pasar di bakar, dan toko-toko dibakar. Asap mengepul tinggi, ribuan orang terpaksa mengungsi,msuasana mencekam.” ( Janji,Liye: 2021, 349).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 439, "width": 499, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari keterangan diatas akibat terjadinya kesalah pahaman antar politik mengakibatkan sebagian besar toko-toko dipasar terbakar bahkan sampai ada yang menjadi korban jiwa dalam pembakaran pasar. Hal tersebut tidak cukup sampai di situ saja mereka juga membuat dtrategi lain dalam membela politik yang menurut mereka benar.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 522, "width": 498, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Politik pun dapat memicu terjadinya perang didalam negeri entah ada apa dengan pemikiran mereka terkait dengan politik sehingga mereka tega membakar pasar yang digunakan para penduduk untuk melakukan transaksi jual beli.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 584, "width": 156, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Perjudian, ditemukan 6 data:", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 604, "width": 420, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Namanya Bahar, dia yatim piatu sejak bayi orang tuanya meninggal saat banjir bandang. Pekerjaannya hampir setiap hari menyabung ayam dan membuat gaduh kampung. Tapi kuharap sekolah ini bisa merubah perangainya, ajari dia membaca kitap suci, seperti Buya bisa membuat menangis ribuan jamaah. Ajari dia ahlak terpuji, seperti Buya yang bisa membuat tertunduk ratusan tentara yang pernah hendak menutup sekolah ini.” ( Janji,Liye:2021, 25).", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 701, "width": 459, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari keterangan data diatas bahwa tokoh Bahar merupakan anak yatim piatu sejak bayi ia", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 249, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "LATERALISASI, Volume 11 Nomor 01, Juni 2023", "type": "Page header" }, { "left": 348, "top": 39, "width": 179, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "p-ISSN: 2354-936X; e-ISSN: 2614-4", "type": "Page header" }, { "left": 313, "top": 731, "width": 233, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "38 | http://jurnal.umb.ac.id/index.php/lateralisasi", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 66, "width": 498, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "tinggal dengan neneknya yang sudah tua, nenek Bahar sudah mulai kualahan dalam menasehati Bahar hingga neneknya menyerahkan bahar kesekolah agama dengan tujuan Buya bisa mengubah semua tabiat buruk bahar.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 128, "width": 498, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hampir setiap hari Bahar melakukan perjudian berupa sabung ayam, dia tidak memikirkan masa depan nya kelah, yang ia tau hanyalah membuat kegaduhan dan berjudi.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 170, "width": 420, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Siapapun yang terlihat hendak berjudi, atau mabuk -mabukan, pintu terbuka lebar- lebar. Suara musik, kepul asap rokok menyambut mereka, sebuah ruangan besar dengan meja dan kursi-kusi berbaris. Ruangan itu ramai, sebagian bermain judi kartu sambil menghabiskan minuman keras dan berceloteh dalam bahasa mereka.”( Janji,Liye:2021, 50).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 253, "width": 499, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan dari data diatas memang di sediakan tempat khusus untuk melakukan perjudian, tempat itu marai sekali pengunjungnya mereka berkunjung hanya ingin melakukan perjudian hanya untuk menyenangkan diri mereka.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 315, "width": 498, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perjudian di masyarakat sangat marak terjadi selain menyabung ayang dengan taruhan, mereka juga mempunyai tempat khusus untuk berjudi kartu.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 356, "width": 193, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Minuman Keras, ditemukan 24 data:", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 377, "width": 410, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Kita harus mencari lapo, tempat mabuk- mabukan di kota ini.”( Janji, Liye:2021, 44).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 398, "width": 499, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan data diatas bahwa lapo merupakan tempat mabuk-mabukan sebagian masyarakat yang mempunyai uang, jika mereka hanya membeli minuman dan membawanya pulang hal tersebut tidak akan menarik makanya mereka selalu saja berkunjung kelapo untuk mabuk-mabukan, selain untuk mabuk-mabukan di lapo terdapat juga tempat untuk berjudi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 480, "width": 498, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Banyak yang rela menghabiskan penghasilannya hanya untuk membeli minuman dilapo. Mereka tidak merasa rugi asalkan mereka bisa menikmati malam dengan mabuk-mabukan di lapo.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 522, "width": 420, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Baso menggaruk kepalanya. Oh, aku paham, tapi jangan marah -marah Hasan. Tidak ada dosa bagi orang yang tidak tahu kan. Ayo, mari mulai mencari tahu dimana lapo di kota ini. Hasan mulai melangkah membelah keramaian perempatan besar, Kaharuddin segera menyusul, juga Baso.”( Janji, Liye:2021, 45).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 591, "width": 499, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan data diatas tiga sekawan mulai mencari lapo tempat orang biasanya mabuak- mabukan, mereka akan mencari lapo-lapo itu sampaiketemu.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 632, "width": 420, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Dasar p reman, anak punk! Heh, kalian minum susu sana biar sehat, bukan malah minum minuman keras, semprot penduduk lain.”( Janji, Liye:2021, 45).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 674, "width": 499, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan data diatas banyak penduduk yang tidak suka dengan orang-orang yang sering melakukan minum-minuman keras, bagi warga lain orang yang suka minum minuman keras adalah orang-orang yang kotor.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 249, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "LATERALISASI, Volume 11 Nomor 01, Juni 2023", "type": "Page header" }, { "left": 348, "top": 39, "width": 179, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "p-ISSN: 2354-936X; e-ISSN: 2614-4", "type": "Page header" }, { "left": 313, "top": 731, "width": 233, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "39 | http://jurnal.umb.ac.id/index.php/lateralisasi", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 66, "width": 175, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Korupsi, ditemukan 3 buah data:", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 87, "width": 420, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Kapasitas penjara yang terbatas, suap menyuap dan praktik kotor lainnya membuat ruang penampungan menjadi titik pertama jual beli fasilit as.” ( Janji,Liye:2021, ).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 128, "width": 498, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan data diatas bahwa korupsi dapat dilakukan dimana saja, seperti halnya yang dilakukan para sipir di lapas mereka memintak bayaran kamar kepada narapidana tanpa sepengatahuan atasan kemudian uangnya masuk kedalam kantong mereka.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 191, "width": 498, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bukannya melakukan hal-hal yang patut dicontohi para nara pidana melainkan mereka memberi contoh yang seharusnya tidak dilakukan seorang sipir,.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 232, "width": 420, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Iya aku ahirnya bersedia menemui ayah. Tapi aku tidak akan lama, Hasan bicara. Aku hanya hendak bilang saat ayah korupsi, maka ayah adalah pencuri, paling menjijikkan, hina sekali, tapi itu bukan urusanku itu urusan ayah, dan semua dosanya adalah tanggungan ayah.” ( Janji,Liye:2021, 258).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 301, "width": 498, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan data di atas Hansan benci dengan ayahnya karena ayahnya sudah melakukan korupsi, bahkan ia berani mengatakan kepada ayahnya bahwa apa yang dilakukan ayahnya adalah perbuatan yang sangat menjijikkan baginya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 363, "width": 498, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ternyata tidak semua anak akan mengikuti jejak ayahnya contohnya Hasan walaupun ia nakal disekolah tetapi ia benci sekali dengan yang namanya korupsi, bagi Hasan ayahnya tidak lebih dari seorang sampah negara karena dirinya telah mengambil hak yang jelas-jelas bukan hak nya. 5. Prostitusi, ditemukan 3 buah data:", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 446, "width": 420, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Jangan melawan sayang, napi besar it u tersenyum berkata lembut, lepaskan bang! Jangan, bang! Napi muda itu meronta ada banyak napi yang memiliki kelainan seksual.” ( Janji,Liye:2021, 201).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 501, "width": 498, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data diatas menunjukkan bahwa keinginan napi besar ingin melampiaskan keinginan seksualnya kepada napi muda. Ia tidak peduli dengan lingkungan sekitar ia hanya ingin hasratnya terpenuhi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 563, "width": 498, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Haltersebut terjadi karena ketertarikan napi besar kepada napi muda, ia tidak memiliki uang untuk membayar perempuan dari luar makanya ia melakukannya dengan napi-napi yang di sukainya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 605, "width": 64, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 625, "width": 499, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti dapat diambil kesimpulan bahwa patologi sosial yang terdapat di dalam novel Janji karya Tere Liye sebanyak 68 buah data yang terbagi menjadi lima macam bagian patologi sosial yaitu: (1) Kriminalitas sebanyak 32 buah data, (2) Perjudian sebanyak 5 buah data, (3) Minuman keras sebanyak 25 buah data, (4) Korupsi sebanyak 3 buah data, (5) Prostitusi sebanyak 3 buah data.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 39, "width": 249, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "LATERALISASI, Volume 11 Nomor 01, Juni 2023", "type": "Page header" }, { "left": 348, "top": 39, "width": 179, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "p-ISSN: 2354-936X; e-ISSN: 2614-4", "type": "Page header" }, { "left": 313, "top": 731, "width": 233, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "40 | http://jurnal.umb.ac.id/index.php/lateralisasi", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 66, "width": 499, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adanya patologi sosial didalam sebuah novel menjadikan seseorang lebih berhati-hati dalam bertindak. Secara pragmatik, patologi sosial dapat diambil hikmahnya dan patologi sosial hendaknya harus segera di atasi atau dikurangi agar masyarakat dapat hidup dengan tenang dan tentram.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 149, "width": 110, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 170, "width": 336, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-Khitbh, Kartini Kartono. (2017). Patologi sosial 1Juni 2017:62-73.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 191, "width": 371, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aswir and Hasanul Misbah.(2018). Photosynthetica/Photosintesis 2018:1-13.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 211, "width": 483, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan kesesuaian dan tuntutan bahasa.(2013). Analisis Pragmatis, Tindak Tutur Ilokusi 2013:8-27. Febiana Meijon Fadul.(2019). Korosenai Karya, dan Yuhasegawa.2019:1-9.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 252, "width": 498, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Megawulandari, Mila, Zainal Rafli, Saifur Rohman.(2019). Patologi Sosial Dalam Novel Rembulan Tenggelam D i Wajahmu Karya Tere Liye. “Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia” 2019:85.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 308, "width": 440, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mayasari, Wahyu Galih.(2010).”Aspek Moral Dalam Novel Midah Simanis Bergigi Emas.” Novel, Dalam, Di Bibirnya ada Dusta Karya Mira. (2013).", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 349, "width": 495, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume et al. 2019. “Patologi Sosial Dalam Novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu Karya Tere Liye Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia.” 4 September 2019: 85 – 90.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 391, "width": 498, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Windy Pratiwi.( 2015). Nilai Didaktis Dalam Kumpulan Cerita Anak Pelangi Untuk Jingga Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu.”", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 432, "width": 407, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Putra, Restu Dwi Putra.(2021). Studikasus Pada Siswa Smp N 5 Patalangsang 2021.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 453, "width": 497, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Resdati, and Rizka Hasanah. (2021) . “Kenakalan Remaja Sebagai Salah Satu Bentuk Patologi Sosial (Penyakit Masyarakat).” Jurnal Cakrawala Ilmiah 1(3): 343 – 54.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 494, "width": 385, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sari, Risky Permata et al. (2017) . “Nilai Pendidikan D alam Novel Amelia.2017.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 515, "width": 498, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Simarmata, Emiya Hartanta. (2021) . “Analisis Unsur Intrinsik Pada Novel Laskar Pelangi Karya Andre Hirata”.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 556, "width": 365, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suparyanto dan Rosad (2015-2020). Suparyanto dan Rosad (2015: 248 – 53.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 577, "width": 428, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Studi, Program et al. 2018. “ Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember.”", "type": "Text" } ]
069e6ace-d841-1f66-16b6-04752fced5a6
https://e-jurnal.pnl.ac.id/JSTR/article/download/2252/1921
[ { "left": 349, "top": 36, "width": 220, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology) Jurusan Teknik Kimia Politeknik NegeriLhokseumawe Vol. 18 No.01, Juni 2020 ISSN 1693-248X", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 782, "width": 9, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 102, "top": 75, "width": 395, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KARAKTERISASI PHYSICO-THERMAL HYBRID BIOBRIKET LIMBAH BIOMASSA CANGKANG KOPI, TEMPURUNG KELAPA DAN BAKING FILTER DUST", "type": "Section header" }, { "left": 229, "top": 119, "width": 141, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siti Nurjannah 1 Zahra Fona 2", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 139, "width": 284, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2 Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Jln. B.Aceh Medan Km.280 Buketrata 24301 INDONESIA", "type": "Text" }, { "left": 224, "top": 167, "width": 147, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 241, "top": 180, "width": 113, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 214, "width": 58, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 231, "width": 415, "height": 218, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kebutuhan energi yang semakin meningkat dan ketersedian bahan bakar yang menipis, mendorong perlunya inovasi terbaru untuk mendapatkan sumber energi yang dapat diperbaharui melalui bahan baku yang melimpah dan berkarakteristik sebanding. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan karakteristik briket yang dibuat dari limbah biomassa Cangkang Kopi (CKP), Tempurung Kelapa (TPK) dan produk samping pabrik Baking Filter Dust (BFD) dengan menggunakan perekat kanji dan oli bekas. Bahan baku limbah biomassa CKP dan TPK dikeringkan dan dikarbonisasi dalam tunggu bertutup yang minim oksigen pada suhu 200-400 o C. Kemudian arang CKP dan TPK dicrusher dan diayak dengan ukuran 60/80 mesh . Pencampuran bahan dilakukan dengan penambahan perekat sebanyak 4 gram. Pencetakan biobriket dilakukan dengan menggunakan alat pencetak silinder berdiameter 3,3 cm kemudian ditekan dengan press hidraulik dengan pemberian tekanan 150 kg/cm 2 . Dari hasil penelitian diperoleh hybrid briket dengan range densitas 0,908-1,141 g/cm 3 , kadar air 1,81-4,02 %, kadar abu 3,79-7,09 %. Kata kunci : Baking filter dust , cangkang kopi, hybrid briket, oli bekas, perekat kanji, tempurung kelapa.", "type": "Text" }, { "left": 266, "top": 466, "width": 65, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 491, "width": 414, "height": 191, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The increasing energy needs and depleting availability of fuels, encourage the need for the latest innovations to obtain renewable energy sources through abundant raw materials and comparable characteristics.The purpose of this study was to determine the characteristics of briquettes made from coffee shell biomass waste (CKP), Coconut Shell (TPK) and baking filter dust (BFD) plant by using kanji adhesive and used oil.CKP and TPK biomass waste raw materials are dried and carbonized in a low-oxygen cover waiting at 200-400oC.Then charcoal CKP and TPK dicrusher and sifted with a size of 60/80 mesh.Mixing of materials is done with the addition of adhesive as much as 4 grams. Biobriket printing is done using a cylinder printer 3.3 cm in diameter and then pressed with hydraulic press with a pressure of 150 kg/cm2.From the results of the study obtained hybrid briquettes with a density range of 0.908-1.141 g/cm3, moisture content of 1.81-4.02 %, ash content of 3.79-7.09%. Keywords: Baking filter dust, coffee shell, hybrid briquette, used oil, kanji, coconut shell.", "type": "Text" }, { "left": 138, "top": 707, "width": 87, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. P ENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 724, "width": 223, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Briket sebagai salah satu energi terbarukan yang ramah lingkungan ditenggarai akan menjadi energi favorit di masa depan.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 698, "width": 223, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa negara di dunia mempromosikan penggunaan briket sebagai bahan bakar pengganti arang kayu karena bahan bakunya yang melimpah dan mencegah eksploitasi kayu hutan, serta tidak mengeluarkan gas", "type": "Text" }, { "left": 349, "top": 36, "width": 220, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology) Jurusan Teknik Kimia Politeknik NegeriLhokseumawe Vol. 18 No.01, Juni 2020 ISSN 1693-248X", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 782, "width": 9, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 223, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "polutan. Briket dibuat dari limbah biomassa mendapat perhatian khusus karena dapat meminimalkan limbah biomassa dari hasil pertanian, perkebunan, dan industri. Briket sebagai bahan bakar padat sudah mulai dimanfaatkan untuk keperluan memasak di beberapa negara menggantikan penggunaan minyak, gas dan arang kayu karena mampu memberikan cita rasa khas pada masakan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 199, "width": 223, "height": 232, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hakizimana dan Kim (2016) telah melakukan penelitian pembuatan briket dari limbah gambut sebagai bahan bakar baru yang ramah lingkungan dan murah untuk rumah-rumah penduduk negara Rwanda, yang sebelumnya menggunakan kayu bakar dan arang sebagai bahan bakar. Dari pengaplikasian briket tersebut penduduk Rwanda dapat menghemat sampai 30% biaya dibandingkan dengan penggunaan arang, dan penggunaan briket ini pun telah mengurangi emisi gas berbahaya yang sebelumnya dihasilkan dan penggunaan arang sebagai bahan bakar penduduk. Ini menunjukkan bahwa sangat layak briket dari biomassa digunakan sebagai bahan bakar padat menggantikan bahan bakar lain.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 433, "width": 223, "height": 219, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Thabuota, dkk (2015), dengan sifat terbarukan, ketersediaan yang banyak dan tidak menghasilkan CO 2 menjadikan biomassa sebagai bahan yang sangat baik digunakan sebagai sumber baru energi. Salah satu penyumbang biomassa terbanyak di Aceh adalah limbah biomassa yang berasal dari perkebunan kopi. Kopi menjadi salah satu komoditas terbesar yang dimiliki Aceh dengan produksi 46.828 ton/tahun (BPS, 2017). Limbah cangkang kopi kering sebanyak 200 kg akan dibuang dalam tiap ton kopi basah yang diproduksi (Widyotomo S, 2013). Dengan jumlah tersebut maka cangkang kopi sangat potensial dimanfaatkan untuk pembuatan briket.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 654, "width": 223, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Raudah dan Zulkifli (2017) telah membuat briket dari cangkang kopi dengan memiliki nilai kalor 5713,672 kal/g, nilai ini masih di bawah standar internasional. Sehingga dalam penelitian ini cangkang kopi akan dicampurkan dengan tempurung kelapa dan Baking Filter Dust (BFD). Arang tempurung kelapa memiliki nilai karbon tetap berkisar", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 75, "width": 223, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "antara 78%-80% (Mozammel dkk, 2002 dan Maryono dkk, 2013). BFD mengandung fixed carbon 84,58%, kadar air 1,49%, dan volatile matter 2,38% dan ukuran partikel dengan blain number 13582,9 nPm (Data Laboratorium Inalum, 2017). Karakteristik briket yang diharapkan adalah briket memiliki tekstur yang halus dan mengkilap, daya bakar baik, heating value tinggi sesuai standar internasional. Tekstur halus dapat diperoleh dari arang cangkang kopi (Raudah dan Zulkifli, 2017), BFD juga dapat memberikan permukaan yang halus karena ukuran partikelnya yang sangat kecil, selain itu kadar karbon BFD yang sangat tinggi akan meningkatkan nilai kalor briket.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 295, "width": 223, "height": 384, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BFD merupakan debu kokas yang dihasil dalam proses pemanggangan blok anoda karbon yang akan digunakan dalam proses elektrolisis reduksi alumina di pabrik peleburan aluminium PT INALUM. PT INALUM (persero) adalah perusahaan besar dengan pabrik peleburan aluminium yang memproduksi 225.000 ton/tahun aluminium. Dalam pabrik peleburan ini, aluminium dihasilkan dengan sistem elektrolisis. Alumina direduksi di dalam pot (furnace) dengan temperatur 980 o C menjadi aluminium cair yang akan menghasil aluminium dengan konsentrasi diatas 97%. Proses reduksi yang dilakukan dengan proses elektrolisis ini akan mengkonsumsi energi listrik yang sangat besar dan menggunakan media proses berupa anoda karbon, katoda, dan elektrolit yaitu kriolit. Proses reduksi ini akan menyebabkan terkonsumsinya anoda selama proses berlangsung, sehingga ketersediaan anoda adalah hal yang penting dalam proses peleburan. Anoda yang digunakan dalam proses reduksi pada pabrik peleburan ini diproduksi sendiri oleh PT INALUM sesuai dengan kebutuhan pot reduksi yang bertipe Prebaked Anode Furnace (PAF) (Nurjannah, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 682, "width": 223, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses produksi anoda dibagi menjadi tiga proses utama yaitu proses pembuatan anoda, proses pemanggangan anoda, dan proses penangkaian anoda. Kokas dan pitch dicampur dan dicetak hingga membentuk anoda mentah, lalu anoda mentah tersebut", "type": "Text" }, { "left": 349, "top": 36, "width": 220, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology) Jurusan Teknik Kimia Politeknik NegeriLhokseumawe Vol. 18 No.01, Juni 2020 ISSN 1693-248X", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 782, "width": 9, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 223, "height": 193, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "akan dipanggang pada suhu 1250 o C sehingga membentuk anoda panggang yang ditangkai untuk langsung bisa digunakan pada proses reduksi. Pada proses pemanggangan, karbon blok dipanggang menggunakan kokas sebagai packing. Packing kokas berfungsi untuk mencegah oksidasi karbon blok dalam furnace . Kokas yang terus-menerus terpapar panas dalam furnace sebagai packing hingga suhu 1250 o C selama berhari-hari, lama kelamaan akan hancur dan berubah menjadi debu. Debu kokas dari proses pemanggangan ini disebut Baking Filter Dust (BFD) (Nurjannah, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 268, "width": 223, "height": 176, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis perekat juga mempengaruhi kualitas briket, Shuma dan Madyra (2017) menyatakan bahwa perekat kanji memiliki daya rekat cukup baik untuk briket dan harganya sangat murah. Oli bekas memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap nilai kalor briket, penambahan oli bekas dari 10%-30% memberikan kenaikan nilai kalor sampai 20,7% (Utomo, 2013). Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dicoba menggunakan perekat kanji dan oli bekas baik secara tunggal maupun secara campuran.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 447, "width": 223, "height": 246, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Permasalahan utama dari briket yang mudah diproduksi dan murah ini adalah karena spesifikasi dan kualitas yang sangat jauh di bawah bahan bakar padat yang sudah ada: tekstur yang kurang menarik, mudah pecah, nilai kalor yang belum berstandar internasional, sehingga secara komersial briket tersebut belum dapat dipasarkan. Oleh karena itu perlu ditemukan suatu kombinasi terbaik untuk biomassa yang akan dapat menghasilkan briket terbaik sehingga dapat bersaing dan bersanding dengan bahan bakar komersil yang sudah ada saat ini. Untuk itu, pencampuran biomassa arang cangkang kopi, tempurung kelapa dengan BFD diharapkan dapat memenuhi kriteria tersebut. Hasil terbaik ditinjau dari heating value (HHV), densitas, kadar air, kadar abu dan relaksasi.", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 705, "width": 142, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II. M ETODOLOGI P ENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 722, "width": 223, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Alat dan Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari cangkang kopi", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 75, "width": 223, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(CKP) yang diperoleh dari perkebunan kopi di Aceh Tengah, tempurung kelapa (TPK) dari pasar Kota Lhokseumawe, Baking Filter Dust (BFD) dari pabrik peleburan aluminium PT INALUM di Sumatra Utara. Bahan perekat yang digunakan yaitu perekat kanji yang diperoleh dari pasar Kota Lhokseumawe, dan oli bekas dari bengkel- bengkel yang ada di daerah Lhokseumawe.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 199, "width": 226, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peralatan yang diperlukan adalah tungku pembakaran untuk membakar cangkang kopi dan tempurung kelapa menjadi arang, crusher, ayakan 60/80 mesh, oven, timbangan analitik, cetakan briket, dan alat tekan.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 268, "width": 114, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Variabel Penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 282, "width": 223, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel tetap meliputi berat bahan baku briket sebanyak 20 gram untuk satu sampel, ukuran partikel CKP dan TPK yaitu 60/80 mesh , dan perbandingan air dan kanji saat pembuatan perekat kanji sebesar 6:1. Variabel bebas terdiri dari perbandingan bahan baku CKP, TPK dan BFD yaitu 1:1:1 ; 1:2:1 ; 1:2:2 ; 2:1:1 ; 1:1:2 dan perbandingan perekat kanji dan oli bekas 1:0 ; 1:1 ; 0:1. Variabel terikat antara lain nilai kalor, kadar air, kadar abu, densitas, dan relaksasi.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 433, "width": 107, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Pembuatan Briket.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 447, "width": 223, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahan baku cangkang kopi dan tempurung kelapa dikeringkan dan dibersihkan dari impurities, lalu diarangkan dengan pembakaran yang minim oksigen. Arang yang dihasilkan kemudian di crusher dan diayak dengan ukuran 60/80 mesh .", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 530, "width": 223, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masing-masing bahan baku ditimbang sesuai dengan variasi perbandingan massa (CKP: TPK: BFD) untuk menghasilkan sampel briket seberat 20 gram, diaduk sampai homogen, dan ditambahkan 4 gram perekat. Pasta briket dimasukkan ke dalam cetakan dan diberi tekanan 150 kg/cm 2 . Dikeringkan dibawah sinar matahari selama 3 hari.", "type": "Text" }, { "left": 345, "top": 663, "width": 136, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. H ASIL DAN P EMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 304, "top": 680, "width": 226, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Limbah biomassa cangkang kopi dengan kapasitas yang sangat besar yang saat ini hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak oleh masyarakat sebenarnya sangat potensial dijadikan bahan baku briket. Dengan nilai kalor briket arang yang melebihi 5000 kal/g", "type": "Text" }, { "left": 349, "top": 36, "width": 220, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology) Jurusan Teknik Kimia Politeknik NegeriLhokseumawe Vol. 18 No.01, Juni 2020 ISSN 1693-248X", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 782, "width": 9, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 223, "height": 273, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Raudah dan Zulkifli, 2017) menjadikan cangkang kopi bahan baku yang kompetitif penggunaannya. Proses awal limbah biomassa cangkang kopi dan tempurung kelapa kering dikarbonisasi dengan temperatur 200-400 o C di dalam wadah besi bertutup yang terisolasi dari oksigen, selama 3 jam untuk cangkang kopi dan 5 jam untuk tempurung kelapa. Karbonisasi merupakan proses yang bertujuan untuk meningkatkan kandungan karbon, mengurangi kandungan air serta menghilangkan zat-zat volatil (Jamilatun S, 2008) yang ada di dalam limbah biomassa sehingga dapat memberikan panas yang lebih besar daripada biomassa mentah (Qistina dkk, 2016, dan Fona Z, 2015). Setelah proses karbonisasi terbentuk arang cangkang kopi dan tempurung kelapa yang hitam dan rapuh, dan siap digunakan sebagai bahan baku pembuatan briket.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 351, "width": 223, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arang limbah biomassa selanjutnya dihancurkan dan diseragamkan ukurannya dengan menggunakan ayakan 60/80 mesh sehingga partikel lolos pada 60 mesh dan tertahan di ukuran 80 mesh . Arang-arang tersebut kemudian dianalisa nilai kalornya, didapatkan nilai 6474 kal/g untuk arang CKP dan 7015,69 kal/g untuk Arang TPK. Bahan baku ketiga yaitu BFD, dalam penggunaannya BFD tidak perlu melalui", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 75, "width": 223, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "proses apapun, karena bahan BFD yang diambil langsung dari pabrik sudah berbentuk serbuk halus dengan ukuran partikel yang sangat kecil dan sudah melalui proses pemanasan dengan suhu yang sangat tinggi. Analisa nilai kalor untuk BFD sebelum pencampuran memperoleh nilai mencapai 6434,59 kal/g.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 185, "width": 223, "height": 246, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketiga bahan baku kemudian dicampurkan dan ditambah perekat sebanyak 4 gram. Perekat yang digunakan yaitu perekat kanji dan oli bekas. Perekat kanji dibentuk dari campuran tepung kanji dan air dengan perbandingan 1:6 dan dimasak selama 5 menit hingga membentuk gel kanji, kemudian gel kanji ini ditimbang 4 gram untuk perekat kanji:oli bekas 1:0 dan 2 gram untuk perekat 1:1 dan selebihnya oli bekas. Setelah proses pencampuran sesuai dengan komposisi, pasta briket dicetak menggunakan cetakan berbentuk silinder dengan diameter 3,3 cm dan kemudian ditekan menggunakan press hidrolik dengan tekanan mencapai 150 kg/cm 2 . Tahap terakhir yaitu pengeringan briket dilakukan dengan proses penjemuran di bawah sinar matahari selama 3 hari.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 433, "width": 223, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari penelitian ini diperoleh hasil berupa data pengamatan, analisa dan pengolahan data seperti berikut.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 502, "width": 416, "height": 264, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "T ABEL I HASIL ANALISA DENSITAS, NILAI KALOR, KADAR AIR, KADAR ABU DAN RELAKSASI HYBRID BRIKET NO Komposisi Arang (CKP:TPK:BFD) Perekat (Kanji:Oli Bekas) Densitas (g/cm3) Nilai Kalor (kal/gr) Kadar air (%) Kadar Abu (%) 1 1:1:1 1:0 0,9754 6800,49 3,32 4,76 2 1:2:1 1:0 0,9081 6755,35 3,98 5,81 3 1:2:2 1:0 1,0279 6752,01 3,54 5,77 4 2:1:1 1:0 0,9335 6710,93 4,02 4,62 5 1:1:2 1:0 1,0295 6732,42 3,68 6,64 6 1:1:1 1:1 0,9939 7120,78 3,76 5,43 7 1:2:1 1:1 0,9880 7129,61 3,48 6,25 8 1:2:2 1:1 1,0883 7178,58 3,72 6,69 9 2:1:1 1:1 0,9868 7103,34 3,94 4,98 10 1:1:2 1:1 1,1160 7109,07 2,45 7,09 11 1:1:1 0:1 1,0979 7505,79 3,04 3,79 12 1:2:1 0:1 1,0380 7514,62 2,69 4,33", "type": "Table" }, { "left": 349, "top": 36, "width": 220, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology) Jurusan Teknik Kimia Politeknik NegeriLhokseumawe Vol. 18 No.01, Juni 2020 ISSN 1693-248X", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 782, "width": 9, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 76, "width": 404, "height": 95, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13 1:2:2 0:1 1,0959 7493,61 2,15 6,81 14 2:1:1 0:1 1,0787 7461,84 2,85 6,18 15 1:1:2 0:1 1,1413 7497,90 1,81 6,78 A. Densitas Densitas atau", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 160, "width": 211, "height": 287, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kerapatan mendeskripsikan kepadatan briket yang dihasilkan. Dalam pembuatan briket, semakin tinggi densitas maka akan semakin baik juga kualitas briket yang dihasilkan. Dengan densitas yang tinggi, briket dapat memberikan panas yang lebih lama karena semakin banyak massa bahan baku yang termampatkan dalam satu satuan volum briket. Dengan densitas yang baik diperoleh briket yang tidak mudah pecah dan efisien dalam penyimpanan karena volumnya yang semakin kecil (Fona Z, 2017). Densitas briket dipengaruhi oleh ukuran partikel, tekanan pembriketan dan jenis bahan baku yang digunakan. Tekanan pengepresan akan menyatukan bahan dan perekat briket sehingga akan memenuhi pori-pori dan membentuk briket yang lebih padat (Afriani, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 567, "width": 211, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1 Grafik perbandingan komposisi bahan baku dengan perekat kanji:oli = 1:0 ( ), kanji:oli = 1:1 ( ), dan kanji:oli = 0:1 ( ) terhadap densitas briket.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 636, "width": 211, "height": 121, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1 menunjukkan densitas yang dihasilkan briket dari semua komposisi dan jenis perekat berkisar antara 0,908- 1,141 g/cm 3 . Kandungan BFD lebih banyak dalam briket, memberikan densitas briket lebih besar dibandingkan yang lain. Hal ini disebabkan ukuran partikel BFD yang sangat kecil sehingga dapat memenuhi pori-pori briket pada saat", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 136, "width": 212, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembentukan. Penggunaan perekat oli lebih banyak sebagai perekat juga memberikan densitas briket yang lebih besar dibanding dengan penggunaan perekat kanji, hal ini disebabkan densitas oli bekas yang lebih besar dari pada perekat kanji yakni berkisar 0,868-0,91 gr/cm 3 (Prasaji, dkk, 2013; Owolabi, dkk, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 260, "width": 212, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Densitas tertinggi diperoleh pada komposisi bahan baku CKP:TPK:BFD = 1:1:2 dengan perekat kanji:oli = 0:1 atau 12 % oli sebagai perekat, mencapai 1,141 g/cm 3 , dan densitas terendah oleh CKP:TPK:BFD = 1:2:1 dengan perekat kanji 12 % yaitu 0,908 g/cm 3 .", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 365, "width": 66, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Kadar air", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 381, "width": 212, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kadar air yang terkandung di dalam briket sangat berpengaruh pada kualitas briket (Fona Z, 2017). Kadar air diharapkan serendah mungkin pada briket. Semakin tinggi kadar air terkandung dalam briket maka akan menyebabkan penurunan nilai kalor, proses penyalaan yang sulit, dan banyak menimbulkan asap saat penggunaannya sebagai bahan bakar.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 505, "width": 212, "height": 150, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil analisa kadar air briket yang diperoleh berkisar antar 1,81-4,02% (Gambar 3). Kadar air briket yang dibuat dari komposisi bahan baku BFD yang besar, menghasilkan briket dengan kandungan air yang lebih sedikit dibandingkan dengan komposisi yang lain. Hal ini disebabkan karena kadar air BFD sebelum dicampurkan sangat kecil yaitu 1,49%, sehingga tidak banyak menambah kontribusi kadar air dalam briket.", "type": "List item" }, { "left": 91, "top": 455, "width": 416, "height": 281, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0,000 0,500 1,000 1,500 (1:1:1) (1:2:1) (1:2:2) (2:1:1) (1:1:2) D e ns it as (g /cm 3) Perbandingan Komposisi Bahan Baku (CKP: TPK: BFD) 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 (1:1:1) (1:2:1) (1:2:2) (2:1:1) (1:1:2) K adar A ir (% )", "type": "Picture" }, { "left": 375, "top": 740, "width": 131, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbandingan Komposisi Bahan Baku …", "type": "Page footer" }, { "left": 349, "top": 36, "width": 220, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology) Jurusan Teknik Kimia Politeknik NegeriLhokseumawe Vol. 18 No.01, Juni 2020 ISSN 1693-248X", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 782, "width": 9, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 211, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3 Grafik perbandingan komposisi bahan baku dengan perekat kanji:oli = 1:0 ( ), kanji:oli = 1:1 ( ), dan kanji:oli = 0:1 ( ) terhadap kadar air briket.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 144, "width": 214, "height": 273, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan jenis perekat, kadar air yang dimiliki briket dengan perekat kanji 4 gram lebih tinggi dibandingkan dengan briket yang menggunakan perekat oli bekas. Penggunaan oli bekas sebagai perekat menghasilkan briket dengan kadar air yang sangat minim. Oli bekas tidak mengandung air, lain halnya dengan perekat kanji yang dibuat dengan mencampurkan air sehingga kadar air di dalamnya memberikan tambahan kadar air pada briket. Berdasarkan bahan baku, menurut penelitian sebelumnya oleh Qistina, dkk (2016), kadar air yang dihasilkan dari briket dengan arang tempurung kelapa menggunakan perekat kanji menghasilkan kadar air senilai 4,24%. Dan nilai kadar air dari briket berbahan baku arang cangkang kopi memiliki kadar air sebesar 3-7% (Aprita IR, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 427, "width": 70, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Kadar Abu", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 444, "width": 211, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kadar abu adalah kadar dari zat yang tersisa setelah proses pembakaran pada suhu tinggi. Unsur utama abu yaitu mineral silika yang memiliki pengaruh dapat menurunkan nilai kalor briket. Banyaknya kadar abu disebabkan oleh kandungan pengotor seperti mineral- mineral yang terkandung dalam arang dan tertinggal saat dalam proses pembakaran briket (Ristianingsih Y dkk, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 704, "width": 211, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3 Grafik perbandingan komposisi bahan baku dengan perekat kanji:oli = 1:0 ( ), kanji:oli = 1:1 ( ), dan kanji:oli = 0:1 ( ) terhadap kadar abu briket.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 88, "width": 214, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4 menunjukkan briket dengan kandungan BFD yang besar, menghasilkan memiliki kadar abu yang lebih tinggi dibandingkan dengan komposisi bahan baku yang lainnya. Hal ini menandakan bahwa BFD mengandung lebih banyak mineral dibandingkan dengan arang limbah biomassa CKP dan TPK. Diketahui nilai kadar abu yang dimiliki oleh BFD mencapai 11,55%. Dari jenis perekat yang digunakan, kadar abu lebih tinggi didapatkan dari briket berperekat oli bekas.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 254, "width": 211, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil kadar abu terendah 3,79 % dengan komposisi CKP:TPK:BFD = 1:1:2", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 282, "width": 221, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berperekat oli, dan kadar abu tertinggi 7,09% dengan CKP:TPK:BFD = 2:1:1 berperekat kanji:oli = 1:1. Menurut SNI 01-6325- 2000 kadar abu maksimal 8%.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 337, "width": 211, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan kadar abu, briket dengan semua komposisi dan jenis perekat dalam penelitian ini telah memenuhi standar tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 381, "top": 401, "width": 77, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV. K ESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 418, "width": 211, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perbandingan", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 445, "width": 211, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "komposisi paling optimal terhadap pembentukan hybrid briket yaitu", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 473, "width": 79, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CKP:TPK:BFD", "type": "Text" }, { "left": 419, "top": 473, "width": 63, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= 1:1:1", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 473, "width": 211, "height": 191, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan CKP:TPK:BFD = 1:2:1. Briket dengan komposisi tersebut memberikan nilai densitas lebih besar, kadar air dan kadar abu lebih sedikit. Penggunaan jenis perekat pada pembuatan hybrid briket berpengaruh signifikan terhadap karakteristik briket. Briket dengan perekat kanji:oli = 0:1 menghasilkan nilai kadar air lebih sedikit dan densitas lebih basar dibandingkan dengan penggunaan perekat kanji:oli = 1:0 dan kanji:oli = 1:1. Sedangkan, briket dengan perekat kanji:oli = 1:0 memberikan kadar abu lebih sedikit.", "type": "Text" }, { "left": 393, "top": 675, "width": 52, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "R EFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 692, "width": 211, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Afriani, C D., Yufita, E., dan Nurmalita. 2017. Heat Energy of Candlenut Shell and Tamarind Skin Briquet with Variation on Particle Size and Pressure Pressing. Journal of Aceh", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 587, "width": 169, "height": 102, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 (1:1:1) (1:2:1) (1:2:2) (2:1:1) (1:1:2) K adar A bu (% ) Perbandingan Komposisi Bahan Baku (CKP:TPK:BFD)", "type": "Picture" }, { "left": 349, "top": 36, "width": 220, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology) Jurusan Teknik Kimia Politeknik NegeriLhokseumawe Vol. 18 No.01, Juni 2020 ISSN 1693-248X", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 782, "width": 9, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 75, "width": 190, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Physics Society (JAcPS) Vol 6(1). Hal 6-9.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 102, "width": 211, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahiduzzaman, Md dan Islam, A. K. M. S.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 116, "width": 190, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2013. Development of Biomass Stove for Heating up Die Barrel of Rice Husk Briquette Machine. Procedia Engineering 56. Hal 777-781.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 171, "width": 172, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akhyar. 2014. Perancangan", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 171, "width": 190, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan pembuatan tungku peleburan logam dengan pemanfaatan oli bekas sebagai bahan bakar. Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2014 .", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 240, "width": 211, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anukam, A., Mamphweli, S., Reddy, P., Meyer, E., Okoh, O. 2016. Pre- processing of Sugarcane Bagasse of Gasification in A Downdraft Biomass Gasifier System: A Comprehensive Review. Renewable and Sustainable Energy Review 66. Hal 775-801 Asip, F., Anggun, T, dan Fitri, N. 2014.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 351, "width": 190, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembuatan Briket dari Campuran Limbah Plastik LDPE, Tempurung Kelapa dan Cangkang Sawit. J. Teknik Kimia . Vol. 20 (2), hal 45-54.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 406, "width": 211, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Badan Pusat Statistik. 2017. Provinsi Aceh Dalam Angka 2017. Banda Aceh. Badab Standarisasi Nasional. 2017. SNI 01-6235-2000. Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 461, "width": 29, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Budi,", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 461, "width": 166, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E. 2011. Tinjauan Proses", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 475, "width": 190, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembentukan dan Penggunaan Arang Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar. Jurnal Penelitian Sains 14 (4B). Hal 25-29", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 530, "width": 211, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fona, Z. 2017. Optimation of palm empty fruit bunch and palm kernel shell biobriquettes characteristics using response surface methodology.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 585, "width": 190, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proceeding Seminar Internasional ICOLIB, 7-8 Agustus, Jember, Jawa Timur.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 627, "width": 211, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gómez, R., Gallego, E., Fuentesa, J.M., Montellano, G.C., dan Ayuga, F., 2014. Values for Particle-Scale Properties of Biomass Briquettes Made from Agroforestry Residues. Particuology 12, hal 100-106.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 710, "width": 211, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hakizimana Jean de D K, Kim Hyung- Teak. 2016. Peat briquette as alternative to cooking fuel: A techno-", "type": "List item" }, { "left": 337, "top": 75, "width": 189, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "economic viability assessment in Rwanda. Energy 102, hal 137-145.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 102, "width": 211, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Haykiri-acma, H dan Yaman, S. 2010.", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 116, "width": 186, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Production of Smokeless Bio-", "type": "Table" }, { "left": 337, "top": 130, "width": 190, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Briquettes from Hazelnut Shell. Proceedings of the World Congress on", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 157, "width": 189, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Engineering and Computer Science 2010 Vol II, 20-22 Oktober, San Francisco, USA", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 199, "width": 53, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jamilatun,", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 199, "width": 189, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S. 2008. Sifat-sifat penyalaandan dan pembakaran briket biomassa, briket batubara dan arang kayu. Jurnal Rekayasa Proses . Vol 2 (2). Hal 37-40.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 268, "width": 211, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jittabut, P. 2015. Physical and Thermal Properties of Briquette Fuels from Rice Straw and Sugarane Leaves by Mixing Molasses. International Conference on Alternative Energy in Developing Countries and Emerging Economics2015. Energy Procedia79, hal. 2-9.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 378, "width": 211, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laboratorium PT. INALUM. Laporan Hasil Pengujian Komposisi Baking Filter Dust. Tanggal 17 Maret 2017.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 420, "width": 211, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lubwama Michael, Yiga V A. 2017.", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 433, "width": 189, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Characteristics of briquettes developed from rice and coffee husk for domestic cooking applications in Uganda. Renewable Energy . Kampala, Uganda.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 502, "width": 211, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Qistina, I., Sukandar, D., dan Trilaksono. 2016. Kajian Kualitas Briket", "type": "List item" }, { "left": 337, "top": 530, "width": 190, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biomassa dari Sekam Padi dan Tempurung Kelapa. Jurnal Kimia VALENSI: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Ilmu Kimia Vol 2(2).", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 585, "width": 66, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal 136-142.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 599, "width": 211, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Raudah dan Zulkifli. 2017. Optimization of Binder Addition and Particle Size for Densification of Coffee Husks Briquettes Using Response Surface Methodology. The 3 rd International Conference on Chemical Engineering Sciences & Applications , 20-21 September 2017, Banda Aceh", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 710, "width": 211, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sanchez Eduardo A, Pasache Milagros B, Garcia Marcos E. 2014. Development of Briquettes from Waste Wood (Sawdust) for Use in Low-icome", "type": "Text" }, { "left": 349, "top": 36, "width": 220, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology) Jurusan Teknik Kimia Politeknik NegeriLhokseumawe Vol. 18 No.01, Juni 2020 ISSN 1693-248X", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 782, "width": 9, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 75, "width": 190, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Households in Piura, Peru .Proceedings of the World", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 102, "width": 190, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Congress on Engineering Vol II,", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 116, "width": 169, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "WCE 2014, 2-4 Juli, London, UK.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 130, "width": 211, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sastry, M. K. S., Bridge, J., Brown, A.,", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 144, "width": 189, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Williams, R. 2013. Biomass", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 157, "width": 190, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Briquettes: A Suistainable and Environment Friendly Energy Option for The Caribbean. Fifth Intenational Symposium on Energy , 7-8 Februari, Puerto Rico.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 226, "width": 211, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shuma, R dan Madyra, D.M. 2017.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 240, "width": 190, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Production of Loose Biomass Briquettes from Agricultural and Forestry Residues. Pros. International Conference on Sustainable Materials and Manufactoring (SMPM), 23-25 Januari. Kruger National Park.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 323, "width": 211, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simanjuntak, R.E.V. 2011. Kopi. Artikel Ilmu Bahan Makanan. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Soekardi, Y. 2012. Pemanfaatan & Pengolahan Kelapa Menjadi Bebagai Bahan Makanan dan Obat Berbagai", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 406, "width": 211, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyakit. Yrama Widya . Bandung. Tan Y I, Abdullah A Z, Hameed B H. 2017. Fast pyrolysis of durian (Durio zibethinus L) shell in a drop-type fixed bed reactor: Pyrolysis behavior and product analyses. Bioresource", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 489, "width": 137, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Technology 243, Hal 85-92.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 75, "width": 212, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Thabuota M, Pangketanang T, Panyacharoen K, Momgkut P, Wongwicha P. 2015. Effect of Applied Pressure and Binder", "type": "Table" }, { "left": 337, "top": 130, "width": 189, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proportion on the Fuel Properties of Holey Bio-Briquettes. International Conference on Alternative Energy in Developing Countries and Emerging Economics .Energy Procedia 79, Hal 890-895.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 213, "width": 212, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Utomo AF, Primastuti, Nungki. 2013. Pemanfaatan Limbah Furniture", "type": "Table" }, { "left": 337, "top": 240, "width": 189, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Enceng Gondok (Eichornia Crassipes) di Koen Gallery Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Briket Bioarang. Jurnal Tekhnologi Kimia dan Industri 2(2).", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 295, "width": 66, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal 220-225.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 309, "width": 211, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wang Qian, Han Kuo, Gao Jie, Li Hui, Lu Chunmei. 2017. The pyrolysis of biomass briquettes: Effect of pyrolysis temperature and phosphorus additives on the quality and combustion of bio- char briquettes . Fuel 199, hal. 488- 496.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 406, "width": 211, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widyotomo S. 2013. Potensi dan Teknologi Diversifikasi Limbah Kopi Menjadi Produk Bermutu dan Bernilai Tambah. Review Penelitian Kopi dan Kakao 1 (1), Hal 63-80.", "type": "Text" } ]
719884dc-3475-8688-7f00-504e8a765ed1
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/bino/article/download/19216/10287
[ { "left": 103, "top": 58, "width": 170, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Biologi-Inovasi Pendidikan", "type": "Page header" }, { "left": 103, "top": 70, "width": 149, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 6, Issue 2, June 2024 page. 164-171", "type": "Text" }, { "left": 392, "top": 33, "width": 143, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN : 2684-9062 | E-ISSN : 2714-9803 https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/bino DOI : 10.20527/bino.v6i2.19216", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "164", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 130, "width": 425, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reconstruction of laboratory activity design \"menyelidiki makanan berkarbohidrat\" on digestive system material", "type": "Section header" }, { "left": 161, "top": 179, "width": 276, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oky Rizkiana Silaban *, Bambang Supriatno, Amprasto", "type": "Section header" }, { "left": 65, "top": 203, "width": 468, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Study Program of Biology Education, Faculty of Mathematics and Natural Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, West Java, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 234, "width": 194, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "* Corresponding Author Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 255, "width": 312, "height": 64, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article Information Abstract Keyword: Reconstruction; Laboratory activity design; Digestive system; Carbohydrates; Biology learning", "type": "Table" }, { "left": 67, "top": 335, "width": 44, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci:", "type": "Section header" }, { "left": 67, "top": 273, "width": 464, "height": 199, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rekonstruksi; Desain kegiatan laboratorium; Sistem pencernaan; Karbohidrat; Pembelajaran biologi Laboratory activities are essential in improving the understanding of learning outcomes and supporting the process of forming students' knowledge about biological material, especially the concept of carbohydrate digestion. It is necessary to laboratory activities design (LAD) that can support forming student knowledge in laboratory activities to investigate carbohydrate foods. This research uses a qualitative descriptive method applied through ANCOR (Analyse, Try, Reconstruct) steps to develop LAD that supports students' knowledge formation process. The ANCOR stages include analysing the sample LAD, conducting trials, and reconstructing it into a new LAD per the Ministry of Education and Culture's learning outcomes. The LAD reconstruction aims to strengthen students' understanding of carbohydrate digestion through laboratory activities emphasizing exploration, direct observation, and active involvement of students in the learning process. It is expected that the use of LAD that has been adjusted will make a significant contribution to improving student learning outcomes in biology materials, improving the learning process in the laboratory, and increasing their understanding of the concept of organ structure and function in the carbohydrate digestive system.", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 478, "width": 339, "height": 143, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak. Kegiatan laboratorium memegang peranan penting dalam meningkatkan pemahaman, hasil belajar, dan mendukung proses pembentukan pengetahuan siswa. siswa tentang materi biologi, khususnya konsep pencernaan karbohidrat. Perlu Desain Kegiatan Laboratorium (DKL) yang dapat mendukung proses pembentukan pengetahuan siswa pada kegiatan labororatorium menyelidiki makanan berkarbohidrat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang diterapkan melalui langkah-langkah ANCOR (Analisis, Coba, Rekonstruksi) untuk mengembangkan DKL yang mendukung proses pembentukan pengetahuan siswa. Tahapan ANCOR tersebut meliputi analisis DKL sampel, melakukan uji coba, dan merekonstruksi menjadi DKL yang baru yang sesuai dengan capaian pembelajaran Kemendikbud. Rekonstruksi DKL bertujuan untuk memperkuat pemahaman siswa terhadap konsep pencernaan karbohidrat melalui kegiatan laboratorium yang menekankan eksplorasi, pengamatan langsung, dan keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran. Diharapkan penggunaan DKL yang telah disesuaikan akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi biologi, memperbaiki proses pembelajaran di laboratorium, serta meningkatkan pemahaman mereka tentang konsep struktur organ dan fungsinya pada sistem pencernaan karbohidrat .", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 407, "width": 92, "height": 47, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "History: 1 Received Revised Accepted Published : 12/05/2024 : 24/06/2024 : 25/06/2024 : 29/06/2024", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 192, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "© 2024 BIO-INOVED : Jurnal Biologi-Inovasi Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 211, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BIO-INOVED : Jurnal Biologi-Inovasi Pendidikan Master Program of Biology Education, Universitas Lambung Mangkurat", "type": "Page header" }, { "left": 197, "top": 796, "width": 342, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Silaban et al. (2024) Reconstruction of laboratory activity design on digestive system material | 165", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 85, "width": 103, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 101, "width": 234, "height": 224, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The constructivist approach to biology learning links direct experience and reflection in building students' knowledge (Nuryati & Fauziati, 2021; Anastasha & Movitaria, 2020). One of the essential concepts in biology lessons is the relationship between organ structure, organ systems and their functions in the digestive system (Cuarón et al., 2014). This concept includes the process of digestion and absorption of food substances, including carbohydrates (Putra & Wulandari, 2021), which are related to nutrition and health (Sensoy, 2021). Although the material of the digestive system and absorption of substances has been widely studied and understood, innovative and effective teaching methods to build students' understanding of this topic are still challenging. The method used so far is still monotonous, namely the lecture method, with low biology learning outcomes obtained (Rajagukguk, 2019). One method that can be applied is the practicum method in the laboratory.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 324, "width": 234, "height": 200, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As previous studies have shown, laboratory activities can improve student understanding and learning outcomes (Sormin, 2023; Nisa, 2017). However, several challenges need to be overcome in designing laboratory activities to study the absorption system of substances in the human body. It is necessary to design appropriate activities to accurately reflect food digestion and absorption processes (Lathifah et al., 2022). This involves selecting appropriate materials and methods to create realistic situations in the laboratory. Then, it is essential to integrate science principles with the context of daily life in laboratory activities. Thus, students can see the relevance and application of science concepts in their daily lives (Astuti et al., 2018), including the role of carbohydrate digestion in understanding the role of organ structure and function.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 524, "width": 234, "height": 105, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Through the use of food models or ingredients, students can observe how digestive enzymes such as amylase work to break down carbohydrates into simpler forms (Sensoy, 2021). In addition, by looking at the microscopic structure of the organs involved in absorption, such as the villi and microvilli in the small intestine, students can understand how increased absorption surface area allows for more efficient nutrient absorption (Sugito et al., 2007).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 629, "width": 234, "height": 153, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "After experimenting, students will be encouraged to reflect on their experience and discuss the relationship between organ structure and organ system function in carbohydrate digestion. This can allow students to build their knowledge of biology and help them connect theoretical concepts with their practical experiences in the laboratory (Malik et al., 2019; Rabiudin, 2023). However, the LAD that exists so far is still a design of laboratory activities designed as verification or proof of a concept (Hindriana, 2020; Wahab et al., 2021), while the nature of science is not only receiving knowledge but how students can discover knowledge from the practicum process.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 101, "width": 234, "height": 130, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LAD analysis of the digestive system from previous research has discussed the comparison of several LADs (Sari & Fuadiyah, 2022). However, it is limited to comparing several LADs without the LAD reconstruction stage. In addition, similar studies related to LAD analysis and reconstruction (Adiyanto et al., 2021; Zahra et al., 2021) discuss LAD analysis and LAD reconstruction of the digestive system in the form of food tests. At the same time, the LAD sample discusses the specifics of investigating carbohydrate foods, not the food test as a whole.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 230, "width": 234, "height": 118, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Therefore, it is essential to analyse and reconstruct the design of the laboratory activity 'Menyelidiki Makanan Berkarbohidra't. The aim is that practicum activities not only function as confirmation or verification but also can develop student skills to build student knowledge. This study aims to review and reconstruct the design of laboratory activities, especially on organ structure and function of digestive organs in the mouth in the context of carbohydrate digestion.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 359, "width": 156, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Material and method", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 376, "width": 234, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study uses a qualitative descriptive method to assess the quality of Laboratory Activity Design (LAD) and reconstruct it into a new LAD on the topic \"Menyelidiki Makanan Berkarbohidrat\". The sampling technique used was purposive sampling, and one LAD obtained from the biology book for class XI IPA SMA Kemendikbud independent curriculum on regulatory system material as the subject to be analysed.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 470, "width": 234, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study followed the ATR (Analyse, Try, and Reconstruct) steps that Supriatno (2013) developed. At the analysis stage, LAD was analysed and assessed based on Novak & Gowin's (1984) practicum instrument listed in Table 2. LAD assessment calculated using Formula 1. Then, the percentage results are categorised based on the assessment criteria of Arikunto (2016), as shown in Table 1.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 576, "width": 228, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "score percentage = number of scores total score x100% ....Formula 1", "type": "Text" }, { "left": 345, "top": 605, "width": 157, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1 Assessment criteria Scale (%) Indicator 80-100 Very good 70-79 Good 60-69 Medium 50-59 Deficient 0-49 Very poor", "type": "Table" }, { "left": 307, "top": 703, "width": 234, "height": 83, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "After the analysis stage is complete, the next step is to conduct experiments in the laboratory using the LAD (Figure 1) without changing the tools, materials and procedures. The purpose of this stage is to observe the suitability of the practicum objectives with the learning outcomes of the independent curriculum. After obtaining the experimental results,", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 211, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BIO-INOVED : Jurnal Biologi-Inovasi Pendidikan Master Program of Biology Education, Universitas Lambung Mangkurat", "type": "Page header" }, { "left": 197, "top": 796, "width": 342, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Silaban et al. (2024) Reconstruction of laboratory activity design on digestive system material | 166", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 85, "width": 234, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "the next step is to reconstruct the LAD by repairing the LAD components and compiling them into a new LAD. Building student knowledge can show the suitability of the practicum objectives with learning outcomes. Experiments carried out following the reconstructed LAD, and the final stage was to improve LAD based on the reconstruction trial.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 179, "width": 167, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Results and discussion", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 195, "width": 195, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laboratory Activity Design Analysis Stage", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 207, "width": 234, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laboratory Activity Design (LAD) was analysed by paying attention to aspects of the LAD instrument by Novak & Gowin (1984). The indicators considered are (a) focus questions, (b) objects, (c) theories, principles and concepts, (d) data recording or transformation,", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 85, "width": 234, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "and (e) knowledge claims. The assessment instrument is presented in Table 2, while the score given is 0 for the lowest score and 4 for the highest score.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 120, "width": 234, "height": 153, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The components of the laboratory activity design that were analysed were the practicum objectives, the objects observed, the completeness of tools and materials, practicum procedures, recording data on practicum results (record data), and research questions. The scores obtained are summed up and then calculated based on the LAD assessment percentage formula to determine the assessment criteria of LAD. Then the percentage criteria are seen in Table 1. From the results of the LAD instrument analysis in Table 2, the total score of the LAD analysis was 7, with a percentage of 38.89%, where the LAD categorised as \"Very less\".", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 284, "width": 471, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2 LAD assessment Score guide Indicator Score obtained Focus question 0 No focus question identified. 1 Focus questions are identified but do not guide the acquisition of events/concepts. 1 2 The focus question identified and guided the generation of events/concepts; incorrect events result in incorrect data. 3 Focus questions are identified and can be used to generate appropriate events and data.", "type": "Table" }, { "left": 62, "top": 393, "width": 56, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Object/event 0", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 404, "width": 113, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No objects/events identified.", "type": "List item" }, { "left": 62, "top": 414, "width": 457, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Key objects/events identified but not consistent with the focus question. 2 Key events identified and consistent with the focus question. 2 3 Key events identified; consistent with focus question; can be used to record data. Theory/Principle/Concept 0 No concepts identified. 1 Concepts identified but without principles and theories. 1 2 Concept identified and one of the principles (conceptual/procedural); or relevant concept and theory identified.", "type": "Table" }, { "left": 73, "top": 499, "width": 410, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Concept and principles (conceptual and procedural) identified; or concept, one of the principles and relevant theory identified.", "type": "List item" }, { "left": 62, "top": 521, "width": 457, "height": 85, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Listing/Transformation 0 No data recording/transformation identified. 1 Data recording identified but not consistent with the focus question/event. 2 One (recording/transformation) identified and consistent with the focus question/event. 2 3 Data recording/transformation identified; data record as per event; transformation inconsistent with a focus question. 4 Recording and transformations identified; data recording appropriate to the event; transformations consistent with focus question; and lab activities appropriate to student level.", "type": "Table" }, { "left": 62, "top": 607, "width": 457, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Knowledge claims 0 No knowledge claims identified. 1 Knowledge Claims do not relate to concepts, principles and theories. 1", "type": "Table" }, { "left": 73, "top": 639, "width": 414, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Knowledge Claims include concepts that can be used to correlate but are inconsistent with recording and transformation.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 660, "width": 408, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Knowledge Claims include concepts that can be used to correlate and are consistent with recording and transformation.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 681, "width": 398, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Knowledge Claims include concepts that can be used to relate; are consistent with recording and transformation; and can be used to create new focus questions.", "type": "List item" }, { "left": 70, "top": 703, "width": 13, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 703, "width": 48, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Total score", "type": "Table" }, { "left": 512, "top": 703, "width": 7, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 211, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BIO-INOVED : Jurnal Biologi-Inovasi Pendidikan Master Program of Biology Education, Universitas Lambung Mangkurat", "type": "Page header" }, { "left": 197, "top": 796, "width": 342, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Silaban et al. (2024) Reconstruction of laboratory activity design on digestive system material | 167", "type": "Page footer" }, { "left": 70, "top": 550, "width": 207, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1 LAD “ menyelidiki makanan berkarbohidrat ” (in Indonesian)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 581, "width": 52, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Trial Stage", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 592, "width": 234, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the pilot stage, this research undertook a series of steps to evaluate the effectiveness of the initial LAD. Through investigating carbohydrate content according to LAD, researchers have been guided to conduct simple explorations, including introducing types of foodstuffs that contain carbohydrates and chemical testing of food substances that contain carbohydrates, as seen from the colour changes that occur.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 686, "width": 234, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "However, the results of the analysis show that this approach is only a verification of some examples of foods containing carbohydrates and has not supported the construction of students' knowledge in a constructivist manner, as can be seen from the work steps and questions, only in the form of verification, and questions only in the form of conclusions, there is no process of leading to knowledge building (Figure 2).", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 85, "width": 234, "height": 71, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Thus, there is still a need to improve some components of the LAD, such as the questions in the LAD. The questions provided are in the form of conclusion questions. It is necessary to improve the questions to encourage students' active involvement in knowledge construction.", "type": "Text" }, { "left": 345, "top": 315, "width": 158, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 2 LAD procedure and questions (in Indonesian)", "type": "Caption" }, { "left": 307, "top": 346, "width": 99, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reconstruction stage", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 358, "width": 234, "height": 117, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This stage of LAD reconstruction involved several essential improvements that systematically organised. First, the objectives of the practicum were adjusted to reflect the learning outcomes following the Merdeka Curriculum (Kemdikbud, 2022). The new practicum objective is to deeply understand the relationship between organ structure and function in the food digestion system. In this goal, students will conduct chemical food testing and understand the role of organ structure and function in carbohydrate testing.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 475, "width": 234, "height": 106, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The practicum steps will involve identifying food before and after it is digested in the mouth and guiding students to understand the process of breaking down the carbohydrate amylum into glucose. Furthermore, the tools and materials must added according to the practicum objectives and the object of observation. Finally, the practicum questions were also improved, and some questions added to direct the change of facts to more profound concepts (Figure 3).", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 580, "width": 234, "height": 200, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Thus, this reconstruction expected to provide a more holistic and in-depth learning experience about the digestive system and enable students to develop a better conceptual understanding. The analysed LADs have provided questions, but the questions only lead to a verification, namely foodstuffs that contain carbohydrates and inference. The conclusion is to determine foods containing carbohydrates through colour change using an iodine solution. This question, in the form of inference, does not lead students to develop concepts (Hindriana, 2020). In addition to the focus question, the practicum objective component is essential to analyse (Millar, 2004). The sample LAD in the biology book grade XI Kemendikbud provides practicum objectives, namely to identify the carbohydrate content of food and the application of chemical food testing methods. The initial objectives", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 211, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BIO-INOVED : Jurnal Biologi-Inovasi Pendidikan Master Program of Biology Education, Universitas Lambung Mangkurat", "type": "Page header" }, { "left": 197, "top": 796, "width": 342, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Silaban et al. (2024) Reconstruction of laboratory activity design on digestive system material | 168", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 85, "width": 234, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "did not show the relationship between organ structure and organ function according to the learning outcomes in phase F (BSKAP Kemdikbud, 2022). So, the practicum objectives revised according to the learning outcomes. A new practicum objective obtained:", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 85, "width": 234, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "knowing the relationship between the structure of organs and their functions in the digestive system through investigating carbohydrate foods. The LAD objectives adjust to the object or event to be identified (Millar, 2004).", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 331, "width": 186, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 3 Question LAD reconstruction (in Indonesian)", "type": "Caption" }, { "left": 183, "top": 721, "width": 229, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 4 Reconstructed LAD experiment procedure (in Indonesian)", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 743, "width": 234, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The main object or event in the LAD has identified. The LAD also provides information on tools, materials and practicum procedures. The tools and", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 743, "width": 234, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "materials are adjusted to the practicum objectives based on the trial. Tools and materials added on the reconstructed LAD according to the practicum", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 211, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BIO-INOVED : Jurnal Biologi-Inovasi Pendidikan Master Program of Biology Education, Universitas Lambung Mangkurat", "type": "Page header" }, { "left": 197, "top": 796, "width": 342, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Silaban et al. (2024) Reconstruction of laboratory activity design on digestive system material | 169", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 85, "width": 234, "height": 106, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "procedure. There is a procedure for testing glucose content using Benedict's solution, methylated spirits, and a beaker glass to observe colour changes that indicate glucose content after heating (Figure 4). The addition of tools and materials and work steps is adjusted so that students can observe the object. Student observation skills are closely related to the accuracy of work procedures and the suitability of materials (Rahmania et al., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 191, "width": 234, "height": 129, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The next stage is the data recording process, namely, recording data on object/event identification results. The previous LAD did not provide a place to record data and only gave orders for students to record the results of the identification of carbohydrate content in the table. Meanwhile, after the trial and reconstruction, the author provided a data recording table for the identification results of the data recording process with food samples that are digested using the mouth and not digested. Both samples tested using a glucose test and an amylum (polysaccharide) test.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 320, "width": 234, "height": 105, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As supported by Supriatno (2013), if students do not understand the results of their observations, the data transformation they do can result in incorrect relationships between concepts, so the decomposed principles become inappropriate. This is related to the findings of Novak & Gowin (1984), which show that data analysis and transformation can show the extent of students' understanding of the theories, principles, and concepts they encounter in their research results.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 425, "width": 234, "height": 258, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformation is needed to transform factual knowledge through observations made by students, in this case, based on data recording, into a concept. The transformation process was not visible in the previous LAD because the data recording method not explained in clear instructions. According to Solihat (2011), data transformation and analysis help students develop understanding and provide more profound answers to the core questions in the practicum task. After data recording, it expected that students can form a concept from the results of the carbohydrate food investigation. In the previous LAD, the concept of carbohydrates has provided. Students only need to determine foods containing carbohydrates from the results of the investigation. Practically, students no longer need to build their knowledge. Knowledge claims also do not occur because there is no process of leading the factual towards the emerging conceptual. Thus, the reconstruction of LAD provided gradual questions about the relationship between organ structure and function by investigating carbohydrate foods.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 695, "width": 90, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reconstructed LAD", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 706, "width": 234, "height": 71, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The observable phenomenon is the digestion process in the mouth with the help of specialised organs in sequence. In the mouth, there is a process of mechanical digestion of food using teeth and tongue. At the same time, chemical digestion uses salivary glands (Campbell & Reece, 2008). In the practicum, students", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 85, "width": 234, "height": 106, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "observe changes in the shape and texture of food before and after digestion (chewing). Then conduct amylum and glucose tests using iodine and benedict solutions to see the carbohydrate content of food (Fitri & Fitriana, 2020; Hani et al., 2023; Fleischer, 2019). Based on the test results with iodine solution, the colour change in digested and undigested food is purplish blue, indicating the presence of amylum content.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 191, "width": 234, "height": 141, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Testing Benedict's solution requires a heating process to see the colour change. The results of colour changes can be yellow, green, or brick red, indicating that the solution contains glucose, and blue indicates that the solution does not contain glucose (Listyalina et al., 2020). From this phenomenon, students can see the difference in carbohydrate content in foods that are digested (chewed) and not. With successive questions, students invited to build concepts about the role of the structure of the digestive system organs with their functions on changes in the shape, texture and colour content of food.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 331, "width": 234, "height": 118, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Millar (2004), in practicum, two domains play a role: natural objects and objects that can observed in the domain of ideas. Analysis of practicum activities based on the purpose of the practicum is to increase students' scientific knowledge through learning a relationship in the form of a Domain of ideas related to learning a concept and a theory or model to solidify the knowledge that students have because students' initial knowledge is incomplete (see Figure 5).", "type": "Text" }, { "left": 409, "top": 545, "width": 30, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 5", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 555, "width": 232, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Object domain relationship with idea domain (Source: Millar, 2004)", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 576, "width": 234, "height": 200, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Students will see the relationship between organ structure and function in the digestive system. The organs in the mouth consisting of teeth, tongue and salivary glands will more clearly illustrated by analysing the structure of the teeth, tongue and salivary glands and their role in the digestive process in the mouth and how the mouth plays a role in the digestive process. After learning the concepts and their relationships, students can integrate into their lives related to theories or models in biological science, and there is a connection with meaningful learning theory, where students can interpret the learning and understand that the digestive process is natural in students or occurs in the student's own body. Supported by the opinion of Rahmania et al. (2021) state that students will gain knowledge after doing practicum activities based on LAD.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 211, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BIO-INOVED : Jurnal Biologi-Inovasi Pendidikan Master Program of Biology Education, Universitas Lambung Mangkurat", "type": "Page header" }, { "left": 197, "top": 796, "width": 342, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Silaban et al. (2024) Reconstruction of laboratory activity design on digestive system material | 170", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 85, "width": 92, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 101, "width": 234, "height": 177, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of the analysis and trial of LAD on investigating carbohydrate foods in Biology book SMA Class XI IPA used by teachers and students, the components did not support students' concept formation. The sample LAD is only for concept verification to determine what food ingredients contain carbohydrates from the materials tested. Based on the reconstruction results, the new LAD follows the curriculum objectives, and its stages can support the process of forming student knowledge so that it can used as a laboratory activity design in the practicum topic of investigating carbohydrate foods. Further research is necessary to see the effectiveness of the reconstructed LAD \"Menyelidiki Makanan Berkarbohidrat\".", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 291, "width": 92, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E. References", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 308, "width": 234, "height": 70, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adiyanto, D., Anggraeni, S., & Supriatno, B. (2021). Analisis dan rekonstruksi lembar kerja peserta didik pada konsep sistem pencernaan makanan di SMA. BIODIK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, 7 (2), 11-22. DOI: https://doi.org/10.22437/bio.v7i2. 12976", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 378, "width": 234, "height": 176, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anastasha, D. A., & Movitaria, M. A. (2020, September). Constructivist learning approach to improve student response and outcomes learning. In Proceeding IAIN Batusangkar , (Vol. 1, No. 3, pp. 73- 78). Retrieved from https://ojs.iainbatusangkar. ac.id/ojs/index.php/proceedings/article/view/21 44/0 Arikunto, S. (2016). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Astuti, S. W., Andayani, Y., Al-Idrus, S. W., & Purwoko, A. A. (2018). Penerapan metode praktikum berbasis kehidupan sehari-hari terhadap keterampilan proses sains siswa kelas XI MIA MAN 1 Mataram. Chemistry Education Practice , 1 (2), 20- 25. DOI: https://doi.org/10.29303/cep.v1i2.952", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 554, "width": 234, "height": 82, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BSKAP Kemdikbud. (2022). Capaian pembelajaran mata pelajaran biologi Fase E- Fase F untuk SMA/MA/Program Paket C . Jakarta: Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemdikbud. Campbell, N. A. & J. B. Reece. (2008). Biologi (Edisi kedelapan jilid 3). Terjemahan: Damaring Tyas Wulandari. Jakarta: Erlangga.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 636, "width": 234, "height": 47, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cuarón, A., C., Rivera, A. L., & Castaño, V. M. (2014). Hierarchical structure of biological systems: A bioengineering approach . Bioengineered, 5 (2), 73- 79. DOI: https://doi.org/10.4161/bioe.26570", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 683, "width": 234, "height": 82, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitri, A. S., & Fitriana, Y. A. N. (2020). Analisis senyawa kimia pada karbohidrat. SAINTEKS , 17(1), 45-52. Fleischer, H. (2019). The iodine test for reducing sugars – a safe, quick and easy alternative to copper (ii) and silver (i) based reagents. World Journal of Chemical Education , 7 (2), 45-52. DOI: https:// doi.org/10.12691/wjce-7-2-3", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 85, "width": 234, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hani, H. N., Putri, S. N. A., Ningrum, S., & Utami, D. R. (2023). Uji kualitatif karbohidrat pada makanan empat sehat lima sempurna . Journal of Food Safety and Processing Technology (JFSPT), 1 (1), 21-27. DOI: https://doi.org/10.30587/jfspt.v1i1.6349", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 144, "width": 234, "height": 47, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hindriana, A. F. (2020). Pengembangan lembar kerja praktikum berbasis diagram vee guna memfasilitasi kegiatan laboratorium secara bermakna. Quagga: Jurnal Pendidikan dan Biologi ,", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 191, "width": 220, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12 (1), 62-68. DOI: https://doi.org/10.25134/ quagga.v12i1.2331", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 214, "width": 234, "height": 141, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemdikbud. (2022). Perbandingan kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka. Sistem Informasi Kurikulum Nasional, Pusat Kurikulum dan Pembelajaran. Retrieved from http://kurikulum.kemdikbud.go.id /perbandingan/?jenjang=3&kurikulum1=1&kurik ulum2=4 Lathifah, N., Anggraeni, S., & Supriatno, B. (Tahun). Analisis dan rekonstruksi desain kegiatan laboratorium pada materi pencemaran lingkungan tingkat SMA. Bioeduin: Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi, 12 (1), 12-22. DOI: https://doi.org/10.15575/bioeduin.v12i1.17260", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 355, "width": 234, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Listyalina, L., Dharmawan, D. A., & Utari, E. L. (2020).", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 366, "width": 220, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Identifying glucose levels in human urine via red green blue color compositions analysis. Journal of Electrical Technology UMY (JET-UMY), 4 (1), 1-7. DOI: https://doi.org/10.18196/jet%20umy.v4i1. 8538", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 425, "width": 234, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Malik, A., Aliah, H., & Susanti, S. (2019). Peran praktikum dalam pembelajaran IPA . Bandung: Pusat Penelitian dan Penerbitan UIN SGD.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 460, "width": 234, "height": 118, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Millar, R. (2004). The role of practical work in the teaching and learning of science . Washington, D.C: University of York Nisa, U. M. (2017). Metode praktikum untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa kelas V MI YPPI 1945 Babat pada materi zat tunggal dan campuran. In Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning, (Vol. 15, No. 1, pp. 62-68). Retrieved from https://jurnal.uns.ac.id/prosbi/article/view/2768", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 578, "width": 40, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4/19106", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 589, "width": 234, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Novak, J. D., & Gowin, D. B. (1984). Learning how to learn. Cambridge: Cambridge University Press. Nuryati, N. & Fauziati, E. (2021). Pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran tematik terpadu di SD Negeri Sumogawe 01 Kab. Semarang. Jurnal Papeda , 3 (2), 86-95. DOI: https://doi.org/ 10.36232/jurnalpendidikandasar.v3i2.1153 Putra, W. B., & Wulandari, I. G. A. A. (2021).", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 683, "width": 234, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan media pembelajaran sistem pencernaan manusia berorientasi teori belajar ausubel kelas V sekolah dasar. Mimbar Ilmu , 26 (1), 174-185. DOI: https://doi.org/10.23887/mi.v26i1 .31841 Rabiudin, R. (2023). Belajar bermakna melalui praktikum ilmu pengetahuan alam (Edisi pertama). Bantul: Penerbit Jivaloka Mahacipta.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 211, "height": 18, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BIO-INOVED : Jurnal Biologi-Inovasi Pendidikan Master Program of Biology Education, Universitas Lambung Mangkurat", "type": "Page header" }, { "left": 197, "top": 796, "width": 342, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Silaban et al. (2024) Reconstruction of laboratory activity design on digestive system material | 171", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 85, "width": 234, "height": 141, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahmania, S., Anggraeni, S., & Supriatn, B. (2021). Desain kegiatan laboratorium: Pendekatan diagram vee pada materi struktur darah. BIODIK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi , 7(2), 179-195. DOI: https://doi.org/10.22437/bio.v7i2.12997 Rajagukguk, S. (2019). Perbandingan hasil belajar siswa menggunakan metode praktikum pada materi pokok sistem pencernaan makanan manusia di kelas VIII SMP Parulian Medan tahun pelajaran 2016/2017. MetaBio: Jurnal Pendidikan (Edisi Elektronik) , 1 (1), 9-14. DOI: https://doi.org/ 10.36985/jpbm.v7i1.247", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 226, "width": 234, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sari, D. N., & Fuadiyah, S. (2022). Lembar kerja praktikum materi sistem", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 238, "width": 220, "height": 47, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pencernaan menggunakan diagram vee. Journal for Lesson and Learning Studies, 5 (1), 26-33. DOI: https://doi.org /10.23887/jlls.v5i1.40368", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 284, "width": 234, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sensoy, I. (2021). A review on the food digestion in the digestive tract and the used in vitro models. Current research in food science , 4 , 308-319. DOI: https://doi.org/10.1016/j.crfs.2021.04.004", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 331, "width": 234, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Solihat, L. S. (2011). Analisis penerapan metakognitif pada desain praktikum konsep alat indera di sma menggunakan diagram Vee. (Undergraduate thesis, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung). Retrieved from https://repository.upi.edu/", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 390, "width": 40, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "110091/", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 402, "width": 234, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sormin, E. (2023). Use of practicum learning methods in improving learning outcomes . International", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 85, "width": 220, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Social Science and Human Research , 6, 4183-4190. DOI: https://doi.org/10.47191/ijsshr /v6-i7-40", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 120, "width": 234, "height": 83, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugito, W. Manalu, D. A. Astuti, E. Handharyani, H., & Chairul, C. (2007, December). Morfometrik usus dan performa ayam broiler yang diberi cekaman panas dan ekstrak n-Heksana kulit batang “Jaloh” ( Salix tetrasperma Roxb). Media Peternakan, 30 (3), 198-206. DOI: https://doi.org/10.5398/medpet. 2007.30.3.198", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 202, "width": 234, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Supriatno, B. (2013). Pengembangan program perkuliahan pengembangan praktikum biologi sekolah berbasis ANCORB untuk mengembangkan kemampuan merancang dan mengembangkan desain kegiatan laboratorium . (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung). Retrieved from https://repository.upi. edu/3661/", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 296, "width": 234, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahab, A., Masriani, M., & Sartika, R. P. (2021). Pengembangan penuntun praktikum titrasi asam basa berbasis inquiri terbimbing. Jurnal Education and Development, 9 (3), 75-80. DOI: https://doi.org /10.37081/ed.v9i3.2690", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 355, "width": 234, "height": 70, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zahra, N., Supriatno, B., & Anggraeni, S. (December 2021). Analisis dan rekonstruksi desain kegiatan laboratorium (LAD) uji makanan berbasis ancorb. Bioscientist: Jurnal Ilmiah Biologi, 9 (2), 433-444. DOI: https://doi.org/10.33394/bioscientist.v9i2. 3829", "type": "Text" } ]
809974ee-8e9b-238d-690c-c36989b236ac
https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/RDJE/article/download/13122/5116
[ { "left": 113, "top": 31, "width": 221, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research and Development Journal Of Education", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 43, "width": 196, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 8, No. 2, Oktober 2022, Pp : 734 – 747", "type": "Table" }, { "left": 425, "top": 43, "width": 91, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p–ISSN 2406-9744", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 56, "width": 212, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: http://dx.doi.org/10.30998/rdje.v8i2.13122", "type": "Text" }, { "left": 426, "top": 56, "width": 134, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e–ISSN 2657-1056", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 68, "width": 253, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available online at https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/RDJE", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 110, "width": 367, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MODEL PENGEMBANGAN PARENTING ISLAMI PADA ASPEK KETERAMPILAN HIDUP ( LIFE SKILL ) UNTUK ANAK USIA 4 – 6 TAHUN", "type": "Title" }, { "left": 203, "top": 180, "width": 220, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zulfitri Yanti 1 , Masganti Sitorus 2(*) , Khadijah 3", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 193, "width": 293, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UIN Sumatera Utara, Medan, Indonesia 123 [email protected] 1 , [email protected] 2 , [email protected] 3", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 244, "width": 36, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 254, "width": 394, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received: Revised: Accepted: 05 Juni 2022 08 Juni 2022 18 Agustus 2022 Penelitian ini Aspek Keterampilan Hidup; 2) Langkah-langkah pengembangan Buku Panduan Orangtua model Parenting Islam pada Aspek Keterampilan Hidup; 3) Pelaksanaan Parenting Islami pada Aspek Keterampilan Hidup dengan menggunakan buku panduan orangtua; 4) Tanggapan peserta terhadap modul Parenting Islami pada Aspek", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 306, "width": 274, "height": 132, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterampilan Hidup; dan 5) Hasil evaluasi kegiatan Parenting Islami dengan menggunakan buku panduan orangtua. Metode digunakan adalah penelitian ( Research and Development ). Hasil penelitian menunjukkan; 1) Pelaksanaan Parenting Islami sebelum penelitian sebenarnya sudah ada namun tidak begitu focus dan mendetail pada pembahasan tentang keterampilan hidup anak, akan tetapi lebih focus pada pembelajaran tahfiz alquran yaitu membahas tentang hapalan-hapalan suroh, lagu, tajwid dan tata cara mengajari anak membaca alquran; 2) Langkah-langkah pengembangan Panduan Orangtua Model Parenting Islam di Ra. Al- Hikmah dilakukan dengan merujuk pada 10 langkah ( research and development ); 3) Pelaksanaan Parenting Islami dengan menggunakan buku panduan orangtua dilakukan di Ra. Al-Hikmah dengan tiga tahap yaitu tahap uji coba terbatas, uji coba lebih luas dan uji kelayakan model;", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 440, "width": 273, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) tanggapan peserta terhadap modul Parenting Islami di Ra. Al-Hikmah yaitu : sangat membantu pada aspek keterampilan hidup anak sehari-hari, sebagai panduan bagi orangtua untuk mendidik anak dalam hal keterampilan hidup untuk anak usia 4-6 tahun serta sebagai pengetahuan pada orangtua untuk melatih anak supaya hidup terampil didalam lingkungan sekitarnya sehingga bermanfaat untuk kehidupannya kelak; dan 5) hasil evaluasi pada pengetahuan, sikap dan keterampilan orangtua setelah mengikuti kegiatan Paarenting Islam dengan menggunakan buku panduan orangtua di Ra. Al-Hikmah menunjukkan perubahan yang signifikan.", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 544, "width": 274, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Model Parenting Islami; Keterampilan Hidup; Anak Usia Dini", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 564, "width": 306, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(*) Corresponding Author: Yanti, [email protected], +62 8217 5562 375", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 585, "width": 395, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "How to Cite: Yanti, Z., Sitorus, M., & Khadijah. (2022). Model Pengembangan Parenting Islami Pada Aspek Keterampilan Hidup (Life Skill) Untuk Anak Usia 4 – 6 Tahun. Research and Development Journal of Education, 8(2), 734-747.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 642, "width": 91, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 668, "width": 400, "height": 86, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anak adalah hidayah yang diberikan oleh Allah untuk dititipkan kepada orang tua. Pada dasarnya anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Dijelaskan dalam Hadist : “ Tiada seorang bayipun melainkan dilahirkan dalam fitrah yang bersih. Maka orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi, sebagaimana binatang melahirkan bintang keseluruhannya. Apakah kalian mengetahui di dalamnya ada bintang yang rampung hidupnya? Kemudian Abu Hurairah membaca ayat 30 Surah ar-Rum ini : (tetaplah atas) firman Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 31, "width": 260, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yanti, Sitorus, & Khadijah Reseacrh and Development Journal of Education, 8(2), 734-747", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 784, "width": 32, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 735 -", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 109, "width": 400, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ada perubahan pada fitrah Allah… itulah agama yang lurus”. (HR. Bukhari). Dalam surah at-Tahrim : 6 Allah juga telah menjelaskan bahwasanya anak terlahir dalam keadaan fitrah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 147, "width": 400, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Orang tua merupakan lembaga pendidikan pertama dalam mendidik anak untuk membimbing anak menjadi benar atau salah, dan baik atau buruk. Jika orang tua mendidik anak dengan baik maka anak tersebut dapat menjadi baik, namun apabila jika orang tua mendidik anak dengan tidak benar maka dari kecil hingga sampai dewasa anak tersebut terbiasa dengan didikan orang tua yang tidak baik.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 210, "width": 400, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Allah memerintahkan kepada kita untuk memelihara keluarga kita dari siksa api neraka dengan cara memberikan pendidikan yang terbaik kepada anak didik kita yang berdasarkan Al-Quran dan Hadist. Oleh sebab itu orang tua sangat berperan aktif dalam pertumbuhan dan perkembangan anak dengan didikan yang baik dan benar. orang tua sebagai tombak dan tolak ukur bagi anak agar anak tidak terjerumus dalam perilaku dan pendidikan yang salah. Dari sedini mungkin orang tua harus bisa mengenal lebih dekat dalam mendidik anak dengan melihat potensi yang ada didalam diri anak. Dengan begitu orang tua akan lebih mudah menemukan bakat yang ada pada diri anak sehingga orang tua bisa menemukan jalan untuk menempuh pendidikan apa yang terbaik yang akan diberikan kepada anak tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 337, "width": 400, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk menggali potensi tersebut maka diperlukan pendidikan keterampilan hidup ( life skill ) yang sangat penting diberikan pada anak usia dini agar anak tumbuh mandiri menjadi manusia yang cakap atau terampil didalam kehidupannya sehari-hari sehingga di masa depan kelak anak tersebut tumbuh menjadi anak yang dewasa, penuh kemandirian dan tidak tergantung kepada orang lain, dapat memecahkan masalah dengan baik, cakap (terampil) bagi dirinya maupun di lingkungan sosialnya. Oleh sebab itu, diperlukan keterlibatan orang tua agar dapat melatih sedini mungkin agar keterampilan hidup ( life skill ) dalam diri anak dapat berjalan dengan baik sehingga keterampilan hidup yang dimiliki anak dapat dimanfaatkan dimasa depannya nanti.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 450, "width": 400, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Allah menciptakan manusia agar menjadi seorang khalifah (wakil Allah) di muka bumi untuk dapat memakmurkannya sehingga manusia dapat mencari kehidupannya yang bahagia didunia dan diakhirat. Hal tersebut juga terdapat dalam surah al-Baqarah : 30. Untuk itu jelas orang tua semaksimal mungkin berkewajiban mendidik dan membesarkan anaknya dengan baik agar menjadi generasi penerus yang mempunyai keterampilan hidup ( life skill ). Bagaimana bisa anak menjadi penerus bangsa di muka bumi ini jika anak tersebut tidak mempunyai keterampilan hidup ( life skill ) ?. Disinilah pentingnya keterlibatan orang tua untuk mendidik anak agar mempunyai keterampilan hidup ( life skill ) untuk hidupnya di masa depan nanti.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 564, "width": 400, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banyak orang tua tidak mempunyai pengetahuan tentang bagaimana cara mengembangkan keterampilan hidup ( life skill ) pada diri anak agar anak dapat mengembangkan keterampilan hidupnya secara islami dengan baik padalah banyak terdapat dalam Alquran dan hadist tentang cara mendidik anak dalam membangun keterampilan hidup ( life skill) .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 627, "width": 400, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pentingnya mendidik anak pada aspek keterampilan hidup ( life skill ) sedini mungkin. Sebagaiman di ungkapakn oleh hasil Amini (2021) bahwa orang tua sangat berperan dalam mengembangkan keterampilan hidup anak ( life skill) dengan cara mengembangkan model pembelajaran melibatkan orang tua (PMO) untuk meningkatkan kecakapan hidup anak yang meliputi kemandirian, minat belajar, komunikasi dan orang tua dengan melakukan sosialisasi sebelum diadakan pertemuan yang menghadirkan ahli yang kompeten yang dibuat semenarik mungkin agar orang tua merasa terlibat untuk ikut serta didalamnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 729, "width": 400, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh Jazariya (2017) juga mencakup pentingnya ketrelibatan orang tua dalam keterampilan hidup ( life skill) anak dengan menggunakan", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 31, "width": 260, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yanti, Sitorus, & Khadijah Reseacrh and Development Journal of Education, 8(2), 734-747", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 784, "width": 32, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 736 -", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 109, "width": 400, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "modul PAUD berbasis keluarga. Dimana modul tersebut disesuaikan dengan 4 prinsip hak anak yaitu : hak hidup, hak tumbuh dan kembang, hak perlindungan dan hak partisipasi untuk pendidikan anak usia dini non formal pada kelompok bermain usia 2 – 4 tahun. Modul tersebut dianggap efektif untuk keterampilan pengasuhan orangtua terhadap anak", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 172, "width": 400, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian oleh Nafi (2014) tentang model Pengembangan Life Skill di Pondok Pesantren Al Masudiyyah Jimbaran Bandungan Semarang menyatakan bahwa model pengembangan life skill merupakan sejumlah komponen yang dikembangkan secara integrative yang terdiri dari langkah-langkah sistematis, aplikasi hasil pemikiran, latihan dan berbagai macam strategi untuk anak supaya anak dapat memiliki keterampilan hidup ( life skill ).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 248, "width": 400, "height": 174, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian oleh Erica (2016) tentang Penerapan parenting pada perkembangan anak usia dini menurut sudut pandang Islam. Modul ini berisi penanaman tauhid dan aqidah kepada anak dengan benar. Caranya yaitu dengan mengajari anak membaca alquran, shalat, bersyukur, menjaga aurat, kebersihan dan saling menyayangi sesama makhluk ciptaan Allah. Diharapkan anak akan memiliki keimanan yang kuat dalam menjalani kehidupan di lingkungannya. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kepustakaan ( riset literer ) yang menerapkan konsep hadist tentang parenting yang dapat digunakan oleh orang tua dalam membentuk karakter anak. Pengembangan model kemitraan sekolah dan orang tua pada pendidikan anak usia dini juga dapat dilakukan melalui komunikasi efektif dan kekeluargaan oleh penelitian Sri, Rihatno, & Taufik (2017). Berawal dari pembentukan persatuan orangtua murid dan guru (POMG) dengan kegiatan parenting , komunikasi, volunteer, belajar di rumah dan kolaborasi dengan masyarakat yang lebih luas dapat tercapai dengan adanya partisipasi orang tua dan sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 425, "width": 400, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sementara hasil penelitian Syamsu (2017) menunjukkan bahwa pelaksanaan program parenting berpengaruh positif terhadap perkembangan kemandirian anak pada PAUD Paramata Bunda Kota Palopo. Implikasi penelitian ini adalah setiap orang tua memiliki kewajiban moral untuk berpartisipasi pada pelaksanaan program-program pendidikan agar terjadi sinkronisasi antara orang tua dengan pihak sekolah terhadap tahapan perkembangan anak usia dini.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 501, "width": 400, "height": 99, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lebih lanjut Mila dan Umi (2020) Jelaskan bahwa merangsang kemampuan anak- anak untuk terlibat dalam kegiatan swadaya penting untuk ditanamkan sejak usia dini, karena mencakup keterampilan hidup yang diperlukan untuk mendukung mereka sebagai orang dewasa. Stimulus ini biasanya diterapkan di lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) melalui kegiatan adat, namun selama pandemi Covid-19, pemerintah telah menerapkan kebijakan pembelajaran sekolah di semua jenjang, seringkali pembelajaran tatap muka di rumah (BDR). Peran orang tua sangat vital bagi semua aspek tumbuh kembang, terutama dalam pendidikan kecakapan hidup anak usia dini.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 602, "width": 400, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian lainnya yaitu Chusniatun & Nanik (2015) meneliti tentang peran orang tua dalam pendidikan anak usia dini. Dimana keluarga menjadikan anak merasa nyaman dalam menjalani proses pendidikan yang akan dicapainya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara melantunkan ayat-ayat alquran, melakukan komunikasi dengan anak dan saling terbuka dengan anak. Dalam homeschooling anak usia dini orang tua mempunyai peran dalam segala hal baik itu penyusunan silabus, kurikulum serta menanamkan nilai agama pada anak dalam hal pengembangan keterampilan hidup pada diri anak.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 691, "width": 400, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk menanamkan dasar agama yang kuat pada diri anak maka orang tua mempunyai tanggung jawab penuh terhadap anak. Dalam konsep pendidikan Islam penelitian yang dilakukan oleh Qusyairi & Lalu (2019) Tentang PAUD Haska Khafilah Keruak Lombok Timur Penerapan Smart Parenting adalah penerapan physical parenting di PAUD yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan fisik, memberikan keterampilan", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 31, "width": 260, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yanti, Sitorus, & Khadijah Reseacrh and Development Journal of Education, 8(2), 734-747", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 784, "width": 32, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 737 -", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 109, "width": 400, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "fisik, salah satu kegiatannya adalah mengikuti kegiatan ritual dan membuat karya. PAUD Haska Khafilah Lotim menerapkan perawatan emosional dengan mengadakan kegiatan penyuluhan bersama orang tua untuk membantu orang tua membentuk perilaku dan mengontrol emosi anaknya. Pada saat PAUD Haska Khafilah Lotim melaksanakan kepedulian sosial, anak diajarkan bersosialisasi dengan mengadakan kegiatan bersama antara anak dan orang tua, salah satunya dengan melakukan karyawisata.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 185, "width": 400, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasiona menjelaskan bahwa secara khusus pendekatan pembelajaran untuk anak TK pada kurikulum ditegaskan perlunya pengembangan kecakapan hidup pada anak. Menurut UNICEF, Pengasuhan ( parenting ) yaitu serangkaian keputusan tentang sosialisasi pada anak yang meliputi apa yang harus dilakukan orang tua tentang pengasuhan supaya anak dapat bertanggung jawab dan berguna bagi masyarakat di lingkungannya nanti.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 261, "width": 400, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kurangnya keterlibatan orang tua dalam keterampilan hidup ( life skill) anak pada saat sekarang ini menjadi kendala karena orang tua merasa keterampilan hidup ( life skill) yang diberikan guru di sekolah sudah cukup mewakili untuk tidak terlibatnya orang tua dengan pendidikan keterampilan hidup bagi anak di masa depannya nanti. Orang tua memberikan tanggung jawab penuh terhadap keterampilan hidup ( life skill) anak di sekolah dikarenakan terlalu sibuknya orang tua bekerja. Sehingga anak tidak mempunyai keterampilan hidup ( life skill) di masa depannya nanti dan tumbuh menjadi anak yang manja, cengeng, tidak mandiri dan tidak dapat memecahkan masalah yang terjadi. Dari sinilah peneliti tertarik untuk meneliti model pengembangan Parenting Islami pada aspek keterampilan hidup ( life skill ) untuk anak usia 4-6 tahun di Ra. Al-Hikmah Kecamatan Medan Denai.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 425, "width": 59, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 450, "width": 400, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ( Research and Development ). Sugiyono (2016) menjelaskan “metode penelitian dan pengembangan atau digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut”.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 501, "width": 400, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Walter, Joyce, Borg & Gall (2003) “ Educational R&D is an industry- based development model in which the findings of research are used to design new products and procedures, which then are systematically field-tested, evaluated and refined until they need specified criteria of effectiveness, quality or similar standards” . Prosedur dan pengembangan versi Borg dan Gall yang terdiri sepuluh kegiatan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 577, "width": 285, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Studi Pendahuluan yang dilakukan dalam dua langkah yaitu:", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 590, "width": 385, "height": 47, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Langkah pertama: Studi Pustaka Dalam studi pustaka peneliti mengkaji berbagai teori dan hasil penelitian yang relevan. Sumber pustaka yang digunakan terdiri dari buku, jurnal, atau informasi Parenting Islam pada aspek keterampilan hidup untuk anak usia dini.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 640, "width": 386, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Langkah Kedua: Studi Lapangan Studi lapangan dilakukan peneliti dengan melakukan wawancara dengan kepala sekolah, guru dan orangtua serta memberikan angket tentang materi Parenting Islami dalam aspek keterampilan hidup ( life skill ) pada anak usia 4-6 tahun.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 691, "width": 400, "height": 60, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pengembangan Untuk melakukan model pengembangan ini peneliti merumuskan tujuan Parenting Islam dalam aspek keterampilan hidup ( life skill) pada anak usia dini yang ingin dicapai dalam literatur dan hasil wawancara dengan orang tua. Sedangkan prosedur dari model pengembangan meliputi:", "type": "List item" }, { "left": 183, "top": 31, "width": 260, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yanti, Sitorus, & Khadijah Reseacrh and Development Journal of Education, 8(2), 734-747", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 784, "width": 32, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 738 -", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 109, "width": 385, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Membuat draft desain panduan orang tua model Parenting Islami dalam aspek keterampilan hidup ( life skill ) yang dikembangkan. Kegiatan dimulai dari pertemuan orang tua di sekolah dengan melakukan wawancara untuk mendapatkan kebutuhan orangtua dalam pendidikan anak, merancang isi modul, memilih metode dan membuat tes.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 172, "width": 385, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Menentukan sarana dan prasarana penelitian yang akan digunakan dengan menyediakan tempat pertemuan orang tua, fasilitas pembelajaran dan nara sumber.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 197, "width": 284, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Menentukan tahap-tahap pelaksanaan uji desain di lapangan.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 210, "width": 385, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Malakukan Validasi ahli yaitu dengan memberikan draft modul untuk diberikan koreksi oleh para ahli.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 235, "width": 227, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Uji lapangan mencakup 2 (dua) kegiatan yaitu:", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 248, "width": 385, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Uji coba terbatas Uji coba terbatas ini merupakan uji coba awal yang hanya melibatkan beberapa aspek penelitian. Setelah uji coba lapangan terbatas dilakukan, dilakukan revisi sehingga penelitian yang dikembangkan layak untuk di uji ulang degan uji coba yang lebih luas.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 311, "width": 385, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Uji coba lebih luas Uji coba yang lebih luas ini adalah uji coba yang melibatkan lebih banyak subjek penelitian sebagai uji efektifitas produk yang dikembangkan", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 349, "width": 67, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Diseminasi", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 362, "width": 385, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diseminasi dilakukan dengan menyajikan hasil penelitian dalam bentuk laporan penelitian dan jurnal penelitian, modul Parenting Islami dalam bentuk Buku Panduan Orangtua.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 425, "width": 135, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULTS & DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 451, "width": 33, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Result", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 476, "width": 400, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Pelaksanaan Parenting Islami pada Aspek Keterampilan Hidup ( Life Skill) untuk Anak usia 4-6 tahun sebelum Pengembangan Model.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 501, "width": 385, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan Parenting Islami pada aspek keterampilan hidup ( life skill ) untuk anak usia 4-6 tahun sebenarnya sudah ada dan sudah pernah dilakukan di Ra. Al- Hikmah Medan Denai, namun tidak begitu focus dan mendetail pada pembahasan tentang keterampilan hidup anak, akan tetapi lebih focus pada pembelajaran tahfiz alquran yaitu membahas tentang hapalan-hapalan suroh, lagu, tajwid dan tata cara mengajari anak membaca alquran dengan murottal dan tartil alquran.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 577, "width": 385, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ra. Al-Hikmah juga ada perkumpulan orangtua untuk mempelajari alquran secara baik dan benar sekaligus membahas tentang perkembangan anak selama mengikuti pembelajaran dan pembahasan tentang permasalahan-permasalahan anak yang terjadi pada masing-masing anak didik khususnya.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 627, "width": 385, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pihak sekolah merasa terbuka dengan segala kegiatan baik yang sudah dilakukan sebelumnya maupun kegiatan yang akan direncanakana untuk kedepannya demi kemajuan dan perkembangan anak didik. Jadi masalah apapun yang perlu dibahas di sekolah pastinya yang berkaitan dengan perkembangan anak didik akan dibahas melalui pertemuan orangtua dengan pihak sekolah antara guru, orangtua dan kepala sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 703, "width": 385, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada pertemuan orangtua siswa dalam pembahasan tentang kajian tilawah atau tartil seminggu sekali pada setiap hari sabtu sore jam 03.00 wib ada seorang guru atau ustadz yang akan menjadi pemandu materi untuk orangtua siswa. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan selain mengajarkan tilawah atau tartil kepada orangtua siswa", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 31, "width": 260, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yanti, Sitorus, & Khadijah Reseacrh and Development Journal of Education, 8(2), 734-747", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 784, "width": 32, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 739 -", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 109, "width": 385, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebagai penambahan pengetahuan akan tetapi juga memperbaiki bacaan tajwid orangtua siswa yang mungkin ditemukan kurang bagus. Sehingga diharapkan dengan pertemuan orangtua siswa tersebut dapat menjadi pembelajaran bagi orangtua sebagai timbal balik untuk mengajarkan kepada anak sebagai pemahaman tartil yang sebelumnya sudah anak dapatkan dari seorang ustadz juga.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 172, "width": 385, "height": 111, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada sekolah Ra. Al-Hikmah yang dijadikan lokasi sebagai ujicoba penelitian maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan Parenting Islam sebelumnya telah dilaksanakan di sekolah seminggu sekali setiap sabtu sore. Namun tidak spesifik membahas keterampilan hidup anak saja, akan tetapi lebih focus pada pembahasan tentang pendidikan nilai agama saja yaitu dengan mengadakan pengajian alquran tilawah atau tartil yang kemudian diselingi dengan pembahasan tentang perkembangan anak didik juga baik yang diawali dari orangtua maupun guru di sekolah. Adapun tujuan kegiatan Parenting Isalm yang dilaksanakan di sekolah tersebut dapat disimpulkan antara lain :", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 286, "width": 385, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Melibatkan orangtua dalam kegiatan ekstra kurikuler anak ataupun kegiatan lainnya yang berhubungan dengan perkembangan anak didik selama di sekolah baik itu mengenai tempat, pembelajaran, biaya, waktu dan lainnya", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 324, "width": 385, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Menambahkan pengetahuan pendidikan agama khususnya pengajian tilawah atau tartil dan perbaikan tajwid pada orangtua siswa", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 349, "width": 385, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Mengeratkan silaturrahmi antara orangtua siswa, guru dan pihak sekolah yang lainnya.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 374, "width": 385, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketiga tujuan kegiatan Parenting Islami pada aspek keterampilan hidup anak yang dilaksanakan di Ra. Al-Hikmah pada dasarnya telah dapat membantu orangtua melaksanakan tugasnya dalam mendidik anak namun tidak begitu spesifik untuk focus pada keterampilan hidup anak saja akan tetapi lebih dominan pada pendidikan agama saja dan belum memenuhi semua aspek keterampilan hidup yang anak miliki.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 451, "width": 400, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Langkah-langkah Penyusunan Panduan Orangtua Model Pengembangan Parenting Islami Pada Aspek Keterampilan Hidup Anak Usia 4-6 Tahun Ada 8 (delapan) langkah yang dilakukan peneliti dalam penyusunan panduan orangtua pada keterampilan hidup secara Islami untuk anak usia 4-6 tahun. Langkah- langkah tersebut adalah :", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 514, "width": 88, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Langkah Pertama", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 526, "width": 385, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pada langkah pertama ini peneliti melakukan kajian teori dan penelitian yang relevan sebagai bahan penyusunan model Parenting Islami pada aspek keterampilan hidup untuk anak usia 4-6 tahun di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini. Kajian teori dilakukan dengan mengkaji berbagai literatur terkait dengan Parenting Islami pada keterampilan hidup anak. literatur yang dijadikan bahan kajian yaitu :", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 602, "width": 360, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Buku Syaikh Jamal Abdurrahman (2010), Islamic Parenting , Jakarta, Aqwam", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 615, "width": 371, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Buku Al-Maghribi bin as-Sa’id al-Maghribi (2019), Begini Seharusnya Mendidik Anak, Jakarta, Darul Haq", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 640, "width": 371, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Buku Abu Amr Ahmad Sulaiman (2019) Panduan Mendidik Anak Muslim Usia Pra Sekolah, Jakarta, Darul Haq", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 665, "width": 371, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Buku Dr. Muhammad Nur Abdul Hafizh Suawaid (2010), Prophetic Parenting : Cara Nabi Mendidik Anak, Pro-U, Yogyakarta", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 691, "width": 371, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Buku Anak Litte Abid Life Skill (2010), Aku Tahu Darimana Aku Berasal, Jakarta, PT", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 716, "width": 368, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Buku Cerdas dan Sholeh Bersama Hafizh & Hafizah (2010), Jakarta, Al-Qolam", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 729, "width": 104, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "g. Al-Quran Terjemah", "type": "List item" }, { "left": 183, "top": 31, "width": 260, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yanti, Sitorus, & Khadijah Reseacrh and Development Journal of Education, 8(2), 734-747", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 784, "width": 32, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 740 -", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 109, "width": 371, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "h. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 792 Tahun 2018, Pedoman Implementasi Kurikulum Raudhatul Athfal & Juknis Raudhatul Athfal , Direktorat Pendidikan Jenderal Pendidikan Islam Kemenag 2019", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 160, "width": 76, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Langkah Kedua", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 172, "width": 386, "height": 86, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada langkah kedua, peneliti melakukan penelitian tentang penerapan Islamic parenting life skills di lembaga pendidikan anak usia dini melalui observasi, wawancara dan angket. Pengamatan dilakukan dengan mengikuti konferensi orang tua-guru di sekolah. Wawancara dilakukan dengan orang tua, guru dan kepala sekolah tentang kegiatan Islamic parenting pada kecakapan hidup anak usia 4-6 tahun. Kuesioner dilakukan untuk mengetahui materi parenting islami yang dibutuhkan orang tua terhadap kecakapan hidup.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 274, "width": 79, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Langkah Ketiga", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 286, "width": 386, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada langkah ketiga ini, peneliti menganalisis tujuan model yang akan dikembangkan berdasarkan hasil penelitian teoritis, penelitian terkait, dan observasi sekolah. Pengaruh model parenting Islami terhadap kecakapan hidup anak usia 4-6 tahun di lembaga pendidikan anak usia dini dalam penelitian ini adalah :", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 337, "width": 385, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Meningkatkan pengetahuan orangtua dalam pelaksanaan Parenting Islami pada Aspek Keterampilan Hidup Anak usia 4-6 tahun", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 362, "width": 385, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Meningkatkan sikap positif orangtua dalam pelaksanaan Parenting Islami pada Aspek Keterampilan Hidup Anak usia 4-6 Tahun", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 387, "width": 385, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Meningkatkan keterampilan orangtua dalam pelaksanaan Parenting Islami pada Aspek Keterampilan Hidup Anak usia 4-6 Tahun", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 425, "width": 91, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Langkah Keempat", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 438, "width": 385, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada langkah keempat, peneliti menghitung uang, tenaga, dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan R&D. Jumlah peneliti, waktu penelitian dan dana yang dibutuhkan untuk program peneliti dalam kegiatan ini.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 488, "width": 82, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Langkah Kelima", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 501, "width": 385, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada langkah kelima ini peneliti membuat desain Panduan Orangtua Model Parenting Islami pada Aspek Keterampilan Hidup Anak usia 4-6 Tahun. Adapun 2 (dua) desain model pengembangan Parenting Islami pada Aspek Keterampilan Hidup Anak usia 4-6 Tahun yang peneliti lakukan yaitu :", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 552, "width": 385, "height": 60, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Menentukan Tujuan Pembelajaran. Penentuan tujuan pembelajaran merupakan bagian utama dari penentuan langkah, materi, media dan penilaian pembelajaran. Tujuan pembelajaran meliputi bidang pengetahuan, sikap dan perilaku. Tujuan pembelajaran untuk setiap materi dalam model pengembangan ini dapat dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu :", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 615, "width": 371, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Untuk mengukur perubahan pengetahuan orangtua tentang Parenting Islam pada Aspek Keterampilan Hidup Anak usia 4-6 Tahun minimal mencapai nilai 75", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 653, "width": 371, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Untuk mengukur perubahan sikap orangtua tentang Parenting Islami pada Aspek Keterampilan Hidup Anak usia 4-6 Tahun minimal mencapai nilai 75", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 678, "width": 371, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Untuk mengukur perubahan keterampilan orangtua tentang Parenting Islami pada Aspek Keterampilan Hidup Anak usia 4-6 Tahun minimal mencapai nilai 75", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 716, "width": 385, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Analisis tugas. Dalam proses pencapaian tujuan tersebut, perlu dilakukan analisis terhadap tugas-tugas anak dalam mode pembelajaran. Dalam Model Pengasuhan Islami tentang Kecakapan Hidup Anak di Ra. Al-Hikmah melakukan kegiatan", "type": "List item" }, { "left": 183, "top": 31, "width": 260, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yanti, Sitorus, & Khadijah Reseacrh and Development Journal of Education, 8(2), 734-747", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 784, "width": 32, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 741 -", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 109, "width": 371, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "belajar mandiri dan tatap muka. Kegiatan belajar mandiri dilakukan oleh orang tua dengan menjawab pertanyaan di modul setelah membaca Parent Guide. Pembelajaran tatap muka berlangsung dengan menghadiri konferensi orang tua untuk membahas isi modul dan mempraktikkan permainan peran yang ditunjukkan dalam modul. Pembelajaran kelompok juga dilakukan oleh orang tua dengan membaca modul dan mengajukan pertanyaan yang belum dipahami.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 198, "width": 87, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Langkah Keenam", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 210, "width": 385, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada langkah keenam ini, peneliti menyusun materi Parenting Islami pada Aspek Keterampilan Hidup Anak usia 4-6 tahun. Materi tersebut adalah :", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 248, "width": 41, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel. 1", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 261, "width": 354, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Materi Parenting Islami pada Aspek Keterampilan Hidup Anak Usia 4-6 Tahun", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 274, "width": 384, "height": 476, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Tujuan Instruksional Umum (TIU) Kompetensi Dasar (KD) Tujuan Instruksional Khusus (TIK) /Indikator Aspek Perkembangan Dimensi Keterampilan Hidup 4-5 tahun 5-6 tahun 1 Nilai Agama dan Moral 1. Orangtua mampu mengajarkan anak untuk patuh 2. Orangtua mampu mengajarkan anak bersyukur 3. Orangtua mampu mengajarkan anak disiplin 4. Orangtua mampu mengajakan anak untuk bertanggung jawab 1. Menyanyikan kalimat syahadatain 2. Mengucapkan Alhamdulillah (pada kalimat Thoyyibah) 3. Mengikuti gerakan sholat berjamaah 4. Mengikuti perintah orangtua 1. Melafalkan suroh Al-Ikhlas Ayat 1- 4 2. Memahami dan menggunakan kalimat thoyyibah 3. Mengerjakan sholat tepat waktu 4. Membereskan peralatan sholat yang dipakai 2 Fisik Motorik 5. Orangtua mampu mengajarkan anak bersportivitas 6. Orangtua mampu mengajarkan anak membangun kepercayaan diri 7. Orangtua mampu mengajarkan anak untuk bekerja keras 8. Orangtua mampu mengajarkan anak untuk focus terhadap target/ sasaran yang dituju 9. Orangtua mampu mengajarkan anak untuk tangguh dengan rintangan yang dihadapi 5. Meniru gerakan jalan cepat 6. Berlari mengikuti gerakan orangtua 7. Meniru gerakan- gerakan renang 8. Meniru gerakan memanah 9. Menaiki kuda bersama orang tua 5. Melakukan gerakan jalan cepat bersama teman 6. Ikut lomba lari bersama teman 7. Berlatih dengan mempraktekan gerakan-gerakan renang 8. Melepaskan panahan ke target sasaran 9. Berlatih menunggang kuda 3 Kognitif 10. Orangtu mampu mendidik anak yang cerdas 11. Orangtua mampu mengajarkan anak tanggap terhadap kondisi/keadaan yang terjadi 10. Menjawab pertanyaan dengan baik 11. Merespon dengan perintah guru 12. Menanggapi dengan memberikan ide 10. memahami dan menceritakan kembali penjelasan guru 11. merespon dan melakukan tindakan dengan cepat", "type": "Table" }, { "left": 183, "top": 31, "width": 260, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yanti, Sitorus, & Khadijah Reseacrh and Development Journal of Education, 8(2), 734-747", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 784, "width": 32, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 742 -", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 109, "width": 384, "height": 639, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12. Orangtua mampu mengajarkan anak memecahkan masalah 12. memberikan saran serta melakukan tindakan 4 Bahasa 13. Orangtua mampu mengajarkan anak santun dalam berbahasa 14. Orangtua mampu mengajarkan anak jujur dalam berbicara 15. Orangtua mampu mengajarkan anak berbicara dengan kosa kata yang benar 16. Orangtua mampu mengajarkan anak untuk dapat dipercaya 13. Berbicara dengan lembut 14. Tidak berkata bohong 15. Berbicara dengan kalimat yang dapat dipahami 16. Memahami pesan yang disampaikan 13. berbicara lemah lembut kepada teman 14. memahami serta melakkan untuk tidak berkata bohong 15. berbicara dengan menggunakan kosa kata yang baik 16. memahami serta melaksanakan pesan yang disampaikan 5 Sosial Emosional 17. Orangtua mampu mengajarkan anak untuk ramah kepada orang lain 18. Orangtua mampu mengajarkan anak bersosialisasi dengan yang lain 19. Orangtua mampu mengajarkan anak menghormati orang lain 20. Orangtua mampu mengajarkan anak untuk dapat menghargai orang lain 21. Orangtua mampu mengajarkan anak menjaga sopan santun 22. Orangtua mampu mengajarkan anak memaafkan orang lain 23. Orangtua mampu menghargai anak berbagi dengan yang lain 24. Orangtua mampu mengajarkan anak untuk bersikap sabar 25. Orangtua mampu mengajarkan anak untuk dapat mandiri 26. Orangtua mampu mengajarkan anak hidup sederhana 17. Mengucapkan salam saat bertemu 18. Bersosialisasi dengan teman sebangku 19. Menyalami orang yang lebih tua saat datang dan pergi 20. Mengetahui hak orang lain 21. Menutup aurat dihadapan orang banyak 22. Memberi maaf dengan mudah 23. Mampu berbagi dengan 24. Menunggu secara bergiliran 25. Dapat melakukan sendiri 26. Memenuhi keperluan sesuai dengan kebutuhan 17. memahami arti pengucapan salam serta dapat melakukannya 18. mengajak teman bersosialisasi 19. Menghormati orang yang lebih tua dengan menyalaminya saat datang dan pergi 20. menghargai hak orang lain dengan memberikan penghargaan 21. memahami serta berperilaku sopan dengan malu membuka aurat 22. memahami dengan memberi maaf kepada teman dengan hati ikhlas 23. memahami dengan saling berbagi kepada teman 24. mengerti untuk berperilaku sabar dengan mendapatkan pahala 25. memahami melakukan pekerjaan dengan tidak merepotkan orang lain 26. memahami untuk memenuhi", "type": "Table" }, { "left": 183, "top": 31, "width": 260, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yanti, Sitorus, & Khadijah Reseacrh and Development Journal of Education, 8(2), 734-747", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 784, "width": 32, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 743 -", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 109, "width": 384, "height": 163, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kebutuhan seadanya 6 Seni 27. Orangtua mampu mengajarkan anak menyukai yang indah 28. Orangtua mampu mengajarkan anak menjaga kebersihan 29. Orangtua mampu mengajarkan anak untuk selalu rapi 30. Orangtua mampu mengajarkan anak untuk berkreasi 27. Mengetahui yang indah 28. Meletakkan sampah ke tempatnya 29. mengetahui teratur itu indah 30. membuat perbedaan warna 27. mengetahui serta dapat membuat keindahan 28. membersihkan kotoran dengan menjaga kebersihan 29. melakukan kegiatan yang dapat menjadi teratur 30. menghasilkan perbedaan warna yang indah", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 289, "width": 385, "height": 124, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel diatas peneliti menyusun materi Parenting Islami pada Aspek Keterampilan Hidup Anak berdasarkan 6 aspek perkembangan yang tersusun dalam kurikulum Kementerian Agama Rapublik Indonesia Nomor 792 dengan menentukan kompetensi dasar (KD) pada keterampilan hidup anak serta membuat tujuan instruksional umum pada aspek perkembangan yang ingin dicapai dan tujuan instruksional khusus berdasarkan indicator yang telah disusun oleh peneliti sesuai dengan tingkat usia yang anak miliki. Yaitu usia Kelompok A 4-5 tahun dan Kelompok B usia 5-6 tahun dengan pemberian materi yang sama, namun standard tingkat pencapaian perkembangan anak (STPPA) pada aspek keterampilan hidup berdasarkan usia yang anak miliki berbeda.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 416, "width": 386, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah peneliti menentukan capaian pembelajaran, materi pokok, uraian materi, ilustrasi percakapan dan melakukan kegiatan pada tugas orangtua, kemudian peneliti akan membuat tes formatif beserta kunci jawaban pada soal yang akan diberikan. Selanjutnya peneliti akan membuat lembar pengamatan Parenting Islami pada Aspek Keteramilan Hidup sebagai penilaian pada proses pembelajaran. ada beberapa komponen penilaian pembelajaran yang dilakukan peneliti antara lain :", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 492, "width": 385, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. kehadiran orangtua dalam kegiatan Parenting Islami yang diamati melalui kehadiran rutin dan tepat waktu", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 517, "width": 385, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. pemahaman materi yang diamati dari kemampuan orangtua untuk bertanya jawab pada peserta", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 542, "width": 385, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. keterlibatan orangtua dalam praktik bermain peran yang diamati dari kemampuan orang memainkan peran dan keterlibatan orangtua dalam bermain peran.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 580, "width": 87, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Langkah Ketujuh", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 593, "width": 385, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada langkah ketujuh ini, peneliti mengidentifikasi tahap untuk mengimplementasikan uji rancangan rancangan di lapangan. Kegiatan ini melalui langkah-langkah berikut:", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 631, "width": 385, "height": 60, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Mengelola lisensi penelitian. Pada tahap ini peneliti memproses izin dengan mengajukan permohonan izin penelitian kepada Dekan Fakultas UINSU Medan di Tabia dan Lembaga Keguruan (FITK) yang dikirimkan ke sekolah yang dijadikan sebagai tempat uji model. Permohonan izin penelitian diajukan ke sekolah tempat peneliti akan bersekolah.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 694, "width": 312, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Menentukan Waktu Persepsi Kesetimbangan Menggunakan Model", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 707, "width": 206, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Identifikasi responden uji coba secara acak", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 719, "width": 109, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Pilihan sekolah ujian", "type": "List item" }, { "left": 183, "top": 31, "width": 260, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yanti, Sitorus, & Khadijah Reseacrh and Development Journal of Education, 8(2), 734-747", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 784, "width": 32, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 744 -", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 109, "width": 98, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Langkah Kedelapan", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 121, "width": 385, "height": 74, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada langkah kedelapan ini, peneliti melakukan uji validasi model dengan pakar, yaitu memberikan draf modul untuk direvisi oleh pakar. Penilaian Validator Produk Pengembangan Panduan Model Pengasuhan Islami untuk Kecakapan Hidup Anak 4-6 meliputi: Validasi Ahli Materi, Validasi Ahli Desain Grafis, dan Validasi Ahli Linguistik. Langkah pertama yang peneliti lakukan adalah memberikan panduan orang tua untuk verifikasi oleh ahli materi, ahli bahasa dan ahli desain grafis.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 210, "width": 400, "height": 48, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Tanggapan Peserta Uji coba terhadap Buku Panduan Orangtua Model Parenting Islami di Ra. Al-Hikmah Penilaian peserta Parenting Islami terhadap buku panduan orangtua pada model Parenting Islami di Ra. Al-Hikmah dapat dirangkumkan sebagai berikut :", "type": "List item" }, { "left": 294, "top": 274, "width": 38, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 286, "width": 372, "height": 265, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rangkuman Hasil Wawancara dengan Peserta Parenting Islami tentang Tanggapan terhadap Buku Panduan Orangtua No Pertanyaan Jawaban 1 Apa pendapat Anda tentang penggunaan panduan parenting ini dalam kegiatan parenting Islami? Sangat membantu. Banyak materi yang awalnya kami tidak ketahui sekarang menjadi pengetahuan buat kami 2 Bagaimana penyajian buku panduan orangtua tentang Parenting Islami? Penyajiannya bagus sesuai dengan tingkat perkembangan anak yang harus dipahami oleh orangtua sehingga diharapkan di usia dini anak dapat terampil dengan baik ke depannya nanti. Hanya saja ilustrasi gambar dan keterangan perlu sedikit dirapikan lagi 3 Apakah dengan adanya parenting guide ini membantu ibu dalam melakukan aktivitas parenting islami? Sangat terbantu untuk memahami life skill anak dengan pola asuh islam sebagaimana mestinya 4 Menurut Anda, apakah panduan parenting ini bermanfaat untuk kegiatan parenting islami? Ya dapat membantu", "type": "Table" }, { "left": 132, "top": 553, "width": 326, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Apakah bahasa yang digunakan dalam manual ini mudah dimengerti? Ya, mudah dipahami", "type": "Table" }, { "left": 132, "top": 576, "width": 368, "height": 44, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Apakah penyajian materi dalam manual ini sistematis? Ya, ada ilustrasi gambar, keterangan, penjelasan materi, tujuan dan hasil kegiatan yang akan dilakukan oleh orangtua.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 636, "width": 400, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Hasil evaluasi Kegiatan Parenting Islami dengan menggunakan panduan orangtua di Ra. Al-Hikmah", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 661, "width": 385, "height": 48, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aktivitas dinilai dengan membandingkan skor sebelum dan sesudah Buku Pegangan Orang Tua Model Pengasuhan Islami Ra. Al-Hikmah menunjukkan bahwa pada uji coba lapangan terbatas terdapat perbedaan rerata sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran, pada uji coba lapangan yang lebih luas.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 712, "width": 385, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil uji statistik terakhir di atas, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan nilai rata-rata produk sebelum dan sesudah digunakan, dan ada korelasi pada akhirnya. dimana nilai signifikansinya adalah 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan dampak pada", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 31, "width": 260, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yanti, Sitorus, & Khadijah Reseacrh and Development Journal of Education, 8(2), 734-747", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 784, "width": 32, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 745 -", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 109, "width": 385, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "produk yang digunakan, yaitu pada tingkat kepercayaan 95% dan tingkat kesalahan 5%.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 147, "width": 50, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 159, "width": 400, "height": 99, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Orangtua mempunyai peran yang sangat penting dalam hal pendidikan anak. Orangtua merupakan pendidik pertama bagi anak didalam keluarga. Orangtua juga sebagai contoh tauladan bagi anak. Jika orangtua mengajarkan kebatilan kepada anak, maka kebatilanlah yang akan didapatkan anak kedepannya. Namun jika orangtua menanamkan kebaikan pada kehidupan anak, kebaikan jugalah yang akan didapatkan anak dimasa depannya nanti. Untuk itu orangtua dituntut untuk menanamkan perilaku yang baik, hidup yang sehat kepada anak sedini mungkin hingga anak menjadi tumbuh dan berkembang secara baik dan sehat pula.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 261, "width": 400, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menanamkan perilaku yang baik dan hidup sehat sedini mungkin kepada anak, orangtua perlu mempunyai pengetahuan agar anak menjadi tumbuh dan berkembang secara optimal. Didalam Alquran Allah SWT berfirman :", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 296, "width": 362, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ِّسَصُن َكِلََٰرَك ۚ اًدِكَن َّلَِإ ُج ُسْخَي َلَ َثُبَخ يِرَّلا َو ۖ ِهِّب َز ِنْذِإِب ُهُتاَبَن ُج ُسْخَي ُبِّيَّطلا ُدَلَبْلا َو ْوَقِل ِتاَي ْلْا ُف ﴿ َنو ُسُكْشَي ٍم ٨٥ ﴾", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 309, "width": 400, "height": 37, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Artinya : “Dan tanah-tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Allah, dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana”. (QS. Al-A’raf : 58)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 349, "width": 400, "height": 61, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mazhahiri (2003) Hati seperti tanah. Tanahnya subur dan bebas dari rerumputan berbahaya. Jika ditanam akan tumbuh dengan baik dan perawatan akan lebih baik. Di sisi lain, jika tanahnya beragam dan penuh dengan rerumputan berbahaya, tanah itu tidak akan membuahkan hasil. Gandum tidak tumbuh dengan baik di sana, itu pasti menjadi buruk.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 412, "width": 400, "height": 86, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal yang sama berlaku untuk hati. Jika hati seorang anak murni dan jiwanya murni, bebas dari iri hati, kebencian, kekejaman, kesombongan, tekad, dan kesombongan, maka kepribadiannya di masa depan akan penuh dengan kebaikan. Di sisi lain, ia akan dilindungi dari properti yang berbahaya. Dia memiliki potensi untuk membantu dan peduli tentang kebutuhan dan masalah sosial orang lain. Tetapi jika seorang anak dibesarkan atas dasar kecemburuan, kebencian, kekikiran, kesombongan dan kesombongan, maka ada roh jahat dalam wataknya sejak kecil.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 501, "width": 400, "height": 73, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di era milenial 4.0 yang akan dihadapi pada saat ini, peranan orangtua sangat dibutuhkan bagi pendidikan anak. Era ini ditandai dengan sentralnya peran tekhnologi cyber yang mempengaruhi semua aspek kehidupan. Khususnya pendidikan. Untuk itu kehadiran orang tua sangat penting untuk mengarahkan anak agar memiliki kepribadian yang baik. Orangtua dirumahlah menjadi pokok kunci utama pendidikan bagi anak dalam membentuk mental anak di era milenial ini.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 577, "width": 400, "height": 111, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagai seorang muslim pendidkan pertama kali yang seharusnya diajarkan orangtua kepada anak adalah pendidikan agama, bahkan didalam suroh Luqman pertama kali mengajarkan pendidikan agama kepada anaknya. Hal yang pertama kali adalah anak harus mengenal siapa Tuhan yang menciptakannya dengan segala isinya, langit dan bumi sehingga dengan telah mengenal Tuhannya, nantinya anak diharapkan mampu bersyukur dengan segala karunia yang diberikan Allah kepadanya. Dengan mengenalkan Allah dan mendidik anak secara Islami peran ibu sebagai contoh tauladan bagi anak, patut menjadikan figur Rasulullah SAW sebagai panutan berharga dalam memberikan contoh tauladan kepada anak secara Islami.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 691, "width": 400, "height": 60, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitain Juhri, Nirmala, & Imroatun (2019) tandaskan bahwa gaya pengasuhan yang diberikan orang tua untuk anak-anak mereka bervariasi dari satu keluarga ke keluarga lainnya. Faktor utama yang mempengaruhi adalah perubahan status dan hubungan orang tua dan keluarga dengan anak. Orang tua berkewajiban mendidik dan mendidik anaknya menurut hukum agama. Islam percaya bahwa untuk membesarkan", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 31, "width": 260, "height": 20, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yanti, Sitorus, & Khadijah Reseacrh and Development Journal of Education, 8(2), 734-747", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 784, "width": 32, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 746 -", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 109, "width": 399, "height": 60, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "anak dengan perilaku yang baik, itu harus dimulai dengan perilaku orang tua muda. Islam percaya bahwa perilaku masa depan anak-anak mencerminkan orang tua mereka dan pendidikan yang mereka terima sejak kecil. Mengajarkan anak untuk mengembangkan kecakapan hidup sangat diperlukan. Dengan memiliki kecakapan hidup islami, anak juga akan memiliki karakter islami.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 172, "width": 400, "height": 124, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa peranan orangtua dalam mendidik anak sangat diperlukan untuk membentuk karakter anak yang seutuhnya. Pendidkan agama merupakan pendidikan yang terbaik yang harus diberikan pertama kali kepada anak agar anak dapat menjadi manusia yang berkarakter Islami berdasarkan Alquran dan Hadist. Pembelajaran keterampilan hidup penting diajarkan kepada anak sedini mungkin agar anak dapat berperilaku mandiri untuk dimasa depannya nanti. Keterampilan hidup yang diajarkan kepada anak hendaklah mengacu kepada pola asuh yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Yakni mengawali sesuatu dengan bismillah, selalu mengucap syukur kepada Allah dan mendisiplinkan anak dengan menunaikan sholat secara tepat waktu.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 324, "width": 77, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 349, "width": 400, "height": 61, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Sebelum dilakukan pengembangan model Parenting Islami telah ada kegiatan- kegiatan pertemuan orangtua namun pertemuan belum membahas materi pendidikan anak yang harus dilakukan orangtua, hanya terbatas pada pelibatan orangtua dalam berbagai kegiatan sekolah atau silaturrahmi antar orangtua.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 412, "width": 401, "height": 175, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Langkah-langkah pengembangan model Parenting Islam dilakukan 10 langkah antara lain : melakukan observasi ke lembaga PAUD, menyusun daftar isi buku panduan orangtua, memberikan angket kepada orangtua untuk memilih materi dan menuliskan materi dalam bentuk buku panduan orangtua, melakukan uji coba awal di Ra. Al- Hikmah selama 6 hari untuk 6 orang peserta sebanyak 2 (dua) materi yaitu pengembangan keterampilan pada aspek nilai moral dan agama serta keterampilan pada aspek fisik motorik, melakukan kegiatan revisi hasil uji coba, melakukan kegiatan uji coba lebih luas dengan 10 peserta selama 6 (enam) hari di Ra. Al-Hikmah dengan materi pengembangan keterampilan pada aspek kognitif dan bahasa selama 6 kali pertemuan, melakukan revisi hasil uji coba lebih luas. Melakukan kegiatan uji kelayakan di Ra. Al-Hikmah sebanyak 15 peserta selama 6 hari dengan materi kegiatan pengembangan keterampilan pada aspek sosial emosional dan seni, melakukan revisi hasil uji coba kelayakan dan melakukan desiminasi dengan membagikan buku panduan orangtua model Parenting Islami", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 590, "width": 400, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Pelaksanaan uji coba Model Parenting Islami dilakukan di Ra. Al-Hikmah dengan menggunakan buku panduan orangtua Model Parenting Islami yang telah disusun dan divalidasi oleh para ahli.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 627, "width": 400, "height": 36, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Tanggapan peserta kegiatan Model Parenting Islami terhadap buku panduan apakah menarik, mudah, bermanfaat, tepat, jelas dalam membantu orangtua untuk mendidik keterampilan anak.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 665, "width": 400, "height": 36, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Hasil evaluasi penggunaan buku panduan orangtua Model Parenting Islami menunjukkan terdapat perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang signifikan pada peserta kegiatan setelah mengikuti kegiatan model Parenting Islami.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 715, "width": 329, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan temuan penelitian dikemukakan saran-saran sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 728, "width": 400, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Kepada Lembaga PAUD untuk menyusun kegiatan Model Parenting Islami bersama orangtua siswa", "type": "List item" }, { "left": 183, "top": 31, "width": 260, "height": 20, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yanti, Sitorus, & Khadijah Reseacrh and Development Journal of Education, 8(2), 734-747", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 784, "width": 32, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 747 -", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 109, "width": 400, "height": 35, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Kepada para orangtua yang memiliki anak usia dini agar membaca buku panduan orangtua dan mendiskusikannya dalam pertemuan orangtua serta mempraktrekannya dalam pendidikan anaknya di rumah", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 147, "width": 401, "height": 22, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Kepada pengelola PAUD agar menggunakan buku panduan orangtua model Parenting Islami sebagai salah satu literatur wajib digunakan bagi ortangtua siswa di sekolah", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 172, "width": 400, "height": 48, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Kepada para Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agam Islam Anak Usia Dini untuk melakukan penelitian Parenting Islami di Lembaga PAUD atau di masyarakat guna meningkatkan kualitas pada model Parenting Islami dengan perspektif yang berbeda.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 248, "width": 77, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 274, "width": 400, "height": 61, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amini, M. (2021). Meningkatkan Karakter Anak Usia Dini melalui Pemberian Penguatan. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. , 5 (2), 2101–2113. Chusniatun, Prihartanti & Nanik, A. Q. (2015). Peran Orangtua Dalam Pendidikan Anak Usia Dini (Studi Kasus Pada Keluarga Muslim Pelaksana Homeschooling). Jurnal Indigenous , 13 .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 338, "width": 401, "height": 48, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Erica, D. (2016). Penerapan Parenting Pada Perkembangan Anak Usia Dini Menurut Sudut Pandang Islam. Cakrawala - Jurnal Humaniora , 16 (2). Jazariya. (2017). Signifikansi Brain Based Learning Pendidikan Anak Usia Dini. Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam , 11 .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 388, "width": 399, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Juhri, Nirmala, I., & Imroatun. (2019). Kajian Literatur Pengasuhan Anak Usia Dini Dalam Islam. Aṣ-Ṣibyān Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini , 4 .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 414, "width": 400, "height": 35, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mila, K. & Umi, M. G. (2020). Pendidikan Keterampilan Hidup (Life Skill) Anak Usia Dini Selama Masa Pandemi Covid-19 Di Lingkungan Keluarga. Tematik. Jurnal Pemikiran Dan Pendidikan Anak Usia Dini .", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 449, "width": 397, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nafi’, M. A. (2014). Model Pengembangan Life Skill Di Pondok Pesantren Al- Mas’udiyyah Jimbaran Bandungan Semarang.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 477, "width": 400, "height": 35, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Qusyairi, A. & Lalu, H. (2019). Studi Tentang Penerapan Smart Parenting Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Di Lembaga Pendidikan Islam Anak Usia. Nusantara : Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Sosial.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 515, "width": 400, "height": 48, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sri, N., Rihatno, Y., & Taufik. (2017). Pengembangan Model Kemitraan Sekolah Dan Orangtua Pada Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Usia Dini , 11 . Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D .", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 565, "width": 400, "height": 36, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syamsu. S. (2017). Pengaruh Program Parenting Terhadap Perkembangan Kemandirian Anak Usia Dini (Studi Pada Paud Paramata Bunda Kota Palopo). Palita. Journal Of Social-Religion Research , 2 (2).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 603, "width": 400, "height": 36, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Walter, R., Joyce, P., Borg, M. D., & Gall, G. (2003). Educational Research, An Introduction (Seventh Ed) .", "type": "Text" } ]
faf1e012-9946-6fa7-a30d-bda2666bc2e5
https://journal.arrus.id/index.php/mathscience/article/download/1776/1131
[ { "left": 37, "top": 38, "width": 287, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Herman, et.al., ARRUS Journal of Mathematics and Applied Science, Vol. 3, No. 1 (2023) https://doi.org/10.35877/mathscience1776", "type": "Page header" }, { "left": 377, "top": 68, "width": 149, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2776-7922 (Print) / 2807-3037 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 193, "top": 783, "width": 259, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This open access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY-NC) 4.0 license.", "type": "Page footer" }, { "left": 515, "top": 785, "width": 8, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "47", "type": "Page footer" }, { "left": 193, "top": 114, "width": 93, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESEARCH ARTICLE", "type": "Section header" }, { "left": 193, "top": 137, "width": 334, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analysis of Students' Self-Confidence in Class XI", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 157, "width": 239, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MIPA Learning at UPT SMAN 1 Gowa", "type": "Section header" }, { "left": 193, "top": 184, "width": 333, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Magfira Herman, Asfiana, Nurfatin Fadillah, Herlianty Tri Dimas Ayuningtyas, & Saparudin*", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 218, "width": 303, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Department of Biology, Universitas Negeri Makassar, Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 256, "width": 334, "height": 239, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract: This study uses a descriptive research approach with quantitative methods. It was carried out at UPT SMAN 1 Gowa with a population of XI MIPA student consisting of 8 classes. The research sample consisted of 36 people who were randomly selected. The instrument used was a student self- confidence questionnaire with 30 items, which measured indicators of self- confidence, assertiveness, responsibility, and positive thinking. Attitude data that was originally ordinal in nature was processed using Microsoft Excel with the Successive Interval (MSI) method, turning it into interval data. After processing the data, analysis and classification are carried out based on the percentage of the attitude scale. The results showed that the level of self- confidence of class XI MIPA students at UPT SMAN 1 Gowa as a whole was low. The percentage of the indicator of self-confidence is 66% in the low category, the percentage of the indicator of assertiveness is 67.33% which is also low, the percentage of the indicator of responsibility is 70% which is in the medium category, and the percentage of the indicator of positive thinking is 69% which is also low. Although the indicator of being responsible has the highest percentage, overall all indicators of student self-confidence are in the low category, especially the indicator of self-confidence.", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 506, "width": 282, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Assertiveness, Positive thinking, Responsibility, Self-confidence.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 531, "width": 80, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 132, "top": 549, "width": 394, "height": 99, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemajuan suatu negara bergantung pada sistem pendidikan, seperti yang disebutkan oleh Sarifani & Rasto (2017). Friskilia & Winata (2018) menggarisbawahi bahwa peningkatan mutu pendidikan merupakan fokus utama dalam upaya meningkatkan kualitas manusia di Indonesia secara keseluruhan. Pendidikan dianggap sebagai sarana untuk meningkatkan aspek intelektual, psikologis, dan sosial dari sumber daya manusia, sebagaimana dikemukakan oleh Suwardi (2012). Menurut Arianti (2019), pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 654, "width": 394, "height": 99, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Priswanti (2022) menyampaikan pandangan bahwa semakin tinggi kualitas pendidikan, semakin maju pula suatu bangsa. Dalam undang-undang nomor 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional, didalamnya tercantum tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi individu yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Namun, dalam mencapai tujuan tersebut, seringkali terdapat tantangan baik dari pihak guru maupun siswa itu sendiri, salah satunya adalah kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa.", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 319, "width": 121, "height": 50, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "* Corresponding author: Saparuddin, Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Makassar, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 386, "width": 103, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 37, "top": 38, "width": 287, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Herman, et.al., ARRUS Journal of Mathematics and Applied Science, Vol. 3, No. 1 (2023) https://doi.org/10.35877/mathscience1776", "type": "Page header" }, { "left": 377, "top": 68, "width": 149, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2776-7922 (Print) / 2807-3037 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 193, "top": 783, "width": 259, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This open access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY-NC) 4.0 license.", "type": "Page footer" }, { "left": 515, "top": 785, "width": 8, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "48", "type": "Page footer" }, { "left": 132, "top": 89, "width": 394, "height": 87, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesulitan belajar adalah kondisi yang menyebabkan siswa tidak dapat belajar sebagaimana seharusnya. Kesulitan belajar dapat diidentifikasi ketika siswa dalam waktu tertentu tidak dapat mencapai tingkat keberhasilan belajar. Definisi ini menggambarkan bahwa kesulitan belajar adalah keadaan yang menghambat siswa untuk belajar dengan baik dan mencapai tingkat keberhasilan yang diharapkan dalam waktu yang ditentukan. Kesulitan belajar mencakup kesulitan nyata dalam kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan berpikir, seperti yang dijelaskan oleh Helmarini (2022).", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 182, "width": 394, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Istilah \"Learning Disability\" dalam Bahasa Inggris secara harfiah berarti \"ketidakmampuan belajar\". Namun, dalam konteks ini, kata \"disability\" telah diganti dengan \"kesulitan\" guna membagikan rasa percaya diri bahwa anak sebenarnya masih memiliki kemampuan untuk belajar. Selain itu, terdapat juga istilah lain yang digunakan untuk menggambarkan kondisi ini, seperti \"learning difficulties\" dan \"learning differences\". Ketiga istilah ini memiliki nuansa pengertian yang berbeda. Penggunaan istilah \"learning differences\" cenderung lebih positif, sementara istilah \"learning disabilities\" lebih mencerminkan keadaan yang faktual. Dalam konteks inilah, istilah \"Kesulitan Belajar\" digunakan agar terhindar dari bias dan perbedaan interpretasi, sejalan dengan pandangan Suryani (2010).", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 299, "width": 394, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam proses pembelajaran, peserta didik sering menghadapi hambatan-hambatan. Hambatan-hambatan tersebut menjadi kesulitan belajar bagi peserta didikPercaya diri dapat diartikan sebagai suatu keyakinan atau kepercayaan terhadap diri sendiri jika dirinya memiliki kemampuan (potensi). Dapat pula diartikan sebagai rasa yakin yang dimiliki seseorang bahwa dirinya sanggup melakukan dan menyelesaikan tugas kan lingkungan atau keadaan yang dihadapinya. Untuk mengembangkan potensi diri dibutuhkan modal dasar yaitu percaya diri. Dengan percaya diri seseorang dapat mengetahui dan memahami dirinya sendiri. Dengan begitu, dirinya mampu menghadapi permasalahan yang terjadi.", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 404, "width": 394, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siswa yang memiliki kepercayaan diri berani dan mampu meningkatkan prestasinya, misalnya berani menampilkan diri untuk mengerjakan tugas di depan kelas atau berani bercerita, berani bertanya kepada guru jika terdapat hal-hal yang belum dimengerti. Menurut pendapat Susanti et al. (2014: 50) yang dikutip oleh Riyadi (2019), ciri-ciri siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi mencakup kemampuan untuk dengan mudah beradaptasi dengan lingkungan baru, memiliki kemudahan dalam bergaul dan mendapatkan teman, sehingga popularitasnya tinggi di antara teman-temannya. Selain itu, siswa tersebut juga cenderung tampil lebih dominan dibandingkan dengan yang lain, berani tampil di depan banyak orang, memiliki cara berbicara yang jelas sehingga mudah dipahami, dan memiliki cita-cita. Siswa yang memiliki kepercayaan diri di sekolah juga akan berani bertanya kepada guru mengenai hal-hal yang dirasa belum dipahami.", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 547, "width": 394, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Namun fakta di lapangan menunjukkan masih terdapat siswa dengan masalah kepercayaan diri yang rendah. Menurut Padang (2018) kurang percaya diri atau perasaan minder adalah suatu perasaan yang muncul dari dalam diri seseorang dimana orang mengalami katakutan dan kecemasan yang berlebihan terhadap sesuatu. Siswa yang memiliki perasaan minder atau rendah diri beranggapan bahwa dirinya tidak memiliki kebolehan atau kemampuan yang berarti, hal ini akan berdampak terhadap tugas perkembangannya.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 627, "width": 394, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biasanya siswa dengan kepercayaan diri rendah, apabila diberi pertanyaan oleh guru, mereka akan menjawab dengan suara yang sangat pelan dan biasanya kurang jelas. Guru harus mendekat agar dapat mendengarnya. Keadaaan seperti ini menggambarkan bahwa siswa tersebut kurang percaya diri. Hal ini sesuai dengan pandangan Susanti, dkk (2015: 50) mengungkapkan suatu pernyataan dengan dan mudah dipahami merupakan gambaran yang dimiliki oleh orang dengan percaya diri yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 707, "width": 394, "height": 62, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rasa percaya diri yang cukup tidak dimiliki oleh semua siswa, perbedaan latar belakang dan lingkungan sekitar sangat mempengaruhi bagaimana rasa percaya diri itu terbentuk dalam diri tiap-tiap indvidu. dalam Riyadi (2019) mengungkapkan adanya keberanian untuk tampil di depan khalayak dan dapat Rasa minder, malu, dan takut menjadi hambatan utama yang dialami siswa dengan tingkat percaya diri yang rendah. Sebagaimana telah diterangkan tadi", "type": "Text" }, { "left": 37, "top": 38, "width": 287, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Herman, et.al., ARRUS Journal of Mathematics and Applied Science, Vol. 3, No. 1 (2023) https://doi.org/10.35877/mathscience1776", "type": "Page header" }, { "left": 377, "top": 68, "width": 149, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2776-7922 (Print) / 2807-3037 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 193, "top": 783, "width": 259, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This open access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY-NC) 4.0 license.", "type": "Page footer" }, { "left": 515, "top": 785, "width": 8, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "49", "type": "Page footer" }, { "left": 132, "top": 89, "width": 394, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bahwa adanya rasa tidak percaya diri yang bersemayam dalam jiwa siswa menyebabkan siswa pesimis terhadap kemampuan dirinya sendiri, keadaan ersebut menjadi penghambat yang berpengaruh negatif terhadap perkembangan pembelajaran siswa. Siswa yang mengalami kekurangan kepercayaan diri dapat dikarakterisasi sebagai individu yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah. Hal ini seringkali berdampak pada rendahnya prestasi belajar, karena mereka tidak yakin dengan kemampuan diri mereka sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 170, "width": 394, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yudha dan Suwarjo (2014: 45) dalam Riyadi (2019) menyatakan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepercayaan diri, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal melibatkan aspek mental mengenai diri seseorang, seperti konsep diri (self- concept), keyakinan akan kemampuan diri (self-efficacy) atau kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas tanpa bantuan orang lain, kesadaran akan harga diri (self-esteem), serta keberhasilan dalam mencapai tujuan dan aspirasi yang disertai dengan tekad yang kuat. Rasa percaya diri bersumber dari dalam diri sendiri. Menurut Riyadi (2019), rasa percaya diri yang sejati tumbuh dari keinginan dan tekad. Dengan demikian, rasa percaya diri berkembang melalui keyakinan dalam diri sendiri.", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 287, "width": 394, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor lain yang juga dapat menghidupkan rasa percaya diri siswa yaitu dorongan dari kedua orang tua, lingkungan sekitar, dan peran guru di sekolah. Baik buruknya kepribadian seoarang anak ditentukan oleh pendidikan keluarga sebagai pendidikan awal dan utama yang di dapatkan anak. Selain itu, lingkungan yang tak kalah pentingnya dalam membangkitkan rasa percaya diri anak adalah pendidikan di sekolah karena sekolah bertindak dalam kegiatan sosialisasi. Peran guru juga penting dalam membentuk percaya diri siswa yaitu dengan bersifat ramah dan penuh cinta, karena model bagi anak di sekolah adalah gurunya. Dengan adanya penelitian ini, bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kepercayaan diri siswa kelas XI MIPA di UPT SMAN 1 Gowa.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 404, "width": 103, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 132, "top": 423, "width": 394, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif berupaya untuk menjelaskan fenomena yang terjadi secara nyata dan aktual pada saat ini, dengan tujuan mengumpulkan informasi tentang suatu gejala saat penelitian dilakukan. Adapun dengan pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini menitikberatkan pada fenomena objektif dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur, percobaan terkontrol, dan analisis secara kuantitatif (Bahri, dkk, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 503, "width": 394, "height": 99, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilakukan di UPT SMAN 1 Gowa dengan populasi siswa XI MIPA yang terdiri dari 8 kelas. Penelitian ini menggunakan sampel yang dipilih secara acak, dan di dapatkan 36 responden. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket yang berisi 30 pernyataan mengenai sikap percaya diri siswa berdasarkan empat indikator, yaitu keyakinan kemampuan diri, ketegasan, bertanggung jawab, dan berpikir positif. Pernyataan dalam instrumen terdiri dari pernyataan positif dan negatif. Skor diberikan menggunakan skala likert dengan kategori selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KD), jarang (JR), dan tidak pernah (TP). Berikut adalah poin yang diberikan untuk setiap skala.", "type": "Text" }, { "left": 223, "top": 608, "width": 153, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Poin Skala Sikap Percaya Diri", "type": "Caption" }, { "left": 144, "top": 626, "width": 345, "height": 89, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Skala Point Positif Negatif Selalu (SL) 5 1 Sering (SR) 4 2 Kadang-kadang (KD) 3 3 Jarang (JR) 2 4 Tidak Pernah (TP) 1 5", "type": "Table" }, { "left": 37, "top": 38, "width": 287, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Herman, et.al., ARRUS Journal of Mathematics and Applied Science, Vol. 3, No. 1 (2023) https://doi.org/10.35877/mathscience1776", "type": "Page header" }, { "left": 377, "top": 68, "width": 149, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2776-7922 (Print) / 2807-3037 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 193, "top": 783, "width": 259, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This open access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY-NC) 4.0 license.", "type": "Page footer" }, { "left": 515, "top": 785, "width": 8, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "50", "type": "Page footer" }, { "left": 135, "top": 90, "width": 389, "height": 97, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peneliti menggunakan Micrsoft Excel sebagai teknik pengolahan data. Data skala sikap, yang semula memiliki nilai ordinal, diubah menjadi nilai interval menggunakan metode Succesive Interval (MSI) yang disediakan oleh Microsoft Excel. Metode ini digunakan untuk mengolah skala sikap, yang terdiri dari kumpulan pernyataan dengan jawaban yang dipilih oleh responden. Setelah data terkumpul, peneliti menganalisis hasil penelitian tersebut dan menarik kesimpulan. Selanjutnya, hasil penelitian diklasifikasikan berdasarkan kriteria presentase skala yang dikembangkan oleh Riduwan (2007).", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 195, "width": 157, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Kriteria Spesifikasi Skala Sikap", "type": "Caption" }, { "left": 136, "top": 209, "width": 299, "height": 65, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kriteria (%) Klasifikasi X ≤ 68.5 Rendah 69 < X ≤ 89 Sedang X ≤ 90 Tinggi Sumber: Riduwan (2007)", "type": "Table" }, { "left": 135, "top": 280, "width": 122, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Hasil dan Pembahasan", "type": "List item" }, { "left": 136, "top": 298, "width": 77, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1 Hasil Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 317, "width": 391, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah siswa menyelesaikan angket, data tersebut dianalisis untuk mengevaluasi tingkat kepercayaan diri siswa berdasarkan empat indikator utama, yaitu keyakinan kemampuan diri, ketegasan, bertanggung jawab, dan berpikir positif. Analisis data angket tersebut memberikan gambaran yang jelas tentang tingkat kepercayaan diri siswa kelas XI MIPA di UPT SMAN 1 Gowa. Berikut adalah hasil analisis deskriptif data angket kepercayaan diri siswa berdasarkan indikator yang telah disebutkan.", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 397, "width": 265, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Data analisis deskriptif aspek kepercayaan diri pesertadidik", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 414, "width": 432, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikator Min Maks Mean Persentase Skor Kategori Keyakinan Kemampuan Diri 23.031 46.729 32.495 66% Rendah Ketegasan 11.503 21.506 16.606 67% Rendah Bertanggung Jawab 7.900 23.297 16.908 70% Sedang Berpikir Positif 12.735 24.747 17.878 69% Rendah", "type": "Table" }, { "left": 135, "top": 551, "width": 391, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tabel 3. diperoleh persentase skor pada indikator keyakinan kemampuan diri adalah 66% dan termasuk ke dalam kategori rendah. Persentase skor pada indikator ketegasan adalah 67% dan termasuk ke dalam kategori rendah. Persentase skor pada indikator bertanggung jawab adalah 70% dan termasuk ke dalam kategori sedang. Persentase skor pada indikator berpikir positif adalah 69% dan termasuk ke dalam kategori rendah. Secara keseluruhan, data tersebut mengindikasikan bahwa tingkat kepercayaan diri siswa kelas XI MIPA di UPT SMAN 1 Gowa tergolong rendah.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 644, "width": 391, "height": 123, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Gambar 1, diperoleh persentase skala sikap percaya diri siswa pada indikator kemampuan keyakinan diri mencapai 66%. Persentase tersebut termasuk dalam kategori Rendah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki tingkat keyakinan kemampuan diri yang rendah. Persentase skala sikap percaya diri siswa pada indikator ketegasan sebesar 67.33%. Persentase tersebut juga termasuk dalam kategori Rendah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki tingkat ketegasan yang rendah dalam menghadapi situasi atau tantangan. Persentase skala sikap percaya diri siswa pada indikator bertanggung jawab mencapai 70%. Persentase tersebut termasuk dalam kategori Sedang. Ini menunjukkan bahwa siswa memiliki tingkat tanggung jawab yang sedang dalam melaksanakan tugas dan kewajiban mereka. Persentase skala sikap percaya diri siswa pada indikator berpikir positif adalah 69%. Persentase tersebut", "type": "Text" }, { "left": 37, "top": 38, "width": 287, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Herman, et.al., ARRUS Journal of Mathematics and Applied Science, Vol. 3, No. 1 (2023) https://doi.org/10.35877/mathscience1776", "type": "Page header" }, { "left": 377, "top": 68, "width": 149, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2776-7922 (Print) / 2807-3037 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 193, "top": 783, "width": 259, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This open access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY-NC) 4.0 license.", "type": "Page footer" }, { "left": 516, "top": 785, "width": 8, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "51", "type": "Page footer" }, { "left": 135, "top": 89, "width": 391, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "juga termasuk dalam kategori Rendah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki kecenderungan berpikir negatif atau kurang memiliki pola pikir yang positif.", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 401, "width": 308, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Persentase Skala Sikap Percaya Diri Siswa dari keseluruhan Indikator", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 417, "width": 391, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam keseluruhan, menunjukkan bahwa siswa cenderung memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah, terutama dalam hal keyakinan kemampuan diri, ketegasan, dan berpikir positif. Namun, mereka menunjukkan tingkat tanggung jawab yang sedang. Hal ini dapat memberikan informasi penting bagi pengembangan program atau intervensi yang bertujuan untuk meningkatkan tingkat kepercayaan diri siswa dalam aspek-aspek yang relevan.", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 485, "width": 63, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2 Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 503, "width": 391, "height": 161, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingkat kepercayaan diri yang terendah pada siswa UPT SMAN 1 Gowa yaitu ada pada indikator kemampuan diri mereka. Menurut Agustyaningrum (2016), keyakinan akan kemampuan diri memiliki hubungan erat dengan hasil belajar siswa. Siswa yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi cenderung optimis dan yakin dengan kemampuan yang dimiliki, sehingga mereka aktif di kelas dan berusaha mencapai hasil terbaik. Ameliah (2016) juga menyatakan hal serupa, bahwa sikap kepercayaan diri yang berasal dari diri siswa sangat mempengaruhi hasil belajar mereka. Dengan demikian, jika tingkat keyakinan kemampuan diri siswa rendah, maka sebagian besar siswa cenderung kurang optimis di dalam kelas. Siswa yang memiliki tingkat keyakinan diri rendah berpotensi mengalami kesulitan belajar, sesuai dengan penelitian Triswanto (2020) yang menemukan bahwa efikasi diri atau keyakinan akan kemampuan diri berbanding lurus dengan kesulitan belajar. Dengan kata lain, semakin rendah keyakinan kemampuan diri siswa, semakin tinggi kemungkinan mereka mengalami kesulitan belajar.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 670, "width": 391, "height": 99, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikator ketegasan yang berada dalam kategori rendah menunjukkan bahwa lebih dari setengah jumlah siswa tidak memiliki ketegasan dalam diri mereka. Menurut Khairun (2020), ketegasan termasuk dalam perilaku asertif, yang merupakan kemampuan untuk mengungkapkan keinginan, perasaan, dan pikiran kepada orang lain dengan tetap menghormati hak dan perasaan mereka. Hurlock (2011) menjelaskan bahwa remaja seringkali tidak mampu berperilaku asertif karena beberapa faktor, seperti takut kecewa orang lain, terkait persaudaraan yang tinggi dengan teman sebaya, atau takut tidak disukai atau diterima dalam suatu kelompok. Remaja umumnya belum matang dalam berperilaku", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 169, "width": 258, "height": 184, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "66 % 67 % 70 % 69% Keyakinan Kemampuan Diri (Kategori Rendah) Ketegasan (Kategori Rendah)", "type": "Picture" }, { "left": 246, "top": 361, "width": 138, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bertanggung Jawab (Kategori Sedang)", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 378, "width": 121, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berpikir Positif (Kategori Rendah)", "type": "Text" }, { "left": 37, "top": 38, "width": 287, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Herman, et.al., ARRUS Journal of Mathematics and Applied Science, Vol. 3, No. 1 (2023) https://doi.org/10.35877/mathscience1776", "type": "Page header" }, { "left": 377, "top": 68, "width": 149, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2776-7922 (Print) / 2807-3037 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 193, "top": 783, "width": 259, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This open access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY-NC) 4.0 license.", "type": "Page footer" }, { "left": 515, "top": 785, "width": 8, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "52", "type": "Page footer" }, { "left": 135, "top": 89, "width": 391, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "asertif, yang dapat berkembang ke arah positif atau negatif. Rositha (2007) menyatakan bahwa siswa yang memberikan penghargaan pada diri sendiri akan mengembangkan asertivitas yang positif. Namun, jika siswa menjadi tidak asertif, menahan pemikiran, perasaan, dan keyakinan mereka, maka mereka akan kesulitan menyelesaikan masalah yang dihadapi. Oleh karena itu, sebagian besar siswa yang tidak memiliki ketegasan dalam diri berpotensi mengalami kesulitan belajar.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 170, "width": 391, "height": 160, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kategori sedang untuk indikator bertanggung jawab menunjukkan bahwa lebih dari setengah jumlah siswa merasa memiliki rasa bertanggung jawab. Menurut Wahyuhadi (2015), remaja sudah mencapai kedewasaan tubuh dan kematangan seksual, namun belum sepenuhnya memiliki rasa bertanggung jawab dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah. Rahayu (2020) mengemukakan bahwa hasil belajar siswa akan lebih tinggi jika mereka memiliki rasa bertanggung jawab. Namun, menurut Sylvia (2019), indikator bertanggung jawab hanya memiliki pengaruh yang sedikit terhadap hasil belajar karena beberapa siswa seringkali menyelesaikan tugas secara asal-asalan atau tidak bertanggung jawab terhadap tugas mereka. Jika siswa memiliki rasa bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang mereka kerjakan, maka kemungkinan mereka mengalami kesulitan belajar akan semakin kecil. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian kecil siswa masih merasa tidak memiliki rasa bertanggung jawab, dan mereka berpotensi mengalami kesulitan belajar karena kurangnya rasa bertanggung jawab dalam diri mereka.", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 337, "width": 391, "height": 160, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kategori rendah untuk indikator berpikir positif menunjukkan bahwa lebih dari setengah jumlah siswa belum memiliki pikiran positif terhadap proses pembelajaran. Berpikir positif, menurut Adelia (2011), membantu seseorang menjadi berani menghadapi tantangan dan berkembang menjadi pribadi yang matang. Ubaedy (2008) menyatakan bahwa berpikir positif terdiri dari tiga elemen yang saling terkait, yaitu isi pikiran, pemanfaatan pikiran, dan pengendalian pikiran. Andinny (2015) menjelaskan bahwa berpikir positif sangat penting dalam proses pembelajaran karena siswa yang yakin bahwa mereka mampu mengikuti pembelajaran dengan baik cenderung tidak tegang dan dapat mengikutinya dengan tenang dan santai, sehingga mereka dapat dengan mudah memahami dan mengingat materi yang disampaikan. Oleh karena itu, ketika siswa mampu berpikir positif, kemungkinan mereka mengalami kesulitan belajar akan semakin kecil. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa berpotensi mengalami kesulitan belajar karena kurangnya pikiran positif dalam proses pembelajaran.", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 503, "width": 391, "height": 136, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari keseluruhan data tersebut, menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan diri siswa UPT SMAN 1 Gowa secara umum berada pada kategori rendah. Hal ini perlu mendapatkan perhatian lebih lanjut karena tingkat kepercayaan diri dapat mempengaruhi kesulitan belajar siswa, seperti yang dikemukakan oleh Primadhini (2021). Kepercayaan diri siswa berperan penting dalam partisipasi aktif dalam pembelajaran, seperti mengungkapkan pendapat, ide, dan pertanyaan dalam kelas. Lingkungan tempat siswa tumbuh juga mempengaruhi kepercayaan diri mereka. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk membangun kepercayaan diri siswa, baik melalui pembelajaran yang mendukung, penghargaan terhadap siswa, dan pembinaan sikap asertif dan bertanggung jawab. Selain itu, penting juga untuk mengembangkan pikiran positif pada siswa agar mereka dapat menghadapi proses pembelajaran dengan lebih baik.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 646, "width": 74, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 664, "width": 391, "height": 99, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan penelitian yang dilakukan di UPT SMAN 1 Gowa, dapat disimpulkan bahwa tingkat kepercayaan diri siswa kelas XI MIPA tergolong rendah. Hal ini terbukti dari persentase yang berkategori rendah di sebagian besar indikator kepercayaan diri. Pada aspek keyakinan kemampuan diri memiliki persentase skor sebesar 66%. Begitu pula dengan aspek ketegasan dan berpikir positif, yang memiliki persentase skor masing-masing sebesar 67% dan 69%. Namun, terdapat persentase tertinggi pada aspek bertanggung jawab, yaitu sebesar 70%, dan berada dalam kategori sedang. Namun secara keseluruhan, semua indikator kepercayaan diri siswa menunjukkan tingkat yang rendah.", "type": "Text" }, { "left": 37, "top": 38, "width": 287, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Herman, et.al., ARRUS Journal of Mathematics and Applied Science, Vol. 3, No. 1 (2023) https://doi.org/10.35877/mathscience1776", "type": "Page header" }, { "left": 377, "top": 68, "width": 149, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2776-7922 (Print) / 2807-3037 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 193, "top": 783, "width": 259, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This open access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY-NC) 4.0 license.", "type": "Page footer" }, { "left": 515, "top": 785, "width": 8, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "53", "type": "Page footer" }, { "left": 132, "top": 89, "width": 57, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 132, "top": 110, "width": 310, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adelia, W. (2011). Kehebatan Berpikir Positif. Yogyakarta: Sinar Keroja.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 128, "width": 394, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agustyaningrum, N. & Suryantini, S. (2016). Hubungan Kebiasaan Belajar Dan Kepercayaan", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 141, "width": 359, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diri Dengan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP N 27 BATAM. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika. 1(2), 158-164.", "type": "Table" }, { "left": 168, "top": 165, "width": 185, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.26877/jipmat.v1i2.1242", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 184, "width": 394, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alberti, R. E., & Emmons, M. L. (2008). Your perfect right: Assertiveness and equality in your life and relationships (9th Ed). Atascadero, Ca: Impact Publishers.", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 214, "width": 394, "height": 50, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ameliah, I. H., Munawaroh, M. & Muchyidin, A. (2016). Pengaruh Keingintahuan dan Rasa Percaya Diri Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas VII MTs Negeri I Kota Cirebon. EduMa: Mathematics Education Learning and Teaching. 5(1), 9-21. https://doi.org/10.24235/eduma.v5i1.598", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 270, "width": 394, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andinny, Y. (2015). Pengaruh konsep diri dan berpikir positif terhadap prestasi belajar matematika siswa. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 3(2). https://doi.org/10.30998/formatif.v3i2.119", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 313, "width": 394, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arianti, A. (2019). Peranan Guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Didaktika: Jurnal Kependidikan. 12(2): 117-134. https://doi.org/10.30863/didaktika.v12i2.181", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 344, "width": 394, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arif, W., Azis, P., Syahriani, S., Syamsul, S., Anisa, A., & Saparuddin, S. (2022). Analisis Sikap Belajar Mahasiswa Terhadap Pembelajaran Secara Online. Binomial, 5(1), 25-33. https://doi.org/10.46918/bn.v5i1.1222", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 387, "width": 394, "height": 49, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahri, S., Nurhayati, S., & Syifandini, Y. (2022). Analisis Kesulitan Belajar dan Self Confidence Anak Berkebutuhan Khusus Slow Learner dalam Pembelajaran Matematika Kelas Tinggi. MASALIQ: Jurnal Penddikan dan Sains. 2(5): 623-632. https://doi.org/10.58578/masaliq.v2i5.539", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 442, "width": 394, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Darmawan, E., Yusnaeni, Ismirawati, N., & Ristanto, R.H. (2021). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Magelang: Penerbit Pustaka Rumah Cinta.", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 473, "width": 394, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Friskilia, O., & Winata, H. (2018). Regulasi Diri (Pengaturan Diri) Sebagai Determinan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran. 1(2): 37-44. https://doi.org/10.17509/jpm.v3i1.9454", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 516, "width": 394, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Haqiqi, A. K. (2018). Analisis faktor penyebab kesulitan belajar IPA siswa SMP Kota Semarang. Edu Sains: Jurnal Pendidikan Sains Dan Matematika. 6(1): 7-43. https://doi.org/10.23971/eds.v6i1.838", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 559, "width": 394, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Helmarini, H., & Saputera, P. D. (2022). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 572, "width": 358, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siswa dalam Mata Pelajaran Ekonomi di SMAN 01 Kota Bengkulu. Jurnal Multidisiplin Dehasen (MUDE). 1(4): 591-596. https://jurnal.unived.ac.id/index.php/mude/article/view/3002", "type": "Table" }, { "left": 132, "top": 615, "width": 394, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hurlock, E. B. (2011). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 646, "width": 394, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jannah, R. (2017). Upaya Meningkatkan Keberhasilan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Madrosatuna: Journal of Islamic Elementary School. 1(1): 47-58. https://doi.org/10.21070/madrosatuna.v1i1.1211", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 689, "width": 394, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khairun, D. Y., Al Hakim, I., & Solihah, N. (2020). Teknik Role Playing untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa SMP. Indonesian Journal of Educational Counseling, 4(2), 196-202.", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 732, "width": 394, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Padang, D. R., Gultom, J. M. P., & Vicky, B. G. D. (2018). Implementasi Kognitif Therapy Dalam Menghilangkan Rasa Minder Pada Mahasiswa STT REAL Batam Kelas", "type": "List item" }, { "left": 37, "top": 38, "width": 287, "height": 18, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Herman, et.al., ARRUS Journal of Mathematics and Applied Science, Vol. 3, No. 1 (2023) https://doi.org/10.35877/mathscience1776", "type": "Page header" }, { "left": 377, "top": 68, "width": 149, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2776-7922 (Print) / 2807-3037 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 193, "top": 783, "width": 259, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This open access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY-NC) 4.0 license.", "type": "Page footer" }, { "left": 515, "top": 785, "width": 8, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "54", "type": "Page footer" }, { "left": 168, "top": 89, "width": 358, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reguler Berdasarkan 1 Timotius 4: 12. REAL DIDACHE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen. 3(2): 42-49.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 120, "width": 394, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Primadhini, A. F. (2021). Analisis Kepercayaan Diri Siswa Kelas VIII Pada Pembelajaran Matematika di Tengah Pandemi COVID-19. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika. 5(3): 2294-2301. https://doi.org/10.31004/cendekia.v5i3.751", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 163, "width": 394, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pristiwanti, D., Badariah, B., Hidayat, S., & Dewi, R. S. (2022). Pengertian Pendidikan. Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK). 4(6): 7911-7915.", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 194, "width": 394, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riduwan, E. A. K., & Achmad, E. (2007). Cara menggunakan dan memaknai analisis jalur (path analysis). Penerbit: Alfabeta. Bandung.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 225, "width": 395, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riyadi, A. (2019). Identifikasi Faktor Penyebab Siswa Kurang Percaya Diri di SD Negeri 2 Wates. Basic Education Journal. 8(2): 176-188.", "type": "Table" }, { "left": 168, "top": 250, "width": 190, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.24036/perspektif.v2i3.85", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 268, "width": 394, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rosita, H. (2007). Hubungan antara perilaku asertif dengan kepercayaan diri. Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma, 7, 6-37.", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 299, "width": 394, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saparuddin. (2022). Analisis Faktor Kesulitan Belajar Siswa Pada Pelajaran Biologi Secara Daring Di Sman 13 Takalar. Jurnal Biogenerasi, 7(2), 266 - 274. https://doi.org/10.30605/biogenerasi.v7i2.2062", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 342, "width": 394, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sarifani, K. A. K., & Rasto, R. (2017). Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah Dan Budaya Mutu Sebagai Determinan Kinerja. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran. 1(1): 30-40. https://doi.org/10.17509/jpm.v2i2.8103", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 385, "width": 287, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suryani, Y. E. (2010). Kesulitan belajar. Jurnal Magistra. 22(73): 33.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 403, "width": 394, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sylvia, I. (2019). Hubungan Daya Juang Siswa Dengan Hasil Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI IPS SMAN I Tanjung Raya Kab. Agam. https://doi.org/10.31227/osf.io/6yz2w", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 434, "width": 394, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Triswanto, V. S., & Laksmiwati, H. (2020). Hubungan antara Efikasi Diri dengan Kesulitan Belajar Matematika Pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri X Porong. Jurnal Penelitian Psikologi, 7. https://doi.org/10.14710/empati.2018.20250", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 477, "width": 371, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ubaedy, An. (2008). Kedahsyatan Berpikir Positif. Depok: PT Visi Gagas Komunikasi.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 496, "width": 394, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vandini, I. (2015). Peran Kepercayaan Diri terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa.", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 508, "width": 359, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA.5(3): 210-219.", "type": "Table" }, { "left": 168, "top": 520, "width": 188, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.30998/formatif.v5i3.646", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 539, "width": 394, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahyuhadi, I. R. (2015). Hubungan antara penyesuaian diri di sekolah dengan kepercayaan diri pada siswa kelas X MAN 1 kota magelang. Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, 4(6).", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 582, "width": 395, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wondo, M. T. S., & Meke, K. D. P. (2021). Analisis Pengaruh Sikap Percaya Diri Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Menggunakan Model PBL Berbantuan Bahan Manipulatif. Jupika: jurnal pendidikan matematika, 4(1), 11-21.", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 619, "width": 179, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.37478/jupika.v4i1.894", "type": "Text" } ]
dbb85ca7-7e41-6827-9c5d-588b55d87218
https://penerbitgoodwood.com/index.php/jpm/article/download/661/206
[ { "left": 72, "top": 36, "width": 243, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yumary: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 182, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2746-0576, Vol 2, No 3, 2021, 119-131", "type": "Text" }, { "left": 349, "top": 51, "width": 174, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.35912/jpm.v2i3.661", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 76, "width": 456, "height": 141, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Praktik Baik Manajemen Menuju Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Mandiri dan Produktif di Kampung Bulak Timur, Kelurahan Cipayung, Kota Depok, Jawa Barat(Good Management Practices Towards Independent and Productive Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) in East Bulak Village, Cipayung Village, Depok City, West Java)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 218, "width": 310, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bernadin Dwi Mardiatmi 1* , Anita Nopiyanti 2 , Anggi Angga Resti 3", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 231, "width": 412, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Bisnis dan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta 1,2,3 [email protected] 1* , [email protected] 2 , [email protected] 3", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 405, "width": 71, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riwayat Artikel", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 416, "width": 143, "height": 90, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterima pada 19 Oktober 2021 Revisi 1 pada 3 November 2021 Revisi 2 pada 13 November 2021 Revisi 3 pada 18 November 2021 Revisi 4 pada 21 November 2021 Revisi 5 pada 4 Januari 2022 Revisi 6 pada 24 Februari 2022 Disetujui pada 25 Februari 2022", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 264, "width": 44, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 227, "top": 276, "width": 299, "height": 86, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Purpose : to provide education to MSME business actors on good management practices in managing and determine MSME management models that can realize good management practices as an effort to improve MSME management performance. This management model contains aspects of company management, namely marketing management, production management, financial management, and human resource management.", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 365, "width": 299, "height": 99, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Method : The method used is to provide education and literacy about good managerial practices. The material provided includes general management and human resources, production management, financial management, and marketing management. In measuring the level of understanding of participants before giving the material and filling out the post-test after the material is given. In addition, questionnaires were filled out to develop participants' understanding of good management practices using analytical indexes.", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 466, "width": 299, "height": 162, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Results: The result of this study is an increase in understanding of management practices as seen from the increase in the average pre- test of 5.56, increasing in the post-test to 7.31. MSMEs actors understand the material provided on general management and human resources, production management, financial management, and marketing management. Based on the index analysis, the participants' level of understanding of the material on human resource management, marketing management, production management, and financial management is in the high category. Conclusions : Educational and literacy activities about good management practices can increase partners' knowledge about aspects of business management and can put this knowledge into practice in business progress.", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 631, "width": 300, "height": 86, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: MSMEs, Education, Literacy, Management Performance How to cite: Mardiatmi, B, D., Nopiyanti, A., Resti, A, A. (2022). Praktik Baik Manajemen Menuju Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Mandiri dan Produktif di Kampung Bulak Timur, Kelurahan Cipayung, Kota Depok, Jawa Barat. Yumary: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat , 2(3), 119-131.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 721, "width": 85, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pendahuluan", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 735, "width": 455, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Era globalisasi ditandai dengan banyaknya berbagai teknologi, model bisnis baru, platform , dan inovasi-inovasi lainnya bisa menjadi sebuah peluang sekaligus tantangan bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Indonesia untuk mampu meningkatkan daya saingnya ditingkat nasional, regional, dan", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 771, "width": 310, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022 | Yumary: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat/ Vol 2 No 3, 119-131", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "120", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 454, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "internasional. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Indonesia berperan penting dalam perkembangan pembangunan dan ekonomi serta memiliki pengaruh yang cukup besar dalam mengurangi angka pengangguran (Sutrisno, 2016) .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 125, "width": 454, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pandemi Covid-19 memberi akibat pada ketidakstabilan ekonomi, salah satu sektor yang terdampak adalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Sebagian besar pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah mengalami kerugian akibat pandemi Covid-19 karena menurunnya omzet penjualan (Sugiarti et al., 2020) . Dampak negatif pandemi Covid-19 telah menurunkan pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah baik dari sektor produksi maupun penjualan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 199, "width": 454, "height": 88, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh ADB, (2021) berjudul “COVID-19 Impact on Micro, Small, and Medium- Sized Enterprises and Post–Crisis Actions”, terdapat kurang lebih sebesar 48,6% UMKM usahanya sementara tutup. Adapun kurang lebih 30,5% permintaan dalam negeri UMKM turun, lebih kurang 14,1% pembatalan kontrak kerjasama dengan UMKM, dan 13,1% UMKM terhalang logistik bahan baku maupun pengiriman ke konsumen. Selain itu, berdasarkan hasil survei akibat pandemi Covid-19 terhadap pelaku usaha yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, (2020) menunjukkan bahwa mayoritas UMKM (69,02%) membutuhkan tambahan modal (Limanseto, 2021) .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 302, "width": 454, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berbagai trik yang dapat dilakukan oleh pelaku usaha dalam mempertahankan bisnisnya, salah satunya yaitu melakukan penjualan melalui media online . Untuk itu, pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah harus memiliki strategi agar dapat bertahan di tengah pandemi Covid-19 dan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri terhadap kondisi yang terjadi, sehingga bertahan dimasa sulit (Adi, 2021) . Pemilihan media yang digunakan untuk promosi hendaknya disesuaikan dengan target konsumen yang menjadi sasaran agar menjadi efektif (Nadya, 2016) .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 391, "width": 454, "height": 140, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aneka macam tantangan yang wajib dihadapi UMKM dalam hal daya saing antara lain ialah menjaga standar kualitas, mempunyai keterampilan, mendapatkan akses pendanaan, dan jangkauan pasar. Keberadaan teknologi informasi serta komunikasi sebagai sebuah peluang yang sangat efektif. Teknologi informasi berperan besar dalam membantu UMKM. Pemerintah memiliki kiprah yang penting dalam mendorong keberhasilan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah untuk mendapatkan akses pemasaran yang luas secara simpel serta cepat. Penggunaan website atau e-Commerce merupakan hal yang wajib dilakukan bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah pada mempertinggi daya saing. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang berbasis digital diyakini akan menjadi galat satu harapan untuk membawa perekonomian Indonesia ke masa yang lebih baik (Sumaryono, 2017). Hal ini ditujukan untuk meningkatkan kinerja UMKM dalam menghadapi tantangan yang dihadapi dipersaingan era digitalisasi sementara kompetensi SDM terbatas (Naab & Bans-Akutey, 2021) .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 546, "width": 454, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Koperasi di Kota Depok, Jawa Barat sampai saat ini belum sepenuhnya menerapkan Standar Operasional Procedure (SOP) dan manajemen kinerja dengan standar-standar seperti Key Performance Indicator (KPI) dalam menjalankan kegiatannya. Hal tersebut diungkapkan oleh Mohammad Fitriawan Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (DKUM) Kota Depok. Berbagai upaya terus dilakukan untuk mengejar ketertinggalan. Kegiatan sinkronisasi dalam penyusunan pokok- pokok pikiran DPRD dalam Rencana Kegiatan Pembangunan Daerah Untuk Tahun Anggaran 2021 tersebut, menjelaskan bahwa tidak adanya Standar Operasional Prosedure (SOP) dan Key Performance Indicator (KPI) yang menyebabkan usaha mikro, kecil dan menengah dan Koperasi di Depok sulit berkembang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 672, "width": 454, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dihadapan Perwakilan Organisasi Perangkat Daerah Bidang Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di wilayah Depok, Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, serta pelaku usaha atau stakeholder dikatakan ada enam poin pokok-pokok pikiran DPRD Kota Depok khususnya Komisi II Bidang Ekonomi yaitu pelatihan dan pemberdayaan terhadap Sumber Daya Manusia koperasi di Depok, memberikan kesempatan usaha yang kepada pelaku usaha UMKM dan koperasi untuk melakukan pengawasan, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia pada usaha mikro, kecil dan", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 783, "width": 310, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022 | Yumary: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat/ Vol 2 No 3, 119-131", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 795, "width": 19, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "121", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 454, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menengah, memberikan kemudahan akses permodalan terhadap pelaku usaha, dan memfasilitasi dalam promosi usaha mikro, kecil dan menengah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 112, "width": 455, "height": 112, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan kondisi tersebut, tim pengabdian kepada masyarakat akan memfasilitasi dalam upaya memberikan literasi, edukasi tentang praktik baik manajemen kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah di Kelurahan Cipayung, Kota Depok. Literasi konsep-konsep manajemen, prinsip-prinsip manajemen serta mengenali fungsi-fungsi manajemen dalam mengelola sumber-sumber daya modal Usaha Mikro, Kecil dan Menengah akan mampu meningkatkan efektifitas kinerja usaha mikro, kecil dan menengah. Praktik baik proses manajemen melalui fungsi-fungsi planning, organizing, actuating, controlling pada pengelolaan man, money, materials menjadi langkah prioritas bagi usaha mikro, kecil dan menengah Di Kelurahan Cipayung, Kota Depok agar mampu meningkatkan produktifitasnya melalui kerja efektif.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 239, "width": 455, "height": 162, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manajemen merupakan kegiatan planning, organizing, coordinating dan controlling dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahan (Griffin & Moorhead, 2014) . Selain itu makna dari manajemen merupakan proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan dalam mencapai tujuan perusahaan efektif dan efisien (Wibowo, 2016). Literasi keuangan yaitu knowledge dalam mengelola dan mengambil keputusan mengnai keuangan dan pemahaman mengenai cara mengelola dan mengalokasikan dana yang dimiliki (Herdjiono & Damanik, 2016) . Pengetahuan mengenai literasi keuangan yang erndah mengakibatkan terjadinya perencanaan keuangan yang salah dan dana yang dimiliki tidak produktif (Rasyid, 2012) . Berdasarkan prevoius research menyatakan bahwa literasi keuangan penting bagi pelaku usaha untuk meningkatkan keuntungan usahanya (Huston, 2010). Kinerja pemasaran merupakan fakt or yang digunakan dalam menilai akibat dari langkah-langah yang diterapkan perusahaan (T. A. Ferdinand, 2000) . Pelham, (1997) menyebutkan tiga indikator dalam mengukur kinerja pemasaran adalah meningkatnya volume penjualan, efektivitas perusahaan, dan peningkatan keuntungan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 416, "width": 454, "height": 99, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manajemen sumber daya manusia merupakan serangkaian kegiatan organisasi dan diarahkan untuk menarik, mengembangkan dan mempertahankan tenaga kerja agar lebih produktif (Fahmi, 2016) . Pengembangan sumber daya manusia memiliki indikator pengembangan tenaga kerja yaitu latihan, pendidikan, dan pengembangan (Mangkunegara, 2013) . Gaya kepemimpinan sangat mempengaruhi kualitas dalam implementasi praktik baik pengelolaan UMKM (Komakech et al., 2021). Manajemen produksi merupakan suatu gambaran aktivitas dan perbaikan sistem untuk menciptakan suatu produk dan layanan (Jacobs et al., 2009) . Ada beberapa fungsi-fungsi dasar manajemen produksi (David, 2010) : (1) Process, (2) Capacity, (3) Stock, (4) work force, (5) Quality.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 530, "width": 53, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Metode", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 544, "width": 325, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode dan tahapan yang dilakukan melalui langkah-langkah berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 556, "width": 454, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Analisis situasi. Tahapan ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi berdasarkan kebutuhan usaha dan memetakan profil pelaku UMKM. Peserta dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah 10 (sepuluh) pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Kampung Bulak Timur, Cipayung, Kota Depok, Jawa Barat.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 607, "width": 455, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Mengadakan pre-test. Tahapan ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan awal peserta mengenai ilmu manajemen dalam bisnis. Pre-test ini digunakan untuk mengetahui dan mengukur sejauh mana pemahaman peserta sebelum mendapatkan pelatihan atau sebelum dilaksanakannya kegiatan pengabdian kepada masyarakat.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 657, "width": 454, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Memberikan edukasi dan literasi kepada pelaku UMKM berupa materi mengenai manajemen sumber daya manusia dan umum, manajemen keuangan, manajemen produksi, dan manajemen pemasaran.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 696, "width": 454, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Pelaksanaan Post-test di akhir pelatihan untuk mengetahui kemampuan akhir peserta. Post-test dilakukan dalam rangka untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan pemahaman peserta setelah mendapatkan edukasi dan literasi. Diharapkan setelah mengikuti pelatihan ini, pengetahuan peserta tentang praktik baik manajemen menjadi meningkat dan dapat mempraktikkan ilmunya sehingga tercapai tujuan.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 759, "width": 454, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Evaluasi kegiatan. Kegiatan evaluasi dilakukan dengan memberikan kuisioner berisi beberapa", "type": "List item" }, { "left": 144, "top": 771, "width": 310, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022 | Yumary: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat/ Vol 2 No 3, 119-131", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "122", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 74, "width": 441, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pernyataan untuk mengukur pemahaman peserta. Evaluasi ini menggunakan analisis indeks. Menurut Ferdinand, (2014) angka indeks digunakan untuk memeroleh gambaran deskriptif mengenai karakteristik responden. Teknik analisis indeks ini dilaksanakan dengan memberikan serangkaian pertanyaan dari kuisioner dan diukur dengan menggunakan skala likert.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 138, "width": 427, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun, untuk menghitung indeks jawaban responden dilakukan melalui rumus sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 150, "width": 284, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "((%F 1 x 1) + (%F 2 x 2) + (%F 3 x 3) + (%F 4 x 4) + (%F5 x 5)) / 5", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 176, "width": 222, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan Keterangan: F 1 adalah frekuensi responden yang menjawab 1 F 2 adalah frekuensi responden yang menjawab 2 F 3 adalah frekuensi responden yang menjawab 3 F 4 adalah frekuensi responden yang menjawab 4 F 5 adalah frekuensi responden yang menjawab 5", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 264, "width": 454, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil perhitungan indeks dari rumus nilai indeks kemudian diinterpretasikan melalui three box method. Untuk memperoleh rentang interpretasi dilakukan perhitungan batas terendah dan batas tertinggi terlebih dahulu. Setelah itu dilakukan perhitungan perolehan rentang, sehingga diperoleh rentang untuk kategori rendah, sedang dan tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 327, "width": 272, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Batas terendah dan tertinggi diperoleh dari rumus berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 351, "width": 285, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sampel X Jawaban tertinggi Jumlah jawaban = 10 X 5 5 = 10 (1) Sampel X Jawaban terendah Jumlah Jawaban = 10 X 1 5 = 2 (2)", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 407, "width": 454, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah diperolehnya batas atas dan batas bawah, selanjutnya dapat ditentukan rentang interpretasi dengan rumus Three box method yakni:", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 444, "width": 288, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Batas nilai tertinggi−Batas nilai terendah 3 = 10−2 3 = 2,6 (3)", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 477, "width": 454, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sehingga hasil tersebut ditentukan sebagai rentang nilai interpretasi disetiap kategorinya pada jawaban responden seperti pada tabel berikut:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 515, "width": 269, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Interpretasi Nilai Indeks Nilai Indeks Interpretasi 2,60 – 5,20 Rendah 5,30 – 7,90 Sedang 8,00– 10,00 Tinggi", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 591, "width": 454, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 1 diatas, apabila hasil penilaian jawaban responden berkisar 2,6 – 5,2 maka dapat diinterpretasikan memiliki nilai rendah, sedangkan untuk nilai 5,3–7,9 diinterpretasikan bernilai sedang, dan terakhir jika hasil penilaian antara 8,0–10,0 maka nilainya dapat diinterpretasikan tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 642, "width": 407, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Praktik baik manajemen melalui edukasi dan literasi dengan prosedur kerja sebagai berikut: Tabel 2. Prosedur Kerja", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 669, "width": 346, "height": 95, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap Ke Kegiatan Indikator 1. Memberikan literasi dan edukasi pemahaman konsep manajemen, prinsip- prinsip manajemen dan fungsi manajemen, dalam upaya meningkatkan kinerja manajemen dan meningkatkan efektifitas dalam mengelola sumber- sumber daya dengan memberikan pretest", "type": "Table" }, { "left": 332, "top": 682, "width": 174, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melakukan Pretest dan Posttest untuk menilai pencapaian peningkatan pemahaman materi > 75%.", "type": "Table" }, { "left": 144, "top": 783, "width": 310, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022 | Yumary: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat/ Vol 2 No 3, 119-131", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 795, "width": 19, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "123", "type": "Page footer" }, { "left": 148, "top": 75, "width": 175, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk melihat kapasitas manejemen sebelum diberikan literasi manajemen.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 112, "width": 389, "height": 70, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Diskusi dan evaluasi kegiatan konsep manajemen, prinsip-prinsip manajemen dan fungsi manajemen, dalam upaya meningkatkan kinerja manajemen dan meningkatkan efektifitas dalam mengelola sumber daya yang dimiliki. Dapat mengetahui kelemahan dan kekuatan pemahaman konsep dan prinsip manajemen yang dilakukan saat ini dalam memanage Usaha", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 160, "width": 124, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mikro, Kecil dan Menengah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 207, "width": 124, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 219, "width": 169, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemetaan Profil Mitra Data Mitra Berdasarkan Jenis Usaha", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 383, "width": 131, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Jenis Usaha Mitra", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 409, "width": 455, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan grafik 1, persentase jenis usaha mitra dalam bidang konveksi sebesar 50% (dari 10 peserta). Untuk bidang kuliner sebesar 33%, dan bidang usaha jasa jahit sebesar 17%. Artinya bahwa Sebagian besar mitra dalam kegiatan ini memiliki usaha disektor konveksi. Konveksi merupakan bidang unggulan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Kampung Bulak Timur, Kelurahan Cipayung yang merupakan UMKM telah bertahan cukup lama dan konsisten karena didukung oleh adanya kemudahan perolehan bahan baku dan sumber daya manusia yang turun temurun konsisten pada kegiatan ini.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 497, "width": 199, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data Mitra Berdasarkan Tingkat Pendidikan", "type": "Section header" }, { "left": 220, "top": 649, "width": 159, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grafik 2. Tingkat Pendidikan Mitra", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 674, "width": 455, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grafik 2 memberikan gambaran tingkat pendidikan mitra jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) paling tinggi persentasenya yaitu sebesar 58% (dari 10 peserta). Jenjang Pendidikan tingkat Diploma III dan Strata 1 sebesar 17% dan jenjang Pendidikan tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 8%. Artinya bahwa jenjang Pendidikan mitra terbanyak adalah jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Jumlah terbesar jenjang Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) menjadi potensi besar untuk ditingkatkan knowledge mengenai manajemen.", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 771, "width": 310, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022 | Yumary: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat/ Vol 2 No 3, 119-131", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "124", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 100, "width": 136, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data Mitra Berdasarkan Usia", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 246, "width": 93, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grafik 3. Usia Mitra", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 271, "width": 455, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan grafik 3 tersebut, 40% (dari 10 peserta) mitra berada pada rentang usia 25-35 tahun yang berarti usia produktif untuk ditingkatkan potensi manajemen dalam upaya peningkatan kinerja manajemen pada pengelolaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Rentang usia mitra antara 47-57 tahun sebesar 30%. Rentang usia mitra antara 36-46 tahun sebesar 20% dan rentang usia mitra > 58 tahun sebesar 10%.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 347, "width": 191, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data Mitra Berdasarkan Omzet Penjualan", "type": "Section header" }, { "left": 220, "top": 512, "width": 159, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grafik 4. Tingkat Pendidikan Mitra", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 537, "width": 455, "height": 98, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada grafik 4 diatas, omzet penjualan mitra perbulan Rp 20.000.000 sebesar 15% (dari 10 peserta). Omzet penjualan Rp 22.500.000 sebesar 23%. Omzet penjualan Rp 25.000.000 sebesar 30%. Omzet penjualan Rp 27.500.000 sebesar 19%, dan omzet penjualan Rp 30.000.000 sebesar 13%. Dapat dijelaskan bahwa persentase omzet penjualan terbesar adalah Rp 22.500.000. omzet tertinggi yang dicapai mitra Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sebesar Rp 22.500.000 masih optimis utuk dapat ditingkatkan mengingat bahwa adanya potensi kapasitas manajemen yang akan mendukung pencapaian kinerja Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kampung Bulak Timur, Kelurahan Cipayung, Kota Depok, Jawa Barat.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 651, "width": 99, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan Pre-test", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 663, "width": 455, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pre-test dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman awal peserta tentang manajemen umum dan Manajemen Sumber Daya Manusia, manajemen produksi, manajemen keuangan dan manajemen pemasaran. Pretest dilaksanakan dengan memberikan pertanyaan kepada peserta mengenai ilmu manajemen. Berikut ini merupakan hasil pretest peserta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 727, "width": 100, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Hasil Pre-test", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 740, "width": 330, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. Materi Nilai Pre-test 1. Manajemen Umum dan sumber daya manusia 5,10", "type": "Table" }, { "left": 245, "top": 117, "width": 129, "height": 321, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "40% 20% 30% 10% USIA MITRA 25-35 36-46 47-57 > 58 20.000.000 22.500.000 25.000.000", "type": "Picture" }, { "left": 313, "top": 449, "width": 47, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "27.500.000 30.000.000", "type": "Table" }, { "left": 144, "top": 783, "width": 310, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022 | Yumary: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat/ Vol 2 No 3, 119-131", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 795, "width": 19, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "125", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 75, "width": 328, "height": 72, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Manajemen Produksi 6,60 3. Manajemen Keuangan 5,50 4. Manajemen Pemasaran 5,40 Total Nilai 22,60 Rata-rata Nilai 5,56 Sumber : Data Diolah", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 162, "width": 455, "height": 111, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 3 diatas, penilaian pre-test kepada peserta terlihat relatif cukup memuaskan. Nilai awal 5,56 adalah nilai rata–rata yang relatif rendah (skala 1-100), artinya peserta lemah dalam pemahaman teori manajemen yang relevan dibutuhkan sebagai sarana pengelolaan UMKM yang efektif dan efisien. Upaya literasi dan edukasi bagi pelaku UMKM ini menjadi penting untuk segera diberikan agar dapat segera memperbaiki kinerja manajemen. Penekanan pada pelaksanaan edukasi dan literasi manajemen ini perlu segera dilakukan utamanya bagi pemahaman pentingnya manajemen. Pemahaman manajemen sumber daya manusia menjadi kunci utama, sumber daya manusia sebagai aktor yang menentukan kualitas kinerja usaha mikro, kecil dan menengah dituntut selalu upgrade skill melalui berbagai cara seperti mengikuti sosialisasi, workshop atau sejenisnya akan dapat bermanfaat.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 288, "width": 455, "height": 150, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai paling rendah atau berada dibawah rata-rata yaitu materi mengenai manajemen umum dan sumber daya masusia dimana nilainya sebesar 5,10. Artinya bahwa sebelum diberikan edukasi dan pendampingan mengenai manajemen umum dan sumber daya manusia, pengetahuan para peserta akan bidang manajemen umum dan sumber daya masusia masih rendah. Selanjutnya, nilai kedua terendah yaitu pre-test materi manajemen pemasaran dengan nilai sebesar 5,40. Artinya bahwa para peserta belum mengetahui ilmu mengenai manajemen pemasaran yang digunakan dalam bisnis dengan baik. Terakhir, nilai terendah atau dibawah rata-rata adalah materi pre-test mengenai manajemen keuangan yaitu sebesar 5,50. Artinya bahwa sebelum materi disampaikan, pengetahuan para peserta akan manajemen keuangan masih rendah. Sedangkan untuk materi mengenai manajemen produksi berada diatas rata-rata yaitu sebesar 6,60. Artinya bahwa pengetahuan para peserta akan manajemen produksi dan operasional sudah baik dan mumpuni meskipun belum diberikan materi dan pengetahuan mengenai manajemen produksi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 453, "width": 159, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan Edukasi dan Literasi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 466, "width": 454, "height": 47, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan di Kampung Bulak Timur, Kota Depok yang dihadiri oleh 10 pelaku UMKM. Kegiatan edukasi dan literasi praktik baik manajemen dilaksanakan dengan memberikan materi mengenai manajemen sebagaimana tercantum pada tabel 4 berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 529, "width": 164, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Materi Edukasi dan Literasi", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 542, "width": 371, "height": 63, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. Materi Pemateri 1. Manajemen Sumber Daya Manusia dan Umum Bernadin Dwi M 2. Manajemen Produksi Anggi Angga Resti 3. Manajemen Keuangan Anita Nopiyanti 4. Manajemen Pemasaran Bernadin Dwi M", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 620, "width": 253, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uraian materi berdasarkan tabel 4 diatas sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 633, "width": 378, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Materi Manajemen Sumber Daya Manusia dan Umum, muatan materi terdiri dari:", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 646, "width": 440, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Seleksi Sumber daya manusia. Seleksi pada manajemen sumber daya manusia dimaksudkan sebagai upaya memilih calon SDM yang sesuai dengan kebutuhan ( skill & pengalaman kerja)", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 671, "width": 440, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Pelatihan dan Pengembangan Sumber daya manusia, upaya terus meningkatkan mutu sumber daya manusia dilakukan untuk meningkatkan produktivitas kerjanya.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 696, "width": 440, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Motivasi, sebagai upaya untuk mendorong dan memberikan semangat agar mampu terus berkreasi sesuai dengan perubahan yang ada. Temuan lebih lanjut menganjurkan untuk meningkatkan perhatian yang menghubungkan promosi dengan kepuasan kerja karyawan sebagai strategi penghargaan finansial, strategi penghargaan non-finansial dan promosi sebagai upaya meningkatkan motivasi kerja (Ochwo & Mwesigwa, 2021) .", "type": "List item" }, { "left": 144, "top": 771, "width": 310, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022 | Yumary: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat/ Vol 2 No 3, 119-131", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "126", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 454, "height": 124, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Manajemen Produksi. Materi yang relevan pada prinsip pengelolaan persediaan/atau management inventory perlu dipahami dalam mengelola persediaan bahan-bahan yang digunakan. Dengan menerapkan FIFO ( first in first out) dan LIFO ( last in first out) , artinya prinsip ini mengajarkan bagaimana mengelola persediaan bahan baku agar sesuai dengan kondisi waktu pengadaan dan penggunaan. FIFO ( first in first out), strategi ini memberlakukan dengan mendahulukan bahan yang digunakan pada periode saat ini dari bahan bahu yang masuk pertama kali digudang sehingga sirkulasi persediaan bahan di gudang selalu tersedia bahan yang terbaru. Demikian sebaliknya dengan LIFO ( last in first out). Manajemen produksi juga diajarkan untuk menghitung jumlah nilai persediaan bahan di gudang agar cukup tersedia dalam jumlah yang tepat, sehingga tidak terjadi penumpukan bahan yang dapat beresiko rusak atau hilang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 201, "width": 454, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Manajemen Keuangan. Materi ini diberikan dengan memperhatikan prinsip-prinsip manajemen keuangan. Penrhitungan biaya produksi yang tepat agar harga jual yang ditetapkan tidak menyimpang prinsip-prinsip keuangan yang ada. Konsentrasi materi juga pada pencatatan dan pembukuan yang disiplin dari setiap transaksi sehari-hari. Selain itu, materi yang diberikan adalah cara mengelola modal usaha dan bagaimana mendapatkan modal untuk usaha. Peraturan pemerintah telah disampaikan mengenai bantuan modal usaha bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 277, "width": 454, "height": 152, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Manajemen Pemasaran. Pada materi ini peserta di internalisasi tentang strategi promosi yang paling sederhana dengan cara promosi mouth to mouth dan juga cara promosi yang lebih kekinian melalui media sosial seperti WhatsApp, Facebook dan Instagram . Selain itu, pembelajaran atau materi mengenai promosi melalui marketplace dan e-commerce sebagai sarana pemasaran yang harus dipelajari untuk diimplementasikan dalam usaha yang dimiliki untuk saat ini. Strategi pemasaran yang kekinian dianggap efektif dalam kondisi saat ini terutama adanya pandemi dapat membatasi ruang gerak promosi secara face to face. Maka dari itu, penting bagi pelau usaha Mikro, Kecil, dan Menengah untuk dapat mengelola usahanya melalui platform digital agar dapat menjangkau konsumen yang potensial. Dengan dukungan pelaku UMKM yang kemampuannya memenuhi persyaratan dalam tugas dan fungsinya khususnya pada pengelolaan manajemen pemasaran. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa perencanaan dan manajemen strategis berhubungan positif signifikan dengan kesuksesan bisnis UKM (Lim & Teoh, 2021) .", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 569, "width": 221, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Pelaksanaan Edukasi dan Literasi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 594, "width": 454, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan Post-test Berikut ini merupakan hasil post-test peserta pendampingan pelaku usaha menuju Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang mandiri dan produktif.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 645, "width": 103, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Hasil Post-test", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 658, "width": 399, "height": 101, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. Materi Nilai Post-test 1. Manajemen Sumber Daya Manusia dan Umum 7,40 2. Manajemen Produksi 7,10 3. Manajemen Keuangan 7.50 4. Manajemen Pemasaran 6,50 Total Nilai 28,50 Rata-rata Nilai 7,31 Sumber : Data Diolah", "type": "Table" }, { "left": 144, "top": 783, "width": 310, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022 | Yumary: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat/ Vol 2 No 3, 119-131", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 795, "width": 19, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "127", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 87, "width": 454, "height": 99, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 5 diatas, nilai rata-rata post-test sebesar 7,31. Artinya adanya peningkatan pemahaman peserta mengenai manajemen relatif cukup baik dimana rata-rata nilai pre-test hanya 5,56 (tabel 3). Implementasi pada kegiatan masing-masing perlu dikoreksi secara langsung sebagai upaya perbaikan kinerja manejemen usaha mikro, kecil dan menengah. Potensi untuk meningkatkan pemahaman materi terlihat cukup tinggi melalui diskusi aktif dan menayampaikan pertanyaan kepada pemateri menunjukkan antusia cukup tinggi. Antusiasnya para peserta ditunjukkan dengan keaktifan peserta dalam berdiskusi kelompok, pertanyaan-pertanyaan peserta yang intensif dan menunjukkan progres dari peningkatan pemahaman tentang pentingnya implementasi manajemen.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 201, "width": 455, "height": 212, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai post-test paling rendah atau berada dibawah rata-rata adalah materi mengenai manajemen pemasaran yaiu sebesar 6,50. Artinya bahwa pengetahuan para peserta mengenai manajemen pemasaran masih rendah meskipun telah diberikan edukasi dan literasi mengenai manajemen pemasaran. Pengetahuan peserta akan manajemen pemasaran masih terbatas tetapi terdapat potensi untuk ditingkatkan pada kegiatan sejenis berikutnya. Selanjutnya, nilai terendah kedua atau dibawah nilai rata-rata post-test adalah materi mengenai manajemen produksi yaitu sebesar 7,10. Dapat diartikan bahwa pengetahuan para peserta mengenai manajemen produksi setelah dilakukan post-test masih rendah. Para peserta masih belum sepenuhnya memahami mengenai materi manajemen produksi yang diberikan. Sedangkan nilai untuk post-test materi manajemen umum dan sumber daya manusia berada diatas rata-rata yaitu sebesar 7,40. Dapat diartikan bahwa pemahaman para peserta mengenai manajemen umum dan sumber daya manusia berada diatas rata-rata. Peserta mengerti dan memahami mengenai proses seleksi sumber daya manusia, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, dan cara memotivasi karyawannya. Selain itu, peningkatan juga terjadi pada pemahaman mengenai manajemen keuangan yaitu menjadi 7,50 yang sebelumnya sebesar 5,50 pada pre-test (tabel 3). Angka kenaikan tersebut berada diatas rata-rata. Dapat diartikan bahwa peserta memahami materi yang diberikan mengenai manajemen keuangan diantaranya paham akan pencatatan dan pembukuan yang disiplin dari setiap transaksi sehari-hari.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 429, "width": 454, "height": 86, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara keseluruhan, terdapat kenaikan pemahaman pengetahuan para peserta mengenai manajemen umum dan sumber daya manusia, manajemen pemasaran, manajemen keuangan, dan manajemen produksi. Jika dikaitkan dengan profil mitra berdasarkan usia, maka sebesar 40% berada pada rentang usia 25-35 tahun yang merupakan usia produktif untuk ditingkatkan potensi pemahaman manajemen melalui kegiatan-kegiatan sejenis. Selain itu, sebesar 58% tingkat pendidikan rata-rata mitra yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sederajat yang juga berpotensi untuk diinternalisasi penguatan kapasitas manajemennya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 530, "width": 86, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi Kegiatan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 542, "width": 454, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi kegiatan dilakukan dengan memberikan serangkaian pernyataan pada kuisioner yang berisi materi yang telag diberikan sebelumnya. Berikut ini merupakan dokumentasi peserta pada saat pengisian kuisioner.", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 749, "width": 183, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Kegiatan Pengisian Kuisioner", "type": "Page footer" }, { "left": 144, "top": 771, "width": 310, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022 | Yumary: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat/ Vol 2 No 3, 119-131", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "128", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 87, "width": 454, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan gambar 1 diatas, peserta didampingi tim pengabdian dalam melakukan pengisian kuisioner yang berisi pernyataan mengenai materi yang telah diberikan yaitu manajemen sumber daya manusia dan umum, manajemen keuangan, manajemen pemasaran dan manajemen produksi. Hasil evaluasi kegiatan menggunakan metode indeks adalah sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 150, "width": 235, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Pemahaman Materi Manajemen Pemasaran", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 164, "width": 442, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Pemahaman Mengenai Bauran Pemasaran 1 2 3 4 5 Indeks (%)", "type": "Table" }, { "left": 84, "top": 177, "width": 421, "height": 139, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "F F F F F 1 Pemahaman produk sebagai keseluruhan fungsi, merek, kemasan dan pelayanan 0 2 3 1 4 8,25 2 Pemahaman promosi sebagai kegiatan untuk membujuk, mempengaruhi dan memutuskan membeli produk/jasa melalui media sosial / e -marketing 2 1 4 1 2 7,00 3 Pemahaman mengenai distribusi sebagai strategi memudahkan pelanggan membeli produk atau jasa 1 3 1 3 2 7,50 4 Pemahaman mengenai harga produk harus sesuai dengan kualitas barang dan jasa. 2 2 1 2 3 7,25 Rata-Rata 7,50", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 319, "width": 136, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Data Kuesioner Diolah", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 343, "width": 454, "height": 200, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil analisis indeks pada tabel 6 diatas, terdapat hasil tertinggi sebesar 8,25 (kategori tinggi) pada materi manajemen pemasaran. Artinya pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah memahami pentingnya memahami teori bauran pemasaran atau marketing mix sebagai sarana untuk mencapai peningkatan kinerja manajemen. Nilai terendah sebesar 7,00. Hasil ini berada di bawah rata- rata yaitu 7,50 (kategori sedang) artinya pemahaman promosi sebagai kegiatan untuk membujuk, mempengaruhi dan memutuskan membeli produk/jasa rendah. Hal ini perlu terus diberikan literasi dan edukasi untuk dapat lebih memahami kegiatan promosi penting peranannya untuk dapat meningkatkan omzet penjualan. Promosi penjualan melalui word of mouth sebagai kegiatan yang telah dilakukan selama ini, perlu disempurnakan konten materi promosinya agar semakin menambah nilai kualitas kegiatan promosi pada umumnya. Pemahaman lainnya tentang penetapan harga pruduk perlu pencerahan pemahaman terkait cara menetapkan harga poko atau biaya produksi. Pencatatan atau pembeukuan tentang biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan umkm secra umum perlu ditingkatkan pengawasannya, agar tidak terjadi kesalahan dalam pembukuannya. Manajemen keluar masukknya dana dalam manajemen umkm perlu peningkatan pengawasan dan disiplin dalam penggunaan dana-dana umkm, sehingga efektifitas dan efisiensi kegiatan mampu mendukung upaya peningkatan manajemen UMKM.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 558, "width": 229, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 7. Pemahaman Materi Manajemen Keuangan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 578, "width": 15, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No", "type": "Table" }, { "left": 130, "top": 571, "width": 397, "height": 17, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemahaman Mengenai Manajemen Keuangan 1 2 3 4 5 Indeks (%)", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 584, "width": 422, "height": 108, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "F F F F F 1 Pemahaman bahwa manajemen harus dapat dipertanggung jawab kan kepada investor/pemilik modal 2 2 3 2 1 6,75 2 Pemahaman pentingnya membuat pembukuan dan pencatatan penggunaan dana sebagai bentuk pelaporan yang tepat. 1 2 2 1 4 7,75 3 Pemahaman Manajemen keuangan harus dapat menghasilkan dalam pemanfaatan modal yg memberikan hasil/laba 2 1 1 2 4 7,75", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 694, "width": 422, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Pemahaman Memilih sumber penyedia modal yang tepat 1 1 3 2 3 8,00 Rata-Rata 7,56", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 719, "width": 136, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Data Kuesioner Diolah", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 744, "width": 454, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagaimana dalam tabel 7 diatas, hasil tertinggi sebesar 8,00 (kategori tinggi) pada pemahaman mengenai materi manajemen keuangan dalam memilih sumber penyedia modal yang tepat. Artinya", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 783, "width": 310, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022 | Yumary: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat/ Vol 2 No 3, 119-131", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 795, "width": 19, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "129", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 454, "height": 86, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pelaku UMKM sangat berhati-hati dalam upaya mencari tambahan modal pada saat diperlukan. Pelaku menghindari hutang sedapat mungkin, yang sering terjadi adalah negosiasi dengan supplier bahan baku. Nilai terendah sebesar 6,75 hasil ini berada di bawah rata-rata yaitu 7,56 artinya pemahaman bahwa manajemen harus dapat dipertanggungjawabkan kepada investor/pemilik modal perlu di tingkatkan serta disiplin dalam pencatatan/pembukuan perlu ditingkatkan. Kepercayaan investor dalam hal ini kelompok pemasok bahan baku menjadi strategi tersendiri sebagai upaya pemanfaatan hubungan baik selama ini.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 176, "width": 227, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 8. Pemahaman Materi Manajemen Produksi", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 189, "width": 436, "height": 127, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Pemahaman Mengenai Manajemen Produksi 1 2 3 4 5 Indeks (%) F F F F F 1 Pemahaman pada pengelolaan bahan yang digunakan pada proses produksi 0 0 5 2 3 8,75 2 Pemahaman pengelolaan manajemen inventory (FIFO, LIFO) 1 2 3 2 2 7,50 3 Pemahaman bahwa barang yang diproduksi sesuai dengan keinginan pelanggan/hasil survei 1 1 3 2 3 8,00 4 Pemahaman bahan baku yang berkualitas 1 2 2 2 3 7,75 Rata-Rata 8,00", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 319, "width": 136, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Data Kuesioner Diolah", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 343, "width": 454, "height": 124, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 8 diatas, hasil tertinggi sebesar 8,75 (kategori tinggi) pada materi manajemen produksi. Artinya bahwa pelaku UMKM memiliki pemahaman pada pengelolaan bahan yang digunakan pada proses produksi. Sistem first In first out dari bahan baku yang digunakan menjadi strategi tepat sebagai upaya menjaga kualitas bahan yang ada sebagai persediaannya. Nilai terendah sebesar 7,50. Artinya pemahaman pengelolaan manajemen inventory (FIFO, LIFO) harus ditingkatkan agar dampak dari kesalahan pengelolaan bahan baku tidak terjadi, karena akan berdampak pada penurunan kualitas produk. Metode FIFO/LIFO menjadi strategi terbaik dalam upaya menjaga kualitas bahan baku yang digunakan. Kualitas manajemen persediaan bahan baku yang sesuai dengan urutan keluar masuk dalam kegiatan dalam pengguaannya menjamin ketersediaan banah baku yang digunakan dalam kegiatan proses produksi selama ini mampu menjamin kontinuitas ketersediaanya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 482, "width": 446, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut ini merupakan dokumentasi salah satu mitra yang sedang melakukan produksi pakaian anak.", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 628, "width": 187, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Proses Produksi Pakaian Anak", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 654, "width": 454, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan gambar 3 diatas, salah satu pelaku usaha pakaian anak tengah melakukan proses produksi. Proses produksi dimulai dari pemilihan bahan baku, pembuatan pola pakaian, cutting (pemotongan bahan sesuai pola), dan proses penjahitan bahan menjadi pakaian.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 704, "width": 340, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 8. Pemahaman Materi Manajemen Sumber Daya Manusia dan Umum", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 724, "width": 240, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Pemahaman Mengenai Manajemen SDM", "type": "Table" }, { "left": 362, "top": 718, "width": 165, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 2 3 4 5 Indeks (%)", "type": "Table" }, { "left": 362, "top": 730, "width": 97, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "F F F F F", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 749, "width": 8, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 743, "width": 395, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemahaman bahwa sumber daya manusia untuk diberi motivasi sebagai mitra kerja 0 2 2 4 2 8,50", "type": "Table" }, { "left": 144, "top": 771, "width": 310, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022 | Yumary: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat/ Vol 2 No 3, 119-131", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "130", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 75, "width": 420, "height": 84, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Pemahaman bahwa sdm perlu diberi hak-haknya sesuai dengan kinerjanya 1 1 3 2 3 8,00 3 Pemahaman bahwa sdm perlu diberi motivasi dan diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat/ ide 1 2 3 2 2 7,50 4 Pemahaman bahwa sdm perlu diberi apresiasi atas prestasinya 2 2 2 1 3 9,00 Rata-Rata 8,25", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 161, "width": 136, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Data Kuesioner Diolah", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 186, "width": 454, "height": 123, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 9 diatas, hasil tertinggi sebesar 9,00 (kategori tinggi) pada materi manajemen sumber daya manusia dan dari nilai rata-rata sebesar 8,25. Dapat diartikan bahwa pelaku usaha mikro, kecil dan menengah memiliki pemahaman bahwa sumber daya manusia sebagai anggota organisasi UMKM perlu diberi apresiasi atas prestasinya. Pemberian bonus dan apresiasi dirasakan oleh para pekerja. Hal ini yang menjadikan karyawan termotivasi dalam bekerja dengan semangat dan suasana kerja yang terlihat kekeluargaannya tinggi. Nilai terendah sebesar 7,5 (kategori sedang) artinya pemahaman bahwa sumber daya manusia perlu diberi motivasi dan diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat/ide perlu ditingkatkan. Pelaku UMKM berbasis produk-produk kreatif mampu memberikan masukan sebagai perbaikan out putnya. Kemampuan manajemen memberikan apresiasi kepada anggota manajemennya menjadi tumpuan dalam mengahadapi persaingan pasar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 325, "width": 131, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Kesimpulan dan Saran", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 338, "width": 454, "height": 144, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat dengan judul “Praktik Baik Manajemen Menuju UMKM Mandiri dan Produktif Kampung Bulak Timur Depok Jawa Barat” telah terlaksana dengan baik dan lancar di tengah masa pandemi Covid-19. Kegiatan ini dilaksanakan dengan mentaati protokol kesehatan yang berlaku. Peserta yang hadir 10 (sepuluh) pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang ada di Kampung Bulak Timur, Depok Jawa Barat. Peserta antusias dan semangat mengikuti kegiatan edukasi dan literasi praktik implementasi manajemen pemasaran, manajemen produksi, manajemen keuangan dan manajemen sumber daya manusia. Pemahaman mengenai ilmu-ilmu manajemen pada umumnya ditandai dengan adanya hasil Pre-test dan Post-test yang secara rata-rata mengalami peningkatan, artinya terget kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini telah tercapai.sesuai dengan rencana.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 501, "width": 454, "height": 68, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran untuk terus dilakukan monitoring dan pendampingan pada upaya meningkatkan knowledge management pengelolaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dengan menerapkan manajemen berkelanjutan pada UMKM khususnya di Kota Depok, Jawa Barat agar Usaha Mikro, Kecil dan Menengah terus maju dan berkembang pesat terutama dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 588, "width": 108, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ucapan Terima Kasih", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 603, "width": 452, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada kesempatan ini Tim Pengabdian Kepada masyarakat mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 632, "width": 454, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Lurah Cipayung beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan untuk berkegiatan di Kampung Bulak Timur, Kelurahan Cipayung, Kota Depok, Jawa Barat dan sekitarnya.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 661, "width": 454, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Mitra Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Di Depok, Jawa Barat yang dikoordinir oleh Bapak-Ibu Purwanto.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 703, "width": 49, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Referensi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 729, "width": 407, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adi, S. W. (2021). Peluang Pengembangan UMKM di Masa Pandemi Covid-19 . Jawa Pos. BPS. (2020). Analisis Hasil Survei Dampak Covid-19 Terhadap Pelaku Usaha. David, F. (2010). Manajemen Strategis Konsep (12ed ed.) . Salemba Empat.", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 783, "width": 310, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022 | Yumary: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat/ Vol 2 No 3, 119-131", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 795, "width": 19, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "131", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 454, "height": 36, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fahmi, I. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia Teori dan Aplikasi. Alfabeta. Ferdinand, A. (2014). Metode Penelitian Manajemen (Kelima). Badan Penerbit Universitas Diponegoro.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 112, "width": 454, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ferdinand, T. A. (2000). Manajemen Pemasaran: Sebuah Pendekatan Strategik. Research Paper Series . UNDIP Semarang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 138, "width": 454, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Griffin, R. W., & Moorhead, G. (2014). Organizational Behavior: Managing People and Organizations (Eleventh E) . South Western.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 163, "width": 454, "height": 48, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Herdjiono, I., & Damanik, L. A. (2016). Pengaruh Financial Attitude, Financial Knowledge, Parental Income Terhadap Financial Managemen. Jurnal Manajemen Teori Dan Terapan , 9(3), 226–241. Huston, S. . (2010). Measuring Financial Literacy. The Journal of Consumer Affairs , 44(2), 296–312. Jacobs, F. ., Chase, R. ., & Aquilano, N. . (2009). Operations & Supply Management (12th ed.).", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 214, "width": 63, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mcgraw-Hill .", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 226, "width": 454, "height": 36, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Komakech, E., Obici, G., & Mwesigwa, D. (2021). Efficacy of inspirational motivation on the performance of public health workers in mid-north of Uganda. Annals of Human Resource Management Research , 1(2), 85–97. https://doi.org/10.35912/ahrmr.v1i2.509", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 264, "width": 454, "height": 48, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lim, C. H., & Teoh, K. B. (2021). Factors influencing the SME business success in Malaysia. Annals of Human Resource Management Research, 1(1), 41–54. https://doi.org/10.35912/ahrmr.v1i1.380 Limanseto, H. (2021). Peningkatan Daya Saing UMKM sebagai Ujung Tombak Perekonomian Indonesia Menuju Pasar Global.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 315, "width": 387, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mangkunegara, A. P. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia . Remaja Rosdakarya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 327, "width": 454, "height": 36, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Naab, R., & Bans-Akutey, A. (2021). Assessing the use of e-business strategies by SMEs in Ghana during the Covid-19 pandemic. Annals of Management and Organization Research , 2(3), 145– 160. https://doi.org/10.35912/amor.v2i3.800", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 365, "width": 454, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nadya. (2016). Peran Digital Marketing dalam Eksisten Bisnis Kuiner Seblak Jeletet Murni. Jurnal Riset Manajemen Dan Bisnis , 1(2), 133–144.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 391, "width": 454, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ochwo, B. O., & Mwesigwa, D. (2021). Reward strategies and job satisfaction in private companies: a case of Uganda Breweries-Luzira. Annals of Human Resource Management Research , 1(1), 69– 83. https://doi.org/10.35912/ahrmr.v1i1.406", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 429, "width": 454, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelham, A. M. (1997). Mediating Influences on the Relationship Between Market Orientation and Profitability in Small Industrial Firms. Journal of Marketing Theory and Practice, 55–76.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 454, "width": 455, "height": 48, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rasyid, R. (2012). Analisis Tingkat Literasi Keuangan Mahasiswa Program Strudi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. Kajian Manajemen Bisnis, 1(2). Shinozaki, S., Rap, L, N. (2021). COVID-19 Impact on Micro, Small, and Medium- Sized Enterprises and Post–Crisis Actions . Asian Development Bank.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 505, "width": 454, "height": 47, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiarti, Y., Sari, Y., & Hadiyat, M. A. (2020). Peranan E-Commerce untuk Meningkatkan Daya Saing Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Sambal di Jawa Timur. Jurnal Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(2), 298–309. https://doi.org/https://doi.org/https://doi.org/10/24198/k umawula.v3i2.28181", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 555, "width": 370, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumaryono. (2017). Investor Memacu Daya Saing UMKM . Sutrisno, D. (2016). UMKM Berperan Memerangi Kemiskinan Dan Pengangguran. Wibowo. (2016). Manajemen kinerja. Rajawali Pers.", "type": "Text" } ]
fed7bc40-75ae-1e8e-4fd8-37838099404b
https://jos.unsoed.ac.id/index.php/bioe/article/download/1866/1447
[ { "left": 290, "top": 797, "width": 17, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "146", "type": "Page footer" }, { "left": 76, "top": 55, "width": 165, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BioEksakta: Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed Volume 2, Nomor 1 (2020): 146 - 151 E-ISSN: 2714-8564", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 108, "width": 449, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Umur dengan Stok Karbon Pohon Duku ( Lansium parasiticum ) Di Desa Kalikajar Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 153, "width": 225, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Septi Nuranisa*, Eming Sudiana, Edy Yani", "type": "Section header" }, { "left": 208, "top": 174, "width": 178, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman Jalan dr Suparno 63 Purwokerto 53122 *email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 219, "width": 84, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rekam Jejak artikel:", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 235, "width": 86, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterima : 30/08/2019 Disetujui : 03/03/2020", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 219, "width": 36, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 174, "top": 229, "width": 346, "height": 153, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Plants have an important role to store carbon stock in order to minimalized global warming effects. Duku plant is one of plants which has high potential to store carbon. This research aimed to know the effect of stand age on the amount of carbon stock stored in duku stands ( Lansium parasiticum ) and to know the age of duku plants ( Lansium parasiticum ) in Kalikajar Village, Kaligondang District, Purbalingga Regency which has the most potential carbon dioxide stock. This research used survey method by determining tree biomass using stratified random sampling. The strata used is duku plants with ages: ≤ 5 years olds, > 5-10 years olds, > 10-15 years olds, > 15-20 years olds, > 20-25 years olds, > 25-30 years olds, and > 30 years olds. The parameters measured in this research are tree’s density, tree’s diameter, the biomass of tree, and the carbon stock. The data analysis was done by using ANOVA and regression analysis. The lowest carbon stock of the duku plant is found in the age group <5 years, which is 9.54 tons/ha, while the largest carbon dioxide stock of the duku tree is in the age group > 30 years (40 years) which is 74.89 tons/ha. The carbon stock of duku plants in Kalikajar village, Kaligondang, Purbalingga Regency are affected by the plant’s age group. The biggest potential of carbon stock are found in >25-30 years old of duku plants.", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 385, "width": 258, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Key Words : Bantarbolang Nature Reserve, epiphytic orchid, host tree.", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 405, "width": 32, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 174, "top": 415, "width": 346, "height": 163, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peran vegetasi sebagai penyerap karbondioksida menjadi bagian penting dalam mengatasi pemanasan global. Salah satu jenis tanaman yang potensial dikembangkan sebagai penyerap karbondioksida adalah tanaman duku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur tegakan terhadap jumlah stok karbon yang tersimpan pada tegakan duku ( Lansium parasiticum ) dan mengetahui umur tanaman duku di Desa Kalikajar, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga. Metode yang digunakan yaitu metode survei dan penentuan biomassa pohon dilakukan dengan metode stratified random sampling . Strata yang digunakan adalah umur tanaman duku umur ≤ 5 tahun, > 5-10 tahun, > 10-15 tahun, > 15-20 tahun, > 20-25 tahun, > 25- 30 tahun, dan umur > 30 tahun. Tahapan penelitian meliputi : pengukuran kerapatan pohon, diameter pohon, biomassa pohon, dan stok karbon. Analisis data dilakukan menggunakan ANOVA dan analisis regresi. Stok karbon pada terendah tanaman duku terdapat pada kelompok umur <5 tahun, yaitu 9,54 ton/ha sedangkan stok karbon terbesar pohon duku terdapat pada kelompok umur >30 tahun (40 tahun) yaitu 74,89 ton/ha. Umur pohon duku berpengaruh terhadap jumlah stok karbon yang tersimpan pada pohon duku di Desa Kalikajar, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga. Pohon duku di lokasi penelitian yang memiliki potensi stok karbon paling besar adalah pada strata umur >25 - >30.", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 580, "width": 328, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : Biomassa, stok karbon,umur, tegakan, Lansium parasiticum , Desa Kalikajar", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 620, "width": 88, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 638, "width": 214, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemanasan global yang terjadi di bumi mengakibatkan terjadinya perubahan iklim. Menurut Hardjana (2010), pemanasan global disebabkan karena terganggunya keseimbangan energi antara bumi dan atmosfer. Keseimbangan tersebut dipengaruhi salah satunya oleh peningkatan gas rumah kaca (GRK). Konsentrasi GRK di atmosfer meningkat sebagai akibat pembakaran batu bara dan minyak bumi, dan diikuti dengan deforestasi serta pengelolaan lahan yang kurang tepat sehingga sumberdaya alam yang semula berfungsi sebagai", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 619, "width": 214, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "rosot ( sink ) karbon berubah menjadi sumber ( source ) emisi karbon.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 654, "width": 214, "height": 112, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karbondioksida (CO 2 ) merupakan salah satu gas rumah kaca yang berpengaruh terhadap pemanasan global sehingga diperlukan upaya untuk menurunkan gas CO 2 di atmosfer. Butarbutar (2009) menjelaskan bahwa pengurangan konsentrasi CO 2 di atmosfer dapat dilakukan melalui penyerapan oleh vegetasi hutan. CO 2 diserap tumbuhan dan selanjutnya digunakan dalam proses fotosintesis. Hasil fotosintesis disimpan di dalam biomassa tumbuhan dalam bentuk stok karbon.", "type": "List item" }, { "left": 185, "top": 38, "width": 338, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Umur dengan Stok Karbon Pohon Duku; Septi Nuranisa, Eming Sudiana, Edy Yan", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 797, "width": 17, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "147", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 74, "width": 25, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peran", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 214, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "vegetasi sebagai penyerap karbondioksida menjadi bagian penting dalam mengatasi pemanasan global. Keberadaan vegetasi yang mampu menyerap karbondioksida dalam suatu lanskap sangat diperlukan untuk menciptakan low carbon society. Salah satu jenis tanaman yang potensial dikembangkan sebagai penyerap karbondioksida adalah tanaman duku.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 166, "width": 214, "height": 147, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Duku ( Lansium parasiticum ) merupakan salah satu buah-buahan tropis yang paling diminati. Kontribusi buah duku unggul lokal Kalikajar terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Purbalingga menempati urutan pertama dari produk buah-buahan dan urutan ke-3 dari produk hortikultura setelah kentang dan kubis. Produksi duku di Kabupaten Purbalingga pada tahun 2015 sebesar 40.132 kuintal dengan rata-rata produksi 115,57 kuintal/ha. Namun produksi duku dari tahun ke tahun cenderung menurun karena sebagian besar tanaman telah berumur tua dan memerlukan peremajaan (RPJMD Kabupaten Purbalingga, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 316, "width": 214, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jumlah karbondioksida yang disimpan pohon dalam bentuk biomassa dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: keragaman jenis pohon, jenis tanah, produksi seresah, dan umur pohon. Faktor- faktor tersebut secara tidak langsung dapat menyebabkan perbedaan jumlah karbon yang tersimpan antar lahan. Jumlah karbon antar lahan ditentukan oleh keragaman dan kerapatan tumbuhan, kesuburan tanah serta cara pengelolaannya (Hairiah & Rahayu, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 431, "width": 214, "height": 216, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Struktur pohon secara umum dicirikan oleh kerapatan pohon, penutupan atau luas bidang dasar pohon, penyebaran kelas diameter maupun penyebaran jenis dalam ruang. Jumlah biomassa dan cadangan karbon sangat ditentukan oleh laju fotosintesis tumbuhan. Laju fotosintesis dipengaruhi oleh konsentrasi CO2 atmosfer, temperatur udara, kelembaban udara, kandungan klorofil, stomata dan umur pohon. Semakin luas ukuran daun per satuan lahan suatu pohon maka semakin meningkatkan besarnya CO2 yang diserap oleh pohon. Luasan daun dapat bertambah seiring dengan bertambahnya umur pohon (Langi, 2011). Semakin bertambah tua umur pohon maka akan bertambah pula diameter batang dan tinggi pohon, sehingga jumlah daun dan kemampuan penyerapan CO2 dan simpanan CO2 akan semakin meningkat. Oleh karena itu dapat diduga bahwa umur pohon akan berpengaruh pada daya serap CO2 (Saputra, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 649, "width": 214, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Produktivitas tumbuhan dapat ditaksir dengan mengukur oksigen dan karbondioksida yang digunakan dalam proses fotosintesis, karena jumlah atom C dalam CO2 berbanding lurus dengan jumlah atom C yang terikat dalam gula selama fotosintesis. Karbondioksida merupakan produk awal dari proses fotosintesis. CO2 diserap dan diubah oleh tumbuhan menjadi karbon organik dalam bentuk biomassa. Kandungan karbondioksida absolut dalam biomassa", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 74, "width": 214, "height": 147, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pada waktu tertentu dikenal dengan istilah cadangan atau stok karbon (Ulumuddin et al ., 2005). Menurut Rahayu et al. (2007), cadangan karbon pada suatu sistem penggunaan lahan dipengaruhi oleh jenis vegetasinya. Suatu vegetasi dengan nilai kerapatan tinggi biasanya memiliki biomassa yang tinggi pula. Keberadaan pohon yang berdiameter >30 cm pada suatu sistem penggunaan lahan, memberikan sumbangan yang cukup berarti terhadap total cadangan karbon. Pada hutan primer, pohon yang berdiameter >30 cm menyumbang 70% dari total biomassa sedangkan pohon yang berdiameter 5- 30 cm hanya menyumbang sekitar 30%.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 224, "width": 214, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biomassa hutan dapat dibagi ke dalam 3 kelompok utama yaitu pohon, semak dan vegetasi yang lain (Sutaryo, 2009). Nilai biomassa dihitung dengan melibatkan dua parameter yaitu berat jenis dan diameter batang. Secara statistik, diameter batang memiliki korelasi nyata dengan biomassa pohon. Biomassa hutan berperan penting dalam siklus biogeokimia terutama dalam siklus karbon (Murniati, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 327, "width": 214, "height": 170, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siklus biogeokimia karbon mencakup pertukaran/perpindahan karbon diantara biosfer, pedosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer bumi (Sutaryo, 2009), sedangkan melalui respirasi organisme akan mengembalikan CO2 ke atmosfer (Campbell, 2008). Peningkatan kandungan CO2 di udara menyebabkan panas yang dilepaskan akan diserap oleh CO2 dan dipancarkan kembali ke permukaan bumi, sehingga proses tersebut akan memanaskan bumi (Indriyanto, 2006). Aliran karbon dari atmosfer ke vegetasi merupakan aliran yang bersifat dua arah, yaitu pengikatan CO2 ke dalam biomassa melalui fotosintesis dan pelepasan CO2 ke atmosfer melalui proses dekomposisi dan pembakaran (Rahayu et al., 2007).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 500, "width": 214, "height": 147, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tanaman atau pohon di hutan dianggap berfungsi sebagai tempat penimbunan karbon (rosot karbon atau carbon sink) (CIFOR, 2003). Besarnya kandungan karbon dan biomassa pohon bervariasi berdasarkan bagian tumbuhan yang diukur, tahapan pertumbuhan, tingkatan tumbuhan dan kondisi lingkungannya. Pengukuran jumlah karbon dalam biomassa pada suatu lahan dapat menggambarkan banyaknya CO2 di atmosfer yang diserap oleh tanaman, dan pengukuran karbon dalam bagian tanaman yang telah mati (nekromassa) dapat menggambarkan CO2 yang tidak dilepaskan ke udara melalui pembakaran.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 649, "width": 214, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Hairiah & Rahayu (2007), stok karbon pada ekosistem daratan disimpan komponen pokok, salah satunya berupa biomassa. Biomassa hutan sangat relevan dengan isu perubahan iklim. Biomassa hutan berperan penting dalam siklus biogeokimia terutama dalam siklus karbon. Biomassa hutan sangat relevan dengan isu perubahan iklim. Biomassa hutan berperan penting dalam siklus biogeokimia terutama dalam siklus karbon.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 165, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BioEksakta: Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed Volume 2, Nomor 1 (2020): 146 - 151", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 797, "width": 17, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "148", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 126, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATERI DAN METODE", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 93, "width": 214, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pohon duku. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian terdiri atas tali meteran, alat tulis, dan kamera digital. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2019 di Desa Kalikajar, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 162, "width": 214, "height": 147, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan penentuan biomassa pohon dilakukan dengan metode metode stratified random sampling. Strata yang digunakan adalah umur tanaman duku. Umur tanaman duku dikelompokkan ke dalam tujuh strata umur yaitu: tanaman duku umur ≤ 5 tahun, tanaman duku umur > 5-10 tahun, tanaman duku umur > 10-15 tahun, tanaman duku umur > 15- 20 tahun, tanaman duku umur > 20-25 tahun, tanaman duku umur > 25-30 tahun, dan tanaman duku umur > 30 tahun. Setiap strata umur diambil 3 tanaman secara acak dan setiap tanaman diukur diameternya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 318, "width": 126, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Kerapatan pohon duku.", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 329, "width": 214, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perhitungan kerapatan pohon duku dilakukan dengan menggunakan rumus dari Juniarti (2017) sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 369, "width": 113, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d = Jumlah pohon ditemukan Luas lahan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 405, "width": 119, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Diameter pohon duku", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 416, "width": 214, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengukuran diameter batang pohon dilakukan pada semua kelas umur pohon. Metode pengukuran diameter batang pohon duku mengikuti metode yang digunakan oleh Hairiah et al . (2011). Pengukuran diameter batang pohon dilakukan pada batang pohon setinggi dada peneliti (diameter at breast height atau dbh). Pita ukur dililitkan pada batang pohon dengan posisi yang sejajar untuk semua arah sehingga data yang diperoleh adalah lingkar atau lilit batang (keliling batang = 2πr). Data keliling batang pohon kemudian dikonversi ke dalam diameter batang dengan menggunakan rumus:", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 566, "width": 32, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D = 2.r", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 584, "width": 81, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan : D = Diameter r = K/2π", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 615, "width": 77, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "K = Keliling", "type": "Picture" }, { "left": 72, "top": 624, "width": 64, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "π = 3,14", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 642, "width": 169, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Pengukuran biomassa pohon duku", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 653, "width": 214, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biomassa pohon diukur berdasarkan data diameter yang diperoleh pada masing-masing kelompok umur. Data diameter yang diperoleh dari masing-masing umur tersebut dimasukan kedalam rumus allometrik pohon duku (Hardjana, 2010). Rumus allometrik pohon duku yang digunakan adalah :", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 744, "width": 77, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y = 3,42 (DBH) 1,15", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 74, "width": 46, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan:", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 84, "width": 121, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y = Biomassa pohon (ton/ha)", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 95, "width": 133, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D = Diameter setinggi dada (cm)", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 105, "width": 70, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3,42 = Konstanta", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 115, "width": 67, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,15 = Konstanta", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 134, "width": 77, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Stok karbon", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 145, "width": 214, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai biomassa yang diperoleh dari masing- masing sampel selanjutnya dilakukan perhitungan terhadap potensi stok karbonnya. Perhitungan potensi stok karbon dilakukan dengan menggunakan rumus dari Brown (1997) adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 392, "top": 212, "width": 55, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C = Y x 0,50", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 232, "width": 46, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan: C", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 242, "width": 83, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= stok karbon (ton/ha)", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 252, "width": 97, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y = total biomassa", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 269, "width": 214, "height": 89, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data umur, biomassa, dan stok karbon dianalisis dengan menggunakan Analisis Varian (ANOVA), yang dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada tingkat kepercayaan 95% untuk mengetahui umur pohon duku yang paling besar dalam menyimpan stok karbon. Analisis korelasi dan regresi dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS 16.0.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 372, "width": 145, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 388, "width": 214, "height": 159, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menunjukkan bahwa diameter batang pohon duku berkisar antara 4,46 cm sampai 26,75 cm. Diameter terkecil terdapat pada tegakan duku umur <5 tahun sedangkan diameter terbesar terdapat pada strata umur tegakan >30 tahun (Tabel 1). Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa umur tegakan berpengaruh terhadap pertumbuhan diamater batang tegakan duku. Diameter batang tegakan duku cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya umur tegakan duku. Pertumbuhan diameter batang tercepat terjadi pada umur tegakan <5 sampai >30 tahun dan setelah mencapai umur >30 tahun pertumbuhan diameter batang tegakan duku agak melambat.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 558, "width": 214, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Hasil perhitungan diameter (cm), biomassa (ton/ha) dan stok karbon (ton/ha).", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 587, "width": 197, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Umur (tahun) Diameter (cm) Biomassa (ton/ha) Stok Karbon (ton/ha) ≤5 4,46 19,08 9,54 e >5-10 8,70 41,16 20,58 d >10-15 13.06 65,67 32,84 c >15-20 15,29 78,72 39,36 b >20-25 17,62 92,67 46,34 b >25-30 25,80 143,67 73,34 a >30 26,75 149,78 74,89 a", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 729, "width": 214, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan : angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT 95%.", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 38, "width": 338, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Umur dengan Stok Karbon Pohon Duku; Septi Nuranisa, Eming Sudiana, Edy Yan", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 797, "width": 17, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "149", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 214, "height": 308, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh umur tegakan terhadap biomassa tegakan duku berbanding lurus dengan pertumbuhan diameter batangnya. Biomassa tegakan duku berkisar antara 19,08 ton/ha sampai 149,78 ton/ha. Baik diameter batang maupun biomassa terendah terdapat pada tegakan duku umur <5 tahun sedangkan yang tertinggi terdapat pada umur >30 tahun. Umur tanaman sangat mempengaruhi diameter batang dan biomassa pohon duku. Penelitian Uthbah et al. (2017) dan Yudistina et al . (2013) juga menyebutkan bahwa umur tanaman sangat mempengaruhi ukuran diameter batang dan biomassa tegakan. Peningkatan umur tanaman dapat meningkatkan diameter batang dan biomassa tanaman. Diameter batang merupakan gambaran dari besarnya biomassa tegakan. Semakin besar biomassa maka semakin besar pula diameter batangnya, demikian juga sebaliknya. Menurut (Murniati, 2009) biomassa merupakan indikator pertumbuhan tanaman. Nilai biomassa tinggi menunjukkan terjadi peningkatan proses fotosintesis. Laju fotosintesis tinggi memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan biomassa tanaman. Demikian juga menurut Lukito (2010) pertumbuhan biomassa tanaman sangat tergantung pada hasil yang diperoleh selama proses fotosintesis. Semakin besar hasil fotosintesis maka laju pertambahan biomassa tanamannya semakin besar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 385, "width": 214, "height": 285, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian stok karbon pada tanaman duku menunjukkan ritme pertumbuhan yang sama dengan diameter batang maupun biomassa tanaman. Stok karbon terendah tanaman duku terdapat pada kelompok umur <5 tahun yaitu 9,54 ton/ha sedangkan stok karbon terbesar terdapat pada kelompok umur >30 tahun yaitu 74,89 ton/ha. Laju pertambahan stok karbon tanaman duku umur 25 tahun tidak berbeda nyata dengan umur lebih dari 30 tahun (Tabel 1). Data tersebut menunjukkan bahwa stok karbondioksida tanaman duku di Desa Kalikajar Purbalingga sangat dipengaruhi oleh umur tanaman. Semakin bertambah umur tanaman maka semakin besar stok karbonnya. Namun demikian setelah mencapai umur 25 tahun, laju pertambahan stok karbonnya cenderung kecil. Penelitian Adinugroho (2013) juga menunjukkan adanya pengaruh umur tanaman terhadap stok karbon tanaman. Setiap tanaman memiliki kisaran umur optimum dalam menyimpan stok karbon. Umur optimum tersebut berbeda-beda pada setiap jenis tanaman. Pada penelitian ini, diduga bahwa umur optimum tanaman duku dalam menyimpan stok karbon adalah mulai umur 25 tahun. Setelah umur 25 tahun pertambahan stok karbon tidak nyata.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 672, "width": 214, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Purwanto (2008) faktor penting yang mempengaruhi stok karbon tanaman salah satu diantaranya adalah umur tegakan. Perbedaan umur tegakan menunjukkan adanya perbedaan stok karbon tanaman duku. Namun demikian, Ariani (2014), Purwanto (2008), dan Rahayu (2007) menjelaskan bahwa stok karbon pada suatu tanaman juga dipengaruhi oleh: jenis tanah, kesuburan tanah, cara", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 74, "width": 214, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengelolaan lahan, dan gangguan terhadap tanaman baik secara alami maupun akibat kegiatan manusia.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 97, "width": 214, "height": 205, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kandungan karbon pada tanaman menggambarkan berapa besar tanaman tersebut dapat mengikat CO 2 dari udara. Karbon yang diserap tanaman, sebagian digunakan dalam proses fotosintesis dan sisanya masuk ke dalam struktur tumbuhan dan disimpan dalam bentuk stok karbon. Stok karbon pada tanaman duku umur tanaman duku >30 tahun dan umur tanaman duku >25-30 tahun menunjukkan tidak adanya beda nyata dan juga merupakan umur tanaman duku dengan stok karbon tertinggi yaitu 74,89 ton/ha (Tabel 1). Berdasarkan analisis regresi (Gambar 1), semakin tinggi umur tegakan duku maka akan semakin meningkatkan stok karbon. Setiap peningkatan umur 1 tahun akan meningkatkan stok karbon sebesar 1,147 ton. Stok karbon tegakan duku 64,52% dipengaruhi oleh umur tegakan, sedangkan 35,48 % lagi dipengaruhi oleh faktor lain", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 457, "width": 214, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Hubungan umur pohon duku tehadap stok karbon per hektar", "type": "Caption" }, { "left": 312, "top": 486, "width": 214, "height": 204, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kerapatan pohon yang ada pada suatu wilayah dapat mempengaruhi peningkatan stok karbon melalui peningkatan biomassa. Menurut Banuwa (2013) jumlah karbon tersimpan setiap lahan berbeda-beda, tergantung pada keragaman, kerapatan, tumbuhan, jenis tanah, dan cara pengelolaannya. Selian itu Amin et al . (2014) juga menyebutkan bahwa stok karbon ditentukan oleh biomassa yang terdapat pada tumbuhan itu sendiri. Bahan organik berupa simpanan stok karbon pada tumbuhan tidak hanya terdapat pada organ daun tetapi juga terdapat pada organ batang. Biomassa pada batang umumnya memiliki kontribusi penyumbang stok karbon yang paling besar dibandingkan dengan biomassa pada bagian lainnya. Hal ini disebabkan karena batang menyimpan sebagian besar stok hasil fotosintetis untuk pertumbuhan tanaman.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 693, "width": 214, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semakin besar diameter suatu pohon, biomassa yang terkandung pada pohon tersebut semakin banyak, maka CO 2 yang diserapnya pun semakin banyak. Kondisi ini dapat terjadi karena adanya proses fotosintesis pada setiap tumbuhan. Tumbuhan menyerap CO 2 dari udara dan mengkonversinya", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 315, "width": 186, "height": 120, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "y = 8,89e 0,0627x R² = 0,6452 0 20 40 60 80 100 120 0 10 20 30 40 50 St o k arbo n (t o n/h a)", "type": "Picture" }, { "left": 405, "top": 437, "width": 55, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Umur (tahun)", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 165, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BioEksakta: Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed Volume 2, Nomor 1 (2020): 146 - 151", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 797, "width": 17, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "150", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 214, "height": 101, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menjadi senyawa organik melalui proses fotosintesis (Dharmawan dan Chairil, 2008). Hasil fotosintesis ini kemudian digunakan oleh tumbuhan untuk melakukan pertumbuhan ke arah horizontal dan vertikal. Oleh karena itu, semakin besarnya diameter batang disebabkan oleh penyimpanan biomassa hasil konversi CO 2 yang semakin bertambah besar seiring dengan semakin banyaknya CO 2 yang diserap pohon tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 178, "width": 214, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jumlah karbon yang semakin meningkat pada saat ini harus diimbangi dengan jumlah serapannya oleh tumbuhan guna menghindari pemanasan global. Dengan demikian dapat diramalkan berapa banyak tumbuhan yang harus ditanam pada suatu lahan untuk mengimbangi jumlah karbon yang bebas di udara.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 259, "width": 61, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 277, "width": 214, "height": 112, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Umur pohon duku berpengaruh terhadap jumlah stok karbon yang tersimpan pada pohon duku di Desa Kalikajar, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga. Pohon duku di lokasi penelitian yang memiliki potensi stok karbon paling besar adalah pada strata umur >25 - >30. Pada penelitian ini belum didapatkan umur pohon yang paling optimal dalam menyimpan karbon. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian pada pohon duku yang lebih tua dari 40 tahun.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 404, "width": 114, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 422, "width": 214, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adinugroho, W. C., Indrawan, A., Supriyanto, &", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 434, "width": 193, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arifin, H. S., 2013. Kontribusi Sistem Agroforestri terhadap Cadangan Karbon di Hulu DAS Kali Bekasi. Jurnal Hutan Tropis 1 (3), pp. 242-249.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 486, "width": 214, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amin, M., Imran, R., & Siti, R 2016. Jenis Agroforestri dan Orientasi Pemanfaatan Lahan di Desa Simoro Kecamatan Gumbasa Kabupaten Sigi. Jurnal Warta Rimba 4 (1), pp. 97-104.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 549, "width": 214, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ariani. 2014. Biomassa dan Karbon Tumbuhan Bawah Sekitar Danau Tambing pada Kawasan Taman Nasional Lore Lindu. Jurnal Warta Rimba 1(1), pp. 2014.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 601, "width": 214, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banuwa, I.S. 2013. C-tersimpan pada Berbagai Pola Usahatani Berbasis Kopi. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Konservasi Tanah dan Air Indonesia . Hal. 3-595 – 3-609. ISBN 978- 602-97051-3-3. Jambi.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 665, "width": 214, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Brown, S. 1997. Estimating Biomass and Biomass Change of Tropical Forest. Forestry Paper No. 134. (Online version), (http://www.fao.org, diakses 11 Februari 2019).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 717, "width": 214, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Butarbutar T. R. M. Mulyadin, D. Wicaksono. 2014.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 728, "width": 193, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cadangan Karbon pada Berbagai Tipe Hutan dan jenis dan Jenis Tanaman di Indonesia (Seri", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 74, "width": 192, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) . Penerbit PT Kanisius (Anggota IKAPI), Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 103, "width": 214, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Campbell, N. A. & J. B. Reece. (2008). Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 3 . Terjemahan: Damaring Tyas Wulandari. Jakarta: Erlangga.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 144, "width": 213, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CIFOR. 2003. Perdagangan Karbon . Warta Kebijakan No. 8 Februari 2003.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 173, "width": 214, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dharmawan I Wayan Susi & Chairil Anwar Siregar.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 184, "width": 193, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2008. Karbon Tanah dan Pendugaan Karbon Tegakan Avicennia marina (Forsk.) Vierh.di Ciasem, Purwakarta. Jurnal . (Online) V(4), pp. 317-328. Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 246, "width": 214, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hairiah, K & S. Rahayu. 2007. Pengukuran ‘Karbon Tersimpan’ Di Berbagai Macam Penggunaan Lahan . Word Agroforestry Centre, Bogor.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 288, "width": 214, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hairiah, K. 2007. Perubahan Iklim Global: Neraca Karbon di Ekosistem Daratan . Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 340, "width": 214, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hairiah, K., S. M. Sitompul., M. V. Noordwijk., & C. Palm. 2011. Carbon Stocks of Tropical Landuse Systems as Part of The Global C Balance: Effects of Forest Conversion and Option for Clean Development Activities. ASB Lecture Note 4A. ICRAF, Bogor.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 415, "width": 214, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hardjana, A. K., 2011. Potensi Biomassa dan Karbon pada Hutan Tanaman Acacia mangium di HTI PT. Surya Hutani Jaya, Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan , 7(4):237-249.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 479, "width": 214, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indriyanto, 2006. Ekologi Hutan. PT Bumi Aksara, Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 508, "width": 214, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Juniarti, T. K., Ratna H., Burhanuddin. 2017. Keanekaragaman Jenis Meranti (Shorea spp.) pada Areal IUPHHK- HTI PT. Bhatara Alam Lestari Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat. Jurnal Hutan Lestari 5(4), pp. 1079- 1087.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 583, "width": 214, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Langi, Y.A.R. 2011. Model Penduga Biomassa dan Karbon pada Tegakan Hutan Rakyat Cempaka ( Elmerrilliovalis ) dan Wasian ( Elmerrrillia celebica ) di Kabupaten Minahasa Sulawesi Utara. Pertanian Bogor. Bogor.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 646, "width": 214, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Murniati, 2009. Arsitektur Pohon, Distribusi Perakaran, Dan Pendugaan Biomassa Pohon Dalam Sistem Agroforestry (Tree Architecture, Root Distribution, and Estimation of Tree Biomass in an Agroforestry System ). Jurnal Penelitian Hutan dan Konversi Alam VII(2). pp. 103-117.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 733, "width": 214, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Purwanto, Y., E.B. Waluyo, S. Susiarti dan D. Komara. 2008. Evaluasi Keanekaragaman Jenis Tumbuihan di Kawasan Konservasi PT. Wira", "type": "List item" }, { "left": 185, "top": 38, "width": 338, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Umur dengan Stok Karbon Pohon Duku; Septi Nuranisa, Eming Sudiana, Edy Yan", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 797, "width": 17, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "151", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 74, "width": 193, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karya Saktyi. Puslit Biologi – LIPI (Laporan perjalanan, tidak diterbitkan).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 103, "width": 214, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahayu, S. B, Lusiana, B., Noordwijk, M. V. 2007.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 115, "width": 193, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendugaan Cadangan Karbon di Atas Permukaan Tanah pada Berbagai Sistem Penggunaan Lahan di Kabu-paten Nunukan, Kalimantan Timur. ICRAF, Bogor. .", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 167, "width": 216, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Kabupaten Putbalingga Tahun 2015.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 196, "width": 214, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saputra. 2011. Teknik Pendugaan Cadangan Karbon Hutan. Merang REDD Pilot Project, German International Cooperation-GIZ. Palembang.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 236, "width": 214, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sutaryo, D. 2009. Penghitungan Biomassa Sebuah", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 248, "width": 193, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengantar untuk Studi Karbon dan Perdagangan Karbon. Wetlands International Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 271, "width": 82, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Programme. Bogor.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 288, "width": 214, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ulumuddin, Y.I., Sulistyawati, E., Hakim, D.M., & Harto, A.B. 2005. Korelasi Stok Karbon dengan Karakteristik Spektral Citra Landsat: Studi Kasus Gunung Papandayan. Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV “Pemanfaatan Efektif", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 346, "width": 193, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 355, "width": 193, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesejahteraan Bangsa”. Surabaya 14 – 15", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 369, "width": 70, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "September 2005.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 74, "width": 214, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uthbah, Z., Eming, S & Edy, Y. 2017. Analisis Biomassa dan CadanganKarbon pada berbagai Umur Tegakan Damar (Agathis dammara (Lamb.) Rich. Di KPH Banyumas Timur. Jurnal Scripta Biologi . Vol 4(2), pp. 119-124.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 138, "width": 214, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yudistina, V., Mudji, S., dan Nurul, A. 2013. Hubungan antara Diameter Batang dengan Umur Tanaman terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kelapa Sawit. Jurnal Buana Sains. Vol 17(1) , pp. 43-48", "type": "Text" } ]
e4ab4e21-cee5-698a-8538-90a1d842e592
https://journal.uir.ac.id/index.php/SPORTIVO/article/download/6747/3457
[ { "left": 484, "top": 808, "width": 44, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 92", "type": "Page footer" }, { "left": 213, "top": 72, "width": 176, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edu Sportivo", "type": "Section header" }, { "left": 199, "top": 105, "width": 197, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Physical Education e - ISSN 2745 - 942X Journal Homepage: https://journal.uir.ac.id/index.php/SPORTIVO", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 152, "width": 454, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Function of sports and co - curricular activities on academic achievement in secondary schools students in ex - Fata Pakistan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 201, "width": 87, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhammad Ashfaq", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 221, "width": 372, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Government Higher Secondary School Togh Bala, Kohat, Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 245, "width": 299, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received: 22 April 2021; Accepted 10 August 2021; Published 18 August 2021", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 257, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 269, "width": 443, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The study was designed to estimate the function of sports and co - curricular activities (CCA) on academic achievement among secondary schools students innewly merged districts in khyber Pakhtunkhwa Province ex Federally Administrative Tribal Areas (FATA). A sample size of 200 subjects was chosen from 10 high schools in the Frontier Region Kohat (FR Kohat). A questionnaire of five points likert scale after in quest of due authorization from heads of institutions was used to reach to the in facet of the recognizable truth. Arithmetical technique Mean, Percentage and Standard Deviation were run to inspect the collected records. The pollster analyze the link of sports and co - curricular contribution and its optimistic role to enhance educational performances of secondary schools students as to increase grade point average GPA. Sports and Co - curricular activities have optimistic outcome on students’ management. Those student who chip in in co - curricular activities show good performance. When learners execute these activities fruitfully and appropriately they are awarded for their first - class concert and manners and thus they take conceit on their achievement. Due to these achievement, they haul off additional, they gain improved self - confidence, poise and self - honor. Finally it was concluded that involvement in sports and co - curricular activities have an imperative result on students accomplishment score and other related activities. They achieve higher GPAs higher score in colleges admittance trial, better turnout, squat failure tariff and good physical condition performance. Furthermore schools are faced budget problems. Most of heads of institutions are not interested in sports and co - curricular activities. Most of teachers and parents consider these activities as wastage of time. Facilities are not available for students. Stuents play on their own risk because proper security are not available for partakers. Students need proper nutrition but unfortunately balance diet not available for them.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 428, "width": 188, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keyword : Sports; co - curricular; academic achievement *Corresponding Author", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 447, "width": 124, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Email: [email protected]", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 446, "width": 184, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.25299/es:ijope.2021.vol2(2).6747", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 465, "width": 149, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2021 Muhammad Ashfaq", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 486, "width": 454, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "How to Cite : Ashfaq, M. (2021). Function of sports and co - curricular activities on academic achievement in secondary schools students in ex - Fata Pakistan. Edu Sportivo: Indonesian Journal of Physical Education , 2 (2), 92 - 100. https://doi.org/10.25299/es:ijope.2021.vol2(2).6747", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 567, "width": 88, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 581, "width": 454, "height": 183, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sports and co-curricular activities (CCA) in school as well help students to decide their concealed talent. There are many students who are unidentified of their talent because they do not get revealed to sports and co-curricular activities in their schools. Sports and (CCA) help them to get the eagerness to want the field in which they are good in. There are many earners who are not very razor-sharp in studies or who have a subterranean penchant towards books but are good sports. In such cases, involvement in (CCA) helps them to hit upon a display place for themselves job (Khargharia, 2011) . Identifying the implication of make ease of use scholastic actions that pick up and expand student experience as an critical piece of the program as well as in front of the ordinary didactic day, the School commission help the growth of (CCA) programs in accord with the policy familiar by the School division (Zheinjay, 2011) . According to Zehner (2011) kept students accept top GPAs and extra compliment hours than produce learner on the intact. 36.8% of all learners obtain both 15 or more", "type": "Text" }, { "left": 242, "top": 21, "width": 285, "height": 31, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edu Sportivo: Indonesian Journal of Physical Education Muhammad Ashfaq, 2 (2), 92-100 [2021]", "type": "Page header" }, { "left": 484, "top": 808, "width": 44, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 93", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 454, "height": 84, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "credit and a 3.0 or elevated semester GPA. Active learners perform greater still when SAT score, didactic principal and other aspect are prohibited. Vigorous students usual Grade Point Average go over the usual GPA for all students at every SAT phase. Those students who participate in sorts and (CCA) middling Grade Point Average go over the average Grade Point Average for all learners in every below graduate position cataloging and mainly colleges.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 156, "width": 454, "height": 85, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sports and co-curricular activities been found to be interconnected not only academic performance but also other procedures of student improvement. A case-study exploring the stimulus for and contentment achieved by 127 college students partake in a summer-camp co-curricular activity from 2011 to 2014 found that student partaking in co-curricular activities played an influential role in su bjects’ routine in a subject within their chief (Rohm, Chang, & Park, 2016) .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 241, "width": 454, "height": 520, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to the United States Department of Education National Center for Education Statistics (NCES) and the National Catholic Education Association (NCEA), the commencement rate for Catholic secondary school students is Ninety nine percent as compare to eighty three point three percent for public high schools (McDonald & Schultz’, 2016 ) . These upshot more inveterate the achievement of students attendance Catholic high schools. In mutually reading and math, the fraction of capable and superior students was privileged for Catholic school than for public school learners. While a momentous issue secretarial for these difference is the victorious finishing point of center courses for graduation, it seem that a more wide-ranging come up to amplification these difference must explore how sports and co-curricular activities support the foundation syllabus. Exploratory the importance of sports and co-curricular chipping in would afford insights a propos the significance of agenda offerings in carry of the academic hub curriculum. Providing out-of-class actions is agreeable for the nation’s upcoming in that in c an facilitate in upward an excellent community (Riazameen, 2013) . Furthermore, research has recommended that these sports and CCA not only fabricate good citizens but also promote academic success (Franchino, 2001) . A study conduct in South Africa solicited data from both private and public schools. It found that educators felt that chipping in was advantageous in several ways, counting promote academic success, with 92.5% of the educator approving that learners should acutely chip in in sports and (CCA) (Kariyana, Maphosa, & Mapuranga, 2012) . In a study that scrutinized the connection between students’ partaking in school -based co- curricular actions and their accomplishment in physics in Nigeria, Adeyemo found that high school students who participated in sports and (CCA) verified momentous improvement in physics (Adeyemo, 2010) . Adeyemo accomplished that “the value of sports and (CCA) should be h ighly emphasize” and that these activities “influence student grades” (Adeyemo, 2010) . Similarly, a study of school possessions and student triumph in bucolic India found that schools with more (CCA) produced children that perform improved in mathematics than schools with fewer actions (Chudgar, Chandra, Iyengar, & Shanker, 2015) . This study utilize a 60-item gadget and data from 88 government schools and 2,072 students. The research conclusion from this study contribute to the scope of the abovementioned research by Pascarella and Terenzini (2008) concerning the optimistic authority on student rendezvous (Bergen-Cico & Viscomi, 2012) . Small or no data subsist concerning this correlation in the Catholic high school inhabitants. Additionally eighty five opint seven of Catholic high school graduates attend a four-year college (McDonald & Schultz, 2016) , but the research regarding ACCAP and its probable contact on learner learning is limited in this outlook. Given the noteworthy asset in these program it would be important to know whether", "type": "Text" }, { "left": 484, "top": 808, "width": 44, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 94", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 454, "height": 70, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "there is a optimistic contact on the part of ACCA programs on academic results. The pretender contend that he had a legitimate right to become married and that the exploit the school had taken aligned with him was a infringement of his municipal liberty. The court expressly held that “sports ans co -curricular activities are an fundamental and f lattering part of the total school program” (Sohn, 2012) .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 142, "width": 454, "height": 197, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "It was resoluted that those learners who participate in these activities had higher self-perceptions, a superior indulgent of their leadership, and better GPAs. The Chilton School District had a affluent history of hold up for a wide range of sports and (CCA). Studies have been conduct that “hold up the common theme that chipping in in sprts and (CCA) does connect to superior student accomplishment” (Sonnabend, 2012) . Sonnabend maintain that those students who partake in sports and co-curricular activities have less absenteeism, minor loafer rates, less penalizing issues, and high again average GPAs than their peers who do not take part. This school district, however positioned in Wisconsin, has some 24 similarity to the inhabitants that will be studied here in terms of demographics and monetary data. Sports and (CCA) offer more chances to lengthen employability balance it is optimistically but external the curriculum but poise it. The value of sports and co – curricular activities to help out students to overpass the gap between the appreciative and its applications is documented (Khargharia, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 353, "width": 118, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESEARCH METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 367, "width": 454, "height": 127, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The composed information classified and tabularized through SPSS (Statistical packages of social sciences version 15), t-test and central tendency were used. While testing research preposition fundamental numerical process along with arithmetic technique were applied for preliminary and secondary data. For rapid analysis diagram, compound bar were used to make possible the study. A self-Administrated questionnaire was designed to achieve the research objectives. The questionnaire was composed of 15 items which were rated on five point Likert scales i.e., “Strongly Disagree”. “Partially disagree” “Neither Agree Nor Disagree”. Partially Agree”. “Strongly Agree”.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 508, "width": 128, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Population of the Study", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 522, "width": 454, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "All the students studying at secondary level in different Government and Public High Schools of Frontier Region of Kohat (Sub Division Dara) (FATA) organized population of the study.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 579, "width": 107, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sample of the study", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 593, "width": 454, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sample of the study were 200 students from different high schools for boys of Frontier Region Kohat.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 632, "width": 400, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Detail of Schools No Name of School Population Sample Size 1 GHS Bosti Khel FR Kohat 167 20 2 GHS Sheraki FR Kohat 183 20 3 GHS Sheen Dand FR Kohat 159 20 4 GHS Turkey Ismaeel FR Kohat 175 20 5 GHS Zarghon Khel FR Kohat 198 20 6 GHS Ara Khel FR Kohat 180 20 7 Oxford Public School FR Koht 176 20 8 Al Noor Public School FR Kohat 169 20 9 Comprehensive Public School FR Kohat 171 20", "type": "Table" }, { "left": 242, "top": 21, "width": 285, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edu Sportivo: Indonesian Journal of Physical Education Muhammad Ashfaq, 2 (2), 92-100 [2021]", "type": "Page header" }, { "left": 484, "top": 808, "width": 44, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 95", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 72, "width": 400, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Name of School Population Sample Size 10 The City Public School FR Kohat 153 20 Grand Total 1731 200", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 123, "width": 135, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tools for Data Collection", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 137, "width": 453, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A total of 200 questionnaires were administered to respondents. 200 usable questionnaires were returned. Total response rate was 100 %.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 180, "width": 339, "height": 180, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Detail Demographic Detail of the Respondents Class-wise Distribution of the Respondents 9th Class 10th Class 100 100 50% 50% Age-wise Distribution of the Respondents 14-15 15-16 16-17 97 96 7 Respondents' Status Regarding Government and Private School Government Private 120 80 9 th Class teachers 10 th Class Teachers 15 15 Total 30", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 382, "width": 74, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 396, "width": 454, "height": 98, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Descriptive statistics such as central tendency measurement of dispersion mean percentage and standard deviation were utilized to describe the data. Questionnaire were rated of five point licket scale raising from strongly disagree to strongly agree. The collected data were summarized and analyzed using descriptive and inferential statistics. Descriptive statistics i.e., percentage, mean, standard deviation were applied. Inferential statistics i.e., t-test was applied to investigate the difference between the 9 th grade students and 10 th grade students.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 508, "width": 103, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESEARCH RESULT", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 536, "width": 386, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Sports and Co - Curricular Activities Help in Academic Performances", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 562, "width": 442, "height": 72, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Sport and Co - Curricular Activities Help in Academic Performances No. of Respondents (n) Strongly disagree Partially Disagree Neither agree nor disagree Partially agree Strongly agree Mod Std: Dev 200 Frequency 1 27 8 58 106 5 1.06 Percentage 1 14 4 29 53", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 649, "width": 454, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1 indicate that 53 % students strongly agreed that participating in sports and (CCA) help in academic performances while 29% partially agreed 14% students partially disagreed and 4% neither agreed nor disagreed and 1% strongly disagreed.", "type": "Text" }, { "left": 484, "top": 808, "width": 45, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 96", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 72, "width": 419, "height": 72, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Co - Curricular Activities Help in Academic Performances Class N Mean Std. Dev: T Df Sig. (2 - tailed) Mean Diff. Std. Err. Diff. 9th Class 100 4.26 1.021 .74 198 .463 .110 .150 10th Class 100 4.15 1.095", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 144, "width": 133, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Source: Self-Survey-2014-15", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 170, "width": 454, "height": 70, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2 shows that estimated assessment of t was acquired to be 0.74 which is Statistically not important (P>0.05) as it is a smaller amount than the chart worth of t at 0.05 stage of reliance. Explanatory and inferential scrutiny reveals that both students of 9 th (Mean=4.26, SD= 1.021) and 10 th (Mean=4.15, SD=1.095) classes strongly agreed that co-curricular activities help in academic performances.", "type": "Text" }, { "left": 151, "top": 252, "width": 292, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Graph 1. Co - curricular activities help in academic performances", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 545, "width": 133, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Source: Self-Survey-2014-15", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 571, "width": 419, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Sports and Co - Curricular Activities Explore Hidden Potentials of Students", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 599, "width": 446, "height": 72, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3. Sport and Co - Curricular Activities Explore Hidden Potentials of Students No. of Respondents (n) Strongly Disagree Partially disagree Neither agree nor Disagree Partially agree Strongly agree Mod Std: Dev 200 Frequency 1 28 2 62 107 1.05 Percentage 1 14 1 31 54", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 672, "width": 133, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Source: Self-Survey-2014-15", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 697, "width": 454, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3 shows that 54 % students strongly agreed that participating in Sports and (CCA) explore secret potentials of students. while 31% partially agreed 14% students partially disagreed 1% neither agreed nor disagreed and 1 % strongly disagreed.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 273, "width": 356, "height": 253, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 27 8 58 106 5 1,06 1 14 4 29 53 0 20 40 60 80 100 120 Strongly Disagree Partially Disagree Neigher Agree Nor Disagree Partially Agree Strongly Agree Mod Std: Dev No. of Respondents (n) 200", "type": "Picture" }, { "left": 465, "top": 388, "width": 48, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frequency Percentage", "type": "Picture" }, { "left": 242, "top": 21, "width": 285, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edu Sportivo: Indonesian Journal of Physical Education Muhammad Ashfaq, 2 (2), 92-100 [2021]", "type": "Page header" }, { "left": 485, "top": 808, "width": 44, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 97", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 84, "width": 419, "height": 72, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 4. Co - Curricular Activities Explore Hidden Potentials of Students Class N Mean Std. Dev: T df Sig. (2 - tailed) Mean Diff. Std. Err. Diff. 9th Class 100 4.28 1.036 .67 198 .502 .100 .149 10th Class 100 4.18 1.067", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 156, "width": 133, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Source: Self-Survey-2014-15", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 177, "width": 454, "height": 70, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 4 reveals that estimated assessment of t was acquired to be 0.67 which is Statistically not imperative (P>0.05) as it is a smaller amount than the chart worth of t at 0.05 stage of reliance. Explanatory and inferential scrutiny reveals that both students of 9 th (Mean=4.28, SD= 1.036) and 10 th (Mean=4.16, SD=1.067) classes strongly agreed that Co-curricular activities explore hidden potentials of students.", "type": "Text" }, { "left": 138, "top": 262, "width": 321, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Graph 2. Co - curricular activities explore hidden potentials of students", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 543, "width": 130, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Source: Self - Survey - 2014 - 15", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 569, "width": 69, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 583, "width": 454, "height": 83, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results shows that majority of students are agree that participating in sports and co- curricular activities increase academic performances of secondary schools students, enhance GPA rate and explore hidden potentials of the students. The results also shows that a very small number of students are disagree about benefits of sports and co-curricular activities. It is further added that those students who do not participate in sports and CCA are unaware about positive impacts of sports and CCA.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 669, "width": 455, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zehner (2011) stated that kept students accept top GPAs and extra compliment hours than produce learner on the intact. 36.8% of all learners obtain both 15 or more credit and a 3.0 or elevated semester GPA. Active learners perform greater still when SAT score, didactic principal and other aspect are prohibited. In a research Ahmad (2011) has listed number of values of opportunities for children and their families to take part in curricular activities like educational value, psychological sports and cultural activities. Good schools have an values, development of social values, development of understanding of the child. Khan (2014) was", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 282, "width": 356, "height": 249, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 28 2 62 107 1,05 1 14 1 31 54 0 20 40 60 80 100 120 Strongly Disagree Partially Disagree Neigher Agree Nor Disagree Partially Agree Strongly Agree Mod Std: Dev No. of Respondents (n) 200", "type": "Picture" }, { "left": 465, "top": 395, "width": 48, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frequency Percentage", "type": "Picture" }, { "left": 484, "top": 808, "width": 44, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 98", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "able to identify that schools accountable for Government of Pakistan education systems enable their performance depended on having people in schools students to promote their hidden talents and skills, with the knowledge, skill and judgment to make the facilitating them to play their effective roles in the improvements that would increase students’ performance development of society. Education should infuse in them. In a research Khan (2014) further quoted Blase and Blase (1999) reported Importance and Benefits of Co- Curricular Activities: that highly effective principals were in classrooms.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 172, "width": 464, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In a study Bergen-Cico and Viscomi (2012) identified 60-item gadget and data from 88 government schools and 2,072 students. The research conclusion from this study contribute to the scope of the abovementioned research by Pascarella and Terenzini (2008) concerning the optimistic authority on student assignation. McDonald and Schultz (2016) were able to know that small or no data subsist concerning this correlation in the Catholic high school inhabitants. Additionally eighty five opint seven of Catholic high school graduates attend a four-year college but the research regarding ACCAP and its probable contact on learner learning is limited in this outlook.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 293, "width": 75, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 307, "width": 456, "height": 99, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on numerical examination and conclusion, it was come to light that sports and co - curricular activities play very important role to augment grade point average of students because they are interested in schools classes and they are also interested in there’s study as in quize competitions students learn thousands of questions and answers.Those students who participated in sports and co curricular activities they have awarded sports certificates and easy for them to get admission in colleges or universities. Finally it was concluded that,", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 406, "width": 201, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Schools are faced budget problems.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 420, "width": 450, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Most of heads of institutions are not interested in sports and co-curricular activities.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 434, "width": 397, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Most of teachers and parents consider these activities as wastage of time.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 448, "width": 218, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. facilities are not available for students.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 462, "width": 454, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Stuents play on their own risk because proper security are not available for partekers.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 490, "width": 454, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Students need proper nutrition but unfortunately balance diet not available for them.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 518, "width": 305, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. There is no media coverage for those activities in FATA.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 546, "width": 189, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Recommendation and Suggestions", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 560, "width": 443, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In clarification of the winding up of our study the following commendation were made : 1. Proper budget may be specified for sports .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 589, "width": 254, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. All educationists may sustain these activities .", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 603, "width": 258, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Proper security may be provide for partakers.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 617, "width": 390, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Schools may convey just right time for such trial in their daily schedule.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 631, "width": 459, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Parents may be convinced to allow theirs children’s to participate in co -curricular activities.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 659, "width": 278, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Proper nutrition may be bequeath for sportsman’s.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 673, "width": 387, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Media may be prearranged full coverage for these activities in Ex-FATA.", "type": "List item" }, { "left": 242, "top": 21, "width": 285, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edu Sportivo: Indonesian Journal of Physical Education Muhammad Ashfaq, 2 (2), 92-100 [2021]", "type": "Page header" }, { "left": 484, "top": 808, "width": 45, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 99", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 71, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 100, "width": 454, "height": 56, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adeyemo, S. A. (2010). The relationship between students participation in school based extracurricular activities and their achievement in physics. International Journal of Science and Technology Education Research , 1 (6), 111 - 117. https://doi.org/10.5897/IJSTER.9000032", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 171, "width": 454, "height": 84, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ames, C. (1992). Classrooms: Goals, structures, and student motivation. Journal of educational psychology , 84 (3), 261. https://doi.org/10.1037/0022 - 0663.84.3.261 Bergen - Cico, D., & Viscomi, J. (2012). Exploring the association between campus co - curricular involvement and academic achievement. Journal of college student retention:", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 241, "width": 115, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research, theory", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 241, "width": 427, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "& practice , 14 (3), 329 - 343. https://doi.org/10.2190/CS.14.3.c", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 283, "width": 454, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Blase, J. & Blase, J. (1999). Effective instructional leadership: Teachers’ perspectives on how principals promote teaching and learning in schools. Journal of Educational Administration , 38(2), 130 - 141. https://doi.org/10.1108/09578230010320082", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 339, "width": 454, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Castle, T. D. (1986) The relationship of extracurricular activitv involvement to I.Q., acadernic achievement, attendance, and discipline referrals at a selected midwestern high school. Unpublished Doctoral Dissertation , Drake University.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 396, "width": 454, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chudgar, A., Chandra, M., Iyengar, R., & Shanker, R. (2015). School resources and student achievement: Data from rural India. Prospects , 45 (4), 515 - 531. https://doi.org/10.1007/s11125 - 015 - 9360 - 3", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 452, "width": 454, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Franchino, R. (2001). The effects of co - curricular activities on academic success. Minnesota State University, Mankato.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 494, "width": 454, "height": 56, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gifford, V. D., & Dean, M. M. (1990). Differences in extracurricular activity participation, achievement, and attitudes toward school between ninth - grade students attending junior high school and those attending senior high school. Adolescence , 25 (100), 799.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 564, "width": 454, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gyanunlimited. (2011 - 2014). (On - line), available at Learning, TLRP Institute of Education University of http://www.gyanunlimited.com/education/co - London 20 Bedford way London WC 1 H OAL.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 621, "width": 454, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hopkins, D. (2003). School Improvement for Real . London: Routledge. https://doi.org/10.4324/9780203165799", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 663, "width": 454, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Howley, C., & Huang, G. (1991). Extracurricular Participation and Achievement: School Size as Possible Mediator of SES Influence among Individual Students.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 705, "width": 454, "height": 56, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kariyana, I., Maphosa, C., & Mapuranga, B. (2012). The influence of learners’ participation in school co - curricular activities on academic performance: Assessment of educators’ perceptions. Journal of Social Sciences , 33 (2), 137 - 146. https://doi.org/10.1080/09718923.2012.11893093", "type": "List item" }, { "left": 479, "top": 808, "width": 49, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 100", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 454, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khan, W., & Iqbal, M. (2014). Role of co - curricular activities in school effectiveness. Middle - East Journal of Scientific Research , 21 (11), 2169 - 2176.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 114, "width": 454, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khargharia, A. (2020). The Importance of Co - Curricular Activities in Students . 57(9):", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 128, "width": 279, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4516 - 4518. https://doi.org/10.17762/pae.v57i9.1741", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 156, "width": 454, "height": 71, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Madalli, R. V. (2014). Role of co curricular activities in secondary schools NSIT . India McDonald, D., & Schultz, M. M. (2015). The annual statistical report on schools, enrollment, and staffing: United States Catholic elementary and secondary schools 2014 - 2015 . Arlington, VA: National Catholic Educational Association.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 241, "width": 454, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Minogue, L., Murphy, C., & Salmons, K. (2018). Embedding learning development; a model for collaborative practice. Journal of Learning Development in Higher Education , (13), 1 - 11. https://doi.org/10.47408/jldhe.v0i13.443", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 297, "width": 454, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pascarella, E. T., & Terenzini, P. T. (2005). How college affects students: A third decade of research . San Francisco, CA: Josey Bass.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 339, "width": 454, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riazameen. (2013). The Importance of Co - Curricular Activities. Retrieved from http://www.desktopclass.com/debates - and - competitons/importance - co - curricular - activitiesessay.html", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 396, "width": 354, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Roham. (2016). Acadamic achiement through Co - curricular partakin.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 424, "width": 454, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Roman Catholic Archdiocese of Newark. (2017) Catholic High Schools Overview. Retrieved from https://catholicschoolsnj.org/high - school/high - school - overview/.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 466, "width": 454, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sohn, M. (2012). The case for student activities. Leadership for Student Activities, NASC Edition , 41 (4), 14 - 16.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 508, "width": 454, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sonnabend, D. (2012). Co - curricular participation and student achievement. District Spring Newsletter online version.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 550, "width": 454, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zehner, A. (2011). Co - curricular activities & student learning outcomes . Purdue University, Office of Institutional Assessment.", "type": "Text" } ]
747271b2-4c75-ef5c-ba83-87c4dc45d7e9
https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jss/article/download/3745/2764
[ { "left": 71, "top": 38, "width": 261, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Sylva Scienteae Vol. 04 No. 3 Juni 2021", "type": "Page header" }, { "left": 363, "top": 38, "width": 140, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2622-8963 (media online)", "type": "Page header" }, { "left": 282, "top": 795, "width": 19, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "452", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 87, "width": 391, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KARAKTER DAN SEBARAN DUKUH DI KECAMATAN KARANG INTAN DAN PENGARON", "type": "Section header" }, { "left": 95, "top": 117, "width": 408, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Character and Distribution Dukuh in the Karang Intan and Pengaron Distract Based on Geographic Information Systems", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 151, "width": 265, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khairunisa, Ahmad Jauhari dan Hafiziannor Program Studi Kehutanan Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 194, "width": 442, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT. Banjar Regency-South Kalimantan is found in the land utilization system by implementing a Dukuh (Fruit orchard) system including Karang Intan Sub-district and Archion. This system has a considerable influence on the environment and public income. But the data on the character and distribution of the Dukuh has not been well-data, therefore carried out the research of character and distribution of Dukuh in the district of Karang Intan and archion. The purpose of this research is to know the distribution and character of the Dukuh. The methods used in the research are NDVI analysis (Normalized Difference Vegetation Index), analysis of interchanges, random sampling points, and interviews with the community by purposive sampling methods. Based on the results of the analysis obtained the number of Dukuh in the district of Coral Diamond as much as 7,086 and District Archion 12,092. In The Sub-district of Karang Intan and the archion has 12 kinds of fruit Dengan and 11 kinds of fauna diversity in it and average income management Dukuh ranging from Rp.3.000.000 to Rp.5.000.000", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 338, "width": 442, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Character and distribution of Dukuh; Geographic Information System; Sentine-2l MSI", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 350, "width": 107, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Satellite Imagery; NDVI.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 367, "width": 442, "height": 148, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK. Kabupaten Banjar-Kalimantan Selatan banyak ditemui sistem pemanfaatan lahan dengan menerapkan sistem dukuh (kebun buah) diantaranya Kecamatan Karang Intan dan Pengaron. Sistem ini memberikan pengaruh cukup besar terhadap lingkungan dan pendapatan masyarakat. Namun data mengenai karakter dan sebaran dukuh belum terdata dengan baik, maka dari itu dilakukan penelitian Karakter dan Sebaran dukuh di Kecamatan Karang Intan dan Pengaron. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui persebaran dan karakter dari dukuh. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Analisis NDVI (Normalized Difference Vegetation Index), Analisis tumpang susun, random sampling point, dan wawancara dengan masyarakat dengan metode purposive sampling. Berdasarkan hasil analisis didapatkan jumlah persebaran dukuh dikecamatan karang intan sebanyak 7.086 dan kecamatan pengaron 12.092. Pada kecamatan Karang Intan dan Pengaron memiliki 12 macam jenis buah dengan 11 macam keanekaragaman fauna didalamnya dan penghasilan rata-rata pengelola dukuh berkisar Rp.3.000.000 sampai dengan Rp.5.000.000", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 523, "width": 412, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Karakter dan Sebaran dukuh; Sistem Informasi Geografis; Citra Sentinel-2 MSI; NDVI.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 552, "width": 293, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penulis untuk korespondensi, surel: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 587, "width": 91, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 624, "width": 208, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kebun adalah lahan pertanian yang ditanami tanaman tahunan secara permanen atau tetap, baik sejenis maupun secara campuran. Kebun campuran merupakan sebidang tanah yang terletak di luar pekarangan, dan ditumbuhi oleh macam- macam tanaman secara tercampur. Berbagai tanaman ini dapat berupa tanaman musiman dan tanaman tahunan seperti tanaman buah- buahan atau bisa disebut dengan dukuh (Kebun Buah) (Endri Martini, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 587, "width": 209, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dukuh merupakan sistem hutan kerakyatan atau termasuk dalam kehutanan masyarakat yang dikembangkan oleh Masyarakat Kalimantan Selatan. Dukuh merupakan pulau buah yang mana areal tersebut dominan ditumbuhi oleh jenis jenis tanaman buah", "type": "Table" }, { "left": 409, "top": 656, "width": 104, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Hafizianor, 2003).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 668, "width": 208, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyebaran letak dukuh dapat dikelompokkan dua kategori yaitu dukuh rumah (kebun pekarangan atau home garden) dan dukuh gunung (kebun hutan atau forest garden). Keberadaan dukuh sudah ada sejak lama, salah satunya di Kabupaten Banjar- Kalimantan Selatan.Daerah Kabupaten", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 36, "width": 325, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khairunisa. et al. 2021. Karakter Dan Sebaran Dukuh … (04): 452 - 459", "type": "Page header" }, { "left": 508, "top": 795, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "453", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 209, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banjar-Kalimantan Selatan banyak ditemui sistem pemanfaatan lahan dengan menerapkan sistem dukuh atau pulau buah. Keberadaan dukuh relatif sama fungsinya dengan keberadaan suatu hutan, hanya saja lingkupnya lebih kecil akan tetapi memberikan pengaruh yang sangat besar bagi lingkungannya, terutama perbaikan sifat-sifat fisik dan kimia tanah atau bagi masyarakat yang berupa peningkatan pendapatan bagi pemiliknya (Hafizianor, 2003).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 220, "width": 209, "height": 216, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendapatan dari pengelolaan agroforestri dukuh yang di dapat oleh responden bervariasi jumlahnya. Kontribusi rata-rata dari usaha kebun pekarangan sebesar 33%. Hal ini menunjukan usaha dari pengelolaan dukuh memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap peningkatan pendapatan total petani, dan dapat membantu menunjang perekonomian masyarakat, selain itu keberadaan dukuh mampu memenuhi kebutuhan kayu bakar masyarakat lokal sehingga tidak tergantung hanya pada minyak tanah atau gas untuk keperluan memasak di rumah tangga. Apalagi harga minyak tanah dan gas kadang tidak terjangkau oleh sebagian pendapatan masyarakat (Hafizianor, 2002). Mengingat begitu pentingnya dukuh bagi masyarakat desa maka perlu dilakukan pengelolaan dukuh yang lebih maksimal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 444, "width": 208, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengelolaan dukuh yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Kalimantan Selatan masih sederhana, selain itu data mengenai potensi persebaran dukuh masih belum terdata dengan baik dan belum diketahui persebarannya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 209, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan kondisi tersebut salah satu upaya untuk mengetahui potensi atau persebaran dukuh adalah dengan SIG (Sistem informasi geografis) Salah satu wilayah yang menerapkan sistem agroforestri dukuh adalah Kecamatan Karang Intan dan Pengaron.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 588, "width": 208, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kecamatan Karang Intan dan Pengaron merupakan salah satu diantara kecamatan lain yang hasil dukuhnya melimpah, berdasarkan sumber data dari badan pusat statistik kabupaten banjar salah satunya terdapat 5 jenis buah dengan jumlah produksi terbanyak ialah jenis Durian di Kecamatan karang intan berjumlah 169.164 dan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 680, "width": 209, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kecamatan Pengaron 11.060, jumlah Langsat di Kecamatan Karang Intan 57.963 dan Kecamatan Pengaron 1.149, Rambutan 28.200 Kecamatan Karang Intan dan 740 di Kecamatan Pengaron , jenis Nangka pada Kecamatan Karang Intan berjumlah 20.345", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 87, "width": 208, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan Kecamatan Pengaron 775 , serta Pisang berjumlah 6.284 di Kecamatan Karang Intan, 19.650 di Kecamatan Pengaron.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 128, "width": 208, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tanaman yang terdapat pada lahan dukuh di daerah ini berkisar 18 jenis tanaman buah, Banyaknya potensi dukuh pada daerah ini mengharuskan pengelolaan yang lebih maksimal lagi dengan didukung data persebarannya, oleh sebab itu penelitian ini dilakukan dengan berbasis SIG (Sistem informasi geografis). Informasi yang dihasilkan kedepannya dapat menjadi acuan bagi kebijakan pemerintah dalam mengambil keputusan untuk mengembangkan potensi dukuh ini.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 272, "width": 208, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan penelitian ini: (1) untuk mengetahui karakter dukuh di kecamatan karang intan dan pengaron, (2) mengetahui penyebaran dukuh di kecamatan karang Intan dan pengaron. Manfaat penelitian ini sebagai sumber informasi kepada pihak terkait untuk memberikan data berupa penyebaran dan karakter dukuh. dan memberikan masukan serta bahan pengetahuan bagi peneliti selanjutnya dengan masalah yang sama atau penelitian dengan pokok bahasan yang berhubungan dengan penelitian tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 428, "width": 118, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 465, "width": 208, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilaksanakan Bulan Juli 2019 sampai dengan Mei 2020. Lokasi penelitian di Kecamatan Karang Intan dan Kecamatan Pengaron dengan objek sebaran dan karakter dukuh.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 529, "width": 209, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peralatan yang digunakan Laptop, QGIS, Drone, Kamera, dan Alat tulis. bahan yang digunakan seperti Citra Sentinel2-MSI perekaman tahun 2019, Data shp (Shapefile) Jalan dan Kelerengan", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 592, "width": 208, "height": 158, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengolahan data meliputi pengunduhan citra Sentinel-2 MSI tanggal perekaman 2019, koreksi Atmosferic citra Sentinel-2 MSI dengan metode paling sederhana yaitu DOS 1 (Zhang et all 2010), analisis NDVI pada citra Sentinel-2 MSI, Index vegetas NDVI menggunakan Algoritma NIR-Red/NIR+Red (Rouse et al 1973), jika algoritma ini diimplementasikan pada citra Sentinel-2 MSI maka formulasinya akan menjadi Band 8- Band4/Band8+Band4 dan pengolahan data terakhir adalah pemotongan citra hasil transforasi NDVI menurut batas Kecamatan Karang Intan dan Pengaron", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 261, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Sylva Scienteae Volume. 04 No. 3 Edisi Juni 2021", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 795, "width": 19, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "454", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 208, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Survei lapangan meliputi wawancara dengan masyarakat pengelola dukuh terkait jenis flora, jenis fauna dan produktivitas dan pengambilan titik sampel dukuh, dan pemotretran dukuh menggunakan drone.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 151, "width": 208, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengolahan dan analisis data meliputi recclassify nilai ndvi dukuh, analisis tumpangsusun dengan luas poligon, jalan kiri kanan dan kelerengan, Perhitungan akurasi dengan metode randon sampling point dan melakukan", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 208, "width": 98, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "survey langsung", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 220, "width": 208, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kelapangan, dengan rumus persentasi akurasi data total titik benar dukuh/total titik koreksi X 100% ,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 254, "width": 208, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perhitungan potensi dukuh akan menjadi data", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 87, "width": 208, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "persebaran dukuh dan hasil wawancara terhadap masyarakat akan menjadi data karakter dukuh.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 140, "width": 145, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 177, "width": 208, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Luasan dan Penyebaran Dukuh di Kecamatan Karang Intan Dan Pengaron", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 212, "width": 208, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil analisis tumpangsusun maka dapat diketahui luasan dan persebaran dukuhnya. Luasan, kiri kanan jalan dan kelerengan dukuh yang didapatkan langsung di lapangan disajikan pada tabel 1 berikut.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 288, "width": 326, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Informasi Mengenai Data Luasan, Jalan, dan Kelerengan Dukuh", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 394, "width": 208, "height": 89, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 menunjukan data luasan dukuh rata-rata berada dibawah 3 hektar, dengan jarak jalan kiri kanan 300 meter serta kelerengannya berada dibawah 10%. Nilai NDVI berdasarkan pada titik sampel pada peta lokasi penelitian di kecamatan Karang Intan dan Pengaron, diketahui (kecamatan Karang Intan) berkisar 0,659499 – 0,779175,", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 394, "width": 208, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan nilai NDVI di (kecamatan Pengaron berkisar 0,688539 – 0. 770632).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 428, "width": 198, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perhitungan Akurasi data prediksi dukuh", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 452, "width": 208, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun peta prediksi akhir sebaran dukuh dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2.", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 732, "width": 244, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Peta Prediksi Sebaran Dukuh Karang Intan", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 310, "width": 413, "height": 69, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lokasi Luasan dukuh(ha) Jalan (kiri-kanan) Kelerengan (%) Biih 2,5 ha 300 m 10% Kiram 1,5 ha 120 m 2% Mandiangin 1,2 ha 200 m 2% Sungai Pinang 1 ha 157 m 3% Lawiran 1,5 ha 143 m 8%", "type": "Table" }, { "left": 199, "top": 36, "width": 325, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khairunisa. et al. 2021. Karakter Dan Sebaran Dukuh … (04): 452 - 459", "type": "Page header" }, { "left": 508, "top": 795, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "455", "type": "Page footer" }, { "left": 191, "top": 327, "width": 230, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Peta Prediksi Sebaran Dukuh Pengaron", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 356, "width": 214, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar diatas menunjukan peta prediksi sebaran dukuh pada Kecamatan Karang Intan dan Kecamatan Pengaron, seluruh prediksi sebaran dukuh berada disekitar pemukiman masyarakat dengan jarak jangkau terjauh 300 m dari pemukiman, prediksi sebaran", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 356, "width": 209, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dukuh tersebut telah dikoreksi secara langsung kelapangan, dengan metode Random sampling point . Tabel Perhitungan akurasi data prediksi dukuh dari hasil koreksi dilapangan bisa dilihat pada Tabel 2 berikut", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 437, "width": 226, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Perhitungan Akurasi Data Prediksi Dukuh", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 455, "width": 377, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Total titik koreksi Total titik benar dukuh Total bukan Dukuh Akurasi data 167 105 62 62,8%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 508, "width": 208, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2 menyajikan data Perhitungan akurasi Hasil koreksi menunjukan akurasi data prediksi sebaran dukuh sebesar 62,8%, hasil akurasi ini didapatkan berdasarkan survey langsung kelapangan dengan 167 jumlah titik yang dibuat, dari titik tersebut terdapat 105 titik benar dukuh dan 62 titik yang bukan dukuh. Sedangkan 31,8% adalah jenis tanaman karet yang memiliki kriteria yang mirip seperti dukuh dan rata-rata luasan dukuh yang telah terkoreksi berkisar dari 0,1 hektar s/d 2,5 hektar persegi.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 508, "width": 208, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakter Dukuh di Kecamatan Karang Intan dan Pengaron", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 543, "width": 208, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian langsung kelapangan, di kecamatan Karang Intan dan kecamatan Pengaron komposisi jenis dukuhnya lebih bervariasi dibandingkan dengan wilayah lainnya. Komposisi jenis dukuh disajikan pada Tabel 3 dan 4 berikut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 663, "width": 254, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Komposisi Jenis Buah Kecamatan Karang Intan", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 681, "width": 443, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Lokasi Nama Buah Nama Ilmiah Jumlah Akurasi 1. Biih Cempedak Artocarpus integer Miq 8 10.81% 2. Biih Durian Durio zibenthinus Murray 52 70.2% 3. Biih Jeruk Citrus reticulata 1 1.35% 4. Biih Kelapa Cocos nucifer L. 1 1.35% 5. Biih Langsat Lansium domesticum coor 8 10.81%", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 261, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Sylva Scienteae Volume. 04 No. 3 Edisi Juni 2021", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 795, "width": 19, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "456", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 443, "height": 399, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Biih Mangga Mangifera indica L. 1 1.35% 7. Biih Nangka Artocarpus heterophyllus 2 2.70% 8. Biih Rambutan Nephellium lappceum 1 1.35% 9. Biih Sawo Manilkara zapota 1 1.35% Jumlah 74 10. Kiram Belimbing Averrhoa carambola 1 2.2% 11. Kiram Cempedak Artocarpus integer Miq 2 4.4% 12. Kiram Durian Durio zibenthinus Murray 33 73.3% 13. Kiram Mangga Mangifera indica L. 1 2.2% 14 Kiram Langsat Lansium domesticum coor 5 11.1% 15. Kiram Manggis Garcinia mangostana L. 1 2.2% 16. Kiram Nangka Artocarpus heterophyllus 2 4.4% Jumlah 45 17. Mandiangin Pampakin Durio kutejensis 2 6.2% 18. Mandiangin Cempedak Artocarpus integer Miq 4 12.5% 19. Mandiangin Durian Durio zibenthinus Murray 22 68,75% 20. Mandiangin Langsat Lansium domesticum coor 6 18.75% Jumlah 32 Tabel 4. Komposisi Jenis Buah Kecamatan Pengaron No Lokasi Jenis Nama Ilmiah Jumlah Akurasi 1. Lawiran Durian Durio zibenthinus Murray 24 60% 2. Lawiran Langsat Lansium domesticum coor 9 22.5% 3. Lawiran Mangga Mangifera indica L. 3 7.5% 4. Lawiran Rambutan Nephellium lappceum 4 10% Jumlah 40 5. Sungai Pinang Durian Durio zibenthinus Murray 26 36.11% 6. Sungai Pinang Mangga Mangifera indica L. 2 2.77% 7. Sungai Pinang Rambutan Nephellium lappceum 3 4.16% 8. Sungai Pinang Langsat Lansium domesticum coor 1 1.38% Jumlah 32", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 504, "width": 208, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tiap kecamatan semua didominasi oleh jenis buah durian dengan kisaran 36 -", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 527, "width": 208, "height": 181, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "73,3 %. Jumlah pohon durian pada kecamatan Karang Intan desa Biih terdapat 52 pohon (70,2%), desa Kiram 33 pohon (73,3%), desa Mandiangin 22 pohon (68,75). Kecamatan Pengaron desa Lawiran 24 pohon (60%), dan desa Sungai Pinang 26 pohon (36,11%), selain itu ada jenis langsat dan cempedak. Berdasarkan hasil kompilasi buah Karang Intan dan Pengaron setelah dijumlahkan maka jenis durian ini memiliki akurasi sebesar (70,4%) dengan jumlah pohon keseluruhan 157 pohon, akurasi jenis langsat (13%) jumlah pohon 29, jenis cempedak akurasinya (6,2%) atau 14 pohon dan rambutan memiliki akurasi (3,5%) atau 8 pohon.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 717, "width": 208, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Verheij dan Coronel (1997) jenis tanaman durian, langsat dan cempedak merupakan 10 besar produk tanaman buah", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 504, "width": 208, "height": 112, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "utama Asia Tenggara dan Kalimantan termasuk daerah yang menjadi asal-usul tanaman buah tersebut. Menurut Wiryanta (2008), produksi durian terbaik dicapai apabila penanaman dilakukan di ketinggian 400 –600 m dpl, selain itu jenis buah cempedak menjadi salah satu jenis unggulan yang banyak digemari masyarakat. Buah cempedak merupakan buah yang memiliki serat dan gizi yang tinggi terutama vitamin A (Tetty, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 625, "width": 208, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tanaman buah-buahan yang dominan tersebut merupakan tumbuhan endemik kalimantan, khususnya jenis durian, langsat, dan cempedak yang mendominasi wilayah Kalimantan dikarenakan tempat tumbuhnya yang sesuai yaitu tanah yang teksturnya sedang, drainasenya baik, banyak mengandung bahan organik, ada naungan dan tempat yang agak lembab serta curah hujan yang merata (Aryadi dkk). Hal tersebut yang membuat jenis tersebut tumbuh dengan", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 36, "width": 325, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khairunisa. et al. 2021. Karakter Dan Sebaran Dukuh … (04): 452 - 459", "type": "Page header" }, { "left": 508, "top": 795, "width": 19, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "457", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 208, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "baik, selain itu khususnya jenis durian tergolong jenis pohon yang daur hidupnya panjang dan dianggap kuat terhadap hama dan penyakit sehingga membuat masyarakat Kalimantan memilih untuk menanam jenis ini. Jenis dukuh yang dominan tersebar banyak", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 87, "width": 208, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "setiap wilayah karena produktivitasnya yang cukup bagus.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 116, "width": 208, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun produktivitas dukuh berdasarkan informasi dari masyarakat pengelola dukuh disajikan pada Tabel 5", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 174, "width": 177, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Informasi Produktivitas Dukuh", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 192, "width": 442, "height": 440, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Nama Asal Jenis Dukuh Umur Dukuh Penjualan Rata- Rata Buah per-Thn Harga Buah Penghasilan Per- Thn 1. Hj.Suryanadi Biih Durian (5) 18 tahun Jual dirumah dan Pesanan 250 buah 15.000/buah Rp 3.750.000,00 Langsat (3) 17 tahun 120kg 15.000/kg Rp 1.800.000,00 2. buymin Balau Cempedak 17 tahun Jual dirumah 50 buah 25.000/buah Rp 1.250.000,00 Durian (6) 17 tahun 300 buah 15.000/buah Rp 4.500.000,00 3. Ahmad Kusasi Balau Durian (3) 19 tahun Jual dirumah dan Pesanan 150 buah 20.000/buah Rp 3.000.000,00 4. Ridwan Sungai besar Durian (5) 16 tahun Jual dirumah 250 buah 20.000/buah Rp 5.000.000,00 5. H. Asrani Sungai besar Durian (3) 18 tahun Jual dirumah dan Pesanan 100 buah 20.000/buah Rp 2.000.000,00 Langsat (2) 15 tahun 90kg 15.000/kg Rp 1.350.000,00 6. Bani Mandiangin Barat Langsat 16 tahun Jual Dirumah dan Pasar 70kg 15.000/kg Rp 1.050.000,00 Cempedak 16 tahun 50 buah 20.000/kg Rp 1.000.000,00 Durian (2) 45 tahun 120 buah 25.000/kg Rp 3.000.000,00 Nangka 16 tahun 50 buah 15.000/kg Rp 750.000,00 7. Udin Kiram Durian (3) 40 tahun Jual Dirumah dan Pasar 150 buah 25.000/kg Rp 3.750.000,00 Langsat (3) 20 tahun 150kg 20.000/kg Rp 3.000.000,00 Cempedak 20 tahun 40 buah 20.000/kg Rp 800.000,00 Tabel 5. Menunjukkan informasi terkait produktivitas dukuh dengan rata-rata penghasilan pertahunnya berkisar dari Rp 800.000,00 hingga Rp 5.000.000,00 Hasil Informasi Terkait Jenis Fauna di Area Dukuh Semakin tinggi hasil dukuh maka akan semakin banyak memancing jenis fauna dukuh. Jenis fauna dukuh dapat dilihat pada Tabel 6.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 652, "width": 162, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Jenis Fauna di Area Dukuh", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 670, "width": 425, "height": 77, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Jenis fauna Nama Ilmiah Waktu 1. Tupai Sundasciurus spicies Pagi sampai dengan sore hari 2. Monyet Macaca fascicularis Pagi sampai dengan sore hari 3. Burung Amaurornis phoenicurus Pagi sampai dengan sore hari 4. Kelelawar Pterocarpus edulis Malam sampai dengan sebelum fajar 5. Bangkui Macacus synomolgus Pagi sampai dengan sore hari 6. Musang Paradoxurus hermaphroditus Malam sampai dengan sebelum fajar", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 261, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Sylva Scienteae Volume. 04 No. 3 Edisi Juni 2021", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 795, "width": 19, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "458", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 425, "height": 197, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Tikus Ratus-ratus Malam sampai dengan sebelum fajar 8. Ayam hutan Callus fenuginus Malam sampai dengan sebelum fajar 9. Ayam Gallus-gallus bankivai Pagi sampai dengan sore hari 10. Kijang Muntiacus muntjac Malam sampai dengan sebelum fajar Jenis dukuh yang beragam dan hasilnya yang banyak akan ditemukan beberapa jenis fauna yang berada diarea dukuh tersebut. Jenis fauna yang diketahui tersebut berdasarkan dari informasi masyarakat pengelola dukuh di Kecamatan Karang Intan dan Kecamatan Pengaron. Jenis fauna ini memiliki hubungan interaksi dengan tanaman dukuh, Menurut Desmukh (1992) menjelaskan bahwa interaksi saling menguntungkan antar tumbuh-tumbuhan dan hewan yang sifatnya herbivora umumnya sering terjadi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 287, "width": 208, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diantaranya adalah hewan bermanfaat dalam pemencaran biji.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 316, "width": 208, "height": 158, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Ewusie (1990) pemencaran biji tumbuhan tertentu dilakukan oleh hewan seperti burung, kera, tupai dan kelelawar melalui kotorannya. Regenerasi hutan secara alami sangat terbantu oleh hewan dengan biji- biji yang tertelan atau ditelan dan kemudian tersebarkan melalui kotoran hewan tersebut. Suhandi (1988) menyimpulkan dari hasil penelitiannya, buah-buahan yang bijinya tertelan oleh hewan, secara tidak langsung dapat membantu regenerasi hutan dengan menyebarkan biji-biji yang keluar melalui kotoran dan jatuh di sepanjang daerah penjelajahannya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 483, "width": 208, "height": 227, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan informasi masyarakat jenis fauna di area dukuh terdapat 11 jenis. Setiap jenis fauna tersebut ada yang sering dan jarang ditemui, jenis fauna yang sering ditemui seperti pada Tabel 6 dikarenakan memang jenis buah yang dominan merupakan buah yang disukai oleh fauna tersebut, sedangkan jenis fauna yang jarang ditemui, disebabkan karena kebanyakan areal dukuh berada dekat dengan permukiman masyarakat, selain itu beberapa jenis ini termasuk fauna yang langka sehingga hanya bisa ditemui didaerah yang jauh dari pemukiman masyarakat atau daerah pegunungan. Beberapa jenis yang termasuk langka seperti ayam hutan dan kijang, masih da lam kategori konservasi “Least Concern (tidak mengkhawatirkan) populasinya masih tersebar luas dan tidak sedang berada dalam keadaan berbahaya.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 149, "width": 141, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 186, "width": 57, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 209, "width": 208, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Luasan dukuh Kecamatan Karang Intan dan Kecamatan Pengaron rata-rata memiliki luas di bawah 3 hektar dengan prediksi sebarannya berada disekitar pemukiman masyarakat dengan jarak jangkau terjauh 300 m, dan kelerengan rata-rata <11%.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 284, "width": 209, "height": 182, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Komposisi dukuh di Kecamatan Karang Intan dan Pengaron ada 12 jenis dukuh, yang didominasi oleh jenis buah Durian ( Durio zibenthinus Murray), Langsat ( Lansium domesticum coor), Cempedak ( Artocarpus integer Miq). Banyaknya jenis durian, langsat, dan cempedak ini karena tumbuh sesuai di tempat yang agak lembab, ada naungan, curah hujan yang merata dan dengan tanah yang teksturnya sedang, drainase yang baik, dan banyak bahan organik. Rata-rata umur dukuh berkisar dari 15 sampai dengan 45 tahun, sedangkan hasil dukuh jenis durian mencapai 600 buah/tahun, jenis langsat 480 sampai dengan 540 kg/tahun dan cempedak 300 sampai dengan 600 buah/tahun.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 469, "width": 208, "height": 78, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penghasilan rata-rata pengelola dukuh berkisar dari Rp 800.000,00 sampai dengan Rp 5.000.000,00 selain itu dilokasi dukuh ini menjadi tempat persinggahan 11 jenis fauna seperti tupai, monyet, ayam, burung, kelelawar, bangkui, musang, tikus, ular, ayam hutan, dan kijang.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 561, "width": 31, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 585, "width": 201, "height": 112, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang dukuh yang lebih menyeluruh dikabupaten Banjar agar bisa mendapatkan data dukuh yang lebih spesifik. Selain itu diharapkan kepada pengelola dan pemerintah lebih serius dalam pengelolaan agroforestri dukuh ini dan peran serta masyarakat untuk menjual hasil buah yang dipanen untuk lebih ditingkatkan lagi.", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 36, "width": 325, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khairunisa. et al. 2021. Karakter Dan Sebaran Dukuh … (04): 452 - 459", "type": "Page header" }, { "left": 508, "top": 795, "width": 19, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "459", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 104, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 124, "width": 208, "height": 55, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aryadi, M., H. Fauzi, dan T. Satriadi. 2014. Prosiding Seminar Nasional Agroforestri IV, tanggal 26 - 27 Oktober 2013 di Banjarbaru. Fahutan Unlam Press. Banjarbaru", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 188, "width": 208, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desmukh I. Ekologi dan Biologi Tropika. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1992,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 217, "width": 208, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ewusie, J.Y. Ekologi Tropika. Penerbit ITB, Bandung, 1990, h. 369 .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 246, "width": 208, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hafizianor. 2002. Pengelolaan Agroforestri Tradisional Dukuh Ditinjau dari Perspektif Sosial dan Lingkungan. Banjarbaru.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 286, "width": 208, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hafizianor. 2003. Analisa keadaan tanah pada tegakan dukuh di Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Fahutan ULM, Banjarbaru.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 443, "height": 353, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Martini, E., Tarigan, J., Roshetko, J.M., Gerhard Manurung, G., Kurniawan, I., Tukan, J, Budidarsono, S., Abdo, M., and van Noordwijk, M. 2008. Capacity Building Activities to Strengthen Agroforestry as a Sustainable Economic Alternative in the Orangutan Habitat Conservation Program of Batang Toru, North Sumatra. Working Paper number 61:70 p. Suhandi, A.S. Regenerasi Jenis-jenis Tumbuhan yang Dipencarkan Oleh Orangutan Sumatera (Pongo pygmaeus abelii) di Hutan Tropika Gunung Leuser. Skripsi Sarjana Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta, 1988, h. 120.", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 174, "width": 209, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tetty, N.A.H. 2011. Pengaruh perbandingan kosentrasi sukrosa dan sari buah cempedak (artocarpus integer (tunb.)", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 208, "width": 194, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Merr.) Terhadap kualitas permen jelly selama masa simpan. [Skripsi]. Yogyakarta: JOM FMIPA Volume 2 No.1 Februari 2015 160 Fakultas Teknobiologi Program Studi Biologi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 283, "width": 208, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Verheij, E.W.M, and Coronel, R.E. (editor). 1997. Sumber Daya Nabati AsiaTenggara. No. 2. Buah-Buahan Yang Dapat Dimakan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. https://doi.org/10.1017/CBO978110741532 4.004", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 358, "width": 209, "height": 55, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wiryanta, B.T.W. (2008). Panen durian di pekarangan rumah. Jakarta, PT Agromedia Pusaka. https://doi.org/10.21082/blpn.v23n1.2017.p 59-68", "type": "Table" } ]
f4fbe472-8daa-04b1-9104-e062782223e8
https://ijere.iaescore.com/index.php/IJERE/article/download/22845/13562
[ { "left": 85, "top": 59, "width": 311, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "International Journal of Evaluation and Research in Education (IJERE)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 161, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 12, No. 2, June 2023, pp. 622~629", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 82, "width": 212, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2252-8822, DOI: 10.11591/ijere.v12i2.22845", "type": "Table" }, { "left": 482, "top": 80, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " 622", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 184, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal homepage: http://ijere.iaescore.com", "type": "Page footer" }, { "left": 104, "top": 107, "width": 405, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "An investigation of item bias in the four-tier diagnostic test using Rasch model", "type": "Title" }, { "left": 176, "top": 164, "width": 257, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jumadi Jumadi 1 , Moh Irma Sukarelawan 2 , Heru Kuswanto 1", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 175, "width": 325, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Postgraduate Program of Physics Education, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 184, "width": 312, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Postgraduate Program of Physics Education, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 225, "width": 52, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article Info", "type": "Table" }, { "left": 243, "top": 225, "width": 54, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 243, "width": 436, "height": 184, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article history: Received Sep 1, 2021 Revised Dec 19, 2022 Accepted Jan 3, 2023 The existence of item bias in a set of measuring instruments can threaten the instrument’s validity. Based on the Rasch model, this study evaluated item bias in the four-tier heat and temperature diagnostic test (4T-HTDT). This study used a cross-sectional quantitative survey method. There were 241 students selected using a stratified random sampling technique. The 4T-HTDT instrument consisted of 20 items grouped into five concept groups. Students’ conceptual understanding was grouped into five categories, namely scientific knowledge (Rating=5), false positive (Rating=4), false negative (Rating=3), misconceptions (Rating=2), and lack of knowledge (Rating=1). The differential item functioning (DIF) score was used to evaluate item bias in the 4T-HTDT. Bias was reviewed based on the respondent’s gender, class, and school. The item has DIF if the probability value is <5%. The results showed that 35% (7 out of 20 items) spread over five groups of heat and temperature concepts were biased. However, excluding seven DIF items from the measurement set would not significantly affect the composition and distribution of items. Thus, the 13 items in the 4T-HTDT instrument are free from bias and can be used to evaluate the conceptual understanding of high school students.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 314, "width": 46, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords:", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 331, "width": 118, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Differential item functioning", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 342, "width": 98, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Four-tier diagnostic test Heat and temperature Misconception", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 377, "width": 54, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rasch model", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 436, "width": 215, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This is an open access article under the CC BY-SA license.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 495, "width": 99, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Corresponding Author:", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 513, "width": 292, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Moh Irma Sukarelawan Postgraduate Program of Physics Education, Universitas Ahmad Dahlan Umbulharjo, Yogyakarta 55161, Indonesia Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 589, "width": 104, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 599, "width": 442, "height": 126, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "There has been an increase in the study of student’s misconceptions in the field of physics education over the last seven decades, especially on the topic of heat and temperature [1]–[5]. Various types of diagnostic instruments on this topic have been widely implemented, for example, Interview [6], [7], open- ended [8], conventional multiple-choice [9], [10], two-tier diagnostic test [11], [12], three-tier diagnostic test [13]–[15], and four-tier diagnostic test [3], [11], [16], [17]. Interview and open-ended instruments can provide a more detailed and in-depth picture of students’ conceptual understanding [18], [19]. However, using it in large groups takes more time and effort. As a result, interviews, and open-ended are more suitable for diagnosing misconceptions in small groups. Conventional multiple choice and their derivatives (two, three, and four-tier diagnostic test) are more suitable for large groups. The four-tier diagnostic test instrument is the best instrument for diagnostic application in large groups because the assessment process is relatively more efficient and objective, free from errors and lack of knowledge [18], [19].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 727, "width": 442, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "One of the elements that must be met by the diagnostic test tool is validity. As a test tool, the four- tier diagnostic test in heat and temperature material (4T-HTDT) must be able to describe students’ actual conceptual knowledge. The probability of students answering questions should not be influenced by student’s", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 94, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Int J Eval & Res Educ", "type": "Page header" }, { "left": 265, "top": 59, "width": 73, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2252-8822", "type": "Page header" }, { "left": 482, "top": 57, "width": 9, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Page header" }, { "left": 172, "top": 776, "width": 355, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "An investigation of item bias in the four-tier diagnostic test using Rasch model (Jumadi)", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 442, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "623 attributes such as region, culture, gender, school category, and other attributes [20]. If this happens, the measurement results will be biased and do not accurately reflect the situation. Bias is a condition in which the characteristics of a group affect the test results [21]. Bias also indicates injustice, inconsistency, and contaminant factors in the test instrument [20].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 128, "width": 442, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Measurement bias would cause assays, such as 4T-HTDT to be invariant or unequal across groups [22]. Bias causes the measurement to be irrelevant and gives certain groups a higher chance to answer correctly to benefit certain groups. This will threaten the validity of the items in the 4T-HTDT [23]. Consequently, detecting item bias in 4T-HTDT becomes essential.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 174, "width": 442, "height": 147, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The classical test theory (CTT) has been widely used to assess the psychometric properties of four- tier heat and temperature diagnostic instruments [3], [16], [17]. Although the CTT is a popular and well- established model, the scores derived are sample-dependent and biased towards the central score [24]. The item response theory (IRT) approach can be an effective alternative. Laliyo, Sumintono, and Panigoro [25] used a three-tier multiple choice test to measure students’ conceptual understanding in chemistry. Aminudin et al. [26] developed an open four-tier diagnostic instrument on light-wave material. They report test reliability, item and person reliability, and separation index. Ibnu et al. [27] developed a four-tier instrument on Mechanics material. They focus on reporting item fit against the Rasch model, reliability, and separation index. Tumanggor et al. [28] developed a four-tier diagnostic test on simple harmonic motion concepts material. All authors report item fit, reliability, item difficulty index. Meanwhile, reports on using the Rasch model to assess differential item functioning in diagnostic instruments are still very limited, including diagnostic instruments with the concept of heat and temperature. Therefore, this study aimed to identify and report item bias in the 4T-HTDT through differential item functioning (DIF).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 347, "width": 127, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. RESEARCH METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 358, "width": 442, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A minimum sample size of 50 participants is required to achieve data stability at a 99% confidence level on a 1 Logit scale [29]. This survey involved 241 participants who were selected using a stratified random sampling technique. All respondents came from three public high schools in Indonesia. The three schools each represented schools in the favorite, moderately favorite, and less favorite categories. The age of the respondents was in the range of 15-19 years. Participation in this study was anonymous, and responses were entirely voluntary. Table 1 describes the demographic profile of students.", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 450, "width": 157, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1. Demographic data of students", "type": "Section header" }, { "left": 190, "top": 462, "width": 232, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Demographics (code) Frequency Percentage (%) Gender Male (M) 65 27% Female (F) 176 73% Class 11 (S) 146 61% 12 (T) 95 39% School Favorite (P) 113 47% Moderately favorite (Q) 61 25% Less favorite (R) 67 28% Age (years) Range 15-19 Average 17", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 578, "width": 442, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study used a cross-sectional quantitative survey method. The 4T-HTDT instrument consisted of 20 items and was grouped into five concept groups, namely temperature (six items, A1-A6), thermal expansion (four items, B1-B4), the effect of heat on object temperature (two items, C1 and C2), the effect of heat on phase changes (two items, D1 and D2), and heat and heat transfer (six items, E1-E6). As the name implies, each item in the 4T-HTDT is a four-level question. The first tier (T1) is a conceptual question in the form of multiple choice. The third tier (T3) is the reasoning for responses at T1. The second (T2) and fourth (T4) tiers are each student’s confidence in the responses at T1 and T3. The level of confidence (T2 and T4) uses a 6-point Likert scale from 1 (guessing only) to 6 (very confident) [30].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 670, "width": 442, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Students collected responses online. Completion of the diagnostic test took about 40 to 50 minutes. Students’ conceptual understanding was coded using Excel. Winsteps was used to assess the 4T-HTDT instrument based on the Rasch model. Code 1 was given for correct answers on T1 and T3, zero if wrong. While code 1 was given to T2 and T4 if the student’s confidence level is >3.5, zero if <3.5. Scientific knowledge if all tiers were coded 1. False positive if all tiers were coded 1 except T3, and false negative if all tiers were coded 1 except t1. meanwhile, misconception if t1 and t3 are coded 0, and t2 and T4 are coded 1. Other combinations of codes were included in the category of lack of knowledge.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 57, "width": 9, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Page header" }, { "left": 437, "top": 59, "width": 90, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2252-8822", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 238, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Int J Eval & Res Educ, Vol. 12, No. 2, June 2023: 622-629", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 17, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "624", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 81, "width": 442, "height": 114, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The combination of the results of coding students’ answers was grouped into five categories of conceptual understanding, namely scientific knowledge (SK, Rating=5), false positive (FP, Rating=4), false negative (FN, Rating=3), misconception (Misc, Rating=2), and lack of knowledge (LK, Rating=1) [31], [32]. Ratings of each conceptual understanding have been used to measure the Rasch model. This ordinal data was converted into intervals on a logit scale using a logarithmic function with the help of Winsteps [33], [34]. Winsteps analysis results were used to assess the logit value of the item (LVI), logit value of a person (LVP), and 4T-HTDT bias towards demographic profiles (gender, class, and school). Bias was evaluated based on the value of DIF. Meanwhile, the logit item and person values are assessed based on LVI and LVP [35], [36]. Items in the 4T-HTDT were biased towards a particular demographic profile if the probability value was less than 5% [37], [38] . Summary statistics for 4T-HTDT are presented in Table 2.", "type": "Text" }, { "left": 222, "top": 218, "width": 168, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 2. Summary of 4T-HTDT statistics", "type": "Section header" }, { "left": 203, "top": 230, "width": 197, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Item Person Measure Mean Standard deviation (SD) 0.00 0.41 -1.33 1.83 Separation 5.23 2.25 Reliability 0.96 0.84 Cronbach’s α 0.92", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 307, "width": 157, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 319, "width": 106, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1. Item difficulty level", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 330, "width": 444, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The researchers classified the difficulty of the items as presented in Table 3 according to their mean and SD values in the 4T-HTDT. The difficulty levels of the items were grouped into four categories [35], [39], [40]. Item difficulty logit ranged from-0.92 to+0.58. The mean value item logit obtained was 0.00, and SD was 0.41 logit. The mean logit item value was always set to 0.0 logit, and 0.0 indicates the initial reference point of the scale [37]. Items in the 4T-HTDT were distributed in the categories very difficult (LVI≥0.41), difficult (0.00≤ LVI <0.41), easy (-0.41≤ LVI <0.00), and very easy (LVI <-0.41). Based on Table 3, 25% (5 out of 20 items) are in the very difficult category, and 10% (2 out of 20 items) are in the very easy category. Most items have been spread in the easy category, amounting to 35%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 422, "width": 442, "height": 159, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "As shown in Table 3, thermal expansion and heat and heat transfer concepts tend to be more difficult for students than other concepts. As many as three of the four Thermal expansion concept items are in the difficult and very difficult categories. Likewise, five heat and heat transfer concepts items are in the difficult and very difficult categories. Meanwhile, in the temperature concept, (4 out of 6 items) are divided into easy and very easy categories; two items, in the effect of heat on phase changes concept, are in the easy category. However, the distribution of each item in each concept group is represented in each level of difficulty. This has implications for the instrument’s ability to explore respondents’ abilities. The level of difficulty of this question needs to be considered by the teacher or instructor. Misconceptions are very vulnerable to change [3]. Because they believe wrong concepts to be true, misconceptions need to be overcome through various appropriate learning designs. Teachers need to strengthen concept planting through various innovative learning strategies. Optimizing the integration of multimedia in teaching needs to be considered by the teacher. Because of its abstract nature, changes in physical phenomena occur at the microscopic level and are theoretical, the use of simulation or animation media in heat and temperature learning is an option that needs to be considered [13], [41]–[44].", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 604, "width": 214, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 3. Four item difficulty categories in 4T-HTDT", "type": "Section header" }, { "left": 148, "top": 616, "width": 312, "height": 72, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Difficulty level Concept group A B C D E Very difficult A2 B2 C1 E1, E2 Difficult A1 B3, B4 E3, E4, E5 Easy A3, A5, A6 B1 C2 D1, D2 Very easy A4 E6 Note: A=Temperature; B=Thermal expansion; C=Effect of heat on object temperature; D=Effect of heat on phase changes; E=Heat and heat transfer", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 711, "width": 82, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.2. Person ability", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 721, "width": 442, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The level of student’s conceptual understanding of heat and temperature material was grouped based on demographics and LVP values [35], [39], [40]. Student logit ability is between-5.48 and+0.63. Students’ conceptual understandings are grouped into four levels. Students who have an LVP ≥0.50 are classified as", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 94, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Int J Eval & Res Educ", "type": "Page header" }, { "left": 265, "top": 59, "width": 73, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2252-8822", "type": "Page header" }, { "left": 482, "top": 57, "width": 9, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Page header" }, { "left": 172, "top": 776, "width": 355, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "An investigation of item bias in the four-tier diagnostic test using Rasch model (Jumadi)", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 59, "width": 17, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "625", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 82, "width": 442, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "very high ability, first level. In the second level, the value of -1.33≤ LVP <0.50 is classified as high ability. Students with a-3.16≤ LVP <-1.33 are grouped in the moderate ability, third level. The fourth level, the low ability group, is used to classify students with LVP <-3.16. Table 4 describes the level of students’ conceptual understandings based on demographics. As shown in Table 4, most students’ conceptual understandings are distributed in the high category.", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 160, "width": 326, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 4. The level of students’ conceptual understanding based on demographics", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 172, "width": 367, "height": 81, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Demographics Very high ability LVP ≥0.50 High ability -1.33≤ LVP <0.50 Moderate ability -3.16≤ LVP <-1.33 Low ability LVP <-3.16 Gender Male (M) 2 51 8 4 Female (F) 1 110 33 32 Class 11 (S) 2 102 22 20 12 (T) 1 59 19 16 School Favorite (P) 1 78 16 18 Moderately favorite (Q) 2 37 13 9 Less favorite (R) - 46 12 9", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 275, "width": 442, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 4 shows that the distribution of students’ conceptual understandings was concentrated in high ability. By gender, the male group appears to have a higher level of conceptual understanding than the female group. A total of 78.5% (51 out of 65 students) of male students were distributed at a high ability level. Meanwhile, only 62.5% of female students (110 out of 176 students) were distributed at the same ability level. On the other hand, the percentage of male students (6.2%) in the low ability category is much lower than that of female students (18.2%). Based on the class, 11th graders have a more dominant conceptual understanding than 12th graders. It appears that 70% (102 of 146 students) of 11th-grade students have abilities in the high category. Likewise, for grade 12 students, there are 31.2% (59 of 95 students) are in the high category. The distribution of students’ abilities in these two groups did not significantly differ in the other categories (very high, moderate, and low ability).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 392, "width": 442, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Using a constructivism approach, gender and prior knowledge influence success in science education [45]. Male and females have different learning schemes. Various literature reports differences in conceptual understanding abilities based on gender. Male students tend to be better at observing physical phenomena than female students, which impacts their understanding of concepts [46]–[49] . However, educators or instructors need to develop pedagogic competence in designing learning to increase equality of conceptual understandings across gender. Each student’s prior knowledge can be related to their age as well as their grade. The higher the students’ grade level, the more sophisticated their mental models are. The construction of conceptual understanding is complete. Students at a younger age or lower grade levels can improve their conceptual understanding by involving mobile-based learning [50]–[52]. Mobile learning provides opportunities for students to access content with high frequency so that the knowledge construction process becomes faster.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 516, "width": 442, "height": 103, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the type of school, the distribution of students’ conceptual understanding in the three types of schools was concentrated in the high ability category. The percentage of conceptual understanding ability between favorite and less favorite schools is almost the same. The distribution of students’ abilities in favorite schools was 69% (78 of 113 students), and students of less favorite schools were 68.7% (46 of 67 students). Meanwhile, the students’ conceptual understanding ability at school is quite favorite by 60.7% (37 of 61 students). Meanwhile, the students’ conceptual understanding ability in the low category was almost the same for the three schools. The type of school that exists does not impact the level of understanding of students’ concepts. Although in general, favorite schools have several learning facilities and teachers are adequate compared to less favorite schools.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 633, "width": 387, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.3. Differential item functioning (DIF) of respondents’ demographic factors in 4T-HTDT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 645, "width": 442, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In this section, researchers identify the item bias against student demographics in public high schools. Table 5 summarizes several 4T-HTDT items with probability values less than 5%. Based on the analysis, there were seven items (A4, A6, B4, D2, E2, E5, and E6) biased towards the respondent’s attributes. As many as four of the five concept groups tested were biased towards the gender, class, and type of school group. There are (4 of the 20 items) (A6, D2, E5, and E6) biased towards two types of respondents’ attributes. Three (A4, B4, and E2) are biased towards one type of respondent’s attributes. There are (3 of the 6 items) (E2, E5, and E6) in the heat concept group and their displacement biased towards the class and school attributes. There are (2 of the 6 items) (A4 and A6) in the temperature concept group also experienced a bias towards the class and school attributes. Meanwhile, in the concept of thermal expansion and the effect of heat on phase changes, each item (B4 and D2) is biased towards gender and school. The DIF diagram in Figure 1 describes in detail the bias tendency of each item in Table 5.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 57, "width": 9, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Page header" }, { "left": 437, "top": 59, "width": 90, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2252-8822", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 238, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Int J Eval & Res Educ, Vol. 12, No. 2, June 2023: 622-629", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 429, "height": 107, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "626 Table 5. Summary of differential item functioning based on students’ demographic variables Item Misconception form Demographic with DIF A4 Two different temperatures can be added up School A6 The division of an object causes the temperature of the two parts to be different Class and school B4 An expanding substance has a constant density Gender D2 Heating always increases the temperature Gender and school E2 Cold substances contain no heat School E5 Heat can flow due to various types of substances Class and school E6 Particles during convection will rise to the top because the direction of the heat always goes up Class and school", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 190, "width": 442, "height": 136, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DIF analysis by gender is presented in Figure 1(a). There are 10% (2 out of 20 items) with a DIF (B4 and D2) concerning gender. The concept of B4 tends to benefit male students more than female students. On the other hand, the D2 concept benefits female students more than male students. DIF analysis by class in Figure 1(b) showed that 15% (3 of 20 items) had DIF (A6, E5, and E6). Items A6 and E5 tend to benefit grade 12 students rather than grade 11. At the same time, item E6 is the opposite, more favorable for grade 11 than grade 12. Finally, the DIF analysis by the school is shown in Figure 1(c). We found that 30% (6 of 20 items) had a DIF concerning school type. Items A4 and D2 tend to favor students from moderately favorite schools and disadvantage students from less favorite schools. However, they are not problematic for students from favorite schools. Items A6 and E5 favored students from less favorite schools and disadvantaged students from the other two types of schools. Item E2 tends to harm students who come from moderately favorite schools. Meanwhile, item E6 benefits students from favorite and moderately favorite schools than students from less favorite schools.", "type": "Text" }, { "left": 162, "top": 478, "width": 294, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Note(s): F=Female, M=Male (a) Note(s): S=Class 11, T=Class 12 (b)", "type": "Picture" }, { "left": 206, "top": 628, "width": 199, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Note(s): P=Favorite, Q=Moderately favorite, R=Less favorite", "type": "Caption" }, { "left": 299, "top": 638, "width": 14, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(c)", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 660, "width": 362, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 1. Person DIF plot items in 4T-HTDT based on (a) gender, (b) class, and (c) school", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 692, "width": 442, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seven diagnostic items on the concept of heat and temperature have been identified as being biased. When applied, these items will benefit certain groups so that the primary function of the diagnostic test is distorted and interferes with the validity of the 4T-HTDT instrument. Therefore, using 4T-HTDT in the future can exclude items identified as having DIF from the instrument set because other items still represent each concept group. Likewise, excluding seven DIF items from the measurement set will not significantly affect the distribution and composition of items based on difficulty level items.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 94, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Int J Eval & Res Educ", "type": "Page header" }, { "left": 265, "top": 59, "width": 73, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2252-8822", "type": "Page header" }, { "left": 482, "top": 57, "width": 9, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Page header" }, { "left": 172, "top": 776, "width": 355, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "An investigation of item bias in the four-tier diagnostic test using Rasch model (Jumadi)", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 59, "width": 17, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "627", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 82, "width": 442, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Involving DIF analysis of items to assess the quality of a four-tier diagnostic instrument has never been reported before [3], [16], [17], [26], [28]. However, the appearance of items in the 4T-HTDT experiencing DIF does not always indicate the weakness of a measuring instrument [53]. Several studies showed the linearity of the effect of a large sample size on the number of items experiencing DIF [54].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 151, "width": 91, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 161, "width": 442, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "One of the factors that affect the instrument’s validity was the bias that the items in the instrument have. The evaluation results show that 4T-HTDT were biased. Rasch’s analysis shows that seven of the 20 items (35%), spread across five heat and temperature concepts groups, are biased towards four student demographic variables (attributes). Two items are biased towards gender, three items are biased towards the type of school, and six items are biased towards the type of school.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 220, "width": 442, "height": 101, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study still has some limitations. It has not discussed the geographical and cultural aspects of the respondents. So, this finding cannot be generalized to the Indonesian context. Nevertheless, this study has been a pioneer in evaluating item bias in the misconception diagnostic instrument. In this study, we limit the analysis of bias based on the demographics of the respondents. It took heterogeneity of respondents to evaluate instrument bias comprehensively. We suggest that future research consider the heterogeneity of the respondents who will be involved. The respondent’s geography can be one of the challenging study materials to see the tendency or bias of an instrument. Schools and student residences are very diverse, some of them scattered in urban areas, some in coastal areas, and some in mountainous areas. We also recommend that a bias evaluation be carried out by reviewing the ethnicity or culture of the respondents.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 347, "width": 118, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ACKNOWLEDGEMENTS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 358, "width": 442, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The authors want to send greatest gratitude to the Directorate of Research and Community Service, Ministry of Education, Culture, Research and Technology of the Republic of Indonesia for granting research funds number: T/11.6/UN34.21/PT.01.03/2021 in the doctoral dissertation scheme.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 416, "width": 70, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 425, "width": 441, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] I. Aykutlu, S. Bezen, and C. Bayrak, “An assessment of high school students’ conceptual structures of heat and temperature through concept maps,” in AIP Conference Proceedings , 2017, vol. 1815, p. 070002, doi: 10.1063/1.4976423.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 444, "width": 441, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] A. Eryilmaz, “Development and application of three-tier heat and temperature test: Sample of bachelor and students graduate,”", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 454, "width": 421, "height": 17, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Egitim Arastirmalari-Eurasian Journal of Educational Research , no. 40, pp. 53–76, 2010, [Online]. Available: https://ejer.com.tr/wp-content/uploads/2021/01/ejer_2010_issue_40.pdf#page=54.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 471, "width": 441, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3] K. Fenditasari, Jumadi, E. Istiyono, and Hendra, “Identification of misconceptions on heat and temperature among physics education students using four-tier diagnostic test,” Journal of Physics: Conference Series , vol. 1470, no. 1, p. 012055, 2020, doi: 10.1088/1742-6596/1470/1/012055.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 499, "width": 441, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4] M. R. Luce and M. A. Callanan, “Family conversations about heat and temperature: Implications for children’s learning,”", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 510, "width": 233, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Frontiers in Psychology , vol. 11, 2020, doi: 10.3389/fpsyg.2020.01718.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 517, "width": 441, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[5] H. E. Haryono, K. N. Aini, A. Samsudin, and P. Siahaan, “Reducing the students’ misconceptions on the theory of heat through cognitive conflict instruction (CCI),” in AIP Conference Proceedings , 2021, vol. 2330, p. 050001, doi: 10.1063/5.0043400.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 535, "width": 441, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[6] S. H. Paik, B. K. Cho, and Y. M. Go, “Korean 4-To 11-year-old student conceptions of heat and temperature,” Journal of Research in Science Teaching , vol. 44, no. 2, pp. 284–302, 2007, doi: 10.1002/tea.20174.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 554, "width": 441, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[7] D. Ratnasari, Sukarmin, and S. Suparmi, “Effect of problem type toward students’ conceptual understanding level on heat and temperature,” Journal of Physics: Conference Series , vol. 909, no. 1, p. 012054, 2017, doi: 10.1088/1742-6596/909/1/012054.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 572, "width": 442, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[8] H. Celik, “An examination of cross sectional change in student’s metaphorical perceptions towards heat, temperature and energy concepts,” International Journal of Education in Mathematics, Science and Technology , vol. 4, no. 3, p. 229, 2016, doi: 10.18404/ijemst.86044.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 600, "width": 441, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[9] H. Chu, D. Treagust, S. Yeo, and M. Zadnik, “Evaluation of students’ understanding of thermal concepts in everyday contexts,” International Journal of Science Education , vol. 34, no. 10, pp. 1509–1534, 2012, doi: 10.1080/09500693.2012.657714.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 620, "width": 441, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[10] M. Prince, M. Vigeant, and K. Nottis, “Development of the heat and energy concept inventory: Preliminary results on the prevalence and persistence of engineering students’ misconceptions,” Journal of Engineering Education , vol. 101, no. 3, pp. 412– 438, 2012, doi: 10.1002/j.2168-9830.2012.tb00056.x.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 648, "width": 441, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[11] M. I. Sukarelawan, S. Sriyanto, A. D. Puspitasari, D. Sulisworo, and U. N. Hikmah, “Four-tier heat and temperature diagnostic test (4T-HTDT) to identify student misconceptions,” JIPFRI (Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah) , vol. 5, no. 1, pp. 1–8, 2021, doi: 10.30599/jipfri.v5i1.856.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 444, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[12] N. Maunah and Wasis, “The development of two-tier multiple choice diagnostic test to analyze the learning difficulties of class X students on the material of temperature and heat,” (in Indonesian), Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) , vol. 03, no. 02, pp. 195–200, 2014, [Online]. Available: https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/5/article/view/8095", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 703, "width": 441, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[13] M. L. H. Abbas, “Development of computer based diagnostic test for student misconception on material temperature and heat,” Jurnal Pendidikan Fisika dan Keilmuan (JPFK) , vol. 6, no. 1, p. 12, 2020, doi: 10.25273/jpfk.v6i1.5153.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 721, "width": 442, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[14] D. Gurcay and E. Gulbas, “Development of three-tier heat, temperature and internal energy diagnostic test,” Research in Science and Technological Education , vol. 33, no. 2, pp. 197–217, 2015, doi: 10.1080/02635143.2015.1018154.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 740, "width": 442, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[15] M. I. Sukarelawan, J. Jumadi, and N. A. Rahman, “An analysis of graduate students’ conceptual understanding in heat and temperature (H&T) using three-tier diagnostic test,” Indonesian Review of Physics , vol. 2, no. 1, 2019, doi: 10.12928/irip.v2i1.910.", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 57, "width": 9, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Page header" }, { "left": 437, "top": 59, "width": 90, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2252-8822", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 238, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Int J Eval & Res Educ, Vol. 12, No. 2, June 2023: 622-629", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 17, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "628", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 82, "width": 441, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[16] M. Maison, I. C. Safitri, and R. W. Wardana, “Identification of misconception of high school students on temperature and calor topic using four-tier diagnostic instrument,” Edusains , vol. 11, no. 2, pp. 195–202, 2020, doi: 10.15408/es.v11i2.11465.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 441, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[17] J. I. Utari and F. U. Ermawati, “Development of a Four Tier Format Misconceptions Diagnostic Test Instrument for Temperature, Heat, and Displacement Materials,” (in Indonesian), Inovasi Pendidikan Fisika , vol. 07, no. 03, pp. 434–439, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 119, "width": 441, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[18] Soeharto, B. Csapó, E. Sarimanah, F. I. Dewi, and T. Sabri, “A review of students’ common misconceptions in science and their diagnostic assessment tools,” Jurnal Pendidikan IPA Indonesia , vol. 8, no. 2, pp. 247–266, 2019, doi: 10.15294/jpii.v8i2.18649.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 137, "width": 444, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[19] D. Kaltakci-Gurel, A. Eryılmaz, and L. C. McDermott, “A Review and Comparison of Diagnostic Instruments to Identify Students’ Misconceptions in Science,” Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education , vol. 11, no. 5, pp. 989–1008, 2015, doi: 10.12973/eurasia.2015.1369a.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 165, "width": 442, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[20] M. Ardiyaningrum, L. Badriah, Trisniawati, Suhartini, and S. A. Widodo, “Differential item function of gender in the mathematics elementary school tryout test,” Journal of Physics: Conference Series , vol. 1315, no. 1, p. 012036, 2019, doi: 10.1088/1742-6596/1315/1/012036.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 193, "width": 442, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[21] R. Akcan and K. Atalay Kabasakal, “An Investigation of Item Bias of English Test: The Case of 2016 Year Undergraduate Placement Exam in Turkey,” International Journal of Assessment Tools in Education , vol. 6, no. 1, pp. 48–62, 2019, doi: 10.21449/ijate.508581.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 220, "width": 441, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[22] K. Sadeghi and Z. Abolfazli Khonbi, “An overview of differential item functioning in multistage computer adaptive testing using three-parameter logistic item response theory,” Language Testing in Asia , vol. 7, no. 1, p. 7, 2017, doi: 10.1186/s40468-017- 0038-z.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 248, "width": 443, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[23] N. D. Myers, E. W. Wolfe, D. L. Feltz, and R. D. Penfield, “Identifying differential item functioning of rating scale items with the rasch model: An introduction and an application,” Measurement in Physical Education and Exercise Science , vol. 10, no. 4, pp. 215–240, 2006, doi: 10.1207/s15327841mpee1004_1.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 275, "width": 442, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[24] K. D. Bradley, M. R. Peabody, K. S. Akers, and N. M. Knutson, “Rating scales in survey research: using the Rasch model to illustrate the middle category measurement flaw,” Survey Practice , vol. 8, no. 1, pp. 1–12, 2015, doi: 10.29115/sp-2015-0001.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 294, "width": 441, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[25] L. A. R. Laliyo, B. Sumintono, and C. Panigoro, “Measuring changes in hydrolysis concept of students taught by inquiry model: stacking and racking analysis techniques in Rasch model,” Heliyon , vol. 8, no. 3, Mar. 2022, doi: 10.1016/j.heliyon.2022.e09126.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 312, "width": 442, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[26] A. H. Aminudin, R. Adimayuda, I. Kaniawati, E. Suhendi, A. Samsudin, and B. Coştu, “Rasch analysis of multitier open-ended light-wave instrument (MOLWI): Developing and assessing second-years Sundanese-scholars alternative conceptions,” Journal for the Education of Gifted Young Scientists , vol. 7, no. 3, pp. 557–579, Sep. 2019, doi: 10.17478/jegys.574524.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 340, "width": 444, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[27] M. Ibnu, B. Indriyani, H. Inayatullah, and Y. Guntara, “Application of the Rasch Model: Development of a Test Instrument to Measure Student Misconceptions,” (in Indonesian) Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP UNTIRTA , vol. 2, no. 1, 2019, pp. 205–210, [Online]. Available: https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/psnp/article/view/5669.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 367, "width": 441, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[28] A. M. R. Tumanggor, S. Supahar, E. S. Ringo, and M. D. Harliadi, “Detecting students’ misconception in simple harmonic motion concepts using four-tier diagnostic test instruments,” Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni , vol. 9, no. 1, pp. 21–31, 2020, doi: 10.24042/jipfalbiruni.v9i1.4571.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 395, "width": 441, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[29] C. Jong, T. E. Hodges, K. D. Royal, and R. Welder, “Instruments to Measure Elementary Preservice Teachers’ Conceptions: An Application of the Rasch Rating Scale Model,” Educational Research Quarterly , vol. 39, no. 1, pp. 21–48, 2015.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 413, "width": 441, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[30] B. Sreenivasulu and R. Subramaniam, “Exploring undergraduates’ understanding of transition metals chemistry with the use of cognitive and confidence measures,” Research in Science Education , vol. 44, no. 6, pp. 801–828, 2014, doi: 10.1007/s11165-014- 9400-7.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 441, "width": 441, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[31] Habiddin and E. M. Page, “Development and validation of a four-tier diagnostic instrument for chemical kinetics (FTDICK),” Indonesian Journal of Chemistry , vol. 19, no. 3, pp. 720–736, 2019, doi: 10.22146/ijc.39218.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 459, "width": 444, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[32] L. A. R. Laliyo, S. Hamdi, M. Pikoli, R. Abdullah, and C. Panigoro, “Implementation of Four-Tier Multiple-Choice Instruments Based on the Partial Credit Model in Evaluating Students’ Learning Progress,” European Journal of Educational Research , vol. 10, no. 2, pp. 825–840, 2021, doi: 10.12973/eu-jer.10.2.825.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 487, "width": 442, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[33] D. Adams, M. T. H. Joo, B. Sumintono, and O. S. Pei, “Blended Learning Engagement in Public and Private Higher Education Institutions: A Differential Item Functioning Analysis of Students’ Backgrounds,” Malaysian Journal of Learning and Instruction , vol. 17, no. 1, pp. 133–158, 2020, doi: 10.32890/mjli2020.17.1.6.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 441, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[34] W. J. Boone, J. S. Townsend, and J. R. Staver, “Utilizing multifaceted Rasch Measurement through FACETS to evaluate science education data sets composed of judges, respondents, and rating scale items: An exemplar utilizing the elementary science teaching analysis matrix instrument,” Science Education , vol. 100, no. 2, pp. 221–238, 2016, doi: 10.1002/sce.21210.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 542, "width": 441, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[35] S. L. Rusland, N. I. Jaafar, and B. Sumintono, “Evaluating knowledge creation processes in the Royal Malaysian Navy (RMN) fleet: Personnel conceptualization, participation and differences,” Cogent Business and Management , vol. 7, no. 1, 2020, doi: 10.1080/23311975.2020.1785106.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 570, "width": 441, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[36] B. Setiawan, M. Panduwangi, and B. Sumintono, “A Rasch analysis of the community’s preference for different attributes of Islamic banks in Indonesia,” International Journal of Social Economics , vol. 45, no. 12, pp. 1647–1662, 2018, doi: 10.1108/IJSE- 07-2017-0294.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 597, "width": 444, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[37] B. Sumintono and W. Widhiarso, Rasch Modeling Applications in Educational Assessment . Cimahi: Trim Komunikata (in Indonesian), 2015.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 616, "width": 442, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[38] M. Müller and A. Haenni Hoti, “Item analysis of the KIDSCREEN-10 using Rasch modelling,” Health and Quality of Life Outcomes , vol. 18, no. 1, p. 342, 2020, doi: 10.1186/s12955-020-01596-6.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 634, "width": 442, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[39] Maryati, Z. K. Prasetyo, I. Wilujeng, and B. Sumintono, “Measuring teachers’ pedagogical content knowledge using many-facet Rasch model,” Cakrawala Pendidikan , vol. 38, no. 3, pp. 452–464, 2019, doi: 10.21831/cp.v38i3.26598.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 653, "width": 442, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[40] D. Adams, K. M. Chuah, B. Sumintono, and A. Mohamed, “Students’ readiness for e-learning during the COVID-19 pandemic in a South-East Asian university: a Rasch analysis,” Asian Education and Development Studies , vol. 11, no. 2, pp. 324-339, 2022, doi: 10.1108/AEDS-05-2020-0100.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 680, "width": 442, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[41] I. Kaniawati, G. Triyani, A. Danawan, I. Suyana, A. Samsudin, and E. Suhendi, “Implementation of Interactive Conceptual Instruction (ICI) With Computer Simulation: Impact of Students’ Misconceptions on Momentum and Impulse Material,” Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi , vol. 10, no. 1, pp. 1–17, 2021, doi: 10.24042/jipfalbiruni.v10i1.8375.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 708, "width": 442, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[42] C. Chou, “An Analysis of the 3D Video and Interactive Response Approach Effects on the Science Remedial Teaching for Fourth Grade Underachieving Students,” Journal of Mathematics Science and Technology Education , vol. 13, no. 4, pp. 1059–1073, 2017, doi: 10.12973/eurasia.2017.00658a.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 735, "width": 441, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[43] Y. Kong, L. R. Kayumova, and V. G. Zakirova, “Simulation technologies in preparing teachers to deal with risks,” Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education , vol. 13, no. 8, pp. 4753–4763, 2017, doi: 10.12973/eurasia.2017.00962a.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 94, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Int J Eval & Res Educ", "type": "Page header" }, { "left": 265, "top": 59, "width": 73, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2252-8822", "type": "Page header" }, { "left": 482, "top": 57, "width": 9, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Page header" }, { "left": 172, "top": 776, "width": 355, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "An investigation of item bias in the four-tier diagnostic test using Rasch model (Jumadi)", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 59, "width": 17, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "629", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 82, "width": 441, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[44] E. D. Sanyoto, W. Setyarsih, and A. Kholiq, “Application of Interactive Demonstration Learning Models Assisted by Virtual Simulation Media to Reduce Students' Misconceptions on Temperature, Heat, and Heat Transfer Materials,” (in Indonesian), Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) , vol. 05, no. 03, pp. 188–192, 2016.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 442, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[45] A. Taşdere and F. Ercan, “An alternative method in identifying misconceptions: Structured communication grid,” in Procedia - Social and Behavioral Sciences , vol. 15, pp. 2699–2703, 2011, doi: 10.1016/j.sbspro.2011.04.173.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 128, "width": 442, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[46] R. Scherr, “Editorial: Never mind the gap: gender-related research in physical review physics education research, 2005-2016,” Physical Review Physics Education Research , vol. 12, no. 2, p. 020003, 2016, doi: 10.1103/PhysRevPhysEducRes.12.020003.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 146, "width": 442, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[47] R. Koul, T. Lerdpornkulrat, and C. Poondej, “Gender compatibility, math-gender stereotypes, and self-concepts in math and physics,” Physical Review Physics Education Research , vol. 12, no. 2, p. 020115, 2016, doi: 10.1103/PhysRevPhysEducRes.12.020115.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 174, "width": 444, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[48] A. Madsen, S. B. McKagan, and E. C. Sayre, “Gender gap on concept inventories in physics: What is consistent, what is inconsistent, and what factors influence the gap?” Physical Review Special Topics - Physics Education Research , vol. 9, no. 2, p. 020121, 2013, doi: 10.1103/PhysRevSTPER.9.020121.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 201, "width": 441, "height": 17, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[49] N. Munfarikha, S. Kusairi, and S. Zulaikhah, “Effect of IQ, gender and grade level on high school students’ mental models of magnetism,” (in Indonesian), QUANTUM, Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika , 2018, pp. 487–494.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 218, "width": 442, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[50] B. E. Dasilva et al. , “Development of android-based interactive physics mobile learning media (IPMLM) with scaffolding learning approach to improve HOTS of high school students,” Journal for the Education of Gifted Young Scientists , vol. 7, no. 3, pp. 659–681, 2019, doi: 10.17478/jegys.610377.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 247, "width": 443, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[51] F. P. Sari, L. Ratnaningtyas, I. Wilujeng, Jumadi, and H. Kuswanto, “Development of android comics media on thermodynamic experiment to map the science process skill for senior high school,” Journal of Physics: Conference Series , vol. 1233, no. 1, p. 012052, 2019, doi: 10.1088/1742-6596/1233/1/012052.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 275, "width": 442, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[52] F. S. Arista and H. Kuswanto, “Virtual physics laboratory application based on the android smartphone to improve learning independence and conceptual understanding,” International Journal of Instruction , vol. 11, no. 1, pp. 1–16, 2018, doi: 10.12973/iji.2018.1111a.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 303, "width": 444, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[53] P. Susongko, Y. Arfiani, and M. Kusuma, “Determination of gender differential item functioning in Tegal students’ scientific literacy skills with integrated science (SLiSIS) test using Rasch model,” Jurnal Pendidikan IPA Indonesia , vol. 10, no. 2, pp. 270–281, 2021, doi: 10.15294/jpii.v10i2.26775.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 330, "width": 441, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[54] R. Zwick, “a review of Ets differential item functioning assessment procedures: Flagging rules, minimum sample size requirements, and criterion refinement,” ETS Research Report Series , vol. 2012, no. 1, pp. i–30, 2012, doi: 10.1002/j.2333- 8504.2012.tb02290.x.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 141, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BIOGRAPHIES OF AUTHORS", "type": "Section header" }, { "left": 176, "top": 401, "width": 351, "height": 60, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jumadi is a Professor in the Physics Education Study Program and Postgraduate Program at Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia. He received his Doctor of Science Education degree in 2002 from the Universitas Pendidikan Indonesia. His area of expertise is in Physics Learning Technology. Currently, his research focus is on the development of science learning in the 21st century based on a scientific approach to improve scientific literacy. He can be contacted at email: [email protected].", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 516, "width": 95, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Moh Irma Sukarelawan", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 516, "width": 351, "height": 50, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "is a Ph.D. Candidate, Department of Educational Science, Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta 55281, Indonesia & Lecturer, Postgraduate Program of Physics Education, Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia. His research focuses on physics education, misconception, and Rasch model. He can be contacted at email: [email protected]; [email protected].", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 628, "width": 351, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Heru Kuswanto is a professor at the Physics Education Study Program and Postgraduate Program at Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia. He received his Doctorate in Physics in 2002 from Jean Monnet De Saint Etienne, France. His areas of expertise are Optics, Optoelectronics, and Microwaves. He can be contacted at email: [email protected].", "type": "Text" } ]
6bcfb8e3-b23d-dddd-0566-12b945cdcaf5
http://journalfkipuniversitasbosowa.org/index.php/klasikal/article/download/883/366
[ { "left": 199, "top": 38, "width": 317, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 2 August 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 197, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 782, "width": 18, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "376", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 796, "width": 396, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 119, "width": 400, "height": 46, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "THE IMPLEMENTATION OF ENGLISH LESSON MATERIAL SOURCE FROM THE RUMAH BELAJAR PORTAL IN TEACHING ENGLISH", "type": "Section header" }, { "left": 233, "top": 177, "width": 159, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azwar 1*, Rafi’ah Nur 2 , Siti Hajar 3", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 204, "width": 392, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2,3 Program Study Pendidikan Bahasa Inggris, Program Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Parepare, Jl. Jend. A. Yani KM 06 Parepare, South Sulawesi, Indonesia Email: [email protected], [email protected], [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 282, "top": 268, "width": 63, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 149, "top": 281, "width": 335, "height": 250, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Knowledge of English is very important nowadays. in the world of education, a teacher must be creative in choosing teaching materials. Therefore, this must be supported by the skills of the teacher and the suitability of the media in teaching. The purpose of this research is to find out whether the use of the learning house application can make it easier for teachers and increase students' interest. Rumah Belajar portal is a medium that can help teachers and students in the teaching and learning processThe data collection technique in this study is the process of collecting and processing information to evaluate results and use them for research. The research sample consisted of 20 students from eight grade. The results of the analysis The application of English learning material sources from the Rumah Belajar portal is very helpful for teachers in teaching English at SMP Satap 8 Baraka. This can be seen from the results of observations and interviews. The observation results show that teachers are successful in their performance to present their material, have a good influence on influencing students to follow their instructions, create good communication during sharing time, and make the class active. In addition, the results of the interviews showed that the teacher gave positive comments on the implementation of English subject matter sourced from The Rumah Belajar portal.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 547, "width": 335, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: The Rumah Belajar Portal, English Lesson Materials, Teaching Media, Teaching skill", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 613, "width": 99, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 626, "width": 400, "height": 107, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In today's global era, skills are the key to success in embracing a world civilization that is growing rapidly towards the digital world. These skills include information and communication technology skills, critical and systematic thinking skills, problem-solving skills, effective communication skills, and collaboration skills are real challenges, which require skill and speed in adopting them. These skills characterize today's global society, which is better known as a knowledge- based society (Ashour, 2020; M. N. U. Khan et al., 2014; “Knowledge-Based Society,” 2020; Silasi & Boldea, 2016). Over time, the development of", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 38, "width": 317, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 2 August 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 197, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 782, "width": 18, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "377", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 796, "width": 396, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 119, "width": 400, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "information and communication technology has changed people's lifestyles, both in work, play and study.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 147, "width": 400, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the world of education, in particular, it did not escape the turmoil of the battle of civilization. Education is the backbone of accelerating adaptation towards a knowledge-based society as it is today (Alam et al., 2020; Bu & Han, 2019; Nurul Mostafa Kamal, 2020). There are several keys for the world of education in facing the challenges of education in this century, namely education through an interdisciplinary and holistic learning process, namely being able to solve and adapt to various problems; a student-centered and work-oriented learning process; As well as progressive and reflecting on the environment that can be achieved by carrying out ICT-based learning (Information and Communication Technological).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 285, "width": 400, "height": 301, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Indonesian government has Law No. 20 of 2003 on the National Education System article 31 and Decree of the Minister of National Education No. 107 / U / 2001 regarding Distance Higher Education (PTJJ). This law allows education providers in Indonesia to carry out education through the PTJJ method by utilizing Information Technology, which accommodates e-learning. The e- learning policy will be summarized in the Blueprint for the Role of Information and Communication Technology in Primary and Secondary Education Systems. The government of Republic Indonesia has provided an e-learning facility called Rumah Belajar for SD, SMP, and SMA levels, which can be easily accessed by all students and teachers from all over Indonesia through a network connected via the internet. The Rumah Belajar portal is the official learning portal of the Ministry of Education and Culture, with the URL address https://belajar.kemdikbud.go.id/, the Rumah Belajar portal provides various learning materials as well as communication and interaction facilities between educational communities. This portal also contains learning materials for teachers, student learning materials, a vehicle for community activities/forums, a question bank, and a catalog of learning media. Rumah Belajar is intended for students, teachers, and the wider community, anyone who wants to learn (Rizka & Afandi, 2019; Utami & Dewi, 2020). The learning portal is expected to belong to the community, by filling in content and activities from and for the learning community. Meanwhile, the Ministry of Education and Culture, in this case, Pustekom, acts as the initiator, facilitator, and regulator.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 588, "width": 400, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "All learning processes either partially or completely are carried out by utilizing or integrating ICT as a means of learning. The role of ICT in the context of education is as an \"enabler\" or a tool to enable an effective and efficient learning process (Crough et al., 2012; Kumar et al., 2011; Omollo et al., 2013; Visvizi et al., 2018). The use of ICT in education is using the internet (Kihoza et al., 2020; Kim, 2018; Milic et al., 2018; Perienen, 2020; Rahiem, 2020; Varela- Ordorica & Valenzuela-González, 2020), where the internet here which is increasingly widespread in the world of education cannot be separated from the basic characteristics of the internet itself which are more identical to interactivity and border-free.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 726, "width": 399, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As an online-based learning medium, the rumah belajar portal is designed to facilitate the traffic of its users' activities (Darmawan, 2019; Susilawati, 2020;", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 38, "width": 317, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 2 August 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 197, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 782, "width": 18, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "378", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 796, "width": 396, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 119, "width": 400, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Susilawati & Fahrozi, 2020; Teknologi et al., 2019; Warsita, 2019). Four facilities can be accessed by teachers and students, namely: Kelas Maya, Sumber Belajar, Lab Maya, and Bank Soal. On the Kelas Maya menu, teachers can download and upload lesson plan material (RPP). For the Sumber Belajar menu, teachers can download multimedia learning, such as subject matter, online modules, animation, simulations, videos, audios, and electronic books. Not only that, but the Sumber Belajar menu also provides a multimedia catalog of learning consisting of text, graphics, photos, video, audio, and animation.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 229, "width": 400, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meanwhile, on the Kelas Maya menu, teachers and students can connect in forums that are divided into subject teacher forums, student forums, tutoring forums both synchronous and out of sync. In the Bank Soal menu, teachers and students can access a learning evaluation tool that contains a collection of questions. This collection of questions is divided into two categories, namely interactive practice questions where students can choose certain material or topics of interest and test questions or try out according to their field of study.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 326, "width": 400, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As an ICT-based media, the Rumah Belajar portal has several advantages to support teaching and learning activities (Diana et al., 2020). However, adequate research is needed to support this assumption. Developers must understand the principles of usability before implementing them on the web (Affandy et al., 2020; Djordjevic, 2017; Garrido et al., 2011). Usability is a quality attribute that assesses the ease of use of the user interface. Usability also refers to methods for increasing ease of use during the design process.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 420, "width": 400, "height": 331, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In a study on “Using the Rumah belajar portal to increase the quality of learning” conducted by the Center for Education and Communication Technology, Martadinata suggested that the Rumah belajar portal can be used as: (1) a learning resource for obtaining content or learning materials ; (2) virtual classroom learning facilities, especially to facilitate online learning between students and teachers anytime, anywhere; and (3) a means of improving student learning outcomes, which in turn can improve the quality of learning (Teknologi et al., 2019). Susilawati also presented other evidence in his research entitled “Application of an Innovative Learning Model Using “Rumah Belajar” in SMP Pesat Bogor”. In his research, he stated that the results of the study showed that 1) the implementation of innovative learning models through the offline and online use of the Rumah Belajar portal at SMP Pesat Bogor; and 2) the positive impact of implementing innovative learning models is considered quite large for teachers, especially in improving their ICT skills (Susilawati, 2020).Furthermore, Bambang stated in his study entitled “Using the Rumah Belajar portal to increase the quality of learning” that the use of the Learning House portal has been shown to be effective in improving the quality of learning. Learn.For this reason, students, teachers and the community in general, as well as anyone who wants to learn, are recommended to use the Rumah Belajar portal (Warsita, 2019).On English language learning itself, several research findings show a positive impact of using learning portals at home, as demonstrated in his study “Improving Students' Character in English learning language Through rumah belajar portal” (Istamia, 2019a). It is really useful to develop your professional skills by using it as a communication tool and a source of learning.Another researcher, Istamia, in her", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 38, "width": 317, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 2 August 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 197, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 782, "width": 18, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "379", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 796, "width": 396, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 117, "width": 400, "height": 110, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "classroom action research entitled “How to use the 'Rumah Belajar Portal' to improve students' ability to read descriptive texts in SMPN 31 Bengkulu Tengah Class VII” found that that students meeting the Minimum Competency Criterion (KKM) passed grade 70) improved from 18% in preliminary data to 45% at the end of Cycle 1 and 82% at the end of Cycle 2. In addition, it was also confirmed that the students through the use of the home learning portalwere active and enthusiastic asking and answering the question about the lesson in the teaching and learning process (Istamia, 2019b).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 229, "width": 400, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumah Belajar portal facilitates students in a fun way, not only listening to the teacher in class but also being able to study independently with the same subject matter given by the teacher at school. Without putting aside all the conveniences offered and obtained from the Rumah Belajar portal, researchers are challenged to do the proof. So that the researcher intends to conduct research aimed to To explore the teachers’ and students’ view on the use of English materials sourced from the rumah belajar portal.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 340, "width": 58, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 354, "width": 400, "height": 218, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The researcher used a descriptive qualitative method in this research. It was chosen because the researcher collected the data and observed information procured from respondents directly by interviewing. The place of this research was at SMP Negeri SATAP 8 Baraka. It is located in the eastern part of Baraka and the southern part of Pasui, Central government subdistrict Buntu Batu. SMP Negeri SATAP 8 Baraka is also known as SMP Uru because it is located in Uru village, Desa Ledan. In this research, the researcher took data that reflect the use of English lesson materials from the Rumah Belajar portal in the learning process. The subjects of this research were the English teacher at 8th grade of SMP Negeri SATAP 8 Baraka and the Students of 8th grade of SMP Negeri SATAP 8 Baraka. This study included a semi-structured interview. The researcher prepared several questions that would be required to obtain essential study information. The researcher spoke with the English teacher and eight eighth-grade pupils at SMPN SATAP 8 Baraka. In addition, the researcher conducted an interview to learn about teachers' and students' perspectives on using English lesson materials from the rumah belajar portal in the English language teaching process.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 602, "width": 167, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FINDINGS AND DISCUSSION Students’ views on Interview", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 630, "width": 399, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Students respond regarding to the use of application rumah belajar portal in learning English, one of the students, during the interview answer the following question", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 671, "width": 299, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "At ease using the Rumah Belajar application for learning.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 685, "width": 400, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The application of Rumah Belajar Portal in learning English is considered comportable to students. All students who were choosen as interviewees stated that:", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 724, "width": 364, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“...sangat nyaman” learning english using rumah belajar portal” (Student", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 740, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3).", "type": "List item" }, { "left": 199, "top": 38, "width": 317, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 2 August 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 197, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 782, "width": 18, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "380", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 796, "width": 396, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 149, "top": 117, "width": 364, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“...very comfortable” learning English using the learning house portal” (Student 3).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 147, "width": 399, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The student declared that by using Rumah Belajar Portal the students are more interested in studying. Besides, they claimed that learning English using the Rumah Belajar Portal is not scary.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 202, "width": 281, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Learning through the usage of Rumah Belajar Portal.", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 216, "width": 400, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of the interviews, students felt that the Rumah Belajar Portal approach was greatly helped. They say that with Rumah Belajar Portal they can access it without waiting the guidance from the teacher. As the interviewee said", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 268, "width": 363, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“...iya pak’, karena biasa akses tanpa guru baik disekolah maupun di rumah...” (Students 2)", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 296, "width": 363, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“...yes sir, because it can be accessed without any teacher in the classroom or at home...” (students", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 340, "width": 272, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumah Belajar Portal are a wonderful learning tool.", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 354, "width": 399, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Classroom activities in the class need to give attention to make sure the students understanding. Applying Rumah Belajar Portal in the class was evaluated by the students' interviews. The response of the students about Rumah Belajar Portal use collected by the researcher. From the interview it is found that Rumah Belajar Portal is effective to be used in the learning process. The interviewee said that:", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 434, "width": 363, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“...iya, sangat efektif digunakan dalam process pembelajaran...” (students 1)", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 462, "width": 363, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“...yes, it is very effective to be used in the learning process...” (students 1) “...iya, sangat efektif karena dalam aplikasi ada banyak materi...” (students 6)", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 517, "width": 363, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“...yes, it is very effective because it is provide many learning materials...” (students 6)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 561, "width": 399, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumah Belajar Portal assists me in learning the content provided by the teacher.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 588, "width": 399, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Refer to the result of interview, the students claimed that they can review the material taught by the teachers. The students’ answer are as follows:", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 613, "width": 363, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“...iya,sangat membantu karena di aplikasi rumah belajar di tampilkan di depan dengan menggunakan LCD...”", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 655, "width": 363, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“...The answer is yes, it is very helpful because the home study application is displayed in front using the LCD...”", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 696, "width": 363, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“...iya,sangat membantu karena di aplikasi rumah belajar ada pilihan materi yang menarik untuk dipelajari...”", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 38, "width": 317, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 2 August 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 197, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 782, "width": 18, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "381", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 796, "width": 396, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 149, "top": 117, "width": 363, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“...yes, it is very helpful because in the study home application there is a choice of interesting material to learn...”", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 160, "width": 399, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The utilization of Rumah Belajar Portal fosters an active learning environment.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 188, "width": 400, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the statement above the student claimed that Rumah Belajar Portal is an easy tool to use for learning english especially in writing. Rumah Belajar Portal proposes a good way for the student to understand the writing material in the classroom. The result of the interview process concluded that the students can develop their confidence to explore their ideas, argument, etc in classroom activities. It means the students' confidence better when they are not use Rumah Belajar Portal in the learning process.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 282, "width": 300, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“...sangat nyaman karena mudah di akses dan gratis juga...” “...very convenient because it is easy to access and free too “...sangat nyaman materi sudah ada dalam aplikasi...”", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 324, "width": 309, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“...very convenient, the material is already in the application...”", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 340, "width": 400, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Rumah Belajar Portal provides interesting audio-visual content. Based on the results of the interviews, information was obtained that students were happy with the use of the rumah portal because the material was presented in an interesting audio-visual form and aroused enthusiasm for learning.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 393, "width": 363, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“...iya dapat menciptakan kelas yang aktif karena proses belajar yang menarik...”", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 434, "width": 364, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“...yes can create an active class because the learning process is interesting...”", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 475, "width": 363, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“...iya dapat menciptakan kelas yang aktif karena bentuk prosesnya adalah visual...”", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 517, "width": 315, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“...yes can create an active class because the process is visual...”", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 544, "width": 153, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teachers’ views on Interview", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 561, "width": 400, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "At the very first, the researcher wants to know how the teacher perceive the employment of Rumah Belajar Portal as an online learning platform and the result is that all of the teachers agreed that Rumah Belajar Portal was one of the best choice for maintaining online learning process. They saw Rumah Belajar Portal as the one solution for bridging them and their students to do the transfer of knowledge without physical interaction.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 655, "width": 364, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“...For this kind of situation, I can say this is the most proper solution for the education during the pandemic...” (teacher 1)", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 696, "width": 363, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“…Untuk situasi seperti ini, menurut saya ini adalah solusi yang paling tepat untuk pendidikan di masa pandemi…” (guru 1)", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 38, "width": 317, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 2 August 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 197, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 782, "width": 18, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "382", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 796, "width": 396, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 119, "width": 400, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Some teachers reported having experience in online learning management, such as sharing materials via WhatsApp, taking online writing courses, and creating online courses via Google Classrooms. Therefore, teachers also benefited from their experiences in terms of better preparation for conducting online learning through Rumah Belajar portal.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 199, "width": 363, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“...Sometimes I ask the students to choose the video from Rumah Belajar Portal and then they give their opinion about the video...”.(teacher 3)", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 227, "width": 364, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“...Kadang saya minta siswa memilih video dari Portal Rumah Belajar, lalu mereka memberikan pendapatnya tentang video tersebut...”.(guru 3)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 271, "width": 399, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To get learning materials from online resources, all of the teachers stated that they did not have problems with that. They had no problem with the internet connections so with this facility, the could easily browse many kinds of learning materials needed for their teaching from Rumah Belajar portal,", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 326, "width": 363, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“...Yes, I do. Because I have good access of internet connection, I also have resources offline that I can use in online learning...” (teacher 2)", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 354, "width": 363, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "\"...Ya, saya bersedia. Karena saya punya akses koneksi internet yang bagus, saya juga punya sumber daya offline yang bisa saya gunakan dalam pembelajaran online…” (guru 2)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 395, "width": 400, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In addition, the researchers also asked teachers' opinions on the learning materials provided by some Rumah Belajar portals (launched by the Indonesian Ministry of Education and Culture). In general, teachers believed that the materials provided by these online learning platforms were reliable. Some of them even make frequent use of the materials. They felt that the learning materials offered by the Rumah Belajar Portal were thoroughly developed and provided with some revisions and reviews.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 492, "width": 363, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "\"...These platforms are reliable for teachers. But again, teachers always change some irrelevant materials because not all students in Indonesia have the same understanding of different materials....” (teacher 1)", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 531, "width": 364, "height": 54, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“...Platform tersebut dapat diandalkan oleh para guru. Tapi sekali lagi, guru akan selalu memodifikasi beberapa materi yang tidak relevan karena tidak semua siswa di Indonesia memiliki pemahaman yang sama terhadap beberapa materi…” (guru 1)", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 586, "width": 363, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“...In my opinion, they are reliable, but not affordable for my students...” (teacher 3)", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 613, "width": 364, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“…Menurut saya, mereka dapat diandalkan, tetapi tidak terjangkau oleh siswa saya…” (guru 3)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 644, "width": 400, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lastly, teachers argued that Portal Rumah Belajar played an important role in bringing them with their students as well as learning materials. Through Portal Rumah Belajar, teachers could still be connected with their students although they did not meet directly. Also, online learning facilitated teachers lots of learning materials that could be easily accessed.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 710, "width": 364, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“...I think most teachers including me realize that we need to upgrade not only about our subject but also about technology like finding new ways our new platform to convey our materials in the most attractive way for", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 38, "width": 317, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 2 August 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 197, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 782, "width": 18, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "383", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 796, "width": 396, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 149, "top": 119, "width": 363, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "students. And for students, I think online learning trains them to be a resilient student...” (teacher 3)", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 160, "width": 364, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "\"...Saya pikir sebagian besar guru termasuk saya menyadari bahwa kita perlu meningkatkan penguasaan teknologi seperti menemukan cara baru, platform baru kami untuk menyampaikan materi dengan cara yang menarik bagi siswa.\" Dan bagi siswa sendiri, menurut saya pembelajaran daring melatih mereka menjadi siswa yang tangguh…” (guru 3).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 229, "width": 400, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the data obtained from the results of finding, it would discuss in this part as a step to answer research question. They are about the students' views on the implementation of english lesson material source from The Rumah Belajar portal, the teacher's view on the implementation of english lesson material source from The Rumah Belajar portal and the extent of implementation of english lesson material source from The Rumah Belajar portal help teachers in teaching English To The Students’ of SMP Satap 8 Baraka.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 326, "width": 400, "height": 176, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the same discussion, there were some researchers that have conducted related research with this research. Compare this research with some previous research shows if this research results is deal with their research results. Firstly, by the Center for Education in their research entitle “Utilization of the Rumah belajar Portal to Increase Learning Quality”. Second, put forward by Susilawati in her research entitled “Innovative Learning Model Application by Utilizing \"Rumah Belajar\" at SMP Pesat Bogor”. Third, Bambang in his research entitled “Utilization of rumah belajar Portal to Increase The Quality of Learning”. Fourth, P Y Istamia in her research entitled “Improving students' character in English learning language through rumah belajar portal”. Fifth, Istamia, in her classroom action research entitled “Making Use of 'Rumah Belajar Portal' to Improve Students' Ability to Read Descriptive Texts at Grade VII of SMPN 31 Bengkulu Tengah”.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 506, "width": 400, "height": 121, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "All the previous researchers found if the use of English language materials sourced from the rumah belajar portal gave positive impact in learning english both from students and teachers interest. the Center for Education, Communication Technology, Martadinata suggested that the rumah belajar Portal can be used as: (1) a learning resource to obtain learning content or materials; (2) virtual classroom learning facilities, namely to facilitate online learning between students and teachers anytime and anywhere; and (3) a means to improve the achievement of student learning outcomes which in turn can improve the quality of learning.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 630, "width": 400, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Susilawati in her research stated that the results of the study showed that 1) the implementation of innovative learning models through the use of the offline Learning House Portal and online at SMP Pesat Bogor; and 2) the positive impact of implementing innovative learning models is felt to be quite large for teachers, especially in improving their ICT competencies (Susilawati, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 699, "width": 399, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furthermore, Bambang in his research explained that the use of the rumah belajar portal, has proven to be effective in improving the quality of learning. Therefore, it is recommended that students, teachers, and the wider community, or anyone who wants to learn, take advantage of the Rumah Belajar portal (Warsita,", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 38, "width": 317, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 2 August 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 197, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 782, "width": 18, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "384", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 796, "width": 396, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 119, "width": 400, "height": 121, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2019). Moreover, P Y Istamia suggests that Rumah Belajar portal is really useful for developing their professional skills, utilizing as a communication media and providing a source of learning. In addition, Istamia, in her classroom action research found that the students who passed the minimum criterion of mastery (KKM passing grade 70) improved from 18% in preliminary data to 45% at the end of cycle 1 and to 82% at the end of cycle 2. In addition, she also confirmed that using the home learning portal the students were active and enthusiastic in asking and answering the question about the lesson in the teaching and learning process.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 243, "width": 400, "height": 163, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furthermore, regarding to some previous research, there are some similarities and differentiate between this research and previous research that have been shows from research title. The similarity seen from the focuses of most researchers in involve writing and genre-based approach in their research. In other side, some previous research In addition, with respect to some previous research, there are some similarities and differences between this research and the previous research as indicated by the research title. The similarity observed in most researchers' approaches involves writing and a genre-based approach to their research. On the other hand, some previous research also shows that there are some specific differences between the researchers' investigations and their main investigations finding also shows that there are some specific differences between the researcher ‟s researches with their main.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 409, "width": 400, "height": 148, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moreover, the extent of implementation of English lesson material source from The Rumah Belajar portal help teachers in teaching English to The Students’ of SMP Satap 8 Baraka prove some poins that was got through observation and interview data. From observation, it shows that the implementation of English lesson material source from The Rumah Belajar portal really helpful to teachers in teaching English lesson. The Rumah Belajar portal gives them some positive effects. It was help them to deliver material well, construct good communication to students for know their problem in learning English, create an active class wherein most of them enthusiast to explore the content of the portal. In addition, it helps to create good emotional relation between teachers and student that effect to the students’ enjoyable the learning process.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 575, "width": 84, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 588, "width": 400, "height": 149, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The implementation of English lesson material source from The Rumah Belajar portal helpful to teachers in teaching English at SMP Satap 8 Baraka. It shows from the results of observation and interview. The results of observation indicated teachers were success in their performance to present their material, having good influence for influence students to follow their instruction, create good communication during sharing time, and create active class. Besides, the results of interview shows that teachers were give positive comments for the implementation of English lesson material source from The Rumah Belajar portal. It helps teachers to make students understand about the material, easy to communicate with the students, get rid of the students‟ fear to ask some question, and knowing the students’ difficulties in learning English.", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 38, "width": 317, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 2 August 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 197, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 782, "width": 18, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "385", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 796, "width": 396, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 119, "width": 84, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 133, "width": 400, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A, A. M. (2019). The Use of Technology in English Language Teaching. Frontiers in Education Technology. https://doi.org/10.22158/fet.v2n3p168", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 174, "width": 399, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adijaya, N., & Santosa, L. P. (2018). Persepsi Mahasiswa Dalam Pembelajaran Online. Wanastra: Jurnal Bahasa Dan Sastra.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 202, "width": 400, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Affandy, H. B., Hussain, A., & Nadzir, M. M. (2020). Integrating web usability and web aesthetic in public universities websites: A model verification. International Journal of Advanced Science and Technology.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 243, "width": 400, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alam, G. M., Forhad, A. R., & Ismail, I. A. (2020). Can education as an", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 255, "width": 400, "height": 179, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "‘International Commodity’ be the backbone or cane of a nation in the era of fourth industrial revolution? - A Comparative study. Technological Forecasting and Social Change. https://doi.org/10.1016/j.techfore.2020.120184 Alfantoukh, L., & Durresi, A. (2014). Techniques for collecting data in social networks. Proceedings - 2014 International Conference on Network- Based Information Systems, NBiS 2014. https://doi.org/10.1109/NBiS.2014.92 Amenyedzi, F. W. K., Lartey, M. N., & Dzomeku, B. M. (2020). The Use of Computers and Internet as Supplementary Source of Educational Material: A Case Study of the Senior High Schools in the Tema Metropolis in Ghana. Contemporary Educational Technology. https://doi.org/10.30935/cedtech/6049", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 437, "width": 400, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ashour, S. (2020). Quality higher education is the foundation of a knowledge society: where does the UAE stand? Quality in Higher Education. https://doi.org/10.1080/13538322.2020.1769263", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 478, "width": 400, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bachri, B. S. (2010). Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian Kualitatif. Teknologi Pendidikan.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 506, "width": 399, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bachri, & S, B. (2019). Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian Kualitatif. Teknologi Pendidikan.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 533, "width": 400, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Barani, G. (2014). Computer Assisted Language Learning in Elt Contexts. Modern Journal of Language Teaching Methods.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 558, "width": 400, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bayne, S. (2015). What’s the matter with ‘technology-enhanced learning’?", "type": "List item" }, { "left": 156, "top": 575, "width": 357, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Learning, Media and Technology. https://doi.org/10.1080/17439884.2014.915851", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 602, "width": 400, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Braun, V., Clarke, V., & Gray, D. (2017). Collecting Qualitative Data: A Practical Guide to Textual, Media and Virtual Techniques. In Encyclopedia of Statistics in Behavioral Science.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 644, "width": 400, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bu, Y., & Han, X. (2019). Promoting the development of backbone teachers through University-School Collaborative Research: the case of New Basic Education (NBE) reform in China. Teachers and Teaching: Theory and Practice. https://doi.org/10.1080/13540602.2019.1568977", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 699, "width": 399, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cakici, D. (2016). The use of ICT in teaching English as a foreign language . ,", "type": "List item" }, { "left": 156, "top": 713, "width": 357, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The use of ICT in teaching English as a foreign language. Participatory Educational Research (PER).", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 38, "width": 317, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 2 August 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 197, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 782, "width": 18, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "386", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 796, "width": 396, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 119, "width": 400, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chang, J., & Hwang, J. (2020). The role of media in user participation: Focusing on the knowledge activity in online space. Telematics and Informatics. https://doi.org/10.1016/j.tele.2020.101407", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 160, "width": 399, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chapelle, C. A. (2014). English Language Learning and Technology. John Benjamins Publishing Company.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 188, "width": 400, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chhabra, P. (2012). Use of E-Learning tools in teaching English. International Journal of Computing & Business Research.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 216, "width": 400, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Crough, J., Fogg, L., & Webber, J. (2012). Challenging opportunities: Integrating ICT in school science education. In Issues and Challenges in Science Education Research: Moving Forward. https://doi.org/10.1007/978-94- 007-3980-2_17", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 271, "width": 400, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Darmawan, A. (2019). Pengaruh pendekatan blended learning menggunakan portal rumah belajar terhadap hasil belajar ipa the effect of blended learning approach. Jurnal Teknodik. https://doi.org/10.32550/teknodik.v17i3.562 Deketelaere, A., Degryse, J., De Munter, A., & Leyn, P. De. (2009). Twelve tips for successful e-tutoring using electronic portfolios. In Medical Teacher. https://doi.org/10.1080/01421590802572734", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 367, "width": 400, "height": 81, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dekker, R., Engbersen, G., Klaver, J., & Vonk, H. (2018). Smart Refugees: How Syrian Asylum Migrants Use Social Media Information in Migration Decision-Making. Social Media and Society. https://doi.org/10.1177/2056305118764439 Diana, L., Hadining, A. F., & Fitriani, R. (2020). Analisis faktor yang mempengaruhi adopsi Rumah Belajar di Kabupaten Karawang.", "type": "Table" }, { "left": 156, "top": 448, "width": 357, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masyarakat Telematika Dan Informasi : Jurnal Penelitian Teknologi Informasi Dan Komunikasi. https://doi.org/10.17933/mti.v11i2.180", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 478, "width": 400, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dianti, R., & Atmanegara, Y. (2019). The implementation of ICT-Integrated ELT across curriculum 2013 in Senior High Schools in Palembang. English Community Journal. https://doi.org/10.32502/ecj.v2i2.1314", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 519, "width": 400, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dictionary.com editors. (2017). Dictionary.com | Meanings and Definitions of Words at Dictionary.com. Discionary. Com Website.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 547, "width": 400, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Djordjevic, N. (2017). Evaluation of the usability of web-based applications. Vojnotehnicki Glasnik. https://doi.org/10.5937/vojtehg65-11319", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 575, "width": 400, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Esmeria, G. J., & Seva, R. R. (2017). Web Usability : A Literature Review. De La Salle University Research Congress.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 602, "width": 400, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fedorova, E., Rasskazova, T., & Muzafarova, A. (2018). Teaching English via skype: challenges and opportunities. INTED2018 Proceedings. https://doi.org/10.21125/inted.2018.1119", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 644, "width": 400, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Freedman, D., Thornton, A., Camburn, D., Alwin, D., & Young-demarco, L. (1988). The life history calendar: a technique for collecting retrospective data. Sociological Methodology. https://doi.org/10.2307/271044", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 685, "width": 400, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Garrido, A., Rossi, G., & Distante, D. (2011). Refactoring for usability in web applications. IEEE Software. https://doi.org/10.1109/MS.2010.114", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 713, "width": 400, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Goodwin, A. L., Low, E. L., Ng, P. T., Yeung, A. S., & Cai, L. (2015). Enhancing playful teachers’ perception of the importance of ICT use in the", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 38, "width": 317, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 2 August 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 197, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 782, "width": 18, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "387", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 796, "width": 396, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 156, "top": 119, "width": 357, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "classroom: The role of risk taking as a mediator. Australian Journal of Teacher Education. https://doi.org/10.14221/ajte.2015v40n4.8", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 147, "width": 400, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H. Seyyed, M. K. (2012). E-learning based on cloud computing: Issues and Benefits. Cloud Computing ….", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 174, "width": 400, "height": 122, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hafifah, G. N., & Sulistyo, G. H. (2020). Teachers’ ICT literacy and ICT integration in ELT in the Indonesian higher education setting. Turkish Online Journal of Distance Education. https://doi.org/10.17718/TOJDE.762050 Hakim, B. (2021). Role of ICT in the process of EFL teaching and learning in an Arab context. Humanities and Social Sciences Letters. https://doi.org/10.18488/JOURNAL.73.2021.91.58.71 Importance of ICT in Education. (2013). IOSR Journal of Research & Method in Education (IOSRJRME). https://doi.org/10.9790/7388-0140308", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 298, "width": 400, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indrayana, B., & Sadikin, A. (2020). Penerapan E-Learning Di Era Revolusi Industri 4.0 Untuk Menekan Penyebaran Covid-19. Indonesian Journal of Sport Science and Coaching. https://doi.org/10.22437/ijssc.v2i1.9847", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 337, "width": 400, "height": 41, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Istamia, P. Y. (2019a). Improving students’ character in English learning language through Rumah Belajar portal. International Seminar and Annual Meeting BKS ….", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 379, "width": 400, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Istamia, P. Y. (2019b). Making Use of ‘Rumah Belajar Portal’ to Improve Students’ Ability to Read Descriptive Texts at Grade VII of SMPN 31", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 409, "width": 400, "height": 94, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bengkulu Tengah. Journal of English Education and Teaching. https://doi.org/10.33369/jeet.3.2.127-142 Kaul, V. (2020). Journalism in the Age of Digital Technology. Online Journal of Communication and Media Technologies. https://doi.org/10.29333/ojcmt/2414 Khan, A. I., & Al-Habsi, S. (2020). Machine Learning in Computer Vision. Procedia Computer Science. https://doi.org/10.1016/j.procs.2020.03.355", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 506, "width": 400, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khan, M. N. U., Rana, E. A., & Haque, M. R. (2014). Reforming the Education System in Bangladesh: Reckoning a Knowledge-based Society. World Journal of Education. https://doi.org/10.5430/wje.v4n4p1", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 547, "width": 400, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kihoza, P. D., Zlotnikova, I., Bada, J. K., & Kalegele, K. (2020). An Assessment of Teachers’ Abilities to Support Blended Learning Implementation in Tanzanian Secondary Schools. Contemporary Educational Technology. https://doi.org/10.30935/cedtech/6163", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 602, "width": 400, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kim, Y. (2018). The Framework of cloud e-learning system for strengthening ICT competence of teachers in Nicaragua. International Journal on Advanced Science, Engineering and Information Technology. https://doi.org/10.18517/ijaseit.8.1.2700", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 657, "width": 399, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Knowledge-Based Society. (2020). In Encyclopedia of Creativity, Invention,", "type": "List item" }, { "left": 156, "top": 671, "width": 354, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Innovation and Entrepreneurship. https://doi.org/10.1007/978-3-319- 15347-6_300969", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 699, "width": 400, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Komila, M. (2020). Effectiveness of ICT integration in teaching English as a foreign language. Test Engineering and Management.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 726, "width": 400, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kumar, A., Somvir, & Kaushik, S. (2011). Enhancing the quality and accessibility of higher education through the use of Information and Communication", "type": "List item" }, { "left": 199, "top": 38, "width": 317, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 2 August 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 197, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 782, "width": 18, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "388", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 796, "width": 396, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 156, "top": 119, "width": 357, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Technologies. Re-Engineering and Benchmarking in Higher Education Sector in India: A Way Forward through ICTS.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 147, "width": 400, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lan, P., & Young, S. (1996). International technology transfer examined at technology component level: A case study in China. Technovation. https://doi.org/10.1016/0166-4972(96)00005-3", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 188, "width": 400, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lipshitz, A. R., & Parsons, S. P. (2008). E-learning: 21st century issues and challenges. In E-Learning: 21st Century Issues and Challenges.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 216, "width": 384, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mayra, G. (2013). Triangulasi. Journal of Chemical Information and Modeling.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 229, "width": 399, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Milic, N. M., Ilic, N., Stanisavljevic, D. M., Cirkovic, A. M., Milin, J. S.,", "type": "Table" }, { "left": 156, "top": 243, "width": 357, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bukumiric, Z. M., Milic, N. V., Savic, M. D., Ristic, S. M., & Trajkovic, G. Z. (2018). Bridging the gap between informatics and medicine upon medical school entry: Implementing a course on the applicative Use of ICT. PLoS ONE. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0194194", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 298, "width": 400, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mvungi, J., & Tossy, T. (2015). Usability Evaluation Methods and Principles for the Web. International Journal of Computer Science and Software Engineering.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 340, "width": 401, "height": 66, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Naveed, Q. N., Qureshi, M. R. N., Tairan, N., Mohammad, A. H., Shaikh, A., Alsayed, A. O., Shah, A., & Alotaibi, F. M. (2020). Evaluating critical success factors in implementing E-learning system using multi-criteria decision-making. PLoS ONE. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0231465", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 406, "width": 400, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Noni, N., Jefri, R., & Nasrullah. (2017). Teachers’ preference toward and needs of", "type": "List item" }, { "left": 156, "top": 423, "width": 285, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ICT use in ELT. Global Journal of Engineering Education.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 437, "width": 400, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurul Mostafa Kamal, Z. (2020). Technologies for Digital, Distance and Open Education: Defining What are Those. SSRN Electronic Journal. https://doi.org/10.2139/ssrn.3573420", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 478, "width": 231, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ofsted. (2009). The importance of ICT. Ofsted.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 492, "width": 400, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Olejarczuk, E. (2014). The e-learning component of a blended learning course. Teaching English with Technology.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 519, "width": 400, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Omollo, R., Ondulo, J., & Kemei, P. (2013). The role of ICT in appreciating tri- axis efforts of research, publications and library services in higher education. 2013 IST-Africa Conference and Exhibition, IST-Africa 2013.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 561, "width": 379, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oxford University Press. (2013). Oxford Dictionary. Oxford University Press.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 575, "width": 400, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perienen, A. (2020). Frameworks for ICT Integration in Mathematics Education - A Teacher’s Perspective. Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education. https://doi.org/10.29333/ejmste/7803", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 616, "width": 400, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rabiman, R., Nurtanto, M., & Kholifah, N. (2020). Design and development E- learning system by learning management system (Lms) in vocational education. International Journal of Scientific and Technology Research.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 657, "width": 400, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahiem, M. D. H. (2020). Technological barriers and challenges in the use of ICT during the COVID-19 emergency remote learning. Universal Journal of Educational Research. https://doi.org/10.13189/ujer.2020.082248", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 699, "width": 400, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahimi, M., & Yadollahi, S. (2011). ICT Use in EFL Classes: A Focus on EFL Teachers’ Characteristics. World Journal of English Language. https://doi.org/10.5430/wjel.v1n2p17", "type": "List item" }, { "left": 199, "top": 38, "width": 317, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 2 August 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 197, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 782, "width": 18, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "389", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 796, "width": 396, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 119, "width": 400, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rizka, A. N., & Afandi, T. Y. (2019). Media Pembelajaran E- learning “ Rumah Belajar ” Guna Memanfaatkan Portal Gratis. Prosiding SEMDIKJAR (Seminar Nasional Pendidikan Dan Pembelajaran), 3, 325–332.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 158, "width": 400, "height": 41, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rodliyah, R. S. (2018). Vocational school EFL teachers’ practices of integrating ICT into English lessons: Teachers’ voices. Indonesian Journal of Applied Linguistics. https://doi.org/10.17509/ijal.v8i2.13309", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 202, "width": 400, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rusman, -. (2017). The Development of an E-Learning-Based Learning Service for MKDP Curriculum and Learning at the Indonesia University of Education. International Research Journal of Engineering, IT & Scientific Research. https://doi.org/10.21744/irjeis.v3i2.410", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 257, "width": 400, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saeed, F., Rashid, A., Saleem, W., & Afzal, M. S. (2021). Implications of Computer-Aided learning in ELT for second language learners and teachers during covid-19. Humanities & Social Sciences Reviews. https://doi.org/10.18510/hssr.2021.93154", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 312, "width": 400, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sefollahi, N. (2018). The importance of ICT on knowledge management in organizations. Journal of Fundamental and Applied Sciences, 10(2), 431–", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 340, "width": 401, "height": 80, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "448. https://doi.org/10.4314/jfas.v10i2.31 Serostanova, N. (2020). Integrating information and communication technologies in the process of foreign language teaching and learning. Journal of Education Culture and Society. https://doi.org/10.15503/jecs20141.187.197 Shofwan, M. I. (2016). The use of ICT in teaching English as a foreign language .", "type": "Table" }, { "left": 156, "top": 423, "width": 268, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The 5th ELTLT Internasional Conference Proceedings.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 437, "width": 400, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Silasi, G., & Boldea, M. (2016). Subculture and the knowledge-based society. Online Journal Modelling the New Europe.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 464, "width": 400, "height": 53, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sinclair, P., Kable, A., & Levett-Jones, T. (2015). The effectiveness of internet- based e-learning on clinician behavior and patient outcomes: a systematic review protocol. In JBI database of systematic reviews and implementation reports. https://doi.org/10.11124/jbisrir-2015-1919", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 519, "width": 400, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Susilawati, E. (2020). Penerapan model pembelajaran inovatif yang memanfaatkan Portal Rumah Belajar di SMP Pesat Bogor. Jurnal Teknodik.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 561, "width": 400, "height": 38, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Susilawati, E., & Fahrozi, S. (2020). Utilization of Rumah Belajar in schools affected by earthquake disasters. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan. https://doi.org/10.24832/jpnk.v5i1.1504", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 602, "width": 400, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknologi, P., Pendidikan, K., Martadinata, J. R. E., Pos, T., Ciputat, C. P. A., & Selatan, T. (2019). Utilization of Portal Rumah Belajar to Increase", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 630, "width": 400, "height": 94, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Learning Quality. Teknodik. Thomas, J. S. J. (2021). E-Learning in Institute of Higher Education. International Journal of Social Science and Human Research. https://doi.org/10.47191/ijsshr/v4-i7-17 Turgut, Y., & Irgin, P. (2009). Young learners’ language learning via computer games. Procedia - Social and Behavioral Sciences. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2009.01.135", "type": "Table" }, { "left": 199, "top": 38, "width": 317, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 2 August 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 197, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 782, "width": 18, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "390", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 796, "width": 396, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 119, "width": 400, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Utami, Y. P., & Dewi, P. S. (2020). Model Pembelajaran Interaktif SPLDV dengan Aplikasi Rumah Belajar. Mathema: Jurnal Pendidikan Matematika, 2(1), 24. https://doi.org/10.33365/jm.v2i1.572", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 160, "width": 400, "height": 53, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Varela-Ordorica, S. A., & Valenzuela-González, J. R. (2020). Use of information and communication technologies as a transversal competence in teacher training. Revista Electronica Educare. https://doi.org/10.15359/ree.24- 1.10", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 216, "width": 399, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Visvizi, A., Lytras, M. D., & Daniela, L. (2018). Chapter 19 Education,", "type": "List item" }, { "left": 156, "top": 229, "width": 357, "height": 53, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Innovation and the Prospect of Sustainable Growth and Development. In The Future of Innovation and Technology in Education: Policies and Practices for Teaching and Learning Excellence. https://doi.org/10.1108/978-1-78756-555-520181015", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 285, "width": 399, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahyuningsih, S. S., Majidah, M., & Damayanti, T. (2021). Digital Literation:", "type": "List item" }, { "left": 156, "top": 298, "width": 357, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Case Study Library Science Students. IKOMIK: Jurnal Ilmu Komunikasi Dan Informasi. https://doi.org/10.33830/ikomik.v1i1.1885", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 326, "width": 400, "height": 66, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Warsita, B.-. (2019). Pemanfaatan Portal Rumah Belajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Jurnal Teknodik. https://doi.org/10.32550/teknodik.v0i0.355 Wei, H. C., & Chou, C. (2020). Online learning performance and satisfaction: do perceptions and readiness matter? Distance Education.", "type": "Table" }, { "left": 156, "top": 395, "width": 236, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.1080/01587919.2020.1724768", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 406, "width": 399, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yango, A. R., Bermudo, P. J. V., & Quendangan, E. B. (2019). College Students’", "type": "List item" }, { "left": 156, "top": 423, "width": 357, "height": 38, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Attitude towards the Internet as Communication Medium and Level of Utilization of English Language in the Classroom. Open Journal of Social Sciences. https://doi.org/10.4236/jss.2019.77036", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 464, "width": 400, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Young-Lovell, J. (2010). Assessing instructional strategies at Barbados Community College Hospitality Institute in a dynamic global environment. In ProQuest Dissertations and Theses.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 506, "width": 400, "height": 52, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zaifudin Zainol, Norfaiqah Yahaya, Nur Attiqa Mohamat Yahaya, & Nurul Nadia Md Zain. (2017). Factors influencing mobile learning among higher education students in Malaysia. International Journal of Advanced Scientific Research and Management.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 561, "width": 400, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zuhri, M. T., Agung, B., & Ramdhani, K. (2020). Effectiveness Of The Use Of Madras E-Learning Applications During The Covid Pandemic 19 (Case", "type": "List item" }, { "left": 156, "top": 588, "width": 357, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Study at Madrasah Aliyah Negeri 2 Bandung). At-Ta’dib. https://doi.org/10.21111/at-tadib.v15i1.4887", "type": "List item" } ]
495a178c-25f4-bec6-eefa-741527fd2a56
http://journal.uny.ac.id/index.php/jpji/article/download/3065/2556
[ { "left": 267, "top": 45, "width": 62, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aris Priyanto", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 788, "width": 11, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "64", "type": "Page footer" }, { "left": 370, "top": 788, "width": 169, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPJI, Volume 9, Nomor 1, April 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 56, "top": 53, "width": 143, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia Volume 9, Nomor 1, April 2013", "type": "Table" }, { "left": 474, "top": 34, "width": 64, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterbitkan Oleh:", "type": "Page header" }, { "left": 423, "top": 43, "width": 116, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 465, "height": 68, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SEBAGAI STIMULASI MOTORIK BAGI ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI AKTIVITAS JASMANI", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 187, "width": 111, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cerika Rismayanthi", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 201, "width": 392, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Negeri Yogyakarta, Jl. Kolombo No.1, Karangmalang Yogyakarta 55281 email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 270, "width": 37, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 287, "width": 456, "height": 156, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Developments in early childhood include physical and motor development, cognitive, social emotional and language. Kindergarten Period (TK) is the most intense period of growth and the busiest. At this time the child already has the skills and ability even though not perfect. Age of the child at this time is a fundamental phase that will determine the future life. Therefore, as parents and educators need to understand the development of early childhood particular physical and motor development. Motor development is strongly influenced by the organs of the brain, stimulating growth through play occurs when a child’s muscles jumping, throwing, or running. In addition, children play with using all the emotions, feelings, and his mind. Education in kindergarten implemented the principle of “Play while learning, or learning while playing “. In accordance with the development , and therefore expected an educator whose creative and innovative so that the child can feel happy , calm , safe and comfortable during the learning process . Basic motor competence of kindergarten children are expected to be developed when the child is entering kindergarten children are able ; physical activity in a coordinated manner in order to flexibility and preparation for writing , balance , agility , and courage train . Express them and be creative with ideas and imagination and use a variety of media / materials into a work of art.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 446, "width": 290, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Basic Movement Skills, Stimulation of Motor, Physical Activity.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 476, "width": 34, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 494, "width": 456, "height": 167, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkembangan pada anak usia dini mencakup perkembangan fisik dan motorik, lognitif, sosial emosional dan bahasa. Masa Taman Kanak-kanak (TK) merupakan masa pertumbuhan yang paling hebat dan sekaligus paling sibuk. Pada masa ini anak sudah memiliki ketrampilan dan kemampuan walupun belum sempurna. Usia anak pada masa ini merupakan fase fundamental yang akan menentukan kehidupannya dimasa datang. Oleh sebab itu, sebagai orangtua dan pendidik harus memahami perkembangan anak usia dini khususnya perkembangan fisik dan motorik. Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak, melalui bermain terjadi stimulasi pertumbuhan otot-ototnya ketika anak melompat, melempar, atau berlari. Selain itu anak bermain dengan menggunakan seluruh emosi, perasaan, dan pikiranya. Pendidikan di TK dilaksanakan dengan prinsip “Bermain sambil belajar, atau belajar seraya bermain”. Sesuai dengan perkembangan, oleh sebab itu diharapkan seorang pendidik yang kreatif dan inovatif agar anak bisa merasa senang, tenang, aman dan nyaman selama dalam proses belajar mengajar. Kompetensi dasar motorik anak TK yang diharapkan dapat dikembangkan saat anak memasuki TK adalah anak mampu; melakukan aktivitas fisik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan dan persiapan untuk menulis, keseimbangan, kelincahan, dan melatih keberanian. Mengekspresikan diri dan berkreasi dengan berbagai gagasan dan imajinasi dan menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu karya seni.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 664, "width": 305, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Keterampilan Gerak Dasar, Stimulasi Motorik, Aktivitas Jasmani.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 707, "width": 85, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 726, "width": 229, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anak-anak ketika mencapai tahapan usia Taman Kanak-kanak (TK) ( 3-6 tahun), terdapat ciri yang sangat berbeda dengan usia bayi, perbedaanya", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 708, "width": 229, "height": 57, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terletak pada penampilan, proporsi tubuh, berat dan panjang badan serta ketrampilan yang dimiliki. Jika perhatikan, pada anak usia TK telah tampak otot-otot tubuh yang berkembang sehingga memungkinkan", "type": "Text" }, { "left": 528, "top": 788, "width": 11, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "65", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 788, "width": 169, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPJI, Volume 9, Nomor 1, April 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 129, "top": 33, "width": 337, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengembangkan Keterampilan Gerak Dasar Sebagai Stimulasi Motorik Bagi Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Aktivitas Jasmani", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 82, "width": 230, "height": 294, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mereka melakukan berbagai jenis ketrampilan. Sehingga dengan bertambahnya usia terdapat perbandingan antara bagian tubuh berubah. Selain itu, letak gravitasi makin berada bagian bawah tubuh sehingga keseimbangan ada pada tungkai bagian bawah. Gerakan anak usia TK lebih terkendali dan terorganisasi dengan pola-pola seperti menegakkan tubuh dalam posisi berdiri, tangan dapat terjungkai dengan santai serta mampu melangkah dengan menggerakkan tungkai dan kaki. Pola-pola tersebut memungkinkan anak untuk memberikan respon dalam berbagai situasi yang dihadapi. Pada masa ini ketrampilan motorik kasar dan halus sangat pesat perkembangannya, karena pada umumnya anak usia TK sangat aktif. Anak-anak memiliki penguasaan terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri, karena otot-otot besar lebih berkembang dari pada kontrol terhadap tangan dan kaki, sehingga belum dapat melakukan kegiatan yang rumit.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 378, "width": 230, "height": 265, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Awi Muhadi Wijaya (2009:67) masa kecil sering disebut sebagai saat ideal untuk mempelajari ketrampilan motorik dengan alasan sebagai berikut: (1) Tubuh anak lebih lentur ketimbang tubuh orang dewasa sehingga anak lebih mudah menguasai ketrampilan motorik. (2) Anak belum banyak memiliki keterampilan yang akan berbenturan dengan keterampilan yang baru dipelajarinya, sehingga anak akan mempelajari keterampilan baru dengan lebih mudah. (3) Secara keseluruhan anak lebih berani mencoba pada saat kecil ketimbang setelah besar. Oleh karena itu mereka berani mencoba sesuatu yang baru, sehingga menimbulkan motivasi yang diperlukan untuk belajar. (4) Anak –anak menyukai pengulangan, sehingga mereka bersedia mengulangi tindakan hingga otot terlatih untuk melakukannya secara efektif. (5) Anak memiliki waktu yang lebih banyak untuk mempelajari keterampilan motorik.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 645, "width": 230, "height": 116, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Orangtua harus mengajarkan perkembangan fisik dan motorik kepada anak-anak pada segala usia dan mulai anak sudah bisa mencontoh gerakan-gerakan orang dewasa disekitarnya. Perubahan terjadi secara teratur dalam arah yang relatif dapat diprediksi. Misalnya sebelum seorang anak dapat berjalan, pertama-tama anak belajar mengangkat kepalanya, kemudian duduk tegak, merangkak, berdiri dengan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 82, "width": 230, "height": 132, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bantuan dan kemudian berdiri tanpa bantuan. Demikian pula dalam belajar menulis , anak-anak belajar membuat tulisan dalam bentuk tulisan cakar ayam atau coretan-coretan. Tulisan cakar ayam merupakan dasar untuk membentuk huruf, kemudian konsonan tunggal yang menggambarkan seluruh kata, kemudian kombinasi huruf yang mengarah pada ejaan, dan akhirnya menjadi huruf-huruf yang standar.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 215, "width": 230, "height": 235, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Koordinasi gerakan yang dimaksud disini bukanlah bagian-bagian aksi motorik yang pengkoordinasiannya dalam suatu gerakan. Tidak mungkin di sini akan membahas gerak tentang koordinasi gerak, dimana gerak yang dilaksanakan hanyalah berupa kegiatan gerak yang dilakukan dengan memperkaya berbagai macam gerakan yang digabungkan menjadi satu penggabungan atau pengkoordinasian. Bila membicarakan teknik gerakan, maka dengan sendirinya sekurang- kurangnya harus membahas tentang koordinasi dasar gerakan yang terdiri dari beberapa komponen, di antaranya adalah struktur dasar gerakan, Iiama gerakan, hubungan gerakan, luas gerakan, kelancaran gerakan, kecepatan gerakan, ketepatan gerakan serta kekonstanan gerakan.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 452, "width": 230, "height": 132, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterampilan koordinasi motorik kasar meliputi kegiatan seluruh tubuh atau sebagian tubuh. Keterampilan koordinasi motorik kasar mencakup ketahanan, kecepatan,kelenturan ,ketangkasan, keseimbangan dan kekuatan. Keterampilan koordinasi motorik kasar dapat dibagi kedalam tiga kelompok yaitu: Keterampilan lokomotor , Keterampilan non lokomotor, dan Keterampilan manipulatif / memproyeksi.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 601, "width": 199, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KARAKTERISTIK KETERAMPILAN GERAKAN MOTORIK ANAK USIA DINI", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 636, "width": 230, "height": 132, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Awi Muhadi Wijaya (2009: 73) definisi keterampilan tersebut adalah sebagai berikut: (1) Keterampilan lokomotor meliputi gerak tubuh yang berpindah tempat yaitu: berjalan, berlari, melompat, meluncur, berguling, menderap, menjatuhkan diri, dan bersepeda. Keterampilan lokomotor membantu mengembangkan kesadaran anak akan tubuhnya dalam ruang. Kesadaran ini disebut kesadaran persepsi motorik yang meliputi kesadaran akan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 788, "width": 11, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "66", "type": "Page footer" }, { "left": 251, "top": 45, "width": 93, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cerika Rismayanthi", "type": "Section header" }, { "left": 370, "top": 788, "width": 169, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPJI, Volume 9, Nomor 1, April 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 82, "width": 230, "height": 320, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tubuh sendiri, waktu, hubungan ruang (spasial), konsep arah, visual dan pendengaran. Kesadaran ini akan terlihat dari usaha anak meniru gerakan- gerakan anak lain atau gurunya; (2) Keterampilan non lokomotor, yaitu menggerakkan anggata tubuh dengan posisi tubuh diam di tempat seperti: berayun, mengangkat, bergoyang, merentang, memeluk, melengkung, memutar, membungkuk, mendorong. Keterampilan ini sering di kaitkan dengan keseimbangan atau kestabilan tubuh,yaitu gerakan yang membutuhkan keseimbangan pada taraf tertentu; (3) Keterampilan manipulatif, meliputi penggunaan serta pengontrolan gerakan otot-otot kecil yang terbatas, terutama yang berada di tangan dan kaki. Keterampilan gerakan manipulatif, antara lain meregang, memeras, menarik, menggegam, memotong, meronce, membentuk, menggunting dan menulis. Keterampilan memproyeksi, menangkap dan menerima. Keterampilan ini dapat dilihat pada waktu anak menangkap bola, menggiring bola, melempar bola , menendang bola, melambungkan bola, memukul dan menarik.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 403, "width": 230, "height": 364, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sesuai dengan tujuan pendidikan di TK yang mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak, maka yang dilakukan di taman kanak-kanak adalah mengembangkan jasmani anak dan bukan mengajarkan olahraga. Pengembangan jasmani pada anak TK menitik beratkan pada latihan gerak yang sifatnya informal dan bebas sehingga anak dapat menguasai gerakan-gerakan dasar yang sifatnya informal dan bebas sehingga anak dapat menguasai gerakan-gerakan dasar yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan diri selanjutnya. Mereka dilatih agar mampu menggunakan otot- ototnya dengan baik agar anak-anak lebih tangkas di dalam gerakan-gerakannya. Menurut Toho Cholik Mutohir & Gustaf. (2004: 28) mengemukakan bahwa gerakan yang diajarkan pada anak prasekolah selalu berkaitan dengan hal-hal berikut : (1) Waktu, yang dimaksud dengan waktu berkaitan dengan cepat / lambat. Misalnya, gerakan yang dilakukaan oleh seluruh atau sebagian tubuh dengan kecepatan yang berbeda. Mulai dari yang cepat sampai yang lambat atau dari yang lambat sampai yang cepat. Gerakan dapat dipercepat atau diperlambat dan gerakan dapat berirama; (2) Beban, Gerakan dapat diberikan dalam bentuk gerakan yang berat, ringan,", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 82, "width": 230, "height": 235, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "atau sedang; (3) Ruang, Gerakan juga berkaitan dengan ruang, yaitu sejauh mana gerakan tubuh itu menggunakan ruang dalam pelaksanaanya. Tubuh atau sebagian tubuh dapat digerakkan ke berbagai arah. Misalnya maju kedepan, mundur kebelakang, melangkah kesamping dan seterusnya. Bisa juga bergerak melalui jalur tertentu, seperti lurus langsung atau memutar. Anak juga bergerak dalam level yang berbeda, misalnya dari ketinggian tertentu; (4) Alur Gerakan adalah sesuatu yang berkesinammbungan yang mengalir dari suatu gerak tertentu ke gerak lainnya. Gerakan juga merupakan suatu kesatuan yang mempunyai alur yang indah yang m,eliputi gerakan seluruh tubuh, gerakan beberapa bagian tubuh atau yang berkaitan dengan orang ataupun obyek lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 319, "width": 230, "height": 353, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aspek kualitatif dari gerakan yang ditampilkan oleh anak, tetapi tergantung pada usaha, yaitu bagaimana seseorang mengkombinansikan penggunaan berbagi unsur/faktor tersebut (waktu, beban, ruang dan alur). Oleh karena itu, ide atau tema gerakan sangatlah esensial, artinya didalam mengajarkan gerakan pada anak, seorang memunculkan (mempunyai ide atau gagasan) berupa gerakan apa saja yang akan dimunculkan dan bagaimana caranya misalkan atarian, senam atau melalui berbagai permainan yang disesuaikan dengan karaktedristik anak didik. Gerakan-gerakan dasar atau keterampilan motorik kasar tersebut harus dilatihkan pada anak TK sampai mereka benar-benar menguasai. Untuk mencapai tujuan tersebut guru tidak dapat menyuruh anak melakukan sendiri tanpa diberi contoh lebih dahulu. Artinya anak tidak bisa hanya diberi komando/ instruksi saja sedang guru tidak berbuat apa-apa. Kektiga gerakan dasar perlu digabungkan ketika anak anak-anak mulai akktif bermain. Anak-anak diberi kesempatan mengembangkan gerakan- gerakan motoriknya agar anak-anak mampu mengenal dirinya sendiri, timbul kepercayaan dirinya dan merasa diterima dilingkungannya.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 690, "width": 182, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PRINSIP-PRINSIP PELAKSANAAN KEGIATAN FISIK MOTORIK DI TK", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 725, "width": 230, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masa kanak-kanak awal disebut juga masa bermain. Pada masa ini, kegiatan bermain merupakan kegiatan yang serius bahkan merupakan", "type": "Text" }, { "left": 528, "top": 788, "width": 11, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "67", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 788, "width": 169, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPJI, Volume 9, Nomor 1, April 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 129, "top": 33, "width": 337, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengembangkan Keterampilan Gerak Dasar Sebagai Stimulasi Motorik Bagi Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Aktivitas Jasmani", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 82, "width": 230, "height": 349, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kegiatan pokok dalam masa kanak-kanak. Pola bermain anak pada usia ini sudah tidak terlalu difokuskan lagi kepada mainan, akan tetapi anak mulai menggunakan gerak dan ruang yang lebih luas (Hurlock, 1980). Selain itu, upaya kesehatan yang dilakukan sejak anak masih di dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya, ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki intelegensi majemuk sesuai dengan potensi genetiknya (Depkes RI, 2005). Masa balita adalah masa emas dalam rentang perkembangan seorang individu. Pada masa ini, pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan, keterampilan motorik dan sosial emosi berjalan demikian pesatnya. Masa balita juga merupakan masa kritis yang akan menentukan hasil proses tumbuh kembang anak selanjutnya (Hariweni, 2003). Dalam masa perkembangan balita, anak mengalami perubahan yang terjadi dalam hal perubahan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan motorik kasar, motorik halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 433, "width": 230, "height": 334, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada masa ini juga, anak sudah mengikuti pendidikan prasekolah atau taman kanak-kanak dimana melalui pendidikan ini anak tidak hanya diajarkan keterampilan kecerdasan, akan tetapi anak juga diajarkan keterampilan berolahraga seperti senam, permainan, dan keterampilan baris berbaris (Yusuf, 2004). Aktivitas-aktivitas yang dilakukan anak pada usia masa kanak-kanak awal ini memerlukan keterampilan motorik kasar. Pemenuhan aktivitas kemandiriannya, aktivitas bermain, dan keterampilan dalam pendidikan taman kanak- kanak akan maksimal dan baik jika diiringi dengan perkembangan motorik kasar yang baik juga. Melalui keterampilan motorik yang baik, khususnya motorik kasar, anak dapat melakukan aktivitas mandirinya dengan baik, dapat melakukan gerakan-gerakan permainan seperti berlari, meloncat, memanjat, dan dapat melakukan keterampilan berolahraga dan keterampilan baris-berbaris yang diajarkan dalam pendidikan taman kanak-kanak yang diikutinya (Yusuf, 2004). Prisip-prinsip pelaksanaan kegiatan fisik motorik di TK diantaranya sebagai berikut: 1) Menciptakan suasana gembira dan menyenangkan,", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 82, "width": 230, "height": 72, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) gerakannya bervariasi, 3) dilakukan tiap hari, 4) baik secara formal maupun diselipkan diantara kegiatan yang direncanakan, 5) berencana dan bertahap, serta 5) Diatur sesuai dengan kebutuhan anak untuk bermain dan bergerak.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 156, "width": 230, "height": 235, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Disamping prinsip pelaksanaan tersebut diatas agar tujuan pembelajaran tercapai perlu juga didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai, situasi lingkungan belajar yang aman dan menyenangkan, tenaga guru yang memiliki kemampuan/ kompetensi membimbing anak usia dini dan peran serta orang tua dan masyarakat. Berdasarkan keterampilan koordinansi motorik kasar tersebut diatas, maka anak usia TK sudah dapat melakukan berbagai aktivitas sebagai berikut : (1) Mengendarai sepeda roda dua dan roda tiga; (2) Berlalri dan berhenti, berlari dengan sempurna; (3) Menaiki dan memanjat tangga gimnastik; (4) Melompat dan meloncat; (5) Berdiri dengan satu kaki (keseimbangan); (6) Dapat mengikuti irama musik; (7) Dapat menendang bola, melempar bola.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 408, "width": 204, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KETERAMPILAN GERAKAN MOTORIK HALUS", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 444, "width": 230, "height": 324, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkembangan motorik yang baik, tidak hanya didukung melalui pemenuhan status gizi saja, akan tetapi didukung juga oleh stimulasi yang diberikan. Dynamic System Theory yang dikembangkan oleh Thelen & Whiteneyerr (dikutip dari Endah, 2008) menyatakan bahwa untuk membangun kemampuan motorik, anak harus mempersepsikan sesuatu di lingkungannya yang memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu dan menggunakan persepsi tersebut untuk bergerak. Pemberian stimulasi dapat mengoptimalkan perkembangan motorik kasar pada anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Stimulasi paling banyak didapatkan dari lingkungan terdekat anak. Keluarga atau orangtua, khususnya ibu, merupakan lingkungan yang pertama dan utamabagi seorang anak balita. Peran seorang ibu dalampengasuhan anak, juga dalam pemberian stimulasi pada anak sangat besarInteraksi antara anak dan orang tua, terutama peranan ibu sangat bermanfaat bagproses perkembangan anak secara keseluruhan karena orang tua dapat segeramengenali kelainan proses perkembangan anaknya dan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 788, "width": 11, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "68", "type": "Page footer" }, { "left": 251, "top": 45, "width": 93, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cerika Rismayanthi", "type": "Section header" }, { "left": 370, "top": 788, "width": 169, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPJI, Volume 9, Nomor 1, April 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 82, "width": 230, "height": 247, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sedini mungkin untukmemberikan stimulasi pada tumbuh kembang anak secara menyeluruh. Karena itudiperlukan pengetahuan dan sikap yang benar oleh ibu tentang pemberianstimulasi agar perkembangan motorik kasar anak dapat optimal (Hariweni, 2003) . Keterampilan motorik halus menyangkut koordinasi gerakan jari-jari tangan dalam melakukan berbagai akktivitas, diantaranya adalah : (1) Dapat menggunakan gunting untuk memotong kertas; (2) Dapat memasang dan memmbuka kancing dan resleting; (3) Dapat menahan kertas dengan satu tangan , sementara tangan yang lain digunakan untuk menggambar, menulis atau kegiatan lainnya; (4) Dapat memasukkan benang ke dalam jarum; (5) Dapat meronce manik-manik ; (6) Dapat membentuk dengan plastisin /was; (7) Dapat melipat kertas untuk dijadikan suatu bentuk.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 346, "width": 229, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "STIMULASI MOTORIK MELALUI AKTIVITAS JASMANI", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 382, "width": 230, "height": 218, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peran seorang ibu dalampengasuhan anak, juga dalam pemberian stimulasi pada anak sangat besar. Interaksi antara anak dan orang tua, terutama peranan ibu sangat bermanfaat bagproses perkembangan anak secara keseluruhan karena orang tua dapat segeramengenali kelainan proses perkembangan anaknya dan sedini mungkin untukmemberikan stimulasi pada tumbuh kembang anak secara menyeluruh. Karena itu diperlukan pengetahuan dan sikap yang benar oleh ibu tentang pemberianstimulasi agar perkembangan motorik kasar anak dapat optimal (Hariweni, 2003). Ternyata perkembangan motorik seorang anak seringkali berbeda dengan anak lainnnya. Perkembangan motorik berbeda tingkatannya pada setiap individu.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 602, "width": 230, "height": 160, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Stimulasi yang diberikan pada anak selama tiga tahun pertama ( golden age ) akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan otaknya dan menjadi dasar pembentuk kehidupan yang akan datang. Semakin dini stimulasi yang diberikan, maka perkembangan anak akan semakin baik. Semakin banyak stimulasi yang diberikan maka pengetahuan anak akan menjadi luas sehingga perkembangan anak semakin optimal. Disebutkan juga bahwa jaringan otak anak yang banyak mendapat stimulasi akan berkembang mencapai", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 82, "width": 230, "height": 161, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "80% pada usia 3 tahun. Sebaliknya, jika anak tidak pernah diberi stimulasi maka jaringan otak akan mengecil sehingga fungsi otak akan menurun. Hal inilah yang menyebabkan perkembangan anak menjadi terhambat. Anak usia empat tahun bisa dengan mudah menggunakan gunting sementara yang lainnya mungkin akan bisa setelah berusia lima atau enam tahun. Anak tertentu mungkin akan bisa melopmat dan menangkap bola dengan mudah sementara yang lainnya mungkin hanya bisa menangkap bola yang besar atau berguling-guling.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 245, "width": 230, "height": 324, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Demikian pula stimulasi lingkungan, status gizi, ras dan genetik mempunyai pengaruh penting dalam perkembangan motorik. Hal ini dapat dilihat perbedaan kemampuan rata-rata perkembangan motorik anak di berbagai Negara berbeda. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak, Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik- turun tangga dan sebagainya. Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot- otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 571, "width": 230, "height": 190, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertumbuhan dan perkembangan fisik terbentuk sejak periode prenatal atau dalam kandungan. Perkembangan fisik manusia meliputi berbagai aspek yang dipengaruhi sistem dan fungsi organ tubuh. Sistem syaraf yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi. Sistem tulang dan otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik. Sistem hormonal atau endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku, emosi dan kepribadian, Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ dan fungsi system susunan saraf pusat atau otak. Sistem susunan saraf pusat yang sangat", "type": "Text" }, { "left": 528, "top": 788, "width": 11, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "69", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 788, "width": 169, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPJI, Volume 9, Nomor 1, April 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 129, "top": 33, "width": 337, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengembangkan Keterampilan Gerak Dasar Sebagai Stimulasi Motorik Bagi Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Aktivitas Jasmani", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 82, "width": 230, "height": 87, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berperanan dalam kemampuan motorik dan mengkoordinasi setiap gerakan yang dilakukan anak. Semakin matangnya perkembangan sistem saraf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 171, "width": 230, "height": 279, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkembangan motorik anak dibagi menjadi Keterampilan atau gerakan kasar seperti berjalan, berlari, mmelompat, naik turun tangga. Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi seperti menulis, menggambar, memotong, melempar dan menangkap bola serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan. Perkembangan motorik berbeda dari setiap individu, ada orang yang perkembangan motoriknya sangat baik, seperti para atlit yang mempunyai kemapuan lebih dalam berolahraga, tetapi juga terdapat pelukis yang dapat memainkan kuas diatas kanvas karena kemampuan motorik halusnya yang demikian baik. Jensi kelamin juga pun memiliki pengaruh dalam hal ini, anak perempuan pada usia sekolah mempunyai kelenturan fisiknya sekitar 5%-10% lebih baik dari pada anak laki-laki, tapi kemampuan fisik atletis seperti lari, melompat dan melempar lebih tinggi pada anak laki-laki dari pada perempuan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 452, "width": 230, "height": 161, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkembangan motorik pada usia tertentu menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak–anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan motorik, anak–anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak–anak juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 615, "width": 230, "height": 146, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Yudanto (2010: 47) dalam belajar keterampilan motorik, anak-anak memerlukan pengalaman keterampilan dasar (gerak lokomotor, nonlokomootor dan manipulatif). Anak –anak harus belajar melakukan gerakan-gerakan sederhana sebelum menghubungkannya ke dalam gerakan- gerakan yang lebih sulit, sebelum menguasai sebuah keterampilan gerak, anak-anak harus diberi kesempatan untuk malkukan latihan-latihan. Anak-anak harus memiliki kesempatan untuk", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 82, "width": 230, "height": 72, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mencoba, membetulkan dan mencoba lagi. Anak- anak akan memperbaiki keterampilan motoriknya berdasarkan pengalaman bermain yang dilakukan sebelumnya. Ingatan berperan penting bagi anak dalam mempelajari keterampilan motorik.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 156, "width": 230, "height": 368, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anak perlu mengingat kembali hal yang baru dilakukannya agar dapat mengoreksi dan memperbaikinya. Contohnya, bola yang dilemparkan anak dari jarak tertentu ke dalam kotak dan tidak berhasil memasukkan bola ke dalam kotak tersebut, maka pada kesempatan berikutnya anak akan mencoba melempar bola lebih kencang atau dengan jarak yang lebih dekat agar tidak meleset. Untuk memepelajari keterampilan gerak, anak- anak harus menggabungkan memori atau ingatan dengan pengalaman sebelumnya. Memanfaatkan kesempatan untuk mencoba sesuatu yang baru, serta mempraktekkan apa yang telah dipelajari (Soetjiningsih, 2002: 39). Dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan gerak di TK, tidak berbeda dengan kegiatan pengembangan jasmani karena gerakan- gerakan yang dikembangkan merupakan gerakan- gerakan fisik anak usia TK sehingga guru perlu memperhatikan ketentuan pedagogis, gerakan yang kreatif dan bervariasi, serta dilakukan setiap hari, baik secara formal yang direncanakan, maupun sebagai selingan diantara dua kegiatan atau transisi. Urutan gerakan dalam aktivitas jasmani secara formal atau metodik dalam menyampaikan pembelajaran adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 533, "width": 226, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan atau latihan pemanasan atau warming up", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 566, "width": 230, "height": 132, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan: (1) menaikkan suhu badan; (2) menyiapkan baik jasmani maupun rohani agar dapat melakukan latihan inti dengan baik; (3) agar tidak terjadi cedera.Latihan ini dilakukan dengan cara berjalan, berlari atau permainan sederhana yang memerlukan gerakan tangan, kepala, badan atau kaki. Waktu pemanasan ini sebaiknya jangan terlalu lama, agar anak tidak mengalami kelelahan ( ± 5 menit).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 706, "width": 59, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Latihan inti", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 722, "width": 230, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan ini merupakan kegiatan pokok dari perkembangan fisik. Latihan inti dimaksudkan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut : (1)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 788, "width": 11, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "70", "type": "Page footer" }, { "left": 251, "top": 45, "width": 93, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cerika Rismayanthi", "type": "Section header" }, { "left": 370, "top": 788, "width": 169, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPJI, Volume 9, Nomor 1, April 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 82, "width": 230, "height": 250, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Latihan peregangan dan kelenturan otot; (2) Latihan peregangan dan kelenturan tubuh biasanya kita sebut latihan tubuh yang bertujuan untuk melatih penguluran,penguatan, pelemasan, pelepasan; (3) Latihan keseimbangan badan; (4) Biasanya dilakukan dengan cara bertumpu pada salah satu kaki, meniti di atas papan titian, berjalan jinjit lurus ke depan, maupun berjalan mundur dengan menutup mata; (4) Latihan kekuatan dan ketangkasan badan; (5) Kegiatan ini dilakukan dengan cara melatih otot- otot tangan dan kaki atau dengan berlari melewati rintangan, bisa juga dengan memindahkan benda dari tempat yang satu ke tempat yang lain; (6) Latihan berjalan, berlari, melompat dan meloncat. Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara berjalan, berlari, melompat dan meloncat dari tempat yang satu ke tempat yang lain.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 341, "width": 110, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Latihan penenangan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 357, "width": 230, "height": 116, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Latihan penenangan bertujuan untuk mengembalikan suhu badan ke keadaan semula setelah melakukan berbagai kegiatan fisik (agar suhu badan anak menjadi turun) sehingga siap melakukan kegiatan berikutnya. Latihan penenangan biasa diisi dengan koreksi-koreksi gerakan yang tadi sudah dilakukan, nyanyian-nyanyian atau dengan pemberian rewards.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 475, "width": 230, "height": 294, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Widodo Judarwanto (2011) dalam http:// childrenclinic.wordpress.com , Stimulasi yang dapat diberikan untuk mengoptimalkan perkembangan motorik anak adalah: (1) Lakukan stimulasi dan permainan yang bersifat : kemampuan kontrol motorik koordinasi mata dan tangan, kemampuan memecahkan persoalan, emampuan mengikuti petunjuk dan arahan, kemandirian dan kepercayaan diri dan melatih swensitivitas indra peraba;(2) Keterampilan berolah raga (seperti senam) atau menggunakan alat-alat olah raga. Dan latihlah gerakan-gerakan permainan, seperti meloncat, memanjat dan berlari; (3) Perkembangan motorik anak akan lebih teroptimalkan jika lingkungan tempat tumbuh kembang anak mendukung mereka untuk bergerak bebas. Kegiatan di luar ruangan bisa menjadi pilihan yang terbaik karena dapat menstimulasi perkembangan otot. Jika kegiatan anak di dalam ruangan, pemaksimalan ruangan bisa dijadikan strategi untuk menyediakan ruang gerak", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 82, "width": 230, "height": 679, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang bebas bagi anak untuk berlari, berlompat dan menggerakan seluruh tubuhnya dengan cara-cara yang tidak terbatas. Selain itu, penyediaan peralatan bermain di luar ruangan bisa mendorong anak untuk memanjat, koordinasi dan pengembangan kekuatan tubuh bagian atas dan juga bagian bawah. Stimulasi- stimulasi tersebut akan membantu pengoptimalan motorik kasar. Sedangkan kekuatan fisik, koordinasi, keseimbangan dan stamina secara perlahan- lahan dikembangkan dengan latihan sehari-hari. Lingkungan luar ruangan tempat yang baik bagi anak untuk membangun semua keterampilan ini; (4) Kemampuan motorik halus bisa dikembangkan dengan cara anak-anak menggali pasir dan tanah, menuangkan air, mengambil dan mengumpulkan batu-batu, dedaunan atau benda-benda kecil lainnya dan bermain permainan di luar ruangan seperti kelereng. Pengembangan motorik halus ini merupakan modal dasar anak untuk menulis. Berlatih secara rutin keterampilan untuk menulis dan menggambar; (5) Latihan ketrampilan motorik kasar dan keseimbangan seperti bermasin ayunan, renang, bermain luncuran, berjalan di atas balok titian, bermain ayunan. Pada bayi dilakukan dengan senam bayi atau berlatih keseimbangan dengan balon karet dilakukan posisi duduk, tengkurap dan terlentang di atas ba;on karet tersebut dann dilakukan gerakan atau goyangan dalam 5-15 menit secara kontinyu dan bertahap; (6)Status gizi dan asupan nutrisi juga sangat berpengaruh terhadap kemampuan motorik anak. Pada keadaan kurang energi dan potein (KEP), anak menjadi tidak aktif, apatis, pasif, dan tidak mampu berkonsentrasi. Akibatnya, anak dalam melakukan kegiatan eksplorasi lingkungan fisik di sekitarnya hanya mampu sebentar saja dibandingkan dengan anak yang gizinya baik, yang mampu melakukannya dalam waktu yang lebih lama. Untuk melakukan suatu aktivitas motorik, dibutuhkan ketersediaan energi yang cukup banyak. Tengkurap, merangkak, berdiri, berjalan, dan berlari melibatkan suatu mekanisme yang mengeluarkan energi yang tinggi, sehingga yang menderita KEP (Kurang Energi Protein) biasanya selalu terlambat dalam perkembangan motor milestone. Sebagai contoh, pada anak usia muda, komposisi serat otot yang terlibat dalam pergerakan kontraksi kurang", "type": "Text" }, { "left": 528, "top": 788, "width": 11, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "71", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 788, "width": 169, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPJI, Volume 9, Nomor 1, April 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 129, "top": 33, "width": 337, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengembangkan Keterampilan Gerak Dasar Sebagai Stimulasi Motorik Bagi Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Aktivitas Jasmani", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 82, "width": 230, "height": 354, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berkembang pada anak yang kurang gizi. Keadaan ini juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tulang sehingga terjadi pertumbuhan badan yang terlambat; (7) Permainan yang sangat membantu mengasah kemampuan motorik halus si kecil, dan yang tak kalah penting mereka menyukainya. Salah satu contohnya adalah memasukkan kunci dalam celah. Caranya : Ambil lima kunci yang besarnya hampir sama. Buatlah sebuah celah pada tutup kaleng yang terbuat dari plastik. Celah ini harus cukup besar sehingga kunci akan lebih mudah masuk ke wadah dengan sedikit dorongan. Kemudian minta sikecil untuk memaskkan kunci-kunci ini ke dalam wadah melalui celah tutup. Kunci yang dimasukkan ini akan mengeluarkan bunyi bila terjatuh ke dalam dasar keleng. Tirukan secara verbal bunyi kunci yang jatuh ini. inta sikecil menjatuhkan semua kunci ini sampai semuanya berada dalam kaleng. Selanjutnya buka tutup kaleng, keluarkan semua kunci dan ulangi masukkan lewat celah seperti langkah awal di atas. Sebagai variasi benda-benda lain dapat digunakan. Misalnya kancing, uang logam dan benda-benda lain yang dapat masuk lewat celah. Benda-benda ini tidak hanya memberikan pengalaman baru untuk si kecil.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 453, "width": 142, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 471, "width": 230, "height": 295, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anak Usia Taman Kanak-kanak dimulai dari usia empat tahun sampai dengan usia enam tahun, stimulasi gerakan yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan, dan perkembangan jasmani serta rohani. Agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Perkembangan Motorik di usia tersebut meliputi perkembangan dari unsur pengembangan dan pengendalian gerak tubuhmenggunakan otot-otot halus yang berkoordinasi dengan otak dalam melakukan sesuatu kegiatan motorik kasar merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik berkembang dengan kematangan syarat dan otot. Sedangkan motorik halus meliputig erakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 82, "width": 230, "height": 265, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemampuan motorik setiap anak berbeda, pada umumnya anak yang mempunyai kemampuan motorik halus baik mengalami kemampuan motorik kasar yang kurang baik begitu juga sebaliknya. Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan motorik, anak – anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak – anak juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll. Secara umum terdapat kelompok anak dengan kemampuan motorik halus lebih dominan dan kemampuan motorik kasar lebih dominan.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 349, "width": 230, "height": 235, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Stimulasi dan intervensi sejak dini untuk meningkatkan kemampuan kecerdasan motorik harus dilakukan sejak dini sesuai dengan kelebihan dan kekurangannya. Orangtua harus dapat memahami dan mendeteksi kelebihan dan kekurangan kecerdasan motorik anak sehingga dapat meningkatkan prestasi pada kelebihannya tetapi sebaliknya dapat melatih kekurangannya agar tidak lebih tertinggal. Kelebihan motorik halus dan motorik kasar seorang anak bila terdeteksi sejak dini dan dilakukan stimulasi dan latihan lebih rutin sejak kecil akan menghasilkan prestasi besar sesuai dengan kelebihan tingkat motoriknya. Bila tidak dilakukan stimulasi dan latihan Ssejak dini hanya akan menghasilkan sekedar hobi bagi aktifitas yang digelutinya.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 601, "width": 100, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 617, "width": 230, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Awi Muhadi Wijaya. (2009). Pentingnya Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini tumbuh Kembang (SDIDTK) Anak . Jakarta, Depdiknas.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 660, "width": 229, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eka Lzaty Rita, dkk. (2008 ). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Pres.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 690, "width": 230, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Endah. (2008). Perkembangan Motorik-2 . Dalam http://amore87.wordpress.com/2009/11/05/ . Diakses 27 Juli 2012, pukul: 09.57.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 733, "width": 230, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hariweni, 2003. Aplikasi Perkembangan Motorik . http://kharicmayanda.blogspot.com/2010/08 . Diakses 29 Juli 2012 pukul: 10.23.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 788, "width": 11, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "72", "type": "Page footer" }, { "left": 251, "top": 45, "width": 93, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cerika Rismayanthi", "type": "Section header" }, { "left": 370, "top": 788, "width": 169, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPJI, Volume 9, Nomor 1, April 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 82, "width": 230, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soetjiningsih. (2002). Tumbuh Kembang Anak . Cetakan II, EGC, Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 112, "width": 230, "height": 90, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tin Herawati. (2011). Stimulasi Perkembangan Motorik . Dalam http://ikk.fema.ipb. a c . i d / v 2 / i n d e x . p h p ? o p t i o n = c o m _ content&view=article&id=175%3 Astimulasi- perkembangan-motorik-dan-kecerdasan anak&catid=20%3Aterbaru&Item. Diakses 29 Agustus 2012", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 206, "width": 230, "height": 51, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Toho Cholik Mutohir & Gustaf. (2004). Perkembangan Motorik Pada Masa Anak-anak. Jakarta: Proyek Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Olahraga, Dirjen Olahraga. Depdiknas .", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 82, "width": 229, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widodo Judarwanto. (2011). Stimulasi Untuk Mengoptimalkan Perkembangan Motorik. Dalam http://childrenclinic.wordpress.com . Diakses pada 29 Juli 2012 pukul: 10.30.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 138, "width": 230, "height": 51, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yudanto. (2010). Stimulasi Gerak Dasar Siswa Sekolah Dasar Kelas Bawah. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, Volume 4, Nomor 2, Nopember 2007. FIK UNY", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 193, "width": 230, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yusuf. (2004). Pentingnya Olahraga sebagai Stimulasi Motorik Anak. Dalam http://www. ibudanbalita.com . Diakses pada 29 Juli 2012.", "type": "Text" } ]
330820a2-3985-112a-935f-09b875e2b1bb
http://journal-nusantara.com/index.php/EKOMA/article/download/4175/3399
[ { "left": 85, "top": 49, "width": 268, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi Vol.3, No.5, Juli 2024", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 737, "width": 469, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5298 (online)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 24, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1030", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 90, "width": 424, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh Kepuasan Kerja dan Produktivitas Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Sentral Yamaha Palopo", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 146, "width": 438, "height": 54, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Laurensia Limbong Allo 1 , Widya 2 , Rensi Melano 3 , Moh. Wahyudi 4 , Amri 5 Universitas Andi Djemma Palopo E-mail: [email protected] , [email protected] , [email protected] , [email protected] , [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 210, "width": 113, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Article History: Received: 27 Juni 2024", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 238, "width": 104, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Revised: 11 Juli 2024", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 252, "width": 110, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Accepted: 13 Juli 2024", "type": "Text" }, { "left": 268, "top": 210, "width": 272, "height": 292, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract: Objek penelitian ini adalah kepuasan kerja dan produktivitas terhadap kinerja karyawan pada PT. Sentral Yamaha Palopo. Peneltian ini ditunjukkan untuk mengukur kepuasan kerja, dan produktivitas serta mengukur pengaruhnya terhadap kinerja karyawan pada PT. Sentral Yamaha Palopo. Populasi penelitian adalah para karyawan PT. Sentral Yamaha Palopo sesuai dengan data yang tercatat pada bagian sumber daya manusia di PT. Sentral Yamaha Palopo. Metode sampel dilakukan dengan cara sampling jenuh yaitu sebanyak 40 orang karyawan. Data penelitian merupakan data primer, dan sekunder diperoleh dengan cara penyebaran kuesioner kepada 40 sampel. Metode analisis data dilakukan dengan cara regresi berganda, uji F dan uji t. dari pengujian tersebut dihasilkan kesimpulan PT. Sentral Yamaha Palopo, dan faktor produktivitas juga berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Sentral Yamaha Palopo. Implikasi dari penelitian ini diharapkan agar manajemen PT. Sentral Yamaha Palopo dapat meningkatkan kinerja para karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 294, "width": 141, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords: Kepuasan Kerja, Produktivitas Kerja, Kinerja Karyawan, Yamaha Palopo", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 540, "width": 100, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 559, "width": 463, "height": 85, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber daya manusia merupakan salah satu aspek yang sangat penting yang harus dimiliki suatu perusahaan agar perusahaan dapat berjalan dengan baik Sesuai yang telah ditetapkan pada sumber daya manusia tersebut perusahaan atau pun organisasi sulit untuk berjalan dan beroperasi dengan pasti perusahaan harus mampu memanfaatkan sumber daya manusia yang tersedia dengan baik dan cara mengolah dengan pengolahan yang tepat maka perusahaan ataupun organisasi akan tebih mudah mecapai tujuan perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 641, "width": 463, "height": 85, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi oleh kinerja individu karyawanya, suatu organisasi akan berupaya untuk meningkatkan kinerja karyawanya dengan harapan tujuan perusahaan dapat tercapai. Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi antara lain termasuk kuantitas output, kualitas output, jangka waktu output, kehadiran di tempat kerja dan sikap kooperatif dan juga bahwa kinerja", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 49, "width": 269, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi Vol.3, No.5, Juli 2024", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 740, "width": 469, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5298 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 531, "top": 35, "width": 24, "height": 17, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1031", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 91, "width": 463, "height": 71, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pegawai (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang tercapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dengan demikian, kinerja merupakan hal yang penting bagi organisasi atau perusahaan serta dari pihak karyawan itu sendiri. Oleh karena itu, kinerja karyawan akan berjalan dengan efektif apabila didukung dengan motivasi dan produktivitas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 160, "width": 463, "height": 334, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber daya manusia memiliki posisi sangat strategis dalam organisasi, artinya unsur manusia memegang peranan penting dalam melakukan aktivitas untuk mencapai tujuan. Untuk itulah eksistensi sumber daya manusia dalam organisasi sangat kuat, kinerja merupakan Tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai seorang unit atau divisi dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi/Perusahaan (Mangkunegara, 2014) , Kinerja karyawan merupakan modal utama bagi suatu Perusahaan untuk dapat mempertahankan eksistensinya dalam hal ini dapat diukur dengan kemampuan teknis, kemampuan non teknis, kepribadian dan kepemimpinan (Akbar et al., 2017) Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya yang tercermin oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan aspek individu, maka ada kecenderungan semakin tinggi tingkat kepuasan kerja. Kepuasan kerja dapat mengakibatkan dampak terhadap tingkat turnover dan tingkat absensi terhadap kesehantan fisik dan mental karyawan serta tingkat kelambanan. Dimana itu merupakan faktor penting dalam meningkatkan kinerja karyawan. Menurut (Edison, 2017) kinerja adalah hasil dari suatu proses yang mengacu dan diukur selama periode waktu tertentu berdasarkan ketentuan atau kesepakatan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian perlu adanya dorongan yang merupakan hal penting, Dimana dorongan mendapat perhatian besar bagi organisasi dalam peningkatan semangat kinerja karyawannya dan mencapai tujuan Perusahaan. Kepuasan kerja berkaitan erat dengan kinerja karyawan Dimana kepuasan kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini diperkuat dengan adanya penelitian terdahulu (Azhari et al., 2021;Paparang et al., 2021);Widayanti & Widiastini, 2021). Namun, ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa kepuasan kerja memiliki dampak negative terhadap kinerja karyawan (Fitri et al., 2021), (Ariansy & Kurnia, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 492, "width": 463, "height": 195, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Produktivitas adalah kemampuan setiap orang, sistem, atau suatu perusahaan dalam menghasilkan produk barang atau jasa dengan cara memanfaatkan sumber daya secara efektif dan efisien. Untuk meningkatkan produktivitas karyawan dalam bekerja maka hal yang harus di lakukan oleh pihak perusahaan yaitu dengan memberikan fasilitas untuk menunjang produktivitas karyawan. Bisa berupa penyediaan kendaraan oprasional untuk memudahkan akses, peralatan- peralatan teknis, dan sarana perasarana yang di butuhkan karyawan. Dengan begitu ada integrasi antara keinginan karyawan dan kepentingan perusahaan, ini bisa menyebabkan karyawan bisa lebih dinamis lagi dalam bekerja dan terus konsisten dalam berproduksi dan tentu saja jika seperti itu akan memberikan dampak yang positif terhadap kinerja karyawan. Untuk menciptakan kinerja pegawai yang efektif dan efisien tidak mudah, tidak hanya menciptakan produktivitas kerja yang tinggi saja tetapi faktor kepuasan kerja juga mempengaruhi. Produktivitas kerja memiliki pengaruh positif (santoso, 2023), (Irawati, 2018), sebaliknya ada juga penelitian yang mengatakan bahwa produktivitas kerja tidak memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja (Syamsuri, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 699, "width": 463, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "LANDASAN TEORI Kinerja merupakan tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan dalam", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 268, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi Vol.3, No.5, Juli 2024", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 737, "width": 469, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5298 (online)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 24, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1032", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 91, "width": 463, "height": 609, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "suatu perencanaan strategis suatu organisasi (Moeheriono, 2014), Kinerja karyawan di pengaruhi oleh tiga faktor yaitu pengetahuan, pengalaman, kepribadian. Pengetahuan yang menjadi tanggung jawab dalam bekerja, pengalaman bukan sekedar jumlah waktu atau lamanya dalam bekerja tetapi berkenaan dengan subtansi yang dikerjakan dalam waktu yang cukup lama, kepribadian berupa kondisi dalam diri seseorang untuk menghadapi bidang kerjanya (Nawaw, 2006), Kinerja juga bisa dipengaruhi oleh lingkungan internal organisasi, lingkungan eksternal organisasi, dan internal karyawan (Wirawan, 2015). Lingkungan internal bisa berupa dukungan yang sangat mempengaruhi tinggi rendahnya pegawai atau karyawan, faktor lingkungan internal organisasi lainnya misalnya strategi organisasi, dukungan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan, serta sistem manajemen dan kompensasi. Faktor lingkungan eksternal organisasi merupakan keadaan, kejadian atau situasi yang terjadi dilingkungan eksternal organisasi yang mempengaruhi kinerja karyawan. Faktor internal karyawan merupakan faktor bawaan dari lahir dan faktor yang diperoleh Ketika ia berkembang, Adapun indikator kinerja yaitu kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektifitas, kemandirian (Robbins & Judge, 2016). kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individu. Setiap individu memiliki tingkat kepuasan kerja yang berbeda-beda sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku pada dirinya. Ini disebabkan oleh adanya perbedaan pada dirinya dan masing-masing individu lainnya. Seorang karyawan akan merasa nyaman pada perusahaan apabila memperoleh kepuasan kerja sesuai dengan apa yang diinginkan. Kepuasan kerja merupakan sikap individu terhadap tanggung jawabnya yang menunjukkan timbal balik positif jika mereka merasa puas dengan pekerjannya (Robbins & Judge T.A, 2017), kepuasan kerja merupakan suatu cara pandang seseorang baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif tentang pekerjaannya. Apabila dalam pekerjaannya seseorang mempunyai kesempatan dan tanggung jawab untuk bertindak, terdapat variasi, memberikan sumbangan penting dalam keberhasilan organisasi dan karyawan memperoleh umpan balik tentang hasil pekerjaannya, maka yang bersangkutan akan merasa puas (Siagian, 2019), Kepuasan kerja dipengaruhi oleh empat faktor yaitu rekan kerja yang mendukung, penghargaan yang sesuai, kondisi lingkungan kerja yang mendukung, pekerjaan yang menantang. Rekan kerja yang mendukung mampu membuat karyawan yang lain tidak mudah stress dan tertekan sehingga mudah memperoleh kepuasan dalam bekerja. Penghargaan yang sesuai dengan tingkat keterampilan individual dan standar bayaran Masyarakat yang diterima sesuai dengan apa yang diharapkan dan dikerjakan maka akan menciptakan kepuasan dalam bekerja. Kondisi lingkungan kerja yang mendukung akan memberikan kenyamanan pribadi dan kemudahan melakukan pekerjaan yang baik. Pekerjaan yang menantang secara mental akan membuat individu lebih tertarik untuk menyelesaikan pekerjaannya ((Robbins S.P & Judge T.A, 2018), indikator kepuasan kerja dapat diukur dengan berbagai faktor yaitu gaji, rekan kerja, atasan, pekerjaan. Gaji mencerminkan perasaan pekerja tentang bayaran mereka. Pay satisfaction didasarkan pada perbandingan antara bayaran yang diinginkan pekerja dengan yang mereka terima. Rekan kerja Mencerminkan perasaan pekerja tentang teman sekerja mereka. Pekerja mengharapkan rekan sekerjanya membantu dalam pekerjaan. Atasan Mencerminkan perasaan pekerja tentang atasan mereka. Kebanyakan pekerja mengharapkan atasan dapat membantu mereka memperoleh apa yang mereka hargai. Pekerjaan mencerminkan perasaan pekerja tentang tugas pekerjaan mereka, sebenarnya. Fokus pada apa yang seharusnya dilakukan oleh pekerja.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 698, "width": 463, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Produktivitas kerja merupakan seberapa banyak hasil pekerjaan yang dapat dihasilkan oleh individu atau kelompok dalam tenggang waktu tertentu seperti durasi pengerjaan proyek,", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 49, "width": 269, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi Vol.3, No.5, Juli 2024", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 740, "width": 469, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5298 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 531, "top": 35, "width": 24, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1033", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 91, "width": 463, "height": 99, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "satu tahunan, atau bahkan harian (Yuniarsih Tjutju & Suwatno, 2013), produktivitas kerja merupakan kemampuan seseorang atau sekelompok orang untuk menghasilkan barang dan jasa dalam waktu tertentu yang telah ditentukan atau sesuai dengan rencana (Busro, 2018), Produktivitas kerja di pengaruhi oleh tujuh faktor yaitu tingkat Pendidikan,kemampuan bekerja,skil atau keterampilan,sarana dan prasarana pendukung produksi,lingkungan kerja yang nyaman,disiplin kerja,kompensasi,gaji dan upah (Sutrisno, 2019),Indikator produktivitas kerja yaitu kemampuan,semangat kerja,pengembangan diri,mutu,efisiensi (Sutrisno, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 200, "width": 141, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 221, "width": 463, "height": 85, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif terhadap karyawan sentral yamaha palopo dengan jumlah 40 karyawan, Data diperoleh melalui kuisioner yang diberikan kepada karyawan serta di lakukan uji validitas dengan rhitung dinyatakan valid jika > 0,361 dan uji reliabilitas dengan Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2018). Regresi linear berganda,serta uji hipotesis simultan dan parsial, hipotisis yang diberikan untuk penelitian ini adalah kepuasan kerja dan produktivitas kerja secara bersama berpengaruh terhadap kinerja karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 310, "width": 416, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "H1 : Kepuasan kerja dan produktivitas kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan H2 : Kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 337, "width": 325, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "H3 : Produktivitas kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 366, "width": 210, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 381, "width": 432, "height": 156, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji Validitas Tabel 1. Uji Validitas Variabel Pernyataan R hitung R tabel KET Kepuasan Kerja P1.1", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 438, "width": 448, "height": 293, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0,718 0,361 Valid P1.2 0,404 0,361 Valid P1.3 0,686 0,361 Valid P1.4 0,644 0,361 Valid P1.5 0,436 0,361 Valid P1.6 0,682 0,361 Valid P1.7 0,600 0,361 Valid P1.8 0,589 0,361 Valid P1.9 0,373 0,361 Valid P1.10 0,390 0,361 Valid P1.11 0,307 0,361 Tidak Valid P1.12 0,422 0,361 Valid Produktivitas Kerja P2.1 0,648 0,361 Valid P2.2 0,643 0,361 Valid P2.3 0,483 0,361 Valid P2.4 0,622 0,361 Valid P2.5 0,529 0,361 Valid P2.6 0,696 0,361 Valid P2.7 0,525 0,361 Valid", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 268, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi Vol.3, No.5, Juli 2024", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 737, "width": 469, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5298 (online)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 24, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1034", "type": "Page header" }, { "left": 211, "top": 93, "width": 309, "height": 120, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "P2.8 0,522 0,361 Valid P2.9 0,600 0,361 Valid P2.10 0,589 0,361 Valid P2.11 0,373 0,361 Valid P2.12 0,390 0,361 Valid P2.13 0,375 0,361 Valid P2.14 0,422 0,361 Valid P2.15 0.426 0,361 Valid", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 295, "width": 88, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kinerja Karyawan", "type": "Picture" }, { "left": 211, "top": 212, "width": 338, "height": 226, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "P3.1 0,726 0,361 Valid P3.2 0,526 0,361 Valid P3.3 0,717 0,361 Valid P3.4 0,606 0,361 Valid P3.5 0,457 0,361 Valid P3.6 0,680 0,361 Valid P3.7 0,266 0,361 Tidak valid P3.8 0,663 0,361 Valid P3.9 0,630 0,361 Valid P3.10 0,469 0,361 Valid P3.11 0,430 0,361 Valid P3.12 0,422 0,361 Valid P3.13 0,254 0,361 Tidak valid P3.14 0,536 0,361 Valid P3.15 0,269 0,361 Tidak valid", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 437, "width": 104, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber : Data Diolah", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 451, "width": 452, "height": 71, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil uji validitas pada tabel 1 memperlihatkan ada 4 pernyataan yang tidak valid karna memiliki nilai r-hitung yang lebih kecil dari nilai r-tabel. Dengan demikian pernyataan tersebut dikeluarkan sehinggah menyisakan pernyataan yang valid. bahwa variabel untuk kepuasan kerja, produktivitas, dan kinerja karyawan, rata- rata korelasinya memiliki nilai lebih besar dari nilai r-tabel 0,361 dengan demikian pernyataan dikatakan valid.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 546, "width": 73, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji Reliabilitas", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 563, "width": 452, "height": 57, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji reliabilitas digunakan dalam penelitian untuk memperoleh informasi digunakan yang dapat dianggap sebagai alat pengumpulan data yang andal dan berpotensi untuk mengungkapkan informasi faktual dilapangan. Hasil untuk uji reabiltas dapat dilihat pada tabel 2", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 630, "width": 401, "height": 95, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2: uji reliabilitas Variabel Cronbach’ Alpha R-tabel Kriteria Kepuasan kerja 0, 762 0,60 Reliabel Produktivitas 0,860 0,60 Reliabel Kinerja karyawan 0,811 0,60 Reliabel Sumber : Data Diolah", "type": "Table" }, { "left": 287, "top": 49, "width": 269, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi Vol.3, No.5, Juli 2024", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 740, "width": 469, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5298 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 531, "top": 35, "width": 24, "height": 17, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1035", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 91, "width": 426, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel diatas memperlihatkan bahwa masing-masing variabel memiliki nilai Cronbach’ Alpha lebih besar dari nilai R-tabel maka setiap variabel dinyatakan reliabel.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 125, "width": 83, "height": 17, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji F (Simultan)", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 145, "width": 348, "height": 97, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 3. ANOVA Model Sum of squares Df Mean Square F Sig. Regression Residual Total 1677,824", "type": "Table" }, { "left": 204, "top": 222, "width": 44, "height": 40, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "610,951 2288,775", "type": "Picture" }, { "left": 277, "top": 198, "width": 140, "height": 64, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 37 39 838,912 16,512 50,806", "type": "Picture" }, { "left": 457, "top": 198, "width": 24, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ",001 b", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 279, "width": 140, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber : Data Diolah (2024)", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 299, "width": 452, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari tabel di atas diperoleh nilai f-tabel senesar 50,806 dengan nilai signifikansi yang lebih kecil daripada 0,05, yakni sebesar 0,001. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa produktifitas dan kepuasan kerjq sama-sama memberi pengaruh nyata terhadap kinerja karyawan", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 360, "width": 72, "height": 17, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji T (parsial)", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 379, "width": 463, "height": 116, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 4. Regresi Berganda Model Unstand. Coeffisients Stand. Coefficients t Sig B Std. Error Beta (Constant) 6,109 4,852 1,259 ,216 Kepuasan Kerja ,406 ,162 ,294 2,506 ,017 Produktivitas ,563 ,106 ,626 5,328 ,001", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 494, "width": 105, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber : Data Diolah", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 517, "width": 452, "height": 99, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nilai T-hitung untuk variabel kepuasan kerja sebesar 2,506 sementara itu nilai T-tabel sebesar 2,026 dengan tingkat singnifikan 0,017 yang lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan nilai tersebut maka dapat disumpulkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh fositif secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Begitu juga untuk variabel produktifitas diperoleh nilai T-hitung sebesar 5,328 yang nilainnya lebih kecil dari nilai t-tabel dengan tingkat singnifikan sebesar 0,001 yang lebih kecil dari 0.05 maka dapat disimpulakan variabel produktifitas berpengaruh positif terhadap variabel kinerja karyawan. PT. Sentral Yamaha Palopo", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 624, "width": 452, "height": 113, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 4 memperlihatkan hasil untuk persamaan regresi berganda dengan hasil Y = 6,109 + 0,406X1 + 0,563X2, dimana hasil penjelasannya apabila nilai dari konstanta dari kepuasan kerja dan produktivitas dianggap nol (0), maka hasil kinerja karyawan adalah 6,109. Selanjutnya ketika nilai koefisien arah dari kepuasan kerja dengan nilai 0,406 dan produktivitas 0,563, artinya ketika kepuasan kerja dan produktivitas naik sebesar satu (1) satuan, maka nilai dari kinerja karyawan akan berubah 0,406 untuk kepuasan kerja dan 0,563 untuk produktivitas dengan asumsi yang lainnya sifatnya tetap. Hasil dari persamaan tersebut menunjukkan hasil koefisien arah yang positif dari variabel kepuasan kerja dan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 268, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi Vol.3, No.5, Juli 2024", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 737, "width": 469, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5298 (online)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 24, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1036", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 91, "width": 454, "height": 71, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "produktivitas terhadap kinerja karyawan serta nilai koefisien yang paling besar terdapat pada produktivitas dibandingkan dengan kepuasan kerja, yang berarti karyawan yang memiliki produktivitas kerja yang baik dalam melaksanakan keaktifannya dalam bekerja, memiliki kinerja yang baik sudah pasti akan mampu untuk menjalankan segala bentuk kinerja yang ada di perusahaan, dan menganggap kinerja yang diterapkan bukan sebagai bentuk yang mengikat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 169, "width": 65, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 186, "width": 463, "height": 141, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh signifikan dan positif pada PT. Sentral Yamaha Palopo. Artinya bahwa kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan, semakin baik kepuasan kerja maka semakin baik kinerja karyawan. Secara umum karyawan cenderung semangat bekerja apabisla kepuasan kerja terpenuhi dalam sebuah perusahaan. Sehingga dapat dimaknai apabila karyawan mendapatkan kepuasan kerja maka semakin semangat pula kinerja karyawan. Pemberian kepuasan kerja terhadap karyawan dengan bermacam bentuk baik itu melalui hubungan kerja antara atasan dan bawahan, individu dengan individu lainnya, pemberian penghargaan atau umpan balik, dengan begitu akan terciptanya kepuasan kerja karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 325, "width": 463, "height": 85, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil perhitungan dengan penggunaan SPSS versi 27 jika kepuasan kerja dapat diterapkan kepada karyawan PT. sentral yamaha palopo maka secara singnifikan kinerja pegawai berada pada kategori baik. Dimana kepuasan kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan setelah di lihat dari uji t hitung lebih besar dari t tabel maka dapat disimpulkan bahawa variabel kepuasan kerja sangat berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan pada PT. Sentral Yamaha Palopo.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 407, "width": 463, "height": 72, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Oleh karena itu, pengawai yang bekerja dengan keadaan atau situasi puas dalam bekerja maka dapat meningkatkan kinerja karyawan pada PT. Sentral Yamaha Palopo. Hasil penelitian kepuasan kerja terhadap indikator gaji bahwa pengawai yang kinerjanya bagus dan mampu menyelasaikan tanggung jawab yang diberikan atasan, maka pegawai tersebut mendapkatkan gaji yang telah di tetapkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 476, "width": 463, "height": 58, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sehingga dapat di simpulan bahwa gaji, kemampuan atasan, pekerjaan pada PT. Sentral Yamaha Palopo memiliki pengaruh singnifikan terhadap kinerja karyawan. Dapat dilihat berdasarkan hasil penelitian masuk dalam kriteria baik, artinya dilihat dari indikator kepuasan kerja.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 446, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh Produktivitas terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Sentral Yamaha Palopo", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 574, "width": 463, "height": 140, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa produktivitas berpengaruh signifikan dan positif, artinya semakin baik Produktivitas maka semakin baik kinerja karyawan dan memiliki dampak yang besar pada PT. Sentral Yamaha Palopo. Sesuai dengan hasil pengolaan data yang dilakukan menggunakan SPSS versi 27 di ketahui variabel produktivitas (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) hal ini dapat dibuktikan dengan hasil kofisien regresi dimana nilai probalititas signifikan lebih kecil dari kesalahan. Dari hasil sebaran jawaban responden indikarot pengembangan diri merupakan indikator dengan kontribusi tinggi dalam produktivitas , karyawan PT. Sebtral Yamaha Palopo berpendapat bahwa pengembangan diri merupakan hal yang bersifat dasar dan penting dalam meningkatkan produktivitas dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 712, "width": 427, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Oleh karena itu jika pihak perusahaan ingin mempertahankan produktivitas terhadap", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 49, "width": 269, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi Vol.3, No.5, Juli 2024", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 740, "width": 469, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5298 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 531, "top": 35, "width": 24, "height": 17, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1037", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 91, "width": 463, "height": 113, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kinerja karyawan harus mempertahankan faktor-faktor yang berhubungan dengan produktivitas. Produktivitas merujuk pada seberapa efisien dan efektif seseorang dalam menyelasaikan tugas tugas kerja yang diberikan. Hal ini sangat penting dalam menjaga keberlangsungan bisnis karena produktivitas yang baik akan membawa dampak positif kineja karyawan. Dari semua hasil penelitian yang dilakukan produktivitas karyawan sangat mempengaruhi kinerja karyawan maka sebaiknya perusahaan atau instansi-instansi lainnya lebih memperhatikan produktivitas dalam dalam perusahaan agar mencapai tujuan yang ingin tetapkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 214, "width": 461, "height": 143, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh Kepuasan Kerja dan Produktivitas Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Berdasarkan hasil pengolaan data uji f yang telah dilakukan menggunakan SPSS versi 27 diketahui bahwa dua variabel kepuasan dan produktivitas. Secara simultan atau bersamaan terhadap kinerja karyawan. Pernyataan ini dapat di buktikan dengan uji f dimana F hitung > dari F tabel. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertahankan kepuasan dan produktivitas sebagai faktor yang penting dalam meningkatkan kinerja karyawan. Perusahaan dapat mempertahaan kepuasan karyawan dengan memberikan umpan balik kepada kariawan. Oleh karena itu jika pihak PT. Sentral Yamaha Palopo ingin mempertahankan kepuasan dan produktivitas terhadap kinerja karyawan harus mempertahankan faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan dan produktivitas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 366, "width": 87, "height": 18, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 385, "width": 463, "height": 85, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kepuasan dan produktivitas bersama-sama berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan. Hal ini bermakna Ketika kepuasan kerja dan produktivitas kerja diterapkan dengan baik, maka akan mampu menghasilkan kinerja yang baik, ini dapat terjadi dengan mempertahankan serta berupaya untuk meningkatkan kepuasan kerja para karyawan yang baik dengan memberikan reward kepada karyawan yang memiliki tingkat kinerja yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 482, "width": 238, "height": 18, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENGAKUAN/ACKNOWLEDGEMENTS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 500, "width": 463, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terimakasih kepada pihak-pihak PT Sentral Yamaha Palopo yang telah membantu terselesaikannya penulisan ini, serta pihak-pihak yang memberikan dukungan terhadap penulis dalam menyelesaikan artikel ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 569, "width": 131, "height": 18, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 587, "width": 463, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Akbar, A., Musadieq, M. Al, & Mukzam, M. D. (2027). Pengaruh Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja (Studi Pada Karyawan PT Pelindo Surabaya). Jurnal Administrasi Bisnis , 47 (2), 33–38.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 628, "width": 463, "height": 99, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ariansy, N. I., & Kurnia, M. (2022). Pengaruh Stres Kerja, Insentif dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Mediasi (Studi Empiris PT.Telkom Magelang). Borobudur Management Review , 2 (2), 2–23. https://doi.org/20.32603/bmar.v2i2.6820 Azhari, Z., Resmawan, E., Ikhsan, M., Publik, M. A., & Terbuka, U. (2022). Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan. FORUM EKONOMI , 23 (2), 287–293. http://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/FORUMEKONOMI", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 725, "width": 462, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Busro, M. (2028). Teori-Teori Manajemen Sumber Daya Manusia (2st ed., Vol. 2). Kencana.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 268, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi Vol.3, No.5, Juli 2024", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 737, "width": 469, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ISSN : 2828-5298 (online)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 24, "height": 17, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1038", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 91, "width": 463, "height": 112, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Edison, E. (2027). Manajemen Sumber Daya Manusia : Strategi Dan Perubahan Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Pegawai Dan Organisasi (2nd ed.). Alfabeta . Fitri, I. K., Endratno, H., & Purwokerto, U. M. (2022). Pengaruh Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan dengan Organizational Citizenship Behavior sebagai Variabel Intervening: Studi pada Karyawan Hotel Bahari, Kabupaten Tegal. Derivatif : Jurnal Manajemen , 25 (2). Ghozali, I. (2028). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25 (Ed. 9). Badan Penerbit Universitas Diponegoro.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 201, "width": 463, "height": 71, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Irawati, R. (2028). Pengaruh Produktivitas Karyawan, Kepuasan Karyawan dan Turn Over terhadap Keunggulan Bersaing Perusahaan Melalui Kinerja Karyawan. Jurnal Administrasi Dan Bisnis , 22 (2), 2–25. Mangkunegara, P. A. (2024). Manajemen Sumberdaya Manusia (Ed. 5). PT Remaja Rosdakarya. Moeheriono. (2024). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi (Revisi).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 270, "width": 470, "height": 168, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rajawali Pers. Nawawi, H. (2006). Evaluasi dan Manajemen kinerja di Lingkungan Perusahaan dan Industri (Ed. 2). UGM Pers. Paparang, N. C. P., Areros, W. A., & Tatimu, V. (2022). Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Kantor PT. Post Indonesia di Manado. Productivity (Vol. 2, Issue 2). Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2026). Perilaku Organisasi (Ed. 26). Salemba Empat. Robbins, S. P., & Judge T.A. (2027). Perilaku Organisasi (Ed. 26). Salemba Empat. Robbins S.P, & Judge T.A. (2028). Perilaku Organisasi (Ed. 26). Salemba Empat. Siagian, S. P. (2029). Manajemen sumber daya manusia (Ed. 2). Bumi Aksara. Sutrisno, E. (2027). Manajemen Sumber Daya Manusia (Ed. 9). Kencana. Sutrisno, E. (2029). Manajemen Sumber Daya Manusia (Ed. 9). Kencana.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 436, "width": 463, "height": 57, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syamsuri, R. (2027). Analisis Pengaruh Kompetensi Dan Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Dengan Kinerja Karyawan Sebagai Embedded Variable Pada Pt. Perkebunan Nusantara III (Persero) Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu. Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu , 5 (2), 2– 22.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 491, "width": 463, "height": 99, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Widayanti, L. J., & Widiastini, N. M. A. (2022). Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Melalui Disiplin Kerja pada Bagian Moulding Kayu Pt. Adi Karya Graha Mulya. Prospek: Jurnal Manajemen Dan Bisnis , 3 (2), 47-55 Wirawan. (2025). Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia: Teori, Psikologi, Hukum Ketenagakerjaan, Aplikasi dan Penelitian: Aplikasi dalam Organisasi Bisnis, Pemerintahan dan Pendidikan. (Ed. 2). Raja Grafindo Persada. Yuniarsih Tjutju, & Suwatno. (2023). Manajemen sumber daya manusia (Ed. 4). Alfabeta.", "type": "List item" } ]